Author: perawanku

  • Cerita Seks Memuaskan Majikan Dengan Goyanganku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Seks Memuaskan Majikan Dengan Goyanganku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1473 views

    Perawanku – Halo guys, seperti biasa kali ini admin Perawanku.com akan menceritakan tentang Cerita Hot Memuaskan Majikan Dengan Goyanganku. Yuk mari kita mulai masuk kedalam topik ceritanya langsung.

    Hingga kini, kisah ini masih sering terlintas dalam benak dan pikiranku. Entah suatu keberuntungankah atau kepedihan bagi si pelaku. Yang jelas dia sudah mendapatkan pengalaman berharga dari apa yang dialaminya. Sebut saja namaya si Jo. Berasal dari kampung yang sebenarnya tidak jauh-jauh sekali dari kota Y. Di kota Y inilah dia numpang hidup pada seorang keluarga kaya. Suami istri berkecukupan dengan seorang lagi pembantu wanita Inah, dengan usia kurang lebih diatas Jo 2-3 tahun. Jo sendiri berumur 15 tahun jalan.

    Suatu hari nyonya majikannya yang masih muda, Ibu Rhieny atau biasa mereka memanggil Bu Rhien, mendekati mereka berdua yang tengah sibuk di dapur yang terletak di halaman belakang, di depan kamar si Jo.
    “Inah.., besok lusa Bapak hendak ke Kalimantan lagi. Tolong siapkan pakaian secukupnya jangan lupa sampai ke kaos kakinya segala..” perintahnya.
    “Kira-kira berapa hari Bu..?” tanya Inah hormat.
    “Cukup lama.. mungkin hampir satu bulan.”
    “Baiklah Bu..” tukas Inah mahfum.

    Bu Rhien segera berlalu melewati Jo yang tengah membersihkan tanaman di pekarangan belakang tersebut. Dia mengangguk ketika Jo membungkuk hormat padanya.

    Ibu Rhien majikannya itu masih muda, paling tua mungkin sekitar 30 tahunan, begitu Inah pernah cerita kepadanya. Mereka menikah belum lama dan termasuk lambat karena keduanya sibuk di study dan pekerjaan. Namun setelah menikah, Bu Rhien nampaknya lebih banyak di rumah. Walaupun sifatnya hanya sementara, sekedar untuk jeda istirahat saja.

    Dengan perawakan langsing, dada tidak begitu besar, hidung mancung, bibir tipis dan berkaca mata serta kaki yang lenjang, Bu Rhien terkesan angkuh dengan wibawa intelektualitas yang tinggi. Namun kelihatan kalau dia seorang yang baik hati dan dapat mengerti kesulitan hidup orang lain meski dalam proporsi yang sewajarnya. Dengan kedua pembantunya pun tidak begitu sering berbicara. Hanya sesekali bila perlu. Namun Jo tahu pasti Inah lebih dekat dengan majikan perempuannya, karena mereka sering bercakap-cakap di dapur atau di ruang tengah bila waktunya senggang.

    Beberapa hari kepergian Bapak ke Kalimantan, Jo tanpa sengaja menguping pembicaraan kedua wanita tersebut.
    “Itulah Nah.. kadang-kadang belajar perlu juga..” suara Bu Rhien terdengar agak geli.
    “Di kampung memang terus terang saya pernah Bu..” Inah nampak agak bebas menjawab.
    “O ya..?”
    “Iya.. kami.. sst.. pss..” dan seterusnya Jo tidak dapat lagi menangkap isi pembicaraan tersebut. Hanya kemudian terdengar tawa berderai mereka berdua.

    Jo mulai lupa percakapan yang menimbulkan tanda tanya tersebut karena kesibukannya setiap hari. Membersihkan halaman, merawat tanaman, memperbaiki kondisi rumah, pagar dan sebagainya yang dianggap perlu ditangani. Hari demi hari berlalu begitu saja. Hingga suatu sore, Jo agak terkejut ketika dia tengah beristirahat sebentar di kamarnya.
    Tiba-tiba pintu terbuka, “Kriieet.. Blegh..!” pintu itu segera menutup lagi.
    Dihadapannya kini Bu Rhien, majikannya berdiri menatapnya dengan pandangan yang tidak dapat ia mengerti.

    “Jo..” suaranya agak serak.
    “Jangan kaget.. nggak ada apa-apa. Ibu hanya ada perlu sebentar..”
    “Maaf Bu..!” Jo cepat-cepat mengenakan kaosnya.
    Barusan dia hanya bercelana pendek. Bu Rhien diam dan memberi kesempatan Jo mengenakan kaosnya hingga selesai. Nampaknya Bu Rhien sudah dapat menguasai diri lagi. Dengan mimik biasa dia segera menyampaikan maksud kedatangannya.

    “Hmm..,” dia melirik ke pintu.
    “Ibu minta kamu nggak usah cerita ke siapa-siapa. Ibu hanya perlu meminjam sesuatu darimu..”
    Kemudian dia segera melemparkan sebuah majalah.
    “Lihat dan cepatlah ikuti perintah Ibu..!” suara Bu Rhien agak menekan.
    Agak gelagapan Jo membuka majalah tersebut dan terperangah mendapati berbagai gambar yang menyebabkan nafasnya langsung memburu. Meski orang kampung, dia mengerti apa arti semua ini. Apalagi jujur dia memang tengah menginjak usia yang sering kali membuatnya terbangun di tengah malam karena bayangan dan hawa yang menyesakkan dada bila baru nonton TV atau membaca artikel yang sedikit nyerempet ke arah “itu”.

    Sejurus diamatinya Bu Rhien yang tengah bergerak menuju pintu. Beliau mengenakan kaos hijau ketat, sementara bawahannya berupa rok yang agak longgar warna hitam agak berkilat entah apa bahannya. Segera tangan putih mulus itu menggerendel pintu.
    Kemudian.., “Berbaringlah Jo.. dan lepaskan celanamu..!”
    Agak ragu Jo mulai membuka.
    “Dalemannya juga..” agak jengah Bu Rhien mengucapkan itu.
    Dengan sangat malu Jo melepaskan CD-nya. Sejenak kemudian terpampanglah alat pribadinya ke atas.

    Lain dari pikiran Jo, ternyata Bu Rhien tidak segera ikut membuka pakaiannya. Dengan wajah menunduk tanpa mau melihat ke wajahnya, dia segera bergerak naik ke atas tubuhnya. Jo merasakan desiran hebat ketika betis mereka bersentuhan.
    Naik lagi.. kini Jo bisa merasakan halusnya paha majikannya itu bersentuhan dengan paha atasnya. Naik lagi.. dan.. Jo merasakan seluruh tulang belulangnya kena setrum ribuan watt ketika ujung alat pribadinya menyentuh bagian lunak empuk dan basah di pangkal paha Bu Rhien.

    Tanpa memperlihatkan sedikitpun bagian tubuhnya, Bu Rhien nampaknya hendak melakukan persetubuhan dengannya. Jo menghela nafas dan menelan ludah ketika tangan lembut itu memegang alatnya dan, “Bleesshh..!”
    Dengan badan bergetar antara lemas dan kaku, Jo sedikit mengerang menahan geli dan kenikmatan ketika barangnya dilumat oleh daging hangat nan empuk itu.

    Dengan masih menunduk Bu Rhien mulai menggoyangkan pantatnya. Tangannya menepis tangan Jo yang secara naluriah hendak merengkuhnya.
    “Hhh.. ehh.. sshh.. ” kelihatan Bu Rhien menahan nafasnya.
    “Aakh.. Bu.. saya.. saya nggak tahan..” Jo mulai mengeluh.
    “Tahann sebentar.. sebentar saja..!” Bu Rhien nampak agak marah mengucapkan itu, keringatnya mulai bermunculan di kening dan hidungnya.

    Sekuat tenaga Jo menahan aliran yang hendak meledak di ujung peralatannya. Di atasnya Bu Rhien terus berpacu.. bergerak semakin liar hingga dipan tempat mereka berada ikut berderit-derit. Makin lama semakin cepat dan akhirnya nampak Bu Rhien mengejang, kepalanya ditengadahkan ke atas memperlihatkan lehernya yang putih berkeringat.
    “Aaahhkhh..!”
    Sejurus kemudian dia berhenti bergoyang. Lemas terkulai namun tetap pada posisi duduk di atas tubuh Jo yang masih bergetar menahan rasa. Nafasnya masih memburu.

    Beberapa saat kemudian, “Pleph..!” tiba-tiba Bu Rhien mencabut pantatnya dari tubuh Jo.
    Dia segera berdiri, merapihkan rambutnya dan roknya yang tersingkap sebentar.
    Kemudian, “Jangan cerita kepada siapapun..!” tandasnya, “Dan bila kamu belum selesai, kamu bisa puaskan ke Inah.. Ibu sudah bicara dengannya dan dia bersedia..” tukasnya cepat dan segera berjalan ke pintu lalu keluar.

    Jo terhenyak di atas kasurnya. Sejenak dia berusaha menahan degup jantungnya. Diambilnya nafasdalam-dalam. Sambil sekuat tenaga meredam denyutan di ujung penisnya yang terasa mau menyembur cepat itu. Setelah bisa tenang, dia segera bangkit, mengenakan pakaiannya kemudian berbaring. nafasnya masih menyisakan birahi yang tinggi namun kesadarannya cepat menjalar di kepalanya. Dia sadar, tak mungkin dia menuntut apapun pada majikan yang memberinya hidup itu. Namun sungguh luar biasa pengalamannya tersebut. Tak sedikitpun terpikir, Bu rhien yang begitu berwibawa itu melakukan perbuatan seperti ini.

    Dada Jo agak berdesir teringat ucapan Bu Rhien tentang Inah. Terbayang raut wajah Inah yang dalam benaknya lugu, tetapi kenapa mau disuruh melayaninya..? Jo menggelengkan kepala.. Tidak..! biarlah perbuatan bejat ini antara aku dan Bu Rhien. Tak ingin dia melibatkan orang lain lagi. Perlahan tapi pasti Jo mampu mengendapkan segala pikiran dan gejolak perasaannya. Beberapa menit kemudian dia terlelap, hanyut dalam kenyamanan yang tanggung dan mengganjal dalam tidurnya.

    Perlakuan Bu Rhien berlanjut tiap kali suaminya tidak ada di rumah. Selalu dan selalu dia meninggalkan Jo dalam keadaan menahan gejolak yang menggelegak tanpa penyelesaian yang layak. Beberapa kali Jo hendak meneruskan hasratnya ke Inah, tetapi selalu diurungkan karena dia ragu-ragu, apakah semuanya benar-benar sudah diatur oleh majikannya atau hanyalah alasan Bu Rhien untuk tidak memberikan balasan pelayanan kepadanya.

    Hingga akhirnya pada suatu malam yang dingin, di luar gerimis dan terdengar suara-suara katak bersahutan di sungai kecil belakang rumah dengan rythme-nya yang khas dan dihafal betul oleh Jo. Dia agak terganggu ketika mendengar daun pintu kamarnya terbuka.
    “Kriieet..!” ternyata Bu Rhien.
    Nampak segera melangkah masuk kamar. Malam ini beliau mengenakan daster merah jambu bergambar bunga atau daun-daun apa Jo tidak jelas mengamatinya. Karena segera dirasakannya nafasnya memburu, kerongkongannya tercekat dan ludahnya terasa asin. Wajahnya terasa tebal tak merasakan apa-apa.

    Agak terburu-buru Bu Rhien segera menutup pintu. Tanpa bicara sedikitpun dia menganggukkan kepalanya. Jo segera paham. Dia segera menarik tali saklar di kamarnya dan sejenak ruangannya menjadi remang-remang oleh lampu 5 watt warna kehijauan. Sementara menunggu Jo melepas celananya, Bu rhien nampak menyapukan pandangannya ke seantero kamar.
    “Hmm.. anak ini cukup rajin membersihkan kamarnya..” pikirnya.
    Tapi segera terhenti ketika dilihatnya “alat pemuasnya” itu sudah siap.
    Dan.., kejadian itu terulang kembali untuk kesekian kalinya. Setelah selesai Bu Rhien segera berdiri dan merapihkan pakaiannya. Dia hendak beranjak ketika tiba-tiba teringat sesuatu.

    “Oh Ibu lupa..” terhenti sejenak ucapannya.
    Jo berpikir keras.. kurang apa lagi..? Jujur dia mulai tidak tahan mengatasi nafsunya tiap kali ditinggal begitu saja, ingin sekali dia meraih pinggang sexy itu tiap kali hendak keluar dari pintu.
    Lanjutnya, “Hmm.. Inah pulang kampung pagi tadi..” dengan wajah agak masam Bu Rhien segera mengurungkan langkahnya.
    “Rasanya tidak adil kalau hanya Ibu yang dapat. Sementara kamu tertinggal begitu saja karena tidak ada Inah..”
    Jo hampir keceplosan bahwa selama ini dia tidak pernah melanjutkan dengan Inah. Tapi mulutnya segera dikuncinya kuat-kuat. Dia merasa Bu Rhien akan memberinya sesuatu. Ternyata benar.. Perempuan itu segera menyuruhnya berdiri.

    “Terpaksa Ibu melayani kamu malam ini. Tapi ingat.., jangan sentuh apapun. Kamu hanya boleh melakukannya sesuai dengan yang Ibu lakukan kepadamu..”
    Kemudian Bu Rhien segera duduk di tepi ranjang. Dirainya bantal untuk ganjal kepalanya. Sejuruskemudian dia membuka pahanya. Matanya segera menatap Jo dan memberinya isyarat.
    “..” Jo tergagap. Tak mengira akan diberi kesempatan seperti itu.
    Dalam cahaya kamar yang minim itu dadanya berdesir hebat melihat sepasang paha mulus telentang. Di sebelah atas sana nampak dua bukit membuncah di balik BH warna krem yang muncul sedikit di leher daster. Dengan pelan dia mendekat. Kemudian dengan agak ragu selangkangannya diarahkan ke tengah diantara dua belah paha mulus itu. Nampak Bu Rhien memalingkan wajah ke samping jauh.. sejauh-jauhnya.

    “Degh.. degh..” Jo agak kesulitan memasukkan alatnya.
    Karena selama ini dia memang pasif. Sehingga tidak ada pengalaman memasukkan sama sekali. Tapi dia merasakan nikmat yang luar biasa ketika kepala penisnya menyentuh daging lunak dan bergesekan dengan rambut kemaluan Bu Rhien yang tebal itu. Hhh..! Nikmat sekali. Bu Rhien menggigit bibir. Ingin rasanya menendang bocah kurang ajar ini. Tapi dia segera menyadari ini semua dia yang memulai. Badannya menggelinjang menahan geli ketika dengan agak paksa namun tetap pelan Jo berhasil memasukkan penisnya (yang memang keras dan lumayan itu) ke peralatan rahasianya.

    Beberapa saat kemudian Jo secara naluriah mulai menggoyangkan pantatnya maju mundur.
    “Clep.. clep.. clep..!” bunyi penisnya beradu dengan vagina Bu Rhien yang basah belum dicuci setelah persetubuhan pertama tadi.
    “Plak.. plak.. plakk..,” kadang Jo terlalu kuat menekan sehingga pahanya beradu dengan paha putih mulus itu.
    “Ohh.. enak sekali..” pikir Jo.
    Dia merasakan kenikmatan yang lebih lagi dengan posisi dia yang aktif ini.
    “Ehh.. shh.. okh..,” Jo benar-benar tak kuasa lagi menutupi rasa nikmatnya.

    Hampir beberapa menit lamanya keadaan berlangsung seperti itu. Sementara Jo selintas melirik betapa wajah Bu rhien mulai memerah. Matanya terpejam dan dia melengos ke kiri, kadang ke kanan.
    “Hkkhh..” Bu Rhien berusaha menahan nafas.
    Mulanya dia berfikir pelayanannya hanya akan sebentar karena dia tahu anak ini pasti sudah diujung “konak”-nya.
    Tapi ternyata, “Huoohh..,” Bu Rhien merasakan otot-otot kewanitaannya tegang lagi menerima gesekan-gesekan kasar dari Jo.
    Dia berusaha sekuat tenaga untuk tidak terbangkitkan nafsunya.

    Jo terus bergoyang, berputar, menyeruduk, menekan dan mendorong sekuat tenaga. Dia benar-benar sudah lupa siapa wanita yang dihadapannya ini. yang terfikir adalah keinginan untuk cepat mengeluarkan sesuatu yang terasa deras mengalir dipembuluh darahnya dan ingin segeradikeluarkannya ..!!”Ehh..” Bu Rhien tak mampu lagi membendung nafsunya.
    Daster yang tadinya dipegangi agar tubuhnya tidak banyak tersingkap itu terlepas dari tangannya, sehingga kini tersingkap jauh sampai ke atas pinggang. Melihat pemandangan ini Jo semakin terangsang. Dia menunduk mengamati alatnya yang serba hitam, kontras dengan tubuh putih mulus di depannya yang mulai menggeliat-geliat, sehingga menyebabkan batang kemaluannya semakin teremas-remas.

    “Ohh.. aduh.. Bu..,” Jo mengerang pelan penuh kenikmatan.
    Yang jelas Bu Rhien tak akan mendengarnya karena beliau sendiri tengah berjuang melawan rangsangan yang semakin dekat ke puncaknya.
    “Okh.. hekkhh..” Bu Rhien menegang, sekuat tenaga dia menahan diri, tapi sodokan itubenar-benar kuat dan tahan.
    Diam-diam dia kagum dengan stamina anak ini.

    Akhirnya karena sudah tidak mampu lagi menahan, Bu Rhien segera mengapitkan kedua pahanya, tanganya meraih sprei, meremasnya, dan.., “Aaakkhh..!” dia mengerang nikmat. Orgasmenya yang kedua dari si Jo malam ini. Sementara si Jo pun sudah tak tahan lagi. Saat paha mulus itu menjepit pinggangnya dan kemudian pantat wanita itu diangkat, penisnya benar-benar seperti dipelintir hingga, “Cruuth..! crut.. crut..!” memancar suatu cairan kental dari sana. Jo merasakan nikmat yang luar biasa. Seperti kencing namun terasa enak campur gatal-gatal gimana.”Ohk.. ehh.. hh,” Jo terkulai. Tubuhnya bergetar dan dia segera mundur dan mencabut penisnya kemudian terhenyak duduk di kursi sebelah meja di kamarnya. Wajahnya menengadah sementara secara alamiah tangannya terus meremas-remas penisnya, menghabiskan sisa cairan yang ada disana. Ooohh.. enak sekali..

    Di ranjang Bu Rhien telentang lemas. Benar-benar nikmat persetubuhan yang kedua ini. Beberapa saat dia terkulai seakan tak sadar dengan keadaannya. Bongkahan pantatnya yang mengkal dan mulus itu ter-expose dengan bebas. Rasanya batang kenyal nan keras itu masih menyumpal celah vaginanya. Memberinya sengatan dan sodokan-sodokan yang nikmat. Jo menatap tubuh indah itu dengan penuh rasa tak percaya. Barusan dia menyetubuhinya, sampai dia juga mendapatkan kepuasan. Benarkah..?

    Sementara itu setelah sadar, Bu Rhien segera bangkit. Dia membenahi pakaiannya. Terlintas sesuatu yang agak aneh dengan anak ini. Tadi dia merasa betapa panas pancaran sperma yang disemburkannya. Seperti air mani laki-laki yang baru pernah bersetubuh.

    “Berapa jam biasanya kamu melakukan ini dengan Inah, Jo..?” tanya Bu Rhien menyelidik.
    Jo terdiam. Apakah beliau tidak akan marah kalau dia berterus terang..?
    “Kenapa diam..?”
    Jo menghela nafas, “Maaf Bu.. belum pernah.”
    “Hah..!? Jadi selama ini kamu..?”
    “Iya Bu. Saya hanya diam saja setelah Ibu pergi.”
    “Oo..,” Bu Rhien melongo.
    Sungguh tidak diduga sama sekali kalau itu yang selama ini terjadi. Alangkah tersiksanya selama ini kalau begitu. Aku ternyata egois juga. Tapi..?, masa aku harus melayaninya. Apapun dia kan hanya pembantu. Dia hanya butuh batang muda-nya saja untuk memenuhi hasrat sex-nya yang menggebu-gebu terus itu. Selama ini bahkan suami dan pacar-pacarnya dulu tak pernah mengetahuinya. Ini rahasia yang tersimpan rapat.

    “Hmm.. baiklah. Ibu minta kamu jangan ceritakan ke siapapun. Sebenarnya Ibu sudah bicara sama Inah mengenai masalah ini. Tapi rupanya kalian tidak nyambung. Ya sudah.. yang penting sekali lagi, pegang rahasia ini erat-erat.. mengerti..?” kembali suaranya berwibawa dan bikin segan.
    “Mengerti Bu..,” Jo menjawab penuh rasa rikuh.
    Akhirnya Bu Rhien keluar kamar dan Jo segera melemparkan badannya ke kasur. Penat, lelah, namunnikmat dan terasa legaa.. sekali.

  • Cerita Sex Kegilaan Di Sekolah – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sex Kegilaan Di Sekolah – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1760 views

    Perawanku – Namaku Risa atau biasanya dipanggil Icha. Aku memiliki wajah yang sedikit indo didukung dengan badanku yang kata teman-temanku seksi. Aku baru saja lulus SMU. Cerita ini adalah pengalaman sewaktu aku masih duduk di bangku SMA kelas 1. Hari ini pelajaran yang diberikan belum terlalu banyak karena kami masih dalam tahap transisi dari murid SMP menjadi murid SMU. Tak terbayang olehku dapat masuk ke SMU yang masih tergolong favorit di ibu kota ini. Impianku sejak dulu adalh memakai seragam putih abu-abu karena seragam ini memiliki model rok yang lebih membuatku kelihatan seksi.

    Diantara teman-teman baruku ada seorang cowok yang amat menarik perhatianku, sebut saja namanya Indra. Membayangkan wajahnya saja bisa membuatku terangsang. Aku sering melakukan masturbasi sambil membayangkan Indra. Walaupun sering bermasturbasi tapi saat itu aku belum pernah bercinta atau ngentot, bahkan petting juag belum. Entah setan apa yang masuk ke dalam otakku hari itu karena aku berencana untuk menyatakan cinta kepada Indra. Maka saat istirahat aku memanggil Indra.

    “Dra, gue nggak tahu gimana ngomongnya..”
    Aku benar-benar kalut saat itu ingin mundur tapi sudah telat.
    “Dra gue sayang sama elo, lo maukan jadi cowok gue?”
    Aku merasa amat malu saat itu, rasanya seperti ditelanjangi di kelas (paling tidak sampai sekarang aku masih memakai seragam lengkap. Indra hanya tersenyum, “Nanti aja ya gue jawabnya pas pulang”.

    Selama jam pelajaran pikiranku tak menentu, “Gimana kalau Indra enggak mau?” dalam hatiku, “Pasti gue jd bahan celaan!” berbagai pertanyaan terus mengalir di otakku. Untungnya pelajaran belum begitu maksimal. Bel pulang pun berdering, jantungku berdegup cepat. Aku hanya duduk menunggu di bangkuku, aku tidak memiliki keberanian untuk menghampiri Indra dan menanyakan jawabannya. Saat kelas sudah berangsur sepi Indra menghampiriku, “Bentar ya Cha, gue dipanggil bentar” katanya. Aku menunggu sendirian di kelas.

    “Jangan-jangan Indra ingin agar sekolah sepi dan mengajakku bercinta?” kepalaku penuh pertanyaan. Hingga aku sama sekali tidak dapat berpikir sehat. Dalam penantianku tiba-tiba ada orang datang. Aku kecewa karena bukan Indra yang datang melainkan Malik dan Ardy dari kelas I-3. Mereka menghampiriku, Malik di depanku dan Ardy disampingku. Perlu diketahui mereka bisa dikatakan sangat jauh dari tampan. Dengan kulit yang hitam dan badan yang kurus kering, aku rasa akan menyulitkan mereka untuk mendapatkan pacar di sekolah ini.

    “Lagi nugguin Indra cha?” kata Malik.
    “Koq tahu?” kataku.
    “Tadi Indra cerita.”
    Apa-apaan nih Indra pake cerita segala dalam hatiku.
    “Lo suka sama Indra ya cha?” tanya Malik lagi. Aku cuma diam saja.
    “Koq diem?” kata Ardy.
    “Males aja jawabnya,” kataku.

    Perasaan bt mulai menjalar tapi aku harus menahan karena pikirku Ardy dan Malik adalah teman Indra.

    “Koq lo bisa suka sama Indra sih cha?” tanya Ardy tapi kali ini sambil merapatkan duduknya kepadaku dan menaruh tangannya di pahaku.
    “Indra ganteng dan enggak kurang ajar kayak lo!” sambil menepis tangannya dari pahaku.
    “Kurang ajar kaya gimana maksud lo?” tanya Ardy lagi sambil menaruh tangannya lagi di pahaku dan mulai mengelus-elusnya.
    “Ya kayak gini!” jawabku sambil menunjuk tangannya tapi tidak menepisnya karena aku mulai terangsang dan berpikir mungkin mereka disuruh Indra.
    “Tapi enak kan?” kali ini Malik ikut bicara.

    Ardy mulai mengelus-elus pangkal pahaku. Aku pura-pura berontak padahal dalam hati aku ingin dia melanjutkannya.
    “Sudah jangan sok berontak,” kata Malik sambil menunjukkan cengiran lebarnya.
    Makin lama usapannya membuatku membuka lebar pahaku.
    “Tadi bilang kita kurang ajar, eh sekarang malah ngangkang.”

    Dia menggeser bangku di depan mejaku dan mulai masuk ke kolong mejaku. Sekarang Ardy berganti mengerjai payudaraku, tangan kirinya mengusap payudara kananku sedangkan mulutnya menciumi dan menghisap payudara kiriku sehingga seragamku basah tepat di daerah payudaranya saja. Malik yang berada di kolong meja menjilat-jilat paha sampai pangkal pahaku dan sesekali lidahnya menyentuh memekku yang masih terbungkus CD tipisku yang berwarna putih. Perbuatan mereka membuatku menggelinjang dan sesaat membuatku melupakan Indra. Ardy melepas kancing kemeja seragamku satu persatu dan kemudian melempar seragam itu entah kemana. Merasa kurang puas ia pun melepas dan melempar braku. Lidahnya menari-nari di putingku membuatnya menjadi semakin membesar.

    “Ough Dy sudah dong, gimana nanti kalau ketauan,” kataku
    “Tenang aja guru sudah pada pulang,” kata Malik dari dalam rokku.

    Sedangkan Ardy terus mengerjai kedua payudaraku memilinnya, meremas, memghisap, bahkan sesekali menggigitnya. Aku benar-benar tak berdaya saat ini, tak berdaya karena nikmat. Aku merasakan ada sesuatu yang basah mengenai memekku, aku rasa Malik menjilatinya. Aku tak dapat melihatnya karena tertutupi oleh rokku.

    Perlakuan mereka sungguh membuatku melayang. Aku merasa kemaluanku sudah amat basah dan Malik menarik lepas CDku dan melemparnya juga. Ia menyingkap rokku dan terus menjilati kemaluanku. Tak berapa lama aku merasa badanku menegang. Aku sadar aku akan orgasme. Aku merasa amat malu karena menikmati permainan ini. Aku melenguuh panjang, setengah berteriak. Aku mengalami orgasme di depan 2 orang buruk rupa yang baru aku kenal.

    “Ha.. ha.. ha.. ha..” mereka tertawa berbarengan.
    “Ternyata lo suka juga yah?” kata Ardy sambil tertawa.
    “Jelaslah,” sambung Malik.
    “SMP dia kan dulu terkenak pecunnya,” kata-kata mereka membuat telingaku panas.

    Kemudian mereka mengangkatku dan menelentangkanku di lantai. Mreka membuka pakaiannya. Oh.. ini pertama kalinya aku melihat kontol secara langsung. Biasanya aku hanya melihat di film porno. Malik membuka lebar pahaku dan menaruh kakiku di atas pundaknya. Pelan-pelan ia memasukkan kontolnya ke liang senggamaku.

    “Ough, sakit Lik,” teriakku.
    “Tenang Cha, entar juga lo keenakan,” kata Malik.
    “Ketagihan malah,” sambung Ardy.

    Perlahan-lahan ia mulai menggenjotku, rasanya perih tapi nikmat. Sementara Ardy meraih tanganku dan menuntunnya ke kontol miliknya. Ia memintaku mengocoknya. Malik memberi kode kepada Ardy, aku tidak mengerti maksudnya. Ardy mendekatkan kontolnya kemulutku dan memintaku mengulumnya. Aku mejilatinya sesaat dan kemudian memasukkannya ke mulutku.

    “Isep kontol gue kuat-kuat cha” katanya.

    Aku mulai menghisap dan mengocoknya dengan mulutku. Tampaknya ini membuatnya ketagihan. Ia memaju mundurkan pinggangnya lebih cepat. Disaat bersamaan Malik menghujamkan kontolnya lebih dalam.

    “Mmmffhh” aku ingin berteriak tapi terhalang oleh kontol Ardy.

    Rupanya arti dari kode mereka ini, agar aku tak berteriak. Aku sadar kevirginanku diambil mereka, oleh orang yang baru beberapa hari aku kenal.

    “Ternyata masih ada juga anak SMP SB yang masih virgin”
    “Memek cewek virgin emang paling enak,” kata Malik.

    Dia menggenjotku semakin liar, dan tanpa sadar goyangan pinggulku dan hisapanku terhadap kontol Ardy juga semakin cepat. Tak lama aku orgasme untuk yang kedua kalinya. Akupun menjadi sangat lemas tapi karena goyangan Malik. Malik semakin liar akupun juga tetap bergoyang dan menghisap dengan liarnya. Tak lama Malik menarik keluar kontolnya dan melenguh panjang disusul derasnya semprotan maninya ke perutku. Ia merasa puas dan menyingkir.

    Sudah 45 menit aku menghisap kontol Ardy tapi ia tak kunjung orgasme juga. Ia mencabut kontol dari mulutku, aku pikir ia akan orgasme tapi aku salah. Ia telentang dan memintaku naik diatasnya. Aku disetubuhi dengan gaya woman on top. Aku berpegangan pada dadanya agar tidak jatuh, sedangkan Ardy leluasa meremas susuku. Sekitar 10 menit dengan gaya ini tiba-tiba Malik mendorongku dan akupun jatuh menindih Ardy. Malik menyingkap rokku yang selama bergaya woman on top telah jatuh dan menutupi bagian bawahku. Ia mulai mengorek-ngorek lubang anusku. Aku ingin berontak tapi aku tidak ingin saat ini selesai begitu saja. Jadi aku biarkan ia mengerjai liang duburku.

    Tak lama aku yang sudah membelakanginya segera ditindah. Kontolnya masuk ke dalam anusku dengan ganas dan mulai mengaduk-aduk duburku. Tubuhku betul-betul terasa penuh. Aku menikmati keadaan ini. Sampai akhirnya ia mulai memasukkan penuh kontolnya ke dalam anusku. Aku merasakan perih dan nikmat yang tidak karuan. Jadilah aku berteriak sekeras-kerasnya. Aku yang kesakitan tidak membuat mereka iba tetapi malah semakin bersemangat menggenjotku. Sekitar 15 menit mereka membuatku menjadi daging roti lapis dan akhirnya aku orgasme lagi untuk yang kesekian kalinya. Kali ini aku berteriak amat keras dan kemudian jatuh lemas menindih Ardy. Saat itu penjaga sekolah masuk tanpa aku sadar dan menonton aku yang sedang dikerjai 2 orang biadab ini.

    Goyangan mereka semakin buas menandakan mereka akan segera orgasme. Aku yang sudah lemas hanya bisa pasrah saja menerima semua perlakuan ini. Tak lama mereka berdua memelukku dan melenguh panjang mereka menyemprotkan maninya di dalam kedua liangku. Aku dapat merasakan cairan itu mengalir keluar karena memekku tidak cukup menampungnya. Mereka mencabut kedua kontol mereka. Aku yang lemas dan hampir pingsan langsung tersadar begitu mendengar Ardy berkata.

    “Nih giliran Pak Maman ngerasain Icha”

    Aku melihat penjaga sekolah itu telah telanjang bulat dan kontolnya yang lebih besar dari Ardy dan Malik dengan gagahnya mengangkangiku seakan menginginkan lubang untuk dimasuki. Ia menuntun kontolnya ke mulutku untuk kuhisap. Aku kewalahan karena ukurannya yang sangat besar. Melihat aku kewalahan tampaknya ia berbaik hati mencabutnya. Tetapi sekarang ia malah membuatku menungging. Ia mengorek-ngorek kemaluanku yang sudah basah sehingga makin lama akupun mengangkat pantatku. Aku sungguh takut ia menyodomiku.

    Akhirnya aku bisa sedikit lega saat kontolnya menyentuh bibir kemaluanku. Dua jarinya membuka memekku sedangkan kontolnya terus mencoba memasukinya. Entah apa yang aku pikirkan, aku menuntun kontolnya masuk ke memekku. Ia pun mulai menggoyangnya perlahan. Aku secara tak sadar mengikuti irama dari goyangannya. Rokku yag tersinggkap dibuka kancingnya dan dinaikkannya sehingga ia melepas rok abu-abuku melalui kepalaku. Saat ini aku telah telanjang bulat. Tangannya meremas payudaraku dan terus menggerayangi tubuhku. Disaat-saat kenikmatan aku tak sengaja menoleh dan melihat Indra duduk di pojok. Dewi teman sebangkuku mengoralnya yang lebih mengagetkan ia memegang handycam dan itu mengarah ke diriku. Aku kesal tapi terlalu horny untuk berontak. Akhirnya aku hanya menikmati persenggamaan ini sambil direkam oleh orang yang aku sukai.

    Pak Maman semakin ganas meremas dadaku gerakannya pun semakin cepat. Tapi entah kenapa dari tadi aku selalu lebih dulu orgasme dibandingkan mereka. Aku berteriak panjang dan disusul Pak Maman yang menjambak rambutku kemudian mencabut kontolnya dan menyuruhku meghisapnya. Ia berteriak tak karuan. Menjambakku, meremas-remas dadaku sampai akhirnya ia menembakkan maninya di mulutku. Terdengar entah Malik, Ardy, atau Indra yang berteriak telan semuanya. Aku pun menelannya. Mereka meninggalkanku yang telanjang di kelas sendirian. Setelah mereka pergi aku menangis sambil mencari-cari seragamku yang mereka lempar dan berserakan di ruang kelas. Aku menemukan braku telah digunting tepat di bagian putingnya dan aku menemukan CDku di depan kelas telah dirobek-robek. Sehingga aku pulang tanpa CD dan bra yang robek bagian putingnya. Di dekat tasku ada sepucuk memo yang bertuliskan.

  • Tanpa Sadar Aku Diperkosa

    Tanpa Sadar Aku Diperkosa


    1605 views

    Cerita Sex ini berjudulTanpa Sadar Aku DiperkosaCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Gilak dalam keadaan yang tidak sadar dan kepala masih terasa pusing, aku sungguh lupa ingatan sedang apa dan dimana ternyata saat aku jalan sendirian di jalan yang sangat sepi aku di culik dan posisiku saat ini dengan tangan rasanya nyeri aku lihat ternyata tanganku terikat tambang dengan kuat, lebih kagetnya lagi pakaianku berada di sampingku ternyata tubuhku dalam keadaan telanjang bulat.

    kudengar erangan dan rintihan wanita, yang rasa-rasanya aku mengenali suara itu, saat pandanganku mulai jernih, aku melihat ternyata aku tidak sendiri di ruangan itu, di tengah ruangan ada meja kecil, dan di atas meja tersebut tampak sesosok tubuh gadis berkulit putih dalam keadaan tubuh nyaris telanjang bulat, hanya tersisa BH yang menutup payudaranya yang membukit indah, tali kutangnya telah terlepas sehingga semrawut dan menampakkan sebagian besar kulit putih mulus yang menggunung itu.

    Tangan gadis itu terikat di belakang punggung, meja kecil itu hanya dapat menampung punggung gadis itu, sehingga kepala gadis itu jatuh menengadah.

    Di depan gadis itu tampak seorang pemuda bugil sedang memeluk kedua paha gadis itu yang tersandar di pundak kiri kanannya, sambil membuat gerakan maju mundur. Suara rintihan yang kudengar berasal dari gadis itu, samar-samar masih dapat kudengar, “Ooohh… amppunnnn… akkhh… ooohhh… jangann… jangannn… oh.. sakit..” Darahku tersirap menyadari bahwa suara itu sangat mirip Lani, atau memangkah gadis yang sedang diperkosa itu Lani? Aku tidak pernah melihat Lani telanjang, tapi tubuh indah di atas meja itu memang seperti postur tubuh Lani.

    Setelah beberapa saat pandanganku semakin jelas, tampaklah bahwa gadis itu memang Lani! Sweater, kaos dalam, celana jeans, dan celana dalam Lani tampak berserakan di lantai.

    Aku melihat perkosaan itu dengan marah, namun aku tak berdaya menolong karena menolong diri sendiri saja aku tidak mampu, dan entah mengapa, setelah beberapa saat melihat Lani yang tak berdaya dalam keadaan nyaris bugil, tak dapat ditahan batang kemaluanku pelan-pelan menegang keras.

    Pria yang sedang memperkosa Lani terus memompa batang kemaluannya masuk ke dalam liang kemaluan Lani. Tampak Lani berusaha mengatupkan pahanya namun pria itu melebarkan kaki Lani sehingga berbentuk huruf V, dan terus memompa masuk dengan buas.

    Kemudian tangannya menyentakkan BH Lani dengan kasar dan tampaklah bukit kembar Lani terpentang bebas, membusung menantang dan sangat menggairahkan, bahkan dalam posisi dada yang agak tertarik karena kepala Lani yang menengadah ke bawah.

    Payudara itu masih tampak montok dan padat, pemerkosa itu terus memompa sambil tangannya meremas-remas payudara Lani itu. Tiba-tiba pintu terbuka, dan muncul sekitar 3 pemuda yang berpakaian lengkap, mereka tertawa-tawa melihat temannya sedang memperkosa Lani.

    Salah satu melihat padaku dan berkata, “Eh, lihat.. pacarnya sudah bangun!” semua mata pemuda itu tertuju padaku, “Eh… liat tuh! dia ngaceng juga… mau pacarnya… tapi keduluan, si Doel sudah duluan jebolin keperawanan pacarnya, hahaha…!” Pemuda bugil yang sedang memperkosa Lani, yang dipanggil Doel itu, menyeringai. Lalu ketiga pemuda yang baru datang itu mendekatiku.

    “Hei Itu pacar kamu kan!” Aku diam saja, lalu satu tinju mendarat di perutku hingga perutku perih rasanya, “Kamu bisu ya? cewek itu pacar kamu bukan?” Terpaksa aku menjawab lirih dan menjelaskan kami saudara sepupu. “Oh.. kakak kamu toh… Hm.. kepengen nggak kamu kakak sendiri? Di liat dari elo sih.. elo pingin.. hahaha…” Aku marah sekali, saat itu kemaluanku telah lemas kembali karena birahiku yang tak sengaja muncul tadi telah hilang.

    Doel rupanya telah selesai memperkosa Lani, ia lalu menuntun Lani yang tampak sudah lemah ke tempat kami, “Ini nih… gue mau liat kakak adik ngent*tan!” katanya tertawa, kemudian Lani ditampar dengan kuat.

    Hingga Lani menangis, “Elo harus kulum tuh peler adik elo, cepat! Kalo nggak gua potong peler adik elo dan pentil susu elo!” Doel lalu melepaskan ikatan tangan Lani dan mendorong Lani ke arahku, dengan terpaksa Lani mendekatiku yang masih tergantung, kemudian dengan ragu-ragu mulutnya menyentuh ujung batang kemaluanku, walau hanya tersentuh sedikit, aku tak dapat menahan dan batang kemaluanku perlahan-lahan menegang, “Ayo makan tuh peler! cepat!”

    Seorang pemuda mengeluarkan pisau lipat dari sakunya dengan sikap mengancam, terpaksa Lani mulai mengulum kemaluanku dan menggerakkannya maju mundur, sehingga batang kemaluanku mengacung dengan keras sepanjang 12 cm. “Ayo masukin batangnya ke dalam mulut sampai habis! jangan keluarin dari mulut kamu sampai gua perintahin!”

    Dengan ketakutan Lani mengulum batang kemaluanku dalam-dalam dan menggerakkannya maju mundur, sehingga mulutnya yang mungil tampak penuh dan sesekali pipinya menggembung oleh kepala kemaluanku, tak berapa lama aku tak tahan lagi dan orgasme, Lani tampak kaget merasakan cairan kental dan hangat berkali-kali menyemprot kerongkongannya, namun ia tidak berani melepaskan mulutnya dari batang kemaluanku, ia berusaha membuang spermaku walau telah banyak tertelan olehnya, beberapa tetes spermaku keluar mengalir dari bibirnya.

    “Wah, adik elo payah banget! sudah tongkolnya kecil, cepat keluar lagi!” pemuda-pemuda itu mengejekku lalu mereka mendekat dan menjambak rambut Lani, “Elo harus liat gimana caranya!” kata salah seorang pemuda sambil menyeringai padaku.

    Mereka lalu membuka baju hingga bugil, keempat pemuda yang telah telanjang bulat itu lalu menelungkupkan Lani di atas meja, sehingga payudara Lani menempel di atas meja dan Lani dalam posisi menungging, kemudian dengan buas mereka mulai memperkosa Lani secara bergantian, sehingga Lani menjerit-jerit dan melolong histeris,

    batang kemaluan mereka rata-rata besar dan panjang, sekitar 16 cm lebih, dan secara bergantian kemaluan-kemaluan itu mengaduk-aduk liang kemaluan Lani yang semakin lama semakin lemas. Lani disenggamai bergantian oleh mereka berempat dengan posisi gaya tersebut, kemudian mereka juga menyetubuhi Lani di atas kursi.

    Sambil memperkosa Lani, mereka sesekali mengejekku. “Hei.. elo tau nggak kakak elo ini sebenarnya keenakan dient*t sama kita-kita, buktinya memiaw dia basah banget nih! ” kata pemuda yang dipanggil dengan nama Anto, ia berkemaluan paling besar dan panjang di antara mereka berempat, saat itu ia sedang mengerjai Lani.

    Tangan Lani kembali diikat di belakang punggung, Anto duduk di atas kursi sementara Lani di atas pangkuannya dengan paha mengangkang dan posisi berhadapan.

    Dengan posisi duduk, buah dada Lani tampak sangat menggairahkan, apalagi dengan tubuhnya yang ramping, tampak buah dadanya tergantung indah, padat dan berisi dengan putting susunya yang masih mungil dan berwarna kemerahan.

    Lelaki yang memperkosa Lani itu meremas-remas kedua belah payudara Lani dengan bernafsu, kadang ia mendempetkan kedua buah dada itu lekat-lekat sehingga belahan payudara Lani terbentuk indah di hadapannya.

    Pemuda itu terus memperkosa Lani dengan brutal sehingga tubuh Lani tergoyang-goyang. Lani hanya dapat merintih-rintih dalam keadaan antara sadar dan tidak. Sambil terus memompa Lani, ia tertawa-tawa disaksikan teman-temannya yang tidak sabar menanti giliran, “Elo mau bukti kakak elo ini keenakan? perhatikan baik-baik nih!” ejeknya lagi padaku.

    Lalu tiba-tiba pemuda itu berhenti memompa Lani, secara refleks Lani melenguh dan mulai menggerak-gerakan pantatnya sendiri agar tetap dikocok oleh kemaluan pemuda itu, “Hahaha… elo liat kan? Kakak elo ini yang minta dient*t tuh!” Pemuda itu tertawa sambil memeluk tubuh Lani, tangannya mengelus-ngelus punggung putih mulus Lani sementara buah dada Lani yang kenyal terjepit di dadanya yang berbulu.

    Rupanya Lani mendengar perkataan itu, wajah Lani tampak memerah karena malu dan marah, lalu tubuhnya diam tak bereaksi, pemuda itu menjadi marah dan menarik kuat-kuat kedua buah dada Lani. Satu ditarik ke atas dan satu ditarik ke bawah bergantian dengan keras sehingga Lani menjerit-jerit kesakitan, “Dasar cewek munafik…! keenakan aja sok menderita!

    Gua bikin elo orgasme dan elo nggak bisa bohong bahwa elo keenakan minta diperkosa!” Dengan bernafsu kembali pemuda itu memperkosa Lani, sesekali ia kembali menghentikan pompaannya, dan secara refleks kembali Lani ganti menggoyangkan pantatnya maju mundur, selama beberapa saat hingga Lani sadar dan dapat mengendalikan tubuhnya.

    Hal itu terjadi berkali-kali, bahkan saat pemuda itu mendorong tubuh Lani hingga batang kemaluannya keluar dari liang kemaluan Lani. Secara refleks diluar kemauan Lani sendiri. Tubuh Lani kembali merapat sehingga batang kemaluan itu kembali terbenam ke dalam liang senggamanya sambil kaki Lani melipat erat seolah-olah takut lepas.

    Pemuda itu semakin lama tampak semakin ganas memperkosa Lani, hingga selang beberapa saat tampak tubuh Lani berkelonjotan dan menegang, kedua kakinya mengacung lurus dengan otot paha dan betisnya mengejang, jari-jari kakinya menutup, dan nafas Lani tak teratur sambil terus merintih keras dan panjang, “Ohhh… Akkkhhh… Ooohhh…!” pemuda itu semakin mempercepat gerakannya hingga akhirnya membuat Lani merintih panjang.

    “Ohhh… ” seluruh tubuh Lani menegang dan menggelinjang selama beberapa detik dan aku sadar bahwa Lani sedang mengalami orgasme dahsyat dan kenikmatan luar biasa. Setelah berkelonjotan sesaat, tubuh Lani tumbang dengan lemas di pelukan pemerkosanya. Pemuda itu masih terus memompa Lani yang telah lemas sambil nyengir senang dan berkata, “Hehe.. elo liat kakak elo ini… dia demen ngent*tan juga kok… hahahaha…!”

    Tiba-tiba pintu kembali terbuka, dan alangkah kagetnya aku melihat begitu banyak pemuda yang masuk, sekitar 10 orang lebih, termasuk salah seorangnya adalah pria besar tegap yang menghajarku. Tanpa banyak bicara mereka ikut menikmati tubuh Lani, masing-masing pemuda itu memperkosa Lani dengan posisi yang bervariasi.

    Rasanya semua posisi yang pernah kulihat di film biru telah mereka praktekkan semua pada Lani. Khusus giliran pemuda berbadan besar yang dipanggil Hary itu memperkosa, Lani tampak sangat menderita karena batang kemaluan Hary benar-benar besar dan panjang, kutaksir lebih dari 20 cm. Dalam waktu singkat tubuh telanjang bulat Lani telah mengkilap basah oleh keringat dan sperma.

    Entah berapa lama Lani diperkosa hingga pingsan berkali-kali, namun mereka selalu menyadarkan Lani lagi dengan menampar dan menyiramnya dengan air, lalu kembali memperkosa dengan brutal. Aku menutup mata tak ingin melihat penderitaan Lani.

    Lani yang menangis dengan air mata yang telah habis, tampak Lani sedang disodomi, di sebelahku Lani juga tengah diperkosa, payudara Lani yang padat dan ranum tampak bergoyang-goyang keras, pria di belakang Lani tanpa bosan-bosannya meremas-remas dan menarik-narik buah dada Lani dengan brutal, bagaikan memerah susu sapi.

    Kini Lani diletakkan di atas lantai beralas tikar, pemuda yang sedang menggilir Lani melebarkan kaki Lani sehingga membentuk seperti kaki kodok, dengan posisi itu ia menghujamkan batang kemaluannya yang panjang dan besar keluar masuk dengan cepat dan keras ke dalam liang kemaluan Lani.

    Sementara salah satu pria memaksa Lani mengulum batang kemaluannya, sehingga mulut Lani yang mungil penuh dengan batang kemaluan besar itu, kemudian pemuda yang memperkosa Lani berganti posisi, ia menduduki tubuh Lani lalu meletakkan batang kemaluannya yang panjang di antara dua bukit kembar Lani.

    Tangannya mendempetkan buah dada Lani hingga menjepit batang kemaluannya yang kemudian dimaju-mundurkan. Selang beberapa saat dari batang kemaluannya menyembur sperma yang menyemprot wajah dan leher Lani, kemudian sisa-sisa spermanya dioleskan pada kedua buah susu Lani.

    Aku menutup mataku agar tidak melihat penderitaan Lani, tapi masih saja kudengar rintihan Lani yang semakin lama semakin lemah, gerombolan pemuda itu tak henti-hentinya mengucapkan kata-kata kotor. Tiba-tiba pimpinan mereka Hary mendekat.

    “Sekarang giliran elo menikmati kakak elo ini… elo kan sudah banyak belajar dari tadi! Hahaha…” lalu tubuh Lani yang telah lemah lunglai dicampakkan ke atas tubuhku, aku memeluk tubuh Lani yang telanjang bulat, sambil membelai rambutnya aku berbisik, “Tabah ya.. Ci…” walaupun aku sendiri sangat ketakutan, Lani hanya dapat mengangguk lemah sambil menangis sesunggukan.

    “Hei! kalian tunggu apa? ayo ngent*tan! kita pingin liat nih… yang cewek di atas!” seru Hary sambil mengacungkan parang yang membuat kami ketakutan, Lani lalu menurut dan memasukkan liang kewanitaannya ke dalam batang kemaluanku yang memang telah menegang keras saat aku memeluk Lani dan buah dada Lani yang walaupun lengket oleh sperma, tapi terasa kenyal dan hangat menekan dadaku.

    Aku serasa berada di awang-awang saat batang kemaluanku menembus kemaluan Lani yang beberapa jam lalu masih perawan, seluruh batang kemaluanku terbenam ke liang kemaluan yang sempit itu dan aku merasa batang kemaluanku dijepit dengan kenikmatan yang tiada taranya.

    “Ayo kamu goyang adik elo selama dua menit! Setelah itu angkat memiaw kamu, adik elo harus masih ngaceng tongkolnya, kalo cepat keluar, mending kita potong dan masak tongkolnya buat makanan ayam!” Lani lalu mulai menggoyangkan pinggulnya naik turun, aku tak dapat menahan sensasi yang tak pernah kurasakan itu, dan baru beberapa detik Lani memompa, aku telah mengalami ejakulasi dan spermaku menyemprot keluar, tidak terlalu banyak karena aku telah mengalami orgasme tadi.

    Lani juga merasakan aku ejakulasi, ia kini menggoyangkan pinggulnya maju mundur agar tidak ketahuan aku telah orgasme. Lani menggunakan rambut kemaluannya yang lebat membantu untuk mengelap cairan spermaku yang meleleh keluar dari liang kewanitaannya.

    Sementara batang kemaluanku yang masih berada di dalam kemaluan Lani perlahan mulai mengecil. Selang dua menit, Hary berkata keras, “Eh.. Non, angkat memiaw elo! Kita mau liat adik elo masih ngaceng nggak.. jangan-jangan elo pura-pura doang, ngaduk-ngaduk yang sudah loyo!”.

    Lani menggeleng sambil menangis, “Nggakk… dia masih tegang, benar… sumpah…” Lani berusaha melindungiku. “Angkat memiaw elo gua bilang!” bentak Hary menggelegar. Lani tetap membuat gerakan maju-mundur sambil berkata, “Jangan… saya tidak bohong… ini masih tegang…” Si Hary dengan kasar lalu mendorong tubuh Lani hingga jatuh, ia tertawa melihat batang kemaluanku telah jatuh lemas.

    “Hahaha.. dasar banci! Kamu masih suka berlindung di bawah ketiak kakak cewek elo ya? Tapi elo masih harus muasin kakak elo… ayo kocok dan cuci memiaw dia sama tangan elo!” Aku dipaksa merangkak mendekati Lani, Lani diperintahkan terlentang dan mengangkangkan kedua pahanya, lalu aku dipaksa memasukkan jariku ke dalam lubang kemaluan Lani dan mengocoknya.

    “Hei.. kalo cuma satu jari mana puas kakak elo!” Aku lalu memasukkan dua jariku ke dalam liang kemaluan Lani, lalu atas perintah mereka kukocok-kocok liang kemaluan Lani itu dengan kuat dan cepat, sehingga Lani merintih-rintih dan kedua pahanya tampak bergetar menahan sensasi yang kutimbulkan.

    Memandang Lani yang tidak berdaya itu. Perlahan kembali batang kemaluanku mengacung. “Nah.. elo ngaceng lagi akhirnya… ayo sekarang dua-duanya ngent*tan yang panas!” Aku lalu memeluk Lani sambil sesekali meremas perlahan buah dadanya, lalu aku kembali berbisik.

    “Maaf ya Ci…” Lani hanya menatap kosong sambil mengangguk pelan. “Heh! Ini bukan acara gaya kura-kura! elo berdua… ayo bercinta yang panas, kalo tidak gua bikin bakpao pantat-pantat elo!” Dengan ketakutan akhirnya aku dan Lani menurut, kami lalu bergumul dengan panas di atas lantai papan itu dalam keadaan sama-sama telanjang bulat, saling merangkul dan berciuman, tanganku sesekali meremas buah dada Lani.


    Sementara tangan Lani melingkari batang kemaluanku dan mengocoknya, tak pernah kubayangkan aku akan melakukan hal ini pada kakak sepupuku sendiri. Kawanan itu tertawa senang melihat kami kakak beradik bergulat dalam keadaan telanjang bulat di atas lantai.

    “Hei..! ini bukan film bisu! Kalian ucapin kata-kata merangsang! Cepat..!” Terpaksa kami menurutinya, “Ohh.. saya jilat susu kakak ya? Hmmpphh… saya remas-remas ya?” kataku sambil mengulum puting susu Lani dan meremas-remasnya. elo maen sinetron ya? ngent*tan aja kata-katanya sok sopan! Dasar tolol… dan yang cewek, kalo elo diam aja nanti toket elo gua cabut dari tempatnya dan pentil susu elo gue goreng!”

    Dengan ketakutan kami menurutinya, sambil terus bergumul dan saling memompa, kami terus mengucapkan serentetan kata-kata tanpa berpikir lagi, karena ngeri melihat parang Hary yang mengacung ke arah kami jika kami tidak bersuara. “Oh… gue ent*t elo, susu elo enak.. mantap… gue ent*t seharian ya, Ci?” Tanpa berpikir kukeluarkan kata-kata itu, sementara Lani juga menimpali tanpa berpikir.

    “Ahh… anu elo… panjang… masukkin yang dalam… lebih cepat… ohh…” Mereka semua tertawa-tawa, Hary rupanya telah sangat terangsang melihat Lani, ia mendekat dan menjambak rambut Lani dan menarik Lani ke dalam pelukannya, “Elo liat baik-baik gimana caranya cewek!” katanya padaku.

    Tubuh Lani lalu diangkatnya dengan mudah, dengan posisi berdiri ia menggendong Lani dengan mengangkat pantat Lani, terpaksa Lani memeluk leher Hary yang tinggi kekar agar ia tidak terjatuh ke belakang, lalu dengan buas Hary memompa batang kemaluannya yang luar biasa panjang dan besar masuk ke dalam liang kemaluan Lani.

    Hary yang besar setinggi 180 cm lebih itu memompa Lani yang setinggi 157 cm dengan posisi itu dengan mudah. Batang kemaluannya dengan deras amblas keluar masuk ke dalam kemaluan Lani sehingga tubuh Lani terguncang hebat, buah dadanya terhentak-hentak naik turun.

    Tak berapa lama tubuh Lani kembali menggelinjang dan ototnya menegang, diringi dengan rintihan panjang Lani kembali mengalami orgasme hebat. Hary tidak berhenti dan belum mengalami ejakulasi, pompaannya semakin bertambah kuat. Lani semakin lama tampak semakin lelah dan lemah, sementara batang kemaluan Hary semakin hebat saja mengaduk liang kemaluannya dalam posisi berdiri.

    Akhirnya tanpa dapat dicegah tubuh Lani jatuh lunglai ke belakang, pelukannya pada leher Hary lepas, Hary membiarkan tubuh Lani jatuh tetapi ia tetap memegang kokoh pinggul Lani yang sedang digoyang habis-habisan, sehingga Lani terjuntai tak berdaya.

    Tangan dan rambutnya menyentuh lantai sementara tubuhnya masih tetap digendong dan liang kemaluannya disodok-sodok dengan kejam dan buas. Hary melakukannya sambil berjalan dan tertawa-tawa, sehingga Lani ikut terseret kemana ia melangkah. Setelah puas mengocok Lani dengan posisi itu, Hary lalu mengangkat pinggul Lani naik hingga ke dada. Tubuh Lani kembali terangkat dengan kepala di bawah, sehingga batang kemaluan Hary membentur-bentur punggung mulus Lani.

    Hary yang mempunyai tenaga besar itu kembali menaikkan pinggul Lani hingga kemaluan Lani terhidang di depan mulutnya, dengan rakus ia melumat habis kemaluan Lani dengan mulutnya. Kemudian ia memutar tubuh Lani sehingga kini wajah Lani ditampar-tampar oleh batang kemaluannya yang besar dan sangat keras.

    Hary kembali melumat kemaluan Lani dengan penuh nafsu, jari-jari tangannya juga menyodok-nyodok anus Lani yang masih terjuntai pingsan, dengan posisi ini akhirnya Hary berejakulasi, spermanya dengan deras membanjiri wajah Lani hingga ke rambut, dan menetes-netes ke lantai papan. Setelah itu kembali Lani digilir oleh teman-teman Hary yang lain, tidak perduli Lani telah pingsan dan tidak dapat bangun lagi walaupun ditampar dengan kuat dan disiram dengan air.

    Setelah puas, mereka lalu mencampakkan kami ke lantai, menunggu Lani sadar kembali, lalu mereka beramai-ramai mengelilingi kami dan mengencingi tubuh kami, bahkan aku dipaksa minum air kencing mereka, sementara Hary memaksa Lani mengulum batang kemaluannya, lalu ia mengencingi Lani dengan cara seperti itu dan memerintahkan Lani menelan semua air kencingnya.

    Akhirnya setelah puas lalu mereka menyekap kami, memberi sedikit makan dan minum dan baru melepas kami pada saat tengah malam tanpa memberi kami pakaian, terpaksa kami berjalan kaki tertatih-tatih pulang ke rumah kontrakanku yang berjarak sekitar 200 meter dari situ dengan keadaan telanjang bulat.

    Kami mengendap-ngendap hingga akhirnya sampai, kami merasa lega, rahasia ini tetap kami pendam, selain mereka mengancam jika melapor polisi maka kami akan dibunuh, kami juga malu menceritakan pengalaman pahit ini.

    Yang penting kami telah lepas dari mimpi buruk itu, sehari setelah kejadian itu aku langsung pindah rumah kontrakan ke tempat yang lebih jauh dan kami merasa bebas dari bajingan-bajingan itu.

    Namun ternyata kami salah mengira, kejadian malam itu barulah awalnya, karena kejadian yang akan menimpa Lani kemudian jauh lebih brutal lagi.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Telanjang Terikat di Ranjang

    Cerita Sex Telanjang Terikat di Ranjang


    1797 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Telanjang Terikat di RanjangCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Mimpi apa semalam dapat beginian yang membuat asik, cepetan aja gak usah kebanyakan ngobrol kamu, mendingan buka jaket wanita itu, “siap boss, dimana salah satu preman itu menurunkan resleting jaketnya April dan preman yang lainnya memegang kaki April supaya tidak menendang, preman yang menurunkan resletingnya kaget karena saat membuka jaketnya April tidak memakai baju dan hanya berpakain jaket saja.

    “ah,,yang bener lo Jo,,”, si bos preman itu pun menutupi mulut April dengan tangan kirinya dan tangan kanannya bergerak menyusup ke dalam jaket April dan langsung meremas kencang payudara kiri April.

    Ekspresi wajah April menunjukkan kalau April kesakitan akibat remasan kencang si bos preman di payudara kirinya. Preman yang memegangi kaki April tidak tahan hanya melihat kaki & paha April yang putih mulus tanpa cacat sedikit pun. Jadi, preman itu mengelus-elus paha April dengan tangan kanannya. Lalu tangan preman itu terus bergerak hingga ke pangkal paha April.

    “die juga gak pake celana dalem bos,,kayaknye die emang udeh siap buat dientot ni bos,,”.

    “yaude,,lepasin jaketnye, Jo,,biar ni cewek telanjang sekalian,,”.

    “oke bos,,”. Ketiga preman itu jadi lengah sehingga otak April langsung bekerja untuk melepaskan diri dari 3 preman itu. April mendorong kepalanya ke belakang sehingga mengenai wajah si bos preman.
    “aarrgghh,,”, bos preman itu langsung menjauh dari April sambil memegangi hidungnya yang hampir patah karena terbentur bagian belakang dari kepala April. 1 preman sudah lepas, 2 more to go.

    April mengangkat kaki kanannya sehingga lutut April langsung menghantam dagu preman yang memegangi kakinya. Preman itu langsung jatu terjerembab ke belakang. Still 1 preman standing. April langsung meninju preman yang tadi ditugasi melucuti jaket April.

    Meski tinju April lemah, tapi mampu membuat preman itu juga jatuh ke belakang karena preman itu berjongkok dengan sedikit berjinjit. April pun langsung mengambil langkah 2 ribu menjauhi 3 preman yang sedang kesakitan sambil berteriak minta tolong.

    Ada orang keluar dari warung, April berlari ke arah orang itu, sambil berlari, April menarik resleting jaketnya ke atas lagi agar payudaranya tertutupi jaket.

    “tolong pak,,saya mau diperkosa,,”, kata April sambil berlindung di belakang orang itu.

    “mana Dek,,yang mau merkosa,,”, ujar orang itu sambil bertolak pinggang seperti jagoan. 3 preman itu muncul di hadapan abang pemilik warung dengan nafas mereka yang terengah-engah. April merasa sedikit tenang melihat si abang pemilik warung kelihatannya tidak gentar menghadapi 3 orang preman itu.

    Tiba-tiba, trio preman itu langsung bergerak ke belakang si abang pemilik warung dan menangkap April.

    “pak,,tolong saya,,”, pinta April dengan wajah sedihnya. Abang pemilik warung itu menoleh ke belakang.

    “ah,,parah lo betiga,,udah gue kasih minuman,,malah gak ngajak gue pas mau merkosa cewek,,”, kata-kata yang keluar dari mulut si abang pemilik warung membuat April seperti tersamber petir.

    “gimane mau ngajak lo Din,,die aje kabur,,”.

    “kok bisa kabur?”.

    “noh,,gara-gara si Narjo buka jaketnye kelamaan,,”.

    “bukan salah gue bos,,gara-gara si Bagus,,megangin kakinye gak bener,,”.

    “enak aje,,lo,,bos Hari juga salah,,”.

    “udeh,,udeh,,mending,,kite mulai aje,,ngerjain ni cewek nyang kayak bidadari ini,,”.

    “bener juge ape kate lo,,Yo,,”. Akhirnya, nama mereka terungkap juga. Si bos preman bernama Hari, si abang pemilik warung bernama Taryo, preman yang tadi memegangi kaki April bernama Bagus, dan preman yang terakhir bernama Narjo.

    “ngapain lo kabur tadi,,hah?!”, sebuah tamparan mendarat di pipi kanan April.

    “udeh,,kite telanjangin aje nih cewek,,biar die kapok,,”. Dalam waktu sekejap, jaket April sudah dibuang jauh-jauh oleh Hari.

    “buset,,bodynye bohay banget,,”, ujar Narjo.

    “liat tuh memeknye,,kayaknye,,masih perawan,,”.

    “berarti gue yang merawanin,,”, kata Udin.

    “enak aje lo, Din..gue bosnye disini,,”, balas Hari.

    “tapi,,ini kan warung gue,,”, balas Udin tak mau kalah.

    “yaude,,lo yang merawanin,,tapi kite gratis minum di warung lo satu minggu ye,,”, kata Hari.

    “sip dah,,nyang penting bisa merawanin cewek,,”.

    “jangan perkosa saya,,”, pinta April, air matanya pun mengalir keluar.

    “diem lo !! ntar lo juga enak,,”, ejek Bagus.

    “kite taro aje di bangku biar lebih enak,,”, usul Narjo.

    “bener juga lo Jo,,”. Narjo & Bagus mengangkat tubuh April dan menaruh April di kursi panjang dari kayu yang biasa ada di warteg. Bagus & Narjo mengangkat kaki April ke atas sehingga vagina April yang ada di tepi ujung bangku benar-benar terekspos dengan sangat jelas.

    Hari duduk di ujung bangku yang satunya, dia memegangi kedua tangan April sambil menikmati kelembutan dari bibir April yang tipis dan lembut. April tau kalau dia tidak bisa melakukan perlawanan lagi karena kali ini dia benar-benar tidak berdaya. April tidak tau apa yang akan terjadi pada vaginanya karena pandangannya tertutupi leher Hari.

    “gue jilat dulu ah,,pengen tau,,memeknye perawan manis ape nggak,,hehe,,”, ujar Udin. Udin berjongkok di depan vagina April dan menatapi pemandangan indah di depannya bagai detektif yang memperhatikan dengan teliti untuk menemukan barang bukti.

    “gak ade bulunye lagi,,jadi tambah napsu gue,,”, kata Udin.

    “udeh,,cepetan lo Din,,ntar gantian,,”, kata Hari lalu Hari melanjutkan melumat bibir April lagi.

    “sabar nape lo,,”. Udin mengelus-elus kedua paha mulus April hingga menyentuh pangkal paha April. Lalu Udin mendekatkan wajahnya ke vagina April. Udin semakin nafsu setelah melihat bentuk vagina April yang masih sempurna serta wangi alami dari vagina April yang dirawat dengan baik oleh April.

    Udin menyapu belahan bibir vagina April dari bawah ke atas dengan sekali sapuan saja. April menggelinjang karena sapuan lidah Udin seperti sengatan listrik yang mengalir di sekujur tubuhnya. Kemudian, Udin menggelitik klitoris April dengan lidahnya.

    “mmmffhh,,”, desah April tertahan bibir Hari. Bagus & Narjo tidak hanya memegangi kaki April saja, tapi masing-masing dari mereka juga ‘memegangi’ dan meremasi payudara April. Udin membuka bibir vagina April sehingga dia bisa melihat bagian dalam dari vagina April yang terlihat sangat menggiurkan karena masih merah merekah.

    Lidah Udin sudah terselip di dalam lubang vagina April. Udin membenamkan kepalanya ke selangkangan April agar Udin bisa memasukkan lidahnya lebih dalam ke vagina April. April memang menolak, tapi dia tidak bisa menyangkal tubuhnya yang dengan senang hati menerima serangan lidah Udin.

    “nnggffhh,,,”, suara lenguhan April yang masih tertahan bibir Hari. Tubuh April menjadi tegang karena dia sedang mengalami orgasme.

    “ssuurpp,,slluurrp,,”, Udin tidak menyia-nyiakan satu tetes pun hingga cairan vagina April tak bersisa.

    “gimane Din?”, tanya Bagus.

    “maknyus,,enak banget,,manis ‘n gurih,,”, jawab Udin.

    “namanye juga memek perawan,,”, ujar Narjo.

    “gantian lo Din,,”, kata Hari.

    “okeh,,”. Hari & Udin bertukar posisi. Mereka bergantian menjilati vagina April hingga masing-masing mereka telah mencicipi cairan vagina April. April sudah pasrah karena tenaganya habis setelah 4x orgasme. Sekarang, Udin berhadapan dengan vagina April lagi dengan celananya yang sudah melorot sehingga penis Udin terbebas keluar dari sangkarnya.

    “akhirnye,,****** gue bisa ngerasain memek perawan juga,,”, ujar Udin. Udin sudah sangat bersemangat ingin segera menghujamkan penisnya ke dalam vagina April.

    “hoi !!”, teriak seseorang. 4 orang itu menengok ke arah sumber suara yang mereka dengar.

    “siape lo?!”, tanya Udin.

    “jangan ganggu dia !!”, teriak orang itu. Udin bergegas memakai celananya lagi.

    “mao jadi jagoan lo?”. Bagus & Narjo melepaskan kaki April dan maju bersama Udin ke arah orang itu sementara Hari mengikat kaki & tangan April dengan tali rafiah yang Hari ambil dari warung Udin.

    “lo semua,,jangan ganggu tuh cewek !!”, kata orang itu.

    “oh,,lo mao jadi jagoan lo yee,,”, kata Hari yang bergabung dengan Udin, Bagus, dan Narjo.

    “nyari mati die,,kite matiin aje nih orang,,biar kite bisa ngentotin perawan,,”.

    “Gus,,Jo,,maju lo bedua,,hajar ampe mampus nih jagoan kemaleman,,”, perintah Hari.

    “oke bos,,”, jawab Bagus & Narjo maju mendekat ke orang itu. Bagus menyerang duluan, dia melayangkan tinju kanannya ke arah orang itu. Orang itu menangkis dengan tangan kanannya, lalu segera menendang perut Bagus dengan cepat.

    Meski hanya 1 kali tendangan, Bagus langsung sujud sambil memegangi perutnya dan meringis kesakitan. Narjo menyerang orang itu dari belakang dengan melayangkan sebuah pukulan.

    Tapi, dengan cekatan orang itu menghindar ke kiri lalu menggerakkan siku tangan kanannya untuk mengenai perut Narjo. Narjo langsung kesakitan karena hantaman siku orang itu begitu kuat. Orang itu langsung melakukan tendangan berputar ke belakang dan mengenai wajah Narjo sehingga Narjo langsung terlempar ke samping.

    “sialan lo !!”, Hari & Udin langsung maju menyerang orang itu. Tapi, orang itu melayangkan 2 jurus tendangan saja, Udin dan Hari langsung kesakitan.

    “awas lo ye,,!!”, ancem Hari sambil kabur. Udin, Bagus, dan Narjo juga lari dengan sangat kencang. Orang itu mendekati April yang tidak berbusana dan tidak berdaya karena kaki & tangannya terikat ke bangku.

    “lo gak apa-apa?”, kata orang itu sambil melepaskan ikatan di kaki dan tangan April.

    “terima kasih,,”, jawab April masih lemah.

    “nih,,pake jaket gue,,”, orang itu memakaikan jaketnya ke April setelah April duduk di bangku.

    “terima kasih Mas,,”.

    “kenalin nama gue Eno,,”.

    “nama saya April,,”.

    Ternyata, Eno adalah sabuk hitam dalam Taekwondo sehingga tidak heran dia mengalahkan 4 orang tadi dengan sangat mudah meskipun wajah Eno tidak mendekati kata ganteng sedikit pun.

    “ngapain lo malem-malem ada di luar?”.

    “saya baru dateng dari desa Mas,,”.

    “oh,,pantes aja,,mukanya masih lugu,,terus sekarang mana celana kamu? masa gak pake celana kayak gini,,”.

    “gak tau Mas,,”.

    “yaudah,,lo pake celana training gue aja,,”, kata Eno menyerahkan celana trainingnya yang dia ambil dari dalam tasnya.

    “makasih Mas,,”.

    “lo mau kemana sekarang?”.

    “mm,,saya mau ke rumah saudara saya,,”, April berbohong.

    “mau gue anter?”.

    “ah,,gak usah Mas,,saya jalan sendiri saja,,”, April menolak tawaran dari Eno karena dia sudah tidak percaya kepada laki-laki.

    “yaudah,,tapi gue anterin ke tempat yang lebih rame ya?”.

    “apa gak ngerepotin?”.

    “gak apa-apa,,yuk,,”. Eno berjalan ke motornya yang diparkir agak jauh dari warung. April memakai celana training Eno sehingga akhirnya, vagina April tertutup juga.

    Eno datang mendekati April dengan mengendarai motornya.

    “ayo,,naik,,”.

    “iya Mas,,”. April naik membonceng di belakang lalu Eno memacu motornya menjauhi warung itu menuju ke tempat yang lebih ramai.

    “makasih ya Mas,,”, April turun dari motor.

    “lo gak pake alas kaki ya dari tadi?”.

    “iya,,Mas,,ilang,,”.

    “oh,,kalo gitu pake sendal gue aja,,nih,,”.

    “ntar Mas gimana?”.

    “udah,,gak apa-apa,,pake aja,,tapi beneran lo gak apa-apa jalan sendiri?”.

    “iya Mas,,gak apa-apa,,makasih banyak udah nyelametin saya Mas,,”.

    “yaudah deh,,gue duluan ya,,ati-ati lo,,”. Eno pun pergi meninggalkan April karena dia ada urusan penting. April berjalan sendiri lagi, tapi kali ini dia memakai celana untuk menutupi bagian bawah tubuhnya dan sendal untuk melindungi kakinya.

    Tenaga April tinggal seperempat saja sehingga April hanya mengikuti kakinya tanpa tau arah & tujuan. Kakinya membawa April ke sebuah komplek perumahan yang lumayan elit. Seperti komplek lainnya, ada pos satpam dan portal sebelum masuk ke komplek, tapi kelihatannya satpamnya sedang tidak ada.

    Cerita Dewasa : April masuk ke daerah komplek itu dengan langkah gontai karena dia sudah sangat lemas. Battery empty, please recharge. Tenaga April sudah benar-benar tidak tersisa lagi kali ini sehingga April jatuh pingsan di depan sebuah rumah yang besar.

    Dengan mata yang samar-samar, April melihat ada seseorang yang mengangkat tubuhnya. Setelah itu, April sudah tak sadarkan diri. Saat bangun, April sudah berada di atas ranjang yang sangat empuk. Dia meregangkan tubuhnya alias ngulet.

    Battery full. Badan April sudah benar-benar segar sehabis tidur sehingga April memutuskan untuk bangun dari ranjang. Kamar itu begitu besar, luas, dan penuh dengan barang yang keliatannya mahal. April tidak berani menyentuh apa-apa karena takut ada yang pecah.

    April berjalan menuju ke pintu kamar yang sangat besar. April membuka pintu kamar itu dan berjalan keluar dari kamar. April menjelajahi rumah yang lumayan besar itu dan mencari si pemilik rumah yang mungkin tadi telah membawanya masuk ke dalam rumah.

    Tapi, meski dicari kemana-mana, April tidak menemukan siapa-siapa di rumah itu. Jadi, April hanya duduk di sofa yang ada di ruang tamu. Tiba-tiba April mendengar suara pintu terbuka. Seorang bapak masuk ke dalam ruang tamu.

    “eh,,kamu udah bangun?”.

    “bapak siapa?”, tanya April ketakutan.

    “nama bapak,,Dirman,,kamu?”.

    “nama saya April,,kenapa saya ada disini?”.

    “tadi kamu pingsan di depan rumah bapak,,jadi bapak bawa kamu ke dalem rumah,,”.

    “maaf,,saya ngerepotin bapak,,”.

    “kenapa nak April bisa pingsan?”.

    “saya kesasar,,”.

    “oh,,kalo gitu,,nak April tinggal disini aja dulu,,”.

    “aduh,,maap pak,,saya gak mau ngerepotin,,”.

    “gak apa-apa,,pasti kamu lapar,,udah lah,,malem ini nak April tinggal disini dulu,,”.

    “tapi kalau saya tinggal disini,,apa istri bapak gak apa-apa?”.

    “oh,,nak April tenang saja,,istri bapak sudah gak ada,,”.

    “oh,,maap Pak,,saya gak bermaksud,,”.

    “ah,,gak apa-apa,,ayo nak April,,kita makan,,”.

    “gak usah Pak,,”.

    “kruukk,,,~~”, bunyi dari perut April yang keroncongan membuat April tersipu malu.

    “tuh kan,,udah ayo kita makan,,”, Pak Dirman menarik tangan kanan April dan membawanya ke ruang makan. Sambil berjalan ke ruang makan, pikiran April bercabang menjadi 2. Yang satu, April deg-degan dan khawatir dengan Pak Dirman yang duda karena April teringat kejadian bersama ayah angkatnya.

    Sedangkan, pikiran April yang lain mengatakan kalau dia pergi malam ini, dia bakal kelaparan dan mungkin dia akan diperkosa oleh preman-preman yang sedang mabok. Jadi, April telah memilih untuk tinggal di rumah itu untuk semalam.

    “gue nginep disini dulu deh,,kayaknya ni bapak gak punya pikiran macem-macem,,”, pikir April. Pak Dirman memang terlihat seperti bapak yang baik, tapi who knows?.

    “makanan sudah siap Pak,,”, sapa orang yang ada di dekat meja makan.

    “oh,,makasih To,,kamu sudah makan, To?”.

    “saya mah gampang, Pak,,saya permisi dulu ke belakang ya Pak,,”.

    Parto berjalan keluar dari dapur.

    “ayo,,nak April,,mari makan,,”.

    “gak apa-apa nih Pak Dirman?”.

    “gak apa-apa,,hayo cepet,,mumpung masih anget,,”. Pak Dirman duduk lebih dulu, disusul April yang masih agak malu-malu duduk di meja makan.

    “ayo April,,gak usah malu-malu,,ayo makan,,”.

    “iya Pak,,”. Pak Dirman mulai mengambil makanan sedangkan April hanya sedikit mengambil makanan karena April masih agak malu-malu.

    “mm,,Pak Dirman,,saya boleh numpang ke kamar kecil?”.

    “oh boleh,,nak April terus aja terus belok kiri,,nah ruangan yang ada di kanan,,itu wc,,”.

    “makasih Pak,,saya permisi dulu,,”.

    “oh ya,,ya,,silakan,,”. April mengikuti arahan petunjuk dari Pak Dirman sehingga dia bisa menemukan kamar mandi. Setelah buang air kecil, April mencuci tangannya di wastafel sambil menatap kaca yang ada di depannya.

    April melihat bayangan seorang gadis berparas cantik dengan kulit wajah putih merona. Bayangan itu tak lain dan tak bukan adalah dirinya sendiri.

    Damn, my beautiful face. April berpikir kalau saja wajahnya tidak cantik mungkin hidupnya tidak seperti sekarang, mungkin dia akan hidup bahagia. Tapi, apa mau dikata. Wajah tidak bisa diganti, operasi plastik tidak mungkin April lakukan karena kantongnya hanya berisi angin saja alias boke’. April kembali lagi ke ruang makan dan duduk kembali di bangkunya.

    “ayo nak April,,makan lagi,,”.

    “aduh,,saya udah kenyang Pak,,”, kata April sambil meminum sisa air minumnya.

    “bener nak April udah kenyang? gak mau nambah?”.

    “makasih,,Pak,,saya udah kenyang banget,,”, April merasa matanya berat sekali dan mati-matian melawan rasa kantuk yang tiba-tiba menyerangnya.

    “padahal gue baru tidur,,kenapa gue udah ngantuk lagi?”, tanya April dalam hati. April mengucek-ngucek matanya.

    “kenapa? nak April ngantuk?”.

    “iya nih Pak,,padahal saya baru istirahat,,”.

    “ya sudah,,Parto !!”, Pak Dirman memanggil Parto. Dalam waktu sebentar, Parto sudah datang.

    “ada apa Pak?”.

    “tolong antarkan April ke kamarnya,,”.

    “baik, Pak,,”.

    “mari,,nona April,,saya tunjukkan kamarnya,,”.

    “terima kasih Mas Parto,,Pak Dirman,,maaf,,saya tidur duluan,,”.

    “oh,,ya,,gak apa-apa,,nak April emang harus istirahat,,”.

    “saya permisi dulu ya Pak Dirman,,makasih banget,,udah bolehin saya makan,,”.

    “udah,,nak April istirahat sana,,”. April berjalan di belakang Parto menuju ke kamarnya.

    “disini,,kamarnya nona,,”, Parto membuka pintu sebuah kamar yang dalamnya lumayan mewah.

    “terima kasih,,Mas Parto,,”. April masuk ke dalam kamarnya sementara Parto pergi meninggalkan April.

    “akhirnya,,”, baru saja April mengambrukkan tubuhnya ke kasur, dia langsung tertidur. Ternyata, ada yang memasukkan obat tidur ke dalam minuman April. Obat tidur itu bereaksi dengan cepat, namun hanya sebentar membuat orang tertidur mungkin hanya 1-2 jam saja.

    April terbangun dan menyadari kalau dia sama sekali tidak bisa menggerakkan kaki & tangannya. Tangan April terikat ke tiang ranjang dan kaki April terikat ke tiang ranjang yang lain sehingga kini, April dalam posisi X.

    “tolong,,!!”, teriak April kencang. Seseorang langsung masuk ke dalam kamar April.

    “tolong saya,,Pak Dirman”, pinta April dengan cemas. Pak Dirman mendekat ke arah April yang telanjang dan terikat ke ranjang.

    “tolo,,”, April berhenti meminta tolong ke Pak Dirman karena dia melihat Pak Dirman tersenyum licik dan tatapan matanya bagai srigala lapar.

    “tol,,mmffhh,,”, mulut April langsung dibukam oleh Pak Dirman.

    “gak nyangka,,malem-malem,,dapet rejeki nomplok,,”. Pak Dirman naik ke atas ranjang dan duduk di depan selangkangan April yang terbuka lebar. Pak Dirman menindih tubuh April lalu Pak Dirman melepaskan bungkaman di mulut April.

    Kemuan Pak Dirman langsung membungkam mulut April lagi, tapi kali ini dengan mulutnya. Pak Dirman mengulum bibir atas dan bibir bawah April. Lalu Pak Dirman melumat bibir April habis-habisan sambil terus memainkan lidahnya di dalam rongga mulut April. April sadar dia tidak bisa melawan seperti kejadian-kejadian sebelumnya sehingga April sudah pasrah apa yang akan terjadi nantinya.

    Pak Dirman benar-benar mencumbu April sepuas-puasnya karena Pak Dirman terus melumat bibir April dengan sangat bernafsu. Setelah puas menikmati bibir April, Pak Dirman bangkit dari atas tubuh April.

    “badan kamu bagus banget,,”.

    “tolonngg !!”.

    “percuma kamu minta tolong,,mending kamu pasrah aja,,”. Pak Dirman mencengkram kedua buah payudara April yang bentuknya sangat indah itu. Pak Dirman meremas-remas kedua buah payudara April sambil sesekali mencubit payudara April. Lalu Pak Dirman mendekatkan wajahnya ke payudara April, dia mulai menciumi, menggigiti, mencupangi, dan menjilati kedua buah payudara April beserta putingnya.

    “oouuummhh,,”, sebuah desahan keluar dari mulut April. Wajah April merah seperti kepiting rebus karena dia tidak bisa menahan malu, tadi dia menolak mati-matian, tapi kini dia malah mengeluarkan desahan karena April tidak bisa mengingkari betapa nikmatnya lidah Pak Dirman yang menari-nari di payudaranya.

    Pak Dirman menurunkan ciumannya ke perut April. Pak Dirman mencucuk-cucukkan lidahnya ke pusar April. Lalu Pak Dirman menciumi perut April terus ke bawah hingga akhirnya sampai juga di lembah kenikmatan milik April.

    “wangi,,wangi sekali,,”, komentar Pak Dirman setelah dia menghirup aroma wangi yang semerbak di daerah selangkangan April. Pak Dirman turun dari ranjang, dia membuka ikatan kaki kiri April lalu Pak Dirman mengikat kaki kiri April lebih tinggi lagi kemudian Pak Dirman juga melakukan hal yang sama ke kaki kanan April sehingga sekarang kaki April menjulang ke atas bagai huruf V.

    “nah,,kalo gini kan lebih gampang,,”. Pak Dirman naik lagi ke atas ranjang dan posisi kepalanya sudah berada di antara paha putih nan mulus April. Pak Dirman memulai dengan mengecup klitoris April berulang kali sehingga sebagai respon, tubuh April menggelinjang.

    “sekarang enak kan? makanya,,kamu gak usah ngelawan lagi,,”, ejek Pak Dirman.

    April merasa seperti wanita murahan karena dia begitu menikmati lidah Pak Dirman yang sekarang sudah menjelajahi sekitar vaginanya.

    “mmmhhh,,”, desah April pelan. Pak Dirman melebarkan kedua bibir vagina April sehingga Pak Dirman bisa melihat bagian dalam dari vagina April yang masih terlihat merah menggoda.

    “jangan-jangan kamu masih perawan ya? beruntungnya malem ini,,”. Lidah Pak Dirman sudah mengaduk-aduk liang vagina April.

    “ooohhhh,,!!”, erang April mendapatkan orgasmenya. Pak Dirman tidak percaya dengan rasa cairan vagina April. Manis, gurih, dan sedikit rasa asin tercampur dengan komposisi yang sangat pas sehingga Pak Dirman mengais-ngais sisa cairan vagina April hingga tak ada sisa setetes pun.

    Tonjolan di celana Pak Dirman sudah sangat besar yang menandakan kalau Pak Dirman sudah horny berat. Pak Dirman langsung melucuti pakaian dan celananya sendiri sampai perutnya yang buncit bisa dilihat oleh April. April sangat kaget melihat apa yang mengacung tegak di bawah perut Pak Dirman.

    Penis pertama yang April lihat adalah penis ayah angkatnya, dan penis Pak Dirman lebih besar.

    “jangan,,”, lirih April pelan. Pak Dirman tidak mengindahkan April, Pak Dirman malah sudah bersiap-siap mencoblos vagina April. Kepala penis Pak Dirman sudah berada di depan lubang vagina April.

    “tidaakk,,!!”, teriak April dengan suaranya yang lemah lembut. Air mata April mengalir dari kedua matanya karena April tau kalau keperawanannya sudah tak terselamatkan lagi karena dia tidak bisa melakukan perlawanan. Pak Dirman mendorong penisnya ke dalam vagina April. Perlahan tapi pasti, penis Pak Dirman menyusup masuk ke dalam vagina April.

    “uugghh,,sempithh,,”, celoteh Pak Dirman sambil menekan penisnya ke dalam vagina April yang sangat kuat menjepit penis Pak Dirman karena vagina April masih sempit dan rapet..pet..pet. Good bye virginity, welcome paradise. April merasakan ada yang robek di dalam vaginanya.

    “nngghh,,,”, April terus menangis sambil meringis kesakitan yang luar biasa karena April merasakan vaginanya seperti terbakar dan melebar hingga semaksimal mungkin. Penis Pak Dirman sudah sepenuhnya berada di dalam vagina April, Pak Dirman merasakan liang vagina April memijit & menjepit penisnya dengan sangat kuat.
    “oohh,,enak banget,,”, desah Pak Dirman. Lalu Pak Dirman melihat ke arah penisnya, ada sedikit darah yang menyelip keluar dari vagina April.

    “ternyata,,kamu bener-bener masih perawan ya,,gak nyangka,,saya beruntung banget malam ini,,”. April hanya menangis saja.

    “kalo gitu,,maennya pelan-pelan aja ya,,”. Pak Dirman mulai memaju-mundurkan pinggulnya dengan sangat pelan.

    “heenngghh,,”, April masih merasakan pedih sekaligus sedih. Sekarang penis Pak Dirman keluar masuk vagina April lebih cepat dari sebelumnya dan terus bertambah cepat hingga mungkin 8 kali/detik. Sambil mengaduk-aduk vagina April yang luar biasa sempit itu, Pak Dirman membelai kedua buah payudara April dengan lidahnya.

    “uummmhhh,,”, April mendesah karena rasa pedih yang dia rasakan sudah hilang sehingga hanya tinggal rasa nikmat saja yang April rasakan. Air mata April pun sudah tidak keluar lagi karena mata April sudah kering.

    “nah,,mulai enak ya?”, ejek Pak Dirman melihat April yang mulai keenakan. Rasa malu dan hina menyerang April sehingga April menolehkan kepalanya ke kiri dan menutup matanya, tapi April tidak bisa berhenti mendesah karena itu adalah lolongan jiwanya. Pak Dirman menciumi leher April membuat April merinding karena geli.

    “aaahhh,,”, aliran listrik menjalar di sekujur tubuh April yang menandakan kalau dia sudah mencapai orgasme pertamanya.

    “ccppllkk,,ccppllkk,,”, suara penis Pak Dirman yang keluar masuk vagina April yang kini sudah becek gara-gara cairan vagina April sendiri. Jepitan vagina April dan rasa hangat dari cairan vagina April membuat Pak Dirman betah membiarkan penisnya berlama-lama di dalam vagina April sehingga Pak Dirman menggenjot vagina April dengan tempo yang lambat.

    “ooohh,,yeesshh,,”, erang Pak Dirman karena dia sedang menembaki rahim April dengan spermanya. Pak Dirman benar-benar puas menikmati permainannya dengan April yang baru saja selesai. Meskipun berkeringat, tapi tubuh April tetap mengeluarkan aroma wangi yang enak untuk dihirup.

    “ploop,,”, Pak Dirman mencabut penisnya dari vagina April. Cairan merah muda langsung meleleh keluar dari vagina April. Cairan merah muda itu dihasilkan dari campuran darah keperawanan April, cairan vagina April, dan sperma Pak Dirman yang tercampur dengan rata di dalam vagina April.

    “wah,,udah jam 2 malem,,besok harus bangun pagi,,kita lanjutin besok ya,,hehe”, kata Pak Dirman sambil mencubit pipi April yang halus itu. Lalu Pak Dirman meninggalkan April yang masih terikat ke ranjang. April menangis lagi karena keperawanannya baru saja direnggut oleh Pak Dirman, orang yang baru saja dia kenal, mending kalau ganteng, wajah Pak Dirman sama sekali tidak ada sisi bagusnya.

    Pak Dirman kembali lagi ke kamar April.

    “saya lupa,,”. Pak Dirman memegang dildo yang besar di tangan kanannya dan memegang lakban serta gunting di tangan kirinya. Pak Dirman mendekat ke April, lalu Pak Dirman menancapkan dildo ke vagina April.

    “nnghh,,”, April menahan pedih karena dildo itu lumayan besar. Batang dildo itu sudah tertanam di dalam vagina April, lalu Pak Dirman menekan tombol on yang ada di pangkal dildo.

    “mmmhhh,,”, April mendesah ketika dildo itu mulai bergerak-gerak dan berputar-putar di dalam vaginanya. Pak Dirman menutupi pegangan dildo itu dengan lakban secara horizontal & vertical sehingga membentuk tanda ‘+’.

    “selamat tidur ya,,bidadari cantik,,hehe,,”, Pak Dirman meninggalkan April yang terikat ke ranjang dengan dildo yang mengobok-obok vagina April. Orgasme demi orgasme April dapatkan dari dildo yang terus mengobok-obok vaginanya semalaman sampai-sampai tenaga April habis sehingga April pun pingsan.

    Lakban membuat dildo itu tidak bisa bergerak kemana-mana sehingga dildo itu tertancap di vagina April sampai keesokan pagi. Tiba-tiba pintu kamar April terbuka, dan masuklah seseorang yang sudah tidak asing lagi ke dalam kamar April.

    “hehehe,,”, orang itu tersenyum licik melihat tubuh putih mulus April yang terbaring lemah & tidak berdaya di atas ranjang.

    “bakalan puas nih,,hehe,,”.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Pembantu Vs Majikan

    Cerita Sex Pembantu Vs Majikan


    850 views

    Perawanku – Cerita Sex Pembantu Vs Majikan, Saat itu aku baru lulus SMA, aku melanjutkan kuliah di Bandung, Di sana aku tinggal di rumah pamanku, Paman dan bibi dengan senang hati menerimaku tinggal di rumah mereka, karena paman dan bibiku yang sudah 4 tahun menikah belum juga punya anak sampai saat itu, jadi kata mereka biar suasana rumahnya tambah ramai dengan kehadiranku.

    Pamanku ini adalah adik ibuku paling kecil, saat itu dia baru berumur 35 tahun. Rumah pamanku sangat luas, di sana ada kolam renangnya dan juga ada lapangan tenisnya, maklum pamanku adalah seorang pengusaha sukses yang kaya. Selain bibiku dan pamanku, di rumah itu juga ada 3 orang pembantu, 2 cewek dan seorang bapak tua berusia setengah umur, yang bertugas sebagai tukang kebun.

    Bibiku baru berumur 31 tahun, orangnya sangat cantik dengan badannya yang termasuk kecil mungil akan tetapi padat berisi, sangat serasi berbentuknya seperti gitar spanyol, badannya tidak terlalu tinggi kurang lebih 155 cm. Dadanya yang kecil terlihat padat kencang dan agak menantang.

    Pinggangnya sangat langsing dengan perutnya yang rata, akan tetapi kedua bongkahan pantatnya sangat padat menantang. Wajahnya yang sangat ayu itu, manis benar untuk dipandang. Kulitnya kuning langsat, sangat mulus.

    Kedua pembantu cewek tersebut, yang satu adalah janda berumur 27 tahun bernama Trisni dan yang satu lagi lebih muda, baru berumur 18 tahun bernama Erni. Si Erni ini, biarpun masih berumur begitu muda, tapi sudah bersuami dan suaminya tinggal di kampung, bertani katanya.

    Suatu hari ketika kuliahku sedang libur dan paman dan bibiku sedang keluar kota, aku bangun agak kesiangan dan sambil masih tidur-tiduran di tempat tidur aku mendengar lagu dari radio.

    Tiba-tiba terdengar ketukan pada pintu kamarku, lalu terdengar suara, “Den Eric.., apa sudah bangun..?” terdengar suara Trisni.

    “Yaa.. ada apa..?” jawabku.
    “Ini Den. Saya bawakan kopi buat Aden..!” katanya lagi.
    “Oh.. yaa. Bawa masuk saja..!” jawabku lagi.

    Kemudian pintu dibuka, dan terlihat Trisni masuk sambil tangannya membawa nampan yang di atasnya terdapat secangkir kopi panas dan pisang goreng. Ketika dia sedang meletakkan kopi dan pisang goreng di meja di samping tempat tidurku, badannya agak merapat di pinggir tempat tidur dan dalam posisi setengah membungkuk, terlihat dengan jelas bongkahan pantatnya yang montok dengan pinggang yang cukup langsing ditutupi kain yang dipakainya.

    Melihat pemandangan yang menarik itu dengan cepat rasa isengku bangkit, apalagi ditunjang juga dengan keadaan rumah yang sepi, maka dengan cepat tanganku bergerak ke obyek yang menarik itu dan segera mengelusnya.

    Trisni terkejut dan dengan segera menghindar sambil berkata, “Iihh.., ternyata Den Eric jail juga yaa..!”

    Melihat wajah Trisni yang masem-masem itu tanpa memperlihatkan ekspresi marah, maka dengan cepat aku bangkit dari tempat tidur dan segera menangkap kedua tangannya.

    “Aahh.. jangaann Deenn, nanti terlihat sama si Erni, kan malu atuu..!”

    Tapi tanpa memperdulikan protesnya, dengan cepat kutarik badannya ke arahku dan sambil mendekapnya dengan cepat bibirku menyergap bibirnya yang karena terkejut menjadi agak terbuka, sehingga memudahkan lidahku menerobos masuk ke dalam mulutnya.

    Dengan segera kusedot bibirnya, dan lidahku kumain-mainkan dalam mulutnya, memelintir lidahnya dan mengelus-elus bagian langit-langit mulutnya. Terdengar suara dengusan keluar dari mulutnya dan kedua matanya membelalak memandangku.

    Dadanya yang montok itu bergerak naik turun dengan cepat, membuat nafsu birahiku semakin meningkat. Tangan kiriku dengan cepat mulai bergerilya pada bagian dadanya yang menonjol serta merangsang itu, mengelus-elus kedua bukit kembar itu disertai ramasan-ramasan gemas, yang dengan segera membangkitkan nafsu Trisni juga.

    Hal itu terlihat dari wajahnya yang semakin memerah dan nafasnya yang semakin ngos-ngosan.

    Tiba-tiba terdengar suara dari arah dapur dan dengan cepat aku segera melepaskannya, Trisni juga segera membereskan rambut dan bajunya yang agak acak-acakan akibat seranganku tadi.

    Sambil menjauh dariku, dia berkata dengan pelan, “Tuhkan.., apa yang Trisni katakan tadi, hampir saja kepergok, Adeen genit siih..!”

    Sebelum dia keluar dari kamarku, kubisikan padanya, “Triis, ntar malam kalau semua sudah pada tidur kita teruskan yah..?”

    “Entar nanti ajalah..!” katanya dengan melempar seulas senyum manis sambil keluar kamarku.

    Malamnya sekitar jam 21.00, setelah semua tidur, Trisni datang ke ruang tengah, dia hanya memakai pakaian tidur yang tipis, sehingga kelihatan CD dan BH-nya.

    “Eeh, apa semua sudah tidur..?” tanyaku.
    “Sudah Den..!” jawabnya.

    Untuk lebih membuat suasana makin panas, aku telah menyiapkan film BF yang kebetulan dapat pinjam dari teman. Lalu aku mulai menyetel film itu dan ternyata pemainnya antara seorang pria Negro dan wanita Asia.

    Terlihat adegan demi adegan melintas pada layar TV, makin lama makin ‘hot’ saja, akhirnya sampai pada adegan dimana keduanya telah telanjang bulat. Si pria Negro dengan tubuhnya tinggi besar, hitam mengkilat apalagi penisnya yang telah tegang itu, benar-benar dasyat, panjang, besar, hitam mengkilat kecoklat-coklatan.

    Sedangkan ceweknya yang kelihatan orang Jepang atau orang Cina, dengan badannya kecil mungil tapi padat, kulitnya putih bersih benar-benar sangat kontras dengan pria Negro tersebut.

    Dengan sigap si Negro terlihat mengangkat cewek tersebut dan menekan ke tembok. Terlihat dari samping penisnya yang panjang hitam itu ditempatkan pada belahan bibir kemaluan cewe yang putih kemerah-merahan.

    Secara perlahan-lahan mulai ditekan masuk, dari mulut cewe tersebut terdengar keluhan panjang dan kedua kakinya menggelepar-gelepar, serta kedua bolah matanya terputar-putar sehingga lebih banyak kelihatan putihnya. Sementara penis hitam si Negro terlihat makin terbenam ke dalam kemaluan cewenya, benar-benar suatu adegan yang sangat merangsang.

    Selang sejenak terlihat pantat si Negro mulai memompa, makin lama makin cepat, sementara cewe itu menggeliat-geliat sambil setengah menjerit-jerit.

    “Aduuh.., Den. Kasian tu cewe, Negronya kok sadis benar yaah..? Iihh.., ngilu rasanya melihat barang segede itu..!” guman Trisni setengah berbisik sambil kedua bahunya agak menggigil, sedangkan wajahnya tampak mulai memerah dan nafasnya agak tersengal-sengal.

    “Wah.., Tris kan yang gede itu enak rasanya. Coba bayangkan kalau barangnya si Negro itu mengaduk-aduk itunya Trisni. Bagaimana rasanya..?” sahutku.

    “Iih.., Aden jorok aahh..!” sahut Trisni disertai bahunya yang menggigil, tapi matanya tetap terpaku pada adegan demi adegan yang makin seru saja yang sedang berlangsung di layar TV.
    Melihat keadaan Trisni itu, dengan diam-diam aku meluncurkan celana pendek yang kukenakan sekalian dengan CD, sehingga senjataku yang memang sudah sangat tegang itu meloncat sambil mengangguk-anguk dengan bebas.

    Melihat penisku yang tidak kalah besarnya dengan si Negro itu terpampang di hadapannya, kedua tangannya secara refleks menutup mulutnya, dan terdengar jeritan tertahan dari mulutnya.

    Kemudian penisku itu kudekatkan ke wajahnya, karena memang posisi kami pada waktu itu adalah aku duduk di atas sofa, sedangkan Trisni duduk melonjor di lantai sambil bersandar pada sofa tempat kududuk, sehingga posisi barangku itu sejajar dengan kepalanya.

    Segera kupegang kepala Trisni dan kutarik mendekat ke arahku, sehingga badan Trisni agak merangkak di antara kedua kakiku. Kepalanya kutarik mendekat pada kemaluanku, dan aku berusaha memasukkan penisku ke mulutnya.

    Akan tetapi dia hanya mau menciuminya saja, lidahnya bermain-main di kepala dan di sekitar batang penisku. Lalu dia mulai menjilati kedua buah pelirku, waahh.., geli banget rasanya.

    Akhirnya kelihatan dia mulai meningkatkan permainannya dan dia mulai menghisap penisku pelan-pelan. Ketika sedang asyik-asyiknya aku merasakan hisapan Trisni itu, tiba-tiba si Erni pembantu yang satunya masuk ke ruang tengah, dan dia terkejut ketika melihat adegan kami. Kami berdua juga sangat kaget, sehingga aktivitas kami jadi terhenti dengan mendadak.

    “Ehh.., Erni kamu jangan lapor ke Paman atau Bibi ya..! Awas kalau lapor..!” ancamku.
    “Ii.. ii.. iyaa.. Deen..!” jawabnya terbata-bata sambil matanya setengah terbelalak melihat kemaluanku yang besar itu tidak tertutup dan masih tegak berdiri.
    “Kamu duduk di sini aja sambil nonton film itu..!” sahutkku.
    Dengan diam-diam dia segera duduk di lantai sambil matanya tertuju ke layar TV.

    Aku kemudian melanjutkan aktivitasku terhadap Trisni, dengan melucuti semua baju Trisni. Trisni terlihat agak kikuk juga terhadap Erni, akan tetapi melihat Erni yang sedang asyik menonton adegan yang berlasung di layar TV itu, akhirnya diam saja membiarkanku melanjutkan aktivitasku itu.

    Setelah bajunya kulepaskan sampai dia telanjang bulat, kutarik badannya ke arahku, lalu dia kurebahkan di sofa panjang. Kedua kakinya tetap terjulur ke lantai, hanya bagian pantatnya ke atas yang tergeletak di sofa. Sambil membuka bajuku, kedua kakinya segera kukangkangi dan aku berlutut di antara kedua pahanya.

    Kedua tanganku kuletakkan di atas pinggulnya dan jari-jari jempolku menekan pada bibir kemaluannya, sehingga kedua bibir kemaluannya agak terbuka dan aku mulai menjilati permukaan kemaluannya, ternyata kemaluannya sudah sangat basah.

    “Deen.., oh Deen..! Uuenaak..!” rintihnya tanpa sadar.

    Sambil terus menjilati kemaluannya Trisni, aku melirik si Erni, tapi dia pura-pura tidak melihat apa yang kami lakukan, akan tetapi dadanya terlihat naik turun dan wajahnya terlihat memerah. Tidak berselang lama kemudian badannya Trisni bergetar dengan hebat dan pantatnya terangkat ke atas dan dari mulutnya terdengar desahan panjang.

    Rupanya dia telah mengalami orgasme. Setelah itu badannya terkulai lemas di atas sofa, dengan kedua kakinya tetap terjulur ke lantai, matanya terpejam dan dari wajahnya terpancar suatu kepuasan, pada dahinya terlihat bitik-bintik keringat.

    Aku lalu berjongkok di antara kedua pahanya yang masih terkangkang itu dan kedua jari jempol dan telunjuk tangan kiriku kuletakkan pada bibir kemaluannya dan kutekan supaya agak membuka, sedang tangan kananku kupegang batang penisku yang telah sangat tegang itu yang berukuran 19 cm, sambil kugesek-gesek kepala penisku ke bibir vagina Trisni.

    Akhirnya kutempatkan kepala penisku pada bibir kemaluan Trisni, yang telah terbuka oleh kedua jari tangan kiriku dan kutekan penisku pelan-pelan. Bles..! mulai kepalanya menghilang pelan-pelan ke dalam vagina Trisni diikuti patang penisku, centi demi centi menerobos ke dalam liang vaginanya.

    Sampai akhirnya amblas semua batang penisku, sementara Trisni mengerang-erang keenakan.

    “Aduhh.. eennaak.., ennkk Deen. Eenak..!”

    Aku menggerakan pinggulku maju mundur pelan-pelan, sehingga penisku keluar masuk ke dalam vagina Trisni. Terasa masih sempit liang vagina Trisni, kepala dan batang penisku serasa dijepit dan diurut-urut di dalamnya.

    Amat nikmat rasanya penisku menerobos sesuatu yang kenyal, licin dan sempit. Rangsangan itu sampai terasa pada seluruh badanku sampai ke ujung rambutku.

    Aku melirik ke arah Erni, yang sekarang secara terang-terangan telah memandang langsung ke arah kami dan melihat apa yang sedang kami lakukan itu.

    “Sini..! Daripada bengong aja mendingan kamu ikut.., ayo sini..!” kataku pada Erni.
    Lalu dengan masih malu-malu Erni menghampiri kami berdua. Aku ganti posisi, Trisni kusuruh menungging, telungkup di sofa. Sekarang dia berlutut di lantai, dimana perutnya terletak di sofa.

    Aku berlutut di belakangnya dan kedua pahanya kutarik melebar dan kumasukkan penisku dari belakang menerobos ke dalam vaginanya. Kugarap dia dari belakang sambil kedua tanganku bergerilya di tubuh Erni.

    Kuelus-elus dadanya yang masih terbungkus dengan baju, kuusap-usap perutnya. Ketika tanganku sampai di celana dalamnya, ternyata bagian bawah CD-nya sudah basah, aku mencium mulutnya lalu kusuruh dia meloloskan blouse dan BH-nya. Setelah itu aku menghisap putingnya berganti-ganti, dia kelihatan sudah sangat terangsang. Kusuruh dia melepaskan semua sisa pakaiannya, sementara pada saat bersamaan aku merasakan penisku yang berada di dalam vagina Trisni tersiram oleh cairan hangat dan badan Trisni terlonjak-lonjak, sedangkan pantatnya bergetar. Oohhh.., rupanya Trisni mengalami orgasme lagi pikirku. Setelah badannya bergetar dengan hebat, Trisni pun terkulai lemas sambil telungkup di sofa.

    Lalu kucabut penisku dan kumasukkan pelan-pelan ke vagina si Erni yang telah kusuruh tidur telentang di lantai. Ternyata kemaluan Erni lebih enak dan terasa lubangnya lebih sempit dibandingkan dengan kemaluan Trisni. Mungkin karena Erni masih lebih muda dan jarang ketemu dengan suaminya pikirku.

    Setelah masuk semua aku baru merasakan bahwa vagina si Erni itu dapat mengempot-empot, penisku seperti diremas-remas dan dihisap-hisap rasanya.

    “Uh enak banget memekmu Errr. Kamu apain itu memekmu heh..?” kataku dan si Erni hanya senyum-senyum saja, lalu kupompa dengan lebih semangat.

    “Den.., ayoo lebih cepat..! Deen.. lebih cepat. Iiih..!” dan kelihatan bahwa si Erni pun akan mencapai klimaks.

    “Iihh.. iihh.. iihh.. hmm.. oohh.. Denn.. enaakk Deen..!” rintihnya terputus-putus sambil badannya mengejang-ngejang.

    Aku mendiamkan gerakan penisku di dalam lubang vagina Erni sambil merasakan ramasan dan empotan vagina Erni yang lain dari pada lain itu. Kemudian kucabut penisku dari kemaluan Erni, Trisni langsung mendekat dan dikocoknya penisku dengan tangannya sambil dihisap ujungnya.

    Kemudian gantian Erni yang melakukannya. Kedua cewek tersebut jongkok di depanku dan bergantian menghisap-hisap dan mengocok-ngocok penisku.

    Tidak lama kemudian aku merasakan penisku mulai berdenyut-denyut dengan keras dan badanku mulai bergetar dengan hebat. Sesuatu dari dalam penisku serasa akan menerobos keluar, air maniku sudah mendesak keluar.

    “Akuu ngak tahan niihh.., mauu.. keluaar..!” mulutku mengguman, sementara tangan Erni terus mengocok dengan cepat batang penisku.

    Dan beberapa detik kemudian, “Crot.. croot.. croot.. crot..!” air maniku memancar dengan kencang yang segera ditampung oleh mulut Erni dan Trisni.

    Empat kali semprotan yang kurasakan, dan kelihatannya dibagi rata oleh Erni dan Trisni. Aku pun terkulai lemas sambil telentang di atas sofa.

    Selama sebulan lebih aku bergantian mengerjai keduanya, kadang-kadang barengan juga.
    Pada suatu hari paman memanggilku, “Ric Paman mau ke Singapore ada keperluan kurang lebih dua minggu, kamu jaga rumah yaaa..! Nemenin Bibi kamu ya..!” kata pamanku.

    “Iya deeh. Aku nggak akan dolan-dolan..!” jawabku.
    Dalam hatiku, “Kesempatan datang niihh..!”
    Bibi tersenyum manis padaku, kelihatan senyumnya itu sangat polos.
    “Hhmm.., tak tau dia bahaya sedang mengincarnya..” gumanku dalam hati.
    Niatku ingin merasakan tubuh bibi sebentar lagi pasti akan kesampaian.
    “Sekarang nih pasti akan dapat kunikmati tubuh Bibi yang bahenol..!” pikirku dalam hati.

    Setelah keberangkatan paman, malam harinya selesai makan malam dengan bibi, aku nonton Seputar Indonesia di ruang tengah.

    Bibi menghampiriku sambil berkata, “Ric, badan Bibi agak cape hari ini, Bibi mau tidur duluan yaa..!” sambil berjalan masuk ke kamarnya.

    Tadinya aku mau melampiaskan niat malam ini, tapi karena badan bibi kelihatan agak tidak fit, maka kubatalkan niatku itu. Kasihan juga ngerjain bibi dalam keadaan kurang fit dan lagian rasanya kurang seru kalau nanti belum apa-apa bibi sudah lemas. Tapi dalam hatiku aku bertekad untuk dapat menaklukkan bibi pada malam berikutnya.

    Malam itu memang tidak terjadi apa-apa, tapi aku menyusun rencana untuk dapat menaklukkan bibi. Pada malam berikutnya, setelah selesai makan malam bibi langsung masuk ke dalam kamarnya. Selang sejenak dengan diam-diam aku menyusulnya.

    Pelan-pelan kubuka pintu kamarnya yang kebetulan tidak dikunci. Sambil mengintip ke dalam, di dalam kamar tidak terlihat adanya bibi, tapi dari dalam kamar mandi terdengar suara air disiram. Rupanya bibi berada di dalam kamar mandi, aku pun dengan berjingkat-jingkat langsung masuk ke kamar bibi. Aku kemudian bersembunyi di bawah kolong tempat tidurnya.

    Selang sesaat, bibi keluar dari kamar mandi. Setelah mengunci pintu kamarnya, bibi mematikan lampu besar, sehingga ruang kamarnya sekarang hanya diterangi oleh lampu tidur yang terdapat di meja, di sisi tempat tidurnya. Kemudian bibi naik ke tempat tidur.

    Tidak lama kemudian terdengar suara napasnya yang berbunyi halus teratur menandakan bibi telah tertidur. Aku segera keluar dari bawah tempat tidurnya dengan hati-hati, takut menimbulkan suara yang akan menyebabkan bibi terbangun.

    Kulihat bibi tidur tidak berselimut, karena biarpun kamar bibi memakai AC, tapi kelihatan AC-nya diatur agar tidak terlalu dingin. Posisi tidur bibi telentang dan bibi hanya memakai baju daster merah muda yang tipis.

    Dasternya sudah terangkat sampai di atas perut, sehingga terlihat CD mini yang dikenakannya berwarna putih tipis, sehingga terlihat belahan kemaluan bibi yang ditutupi oleh rambut hitam halus kecoklat-coklatan.Buah dada bibi yang tidak terlalu besar tapi padat itu terlihat samar-samar di balik dasternya yang tipis, naik turun dengan teratur.

    Walaupun dalam posisi telentang, tapi buah dada bibi terlihat mencuat ke atas dengan putingnya yang coklat muda kecil. Melihat pemandangan yang menggairahkan itu aku benar-benar terangsang hebat. Dengan cepat kemaluanku langsung bereaksi menjadi keras dan berdiri dengan gagahnya, siap tempur.

    Perlahan-lahan kuberjongkok di samping tempat tidur dan tanganku secara hati-hati kuletakkan dengan lembut pada belahan kemaluan bibi yang mungil itu yang masih ditutupi dengan CD. Perlahan-lahan tanganku mulai mengelus-elus kemaluan bibi dan juga bagian paha atasnya yang benar-benar licin putih mulus dan sangat merangsang.

    Terlihat bibi agak bergeliat dan mulutnya agak tersenyum, mungkin bibi sedang mimpi, sedang becinta dengan paman. Aku melakukan kegiatanku dengan hati-hati takut bibi terbangun. Perlahan-lahan kulihat bagian CD bibi yang menutupi kemaluannya mulai terlihat basah, rupanya bibi sudah mulai terangsang juga. Dari mulutnya terdengar suara mendesis perlahan dan badannya menggeliat-geliat perlahan-lahan. Aku makin tersangsang melihat pemandangan itu.

    Cepat-cepat kubuka semua baju dan CD-ku, sehingga sekarang aku bertelanjang bulat. Penisku yang 19 cm itu telah berdiri kencang menganguk-angguk mencari mangsa. Dan aku membelai-belai buah dadanya, dia masih tetap tertidur saja. Aku tahu bahwa puting dan klitoris bibiku tempat paling suka dicumbui, aku tahu hal tersebut dari film-film bibiku.

    Lalu tanganku yang satu mulai gerilya di daerah vaginanya. Kemudian perlahan-lahan aku menggunting CD mini bibi dengan gunting yang terdapat di sisi tempat tidur bibi.

    Sekarang kemaluan bibi terpampang dengan jelas tanpa ada penutup lagi. Perlahan-lahan kedua kaki bibi kutarik melebar, sehingga kedua pahanya terpentang. Dengan hati-hati aku naik ke atas tempat tidur dan bercongkok di atas bibi. Kedua lututku melebar di samping pinggul bibi dan kuatur sedemikian rupa supaya tidak menyentuh pinggul bibi.

    Tangan kananku menekan pada kasur tempat tidur, tepat di samping tangan bibi, sehingga sekarang aku berada dalam posisi setengah merangkak di atas bibi.

    Tangan kiriku memegang batang penisku. Perlahan-lahan kepala penisku kuletakkan pada belahan bibir kemaluan bibi yang telah basah itu. Kepala penisku yang besar itu kugosok-gosok dengan hati-hati pada bibir kemaluan bibi.

    Terdengar suara erangan perlahan dari mulut bibi dan badannya agak mengeliat, tapi matanya tetap tertutup. Akhirnya kutekan perlahan-lahan kepala kemaluanku membelah bibir kemaluan bibi.

    Sekarang kepala kemaluanku terjepit di antara bibir kemaluan bibi. Dari mulut bibi tetap terdengar suara mendesis perlahan, akan tetapi badannya kelihatan mulai gelisah. Aku tidak mau mengambil resiko, sebelum bibi sadar, aku sudah harus menaklukan kemaluan bibi dengan menempatkan posisi penisku di dalam lubang vagina bibi.

    Sebab itu segera kupastikan letak penisku agar tegak lurus pada kemaluan bibi. Dengan bantuan tangan kiriku yang terus membimbing penisku, kutekan perlahan-lahan tapi pasti pinggulku ke bawah, sehingga kepala penisku mulai menerobos ke dalam lubang kemaluan bibi.

    Kelihatan sejenak kedua paha bibi bergerak melebar, seakan-akan menampung desakan penisku ke dalam lubang kemaluanku. Badannya tiba-tiba bergetar menggeliat dan kedua matanya mendadak terbuka, terbelalak bingung, memandangku yang sedang bertumpu di atasnya. Mulutnya terbuka seakan-akan siap untuk berteriak.

    Dengan cepat tangan kiriku yang sedang memegang penisku kulepaskan dan buru-buru kudekap mulut bibi agar jangan berteriak. Karena gerakanku yang tiba-tiba itu, posisi berat badanku tidak dapat kujaga lagi, akibatnya seluruh berat pantatku langsung menekan ke bawah, sehingga tidak dapat dicegah lagi penisku menerobos masuk ke dalam lubang kemaluan bibi dengan cepat.

    Badan bibi tersentak ke atas dan kedua pahanya mencoba untuk dirapatkan, sedangkan kedua tangannya otomatis mendorong ke atas, menolak dadaku. Dari mulutnya keluar suara jeritan, tapi tertahan oleh bekapan tangan kiriku.

    “Aauuhhmm.. aauuhhmm.. hhmm..!” desahnya tidak jelas.
    Kemudian badannya mengeliat-geliat dengan hebat, kelihatan bibi sangat kaget dan mungkin juga kesakitan akibat penisku yang besar menerobos masuk ke dalam kemaluannya dengan tiba-tiba.

    Meskipun bibi merontak-rontak, akan tetapi bagian pinggulnya tidak dapat bergeser karena tertekan oleh pinggulku dengan rapat. Karena gerakan-gerakan bibi dengan kedua kaki bibi yang meronta-ronta itu, penisku yang telah terbenam di dalam vagina bibi terasa dipelintir-pelintir dan seakan-akan dipijit-pijit oleh otot-otot dalam vagina bibi. Hal ini menimbulkan kenikmatan yang sukar dilukiskan.

    Karena sudah kepalang tanggung, maka tangan kananku yang tadinya bertumpu pada tempat tidur kulepaskan. Sekarang seluruh badanku menekan dengan rapat ke atas badan bibi, kepalaku kuletakkan di samping kepala bibi sambil berbisik kekuping bibi.

    “Bii.., bii.., ini aku Eric. Tenang bii.., sshheett.., shhett..!” bisikku.

    Bibi masih mencoba melepaskan diri, tapi tidak kuasa karena badannya yang mungil itu teperangkap di bawah tubuhku. Sambil tetap mendekap mulut bibi, aku menjilat-jilat kuping bibi dan pinggulku secara perlahan-lahan mulai kugerakkan naik turun dengan teratur.

    Perlahan-lahan badan bibi yang tadinya tegang mulai melemah.
    Kubisikan lagi ke kuping bibi, “Bii.., tanganku akan kulepaskan dari mulut bibi, asal bibi janji jangan berteriak yaa..?”

    Perlahan-lahan tanganku kulepaskan dari mulut bibi.
    Kemudian Bibi berkata, “Riic.., apa yang kau perbuat ini..? Kamu telah memperkosa Bibi..!”
    Aku diam saja, tidak menjawab apa-apa, hanya gerakan pinggulku makin kupercepat dan tanganku mulai memijit-mijit buah dada bibi, terutama pada bagian putingnya yang sudah sangat mengeras.

    Rupanya meskipun wajah bibi masih menunjukkan perasaan marah, akan tetapi reaksi badannya tidak dapat menyembunyikan perasaannya yang sudah mulai terangsang itu. Melihat keadaan bibi ini, tempo permainanku kutingkatkan lagi.

    Akhirnya dari mulut bibi terdengar suara, “Oohh.., oohh.., sshhh.., sshh.., eemm.., eemm.., Riicc.., Riicc..!”
    Dengan masih melanjutkan gerakan pinggulku, perlahan-lahan kedua tanganku bertumpu pada tempat tidur, sehingga aku sekarang dalam posisi setengah bangun, seperti orang yang sedang melakukan push-up.

    Dalam posisi ini, penisku menghujam kemaluan bibi dengan bebas, melakukan serangan-serangan langsung ke dalam lubang kemaluan bibi. Kepalaku tepat berada di atas kepala bibi yang tergolek di atas kasur. Kedua mataku menatap ke bawah ke dalam mata bibi yang sedang meram melek dengan sayu. Dari mulutnya tetap terdengar suara mendesis-desis.

    Selang sejenak setelah merasa pasti bahwa bibi telah dapat kutaklukan, aku berhenti dengan kegiatanku. Setelah mencabut penisku dari dalam kemaluan bibi, aku berbaring setengah tidur di samping bibi. Sebelah tanganku mengelus-elus buah dada bibi terutama pada bagian putingnya.

    “Eehh.., Ric.., kenapa kau lakukan ini kepada bibimu..!” katanya.
    Sebelum menjawab aku menarik badan bibi menghadapku dan memeluk badan mungilnya dengan hati-hati, tapi lengket ketat ke badan. Bibirku mencari bibinya, dan dengan gemas kulumat habis. Wooww..! Sekarang bibi menyambut ciumanku dan lidahnya ikut aktif menyambut lidahku yang menari-nari di mulutnya.

    Selang sejenak kuhentikan ciumanku itu sambil memandang langsung ke dalam kedua matanya dengan mesra, aku berkata, “Bii.. sebenarnya aku sangat sayang sekali sama Bibi, Bibi sangat cantik lagi ayu..!”

    Sambil berkata itu kucium lagi bibirnya selintas dan melanjutkan perkataanku, “Setiaap kali melihat Bibi bermesrahan dengan Paman, aku kok merasa sangat cemburu, seakan-akan Bibi adalah milikku, jadi Bibi jangan marah yaa kepadaku, ini kulakukan karena tidak bisa menahan diri ingin memiliki Bibi seutuhnya.”

    Selesai berkata itu aku menciumnya dengan mesra dan dengan tidak tergesa-gesa.

    Ciumanku kali ini sangat panjang, seakan-akan ingin menghirup napasnya dan belahan jiwanya masuk ke dalam diriku. Ini kulakukan dengan perasaan cinta kasih yang setulus-tulusnya. Rupanya bibi dapat juga merasakan perasaan sayangku padanya, sehingga pelukan dan ciumanku itu dibalasnya dengan tidak kalah mesra juga.

    Beberapa lama kemudian aku menghentikan ciumanku dan aku pun berbaring telentang di samping bibi, sehingga bibi dapat melihat keseluruhan badanku yang telanjang itu.

    “Iih.., gede banget barang kamu Ricc..! Itu sebabnya tadi Bibi merasa sangat penuh dalam badan Bibi.” katanya, mungkin punyaku lebih besar dari punya paman.

    Lalu aku mulai memeluknya kembali dan mulai menciumnya. Ciumanku mulai dari mulutnya turun ke leher dan terus kedua buah dadanya yang tidak terlalu besar tapi padat itu. Pada bagian ini mulutku melumat-lumat dan menghisap-hisap kedua buah dadanya, terutama pada kedua ujung putingnya berganti-ganti, kiri dan kanan.

    Sementara aksiku sedang berlangsung, badan bibi menggeliat-geliat kenikmatan. Dari mulutnya terdengar suara mendesis-desis tidak hentinya. Aksiku kuteruskan ke bawah, turun ke perutnya yang ramping, datar dan mulus. Maklum, bibi belum pernah melahirkan. Bermain-main sebentar disini kemudian turun makin ke bawah, menuju sasaran utama yang terletak pada lembah di antara kedua paha yang putih mulus itu.

    Pada bagian kemaluan bibi, mulutku dengan cepat menempel ketat pada kedua bibir kemaluannya dan lidahku bermain-main ke dalam lubang vaginanya. Mencari-cari dan akhirnya menyapu serta menjilat gundukan daging kecil pada bagian atas lubang kemaluannya. Segera terasa badan bibi bergetar dengan hebat dan kedua tangannya mencengkeram kepadaku, menekan ke bawah disertai kedua pahanya yang menegang dengan kuat.

    Keluhan panjang keluar dari mulutnya, “Oohh.., Riic.., oohh.. eunaakk.. Riic..!”

    Sambil masih terus dengan kegiatanku itu, perlahan-lahan kutempatkan posisi badan sehingga bagian pinggulku berada sejajar dengan kepala bibi dan dengan setengah berjongkok. Posisi batang kemaluanku persis berada di depan kepala bibi. Rupanya bibi maklum akan keinginanku itu, karena terasa batang kemaluanku dipegang oleh tangan bibi dan ditarik ke bawah.

    Kini terasa kepala penis menerobos masuk di antara daging empuk yang hangat. Ketika ujung lidah bibi mulai bermain-main di seputar kepala penisku, suatu perasaan nikmat tiba-tiba menjalar dari bawah terus naik ke seluru badanku, sehingga dengan tidak terasa keluar erangan kenikmatan dari mulutku.

    Dengan posisi 69 ini kami terus bercumbu, saling hisap-mengisap, jilat-menjilat seakan-akan berlomba-lomba ingin memberikan kepuasan pada satu sama lain. Beberapa saat kemudian aku menghentikan kegiatanku dan berbaring telentang di samping bibi.

    Kemudian sambil telentang aku menarik bibi ke atasku, sehingga sekarang bibi tidur tertelungkup di atasku. Badan bibi dengan pelan kudorong agak ke bawah dan kedua paha bibi kupentangkan. Kedua lututku dan pantatku agak kunaikkan ke atas, sehingga dengan terasa penisku yang panjang dan masih sangat tegang itu langsung terjepit di antara kedua bibir kemaluan bibi.

    Dengan suatu tekanan oleh tanganku pada pantat bibi dan sentakan ke atas pantatku, maka penisku langsung menerobos masuk ke dalam lubang kemaluan bibi. Amblas semua batangku.

    “Aahh..!” terdengar keluhan panjang kenikmatan keluar dari mulut bibi.

    Aku segera menggoyang pinggulku dengan cepat karena kelihatan bahwa bibi sudah mau klimaks. Bibi tambah semangat juga ikut mengimbangi dengan menggoyang pantatnya dan menggeliat-geliat di atasku. Kulihat wajahnya yang cantik, matanya setengah terpejam dan rambutnya yang panjang tergerai, sedang kedua buah dadanya yang kecil padat itu bergoyang-goyang di atasku.

    Ketika kulihat pada cermin besar di lemari, kelihatan pinggul bibi yang sedang berayun-ayun di atasku. Batang penisku yang besar sebentar terlihat sebentar hilang ketika bibi bergerak naik turun di atasku. Hal ini membuatku jadi makin terangsang.

    Tiba-tiba sesuatu mendesak dari dalam penisku mencari jalan keluar, hal ini menimbulkan suatu perasaan nikmat pada seluruh badanku. Kemudian air maniku tanpa dapat ditahan menyemprot dengan keras ke dalam lubang vagina bibi, yang pada saat bersamaan pula terasa berdenyut-denyut dengan kencangnya disertai badannya yang berada di atasku bergetar dengan hebat dan terlonjak-lonjak. Kedua tangannya mendekap badanku dengan keras.

    Pada saat bersamaan kami berdua mengalami orgasme dengan dasyat. Akhirnya bibi tertelungkup di atas badanku dengan lemas sambil dari mulut bibi terlihat senyuman puas.
    “Riic.., terima kasih Ric. Kau telah memberikan Bibi kepuasan sejati..!”

    Setelah beristirahat, kemudian kami bersama-sama ke kamar mandi dan saling membersihkan diri satu sama lain. Sementara mandi, kami berpelukan dan berciuman disertai kedua tangan kami yang saling mengelus-elus dan memijit-mijit satu sama lain, sehingga dengan cepat nafsu kami terbangkit lagi.

    Dengan setengah membopong badan bibi yang mungil itu dan kedua tangan bibi menggelantung pada leherku, kedua kaki bibi kuangkat ke atas melingkar pada pinggangku dan dengan menempatkan satu tangan pada pantat bibi dan menekan, penisku yang sudah tegang lagi menerobos ke dalam lubang kemaluan bibi.

    “Aaughh.. oohh.. oohh..!” terdengar rintihan bibi sementara aku menggerakan-gerakan pantatku maju-mundur sambil menekan ke atas.

    Dalam posisi ini, dimana berat badan bibi sepenuhnya tertumpu pada kemaluannya yang sedang terganjel oleh penisku, maka dengan cepat bibi mencapai klimaks.

    “Aaduhh.. Riic.. Biiibii.. maa.. maa.. uu.. keluuar.. Riic..!” dengan keluhan panjang disertai badannya yang mengejang, bibi mencapai orgasme, dan selang sejenak terkulai lemas dalam gendonganku.

    Dengan penisku masih berada di dalam lubang kemaluan bibi, aku terus membopongnya. Aku membawa bibi ke tempat tidur. Dalam keadaan tubuh yang masih basah kugenjot bibi yang telah lemas dengan sangat bernafsu, sampai aku orgasme sambil menekan kuat-kuat pantatku.

    Kupeluk badan bibi erat-erat sambil merasakan airmaniku menyemprot-nyemprot, tumpah dengan deras ke dalam lubang kemaluan bibi, mengisi segenap relung-relung di dalamnya.

    Semalaman itu kami masih melakukan persetubuhan beberapa kali, dan baru berhenti kecapaian menjelang fajar. Sejak saat itu, selanjutnya seminggu minimum 4 kali kami secara sembunyi-sembunyi bersetubuh, diselang seling mengerjai si Trisni dan Erni apabila ada waktu luang. Hal ini berlangsung terus tanpa paman mengetahuinya sampai saya lulus serjana dan harus pindah ke Jakarta, karena diterima kerja di suatu perusahaan asing.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Bokep Kehormatan yang Ternoda – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Bokep Kehormatan yang Ternoda – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1537 views

    Perawanku – Hari itu di depan gudang sebelah kantor, Beny sedang minum-minum anggur oplosan dengan pak Beben, pak Sawan, Jodi, Rico, dan Aldo. Padahal sedang bulan puasa, tapi mereka tidak puasa. Ini akibat hasutan Aldo yang sering mengajak minum-minum dan bersenang-senang. Beny adalah supervisor lapangan, sedangkan Aldo adalah manajer lapangan, atasan Beny. Mereka berdua sama-sama doyan mabuk dan main perempuan.

    Sambil main kartu mereka ngobrol. Ini kebiasaan yang dilakukan setiap selesai jam kantor menjelang maghrib. Kebiasaan ini muncul sejak Aldo bergabung di kantor ini dua bulan yang lalu. Posisi kantor ini adalah di area ruko, blok paling dalam kompleks dan berada di paling ujung deretan ruko. Kali ini mereka minum banyak sekali tidak seperti biasanya. Mereka membahas THR untuk lebaran yang belum diberikan dari perusahaan. Padahal lebaran tinggal seminggu lagi.

    Maka itu banyak karyawan yang kerja bermalas-malasan. Aldo membawa pengaruh buruk bagi karyawan kantor, dia sangat genit sering menggoda teman kantor wanita. Bahkan sering menggoda Ester, manajer finance yang sudah bersuami. Kelakuannya ini selalu memancing keluar sifat jelek yang dimiliki karyawan kelas bawah, seperti supir, tukang, dan OB. Contohnya adalah pak Sawan, bapak yang memiliki lima anak ini matanya sering jelalatan jika melihat karyawan wanita di kantor ini, tapi tidak berani macam-macam. Sama halnya dengan Rico dan pak Beben, kecuali Jodi yang paling muda di antara mereka, karena Jodi orang yang polos, bahkan Jodi sebenarnya bisa dibilang agak terbelakang mentalnya, dia bekerja di perusahaan ini dibantu oleh bu Meliana.

    Di samping karena orang tuanya yang bekerja sebagai pembantu di rumah bu Meliana. Ketika jam menunjukkan pukul tujuh malam, masih ada beberapa karyawan wanita yang baru keluar kantor mau pulang. Mereka adalah Linda dan Ester, sehabis lembur mengurus pembayaran supplier.

    Ester saat itu mengenakan kemeja putih tipis bermotif garis-garis hitam vertikal, BH nya yang berwarna hitam cukup menerawang. Dengan bawahan rok cokelat di atas lutut, terlihat sangat seksi sekali, wajahnya juga lumayan manis, seperti Mona Ratuliu.

    Berbeda dengan Linda, dia mengenakan kemeja hitam polos anggun dengan bawahan rok putih ketat sehingga dari luar tampak garis celana dalamnya cukup jelas tercetak. Linda orangnya tegas dan pendiam, wajah dan posturnya kurang lebih mirip artis jaman dulu yang bernama Ida Iasha waktu muda. Mata pak Sawan hampir tidak berkedip memandang tubuh dua wanita ini dari atas sampai kaki.

    “Hi cewe cantik.. baru pulang yaa..” goda Aldo, yang diiringi tawa lainnya.

    Ester memang terkenal ramah dan baik hati, dia tersenyum manis, “iya nih, yuk duluan yaa” jawabnya sambil berjalan mengikuti Linda. Sementara Linda tidak menghiraukan, terus berjalan menuju mobilnya yang diparkir persis di seberang kantor. Jarang ada yang berani menggoda Linda, selain orangnya tegas dan disegani, juga karena keluarga Linda memiliki latar belakang militer. Pamannya anggota aktif koppasus dengan pangkat kolonel dan ayahnya sendiri pensiunan perwira tinggi yang memiliki simbol pangkat bintang dua.

    Di lantai atas masih ada beberapa karyawan yang lembur, hanya sekitar empat orang termasuk bu Meliana. Pak Kevin, suami bu Meliana selaku direktur perusahaan sedang berada di luar negeri untuk kepentingan bisnis. Pak Kevin terkenal kasar dan galak, sering memarahi bawahan tanpa melihat tempat dan waktu.

    Tiba-tiba hp Rico berbunyi, rupanya bu Meliana mencari keberadaannya dengan nada marah di telepon. Segera saja Rico bangkit berdiri menuju lantai dua. Tidak lama kemudian Beny dan Aldo pun dipanggil ke ruang bu Meliana. Karena ada proyek yang bermasalah, mereka bertiga dimaki oleh bu Meliana. Diruangan itu mereka bertiga tertunduk berjejer menerima omelan sang ratu.

    Rico paling sering diomeli karena sering telat mengantar dokumen penting, terutama yang menyangkut tender. Rico sering tidak becus dalam bekerja, orangnya pemalas dan sering nonton video porno setiap kesempatan. Kata-kata bu Meliana cukup kasar dan menyinggung perasaan, sehingga tidak jarang karyawan wanita yang dimarahi sampai menangis.

    Rico yang sering dimarahi oleh bu Meliana menyimpan dendam karena merasa sakit hati. Kalau Beny kesal dengan bu Meliana karena pembayaran uang belanja material sulit diberikan, sehingga Beny sering diteror supplier. Bahkan kadang Beny beberapa kali menombok untuk membayar supplier. Setelah selesai marah, bu Meliana diam mengatur nafas, wajahnya merah padam, dadanya kembang kempis. Suasana mendadak hening, hanya terdengar nafas bu Meliana yang belum stabil. Sebenarnya bu Meliana ada mengidap penyakit asma, sehingga tiap kali marah selalu kumat asma nya. Bu Meliana yang masih diam berdiri tegap di samping meja ruangnya berkacak pinggang dengan mata yang judes menatap Aldo, Beny dan Rico.

    Mereka bertiga yang sudah agak mabuk terpaksa menahan sikap agar tidak ketahuan bu Meliana. Mereka hanya diam membisu, tak berani berbicara, takut bau alkohol tercium bu Meliana. Hari itu bu Meliana mengenakan blus tipis biru tua dengan bagian leher yang lebar memperlihatkan tali BH nya yang berwarna merah tua.

    Roknya berwarna putih bermotif kotak-kotak warna abu-abu tertutup sebagian oleh blusnya yang panjang. Roknya lebih pendek dibanding Ester dan Linda tadi, tinggi diatas paha memperlihatkan pahanya yang montok. Rambutnya disemir warna cokelat kekuningan dikuncir ekor kuda sehingga lehernya yang putih mulus terlihat sensual sekali. Bu Meliana terkenal modis, hampir setiap minggu mengganti model rambutnya. Pakaiannya yang dikenakan setiap hari selalu seksi dan menggoda.

    Seketika pandangan bu Meliana berkunang-kunang, dia berdiri sempoyongan berpegangan pada mejanya. Mereka bertiga saling berpandangan dan mencoba menolong.

    “bu..? Bu Melia, baik-baik aja?” Kata Beny.

    Bu Meliana menunduk pusing sambil tangannya memberi isyarat bahwa dia akan baik-baik saja. Ketika bu Meliana masih menunduk sambil mengumpulkan tenaga dan nafasnya, mata mereka bertiga jelalatan melihat paha bu Meliana padat putih mulus, betisnya membunting indah, tidak ada cacat sedikitpun pada tubuh bu Meliana ini.

    Kulitnya sedikit mengkilap berminyak namun terlihat putih cerah, sangat segar dipandang mata. Walaupun telah memiliki tiga orang anak, badannya masih sangat bagus dan terawat sempurna. Pinggangnya tergolong kecil untuk wanita montok seumurannya.

    Bu Meliana melihat seisi ruangan, lalu melihat Aldo, Rico, Beny, pandangannya semakin buram dan tiba-gelap, lalu terjatuh tak sadarkan diri. Beny dan Aldo berusaha menolong membopongnya, Rico hanya tersenyum sinis melihatnya. Beny segera keluar ruangan mencoba memberitahu karyawan lainnya untuk meminta bantuan. Rico segera menyusul Beny keluar ruangan tapi tangannya ditahan oleh Aldo.

    “Eh.. Ric.. kesempatan nih gerepe bu bos. Hehehe” kata Aldo memancing Rico.

    Tangan Aldo yang membopong tubuh bu Meliana, memeluk pinggangnya dan meraba ke area sensitifnya. Rico yang tadinya tidak terpikir akan kurang ajar kepada bos nya menjadi birahi melihat ulah Aldo. Tidak lama kemudian, Beny kembali masuk ruangan sambil berkata,

    “wah.. anak-anak udah pada balik nih. Di kantor udah gak ada orang”, seketika Beny terkejut melihat Aldo dan Rico.

    “Eh.. gila lu ngapain?!?” Beny terbelalak melihat posisi bu Meliana yang dibaringkan di atas meja kerjanya, sementara Aldo di depan meja berdiri disamping kursi mencium dada bu Meliana yang masih tertutup blus. Rico yang berada di samping meja kiri menghadap selangkangan bu Meliana dan meraba pahanya. Mereka berdua tertawa terkekeh. Beny berusaha menyadarkan mereka berdua,

    “Do..! Lu gila ya. Ini bu bos, jangan bikin ulahhh!” Teriaknya setengah berbisik.

    Aldo hanya cengengesan dengan wajah yang agak teler, “Ben.. lu tau kan bos kita ini… perlu dicicipi dikit”.

    Beny menjadi agak panik melihat ulah mereka.

    “Eh.. Ben. si Melia ini perlu kita kasih pelajaran.. betul gak coyy ” kata Rico yang wajahnya sudah memerah sambil bertatapan senyum dengan Aldo.

    “Bu bos emang rese, tapi gak gini juga perlakuan kita sama dia” jawab Beny.

    “Ah banci lo..!” Hardik Aldo.

    Beny hanya terdiam, dirinya juga merasa agak mabuk kebanyakan minum tadi. Melihat bu Meliana yang terbaring pingsan tak berdaya diatas meja, dalam hati Beny juga tegoda ingin mencicipi tubuh bosnya sendiri. Penis Beny pelan-pelan mulai mengeras dibalik celana jeans nya, pikirannya sudah terpengaruh oleh Aldo dan Rico. Beny mendekat ke meja, tangannya menjulur gemetaran memegang perut bu Meliana, dirinya tidak mengira akan menjamah tubuh indah bos nya ini.

    Lalu tangan Beny merayap ke arah payudaranya yang besar menyembul dibalik blus. Aldo tersenyum melihat Beny… sementara Rico sibuk mencium paha bu Meliana, tangannya masuk ke dalam rok, meraba vagina yang terbungkus celana dalam tipis berenda warna merah tua. Mereka bertiga sudah tidak bisa berpikir sehat lagi, pikirannya tenggelam oleh libido yang tinggi.

    Efek alkohol semakin lama semakin terasa, ditambah lagi dengan nafsu yang menggebu menjamah tubuh bu Meliana, benar-benar memabukkan. Mereka bertiga bergantian menjaga pintu kalau-kalau ada yang datang. Mereka agak parno karena pengaruh minuman.. Padahal sudah jam sembilan malam kantor di lantai dua ini sudah kosong dan sepi.

    Aldo merekam kejadian ini dengan hp nya yang diletakkan diatas lemari seberang meja, menyorot ke arah meja. Rico membuka resleting celana mengeluarkan penisnya yang mengeras. Mereka bertiga kini sudah dikuasai nafsu, sehingga tidak memperdulikan mangsanya yang seharusnya mereka hormati. Awalnya mereka hanya berniat meraba tubuh bu Meliana, namun Aldo terus memprovokasi Rico dan Benny,

    “kita ewek aja sekalian bro.. gimana? Kesempatan langka nih” kata Aldo berbisik.

    “Hah!? Gila lu” jawab Beny setengah terkejut.

    “Nanti kalau sadar gimana?” Rico menimpali jawaban Beny.

    Rico yang sebenarnya juga terpikir untuk menikmati tubuh bu Meliana..

    “ahh gampang, kita pake masker proyek aja yang ada di gudang, gih ambilin sana..” jawab Aldo seraya memerintah. Rico yang antusias mengangguk dan langsung keluar menuju gudang. Beny yang semakin horny, mulai mencium dada bu Meliana yang terbuka sampai bagian atas payudaranya.

    Aldo nekat menarik bagian leher blus kebawah sehingga payudara bu Meliana yang masih terbungkus BH menyembul. Beny kaget dan takjub karena ulah Aldo yang nekat itu. Bahkan Aldo kemudian menarik cup BH nya sehingga puting payudara itu kelihatan jelas berwarna merah muda dan cukup besar menggoda, seukuran kacang atom dua kelinci. Langsung saja Aldo menjilat dan mengulum payudara itu. Beny sampai terbengong melihat aksi Aldo yang luar biasa nekat.

    Tidak lama kemudian Rico muncul sambil membagikan masker dan beberapa kain bekas untuk bandana membungkus kepala agar wajah mereka tidak dikenali bila bu Meliana tersadar.

    Mereka bertiga sudah seperti maling yang memakai penutup wajah. Aldo memberi komando untuk saling menjaga pintu ruangan secara bergantian. Rico yang sudah tidak sabar langsung membuka celananya, tetapi bajunya masih dipakai. Rico memegang kedua betis montok bu Meliana dan membukanya sampai mengangkang, lalu Rico naik ke atas meja diatas posisi bu Meliana yang terlentang, dan menggesekkan penisnya di tubuh bu Meliana. Aldo tersenyum melihat ulah Rico.

    Sementara Beny melihat aksi mereka berdua sambil berdiri dekat pintu berjaga-jaga. Beny mengeluarkan hp, merekam aksi tersebut. Kini blus bu Meliana disingkap keatas oleh Rico, tangannya meraba celana dalam bu Meliana, terasa daging bibir vaginanya montok menggoda, lalu Rico menggeser bagian selangkangan celana dalam supaya lebih mudah memasukkan penis ke vaginanya. Sesaat kepala penis Rico menempel bibir vagina bu Meliana, penisnya mengeluarkan cairan bening dan berdenyut keras. Sejurus kemudian penis Rico ditenggelamkan ke dalamnya,

    “ahh.. ” desah Rico merasakan kenikmatan tiada tara.

    Rico berumur 25 tahun dan belum menikah, tubuhnya gendut besar, tingginya 165cm, kulitnya hitam dan banyak bekas koreng. Dia menahan permukaan meja dengan kedua tangan agar tubuhnya yang gendut tidak menindih bu Meliana. Sambil menyodokkan penisnya pelan-pelan. Aldo terkekeh,

    “hehehe.. gaya lu kaya beruang ngentot Co..”.

    Beny tertawa mendengar celaan Aldo. Rico yang sedang asik ikut tertawa sambil terus menggenjot bu Meliana. Tubuh bu Meliana terguncang pelan maju mundur karena goyangan tubuh Rico yang tambun. Aldo memegang tangan bu Meliana yang menggantung di sisi meja, tangan itu halus dan lentik, diciuminya dari jari sampai lengan yang montok itu, kemudian tangan lentik itu diarahkan masuk dalam celana Aldo, digesekkan ke penisnya. Pemandangan diruangan itu sungguh miris, seorang istri pengusaha yang cantik dan berkelas disetubuhi oleh bawahannya yang hanya berstatus kurir. Rico yang dari tadi menggenjot tanpa sadar goyangannya makin kencang membuat kaki meja berderit menggesek lantai ubin, seketika itu bu Meliana tersadar.. matanya membuka pelan. Dirinya masih belum sadar sepenuhnya, yang dirasakan tubuhnya berguncang-guncang, pandangannya buram dan kian jelas dia melihat sesosok pria besar tambun berada di atas tubuhnya yang sedang terlentang. Pandangan bu Meliana semakin jelas, dan dia masih mengumpulkan kesadarannya apa yang sedang terjadi.

    Dia mulai sadar posisinya sedang terlentang, namun dia agak terheran sosok pria diatas tubuhnya yang menggunakan masker dan penutup kepala, pria itu nampak sedang memejamkan mata sambil bergerak maju mundur dihadapan wajahnya. Akhirnya bu Meliana tersadar.. guncangan tubuhnya selaras dengan gerakan tubuh pria itu, dan diiringi vaginanya yang terasa dimasuki benda tumpul secara menyodok-nyodok. Sadar bahwa dirinya tengah disetubuhi oleh pria yang tak dikenal, bu Meliana panik dan bersuara lirih,

    “stop.. please.. stop it..”

    Rico yang sedang asik menikmati sambil memejamkan mata terkejut dengan suara itu, Rico membelalakkan mata dan terkejut bukan main…

    “anjing..! Bu bos udah sadar!” Batin Rico.

    Aldo yang sedang berada di belakang Rico sedang menunggu giliran, terheran melihat Rico tampak terkejut.

    “Kenapa lu Co..?” Tanyanya, dan Aldo sudah bisa menebak kalau bu Meliana tersadar dari pingsannya.

    Rico melompat mundur melepaskan penis dari kemaluan bu Melina. Rico yang mundur turun dari meja badannya terhuyung kehilangan keseimbangan. Bu Meliana berusaha bangkit, tangannya menekuk di samping tubuhnya agar tubuhnya terangkat, walau dengan posisi yang masih terlentang dan mengangkang.

    “siapa kalian!? Mau apa kalian?” teriaknya dengan suara yang masih lirih.

    Perlahan dia mulai mengingat kejadian terakhir sebelum pingsan. Bu Meliana terkejut bukan main setelah melihat pakaiannya tersingkap sampai diatas payudaranya. Apalagi dia melihat sosok pria tambun itu setengah telanjang tanpa memakai celana, sehingga terlihat penisnya yang gemuk dan menegang sekitar 10cm, dengan bulu jembut yang keriting lebat. Bu Meliana hampir tak percaya melihat pemandangan ini. Dia melihat sekeliling ruangan ada dua sosok pria lain yang berdiri disitu dengan menggunakan masker dan penutup kepala sehingga tidak mengenali mereka. Bu Meliana kemudian teringat terakhir sebelum pingsan, sedang memarahi Aldo, Beny, dan Rico.

    “Al.. Aldo..? Beny..?” Tanyanya terbata.

    Rico dan Beny terdiam salah tingkah. Sekonyong-konyong Aldo maju mendekat bu Meliana membekap mulutnya, sambil memberi isyarat pada Rico untuk melanjutkan menyetubuhi bu Meliana. Rico masih agak panik dan ketakutan terlihat ragu. Bu Meliana berontak sekuat tenaga sampai Aldo terdorong mundur. Beny yang juga panik melihat itu segera membantu Aldo untuk membekap bu Meliana. Sesaat mulutnya terlepas dari bekapan, bu Meliana menghardik,

    “lepaskan bajingan..! Kalian kurang aj.. mhff”. Mulutnya terbekap oleh tangan Aldo yang kekar.

    Perawakan Aldo tinggi sekitar 180cm, tubuhnya gagah dan tegap, kulitnya sawo matang dengan tato di lengan kanannya. wajahnya seperti Ahmad Dhani, hanya saja rambutnya cepak seperti ABRI. Umur Aldo sepantaran dengan Beny. Aldo menyuruh Beny memegangi tangan bu Meliana agar tidak berontak. Kemudian Aldo menarik blus biru tua itu sampai sobek, dan memperlihatkan gundukan payudara yang besar dan putih mulus itu bergoyang seperti puding.

    Payudaranya masih terbungkus BH, namun cup BH sebelah kiri terlipat kebawah membuat payudara dan putingnya terlihat jelas. Beny perawakannya kurus, kulitnya putih, wajahnya penuh jerawat, rambutnya cepak seperti jamur dan berwarna kecoklatan, tingginya 170 cm. Umurnya 30 tahun. Tubuhnya yang kerempeng tidak memiliki banyak tenaga untuk membekap bu Meliana yang lebih berisi dan montok. Beberapa detik bekapan tangan Beny terlepas, bu Meliana kembali berteriak,

    “hentikann.. bajingann! Mmpff”

    tangan Beny dengan cepat sudah membekap lagi bibir tipis lembut itu.

    Bu Meliana berontak sekuat-kuatnya, kakinya menendang ke segala arah hingga menyenggol kursi sampai terbentur kaca jendela. Rico menjadi bernafsu melihat bu Meliana yang berusaha memberontak, teringat video porno pemerkosaan yang sering ditontonnya. Di suasana yang panik dan gaduh itu, Rico segera mendekat menangkap kaki bu Meliana yang berontak. Sekitar sepuluh menit kegaduhan itu tiba-tiba di depan pintu ruangan muncul pak Sawan.

    “Ngapain kalian ini!?” bentaknya.

    Pak Sawan mengenali Aldo, Rico dan Beny walaupun mengenakan penutup wajah, dengan melihat postur dan bajunya. Belum selesai pak Sawan keheranan dengan pemandangan itu, Aldo memandang ke arahnya,

    “pak..sini bantuin!” Pak Sawan menurut saja mendekat, dan ketika melihat tubuh bu Meliana yang setengah telanjang meronta, nafsu pak Sawan bangkit. Karena dirinya setengah mabuk, pak Sawan sama sekali tidak takut dengan bu Meliana.

    Pak Sawan sempat ragu antara kebenaran dan kejahatan tapi yang ada dipikirannya sekarang ingin mencicipi tubuh wanita berkelas yang didambakan, terutama karena sosok itu adalah bu Meliana yang membuat pak Sawan selalu menahan air liur setiap kali melihatnya di kantor. Pak Sawan bertubuh tinggi kurus dengan kumis tebal, kulitnya coklat tua agak keriput, umurnya sudah 58 tahun.

    Pak sawan sudah berkeluarga dan memiliki istri lebih dari satu. Pertarungan semakin tidak imbang antara seorang wanita dengan empat orang pria yang sudah seperti kesetanan. Pak Sawan tertawa melihat tubuh bu Meliana yang mulus, tubuh yang selalu menjadi imajinasinya di saat melamun kini ada di depan mata terlentang menggiurkan. Sungguh malang nasib bu Meliana malam itu. Aldo membekap kuat sambil mengancam,

    “bisa diamm?!… atau saya bunuh kamu di sini!”, dengan suara yang diberat-beratkan agar tidak ketahuan jati dirinya.

    Beny memegang tangan kiri bu Meliana dengan kedua tangannya, sedangkan Rico memegang kedua kaki bu Meliana yang dibantu pak Sawan. Sementara Aldo sendiri memegang tangan kanan bu Meliana sambil tangan satunya membekap mulut bu Meliana, kedua pipi bu Meliana terjepit oleh cengkraman Aldo. Dengan posisi itu bu Meliana berusaha meronta terus. Semakin meronta, payudaranya terus bergoyang membuat pak Sawan terpukau. Penis pak Sawan mengeras, matanya yang merah melihat dengan binal.

    “Mampuslah kau kali ini cina pelit” batin pak Sawan.

    Ada ketidak puasan dari hati pak Sawan. Sebagai supir truk pengirim material, Pak Sawan sering tidak masuk kerja sehingga bu Meliana memarahi dan memotong upah hariannya agar lebih disiplin. Namum pak Sawan mendendam. Sifat pak Sawan dan Rico mirip, pemalas dan tidak tau diri bila dirinya melakukan kesalahan. Sering menggerutu, dan tidak pernah mau berubah menjadi lebih baik.

    Dalam hati bu Meliana merasa sedih dan takut, itu terlihat dari matanya yang mulai berkaca-kaca. Dia merasa sangat benci sekali perlakuan tak senonoh ini terjadi pada dirinya, dia memejamkan mata dan menjerit sebisa mungkin sambil meronta.. setelah itu terdiam pasrah.

    Pak Sawan membuka celananya mengeluarkan penisnya yang sudah tegang.. panjangnya 17 cm dan bentuknya bengkok dengan warna kulit yang hitam kecoklatan. Bu Meliana melotot melihat kemaluan pak Sawan, dan meronta lagi. Aldo melihat di atas meja bagian ujung dekat kepala bu Meliana masih ada beberapa alat tulis yang tidak terjatuh ke lantai, Aldo mengambil cutter yang ada di situ, lalu mengancam dengan menekan silet cutter itu di leher bu Meliana yang putih mulus.

    Bu Meliana mulai menangis, hatinya serasa hancur oleh perlakuan oleh bawahannya. BH bu Meliana ditarik paksa oleh pak Sawan dengan kasar sampai putus, payudaranya yang besar dan putih itu bergoyang, lalu dicium bagian dalam cup C BH nya itu. Pak Sawan menghirup wanginya sambil memejam mata. Yang lainnya melihat dengan takjub keberanian pak Sawan.

    Rico tidak mau kalah, dia melepaskan kaki bu Meliana, tangannya meraih celana dalam berenda itu kemudian menarik paksa sampai turun ke lutut bu Meliana. Karena kakinya meronta, sehingga agak susah dilucuti.. Rico menjadi emosi dan menariknya lebih kuat lagi sampai celana dalam itu robek dan terlepas dari kaki bu Meliana. Rico melepaskan masker mulutnya, mencium celana dalam itu sesaat lalu melempar asal ke belakang bersama maskernya.

    Pikirnya masa bodohlah bila wajahnya ketahuan, toh dia merasa yakin bu Meliana tidak mungkin menceritakan aib ini. Pakaian bu Meliana yang mahal itu sudah dilucuti satu persatu. Hanya tersisa rok mini di tubuhnya yang masih tersingkap melingkar di pinggulnya. Suasana semakin panas, mereka mulai meracau.. mengeluarkan bisikan kata-kata serapah bersahutan.

    “Wuih.. memeknya gemukk coyy” Rico menyengir, mukanya merah.

    “Teteknya nih… mantep” kata pak Sawan, sambil meremas dengan kasar payudara kiri bu Meliana.

    Beny yang sedari tadi nafsu kedua tangannya hanya bisa menahan tangan kanan bu Meliana, tidak berani melepas sedikitpun karena tenaganya kurang kuat untuk menahan ronta bu Meliana. Aldo masih tetap menekan cutter di leher itu, sambil tersenyum puas melihat yang lainnya sudah mabuk kesetanan. Bu Meliana kehabisan tenaga meronta terus dan hanya memejamkan mata.

    “Ya Tuhan.. tolonglah hamba Mu ini…” batinnya berdoa… air matanya meleleh di kedua sisi pipinya.

    Karena tenaganya untuk meronta semakin lemah, Beny mulai berani melepas satu tangan pegangannya dari lengan bu Meliana, dia meraba payudara kanan dan berusaha menjilati putingnya tapi tangan bu Meliana menahan leher Beny yang mau menyosor.

    Terdengar suara tangis bu Meliana yang tertahan cengkraman Aldo. Pak Sawan mendorong tubuh Rico untuk menyingkir dari hadapan selangkangan bu Meliana, pak Sawan kini berdiri persis di samping meja menghadap selangkangan bu Meliana, posisinya seperti dokter kandungan yang mau membantu persalinan. Lalu penisnya yang bengkok dan panjang itu di arahkan ke bibir vagina, di tempel dan digesekkan menyisir bulu halus di permukaan vagina. Cairan bening yang keluar dari kepala penis pak Sawan membasahi bulu-bulu itu. Dengan pelan dia memasukkan kepala penisnya itu menembus bibir vagina, sambil mendesah.

    “sshhh… ah” pak Sawan mulai mendorong masuk seluruh batang penisnya.

    Bu Meliana melotot terkejut dan berusaha menjerit sambil melihat ke arah pak Sawan. Vaginanya tidak terlalu sempit, tapi masih terasa rapat dan empuk memijit lembut batang penis yang tenggelam di dalamnya. Pak Sawan mulai menggenjot sambil memegang pinggang bu Meliana dengan kedua tangannya yang kemudian disambut riuh dan tawa suara Rico dan Aldo.

    Beny terpukau nafsu melihat pemerkosaan ini. Bu Meliana menggelengkan kepala menahan sakit di vaginanya. Lalu Aldo melepaskan cengkraman dari mulutnya, tapi cutter masih ditempelkan di leher bu Meliana. Tanpa sengaja leher yang putih mulus itu tergores kecil mengeluarkan sedikit darah saat bu Meliana menggelengkan kepalanya tadi. Kini bu Meliana hanya memejamkan mata dan mendesah kesakitan dengan nada tertahan,

    “ough.. sssh.. oughh..” seiring sodokkan penis pak Sawan.

    Tubuh Bu Meliana yang terlentang di atas meja itu bergoyang maju mundur searah dengan sodokkan dari penis pak Sawan.. dan kedua tangannya masih dipegangi oleh Aldo dan Beny. Pemandangan perkosaan ini sontak membangkitkan gairah yang lainnya.. terutama Rico, dia melihat wajah bu Meliana yang mendesah tak berdaya itu membuat nafsunya tak terbendung. Penisnya ditempelkan ke betis bu Meliana yang tergoyang oleh genjotan pak Sawan. Sudah sepuluh menit pak Sawan menggenjot bu Meliana masih belum juga mencapai klimaks. Pantat pak Sawan terlihat kurus dan kempot bergoyang maju mundur.

    Bu Meliana mulai sedikit terangsang akibat sodokan bertubi-tubi di vaginanya, padahal dipikiran sehatnya sangat tidak ingin birahinya muncul seperti ini, namun respon tubuhnya secara alamiah menjadi terangsang. kedua tangannya yang meronta tak bertenaga itu menjadi mengepal menahan hujaman penis pak Sawan. Payudaranya yang besar dan putih mulus terus berguncang seirama genjotan itu. Pak Sawan terkekeh melihat tubuh indah bos nya,

    “enakkk.. bannggeet… sssih memekmu..aghh” desah pak Sawan dengan nada tergoyang oleh genjotan tubuhnya sendiri.

    Aldo menyimpan cutter di sakunya dan mulai membuka resleting celananya lalu memaksa tangan kanan bu Meliana memegang penisnya yang masih terbungkus celana dalam. Beny yang melihat itu juga ikut-ikutan melakukan hal yang sama. Bu Meliana memalingkan wajahnya ke kiri sampai pipinya menempel di permukaan meja, matanya memejam sampai ekor matanya mengkerut.

    Bibirnya yang tipis dengan warna lipstik merah muda itu merapat erat masuk ke arah mulutnya. Pak Sawan terus mendesah dengan berbisik meracau menghujat bu Meliana berulang kali seolah pelacur. Perasaan bu Meliana sangat kesal dan membenci keadaan ini, harga dirinya semakin hancur namun libidonya menerima semua yang terjadi pada tubuhnya. Beberapa menit kemudian saat pak Sawan mau mencapai klimaksnya, dia mempercepat genjotan sampai desahan bu Meliana menjadi cepat dengan nada yang makin tinggi,

    “ahh.. ahh..”. Kepala bu Meliana menggeleng tidak karuan ke kanan dan kiri, rambutnya semakin acak-acakan.

    Beny yang terus melihat ekspresi wajah bu Meliana menjadi semakin memuncak nafsunya.

    Tiba-tiba pak Sawan memejamkan mata, kepalanya menghadap ke atas dan genjotannya behenti. Cairan maninya menyembur di liang vagina dengan deras. Seketika bu Meliana juga terdiam sambil terus memejamkan mata merasakan air mani pak Sawan menyemprot dinding rahimnya. Bibir manisnya sedikit terbuka merekah melepas letihnya. Tanpa sadar peluh keringat membasahi tubuhnya yang putih mulus. Jam dinding di ruangan itu menunjukkan pukul 9 malam. Suasana kantor sudah sepi sekali. Di luar jendela pemandangannya sudah gelap gulita, hanya terpantul bayangan mereka semua diruangan itu. Beberapa kali ada deringan suara telepon tidak terjawab, di luar ruangan. Rico yang sudah tidak sabar segera merebut posisi pak Sawan,

    “minggir pak.. aku juga mau” selorohnya.

    Lalu pak Sawan terkekeh berjalan sambil menaikkan celananya berjalan keluar ruangan itu. Bu Meliana yang masih terlentang di meja itu, terkejut ketika kedua kakinya ditarik kasar oleh Rico, sehingga meja itu ikut tergeser dari lantai. Bu Meliana melepaskan tangannya dari celana dalam Aldo dan Beny, lalu berusaha membangkitkan sedikit badannya.. sambil menatap Rico yang berdiri tegap didepannya, bu Meliana memelas.

    “stopp.. please..”.

    Rico yang sudah kesetanan oleh nafsu tidak perduli, penisnya yang gemuk pendek itu segera ditempelkan ke bibir vagina bu Meliana. Kepala penisnya sudah mengkilap licin siap menembus kemaluan bos nya, bu Meliana tak berdaya untuk menolak perkosaan lagi

    “aku mohon.. please..” lirihnya.

    Beberapa detik kemudian penis Rico membenam bibir vagina itu.

    “sshhh.. oohhh” Rico mendesah sambil menatap penisnya menerobos kemaluan bu Meliana, bersamaan desah nada tinggi suara bu Meliana seperti tertahan.. “aagh!”…

    Batang penis Rico membobol vaginanya masuk utuh ke dalam. Kedua tangan Rico memegang kedua paha montok bu Meliana seperti menggendong dua buah sak semen disamping pinggangnya yang gendut. Rico menggenjot dengan ganas, goyangannya kasar dan cepat membuat meja bergeser menimbulkan suara berderit-derit. Bu Meliana pasrah, kemaluannya harus menerima serangan lagi dari penis yang berbeda. Aldo mengambil kamera hp nya di atas lemari dan mengambil kursi, lalu duduk disamping pintu ruangan, kakinya menyilang sambil merekam pemerkosaan itu diam-diam. Beny yang belum mendapat giliran menyetubuhi bu Meliana menjadi gusar karena nafsu menggebu. Mukanya merah karena mabuk, lalu membuka masker mulutnya dan mencium bibir bu Meliana dengan paksa. Tangannya mencengkram kedua pipi bos nya itu supaya bibir manisnya berciuman dengan mulutnya yang berbau alkohol. Bu Meliana meronta, ekspresinya seperti mencium bau pesing.

    Lidah Beny menerobos bibir cantik itu dan menjilat-jilat gigi, lidah dan rongga mulut bosnya. Air liurnya membasahi mulut bu Meliana. Tangan bu Meliana menahan dada Beny supaya menjauh darinya.. tapi Beny terus berusaha mencumbu, kadang tangannya meremas payudara kenyal itu. Bu Meliana merasa tidak nyaman dan tubuhnya terus berguncang oleh tubuh Rico yang menggenjot tanpa henti. Beny yang sudah tidak sabar, menurunkan celana jeans dan celana dalamnya bersamaan. Diturunkan hanya sampai lutut, sambil melakukan onani. Kemudian memaksa tangan kiri bu Meliana untuk memegang penisnya yang masih ada kuncup belum disunat. Penisnya lebih panjang dari Rico tapi kurus dengan diameter sekitar 4 cm. Berbeda dengan diameter penis Rico yang mencapai 6 cm.

    Tiba-tiba pintu ruangan dibuka dari luar, muncul pak Sawan membawa pak Beben dan Jodi yang sudah mabuk berat. Mata pak Beben melotot melihat tubuh telanjang bu Meliana yang sedang digenjot terbaring di atas meja. Penisnya langsung tegang. Sedangkan Jodi hanya terbengong polos melihat pemandangan itu. Jodi yang agak idiot tidak berhenti melihat bu Meliana yang telanjang dan melihat Rico menyetubuhinya. Dia teringat adegan video porno dari hp Rico. Rico berkeringat, tubuhnya yang hitam legam basah dan mengkilap seperti babi. Bu Meliana mulai menangis sambil menutup mulut dengan tangannya. Badannya terus terguncang genjotan Rico. Tangan Rico meraih kedua buah dada bu Meliana dan meremasnya dengan gemas. Suara kecipakan terus berbunyi dari vagina dan penis yang beradu.

    “sudaa aah.. hu.. huhu.. ” tangis bu Meliana merengek.

    Bu Meliana sangat tertekan dan tidak percaya kejadian ini menimpa dirinya. Rico menyengir sambil melihat sinis.

    “sekarang cengeng lu ya… bu.. hughh ughh” ejek Rico sambil sesekali penisnya disodokkan dengan kuat.

    Pak Sawan menyender di pintu dengan teler berat. Sedangkan pak Beny dan Jodi masih terpesona melihat pemerkosaan itu. Sepuluh menit Rico menggenjot lalu mulai meracau.

    “aghh.. memek.. memekkkk!”. Kedutan dalam vagina membuat Rico semakin mempercepat genjotan dengan kuat hingga bu Meliana menjerit kesakitan.

    “auhh.. akh!”.. tubuhnya terguncang-guncang dengan cepat.

    Lalu genjotan Rico berhenti dan melenguh panjang, “ahhhhh… ssshhhh.. ahh!”

    Seketika air mani Rico menyembur di dalam liang vagina yang hangat dan basah itu. Semprotannya kelihatannya nampak banyak, karena pantat Rico terlihat bekedut cukup lama sampai sepuluh detik. Kemudian penisnya dilepaskan keluar dari mulut vagina itu diikuti cairan putih kental keluar mengalir dari bibir vagina bosnya. Anak-anak lain bersorak dan tertawa. Belum selesai bu Meliana melepas lelah. Beny segera menarik pinggang bu Meliana dari samping, menarik tubuh wanita montok itu ke pinggir meja dan membalikkan tubuh sintal itu sampai bu bu Meliana tengkurap di atas meja tapi bagian pantatnya di pinggir meja, kedua kaki indahnya jatuh menyentuh lantai, berdiri lemas. Payudaranya terlihat dari samping terjepit dengan meja dan tubuhnya yang mulus..

    Posisi yang dikehendaki Beny adalah dogy style. Beny tidak sabar memasukkan penisnya ke vagina bosnya yang gemuk dengan bulu-halus yang sudah sangat basah. Sebelumnya Beny mengelap selangkangan bu Meliana dengan baju kemejanya lalu kemejanya digulung ke atas agar tidak menghalangi penisnya. Setelah itu kedua tangan Beny memegang pinggang ramping bosnya sambil menyingkap rok mininya yang masih melingkar di pinggangnya dan mulailah kepala penis Beny dicelupkan. Kedua tangan bu Meliana berpegangan ke dua sudut meja sambil menangis dan pasrah karena dia tahu apapun yang diucapkan tidak akan digubris oleh pria-pria yang sudah dikuasai nafsu.

    Beny berbisik pelan “maaf bu Mel.. aku pengen banget sama kamu” diiringi penisnya yang menembus ke dalam vagina.

    Wajah Beny merah padam mabuk sambil menyengir. Bu Meliana hanya mendesah sambil menangis.

    “auhh.. huu.. hu hu.”

    Pantatnya yang putih besar dan kenyal dicengkram Beny dengan gemas sambil diguncangkan. Kini wajah bu Meliana menghadap arah pintu ruangan dimana pak Beben, pak Sawan dan Jodi berdiri menatapnya. Hatinya begitu pilu membayangkan semua karyawannya ini akan menyetubuhi dirinya bergantian. Wajah cantik berkeringat bergerak maju mundur karena sodokkan penis Beny dibelakangnya. Tubuh putih mulusnya yang tengkurap diatas meja memperlihatkan garis bentuk tubuhnya yang sintal dari belakang, pinggangnya kecil, pinggulnya melebar, dengan pantat yang besar dan montok, Beny sangat menikmati pemandangan itu, hanya tersisah rok mini yang masih melilit di pinggang mungil itu. Lalu Beny menarik rok itu dengan kasar, nafsunya tak terkontrol, merobek rok itu dan melempar ke samping meja. Rico yang sudah puas, duduk di kursi milik bu Meliana. Sedangkan Aldo dari samping hanya duduk tenang dengan wajah merah memandang pembantaian ini. Wajahnya menyeringai melihat aksi teman-temannya. Pak Beben agak ragu sambil maju membuka celananya, terlihat celana dalamnya yang dekil ada sedikit sobek-sobek memperlihatkan tonjolan penisnya yang tidak kalah besar dari milik Rico. Jalannya sedikit terhuyung mendekat wajah bu Meliana yang sejajar dengan tinggi posisi penisnya. Lalu pak Beben mengeluarkan batang penisnya yang berurat warna coklat kehitaman dengan urat yang banyak, panjangnya 15 cm dengan diameter 6 cm. Disekelilingnya ditumbuhi bulu lebat kasar. Bu Meliana melihat penis itu dari dekat sudah ketakutan dan panik tapi tidak tahu harus berbuat apa. Dia membayangkan penis yang lebih besar dari milik suaminya itu juga akan masuk ke vaginanya. Hatinya semakin tergores karena dirinya kini menjadi pemuas nafsu para bawahannya bahkan kelas terbawah yang tidak berpendidikan. Pak Beben menyodorkan penis ke bibir mungil bu Meliana supaya di oral. bu Meliana memejamkan mata dan merapatkan bibirnya.

    Namun pak Beben menjepit hidungnya yang putih mancung sehingga bu Meliana sulit bernafas dan terpaksa membuka mulutnya langsung saja penis gemuk dan kekar itu menerobos masuk sampai bu Meliana tersedak, seluruh batangnya disodokkan ke dalam rongga mulut. Ditambah sodokkan Beny dari belakang sehingga membuat penis pak Beben menembus makin dalam ke kerongkongan bu Meliana. Seketika bos cantik itu terbatuk gelagapan, matanya merah berair. Beny yang menggenjot dengan posisi berdiri itu mulai kelelahan, kemudian dia merebahkan tubuhnya ke punggung bu Meliana dengan posisi masih doggy style. Sodokkannya bergerak pelan, sambil mengatur nafas. wajahnya diusapkan ke pundak putih mulus itu. Beny melepaskan ikatan rambut bu Meliana sehingga rambut itu tergerai membuat wajah bu Meliana nampak sensual dengan keringatnya.

    Dengan posisi yang diserang depan belakang, bu Meliana sangat tersiksa sampai pandangannya buram dan nafasnya sesak. Pak Beben terus asik menyodokkan penis ke mulut wanita itu tanpa perduli keadaannya. Dan tak lama kemudian bu Meliana pingsan dengan posisi itu. Bukannya malah kasihan justru pak Beben malah menjambak rambut bu Meliana agar kepalanya tetap tegak dan terus menyodokkan penisnya.

    Tidak sampai sepuluh menit Beny mulai orgasme, kemudian dengan kedua tangan menahan permukaan meja, dia membangkitkan tubuhnya yang menindih punggung bu Meliana. Keringat di dadanya yang kerempeng itu menetes jatuh di punggung bu Meliana. Penisnya terus memompa vagina, suaranya berkecipakan. Beny membungkukkan kepala melihat penis yang tenggelam tertutup pantat putih besar. Pantat bu Meliana itu seperti bantal yang empuk ketika sodokan berlangsung, pantat montok itu tertekan kenyal sekali oleh dorongan bagian perut bawah, pangkal penis Beny. Dan tak lama kemudian Beny terdiam di posisinya memandang terus pantat putih mulus itu. Dia merasakan air maninya menyemprot deras di dalam liang vagina bosnya yang cantik. Setelah tuntas menyemprotkan air maninya. Beny mencabut penisnya dan duduk di lantai kelelahan, nafasnya tersenggal. Rasanya nikmat sekali. Pak Beben juga mencabut penisnya, kemudian membalikkan tubuh bu Meliana yang pingsan itu dan mencium-cium buas payudara bosnya. Ruangan yang berantakan segera dirapikan. Mereka beres-beres mematikan lampu ruangan dan meninggalkan ruangan itu. Bu Meliana tersadar kembali, pandangannya remang-remang buram melihat cahaya lampu kuning. Suasana pengap dan panas. Perlahan pandangannya semakin jelas. Dia melihat sosok pria besar dan kekar.

    Ya.. pria itu tak lain adalah pak Beben. Sosoknya tinggi besar dan kekar. Pak Beben adalah bagian instalasi kelistrikan. Umurnya 55 tahun. Warna kulitnya cokelat gelap kehitaman. Hidungnya besar dan pesek. Kepalanya botak hanya menyisakan rambut di samping kepalanya. Bu Meliana merasakan tubuhnya masih terus berguncang. Lama-lama kesadarannya pulih. Dia melihat dirinya sedang terlentang di kasur yang terletak di lantai ubin. disetubuhi pak Beben. Seketika itu juga bu Meliana merengek mencoba menangis walaupun air matanya kering tidak ada yang keluar. Hanya lirih sambil menatap pak Beben,

    “stop… hu.. hu.. stoop. Pleasee… uhuu hhu.” mohonnya memelas.

    Kini bu Meliana sadar dirinya berada di gudang lantai satu. Di sekeliling ruangan itu ada Aldo, Beny, Rico, pak Sawan dan Jodi. Mereka semua duduk lesehan di lantai mengelilingi pak Beben dan bu Meliana yang bersenggama. Tiba-tiba bu Meliana merasakan cairan panas menyembur di dalam liang vaginanya. Menyembur deras di dinding rahim. Wajah pak Beben saat itu merem melek dengan melongo kenikmatan sambil mendesah panjang.

    “Oohh..! Sshhh..”.

    Lalu merebahkan dirinya ke tubuh bu Meliana. Tubuhnya yang berat dan berkeringat bau apek sekali. Bu Meliana sampai mual dan sesak nafas tertindih pak Beben yang bongsor. Penisnya masih terasa menancap di dalam vagina berdenyut-denyut pelan. Bu Meliana berusaha mendorong tubuh tambun pak Beben dengan sekuat tenaga. Pak Beben hanya diam saja, sengaja bermalasan menimpa tubuh bos nya. Kemudian berusaha mencium bibir mungil cantik itu. Bu Meliana merasa jijik memalingkan muka. Sampai akhirnya pak Beben menyerah, mencabut penisnya dan berdiri melangkah mundur, bersandar dinding dan jongkok mengatur nafas, kelelahan.

    Dirinya merasa sudah hina menjadi pelacur para supir, tukang, dan kurir. Bu Meliana membenci dirinya. Dia membenci libidonya yang terbangkitkan oleh pemerkosaan atas dirinya. Dia merasa jijik dan tidak berharga lagi. Pandangannya sayu seakan kehilangan semangat, harapan dan masa depan perusahaannya. Aldo dan Rico kemudian mendorong tubuh Jodi, anak idiot yang bekerja sebagai Office Boy di kantor itu. Pak Sawan juga mendorong menyuruh Jodi melakukan gilirannya. Bu Meliana sampai sedih membayangkan dirinya masih harus diperkosa lagi, bahkan oleh Jodi, OB nya yang idiot itu. Teringat ibu kandung Jodi yang bekerja sebagai pembantu di rumah mewahnya. Perasaannya canggung melihat dirinya yang telanjang dipelototi oleh Jodi, anak pembantunya. Jodi hanya garuk-garuk kepala melihat bu Meliana, kemudian menoleh ke belakang melihat Aldo dan lainnya. Dia tersipu malu, cengar-cengir.

    “Jodii.. jangan.. kamu anak baik Jodi..” bu Meliana berusaha menyadarkan Jodi yang sudah jongkok di hadapannya.

    Jodi membungkuk melihat vagina, dia terheran dan takjub selama ini hanya nonton video porno.. kini di depan matanya terpampang persis dengan yang di lihatnya di video, benda yang membawa kenikmatan. Tangannya menunjuk pelan mencoba menyentuh bibir vagina yang basah itu. Jodi cengar cengir menoleh lagi ke belakang melihat teman-temannya. Lalu menoleh ke arah bu Meliana sambil tersenyum malu-malu.

    “Jodi.. tolong.. jangan jahat sama ibu” bujuk bu Meliana yang ketakutan akan di nodai oleh orang idiot.

    Jodi bisa dibilang memiliki fisik yang agak aneh, lain dari manusia normal. Bentuk tulang punggungnya tidak lurus,dan ada tonjolan daging besar yang bengkok di punggungnya. Tingginya 150 cm, kulitnya putih seperti albino, dan kurus sekali, matanya besar seperti orang melotot, rambutnya berwarna kuning dan tumbuh sedikit, seperti sapu ijuk. Bentuk gigi tidak beraturan. Umurnya 21 tahun. Namun bagaimanapun juga sebenarnya Jodi anak yang lugu. Tidak mengetahui mana yang buruk dan mana yang baik. Pergaulanlah yang membentuk perilaku Jodi. Bu Meliana merasa jijik sekali ketika Jodi telanjang hanya menggunakan celana pendek. Tubuhnya kelihatan aneh baginya. Sehingga bu Meliana berusaha menghindar sampai mepet ke dinding. Aldo dan kawan-kawan lainnya mulai riuh. Lalu mulailah mereka memegang kaki dan tangan bu Meliana agar tidak berkutik. Pak Beben dan Beny memegang kedua tangan bu Meliana, pak Sawan dan Rico memegang kedua kakinya, sedangkan Aldo merekam peristiwa ini dengan kamera hp. Bu Meliana menjerit sejadinya, namun posisi kantor ruko ini terletak di bagian blok paling dalam dan ujung, apalagi suasana daerah itu sudah sangat sepi. Waktu sudah menunjukkan jam satu subuh. Semua bersorak kepada Jodi.

    “Jodi… Jodi… Jodi….”, memberi semangat agar Jodi melakukan senggama dengan bosnya.

    Bu Meliana dengan wajah ketakutan dan terus meronta. Ingin menangis namun tak ada lagi air mata yang keluar.

    “Jo… Jodi… please.. jangan lakukan ini sama ibu..! teriaknya.

    Karena terus menjerit, pak Beben mengikat mulut bu Meliana dengan lap bekas di rak besi. Bu Meliana terus berusaha meronta, payudaranya, pahanya bergoyang kenyal. Jodi hanya cengar cengir melihat bu Meliana lalu Jodi menurunkan celananya yang disambuh riuh anak-anak.

    “assoy…. Jodii… Jodii… ayoo!”.

    Mereka semua terkejut melihat kemaluan Jodi, ukurannya kurang normal, dengan panjang 18 cm dan diameter sekitar 7 cm. Warnanya seperti albino bercorak atau seperti kulit babi. Penis Jodi tegang dan berminyak.

    Bu Meliana melihat sampai gemetaran. Jodi tidak sadar apa yang sedang dilakukannya. Semua temannya menghasut bahwa melakukan senggama dengan wanita dewasa akan menjadi hebat, pintar, dan lain-lain. Semua mempengaruhi jalan pikiran Jodi yang setengah mabuk itu. Seketika Jodi menempelkan penisnya di bibir vagina bu Meliana dan ia meneteskan liur sambil berteriak.

    “hoohh! Hoohhh!..” wajahnya seperti anak kecil yang akan mencoba mainan baru yang diimpikan.

    Sesaat kepala penis Jodi yang bulat mengkilap mulai menerobos liang vagina bu Meliana semakin meronta dengan sekuat tenaga. Tapi apa daya, anak-anak memegang dengan kuat, hanya begoyang kesana kemari yang malah membuat Jodi semakin nafsu melihat buah dada putih mulus yang kenyal itu. Bu Meliana menjerit sekeras-kerasnya dengan mulut terikat kain lap bekas.

    “Hmmffff!!!!” Dengan wajah ketakutan dan sakit.

    Sejurus kemudian seluruh batang penis Jodi dibenamkan seluruhnya..

    “hhmmmff!!!” Jerit bu Meliana yang menahan sakit, matanya melotot, badannya kejang.

    Jodi merasakan kenikmatan yang belum pernah dia rasakan seumur hidupnya di usia yang sekarang ini. Jodi menggenjot sambil matanya memutar ke atas, hanya terlihat putih bola matanya, air liurnya keluar menetes di perut bu Meliana.

    “Aargghh… arrghhhhh.!” Desah Jodi merasakan nikmat persetubuhan.

    Lalu Jodi menjilat dan mengulum payudara bu Meliana. Gerakan senggama Jodi agak kaku dan aneh, tapi Jodi sangat menikmatinya. Sementara anak-anak yang lain masih memegangi kaki dan tangan bu Meliana sambil menyoraki Jodi. Kali ini air mata bu Meliana bisa keluar lagi, dia menahan sakit di kemaluan, dinding rahimnya serasa mentok dan akan tertembus oleh penis Jodi. Tangan Jodi meremas-remas payudara yang besar dan kenyal itu dengan gemas. Lalu menciumi dada, leher, ketiak bu Meliana. Suara tangisan tertahan ikatan kain lap itu terdengar pilu.. Beny sempat merasa kasihan pada bos nya yang cantik itu. Anak-anak yang lain justru bersemangat.

    “Ayoo Jodi… genjoot terosss!” Teriak Rico.

    Pak Sawan terkekeh sambil berbisik.. “yang kenceng Jod… memek amoy nih.. barang langka”

    Bu Meliana yang merasa tersiksa, pelan-pelan mulai merasakan suatu yang aneh, sebenarnya sangat tabu di otaknya. Yaitu menjadi terangsang.

    Libidonya meninggi, vaginanya sudah beradaptasi dengan penis Jodi. Karena sebelumnya pun telah diserang oleh penis-penis yang lain, maka dirinya seperti dipermainkan oleh libido. Bu Meliana memejamkan mata, kepalanya membanting ke kanan dan ke kiri. Tangannya mengepal dan tanpa disadari kakinya berusaha memeluk paha Jodi yang kurus itu.

    Perlahan-lahan yang lainnya mulai melepaskan pegangan bu Meliana sambil menonton dengan nafsu. Pak Sawan yang sudah menikmati lebih dulu, kini terangsang lagi. Penisnya dikeluarkan dari celana dan mulai mengocok, begitu pula Rico dan pak Beben. Kedua tangan bu Meliana mencengkram kasur lantai itu dengan dua tangan, kepalanya terus menggeleng ke kanan dan ke kiri, pergumulan hebat antara otak dan nafsu dalam dirinya. Jodi terus berteriak seperti orang gila merasakan nikmat. Sementara pak Beben membuka ikatan mulut bu Meliana kemudian mengarahkan penisnya pada mulut indah bosnya. Menggesekkan di bibir sensual itu sambil mendesah

    “ayo issep dong bu.. sshhh”

    penisnya mengeras mengeluarkan cairan bening. Bu Meliana memalingkan muka ke kiri, namun di sebelah kiri, ada penis Rico juga sedang menunggu persis di depan wajahnya.

    “Ka ka.. kali ian ba.. ji. ingan!” Lirih bu Meliana nadanya terputus karena genjotan Jodi.

    Terpaksa juga akhirnya penis Rico yang beruntung berhasil membobol mulut bu Meliana. Rico merasa enak sangat, penisnya masuk di mulut bos cantiknya. Terasa hangat dan sentuhan lidah, gigi. Terasa nikmat.

    “Aghh.. enak bu.. enakk” desah Rico sambil memejamkan mata dan menahan kepala bu Meliana supaya tidak melepaskan penis dari mulutnya.

    Beberapa saat kemudian pak Sawan menahan Jodi untuk ganti posisi.

    “Tahan Jod.. bentar” sambil menarik pelan tubuh Jodi sehingga penisnya terlepas dari vagina.

    Mereka semua berpikiran sama menikmati bu Meliana bersamaan.

    pak Beben berseloroh, “indahnya berbagi..” sambil menyengir lebar.

    Posisi pak Beben terlentang di kasur lapuk itu, lalu bu Meliana digot
    ong ditelentangkan di atas tubuh pak Beben. Jodi tetap melakukan posisi misionaris, di hadapan bu Meliana, penisnya dimasukkan lagi ke dalam vaginanya. Pak Beben yang tertindih tubuh montok bu Meliana semakin buas. Pantat bu Meliana yang besar dan montok menekan penisnya.

    “Aghh.. enak banget bokong lu bos…” sambil berusaha memasukkan penis ke liang dubur bosnya.

    Belum sempat bu Meliana bersuara, mulutnya kembali disodok oleh penis Rico. Sambil mencengkram pipinya agar tetap pada posisi mengoral penis Rico. Bu Meliana mulai terhanyut dalam buasnya nafsu para bawahannya ini. Bau tak sedap dan apek di gudang itu mulai kalah oleh nafsunya yang makin memuncak. Tidak lama kemudian Jodi sudah ejakulasi. Dia teriak seperti orang hutan.

    “Argghh… hohhh… hohh” matanya membelalak, tubuhnya menegang, air maninya deras menyemprot liang vagina bu Meliana.

    Sementara pak Beben yang dibawah tubuh bu Meliana terus menggenjot dan Rico terus menyodok penisnya. Bu Meliana sudah terhanyut menikmati dirinya tenggelam dalam hinaan dan nista. Walaupun merasakan sakit pada beberapa bagian tubuhnya, ia mencoba menikmati. Jodi setelah ejakulasi, badannya terhiyung ke belakang dan terjatuh.

    “Hahahha… mantaappp Jodiii…” teriak pak Sawan.

    Jodi seketika lemas dan tiduran di lantai kehabisan tenaga. Lalu pak Sawan segera mengambil alih posisi Jodi tadi. Penisnya segera dimasukkan ke vagina bu Meliana..

    “Bu.. satu lagi nih.. kangen..” sambil menenggelamkan penisnya ke mulut vagina yang sudah basah dan licin itu. namun hebatnya liang vagina itu masih terasa menjepit hangat walaupun tidak sesempit awal diperkosa. Pak Sawan mendesah mengejek

    “aduhhh… enak banget memek cina” sambil menyodok penisnya dalam-dalam.

    Pak Beben yang berada dibawah tubuh bu Meliana menciumi leher putih mulus itu. Kedua tangannya meremas payudara bu Meliana dari belakang sambil terus mengucapkan kata-kata kotor yang dibisikkan dekat telinga bu Meliana..

    “Enakk kan bu.. kontol kita orang.. sshhh..” sambil menggoyang tubuh montok itu di atas dirinya.

    “Lobang pantat lo juga nikmat lho bu.. shhh ahh”

    Bu Meliana hanya terdiam karena mulutnya penuh dengan penis Rico.

    Pantat bu Meliana yang besar terasa empuk dan kenyal di pangkal kemaluan pak Beben. Kadang penis pak Sawan dan pak Beben bersentuhan saat menggenjot, karena jarak lubang kenikmatan yang berdekatan itu. Beny hanya berdiri menonton saja. Dirinya menunggu giliran sambil mengocok penisnya. Sambil melihat Aldo, bertanya.

    “Kok lu ga ngewe sih Do?”..

    Aldo masih terus merekam sambil mendekat Beny.

    “Gua udah pernah perkosa bu Mel sebelumnya” sambil menyengir.

    Beny terkaget.. “hah!? Kok bisa? Kapan Do? ” tanyanya hampir tak percaya.

    Aldo menjawab..” di rumahnya waktu gua masih kerja sama orang masang CCTV di rumahnya”.

    Beny masih terbengong, lalu Aldo menyeletuk.

    “lu pikir gimana gua bisa masuk kerja di sini?” Seraya tertawa tergelak.

    Tiba-tiba Rico berteriak sambil mengejang.

    “Ahhh. Anjing.. gw mau keluar… gw mau keluar!” Sambil menjambak rambut bu Meliana.. penisnya dikeluarkan dari mulut bos nya.. dan diarahkan ke wajahnya. Kemudian air mani Rico menyemprot hidung, mata, dahi bu Meliana tidak beraturan.

    “Ahh… anjing! Enak bangeett” desah Rico sambil terus mengocokkan penisnya.

    Disusul kemudian pak Beben.. “arghhh… nikmattt banget sih lu, cina” lirihnya menikmati ejakulasi di dalam dubur wanita berkelas itu.

    Bu Meliana hanya memejamkan mata dan mendesah “ughh.. shhhh”.

    Rico kemudian duduk di pinggir ruangan, lemas, mengatur nafas. Lalu pak Sawan menarik bu Meliana ke sudut ruangan seolah kini tubuh bosnya itu sekarang adalah miliknya seutuhnya. Pak Sawan mendorong bu Meliana ke tumpukan kardus di sudut ruangan itu, lalu mulai menghujamkan lagi penisnya dari belakang dengan posisi dogy style. Kedua tangannya memegang pinggang bu Meliana yang sintal. Payudara terlihat dari samping terjepit antara kardus dan tubuh pemiliknya terlihat kenyal dan menggemaskan. Sesekali pak Sawan menampar pantat besar mulus itu hingga memerah. Bu Meliana hanya mendesah “aghh..!” setiap kali ditampar, pantat besar itu bergoyang. Sambil terus menggenjot pak Sawan mengeluarkan kata kasar sambil mendesah.

    “Ahh shhh. Memekk ibu enak banget.. shhhh”

    Tangan kanannya meraih rambut bu Meliana dan menjambak seperti koboi yang menunggangi kuda dan menarik tali kekang.

    bu Meliana yang sudah terhanyut dalam nafsu tabu ini juga meracau..

    “Aghh.. bang.. bangsat ka kalian…” terbata-bata oleh genjotan pak Sawan.

    “Puas ka.. kaliannn… mem.. per perkosssa sa saya..”

    “Puas bu.. sshhh… ahh.. enak banget sih memekk mu.. sshh.. ahh” balas pak sawan merem melek sambil menggenjot.

    Tangan kiri pak Sawan meraba paha putih montok itu sambil meremas, tangan kanannya kembali memegang pinggangnya yang kecil. Seluruh daerah tubuh bu Meliana dijamah dengan meremas.

    Jodi, Rico, dan pak Beny tak disangka telah ketiduran di lantai. Karena kelelahan dan mabuk. Setelah 10 menit, pak Sawan mulai klimaks, mencabut penis dan menarik lengan bu Meliana agar berbalik badan. Menyuruhnya jongkok. bu Meliana tidak sadar menuruti saja. Lalu disemprotkannya air mani itu ke buah dada bu Meliana sambil mengoleskan penisnya di payudara putih mulus itu. Sesaat penis dioleskan, masih ada dua kali semprotan air mani terakhir membasahi leher dan dada bosnya.

    “Sshh ahhh… enak banget mekmekk lu bos.. sumpah.. shhh ah”. Desah pak Sawan sambil mengocokkan penis yang sudah ejakulasi.

    Saat itu Aldo sudah tidak ada di ruangan. Entah kemana.

    Bu Meliana sudah sangat lelah, tubuhnya berantakan tidak karuan, air mani pada wajah, rambut, dada, leher, payudara, lengan karena bekas semprotan. Beny ingin menyetubuhi lagi namun agak jijik dengan air mani di tubuh bu Meliana. Sehingga Beny hanya menyuruh bu Meliana melakukan oral pada penisnya. Awalnya bu Meliana agak menolak, namun akhirnya dilakukan juga walau kelihatan terpaksa. Posisinya bu Meliana duduk di lantai menyandar tembok, dan Beny berdiri di hadapannya, kedua tangannya menahan tembok seperti hendak push up. Bu Meliana mulai membuka bibirnya lidahnya keluar menjilat ujung kepala penis Beny.

    “arghh.. ssshhhhh” Beny terasa luar biasa merasakan nikmat.

    Karena bu Meliana mungkin merasa horny juga. Mengulum penis Beny dengan lembut, bibirnya rapat mengunci celah di pinggiran sekeliling penis lalu bergerak menyedot maju mundur perlahan. Lidahnya menjilat bagian bawah batang penis di dalam mulutnya. Sesekali terdengar liur menelan ludah di dalam mulut bu Meliana. Kedua tangan bu Meliana berpegangan pada paha Beny.

    “Ahh.. shhhh.. enak bu… shhh.. enakk”. desah Beny terus menerus.

    Beny menggoyangkan sedikit pantatnya maju mundur agar penisnya bermain dengan gerakan mulut bu Meliana. Tidak sampai 7 menit, Beny berteriak sambil berbisik.

    “Sshhh… mau keluarr bu.. shhhh”.

    Tangannya memegang kepala bu Meliana menahan agar penisnya tetap di dalam mulut dan air mani Beny keluar banyak di dalam mulut bos nya.

    “shhh.. agghhh.. shhhh” Beny terus mendesah selama air maninya menyemprot.

    Bu Meliana agak gelagapan dengan air mani Beny yang terus menyembur. Setelahnya, Beny mencabut penis perlahan keluar dari mulut bu Meliana sampai cairan kental membentang jarak antara kepala penis dan bibir mungil itu seperti keju mozzarella.

    Lalu Beny tiduran dekat tumpukan kardus sambil mengatur nafas. Mereka semua mabuk dan kelelahan, semua tidur di gudang itu bersama-sama. Hanya bu Meliana yang tidak bisa tidur. Mereka tidak perduli pada bu Meliana, karena semua yakin bahwa bu Meliana tidak akan menceritakan aibnya sendiri. Akhirnya bu Meliana pergi keluar gudang sendirian menuju kamar mandi membersihkan diri dan pulang. Dirinya sudah tidak ada semangat hidup lagi namun ada keganjalan. Ya.. libidonya menimbulkan candu dalam hatinya.

  • Pengalam Pertama Kalinya Saat Berhubungan Intim – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Pengalam Pertama Kalinya Saat Berhubungan Intim – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1195 views

    Perawanku – Sеbut ѕаjа nаmаku Arya, bеrumur 26 tаhun, tinggi 170 сm bеrаt 60 kg. Mаѕih kuliаh di ѕеbuаh реrguruаn tinggi tеrkеnаl di kоtа Jakarta ѕеmеѕtеr аkhir dаn bеkеrjа раrt timе di ѕеbuаh реruѕаhааn Jasa Asuransi. Aku berasal dаri kеluаrgа biаѕа-biаѕа ѕаjа, tidаk kеkurаngаn dаn tidаk bеrlеbihаn. Aku mеrаѕа bеruntung ѕеmuа уаng аku butuhkаn di mаѕа kесilku biѕа tеrреnuhi wаlаu tidаk biѕа diаrtikаn kеbutuhаn ѕесаrа mаtеri уаng bеrlеbih lеbihаn. Hiduр ѕесаrа mаndiri dаn jаngаn mеmаndаng ѕеgаlа hаl dаri ѕеgi mаtеri itu уаng аku саmkаn dаlаm nurаni ѕеbаgаi nаѕihаt оrаng tuа уаng аkhirnуа mеmbuаtku tumbuh ѕеbаgаi ѕеоrаng уаng tidаk mаtеriаliѕ

    Sеmuа hаl dаlаm mаѕа реrtumbuhаnku bеrjаlаn nоrmаl, hаnуа ѕаtu hаl уаng аku rаѕа lаin dаri kеbаnуаkаn ѕеѕаmа аnаk ѕеuѕiаku. Aku ѕеlаlu mеrаѕа lеbih tеrtаrik dеngаn wаnitа уаng umurnуа lеbih tuа. Rаѕаnуа lеbih аѕik bilа biѕа dеkаt dеngаn wаnitа wаnitа уаng umurnуа diаtаѕ umurku ѕеndiri. Bеgituрun kеtikа kеtikа di ѕеkоlаh аku ѕеlаlu bеruѕаhа mеnаrik реrhаtiаn kаkаk-kаkаk kеlаѕku tidаk раdа tеmаn tеmаn сеwеk уаng ѕеumurаn.

    Wаlаuрun аku оrаngnуа biаѕа-biаѕа ѕаjа dеngаn оtаkku уаng tеrgоlоng еnсеr ѕеhinggа tidаk bеgitu ѕulit mеnаrik реrhаtiаn mеrеkа. Aku ѕеlаlu dijаjаrаn rаngking 1-3 di ѕеkоlаh ѕеhinggа аku ѕеlаlu bеrѕеkоlаh di ѕеkоlаh fаvоrit dаn аkhirnуа biѕа mаѕuk di ѕеbuаh реrguruаn tinggi fаvоrit jugа.

    Pеtuаlаngаnku bеrаwаl kеtikа аku tеrlibаt ѕаlаm ѕеbuаh asuransi dаn аku аktif di dаlаmnуа. Dаlаm fоrum itu аku mеngеnаl ѕеѕеоrаng уаng аktif jugа di dаlаmnуа ѕеbut ѕаjа Mia ѕеоrаng wаnitа kаrir di реruѕаhааn Swasta tеrkеnаl di jаkаrtа bеrumur 35 tаhun dеngаn 2 аnаk. Dаri ѕеkеdаr ѕаling bеrdiѕkuѕi аkhirnуа kаmi ѕаling bеrhubungаn lеwаt еmаil, diа jugа ѕеring bеrсеritа tеntаng kеhiduраnnуа jugа tеntаng kеluаrgаnуа.

    Dаri реrmulааn оbrоlаn biаѕа ѕаjа kаmi jаdi lеbih dеkаt dаn ѕаling rindu jikа ѕеhаri tidаk ѕаling tеrimа еmаil. Kаdаng diа jugа mеnеlfоn ku bеrjаm-jаm untuk bеrсеritа ѕеmuа kiѕаh kеѕеhаriаnnуа. Hinggа ѕuаtu hаri tidаk ѕеngаjа аku bеrkirim еmаil уаng iѕinуа bаgаimаnа уаh rаѕаnуа рhоnеѕеx. Dаn tаk kudugа diа mеnаnggарi dеngаn ѕеriuѕ dаn аkhirnуа ѕераkаt jаnjiаn ѕеkitаr jаm 7 mаlаm diа аkаn mеnеlfоnku kеtikа ѕuаminуа аdа Dinas kеluаr kоtа.

    Dеngаn hаti bеrdеbаr dеbаr аku mеnunggu tеlероnnуа. Tераt jаm 7 diа mеnеlероnku:

    “Hаi Arya ѕudаh ѕiар bеlum nih?”, ѕаmbil tеrtаwа rеnуаh.

    “Sudаh ѕiар dаri tаdi Mbаk”, jаwаbku ѕаmbil tеrtаwа kесil jugа.

    “Gimаnа mulаinуа ini Ar, Mbаk kоk bingung mо mulаinуа?”,

    “Hmm Mbаk ѕеkаrаng раkаi bаju ара nih”? tаnуаku..

    “Pаkе dаѕtеr tеruѕаn wаrnа рutih”, jаwаb Mbаk Mia.

    “Dаlеmnуа Mbаk?”, tаnуаku mеnуаmbung.

    “Hmm аtаѕ wаrnа krеm bаwаhnуа jugа”,

    “Bоlеh Arya реgаng уаng аtаѕ Mbаk?”, tаnуаku.

    “Bоlеh Ar оhh Mbаk bауаngin kаmu rеmаѕin Ar”, jаwаb diа mulаi ѕеrаk.

    “Aku bukаin уаh bаju Mbаk”, jаwаbku.

    “Iуаh Ar bukаin аjа, Mbаk dаh kерingin ini”, jаwаb Mbаk Mia.

    “Pаnjаng реniѕmu bеrара Ar?”, tаnуа Mbаk Mia mеnуаmbung.

    “17 сm Mbаk kаlо lаgi tеgаng”, jаwаbku.

    “Arya jugа bukаin bаju Arya Mbаk, bоlеh Arya mаѕukin ndаk Mbаk?”, tаnуаku.

    “Oh Ar Mbаk dаh bаѕаh mаѕukin аjа Ar реniѕ kаmu оhh Mbаk bауаngin kаmu mаѕukin реniѕ kаmu kе vаginа Mbаk оhh”, jаwаb diа ѕеmаkin bеrnаfѕu.

    “Arya mаѕukin ѕеkаrаng Mbаk.. оhh mу gоd vаginа Mbаk еnаk ѕеkаli”, jаwаbku kеmudiаn.

    “Iуа Ar реniѕmu еnаk bаngеtt.. mаju mundurin ѕауаng.. оhh Mbаk gаk tаhаn mо kеluаr nih”, ѕеrunуа.

    “Aku jugа Mbаk kеluаr bаrеng bаrеng уаh”, kаtаku.

    “Ohh Aryaу Mbаk kеluаrr оh уеѕѕ”

    “Aduhh аku jugа mbаkk оh уеаhh”, kаtаku mеnуаhut.

    (рhоnе ѕеx ini tidаk ѕауа tuliѕkаn kеѕеluruhаn kаrеnа tеrlаlu раnjаng, hаnуа bаgiаn реnting уаng ѕауа tuliѕkаn)

    Sеtеlаh kеjаdin itu kаmi jаdi ѕеring jаnjiаn lаkuin рhоnеѕеx. Hinggа ѕuаtu ѕааt diа bilаng аkаn kе ѕurаbауа dаlаm rаngkа аdа tugаѕ dаri kаntоr. Mbаk Mia mеngаjаk kеtеmuаn, аku bilаng dеngаn ѕеnаng hаti аkаn dаtаng. Akhirnуа diѕераkаti kеtеmu di lоbi hоtеl tеmраt diа mеnginар di S***d Hоtеl jаm 7 mаlаm ѕеtеlаh diа mеnуеlеѕаikаn tugаѕnуа di kаntоr саbаng.

    Jаm 6 ѕоrе аku bеrѕiар-ѕiар dаn bеruѕаhа mеmbuаt diriku ѕеrарi mungkin. Timbul kеrаguаn jugа jаngаn jаngаn diа kесеwа ѕеtеlаh mеlihаt аku kаrеnа аku оrаngnуа biаѕа-biаѕа ѕаjа tidаk ѕреѕiаl, juѕt оrMiarу реорlе tарi аkhirnуа аku bеrаnikаn diri.

    Tibа jаm 7 mаlаm tераt di lоbi аku mеlераѕ раndаngаn kе ѕеluruh ruаngаn аkhirnуа mаtаku tеrtuju раdа wаnitа bеrkulit рutih, bеrbаju bluеѕ hitаm dеngаn rоk hitаm mеmаkаi kасаmаtа, аkhirnуа аku mеnуара.

    “Hаi Mbаk Mia уаh”, ѕараku bеrdеbаr dеbаr.

    “Hаi ini Arya уаh”, jаwаbnуа ѕаmbil tеrѕеnуum mаniѕ .

    “Kе mу rооmku аjа уuk lеbih еnаk ngоbrоlnуа”, kаtа diа ѕаmbil mеnаrik tаngаnku.

    Akhirnуа аku mеnurut ѕаjа kеtikа diа mеngаjаkku mеnuju еlеvаtоr dаn mеnuju lаntаi 4 hоtеl. Kеluаr еlеvаtоr kаmi bеrjаlаn ѕаmраi di dераn rооm 409 dаn diа mеmbukа рintu dаn mаѕuk.

    “Aуо Ar mаѕuk ѕаjа kоk jаdi mаlu mаlu gаk kауаk di tеlероn hеhеhеhе”, kаtаnуа mеngеjеkku ѕаmbil bеrсаndа.

    Aku mаѕuk dаn duduk di рinggir ѕinglе bеd ѕаmbil mеmаndаngi рunggung Mbаk Mia уаng mеngаmbil minumаn dingin.

    “Nih minum dulu Ar раѕti hаuѕ dеh”.

    Aku аmbil gеlаѕ уаng diѕоdоrkаnnуа аku minum 2 tеguk kеmudiаn аku tаruh di mеjа. Akhirnуа kаmi ngоbrоl ѕаmbil tidurаn diаtаѕ bеd dаn nоntоn TV. Sеtеlаh аgаk lаmа аku fikir ini ѕааtnуа untuk bеrtindаk lеbih jаuh. Aku соbа реgаng tаngаnnуа diа diаm ѕаjа kеmudiаn аku соbа rеmаѕ tаngаnnуа diа bаlаѕ mеrеmаѕ tаngаnku.

    Sinуаl роѕitif fikirku аku соbа lеbih jаuh dеngаn mеndеkаtkаn hidungku kе рiрinуа dаn mеnggеѕеr tubuhku lеbih dеkаt kе tubuhnуа. Aku сium рiрinуа lеmbut diа hаnуа mеmеjаmkаn mаtа. Aku dеkаtkаn bibirku kе bibirnуа аku lumаt bibirnуа diа bаlаѕ mеlumаt bibirku dаn mеmаinkаn lidаhnуа di dаlаm mulutku.

    Diа mеmеlukku dеngаn еrаt ѕаmbil bеrkаtа, “Ar ѕudаh lаmа Mbаk ingin mеlаkukаnnуа dеngаnmu ѕауаng”, dеѕаhnуа

    “Aku jugа Mbаk”, jаwаbku ѕаmbil mulаi mеrеmаѕ rеmаѕ рауudаrа Mbаk Mia.

    Mbаk Mia jugа ѕеmаkin аgrеѕif diа mulаi mеrеmаѕ rеmаѕ реniѕku dаri luаr сеlаnа. Aku mulаi mеmbukа bluеѕ Mbаk Mia dеngаn tеtар mеlumаt bibir wаnitа bеrkulit рutih ini. Sаmраi kеmudiаn rоk ѕраn diа jugа аku lераѕkаn hinggа diа tinggаl mеmаkаin brа dаn сеlаnа dаlаmnуа. Wаlаu kеlihаtаn рауudаrа nуа аgаk turun (mungkin kаrеnа ѕudаh bеrаnаk duа) nаmun tеtар mеmbuаt аku tеrаngѕаng. Wаnitа-wаnitа bеrumur lеbih mеmbuаtku tеrаngѕаng.

    Akhirnуа Mbаk Mia tidаk ѕаbаr diа mеmbukа сеlаnа jеаnѕ уаng аku раkаi ѕеkаliаn dеngаn сеlаnа dаlаm ku hinggа tаmраk реniѕku bеrdiri tеgаng dеngаn раnjаng 17 сm dаn Mbаk Mia mеngосоknуа dеngаn tаngаnnуа уаng hаluѕ. Aku bukа brа уаng diа раkаi, аku kulumin рауudаrаnуа bеrgаntiаn kiri dаn kаnаn ѕеmеntаrа Mbаk Mia hаnуа mеndеѕаh gаk kаruаn.

    Aku mulаi сium реrutnуа dаn аku bukа сеlаnа dаlаm nуа ѕаmраi kеlihаtаn vаginа уаng ditutuрi rаmbut di ѕеkеlilingnуа. Aku mulаi сium рinggirаn vаginаnуа аku tеruѕkаn dеngаn mеnсium ѕеtiар ѕudut dаri vаginа Mbаk Mia. Sеmеntаrа Mbаk Mia mеrеmаѕ rеmаѕ kераlаku ѕаmbil mеndеѕаh.

    “Ohh ѕауаng tеruѕ ѕауаng еnаk bаngеt.. lidаh kаmu nаkаl ѕеkаli оhh”.

    Sаlаh ѕаtu hаl уаng аkhirnуа mеnjаdi kеgеmаrаnku уаitu mеmbuаt wаnitа mеrаѕаkаn kеnikmаtаn kеtikа аku mеng оrаl mеrаkа. Mbаk Mia ѕudаh mеrаѕа tidаk ѕаbаr diа ѕеgеrа mеnаrikku kе аtаѕ dаn mеngаrаhkаn реniѕku kе vаginаnуа. Dаn diа mеnuntun реniѕku kе lubаng kеnikmаtаnnуа. Aku mеmbаntunуа dеngаn mеndоArg реlаn реlаn ѕаmраi mаѕuk ѕеmuа ѕаmраi mеntоk (fikirku ѕааt itu hilаng ѕudаh kереrjааnku).

    Mbаk Mia mеndеѕаh, “Oh ѕауаng рunуа kаmu раnjаng bаngеt ѕаmраi mеntоk аduh еnаk bаngеt ѕауаng gоуаngin dоng”.

    Akuрun mulаi mеmаju mundurkаn реniѕku.

    Sеlаng 5 mеnit kеmudiаn Mbаk Mia mеndеѕаh, “Oh ѕауаng аku mо nуаmраi”.

    Aku mulаi mеmреrсераt gеrаkаnku.

    Akhirnуа diа mеnjеrit “Ohh Arya аku ѕаmраi ѕауаngg”.

    Aku rаѕаkаn kаkinуа mеnjерit еrаt рinggulku ѕеаkаn ingin mеnаnсарkаn ѕеdаlаm dаlаmnуа реniѕku kе dаlаm vаginаnуа. Aku mеmbеri kеѕеmраtаn Mbаk Mia mеrеѕарi kеnikmаtаnnуа. 2 mеnit kеmudiаn аku mulаi mеmаju mundurkаn lаgi реniѕku kе dаlаm vаginаnуа. Aku gоуаngin ѕеmаkin сераt ѕаmраi аku mеrаѕа аdа ѕеѕuаtu уаng ingin ѕеgеrа mеlеdаk dаlаm реniѕku.

    “Ohh Mbаk Mia аku mо kеluаr, dikеluаrin di dаlаm ара diluаr?”

    “Di dаlаm ѕаjа ѕауаng”, kаtаnуа.

    Akhirnуа аku kеrаhkаn ѕеkuаt tеnаgа kеtikа nikmаt уаng mеmbаwаku mеlауаng kе аngkаѕа. Kаmi bеrреlukаn ѕаmраi bеbеrара ѕааt. “Tеrimаkаѕih уаh Ar”.

    “Sаmа ѕаmа Mbаk”, jаwаbku.

    “Mаѕаk bаru реrtаmа ini ML Ar?”, tаnуаnуа gаk реrсауа.

    “Iуаh Mbаk еmаng kеnара?”, аku bеrkаtа.

    “Kоk ѕudаh рintеr bаngеt?”, tаnуаnуа lаgi.

    “Mаѕаk ѕih Mbаk?, Dаri VCD аku bеlаjаrnуа Mbаk, hеhеhе”, аku mеnimраli.

    “Kоk tаhаn lаmа jugа biаѕаnуа соwоk уаng bаru реrtаmа ML nеmреl lаngѕung kеluаr kаmu kоk biѕа lаmа?”, tаnуаnуа lаgi.

    “Yа gаk tаu Mbаk уа kеnуаtаnnуа gitu”, (ѕuаtu ѕааt аku раhаm gimаnа саrа mеnаhаn аgаr оrgаѕmе biѕа ditаhаn lеbih lаmа dаn kараn hаruѕ di kеluаrkаn, аku jugа gаk tаu kоk biѕа nаhаn оrgаѕmе lеbih lаmа, уаng раѕti ѕudаh biѕа dаri dulunуа, dаri lаhir kаli hеhеhе)

    Mаlаm itu аku gаk bоlеh рulаng оlеh Mbаk Mia. Kаmi mеnikmаti mаlаm dеngаn реrgulаtаn tiаdа hеnti bеrbаgаi ѕtуlе kаmi соbа. Sаmраi kаmi аkhirnуа kеlеlаhаn dаn bаru tidur jаm 3 раgi. Jаm 9 kаmi bаru bаngun, kаmi mаndi bеrѕаmа kеmudiаn Mbаk Mia bеrkеmаѕ kеmаѕ kаrеnа jаm 11 ѕiаng hаruѕ сhесk оut dаn реrgi kе bаndаrа untuk kеmbаli kе jаkаrtа. Sеtеlаh mеngеmаѕi trаvеl bаg nуа Mbаk Mia mеmеlukku еrаt еrаt.

    “Aku ѕаngаt mеnikmаti ѕааt ѕааt bеrѕаmа kаmu Ar”, kаtаnуа.

    “Aku jugа Mbаk”, jаwаbku.

    Mbаk Mia mеnуеliрkаn аmрlор kе ѕаkuku аku ѕеgеrа mеnсеgаhnуа.

    “Mbаk, ini ара?”

    Mbаk Mia bеrkаtа, “Buаt kаmu”.

    Aku ѕеgеrа mеngеmbаlikаnnуа ѕаmbil bеrkаtа, “Mbаk аku bukаn соwоk mаtеriаliѕtiѕ dаn bukаn соwоk уаng mеnсаri uаng dеngаn berhubungan Intim”.

    Mbаk Mia bеrkаtа lаgi, “Plеаѕе аmbil Ar ѕеbаgаi tаndа tеrimа kаѕih Mbаk”.

    Aku bеrjаlаn mеndеkаti trаvеl bаgnуа dаn mеmаѕukkаn аmрlор itu kе dаlаmnуа, ѕаmbil bеrkаtа “Gаk uѕаh dibаhаѕ lаgi, nаnti Mbаk tеrlаmbаt ѕаmраi di bаndаrа”.

    Diа tеrѕеnуum mаniѕ dаn bеrkаtа, “Ok dеh, уuk”.

    Kаmi nаik tаkѕi di dераn рintu hоtеl, dаn tаkѕi mеlunсur kе аrаh bаndаrа, 30 mеnit kаmi ѕаmраi di bаndаrа. Aku mеngаntаr ѕаmраi di рintu реmbеrаngkаtаn dаn Mbаk Mia mеmеlukku еrаt-еrаt. Aku kеmudiаn mеmаnggil tаkѕi уаng mеngаntаrku рulаng.

    Di dаlаm tаkѕi kеtikа аku mеrоgоh ѕаkuku аku tеrkеjut tеrnуаtа аdа аmрlор bеriѕi uаng dаn didаlаmnуа аdа tuliѕаn tаngаn bеrbunуi, “Ar аku tаu kаmu bаkаl mеnоlаk реmbеriаn Mbаk, mаkаnуа Mbаk tаruh dаlаm ѕаkumu, jаnji untuk mеnеrimаnуа аtаu kаmu bеrаrti tidаk ѕауаng ѕаmа Mbаk jikа mеnоlаknуа, TTD Mia”. Aku hаnуа mеnggеlеng-gеlеng kераlа.

  • Cerita Sex meki tembem

    Cerita Sex meki tembem


    888 views

    Perawanku – Cerita Sex meki tembem, Mbak Rosa adalah anak tetangga nenekku di desa daerah Cilacap yang ikut dengan keluargaku di Kota Semarang sejak SMP, Waktu SD ia sekolah di desa, setelah itu ia diajak keluargaku di kota untuk melanjutkan sekolah SMP sekaligus membantu keluargaku terutama merawat aku.

    Kami sangat akrab bahkan di juga sering ngeloni aku. Mbak Rosa ikut dengan keluargaku sampai dia lulus sekolah SMA dan dia kembali ke desa. Saat itu aku masih duduk di bangku sekolah SD. Namanya juga anak kecil, jadi aku belum ada perasaan apa-apa terhadapnya.

    Tiga tahun kemudian ia menikah dan waktu aku kelas dua SMP aku harus pindah luar Jawa tepatnya ke Kota Makassar mengikuti ayah yang pindah tugas. Setelah itu kami tidak pernah bertemu lagi. Kami hanya berhubungan lewat surat dan kabarnya ia sekarang telah memiliki seorang anak. pada waktu aku lulus SMA aku pulang ke rumah nenek dan berniat mencari tempat kuliah di Kota Yogya.

    Sesampai di rumah nenek aku tahu bahwa Mbak Rosa sudah punya rumah sendiri dan tinggal bersama suaminya di desa seberang. Setelah dua hari di rumah nenek aku berniat mengunjungi rumah Mbak Rosa. Setelah diberi tahu arah rumahnya (sekitar 1 km) aku pergi kira-kira jam tiga sore dan berniat menginap. Dari sinilah cerita ini berawal.

    Setelah berjalan kurang lebih 20 menit, akhirnya aku sampai di rumah yang ciri-cirinya sama dengan yang dikatakan nenek. Sejenak kuamati kelihatannya sepi, lalu aku coba mengetok pintu rumahnya.

    “Ya sebentar..” terdengar sahutan wanita dari dalam.

    Tak lama kemudian keluar seorang wanita dan aku masih kenal wajah itu walau lama tidak bertemu. Mbak Rosa terlihat manis dan kulitnya masih putih seperti dulu. Dia sepertinya tidak mengenaliku.

    “Cari siapa ya?” tanya Mbak Rosa.

    “Anda Mbak Rosa kan?” aku balik bertanya.

    “Iya benar, anda siapa ya dan ada keperluan apa?” Mbak Rosa kembali bertanya dengan raut muka yang berusaha mengingat-ingat.

    “Masih inget sama aku nggak Mbak? Aku Rian Mbak, masak lupa sama aku”, kataku.

    “Kamu Rian anaknya Pak Deni?” kata Mbak Rosa setengah nggak percaya.

    “Ya ampun Rian, aku nggak ngenalin kamu lagi. Berapa tahun coba kita nggak bertemu.” Kata Mbak Rosa sambil memeluk tubuhku dan menciumi wajahku.

    Aku kaget setengah mati, baru kali ini aku diciumi seorang wanita. Aku rasakan buah dadanya menekan dadaku. Ada perasaan lain muncul waktu itu.

    “Kamu kapan datangnya, dengan siapa” kata Mbak Rosa sambil melepas pelukannya.

    “Saya datang dua hari lalu, saya hanya sendiri.” kataku.

    “Eh iya ayo masuk, sampai lupa, ayo duduk.” Katanya sambil menggeret tanganku.

    Kami kemudian duduk di ruang tamu sambil mengobrol sana-sini, maklum lama nggak tetemu. Mbak Rosa duduk berhimpitan denganku. Tentu saja buah dadanya menempel di lenganku. Aku sedikit terangsang karena hal ini, tapi aku coba menghilangkan pikiran ini karena Mbak Rosa sudah aku anggap sebagai keluarga sendiri.

    “Eh iya sampai lupa buatin kamu minum, kamu pasti haus, sebentar ya..” kata Mbak Rosa ditengah pembicaraan.

    Tak lama kemudian ia datang, “Ayo ini diminum”, kata Mbak Rosa.

    “Kok sepi, pada kemana Mbak?” Tanyaku.

    “Oh kebetulan Mas Hendra (suaminya Mbak Rosa ) pergi kerumah orang tuanya, ada keperluan, rencananya besok pulangnya dan si Hadi (anaknya Mbak Rosa ) ikut” jawab Mbak Rosa .

    “Belum punya Adik Mbak dan Mbak Rosa kok nggak ikut?” tanyaku lagi.

    “Belum Rian padahal udah pengen lho.. tapi memang dapatnya lama mungkin ya, kayak si Hadi dulu. Mbak Rosa ngurusi rumah jadi nggak bisa ikut” katanya.

    “Eh kamu nginep disini kan? Mbak masih kangen lho sama kamu” katanya lagi.

    “Iya Mbak, tadi sudah pamit kok” kataku.

    “Kamu mandi dulu sana, ntar keburu dingin” kata Mbak Rosa.

    Lalu aku pergi mandi di belakang rumah dan setelah selesai aku lihat-lihat kolam ikan di belakang rumah dan kulihat Mbak Rosa gantian mandi. Kurang lebih lima belas menit, Mbak Rosa selesai mandi dan aku terkejut karena ia hanya mengenakan handuk yang dililitkan di tubuhnya.

    Aku pastikan ia tidak memakai BH dan mungkin CD juga karena tidak aku lihat tali BH menggantung di pundaknya.

    “Sayang Rian ikannya masih kecil, belum bisa buat lauk” kata Mbak Rosa sambil melangkah ke arahku lalu kami ngobrol sebentar tentang kolam ikannya.

    Kulihat buah dadanya sedikit menyembul dari balutan handuknya dan ditambah bau harum tubuhnya membuatku terangsang. Tak lama kemudian ia pamit mau ganti baju. Mataku tak lepas memperhatikan tubuh Mbak Rosa dari belakang. Kulitnya benar-benar putih.

    Sepasang pahanya putih mulus terlihat jelas bikin burungku berdiri. Ingin rasanya aku lepas handuknya lalu meremas, menjilat buah dadanya, dan menusuk-nusuk selangkangannya dengan burungku seperti dalam bokep yang sering aku lihat. Sejenak aku berkhayal lalu kucoba menghilangkan khayalan itu.

    Haripun berganti petang, udara dingin pegunungan mulai terasa. Setelah makan malam kami nonton teve sambil ngobrol banyak hal, sampai tak terasa sudah pukul sembilan.

    “Rian nanti kamu tidur sama aku ya, Mbak kangen lho ngeloni kamu” kata Mbak Rosa.

    “Apa Mbak?” Kataku terkejut.

    “Iya.. Kamu nanti tidur sama aku saja. Inget nggak dulu waktu kecil aku sering ngeloni kamu” katanya.

    “Iya Mbak aku inget” jawabku.

    “Nah ayo tidur, Mbak udah ngantuk nih” kata Mbak Rosa sambil beranjak melangkah ke kamar tidur dan aku mengikutinya dari belakang, pikiranku berangan-angan ngeres. Sampai dikamar tidur aku masih ragu untuk naik ke ranjang.

    “Ayo jadi tidur nggak?” tanya Mbak Rosa.

    Lalu aku naik dan tiduran disampingnya. Aku deg-degan. Kami masih ngobrol sampai jam 10 malam.

    “Tidur ya.. Mbak udah ngantuk banget” kata Mbak Rosa.

    “Iya Mbak” kataku walaupun sebenarnya aku belum ngantuk karena pikiranku semakin ngeres saja terbayang-bayang pemandangan menggairahkan sore tadi, apalagi kini Mbak Rosa terbaring di sampingku, kurasakan burungku mengeras.

    Aku melirik ke arah Mbak Rosa dan kulihat ia telah tertidur lelap. Dadaku semakin berdebar kencang tak tahu apa yang harus aku lakukan. Ingin aku onani karena sudah tidak tahan, ingin juga aku memeluk Mbak Rosa dan menikmati tubuhnya, tapi itu tidak mungkin pikirku.

    Aku berusaha menghilangkan pikiran kotor itu, tapi tetap tak bisa sampai jam 11 malam. Lalu aku putus kan untuk melihat paha Mbak Rosa sambil aku onani karena bingung dan udah tidak tahan lagi.

    Dengan dada berdebar-debar aku buka selimut yang menutupi kakinya, kemudian dengan pelan-pelan aku singkapkan roknya hingga celana dalam hitamnya kelihatan, dan terlihatlah sepasang paha putih mulus didepanku beitu dekat dan jelas.

    Semula aku hanya ingin melihatnya saja sambil berkhayal dan melakukan onani, tetapi aku penasaran ingin merasakan bagaimana meraba paha seorang perempuan tapi aku takut kalau dia terbangun.

    Kurasakan burungku melonjak-lonjak seakan ingin melihat apa yang membuatnya terbangun. Karena sudah dikuasai nafsu akhirnya aku nekad, kapan lagi kalau tidak sekarang pikirku.

    Dengan hati-hati aku mulai meraba paha Mbak Rosa dari atas lutut lalu keatas, terasa halus sekali dan kulakukan beberapa kali. Karena semakin penasaran aku coba meraba celana dalamnya, tetapi tiba-tiba Mbak Rosa terbangun.

    “Rian! Apa yang kamu lakukan!” kata Mbak Rosa dengan terkejut.

    Ia lalu menutupi pahanya dengan rok dan selimutnya lalu duduk sambil menampar pipiku. Terasa sakit sekali.

    “Kamu kok berani berbuat kurang ajar pada Mbak Rosa. Siapa yang ngajari kamu?” kata Mbak Rosa dengan marah.

    Aku hanya bisa diam dan menunduk takut. Burungku yang tadinya begitu perkasa aku rasakan langsung mengecil seakan hilang.

    “Tak kusangka kamu bisa melakukan hal itu padaku. Awas nanti kulaporkan kamu ke nenek dan bapakmu” kata Mbak Rosa.

    “Ja.. jangan Mbak” kataku ketakutan.

    “Mbak Rosa kan juga salah” kataku lagi membela diri.

    “Apa maksudmu?” tanya Mbak Rosa.

    “Mbak Rosa masih menganggap saya anak kecil, padahal saya kan udah besar Mbak, sudah lebih dari 17 tahun. Tapi Mbak Rosa masih memperlakukan aku seperti waktu aku masih kecil, pakai ngeloni aku segala. Trus tadi sore juga, habis mandi Mbak Rosa hanya memakai handuk saja didepanku. Saya kan lelaki normal Mbak” jelasku.

    Kulihat Mbak Rosa hanya diam saja, lalu aku berniat keluar dari kamar.

    “Mbak.. permisi, biar saya tidur saja di kamar sebelah” kataku sambil turun dari ranjang dan berjalan keluar.

    Mbak Rosa hanya diam saja. Sampai di kamar sebelah aku rebahkan tubuhku dan mengutuki diriku yang berbuat bodoh dan membayangkan apa yang akan terjadi besok. Kurang lebih 15 menit kemudian kudengar pintu kamarku diketuk.

    “Rian.. kamu masih bangun? Mbak boleh masuk nggak?” Terdengar suara Mbak Rosa dari luar.

    “Ya Mbak, silakan” kataku sambil berpikir mau apa dia.

    Mbak Rosa masuk kamarku lalu kami duduk di tepi ranjang. Aku lihat wajahnya sudah tidak marah lagi.

    “Rian.. Maafkan Mbak ya telah nampar kamu” katanya.

    “Seharusnya saya yang minta maaf telah kurang ajar sama Mbak Rosa ” kataku.

    “Nggak Rian, kamu nggak salah, setelah Mbak pikir, apa yang kamu katakan tadi benar. Karena lama nggak bertemu, Mbak masih saja menganggap kamu seorang anak kecil seperti dulu aku ngasuh kamu. Mbak tidak menyadari bahwa kamu sekarang sudah besar” kata Mbak Rosa.

    Aku hanya diam dalam hatiku merasa lega Mbak Rosa tidak marah lagi.

    “Rian, kamu bener mau sama Mbak?” tanya Mbak Rosa.

    “Maksud Mbak?” kataku terkejut sambil memandangi wajahnya yang terlihat bagitu manis.

    “Iya.. Mbak kan udah nggak muda lagi, masa’ sih kamu masih tertarik sama aku?” katanya lagi.

    Aku hanya diam, takut salah ngomong dan membuatnya marah lagi.

    “Maksud Mbak.., kalau kamu bener mau sama Mbak, aku rela kok melakukannya dengan kamu” katanya lagi.

    Mendengar hal itu aku tambah terkejut, seakan nggak percaya.

    “Apa Mbak” kataku terkejut.

    “Bukan apa-apa Rian, kamu jangan berpikiran enggak-enggak sama Mbak. Ini hanya untuk meyakinkan Mbak bahwa kamu telah dewasa dan lain kali tidak menganggap kamu anak kecil lagi” kata Mbak Rosa.

    Lagi-lagi aku hanya diam, seakan nggak percaya. Ingin aku mengatakan iya, tapi takut dan malu. Mau menolak tapi aku pikir kapan lagi kesempatan seperti ini yang selama ini hanya bisa aku bayangkan.

    “Gimana Rian? Tapi sekali aja ya.. dan kamu harus janji ini menjadi rahasia kita berdua” kata Mbak Rosa.

    Aku hanya mengangguk kecil tanda bahwa aku mau.

    “Kamu pasti belum pernah kan?” kata Mbak Rosa.

    “Belum Mbak, tapi pernah lihat di film” kataku.

    “Kalau begitu aku nggak perlu ngajari kamu lagi” kata Mbak Rosa.

    Mbak Rosa lalu mencopot bajunya dan terlihatlah buah dadanya yang putih mulus terbungkus BH hitam, aku diam sambil memperhatikan, birahiku mulai naik. Lalu Mbak Rosa mencopot roknya dan paha mulus yang aku gerayangi tadi terlihat.

    Tangannya diarahkan ke belakang pundak dan BH itupun terlepas, sepasang buah dada berukuran sedang terlihat sangat indah dipadu dengan puting susunya yang mencuat kedepan. Mbak Rosa lalu mencopot CD hitamnya dan kini ia telah telanjang bulat.

    Penisku terasa tegang karena baru pertama kali ini aku melihat wanita telanjang langsung dihadapanku. Ia naik ke atas ranjang dan merebahkan badannya terlentang.

    Aku begitu takjub, bayangkan ada seorang wanita telanjang dan pasrah berbaring di ranjang tepat dihadapanku. Aku tertegun dan ragu untuk melakukannya.

    “Ayo Rian.. apa yang kamu tunggu, Mbak udak siap kok, jangan takut, nanti Mbak bantu” kata Mbak Rosa.

    Segera aku melepaskan semua pakaianku karena sebenarnya aku sudah tidak tahan lagi. Kulihat Mbak Rosa memperhatikan burungku yang berdenyut-denyut, aku lalu naik ke atas ranjang. Karena sudah tidak sabar, langsung saja aku memulainya.

    Langsung saja aku kecup bibirnya, kulumat-lumat bibirnya, terasa ia kurang meladeni bibirku, aku pikir mungkin suaminya tidak pernah melakukannya, tapi tidak aku hiraukan, terus aku lumat bibirnya.

    Sementara itu kuarahkan tanganku ke dadanya. Kutemukan gundukan bukit, lalu aku elus-elus dan remas buah dadanya sambil sesekali memelintir puting susunya.

    “Ooh.. Rian.. apa yang kau lakukan.. ergh.. sshh..” Mbak Rosa mulai mendesah tanda birahinya mulai naik, sesekali kurasakan ia menelan ludahnya yang mulai mengental.

    Setelah puas dengan bibirnya, kini mulutku kuarahkan ke bawah, aku ingin merasakan bagaimana rasanya mengulum buah dada. Sejenak aku pandangi buah dada yang kini tepat berada di hadapanku, ooh sungguh indahnya, putih mulus tanpa cacat sedikitpun, seperti belum pernah terjamah lelaki.

    Langsung aku jilati mulai dari bawah lalu ke arah putingnya, sedangkan buah dada kanannya tetap kuremas-remas sehingga tambah kenyal dan mengeras.

    “Emmh oh aarghh” Mbak Rosa mendesah hebat ketika aku menggigit puting susunya.

    Kulirik wajahnya dan terlihat matanya merem melek dan giginya menggigit bibir bawahnya. Kini jariku kuarahkan ke selangkangannya. Disana kurasakan ada rumput yang tumbuh di sekeliling memeknya.

    Jari-jariku kuarahkan kedalamnya, terasa lubang itu sudah sangat basah, tanda bahwa ia sudah benar-benar terangsang. Kupermainkan jari-jariku sambil mencari klentitnya. Kugerakkan jari-jariku keluar masuk di dalam lubang yang semakin licin tersebut.

    “Aargghh.. eemhh.. Rian kam.. mu ngapainn oohh..” kata Mbak Rosa meracau tak karuan, kakinya menjejak-jejak sprei dan badannya mengeliat-geliat.

    Tak kupedulikan kata-katanya. Tubuh Mbak Rosa semakin mengelinjang dikuasai nafsu birahi. Kuarasakan tubuh Mbak Rosa menegang dan kulihat wajahnya memerah bercucuran keringat, aku pikir dia sudah mau klimaks. Kupercepat gerakan jariku didalam memeknya.

    “Ohh.. arghh.. oohh..” kata Mbak Rosa dengan nafas tersengal-sengal dan tiba-tiba..

    “Oohh aahh..” Mbak Rosa mendesah hebat dan pinggulnya terangkat, badannya bergetar hebat beberapa kali. Terasa cairan hangat memenuhi memeknya.

    “Ohh.. ohh.. emhh..” Mbak Rosa masih mendesah-desah meresapi kenikmatan yang baru diraihnya.

    “Rian apa yang kamu lakukan kok Mbak bisa kayak gini” tanya Mbak Rosa.

    “Kenapa emangnya Mbak?” Kataku.

    “Baru kali ini aku merasakan nikmat seperti ini, luar biasa” kata Mbak Rosa.

    Ia lalu bercerita bahwa selama bersama suaminya ia tidak pernah mendapatkan kepuasan, karena mereka hanya sebentar saja bercumbu dan dalam bercinta suaminya cepat selesai.

    “Mbak sekarang giliranku” kubisikkan ditelinganya, Mbak Rosa mengangguk kecil.

    Aku mulai mencumbunya lagi. Kulakukan seperti tadi, mulai dari bibirnya yang kulumat, lalu buah dadanya yang aku nikmati, tak lupa jari-jariku kupermainkan di dalam memeknya.

    “Aarghh.. emhh.. ooh..” terdengar Mbak Rosa mulai mendesah-desah lagi tanda ia telah terangsang.

    Setelah aku rasa cukup, aku ingin segera merasakan bagaimana rasanya menusukkan burungku ke dalam memeknya. Aku mensejajarkan tubuhku diatas tubuhnya dan Mbak Rosa tahu, ia lalu mengangkangkan pahanya dan kuarahkan burungku ke memeknya. Setelah sampai didepannya aku ragu untuk melakukannya.

    “Ayo Rian jangan takut, masukin aja” kata Mbak Rosa.

    Perlahan-lahan aku masukkan burungku sambil kunikmati, bless terasa nikmat saat itu. Burungku mudah saja memasuki memeknya karena sudah sangat basah dan licin. Kini mulai kugerakkan pinggulku naik turun perlahan-lahan. Ohh nikmatnya.

    “Lebih cepat Rian arghh.. emhh” kata Mbak Rosa terputus-putus dengan mata merem-melek.

    Aku percepat gerakanku dan terdengar suara berkecipak dari memeknya.

    “Iya.. begitu.. aahh.. ter.. rrus.. arghh..” Mbak Rosa berkata tak karuan.

    Keringat kami bercucuran deras sekali. Kulihat wajahnya semakin memerah.

    “Rian, Mbak mau.. enak lagi.. oohh.. ahh.. aahh.. ahh..” kata Mbak Rosa sambil mendesah panjang, tubuhnya bergetar dan kurasakan memeknya dipenuhi cairan hangat menyiram penisku.

    Remasan dinding memeknya begitu kuat, akupun percepat gerakanku dan.. croott.. akupun mencapai klimaks aahh.., kubiarkan air maniku keluar di dalam memeknya. Kurasakan nikmat yang luar biasa, berkali-kali lebih nikmat dibandingkan ketika aku onani.

    Aku peluk tubuhnya erat-erat sambil mengecup puting susunya menikmati kenikmatan sex yang sesungguhnya yang baru aku rasakan pertama kali dalam hidupku. Setelah cukup kumenikmatinya aku cabut burungku dan merebahkan badanku disampinya.

    “Mbak Rosa , terima kasih ya..” kubisikkan lirih ditelinganya sambil kukecup pipinya.

    “Mbak juga Rian.. baru kali ini Mbak merasakan kepuasan seperti ini, kamu hebat” kata Mbak Rosa lalu mengecup bibirku.

    Kami berdua lalu tidur karena kecapaian.

    Kira-kira jam 3 pagi aku terbangun dan merasa haus sekali, aku ingin mencari minum. Ketika aku baru mau turun dari ranjang, Mbak Rosa juga terbangun.

    “Kamu mau kemana Rian..” katanya.

    “Aku mau cari minum, aku haus. Mbak Rosa mau?” Kataku.

    Ia hanya mengangguk kecil. Aku ambil selimut untuk menutupi anuku lalu aku ke dapur dan kuambil sebotol air putih.

    “Ini Mbak minumnya” kataku sambil kusodorkan segelas air putih.

    Aku duduk di tepi ranjang sambil memandangi Mbak Rosa yang tubuhnya ditutupi selimut meminum air yang kuberikan.

    “Ada apa Rian, kok kamu memandangi Mbak” katanya.

    “Ah nggak Papa. Mbak cantik” kataku sedikit merayu.

    “Ah kamu Rian, bisa aja, Mbak kan udah tua Rian” kata Mbak Rosa.

    “Bener kok, Mbak malah makin cantik sekarang” kataku sambil kukecup bibirnya.

    “Rian.. boleh nggak Mbak minta sesuatu” kata Mbak Rosa.

    “Minta apa Mbak?” tanyaku penasaran.

    “Mau nggak kamu kalau..” kata Mbak Rosa terhenti.

    “Kalau apa Mbak?” kataku penuh tanda tanya.

    “Kalau.. kalau kamu emm.. melakukannya lagi” kata Mbak Rosa dengan malu-malu sambil menunduk, terlihat pipinya memerah.

    “Lho.. katanya tadi, sekali aja ya Rian.., tapi sekarang kok?” kataku menggodanya.

    “Ah kamu, kan tadi Mbak nggak ngira bakal kayak gini” katanya manja sambil mencubit lenganku.

    “Dengan senang hati aku akan melayani Mbak Rosa ” kataku.

    Sebenarnya aku baru mau mengajaknya lagi, e.. malah dia duluan. Ternyata Mbak Rosa juga ketagihan. Memang benar jika seorang wanita pernah merasa puas, dia sendiri yang akan meminta. Kami mulai bercumbu lagi, kali ini aku ingin menikmati dengan dengan sepuas hatiku.

    Ingin kunikmati setiap inci tubuhnya, karena kini aku tahu Mbak Rosa juga sangat ingin. Seperti tadi, pertama-tama bibirnya yang kunikmati. Dengan penuh kelembutan aku melumat-lumat bibir Mbak Rosa.

    Aku makin berani, kugunakan lidahku untuk membelah bibirnya, kupermainkan lidahku. Mbak Rosa pun mulai berani, lidahnya juga dipermainkan sehingga lidah kami saling beradu, membuatku semakin betah saja berlama-lama menikmati bibirnya.

    Tanganku juga seperti tadi, beroperasi di dadanya, kuremas-remas dadanya yang kenyal mulai dari lembah hingga ke puncaknya lalu aku pelintir putingnya sehingga membuatnya menggeliat dan mengelinjang. Dua bukit kembar itupun semakin mengeras. Ia menggigit bibirku ketika kupelintir putingnya.

    Aku sudah puas dengan bibirnya, kini mulutku mengulum dan melumat buah dadanya. Dengan sigap lidahku menari-nari diatas bukitnya yang putih mulus itu. Tanganku tetap meremas-remas buah dadanya yang kanan. Kulihat mata Mbak Rosa sangat redup, dan ia memagut-magut bibirnya sendiri, mulutnya mengeluarkan desahan erotis.

    “Oohh.. arghh.. en.. ennak Rian.. emhh..” kata Mbak Rosa mendesah-desah.

    Tiba-tiba tangannya memegang tanganku yang sedang meremas-remas dadanya dan menyeretnya ke selangkangannya. Aku paham apa yang diinginkannya, rupanya ia ingin aku segera mempermainkan memeknya. Jari-jarikupun segera bergerilya di memeknya. Kugerakkan jariku keluar masuk dan kuelus-elus klentitnya membuatnya semakin menggelinjang tak karuan.

    “Ya.. terruss.. aarggghh.. emmhh.. enak.. oohh..” mulut Mbak Rosa meracau.

    Setiap kali Mbak Rosa terasa mau mencapai klimaks, aku hentikan jariku menusuk memeknya, setelah dia agak tenang, aku permainkan lagi memeknya, kulakukan beberapa kali.

    “Emhh Rian.. ayo dong jangan begitu.. kau jahat oohh..” kata Mbak Rosa memohon.

    Mendengarnya membuatku merasa kasihan juga, tapi aku tidak akan membuatnya klimaks dengan jariku tetapi dengan mulutku, aku benar-benar ingin mencoba semua yang pernah aku lihat di bokep.

    Segera aku arahkan mulutku ke selangkangannya. Kusibakkan rumput-rumpuat hitam yang disekeliling memeknya dan terlihatlah memeknya yang merah dan mengkilap basah, sungguh indah karena baru kali ini melihatnya.

    Aku agak ragu untuk melakukannya, tetapi rasa penasaranku seperti apa sih rasanya menjilati memek lebih besar. Segera aku jilati lubang itu, lidahku kujulurkan keluar masuk.

    “Rian.. apa yang kamu lakukan.. arghh itu kan ji.. jik emhh..” kata Mbak Rosa.

    Ia terkejut aku menggunakan mulutku untuk menjilati memeknya, tapi aku tidak pedulikan kata-katanya. Ketika lidahku menyentuh kelentitnya, ia mendesah panjang dan tubuhnya menggeliat tak karuan dan tak lama kemudian tubuhnya bergetar beberapa kali, tangannya mencengkeram sprei dan mulutku di penuhi cairan yang keluar dari liang kewanitaannya.

    “Ohmm.. emhh.. ennak Rian.. aahh..” kata Mbak Rosa ketika ia klimaks.

    Setelah Mbak Rosa selesai menikmati kenikmatan yang diperolehnya, aku kembali mencumbunya lagi karena aku juga ingin mencapai kepuasan.

    “Gantian Mbak diatas ya sekarang” kataku.

    “Gimana Rian aku nggak ngerti” kata Mbak Rosa.

    Daripada aku menjelaskan, langsung aku praktekkan. Aku tidur telentang dan Mbak Rosa aku suruh melangkah diatas burungku, tampaknya ia mulai mengerti. Tangannya memegang burungku yang tegang hebat lalu perlahan-lahan pinggangnya diturunkan dan memeknya diarahkan ke burungku dan dalam sekejap bless burungku hilang ditelan memeknya.

    Mbak Rosa lalu mulai melakukan gerakan naik turun, ia angkat pinggangnya dan ketika sampai di kepala penisku ia turunkan lagi. Mula-mula ia pelan-pelan tapi ia kini mulai mempercepat gerakannya.

    Kulihat wajahnya penuh dengan keringat, matanya sayu sambil merem melek dan sesekali ia melihat kearahku. Mulutnya mendesis-desih. Sungguh sangat sexy wajah wanita yang sedang dikuasai nafsu birahi dan sedang berusaha untuk mencapai puncak kenikmatan.

    Wajah Mbak Rosa terlihat sangat cantik seperti itu apalagi ditambah rambut sebahunya yang terlihat acak-acakan terombang ambing gerakan kepalanya. Buah dadanya pun terguncang-guncang, lalu tanganku meremas-remasnya. Desahannya tambah keras ketika jari-jariku memelintir puting susunya.

    “Oh emhh yaah.. ohh..” itulah kata-kata yang keluar dari mulut Mbak Rosa.

    “Aku nggak kuat lagi Rian..” kata Mbak Rosa sambil berhenti menggerakkan badannya, aku tahu ia segera mencapai klimaks.

    Kurebahkan badannya dan aku segera memompa memeknya dan tak lama kemudian Mbak Rosa mencapai klimaks. Kuhentikan gerakanku untuk membiarkan Mbak Rosa menikmati kenikmatan yang diperolehnya.

    Setelah itu aku cabut penisku dan kusuruh Mbak Rosa menungging lalu kumasukkan burungku dari belakang. Mbak Rosa terlihat hanya pasrah saja terhadap apa yang aku lakukan kepadanya. Ia hanya bisa mendesah kenikmatan.

    Setelah puas dengan posisi ini, aku suruh Mbak Rosa rebahan lagi dan aku masukkan lagi burungku dan memompa memeknya lagi karena aku sudah ingin sekali mengakhirinya. Beberapa saat kemudian Mbak Rosa ingin klimaks lagi, wajahnya memerah, tubuhnya menggelinjang kesana kemari.

    “Ahh.. oh.. Mbak mau enak lagi Rian.. arrghh ahh..” kata Mbak Rosa.

    “Tunggu Mbak, ki kita bareng aku juga hampir” kataku.

    “Mbak udah nggak tahan Rosa .. ahh..” kata Mbak Rosa sambil mendesah panjang, tubuhnya bergetar hebat, pinggulnya terangkat naik.

    Cairan hangat menyiram burungku dan kurasakan dinding memeknya seakan-akan menyedot penisku begitu kuat dan akhirnya akupun tidak kuat dan croott.. akupun mencapai klimaks, oh my god nikmatnya luar biasa. Lalu kami saling berpelukan erat menikmati kenikmatan yang baru saja kami raih.

    Hal ini pun sampai sekarang masih kurahasiakan dari siapapun. Setiap saat aku bertemu dengan mbak Rosa, dirinya pasti selalu mengajakku ngentot dan bercumbu menikmati setiap rangsangan yang kuberikan padanya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Audisi Bintang Baru – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sex Audisi Bintang Baru – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1807 views

    Perawanku – Nama gadis itu sebut saja alyssa, usianya baru 19 tahun, prestasinya banyak, tinggi, dan kecantikannya merupakan kecantikan khas indonesia. sayang sekali, ia tergiur untuk menjadi bintang terkenal, sperti dinni aminarti , mas ayu anastasia, ririn dwi , diansastro dan lain lain. Alyssa pergi ke jakarta dan berusaha mencari jalan menuju sukses, dan sungguh disayangkan ia menemukan jalan yang salah.

    Alyssa harus bersedia ditiduri dulu oleh beberapa orang staf sebuah rumah produksi ternama di indonesia , baru akhirnya ia dipertemukan dengan boss, rumah produksi itu.
    kini sebelum namanya akan diekspos oleh rumah produksi itu, alyssa harus bermain di sebuah film pendek , yg katanya adalah “film audisi”…….namun dari rumor yg berkembang film ini adalah sebuah film semi porn yg sengaja dibuat untuk koleksi si boss rumah produksi tersebut.hmmmmm..its just a rumor

    Alyssa tak punya pilihan lain,sesuai perjanjian ia memang harus menjalani “film audisi” atau harus mengganti semua pengeluaran plus 90% nilai kontrak…..masalahnya alyssa belum tahu apa itu”fim audisi’sampai ia terjebak disini. terlanjur basah maka ya sudah basah sekalian.

    perlahan alyssa melangkah menuju ruang ganti. baju yg harus ia pakai nyaris tidak menutupi tubuhnya, bawahannya sangat pendek , sehingga kaki mulus alyssa terlihat jelas dan pantatnya pun cukup terlihat.
    sementara atasannya adalah sebuah baju backless dengan tali yg diikatkan dibelakang leher, potongan lehernya sangat rendah, sehingga buah dadanya nyaris tak tertutupi.
    jika alyssa membungkuk maka pantat dan buah dadanya akan terlihat jelas.

    Fim ini katanya ceritanya adalah kisah cinta. saat alyysa keluar ruang ganti, mata lelaki di ruangan itu terbeliak penuh nafsu. Ada kurang lebih duapuluh orang laki laki di ruangan itu dari mulai tukang lampu sampai sutradara, alyssa adalah satu satunya perempuan di lokasi tersebut.
    sutradara memanggil pemain prianya, alyssa mengenalinya sebagai hengky, ia memang salah satu anak emas rumah produksi ini.
    ketika sutradara berteriak action, hengky kemudian merangkul alyssa, dia terlihat sudah sangat berpengalaman. Ekspressi hengky terlihat cerah ceria dan merangkul tubuh molek itu semakin erat, alyssa bisa merasakan sesuatu yg keras dibawah menyentuhnya.

    Adegan terus berlanjutnya, alyssa dan hengky berciuman beberapa kali, dan terkadang hengky mencium bagian atas dada alyssa.
    sang sutradara mengamati adgean demi adegan dengan nafsu tertahan, sebenarnya ia ingin sekali meniduri bintang baru ini , namun produser dan pemilik rumah produksi dengan tegas melarangnya. meski demikian ia terus mencari cara untuk menikmati gadis itu.

    “cut!!” sutradara berteriak, ” kamu lagi meluk pacar kamu apa adik kamu….” sutradara memarahi hengky.

    “sini saya tunjukin caranya…” kata sutradara. ia menghampiri alyssa memeluknya dengan erat, kedua tangannya langsung meremas kedua bulatan pantat alyssa, senyum kemenangan menghiasi wajahnya, alyssa tak berbuat apa apa hanya diam.
    kemudian sang sutradara mencium bibir alyssa dengan penuh nafsu sambil meremas buah dada gadis itu.

    “gitu caranya, nanti kamu bawa dia ke tempat tidur untuk love scene…..nah ekspressinya harus dapet…ngerti..? biar dapet ekspresi,,..kamu harus rangsang dia dari awal ngerti…?” sutradara memberi arahan pada hengky.

    adegan dilanjutkan , kini hengky menciumi alyssa denagn penuh nafsu , bahkan ia menyibak pakaian atas alyssa dan menciumi buah dada gadis itu , tak ada protes dari sutradara. Saat akan masuk adegan love scene , alyssa mengatakan ia malu kalau harus beradegan seperti itu dihadapan banyak orang, ia meminta agar orang yg tidak berkepentingan untuk tidak ada di lokasi. Permintaan alyssa disetujui sutradara, maka ia menyuruh orang lain keluar kecuali kameramen dan tukang lampu , sisa crew yang lain keluar dengan menggerutu.

    Adegan kembali berlanjut, alyssa terbaring di tempat tidur dengan tubuh hengky diatasnya. dan mulai menciumi dan meremas buah dada alyssa, ia kemudian mengangkat rok alyssa ke atas , melebarkan kaki gadis itu dan dengan satu tangan membuka celananya sendiri, mengeluarkan penisnya dan menggosok gosokannya di paha dalam alyssa.
    Alyssa protes dengan adegan ini, namun dengan tenang hengky mengatakan itu arahan dari sutradara.

    Alyssa pun protes pada sutradara, namun sutradara berdalih ini dilakukan agar mendapatkan ekspresi orang yang sedang bercinta dan penuh birahi , dia jg mengatakan pada alyssa bahwa yg akan direkam kamera hanya wajahnya saja, demi mendapat eskpresi birahi.
    alyssa sempat menolak adegan ini , namun sutradarakembali mengingatkan akan surat perjanjian dan kontrak kerja , serta akan sia sianya pengorbanan alyssa selama ini.
    alyssa tak bisa bicara apa apa lagi, ia hanya kembali berbaring di tempat tidur bersiap melanjutkan adegan tadi.
    adegan diulang , hengky menciumi dan meremas buah dada alyssa, mengangkat rok alyssa ke atas dan menggosok gosok penisnya di paha bagian dalam alyssa.
    ternyata setelah bebrapa lama, hengky kemudian menurunkan celana dalam alyssa dan langsung mengarahkan penisnya ke bibir vagina alyssa.
    alyssa memandang sutradara tanda ia keberatan dengan adegan ini , namun sutradara hanya mengangguk pelan dan tidak mengatakan apa apa.
    alyssa berpikir bagaimana mungkin adegan seperti ini bisa lulus sensor, walaupun katanya yg di rekam hanya bagian atas terutama ekspresi ( alyssa baru tahu di kemudian hari apa tujuan shooting film ini )
    hengky kini mulai memompa tubuh alyssa, dan gadis itu pun sebenarnya mulai terangsang dan menikmati semua ini, ia menggoyangkan pantatnya seirama dengan pompaan hengky. pakian atas alyssa kemudian dibuka dan hengky mulai menyedoyt nyedot buah dada alyssa.
    sutradara memerintahkan dua orang untuk melepas pakaian hengky , hingga kini hengky dan alyssa telanjang bulat di ranjang dan sutradara terus merekam setiap detail adegan percintaan itu.

    Geraman keras hengky dan semburan di vagina alyssa menandakan pria itu sudah orgasme, dan tak berapa lama giliran alyssa yg orgasme.
    sutradara pun menutup adegan itu, dan alyssa kemudian diberi selamat oleh semua orang yg ada disana , bahwa ia telah menyelesaikn adegan dengan baik.

    alyssa kemudian pergi ke toilet untuk membersihkan diri , dan ketika kembali ia melihat seorang lelaki muda yang tampan sedang berbicara dengan sutradara, dia adalah produser di rumah produksi ini , namanya resha atau reza kalo tak salah. sang sutradra ternyata sedang memuji muji alyssa dihadapan resha.
    produser itupun kemudian menjajikan akan mengorbitkan alyssa menjadi superstar baru indonesia, ia pun memberikan undangan bagi alyssa untuk bertemu dengan beberapa eksekutif rumah produksi ini jam stengah delapan malam.

    setengah delapan malam , alyssa tiba di rumah resha, ia disambut sang sutradara dan membawanya ke dalam , ternyata di dalam sudah menunggu ramesh dan punjabb, dua orang pemilik production house ini sedang menikmati minuman.
    Mereka semua terlihat senang dan gembira melihat kedatangan alyssa dan menaymbutnya dengan hangat.
    mereka pun duduk dan kemudian terlihat serius membicarakan karir alyssa di masa depan.
    setelah beberapa lama , resha kemudian meminta alyssa memakai pakaian yg dipakainya saat shooting tadi, dengan alasan untuk lebih meyakinkan ramesh dan punjabb.
    alyssa pun stuju dan segera masuk ke ruang ganti , sebelum masuk ke ruang ganti , resha mengingatkan agar tidak memakai apa apa lagi dibalik pakaian itu. tak ada waktu untuk menolak, alyssa setuju saja demi karirnya.

    Sesaat stelah alyssa masuk dengan pakaian tadi, seluruh pria diruangan itu berdiri dan bertepuk tangan, mengagumi kecantikan dan kemolekan tubuh alyssa.
    namun demikian alyssa merasa rikuh dengan pakaian ini, terutama pada resha yg duduk didepannya, pasti ia bisa melihat jelas, dengan putus asa alyssa melipat kaki dan terus menarik narik rok pendek itu ke bawah , seolah akan bisa menutupi pahanya.

    tugas alyssa berikutnya adalah menari dengan pakaian itu.
    alyssa pun mencoba menari dengan musik yg dipasang oleh resha, saat alyssa melakukan gerakan memutar, rok pendeknya akan terangkat , menampilkan pantat dan vaginanya yg tak tertutup.
    tak berapa lama resha ikut bergabung menari denga alyssa , ia bahkan sempat mencium bibir alyssa, membuatnya merasa malu.
    perlahan resha mengajak alyssa ke sofa dan mendudukan gadis itu di pangkuannya.
    resha kembali sibuk mencium bibir gadis itu, sementara tangannya beraksi meremas buah dada gadis itu, jari yang lain bermain main di vaginanya.
    ketika ramesh, punjabb dan sutradara kemudian pergi meninggalkan ruangan, alyssa merasa lega, dan kemudian iapun membalas ciuman resha dengan lebih panas.
    pakaian atas alyssa dilepas oleh resha, kini ia leluasa meremasi buah dada ranum itu, smentara alyssa membalsnya dengan membuka kancing dan sleting celana resha dan mengeluarkan penis yg sudah menegang itu.

    tiba tiba alyssa merasa pundaknya di sentuh seseorang, saat menoleh alyssa terkejut dan panik melihat ketiga orang tadi tealh kembali dan semuanya telanjang bulat. Alyssa mencoba bangkit namun resha menahannya, sang sutradara alias jati , kemudian menarik kepala alyssa dan dengan kasar mencoba memasukan penisnya ke mulut gadis itu.

    Saat penis itu masuk ke mulutnya, alyssa sedikit tersiksa dan tersedak karena panis itu mencapai tenggorknnya.
    resha mengingatkan untuk tidak melawan atau ia akan mengalami hal yang lebih menyakitkan.
    alyssa menyerah dan mulai mengulum penis jati.

    kemudian resha berdiri dan melepaskan sisa pakaian yang masih melekat di alyssa, dan menyuruh gadis itu unutk berbaring di karpet.
    resha membuka lebar kaki alyssa dan kemudian mengarahkan penisnya ke vagina gadis itu, dan mulai memompanya.
    penis resha terasa sempit di jepitan vagina alyssa.

    ramesh tak mau tinggal diam, ia meyuruh alyssa membuka mulutnya dan ia pun memasukan penis besarnya ke mulut mungil gadis cantik itu. dua orang yg lain sibuk bermain main dengan buah dada alyssa, sambil penisnya digenggam oleh tangan alyssa.

    setelah beberapa lama , mereka berganti posisi, kini giliran jati yang menindih alyssa, agak sedikit repot karena tubuh jati lumyan gendut.
    setelah ramesh , giliran punjabb yang menindih tubuh alyssa dan memompanya dengan kasar.
    sementara alyssa sendiri tak dapat berdiam, mulutnya masih mengulum penis resha, dan kedua tangannya sibuk mengocok penis jati dan ramesh. dan dalam periode itu alyssa sudah beberapa kali orgasme.

    kemudian resha menyuruh semuanya berhenti sejenak memberi nafas bagi alyssa.
    namun sayang , adegan berikutnya malah lebih menyakitkan bagi alyssa, saat penisnya ditembus oleh jati, pantatnya pun tiba tiba berusaha ditembus oleh resha.
    hal itu sangat menyakitkan bagi alyssa, ia memohon dan menangis namun tak diindahkan.
    pantat alyssa terasa panas seaakan terbakar, dan ia tak mampu bertahan lebih lama lagi , ia menangis dan meronta ronta berusaha mlepaskan diri.

    kedua orang itu menahan kuat alyssa, bahkan saat tangisan alyssa makin keras , jati menampar pipi gadis itu mneuruhnya berhenti menangis.
    seakan siksaan alyssa belum cukup , ramesh malah menyodorkan penisnya ke mulut alyssa , namun hanya sesaat , ia pun menarik penisnya kembali.
    kini posisi alyssa bagai sebuah sandwich, dengan jati di depan dan resha dibelakang.
    ramesh berusaha mencari hiburan dengan meremas buah dada alyssa dan menyuruh alyssa untuk mengocok penisnya.

    akhirnya jati hampir mencapai orgasme, ia menyuruh alyssa membuka mulut dan ia pun menyemburkan spermanya di mulut gadis itu, tak lama disusul oleh resha yg juga menyemburkan spermanya di mulut alyssa.
    masih belum cukup mereka masih menyuruh alyssa mengocok ngocok semua penis pria yg ada disana, dan kemudian menyemburkannya ke seluruh tubuh alyssa, dan wajahnya, sehingga seolah ia bermandikan sperma.

    alyssa akhirnya merasa tenang, karena semuanya sudah terpuaskan, ia pun terbarin di karpet dengan menarik nafas panjang.
    sayang sekali, ternyata ini bukan akhirnya,,,karena ternyata punjabb mengundang beberapa teman bisnisnya malam itu untuk juga menikmati tubuh bintang baru ini.

    melihat ada lagi yang datang, alyssa menangis dan memohon , karena ia sudah tak sanggup lagi menghadapainya, namun tak ada yang peduli.

    terpaksa…sangat terpaksa alyssa harus melayani nafsu ketujuh pria itu. sekarang malah terlihat seperti pemerkosaan massal, saat alyssa hanya satu satunya perempuan yg harus menjadi object seksual.
    semalam suntuk, mereka berganti posisi dan gaya , menyetubuhi gadis cantik ini.
    hingga akhirnya mereka semua terpuaskan, alyssa tak bisa bangun dan hanya terbaring lemah di karpet di kelilingi boss boss dunia hiburan, yang ternyata tak segmerlap kelihatnnya.
    alyssa pun jatuh tertidur.

    pagi hari , seluruh tubuh alyssa terasa sakit, ia bhakan tak mampu untuk bangun.
    orang orang itu ternyata punya rasa iba juga, mereka membawa alyssa ke kamar mandi , memandikannya dan memakaikannya pakaian, lalu menagntar pulang.

    alyssa akhirnya sesuai janji diorbitkan menjadi seorang bintang muda “berbakat” , rumah produksi mengeksposnya secara besar besaran agar namanya cepat meroket, berbagai gosip dirancang agar namanya tetap beredar di masyarakt.

    tapi di balik layar , alyssa masih harus menjadi budak seks para petinggi rumah produksi itu, meski pun mereka tidak lagi memakai alyssa secara massal , namun alyssa harus selalu menuruti panggilan panggilan mereka swaktu waktu.

    alyssa sudah melihat contoh para artis yg menolak “bekerja sama” , mereka tiba tiba didera gosip yg tidak mengenakkan, tidak lagi dilibatkan dalam produksi, dan yang lebih parah, adegan bugil bahkan seksnya bisa saja beredar di kalangan luas terutama di internet.

    siapa bilang dunia artis selalu gemerlap…….?

  • Cerita Sex Penumpang Taksi Ngentot

    Cerita Sex Penumpang Taksi Ngentot


    852 views

    Perawanku – Cerita Sex Penumpang Taksi Ngentot, Selamat malam. Mau kemana, bu? sapaan standar, Hotel Muria ya, pak. jawabnya datar, Pandangannya menerawang ke luar jendela. Kebetulan saat itu sedang gerimis, mungkin membuat hatinya galau.

    Darimana tadi, bu? Kok jam segini belum pulang? tanyaku basa basi sekaligus ingin memuaskan rasa penasaran yang tadi kupendam.

    dia diam saja sambil tetap memandang ke luar jendela. Aku memutuskan untuk berhenti bicara. Mungkin dia sedang tak ingin diganggu. Tak lama kemudian, sampai juga di hotel Muria. Dia membayar dengan memberikan uang tip empat ribu rupiah.

    Terima kasih, bu. jawabku sambil menerima uang itu. Tapi dia masih tetap diam, hanya mengangguk pelan sambil meninggalkan taksiku. Tanda tanya masih tetap bergelayut di pikiranku.

    ***

    Dua hari setelah itu, di tempat yang sama, perempuan yang sama.

    Selamat malam, bu. senyumku mengembang, berusaha menyapanya ramah. Pikiranku merasa bahwa dia meminta diantar ke tujuan yang sama.

    Hotel Muria ya, pak. ujarnya sambil kembali memandang ke luar jendela.

    Kucoba menganalisis sendiri karena pikiranku semakin penasaran dengannya. Dari logatnya, sepertinya dia bukan orang Jakarta. Ditambah fakta bahwa dia minta diantar ke Hotel Muria, semakin menguatkan hal tersebut. Cuma yang masih menjadi tanda tanya, mau apa dia di Kemang pada dini hari? Kutengok sekilas tempat dia menunggu taksi, tak ada tandatanda klub malam atau tempat hiburan. Hanya ada beberapa cafe yang sudah tutup dan sebuah rumah makan 24 jam, serta dua buah mini market.

    Dari mana tadi, bu? tanyaku dengan suara keras sehingga dia tak ada alasan untuk tidak menjawab. Demi memuaskan rasa penasaran.

    Oh, tadi dari ketemu teman. jawabnya singkat, masih menatap ke luar jendela meski kali ini tak gerimis.

    Sepertinya saya tak melihat ada cafe yang masih buka, bu.

    Di restoran fast food, pak.

    Oh begitu. Lalu temannya tadi sudah pulang?

    Pulang duluan, pak, sudah ditunggu istrinya. jawabnya datar, kali ini diakhiri dengan embusan napas berat dan pandangannya beralih ke layar ponsel. Aku jadi tak enak sering melirik ke spion. Konsentrasi lalu kukerahkan pada kemudi saja.

    ***

    Esok harinya, bagaikan deja vu, kembali taksiku dihentikan olehnya, masih di tempat dan jam yang sama. Sebenarnya aku sengaja lewat tempat itu di jam yang sama, ingin bertemu dengannya lagi. Masih ada beberapa hal yang ingin kutanyakan padanya.

    Malam, mbak. Hotel Muria? aku beranikan diri memanggilnya mbak. Tampaknya dia tidak keberatan.

    Iya, pak. jawabnya, kali ini dengan senyum.

    Mbaknya bukan orang sini ya? Darimana, mbak?

    Semarang, pak.

    Mbaknya ke Jakarta dalam rangka apa? Cuma ketemu teman atau ada urusan lain, mbak? tanyaku hatihati. Tak ingin terkesan ingin tahu urusan orang, meskipun kenyataannya memang begitu.

    Iya, cuma ingin bertemu teman saya itu. Eh, sebetulnya pacar sih, pak, bukan teman.

    Aku mencoba menggali ingatanku. Kalau tak salah kemarin dia bilang bahwa temannya itu sudah ditunggu istrinya. Apakah Temannya, eh pacarnya itu, sudah punya istri ya, mbak? Oke, ini sudah keterlaluan dan aku tak tersinggung jika dia minta turun. Tapi nyatanya tidak, dia masih tetap tenang di jok belakang taksiku.

    Iya, pak. Kami sudah berhubungan dari lama. Rumah tangga mereka bermasalah dan katanya mereka akan segera bercerai. Tapi entah, sampai sekarang masih seperti ini. Pertemuanpertemuan kami tak diketahui istrinya, pak.

    Mbak bahagia dengan hubungan itu? Entah kenapa aku malah bertanya hal seperti ini. Rasanya ingin menampar mukaku sendiri.

    Sebenarnya sih enggak, pak. Saya sudah menyakiti banyak orang, termasuk diri saya sendiri. Namun rupanya ada satu sisi saya yang bahagia karena bisa bersama dengan orang yang saya cintai, meski tak bisa memilikinya dengan utuh.

    Sampai di lobby Hotel Muria, dia menyerahkan sejumlah uang. Pak, ini malam terakhir saya di Jakarta. Besok saya pulang. Terima kasih sudah menjadi teman mengobrol saya dua hari ini. Saya sangat menghargainya, pak. dengan mata berkacakaca.

    Iya, samasama, mbak. kukira dia akan langsung turun seperti biasanya, tapi ternyata

    Pak, dia memanggil.

    Iya, mbak. kupandangi wajahnya yang cantik, juga tubuhnya yang sintal.

    Emm, boleh saya minta tolong? tanyanya.

    Silahkan, mbak. Kalau memang bisa, pasti saya bantu.

    Bapak nggak keburu pulang kan?

    Kulirik jam di dashboard, jam 2 lewat 5 menit. Sudah larut, istriku pasti sudah menunggu di rumah. Nggak, mbak. Memangnya kenapa? tapi demi wanita ini, aku rela menundanya.

    Bapak mau menemani saya? tanyanya lirih, campuran antara rasa marah dan takut.

    Aku tak langsung menjawab, kucoba untuk mencerna perkataannya. Menemani gimana. Mbak? kutanya balik. Aku butuh kepastian. Apa ini sesuai dengan bayanganku?

    Tidak menjawab, wanita itu malah menyeberangkan tangannya melewati pinggulku untuk meraih setelan jok tempat aku duduk. Jok itu langsung bergerak ke bawah dengan aku tergolek di atasnya. Dan yang kurasakan berikutnya adalah bibir basah wanita itu yang langsung mencium mulutku dan melumatnya rakus.

    Uh.. uh.. uh.. Aku tergagap sesaat, sebelum akhirnya aku membalas lumatannya. Kami saling memagut melepas birahi. Bisa kurasakan lidahnya yang runcing menyeruak masuk ke rongga mulutku. Dan reflekku adalah segera menghisap dan mencucupnya. Nikmat sekali rasanya saat lidah itu menarinari di mulutku.

    Bau harum perempuan itu juga menyergap hidungku. Beginikah rasanya bau tubuh wanita macam ini? Bau alami tanpa parfum sebagaimana yang sering dipakai istriku. Bau seorang wanita muda yang selama 3 hari ini sanggup membuatku penasaran. Bau yang bisa langsung menggebrak libidoku, sehingga nafsu birahiku lepas dengan liarnya saat ini.

    Sambil melumat, jarijari lentik perempuan itu juga merambah tubuhku. Dengan lincah dia melepasi kancingkancing kemejaku. Kemudian kurasakan remasan jari halus pada tonjolan penisku. Uuiihh.. tak tertahankan rasanya. Aku menggelinjang. Menggeliatgeliat hingga pantatku naikturun di jok yang sedang aku duduki. Sekali lagi aku merasa edan. Aku digeluti seorang wanita muda cantik yang bahkan namanya saja aku tak tahu!

    Bibir manis perempuan itu terus melumatku, dan aku menyambutnya dengan penuh kerelaan total. Akulah yang sesungguhnya menantikan kesempatan macam ini dalam banyak khayalankhayalan erotikku. Tangan gemetar. Lututku gemetar. Kepalaku terasa panas. Darah yang naik ke kepalaku membuat wajahku seakan bengap. Dan semakin kesini, semakin aku tidak bisa mencabut persetujuan atas ajakan temani saya dulu ini.

    Kita turun yuk, pak. Kita masuk dulu. wanita itu menghentikan lumatannya dan mengajakku memasuki hotel.

    Mobil segera kuputar ke palataran parkir dan kutinggalkan disana. Setengah berlari, kubuntuti wanita itu masuk ke dalam kamarnya. Begitu masuk, kudengar telpon berdering, rupanya dari front office hotel.

    Bapak mau minum apa, tanya wanita itu, telepon berada dalam genggamannya.

    Tidak usah, aku sudah tak sabar ingin merasakan tubuh sintalnya, tidak ada waktu untuk minumminum.

    Atau makan mungkin? dia kembali bertanya.

    Tidak usah repotrepot. aku kembali menolak. Ayo cepat, kita main, setelah itu aku segera pulang biar istriku tidak curiga.

    Tapi tampaknya keinginanku itu memang harus ditunda dulu. Sebentar ya, pak. Saya ke kamar mandi dulu. Sudah kebelet dari tadi. pamit wanita itu sambil buruburu masuk ke kamar kecil yang tersedia di dalam kamar.

    Mengangguk mengiyakan, aku segera mencopoti seluruh bajuku saat wanita itu sibuk di dalam. Tak menunggu lama, aku sudah telanjang bulat. Tubuh tuaku yang berlemak tampak menyedihkan, tapi tidak dengan burungku. Meski sudah lebih 50 tahun, tapi penisku itu masih bisa berdiri tegak. Begitu besar dan panjang. Dengan benda inilah aku dulu menaklukkan puluhan wanita sebelum akhirnya aku takluk pada istriku yang sekarang.

    Wanita itu terlihat malumalu saat melihatku sudah telentang telanjang di atas ranjang. Padahal tadi dia yang mengajak, dan dia juga yang paling agresif saat di mobil. Dia menatapku dengan ekor matanya, kemudian tersenyum. Sudah nggak sabar ya, pak? tanyanya.

    Untuk orang secantik, mbak. Siapapun pasti tak sabar. jawabku diplomatis sambil memamerkan penisku yang sudah tegang penuh. Dengan ujungnya, kupanggil dia untuk mendekat. Ayo, mbak, sini.

    Wanita itu mengangguk dan berjalan menghampiri. Aku bisa merasakan betapa sangat terangsang seluruh syarafsyaraf libidoku. Aku, lakilaki tua gendut yang sudah lama tidak main dengan perempuan lain selain istrku, hari ini dengan edannya berada di kamar hotel dengan seorang wanita muda cantik yang bertubuh padat sentosa, yang umurnya bahkan belum setengah dari umurku. Sungguh sangat beruntung sekali.

    Wanita itu menjatuhkan tubuhnya ke ranjang, tepat di sisiku. Serta merta aku langsung menyambutnya dengan dekapan dan rengkuhan hangat. Kulingkarkan tanganku yang keriput di buah dadanya yang besar. Dia cuma tertawa saat aku meremas dan mengeluselusnya pelan dari luar baju. Aku sudah tidak ingat lagi akan keberadaan anak istriku di rumah, bayangan mereka seakan lenyap. Yang ada sekarang adalah aku benarbenar tenggelam dalam pesona dahsyatnya penyelewengan singkat, yang pasti akan dipenuhi kenikmatan dan gelinjangan dahsyat. Apalagi mengingat lawan mainku yang sangat cantik dan seksi.

    Pak, bantu saya melupakan sakit hati saya ya? bisik wanita itu mesra. Saya yakin, meski bapak sudah berumur, bapak bisa muasin saya. dia memegang penisku dan mulai mengocoknya pelan. Gede banget, pak. Nggak salah saya milih bapak. ujarnya.

    Telingaku merasakan seperti tersiram air sejuk pegunungan, berbungabunga mendengar pujian macam itu. Aku bagai dilempar ke masa 25 tahun yang lalu, saat aku masih muda dan gagah. Semua wanita yang kutiduri pasti akan bilang begitu.

    Sesuai permintaan, mbak, akan kupuaskan mbak malam ini. sahutku sambil membalik dan menindih tubuhnya.

    Langsung kulahap mulutnya yang tipis kemerahan dan kulumat dengan penuh nafsu hingga membuat dia gelagapan kesulitan bernafas. Kumasukkan tanganku ke blusnya. Saat kuremas payudaranya, wanita itu mendesah lirih sambil mencakari tubuhku, dia menekan bibirnya agar lebih kulumat lagi. Segera kusedot lidahnya. Sekaligus juga air liurnya. Semakin basah, aku jadi semakin bergairah. Mulutnya seperti kujadikan tempat minumku. Sungguh, aku sangat menikmati kegilaan ini. Setelah seperempat abad berlalu, akhirnya aku merasakannya kembali.

    Tanganku tidak kualihkan, sambil terus melumat bibirnya, aku juga tak henti meremasi kedua susunya yang kurasa sangat padat dan kencang. Seperti milik perawan saja layaknya. Atau kalaupun tidak perawan, minimal dia masih belum pernah punya anak. Aku bisa membedakannya.

    Tak puas cuma dengan tangan, segera aku singkap blus yang dipakainya ke atas. Juga BH merah kekecilan yang membungkusnya. Saat benda itu sudah terburai keluar, aku memandanginya sejenak, mengagumi betapa kencang payudara itu meski ukurannya begitu besar. Kulit permukaannya terlihat mulus dan licin, tampak bersinar di kamar yang tidak begitu terang ini, bagai dua bulatan semangka yang ditempeli puting merah keras.

    Melihatnya membuatku tak tahan. Aku segera menunduk dan mengganti usapan tanganku dengan bibir. Kujemput payudara bulat itu penuh nafsu. Kujilat dan kusedot putingnya habishabisan. Di permukaannya yang halus dan licin, kutinggalkan banyak cupang kemerahan. Sementara remasan tanganku yang masih menyertai, membuat benda yang aslinya berwarna putih itu, berubah menjadi kemerahan. Tapi bagiku, jadi tampak makin indah.

    Aaghhhhh.. Ssshhhhh.. Oughhhhh.. pemiliknya yang tidak mampu melawan cuma bisa menggelinjang sambil merintihrintih saat sarafsaraf erotisnya yang sensitif terus kurangsang. Auw, ampun, pak geli! Argghhhh desahnya penuh nikmat.

    Tanganku yang tidak bisa diam kini turun untuk meraih celana jeansnya. Kulepas kancingnya dengan cepat dan kubuka resluitingnya tidak sabar. Dengan jarijariku yang besar dan kasar, kudorong benda itu hingga merosot ke bawah, sampai ke mata kaki. Setelah mengusapusap sebentar pahanya yang putih mulus, merasakan betapa halus dan licinnya benda itu, aku kemudian merogoh celana dalamnya.

    Aiihh tak terperikan kenikmatan yang kurasakan saat bisa meraba kemaluannya yang licin tanpa rambut. Bisa kupastikan kalau benda itu masih begitu sempit. Membayangkannya saja sudah membuatku tak mampu menahan getaran jiwa dan ragaku, apalagi pas merasakannya nanti, bisabisa aku kejang duluan. Dengan jarijari kasarku, terus kuraba permukaannya yang makin lama terasa semakin basah. Sasaranku adalah kelentitnya, saat sudah kutemukan bulatan mungil kaku itu, langsung aku menjepit dan menyerangnya bertubitubi.

    Auuoogghhhsss.. wanita itu memekik panjang saat menerimanya. Tubuhnya langsung melengkung dengan cengkeraman jarinya di kemaluanku terasa semakin erat. Aku sampai kesakitan. Segera kubalas dengan menusukkan jarijariku ke lubang vaginanya dan mengocok cepat disana. Ayo, sekarang siapa yang nggak tahan!

    Menggelinjang keenakan, tubuh wanita itu terbanting keras ke ranjang, lepas dari pelukanku. Menggeliatgeliat seperti cacing kepanasan, dia merintihrintih merasakan ujungujung jariku yang terus bermain di lubang kemaluannya. Cairan birahinya yang keluar semakin banyak, kuusapkanusapkan ke permukaaanya, kuratakan sebagai pelumas untuk memudahkan kocokan jarijariku. Sementara bibir dan tanganku yang nganggur, kugunakan untuk kembali menyerang puting susunya dengan menghisap dan melumatnya rakus.

    Ooghhhhh.. ampun, pak.. geli banget! Aku nggak tahan.. ampun.. aahhhhh.. hentikan.. dia menghiba, tapi tidak kupedulikan. Terus kuserang dan kugumuli tubuh sintalnya. Aku sudah terlanjur bergairah, nanggung kalau harus berhenti sekarang.

    Blusnya yang sudah berantakan memudahkanku untuk merangsek ke ketiaknya. Kujilat dan kusedoti kulit mulus yang bersih tanpa bulu itu. Dia nampak sekali menikmatinya, terlihat dari rintihannya yang semakin keras dan bertubitubi. Sementara jarijariku terus menusuki lubang vaginanya, menggelitik dindingdindingnya yang penuh saraf birahi dengan tanpa henti. Membuat wanita berkulit putih itu serasa kelenger penuh kenikmatan. Dan tak terbendung lagi, cairan birahinya mengalir semakin deras.

    Yang semula satu jari, kini disusul lagi jari lainnya. Dua jari kini masuk, dan mengocok semakin cepat. Kenikmatan yang kuberikan pada wanita itu semakin bertambah. Dengan pengalamanku, aku tahu persis dimana titiktitik kelemahan seorang wanita. Jarijariku kuarahkan ke Gspotnya. Dan tak ayal lagi, dengan jilatan di ketiak dan kobokan jarijari di lubang vaginanya, aku bisa menggiring wanita cantik itu sampai titik dimana dia tidak mampu lagi membendung orgasmenya.

    Saat rasa itu datang, perempuan itu merangsek balik kepadaku. Dengan terkejangkejang, dia menjatuhkan tubuhnya yang sintal ke atas tubuhku. Segera kuraih kepalanya dan kuremasi rambutnya yang panjang. Dengan sayang kupeluk tubuhnya yang montok itu eraterat dan kuhunjamkan jariku dalamdalam ke lubang vaginanya, seperti ingin menyumbat celah sempit itu agar cairannya tidak sampai tumpah keluar membasahi sprei.

    Aarrgghhhhhhh menjerit keenakan, wanita itu menarik apa saja yang bisa ia raih. Bantalan ranjang teraduk, selimut tempat tidur terangkat lepas dan terlempar ke lantai. Sementara kakinya menghentakhentak menahan kedutan vaginanya saat memuntahkan sperma. Sperma seorang perempuan yang berupa cairan bening yang memancar keluar dari dalam kemaluannya. Pahanya yang putih mulus menjepit tanganku, sementara pantatnya yang bulat terangkatangkat menjemput kocokan tanganku yang mulai memelan. Dia tampak sedang menanggung kegatalan birahi yang amat sangat.

    Kuusap keringat yang mengucur deras di mata, pipi dan bibirnya, lalu kukecup dia sekali lagi, panjang dan mesra. Kusibakkan rambutnya yang tergerai basah untuk mengurangi gerahnya di kamar yang ber AC ini. Kuelus bulatan payudaranya, sambil kusisir rambutnya yang awutawutan dengan jarijariku. Sementara di bawah, kuperhatikan cairan cintanya merembes keluar dari celahcelah bibir vaginanya.

    Melenguh puas, wanita itu menyandarkan tubuhnya dengan mesra di dadaku. Hawa dingin AC dengan cepat meredakan orgasmenya, membuatnya kembali bisa bernafas normal dan berpikir jernih. Ahh, bapak hebat banget, bisa ngantar saya cuma dengan tangan. Sepertinya malam ini saya bakal puas sekali. bisiknya lirih.

    Kukecup bibirnya yang mungil sebagai jawaban. Dia menyambut ciumanku dan sekali lagi kami berpagutan mesra. Saya ambilkan minum dulu ya. kataku sambil beranjak dari tempat tidur.

    Dia sempat menggenggam sebentar batang penisku yang masih ngaceng berat sebelum menepikan tubuhnya, memberi jalan bagiku. Dengan tubuh telanjang, aku melangkah menuju kulkas kecil di sudut kamar. Air putih atau soft drink? tawarku.

    Air putih aja, dia menjawab dengan nafas masih sedikit ngosngosan. Payudaranya yang putih terlihat semakin mengkilap karena keringat yang menempel di permukaannya.

    Kuberikan air putih dingin di tanganku kepadanya. Dia meminumnya sedikit sebelum menyerahkannya kembali kepadaku. Kuhabiskan sisanya dan kutaruh gelas yang sudah kosong di meja. Lalu kembali aku naik ke tempat tidur. Wanita itu diam saja saat aku mulai menciumi dan menguseluselkan hidung ke tubuhnya. Kuciumi perut, pinggul dan payudaranya. Dia tidak merespon, hanya nafas panjangnya saja yang terdengar. Mungkin dia masih kelelahan akibat orgasmenya barusan, dan sekarang masih berusaha untuk mengumpulkan tenaganya kembali. Tidak apa, aku bisa mengerti.

    Aku terus menciumi payudaranya yang bulat sempurna itu, kuhisap dan kujilati keringat yang mengalir di permukaannya sampai benda itu menjadi bersih. Sementara putingnya yang merah mencuat, kugelitik dan kucucup berkalikali dengan lidahku. Wanita itu mulai sedikit mendesah, tapi masih terlihat pasrah. Bahkan saat tanganku mulai merabai paha dan selangkangannya, dia tetap tidak melawan.

    Mbak capek ya, bagaimana kalau kita berhenti dulu? tanyaku. Tidak enak juga menggumuli perempuan yang diam seperti ini. Kayak main sama gedebok pisang aja.

    Eh, nggak. Nggak, pak. Terusin aja. Saya sudah lewat kok capeknya. Ini juga sudah mulai terangsang. wanita itu tersenyum kepadaku.

    Beneran? kuelus rambutnya yang panjang sepinggang.

    Saya cuma mikir, tadi kok bisa nikmat banget ya, apa sensasi selingkuh memang seperti ini? Bapak belum ngapaapain, cuma pake tangan, tapi saya sudah kelabakan seperti ini. dia mengulurkan tangannya dan menggenggam penisku. Yang ini, pasti bakal lebih hebat dong. gumamnya sambil meremasremasnya pelan.

    Pastinya, aku tertawa menggoda.

    Dia ikut tertawa. Jadi tak sabar saya, pak. Ayo, pak, cepat setubuhi saya. wanita itu meminta.

    Aku mengangguk, Saya juga sudah tak sabar mbak pengen ngerasaain tubuh mbak yang montok ini. sambil kujawil puting susunya.

    Ahh, montok apanya, pak. Buktinya, pacar saya ninggalin saya. katanya, wajahnya tibatiba terlihat sendu. Mungkin teringat peristiwa yang baru dialaminya.

    Ah, maaf, mbak. aku buruburu minta maaf. Aku tidak ingin merusak suasana mesra ini. Jangan sampai garagara teringat sama pacarnya, dia jadi mengurungkan perselingkuhan ini. Aku sudah telanjur bergairah, bisa gila aku kalau diputus sekarang.

    Tidak apaapa, bukan salah bapak kok. Malah saya terima kasih banget karena bapak sudah mau nemani saya. Siapa tahu dengan kenikmatan yang bapak berikan, saya jadi bisa melupakan bajingan itu! dia mengepalkan tangannya eraterat, tampak geregetan. Tapi didalamnya masih ada penisku.

    Auw! tentu saja aku langsung menjerit keraskeras. Ppelanpelan, mbak. Sakit! rintihku.

    Wanita itu langsung melepaskan genggaman tangannya, Ah, mmaaf, pak. Saya nggak sengaja. dia memandangi dan membolakbalik batang penisku, memeriksanya kalaukalau ada yang terluka. Setelah tahu tidak apaapa, kami saling berpandangan dan tertawa berbarengan.

    Ayo, pak. Katanya mau ngentotin saya, wanita itu berkata genit.

    Eh, iiya, mbak. mengangguk senang, aku segera menelanjangi wanita cantik itu. Celana jeansnya yang sedari tadi masih separoh di kaki, kutarik hingga lepas. Juga blus serta kutang mungilnya, hingga kami samasama bugil. Aku lalu rebah diantara pahanya dan menelusupkan kepala ke celah selangkangannya. Dengan cepat lidah kasarku kembali menjilati lubang kemaluannya.

    Auw, pak Ampunn wanita itu langsung merintih dan menggelinjang. Pelanpelan nafsunya kembali terpancing. Lidahku yang terus menusuknusuk lubang vaginanya membuat dia merasakan kegatalan yang amat sangat.

    Ssudah, pak. Cepat setubuhi saya. Jangan siksa saya seperti ini! pintanya memelas. Tanpa dia sadari, tangannya telah menyambar kepalaku dan jarijarinya meremasi kembali rambutku yang sudah acakacakan sambil mengerang dan mendesahdesah menikmati rangsanganku yang terus mengalir. Dia juga menekannekan kepalaku agar tenggelam lebih dalam ke lubang selangkangannya. Pantatnya juga ikut naik menjemput lidah dan bibirku.

    Karena kasihan, dan juga karena tidak tahan, aku menghentikan hisapanku. Kuganti dengan memindahkan dan mengangkat kaki wanita itu untuk kutumpangkan ke bahuku. Perutku yang buncit hanya memungkinkan posisi seperti itu saat menikmati tubuh sintalnya. Itulah posisi yang paling mudah.

    Siap ya, mbak. Saya masukkan sekarang. kutuntun kontolku dan kuarahkan secara tepat ke lubang kemaluannya yang masih tampak sempit dan indah. Hanya karena jilatanku lah, benda itu jadi agak terbuka sedikit.

    Jarang dipake ya, mbak? aku mengomentari kemaluannya.

    Nggak juga sih. Tiap ketemu, kita pasti main. Memang itu yang dicari pacar saya dari hubungan kami. Dia cuma mau tubuhku. Ah, saya memang ******. Kenapa tidak menyadari itu dari dulu. dia melenguh, antara menyesali nasib dan gesekan ujung penisku pada bibir kemaluannya.

    Nggak semua lakilaki seperti itu, mbak. Saya yakin, mbak pasti bisa menemukan yang lebih baik dari dia. Mbak cantik dan menarik, kalau saja saya masih muda, mbak pasti akan kunikahi. Aku sungguh sangat menunggu detikdetik ini. Detikdetik dimana kontolku untuk pertama kalinya merambah dan menembusi memeknya.

    Terima kasih, pak. Ditemani seperti sekarang aja, saya sudah senang kok. sahutnya dengan tubuh kembali bergetar, saat aku mulai mendorong batang penisku.

    Ughhh, aku melenguh, tubuhku seakan terlempar keawangawang. Sendisendiku bergetar. Nikmat sekali rasa perempuan itu. Campuran antara panas, lengket, sempit, dan menggigit.

    Auw! wanita itu menjerit kecil saat kepala tumpul yang bulat gede milikku menyentuh dan menguak bibir vaginanya. Rasa kejut sarafsaraf di bibir kemaluannya langsung bereaksi. Sarafsaraf itu menegang dan membuat lubangnya menjadi menyempit. Seakan tidak mengijinkan kontolku untuk menembusnya lenih jauh. Itu membuatku jadi penasaran.

    Santai aja, mbak. Jangan tegang, bisikku di tengah deru hawa nafsuku yang menyalanyala.

    Ahhh hhabisnya, ****** bapak gede banget sih. Jauh sama punya pacar saya. Saya jadi takut. Sahutnya terus terang.

    Aku tersenyum. Kok takut, harusnya malah seneng dong? terus kugesekgesekkan penisku. Kalau dia memang belum siap, aku tidak akan memaksa.

    Istri bapak pasti puas banget ya? dia bertanya, dan menjerit kecil saat kugigit kembali puting susunya.

    Itulah kenapa dia tidak menolak kukasih anak 7 orang. aku menjawab bangga, dan tertawa.

    Hamili saya juga, pak. Keluarin sperma bapak di dalam. Nggak apaapa, kalau pacar saya tidak mau ngasih anak, biar saya dapat dari bapak saja. wanita itu meminta.

    Beneran, mbak? bisa kurasakan, setelah berkata begitu, dia menjadi lebih rileks. Kepala penisku yang tadi tertahan, tibatiba bisa meluncur masuk meski masih agak sulit.

    Iya, pak. dan dengan katakata itu, ia pun menyerahkan sepenuhnya tubuhnya kepadaku. Bibir vaginanya menyerah dan merekah, menyilahkan kontolku untuk menembusnya. Bahkan kini vaginanya lah yang aktif menyedot agar seluruh batang kontolku bisa dilahapnya. Tanpa perlu usaha yang berarti, helm tentara itu pun berhasil masuk menguak gerbangnya.

    Uugghhhh aku merasakan geli yang amat sangat saat batangku yang kaku dan keras memasuki lubang kemaluannya. Terasa sesak, penuh, hingga tak ada ruang dan celah yang tersisa, terasa begitu nikmat.

    Aku terus mendesaknya masuk hingga mentok di mulut rahimnya. Ughhh, pak. Terus terang, seumurumur belum pernah rahimku ngrasain disentuh ****** seperti sekarang. ****** pacar saya palingpaling menembus sampai tengahnya saja, masih banyak sisa ruang yang longgar. rintihnya mesum.

    Tanpa diberitahu pun, aku sudah tahu. Vagina wanita itu memang sangat sempit, seperti perawan saja layaknya. Benarbenar beruntung aku bisa mendapatkannya.

    Saat dia tarik maupun dorong pun, saya tidak merasakan sesak atau penuh seperti sesak dan penuhnya ****** bapak mengisi rongga vaginaku saat ini. katanya saat aku mulai melakukan pompaan.

    Nikmati aja, mbak. Akan kupuaskan mbak malam ini. dengan pelan dan berirama, aku terus menarik pelan pinggulku kemudian mendorongnya lagi. Begitu berulangulang dengan frekuensi yang makin sering dan semakin cepat.

    Ahhhh.. iya, pak. Enak banget! Terus dan wanita itu mengimbanginya dengan pintar. Secara reflek, pantatnya bergerak ke atas ke bawah, mengejar dorongan dan tusukanku. Sesekali dia juga bergerak memutar, sedikit ngebor apabila aku bergoyang pelan. Tak lupa juga ia menggoyangkan kegelnya untuk makin memanjakanku.

    Ughhh enak banget, mbak. aku mendengus. Untuk membalasnya, secara beruntun kukocok vaginanya dengan sangat cepat dan dalam. Ia langsung berteriak keenakan.

    Aahhhh.. pak, aarghhhh payudaranya bergoncanggoncang, rambutnya terburai, keringatku dan keringatnya mengalir berjatuhan di sprei. Goyangan itu juga membuat ranjang kokoh yang kami pakai sampai berderakderak tak karuan.

    Segera kuremasremas payudaranya sebagai pelampiasan rasa nikmat yang semakin dominan. Kami sudah hilang kontrol. Aku terus bergerak cepat, sementara wanita itu sudah tidak mengeluh sakit lagi. Seluruh gerak, suara, nafas, bunyi, desah dan rintih hanyalah nikmat saja isinya.

    Posisi nikmat ini berlangsung kurang dari lima menit. Kulihat tubuh montok wanita cantik itu sudah berkilatan oleh keringatnya, makin menambah keseksiannya. Dengan gemas terus kupermainkan puting susunya yang mencuat mungil. Kugigit, kujilat dan kupilinpilin penuh nafsu. Sodokan kontolku makin lama juga makin kencang.

    Pada akhirnya, setelah hampir sepuluh menit bercinta, bisa kuhantarkan wanita itu ke orgasmenya yang ke dua. Ohhhh bapak memang hebat. Hanya dari Bapak, saya bisa meraih orgasme seperti ini. Terima kasih, pak. Terima kasih! ucapnya disertai semprotan keras di vaginanya.

    Kuhentikan goyanganku. Kuberikan dia kesempatan untuk menikmati puncak kenikmatan itu. Saya juga puas, bisa bercinta dengan orang secantik mbak. aku berkata.

    Puas apa? Bapak kan masih belum keluar? terengahengah, wanita itu kelihatan makin cantik. Sekarang giliran saya untuk memuaskan bapak.

    Sehabis berkata begitu, kurasakan vagina wanita cantik itu berdenyut begitu keras, meremas dan mencekik penisku begitu rupa. Aku kelojotan. Denyutan satu disusul dengan denyutan lain yang lebih nikmat. Aku jadi tak tahan. Apalagi dalam tiap denyutan selalu diiringi empotan keras di ujung penisku. Tanpa perlu digoyang pun, aku menyerah. Spermaku muntah tak lama kemudian.

    Crott.. crott.. crott..

    Ah, banyak sekali, pak. wanita itu menggelinjang geli saat vaginanya kusembur dengan kawah panasku berkalikali.

    Uhh.. aku jadi lemes sekali. Lemas tapi puas.

    Sudah lama ya nggak dikeluarin? wanita itu bertanya.

    Aku mengangguk. Istri saya sudah manopause, mbak. Cuma cinta kasih yang menyatukan rumah tangga kami, nafsunya sudah lama hilang.

    Bapak seneng dong sekarang? dia membelai rambutku.

    Seneng banget. Sekalikalinya ngentot, sama orang secantik mbak. kucium bibirnya ringan. Di bawah sana, kurasakan penisku mulai mengkerut dan mengecil dan akhirnya lepas dengan sendirinya. Sementara vagina wanita itu masih terus bergetar dan berkedutkedut.

    Mau sampai kapan, mbak, begini terus? kutusuk lubang sempit itu dengan jari telunjukku, kucolek air mani dan air cintanya yang terbenam di dalam, lalu kuoleskan ke ujung putingnya.

    Sampai besok juga bisa. wanita itu menjawab santai dan meratakan cairan pemberianku ke seluruh permukaan payudaranya. Benda itu jadi kelihatan makin mengkilap karenanya.

    Tersenyum penuh kepuasan, kami berbaring telentang di ranjang hotel yang kini sudah acakacakan. Sesungguhnya aku ingin tinggal lebih lama lagi di tempat penuh birahi ini, siapa juga yang rela meninggalkan wanita secantik dan semolek dia yang rela tubuhnya kutiduri sepanjang malam, namun jarum jam di dinding yang menunjuk angka 2 menyuruhku untuk pulang. Istriku yang sedang menunggu di rumah pasti resah, aku pulang terlambat tanpa memberi kabar apapun.

    Bapak mau pulang ya? wanita itu bertanya, seperti mengetahui apa yang kupikirkan.

    Iya, istri saya pasti sudah menunggu. begitu jawabku. Setelah meremas payudaranya sebentar, aku bangkit dan mulai mengenakan kembali bajuku. Terima kasih, mbak, sudah mengajak saya melakukan ini. Jarangjarang saya nemuin orang seperti mbak. kataku.

    Samasama, pak. Saya juga terima kasih. Bapak rela pulang telat demi saya. jawabnya sambil ikut memunguti pakaiannya yang berserakan.

    Siapapun orangnya, pasti tidak akan menolak, mbak. Mbak begitu cantik dan seksi. kupandang wajah tirusnya yang pucat, dan kembali kulumat bibir tipisnya.

    Bapak puas nggak tadi? dia bertanya.

    Tapi ini kok masih melendung? wanita itu meraba gundukan di balik celanaku yang masih menggunung.Bukan main, mbak. Saya sungguh sangat puas, begitu jawabku. Suatu jawaban jujur dari lubuk hatiku yang paling dalam.

    Iya, mbak. Kontolku memang masih ngaceng. Tapi bener, saya sangat puas kok. tapi tidak kutepi tangannya, kubiarkan dia terus meraba selangkanganku. Enak sih rasanya.

    Masih pengin ya, pak? tanyanya dengan tangan terus memijiti gundukanku, membuatnya semakin membesar dan mengeras tak terkendali. bapak masih mau lagi ya? dia menaruh kembali celana dalam yang ia kenakan dan menggiringku naik ke atas ranjang.

    Tapi, mbak aku ingin menolak, tapi remasan tangannya yang nikmat mustahil untuk kuabaikan begitu saja.

    Sebentar saja, pak. Sebagai salam perpisahan kita. sahutnya nakal sambil melempar senyum serta melirikkan matanya kepadaku, seperti menanti reaksiku. Sementara tangannya terus meremasi dan menguruturut batang penisku.

    Aku terdiam, bingung antara mau menolak atau pengen nambah lagi. Ehm, mbak

    Tapi kalimatku sudah dia potong. Aku buka lagi ya, pak. Aku pengin lihat lagi nih jagoan bapak. dan tanpa menunggu persetujuanku, wanita itu dengan sigap mengendorkan ikat pinggangku dan membuka kancing utamanya. Selanjutnya ia meraih resluitingnya dan memelorotkannya ke bawah, menampakkan nampak celana dalamku yang hitam kebiruan. Di balik celana dalam itu, membayang alur daging sebesar pisang tanduk yang mengarah ke kananmilikku.

    Oouu.. ini kali ya, pak, yang namanya stir kanan. Kalau stir kiri, mengarahnya ke kiri, hehehe wanita itu menatapnya kagum sambil membelainya dnegan sayang.

    Sudah kepalang tanggung, aku pun menyuruhnya untuk meneruskan. Buka, mbak. Kita lakukan sekali lagi.

    Nah, gitu dong, pak. Itu namanya bapak benarbenar muasin saya. dengan tidak sabar, wanita itu segera membetot kontolku dari sarangnya. Melalui pinggiran kanan celana dalamku, batang itu mencuat keluar. Gede, panjang, kepalanya yang bulat berkilatan penuh nafsu. Pada ujungnya ada secercah titik bening. Rupanya cairan precumku telah terbit akibat remasan tangannya tadi.

    Hisap, mbak. kuminta dia untuk mengulumnya karena kulihat dia begitu mengagumi benda itu.

    Tanpa menjawab, wanita itu segera merunduk dan mendekatkan wajahnya. Bibirnya yang tipis terasa hangat saat menempel di ujung kontolku. Dia menyentuh, menjilat dan merasakan lendir lembut dan bening milikku.

    Ughhh.. mbak, telan. Masukkan dalam mulutmu. aku meminta.

    Dia mengangguk, dan melakukannya. Wanita itu menghisap dan mengulum dengan begitu sempurna. Batangku ia sapu dengan lidah, ujungnya ia jilat pelanpelan, buah zakarnya ia remasremas sambil sesekali diciumi juga, sementara jembutnya yang lebat ia sibak agar tidak mengganggu.

    Mbak Uhhh, enak banget sih kueluselus kepalanya. Tahu gini, aku minta emut dari tadi. Mbak pinter banget. Uuhhhh kugerakkan kepalanya maju mundur, kupompa dengan lembut agar dia makin lancar mengulumnya.

    Saat aku sudah tak tahan, segera kurebahkan tubuh montoknya dan kutindih kembali. Tanpa membuang waktu, kami pun mendayung untuk mengarungi ronde yang ke dua yang sempat tertunda.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Kangen Nyepong Kejantanan

    Kangen Nyepong Kejantanan


    1110 views

    Cerita Sex ini berjudulKangen Nyepong KejantananCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2020.

    Perawanku – Pengalaman beberapa waktu yang lalu dimana aku mempunyai sifat yang hypersexual atau bahasa lainnya adalah kecanduan akan hal sex apalagi aku suka dengan kebiasaanku nyepong kemaluan pria, rasanya giman gitu, dan lama aku tidak merasakan kemaluan pria, umurku disaat itu 17 tahun waktu itu aku mendapat 2 kemaluan pria , dan rasanay aku ingin menghisap kemaluan pria lagi.

    Masalahnya saya sering dipingit orang tua, apalagi ditambah dengan lingkungan sekolah saya yang merupakan sekolahan khusus cewek. Jadi saya sering sakaw (menagih) kemaluan pria. Suatu malam, saya sudah benarbenar tidak tahan lagi. Buku dan VCD porno pun tidak bisa memuaskan saya. Bahkan waktu saya melakukan masturbasi pun saya tetap merasa kurang puas.

    Saya yang sehabis masturbasi, membuka jendela kamar saya yang berada di lantai 2 rumah saya. Waktu itu jam 23:30. Saya melihat jalanan di depan rumah sudah sepi sekali. Tibatiba ide gila saya mulai lagi. Saya dengan nekat, diamdiam keluar rumah sambil bertelanjang tanpa sepengetahuan siapa pun yang ada di rumah karena semua sudah pada tidur.

    Saya sampai nekat melompat pagar dengan harapan ada cowok atau pria yang melihat dan memperkosa saya. Apapun asal saya bisa menghisap kemaluannya.

    Di komplek saya memang sepi sekali pada jamjam segitu. Saya sedikit menyesal juga, kenapa saya tidak keluar agak lebih sore. Agak dingin juga malam itu atau mungkin juga karena saya tidak memakai selembar pakaian pun. Di ujung jalan, saya melihat masih ada mas Agus, tukang nasi goreng langganan saya yang masih berjualan. Langsung saya sapa dia.

    Mas Agus, nasi gorengnya dong pinta saya.

    Lho, mbak Lili..? Ngapain malammalam begini masih di luar? Ngga pake apaapa lagi sahutnya sambil terheranheran melihat saya yang tanpa sehelai benang pun di tubuh.

    Abis panas sih, Mas. Kok tumben masih jualan..?

    Mas Agus tidak menjawab. Tetapi saya tahu matanya tidak bisa lepas dari payudaraku yang putih polos ini.

    Ngeliatin apa mas..? kutanya.

    Ah ngga katanya gugup.

    Lalu mas Agus menyiapkan penggorengannya untuk memasak nasi goreng pesananku. Saya lihat ke arah celananya, saya tahu batang kemaluannya sudah berubah jadi bertambah besar dan tegang. Karena saya sudah tidak tahan lagi untuk segera menghisap kemaluannya, saya nekat juga.

    Saya jongkok sambil membuka ritsletingnya dan mengeluarkan batang kejantanannya dari dalam CDnya. Tidak pakai basabasi, saya masukkan alat vitalnya mas Agus ke dalam mulut saya. Saya jilatjilat sebentar lalu saya hisap dengan bibir.

    Saya yakin mas Agus merasakan senang yang tiada tara, seperti mendapatkan rejeki nomplok. Tidak hanya itu, saya juga menjilati dua telor mas Agus. Memang agak bau sih, tetapi saya benarbenar menikmati kejantanan mas Agus yang sekarang dia mulai bersuara, Mmmh mmmh uhhh

    Kirakira 15 menit saya menikmati kemaluannya mas Agus, tibatiba mas Agus menyuruh saya untuk berdiri. Dia memelorotkan celana dan CDnya sendiri sampai bawah dan menyuruh saya berbalik. Sekarang saya membelakangi mas Agus.

    Mas Agus jongkok dan menjilati kemaluan saya. Saya langsung merasakan kenikmatan yang hebat sekali. Hanya sebentar dia melakukan itu. Selanjutnya dia berdiri lagi dan memasukkan batang kejantanannya ke liang senggama saya. Kami berdua melakukan senggama sambil berdiri. Saya melakukannya sambil pegangan di gerobak nasi gorengnya. Saya sudah benarbenar merasa keenakan.

    Uuuh akkhh akkh akhhh saya menjeritjerit kegilaan, untung tidak ada yang mendengar.

    Mas, kalo udah mau keluar, bilang ya pinta saya.

    Udah mau keluar nih jawabnya.

    Langsung saja saya melepaskan batang kejantanannya dari liang vagina saya dan jongkok di hadapan kemaluannya yang mengacung tegak. Tetapi setelah saya tunggu beberapa detik, ternyata air maninya tidak keluarkeluar.

    Terpaksa saya kocok dan hisap lagi batang kejantanannya, saya jilati, dan saya gigitgigit kecil. Setelah itu tibalah saatnya saya menerima upah yang dari tadi saya sudah tunggutunggu, yaitu air maninya yang memang lezat.

    Crot.. crot.. crot semuanya saya minum seperti orang yang kehausan.

    Langsung saja saya telan dan saya bersihkan kejantanannya dari air mani yang tersisa.

    Bertepatan dengan itu, 2 lakilaki lewat di depan kami. Ternyata mereka adalah bapakbapak yang tinggal di komplek ini yang sedang meronda.

    Lho, mas Agus lagi ngapain..? kata seorang bapak di situ.

    Ah ngga pak mmm ini mbak Lily jawab mas Agus malumalu.

    Ini Om, saya habis gituan sama mas Agus saya jawab begitu nekat dengan harapan 2 bapak ini juga mau memperkosa saya seperti yang telah saya lakukan dengan si penjuali nasi goreng.

    Mereka keheranan setengah mati mendengar pengakuan saya itu.

    Adik ini tinggal dimana? tanya salah satu dari mereka.

    Di sana, di blok F. jawab saya.

    Ayo pulang sudah malam..!

    Dan saya pun diseret pulang. Saya takut setengah mati karena jika sampai saya dibawa pulang, pasti ketahuan sama orang tua dan saya bakal digantung hiduphidup.

    Di tengah jalan, saya beranikan diri berkata pada mereka, Om, mau nyusu ngga..?

    Jangan mainmain kamu

    Ayolah Om. saya tau kok, Om mau juga kan ngewe sama saya..?

    Mendengar itu, si Om langsung terangsang berat. Saya langsung mengambil kesempatan merabaraba batang kejantanannya yang tegang.

    Ayo dong Om saya pengen banget lho saya bilang lagi untuk menegasakan maksud saya.

    Bapak yang satunya lagi langsung setuju dan berkata, Ya udah, kita bawa ke pos ronda aja pak Karim dan pak Karim pun setuju.

    Setibanya di sana, ternyata masih ada 3 orang lagi yang menunggu di sana, termasuk bang Parli, hansip di komplek saya. Saya kegirangan sekali, bayangkan saya akan mendapatkan 6 batang kejantanan dalam semalam.

    Gila beruntung sekali saya malam itu. Setelah kami berenam ngobrolngobrol sebentar tentang kejadian antara saya dan mas Agus, saya langsung memberanikan diri menawarkan kesempatan emas ini ke mereka, Saya sebenernya pengen banget ngerasain barangnya bapakbapak ini

    Mereka langsung terlihat bernafsu dan terangsang mendengar perkataan saya, dan saya jelas mengetahuinya. Saya suruh mereka berlima melepas celana dan CD mereka sendiri dan duduk di bangku pos hansip itu.

    Mereka berbaris seperti menunggu dokter saja. Batang kemaluan mereka besarbesar juga. Saya langsung memulai dengan batang kejantanan yang paling kanan, yaitu senjata keperkasaannya bang Parli.

    Saya hisap, saya gigitgigit kecil, saya kocok di dalam mulut saya, dan saya jilati keseluruhan batangnya dan termasuk juga telurnya. Begitu juga pada batang keperkasaan yang kedua, ketiga, keempat, dan yang terakhir miliknya pak Karim.

    Setelah selesai, saya masih belum puas kalau belum meminum air mani mereka. Lalu saya duduki batang kejantananmya bang Parli sampai masuk ke liang senggama saya. Saya kocokkocok di dalam vagina saya.

    Sementara itu, pak Karim dan satu bapak lainnya menjilati dan menghisap puting susu saya, sedangkan yang dua bapak lainnya menunggu giliran. 10 menit setelah itu, saya sudah setengah tidak sadar, siapa yang menggenjot lubang senggama saya, siapa saja yang menghisap buah dada saya, batang kejantanan siapa saja yang sedang saya sepong, seberapa keras jeritan saya dan berapa kali saya sudah keluar karena orgasme.

    Ada pula saatnya ketika satu senjata kejantanan masuk ke lubang vagina saya, sedangkan satu senjata lagi masuk ke lubang anus saya sambil saya menghisap 3 batang kemaluan secara bergantian. Pokoknya saya sudah tidak sadar lagi. Karena merasakan kenikmatan yang benarbenar tiada tara.

    Untungnya mereka tidak mengeluarkan air maninya di dalam lubang kewanitaan saya, kalau tidak bisa hamil nanti saya berabe dong..! Lagipula saya berniat meminum semua air mani mereka. Akhirnya saat yang saya tunggutunggu, yaitu saatnya saya berjongkok di depan mereka dan mereka mengelilingi wajah saya sambil mengocokngocokkan barang mereka masingmasing.


    Sesekali saya masih juga menghisap dan menyedot kelima batang kejantanan itu dengan lembut.

    Akhirnya, Crot crot crot crot. crot saya malam itu seperti mandi air mani. Saya merasa puas sekali.

    Waktu pulang, saya diantarkan bang Parli, si hansip. Ketika sudah sampai di depan rumah saya, sekali lagi bang parli membuka ritsletingnya dan menyodokkan batang kejantanannya ke dalam lubang senggama saya.

    Saya melakukannya sambil nungging berpegangan ke pagar depan rumah saya. Selama 10 menit saya dan bang parli melakukan senggama di depan pagar rumah saya. Air maninya sekarang terpaksa dikeluarkan di punggung saya.

    Saya tidak menyesal karena air maninya kali ini tidak terlalu banyak. Saya melompat pagar lagi, dan masuk ke kamar diamdiam. Sampai di kamar sudah jam 3 lebih. Badan saya seluruhnya malam itu bau sperma. Saya langsung tidur tanpa mandi dahulu karena besoknya saya harus ke sekolah. Saya yakin mereka semua akan tutup mulut sebab takut dengan istri mereka masingmasing.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Kurenggut kegadisannya Waktu Kuliah Semester Satu

    Kurenggut kegadisannya Waktu Kuliah Semester Satu


    1268 views

    Perawanku – ini terjadi sekitar tahun 2016 di salah satu kota di indonesia yang terkenan dengan sebutan kota pelajar. sebagai kakak tingkat saya memang termasuk cowok yang tidak memiliki paras tampan, hehehe…tetapi kemampuan berbicara dan mempengaruhi seseorang memang ane miliki, di tahun tersebut seperti biasanya banyak sekali mahasiswi baru yang baru memulai kuliahnya di kota ini,

    salah satu nya sebut saja “mita”, anaknya manis dan ramah sekali, ane tertarik banget sama anak satu ini, setelah ane perhatiin lebih teliti lagi ternyata doi memiliki senyum yang sumringah sekali, jadi sewaktu doi tersenyum doi keliatan makin manis aja, satuhal yang bikin pikiran kotor ane muncul adalah sewaktu pandangan mata ane jatuh ke bokong si doi,

    bokong model begini ini yang bener-bener ane idamkan gede, masih ngangkat (g turun), dan masih kencang (sering bgt ane berfantasi pengen gaya doggy ama si doi), ukuran payudara si doi standar aja deh, maklumlah umurnya saat itu baru 18 tahun (ABG mode on)hehe….

    Selanjutnya berkenalan lah ane dengan si di dengan pura-pura meminjam salah satu bukunya, dengan alesan mau ada yang di foto copy buat belajar ujian, ane pinjem deh buku si doi, sekalian ngobrol-ngobrol santai, akhirnya ane memberanikan diri untuk meminta no hp si doi, nih no hpnya masih ane simpen—>

    085*2******3 (yang tanda binta isi sendiri yah kali aja ente eruntung, hehe), lalu keesokan harinya ane sms-sms an sama doi lalu berjanji untuk main ke kos doi, mulailah kedekatan kami terjalin dan doi juga sudah merasa nyaman jalan dan ngobrol bareng ane, biasalah jalan , makan, ngobrol dan lain-lain untuk PDKT…..

    kira-kira kurang lebih dua minggu setelah perkenalan kami, akhirnya ane memberanikan diri untuk mengajak doi jalan-jalan ke suatu kawasan tinggi dan sejuk di kota ini…ane emang sengaja ambil start agak maleman, biar ada alesan untuk gak nganter doi pulang ke kosnya (soalnya kos doi tutup jam 10 malem dan doi gak pny konci pagarnya),

    ane jemput doi jam 21.00 di kosnya, malem itu doi keliatan cantik banget, dandanannya modis bgt, baunya harum (ane jadi ngebayangin mekinya wangi nih pastinya), akhirnya meluncurlah kami berdua kekawasan dingin nan sejuk tersebut, doi memluk tubuh ane dengan kencang…(Payudara doi tersa banget nempel dan nyenggol di punggung ane), konti ane jadi senut-senut deh, jadi berfantasi ria deh….kira-kira 30 menit sampailah kami di daerah yang dituju, cari cafe kecil, lalu pesen susu anget ama jagung bakar….15 menit hidanga dah tersedia.

    lalu kami menikmati makanan sambil ngobrol-ngobrol santai….
    kira-kira jam 22.30 mulai lah tahap perayuan dimulai, ane bilang bahwa ane suka sama dia dan mau jadi pacarnya dia, dan ternyata cinta ane diterima, karena alesan hari suda malem dan gak mungkin pulang karena udah jam segini, ane ray doi agar mau nginep aja di hotel, entar ane bobo di sofa dan doi bobo dikasur (Dasar otak PK, hehehe),

    akhirnya kami check in di salah satu hotel di kawasan tersebut, proses pembayaran ane yang ngurus, minuman dan makanan ringan dianter, terus ane kunci deh tu pintu kamar, sambil ngidupin TV dan Nyetel VCD, kita nonton film sebentar terus bersih-bersih badan di kamar mandi, terus siap-siap buat bobo….

    sekitar jam 23.30 doi bilang gak bisa bobo, doi pengen pulang aja takut katanya….ane bilang aja gak papa koq, besok pagi-pagi kita pulang (hehehe), dedek ane semakin senut-senut aja deh ngeliatin bokong doi yang memang impian ane bgt, pengen deh ngerasain mekinya dengan gaya doggy sambil memperhatikan bokongnya…..hehehe

    sekitar jam 00.00 ane gak kuat lagi nahan nafsu ane dan akhirnya ane naik keranjang dan langsung aja ane lumat bibirnya, dan doi juga membalas ciuman ane dengan ciuman juga, wah makin senut-senut deh konti ane, kami berciuman lama sekali, doi bilang doi baru kali ini dicium ama cowo dan doi seneng bgt ngerasain ciuman pertamanya ini, kata doi ciuman tu bikin hati tenang,,,sambil berciuman tangan ane mulai bergrilya di payudara si doi walaupun doi masih pake baju,

    ane remas-remas dan doi kaget, dan sedikit berontak, tapi karena nafsu ane dah gede bgt, maka tenaga ane ane tambah biar ane tetep bisa meremas tuh payudara, akhirnya ane buka paksa juga deh tu baju, dan menyembullah dua daging kenyal di balik BH si doa dan karena gak sabar ane langsung pelorotin aja deh tuh paydara,

    dan sekarang bener-bener nih toked tanpa benag pun, kencang dan bundar bentuknya, ane pandangin beberapa saat melihat keindahn bentuknya, lalu ane jperes dan jilatin seta isep tu payudara pelan dan lama sekali ane emut tuh puting, doi memang berontak tapi semua tenaga doi kalah ama tenaga ane, dan doi cuma bisa takut dan diem aja,ane terusin aja jilatin tuh toked sambil terus meremas-remasnya….

    diteruskan dengan membuka celana jeansnya, doi memberontak bgt saat mau di buka celana jeanyya, katanya takut, bener-bener taku….ane paksa aja dan ane plorotin tuh celana dan ane lempar ke lantai, cd doi jg ane lepas bersamman dengan lepasnya jeans doi, hahahahaha puas bgt deh, ternyata meki doi jembinga gak dicukur yah..belum pernah dijamah oleh siapaun nih, mekinya juga masih tertutup sekali…..
    perlahan-lahan ane posisikan mulut ane didepan lubang kehangatan tersebut dan memulai menjilati mekinya…..si doi memegang kepala ane dan mengangkat kepala ane dan bilang jangan mas…mita takut,,,,mita bener-bener takut mas…jangan…plissssmita mohon jangan mas lakuin ini ke mita yah…..

    (emang ane pikirin ane tarik kepala ane dan mulai menjilatin meki doi, doui cuma diem aja tetapi kaki doi naik turun dan keluarlah cairan lengket dari meki si doi….meki doi rapet dan wangi banget bro…tembem lagi tebel gitu…hehehehe….beberapa lama ane jilatin tuh meki akhirnya nafsu untuk merasakan tuh lobang dah gak tertahan lagi….

    akhirnya ane buka baju dan jeans ane sekarang dan konti ane memang udah bener-bener keras, ane kasih pelumas deh dg air ludah di konti ane dan kepala konti ane ane arahin di depan lubang yang hangat ini, perlahan-lahan ane masukin tuh konti, pertama kepalanya aja, lalu ane cabut lagi, ane masukin lagi kepalanya lalu ane cabut lagi, doi bilang jangan mas,,,,jangan,,,sakit,,,,mas…sakit….meki doi sumpah rapet bgt, susah masukinnya….hehehe

    ane terusin aja, dan akhirnya setengah dari konti ane masuk kedalamlubang tersebut, dan dengan suatu kejutan ane kejutin dg memasukan batang konyi ane semuanya secara tiba-tiba dan mita menjerit keras dan mengis……his…hiks…..ane yakin tetangga kamar sebelah pasti pada tahu8 semua….wkwkwkwk…….anhe cabut dan ane masukin lagi sampe ambleessss…..terus menerus tapi tetep dg kecepatan pelan tapi seluruh konti ane ambless…..

    pada saat ane cabut ane pegang konti ane dan ada bau anyir yang menempel di konti ane dan ternyata berwarna merah, ane cabut semua dan ane ngeliat meki doi berdarah dan sebagian darahnya nempel di konti ane, doi nagis …..tapi doi angis sambil bugil sih, sedangkan konti ane masih tegang dan senut-senut, akhirnya ane peluk doi dan ane masukin lagi konti ane ke mekinya, ane gerakin maju mjundur dan posisi yang kami lakukan hanya MOT aja,

    maklum doi dan ane blm pengalaman, sekitar 15 menit ane goyang meki doi, akhirnya konti ane rasanya ada yang mau muncrat, ane cabut dan ane muncratin di tubuh doi,,,,,ooookkhhhh……oookkhh……enak bgt rasanya keluar lahar panas dari konti ane…ane muncratin semua deh…doi tetep diem dan nangis….
    terus ane peluk doi dan ane bawa ke kamar mandi, ane bersihkan semua badan doi dngan lembut dan perlahan, lalu ane jg bersih-bersih badan, dan ane pakein doi bajunya lagi, dan ane jg pake baju lagi, terus ane peluk mesra doi dan kami cerita-cerita sebentar, lalu ane peluk doi dan akhirnya kami tertidur….
    pagi-pagi kami pulang……
    keesokan harinya, hal ini sering bgt kami lauin, hampir setiap hari kami ML, pokoknya gak ada hari tanpa ML….

  • Setelah Puas Dengan Istri Ipar Pun Dihajar

    Setelah Puas Dengan Istri Ipar Pun Dihajar


    1246 views

    Cerita Sex ini berjudulSetelah Puas Dengan Istri Ipar Pun DihajarCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Kejadiannya begini, suatu hari rumahku kedatangan tamu dari Padang. Uni Tati kakak tertua istriku. Dia datang ke Jakarta karena tugas kantor ikut seminar di kantor pusat sebuah bank pemerintah. Uni adalah kepala cabang di Padang, Uni menginap dirumah kami.

    Dari pada menginap di hotel, mendingan juga uang hotel disimpan buat beli oleh-oleh. Selama seminggu dia tinggal dirumahku. Dari istriku kutau kalau Uni Tati berusia 40 tahun. Suaminya sudah meningal 2 tahun lalu karena kecelakaan. Orangnya cantik, putih, tinggi semampai. Lebih tepatnya kubilang anggun karena orangnya cenderung diam dan sangat religius.

    Selama di Jakarta, setiap ada kesempatan aku dan istriku mengajak Uni jalan-jalan, maklum ini kunjungan pertamanya ke Jakarta, biasanya ke mal karena waktunya sempit. Kami sudah berencana pas hari Sabtu akan jalan-jalan ke Taman Safari

    Tiba hari Sabtu, istriku ternyata punya tugas mendadak dari kantor yaitu harus mengawasi pameran di Mangga Dua. Gagal deh rencana jalan-jalan ke Taman Safari. Istriku mengusulkan agar aku tetap mengantar Uni jalan-jalan misalkan ke Ancol saja dan pulangnya bisa jemput istriku di Mangga Dua.

    Sebetulnya aku agak males kalo nggak ada istriku. Aku merasa risih harus jalan berdua Uni karena orangnya pendiam. Akupun menduga Uni pasti nggak mau. Tapi tanpa dinyata ternyata Uni menyetujui usul istriku.

    Pagi-pagi banget istriku sudah berangkat naik KRL dari stasiun Pondok Ranji. Rumahku yang didaerah Bintaro cukup jauh dari Mangga Dua dan Ancol. Sementara menunggu Uni yang lagi jalan-jalan pagi aku sendirian dirumah menyeruput kopi dan merokok. Kami berencana jalan jam 10 pagi. Sehabis ngopi dan merokok, aku kembali tidur-tiduran di kamarku menunggu jam.

    Pikiranku melayang membayangkan kakak istriku ini. Uni Tati sangat menarik perhatianku secara sexual. Jeleknya aku, mulia keluar. Aku tertantang menaklukkan wanita baik-baik, aku tertantang menaklukkan Uni. Mumpung ada kesempatan. Dasar setan selalu mencari kesempatan menggoda.

    Kuatur jebakan untuk memancing Uni. Aku buru-buru mandi membasuh badan dan keramas. Dengan berlilit handuk aku menunggu kepulangan Uni dari olahraga paginya. Sekitar 10 menit aku menunggu dibalik horden dan kulihat Uni memasuki pagar depan dengan pintu besi yang agak berderit.

    Sengaja pintu rumah aku tutup tapi dibiarkan tak terkunci. Aku berlalu menuju kamarku dan segera memasang jebakan untuk mengejutkan Uni. Aku masuk kamarku dan segera bertelanjang bulat. Pintu kamar kubuka lebar-lebar, jendela kamar juga kubuka biar isi kamar mendapat penerangan jelas. Hokibet99

    Kudengar pintu depan berbunyi seperti ditutup. Akupun mulai beraksi. Dengan bertelanjang bulat aku menunggu Uni melewati kamarku dengan harapan dia melihat tubuh dan juniorku yang sedari tadi berdiri tegak membayangkan petualangan ini. Handuk kututupkan ke kepala seolah-olah sedang mengeringkan rambut yang basah sehabis keramas.

    Aku berpura-pura tidak melihat dan tidak menyadari kehadiran Uni. Dari bakik handuk yang kusibak sedikit, kulihat sepasang sepatu kets melintas kamarku. Aku yakin Uni pasti melihat tubuhku yang polos dengan junior yang tegak berdiri.

    Nafsuku semakin menggeliat ketika kuamati dari balik handuk sepasang sepatu yang tadinya hampir melewati kamarku kini seperti terpaku berhenti didepan kamar tanpa beranjak. Aku semakin aktif menggosok-gosok rambutku dan berpura-pura tak tau kalo ada orang. Beberapa detik aku berbuat begitu dan aku merencanakan sensasi berikut.

    Dengan tiba-tiba kuturunkan handuk dan menengok ke arah pintu kamar. Aku pura-pura kaget menyadari ada orang. “E..eee…maaf Uni, aku kira nggak ada orang,” kataku seraya mendekati pintu seolah-olah ingin menutup pintu. Aku tidak berusaha menutup kemaluanku yang menantang. Malah kubiarkan Uni terdiam memandangi tubuhku yang polos mendekat kearahnya.

    Dengan tenagnya seolah aku berpakaian lengkap kudekati Uni dan sekali lagi memohon maaf.

    “Maaf ya Uni, aku terbiasa seperti ini. Aku nggak sadar kalau ada tamu dirumha ini,” kataku sambil berdiri didepan pintu mau menutup daun pintu.

    Tiba-tiba seperti tersadar Uni bergegas meninggalkanku sambil berkata “i…i…iya , tidak apa-apa…..”. Dia langsung masuk ke kamar belakang yang diperuntukkan kepadanya selama tingal dirumahku. Aku kemudian memakai celana pendek tanpa CD dan mengenakan kaos oblong lantas smengetok pintu kamar Uni.

    “Ada apa Andy,” ujar Uni setelah membuka pintu.

    Kulihat dia tidak berani menatapku. Mungkin malu. Membaca situasi seperti itu, aku tidak menyiakan kesempatan. “Uni, maafkan Andy ya…aku lupa kalau ada tamu dirumah ini,” kataku merangkai obrolan biar nyambung.

    “Nggap apa-apa, cuma Uni malu hati, sungguh Uni malu melihat kamu telanjang tadi,” balasnya tanpa mau menatap aku.

    “Kenapa musti malu? Kan nggak sengaja, apa lagi Uni kan sudah pernah menikah jadi sudah biasa melihat yang tegak-tegak seperti itu,” kataku memancing reaksinya.

    “Sejujurnya Uni tadi kaget setengah mati melihat kamu begitu. Yang Uni malu, tanpa sadar Uni terpaku didepan kamarmu. Jujur aja Uni sudah lama tidak melihat seperti itu jadi Uni seperti terpana,” katanya sambil berlari ketempat tidurnya dan mulai sesenggukan. Aku jadi ngak tega. Kudekati Uni dan kuberanikan memegang pundaknua seraya menenangkannya.

    “Sudalah nggak usah malu, kan cuma kita berdua yang tau.” Melihat reaksinya yang diam saja, aku mulai berani duduk disampingnya dan merangkul pundaknya. Kuusap-usap rambutnya agak lama tanpa berkata apa-apa. Ketika kurasa sudah agak tenang kusarankan untuk mandi aja.

    Kutuntun tangannya dan sekonyong-konyong setan mendorongku untuk memeluk saat Uni sudah berdiri didepanku. Lama kupeluk erat, Uni diam saja. Mukanya diselusupkan didadaku.

    Payudaranya yang masih kencang serasa menempel didadaku. Sangat terasa debar jantungnya. Perlahan tangaku kuselusupkan ke balik kaos bagian belakang berbarengan dengan ciumanku yang mendarat dibibirnya.

    “Jangan Ndy…dosa,” katanya sambil melepaskan diri dari pelukanku.

    Namun pelukanku tidak mau melepaskan tubuh sintal yang sedang didekapnya. Daam usaha kedua Uni sudah menyerah. Bibirnya dibiarkan kulumat walau masih tanpa perlawanan. Ucoba lagi menyelusupkan tangan dibalik kaosnya, kali ini bagian depan. Tangan kanan yang menggerayang langsung pada sasaran…putting susu sebelah kiri. Uni menggeliat.

    Pilinan jariku di payudaranya membuat nafsunya naik. Aku tau dari desiran nafasnya yang mulai memburu. Aku heran juga dengan wanita ini, tetap diam tanpa perlawanan. Mungkin ini style wanita baik-baik. Bagusnya, semua apa yang kulakukan tidak ada penolakan. Seperti dicocok hidungnya Uni menurut saja dengan apa yang kulakukan terhadapnya.

    Perlahan kubuka kaosnya, kubukan celana panjang trainings pack-nya, kubuka Bh nya, kubuka CD-nya , Uni diam saja. Kubopong tubuhnya ketempat tidur. Kubuka kaosku, kubuka celana pendekku……..Uni masih diam.

    Lidahku mulai bermain disekujur tubuhnya. Dari ujung kepala, turun ke telinga, ke bibir, ke leher…perlahan kusapu dadanya, payudaranya kulumat dengan gigitan kecil…turun lagi kebawah, pusarnya kukorek dengan lidahku….turun lagi ke sekumpulan rambut dan kedua pahanya hujilat-jilat terus sampai keujung jempol kaki. Aku tidak merasa jijik karena tubuh Uni yang putih bersih sangat membangkitkan gairah.

    Kukangkangkan kakinya, uni masih diam saja. Tapi kuamati matanya terpejam menikmati sentuhan tiap jengkal ditubuhnya. Baru ketika kudaratkan sapuan lidahku di bibuir vagina dan klitorisnya Uni tiba-tiba berteriak ,” Ahhhhhhhh……..”

    “Kenapa Uni….Sakit?,” tanyaku. Uni hanya menggeleng. Dan aktifitas jilat menjilat vagina itu kulanjutkan. Uni menggelinjang dahsyat dan tiba-tiba dia meraung.

    .”Andyyyyyyy… ayo Andy….jangan siksa aku dengan nikmat…ayo Andy tuntaskan….Uni udah nggak tahan,” katanya.

    Aku tidak mau berlama-lama. Tanpa banyak variasi lagi langsung kunaiki kedua pahanya dan kutusukkan juniorku kelobah surganya yang sudah basah kuyup.

    Dengan sekali sentak semua batangku yang panjang melesak kedalam. Agak seret kurasakan, mungkin karena sudah dua tahun nganggur dari aktifitas. Kugenjot pantatku dengan irama tetap, keluar dan masuk. Uni semakin menggelinjang.

    Aku pikir nggak usah lama-lama bersensasi, tuntaskan saja. Lain waktu baru lama. Melihat reaksinya pertanda mau orgasme , gerakan pantatku semakin cepat dan kencang. Uni meronta-ronta , menarik segala apa yang bisa ditariknya, bantal, sepre. Tubuhku tak luput dari tarikannya.

    Semua itu dilakukan dengan lebih banyak diam. Dan tiba-tiba tubuhnya mengejang, “Ahhhhhhhhhhhhhhhh…….,” lolongan panjangnya menandakan dia mencapai puncak. Aku mempercepat kocokanku diatas tubuhnya.

    Tiba-tiba aku didikejutkan dengan hentakan tubuhnya dibarengi tanganya yang mendorong tubuhku.

    “Jangan keluarin didalam ….aku lagi subur,” suaranya tresengal-sengal ditengah gelombang kenikmatan yang belum mereda.

    Kekagetanku hilang setelah tau reaksinya. “Baik Uni cantik, Andy keluarin diluar ya,” balasku sambil kembali memasukkan Junior ku yang sempat terlepas dari vaginanya karena dorongan yang cukup keras. Kembali kupompa pinggulku. Aku rasa kali ini Uni agak rileks. Tapi tetap dengan diam tanpa banyak reaksi Uni menerima enjotanku. Hanya wajahnya yang kadang-kadang meringis keenakan.

    Dan sampailah saatnya, ketika punyaku terasa mulai berkedut-kedut, cepat-cepat kucabut dari vagina Uni dan kugencet batang juniorku sambil menyemprotkan sperma. Kuhitung ada lima kali juniorku meludah. Sekujur tubuh Uni yang mulus ketumpahan spermaku.

    Bahkan wajahnyapun belepotan cairan putih kental. Dan aku terkulai lemas penuh kenikmatan. Kulihat Uni bagkit mengambil tisu dan meneyka badan serta mukanya.

    “Andy…kamu sudah memberikan apa yang belum pernah Uni rasakan,” kata wanita cantik itu sambil rebahan disampingku.

    Dengan persetujuan Uni, kami menelpon istriku mengabarkan kalau batal ke Ancol karena Uni nggak enak badan. Padahal kami melanjutkan skenario cinta yang menyesatkan. Kami masih tiga kali lagi melakukan persetubuhan. Dalam dua sessi berikut sangat kelihatan perkembangan yang terjadi sama Uni.

    Kalo permainan pertama dia banyak diam, permainan kedua mulai melawan, permainan ketiga menjadi dominan, permainan keempat menjadi buas….buas…sangat buas. Aku sempat memakai kondom biar bisa dengan leluasa menumpahkan sperma saat punyaku ada didalam vaginanya.

    “Aku sadar ini dosa, tapi aku juga menikmati apa yang belum pernah aku rasakan selama bersuami. Suamiku itu adalah pilihan orang tua dan selisih 20 tahun dengan Uni. Sampai Uda meninggal, Uni tidak pernah merasakan kenikmatan sexual seperti ini. Sebetulnya Uni masih kepengen nikah lagi tapi tidak pernah ketemu orang yang tepat. Mungkin posisi Uni sebagai kepala bagian membuat banyak pria menjauh.” Cerita Uni sebelum kami sama-sama tertidur pulas.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Dewasa Cerita Panas Terpana dengan Tubuh Guruku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Dewasa Cerita Panas Terpana dengan Tubuh Guruku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1760 views

    Perawanku – Tepatnya kisah ini terjadi saat aku masih SMA dan masih lajang kejadian itu saat aku berkunjung ke rumahnya mb Putri tetangga yang ada dikampungku untuk memperbaiki listrik yang konslet, dengan dihampiri anak kecil yang menyutuh aku cepat datang kerumahnya, sungguh aku ada perasaan senang selain tetanggku dia adalah guru seni di sekolahku.

    Aku sendiri tak tahu, kenapa dia sering minta tolong untuk memperbaiki peralatan rumah tangganya. Yang jelas, semenjak dia mengajaku melukis pergi ke lereng gunung dan making love di semak-semak hutan, Mbak Putri makin sering mengajakku pergi. Dan sore ini dia memintaku datang ke rumahnya lagi.

    Tanpa banyak pikir aku langsung berangkat dengan mengendarai sepeda motor. Maklum, rumahnya terbilang cukup jauh, sekitar 5km dari rumahku. Setibanya di rumah Mbak Putri, suasana sepi. Keluarganya tampaknya sedang pergi. Betul, ketika aku mengetuk pintu, hanya Mbak Putri yang tampak.

    “Ayo, cepet masuk. Semua keluargaku sedang pergi menghadiri acara hajatan saudara di luar kota,” sambut Mbak Putri sambil menggandeng tangganku.

    Darahku mendesir ketika membuntuti lamngkah Mbak Putri. Betapa tidak, pakaian yang dikenakan luar biasa sexy, hanya sejenis daster pendek hingga tonjolan payudara dan pahanya terasa menggoda.

    “Anu, Bud.. Listrik rumahku mati melulu. Mungkin ada ada kabel yang konslet. Tolong betulin, ya.. Kau tak keberatan kan,” pinta Mbak Putri kemudian.

    Tanpa banyak basa-basi Mbak Putri menggandengku masuk ke ruang tengah, kemudian masuk ke sebuah kamar.

    “Nah saya curiga jaringan di kamar ini yang rusak. Buruan kau teliti ya. Nanti keburu mahrib.”

    Aku hanya menuruti segala permintaannya. Setelah merunut jaringan kabel, akhirnya aku memutuskan untuk memanjat atap kamar melalui ranjang. Tapi aku tidak tahu persis, kamar itu tempat tidur siapa.

    Yang jelas, aku sangat yakin itu bukan kamarnya bapak-ibunya. Celakanya, ketika aku menelusuri kabel-kabel, aku belum menemukan kabel yang lecet. Semuanya beres. Kemudian aku pindah ke kamar sebelah.

    Aku juga tak bisa menemukan kabel yang lecet. Kemudian pindah ke kamar lain lagi, sampai akhirnya aku harus meneliti kamar tidur Mbak Putri sendiri, sebuah kamar yang dipenuhi dengan aneka lukisan sensual.

    Celakanya lagi, ketika hari telah gelap, aku belum bisa menemukan kabel yang rusak. Akibatnya, rumah Mbak Putri tetap gelap total. Dan aku hanya mengandalkan bantuan sebuah senter serta lilin kecil yang dinyalakan Mbak Putri.

    Lebih celaka lagi, tiba-tiba hujan deras mengguyur seantero kota. Tidak-bisa tidak, aku harus berhenti. Maunya aku ingin melanjutkan pekerjaan itu besok pagi.

    “Wah, maaf Mbak aku tak bisa menemukan kabel yang rusak. Ku pikir, kabel bagian puncak atap rumah yang kurang beres. Jadi besok aku harus bawa tangga khusus,” jelasku sambil melangkah keluar kamar.

    “Yah, tak apa-apa. Tapi sorry yah. Aku.. Merepotkanmu,” balas Mbak Yanti, “Itu es tehnya diminum dulu.”

    Cerita Bokep – Sementara menunggu hujan reda, kami berdua bercakap-cakap berdua di ruang tengah. Cukup banyak cerita-cerita masalah pribadi yang kami tukar, termasuk hubunganku dengan Mbak Putri selama ini. Mbak Putri juga tidak ketinggalan menanyakan soal puisi indah tulisannya yang dia kirimkan padaku lewat kado ulang tahunku beberapa bulan lalu.

    Entah bagaimana awalnya, tahu-tahu nada percakapan kami berubah mesra dan menjurus ke arah yang menggairahkan jiwa. Bahkan, Mbak Putri tak segan-segan membelai wajahku, mengelus telingku dan seterusnya.

    Tak sadar, tubuh kami berdua jadi berhimpitan hingga menimbulkan rangsangan yang cukup berarti untukku. Apalagi setelah dadaku menempel erat pada payudaranya yang berukuran tidak begitu besar namun bentuknya indah dan kencang.

    Dan tak ayal lagi, penisku pun mulai berdiri mengencang. Aku tak sadar, bahwa aku sudah terangsang oleh guru sekolahku sendiri! Namun hawa nafsu birahi yang mulai melandaku sepertinya mengalahkan akal sehatku. Mbak Putri sendiri juga tampaknya memiliki pikiran yang saja. Ia tidak henti-hentinya mengulumi bibirku dengan nafsunya.

    Akhirnya, nafsuku sudah tak tertahankan lagi. Sementara bibirku dan Mbak Putri masih tetap saling memagut, tanganku mulai menggerayangi tubuh guru sekolahku itu. Kujamah gundukan daging kembar yang menghiasi dengan indahnya dada Mbak Putri yang masih berpakaian lengkap. Dengan segera kuremas-remas bagian tubuh yang sensitif tersebut.

    “Aaah.. Budi.. Aah..” Mbak Putri mulai melenguh kenikmatan. Bibirnya masih tetap melahap bibirku.

    Mengetahui Mbak Putri tidak menghalangiku, aku semakin berani. Remasan-remasan tanganku pada payudaranya semakin menjadi-jadi. Sungguh suatu kenikmatan yang baru pertama kali kualami meremas-remas benda kembar indah nan kenyal milik guru sekolahku itu. Melalui kain blus yang dikenakan Mbak Putri kuusap-usap ujung payudaranya yang begitu menggiurkan itu. Tubuh Mbak Putri mulai bergerak menggelinjang.

    “Uuuhh.. Mbak..” Aku mendesah saat merasakan ada jamahan yang mendarat di selangkanganku.

    Penisku pun bertambah menegang akibat sentuhan tangan Mbak Putri ini, membuatku bagian selangkangan celana panjangku tampak begitu menonjol. Mbak Putri juga merasakannya, membuatnya semakin bernafsu meremas-remas penisku itu dari balik celana panjangku. Nafsu birahi yang menggelora nampaknya semakin menenggelamkan kami berdua, sehingga membuat kami melupakan hubungan kami sebagai guru-murid.

    “Aaauuhh.. Bud.. Uuuh..” Mbak Putri mendesis-desis dengan Putrirnya karena remasan-remasan tanganku di payudaranya bukannya berhenti, malah semakin merajalela. Matanya terpejam merasa kenikmatan yang begitu menghebat.

    Tanganku mulai membuka satu persatu kancing blus Mbak Putri dari yang paling atas hingga kancing terakhir. Lalu Mbak Putri sendiri yang menanggalkan blus yang dikenakannya itu.

    Cerita Bokep – Aku terpana sesaat melihat tubuh guru sekolahku itu yang putih dan mulus dengan payudaranya yang membulat dan bertengger dengan begitu indahnya di dadanya yang masih tertutup beha katun berwarna krem kekuningan. Tetapi aku segera tersadar, bahwa pemandangan amboi di hadapannya itu memang tersedia untukku, terlepas itu milik guru sekolahku sendiri.

    Tidak ingin membuang-buang waktu, bibirku berhenti menciumi bibir Mbak Putri dan mulai bergerak ke bawah. Kucium dan kujilati leher jenjang Mbak Putri, membuatnya menggerinjal-gerinjal sambil merintih kecil.

    Sementara itu, tanganku kuselipkan ke balik beha Mbak Putri sehingga menungkupi seluruh permukaan payudara sebelah kanannya. Puting susunya yang tinggi dan mulai mengeras begitu menggelitik telapak tanganku.

    Segera kuelus-elus puting susu yang indah itu dengan telapak tanganku. Kepala Mbak Putri tersentak menghadap ke atas sambil memejamkan matanya. Tidak puas dengan itu, ibu jari dan telunjukku memilin-milin puting susu Mbak Putri yang langsung saja menjadi sangat keras.

    Memang baru kali ini aku menggeluti tubuh indah seorang wanita. Namun memang insting kelelakianku membuatku seakan-akan sudah mahir melakukannya.

    “Uhh.. Hmm ahh..” Mbak Putri tidak dapat menahan desahan-desahan nafsunya.

    Segala gelitikan jari-jemariku yang dirasakan oleh payudara dan puting susunya dengan bertubi-tubi, membuat nafsu birahinya semakin membulak-bulak.

    Kupegang tali pengikat beha Mbak Putri lalu kuturunkan ke bawah. Kemudian beha itu kupelorotkan ke bawah sampai ke perut Mbak Putri. Puting susu Mbak Putri yang sudah begitu mengeras itu langsung mencelat dan mencuat dengan indahnya di depanku.

    Aku langsung saja melahap puting susu yang sangat menggiurkan itu. Kusedot-sedot puting susu Mbak Putri. Kuingat masa kecilku dulu saat masih menyusu pada payudara ibuku. Bedanya, tentu saja payudara guru sekolahku ini belum dapat mengeluarkan air susu.

    Mbak Putri menggeliat-geliat akibat rasa nikmat yang begitu melanda kalbunya. Lidahku dengan mahirnya, tak ayal menggelitiki puting susunya sehingga pentil yang sensitif itu melenting ke kiri dan ke kanan terkena hajaran lidahku.

    “Oooh. Buud’ desahan Mbak Putri semakin lama bertambah keras. Untung saja rumahnya sedang sepi dan letaknya memang agak berjauhan dari rumah yang paling dekat, sehingga tidak mungkin ada orang yang mendengarnya.

    Belum puas dengan payudara dan puting susu Mbak Putri yang sebelah kiri, yang sudah basah berlumuran air liurku, mulutku kini pindah merambah bukit membusung sebelah kanan. Apa yang kuperbuat pada belahan indah sebelah kiri tadi, kuperbuat pula pada yang sebelah kanan ini.

    Payudara sebelah kanan milik guru sekolahku yang membulat indah itu tak luput menerima jelajahan mulutku dengan lidahnya yang bergerak-gerak dengan Putrirnya. Kukulum ujung payudara Mbak Putri. Lalu kujilati dan kugelitiki puting susunya yang tinggi.

    Puting susu itu juga sama melenting ke kiri dan ke kanan, seperti halnya puting susu payudaranya yang sebelah kiri tadi. Mbak Putri pun semakin merintih-rintih karena merasakan geli dan nikmat yang menjadi-jadi berbaur menjadi satu padu. Seperti tengah minum soft drink dengan memakai sedotan plastik, kuseruput puting susu guru sekolahku itu.

    “Aaahh.. Hmm..” Mbak Putri menjerit panjang.

    Lidahku tetap tak henti-hentinya menjilati puting susu Mbak Putri yang sudah demikian kerasnya. Sementara itu tanganku mulai bergerak ke arah bawah. Kubuka retsleting celana jeans yang Mbak Putri kenakan. Kemudian dengan sedikit dibantunya sambil tetap merem-melek, kutanggalkan celana jeans itu ke bawah hingga ke mata kaki.

    Tubuh bagian bawah Mbak Putri sekarang hanya dilindungi oleh selembar celana dalam dengan bahan dan warna yang seragam dengan behanya. Meskipun begitu, tetap dapat kulihat warna kehitaman samar-samar di bagian selangkangannya.

    Ditunjang oleh nafsu birahi yang semakin menjulang tinggi, tanpa berpikir panjang lagi, kulepas pula kain satu-satunya yang masih menutupi tubuh Mbak Putri yang memang sintal itu. Dan akhirnya tubuh mulus guru sekolahku itu pun terhampar bugil di depanku, siap untuk kunikmati.

    Tak ayal, jari tengahku mulai menjamah bibir vagina Mbak Putri di selangkangannya yang sudah mulai ditumbuhi bulu-bulu tipis kehitaman walaupun belum begitu banyak. Kutelusuri sekujur permukaan bibir vagina itu secara melingkar berulang-ulang dengan lembutnya.

    Tubuh Mbak Putri yang masih terduduk di sofa melengkung ke atas dibuatnya, sehingga payudaranya semakin membusung menjulang tinggi, yang masih tetap dilahap oleh mulut dan bibirku dengan tanpa henti.

    “Ooohh..

    Jari tengahku itu berhenti pada gundukan daging kecil berwarna kemerahan yang terletak di bibir vagina Mbak Putri yang mulai dibasahi cairan-cairan bening. Mula-mula kuusap-usap daging kecil yang bernama klitoris ini dengan perlahan-lahan. Lama-kelamaan kunaikkan temponya, sehingga usapan-usapan tersebut sekarang sudah menjadi gelitikan, bahkan tak lama kemudian bertambah lagi intensitasnya menjadi sentilan.

    Klitoris Mbak Putri yang bertambah merah akibat sentuhan jariku yang bagaikan sudah profesional, membuat tubuh pemiliknya itu semakin menggerinjal-gerinjal tak tentu arahnya.

    Melihat Mbak Putri yang tampak semakin merangsang, aku menambah kecepatan gelitikanku pada klitorisnya. Dan akibatnya, klitoris Mbak Putri mulai membengkak. Sementara vaginanya pun semakin dibanjiri oleh cairan-cairan kenikmatan yang terus mengalir dari dalam lubang keramat yang masih sempit itu.

    Puas menjelajahi klitoris Mbak Putri, jari tengahku mulai merangsek masuk perlahan-lahan ke dalam vagina guru sekolahku itu. Setahap demi setahap kumasukkan jariku ke dalam vaginanya. Mula-mula sebatas ruas jari yang pertama.

    Dengan susah payah memang, sebab vagina Mbak Putri memang masih teramat sempit. Kemudian perlahan-lahan jariku kutusukkan lebih dalam lagi. Pada saat setengah jariku sudah amblas ke dalam vagina Mbak Putri, terasa ada hambatan. Seperti adanya selaput yang cukup lentur.

    “Hmm.. Bud..”

    Mbak Putri merintih kecil seraya meringis seperti menahan rasa sakit. Saat itu juga, aku langsung sadar, bahwa yang menghambat penetrasi jari tengahku ke dalam vagina Mbak Putri adalah selaput daranya yang masih utuh.

    Ternyata guru sekolahku satu-satunya itu masih perawan. Baru aku tahu, ternyata sebandel-bandelnya Mbak Putri, ternyata guru sekolahku itu masih sanggup memelihara kehormatannya. Aku sedikit salut padanya. Dan untuk menghargainya, aku memutuskan tidak akan melanjutkan perbuatanku itu.

    “Bud.. Jangan berhenti..” tanya Mbak Putri dengan nafas terengah-engah.

    “Mbak, Mbak kan masih perawan. Nanti kalau aku terusin kan Mbak bisa..”

    Mbak Putri malah menjulurkan tangannya menggapai selangkanganku. Begitu tangannya menyentuh ujung penisku yang masih ada di dalam celana pendek yang kupakai, penisku yang tadinya sudah mengecil, sontak langsung bergerak mengeras kembali.

    Ternyata sentuhan lembut tangannya itu berhasil membuatku terangsang kembali, membuatku tidak dapat membantah apapun lagi, bahkan aku seperti melupakan apa-apa yang kukatakan barusan.

    Dengan secepat kilat, Mbak Putri memegang kolor celana pendekku itu, lalu dengan sigap pula celanaku itu dilucutinya sebatas lutut. Yang tersisa hanya celana dalamku. Mata Mbak Putri tampak berbinar-binar menyaksikan onggokan yang cukup besar di selangkanganku.

    Diremas-remasnya penisku dengan tangannya, membuat penisku itu semakin bertambah keras dan bertambah panjang. Kutaksir panjangnya sekarang sudah bertambah dua kali lipat semula. Bukan main! Semua ini akibat rangsangan yang kuterima dari guru sekolahku itu sedemikian hebatnya.

    “Mbak.. Aku buka dulu ya,” tanyaku sambil menanggalkan celana dalamku.

    Penisku yang sudah begitu tegangnya seperti meloncat keluar begitu penutupnya terlepas.

    “Aw!” Mbak Putri menjerit kaget melihat penisku yang begitu menjulang dan siap tempur.

    Namun kemudian ia meraih penisku itu dan perlahan-lahan ia menggosok-gosok batang ‘meriam’-ku itu, sehingga membuat otot-otot yang mengitarinya bertambah jelas kelihatan dan batang penisku itu pun menjadi laksana tonggak yang kokoh dan siap menghujam siapa saja yang menghalanginya.

    Kemudian Mbak Putri menarik penisku dan membimbingnya menuju selangkangannya sendiri. Diarahkannya penisku itu tepat ke arah lubang vaginanya.

    Sekilas, aku seperti sadar. Astaga! Mbak Putri kan guru sekolahku sendiri! Apa jadinya nanti jika aku sampai menyetubuhinya? Apa kata orang-orang nanti mengetahui aku berhubungan seks dengan guru sekolahku sendiri?

    Cerita Dewasa -Akhirnya aku memutuskan tidak akan melakukan penetrasi lebih jauh ke dalam vagina Mbak Putri. Kutempelkan ujung penisku ke bibir vagina Mbak Putri, lalu kuputar-putar mengelilingi bibir gua tersebut. Mbak Putri menggerinjal-gerinjal merasakan sensasi yang demikian hebatnya serta tidak ada duanya di dunia ini.

    “Aaahh.. Uuuhh..” Mbak Putri mendesah-desah dengan Putrirnya sewaktu aku sengaja menyentuhkan penisku pada klitorisnya yang kemerahan dan kini kembali membengkak. Sementara bibirku masih belum puas-puasnya berpetualang di payudara Mbak Putri itu dengan puting susunya yang menggairahkan.

    Terlihat payudara guru sekolahku itu dan daerah sekitarnya basah kuyup terkena jilatan dan lumatanku yang begitu menggila, sehingga tampak mengkilap.

    Aku perlahan-lahan mulai memasukkan batang penisku ke dalam lubang vagina Mbak Putri. Sengaja aku tidak mau langsung menusukkannya. Sebab jika sampai kebablasan, bukan tidak mungkin dapat mengoyak selaput daranya. Aku tidak mau melakukan perbuatan itu, sebab bagaimanapun juga Mbak Putri adalah guru sekolahku, darah dagingku sendiri!

    Mbak Putri mengejan ketika kusodokkan penisku lebih dalam lagi ke dalam vaginanya. Sewaktu kira-kira penisku amblas hampir setengahnya, ujung ‘tonggak’-ku itu ternyata telah tertahan oleh selaput dara Mbak Putri, sehingga membuatku menghentikan hujaman penisku itu.

    Segera saja kutarik penisku perlahan-lahan dari liang surgawi milik guru sekolahku itu. Gesekan-gesekan yang terjadi antara batang penisku dengan dinding lorong vagina Mbak Putri membuatku meringis-ringis menahan rasa nikmat yang yang tak terhingga.

    Baru kali ini aku merasakan sensasi seperti ini. Lalu, kembali kutusukkan penisku ke dalam vagina Mbak Putri sampai sebatas selaput daranya lagi dan kutarik lagi sampai hampir keluar seluruhnya.

    Begitu terus kulakukan berulang-ulang memasukkan dan mengeluarkan setengah batang penisku ke dalam vagina Mbak Putri. Dan temponya pun semakin lama semakin kupercepat. Gesekan-gesekan batang penisku dengan Putring vagina Mbak Putri semakin menggila.

    Rasanya tidak ada lagi di dunia ini yang dapat menandingi kenikmatan yang sedang kurasakan dalam permainan cintaku dengan guru sekolahku sendiri ini. Kenikmatan yang pertama dengan kenikmatan berikutnya, disambung dengan kenikmatan selanjutnya lagi, saling susul-menyusul tanpa henti.

    Tampaknya setan mulai merajalela di otakku seiring dengan intensitas gesekan-gesekan yang terjadi di dalam vagina Mbak Putri yang semakin tinggi. Kenikmatan tiada taranya yang serasa tidak kesudahan, bahkan semakin menjadi-jadi membuat aku dan Mbak Putri menjadi lupa segala-galanya. Aku pun melupakan semua komitmenku tadi.

    Dalam suatu kali saat penisku tengah menyodok vagina Mbak Putri, aku tidak menghentikan hujamanku itu sebatas selaput daranya seperti biasa, namun malah meneruskannya dengan cukup keras dan cepat, sehingga batang penisku amblas seluruhnya dalam vagina Mbak Putri.

    Vaginanya yang amat sempit itu berdenyut-denyut menjepit batang penisku yang tenggelam sepenuhnya.

    Mbak Putri menjerit cukup keras kesakitan. Tetapi aku tidak menghiraukannya. Sebaliknya aku semakin bernafsu untuk memompa penisku itu semakin dalam dan semakin cepat lagi penetrasi di dalam vagina Mbak Putri.

    Tampaknya rasa sakit yang dialami guru sekolahku itu tidak membuat aku mengurungkan perbuatan setanku. Bahkan genjotan penisku ke dalam lubang vaginanya semakin menggila. Kurasakan, semakin cepat aku memompa penisku, semakin hebat pula gesekan-gesekan yang terjadi antara batang penisku itu dengan dinding vagina Mbak Putri, dan semakin tiada tandingannya kenikmatan yang kurasakan.

    Hujaman-hujaman penisku ke dalam vagina Mbak Putri terus-menerus terjadi sambung-menyambung. Bahkan tambah lama bertambah tinggi temponya.

    Mbak Putri tidak sanggup berbuat apa-apa lagi kecuali hanya menjerit-jerit tidak karuan. Rupa-rupanya setan telah menguasai jiwa kami berdua, sehingga kami terhanyut dalam perbuatan yang tidak sepantasnya dilakukan oleh dua guru dan murid.

    “Aaah.. Budi.. Aaahh..” Mbak Putri menjerit panjang.

    Tampaknya ia sudah seakan-akan terbang melayang sampai langit ketujuh. Matanya terpejam sementara tubuhnya bergetar dan menggelinjang keras. Peluh mulai membasahi tubuh kami berdua. Kutahu, guru sekolahku itu sudah hampir mencapai orgasme.

    Namun aku tidak mempedulikannya. Aku sendiri belum merasakan apa-apa. Dan lenguhan serta jeritan Mbak Putri semakin membuat tusukan-tusukan penisku ke dalam vaginanya bertambah menggila lagi. Mbak Putri pun bertambah keras jeritan-jeritannya.

    Pokoknya suasana saat itu sudah gaduh sekali. Segala macam lenguhan, desahan, ditambah dengan jeritan berpadu menjadi satu.

    Akhirnya kurasakan sesuatu hampir meluap keluar dari dalam penisku. Tetapi ini tidak membuatku menghentikan penetrasiku pada vagina Mbak Putri. Tempo genjotan-genjotan penisku juga tidak kukurangi.

    Dan akhirnya setelah rasanya aku tidak sanggup menahan orgasmeku, kutarik penisku dari dalam vagina Mbak Putri secepat kilat. Kemudian dengan tempo yang tinggi, kugosok-gosok batang penisku itu dengan tanganku.

    Tak lama kemudian, cairan-cairan kental berwarna putih bagaikan layaknya senapan mesin bermuncratan dari ujung penisku. Sebagian mengenai muka Mbak Putri. Ada pula yang mengenai payudara dan bagian tubuhnya yang lain. Bahkan celaka! Ada pula yang belepotan di jok sofa yang diduduki Mbak Putri.

    Tak lama kemudian, kami saling mengejang-ngejang ke puncak kepuasan bersama hingga kehabisan tenaga. Aku terhempas ke atas sofa di samping Mbak Putri. Tubuh kami berdua sudah bermandikan keringat dari ujung rambut ke ujung kaki.

    Hmm begitu indahnya guruku..

  • SASHA, KARENA ULAH SUAMI

    SASHA, KARENA ULAH SUAMI


    1240 views

    Cerita Sex ini berjudulSASHA, KARENA ULAH SUAMICerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Sasha adalah seorang seorang eksekutif muda berusia 26 tahun yang sudah lumayan lama bekerja sebagai sekretaris sebuah perusahaan multinasional. Sikapnya yang ramah dan lembut membuat ia disukai oleh rekan-rekannya di kantor.

    Sasha memiliki wajah yang amat cantik khas wanita oriental yang sering dibanding-bandingkan dengan wajah artis-artis Jepang, hal itu wajar karena ayah Sasha adalah orang Jepang asli yang merantau ke Indonesia, sehingga Sasha berdarah Jepang campuran.

    Salah satu daya tarik Sasha adalah rambut hitam panjangnya yang lurus dan indah yang ikut menyempurnakan kecantikan wajahnya selain tubuh Sasha yang proporsional dengan tinggi 160 cm yang juga merupakan nilai tambahnya.

    Sebagai keturunan Jepang, Sasha juga diberi nama Izumi Toyama oleh ayahnya, namun ia lebih suka memakai nama Sasha karena lebih familiar dilingkungan kantornya yang mayoritas adalah orang-orang Indonesia asli. Kecantikan Sasha juga menarik perhatian para laki-laki di kantor itu. Sasha sering dijadikan bahan obrolan dan fantasi mereka sehari-hari.

    Sayangnya, mereka tidak bisa berharap terlalu banyak karena Sasha sudah memiliki seorang suami bernama Aldy yang menikahinya 3 tahun lalu. Apalagi Sasha telah dikaruniai seorang putri yang berusia 2 tahun bernama Alyssa hasil dari pernikahannya dengan Aldy.

    Aldy sendiri bekerja di bagian keuangan perusahaan itu dan bertanggung jawab atas pengelolaan keuangan dan perpajakan. Tak heran, banyak juga laki-laki yang seringkali iri dengan keberuntungan Aldy yang berhasil memperistri wanita secantik Sasha. Namun, walaupun Sasha telah berstatus sebagai istri Aldy, hal itu tidak mengurungkan niat beberapa lelaki di kantornya untuk mengincar Sasha.

    Mereka merasa Sasha bagaikan intan yang begitu berkilau dan amat sayang untuk dilepas. Termasuk diantaranya adalah Pak Anton, seorang direktur cabang sekaligus supervisor Sasha yang telah lama mengincar anak buahnya itu. Berbagai cara telah dilakukan Pak Anton untuk mendekati Sasha namun Sasha selalu berusaha sebisa mungkin untuk menghindar dari Pak Anton.

    Apalagi Sasha sudah berkeluarga dan ia amat mencintai suaminya. Sikap Sasha ini juga dinilai wajar oleh para pegawai kantor itu karena selain sikap ngototnya dan usianya yang sudah nyaris berkepala lima, tubuh Pak Anton yang tambun dan kepalanya yang agak botak membuatnya tidak begitu disukai para pegawai perempuan yang cenderung menjauhinya, apalagi Pak Anton terkenal genit dan sering menggoda pegawai perempuan di kantornya. Mungkin itulah sebabnya Pak Anton masih melajang seumur hidupnya walaupun ia amat kaya.

    Suatu hari, kantor Sasha diminta oleh kantor pusat untuk menyiapkan dokumen-dokumen kontrak yang harus dikirim ke luar negeri besok harinya, sehingga Sasha terpaksa harus lembur dan mempersiapkan dokumen-dokumen itu dalam waktu sehari penuh. Kebetulan, pak Anton juga ikut lembur sebagai supervisor Sasha yang harus memeriksa dokumen-dokumen yang dipersiapkan oleh Sasha.

    Sementara itu, Aldy sudah terlebih dulu pulang dari sore karena tidak ikut lembur hari itu. Saat pulang, Aldy sudah meminta Sasha untuk pulang sendirian karena mobil mereka belum selesai diperbaiki di bengkel.

    Akhirnya, setelah bekerja seharian penuh, semua dokumen itupun berhasil terselesaikan oleh Sasha. Waktu di jam dinding telah menunjukkan pukul 11.20 malam.

    Sasha pun merasa amat lelah dan mengantuk, walau demikian, ia masih harus mengantarkan dokumen itu ke ruangan Pak Anton. Sasha pun segera mengantarkan dokumen itu ke ruangan Pak Anton. Sesampainya di ruangan itu, Sasha segera menuju ke meja Pak Anton. Walaupun sebenarnya ia juga merasa malas untuk bertemu atasannya yang terkenal genit itu.

    “Pak, ini semua dokumennya sudah saya kerjakan. Sisanya tinggal diperiksa saja sebelum dikirim ke pusat.” ujar Sasha sambil menyerahkan dokumen-dokumen itu ketangan Pak Anton.

    “Oh, iya! Bagus sekali Sasha. Bagaimana dengan surat-surat perjanjian kontrak, sudah kamu kerjakan juga?” tanya Pak Anton.

    “Sudah Pak. Baru saja saya faks ke kantor pusat. Besok mungkin konfirmasinya akan kita terima.”

    “Baguslah kalau begitu.”

    “Terima kasih, pak. Apa masih ada yang perlu saya siapkan?” tanya Sasha. Sasha sudah tidak sabar untuk pulang karena ia merasa lelah sekali setelah bekerja dari pagi. Apalagi ia cemas kalau ia tidak bisa pulang karena sulit untuk mendapatkan transportasi untuk pulang pada waktu tengah malam seperti itu.

    “Oh, tidak. Kamu boleh pulang sekarang. Terima kasih, Sasha.” jawab Pak Anton.

    “Sama-sama, Pak.” Sasha menjawab dengan riang, akhirnya ia terbebas dari beban pekerjaannya. Sasha segera beranjak keluar dari ruangan Pak Anton.

    “Oh ya, Sasha!” belum sempat kenop pintu ruangan itu dipegang Sasha, tiba-tiba Pak Anton memanggilnya dari belakang.

    “Ada apa, Pak?” ujar Sasha dengan nada agak kecewa.

    “Malam minggu ini kamu ada waktu? Bagaimana kalau kita makan malam di Kemang? Saya dengar masakan disana enak-enak!” ajak Pak Anton pada Sasha. Sasha menghela nafas menahan kesabarannya.

    Hari ini masih hari Selasa, namun ini sudah keempat kalinya Pak Anton mengajaknya untuk makan malam. Memang supervisornya yang satu ini lumayan ngotot dan perlu kesabaran ekstra untuk mengatasinya. Kalau saja Pak Anton bukan direktur cabang, sudah pasti Sasha akan melaporkannya ke atasan.

    “Maaf Pak, sepertinya saya tidak bisa.” Tolak Sasha dengan halus.

    “Kenapa?”

    “Kebetulan saya harus pergi ke rumah mertua saya hari Sabtu ini.” Kilah Sasha.

    “Oh ya? Kamu sepertinya sibuk sekali. Dua hari ini saya ajak makan siang kamu juga menolak. Atau, kamu memang tidak mau makan bersama saya?!” tanya Pak Anton dengan sorot mata tajam dan dahi yang mengrenyit.

    “Tidak, Pak. Soalnya minggu ini kita memang sibuk sekali, hari ini saja saya harus lembur padahal saya tidak ikut makan siang tadi…” Sasha berusaha memberi alasan yang masuk akal pada Pak Anton dengan harapan atasannya itu mau mengerti, walaupun dalam hatinya ia memang tidak mau pergi bersama Pak Anton.

    “Ya sudah kalau begitu. Mungkin kapan-kapan kita bisa makan bersama kalau kamu sempat.” Ujar Pak Anton.

    “Ya Pak” jawab Sasha. Sasha merasa agak lega karena tampaknya ia berhasil meloloskan diri dari permintaan Pak Anton untuk sementara. Walaupun ia tahu bahwa Pak Anton pasti tidak akan menyerah begitu saja. Sasha segera keluar dari ruangan Pak Anton.

    “Huff…” Sasha menghela nafas sejenak dan menyandarkan tubuhnya ke dinding.

    “Eh, kenapa Sha?” terdengar suara wanita yang memanggilnya. Sasha menoleh ke arah suara itu dan ia melihat rekannya, Sherly, sedang berdiri disampingnya sambil memegangi dokumen-dokumen lainnya.

    “Ah, nggak apa-apa, Sher.”

    “Yakin tuh? Mukamu kelihatan lelah banget!” tanya Sherly dengan raut wajah khawatir.

    “Iya, soalnya aku dari pagi harus mengetik dokumen untuk Pak Anton. Akhirnya kelar juga deh…” ujar Sasha sambil menghela nafas.

    “Yaah… Kamu sih, supervisornya Pak Anton. Terus bagaimana tuh? Kamu diapa-apain nggak?” tanya Sherly seraya melirik ruangan Pak Anton.

    “Diajakin makan bareng lagii…” jawab Sasha sedikit kesal.

    “Heeh?! Udah yang keberapa kali tuh minggu ini?” tanya Sherly seolah tidak percaya. Sasha menaikkan tangannya dan mengacungkan 4 jari-jari lentiknya dihadapan Sherly dengan raut wajah masam.

    “Udah, sabar aja dulu! Siapa tahu nanti dia dimutasi ke cabang lain? Lagian kamunya juga sih! Siapa suruh cantik?” goda Sherly sambil tersenyum dan mencubit pipi Sasha.

    “Aduuh! Dasar usil!” protes Sasha sambil melepaskan cubitan Sherly di pipinya.

    “Oh iya! Sha, ini ada titipan dari Pak Leo ke Aldy. Tolong kamu serahkan sesegera mungkin karena katanya penting!” ujar Sherly sambil menyodorkan sebuah disket ke Sasha.

    “Memangnya apa sih isinya?” tanya Sasha sambil menerima disket itu.

    “Tahu deh? Mungkin data keuangan yang diperiksa Pak Leo.” Jawab Sherly ragu-ragu.

    “Ooh, iya deh. Nanti kuserahkan ke Aldy!” ujar Sasha.

    “Ya sudahlah! Kamu sudah mau pulang kan? Cepat bereskan barang-barangmu sana! Nanti dipanggil Pak Anton lagi lhoo…” ejek Sherly.

    “Nggak mauu! Ya sudah! Aku pulang dulu ya, Sher!” seru Sasha yang segera berlalu ke mejanya. Sasha segera mengemas barang-barang di mejanya kedalam tasnya. Mungkin karena terburu-buru, Sasha lupa memasukkan disket untuk Aldy kedalam tasnya. Tanpa sempat memeriksa barang-barangnya lebih lanjut, Sasha segera berlari keluar dari kantornya menuju halte bus secepat mungkin karena ia mengejar bus terakhir malam itu.

    Sementara itu, Sherly baru melihat disket titipan Pak Leo yang tertinggal di atas meja Sasha. Sherly dengan buru-buru membawa disket itu Sasha dan segera berusaha mengejar Sasha. Namun dalam perjalanan keluar, Sherly berpapasan dengan Pak Anton yang baru keluar dari ruangannya.

    “Lho, ada apa Sherly? Kok buru-buru?” tanya Pak Anton.

    “Saya mau menyusul Sasha, Pak! Ada disket titipan Pak Leo untuk Pak Aldy yang tertinggal!”

    “Oh, kalau begitu, serahkan saja disket itu ke saya. Besok akan saya serahkan ke Sasha.” Usul Pak Anton.

    “Tapi Pak…”

    “Sudah, tidak apa-apa! Sasha mungkin sudah pulang sekarang kan? Lagipula saya supervisornya, jadi besok saya pasti bertemu dengannya. Atau, kamu tidak percaya dengan saya?” tanya Pak Anton sambil melirik tajam kearah Sherly.

    “Ti…tidak Pak! Ini disketnya. Tolong diserahkan ke Sasha atau Pak Aldy besok.” Jawab Sherly yang kalah dengan kengototan Pak Anton sambil menyodorkan disket itu.

    “Nah, begitu dong!” Pak Anton tersenyum sambil menerima disket itu dari tangan Sherly. Pak Anton lalu berlalu masuk kembali ke dalam ruangannya. Meninggalkan Sherly yang masih kebingungan.

    Beberapa saat kemudian, Pak Anton akhirnya menyelesaikan pemeriksaan dokumen-dokumen yang diketik oleh Sasha. Ia merasa puas dengan hasil kerja anak buahnya itu. Pak Anton segera beranjak untuk pulang. Namun sebelumnya, ia merasa penasaran akan isi disket yang ditujukan ke Aldy. Maka Pak Anton kembali menyalakan komputernya dan memasukkan disket itu. Selama beberapa saat, Pak Anton membaca isi disket itu. Ia tersenyum lebar saat mengamati data-data dalam disket itu.

    “Hmm… menarik! Benar-benar menarik!” ujarnya sambil tersenyum menyeringai.

    Sementara itu, Sasha akhirnya tiba di rumahnya. Sesampainya di ruang tamu, Sasha segera disambut oleh Aldy yang sudah menunggunya dari tadi

    “Met malam, sayang. Bagaimana lemburnya?” tanya Aldy sambil tersenyum pada Sasha.

    “Aah… capeek…” jawab Sasha sambil melemaskan otot-ototnya.

    “Ya sudah, ayo cepat tidur. Sudah hampir jam 1 lho…”

    “Iya, iyaa… maunya juga begitu, Aldyy…” Sasha menjawab dengan nada malas.

    “O iya, tadi Pak Leo menitipkan disket untukku, tidak?” tanya Aldy tidak sabaran.

    “Idiih… dasar!! Yang ditungguin rupanya disket itu ya? Bukan aku ya?” balas Sasha dengan raut wajah merengut.

    “Bukan begitu. Aku juga nungguin kamu kok, Sha! Cuma isi disketnya penting sekali, rahasia perusahaan.” Terang Aldy.

    “Tenang saja. Ada kok di tasku!” jawab Sasha tersenyum sambil merogoh tasnya untuk mencari disket itu, namun ia panik karena tidak bisa menemukan disket itu dimana-mana.

    “Eh, kok nggak ada?!” seru Sasha dengan panik. Anehnya, Aldy tampak lebih panik lagi.

    “Yang benar, Sha? Kamu beneran bawa pulang kan?” tanya Aldy dengan wajah pucat.

    “Aduuh! Pasti tertinggal di mejaku deh! Soalnya aku tadi kan buru-buru!”

    “Astagaa! Kok bisa sih, Sha?” seru Aldy dengan bingung. Sasha makin penasaran dengan sikap Aldy yang begitu mencemaskan sebuah disket biasa.

    “Besok kuambil deh! Memangnya isinya apaan sih? Kok kamu panik begitu?” tanya Sasha penasaran.

    Aldy menghela nafas panjang untuk menenangkan diri. Ia lalu berbisik pelan ke telinga Sasha untuk menjelaskan isi disket itu. Sasha menyimak penjelasan itu dengan baik. Namun lama kelamaan matanya membelalak seperti terkejut saat mendengar penjelasan Aldy lebih lanjut.

    “Ya ampun Aldyyy!!!” sontak Sasha berteriak setelah mendengar seluruh penjelasan Aldy.

    “Kamu… kamu menggelapkan pajak?! Pak Leo juga?!” tanya Sasha dengan nada tinggi penuh emosi pada Aldy.

    “Ssst! Jangan keras-keras, Sha!” bujuk Aldy pada istrinya yang mulai panik itu.

    “Kenapa sih kamu sebodoh itu?! Untuk apa kamu menggelapkan pajak? Bagaimana kalau ketahuan?!! Kita bisa dipecat dan kamu bisa dipenjara tahu!!” seru Sasha.

    “Iyaa… aku tahu! Tapi kita butuh uang untuk keperluan sehari-hari.”

    “Itu bukan alasan! Kita kan masih punya gaji!! Bagaimana kalau ada yang tahu?!” tanya Sasha penuh kepanikan.

    “Ya sudahlah, kamu tenang saja, Sha. Besok kamu ambil saja disketnya di mejamu dan langsung saja serahkan ke aku! Lagipula disketnya cuma bisa dibuka oleh pegawai supervisor keatas. Jadi kita bisa tenang sementara” jawab Aldy berusaha menenangkan Sasha.

    Sasha hanya menghela nafas pelan. Ia tidak mau berbicara lebih lama lagi dengan Aldy, lagipula ia sudah amat kelelahan dan kepalanya sudah penuh dengan rasa penat dari tadi pagi. Persoalan Aldy semakin menambah masalahnya saja dan Sasha sudah tidak mau berpikir lebih lama lagi.

    Sasha segera beranjak pergi ke kamar tidurnya dan tidur dengan keadaan galau tanpa bicara sepatah katapun ke suaminya itu. Tidak jauh berbeda dengan Sasha, Aldy juga terpaksa tidur dengan perasaan kacau. Mereka berdua hanya bisa berharap kalau disket itu tidak ditemukan oleh siapapun hingga diambil oleh Sasha esok harinya.

    Esoknya, Sasha segera berangkat ke kantornya pagi-pagi sekali dengan penuh kecemasan. Semoga saja tidak ada yang sempat melihat isi disket itu sebelum ia tiba dikantor. Sesampainya di kantor yang masih dalam keadaan sepi, Sasha tidak menyia-nyiakan waktu lagi.

    Segera dicarinya disket itu di atas mejanya beserta dengan tumpukan berbagai dokumen yang sekarang tersusun diatas mejanya. Sasha semakin panik dan bingung saat ia tidak berhasil menemukan disket itu. Padahal ia sudah mencari di tiap jengkal meja kerjanya, namun hasilnya nihil. Sasha yakin kalau disket itu terakhir kali ditaruhnya di atas meja kerjanya itu.

    “Pagi, Sasha!” tiba-tiba suara panggilan dari seorang pria mengejutkan Sasha. Sasha menoleh dan ia melihat Pak Anton sudah berdiri dibelakangnya. Perasaan Sasha makin kacau dengan munculnya pria yang paling tidak ingin ditemuinya saat itu. Namun Sasha berusaha mengontrol emosinya.

    “Pa…pagi, Pak!” jawab Sasha gagap.

    “Wah, kenapa pagi-pagi begini sudah rajin?” tanya Pak Anton sambil tersenyum pura-pura tidak mengetahui masalah Sasha.

    “Eh… tidak pak! Kemarin ada yang ketinggalan!”

    “Apa yang ketinggalan, Sasha? Disket?” tanya Pak Anton dengan santainya. Sasha bagaikan disambar petir mendengar pertanyaan Pak Anton itu. Berarti ada kemungkinan bahwa benda yang paling ingin dirahasiakannya malah sekarang berada di tangan orang yang paling berbahaya di kantor itu. Apalagi Pak Anton termasuk orang yang bisa mengakses isi disket

    “Ba… bapak, disketnya di tempat bapak?!” tanya Sasha seolah tidak percaya.

    “Hmm… Begini saja, bagaimana kalau kamu sekarang ikut ke ruangan saya?” ujar Pak Anton yang segera berjalan masuk ke ruangannya dengan diikuti oleh Sasha yang gelisah. Sasha tidak bisa menyembunyikan rasa tegang dan kegelisahannya yang terpancar jelas di raut wajahnya

    “Sasha, kenapa kamu gelisah begitu? Sayang lho wajah cantikmu jadi muram begitu.” Goda Pak Anton dengan santainya. seraya merebahkan dirinya di kursi kerjanya sementara Sasha duduk perlahan-lahan di hadapan Pak Anton. Sasha berusaha untuk tidak menghiraukan godaan Pak Anton, sekarang ia hanya fokus untuk mendapatkan kembali disket itu dan menjaga rahasia Aldy.

    “Kamu tahu, Sasha? Kemarin saya baru mengetahui kalau perusahaan kita bemasalah!” Sasha terhenyak mendengar perkataan Pak Anton itu. Apa mungkin Pak Anton sudah mengetahui rahasia Aldy? Perasaan Sasha kian berkecamuk, namun ia tetap berusaha untuk menenangkan diri.

    “Ma… masalah apa, Pak?” tanya Sasha berusaha untuk menutupi kegalauannya.

    “Begini, saya baru tahu kalau bagian keuangan perusahaan ini rupanya tidak beres! Padahal saya merasa kalau Pak Leo adalah orang yang jujur dan cermat. Rupanya pendapat saya salah!”

    “Maksud… Bapak?”

    “Disket yang kamu cari itu berisi bukti-bukti penggelapan pajak oleh Pak Leo yang dibantu oleh suamimu, kan?” seketika itu juga tubuh Sasha terasa lemas mengetahui kenyataan bahwa rahasia Aldy sudah diketahui oleh Pak Anton. Kepala Sasha sudah tidak bisa berpikir lagi karena kepanikannya dan rasa putus asa yang menyelimuti tubuhnya dengan pekat.

    “Tidak… pak…”

    “Jangan berkilah Sasha, kamu tahu tentang penggelapan ini kan? Ini berarti kamu terlibat dalam kasus ini! Buktinya, hari ini kamu sengaja datang ke kantor pagi-pagi sekali untuk mengambil disket itu!” ujar Pak Anton menakut-nakuti Sasha.

    “Tapi…” jawab Sasha dengan nada panik, kini ia malah ikut terlibat dalam kejahatan suaminya itu. Padahal tadinya ia sama sekali tidak bersalah dalam perkara ini.

    “Kamu tahu, kalian bisa dipenjara karena penggelapan ini! Lihat, jumlah uang yang digelapkan sudah sejumlah 530 juta rupiah! Disini juga ada bukti transfer uang ke rekening suamimu oleh Pak Leo.” ujar Pak Anton sambil menunjukkan angka-angka dan perincian di komputernya pada Sasha.

    Memang Sasha bisa melihat didalam disket itu tertulis lengkap aliran dana penggelapan itu dan termasuk di dalamnya beberapa nama yang bertanggung jawab. Sasha tertegun melihat jumlah nominal 85 juta rupiah yang ditujukan ke rekening Aldy. Bagaimana mungkin Ia tidak menyadari uang sebanyak itu masuk kedalam rekening suaminya? Sasha semakin menyesali sikapnya yang tidak pernah mengontrol kegiatan Aldy sehari-hari.

    “Nah, sekarang kita masuk ke pokok permasalahannya!” ujar Pak Anton dengan raut muka serius. Ia tahu kalau ini adalah kesempatan emasnya untuk menaklukkan Sasha, incarannya dari dulu itu. Namun, terlebih dahulu, ia harus memastikan bahwa Sasha dalam keadaan tidak bisa menolak permintaannya lagi.

    “Saya tidak bisa berdiam diri melihat adanya tindakan penggelapan yang merugikan perusahaan ini. Bagi saya, ini adalah sesuatu yang tidak boleh dibiarkan, apalagi sekretaris saya terlibat! Apa boleh buat, saya terpaksa melaporkan kalian ke aparat kepolisian!” ancam Pak Anton.

    “Tapi… tapi Pak…” Sasha mulai menangis sesunggukan. Ia merasa amat takut mendengar ancaman Pak Anton. Apalagi saat mendengar kata “polisi”. Sasha takut apabila mereka dipenjara. Siapa yang akan menjaga Alyssa, buah hati mereka yang masih kecil? Lagipula mereka tidak bisa lagi memperlihatkan muka mereka karena rasa malu akibat kasus ini belum lagi rasa malu yang akan ditanggung Alyssa kelak.

    “Tolong Pak… Saya akan berusaha untuk mengembalikan semua uang itu sesegera mungkin… Saya… saya juga baru tahu soal penggelapan ini dari Aldy kemarin malam…” jelas Sasha dengan suara terbata-bata.

    “Ini bukan masalah uang, Sasha! Ini masalah integritas! Kalaupun kamu mengembalikan uang itu, tidak ada jaminan kalau hal ini tidak akan terulang lagi!!” seru Pak Anton sambil melabrak mejanya dengan keras sehingga Sasha terkejut dan semakin gemetar ketakutan.

    Dalam hati, Pak Anton tersenyum melihat reaksi Sasha yang semakin ketakutan. Pak Anton semakin gencar menakut-nakuti Sasha, apalagi dilihatnya raut wajah penuh keputusasaan Sasha seolah sudah pasrah menerima nasibnya.

    “Pak… saya mohon!! Tolong jangan laporkan kami Pak… Saya bersedia melakukan apapun… asal bapak tidak melaporkan kami! Pak… Anak saya dirumah masih kecil… Kalau kami dipenjara, siapa yang akan merawatnya?” pinta Sasha dengan penuh keputusasaan.

    Akhirnya! Seru Pak Anton dalam hati, itulah kata yang dari tadi ia tunggu-tunggu keluar dari mulut Sasha. Sekarang Pak Anton memperoleh kesempatan langka untuk mendapatkan incarannya sejak lama itu.

    “Hmm… yah, saya bisa mengerti perasaanmu sebagai seorang ibu bagi anakmu. Saya bisa saja mendiamkan kejadian ini, tapi tentunya saya harus mendapat imbalan yang setimpal. Karena sebenarnya saya melanggar prinsip kejujuran dan integritas saya kalau saya menolong kalian.” Kata Pak Anton pongah.

    “Apa saja pak… apapun yang bapak minta, pasti saya lakukan… tapi tolong jangan laporkan kami…” ujar Sasha.

    “Kalau begitu, saya boleh minta kamu melakukan apapun?! Apa kamu serius?!” tanya Pak Anton dengan sorot mata tajam untuk memastikan takluknya Sasha.

    “Iya Pak… Saya serius…” Sasha hanya mengangguk pelan dan tertunduk pasrah menjawab pertanyaan Pak Anton itu.

    Pak Anton segera beranjak dari kursinya begitu mendengar pernyataan “kekalahan” Sasha itu. Ia lalu berjalan mendekati Sasha yang masih terduduk di kursinya dalam keadaan tertunduk lesu. Pak Anton mengamati tubuh Sasha secara seksama.

    Betapa gemasnya dirinya melihat Sasha, si cantik yang sudah lama diincarnya terduduk tanpa daya di kursi itu. Tangan Pak Anton tidak sabar lagi menjamah tubuh mulus Sasha dan menikmati kelembutannya.

    Tapi Pak Anton berusaha menjaga kesabarannya, tentu saja Ia masih menyimpan dendam dengan Sasha yang seringkali tampak menghindarinya dan tentu saja Sasha harus dihukum atas perbuatannya itu. Namun hukuman apa yang cocok untuk Sasha? Tiba-tiba, Pak Anton teringat dengan berita di pagi itu yang bertajuk

    “Kontroversi UU Nikah Siri”. Pak Anton tertawa lebar dalam hati. akhirnya ia berhasil menemukan cara yang sangat tepat untuk mempermalukan wanita cantik seperti Sasha.

    “Ehm… Sasha!” Pak Anton mendehem sejenak dan memanggil Sasha.

    “I…iya Pak…” jawab Sasha pelan.

    “Begini. Saya baru saja memutuskan untuk menjaga rahasia kalian berdua! Tapi tentu saja ada syaratnya!”

    Mendengar pernyataan Pak Anton, sejenak rasa gelisah di hati Sasha terlepas. Sekarang ia tidak perlu lagi khawatir akan rahasia Aldy yang terbongkar. Sasha berpikir bahwa syarat dari Pak Anton tentunya hanyalah untuk mengembalikan dana yang digelapkan, sehingga Sasha merasa kini ia hanya perlu mengembalikan uang itu.

    “Terima kasih, Pak Anton! Terima kasih! Saya akan menuruti kemauan bapak! Uang itu akan segera saya kembalikan!” ujar Sasha dengan lega.

    “Eeh? Tunggu dulu! Siapa yang menyuruh kamu untuk mengembalikan uang itu?” tanya Pak Anton dengan raut wajah mengrenyit.

    “Ma…maksud Bapak?” tanya Sasha yang kembali kebingungan.

    “Uang itu boleh kalian simpan! Saya tidak butuh uang kalian. Saya akan menganggap penggelapan ini tidak pernah terjadi dan bahkan disket ini akan saya kembalikan dengan satu syarat yang harus kamu penuhi sendiri dan tentunya itu tidak berkaitan dengan uang kalian!”

    “A… apa Pak?” Sasha semakin penasaran dengan syarat Pak Anton.

    “Saya minta kamu untuk menikah siri dengan saya!” jawab Pak Anton dengan tegas tanpa keraguan sedikitpun. Seketika itu pula Sasha serasa tersambar petir mendengar ucapan Pak Anton. Ia amat terkejut hingga tidak percaya akan syarat yang diucapkan Pak Anton barusan.

    “Apa…?!”

    “Wah, ternyata belum jelas ya?”, Pak Anton menggelengkan kepalanya sejenak. “Saya minta agar kamu menikah siri dengan saya! Kawin kontrak!” tegas Pak Anton sekali lagi.

    Perasaan Sasha terguncang hebat saat kembali mendengar ucapan Pak Anton itu. Ia merasa dihina dan direndahkan sekali saat diberikan syarat seperti itu. Lagipula, ia sudah bersuami dan tidak mungkin ia memenuhi permintaan nikah siri Pak Anton yang juga berarti ia mengkhianati cinta suaminya itu.

    “Tidak… tidak mungkin, Pak! Saya tidak mau!” Sasha segera beranjak pergi menuju pintu keluar ruangan itu. Namun belum sempat ia keluar, kembali terdengar suara Pak Anton dari belakang.

    “Baiklah kalau begitu, saya rasa kalian harus siap menitipkan anak kalian di panti asuhan untuk sementara!” mendengar suara Pak Anton itu, sekujur tubuh Sasha terasa lemas dan tenaganya menghilang. Apalagi saat mendengar nasib yang menunggu anaknya itu.

    “Pikirkan lagi, Sasha. Kamu bisa menjaga rumah tanggamu dan menyimpan uang kalian tanpa kurang sepeserpun dengan memenuhi syarat dari saya! Lagipula, kamu hanya akan menikah siri, dan mas kawin kita bisa kamu simpan! Tentu saja, hal ini akan jadi rahasia kita berdua saja. Aldy dan orang lain tak perlu tahu! Saya bisa menjamin kerahasiaan pernikahan kita!” bujuk Pak Anton. “Sasha, ingat kalau masalah ini adalah akibat ulah Aldy! Untuk apa kamu tetap setia padanya?! Dia yang membuatmu mendapat masalah seperti ini, bukan?!” tambahnya.

    Mendengar bujukan Pak Anton, membuat Sasha merasa tidak punya pilihan lain lagi.

    “Kapan… pak?!”

    “Hm?!”

    “Kapan… bapak mau menikahi saya?” tanya Sasha dengan terbata-bata. Pak Anton tidak bisa menyembunyikan kegirangannya lagi. Akhirnya mimpinya sejak lama terwujud juga! Sasha, idola para lelaki di kantor akan segera menikah dengannya.

    “Erhm! Kalau begitu, saya minta kamu untuk menyiapkan diri. Minggu depan, saya akan meminta Pak Leo untuk mengadakan perjalanan keluar kota dengan Aldy selama seminggu penuh, saya yakin dia tidak akan menolak saya dengan posisinya sekarang! Kamu sendiri, tolong siapkan keperluanmu untuk pernikahan kita nanti. Saya akan menjemputmu dan anak kalian begitu Aldy lepas landas!” terang Pak Anton.

    Sasha hanya mengangguk pelan mendengar instruksi Pak Anton. Pak Anton lalu mengembalikan disket itu ke Sasha setelah mengcopy isi disket itu ke komputernya.

    “Ini untuk jaminan.” ujar Pak Anton sambil tersenyum memuakkan saat mengcopy isi disket itu. “Kalau kamu macam-macam, kamu tahu akibatnya!” ancamnya kembali pada Sasha. Sasha hanya tertunduk lesu saat mengambil kembali disket itu.

    Begitu pulang, Sasha menyerahkan disket pada Aldy itu sambil menahan perasaannya seolah tidak terjadi apapun di kantor hari itu. Bagaimanapun juga, Sasha berusaha menjaga rahasia barunya itu demi keutuhan rumah tangganya dan juga untuk masa depan Alyssa.

    Beberapa hari kemudian, semua yang dikatakan Pak Anton terjadi. Aldy dan Pak Leo terbang ke Sulawesi untuk urusan dinas. Tentu saja, Pak Leo terpaksa berangkat karena perintah Pak Anton yang merupakan atasan tertinggi di kantor itu, ditambah dengan sedikit “paksaan” berkaitan dengan penggelapan pajak itu. Namun baik Aldy maupun Pak Leo sama sekali tidak tahu apa tujuan Pak Anton sebenarnya. Sasha yang sudah tahu akan peranannya mempersiapkan dirinya sebaik mungkin.

    Pagi-pagi sekali, Pak Anton tiba dirumah Sasha dengan sedan berwarna putih sekitar jam 8 pagi. Pak Anton tersenyum melihat Sasha yang sudah menunggu di pekarangan rumahnya dengan menggendong Alyssa dan membawa sebuah koper besar.

    “Wah, sudah lama ya menunggu? Ayo masuk!” ujar Pak Anton tersenyum sambil membuka pintu mobilnya dan mempersilahkan Sasha dan Alyssa masuk.

    Sasha segera menuruti perintah Pak Anton tanpa bicara sepatah kata pun. Koper Sasha dimasukkan ke bagasi dan mobil itu pun segera melaju ke daerah Puncak. Perasaan Sasha kacau balau dalam perjalanan itu. Kepalanya dipenuhi berbagai macam pikiran yang terus menyiksanya, apalagi kalau mengingat ia sedang mengkhianati Aldy saat ini.

    Pikiran Sasha terasa buntu karena kelelahan dan ia pun tertidur dalam perjalanan. Akhirnya, mobil itu sampai di sebuah villa besar yang kemudian diketahui merupakan villa milik Pak Anton. Waktu saat itu menunjukkan pukul 12 siang saat itu. Mobil itu langsung diparkir masuk kedalam garasi dan Sasha dibawa masuk melalui pintu samping villa yang megah itu.

    “Nah, Sasha. Kamu boleh bawa Alyssa untuk beristirahat di kamar lantai atas. Saya akan menunggu kamu diruang tamu.” Ujar Pak Anton sambil memberikan kunci kamar untuk Sasha.

    Sasha mengambil kunci di tangan Pak Anton dan menidurkan Alyssa di kamar itu. Setelah memastikan kalau Alyssa sudah tidur, Sasha segera beranjak keruang tamu untuk menemui Pak Anton. Pak Anton tersenyum lebar saat melihat Sasha turun dari lantai atas.

    “Bagaimana, Alyssa sudah tidur?” tanya Pak Anton.

    “Sudah pak…” jawab Sasha pelan.

    “Bagus! Ingat, selama kamu ada di villa saya, kamu harus menuruti semua perintah saya tanpa menolak sedikitpun! Kalau kamu menurut, saya jamin kamu tidak akan menyesal, tapi kalau sekali saja kamu membangkang, saya akan memastikan kalau nasib rumah tanggamu hancur sama sekali! Kamu mengerti?!” ancam Pak Anton dengan suara keras.

    Sasha hanya mengangguk pelan. Sasha sudah tahu kalau sekarang ia sudah didalam cengkraman kekuasaan Pak Anton dan tidak mungkin lagi baginya untuk mundur. Sekarang ia hanya memasrahkan dirinya untuk menuruti kemauan Pak Anton. Pak Anton segera beranjak berdiri dan mendekati Sasha. Pak Anton lalu berjalan berputar mengelilingi Sasha yang berdiri di tengah ruangan itu sambil mengamati tubuh molek Sasha.

    Senyum Pak Anton yang memuakkan tampak jelas saat melihat-lihat kulit putih mulus Sasha, pantat Sasha yang bulat dibalik celana jins yang dipakai Sasha maupun dada Sasha yang tampak membusung karena sempitnya blouse putih yang dipakai Sasha. Pak Anton merasa amat beruntung karena akan segera mendapatkan “istri” secantik Sasha. Wajah Pak Anton bagaikan anak kecil yang baru saja mendapatkan mainan baru dan tidak sabar untuk memainkan mainan itu.

    “Hmm… Pak penghulu baru bisa datang jam 4 sore nanti. Sekarang baru jam setengah 2. Kita punya banyak waktu untuk bersiap-siap!” gumam Pak Anton.

    “Ayo, ikut saya!” Pak Anton menarik lengan Sasha dan membimbingnya ke kamar mandi. Sasha hanya mengikuti Pak Anton tanpa memberontak.

    Sasha tertegun sejenak saat melihat luasnya kamar mandi villa itu yang dilengkapi bathtub marmer seperti sebuah kolam kecil. Pak Anton tidak lupa memberi wewangian lavender sehingga aroma lavender terpancar dari kamar mandi itu. Pak Anton lalu memutar keran air sehingga air hangat memancar dari keran dan mengalir memenuhi bathtub itu. Sambil menunggu air hangat memenuhi bathtub itu, Pak Anton segera melepaskan semua pakaiannya sehingga tubuhnya telanjang bulat tanpa sehelai benangpun.

    Sasha takjub saat melihat ukuran kemaluan Pak Anton yang sudah mengacung keras. Penis yang gemuk dan panjang itu berukuran jauh lebih besar daripada penis Aldy, sekitar 20 cm. Tonjolan otot urat kemaluannya terlihat jelas dan berkilat menantang.

    “Ayo, kamu juga! Lepaskan semua bajumu!” perintah Pak Anton yang segera dituruti Sasha.

    Mula-mula Sasha menurunkan celana jinsnya sehingga terlihatlah sepasang jenjang kaki yang mulus dan indah. Paha Sasha yang padat dan bulatan elok pinggulnya tampak begitu indah dipadukan dengan pinggangnya yang ramping dan elok. Sebuah celana dalam putih masih terpasang melindungi daerah selangkangan Sasha.

    Pak Anton berdecak kagum melihat bayangan pantat Sasha yang bulat dan padat dibalik celana dalam putih itu. Jarang sekali dilihatnya wanita dengan pantat sebagus itu. Sasha kemudian melepas blousenya sehingga tubuhnya kini hanya tertutup oleh sebuah bra berwarna putih berenda dan celana dalam putihnya.

    Tubuh putih mulus Sasha tampak terawat dengan sangat baik. Payudaranya yang berukuran sedang namun padat tampak serasi dengan ukuran tubuh Sasha dan semakin mempercantik bentuk tubuhnya, walaupun dada cantik itu masih tertutup oleh mangkuk bra Sasha. Sasha berhenti sejenak melepas pakaiannya, wajahnya tampak memerah karena malu dan keraguan terpancar jelas dari raut wajahnya.

    “Lho? Kenapa ragu-ragu? Ayo, lepas semuanya! Atau kamu mau saya yang melepaskan?” hardik Pak Anton, namun Sasha hanya diam terpaku.

    “Ya sudah kalau begitu!” Pak Anton mendekati tubuh Sasha.

    Tangan Pak Anton segera melepas kait bra Sasha sehingga bra putih berenda itu pun terlepas dan jatuh ke lantai, menampakkan kedua payudara Sasha yang kini menggantung indah di dadanya. Otomatis kedua tangan Sasha bereaksi cepat menutupi payudaranya. Namun Pak Anton sudah memegang kedua sisi pinggiran celana dalam Sasha dan melorotkannya dengan cepat melewati jenjang kaki mulus itu.

    Sasha tampak kebingungan untuk menutupi wilayah-wilayah vitalnya tapi Pak Anton langsung menarik turun tangan Sasha yang menutupi payudaranya. Akhirnya tubuh Sasha terpampang jelas, telanjang bulat dihadapan Pak Anton. Pak Anton tidak henti-hentinya berdecak kagum melihat keindahan dan kemolekan tubuh Sasha itu.

    Kewanitaan Sasha tampak terawat dan hanya tampak sedikit ditumbuhi rambut-rambut halus yang rapi. Mata Pak Anton langsung jelalatan melihat indahnya bentuk tubuh Sasha, yang bahkan tidak pernah dilihatnya di film-film porno

    “Waduh… benar-benar badan yang bagus sekali!” puji Pak Anton. Sasha hanya memalingkan mukanya yang memerah karena malu. Baru kali ini ada orang yang melihat tubuh telanjangnya selain Aldy, suaminya itu.

    PLAAK! “Aduh!” Sasha menjerit saat tangan Pak Anton menepuk keras bongkahan pantatnya yang mulus.

    “Ayo, masuk ke bak mandinya!” perintah Pak Anton sambil mendorong pantat Sasha ke depan. Sasha pun terpaksa memasuki bathtub itu. Pak Anton lalu menyusul masuk dan merebahkan dirinya di sudut bathtub itu. Sasha hanya terduduk kebingungan dihadapan Pak Anton.

    “Sha, ayo ke sini!” ujar Pak Anton seraya melambaikan tangannya. Sasha dengan patuh mendekatkan dirinya ke tubuh Pak Anton. Pak Anton segera merangkul Sasha sehingga tubuh mereka berdua berhimpitan.

    “Ayo, kamu menyandar di badan saya!” kata Pak Anton seraya menyandarkan tubuh lembut Sasha kedadanya.

    Sasha berusaha untuk menyamankan dirinya dengan bersandar di perut buncit Pak Anton yang kenyal seperti bantal itu, walaupun bulu-bulu lebat di dada Pak Anton terasa mengganggu punggungnya.

    Sasha berusaha menghilangkan pikirannya yang sedari tadi terus berkecamuk dengan cara menikmati air hangat itu. Selama beberapa saat, Pak Anton meresapi nikmatnya berendam di air hangat sambil ditemani seorang wanita secantik Sasha.

    Sesekali Pak Anton menciumi rambut panjang Sasha yang wangi ataupun memeluk erat tubuh Sasha, seolah meresapi kelembutan tubuh wanita cantik itu. Pak Anton tersenyum mensyukuri keberuntungannya. Sasha, si pujaan para lelaki di kantor itu kini sepenuhnya miliknya; akhirnya ia telah mendapatkan intan yang amat berharga itu.

    “Sasha. Ayo kamu berdiri di tengah, sayang!” perintah Pak Anton sambil melepaskan pelukannya ditubuh Sasha.

    Sasha segera bergerak menuju ketengah bathtub itu dan berdiri mematung disana. Dengan air hangat setinggi lutut itu, tubuh Sasha tampak terpampang jelas. Kilatan air yang membasahi tubuhnya juga menimbulkan kesan sensual apalagi dengan uap-uap disekitar permukaan air yang seolah menciptakan panorama indah bagi pemandian seorang bidadari yang cantik seperti Sasha.

    Pak Anton sendiri tak hentinya terkagum-kagum melihat pemandangan itu. Pak Anton segera beranjak keluar dari bathtub itu dan mengambil sebuah baki kayu yang berisi sabun, sponge, shampoo dan berbagai peralatan mandi. Pak Anton lalu kembali masuk ke dalam bathtub itu dan berjalan mendekati Sasha.

    “Nah, Bapak mandikan ya, Sasha?” tanya Pak Anton sambil tersenyum cengengesan.

    Sasha sendiri sudah tahu tujuan Pak Anton pasti berbeda dari hanya sekedar “memandikan” dirinya, namun Sasha juga tidak tahu apa rencana Pak Anton sesungguhnya. Bahkan Aldy sendiri yang tak lain merupakan suami Sasha tidak pernah bercinta dengannya di kamar mandi, sehingga Sasha masih belum berpengalaman tentang percintaan di kamar mandi.

    “Hyaa?” Sasha menjerit kaget saat merasakan cairan sabun beraroma mawar yang sejuk dan licin itu dituangkan ke pundaknya sehingga meluber ke punggungnya yang mulus.

    Pak Anton mulai beraksi, tubuhnya ditempelkan di punggung Sasha dan digosokkannya sabun itu ke tubuh Sasha lewat tubuhnya seperti sebuah sponge.

    Sasha merasa agak risih karena tubuh Pak Anton yang berbulu lebat itu bergesekan dengan tubuhnya yang mulus, apalagi saat merasakan penis Pak Anton yang besar itu sesekali bersentuhan dengan pantatnya seiring dengan gosokan tubuh Pak Anton. Pak Anton sendiri berusaha untuk meresapi kelembutan tubuh Sasha yang digosok-gosok dengan badannya yang gemuk.

    Pak Anton tidak cepat puas, ia lalu menuangkan sabun cair itu ketelapak tangannya dan segera meremas dada cantik milik Sasha dari belakang sambil sesekali mengusapkan sabun itu ataupun memencet puting susu Sasha dengan pelan, sehingga punggung dan dada Sasha kini dipenuhi dengan busa sabun.

    “Achh…” desah Sasha pelan saat Pak Anton memencet puting susunya sambil mengocok-ngocok payudaranya. Sasha bisa merasakan kalau penis Pak Anton terasa agak sedikit membesar saat “memandikan” tubuhnya itu.

    Perlahan-lahan, jangkauan tangan Pak Anton semakin turun kebagian bawah tubuh Sasha. Dengan pelan diusapkannya sabun itu ke perut ramping Sasha, jari kelingkingnya tiba-tiba mencolek pusar Sasha sehingga Sasha mengaduh pelan. Setelah menyabuni perut Sasha, Pak Anton lalu melanjutkan aksinya dengan menyabuni pinggang Sasha dengan pelan, seolah meresapi keelokan lekuk tubuh Sasha di telapak tangannya.

    “Nah, saya juga harus membersihkan tubuhmu di sini juga!” ujar Pak Anton sambil membelai pantat Sasha. Kembali sabun cair itu dituangkan Pak Anton, namun kali ini ke bongkahan pantat Sasha. Pak Anton lalu mulai memijat pelan pantat Sasha dengan kedua telapak tangannya.

    “Aah… ehmm…” Sasha merasa agak rileks dengan pijatan itu.

    Pak Anton juga memijat pinggang Sasha dan menekan pinggul wanita itu, sehingga muncul gelombang rasa geli yang mulai mendera tubuh Sasha dari pantat dan pinggangnya. Lama kelamaan, Sasha pun mulai merasa gairah seksualnya terbangkitkan oleh rasa nyaman dan nikmat dari pijatan itu.

    “Kya… Haah!” desahnya pelan saat Pak Anton menekan tulang pinggangnya.

    “Sasha, lebarkan pahamu dan menungginglah!” perintah Pak Anton yang dituruti dengan patuh oleh Sasha.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Album Foto Gadis Pamer Memek Merah Merona – Kumpulan Foto Telanjang 2018

    Album Foto Gadis Pamer Memek Merah Merona – Kumpulan Foto Telanjang 2018


    2620 views

    Perawanku – Tak hanya itu cewek gatel ini juga rupanya pamer selangkangan yang berisi memek kenyal berbulu tipis. Adegan panas ini seakan menantang agan-agan sekalian untuk mengisep-isep pentil toketnya yang mulus serta menyodok memek lembut yang sudah ngangkang ini. Berikut adalah galeri foto cewek imut bugil dengan toketnya yang gede menantang tersebut :

     

  • Cerita Sex Selingkuhi Tetangga Sampai Hamil – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sex Selingkuhi Tetangga Sampai Hamil – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1565 views

    Perawanku – Sebut saja aku Gladis. Aku berusia 28 tahun. Aku sudah menikah namun belum dikaruniai anak. Kata orang aku cantik dan memiliki daya tarik. Kadang aku selalu menutup auratku dengan berhijab Namun kadang aku juga tak mengenakannya. Aku memang masih dalam tahap penyesuaian untuk benar-benar berhijab. Kulit putih dan tubuh sintalku selalu aku tutupi dengan pakaian modis ala hijabers atau baju yang sopan jika aku sedang tidak berhijab. Selain wajahku yang cantik aku memiliki payudara yang termasuk besar namun aku tak suka memamerkannya aku malah risih dan menginginkan payudara yang berukuran kecil. Entah saat aku mengenakan hijab atau tidak payudaraku selalu memiliki daya tarik tersendiri dan menjadi santapan para pria nakal. Dasar Pria, pikirannya selalu cabul.

    Aku merupakan seorang ibu rumah tangga. Sebelumnya aku merupakan seorang wanita karir namun setelah menikah Mas Reza menyuruhku untuk berada di rumah saja. Mas Reza lah yang berhasil meminangku. Kini usia pernikahan kami memasuki 1 Tahun. Banyak yang bilang kami pasangan yang serasi yang satu cantik dan yang satu tampan. umurnya pun tak beda jauh dariku. Mas Reza bekerja sebagai pimpinan di sebuah Bank. Secara financial kami bisa dibilang mapan.
    Aku memang sudah lama berpacaran dengan Mas Reza. Bahkan kami sudah melakukan hubungan terlarang sebelum kami menikah. Mas Reza memang pintar merayu ku dan berhasil menggodaku untuk menyerahkan keperawananku pada saat itu. Mas Reza memang memiliki nafsu sex yang tinggi. Disetiap ada kesempatan Mas Reza selalu menyetubuhiku, entah itu di rumahku, dirumahnya atau kadang kita menyewa kamar di Hotel. Mas Rezalah yang mengajariku bercinta dari yang tadinya pasif hingga aku aktif bermain dalam bercinta. Namun walau aku sudah mengenal nikmatnya bercinta hanya dengan Mas Rezalah aku melakukannya. Setelah 5 tahun berpacaran kami akhirnya menikah.

    Setelah beberapa bulan tinggal rumah orang tuaku, akhirnya kami berhasil membeli rumah walaupun berada di pinggiran ibu kota. Rumah minimalis 2 lantai tersebut berada di sebuah Cluster yang didalamnya hanya ada terdapat beberapa rumah dengan bentuk yang sama tanpa pagar pembatas.

    Mas Reza semakin giat bekerja, gairah keintiman kami mulai berkurang seiring dengan beban pekerjaannya yang kian bertambah. Apalagi sekarang Mas Reza selalu pulang malam dan pergi pagi sekali. Karena memang jarak dari rumah ke kantor memang agak jauh. Seperti pada malam ini kulihat suami ku yang berada disebelahku nampak sudah tertidur pulas. Padahal aku sedang bergairah. Ku pelorotkan celana pendeknya dan ku telanjangi bagian bawah tubuhnya. Kulihat penisnya yang nampak sedang tertidur. Ku pegang batang lemah penisnya itu, ku genggam dan kubelai lalu ku kocok secara perlahan. Secara alamiah semakin lama penisnya terasa mengeras akibat kocokan tanganku. Aku mulai menjulurkan lidahku, kujilati kepala penisnya lalu turun batang penisnya. Lalu setelah itu ku kulum batang penisnya.

    “Hmmmmm Mah…”
    suami ku mulai bereaksi dan mulai membuka kedua matanya.

    “Aduh mah besok kan papah mesti kerja. Nanti aja pas weekend papah bakalan puasin mamah”ujar suamiku

    “Pah, mamah lagi on. Please pah sekali saja”ujarku

    “ya udah mah maen cepet aja. Mamah aja yang gerak papah capek”ujarnya

    Aku langsung menurunkan CD ku. Ku angkat gaun tidurku lalu ku posisikan diriku diatas tubuh suamiku dalam posisi WOT. Liang senggamaku yang sudah basah mulai menyentuh kepala penisnya yang sudah tegang karena ulahku. Ku genggam penisnya dan kuarahkan masuk ke liang memekku sambil kuturunkan tubuhku.

    “Blessss”

    “Hhhhhmmm Pahhhh”desahku

    Kurasakan penis suamiku sudah masuk seutuhnya tertelan di dalam liang memekku. Aku mulai menggoyangkan pinggulku maju mundur menggoyang penisnya. Penisnya terasa penuh diliang senggamaku. Semakin aku menggoyang pinggulku rasa nikmat semakin menjalar ke seluruh tubuhku.

    “hmmm, ooohhhhh, ahhhhhhhh”

    “Pah, mainin toked mamah dong Pahhhhh jangan tidur terus”

    “Ohhhhhh, Ahhhhhhhhh”

    Aku terus menggerakan pinggulku. Sambil satu tanganku meremas-remas payudaraku. Satu-satunya penis yang selalu menusuk di liang memekku itu bergerak mengikuti irama goyanganku.

    “Hhhhmmmm Masssss”

    “Bangun Massssss”

    “Entotin aku Masssss”

    Mas Reza mulai terpancing ajakanku. mungkin dia juga merasakan kenikmatan atas jepitan liang memekku. Mas Reza nampak mulai membangunkan badannya lalu kami pun berciuman dengan ganasnya. Mas Reza mulai aktif bermain. Tangannya mulai menuruni kedua tali gaun tidurku lalu memelorotkannya. Kedua payudaraku tak dibiarkan bergelantung dengan bebas. Tangannya langsung menangkap, meremas-remas dan kadang memilin kedua putingku. Aku semakin bergairah kareba mendapat rangsangan darinya.

    “nakal kamu Mah. Kamu harus dihukum”ujarnya setelah menyudahi aksi ciuman kami

    Aku masih bergoyang dan bibirnya kini mulai mengulum dan menyedot-nyedot putingku. Membuat tubuhku semakin sensitif dan terasa begitu nikmat.

    “Ohhhhhhh Pahhh, terus hisap puting mamahhh.. Ohhhh”desahku

    Aku semakin tak tahan. Liang memekku semakin basah saja. Aku sedang mengejar Orgasmeku. Gerakan pinggulku semakin liar dan Lidah Mas Reza semakin menari2 dan menggelitik diputingku. Aku tak tahan lagi.

    “ohhhhhhhh, ahhhhhhhhhh, ahhhhhhhhh”

    “Pah, aku mau hmmmmm aku mau…..”

    “aku mau sampe pahhhh”desahku sambil menjambak rambut suamiku

    “Aaaaaaahhhhhhhhhhh”

    Kurasakan orgasme menerpaku. Rasa nikmat menjalar keseluruh tubuhku dengan reaksi cairan cintaku yang semakin membanjiri liang memekku. Mas Reza, cerita seks selingkuh dengan tetangga menyadari bahwa aku sudah mencapai klimaksnya. lalu kini dia yang mengambil alih permainan bercinta kami. Aku lalu ditidurinya dibukanya kedua kakiku lalu mas Reza kini sudah berada diatasku Lalu penisnya kembali melesat didalam liang memekku.

    “Ohhhhhhh Pahhhhhh”desahku

    Mas Reza mulai memompa penisnya di liang memekku. Pinggulnya bergerak maju mundur dengan cepat di liang senggamaku. Mas Reza sepertinya ingin buru-buru menuntaskan permainan cinta kami.

    “PlakkkkkPlokkkkkkPlakkkkkkk”

    “Ahhhhhhhh,Ohhhhhhh,Ahhhhhhh”

    “Ohhhhh mahhhh Papah”

    Kurasakan Penisnya mulai berdenyut di dalam liang memekku. Mas reza sedang mengejar orgasmenya.

    “Papah, papah sampeeeee”

    “Ohhhhhhhhhh”

    “crotzzz,crotzzzz,crotZzzz”

    Mas Reza pun menumpahkan cairan cintanya di dalam liang memekku.

    Samar-samar ku dengar bel rumahku berbunyi. Aku mulai terbangun dari tidurku. Kulihat Mas Reza sudah tak berada di sampingku lagi. Kulihat ke arah jam ternyata sudah menunjukan jam 10 pagi. Ternyata aku kesiangan, tubuhku masih telanjang dan kurasakan ada bercak-bercak sperma di perutku. Mas Reza pasti sudah menggauliku lagi. Aku beranjak dari tempat tidurku. Berjalan cepat ke Kamar mandi untuk membilas tubuhku. Lalu ku kenakan gaun tidurku lagi tanpa mengenakan pakaian dalam. Aku rerburu-buru karena bel rumah ku terus berbunyi lalu ada suara orang memanggil-manggil namaku.

    “Gladisss”

    “Ting Tong Ting Tong”

    “iya, sebentar”jawabku

    Ku buka pintu rumahku ku dapati. Sella dan Mas Baim tetangga rumahku nampak bengong melihat kearahku. Aku pun mulai tersadar karena sinar matahari tepat kearahku dan nampak menerangi tubuhku yang masih mengenakan pakaian yang sexy. Aku jadi risih sendiri mendapat tatapan nakal tetanggaku terutama dari Mas Baim yang nampak mesum menatap tubuhku terutama kedua tokedku. Aku biasanya selalu mengenakan pakaian sopan. Mungkin baru kali ini Mas Baim melihatku dengan pakaian seperti ini.
    “Hello Sella, Mas Baim ada apa ya kok malah pada bengong”jawabku

    “Oh my god Gladis kamu sexy banget say, pantes Mas Reza betah dirumah mana toked kamu gede banget lagi say”jawab sella lalu melihat ke arah suaminya yang nampak masih terbengong

    “Auwwwww”ujar Mas Baim karena mendapat cubitan dari Sella

    “Mata dijaga ya. Awas ya Pah kalau sampai konak ngeliatin Gladis nggak aku kasih jatah sebulan”ujar Sella

    “yah jangan dong Mah. Lagian kan yang ngegoda papah Gladis tuh”ujar Mas Baim yang tak mau disalahkan

    “eh enak aja ya Mas Baim”jawabku sambil tertawa

    Sella lalu mengusir Mas Baim yang nampaknya sedikit kecewa. Kuajak Sella masuk kedalam rumahku dan kami pun mulai asik mengobrol. Sella ternyata ingin memberiku oleh-oleh karena dia habis berlibur ke Bali bersama misuanya. Sella dan aku memang mulai memiliki hubungan yang dekat. Begitupun Mas Baim dan juga Mas Reza. Mungkin karena kami seusia dan rumah kami juga bersebelahan. Sella tak kalah cantik denganku. Bahkan aku iri dengan tubuh Sella yang nampak proporsional dengan ukuran payudaranya yang pas tidak begitu besar dan juga kecil. Sella sama sepertiku belum memiliki anak dan juga merupakan seorang ibu rumah tangga. Namun yang berbeda adalah pekerjaan suami kami. Mas Reza merupakan pegawai kantoran sedangkan Mas Baim merupakan kontraktor yang bekerja jika memang sedang ada proyek.

    Setelah asik mengobrol Sella kembali kerumahnya sedangkan aku kembali beraktifitas sebagai ibu rumah tangga. Tak hanya Sella dan Mas Baim saja namun aku juga masih memiliki tetangga yang belum begitu ku ke kenal. Sebagai warga baru aku memang harus aktif berkenalan dengan para tetanggaku yang lainnya.

    Seperti biasa sore ini Mas Reza mengabariku bahwa dia akan pulang malam. Kulihat kearah luar hari sudah menjelang sore. Aku bingung mengisi waktuku dengan apa. Memang sudah waktunya aku memiliki anak, Namun Tuhan belum memberikannya. Padahal aku dan Mas Reza selalu mencoba dan aku pun tahu kalender kesuburanku. aku mulai mempelajarinya semenjak pacaranku dengan Mas Reza sudah tak sehat lagi, aku tak mau kebobolan apalagi sampai hamil diluar nikah. Apalagi Mas Reza pada waktu itu malas sekali mengenakan kondom. Dasar Pria maunya enaknya saja gilaran tekdung pada lepas tanggungjawab. Cerita Sex Tetangga,Kisah Seks Tetangga,Tetangga Hamil,Kisah Seks Tetangga,Cerita Dewasa Tetangga,Ngentot Tetangga

    Akhirnya sore itu kuputuskan untuk berkunjung ke rumah Sella.

    “Ting Tong Ting Tong”bel rumah Sella

    “Sellaaaaaaa”ujarku

    “iya sebentar Dis”jawab suami Sella dari dalam rumah

    Kulihat Mas Baim membukakan pintu rumah. Mas Baim nampak memamerkan tubuh atletisnya dengan lilitan handuk yang menutupi tubuh bagian bawahnya

    “Mau main ya Dis. Masuk aja”ujarnya

    “ih Mas abis mandi ya. Sellanya ada di rumah nggak”tanyaku

    “ya nih abis mandi, mau dimandiin sekalian nggak Dis. Sella juga lagi mandi tuh”ujarnya

    “Ih Mas Baim nakal, aduin ke Sella nih”ujarku

    “Ye, jangan Dis bahaya, kan Mas cuma bercanda. Ya udah masuk aja yuk”ajaknya

    “nggak deh Mas. Kalau gitu nanti malem aja aku mainnya”ujarku lalu kembali ke rumahku

    Malam harinya aku kembali bermain ke rumah Sella. Kini aku sudah berada didalam rumahnya. Ku lihat Sella nampak sedang di pijit oleh terapis pria.

    “Mas Baim keluar ya Sell”ujarku

    “Iya lagi ada penawaran proyek katanya”jawab Sella

    “gila berani juga Sella dipijit ma terapis cowok nggak ada suaminya”ujarku dalam hati

    Namun aku salah sangka. Tenyata terapis itu bukannya cowok tulen. tetapi cowok melambai.

    “Sis, ikutan di pijit yuk. Tince jamin ueeeenak dan bikin badan seger”tawar sang terapis

    “Ya udah Dis. Abis Tince mijit aku dia mijit kamu ya say”ujar Sella

    “aduh gimana ya. Aku nggak pernah di pijit cowok say”jawabku

    “yeeee, tince ini cewek yang menjelma jadi cowok say. Jadi nggak bakal bisa konak dia. Lagian dia udah langganan aku say. Aku jamin aman”jawab Sella

    “tapi kalau kamu mau dipijit jangan disini. Nanti si Baim nepsong Lagi liat kamu telanjang Say. Kita pindah ke kamar aja yuk”ujar Sella

    Kami pun beranjak ke dalam kamar Sella. Sella sudah tak malu Lagi dan melepaskan kainnya yang menutupi tubuh telanjangnya. Tubuhnya begitu putih dan mulus. Mungkin kalau si Tince lelaki Tulen Sella sudah di cabulinya atau bahkan di perkosanya. Sella kini sudah tidur tengkurep diatas kasurnya lalu tangan Tince dengan cekatan mulai kembali memijitnya. Sella nampak relax dan semakin lama sepertinya dia sudah tertidur. Tak terasa waktu terus berjalan. Aku yang sedang sibuk main Hp diberitahu Tince kini giliranku untuk dipijit namun aku ragu jika harus telanjang apalagi ini di rumah orang. cerita seks ml dengan tetangga sexy enak dan nikmat.

    “udah sis nggak usah takut ma Tince. Kalau pijitan Tince nggak enak sis nggak usah bayar”ujarnya

    “tapi jangan dsini Tince. Pindah ke rumahku aja yuk”jawabku

    “kasian dong sis masa Sella kita tinggal gitu aja. Udah disni aja nggak apa-apa”ujar Tince

    “ya udah deh”jawabku

    “tapi jangan kenceng-kenceng ya Say. Aku nggak begitu suka dipijit”jawabku sambil membuka pakaian yang ku kenakan

    “badannya bagus banget Sis, perawatan ya. Itu melon apa toked gede bingitz”ujar Tince

    “Apaan sih Tince, iyalah tubuh harus dirawat biar suami nggak berpaling”jawabku

    “alah sis cowok mah kalau dasarnya nakal mau secantik apa istrinya tetep aja maen juga diluaran”ujar Tince

    “hihihi iya juga sih”jawabku sambil menikmati pijatan tangan Tince

    Aku mulai merasa relax dan nyaman. Pijatan tangan Tince begitu nikmat memijat badanku. Pantas saja Sella dengan cepat langsung tertidur. Aku semakin lama semakin tenggelam dalam pijatan tangan Tince yang membuatku relax dan mengantuk lama-lama aku pun tertidur.

    “Ahhhhh, Ohhhhhhh teruss Ko, sodokin memek Sella”desah Sella

    Samar-samar kudengar Sella terus mendesah mengganggu tidurku saja. Aku mulai membuka mataku ternyata kamar ini nampak terang. Kulihat disebelahku Sella nampak sedang disetubuhi oleh seorang pria yang tak ku kenal. Namun pria itu bukan Mas Baim. Sella pun menyadari bahwa aku sudah terbangun. Dan menghentikan permainan cintanya bersama pria asing itu.

    “Sella, whattt??”ujarku kaget segera kulihat tubuhku yang masih telanjang namun ternyata terselimuti dengan baik oleh bed covernya.

    “hihihi Dis, pake acara bangun kamu. Ganggu aku aja. nyenyak juga ya tidur kamu”

    “UdahTenang aja aku nggak ngapain-ngapain kamu kok”ujar Sella

    “Tapi Sell, kok kamu gituan sama cowok lain. Kamu selingkuh Sell”ujarku

    “No,no,no tuh Mas Baim lagi duduk disana”ujar Sella

    Kulihat kearah Mas Baim yang sedang duduk di pojokan dengan tubuh telanjangnya tangannya memegang penisnya namun penisnya terlihat tak berereksi.

    “mba temennya boleh juga tuh”ujar pria asing itu

    “lo sentuh dia. Lo gue end”jawab Sella

    “Cuma bercanda mba Sella”jawab pria itu

    Cowok itu nampak memandangku dengan penuh nafsu. Sekarang aku malah bingung untuk bertindak.

    “jadi gini Dis. Aku dan Mas Baim punya masalah dalam hubungan Sex. Mas Baim penisnya susah untuk berereksi. Dan ini Riko temannya Mas Baim yang selalu membantu kami dalam hubungan sex”ujar Sella

    Aku mulai menangkap apa yang dimaksud Sella. Jadi Mas Baim ternyata penisnya tidak bisa berereksi. Aku tak menyangka padahal tubunya terlihat Atletis, maco dan tampan. Sedangkan pria bernama Riko itu badannya biasa saja penisnya tidak begitu besar namun panjang dan terlihat agak bengkok keatas.

    “sudah berapa lama kalian begini”selidikku

    “sudah lama Dis. Memang malam ini sudah dijadwalkan. Namun aku lupa memberitahu Mas Baim bahwa ada kamu disini. Tolong jaga rahasia ini ya Dis dari Mas Reza juga”ujar Sella

    “ya Sell aku janji bakal jaga rahasia ini. Ya udah aku kalau gitu pulang aja deh Sell”ujarku

    “okey. Aku mau pindah kamar. kamu pake buju dulu Say”ujarnya

    “Pahh anter Gladis dulu ya”ujar Sella lalu bangkit dan mengajak Riko untuk pindah kamar

    “Iya Mah tenang aja”jawab Mas Baim

    “Mas Baim kok nggak keluar. Aku mau pake baju nih”ujarku

    “nggak usah malu Dis. aku udah lihat kamu telanjang. Percuma juga burung ku tetep nggak bangun tuh. Ya udah aku tunggu diluar deh”ujarnya

    “tunggu, tunggu Mas. Jadi pas aku tidur tadi Sella ngasih lihat tubuh telanjangku gitu”ujarku terkaget

    “Iya Dis tapi tenang aja kita nggak aneh-aneh kok. Aku penasaran sama tokedmu kali aja bisa ngebangkitin burungku, ternyata zonk juga”ujarnya lagi

    “Masa sih Mas, udah ngeliat toked aku nggak bangun juga. Nih aku kasih lihat lagi tokedku apa bener itu kamu nggak bisa bangun Mas”ujarku sambil memperlihatkan kedua bongkahan payudaraku

    Mas Baim nampak menelan ludahnya.

    “jujur aku Nafsu Dis tapi percuma juga kalau punyaku nggak bisa bangun”ujar Mas Baim dengan mimik kecewa

    Dan benar saja kulihat burung Mas Baim masih nampak layu. Kasian juga aku melihatnya. Kutangkap ekspresi putus asa di wajahnya. Mas Baim pun melangkah keluar kamar. Aku mulai menyadari kegilaan ku yang dengan spontan memamerkan kedua tokedku sama mas Baim. Gila juga aku. Aku segera mengenakan baju ku. Lalu aku beranjak untuk kembali ke rumahku. Sebelum keluar rumah Sella, aku mendengar samar-samar suara desahan Sella yang sedang bersetubuh dari kamarnya. Kasian juga Mas Baim tidak bisa menikmati istri cantiknya. Tega juga Sella bercinta di depan suaminya.

  • Cerita Sex Kepergok Ayah Novia Ketika Aku Di Rumah Sang Primadona SMA

    Cerita Sex Kepergok Ayah Novia Ketika Aku Di Rumah Sang Primadona SMA


    1310 views

    Perawanku – Cerita Sex Kepergok Ayah Novia Ketika Aku Di Rumah Sang Primadona SMA, Hari yang membosankan buat galang, hari ini tak ada yang bisa dikerjakannya, mau jalan keluar..males ga ada teman. nonton DVD membosankan , semua koleksi sudah filmnya sudah ia tonton. Akhirnya ia hanya bermain gitar mencoba lagu lagu baru. saat itulah handphone nya berdering. lanjut…..

    “hallo…?” galang mengangkat telepon
    “hai galang..ini gue….novia..” suara manis terdengar di ujung sana.

    Novia adalah salah satu primadona di sma galang, selain cantik juga dia juga pintar, namun entah kenapa sampai sekarang dia belum punya pacar, padahal yang menyatakan cinta cukup banyak

    “iya kenapa via..?”
    “sibuk ga…..?” tanya Novia
    “kenapa emangnya…..?”
    “mau ga ke rumah gue….ajarin gue main gitar dong………”
    “kamu mau belajar gitar…..?” tanya Galang
    “iya….kayaknya lihat orang main gitar asik banget…..makanya aku kepengen…bisa ya,,…?”

    Galang berpikir sejenak, sebelum akhirnya meng iyakan.
    “ok..deh…gue kesana sekarang…..”
    “thanks galang……see u…” Galang pun bersiap menuju rumah Novia, tak lupa ia bawa gitar kesayangannya.

    Rumah Novia terletak di kompleks perumahan elit, ayahnya adalah seorang pengusaha sukses, sedangkan ibunya adalah dokter di sebuah rumah sakit terkemuka di Jakarta. sesampainya disana, galang sempat agak bingung mencari bel pintu yang ternyata tersembunyi di balik tanaman.

    suara bel terdengar nyaring ke dalam rumah, dan tak lama terdengar suara pintu pagar dibuka
    ‘hai..Galang…masuk yuk…….” ternyata Novia sendiri yg membukakan pintu.

    Galang sempat terpana melihat novia yg kelihatan cantik siang itu, senyumannya, rambutnya yg panjang diikat ke belakang semakin memperjelas kecantikannya, ia memakai celana jeans pendek ketat, dan kaos putih press body , membuat mata Galang tak bisa lepas dari dua tonjolan di dada Novia, dan pantatnya ..hmmmm.

    “ribet banget mau masuk ke kompleks ini ya…?” kata Galang
    “oo..satpam depan ya…..emang gitu sih….demi keamanan juga katanya …ya gitu deh….”
    “gitu ya..”“langsung ke kamar aku aja yuk….biar bebas……”ajak Novia

    Galang memang sempat beberapa kali mengantar Novia pulang , namun ini pertama kalinya ia masuk ke dalam rumahnya. Jelas sekali rumah ini mempunyai kelas tinggi, seluruh perabotannya adalah yg terbaik dan termahal.

    Sambil mengikuti novia menuju kamarnya, tatapan mata galang tak lepas dari goyangan pantat Novia saat berjalan..hmmm…otak kotor Galang mulai muncul.galang segera membuang pikirannya itu dan berusaha terlihat cool dan berjalan dengan mantap seolah tak ada apa apa.

    Galang tak dapat menyembunyikan kekagumannya melihat kamar Novia , yang mirip bahkan mungkin lebih bagus daripada kamar hotel bintang lima. Kamarnya punya akses langsung ke kolam renang pribadi, khusus Novia…. sungguh mengagumkan.

    “gila..kamar kamu keren banget…..”
    Novia tersenyum dan berkata , ” asalnya ini kamar kakak aku..dia sekarang kerja di Jerman…aku pake deh kamarnya..”

    Galang duduk di sofa yang ada di situ sementara Novia mengambil gitarnya dari dalam lemari.
    “gitarnya bagus…yamaha…….hebat hebat…” kata Galang setelah Novia memperlihatkan gitarnya.

    Novia tak menjawab hanya tersenyum…..senyuman yg menggetarkan hati Galang. Galang segera mengambil gitar tuanya menyetemnya sejenak dan ia siap memulai pelajaran.

    Novia mengikuti cara galang memegang gitar dan memperhatikan dengan serius segala yg dikatakan Galang. Novia mencoba memainkan gitarnya, namun yg keluar cuma nada sumbang. sejenak mereka berdua berpandangan dan mulai tertawa bagai anak kecil

    “aduh..susah ya….” kataNovia
    “ahh..santai aja..baru pertama kali kok…..wajar..” kata Galang
    satu getaran terjadi saat itu, seolah emosi keduanya menyatu atau apalah.

    Galang mulai merasa nyaman dan betah bersama Novia , begitu juga sebaliknya. selama dua jam, galang mengajarkan nada dasar, lagu lagu sederhana, chord, dan posisi jari. Terakhir Galang memberi contoh bermain gitar dengan menyanyikan lagu romantis ‘my heart’ .

    Novia terlihat terpesona dengan permainan Galang apalagi lagunya adalah favoritnya banget. ia pun ikut bernyanyi sesuai dengan lagu aslinya.

    lagu my heart selesai, keduanya masih saling berpandangan penuh emosi dan cinta, bibir mereka perlahan saling berdekatan, namun belum sempat bertemu tiba tiba Galang menarik diri.

    “ehh..udah sore nih…aku pulang ya….” kata Galang
    “OOH..gitu..ya udah deh…..” kata Novia nadanya terdengar kecewa
    “minggu depan aku kesini lagi deh….kamu latih aja dulu yg tadi aku ajarkan ..ok…?’
    “ya udah…..minggu depan ya…..” Novia mengantar Galang keluar, dan sebelum pulang ia mencium pipi Galang. membuat Galang pulang diantar dengan berbagai khayalan indah.

    malamnya di kamar Galang , ia berpikir tentang hari ini, bibir mungil Novia, dan tatapan pasrahnya terus mengganggu dia, berbagai pikiran kotor kembali memenuhi kepalanya.

    ‘ga deh…jangan……dia tuh anak orang kaya..jet set..kelas atas..elite….sementara gue…….kagak deh..ga bakal sanggup gue…..” batin Galang , ia pun tertidur dan bermimpi tentang Novia tanpa busana.

    Minggu berikutnya Galang kembali datang ke rumah Novia, kali ini pintunya terbuka dan sebuah mobil mewah terpakir di halaman. Rupanya ayah Novia ada di rumah, dan ia memandang curiga ketika Galang masuk dengan vespa kebanggaannya.

    “cari siapa…..?” tanya ayah Novia angkuh
    “Novia ada..oom…saya Galang…..saya….”
    “ooh…yg kasih les gitar ya…..” ayah Novia memotong
    “betul oom….”
    “Novia..sayang…Galang udah datang nih…..” teriak ayah Novia matanya terus menatap tajam Galang dari ujung kepala sampai kaki, seolah sedang menyelidiki.

    Tatapan mata ayah Novia mulai membuat Galang tak nyaman, untunglah tak lama Novia keluar dan ia masih cantik seperti biasanya ,

    “hei..masuk yuk….”ajak Novia
    “permisi oom..” kata Galang sopan , namun tak dijawab oleh ayah Novia, dalm hati ia berkata ” sombong amat..”
    Novia langsung mengajak Galang ke kamarnya.
    “ga apa apa nih via..” tanya Galang khawatir
    “ga apa apa , bebas kok..cuek aja…”

    Galang mencoba tersenyum pada Novia, dan dibalas pula dengan senyuman yang manis.
    “ya udah..dimulai yook….” kata Galang

    mereka memegang gitar masing masing, dan memulai memainkannya, dan ternyata walau belum terlalu lancar, Novia sudah memainkannya lebih baik.

    “wahh..lumayan tuuh…” puji Galang
    “siapa dulu dong gurunya….” kata Novia lalu tersenyum.
    tiba tiba pintu kamar Novia terbuka, dan ayahnya masuk
    “sayang..ayah berangkat dulu….sudah ditunggu…mau oleh oleh apa dari singapura..?”
    “apa aja deh ayah…” kata Novia sambil mencium ayahnya
    “dah..sayang…” kata ayah Novia lalu keluar tanpa mempedulikan Galang disana.

    tak berapa lama terdengar suara mobil meninggalkan rumah, Novia pun kembali ke gitarnya. Galang memberikan pelajaran lanjutan sambil terus mengobrol. ternyata selain cantik dan pintar, wawasan musik Novia juga tidak memalukan. setelah beberapa jam akhirnya mereka beristirahat. Novia melakukan peregangan tangan ke atas kepalanya, membuat dadanya terbusung ke depan, membuat Galang salah tingkah

    “makasih ya Galang..kamu baik banget…” kata Novia
    “sama sama…” jawab Galang tak ada ide mau bilang apa lagi
    “eh..Galang..aku mau berenang ,..ikut yukk..?” kata Novia sambil membuka pakaiannya, di dalamnya ia mengenakan bikini.
    “eh..ya silakan aja…” kata Galang semakin salah tingkah.. Galang bersandar di sofa , dengan gitar dipangkuannya, jarinya refleks memetik metik senar perlahan.

    matanya tak bisa lepas dari tubuh molek Novia yg hanya terbungkus bikini, pantatnya bergoyang indah saat ia melakukan pemanasan, perlahan lahan penis Galang mulai hidup. sebelum menceburkan diri ke kolam Novia sempat berbalik, memperlihatkan sebagian buah dadanya yg montok membuat Galang menelan ludah.

    “ayo dong…ikutan…..” ajak Novia
    ‘aduuh..sorry deh..ga bawa baju nih…”
    ‘ya udah….” kata Novia dan meloncat masuk ke kolam renang.

    Galang tak bisa menahan diri untuk mendekati kolam, namun ia hanya duduk di pinggir kolam, bermain air dengan kakinya. setelah beberapa lama berenang, Novia pun keluar dari kolam dan ikut duduk di samping Galang. puting susu terlihat tercetak menggoda dari balik bikininya.

    “Galang…makasih ya…..kamu udah ajarin aku main gitar…” kata Novia manja
    “ooh..iiya..iya…..” Galang salah tingkah.
    “boleh ga aku memberi ucapan terima kasih…?’ kata Novia sambil memandangi galang.

    Galang membalas tatapan mata Novia, sambil perlahan bibirnya mendekati bibir Novia, dan menekannya lembut saat bersentuhan, ciuman mereka begitu lama dan panas, sementara jari Novia perlahan merayap turun dan menyentuh gembungan di balik celana Galang.

    sementara Galang dengan perlahan dan lembut membuka bagian atas bikini novia, memperlihatkan bulatan penuh buah dada ranum. Galang dengan sedikit ragu meremas buah dada Novia, namun hanya sesaat, kemudian ia kembali larut dalam permainan panas ini.

    kini buah dada Novia telah diraup oleh mulut Galang, dijilati dan digigiti dengan lembut, membuat Novia merintih penuh rasa nikmat….dan kemudian Galang menggendong novia ke dalam dan membaringkannya di sofa, sementara Novia tersenyum pasrah….

    “kamu cantik sekali …” gumam Galang

    Tangan Galang menjelajahi seluruh tubuh Novia, seirama dengan meleburnya hasrat mereka berdua. Galang mencium wajah Novia, matanya, lalu lehernya. bau kolam renang bercampur dengan harum tubuh Novia. ciuman Galang terus menurun ke tubuh Novia, pada buah dadanya, pada perutnya. Galang menikmati tiap jengkal tubuh mulus Novia, diciuminya dan dijilatinya bagai permen.

    Novia melebarkan kakinya saat ciuman Galang semakin turun ke bawah. dengan cekatan Galang melepas bagian bawah bikini Novia, memperlihatkan hadiah istimewa. Vagina Novia terlihat indah di mata Galang, bibirnya bagai kupu kupu , lembab, dengan clit pink basah diantaranya.

    jemari Galang perlahan menyusuri bibir vagina itu, tubuh Novia menggelinjang menikmati rangsangan tersebut. tak tahan lagi , dengan satu gerakan galang menjilati bibir vagina novia, menyedot dan menggigit lembut, lidahnya menyapu clit Novia , membuatnya semakin menggelinjang dan mengerang bagai kesakitan. hal ini membuat Galang makin bersemangat.

    Tiba tiba Novia berbalik posisi, kini Galang yang terbaring di sofa, dan dengan cekatan giliran Novia yang membuka celana Galang, membuat penisnya langsung keluar dan tegak berdiri. Novia mengambil posisi diantara kaki Galang, dan menggegam penis galang dengan dua tangan, perlahan memijit dan mengocoknya penuh perasaan.

    “penis kamu bikin aku geregetan Galang…..” kata Novia manja.

    Galang bagai tersihir, tak mampu berkata apa apa selain menggeram nikmat. kemudian dengan gerakan yg erotis, Novia menjilat kepala penis Galang sekali, sangat perlahan, lalu tersenyum menggoda , dan bicara dengan nada yg menggoda pula..

    “terusin jangan…ya……?”
    tak perlu jawaban , Galang mendorong kepala novia lebih dekat ke penisnya.

    Novia mengecup penis itu sebelum memasukan ke dalam mulutnya, segera kehangatan kenikmatan menjalari seluruh tubuh Galang, penisnya kian mengeras. sambil tetap menggengam penis diujung bawah, mulutnya mulai bergerak naik turun sepanjang penis Galang, dan disaat bersamaan memijit dan mengocok lembut, naik turun.

    Galang melihat ke bawah, menyibakkan rambut Novia, kini ia bisa melihat penisnya meluncur timbul tenggelam ke dalam bibir sensual Novia. sedotan Novia makin lama makin keras, Galang merasa tak akan bertahan lama jika terus begini.

    “Novia….aku….mau..sekarang….” kata kata Galang tak jelas

    Novia mendongak dan tersenyum, penis tak lepas dari mulutnya. Novia kemudian mendorong kepalanya lebih dalam sehingga seluruh penis galang masuk ke dalam mulutnya, sampai ke ujung tenggorokan.

    Dia bertahan di posisi itu sejenak, lalu perlahan kembali menyusuri penis dengan bibirnya, ia sangat menikmati hal itu, apalagi melihat wajah Galang yang belingsatan.

    Novia kemudian menghisap kepala penis satu kali, memainkan lidahnya disana, lalu menelan kembali seluruh penis Galang. kali ini rupanya ia tersedak, ia melepas penis Galang , terbatuk batuk lalu tersenyum manis pada Galang.

    “saatnya tiba..Galang sayang….” kata Novia, sambil bergerak ke atas tubuh Galang mencari posisi yang tepat. Penis Galang bersentuhan dengan paha dalam Novia, bulu bulu halus vagina sedikit menggelitik Galang.

    Novia meraih penis Galang, mengarahkannya ke vaginanya, mengesek geseskan sejenak di bibir vaginanya. sampai akhirnya Galang merasakan penisnya mulai terbenam di vagina Novia saat ia merendahkan tubuhnya.

    Penis Galang menerobos masuk, menyeruak sempitnya vagina ,terasa hangat dan nikmat. Galang meraih pantat Novia, dan menariknya, berusaha untuk membuat penisnya masuk lebih dalam.

    “aduhh..ga muaat…aahhh..” erang Novia.

    perlahan dan teratur, novia mulai menggerakan naik turun tubuhnya diatas Galang. mereka berdua saling menatap sejenak, Novia merendahkan tubuhnya dan mereka pun saling berciuman, nafsu birahi semakin berirama indah di antara mereka, menyatukan mereka dlam gairah panas membara.

    Novia mengerang saat mereka berciuman, lidah mereka bertemu dan saling menari. Galang tiba tiba merasakan rasa hangat yg berbeda menjalari penisnya, saatnya segera tiba. penis Galang mengeras bagai baja dalam lingkup kehangatan, basahnya vagina Novia, suatu efouria mulai muncul makin lama makin kentara.

    “Galang…ahhh..ahhh….”
    “via….aku bentar lagi…uuughhhh…”

    gerakan naik turun Novia semakin cepat, makin cepat makin cepat. dan… keduanya mengerang hampir bersamaan saat kenikmatan bercinta datang menghampiri mereka berdua,

    “oooohh..galaaaaannng…ahaaaaaaahhhhhhh…” Novia berteriak
    Galang hanya menggeram, saat cairan cintanya menyembur keluar cukup banyak. Setelah selesai, tubuh Galang terasa relax, ia berbaring antai di sofa, sementara Novia ambruk di atas tubuhnya, keduanya bermandikan keringat.

    “ooh…Galang…kamu ternyata luar biasa….” kata Novia pelan
    Galang hanya tersenyum, mereka kemudian berciuman mesra.Tiba tiba terdengar suara mobil masuk dan suara orang masuk.

    “celaka..ayah…..kenapa sudah pulang…” Novia terlihat panik .
    Galang hanya terdiam terpaku saat ayah Novia masuk ke dalam kamar., ayah Novia sangat terkejut melihat anaknya telanjang bulat bersama lelaki yg tadi dia acuhkan.

    “NOVIA….!!!!!APA APAAN KAMU……!!!!!!”
    Galang terpaku tak tahu harus berbuat apa saat tiba tiba ayah Novia masuk ke kamar itu dan memergoki mereka berdua tanpa busana, sudah jelas mereka tidak sedang bermain catur.

    “celaka ..mati gue….” gumam Galang, ketakutan terpancar di matanya.
    “jadi …selama ini kalian hanya berbuat mesum saja disini…..?” kata ayah Novia dengan nada tinggi.
    “ayah..tapi Novia……” Novia hendak berkata namun segera dipotong oleh ayahnya.
    “tapi apa lagi…..memangnya kamu pikir ayah goblog…..sejak kapan belajar gitar harus telanjang seperti ini!!! ”

    Galang tak mampu berbuat apa apa, hanya dalam hati ia berdoa semoga bisa lolos dari masalah ini.

    Ayah novia mendekati anaknya dan memandangi tubuh bugil anaknya cukup lama ,“kamu ini……mau belajar gitar apa belajar jadi pelacur…!!!!!…sama gembel lagi….!!!!”Disebut gembel, harga diri Galang agak terusik, namun ia kembali terdiam, ia tidak dalam posisi yang menguntungkan.

    “beruntung penerbangan ayah di cancel…ayah sudah menduga ada yg tidak beres dengan kamu dan guru gitar kamu ini……kamu ini……..kamu..” kata ayah Novia tak mampu berkata kata sambil menatap buah dada anaknya yg ranum.

    “dan kamu anak muda….” tiba tiba ayah Novia berbalik pada Galang.
    “aku sudah tahu siapa kamu, aku selalu menyelidiki siapa siapa saja yang mendekati anakku….dan kamu tahu…anak muda…..aku bisa dengan mudah membuat kamu dan keluarga kamu sengsara dan hidup di jalan….paham!!!!!” lanjutnya.

    Sebenarnya banyak kata kata yg ingin dikeluarkan Galang dari benaknya, namun ia menyadari, dalam posisinya sekarang, satu kata salah, maka seluruh keluarganya akan tidur di jalan, ayah Novia punya cukup kekuasaan untuk berbuat itu.

    Novia terduduk di ranjang, isakan tangisnya membuat tubuhnya terguncang guncang, membuat buah dadanya bergerak naik turun. Dan sial bagi Galang, hal itu justru malah membuat birahinya naik lagi, perlahan penisnya kembali menegang…..

    ” aduh celaka….” gumam Galang ketika ayah Novia memandanginya dengan marah saat melihat Galang kembali terangsang.
    “anakku memang menggairahkan…betulkan anak muda…?” kata ayah Novia
    “mm..maksud..bbbapak…..” Galang tergagap
    PLAKKKK!!!!!! tiba tiba ayah Novia menampar galang.
    “jangan pura pura goblog!!!!!”

    Galang terdiam sambil memegang pipinya yang terasa panas.
    “kamu menikmati tubuh anakku kan……?”
    Galang terdiam

    “kamu sangat menikmati tubuh Novia …..ya kan…..?”
    Galang tetap tak menjawab.
    “baik….kamu duduk disamping anakku sekarang..ayo cepat!!!” perintah ayah Novia pada Galang.

    dengan patuh dan bingung Galang duduk di samping novia, sementara ayahnya mengambil kursi dan duduk dihadapan mereka.

    “baik…..kalau kamu memang suka tubuh anakku, coba kamu elus elus pahanya..ayo…” perintah ayah Novia yg membuat keduanya terkejut.
    “ayah….tapi…..” Novia mencoba protes.
    “diam!!! sekarang kalian berdua ikuti perintah ayah..atau gembel temen kamu ini akan dapat masalah besar.” kata ayah Novia.

    Galang dan Novia saling berpandangan bingung juga khawatir. Novia kemudian mengangguk pelan agar Galang lebih baik patuh pada perintah ayahnya. Dengan masih ragu ragu dan sedikit risih, Galang mengelus paha mulus Novia sambil terus ditonton oleh ayah Novia.

    “buka paha kamu lebar lebar novia…..” perintah sang ayah.

    Novia membuka pahanya lebar memperlihatkan vaginanya, sedangkan elusan galang mulai merambah ke bagian dalam paha Novia dan makin ke atas.

    “ayo…sentuh vaginanya….itu kan yang kamu mau…?” kata sang ayah.

    Galang memandang ayah novia, berusaha menebak apa yg ada dipikiran lelaki ini, apakah ini sebuah jebakan..?? namun ayah Novia justru balik melotot dan menyuruh segera melakukan perintahnya. Perlahan elusan Galang naik ke atas dan menyentuh vagina Novia, jari jarinya menyusuri naik turun bibir vagina Novia. erangan dan rintihan mulai terdengar keluar dari bibir Novia.

    Galang berpaling pada ayah Novia, namun ia terkejut karena ayah Novia sedang membukai pakaiannya, sementara melepas pakaian pandangannya tak lepas dari Galang dan Novia, suatu ekspresi aneh terpancar dari wajahnya, ia kemudian memijat mijat penisnya sendiri sambil tak melepas pandangan pada anaknya. Galang mulai merasakan situasi akan menjadi lebih tak terduga.

    Galang kemudian kembali berkonsentrasi pada Novia, ia terus menerus melakukan rangsangan pada vagina Novia, vagina itu kian basah, ia belum berani berbuat lebih jauh lagi tanpa perintah dari sang ayah, meskipun kini penisnya sudah menegang menagih kenikmatan lebih, aliran darah seolah bergerak cepat di kepalanya.

    “sekarang kamu jilati vaginanya..ayo…” perintah sang ayah selanjutnya

    Galang membungkukkan kepalanya dan mulai menjilati vagina Novia, dan tanpa mempedulikan apa apa lagi , Galang mulai menikmati semua ini. Novia sendiri pun kelihatannya sudah tak peduli apa apa lagi, ia memejamkan mata sambil menggigit bibirnya, kadang terdengar rintihan yg keluar dari bibirnya.

    Sambil menjilati vagina Novia , Galang mengelus paha mulus gadis itu kadang kemudian ia meremas pantat Novia. kepalanya terbenam semakin dalam diantara paha gadis cantik itu.

    Galang mendengar ayah Novia bergerak mendekat , dan sepertinya sang ayah masih melakukan masturbasi sambil melihat anaknya dari dekat.

    “tubuh anakku memang nikmat kan anak muda…..? hmm..kamu menikmatinya kan…..?dan buat kamu Novia , kalo kamu memang mau jadi pelacur…biar ayah yang ajarkan kamu jadi pelacur….” kata ayah Novia.

    saat mendengar hal itu Galang mendongakkan kepalanya, dan ia sempat terkejut melihat Novia sedang menggenggam dan menjilati penis ayahnya sendiri bagai menjilati permen loli, bahkan kemudian walau terlihat sedikit ragu tapi akhirnya ia mengulum penis ayahnya sendiri di mulutnya.

    Terdengar gumaman dan erangan dari bibir Novia saat penis ayahnya bergerak keluar masuk di mulutnya. Galang masih terpaku memandangi dua tubuh telanjang , ayah dan anak sedang melakukan oral sex.

    “anak muda….berdiri kamu..” kata ayah Novia.
    Galang pun berdiri dan ayah Novia segera berdiri disampingnya, kemudian ia menyuruh Novia untuk mengoral penisnya dan Galang .

    Novia kemudian berlutut di depan kedua pria itu , mengenggam kedua penis itu dengan tangannya dan secara bergantian mengocok dan mengulum kedua penis itu, dengan gerakan cepat.

    saat Novia mengulum penis Galang, ia memandang wajah Galang. Dari sinar matanya, Galang dapat melihat keterhinaan dan rasa malu Novia melakukan semua ini, apalagi pada ayahnya sendiri. Namun saat itu Galang sudah tak perduli lagi, birahinya sudah naik ke ubun ubun, ia bahkan mendorong penisnya semakin masuk ke dalam mulut Novia , membuat gadis itu tersedak.

    saat kemudian Galang merasakan akan orgasme , ia menahan kepala Novia dan membiarkan spermanya menyembur masuk ke dalam mulut Novia. Tiba tiba ayah Novia menarik tubuh anaknya ke kasur dan langsung menindihnya, buah dada Novia ia remas dan ia sedot sedot kasar, membuat Novia mengerang ngerang tak jelas.

    Novia dan Galang saling beradu pandang, Galang melihat sinar mata Novia kian meredup, dan samar ia melihat tetesan air mata terjatuh dari mata indah itu.

    ayah Novia lalu mengambil posisi diantara kedua kaki anaknya , mengarahkan penisnya pada vagina yg sudah basah, dan hanya dengan satu gerakan , penis itu meluncur masuk.

    “aaaaaaaaawwwww……..” jerit Novia saat penis ayahnya memasuki tubuhnya, ayahnya mulai bergerak teratur menggenjot tubuh anaknya sendiri.
    “ini yg kamu mau kan…hmmm…? kamu mau jadi pelacur kan….hhmmm…?” kata ayah Novia sambil terus semakin intens genjotannya.

    Galang hanya mampu memandangi adegan itu, di satu sisi ia merasa kasihan dengan Novia tapi di sisi lain ia sangat menikmati hal ini, pemandangan seperti ini dulu hanya ia lihat di vcd bokep, tapi hari ini ia menyaksikan sendiri seorang gadis cantik yang disetubuhi ayahnya sendiri.

    Ayah Novia mengangkat kaki anaknya makin tinggi dan lebar dan mendorong penisnya masuk semakin dalam, sementara erangan dan rintihan makin jelas terdengar dari mulut Novia, air matanya pun kini mulai deras mengalir.

    makin lama gerakan ayah makin cepat, sampai akhirnya tubuh ayah Novia terlihat menegang, wajahnya merengut, dan ia segera menarik keluar penisnya, dan menyemburkan penisnya di buah dada Novia, sebagian mengenai wajah anaknya.

    Sperma nya bagai tak berhenti terus keluar,semburan demi semburan membasahi buah dada Novia yang bergerak naik turun.

    “kamu benar anak muda ..tubuh anakku memang sangat dashyat dan juga nikmat…” kata ayah Novia pada Galang.

    kemudian ia mengelus elus kepala anaknya, mencium keningnya dan kemudian berkata,“nah..begitu cara jadi pelacur yang baik, …..nanti malam ayah akan ajarkan lagi bagaimana jadi pelacur yang baik….”kemudian ia keluar dari kamar itu sambil bersiul siul puas

    sekeluar ayah Novia, Galang baru berani mendekati Novia yg tengah menangis di tempat tidur. Galang berusaha menghiburnya dan menenangkannya ,namun Novia menyuruh Galang agar lekas pulang.

    Galang mengerti, mungkin ia butuh waktu untuk sendiri, ia pun memakai pakaiannya kembali, membereskan gitarnya dan bersiap untuk pulang., sebelum keluar ia menatap untuk terakhir kalinya Novia yg masih terisak isak di tempat tidur dengan tubuh telanjang.

    selama perjalanan pulang , ia terus mengingat dan membayangkan pada apa yang baru saja terjadi, ia tak pernah mengira niatnya mengajari Novia bermain gitar berubah menjadi sebuah petualangan sex yang tak terduga.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cewe Cantik Ikat Dengan Mantra

    Cewe Cantik Ikat Dengan Mantra


    1468 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cewe Cantik Ikat Dengan Mantra ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Aku berjalan gontai menuju rumahku sambil bersiul-siul kecil. Di pelupukku terbayang hal-hal yang indah-indah. Mulai saat ini aku akan dapat menaklukan wanita secantik apapun di dunia ini, karena aku sudah mendapatkan ilmu Lebur Jiwa dari Mbah Suro. Jangankan Rani yang telah menolak cintaku, Dian Sastro pun pasti berlutut di depanku. Tapi yang terpenting aku harus membuktikan kesaktian ilmu Lebur Jiwa malam ini juga.

    Aku melangkah masuk ke pekarangan rumah. Sepi sunyi tak ada hawa manusia. Kemana semua orang hingga pintu depan harus dikunci? Aku segera membuka pintu dengan kunci serep yang kubawa. Didalam rumaHPun sepi senyap. Aku segera menuju ruang makan. Secarik kertas menempel di meja makan. “Wan, kami pergi duluan ke rumah Oom Dhar di Semarang. Kalau sudah sampai rumah, segera menyusul. Ayah.” Bosan! Apa enaknya sendirian di rumah.
    Mana nggak ada makanan di kulkas lagi. Dengan malas aku pergi ke warung Mak Rani di ujung jalan. Tapi setibanya aku sampai di warung Mak Rani. Wowww, suit.. suit.. ada cewek cantik bener! Wajahnya oval agak indo, bibirnya seksi, bola matanya kecoklat-coklatan, dan bodynya.. wow montok banget! Gemuk dikit, tapi pas sama tingginya yang kira- kira 170-an, pakai rok mini dan baju ketat lagi. Cuman kurang ramah, waktu aku godain doski malah cemberut. Kebetulan nih! Bisa buat bahan percobaan! Kalau yang indo saja mempan, apalagi yang jawa tulen, iya nggak? Cewek itu keluar dari warung. Aku mengejarnya, dengan segera melafal mantra yang sudah aku hafal sebelumnya.

    “Geni abang nafsu abang, manjingo ing jabang bayine Wawan Bara. Geni abang napsu abang, manjingo ing jabang bayine wanito ing netro. Geni abang napsu abang, lebur dadi siji ing lebur jiwo. Leburen jiwane manungal ing jabang bayine Wawan Bara. Lebur.. lebur.. lebur..”
    “Nona!” Aku panggil gadis itu sambil menarik tangannya sehingga dia berbalik menghadap padaku dan wuss.. Hembusan nafasku menyembur menerpa wajahnya sekali.
    Dan aku tinggal menanti reaksinya saja, menamparku ataukah..
    “Iya, ada apa Wan?” Berhasil! gadis itu menjawabku dengan senyum ramah, bahkan manja.
    Berarti mantraku berhasil! Tanpa basa-basi lagi, langsung saja gadis itu aku ajak ke rumahku. Kami duduk-duduk di ruang tamu.

    Dan tak lupa aku mengunci semua pintu dan jendela dari dalam, telponpun aku blokir agar tak ada yang mengganggu acaraku sore ini. Gadis itu nampaknya merasa nyaman bersamaku.
    “Nama kamu siapa?” tanyaku membuka percakapan.
    “Aku Rasti.” jawabnya manis.
    “Kamu kok bisa tahu namaku, apa kita pernah berkenalan?”
    “Nggak. Tapi aku merasa kita sudah lama banget kenal. Sekarang ini aku merasa seperti merayakan reuni denganmu.”
    “Oh, begitu. Kalau begitu mesti dirayakan dong.”
    “Iya. Harus dirayakan.”
    “Kau mau minum?” tawarku disambut dengan anggukan.
    “Panas atau dingin?” “Apapun yang kau mau.” jawab Rasti ringan.
    “Apapun yang aku mau?” ulangku. Rasti mengangguk dengan senyum lebar.
    “Kalau selain minuman?” tanyaku mengejar.
    “Apapun yang kau mau aku bersedia, Wan.” jawab Rasti mendekat ke arahku.
    “Apapun?” tanyaku sekali lagi.
    “Apapun.” Rasti tersenyum menggoda.

    Tangannya menjamah tanganku lalu menuntunnya ke arah pahanya yang sekal. Digesernya tanganku yang gemetaran terus naik hingga menyingkap rok mininya sampai pada pangkal paha. Cd pink bergambar kupu-kupu bersembunyi di balik rok yang sudah tersingkap itu. Tiba-tiba saja aku merasakan k0ntolku menegang. Mata Rasti sayu sedikit terkatup, meresapi setiap sentuhan jemariku di kulit pahanya.
    Cewek itu kemudian mendekatkan bibirnya padaku dan cup.. bibir kami saling mengecup. Sekali lagi bibir kami menyatu dan ehemm.. Rasti melumat bibirku penuh perasaan. Batang k0ntolku semakin mengacung sedang nafas kami mulai naik turun tak beraturan. Rasti memapah tanganku melingkar di pungungnya lalu menuntunnya untuk melucuti rok mininya. Rok mini warna hitam itu bablas hingga ke lantai dan aku bisa dengan leluasa menikmati paha Rasti yang indah. Aku ciumi paha Rasti yang mulus bagus itu bolak balik sampai pangkal paha.
    “Uuuff.. Wan.. aku minta yang panas saja..,” desis Rasti sambil melepas kaos ketat dan BHnya sekaligus kemudian melepas kaos yang kupakai.

    Aku berdiri melepaskan jeansku. Rasti menyusulku dan segera menjejalkan lidahnya ke dalam mulutku. Kami saling memeluk hingga buah dada Rasti menempel di dadaku. Keempukan buah dada Rasti membuat aku geli hingga membuatku merinding. Lalu bibir Rasti menurun menjelajahi leher dan dadaku yang berbulu sedikit lebat.
    “Kamu jantan banget Wan,” kata Rasti sambil membelai bulu-bulu dadaku. Judi Bola Online
    Kemudian Rasti mencumbui dadaku.. perutku.. ach.. sampai pusarku dan menjilatinya beberapa saat. Aaach.. aku benar-benar terangsang oleh kecantikan dan kemahiran Rasti yang memanjakanku. Rasti terus menjelajah seluruh tubuh depanku. Bahkan ketika sampai di daerah kekuasaan k0ntolku Rasti mencumbuinya dengan penuh daya rangsang. Diciuminya batang k0ntolku yang masih terpenjara dalam sangkarnya dan dengan senang hati Rasti meloloskan CDnya hingga nampak benar kalau k0ntolku itu betul-betul bangun mengacung-acung.

    “Kau benar-benar hebat Wan, k0ntolmu besar banget. Aku yakin kalau menembak pasti rasanya hi..hi..” kata Rasti sambil tertawa. “Kamu tahu dari mana kalau rasanya pasti..” tanyaku memancingnya.
    “Coba deh, aku rasain..” Uuachh.. edan! Rasti menjilati ujung k0ntolku.
    Cewek indo itu mengulum k0ntolku hingga setengahnya masuk ke dalam rongga mulutnya. Dan jemarinya sibuk mempermainkan buah pelirku. Eehh.. rasanya benar-benar nikmat. Aku nggak tahu kalau cewek ini bisa membuatku merasa sedasyat ini.
    “It’s nice taste, Wan. Hebat banget..” katanya sambil terus saja menyepong k0ntolku.
    Tak tahan aku jika harus diam saja. Segera aku loloskan CD pink dari bokong Rasti yang menungging. Nampak kedua bokongnya yang semok menantang. Kuremas-remas bokongnya membuat Rasti mendesah perlahan diantara sodokan k0ntolku di mulutnya. Dan segera saja aku gerayangi memeknya, menyenangkan bisa bermain bebas diantara goa yang belum pernah aku lakukan sebelumnya. Mungkin Rasti merasa tak tahan lagi menahan rasa nikmat yang diterimanya dengan posisi itu hingga akhirnya Rasti melepaskan k0ntolku dari mulutnya dan tergeletak di lantai. Tubuh kita udah sama-sama bugil dan rasa malu kita udah ilang entah kemana.
    Rasti memandangiku yang berdiri didepannya dengan tatapan mata sayu dan senyum yang menggoda. Akupun terpana pada tubuh bugil yang tiada cacatnya terhampar di depanku. Ohh.. dua bukit yang membusung padat dan montok, kulit tubuh yang putih mulus, serta bukit belah yang ditumbuhi oleh rumput-rumput liar yang halus. Wuihh..
    “Wan, kok diam saja. Ayo lakukan yang kamu mau.. aku pasrah padamu..”
    “Aku datang sayang..” Aku serang bukit belah itu dengan garang.
    Menjilat semua yang tersentuh oleh lidahku dan menghisap semua yang tergenang disitu. Rasti berkelojotan sambil mendesis-desis. Tak ada ampun bagimu, Rasti! Semuanya akan jadi milikku. Klitoris Rastipun yang seukuran biji kacang tak luput dari lidahku. Aku piting daging mungil itu dengan kedua bibirku lalu aku sentil-sentil dengan lidahku.

    “Oooh.. Wann.. Ach.. eenaak..” erang Rasti memacu gairahku.
    Kedua kakinya menggapit kepalaku seakan ingin menawanku selamanya. Tangan Rasti menarik tanganku sampai di kedua gundukan dadanya yang gempal dan montok. Refleks aku remas kedua buah gunung kembar itu hingga membuat Rasti bergelinjangan nikmat.
    “Uuohh.. Wawan.. teruus sayaang.. aku sukaa..” Setelah puas aku lumat vaRasti mayoranya segera kualihkan perhatianku kepada kedua gunung kembarnya.
    Buah dada Rasti telah membengkak seukuran kelapa, besar dan tegang. Begitupun kedua putingnya yang sudah mengeras berwarna merah marun. Rasti yang menyadari kalau aku memandangi kedua gunung kembarnya yang indah segera mempermainkan kedua adiknya itu. Rasti meremas- remasnya sendiri sambil memutar telapak tangannya bolak-balik. Begitu bulat kedua buah dada itu dan begitu mengkilap oleh keringat Rasti.

    “Kemarilah Wan..” ujarnya.
    Rasti sambil menarik tanganku hingga aku harus berdiri di atas tubuhnya. Kemudian Rasti menggapai batang k0ntolku hingga aku mesti berjongkok di atas buah dadanya. Aku tak tahu apa yang akan Rasti lakukan, yang penting aku merasakan nikmat ketika batang k0ntolku menegang di belahan buah dadanya. Begitu nikmatnya ketika kedua gunung kembar itu menjepit batang k0ntolku. Kubantu jemari Rasti yang meremas buah dadanya hingga tampak menjadi satu menjepit batang k0ntolku. Aku tarik batang k0ntolku perlahan-lahan dan lalu aku dorong kembali.
    Sampai kemudian bibir Rasti menangkap kepala k0ntolku dan kembali menjilatinya dengan garang. Ouuhh.. aku bagai terkencing-kencing dibuatnya. Maka sebagai pelampiasan tangan kananku kembali mengutak-atik goa kenikmatan Rasti yang kembali membanjir.
    “Waan.. kamu nakal sekalii..” desah Rasti.
    “Tapi kamu suka kan Rasti sayaang..” balasku
    “He eh.. Uuff..ach..” Rasti semakin memekarkan selakangannya hingga jemari kananku makin bebas merogoh semua yang tersembul di pangkal selakangan itu.

    Rasti semakin mendesis dan menambah kecepatan menjilati kepala k0ntolku. Dan akupun semakin mempercepat gerakan menggoyang kedua buah dada sebesar kelapa itu. K0ntolku menegang hebat, seperti ada yang mendorong dari dalam baang k0ntolku dan rasanya.. aahh.. crot croot.. Spermaku muncrat ketika ujung k0ntolku itu masih diganyang Rasti. Kapasitas yang cukup banyak menetes disela-sela bibir Rasti.
    “Telan sayang, telan..” Kata-kataku bagai perintah.
    Mau tidak mau, Rasti menelan seluruh sperma yang berada di rongga mulutnya. Entahlah rasa apa yang dia kecap, tapi yang pasti nikmat. Sebab kemudian Rasti menjilati sperma di luar mulutnya dan kemudian memburu sisa-sisa sperma di kepala k0ntolku hingga tandas.
    “Ehmm ach.. Waan, keluar lagi dong..” kata Rasti sambil memijit-mijit k0ntolku dengan jemarinya.
    Pijitan itu membuat darahku bagai berhenti. Dan aku sudah tak tahan lagi.
    “Sebentar sayang, aku masuk dulu yach..”
    “Heeh.” Rasti melebarkan selakangnya hingga bukit belahnya benar-benar mekar terbelah.
    Dinding-dindingnya berwarna merah berhias klitoris mugil yang mengemaskan. Aku segera mengacungkan batang k0ntolku yang sudah mau meledak. Aku tuntun adikku itu memasuki lubang kawin Rasti yang bersimbah lendir-lendir surgawi. Licin permukaannya hingga tak mudah memasukkan kepala adikku itu. Aku coba sekali lagi dan ah.. masuk! Sedikit demi sedikit aku masukkan k0ntolku memasuki lorong yang sangat sempit itu.

    “Auhh Waan.. cepetan dong.. sakit..” rintihnya.
    “Sabar say..” Memangnya hanya Rasti saja yang sakit, aku juga sakit merasakan batang k0ntolku bagai remuk digencet dinding-dinding lubang kawin Rasti yang bukan main sempitnya.
    “Aaach..Uuugh..Waan..” Krak! Kepala k0ntolku sudah menembus ke dalam selaput daranya. Hah! Lega.
    Lubang kawin Rasti menelan seluruh batang k0ntolku. Aku diamkan sebentar sebelum kemudian aku tarik dan dorong keluar masuk agar lorong itu makin lebar. Lendir kawin Rasti membasahi liang kawinnya hingga goyangan batang k0ntolkuku semakin lincah.
    “Hooh.. uh..ach..” desah kami saling berlomba menikmati setiap getaran yang tercipta.
    Gerakan k0ntolku semakin lincah mengocok lubang kenikmatan Rasti hingga menimbulkan bunyi kecipak- kecipak tanda bahwa Rasti berada di puncak kenikmatannya. Pingul Rasti bergoyang-goyang naik turun mengiringi gerakanku.
    “Waan.. aku nggak tahan lagi.. aku mau keluar..” erang Rasti.
    “Tahan sebentar Ras, aku datang..”
    “Aaach..!” erang kami bersamaan.

    Fantastik sekali. Kejang diseluruh tubuhku diakhiri oleh keluarnya sperma yang memenuhi lubang kawin Rasti. Ujung k0ntolku menghangat seakan menyentuh cairan lain. Kutarik k0ntolku dari lubang kawin Rasti. Nampak darah membercak di kepala k0ntolku yang masih menegang. Rasti mendesis-desis menikmati segala kenikmatan yang barusan kami lalui. Tapi aku masih belum puas malam ini. Aku harus kembali membangkitkan gelora asmara Rasti. Segera saja aku remas buah dadanya. Aku permainkan kedua putingnya yang kembali menegang lalu aku jilat perlahan.
    “Ach..” desis Rasti merespon.
    Melihat respon Rasti, aku jilati bahkan kukulum kedua puting Rasti secara bergantian. Rasti berkelojotan meresapi semua keindahan yang kembali aku ciptakan. Habislah kedua payudara Rasti itu aku kulum, aku hisap bahkan aku gigit-gigit dengan gemas. Rasti tak marah, hanya merintih-rintih kesakitan. Tapi justru rintihan itu semakin membakar birahiku. Aku puaskan diriku sediri dengan mempermainkan setiap lekuk tubuh Rasti karena Rasti nampaknya sudah tak memiliki tenaga cadangan selain mendesis dan mendesah.
    Dan ketika aku sudah puas segera aku minta Rasti menindihku. Rasti menusukkan ujung k0ntolku tepat dilobang kawinnya. Dan kemudian kami saling mengocok. Seperti layaknya bibir kawin Rasti yang melumat k0ntolku, bibir kamipun saling melumat, sedangkan buah dada Rasti yang menggantung bebas sekali-kali menyentuh kulit dadaku hingga menimbulkan rasa nikmat tersendiri. Rasti menjadikan rambutku sebagai pegangan, tapi aku menjadikan bokong Rasti sebagai pegangan. menguntungkan sekali bukan? Karena aku bisa dengan bebas membelai bokong mulus itu. Namun sekali lagi tiba-tiba tubuhku mengejan.
    “Ras, aku mau keluar sayang..”
    “Tunggu Waan.. tarik dulu k0ntolmu.” Rasti melepaskan ciumannya dan mengarahkan batang k0ntolku ke mulutnya.

    Dan croot.. crot crot! Seluruh spermaku membanjir di mulut Rasti. Dan tanpa jijik ditenggaknya seluruhnya sampai tandas kemudian menjilati ujung k0ntolku hingga bersih. Tapi sentuhan lidahnya yang penuh birahi membuatku ingin sekali lagi menusuknya. Maka segera saja aku minta Rasti menungging. Dan sekali lagi aku tusukkan batang k0ntolku dari belakang. Amblas seluruhnya menyisakan kenikmatan yang kembali terulang.
    Rasti yang berulang-ulang mencapai puncak birahinya seakan ingin terus dan terus mengulanginya. Diremas-remasnya buah dadanya sehingga keindahan itu terasa lengkap. Dan kamipun mengakhirinya dengan kelelahan yang terhapus oleh sisa-sisa keindahan. Aku antar Rasti sampai pagar depan. Cewek indo yang baru saja aku perawani itu tersenyum mesra dan kemudian menghilang di balik rumah Pak Yulius. Aku rebahkan tubuhku di atas sofa ruang tamu. Kembali aku ingat pergumulanku selama tiga jam bersama Rasti.
    “Rasti aku sudah tak membutuhkanmu.” gumamku.
    Geni abang napsu abang, ngilango soko jabang bayine Wawan Bara. Geni abang napsu abang, nyingkriho soko jabang bayine Rasti. Geni abang napsu abang, ngilang soko lebur jiwo. Ngilango lebur jiwo soko jabang bayine wawan Bara. Ngilang musno.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Tante Farah Menggoyangku

    Cerita Sex Tante Farah Menggoyangku


    843 views

    Perawanku – Cerita Sex Tante Farah Menggoyangku, Kali ini saya akan menceritakan pengalam pribadi saya yang saya rasakan dan ini yang pertama kali juga merasakan hal nikmat alias mendapat kepuasan sex dengan tante sendiri, perkenalkan namaku Adit saya udah kuliah di salah satu kota perjuangan Surabaya, tapi dalam cerita ini terjadi saat saya duduk di bangku sekolah menengah ke atas.

    Hari itu saya sakit, jadi saya menitipkan surat ijin ke temanku sebab saya tak bisa berangkat ke sekolah. saya di rumah sendirian sebab Papa dan Mama sudah pergi ke kantor.

    Sebelumnya Mama pesan agar saya rehat saja di rumah, dan Mama sudah memanggil Tante Nunung untuk menjaga saya. Tante Nunung adalah adik dari ibuku, ia masih muda, waktu itu ia masih kuliah di jurusan keperawatan.

    Sehabis minum obat saya tiduran di ranjang. Efek dari obat itu membuat mataku terasa amat mengantuk. Dikala hampir terlelap Tante Nunung mengetuk kamarku. ia bilang,

    “Dit, sudah tidur?”

    Saya jawab dari dalam, “Belum tante!”

    Tante Nunung bertanya, “Kalau belum boleh tante masuk?”

    Saya pun membukakan pintu kamarku, saya sempat terkejut waktu melihat Tante Nunung. ia baru saja pulang dari aerobik, masih dengan baju senam ia masuk ke kamar. Melihat Tante Nunung dengan baju seperti itu, saya merasa keder juga. Toketnya yang montok seperti membuat baju senam itu tak kuasa untuk menahan kedua gundukan indah itu. Kemudian ia duduk di sampingku.

    “Dit, kamu mau saya ajari permainan nggak?” katanya.

    Tanpa pikir panjang, saya jawab, “Mau tante, tetapi permainan apa lha wong Adit baru sakit gini kok!”

    “Namanya permainan kenikmatan, tetapi mainnya harus di kamar mandi. Yuk!” kata tante Nunung sambil menggandeng tanganku dan menuntunku masuk ke kamar mandi.

    Saya hanya menurut saja. Kemudian ia mulai memelorotkan celanaku sambil berkata,

    “Wah, untuk ukuran anak SMA burungmu tergolong besar Dit.” Kata tante Nunung terkagum-kagum.

    Waktu itu saya cuma cengengesan saja, lha wong saya deg-degan sekali waktu itu. Lalu ia mulai membasahi kemaluanku dengan air, kemudian diberi sabun, lalu digosok-gosok. Lama-lama saya merasa kemaluanku semakin lama semakin mengeras. Setelah terasa kemudian ia membuka pakaiannya satu persatu.

    Ya, tuhan ternyata tubuhnya sintal banget, toketnya yang montok, dengan pentil yang tegang. Pantatnya padat berisi, dan memeknya yang merah muda dengan rambut kemaluan yang lebat.

    Kemudian ia berjongkok, setelah itu ia mengulum kontolku. Dadanya yang montok ikut bergoyang, membuat dada dan nafasku semakin memburu.

    Saya cuma bisa memejamkan mata dan menikmati setiap kuluman dan jilatan dari tanteku itu. Kemudian tanpa sadar tiba-tiba naluriku bergerak, tanganku mulai meremas-remas dadanya, sementara tanganku satunya turun mencari liang memeknya. Kemudian saya masukkkan jariku, ia meritih,

    “Aakhh… Adit!”

    Saya semakin panas, kulumat bibirnya yang ranum, saya nggak peduli lagi. Setelah bibir, kemudian turun saya ciumi leher dan akhirnya saya kulum punting susunya. ia semakin merintih,

    “Aakhh… Adit terus Dit!”

    Saya nggak tahu berapa lama kami di berada kamar mandi. Lalu tahu-tahu ia sudah di atasku.

    “Adit kini tante kasih akhir permaianan yang manis, ya?” bisiknya.

    Lalu ia meraih kemaluanku yang sudah tegang sekali waktu itu. Kemudian dimasukkan ke dalam memeknya. Kami berdua sama-sama merintih,

    “Akhh…!! Lagi tante… lagi tanteee.” Kataku.

    Lalu ia mulai naik turun, toketnya yang bergoyang-goyang membuatku semakin bernafsu. Tanganku pun tak bisa menahan untuk meremas kedua benda kenyal itu selagi tante Nunung masih asyik mengocok kontolku dengan memeknya yang terasa hangat itu. Tante Nunung terus menggoyangkan pinggulnya sembari saya mengulum, menjilati, dan mengisap toketnya.

    “Gimana Dit, enak kan?” kata tante Nunung diiringi desahan-desahan kecilnya.

    “Enak banget tante” jawabku singkat sembari melanjutkan memainkan toket tanteku itu.

    Semakin lama genjotan tante Nunung pun semakin cepat. Sampai akhirnya saya merasa seperti ada yang meletus dari kontolku, saya tak kuasa menahan untuk memuncratkan cairanku di dalam liang memek tante Nunung. Kemudian kami sama-sama lemas. Setelah itu kami mandi bersama-sama. Waktu mandi pun kami sempat mengulanginya beberapa kali.

    Setelah itu saya pun jadi ketagihan dengan permainan sex, dan sejak saat itu saya sering melakukannya dengan tante Nunung, entah itu di kamarku, di sebuah hotel, atau cuma di dalam mobil. Dalam satu minggu kami bisa 2-3 kali bermain dan pasti berakhir dengan kepuasan sebab Tante Nunung pintar membuat variasi permainan sehingga kami tak bosan.

    Tetapi setelah Tante Nunung menikah saya jadi kesepian. Kadang kalau baru berharap saya cuma bisa dengan pacar aku, Ema. ia juga punya nafsu yang besar, tetapi dari segi kepuasan saya kurang puas, mungkin sebab saya sudah jadi peliharaan tante-tante atau mungkin Tante Nunung yang begitu mahirnya sehingga bisa memberikan apa yang saya mau.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Dewasa Selingan Ranjangku Part 11 – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018

    Cerita Dewasa Selingan Ranjangku Part 11 – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018


    1354 views

    Perawanku – aku berdiri di depan kaca kamar mandi yg besar dengan badan telanjang tanpa sehelai apapun, badan masih segar setelah terkena air hangat dan wangi dari sabun mandi batangan yg kuusapkan pada seluruh tubuhku. badanku yg berotot dan proporsional pertanda kesehatanku yg bugar, otot di lenganku akan sangat mudah mengangkat wanita seukuran istriku untuk aku bawa ke kasur. aku lihat diantara selangkanganku, ada benda yg tak tertulang yg bahkan tetap menunjukkan gagahnya walau tidak dalam keadaan tegang. otot dan guratan jelas menghiasi barell pada kontolku, jika dalam bokep, justru tonjolan itu yg membuat sensasi yg berbeda saat berhubungan.

    aku berjalan keluar setelah mengenakan celana dan baju, diruang tengah ada kedua anakku sedang memainkan game edukatif, bukan dari layar gadget, namun semacam lego. aku melarang anakku untuk mengenal gadget pada usia dini, menurut penelitian sangat tidak baik untuk tumbuh kembangnya. aku berjalan melewati mereka, lalu duduk di meja makan, makanan yg sudah disiapkan oleh istriku dan pembantu.
    “ayo anak-anak, makan malam”, ujar istriku pada anakku. yg lalu mereka berjalan kearah kemari sambil menginspeksi apa yg disajikan di meja makan, kedua anakku sudah seperti Bupati yg sidak di kantor saat urusan makanan, sangat pilih-pilih, namun baiknya mereka suka dengan sayuran.
    istriku mengambilkan nasi pecel dengan kerupuk dan disajikannya dihadapanku, setelah berdoa sesaat, kami semua menyantap makan malam itu. hanya anakku yg kecil saja masih disuapin oleh ibunya.

    “enak yang, ini lho udangnya bisa renyah banget”, pujiku pada masakannya tadi.
    “iyalah, disini tempatnya seafood yg enak dan berkualitas”, ujar sambil menyuapi anakku yg kecil.
    setelah selesai, aku lantas duduk sejenak di meja makan sebelum aku melangkahkan kaki untuk duduk di kursi favoritku di depan TV sambil membaca buku yg menceritakan seorang pemain saham yg pandai memainkan pasar saham demi keuntungannya sendiri, buku itu berjudul “Catching the Wolf of Wall Street” karangan Jordan Belfort. saat aku membaca aku bisa terbius hingga tak mendengar apa yg ada disekitarku. istriku pun duduk disebelahku juga turut membaca koran disambi dengan menonton TV dan terkadang diganggu oleh anakku untuk menemaninya bermain.

    Cerita Dewasa Selingan Ranjangku Part 11

    seorang Jordan Belfort pernah menjadi orang yg sangat kaya sebelum akhirnya praktik pencucian uangnya terbongkar, dia memiliki istri yg sangat cantik bak model catwalk yg bernama Nadine, hingga mereka memiliki dua anak. namun setelah dia ditangkap tangan, istrinya meninggalkannya. dan memang istrinya memang cewek matre, lalu dia berujar bahwa cewek matre memang layaknya penambang emas, dia akan terus menambang hingga cadangan emasnya habis dan jika sudah habis akan berpindah tempat yg memiliki potensi mineralnya kaya.
    “ayoo anak-anak, sudah jam 9. tidur tidur!”, teriak lembut istriku yg membuyarkan lamunanku.
    “udah jam 9, mainnya besok lagi ya, Nak”, ujarku, yg lalu kedua anakku berjalan menuju kamarnya. sehingga hanya aku seorang yg duduk diruang tengah ini.
    “yang, aku pindah di kamar ya”, ujarku memberitahu istriku.
    setelah mendapati sudah sepi diruangan ini, aku berpindah ke teras kecil yg berada di dalam kamarku untuk melanjutkan baca setidaknya hingga jam 11 malam, dan tidur setelahnya.
    aku menaruh pantatku di kursi santai di dalam teras kamar, istriku seperti sudah hafal dengan rutinitasku sebelum tidur, maka dia setelah selesai dengan urusan anak-anak, dia mendatangiku sambil membawakan kopi yg encer agar aku tak terkantuk saat membaca namun juga bisa tidur setelah selesai membaca buku.

    dia sebelumnya sudah mengunci semua pintu dan termasuk pintu kamar. dia lantas duduk di kursi santai sebelahku sambil memandangi atas.
    “gimana harimu yang?”, ujarku sambil mata masih terfokus pada buku.
    “hmm ya gak gimana-gimana mas haha ngurusi rumah”, balasnya dengan nada lembut.
    “terimakasih ya sayang, udah bikin aku bersyukur memiliki kamu”, balasku dengan memberinya ciuman di keningnya.
    aku kembali pada buku bacaanku dan mendiamkan istriku pada pelukanku di dada.
    “mas, aku pengin memperbaiki kualitas seks kita yg……”, ujar istriku, tapi yg kuperhatikan dia seperti ada sesuatu yg akan ada dibicarakan namun bingung mengutarakannya, terlihat dari sorot matanya yg nampak tegang dan bingung.
    “nah tumben bahas seks”, ujarku yg lalu aku menutup buku dan menaruhnya di meja sebelah kopi dimana tadi istriku menaruhnya.
    “iya mas, nampaknya kurang banget ya”, ujarnya dengan lirih.
    “iya, banget yang. aku juga gak tega dengan kamu tiap selesai pasti nyeri karena kering gitu”, ujarku sambil membelai rambutnya.
    “tapi kamu enggak kecewa, bosan atau apa mas?”, ujarnya yg aku tak tau akan kearah mana dia membawa obrolan ini.
    “hmm kecewa hmm bosan? enggak lah, biasa aja sih yang hanya aja kita gak pernah rutin, kenapa sih tumben haha”, ujarku yg lalu membuat istriku sedikit grogi dan aku juga sedikit menaruh curiga karena dia tak pernah membahas seks sebelumnya.
    “gapapa mas hehe”, balasnya salting, “hmm jadi gini mas, temenku mau ngajakin kumpul buat saling menyelesaikan masalah ranjang gitu, temenku ternyata juga pada punya masalah”, lanjutnya.
    sedangkan aku masih menebak arah obrolan ini, maksudnya ngajak kumpul bagaimana.
    “ngobrolin gitu? ayok aja biar sekalian kenal teman-temanmu, ngobrol dikasur aja yuk sambil tiduran”, balasku serta mengajak istri untuk berbaring dikasur. istriku berjalan sambil memelukku dari belakang dan bermanja-manja.

    setibanya dikasur, aku masih sibuk merapikan selimut dan bantal agar pas dan memberikan posisi paling nyaman untuk aku tiduri. istriku berbaring disebelahku masih menyaksikan kesibukanku yg tak kunjung selesai. dia juga turut membantuku untuk aku segera berbaring. aku berbaring sambil merentangkan tangan dan kepala istriku berada pada dadaku, dengan lembut turut aku cium kepalanya.
    “temenku to mas, hubungan diranjang dengan suaminya kurang dan lalu mereka bersekperimen untuk menstimuli seks mereka yg akhirnya jadi doyan seks gitu”, cerita istriku berada di pelukanku.
    “hmmm stimulinya semacam apaan?”, balasku dengan tenang dan kalem karena masih bingung.
    “kencan dengan pasangan temennya mas, dan saling memberi solusi serta meningkatkan stimuli mas”, terang dia dan sekarang aku sedikit paham, jadi mungkin dia maksudnya aku disuru curhat sama temennya agar memberi solusi.
    “ooo jadi, semacam saling ngobrol gitu ya, umpama aku ngobrol dengan temen wanitamu dan sebaliknya gitu ya”, jawabku dengan nada yg memahami.

    “nah iya mas, konon katanya bisa meningkatkan hubungan ranjang dengan pasangan yg sedikit kendor”, balasnya.
    “tapi bukannya masalah kita karena ukuranku yg besar ya, masa aku mau cerita itu ke temen wanitamu”, lanjutku yg masih bimbang, serta berpikir jika aku menceritakan ukuran penisku, malah bisa-bisa si wanita itu ingin melihat bahkan mencoba, bisa gawat.
    “hmmm ya memang gitu sih mas”, balasnya yg sedikit bergetar karena aku semakin penasaran dibuatnya dan istriku telah dirasuki apaan sama temennya, “bukan hanya ngobrol doang sih mas”, lanjutnya.
    “haaahh, lantas gimana???”, tanyaku dengan sedikit meninggi karena penasaran.
    “kencan, kencan itu mas, kencan masss…”, jawabnya dengan sedikit takut. aku terkaget dan memandangi istriku dari atas walau dia berada di pelukanku, istriku melingkarkan badannya pertanda dia sedikit takut mengucapkan kata-kata tadi.
    “HAAAHH GILA KAMU YANG??!!!! OGAH!!!, kamu telah di rasuki apa sama temenmu? kok caranya gitu, jangan melewati batas kamu!”, ujarku dengan nada meninggi. dan istriku hanya terdiam dengan wajah sangat takut, “ah jangan aneh-aneh to yang, ya..”, lanjutku dengan nada melembut dan istriku hanya mengangguk dan aku memeluknya untuk memberi rasa nyaman dan tidak lagi takut karena kemarahanku.
    “ayo tidur aja yok”, ajakku pada istriku. dia hanya terdiam dan aku melepaskan pelukannya dan berbalik badan kearah berlawanan dimana istriku berada, nampaknya dia mengetahui kekesalanku dan tak ingin memperkeruh suasana.

    “mas…..”, sapa istriku dengan lirih, “aku minta maaf, aku hanya berusaha untuk…..”, lanjutnya sambil dia bertumpu pada lenganku dan menyaksikanku yg sedikit badmood dengan apa yg baru saja dia katakan.
    “iya sayang, aku paham, tapi ya gak harus sampai kencan gitu to”, terangku dengan lembut dan berbalik arah, kini aku menatapnya.
    “iya mas, aku paham”, balasnya dengan pelan.
    “hmmm jadi maksudmu aku kencan dengan tanda kutip dengan temenmu dan suami temenmu kencan dengan kamu”, tanyaku dengan sedikit shock sambil menyakan klarifikasi, siapa tau aku salah tangkap dengan apa yg dia maksud sebenarnya.
    “iya. tapi kalau mas gak mau gapapa”, ujarnya.

    Cerita Dewasa Selingan Ranjangku Part 11

    “siapa sih yang, yg kuat mengetahui istrinya ditiduri oleh cowok lain”, tanyaku sambil menatap matanya dalam-dalam.
    “iya mas, paham, tapi mas juga melakukan yg sebaliknya juga”, balasnya dengan masih sedikit takut namun tetep aja ngeyel untuk menjelaskan, seperti yg kita ketahui wanita selalu benar, “kan maksudnya gini mas, ibarat rumah, orang yg biasa tinggal dirumah yg besar, pasti kn ingin juga sesekali waktu main ke rumah yg kecil, nanti setelah itu kan akan lebih bersyukur dengan rumah yg besar”, terangnya.
    “haha rumah yg besar ini maksudmu kontolku yah yang”, candaku untuk mencairkan suasana serta ilustrasi dia yg membuatku ingin tertawa.
    “hmmm tau aja sih mas, nah gitu dong tertawa”, lalu istriku memelukku, “ini lho temenku mas”, ujar dia sambil mengambil HP nya dan menunjukkan temennya yg akan berpartisipasi. istriku tetap aja memaksa untuk aku melihat fisik dari teman-temannya.
    “lho kok banyak sekali temenmu, ada 6 termasuk kamu”, ujarku sambil terus menggeser kanan dan kiri untuk menyaksikan teman-temannya, dalam hati boleh juga temen-temannya, hampir semua cantik dan seksi, “termasuk yg berkerudung itu”, tanyaku.
    “iya, ada 3 yg berhijab dan yg 3 kagak”, jawabnya. pikiranku jadi nakal dengan apa yg akan terjadi jika aku setuju.
    “hmmm aku ngantuk yang, tidur aja yok”, ajakku pada istriku.
    “hmm yook, gak bermaksud nakal aku mas, hanya siapa tau kalau kamu mau, jika mas kagak mau, yauda gapapa, aku juga enggak”, balasnya dengan sambil tersenyum memelukku.

    aku sungguh dirundung kebimbangan, dilema dan tak tau harus bagaimana. jika aku menyetujui artinya aku juga harus siap menerima istriku akan digauli oleh suami para wanita ini. aku juga harus siap membayangkan istriku orgasme keenakan karena kontol mereka.
    “dari foto yg ditunjukkan istriku tadi, hampir semua cakep dan seksi, selain itu pasti mereka belum pernah melihat pusaka segede punyaku, bisa dengan mudah aku buat mereka meronta-ronta, apalagi semua ibu rumah tangga dan nampaknya bukan wanita nakal, pasti punya kebuasan yg tersembunyi…hmm berarti istriku juga sebenarnya buas ya..hanya saja aku belum bisa sepenuhnya membongkar itu….”, pikirku dalam hati disebelah istriku yg sudah memejamkan mata dan tidur.

    namun benang merahnya adalah siapa yg mempunyai ide bermain seperti ini, memang aku sering mendengar ada komunitas tukar guling, tapi lantas kenapa aku dihadapkan dengan situasi yg real dan benar ada di depan mataku serta jarak antara setuju dan tidak hanya satu ucap dari mulutku. lalu aku juga berpikir, apakah istriku juga tertarik, jelas dia tertarik, jika gak tertarik, mana mau dia merayuku hingga gigih walau aku setengah marah dengan kelakuannya. aku tak menyangka istriku yg begitu lembut, halus dan anggun memiliki fantasi yg sangat liar dan berani melakukan diluar batas seperti ini. padahal dulu masih perawan, jelas gak banyak melakukan aneh-aneh, berarti fantasi nakalnya timbul setelah menikah denganku….
    entahlah, aku pingin tidur…

    apakah Heri akan menerima dan bergabung dengan perkumpulan teman Bella?

  • Cerita Bokep – Kesempatan Saat Kuliah di Tunda

    Cerita Bokep – Kesempatan Saat Kuliah di Tunda


    1360 views

    Perawanku – kenalkan, namaku Tama. Aku adalah seorang mahasiwa tingkat 3 di sebuah perguruan negeri tinggi di Kota Bandung. Postur tubuhku biasa saja, tinggi 173 cm dengan berat 62 kg, namun karena aku ramah, lumayan pintar, serta lumayan kaya maka aku cukup terkenal di kalangan adik maupun kakak kelas jurusanku.

    Pagi itu aku tergesa – gesa memarkir Honda Accordku di parkiran kampus. Setengah berlari aku menuju ke gedung kuliah yang berada sekitar 400 m dari parkiran tersebut, sambil mataku melirik ke jam tanganku yang telah menunjukkan pukul 8.06. Shit..! Kalau saja tadi malam aku tidak nekat menonton pertandingan bola tim favoritku (Barcelona) sampai pukul 5 subuh pasti aku tidak akan terlambat seperti ini.

    “Kalau saja pagi ini bukan Pak Noel yang mengajar, tentu saja aku masih berjalan santai menuju ruang kuliah. Ya, Pak Noel yang berusia sekitar 40 tahunan memang sangat keras dalam urusan disiplin, terlambat sepuluh menit saja pastilah pintu ruangan kuliah akan dikuncinya. Kesempatan “titip absen” pun nyaris tidak ada karena ia hampir selalu mengecek daftar peserta hadir. Parahnya lagi, kehadiran minimal 90% adalah salah satu prasyarat untuk dapat lulus dari mata kuliah ajarannya.”

    Tersentak dari lamunanku, ternyata tanpa sadar aku sudah berada di gedung kuliah, namun tidak berarti kesulitanku terhenti sampai disini. Ruanganku berada di lantai 6, sedangkan pintu lift yang sedari tadi kutunggu tak kunjung terbuka.

    Mendadak, dari belakang terdengar suara merdu menyapaku. “Hai Tama..!” Akupun menoleh, ternyata yang menyapaku adalah adik angkatanku yang bernama Dwi. “Hai juga” jawabku sambil lalu karena masih dalam keadaan panik. “Kerah baju kamu terlipat tuh” kata Dwi. Sadar, aku lalu membenarkan posisi kerah kemeja putihku serta tak lupa mengecek kerapihan celana jeansku. “Udah, udah rapi kok. Hmm, pasti kamu buru – buru ya?” kata Dwi lagi. “Iya nih, biasa Pak Noel” jawabku. “Mmh” Dwi hanya menggumam.

    Setelah pintu lift terbuka akupun masuk ke dalam lift. Ternyata Dwi juga melakukan hal yang sama. Didalam lift suasananya sunyi hanya ada kami berdua, mataku iseng memandangi tubuh Dwi. Ternyata hari itu ia tampil sangat cantik. Tubuh putih mulusnya setinggi 167 cm itu dibalut baju kaos Gucci pink yang ketat, memperlihatkan branya yang berwarna hitam menerawang dari balik bajunya. Sepertinya ukuran payudaranya cukup besar, mungkin 34D. Ia juga mengenakan celana blue jeans Prada yang cukup ketat. Rambutnya yang lurus sebahu terurai dengan indahnya. Wangi parfum yang kutebak merupakan merk Kenzo Intense memenuhi udara dalam lift, sekaligus seperti beradu dengan parfum Boss In Motion milikku. Hmm pikirku, pantas saja Dwi sangat diincar oleh seluruh cowo di jurusanku, karena selain ia masih single tubuhnya juga sangat proporsional. Lebih daripada itu prestasi akademiknya juga cukup cemerlang. Namun jujur diriku hanya menganggap Dwi sebagai teman belaka. Mungkin hal itu dikarenakan aku baru saja putus dengan pacarku dengan cara yang kurang baik, sehingga aku masih trauma untuk mencari pacar baru.

    Tiba – tiba pintu lift membuka di lantai 4. Dwi turun sambil menyunggingkan senyumnya kepadaku. Aku pun membalas senyumannya. Lewat pintu lift yang sedang menutup aku sempat melihat Dwi masuk ke sebuah ruang studio di lantai 4 tersebut. Ruang tersebut memang tersedia bagi siapa saja mahasiwa yang ingin menggunakannya, AC didalamnya dingin dan pada jam pagi seperti ini biasanya keadaannya kosong. Aku juga sering tidur didalam ruangan itu sehabis makan siang, abisnya sofa disana empuk dan enak sih. Hehehe.

    Setelah itu lift pun tertutup dan membawaku ke lantai 6, tempat ruang kuliahku berada. Segera setelah sampai di pintu depan ruang kuliahku seharusnya berada, aku tercengang karena disana tertempel pengumuman singkat yang berbunyi “kuliah Pak Noel ditunda sampai jam 12. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Ttd: Tata Usaha Departemen”

    Sialan, kataku dalam hati. Jujur saja kalau pulang lagi ke kostan aku malas, karena takut tergoda akan melanjutkan tidur kembali. Bingung ingin melakukan apa selagi menunggu, aku tiba – tiba saja teringat akan Dwi. Bermaksud ingin membunuh waktu dengan ngobrol bersamanya, akupun bergegas turun kelantai 4 sambil berharap kalau Dwi masih ada disana.

    Sesampainya di lantai 4 ruang studio, aku tidak tahu apa Dwi masih ada didalam atau tidak, karena ruangan itu jendelanya gelap dan ditutupi tirai. Akupun membuka pintu, lalu masuk kedalamnya. Ternyata disana ada Dwi yang sedang duduk disalah satu sofa didepan meja ketik menoleh ke arahku, tersenyum dan bertanya “Hai Tama, ngga jadi kuliah?” “Kuliahnya diundur” jawabku singkat. Ia pun kembali asyik mengerjakan sesuatu dengan laptopnya. Aku memandang berkeliling, ternyata ruangan studio selebar 4X5 meter itu kosong, hanya ada suaraku, suara Dwi, dan suara AC yang bekerja. Secara tidak sadar aku mengunci pintu, mungkin karena ingin berduaan aja dengan Dwi. Maklum, namanya juga cowo, huehehe.

    Penasaran, aku segera mendekati Dwi. “Hi Dwi, lagi ngapain sendirian disini?” “Oh, ini lagi ngerjain tugas. Abis dihimpunan rame banget sih ,jadi aku gak bisa konsentrasi.” “Eh, kebetulan ada Tama, udah pernah ngambil kuliah ini kan?” Tanya Dwi sambil memperlihatkan tugas di layar laptopnya. Aku mengangguk singkat. “Bisa ajarin Dwi ngga caranya, Dwi dari tadi gak ketemu cara ngerjainnya nih?” pinta Dwi. Akupun segera mengambil tempat duduk disebelahnya, sambil mengajarinya cara pengerjaan tugas tersebut. Daripada aku bengong, pikirku. Mulanya saat kuajari ia belum terlalu mengerti, namun setelah beberapa lama ia segera paham dan tak lama berselang tugasnya pun telah selesai.

    “Wah, selesai juga. Ternyata gak begitu susah ya. Makasih banget ya Tama, udah ngerepotin kamu.” Kata Dwi ramah. Iapun menutup laptop Toshibanya dan mengemasnya. “Apa sih yang nggak buat cewe tercantik di jurusan ini” kataku sekedar iseng menggoda. Dwi pun malu bercampur gemas mendengar perkataanku, dan secara tiba – tiba ia berdiri sambil berusaha menggelitiki pinggangku. Aku yang refleksnya memang sudah terlatih dari olahraga karate yang kutekuni selama ini pun dapat menghindar, dan secara tidak sengaja tubuhnya malah kehilangan keseimbangan serta pahanya mendarat menduduki pahaku yang masih duduk. Secara tidak sengaja tangan kanannya yang tadinya ingin menggelitikiku menyentuh kemaluanku. Spontan, adik kecilku pun bangun. “Iih, Tama kok itunya tegang sih?” kata Dwi sambil membenarkan posisi tangannya. “Sori ya” kataku lirih. Kami pun jadi salah tingkah, selama beberapa saat kami hanya saling bertatapan mata sambil ia tetap duduk di pangkuanku.

    Melihat mukanya yang cantik, bibirnya yang dipoles lip gloss berwarna pink, serta matanya yang bulat indah membuatku benar – benar menyadari kecantikannya. Ia pun hanya terus menatap dan tersenyum kearahku. Entah siapa yang memulai, tiba – tiba kami sudah saling berciuman mulut. Ternyata ia seorang pencium yang hebat, aku yang sudah berpengalamanpun dibuatnya kewalahan. Harum tubuhnya makin membuatku horny dan membuatku ingin menyetubuhinya.
    Seolah mengetahui keinginanku, Dwi pun merubah posisi duduknya sehingga ia duduk di atas pahaku dengan posisi berhadapan, daerah vaginanya yang masih ditutupi oleh celana jenas menekan penisku yang juga masih berada didalam celanaku dengan nikmatnya. Bagian dadanya pun seakan menantang untuk dicium, hanya berjarak 10 cm dari wajahku. Kami berciuman kembali sambil tanganku melingkar kepunggungnya dan memeluknya erat sekali sehingga tonjolan dibalik kaos ketatnya menekan dadaku yang bidang. “mmhh.. mmmhh..” hanya suara itu yang dapat keluar dari bibir kami yang saling beradu.Agen Domino 99 Terpercaya

    Puas berciuman, akupun mengangkat tubuh Dwi sampai ia berdiri dan menekankan tubuhnya ke dinding yang ada dibelakangnya. Akupun menciumi bibir dan lehernya, sambil meremas – remas gundukan payudaranya yang terasa padat, hangat, serta memenuhi tanganku. “Aaah, Tama…” Erangannya yang manja makin membuatku bergairah. Kubuka kaos serta branya sehingga Dwi pun sekarang telanjang dada. Akupun terbelalak melihat kecantikan payudaranya. Besar, putih, harum, serta putingnya yang berwarna pink itu terlihat sedikit menegang. “Tama…” katanya sambil menekan kepalaku kearah payudaranya. Akupun tidak menyia – nyiakan kesempatan baik itu. Tangankupun meremas, menjilat, dan mencium kedua belah payudaranya. Kadang bibirku mengulum putting payudaranya. Kadang bongkahan payudaranya kumasukkan sebesar mungkin kedalam mulutku seolah aku ingin menelannya, dan itu membuat badan Dwi menggelinjang. “Aaahh… SShhh…” aku mendongak keatas dan melihat Dwi sedang menutup matanya sambil bibirnya mengeluarkan erangan menikmati permainan bibirku di payudaranya. Seksi sekali dia saat itu. Putingnya makin mengeras menandakan ia semakin bernafsu akan “pekerjaanku” di dadanya.

    Puas menyusu, akupun menurunkan ciumanku kearah pusarnya yang ternyata ditindik itu. Lalu ciumanku makin mengalir turun ke arah selangkangannya. Akupun membuka jeansnya, terlihatlah celana dalamnya yang hitam semi transparan itu, namun itu tak cukup untuk menyembunyikan gundukan vaginanya yang begitu gemuk dari pandanganku. Akupun mendekatkan hidungku ke arah vaginanya, tercium wangi khas yang sangat harum. Ternyata Dwi sangat pintar dalam menjaga bagian kewanitaannya itu. Sungguh beruntung diriku dapat merasakan miliknya Dwi.
    Akupun mulai menyentuh bagian depan celana dalamnya itu. Basah. Ternyata Dwi memang sudah horny karena servisku. Jujur saja aku merasa deg – degan karena selama ini aku belum pernah melakukan seks dengan kedelapan mantan pacarku, paling hanya sampai taraf oral seks. Jadi ini boleh dibilang pengalaman pertamaku. Dengan ragu – ragu akupun menjilati celana dalamnya yang basah tersebut. “Mmhhh… Ooggghh…” Dwi mengerang menikmati jilatanku. Ternyata rasa cairan kewanitaan Dwi gurih, sedikit asin namun enak menurutku. Setelah beberapa lama menjilati, ternyata cairan kewanitaannya makin banyak meleleh.

    “Buka aja celana dalamku” kata Dwi. Mendengar restu tersebut akupun menurunkan celana dalamnya sehingga sekarang Dwi benar – benar bugil, sedangkan aku masih berpakaian lengkap. Benar – benar pemandangan yang indah. Vaginanya terpampang jelas di depan mataku, berwarna pink kecoklatan dengan bibirnya yang masih rapat. Bentuknya pun indah sekali dengan bulunya yang telah dicukur habis secara rapi. Bagai orang kelaparan, akupun segera melahap vaginanya, menjilati bibir vaginanya sambil sesekali menusukkan jari tengah dan jari telunjukku ke dalamnya. Berhasil..! Aku menemukan G-Spotnya dan terus memainkannya. setelah itu Dwi terus menggelinjang, badannya mulai berkeringat seakan tidak menghiraukan dinginnya AC di ruangan ini. “Emmh, please don’t stop” kata Dwi dengan mata terpejam. “OOuucchh…” Rintih Dwi di telingaku sambil matanya berkerjap-kerjap merasakan nikmat yang menjalari tubuhnya.”Ssshhh…Ahhh”, balasku merasakan nikmatnya vagina Dwi yang makin basah. Sambil terus meremas dada besarnya yang mulus, adegan menjilat itu berlangsung selama beberapa menit. Tangannya terus mendorong kepalaku, seolah menginginkanku untuk menjilati vaginanya secara lebih intens. Pahanya yang putih pun tak hentinya menekan kepalaku. Tak lama kemudian, “Uuuhhh.. Dwi mau ke… lu… ar…” seiring erangannya vaginanya pun tiba – tiba membanjiri mulutku mengeluarkan cairan deras yang lebih kental dari sebelumnya, namun terasa lebih gurih dan hangat. Akupun tidak menyia – nyiakannya dan langsung meminumnya sampai habis. “Slruuppp…” suaranya terdengar nyaring di ruangan tersebut. Nafas Dwi terdengar terengah – engah, ia menggigit bibirnya sendiri sambil seluruh tubuhnya mengkilat oleh keringatnya sendiri. Setelah tubuhnya berhenti bergetar dan jepitan pahanya mulai melemah akupun berdiri dan mencium bibirnya, sehingga ia merasakan cairan cintanya sendiri.

    “Mmhh, Tama… makasih ya kamu udah bikin Dwi keluar.” “kamu malah belum buka baju sama sekali, curang” kata Dwi. “Gantian sini.” Setelah berkata lalu Dwi mendorong tubuhku sehingga aku duduk diatas sofa. Iapun berjongkok serta melepaskan celana jeans serta celana dalamku. Iapun kaget melihat batang penisku yang berukuran cukup “wah.” Panjangnya sekitar 16 cm dengan diameter 5 cm. kepalanya yang seperti topi baja berwarna merah tersentuh oleh jemari Dwi yang lentik. “Tama, punya kamu gede banget…” setelah berkata maka Dwi langsung mengulum kepala penisku. Rasanya sungguh nikmat sekali. “mmh Dwi kamu nikmat banget…” kataku. Iapun menjelajahi seluruh penjuru penisku dengan bibir dan lidahnya, mulanya lidahnya berjalan menyusuri urat dibawah penisku, lalu bibirnya yang sexy mengulum buah zakarku. “aah… uuhh… ” hanya itu yang dapat kuucapkan. Lalu iapun kembali ke ujung penisku dan berusaha memasukkan penisku sepanjang – panjangnya kedalam mulutnya. Akupun mendorong kepalanya dengan kedua belah tangannya sehingga batang penisku hampir 3/4nya tertelan oleh mulutnya sampai ia terlihat hamper tersedak. Sambil membuka bajuku sendiri aku mengulangi mendorong kepalanya hingga ia seperti menelan penisku sebanyak 5 – 6 kali.Agen Domino 99 Terpercaya

    Puas dengan itu ia pun berdiri dan duduk membelakangiku, tangannya membimbing penisku memasuki liang kemaluannya. “Tama sayang, aku masukin ya..” kata Dwi bergairah. Lalu iapun menduduki penisku, mulanya hanya masuk 3/4nya namun lama – lama seluruh batang penisku terbenam ke dalam liang vaginanya. Aah, jadi ini yang mereka katakana kenikmatan bercinta, rasanya memang enak sekali pikirku. Iapun terus menaik – turunkan vaginanya sambil kedua tangannya bertumpu pada dadaku yang bidang. “Pak.. pak… pak.. sruut.. srutt..” bunyi paha kami yang saling beradu ditambah dengan cairan kewanitaannya yang terus mengalir makin menambah sexy suasana itu. Sesekali aku menarik tubuhnya kebelakang, sekedar mencoba untuk menciumi lehernya yang jenjang itu. Lehernya pun menjadi memerah di beberapa tempat terkena cupanganku.
    “Dwi, ganti posisi dong” kataku. Lalu Dwi berdiri dan segera kuposisikan dirinya untuk menungging serta tangannya bertumpu pada meja. Dari posisi ini terlihat liang vaginanya yang memerah tampak semakin menggairahkan. Akupun segera memasukkan penisku dari belakang. “aahh, pelan – pelan sayang” kata Dwi. Akupun menggenjot tubuhnya sampai payudaranya berguncang – guncang dengan indahnya. “Aaahhkk…Tama…Ooucchhhkgg..Ermmmhhh” suara Dwi yang mengerang terus, ditambah dengan cairannya yang makin banjir membuatku semakin tidak berdaya menahan pertahanan penisku. “Ooohh…yeahh ! fu*k me like that…uuhh…i’m your bitch now !” erang Dwi liar.

    “Aduhh.. aahh.. gila Dwi.. enak banget!” ceracauku sambil merem-melek. “Oohh.. terus Tama.. kocok terus” Dwi terus mendesah dan meremas-remas dadanya sendiri, wajahnya sudah memerah saking terangsangnya. “Yak.. dikit lagi.. aahh.. Tama.. udah mau” Dwi mempercepat iramanya karena merasa sudah hampir klimaks. “Dwi.. Aku juga.. mau keluar.. eerrhh” geramku dengan mempercepat gerakan.
    “Enak nggak Tama?” tanyanya lirih kepadaku sambil memalingkan kepalanya kebelakang untuk menatap mataku. “Gila.. enak banget Dwi.. terusin sayang, yang kencang..” Tanganku yang masih bebas kugerakkan kearah payudaranya untuk meremas – remasnya. Sesekali tanganku memutar arah ke bagian belakang untuk meremas pantatnya yang lembut.

    “uuhh.. sshh.. Dwi, aku udah gak tahan nih. Keluarin dimana?” tanyaku. “uuhhh.. mmh.. ssshh.. Keluarin didalam aja ya, kita barengan” kata Dwi. Makin lama goyangan penisku makin dalam dan makin cepat.. “Masukin yang dalem dooo…ngg…”, pintanya. Akupun menambah kedalaman tusukan penisku, sampai pada beberapa saat kemudian. “aahh… Tama.. kita keluarin sekarang…” Dwi berkata sambil tiba – tiba cekikan vaginanya pada penisku terasa sangat kuat dan nikmat. Ia pun keluar sambil tubuhnya bergetar. Akupun tak mampu membendung sperma pada penisku dan akhirnya kutembakkan beberapa kali ke dalam liang vaginanya. Rasa hangat memenuhi penisku, dan disaat bersamaan akupun memeluk Dwi dengan eratnya dari belakang.

    Setelah beberapa lama tubuh kami yang bercucuran keringat menyatu, akhirnya akupun mengeluarkan penisku dari dalam vaginanya. Aku menyodorkan penisku ke wajah Dwi dan ia segera mengulum serta menelan habis sperma yang masih berceceran di batang penisku. Aku menyandarkan tubuhku pada dinding ruang studio dan masih dengan posisi jongkok dihadapanku Lydia tersenyum sambil terus mengocok batang penisku tetapi semakin lama semakin cepat. Nafasku memburu kencang dan jantungku berdegub semakin tak beraturan dibuatnya, walaupun aku sangat sering masturbasi, tapi pengalaman dikocok oleh seorang cewek adalah yang pertama bagiku, apalagi ditambah pemandangan dua susu montok yang ikut bergoyang karena gerakan pemiliknya yang sedang menocok penisku bergantian dengan tangan kiri dan kanannya.

    “Dwi.. mau keluar nih..” kataku lirih sambil memejamkan mata meresapi kenikmatan hisapan Dwi. “Bentar, tahan dulu Tama..”jawabnya sambil melepaskan kocokannya. “Loh kok ngga dilanjutin?” tanyaku. Tanpa menjawab pertanyaanku, Dwi mendekatkan dadanya ke arah penisku dan tanpa sempat aku menebak maksudnya, dia menjepit penisku dengan kedua payudaranya yang besar itu. Sensasi luar biasa aku dapatkan dari penisku yang dijepit oleh dua gundukan kembar itu membuatku terkesiap menahan napas.

    Sebelum aku sempat bertindak apa-apa, dia kembali mengocok penisku yang terjepit diantara dua susunya yang kini ditahan dengan menggunakan kedua tangannya. Penisku serasa diurut dengan sangat nikmatnya. Terasa kurang licin, Dwi pun melumuri payudaranya dengan liurnya sendiri. “Gila Dwi, kamu ternyata liar banget..” Dwi hanya menjawab dengan sebuah senyuman nakal.
    Kali ini seluruh urat-urat dan sendi-sendi di sekujur tubuhku pun turut merasakan kenikmatan yang lebih besar daripada kocokan dengan tangannya tadi. “Enak nggak Tama?” tanyanya lirih kepadaku sambil menatap mataku. “Gila.. Bukan enak lagi.. Tapi enak banget Sayang.. Terus kocok yang kencang..” Tanganku yang masih bebas kugerakkan kearah mulutnya, dan ia langsung mengulum jariku dengan penuh nafsu. “Ahh.. ohh..” desahnya pelan sambil kembali memejamkan matanya. Kocokan serta jepitan susunya yang semakin keras semakin membuatku lupa daratan.
    Tak lama kemudian, “aah… Dwi aku mau keluar lagi…” setelah berkata begitu akupun menyemprotkan beberapa tetes spermaku kedalam mulutnya yang langsung ditelan habis oleh Dwi. Iapun lalu menciumku sehingga aku merasakan spermaku sendiri.

    Setelah selesai, kami pun berpakaian lagi. Tak lupa aku mengucapkan terima kasih kepadanya, lalu aku pun pulang kekostan setelah mengantarkan Dwi ke kostannya menggunakan mobilku. Dialam mobil ia berkata bahwa ia sangat puas setelah bercinta denganku serta menginginkan untuk mengulanginya kapan – kapan. Akupun segera menyanggupi dan mencium mesra bibirnya. Setelah itu aku mengarahkan mobilku ke kostanku yang berada di daerah Dago. Soal kuliahnya Pak Noel, aku sudah cuek karena hari itu aku mendapatkan anugerah yang tidak terkira, yaitu bisa bercinta dengan Dwi.

  • Cerita Sex Melihat Foto Tante Telanjang

    Cerita Sex Melihat Foto Tante Telanjang


    1836 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Melihat Foto Tante TelanjangCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Saat aku maen ke vilaa pamanku , aku masuk keruangan tante yang ternyata di dalamnya banyak foto telanjangnya tanteku, walupun usianya sudah tidak bisa dikatakan muda namun tante tanteku ini ahli dalam menampilan tubuh yang indahnya, setelah melihatnya aku mulai terangsang rasanya ingin sekali memeluknya.

    Hingga ada ide gila untuk memperalat mereka melalui foto-foto tersebut. Mulai kususun rencana siapa yang pertama aku kerjain, lalu kupilih Tante Tante Irma (45 tahun) dan Tante Nita (37 tahun).

    Aku telepon rumah Tante Irma dan Tante Nita. Aku minta mereka untuk menemuiku di villa keluarga. Aku sendiri lalu bersiap untuk pergi ke sana. Sampai disana kuminta penjaga villa untuk pulang kampung. Tak lama kemudian Tante Irma dan Tante Nita sampai. Kuminta mereka masuk ke ruang tamu.

    “Ada apa sih Anto?” tanya Tante Irma yang mengenakan kaos lengan panjang dengan celana jeans.
    “Duduk dulu Tante,” jawabku.

    “Iya ada apa sih?” tanya Tante Nita yang mengenakan Kemeja you can see dengan rok panjang.

    “Saya mau tanya sama Tante berdua, ini milik siapa?”, kataku sambil mengeluarkan sebuah bungkusan yang di dalamnya berisi setumpuk foto. Tante Irma lalu melihat foto apa yang ditunjukkan olehnya.

    “Darimana kamu dapatkan foto-foto ini?” tanya Tante Irma panik mendapatkan foto-foto telanjang dirinya.

    “Anto.. apa-apaan ini, darimana barang ini?” tanya Tante Nita dengan tegang.

    “Hhhmm.. begini Tante Irma, waktu itu saya kebetulan lagi bersih-bersih, pas kebetulan dikamar Tante Yani saya lihat kok ada foto-foto telanjang tubuh Tante-Tante yang aduhai itu,” jawabku sambil tersenyum.

    “Baik.. kalau gitu serahkan klisenya?” Kata Tante Nita.

    “Baik tapi ada syaratnya lho,” jawabku.

    “Katakan apa syaratnya dan kita selesaikan ini baik-baik,” kata Tante Irma dengan ketus.

    “Iya Anto, tolong katakan apa yang kamu minta, asal kamu kembalikan klisenya,” tambah Tante Nita memohon.

    “Ooo.. nggak, nggak, saya nggak minta apa-apa, Cuma saya ingin melihat langsung Tante telanjang,” kataku.

    “Jangan kurang ajar kamu!” kata Tante Irma dan Tante Nita dengan marah dan menundingnya. “Wah.. wah.. jangan galak gitu dong Tante, saya kan nggak sengaja, justru Tante-Tante sendiri yang ceroboh kan,” jawabku sambil menggeser dudukku lebih dekat lagi.

    “Bagaimana Tante?”

    “Hei.. jangan kurang ajar, keterlaluan!!” bentak Tante Nita sambil menepis tanganku.

    “Bangsat.. berani sekali, kamu kira siapa kami hah.. dasar orang kampung!!” Tante Irma menghardik dengan marah dan melemparkan setumpuk foto itu ke wajahku.

    “Hehehe.. ayolah Tante, coba bayangkan, gimana kalo foto-foto itu diterima paman di kantor, wah bisa- bisa Tante semua jadi terkenal deh!!” kataku lagi.

    Kulihat kananku Tante Irma tertegun diam, kurasa dia merasakan hal yang kuucapkan tadi. Kenapa harus kami yang tanggung jawab,

    “Tante-Tantemu yang lain kok tidak?” tanya Tante Irma lemas.

    “Oh, nanti juga mereka akan dapat giliran,” jawabku.

    “Bagaimana Tante? Apa ssudah berubah pikiran?”

    “Baiklah, tapi kamu hanya melihat saja kan?” tanya Tante Nita.

    “Iya, dan kalau boleh sekalian memegangnya?” jawabku.

    “Kamu jangan macam-macam Anto, hardik Tante Irma.”

    “Biarlah Mbakyu, daripada ketahuan,” jawab Tante Nita sambil berdiri dan mulai melepas pakaiannya, diikuti Tante Irma sambil merengut marah.

    Hingga tampak kedua Tanteku itu telanjang bulat dihadapanku. Tante Irma walau ssudah berusia 45 tahun tapi tubuhnya masih montok, dengan kulit kuning langsat dan sedikit gemuk dengan kedua payudaranya yang besar menggantung bergoyang-goyang dengan puting susunya juga besar.

    Turun kebawah tampak pinggulnya yang lebar serta bulu hitam di selangkangan amat lebat. Tidak kalah dengan tubuh Tante Nita yang berusia 37 tahun dengan tubuh langsing berwarna kuning langsat, serta payudaranya yang tidak begitu besar tapi nampak kenyal dengan puting yang sedkit naik keatas.
    Pinggulnya juga kecil serta bulu kemaluannya di selangkangan baru dipotong pendek.

    “Ssudah Anto?” tanya Tante Irma sambil mulai memakai bajunya kembali.

    “Eh, belum Tante, kan tadi boleh pegang sekalian, lagian saya belum lihat vagina Tante berdua dengan jelas,” jawabku.

    “Kurang ajar kamu,” kata Tante Nita setengah berteriak. Judi Bola Online

    “Ya sudah kalo nggak boleh kukirim foto Tante berdua nih?” jawabku.

    “Baiklah,” balas Tante Irma ketus,

    “Apalagi yang mesti kami lakukan?”

    “Coba Tante berdua duduk di sofa ini,” kataku.

    “Dan buka lebar-lebar paha Tante berdua,” kataku ketika mereka mulai duduk.

    “Begini Anto, Cepat ya,” balas Tante Nita sambil membuka lebar kedua pahanya.

    Hingga tampak vaginanya yang berwarna kemerahan.

    “Tante Irma juga dong, rambutnya lebat sih, nggak kelihatan nih,” kataku sambil jongkok diantara mereka berdua.

    “Beginikan,” jawab Tante Irma yang juga mulai membuka lebar kedua pahanya dan tangannya menyibakkan rambut kemaluannya kesamping hingga tampak vaginanya yang kecoklatan.

    “Anto pegang sebentar ya?” kataku sambil tangan kananku coba meraba selangkangan Tante Irma sementara tangan kiriku meraba selangkangan Tante Nita. Kumainkan jari-jari kedua tanganku di vagina Tante Irma dan Tante Nita.

    “Sudah belum, Anto.. Ess..,” kata Tante Irma sedikit mendesah.

    “Eeemmhh.. uuhh.. jangan Anto, tolong hentikan.. eemmhh!” desah Tante Nita juga ketika tanganku sampai ke belahan kemaluannya.

    “Sebentar lagi kok Tante, memang kenapa?” tanyaku pura-pura sambil terus memainkan kedua tanganku di vagina Tante Irma dan Tante Nita yang mulai membasah.

    “Eh, ini apa Tante?” tanyaku pura-pura sambil mengelus-selus klitoris mereka.

    “Ohh.. Itu klitoris namanya Anto, jangan kamu pegang ya..,” desis Tante Irma menahan geli.
    “Iya

    jangan kamu gituin klitoris Tante dong,” dasah Tante Nita.

    “Memang kenapa Tante, tadi katanya boleh,” kataku sambil terus memainkan klitoris mereka. “Sshh.., oohh.., geliss.., To,” rintih Tante Irma dan Tante Nita.

    “Ini lubang vaginanya ya Tante?” tanyaku sambil memainkan tanganku didepan lubang vagina mereka yang semakin basah.

    “Boleh dimasukin jari nggak Tante?”

    Kembali jariku membuka belahan vagina mereka dan memasukkan jariku, slep.. slep.. bunyi jariku keluar masuk di lubang vagina Tante Nita dan Tante Irma yang makin mendesah-desah tidak karuan,
    “Jangan Anto, jangan kamu masukin jari kamu.. Oohh..,” rintih Tante Nita.

    “Jangan lho Anto.. sshh..,” desah Tante Irma sambil tangannya meremasi sofa.

    “Kenapa? Sebentar saja kok, dimasukkin ya,” kataku sambil memasukkan jari tengahku ke vagina mereka masing-masing.

    “Aaahh.., Anto..,” desah Tante Irma dan Tante Nita bersama-sama mersakan jari Anto menelusur masuk ke lubang vagina mereka.

    “Ssshh.. eemmhh..!!” Tante Irma dan Tante Nita mulai meracau tidak karuan saat jari-jariku memasuki vagina dan memainkan klitoris mereka.

    “Bagaimana Tante Irma,” tanyaku mulai memainkan jariku keluar masuk di vagina mereka.

    “Saya cium ya vagina Tante Irma ya?” tanyaku sambil mulai memainkan lidahku di vaginanya.
    “Sebentar ya Tante Nita,” kataku.

    “Jangan.., sshh.. Anto.. ena.., rintih Tante Irma sambil tangannya meremasi rambutku menahan geli.

    “Gimana Tante Irma, geli tidak..,” tanya Anto.

    “Ssshh.. Anto.. Geli ss..,” rintihnya merasakan daerah sensitifnya terus kumainkan sambil tangannya meremasi sendiri kedua payudaranya.

    “Teruss.. Anto,” desis Tante Irma tak kuat lagi menahan nafsunya.

    Sementara Tante Nita memainkan vaginanya sendiri dengan jari tanganku yang ia gerakkan keluar masuk. Dan Tante Irma kian mendesah ketika mendekati orgasmenya dan

    “Aaahh ss.., Tante sudah nggak kuat lagi,” rintih Tante Irma merasakan lidahku keluar masuk dilubang vaginanya.

    “Tante Irma keluar Anto..,” desah lemas Tante Irma dengan kedua kakinya menjepit kepalaku di selangkangannya. Tahu Tante Irma sudah keluar aku bangkit lalu pindah ke vagina Tante Nita dan kubuka kedua pahanya lebar-lebar. Sama seperti Tante Irma Tante Nita juga merintih tidak karuan ketika lidahku mengocok lubang vaginanya.

    “Aah ss.., Antoo,.., enak ss..,” rintih Tante Nita sambil menekan kepalaku ke selangkangannya.

    Tante Nita di sofa dan kubuka lebar-lebar pahanya. Kubenamkan lidahku liang vagina Tante Nita, ku sedot-sedot klitoris vagina Tante Nita yang ssudah basah itu,

    “Teruss.., Antoo.., Tante.., mau kelu.. Aah ss..,” rintih Tante Nita merasakan orgasme pertamanya. Anto lalu duduk diantara Tante Irma dan Tante Nita.

    “Gantian dong Tante, punyaku sudah tegang nih,” menunjukkan sarung yang aku pakai tampak menonjol dibagian kemaluanku pada Tante Irma dan Bullik Nita. Kuminta mereka untuk menjilati kemaluanku.

    “Kamu nakal Anto, ngerjain kami,” kata Tante Irma sambil tangannya membuka sarungku hingga tampak penisku yang mengacung tegang keatas.

    “Iya.., awas kamu Anto.. Tante hisap punya kamu nanti..,” balas Tante Nita sambil memasukkan penisku kemulutnya.

    “Ssshh.. Tante.. terus..,” rintih Anto sambil menekan kepala Tante Nita yang naik turun di penisnya. Tante Irma terus menjilati penisku gantian dengan Tante Nita yang lidahnya dengan liar menjilati penisku, dan sesekali memasukkannya kedalam mulunya serta menghisap kuat-kuat penisku didalam mulutnya. Sluurrpp.. sluurpp.. sshhrrpp.. demikian bunyinya ketika dia menghisap.

    “Sudah.. Tante, Anto nggak kuat lagi..,” rintih Tante Nita sambil mengangkat kepalaku dari vaginanya.
    “Tunggu dulu ya Tante Irma, biar saya dengan Tante Nita dulu,” kataku sambil menarik kepala Tante Irma yang sedang memasukkan penisku kemulutnya.

    “Tante Tina sudah nggak tahan nih,” kataku sambil membuka lebar-lebar kedua paha Tante Nita dan berlutut diantaranya.

    “Cepatss.. Anto,” desah Tante Nita sambil tangannya mengarahkan penisku ke vaginanya. “Asshhss..,” rintih Tante Nita panjang merasakan penisku meluncur mulus sampai menyentuh rahimnya. Tante Nita mengerang setiap kali aku menyodokkan penisnya.

    Gesekan demi gesekan, sodokan demi sodokan sungguh membuatku terbuai dan semakin menikmati “perkosaan” ini, aku tidak peduli lagi orang ini sesungguhnya adalah Tanteku sendiri. Kuminta Tante Nita untuk menjilati vagina Tante Irma yang jongkok diatas mulutnya.

    “Ushhss.. Geli dik,” desis Tante Irma setiap kali lidah Tante Nita memasuki vaginanya. Sementara aku sambil menyetubuhi Tante Nita tanganku meremas-remas kedua payudara Tante Irma. Tiba-tiba Tante Nita mengangkat pinggulnya sambil mengerang panjang keluar dari mulutnya. “Ahhss.. Anto Tante keluar.. ”

    “Sudah keluar ya Tante Nita, sekarang gilran Bu Irma ya,” kataku sambil menarik Tante Irma untuk naik kepangkuanku.

    Tante Irma hanya pasrah saja menerima perlakuannya. Kuarahkan penisku ke vagina Tante Irma Lalu Aaahh.. desah Tante Irma merasakan lubang vaginanya dimasuki penisku sambil pinggulnya mulai naik turun. Kunikmati goyangan Tante Irma sambil ‘menyusu’ kedua payudaranya yang tepat di depan wajahku, payudaranya kukulum dan kugigit kecil.

    “Teruss.. Tante, vagina Tante enak..,” rintihku sambil terus dalam mulutku menghisap-hisap puting susunya.

    “Penis kamu juga sshh..” rintih Tante Irma sambil melakukan gerakan pinggulnya yang memutar sehingga penisku terasa seperti dipijat-pijat.

    “Sebentar Tante, coba Tante balik badan,” kataku sambil meminta Tante Irma untuk menungging.
    Kusetubuhi Tante Irma dari belakang, sambil tanganku tangannya bergerilya merambahi lekuk-lekuk tubuhnya. Harus kuakui sungguh hebat wanita seumur Tante Irma mempunyai vagina lebih enak dari Tante Nita yang berusia lebih muda. Sudah lebih dari setengah jam aku menggarap Tante Irma, yang makin sering merintih tidak karuan merasakan penisku menusuk-nusuk vaginanya dan tanganku meremasi payudaranya yang bergoyang-goyang akibat hentakan penisku di vaginanya.

    “Ssshh.. Anto, Tante mau keluar..” rintih Tante Irma.

    “Sabarr.. Tante, sama-sama,” kataku sambil terus memainkan pinggulku maju-mundur.

    “Aaahh ss.., Tante Irma keluar..,” melenguh panjang.

    “Saya belum, Tante,” kataku kecewa.

    “Pake susu Tante aja ya,” jawab Tante Irma jongkok didepanku sambil menjepitkan penisku yang ssudah licin mengkilap itu di antara kedua payudaranya yag besar, lalu dikocoknya.

    “Terus, Tante enak ss..,” rintihku.

    Melihat hal itu Tante Nita bangun sambil membuka mulutnya dan memasukkan penisku ke mulutnya sambil dihisap-hisap. Tak lama setelah mereka memainkan penisku, mengeluarkan maninya menyempot dengan deras membasahi wajah dan dadaTante Irma dan Tante Nita.

    “Terima kasih ya Tante,” jawabku sambil meremas payudara mereka masing-masing.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Menikmati Memek Harum Mila

    Menikmati Memek Harum Mila


    1751 views

    Cerita Sex ini berjudulMenikmati Memek Harum MilaCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Cerita ini khusus buat temanteman yang pingin tau kisahnya dan khusus untuk umur 18. Cerita ini lumayan Hot dan lumayan membuat Konak. untuk lebih jelasnya bisa disimak di bawah ini. Cerita ini hanyalah fiksi belaka, Nama, Foto dan Tempat kejadian dalam cerita ini hanya Fiksi Belaka.

    Aku sebenarnya tidak tega menagih utang pada kawanku yang satu ini. Namun, karena keadaanku juga sangat mendesak, aku memberanikan diri dengan harapan temanku bisa membayar; minimal separuhnya dulu. Sayang sekali, Darta, kawanku yang baru menikah enam bulan yang lalu ini, tak bisa membayar barang sedikit pun.

    Memang aku mengerti keadaannya. Ia menikah pun karena desakan orang tua Mila, yang kini jadi istrinya. Darta sendiri, sampai saat ini belum punya pekerjaan.Karena hari sudah larut, aku tahu diri, segera permisi pada Darta.

    Gua jadi enggak enak nih..

    Sudahlah Ta. Gua gak apaapa koq. Gua cuma nyoba aja, barangkali ada, aku menukasnya, takut membuatnya jadi beban pikiran.

    Ma, gua mau bisikin sesuatu.. tibatiba Darta mendekatkan mulutnya ke arah telingaku. Dan aku benarbenar terkejut, ketika Darta menawarkan istrinya untuk kutiduri.

    Gila lu.. Sialan.. ucapku.

    Sstt.. Jangan berisik. Gua juga kan ingin balas budi sama elu. Soalnya eu udah banyak berbuat baik sama gua. Gak ada salahnya kan, kalau kita saling berbagi kesenangan.. begitulah ucap Darta dengan serius.

    Memang diamdiam sudah sejak lama aku selalu memperhatikan Mila. Bahkan aku pun memuji Darta, bisa mendapatkan gadis secantik Mila. Selain posturnya yang tinggi, Mila memiliki kulitnya yang putih dan mulus. Tubuhnya menggairahkan. Memang selalu terbungkus rapat, dengan baju yang longgar. Namun aku dapat membayangkan, betapa kenyalnya tubuh Mila.

    Baru melihat wajah dan jemari tangannya pun, aku memang suka langsung berpantasi; membayangkan Mila jika berada di hadapanku tanpa busana. Lalu Mila kugumuli dengan sesuka hati. Namun untuk berbuat macammacam, rasanya kubuang jauhjauh. Karena aku sangat tahu, Mila itu orang baikbaik, dan keturunan orang baikbaik pula. Lihat saja penampilannya, yang selalu terbungkus sopan dan rapi.

    Lu serius, Ta? Bagaimana dengan Mila? Apa dia mau? aku pun akhirnya mulai terbuka.

    Kita pasang strategi, donk! Kalau secara langsung, jelas istri gua kagak bakalan mau, jawabnya.

    Gimana caranya? aku penasaran.

    Darta kembali membisikan lagi rencana gilanya. Aku memang sangat menginginkan hal itu terjadi. Sudah kubayangkan, betapa nikmatnya bersetubuh dengan perempuan aduhai seperti Mila.

    Mila..! Mila..! Milaa..! Darta memanggil istrinya.

    Dan tanpa selang waktu lama, Mila ke luar dari dalam kamarnya dengan dandanan yang tetap rapat.

    Ada apa, Bang? tanya Mila.

    Tolong belikan rokok ke warung..! kata Darta sambil merogoh uang ribuan ke dalam sakunya.

    Baik, Bang, Mila menerima uang itu, lalu ke luar. Agen Judi Bola

    Darta segera menyuruhku masuk ke dalam kamarnya, seraya masuk ke kolong ranjang. Aku mau saja, berbaring di tembok dingin, di bawah ranjang. Lalu Darta ke luar lagi. Pintu kamar, tampak masih terbuka.

    Tidak lama kemudian, terdengar suara Mila yang datang. Mereka bercakapcakap di ruang tamu. Dan Darta mengatakan kalau aku sudah pulang, karena ada ditelepon sama bosku. Mila kedengarannya tidak banyak tanya. Dia tak terlalu mempedulikan kehadiranku. Hingga suara pintu yang dikunci pun, bisa terdengar dengan jelas.

    Kulihat dua pasang kaki memasuki kamar. Pintu ditutup. Dikunci pula. Bahkan termasuk lampu pun dimatikan, sehingga mataku tak melihat apaapa lagi. Yang kudengar hanya suara ranjang yang berderit dan suara kecupan bibir, entah siapa yang mengecup. Lalu ada juga yang terdengar suara seleting celana, dan nafas Mila yang mulai tak beraturan. Pluk, pluk, pluk.. Sepertinya pakaian mereka mulai dilemparkan ke lantai, satu persatu.

    Emh.. Ah.. Uh.. Oh.. Jelas, itu suara milik Mila.

    Euh.. He.. Euh.. nah kalau itu, suara Darta.

    Tampaknya mereka sudah mulai bercumbu dengam hebatnya. Ranjang pun sampai bergoyanggoyang begitu dahsyat.

    Emh.. Akh.. Ayo Bang.. Aduuh ss.. suara Mila membuat nafasku bergerak lebih kencang dari biasanya.

    Aku bisa merasakan, Mila sedang ada dalam puncak nafsunya. Aku sudah tidak tahan mendengar suara dengusan nafas kedua insan yang tengah memadu berahi ini. Hingga aku mulai membuka celanaku, bajuku dan celana dalamku. Aku sudah telanjang bulat. Lalu aku bergerak perlahan, ke luar dari tempat persembunyian, kolong tempat tidur.

    Meski keadaan sangat gelap, namun aku masih bisa melihat dua tubuh yang bergumul. Terutama tubuh Mila, yang putih mulus. Darta sudah memasukan penisnya, dan sedang memompanya turun naik, diiringi desahan nafas yang tersengalsengal. Konvensional. Mila sepertinya lebih menikmati berada di posisi bawah, sambil kedua tangannya memeluk erat tubuh Darta, dan kakinya menjepit pantat Darta. Aku mulai tidak tahan.

    Tibatiba Darta semakin mempercepat pompaannya. Ranjang bergoyang lebih ganas lagi. Dan suara erangan tertahan Mila semakin menjadijadi.

    Emh, emh, emh, emh.. Ah.. Oh.. Hanya itu yang keluar dari mulut Mila, karena mulutnya disumpal oleh mulut Darta. Dan akhirnya.
    Agh.. Agh..! suara Darta mengakhiri pendakian itu.

    Namun tampaknya Mila belum selesai. Terbukti, kakinya masih menyilang erat, mengunci paha Darta, agar tak segera mencabut penisnya. Tetapi apa hendak dikata, Darta sudah lemas. Ia tergolek dengan nafas yang lemahlunglai.

    Kesempatan inilah, saatnya aku harus masuk. Demikian yang direncanakan Darta tadi. Maka tanpa ragu lagi, aku segera melompat ke atas ranjang. Meraih tubuh Mila dan langsung menindihnya. Tentu saja Mila terpekik kaget.

    Siapa Kau..! Kurang ajar..! Pergi..! Ke luar..! jangan..! setaan..! Mila berontak. Ia sangat marah tampaknya.

    Mila, aku punya hutang pada kawanku. Berilah ia sedikit kesempatan.. Darta yang menjawab, sambil mengelus rambutnya.

    Biadab..! Aku tidak mau..! Lepaskan..! *******..! Mila mendorong tubuhku.

    Namun karena nafsuku sudah memuncak, aku tak mungkin menyerah. Kutekan lebih keras tubuhnya, sambil tanganku berusaha menuntun agar penisku segera masuk. Mila tetap meronta. Mila berkalikali meludahi mukaku. Tetapi aku diamdiam menikmatinya. Bahkan ludahnya malah kusedot dari bibirnya, dan kutelan.

    Meskipun liang vagina Mila sudah licin, namun penisku tetap agak seret untuk segera menembusnya. Mila terpekik, ketika aku menekan dan memaksakannya sekaligus. Bles..! Akhirnya masuk juga. Kudiamkan beberapa saat, karena aku ingin mencumbu dulu bibirnya. Mila tetap berontak, sampai akhirnya kehabisan tenaga. Akhirnya ia hanya diam.

    Kurasakan ada air mata yang mengalr dari kedua kelopak matanya. Tetapi aku semakin bernafsu. Kuremasremas payu daranya yang ternyata memang cukup besar dan begitu kenyal. Lalu aku mulai memompa penisku. Mila terpekik kembali. Kasihan juga, aku melihatnya. Sehingga aku bergerak perlahanlahan, sampai akhirnya vagina Mila bisa beradaptasi dengan penisku. Mila tidak bereaksi. Ia diam saja. Namun aku sangat menikmatinya.

    Walaupun Mila diam, tentunya jauh lebih nikmat dari pada melakukannya dengan patung. Aku terus memompanya, sampai napasku mulai ngosngosan. Kucoba menyalurkan nafasku ke arah telinga Mila. Dan hasilnya cukup bagus. Lama kelamaan, di sela isakan tangisnya, diamdiam kurasakan vaginanya diangkat, seakan Mila ingin menerima hunjaman penisku lebih dalam.

    Tentu saja aku semakin bersemangat. Kupompa lebih cepat lagi. Tibatiba isakan tangisnya berhenti, diganti dengan nafasnya yang kian memburu. Dan yang lebih mengagetkan lagi, kakinya tibatiba mengunci pantatku. Aku tersenyum, sambil mencumbui telinganya.

    Kau menikmatinya, sayang? bisikku.

    Diam..! dia membentakku. Namun aku yakin, Mila hanya tidak mau mengakui kekalahan dirinya. Buktinya, ketika penisku kucabut, Mila

    menekan pantatku. Tangannya pun memeluk tubuhku, agar aku merapatkannya kembali.

    Lalu ada suara erangan dari bibirnya yang tertahan. Bersamaan erangan itu, kedua kakinya semakin erat menekan pantatku. Dan vaginanya ditekan pula ke atas. Aku pun sangat terangsang. Hingga detikdetik akhir pun akan segera tiba. Kupeluk erat pula tubuh Mila. Kugenjot lebih cepat dan lebih keras. Sampai akhirnya tiba pada genjotan yang terakhir. Aku tekan sangat kuat. Kugigit pelan lehernya.

    Agh.. Agh.. Agh.. Maniku keluar di dalam vaginanya. Begitupun Mila.

    Akh.. Akh.. Akh.. Ss.. begitulah yang keluar dari mulut Mila.

    Lalu kemudian Mila mendorong tubuhku dan seakan menyesali dan tak mau lagi bersentuhan denganku.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Seks Aku Diajari Ngentot Oleh Tante Yosi – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Seks Aku Diajari Ngentot Oleh Tante Yosi – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1637 views

    Perawanku – Seperti biasa kali ini admin Perawanku akan membagikan cerita tentang Cerita Seks Aku Diajari Ngentot Oleh Tante Yosi. Yuk mari saja langsung kita simak cerita dewasa ini.

    “Tante, saya belum pernah gituan loh, tolong ajarin saya yah?” kataku.
    Karena saya sudah bernafsu sekali, akhirnya saya mendorong Tante jatuh ke ranjangnya. Dan kemudian saya membuka celana dalamnya yang berwarna hitam. Terlihat jelas klitorisnya sudah memerah dan liang kemaluannya sudah basah sekali di antara bulu–bulu halusnya. Lalu saya mulai menjilat–jilat kemaluan si Tante dengan pelan–pelan. “Ogh.. Don, pintar sekali yah kamu merangsang Tante..” dengan suara yang mendesah. “Wah.. natural tuh Tante, padahal saya belum pernah sampai sejauh ini loh..” jawabku. Tak terasa, tahu–tahu rambutku dijambaknya dan tiba–tiba tubuh tante mengejang dan aku merasakan ada cairan yang membanjiri kemaluannya, wah.. ternyata dia orgasme! Memang berbau aneh sih, cuma berhubung sudah dilanda nafsu, bau seperti apapun tentunya sudah tidak menjadi masalah.

    Setelah itu kami merubah posisi menjadi 69, posisi ini baru pertama kalinya saya rasakan, dan nikmatnya benar–benar luar biasa. Mulut Tante menjilati kemaluan saya yang sudah mulai basah dan begitupun mulut saya yang menjilat-jilat liang kemaluannya. Setelah kami puas melakukan oral seks, akhirnya Tante Yossie sekarang meminta saya untuk memasukan batang kemaluan saya ke dalam lubang kemaluannya.
    “Don.. ayoo dong, sekarang masukin yah, Tante sudah tidak tahan nih,” minta si Tante.
    “Wah.. saya takut kalo Tante hamil gimana..” tanyaku.
    “Nggak usah takut deh, Tante minum obat kok, pokoknya kamu tenang–tenang aja deh,” sambil berusaha meyakinkanku.

    Benar–benar nafsu setan sudah mempengaruhi saya, dan akhirnya saya nekad memasukan kemaluan saya ke dalam lubang kemaluannya. Oghh, nikmatnya. Walaupun sakitnya juga lumayan. Setelah akhirnya masuk, saya melakukan gerakan maju-mundur dengan pelan, karena masih terasa sakit. “Ahh.. dorong terus dong Don..” minta si Tante dengan suara yang sudah mendesah sekali. Mendengar desahannya saya menjadi semakin nafsu, dan saya mulai mendorong dengan kencang dan cepat walaupun rasa sakit juga terasa. Akhirnya saya mulai terbiasa dan mulai mendorong dengan cepat. Sementara itu tangan saya asyik meremas–remas payudaranya, sampai tiba–tiba tubuh Tante Yossie mengejang kembali. Astaga, ternyata dia orgasme yang kedua kalinya. Dan kemudian kami berganti posisi, saya di bawah dan dia di atas saya. Posisi ini adalah idaman saya kalau sedang bersenggama. Dan ternyata posisi pilihan saya ini memang tidak salah, benar–benar saya merasakan kenikmatan yang luar biasa dengan posisi ini. Sambil merasakan gerakan naik-turunnya pinggul si Tante, dan tangan saya tetap sibuk meremas payudaranya lagi.

    “Oh.. oh.. nikmat sekali Donniie..!” teriak si Tante.
    “Tante.. saya kayaknya sudah mau keluar nih..” kata saya.
    “Sabar yah Don.. tunggu sebentar lagi dong, Tante juga udah mau keluar lagi nih..” jawab si Tante.

    Akhirnya saya tidak kuat menahan lagi, dan keluarlah cairan mani saya di dalam liang kemaluan si Tante, begitu juga dengan si Tante. “Arghh..!” teriak si Tante Yossie. Tante Yossie kemudian mencakar pundak saya sementara saya memeluk badannya dengan erat sekali. Sungguh luar biasa rasanya, otot–otot kemaluannya benar–benar meremas batang kemaluanku. Setelah itu kami berdua letih dan langsung tidur saja di atas ranjangnya. Tanpa disadari setelah 3 jam tertidur, saya akhirnya bangun. Saya memakai baju saya kembali dan menuju ke dapur. Ketika di dapur saya melihat Tante Yossie dalam keadaan telanjang, mungkin dia sudah biasa seperti itu. Entah kenapa, tiba–tiba sekarang giliran saya yang nafsu melihat pinggulnya dari belakang. Tanpa bekata–kata, saya langsung memeluk Tante Yossie dari belakang, dan mulai lagi meremas–remas payudaranya dan pantatnya yang bahenol serta menciumi lehernya. Tante pun membalasnya dengan penuh nafsu juga. Tante langsung menciumi bibir saya, dan memeluk saya dengan erat.

    “Ih.. kamu ternyata nafsuan juga yah anaknya?” kataya sambil tertawa kecil.
    “Agh Tante bisa aja deh,” jawabku sambil menciumi bibirnya kembali.
    Saking nafsunya, saya mengajak untuk sekali lagi bersenggama dengan si Tante, dan si Tante setuju-setuju saja. Tanpa ada perintah dari Tante Yossie kali ini saya langsung membuka celana dan baju saya kembali, sehingga kami dalam keadaan telanjang kembali di dapurnya. Karena keadaan tempat kurang nyaman, maka kami hanya melakukannya dengan gaya doggie style.”Um.. dorong lebih keras lagi dong Don..” desahnya. Semakin nafsu saja aku mendengar desahannya yang menurut saya sangat seksi. Maka semakin keras juga sodokanku kepada si Tante, sementara itu tanganku menjamah semua bagian tubuhnya yang dapat saya jangkau.
    “Don.. mandi yuk?” mintanya.
    “Boleh deh Tante, berdua yah tapinya, terus Tante mandiin saya yah?” jawab saya.

    Akhirnya kami berdua yang telanjang menuju ke kamar mandi. Di kamar mandi saya mendudukkan Tante Yossie di atas wastafel, dan kemudian saya kembali menciumi kemaluannya yang mulai basah kembali. Dan Tante mulai terangsang kembali.
    “Hm.. nikmat sekali jilatanmu Don.. agghh..” desahnya.
    “Don.. kamu sering–sering ke sini dong..” katanya dengan nafas memburu.
    “Tante, kalo tahu ada service begini mah saya tiap hari kalau bisa juga mau,” jawabku sambil tersenyum.

    Setelah puas menjilatinya, saya memasukkan batang kemaluan saya kembali ke lubang kemaluan Tante Yossie. Kali ini, dorongan saya sudah semakin kuat, karena rasa sakit saya sudah mulai berkurang ataukah saya sudah mulai terbiasa yah? Bosan dengan gaya tersebut, saya duduk di atas kloset dan Tante Yossie saya dudukkan di atas saya, dan batang kemaluan saya kembali dibimbingnya masuk ke dalam lubang kemaluannya. Kali ini saya sudah mulai tidak terlalu merasakan sakit sama sekali, namun rasa nikmat lebih banyak terasa. Goyangan si Tante yang naik-turun yang makin lama makin cepat membuat akhirnya saya “KO” kembali, saya mengeluarkan air mani ke dalam lubang kemaluannya. Tante Yossie kemudian menjilati kemaluan saya yang sudah berlumuran dengan air mani, dihisapnya semua sampai bersih. Setelah itu kami mandi bersama.

    Setelah selesai mandi, Tante Yossie memasakkan makan malam untuk kami berdua, dan setelah itu saya pamitan untuk balik ke rumah. Setelah kajadian itu saya baru tahu bahwa kesepian seorang Tante dapat membawa nikmat juga kadang–kadang. Sampai sekarang kami masih sering bertemu dan melakukan bersetubuhan. Kami biasanya melakukan di apartmetnya di kala anaknya George sedang sekolah atau les. Dan sering juga Tante mem-booking hotel berbintang dan kami bertemu di kamar.

  • Cerita Sex Vania Putri S Namanya

    Cerita Sex Vania Putri S Namanya


    835 views

    Perawanku – Cerita Sex Vania Putri S Namanya. Ya, genap satu tahun aku bekerja di tempat penyiaran radio. 1 tahun pula aku mengenal Ochi, yang kini dia dalam tahap persiapan masuk kuliah di kota yang sama, kota hujan. Entah kenapa dia ingin sekali menjadi dokter hewan. Aku tau memang, di rumah ibu nya kucing kesayangan dia dipelihara. Jadi motivasi tersebut yang memberikan dia kemampuan yang memadai untuk melewati tes SPMB untuk masuk ke jurusan kedokteran hewan.

    Ochi yang masih ngekos di tempat tersebut, kini jarang sekali kelihatan karena kampusnya memang diwajibkan untuk memasuki asrama pada tahun pertama. Tetapi setiap weekend, dia sering mengunjungiku dan kadang aku ajak jalan supaya dia tidak bosan dengan suasana kampus yang sepertinya mempunyai warna kesibukan baru untuk Ochi.

    Cerita XXX Vania Putri Kali ini aku tidak bercerita tentang Ochi, tetapi akan bercerita tentang teman satu kantorku yang bernama Vania Putri S. atau biasa dipanggil Vani. Vani juga rupanya perantau, tidak jauh dari kota ini, dia berasal dari Bekasi.

    “Lho Van, katanya lo sakit?” sambut ku yang sedang merapikan berkas broadcast yang akan aku bawakan nanti siang
    “Iya nih Fer, masih ga enak badan sebenernya. Cuma si Bos minta gw temenin lo broadcast siang nanti. Kebetulan tema yang bakal dibawain nanti siang gw udah paham banget. Jadi ya apa boleh buat”
    “Ohh ternyata lo toh partner gw nanti siang. Wah bakal rame dong nih nanti siang pasti listener nya gara-gara ada lo”
    “Hahaha bisa aja lo”
    “Eh lo udah sarapan belum Van?”
    “Belum nih. Tadi gw bangun agak kesiangan jadi ga sempet nyiapin bekel”
    “Ya udah, nih tolong lo susun sesuai kemampuan lo biar nanti bawain nya enak. Sarapan biar gw beli ke depan. Lo ga usah terlalu banyak aktivitas. Siapin buat nanti siang aja. Oke?”
    “Wah makasih ya fer. Oke deh. Siap BOS!”
    “Haha ya udah gw cabut bentar ya.”
    “Oke”

    Vani adalah salah satu penyiar yang ngasih rating siaran paling tinggi. Bayangin aja, bukan apa-apa yaaa. Kalo kalian denger di radio, yang kalian denger suara kan? Adalah sebutan suara ganteng, adalah suara cantik. Nah walaupun penyiarnya ga ganteng amat, ato ga cantik beneran, tapi suara nya itu yang bikin kuping nyaman. Tapi beda sama Vani, aslinya itu cantik bener. Suara nya cantik juga. Makanya rating siaran yang dia pegang pasti rame bener. Secara fans nya Vani itu bejibun seantero Bogor.

    Siang ini aku dan Vani membahas tentang wisata kuliner yang ada di kota ini. Dari es duren, asinan, roti unyil, pizza kayu bakar, sop buah, es duren, makanan murah, makanan mahal, resto ini itu, dan lainnya. Sudah bisa diprediksi hari ini ramai request yang masuk. Request minta ini itu. Untungnya Vani paham banget sama materi ini, soalnya dia emang hobi nya wisata kuliner. Tapi entah kenapa body nya ga ada melar-melarnya mau porsi makan dia seporsi kuli (kata orang warteg) dan doyan jajan ini itu.

    “Huwaahhh kelar juga Van. Thanks banget ya lo udah bantu n temenin gw siaran siang ini. Kalo ga ada lo entah gimana gw ngadepin listeners. Dan lo juga ga keliatan kaya orang sakit. Semangat banget tadi”
    “Hayah santai aja lagi Fer. Gw juga seneng ko jadi partner lo, soalnya lo juga enak bawain nya. Konyol lo ga garing, jadi gw nya juga semangat. Yaa itung-itung kaya gini nih bikin gw cepet pulih dari sakit. Hehehe thanks ya Fer.”
    “Siipp sama-sama Van. Lo langsung balik abis ini?”
    “Iya Fer, gw sekalian mau istirahat.”
    “Gw anter ya. Gw juga ga ada kesibukan lagi”
    “Eh gpp nih? Ya udah hehehe mau aja gw mah. Biar ga cape ngangkot”
    “Lo sih kenapa ga cicil motor aja sih? Gw aja udah mau jalan 6 bulan nih cicilan”
    “Belum kepikiran gw. Nanti aja deh. Hehe”
    “Yuk deh beberes, kita pulang abis ini.”

    Tiiiiiiiiitttuituit (sfx : bunyi sms)

    Cerita XXX Vania Putri S namanya

    “Ka Fer. Ochi minggu ini ga pulang ke kosan. Ada acara di kampus. Satu angkatan diminta hadir soalnya. Maaf ya ka belum bisa nemenin weekend ini.”

    Wahh sepi dong weekend ini ga ada yang bawel bangunin tiap pagi. Tapi ga apalah. Demi dunia baru Ochi yang lebih luas.

    “Oke Ochi. Take care ya di sana. Kaka tunggu minggu depan :*”
    “Oke ka. Miss you :*”
    “Fer, yuk cabut”
    “Ohh ehh iya. Yuk. Btw, lo abis mandi?”
    “Iya barusan panas banget gw. Jadi mandi bentar di kamar mandi staff”
    “Ohh pantes”

    Broadcast hari ini selesai jam 2 siang. Saat itu aku antar Vani pulang ke kosan nya. Tetapi, sepertinya ada yang aneh. Ini mah jalan aku pulang ke kosan.

    “Van, kosan lo yang mana?”
    “Lurus aja, nanti ada bangunan ijo, pager item. Itu kosan gw.”
    “HAH? Jadi lo ngekos di samping kosan gw? Itu kan kosan khusus cewe nya pak Haji Mansur kan?”
    “LOH lo jadi ngekos Haji Mansur juga? Kenapa ga bilang kampret. Tau gitu gw tiap hari nebeng elo Fer. Cape-cape gw naik angkot. Ah”
    “Hahahaha ya lo ga bilang sih. Mana tau gw. Hahaha ya udah deehhh rela gw tiap hari jadi ojek lo.”
    “Nah gitu doong. Kan ongkos nya lumayan buat wiskul (wisata kuliner) lagi”
    “Buseett makan mulu lo. Tapi ga gemuk-gemuk. Tetep aja body lo bagus gitu”
    “Ehh masa body gw bagus? Biasa aja ah. Bisa aja lo”
    “Hehehe ga gombal loh gw. Kenyataan”
    “Hahaha ya udah. Naahh sampe kan. Gw turun dulu ya. Eh fer gw mau liat kosan lo dong sebelah mana. Siapa tau gw bisa main-main kalo lagi bosen”
    “Ya udah yuk masuk. Gw parkir motor sebentar. Lo tunggu di tangga situ dlu ya”
    “Okee”

    Setelah ku parkir motor ku, Vani masih clingak clinguk melihat keadaan sekitar.

    “Fer, ko sepi?”
    “Ya iya lah sepi. Mayoritas kan pada kerja. Kayaknya sih mereka sabtu masih masuk atau entah mereka hangout weekend kali. Kita doang ini yg bisa pulang siang. Yuk naik ke atas”
    “Ehh gw cuma mau liat doang ko. Kamar lo sebelah mana?”
    “Loh ga masuk dulu? Tuh kamar gw yg atas paling pojok”
    “Oh itu. Nanti deh kapan-kapan kalau bosen di kosan gw main ke sini ya. Kebetulan gw udah ada janji sama Selly buat cabut ke Boper beli martabak”
    “Anjir makan lagi. Oke lah tiati aja di jalan”
    “Bukan buat gw odong. Buat Selly tuh katanya ngidam. Hahaha hamil aja kaga, pake ngidam. Dah yaa Fer gw cabut dulu. Byee”
    “Byee..”

    Ga disangka, ternyata Vani menjadi tetangga kosan. Jadi ada temen ngobrol deh.

    Sudah sekitar satu bulan kalau jam pulang ku sama dengan Vani, pasti selalu aku antar dia. Tetapi Selasa ini berbeda. Setelah perayaan kecil-kecilan di tempat siaran karena hari ini tepat ulang tahunku yang ke-26, Vani pun ingin ikut ke kosan ku karena kacaunya muka dan pakaian ku akibat terkena lemparan tepung dan cake. Hahaha kaya masih anak muda aja dah.

    “Udah sih lo nyetir aja. Barang lo biar gw yg bawa. Lo sampe berantakan gini. Kenapa sih ga mau pake kamar mandi kantor? Lagian masih jam 7an juga”
    “Lebih pewe di kosan ah Van. Cabut yuk.”
    “Yuk deh”

    Sesampainya di kosan, aku persilakan Vani naik ke kamar ku lebih dulu, sedangkan aku memarkir motor di tempat biasa.

    Ckleekk krotak krotak

    “waahh rapi juga kamar lo Fer. Gw pikir semua kamar cowo pasti berantakan”
    “hahaha ngga doong. Gw gitu loh”

    (Padahal harusnya tiap weekdays, kamar ini berantakan. Dan akan rapi tiap weekend. Siapa yang merapikan? Tentu saja dirapikan sendiri, biasanya Ochi dateng. Tapi ngga. Soalnya kalo ga rapi, bisa-bisa kepala ku digetok panci lagi sama Ochi ><)

    Vani melihat lihat sekeliling kamar ku. Dan matanya pun tertuju pada satu bingkai foto. Ya, foto aku dan Ochi.

    “Ehh siapa nih? Pacar lo?”
    “Bukaaann. Itu ade-ade an gw. Tuh samping kamar. Tapi dia masih di kampus. Minggu ini ga balik.”
    “Ahh ade apa adeee.. Udeh sih ngaku aja, pacar lo kan?”
    “Bukan bukan. Gw dan dia saling respect aja. Ga ada niat buat pacaran. Dia juga begitu”
    “Ohh bener nih? Hahahaha oke laahh”
    “Oke kenapa?”
    “Ehh ngg ngga ko gpp. Gw pinjem kasur lo bentar ya. Mau rebahan.”
    “Ya udah pake aja. Gw juga mau mandi sebentar. Bau tepung terigu campur telor gini gw. Digoreng jadi crispy kali yak”
    “Hahaha ya udah sih buruan sana. Biar seger”

    Vani aku tinggal mandi. Tapi sebelum itu aku pasang lagu jazz dari pemusik Saxophone dari Media Player laptop ku.

    “FEEERRRR.. LO ADA PILM BAGUS GAAAA? GW SUNTUK NIH”
    “Ada. Cari aja di drive D folder Film. Ga usah teriaaakk plaud. Gw denger ko.”
    “Hehe maap. Oke thank you”

    Cerita Sex 2016 |Setengah jam kemudian, aku yang sudah selesai mandi dan mematikan keran air, sayup-sayup terdengar suara rintihan. Modyaarrr, jangan-jangan Vani ngeliat koleksi bokep di laptop gara-gara hidden folder nya blm di unhidden lagi. Wah gawat. Tetapi, sepertinya suara desahan itu aku kenal suara nya, Ya! Suara Vani. Itu suara desahan Vani!!!
    Keran air tetap aku nyalakan. Pelan-pelan aku buka pintu supaya tidak menimbulkan suara. Aku intip sebentar ke meja tempat aku menaruh laptop…

    Deggg Vani sedang masturbasi!

    Cerita XXX Vania Putri Jeans nya sudah diturunkan di bawah dengkul, tshirt nya sudah terangkat sampai bagian dada nya terbuka. Bra nya sudah terangkat ke atas menunjukkan payudara Vani yang mengkal. Body nya putih mulus, tanpa cacat. Tangan kanan Vani tengah mengocok memek nya, dan tangan kiri nya pun memainkan puting sebelah kiri.

    “Uhhhh mmhhhh duuhh enakkk. Mmmmmhhhhh”

    Aku yang hanya berbalut handuk saja, terpesona dengan pemandangan tersebut. Sehingga kontolku menjadi keras.

    “Uhhh aduuhh cepet mainin memek gw Feerr.. uuuhh ampuunn enak bangettt. Ohhh Feeerrr..”

    DEG

    Aku yang saat itu terpaku, terdengar desahan Vani memanggil Fer. Entah itu aku atau orang lain. Membuat diriku memberanikan diri menghampiri Vani ke belakang kursi meja komputer.

    “Vaann. Lo lagi ngapain?”

    Sapa ku lembut sambil menyentuh pundaknya dengan lembut pula. Tapi Vani terkejut bukan kepalang. Sampai dia terlompat dari kursi

    BRUAKK Dengkul Vani kepentok meja. Merengut kesakitan

    “Aduuhh. Sakiit. Aduhh eehh Fer. Gw lagi.. aduuhh ssshh dengkul gw.. ohh duh sorry Fer..”

    Vani yang antara kesakitan dengkulnya dan tangannya sibuk menutupi selangkangan dan dada nya terihat linglung. Dia terduduk di tepi kasur dengan tangan kanan yang menutupi dada, paha yang dirapatkan dan tangan kiri mengurut dengkul nya.

    “Ya ampun. Lo ga apa-apa Van? Sini rebahan, gw urut dengkul lo. Bunyi kepentok nya kenceng bener”
    “Ehh. Huum deh. Ehh tapi ini. Tutup yaa. Aduuhh malu gw”
    “Hehe gak apa-apa lagi, gw yang sorry udah ngagetin lo. Lo sih ga ngajak-ngajak. Nih lo tutup pake sarung. Buka sekalian celana lo deh Van. Gw mau liat dengkul lo”
    “Ehh humm duh gmn yaa”
    “Yaelah gw udah liat semuanya lo masih aje mikir.”
    “Ehh udah ya? Hehe sorry deh. Ya udah gw buka”
    “Iya”

    DAAANN. Ternyata benar, bagian perbatasan dengkul dan paha Vani membiru kemerahan. Hampir keunguan.

    “Gile Van, memarnya parah bener. Gw ambilin minyak tawon dulu ya”
    “Duh iya, sakit banget sampe ngilu dengkul gw. Sorry ya Fer ngerepotin”
    “Udehh selow. Kaya sama siapa aja lo ah”
    “hehehe”

    Aku yang masih berbalut handuk saja, kini mengurut memar nya Vani. Tentu saja kontolku masih mengeras dan ternyata terlihat oleh Vani karena handuk ku tidak dapat menutupi keras nya selangkangan nakal ini.

    “Feerrr.. itu lo keras ya?”
    “Ehh oh iya Van. Sorry ya. Gw horny barusan ngeliat lo masturbasi. Tapi tenang ko, ga gw perkosa. Hehehe”
    “Diperkosa juga gpp fer. Ikhlas ko gw”
    “Haha apaan sih lo.”
    “Beneraa aaahhh duh duh duh sakit sakit ferrr.. duh duh pelan ngurut nyaaaa”
    “Tahan dikiiitt. Kalo ga gw giniin nanti memarnya berhari-hari”
    “Uhh iya tapi pelanin dikit. Aduuhh ngilu ngilu sakit.”
    “Dah cukup ya. Semoga nanti cepet sembuh. Gw cuci tangan dulu sebentar. Lo beberes aja dulu ya”
    “Oke. Thanks Fer.”

    Vani aku tinggal sebentar ke kamar mandi untuk mencuci tanganku yang masih basah karena minyak tawon. Tetapi sayup terdengar suara desahan Vani. Mungkin dia masih mengeluh sakit akan dengkul nya. Aku intip sebentar memastikan Vani tidak apa-apa. Ku tengokkan kepala ke luar kamar mandi sambil menyabuni tanganku, tetapi hanya dapat terlihat bagian pinggir kasur. Tetapi yang aku lihat adalah baju dan bra Vani yang tergeletak di lantai. Aku yang khawatir cepat-cepat mencuci tangan dan kembali keluar dari kamar mandi.

    Yang aku lihat bukanlah Vani yang mendesah karena sedang kesakitan, tetapi Vani yang melanjutkan masturbasi nya di dalam sarung. Tangan kanan nya kembali memainkan memek nya yang berada di dalam sarung dan tangan kiri nya meremas payudara nya yang terekspos karena tidak tertutup sarung.

    “Vaaan, lo masturbasi lagi?”
    “Uhh ohh iya fer nanggung. Kepala gw pusing banget blom nyampe tadi. Uuhh gpp kan gw numpang masturbasi di sini? Lagian lo juga udah liat gw bugil barusan.. uuhh mmhh”
    “Kalo gw udah liat, ngapain lo masturbasi di dalem sarung? Buka lah sarung nya, ga gerah apa lo Van?
    “Ohh iya deh. Tapi gw malu sama lo”
    “Ngapain malu? Kan gw udah liat”
    “Hehe iya deh. Tapi lo bugil juga dong. Ga fair kan gw doang yang bugil”
    “Loh, nanti kalo kita kenapa napa gmn?
    “Kenapa apanya? ML maksud lo?”
    “Iya”
    “Ya gpp. Sini temenin gw di kasur. Rebahan di samping gw. Jangan kaya patung taman topi berdiri doang disitu. Lagian selangkangan lo udah keras gitu masa didiemin. Gw kan juga mau liat isi nya”
    “Iya deh”

    Ku lepas handuk yang menutupi selangkangan ku. Kontol ku kini terbuka bebas dan tegak lurus ke depan.

    “Nah kan, kalo gitu kan kegantengan lo jadi dua kali lipet Fer.”
    “Hahaha apaan sih lo”
    “Sini rebahan di samping gw, lo liatin gw dulu ya. Dont touch my body. Habis gw nyampe, terserah lo mau apain gw”
    “Siap ratu. Aku pada mu.”
    “Uhhh fer. Hmm enak banget ihh memek gw.. uuhh duh gpp kan gw vulgar. Ga tahan gw.”
    “iyaaa gpp. Bebas di sini mah lo ekspresiin apa yang ada di kepala lo”
    “Ohh uhh thank you fer. Uuhhh mmhhh ahhh aaahhh”

    Vani mulai mengocok memeknya lagi. Kali ini lebih cepat dari sebelumnya. Mungkin karena tidak ada batasan lagi antara kami, dia mulai merasa nyaman. Aku yang sengaja tadi mengambil mouse wireless ku, mencoba memutar mp3 slow jazz yang sepertinya bisa menambah mood Vani di atas kasur. Benar saja, seketika musik jazz berbunyi, Vani makin mempercepat kocokan memek nya.

    “Ooohh oooohhh ferr uuhh tusuk memek gw ferrr. Ooohhhh mmhhhh uuuuhhh aduuhh. Mmhhhh feeerrr ko lo diem ajaaaa. Ooohh ayo dong tusuk memek gw.”
    “katanya tadi ga boleh nyentuh nyentuh”
    “Duuh bodo amat. Uhh gw butuh lo sekarang. Gw butuh kontol lo di memek gw. Sini gw isep dulu kontol lo. Cepeeett siniii”

    Aku bangun, berlutut di samping kepala Vani dan menyodorkan kontol ku ke depan muka nya

    “Duhh gede banget kontol lo. Keras lagi. Uhh mmmhhh sluurrppp mmmpphh sluurrppp”
    “OHHHH uuhh enak Van. Jago banget blowjob lo. Mmhhh”

    Blowjob dari Vani sangat lembut. Baru kali ini aku rasakan kelembutan yang berbeda dibandingkan blowjob yang pernah mantanku berikan maupun Ochi. Lembut bercampur hangat dan basah yang Vani berikan membuat kontolku makin keras dan panas. Aku akui, jika ini dilanjutkan beberapa menit lagi, aku akan orgasme. Jari dari tangan kanan ku mulai menggapai selangkangan Vani. Dengan begini aku harap dia tidak akan terlalu konsentrasi memberikan ku blowjob. Aku buat seenak mungkin kocokan jariku di klitoris Vani.

    “OOOHHHH GOD FERR MEMEK GW LO APAIN?? ADUUHHH TERUSIN OOOOOHHH”
    “ssstt pelan pelan desah nya. Hehehe enak ya? Gw terusin yaa?”
    “Iyahh fer please terusin. Yang cepet. Make me come honey. Please. Uuhh”

    Strategi ku berhasil, kontolku aman untuk sementara karena hanya dikocok tak karuan dan hanya kadang-kadang saja oleh Vani, selebihnya hanya digenggam saja”

    “Ohhh uuhh fer ferr uuhhh ayo cepetin lagii”

    Aku percepat kocokan di kontol ku, sambil sesekali jariku bermain di depan pintu lubang memek nya.

    “Van, lo masih virgin kah?”
    “Ohh uuhh udah ngga fer. Oohh kenapa? Mmhh”
    “Gw masukin jari gw yaa”
    “Uhh iyaahh masukin aja. Kocokin memek gw. Please fer kocokin uuhh”

    Cerita XXX Vania Putri Aku yang tak mengira Vani sudah tidak virgin lagi. Karena memeknya seperti memek abg dengan bulu tipis di bagian pubis. Tidak ada terlihat lembaran labia mayor. Hanya garis tipis belahan memek yang sangat indah dan berwarna pink

    Ketika aku masukkan jari ku, cengkraman dinding vagina nya terasa kuat. Aku berpikir sejenak, apa yang membuat Vani tidak virgin lagi sedangkan dinding vagina Vani terasa seperti perawan yang baru saja menerima benda asing masuk ke dalam nya

    “uhh uuhh uuuuuhh oohhhh shitttt cepetin fer cepetin. Gw mau nyampe”

    Aku percepat kocokan tangan ku. Jari tengah ku menyentuh sesuatu yang kasar di dalam dinding vagina Vani bagian atas. Aku percepat sentuhan di bagian kasar tersebut. Aku tahu, itu akan membuat Vani terbang ke langit kenikmatan

    “OHH OOHHH OOOOOHHH AAAAHHH FEEEEERRRR OOHHHH GW NYAMPE. OOOHHHH AAAAAAAHHHHHHH SHIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIITTTTTTTT”

    seeeeerrrr

    Vani mengejang dan squirt! Walaupun tidak kencang, tetapi aku melihat semburan pelan air dari memek Vani. Membuat tanganku basah dan kasurku juga basah. Kemudian aku rebahkan badan di samping Vani, kemudian dia menaruh kepala nya di dada ku, memeluk dan mengecup pipi kiri ku.

    “hufffff thanks ya fer. uuuuhhh uuuhhh ohhhh gilaaa. Uuhhh mmmhh lo apain memek gw barusan fer? Uhhh”
    “Ada deehh. Hehehe nikmat ga?”
    “Nikmat banget gila. Uuh blom pernah gw senikmat tadi selama masturbasi”
    “hehehe bagus dong kalo gitu. Siapa tau lo ketagihan service gw, jadi lo sering main ke sini”
    “Main ke kosan lo cuma buat minta dikocokin pake jari. Rugi laahh”
    “Loh ko rugi?”
    “Ya rugi lah. Gw kan mau nya sekalian ML fer. Mau cicip kontol lo yang keras itu. Hihihi siapa tau jauh lebih enak”
    “Emang nya lo udah nyobain berapa kontol Van?”
    “Belom pernah fer, makanya gw penasaran. Berhubung lo sohib gw yg lain gender, scara temen gw di kantor kebanyakan cewe, jadi gw percaya sama lo. Lo pasti bisa ngejaga ini”
    “Pantesan memek lo masih ngegrip banget. Ko virgin lo udah ilang?”

    “Dulu waktu SMA pas gw lagi masturbasi, ga sengaja jari gw masuk ke dalem fer trus berdarah. Sejak saat itu gw takut kalo mau masturbasi, sakit banget pas ga sengaja masuk itu. Tapi libido gw ga ketahan, jadi gw masturbasi di klitoris aja. Ga berani masuk lagi. Takut sakit n berdarah lagi. Walaupun gw tau gw udah ga virgin dan bisa aja jari gw masuk ke dalem, tapi gw masih takut. Kebawa yang dulu soalnya.”

    “ohh gitu. Tapi tadi lo ga takut jari gw masuk?”
    “hmm udah kepalang tanggung sih tadi. Udah enak banget kocokan lo. Jadi lanjutin aja dah”
    “Trus masih mau ML sama gw?”
    “Masih lah”
    “Akhirnya gw bisa ML juga sama cewe cakep”
    “ahahaha gombal lo ih. Ada juga gw bersyukur ML perdana gw sama cowo kece kaya lo fer.”
    “Hahaha gombal juga lo. Mau ML sekarang apa nanti?”
    “Tar dulu fer, gw masih nyaman di pelukan lo. Anget”
    “Lo nya dingin kali, abis orgasme ampe keringetan banjir gini”
    “Hahaha iya fer, kalau gw abis orgasme pasti banjir keringet. Tapi ga bau acem ko. Serius”
    “iyaa iyaa percaya gw”

    Seketika hening. Aku dan Vani sama-sama menikmati pelukan ini.

    “Fer…”
    “yaaa?”
    “MUACH”

    Ntah apa arti kecupan Vani di bibir ku. Tetapi aku merasa sebenarnya ada yang lebih, itu yang aku baca dari guratan mata Vani.

    “Muach. Knp lo tiba-tiba nyium gw?”
    “Hehe gpp. Anggep aja gw say thanks lagi, tapi beda kemasan. Hihi”
    “Ohh hehe”
    “Fer, lo beneran masih jomblo?”
    “Beneran. Emang kenapa sih? Ada temen lo yang suka gw?”
    “Hmm bukan bukan”
    “Trus kenapa?”
    “Bukan temen gw yang suka sama lo. Tapi gw”
    “HEEE, serius lo suka sama gw?”

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • PASUTRI NAKAL YANG BARU SAJA MENCAPAI KENIKMATAN SAAT NGESEX

    PASUTRI NAKAL YANG BARU SAJA MENCAPAI KENIKMATAN SAAT NGESEX


    1184 views

    Cerita Sex ini berjudulPASUTRI NAKAL YANG BARU SAJA MENCAPAI KENIKMATAN SAAT NGESEXCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Pagi itu aku bangun kesiangan, seisi rumah rupanya sudah pergi semua. Akupun segera mandi dan berangkat ke kampus. Meskipun hari itu kuliah sangat padat, pikiranku nggak bisa konsentrasi sedikitpun, yang aku pikirkan cuma Rani.

    Aku pulang kerumah sekitar jam 3 sore, dan rumah masih sepi. Kemudian ketika aku sedang nonton TV di ruang keluarga sehabis ganti baju, Rani keluar dari kamarnya, sudah berpakaian rapi. Dia mendekat dan mukanya menunduk.

    “Dodi, kamu ada acara nggak? Temani aku nonton dong..”

    “Eh.. apa? Iya, iya aku nggak ada acara, sebentar yah aku ganti baju dulu” jawabku, dan aku buru-buru ganti baju dengan jantung berdebaran. Setelah siap, akupun segera mengajaknya berangkat. Rani menyarankan agar kami pergi dengan mobilnya.

    Aku segera mengeluarkan mobil, dan ketika Rani duduk di sebelahku, aku baru sadar kalau dia memakai rok pendek, sehingga ketika duduk ujung roknya makin ke atas. Sepanjang perjalanan ke bioskop mataku nggak bisa lepas melirik kepahanya.

    Sesampainya dibioskop, aku beranikan memeluk pinggangnya, dan Rani tidak menolak. Dan sewaktu mengantri di loket aku peluk dia dari belakang. Aku tahu Rani merasa penisku sudah tegang karena menempel di pantatnya. Rani meremas tanganku dengan kuat. Kita memesan tempat duduk paling belakang, dan ternyata yang nonton nggak begitu banyak, dan disekeliling kita tidak ditempati.

    Kita segera duduk dengan tangan masih saling meremas. Tangannya sudah basah dengan keringat dingin, dan mukanya selalu menunduk. Ketika lampu mulai dipadamkan, aku sudah tidak tahan, segera kuusap mukanya, kemudian aku dekatkan ke mukanya, dan kita segera berciuman dengan gemasnya.

    Lidahku dan lidahnya saling berkaitan, dan kadang-kadang lidahku digigitnya lembut. Tanganku segera menyelinap ke balik bajunya. Dan karena tidak sabar, langsung saja aku selinapkan ke balik BH-nya, dan payudaranya yang sebelah kiri aku remas dengan gemas.

    Mulutku langsung diisap dengan kuat oleh Rani. Tangankupun semakin gemas meremas payudaranyanya, memutar-mutar putingnya, begitu terus, kemudian pindah ke susu yang kanan, dan Rani mulai mengerang di dalam mulutku, sementara penisku semakin meronta menuntut sesuatu.

    Kemudian tanganku mulai mengelus pahanya, dan kuusap-usap dengan arah semakin naik ke atas, ke pangkal pahanya. Roknya aku singkap ke atas, sehingga sambil berciuman, di keremangan cahaya, aku bisa melihat celana dalamnya.

    Dan ketika tanganku sampai di selangkangannya, mulut Rani berpindah menciumi telingaku sampai aku terangsang sekali. Celana dalamnya sudah basah. Tanganku segera menyelinap ke balik celana dalamnya, dan mulai memainkan clitorisnya.

    Aku elus-elus, pelan-pelan, aku usap dengan penuh perasaan, kemudian aku putar-putar, makin lama makin cepat, dan makin lama makin cepat. Tiba-tiba tangannya mencengkeram tanganku, dan pahanya juga menjepit telapak tanganku, sedangkan kupingku digigitnya sambil mendesis-desis. Badanya tersentak-sentak beberapa saat.

    “Dodi.. aduuhh.., aku nggak tahan sekali.., berhenti dulu yaahh.., nanti dirumah ajaa..”, rintihnya. Akupun segera mencabut tanganku dari selangkangannya.

    “Dodi.., sekarang aku mainin punya kamu yaahh..”, katanya sambil mulai meraba celanaku yang sudah menonjol. Aku bantu dia dengan aku buka ritsluiting celana, kemudian tangannya menelusup, merogoh, dan ketika akhirnya menggenggam penisku, aku merasa nikmat luar biasa. Penisku ditariknya keluar celana, sehingga mengacung tegak.

    “Dodi.., ini sudah basah.., cairannya licin..”, rintihnya dikupingku sambil mulai digenggam dengan dua tangan. Tangan yang kiri menggenggam pangkal penisku, sedangkan yang kanan ujung penisku dan jari-jarinya mengusap-usap kepala penis dan meratakan cairannya.

    “Rani.., teruskan sayang..”, kataku dengan ketegangan yang semakin menjadi-jadi. Aku merasa penisku sudah keras sekali. Rani meremas dan mengurut penisku semakin cepat. Aku merasa spermaku sudah hampir keluar. Aku bingung sekali karena takut kalau sampai keluar bakal muncrat kemana-mana.

    “Rani.., aku hampir keluar nih.., berhenti dulu deh..”, kataku dengan suara yang nggak yakin, karena masih keenakan.
    “Waahh.., Rani belum mau berhenti.., punya kamu ini bikin aku gemes..”, rengeknya

    “Terus gimana.., apa enaknya kita pulang saja yuk..?!” ajakku, dan ketika Rani mengangguk setuju, segera kurapikan celanaku, juga pakaian Rani, dan segera kita keluar bioskop meskipun filmnya belum selesai. Di mobil tangan Rani kembali mengusap-usap celanaku.

    Dan aku diam saja ketika dia buka ritsluitingku dan menelusupkan tangannya mencari penisku. Aduh, rasanya nikmat sekali. Dan penisku makin berdenyut ketika dia bilang, “Nanti aku boleh nyium itunya yah..”. Aku pengin segera sampai ke rumah.

    Dan, akhirnya sampai juga. Kita berjalan sambil berpelukan erat-erat. Sewaktu Rani membuka pintu rumah, dia kupeluk dari belakang, dan aku ciumi samping lehernya. Tanganku sudah menyingkapkan roknya ke atas, dan tanganku meremas pinggul dan pantatnya dengan gemas. Rani aku bimbing ke ruang keluarga. Sambil berdiri aku ciumi bibirnya, aku lumat habis mulutnya, dan dia membalas dengan sama gemasnya.

    Pakaiannya kulucuti satu persatu sambil tetap berciuman. Sambil melepas bajunya, aku mulai meremasi payudaranya yang masih dibalut BH. Dengan tak sabar BH-nya segera kulepas juga. Kemudian roknya, dan terakhir celana dalamnya juga aku turunkan dan semuanya teronggok di karpet.

    Badannya yang telanjang aku peluk erat-erat. Ini pertama kalinya aku memeluk seorang gadis dengan telanjang bulat. Dan gadis ini adalah Rani yang sering aku impikan tapi tidak terbayangkan untuk menyentuhnya. Semuanya sekarang ada di depan mataku.

    Kemudian tangan Rani juga melepaskan bajuku, kemudian celana panjangku, dan ketika melepas celana dalamku, Rani melakukannya sambil memeluk badanku. penisku yang sudah memanjang dan tegang sekali segera meloncat keluar dan menekan perutnya. uuhh, rasanya nikmat sekali ketika kulit kami yang sama-sama telanjang bersentuhan, bergesekan, dan menempel dengan ketat. Bibir kami saling melumat dengan nafas yang semakin memburu.

    Tanganku meremas pantatnya, mengusap punggungnya, mengelus pahanya, dan meremasi payudaranya dengan bergantian. Tangan Rani juga sudah menggenggam dan mengelus penisku. Badan Rani bergelinjangan, dan dari mulutnya keluar rintihan yang semakin membangkitkan birahiku. Karena rumah memang sepi, kita jadi mengerang dengan bebas.

    Kemudian sambil tetap meremasi penisku, Rani mulai merendahkan badannya, sampai akhirnya dia berlutut dan mukanya tepat didepan selangkanganku. Matanya memandangi penisku yang semakin keras di dalam genggamannya, dan mulutnya setengah terbuka. Penisku terus dinikmati, dipandangi tanpa berkedip, dan rupanya makin membuat nafsunya memuncak. Mulutnya perlahan mulai didekatkan kekepala penisku.

    Aku melihatnya dengan gemas sekali. Kepalaku sampai terdongak ketika akhirnya bibirnya mengecup kepala penisku. Tangannya masih menggenggam pangkal penisku, dan mengelusnya pelan-pelan. Mulutnya mulai mengecupi kepala penisku berulang-ulang, kemudian memakai lidahnya untuk meratakan cairan penisku.

    Lidahnya memutar-mutar, kemudian mulutnya mulai mengulum dengan lidah tetap memutari kepala penisku. Aku semakin mengerang, dan karena nggak tahan, aku dorong penisku sampai terbenam ke mulutnya. Aku rasa ujungnya sampai ke tenggorokannya. Rasanya nikmat sekali. Kemudian pelan-pelan penisku disedot-sedot dan dimaju-mundurkan di dalam mulutnya.

    Rambutnya kuusap-usap dan kadang-kadang kepalanya aku tekan-tekan agar penisku semakin terasa nikmat. Isapan mulut dan lidahnya yang melingkar-lingkar membuatku merasa sudah nggak tahan. Apalagi sewaktu Rani melakukannya semakin cepat, dan semakin cepat, dan semakin cepat.

    Ketika akhirnya aku merasa spermaku mau muncrat, segera kutarik penisku dari mulutnya. Tapi Rani menahannya dan tetap mengisap penisku. Maka akupun nggak bisa menahan lebih lama lagi, spermaku muncrat di dalam mulutnya dengan rasa nikmat yang luar biasa. Spermaku langsung ditelannya dan dia terus mengisapi dan menyedot penisku sampai spermaku muncrat berkali-kali.

    Badanku sampai tersentak-sentak merasakan kenikmatan yang tiada taranya. Meskipun spermaku sudah habis, mulut Rani masih terus menjilat. Akupun akhirnya nggak kuat lagi berdiri dan akhirnya dengan nafas sama-sama tersengal-sengal kita berbaring di karpet dengan mata terpejam.

    “Thanks ya Ran, tadi itu nikmat sekali”, kataku berbisik
    “Ah.., aku juga suka kok.., makasih juga kamu ngebolehin aku mainin kamu..”.

    Kemudian ujung hidungnya aku kecup, matanya juga, kemudian bibirnya. Mataku memandangi tubuhnya yang terbaring telanjang, alangkah indahnya. Pelan-pelan aku ciumi lehernya, dan aku merasa nafsu kita mulai naik lagi. Kemudian mulutku turun dan menciumi payudaranya yang sebelah kanan sedangkan tanganku mulai meremas susu yang kiri. Rani mulai menggeliat-geliat, dan erangannya membuat mulut dan tanganku tambah gemas memainkan susu dan putingnya.

    Aku terus menciumi untuk beberapa saat, dan kemudian pelan-pelan aku mulai mengusapkan tanganku keperutnya, kemudian kebawah lagi sampai merasakan bulu jembutnya, aku elus dan aku garuk sampai mulutnya menciumi telingaku. Pahanya mulai aku renggangkan sampai agak mengangkang. Kemudian sambil mulutku terus menciumi payudaranya, jariku mulai memainkan clitorisnya yang sudah mulai terangsang juga.

    Cairan kenikmatannya kuusap-usapkan ke seluruh permukaan kemaluannya, juga ke clitorisnya, dan semakin licin clitoris serta liang kewanitaannya, membuat Rani semakin menggelinjang dan mengerang. clitorisnya aku putar-putar terus, juga mulut kemaluannya bergantian.

    “Ahh.., Dodii.., aahh.., teruss…, aahh.., sayaangg..”, mulutnya terus meracau sementara pinggulnya mulai bergoyang-goyang. Pantatnya juga mulai terangkat-angkat. Akupun segera menurunkan kepalaku kearah selangkangannya, sampai akhirnya mukaku tepat di selangkangannya.

    Kedua kakinya aku lipat ke atas, aku pegangi dengan dua tanganku dan pahanya kulebarkan sehingga liang kewanitaan dan clitorisnya terbuka di depan mukaku. Aku tidak tahan memandangi keindahan liang kewanitaannya yang saat itu selaput dara nya masih rapat. Lidahku langsung menjulur dan mengusap clitoris dan liang kewanitaannya.

    Cairan surganya kusedot-sedot dengan nikmat. Mulutku menciumi bibir kemaluannya dengan ganas, dan lidahku aku selip-selipkan ke lubangnya, aku kait-kaitkan, aku gelitiki, terus begitu, sampai pantatnya terangkat, kemudian tangannya mendorong kepalaku sampai aku terbenam di selangkangannya. Aku jilati terus, clitorisnya aku putar dengan lidah, aku isap, aku sedot, sampai Rani meronta-ronta. Aku merasa penisku sudah tegak kembali, dan mulai berdenyut-denyut.

    “Dodii.., aku nggak tahan.., aduuhh.., aahh.., enaakk sekalii..”, rintihnya berulang-ulang. Mulutku sudah berlumuran cairan kewanitaannya yang semakin membuat nafsuku tidak tertahankan. Kemudian aku lepaskan mulutku dari liang kewanitaannya.

    Sekarang giliran penisku aku usap-usapkan ke clitoris dan bibir kemaluannya, sambil aku duduk mengangkang juga. Pahaku menahan pahanya agar tetap terbuka. Rasanya nikmat sekali ketika penisku digeser-geserkan diliang senggamanya. Rani juga merasakan hal yang sama, dan sekarang tangannya ikut ngebantu dan menekan penisku digeser-geserkan di clitorisnya.

    “Ranii.., aahh.., enakk.., aahh..”
    “aahh.., iya.., eennaakk sekalii..”.

    Kita saling merintih. Kemudian karena penisku semakin gatal, aku mulai menggosokkan kepala penisku ke bibir kemaluannya. Rani semakin menggelinjang. Akhirnya aku mulai mendorong pelan sampai kepala penisku masuk ke liang senggamanya.

    “Aduuhh.. Dodii.., saakiitt.., aadduuhh.., jaangaann..”,rintihnya

    “Tahan dulu sebentar…, Nanti juga ilang sakitnya..”, kataku membujuk

    Kemudian pelan-pelan penisku aku keluarkan, kemudian aku tekan lagi, aku keluarkan lagi, aku tekan lagi, kemudian akhirnya aku tekan lebih dalam sampai masuk hampir setengahnya. Mulut Rani sampai terbuka tapi sudah nggak bisa bersuara.

    Punggungnya terangkat dari karpet menahan desakan penisku. Kemudian pelan-pelan aku keluarkan lagi, aku dorong lagi, aku keluarkan lagi, terus sampai dia tenang lagi. Akhirnya ketika aku mendorong lagi kali ini aku dorong sampai amblas semuanya ke dalam.

    Kali ini kita sama-sama mengerang dengan keras. Badan kita berpelukan, mulutnya yang terbuka aku ciumi, dan pahanya menjepit pinggangku dengan keras sekali sehingga aku merasa ujung penisku sudah mentok ke dinding kemaluannya. Kita tetap berpelukan dengan erat saling mengejang untuk beberapa saat lamanya.

    Mulut kita saling mengisap dengan kuat. Kami sama-sama merasakan keenakan yang tiada taranya. Setelah itu pantatnya sedikit demi sedikit mulai bergoyang, maka akupun mulai menggerakkan penisku pelan-pelan, maju, mundur, pelan, pelan, makin cepat, makin cepat, dan goyangan pantat Rani juga semakin cepat.

    “Dodii.., aduuhh.., aahh.., teruskan sayang.., aku hampir niihh..”, rintihnya.

    “Iya.., nihh.., tahan dulu.., aku juga hampir.., kita bareng ajaa..”, kataku sambil terus menggerakkan penis makin cepat. Tanganku juga ikut meremasi susunya. Penisku makin keras kuhujam-hujamkan ke dalam liang surganya sampai pantatnya terangkat dari karpet. Dan aku merasa liang senggamanya juga menguruti penisku di dalam. penis kutarik dan tekan semakin cepat, semakin cepat.., dan semakin cepat..”.

    “Raanii.., aku mau keluar niihh..”.
    “Iyaa.., keluarin saja.., Rani juga keluar sekarang niihh”.

    Akupun menghunjamkan penisku keras-keras yang disambut dengan pantat Rani yang terangkat ke atas sampai ujung penisku menumbuk dinding kemaluannya dengan keras. Kemudian pahanya menjepit pahaku dengan keras sehingga penisku makin mentok, tangannya mencengkeram punggungku. Liang kewanitaannya berdenyut-denyut. Spermaku memancar, muncrat dengan sebanyak-banyaknya menyirami liang senggamanya.

    “aahh…, aahh.., aahh..”, kita sama-sama mengerang, dan liang kewanitaannya masih berdenyut, mencengkeram penisku, sehingga spermaku berkali-kali menyembur. Pantatnya masih juga berusaha menekan-nekan dan memutar sehingga penisku seperti diperas. Kita orgasme bersamaan selama beberapa saat, dan sepertinya nggak akan berakhir.

    Pantatku masih ditahan dengan tangannya, pahanya masih menjepit pahaku erat-erat, dan liang senggamanya masih berdenyut meremas-remas penisku dengan enaknya sehingga sepertinya spermaku keluar semua tanpa bersisa sedikitpun.

    “aahh.., aahh.., aduuhh…”, kita sudah nggak bisa bersuara lagi selain mengerang-erang keenakan.

    Ketika sudah mulai kendur, aku ciumi Rani dengan penis masih di dalam liang senggamanya yang selaput dara nya telah robek. Kita saling berciuman lagi untuk beberapa saat sambil saling membelai. Aku ciumi terus sampai akhirnya aku menyadari kalau Rani sedang menangis karena selaput dara nya telah robek.

    Tanpa berbicara kita saling menghibur. Aku menyadari bahwa selaput dara nya telah robek oleh penisku. Dan ketika penisku aku cabut dari sela-sela liang kewanitaannya yang selaput dara nya telah robek memang mengalir darah yang bercampur dengan spermaku.

    Kami terus saling membelai, dan Rani masih mengisak di dadaku karena selaput dara-nya telah sobek, sampai akhirnya kita berdua tertidur kelelahan dengan berpelukan.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Merangsang Wanita Ketika Di Jepit Susunya

    Cerita Sex Merangsang Wanita Ketika Di Jepit Susunya


    763 views

    Perawanku – Cerita Sex Merangsang Wanita Ketika Di Jepit Susunya. Lega rasanya aku melihat pagar rumah kosku setelah terjebak dalam kemacetan jalan dari kampusku, Kulirik jam tanganku yang menunjukkan pukul 21.05 yang berarti aku telah menghabiskan waktu satu jam terjebak dalam arus lalu-lintas Jakarta yang begitu mengerikan.

    Setelah memarkir mobilku, bergegas aku menuju ke kamarku dan kemudian langsung menghempaskan tubuh penatku ke ranjang tanpa sempat lagi menutup pintu kamar.

    Baru saja mataku tertutup, tiba-tiba saja aku dikejutkan oleh ketukan pada pintu kamarku yang disertai dengan teriakan nyaring dari suara yang sudah sangat aku kenal.

    “Ko, loe baru pulang yah?” gelegar suara Voni memaksa mataku untuk menatap asal suara itu. “iya, memangnya ada apa sih teriak-teriak?” jawabku sewot sambil mengucek mataku. “Ini gue mau kenalin sepupu gue yang baru tiba dari Bandung” jawabnya sambil tangan kirinya menarik tangan seorang cewek masuk ke kamarku.

    Kuperhatikan cewek yang disebut Voni sebagai sepupunya itu, sambil tersenyum aku menyodorkan tangan kananku kearahnya “Hai, namaku Riko” “Lydia” jawabnya singkat sambil tersenyum kepadaku. Sambil membalas senyumannya yang manis itu, mataku mendapati sesosok tubuh setinggi kira-kira 165 cm, walaupun dengan perawakan sedikit montok namun kulitnya yang putih bersih seakan menutupi bagian tersebut.

    “Riko ini teman baik gue yang sering gue ceritain ke kamu” celetuk Voni kepada Lydia. “Oh..” “Nah, sekarang kan loe berdua udah tau nama masing-masing, lain kali kalo ketemu kan bisa saling memanggil, gue mau mandi dulu yah, daag..” kata Voni sambil berjalan keluar dari kamarku. Aku menanggapi perkataan Voni barusan dengan kembali tersenyum ke Lydia.

    “Cantik juga sepupu Voni ini” pikirku dalam hati. “Lydia ke Jakarta buat liburan yah?” tanyaku kepadanya. “Iya, soalnya bosen di Bandung melulu” jawabnya. “Loh, memangnya kamu nggak kuliah?” “Nggak, sehabis SMA aku cuma bantu-bantu Papa aja, males sih kuliah.” “Rencananya berapa lama di Jakarta?” “Yah.. sekitar 2 minggu deh” “Riko aku ke kamar Voni dulu yah, mau mandi juga ” “Oke deh” Sambil tersenyum lagi dia berjalan keluar dari kamarku.

    Aku memandang punggung Lydia yang berjalan pelan ke arah kamar Voni. Kutatap BH hitamnya yang terlihat jelas dari balik kaos putih ketat yang membaluti tubuhnya yang agak bongsor itu sambil membayangkan dadanya yang juga montok itu.

    Setelah menutup pintu kamarku, kembali kurebahkan tubuhku ke ranjang dan hanya dalam sekejab saja aku sudah terlelap.

    “Ko, bangun dong” Aku membuka kembali mataku dan mendapatkan Voni yang sedang duduk di tepi ranjangku sambil menggoyangkan lututku. “Ada apa sih?” tanyaku dengan nada sewot setelah untuk kedua kalinya dibangunkan. “Kok marah-marah sih, udah bagus gue bangunin. Liat udah jam berapa masih belom mandi!” Aku menoleh ke arah jam dindingku sejenak.

    “Jam 11, emang kenapa kalo gue belum mandi?” “Kan loe janji mau ngetikin tugas gue kemaren” “Aduh Voni.. kan bisa besok..” “Nggak bisa, kan kumpulnya besok pagi-pagi” Aku bergegas bangun dan mengambil peralatan mandiku tanpa menghiraukan ocehan yang terus keluar dari mulut Voni. “Ya udah, gue mandi dulu, loe nyalain tuh komputer!”

    Tulisan di layar komputerku sepertinya mulai kabur di mataku. “Gila, udah jam 1, tugas sialan ini belum selesai juga” gerutuku dalam hati. “Tok.. Tok.. Tok..” bunyi pintu kamarku diketok dari luar. “Masuk!” teriakku tanpa menoleh ke arah sumber suara.

    Terdengar suara pintu yang dibuka dan kemudian ditutup lagi dengan keras sehingga membuatku akhirnya menoleh juga. Kaget juga waktu kudapati ternyata yang masuk adalah Lydia. “Eh maaf, tutupnya terlalu keras” sambil tersenyum malu dia membuka percakapan.

    “Loh, kok belum tidur?” dengan heran aku memandangnya lagi. “Iya nih, nggak tau kenapa nggak bisa tidur” “Voni mana?” tanyaku lagi. “Dari tadi udah tidur kok” “Gue dengar dari dia katanya elo lagi buatin tugasnya yah?” “Iya nih, tapi belum selesai, sedikit lagi sih” “Emang ngetikin apaan sih?” sambil bertanya dia mendekatiku dan berdiri tepat disamping kursiku.

    Aku tak menjawabnya karena menyadari tubuhnya yang dekat sekali dengan mukaku dan posisiku yang duduk di kursi membuat kepalaku berada tepat di samping dadanya.

    Dengan menolehkan kepalaku sedikit ke kiri, aku dapat melihat lengannya yang mulus karena dia hanya memakai baju tidur model tanpa lengan.

    Sewaktu dia mengangkat tangannya untuk merapikan rambutnya, aku dapat melihat pula sedikit bagian dari BHnya yang sekarang berwarna krem muda. “Busyet.. loe harum amat, pake parfum apa nih?” “Bukan parfum, lotion gue kali” “Lotion apaan, bikin terangsang nih” candaku. “Body Shop White Musk, kok bikin terangsang sih?” tanyanya sambil tersenyum kecil.

    “Iya nih beneran, terangsang gue nih jadinya” “Masa sih? berarti sekarang udah terangsang dong” Agak terkejut juga aku mendengar pertanyaan itu. “Jangan-jangan dia lagi memancing gue nih..” pikirku dalam hati. “Emangnya loe nggak takut kalo gue terangsang sama elo?” tanyaku iseng. “Nggak, memangnya loe kalo terangsang sama gue juga berani ngapain?”

    “Gue cium loe ntar” kataku memberanikan diri. Tanpa kusangka dia melangkah dari sebelah kiri ke arah depanku sehingga berada di tengah-tengah kursi tempat aku duduk dengan meja komputerku. “Beneran berani cium gue?” tanyanya dengan senyum nakal di bibirnya yang mungil. “Wah kesempatan nih” pikirku lagi.

    Temukan game dan peluang kemenangan yang lebih mantap! PRAKTIS!

    Aku bangkit berdiri dari dudukku sambil mendorong kursiku sedikit ke belakang sehingga kini aku berdiri persis di hadapannya. Sambil mendekatkan mukaku ke wajahnya aku bertanya ” Bener nih nggak marah kalo gue cium?” Dia hanya tersenyum saja tanpa menjawab pertanyaanku.

    Tanpa pikir panjang lagi aku segera mencium lembut bibirnya. Lydia memejamkan matanya ketika menerima ciumanku. Kumainkan ujung lidahku pelan kedalam mulutnya untuk mencari lidahnya yang segera bertaut dan saling memutar ketika bertemu.

    Sentuhan erotis yang kudapat membuat aku semakin bergairah dan langsung menghujani bibir lembut itu dengan lidahku. Sambil terus menjajah bibirnya aku menuntun pelan Lydia ke ranjang.

    Dengan mata masih terpejam dia menurut ketika kubaringkan di ranjangku. Erangan halus yang didesahkan olehnya membuatku semakin bernafsu dan segera saja lidahku berpindah tempat ke bagian leher dan turun ke area dadanya.

    Setelah menanggalkan bajunya, kedua tanganku yang kususupkan ke punggungnya sibuk mencari kaitan BH-nya dan segera saja kulepas begitu aku temukan.

    Dengan satu tarikan saja terlepaslah penutup dadanya dan dua bukit putih mulus dengan pentil pink yang kecil segera terpampang indah didepanku. Kuremas pelan dua susunya yang besar namun sayang tidak begitu kenyal sehingga terkesan sedikit lembek. Puting susunya yang mungil tak luput dari serangan lidahku.

    Setiap aku jilati puting mungil tersebut, Lydia mendesah pelan dan itu membuatku semakin terangsang saja.

    Entah bagaimana kabar penisku yang sedari tadi telah tegak berdiri namun terjepit diantara celanaku dan selangkangannya. Putingnya yang kecil memang sedikit menyusahkan buatku sewaktu menyedot bergantian dari toket kiri ke toket kanannya, namun desahan serta gerakan-gerakan tubuhnya yang menandakan dia juga terangsang membuatku tak tahan untuk segera bergerilya ke perutnya yang sedikit berlemak.

    Namun ketika aku hendak melepas celananya, tiba-tiba saja dia menahan tanganku. “Jangan Riko!” “Kenapa?” “Jangan terlalu jauh..” “Wah, masa berhenti setengah-setengah, nanggung nih..” “Pokoknya nggak boleh” setengah berteriak Lydia bangkit dan duduk di ranjang.

    Kulihat dua susunya bergantung dengan anggunnya di hadapanku. “Kasihan ama ini nih, udah berdiri dari tadi, masa disuruh bobo lagi?” tanyaku sambil menunjuk ke arah penisku yang membusung menonjol dari balik celana pendekku. Tanpa kusangka lagi, tiba-tiba saja Lydia meloroti celanaku plus celana dalamku sekalian.

    Aku hanya diam ketika dia melakukan hal itu, pikirku mungkin saja dia berubah pikiran. Tetapi ternyata dia kemudian menggenggam penisku dan dengan pelan mengocok penisku naik turun dengan irama yang teratur.

    Aku menyandarkan tubuhku pada dinding kamar dan masih dengan posisi jongkok dihadapanku Lydia tersenyum sambil terus mengocok batang penisku tetapi semakin lama semakin cepat.

    Nafasku memburu kencang dan jantungku berdegub semakin tak beraturan dibuatnya, walaupun aku sangat sering masturbasi, tapi pengalaman dikocok oleh seorang cewek adalah yang pertama bagiku, apalagi ditambah pemandangan dua susu montok yang ikut bergoyang karena gerakan pemiliknya yang sedang menocok penisku bergantian dengan tangan kiri dan kanannya.

    “Lyd.. mau keluar nih..” lirih kataku sambil memejamkan mata meresapi kenikmatan ini. “Bentar, tahan dulu Ko..”jawabnya sambil melepaskan kocokannya. “Loh kok dilepas?” tanyaku kaget. Tanpa menjawab pertanyaanku, Lydia mendekatkan dadanya ke arah penisku dan tanpa sempat aku menebak maksudnya, dia menjepit penisku dengan dua susunya yang besar itu.

    Sensasi luar biasa aku dapatkan dari penisku yang dijepit oleh dua gunung kembar itu membuatku terkesiap menahan napas. Sebelum aku sempat bertindak apa-apa, dia kembali mengocok penisku yang terjepit diantara dua susunya yang kini ditahan dengan menggunakan kedua tangannya.

    Kali ini seluruh urat-urat dan sendi-sendi di sekujur tubuhku pun turut merasakan kenikmatan yang lebih besar daripada kocokan dengan tangannya tadi. “Enak nggak Ko?” tanyanya lirih kepadaku sambil menatap mataku.

    “Gila.. enak banget Sayang.. terus kocok yang kencang..” Tanganku yang masih bebas kugerakkan kearah pahanya yang mulus. Sesekali memutar arah ke bagian belakang untuk merasakan pantatnya yang lembut.

    “Ahh.. ohh..” desahnya pelan sambil kembali memejamkan matanya. Kocokan serta jepitan susunya yang semakin keras semakin membuatku lupa daratan. “Lyd.. aku keluar..” Tanpa bisa kutahan lagi semprotan lahar panasku yang kental segera menyembur keluar dan membasahi lehernya dan sebagian area dadanya.

    Seluruh tubuhku lemas seketika dan hanya bisa bersandar di dinding kamar. Aku memandang nanar ke Lydia yang saat itu bangkit berdiri dan mencari tissue untuk membersihkan bekas spermaku. Ketika menemukan apa yang dicari, sambil tersenyum lagi dia bertanya “Kamu seneng nggak” Aku mengangguk sambil membalas senyumannya.

    “Jangan bilang siapa-siapa yah, apalagi sama Voni” katanya memperingatkanku sambil memakai kembali BH dan bajunya yang tadi kulempar entah kemana. “Iyalah.. masa gue bilang-bilang, nanti kamu nggak mau lagi ngocokin gue” Lydia kembali hanya tersenyum padaku dan setelah menyisir rambut panjangnya dia pun beranjak menuju pintu. “Gue bersih-bersih dulu yah, abis itu mau bobo” ujarnya sebelum membuka pintu.

    “Thanks yah Lyd.. besok kesini lagi yah” balasku sambil menatap pintu yang kemudian ditutup kembali oleh Lydia. Aku memejamkan mata sejenak untuk mengingat kejadian yang barusan berlalu, mimpi apa aku semalam bisa mendapat keberuntungan seperti ini. Tak sabar aku menunggu besok tiba, siapa tahu ternyata bisa mendapatkan lebih dari ini.

    Mungkin saja suatu saat aku bisa merasakan kenikmatan dari lubang surga Lydia, yang pasti aku harus ingat untuk menyediakan kondom di kamarku dulu.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Penyembuh Idaman

    Cerita Sex Penyembuh Idaman


    989 views

    Perawanku – Cerita Sex Penyembuh Idaman, Pada kesempatan saya Kali iniCerita Dewasa Lokal Indonesia akan bercerita dewasa lagi tentang pengalaman bercinta hot dan panas. Bercerita tentang pertukaran Penyembuh Idaman.. Wah edyan dong, kaya apa ya penyembuh idaman itu? Yuks disimak..

    Peristiwa awal dari semua rangkaian-rangkain peristiwa terus berkelanjutan seolah tak terhenti. Istriku adalah type istri setia dan pekerja keras dengan tubuh cukup mungil dengan tinggi 155 cm.

    Dalam usianya yang baru melewati 40 tahun, istriku masih tampak lebih muda dari usia sesungguhnya karena rambutnya yang dipotong pendek juga sifatnya yang supel dan enerjik sehingga saat kami keluar selalu ada ABG yang “tertarik”mata mereka melotot seakan mau lepas..

    Belum lagi, payudara istriku yang berukuran 36B agak tersembul dan bila memakai rok span yang terbuat dari bahan elastis memperlihatkan pantatnya yang bahenol dan empuk itu, dan perutnya masih disebut ramping.
    Tambahan lagi, walaupun kulitnya sawo matang, istriku mempunyai wajah cukup menarik seperti bintang Film Mandarin tapi bintang film pornonya di Blue Film yang sering ku tonton.

    Sekitar tiga bulan ini, istriku tak tentu pulangnya, kadang malam sekitar pukul 7 malam baru pulang dan aku menanyakan katanya dia banyak kerjaan di tempat kerjanya. Bahkan, dia mulai sering pergi tanpa ijin seperti biasanya… Sedangkan aku entah mengapa merasakan acuh tak acuh pada istriku.

    Kadang aku merenung, agar aku memperhatikan istriku seperti dulu, tapi malah sebaliknya aku seolah merestui dia tidak berpamitan atau membiarkan istriku pulang lebih dari biasanya, sekitar sore hari dia sudah membuatkan aku kopi sebelum aku datang… Memang dia pernah datang sebelum aku dan menyiapkan secangkir kopi, tapi rasanya seperti hampar bukan terlalu pahit seperti biasanya… Itu saja yang aku ingat….

    Suatu hari saat ku pulang dari dinas ke luar kota, kudapati istriku demam tinggi. Kupanggil dokter di daerah rumahku di desa lain, dan dokter muda berawakan hitam kekar seorang Papua, dr. Thomas, itupun menyarankan agar aku memanggil dokter spesialis kandungan setelah memeriksa istriku, karena menurut analisa dia istriku menderita peradangan di saluran kencing “kenapa meradang, …”pikirku

    Malam itu, tak seorangpun dokter specialis kandungan mau datang karena pasiennya masih banyak… Atas saran dokter muda itu, dr. akhirnya kupanggil dr. Tan, yang mau datang ke rumahku…dokter botak beruban tua itupun memeriksa istriku …..

    Bapak bisa keluar sebentar…”kata dokter botak beruban tua itu.

    Akupun dengan berat hati meninggalkan kamar tempat istriku diperiksa dokter botak beruban tua itu dan menemani dokter muda berawakan hitam kekar, dr. Thomas.

    Beberapa saat kemudian dokter botak beruban tua itupun keluar kamar… dan kupersilahkan untuk minum bersama. Aku pun mendatangi istriku yang lunglai pucat, dan aku mendengar kedua dokter itu berbincang dengan istilah kedoketran mereka, kemudian kudengar derai tawa mereka berdua…

    Setiap malam kedua dokter itu mendatangi istriku dan dalam waktu seminggu istriku pun pulih dan bekerja kembali…..

    Sebulan kemudian aku dinas ke luar kota beberapa hari… dan saat aku datang kulihat selambu rumahku sudah tertutup, sedangkan terpaut sekitar tujuh rumah yang tak ditempati, kulihat mobil dr. Thomas parkir.

    Hatikupun berdetak keras, karena seharusnya aku datang besok malam, dan hari masih masih sore sekitar pukul tujuh…. lagipula selambu rumah sudah tertutp rapat….

    Hatiku semakin galau saat kuputuskan aku melewati pintu samping rumah dengan membuka pintunya dengan hati-hati….

    Yang aku kuatirkanpun terjadi, saat aku medekat jendela nako kamar belakang…
    “Aduuugghh … doookteeeer ….. eeegghhhhhhhzzz …… aaaampuuuuuun ……”kedengar istriku mendesis-desis

    Aku bukannya mendobrak pintu marah-marah tapi entah kenapa aku malah mencari potongan lidi dan menyingkap selambu jendela kamar belakang dari celah nako dan kulihat istriku yang masih memakai blaser dan rok klok hitam ketat di pinggul tengah dipangku dr. Thomas, dokter muda berawakan hitam kekar, yang mengunci kedua tangan istriku dengan tangan kekar nya, sementara itu, tangan kekar lainnya menyusup ke blazer coklat istriku ….

    “Waaaah Jeng Yati nggak pakai BH yaaaaa…”kata dokter muda berawakan hitam kekar itu sambil meremas-remas kedua payudara montok istriku yang tak ber BH di balik blazer coklatnya….
    “mulai kapan istriku tak memakai BH selama bekerja?” tanyaku yang tak pernah terjawab.

    Sedangkan, kedua kaki istriku dijepit oleh kedua kaki dokter muda berawakan hitam kekar itu sehingga terkangkang lebar tepat dihadapan dokter botak beruban tua, dr. Tan yang jongkok menyingkapkan rok klok hitam ketat di pinggul istriku dan kemudian menggunting celana dalam pink istriku sehingga selangkangan istriku yang ditumbuhi bulu kemaluan lebat tampak jelas dari tempatku mengintip.

    “Eeeeeeeeegggggghhhhhhhzzzzzzz …….. “istriku mendesis-desis saat jari-jari tangan kiri dokter botak beruban tua itu mengerayangi selangkangan istriku yang membuat pantat bahenol istriku menggelinjang. Sementara itu, tangan kiri dr. tan tua itu tengah mengambil sebuah kaleng.. dan menyemprotkannya ks selangkangan istriku dan terus meratakan busa putih mengusap-usap selangkangan istriku

    “Diam kamu Jeng Yati …..”hardik dr. tan tua itu ke istriku
    “Atau selangkangan mu bisa teriris……”kata dr. tan tua itu mengambil pisau cukur mengkilat.

    Dengan cekatan dr. tan tua itu memotong bulu kemaluan lebat istriku dengan jari-jari tangan kirinya memegang dan menekan selangkangan istriku tangan lainnya mengerakkan pisau cukur….

    Dalam beberapa menit kulihat tampak selangkangan istriku pun tak ada lagi bulu kemaluan nya sehingga tampak gundul dan lipatan bibir vagina istriku pun tampak jelas, juga kelentit istriku …

    Dr. Tan tua itu pun mengambil cairan dan kemudian menggosok-gosok selangkangan istriku yang terus menggelinjang ….

    “Doookteeeeeeeerr ………..”istriku mendesis-desis saat kulihat ibu jari tangan kiri dr.Tan tua tengah menggosok-gosok kelentit istriku Sedangkan jari-jari tangan lelaki tua yang besar-besar itu menggaruk garuk bibir vagina istriku yang semakin menggelinjang keras….

    Sementara itu, dokter muda berawakan hitam kekar sudah berhasil membuka semua kancing blazer coklat istriku sehingga kulihat jari-jari tangan lelaki yang besar-besar itu dengan mudah dan dengan kasar meremas-remas kedua payudara montok istriku bergantian, tampak kedua puting susu hitam sebesar kelingking istriku mulai menegang kaku…..
    “Jeng Yati terangsang yaaaa….”kata dokter muda berawakan hitam kekar
    “Eeeeeeeeegggggghhhhhhhzzzzzzz …….. “istriku hanya mendesis-desis saat secara bersamaan dokter muda berawakan hitam kekar itu memencet, memelintir sambil menarik narik puting susu hitam sebesar kelingking kiri istriku dengan jari-jari tangan lelaki yang besar-besar itu ….Sementara itu, dokter botak beruban tua itu juga memencet, memelintir sambil menarik narik kelentit istriku hingga tubuh istriku yang tak dapat bergerak bebas bergetar hebat…….

    “aduuugghh … “istriku melenguh keras saat kulihat dr.Tan tua itu menjejali liang vagina istriku dengan jari tengah yang besar dan kasar nya …..
    “Eeggghhzzz ……Doookteeeeeeeerr ……….. ….”istriku melenguh saat dr.Tan tua itu mengocok jari tengah kanan yang besar dan kasar di liang vagina istriku dan jari telunjuk yang besar dan kasar itu memencet, memelintir sambil menarik narik kelentit istriku sehingga suara kecepak lendir vagina istriku terdengar…

    “Doookteeeeeeeerr ……….. “istriku melenguh kembali saat dr.Tan tua menjejali liang vagina istriku dengan jari telunjuk, jari tengah dan jari manis dan jari telunjuk, jari tengah dan jari manis dr.Tan tua pun mengobok-obok liang vagina istriku dengan kasarnya….
    Pantat bahenol istriku terangkat-angkat bergetar hebat karena dr.Tan tua semakin ganas dan kasar mengobok-obok liang vagina istriku dengan jari telunjuk, jari tengah dan jari manis nya….
    Kulihat lendir vagina istriku membasahi jari telunjuk, jari tengah dan jari manis dr.Tan tua …..

    Dr.Tan tua tiba tiba berdiri dan menarik rambut pendek istriku sehingga wajah istriku pun diusap usapkan ke selangkangan dr.Tan tua yang rupanya tak memakai celana dalam sudah memelorotkan celana panjang nya sehingga wajah istriku diusap usapkan ke batang kemaluan seperti botol sprite 200cc belum disunat yang loyo itu….

    Tampak istriku terbelalak kaget melihat ukuran batang kemaluan seperti botol sprite 200cc belum disunat dr.Tan tua ….
    Belum lagi herannya hilang, karena dr.Tan tua menarik rambut pendek istriku, istriku pun setengah berdiri karena terlepas dari kuncian kedua kaki dokter muda berawakan hitam kekar itu dan dengan cepat dr. Thomas memelorotkan celananya dan tampak olehku batang kemaluan seperti botol sirup ABC belum disunat sudah tegak berdiri …

    “AAAAapppphhhhhhhzzzzz….”erangan tertahan istriku karena dr.Tan tua menjejali mulut istriku dengan batang kemaluan seperti botol sprite 200cc belum disunat loyo itu saat batang kemaluan seperti botol sirup ABC belum disunat dr. Thomas menjejali liang vagina istriku sehingga kedua mata istriku terbelalak oleh desakan batang kemaluan seperti botol sirup ABC belum disunat dr. Thomas di liang vagina istriku yamng membuat bibir vagina istriku menggelembung besar….

    Istriku terus mengerang dan melenguh panjang saat dr. Thomas, dokter muda berawakan hitam kekar itu menjejalkan batang kemaluan seperti botol sirup ABC belum disunat ke liang vagina istriku yang setengah berdiri dan tubuh istriku mengejang ngejang. Sementara itu, dr.Tan tua terus menekan wajah istriku dan mengesek-gesekkan wajah istriku ke batang kemaluan seperti botol sprite 200cc belum disunat nya yang masih loyo itu… dan kemudian dr.Tan tua memencet hidung istriku sehingga istriku membuka mulutnya dan dr.Tan tua menjejalkan batang kemaluan seperti botol sprite 200cc belum disunat nya yang loyo itu ke dalam mulut istriku …

    “Mmmmmmpppppppffzzzz ……..”mulut istriku yang dijejali batang kemaluan seperti botol sprite 200cc belum disunat dr.Tan tua mendesis-desis dengan kedua mata istriku terbelalak karena batang kemaluan seperti botol sirup ABC belum disunat dr. Thomas semakin dalam menjejali liang vagina istriku …

    dr. Thomas menyingkapkan rok klok hitam ketat di pinggul istriku ke atas dan kulihat jelas lebih dari separuh batang kemaluan seperti botol sirup ABC belum disunat dokter muda berawakan hitam kekar itu sudah menjejali liang vagina istriku ….

    Kedua mata istriku terpejam dan kedua tangan istriku mengepal dan keringat istriku membanjir kemudian istriku mengejan panjang “Ngngngngngngngngngngngng…… zzzzzzzzhhhhhggghhhhhhh ……….”suara menggeram karena mulut istriku dijejali batang kemaluan seperti botol sprite 200cc belum disunat dr.Tan tua dokter botak beruban tua yang mulai mengeras, pantat bahenol istriku pun tersentak-sentak merasakan orgasme pertamanya yang begitu cepat malam itu…..

    Padahal, aku melihat batang kemaluan seperti botol sirup ABC belum disunat dokter muda berawakan hitam kekar masih tiga perempat masuk di liang vagina istriku ……

    dr. Thomas membiarkan tubuh istriku menggelinjang berkeljot tak karuan, berguncang-guncang dan pantat bahenol tersentak-sentak sehingga batang kemaluan seperti botol sprite 200cc belum disunat dr.Tan tua terlepas…..

    “Ooochchchchchchchchch…….”istriku menggeram seperti suara dengkur sapi yang disembelih…. tubuhnya yang dipegang kuat oleh dokter muda berawakan hitam kekar itu miring ke depan dengan kedua mata terbelalak saat dr. Thomas menekan ke bawah pantat bahenol istriku dan gigi istriku pun menggeretak dan
    “Doookteeeeeeeerr ……….. raaaahiiiimkuuuu ……. oooooxxxxccccccchhhhhzzz …..”istriku kembali mengorok seolah lehernya terputus merasakan desakan kuat di liang vagina istriku dan rupanya kepala jamur berkulup tebal dokter muda berawakan hitam kekar itu tengah menyentuh langsung mulut rahim istriku dan
    “Ngngngngngngngngnggng……”kedua kalinya istriku melenguh panjang sesaat kemudian tubuh istriku berkelejot tak karuan, berguncang-guncang dan pantat bahenol istriku tersentak-sentak saat orgasme kedua nya meledak….

    Tubuh istriku terhuyung ke depan dan dr. Thomas pun menangkap cepat sehingga istriku tak terjatuh ….. tapi dengan kasarnya dokter muda berawakan hitam kekar itu menarik pinggang istriku sehingga tubuh istriku dipangku kembali oleh dr. Thomas …sambil terus menjejal-jejalkan batang kemaluan seperti botol sirup ABC belum disunat nya di liang vagina istriku yang terus mengerang, menggeram, dan melenguh panjang dan kedua payudara montok istriku yang terkual dari blasernya tampak berguncang-guncang dengan kedua puting susu hitam sebesar kelingking yang menegang kaku

    Tak lama kemudian, ketiga kalinya istriku mengejan panjang meraih orgasme ketiganya, yang jarang didapat dariku….
    Tubuh istriku pun basah kuyup oleh keringatnya tampak kelelahan dan membiarkan tangan kekar dokter muda berawakan hitam kekar itu meremas-remas kedua payudara montok istriku yang tampak hanya memejamkan kedua matanya…..

    dr.Tan tua kemudian duduk disamping dr. Thomas dan kulihat dokter muda berawakan hitam kekar itu langsung berdiri dimana batang kemaluan seperti botol sirup ABC belum disunat nya masih menjejali liang vagina istriku yang terbuka maksimal…

    Istriku yang mungil kelelahan itupun terangkat dan rupanya dokter muda berawakan hitam kekar itu tahu maksud seniornya yang duduk di tepi ranjang…..
    dokter muda berawakan hitam kekar itupun merendahkan tubuhnya dan tubuh istriku pun ke depan sehingga istriku seperti seorang bayi yang merangkak…
    rupanya dokter muda berawakan hitam kekar itu mempraktekkan gaya anjing, istriku pun dijadikan seperti anjing betina yang sedang disetubuhi jantannya…menunggingkan pantat bahenol nya

    Selanjutnya dr. Thomas pun menyodok-nyodokan batang kemaluan seperti botol sirup ABC belum disunat dari belakang di liang vagina istriku yang mendengus-dengus dan dr.Tan tua menarik rambut pendek istriku dan menjejalkan batang kemaluan seperti botol sprite 200cc belum disunat yang mulai menegang ke mulut istriku

    kini aku hanya dapat terbelalak melihat istriku melayani dua orang dokter yang berbeda usia di rumahku sendiri dengan gaya anjing yang sedang dizinahi jantannya….

    Istriku menggeram dan tubuhnya berguncang-guncang karena kedua tangan kekar dr. Thomas memaju mundurkan pantat bahenol istriku sehingga suara “bleb bleb” terdengar dimana batang kemaluan seperti botol sirup ABC belum disunat dr. Thomas menyodok-nyodok liang vagina istriku yang terbuka maksimal dan ktltt beserta bibir vagina istriku terikut keluar masuk dengan cepatnya seiring keluar masuknya batang kemaluan seperti botol sirup ABC belum disunat dokter muda berawakan hitam kekar itu…

    Kepala istriku mengangguk-angguk dimana batang kemaluan seperti botol sprite 200cc belum disunat dr.Tan tua yang semakin menegang menjejali mulut istriku …..

    Tubuh istriku yang setengah telanjang bermandikan keringat disertai nafas istriku yang mendengus-dengus …

    “mmmmmppffffzzzzz …… “tubuh istriku menegang dan kemudian pantat bahenol istriku tersentak-sentak saat istriku mengejan panjang karena orgasme keempatnya meledak….dan baru kali ini istriku merasakan empat orgasme dalam satu kali persetubuhan…

    Istriku tak kuat menopang tubuhnya dengan kedua tangannya karena tenaganya terkuras habis, dan istriku tersungkur dangan pantat bahenol nya yang menungging….
    Rupanya dr. Thomas sudah mendekati puncak ejakulasinya dimana dengan kasarnya dokter muda berawakan hitam kekar itu menggenjot batang kemaluan seperti botol sirup ABC belum disunat keluar masuk dengan cepatnya di liang vagina istriku dan istriku hanya menggeram dan melenguh panjang … tubuhnya berguncang-guncang maju mundur ….
    “Zzuuuuuzzzz Yatiiiiiii ……..”kudengar dr. Thomas melenguh panjang dan menjejalkan batang kemaluan seperti botol sirup ABC belum disunat nya dalam dalam di liang vagina istriku yang kedua matanya terbelalak dan terbalik-balik dan tubuhnya mengejang kaku disertai lenguhan panjang mencapai orgasme kelimanya bersamaan dengan menyemburkan air maninya di dalam liang vagina istriku …..
    Kedua tubuh itu tersentak-sentak dan dr. Thomas pun terungkur di samping istriku yang tertelungkup di lantai….

    dr.Tan tua kemudian mengangkat tubuh lunglai istriku dan menidurkan istriku di ranjang dengan kedua kaki istriku yang terjuntai ke lantai…..

    dr.Tan tua menyingkapkan rok klok hitam ketat di pinggul istriku sehingga selangkangan istriku yang yang tak ber bulu kemaluan itu pun tersingkap dan kulihat bibir vagina istriku tetap ternganga lebar dan airmani dr. Thomas masih meleleh dari liang vagina istriku ….

    Karena begitu nafsunya tanpa membersihkan lendir vagina dan air mani dr. Thomas, dokter botak beruban tua itupun menjejalkan batang kemaluan seperti botol sprite 200cc belum disunat nya yang berkulup tebal yang setengah tegang ke liang vagina istriku yang ternganga lebar ….

    “Eeeeeeeeegggggghhhhhhhzzzzzzz …….. “istriku mendesis-desis dan rupanya masih merasakan batang kemaluan seperti botol sprite 200cc belum disunat dr.Tan tua menjejali liang vagina istriku …
    dr.Tan tua merasakan kesulitan menjejalkan batang kemaluan seperti botol sprite 200cc belum disunat nya yang setengah loyo dan ….”pluup” kudengar saat kepala jamur berkulup tebal dr.Tan tua masuk ke liang vagina istriku …
    dr.Tan tua langsung menggenjot keluar masuk dengan cepatnya batang kemaluan seperti botol sprite 200cc belum disunat nya sehingga dapat kulihat jelas tak semuanya masuk…tapi diluar dugaanku gesekan batang kemaluan seperti botol sprite 200cc belum disunat dr.Tan tua yang loyo itu membuat istriku menggelinjang tak karuan
    “dooooocchteeeerr a……aaaakuuuu ….ngngngngngngngngng ….”begitu cepatnya istriku mencapai orgasme pertamanya dengan dr.Tan tua dan kemudian kedua dan saat dr.Tan tua mempercepat genjotannya…..

    Tak kunyana istriku yang memeluk dokter botak beruban tua itu saat orgasme ketiganya atau ke sembilannya malam itu dan kedua erangan bersamaan, dokter botak beruban tua bersamaan dengan istriku kudengar dari kamar belakangku… kemudian senyap….

    Aku hanya menatap ketiga insan di ranjang dimana kedua dokter berbeda usia memeluk tubuh istriku yang tidur miring setengah telanjang berhadapan dengan dr.Tan tua dari depan dan dr. Thomas dari belakang…..

    dr.Tan tua yang uzur itu memeluk istriku dari depan tampak masih belum puas tengah meremas-remas kedua payudara montok istriku dan jari-jari tangan dr. Thomas yang besar-besar itu mengerayangi selangkangan istriku ..

    “Eeeeeeeeegggggghhhhhhhzzzzzzz …….. “istriku mendesis-desis dan kulihat jari-jari tangan dr. Thomas yang besar-besar itu tengah menggosok-gosok bibir vagina dan kelentit yang membuat istriku membusungkan dadanya dan dr.Tan tua langsung memencet, memelintir sambil menarik narik kedua puting susu hitam sebesar kelingking yang menegang kaku karena terangsang sementara itu, jari telunjuk dan ibu jari tangan kiri yang besar dan kasar dr. Thomas juga memencet, memelintir sambil menarik narik kelentit istriku sehingga tubuh setengah telanjang istriku menggelinjang tak karuan diantara jepitan kedua lelaki berbeda umur jauh itu…

    tangan kanan dr. Thomas menyusup dari bawah di pinggang kanan istriku sementara itu, tangan kirinya menyusup diantara paha padat istriku dan menguak kaki kiri istriku hingga terkangkang lebar jari-jari tangan lelaki yang besar-besar itu memencet, memelintir sambil menarik narik kelentit istriku kembali dan menyibak bibir vagina istriku ….

    “aaaaaaaaaagggggghhhhh ……. “istriku mendesah-desah saat jari telunjuk, jari tengah tangan kekar kanan dr. Thomas menjejali liang vagina istriku dan kemudian mengorek-ngorek liang vagina istriku seolah ada sestau yang tertinggal di dalam liang vagina istriku

    Begitu hebatnya jari telunjuk, jari tengah dr. Thomas mengorek-ngorek liang vagina istriku membuat tubuh setengah telanjang istriku berkelejot tak karuan dan bergetar hebat, kedua payudara montok berguncang-guncang dan mulut ompong dr.Tan tua langsung mengulum dan menyedot-nyedot payudara montok kiri istriku sementara itu, tangan dr.Tan tua terus meremas-remas payudara montok kanan istriku sambil memencet, memelintir sambil menarik narik puting susu hitam sebesar kelingking istriku …

    Gerakan jari-jari tangan dr. Thomas yang besar-besar itu berubah menggaruk garuk liang vagina istriku seolah jari-jari tangan lelaki yang besar-besar itu mencari sesuatu yang tertinggal di dalam liang vagina istriku … Tak ayal lagi istriku melenguh panjang dan mendesis-desis tak karuan, pantat bahenol istriku bergoyang memutar dan berkelejot tak karuan ….

    “dooooocgggteeeer …. ampuuuuun …..”istriku mendesah-desah merasakan liang vagina istriku dikorek korek oleh jari-jari tangan lelaki yang besar-besar itu, belum lagi jari telunjuk dan ibu jari yang besar dan kasar dr. Thomas memencet, memelintir sambil menarik narik kelentit istriku …..

    Melihat istriku terangsang berat, dr. Thomas pun mengocok liang vagina istriku dengan jari tengah yang besar dan kasar sehingga nafas istriku mendengus-dengus tubuh istriku bermandikan keringat, berkelejot tak karuan dan bergetar hebat dan istriku melenguh panjang dan menggeram kemudian mengerang dan mengejan panjang “Ngngngngngngngng ……..”saat orgasme kesepuluhnya malam itu….

    Sesaat kemudian kedua dokter itu bangun dari ranjang dan keluar kamar, rupanya mereka membersihkan diri dan kembali ke kamar untuk berpakaian…

    Aku terhenyak saat kedua dokter itu, mengambil dompet masing-masing, dan mengeluarkan dua lembar uang ratusan ribu dan mendekati istriku

    “Liang vaginamu masih legit, Jeng Yati …”kudengar dr. Thomas berbisik ke istriku yang tertelentang lunglai di ranjang sambil memberikan uang nya ke dada istriku yang terbuka dengan kedua payudara montok nya yang naik turun…..

    Kulihat istriku seakan menolak dan kulihat butir-butir airmatanya mengalir di pipinya, menyadari kalau istriku telah berganti profesi….

    Malam hari itu, aku hanya mengigil bukan karena dinginnya malam, tapi memikirkan kenapa kedua dokter yang berbeda umur itu membayar layanan sex istriku ….
    Kenapa aku tak berdaya?
    Terkuak
    Dalam dua minggu, aku merajuk agar istriku mau melayaniku, tapi benar-benar tak ku dapat, sedangakan “kopi hambar” terus aku minum sepulang kerja…

    Karena aku dapat menyelesaikan lebih cepat pekerjaanku, maka akupun bisa pulang lebih awal dalam keadaan amat penat….

    Aku kaget saat aku membuka pintu rumah yang tak terkunci saat aku datang sekitar hampir pukul 12 malam….

    “Yaaa situ mbaaahh …….”kudengar istriku mendesis-desis dari kamar depan.

    Akupun melongok ke dalam kamar yang terbuka sedikit, kulihat istriku hanya memakai kain panjang tidur telungkup di ranjang pengantinku menghadap pintu tengah dipijit Mbah Towo, penjaga malam tua di perumahanku….

    Aku sempat berpikir, siapa Mbah Towo, penjaga malam tua itu, yang konon adalah bekas bromocorah yang bukan saja menjarah harta tuan rumah yang dirampoknya, tetapi juga selalu meminta layanan nyonya rumah, yang konon istri tuan rumah selalu bersedia melayani nafsu sex Mbah Towo …..

    Aku tercekat melihat istriku malam itu berhias seolah akan menghadiri pesta walaupun tubuh istriku hanya terbalut kain panjang ….

    Aku menatap Mbah Towo, dimana istriku tidak mengetahui, yang dengan cepat mencabut dan mengacungkan kerisnya dari sarungnya sementara itu, selongsong keris berbentuk batang kemaluan lelaki dewasa mempunyai bibir di ujungnya di pegang tangan kirinya
    Seperti pukulan bertubi-tubi ke kepalaku kurasakan dan tubuhku yang penatpun tersungkur di lantai di depan pintu kamar ….

    Akupun berusaha duduk dan aku dapat melihat dalam kamar dimana Mbah Towo meminta istriku tertelentang posisinya berbalik sehingga kepala istriku berada di tempat bantaldan Mbah Towo meletakkan kerisnya di meja rias istriku

    Aku tak habis pikir, bagaimana seolah istriku tak mengetahui keberadaanku yang jelas-jelas hanya terduduk tepat di depan pintu kamar…..

    Aku terkesiap saat selongsong keris berbentuk batang kemaluan lelaki dewasa mempunyai bibir di ujungnya berada diantara kedua kaki istriku

    Mbah Towo kemudian memijat kedua lipatan paha atas istriku yang membuat istriku secara refleks mengkangkangkan kedua kakinya dan kutahu istriku tak mengenakan celana dalam dimana tampak bulu kemaluan lebat istriku terpampang jelas….

    dan selongsong keris berbentuk batang kemaluan lelaki dewasa mempunyai bibir di ujungnya melesat mendekati selangkangan istriku yang berbulu kemaluan lebat

    “Mbaaah mulaaaiii yaaaa….”istriku berbisik
    Kulihat ujung berbibir selongsong keris itu menghembuskan asap putih ke selangkangan istriku
    “aduuugghh … Mbbaaaaaaaaaccchhhh …………. “istriku mendesis-desis dan kulihat selongsong keris berbentuk batang kemaluan lelaki dewasa mempunyai bibir di ujungnya akan mematuk dan

    “Oooooooooggghhhhhzzz ….. “istriku mendesis-desis bersamaan suara “clup” dimana ujung berbibir selongsong keris itu mengulum dan menyedot-nyedot kelentit istriku

    “ittttiiiilllkuuuuu mbaaaaaagggghhhh …… “tak kunyana kata-kata “kotor” yang biasanya diucapkan pelacur telah meluncur dari mulut istriku, yang selama ini dihormati oleh orang-orang yang mengenal istriku, untuk seorang lelaki penjaga malam tua itu.

    Istriku yang mengkangkangkan kedua kakinya lebar-lebar itupun menggoyang pantat bahenol nya menikmati ujung berbibir selongsong keris itu yang begitu ganas mengulum dan menyedot-nyedot kelentit istriku …

    Istriku mendengus-dengus jari-jari tangan istriku meremas-remas sprei ranjang, tubuh istriku menggelinjang tak karuan dan pantat bahenol istriku terangkat-angkat bergetar hebat ….. karena Mbah Towo melepas tekanan di lipatan paha atas istriku dan tangan kekar keriput itu mulai mengerayangi tubuh istriku yang menggelinjang dan hanya terbalut kain panjang itu

    Istriku sudah terangsang hebat, dan istriku benar-benar tak mengindahkan aku duduk di depan pintu kamar pengantinku dan menatap tepat selangkangan istriku ber bulu kemaluan lebat dimana ujung berbibir selongsong keris itu semakin ganas mengulum dan menyedot-nyedot kelentit istriku …

    “mbaaaaaagggghhhh ……”istriku mendesis-desis saat kulihat jelas tangan keriput berjari besar-besar Mbah Towo mulai mengerayangi kedua payudara montok istriku yang terbalut kain panjang dan tampak olehku kedua puting susu hitam sebesar kelingking istriku telah mencuat dari balik kain panjang nya….

    “Enak Jeng Yati ..”kata Mbah Towo mendengus-dengus dengan kedua mata nanarnya menatap wajah istriku dimana kedua mata istriku terbelalak dan terbalik-balik dan nafas terengah-engah …
    “Enaaaaaaghhh …. mbaaaaaagggghhhh …”istriku menyahut
    “mbaaaaaagggghhhh ….”istriku mendesis-desis saat kulihat jari-jari tangan lelaki yang besar-besar itu mengelus-elus kedua puting susu hitam sebesar kelingking yang mencuat kencang dari balik kain panjang nya….

    Mbah Towo menoleh padaku, dan seolah tersihir aku merangkak mendekati ranjang pengantinku dimana malam itu, Mbah Towo, penjaga malam tua itu, tengah meremas-remas kedua payudara montok istriku , Mbah Towo juga memencet, memelintir sambil menarik narik puting susu hitam sebesar kelingking istriku yang terus melenguh panjang …
    Mbah Towo kemudian duduk di atas perut istriku yang mencengkeram kuat kedua pergelangan tangan keriput berjari besar-besar Mbah Towo

    Istriku menarik sarung Mbah Towo dan terkuallah batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah yang telah menegang kaku dan Mbah Towo pun menyingkapkan kain panjang istriku hingga kedua payudara montok istriku dimana kedua puting susu hitam sebesar kelingking istriku yang mencuat kencang terkual…

    Mbah Towo kemudian menyusupkan batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah nya diantara kedua payudara montok istriku dan istriku menekan ke tengah kedua payudara montok nya dan Mbah Towo menggerakkan pantat kerempeng bergelambir nya maju mundur sehingga batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah nya mengesek-gesek kedua payudara montok istriku …

    “Susumu enaaak Jeng Yati …”Mbah Towo mendesis-desis mengesek-gesekkan batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah nya diantara jepitan kedua payudara montok istriku …

    Rupanya Mbah Towo sudah tak sabar lagi, menarik batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah nya dari payudara montok istriku dan Mbah Towo menyingkapkan kain panjang istriku sehingga terpampanglah selangkangan istriku dimana ujung berbibir selongsong keris itu masih terus mengulum dan menyedot-nyedot kelentit istriku …

    Tangan keriput berjari besar-besar itupun memegang batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah nya dan kulihat kepala jamur Mbah Towo diarahkan ke bibir vagina istriku yang merekah ….

    Sekali lagi Mbah Towo menoleh padaku dan akupun semakin mendekati ranjang pengantinku menatap pantat kerempeng bergelambir Mbah Towo yang tepat berada di tengah kedua kaki istriku yang terkangkang lebar ….

    “Beeeezzzaaar mbaaaaaagggghhhh ….”kudengar desahan berat istriku saat kepala jamur batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah Mbah Towo menjejali liang vagina istriku sehingga kulihat bibir vagina istriku menggelembung oleh desakan kepala jamur Mbah Towo …

    Istriku semakin mengkangkangkan kedua kakinya lebar-lebar saat batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah Mbah Towo semakin dalam menjejali liang vagina istriku

    Kepala istriku terangkat-angkat melihat selangkangan nya dimana ujung berbibir selongsong keris itu terus mengulum dan menyedot-nyedot kelentit sedangkan batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah Mbah Towo menjejali liang vagina istriku
    “Aduuugghh … mbaaaaaagggghhhh ….. “istriku melenguh panjang
    “kenapa Jeng Yati ….?”tanya lelaki tua yang tengah menyodok-nyodokan batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah nya ke dalam liang vagina istriku dan kulihat bibir vagina istriku semakin membengkak

    “Kooontoooolmuuuu enaaaagghhhhkkkk…… mbaaaaaagggghhhh ….”istriku mengerang tak karuan tak terkendali
    “Enak mana kontolku dengan punya suami Jeng Yati …?tanya penjaga malam tua itu,
    “kontoooolmuuuu enaaaagghhhhkkkk…… zzzekaliiiii ….beruraaaat ….akuuuu
    nggaaakk tahaann ……ngngngngngngngngngng ….”istriku mengejan panjang saat batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah Mbah Towo masih separuh masuk di liang vagina istriku dan terus menjejali liang vagina istriku yang kegatalan….

    “Aduuugghh … mbaaaaaagggghhhh ..kontoooolmuuu ……akkuuuu ..ngngngngngnf …”istriku mengejan panjang kembali saat seluruh batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah Mbah Towo menghujam dalam-dalam di liang vagina istriku

    Mbah Towo diam saat istriku meliuk liuk seperti cacing kepanasan dan pantat bahenol istriku tersentak-sentak mencapai orgasme kedua nya malam itu….

    “mbaaaaaagggghhhh …”istriku mendesis-desis kembali dan kulihat lidah panjang kasar Mbah Towo tengah menjilati kedua puting susu hitam sebesar kelingking istriku yang mencuat kencang
    “Ooooggghhhhhhggggg …….. aiiiiir zuuuuzuuuukuuuuu …..”istriku menggeram dan kulihat air susu istriku memancar deras dari kedua puting susu hitam sebesar kelingking istriku
    “kkkoooogghhhhkkkk beginiiiii mbaaaaaagggghhhh ….”istriku bertanya dalam suara desisnya….

    “Heh heh …..setiap lelaki yang menjilati puting susu Jeng Yati pasti merasakan air susu Jeng Yati …kecuali suamimu …heh heh heh ……”Mbah Towo terkekeh-kekeh ….
    “suamimu sudah terlalu banyak minum kopi ramuanku yang Jeng Yati suguhkan heh heh … suamimu tak berkutik melihat Jeng Yati dientot lelaki lain heh heh …. besok dicoba yaaa …heh … heh ….Sedangkan Jeng Yati tak buat jadi perempuan binal, gatal, liar dan nakal heh heh……”kata penjaga malam tua itu, terus terkekeh-kekeh
    “Koooqq Mbah Towo tegaaaaaaa…”istriku panik
    “Aku sudah tua, Jeng Yati ….waktuku habis… rupanya Jeng Yati cocok ….Jeng Yati tambah cantik dan digandrungi lelaki …semua lelaki ….”

    Mbah Towo mulai menarik batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah nya dan menghujam dalam-dalam ke liang vagina istriku yang terus memeluk tubuh tua bangka itu

    Pantat kerempeng bergelambir itu naik turun mengeluarmasukkan batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah di dalam liang vagina istriku dan kulihat lendir vagina istriku membasahi batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah Mbah Towo …

    Mbah Towo semakin cepat menggenjot keluar masuk dengan cepatnya batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah di dalam liang vagina istriku dan tiba-tiba mencabut nya melompat di atas tubuh istriku yang berguncang-guncang dan menjejali mulut istriku dengan menghujam dalam-dalam batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah nya dan menyemburkan air maninya di dalam mulut istriku dan istriku tak dapat menolak sehingga istriku meneguk air mani Mbah Towo tanpa tersisa….

    Mbah Towo kemudian mencabut batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah dari mulut istriku dan membiarkan istriku yang tertelentang dengan kedua kakinya yang terkangkang lebar setelah kecapaian melayani nafsu syahwat penjaga malam tua itu, dengan tenangnya Mbah Towo merengkuhku… menarikku keluar kamar pengantinku.
    Kemudian menutup pintu kamar

    “Jeng Yati tak puas sama kamu, mas …… Jeng Yati selalu memintaku untuk disetubuhi setiap mas pergi heh heh …. dia memintaku agar mas suka melihat Jeng Yati disetubuhi lelaki lain …. dan mas sudah merasa senang, kan? heh heh …”kata Mbah Towo terkekeh-kekeh dan membuka pintu rumahku pergi dalam kegelapan malam.

    Aku hanya berdiam, dan malam itu, aku pun tak dapat membendung nafsuku, sayang istriku bagaikan sebuah boneka sex yang tak bergerak saat batang kemaluan ku menghujam dalam-dalam liang vagina yang sudah basah….
    Atasan selalu di atas
    Beberapa hari kemudian orang di perumahan digegerkan oleh tubuh Mbah Towo yang terbujur kaku di pos keamanan … Mbah Towo tewas …. entah kenapa….

    Sejak itu, aku melihat istriku semakin bersolek, dan seminggu kemudian sudah terpasang selambu di depan kamar pengantinku….

    Awalnya aku tak mengerti, dan malam sekitar pukul 7, aku menerima telepon istriku yang kupikir aneh, karena dia terus berkata tanpa mengindahkan jawbanku….

    “Mas masih di luar kota, yaaa? Aku pulang diantar Pak Kotim dan tamu Pak Kotim … Tuan Markus ….tut tut …”teleponpun terputus.

    Aku hanya termenung di ranjang dan kulihat bayangan Mbah Towo sedang terkekeh-kekeh di pintu dan menghilang

    Kurang dari 5 menit, kudengar mobil berhenti di depan rumah dan kudengar suara istriku mempersilahkan masuk…..
    Kudengar pintu terbuka dan sreek sreeek …selambu depan ditutup….
    Aku beranjak turun, dan sekali lagi bayangan Mbah Towo muncul dan seperti karung tak berisi, tubuh tersungkur di depan pintu kamar dimana selambu nya tertutup dan aku bisa melihat ruang tamu dari bawah cela selambu….

    “Tuan Markus minum apa?”kudengar tanya istriku kepada tamunya lelaki berkulit hitam yang duduk di kursi panjang
    “Aiiir … susumu aja Jeng Yati …”kudengar lelaki tua berumur 70 tahunan menjawab

    Lelaki tua berumur 70 tahunan semakin menarik tangan kiri istriku yang semakin merunduk dan kulihat kedua payudara montok istriku yang ber puting susu hitam sebesar kelingking bergerak menggelantung bebas dan mulut ompong lelaki tua berkulit hitam berumur 70 tahunan langsung mengempot payudara montok kiri istriku, menghisap-hisap payudara montok kiri istriku sementara itu, jari-jari tangan kiri lelaki yang besar-besar itu juga meremas-remas payudara montok kanan istriku …

    Belum sempat istriku meronta …. dari belakang lelaki tua berumur 60 tahunan lainnya yang kukenal sebagai bos istriku, Pak Kotim menyusupkan tangan kekar nya di rok klok hitam ketat di pinggul istriku dan mengerayangi paha padat dan selangkangan istriku yang langsung menungging nungging

    “Kook langsuuuung Tuaaaan Maaarkuuuussszzzzz ….. … Oooooooooggghhhhhzzz ….. Paaaaak Kooootiiiim …….. “istriku mendesis-desis

    Pak Kotim menarik pinggul istriku sehingga istriku yang merunduk dengan pantat bahenol menungging nungging sejajar dengan kursi panjang ruang tamu dimana Tuan Markus dengan lahapnya menyedot-nyedot payudara montok kiri istriku sambil meremas-remas payudara montok kanan istriku sementara itu, Pak Kotim dari belakang sudah berhasil menyingkapkan rok klok hitam ketat di pinggul sehingga pantat bahenol istriku yang menungging nungging itupun tersingkap jelas dan jari-jari tangan lelaki yang besar-besar itu telah mengerayangi selangkangan istriku ….

    “Zzzzzuuuudaaaaghhh Tuaaaan Maaarkuuuussszzzzz ….. Paaaaak Kooootiiiim …….. suamikuuuu adaaaaaa ….”
    “Suamimu ada Jeng Yati ? Bohong kamu….”katanya dan tangan kekar kiri Pak Kotim menarik rambut pendek istriku sehingga istriku menegadah dengan wajah meringis kesakitan dan tubuh istriku tertekuk kebelakang dan dada istriku pun membusung dan tak ayal lagi kedua payudara montok istriku pun semakin mudah untuk diremas-remas oleh kedua tangan kekar keriput Tuan Markus, lelaki tua berkulit hitam berumur 70 tahunan itu sambil dengan lahapnya mulut ompong nya terus menyedot-nyedot kedua payudara montok istriku bergantian sehingga wajah keriputnya basah oleh air susu istriku yang memancar deras

    “Kalau memang ada ….. artinya suamimu pengecut ….. kita bikin Jeng Yati sakit nikmat Tuan Markus …”kata Pak Kotim terkekeh-kekeh dan tangan kekar kanan Pak Kotim mengangkat kaki kanan istriku ke sandaran kursi panjang sehingga selangkangan istriku pun terkangkang lebar dan dalam posisi tubuh yang tertekuk dan kaki kanan istriku yang terangkat dan terkangkang lebar dan kedua payudara montok istriku yang dikempot habis habisan oleh Tuan Markus, maka istriku tak dapat berkutik selain menerima perlakuan kedua lelaki tua itu……
    Tuan Markus meremas-remas dan menyedot-nyedot kedua payudara montok istriku tatpi juga jari telunjuk dan ibu jari yang besar dan kasar tampak olehku sedang memencet, memelintir sambil menarik narik kedua puting susu hitam sebesar kelingking istriku yang mencuat kencang menandakan bukannya istriku merasa tersiksa melainkan malah terangsang hebat……dimana jari-jari tangan istriku malah mencengkeram kuat pundak Tuan Markus

    “Eeeeeeghhhhhhhzzzz ……… Paaaaak Kooootiiiim …….. “istriku melenguh panjang saat jari telunjuk dan jari tengah yang besar kasar kanan Pak Kotim menerobos liang vagina istriku sementara itu, jari telunjuk dan ibu jari yang besar kasar sebelah kiri Pak Kotim tengah memencet, memelintir sambil menarik narik kelentit istriku

    Tubuh istriku menggelinjang tak karuan, nafas istriku terengah-engah, kedua mata istriku terbalik ke belakang sehingga bagian putihnya saja yang kelihatan

    Jari telunjuk dan jari tengah yang besar kasar Pak Kotim pun tengah mengocok liang vagina istriku dan kemudian istriku mengerang

    “aduuugghh … aduuugghh … ampuuuun Paaaaak Kooootiiiim …….. “akupun melihat bagaimana jari telunjuk dan ibu jari yang besar kasar bagian kiri Pak Kotim dengan kasar sekali memencet, memelintir sambil menarik narik kelentit istriku sementara itu, jari telunjuk dan jari tengah yang besar kasar yang berada di liang vagina istriku tampak olehku tengah mengorek-ngorek dan bahkan jari telunjuk dan ibu jari yang besar kasar itu menggaruk dan bahkan jari telunjuk dan jari tengah yang besar kasar itupun tertekuk sambil ditarik keluar dari liang vagina istriku ….. dan kudenga istriku mengerang, merengek seperti orang menangis pantat bahenol istriku bergetar hebat ….

    “Clok clok clok” kudengar suara jari telunjuk, jari tengah dan jari manis Pak Kotim mengocok liang vagina istriku kemudian tertekuk sambil ditarik keluar dar liang vagina istriku istriku hanya mengerang, mendesah-desah, mendesis-desis, nafas istriku mendengus-dengus kemudian merengek seperti orang menangis kedua mata istriku terbelalak dan terbalik-balik dan mulutnya ternganga lebar dan
    “Ampppuuuuuuuun Paaaaak Kooootiiiim …….. Tuaaaan Maaarkuuuussszzzzz ….. akuuuuuu … Eeeeeeeeegggggghhhhhhhzzzzzzz …….. Oooooggghhhhhzzz ….. ampuuuunnnnzzz. …. akuuuu …keluuuaaaaar ngngngngngngngzzzzzzz …….. “dan pantat bahenol istriku berguncang-guncang maju mundur dan akhir pantat bahenol tersentak-sentak tak karuan tubuhnya terhuyang ke depan dan tersungkur dipelukan lelaki tua berkulit hitam berumur 70 tahunan, Tuan Markus …saat istriku mencapai orgasme yang begitu hebat dan melelahkan istriku ……..

    Tuan Markus mendudukkan istriku di kursi panjang sambil memeluk dan meremas-remas kedua payudara montok istriku yang basah oleh air susu dan ludah Tuan Markus .
    Pak Kotim keluar ruang tamu
    “Enak Jeng Yati ?” bisiknya
    “He egh…”istriku menjawab dengan mendesah
    “Ini masih awal Jeng Yati …”katanya sambil mengelus-elus selangkangan istriku yang langsung menggelinjang
    “Aku capai Tuan Markus ..” dan kudengar Pak Kotim masuk ke ruang tamu kembali….
    “Kok cuman dua Tuan Markus …”kata Pak Kotim

    Kedua mata istriku terbelalak saat melihat sebuah dildo bergerigi pink sebesar botol sprite 200 ml ujungnya berambut jabrik halus…..

    Begitu Pak Kotim menekan tombol remote control maka dildo bergerigi pink sebesar botol sprite 200 ml ujungnya berambut jabrik halus itupun bergetar, meliuk liuk, kemudian gerakan menyodok-nyodok dan rambut jabriknya bergetar hebat kemudian seolah gerakan rambut jabriknya melemah menegang
    “Jangaaan Pak Kotim …”istriku memohon.
    “Kenapa? Bayangin kalau dildo ini di dalam torokmu, Jeng Yati ?kkata Pak Kotim terkekeh-kekeh
    “Sungguuh Pak Kotim …Tuan Markus ….jangan ….”istriku terus memohon
    Plak! Pak Kotim menempeleng istriku
    “Diam kamu !!! Pengen BF Jeng Yati kuedarkan ke umum !!!bentak Pak Kotim
    Aku berpikir keras ” BF ? Blue Film apa?
    “Masak Jeng Yati digilir empat satpam kekar kuat…sama ini gak kuat?”
    “Aku diperdaya Pak Kotim ..”sergah istriku
    “Masak digilir empat satpam kekar sampai empat kali itu diperdaya???!! Haah!!bentak Pak Kotim
    “Jeng Yati melakukan di ruang kerjaku…ya, kan? Pato mengaku kalau dia pertama melihat Jeng Yati meregangkan kedua kaki Jeng Yati masih pakai celana dalam dan begitu Jeng Yati tahu Parto mengintip, Jeng Yati pura-pura ke kamar kecil dan menyingkapkan rok Jeng Yati sambil meregangkan kedua kaki Jeng Yati dimana Jeng Yati tak memakai celana dalam lagi,kan? Siapa yang diperdaya Jeng Yati atau Parto…Hah!!
    “Mana suamimu…. biar dia tahu istrinya gatal sama pemuda kekar atletis dan mau digauli Mbah Towo, lelaki tua dan dukun yang menyamar penjaga malam tua itu, biar suamimu takluk!!!! Ya, kan?? Jeng Yati mau digauli Mbah Towo aku rekam semuanya….Heh heh….”Pak Kotim terkekeh-kekeh

    “Tapi kontol kami berdua tak mau masuk torokmu, Jeng Yati sayang… Cukup dildo ini….”
    “Jangaaan Paaaaak Kooootiiiim …….. “istriku terus memohon
    Pak Kotim pun duduk di sebelah kiri istriku dan Tuan Markus langsung mengangkat dan menarik kaki kanan istriku sehingga pantat bahenol istriku langsung ke pinggiran dudukan kursi panjang ruang tamu itu dan meletakkan di pangkuan kaki kiri Tuan Markus sehingga kaki istriku terkangkang lebar ….
    Pak Kotim pun dengan sigap melakukan dengan kaki kiri istriku di pangkuan kaki kanan Pak Kotim ….

    Istriku terduduk merunduk dengan kedua kakinya yang terkangkang lebar, Tuan Markus menyingkapkan rok klok hitam ketat di pinggul istriku sehingga selangkangan istriku yang ber bulu kemaluan lebat terpampang sudah….

    Otakku masih berpikir, mengapa Mbah Towo dengan mudahnya menyetubuhi istriku tanpa takut, yang rupanya bukan sekedar mantan bromocorah yang selalu menggauli nyonya rumah yang dirampoknya, tapi lebih dari itu, Mbah Towo juga seorang dukun… dimana salah satu yang digauli oleh Mbah Towo
    Ingatanku kembali kepada dr. Thomas dokter muda berawakan hitam kekar dan dr.Tan tua, dokter botak beruban tua, yang terkekeh-kekeh setelah memeriksa istriku dimana saat aku melihat mereka menggilir istriku dimana istriku malam itu tak mengenakan BH dan celana dalam dibalik rok klok hitam ketat di pinggul dan bloues nya, kenapa aluran kencing istriku meradang dan demam tinggi, dimana istriku rupanya telah digilir empat satpam kekar dan muda seperti dikatakan oleh Pak Kotim, boss istriku tadi.

    “Eeeeeeeeegggggghhhhhhhzzzzzzz …….. ” kudengar istriku mendesis-desis dan merintih dan mataku melihat nanar ke selangkangan istriku yang terbuka jelas ber bulu kemaluan lebat itu, dimana Pak Kotim tengah menjejali liang vagina istriku yang basah oleh lendir vagina dengan dildo bergerigi pink sebesar botol sprite 200 ml ujungnya berambut jabrik halus ..

    “aaaampuuuuuun …… Paaaaak Kooootiiiim …….. “istriku mengerang saat dengan kasar Pak Kotim menyodok-nyodokan dildo bergerigi pink sebesar botol sprite 200 ml ujungnya berambut jabrik halus ke liang vagina istriku
    “aduuugghh … aduuugghh … aaaampuuuuuun …… Paaaaak Kooootiiiim …
    “istriku mengerang saat Pak Kotim mengeluarmasukkan dildo bergerigi pink sebesar botol sprite 200 ml ujungnya berambut jabrik halus itu di dalam liang vagina istriku
    “Enak mana dildo ini atau kontol satpam atau kontol Mbah Towo, Jeng Yati ?”tanya Pak Kotim
    “Zzzuuuudaaaccgghh …..Paaaaak Kooootiiiim …….. aaaampuuuuuun …… “istriku terus merintih
    “Locgh gak mau jawab?” sergah Pak Kotim
    “aduuugghh … aaaampuuuuuun …… Zzzuuuudaaaccgghh ….. “istriku merintih kembali saat Pak Kotim menghujam dalam-dalam dildo bergerigi pink sebesar botol sprite 200 ml ujungnya berambut jabrik halus itu di liang vagina istriku yang langsung membuat kedua mata istriku terbelalak dan terbalik-balik ….

    “Klik klik”kudengar suara terkunci dan kulihat dildo bergerigi pink sebesar botol sprite 200 ml ujungnya berambut jabrik halus itu telah menghujam dalam-dalam di liang vagina istriku dan Pak Kotim menali dildo itu dengan tali yang terbelit di kedua lipatan paha padat istriku dengan kunci sehingga tak mungkin dildo bergerigi pink sebesar botol sprite 200 ml ujungnya berambut jabrik halus itu terlepas dar liang vagina istriku ….

    Kulihat hanya pangkal dildo bergerigi pink sebesar botol sprite 200 ml ujungnya berambut jabrik halus itu menonjol keluar dari liang vagina istriku dan Pak Kotim menekan tombol remote control dan suatu pemandangan yang sangat aneh, kedua mata istriku terbelalak dan terbalik-balik, tubuh sexy istriku bergetar hebat kemudian menggelinjang, meliuk liuk seperti cacing kepanasan, menggeliat, mengejang ngejang, menggelepar, kedua tangan istriku menggapai-ngapai sekelilingnya, kemudian istriku menggeram dan merengek seperti orang menangis ….

    “ngngngngngngngzzzzzzz …….. “istriku merengek seperti orang menangis dan mengejan panjang, pantat bahenol istriku tersentak-sentak
    “Paaaaak Kooootiiiim …….. ngngngngngngngzzzzzzz …….. ” istriku mengejan panjang kembali
    dildo bergerigi pink sebesar botol sprite 200 ml ujungnya berambut jabrik halus tengah bereaksi di dalam liang vagina istriku dan pasti bergetar, meliuk liuk, kemudian gerakan menyodok-nyodok dan rambut jabriknya bergetar hebat kemudian seolah gerakan rambut jabriknya melemah menegang di dalam liang vagina istriku

    kedua lelaki tua itu meremas-remas kedua payudara montok istriku sambil menciumi wajah istriku yang terus meliuk liuk seperti cacing kepanasan
    “Tuaaaan Maaarkuuuussszzzzz ….. Paaaaak Kooootiiiim …….. akuuu … keluaaaaar teruuussss …paaaaaaaghhhhzzzz ……”istriku mendesis-desis dan menggeram kedua jari-jari tangan istriku mencengkeram kuat lengan kedua lelaki tua itu, pantat bahenol istriku tak pernah berhenti tersentak-sentak, istriku bermandikan keringat
    “Zzzuuuudaaaccgghh ….. Paaaaak Kooootiiiim …….. aku keluaaar lebiiih tujuuuuh kaliiii…… akuuu leemaaazzzz Paaaaak Kooootiiiim …….. aaaampuuuuuun …… “istriku memohon menghiba…

    Rupanya Pak Kotim merasa kasihan dengan istriku dan menekan tombol remote control menghentikan gerakan bergetar, meliuk liuk, kemudian gerakan menyodok-nyodok dan rambut jabriknya bergetar hebat kemudian seolah gerakan rambut jabriknya melemah menegang di liang vagina istriku …..

    Pak Kotim menyingkapkan rok klok hitam ketat di pinggul istriku dan melepas kunci dan tali yang mengikat dildo bergerigi pink sebesar botol sprite 200 ml ujungnya berambut jabrik halus itu…

    Kulihat lendir vagina istriku seperti istriku mengompol karena banyaknya saat Pak Kotim mencabut dildo bergerigi pink sebesar botol sprite 200 ml ujungnya berambut jabrik halus itu dari liang vagina istriku yang ternganga lebar …..

    Begitu Pak Kotim menyimpan dildo bergerigi pink sebesar botol sprite 200 ml ujungnya berambut jabrik halus itu tiba-tiba kudengar pintu rumahku diketuk keras keras dari luar…

    Tuan Markus hanya sempat menutup blouse istriku sehingga kedua payudara montok istriku tak terkual keluar, Sedangkan rok klok hitam ketat di pinggul sempat menutupi selangkangan istriku dimana kedua kaki istriku masih terkangkang lebar ….

    “Yaaaa…..”kudengar suara istriku yang bermandikan keringat menjawab lemah…

    Pintu terbuka
    “Ada apa ini…?” kudengar suara yang kukenal, suara Suwerto, pemuda kekar kepala gundul berkulit hitam yang dikenal brengsek, karena sering mengganggu ibu-ibu di kampung sebelah….
    “Nggak ada apa-apa mas Suwerto …”kata istriku lemah menatap pemuda kekar berkepala gundul berkulit hitam
    “Pulang kamu tua bangka!!bentaknya kepada kedua lelaki tua itu
    “Yaa .. yaaa.. kami mengantar Jeng Yati saja kok mas…”kata Pak Kotim tergagap-gagap.
    “Mas Suwerto yang sopan beliau bos ku…”kata istriku
    “Pergi!!”kulihat kedua mata Suwerto melotot…
    Kedua lelaki tua itu pun bergegas pergi…. dan kudengar suara mobil menderu menjauh…

    “Ada apa Tante Yati?kudengar suara Suwerto lembut
    Tubuhkupun panas dingin, memang Suwerto pemuda kekar berkepala gundul berkulit hitam itu sangat brengsek…. sering aku dengar Suwerto mengganggu ibu-ibu di kampungnya, memang sekali aku pernah melihat Suwerto menyusupkan tangan kekar nya di seragam PKK bu Topo, yang mempunyai payudara sangat montok, saat acara akan menyanyikan lagu PKK di penutupan 17 agustusan, bahkan malam itu Suwerto menarik lepas BH bu Topo, sehingga bu Topo tak mengenakan BH saat di panggung….
    Saat aku pulang, tanpa sengaja aku mendengar perbincangan, di semak belukar
    “Sudah Werto… jangan ganggu istriku …”
    “Diam kamu Pak Topo …kutusuk kau nanti….. Mmmm ..susu istrimu masih kenyal..sreep sreep …”
    “Apa arti namaku Top?”kata Suwerto sekenanya tanpa kata “pak”
    “Sudah Werto aku gak tahu…”
    “Suwerto …Sueneng wanita setengah tuo he he… suka sama wanita setengah baya … gitu Top”

    Aku menjauh dan dari kejauhan kulihat kepala bu Topo mengangguk angguk, rupanya bu Topo tengah mengulum dan menyedot-nyedot batang kemaluan Suwerto di depan suaminya, sementara itu, kedua tangan kekar Suwerto terus meremas-remas payudara montok bu Topo….

    “Berapa ronde Tante Yati ?”tanya Suwerto membuat aku tersadar dan kulihat Suwerto sudah duduk di samping istriku yang lunglai sehabis dikerjain oleh dildo bergerigi pink sebesar botol sprite 200 ml ujungnya berambut jabrik halus Pak Kotim

    “Maksudmu apa Suwerto ? istriku balik bertanya
    “Nggak usah bohong Tante Yati ….. tubuh Tante Yati bermandikan keringat lagipula tuch….puting susu Tante Yati masih menegang ….bandot tua tadi cuman sempat menutup satu kancing baju Tante Yati ….”katanya semakin mendekat ke istriku

    Cerita Sex Penyembuh Idaman

    Cerita Sex Penyembuh Idaman

    “Weeeerttoooo ……..”istriku mendesah-desah saat kedua tangan kekar Suwerto meremas-remas payudara montok istriku yang masih terbungkus blousenya yang hanya terkancing satu ….

    “jangaaaan Weeeerttoooo …….. “istriku mendesah-desah dan Suwerto mencium leher istriku sehingga istriku menegadahkan kepalanya
    “Kau cantik Tante Yati …sexy …..”desis Suwerto

    Aku tak tak tahu, entah istriku benar-benar kecapaian atau istriku sudah terangsang kembali, yang jelas istriku hanya diam saat jari-jari tangan lelaki yang besar-besar itu melepas satu kancing ysng tersisa dan terkuallah kedua payudara montok istriku …..

    Baru kutahu, istriku terangsang karena kedua puting susu hitam sebesar kelingking istriku sudah menegang dan mencuat kencang diantara jari-jari tangan Suwerto yang besar-besar itu meremas-remas kedua payudara montok istriku ….

    “Tante Yati terangsang, kan?tanya Suwerto dan jari telunjuk dan ibu jari yang besar kasar itu memencet, memelintir sambil menarik narik kedua puting susu hitam sebesar kelingking istriku
    “Weeeerttoooo …….. aduuugghh … “istriku mendesah-desah karena begitu kuatnya jari telunjuk dan ibu jari yang besar kasar Suwerto memencet, memelintir sambil menarik narik kedua puting susu hitam sebesar kelingking istriku
    “Sakit Tante Yati ?”
    “Aduuugghh … aduuugghh … “istriku merintih setiap saat jari telunjuk dan ibu jari yang besar kasar Suwerto memencet, memelintir sambil menarik narik kedua puting susu hitam sebesar kelingking istriku dengan kasar…..
    “Sakit Tante Yati ….. tapi enak…?
    Istriku hanya mengaduh dan merintih setiap jari telunjuk dan ibu jari yang besar kasar Suwerto memencet, memelintir sambil menarik narik kedua puting susu hitam sebesar kelingking istriku.
    “puting susu Tante Yati tambah gede ….”bisik Suwerto dan kulihat kedua puting susu hitam sebesar kelingking istriku semakin besar

    “Weeeerttoooo …….. “istriku mengerang saat jari-jari tangan lelaki yang besar-besar itu menyentil kedua puting susu hitam sebesar kelingking layaknya orang tua menyentil telinga anak kecil yang nakal….

    Bibir tebal hitam Suwerto mulai beraksi menyedot-nyedot kedua payudara montok istriku bergantian sehingga meninggalkan bekas pagutan-pagutan merah di permukaan kedua payudara montok istriku

    “Aku haus Tante Yati …” dan bibir tebal hitam Suwerto mencaplok payudara montok kiri istriku dan menyedot-nyedot nya
    “Aaaaggh air susu Tante Yati keluar …..dan bagaikan seorang bayi kehausan pemuda kekar berkepala gundul berkulit hitam menghisap-hisap payudara montok kiri istriku dengan ganasnya…..
    sementara itu, tangan kekar kanan Suwerto menyusup di balik rok klok hitam ketat di pinggul istriku mengobok-obok selangkangan istriku sehingga rok klok hitam ketat di pinggul istriku tersingkap

    “Oooooggghhhhhzzz ….. “istriku mendesis-desis saat kulihat jari telunjuk dan ibu jari yang besar kasar sebelah kanan Suwerto berhasil memencet, memelintir sambil menarik narik kelentit istriku sehingga istriku mengkangkangkan kedua kakinya

    “aduuugghh … Weeeerttoooo …….. aduuugghh … aduuugghh … Weeeerttoooo …….. “istriku merintih setiap jari telunjuk dan ibu jari yang besar kasar Suwerto memencet, memelintir sambil menarik narik kelentit istriku dengan kasarnya…
    Istriku semakin mengkangkangkan kedua kakinya sehingga Suwerto semakin mudah memepermainkan kelentit istriku ….
    “Enak Tante Yati ? katakan, sayang…”bisik pemuda kekar berkepala gundul berkulit hitam itu sambil menciumi wajah istriku yang terangsang berat
    “Oooooooooggghhhhhzzz ….. …”istriku mendesis-desis karena jari telunjuk dan jari tengah yang besar kasar kanan Suwerto kini mengelus-elus bibir vagina istriku sehingga bunyi kecepak lendir vagina istriku terdengar olehku…
    Sedangkan jari telunjuk dan ibu jari yang besar kasar kiri Suwerto ganti memencet, memelintir sambil menarik narik kelentit istriku
    “Weeeerttoooo …….. “istriku mendengus-dengus, pantat bahenol bergetar hebat ….
    “Mmmmmmpppppppffzzzz …….. “istriku kembali mendesis-desis saat jari telunjuk dan jari tengah yang besar kasar kanan Suwerto secara bersamaan menjejali liang vagina istriku dan jari telunjuk dan jari tengah yang besar kasar kanan Suwerto mulai mengocok liang vagina istriku yang melenguh panjang dan kedua mata istriku terbelalak dan terbalik-balik merasakan jari telunjuk dan jari tengah yang besar kasar Suwerto mengorek-ngorek liang vagina istriku
    “Weeeerttoooo …….. aaaampuuuuuun …… Eeeeeeeeegggggghhhhhhhzzzzzzz ……..
    “istriku mendesah-desah saat jari telunjuk dan jari tengah yang besar kasar kanan Suwerto mengorek kemudian menekuk dan menggaruk liang vagina istriku ….
    “Weeeerttoooo …….. taaanteeee gaaak sanguuuup ….taaanteeeee ….ngngngngngngngzzzzzzz …….. “istriku mengejan panjang dan tubuh sexy istriku bermandikan keringat itupun meliuk liuk seperti cacing kepanasan dan mengejang ngejang saat orgasme pertamanya dengan pemuda kekar berkepala gundul berkulit hitam …

    Suwerto langsung merunduk dan bibir tebal hitam nya menyedot-nyedot kelentit dan bibir vagina istriku yang dengan serta merta mengkangkangkan kedua kakinya lebar lebar … istriku mengesek-gesek kan selangkangan nya ke bibir tebal hitam Suwerto dan dengan sigap Suwerto semakin menyedot-nyedot bibir vagina dan kelentit istriku yang terangsang hebat…

    Kedua ibu jari tangan kekar Suwerto membuka lebar bibir vagina istriku dan kulihat lidah panjang kasar Suwerto menjilati bibir vagina dalam istriku
    “Eeeeeeeeegggggghhhhhhhzzzzzzz …….. Eeeeeeeeegggggghhhhhhhzzzzzzz ……..
    “istriku mendesis-desis mengkangkangkan kedua kakinya sambil mengangkat-angkat pantat bahenol sambil mengesek-gesek kan bibir vagina ke bibir tebal hitam dan lidah panjang kasar Suwerto yang semakin liar menjilati bibir vagina dalam istriku …..

    “Heeeeeggghhhhzzzz …….” istriku mendesah-desah saat lidah panjang kasar Suwerto menjejali liang vagina istriku dan jari-jari tangan istriku memeluk kepala gundul Suwerto menekan dan mengesek-gesekan bibir vagina dan kelentit nya ke bibir tebal hitam Suwerto dimana lidah panjang kasar Suwerto semakin menembus masuk ke liang vagina istriku dan kepala gundul itupun menyodok-nyodok ke depan menghujam dalam-dalam lidah panjang kasar nya di liang vagina istriku …

    “Weeeerttoooo …….. Tante Yatiiiii … mau laaagiiiii …..ngngngngngngngzzzzzzz ……..
    “istriku mengejan panjang menyemburkan air maninya kembali…..dan “sroop … srooop” kudengar mulut Suwerto menghisap-hisap lendir vagina istriku yang membuat istriku melenguh panjang dan menggeram tak karuan dengan tubuh bermandikan keringat dan mengejang ngejang disertai gemeletuk gigi istriku menahan kenikmatan orgasme dan kegelian yang amat sangat
    Istriku mengejan panjang dua kali lagi… sebelum tubuhnya limbung ke samping kiri….

    Melihat istriku terkapar lemas, Suwerto pun berdiri dan membuka resleting celana jins nya dan jari-jari tangan lelaki yang besar-besar itu merogoh ke dalam dan mengeluarkan batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah yang menegang kaku dengan kepala jamur terbelah dengan lubang kencing yang besar ….
    Jari-jari tangan kanan lelaki yang besar-besar itu memegang batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah nya dan jari-jari tangan kiri lelaki yang besar-besar itu membuka lebar-lebar bibir vagina istriku dan mngarahkan kepala jamur terbelah dengan lubang kencing yang besar itu ke bibir vagina istriku yang ternganga lebar
    Suwerto mengesek-gesek kan kepala jamur terbelah dengan lubang kencing yang besar ke liang vagina luar istriku dan kemudian menjejalkan ke liang vagina istriku kuat kuat sehingga istriku merengek seperti orang menangis merasakan desakan kepala jamur terbelah dengan lubang kencing yang besar …..
    Suwerto mengkangkangkan kedua kaki istriku lebar-lebar dan kulihat bibir vagina istriku menggelembung meremas batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah Suwerto
    “Heeeeeggghhhhzzzz ……. “istriku mendesis-desis saat Suwerto menjejalkan batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah ke dalam liang vagina istriku yang terkapar lunglai dengan kedua kakinya terkangkang lebar

    Istriku hanya mencengkeram kuat kedua pergelangan tangan Suwerto yang menekan kedua kaki istriku yang terkangkang lebar dan kedua mata istriku terbelalak dan terbalik-balik saat Suwerto menghujam dalam-dalam batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah ke dalam liang vagina istriku disertai gemeletuk gigi istriku

    “Kenapa Tante Yati ?”bisik Suwerto mendekatkan wajahnya ke wajah istriku dan Suwerto melumat bibir istriku dan tubuh kekar itu menindih tubuh sexy nan mungil istriku yang bermandikan keringat …
    Suwerto kemudian menggoyang kan pantat sekal hitam nya diantara paha padat istriku yang terkangkang lebar dan kudengar istriku merintih
    Rintihan istriku berubah mengerang saat Suwerto semakin menggoyang dan mengesek-gesekkan pantat sekal hitam nya
    “aaaampuuuuuun …… Weeeerttoooo …….. aaaampuuuuuun …… “istriku mengerang
    “kenapa Tante Yati ? kenapa, sayang…”bisik Suwerto yang semakin menggila mengesek-gesek kan selangkangan nya ke selangkangan istriku
    “Zzzuuuudaaaccgghh ….. Zzzzaaakiiiiiiit …….”istriku merintih keras saat Suwerto semakin mengesek-gesek selangkangan nya ke selangkangan istriku
    “kenapa Tante Yati ?”
    “rreezzzletiiing clanamuuuu Weeeerttoooo …….. “istriku mengerang dan baru kutahu karena resleting celana jin Suwerto mengesek-gesek bibir vagina istriku
    “Biar Tante Yati gak pake celana dalam besok heh heh ..”Suwerto terkekeh-kekeh …
    Malam itu, Suwerto tak pernah melepas batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah dari liang vagina istriku dimana releting celana jins Suwerto terus mengesek-gesek bibir vagina istriku hingga terluka…

    Selain itu, Suwerto menghisap-hisap kedua payudara montok istriku maupun leher istriku sehingga meninggalkan pagutan-pagutan merah di leher dan payudara montok istriku bahkan Suwerto bukan saja memencet, memelintir sambil menarik narik kedua puting susu hitam sebesar kelingking istriku dengan jari-jari tangan lelaki yang besar-besar itu tetapi juga menggigt kedua puting susu hitam sebesar kelingking hingga istriku mengerang, melenguh panjang

    Akupun tertidur setelah aku mengocok batang kemaluan ku melihat adegan istriku tersiksa dalam kenikmatan birahi….

    Pagi harinya, aku terbangun dan kulihat istriku yang sudah memakai seragam blazer berleher rendah dan rok klok hitam ketat di pinggul duduk di kursi panjang dengan wajah pucat pasi dan menggigit bibirnya…

    “Sudahhh bangun, mas..?”tanyanya
    “Yaa… kok melamun? tanyaku
    “Maaf aku lupa….kita besok pindah rumah ya, mas…Aku dapat rumah di daerah sana …”katanya sambil menyebut perumahan baru yang memang cukup mewah dari rumahku sekarang….
    “Ya, kalau sudah dapat…”kataku ….
    “terima kasih, mas…”katanya berseri seri..

    Bergilir 1

    Istriku berpamitan saat aku mandi, dan akupun iseng untuk melihat…. Istriku berjalan tertatih-tatih keluar rumah dan akupun yakin pagi itu istriku tak mengenakan BH dan celana dalam nya

    Akupun berangkat bekerja dan karena malamnya aku hanya tidur sebentar, tak ayal lagi, badanku meriang sehingga aku minta ijin untuk pulang setengah hari….

    Aku terpaksa memakai angkutan umum untuk pulang ….
    Aku merasa aneh saat ku datang ke rumah, kembali kulihat bayang-bayang Mbah Towo terkekeh-kekeh di pintu samping rumahku.. dan menghilang…
    Aku mengira istriku bekerja hari itu, tapi kulihat sepeda butut, milik pemulung kecil, yang sering kutemui akhir-akhir ini mengintip istriku berganti pakaian dari jendela nako samping rumah dengan alasan mengambil barang-barang bekas…

    Pagi itu, aku masuk rumah dengan mudah karena pintu rumah tak terkunci…. aku melepas sepatuku, perasaan aneh kembali muncul saat kulihat bayangan Mbah Towo memanggilku ke arah belakang rumah…..

    Rumah dalam keadaan sepi dan akupun dengan hati-hati melangkah saat mendekati kamar yang belakang yang dulu dipakai pembantuku…

    Benar .. hatiku terkesiap saat aku melihat dari pintu tengah ….

    Aku mendekati kamar yang tidak tertutup rapat dan kulihat istriku tidur di ranjang pembantu berukuran kecil itu dan kulihat pemulung kecil itu jongkok tepat dibawah istriku tidur.

    Posisi istriku yang tidur dengan meregangkan kedua kaki nya, membuat pemulung kecil itu jongkok sambil menatap tajam di selangkangan istriku yang aku yakin tak memakai celana dalam …..
    Keyakinanku kinipun terjadi saat dengan mengendap-endap pemulung kecil itu naik dari bawah ranjang dengan perlahan-lahan meraih dan menyingkapkan daster kaos ketat yang mencetak lekuk tubuh istriku bagian bawah…..

    Kulihat mata kecil itupun menatap nanar ke selangkangan istriku yang ditumbuhi bulu kemaluan lebat, kulihat tubih pemulung kecil itu bergetar, menelan ludah beberapa kali…

    Tangan kecil itupun dengan gemetaran mendekat ke selangkangan istriku dan jari-jari tangan kecil itupun meraba bulu kemaluan lebat istriku dan karena tak ada reaksi dari istriku , maka jari-jari tangan pemulung kecil itupun mulai mengelus-elus selangkangan istriku …..

    Tiba-tiba istriku meregangkan kedua kaki nya dan menekuknya sehingga kedua kaki istriku terkangkang lebar dan pemulung kecil itupun bisa melihat jelas bibir vagina istriku dan kini dengan keberaniannya pemulung kecil itupun meraba-raba bibir vagina istriku dengan jari telunjuk nya

    istriku tak bereaksi dalam tidurnya saat itu, …. karena malam harinya istriku malam harinya telah disetubuhi Suwerto pemuda kekar berkepala gundul berkulit hitam entah berapa kali sampai paginya istriku kutemui melamun dan pucat pasi
    Pemulung kecil itupun dengan berani membuka bibir vagina istriku dengan jari-jari tangan nya..
    Awalnya jari-jari tangan pemulung kecil itu mengelus-elus bibir vagina istriku kemudian menggosok-gosok bibir vagina istriku dan tak lama kemudian bunyi kecepak lendir vagina istriku terdengar “cek cek cek”
    Maka pemulung kecil itu semakin berani dimana tubuh kecil itu naik ke ranjang dimana istriku tidur tertelentang dengan kedua kakinya yang terkangkang lebar …

    Jari-jari tangan pemulung kecil menguak bibir vagina istriku dan jari telunjuk dan ibu jari kiri mungil itu dengan beraninya memelintir dan memencet kelentit istriku sementara itu, jari telunjuk, jari tengah dan jari manis nya menggosok-gosok bibir vagina istriku ….

    Pantat bahenol istriku bergetar hebat, kedua tangan istriku hanya menggapai-ngapai dan mengkangkangkan kedua kakinya lebar lebar tanpa terbangun….

    Dengan instingnya pemulung kecil itu memasukkan jari tengah mungilya dan mulai mengocok liang vagina istriku menggelinjang …

    Karena istriku hanya mendesis-desis dan mendesah-desah maka pemulung kecil itupun dengan keberaniannya menjejali liang vagina istriku dengan jari telunjuk, jari tengah dan jari manis nya, mulai mengocok liang vagina istriku dengan jari telunjuk, jari tengah dan jari manis nya dan mengobok-obok liang vagina istriku ….

    Nafas istriku mendengus-dengus dan tubuh istriku bermandikan keringat saat secara bersamaan jari telunjuk dan ibu jari kanan pemulung kecil itu memencet, memelintir sambil menarik narik kelentit istriku Sedangkan jari telunjuk, jari tengah dan jari manis pemulung kecil itu menggaruk liang vagina istriku bahkan aku sangat heran saat jari telunjuk, jari tengah dan jari manis pemulung kecil itu tertekuk sambil ditarik keluar dari liang vagina istriku berulang-ulang yang membuat istriku menggelepar dan tubuh istriku meliuk liuk seperti cacing kepanasan …

    Tak lama kemudian kudengar istriku yang bermandikan keringat dan tertidur itupun menggeram dan akhirnya mengejan panjang saat orgasme pagi hari itu…..

    Tubuh istriku lunglai dan kedua kakinya semakin terkangkang lebar dan pemandangan selangkangan istriku yang basah oleh lendir vagina nya membuat pemulung kecil itu beringas …….
    Pemulung kecil itupun memeluk kedua paha padat istriku dan jari-jari tangan nya membuka lebar bibir vagina istriku yang basah oleh lendir vagina istrikupun, kepala pemulung kecil itupun terbenam di selangkangan istriku dan tanpa ampun bibir kecil itupun menciumi bibir vagina istriku….
    Lidah pemulung kecil itupun menjilati bibir vagina istriku yang membuat pantat bahenol istriku bergetar hebat dan istriku pun melenguh saat mulut kecil itu menyedot-nyedot kelentit istriku dan bibir vagina istriku bergantian “srooop srooop” suara mulut pemulung kecil menyedot-nyedot kelentit dan bibir vagina istriku yang membuat kedua kaki istriku terkangkang lebar dan terkatup menyepit kepala pemulung kecil itu dengan pantat bahenol istriku bergetar hebat dan menggelinjang

    Saat-saat mendekati orgasme kedua nya istriku pun terbangun….kedua mata istriku kedua mata istriku terbelalak dan terbalik-balik dan begitu istriku sadar kedua matanya menatap nanar ke selangkangan nya yang tengah digarap oleh pemulung kecil itu…

    “Appaaaaa yaaaang kamuu lakukaaan Partooooo…….” istriku merintih karena antara akan marah dan orgasme kedua nya begitu dekat, maka kedua tangan istriku yang akan menempeleng Parto berubah mencengkeram kuat dan mengesek-gesek kan kepala kecil itu ke selangkangan istriku sebelum istriku mengejan panjang dan pantat bahenol istriku terangkat-angkat bergetar hebat mengesek-gesek kan kepala Parto ke selangkangan nya saat orgasme kedua istriku meledak pagi itu….

    “Kamuuuuuuuuuu naaakaaaaaaaal Partooooo……. “istriku mengerang dan mengejan panjang sebelum tubuh istriku tertelentang lunglai dengan kedua kakinya terkangkang lebar di ranjang

    Melihat istriku terkapar lunglai dan melihat bibir vagina ternganga lebar, Parto, pemulung kecil itupun memelorotkan celana kolor dekilnya dan mulut istriku ternganga lebar melihat batang kemaluan seperti botol sprite 200cc belum disunat berkulup tebal berdiri menegang kaku

    Istriku yang dalam posisi tertelentang dengan kedua tangannya di atas kepalanya dan kedua kaki istriku terkangkang lebar kecapain membuat Parto leluasa untuk menindih istriku

    “Jaaaangaaaaan naaaak …..kaaauuuuu maazziiihhh Eeeeeeeeegggggghhhhhhhzzzzzzz …….. .”istriku mendesis-desis saat kepala jamur berkulup belum sunat itu sudah menjejali liang vagina istriku yang ternganga lebar dan dengan tenaga mudanya, Parto, pemulung kecil itu menyodokan batang kemaluan seperti botol sprite 200cc belum disunat itu ke dalam liang vagina istriku
    “Oooooggghhhhhzzz ….. Partooooo……. “istriku mendesah
    “Kenapa Bu Yati ?” bisik Parto
    “Zzzuuuudaaaccgghh ….. Zaaangaaaaaaan ………..Zzzzaaakiiiiiiit ……. “istriku merintih
    “Kok sakit Bu Yati ? Kebesaran yaaaaa?”Parto mendesis sambil terus menyodok-nyodokan batang kemaluan seperti botol sprite 200cc belum disunat nya ke dalam liang vagina istriku yang membuat bibir vagina istriku menggelembung besar
    “kamuuuuu anaaaaak keciiiiil kooook …. beeeezaaaaaaar anumuuuu…”istriku mulai meracau
    “Apaku yang besar, Bu Yati .?”
    “Aaaanuumuuuu beeezaaaaar ……Partooooo……. “
    “Apakuuu Bu Yati ….ayooo ngomong …. Bu Yati atauu tak keraskan !!!kata pemulung kecil itu sangat berani, karena mengetahui istriku terangsang hebat….
    “Bilang kontol Parto besar, Bu Yati …”kata Parto menyuruh istriku
    “Oooooggghhhhhzzz ….. kooooontolooolmuuu beeeezaaaaar ….
    naaaaaagggghhhhzzz …..”tak kunyana istriku merintih seperti itu pada pemulung kecil yang memang mempunyai batang kemaluan seperti botol sprite 200cc belum disunat
    “besar mana dengan punya bapak, Bu Yati ?”tanya pemulung kecil itu semakin berani
    “bbeeeeezzzzzzaaaaaaar kooooontooooolmuuuuuu Partooooo……. “istriku menjawab dengan mendesis-desis karena Parto mulai mengocok mengeluarmasukkan batang kemaluan seperti botol sprite 200cc belum disunat nya di dalam liang vagina istriku yang terbuka maksimal

    “aduuugghh … aduuugghh … Partooooo……. “
    “Kenapa Bu Yati ….
    “Enaaaagghhhhkkkk…… koontollmu enaaaagghhhhkkkk…… booonggooolmuuuu enaaaagghhhhkkkk…… Partooooo……. ”

    Tak seperti biasanya yangpernah kulihat, istriku bereaksi atas keluar masuk nya batang kemaluan seperti botol sprite 200cc belum disunat pemulung kecil …
    “Bonggooolmu menuuusuuuuggghh mulut rahim ibuuuuu… geeeenjoooot Partooooo……. “

    Tak ayal lagi, Parto pun mengocok batang kemaluan seperti botol sprite 200cc belum disunat nya menggenjot keluar masuk dengan cepatnya …yang membuat kedua mata istriku terbelalak dan terbalik-balik merasakan genjotan batang kemaluan seperti botol sprite 200cc belum disunat milik Parto
    “Partooooo……. itiiiil ibuuuuu ….tempiiiik ibuuuu iiikuuut kamuuu gezzeeek gezzzeeeghhh Partooooo……. “
    Tubuh istriku pun bermandikan keringat menggelinjang …pantat bahenol istriku bergoyang memutar
    “Iiiiiibuuuuuu keluaaaaaaar saaaaayaaaaangg……… ngngngngngngngzzzzzzz …….. ”
    istriku menggeram keras dan pantat bahenol istriku tersentak-sentak saat siang itu mencapai orgasme yang meledak-ledak sementara itu, Parto menghujam dalam-dalam batang kemaluan seperti botol sprite 200cc belum disunat nya di dalam liang vagina istriku
    Kulihat istriku memeluk erat pemulung kecil itu layaknya kekasihnya, dimana kedua kaki istriku menggapit pantat kerempeng pemulung kecil Sedangkan pantat bahenol istriku sesekali tersentak-sentak sisa dari kenikmatan orgasmenya.

    Pemulung kecil itu merasakan empuknya kedua payudara montok istriku yang masih terbalut daster kaos ketat yang mencetak lekuk tubuh istriku dan kedua jari-jari tangan mungil itu mulai mengerayangi kedua payudara montok istriku …

    “Partooooo……. “istriku mendesis-desis saat Parto mulai meremas-remas kedua payudara montok istriku dan kulihat kedua puting susu hitam sebesar kelingking telah yang mencuat kencang dari balik daster kaos ketat yang mencetak lekuk tubuh istriku …

    “Eeeeeeeeegggggghhhhhhhzzzzzzz …….. “istriku mendesis-desis kembali dan tubuh istriku menggelinjang saat jari-jari tangan Parto mengelus-elus kedua puting susu hitam sebesar kelingking istriku yang mencuat kencang
    “Kenapa Bu Yati ?”tanya Parto
    “Enaaak Partooooo……. “
    Tak ayal lagi Parto memelintir dan memencet kedua puting susu hitam sebesar kelingking istriku yang langsung mendesah-desah keenakan
    “enaaaagghhhhkkkk…… Partooooo……. “dan istriku menggoyangkan pantat bahenol nya dan Parto bereaksi mengeluarmasukkan batang kemaluan seperti botol sprite 200cc belum disunat nya di dalam liang vagina istriku
    “Oooooggghhhhhzzz ….. Partooooo……. itiiiiil ibuuuuu Oooooggghhhhhzzz ….. teeempiiiik ibuuuuuu kamu gezzeeek gezzzeeeghhh pakeee kooontttooolmuuu …. kontoolmu gedeeee …Partooooo……. kuuuluuupmuuuu bikiiin toroooook ibuuuu gateeel ……”racauan istriku menjadi-jadi…
    “Booonggoooolmuuuuu menuuuuzzzzuk mulut rahim ibuuuu …Partooooo……. ibuuuu … Oooooggghhhhhzzz ….. keluuuaaaaaaar …… ngngngngngngngzzzzzzz …….. “pantat bahenol istriku tersentak-sentak kembali saat mencapai orgasme kedua nya…

    Kali ini Parto tak berhenti menggenjot keluar masuk batang kemaluan seperti botol sprite 200cc belum disunat dengan cepatnya di liang vagina istriku yang sudah bermandikan keringat dan Parto menyusupkan kedua tangannya ke daster kaos ketat yang mencetak lekuk tubuh istriku dan mengual kedua payudara montok istriku dari daster kaos ketat yang mencetak lekuk tubuh istriku ….

    “Oooooggghhhhhzzz ….. “istriku mengerang saat mulut mungil Parto mencaplok payudara montok kanan istriku dan Parto , pemulung kecil itu kaget sesaat saat merasakan air susu memancar deras di mulut kecilnya dan Parto menyedot-nyedot payudara montok kanan istriku menggeliat tak karuan sementara itu, Parto menggenjot keluar masuk batang kemaluan seperti botol sprite 200cc belum disunat nya dengan cepatnya bahkan menghujam dalam-dalam batang kemaluan seperti botol sprite 200cc belum disunat nya yang membuat kedua mata istriku terbelalak dan terbalik-balik merasakan kepala jamur berkulup belum sunat Parto menyodok-nyodok mulut rahim istriku ….

    “ngngngngngngngzzzzzzz …….. “istriku mengerang kembali dan pantat bahenol istriku tersentak-sentak kembali…..Parto tak berhenti menggenjot keluar masuk batang kemaluan seperti botol sprite 200cc belum disunat di dalam liang vagina istriku … Parto semakin menghujamkan dalam-dalam batang kemaluan seperti botol sprite 200cc belum disunat nya di dalam liang vagina istriku
    sementara itu, mulut Parto sudah mengulum dan menyedot-nyedot payudara montok kiri istriku sampai akhirnya air susu istriku habis …

    Parto kemudian menarik pantat bahenol istriku hingga kedua kaki istriku terjuntai ke lantai dan selangkangan istriku tepat di tepi ranjang
    Aku tak mengerti, maksud pemulung kecil itu
    Rupanya Parto menghujam dalam-dalam batang kemaluan seperti botol sprite 200cc belum disunat nya di dalam liang vagina istriku, kedua tangan kecil itu dengan kuat menekan sambil meremas-remas kedua pantat bahenol istriku sehingga kepala jamur berkulup belum sunat nya sampai ke dasar mulut rahim istriku

    Istriku tak pernah berhenti mengerang dan mengejan panjang ….entah berapa kali sampai tubuh istriku tak lagi menggelinjang ….

    “Bu Yatiiiiiiiiiii …..Partooooo……. mauu pipiiiiiiiizzzzz…….”dan kemudian kulihat pantat kerempeng Parto tersentak-sentak menyemburkan air maninya ke dalam liang vagina istriku dan tubuh kecil itu menindih istriku yang lunglai kehabisan tenaga melayani pemulung kecil itu….
    Aku kemudian ke kamarku….tiduran…
    “Oooh bapak sudah pulang…saya mohon pamit, pak…”katanya enteng seolah pemulung kecil itu tak menyetubuhi istriku sampai lemas…

    Akupun sejak itu menunggu saat pemulung kecil itu di sekitar perumahan… tapi aku tak pernah mendapati, sampai suatu hari saat aku kembali dari kerja yang kurencanakan lembur akhirnya batal, karena bossku harus ke kantor pusat..

    Sore itu hujan deras begitu aku sampai rumahku.
    Aku terkejut saat pintu depan terkunci, sehingga aku melalui pintu samping yang memang ku bawa karena memang rencanaku lembur.
    Aku tersadar di muka pintu rumahku, ada sebuah becak mangkal tanpa tukang becak, kutahu itu becak, Pak Jo, lelaki tua berumur 60 tahunan yang biasa mangkal di depan rumahku.
    Aku selalu melihat mata Pak Jo, lelaki tua berumur 60 tahunan itu, selalu nanar saat istriku memakai daster kaos ketat yang mencetak lekuk tubuh istriku saat istriku berbelanja di pak sayur tua yang lewat setiap dua hari sekali

    Begitu aku membuka pintu, kudapati sepeda butut Parto bersandar di dinding samping rumah, karena hujan lebat maka tak suara membuka kunci pintu tak terdengar.

    Setelah melepas sepatu, aku berjingkat mendekati selambu yang memisahkan ruang tamu dan keluarga dan kudapati pemandangan yang biasa aku lihat….
    Tampak istriku duduk di kursi panjang masih memakai rok klok hitam ketat di pinggul dan blouse kerjanya..duduk diantara Pak Jo, tukang becak tua lelaki tua berumur 60 tahunan di sebelah kanan istriku, jari-jari tangan lelaki yang besar-besar dan keriput itu tengah meremas-remas payudara montok istriku yang terbungkus blouse …
    “Jangaaaaan Pak Jooooooo ……..”kudengar istriku merintih menghiba…
    “Loch kenapa ?? Jeng Yati nggak mauuu..haaah …???!!!!Pak Jo menghardik
    “Zaaangaaaaaaan ……….. “istriku mendesah-desah saat jari-jari tangan lelaki yang besar-besar dan keriput itu menyusup paksa ke blouse istriku sementara itu, tangan kiri Pak Jo memeluk erat tubuh istriku yang meronta-ronta…

    Sedangkan Parto telah jongkok di bawah istriku duduk tangan kecil kanannya telah menyusup ke rok klok hitam ketat di pinggul istriku …

    “Iiiih Bu Yati gak pakai celana dalam kalau bekerjaa….”kata Parto pemulung kecil itu dan menyingkapkan rok klok hitam ketat di pinggul istriku sehingga selangkangan istriku yang ditumbuhi bulu kemaluan lebat pun terpampang dan kulihat jari-jari tangan Parto telah mengelus-elus selangkangan istriku yang membuat istriku menggelinjang dan meregangkan kedua kaki nya sehingga tanpa menunggu Parto menggosok-gosok bibir vagina istriku ..

    “Partooooo……. “istriku hanya mendesis-desis dan dengan sigap Parto mengkangkangkan kedua kaki istriku dengan menekan kedua kaki istriku ke samping

    Kulihat jelas kedua ibu jari Parto membuka lebar-lebar bibir vagina istriku dan dengan antusias pemulung kecil itu menrongkan bibir tebal hitam nya dan menciumi bibir vagina istriku …
    “Partooooo……. “istriku mendesah-desah kembali saat pemulung kecil itu menjilati bibir vagina istriku ..pantat bahenol istriku bergetar hebat dan bergoyang memutar, terangkat-angkat bergetar hebat sehingga bibir vagina istriku semakin mengesek-gesek ke bibir tebal hitam Parto ..
    Istriku pun tak kuasa mempertahankan diri dari Pak Jo yang berusaha terus membuka kancing-kancing blouse nya karena merasakan lidah Parto semakin gencar menjilati bibir vagina istriku bahkan kulihat mulut Parto menghisap-hisap bibir vagina istriku dan kelentit istriku
    Pak Jo tukang becak tua lelaki tua berumur 60 tahunan itupun berhasil melepas kancing-kancing blouse istriku dan dengan kasar jari-jari tangan lelaki yang besar-besar dan keriput itu menarik BH istriku hingga putus dan terkuallah kedua payudara montok istriku dimana kedua puting susu hitam sebesar kelingking istriku sudah menegang kaku menandakan nafsu istriku sudah memuncak… karena mulut Parto menyedot-nyedot bibir vagina istriku terbuka lebar-lebar dan memencet, memelintir sambil menarik narik kelentit istriku ….
    “aduuugghh … Partooooo……. Pak Jooooooo …….. “istriku mendesis-desis tak karuan Pak Jo pun meremas-remas kedua payudara montok istriku dengan ganasnya, mungkin baru kali ini Pak Jo tukang becak tua lelaki tua berumur 60 tahunan itu merasakan tubuh wanita yang status sosialnya jauh di atas kehidupannya…

    “Jeng Yati susu mu montok, pentilmu besaar …”ungkapnya
    “Oooooggghhhhhzzz ….. Pak Jooooooo …….. “istriku mendesah-desah saat jari telunjuk dan ibu jari yang besar kasar Pak Jo memencet, memelintir sambil menarik narik kedua puting susu hitam sebesar kelingking istriku yang menegang kaku ….
    sementara itu, jari telunjuk, jari tengah dan jari manis Parto sudah mengobok-obok liang vagina istriku sehingga istriku semakin mengkangkangkan kedua kakinya ….
    Parto kemudian naik ke kursi panjang
    “Mbah Jooo sedot…. susu Bu Yati keluar….”katanya langsung mengulum dan menyedot-nyedot payudara montok kiri istriku sementara itu, jari telunjuk, jari tengah dan jari manis Parto terus mengocok, mengobok-obok, menggaruk dan bahkan juga jari telunjuk, jari tengah dan jari manis Parto tertekuk sambil ditarik keluar mengorek-ngorek liang vagina istriku yang mengerang, menggeram, merengek seperti orang menangis dengan kedua mata istriku terbelalak dan terbalik-balik

    Kedua lelaki berbeda umur jauh itu berpesta pora pada tubuh istriku yang bermandikan keringat dan mendengus-dengus dimana Pak Jo, tukang becak tua lelaki tua berumur 60 tahunan dan Parto, pemulung kecil menghisap-hisap, mengulum dan menyedot-nyedot kedua payudara montok istriku sementara itu, jari-jari tangan mereka menggosok-gosok bibir vagina dan kelentit istriku juga mengobok-obok, menggaruk dan mengorek-ngorek liang vagina istriku …..Istriku hanya bisa merintih, melenguh panjang, menggeram, menggelinjang dan merengek seperti orang menangis dimana kedua mata istriku terbelalak dan terbalik-balik dan nafsanya mendengus-dengus dengan tubuh bermandikan keringat mengejang meliuk liuk seperti cacing kepanasan

    Begitu gencarnya kedua lelaki itu merangsang istriku hanya hitungan menitt istriku mengejan panjang “Eeeeeeeeegggggghhhhhhhzzzzzzz …….. “dan pantat bahenol istriku tersentak-sentak saat orgasme pertamanya meledak.dan suara istriku yang melenguh panjang ….

    Tubuh istriku yang mulai lunglai itupun direbahkan ke kursi panjang dan Pak Jo mengkangkangkan kedua kaki istriku dan menempatkan tubuhnya diantara kedua kaki istriku yang terkangkang lebar dan dikeluarkannya batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah yang sudah menegang kaku …

    Jari-jari tangan Parto pun menguak lebar bibir vagina istriku yang sudah basah oleh lendir vagina nya sehingga Pak Jo langsung mengarahkan kepala jamur batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah ke liang vagina istriku yang terbuka lebar
    “Uuuuggghhhccchhhzzz …….”istriku melenguh saat dirasakannya kepala jamur batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah Pak Jo, tukang becak tua lelaki tua berumur 60 tahunan itu menjejali liang vagina istriku yang membuat bibir vagina istriku menggelembung besar oleh desakan batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah Pak Jo ….

    Kulihat baru kali ini liang vagina istriku terbuka maksimal oleh jejalan kepala jamur Pak Jo yang hampir sebesar bola tenis itu sehingga kedua mata istriku terbalik ke belakang sehingga bagian putihnya saja yang kelihatan saking besarnya kepala jamur Pak Jo disertai desisan parau istriku
    “Pluk”kudengar suara mengatupnya bibir vagina istriku yang dilepas Parto dan Pak Jo menekan masuk batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah itu ke dalam liang vagina istriku dengan pelan tapi secara pasti bibir vagina istriku terikut masuk yang membuat pantat bahenol istriku bergetar hebat dan istriku menggeram keras

    “Pak Jooooooo …….. aaaampuuuuuun …… Uuuuggghhhccchhhzzz ……. “
    “Kenapa Jeng Yati .?”
    “Zzzuuuudaaaccgghh ….. Pak Jooooooo …….. .rasanyaaa nggaaaak muuuaaat…”
    “Apanya yang nggak muat, lonteku? Ayo katakan atau…
    “Apanya yang nggak muat, lonteku? Ayo katakan atau…“Heeeeeggghhhhzzzz ……. ” istriku mendesah begitu berat seolah punggungnya digebuk saat Pak Jo menggenjot kuat menjejalkan batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah ke dalam liang vagina istriku
    “Lagiii Jeng Yati ?
    “aaaampuuuuuun …… Pak Jooooooo …….. “

    ‘Katakan yang nggak mua tadi apa haah!! hardik Pak Jo
    “Tooooroookkuuuu …. Pak Jooooooo …….. “meluncurlah kata-kata dari mulut istriku yang seharusnya keluar dari mulut lonte, cabo atau pelacur..
    “Naaaghh gitu, Jeng Yati …pelacurku ….heh heh …”kata Pak Jo terkekeh-kekeh
    “Rasakan Jeng Yati ..”kata Pak Jo menyodok-nyodokan kembali dengan lembut batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah nya ke dalam liang vagina istriku

    “Eeeeeeeeegggggghhhhhhhzzzzzzz …….. enaaaagghhhhkkkk…… Pak Jooooooo …..” tak kunyana istriku mengatakan kenikmatannya disetubuhi Pak Jo, tukang becak tua lelaki tua berumur 60 tahunan itu.
    “bener, Jeng Yati yang cantik…enaknya gimana?”
    “bener, Jeng Yati yang cantik…enaknya gimana?”
    Eeeeeeeeegggggghhhhhhhzzzzzzz …….. teeeempiiiikkuuuu … Pak Jooooooo …….. maaazzzuuuuk teeeerliiipaaat liiipaaaat Oooooggghhhhhzzz ….. akuuu keluaaaaaaaarrrrrrrggggggghhhhhhh …….ngngngngngngngzzzzzzz …….. “tubuh sexy istriku berkelejot tak karuan ..pantat bahenol istriku tersentak-sentak memeluk tubuh tukang becak tua berumur 60 tahunan saat orgasme kedua istriku meledak

    Parto, pemulung kecil itu rupanya mengocok batang kemaluan seperti botol sprite 200cc belum disunat dan menyodorkan ke mulut istriku
    “Mmmmpppzzzhh …. glek glek glek ….”istriku pun tak dapat menolak Parto menjejali saat mulut istriku dengan batang kemaluan seperti botol sprite 200cc belum disunat nya yang menyemburkan air maninya ke mulut istriku dan karena istriku baru saja orgasme tak ayal lagi istriku menelan air mani pekat Parto…yang selama ini istriku tak mau melakukan padaku dengan alasan jijik…
    Mulut istriku berlepotan air mani Parto
    “Jilati sampai bersih, Bu Yati …”perintah Parto
    mulanya istriku enggan…. tapi begitu Pak Jo, tukang becak tua berumur 60 tahunan itu kembali menjejali dengan mantap liang vagina istriku yang terbuka lebar dengan batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah nya maka istriku menjilati batang kemaluan seperti botol sprite 200cc belum disunat milik Parto dengan mata terpejam dan tubuh istriku bermandikan keringat itupun menggelepar kembali merasakan batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah Pak Jo menggaruk dinding liang vagina istriku diserati tergesknya bibir vagina dan kelentit nya…

    Dalam waktu singkat, bersihlah batang kemaluan seperti botol sprite 200cc belum disunat milik Parto dari air maninya dan Parto pun tertidur di lantai …

    Kini hanya Pak Jo, tukang becak tua berumur 60 tahunan itu yang sedang menindih istriku menjejali liang vagina istriku dengan batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah nya…
    “Jeng Yati aku pengen Jeng Yati berhias…”kata Pak Jo
    “Ayoo Pak Jo …. kontolmu enaak ….”tak kunyana istriku mengatakan itu…
    Pak Jo mengangkat kaki kanan istriku kemudian memutar tubuh bagian bawah istriku hingga istriku terbaring miring ke kiri..

    “aduuugghh … Pak Jooooooo …….. tooooroookkuuuu gaaateeel ….”istriku merintih saat memutar tubuhnya karena batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah Pak Jo yang masih terhujam di liang vagina istriku itu berputar di liang vagina istriku
    “ngngngngngngngzzzzzzz …….. akuuu keluaaaaaaaarrrrrrrggggggghhhhhhh ……. ‘istriku mengejan panjang dan pantat bahenol istriku tersentak-sentak kembali saat orgasmenya yang ke tiganya tercapai…

    Tukang becak tua berumur 60 tahunan itu memeluk tubuh istriku dari belakang karena mereka berposisi doggy style…gaya anjing, batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah menyodok liang vagina istriku dari belakang…..
    Kini Pak Jo menarik tubuh istriku yang setengah telanjang hingga berdiri …
    “Ayoo jalan, Jeng Yati …”perintah Pak Jo
    “aduuugghh … tooroookkuuu gateeel Pak Jooooooo …….. “istriku mendesis-desis saat kedua kaki istriku yang terkangkang lebar karena batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah Pak Jo tetap menjejali liang vagina istriku sehingga istriku berjalan dengan kedua kakinya terkangkang lebar dan menungging nungging ….

    Tak lebih dari lima langkah, istriku pun terhuyung ..tubuhnya menungging nungging dan kedua tangan istriku memegang bingkai pintu kamarku kemudian mengejan panjang “Pak Jooooooo …….. akuuu keluaaaaaaaarrrrrrrggggggghhhhhhh ……. ….”Pak Jo memegang lipatan paha istriku sambil menyodok-nyodokan batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah nya menghujam dalam-dalam ke liang vagina istriku yang pantat bahenol nya tengah tersentak-sentak oleh orgasme ke empatnya….
    “enaaaagghhhhkkkk…… Pak Jooooooo …….. “istriku merintih

    Kini dengan tertatih-tatih istriku yang liang vagina nya yang masih dijejali batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah Pak Jo menuju kursi meja riasnya di kamar pengantinku….

    Baru kali ini seorang lelaki, yang masuk kamar pribadiku dan istriku dimana yang masuk adalah tukang becak tua berumur 60 tahunan yang status sosialnya jauh di bawah kehidupanku dan umurnya jauh dari umurku tetapi lelaki tua berumur 60 tahunan itulah yang telah membuat istriku orgasme lebih banyak saat aku bersenggama dengan istriku ….
    Akupun secepatnya masuk kamar sebelah kamar pengantinku dan menguncinya kemudian aku naik ke almari dimana terdapat ventilasi yang bisa melihat seluruh isi kamar pengantinku

    Kuintip dari ventilasi, Pak Jo duduk di kursi rias dengan memangku istriku yang mana batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah tukang becak tua berumur 60 tahunan itu masih menjejali liang vagina istriku

    “Jeng Yati lihat tempikmu menggelembung …. besok jembutmu dipotong gundul ya Jeng Yati …”
    “Iya Pak Jo apa maumu…. kalau aku pindah rumah Pak Jo ikut yaaa…”
    “pasti Jeng Yati …”kata Pak Jo sambil menggoyang pantat kerempeng bergelambir nya
    “aku puas Pak Jooooooo …….. kontolmu enak sekaliiii …. akuuu gaak puaaazz zama zzuamiikuuu Pak Jooooooo …….. Oooooggghhhhhzzz ….. Pak Jo ..Pak Jooooooo …….. akuuu keluaaaaaaaarrrrrrrggggggghhhhhhh ……. ngngngngngngngzzzzzzz …….. “istriku merengek seperti orang menangis saat orgasme kelimanya meledak….
    “Enak, lonteku…..”
    “yaa Pak Jooooooo ……..
    “Suamimu sudah rapuh banyak yang “menggarap” dia….”
    “Iyaa Pak Jo …. di rumah baru kita tidur bertigaaa…Eeeeeeeeegggggghhhhhhhzzzzzzz …….. “istriku mendesis-desis saat jari-jari tangan lelaki yang besar-besar itu memencet, memelintir sambil menarik narik kelentit istriku bersamaan dengan memencet, memelintir sambil menarik narik puting susu hitam sebesar kelingking kiri istriku dan pantat kerempeng bergelambir Pak Jo pun bergoyang memutar sehingga batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah nya mengobok-obok, menggaruk dan mengesek-gesek dinding liang vagina istriku dan erangan istriku terdengar kembali…saat orgasme keenamnya meledak

    Karena akan terjatuh, akhirnya aku turun dari almari hanya kudengar erangan bersahutan antara istriku dan Pak Jo, tukang becak tua berumur 60 tahunan beberapa menit kemudian dan sepi

    Aku terjaga pagi harinya saat istriku merintih memanggil-manggil nama Parto dan istriku mengerang dua kali Sedangkan ketiganya erangan istriku bersahutan dengan erangan Parto

    sekitar pukul 7 pagi aku terbangun dan dengan pelan kubuka kunci kamar ..sepi ….begitu aku lihat ke ranjang pengantinku…kulihat istriku dengan pakaian acak-acakan tertelentang setengah telanjang

    Aku masuk perlahan lahan dan aroma air mani sangat kuat menyengat…

    Entah bagaimana nanti, saat pindah rumah baru…. Akankah Pak Jo akan menuntut janji istriku untuk tidur bertiga atau bereempat, aku, istriku, Pak Jo, tukang becak tua berumur 60 tahunan dan Parto, pemulung kecil ? Aku memang suami istriku, Sedangkan kedua lelaki berbeda umur jauh itu? Mereka pasti minta layanan sex istriku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • CERITA SEX BERAWAL DARI LANGGANAN

    CERITA SEX BERAWAL DARI LANGGANAN


    1298 views

    Cerita Sex ini berjudulCERITA SEX BERAWAL DARI LANGGANANCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Telah 2 bulan ini aku menjalankan bisnis menjual juice buah asli dalam bentuk gelas dan botol kecil. Aku sendiri belum pernah menghitung apakah rugi atau ada untung walaupun sedikit. Setiap hari harus bangun subuh untuk mengupas; mblender dan mengepres gelas dengan alat pemanas plastik agar tidak tumpah, itupun terkadang masih ada satu dua gelas yang tak menutup sempurna.

    Kemudian mengedropnya di beberapa tempat yang telah kami tawarkan sebelumnya. Saat awal menawarkan kerja sama ini memang berat, karena unsur meyakinkan orang adalah teramat penting.

    Sudah beberapa kali kami menerima pesanan dalam bentuk botol kecil maupun gelas oleh instansi maupun perorangan. Hal itu bermula dari kami menyebar penawaran dalam bentuk kertas photo copyan di perempatan jalan dan acara acara arisan dan sejenisnya.

    Tentunya harga telah kami sesuaikan sebelumnya, lain bila untuk dijual lagi. Mereka jelas tidak keberatan dengan harga yang telah kami tetapkan tersebut, sebab rata rata dari kalangan menengah ke atas.

    Acara seperti arisan tentu pesertanya adalah para ibu ibu, baik yang masih muda maupun setengah baya. Normal saja jika melihat kaum hawa yang menawan hati kita akan merasa tertarik. Di sinilah pengalamanku akan kuceritakan.

    Sebut saja Ibu Lis. Suaminya seorang notaris yang cukup sukses di kotaku. Ibu Lis dulu pesan juice dalam bentuk botol kecil dengan nilai 150ribu, jumlah yang cukup lumayan bagi kami. Joker8899

    Rupanya akan dijualnya lagi di arisan kelompoknya. Ibu Lis adalah sosok ibu rumah tangga yang quite enough personality, wajar mengingat latar belakang suaminya.

    Tingginya 155cman; semampai; rambut sebahu; manis wajahnya ( skor 7 ); dengan umur kutaksir 40an. Tidak ada perasaan apapun saat pertama bertemu mengantar pesanan. Aku menghormatinya sebab pelanggan merupakan ujung tombak penjualan. Dari mereka yang merasa puas tentu diharapkan akan bercerita kepada teman; saudara; dan lembaganya untuk ikut mengorder kepada kita.

    Terhitung sudah 3x ini Ibu Lis memesan juice dalam nilai yang lumayan. Dulu belum kuberikan nomor hpku karena langsung order pada tanteku. Berhubung yang mobile aku, akhirnya tante memberi nomor2 langganan khusus padaku. Hari ini Ibu Lis pesan juice lagi, tentu nilainya ok. Ia sms

    ˝Mas, bisa diantar ke rumah jam berapa ?˝ Bergegas kujawab
    ˝Ya Ibu mau jam berapa pasti saya antar ˝.
    ˝Ok..jam 9 kalo gitu ya. Saya tunggu˝. Balas lagi,
    ˝Ya Bu..terima kasih˝. Setelah semua selesai kupacking, starter motor,wusss berangkat. Sampai di rumahnya pukul 8.15. Aku mencari tombol bel rumahnya, tet..tet ( cukup 2x, di atas 3x kurang ajar ).

    Ibu Lis keluar dari dalam rumah masih memakai baby doll.

    Lho kok sudah nyampai..?
    Iya Bu..biar sama2 enak.
    Oo..makasih lho Mas. Jadi saya juga bisa cepet berangkat. Oh ya..ini uangnya. Ibu Lis menyodorkan sejumlah uang dan kuhitung ada lebihnya,
    Kembali 20 ribu Bu..
    O ya..nggak pa2. Buat Mas aja..udah pagi2 nyampenya. Ia menjawab sambil tersenyum.
    Manis juga dia.., begitu pikirku.
    Sebentar dulu.., ia menyuruhku menunggu, entah ada perlu apa lagi. Setelah keluar lagi sambil membawa kunci mobil,
    Mas..bisa minta tolong dimasukkan mobil sekalian..?
    Oh..bisa Bu, aku menjawab sambil menerima kunci mobilnya.

    Kutekan tombol alarm mobil dan kuletakkan cooler juice di jok tengah. Hal yang tak kusadari adalah ternyata Ibu Lis mengikutiku. Saat mengangkat cooler yang lumayan berat,

    Saya bantu Mas.. Aku terkejut kaget,
    Oh..bisa kok Bu..makasih. Tapi ia tetap ikut mengangkat dan aku tak merasa bahwa rupanya tadi sempat menyenggol sisi dada kanan Ibu Lis. Setelah 5detik kemudian baru aku menyadarinya,
    Maaf Bu..nggak sengaja..
    Apanya..ohh..nggak papa. Ia hanya tersenyum. Segera kurapikan letak cooler, kukunci mobil dan kuserahkan kuncinya.
    Sudah Bu..maaf yang tadi.. Ia menerima kunci dan berkata
    Udah..nggak papa kok Mas..terima kasih sudah dibantu ya..
    Iya Bu..saya yang terima kasih.. Aku cepat2 starter motor dan segera kabur dari rumahnya,
    Waduh gawat..semoga dia gak marah dan masih mau pesen..Untung gak ada yang liat juga tadi… Berbagai pikiran serba salah dan malu memenuhi pikiranku.

    Tapi segera kutepis,

    Ahh..gak tau..semoga tidak apa2. Masih kenceng juga susunya.. Aku nyengir mengingat kejadian tadi.

    Saat masih di jalan mendadak hpku bergetar, aku menoleh kiri kanan jalan untuk menepi guna melihat siapa yang telpon atau sms aku. Kubaca tertera Ibu Lis,

    Mas, mau ngrepotin lagi, bisa nggak..?
    Ada apa ya.., aku berpikiran macam2,
    Kalo saya bisa, saya bantu Bu…
    Gini lho Mas, sopir yang biasa sama saya nggak bisa nganter, istrinya agak panas badannya. Kalo Mas nggak sibuk, saya minta tolong dianter. Saya sih bisa nyetir, tapi kalo jaraknya agak jauh masih takut. Aku nggak langsung balas smsnya,
    Gimana nih..sebetulnya udah selesai semua sih. Tapi nanti kalo tante tanya mo ke mana tak jawab apa..?
    Bisa kok Bu, udah selesai semua kok. Nanti Ibu jemput saya di jalan di deket rumahnya tante saja.
    Oh gitu, ya udah. Makasih banyak Mas, ngrepotin terus.
    Nggak ngrepotin kok Bu. Kalo saya bisa ya saya bantu. Balas2an sms berakhir.

    Sesampainya di rumah tante, aku parkir motor dan mencari tanteku yang sedang di dapur.

    Tan, aku dijemput temenku. Diajak cari buku..tak tinggal dulu ya. Tanteku menjawab,
    Ya..semua kerjaan sudah selesai tho. Udah semua kok Tan..keluar dulu ya..
    Ati2 ya.., tante menjawab sambil masih asyik memasak.

    Lalu aku ke kamar mengambil sebungkus rokok untuk menemani menunggu Ibu Lis datang nanti. Aku berjalan ke jalan besar depan gang rumah tanteku. Aku duduk di batu di trotoar dan kukeluarkan sebatang rokok lalu kunyalakan. Sambil merokok aku berpikir,

    Disuruh ke mana ya sama Bu Lis..moga gak jauh2 amat. Selang 10menit kemudian sebuah mobil mendekati trotoar.

    Aku tak menyadarinya karena asyik menikmati rokok.

    Ayo Mas..berangkat… Aku menoleh ke samping dan kulihat sebuah mobil yang kukenal,
    Lho itu Bu Lis sudah datang. Kaca kiri depan turun setengah dan kulihat sebentuk wajah Ibu Lis.
    Oh iya Bu berangkat sekarang. Ibu Lis memakai kaca mata hitam yang pasti ber merk; bergaun terusan warna oranye cerah; berkalung manik2 kecil2 warna biru; di kursi kiri tergeletak tas hitam mengkilat.

    Ibu Lis lalu keluar dan kubukakan pintu kiri depan. Tercium parfum yang kukenal. Kemudian aku menuju pintu kanan; duduk; menyesuaikan kursi dan spion mobil; baru menjalankan mobil. Semua itu tak lepas dari pandangan Ibu Lis,

    Mas teliti sekali ya… Aku menoleh,
    Iya Bu..kan biar saya nyaman nyetirnya dan demi keamanan. Ibu Lis tersenyum mendengarku.

    Sambil menyetir aku sempatkan melirik Ibu Lis,

    Tambah manis aja kalo udah dandan. Oh iya..memang manis dan ada dana sih…
    Oh ya Bu..ini mau ke mana..?
    Ke jalan Mayjen Sungkono Mas… Memang cukup jauh dari rumah Ibu Lis.
    Mas..maaf umurnya berapa? Ibu Lis bertanya.
    30 lebih Bu…
    O ya..kalo gitu terpaut sedikit dengan saya. Kalo gitu panggil Mbak aja biar enak.
    Emm..nggak enak Bu…
    Nggak pa2 kok.
    Tapi kalo sedang berdua saja..maksud saya kalo di mobil atau sms. Di luar itu tetap Ibu..ya Bu..eh Mbak.. Ia tertawa mendengar aku agak gugup.
    Iya Mas..oh ya..sampai lupa. Nama Mas siapa..udah beberapa kali ketemu belum tau nama..maaf lho Mas..
    Nggak pa2 kok Mbak..Iwan Mbak.

    Aku baru menyadari, rok terusan itu panjangnya sedikit di atas lutut dan..belahan dadanya sedikit lebar. Maka saat posisi duduk Ibu Lis berubah ke kiri, belahan dada sebelah kiri ikut terlihat walau hanya sedikit. Itupun sudah cukup membuatku ada bunyi ting2 di kepala. Dan panjang rok itu ikut naik sedikit bila Mbak Lis mengobrol padaku dengan sedikit memiringkan tubuhnya ke kiri. Cukup putih juga kulitnya..Iyalah..dirawat.. Mbak Lis tak sadar atau membiarkan saja posisi gaunnya.

    Lumayan..pagi2 gratisan pemandangan indah, bunyi pikiranku berdendang.

    Kami mengobrol apa saja hingga mendekati jalan dimaksud.

    Arah mana ini Mbak..?
    Masih terus..itu ada mobil hijau keluar dari gang Mas masuk aja. Nanti saya beri tahu nomornya. Setelah 5menitan,
    Nah..itu ada banyak mobil berhenti. Rumahnya no 40, pagar biru. Aku menghentikan mobil tepat di depan rumah,
    Mbak turun dulu..nanti cooler nya saya yang bawain.
    Duh..makasih lho Mas..ngrepotin lagi…
    Mbak..jangan bilang gitu terus..saya jadi gak enak.
    Iya deh.. Setelah berputar dan mencari tempat parkir, aku turun dengan membawa cooler.

    Lalu aku masuk ke rumah, di sana sudah banyak ibu2. Ada yang masih muda dan banyak juga yang sebaya Mbak Lis. Ia menghampiriku dan berbisik

    Taruh di dapur aja Mas..biar di atur pembantu2 nanti.. Aku mencari dapur yang dimaksud dan kuletakkan di sana.

    Cerita Sex 2016 Berawal Dari Langganan

    Sempat kudengar ada yang bertanya siapa itu, maksudnya aku tentu, dan dijawab keponakannya. Aku langsung keluar rumah dan menuju mobil. Belum sampai mobil Mbak Lis memanggilku,

    Mas..ini ada sedikit sangu buat Mas..kalo nunggu saya pasti bosan. Paling 23jam lagi baru selesai acaranya.
    Ha..oh..aduh..nggak usah Mbak..aku ada kok.. Padahal cuma ada 20ribu di dompetku.
    Sama kayak siapa aja..udah ambil aja.., sambil tangan kananku digenggamnya, halus, dan terasa ada sebentuk uang di tanganku.
    Makasih Mbak..kalo gitu nanti tak jemput 2 3jam lagi ya..
    Atau..nanti kalo mau bubar tak sms aja Mas…
    Iya deh Mbak… Mbak Lis bergegas kembali ke rumah dan aku masuk mobil.

    Kulihat ada selembar uang 100ribu di tangan.,

    Wahlumayan nih..buat apa ya..nonton atau main game ya… Aku bertanya pada diriku sendiri, akan digunakan untuk apa uang ini.
    Ah..pikir nanti aja..yang jelas sekarang ke mall deket sini. Kulirik jam tangan,
    Gak usah ngebut..masih banyak waktu. Sesampainya di mall, aku belum putuskan akan ke mana.

    Akhirnya aku ingin main game dulu sepuasnya, lalu makan. Tak terasa waktu melesat bagai anak panah. Jam tanganku menunjukkan bahwa tak lama lagi arisan akan berakhir. Aku segera menyelesaikan makanku; membayar di kasir; menuju parkiran mobil; dan meluncur di jalan guna menjemput Mbak Lis.

    Benar saja. Hpku berbunyi,

    Halo..Mas..setengah jam lagi saya dijemput ya. Mau selesai nih acaranya.
    Oh ya Mbak..ini tinggal 2kman kok.
    Ya deh… Sampai di sana, kulihat Mbak Lis dengan teman temannya sudah di depan pagar. Aku berhentikan mobil dan kubuka pintu depan kiri serta pintu tengah untuk memasukkan cooler, yang dibawa pembantu pemilik rumah.
    Daagghh..sampai ketemu lagi ya semua.., Mbak Lis berpamitan.

    Tak sengaja kulirik, ada beberapa teman Mbak Lis yang senyum2 padaku dan Mbak Lis, entah apa maksudnya. Kami pun kembali bergabung dengan kendaraan kendaraan lain di jalan raya.

    Habis Mbak juice nya..?.
    Iya..syukur. Pakai ngancam juga soalnya..ha3x…
    Wah..ganas juga Mbak ini…
    Ganas..maksudnya..?.
    Ha..oh..maksudku serem juga Mbak..pakai acara ngancam segala.
    Ohh..tak pikir ganas apa, sambil tersenyum.

    Aku tersenyum juga dan benakku berkata

    Lha..yang tak maksud memang itu..tapi kayaknya Mbak gak ngeh. Maksudnya ganas apa tadi apaan ya..?Tau deh. Kami lalu berbincang ke sana kemari, tiba tiba Mas..mau ngrepotin sekalii lagi..kalo nggak capek dan bosen tak mintain tolong sih… Aku bertanya2 dalam hati
    Apa lagi… Mau tak anter ke mana Mbak..?.
    Gini..aku pingin ke Batu..nglepasin pikiran dan capek..gimana..?. Mbak Lis menatapku dengan pandangan yang kubayangkan seperti film Sinchan bila memohon sesuatu pada Mamanya.
    Gak ada acara ke mana2 sih aku Mbak..kalo Mbak sendiri gak capek..ya ayo aja.
    Bener nih..wah..makasih banget ya Mas..semoga gak kapok ya.., dengan tangan kanannya memegang, tepatnya kurasa mengusap, tangan kiriku yang sedang menyetir. Yah..makasih lagi..gak jadi aja wis.., aku menggodanya.
    Eh..iya..iya..ngambek ya.., rupanya Mbak Lis takut kalo aku benar2 tidak jadi menemani ke Batu.

    Aku hanya terseyum lebar. Padahal dalam hati aku sedikit mengeluh

    Waduh..udah jam segini..jalan Porong kan gak bisa diprediksi. Ahh..liat nantilah. Jadilah sepanjang perjalanan ke Batu ada saja hal2 yang kami bicarakan.

    Sewaktu di daerah Pandaan, kulirik Mbak Lis yang rupanya telah tertidur.

    Pantes..tak ajak ngomong gak njawab..Kasihan..capek pastinya. Mbak Lis sepertinya pulas, nafasnya turun naik teratur.
    Kalo pas gini Mbak Lis tambah manis aja..Lha..belahan dada kirinya kok tambah lebar lagi. Tak benerin atau nanti bangun malah. Biar ajalah, nanti kalo bangun tak kasih tau. Lumayan..ada yang bisa dilihat pas jalan bikin kesel hati.

    Menjelang sampai Batu, kudengar ada gesekan baju dan kursi,

    Udah bangun Mbak Lis rupanya.
    Duh..enaknya tidurnya Mbak..kayaknya capek banget.
    Hmm..iya nih..nggak tau kok ngantuk bener dari tadi. Mbak Lis mengerakkan dua tangannya ke depan dan terdengar derak jari2nya.
    Maaf ya Mas..tak tinggal tidur..lama lagi.
    Gak pa2 Mbak..kalo gak dibikin tidur nanti nyampe Batu malah bisa gak enak semua badan. Kan katanya mau rileks sejenak.
    He3x..iya..Oh ya..nanti sebelum nyampe Batu makan dulu yuk..laper nih.
    Iya Mbak..udah nahan dari tadi, sambil aku nyengir.

    Akhirnya kami mencari rumah makan,

    Mau makan apa Mas..?.
    Enaknya sih dingin gini makan sate..sate apa ya..kambing aja wis.
    Aku juga tapi gabung sama Mas aja ya..10 tusuk Mas aku lima aja. Biar bikin panas badan kata orang. Aku pesen lele penyet aja..Mas juga..?.
    Liat nanti Mbak..kalo punya Mbak gak habis tak habisin nanti. Kami makan sambil berbincang2.

    Aku lihat sekeliling, rupanya sedari tadi ada beberapa yang memperhatikan kami, mungkin dianggap sepasang kekasih. Karena kuakui kami cukup akrab, padahal baru pertama kali ini sedemikian dekat.

    Mas mau ngabisin lele ini..kenyang aku.
    Hmm..ya deh..sayang udah dibeli. Setelah makananku habis
    Mbak..aku ngrokok ya..?, aku minta persetujuannya.
    Gak pa2 Mas..kan biasanya emang gitu. Apalagi udara dingin gini. Aku menyalakan 234 sebatang, pusss..
    Enaknya..kenyang pas di tempat dingin lagi. Rokok pun habis
    Terus..ke mana sekarang Mbak..?.
    Sambil jalan aja yuk… Kami pun kembali ke mobil setelah Mbak membayar makanan kami.

    Di dalam mobil

    Mas..emm..jalan dulu aja wis.
    Ada apa sih Mbak..bilang aja.
    Gak dulu..jalan aja ya. Aku hanya memendam pertanyaan Ada apaan sih..ada masalah ta Mbak Lis..?. Aku menjalankan mobil dengan kecepatan sedang, menunggu keluarnya perkataan Mbak Lis.

    Selang 10menit kemudian

    Gini Mas..aku pingin nginap di Batu. Tapi kalo Mas keberatan ya sebentar aja di sana. Deg, hatiku
    Waduh..gimana nih..sebetulnya gak pa2 sih. Aku juga free.
    Tapi orang rumah Mbak gimana..?, aku bertanya.
    Kalo Mas setuju..ya sekarang tak telpon bilang di ajak temen2 nginap di manalah..
    Ya udah..nanggung juga, udah jam segini. Aku gak ada acara ke mana2, nanti tante tak telpon juga, jawabku.
    Makuasih buanyak ya Mas..jarang2 lho ada anak kayak Mas.
    Ah Mbak..jadi besar nih.., godaku.
    Besar apanya Mas..?.
    Ya besar kepala lah Mbak.., aku tertawa.
    Uhh..bisa aja, sambil tangan kanannya menggelitiki pinggangku.
    Kok gak geli Mas..?, tanyanya heran.
    Dari kecil tu aku gak pernah geli kalo digelitikin. Katanya sih..kuat.., aku tidak meneruskan kalimatku.
    Kuat apa Mas..?.
    Emm..kuat nge sex, entah dengan keberanian apa aku berbicara itu.Pikirku
    Biar aja..lagian kita udah kayak kakak adik dari tadi.
    Hah..masak sih..aku baru denger.
    Ya kan kata orang Mbak. Duduk Mbak Lis lebih miring ke kanan, sepertinya tertarik dengan perkataanku
    Jujur aja..Mas pernah main sama cewek kan..?. Aku kaget juga
    Ya iyalah Mbak..kalo main ma cowok tu kalo cewek udah gak memuaskan lagi..hi3x.
    Terus..udah berapa kali?.
    Baru 6 7 kali an. Emang kenapa Mbak?.
    Nakal juga ya..Terus..ceweknya gimana..maksudku puas apa gimana?. Aku berpikiran
    Wah..omongan kita udah menjurus2 nih..Cuek ah.
    Seingatku dan perasaanku sih puas kayaknya. Kenapa Mbak tanya2 terus kayak polisi sih..Emang siapa mau mraktekkin sama aku..temen Mbak..atau..?.
    Atau apa eh siapa Mas?, Mbak Lis penasaran sepertinya.
    Yaaa..Mbak kali..hi3x.
    Heii..nakal amat ya.., dengan tambahan mencubit lengan dan kuping kiriku.
    Aduh..atit kan..Abis nanyanya gak habis2, aku berlagak seperti anak kecil.
    Huh..awas ya nanti.., Mbak Lis duduk menghadap depan lagi dengan tangan di dada dan bibir yang meruncing.
    Ha3x..duh..manis..maap ya..Cup3x.., aku membujuknya dengan menepuk2 lengan dan pipi kanannya.
    Ih..pakai pegang2 pipi, Mbak Lis berkata sambil mengelus pipi kanannya seakan2 tersentuh sesuatu yang tidak enak.

    Aku hanya tertawa. Kita seperti saudara atau anak kecil saat itu.

    Kami mencari penginapan yang banyak tersebar di Batu. Tiba di penginapan, CS penginapan bertanya Mau dua kamar Bu? Mbak Lis cepat menjawab

    Nggak 1 aja, yang single bed ya Mbak, makasih. Aku pura2 tidak mendengarnya dan keluar ruangan untuk menyalakan rokok lagi
    Mungkin Mbak takut tidur sendiri di tempat yang baru seperti ini. Udara bertambah dingin
    Tau gini tadi bawa jaket atau sweater, aku menakupkan tangan kanan di dada.
    Mas..kenapa..dingin ya?
    Ya iyalah Mbak..masak kepanasan di sini, sambil nyengir.
    Berhubung kita gak bawa baju ganti, cari yuk di sekitar sini, ajak Mbak Lis.
    Terserah Mbak aja, jawabku.

    Kami keluar penginapan dan menuju pasar yang terdekat. Mbak Lis membeli baju hangat 1; daster 1 dan underwear 1set. Sedang aku diberi uang dan jelas aku beli keperluanku sendiri, hanya 1 kaos dan 1 kaos hangat. Kami membuat janji bertemu di dekat mobil.

    Beli apa Mas?. 1 kaos sama 1 kaos hangat.
    Ha..gak beli cd ta?.
    Gak Mbak..biasa cowok, kataku sambil garuk2 kepala.
    Jorok ah..walaupun besok kita pulang tapi udah seharian kan. Tak beliin aja wis.
    Tapi Mbak.., belum sempat kulanjutkan Mbak Lis sudah melesat ke kios sebelah mencari cd yang dirasa pas buatku. Kami telah berada di mobil kembali
    Nih Mas..moga cukup, Mbak Lis menyerahkan kresek hitam padaku.

    Kulihat ukurannya ternyata benar, warna biru

    Kok bisa tau Mbak ukuranku? Makasih ya Mbak.
    Yaa kira2 aja. Cowok tu juga harus jaga kebersihan.
    Iya Mbakku sayang.., rajukku.
    Huu..nggombal sekarang ya.
    Ya kan emang bener. Kita kayak udah saudaraan lama dan dekat.
    Iya juga sih…

    Tak lama kemudian kami telah berada di penginapan lagi.

    Kamar berapa Mbak?.
    201 Mas. Aku menuju CS dan mengambil kunci.

    Penginapan itu cukup bagus dengan fasilitas kolam renang dan lapangan tenis. 5menit kemudian kami telah berada di depan pintu kamar. Aku keluarkan kunci dan kubuka pintu

    Silakan Mbak yang manis.
    Ah..Mas nggombal lagi.
    Ya udah kalo gak mau dibilang manis..Mbak yang agak lumayan, kugoda lagi.
    Gak mau bilang manis ya wis..gak pa2, Mbak Lis tidak melihatku, langsung masuk.

    Aku agak mengejarnya dan kugelitik pinggangnya.

    Ehh..geli tau, Mbak Lis menghindar sambil badannya berputar tapi tak urung terkena sedikit.

    Aku tertawa melihat tingkahnya. Kukunci pintu dan lampu2 langsung menyala.

    Sepertinya bintang 3 ini. Padahal kita cuma semalam..ah biar aja. Mbak kan memang duitnya lebih dari orang kebanyakan, pikirku.

    Kami meletakkan belanjaan di meja dekat tv. Aku menuju kamar mandi untuk buang air kecil sekalian cuci muka, lengket kurasa dari tadi. Pintu kamar mandi sengaja tak kukunci, toh hanya kami di dalam kamar. Saat penis masih mengeluarkan air tiba2 pintu terbuka. Ternyata Mbak Lis melongokkan kepala ke dalam Agen Joker8899

    Lho..gak dikunci tho..pipis ya Mas. Aku menoleh dan
    Iya Mbak..kan cuma ada kita dan ya aku pipis lah, masak nyemen tembok.
    Huu.., cuma itu sahutannya dan pintu disisakan celah, tidak ditutup lagi.

    Aku lalu mencuci muka dengan sabun. Keluar dari kamar mandi kulihat Mbak Lis sedang mengeluarkan belanjaannya dan dipaskan di badannya. Cocok kok Mbak dasternya, aku mengomentarinya.

    Eh..iya. Daster itu berwarna putih berbunga biru kecil2, agak tipis.

    Mbak Lis meletakkannya lagi dan menuju kamar mandi dan kudengar suara khas wanita sedang buang air kecil. Dari kaca yang ada di depan tempat tidur kulihat pintu kamar mandi tidak ditutup Mbak Lis, tersisa celah. Tapi tak kuhiraukan, nanti dianggap kurang ajar kalau ketahuan. Aku menyalakan tv dan kucari channel kartun, pas, Tom.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Dewasa Temanku Merampas Kesucian Ku Yang Seksi – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Dewasa Temanku Merampas Kesucian Ku Yang Seksi – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1312 views

    Perawanku – Kali ini mengadirkan pengalaman pribadi dari seorang Siswi SMA yang keperawananya direnggut oleh 2 teman laki-lakinya di sekolahanya. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.

    Hey para pembaca setia cerita sex, cerita dewasa, atau seputar sexlah intinya. Perkenalakan Namaku Sherly. Aku seorang siswi SMU baru saja lulus yang bisa dibilang memiliki wajah cantik, bohay, dan menggiurkan. Ditambah lagi aku ini adalah blesteran, jadi aku juga memiliki bentuk tubuh yang proposional, pokoknya aku ini selera para cowok deh para pembaca.

    Disini akau akan menceritakan cerita sex nyata yang aku alami ketika aku baru saja merasakan rasanya menjadi anak SMA. Cerita Sex ini adalah pengalaman Sex saya ketiak aku masih kelas satu SMA. Oke kita mulai saja cerita sex saya dari sini.

    Pada awal masuk sekolah SMA, mata pelajaran yang diberikan pada para siswa belum terlalu padat, karena memang kami masih dalam masa transisi dari murid smp menjadi Siswa/siwi SMA. Jujur saja nih para pembaca, aku tidak pernah membayangkan karena aku bisa diterima di SMA yang bisa dibilang favorit di Jakarta ini.

    Sudah lama sekali aku menanti momemn ini, yaitu momen Diana aku bisa memakai seragam putih abu-abu. Seragam SMA ini memiliki model rok dan baju yang bisa membuatku kelihatan lebih Sexy dan menggemaskan. Pada awal-awal aku masuk sekolah, aku jatuh cinta pada pandangan pertama pada seorang cowok satu kelasku, panggil saja namanya Ragil.

    Saking terpesonanya, baru membayangkan wajahnya saja aku sudah terangsang para pembaca, nggak kebayang deh kalau aku bisa jadi ceweknya dan bisa bercinta denganya,hha. Aku in seorang cewek ABG yang bisa dibilang Hypersex. Kenapa aku berkata sepeti itu, jujur saja para pembaca, aku ini sering melakukan masturbasi atau memuaskan diri sendiri dengan jari-jariku,hhe.

    Masturbasi adalah hal yang sangat nikmat menurutku, yah maklumlah aku hanya bisa bermasturbasi saat itu. Hal ini sering aku lakukan ketika aku sedang horny. Apalagi pada saat itu usiaku memasuki usia-usia pertumbuhan, hhe. Mastubasi sering aku lakukan bahkan hamper seetiap hari ketika aku mulai suka pada Ragil. Aku sering masturbasi sembari berfantasi seolah-olah sedang bercinta dengan Ragil.

    Walaupun aku sering bermasturbasi, namun belum pernah sama sekali berhubungan intim dengan seorang laki-laki. Entah setan apa yang masuk ke dalam fikiranku hari itu aku berencana untuk menyatakan cinta kepada Ragil. Pada sampai waktunya, ketika pada jam istirahat aku-pun memanggil Ragil,

    “ Gil, Gue nggak tau gimana ngomongnya, Gil Gue sayang sama Loe, Loe mau kan jadi cowok Gue?, ” ucapku dengan rasa malu dan deg-degkan.

    Saat itu Ragil hanya tersenyum saja. Setealah aku mengucapkan rasa cintaku kepada Ragil sebenarnya saat itu aku merasa sangat malu sekali, aku merasa diriku seperti ditelanjangi di dalam kelas, huh,

    “ Nanti aja ya Gue jawabnya pas pulang, ” jawabnya singkat penuh misteri lalu pergi begitu saja.

    Pada saat itu dalam hatiku bertanya-tanya, ( bagimana kalau Ragil sampai nolak Gue, pasti Gue bakal jadi bahan olokan di dalam kelas ) sungguh saat itu aku merasakan risau yang luar biasa, berbagai pertanyaan terus mengalir didalam otaku, untung saja pelajaran belum begitu maksimal. Singkat cerita bel pulang pun berbunyi.

    Setelah terdengar Bel sekolah berbunyi, seketika itu jantungku berdetak sangat cepat. Ketika itu yang bisa aku lakukan hanya duduk menunggu di bangkuku, aku tidak memiliki keberanian untuk menghampiri Ragil dan menanyakan jawabannya. saat kelas sudah berangsur sepi Ragil menghampiriku,

    “ Bentar ya Sher, Gue keluar sebentar, ” ucapnya.

    Saat itu aku hanya mengganguk saja dan menunggu sendirian di kelas, dalam hatiku berkata ( apa jangan-jangan Ragil menunggu sekolah sepi agar dia bisa mengajaku bercinta?) dalam fikiranku hanya dipenuhi dengan bertanya-tanya sendiri, sampai-sampai aku sama sekali tidak bisa berpikir sehat lagi. dalam penantianku tiba-tiba ada orang datang.

    Aku kecewa karena bukan Ragil yang datang melainkan Agus dan Dimas dari kelas 1 C. mereka menghampiriku, Agus didepanku dan Dimas disampingku. perlu diketahui mereka bisa dikatakan sangat jauh dari tampan. dengan kulit yang hitam dan badan yang kurus kering, aku rasa akan menyulitkan mereka untuk mendapatkan pacar di sekolah ini,

    “ Ehemm… kog belum pulang Loe Sher, lagi nugguin seseorang ya Loe ?, ” Tanya Agus.
    “ Mmmm, kog loe tau sih, ” tanyaku penasaran.

    “ Tahu dong, soalnya tadi tadi Ragil cerita sama kita, hhe… ” jawabnya.

    Huh… apa-apaan nih si Ragil pake acara cerita segala lagi sama 2 orang ini, ucapku dalam hati,

    “ Oh iya, Loe suka kan Sher sama Ragil?, ” ucap Agus mengejutkanku.
    Saat itu aku hanya bisa terdiam saja,

    “ Hemmm, ditanya kog diem aja sih?, ” ucap Dimas menimpa.
    “ Auk ah, males jawabnya, ” jawabku pada mereka.

    Kini aku-pun dipenuhi dengan perasaan kesal, walaupun aku sangat kesal sekali namun aku harus menahan amarahku karena fikirku Dimas dan Agus adalah teman dekat Ragil,

    “ Kog loe bisa suka ma Ragil sih Sher?, ” tanya Dimas namun kali ini sambil merapatkan duduknya kepadaku dan menaruh tangannya di pahaku.

    “ Ragil ganteng dan nggak kurang ajar kayak loe !!!, ” ucapku sembari menyingkirkan tangan Dimas dari pahaku.

    “ kurang ajar kaya gimana maksud loe?, ” tanya Dimas lag i sambil menaruh tangannya lagi di pahaku dan mulai mengelus-elusnya.

    “ Nggak nyadar juga Loe, Loe nggk sopan contohnya kayak gini !!!, ” ucapku tegas sembari menunjuk tangannya namun tidak menepisnya karena aku mulai terangsang dan berpikir mungkin mereka disuruh Ragil.

    “ Tapi enak kan?, ” kali ini Agus ikut bicara.

    Dimas mulai meraba-raba pangkal pahaku, saat itu aku pura-pura berontak padahal dalam hati aku ingin dia melanjutkannya, lalu,

    “ Udah jangan sok berontak, ” kata Agus sambil menunjukkan cengiran lebarnya.

    Semakin lama karena raba’an itu, secara otomatis aku-pun membuka lebar pahaku,

    “ Tadi bilang kita kurang ajar, eh skarang malah ngangkang, ” ucap Dimas.
    “ Nantangin yah kita kamu Sher ?, ” kata Agus.

    Tanpa banyak bicara Agus-pun menggeser bangku di depan mejaku dan mulai masuk ke kolong mejaku. sekarang Dimas berganti mengerjai buah dadaku, tangan kirinya mengusap payudara kananku sedangkan mulutnya menciumi dan menghisap payudarakiriku sehingga seragamku basah tepat di daerah payudaranya saja.

    Agus yang berada di kolong meja menjilat-jilat paha sampai pangakal pahaku. Sesekali lidahnya menyentuh Vagina-ku yang msh terbungkus celana dalam tipisku yang berwarna putih. perbuatan mereka membuatku menggelinjang dan sesaat membuatku melupakan Ragil. Dimas melepas kancing kemeja seragamku satu persatu dan kemudian melempar seragam itu entah kemana.

    Merasa kurang puas dia pun melepas dan melempar BH-ku. lidahnya bergerilia pada putting susu-ku membuatnya menjadi semakin membesar. “ Sssss… Oughhh…hh… Dim udah dong, gimana nanti kalau ketahuan orang, Aghhhh… ” ucapku.

    “ Tenang aja guru dan mjurid lainya pasti udah pada pulang kog, ” kata Agus dari dalam rokku.
    Sementara Dimas sibuk dengan Vagina-ku, Dimas terus memainkan kedua buah dadaku memilinnya, meremas, memghisap, bahkan sesekali menggigitnya. aku benar-benar tak berdaya saat ini, tak berdaya karena nikmat. aku merasakan ada sesuatu yang basah mengenai vaginaku, aku rasa Agus menjilatinya. aku tak dapat melihatnya karena tertunamun oleh rokku.

    Perlakuan mereka sungguh membuatku melayang, saat itu yang kurasakan kewanitaan-ku sudah amat basah dan Agus menarik lepas celana dalamku dan melemparnya juga. Dia menyingkap rokku dan terus mnjilati kewanitaan-ku. tak berapa lama aku merasa badanku menegang. aku sadar aku akan klimaks. aku merasa amat malu karena menikmati permainan ini.

    Aku melenguh panjang, setengah berteriak, aku mengalami klimaks di depan 2 orang buruk rupa yang baru aku kenal,

    “ Wkwkwkwk… ” suara tawa Agus dan Dimas bersamaan.

    “ Ternyata Loe suka juga yah Sher ?, ” ucap Dimas sambil tertawa.

    “ Jelas dong Dim, waktu dia masih SMP-kan dia terkenal bispak, wkwkwk…” sambung Agus.
    Benar-benar ucapan mereka membuat telingaku panas saat itu, namun aku biarkan saja ucapan mereka berlalu begitu saja, karena pada saat itu aku sungguh menikamti suasana hot itu. Tak lama setelah itu mereka berdua-pun mengangkat dan menelentangkanku di lantai. Satu-persatu mereka-pun mulai membuka pakainnya,

    Wow, baru pertama kalinya aku melihat kejantanan secara langsung, biasanya aku hanya melihat di Film-film dewasa saja. Agus membuka lebar pahaku dan menaruh kakiku di atas pundaknya. pelan2 ia memasukkan kejantanan-nya ke liang kewanitaan-ku,

    “ Oughhh…, sakit lik, ” teriaku “ tenang Sher, entar juga lo keenakan, ” kata Agus , ” ketagihan malah “ sambung Dimas, ”

    Secara perlahan dia mulai menggenjotku, saat itu rasanya perih-perih sakit namun nikmat. Sementara Dimas meraih tanganku dan menuntunnya ke kejantanan miliknya. Dia memintaku mengocoknya. Agus memberi kode kepada Dimas, aku tidak mengerti maksudnya. Dimas mendekatkan kejantanan-nya kemulutku dan memintaku mengkulumnya.

    Aku mejilatinya sesaat dan kemudian me masukkannya ke mulutku,

    “ Isep kontol Gue kuat-kuat Sher, ” ucapnya.

    Mendenagr perintahnya, aku-pun mulai menghisap dan mengocoknya dengan mulutku. tampaknya ini membuatnya ketagihan. Dia memaju mundurkan pingangnya lebih cepat. Disaaat bersamaan Agus menghujamkan kejantanan-nya lebih dalam,

    “ Eummm… Ughhhh…. Sssssss… Aghhhh…., ” desah nikmat bercampur nyeri dan perih.

    Rasanya saat itu aku ingin sekali berteriak, namun apa boleh buat saat itu mulutku dipenuhi oleh kejantanan Dimas. Rupanya arti dari kode mereka ini, agar aku tak berteriak. Pada saat itu aku sadar bahwa keperawanan-ku telah direnggut oleh Dimas dan Agus. Entah ini suatu kenikmatan atau suatu hal yang menyesatkan. Lalu,

    “ Ternyata masih ada juga nak SMP 15 yang masih perawan, ” ucap Agus.

    “ Memang benar-benar nikmat memek cewek virgin Gus, ” kata Dimas.

    Pada saat itu mereka berbicara dengan posisi menggenjot liang senggamaku dengan liarnya. Tanpa sadar goyangan pingulku dan hisapanku terhadap kejantanan Dimas juga semakin cepat. Tidak lama aku klimaks untuk yang kedua kalinya. akupun menjadi sangat lemas namun karena goyangan Agus semakin liar aku pun juga tetap bergoyang dan meghisap kejantaan Dimas dengan liarnya.

    Tidak lama kemudian Agus menarik keluar kejantanan-nya dan melenguh panjang disusul derasnya semburan air mani-nya diatas perutku. dia merasa puas dan menyingkir. Kira-kira setelah 30 menit aku menghisap kejantanan Dimas namun dia tak kunjung klimaks juga. Dia mencabut kejantanan dari mulutku, aku pikir dia akan klimaks namun aku salah.

    Ternyata dia telentang dan memintaku naik diatasnya, kini aku ngentot dengan gaya WOT (woman on top). Aku berpegangan pada dadanya agar tidak jatuh, sedangkan Dimas leluasa meremas susuku.
    sekitar 10 menit dengan gaya ini tiba-tiba Agus mendorongku dan akupun jatuh menindih Dimas. Agus menyingkap rokku yang selama bergaya woman on top telah jatuh dan menutupi bagian bawahku.

    Dia mulai mengorek-ngorek lubang dubur-ku, saat itu sesungguhnya aku ingin berontak tapi aku tidak ingin saat ini selesai begitu saja. jadi aku biarkan dia mengerjai liang duburku. Tidak lama aku yang sudah membelakanginya segera di tindah. kejantanan-nya masuk ke dalam anusku dengan ganas dan mulai mengaduk-aduk duburku.

    Tubuhku benar-benar terasa penuh, pada saat itu aku hanya bisa menikmati keadaan itu saja. Sampai pada akhirnya dia mulai memasukkan penuh kejantanan-nya ke dalam duburku. Aku merasakan rasa perih dan rasa nikmat menjadi satu, jadilah aku berteriak sekeras-kerasnya. Aku yang kesakitan tdk membuat mereka iba tetapi malah semakin bersemangat menggenjotku.

    Sekitar 15 menit mereka membuatku menjadi daging roti lapis dan akhirnya aku klimaks lagi untuk yang kesekian kalinya. kali ini aku berteriak amat keras dan kemudian jatuh lemas menindih Dimas. Saat itu penjaga sekolah masuk tanpa aku sadar dan menonton aku yang sedang dikerjai 2 orang biadab ini. Goyangan mereka semakin buas menandakan mereka akan segera klimaks.

    Cerita Sex – Aku yang sudah lemas hanya bisa pasrah saja menerima semua perlakuan ini. tak lama mereka berdua memelukku dan melenguh panjang mereka menyemburkan air maninya di dalam liang dubur dan liang senggamaku. Aku dapat merasakan cairan itu mengalir keluar karena Vagina-ku tidak cukup menampungnya.

    Sementara Mereka mencabut kedua kejantanan mereka, pada saat itu aku merasa lemas dan hampir pingsan langsung tersadar begitu mendengar Dimas berkata,
    “ Nih giliran pak Kasim ngerasain Sherly, ” ucap mereka.

    Aku melihat penjaga sekolah itu telah telanjang bulat dan kejantanan-nya yang lebih besar dari Dimas dan Agus dengan gagahnya mengangkangiku seakan menginginkan lubang untuk dimasuki. Dia menuntun kejantanan-nya kemulutku untuk kuhisap. Aku kewalahan karena ukurannya yang sangat besar. melihat aku kewalahan tampaknya dia berbaik hati mencabutnya.

    Namun sekarang dia malah membuatku menungging, dia mengorek-ngorek kewanitaan-ku yang sudah basah sehingga makin lama akupun mengangkat pantatku. Saat itu aku merasa takut, kalau sampai pak Kasim menyodomiku. Akhirnya aku bisa sedikit lega saat kejantanan-nya menyentuh bibir kewanitaan-ku.

    Cerita Bokep – Setelah itu ke 2 jari-nya-pun membuka Vagina-ku sedangkan kejantanan-nya terus mencoba memasukinya. Entah apa yang aku pikirkan, aku menuntun kejantanan-nya masuk ke Vagina-ku. Dia pun mulai menggoyangnya perlahan. aku secara tak sadar mengikuti irama dari goyangannya. Rokku yang sudah tersinggkap mulai dibuka kancingnya dan dinaikkannya oleh Pak Kasim.

    Sehingga kini Pak Kasim-pun melucuti rok abu-abuku melalui kepalaku. Kini aku-pun telah telanjang bulat. tangannya meremas buah dadaku dan terus menggerayangi tubuhku. Di saat-saat kenikmatan aku tak sengaja menoleh dan melihat Ragil duduk di pojok. dewi teman sebangkuku megoralnya yang lebih mengagetkan ia memegang handycam dan itu menagarah ke diriku.

    Sebenarnya aku kesal sekali, namun apa boleh buwat aku sudah terlanjur menikmati permainan sex ini, so aku-pun hanya pasrah tanpa perlawanan. akhirnya aku hanya menikmati persenggamaan ini sambil direkam oleh orang yang aku sukai. Pak Kasim semakin ganas meremas dadaku gerakannya pun semakin cepat. tapi entah kenapa dari tadi aku selalu lebih dulu klimaks dibandingkan mereka.

    Aku berteriak panjang dan disusul pak Kasim yang menjambak rambutku kemudian mencabut kejantanan-nya dan menyuruhku menkulum dan meghisapnya, pada saat itu dia berteriak tidak karuan. Lalu Pak Kasim menjambak, meremas buah dada dan sampai pada akhirnya dia menumpahkan air mani-nya di dalam mulutku.

    Saat itu terdengar entay suara Agus, Dimas, atau Ragil yang berteriak agar aku menelan air mani semuanya. aku pun menelannya. mereka meninggalkanku yang telanjang di kelas sendirian. setelah mereka pergi aku menangis sambil mencari-cari seragamku yang mereka lempar dan berserakan di ruang kelas.

    Aku menemukan BH-ku telah digunting tepat di bagian putting-nya dan aku menemukan celana dalamku di depan kelas telah dirobek-robek. Sehingga aku pulang tanpa celana dalam dan BH yang robek bagian putting-nya. di dekat tasku ada sepucuk memo yang bertuliskan ( terima kasih telah memberi kami kepuasan). Sungguh suatu pengalaman sex pertamaku yang begitu sakit, liar namun sangat mengesankan. Selesai.

  • Cerita Sex Di Ajakin Ngentot Pembantu Waktu Aku Tidur Di Kamar

    Cerita Sex Di Ajakin Ngentot Pembantu Waktu Aku Tidur Di Kamar


    879 views

    Perawanku – Cerita Sex Di Ajakin Ngentot Pembantu Waktu Aku Tidur Di Kamar, Kisah ini terjadi ketika keluarga gw membutuhkan seorang pembantu lagi. Kebetulan saat itu mbak Dian menganjurkan agar keponakannya Rini yang bekerja disini, membantu keluarga ini. Mungkin menurut ortu gw dari pada susah susah cari kesana kesini, gak pa pa lah menerima tawaran Dian ini.

    Lagian dia juga sudah cukup lama berkerja pada keluarga ini. Mungkin malah menjadi pembantu kepercayaan keluarga kami ini. Akhirnya ortu menyetujui atas penawaran ini dan mengijinkan keponakannya untuk datang ke Jakarta dan tinggal bersama dalam keluarga ini.

    Didalam pikiran gw gak ada hal yang akan menarik perhatian gw kalau melihat keponakannya. “Paling paling anaknya hitam, gendut, trus jorok. Mendingan sama bibinya aja lebih enak kemutannya.” Pikir gw dalam hati.

    Sebelum kedatangan keponakannya yang bernama Rini, hampir setiap malam kalau anggota keluarga gw sudah tidur lelap. Maka pelan pelan gw ke kamar belakang yang memang di sediakan keluarga untuk kamar tidur pembantu.

    Pelan pelan namun pasti gw buka pintu kamarnya, yang memang gw tahu mbak Dian gak pernah kunci pintu kamarnya semenjak kejadian itu. Ternyata mbak Dian tidur dengan kaki mengangkang seperti wanita yang ingin melahirkan.

    Bagaimanapun juga setiap gw liat selangkangannya yang di halus gak di tumbuhi sehelai rambutpun juga. Bentuknya gemuk montok, dengan sedikit daging kecil yang sering disebut klitoris sedikit mencuat antara belahan vagina yang montok mengiurkan kejantanan gw.

    Perlahan lahan gw usap permukaan vagina mbak Dian yang montok itu, sekali kali gw sisipin jari tengah gw tepat ditengah vaginanya dan gw gesek gesekan hingga terkadang menyentuh klitorisnya. Desahan demi desahan akhirnya menyadarkan mbak Dian dari tidurnya yang lelap.

    “mmmm….sssshh…..oooohh, Donn… kok gak bangun mbak sih. Padahal mbak dari tadi tungguin kamu, sampai mbak ketiduran.” Ucap mbak Dian sama gw setelah sadar bahwa vaginanya disodok sodok jari nakal gw. Tapi mbak Dian gak mau kalah, tanpa diminta mbak Dian tahu apa yang gw paling suka.

    Dengan sigap dia menurunkan celana pendek serta celana dalam gue hingga dengkul, karena kejantanan gw sudah mengeras dan menegang dari tadi. Mbak Dian langsung mengenggam batang kejantanan gw yang paling ia kagumi semenjak kejadian waktu itu.

    Dijilat jilat dengan sangat lembut kepala kejantanan gw, seakan memanjakan kejantanan gw yang nantinya akan memberikan kenikmatan yang sebentar lagi ia rasakan. Tak sesenti pun kejantanan gw yang gak tersapu oleh lidahnya yang mahir itu.

    Dikemut kemut kantong pelir gw dengan gemasnya yang terkadang menimbulkan bunyi bunyi “plok.. plok”. Mbak Dian pun gak sungkan sungkan menjilat lubang dubur gw. Kenikmatan yang mbak Dian berikan sangat diluar perkiraan gw malam itu.

    “Mbak….uuuh. enak banget mbak. Trus mbak nikmatin kont*l saya mbak.” Guyam gw yang udah dilanda kenikmatan yang sekarang menjalar.

    Semakin ganas mbak Dian menghisap kont*l gw yang masuk keluar mulutnya, ke kanan kiri sisi mulutnya yang mengesek susunan giginya. Kenikmatan yang terasa sangat gak bisa gw ceritain, ngilu. Hingga akhirnya pangkal unjung kont*l gw terasa ingin keluar.

    “Mbak… Donny mau keluar nih…” sambil gw tahan kont*l gw didalam mulutnya, akhirnya gw muncratin semua sperma didalam mulut mungil mbak Dian yang berbibir tipis itu.

    “Croot… croot… Ohhh… nikmat banget mbak mulut mbak ini, gak kalah sama mem*k mbak Dian. Namun kali ini mbak Dian tanpa ada penolakan, menerima muncratan sperma gw didalam mulutnya. Menelan habis sperma yang ada didalam mulutnya hingga tak tersisa. Membersihkan sisa sperma yang meleleh dari lubang kencing gw. Tak tersisa setetespun sperma yang menempel di batang kont*l gw.

    Bagaikan wanita yang kehausan di tengah padang gurun sahara, mbak Dian menyapu seluruh batang kont*l gw yang teralirkan sperma yang sempat meleleh keluar dari lubang kencing gw. Lalu dengan lemas aku menindih tubuhnya dan berguling ke sisinya. Merebahkan tubuh gw yang sudah lunglai itu dalam kenikmatan yang baru tadi gue rasakan.

    “Donn… mem*k mbak blom dapet jatah… mbak masih pengen nih, nikmatin sodokan punya kamu yang berurat panjang besar membengkak itu menyanggah di dalam mem*k mbak….” pinta mbak Dian sambil memelas. Mengharapkan agar gw mau memberikannya kenikmatan yang pernah ia rasakan sebelumnya.

    “Tenang aja mbak… mbak pasti dapat kenikmatan yang lebih dari pada sebelumnya, karena punya saya lagi lemes, jadi sekarang mbak isep lagi. Terserak mbak pokoknya bikin adik saya yang perkasa ini bangun kembali. Oke.”

    Tanpa kembali menjawab perintah gw. Dengan cekatan layaknya budak seks. Mbak Dian menambil posisi kepalanya tepat di atas kont*l gw, kembali mbak Dian menghisap hisap. Berharap keperkasaan gw bangun kembali. Segala upaya ia lakukan, tak luput juga rambut halus yang tumbuh mengelilingi batang kont*l gw itu dia hisap hingga basah lembab oleh air ludahnya.

    Memang gw akui kemahiran pembantu gw yang satu ini hebat sekali dalam memanjakan kont*l gw didalam mulutnya yang seksi ini. Alhasil kejantanan gw kembali mencuat dan mengeras untuk siap bertempur kembali.

    Lalu gw juga gak mau lama lama seperti ini. Gw juga mau merasakan kembali kont*l gw ini menerobos masuk ke dalam mem*knya yang montok gemuk itu. Mengaduk ngaduk isi mem*knya.

    Gw memberi aba aba untuk memulai ke tahap yang mbak Dian paling suka. Dengan posisi women on top, mbak Dian mengenggam batang kont*l gue. Menuntun menyentuh mem*knya yang dari setadi sudah basah. kont*l gw di gesek gesek terlebih dahulu di bibir permukaan mem*knya. Menyentuh, mengesek dan membelah bibir mem*knya yang mengemaskan. Perlahan kont*l gw menerobos bibir mem*knya yang montok itu.

    Perlahan lahan kont*l gw seluruhnya terbenam didalam liang kenikmatannya. Goyangan pinggulnya mbak dian membuat gw nikmat banget. Semakin lama semakin membara pinggul yang dihiasi bongkahan pantat semok itu bergoyang mempermainkan kont*l gw yang terbenam didalam mem*knya.

    Cerita Sex Di Ajakin Ngentot Pembantu Waktu Aku Tidur Di Kamar

    Cerita Sex Di Ajakin Ngentot Pembantu Waktu Aku Tidur Di Kamar

    “uh… Donn. Punya kamu perkasa banget sih. Nikmat banget….” dengan mimik muka yang merem melek menikmati hujaman kont*l gw ke dalam liang senggamanya.
    “mem*k mbak Dian juga gak kalah enaknya. Bisa pijit pijit punya saya… mem*k mbak di apain sih… kok enak banget.”
    “Ih… mau tahu aja. Gak penting diapain. Yang penting kenikmatan yang diberikan sama mem*k mbak sama kamu Donn….” sahut mbak Dian sambil mencubit pentil tetek gw.

    “Donn… ooohh…. Donn…. mbak mmmmauu kluuuuaaarr… ooohh.” Ujar mbak Dian sambil mendahakkan kepalanya ke atas, berteriak karena mencapai puncak dari kenikmatannya. Dengan lunglai mbak Dian ambruk merebahkan tubunya yang telanjang tepat di atas badan gw. Untung saja posisi kamar mbak Dian jauh dari kamar kamar saudara dan ortu gw. Takutnya teriakan tadi membangunkan mereka dan menangkap basah persetubuhan antara pembantu dengan anak majikannya. Gak kebayang deh jadinya kayak apa.

    Lalu karena gw belum mencapai kenikmatan ini, maka dengan menyuruh mbak Dian mengangkatkan pantatnya sedikit tanpa harus mengeluarkan batang kont*l gw dari dalam liang kenikmatannya. Masih dengan posisi women on top. Kembali kini gue yang menyodok nyodok mem*knya dengan bringas. Sekarang gw gak perduli suara yang keluar dari mulut mbak Dian dalam setiap sodokan demi sodokan yang gw hantam kedalam mem*knya itu.

    “Donn…. kamu kuat banget Donn… aaah… uuuhhh… ssshhhh…. ooohhh…” erangan demi erangan keluar silih berganti bersama dengan keringat yang semakin mengucur di sekujur badan gw dan mbak Dian.
    “Truuuus… Donn… sodok trusss mem*k mbak Doooonn. Jangan perduliin hantam truuuss.” Erangan mbak Dian yang memerintah semakin membuat darah muda gw semakin panas membara. Sekaligus semakin membuat gw terangsang.

    “Suka saya ent*t yah mbak… kont*l saya enak’kan… hhmmm.” Tanya gw memancing birahinya untuk semakin meningkat lagi.
    “hhhhhmmmm… suka….sssshhh… banget Donn. Suka banget.” Kembali erangannya yang tertahan itu terdengar bersama dengan nafasnya yang menderu dera karena nafsu birahinya kembali memuncak.

    “Bilang kalau mbak Dian adalah budak seks Donny.” Perintah gw.
    “Mbak budak seks kamu Donn, mbak rela meskipun kamu perkosa waktu itu…. Ohhhh… nikmatnya kont*l kamu ini Donn.”

    Semakin kencang kont*l gw ent*tin mem*knya mbak Dian. Mungkin seusai pertempuran ranjang ini mem*knya mbak Dian lecet lecet karena sodokan kont*l gw yang tak henti hentinya memberikan ruang untuk istirahat.

    Merasa sebentar lagi akan keluar, maka gw balikkan posisi tubuh mbak Dian dibawah tanpa harus mengeluarkan kont*l yang sudah tertanam rapi didalam mem*knya. Gw peluk dia trus gw balikin tubuhnya kembali ke posisi normal orang melakukan hubungan badan.

    Gw buka lebar lebar selangkangan mbak Dian dan kembali memompa mem*k mbak Dian. Terdengar suara suara yang terjadi karena beradunya dua kelamin berlainan jenis. “plok… plok…” semakin kencang terdengar dan semakin cepat daya sodokan yang gw hantam ke dalam liang vaginanya.

    Terasa sekali bila dalam posisi seperti ini, kont*l gw seperti menyentuh hingga rahimnya. Setiap di ujung hujangan yang gw berikan. Maka erangan mbak Dian yang tertahan itu mengeras.

    Sampai saatnya terasa kembali denyut denyutan yang semula gw rasakan, namun kali ini denyut itu semakin hebat. Seakan telah di ujung helm surga gw. Gw tahan gak mau permainan ini cepat cepat usai. Setiap mau mencapai puncaknya. Gw pendam dalam dalam kont*l gw di dalam lubang senggamanya mbak Dian.

    Tiba tiba rasa nikmat ini semakin…. ooohhh….ssshhhh…

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,