Author: perawanku

  • Cerita Sex Ines Keponakanku Yang Hot

    Cerita Sex Ines Keponakanku Yang Hot


    702 views

    Perawanku – Cerita Sex Ines Keponakanku Yang Hot, Keponakanku yang baru menikah tinggal bersamaku karena mereka belum memiliki rumah sendiri, Tidak menjadi masalah bagiku karena aku tinggal sendiri setelah lama bercerai dan aku tidak memiliki anak dari perkawinan yang gagal itu. Sebagai pengantin baru, tentunya keponakanku dan istrinya, Ines, lebih sering menghabiskan waktunya di kamar. Pernah satu malam, aku mendengar erangan Ines dari kamar mereka. Aku mendekat ke pintu, terdengar Ines mengerang2, “Terus mas, enak mas, terus ……, yah udah keluar ya mas, Ines belum apa2″. Sepertinya Ines tidak terpuaskan dalam ‘pertempuran” itu karena suaminya keok duluan. Beberapa kali aku mendengar lenguhan dan diakhiri dengan keluhan senada. Kasihan juga Ines.

    Suatu sore, sepulang dari kantor, aku lupa membawa kunci rumah. Aku mengetok pintu cukup lama sampai Ines yang membukakan pintu. Aku sudah lama terpesona dengan kecantikan dan bentuk tubuhnya. Tinggi tubuhnya sekitar 167 cm. Rambutnya tergerai sebahu. Wajahnya cantik dengan bentuk mata, alis, hidung, dan bibir yang indah. Ines hanya mengenakan baju kimono yang terbuat dari bahan handuk sepanjang hanya 15cm di atas lutut. Paha dan betis yang tidak ditutupi daster itu tampak amat mulus. Kulitnya kelihatan licin, dihiasi oleh rambut-rambut halus yang pendek. Pinggulnya yang besar melebar. Pinggangnya kelihatan ramping. Sementara kimono yang menutupi dada atasnya belum sempat diikat secara sempurna, menyebabkan belahan toket yang montok itu menyembul di belahan baju, pentilnya membayang di kimononya. Rupanya Ines belum sempat mengenakan bra. Lehernya jenjang dengan beberapa helai rambut terjuntai. Sementara bau harum sabun mandi terpancar dari tubuhnya. Agaknya Ines sedang mandi, atau baru saja selesai mandi. Tanpa sengaja, sebagai laki-laki normal, kon tolku berdiri melihat tubuhnya. Dari samping kulihat toketnya begitu menonjol dari balik kimononya. Melihat Ines sewaktu membelakangiku, aku terbayang betapa nikmatnya bila tubuh tersebut digeluti dari arah belakang. Aku berjalan mengikutinya menuju ruang makan. Kuperhatikan gerak tubuhnya dari belakang. Pinggul yang besar itu meliuk ke kiri-kanan mengimbangi langkah-langkah kakinya. Ingin rasanya kudekap tubuh itu dari belakang erat-erat. Ingin kutempelkan kon tolku di gundukan pantatnya. Dan ingin rasanya kuremas-remas toket montoknya habis-habisan.

    “Sori Nes, om lupa bawa kunci. Kamu terganggu mandinya ya”, kataku. “Udah selesai kok om”, jawabnya. Aku duduk di meja makan. Ines mengambilkan teh buatku dan kemudian masuk ke kamarnya. Tak lama kemudian Ines keluar hanya mengenakan daster tipis berbahan licin, mempertontonkan tonjolan toket yang membusung. Ines tidak mengenakan bra, sehingga kedua pentilnya tampak jelas sekali tercetak di dasternya. Ines beranjak dari duduknya dan mengambil toples berisi kue dari lemari makan. Pada posisi membelakangiku, aku menatap tubuhnya dari belakang yang sangat merangsang.

    Kita ngobrol ngalor ngidul soal macem2. kesempatan bagiku untuk menatapnya dari dekat tanpa rasa risih. Ines tidak menyadari bahwa belahan daster di dadanya mempertontonkan toket yang montok kala agak merunduk. kon tolku pun menegang. Akhirnya pembicaraan menyerempet soal sex. “Nes, kamu gak puas ya sama suami kamu”, kataku to the point. Ines tertunduk malu, mukanya semu kemerahan. “Kok om tau sih”, jawabnya lirih. “Om kan pernah denger kamu melenguh awalnya, cuma akhirnya mengeluh. Suami kamu cepet ngecretnya ya”, kataku lagi. “Iya om, si mas cepet banget keluarnya. Ines baru mulai ngerasa enak, dia udah keluar. Kesel deh jadinya, kaya Ines cuma jadi pemuas napsunya aja”, Ines mulai curhat. Aku hanya mendengarkan curhatannya saja. “Om, mandi dulu deh, udah waktunya makan. Ines nyiapin makan dulu ya”, katanya mengakhiri pembicaraan seru. “Kirain Ines nawarin mau mandiin”, godaku. “Ih si om, genit”, jawabnya tersipu. “Kalo Ines mau, om gak keberatan lo”, jawabku lagi. Ines tidak menjawab hanya berlalu ke dapur, menyiapkan makan. Sementara itu aku masuk kamarku dan mandi. kon tolku tegang gak karuan karena pembicaraan seru tadi. Selesai mandi, aku hanya memakai celana pendek dan kaos, sengaja aku tidak memakai CD. Pengen rasanya malem ini aku ngen totin Ines. Apalagi suaminya sedang tugas keluar kota untuk beberapa hari. kon tolku masih ngaceng berat sehingga kelihatan jelas tercetak di celana pendekku. Ines diam saja melihat ngacengnya kon tolku dari luar celana pendekku. Ketika makan malem, kita ngobrol soal yang lain, Ines berusaha tidak mengarahkan pembicaraan kearah yang tadi. Kalo Ines tertawa, ingin rasanya kulumat habis-habisan bibirnya. Ingin rasanya kusedot-sedot toket nya dan ingin rasanya kuremas-remas pantat kenyal Ines itu sampai dia menggial-gial keenakan.

    Selesai makan, Ines membereskan piring dan gelas. Sekembalinya dari dapur, Ines terpeleset sehingga terjatuh. Rupanya ada air yang tumpah ketika Ines membawa peralatan makan ke dapur. Betis kanan Ines membentur rak kayu. “Aduh”, Ines mengerang kesakitan. Aku segera menolongnya. Punggung dan pinggulnya kuraih. Kubopong Ines kekamarnya. Kuletakkan Ines di ranjang. Tercium bau harum sabun mandi memancar dari tubuhnya. Belahan daster terbuka lebih lebar sehingga aku dapat dengan leluasa melihat kemontokan toketnya. Nafsuku pun naik. kon tolku semakin tegang. ketika aku menarik tangan dari pinggulnya, tanganku tanpa sengaja mengusap pahanya yang tersingkap. Ines berusaha meraih betisnya yang terbentur rak tadi. Kulihat bekas benturan tadi membuat sedikit memar di betis nya. Aku pun berusaha membantunya. Kuraih betis tersebut seraya kuraba dan kuurut bagian betis yang memar tersebut. “Pelan om, sakit”, erangnya lagi. Lama-lama suaranya hilang. Sambil terus memijit betis Ines, kupandang wajahnya. Matanya sekarang terpejam. Nafasnya jadi teratur. Ines sudah tertidur. Mungkin karena lelah seharian membereskan rumah. Aku semakin melemahkan pijitanku, dan akhirnya kuhentikan sama sekali.

    Kupandangi Ines yang tengah tertidur. Alangkah cantiknya wajahnya. Lehernya jenjang. Toketnya yang montok bergerak naik-turun dengan teratur mengiringi nafas tidurnya. pentilnya menyembul dari balik dasternya. Pinggangnya ramping, dan pinggulnya yang besar melebar. Daster tersebut tidak mampu menyembunyikan garis segitiga CD yang kecil. Terbayang dengan apa yang ada di balik CDya, kon tolku menjadi semakin tegang. Apalagi paha yang putih terbuka karena daster yang tersingkap. Kuelus betisnya. Kusingkapkan bagian bawah dasternya sampai sebatas perut. Kini paha mulus itu terhampar di hadapanku. Di atas paha, beberapa helai bulu jembut keluar dari CD yang minim. Sungguh kontras warnanya. Jembutnya berwarna hitam, sedang tubuhnya berwarna putih. Kueluskan tanganku menuju pangkal pahanya sambil kuamati wajah Ines. Kueluskan perlahan ibu jariku di belahan bibir no noknya. kuciumi paha mulus tersebut berganti-ganti, kiri dan kanan, sambil tanganku mengusap dan meremasnya perlahan-lahan. Kedua paha tersebut secara otomatis bergerak membuka agak lebar. Kemudian aku melepas celana pendekku. Kembali kuciumi dan kujilati paha dan betis nya. Kutempelkan kepala kon tolku yang sudah ngaceng berat di pahanya. Rasa hangat mengalir dari paha Ines ke kepala kon tolku. kugesek-gesekkan kepala kon tol di sepanjang pahanya. kon tolku terus kugesek-gesekkan di paha sambil agak kutekan. Semakin terasa nikmat. Nafsuku semakin tinggi. Aku semakin nekad. Kulepaskan daster Ines, Ines terbangun karena ulahku. “Om, Ines mau diapain”, katanya lirih. Aku terkejut dan segera menghentikan aksiku. Aku memandangi tubuh mulus Ines tanpa daster menghalanginya. Tubuh moleknya sungguh membangkitkan birahi. toket yang besar membusung, pinggang yang ramping, dan pinggul yang besar melebar. pentilnya berdiri tegak.

    “Nes, om mau ngasi kenikmatan sama kamu, mau enggak”, kataku perlahan sambil mencium toket nya yang montok. Ines diam saja, matanya terpejam. Hidungku mengendus-endus kedua toket yang berbau harum sambil sesekali mengecupkan bibir dan menjilatkan lidahku.pentil toket kanannya kulahap ke dalam mulutku. Badannya sedikit tersentak ketika pentil itu kugencet perlahan dengan menggunakan lidah dan gigi atasku. “Om…”, rintihnya, rupanya tindakanku membangkitkan napsunya juga. Karena sangat ingin merasakan kenikmatan dien tot, Ines diam saja membiarkan aku menjelajahi tubuhnya. kusedot-sedot pentil toketnya secara berirama. Mula-mula lemah, lama-lama agak kuperkuat sedotanku. Kuperbesar daerah lahapan bibirku. Kini pentil dan toket sekitarnya yang berwarna kecoklatan itu semua masuk ke dalam mulutku. Kembali kusedot daerah tersebut dari lemah-lembut menjadi agak kuat. Mimik wajah Ines tampak sedikit berubah, seolah menahan suatu kenikmatan. Kedua toket harum itu kuciumi dan kusedot-sedot secara berirama. kon tolku bertambah tegang. Sambil terus menggumuli toket dengan bibir, lidah, dan wajahnya, aku terus menggesek-gesekkan kon tol di kulit pahanya yang halus dan licin. Kubenamkan wajahku di antara kedua belah gumpalan dada Ines. perlahan-lahan bergerak ke arah bawah. Kugesek-gesekkan wajahku di lekukan tubuh yang merupakan batas antara gumpalan toket dan kulit perutnya. Kiri dan kanan kuciumi dan kujilati secara bergantian. Kecupan-kecupan bibirku, jilatan-jilatan lidahku, dan endusan-endusan hidungku pun beralih ke perut dan pinggang Ines. Sementara gesekan-gesekan kepala kon tolku kupindahkan ke betisnya. Bibir dan lidahku menyusuri perut sekeliling pusarnya yang putih mulus. wajahku bergerak lebih ke bawah. Dengan nafsu yang menggelora kupeluk pinggulnya secara perlahan-lahan. Kecupanku pun berpindah ke CD tipis yang membungkus pinggulnya tersebut. Kususuri pertemuan antara kulit perut dan CD, ke arah pangkal paha. Kujilat helaian-helaian rambut jembutnya yang keluar dari CDnya. Lalu kuendus dan kujilat CD pink itu di bagian belahan bibir no noknya. Ines makin terengah menahan napsunya, sesekali terdengar lenguhannya menahan kenikmatan yang dirasakannya.

    Aku bangkit. Dengan posisi berdiri di atas lutut kukangkangi tubuhnya. kon tolku yang tegang kutempelkan di kulit toket Ines. Kepala kon tol kugesek-gesekkan di toket yang montok itu. Sambil kukocok batangnya dengan tangan kananku, kepala kon tol terus kugesekkan di toketnya, kiri dan kanan. Setelah sekitar dua menit aku melakukan hal itu. Kuraih kedua belah gumpalan toket Ines yang montok itu. Aku berdiri di atas lutut dengan mengangkangi pinggang ramping Ines dengan posisi badan sedikit membungkuk. Batang kon tolku kujepit dengan kedua gumpalan toketnya. Kini rasa hangat toket Ines terasa mengalir ke seluruh batang kon tolku. Perlahan-lahan kugerakkan maju-mundur kon tolku di cekikan kedua toket Ines. Kekenyalan daging toket tersebut serasa
    memijit-mijit batang kon tolku, memberi rasa nikmat yang luar biasa. Di kala maju, kepala kon tolku terlihat mencapai pangkal lehernya yang jenjang. Di kala mundur, kepala kon tolku tersembunyi di jepitan toketnya. Lama-lama gerak maju-mundur kon tolku bertambah cepat, dan kedua toket nya kutekan semakin keras dengan telapak tanganku agar jepitan di batang kon tolku semakin kuat. Aku pun merem melek menikmati enaknya jepitan toketnya. Ines pun mendesah-desah tertahan, “Ah… hhh… hhh… ah…”

    kon tolku pun mulai melelehkan sedikit cairan. Cairan tersebut membasahi belahan toket Ines. Oleh gerakan maju-mundur kon tolku di dadanya yang diimbangi dengan tekanan-tekanan dan remasan-remasan tanganku di kedua toketnya, cairan itu menjadi teroles rata di sepanjang belahan dadanya yang menjepit batang kon tolku. Cairan tersebut menjadi pelumas yang memperlancar maju-mundurnya kon tolku di dalam jepitan toketnya. Dengan adanya sedikit cairan dari kon tolku tersebut aku merasakan keenakan dan kehangatan yang luar biasa pada gesekan-gesekan batang dan kepala kon tolku dengan toketnya. “Hih… hhh… … Luar biasa enaknya…,” aku tak kuasa menahan rasa enak yang tak terperi. Nafas Ines menjadi tidak teratur. Desahan-desahan keluar dari bibirnya , yang kadang diseling desahan lewat hidungnya, “Ngh… ngh… hhh… heh… eh… ngh…” Desahan-desahan Ines semakin membuat nafsuku makin memuncak. Gesekan-gesekan maju-mundurnya kon tolku di jepitan toketnya semakin cepat. kon tolku semakin tegang dan keras. Kurasakan pembuluh darah yang melalui batang kon tolku berdenyut-denyut, menambah rasa hangat dan nikmat yang luar biasa. “Enak sekali, Nes”, erangku tak tertahankan.. Aku menggerakkan maju-mundur kon tolku di jepitan toket Ines dengan semakin cepatnya. Rasa enak yang luar biasa mengalir dari kon tol ke syaraf-syaraf otakku. Kulihat wajah Ines. Alis matanya bergerak naik turun seiring dengan desah-desah perlahan bibirnya akibat tekanan-tekanan, remasan-remasan, dan kocokan-kocokan di toketnya. Ada sekitar lima menit aku menikmati rasa keenakan luar biasa di jepitan toketnya itu.

    Toket sebelah kanannya kulepas dari telapak tanganku. Tangan kananku lalu membimbing kon tol dan menggesek-gesekkan kepala kon tol dengan gerakan memutar di kulit toketnya yang halus mulus. Sambil jari-jari tangan kiriku terus meremas toket kiri Ines, kon tolku kugerakkan memutar-mutar menuju ke bawah. Ke arah perut. Dan di sekitar pusarnya, kepala kon tolku kugesekkan memutar di kulit perutnya yang putih mulus, sambil sesekali kusodokkan perlahan di lobang pusarnya. kucopot CD minimnya. Pinggul yang melebar itu tidak berpenutup lagi. Kulit perut yang semula tertutup CD tampak jelas sekali. Licin, putih, dan amat mulus. Di bawah perutnya, jembut yang hitam lebat menutupi daerah sekitar lobang no noknya. Kedua paha mulus Ines kurenggangkan lebih lebar. Kini hutan lebat di bawah perut tadi terkuak, mempertontonkan no noknya. Aku pun mengambil posisi agar kon tolku dapat mencapai no nok Ines dengan mudahnya. Dengan tangan kanan memegang batang kon tol, kepalanya kugesek-gesekkan ke jembut Ines. Rasa geli menggelitik kepala kon tolku. kepala kon tolku bergerak menyusuri jembut menuju ke no noknya. Kugesek-gesekkan kepala kon tol ke sekeliling bibir no noknya. Terasa geli dan nikmat. kepala kon tol kugesekkan agak ke arah lobang. Dan menusuk sedikit ke dalam. Lama-lama dinding mulut lobang no nok itu menjadi basah. Kugetarkan perlahan-lahan kon tolku sambil terus memasuki lobang no nok. Kini seluruh kepala kon tolku yang berhelm pink tebenam dalam jepitan mulut no nok Ines. Jepitan mulut no nok itu terasa hangat dan enak sekali. Kembali dari mulut Ines keluar desisan kecil tanda nikmat tak terperi. kon tolku semakin tegang. Sementara dinding mulut no nok Ines terasa semakin basah. Perlahan-lahan kon tolku kutusukkan lebih ke dalam. Kini tinggal separuh batang yang tersisa di luar. Secara perlahan kumasukkan kon tolku ke dalam no nok. Terbenam sudah seluruh batang kon tolku di dalam no nok Ines. Sekujur batang kon tol sekarang dijepit oleh no nok Ines dengan sangat enaknya. secara perlahan-lahan kugerakkan keluar-masuk kon tolku ke dalam no noknya. Sewaktu keluar, yang tersisa di dalam no nok hanya kepala kon tol saja. Sewaktu masuk seluruh kon tol terbenam di dalam no nok sampai batas pangkalnya. Rasa hangat dan enak yang luar biasa kini seolah memijiti seluruh bagian kon tolku. Aku terus memasuk-keluarkan kon tolku ke lobang no noknya. Alis matanya terangkat naik setiap kali kon tolku menusuk masuk no noknya secara perlahan. Bibir segarnya yang sensual sedikit terbuka, sedang giginya terkatup rapat. Dari mulut sexy itu keluar desis kenikmatan, “Sssh…sssh… hhh… hhh… ssh… sssh…” Aku terus mengocok perlahan-lahan no noknya. Enam menit sudah hal itu berlangsung. Kembali kukocok secara perlahan no noknya. Kurasakan enaknya jepitan otot-otot no nok pada kon tolku. Kubiarkan kocokan perlahan tersebut sampai selama dua menit. Kembali kutarik kon tolku dari no nok Ines. Namun kini tidak seluruhnya, kepala kon tol masih kubiarkan tertanam dalam mulut no noknya. Sementara batang kon tol kukocok dengan jari-jari tangan kananku dengan cepatnya

    Rasa enak itu agaknya dirasakan pula oleh Ines. Ines mendesah-desah akibat sentuhan-sentuhan getar kepala kon tolku pada dinding mulut no noknya, “Sssh… sssh… zzz…ah… ah… hhh…”
    Tiga menit kemudian kumasukkan lagi seluruh kon tolku ke dalam no nok Ines. Dan kukocok perlahan. Kunikmati kocokan perlahan pada no noknya kali ini lebih lama. Sampai kira-kira empat menit. Lama-lama aku tidak puas. Kupercepat gerakan keluar-masuk kon tolku pada no noknya. Kurasakan rasa enak sekali menjalar di sekujur kon tolku. Aku sampai tak kuasa menahan ekspresi
    keenakanku. Sambil tertahan-tahan, aku mendesis-desis, “Nes… no nokmu luar biasa… nikmatnya…”

    Gerakan keluar-masuk secara cepat itu berlangsung sampai sekitar empat menit. rasa gatal-gatal enak mulai menjalar di sekujur kon tolku. Berarti beberapa saat lagi aku akan ngecret. Kucopot kon tolku dari no nok Ines. Segera aku berdiri dengan lutut mengangkangi tubuhnya agar kon tolku mudah mencapai toketnya. Kembali kuraih kedua belah toket montok itu untuk menjepit kon tolku yang berdiri dengan amat gagahnya. Agar kon tolku dapat terjepit dengan enaknya, aku agak merundukkan badanku. kon tol kukocokkan maju-mundur di dalam jepitan toketnya. Cairan no nok Ines yang membasahi kon tolku kini merupakan pelumas pada gesekan-gesekan kon tolku dan kulit toketnya. “Oh… hangatnya… Sssh… nikmatnya…Tubuhmu luarrr biasa…”, aku merintih-rintih keenakan. Ines juga mendesis-desis keenakan, “Sssh.. sssh… sssh…” Giginya tertutup rapat. Alis matanya bergerak ke atas ke bawah. Aku mempercepat maju-mundurnya kon tolku. Aku memperkuat tekananku pada toketnya agar kon tolku terjepit lebih kuat. Rasa enak menjalar lewat
    kon tolku. Rasa hangat menyusup di seluruh kon tolku. Karena basah oleh cairan no nok, kepala kon tolku tampak amat mengkilat di saat melongok dari jepitan toket Ines. Leher kon tol yang berwarna coklat tua dan helm kon tol yang berwarna pink itu menari-nari di jepitan toketnya. Lama-lama rasa gatal yang menyusup ke segenap penjuru kon tolku semakin menjadi-jadi. Semakin kupercepat kocokan kon tolku pada toket Ines. Rasa gatal semakin hebat. Rasa hangat semakin luar biasa. Dan rasa enak semakin menuju puncaknya. Tiga menit sudah kocokan hebat kon tolku di toket montok itu berlangsung. Dan ketika rasa gatal dan enak di kon tolku hampir mencapai puncaknya, aku menahan sekuat tenaga benteng pertahananku sambil mengocokkan kon tol di kempitan toket indah Ines dengan sangat cepatnya. Rasa gatal, hangat, dan enak yang luar
    biasa akhirnya mencapai puncaknya. Aku tak kuasa lagi membendung jebolnya tanggul pertahananku. “Ines…!” pekikku dengan tidak tertahankan. Mataku membeliak-beliak. Jebollah pertahananku. Rasa hangat dan nikmat yang luar biasa menyusup ke seluruh sel-sel kon tolku saat menyemburkan peju. Crot! Crot! Crot! Crot!

    Pejuku menyemprot dengan derasnya. Sampai empat kali. Kuat sekali semprotannya, sampai menghantam rahang Ines. Peju tersebut berwarna putih dan kelihatan sangat kental. Dari rahang peju mengalir turun ke arah leher Ines. Peju yang tersisa di dalam kon tolku pun menyusul keluar dalam tiga semprotan. Cret! Cret! Cret! Kali ini semprotannya lemah. Semprotan awal hanya sampai pangkal lehernya, sedang yang terakhir hanya jatuh di atas belahan toketnya. Aku menikmati akhir-akhir kenikmatan. “Luar biasa… nes, nikmat sekali tubuhmu…,” aku bergumam. “Kok gak dikeluarin di dalem aja om”, kata Ines lirih. “Gak apa kalo om ngecret didalem Nes”, jawabku. “Gak apa om, Ines pengen ngerasain kesemprot peju anget. Tapi Ines ngerasa nikmat sekali om, belum pernah Ines ngerasain kenikmatan seperti ini”, katanya lagi. “Ini baru ronde pertama Nes, mau lagi kan ronde kedua”, kataku. “Mau om, tapi ngecretnya didalem ya”, jawabnya. “Kok tadi kamu diem aja Nes”, kataku lagi. “Bingung om, tapi nikmat”, jawabnya sambil tersenyum. “Engh…” Ines menggeliatkan badannya. Aku segera mengelap kon tol dengan tissue yang ada di atas meja, dan memakai celana pendek. beberapa lembar tissue kuambil untuk mengelap pejuku yang berleleran di rahang, leher, dan toket Ines. Ada yang tidak dapat dilap, yakni cairan pejuku yang sudah terlajur jatuh di rambut kepalanya. “Mo kemana om”, tanyanya. “Mo ambil minum dulu”, jawabku. “Kok celananya dipake, katanya mau ronde kedua”, katanya. Rupanya Ines sudah pengen aku menggelutinya sekali lagi.

    Aku kembali membawa gelas berisi air putih, kuberikan kepada Ines yang langsung menenggaknya sampe habis. Aku keluar lagi untuk mengisi gelas dengan air dan kembali lagi ke kekamar. Masih tidak puas aku memandangi toket indah yang terhampar di depan mataku tersebut. mataku memandang ke arah pinggangnya yang ramping dan pinggulnya yang melebar indah. Terus tatapanku jatuh ke no noknya yang dikelilingi oleh bulu jembut hitam jang lebat. Betapa enaknya ngen totin Ines. Aku ingin mengulangi permainan tadi, menggeluti dan mendekap kuat tubuhnya. Mengocok no noknya dengan kon tolku dengan irama yang menghentak-hentak kuat. Dan aku dapat menyemprotkan pejuku di dalam no noknya sambil merengkuh kuat-kuat tubuhnya saat aku nyampe. Nafsuku terbakar.

    “Ines…,” desahku penuh nafsu. Bibirku pun menggeluti bibirnya. Bibir sensual yang menantang itu kulumat-lumat dengan ganasnya. Sementara Ines pun tidak mau kalah. Bibirnya pun menyerang bibirku dengan dahsyatnya, seakan tidak mau kedahuluan oleh lumatan bibirku. Kedua tangankupun menyusup diantara lengan tangannya. Tubuhnya sekarang berada dalam dekapanku. Aku mempererat dekapanku, sementara Ines pun mempererat pelukannya pada diriku. Kehangatan tubuhnya terasa merembes ke badanku, toketnya yang membusung terasa semakin menekan dadaku. Jari-jari tangan Ines mulai meremas-remas kulit punggungku. Ines mencopot celanaku.Ines pun merangkul punggungku lagi. Aku kembali mendekap erat tubuh Ines sambil melumat kembali bibirnya. Aku terus mendekap tubuhnya sambil saling melumat bibir. Sementara tangan kami saling meremas-remas kulit punggung. Kehangatan menyertai tubuh bagian depan kami yang saling menempel. Kini kurasakan toketnya yang montok menekan ke dadaku. Dan ketika saling sedikit bergeseran, pentilnya seolah-olah menggelitiki dadaku. kon tolku terasa hangat dan mengeras. Tangan kiriku pun turun ke arah perbatasan pinggang ramping dan pinggul besar Ines, menekannya kuat-kuat dari belakang ke arah perutku. kon tolku tergencet perut bawahku dan perut bawah Ines dengan enaknya. Sementara bibirku bergerak ke arah lehernya.kuciumi, kuhisap-hisap dengan hidungku, dan kujilati dengan lidahku. “Ah… geli… geli…,” desah Ines sambil menengadahkan kepala, agar seluruh leher sampai dagunya terbuka dengan luasnya. Ines pun membusungkan dadanya dan melenturkan pinggangnya ke depan. Dengan posisi begitu, walaupun wajahku dalam keadaan menggeluti lehernya, tubuh kami dari dada hingga bawah perut tetap dapat menyatu dengan rapatnya. Tangan kananku lalu bergerak ke dadanya yang montok, dan meremas-remas toket tersebut dengan perasaan gemas.

    Cerita Sex Ines Keponakanku Yang Hot

    Cerita Sex Ines Keponakanku Yang Hot

    Setelah puas menggeluti lehernya, wajahku turun ke arah belahan dadanya. Aku berdiri dengan agak merunduk. Tangan kiriku pun menyusul tangan kanan, yakni bergerak memegangi toket. Kugeluti belahan toket Ines, sementara kedua tanganku meremas-remas kedua belah toketnya sambil menekan-nekankannya ke arah wajahku. Kugesek-gesekkan memutar wajahku di belahan toket itu. bibirku bergerak ke atas bukit toket sebelah kiri. Kuciumi bukit toket nya, dan kumasukkan pentil toket di atasnya ke dalam mulutku. Kini aku menyedot-sedot pentil toket kiri Ines. Kumainkan pentil di dalam mulutku itu dengan lidahku. Sedotan kadang kuperbesar ke puncak bukit toket di sekitar pentil yang berwarna coklat. “Ah… ah… om… geli…,” Ines mendesis-desis sambil menggeliatkan tubuh ke kiri-kanan. Aku memperkuat sedotanku. Sementara tanganku meremas kuat toket sebelah kanan. Kadang remasan kuperkuat dan kuperkecil menuju puncak bukitnya, dan kuakhiri dengan tekanan-tekanan kecil jari telunjuk dan ibu jariku pada pentilnya. “Om… hhh… geli… geli… enak… enak… ngilu… ngilu…” Aku semakin gemas. toket Ines itu kumainkan secara bergantian, antara sebelah kiri dan sebelah kanan. Bukit toket kadang kusedot sebesar-besarnya dengan tenaga isap sekuat-kuatnya, kadang yang kusedot hanya pentilnya dan kucepit dengan gigi atas dan lidah. Belahan lain kadang kuremas dengan daerah tangkap sebesar-besarnya dengan remasan sekuat-kuatnya, kadang hanya kupijit-pijit dan kupelintir-pelintir kecil pentil yang mencuat gagah di puncaknya. “Ah…om… terus… hzzz… ngilu… ngilu…” Ines mendesis-desis keenakan. Matanya kadang terbeliak-beliak. Geliatan tubuhnya ke kanan-kiri semakin sering frekuensinya.

    Sampai akhirnya Ines tidak kuat melayani serangan-serangan awalku. Jari-jari tangan kanan Ines yang mulus dan lembut menangkap kon tolku yang sudah berdiri dengan gagahnya. “Om.. Batang kon tolnya besar ya”, ucapnya. Sambil membiarkan mulut, wajah, dan tanganku terus memainkan dan menggeluti kedua belah toketnya, jari-jari lentik tangan kanannya meremas-remas perlahan kon tolku secara berirama. Remasannya itu memberi rasa hangat dan nikmat pada batang kon tolku.
    kurengkuh tubuhnyadengan gemasnya. Kukecup kembali daerah antara telinga dan lehernya. Kadang daun telinga sebelah bawahnya kukulum dalam mulutku dan kumainkan dengan lidahku. Kadang ciumanku berpindah ke punggung lehernya yang jenjang. Kujilati pangkal helaian rambutnya yang terjatuh di kulit lehernya. Sementara tanganku mendekap dadanya dengan eratnya. Telapak dan jari-jari tanganku meremas-remas kedua belah toketnya. Remasanku kadang sangat kuat, kadang melemah. Sambil telunjuk dan ibu jari tangan kananku menggencet dan memelintir perlahan pentil toket kirinya, sementara tangan kiriku meremas kuat bukit toket kanannya dan bibirku menyedot kulit mulus pangkal lehernya yang bebau harum, kon tolku kugesek-gesekkan dan kutekan-tekankan ke perutnya. Ines pun menggelinjang ke kiri-kanan. “Ah… om… ngilu… terus om… terus… ah… geli… geli…terus… hhh… enak… enaknya… enak…,” Ines merintih-rintih sambil terus berusaha menggeliat ke kiri-kanan dengan berirama sejalan dengan permainan tanganku di toketnya. Akibatnya pinggulnya menggial ke kanan-kiri. Goyang gialan pinggul itu membuat kon tolku yang sedang menggesek-gesek dan menekan-nekan perutnya merasa semakin keenakan. “Ines… enak sekali Ines… sssh… luar biasa… enak sekali…,” aku pun mendesis-desis keenakan.
    “Om keenakan ya? Batang kon tol om terasa besar dan keras sekali menekan perut Ines. Wow… kon tol om terasa hangat di kulit perut Ines. tangan om nakal sekali … ngilu,…,” rintih Ines. “Jangan mainkan hanya pentilnya saja… geli… remas seluruhnya saja…” Ines semakin menggelinjang-gelinjang dalam dekapan eratku. Dia sudah makin liar saja desahannya, rupanya dia sangat menikmati gelutannya, lupa bahwa aku ini om dari suaminya. “om.. remasannya kuat sekali… Tangan om nakal sekali… Sssh… sssh… ngilu… ngilu…Ak… kon tol om … besar sekali… kuat sekali…”

    Ines menarik wajahku mendekat ke wajahnya. bibirnya melumat bibirku dengan ganasnya. Aku pun tidak mau kalah. Kulumat bibirnya dengan penuh nafsu yang menggelora, sementara tanganku mendekap tubuhnya dengan kuatnya. Kulit punggungnya yang teraih oleh telapak tanganku kuremas-remas dengan gemasnya. Kemudian aku menindihi tubuh Ines. kon tolku terjepit di antara pangkal pahanya dan perutku bagian bawah sendiri. Rasa hangat mengalir ke batang kon tolku yang tegang dan keras. Akhirnya aku tidak sabar lagi. Bibirku kini berpindah menciumi dagu dan lehernya, sementara tanganku membimbing kon tolku untuk mencari liang no noknya. Kuputar-putarkan dulu kepala kon tolku di kelebatan jembut disekitar bibir no nok Ines. Ines meraih batang kon tolku yang sudah amat tegang. Pahanya yang mulus itu terbuka agak lebar. “Om kon tolnya besar dan keras sekali” katanya sambil mengarahkan kepala kon tolku ke lobang no noknya. kepala kon tolku menyentuh bibir no noknya yang sudah basah. dengan perlahan-lahan dan sambil kugetarkan, kon tol kutekankan masuk ke liang no nok. Kini seluruh kepala kon tolku pun terbenam di dalam no noknya. Aku menghentikan gerak masuk kon tolku.

    “Om… teruskan masuk… Sssh… enak… jangan berhenti sampai situ saja…,” Ines protes atas tindakanku. Namun aku tidak perduli. Kubiarkan kon tolku hanya masuk ke lobang no noknya hanya sebatas kepalanya saja, namun kon tolku kugetarkan dengan amplituda kecil. Sementara bibir dan hidungku dengan ganasnya menggeluti lehernya yang jenjang, lengan tangannya yang harum dan mulus, dan ketiaknya yang bersih dari bulu ketiak. Ines menggelinjang-gelinjang dengan tidak karuan. “Sssh… sssh… enak… enak… geli… geli, om. Geli… Terus masuk, om..” Bibirku mengulum kulit lengan tangannya dengan kuat-kuat. Sementara tenaga kukonsentrasikan pada pinggulku. Dan… satu… dua… tiga! kon tolku kutusukkan sedalam-dalamnya ke dalam no nok Ines dengan sangat cepat dan kuatnya. Plak! Pangkal pahaku beradu dengan pangkal pahanya yang sedang dalam posisi agak membuka dengan kerasnya. Sementara kulit batang kon tolku bagaikan diplirid oleh bibir no noknya yang sudah basah dengan kuatnya sampai menimbulkan bunyi: srrrt! “Auwww!” pekik Ines. Aku diam sesaat, membiarkan kon tolku tertanam seluruhnya di dalam no nok Ines tanpa bergerak sedikit pun. “Sakit om… ” kata Ines sambil tangannya meremas punggungku dengan kerasnya. Aku pun mulai menggerakkan kon tolku keluar-masuk no nok Ines. Aku tidak tahu, apakah kon tolku yang berukuran panjang dan besar ataukah lubang no nok Ines yang berukuran kecil. Yang saya tahu, seluruh bagian kon tolku yang masuk no noknya serasa dipijit-pijit dinding lobang no noknya dengan agak kuatnya. “Bagaimana Nes, sakit?” tanyaku. “Sssh… enak sekali… enak sekali… kon tol om besar dan panjang sekali… sampai-sampai menyumpal penuh seluruh penjuru lobang no nok Ines..,” jawabnya. Aku terus memompa no nok Ines dengan kon tolku perlahan-lahan. toketnya yang menempel di dadaku ikut terpilin-pilin oleh dadaku akibat gerakan memompa tadi. Kedua pentilnya yang sudah mengeras seakan-akan mengkilik-kilik dadaku. kon tolku serasa diremas-remas dengan berirama oleh otot-otot no noknya sejalan dengan genjotanku tersebut. Terasa hangat dan enak sekali. Sementara setiap kali menusuk masuk kepala kon tolku menyentuh suatu daging hangat di dalam no nok Ines. Sentuhan tersebut serasa menggelitiki kepala kon tol sehingga aku merasa sedikit kegelian. Geli-geli nikmat.

    aku mengambil kedua kakinya dan mengangkatnya. Sambil menjaga agar kon tolku tidak tercabut dari lobang no noknya, aku mengambil posisi agak jongkok. Betis kanan Ines kutumpangkan di atas bahuku, sementara betis kirinya kudekatkan ke wajahku. Sambil terus mengocok no noknya perlahan dengan kon tolku, betis kirinya yang amat indah itu kuciumi dan kukecupi dengan gemasnya. Setelah puas dengan betis kiri, ganti betis kanannya yang kuciumi dan kugeluti, sementara betis kirinya kutumpangkan ke atas bahuku. Begitu hal tersebut kulakukan beberapa kali secara bergantian, sambil mempertahankan gerakan kon tolku maju-mundur perlahan di no nok Ines. Setelah puas dengan cara tersebut, aku meletakkan kedua betisnya di bahuku, sementara kedua telapak tanganku meraup kedua belah toketnya. Masih dengan kocokan kon tol perlahan di no noknya, tanganku meremas-remas toket montok Ines. Kedua gumpalan daging kenyal itu kuremas kuat-kuat secara berirama. Kadang kedua pentilnya kugencet dan kupelintir-pelintir secara perlahan. pentil itu semakin mengeras, dan bukit toket itu semakin terasa kenyal di telapak tanganku. Ines pun merintih-rintih keenakan. Matanya merem-melek, dan alisnya mengimbanginya dengan sedikit gerakan tarikan ke atas dan ke bawah. “Ah… om, geli… geli… … Ngilu om, ngilu… Sssh… sssh… terus om, terus…. kon tol om membuat no nok Ines merasa enak sekali… Nanti jangan dingecretinkan di luar no nok, ya om. Ngecret di dalam saja… ” Aku mulai mempercepat gerakan masuk-keluar kon tolku di no nok Ines. “Ah-ah-ah… bener, om. Bener… yang cepat… Terus om, terus… ” Aku bagaikan diberi spirit oleh rintihan-rintihan Ines. Tenagaku menjadi berlipat ganda. Kutingkatkan kecepatan keluar-masuk kon tolku di no nok Ines. Terus dan terus. Seluruh bagian kon tolku serasa diremas-remas dengan cepatnya oleh no nok Ines. Mata Ines menjadi merem-melek. Begitu juga diriku, mataku pun merem-melek dan mendesis-desis karena merasa keenakan yang luar biasa.

    “Sssh… sssh… Ines… enak sekali… enak sekali no nokmu… enak sekali no nokmu…” “Ya om, Ines juga merasa enak sekali… terusss… terus om, terusss…” Aku meningkatkan lagi kecepatan keluar-masuk kon tolku pada no noknya. “Omi… sssh… sssh… Terus… terus… Ines hampir nyampe…
    sedikit lagi… sama-sama ya om…,” Ines jadi mengoceh tanpa kendali. Aku mengayuh terus. Aku belum merasa mau ngecret. Namun aku harus membuatnya nyampe duluan. Sementara kon tolku merasakan no nok Ines bagaikan berdenyut dengan hebatnya. “Om… Ah-ah-ah-ah-ah… Mau keluar om… mau keluar..ah-ah-ah-ah-ah… sekarang ke-ke-ke…” Tiba-tiba kurasakan kon tolku dijepit oleh dinding no nok Ines dengan sangat kuatnya. Di dalam no nok, kon tolku merasa disemprot oleh cairan yang keluar dari no nok Ines dengan cukup derasnya. Dan telapak tangan Ines meremas lengan tanganku dengan sangat kuatnya. Ines pun berteriak tanpa kendali: “…keluarrr…!” Mata Ines membeliak-beliak. Sekejap tubuh Ines kurasakan mengejang.

    Aku pun menghentikan genjotanku. kon tolku yang tegang luar biasa kubiarkan tertanam dalam no nok Ines. kon tolku merasa hangat luar biasa karena terkena semprotan cairan no nok Ines. Kulihat mata Ines memejam beberapa saat dalam menikmati puncaknya. Setelah sekitar satu menit berlangsung, remasan tangannya pada lenganku perlahan-lahan mengendur. Kelopak matanya pun membuka, memandangi wajahku. Sementara jepitan dinding no noknya pada kon tolku berangsur-angsur melemah, walaupun kon tolku masih tegang dan keras. Kedua kaki Ines lalu kuletakkan kembali di atas ranjang dengan posisi agak membuka. Aku kembali menindih tubuh telanjang Ines dengan mempertahankan agar kon tolku yang tertanam di dalam no noknya tidak tercabut.

    “Om… luar biasa… rasanya seperti ke langit ke tujuh,” kata Ines dengan mimik wajah penuh kepuasan. kon tolku masih tegang di dalam no noknya. kon tolku masih besar dan keras. Aku kembali mendekap tubuh Ines. kon tolku mulai bergerak keluar-masuk lagi di no nok Ines, namun masih dengan gerakan perlahan. Dinding no nok Ines secara berangsur-angsur terasa mulai meremas-remas kon tolku. Terasa hangat dan enak. Namun sekarang gerakan kon tolku lebih lancar dibandingkan dengan tadi. Pasti karena adanya cairan yang disemprotkan oleh no nok Ines beberapa saat yang lalu.”Ahhh… om… langsung mulai lagi… Sekarang giliran om.. semprotkan peju om di no nok Ines.. Sssh…,” Ines mulai mendesis-desis lagi. Bibirku mulai memagut bibir Ines dan melumat-lumatnya dengan gemasnya. Sementara tangan kiriku ikut menyangga berat badanku, tangan kananku meremas-remas toket Ines serta memijit-mijit pentilnya, sesuai dengan irama gerak maju-mundur kon tolku di no noknya. “Sssh… sssh… sssh… enak om, enak… Terus… teruss… terusss…,” desis Ines. Sambil kembali melumat bibir Ines dengan kuatnya, aku mempercepat genjotan kon tolku di no noknya. Pengaruh adanya cairan di dalam no nok Ines, keluar-masuknya kon tol pun diiringi oleh suara, “srrt-srret srrrt-srrret srrt-srret…” Ines tidak henti-hentinya merintih kenikmatan, “Om… ah… ”

    kon tolku semakin tegang. Kulepaskan tangan kananku dari toketnya. Kedua tanganku kini dari ketiak Ines menyusup ke bawah dan memeluk punggungnya. Tangan Ines pun memeluk punggungku dan mengusap-usapnya. Aku pun memulai serangan dahsyatku. Keluar-masuknya kon tolku ke dalam no nok Ines sekarang berlangsung dengan cepat dan bertenaga. Setiap kali masuk, kon tol kuhunjamkan keras-keras agar menusuk no nok Ines sedalam-dalamnya. kon tolku bagai diremas dan dihentakkan kuat-kuat oleh dinding no nok Ines. Sampai di langkah terdalam, mata Ines membeliak sambil bibirnya mengeluarkan seruan tertahan, “Ak!” Sementara daging pangkal pahaku bagaikan menampar daging pangkal pahanya sampai berbunyi: plak! Di saat bergerak keluar no nok, kon tol kujaga agar kepalanya tetap tertanam di lobang no nok. Remasan dinding no nok pada batang kon tolku pada gerak keluar ini sedikit lebih lemah dibanding dengan gerak masuknya. Bibir no nok yang mengulum batang kon tolku pun sedikit ikut tertarik keluar. Pada gerak keluar ini Ines mendesah, “Hhh…” Aku terus menggenjot no nok Ines dengan gerakan cepat dan menghentak-hentak. Tangan Ines meremas punggungku kuat-kuat di saat kon tolku kuhunjam masuk sejauh-jauhnya ke lobang no noknya. Beradunya daging pangkal paha menimbulkan suara: Plak! Plak! Plak! Plak! Pergeseran antara kon tolku dan no nok Ines menimbulkan bunyi srottt-srrrt… srottt-srrrt… srottt-srrrt… Kedua nada tersebut diperdahsyat oleh pekikan-pekikan kecil Ines:
    “Ak! Hhh… Ak! Hhh… Ak! Hhh…” kon tolku terasa empot-empotan luar biasa. “Nes… Enak sekali Nes… no nokmu enak sekali… no nokmu hangat sekali… jepitan no nokmu enak sekali…”
    “Om… terus om…,” rintih Ines, “enak om… enaaak… Ak! Hhh…” Tiba-tiba rasa gatal menyelimuti segenap penjuru kon tolku. Gatal yang enak sekali. Aku pun mengocokkan kon tolku ke no noknya dengan semakin cepat dan kerasnya. Setiap masuk ke dalam, kon tolku berusaha menusuk lebih dalam lagi dan lebih cepat lagi dibandingkan langkah masuk sebelumnya. Rasa gatal dan rasa enak yang luar biasa di kon tol pun semakin menghebat. “Ines… aku… aku…” Karena menahan rasa nikmat dan gatal yang luar biasa aku tidak mampu menyelesaikan ucapanku yang memang sudah terbata-bata itu. “Om, Ines… mau nyamper lagi… Ak-ak-ak… aku nyam…”

    Tiba-tiba kon tolku mengejang dan berdenyut dengan amat dahsyatnya. Aku tidak mampu lagi menahan rasa gatal yang sudah mencapai puncaknya. Namun pada saat itu juga tiba-tiba dinding no nok Ines mencekik kuat sekali. Dengan cekikan yang kuat dan enak sekali itu, aku tidak mampu lagi menahan jebolnya bendungan dalam alat kelaminku. Pruttt! Pruttt! Pruttt! Kepala kon tolku terasa disemprot cairan no nok Ines, bersamaan dengan pekikan Ines, “…nyampee…!” Tubuh Ines mengejang dengan mata membeliak-beliak. “Ines…!” aku melenguh keras-keras sambil merengkuh tubuh Ines sekuat-kuatnya. Wajahku kubenamkan kuat-kuat di lehernya yang jenjang. Pejuku pun tak terbendung lagi. Crottt! Crottt! Crottt! Pejuku bersemburan dengan derasnya, menyemprot dinding no nok Ines yang terdalam. kon tolku yang terbenam semua di dalam no nok Ines terasa berdenyut-denyut.

    Beberapa saat lamanya aku dan Ines terdiam dalam keadaan berpelukan erat sekali. Aku menghabiskan sisa-sisa peju dalam kon tolku. Cret! Cret! Cret! kon tolku menyemprotkan lagi peju yang masih tersisa ke dalam no nok Ines. Kali ini semprotannya lebih lemah. Perlahan-lahan baik tubuh Ines maupun tubuhku tidak mengejang lagi. Aku menciumi leher mulus Ines dengan lembutnya, sementara tangan Ines mengusap-usap punggungku dan mengelus-elus rambut kepalaku. Aku merasa puas sekali berhasil ngen totin Ines.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Hubungan Terlarangku Dengan Atasanku

    Cerita Sex Hubungan Terlarangku Dengan Atasanku


    701 views

    Perawanku – Cerita Sex Hubungan Terlarangku Dengan Atasanku, Mbak Lia kurang lebih baru 2 minggu bekerja sebagai atasanku sebagai Accounting Manager, Sebagai atasan baru, ia sering memanggilku ke ruang kerjanya untuk menjelaskan overbudget yang terjadi pada bulan sebelumnya, atau untuk menjelaskan laporan mingguan yang kubuat. Aku sendiri sudah termasuk staf senior. Tapi mungkin karena latar belakang pendidikanku tidak cukup mendukung, management memutuskan merekrutnya. Ia berasal dari sebuah perusahaan konsultan keuangan.

    Usianya kutaksir sekitar 25 hingga 30 tahun. Sebagai atasan, sebelumnya kupanggil “Bu”, walau usiaku sendiri 10 tahun di atasnya. Tapi atas permintaanya sendiri, seminggu yang lalu, ia mengatakan lebih suka bila di panggil “Mbak”. Sejak saat itu mulai terbina suasana dan hubungan kerja yang hangat, tidak terlalu formal. Terutama karena sikapnya yang ramah. Ia sering langsung menyebut namaku, sesekali bila sedang bersama rekan kerja lainnya, ia menyebut “Pak”.

    Dan tanpa kusadari pula, diam-diam aku merasa betah dan nyaman bila memandang wajahnya yang cantik dan lembut menawan. Ia memang menawan karena sepasang bola matanya sewaktu-waktu dapat bernar-binar, atau menatap dengan tajam. Tapi di balik itu semua, ternyata ia suka mendikte. Mungkin karena telah menduduki jabatan yang cukup tinggi dalam usia yang relatif muda, kepercayaan dirinya pun cukup tinggi untuk menyuruh seseorang melaksanakan apa yang diinginkannya.

    Mbak Lia selalu berpakaian formal. Ia selalu mengenakan blus dan rok hitam yang agak menggantung sedikit di atas lutut. Bila sedang berada di ruang kerjanya, diam-diam aku pun sering memandang lekukan pinggulnya ketika ia bangkit mengambil file dari rak folder di belakangnya. Walau bagian bawah roknya lebar, tetapi aku dapat melihat pinggul yang samar-samar tercetak dari baliknya. Sangat menarik, tidak besar tetapi jelas bentuknya membongkah, memaksa mata lelaki menerawang untuk mereka-reka keindahannya.

    Di dalam ruang kerjanya yang besar, persis di samping meja kerjanya, terdapat seperangkat sofa yang sering dipergunakannya menerima tamu-tamu perusahaan. Sebagai Accounting Manager, tentu selalu ada pembicaraan-pembicaraan ‘privacy’ yang lebih nyaman dilakukan di ruang kerjanya daripada di ruang rapat.

    Aku merasa beruntung bila dipanggil Mbak Lia untuk membahas cash flow keuangan di kursi sofa itu. Aku selalu duduk persis di depannya. Dan bila kami terlibat dalam pembicaraan yang cukup serius, ia tidak menyadari roknya yang agak tersingkap. Di situlah keberuntunganku. Aku dapat melirik sebagian kulit paha yang berwarna gading. Kadang-kadang lututnya agak sedikit terbuka sehingga aku berusaha untuk mengintip ujung pahanya. Tapi mataku selalu terbentur dalam kegelapan. Andai saja roknya tersingkap lebih tinggi dan kedua lututnya lebih terbuka, tentu akan dapat kupastikan apakah bulu-bulu halus yang tumbuh di lengannya juga tumbuh di sepanjang paha hingga ke pangkalnya. Bila kedua lututnya rapat kembali, lirikanku berpindah ke betisnya. Betis yang indah dan bersih. Terawat. Ketika aku terlena menatap kakinya, tiba-tiba aku dikejutkan oleh pertanyaan Mbak Lia..

    “Jhony, aku merasa bahwa kau sering melirik ke arah betisku. Apakah dugaanku salah?” Aku terdiam sejenak sambil tersenyum untuk menyembunyikan jantungku yang tiba-tiba berdebar.

    “Jhony, salahkah dugaanku?”

    “Hmm.., ya, benar Mbak,” jawabku mengaku, jujur. Mbak Lia tersenyum sambil menatap mataku.

    “Mengapa?”

    Aku membisu. Terasa sangat berat menjawab pertanyaan sederhana itu. Tapi ketika menengadah menatap wajahnya, kulihat bola matanya berbinar-binar menunggu jawabanku.

    “Saya suka kaki Mbak. Suka betis Mbak. Indah. Dan..,” setelah menarik nafas panjang, kukatakan alasan sebenarnya.

    “Saya juga sering menduga-duga, apakah kaki Mbak juga ditumbuhi bulu-bulu.”

    “Persis seperti yang kuduga, kau pasti berkata jujur, apa adanya,” kata Mbak Tia sambil sedikit mendorong kursi rodanya.

    “Agar kau tidak penasaran menduga-duga, bagaimana kalau kuberi kesempatan memeriksanya sendiri?”

    “Sebuah kehormatan besar untukku,” jawabku sambil membungkukan kepala, sengaja sedikit bercanda untuk mencairkan pembicaraan yang kaku itu.

    “Kompensasinya apa?”

    “Sebagai rasa hormat dan tanda terima kasih, akan kuberikan sebuah ciuman.”

    “Bagus, aku suka. Bagian mana yang akan kau cium?”

    “Betis yang indah itu!”

    “Hanya sebuah ciuman?”

    “Seribu kali pun aku bersedia.”

    Mbak Tia tersenyum manis dikulum. Ia berusaha manahan tawanya.

    “Dan aku yang menentukan di bagian mana saja yang harus kau cium, OK?”

    “Deal, my lady!”

    “I like it!” kata Mbak Lia sambil bangkit dari sofa.

    Ia melangkah ke mejanya lalu menarik kursinya hingga ke luar dari kolong mejanya yang besar. Setelah menghempaskan pinggulnya di atas kursi kursi kerjanya yang besar dan empuk itu, Mbak Lia tersenyum. Matanya berbinar-binar seolah menaburkan sejuta pesona birahi. Pesona yang membutuhkan sanjungan dan pujaan.

    “Periksalah, Jhony. Berlutut di depanku!” Aku membisu. Terpana mendengar perintahnya.

    “Kau tidak ingin memeriksanya, Jhony?” tanya Mbak Lia sambil sedikit merenggangkan kedua lututnya.

    Sejenak, aku berusaha meredakan debar-debar jantungku. Aku belum pernah diperintah seperti itu. Apalagi diperintah untuk berlutut oleh seorang wanita. Bibir Mbak Lia masih tetap tersenyum ketika ia lebih merenggangkan kedua lututnya.

    “Jhony, kau tahu warna apa yang tersembunyi di pangkal pahaku?” Aku menggeleng lemah, seolah ada kekuatan yang tiba-tiba merampas sendi-sendi di sekujur tubuhku.

    Tatapanku terpaku ke dalam keremangan di antara celah lutut Mbak Lia yang meregang. Akhirnya aku bangkit menghampirinya, dan berlutut di depannya. Sebelah lututku menyentuh karpet. Wajahku menengadah. Mbak Tia masih tersenyum. Telapak tangannya mengusap pipiku beberapa kali, lalu berpindah ke rambutku, dan sedikit menekan kepalaku agar menunduk ke arah kakinya.

    “Ingin tahu warnanya?” Aku mengangguk tak berdaya.

    “Kunci dulu pintu itu,” katanya sambil menunjuk pintu ruang kerjanya. Dan dengan patuh aku melaksanakan perintahnya, kemudian berlutut kembali di depannya.

    Mbak Lia menopangkan kaki kanannya di atas kaki kirinya. Gerakannya lambat seperti bermalas-malasan. Pada saat itulah aku mendapat kesempatan memandang hingga ke pangkal pahanya. Dan kali ini tatapanku terbentur pada secarik kain tipis berwarna putih. Pasti ia memakai G-String, kataku dalam hati. Sebelum paha kanannya benar-benar tertopang di atas paha kirinya, aku masih sempat melihat bulu-bulu ikal yang menyembul dari sisi-sisi celana dalamnya. Segitiga tipis yang hanya selebar kira-kira dua jari itu terlalu kecil untuk menyembunyikan semua bulu yang mengitari pangkal pahanya. Bahkan sempat kulirik bayangan lipatan bibir di balik segitiga tipis itu.

    “Suka?” Aku mengangguk sambil mengangkat kaki kiri Mbak Lia ke atas lututku.

    Ujung hak sepatunya terasa agak menusuk. Kulepaskan klip tali sepatunya. Lalu aku menengadah. Sambil melepaskan sepatu itu. Mbak Tia mengangguk. Tak ada komentar penolakan. Aku menunduk kembali. Mengelus-elus pergelangan kakinya. Kakinya mulus tanpa cacat. Ternyata betisnya yang berwarna gading itu mulus tanpa bulu halus. Tapi di bagian atas lutut kulihat sedikit ditumbuhi bulu-bulu halus yang agak kehitaman. Sangat kontras dengan warna kulitnya. Aku terpana. Mungkinkah mulai dari atas lutut hingga.., hingga.. Aah, aku menghembuskan nafas. Rongga dadaku mulai terasa sesak. Wajahku sangat dekat dengan lututnya. Hembusan nafasku ternyata membuat bulu-bulu itu meremang.

    “Indah sekali,” kataku sambil mengelus-elus betisnya. Kenyal.

    “Suka, Jhony?” Aku mengangguk.

    “Tunjukkan bahwa kau suka. Tunjukkan bahwa betisku indah!”

    Aku mengangkat kaki Mbak Lia dari lututku. Sambil tetap mengelus betisnya, kuluruskan kaki yang menekuk itu. Aku sedikit membungkuk agar dapat mengecup pergelangan kakinya. Pada kecupan yang kedua, aku menjulurkan lidah agar dapat mengecup sambil menjilat, mencicipi kaki indah itu. Akibat kecupanku, Mbak Lia menurunkan paha kanan dari paha kirinya. Dan tak sengaja, kembali mataku terpesona melihat bagian dalam kanannya. Karena ingin melihat lebih jelas, kugigit bagian bawah roknya lalu menggerakkan kepalaku ke arah perutnya. Ketika melepaskan gigitanku, kudengar tawa tertahan, lalu ujung jari-jari tangan Mbak Lia mengangkat daguku. Aku menengadah.

    “Kurang jelas, Jhony?” Aku mengangguk.

    Mbak Lia tersenyum nakal sambil mengusap-usap rambutku. Lalu telapak tangannya menekan bagian belakang kepalaku sehingga aku menunduk kembali. Di depan mataku kini terpampang keindahan pahanya. Tak pernah aku melihat paha semulus dan seindah itu. Bagian atas pahanya ditumbuhi bulu-bulu halus kehitaman. Bagian dalamnya juga ditumbuhi tetapi tidak selebat bagian atasnya, dan warna kehitaman itu agak memudar. Sangat kontras dengan pahanya yang berwarna gading.

    Aku merinding. Karena ingin melihat paha itu lebih utuh, kuangkat kaki kanannya lebih tinggi lagi sambil mengecup bagian dalam lututnya. Dan paha itu semakin jelas. Menawan. Di paha bagian belakang mulus tanpa bulu. Karena gemas, kukecup berulang kali. Kecupan-kecupanku semakin lama semakin tinggi. Dan ketika hanya berjarak kira-kira selebar telapak tangan dari pangkal pahanya, kecupan-kecupanku berubah menjadi ciuman yang panas dan basah.

    Sekarang hidungku sangat dekat dengan segitiga yang menutupi pangkal pahanya. Karena sangat dekat, walau tersembunyi, dengan jelas dapat kulihat bayangan bibir kewanitaannya. Ada segaris kebasahan terselip membayang di bagian tengah segitiga itu. Kebasahan yang dikelilingi rambut-rambut ikal yang menyelip dari kiri kanan G-stringnya. Sambil menatap pesona di depan mataku, aku menarik nafas dalam-dalam. Tercium aroma segar yang membuatku menjadi semakin tak berdaya. Aroma yang memaksaku terperangkap di antara kedua belah paha Mbak Lia. Ingin kusergap aroma itu dan menjilat kemulusannya.

    Mbak Lia menghempaskan kepalanya ke sandaran kursi. Menarik nafas berulang kali. Sambil mengusap-usap rambutku, diangkatnya kaki kanannya sehingga roknya semakin tersingkap hingga tertahan di atas pangkal paha.

    “Suka Jhony?”

    “Hmm.. Hmm..!” jawabku bergumam sambil memindahkan ciuman ke betis dan lutut kirinya.

    Lalu kuraih pergelangan kaki kanannya, dan meletakkan telapaknya di pundakku. Kucium lipatan di belakang lututnya. Mbak Lia menggelinjang sambil menarik rambutku dengan manja. Lalu ketika ciuman-ciumanku merambat ke paha bagian dalam dan semakin lama semakin mendekati pangkal pahanya, terasa tarikan di rambutku semakin keras. Dan ketika bibirku mulai mengulum rambut-rambut ikal yang menyembul dari balik G-stringnya, tiba-tiba Mbak Lia mendorong kepalaku.

    Aku tertegun. Menengadah. Kami saling menatap. Tak lama kemudian, sambil tersenyum menggoda, Mbak Lia menarik telapak kakinya dari pundakku. Ia lalu menekuk dan meletakkan telapak kaki kanannya di permukaan kursi. Pose yang sangat memabukkan. Sebelah kaki menekuk dan terbuka lebar di atas kursi, dan yang sebelah lagi menjuntai ke karpet.

    “Suka Jhony?”

    “Hmm.. Hmm..!”

    “Jawab!”

    “Suka sekali!”

    Pemandangan itu tak lama. Tiba-tiba saja Mbak Tia merapatkan kedua pahanya sambil menarik rambutku.

    “Nanti ada yang melihat bayangan kita dari balik kaca. Masuk ke dalam, Jhony,” katanya sambil menunjuk kolong mejanya.

    Aku terkesima. Mbak Tia merenggut bagian belakang kepalaku, dan menariknya perlahan. Aku tak berdaya. Tarikan perlahan itu tak mampu kutolak. Lalu Mbak Lia tiba-tiba membuka ke dua pahanya dan mendaratkan mulut dan hidungku di pangkal paha itu. Kebasahan yang terselip di antara kedua bibir kewanitaan terlihat semakin jelas. Semakin basah. Dan di situlah hidungku mendarat. Aku menarik nafas untuk menghirup aroma yang sangat menyegarkan. Aroma yang sedikit seperti daun pandan tetapi mampu membius saraf-saraf di rongga kepala.

    Cerita Sex Hubungan Terlarangku Dengan Atasanku

    Cerita Sex Hubungan Terlarangku Dengan Atasanku

    “Suka Jhony?”

    “Hmm.. Hmm..!”

    “Sekarang masuk ke dalam!” ulangnya sambil menunjuk kolong mejanya.

    Aku merangkak ke kolong mejanya. Aku sudah tak dapat berpikir waras. Tak peduli dengan segala kegilaan yang sedang terjadi. Tak peduli dengan etika, dengan norma-norma bercinta, dengan sakral dalam percintaan. Aku hanya peduli dengan kedua belah paha mulus yang akan menjepit leherku, jari-jari tangan lentik yang akan menjambak rambutku, telapak tangan yang akan menekan bagian belakang kepalaku, aroma semerbak yang akan menerobos hidung dan memenuhi rongga dadaku, kelembutan dan kehangatan dua buah bibir kewanitaan yang menjepit lidahku, dan tetes-tetes birahi dari bibir kewanitaan yang harus kujilat berulang kali agar akhirnya dihadiahi segumpal lendir orgasme yang sudah sangat ingin kucucipi.

    Di kolong meja, Mbak Lia membuka kedua belah pahanya lebar-lebar. Aku mengulurkan tangan untuk meraba celah basah di antara pahanya. Tapi ia menepis tanganku.

    “Hanya lidah, Jhony! OK?”

    Aku mengangguk. Dan dengan cepat membenamkan wajahku di G-string yang menutupi pangkal pahanya. Menggosok-gosokkan hidungku sambil menghirup aroma pandan itu sedalam-dalamnya. Mbak Lia terkejut sejenak, lalu ia tertawa manja sambil mengusap-usap rambutku.

    “Rupanya kau sudah tidak sabar ya, Jhony?” katanya sambil melingkarkan pahanya di leherku.

    “Hm..!”

    “Haus?”

    “Hm!”

    “Jawab, Jhony!” katanya sambil menyelipkan tangannya untuk mengangkat daguku. Aku menengadah.

    “Haus!” jawabku singkat.

    Tangan Mbak Lia bergerak melepaskan tali G-string yang terikat di kiri dan kanan pinggulnya. Aku terpana menatap keindahan dua buah bibir berwarna merah yang basah mengkilap. Sepasang bibir yang di bagian atasnya dihiasi tonjolan daging pembungkus clit yang berwarna pink. Aku termangu menatap keindahan yang terpampang persis di depan mataku.

    “Jangan diam saja. Jhony!” kata Mbak Lia sambil menekan bagian belakang kepalaku.

    “Hirup aromanya!” sambungnya sambil menekan kepalaku sehingga hidungku terselip di antara bibir kewanitaannya.

    Pahanya menjepit leherku sehingga aku tak dapat bergerak. Bibirku terjepit dan tertekan di antara dubur dan bagian bawah vaginanya. Karena harus bernafas, aku tak mempunyai pilihan kecuali menghirup udara dari celah bibir kewanitaannya. Hanya sedikit udara yang dapat kuhirup, sesak tetapi menyenangkan. Aku menghunjamkan hidungku lebih dalam lagi. Mbak Lia terpekik. Pinggulnya diangkat dan digosok-gosokkannya dengan liar hingga hidungku basah berlumuran tetes-tetes birahi yang mulai mengalir dari sumbernya. Aku mendengus. Mbak Lia menggelinjang dan kembali mengangkat pinggulnya. Kuhirup aroma kewanitaannya dalam-dalam, seolah vaginanya adalah nafas kehidupannku.

    “Fantastis!” kata Mbak Lia sambil mendorong kepalaku dengan lembut. Aku menengadah. Ia tersenyum menatap hidungku yang telah licin dan basah.

    “Enak ‘kan?” sambungnya sambil membelai ujung hidungku.

    “Segar!” Mbak Lia tertawa kecil.

    “Kau pandai memanjakanku, Jhony. Sekarang, kecup, jilat, dan hisap sepuas-puasmu. Tunjukkan bahwa kau memuja ini,” katanya sambil menyibakkan rambut-rambut ikal yang sebagian menutupi bibir kewanitaannya.

    “Jilat dan hisap dengan rakus. Tunjukkan bahwa kau memujanya. Tunjukkan rasa hausmu! Jangan ada setetes pun yang tersisa! Tunjukkan dengan rakus seolah ini adalah kesempatan pertama dan yang terakhir bagimu!”

    Aku terpengaruh dengan kata-katanya. Aku tak peduli walaupun ada nada perintah di setiap kalimat yang diucapkannya. Aku memang merasa sangat lapar dan haus untuk mereguk kelembutan dan kehangatan vaginanya. Kerongkonganku terasa panas dan kering. Aku merasa benar-benar haus dan ingin segera mendapatkan segumpal lendir yang akan dihadiahkannya untuk membasahi kerongkongannku. Lalu bibir kewanitaannya kukulum dan kuhisap agar semua kebasahan yang melekat di situ mengalir ke kerongkonganku. Kedua bibir kewanitaannya kuhisap-hisap bergantian.

    Kepala Mbak Lia terkulai di sandaran kursinya. Kaki kanannya melingkar menjepit leherku. Telapak kaki kirinya menginjak bahuku. Pinggulnya terangkat dan terhempas di kursi berulang kali. Sesekali pinggul itu berputar mengejar lidahku yang bergerak liar di dinding kewanitaannya. Ia merintih setiap kali lidahku menjilat clitnya. Nafasnya mengebu. Kadang-kadang ia memekik sambil menjambak rambutku.

    “Ooh, ooh, Jhony! Jhony!” Dan ketika clitnya kujepit di antara bibirku, lalu kuhisap dan permainkan dengan ujung lidahku, Mbak Lia merintih menyebut-nyebut namaku..

    “Jhony, nikmat sekali sayang.. Jhony! Ooh.. Jhony!”

    Ia menjadi liar. Telapak kakinya menghentak-hentak di bahu dan kepalaku. Paha kanannya sudah tidak melilit leherku. Kaki itu sekarang diangkat dan tertekuk di kursinya. Mengangkang. Telapaknya menginjak kursi. Sebagai gantinya, kedua tangan Mbak Lia menjambak rambutku. Menekan dan menggerak-gerakkan kepalaku sekehendak hatinya.

    “Jhony, julurkan lidahmuu! Hisap! Hisaap!”

    Aku menjulurkan lidah sedalam-dalamnya. Membenamkan wajahku di vaginanya. Dan mulai kurasakan kedutan-kedutan di bibir vaginanya, kedutan yang menghisap lidahku, mengundang agar masuk lebih dalam. Beberapa detik kemudian, lendir mulai terasa di ujung lidahku. Kuhisap seluruh vaginanya. Aku tak ingin ada setetes pun yang terbuang. Inilah hadiah yang kutunggu-tunggu. Hadiah yang dapat menyejukkan kerongkonganku yang kering. Kedua bibirku kubenamkan sedalam-dalamnya agar dapat langsung menghisap dari bibir vaginanya yang mungil.

    “Jhony! Hisap Jhony!”

    Aku tak tahu apakah rintihan Mbak Lia dapat terdengar dari luar ruang kerjanya. Seandainya rintihan itu terdengar pun, aku tak peduli. Aku hanya peduli dengan lendir yang dapat kuhisap dan kutelan. Lendir yang hanya segumpal kecil, hangat, kecut, yang mengalir membasahi kerongkonganku. Lendir yang langsung ditumpahkan dari vagina Mbak Lia, dari pinggul yang terangkat agar lidahku terhunjam dalam.

    “Oh, fantastis,” gumam Mbak Lia sambil menghenyakkan kembali pinggulnya ke atas kursinya.

    Ia menunduk dan mengusap-usap kedua belah pipiku. Tak lama kemudian, jari tangannya menengadahkan daguku. Sejenak aku berhenti menjilat-jilat sisa-sisa cairan di permukaan kewanitaannya.

    “Aku puas sekali, Jhony,” katanya. Kami saling menatap. Matanya berbinar-binar. Sayu. Ada kelembutan yang memancar dari bola matanya yang menatap sendu.

    “Jhony.”

    “Hm..”

    “Tatap mataku, Jhony.” Aku menatap bola matanya.

    “Jilat cairan yang tersisa sampai bersih”

    “Hm..” jawabku sambil mulai menjilati vaginanya.

    “Jangan menunduk, Jhony. Jilat sambil menatap mataku. Aku ingin melihat erotisme di bola matamu ketika menjilat-jilat vaginaku.”

    Aku menengadah untuk menatap matanya. Sambil melingkarkan kedua lenganku di pinggulnya, aku mulai menjilat dan menghisap kembali cairan lendir yang tersisa di lipatan-lipatan bibir kewanitaannya.

    “Kau memujaku, Jhony?”

    “Ya, aku memuja betismu, pahamu, dan di atas segalanya, yang ini.., muuah!” jawabku sambil mencium kewanitaannya dengan mesra sepenuh hati.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Aku Terjebak Dalam Lautan Kenikmatan

    Cerita Sex Aku Terjebak Dalam Lautan Kenikmatan


    700 views

    Perawanku – Cerita Sex Aku Terjebak Dalam Lautan Kenikmatan, Gerimis turun, padahal mentari masih bersinar, membuai orangorang menikmati senja. Saya bergegas pulang. Keramaian taman makin menghilang. Sibuk orangorang menyelamatkan diri dari titiktitik air.

    Lalu menyelamatkan yang lainnya, jemuran pakaian dan kasur. Gerimis meningkatkan frekuensinya menjadi lebat, hujan deras.

    Di depan flatku seorang wanita muda mengangkati jemurannya yang cukup banyak. Kelihatannya kurang mengantisipasi akibat baru bangun tidur, masih memakai piyama.

    Wisnu, bantuin Tante dong!

    Tanpa bicara saya membantunya. Sprei, kelambu, baju, tshirt, dan ih, pakaian dalam.

    Bawa ke mana, Tante?

    Sekalian ke dalam aja!

    Tante Ningrum berjalan didepan saya. Menaiki tangga hingga lantai dua. Saya cukup puas menikmati irama pinggulnya yang saya kira agak dibuatbuat. Saat menghadap ke arah terang, siluet tubuhnya jelas membayang.

    Seakan telanjang. Kami masuk ke rumahnya. Tante Ningrum menggeletakkan jemuran di sudut kamarnya, saya pun mengikutinya.

    Makasih ya? Kamu mau minum apa? tanyanya yang langsung menghentikan maksud saya untuk langsung pulang.

    Apa aja deh, Tante. Asal anget

    Saya rebahkan diri di sofanya. Hmm, lumayan nyaman. Tante Ningrum belum mempunyai anak. Yang saya tahu, suaminya, Om yang tak saya tahu namanya itu hanya sekalikali pulang.

    Dengardengar pekerjaanya sebagai pelaut. Haha, pelaut. Di mana mendarat, di situ membuang jangkar. Sinis sekali saya.

    Om belum pulang, Tante? tanyaku basabasi sambil menerima teh hangat.

    Belum, nggak tentu pulangnya. Biasanya sih, hari Minggu. Tapi hari Minggu kemarin nggak pulang juga

    Tante nggak kemanamana?

    Mau kemana, paling cuma di rumah saja. Kalau ada Om baru pergipergi

    Eh, kamu nggak ada keperluan lain kan?

    Nggak, Tante, jawabku. Mau apa saya di rumah, sendirian, di tengah hujan yang semakin lebat begini.

    Temenin Tante ya. Ngobrol

    Kami pun terlibat dalam obrolan yang biasa saja. Sekedar ingin tahu kehidupan masingmasing. Dari ucapannya, saya tahu bahwa suaminya yang jarang pulang bernama Om Agus.

    Yang cukup membuat darah saya berdesir agak cepat adalah daster itu. Seakan saya bisa melihat dua titik di dadanya, yang timbul tenggelam ketika kami bercengkrama. Tangan Tante Ningrum cukup atraktif.

    Entah sengaja atau tidak sering menyentuh tangan saya, atau mampir di paha saya. Makin lama duduknya pun semakin dekat. Hingga

    Wisnu, mau nonton film nggak? Tante punya film bagus nih

    Wah untunglah. Rumah saya tidak mempunyai vcd player. Tante Ningrum menyalakan TV lalu memasang film. Dan, astaga ternyata dia benar tidak memakai BH dan celana dalam.

    Saya bisa melihatnya jelas karena dia cukup lama berdiri menyamping, cahaya TV membuat gaun tidurnya menjadi selaput transparan. Bentuk payudara beserta putingnya beserta rambut di pangkal paha. Saya lebih ternganga lagi karena film itu XXX.

    Kembali Tante Ningrum duduk di samping saya, malahan lebih dekat lagi. Tangannya mengusapusap lengan saya dengan lembut.

    Filmnya bagus ya? Bisiknya pelan.

    Namun terdengar di telinga saya bagaikan rayuan. Saya tak mampu menjawab karena bibir bawah saya menahan ekstasi yang kuat. Entah apa yang harus saya lakukan kini. Mata saya tak lepas dari wanita yang merintih di film itu, yang sudah distel suaranya pelan.

    Tante Ningrum menggenggam pergelangan tangan saya. Dan, astaga dibawanya tangan saya ke payudaranya. Didiktenya tangan ini ke daerah yang tak pernah dirasakan sebelumnya. Begitu pula tangan kiri saya.

    Kini masingmasing telapak tangan itu memegang rata masingmasing pasangannya, payudara. Pandangan saya masih ke arah TV. Saya tak berani menatap wajah Tante Ningrum. Tak pernah saya impikan hal ini terjadi. Sementara di TV desahan si gadis yang menghadapi dua batang penis makin membuat hot suasana.

    Wisnu, hadap sini dong, ujarnya manja.

    Saya hadapkan wajah saya. Saya lihat tatapan pengharapan di sana. Wajah Tante Ningrum cukup cantik, dengan kulit putih dan senyuman manis yang menghiasinya. Saya masih memegang payudara itu, hanya memegang dengan daster yang melapisinya.

    Ah, tak terasa daster itu. Hanya payudara besar ini fokus pikiran saya. Tangan saya masih canggung, sementara ada sesuatu yang mulai menggeliat di bawah sana.

    Tibatiba dia menghentikan saya, dengan cara yang sempurna. Tangannya merengkuh saya dalam pelukan, sementara bibirnya mencium lembut. Payudaranya menghimpit dada saya, membuat dada saya berdetak hingga saya merasa bisa mendengarnya.

    Ciumannya nikmat, berbeda sekali sekali dengan apa yang ada di TV. Seakan ingin mengaliri dengan hangat jiwanya. Kami berciuman lama sekali, tak terasa tangan saya ikut mendekapnya makin erat. Saya lepaskan dekapan saya untuk mulai mengontrol diri kembali. Berakhirlah sesi ciuman itu.

    Kenapa Wisnu? Kamu marah ya? tanyanya pelan.

    Tapi sialan, suarasuara di TV itu kembali mengacaukan saya. Melumpuhkan saya lagi dalam birahi.

    Maafin Tante ya? Tante Wajah itu mengeluarkan prana iba untuk dikasihi.

    Dia kembali mencium saya, cukup hangat. Namun tak sehangat tadi saya rasa. Saya pun tak mengharap ciuman kasih sayang, karena dari saya juga tinggal nafsu. Ciumanciuman itu pindah ke leher dan telinga.

    Ah, tak pernah saya bayangkan bahwa daerah ini lebih membuat saya bergidik. Saya pun menirunya. Kami saling menciumi leher, bahkan Tante Ningrum sempat mencium keras.

    Aduh, Tante

    Dia lalu tersenyum dan berdiri. Perlahan dia melepas daster itu, mulai dari tangannya. Satu demi satu tangan daster itu terlepas.

    Daster melorot, tertahan sebentar di bulatan payudaranya yang besar. Dia menarik ke bawah lagi daster itu. Terlihat payudara, tanpa BH. Putih, bulat, besar, dengan puting susu berwarna merah muda.

    Mulut saya menganga kagum seakan ingin memakannya. Saya menelan ludah.

    Diturunkannya lagi. Saya menikmati satu persatu sajian pemandangan itu. Perutnya putih dengan pinggang yang ramping. Pusarnya menjadi penghias di sana. Daster itu tertahan di pinggangnya.

    Oh, pantatnya menahan. Saya semakin berdebar, ingin mempercepat proses itu, saya ingin segera melihat kemaluannya. Diturunkan lagi, dan ah vagina itu muncul juga. Dihiasi rambut berbentuk segitiga yang tak begitu lebat. Bibir vaginanya merah segar, sedikit basah.

    Untuk pertama kalinya saya melihat wanita bugil. Dengan senyumnya, bangga membuat saya terkagumkagum.

    Sekarang, kamu juga buka ya? perintahnya manja.

    Saya membuka tshirt saya. Tante Ningrum membuka celana saya, Lepas jins saya, tapi Tante Ningrum tak segera membukanya. Dia jongkok lalu menjilati penis saya dari luar celana dalam.

    Tampak noda basah sperma yang makin ditambah oleh air ludah. Penis itu makin membesar dalam celana dalam, rasanya tak enak kerena tertahan. Segera saya buka dan hup keluarlah batang kemaluan diikuti dua bolanya. Tante Ningrum mengecupnya, si penis tampak membesar. Semakin tegaknya penis diikuti dengan jilatanjilatan lidah. Uhh, enak sekali.

    Kini gantian tangannya yang bekerja. Pertama dirabanya semua bagian penis, lalu mulai mengocoknya. Setelah kirakira telah utuh bentuknya, tegak dan besar, dimasukkannya ke dalam mulut. Tante Ningrum memandang ke atas, wajahnya berseriseri.

    Terus Tante

    Lidah Tante Ningrum menjilatjilat, kadang menggelitik penis saya. Lalu mulai memaju mundurkan mulutnya, seakan sebuah vagina menyetubuhi penis. Ini hebat sekali. Sekitar 15 menit permainan itu berlangsung, hingga

    Tante, saya mau keluar kata saya terengahengah.

    Tante Ningrum malah mempercepat kocokan mulutnya. Saya ikut memegang kepalanya. Dan keluarlah ia. Saya merasa ada 5 semprotan kencang. Tante Ningrum tidak melepasnya, ia menelannya.

    Bahkan terus mengocok hingga habis spermanya. Lega rasanya tapi lemas badan saya. Tante Ningrum berdiri, kemudian kami berciuman lagi.

    Sekarang gantian ya

    Kini saya menghadapi payudara siap saji. Pertama saya rabaraba dengan kedua tangan saya. Remasan itu saya buat berirama. Lalu saya mulai berkonsentrasi pada puting susu. Saya tariktarik hingga payudaranya terbawa dan saya lepaskan.

    Hmm, bagaimana rasanya ya? Saya mulai menjilatinya. Enak Jilatan saya pada satu payudara sementara tangan yang lain meremas satunya. Ketika saya hisaphisap putingnya, terasa makin mancung, mengeras, dan tebal puting itu. Saya lakukan pula pada payudara satunya.

    Oh, ternyata jika wanita terangsang, yang ereksi adalah puting susunya. Kirakira 5 menit saya melakukannya dengan nikmat.

    Kemudian jilatan saya turun, hingga vaginanya. Saya coba dengan jilatanjilatan. Saya sibakkan lagi rambut kemaluannya agar jilatan lebih sempurna.

    Ada seperti daging kecil yang menyembul. Yang saya tahu, itu adalah klitoris. Saya hisap seperti menghisap puting susu, eh Tante Ningrum merintih.

    Hmm, Wisnu, jangan dihisap. Geli. Tante nggak kuat

    Dan Tente Ningrum benarbenar lunglai. Tubuhnya rebah ke sofa. Dia terlentang dengan paha mengangkang memperlihatkan vagina terbuka dan payudara yang berputing tegak. Saya lanjutkan lagi kegiatan ini. Makin lama kemaluannya makin basah. Jilatan dan hisapan saya makin bersemangat, sementara disana Tante meremasremas payudaranya sendiri menahan geli.

    Tibatiba pahanya mendekap kepala saya dan, serr seperti ada aliran lendir dari vaginanya. Otot liang itu berkontraksi. Inikah orgasme? Hebat sekali, dan saya melihatnya dari dekat. Tak saya siasiakan lendir yang mengalir, saya hisap dan saya telan. Rasanya lebih enak dari sperma.

    Tubuh Tante Ningrum yang bergoyanggoyang akhirnya tenang kembali. Jepitan pahanya mulai melemah namun penis saya mulai ereksi lagi. Saya cium mesra vaginanya seperti saya mencium bibirnya. Tante Ningrum tersenyum. Bibirnya berkata Terima kasih namun tak mengeluarkan suara.

    Gambar di film itu merangsang kami. Wanita berpayudara besar terlentang diatas meja kantor. Diatasnya lakilaki dengan penis panjang dan besar menyetubuhi payudaranya. Tangan si wanita menekan payudaranya sendiri agar merapat, dan penis itu melewati celahnya. Saya pikir pasti asyik sekali.

    Saya menjilati dulu payudara Tante Ningrum, agar basah dan lengket. Tak lupa dengan hisapanhisapan di putingnya. Setelah merasa cukup, saya duduk di muka payudara itu. Tante Ningrum merapatkan celah payudaranya. Dia tersenyum senang.

    Saya mulai dengan pelan memasuki celah payudara, seakan itu adalah liang vagina. Uff, sensasinya luar biasa. Saya mulai memaju mundurkan penis dengan irama. Ujung penis saya terlihat saat saya maju. Kalau klimaks, pasti spermanya sampai ke wajah Tante.

    Tangan saya ikut memegang payudara untuk menguatkan hujaman penis. Kadang saya menariknarik puting susu. Saya mencium bibirnya, mengangkat paha di lehernya, kemudian menyerahkan lagi penis saya. Dihisap dan jilat lagi, seperti tak puas saja.

    Posisi saya duduk tak enak. Saya tak bisa duduk karena akan menekan lehernya, tangan sayapun tak bisa memaju mundurkan kepalanya. Oh, ada sandaran tangan. Empuk lagi. Apalagi kalau bukan payudara. Sambil saya meremasremasnya, penis seperti diremasremas juga.

    Tante Ningrum mengeluarkan kemaluan saya sebentar, mengajak posisi 69. Hm, saya pikir boleh juga. Maka saya berganti posisi lagi. Tubuh saya menghadap Tante Ningrum, tapi saling berlawanan. Penis saya di mulutnya, vaginanya di mulut saya.

    Sampai beberapa saat kami melakukan itu. Saya tak tahu apakah Tante mendapat orgasme lagi, tapi dia sempat diam mengulum penis saya, pahanya menekan rapat kepala saya, tapi tak ada cairan yang keluar.

    Wisnu, berhenti dulu deh serunya.

    Padahal saya sedang asyik dengan posisi ini. Tante Ningrum berdiri menuju ke dapur. Rupanya dia minum air dingin. Tante Ningrum datang membawa dua gelas air es dan menyodorkan dua tablet yang saya duga obat kuat. Kami meminumnya satusatu. Tante memperhatikan saya lalu melihat film itu.

    Kita bercumbu beneran, yuk, ajaknya.

    Di bathtub yuk.

    Dia memegang kemaluan saya seperti memegang tangan saya, untuk mengajak dengan menggandeng penis itu. Kami ke kamar mandinya. Bathtubnya cukup besar, Kami mulai lagi.

    Di bawah shower itu berpelukan sambil meraba dan menyabuni. Nikmat sekali menyabuni payudaranya, senikmat disabuni penis saya. Tak ada yang terlewatkan, termasuk vagina dan anus.

    Ketika air mulai penuh, kami berendam. Airnya tak diberi busa. Nyaman sekali. Lalu kami mulai saling merangsang, meninggikan tensi kembali. Tante Ningrum mengocok penis saya dalam air, sementara saya merabaraba vaginanya.

    Tak berapa lama dia duduk di pinggiran bathtub. Kelihatannya dia ingin vaginanya dijilat. Saya merangkak menjilatinya. Cairannya mulai keluar lagi.

    Pakai tangan juga dong, pintanya lanjut.

    Saya menuruti saja. Saya kocok dengan telunjuk kanan saya. Saya coba telunjuk dan jari tengah, semakin asyik. Tangan kiri saya mengusap klitorisnya. Tante memejamkan matanya menahan nikmat. Sebelum berlanjut lebih jauh, Tante menghentikan.

    Dia membalik badannya menjadi menungging dan membuka pantatnya. Ternyata dari tadi saya belum mengeksplorasi daerah anus. Saya pun mencobanya. Saya jilat anusnya, reaksi Tante mendukung. Saya jilatjilat lagi, dari anus hingga vagina. Lalu saya coba masukkan dua jari saya lagi ke vaginanya dan mengocoknya.

    Lidah saya menjilatjilat lagi. Daerah pantat yang menggembung berdaging kenyal seperti payudara. Saya pun suka. Tante Ningrum menunjukkan reaksi seperti akan orgasme lagi. Desahannya mulai keras.

    Wisnu, Tante mau keluar lagi nih. Cepat! Pakai kontolmu. Ayo masukin kontolmu. Cumbu Tante, Wisnu jeritnya tertahan putusputus.

    Astaga, dirty talk sekali. Membuat saya makin terangsang. Saya siapkan penis saya, walau agak bingung karena tak ada pengalaman. Tante Ningrum mengocok vaginanya sendiri sambil menunggu saya memasukkan penis. Penis sudah saya arahkan ke vagina.

    Tante, nggak bisa masuk nih tanya saya bingung.

    Tekan saja yang kuat. Tapi pelanpelan

    Saya ikuti sarannya, tetap saja susah. Dasar pemula. Jadinya penis saya hanya merangsang mulut vagina saja, mengggosok klitoris, tapi itu malah membuat Tante makin terangsang.

    Ayo masukkan, Tante sudah hampir keluar

    Dengan tenaga penuh saya coba lagi. Dan, berhasil. Kepala penis saya bisa masuk walau sempit sekali. Tante Ningrum bergoyang untuk merasakan gesekan karena klimaksnya semakin dekat.

    Ketika saya coba masukkan lebih dalam lanjut pantat Tante bergoyang hebat. Otot vaginanya seperti meremasremas. Penis saya yang walau baru kepalanya saja menikmati remasan vagina ini. Dan Tantevpun orgasme. Setelah itu dia jatuh dan berbaring dalam bathtub. Saya sudah melepaskan penis saya.

    Tante, maafin saya ya kata saya agak menyesal.

    Saya belum memasukkan seluruh penis saya dalam vaginanya saat dia orgasme.

    Nggak apaapa. Kepala kontolnya sudah nikmat, kok. Ayo kita coba lagi. Sekarang kontol kamu mau dikulum nggak? Tak usah bertanya. Ganti saya yang duduk di tepi bathtub.

    Tante merangkak dan mengulum penis saya. Ah, pose seperti ini membuat saya nyaman, seakan saya yang punya kuasa. Di ujung tubuh yang merangkak itu ada pantat.

    Wah, empuknya seperti payudara. Sayapun menjamah dan meremasremasnya. Kadang saya membandingkan dengan satu tangan tetap meremas pantat, tangan yang lain meremas payudara. Kenikmatan ganda. Kelihatannya Tante juga menikmati sekali.

    Ombak berdebur kecil di bathtub itu. Saya rasakan penis saya mulai megeluarkan tanda akan klimaks. Tumben cukup lama sekali saya bertahan. Mungkin karena obat yang diberikan Tante.

    Saya hentikan gerakan Tante, saya turunkan kepala saya ke wajahnya yang masih mengulum penis saya. Tante berdiri, saya mengikutinya. Tante membuka vaginanya, saya mengarahkan penis saya. Saya gosokgosokkan ke vaginanya.

    Saya temukan klitosinya. Seperti puting susu, saya masukkan klitoris itu ke dalam lubang penis saya. Rangsangannya kuat, sampaisampai Tante mau jatuh lagi seperti ketika klitorisnya saya hisap kuatkuat.

    Ok, sekarang saya mulai memasukkan penis saya. Tante Ningrum menggenggam penis saya, mengarahkan agar bisa masuk. Saya seperti orang bodoh yang harus diajari untuk melakukan gerakan yang saya pikir semua lakilaki juga bisa. Ternyata tidak mudah. Dengan susah payah akhirnya kepala penis saya masuk.

    Seperti tadi, saya coba goyang maju mundur untuk membuatnya siap melanjutkan misinya. Suasana begitu sepi, mungkin sudah malam. Tapi hujan masih menetes satusatu. Sunyi. Saat itu, tibatiba ada ketukan di pintu rumah. Toktoktok Dan kami diam seperti hendak dipotret saja.

    Ningrum Ningrum, ini aku. Bukain pintu dong teriak seorang lakilaki.

    Kami bagai tersambar geledek, mematung dalam badai. Hujan tadi berlanjut menjadi badai akibat suara itu.

    Mas Agus bisik Tante Ningrum pelan. Penis saya langsung lemas, keluar begitu saja dari vagina yang telah susah payah berusaha dijebolnya.

    Apa yang harus kita lakukan?

    Aku akan berpurapura

    Kalau saya?

    Sembunyi saja.

    Dimana? Katakata kami meluncur cepat nyaris tak bersuara. Kami berusaha berfikir. Agak sulit, karena sedari tadi hanya menggunakan nafsu.

    Ningrum, kamu tidur ya? Bukain dong, suara Om Agus seakan detikdetik bom waktu yang siap meledak. Wajah Tante Ningrum sedikit cerah.

    Aku ada akal

    Gimana? tanya saya tak sabar.

    Kamu di sini saja dulu. Jangan keluar sebelum kupanggil.

    Tante Ningrum merendam lagi dirinya dalam bathtub, kemudian keluar. Saya menutup pintu kamar mandi, tidak terlalu rapat agar bisa melihat keadaan. Saya lihat Tante Ningrum membawa pakaian saya dan menengelamkannya dalam tumpukan jemurannya.

    Mengelap lagi sofa dengan dasternya, melemparkan daster itu ke tumpukan jemuran. Kemudian membuka pintu. Apa yang dilakukannya?

    Dia sudah gila? Saya bisa mati jika suaminya tahu kami telah berbuat. Belum sih, tapi hampir menyetubuhi istrinya. Lalu? Adakah mantra untuk menghilang? Saya takut menghadapi kenyataan, saat ini, di tempat ini, dalam keadaan ini, dengan apa yang telah saya lakukan.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Seks Tante Girang Ngeseks Di Bali

    Cerita Seks Tante Girang Ngeseks Di Bali


    700 views

    Perawanku – Cerita Seks Tante Girang Ngeseks Di Bali, Namaku Agung, aku sangatlah percaya diri, Apalagi keramahan serta rendah hati adalah senjataku karena aku berprinsip banyak teman banyak pula rejeki, dan tidak kelewatan juga pasti banyak wanita yang tergoda.

    Aku sangat menyukai wanita yang berumur sekitar 30 tahunan, dimana mereka umumnya sangatlah cantik, dewasa dan terlihat sangat anggun. Entah mengapa Tuhan memberi anugerah kecantikan kepada mereka yang berumur sekitar yg kusebutkan barusan.

    Diawali dengan perkenalanku, dengan seorang pramuniaga yang sangat cantik, umurnya pas banget sekitar 30 tahunan gitu dan dia udah mempunyai anak satu. Namanya Novita, sangat mudah diingat dan mudah di hafal dari hatiku.

    Perkenalanku itu berawal ketika aku sedang berlibur ke Bali. Sangat indah dan terpesona, disaat matahari tenggelam melihat seorang wanita memakai bikini di pinggir pantai. Apalagi di hiasi dengan rambut yang tergerai melambai-lambai tertiup angin sepoi-sepoi.

    Dengan langkah yang pasti aku sapa dia dan di lengkapi dengan percakapan yang santai membawa suasana menjadi sangat akrab.

    Setelah puas dengan ngobrol di pinggir pantai, tampaknya haripun sudah mulai gelap. maka kami berpisah sementara, lalu janjian kembali sekitar jam 9 malam.

    Sampai di kamar hotel, aku segera mandi dan merubah penampilan, tak lama kemudian Novita menelponku untuk segera naik ke kamarnya.

    Ting… Nong….” aku pencet bel kamar hotelnya.

    “Hai, Novita, sedikit taktik maka kubelai rambutnya

    “Ada apa Agung…” balas ucapan Novita manja

    “Nih benang bikin rusak pemandangan aja,” jawabku, padahal benang itu tali BH bagi wanita untuk di letakkan di pundaknya.

    “Ouuh ini emang udah dari sana buatnya seperti ini. Lagi kamu bisa aja bercandanya” ucapnya tersenyum manja

    Novita ini wanita yang statusnya sebagai tante-tante, sebab suaminya sibuk kerja di luar negeri. Jadi dia sering liburan ke Bali untuk mencari pria berhidung belang atau brondong.

    “Kenapa kamu gak larang suami kerja di luar negri Nov..?” tanyaku untuk memecahkan keheningan.

    “Ah.. nantilah, biarkan saja dia bekerja di sana, karena aku masih suka berhubungan dengan pria lain” jawabnya

    Widiiiihh… Hebat kamu Nov, bisa sendirian dalam kehidupan tapi sering goda-goda brondong juga di sekitar sini ya, kalau ada lowongan aku mau deh hehehe…” ucapku genit

    Aku sengaja tertawa untuk meriuhkan suasana, karena kulihat diam-diam wajahnya menjadi sange.

    “Ah kamu ini pantesnya jadi adikku lah,” jawabnya melecehkan keganasanku.

    “Hahahaha…. aku malah terbahak-bahak karena ucapan itu. Meskipun dianggap adik kamu tapi tetap saja aku masih bisa buat adik loh.”

    “Mana mungkin bisa seperti itu kamu” jawabnya bercanda

    “Loh, kok ngak percaya… nanti kalau udah nyobain jangan sampai ketagihan ya” jawabku

    “Yeee… siapa yang mau” godanya manja

    “Aku yg mau sih, tapi kamu mau juga lah Nov…hehehe,,,” rayuku kepadanya.

    Kamipun tertawa riang seakan-akan ngomong seperti itu PD sekali.

    “Emang ya kamu, dasar buaya darat” jawabnya

    Tanpa sadar kami ngobrol panjang lepar, maka lama-lama aku gandeng Novita dari samping dan tidak ketinggalan pula tanganku menggerayangi tokednya yang besar. Ternyata tidak ada expresi dari raut wajah Novita yang lanjut aku remasi terus bagian tokednya.

    Begitu tanganku sampai pada bagian puting susunya, dia malah berkata seperti ini

    “Ahhh.. dasar kamu udah mulai nakal ya…” ucap Novita ketika aku berhasil memencet puting susunya.

    Dari expresinya yang membiarkan aku itu, maka aku mengambil keputusan untuk lebih dalam melakukan kesempatan emas ini. Dengan berani kucium telinga lalu turun ke bagian lehernya. Expresinya hanya diam saja, tapi reaksi tangannya menggenggam penisku dari luar celana membuat keadaan semakin hot.

    Dalam keremangan lampu hotel, kulumat bibir tipisnya, nafas kamipun semakin menderu. Ternyata dia senior hot kiss yang melumat habis bibirku.

    Kami berciuman beberapa menit lamanya dan Novita mengerti sendiri masalah hubungan sex ini dengan langsung membuka baju seksinya. Hingga tiada benang sehelai pun yang melekat di tubuh kami berdua.

    Sungguh indah tubuhnya, dengan ukuran payudara montok dan belum kendur, ku anggap toked ini sangatlah sempurna. Masih dalam keadaan berdiri, kulumat lagi bibirnya dan mulailah turun ke bagian tokednya.

    Kulumat yang kanan lalu pindah yang kiri, dan begitu seterusnya sampai dia merasakan kegelian dari permainan lidahku.

    Aaaarrgghhhh… Ssssssshhhh…” suara desahan Novita ketika aku gigit puting tokednya.

    Sudah puas dengan yang di toked, aku mulai turun lagi ke bagian vaginanya yang sebelumnya aku rebahkan dia di atas kasur.

    Mataku melotot ketika melihat bentuk memeknya yang masih rapat dan di campuri dengan bulu-bulu memek yang halus. begitu aku endus lubang memek itu, Hmmm… wangi sekali vaginanya.

    “Nyam… Nyam… Nyam… Nyam…” Nikmat sekali bibir memeknya ketika aku sedot habis.

    Terus terang kemaluannya ini wangi sekali, ntah parfum apa yang ia gunakan, bibir vaginanya juga masih rapat dan segar.

    Tanpa banyak mulut dan sensasi hubungan intim lagi, kumasukkan batang kemaluanku ke lubang memeknya dengan sekali hentakan.

    Arrrrrrrghhhhh… Awwwwww… ” jerit Novita

    “Idiiih pelan-pelan dong Agung…” tambah Novita ketika dia merasakan kesakitan

    “Iya… Iya… Maaf sayang” Maka dengan penuh perasaan aku genjot dia, tampak pula dari raut wajahnya menikmati dorongan demi dorongan ke lubang memeknya.

    Hanya sepuluh menit setelah itu tubuh Novita terasa menegang dan bergetar-getar kencang, aku mengerti kalau itu adalah gejala orgasme yg akan di capainya.

    “Gung… Agung… Arhhh… Arrrghhh” begitu ucapan yang keluar dari mulutnya, yang aku tidak tau apa maksudnya.

    Tangan, kaki, leher, dengkul, semua organ tubuhku bergetar. maka aku kumpulkan geteran itu lalu aku semburkan ke dalam lubang memeknya.

    “Crooot… Crooot… Crooot…” Tersembur kencang ke dalam vaginanya yang aku tidak tau sampai kemana semburan itu. Aku sadar sulitnya mencabut penisku sebab jepitan di sekeliling kemaluannya mengeras dan mencengkram.

    “Aduuuhh… Aduuuuh… capek aku Agung” komentar Novita

    “Iya sih, justru aku yang lebih capek lagi, karena kan aku yang goyang kamu terus hehehe… tapi gpp lah, yang penting kamu bisa puas Nov” balas komentarnya

    Pejuku yang meleleh ke lobang pantatnya dan jatuh di sprei segera di lap nya pakai tisue. dan akhirnya kami bersantai-santai dulu di kamar itu yang masih dalam keadaan telanjang bulat.

    Setelah selesai, aku memakai baju lagi dan kembali ke kamar hotelku. Apalagi sewaktu pulang ke Jakarta, yang kebetulan kami satu kota maka aku antar dia ke depan rumahya.

    Bye… Bye… sayang ” ucapku ketika dia turun dari mobilku sambil aku tepuk pantan seksinya

    Hubungan ku dengan tante itu masih belanjut sampai sekarang, hingga semua kebutuhan hidupku di penuhinya. Enaknya itu ngewe gratis lalu di tambah duit jajan lagi” ucapku dalam hati

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Ngentot Di Saat Kena Macet

    Cerita Sex Ngentot Di Saat Kena Macet


    699 views

    Perawanku – Cerita Sex Ngentot Di Saat Kena Macet, Sepasang kekasih Mesum yang sebut saja namanya Robby dan Arhin. Mereka yang bosan dengan jalan tol yang macet, pada akhirnya mereka-pun melakukan hubungan sex didalam mobil ketika jalan Tol macet parah.

    Hey guest aku akan menceritakan cerita sex nyata yang pernah aku alami sendiri dengan pacarku tercinta. Panggil saja aku Robby, usiaku saat ini baru 24 tahun, dengan tertulisnya cerita sex nyatayang pernah aku alami ini semoga bisa menjadi fantasi sex bagi para maniak sexs. Aku adalah seorang pria single yang bekerja di sebuah perusahaan penyewaan alat berat di Jakarta.

    Berbicara masalah gaji bisa dibilang gajiku lumayan besar, perngasilanku rata-rata perbulan bisa 12-15 juta rupiah. Dari gaji yang aku kumpulkan selama bekerja 2 tahun pada akhirnya aku-pun bisa membeli sebuah mobil city car yang harganya 100 juta keatas. Sebagai seorang pria single yang mempunyai gaji yang terbilang fantastis dan memiliki sebuah mobil city car pastinya aku tidak sulit untuk mendapatkan pacar.
    Aku sering berganti-ganti pacar selam ini, yah bisa dibilang aku playboy sih. Nah disini aku akan menceritakan kisah sex yang aku alami dengan pacarku yang sebut saja namanya Arhin. Arhin ini adalah seorang gadis yang bekerja sebagai SPG kosmetik disalah satu Mall di Jakarta. Tau sendirikan SPG kosmetik, pastinya dia sangat cantik, body menarik dan mempunyai kulit tubuh yang putih mulus.
    Suatu ketika saat aku dan Arhin libur aku bermaksud untuk mengajaknya membeli TV untuk dikontrakanku, yah kebetulan Tv dikontranku sudah rusak. Ketika itu aku menjemput Arhin dirumah yang letaknya di pondok kelapa, jaktim. Aku menjemputnya sekitar jam 9 dirumahnya. Pagi itu Arhin terlihat sangat sexy sekal.
    Dia mengenakan dress ketat terusan yang panjangnya hanya 20 cm diatas lututnya dan Dressnya tanpa lengan baju. Rambutnya panjang hitam yang terurai membuat semakin sexy saja, belum lagi dress ketat itu membuat lekuk tubuhnya terlihat jelas diamataku. Sungguh fresh sekali mataku, pagi-pagi seperti itu sudah dihadapkan dengan tubuh sexy pacarku.
    Payudara dan pantatnya yang sedang namun kencang juga terlihat jelas dari balik Dressnya itu. Pacarku yang berjalan berlenggak lenggok seperti model itu-pun segera menuju kemobilku yang sudah parkir di depan rumahnya,
    “ Pagi sayang, kamu hot banget sih pagi ini, ” ucapku sembari membuka pintu dari dalam mobil.
    “ Kayaknya kamu setiap hari bilang gitu deh sama aku, hhe… Aku bernampilan ginikan biar kamu terangsang sayang, hha…, ” ucapnya dengan senyuman manisnya lalu masuk kedalam mobilku.
    “ Tahu aja deh kamu sayang kalau aku selalu terangsang kalau lihat kamu,hhe… Yaudah yuk kita jalan, ” ucapku.
    “ Okey sayang, ” jawabnya.
    Saat itu-pun aku segera menginjak gas mobilku. Aku yang mengetahui jalan umum yang macet pastinya mengambil inisiatif untuk lewat jalan tol. Setelah beberapa saat aku menginjak gas mobilku akhirnya kami-pun masuk kepintu tol. Aku yang mengira tol itu tidak begitu macet ternyata sama saja macetnya, dari awal masuk pintu tol saja sudah antri lama sekali.
    Setelah kira-kira 10 menit akhirnya aku-pun sudah masuk jalan tol, jakarta, Jakarta mau jalan umum mau jalan tol tetep aja macet, huh. Kemudian aku-pun menyalakan tape mobil untuk menghilangkan kejenuhanku sembari menikmati jalan tol yang macet. Musik instrumental aku nyalakan hingga saat itu suasana di dalam mobil terasa romantic,
    “ Sayang romantis banget yah musiknya, jadi pingin peluk kamu deh sayang, ” ucap Arhin.
    “ yaudah sih peluk aja sayang, lagian kaca film mobilkukan aku kasih yang 80 persen, so kita mau ciuman , mau ML, mau apa aja juga nggk bakal ada yang ngelihat, hha…,” ucapku sembari menyetir.
    Kebetulan mobilku ini adalah mobil matic, jadi ketika macet aku tidak begitu lelah. Dengan satu kaki saja aku sudah bisa mengendalikan mobilku, hhe… pas banget sama kondisi dijakarta pokoknyalah. Sembari menyetir aku memang sudah sering berciuman dan berpelukan didalam mobil bersama Arhin. Saat itu-pun Arhin mulai memeluku dari samping,
    “ Sayang aku sayang banget deh sama kamu, emuuacchh, ” ucapnya.
    Saat itu memeluku sembari mencium bibirku,
    “ Ah sayang kamu tuh kebiasaan deh, pagi-pagi gini kamu Judah bikin aku Horny ah, Tuh lihat kontolaku udah berdiri,hihihi.., ” ucapku sembari melirik Penisku yang tegang didalam celanaku.
    “ Hahaha… mana coba aku lihat, ” ucapnya sembari mengarahkan tanganku pada penis-ku.
    Saat itu jalan tol memang macet sekali baru masuk 100 meter aja sudah macet, bahkan saat itu bisa berjalan 1 meter-pun. Sembari aku memegang setir, Arhin-pun segera mengelus dan meremas penis-ku dari luar celana,
    “ SSsshhh… enak banget sayang, terus remas kayak gitu sayang, ” ucapku.
    “ Iya sayang, daripada aku boring karena macet mendingan aku elus-elus kontol deh sayang, hha…, ” ucapnya sembari mengelus dan meremas penisku dari luar.
    “ Kamu tuh ya nakal banget sih sayang, hha… Sssshhh, ” ucapku merasakan nikmatnya remasan Arhin pada Penis-ku.
    Aku yang yakin jalan Tol akan macet berjam-jam maka aku timbulah fikiran untuk ngesex didalam mobil, yah itung-itung buwat pengalaman sex yang baru. Penis-ku yang sudah tegang maksimal rasanya sakit sekali jika tertahan didalam celanaku. Tanpa banyak bicara aku-pun segera gunakan handrem dan aku netralkan trasmisi mobilku,
    “ Sayang Kita Ml yuk, aku horny banget nih, habisnya kamu pagi-pagi udah bikin kontol aku berdiri, ” ucapku dengan wajah yang udah sangek (horny).
    “ Nggak mau ah, kamu tuh kayak nggak tempat aja, masak kita ML didalem mobil, udah gitu ini lagi dijalan tol lagi, ” ucapnya menolak.
    Mendengar tolakannya aku-pun tanpa menjawab langsung mencium bibirnya, aku tahu Arhin itu orangnya gampang Horny juga seperti aku, yah maklumlah namanya juga anak muda, hhe. Kuraih kepalanya dan aku cium bibirnya dengan penuh birahi sex. Seperti dugaanku dia pasti meladeni hasrat sex-ku. Diapun membalas ciuman-ku dengan penuh nafsu.
    Sembari berciuman Arhin-pun mulai membuka resleting dan kancing celanaku. Aku yang melihatnya agak kesulitan akhirnya membantunya untuk membukanya. Sembari masih berciuman aku-pun membuka kancing celana, resleting sekalin aku mempelortkan celanaku hingga atas lututku. Aku melakukan itu agar dia mudah ketika mengocok penisku.
    “ Sayang udah aku bukain tuh, buruan kocokin kontol aku, ” ucapku melepas ciuman kami sejenak.
    Tanpa menjawab dia-pun segera menciumku kembali, terlihat sekali saat itu dia sudah horny sekali. Disambarlah bibirku, diciumilah bibirku dengan ganasnya, sembari mengocok-ngocok penisku,
    “ Sssssshhh.. Euhhhhh…, ” lenguhku.
    Dikocoknya penisku dengan tangan lembutnya sembari kami terus berciuman. Sensasi sex yang luar biasa bercinta didalam mobil ketika jalanan macet, Ouhhh. Aku yang tidak mau tinggal diam, aku-pun segera emngarahkan tanganku pada vaginanya, mulailah aku selipkan tanganku dari balik dressnya. Akhirnya tanganku menemukan mainan juga, sebuah daging empuk yang menyembul imut.
    Mulailah aku mengelus-elus vagina Arhin yang masih terbungkus celana dalam, beberapa menit saja aku mengelus-elus vagina-nya dari balik celana dalamnya dia sudah basah,
    “ Euhhhhhhh… Enak sayang, Memek aku udah basah sayang, Ouhhh.., ” ucapnya sembari terus memaikan penisku.
    Saat itu kami-pun menghentikan ciuman kami, aku dan Arhin saling memberi rangsangan satu sama lain. Arhin menciumi telinga, leher, sembari terus mengocok penis-ku dengan gemasnya. Aku yang juga sudah Horny dari tadi, aku berikan rangsangan kepada Arhin seperti apa yang dilakukannya kepadaku. Aku mengelus-elus memeknya sembari menciumi lehernya.
    Didalam mobil city car-ku yang mempunyai kaca film 80 persen, membuat kami berbuat apa-pun didalam mobil, kami sama sekali tidak terlihat dari luar. Lagian orang juga tidak akan menyangka jika kami berbuat mesum didalam mobil, soalnya mereka pasti stress merasakan kemacetan dan hanya focus saja pada kemacetan.
    Beberapa saat kami-pun sama-sama memberikan rangsangan sex, penisku yang sudah mulai mengeluarkan lendir, menambah nikmat kocokan Arhin karena semakin licin saja ketika dikocok,
    “ Enak sayang terus sayang, Ouhhhh…, Sayang lepas celana dalam kamu dong, biar aku enak mainin memek kamu, ” ucapku dengan manja dan wajah mesum.
    “ Iya sayang, kayaknya kamu bakal perkosa aku deh ini nati,hhaaa…, ” ucapnya sembari melepas celana dalamnya.
    Setelah terlepas dimasukanlah celana dalamnya di dashboard mobilku,
    “ Sekalian BH-nya dong sayang, ntar aku susah dong kalau remas toket kamu, hhe.., ” pintaku.
    “ Iya, iya bawel, ” ucapnya lalu melepas Bh-nya dan dimasukan didalam dasbord juga.
    “ Nah gitu dong, sekarang sepongin aku bentar ya sayang, ” ucapku.
    “ Ihhhhh… banyak maunya deh, Huhhh… yaudah sini, ” ucapnya sedikit sebal namun manja.
    Dengan Birahi sex yang menggebu-gebu Arhin-pun segera meraih penisku didalam mobil saat itu. Posisi Arhin yang tadinya duduk, kemudian dia-pun menungging diatas jog, dengan menghadap padaku. Bisa dibayangkan para pemabaca ??? aku yakin pasti kalian bisa membayangkan. Lanjut kecerita. Dengan posisi-nya yang menungging itu kemudian dikulumlah penisku,
    “ Uhhhhhhhhh… Sssssss… kamu memang selalu bisa buat aku melayang sayang, kuluman kamu semakin hari semakin dahsyat saja, Ahhhhh.., ” ucapku memuji kulumanya.
    Dia yang sibuk mengkulum penisku tidak lagi menanggapi perkataanku. Memang sungguh hebat sekali Arhin dalam berhubungan sex. Dia mengkulum dengan menyedot kuat penisku, Ohhh, rasanya luar basa sekali. Penisku rasanya seperti tersedot oleh vacuum cleaner. Sesekali Arhin melepas kulumanya untuk menjilati batang penis, buah zakar bahkan selangkanganku.
    Kunikmati kuluman demi kuluman Arhin yang luar biasa itu didalam mobil. Aku yang ingin sama sama enak pada akhrnya aku memint Arhin agar mengganti posisi bercinta kami dengan posisi 69. Gila nggak tuh, bercinta didalam mobil dengan gaya sex 69 ketika macet didlam jalan tol, nanti jangan lupa di coba yah pengalaman sex kami para pembaca, hha.
    Lanjut kecerita, Arhin tanpa banyak bicara-pun mengangukan kepalanya, tanda bahwa dia setuju. Aku-pun segera merebahkan tubuhku dari tempat duduku hingga tempat duduk Arhin. Akuyang sudah Horny tidak perduli lagi dengan punggungku yang menimpa handrem mobilku, sebenarnya agak sakit tapi demi sex aku rela kesakitan.
    Aku yang sudah merebahkan tubuhku dan berada di bawah selangakan Arhin segera menyibakan Dressnya hingga keperutnya agar tidak emnggangu ketika aku menjilat dan menyedot vagina Arhin. Saat itu karena didalam mobil aku-pun maka kakiku-pun aku tekuk agar nyaman ketika bercinta. Setelah kami berada dalam posisi sex 69 kami-pun segera memulai percintaan kami.
    Mulailah kami saling mengisap dan menjilati alat kelamin kami,
    “ Ssssshhh… Eughhhh… Ouhhhh…, ” desah kami bersahut-sahutan.
    Memek Arhin semakin basah saja ketika aku menjilati memeknya. Dia mendesah, dan tubuhnya sering mengelincang. Sebaliknya aku juga seperti itu, kuluman Arhin semakinliar saja ketika aku mengimbangi hubungan sex kami dengan menjilati, sesekali menyedot itil-nya. Kami tidak perduli lagi dengan keadaan diluar mobil kami lagi.
    Entah mobil kami bergoyang atau tidak, missal-pun bergoyang-pun tidak masalah, yang penting aku bisa bercinta, hha. Sekitar 10 menit kami melakukan gaya sex 69, gairah sex kami untuk segera ML-pun semakin tidak tertahan,
    “ Sayang udah yuk 69-nya aku udah pingin ML nih, Aku yang diatas yah, ” ucap Arhin penuh nafsu.
    “ Iya sayang, aku juga udah nggak kuat lagi, Ouhhhh…, ” ucapku.
    Kemudian aku dan Arhin-pun segera merubah posisi kami. Aku bangun dari rebahan lalu aku duduk diatas kursiku lagi,
    “ Oh iya sayang, ambilin kondom didalam dasbord yah, biar aman, hhe…, ” ucapku.
    Tanpa banyak bicara diambilkanlah konndom itu, karena Arhin sangat pengertian dia membuka bungkuskondon dan memakakan sekalian kondom itu. Setelah terpakai, Arhin segera berpindah duduk diatas pangkuanku. Alat kelamin kami sudah samas-sama basah jadi sat itu tidak perlu lagi memberi pelumas untuk alat kelamin kami,
    “ Sayang aku masukan yah, ”ucap Arhin.
    “ Iya sayang, tapi aku mundurkan dulu yah kursinya biar kita ML-nya nyaman, ” ucapku lalu memundurkan kursiku kebelakang.
    “ Jeglekkk… Sreeeeeeekkk… Glek…,” suara kursiku.
    Melihat posisi kami sudah salaing nyaman, Arhin-pun segera memasukan penisku didalam vagina-nya,
    “ Blesssssssssssss….., Ouhhhhhhhhhh… Sssssssssssshhh…, ” desah Arhin.
    Arhin yang sudah Horny sekali lalu segera bergoyang diatas penisku, posisi Arhin saat itu duduk diatas pangkuanku dan wajahnya menghadap pada wajahku. Kuliahat dia bergoyang dengan liarnya mengebor penisku. Penisku serasa diblender didalam memek Arhin. Luar biasa sekali pengalaman sex Arhin. Dia terus bergoyang sembari kedua tangannya berpegangan pada pundaku.
    Dia bergoyang memutar, maju mundur, dan naik turun dengan lincahnya diataspangkuanku. Memeknya benar-benar nikmat sekali. Aku yang memakai kondom saja hampir keok dibuwatnya. Aku yang pengalaman juga dalamberhubungan sex, akhirnya bisa menahan goyangan sex Arhin. Aku atur nafasku dan aku alihkan fikiranku agar aku tidak cepat klimaks.
    Beberpa saat Arhin bergoyang dengan penuh birahi sex. Mata Arhin kadang merem melek sembari terus mendesah,
    “ Ahhhh.. Ouhhhh… Ssssshhh… Ahhhh… Yeah… Eummhhhh…, ” desah Arhin tida karuan.
    Untung saja tape mobil aku besarkan volumenya, jadi saat itu suara desahan dan percintaan kami didalm mobil tidak akan terdengar dari luar, hhe. Saat itu aku Ml sembari mengawasi jalanan untuk memastikan bahwa jalantol masih macet. Karena masih macet aku-pun tenang. Arhin terus saja mengento aku tanpa henti.
    Ketika kurasakan aku tidak lama lagi akan klimaks nih, aduhhh kalah deh Gue, ucapku dalam hati. Namun tiba-tiba saja Arhin mendesah dan menghentikan goyanganya,
    “ Aghhhhhhhhhhh… Uhhhhhh… aku ngecrottt sayang… Ssssshhh.. Uhhhh…, ” ucapnya puas mendapatkan klimaksnya.
    “ Iya sayang, Ayo goyang lagi biar aku keluar…, ” ucapku penuh birahi sex.
    Saat itu Arhin bergoyang lagi dengan liarnya, dia meminta aku meremas payudaranya sembari terus bergoyang diatas tubuhku. Aku remas payudaranya, semakin liar saja dia goyanganya,
    “ Yah sayang seperti itu, terus.. aku bentar lagi keluar, ” ucapku sembari meremas payudaranya.
    Sekitar 1 menit setelah itu aku-pun akhirnya,
    “ Ahhhhhhhhh… Cruttttttttt… Crutttttttttt… Crutttttttttttt, ”
    Meledaklah spermaku didalam kondom itu,
    “ Aku keluar sayang, ahhhh… Nikmat sekali sayang,,, uhhhh…, ” ucapku.
    “ Iya sayang, ternyata mesum didalam mobil seru yah, kapan-kapan kita lakukan lagi ya sayang, ” ucapnya ketagihan.
    Bermaksud menikmati sisa-sisa orgasme tiba-tiba saja jalan mulai lancar, terdengar klakson berbunyi dibelangku dengan kerasnya,
    “ Thinnnnnnnnnnnnnn… Thinnnnnnnnnnnnnn… Thinnnnnnnnnnnnnn… , ” suara klakson berbunyi berkali-kali.
    “ Sialll… uda sana sayang kamu balik ketempat duduk kamu, hhahahaha…, ” ucapku sambil tertawa.
    “ Hahaha.. iya sayang, lagian kamu aneh-aneh sih, masak ML didalem mobil udah gitu pas dijalan Tol lagi ,,,hhha…, ” ucapnya.
    Kemudian Arhin-pun kembali ketempat duduknya dengan posisi memeknya yang masih basah dengan lendir kawinya. Aku yang terburu-buru langsung saja aku majukan kursiku lalu aku injak gas mobilku. Aku tidak sempat mencopot kondon dan menaikan celanaku lagi saat itu. Hahha lucu sekali rasanya. AKhirnya aku injak gas mobilku dengan posisi penisku yang masih terbungkus kondom.
    Arhin saat itu membersihkan vagina-nya seiring berjalanya mobilku lagi. Dibersihkanya dengan tissue lalu dia kenakan lagi BH dan Celana dalamnya. Selesai itu dia-pun melepaskan kondon dari penisku lalu dibasuhnya penisku dengan tissue basah agar bersih. Beberapa saat aku menginjak gas mobilku melihat ada jalur darurat aku-pun menepikan mobilku untuk membenahkan celanaku,
    “ Sayang lucu yah kita tadi, untung aja kita udah ngecrottt, kalau nggak kan bisa pusing kita karena nggak dapetin kepuasan sex kita yah sayang, hha.., ” ucapku.
    “ Iya ya sayang, hhhaaa… kapan-kapan kita coba sensasi sex yang lain yah, hha…., ” ucapnya ketagihan.
    Sejenak kami bercanda sembari membenahkan celanaku. Setelah itu aku-pun segera menginjak gas-ku mobilku lagiuntuk menuju ke cempaka putih untuk membeli TV. Untuk cerita membeli Tv dan seterusnya kayaknya nggk usah diceritakan yah para pembaca, soalnya yang paling pentingkan kisah sex-ku mesum didalam mobil ketika jalan tol macet, hhe.
    Tunggu cerita-cerita fantasi sex nyata dariku lagi yah para pembaca, soalnya aku masih punya banyak cerita dengan pacar-pacarku yang lain beserta gaya sex dan tempat bercinta yang lainya. Untuk sekarang ini dulu yah, kapan-kapan aku kasih cerita sex yang unik dan seru lagi. Bey sex mania.
    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Aku Di Entot Guruku Sendiri

    Cerita Sex Aku Di Entot Guruku Sendiri


    699 views

    Perawanku – Cerita Sex Aku Di Entot Guruku Sendiri, Cerita Sexs – Hari ini hari minggu, di siang hari yang pana di sudut kota Surabaya, aku sedang berkejaran dengan waktu dan bus kota. Peluh mengalir membasahi wajah dan baju, dalam hatiku aku bertekad untuk tidak datang terlambat hari ini.

    Penting bagiku untuk dating tepat waktu hari ini, sebab aku tidak ingin mengecewakan dosen yang sudah berulang kali memarahiku. Entah kenapa hari ini semuanya tampak tidak bersahabat denganku. Terminal bus yang terlalu ramai dengan orang-orang seolah-olah mengatakan bahwa aku harus datang lebih awal lagi jika tidak ingin terlambat.

    “Aku akan datang tepat waktu hari ini atau tamatlah sudah semua persiapan pada hari ini,” selorohku dalam hati.

    Bus yang kutunggu akhirnya dating juga, namun kayaknya hari ini lebih penuh dari biasanya, aku bergegas berdesakan dan masuk ke dalam bis tanpa ac yang baunya bercampur-campur antara bau keringat yang tengik dan bau penumpang yang tidak mandi hari ini kurasa. Tapi dengan membulatkan tekad akhirnya aku berhasil naik dan seperti sudah di duga aku tidak mendapatkan tempat duduk hari ini.

    “Hmm, pasti ada pria tampan yang mau memberikan tempat duduk kepada gadis manis hari ini,” pikirku samil menoleh kiri dan kanan mencari pria yang dimaksud.

    Aku Di entot Guruku Namun akhirnya aku harus berdiri sampai bus berhenti di depan falkutasku. Oh My God! Aku terlambat lagi hari ini. Kali ini keterlaluan sekali terlambat sampai 30 menit, mana hari ini ada tes kecil lagi. Aku langsung berlari kencang setelah membayar ongkos bus ke pak kondektur. Rok lipit-lipit warna senada yang kupakai berkibar-kibar seolah ingin protes dengan kecepatan lariku. Ada seorang mahasiswa yang hampir kutabrak langsung berteriak “Sinting!!” tapi aku tak pedulu dan terus berlari. Payudara ku yang berukuran 36 B, dibungkus dengan BH merah merek Pierre Cardin tampang terguncang-guncang naik turun dengan semangatnya, ya memang potongan BH sedikit rendah dan kemeja yang kupakai agak longgar sehingga aku merasa seperti BH nya mau melorot kebawah.

    Aku terus berlari dan menaiki anak tangga ke ruang kuliahku yang di lantai 4. Aku berkuliah di sebuah universitas swasta yang cukup punya nama di Surabaya. Sambil terus berlari aku kembali berpapasan dengan beberapa cowok yang sedang duduk-duduk di tangga sambil bercakap-cakap. Mereka bersuit-suit melihat aku berlari, bagiku itu justru menambah semangatku. Dengan Sepatu hak tinggi berwarna hitam menyala setinggi 6 cm tidak mengurangi kegesitan ku. Aku sudah berada di ujung tangga ketika kusadari para cowok kurang ajar itu mungkin mengintip dari bawah tangga.

    “Sialan!!” umpatku dalam hati, mereka pasti tahu aku mengenakan celana dalam merah hari ini.

    Akhirnya dengan segala perjuangan aku akhir sampai ke depan ruangan kelas, aku kemudian mengetok pintu, masuk dan langsung ke bangku yang masih kosong di belakang.

    Aku masih terengah-engah ketika Pak Eko, demikian nama dosenku, meneriaki namaku dengan keras.

    “YESSY!!, KAMU TAHU INI SUDAH JAM BERAPA???,” aku sampai meloncat kaget mendengar teriakan itu.
    “AYO KAMU KEDEPAN DULU SINI,” aku mengumpat dalam hati kemudian dengan berat langkah menuju ke depan kelas.

    Aku berdiri di depan kelas menghadap anak-anak yang tiba-tiba menjadi ramai seolah di depan kelas ada sesuatu yang aneh. Pak Eko menatapku dengan dingin, matanya seolah ingin menjelajahi tubuhku, napasku masih sangat terengah-engah dan akibatnya payudaraku bergerak naik turun seiring dengan napas ku. Kemeja putih yang aku pakai memang agak longgar tapi terbuat dari kain yang cukup tipis, sehingga samar-samar pasti terlihat warna BH ku yang menyolok, ah tapi cuek sajalah. Aku langsung mengecek ke bawah untuk melihat apakah pakaian yang aku pakai harus ditata jika tidak semestinya,

    “Semuanya tampak rapi,” pikirku cepat.
    “Haah, ternyata ada noda keringat basah yang tampak seperti bunga di kedua sisi ketiakku. Shit!!” kataku dalam hati.
    “Maaf Pak Eko hari ini saya terlambat karena bus sangat lama datangnya,” aku berkata cepat namun berusaha untuk tidak memicu kemarahannya.
    “Ya, saya tahu tapi hari ini kita sedang tes, dan kamu tahu aturannya kan bahwa ikut tes ini merupakan kewajiban sebelum UAS atau kamu tidak akan lulus pelajaran saya jika tidak mengikuti tes ini,” jelas Pak Eko tegas.
    “Kamu setelah kuliah ini harap menemui saya di kantor, kamu harus ikut tes susulan atau kamu tidak akan pernah lulus,” lanjutnya.
    “Ya pak,” jawabku cepat.

    Mata kuliah Pak Eko merupakan suatu mata kuliah yang sangat penting untuk mengambil mata kuliah lain karena tercantum hampir dalam setiap prasyarat mata kuliah lain. Dengan tidak lulus mata kuliah ini kemungkinan semester depan aku hanya dapat mengambil 1 mata kuliah saja yang lain semua terkena prasyarat.

    “Aku anak yang bertekad baja, aku harus lulus mata kuliah ini!!,” tekadku dalam hati.

    Pak Eko, umur 32 tahun, perawakan besar tinggi dan berkumis, kulitnya agak sawo matang tapi cukup putih untuk ukuran lelaki. Statusnya sudah cerai dengan istrinya dan sekarang hanya tinggal sendirian di salah satu kawasan elit di Surabaya, sebenarnya Pak Eko orang kaya dia punya usaha sampingan Rumah Walet di beberapa tempat. Tidak jelas mengapa ia mau menjadi dosen yang bayarannya hanya beberapa juta sebulan. Yang jelas orangnya ramah dan punya banyak teman. Teman saya pernah memergoki pak Eko di salah satu pub elit bersama temannya setelah di tanyai katanya urusan bisnis.

    Oh ya, namaku Yessy, aku cewek berusia 20 tahun. Sekarang kuliah semester 3 jurusan ekonomi, tubuhku langsing tapi berisi. Rambutku sebahu dan lurus seperti iklan yang di re-bonding itu lho. Banyak orang bilang aku cantik dan bukan saja orang hanya bilang, tapi aku sendiri bekerja paruh waktu sebagai SPG di berbagai tempat dan juga sebagai pagar ayu. Pokoknya untuk urusan pamer wajah dan badan aku pasti di ajak. Bukan apa apa sebenarnya, tetapi memang itulah kelebihanku. Aku punya banyak teman cowok maupun cewek aku orang yang pintar bergaul atau memang aku cantik sehingga banyak di kerubungi cowok yang sekedar senang atau memang menginginkan sesuatu, bukan hanya cantik lho, tapi juga seksi.

    Dadaku cukup padat berisi dan sesuai dengan postur tubuhku yang tinggi 162 cm dan berat 50 Kg, Kukira itu ukuran ideal yang di inginkan setiap wanita. Walaupun aku orang nya sering berada dimuka umum tapi aku sebenarnya agak pemalu, aku tidak berani berbicara sambil menatap mata orang, hanya kadang-kadang aku harus PeDe karena di bayar untuk itu. Tentu bukan hanya payudara ku saja yang indah, kulitku juga putih dan betisku mulus menantang setiap mata yang mampu menjelajahinya. Aku rajin merawatkan tubuh di berbagai salon kecantikan karena menurut bosku supaya lebih bernilai jual, entah apa maksudnya. Mungkin supaya penjualan produknya semakin besar atau supaya sering dipakai jadi SPG.

    “Yessy, hari ini bapak tidak sempat ke kantor lagi karena ada urusan penting yang tidak bisa di tunda. Kalau kamu betul pingin ikut tes ini, nanti hubungi bapak agak sore ya. Kalau lain kali bapak sudah enggak bisa kasih tes lagi, atau kamu mengulang aja tahun depan ya?” ucapan Pak Eko membuyarkan lamunan ku.

    Ternyata di kelas tinggal aku sendirian. Entah sejak kapan bubar, kayaknya aku terlalu banyak melamun hari ini.

    “Saya mau lulus semester ini pak, bagaimana kalau bapak tidak sempat nanti sore saja tes nya bahkan kalau di rumah bapak sekalipun saya bersedia yang penting bapak mau meluangkan waktu untuk saya” kataku gugup karena pikiranku baru terputus dan kacau.
    “Kamu tahukan nomor HP bapak kan? Ya sudah nanti sore bapak tunggu ya,” Lanjut pak Eko cepat langsung bergegas pergi.

    SubChapter 1b. Ketika semuanya di awali dengan ‘manis’

    Sudah jam empat sore ketika rangkaian kuliah hari ini selesai, aku tidak sempat pulang lagi, sambil melirik jam guess di tangan kiriku, janjiku dengan Pak Eko adalah jam 4.15 aku harus bergegas sebelum terlambat lagi, tidak usah melapor ke rumah lagi tokh tidak ada orang di rumah ku. Aku tinggal sendiri karena aku sebenarnya bukan orang Surabaya, aku anak luar pulau, aku tinggal sendirian di rumah kontrakan kecil yang tetangganya pun aku tidak berapa kenal. Keberanianku tinggal sendirian semata karena tekadku kuliah di Surabaya. Ya aku memang cewek bertekad baja.

    “Aku naik ojek sajalah ke rumah Pak Eko biar tidak terlambat” pikirku.

    Benar juga tidak sampai 10 menit aku sudah berdiri di depan sebuah rumah mewah berlantai 2 Pak Eko juga kebetulan baru pulang sehingga kami sama-sama masuk ke rumah. Pak Eko kemudian meminta waktu untuk mandi sebentar dan mempersilakan saya duduk di sofa berbulu putih yang tampaknya mahal. Begitu pak Eko hilang dari pandangan mataku aku berdiri dan melihat-lihat sekelililing.

    Aku terkagum-kagum melihat koleksi lukisan pak Eko yang indah-indah. Tiba-tiba ada geraman di belakangku, entah dari mana datangnya tapi dua ekor doberman besar sudah ada di belakangku dalam jarak kurang dari satu meter. Doberman-doberman tersebut cukup besar dan tinggi. Mereka mulai menggeram-geram dan maju perlahan. Aku takut sekali tapi aku tidak berani lari karena pasti di kejar dan bisa di gigit. Aku hanya maju ke dinding dan diam mungkin anjing itu akan menganggap aku bukan ancaman dan pergi. Aku merasa mereka makin mendekat mungkin hanya 1/4 meter lagi. Aku ingin berteriak tapi takut mereka jadi tambah galak lagipula pak Eko kemungkinan tidak mendengar dari kamar mandi. Aku cuma menutup mata dan berharap yang indah-indah.

    Dalam kegelapan tiba-tiba semua hening, anjing-anjing itu pasti sudah pergi, aku mencoba membuka mata dan menoleh ketika tiba-tiba terasa napas hangat di… Astaga!! di bagian atas belakang lutut. Salah satu doberman itu sudah begitu dekatnya sehingga napasnya dapat di rasakan pada kulitku yang mulus itu. Ia mulai menjilat-jilat bagian belakang pahaku, semakin lama semakin ke atas. Aku mulai merasa geli tapi tidak berani bergerak sedikitpun, jilatan itu menjadi semakin liar seolah-olah pahaku ada rasanya, yah.. mungkin bau dari kemaluanku, dan keringat yang mengering. Aku pernah menonton TV yang mengatakan bahwa binatang suka tertarik dengan bau kelamin lawan jenisnya sebelum memulai hubungan seks. Jilatan itu semakin naik sampai ke sela-sela paha bagian belakang dan mulai mengenai celana dalamku.

    “Ooohh, celana dalamku pasti basah nih” pikirku.

    Ludahnya terasa sekali banyaknya dan hangat serta geli. Aku mulai merasa terangsang karena jilatan itu. Doberman tersebut semakin bersemangat. Kayaknya ia tertarik dengan celana dalam merahku karena ia sudah tidak menjilati paha lagi tapi sudah menjilat celana dalamku. Kurasakan kemaluanku basah karena cairan kemaluanku sendiri deras mengalir seiring dengan ekstasi kenikmatan yang aku rasakan.

    Aku tiba-tiba terpikir bagaimana kalau celana dalamku di korbankan saja ke anjing itu, tapi bagaimana dengan anjing satunya yang menonton bagaimana kalau ia mau juga tapi kayaknya, oh syukur lah, hanya tinggal seekor saja. Aku memberanikan diri untuk mengangkat rok dan melucuti celana dalamku. Anjing itu menurut aja untuk menunggu seolah sudah tahu kalau celana dalam itu akan menjadi mainannya. Ia mundur dan membiarkan aku melucuti celana dalamku. Celana itu meluncur turun dengan cepat dan kulempar yang jauh. Tak disangka anjing itu langsung mengejar celana dalam itu dan memberi aku tempat kosong dan waktu untuk lari. Aku langsung lari dan mencari tempat yang aman.

    “Harus tempat yang tidak dapat di jangkau anjing tersebut,” Pikirku cepat.

    Kulihat di kebun belakang ada bangunan menyerupai air mancur dan letaknya cukup tinggi tapi harus dipanjat sedikit. Aku langsung lari kesana dan memanjat lalu berdiri diatasnya. Akhirnya aman juga, begitu pak Eko selesai mandi aku langsung berteriak minta tolong. Anjing itu juga tampaknya sibuk dengan celana dalamnya, sudah hampir di telan dan di gigit-gigit.

    “Harganya Rp 200.000, mati aku, baru beli lagi,” pikirku.

    Tiba-tiba aku panik bagaimana menjelaskan semua ini ke pak Eko ya? Lagipula sekarang ia harus turun dibantu oleh pak Eko karena tidak mungkin dia meloncat ke bawah, Bagaimana kalau kelihatan dari bawah oleh pak Eko kalau aku tidak mengenakan celana dalam? Atau haruskan dia berterus terang saja tokh pak Eko juga akan tahu kalau aku tidak pakai celana dalam?

    Aku Di entot Guruku Tiba-tiba pak Eko muncul dari dalam rumah dan berkata “Lho Yessy, kamu kok di atas sana?”
    “Menghindari anjing bapak” jawabku.
    “Anjingnya sudah bapak usir keluar ayo bapak bantu turunin kamu” kata pak Eko sembari maju mendekati.
    “Saya bisa sendiri kok saya lompat aja” jawabku lagi.

    Aku ogah ketahuan kalau enggak pakai celana dalam. Pak Eko bersikeras mau membantu aku turun jadi dia pergi mengambilkan kursi untukku. Akhirnya sampai juga di bawah lagi sekarang tinggal mengambil celana dalam itu yang pasti sudah di tinggalkan anjingnya di lantai. Mataku langsung cepat menyapu lantai mencari benda itu sebelum terlihat pak Eko. Aku sedang sibuk memeriksa lantai ketika pak Eko datang lagi sambil berkata,

    “Ini punyamu ya?” ditangannya terjulur sebuah celana dalam merah ku yang sudah basah kuyup dan penuh gigitan. Ini sangat memalukan masak celana dalam saya di pegang pak Eko terus basah lagi.
    “Iya pak, semua itu gara-gara anjing bapak, terima kasih pak,” jawabku gugup sambil menyambar benda itu dari tangan pak Eko.
    “Nanti bapak ganti deh, maafkan anjing bapak” kata pak Eko sambil menggeleng-gelengkan kepala.

    Berdiri di depan pak Eko dengan rok sependek ini dengan kenyataan tidak mengenakan celana dalam membuatku terangsang lagi. Cairan kemaluanku pasti menetes ke lantai nih, “Oohhh aku sudah tidak tahan lagi” pikirku dalam hati.

    Benar aja dugaanku tiba-tiba setitik cairan menetes kelantai di iringi tetes berikutnya. Hal ini terlihat jelas oleh pak Eko yang kebetulan sedang menunduk.

    “Oh, kamu pingin pipis ya? Itu ada kamar mandi. Bapak tidak punya celana dalam wanita buat gantinya tapi kalau mau bapak ngajak kamu ke mal untuk beli gantinya sekarang,” tawar pak Eko.

    Saya tidak menjawab langsung aja ngeloyor ke kamar mandi. Pak Eko memandangku sampai aku masuk ke kamar mandi.

    “Bapak-bapak boleh keluar sekarang” ucap pak Eko.

    Tampak dari sebuah ruangan sebelah yang dibatasi kaca cermin 1 arah keluarlah beberapa orang laki-laki setengah baya. Salah satu dari mereka tampaknya kaya dan peranakan tionghoa. Kelihatannya Ia businessman yang sukses. Sedangkan yang lain kelihatan adalah kaki tangannya.

    “Pak Bobi, bagaimana anjing saya pak? Anjing ini khusus di latih di Eropa untuk meniduri wanita yang ditemuinya sangat hebat dan ahli di bidangnya. Tawaran saya 750 juta masuk akal sekali kan pak?” jelas Pak Eko.
    “Seperti yang telah bapak saksikan sendiri dia dari belakang cermin tadi, anjing-anjing tersebut mampu mendekati dan melakukan inisitiaf sendiri, mereka bisa mencium bau kemaluan wanita dari jarak berkilo-kilo jika bapak mau pun dia bisa berhubungan seks dengan wanita tanpa perlu di bimbing asal wanita tersebut tidak melawan dan telanjang,” lanjut pak Eko jelas.
    “Okelah kita deal aja yang penting kamu harus kasih saya 1 show sebagai complimentary dan sekaligus melihat kemampuannya,” Pak Bobi berkata sambil menepuk pundak pak Eko, “Dan saya mau wanita tadi yang dipergunakan dalam show itu, dia tampak putih dan merangsang serta seksi saya suka dia,” lanjut pak Bobi.

    Pak Bobi langsung pamit dan keluar di depan sudah menunggu sebuah BMW seri 7 terbaru berwarna hitam gress dengan supir yang berpakaian putih-putih. BMW itu melaju cepat meninggalkan kediaman pak Eko.

    Sementara itu Yessy sudah selesai mencuci dan mengelap kering kemaluannya yang basah akibat jilatan anjing tersebut. Celana dalam itu tidak jadi dipakai kembali karena jijik dengan ludah dan lendir dari anjing terebut, ia bahkan akan membuangnya jika sudah dapat yang baru. Tentu saja ia suka dengan ucapan pak Eko yang berjanji untuk menggantinya dengan yang baru. Ia keluar dengan rok tanpa celana dalam. Terasa dingin karena angin bertiup di bawah kemaluannya. Ide mengenai jalan-jalan di mal tanpa mengenakan celana dalam cukup memalukan rasanya apalagi lelaki yang menemaninya mengetahui hal itu. Tapi tidak ada pilihan lain demi tes yang harus di kerjakan hari ini. Demi kelulusan yang dia cita-citakan selama ini.

    Pak Eko menghampiri dia sambil membawakan segelas besar juice leci yang tampaknya enak dan dingin.

    “Sebagai rasa bersalah saya ini hidangan sekadarnya, maaf kalau tidak ada makanan, nanti keluar makan aja sekalian sekarang di minum dulu lalu saya tunggu di mobil” tukas pak Eko.

    Aku minum dengan cepat sampai tumpah sedikit di kemejaku tepat di bagian payudara sebelah kiri rasa dingin langsung menyergap ke dalam. Aku tidak sempat ke kamar mandi lagi langsung kulap saja pakai tangan dan berlari ke mobil yang sudah menunggu di depan.

    SubChapter 1c. Di mal, permainan di mulai.

    “Kamu ulang aja tahun depan ya” ucapan pak Eko membuyarkan keheningan di mobil, “Maaf walau ada kejadian tadi tapi semuanya kan berawal dari keterlambatan kamu” lanjutnya.
    “Saya harus lulus apapun caranya” pintaku. Apapun caranya.
    “Kalau begitu nanti tesnya lisan aja di mal ok, kan kamu bilang apapun caranya” tawar pak Eko.
    “Ok” kataku cepat seolah tidak ingin dia berubah pikiran.

    Begitu turun dari parkir aku langsung berjalan menuju department store sementara pak Eko ikut di belakangku. Pak Eko mengisyaratkan agar Yessy mengikuti dia dan seolah sudah tahu jalan pak Eko langsung menuju ke tempat penjualan underwear di department store tersebut. Agak kagum namun di telan aja kekaguman itu, perhatian Yessy tertuju di setumpuk celana dalam yang bermerek sama dengan BH nya saat ini. Ia sudah menemukannya ketika seorang pelayan mengatakan bahwa celana dalam tersebut boleh di coba di kamar pas. Hal itu sedikit aneh bukan? Seharusnya celana dalam tidak boleh di coba? Ah tapi persetan dengan keanehan itu yang penting aku sekarang sudah kedinginan dan sudah mulai terangsang lagi.

    Kamar pas itu pas di sudut dengan cermin di dua sisi. Agak sempit tapi cukup terang berlantai karpet. Ia mengunci pintu dengan baik dan mulai membuka roknya. Tampak kemaluannya menyembul sedikit berwarna kemerahan dan tampak basah mengkilap dibawah siraman lampu. Ia mengangkat sebuah kakinya ke atas sebuah dudukan yang ada di ruang ganti tersebut sambil memeriksa kemaluannya yang basah. Rambut kemaluannya nampak cukup lebat dan subur sekali. Kemaluannya memiliki bibir yang mungil yang mampu mengundang semua “kumbang” untuk berduyun-duyung mengerubunginya. Bukan hanya “kumbang” bahkan mungkin kumbang juga akan berduyun-duyun mengerubunginya, mungkin siapa tahu. Bau lendir dari kemaluan sangat khas sekali setiap cewek bisa mempunyai bau yang berbeda namun seorang yang ahli dapat tetap membedakan mana bau dari kemaluan mana bau dari ketiak.

    Setelah di usap-usap sampai tampak kering barulah ia mengenakan celana dalam tersebut. Astaga celana dalam itu seksi sekali di pinggulnya, kenapa tidak terpikir dari dulu ya? Dia berputar-putar sejenak untuk memastikan semuanya benar dan melangkah keluar tanpa membukanya lagi. Sampai di depan tampak pak Eko lagi bercakap-cakap dengan sang pelayan tersebut. Pak Eko memberi kode apakah cocok dan ia mengiyakan, selanjutnya uang pun berpindah tangan ke laci kasir.

    “Sekarang ayo kita makan sebelum tes di mulai” perintah pak Eko sambil menggandeng tanganku, reflek aku menarik tanganku tapi kembali di pegang pak Eko kali ini agak keras sehingga aku takut dan menurut aja tokh habis ini selesai sudah.

    Kami makan di sebuah café yang memiliki kursi sofa berbentuk L dan tampak sangat private mungkin karena suasana café yang agak remang-remang dan orang yang tidak banyak mungkin hanya 3 meja yang ada penghuninya kebanyakan adalah pasangan muda. Kami memilih meja di sudut dan mulai memesan makanan. Pak Eko memesan steak ayam dengan segelas nescafe dan aku memesan salad semangka, nasi goreng special dan Lemon Tea. Aku betul-betul lapar sehingga begitu di tawari makanan ini aku mengangguk aja. Aku sedang menunggu pesanan ketika tiba-tiba aku merasa ada tangan di bawah rokku.

    Tangan pak Eko yang kasar meraba pahaku yang mulus. Aku mau berteriak tapi tidak enak kalau Cuma pak Eko tidak sengaja benar kan. Aku memandang pak Eko ketika tiba-tiba pak Eko menciumku. Aku langsung kaget dan mundur sambil berkata

    “Maaf, Bapak jangan begitu” tapi pak Eko membalas dengan mengatakan bahwa tes nya akan saya beri sekarang.

    Tiba-tiba terpikir bahwa bisa saja tes di ganti dengan pelukan dan kencan kilat seperti yang biasa di halalkan di kalangan dosen tertentu. Ah menurut sajalah. Tangan Pak Eko mulai merajalela dan semakin ke atas meraba daerah kemaluanku. Kontan aku basah lagi karena merasa nikmat dan geli, aku mulai menuruti permainan pak Eko ketika aku tersadar kami sedang ada di mal, didalam café dan sedang menanti makanan, dan mungkin saja ada orang yang melihat. Saya berusaha memberitahu dan melihat kalau-kalau ada yang melihat tapi sia-sia. Jari pak Eko sudah berada di dalam celana dalamku di gosok-gosokan ke kemaluanku yang basah. Rangsangan yang diberikan semakin hebat aku mulai tenggelam dan merintih nikmat.

    Tiba-tiba Pelayan entah bagaimana sudah ada di dekat situ. Bagaimana kalau dia melihat kami berciuman? Ah itu sudah jelas dan mungkin lumrah. Tapi bagaimana kalau ia melihat tangan pak Eko berada di bawah rok ku? Tiba-tiba semua kembali biasa lagi pak Eko dan aku menerima makanan kami dan mengucapkan terima kasih. Pelayan itu meninggalkan kami sesaat kemudian. Pak Eko kemudian menunjukan jarinya yang basah oleh lendir kemaluanku. Basah sekali sampai aku kaget dan malu apa iya aku jadi sebasah itu. Lendir itu betul berbau khas ketika di dekatkan ke hidungku. Aku malu sekali belum pernah semalu ini di depan umum. Apalagi ketika pak Eko mencium bau lendir tersebut dekat hidungnya. Dunia rasanya mau runtuh aja. Tiba-tiba pak Eko tersenyum dan menatapku dan berkata kamu lulus tes nomor satu.

    Tiba-tiba entah kenapa aku pingin pipis setelah selesai makan, mungkin karena cairan yang aku minum terlalu banyak sejak tadi. Aku mengatakan hal itu kepada pak Eko dan meminta izin kebelakang. Pak Eko mempersilakan aku langsung lari ke kamar mandi terdekat. Eh.. Ternyata sesampaiku disana kamar mandinya sedang out of order karena mungkin sedang di bersihkan, aku tidak menyerah dan naik ke lantai berikutnya yang ini juga out of order. Sementara otot lubang kencingku mulai berteriak-teriak seperti lagi kebakaran,

    “Tolong kucurkanlah airnya, siram api itu” kalau andaikata otot tersebut bisa bicara.

    Sepertinya kencingnya sudah diujung mau meluncur keluar ketika aku sedang menaiki eskalator ke lantai berikutnya, disini malah kamar mandinya tidak ada. Akhirnya dengan langkah gontai dan menahan pipis yang semakin mendesak aku kembali ke café dengan harapan pak Eko mengetahui letak toilet yang lain. Pak Eko masih minum kopi ketika aku sampai dan langsung duduk kembali.

    “Semua toilet rusak pak” jawabku putus asa.
    “Buka saja celana dalammu dan pipis disini” kata pak Eko ringan seolah-olah jawaban itu sangat bijaksana.

    Wajahku memerah seketika mendengar jawaban itu, malu rasanya saking hebatnya sampai-sampai pipisku muncrat sedikit.

    “Bagaimana mungkin pak” Jeritku pelan,
    “Buka dulu celana dalam kamu dan taruh di atas meja” perintah pak Eko.

    Hatiku langsung berdegup kencang dan wajahku menjadi semakin merah. Tapi aku takut dan mengikuti aja pak Eko. Aku mengangkat rokku sedikit dan melucuti celana dalam ku sambil duduk sambil berharap cemas tidak ada orang di café itu yang tahu. Celana dalam itu kuserahkan ke pak Eko yang kemudian di taruh di atas meja. Selanjutnya aku menunggu instruksi pak Eko. Pak Eko mengambil gelas kosong bekas lemon tea yang tadi kuminum dan menyodorkannya ke aku, sambil berkata,

    “Kamu pipis aja ke gelas ini, tokh tidak ada yang tahu kalau itu lemon tea atau pipis kamu”.

    Hatiku langsung copot mendengar perintah itu. Tapi ya mungkin itu satu-satunya jalan. Meja tempat kami duduk bukan tipe tertutup cuma saja karena kursi sofa sehingga posisi meja menutupi ku sampai batas dada dan juga meka tersebut cukup lebar Ya cukup tertutup dan rendah sehingga orang tidak mudah melihat apa yang terjadi di bawah meja tapi kalau ada yang menjulurkan kepala di bawah meja pasti akan terlihat pemandagan indah.

    Aku Di entot Guruku Aku menerima gelas tersebut dengan tangan gemetar selanjutnya aku memposisikan duduk ku ke ujung kursi agar bisa meletakan gelas di bawah kemaluanku. Aku tidak berapa jelas dimana posisi gelas apakah sudah tepat atau belum yang pasti aku harus membuka paha agak lebar, tangan kanan ku memegang gelas dan tangan kiri ku membuka bibir kemaluanku lebar-lebar, gelas kuposisikan tepat di mulut bibir kemaluanku dan tiba-tiba pak Eko berkata,

    “Jangan pipis dulu jaga aba-aba dari saya, dan jangan pipis terlalu kuat bunyinya itu lho bisa memancing perhatian orang,”

    Saya kemudian memandang sekeliling tampak ada beberapa laki-laki yang duduk berhadapan tapi tidak memperhatikan kami. Andaikata mereka menundukan badan kebawah sudah pasti mereka melihat jarak meja kami Cuma 1,5 meter saja. Mereka tepat berhadapan dengan kami, tadinya mereka tidak ada entah kenapa bisa berada di situ.

    “Oke Yessy, kalau sudah siap saya hitung sampai 3 dan kamu mulai pipis, 1.. 2.. 3” demikian aba-aba dari pak Eko.

    Aku pipis dengan perlahan tapi stabil, muncratan pertama agak keluar dan membasahi jariku dan mungkin juga lantai, tapi begitu pipis keluar lancar sudah tidak tumpah lagi. Aku betul-betul sudah tidak tahan lagi terlambat semenit pasti aku sudah pipis di kursi sofa tersebut. Tiba-tiba pak Eko memanggil pelayan di meja sebelah, aku baru mengeluarkan 1/3 dari seluruh kencingku, ketika pelayan tersebut dengan sigap mendatangi mejaku.

    Tiba-tiba aku sadar celana dalamku sudah tidak ada di atas meja. Celana dalam tersebut berada 1/2 meter di depan mejaku siapapun yang mengambilnya akan tahu aku sedang pipis ke dalam sebuah gelas, dan dia pasti akan mendapatkan pemandangan yang sangat indah. Bibir kemaluan yang terbuka, gelas yang berisi separuh cairan pipis kekuningan, dan lubang kemaluan yang memancarkan pipis kekuningan, pertunjukan yang cukup indah bukan hanya untuk kelas café,

    “Tolong ambilkan celana nona ini jatuh di depan itu pak” pak Eko meminta tolong pelayan untuk mengambil celana dalam yang jatuh di depan meja kami.

    Pelayan itu membungkuk dan mengambil celana dalam itu. Semua terjadi begitu cepat sampai aku tidak sempat menghentikan kegiatan ini. Dalam hati aku mau pingsan aja, pasti pelayan itu melihat aku pipis, oh tidak, pelayan itu kemudian berdiri dan sambil tersenyum sambil menyodorkan celana dalam itu ke saya, kedua tangan saya sedang sibuk di bawah ketika saya disodori celana dalam itu. Pelayan itu wajahnya merah karena malu dia kayaknya kaget sekali ketika tadi memungut celana itu.

    “Taruh aja di meja itu, terima kasih pak” jawabku menahan malu dan mukaku merah.
    “Kamu ini bagaimana sih Yes, masak orang sudah angkat barang kamu, kasih baik-baik masak kamu suruh taruh di meja itu kan celana dalam yang tidak sepatutnya berada di meja” sergap pak Eko, “Terima dengan kedua tangan kamu, berdiri dan membungkuk sendikit sambil mengucapkan terima kasih, ayo cepat!!” lanjut pak Eko setengah marah-marah.

    “Tapi..,” kencingku meluncur lebih deras dan tidak berdaya, tanganku tidak mungkin kuangkat, Aku sadar pak Eko sedang mempermalukan ku di depan pelayan ini.
    “Tapi saya tidak bisa pak” pintaku memohon.
    “Ya, sudah selesaikan dulu kerjamu baru terima celana itu dan lakukan seperti yang saya perintahkan” lanjut pak Eko penuh wibawa.

    Rasanya seperti setahun ketika akhirnya aku selesai memuntahkan seluruh kencing ke dalam gelas, tepat segelas penuh. Aku jadi sadar gelas ini harus kuangkat ke atas meja supaya kedua tanganku kosong. Aku mengangkat gelas itu dengan gemetar kutaruh di atas meja dan kemudian aku berdiri dan menerima celana dalam itu dan mengangguk terima kasih.

    Pelayan itu sepertinya melihat semua yang terjadi ketika dia tersenyum penuh arti kepadaku sambil menyodorkan celana dalam tersebut.

    “Minumannya sudah tidak diminum lagi non, biar saya angkat” pelayan itu berkata penuh arti seolah-olah tidak tahu apa-apa.
    “Sabar dulu belum habis diminum, ada apa buru-buru, ayo Yessy, habiskan dulu minuman kamu” Pak Eko berkata seolah tidak terjadi apa-apa juga.

    Yessy langsung syok begitu melihat segelas penuh kencingnya sendiri dalam satu-satunya gelas yang berisi “minuman”. Matanya menoleh ke pak Eko sambil berharap pak Eko tidak memaksa dia untuk meminum “minumam” dalam gelas itu.

    “Ayo habiskan kalau kurang manis bisa tambah gula” sambil mengambil sedotan di atas meja dan memasukan nya ke dalam gelas tersebut.

    Aku malu sekali harus meminum air kencing sendiri dalam gelas tinggi yang di beri sedotan lagi dan bukan saja itu melainkan di saksikan juga oleh 2 orang yang satu bahkan aku tidak tahu namanya dan mereka juga tahu bahwa itu adalah air kencingku sendiri. Tanganku gemetar memegang gelas yang hangat dan memasukan sedotan ke mulutku. Rasanya seperti berabad-abad dan kedua orang di depanku menunggu dengan penuh senyuman melihat aku minum.

    Rasanya sedikit asin dan baunya sangat pesing. Warnanya kuning dan penuh busa. Nasi goreng di perutku rasanya mau keluar semua ketika cairan kuning itu mulai membasahi tenggorokanku dan lambungku. Minum segelas penuh rasanya lama sekali bahkan aku di paksa menghisap sampai habis tuntas dan menjilat gelas tersebut. Pelayan tersebut mengambil gelas tersebut dan diangkat ke atas sambil berkata

    “Wah, nona ini hebat ya minumnya, mau tambah lagi”
    “Tiiidak..,” Tangisku.

    Kami membayar lalu keluar dari Café diiringi ucapan terima kasih dari pelayan tersebut sambil berkata

    “Lain kali datang lagi ya”.

    Aku hampir pingsan ketika pelayan tersebut membisikan sesuatu ke telingaku.

    Aku Di entot Guruku “Gelas itu tidak akan pernah ku cuci akan di taruh di atas pajangan dan di beri tulisan ‘Yessy meminumnya sampai Habis’ tiap kali kamu datang aku akan menceritakan peristiwa ini kepada tamu yang ada”

    Lututku langsung lemas.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Reporter Cantik Yang Malang Di Perkosa Di Gerbong Kereta Api

    Cerita Sex Reporter Cantik Yang Malang Di Perkosa Di Gerbong Kereta Api


    699 views

    Perawanku – Cerita Sex Reporter Cantik Yang Malang Di Perkosa Di Gerbong Kereta Api, Cerita sex ini berkisah tentang seorang wanita yang bernama Nara, seorang gadis berusia 24 tahun, tingginya 165cm dengan berat badan yang cukup ideal, 53kg, dengan ukuran payudara 34C. Dia bekerja di salah satu stasiun televisi swasta sebagai reporter.

    Nara beparas cantik dan berkulit putih mulus sehingga dia dapat diterima bekerja sebagai reporter di XX tv sejak dua tahun yang lalu. Sebagai seorang reporter yang pastinya sering muncul menyapa pemirsa di layar kaca, tentunya membuat Nara meraih popularitas sehingga banyak orang mengenalinya.

    Banyak hal yang dirasa menyenangkan bagi Nara karena popularitas yang didapatnya, diantaranya pada waktu keluar berjalan-jalan, banyak orang yang mengenalinya dan tersenyum kepadanya serta menyapanya, bahkan hingga meminta tandatangannya.

    Namun, jika ada hal-hal yang positif tentu saja ada pula yang negatif, diantaranya banyak lelaki yang suka bersiul suit-suit ketika ia lewat, seringkali hampir dicolek oleh tangan jahil lelaki iseng dan mupeng

    hingga yang baru saja terjadi, ada yang nekad mencari kesempatan untuk mengintip Nara kala sedang berganti pakaian di dalam kamar pas di sebuah department store di dalam sebuahpusat perbelanjaan, sialnya pelakunya tidak berhasil tertangkap tangan.

    Sebagai seorang reporter, tentunya Nara sering meliput berita di sana-sini, lumayanlah itung-itung sekalian jalan-jalan sembari shopping, begitu pikirnya. Terhitung hampir semua daerah, dari Sabang sampai Merauke sudah pernah disinggahinya kala melakukan rutinitasnya sebagai seorang reporter televisi.

    Walaupun begitu, ia jarang mendapatkan kesempatan untuk melakukan liputan ke luar negeri sehingga suatu saat, ketika atasannya memberikan kesempatan kepadanya untuk meliput berita di Jepang, Nara girang sekali dan langsung memutuskan untuk mengambil kesempatan tersebut.

    Walaupun tahu bahwa harga-harga di Jepang sangat mahal, ia juga telah menyiapkan anggaran untuk belanja. Di Jepang nanti, Nara ditugaskan untuk meliput sebuah festival adat di Jepang beserta segala keunikannya. Hari yang dinanti-nantikan tibalah juga. Nara berangkat ditemani oleh Nina, seorang camera person dari XX tv ke Jepang.

    Nina berusia dua tahun lebih muda dari Nara, tinggi badannya sepantaran dengan Nara namun sedikit lebih kurus dengan payudara yang lebih kecil 34A, gayanya modis, dan rambutnya seringkali bergonta-ganti warna.

    Kali ini ia mengecat rambutnya dengan warna cokelat kemerahan, menambah cantik penampilannya yang juga berkulit putih. Mereka menggunakan jasa salah satu maskapai penerbangan dalam negeri karena memang maskapai dalam negeri tidak dicekal di Jepang seperti halnya yang dilakukan oleh negara-negara Uni-Eropa. Setelah menempuh perjalanan selama beberapa jam, tibalah Nara dan rekannya di bandara internasional Narita.

    “Lo kenapa Nin?”, tanya Nara pada kawannya. “Kok kelihatannya lesu gitu?
    “Ya ialah, lama banget tuh perjalanan tadi, lo sih enak, molor terus!”

    Ucapan temannya tersebut hanya ditanggapi dengan tawa oleh Nara, karena memang selama perjalanan menuju Jepang, ia lebih banyak tidur, bukan karena fasilitas pesawat yang nyaman, namun lebih dikarenakan balas dendam, balas dendam?

    Lho? Memang, seminggu terakhir sebelum berangkat ke Jepang, ia terus melakukan liputan berpindah-pindah kota untuk sebuah program wisata belanja, hal itu dilakukannya untuk mengejar deadline dari pimpinan redaksi.

    Selama di Jepang, rencananya Nara dan Nina akan tinggal di rumah Wiwin, kawan akrab Nara kala masih duduk di bangku SMU, Wiwin sekarang bekerja sebagai seorang designer dan tinggal dekat kawasan Shibuya. Hal ini juga merupakan suatu kebetulan bagi Nara karena Shibuya memang terkenal dengan wisata belanja, kegemaran utama Nara.

    Setibanya di kediaman Wiwin, Nara dan Nina langsung memutuskan untuk beristirahat terlebih dahulu seusai perjalanan panjang dari Indonesia, malam harinya Nara mengajak wiwin untuk mengantarnya berbelanja keesokan harinya.

    “Win, besok selesai liputan, lo anterin gue shopping yuk, gue kan disini cuman dua hari”.

    “Aduuuh, sorry tan, gue besok ada meeting sama klien, enggak bisa ditinggalin. Plus sorenya gue ketemuan sama cowok gue. Emm, lo ditemenin sama si Nina aja ya? Ntar gue kasih tahu tempat-tempat yang barangnya bagus dan murah.”

    “Yah, si Nina kan sama aja kaya gue, awam sama daerah sini, lo gimana sih?”

    “Iya, iya, soriii banget tapi gue betul-betul nggak bisa, lagian transportnya gampang kok, naik KRL sekali juga nyampe.”

    “Mmm….. ya sudah deh engga apa-apa kalau begitu.” Jawab Nara dengan muka masam. “Eh, omong-omong cowok lo cakep ga?”

    “Yaa, itu khan relatif, tapi umurnya udah jauh lebih tua, ada terpaut limabelas tahunan sama gue, lumayan tajir lagi.”

    “Gila lo, sekarang kok seleranya berubah, seneng sama om-om, hahahaha.” Merekapun bercanda hingga merasa mengantuk dan beristirahat kemudian.

    Keesokan harinya, Nara dan Nina menyelesaikan liputan berita untuk XX tv dengan lancar, merekapun kembali terlebih dahulu ke tempat Wiwin untuk meletakkan kamera dan berganti pakaian. Nara dan Nina sepakat kompakan memakai rok span berwarna senada, hitam, sehingga tampak kontras dengan paha keduanya yang putih mulus.

    Nina memadukan roknya dengan blouse putih, sedangkan Nara memilih mengenakan kemeja berwarna krem, mereka berdua mengenakan mantel bulu karena udara yang lebih dingin dibanding di tanah air. Berdua, mereka berangkat naik taksi ke stasiun dan kemudian membeli tiket kereta rel listrik, tak lama menunggu, keretapun datang dan mereka segera naik.

    Sementara itu, di tempat kerjanya, Wiwin tampak teringat sesuatu dan mengangkat ponselnya, hendak menelepon Nara, namun, “astaga, dia belum ganti nomor lokal, enggak bisa dihubungi deh.

    ” Kata Wiwin dalam hati dengan wajah yang tampak kebingungan karena hendak memberitahukan sesuatu pada Nara namun tidak bisa dilakukan.

    Di dalam kereta, Nara dan Nina ternyata tidak dapat menemukan tempat duduk yang kosong, sehingga keduanyapun memutuskan untuk berdiri sambil berpegang pada pegangan yang sengaja dibuat untuk penumpang yang tidak kebagian tempat duduk.

    Lima menit berlalu, sambil berdiri, Nina dan Nara baru menyadari bahwa hampir seluruh penumpang di gerbong tersebut adalah laki-laki, hanya ada dua wanita tua yang sedang terlelap duduk di ujung gerbong.

    Perhentian berikutnya, beberapa penumpang turun, Nara dan Nina mencoba mengambil kesempatan untuk duduk, namun keduluan oleh beberapa penumpang lain yang sedari tadi juga berdiri. Segerombolan penumpang baru juga masuk, dan seluruhnya pria. Space untuk berdiri pun kian sempit, sehingga Nara dan Nina hampir dikelilingi oleh gerombolan pria yang baru naik tadi.

    “Yah, sial, berdiri lagi deh.” Ujar Nara yang diamini oleh Nina.

    “Liat deh, penumpangnya laki semua tapi nggak ada yang gentleman, ngasih tempat duduk kek buat makhluk-makhluk cantik, ha2.” Canda Nina yang disambut tawa renyah Nara

    Sesaat setelah itu, terdengar suara seseorang dibelakang mereka, dari nada bicaranya nampaknya bertanya sesuatu kepada mereka. Merekapun menoleh mencari si sumber suara. Tampak dihadapan mereka seorang bapak berwajah ramah, jika ditaksir, kira-kira umurnya empatpuluhan. Ternyata orang tersebut yang memanggil tadi.

    “Ima nanji desu ka?”

    Nara dan Nina sama-sama bengong karena sama sekali tidak mengerti apa yang baru saja diucapkan pria tersebut. Seolah mengerti bahwa yang diajak bicara tidak mengerti bahasanya, bapak tersebut mengulangi pertanyaannya.

    “Ano, What is da time?” Ujarnya dengan bahasa Inggris sekenanya sambil menunjuk pergelangan tangannya sendiri.

    Nara dan Nina baru mengerti apa yang ditanyakan tadi ketika si bapak berwajah ramah mengulangi pertanyaannya dalam bahasa Inggris, walaupun tata bahasanya salah (yang benar what time is it?).

    Untungnya Nara sudah mencocokkan jam tangannya dengan waktu setempat. Ia pun memperlihatkan jam tangannya kehadapan bapak itu agar dapat melihat sendiri pukul berapa sekarang. Bapak itupun manggut-manggut setelah melihat jam. “Domo arigato gozaimasu” Ucapnya sambil tersenyum.

    Kalau yang ini Nara mengerti bahwa artinya terima kasih, ia pun membalas senyuman bapak itu, sementara Nina hanya memperhatikan dari tadi. Sebelum sempat membalikkan badan, Nara merasakan ada tangan yang menyenggol paha bagian belakangnya. Ia pun berbisik kepada Nina,

    “Nin, tadi kayak ada yang nyolek gue deh.”
    “Masa? Kok sama, tadi juga kayak ada yang nyenggol pantat gue.” bisik Nina.

    “Ya udahlah, mungkin kebetulan saja, kereta ini kan bergerak terus jadi mungkin ada yang badannya jadi gak seimbang dan gak sengaja nyenggol. ” tukas Nara. Nina pun mengiyakan ucapan temannya itu dan bersikap santai saja sambil menunggu kereta sampai di tujuan.

    Belum ada lima detik dari senggolan pertama tadi, kembali Nara merasakan rabaan pada pantatnya, kali ini bukan lagi menyenggol, namun terasa sedikit meremas. Terkejut, Nara pun berusaha menepis tangan itu. Merasakan gelagat yang tidak baik, Nara mengajak Nina menjauh dari tempat berdiri mereka sekarang.

    Namun belum sempat mereka bergerak, ada tangan-tangan yang mencengkeram lengan mereka berdua sehingga mereka tidak dapat bergerak kemana-mana. Disaat bersamaan, kedua wanita cantik itu merasakan tangan yang menjamah tubuh mereka kian banyak. Ada yang meremas-remas pantat mereka dan ada yang naik meraba payudara mereka.

    Merekapun berusaha meronta melepaskan diri dari situasi tersebut, tangan keduanya bergerak menepis tangan-tangan jahil itu. Namun apa daya dua pasang tangan melawan tangan-tangan sebanyak itu.

    “Ehh, apa-apaan ini!” teriak Nara. Namun ia menyadari tidak ada yang paham ucapannya. Ia pun berusah menggunakan bahasa Jepang sebisanya. “Ieee, bageroooo! Emph….” Sebelum sempat meneruskan teriakannya, ada tangan kokoh membekap mulutnya dari belakang sehingga ia tak lagi mampu berkata-kata.

    Semakin lama, jamahan dari tangan-tangan itu kian mengarah ke paha bagian dalam Nara. Ia pun berusaha mengatupkan kedua kakinya sehingga tangan-tangan itu tidak dapat menjangkau bagian vitalnya.

    Namun usaha itu sia-sia karena tangan-tangan lain sudah mencengkeram dan merenggangkan kakinya sehingga posisinya terbuka dan tangan-tangan jahanam itu dapat leluasa bergerak menuju vagina Nara yang masih tertutup g-string seksi warna hitam.

    “Mmh…. hhhh” Nara hanya bisa sedikit mendesah, dalam keadaan mulutnya disumpal telapak tangan seseorang dibelakangnya. Nara mencoba melihat dimana posisi Nina, tapi ia tidak dapat melihat temannya itu, di sekitarnya hanya ada segerombolan laki-laki.

    Perlahan, tangan-tangan tersebut mulai membuka kancing kemeja krem Nara. Nara pun berusaha meronta sebisanya, namun hal tersebut hanya membuat pertahanannya lebih longgar karena berikutnya, mantel bulu yang dikenakannya berhasil direnggut oleh seorang laki-laki anggota gerombolan itu.

    Kini, Nara masih berpakaian lengkap minus mantel bulunya, namun kancing kemejanya sudah terbuka seluruhnya, memperlihatkan payudara Nara yang sekal dan hanya ditutupi oleh bra berwarna putih. Tangan-tangan yang menjamahnya seolah semakin menggila dengan keadaan tersebut.

    “Mmm…!”, terdengar suara teriakan tertahan Nara. Rupanya ada yang meremas-remas payudara Nara dengan keras sehingga ia berteriak tertahan. Berikutnya, dengan sekali hentakan, robeklah bra putih yang dikenakan Nara memperlihatkan dua gundukan indah dengan puting berwarna kecokelatan.

    Kini, tubuh bagian atas Nara sudah terbuka dan hanya menyisakan kemejanya yang seluruh kancingnya sudah terbuka. Melihat pemandangan tersebut, seorang diantara gerombolan tersebut bergerak maju dan mulai memainkan puting payudara sebelah kanan Nara, sementara mulutnya mulai ‘menyusu’ ke payudara sebelah kiri Nara.

    Cerita Sex Reporter Cantik Yang Malang Di Perkosa Di Gerbong Kereta Api

    Cerita Sex Reporter Cantik Yang Malang Di Perkosa Di Gerbong Kereta Api

    Yang lebih membuat Nara terkejut adalah, orang tersebut ternyata si bapak berwajah ramah yang bertanya jam tadi. Dalam hatinya Nara berkata “dasar tua cabul, tahu begini udah gue tonjok dari tadi”.

    Sementara itu, tangan-tangan yang ‘beroperasi’ di bagian bawah tubuh Nara semakin berani, ada yang menarik roknya keatas sebatas pinggang, sehingga kini rabaan dan sentuhan mereka dapat langsung bersinggungan dengan kulit telanjang Nara, sebuah tangan meraba naik paha bagian dalamnya dan bersentulah dengan liang vagina Nara yang masih terbungkus g-string hitam. Tangan itu menggesek-gesek kemaluan Nara dengan gerakan maju-mundur. Mendapat rangsangan yang demikian hebat, Nara pun mulai terangsang diluar kemauannya sendiri.

    Seolah mengetahui hal tersebut, tangan yang membekap mulutnya mulai mengendurkan pegangan dan perlahan melepaskan bekapannya. Nara tak lagi berteriak-teriak, mungkin karena sudah terlampau lelah meronta, disamping itu, tidak bisa dipungkiri bahwa ia menjadi sangat terangsang dengan keadaan ini.

    Tanpa disadari oleh Nara, ternyata g-stringya sudah tidak berada ditempatnya semula, entah kemana, memperlihatkan vaginanya yang dihiasi bulu-bulu kemaluan yang dicukur rapi, sehingga tangan yang tadinya hanya menggesek-gesek kemaluannya, perlahan mulai memainkan jari-jarinya diatas klitoris Nara.

    Nara terangsang hebat diperlakukan seperti ini, namun ia tidak ingin semua laki-laki dihadapannya tahu bahwa ia terangsang, karena hal tersebut pasti akan membuat mereka merasa senang dan puas. Iapun mencoba menutupinya dengan mengatupkan bibir mungilnya rapat-rapat dan mencoba untuk tidak bersuara, apalagi mendesah.

    Namun cobaan terasa semakin sulit bagi Nara, selanjutnya, jari tengah si bapak berwajah ramah digerakkan keluar-masuk di dalam liang vagina Nara, didalam vaginanya, jari itu sedikit ditekukkan sehingga mengenai g-spot milik Nara. Nara semakin tidak kuasa menahan gejolak birahi yang dahsyat, mulutnya tetap ditutup rapat-rapat, namun sesekali terdengar desahan tertahan.

    “Emmh… hhh”.

    Gerakan jari itu kian lama kian cepat sehingga pertahanan Nara yang mati-matian berusaha tidak menunjukkan ekspresi kenikmatan akhirnya bobol juga.

    “Mmhh… aa… aaaaaahh!!” Teriakan itu disertai getaran hebat, ia menggelinjang menerima orgasme pertamanya.

    Cengkeraman tangan dari para lelaki yang sedari tadi memegangnya kuat-kuat, akhirnya dilepaskan. Nara terduduk lemas, tubuhnya terasa panas terbakar gejolak birahi.

    Perasaannya bercampur aduk, antara malu, terhina, marah dan nikmat.

    Hanya sekitar lima-enam detik kemudian, tubuh Nara kembali diangkat oleh para lelaki Jepang tersebut, namun kali ini beberapa orang diantara mereka sudah melorotkan celana masing-masing, memperlihatkan penis masing-masing yang sudah tegak mengacung.

    Mengetahui apa yang akan dilakukan gerombolan lelaki itu, Nara coba berontak dengan menggunakan tenaganya yang tersisa, namun seorang diantara gerombolan itu, tubuhnya kurus dan agak tonggos, meremas kedua payudaranya kuat-kuat sehingga Nara merintih kesakitan dan mencoba menepis tangan itu dari atas payudaranya.

    Disaat bersamaan, pinggang Nara ditarik kebelakang oleh si bapak berwajah ramah yang langsung menancapkan penis 15cm-nya kedalam vagina Nara dengan sekali hentakan keras. Bless, masuklah penis itu disertai teriakan panjang Nara yang baru pertama kali dimasuki oleh penis laki-laki. Bapak itu memompa tubuh Nara dengan cepat.

    “Plok…plok”, begitu bunyi yang terdengar ketika paha bapak itu beradu dengan paha bagian belakang Nara. Para lelaki yang lain tidak hanya diam saja, sebagian menjamah bagian-bagian sensitif Nara dengan leluasa, sebagian lagi terlihat mengocok penisnya sendiri, dan ada pula yang meraih tangan Nara, dan memaksa Nara untuk mengocok penisnya.

    Ada seorang lagi yang berperawakan pendek memasukkan penisnya kedalam mulut Nara dan menggerakkannya maju-mundur. Sehingga sekarang, Nara dalam posisi setengah membungkuk dan disetubuhi dari arah depan dan belakang tubuhnya.

    Lima belas menit berlalu, lelaki yang penisnya dikocok oleh tangan mungil Nara, tampak tidak kuat lagi menahan gelombang orgasme dan berejakulasi sesaat kemudian, crott!! spermanya muncrat dengan deras dan sebagian mengenai wajah Nara.

    “Ah…. ahhh”, Nara mendesah seriap kali penis si bapak masuk dengan dalam di vaginanya. Lima menit kemudian, tubuh Nara bergetar hebat, ia mendapatkan orgasme keduanya. “Aaaa.. aaahh!!” Desahnya.

    Tidak berapa lama, penis didalam mulut Nara menyemburkan spermanya.

    Membuat Nara gelagapan dan tersedak sehingga sebagian sperma itu tertelan olehnya, sementara sebagian lagi meleleh keluar dari bibit indahnya. Si bapak yang memompa vagina Nara rupanya kuat juga, masih belum menampakkan tanda-tanda akan keluar.

    Bapak itu rupanya pandai memainkan tempo, terkadang kocokan penisnya dipelankan dan terkadang cepat. Tampaknya ia benar-benar ingin menikmati jepitan vagina Nara sepuasnya. Sepuluh menit kemudian, cengkeraman tangan bapak itu di pinggang Nara tiba-tiba mengeras, bapak itupun mulai setengah mendesah.

    “Hhhh…. ah..” Nara tahu bahwa orang dibelakangnya ini akan segera berejakulasi, iapun mencoba menarik badannya ke arah depan sehingga rahimnya dapat diloloskan dari semburan sperma bapak brengsek itu, namun sia-sia, baru setengah penis yang bisa dikeluarkan dan “Aaaaaahh” Crott, crott, crott!

    Sperma bapak itu keburu keluar membanjiri bagian dalam vagina Nara.

    “Aah, sial, damn..” gerutu Nara dalam hati karena bapak itu keluar didalam vaginanya.

    Tubuh Narapun digeletakkan di atas lantai kereta dan dikelilingi tiga orang lelaki lagi yang dengan irama cepat mengocok sendiri penis masing-masing di depan wajah Nara, dan beberapa saat kemudian berejakulasi dan menyemburkan sperma masing-masing di wajah Nara.

    Para lelaki itupun meninggalkan Nara terkulai diatas lantai kereta dalam keadaan telanjang bulat dengan hanya mengenakan kemeja warna krem yang sudah kusut dan basah oleh peluh dan sperma. Payudaranya dipenuhi bekas-bekas remasan dan cupangan yang berwarna kemerahan.

    Dalam keadaan lemas, ia mencoba mencari Nina yang sejak tadi tidak terlihat. Rupanya, Nina mengalami hal yang sama dan ditinggalkan tergeletak lemas bermandikan keringat dan sperma.

    Tidak ingin berlama-lama dalam keadaan demikian, Nara segera berdiri, mengelap keringat dan sperma disekujur tubuhnya dengan bra putihnya yang sudah robek, kemudian mengancingkan kembali kemejanya dan menurunkan roknya kembali

    Nara kemudian mengajak Nina yang juga sudah merapikan diri, untuk keluar dari kereta dan mengajaknya untuk kembali saja ke tempat Wiwin. Kejadian barusan membuat hasrat belanjanya hilang.

    Setibanya mereka di rumah Wiwin, merekapun mandi membersihkan tubuh masing-masing dari sisa-sisa persetubuhan yang baru saja dialami. Kemudian mengistirahatkan tubuh masing-masing. Sorenya, bel depan berbunyi, rupanya Wiwin sudah pulang.

    Nina yang membukakan pintu. setelah masuk kedalam rumah, Wiwin menanyakan keadaan kedua temannya itu. Nara dan Nina pun menceritakan hal yang tadi mereka alami di kereta sehingga mereka berdua membatalkan niat belanjanya.

    “Waduh, gue minta maaf bener. gue lupa kasih tahu kalian, sebenarnya ada kereta khusus untuk penumpang wanita di sini, karena emang banyak kejadian begini sebelumnya.”
    “Yah, lo kok enggak kasih tahu kita dari kemarin sih Win? Kalau tahu, kan kita enggak bakal diperkosa begini.”
    “Iya, iya, gue bener-bener mohon maaf.” Ucap wiwin. Perkosaan yang Kualami dengan Temanku di Gerbong Kereta
    “Eh iya, kalian mau enggak, gue kenalin sama cowok gue? Kebetulan tuh, sebentar lagi kesini.”

    Nara dan Nina mengiyakan tawaran itu karena memang penasaran seperti apa muka pacar si Wiwin. Beberapa saat kemudian, kembali terdengar bunyi bel. Wiwin beranjak keluar. Saat kembali kedalam rumah, ia berjalan bersama sesosok pria. Nara terkesiap. Astaga, ternyata si bapak berwajah ramah….

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Aku tertipu rayuan pacar

    Cerita Sex Aku tertipu rayuan pacar


    699 views

    Perawanku – Cerita Sex Aku tertipu rayuan pacar, Baru pertengahan bulan, tapi habis sudah gajiku bulan ini, hanya tersisa untuk makan dan beli rokok sampai gajian bulan depan yang masih 2 minggu lagi. Haduuuh.., semua karena intensitas chek in di hotel dengan Ita pacar baruku yang baru berjalan 3 bulan..

    Dengan pacar2 sebelumnya pernah tau yang namanya check in.. tapi dengan Ita, baru pacaran seminggu sudah dikasih ML..

    Namaku Mario, aku dan Ita sama-sama berdomisili di pesisir utara Jakarta..
    Jika tanggal tua kami selalu jalan-jalan ke mall, karaoke, atau check in di hotel melati.. Tapi saat sedang tanggal tua, aku ngapel ke rumah Ita dan tentunya  jalan kemana-mana…
    Pemirsa tau kan alasannya ? Hehehehe…

    Kami hanya di rumah saja.. Ngobrol ngalor ngidul tanpa aktifitas sex sama sekali,, maklum ada orang tuanya..
    Tapi malam minggu ini sedikit berbeda, rumahnya sepi…
    “Papa, mama & adik mu pada kemana sayang ? Kok sepi banget ?” Ku tanya Ita untuk memastikan keadaan.
    “Papa & mama lagi ke rumah sodara yang baru melahirkan.. Nengokin bayi.. Kalau 2 adikku lagi main di luar rumah..” Jawabnya singkat.
    “Wah asik dong.., malam ini kita Ъќ perlu sewa hotel…” Kataku sambil mengangkat kedua alisku..
    “Iyaa.., aku sengaja Ъќ ikut papa mama,, dengan alasan jagain rumah dan adik-adikku..”Timpalnya

    Setelah itu kami pun mulai bermesraan di sofa ruang tamu yang berbatasan langsung dengan kamar orang tua dan kamar adikya,, kepala Ita bersandar di pundakku, sedang tangannya mengelus-elus pahaku yg terbungkus celana jeans.. Tanganku membelai-belai rambutnya yang panjang sebahu.. Tak lama kemudian kami saling berciuman., tanganku sudah merambah ke balik bra..

    Gundukan daging di dadanya terasa hangat.. Lama kami berciuman,, Ita yang ternyata sudah horny berat melepaskan ciuman lalu membuka kaus putih dan bra hitam yang dia kenakan.. Toketnya yang tidak terlalu besar kini bebas untuk dijamah.. Bibirku langsung tertuju ke toketnya yg berputing hitam.. Ku isap bagian pinggir puting Ita sambil meremas-remasnya dengan lembut…

    Lalu dilanjutkan memilin putingnya dengan bibirku., Ita tak tinggal diam, dia menekan kepalaku seakan tak ingin isapanku terhenti. Aku dan Ita yang sudah kesetanan oleh nafsu birahi menghentikan sejenak aktifitas untuk melucuti semua pakaian kami. Kini kami berdua telah bugil di ruang tamu, Ita mengarahkan mulutnya ke penisku yang berkepala besar dan sudah tegang dari tadi.. Dimainkan kepala penisku dengan bibir dan lidahnya..

    Lalu dimasukkan batang penisku ke mulutnya, sementara tangannya meraba-raba bijiku. Maju mundur gerakan yang Ita lakukan membuat penis ini makin tegang, dia melepaskan emutan di penis ini lalu meminta aku menjilat memeknya yang sudah basah.. Ita benar-benar sudah horny.. Dia merangkak naik ke badanku yg sedang terlentang di sofa,, dia mengarahkan memeknya ke mulut dan mukaku..

    “Oh My God… Cairan memeknya sudah membasahi jembutnya yang lebat..” Fikirku dalam hati..
    Ku jilati dan ku gesek memeknya dengan kumis tipisku.. Dia mengerang hebat disertai getaran ditubuhnya dan juga cairan memek yang makin banyak menumpahi mulutku… Terasa sedikit asin… Sepertinya dia sudah orgasme..

    Ita merubah posisi, kini dia turun berjongkok dan mengarahkan lubang memeknya ke penisku.. Aku masih terlentang,, Ita melakukan beberapa kali gerakan berjongkok naik turun.. Lalu tengkurep diatas tubuhku.. Kami berciuman,, Ita mengggoyang pantatnya naik turun.. Sungguh lihai permainan pinggul yang dilakukan Ita..

    “Sayaaaang,,, aku Ъќ tahaaaann… ” erang ku menahan nikmat yg luar biasa.. Ita malah bangkit dan lututnya diletakkan ke sofa,, dia menggenjot makin kencang… dan makin kencang…
    Ku pegang pinggulnya untuk memberhentikan gerakannya yang sangat cepat…
    “Stoop dulu.. Aku mau keluar..”Pintaku..
    Dia menghentikan gerakan lalu disambut dengan semprotan air mani dari penisku.. Dan juga cairan dari memeknya…

    Creeet… Creeeet… Creeet…. Seeer…seeeerr… “Aaaaarrrrgghhh….” Kami orgasme bersama…
    Setelah denyutan terakhir dari penisku, memek Ita seperti memeras penisku beberapa kali.. Lalu dia kembali menggoyang pinggulnya… Linu yang terasa dikepala penis ini sungguh tak karuan… Aku coba menahan… Sampai akhirnya Ita berhenti berbarengan dengan cairan orgasme yang keluar dari memeknya. Kami berdua lemas didera kenikmatan..

    Setelah istirahat beberapa saat, kami merapikan pakian dan melanjutkan obrolan sambil bermesraan.. Ita merebahkan kepalanya di pahaku, aku berbincang dan bercanda sambil mengelus-elus rambutnya..kecupan-kecupan kecil pun menghiasi canda kami..
    Saat Ita sedang ke dapur untuk mengambilkan air minum, betapa kagetnya diriku melihat papanya Ita keluar dari kamar yang pintunya langsung bersinggungan dengan ruang tamu tempat dimana kami barusan melampiaskan nafsu…

    “Ooohhh Shiiitt…. Ternyata Ita berbohong,, bagaimana jadinya kalau papanya keluar kamar saat kami berdua sedang asik ML ????” Aku bengong takaruan..
    Ita kembali dari dapur,, aku bertanya rada ngotot..

    “Sayang.. Kamu gila.. Kamu nekat… Tadi bilang papa sedang keluar rumah,, ternyata dia di kamar… Kalau tadi dia keluar saat kita sedang ML, urusan bisa berabe…”Tanyaku sedikit marah dengan suara pelan tertahan..

    “Tenang sayang.. Toh Ъќ terjadi kan ???, kalau aku beritahu kamu papa ada di kamar, kita Ъќ bakal ML… Makanya aku berbohong.. Lagian papa tadi baru pulang kerja.. Dia pasti tidur pulas…aku sudah memperhitungkannya..”Jawabnya sambil tersenyum manis…
    Aku Ъќ tau harus berkata apa lagi,, tapi kejadian ini sungguh menjadi pengalaman ML yang sangat hebat dan tak akan terlupakan…

    Sofa di ruang tamu yang berdekatan dengan kamar papanya Ita menjadi saksi bisu pernah terjadi pergulatan seru dua insan yang sedang dibakar gelora cinta…

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Bahenolnya Tetangga Yang Kukentot

    Cerita Sex Bahenolnya Tetangga Yang Kukentot


    698 views

    Perawanku – Cerita Sex Bahenolnya Tetangga Yang Kukentot, Tetangga Montok Bahenol Sebut saja namaku Pram, aku adalah suami dari seorang istri yang menurutku sungguh sangat sempurna. Namun begitu sebagaimana layaknya sebuah pepatah, rumput tetangga sangatlah segar, itu yang berlaku dalam kehidupanku. Walaupun pelayanan yang kuterima dari istriku sungguh tidak kurang suatu apapun, masih juga terlintas dalam anganku fantasi yang menggairahkan setiap kali Tante Amy lewat di depan rumah.

    Tante Amy adalah seorang pengusaha Garment yang cukup ternama di kota Solo. Kalau tidak salah tafsir, usia Tante Amy sekitar 38 tahun, sementara suaminya adalah pemilik sebuah penginapan di Pantai Senggigi Pulau Lombok. Barangkali karena lokasi usaha pasutri ini yang berjauhan, mungkin itulah penyebab mereka sampai sekarang ini belum dikaruniani momongan. Tapi sudahlah, itu bukan urusanku, karena aku hanya berkepentingan dengan pemilik betis kaki yang berbulu halus milik Tante Amy yang selalu melintas dalam setiap fantasi seksku. Kalau menurut penilaianku betis kaki Tante Amy bak biji mentimun, sementara gumpalan buah dada, pantat maupun leher Tante Amy sangatlah sejuk kurasakan seiring dengan air liurku yang tertelan dalam kerongkonganku.

    Sore.., sehabis kubersihkan Tiger 2000ku, terlihat Tante Amy keluar dari mobil. Saat itulah sejengkal paha putih di atas lutut tertangkap oleh mataku tidak urung kelakilakianku berdenyut juga. Lamunanku buyar oleh panggilan istriku dari teras samping. Sesuai rencana, aku akan mengantar istriku untuk berbelanja ke pasar untuk membeli oleholeh yang akan dibawa pulang ke Kalimantan (perlu kujelaskan di sini, istriku berasal dari Kalimantan Selatan).

    Malam terakhir sebelum keberangkatan istriku beserta putra putriku ke Kalimantan sungguh suatu malam yang menggairahkan buatku. Bagaimana tidak, setelah sekian minggu tidak pernah kulihat istriku minum ramuramuan anti hamil, malam ini dia kulihat sibuk di dapur mengaduk dua buah gelas jamu, satu untuknya satu untukku. Anakanak asyik main video game di ruang keluarga di temani Ryan adikku. Kode rahasia dari kelopak mata istriku mengajakku masuk ke kamar tidur.

    Setelah mengunci pintu kamar, aku duduk di kursi sambil mengupas apel, sementara istriku yang mengenakan gaun tembus pandang sedang meletakkan dua buah gelas berisi rahasia kedahsyatan permainan ranjangku di meja di dekatku. Tonjolan payudara yang amat terawat bagus itu menyembul tepat di depan mataku. Pembaca yang budiman, cita rasa hubungan seksku adalah menarinya Citra istriku mengawali kisah ranjang.

    Setelah kuminum jamu, aku mendekati Citra sambil memandangi dari ujung kaki sampai ujung rambut panjang sebahunya perlahan kutelusuri. 15 menit sudah berlalu, Citra mulai melepas satu persatu pakaiannya hingga akhirnya tinggal BH dan celana dalamnya yang menutupi point penting persembahan untukku. Kudekap Citra sambil kucium mata indahnya, desahan napas terasa hangat terhembus di helaian bulu dadaku. Lidahku yang terjulur memasuki mulut Citra dan perlahan bergerak memutari langitlangit rongga mulut istriku. Balasan yang kurasakan sangatlah hangat menggetarkan bibirku.

    Tangan Citra yang melingkari tubuhku bergerak melucuti bajuku. Sementara jilatan lidahku mampir mendarati leher yang putih bergelombang bak roti bolu itu. Jilatanku pindah ke belakang leher dan daun telinganya. Pelukanku memutar ke belakang diikuti belaian tanganku memutari gumpalan payudara yang semakin mengeras. Tidak urung telapak tanganku semakin gemetaran, kuremas halus payudara Citra dengan tangan kananku sementara tangan kiriku meraba dan mengusap sekujur pusaran. Citra mendesahdesah sambil memegang klitor1snya.

    Ouch.., uhh. Mas antar aku ke puncak sanggama buat sanguku pisah tiga minggu denganmu..! permohonan Citra memang selalu begitu setiap bersetubuh.
    Janganlah terlalu banyak bicara Citraku, lebih baik kita nikmati malam ini dengan desah napasmu, karena desah napas dan erangan kepuasanmu akan membuatku mampu mengantarmu ke puncak berulangulang. Kau tahu kan penyakitku, semakin kau mengerang kenikmatan semakin dahsyat pacuan kuda kont*lku, jawabku.
    Aacchh.., huuhh.., hest..! desah napas Citra keluar sambil kedua tangannya memeluk wajahku dan perlahan menuntunnya menelusuri titiktitik kenikmatan yang kata orang titik kenikmatan perempuan ada beratusratus tempatnya.

    Memang sampai saat ini aku tidak pernah menghitung entah ada berapa sebenarnya titik itu, yang jelas menurutku tubuh perempuan itu seperti permen yang semuannya enak dirasa untuk dijilati, buktinya setiap mili tubuh istriku kujilati selalu nikmat dirasakan Citraku. Perjalanan lidahku lurus di atas vagin4 yang kemudian menjilat helaian bulu halus menuju Vagin4. Harum semerbak aroma vagin4 wanita asal Kalsel hasil dari Timung (Timung adalah perawatan/pengasapan ramuramuan untuk tubuh wanitawanita asal Suku Kalimantan) membuatku menarik napas dalamdalam.

    Kulumanku mendarat di bibir vagin4 sambil sesekali menarik lembut, membuat Citra menanggapi dengan erangan halus dan tekanan tangannya menekan kepalaku untuk semakin menelusuri kedalaman jilatan lidah mancari biji kedelai yang tersembunyi. Gigitan halus gigiku menarik lembut klitor1s merah delima. Tanpa kusadari Citra mengulurkan balon jari kepadaku, jari tengah tanganku yang terbungkus dengan balon karet pelan kumasukkan ke dalam lubang vagin4 Citra dan menari di dalam menelusuri dinding lubang senggamanya.

    Hsstt.. uuhh.. aduduhh..! desah napas Citra membuat kedua kakinya gemetaran, Ayo Mas..! Sekarang..! pintanya tidak sabar lagi.
    Batang kemaluanku yang sejak tadi mengejang ditariknya menuju ring tinju persetubuhanku. Penisku memang tidak seberapa besar, namun panjangnya yang 18,3 cm ini sejak perjaka dulu kupasangi antinganting, dan hal itu yang membuatku mampu main berulangulang.

    Di atas ranjang Citra membuat posisi silang, posisi yang sangat dia senangi. Tanpa membuat roman tambahan, kumasukkan batang kemaluanku ke lubang vagin4 yang sudah siap tempur itu.
    Uuch.. aacchh.. terus genjot Mas..! desahnya.
    Tanpa mencabut penisku dari lubang, Citra membuat posisi balik, Ii.. ii yaa begitu Mas teeruus..!
    Sekali lagi kelenturan hasil fitnest Citra membantu membalik posisi menungging tanpa kucabut batang kemaluanku yang masih menancap di liangnya.

    Dengan gerakan katrol kuhujani celah pantat Citra dengan kencang.
    Akhirnya, Uuu.. uch aa.. ach e.. ee.. enakk..! teriakan kecil Citra membuatku semakin kencang menusuk vagin4nya dengan semakin dahsyat.
    Tunggu aku Cit.. kita samasama.. oya.. oy.. yack.. uuhh..! desahku.
    Kupeluk dari belakang tubuh yang terbalut dengan peluh, terasa nikmat sekali. Akhirnya malam ini Citra kewalahan setelah mengalami orgasme sampai lima kali hingga aku telat bangun pagi untuk jogging sambil melihat tubuh indah Tante Amy lari pagi di Minggu yang cerah ini.

    Hari ini masuk hitungan ke tiga hari aku ditinggalkan oleh istriku pulang mudik, fantasi Tante Amy selalu hadir dalam kesepianku. Hingga tanpa kusadari pembantu Tante Amy mengetuk pintu depan rumahku.
    Pak Pram saya ke mari disuruh Ndoro Putri minta bantuan Pak Pram untuk memperbaiki komputer Ndoro Putri, kata pembantu Tante Amy.
    Ya.. inilah namanya kuthuk marani sundhuk (datang seperti apa yang diinginkan).
    O ya, sebentar nanti saya susul. kusuruh Bik Ijah pulang duluan.

    Kulo nuwun.. kekethuk pintu depan rumah Tante Amy tanpa kudengar jawaban, hanya klethak.. klethok suara langkah kaki menuju pintu yang ternyata Tante Amy sendiri yang datang.
    Silahkan masuk Dik Pram, Tante mau minta tolong komputer Tante kena Virus. Silahkan langsung saja ke ruang kerja Tante.
    Tanpa berkatakata lagi aku masuk menuju ruang kerja Tante Amy yang menurutku seperti kamar Hotel 7 (Obat Sakit Kepalaku yang sedang puyeng ngelihat lenggaklenggok jalan Tante Amy di depanku).

    Sejujurnya kukatakan aku sudah tidak karuan membayangkan halhal yang menggairahkan. Sambil aku menunggu Scan Virus berjalan, kutelusuri pelosok ruangan kerja Tante Amy (sengaja kuhilangkan label Tante di depan nama Amy untuk menghibur dan membuat fantasi di benakku tentang kharisma seksualitas pemilik ruangan ini). Khayalanku buyar dengan kedatangan si pemilik ruang kerja ini. Pendek kata, sambil kerja aku di temani ngobrol oleh Tante Amy kesana kesini sampai akhirnya Tante Amy menyinggung rasa kesepiannya tanpa kehadiran anak di rumah yang megah ini.

    Dik Pram nggak tahu betapa hampa hidup ini walau terguyur dan tertimbun harta begini tanpa kebersamaan suami dan hadirnya anak. Selain Om Jhony itu nggak bisa ngasih keturunan yang dapat memberikan kehangatan keluarga. Keadaan ini membuatku butuh teman untuk menghapus kekeringanku. cerita Tante Amy membuat kelakianku langsung bangun.

    Perkawinanku diambang kehancuran karena kerasnya mertuaku menuntut kehadiran cucucucu untuk mewarisi peninggalan Papanya Om Jhon. Sebenarnya jujur kukatakan Om Jhony nggak mau pisah denganku, apapun yang terjadi. Malah pernah diluar kewajarannya sebagai seorang Suami dan kepala Rumah Tangga, Om Jhony pernah memintaku untuk membuat Bayi tabung. cerita Tante Amy tidak seratus persen kuperhatikan, karena aku lebih tertarik melihat betis biji timun Tante Ami dan pahanya tersingkap karena terangkat saat duduk di sofa.

    Ternyata tanpa kusadari sebenarnya Tante Amy memancing hasratku secara tidak langsung. Walau sedikit ragu aku semakin mengarahkan pembicaraan ke arah seks. Tanpa sadar aku pindah duduk di dekat Tante Amy, dan tanpa permisi kupegang dan kuremas tangannya. Ternyata perlakuanku itu tidak mendapatkan penolakan sama sekali. Hingga akhirnya dalam posisi berdiri kudorong Tante Amy ke tembok dan kucium bibir merekah delima itu.

    Dengan hasrat yang menggebugebu aku agak kasar dalam permainan, sehingga terbawa emosi menyerang sekujur tubuh Tante Amy yang tentunya takut ketahuan pembantu. Permainanku berhenti sejenak karena Tante Amy bergegas menutup pintu. Dan mungkin karena Tante Amy telah sekian lama kering tidak pernah disemprot air mani suaminya, dia terkesan terburuburu. Dengan cepat dia melepas pakaiannya satu persatu hingga menyisakan BH dan celana dalamnya.

    Kini aku tahu betapa indahnya rumput tetangga dan betapa dahsyatnya gairahku. Kudorong Tante Amy rebah di atas meja kerja dengan tangan kananku meremas payudaranya yang kenyal karena belum pernah melahirkan. Terasa nikmat sekali payudaranya kuremasremas, sementara tangan kiriku melepaskan celana dalam biru lautnya. Aduh itu bulubulu halusnya membuatku merinding. Tidak kuingat aku siapa Amy itu siapa.., Nilam dan Ziddan (anakku) yang sedang jauh di sana, semuanya kulupakan karena aku sudah terselimuti nafsu setan duniawi. Aku semakin menggila melumat dan menjilat, meraba serta meremas pantat Tante Amy yang sekal plus mulus terawat ini.

    Tante Amy menggelinjang kenikmatan merasakan pelayananku. Vagin4 Tante Amy ternyata masih teramat kuat mencengkeram penisku yang membuatnya terbelalak kagum plus ngeri melihat antinganting yang kupasang di bawah ujung kepala kemaluanku. Tante Amy tidak sabar menanti nikmatnya ditusuk pistol kejantananku. Lagilagi Tante Amy kelewat terburuburu menyerangku yang akhirnya aku merasa sedang diperkosanya. Antinganting yang maha dahsyat tergantung setia selalu bertahuntahun kupakai terasa sakit oleh hisapan dan kuluman serta gigitan giginya.

    Lidah Tante Amy berputar memutari batang kemaluanku. Aku menggelinjang tidak karuan. Pikir punya pikir inilah hasil dari pikiran kotorku selama ini, ya sudah, kunikmati saja walau sakit. Mendadak Tante Amy ganas menyerangku, didorongnya aku ke sofa, dengan posisi duduk bersandar aku menerima tindihan tubuh indah Tante Amy yang posisinya membelakangiku. Kemudian dipegangnya pistol gombyokku dan diarahkan ke vagin4nya. Lalu dengan ngosngosan Tante Amy naik turun menekanku, ini berlangsung kurang lebih 15 menit.

    Kini posisi Tante Amy menghadapku. Lagilagi dipegang penisku dan dimasukkan ke liang vagin4nya. Nah.., ini baru membuatku merasa enak karena aku dapat dengan leluasa mengulum putingnya dan mengusapusap bulu halus betis biji timunnya. Goyang sana goyang sini, sekarang dengan kekuatanku kuangkat tubuh Tante Amy dengan posisi berdiri. Kunaikturunkan dan kurebahkan di sofa tubuhnya. Kutaruh kaki indah ini di bahuku, kuhujani Tante Amy dengan gesekangesekan tajam. Dalam hal ini dia mulai merasa tidak tahan sama sekali, kakinya yang melingkar di bahuku semakin kencang menjepitku. Dia mengerang kenikmatan mencapai klimaks orgasme.

    Aku merasa heran, aku merasa belum mau keluar. Sudah berbagai posisi kulakukan, belum juga keluar. Tante Amy semakin merintih kewalahan, aku tidak mau melepaskan hujananhujananku. Antinganting saktiku membantu membuatku dapat main sampai empat kali Tante Amy mengalami orgasmenya.

    Hingga pada suatu ketika aku merasa mendekati pelabuhan, kubiarkan batang kemaluanku tertanam dan tertimbun bulubulu kemaluannya yang tidak seharum punya Citra, istriku. Tanpa sadar aku terikat kenikmatan sedang main dengan istri orang. Lalu laharku muntah di dalam vagin4 bersamaan dengan orgasme Tante Amy untuk yang kelima kalinya. Aku lemas dengan masih membiarkan penisku yang terbenam dan tertimbun bulu vagin4nya. Aku terkulai merasa hangat di atas tubuh Tante Amy yang basah oleh keringat.

    Lamalama aku sadar, aku bangun tapi kok Tante Amy tidak bergerak. Ach.., mungkin dia tertidur kenikmatan. Kutepis anganku dari pikiran yang tidaktidak. Aduh mak, Tante Amy ternyata pingsan. Tapi melihat seonggok tubuh montok berbulu halus, gairahku tumbuh lagi. Perlahan kujilat dari ujung kaki sampai pangkal paha dengan membalik posisi pistolku menindih wajahnya. Kukulum vagin4 Tante Amy sampai tibatiba aku kelelahan dan tertidur.

    Akhir cerita, perbuatanku ini berlangsung terus tanpa setahu suami Tante Amy dan Istriku. Sampai suatu hari kutahu Tante Amy sedang hamil tua yang tidak lain karena mengandung benihku, tapi herannya hubungan Tante Amy dengan suaminya tambah mesra. Kutahu juga belakangan hari mertua maupun orangtua Tante Amy sering hadir di rumah yang letaknya di depan rumahku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Antara Kegelisahan Dan Kenikmatan Yang Telah Di Berikan Tante April

    Cerita Sex Antara Kegelisahan Dan Kenikmatan Yang Telah Di Berikan Tante April


    698 views

    Perawanku – Cerita Sex Antara Kegelisahan Dan Kenikmatan Yang Telah Di Berikan Tante April, Umurku sekarang sudah 30 tahun. Sampai sekarang aku masih hidup membujang, meskipun sebenarnya aku sudah sangat siap kalau mau menikah. Meskipun aku belum tergolong orang yang berpenghasilan wah, namun aku tergolong orang yang sudah cukup mapan, punya posisi menengah di tempat kerjaku sekarang. Aku sampai sekarang masih malas untuk menikah, dan memilih menikmati hidup sebagai petualang, dari satu wanita ke wanita yang lain.

    Kisahku sebagai petualang ini, dimulai dari sebuah kejadian kira-kira 12 tahun yang lalu. Waktu itu aku masih kelas 3 SMU. Hari itu aku ada janji dengan Agus, sahabatku di sekolah. Rencananya dia mau mengajakku jalan-jalan ke Mall sekedar menghilangkan kepenatan setelah seminggu penuh digojlok latihan sepak bola habis-habisan. Sejam lebih aku menunggu di warung depan gang rumah pamanku (aku tinggal numpang di rumah paman, karena aku sekolah di kota yang jauh dari tempat tinggal orangtuaku yang di desa).

    Jalan ke Mall dari rumah Agus melewati tempat tinggal pamanku itu, jadi janjinya aku disuruh menunggu di warung pinggir jalan seperti biasa. Aku mulai gelisah, karena biasanya Agus selalu tepat janji. Akhirnya aku menuju ke telepon umum yang ada di dekat situ, pengin nelpon ke rumah Agus, memastikan dia sudah berangkat atau belum (waktu itu HP belum musim bro, paling juga pager yang sudah ada, tapi itupun kami tidak punya).

    “Sialan.. telkom ini, barang rongsokan di pasang di sini!,” gerutuku karena telpon koin yang kumasukkan keluar terus dan keluar terus. Setelah uring-uringan sebentar, akhirnya kuputuskan untuk ke rumah Agus. Keputusan ini sebenarnya agak konyol, karena itu berarti aku berbalik arah dan menjauh dari Mall tujuan kami, belum lagi kemungkinan bersimpang jalan dengan Agus. Tapi, kegelisahanku mengalahkan pertimbangan itu. Akhirnya, setelah titip pesan pada penjual di warung kalau-kalau Agus datang, aku langsung menyetop angkot dan menuju ke rumah Agus.

    Sesampai di rumah Agus, kulihat suasananya sepi. Padahal sore-sore begitu biasanya anggota keluarga Agus (Papa, Mama dan adik-adik Agus, serta kadang pembantunya) pada ngobrol di teras rumah atau main badminton di gang depan rumah. Setelah celingak-celinguk beberapa saat, kulihat pembantu di rumah Agus keluar dari pintu samping.

    “Bi.. Bibi.. kok sepi.. pada kemana yah?” tanyaku. Aku terbilang sering main ke rumah Agus, begitu juga sebaliknya Agus sering main ke rumah pamanku, tempatku tinggal. Jadi aku sudah kenal baik dengan semua penghuni rumah Agus, termasuk pembantu dan sopir papanya.
    “Eh, mas Didik.. pada pergi mas, pada ikut ndoro kakung (juragan laki-laki). Yang ada di rumah cuman ndoro putri (juragan wanita),” jawabnya dengan ramah.
    “Oh.. jadi Agus ikut pergi juga ya Bi. Ya sudah kalau begitu, lain waktu saja saya ke sini lagi,” jawabku sambil mau pergi.
    “Lho, nggak mampir dulu mas Didik. Mbok ya minum-minum dulu, biar capeknya hilang.”
    “Makasih Bi, sudah sore ini,” jawabku.

    Baru aku mau beranjak pulang, pintu depan tiba-tiba terbuka. Ternyata Tante April, mama Agus yang membuka pintu.

    “Bibi ini gimana sih, ada tamu kok nggak disuruh masuk?”, katanya sambil sedikit mendelik pada si pembantu.
    “Udah ndoro, sudah saya suruh duduk dulu, tapi mas Didik nggak mau,” jawabnya.
    “Eh, nak Didik. Kenapa di luaran aja. Ayo masuk dulu,” kata Tante April lagi.
    “Makasih tante. Lain waktu aja saya main lagi tante,” jawabku.
    “Ah, kamu ini kayak sama orang lain saja. Ayo masuk sebentar lah, udah datang jauh-jauh kok ya balik lagi. Ayo masuk, biar dibikin minum sama bibi dulu,” kata Tante April lagi sambil melambai ke arahku.

    Aku tidak bisa lagi menolak, takut membuat Tante April tersinggung. Kemudian aku melangkah masuk dan duduk di teras, sementara Tante April masih berdiri di depan pintu.

    “Nak Didik, duduk di dalem saja. Tante lagi kurang enak badan, tante nanti nggak bisa nemenin kamu kalau duduk di luar.”
    “Ya tante,” jawabku sambil masuk ke rumah dengan perasaan setengah sungkan.
    “Agus ikut Om pergi kemana sih tante?” tanyaku basa-basi setelah duduk di sofa di ruang tamu.
    “Pada ke *kota X*, ke rumah kakek. Mendadak sih tadi pagi. Soalnya om-mu itu kan jarang sekali libur. Sekali boleh cuti, langsung mau nengok kakek.”
    “Ehm.. tante nggak ikut?”

    “Besuk pagi rencananya tante nyusul. Soalnya hari ini tadi tante nggak bisa ninggalin kantor, masih ada yang mesti diselesaiin,” jawab Tante April. “Emangnya Agus nggak ngasih tahu kamu kalau dia pergi?”

    “Nggak tante,” jawabku sambil sedikit terheran-heran. Tidak biasanya Tante April menyebutku dengan “kamu”. Biasanya dia menyebutku dengan “nak Didik”.
    “Kok bengong!” Tanya Tante April membuatku kaget.
    “Eh.. anu.. eh..,” aku tergugup-gugup.
    “Ona-anu, ona-anu. Emang anunya siapa?” Tante April meledek kegugupanku yang membuatku makin jengah. Untung Bibi segera datang membawa secangkir teh hangat, sehingga rasa jengahku tidak berkepanjangan.
    “Mas Didik, silakan tehnya dicicipin, keburu dingin nggak enak,” kata bibi sambil menghidangkan teh di depanku.
    “Makasih Bi,” jawabku pelan.

    “Itu tehnya diminum ya, tante mau mandi dulu.. bau,” kata Tante April sambil tersenyum. Setelah itu Tante April dan pembantunya masuk ke ruang tengah. Sementara aku mulai membaca-baca koran yang ada di meja untuk.

    Hampir setengah jam aku sendirian membaca koran di ruang tamu, sampai akhirnya Tante April nampak keluar dari ruang tengah. Dia memakai T-shirt warna putih dipadu dengan celana ketat di bawah lutut. Harus kuakui, meskipun umurnya sudah 40-an namun badannya masih bagus. Kulitnya putih bersih, dan wajahnya meskipun sudah mulai ada kerut di sana-sini, tapi masih jelas menampakkan sisa-sisa kecantikannya.

    “Eh, ngapain kamu ngliatin tante kayak gitu. Heran ya liat nenek-nenek.”
    “Mati aku!” kataku dalam hati. Ternyata Tante April tahu sedang aku perhatikan. Aku hanya bisa menunduk malu, mungkin wajahku saat itu sudah seperti udang rebus.
    “Heh, malah bengong lagi,” katanya lagi. Kali ini aku sempat melihat Tante April tersenyum yang membuatku sedikit lega tahu kalau dia tidak marah.
    “Maaf tante, nggak sengaja,” jawabku sekenanya.

    “Mana ada nggak sengaja. Kalau sebentar itu nggak sengaja, lha ini lama gitu ngeliatnya,” kata Tante April lagi. Meskipun masih merasa malu, namun aku agak tenang karena kata-kata Tante April sama sekali tidak menunjukkan sedang marah.

    “Kata Agus, kamu mau pertandingan sepakbola di sekolah ya?” Tanya Tante April.
    “Eh, iya tante. Pertandingan antar SMU se-kota. Tapi masih dua minggu lagi kok tante, sekarang-sekarang ini baru tahap penggojlokan,” Aku sudah mulai tenang kembali.
    “Pelajaran kamu terganggu nggak?”

    “Ya sebenarnya lumayan menggangu tante, habisnya latihannya belakangan ini berat banget, soalnya sekolah sengaja mendatangkan pelatih sepakbola beneran. Tapi, sekolah juga ngasih dispensasi kok tante. Jadi kalau capeknya nggak ketulungan, kami dikasih kesempatan untuk nggak ikut pelajaran. Kalau nggak begitu, nggak tahu lah tante. Soalnya kalau badan udah pegel-pegel, ikut pelajaranpun nggak konsen.”

    “Kalau pegel-pegel kan tinggal dipijit saja,” kata Tante April.
    “Masalahnya siapa yang mau mijit tante?”
    “Tante mau kok,” jawab Tante April tiba-tiba.
    “Ah, tante ini becanda aja,” kataku.
    “Eh, ini beneran. Tante mau mijitin kalau memang kamu pegel-pegel. Kalau nggak percaya, sini tante pijit,” katanya lagi.
    “Enggak ah tante. Ya, saya nggak berani tante. Nggak sopan,” jawabku sambil menunduk setelah melihat Tante April nampak sungguh-sungguh dengan kata-katanya.
    “Lho, kan tante sendiri yang nawarin, jadi nggak ada lagi kata nggak sopan. Ayo sini tante pijit,” katanya sambil memberi isyarat agar aku duduk di sofa di sebelahnya. Penyakit gugupku kambuh lagi. Aku hanya diam menunduk sambil mempermainkan jari-jariku.
    “Ya udah, kalau kamu sungkan biar tante ke situ,” katanya sambil berjalan ke arahku. Sebentar kemudian sambil berdiri di samping sofa, Tante April memijat kedua belah pundakku. Aku hanya terdiam, tidak tahu persis seperti apa perasaanku saat itu.

    Setelah beberapa menit, Tante April menghentikan pijitannya. Kemudian dia masuk ke ruang tengah sambil memberi isyarat padaku agar menunggu. Aku tidak tahu persis apa yang dilakukan Tante April setelah itu. Yang aku tahu, aku sempat melihat bibi pembantu keluar rumah melalui pintu samping, yang tidak lama kemudian disusul Tante April yang keluar lagi dari ruang tengah.

    “Bibi tante suruh beli kue. Kue di rumah sudah habis,” katanya seolah menjawab pertanyaan yang tidak sempat kuucapkan. “Ayo sini tante lanjutin mijitnya. Pindah ke sini aja biar lebih enak,” kali itu aku hanya menurut saja pindah ke sofa panjang seperti yang disuruh Tante April. Kemudian aku disuruh duduk menyamping dan Tante April duduk di belakangku sambil mulai memijit lagi.
    “Gimana, enak nggak dipijit tante?” Tanya Tante April sambil tangannya terus memijitku. Aku hanya mengangguk pelan.
    “Biar lebih enak, kaosnya dibuka aja,” kata Tante April kemudian. Aku diam saja. Bagaimana mungkin aku berani membuka kaosku, apalagi perasaanku saat itu sudah tidak karuan.
    “Ya sudah. Kalau gitu, biar tante bantu bukain,” katanya sambil menaikkan bagian bawah kaosku. Seperti kena sihir aku menurut saja dan mengangkat kedua tanganku saat Tante April membuka kaosku.

    Setelah itu Tante April kembali memijitku. Sekarang tidak lagi hanya pundakku, tapi mulai memijit punggung dan kadang pinggangku. Perasaanku kembali tidak karuan, bukan hanya pijitannya kini, tapi sepasang benda empuk sering menyentuh bahkan kadang menekan punggungku. Meski seumur-umur aku belum pernah menyentuh payudara, tapi aku bisa tahu bahwa benda empuk yang menekan punggungku itu adalah sepasang payudara Tante April.

    Beberapa lama aku berada dalam situasi antara merasa nyaman, malu dan gugup sekaligus, sampai akhirnya aku merasakan ada benda halus menelusup bagian depan celanaku. Aku terbelalak begitu mengetahui yang menelusup itu adalah tangan Tante April.

    “Tante.. ” kataku lirih tanpa aku sendiri tahu maksud kataku itu. Tante April seperti tidak mempedulikanku, dia malah sudah bergeser ke sampingku dan mulai membuka kancing serta retsluiting celanaku. Sementara itu aku hanya terdiam tanpa tahu harus berbuat apa. Sampai akhirnya aku mulai bisa melihat dan merasakan Tante April mengelus penisku dari luar CD-ku.

    Aku merasakan sensasi yang luar biasa. Sesuatu yang baru pertama kali itu aku rasakan. Belum lagi aku sadar sepenuhnya apa yang terjadi, aku mendapati penisku sudah menyembul keluar dan Tante April sudah menggenggamnya sambil sesekali membelai-belainya. Setelah itu aku lebih sering memejamkan mata sambil sekali-kali melirik ke arah penisku yang sudah jadi mainan Tante April.

    Tak berapa lama kemudian aku merasakan kenikmatan yang jauh lebih mencengangkan. Kepala penisku seperti masuk ke satu lubang yang hangat. Ketika aku melirik lagi, kudapati kepala penisku sudah masuk ke mulut Tante April, sementara tangannya naik turun mengocok batang penisku. Aku hanya bisa terpejam sambil mendesis-desis keenakan. Beberapa menit kemudian aku merasakan seluruh tubuhku mulai mengejang. Aku merasakan Tante April melepaskan penisku dari mulutnya, tapi mempercepat kocokan pada batang penisku.

    “Sssshhhh.. creettt… creett… ” Sambil mendesis menikmati sensasi rasa yang luar biasa aku merasakan cairan hangat menyemprot sampai ke dadaku, cairan air mani ku sendiri.
    “Ah, dasar anak muda, baru segitu aja udah keluar,” Tante April berbisik di dekat telingaku. Aku hanya menatap kosong ke wajah Tante April, yang aku tahu tangannya tidak berhenti mengelus-elus penisku. “Tapi ini juga kelebihan anak muda. Udah keluarpun, masih kenceng begini,” bisik Tante April lagi.

    Setelah itu aku lihat Tante April melepas T-Shirtnya, kemudian berturut-turut, BH, celana dan CD-nya. Aku terus terbelalak melihat pemandangan seperti itu. Dan Tante April seperti tidak peduli kemudian meluruskan posisi ku, kemudian dia mengangkang duduk di atasku. Selanjutnya aku merasakan penisku digenggam lagi, kali ini di arahkan ke selangkangan Tante April.

    “Sleppp…. Aaaaahhhhh… ” suara penisku menembus vagina Tante April diiringi desahan panjangnya. Kemudian Tante April bergerak turun naik dengan cepat sambil mendesah-desah. Mulutnya terkadang menciumi dada, leher dan bibirku.

    Ada beberapa menit Tante April bergerak naik turun, sampai akhirnya dia mempercepat gerakannya dan mulai menjerit-jerit kecil dengan liarnya. Akupun kembali merasakan kenikmatan yang luar biasa. Tak lama kemudian…

    “Aaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhh…….. ,” Tante April melenguh panjang, bersamaan dengan teriakanku yang kembali merasakan puncak yang kedua kali. Setelah itu Tante April terkulai, merebahkan kepalanya di dadaku sambil memeluk pundakku.
    “Terima kasih Dik…,” bisiknya lirih diteruskan kecupan ke bibirku.

    Sejak kejadian itu, aku mengalami syok. Rasa takut dan bersalah mulai menghantui aku. Sulit membayangkan seandainya Agus mengetahui kejadian itu. Perubahan besar mulai terjadi pada diriku, aku mulai sering menyendiri dan melamun.

    Namun selain rasa takut dan bersalah, ada perasaan lain yang menghinggapi aku. Aku sering terbayang-bayang Tante April dia telanjang bulat di depanku, terutama waktu malam hari, sehingga aku tiap malam susah tidur. Selain seperti ada dorongan keinginan untuk mengulangi lagi apa yang telah Tante April lakukan padaku.

    Perubahan pada diriku ternyata dirasakan juga oleh paman dan bibiku dan juga teman-temanku, termasuk Agus. Tentu saja aku tidak menceritakan kejadian yang sebenarnya. Situasi seperti itu berlangsung sampai seminggu lebih yang membuat kesehatanku mulai drop akibat tiap malam susah tidur, dan paginya tetap kupaksakan masuk sekolah. Akibat dari itu pula, akhirnya aku memilih mundur dari tim sepakbola sekolahku, karena kondisiku tidak memungkinkan lagi untuk mengikuti latihan-latihan berat.

    Kira-kira seminggu setelah kejadian itu, aku berjalan sendirian di trotoar sepulang sekolah. Aku menuju halte yang jaraknya sekitar 300 meter dari sekolahku. Sebenarnya persis di depan sekolahku juga ada halte untuk bus kota, namun aku memilih halte yang lebih sepi agar tidak perlu menunggu bus bareng teman-teman sekolahku.

    Saat asyik berjalan sambil menunduk, aku dikejutkan mobil yang tiba-tiba merapat dan berhenti agak di depanku. Lebih terkejut lagi saat tahu itu mobil itu mobil papanya Agus. Setelah memperhatikan isi dalam mobil, jantungku berdesir. Tante April yang mengendari mobil itu, dan sendirian.

    “Dik, cepetan masuk, ntar keburu ketahuan yang lain,” panggil Tante April sambil membuka pintu depan sebelah kiri. Sementara aku hanya berdiri tanpa bereaksi apa-apa.
    “Cepetan sini!” kali ini suara Tante April lebih keras dan wajahnya menyiratkan kecemasan.
    “I.. Iya.. tante,” akhirnya aku menuruti panggilan Tante April, dan bergegas masuk mobil.
    “Nah, gitu. Keburu ketahuan temen-temenmu, repot.” kata Tante April sambil langsung menjalankan mobilnya.

    Di dalam mobil aku hanya diam saja, meskipun aku bisa sedikit melihat Tante April beberapa kali menengok padaku.

    “Tumben kamu nggak bareng Agus,” Tanya Tante April tiba-tiba.
    “Enn.. Enggak tante. Saya lagi pengin sendirian saja. Tante nggak sekalian jemput Agus?” aku sudah mulai menguasai diriku.
    “Kan, emang Agus nggak pernah dijemput,” jawab Tante April.
    “Eh, iya ya,” jawabku seperti orang bloon.

    Setelah itu kami lebih banyak diam. Tante April mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang. Setelah sampai di sebuah komplek pertokoan Tante April melambatkan mobilnya sambil melihat-lihat mungkin mencari tempat parkir yang kosong. Setelah memarkirkan mobilnya, yang sepertinya mencari tempat yang agak jauh dari pusat pertokoan, Tante April mengajak aku turun.

    Setelah turun, Tante April langsung menyetop taksi yang kebetulan sedang melintas. Terlihat dia bercakap-cakap dengan sopir taksi sebentar, kemudian langsung memanggilku supaya ikut naik taksi. Setelah masuk taksi, Tante April memberi isyarat padaku yang terbengong-bengong supaya diam, kemudian dia menyandarkan kepalanya pada jok taksi dan memejamkan matanya, entah kecapaian atau apa. Kira-kira 20 menit kemudian taksi memasuki pelataran sebuah hotel di pinggiran kota.

    “Dik, kamu masuk duluan, kamu langsung aja. Ada kamar nganggur yang habis dipakai tamu kantor tante. Nanti tante nyusul,” kata Tante April memberikan kunci kamar hotel sambil setengah mendorongku agar keluar.

    Kemudian aku masuk ke hotel, aku memilih langsung mencari petunjuk yang ada di hotel itu daripada tanya ke resepsionis. Dan memang tidak sulit untuk mencari kamar dengan nomor seperti yang tertera di kunci. Singkat cerita aku sudah masuk ke kamar, namun hanya duduk-duduk saja di situ.

    Kira-kira 15 menit kemudian terdengar ketukan di pintu kamar, ternyata Tante April. Dia langsung masuk dan duduk di pinggir ranjang.

    “Agus bilang kamu keluar dari tim sepakbola ya?!” tanyanya tanpa ba-bi-bu dengan nada agak tinggi.
    “I.. iya tante,” jawabku pelan.
    “Kamu juga nggak pernah lagi kumpul sama temen-temen kamu, nggak pernah main lagi sama Agus,” Tante April menyemprotku yang hanya bisa diam tertunduk.
    “Kamu tahu, itu bahaya. Orang-orang dan keluargaku bisa tahu apa yang sudah terjadi.. ,” kata-kata Tante April terputus dan terdengar mulai sedikit sesenggukan.
    “Tapi.. saya nggak pernah ngasih tahu siapa-siapa,” kataku.
    “Memang kamu belum ngasih tahu, tapi kalau ditanyain terus-terusan bisa-bisa kamu cerita juga,” katanya lagi sambil sesenggukan. “Apa yang terjadi dengan keluarga tante jika semuanya tahu!”
    “Tante memang salah, tante yang membuat kamu jadi begitu,” kata Tante April, kali ini agak lirih sambil menahan tangisnya. “Tapi kalau kamu merasakan seperti yang tante rasakan..” terputus lagi.
    “Merasakan apa tante?”

    Akhirnya Tante April cerita panjang lebar tentang rumah tangganya. Tentang suaminya yang sibuk mengejar karir, sehingga hampir tiap hari pulang malam, dan jarang libur. Tentang kehidupan seksualnya sebagai akibat dari kesibukan suaminya, serta beratnya menahan hasrat biologisnya akibat dari semua itu.

    “Kalau kamu mau marah, marahlah. Entah kenapa, tante nggak sanggup lagi menahan dorongan birahi waktu kamu ke rumah minggu kemarin. Terserah kamu mau menganggap tante kayak apa, yang penting kamu sudah tahu masalah tante. Sekarang kalau mau pulang, pulanglah, tante yang ngongkosin taksinya,” kata Tante April lirih sambil membuka tasnya, mungkin mau mengeluarkan dompet.

    “Nggak.. nggak usah tante.. ” aku mencegah. “Saya belum mau pulang, saya nggak mau membiarkan tante dalam kesedihan.” Entah pengaruh apa yang bisa membuatku seketika bisa bersikap gagah seperti itu. Aku hampiri Tante April, aku elus-elus kepalanya. Hilang sudah perasaan sungkanku padanya. Tante April kemudian memeluk pinggangku dan membenamkan kepalanya dalam pelukanku.

    Setelah beberapa lama, aku duduk di samping Tante April. Kuusap-usap dan sibakkan rambutnya. Kusap pipinya dari airmata yang masih mengalir. Pelahan kucium keningnya. Kemudian, entah siapa yang mulai tiba-tiba bibir kami sudah saling bertemu. Ternyata, kalau tidak sedang merasa sungkan atau takut, aku cukup lancar juga mengikuti naluri kelelakianku.

    Cukup lama kami berciuman bibir, dan makin lama makin liar. Aku mulai mengusap punggung Tante April yang masih memakai baju lengkap, dan kadang turun untuk meremas pantatnya. Tante April pun melakukan hal yang sama padaku.

    Tante April sepertinya kurang puas bercumbu dengan pakaian lengkap. Tangannya mulai membuka kancing baju seragam SMU-ku, kemudian dilepasnya berikut kaos dalam ku. Kemudian dia melepaskan pelukanku dan berdiri. Pelan-pelan dia membuka pakain luarnya, sampai hanya memakai CD dan BH. Meskipun aku sudah melihat Tante April telanjang, tapi pemandangan yang sekarang ada di depanku jauh membuat nafsuku bergejolak, meskipun masih tertutup CD dan BH. Aku langsung berdiri, kupeluk dan kudorong ke arah dinding, sampai kepala Tante April membentur dinding, meski tidak begitu keras.

    Cerita Sex Antara Kegelisahan Dan Kenikmatan Yang Telah Di Berikan Tante April

    Cerita Sex Antara Kegelisahan Dan Kenikmatan Yang Telah Di Berikan Tante April

    “Ah, pelan-pelan doonnng,” kata Tante April manja diiringi desahannya desahannya.
    Aku semakin liar saja. Kupagut lagi bibir Tante April, sambil tanganku meremas-remas buah dadanya yang masih memakai BH. Tante April tidak mau kalah, bahkan tangannya sudah mulai melepaskan melorotkan celana luar dan dalamku. Kemudian, diteruskannya dengan menginjaknya agar bisa melorot sempurna. Aku bantu upaya Tante April itu dengan mengangkat kakiku bergantian, sehingga akhirnya aku sudah telanjang bulat.

    Setelah itu Tante April membantuku membuka pengait BH-nya yang ada di belakang. Rupanya dia tahu aku kesulitan untuk membuka BH-nya. Sekarang aku leluasa meremas-remas kedua buah dada Tante April yang cukup besar itu, sedang Tante April mulai mengelus dan kadang mengocok penisku yang sudah sangat tegang.

    Kemudian tante setengah menjambak Tante April mendorong kepalaku di arahkan ke buah dadanya yang sebelah kiri. Kini puting susu itu sudah ada di dalam mulutku, kuisap-isap dan jilati mengikuti naluriku.

    “Aaaaahh….. oooouhghhh… ” desahan Tante April makin keras sambil tangannya tak berhenti mempermainkan penisku.

    Beberapa kali aku isap puting susu Tante April bergantian, mengikuti sebelah mana yang dia maui. Setelah puas buah dadanya aku mainkan, Tante April mendorong tubuhku pelan ke belakang. Kemudian dia berputar, berjalan mundur sambil menarikku ke arah ranjang. Sampai di pinggir ranjang, Tante April sengaja menjatuhkan dirinya sehingga sekarang dia telentang dengan aku menindih di atasnya, sementara kakinya dan kakiku masih menginjak lantai. Setelah itu, dia berusaha melorotkan CD-nya, yang kemudian aku bantu sehinggap Tante April kini untuk kedua kalinya telanjang bulat di depanku.

    Usai melepas CD-nya aku masih berdiri memelototi pemandangan di depanku. Tante April yang telentang dengan nafas memburu dan mata agak saya menatapku. Gundukan di selangkangannya yang ditumbuhi bulu tidak begitu lebat nampak benar menantang, seperti menyembul didukung oleh kakinya yang masih menjuntai ke lantai. Bibir vaginanya nampak mengkilap terkena cairan dari dalamnya. (Waktu itu aku belum bisa menilai dan membanding-bandingkan buah dada, mana yang kencang, bagus dan sebagainya. Paling hanya besar-kecilnya saja yang bisa aku perhatikan).

    “Sini sayaangg.. ,” panggil Tante April yang melihat aku berdiri memandangi tiap jengkal tubuhnya. Aku menghampirinya, menindih dan mencoba memasukkan penisku ke lubang vaginanya. Tapi, Tante April menahanku. Nampak dia menggeleng sambil memandangku. Kemudian tiba-tiba kepalaku didorong kebawah. Terus didorong cukup kuat sampai mulutku persis berada di depan lubang vaginanya. Setelah itu Tante April berusaha agar mulutku menempel ke vaginanya. Awalnya aku ikuti, tapi setelah mencium bau yang aneh dan sangat asing bagiku, aku agak melawan.

    Mengetahui aku tidak mau mengikuti kemauannya, dia bangun. Ditariknya kedua tanganku agar aku naik ke ranjang, ditelentangkannya tubuhku. Sempat aku melihat bibirnya tersenyum, sebelum di mengangkang tepat di atas mulutku.

    “Bleepp… ” aku agak gelagapan saat vagina Tante April ditempel dan ditekankan di mulutku. Tante April memberi isyarat agar aku tidak melawan, kemudian pelan-pelan vaginanya digesek-gesekkan ke mulutku, sambil mulutnya mendesis-desis tidak karuan. Aku yang awalnya rada-rada jijik dengan cairan dari vagina Tante April, sudah mulai familiar dan bisa menikmatinya. Bahkan, secara naluriah, kemudian ku keluarkan lidahku sehingga masuk ke lubang vagina Tante April.

    “Oooohhh… sssshhh… pinter kamu sayang… oh… ” gerakan Tante April makin cepat sambil meracau. Tiba-tiba, dia memutar badannya. Kagetku hanya sejenak, berganti kenikmatan yang luar biasa setelah penisku masuk ke mulut Tante April. Aku merasakan kepala penisku dikulum dan dijilatinya, sambil tangannya mengocok batang penisku. Sementara itu, vaginanya masih menempel dimulutku, meskipun gesekannya sudah mulai berkurang. Sambil menikmati aku mengelus kedua pantat Tante April yang persis berada di depan mataku.

    Setelah puas dengan permainan seperti itu, Tante April mulai berputar dan bergeser. Masih mengangkang, tapi tidak lagi di atas mulutku, kali ini tepat di atas ujung penisku yang tegak.
    “Sleep.. blesss… ooooooooooooohhhhhh,” penisku menancap sempurna di dalam vagina Tante April diikuti desahan panjangnya, yang malah lebih mirip dengan lolongan.

    Tante April bergerak naik turun sambil mulutnya meracau tidak karuan. Tidak seperti yang pertama waktu di rumah Tante April, kali ini aku tidak pasif. Aku meremas kedua buah dada Tante April yang semakin menambah tidak karuan racauannya. Rupanya, aksi Tante April itu tidak lama, karena kulihat tubuhnya mulai mengejang. Setengah menyentak dia luruskan kakinya dan menjatuhkan badannya ke badanku.

    “Ooooooooohhh…. Aaaaaaaaahhh….. ” Tante April ambruk, terkulai lemas setelah mencapai puncak.

    Beberapa saat dia menikmati kepuasannya sambil terkulai di atasku, sampai kemudian dia berguling ke samping tanpa melepas vaginanya dari penisku, dan menarik tubuhku agar gantian menindihnya.

    Sekaraang gantian aku mendorong keluar-masuk penisku dari posisi atas. Tante April terus membelai rambut dan wajahku, tanpa berhenti tersenyum. Beberapa waktu kemudian aku mempercepat sodokanku, karena terasa ada bendungan yang mau pecah.

    “Tanteeeeee……. Oooooohhh……. ” gantian aku yang melenguk panjang sambil membenamkan penisku dalam-dalam. Tante April menarik tubuhku menempel ketat ke dadanya, saat aku mencapai puncak.

    Setelah sama-sama mencapai puncak kenikmatan, aku dan Tante April terus ngobrol sambil tetap berpelukan yang diselingi dengan ciuman. Waktu ngobrol itu pula Tante April banyak memberi tahu tentang seks, terutama bagian-bagian sensitif wanita serta bagaimana meng-eksplor bagian-bagian sensitif itu.

    Setelah jam 4 sore, Tante April mengajak pulang. Aku sebenarnya belum mau pulang, aku mau bersetubuh sekali lagi. Tapi Tante April berkeras menolak.

    “Tante janji, kamu masih terus bisa menikmati tubuh tante ini. Tapi ingat, kamu harus kembali bersikap seperti biasa, terutama pada Agus. Dan kamu harus kembali ke tim sepakbola. Janji?”
    “He-em,” aku menganggukkan kepala.
    “Ingat, kalau kamu tepat janji, tante juga tepat janji. Tapi kalau kamu ingkar janji, lupakan semuanya. Oke?” Aku sekali mengangguk.

    Sebelum aku dan Tante April memakai pakaian masing-masing, aku sempatkan mencium bibir Tante April dan tak lupa bibir bawahnya. Setelah selesai berpakaian, Tante April memberiku ongkos taksi dan menyuruhku pulang duluan.

    Sejak itu perasaanku mulai ringan kembali, dan aku sudah normal kembali. Aku juga bergabung kembali ke tim sepakbola sekolahku, yang untungnya masih diterima. Dari sepakbola itulah yang kemudian memuluskan langkahku mencari kerja kelak. Dan Tante April menepati janjinya. Dia benar-benar telah menjadi pasangan kencanku, dan guru sex-ku sekaligus. Paling sedikit seminggu sekali kami melakukannya berpindah-pindah tempat, dari hotel satu ke hotel yang lain, bahkan kadang-kadang keluar kota. Tentu saja kami melakukannya memakai strategi yang matang dan hati-hati, agar tidak diketahui orang lain, terutama keluarga Tante April.

    Sejak itu pula aku mengalami perubahan yang cukup drastis, terutama dalam pergaulanku dengan teman-teman cewek. Aku yang awalnya dikenal pemalu dan jarang bergaul dengan teman cewek, mulai dikenal sebagai play boy. Sampai lulus SMU, beberapa cewek baik dari sekolahku maupun dari sekolah lain sempat aku pacari, dan beberapa di antaranya berhasil kuajak ke tempat tidur. (Lain waktu, kalau sempat saya ceritakan petualangan saya tersebut).

    Begitulah kisah awalku dengan Tante April, yang akhirnya merubah secara drastis perjalanan hidupku ke depannya. Sampai saat ini, aku masih berhubungan dengan Tante April, meskipun paling-paling sebulan atau dua bulan sekali. Meskipun dari segi daya tarik seksual Tante April sudah jauh menurun, namun aku tidak mau melupakannya begitu saja. Apalagi, Tante April tidak pernah berhubungan dengan pria lain, karena dianggapnya resikonya terlalu besar.

    Begitulah, Tante April yang terjepit antara hasrat seksual menggebu yang tak terpenuhi dengan status sosial yang harus selalu dijaga.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Saat Diriku Khilaf Mau Menjadi Simpanan Om Darto

    Cerita Sex Saat Diriku Khilaf Mau Menjadi Simpanan Om Darto


    697 views

    Perawanku – Cerita Sex Saat Diriku Khilaf Mau Menjadi Simpanan Om Darto, Namaku Linda aku gadis yang masih menginjak usia 17 tahun, kehidupanku kini berubah sejak kami di tinggal ayah. Mama hanya bekerja sebagai tukang cuci pakaian tetangga yang memang mengenal keluarga kami sebelumnya, awalnya kami hidup serba berkecukupan namun semua berubah setelah kami di tinggal ayah yang lebih memilih wanita lain daripada hidup dengan mama dan aku anaknya.

    Bukan itu saja ternyata ayah meninggalkan banyak hutang sehingga terpaksa mama menjual rumah kami. Dan kamipun lebih memilih tinggal di rumah kontrakan yang tidak jauh dari rumah kami yang dulu, hanya saja rumah yang kami tinggali sekarang lebih kecil dan masih masuk gang pula, sebagai anak tunggal aku hanya bisa pasrah apalagi aku sudah menginjak dewasa.

    Sedikit banyak aku sudah mengerti yang terjadi pada kami, dan akhirnya akupun berubah dari pribadi yang pemalu menjadi agak liar. Awalnya aku hanya mau di ajak nonton oleh temanku yang bernama Ferdi, rupanya dia telah merencanakan sesuatu padaku. Dengan mudahnya dia menikmati tubuhku di saat aku sudah tidak berdaya dalam obat yang dia campur dalam minumanku.

    Sejak saat itulah aku menjadi liar, dengan gampangnya aku melakukan adegan seperti dalam cerita seks. Padahal aku tidak melakukannya dengan pasanganku, melainkan dengan banyak cowok yang bersedia membayarku. Dan aku minta mereka merahasiakannya pada teman cewek di sekolahku, hingga 5 bulan lamanya aku terus melakukan hal itu. Tentu saja tanpa sepengetahuan mamaku.

    Apalagi aku tetap masih minta jatah jajan pada mama, karena uang yang mereka berikan padaku belum seberapa. maklum yang mengajakku melakukan adegan cerita seks 17 tahun hanya teman sekolah yang hanya dapat uang jajan dari orang tua mereka, hingga akhirnya akupun lulus dari sekolah dan dalam hati aku ingin sekali melanjutkan kuliah tapi aku tidak ada biaya.

    Akhirnya akupun menggunakan cara lain, aku pamit pada mama kalau aku akan bekerja di kota besar. Awalnya mama tidak mengizinkan aku namun aku tetap memaksanya sampai akhirnya diapun melepas kepergianku yang pamit berangkat mencari pekerjaan, padahal sebenarnya aku sudah ada rencana dengan uang yang selama ini aku tabung akupun mencari kampus di kota yang baru saja aku injak ini.

    Sambil terus mendaftarkan diri akupun tetap melakukan apa yang telah menjadi pekerjaanku di kotaku. Apalagi aku sudah mengenal sosok tante Gina, yang aku kenal lewat sosmed, dia salah satu mucikari yang cukup terkenal di kota ini. Pertama kami bertemu dia begitu tajam menatapku lalu berkata “Perfect.. aku yakin kamu akan menjadi primadona baru disni..”.

    Bukan hanya tentang pekerjaan yang akan aku kerjakan saja yang di bantu oleh tante Gina, tapi tentang urusan kuliahku juga dia yang mengurusnya. Hingga dengan mudahnya aku dapat kuliah sambil bekerja pada tante juga, aku melakukan cerita seks sudah tidak terhitung dan kini aku sudah menggunakan mobil ke kampus bahkan aku tinggal di salah satu apartemen mewah.

    Semua itu memang masih belum milikku seutuhnya, karena itu semua hanya pemberian om Darto. Dan dengannya aku sering melakukan hubungan intim seperti dalam adegan cerita seks, pria tambun ini begitu mencintaiku dan aku merasa kasihan juga melihat dia sudah berkorban banyak padaku. Bahkan om Darto pernah bilang padaku ” Linda kamu boleh pacaran di luar sana asal jangan sampai kamu membawanya ke apartemen ini..”.

    Hal itu membuat aku semakin simpati padanya, aku tidak pernah sekalipun mengajak pria lain masuk ke dalam apartemen ini. Apalagi kalau sampai melakukan adegan cerita seks 17 tahun, siang ini aku memang langsung pulang dari kampus karena aku ingin mempersiapkan kejutan buat om Darto. Hari ini dia berulang tahun usianya genap 47 tahun dan aku pura-pura tidak mengetahuinya.

    Padahal aku sudah mempersiapkan kado spesial untuknya, lalu aku hiasi kamarku seperti layaknya pasangan yang akan melakukan bulan madu mereka. Sengaja aku taburi juga tempat tidurku dengan bunga mawar putih, setelah aku persiapkan semunya mulai dari dekorasi sampai kue ultah aku aku ambil di salah catering tadi, akupun bersiap-siap mandi dan berdandan agar terlihat lebih anggun aku pakai gaun malam.

    Sengaja aku membelinya kemaren dan memang aku persiapkan untuk momen ultahnya om Darto. Namun hingga jam 8 malam dia belum juga datang, bahkan karena capeknya juga akupun sampai ketiduran setelah lewat jam 9 malam om Darto belum juga datang. Tiba-tiba aku merasa seperti ada orang yang menggendongku dan dia merebahkan aku di atas tempat tidur.

    Aku tahu kalau om Darto yang telah menggendongku, aku buka perlahan mataku dan tersenyum padanya yang tengah menatapku juga “Happy birtday sayang..” Kataku lirih lalu aku melingkarkan tanganku pada lehernya, dan aku cium pipinya lalu bibirnya “Lindaaa.. maaf aku baru dataang..om tidak tahu kalau kamu bakalan..” Aku memotong perkataan om Darto.

    Dengan melepas pakaiannya dan juga pakaian yang aku kenakan “Aku dah nunggu lama om..” Diapun tersenyum lalu kamipun bergumul, dengan buasnya om Darto menciumi seluruh tubuhku mulai dari atas sampai kebawah “OOoouuuggghh… om… aaaaagggghhh… aaaaggghh… geliii ooom… aaaaaggggghhh… aaagggghhh..” Lirih aku berkata ketika dia menyelinapkan lidahnya dalam memekku.

    Seperti pemain dalam adegan cerita seks kami terus melepas nafsu yang telah memuncak “OOouuuuuggggghhh… ooouuuggghh…. Liiin…. aaaaggggghh… aaagggggghhh… teruuuuuuusss… aaaaggghhh…. sayaaang..” Katanya ketika mulutku kini berganti mengulum kontolnya, hingga akhirnya diapun menindih tubuhku lalu dengan cepat bergerak setelah dia masukkan kontolnya.

    Dalam memekku dan akupun mengimbanginya dengan gerakan perlahan “OOouuuuggggghhhhhh… aaaaggggghhh… ooouuuggghhhh… aaagggghh… saaayaaaang….. aaagggghhh” Semakin buas saja om Darto bergerak setelah aku mainkan juga tanganku pada dua telornya, yang ikut bergerak tapi tidak ikut masuk kedalam memekku, aku pilin-pilin dengan gemasnya.

    Hingga akhirnya aku dengar om darto mengerang keras dan panjang “Ooouuugghh… Liiin… aaagggghh.. Ommm.. udaaaaahhh…… aaaggggghhh… aaaagggghhh… aaaaaggggghhh… aaaaaaggggghhhhhh.. aaaaagggghhhh… ” Dia menekan kontolnya yang sudah menyemburkan larva hangat dan kental dalam lubang kemaluanku, akupun memeluk tubuhnya yang sudah lemas.

    Malam ini kami melakukan adegan cerita seks 17 tahun hingga puas, dan tidak lupa aku makan malam romantis dengan om Darto meskipun akhirnya kami makan malam di atas tempat tidur. Aku benar-benar menyayangi pria ini karena kebaikannya dan aku juga tidak ingin lagi kembali menjadi gadis bispak, cukup menjadi peliharaan om Darto yang telah membuat aku begitu mencintainya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Percintaan Dengan Tante

    Cerita Sex Percintaan Dengan Tante


    697 views

    Perawanku – Cerita Sex Percintaan Dengan Tante,Ini bermula sewaktu aku dan keluargaku bercuti di Terengganu, Sekarang ini aku masih belajar di ipts di kay ell, Begini kisahnya. Hari minggu itu bapak aku ada urusan di Terengganu. So mak aku malas nak tinggal sorang kat kay ell jadi bapak aku bawak le sekali satu keluarga ikut sama. Sambil tu boleh terus bercuti. Selain itu makcik dan sepupu aku pun ada ikut juga.

    Makcik aku ni nama aje makcik tapi perbezaan umur hanye tua 3 tahun aje. Selain itu dia ni boleh kire cun jugak leh… ihihihi… sepupu aku pun cam gitu gak. Name makcik aku ni Hanni. Die ni kerje sebagai accountant kat Maybank. Die ni menang cun sungguh. Body power tak yah cite l

    Kami sampai kat ‘istane hinggap’ kami lebih kurang pukul 6 petang. Aku terus masuk bilik dan terus tidur. Makan tak yah ape pun tak yah. Letih siot. Korang tahu le berape punye lame nak sampai dari kay ell ke Terengganu ni. Makcik aku plak duduk kat sebelah bilik aku.

    Bila aku sedar-sedar aje jam dah pukul 9 malam. Aku yang dok mamai lagi pun klua le. Ingat nak makan le ape yang ade sekali satu hape pun tarak sebab mak bapak ngan kakak aku sume dah klua. Sepupu aku pun klua jugak same mereke kerane aku tak nampak pun die. Aku nampak makcik aku klua dari biliknya.

    Die berpakaian kimono mandi dan berjalan menuju ke bilik mandi. “Cik Ann…” tegurku. Makcik aku berpaling dan menjawap “Ha… apesal?” jawabnduk kat ruang tamu dan makcik aku pergi ke belakang untuk ke bilik air. Tidak lame lepas tu gemercikkan air mula kedengaran.

    Aku yang menunggu kat luar bile dengan bunyi air tu mule le rase sejuk yang teramat sangat… ihihihi… lagipun malam tu hujan dah renyai-renyai turun. Biase le Terengganukan. Tiap-tiap hari hujan. Lebih-lebih lagi time tengkujuh cam gini.

    Tiba-tibe bile aku tengah sedap punye layan tv, makcik aku kat bilik air menjerit panggil aku. “Wal! Mane sabun ni?! Cik Ann nak sabun.” Aku menjawab balik jeritan makcik aku tu, “Ade kat situ le. Takan kat sini kot. Mane ade orang bersabun kat sini haa.” “Mane ade?! Huh… orang dah carik dah tapi tak jumpe.

    Sabun baju ade le…” kata makcikku lagi. “Uiehkkk… Takde ke? Takan mak lupe nak beli kot?” Tanye aku sendirian sambil berjalan menuju kebilik air. “Kat laci kabinet bawah tu takde ke?” Aku mengarahkan makcik aku mencari kat laci kabinet dalam bilik air tu pulak. “Takde jugak le Wal. Kau masuk ajelah, tolong Cik Ann cari sabunnya.

    Cik Ann tak tau ni.” Makcik aku membuka pintu bilik air dan menyuran pantat die tu le… ihihihi… gebu siot… Makcik aku pulak dah panic, die cepat-cepat tutup booms ngan pantat die ngan tangan sambil memusingkan badannye ke belakang. Die sambar tuala yang terjatuh kat lantai dan kemudian cepat-cepat memakainye balik. Aku pulak masih lagi terconggok kat situ cam patung sebab kene ‘culture shock’… ihihihi… adik aku pun jadi cam aku gak.

    Di sebabkan terlalu terkejut terus die terjage dari sleeping beautynye. Kemudian baru aku tersedar dari lamunan aku. Makcik aku plak aku tengok muke die dah merah padam sebab malu gilee. Aku hulurkan sabun tadi kat die. Pas tu aku terus klau bersame-same dengan sise-sise nostalgia tadi. Nostalgia yang best gilee.

    Makcik aku menutup kembali pintu bilik air dan teruskan mandi. Aku kembali ke ruang tamu dan duduk ke sofa untuk menenangkan kembali semangatku yang tetibe aje tadi terkoba-koba.

    Tapi tetap gak tak leh. Aku kembali mengelamun di sofa itu tentang setiap inci susuk tubuh makcik ku dengan telitinye. Dan makcik ku terus menjadi mangse imaginasi melampau ku pade waktu itu.

    Setelah beberape ketike, makcik aku klua dari bilik air. Kini die dah lengkap berpakaian kimono mandi. Dengan tuala masih di tangannye die berjalan menuju ke arah ku yang masih lagi mengelamun di sofa. “Oit! Mengelamun le tu! Takan tak abis lagi kot?!” Sergah makcik ku bile melihat aku masih lagi mengelamun sehingga tak sedar die ade kat sisiku. Aku tersedar dari lamunan ku. Aku terase malu sebab makcik aku seolah-olah tahu ape yang bermain kat kepale otak ku kini. “Err… takde ape-ape

    Makcik aku duduk di sebelah aku dan kemudian meletakkan tangan kirinye di bahu aku manekale sebelah lagi di letakkan di pehe aku. “Cik Ann tahu yang Wal tengah stim sekarang ni.” Bisik makcik aku sambil tangan kanannye mule merayap dan kemudian mengengam erat adik aku yang tengah tegak berdiri tu. Perlahan-lahan die mengurut adik aku tu sambil meniup perlahan di telinga aku. Aku dah semakin stim.

    Kalau aku tolak rugi. Kalau aku layan kang tak pasai-pasai hancusss… Pendirian aku berbelah bahagi. Samade nak ikut cakap isi nurani murni aku atau ikut cakap isi nurani setan yang dok best punye bertenggek kat tinge kiri aku ni… Akhirnye di sebabkan setan lagi kuat dari isi nurani hati aku yang murni ni so aku memilih untuk melayan… ihihihi… Makcik aku tengah sedap punye dok urut adik aku tu. Kemudian die lucutkan plak selua trek sut dan spender yang aku pakai. “Hemmm… besar jugak anak sedare Cik Ann ni ye….”

    Dari sebelah kanan aku beralih ke sebelah kiri. Kemudian aku hisap puting makcik aku cam budak kecik isap susu dari mak die. Bile aku dah start mengurut dan menghisap tu makcik aku ni dah mule le berbunyi. Die dah mule mengerang pelan sambil mengocokkan adik aku tu dengan lebih bernafsu. “Ahhhh… Ahhhh… Sedap Wal…. Ahhhh… hemmm…!!!” Makcik aku mengerang kesedapan. Tangannye melancap batang aku dengan lebih laju lagi dan kemudian aku mule terase seperti batang aku ni nak meletup.

    Aku cube gak nak tahan tapi tak terdaye. Akhirnye mulut batang aku ni memuntahkan cecair putih yang mengenai tangan makcikku dan kimono mandinye. Makcik menjilat semue air mani yang tertumpah kat tangannye dan kemudian tersenyum kepade ku. “Sedapnye. Ni kalau Wal nak tahu ubat awet mude tau… ihihihi..

    Makcikku masih terus menjilat air mani kat tangannye sementare batang ku tadi pelahan-lahan mulai melembik. “Cik Ann tak puas lagi la. Ape kate kite sambung kat atas pulak, nak tak?” “Err… takpe ke? Nanti abah balik kang camne?” Aku memule agak keberatan juga dengan ajakan makcik aku tu “Takpe… lagi pun sekarang ni dieorang tak balik lagi.

    Kite berdue aje kat dalam rumah ni haa…” Jawap makcik ku dan terus menarik tangan ku dan masuk ke biliknye. Aku hanye mampu mengikut seperti di pukau. Di dalam bilik makcik ku menanggalkan pakaiannye dan menhenyakkan tubuhnye di atas katil.

    Aku pun melakukan pekare yang same dengan menanggalkan kesemue pakaian ku dan menghampiri makcikku yang menanti di atas katil. Aku berbaring di sisinye dan menyerahkan segalenye kepade makcikku.

    Akhirnya aku hanya mampu berserah dan dengan lembutnya makcikku memainkan batangku sambil berkata,”Fuhhh… besau gak ye batang Wal ni… ihihihi… Patut pun mase Wal pancut tadi bukan main kuat perginye… ihihihi…” Aku tertawa mendengar makcik aku cakap begitu dan melihat kelaluannye dengan penuh minat dan bernafsu sekali. Aku dah mule stim balik.

    Melihatkan kelakuan makcik ku itu aku dah mule semakin berani. Berani untuk memulakan sesuatu… mengeluarkan semue skill yang aku tuntut dari filem blue yang aku tonton selame ni. Dengan lembutnya makcikku mengulum batangku, dan aku pula meraba tetek makcik yang montok itu. Ohhhhhhh… nikmat sekali…

    Perlahan-lahan aku mule berpusing dan die tuntun aku ke arah pantatnye pula. Aku cume mengikut sahaje. Kini kami berade dalam posisi 69. Wahhhh… rerupenye pantat die dah banjir dah dan mengeluarkan bau yang agak kureng menyenangkan tapi sebab dah stim gilee semue tu tolak tepi punye… ihihihi… Aku menyelak bulu pantatnye yang nipis dan menjilat alur pantatnye.

    Dari situ aku dapat melihat dengan lebih depat rupe pantat seorang perempuan dewasa. Selame ni aku hanye pernah tengok pantat budak kecik aje. Pantat makcik aku tu gebu dan bijik kelentitnye berwarne merah. Aku menjungkitkan bijik kelentitnye dengan lidah ku dan menghisapnye macam budak kecik menghisap puting.

    Bile mase aku menghisapnye aje makcik aku mule mengelepar. Die mule tergeliat-liat dan bontotnye kekadang terangkat-angkat. “Ahhh… ahhhh… Sedapnye Wal… Ahhhh… Lagi Wal… Ahh

    Selame aku menjilat pantatnye, batang aku memang dah die tak ingat dah. Langsung die tak hisap dah lagi sebab sebok dengan mengerangnye tu. Tapi semase aku tengah jilat dan menjolok lidah aku kat lubang pantannye tetibe aku merasekan yang batang aku ni cam ade orang hisap.

    Aku ingatkan makcik aku tapi aku masih lagi denga die mengerang. Camne die boleh berbunyi kalau mulut die dah penuh? Aku menoleh kebelakang dan melihat kakak aku sebenarnye yang sedang menghisap batang aku tu.

    Aku pade mulenye terkejut gak. Makcik aku yang dok sedap layan stim pun terkejut gak. Pastu die bia dan tengok aje akak aku tu dok hisap batang aku sambil ketawe kecil. “Wahhhh… best le kau Wal… ihihihihi… dapat hisap Cik Ann punye bijik pas tu akak kau plak hisap ko punye batang… ihihihi…” Makcik aku menyindir aku. Aku yang terase tersindir mengigit manje bijik mak

    Aku berenti nyonyot bijik makcik aku. Aku bangun dan melihat akak aku tengah dok sedap punye ngisap batang aku cam isap gule-gule. Aku bia aje die layan kejap pas tu aku tarik batang aku dari mulut die. “Pop!” berbunyi bile aku tarik batang aku dari mulut akak aku ni. Aku tarik tangan akak aku supaye dekat sikit kat aku. Sekarang ni aku nak project plak akak aku. Memule aku freach kiss ngan die.

    Pas tu aku main le lelangit die ngan lidah aku. Lame gak kite orang comulut sambil buat sup lidah. Tangan die plak tengah sibok bukak baju die. Aku pun tolong le sekali. Pas tu aku urut tetek die. Kat lua aje sebab time tu akak aku ni masih pakai bra lagi. Aku turunkan ciuman aku dari bibirnye ke leher dan kemud

    Bile akak aku dah klimax baru le aku berenti sebab nak layan makcik aku plak. Letih siot. Abis peluh satu badan ni haa… Lepas dah beromen ngan akak aku. Batang aku dah mule naik gatai nak cari lubang pantat plak. Aku pilih makcik aku dulu sebab die yang first sekali start ngan aku.

    So kirenye aku ni pengamal system FIFO le. Aku berlutut kat depan makcik aku dan kemudian menyembamkan muke aku kat pantatnye. Niat aku supaye makcik aku ni terangsang balik sebab lame die terhenti tadi bile aku beromen ngan akak aku. Aku nak pantat die berair balik supaye senang aku nak kongkek karang.

    Makcik aku ni bile aku hisap aje bijik die mule le die bising balik. Tak sempat aku nak buat die klimax dah die tarik kepale aku pas tu suruh aku fuck die. “Cukup… ahhhh… Cik Ann dah tak tahan dah ni. Lubang Cik Ann dah gatal sangat ni… Fuck me Wal!!! Fuck me!!!” Ak

    Susah gak aku nak masukkan pade mulenye tapi di sebabkan makcik aku ni dah tak dare make akhirnye abis gak batang aku ni menerokai lubang pantat makcik aku tu. Perrggghhhh… ni le kali pertame aku dapat rasekan camne hangatnye lubang pantat pompuan… ihihihi… selame ni asyik rase hangat tangan aje bile melancap kat bilik air. Aku biakan aje batang aku tu kat dalam pantat makcik aku buat seketike.

    Lepas tu aku mule mengkongkek pantat makcikku dengan aksi klua masuk. Makcik aku hanye mampu mendesir kenikmatan setiap kali aku menghentakkan batang aku ke dalam pantatnye. Dan setiap kali aku menariknye pula makcik aku akan menaikkan punggungnye seperti mengikut rentak irama aku.

    Makcik ku mengerang kuat dan kemudian aku rasekan batang aku seperti di banjiri oleh satu air yang hangat dan kemudian aku terase seperti batang aku di sedut-sedut dari dalam.gendur. Akak aku yang masih lagi belum merase puas terus menghisap batang aku yang dah lembik itu. Makcik aku kat sebelah hanye mampu menjadi penonton dan terbaring lesu.

    Aku biakan saje akak aku menhisap dan menjilat segale cairan yang terletak kat batang aku sehingga licin. Lame juga aku biakkan akak aku menjilat dan melakukan ape saje kat batang aku tu.

    Lelame setelah aku berjaye mengumpulkan kembali kudrat jantan ku dan batang aku kembali menegang tanpe rase berdose aku menarik akak ku dan aku menyuruh die menonggeng. Aku nak buat dogie style plak. Aku kemudian menikam batang ku yang kembali beraksi ke dalam lubang pantat akak aku pule. Akak aku pun same cam makcik aku. Takde dare gak.

    Make senang aje le batang aku nak meloloskan diri. Makcik aku yang dah keletihan juge dah mule terangsang bile melihat aku mengkongkek akak aku sendiri. Aku aku pule mengerang kesedapan dan klimax selepas itu. Aku masih dengan aksi aku.

    Makcik aku menarik kepale akak aku dan membenamkan ke pantatnye. Akak aku yang tengah stim tahap maksimum itu terus menjilat pantat makcik aku tu. Aku pule sambil mengkongkek meramas keras tetek akak aku sampai naik merah aku lihat. “Fuck her harder!!! Fuck her harder!!! Arggghhhh….

    Aku terus melakukan seperti ape yang makcik aku suruh. Aku menghenjut akak aku dengan lebih kuat sehingga terase seperti dinding yang menghalang batang aku dari terus pergi lebih jauh.

    “Arrrggghhh… ehhhhhrrrggg… Wal! Akak dah nak klua ni!!! Arrrgghhhh… kite klua sesame ye!!!” Aku bile denga akak aku nak klua lagi aku pun mencepatkan lagi hayunan aku sambil menyuruh akak aku mengemut pantatnye dengan lebih kuat supaye lebih ketat.

    Tak lame selepas itu kami bertige klimax sesame.Kami kemudian tersembab kat dalam bilik tu sebab keletihan. Lebih kurang sejam lepas kami buat project mak abah aku pulang dan kami buat cam tak ade ape-ape yang berlaku. Seminggu kami duduk sane. So kami ade banyak mase untuk buat lagi. Aku pun dah gian sebab ari tu la my first time buat kerje terkutuk tu. Dengan due orang sekali lak tu… ihihihi… Cume satu aje yang

    Hari di tunggu dah tibe. Elok lepas mak bapak aku selamat bertolak aku, akak aku dan makcik aku terus masuk bilik makcik aku.

    Sepupu aku plak masuk bilik die. Bilik die sebelah bilik makcik aku… ihihihi… Aku sengaje tak tutup rapat bilik makcik tu supaye die boleh dengar bile akak aku dan makcik aku meraung mase aku project dieorang nanti. Tapi sebelum tu aku dah kasi tau kat dieorang yang aku nak project ngan sepupu aku ni.

    So aku nak ade full power up. Makcik aku dan akak aku paham. Dieorang pun ikut plan aku. So dieorang le yang project sendirian. Aku plak lepak kat bilik aku. Nanti senang le aku nak usha sepupu aku tu… ihihihi… Plan aku menjadi. Raungan makcik aku dan akak aku berjaye menarik perhatian sepupu aku ni. Aku duk usha aje kat tepi pintu bilik

    Makcik aku dan akak aku berhenti melakukan ape yang die orang lakukan bile nampak aku tengah peluk Alin. Alin plak yang masih terperanjat cube meronta untuk melepaskan diri. Aku ketatkan lagi pelukan aku dan terase batang aku menurjah-nurjah belakang alin cam tak saba-saba nak cari lubang. Aku suruh akak dan makcik aku pegang alin supaye die tak terlepas.

    Pas tu makcik aku dan akak aku tarik Alin dan baringkan die kat atas katil yang dah lencun dek air makcik aku ngan akak aku. Ntah berape kali dieorang klimax pun aku tak tahu… Alin aku lihat mule terase takut. Die pandang batang aku yang besar dan panjang itu dengan tajam.

    Agaknye die takut kot pantatnye nanti akan koyak rabak dek batang aku nanti… ihihihi… Aku yang dah stim gilee tu terus bertindak rakus. Menarik baju tidur Alin dengan ganas sehingga terkoyak. Make terserlahlah susuk tubuh mo

    Perlahan-lahan dengan tingkah gentelman aku merayapkan tangan aku dari hujung kakinye sehingga ke gunung berserinye. Perlahan-laha aku mengurut tetek Alin yang menggunung itu. Memule die melawan juga tapi nasib baik ade akak ngan makcik aku yang memegang kaki dan tangannye.

    Kalau tak mampuih aku kene terajang ngan die kang. Air mate Alin dah mule mengalir. Dari raut wajahnye aku dapat agak yang die bermohon supaye aku melepaskan die.

    Tapi mane bolehkan. Setan dah masuk badan takan nak lepas camtu kot… Kot ye nak lepas pun mungkin lepas aku project die dulu… ihihihi… Kemudian aku menghisap puting Alin dengan lembut.

    Aku nyonyot puting Alin sehingga die terangsang betul. Tak lame aku hisap. Tak sampai berape minit aku dah dapat rase yang tetek Alin dah mule mengeras. Mate Alin pun d

    Tak lame lepas tu mule terbit air gatai yang aku tunggu selame ini. Air penande yang Alin betoi-betoi dah stim gilee. Aku bagi isyarat kepade akak dan makcik aku supaye melepaskan Alin dari pegangan mereke.

    Mereke melepaskan dan alin bertindak balas dengan memeluk aku yang masih menghisap putingnye dengan erat sekali sambil mengerang kesedapan setiap kali jari ku menggosok bijik kelentitnye. Die betul-betul dah terangsang. “Hesss… Arhhhh… Hessss… Arrrggghhhh… Heeessss…. Arggghhh… Wal… Sedap Wal… Arrgghhh… Lagi Wal… Alin

    nak lagi Wal… Hesss… Arggghhhh….” “Alin nak lagi? Nanti Wal kasi yang lagi power ye…” Aku melepaskan nyoyotan putingnye dan mencium perut dan pusatnye sehingga sampai ke pantatnye. Aku menjilat pantatnye yang masih berbalut panties itu dengan rakus sekali. Air liur ku dah mule sebati dengan air gatai Alin y

    Nahhh… kali ni aku berjaye menatap tepat pantat seorang dare yang selame ini hanye dapat aku saksikan dalam imaginasi sahaje. Alin pemiliki bijik kelentit yang agak panjang sedikit.

    Boleh nampak terkeluar. Lubang pantat Alin pule berwarne pink dan begitu indah sekali. Aku menjelirkan lidah ku dan mengeraskannye. Lidah ku kemudian di tekan ke dalam lubang pantat Alin yang sempit dan basah itu. “Arrrgghhh!!! Arrrggghhhh… ueggghhhh…” Alin mengeliat ape bile lidah ku di tekan ke dalam pantatnye.

    Punggungnye terangkat-angkat dan kakinye mengepit kepale aku dengan kuat sekali. Aku terpakse menolak kakinye supaye tidak terus menekan kepale aku dalam aku menjilat dan menyoyot bijik kelentitnye. “Arrrgghhh… Wal… Sedapnye Wal… Wal… Wal… Ueggghhhh… Arrrggghhhh….” Alin menekan kepale aku ke pantatnye dengan kuat sebelum melepaskan satu pancutan air hangat yang membasahi seluruh muke ku.

    Aku mengelap air yang terkene mukeku de juge tiade respone. Aku mengandaikan yang Alin kasi green light sebab selalunye kalau anak dare tu diam maknenye die setuju… ihihihi… itu le pegangan yang aku pegang.

    Aku ambil bantal yang ade di tepi dan meletakkan di bawah punggung Alin. Kemudian aku anggak kedue kaki Alin dan aku kangkangkan sebesar yang boleh sehingga terserlah lubang pantat Alin yang merah menyaler itu. Pantat alin yang menawan dan aroma yang menyegarkan itu menambahkan lagi nafsu setan aku.

    Akan aku kongkek pantat ini lebih dasyat dari aku kongkek pantat akak dan makcik aku ari tu. Itu le azam aku. Batang aku yang dah sedie mengeras aku pegang erat dan aku usup pelahan seperti pendekar mengusupkan kerisnye sebelum pergi berjuang. Aku guide batang aku sehingga ke pintu lubang pantat Alin.

    Perlahan-lahan aku menekannye menerokai pantat yang belum pernah di kunjungi dan ternyate penerokaan kali pertame itu memberikan seribu halangan yang payah di tempuhi. Pantat Alin terlalu ketat buat batang ku yang besar. Tapi aku gagahi juge untuk menempuhnya

    Alin aku tolak kasar sehingga die terbaring kembali. Kemudian aku cium mulutnye supaye die stim balik. Aku main putingnye dengan tangan aku dan aku hisap lidahnye sementare batang aku cube sedaye upaye untuk meneroka dengan lebih dalam lagi.

    Oleh kerane aku menghisap lidah Alin, Alin semacam lupe dengan kesakitan yang di alaminye. Di peluknye badan aku dengan akunye sekuat yang boleh sehingga batang aku terjerumus dengan laju kedalam pantatnye. Aku dapat radekan yang kepale batang aku seperti terlanggar sesuatu dan mengoyakkanye.

    Kemudian Alin menjerit kesakitan lalu terkulai lemah tak bertenage. Air mate Alin mengalir dan membasahi pipinye. Bukan salah aku pun. Aku nak buat slow and stady tapi Alin yang peluk aku sampai batang aku terpakse termasuk kat dalam pantatnye dengan laju.

    Tak lame lepas tu Alin mengalami klimax yang sekian kalinye. Aku mencabutkan batang aku dan aku dapat lihat air gatai Alin memancut bersame dengan kuatnye sejurus selepas batang aku di cabutkan. Badan Alin bergetar menahan klimacnye itu dan mate hitamnye ternaik keatas menampakkan hanye mate putihnye saje.

    Aku meneruskan kembali aktiviti sorong tarik itu tadi. Selame hampir setengah jam kami beradu tenage akhirnye… “Alin… Aku dah nak klua dah ni… Kau nak aku pancut kat ne ni? Dalam ke lua?” Alin tanak aku pancut kat dalam sebab takut die mengandung.

    Alin suruh aku pancut kat dalam mulutnye sebab die nak rase air mani aku. Aku kongkek pantat Alin untuk berape ketike lagi sebelum melepaskan air aku ke dalam mulut Alin. Aku sorong dan aku tarik… Aku sorong dan aku tarik sehingga aku terase hujung mulut batang aku seolah-olah hampir nak meletup.

    Setelah selesai menelan dan menghisap sehingga bersih batang aku yang semakin lembik itu, akak dan makcik aku plak menjerit kat sebelah katil. Dieorang pun dah sampai klimaxnye.

    Untuk yang keberape kali pun aku tak tahu. Yang pasti kami semue dah sampai klimax yang di tunggu-tunggu… Aku dan Alin terbaring keletihan di atas katil sementare akak dan makcik aku terbaring di lantai.

    Kami tertidur di situ sampai tak sedarkan diri. Lame kemudian aku terdengar pintu bilik di ketuk dan suare mak aku memanggil name ku. “Wal… Nawal… bangun nak. Turun bawah ni.

    Mak belikan nasi bungkus untuk makan malam ni haa… turun ye.” Aku terjaga dari tidur. Aku terperanjat dan mule panic. Aku memandang sekeliling dan mencari-cari die orang. Aku ingatkan yang aku, Cik Ann, akak, dan Alin dah kantoi sebab tertidur sehingga tak seda mak bapak aku dah balik tapi rerupe mereka dah lama bangun.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Kisah Perselingkuhan Dengan Suami Sahabatku

    Cerita Sex Kisah Perselingkuhan Dengan Suami Sahabatku


    697 views

    Perawanku – Cerita Sex Kisah Perselingkuhan Dengan Suami Sahabatku, Aku duduk terpaku di teras depan rumah angin berhembus dan membelai rambutku. Di sini aku merenung tentang jalan kehidupanku bagaimana bisa aku berselingkuh dengan suami sahabatku sendiri, panggil namaku Meta di usia 25 tahun aku memilki kekasih yang tidak lain adalah suami dari sahabatku sendiri Desi namanya. Aku begitu dekat dengannya mulai dari masa sekolah dulu.

    Sampai akhirnya dia menikah dengan seorang pria yang dia kenal semenjak kuliah, Ardan namanya dia seorang pria yang begitu baik dan setia. Bahkan mereka berdua kerap membuatku cemburu melihat kelakuan keduanya yang selalu romantis. Dan hal itu sering membuatku merasa ingin menjadi Desi bersama melakukan adegan layaknya dalam cerita dewasa bahkan aku sering melirik Ardan secara sembunyi-sembunyi.

    Sebenarnya hal itu juga membuatku sesak dalam hati, tidak mungkin juga aku mencintai suami dari sahabatku sendiri. Dia sudah aku anggap sebagai saudaraku sendiri, begitu juga Desi begitu baik padaku tapi bagaimana jika dia tahu kalau aku sahabatnya mencintai suaminya sendiri. Aku saja tidak dapat membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya.

    Karena hal itu juga aku harus pintar-pintar menyembunyikan hatiku. Di depan keduanya aku bersikap seolah tidak terjadi apa-apa dalam hatiku, seperti hari ini aku sedang berada di rumah Desi karena dia memintaku untuk datang kesini. Dari pertama sampai dirumah ini aku tahu kalau keduanya habis saja melakukan adegan cerita dewasa karena tatapan merewka menandakan hal itu.

    Sebenarnya besok malam ada acara keluarga di rumah Desi, dan hari ini dia menyediakan semuanya sebelum hari H besok. Sampai akhirnya ada yang kurang dari persediaannya ” Meta aku minta tolong kamu beli barang yang kurang ya… ” Akupun beralasan padanya untuk menolak ” Aduh kenapa nggak kamu saja Des….. ” Kataku pada Desi karena aku tahu kalau dia akan menyuruh suaminya juga.

    Diapun mendekat sambil merengek padaku ” Tolong dong sayang… nanti biar kamu bareng mas Ardan soalnya aku sudah capek banget…. ” Kalau sudah begini aku tidak dapat emnolak permintaan Desi, kasihan juga dia merengek seperti itu dan aku tahu kalau dia mesti istirahat untuk acar keluarga besok apalagi kini ada keluarga Ardan yang juga ikut bergabung.

    Aku sudah lama bersahabatan dengan Desi karena itu aku tahu kalau ada acara keluarga dia akan sibuk menyiapkan semuanya. Akhirnya akupun berangkat dengan Ardan suaminya, selama dalam perjalanan aku banyak diamnya sempat aku melihat Ardan melirik ke arahku saat itu jantungku berdegup kencang karena salah tingkah juga berada dalam satu mobil hanya berdua dengan Ardan.

    Sampai di supermarket kamipun langsung membeli semua kebutuhan yang belum Desi beli, dan aku sudah membawa catatan kecil darinya. Ardan dengan setianya mendorong troli belanjaan aku lihat banyak mata yang melihat ke arah kami sampai di kasir akupun hendak membayar sebelum kasir tersebut bilang ” Wah kalian pasangan romantis banget… Baru honeymoon ya Mbak…. ” katanya dengan enteng.

    Sedangkan aku tersipu malu kala itu namun aku lihat Ardan hanya tersenyum menaggapi kata kasir tersebut. Lalu kamipun kembali menuju tempat parkir di mal tersebut, dan aku tidak menyangka sebelumnya karena begitu masuk dalam mobil tiba-tiba Ardan langsung mencium pipiku tapi aku langsung menolak dengan menarik tubuhku kebelakang melihatku seperti itu dia berkata padaku.

    Sambil menatapku dengan tajam ” Aku tahu kalau kamu juga rasakan hal yang sama denganku… Meta aku suka kamu dari dulu.. tapi aku tidak tahu harus bagaiaman menghadapi hal ini… ” Saat itu aku merasa begitu senang dengan perkataan Ardan, rupanya diapun merasakan hal yang sama padaku seperti aku yang mencintainya dari dulu tapi aku hanya bisa menyembunyikan perasaanku.

    Saat itulah aku terdiam ketika Ardan kembali mendaratkan bibirnya pada bibirku, bahkan kini aku membalasnya dengan begitu buasnya. Aku mainkan lidahku dalam rongga mulut Ardan diapun menerima dengan hangatnya ” Ooouughh… aku sayang… kamu …Meta….. sungguh… sa…yang…. ” Sampai akhirnya diapun mendorong tubuhku untuk setengah rebahan pada jok mobil.

    Kamipun saling melumat sedangkan tangan Ardan tidak diam lagi, dia terus menggerayangi tubuhku dan membuatku merasa seperti di awang-awang. karena hal ini adalah salah satu mimpi terindahku yang mejadi kenyataan. Akhirnya dia melorotkan celananya sampai aku lihat kontolnya sudah berada di posisi siap menerkamku dan akupun memberikan jalan untuknya masuk dalam selangkanganku.

    Dengan melebarkan paha akupun siap menerima kontol Ardan, begitu dia melesatkan kontolnya dalam memekku ” Ooouugghh… uuuuggghh…. uuuuggghhh…. aaaaaagggggghhhh…. Ar… dan… sa..yang… aaaagghh… ” dia tersenyum penuh nafsu kemudian kembali mencium seluruh wajahku hingga akhirnya bibirku menjadi santapan bibirnya untuk dia kulum sambil menggoyangku.

    Gerakan pinggul Ardan membuatku menggelinjang pasrah ” Oooouuuuggggggghhhh…. aaaaggggghhh…. aaaaagggggghhhh… oooouuuggghh… sayang… terus… aaaggghh… ” Desahku karena saking nikmatnya di goyang oleh Ardan. Diapun semakin mempercepat goyangan dan henatakan kontolnya pada memekku kembali aku menggeliat menahan nikmatnya kontol Ardan yang seakan menusuk dalam memekku.

    Sampai-sampai akupun di buat blingsatan olehnya dan desahanku semakin menjadi ketika dia memutar kontolnya dalam memekku ” Ooouugghh Ar.. dan… sayang… aaaagggghhh te…rus… aaaagghhhhh…. sayang…… aaaaaggggghh… aku nggak kuat… sayang… aaaggghh…. ” Kataku di bawah tubuh Ardan yang semakin menggila menggoyang pantatnya dan seakan memutar kontolnya dalam memekku.

    Sampai akhirnya aku lihat dia memejamkan mata dan menengadah ke atas, bagai pemain dalam cerita dewasa dia mengejang dan mengerang dengan kerasnya ” Ooouuuuggghhh… Meta… aku… nggak tahan sayang……… aaaaaaggggghh…. aaaggggghh… ” Muncrat sperma hangatnya dalam memeku bahkan memenuhi lubang memekku sampai akhirnya dia terkulai lemas di atas tubuhku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Ngentot Teman Baru Di Sekolah

    Cerita Sex Ngentot Teman Baru Di Sekolah


    697 views

    Perawanku – Cerita Sex Ngentot Teman Baru Di Sekolah, Namaku dika aku sekaran mahasiswa di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta, kali ini aku kan berbagi akan cerita dewasa yang aku alami saat masa putih abu abu , aku orangnya biasa saj tidak tampan dan juga tidak jelek biasa biasa saja tapi aku mempunyai badan yang lumayan kekar pada saat itu dengan tinggi badan 172 cm banyak wanita yang mengagumi diriku dari kelas 1 sampai kelas 3.

    Aku pindahan sekolah awalnya dari Jakarta pindah ke kota bandung, di Jakarta aku sampai kelas 2 SMP dan nerusin di bandung aku ngikut mamahku yang sering pindah pindah kota , dan terpaksa aku mengikuti mamahku kemana pun dia tinggal, di bandung aku masuk ke kelas 3 terus aku berkenalan dengan staf staf yang berada di sekolah ini dari petugas kebun sampai ke kepala sekolah, aku masuk ke kelas IPA maklum lah karena aku sedikit mempunyai otak cerdas jadi aku masuk ke jurusan IPA.
    Setelah semua aku kenal dan aku ketahui aku disuruh untuk masuk ke kelasku dan di suruh duduk di samping wanita yang aku kenal dengan nama Hania dia berwajah manis dan tingginya sebahuku, dengan tubuh yang sekal aku mencoba untuk bisa dekat dengannya soalnya yang membuat hatiku dag digku adalah ukuran payudaranya yang lumayan besar, dimana saat berpakaian seragam seolah olah mau keluar tu toketnya, aku sempat kenalan dengannya dengan bertukar pin BB lama kelamaan kami dekat dan mencoba untuk mempacari dia.
    Dan sekarang kami resmi pacaran, kalau dekat dengan hania bawaannya hanya nafsu saja, seringnya dia binal kalau dekat denganku beruntung sekali aku mendapat pacar semacam ini, dan disaat pelajaran matematika gurunya sedang kosong tidak berangkat dimana seringnya kami berpacaran di pojok kelas , kalau di kelas cuman bercanda dan berpegangan tangan saja tidak lebih, tapi kalau sudah di dalam mobil dan aku lahap bibirnya.
    Aku lihat temanku ada yang sedang berpacaran juga di dalam kelas dimana dia berada di belkang meja guru mereka sedang cipokan di hadapanku, tiba tiba saja ada salah satu teman yang iseng berkata.
    “tuh yang sono aja berani begituan kamu masak enggak”??
    “hehehe santai lah”
    Belum sempat aku selesai membalas perkataannya bibirku langsugn disambar oleh Hania, ciuman bertubi tubi mengenai bibirku , Hania sempat memasukan lidahnya ke dalam mulutku tapi aku tolak,
    “hmmm kenapa dik???
    “gak papa hania , takut saja kalau kelewatan nantinya, jadi gak enak sama yang liat”
    Aku mengambil posisi yang mana aku menata bangku dan meja agak aku dorong kedepan kami duduk di bwah meja biar agak tersembunyi walau bisa diintip, aku langsung membalas ciuman hania dengan mesranya,
    “ahhh hmmm uhhhh desahan hania yang selalu keluar dari mulutnya, lanjut ke lehernya dia semakin mendesah tanpa ampun sambil tanganku meremas remas kedua toketnya yang ku kira ukurannya 34B .
    “ahh uchhh desahan di samping kupingku membuat aku bernafsu” dan burung yang ada di dalam celanaku seperti mengembang rasanya ingin keluar ditambah tangannya selalu meremas remas kontolku, dengan tegas aku mengeluarkan kontolku dari resletingku tak takut karena aku sudah siap dengan jaket.
    Mulut hania sudah siap untuk mengulum kontolku dan kepala dia aku tutupi dengan jaket supaya kalau ketahuan teman lain diketahui kalao hania pura pura sakit, hisapan demi hisapan membasahi kontolku, jilatan lidahnya membuat spermaku ingin keluar di kulum naik turun mulut dia membuat tak lama aku mengeluarkan sperma crott crott crottt keluar di dalam mulut hania dan membersihkan sisa sisa yang keluar sambil di kocok dengan tangannya setelah selesai aku bersihkan mulut dia pakai tisu dan lanjut aku ciumi bibir dia, lidahnya juga bergoyang goyang seperti dia menghisap kemaluanku tadi.
    Ciuman itu selesai saat jam terakhir, kira kira sudah jam setengah 2 sekolah waktunya pulang, aku dan hania pulang dengan mobilku di dalam mobil aku meneruskan gejolak nafsuku sebelum sampai di rumah hania aku memegang kedua toketnya aku buka kancing seragamnya dengan pelan dengan nafsu yang tinggi hania langsung membantu membukakan kancing serta tali Bhnya jadi kedua toketnya sudah terpampang di hadapanku.
    Aku langsung menghisapi putingnya sleppp slepppp aku hisap dari kiri pindah ke kanan, dengan tanganku meremas remas, “ahhh dikk enak enak dik, lanjutin dik terusin hisapanmu lebih kencang lagi” putingnya yang berwarna merah muda sekarang sudah mengeras mata hania merem melek menikmati hisapan demi hisapan yang aku berikan.
    Saat itu karena sudah lama di dalam mobil takut kalau ketahuan orang kami lanjut ke rumahku dulu, sampai dirumahku dia ingin pergi ke kamar kecil, aku suruh dia juga untuk berganti pakaiannya yang sudah di bawanya dari rumah sejak pagi, keluar dari kamar mandi dia sedang mengenakan BH dan terlihat lagi bongkahan toket seperti semangka.
    Saat dia mau memakai baju aku hampiri dia lagi dan aku ciumi dia kebetulan rumah dalam keadaan sepi karena ortuku sedang keluar kota, aku bopong tubuh hania ke kamarku dan kurebahkan tubuh dia di kasurku aku ciumi lagi bibirnya dan dia juga membalasnya dengan panas dengan nafsu yang tinggi hania melahap mulutku, saat itu akuhanya memakai kolor saja tangan dia aktip sekali mengoyak ngoyak selakanganku, hmmmm rasanya itu lhoo nikmat banget.
    Aku turun ke lehernya dan member cap dia di belakang leher dengan cipokan berwarna merah, dengan masih memakai rok aku singkapkan roknya naik ke atas saat itu dia tidak memakai rangkapan hanya langsung celana dalam, dengan nafsu yang tinggi aku langsung mencopot celana dalamnya dan memegang memeknya yang rupanya sudah basah.
    Semakin turun jilatanku dari leher menuju ke toket terus ke perut dan berakhir ke memeknya, jilatan demi jilatan aku tujukan di memeknya, “ahhhhh dikk uchhhhh desahan yang sering keluar dari mulutnya, memeknya aku rasakan semakin mengembang dan mengunduk ku elus elus di sekitar selakangannya dan bermain di titik sensitifnya ku raih klitorisnya dan aku gigit kecil, clepppp tubuh dia mengejang naik keatas.
    “dik puasin aku ya sayang” aku mengangguk angguk dan kumainkan dengan jariku juga memeknya aku tekan tekan pakai jariku, “srettt srettt dik ahh dikk aku mau keluarrrrrrrrr dan akhirnya tak lama memek hania semakin basah di hadapanku, kuhisapi cairan yang keluar dari memeknya sambil melihat wajahnya yang tak karuan lemasnya sambil memegang erat batal di sampingnya.
    Setalah selesai menghisapi cairan memeknya aku naik lagi menciumi bibirnya ternyata dia masih bernafsu dia berganti berdiri dan merebahkan tubuhku di atas ranjang langsung tangan hania memegang kontolku dan meremas sambil mengocoknya, di keluarkan kontolku dan di masukkanke dalam mulutnya, dengan posisi naik turun kepalanya aku pegangi kepalanya sambil mengelus ngelus rambutnya.
    “ahhh yessss uhhh enak hania terusin hania” semakin dia bernafsu dengan sedotan demi sedotan “uhhhh nikmat banget seperti menyerot sedotan saat minum es teh, kali ini lebih nikmat ketimbang waktu di kelas tadi, di jilat sampai bawah buah zakarku juga ikut di jilatinya di emut juga buah zakarku rasanya ingin terbang melayang semakin panas semakin cepat kocokan hania dia semakin horny dan bernafsu sekali.
    “ahhh ahhhhhhhhhhrggggg tak lama aku pun mengeluarkan spermaku di crotttt crottt kali ini lebih banyak dari yang tadi, sampai tumpah di atas ranjangku dia menjilati sampai bersih tak tersisa , setalah keluar aku masih ada nafsu dan lagi lagi aku meremas remas toketnya dengan keras aku enyot toketnya dengan meninggalkan bekas di sebelah kanan toketnya, aku cupang sampai memerah.
    Lagi lagi kontolku berdiri lagi “hania sayang aku masukin yah ke memek kamu”
    “iya sayang aku juga nungguin dari tadi”
    Aku merebahkan diri hania di ranjang aku sekarang berada di atasnya , sebelum aku masukin ke dalam aku gesek gesekkan terlebih dahulu agar lemas dan licin, baru aku tekan wajah hania meringis aku tekan secara perlahan “dik pelan pelan yachhhh masukinnya”
    Diarahkan dengan tangannya ku tekan secara perlahan mulai kontolku masuk bari sampai kepala kontol masuk aku keluarkan dan aku masukkan lagi, karena masih rapet dan sempit memeknya, takut kalau dia kesakitan jika aku paksakan, lama kelamaan semakin licin dan memudahkan untuk masuk kedalam pada akhirnya kontolku sudah masuk semua di dalam memeknya.
    Kulihat wajah hania merintih kesakitan saat udah masuk semua aku diamkan dan meredakan rasa sakitnya kemudian aku goyang goyangkan dan perlahan aku maju mundurkan dibantu dengan pantat hania juga ikut bergoyang membuat aku agak kuwalahan mendapat serangannya, setelah aku entot dia ku rasakan kontoiku di dalamnya seperti ada yang memijat mijat tak lama hania merintih dia mengeluarkan cairan lagi kali ini dia orgasme lagi.
    Aku keluarkan kontolku dan bergantian posisi sekarang hania berada di atas ku dengan begitu aku seidkit santai , dengan jongkok hania memapah kontolku masuk lagi ke dalam memeknya dan mudahnya langsung masuk semua blessssss blesssss dengan irama yang merdu tubuh hania naik turun , “uchhh nikamt euyyy genjotannya aku remas remas kedua toketnya dan aku cumbu toketnya, pantat hania terus bergoyang goyang.
    Aku remas dengan nafsu dan menghisap dengan ganas, “ahhh dik hisap terus dik kepalaku di tekan tekan agar hisapannya semakin lama, sampai aku susah untuk nafas, kurasakan tubuh hania mengejang lagi, “ahh ahhh dik aku keluar lagi, dan aku juga han mau mengeluarkan lagi tahan tahan sayang aku mulai mempercepat gerakanku naik turun ah akhirnya kami mengeluarkan secara bersamaan “ahhhhh ahhhhhh desaha kita sama dan kita langsung lemas berdua”
    Sampai sekarang kami masih melakukan hal tersebut sampai pada akhirnya kami bersepekat untuk menikah karena orang tua kita juga sudah mensetujui satu sama lain. Demikianlah kisah semasa SMA.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Mbak Maya Memaksaku Untuk Bersetubuh

    Cerita Sex Mbak Maya Memaksaku Untuk Bersetubuh


    697 views

    Perawanku – Cerita Sex Mbak Maya Memaksaku Untuk Bersetubuh, Saya seorang pria berumur 40 tahun, Istri saya satu tahun lebih muda dari saya, Secara keseluruhan kami keluarga bahagia dengan dua anak yang manis-manis. Yang sulung, perempuan kelas II SMP (Nisa) dan bungsu laki-laki kelas 3 SD. Saya bekerja di sebuah perusahaan telekomunikasi.

    Sedangkan istri saya seorang wanita karier yang sukses di bidang farmasi. Kini dia menjabat sebagai Distric Manager. Kami saling mencintai. Dia merupakan seorang istri yang setia. Saya sendiri pada dasarnya suami yang setia pula. Paling tidak saya setia terhadap perasaan cinta saya kepada istri saya.

    Tapi tidak untuk soal seks. Saya seorang peselingkuh. Ini semua karena saya memiliki libido yang amat tinggi sementara istri saya tidak cukup punya minat di bidang seks. Saya menginginkan hubungan paling tidak dua kali dalam seminggu. Tetapi istri saya menganggap sekali dalam seminggu sudah berlebihan. Dia pernah bilang kepada saya, “Lebih enak hubungan sekali dalam sebulan.” Tiap kali hubungan kami mencapai orgasme bersama-sama. Jadi sebenarnya tidak ada masalah dengan saya.

    Rendahnya minat istri saya itu dikarenakan dia terlalu terkuras tenaga dan pikirannya untuk urusan kantor. Dia berangkat ke kantor pukul 07.30 dan pulang lepas Maghrib. Sampai di rumah sudah lesu dan sekitar pukul 20.00 dia sudah terlelap, meninggalkan saya kekeringan. Kalau sudah begitu biasanya saya melakukan onani. Tentu tanpa sepengetahuan dia, karena malu kalau ketahuan.

    Selama perkawinan kami sudah tak terhitung berapa kali saya berselingkuh. Kalau istri saya tahu, saya tak bisa membayangkan akan seperti apa neraka yang diciptakannya. Bukan apa-apa. Perempuan-perempuan yang saya tiduri adalah mereka yang sangat dekat dengan dia. Saya menyimpan rapat rahasia itu. Sampai kini. Itu karena saya melakukan persetubuhan hanya sekali terhadap seorang perempuan yang sama. Saya tak mau mengulanginya. Saya khawatir, pengulangan bakal melibatkan perasaan. Padahal yang saya inginkan cuma persetubuhan fisik. Bukan hati dan perasaan. Saya berusaha mengindarinya sebisa mungkin, dan memberi kesan kepada si perempuan bahwa semua yang terjadi adalah kekeliruan. Memang ada beberapa perempuan sebagai perkecualian yang nanti akan saya ceritakan.

    Perempuan pertama yang saya tiduri semenjak menikah tidak lain adalah kakak istri saya. Oh ya, istri saya merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Semuanya perempuan. Istri saya sebut saja bernama Yeni. Kedua kakak Yeni sudah menikah dan punya anak. Mereka keluarga bahagia semuanya, dan telah memiliki tempat tinggal masing-masing. Hanya saya dan istri yang ikut mertua dua tahun pertama perkawinan kami. Setiap minggu keluarga besar istri saya  berkumpul. Mereka keluarga yang hangat dan saling menyayangi.

    Mbak Maya, kakak istri saya ini adalah seorang perempuan yang dominan. Dia terlihat sangat menguasai suaminya. Saya sering melihat Mbak Maya menghardik suaminya yang berpenampilan culun. Suami Mbak Maya sering berkeluh-kesah dengan saya tentang sikap istrinya. Tetapi kepada orang lain Mbak Maya sangat ramah, termasuk kepada saya. Dia bahkan sangat baik. Mbak Maya sering datang bersama kedua anaknya berkunjung ke rumah   orang tuanya -yang artinya rumah saya juga- tanpa suaminya. Kadang-kadang sebagai basa-basi saya bertanya, “Kenapa Mas Wid tidak diajak?” “Ahh malas saya ngajak dia,” jawabnya. Saya tak pernah bertanya lebih jauh.

    Seringkali saat Mbak Maya datang dan menginap, pas istri saya sedang tugas luar kota. Istri saya dua minggu sekali keluar kota saat itu. Dia adalah seorang detailer yang gigih dan ambisius. Jika sudah demikian biasanya ibu mertua saya yang menyiapkan kopi buat saya, atau makan pagi dan makan malam. Tapi jika pas ada Mbak Maya, ya si Mbak inilah yang menggantikan tugas ibu mertua. Tak jarang Mbak Maya menemani saya makan.

    Karena seringnya bertemu, maka saya pun mulai dirasuki pikiran kotor. Saya sering membayangkan bisa tidur dengan Mbak Maya. Tapi mustahil. Mbak Maya tidak menunjukkan tipe perempuan yang gampang diajak tidur. Karenanya saya hanya bisa membayangkannya. Apalagi kalau pas hasrat menggejolak sementara istri saya up country. Aduhh, tersiksa sekali rasanya. Dan sore itu, sehabis mandi keramas saya mengeringkan rambut dengan kipas angin di dalam kamar. Saya hanya bercelana dalam ketika Mbak Maya mendadak membuka pintu.

    “Kopinya Dik Andy.” Saya terkejut, dan Mbak Maya buru-buru menutup pintu ketika melihat sebelah tangan saya berada di dalam celana dalam, sementara satu tangan lain mengibas-ibas rambut di depan kipas angin. Saya malu awalnya. Tetapi kemudian berpikir, apa yang terjadi seandainya Mbak Maya melihat saya bugil ketika penis saya sedang tegang?

    Pikiran itu terus mengusik saya. Peristiwa membuka pintu kamar dengan mendadak bukan hal yang tidak mungkin. Adik-adik dan kakak-kakak istri saya memang terbiasa begitu. Mereka sepertinya tidak menganggap masalah. Seolah kamar kami adalah kamar mereka juga. Adik istri saya yang bungsu (masih kelas II SMU, sebut saja Rosi) bahkan pernah menyerobot masuk begitu saja ketika saya sedang bergumul dengan istri saya. Untung saat itu kami tidak sedang bugil. Tapi dia sendiri yang malu, dan berhari-hari meledek kami.

    Sejak peristiwa Mbak Maya membuka pintu itu, saya jadi sering memasang diri, tiduran di dalam kamar dengan hanya bercelana dalam sambil coli (onani). Saya hanya ingin menjaga supaya penis saya tegang, dan berharap saat itu Mbak Maya masuk. Saya rebahan sambil membaca majalah. Sialnya, yang saya incar tidak pernah datang. Sekali waktu malah si Rosi yang masuk buat meminjam lipstik istri saya. Ini memang sudah biasa. Buru-buru saya tutupkan CD saya. Tapi rupanya mata Rosi keburu melihat.

    “Woww, indahnya.” Dia tampak cengengesan sambil memolesi bibirnya dengan gincu. “Mau kemana?” tanya saya. “Nggak. Pengin makai lipstik aja.” Saya meneruskan membaca. “Coli ya Mas?” katanya. Gadis ini memang manja, dan sangat terbuka dengan saya. Ketika saya masih berpacaran dengan istri saya, kemanjaannya bahkan luar biasa. Tak jarang kalau saya datang dia menggelendot di punggung saya. Tentu saya tak punya pikiran apa-apa. Dia kan masih kecil waktu itu. Tapi sekarang. Ahh. Tiba-tiba saya memperhatikannya. Dia sudah dewasa. Sudah seksi. Teteknya 34. Pinggang ramping, kulit bersih. Dia yang paling cantik di antara saudara istri saya.

    Pikiran saya mulai kotor. Menurut saya, akan lebih mudah sebenarnya menjebak Rosi daripada Mbak Maya. Rosi lebih terbuka, lebih manja. Kalau cuma mencium pipi dan mengecup bibir sedikit, bukan hal yang sulit. Dulu saya sering mengecup pipinya. Tapi sejak dia kelihatan sudah dewasa, saya tak lagi melakukannya. Akhirnya sasaran jebakan saya beralih ke Rosi. Saya mencoba melupakan Mbak Maya.

    Sore selepas mandi saya rebahan di tempat tidur, dan kembali memasang jebakan untuk Rosi. Saya berbulat hati untuk memancing dia. Ini hari terakhir istri saya up country. Artinya besok di kamar ini sudah ada istri saya. Saya elus perlahan-lahan penis saya hingga berdiri tegak. Saya tidak membaca majalah.

    Saya seolah sedang onani. Saya pejamkan mata saya. Beberapa menit kemudian saya dengar pintu kamar berderit lembut. Ada yang membuka. Saya diam saja seolah sedang keasyikan onani. Tidak ada tanggapan. Saya melihat pintu dengan sudut mata yang terpicing. Sialan. Tak ada orang sama sekali. Mungkin si Rosi langsung kabur. Saya hampir saja menghentikan onani saya ketika dari mata yang hampir tertutup saya lihat bayangan.

    Segera saya mengelus-elus penis saya dengan agak cepat dan badan bergerak-gerak kecil. Saya mencoba mengerling di antara picingan mata. Astaga! Kepala Mbak Maya di ambang pintu. Tapi kemudian bayangan itu lenyap. Lalu muncul lagi, hilang lagi, Kini tahulah saya, Mbak Maya sembunyi-sembunyi melihat saya. Beberapa saat kemudian pintu ditutup, dan tak dibuka kembali sampai saya menghentikan onani saya. Tanpa mani keluar.

    Malamnya, di meja makan kami makan bersama-sama. Saya, kedua mertua, Mbak Maya, Rosi dan kakak Rosi, Mayang. Berkali-kali saya merasakan Mbak Maya memperhatikan saya. Saya berdebar-debar membayangkan apa yang ada di pikiran Mbak Maya. Saya sengaja memperlambat makan saya. Dan ternyata Mbak Maya pun demikian.

    Sehingga sampai semua beranjak dari meja makan, tinggal kami berdua. Selesai makan kami tidak segera berlalu. Piring-piring kotor dan makanan telah dibereskan Mak Jah, pembantu kami.

    “Dik Andy kesepian ya? Suka begitu kalau kesepian?” Mbak Maya mebuka suara. Saya kaget. Dia duduk persis di kanan saya. Dia memandangi saya. Matanya seakan jatuh kasihan kepada saya. Sialan. “Maksud Mbak May apaan sih?” saya pura-pura tidak tahu. “Tadi Mbak May lihat Dik Andy ngapain di kamar. Sampai Dik Andy nggak liat.

    Kalau sedang gitu, kunci pintunya. Kalau Rosi atau Ibu lihat gimana?” “Apaan sih?” saya tetap pura-pura tidak mengerti. “Tadi onani kan?” “Ohh.” Saya berpura-pura malu. Perasaan saya senang bercampur gugup, menunggu reaksi Mbak Maya. Saya menghela nafas panjang. Sengaja. “Yahh, Yeni sudah tiga hari keluar kota. Pikiran saya sedang kotor. Jadi..” “Besok lagi kalau Yeni mau keluar kota, kamu minta jatah dulu.”

    “Ahh Mbak May ini. Susah Mbak nunggu moodnya si Yeni. Kadang pas saya lagi pengin dia sudah kecapekan.” “Tapi itu kan kewajiban dia melayani kamu?” “Saya tidak ingin dia melakukan dengan terpaksa.” Kami sama-sama diam. Saya terus menunggu. Menunggu. Jantung saya berdegup keras.

    “Kamu sering swalayan gitu?” “Yaa sering Mbak. Kalau pengin, terus Yeni nggak mau, ya saya swalayan. Ahh udah aahh. Kok ngomongin gitu?” Saya pura-pura ingin mengalihkan pembicaraan. Tapi Mbak Maya tidak peduli. “Gini lho Dik. Masalahnya, itu tidak sehat untuk perkawinan kalian. Kamu harus berbicara dengan Yeni. Masa sudah punya istri masih swalayan.” Mbak Maya memegang punggung tangan saya. “Maaf Mbak. Nafsu saya besar. Sebaliknya dengan Yeni. Jadi kayaknya saya yang mesti mengikuti kondisi dia.” Kali ini saya bicara jujur. “Saya cukup puas bisa melayani diri sendiri kok.” “Kasihan kamu.”

    Mbak Maya menyentuh ujung rambut saya, dan disibakkannya ke belakang. Saya memberanikan diri menangkap tangan itu, dan menciumnya selintas. Mbak Maya seperti kaget, dan buru-buru menariknya. “Kapan kalian terakhir kumpul?” “Dua atau tiga minggu lalu,” jawab saya. Bohong besar. Mbak Maya mendesis kaget. “Ya ampuun.” “Mbak. Tapi Mbak jangan bilang apa-apa ke Yeni. Nanti salah pengertian. Dikira saya mengadu soal begituan.” Mbak Maya kembali menggenggam tangan saya. Erat, dan meremasnya. Isi celana saya mulai  bergerak-gerak. Kali ini saya yang menarik tangan saya dari genggaman Mbak Maya. Tapi Mbak Maya menahannya. Saya menarik lagi. Bukan apa-apa. Kali ini saya takut nanti dilihat orang lain. “Saya horny kalau Mbak pegang terus.” Mbak Maya tertawa kecil dan melepaskan tangan saya. Dia beranjak sambil mengucek-ucek rambut saya. “Kaciaann ipar Mbak satu ini.” Mbak Maya berlalu, menuju ruang keluarga. “Liat TV aja yuk,” ajaknya. Saya memaki dalam hati. Kurang ajar betul. Dibilang saya horny malah cengengesan, bukannya bilang, “Saya juga nih, Dik.” Setengah jengkel saya mengikutinya. Di ruang keluarga semua kumpul kecuali Rosi.  Hanya sebentar. Saya masuk ke kamar.

    Sekitar pukul 23.00 pintu kamar saya berderit. Saya menoleh. Mbak Maya. Dia menempelkan telunjuknya di bibirnya. “Belum bobo?” tanyanya lirih. Jantung saya berdenyut keras. “Belum.” Jawab saya. “Kita ngobrol di luar yuk?” “Di sini saja Mbak.” Saya seperti mendapat inspirasi. “Ihh. Di teras aja. Udah ngantuk belum?” Mbak Maya segera menghilang. Dengan hanya bersarung telanjang dada dan CD saya mengikuti Mbak Maya ke teras. Saya memang terbiasa tidur bertelanjang dada dan bersarung. Rumah telah senyap. TV telah dimatikan. Keluarga ini memang terbiasa tidur sebelum jam 22.00. Hanya aku yang betah melek.

    Mbak Maya mengenakan daster tanpa lengan. Ujung atas hanya berupa seutas tali tipis. Daster kuning yang agak ketat. Saya kini memperhatikan betul lekuk tubuh perempuan yang berjalan di depan saya itu. Pantat menonjol. Singset. Kulitnya paling putih di antara semua sadaranya. Umurnya berselisih tiga tahun dengan Yeni. Mbak Maya duduk di bangku teras yang gelap. Bangku ini dulu sering saya gunakan bercumbu dengan Yeni. Wajah Mbak Maya hanya terlihat samar-samar oleh cahaya lampu TL 10 watt milik tetangga sebelah. Itupun terhalang oleh daun-daun angsana yang rimbun.

    Dia memberi tempat kepada saya. Kami duduk hampir berhimpitan. Saya memang sengaja. Ketika dia mencoba menggeser sedikit menjauh, perlahan-lahan saya mendekakan diri. “Dik Andy” Mbak Maya membuka percakapan. “Nasib kamu itu sebenernya tak jauh beda dengan Mbak.” Saya mengernyitkan dahi. Menunggu Mbak Maya menjelaskan. Tapi perempuan itu diam saja. tangannya memilin-milin ujung rambut. “Maksud Mbak apa sih?” “Tidak bahagia dalam urusan tempat tidur. Ih. Gimana sih.” Mbak Maya mencubit paha saya. Saya mengaduh. Memang sakit, Tapi saya senang. Perlahan-lahan penis saya bergerak. “Kok bisa?” “Nggak tahu tuh. Mas Wib itu loyo abis.” “Impoten?” Saya agak kaget. “Ya enggak sih. Tapi susah diajakin. Banyak nolaknya. Malas saya. Perempuan kok dibegituin,” “Hihihi.. Tadi kok kasih nasihat ke saya?” Saya tersenyum kecil. Mbak Maya mencoba mendaratkan lagi cubitannya. Tapi saya lebih sigap. Saya tangkap tangan itu, dan saya amankan dalam genggaman. Saya mulai berani. Saya remas tangan Mbak Maya. Penis saya terasa menegang. Badan mulai panas dingin. Mungkinkan malam ini saya dan Mbak Maya..

    “Terus cara pelampiasan Mbak gimana? Swalayan juga?” Tanya saya. Saya taruh sebelah tangan di atas pahanya. Mbak Maya mencoba menghindar, tapi tak jadi. “Enggak dong. Malu. Risih. Ya ditahan aja.” “Kapan terakhir Mbak Maya tidur sama Mas Wib?” Saya mencium punggung tangan Mbak Maya. Lalu tangan itu saya taruh perlahan-lahan di antara pahaku, sedikit menyentuh penis. “Dua minggu lalu.” “Heh?” Saya menatap matanya. Bener enggak sih. Kok jawabannya sama dengan saya? Ngeledek apa gimana nih. “Bener.” Matanya mengerling ke bawah, melihat sesuatu di dekat tangannya yang kugenggam. “Mbak..” Saya menyusun kekuatan untuk berbicara. Tenggorokan terasa kering. Nafsu saya mulai naik. Perempuan ini bener-bener seperti merpati. Jangan-jangan hanya jinak ketika didekati. Saat dipegang dia kabur.

    “Hm,” Mbak Maya menatap mata saya. “Mbak pengin?” Dia tak menjawab. Wajahnya tertunduk. Saya raih pundaknya. Saya elus rambutnya. Saya sentuh pipinya. Dia diam saja. Sejurus kemudian mulut kami berpagutan. Lama. Ciuman yang bergairah. Saya remas bagian dadanya. Lalu tali sebelah dasternya saya tarik dan terlepas. Mbak Maya merintih ketika jari saya menyentuh belahan dadanya. Secara spontan tangan kirinya yang sejak tadi di pangkuan saya menggapai apa saja. Dan yang tertangkap adalah penis. Dia meremasnya. Saya menggesek-gesekkan jari saya di dadanya. Kami kembali berciuman. “Di kamar aja yuk Mbak?” ajak saya. Lalu kami beranjak. Setengah berjingkat-jingkat menuju kamar Mbak Maya.  Kamar ini terletak bersebarangan dengan kamar saya. Di sebelah kamar Mbak Maya adalah kamar mertua saya.

    Malam itu tumpahlah segalanya. Kami bermain dengan hebatnya. Berkali-kali. Ini adalah perselingkuhan saya yang pertama sejak saya kawin. Belakangan saya tahu, itu juga perselingkuhan pertama Mbak Maya. Sebelum itu tak terbetik pikiran untuk selingkuh, apalagi tidur dengan laki-laki lain selain Mas Wib.

    Bermacam gaya kami lakukan. Termasuk oral, dan sebuah sedotan kuat menjelang saya orgasme. Semprotan mani menerjang tenggorokan Mbak Maya. Itulah pertama kali mani saya diminum perempuan. Yeni pun tidak pernah. Tidak mau. Jijik katanya. Menjelang pagi, saat tulang kami seperti dilolosi, saya kembali ke kamar. Tidur.

    Saya tidak berani mengulanginya lagi. Perasaan menyesal tumpah-ruah ketika saya bertemu istri saya. Mungkin itu juga yang dirasakan Mbak Maya. Selepas itu dia mencoba menghindari pembicaraan yang menjurus ke tempat tidur. Kami bersikap biasa-biasa, seolah tidak pernah terjadi apa pun.

    Ketika tidur di samping istri saya, saya berjanji dalam hati Tidak akan selingkuh lagi. Ternyata janji tinggal janji. Nafsu besar lebih mengusik saya. Terutama saat istri saya ke luar kota dan keinginan bersetubuh mendesak-desak dalam diri saya. Rasanya ingin mengulanginya dengan Mbak Maya. Tapi tampaknya mustahil. Mbak Maya benar-benar tidak memberi kesempatan kepada saya. Dia tidak lagi mau masuk kamar saya. Jika ada perlu di menyuruh Rosi, atau berteriak di luar kamar, memanggil saya. Bahkan mulai jarang menginap.

    Akhirnya saya kembali ke sasaran awal saya. Rosi. Mungkinkah saya menyetubuhi adik istri saya? Uhh. Mustahil. Kalau hamil? Beda dengan Mbak Maya. Kepada dia saya tidak ragu untuk mengeluarkan benih saya ke dalam rahimnya. Kalaupun hamil, tak masalah kan. Paling-paling kalau anaknya lahir dan mirip dengan saya yaa banyak cara untuk menepis tuduhan. Lagian masak sih pada curiga? Kehidupan terus berjalan. Usia kandungan istri saya menginjak bulan ke-4. Tahu sendirilah bagaimana kondisi perempuan kalau sedang hamil muda. Bawaannya malas melulu. Tapi untuk urusan pekerjaan dia sangat bersemangat. Dia memang pekerja yang ambisius. Berdedikasi, disiplin, dan penuh tanggung jawab. Karena itu jadwal keluar kota tetap dijalani. Kualitas hubungan seks kami makin buruk. Dia seakan benar-benar tak ingin disentuh kecuali pada saat benar-benar sedang relaks. Saya juga tak ingin memaksa. Karenanya saya makin sering beronani diam-diam di kamar mandi. Kadang-kadang saya kasihan terhadap diri sendiri. Kata-kata Mbak Maya sering terngiang-ngiang, terutama sesaat setelah sperma memancar dari penis saya. “Kacian adik iparku ini..” Tapi saya tak punya pilihan lain. Saya tak suka “jajan”. Maaf, saya agak jijik dengan perempuan lacur.

    Tiap kali beronani, yang saya bayangkan adalah wajah Mbak Maya atau si bungsu Rosi, bergantian. Rosi telah tumbuh menjadi gadis yang benar-benar matang. Montok, lincah. Cantik penuh gairah, dan terkesan genit. Meskipun masih bersikap manja terhadap saya, tetapi sudah tidak pernah lagi bergayutan di tubuh saya seperti semasa saya ngapelin kakaknya. Saya sering mencuri pandang ke arah payudaranya. Ukurannya sangat saya idealkan. Sekitar 34. Punya istri saya sendiri hanya 32.

    Seringkali, di balik baju seragam SMU-nya saya lihat gerakan indah payudara itu. Keinginan untuk melihat payudara itu begitu kuatnya. Tapi bagaimana? Mengintip? Di mana? Kamar mandi kami sangat rapat. Letak kamar saya dengannya berjauhan. Dia menempati kamar di sebelah gudang. Yang paling ujung kamar Mak Jah, pembantu kami. Setelah kamar Mayang, kakak Rosi, baru kamar saya. Kamar kami seluruhnya terbuat dari tembok. Sehingga tak mugkin buat ngintip. Tapi tunggu! Saya teringat gudang. Ya, kalau tidak salah antara gudang dengan kamar Rosi terdapat sebuah jendela. Dulunya gudang ini memang berupa tanah kosong semacam taman. Karena mertua butuh gudang tambahan, maka dibangunlah gudang. Jendela kamar Rosi yang menghadap ke gudang tidak dihilangkan. Saya pernah mengamati, dari jendela itu bisa mengintip isi kamar Rosi.

    Cerita Sex Mbak Maya Memaksaku Untuk Bersetubuh

    Cerita Sex Mbak Maya Memaksaku Untuk Bersetubuh

    Sejak itulah niat saya kesampaian. Saya sangat sering diam-diam ke gudang begitu Rosi selesai mandi. Memang ada celah kecil tapi tak cukup untuk mengintip. Karenanya diam-diam lubang itu saya perbesar dengan obeng. Saya benar-benar takjub melihat sepasang payudara montok dan indah milik Rosi. Meski sangat jarang, saya juga pernah melihat kemaluan Rosi yang ditumbuhi bulu-bulu lembut.

    Tiap kali mengintip, selalu saya melakukan onani sehingga di dekat lubang intipan itu terlihat bercak-bercak sperma saya. Tentu hanya saya yang tahu kenapa dan apa bercak itu. Keinginan untuk menikmati tubuh Rosi makin menggelayuti benak saya. Tetapi selalu tak saya temukan jalan. Sampai akhirnya malam itu. Mertua saya meminta saya mendampingi Rosi untuk menghadiri Ultah temannya di sebuah diskotik. Ibu khawatir terjadi apa-apa. Dengan perasaan luar biasa gembira saya antar Rosi. Istri saya menyuruh saya membawa mobil. Tapi saya menolak. “Kamu kan harus detailing. Pakai saja. Masa orang hamil mau naik motor?” Padahal yang sebenarnya, saya ingin merapat-rapatkan tubuh dengan Rosi.

    Kami berangkat sekitar pukul 19.00. Dia membonceng. Kedua tangannya memeluk pinggang saya. Saya rasakan benda kenyal di punggung saya. Jantung saya berdesir-desir. Sesekali dengan nakal saya injak pedal rem dengan mendadak. Akibatnya terjadi sentakan di punggung. Saya pura-pura tertawa ketika Rosi dengan manja memukuli punggung saya. “Mas Andy genit,” katanya. Pada suatu ketika, mungkin karena kesal, Rosi bahkan tanpa saya duga sengaja menempelkan dadanya ke puggung saya. Menekannya. “Kalau mau gini, bilang aja terus terang,” katanya. “Iya iya mau,” sahut saya. Tidak ada tanggapan. Rosi bahkan menggeser duduknya, merenggang. Sialan.

    Malam itu Rosi mengenakan rok span ketat dan atasan tank top, dibalut jaket kulit. Benar-benar seksi ipar saya ini. Di diskotik telah menunggu teman-teman Rosi. Ada sekitar 15-an orang. Saya membiarkan Rosi berabung dengan teman-temannya. Saya memilih duduk di sudut. Malu dong kalau nimbrung. Sudah tua, ihh. Saya hanya mengawasi dari kejauhan, menikmati tubuh-tubuh indah para ABG. Tapi pandangan saya selalu berakhir ke tubuh Rosi. She is the most beautiful girl. Di antara saudara istri saya Rosi memang yang paling cantik. Tercantik kedua ya Mbak Maya, baru Yeni, istri saya. Mayang yang terjelek. Tubuhnya kurus kering sehingga tidak menimbulkan nafsu.

    Sesekali Rosi menengok ke arah tempat duduk saya sambil melambai. Saya tersenyum mengangguk. Mereka turun ke arena. Sekitar tiga lagu Rosi menghampiri saya. “Mas Andy udah pesan minum?” tanyanya. Dagu saya menunjuk gelas berisi lemon tea di depan saya. Saya tak berani minum minuman beralkohol, meski hanya bir. Saya pun bukan pecandu. “Kamu kok ke sini, udah sana gabung temen-temen kamu,” kata saya. Janjinya Rosi dkk pulang pukul 22.00. Tadi ibu mertua juga bilang supaya pulangnya jangan larut. “Nggak enak liat Mas Andy mencangkung sendirian,” kata Rosi duduk di sebelah saya. “Sudah nggak pa-pa.” “Bener?” Saya mengangguk, dan Rosi kembali ke grupnya. Habis satu lagu, dia mendatangi saya. Menarik tangan saya. Saya memberontak. “Ayo. Nggak apa-apa, sekalian saya kenalin ama temen-temen. Mereka juga yang minta kok.” Saya menyerah. Saya ikut saja bergoyang-goyang. Asal goyang. Dunia diskotik sudah sangat lama tidak saya kunjungi. Dulupun saya jarang sekali. Hampir tidak pernah. Saya ke diskotik sekedar supaya tahu saja kayak apa suasananya. Sesekali tangan Rosi memegang tangan saya dan mengayun-ayunkannya. Musik bener-benr hingar-bingar. Lampu berkelap-kelip, dan kaki-kaki menghentak di lantai disko. Sesekali Rosi menuju meja untuk minum.

    Menjelang pukul 22.00 sebagian teman Rosi pulang. Saya segera mengajak Rosi pulang juga. “Bentar dong Mas Andy, please,” kata Rosi. Astaga. Tercium aroma alkohol dari mulutnya. “Heh. Kamu minum apa? Gila kamu. Sudah ayo pulang.” Segera saya gelandang dia. “Yee Mas Andy gitu deh.” Dia merajuk tapi saya tak peduli. Ruangan ini mulai menjemukan saya. “Udah dulu ya bro, sis. Satpam ngajakin pulang neh.” “Satpam-mu itu.” Saya menjitak lembut kepala Rosi. Rosi memang minum alkohol. Tak tahu apa yang diminumnya tadi. Dia pun terlihat sempoyongan. Saya jadi cemas. Takut nanti kena marah mertua. Disuruh jagain kok tidak bisa. Tapi ada senangnya juga sih. Rosi jadi lebih sering memeluk lengan saya supaya tidak sempoyongn.

    Kami menuju tempat parkir untuk mengambil motor. Saya bantu Rosi mengenakan jaket yang kami tinggal di motor. Saya bantu dia mengancing resluitingnya. Berdesir darah saya ketika sedikit tersentuk bukit di dadanya. “Hayoo, nakal lagi,” katanya. “Hus. Nggak sengaja juga.” “Sengaja nggak pa-pa kok Mas.” Omongan Rosi makin ngaco. Dia tarik ke bawah resluitingnya. Dan sebelum saya berkomentar dia sudah berkata, “Masih gerah. Ntar kalau dingin Rosi kancingin deh.” Segera mesin kunyalakan, dan motor melaju meninggalkan diskotik SO.

    Sungguh menyenangkan. Rosi yang setengah mabuk ini seakan merebahkan badannya di punggung saya. Kedua tangannya memeluk erat perut saya. Jangan tanya bagaimana birahi saya. Penis saya menegang sejak tadi. Dagu Rosu disadarkan ke pundak saya. Lembut nafasnya sesekali menyapu telinga saya. Saya perlambat laju motor. Benar-benar saya ingin menikmati. Lalu saya seperti merasa Rosi mencium pipi saya. Saya ingin memastikan dengan menoleh. Ternyata memang dia baru saja mencium pipi saya. Bahkan selanjutnya dia mengecup pipi saya. Saya kira dia benar-benar mabuk.

    “Mas Andy, Rosi pengin pacaran dulu,” katanya mengejutkan saya. “Pacaran sama Mas Andy? Gila kamu ya.” Penis saya makin kencang. “Mau enggak?” “Kamu mabuk ya?” Dia tak menjawab. Hanya pelukannya tambah erat. “Mas..” “Hmm” “Mas masih suka coli?” “Hus. Napa sih?” “Pengen tahu aja. Mbak Yeni nggak mau melayani ya?” “Tahu apa kamu ini.” Saya sedikit berteriak. Saya kaget sendiri. Entah kenapa saya tidak suka dia omong begitu, Mungkin reflek saja karena saya dipermalukan. “Sorry. Gitu aja marah.” Rosi kembali mencium pipi saya. Bahkan dia tempelkan terus bibirnya di pipi saya, sedikit di bawah telinga. “Saya horny Ros.” “Kapan? Sekarang? Ahh masak. Belum juga diapa-apain”

    Saya raih tangannya dan saya taruh di penis saya yang menyodok celana saya. Terperanjat dia. Tapi diam saja. Tangannya merasakan sesuatu bergerak-gerak di balik celana saya. “Pacaran ama Rosi mau nggak?” kata Rosi. Aroma alkohol benar-benar menyengat. “Di mana? Lagian udah malam. Nanti Ibu marah kalau kita pulang kemalaman.” “Kalau ama Mas Andy dijamin Ibu gak marah.” “Sok tahu.” “Bener. Ayuk deh. Ke taman aja. Tuh deket SMA I ajak. Asyik lagi. Bentar aja.” Tanpa menunggu perintah, motor saya arahkan ke Taman KB di seberang SMU I. Taman ini memang arena asyik bagi mereka yang seang berpacaran. Meski di sekitarnya lalu lintas ramai, tapi karena gelap, yaa tetap enak buat berpacaran. Kami mencari bangku kosong di taman. Sudah agak sepi jadi agak mudah mencarinya. Biasanya cukup ramai sehingga banyak yang berpacaran di rumputan. Begitu duduk. Langsung saja Rosi merebahkan kepalanya di dada saya. Saya tak mengira anak ini akan begini agresif. Atau karena pengaruh alkohol makin kuat? Entahlah. Kami melepas jaket dan menaruhnya di dekat bangku.

    “Kamu kan belum punya pacar, kok sudah segini berani Ros?” tanya saya. “Enak aja belum punya pacar.” Dia protes. “Habis siapa pacar kamu?” Saya genggam tangannya. Dia mengelus-elus dada saya. “Yaa ini.” Dia membuka kancing kemeja saya. Saya makin yakin dia diracuni alkohol. Tapi apa peduli saya. Inilah saatnya. Saya kecup keningnya. Matanya. Hidung, pipi, lalu bibirnya. Dia tersentak, dan memberikan pipinya. Saya kembali mencari bibirnya. Saya kecup lagi perlahan. Dia diam. Saya kulum. Dia diam saja. Benarkah anak ini belum pernah berciuman bibir dengan cowok? “Kamu belum pernah melakukan ya?” kata saya. Dia tak menjawab. Saya cium lagi bibirnya. Saya julurkan lidah saya. Tangannya meremas pinggang saya. Saya hisap lidahnya, saya kulum. Tangan saya kini menjalar mencari  payudara. Dia menggelinjang tetapi membiarkan tangan saya menyusiup di antara celah BH-nya. Ketika saya menemukan bukit kenyal dan meremasnya, dia mengerang panjang. Kedua kakinya terjatuh dari bangku dan menendang-nendang rumputan. Saya buka kancing BH-nya yang terletak di bagian depan. Saya usap-usap lembut, ke kiri, lalu ke kanan. Saya remas, saya kili-kili. Dia mengaduh. Tangannya terus meremasi pinggang dan paha saya.

    “Mas Andy..” “Hmm” “Please.. Please.” Saya mengangsurkan muka saya menciumi bukit-bukit itu. Dia makin tak terkendali. Lalu, srrt srrt..srrt. Sesuatu keluar dari penis saya. Busyet. Masa saya ejakulasi? Tapi benar, mani saya telah keluar. Anehnya saya masih bernafsu. Tidak seperti ketika bersetubuh dengan Yeni. Begitu mani keluar, tubuh saya lemas, dan nafsu hilang. Saya juga masih merasakan penis saya sanggup menerima rangsangan. Saya masih menciumi payudara itu, menghisap puting, dan tangan saya mengelus paha, menyelinap di antara celap CD. Membelai bulu-bulu lembut. Menyibak, dan merasakan daging basah. Mulut Rosi terus mengaduh-aduh. Saya rasakan kemaluan saya digeggamnya. Diremas dengan kasar, sehingga terasa sakit. Saya perlu menggeser tempat duduk karena sakitnya. Agaknya dia tahu, dan melonggarkan cengkeramannya.

    Lalu dia membuka resluiting celana saya, merogoh isinya. Meremas kuat-kuat. Tapi dia berhenti sebentar. “Kok basah Mas?” tanyanya. Saya diam saja. “Ehh,ini yang disebut mani ya?” Sejenak situasi kacau. Ini anak malah ngajak diskusi sih. Dia cium penis saya tapi tidak sampai menempel. Kayaknya dia mencoba membaui. “Kok gini baunya ya? Emang kayak gini ya? “Heeh,” jawab saya lalu kembali memainkan kelaminnya. “Asin juga ya?” Dia mengocok penis saya dengan tangannya. “Pelan-pelan Ros. Enakan kamu ciumin deh,” kata saya.

    Tanpa perintah lanjutan Rosi mencium dan mengulum penis saya. Uhh, kasarnya minta ampun, Tidak ada enaknya. Jauhh dengan yang dilakukan Mbak Maya. Berkali-kai saya meminta dia untuk lebih pelan. Bahkan sesekali dia menggigit penis saya sampai saya tersentak. Akhirnya saya kembali ejakulasi. Bukan oleh mulutnya tapi karena kocokan tangannya. Setelah itu sunyi. Saya lemas. Saya benahi pakaian saya. Dia juga membenahi pakaiannya. Tampaknya dia telah terbebas dari pengaruh alkohol. Wajahnya yang belepotan mani dibersihkan dengan tissu. “Makasih pelajarannya ya Mas.” Dia mengecup pipi saya. “Tapi kamu janji jaga rahasia kan?” Saya ingin memastikan. “Iyaah. Emang mau cerita ama siapa? Bunuh diri?” “Siapa tahu. Pokoknya just for us! Nobody else may knows.” Dia mengangguk. Kami bersiap-siap pulang. Sepanjang perjalanan dia memeluk erat tubuh saya. Menggelendot manja. Dan pikiran waras saya mulai bekerja. Saya mulai dihinggapi kecemasan.

    “Ros..” “Yaa” “Kamu nggak jatuh cinta ama Mas Andy kan? Everyting just for sex kan?” “Tahu deh.” “Please Ros. Kita nggak boleh keterusan. Anggap saja tadi kita sedang mabuk.” Saya menghentikan motor. “Iya deh.” “Bener ya? Ingat, Mas Andy ini suami Mbak Yeni.” Dia mengangguk mengerti. “Makasih Ros.” Saya kembali menjalankan motor. “Apa yang terjadi malam ini, tidak usahlah terulang lagi,” kata saya. Saya benar-benar takut sekarang. Saya sadari, Rosi masih kanak-kanak. Masih labil. Dia amat manja. Bisa saja dia lepas kendali dan tak mengerti apa arti hubungan seks sesaat. Lalu saya dengar dia sesenggukan. Menangis. Untunglah dia menepati janji. Segalanya berjalan seperti yang saya harapkan. Saya tak berani lagi mengulangi, meskipun kesempatan selalu terbuka dan dibuka oleh Rosi. Saya benar-benar takut akibatnya. Saya tidak mau menhancurkan keluarga besar istri saya. Tak mau menghancurkan rumah tangga saya.

    Saya hanya menikmati Rosi di dalam bayangan. Ketika sedang onani atau ketika sedang bersetubuh dengan Yeni. Sesekali saja saya membayangkan Mbak Maya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Saat Menikmati Genjotan Adik Iparku

    Cerita Sex Saat Menikmati Genjotan Adik Iparku


    697 views

    Perawanku – Cerita Sex Saat Menikmati Genjotan Adik Iparku, Ini merupakan kejadian yang memalukan sekaligus menyenangkan tentang perselingkuhanku dengan adik iparku Sindi.

    ‘Halo’, kataku menyambut telepon.

    ‘Oh, kakak!!, Mbak Sari mana kak’, suara diseberang menyahut.

    ‘Sindi??, kapan balik ke Jakarta, mbakmu lagi piket, telepon aja ke HP-nya deh, sahutku sambil bertanya. ‘Gak usah deh kak, sampaiin aja kalo aku pertengahan juni mo balik, aku kangen banget deh’ jawabnya lagi.

    ‘Oke, deh ntar aku sampaikan, take care ya’ jawabku datar dan menutup telepon.

    Kemudian ingatanku melayang beberapa tahun lalu, dimana saat itu dia banyak problem,.. cowok, drug, bahkan sempat pula berurusan dengan pihak berwajib karena tertangkap tangan atas kepemilikan Narkoba. Atas saranku Sindi, adik kandung Sari ke Jakarta dan sekarang telah bekerja di Singapura untuk memulai sesuatu yang baru.

    Sindi 30 th, seperti juga saudaranya berwajah cantik, kulitnya bersih, mata lebar, hidung mancung, rambut berombak di ujung dengan postur tubuh proporsional. Karena obsesi untuk mandiri dan sifatnya yang keras kepala itulah dia terperosok dalam problem berkepanjangan.

    Sindi sebelumnya tinggal di Surabaya, disana dia bekerja sebagai penyanyi. Dari pekerjaannya itulah (yang sebenernya tidak kami sukai) Sindi sempat ditahan polisi 1 malam karena narkoba, sebelum kami datang-dipanggil untuk memberi keterangan.

    Sejak peristiwa ditahannya Sindi 3 tahun lalu, Sindi sering telepon aku dan bercerita tentang keadaannya, teman lelakinya dan biasanya cukup lama, minimal 30 menit. Sindi lebih dekat denganku dan sering ‘curhat’ daripada kakaknya. Dalam setiap pembicaraan, Sari selalu memberi tanda agar aku ‘merayu’ Sindi untuk pindah ke Jakarta dan mencari pekerjaan di sini.

    Sari tau kedekatan kami itu, bahkan mendorong untuk dapat mengontrolnya melalui aku, karena sejak kecil Sindi memang susah nurut dan bandel. Awalnya aku hanya menganggapnya sebagai tanggung jawab seorang kakak terhadap adik, sebelum terjadi ‘sesuatu’ yang tidak semestinya kami lakukan.

    Awal maret 2017, Sindi telepon memintaku untuk menjemputnya di stasiun Gambir, Sari sangat gembira dengan berita itu dan segera mempersiapkan kamar untuknya. 13 maret 2017 aku jemput Sindi sendiri, karena anak bungsuku sakit, dan kami duga demam berdarah. Sindi datang sendirian, padahal rencananya bersama Hendry ‘cowoknya’ yang keturunan.

    ‘Kok, sendirian kak??’ mana ponakan2ku, tanya Sindi saat aku sambut barang2 bawaannya.

    ‘Andi lagi sakit, kayanya demam berdarah deh, terpaksa diisolasi dari sodaranya’ jawabku ngeloyor menuju mobil. Sambil merokok dan berlari kecil Sindi mengikuti aku, ‘Kesian yah, aku kangen ama mereka’ katanya.

    ‘Kak, tau nggak knapa aku kesini?? tanyanya di mobil.

    ‘Yah, loe mau refreshing, loe udah sadar dan mau kerja yang sesuai ama ijazahmu, khan?’ jawabku sekenanya.

    ‘Yang lain donk’ komentarnya manja.

    ‘Apa yaa, paling putus atau mo lari dari cowokmu, hahahaha’ aku tertawa geli karena pinggangku digelitiknya.

    ‘Sekarang bulan apa kak?’

    ‘Maret’ jawabku sambil terus nyetir

    ‘Bulan maret ada apa ya??’ Sindi mengerling, tangannya meremas tanganku saat di persneling..

    ‘Sindi,.. Apaan sih’, kataku berusaha menepis tangannya yang kemudian bergerak mau gelitiki aku lagi. Tanganku ditangkapnya, digenggam kemudian dicium sambil bertanya manja

    ‘Kakak sayang Sindi nggak sih?’

    ‘Sindi.. aku kakakmu, aku sayang kamu seperti Sari menyayangimu’ kataku jengah dan menarik tangan .

    ‘Kak,.. aku sayang dan mengagumi Kak rizky, lebih dari itu.., aku sayang ama kakak, karena bisa ngertiin aku, pahami aku, bisa ngemanjain aku dan..tau nggak, aku bisa orgasme kalo lagi teleponan ama kakak’..katanya sambil meraih tanganku lagi.

    ‘Sindi.. aku gak mau ngerusak semuanya dengan perbuatan bodohmu’, jawabku marah namun sebenernya menahan gejolak. Sindi terdiam dan melepas tanganku. Itulah 30 menit pembicaraan kami di perjalanan menuju ke rumah.

    Sampai di rumah Sari menyambutku dengan ciuman sambil bilang mo ke RS karna andi anak ke tiga ku panas udah lebih dari 2 hari. Aku segera ke kamar melihat keadaannya, sementara Sindi dan Sari menuju ke kamar di lantai 2 yang telah disiapkan.

    ‘Maa, cepetan yah’ aku beri isyarat agar Sari segera bersiap.

    ‘Sindi, mandi terus istirahat dulu yaa, ntar ngobrolnya deh’ kata Sari ama Sindi..OK boss sahut Sindi.

    Singkatnya Andi harus segera dirawat di RS saat itu juga.

    ‘Andi maunya ditemenin ama mama aja yaa? pinta anakku lirih..

    ‘Iya sayang, mama akan temenin anak tersayang mama deh’ Sari menghibur.

    ‘Janji ya maa..’

    Setelah Andi tidur aku rundingan ama Sari, keputusannya adalah aku akan nungguin Andi malem dan langsung berangkat kerja dari RS.

    ‘Paa, sekarang jemput Sindi ya.. ajak dia kesini, sekalian bawain aku beberapa pakaian, aku pengen ngobrol disini’.

    ‘Oke sayang’, jawabku setelah merasa semua beres.

    Sesampainya di rumah, aku siapkan beberapa pakaian yang pantas, termasuk pakaian dalemSari. Aku naik ke lantai 2 (kamar Sindi) mo ambil tas, kuketuk pintu dan memanggilnya.. Tapi gak ada sahutan, aku berasa gak enak dan telepon istriku

    ‘Kalo gak dikunci masuk aja deh paa, soalnya semua tas ada disana’

    ‘Tungguin si Bengal itu bangun, biarin dulu dia istirahat ntar kalo bangunin sekitar jam 12-an.

    Aku manusia biasa, seorang lelaki mana yang tidak tergoda dengan keadaan ini ; gadis cantik tertidur pulas, tanpa selimut. Sangat menggairahkan dengan rambut setengah basah tidur terlentang hanya dengan CD kecil terikat di pinggul dan sepasang bukit indah bebas tanpa penutup, ada kesempatan lagi. Aku terpaku untuk sesaat.. bathinku sedang berperang.. dan.. akhirnya aku menyerah.

    Kuhampiri Sindi (yang sedang tertidur??), aku ambil selimut yang terjatuh di lantai dan menutupi tubuh indah itu, tapi Sindi sepertinya gak mau di selimuti. Gerakan tangannya menolak diselimuti. Aku kembali terdiam.., kuberanikan diri menyentuh tangannya,.. gemetar aku rasakan saat itu,..

    Sindi masih terlelap bahkan mengeluarkan suara mendengkur. Nafsu sudah menguasai bathinku juga ragaku, penisku sangat2 tegang.. Sindi lebih cantik, lebih putih lebih tinggi dari Sari.. dengan jari tengahku, kutelusuri tangannya hingga ketiak..Sindi menggeliat dan menyamping seakan memberiku ruang untuk duduk di sebelahnya.

    Benar-benar kesempatan telah berpihak padaku,.. kuulangi sentuhan jariku, aku belai rambutnya yang lembab dan berombak, aku cium keningnya, aku belai wajahnya sambil memanggilnya pelahan,.. “Sindi.., bangun sayang..mbakmu suruh kamu ke RS..”, (dengar atau gak aku gak peduli) kuulangi kata-kata itu sambil terus membelai.., Sindi malah melingkarkan tangannya kepinggangku.

    Tanpa kusadari tanganku telah membelai kedua bukitnya, mempermainkan putingnya, sambil mengecup perlahan bibirnya. Sindi membuka matanya dan mendesah perlahan .. kakk, aku sayang kakak, aku ingin kakak sayang aku lebih dari seorang adik .. sebulan lebih aku meninggalkannya .. aku benci dia..

    ternyata dia telah berkeluarga, dan sampai saat ini belum kutemukan figur yang aku cari, kak.. sayangi Sindi.. tangannya menuntun tanganku kedaerah yang paling intimnya yang telah lembab, ketika jariku sedikit menekannya.. Ditariknya tubuhku sehingga menindih tubuhnya..

    Sepertinya Sindi in the mood. Dalam keadaan masih berpakaian, aku peluk Sindi dan menindihnya, kami bergerak seirama seakan sedang bersenggama.. Tiba-tiba telepon berteriak nyaring, seakan menyadarkan agar tidak berbuat lebih lanjut.

    ‘Pahh, udah bangun si Bengal tuh,.. Siram air aja kalo gak bisa, cepetan nih udah jam berapa sekarang? gerah nih, jangan lupa dasterku’.

    OK, jawabku dengan nafas masih memburu menahan nafsu. Permainan kami terhenti dengan un happy ending..

    14 maret, Di tempat kerja setelah mendapat ucapan selamat dan ciuman pipi dari rekan2 atas ulang tahunku, aku masih nggak abis pikir.. why it happen?? jahat amat aku,.. disaat usia bertambah tua, anak sedang sakit.. aku malah mengumbar nafsu.. IPARKU lagi.. Udahlah I wont do that again, biar Sindi yang nunggu Andi .. pikirku.

    Jam 14.30 sepulang kerja, aku mampir ke Pizza Hut beliin makanan kesukaan Andi sebelum ke RS. Saat dikamar Sindi menyambutku dengan ciuman mesra di bibir.. met ulang tahun sayang.., Gila nih anak pikirku.. ‘Sari’, aku memanggil istriku..

    Sari keluar kamar mandi, langsung memelukku, ‘Met ulang tahun pah.. hadiahnya ntar aja nunggu Andi sembuh, katanya main mata nakal. Sekitar jam 19.30 aku mo balik, pulang ganti baju. ‘Pah, ntar aja pulangnya, jam 21 an aja soalnya Andi gak mau kalo gak ditungguin mama, papa dirumah aja deh..’ biar mama yang tungguin Andi.

    ‘Yah..gimana nih, ntar kamu ditemenin Sindi ya, papa mo pulang urusin si rio ama intan’. ‘Tadi Sindi bilang tadi mo ktemuan ama temennya, mungkin dia mo keluar malem ini, pulang bareng ama papah aja ya, ntar kasi kunci cadangan rumah di laci lemari ya’ jawab Sari.

    Gawat..tapi ada rasa senang juga terbersit di pikiranku. Malaikat bathinku menyayangkan kenapa Sari begitu percaya pada hubungan kami, sedang syaitan di jiwa-ragaku bersorak kegirangan sampai penisku berkedut.

    Singkatnya kami tinggalkan Sari yang menjaga Andi. di perjalanan Sindi bilang ingin memberiku sesuatu untuk melampiaskan apa yang terpendam di sanubarinya dan membohongi kakaknya sendiri. Seperti biasa Rio dan intan udah berada di kamarnya jam 21.

    (Sari sangat disiplin dalam mendidik anak). Aku periksa tas mereka nge-cek PR. Setelah mencium pipi mereka, aku turun dan mandi, (Sindi udah ke kamarnya). Jam 23 after I call Sari 2 say good night, terdengar ketukan pintu, saat kubuka Sindi menerobos masuk dengan pakaian tidur cream.

    ‘Kak, .. Sindi mau tidur ama kakak, pengen dipelukin dan dimanjain..

    Saat itu yang pertama bereaksi adalah si Ucok di dalam sarung dan berteriak mengacung.. MERDEKA.. Dapat dibayangkan 2 orang berlainan jenis dalam 1 kamar yang dingin.. Sindi memelukku.. aku balas memeluknya erat. Sangat lama kami berpelukan.. Dalam posisi berdiri, kami berpelukan seakan berdansa.. setelah puas, aku gendong Sindi ke pembaringan.., kurebahkan dia, kutanggalkan pakaian tidurnya, Sindi hanya menggunakan G string.,..

    Sindi pasrah, menikmati, badannya yang polos.. Sindi memandangku saat aku buka sarung, satu2nya penutup bagian tubuhku.. Kurebahkan diriku disamping tubuhnya, aku cium dan rasakan tiap jengkal tubuhnya, bukitnya yang putih begitu indah mencuat, kontras dengan tanganku yang hitam.. Kak.. Aku sering mimpikan ini.. kak.. puaskan aku.., sayangi aku..

    Kuremas bukit indahnya sambil menciumi putingnya,.. Sindi menggelinjang hebat.. tangannya meraih penisku.. Dikocoknya perlahan.., kumasukkan tanganku, ke dalam CD G string hitam Sindi, Sindi mengangkat pinggulnya membantuku melepas satu2nya penutup tubuhnya. Lembab dan basah vagina Sindi oleh lendir hasrat, kutekan ujung jariku sedikit masuk, otomatis pinggulnya mengangkat dan berusaha agar jariku masuk lebih dalam.. beberapa lama aktifitas itu aku lakukan. Sindi pengen hisap punya kakak.. pintanya.

    Aku segera berdiri dengan penis masih teracung tegak, Sindi bangkit mengulumnya.. woww hisapannya ruarr biasa, penisku seakan berada dalam genjotan vaginanya.., segera aku atur posisi 69 untuk menikmati lendir gairah yang udah disediakan, setelah beberapa menit Sindi menggelinjang sambil berteriak, ‘kak.. Sindi pengen keluar, Kak .. genjotan-nya tambah liar. Kuhentikan jilatanku dan kuposisikan penisku penetrasi ke vaginanya yang benar-benar basah.

    Clepp, mudah sekali penisku menerobos masuk, aku berusaha mempertahankan very slow..kurasakan benar dinding-dinding vagina Sindi, saat kutemukan g spotnya, (sedikit dibawah permukaan dalam di bawah clitnya) kuarahkan agar tetap menyentuh area itu..

    Sindi benar2 tak dapat menguasai diri akibat genjotan yang kulakukan, dijepitnya pinggangku dengan kaki dan ditahannya pada posisi yang dikekehendaki.. Kakk.. kurasakan denyutan dahsyat otot vagina Sindi, sangat kencang, lebih kencang dari denyutan Sari.., God.. i’m cumming.. teriaknya.

    Saat kedutannya mengendor, kupercepat gerakanku, aku ingin menuntaskan genjotan ini.. beberapa genjotan sampai terasa telah hamper sampai, aku tarik penisku dan tumpahkan semua di luar.. Sindi agak kecewa.. namun aku tak segila itu untuk mempunyai seorang anak lagi.

    Begitulah pengalamanku dengan adik iparku, Setelah Andi pulang, aku selalu berusaha mencari kesempatan untuk bersenggama dengannya dan menikmati genjotan-nya, Sindi sempat tinggal selama 6 bulan sebelum ada panggilan kerja di Singapura.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Menikah Lagi Atas Permintaan Istriku

    Cerita Sex Menikah Lagi Atas Permintaan Istriku


    696 views

    Perawanku – Cerita Sex Menikah Lagi Atas Permintaan Istriku, Sudah hampir lima tahun aku menjalani pernikahan dengan istriku tapi hingga kini kami belum juga di karuaniai seorang anak. TErlintas terkadang dalam pikiranku untuk menikahi wanita lain, tapi aku begitusayang pada istriku yang memang aku cintai sejak pertama kali aku melihatnya. Dan ini memang kisahku kisah nyata yang terjadi pada pernikahanku dan aku ingin berbagi.

    Namaku Dani dengan usia yang sudah memasuki 35 tahun, aku bisa di katakan hidup serba berkecukupan. Sedangkan istriku Lisa tidak bekerja di kantor tapi dia hanya di rumah saja dan setiap harinya dia hanya di temani oleh pembantu rumah tangga kami yang memang kami bawa dari rumah Lisa sebelumnya, namanya mbok Narmi dia sudah seperti keluarga kami sendiri.

    Setiap hari Lisa menyediakan sarapan sebelum akhirnya aku berangkat kerja, dan hampir setiap malam dia melayaniku untuk melkaukan adegan seperti dalam cerita sex. Dan aku merasa terpuaskan olehnya bahkan dia begitu memuaskan menurutku. Tapi akhir-kahir ini Lisa selalu kelihatan cemberut, karena aku tidak memberikan permintaaanya padaku karena memanag selama ini aku selalu menuruti setiap permintaanya.

    Tapi kali ini aku benar-benar merasa tidak mampu menerimanya, karena Lisa memintaku untuk mencari wanita lain untuk aku nikahi. Mungkin bagi laki-laki lain hal itu merupakan bonus yang di berikan oleh istrinya, tapi aku merasa sedih mendengar Lisa mengatakan hal itu. Aku tahu kalau dalam relung hatinya dia pasti bersedih dan aku tahu kalau dia melakukan hal itu.

    Hanya karena ingin aku memiliki seorang keturunan dalam hidupku. Namun pada akhirnya akupun menduakan juga cintanya, meskipun awalnya aku tidak pernah mengira kalau akan melakukan adgn seperti dalam cerita sex hot dengan wanita lain. Beberapa kali sudah suamiku membawa seorang wanita untuk di dekatkan denganku tapi selama itu juga aku bisa menolaknya.

    Hingga pada suatu hari aku bertemu dengan seorang wanita yang sedang menangis di tepi pantai, dan singkatnya akupun mengenal wanita tersebut. Namanya Hilda dia masih berusia 27 tidak beda jauh dengan istriku, dia bersedih karena pacar yang selama ini bersamanya memutuskan untuk menikahi wanita lain. Dia lebih memilih wanita itu karena lebih berada di bandingkan Hilda yang hanya anak dari pemilik warung.

    Diapun sering mencurahkan isi hatinya padaku, dan entah kenapa aku begitu kasihan padanya. Hingga kamipun menjadi lebih dekat lagi, akupun berterus terang pada HIlda kalau aku sudah menikah dan tidak sedikitpun aku membicarakan tentang ide istriku yang mencarikan aku seorang calon istri lagi. Dari waktu ke waktu akupun menjadi lebih care lagi pada sosok Hilda.

    Begitupun juga dia bahkan pernah suatu hari aku di ajak mampir ke warung orang tuanya. Yang dengan baiknya mereka menerimaku sebagai teman Hilda, tapi begitu aku mencoba menjelaskan tentang hubungan kami, aku melihat Hilda memberi tanda agar aku tidak melakukannya karena itu akupun terdiam saja. Dan perlu di ketahui selama ini ketika aku bersama dengan Hilda aku tidak pernah menggunakan mobilku.

    Tapi aku memang sengaja membawa motor butut, yang memang aku miliki sejak aku masih sekolah dulu. Dan dari sana juga aku melihat Hilda tulus berteman denganku, hingga akhirnya kamipun melakukan adegan seperti dalam cerita hot tersebut. Sebagai dua insan yang berlainan jenis, aku tidak munafik kalau akhirnya akupun tertarik pada sosok Hilda yang begitu baik.

    Pada suatu hari aku mengajaknya ke sebuah tempat wisata, dan disana kami menysuri pantai dengan mesranya meskipun belum terucap kata cinta dar ulut kami berdua. Sampai khirnya kamipun menyewa sebuah kamar untuk melepas lelah, namun begitu masuk kedalam kamar akupun berkata “Kamu istirahat saja dulu..” Dan akupun bergegas keluar dari kamar itu.

    Tiba-tiba suara Hilda memanggilku “Mas mau kemana?” Aku menoleh kearahnya “Aku pesan minum dulu..” Lalu akupun keluar dari kamar itu. tidak lama kemudian aku kembali dengan membawa minuman dan beberapa cemilan, sesampainya di dalam kamar aku melihat HIlda berbaring di tempat tidur. Aku lihat lekuk tubuhnya dan tidak dapat aku pungkiri kalau dia memang begitu cantik.

    Akupun mendekat dan entah keberanian darimana yang membawaku untuk langsung memeluknya. Lama aku memeluk tubuh Hilda dan lama juga kami berdua terdiam, akupun sadar kalau aku melakukan hal yang salah “Maaf.. aku nggak bermaksud…” Belum selesai aku meneruskan kata-kataku, Hilda menarik tubuhku dan kamipun saling berpagutan dengan mesranya aku lumat bibir Hilda.

    MUngkin kami sudah sama-sama merasakan hal yang menggebu dalam hati, dengan mesranya Hilda melepas pakaianku dan akupun melkaukan hal yang sama. Hingga akhirnya kami berdua sama dalam keadaan telanjang bagai pemain adegan cerita sex. Saat itu juga aku dengar desahan Hilda “OOouugghh… eeeeuuummmpphh… eeeeuuummpphhh… aaagghh… aaaaagghh..” Desahnya.

    Sedangkan tanganku semakin aktif bergerilya pada setiap lekuk tubuhnya, dan aku suka pada toketnya yang masih sebesar buah apel. Akupun meremas dengan gemasnya dan hal itu membuat Hilda menggelinjang “OOouuggghhh…ooouuuggh… eeeuuummpphh…. maaas.. aaaggghhhh… aaaggghh..” Akhirnya akupun menancapkan kontolku secara perlahan pada memek Hilda.

    Dia menjerit tertahan lalu aku menggoyang tubuhnya, di sela desahnya aku dengar dia berbisik lirih “Aaaagghh… maas.. Hildaa.. sudah pernah melakukan hal ini sekali.. dengan pacar Hilda..” Dia akan meneruskan kata-katanya, tapi aku membungkamnya dengan mulutku dan akupun melumat bibirnya dengan lembut. Hildapun terdiam dan aku semakin mempercepat gerakan naik turun tubuhku.

    Hingga akhirnya akupun merasakan aliran kenikmatan mengalir serta menyatu “OOouuuggghh… aaaaggghh… saaayaaang… aaaggghhh.. aaaaku… aaagggghh..” Tumpah semuanya dalam memek Hilda, diapun dengan mesranya memeluk tubuhku, hingga akhirnya akupun lemas di dalam pelukannya. Dan bukan saat itu saja kami melakukan adegan seperti dalam cerita hot.

    Hingga akhirnya akupun mempunyai keberanian untuk memberitahukan tentang hubunganku dengan Hilda pada istriku. Dan benar saja bukan umpatan yang aku terima, namun dukungan yang dengan lembutnya dia berkata untuk melanjutkan hubunganku dengan Hilda. Bahkan istriku ingin lebih cepat mengenal Hilda, dan betapa terharunya aku ketika melihat mereka sudah kelihatan akrab pertama kali bertemu.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Hadiah Terindah Dari Istri Keduaku

    Cerita Sex Hadiah Terindah Dari Istri Keduaku


    696 views

    Perawanku – Cerita Sex Hadiah Terindah Dari Istri Keduaku, Aku seorang pria yang kurang puas hanya dengan satu wanita, karena itu akupun memilih untuk menduakan istriku.

    Walau sebenarnya aku juga akan sulit memilih jika di haruskan memilih siapa, tapi sebagai laki-laki yang selalu merasa kurang akhirnya akupun memilih mencari wanita lain dalam hidupku. Dan aku melabuhkan hatiku pada seorang wanita yang bernama Sisil.
    Dia gadis muda yang baru berusia 23 tahun dan bekerja di sebuah perusahaan yang bekerja sama dengan perusahaanku. Karena itu kami sering bertemu, sebenarnya Sisil tidak mau menerima cintaku ketika aku menyatakan perasaan padanya.
    Dengan berterus terang dia bilang tidak mau menjadi orang ketiga dari hubungan seseorang, tapi karena seringnya perhatian yang aku limpahkan.
    Maka diapun akhirnya mau menerimaku juga, meskipun usiaku menginjak 30 tahun namun karena wajahku yang lumayan keren. Kamipun menjadi pasangan yang serasi bahkan ketika kami baru saja jalan banyak yang mengira kalau kami sudah seperti pasangan suami istri.
    Namaku Firman dan kini aku sudah memutuskan untuk menikahi Sisil meskipun hanya di depan penghulu.
    Aku tidak mau kalau hanya melampiaskan nafsuku saja padanya, aku tidak mau habis melakukan adegan cerita sex kami berpisah layaknya orang pacaran saja. Tapi aku ingin setiap hari bisa menemani Sisil meskipun hanya sebentar.
    Karena bagaimanapun juga aku tetap mencintai istriku yang sudah menemani aku selama kurang lebih tujuh tahun dan hingga kini aku belum di karuniai seorang putra.
    Terkadang akupun merindukan seorang anak di antara kami tapi entah kenapa Tuhan belum memberikan kepercayaan itu pada kami.
    Dan aku tidak dapat memaksakan hal itu pada istriku karena bagaimanapun juga dia pernah bilang kalau sudah konsultasi pada dokter, karena itu aku menyerah dan aku pasrah mungkin suatu saat nanti aku akan memiliki anak juga.
    Sampai pada suatu hari aku menemukan sesuatu yang tidak pernah aku duga sebelumnya, aku menemukan alat kontrasepsi dari laci lemari hias istriku.
    Ternyata selama ini dia membohongiku dengan mengatakan kalau dia sudah berusaha namun ternyata dia tidak melakukan hal itu sama sekali bahkan dia memutuskan untuk tidak ingin memiliki momongan dari awal menikah denganku.
    Kamipun menjadi lebih sering bertengkar, aku coba meminta istriku agar tidak lagi memakai alat kontrasepsi tapi dia keukeh tidak mendengarkan permintaanku.
    Karena itu aku sering berada di tempat Sisil namun aku tidak menceritakan masalah keluargaku dengan istriku, karena aku tidak ingin mencampurkan masalah di rumah dan dengannya, karena itu dia tidak tahu sama sekali.
    Seperti malam ini aku pulang ke rumahnya, malah aku tidak lagi takut kalau sampai ketahuan istriku. Karena aku sudah bilang untuk mencari wanita lain namun dengan santainya dia bilang untuk aku melakukannya saja karena dia tidak peduli, sebenarnya ada rasa kecewa yang teramat dalam didalam hatiku. Karena aku benar-benar ingin memiliki seorang keturunan.
    Selepas makan malam Sisil lalu menghidangkan teh hangat padaku, kami duduk berdua di balkon depan kamar kami “Mas.. sepertinya kamu suntuk akhir-akhir ini..” Tanya Sisil padaku “Nggak kok..malah aku senang bisa bermalam disni sekarang..?”
    Dia malah balik nanya “Oia sebenarnya aku juga mau tanya itu mas…kenapa mas sekarang bisa tidur disini..”Aku tidak menjawab namun dengan mesra aku gendong Sisil masuk kedalam kamar.
    Lalu aku menurunkan tubuhnya dengan masih berdiri akupun mencium bibirnya sambil menggerayangi tubuhnya “Sssshhhh… aaaagggghh… eeeeeuuuummmppphh…. aaaaaggggghhh… aaaaaggghhh.. mass… aaagghh..” Sisil mendesah ketika aku menciumi belakang telinganya, lalu aku kembali melabuhkan bibirku pada bibirnya yang terasa hangat kurasa.
    Satu persatu Sisil meleps pakaianku dan juga miliknya ketika kami berdua sama-sama telanjang saat itulah aku membaringkan tubuhnya. Tanpa menunggu lama aku menancapkan kontolku kedalam memeknya “OOOuuggggh… peelan.. yaaa.. maaas… aaagggghhh… jangan sebentaaar… aaaggghh…” Aku tersenyum mendengar permintaaanya, lalu aku menggerakan tubuhku di atas tubuhnya.
    Sisil menggelinjang sambil terus mendesah “Aaaaggghh.. aaaaaaggghh… teruuuussss…. maaaas….. aaaggggghhh….. aaaaagggghhh… aaaaaagggghhh.. ” Dia memegang erat bahuku, bahkan dia mencengkerama dengan kuatnya tapi aku tetap dengan lembut mencium bibirnya kembali sambil terus menggerakan pantatku untuk memasukkan dan mengeluarkan kontolku seolah menggesek-gesekan pada memek Sisil.
    Dia semakin panjang mendesah ketika aku mempercepat gerakanku bahkan sesekali aku meutar kontolku di dalam memeknya “OOOuuuwwww….. aaaaaggggghhh… aaaaaaggggghhhh… aaaaggghh… maaaas… aaaagggghh… aaaagggghhh… ” Dengan memegang kedua kakinya untuk aku dorong ke atas lalu dengan kerasnya aku hantamkan kontolku ke dalam kemaluannya.
    Ternyata hal itu membuat Sisil “OOOUuugghh… aaaaaggggghh… suuudaaaah… maaaas… aaaagggghh… aaaaaggghhhh… aaaagggghh… aaagggghh.. ” Aku tahu dia sudah tidak kuat menahannya karena itu beberapa kali juga aku merasakan kalau dia memuncratkan sesuatu yang hangat, dan kini memeknya sudah mulai basah bahkan sempat rasakan basah juga.
    Bagai pemain dalam adegan cerita sex daun muda aku semakin mempercepat gerakanku di atas tubuhnya hingga “OOOuuggghh… aaaaagggghhh… aaaagghh… sayaaang.. aku jugaaa… aaaggggh.. aaaggghhh.. “Sisil tidak berkata apapun namun dia memeluk erat tubuhku yang sudah basah oleh keringat, dengan mesra dia berbisik “Terima kasih sayaang..” Akupun mencium bibirnya kembali.
    Sampai akhirnya kami berdua tertidur dengan tubuh masih berpelukan, bagai pemain dalam adegan cerita sex paling panas. Keesokan harinya aku di bangunkan oleh suara seseorang yang seakan muntah-muntah, aku segera bangun dan aku lihat Sisil sedang muntah di kamar mandi “Kenapa sayang..?” Dia tidak menjawab malah menangis, akupun di buat bingung olehnya tanpa bisa berbuat apa-apa.
    Lama aku membelai rambut Sisil yang masih sesenggukan di dalam pelukanku sampai akhirnya dia berkata “Mas.. janji kamu jangan marah ya.. sebenarnya aku hamil dan sudah berjalan selama 6 minggu.. maaaf..”
    Aku tidak mempercayainya dengan penuh kelembutan aku cium berulang kali wajahnya dan aku elus perutnya “Jadi mas.. tidak marah aku hamil..” Aku tersenyum tanpa bisa berkata apa-apa namun dengan lirih aku bilang “Terima kasih sayang..” Lalu aku cium wajahnya.
    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Liarnya Birahi Pacarku Saat Bermain di Ranjang

    Cerita Sex Liarnya Birahi Pacarku Saat Bermain di Ranjang


    695 views

    Perawanku – Cerita Sex Liarnya Birahi Pacarku Saat Bermain di Ranjang, Perkenalkan nama gw leo,aktifitas gw kuliah di tahun ke 4 sekarang dan gw punya pacar yang binalnya minta ampun dulu di smp gw namanya anggi,dan kalo bicara yang namanya tidur ama cw gw ngelakuiin pertama kali di bangku smp dulu sama dengan anggi ,dan karena itu juga gw punya pacar yang tetap ampe sekarang gw kuliah,kejadiannya tepat di gudang sekolah gw yang tercinta ini pas gw melakukan ini gw kelas 3 smp dan pacar gw kelas 2 smp .Ni ceritanya tapi kalo jelek jangan protes ya.

    Gw sekolah di suatu smp swasta di jakarta,ngomong2x gw termasuk orang yang tenar di sekolah gw (maklum tajir,juga wajah gw juga lumayan dan gw osis di sana).Singkat cerita cewe di sekolah gw banyak yang ngejar dan mau ama gw tapi hanya sedikit cw yang gw ajak tidur ama gw,sekolah gw termasuk sekolah swasta yang favorit di daerah gw sekali kalo engga sekola gw menang sesuatu pasti ada yang mengharumkan nama sekolah gw,di sekolah gw di cap playboy tapi biar di cap gitu masih banyak cw yang mau ama gw dari sekian banyak cw di sekolah gw ada 1 cw di sekolah gw yang pengen banget gw cobaiin namanya anggilina,cantik,imut,kulitnya putih,rambut sebahu warna pirang biru dan sepintas mirip cina dan yang paling gw suka dari dia adalah pantat ama dada gadis tsb tumbuh gd melebihi temen cw ya .

    Anggi pangilan tuk cw ini dan dia termasuk cw yang nakal ato bisa dikatakan binal sekali di sekolah,ada2x aja dulu tingkahnya yang buat orang awam ato guru geleng pala pernah dia tari telanjang di kelas,ciumman di kelas,ampe sepongin ama fetting di wc sekola nih cw termasuk primadona sekola gw banyak cowo yang mau ngajak dia jadian cuma tuk “tidur” ama dia tapi di tolak secara halus karena menurut dia,dia engga mau sembarang cowo yang masukin kontolnya ke memek dia.

    Pas hari senin pagi seperti biasa gw ama gw berangkat dan engga biasanya gw terlambat ( gw kaga pernah terlambat sekalipun ) dan ternyata banyak siswa yang terlambat dan dari pada di hukum ,gw main di gudang sekolah sambil ngerokok di gudang sekolah ( gw sering ngerokok disitu ) dan digudang sekolah gw liat anggi lagi asyik baca buku,gila ni cw baca bacaan novel cowo dewasa.Dia baca sambil ngusap2x dadanya dan sesekali jarinya di masukkin ke memek,”ahhh….ahhh….ahhh” gitu kira2x desahan ya ni cw lagi coli kali pikiran gw ,

    Langsung aja gw buka pintu gudang sekola itu kontan dia kaget gw cuma terpana ngeliat memek dia yang di hiasi jembut yang lumayan tebal ” ehhh…leo gw ngapain loe…kaget..gw ” kata dia terkejut sambil cepat – cepat ngerapiin celana dalamnya “ahh engga,lagi ngapain loe” kata gw ” iya,coli ya” kata gw nambahin ” ihhh…. engga… lagi baca aja” kata dia seraya nunjukin majalah itu ke gw “gi loe mau engga jadi bokin gw “kata gw “bokin loe”kata dia “iya “kata gw mendekat seraya mengelus memek anggi yang taunya udah basah itu “ehmmm….mauuu”kata anggi merem melek dan mundur serta memakai celana dalamnya lagi

    “mau engga loe tidur ama gw ” kata gw langsung ” ama loe ” kata dia kaget.”Iya ama gw,abis ama siapa lagi loe kan bokin gw ” kata gw nambahin ” engga ahhh takutt ” kata anggi “takut,takut apaan ” kata gw “takut hamil “kata dia “engga la,kalo hamil ya gw tanggung jawab “kata gw “bener mau tanggung jawab” kata anggi senyum “kapan mau ML ama gw”kata anggi” disini aja entar siang abis anak2x ama guru balik” kata gw seneng kegirangan”

    Entar sore jam 3 aja” kata anggi ” tapi gw boleh minta duit engga,buat bayaran sekola gw nunggak 4 bulan nih ” kata anggi “emang loe belum bayaran sekola gi ” kata gw bingung “belon kan uangnya gw pake buat beli majalah ini ” kata anggi senyum ” iya nih ” kata gw seraya mengeluarkan 4 lembar seratus ribuan ” kembaliannya buat loe aja gii ” kata gw ” gw tunggu loe disini ya nanti ” kata gw ” bye sayang,tunggu gw ya” kata anggi seraya mengecup gw dan kami masuk sekolah di pelajaran ke dua.

    Jam 3 sore guru ama murid di sekola gw pulang dan gw minta ijin ama mang diman,pinjem kunci sekola buat urusan sesuatu seraya masukkin 2 lembar seratus ribu ke kantong mang diman,gw liat sepi gw ke gudang sekolah yang letaknya agak sepi dan terbelakang di sekolah gw,ada,anggi lagi nenggak minuman dingin.

    “ayo mulai aja ” kata anggi ” ayo aja ” kata gw ” boleh,tapi jangan sangar ya ” kata anggi lalu gw melepas celana panjang dan celana dalam ” anggi kata lo siapa yang paling gd diantara cowok yang pernah loe liat ” kata gw seraya menyorongkan ****** gw ” ehhh…keliatanya sih lu udah putih panjang lagi ” kata anggi malu2x “gii… loe buka donk baju luu …” kata gw dan anggi pun membuka baju serta celana abu2xnya dan jreeng telah berdiri di hadapan gw si anggi cw seksi yang sudah telanjang bulat engga makai apa 2x berdiri di depan gw

    “wuihhh..bener..kata…orang…badan loe kualitas nomer satu gi” kata gw,gw lalu memeluk anggi dan mencium anggi serta meraba pantat anggi dari belakang dan ciumman gw turun ke leher dan tangan gw pindah ke depan dan gw langsung mengusap – ngusap memek anggi dengan tangan dan memasukkan jari tengah gw di memek anggi “ahh..sakiitt..tauuu..”kata anggi terhentak.

    Lalu jari gw berganti bermain di bibir memek anggi dan gw mau anggi melakukan sesuatu dan gw mengghentikan tangan gw di memek anggi dan gw meminta anggi berdiri di depan s*****kangan gw dan menyuruh melakukan blow job lalu dia segera melakukannya dan gw mengarahkan anggi ke depan ****** gw dan menyuruh memasukkan ****** gw ke mulut anggi dan mengangkat tangan anggi memegang pantat gw dan gw memaju – mundurkan ****** gw seperti menyetubuhi mulut mungil anggi

    Dan dengan mulutnya anggi mengulum dan ****** gw di sedot sedot,****** gw di kulum biji zakarnya di maju mundurkan ****** gw di mulut anggi yang mungil itu ,****** gw kadang kadang di jepit diantara dada anggi yang bulat seksi tsb dan anggi menyedot kepala ****** gw dan sensasi yang di berikan anggi serta dadanya itu enak sekali dan gw tidak hentinya mengerang dan dengan keras kedua tangan gw menjambak rambut anggi kedepan dan ke belakang sampai biji zakar gw menghantam muka anggi dengan keras” eehhmmm… .eenakghhhh…. giii… enakgghhh… teruss. .giii” kata gw ngerasa kaya kesetrum listrik jutaan watt pas mulut imut anggi mengemut dan menyedot keras dan

    Sesudah ****** gw mengkilat karena ludah anggi itu ,anggi berkata “sayy.. .isepp… memek… anggiii… donk” dan gw langsung ke bawah dan langsung mencium memek anggi baunya wangi merangsang itu dan gw langsung menjilat memek anggi seraya mengeluar mesukkan jari tengah gw ke memek anggi dan kadang2x kedalam anus anggi,gw sedot sedot clotoris anggi dan anggi pun tak hentinya mengerang “trerus…. leooo…. sedottt… memekkk… anggiiii” kata anggi,gw makin gila menyedot dan mengeluar masukan jari gw ke memek dan anus anggi “leooo… memekkk… anggiiii…”kata anggi “kenapa.. memek… anggiii” jawab gw seraya menekan nekan jari gw

    “memek angggiii basahhh” kata anggi ” anggi… mauuu… keluarrrrr….” dan anggi mengejang dan menjambak rambut gw ke memeknya dan dia merasakan orgasme yang pertamanya sesudah itu gw berkata ” gi gw boleh kan masukin ****** gw ke sini ” sambil mengusap – usap kontolnya ke memek anggi ” boleh aja pelan2x ya ” kata anggi seraya merem melek akibat perlakuan jari dan ****** gw di memek anggi lalu gw pelan – pelan masukin kepala ****** itu ke guanya anggi dan tidak bisa masuk meleset lalu gw lumurin tangan gw dengan ludah dan gw mencoba dan setelah setengah ****** itu masuk anggi memekik keras “acchhh… ouww..

    Sakitt.. dii..pelan.. pelan..donk… luu…. jangan sangar gitu ” setelah kepala batang keras tersebut masuk kemudian gw mencium leher anggi dan sesudah anggi terangsang gw menghentakkan batang ****** gw sehingga masuk seluruhnya ke memek anggi dan anggi menjerit seraya memeluk punggung gw ” achhh…. leooo.. perihhh….” jerit anggi setengah menangis “tenang gii entar juga enak cuma sebentar kok sayy” kata gw seraya mencium dan meremas dadanya supaya dia tenang lalu gw mulai bergerak maju mundur pelan sekali supaya anggi engga merasa sakit ”
    achhh…ohhh… enakkkghhh…. leooo.. enakk… trusss.. leoooo…”kata anggi merem melek,mulut anggi tak hentinya meracau

    “enakkk…leooo…terusss” racau anggi “enakkk….apa…”kata gw seraya mempercepat genjotan gw di dalam memek anggi “kontollll… leooo.. enakkk” racauan anggi yang sudah tak beraturan itu dan gw bergerak sedikit cepat dan anggi seraya menaikan kakinya dan terus mengusap – usap pantat gw yang gerakannya semakin cepat dan gw hanya bergerak maju mundur seraya memegang dan mengelus – elus paha putih anggi dan sesekali menampar paha anggi seraya sesekali menyedot dada anggi yang membusung keras dan leher anggi yang wangi tsb dan setelah 15 menit anggi di genjot oleh gw anggi merasakan sesuatu yang mau keluar dari liang memeknya

    ” achhh… diiii…. gw…. mauuuu….” jerit anggi “mauu…apa…”kata gw “memek anggii… keluarrr…. keluarrr… genjotttt…. yangg…. kerassss… donkkkk… sayyy” kata anggi dan gw segera mengeluar masukan ****** gw dengan cepat dan keras “keluariinn.. aja.. giii.. biar… memek… loe… jepit.. kontoll… leooo “kata gw seraya menaikkan lagi tempo genjotan di memek anggi dan anggi yang sudah tidak tahan itupun menjerit takkala menahan orgasmenya “anggi…. sayangg….. leoooo” dan anggipun merasakan orgasme keduanya dan tubuh anggi pun mengejang dan otomatis menjambak rambut gw kebelakang dan kedua kakinya naik dan menjepit pinggang gw sesudah itu langsung melemas dan jatuh di atas kardus di sampingnya ” dua.. kosong… sayang..” kata gw

    “say…kita coba dogie style yu” kata gw seraya membalik tubuh anggi ke posisi seperti orang merangkak,lalu dengan cepat gw menusuk anggi dari belakang dan bleesssshhh ****** gw yang panjang dan putih itu masuk lagi ke memek anggi dari belakang lalu gw mulai kerja lagi keluar masuk memek anggi dan anggi hanya merem melek dan mengoyangkan kepalanya kekanan dan kiri dan sesekali juga mengoyang anusnya kekiri dan kekanan sesuatu ketika gw bergerak dengan cepat dan kasar sekali sampai bunyi anus anggi yang bersentuhan dengan perut gw berbunyi nyaring dan badan anggi tesodok – sodok dan terguncang – guncang dan buah dada anggi yang besar itu beranyun – anyun dan desahan anggi bertambah nyaring dan gerakan anus anggi semakin erotis.

    Gw terus menyodok memek gw dengan gerakan yang sangat cepat dan setelah 10 menit berdogie style dengan anggi akhirnya gw menyerah dan merasa pertahanan gw akan jebol dan gw mengenjot anggi dengan cepat dan sesuatu ketika gw menancapkan kontolnya di memek gw dan meremas dada anggi dengan keras dan tiba – tiba gw berteriak kepada anggi seraya menancapkan batang ****** ke memek anggi yang sekali jadi sehingga anggi pun memekik dan kepalanya mendongak keatas seraya melepas ****** gw di mulutnya itu”achhhh….”jerit anggi

    ”accchhhh…. giii… gw… mauu…. keluarrrghhhh… terimaaa…. nihhhh…. pejuuuuu… gueee” gw mengerang dan tangannya berganti meremas buah anus anggi dengan kencang dan pada saat itu pula gw mengeluarkan spermanya yang jumlahnya banyak itu di dalam memek anggi ” enakk.. giii… enakkk… memek… loe… enakkk” kata gw seraya sedikit bergerak keluar masuk lagi di memek anggi tuk merasakan sedikit kenikmatan lagi sampai muncratan sperma terakhir ****** gw dan mencabut ****** gw dan menyuruh anggi membersihkan ****** gw dengan lidahnya.

    Dan sesudahnya gw yang kecapaian duduk di kotak di samping tubuh anggi yang mengkilat akibat keringat itu lalu gw mau mendekati anggi lagi ,dan meminta sekali lagi tapi yag ini lain,gw dari dulu pengen nyoba yang namanya anal seks dan banget – banget pengen nyobain anus si anggi yang semok dan padat itu lalu dengan sedikit diolesi vaseline punya anggi gw lumuri batang gw yang mengeras lagi dan anus anggi dan gw mulai penetrasi dengan ****** keras gw ke dalam anus anggi ” achhh…. leo… sakiiitttt…. sakiittt….” rintih anggi pas kepala ****** gw memaksa masuk ke anus anggi yang kecil tsb

    ” gila…giii…pantat… loe… enakghhh..” seraya bergerak maju mundur pelan – pelan 5 menit waktu yang di butuhkan tuk ****** gw masuk seluruhnya “gila …. loe… pantat….. memang…. cocok… disodomi… gii…”kata gw lalu dengan semangat gw gerakin ****** gw keluar masuk anus anggi dengan cepat sambil mengusap buah pantat anggi dan juga kadang kadang seraya tangan kanan gw menjambak rambut anggi ke atas “gila…bener bener anus nomer satu ” kata gw sambil terus mengenjot anus anggi dan teriakan anggi terdengar semakin nyaring dan melengking ketika ****** gw bergerak keluar masuk anusnya dengan cepat,”achhh…. leooo… sakitttt…” erang anggi,gw tau teriakannya itu engga bisa kedengeran oleh siapapun karena gudang itu jauh dari depan sekolah dan sekolah lagian lagi sepi dan itu yang buat gw makin semangat memompa ****** gw di anus anggi .

    Baru kali ini gw ngerasaiin yang namanya anal seks dan dengan kenikmatan anus seorang yang seksi padat pula dan kerasa nikmatnya ampe ubun – ubun gw,gw lalu mencengkram pinggul anggi dengan kedua tangan gw dan mengeluarkan – masukkan ****** gw dengan sangat cepat ” ayooo…. giii… ngentootttt… luuuu… ngenttttottt…..” caci gw seraya sesekali menampar anus semok anggi kiri dan kanan sampai kelihatan anusnya kelihatan memerah dan anggi hanya bisa menjerit seirama sodokan ****** gw di dalam liang anusnya yang sedang di tusuk oleh ****** gw ” ahhh.. .le… akiiittt… leoo.. .jangannnn…. cepeeettthhh…. cepettthhhh… donkkkkhhh… achhhh… sakittt..” rintih anggi meminta gw bergerak pelan

    Tapi gw udah terbang ke langit ke tujuh dan tidak perduli akan permintaan anggi yang menjerit itu dan terus mengenjot anus semok ini dengan cepat dan gw ingin lebih kasar lagi mensodomi anus anggi yang semok ini dan menggenjot anus semok ini dan dengan gerakan cepat aku memulai aktivitas dengan anus semok ini lalu tiba – tiba anggi memekik panjang “achhhh…. achhhh…. gilaaaa… looooo…… perihhhhh…. tauuuu… sakiitttt” jeritan melengking dari anggi pas ****** gw tarik hingga tinggal ujungnya dan memasukkannya dengan cepat dan keras sekali jadi ke dalam anus anggi dan keringat dingin pun menetes deras di punggung anggi dan saat itu pula gw menggangkat anggi dan punggung anggi bersentuhan dengan dada gw dan tangan gw meremas – remas buah dada anggi yang bulat seksi tersebut seraya menyedot lehernya,

    Bau harum dari lehernya yang buat gw makin gila menggenjot mundur maju anus anggi dan napas anggi kelihatan memburu dan tangan anggi tak henti – hertinya meremas tangan gw yang sedang meremas dada anggi sendiri dan gw memegang tangan anggi dan menaruh ke belakang punggung gw dan mengangkat paha anggi seperti orang buang air besar dan setengah menundukan anggi ke bawah dan gw mulai lagi bergerak mundur maju menyodok anus anggi dengan cepat dan semakin keras meremas buah dada anggi seraya mencaci dan memaki anggi,anggi hanya meremas anus gw dan bergerak maju mundur seirama ****** gw didalam anusnya yang sempit tersebut dan gw makin gila menyodok anus anggi dengan cepat seperti gw ingin menghancurkan anus seksi anggi

    “ngenntootttt..luuu… pelacuurrrrhh…. caboo… .jebolhhh… luuuu… jebolllhhh… rasaiinnnchhh… nichhh… makann… nihhhhhh” caci gw seraya meremas dada anggi dengan keras sekali dan kadang kadang menampar buah dada anggi ” ohhhh….. ahhhh…. leooo… anggiiii.. .enggaaa.. .kuaaattt… lagiiiiii… ceeeppeettttaaannn…. donkkkk” rintihan anggi terdengar lagi ” ayooo…. giiii… sebentarrhhhh…. laghiiiiii…..” kata gw seraya menunggingkan dia lagi “ahhh… ohhhh.. .ahhhh…. ahhhh..”desahan anggi yang semakin tidak beraturan ,”giiii…..leooo engga tahann…. mauuu… leooo….. mauuu……. keluarrrghhh…. sayanghhh… diii… dalammm… pantattt… kamuuu” dan

    “kamuuuu…. jadiiii…. pacarrrrr… akuuu….”kata gw dan gw menancapkan ****** gw di anus anggi sekali jadi sehingga terbenam seluruhnya sampai keliatan buah zakarnya saja di anus mungil seksi padat anggi “angggiiii…… sayanggg…. leooooo” jeritan terakhir anggi dan cratt crattt crattt sperma gw meledak kembali tapi ini meledak di dalam anus anggi dan gw seketika itu pula gw menekan ****** gw di anus anggi ke dalam sampai muncratan sperma terakhir gw kedalam anus anggi ini .

    Napas gw dan anggi tersengal – sengal sehabis 20 menit gw menggenjot anus anggi habis habisan dan “achhh…. enakkk” jerit gw ketika ****** gw tercabut dengan sendirinya dari anus anggi ” makasih ya gi gw puas banget ” kata gw seraya mengelus rambut dan mencium pipi dan meremas buah dada anggi,anggi hanya tersenyum dan anggi kusuruh membersihkan ****** gw dari sisa sperma dan anggi pun berlutut di depan ****** gw dan dengan mulut dan lidahnya lagi

    Dia membersihkan penis gw dari lumuran sperma sampai bersih serta memijit batang ****** gw dan tidak disangka dia menyedot ****** gw dan menelan sisa sperma gw yang sedikit keluar dari ****** gw dan rasanya ngilu dan enak banget ” iya…gw..juga nikmatin kok perlakuan loe tadi enak ” kata anggi seraya memakai bajunya kembali dan kami berdua keluar dari gudang dan sebelum keluar gw sempat melihat darah di atas karung buku yang menjadi alas kami “main” dan gw menunjuk tempat alas “main”gw dan anggi tadi “wahh… giii… loe..”kata gw ” iya… gw masih virgin..”kata anggi yang sayu karena kecapaian dan hanya melempar senyum ke gw

    ” elo nyesel gi berbuat gitu ama gw kalo nyesel,dan kalo terjadi apa apa gw mau kok tanggung jawab”kata gw seraya mengelus rambut anggi yang tiba – tiba memeluk dan menangis “:emang kamu engga main main dengan yang tadi” kata anggi dengan mata berair dan gw memeluk tubuh mungilnya “ehhmm… engga.. la .. gw serius ” kata gw “kan anggi hanya cw bispak disini apa kamu engga malu ama temen2x kamu “kata anggi terisak isak “cw bispak kok perawan,mau engga jadi bokin gw “kata gw “engga tau,tapi emang anggi suka ama leo dari dulu dan pas anggi pagi digudang anggi ngebayangin di entot ama leo ” kata anggi “wahhh… beneeerrr… nihhh… jadii..gimana donk” kata gw.

    Dan anggi hanya tersenyum dan gw keluar mengambil mobil dan mengantar anggi ke rumahnya “gw tunggu tlp loe say” kata gw seraya mencium bibir anggi dan memasukan kartu nama berisi no tlp gw ke dalam saku bajunya dan sesudah itu gw pulang ke rumah dengan membawa perasaan yang bahagia dan membawa kenangan biru yang romantis di gudang sekolah gw dan menunggu calon pacar gw telpon dan malamnya jadi anggi menelepon gw dan mengatakan perasaannya dan bahwa dia mau jadi bokin gw dan ingin mengulang saat itu lagi,

    Tapi dengan syarat dia mau jadi cewe satu satunya dan sejak itu gw ama anggi jadian dan pernah saat itu gw pacar gw anggi,andi dan pacar yang kami berdua menjebol keperawannya di gudang sekolah yang sama (gw jebol pantat anggi dan gw juga jebol pantat ita..maruk pantat ya ) ita selalu melakukan perbuatan nikmat itu berempat di wc sekolah,di hotel,kontrakan kami,ato dimana saja,pernah gw “tidur” ama anggi ama ita sekaligus dan kalo ama anggi tak terhitung jumlahnya kayanya tuh memek udah memble tapi ajaib lo memek ama anus anggi tetap sempit kaya dulu lain ama ita yang jalannya udah ngegang karena banyak di sodomi ama andi pacarnya dan itu yang ngebuat gw ketagihan dan nyeret dia tuk tidur bareng mulu dan engga mau coba memek ama anus selain punya cw gw,liburan anak – anak pada belajar tapi gw ama anggi malah ngentot abis – abisan pernah suatu hari gw ama anggi dan melakukannya di alam terbuka pas gw berempat kemping di gunung dan gw melakuannya di batu besar disana

    Itulah cerita rahasia di gudang sekolah kami gw,temen gw andi serta anggi pacar semok gw yang seksi dan mungkin karena ketagihan ama memek ama anus anggi gw jadian ampe sekarang gw kuliah.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Seks hilangnya sebuah setatus perawan

    Cerita Seks hilangnya sebuah setatus perawan


    695 views

    Perawanku – Cerita Seks hilangnya sebuah setatus perawan, Saya seorang mahasiswa di suatu universitas swasta yang cukup terkenal di Bandung. Suatu hari menjelang ujian akhir semester, saya diajak oleh adik kelasku untuk belajar bersama. Aku menerima saja, karena dari dulu semenjak ia masuk ke jurusanku,  aku memang sudah ingin jadi pacarnya.

    Perawakannya cukup cantik, dengan tubuh yang ramping
    terawat, dan tentunya kulit yang putih karena ia
    keturunan Cina. Laura namanya. Begitu Laura mengajakku,
    tentu saja kujawab, “Mau..” “Jam berapa?” tanyaku. “Jam
    3 sore, di rumahku, jangan terlambat soalnya nanti nggak
    selesai belajarnya”, jawabnya. Wah, kesempatan nih,
    pikirku. Setahuku, ia tinggal berdua saja dengan
    pembantunya karena ayah dan ibunya yang sibuk mencari
    nafkah di luar pulau Jawa.

    Pulang kuliah, aku langsung bergegas pulang, karena
    kulihat sudah jam 14:30 WIB. Dengan cepat kumasukkan
    buku yang sekiranya akan dipakai ke dalam tas, karena
    takut terlambat. Sesampainya di rumah Laura, aku
    langsung memencet bel yang ada di gerbang depan
    rumahnya, rumahnya tidak terlalu besar, tapi cukup
    nyaman kelihatannya. Sempat aku bertanya, kok rumahnya
    sepi banget. Kalau begitu berarti bonyoknya lagi pada
    pergi, jawabku dalam hati.

    Tak lama setelah itu, Laura keluar membukakan pintu. Aku
    cukup kaget dengan penampilannya yang menarik, kali ini
    dia memakai kaos yang cukup ketat dan celana pendek
    ketat. Dia tersenyum lebar padaku, sambil mempersilakan
    aku masuk. Ketika masuk, aku merasakan rumahnya
    benar-benar sepi. “Langsung saja kita ke ruang tengah,
    yuk!” ajaknya.

    Sesampainya di ruang tengah, aku langsung duduk di
    karpet karena tidak ada sofa. Ruang tengahnya didesain
    ala Jepang dengan meja Jepang yang pendek yang disertai
    rak majalah di bawahnya.

    “Tunggu yah, aku mau mandi dulu”, katanya, “Habis
    keringatan abis senam nih!” Ternyata aku baru tahu kalau
    badannya bagus karena ia sering senam. “Kamu mulai aja
    dulu, nanti terangin ke aku yah”, katanya. “Kalo mau
    minum, ambil aja sendiri, soalnya pembantuku sedang
    sakit, dia lagi tiduran di kamarnya.”

    Cukup lama aku belajar sambil menunggunya dan akhirnya
    aku bosan dan melihat-lihat majalah yang ada di bawah
    meja di depanku. Kulihat semuanya majalah wanita, mulai
    dari kawanku, kosmo, dan majalah wanita berbahasa
    jepang. Tanpa sengaja, ketika kulihat-lihat kutemukan
    sebuah majalah yang berisikan foto cowok bugil dengan
    otot-otot yang bagus di tengah majalah bahasa jepang
    itu. Aku sempat kaget melihatnya. Bersamaan dengan itu,
    ia keluar dari kamar mandi yang letaknya di sudut kamar
    tengah di mana aku duduk. Dia keluar memakai kimono kain
    handuk putih. Karena keasyikan, aku tidak sadar kalau
    dia mendekatiku. Kupikir dia pasti masuk ke kamarnya
    untuk berpakaian terlebih dahulu. Aku sempat grogi,
    karena aku belum pernah didekati oleh wanita yang hanya
    menggunakan baju mandi, karena di rumahku tidak ada
    saudara perempuan, jadi aku merasa tidak biasa.

    “Ih, kamu, disuruh belajar malah liat-liat yang
    aneh-aneh.”
    “Ini mah nggak aneh atuh”, kataku, “Aku juga punya, dan
    badanku juga kayak gini loh!” bisikku sambil menunjuk ke
    salah satu model cowok di majalah tersebut.
    Aku memang sudah ikutan fitness sejak kelas 2 SMU, tak
    heran kalau aku lebih terkenal karena badanku yang bagus
    dibanding kegantenganku.
    “Ah, masa?” katanya, “Gua nggak percaya ah.”
    “Kamu kok tahan sih liat-liat kaya beginian?” tanyaku.
    “Mana ada yang tahan sih?” balasnya.
    “Tadi lagi nunggu kamu dateng ke sini saja aku sempet
    liat-liat dulu majalah itu lho! Jadi kamu tau khan,
    kenapa saya lama mandinya?” jawabnya sambil tersenyum
    mesum.
    “Ihh, kamu ini!” balasku, “Ternyata suka juga ya sama
    yang gituan.”
    “Iya dong, tapi, James katanya kalo maen langsung lebih
    enak ya dibanding masturbasi?” tanyanya. Saya sempat
    kaget ketika dia tanya hal yang begitu dalamnya.

    “Kata kamu, kamu mirip ama yang di foto majalah itu,
    buktiin dong.”
    Wah, kupikir ini cewek sudah horny banget. Aku sempat
    grogi untuk kedua kalinya, aku cuma bisa tersenyum.
    “Iya sih katanya, tapi khan…”
    Belum selesai aku bicara, dia langsung mencium bibirku.
    “James, tau nggak kalo aku tuh sebetulnya udah seneng
    banget ama kamu semenjak aku ketemu kamu”, bisiknya
    sambil mencium bibirku. Aku kaget dan responku cuma bisa
    menerima saja, soalnya enak sih rasanya. Terus terang
    aku belum pernah dicium oleh cewek sampai seenak itu,
    dia benar-benar ahli.

    Tanpa sadar, posisinya sudah berada di atas pangkuanku
    dengan paha yang menjepit perutku. Sambil menciuminya,
    kuelus-elus pahanya dari atas ke bawah, dan dia
    mendesah, “Akh… enak sekali!” Kuteruskan aksiku sampai
    ke kemaluannya, kuraba klitorisnya, dan kugosok-gosok.
    Desahannya semakin keras, dan tiba-tiba dia berhenti.
    “Wah, kok berhenti?” aku bertanya dalam hatiku. Langsung
    saja kubisikkan padanya bahwa aku juga betul-betul
    menginginkannya jadi pacarku sejak awal bertemu. “Lalu
    mengapa kamu nggak bilang ama aku?” tanyanya. “Karena
    aku takut kalau perasaan kita berbeda”, jawabku. Dia
    sempat terdiam sejenak.

    Langsung timbul pikiran kotorku. “Udah tanggung nih”,
    pikirku. Batang kemaluanku betul-betul sudah
    bedenyut-denyut sejak tadi. Langsung saja kubuka baju
    mandinya, dan kukulum dan kuhisap buah dadanya. Dia
    menerima saja, malah merasa keenakan, hal ini terlihat
    dari ekspresi wajahnya. Putingnya menjadi mengeras dan
    tak lama kemudian, dia mendesah, “Aakh…” saat kupegang
    liang kewanitaannya yang mulai basah.

    Aku semakin terangsang, batang kemaluanku benar-benar
    sakit rasanya. “Sayang, boleh kan kalau aku menjilati
    lubang keramatmu?” Dia mengangguk tanda setuju. Langsung
    saja kujilati liang kewanitaannya terutama daerah
    klitorisnya. Lumayan lama aku menjilatinya sampai aku
    merasa mulutku kering sekali. Akhirnya dia mendesah
    panjang, “Aakhhh… aku mau keluar James…” Terlihat
    cairan putih keluar dari liang senggamanya, baunya amat
    merangsang dan rasanya jauh lebih merangsang lagi.

    “James, maen beneran yuk?” ajaknya.
    “Wah, gila juga nih cewek”, pikirku.
    Karena batang kemaluanku sudah sakitnya bukan main,
    langsung saja aku iyakan. Lalu kubuka semua baju dan
    celanaku. Kubaringkan dia di lantai berkarpet, dan
    kulipat kakinya, kunaikkan ke bahuku, dan mulai
    kumasukkan batang kemaluanku yang sudah tegak itu.
    Sempit sekali, hampir tidak bisa jalan. Kutekan lebih
    keras. Dia menjerit kesakitan, “Stop James, sakit tau.”
    Aku tidak menghiraukannya dan terus menekan batang
    kemaluanku sampai rasanya kepala batang kemaluanku
    menabrak sesuatu. Lalu aku mulai memaju-mundurkan
    badanku ke depan dan ke belakang.

    Laura mulai merasa enak, dia sudah tidak menjerit lagi.
    “Tuh enak kan”, kataku.
    “Iyah”, jawabnya, “Bener! enak sekali.. lebih cepet dong
    James.”
    Kupercepat permainanku, dan dia mendesah, “Ah.. ah..
    ah..” karena merasa nikmat. Lama juga aku mengocoknya.
    Tak lama kemudian, “James.. aku mau keluar lagi.”
    “Sama”, balasku.
    “Sedikit lagi, James… Aakkhhh… enak sekali James”,
    bersamaan dengan itu, aku pun keluar dan kukeluarkan
    seluruh spermaku di dalam liang kewanitaannya. Batang
    kemaluanku terasa hangat dan nikmat bercampur jadi satu.
    Kutarik batang kemaluanku keluar dan kulihat tetesan
    darah di karpet. Aku sempat kaget, berarti dia masih
    perawan. Aku sempat merasa senang banget waktu itu.

    Laura bangun dan dia kaget saat melihat batang
    kemaluanku yang cukup besar, panjang 15,5 cm diameter
    3,5 cm. Langsung dia kulum batang kemaluanku, yang sudah
    mau tidur lagi. Begitu dikulum, batang kemaluanku
    berdiri lagi karena enaknya. Dia mainkan lidahnya di
    kepala batang kemaluanku dan menjilat seluruh bagian
    batang kemaluanku sampai masuk semua, sampai akhirnya
    aku merasa ada dorongan yang kuat pada batang kemaluanku
    dan, “Creeet.. creeet.. creet..” spermaku keluar, dia
    hisap dan sebagian muncrat ke wajahnya. “Hmmm.. enak
    sekali James”, terlihat ekspresi wajahnya yang senang.

    Kami pun kelelahan, dan berbaring bersama di ruang
    tengah sambil berpelukan dan mengucapkan kata-kata
    sayang. Tanpa terasa waktu sudah jam 6 sore. Kami mandi
    bersama, dan setelah itu kami makan malam bersama. Aku
    disuruhnya menginap, karena malammya kita mau
    mempraktekkan jurus yang lain katanya. Aku mengiyakan
    saja. Lalu kutelepon ke rumah dan bilang bahwa aku malam
    ini mau menginap di rumah teman, aku tidak bilang itu
    rumah Laura, karena sudah pasti tidak boleh.

    Begitu selesai, kita sempat tertawa bersama karena kita
    tidak belajar malah bermain seks. Tapi tidak masalah
    sekalian buat penyegaran menuju ujian. Dia balas dengan
    senyum. Karena kehabisan pembicaraan, akhirnya kami
    mulai terangsang lagi untuk berciuman. Kali ini aksinya
    lebih gila. Sambil berciuman kami saling membuka baju.
    Sampai tidak ada satu benang pun menempel di badan kita.
    Lalu di bicara, “James, kita ke kamarku yuk, biar lebih
    asyik.” Kugendong dia ke dalam kamarnya, dan kita
    lanjutkan lagi dengan berciuman. Tak lama kemudian
    kupegang liang kewanitaannya, sudah basah ternyata.
    Langsung saja kubalikkan badannya dan kumasukkan batang
    kemaluanku dari belakang. Kali tidak sulit. Dia mendesah
    enak ketika kumainkan batang kemaluanku di lubang
    senggamanya. Kumainkan terus sampai aku dan dia mau
    keluar.

    “Akkhhh…” kami berdua sama-sama keluar, kukeluarkan
    spermaku di luar, karena takut dia hamil. Tenyata Laura
    belum puas, dia membaringkan tubuhku di kasurnya. Dia
    langsung berdiri di atas tubuhku dan mulai memasukkan
    batang kemaluanku ke dalam liang senggamanya. “Ahhhh.. ”
    desahnya, “Gini lebih enak James..”

    Aku benar-benar lemas tapi karena permainannya yang
    begitu hebat, aku sampai lupa. Dia teruskan sampai
    spermaku keluar, cuma sedikit kali ini, tidak seperti
    sebelumnya. “James dikit lagi juga aku keluar”, bisiknya
    tertahan sambil menaik-turunkan tubuhnya di atas
    badanku. Akhirnya dia keluar juga. Batang kemaluanku
    terasa pegal sekali, badanku benar-benar lemas. Dia juga
    terlihat lemas sekali. Kami tertidur lelap sampai pagi
    di kasurnya sambil berpelukan dengan tidak berpakaian
    karena pakaian kami tertinggal di ruang tengah dan malas
    mengambilnya karena sudah capek.

    Besok paginya, kami bangun bersama, mandi bersama,
    sarapan dan pergi ke kampus sama-sama. Semenjak itu
    kamipun sering belajar bersama, walaupun ujung-ujungnya
    berakhir di kasur airnya yang empuk. Tapi aku jarang
    menginap, karena takut orang tuaku curiga, ini cuma
    rahasia kita berdua.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Puaskan Birahi Dengan Selingkuhan

    Cerita Sex Puaskan Birahi Dengan Selingkuhan


    695 views

    Perawanku – Cerita Sex Puaskan Birahi Dengan Selingkuhan, Sebagai seorang wanita sudah sepantasnya aku menghormati dan menyayangi keluargaku, dan memang sudah aku lakukan hal itu selama ini. Namun akupun merasakan titik jenuh, di saat aku mendapat masalah dengan keluargaku akhirnya akupun mendapat godaan dengan dekat pada seorang pria yang masih lajang dan jauh masih muda daripada aku Johan namanya.

    Dia biasa memanggilku dengan panggilan “Mbak” dan akupun biasa memanggilnya dengan panggilan Jo. Awalnya kami hanya dekat biasa saja, sampai akhirnya kamipun lebih jauh melangkah dengan melakukan adegan seperti dalam kisah cerita sex. Namaku Ratih dan aku sudah memiliki seorang putra yang masih balita, aku hidup di sebuah kota besar yang menuntutku untuk dapat melanjutkan hidup dengan cara kerja keras.

    Kamipun bertekad dengan cara sama-sama bekerja di sebuah pabrik yang ada di kota ini, tapi akhirnya akupun mengandung dan mau tidak mau aku harus berhenti bekerja. Karena tidak mungkin bagi kami untuk menyewa jasa pengasuh sedangkan kami hanya seorang buruh. Akhirnya aku berhenti bekerja mulai dari kandunganku memasuki usia 9 bulan dan suamiku menerima hal itu.

    Sampai akhirnya anakku menginjak usia dua tahun, kehidupan rumah tangga kami di rundung kesulitan ekonomi. Sampai-sampai akupun pontang panting mencari uang sendiri dengan menjadi tukang cuci pakaian tetanggaku, namun hal itu tidak mencukupi kebutuhan kami. Dan saat itu juga aku dekat dengan seorang pria lajang dimana orang tuanya salah satu pelangganku di dalam mencuci pakaian.

    Aku biasa memanggilnya mas Johan, malah terkadang aku hanya memanggilnya Jo saja. Dia masih seorang pelajar kira-kira umurnya baru berumur 22 tahun sedangkan aku sudah 27 tahun, tapi banyak yang bilang kalau wajahku memang begitu ayu sehingga tidak menampakan usiaku sebenarnya. Kalau saja aku merawat diriku dengan rutin mungkin akan nampak lebih jelas wajah cantikku.

    Mungkin karena perhatian yang di berikan oleh Johan padaku begitu baik. Akupun sering membayangkan wajahnya, singkatnya aku jatuh hati padanya tapi aku tahu diri bagaimana mungkin seorang mahasiswa seperti Johan mau pada wanita seperti aku, karena itulah aku hanya memendamnya dalam hati. Tapi sejak saat itu aku mulai memperhatikan penampilanku.

    Tapi akhirnya akupun terjebak pada cintanya, saat dia mulai menampakan kalau dia ada perhatian padaku. Seperti hari itu aku sedang menyetrika pakaiannya, karena mama JOhan biasa mempekerjakan aku bukan hanya mencuci pakainnya tapi sampai setrika juga aku yang melakukannya. Johan membuatkanku minuman dingin dan tanpa malu dia membawakannya padaku yang hanya seorang tukang cuci.

    Dia memberikan minuman itu sambil berkata “Ini mbak.. minum dulu biar segeran..” Katanya dan aku hanya mengucapkan terima kasih lalu melanjutkan pekerjaanku. Namun bukan pergi dari hadapanku Johan kembali tapi bukan mengajakku bicara, dia mengambil sesuatu yang ada di rak yang tepat berada di atas tempatku menyetrika. Dan entah sengaja atau tidak aku rasa dia menggesekkan kontolnya.

    Pada saat itu aku sedang fokus pada baju yang aku setrika tapi aku merasa punggungku terganjal sesuatu. Akupun mengerti saat aku dengar juga desah nafas mas Johan yang memburu, saat itu juga aku menoleh kebelakang. Tiba-tiba JOhan menarik kepalaku hingga aku mencium kontolnya meski masih berada di balik celananya dan entah syetan apa yang menyelimutiku.

    Karena saat itu juga aku bagai pemain dalam adegan cerita sex, dengan buasnya aku membuka celana Johan dengan melorotkannya kebawah. Lalu aku jilat kontol bagian luarnya hingga akhirnya aku mengulumnya dalam mulutku “OOOuuugggghhh…… aaaaaggggghhhh… ooouuuggghh.. Ratt…. aaaaagggghhhhhh…. aaaaggghhh..” Desahnya membisikan namaku.

    Hingga membuatku semakin bergairah di buatnya, dengan semakin lembut akupun mengulum dan memainkan kontol Johan dalam mulutku “OOouugghh… teruuuus… Raaaatiih… aaagggghhh… saaaaaayaaang… aaaagggghhh… aaaagggghhh…aaaggghhh..” Tiba-tiba hidungku mencium bau hangus, kami berdua sama-sama kaget ternyata salah satu baju yang aku setrika terbakar.

    Langsung saja aku menghentikan aksiku, aku buka kabel setrika yng masih menempe pada stop kontak. Tapi Johan kemudian menarik tubuhku bahkan dia membopongku menuju ke dalam kamarnya “Sudah sayang..jangan hiraukan itu..” Dia menatapku dengan penuh nafsu dan aku hanya bisa membiarkannya. Karena akupun ingin melanjutkan permainan adegan cerita sex ini kembali.

    Sampai dalam kamarnya Johan langsung membuka seluruh pakaianku hingga dalam sekejap aku sudah dalam telanjang bulat. Diapun membaringkan tubuhku lalu menindihnya dari atas “OOOouuuggghhh… sudah aku duga kalau tubuhmu menggoda… aaaggghh… aaaggggghh..” Dia berusaha memasukkan kontolnya dalam lubang memekku, karena aku bukan perawan dalam sekejap diapun mampu melakukannya.

    Johan kemudian menggoyang pinggulnya dan aku merasakan hentakan kontolnya begitu kena pada memekku. Dan aku yakin kalau dia bukan pertama kali melakukan adegan seperti dalam cerita sex, karena JOhan begitu fasih melakukannya. Bahkan kini dia mengangkat kakiku hingga dia taruk pada kedua pundaknya, sungguh beda dengan aksi sex dengan suamiku sendiri.

    Kemudian dia berulang kali menghentakan pinggulnya sambil mendesah “OOOuugghh… ooouugghhh… aaaaggggghh….. aaaaaagggghhh… ooouuuggggghhhh… aaaaaggghh..” Akupun menjerit kenikmatan saat itu “OOOuuuggghh… ooouugghhh.. mas… jo… aaaaggghhh… aaaaaaaaggghh.. eeeuuummppphh..” Aku gigit bibirku menahan rasa nikmat yang tiada terkira menurutku.

    Hingga tidak lama kemudian Johan semakin mempercepat gerakan goyangannya dan akhirnya “Aaaaagggghh… aaaagggghh…. aaaagggghhh… aaaaggghh… ” Sesuatu yang hangat aku rasa memenuhi memekku, Johan memeluk erat tubuhku dan akupun melakukan hal yang sama. Tubuh kami sama-sama mengalami kejang kenikmatan, sampai akhirnya terkulai lemas di atas tempat tidur Johan.

    Kami saling berpelukan dengan hangatnya, tanpa takut mama Johan datang dan menemukan kami berdua dalam keadaan telanjang. Johan berbisik lirih padaku dengan mesranya dia berkata “Ratih sayang.. aku benar-benar menyukaimu….” Aku tidak menjawab kata-katanya tapi dengan mesra aku peluk tubuhnya, bagai pemain dalam adegan cerita sex kami sama-sama berpelukan dalam keadaan telanjang.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Sehari Bersama Cabe Cabean

    Cerita Sex Sehari Bersama Cabe Cabean


    694 views

    Perawanku – Cerita Sex Sehari Bersama Cabe Cabean, Bastian terlihat kesal, anak sma yang baru saja lulus itu tidak diperbolehkan meninggalkan rumah. Remaja 19 tahun itu disuruh menjaga rumah oleh keluarganya, tentu Bastian sangat kecewa, keluarganya akan pergi ke rumah saudara diluar kota.

    “Ma, kok Bastian gak boleh ikut sih?”,
    “udaaaah, kamu jagain rumah aja, cuman mau ngucapin selamat aja sama saudara kita, mereka baru saja menghuni rumah baru”, “tapi kan ma…”,
    “udah, kamu jaga rumah, kita pulang besok pagi”,
    “aduh, tapi ma…” udah, kamu main sama temenmu aja sana…”. Bastian kini ditinggal keluarganya pergi keluar kota.

    Kini remaja 19 tahun itu bingung harus melakukan apa. Entah dari mana ia mempunyai ide untuk mendatangkan cewek panggilan, alias cabe cabean.
    Segera ia mengambil hpnya dikamar, ia sudah menyimpan pin bb seorang cewek yang katanya suka sih cabe cabean. Nama cewek itu Teressa, Bastian cukup heran kenapa cewek yang foto bbnya itu tampak sangat cantik dibilang cabe cabean.
    Segera Bastian menghubunginya lewat bbm, dan ia tampak makin terkejut, karena Teressa membalasnya dengan cepat.
    “Bastian datang aja ke jalan ********, aku tunggu yaach” Suara teressa tampak membuat Bastian jadi gembira, voice chat itu jadi petunjuk jalan untuk menemui Teressa.
    Segera Bastian mengambil uang simpanannya, memakai pakaian favoritnya, lalu segera berangkat ketempat Teressa dengan motornya.
    Setelah 15 menit perjalanan, Bastian sampai disebuah tempat kost yang memang tampak seperti tempat kumpul kebo. Ia melihat Teressa sudah ada didepan kost itu. Bastian segera memarkir motornya lalu mendekat. Teressa tampak cantik sekali, dengan tanktop hijau dan hotpants, Bastian tidak dapat berkata kata saat menghampiri cewek yang memiliki buah dada montok itu.
    “Bastian yaach? Oiii, kok diem aja?”,
    “eeh…anu…itu…iya..kenalin saya bastian” Bastian menjulurkan tangannya, namun balasan yang diberikan Teressa bukan dengan salaman, namun langsung mencium pipi Bastian, tampak Bastian jadi malu.
    “Aduh, belum apa apa kok udah main cium aja sih, hehe”,
    “Kamu ganteng sih, huh, gemes…” Teressa mencubit pipi Bastian, entah karena memang Bastian itu ganteng, atau karena ia membawa motor Satria itu.
    “Teressa, kamu…”,
    “Udah, ayo kita jalan jalan dulu ya…” teressa langsung merapat ketubuh Bastian.
    “eh…iya deh, mau kemana nih?”,
    “Udaah, berangkat dulu aja yach” Lalu Bastian kembali kemotornya, namun kini ia merasa Teressa yang duduk dibelakang memeluk erat tubuhnya, punggungnya serasa ditekan tekan benda kenyal.
    Bastian hanya bisa tersenyum, lalu segera pergi.
    “Ganteeng, kita ketaman kota aja ya, jalan jalan, hehe”,
    “oooh, iya deh, yuk” Bastian mempercepat laju motornya, tentu untuk merasakan kenikmatan lebih dari pelukan Teressa.
    Beberapa menit kemudian mereka sampai ditaman kota, Bastian segera ditarik cabe cabean itu untuk jalan jalan ditaman kota.
    “Waah, rame yaa”,
    “iya, Teressa, kamu masih sma apa udah…”,
    “Aku masih sma kok, eh sini… foto dulu yuk” Lalu Bastian mulai asyik berfoto selfie bersama cewek montok itu.
    Kemudian Mereka lanjut berjalan jalan sambil bercakap cakap. Setengah jam kemudian, Teressa mengajak Bastian untuk masuk ke mall didekat taman kota.

    “Bas, kamu kok ganteng banget sih, kita ke mall itu ya, nanti foto bareng difotobooth situ”,
    “hehe, iya, terserah kamu mau kemana” Bastian menurut saja, bagaimana ia bisa menolak permintaan cewek montok yang terus merangkul tangan kirinya itu.
    Bukannya kefotobooth, Teressa malah asyik membeli beberapa kaos dan pakaian wanita, tentu Bastian membiarkannya, karena ia sudah mengantisipasi hal ini, ia juga sudah membawa uang simpanannya. Teressa sempat mencoba memakai beberapa baju yang ia beli,
    “Bas, gimana? Pas gak?”,
    “wah, pantes banget, kamu jadi makin cantik loh”,
    “hehe, makasih ganteeng, cup” Lagi lagi cewek itu mencium bastian.
    Bastian tentu saja merasa pengorbanannya membayar semua belanjaan cabe cabean itu sudah pantas, sesuai apa yang Teressa berikan padanya. Setelah puas berbelanja, Teressa mengajak Bastian pulang.
    “ayuk pulang Bas, nanti aku kasih hadiah dikost, hehe” Dalam hati Bastian merasa menang besar, tampak ia berusaha menahan diri agar tidak terangsang ucapan cewek centil itu.
    Segera Bastian mengantar pulang Teressa menuju kostnya.
    “Ayo ganteeng, sini sini, masuk masuk..” Saat tiba dikostnya, Bastian segera diajak masuk kekamar kost Teressa.
    Bastian sudah tidak tahan ingin bercinta dengan cewek montok itu. Teressa membereskan belanjaannya, kemudian duduk layaknya model untuk menarik perhatian Bastian.
    “Ganteeng, sini doong”,
    “Bastian perlahan mendekati cabe cabean itu,
    “Ada apa cantik?”,
    “Makasih yaa udah beliin aku baju baju yang bagus”,
    “Iya, apa sih yang gak buat kam…mmm” Belum selesai bicara, Teressa sudah mencium Bastian.
    Tanpa perlu dikomando mereka sudah asyik mengadu lidah mereka, juga asyik menikmati ciuman mesrah itu.
    “mmmmm…cup…mmm..slruuup…mmm…Bas…mmm…kamu hebat deh…”,
    “iya dong…mmm…slruup…kamu cantik sih..mm”. Bastian terus mencium cewek cantik itu, ia juga merobohkan tubuh mulusi itu, lalu tangannya mulai meremas buah dada montok Teressa.
    “mmm…aaahn…mmm…nakal kamu ya…mmm…kurang kenceng remesannya…mmm” Bastian makin menjadi, tangannya kini menarik tanktop teressa keatas, Teressa yang tidak memakai bh itu kini buah dada montoknya sudah diremas langsung oleh tangan jahil Bastian.
    “mmm…cup…mmm..aaah…mantep bas…uuh…cup…mmm…” Bastian kemudian menghentikan ciumannya, lalu berpindah menjilati Puting merah muda Teressa, Cabe cabean itu terlihat menggigit bibirnya merasakan kenikmatan itu,
    “mmmmm…pentilmu imut banget, mmm…” Bastian menggigit kecil puting yang mengeras itu,
    “aaah…nakal kamu…hehe…hiih…belum ada yang gigit putingku…mmmm…kamu memang hebat” Bastian menyedot puting itu, meski tak keluar air susunya, Bastian sudah bahagia sekali.
    “mm…oooh nikmat banget sih, tubuhmu seindah pesonamu Teressa…mmm”.
    “gantian dong ganteeng, sini sini, aku udah pengen ngulum kontolmu…” Celana Bastian lalu dibuka, segera penis remaja itu kini mulai dikocok oleh Teressa.
    “uuuh, besar juga kontolmu Bas,hehe…oommm” Teressa suda menelan kepala penis Bastian dimulutnya, segera kepalanya bergerak naik turun mengulum penis itu, tampak Bastian merem melek merasakan kenikmatan luar biasa.
    “mmmmm..mm..mmm..mmm.srluup..mmm” Gerakan cepat Teressa mengulum penis itu membuat Bastian tidak tahan. Croot crooot, Bastian membanjiri mulut cewek cantik itu dengan spermanya.
    “slruuuup…mmm…sedap banget bas, gak tahan nih, lepas pakaianmu ganteeng”. Segera Bastian melepas pakaiannya, lalu remaja itu melihat Teressa perlahan melepas hotpantsnya, bukan main senangnya Bastian, penisnya langsung berdiri lagi saat Bastian melihat Teressa membuka selangkangannya memamerkan memek basahnya yang terlihat menggairahkan. “Aduh cantiiik, memekmuu..aduh gemes, hmmm… sini biar aku sedot…”,
    “haus ya? Kamu… auuuh…” Kepala Bastian sudah ada diselangkangan cabe cabean itu, ia sudah asyik menjilati bibir vagina Teressa, lalu ia juga mulai memasukkan dua jarinya kedalam lubang kenikmatan itu.
    Gerakan Jari Bastian mengobok obok memek basah itu membuat Teressa mendesah keras.
    “aaah…aaah…mmmf…uuh….geli bas…aaah” Bastian makin nakal, ia memasukan lidahnya dan berputar putar menjilati dinding dalam vagina harum itu, Bastian juga menyedot air yang keluar dari lubang senggama itu.
    ”uuuhf…sedot semuanya bas….mmmf…aaahn” Setelah puas menikmati air kewanitaan Teressa, Bastian memegang penisnya dan bersiap melesat masuk untuk mencetak goal. Namun teressa menghentikannya.
    “Pake ini dulu ganteeng” Teressa membawa sebuah kondom ditangannya, lalu ia pasangkan kepenis Bastian.
    “nah, gini baru aman, yuuk sini sayaang” Teressa kembali membuka selangkangannya, Memeknya yang tampak terbuka itu membuat Bastian sudah tidak sabar lagi. Segera Remaja itu dengan cepat merayap keatas tubuh montok Teressa, lalu sleeeb, penisnya yang dibungkus kondom itu sudah masuk dalam memek Teressa yang terasa masih sempit meski sudah tidak perawan.
    “aaaaauhh….kontolmu besar banget bas….oooh…mmmf”,
    “Tenang aja cantiik, pasti kamu puas deh…” Segera perlahan penis Bastian bergerak maju mundur, dan kenikmatan memek Teressa mulai terasa menyelimuti penis Bastian.
    “uuuuh, nikmat banget…memekmu masih sempit… uuh” Segera Bastian mempercepat gerakannya, kini Memek Sempit cabe cabean itu mulai disodok keras penis besar Bastian, Teressa tampak mulai menggelinjang.
    “Aaaah..aaah..aaah..uuuh…bas…mmmmf…eih eih eih…oooh…mantep banget…uuuuf”,
    “mmmf…iya cantik… aduuh…toketmu jadi bergoyang…sini aku pegangin..oooh” Tangan Bastian segera meraih buah dada montok Teressa, kini benda bundar kenyal itu diremas remas tangan Bastian.
    “aaahn…mmmf…uuuh…bas….i love you bas…oooh…mmmf” Bastian makin gembira mendengar desahan indah Teressa.
    Layaknya mesin jahit, Penis Bastian itu dengan cepat melesat keluar masuk mengoyak vagina cabe cabean itu, Tubuh Teressa makin menggelinjang.
    “aaaahn…uuuuh…aaaah…mmm..oooh…sssh..mmmf…bastian…oooh…cintaku…mmmf”,
    ”Cantiik…mmmf…aku udah gak kuat..oooh” Crooot crooot, Sperma Bastian tertahan didalam Kondom itu, Setelah itu penis Bastian diraih tangan Teressa, kondom itu dilepas, lalu teressa menyedot isi kondom itu, Teressa terlihat senang sekali menikmati Sperma milik Bastian.
    “slruup…mmm…uhug uhug, Pejuhmu banyak banget sih, duh duh, dasar kamu Bas”,
    “hehe, maklum, kan yang diewe cewek cantik kayak kamu”,
    “Hehe, makasih Bastian ganteeng, Kamu memang yang terbaik, hehe”. Setelah itu mereka segera berpakaian, lalu tampak Bastian sudah ingin pulang.
    “Teressa cantik, makasih buat hari ini ya… cup”, Bastian mencium bibir Teressa yang tampak masih kelelahan itu.
    “Iya ganteeng, nanti kalau ada kesempatan kita main lagi yach, makaciih” Lalu Bastian segera meninggalkan kostan itu.
    Tampak diwajah pemuda itu senyuman kemenangan. Bastian sangat puas sudah meniduri cabe cabean secantik Teressa. Tak rugi ia menghabiskan semua uang tabungannya untuk menikmati tubuh montok Teressa.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Pengalaman Ngentot Dapat Perawan

    Cerita Sex Pengalaman Ngentot Dapat Perawan


    693 views

    Perawanku – Cerita Sex Pengalaman Ngentot Dapat Perawan, Ceritanya bermula ketika untuk kesekian kalinya dia saya ajak main ke rumah. Awalnya seperti biasanya kami cuma cium-ciuman saja. Cium pipi, cium bibir, hal biasa kami lakukan. Entah setan apa yang lewat di benak kami. Tangan kami mulai berani meraba-raba bagian lain, sebenarnya tidak pantas dilakukan oleh dua insan yang belum menikah. Ketika tangan saya meraba payudaranya (kami masih berpakaian lengkap), dia sama sekali tidak menolak.

    Ini membuat saya sedikit lebih berani untuk meremas payudaranya sedikit lebih keras. Ternyata dia menikmatinya. Saya mencoba untuk melakukannya lebih jauh lagi. Kali ini tangan saya perlahan-lahan saya arahkan ke bagian selangkangannya. Dia masih tidak menolak. Saat itu dia memakai celana panjang dari kain yang tipis, jadi saya bisa merasakan lembutnya bibir kemaluannya. Tanpa saya sadari tangannya juga telah mengelus-elus selangkangan saya. Mungkin karena pikiran saya terlalu tegang, sampai-sampai saya kurang memperhatikannya. Kurang masuk akal memang.

    Tapi itulah yang terjadi. Kepasrahannya semakin melambungkan kekurangajaran saya. Tangan saya mulai menyelinap ke balik pakaiannya. Saya kembali meremas-remas payudaranya. Kali ini langsung menyentuh permukaan kulitnya. Saya lakukan sambil mencium lehernya dengan lembut. Suara desahan lembut mulai terdengar dari bibirnya, di saat saya menyelipkan tangan saya ke balik celana dalamnya. Ada sedikit rasa ragu ketika meraba bibir kemaluannya secara langsung. Saya kumpulkan segenap keberanian saya yang tersisa. Jari tengah saya, saya tekan sedikit demi sedikit dan perlahan ke belahan kemaluannya. Saat itulah dia tersentak dan menahan tangan saya. Dia menatap mata saya.

    “Jangan dimasukkan ya Mas”, katanya.
    Saya hanya tersenyum dan mengangguk. Serta merta dia mencium bibir saya. Sementara jari saya masih mengelus-elus bibir kemaluannya. Lendir yang membasahi dinding vaginanya, mulai merembes hingga ke bibir kemaluannya. Saya mencoba memintanya untuk menyentuh dan memegang kemaluan saya. Ternyata dia tidak menolak. Terlihat jelas di raut mukanya, dia sedikit gugup ketika membuka rensleting celana saya. Dan seakan malu memandang wajah saya ketika dia mulai menggenggam kemaluan saya. Untuk mengurangi ketegangannya saya mencium bibirnya. Selama lebih dari setengah jam kami hanya berani melakukan itu-itu saja. Kemudian saya beranikan diri untuk mengajaknya menanggalkan semua pakaian. Dia terlihat ragu, dan hanya menunduk. Mungkin dia ingin menolak tapi takut membuat saya kecewa.

    “Kamu bener berani tanggung jawab”, katanya lagi.
    Saya terdiam sejenak dan kemudian mengangguk. Padahal dalam hati, saya bertanya-tanya, benarkah saya mampu bertanggungjawab? Dia menanyakannya sekali lagi. Dan saya mengiyakannya untuk kedua kalinya. Diapun mulai melepaskan kancing bajunya. Ketika saya membantunya, dia menolak.

    “Biar Saya sendiri saja.., Kamu lepas bajumu.”, sahutnya.
    Saya menurut saja. Dan tak lama kemudian, tak ada selembar benangpun pada tubuh kami. Telanjang bulat, walaupun dia masih menutupi payudaranya dengan tangan dan menyilangkan pahanya untuk menutupi kemaluannya. Saya memeluknya sambil berusaha menurunkan tangannya. Dia menurut, saat saya kembali meremas payudaranya dengan lembut. Kali ini tanpa diminta dia mau memegang kemaluan saya sambil mengelus-elusnya. Entah karena terangsang atau karena saya mengatakan mau bertanggung jawab tadi, dia menuntun tangan saya untuk mengelus selangkangannya.

    Agar dia tidak merasa malu, saya terus mencumbunya. Dia menikmatinya sambil menekan jari saya ke bibir kemaluannya, yang saya rasakan semakin basah oleh lendir. Dia kemudian merebahkan tubuhnya. Dan saya pun merebahkan tubuh saya di atas tubuhnya. Kami kembali bercumbu. Kali ini sedikit lebih liar. Suara desahan terdengar lebih nyaring daripada sebelumnya, ketika saya mencubit clitorisnya. Ketika saya sudah tidak tahan lagi, saya mencoba “minta ijin” padanya untuk berbuat lebih jauh. Dia mengangguk sambil sedikit meregangkan belahan pahanya.

    Setelah “mendapatkan ijin”, saya mencoba memasukkan kemaluan saya ke liang vaginanya. Tapi sulitnya luar biasa. Berkali-kali saya coba, tetapi belahan itu seakan-akan direkatkan oleh lem yang kuat. Ujung kemaluan saya sampai sakit rasanya. Dan dia pun meringis kesakitan, sambil sesekali memekik kecil, “Aduh.., aduh”. Saya sedikit tidak tega juga. Saya hentikan sejenak usaha saya itu, sambil kembali mengelus bibir kemaluannya, agar sakitnya sedikit berkurang.

    “Masih sakit?”, tanya saya.
    “Udah nggak begitu sakit”, jawabnya.
    Saya mencobanya lagi. Kali ini saya minta dia membuka bibir vaginanya lebih lebar. Tetapi masih susah juga. Padahal kata teman-teman saya yang sudah sering berhubungan seks, kalau sudah basah pasti gampang. Kenyataannya ujung kemaluan saya sampai sakit gara-gara saya paksa masuk. Saya hampir putus asa. Kemaluan saya mulai lemas lagi karena saya menjadi kurang konsentrasi.

    Tiba-tiba saya teringat bahwa saya pernah baca di majalah, ada jenis selaput dara yang sangat elastis dan relatif lebih tebal daripada yang normal. Kepercayaan diri saya mulai timbul lagi. Saya “mengusulkan” padanya, pakai jari saja dulu. Maksud saya supaya agak lebar lubangnya. Dia setuju saja. Walaupun saya sadar selaput dara itu justru akan robek karena jari saya, bukan karena kemaluan saya, cara itu tetap saya lakukan. Dari pada kami (terutama dia) kesakitan, lebih baik begini.

    Mulanya saya hanya menggunakan jari kelingking. Dia hanya mendesah sambil menggigit bibirnya. Kemudian saya lakukan dengan jari tengah, sambil menggerakkannya naik turun. Dia masih hanya mendesah. Kemudian saya masukkan jari tengah dan telunjuk ke liang vaginanya. Dia menjerit halus sambil menahan tangan saya agar tidak masuk lebih dalam. Setelah dia melepaskan tangannya baru saya lanjutkan lagi dengan sangat perlahan.

    Setelah yakin sudah cukup, saya mencoba kembali memasukkan kemaluan saya ke liang vaginanya. Saya menyibakkan bibir vaginanya, sementara dia mengarahkan kemaluan saya. Memang sedikit lebih mudah sekarang. Tapi tetap saja dia merintih kesakitan. Sayapun masih merasakan sakit. Kemaluan saya seperti diperas dengan sangat keras. Setiap kali merasakan sakit (dan mungkin perih), dia menahan “laju” masuknya kemaluan saya. Sayapun hanya berani melakukannya dengan gerakan perlahan. Hati saya benar-benar tidak tega melihatnya merintih kesakitan. Tapi pada akhirnya kemaluan saya bisa masuk seluruhnya.

    Saat pertama kali berhasil masuk, saya belum berani menariknya kembali. Kami hanya berciuman saja, supaya rasa sakit itu reda dahulu. Setelah itu baru saya berani menggerakkan pinggul saya maju mundur, tapi masih sangat pelan. Sementara tangannya tampak memegang erat ujung bantal, sambil terpejam dan mengigit bibirnya. Setelah beberapa lama, kami berganti posisi. Kali ini saya berada di bawah, sementara dia duduk di atas saya. Dia saya minta menggerakan pinggulnya naik turun. Dia hanya beberapa kali melakukannya. Dan berkata, “Aku nggak bisa”, sambil berguling ke samping saya.

    Saya memeluknya dan mengelus rambutnya serta mencium keningnya. Kemudian kembali merapatkan tubuh saya ke atas tubuhnya. Saya memasukkan kembali kemaluan saya ke liang vaginanya. Kali ini gampang sekali. Di dorong sedikit langsung bisa masuk. Dan dia pun tidak lagi merintih kesakitan. Hanya mendesah halus. Saya kembali menggerakkan pinggul saya maju mundur. Saya coba lebih cepat. Rasanya licin sekali. Saya merasakan diantara kemaluan kami sangat basah oleh lendir bercampur keringat. Saya terus melakukannya sambil mencium bibirnya. Kali ini dia lebih erotis.

    Dia sangat suka menghisap-hisap lidah saya, yang sengaja saya julurkan ke dalam mulutnya. Sementara tangannya tak henti-hentinya mengelus punggung dan pantat saya. Sesekali saya jilati puting susunya dengan lidah saya. Namun dia lebih suka kalau saya menghisap putingnya itu. Sebenarnya saat itu saya kurang berkonsentrasi. Pikiran saya masih terbagi. Saya masih berpikir agar tidak membuat dia kesakitan. Mungkin karena itu saya bisa bertahan agak lama. Kalau tidak mungkin saya sudah mengalami ejakulasi.

    Setelah cukup lama, tiba-tiba dia menyentakkan pinggulnya ke atas sambil menekan pantat saya. Saya tidak tahu apakah saat itu dia mengalami orgasme atau tidak. Tapi yang jelas dia menahan posisi itu cukup lama. Setelah itu dia bilang bahwa dia capek. Saya pun mengerti, dan walaupun belum mengalami ejakulasi, saya mengeluarkan kemaluan saya dari liang vaginanya, dan tidur telentang di sampingnya. Sekilas saya lihat, di bibir kemaluannya ada lendir putih yang ketika saya pegang terasa kental dan lengket, namun tidak kesat seperti halnya sperma.

    Sepertinya dia tahu kalau saya belum puas (yah namanya juga kurang konsentrasi). Dia duduk di sebelah saya sambil kemudian menggenggam kemaluan saya. Perlahan-lahan dia menggerakan tangannya naik turun. Saya sangat menikmati perlakuannya ini. Payudaranya kembali saya elus-elus. Sesekali saya permainkan putingnya dengan jari. Kali ini saya tidak bisa bertahan lama. Ketika gerakan tangannya semakin cepat, saya merasakan geli yang luar biasa di ujung kemaluan saya. Dan saya pun akhirnya mengalami ejakulasi. Dia menampung sperma saya dengan telapak tangannya.

    Kemudian membersihkan sisanya dengan tissue. Setelah mencuci tangan serta kemaluannya, dia kembali ke kamar dan mencium saya. Dia kemudian merebahkan kepalanya di dada saya. Sementara saya mengelus-elus rambutnya.
    Saat membenahi kamar sebelum mengantarnya pulang, pandangan saya tertuju pada bekas tissue yang sebagian juga digunakan untuk membersihkan sisa lendir kemaluannya. Terlihat bercak-bercak merah pada beberapa lembar tissue, tetapi tidak banyak.
    Saya memandangnya dan bertanya, “Masih berdarah nggak?”.
    Dia menggeleng, dan menjawab, “Sudah nggak lagi, tadi sudah aku cuci”.

    Setelah itu saya mengantar dia pulang. Kalau tidak salah waktu itu sudah sekitar jam sembilan malam. Saat perjalanan kembali pulang, saya berpikir. Dia sudah mengorbankan miliknya yang paling berharga kepada saya.

    Dia berkorban karena dia percaya pada saya. Belum pernah dalam hidup saya, ada orang yang begitu percayanya pada saya. Bahkan jauh melebihi kepercayaan orang tua saya, yang lebih sering memberikan uang belaka daripada sebuah kepercayaan yang tulus. Kepercayaan yang diberikannya adalah pemberian yang tak ternilai harganya. Saya berharap kebersamaan kami dapat terjalin selamanya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Hilangnya Keperawananku Saat Aku PKL

    Cerita Sex Hilangnya Keperawananku Saat Aku PKL


    692 views

    Perawanku – Cerita Sex Hilangnya Keperawananku Saat Aku PKL, Ini yaitu betul-betul cerita riil yang hingga saat ini tidak sempat saya lupakan. Momen ini berlangsung sekitaran bln. September serta yang disebut pengalaman pertama waktu keperjakaan saya hilang. Terlebih dulu, saya perkenalkan diri, saat itu saya ber umur 27 th., masih tetap single lah, bukannya tidak laris lho namun memanglah saya masih tetap menginginkan bebas.

    Narasi Sex Indonesia Kata orang, muka saya cukup ganteng dengan tubuh atletis. Bekerja di satu lembaga pemerintah di kota Surabaya. Bekerja pada Sisi Sekretariat yang mengurus surat-surat masuk serta mencatat semua kepentingan dinas atasan (sektretaris), juga mengetik surat-surat, karna memanglah saya cukup trampil dalam pemakaian computer yang kadang-kadang berikan pelajaran tentang pengoperasian computer diluar kantor. Seperti umumnya, satu lembaga pemerintah senantiasa ada siswa-siswi yang lakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang memanglah adalah sisi dari kurikulum yang perlu ditempuh oleh tiap-tiap murid.

    Pagi itu sekitaran jam 09 : 00 saya tengah mengetik satu nota untuk di kirim ke satu lembaga beda, mendadak saya didatangi oleh 3 siswi lengkap dengan seragam sekolahnya.
    “Selamat pagi, Pak! ” sapa mereka dengan kompak serta ramah.
    “Pagi.., ada yang dapat saya bantu? ” jawab saya dengan ramahnya.
    “Begini Pak.., kami menginginkan menyakan apakah disini masih tetap terima anak sekolah untuk PKL? ”
    “Oooh.. kalian dari sekolah mana? ” bertanya saya.
    “Saya dari SMK X pak.. serta ini surat permintaan kami dari sekolah. ”, kata mereka sembari menyerahkan surat permintaan pada saya.

    Lantas saya baca, disana tertulis beberapa nama mereka, sesudah usai saya memandang mereka satu persatu.
    “Coba, saya menginginkan tahu beberapa nama kalian serta keterampilan apa yang kalian punyai? ” bertanya saya sok pandai.
    “Nama saya Devi Pak, yang ini Desy serta yang itu Susy Pak.. ”, mereka juga menerangkan kalau mereka dapat memakai computer meskipun belum juga trampil, karna di sekolahnya diberi keterampilan computer.

    Si Devi mempunyai postur badan yang agak kurus dengan bentuk muka bulat serta mempunyai bentuk payudara yang nyaris rata dengan dadanya. Si Desy agak gemuk serta pendek namun mempunyai payudara yang besar, serta yang satu ini mempunyai postur badan yang agak tinggi dari beberapa rekannya, begitu cantik serta sexy seperti bintang mega sinetron dengan bulu-bulu halus di tangannya, warna kulit kuning langsat dengan muka yang imut-imut serta bibir yang merah dan payudara yang montok, ukurandadanya 34B. Wah.. fikiran saya jadi kotor nih (maklum meskipun saya tidak sempat terkait tubuh, namun saya seringkali nonton BF). Biasanya mereka semuanya mempunyai muka yang cantik, kulit putih serta bersih.

    “Begini ya adik-adik, kebetulan disini memanglah belumlah ada yang PKL, namun juga akan saya tanyakanlah pada atasan saya dahulu.. ”, kata saya,
    “Nanti, satu minggu sekali lagi, tolong adik-adik ke sini untuk menanti jawaban. ” lanjut saya sembari tidak henti-hentinya memandangi muka mereka satu persatu. Sesudah berbasa-basi sedikit, pada akhirnya mereka pulang.

    Saya menghadap atasan yang kebetulan tengah baca koran, maklum pegawai negeri kan populer dengan 4D (datang, duduk, diam serta uang). Sesudah bicara ala kandungannya, atasan saya menyepakati serta saya lah yang diminta berikan pekerjaan apa yang perlu mereka lakukan kelak.
    “Tolong, kelak anda yang mengawasi serta berikan arahan pada mereka. ” kata atasan saya.
    “Tapi janganlah diarahin yang ngga-ngga lho.. ” Saya agak bingung disebut sesuai sama itu.
    “Maksud Ayah? ”
    “Iya, barusan saya pernah saksikan, mereka cantik-cantik serta saya cermati mata anda ngga beberapa terlepas tuch. ”
    “Ah, Ayah dapat saja, saya ngga ada maksud apa-apa, terkecuali dia ingin diapa-apain. ” kata saya sembari bercanda serta tertawa.
    “Dasar anda.. ”, jawab atasan saya sembari ketawa.
    Memanglah, meskipun dia atasan saya namun diantara kami tak ada batas, maklum atasan saya juga mata keranjang serta rahasia kalau dia seringkali main wanita telah adalah rahasia kami berdua.

    Satu minggu lalu, mereka bertiga kembali pada kantor. Kemudian saya terangkan kalau mereka dapat PKL disini serta segera mulai bekerja. Kemudian Devi serta Desy saya tugaskan di bagian beda, sedang Susy, saya suruh menolong pekerjaan di ruang saya. Kebetulan ruang saya sendiri. Memanglah telah saya rancang demikian rupa supaya senantiasa bisa nikmati keindahan badan Susy yang waktu itu terlihat cantik serta sexy dengan rok yang agak ketat diatas lutut. Lantas saya mengantar Devi serta Desy ke ruang beda untuk menolong karyawan yang beda, sedang Susy saya suruh menanti di ruang saya. Kemudian saya kembali pada ruang.

    “Apa yang perlu saya lakukan, Pak? ” bertanya Susy saat saya telah kembali.
    “Kamu duduk dimuka computer serta tolong bantu saya mengetik sebagian nota. ” sambil memberi sebagian lembar kertas kerja pada nya.
    “Dan tolong janganlah panggil saya Ayah, saya belum juga Bapak-bapak lho, panggil saja Mas Bimo. ” kata saya sembari bercanda.
    “Baik Mas Bimo, namun tolong sampaikan saya mengetik, karna saya belum juga mahir memakai computer. ”

    Saya mulai berikan arahan sedikit mengenai langkah mengetik sembari tidak henti-hentinya memandangi muka Susy tanpa ada sepengetahuannya. Saya berdiri di sebelahnya sembari nikmati. Sebentar-sebentar mengambil pandang ke arah payudaranya yang terlihat dari atas karna kerahnya agak terbuka sedikit. Terlihat sekali terlihat belahan payudaranya yang putih mulus tertutup bra warna coklat amuda. Terlebih ditambah dengan paha yang begitu sexy, mulus serta kuning langsat yang roknya naik ke atas saat duduk. Tanpa ada diakui, kemaluan saya berdiri tegak. Fikiran kotor saya keluar, bagaimana langkahnya untuk dapat nikmati keindahan badan anak SMK ini.

    Di hari pertama ini, saya cuma dapat bertanya-tanya mengenai sekolah serta keluarganya serta kadang-kadang bercanda sembari nikmati keindahan badannya. Nyatanya Susy yaitu anak yang enak di ajak bicara serta cepat sesuaikan dengan lingkungan. Kadang-kadang saya sukai mengarahkan ke narasi yang porno-porno serta dia hanya tersipu malu. Sepanjang itu, saya juga berfikir bagaimana langkahnya untuk rasakan kesenangan badan Susy. Saya berencana untuk buat kiat, karna besok atasan saya juga akan dinas ke luar kota sekian hari hingga saya bebas berdua dengannya.

    Pada hari ke-3, pagi-pagi Susy telah datang serta kebetulan atasan saya tengah dinas ke Bandung sepanjang 5 hari. Seperti umum, dia senantiasa bertanya apa yang dapat dia lakukan. Berikut peluang saya untuk melakukan gagasan yang telah disediakan dengan fikiran kotor saya, terlebih saat dia tengah duduk di kursi, tanpa ada diakui atau disengaja, duduknya agak mengangkang, hingga bisa tampak terang celana dalamnya yang berwarna putih diantara pahanya yang putih mulus.

    “Gini saja Sus, kebetulan hari ini sepertinya kita sekali lagi ngga ada kerjaan.. bagaimana bila kita saksikan berita-berita di internet? ” kata saya mulai memancing.
    “Kebetulan tuch Mas Bimo, tolong dong sekalian ajarin mengenai internet! ” pintanya, Nah kebetulan nih,
    “Beres.. yuk kita masuk ke ruang atasan saya, karna internetnya berada di ruang bos saya. ”
    “Ngga enak mas, kelak ketahuan Ayah. ”
    “Kan Ayah sekali lagi dinas ke luar kota, lagian ngga ada yang berani masuk kok terkecuali saya. ” jawabku sembari sebentar-sebentar lihat celana dalamnya yang terselip diantara pahanya.
    Benda pusaka saya telah tegang sekali, serta kelihatannya Susy pernah lihat ke arah celana saya yang telah beralih bentuk, namun cepat-cepat dialihkannya.

    Narasi Seks Perawan Lantas kami berdua masuk ke ruang atasan saya sembari tutup, lantas menguncinya.
    “Mas.. mengapa dikunci? ” bertanya Susy terasa tidak enak. “Sengaja.. agar beberapa orang menganggap kita tak ada didalam. Lagian kan kelak ganggu kita saja. ”
    “Ih, Mas fikirannya kotor, awas ya bila beberapa macam sama Susy! ” tuturnya meneror namun dengan suara bercanda.
    Lantas kami berdua tertawa, kelihatannya dia tidak berprasangka buruk bila saya menginginkan beberapa macam dengannya. Susy saya suruh duduk di kursi serta saya duduk di sampingnya, diatas sandaran kursi yang diduduki oleh Suzy. Seperti hari-hari terlebih dulu, saya bisa lihat dengan bebas paha serta payudara Susy tanpa ada sepengetahuannya. Supaya Susy tidak berprasangka buruk, saya mengajari langkah buka internet serta mulai langkah awal dengan melihat-lihat berita.

    “Sus.. kamu paham.kamu mengerti ngga bila di internet kita dapat lihat narasi serta gambar-gambar porno? ” bertanya saya mulai menempatkan kiat.
    “Tahu sich dari rekan-rekan, namun saya ngga sempat saksikan karna memanglah tidak paham langkah memakai internet.. namun bila saksikan gambar gituan dari majalah sich sempat. ” tuturnya malu-malu.
    “Nah ya.. anak kecil telah ngeliat yang beberapa macam. ” kata saya bercanda sembari memegang pundaknya serta dia diam saja sembari tertawa malu-malu.
    “Kalau saya lihatin beberapa narasi serta gambar porno di internet ingin ngga? ” pinta saya.
    “Mau sich, namun janganlah dibilangin ke rekan-rekan Susy ya mas..! Kan malu. ”
    “Percaya deh, saya ngga bakalan nyeritain ke rekan-rekan anda. ”

    Saya mulai buka narasi porno di sumbercerita. com
    Susy mulai membacanya dengan penuh perhatian. Lama-lama, saya juga lihat muka Susy agak beralih serta sedikit gemetar dan agak menegang tandanya dia mulai terangsang, saya dengan perlahan mulai meraba pundaknya. Berniat saya kerjakan dengan perlahan-lahan untuk memberi rangsangan serta supaya janganlah berkesan saya menginginkan ambil peluang. Kelihatannya mulai berhasil karna dia diam saja. Sedang kemaluan saya yang telah tegang jadi makin tegang. Sesudah Susy membaca sebagian narasi lantas saya bukakan gambar-gambar porno.
    “Iiih.. gambarnya fulgar banget Mas.. ”.
    “Itu sich belum juga seberapa, karna cuma gambar doang.. ” kata saya mulai memancing.
    “Kalau anda ingin, saya miliki film-nya. ” lanjut saya.
    “Ngga ah, saya takut ketahuan orang. ”, kelihatannya dia masih tetap takut bila ada orang yang lain masuk.
    “Percaya deh sama saya, lagian hanya film, terkecuali bila kita yang begituan. ”
    “Nah kan Mas Bimo mulai nakal.. ”, tuturnya dengan suara menggoda serta buat fikiran saya makin jorok saja serta kamipun berdua tertawa.
    Saya lalu buka VCD porno yang memanglah berniat telah saya sediakan didalam CD Room komputer

    Saya mulai memutarnya serta sebagian waktu tampak adegan seseorang wanita tengah mengulum kemaluan dua orang negro. Sedang kemaluan si wanita di masuki dari belakang oleh seseorang pemuda bule. Susy terlihat diam saja tanpa ada berkedip, jadi tempat duduknya mulai telah tidak tenang.
    “Kamu sempat saksikan film ginian ngga Sus.. ” tanyaku padanya
    “Belum sempat Mas, hanya gambar-gambar di majalah saja” jawabnya dengan nada agak gemetar. Kelihatannya dia mulai terangsang dengan adegan-adengan film itu.
    “Kalau gitu saya matiin saja, ya Sus? Kelak anda geram sekali lagi.. ” kataku pura-pura sok suci namun masih tetap mengelus-ngelus pundaknya.
    “Aah ngga apa-apa kok Mas, sekalian buat pelajaran, namun Susy janganlah dimacem-macemin, ya Mas? ” dia khawatir
    “Iya.. iya.. ” kataku untuk menyakinkan, walau sebenarnya dalam hati, si otong telah tidak tahan.

    Dengan perlahan tangan saya mulai memegang serta mengelus tangannya, dia diam saja serta tak ada sinyal tanda penolakan. Yang anehnya, dia diam saja saat saya merapatkan duduknya serta saya pegang tangannya yang berbulu halus serta saya simpan diatas pahasaya. Matanya tetaplah tertuju pada adegan film serta suaranya memanglah berniat saya bikin agak keras terdengar supaya lebih nafsu menontonnya. Terdengar nada rintihan serta erangan dari di wanita, saat kemaluannya di sodok-sodok oleh si negro dengan kemaluan yang begitu besar serta panjang, sedang mulutnya dengan lahap mengulum batang kemaluan si Bule. Saat ini Susy makin tidak tenang duduknya serta terdengar nafasnya agak berat bertanda nafsunya tengah naik. Peluang ini tidak saya sia-siakan. Tangan Susy tetaplah ada diatas paha saya, lantas tangan kiri saya mulai beraksi membelai rambutnya, selalu ke arah lehernya yang tahap. Susy terlihat menggelinjang saat lehernya saya raba.
    “Acchh.. Mas bimo, janganlah, Susy merinding nih.. ” tuturnya dengan suara mendesah buat saya makin bernafsu.

    Saya tetaplah tidak perduli karna dia juga tidak menepis tangan saya, jadi agak meremas paha saya. Tangan kiri saya juga tidak diam, saya remas-remas tangan kanan Susy serta berniat saya simpan pas diatas kemaluan saya.
    “Sus, anda cantik deh, seperti bintang film itu” kata saya mulai merayu.
    “Masa sich Mas? ” kelihatannya dia terbuai dengan rayuan saya. Basic anak masih tetap 17 th..
    “Bener tuch, masa saya bohong, terlebih payudaranya kelihatannya sama yang di film. ”
    “Ih.. Mas bimo dapat aja” tuturnya malu-malu.

    Adegan film bertukar narasi dimana seseorang wanita mengulum 2 batang kemaluan serta kemaluan wanita itu tengah dijilati oleh lelaki beda. Tangan susy makin keras memegang paha serta tangan saya.
    “Kamu terangsang ngga Sus? ” tanyaku memancing. Dia melihat ke arah saya lantas tersenyum malu, wah.. berwajah terlihat kemerahan serta bibirnya tampak basah, terlebih di lebih wangi parfum yang di pakainya.
    “Kalau Mas, terangsang ngga? ” dia balik ajukan pertanyaan.
    “Terus jelas, saya sich terangsang, ditambah sekali lagi nonton sama anda yang betul-betul cantik ” bujuk saya, serta dia cuma tertawa kecil.

    “Saya juga sepertinya terangsang Mas, ” tuturnya tanpa ada malu-malu.
    Lihat kondisi ini, tangan saya mulai meraba ke arah beda. Perlahan saya tujukan tangan kanan saya ke arah payudaranya dari luar baju seragam sekolahnya. Sedang tangan kiri, saya jatuhkan ke atas pahanya serta saya raba pahanya dengan penuh perasaan. Susy makin menggelinjang keenakan. Mulus sekali tanpa ada cacat serta pahanya agak merenggang sedikit.
    “Aaahh, janganlah Mas, Susy takut, Susy belum juga sempat beginian, kelak ada orang masuk mass.. oohh.. ” tuturnya sembari tangan kanannya memegang serta meremas tangan kanan saya yang ada diatas pahanya yang tengah saya raba, sedang tangan kirinya memegang sandaran kursi. Merasa sekali kalau Susy juga terangsang karena saya perlakukan sesuai sama itu, terlebih ditambah dengan adegan film siswi anak sekolah Jepang yang dimasuki vaginanya dari belakang oleh seseorang gurunya di ruang kelas

    Saya yang telah tidak tahan sekali lagi, tidak perduli dengan kalimat yang disampaikan Susy. Karna saya ketahui kalau dia sesungguhnya juga menginginkan menikmatinya. Tangan kanan saya semakin meremas-meremas payudara samping kanannya.
    “Oohh Maass.. jaangaan Maas.. ohh.. ” Susy makin mendesah.

    Tubuh Susy semakin menggelinjang serta dia rapatkan tubuh dan kepalanya ke dada saya. Tangan kiri saya geser untuk meraba berwajah yang begitu cantik serta manis. Turun ke leher selalu turun ke bawah serta buka dua kancing seragamnya. Tampak gundukan belahan payudaranya yang putih serta mengencang dibalik BH-nya. Tangan saya bermain di sekitaran belahan dadanya samping kiri, saya remas-remas lantas geser ke payudaranya yang samping kanan.
    “Ooohh.. Maas Bimoo.. oohh.. jaangaann.. mmhh.. ” saya makin bernafsu mendengar nada rintihannya menahan birahi yang naik-turun.
    Dadanya makin bergetar serta membusung saat saya makin meremas serta menarik BH-nya ke atas. Tampak putingnya yang kecil serta berwarna merah yang merasa mengeras. Tangan kanan saya yang mulai sejak barusan meraba pahanya, dengan perlahan masuk ke balik roknya yang terungkap serta meraba-raba celananya, yang saat saya pegang nyatanya telah basah.
    “Ooohh.. Mass enakk.. teerruuss.. aahh.. ”

    Kepala Susy mendongak menahan birahi yang telah makin meninggi. Tampak bibir merah membasah. Dengan spontan, saya cium bibirnya, nyatanya dibalas dengan buasnya oleh Susy. Lidah kami sama-sama mengulum serta saya tujukan lidah saya pada langit-langit bibirnya. Makin tidak menentu saja getaran tubuh Susy. Sembari berciuman saya pegang tangan kirinya yang diatas selangkangan serta saya suruh dia untuk meraba batang kejantanan saya yang telah menegang serta kencang dibalik celana panjang.
    “Mmmhh.. mmhh.. ” saya tidak paham apa yang juga akan dia katakan karna mulutnya selalu saya kulum serta hisap. Selekasnya saya terlepas semuanya kancing seragamnya sembari tetaplah menciumi bibirnya. Tangan saya buka BH yang hubungannya ada dimuka, tampak payudaranya yang putih bersih serta besar serta perutnya yang putih tanpa ada cacat. Saya raba serta saya remas semua payudaranya. Hal semacam ini buat susy makin menggelinjang. Mendadak, Susy menarik diri dari ciuman saya.
    “Mas.. janganlah diterusin, Susy ngga sempat melakukan perbuatan begini. ” kelihatannya dia sadar juga akan tindakannya.

    Dia menutupi payudaranya dengan seragamnya. Lihat begini, perasaan saya kuatir, bebrapa janganlah dia tidak ingin melanjutkan. Walau sebenarnya saya tengah hot-hotnya berciuman serta meraba-raba badannya. Namun birahi saya yang tinggi sudah melupakan semuanya, saya mencari akal supaya Susy ingin melampiaskan birahi yang telah tiba ke ubun-ubun.

    “Jangan takut Sus, kita kan ngga juga akan melakukan perbuatan jauh, saya hanya ingin rasakan keindahan badan anda. ”
    “Tapi bukanlah begini langkahnya. ”
    “Bukannya anda juga nikmati Sus? ”
    “Iya, namun Susy takut bila hingga keterusan, Mas! ”
    “Percaya deh, Mas akan tidak melakukan perbuatan ke arah sana. ” Susy terdiam serta memandangi muka saya, lantas saya membelai rambutnya. Saya tersenyum serta dia juga turut tersenyum. Kelihatannya dia yakin juga akan kalimat saya. Film sudah habis serta saya mematikan computer. Saya berdiri serta dengan mendadak, saya mengangkat badan Susy.
    “Maass, Susy ingin dibawa kemana? ” dia berpegangan pada pundak saya.
    Baju seragamnya terbuka sekali lagi serta terlihat payudaranya yang montok.
    “Kita duduk di sofa saja. ” Saya angkat Susy serta saya pangku dia di sofa yang berada di dalam ruang bos.

    “Sus anda cantik sekali.. ” bujuk saya serta dia cuma tersenyum malu.
    “Boleh saya mencium bibir anda..? ” dia diam saja serta tersenyum sekali lagi. Makin cantik saja berwajah.
    “Tapi janji ya Mas bimo ngga juga akan melakukan perbuatan seperti di film barusan? ”
    “Iya saya janji” Susy terdiam lantas matanya terpejam.
    Dengan spontan saya dekati berwajah lantas saya cium keningnya, selalu pipinya yang kiri serta kanan, kemudian saya cium bibirnya, nyatanya dia membalas. Saya masukan lidah saya kedalam rongga mulutnya.

    Birahinya mulai bangkit sekali lagi. Susy membalas ciuman saya dengan ganas serta nafsunya melumat bibir serta lidah saya. Tangannya meremas-remas kepala serta pundak saya. Ciuman berjalan cukup lama sekitaran 20 menit. Berniat tangan saya tidak melakukan perbuatan lebih jauh supaya Susy yakin dahulu kalau saya akan tidak melakukan perbuatan jauh. Sesudah saya percaya Susy telah lupa, tangan saya mulai meraba perutnya yang sudah terbuka. Lantas perlahan naik ke payudaranya.
    “Aaahh.. Mass teruuss.. ” desahnya. Nyatanya birahinya menaklukkan kekuatirannya. Dengan penuh kelembutan saya sentuh putingnya yang telah mengeras.
    “Aaahh.. aahh.. mmhh.. ” saya makin tingkatkan kreativitas saya.
    Putingnya saya pilin-pilin. Tubuh Susy menggelinjang keenakan, bibir saya turun ke bawah, saya jilati lehernya yang tahap.
    “Ooouuhh Mass, teruuss, enaak Maass. ” Susy selalu mengeluh keenakan buat libido saya semakin bertambah.

    Kemaluan saya merasa tegang sekali serta merasa sakit karna tertekan pantat Susy. Lantas saya rebahkan dia di sofa sembari tetaplah menciumi semua berwajah. Lantas saya jilati payudaranya samping kanan.
    “Maass Bimoo.. ” Susy berteriak keenakan.
    Saya jilati putingnya serta saya hisap dengan keras.
    “Aahh.. oouhh.. terruuss oohh.. enaakk. ”
    Terlihat putingnya makin memerah. Lantas gantian putingnya yang samping kiri saya hisap. Seperti bayi yang kehausan, saya menyedotputingnya makin keras. Susy semakin menggelinjang serta berteriak-teriak. Tangan kiri saya lantas mulai meraba pahanya, saya buka pahanya, selalu tangan saya meraba-raba ke atas serta ke arah selangkangannya. Jari saya menyentuh kemaluannya diatas celana dalam yang telah basah. Awalannya dia bilang
    “Oouhh Maass jangaann.. ” namun kemuidan,
    “Oouughh Maass terruuss.. ” Saya masukan jari tangan saya ke mulut Susy, lantas dihisapnya jari saya dengan penuh nafsu.
    “Mmmhh.. ” mulut saya selalu tidak ada henti mengisap-hisap puting payudaranya dengan bertukaran.

    Tangan saya selalu menekan-nekan kemaluan Susy. Sembari saya hisap, tangan kanan meremas-remas payudaranya, sedang tangan kiri, saya masukan jari telunjuk ke sela-sela celana dalamnya.
    “Maass.. oohh.. janggaan oughh.. mmhh.. ” Susy selalu mendesah-desah.
    Tangannya meremas-remas sofa. Sesudah senang meremas-remas payudaranya, saya pegang serta saya tuntun tangannya untuk memegang kemaluan saya yang telah tegang dibalik celana panjang. Tanggan Susy diam saja diatas celana saya, lantas tangannya saya dekap di kemaluan saya. Makin lama Susy mulai meremas-remas sendiri kemaluan saya.
    “Oohh Sus.. enak Sus.. selalu Sus.. ” meskipun kaku mengelusnya namun merasa sangat nikmat. Jari tangan kiri saya juga selalu meraba kemaluannya, merasa bulu-bulu halus serta masih tetap tidak sering. Jari tangan saya pas ada diatas vaginanya yang sangatlah basah, saya tekan tangan saya serta jari telunjuk saya masukan perlahan untuk mencari clitorisnya.

    Badan Susy makin menggelinjang, pantatnya naik turun.
    “Maass, janganlah Maas.. Susy ngga kuat Maass.. ooughh.. aahh”
    Saya ketahui Susy juga akan mendekati klimak sebab tangannya mencengkeram erat kemaluan saya.
    “Maass.. aahh.. ” mendadak badan Susy mengejang hebat, badannya bergetar kuat, sinyal dia sudah menjangkau klimak.
    Badannya segera lemas tidak berdaya, matanya terpejam. Saya kecup bibirnya dengan lembut, lantas matanya perlahan-lahan terbuka.
    “Mas.. Susy sayang anda. ”
    “Saya juga sayang anda Sus”

    Saya kecup sekali lagi bibirnya serta dia juga membalas sembari tersenyum. Saya saksikan di payudaranya ada banyak sinyal merah sisa saya hisap.
    “Ihh.. Mas nakal, tete Susy dibikin merah.. ” dibiarkannya dadanya tampak dengan bebas tanpa ada tertutupi.
    “Habis tete anda montok serta gemesin sich.. besar sekali lagi. ” kataku sembari menyeka berwajah yang berkeringat.
    “Mas, kok anunya ngga keluar cairan kaya di film barusan sich..? ” tanyanya mendadak.
    Rupanya dia betul-betul belum juga mengetahui sex. Kebetulan nih untuk meneruskan jurus yang ke-2.
    “Kamu ingin punyaku keluar air mani? ” tanyaku.
    “Iya, Susy ingin saksikan, seperti apa sich? ”
    Tanpa ada fikir panjang, segera saja saya buka celana panjang serta CD saya. Segera saja kejantanan saya keluar dengan tegaknya. Ukuran miliki saya lumayan besar, besar serta panjang sekitaran 18 cm. Susy segera terbelalak matanya lihat senjata saya yang menginginkan menagih kesenangan yang dinanti-nantikan.

    “Ya ampun Mas.. besar banget miliki Mas.. ”
    Saya capai tangan Susy serta saya suruh dia meraba serta mengocoknya. Terlihat Susy agak gugup serta gemetar karna baru sekali lihat segera serta memegang burung lelaki.
    “Aah.. Sus enak banget, selalu Sus.. ahh.. ”
    Lama kelamaan Susy punya kebiasaan serta terasa pandai mengocoknya. Saya remas-remas payudaranya.
    “Mas, ahh.. Susy masih tetap lemas.. ahh.. ”
    “Sus, cium dong punyaku” pinta saya.
    Segera saja dia menciumi batang kejantanan saya, mungkin saja dia belajar dari film barusan.
    “Terus Sus, emut Sus agar keluar aahh.. anda pandai Sus.. emut Sus.. ” pinta saya sekali lagi.
    “Ngga ingin, Susy ngeri, lagian ngga cukup di mulut Susy”
    Tempat Susy duduk di sofa, sedang saya berdiri menghadap Susy. Saya remas buah dada Susy,
    “Ahh Maass.. ”

    Saat dia buka mulutnya, segera saja saya masukan batang kemaluan saya ke mulutnya serta saya keluar masukan batang kejantanan saya.
    “Mmmhh.. mmhh.. ” Susy kelihatannya kaget, namun saya tidak perduli, malah Susy yang saat ini menyedot batang kejantanan saya.
    “Aaahh.. Sus anda pandai sus.. selalu ah.. enaak.. ”
    Saya yang baru pertama kalinya melakukan perbuatan sesuai sama itu, sesungguhnya telah menginginkan keluar, namun sekuat tenaga saya cobalah tahan. Susy rupanya telah lupa diri, dia makin bernafsu mengulum serta menyedot batang kemaluan saya, sedang ke-2 tangannya memegang pantat saya.

    Cepat sekali dia belajar. Saya membungkuk serta ke-2 tangan meremas paha Susy, lantas saya buka ke-2 belah pahanya, Susy tahu lantas merenggangkan pahanya sembari mengangkat pahanya. Selekasnya saya buka resleting roknya serta saya angkat roknya hingga terlihat CD yang berwarna putih. Tangan kanan saya selekasnya meraba serta menekan-nekan belahan vaginanya yang tertutup CD, telah basah.

    “Mmhh.. mmhh.. ” Susy menggelinjang serta selalu mengulum-ngulum, terlihat mulutnya yang kecil mungil agak kesulitan. Saya buka baju seragam serta BH-nya, dia melepas kulumannya serta saya rebahkan badannya di sofa panjang. Saya tarik roknya ke bawah hingga tinggal CD-nya yang tersisa, lantas saya buka baju hingga saya telanjang bulat dengan kata lain bugil. Mata Susy terpejam, selekasnya saya lumat bibirnya serta dia juga membalas. Tangannya kirinya tetaplah memegang batang kejantanan saya serta tangan kanannya meremas-remas pundak saya. Sedang tangan kanan saya membelai-belai rambutnya serta tangan kiri tetaplah meraba CD Susy yang sangatlah basah. Saya masukan tangan kedalam CD-nya, selalu turun ke bawah pas di belahan vaginanya, lantas jari-jari saya bermain-main di belahan vaginanya yang telah banjir.

    “Aaahh Maass.. oughh.. ohh.. ” dia selalu menggelinjang. Pantatnya naik-turun ikuti pergerakan tangan. Mulut serta tangan kanan saya segera menghisap serta meremas-remas tetenya.
    “Aaahh Maass.. teruuss.. aahhgghh.. ” desahnya.
    Tangan Susy meremas-remas burung saya yang telah tegang selekasnya menginginkan masuk ke sarangya Susy. Selekasnya saya buka celana dalamnya. Serta mulut saya mulai turun ke bawah mencium perutnya serta perlahan saya ciumi bulu-bulu halus serta vaginanya. Tangan Susy meremas-remas rambut saya. Saya buka belahan vaginanya serta terlihat kelentitnya yang mungil berwarna merah. Selekasnya saya jilat serta hisap kelentitnya.

    “Aaagghh Maass oouhh.. oughh.. ” kepala Susy mendongak serta bergerak ke kiri serta ke kanan rasakan kesenangan yang mengagumkan yang baru sekali dirasakannya, begitu halnya saya. Saya sedot liang vaginanya yang masih tetap perawan serta berwarna merah.
    “Oouhh.. Mass, Susy ngga kuat mass.. oohh.. aahh.. ” mendadak badan Susy bergetar hebat, pantatnya bergerak ke atas serta bergetar keras.
    “Aaahh.. ” Susy menjangkau klimak yang ke-2 kalinya.
    Saya hisap semuanya cairan yang keluar dari lubang vaginanya. Lalu badannya kembali lemas, matanya terpejam. Selekasnya saya buka pahanya lebar-lebar serta tujukan batang kejantanan saya pas di liang vaginanya. Susy rasakan suatu hal yang menghimpit kemaluannya. Matanya terbuka sayu serta lemas.

    “Mas.. janganlah maass, Susy masih tetap perawan. ” tuturnya namun pahanya tetaplah terbuka lebar.
    “Katanya Susy ingin ngelihat miliki Mas keluar cairan. ”
    “Iya, namun Susy ngga sempat beginian, Susy ngeri serta takut sakit.. ”
    “Jangan cemas, Mas tentu bebrapa perlahan. ”
    Selekasnya saya basahi batang kemaluan saya dengan ludah, kemudian saya tujukan ke lubang vaginanya, sesudah cocok, perlahan saya tekan masuk, sempit sekali rasa-rasanya.
    “Achh Mass sakit.. ” terlihat berwajah menahan sakit
    “Pelan-pelan Mas, sakit! ” selekasnya berhenti tindakan saya mendengar yang dirasakannya. Sesudah dia mulai tenang, saya tekan lagi.

    “Akhh.. Maass.. bebrapa perlahan. ” tangannya memegang sofa dengan kuat.
    “Tenang Sus, janganlah tegang, kelak juga enak. ”
    Lalu saya lumat bibir Susy, serta dia juga membalas, selekasnya saya tekan sekali lagi sekuat tenaga. Saya coba lagi, lantas melenceng keluar. Tidak putus harapan, saya cobalah sekali lagi.
    “Achh.. Mass Bimo, sakit! ”
    Saya tidak perduli dengan teriakannya, dengan lebih agak keras saya tekan kemaluan saya serta, “Bless.. ” torpedo besar saya masuk 1/2, merasa ada yang robek di lubang kemaluannya.

    kepala Susy mendongak ke atas menahan sakit, Saya diamkan sebagian waktu, lantas saya tekan sekali lagi serta masuklah semuanya batang kejantanan saya ke sarang Susy.
    “Achh Mas.. sakiitt.. bebrapa perlahan Mas. ” saya berhenti sebentar, lantas saya cobalah masukan sekali lagi. Makin dia berteriak, makin bertambah nafsu saya. Lantas saya tekan sekuat tenaga serta masuklah semuanya senjata keperkasaan saya. Saya mengeluarkan bebrapa perlahan serta saya masukan sekali lagi dan sebagainya.
    “Ahh.. ahh.. Mass sakit.. teruuss ahh.. mmhh.. ”
    Kepalanya bergerak ke kiri serta ke kanan. Rupanya dia mulai terangsang sekali lagi. Makin lama, saya percepat goyangan. Tangan saya meremas-meremas payudaranya.
    “Ohh Sus.. anda cantiik Sus.. ”

    “Mass, teruss Mass, akhh.. Susy ngga kuat Mass.. aghh.. ” pantatnya turut naik turun ikuti irama pantat saya yang naik turun. Saya rasakan nikmat yang tidak ada tara. Merasa ada suatu hal yang kuat menginginkan keluar dari alat vital saya, rupanya saya juga akan selekasnya klimaks.
    “Maass.. oougghh Mass, Susy ngga tahaan.. oughh Mas Bimoo.. aahh! ” Susy berteriak histeris sembari badannya bergetar serta ketika yang berbarengan keluarlah air mani saya menyembur dengan deras kedalam vagina Susy.
    “Ooughh Sus saya keluaarr, oohh.. creet.. crreet.. creett.. ” sperma saya mengalir dengan kencang, badan saya bergetar serta berguncang hebat.
    Tangan Susy mencengkeram erat pundak saya serta saya mendekap erat badan Susy yang putih mulus. Kemudian kami berdua segera lemas. Merasa ada suatu hal yang menarik-narik serta menjepit batang kejantanan saya. Merasa hangat batang kemaluan saya. Banyak cairan yang keluar.

    Mata Susy terpejam rasakan kesenangan yang ke-3 kalinya. Badannya betul-betul tidak berdaya serta pasrah. Badan kami tetaplah berpelukan serta kejantanan saya tetaplah didalam kemaluannya. Saya ciumi bibir serta semua berwajah. Kemudian saya terlepas badannya serta dari saksikan batang saya serta vaginanya ada cairan darah perawan yang menetes di bibir vagina serta sofa. Tidak lama kemudian, terlihat Susy menitikkan air mata.
    “Mas.. mengapa kita lakukan ini, Susy telah tidak perawan sekali lagi.. ” dia selalu keluarkan air mata. Saya terdiam, dalam hati menyesal, kenapa saya hingga lupa diri serta begitu teganya sudah menodai seseorang gadis yang bukanlah punya saya. Saya seka air matanya sembari coba menenangkannya.“Maafkan saya Sus, saya lupa diri, saya juga akan mempertanggung-jawabkan perbuatan saya Sus. ”
    “Mas, peluk Susy Mas.. ” selekasnya saya peluk dia serta cium keningnya. Dia juga memeluk saya dengan eratnya. Badan kami masih tetap bugil,

    “Susy sayang Mas bimo”
    “Saya juga sayang kamu” jawab saya.

    Kemudian dia tersenyum, namun air matanya tetaplah mengalir, saya seka air matanya. Sesudah senang sama-sama berpelukan, kami selekasnya menggunakan baju. Bercak darah Susy tentang sofa atasan saya. Saya ambillah sapu tangan serta mengelap sampai bersih.

    “Mas, Susy mohon janganlah katakan ini pada siapapun juga! ”
    “Saya ngga juga akan narasi pada siapapun juga, ini yaitu rahasia kita berdua. ”
    Sesudah semuanya rapi, kami kembali berpelukan. Kemudian kami keluar dari ruang bos. Tidak demikian lama, beberapa rekannya masuk serta mengajaknya pulang.

    Besok paginya, Susy datang duluan serta saat saya masuk,
    “Selamat pagi Mas” dia berikan salam. Ah, senyumnya manis sekali,
    “Selamat pagi sayang”
    Saya hampiri dia serta kecup keningnya lantas bibirnya. Dia membalas ciuman barusan. Ah, indah sekali hari ini.

    Susy masih tetap PKL 2 minggu sekali lagi. Perbuatan kami tempo hari bukanlah buat kami insyaf, kami berdua lakukan sekali lagi di ruang bos, di meja, di kursi, dibalik pintu, dengan tempat berdiri atau doggie model, seperti yang sempat kami saksikan di film BF. Kadang-kadang Susy saya suruh membolos serta janjian di hotel.

    Kami seringkali mengerjakannya dari pagi sampai sore. Nyatanya Susy orang yang hiperseks serta mudah terangsang. Betul-betul kesenangan yang tidak ada tara, kami tidak sempat menyesali. Sesudah 2 minggu berlalu, mereka sudah usai PKL, hubungan kami tetaplah berlanjut sampai pada akhirnya, dia di jodohkan oleh orang tuanya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Jepitan Memek Basah Mantan Pacarku

    Cerita Sex Jepitan Memek Basah Mantan Pacarku


    692 views

    Perawanku – Cerita Sex Jepitan Memek Basah Mantan Pacarku, Hari ini aku baru saja hadir diresepsi pernikahan mantan pacarku, namaku Ajay dan saat ini aku sedang galau karena mantan pacarku yang menikah itu masih aku cinta. Tapi dia lebih memilih laki-laki yang telah di jodohkan oleh kedua orang tuanya, Dita namanya kami menjalin hubungan sudah hampir empat tahun lamanya mulai dari kami kuliah dulu hingga sekarang kami bekerja di kantor yang sama pula.

    Teman satu kantorkupun tahu kalau Dita merupakan pacarku, dan bnayak pula yang berkomentar kalau Dita memang lebih baik memeilih suaminya dari pada aku yang hanya seorang staf biasa. sedangkan suaminya seorang pengusaha sukses, karena itu aku dengar Dita juga berhenti bekerja dan memilih mengikuti suaminya yang tinggal di kota besar beda dengan kota ini.

    Awalnya aku sempat merasa kecewa dan patah hati tapi aku berusaha mencoba tidak menampakan hal itu pada Dita. Dan juga di depan teman satu kantorku, walau sebenanrnya aku frustasi bahkan hampir setiap malam aku minum untuk menghilangkan rasa kecewaku pada Dita pacarku. Bagaimana bisa aku langsung melupakan dia yang selama empat tahun ini mengisi hari-hariku.

    Bahkan kami sering melakukan adegan seperti dalam cerita sex, dan kamipun sempat hidup bersama ketika aku masih kuliah dengan menempati tempat kos dan kamar yang sama. Tapi Dita tidak lagi mengingat masa-masa itu dia sudah memilih laki-laki yang bisa memberinya harta bukannya memilih cinta, dan mengingat hal itu aku harus segera move on tekadku dalam hati.

    Di kantor banyak juga yang mencoba mencomblangi aku dengan beberapa gadis yang masih single di kantor, tapi aku masih enggan untuk memadu kasih apalagi menjalin hubungan dengan gadis itu. Di dalam hatiku masih ada nama Dita yang terus saja terbayang setiap aku melangkah baik di rumah maupun di kantor ini padahal sudah hampir sebulan dia menikah.

    Aku yakin dia sudah melupakan aku juga, karena kini dia berada di luar kota. Masih aku ingat ketika kami memadu cinta berhubungan intim layaknya dalam adegan cerita sex. Dita begitu mencintai aku bahkan dia begitu baik pada adikku dan juga orang tuaku, aku tidak menyangka kalau harta bisa membuatakan matanya untuk meninggalkan aku yang selama ini mencintainya.

    Sampai akhirnya aku bertemu kembali dengan Dita tanpa aku duga sebelumnya, waktu itu aku pergi kesebuah swalayan yang ada di kotaku. Aku memang terbiasa membeli kebutuhanku sendiri, sampai akhirnya aku membawa belanjaanku menuju tempat parkir swalayan tersebut, tapi aku di kejutkan oleh suara yang tidak asing di telingaku ” Ajay….” Akupun menoleh.

    Aku lihat Dita menenteng belanjaan sendirian di samping mobilnya, aku ingin sekali berlari dan memeluknya tapi aku hanya bisa terdiam karena tanpa aku melakukan hal itu Dita sudah berlari memeluk tubuhku ” Ajay.. aku kangen… sa.. yang….. ” Aku ingin menghindar dari pelukan Dita tapi sebaliknya yang terjadi aku peluk hangat dan begitu erat tubuh Dita.

    Bahkan berkali-kali aku cium wajahnya dan diapun membiarkan hal itu. Kemudian dengan lembut Dita mengajaku pergi dari tempat itu dengan mengendarai mobilku kamipun berangkat menuju ke sebuah hotel sedangkan mobil Dita masih terparkir di swalayan tadi. Sampai di dalam kamar hotel kami langsung saling dorong tubuh kami masing-masing sambil melumat bibir.

    Dengan penuh nfsu aku lepas satu perastu pakaian Dita begitu juga dia. Aku yakin Dita juga kangen padaku saat itulah aku sudah berada di atas tubuhnya lalu aku masukkan kontolku kedalam memeknya yang masih mengering tapi aku paksa juga meskipun Dita agak merintih kesakitan, karena aku sudah tidak dapat menahan konakku untuk segera menyelinap masuk dalam memek Dita.

    Perlahan aku gerakan tubuhku dan terdengar Dita mendesah ” ooouuggghh…. eeeeeeuuuummmmppphhh…… aaaaagggghhhh….. aaaaaaaagggghhh… aaaaaaggghh… aaaaaaggghhh… aaaaaaggggghhh…. ” Mungkin kini dia tidak lagi merasa perih dalam memeknya karena aku lihat Dita sudah menikmati setiap gerakanku di atas tubuhnya yang sudah dalam keadaan bugil.

    Aku melepas rasa kangenku dengan cara menghentakan kontolku beberapa kali pada lubang memek Dita ” Oooouuuggghhh…. ooouuggghh…. aaaaaggggghhh…. aaaggghhh… sa… yang….. aaaaaaggghhh… aaaagggghhh… ” Kembali dia mendesah sambil menggigit lenganku dengan begitu mesranya bahkan dia jambak rambutku dengan membuatnya kusut tapi aku suka hal itu.

    Ketika aku memutar kontolku dalam memeknya Dita mengerang bukan lagi mendesah ” Ooouuuwwww… aaaaagggghh…. aaaaagggghhh…. aaaaagggghhh… ” Saat itulah aku bergerak semakin cepat memutar kontolku, nikmatnya akupun merasakan juga. Dan berkali-kali pula Dita mengerang lagi membuatku merasa puas karena aku yakin Dita juga merasakan hal yang sama.

    Kini gerakanku agak melambat menggoyang pinggulku tapi aku tekan semakin dalam kontolku, kedalam lubang memek Dita diapun merasa horny kelihatannya ” EEeeuuummmppphhh….. aaaaaggggghhhh….. eeeeeuuuummmppphhh…. aaaaaggggghhhh…… aaaagggghhh… ” DIta menggigit bibirnya diapun memejamkan matanya mungkin dia horny saat itu.

    Kembali aku mempercepat gerakan pantatku hingga akhirnya akupun mengerang lebih keras dari erangan Dita ” OOoooouuugghh… Ditaaa….. aaaaaggghghhh…… aaaaaaggghhh… ” Muncrat lendir kenikmatanku memenuhi lubang memek Dita, diapun terlihat tersenyum bangga di bawah tubuhku yang kini tidak lagi bertenaga malah aku terkulai lemas di atas tubuhnya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Bercinta di Gudang Supermarket

    Cerita Sex Bercinta di Gudang Supermarket


    692 views

    Perawanku – Cerita Sex Bercinta di Gudang Supermarket, Tentang pengalaman seorang laki-laki yang bekerja sebagai sales di sebuah supermarket di kota bandung, yang dimana peristiwa ini di mulai ketika seorang gadis manis yang bekerja di supermarket tersebut meminta bantuan untuk menggosokkan badan bagian belakangnya karena gatal. Cerita Seks Remaja : karena yang meminta bantuan adalah seorang gadis yang bahenol, seksi dengan badan yang montok dan payudara yang kenyal akhirnya laki-laki tersebut langsung saja menggaruk tanpa berpikir panjang.

    Aku bekerja sebagai sales assistant di sebuah supermarket Y di Bandung. Di tempat kerjaku ada seorang cewek bernama Ita. Ita adalah cewek yang paling akrab denganku. Segala masalahnya akan dia beritahukan padaku. Ita memang cantik, kulitnya putih, matanya bulat, buah dadanya pun membulat, tidak terlalu besar tapi cukup menantang membuat setiap laki-laki yang dekat dengannya ingin selalu menjamahnya. Siapapun yang melihat tubuh Ita pasti naik nafsu syahwatnya. Pantat Ita mengiurkan juga. Rambutnyapun panjang sebahu.
    Suatu hari Ita datang padaku”, Fer belakang badan Ita gatal-gatal nih”, Ita memberitahuku akan masalahnya.
    “Tolong gosokkan ya, Fer” Ita menyuruhku.
    “Kalau begitu kemarilah”, balasku dengan sedikit terkejut.
    “Disini saja, di dalam gudang lebih nikmat” Ita memberitahuku dengan suara yang amat lembut dan begitu manja. Hatiku jadi cair.
    “Fer” Ita menarik tanganku menuju ke dalam gudang yang tak jauh dari tempat kami berdiri tadi.

    Kemudian Ita mengunci pintu gudang itu, serta mengambil bedak antiseptik di rak yang berdekatan, lalu mengulurkannya kepadaku. Aku tak sungkan-sungkan lagi, terus saja menaburkan bedak itu di atas telapak tanganku. Ita menarik baju yang dipakainya ke atas hingga sebatas tengkuk. Aku menelan ludah melihat ke belakang badan Ita, yang selama ini tak pernah aku lihat tanpa busana. Aku menepuk bedak yang ada di tanganku ke atas badan Ita. Hangat badannya. Aku mulai menggosok. Sesekali Ita kegelian, ketika aku mengurutkan jariku pada alur di tengah belakang badan Ita. Aku menggosok rata. Ita meraba-raba kancing BH-nya, lalu dilepaskannya, maka terurailah tali BH-nya itu di belakang badannya itu. berdesir darahku, aku menelan air liur, melihat aksi Ita yang berani itu tadi. Aku terus menggosok, dengan hati yang berdebar-debar. Aku merasa batang penisku sudah mulai mengeras. Aku merasa tak tahan. Tengah menggosok belakang badan Ita, tanganku secara perlahan-lahan merayap ke dada Ita.
    “Hei! Apa-apaan nih”, Ita melarang sambil menepuk tanganku.
    “Ohh! sorry”, aku meminta maaf.
    Tanganku kembali ke bekakang. BH yang Ita pakai masih melekat di dadanya, menutupi buah dadanya yang mungil itu. Aku terus menggosok, kali ini turun sampai ke batas pinggang. Aku memberanikan diri mengurut ke dalam rok Ita, tetapi Ita menepuk lagi tanganku.
    “Jangan!”, larang Ita lagi.
    “Sudah hilang belum gatal itu?”, Tanyaku pada Ita.
    “Belum!” jawab Ita pendek.
    Cerita Seks Remaja : Aku merasa semakin terangsang, batang penisku semakin mengeras dan mula tegang! Aku coba lagi untuk meraba ke dada Ita, kini aku telah dapat memegang buah dada Ita yang lembut itu, yang tertutup dengan BH berwarna putih. Ita tidak lagi menepuk tanganku tetapi dia memegang tanganku yang aku takupkan pada payudaranya itu. Aku mulai meremas buah dada Ita. Ita menggeliat geli sambil tangannya memegang pergelangan tanganku. Ita nampak sudah mula merasa terangsang, dan memang ini adalah salah satu cara untuk membuat wanita terangsang. Aku mencium tengkuk Ita. Dia masih menggeliat-geliat akibat remasan serta ciumanku. Buah dadanya aku rasa sudah semakin menegang. Jariku kini memainkan peranan memilin-milin puting susu Ita pula! Aku sadari tadi memeluk Ita dari belakang. Batang penisku yang beberapa waktu lalu telah aku gunakan obat memperbesar penis tambah semakin keras menonjol itu aku gesek-gesekkan pada alur pantat Ita. Ita ketawa kecil, merangsang sekali! Ita membuka kancing bajunya dan terus menanggalkannya berserta BH-nya dan mencampakkannya di atas lantai.

    Kini payudara Ita tak tertutup apa-apa lagi. Aku terus meremas-remas dan membalikkan badan Ita supaya berhadapan denganku. Ita menciumku rakus sekali, sambil mengulum-ngulum lidahku. Akupun begitu juga membalas dengan rakus serangan Ita. Aku menanggalkan bajuku. Ita mencium dadaku, perutku. Aku tetap mengecup-ngecup buah dada nya yang sudah mengeras tegang. Tanganku menekan-nekan pantatnya. Batang penisku semakin menegang. Tiba-tiba Ita berlutut, lalu membuka retsleting celanaku. Dia menarik keluar batang penisku yang tegak keras. Ita merasa kagum melihat batang penisku yang menegang secara maksimal itu. Ita menguak rambutnya ke belakang dan meng-”karaoke” batang kejantananku. Dia menggengam dengan rapi. Sambil mengulum secepat-cepatnya, tapi untung saja sebelumnya saya sudah memakai obat kuat lelaki hingga tidak cepat ejakulasi saat di kulum oleh ita.

    Ita mengarahkan batang penis ke matanya, hidungnya, ke pipinya. Ita mencium sekitar batang penisku. Aku merasa nikmat sekali. Ita terus mengulum penisku hingga ke pangkal makin lama semakin cepat. Aku merasa kepala penisku terkena anak tekak Ita. Ngilu rasanya! Aku juga membantu Ita dengan mendorong dan menarik kepalanya.
    “Ita, sudah hampir keluar! Sudah hampir keluar! Ita sengaja berlagak tak tahu saja, ketika aku katakan maniku sudah hendak keluar. Ita masih mengulum. Air maniku tersemprot memenuhi rongga mulut Ita. Dia lantas mencabut keluar penisku lalu menjilat-jilat air maniku. Dia nampaknya menikmati sekali. Penisku jadi lembek kembali!
    “Aik! belum apa-apa sudah lembek”.
    Ita mengulum lagi penisku. Penisku jadi tegang lagi. Ita tersenyum memandangnya. Aku membuka celana. Ita duduk di atas meja. Aku berlutut menarik rok dan celana dalamnya. Ita sudah bugil di depanku. Bulu yang tipis warna pirang menutupi vaginanya. Aku mencium sekitarnya. Ita meletakkan kedua belah kakinya di atas bahuku. Aku mengangkangkan paha Ita. Bibir vaginanya sedikit terbuka. Aku menjilatinya. Aku buka sedikit dengan jari lalu mengoreknya sedikit demi sedikit jariku menyodok vagina Ita.

    “Argh, argh, argh!” Ita mengerang perlahan. Vaginanya terlihat basah sekali. Aku meletakkan kepala penisku ke pintu vaginanya. Aku sodok sedikit, “Argh!” Ita mengerang lagi. Laku aku tekan lagi. ” Yes!” suara Ita perlahan. Aku menyodok lagi dalam sedikit dan terus ke pangkal. Aku mendorong dan menarik berulang kali. Ita makin terlihat lemas dan nikmat. Aku merasa kehangatan lubang vagina Ita. Ita mencabut penisku keluar. Dia turun dari atas meja dan mendorongku telentang lalu duduk di atas badanku dan memasukkan lagi penisku ke dalam lubang vaginanya itu. Dia mengayun ke atas dan ke bawah.

    Tak lama dia tarik keluar lagi penisku. Ita kini agresif. Aku mendorongnya telentang lagi. Ita merapatkan payudaranya dengan kedua belah tangannya.

    Cerita Seks Remaja : “Masukin di celah susuku dong! Masukin di celah susu ah..!” Ita menyuruhku. Aku tidak sungkan-sungkan lagi terus melakukannya tapi sebentar saja. Aku duduk dan Ita masih telentang, pahaku di bawah paha Ita, aku sodok lagi penisku ke dalam vaginanya. Aku mengayun dengan perlahan. Licin dan sedap rasanya Ita bangun dan bertiarap di atas meja, kakinya lurus ke lantai menungging! Akupun berdiri lalu membuat ‘dog style’. Aku pegang kiri dan kanan pantat Ita dan mengayun lagi. Aku kemudian menyangkutkan sebelah kaki Ita di atas bahuku dalam posisi telentang. Aku sodok lagi tarik dan keluar dorong dan masuk ke dalam vaginanya, pokoknya malam itu kami merasakan kepuasan bersama dengan mencoba segala posisi.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Genitnya Tante Sari Si Janda Muda

    Cerita Sex Genitnya Tante Sari Si Janda Muda


    692 views

    Perawanku – Cerita Sex Genitnya Tante Sari Si Janda Muda, Pada saat itu saya pulang dari universitas sekitaran jam 20 : 00 karna ada kuliah malam. Sesampainya ditempat kost, perutku minta di isi. Saya segera saja pergi ke warung tempat langgananku dimuka tempat tinggal. Warung itu punya Ibu Sari, umurnya 30 th.. Dia seseorang janda ditinggal mati suaminya serta belum juga miliki anak. Orangnya cantik serta bodynya bagus.

    Narasi Sex Paling baru 2018 Saya lihat warungnya masih tetap buka tapi kok nampaknya telah sepi. Wah, bebrapa janganlah makanannya telah habis, aduh dapat mati kelaparan saya kelak. Lantas saya segera masuk kedalam warungnya.

    “Tante..? ”
    “Eee.. Dik Sony, ingin makan ya? ”
    “Eee.. ayam gorengnya masih tetap ada, Tante? ”
    “Aduhh.. telah habis tuh, ini tinggal kepalanya doang. ”
    “Waduhh.. dapat makan nasi tok nich.. ” kataku memelas.
    “Kalau Dik Sony ingin, mari ke tempat tinggal tante. Dirumah tante ada persediaan ayam goreng. Dik Sony ingin tidak? ”

    “Terserah Tante saja dech.. ”
    “Tunggu sebentar ya, agar Tante tutup dahulu warungnya? ”
    “Mari saya bantu Tante. ”
    Lantas sesudah tutup warung itu, saya turut dengannya pergi ke tempat tinggalnya yg tidak jauh dari warung itu. Sesampai di tempat tinggalnya..
    “Dik Sony, tunggulah sebentar ya. Oh ya, bila ingin nonton TV nyalakan saja.. ya janganlah malu-malu. Tante ingin ganti baju dahulu.. ”
    “Ya Tante.. ” jawabku.

    Lantas Tante Sari masuk ke kamarnya, selalu sebagian waktu lalu dia keluar dari kamar dengan cuma kenakan kaos serta celana pendek warna putih. Wow bagus, bodynya yang sexy terpampang di mataku, puting susunya yang menyembul dari balik kaosnya itu, begitu besar serta menantang susunya itu. Kakinya yang panjang serta tahap, putih serta mulus dan ditumbuhi bulu-bulu halus.
    Dia menuju ke dapur, lantas saya melanjutkan nonton TV-nya. Sesudah sebagian waktu.
    “Dik.. Dik Sony.. cobalah kemari sebentar? ”
    “Ya Tante.. sebentar.. ” kataku sembari lari menuju dapur.
    Setelah tiba di pintu dapur.

    “Ada apa Tante? ” tanyaku.
    “E.. Tante hanya ingin bertanya, Dik Sony sukai sisi mana.. dada, sayap atau paha? ”
    “Eee.. sisi paha saja, Tante. ” kataku sembari melihat badan Tante Sari yg tidak dapat disibakkan oleh kalimat. Badannya demikian indah.
    “Dik Sony sukai paha ya.. eehhmm.. ” tuturnya sembari menggoreng ayam.
    “Ya Tante, soalnya sisi paha begitu enak serta gurih. ” kataku.
    “Aduhh Dik.. tolong Dik.. paha Tante gatel.. aduhh.. mungkin saja ada semut nakal.. aduhh.. ”
    Saya kaget

    “Masak sich, cobalah anda gosok-gosok gunakan tangan agar gatelnya hilang. ” pintanya.
    “Baik Tante.. ” lantas kugosok-gosok pahanya dengan tanganku. Wow, demikian halus, selembut kain sutera dari China.
    “Bagaimana Tante, telah hilang gatelnya? ”
    “Lumayan Dik, aduh terima kasih ya. Dik Sony pandai dech.. ” tuturnya membuatku jadi tersanjung.
    “Sama-sama Tante.. ” kataku.

    “Oke, ayamnya telah siap.. saat ini Dik Sony makan dahulu. Sesaat Tante ingin mandi dahulu ya. ” tuturnya.
    “Baik Tante, terima kasih? ” kataku sembari menelan ayam goreng yang lezat itu.
    Sewaktu makan, terlintas di fikiranku badan Tante Sari yang telanjang. Oh, begitu bahagianya mandi berdua dengannya. Saya tidak dapat konsentrasi dengan makanku. Fikiran kotor itu menyergap sekali lagi, serta tidak kuasa saya menampiknya. Tante Sari tidak mengerti bila mataku selalu ikuti langkahnya menuju kamar mandi. Saat pintu kamar mandi sudah tertutup, saya memikirkan bagaimana tangan Tante Sari menyeka lembut semua badannya dengan sabun yang wangi, dari mulai berwajah yang cantik, lantas pipinya yang mulus, bibirnya yang sensual, lehernya yang tahap, susunya yang montok, perut serta pusarnya, selalu vaginanya, bokongnya yang montok, pahanya yang putih serta mulus itu. Saya lantas segera saja ambil satu kursi supaya dapat mengintip lewat kaca diatas pintu itu. Di situ terlihat terang sekali.

    Tante Sari terlihat mulai mengangkat ujung kaosnya ke atas sampai melampaui kepalanya. Badannya tinggal terbalut celana pendek serta BH, itu juga tidak berjalan lama, karna selekasnya dia melucutinya. Dia melepas celana pendek yang dipakainya, serta dia tidak menggunakan CD. Lalu dia melepas BH-nya serta meloncatlah susunya yang besar itu. Lantas, dengan diguyur air dia mengolesi semua badannya dengan sabun LUX, lantas tangannya meremas ke-2 susunya serta berputar di ujungnya. Kejantananku seolah ikut rasakan pijitannya menjadi membesar sekitaran 50%. Dengan tempat berdiri sembari bertumpu tembok, Tante Sari melanjutkan gosokannya di daerah selangkangan, sesaat matanya tertutup rapat, mulutnya menyungging.
    Sebagian waktu lalu..

    “Ayo, Dik Sony.. masuk saja tidak butuh mengintip demikian, kan tidak baik, pintunya tidak dikunci kok! ” mendadak terdengar nada dari Tante Sari dari dalam. Seruan itu nyaris saja membuatku pingsan serta sangat begitu mengagetkan.
    “Maaf yah Tante. Sony tidak berniat lho, ” sembari bebrapa perlahan buka pintu kamar mandi yang memanglah tidak terkunci. Namun sesudah pintu terbuka, saya seperti patung melihat panorama yg tidak sempat terbayangkan. Tante Sari tersenyum manis sekali serta..
    “Ayo sini dong rekani Tante mandi ya, janganlah seperti patung gicu? ”
    “Baik Tante.. ” kataku sembari tutup pintu.

    “Dik Sony.. burungnya bangun ya? ”
    “Iya Tante.. ah jadi malu saya.. setelah Sony simak Tante telanjang gini mana harum sekali lagi, jadi nafsu saya, Tante.. ”
    “Ah tidak pa-pa kok Dik Sony, itu lumrah.. ”
    “Dik Sony sempat ngesex belum juga? ”
    “Eee.. belum juga Tante.. ”
    “Jadi, Dik Sony masih tetap perjaka ya, wow ngetop dong.. ”
    “Akhh.. Tante jadi malu, Sony. ”
    Saat itu bentuk celanaku telah beralih 70%, agak kembung, rupanya Tante Sari juga memerhatikan.
    “Dik Sony, burungnya masih tetap bangun ya? ”
    Saya hanya mengangguk saja, serta di luar sangkaanku mendadak Tante Sari mendekat dengan badan telanjangnya meraba penisku.

    “Wow besar juga burungmu, Dik Sony.. ” sembari selalu diraba turun naik, saya mulai rasakan kesenangan yang belum juga sempat kurasakan.
    “Dik Sony.. bisa dong Tante simak burungnya? ” belum juga pernah saya menjawab, Tante Sari telah menarik ke bawah celana pendekku, praktis tinggal CD-ku yang ketinggalan plus kaos T-shirtku.
    “Oh.. besar sekali serta sampai keluar gini, Dik Sony. ” kata Tante sembari mengocok penisku, sangat nikmat dikocok Tante Sari dengan tangannya yang halus mulus serta putih itu. Saya tanpa ada sadar selalu mendesah nikmat, tanpa ada saya tahu, penisku nyatanya telah digosok-gosokan di antara buah dadanya yang montok serta besar itu. “Ough.. Tante.. nikmat Tante.. ough.. ” desahku sembari bertumpu pada dinding.
    Kemudian, Tante Sari memasukkan penisku ke bibirnya, dengan buasnya dia mengeluar-masukkan penisku di mulutnya sembari sekali-kali menyedot, terkadang juga dia menjilat serta menyedot habis 2 telur kembarku. Saya kaget, mendadak Tante Sari hentikan aktivitasnya. Dia pegangi penisku sembari jalan ke arah bak mandi, lantas Tante Sari nungging membelakangiku, sebongkah pantat terpampang terang di depanku.

    “Dik Sony.. berbuatlah sesukamu.. kerjain Tante ya?! ”
    Saya lihat panorama yang demikian indah, vagina dengan bulu halus yang tidaklah terlalu lebat. Lantas segera saja kusosor vaginanya yang harum serta ada lendir asin yang demikian banyak keluar dari vaginanya. Kulahap dengan rakus vagina Tante Sari, saya mainkan lidahku di klitorisnya, kadang-kadang kumasukkan lidahku ke lubang vaginanya.
    “Ough Sonn.. ough.. ” desah Tante Sari sembari meremas-remas susunya.
    “Terus Son.. Sonn.. ” saya makin keranjingan, ditambah lagi saat kumasukkan lidahku kedalam vaginanya ada rasa hangat serta denyut-denyut kecil makin membuatku hilang ingatan.

    Lalu Tante Sari tidur terlentang di lantai dengan ke-2 paha ditekuk ke atas.
    “Ayo Dik Sony.. Tante telah tidak tahan.. mana burungmu Son? ”
    “Tante telah tidak tahan ya? ” kataku sembari lihat panorama sekian menantang, vaginanya dengan sedikit rambut lembut, dibasahi cairan harum asin sekian tampak mengkilat, saya segera menancapkan penisku di bibir vaginanya.
    “Aoghh.. ” teriak Tante Sari.

    “Kenapa Tante..? ” tanyaku kaget.
    “Nggak.. Tidak apa-apa kok Son.. lanjutkan.. lanjutkan.. ”
    Saya masukan kepala penisku di vaginanya.
    “Sempit sekali Tante.. sempit sekali Tante? ”
    ” Tidak pa-pa Son.. selalu saja.. soalnya telah lama sih Tante tidak ginian.. nanti juga enak kok.. ”
    Yah, saya paksa sedikit untuk sedikit, baru 1/2 dari penisku amblas. Tante Sari telah seperti cacing kepanasan menggelepar ke sana kemari.

    “Ough.. Son.. ouh.. Son.. enak Son.. selalu Son.. oughh.. ” desah Tante Sari, demikian halnya saya meskipun penisku masuk ke vaginanya hanya 1/2 tapi kempotannya benar-benar mengagumkan, sangat nikmat. Makin lama pergerakanku makin cepat, kesempatan ini penisku telah amblas dikonsumsi vagina Tante Sari. Keringat mulai membasahi tubuhku serta tubuh Tante Sari.

    Mendadak Tante Sari terduduk sembari memelukku serta mencakarku.
    “Oughh Son.. ough.. mengagumkan.. oughh.. Sonn.. ” tuturnya sembari merem melek.
    “Kayaknya saya ingin orgasme.. ough.. ” penisku tetaplah menancap di vagina Tante Sari.
    “Dik Sony telah ingin keluar ya? ”

    Saya menggeleng, lalu Tante Sari terlentang kembali. Saya seperti kesetanan menggerakkan tubuhku maju mundur, saya melirik susunya yang bergelantungan karna pergerakanku, saya menunduk, kucium putingnya yang coklat kemerahan. Tante Sari makin mendesah, “Ough.. Sonn.. ” mendadak Tante Sari memelukku sedikit agak mencakar punggungku.

    “Oughh.. Sonn.. saya keluar sekali lagi.. ”
    Vaginanya kurasakan makin licin serta makin besar, tapi denyutannya makin kerasa. Saya di buat terbang rasa-rasanya. Ah, rasa-rasanya saya telah ingin keluar. Sembari selalu goyang, kutanya Tante Sari.
    “Tante.. saya keluarin dimana Tante..? Didalam bisa tidak..? ”
    “Terseraahh.. Soonn.. ” desah Tante Sari.

    Kupercepat pergerakanku, burungku berdenyut keras, ada suatu hal yang juga akan dimuntahkan oleh penisku. Pada akhirnya semuanya merasa mudah, tubuhku terasanya terbang, ada kesenangan yang begitu mengagumkan. Pada akhirnya kumuntahkan laharku dalam vagina Tante Sari, masih tetap kugerakkan tubuhku serta rupanya Tante Sari orgasme kembali lantas dia gigit dadaku, “Oughh.. ”
    “Dik Sony.. Sonn.. anda memanglah hebat.. ”
    Saya kembali mangenakann CD-ku dan celana pendekku. Sesaat Tante Sari tetap masih telanjang, terlentang di lantai.

    “Dik Sony.. jika ingin beli makan malam sekali lagi yah.. jam-jam demikian saja ya.. ” kata Tante Sari menggodaku sembari memainkan puting serta klitorisnya yang masih tetap terlihat bengkak.
    “Tante menginginkan Dik Sony seringkali makan dirumah Tante ya.. ” kata Tante Sari sembari tersenyum genit.
    Lalu saya pulang, saya jadi tertawa sendiri karna peristiwa barusan. Ya bagaimana tidak ketawa hanya dikarenakan “Ayam Goreng” saya dapat nikmati indahnya bercinta dengan Tante Sari. Dunia ini memanglah indah.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Merangsang Wanita Ketika Di Jepit Susunya

    Cerita Sex Merangsang Wanita Ketika Di Jepit Susunya


    691 views

    Perawanku – Cerita Sex Merangsang Wanita Ketika Di Jepit Susunya. Lega rasanya aku melihat pagar rumah kosku setelah terjebak dalam kemacetan jalan dari kampusku, Kulirik jam tanganku yang menunjukkan pukul 21.05 yang berarti aku telah menghabiskan waktu satu jam terjebak dalam arus lalu-lintas Jakarta yang begitu mengerikan.

    Setelah memarkir mobilku, bergegas aku menuju ke kamarku dan kemudian langsung menghempaskan tubuh penatku ke ranjang tanpa sempat lagi menutup pintu kamar.

    Baru saja mataku tertutup, tiba-tiba saja aku dikejutkan oleh ketukan pada pintu kamarku yang disertai dengan teriakan nyaring dari suara yang sudah sangat aku kenal.

    “Ko, loe baru pulang yah?” gelegar suara Voni memaksa mataku untuk menatap asal suara itu. “iya, memangnya ada apa sih teriak-teriak?” jawabku sewot sambil mengucek mataku. “Ini gue mau kenalin sepupu gue yang baru tiba dari Bandung” jawabnya sambil tangan kirinya menarik tangan seorang cewek masuk ke kamarku.

    Kuperhatikan cewek yang disebut Voni sebagai sepupunya itu, sambil tersenyum aku menyodorkan tangan kananku kearahnya “Hai, namaku Riko” “Lydia” jawabnya singkat sambil tersenyum kepadaku. Sambil membalas senyumannya yang manis itu, mataku mendapati sesosok tubuh setinggi kira-kira 165 cm, walaupun dengan perawakan sedikit montok namun kulitnya yang putih bersih seakan menutupi bagian tersebut.

    “Riko ini teman baik gue yang sering gue ceritain ke kamu” celetuk Voni kepada Lydia. “Oh..” “Nah, sekarang kan loe berdua udah tau nama masing-masing, lain kali kalo ketemu kan bisa saling memanggil, gue mau mandi dulu yah, daag..” kata Voni sambil berjalan keluar dari kamarku. Aku menanggapi perkataan Voni barusan dengan kembali tersenyum ke Lydia.

    “Cantik juga sepupu Voni ini” pikirku dalam hati. “Lydia ke Jakarta buat liburan yah?” tanyaku kepadanya. “Iya, soalnya bosen di Bandung melulu” jawabnya. “Loh, memangnya kamu nggak kuliah?” “Nggak, sehabis SMA aku cuma bantu-bantu Papa aja, males sih kuliah.” “Rencananya berapa lama di Jakarta?” “Yah.. sekitar 2 minggu deh” “Riko aku ke kamar Voni dulu yah, mau mandi juga ” “Oke deh” Sambil tersenyum lagi dia berjalan keluar dari kamarku.

    Aku memandang punggung Lydia yang berjalan pelan ke arah kamar Voni. Kutatap BH hitamnya yang terlihat jelas dari balik kaos putih ketat yang membaluti tubuhnya yang agak bongsor itu sambil membayangkan dadanya yang juga montok itu.

    Setelah menutup pintu kamarku, kembali kurebahkan tubuhku ke ranjang dan hanya dalam sekejab saja aku sudah terlelap.

    “Ko, bangun dong” Aku membuka kembali mataku dan mendapatkan Voni yang sedang duduk di tepi ranjangku sambil menggoyangkan lututku. “Ada apa sih?” tanyaku dengan nada sewot setelah untuk kedua kalinya dibangunkan. “Kok marah-marah sih, udah bagus gue bangunin. Liat udah jam berapa masih belom mandi!” Aku menoleh ke arah jam dindingku sejenak.

    “Jam 11, emang kenapa kalo gue belum mandi?” “Kan loe janji mau ngetikin tugas gue kemaren” “Aduh Voni.. kan bisa besok..” “Nggak bisa, kan kumpulnya besok pagi-pagi” Aku bergegas bangun dan mengambil peralatan mandiku tanpa menghiraukan ocehan yang terus keluar dari mulut Voni. “Ya udah, gue mandi dulu, loe nyalain tuh komputer!”

    Tulisan di layar komputerku sepertinya mulai kabur di mataku. “Gila, udah jam 1, tugas sialan ini belum selesai juga” gerutuku dalam hati. “Tok.. Tok.. Tok..” bunyi pintu kamarku diketok dari luar. “Masuk!” teriakku tanpa menoleh ke arah sumber suara.

    Terdengar suara pintu yang dibuka dan kemudian ditutup lagi dengan keras sehingga membuatku akhirnya menoleh juga. Kaget juga waktu kudapati ternyata yang masuk adalah Lydia. “Eh maaf, tutupnya terlalu keras” sambil tersenyum malu dia membuka percakapan.

    “Loh, kok belum tidur?” dengan heran aku memandangnya lagi. “Iya nih, nggak tau kenapa nggak bisa tidur” “Voni mana?” tanyaku lagi. “Dari tadi udah tidur kok” “Gue dengar dari dia katanya elo lagi buatin tugasnya yah?” “Iya nih, tapi belum selesai, sedikit lagi sih” “Emang ngetikin apaan sih?” sambil bertanya dia mendekatiku dan berdiri tepat disamping kursiku.

    Aku tak menjawabnya karena menyadari tubuhnya yang dekat sekali dengan mukaku dan posisiku yang duduk di kursi membuat kepalaku berada tepat di samping dadanya.

    Dengan menolehkan kepalaku sedikit ke kiri, aku dapat melihat lengannya yang mulus karena dia hanya memakai baju tidur model tanpa lengan.

    Sewaktu dia mengangkat tangannya untuk merapikan rambutnya, aku dapat melihat pula sedikit bagian dari BHnya yang sekarang berwarna krem muda. “Busyet.. loe harum amat, pake parfum apa nih?” “Bukan parfum, lotion gue kali” “Lotion apaan, bikin terangsang nih” candaku. “Body Shop White Musk, kok bikin terangsang sih?” tanyanya sambil tersenyum kecil.

    “Iya nih beneran, terangsang gue nih jadinya” “Masa sih? berarti sekarang udah terangsang dong” Agak terkejut juga aku mendengar pertanyaan itu. “Jangan-jangan dia lagi memancing gue nih..” pikirku dalam hati. “Emangnya loe nggak takut kalo gue terangsang sama elo?” tanyaku iseng. “Nggak, memangnya loe kalo terangsang sama gue juga berani ngapain?”

    “Gue cium loe ntar” kataku memberanikan diri. Tanpa kusangka dia melangkah dari sebelah kiri ke arah depanku sehingga berada di tengah-tengah kursi tempat aku duduk dengan meja komputerku. “Beneran berani cium gue?” tanyanya dengan senyum nakal di bibirnya yang mungil. “Wah kesempatan nih” pikirku lagi.

    Temukan game dan peluang kemenangan yang lebih mantap! PRAKTIS!

    Aku bangkit berdiri dari dudukku sambil mendorong kursiku sedikit ke belakang sehingga kini aku berdiri persis di hadapannya. Sambil mendekatkan mukaku ke wajahnya aku bertanya ” Bener nih nggak marah kalo gue cium?” Dia hanya tersenyum saja tanpa menjawab pertanyaanku.

    Tanpa pikir panjang lagi aku segera mencium lembut bibirnya. Lydia memejamkan matanya ketika menerima ciumanku. Kumainkan ujung lidahku pelan kedalam mulutnya untuk mencari lidahnya yang segera bertaut dan saling memutar ketika bertemu.

    Sentuhan erotis yang kudapat membuat aku semakin bergairah dan langsung menghujani bibir lembut itu dengan lidahku. Sambil terus menjajah bibirnya aku menuntun pelan Lydia ke ranjang.

    Dengan mata masih terpejam dia menurut ketika kubaringkan di ranjangku. Erangan halus yang didesahkan olehnya membuatku semakin bernafsu dan segera saja lidahku berpindah tempat ke bagian leher dan turun ke area dadanya.

    Setelah menanggalkan bajunya, kedua tanganku yang kususupkan ke punggungnya sibuk mencari kaitan BH-nya dan segera saja kulepas begitu aku temukan.

    Dengan satu tarikan saja terlepaslah penutup dadanya dan dua bukit putih mulus dengan pentil pink yang kecil segera terpampang indah didepanku. Kuremas pelan dua susunya yang besar namun sayang tidak begitu kenyal sehingga terkesan sedikit lembek. Puting susunya yang mungil tak luput dari serangan lidahku.

    Setiap aku jilati puting mungil tersebut, Lydia mendesah pelan dan itu membuatku semakin terangsang saja.

    Entah bagaimana kabar penisku yang sedari tadi telah tegak berdiri namun terjepit diantara celanaku dan selangkangannya. Putingnya yang kecil memang sedikit menyusahkan buatku sewaktu menyedot bergantian dari toket kiri ke toket kanannya, namun desahan serta gerakan-gerakan tubuhnya yang menandakan dia juga terangsang membuatku tak tahan untuk segera bergerilya ke perutnya yang sedikit berlemak.

    Namun ketika aku hendak melepas celananya, tiba-tiba saja dia menahan tanganku. “Jangan Riko!” “Kenapa?” “Jangan terlalu jauh..” “Wah, masa berhenti setengah-setengah, nanggung nih..” “Pokoknya nggak boleh” setengah berteriak Lydia bangkit dan duduk di ranjang.

    Kulihat dua susunya bergantung dengan anggunnya di hadapanku. “Kasihan ama ini nih, udah berdiri dari tadi, masa disuruh bobo lagi?” tanyaku sambil menunjuk ke arah penisku yang membusung menonjol dari balik celana pendekku. Tanpa kusangka lagi, tiba-tiba saja Lydia meloroti celanaku plus celana dalamku sekalian.

    Aku hanya diam ketika dia melakukan hal itu, pikirku mungkin saja dia berubah pikiran. Tetapi ternyata dia kemudian menggenggam penisku dan dengan pelan mengocok penisku naik turun dengan irama yang teratur.

    Aku menyandarkan tubuhku pada dinding kamar dan masih dengan posisi jongkok dihadapanku Lydia tersenyum sambil terus mengocok batang penisku tetapi semakin lama semakin cepat.

    Nafasku memburu kencang dan jantungku berdegub semakin tak beraturan dibuatnya, walaupun aku sangat sering masturbasi, tapi pengalaman dikocok oleh seorang cewek adalah yang pertama bagiku, apalagi ditambah pemandangan dua susu montok yang ikut bergoyang karena gerakan pemiliknya yang sedang menocok penisku bergantian dengan tangan kiri dan kanannya.

    “Lyd.. mau keluar nih..” lirih kataku sambil memejamkan mata meresapi kenikmatan ini. “Bentar, tahan dulu Ko..”jawabnya sambil melepaskan kocokannya. “Loh kok dilepas?” tanyaku kaget. Tanpa menjawab pertanyaanku, Lydia mendekatkan dadanya ke arah penisku dan tanpa sempat aku menebak maksudnya, dia menjepit penisku dengan dua susunya yang besar itu.

    Sensasi luar biasa aku dapatkan dari penisku yang dijepit oleh dua gunung kembar itu membuatku terkesiap menahan napas. Sebelum aku sempat bertindak apa-apa, dia kembali mengocok penisku yang terjepit diantara dua susunya yang kini ditahan dengan menggunakan kedua tangannya.

    Kali ini seluruh urat-urat dan sendi-sendi di sekujur tubuhku pun turut merasakan kenikmatan yang lebih besar daripada kocokan dengan tangannya tadi. “Enak nggak Ko?” tanyanya lirih kepadaku sambil menatap mataku.

    “Gila.. enak banget Sayang.. terus kocok yang kencang..” Tanganku yang masih bebas kugerakkan kearah pahanya yang mulus. Sesekali memutar arah ke bagian belakang untuk merasakan pantatnya yang lembut.

    “Ahh.. ohh..” desahnya pelan sambil kembali memejamkan matanya. Kocokan serta jepitan susunya yang semakin keras semakin membuatku lupa daratan. “Lyd.. aku keluar..” Tanpa bisa kutahan lagi semprotan lahar panasku yang kental segera menyembur keluar dan membasahi lehernya dan sebagian area dadanya.

    Seluruh tubuhku lemas seketika dan hanya bisa bersandar di dinding kamar. Aku memandang nanar ke Lydia yang saat itu bangkit berdiri dan mencari tissue untuk membersihkan bekas spermaku. Ketika menemukan apa yang dicari, sambil tersenyum lagi dia bertanya “Kamu seneng nggak” Aku mengangguk sambil membalas senyumannya.

    “Jangan bilang siapa-siapa yah, apalagi sama Voni” katanya memperingatkanku sambil memakai kembali BH dan bajunya yang tadi kulempar entah kemana. “Iyalah.. masa gue bilang-bilang, nanti kamu nggak mau lagi ngocokin gue” Lydia kembali hanya tersenyum padaku dan setelah menyisir rambut panjangnya dia pun beranjak menuju pintu. “Gue bersih-bersih dulu yah, abis itu mau bobo” ujarnya sebelum membuka pintu.

    “Thanks yah Lyd.. besok kesini lagi yah” balasku sambil menatap pintu yang kemudian ditutup kembali oleh Lydia. Aku memejamkan mata sejenak untuk mengingat kejadian yang barusan berlalu, mimpi apa aku semalam bisa mendapat keberuntungan seperti ini. Tak sabar aku menunggu besok tiba, siapa tahu ternyata bisa mendapatkan lebih dari ini.

    Mungkin saja suatu saat aku bisa merasakan kenikmatan dari lubang surga Lydia, yang pasti aku harus ingat untuk menyediakan kondom di kamarku dulu.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Birahi Muda Mudi

    Cerita Sex Birahi Muda Mudi


    691 views

    Perawanku – Cerita Sex Birahi Muda Mudi, Nama aku Herman, aku berusia 23 tahun dan saat ini aku kuliah dan bekerja. Cerita ini bermula pada saat aku jalan-jalan dgn kawan-kawan aku di suatu kawasan di Jakarta yg memang sudah cukup terkenal di kalangan anak muda.

    Saat aku sedang melintas di jalan Sudirman aku melihat seorang perempuan dan aku menghentikan kendaraan aku lalu kita pun berkenalan.

    Perempuan tersebut bernama Nia dan dia masih berumur 19 tahun dgn tinggi kurang lebih sekitar 175 dan dgn ukuran bra sekitar 36 C akhirnya aku menawarkan dia untuk mengantar pulang dan dia pun setuju, maka akhirnya kita jalan pulang tanpa ada apa-apa.
    Kesokan harinya pada pukul 10.00 Nia menghubungi aku via HP aku

    “Hallo, Herman ya?”
    “Siapa nih?”, tanya aku
    “Nia, masa lupa yg semalam kenalan..”
    “Oh, iya.. lagi dimana nih.”
    “Lagi di Blok M, kamuh ada acara nggak hari ini?”
    “Ehmm, nggak ada tuh kenapa?”, jawab aku
    “Bisa jemput?”
    “Ya udah dimana?”
    “Di McDonald Blok M aja ya jam 11.00”
    “Ok”

    Singkat cerita langsung aku meluncur ke arah Blok M Sesampainya disana kita ngobrol sejenak lalu kita memutuskan untuk pergi.

    “Mau kemana nih?” tanya aku
    “Terserah kamuh aja..”
    “Main kerumahku sebentar yuk mau nggak?”
    “Ok”, jawabnya dgn santai.
    “Ga takut?”, tanya aku
    “Takut apa?”
    “Kalo diperkosa gimana?” Tapi dia dgn santainya menjawab,
    “Ga usah diperkosa juga mau kok.. he.. he..” sambil melirik kearahku dan mencubit manja pinggangku. Kemudian aku bertanya,
    “Bener nih?” Dia menjawab,
    “Siapa takut?”

    Lalu segera kita meluncur ke arah rumahku di bilangan Tebet yg memang sehari-harinya selalu kosong. Begitu sampai aku lalu mempersilahkan Nia untuk masuk lalu kita duduk bersebelahan dan aku menggoda dia.

    “Bener nih nggak takut diperkosa?”

    Dia malah menjawab, “Mau perkosa aku sekarang?” ujarnya sambil membusungkan dadanya yg montok itu.

    Aku tak tahu siapa yg memulai tiba-tiba bibir kita sudah saling bertemu dan saling melumat, dan memainkan lidah nya di mulutku. Tangan kirinya melepas bajuku dan aku tak mau ketinggalan, aku ikut membuka kaos ketatnya itu dan melepas BH nya.

    Ciumanku menjalar menyusuri leher dan belakang kupingnya.

    “Ahh.. esst.. terus yg..”, Nia udah mulai meracau tak jelas saat lidah aku turun ke dadanya diantara kedua bukitnya.

    Lidah aku terus menjalar di buah dadanya namun tak sampai pada pentilnya.
    Nia mendesah-desah, “Man isep Man ayo Man gue pingin elo isep Man..”

    Namun aku tak memperdulikannya dan masih be……rmain di sekitar pentilnya dan turun ke perut sambil perlaha-lahan tanganku membuka celananya dan masih tersisa celana dalamnya. Akhirnya kepalaku ditarik Nia dan ditempelkannya buah dadanya ke mulutku.

    “Ayo Man isep Man jangan siksa gue Man..”

    Akhirnya mulutku menghisap buah dada sebelah kirinya sedangkan tangan kanan ku meremas-remas buah dada sebelah kanannya.

    “Ohh.. aah.. esst.. enak Man terus sedot yg keras Man gigit Man ohh..”, racaunya.

    Sambil kusedot buah dadanya bergantian kiri dan kanan tanganku bergerilya di bagian pangkal pahanya sambil menggosok- gosok klitorsnya dari bagian luar celana dalamnya.

    Nia pun tak sabar, akhirnya dia membuka celanaku termasuk celana dalamku sehingga mencuatlah ‘kemaluanku’ yg sudah berdiri tegak itu dan Nia terpana.
    “Gila gede banget Man punya elo..”

    Dan tanpa dikomando langsung Nia memasukan kontolku ke dalam mulutnya yg mungil, terasa penuh sekali mulut itu, Nia menjilat-jilat ujung kemaluanku terus turun ke bawah sampai selurh batangnya terjilat olehnya.

    “Ah.. enak Ni terus Ni” aku pun menahan nikmat yg luar biasa.
    Akhirnya aku berinisiatif dan memutar badanku sehingga posisi kita menjadi 69. Sesaat aku menjilati bagian bibir kemaluannya Nia mendesah.

    “Ah.. enak Man esst.. terus Man..”

    Akhirnya Nia menggelinjang hebat ketika lidahku menyentuh bagian klitorisnya.

    “Ahh.. Man aku sampai Man..” sambil mulutnya terus mengelum kemaluanku sedotan Niapun semakin cepat dan kuat pada kemaluanku maka aku merasakkan denyut-denyut pada kemaluanku.
    “Ni, gue juga mau sampai Ni ahh..”
    “Barengan ya..”

    Mendengar itu Nia makin bernafsu menyedot-nyedot dan menjilati kemaluanku dan akhirnya..

    “Acchh.. ach..”, crot.. crot.. crott.., 8 kali kemaluanku menyemprotkan sperma dalam mulut Nia dan dia menelan semuanya sehingga kitapun keluar secara bersamaan.

    Akhirnya Niapun menggelimpang disampingku setelah menjilati seluruh kemaluanku hingga bersih.

    “Makasih ya Man aku dah lama nggak orgasme sejak suami gue kabur..”, kata Nia
    “Emang suami kamuh kemana?”
    “Ga tau tiba-tiba dia ngilang setelah gue ngelahirin anak gue”
    “Lho kamuh dah punya anak?”
    “Udah umur setahun, Man”

    Kemudian Nia memeluk aku dgn eratnya. Lalu dia mendongakkan kepalanya ke arah aku, lalu aku cium bibirnya lembut dia pun membalasnya tapi lama-kelamaan ciuman itu berubah menjadi ciuman penuh nafsu. Kemudian Nia memegang kemaluan aku yg masih terbuka dan meremas-remasnya sehingga secara otomatis ‘adikku’ langsung berdiri dan mengeras. Kemudian Nia menaiki badan aku lal……u menjilati habis seluruh badan aku mulai dari mulut hingga ujung kaki.

    “Ach..” desahku sejalan dgn jilatan di badanku.
    Kemudian Nia mengulum kemaluanku terlihat jelas dari atas bagaimana kemaluanku keluar masuk mulutnya yg mungil itu.

    “Ah. sst.. enak Sayg terus sedot Sayg achh..” desahanku semakin mengeras.

    Lalu kuputar badanku sehingga posisi 69 dgn Nia diatas badanku lalu aku menjilati kemaluan Nia dan kuisep klitoris Nia.

    “Ahh.. enak Man terus Sayg, aku Sayg kamuh achh..” desah Nia meninggi.

    Kemudian Nia memutar badannya kembali dan dia memegang ‘adikku’ yg sudah siap tempur itu, dipaskannya ke liang kemaluan setelah pas perlahan-lahan diturunkannya pantat Nia. Sehingga perlahan-lahan masuklah kemaluan aku ke liang senggama Nia

    “Auw.. sst.. ohh.. geede banget sih punya kamuh yg” lirih Nia.
    “Punya kamuh juga sempit banget Yg, enak.. ah..” kataku.

    Perlahan-lahan aku tekan terus kemaluanku ke dalam kemaluannya yg sempit itu. Akhirnya setelah amblas semuanya Nia mulai mengerakan pinggulnya naik turun sehingga membuat kemaluan aku seperti disedot-sedot. Nia berada diatasku sekitar 15 menit sebelum akhirnya dia mengerang.

    “Ahh.. Sayg aku keluar Yg, ahh..” racaunya.

    Setelah itu badan dia melemas dan memeluk aku namun karena aku sendiri juga mengejar puncak ku maka langsung kubalik badannya tanpa melepas kemaluanku yg ada di dalam kemaluannya. Setelah aku berada diatasnya maka langsung kugenjot Nia dari atas terus menerus hampir kurang lebih 20 menit hingga akhirnya Nia mengalami orgasme yg ketiga kali dalam waktu yg singkat ini.

    “Ahh.. Sayg aku keluar lagi Sayg ahh..” Desah Nia.
    “Kamuh lama banget sih Sayg” desah Nia sambil terus menggoygkan pinggulnya memutar.
    “Ahh terus Sayg sstt enak Sayg terus..” racaunya.
    “Iya aku juga enak Sayg terus Sayg ahh.. enak Sayg mentok banget ah..” racauku tak kalah hebatnya.

    Akhirnya setelah aku menggenjot Nia selama kurang lebih 40 menit aku merasakan seperti ada yg mendesak ingin keluar dari bagian kemaluanku.

    “Sayg, aku mau keluar Sayg”
    “Mau di dalam atau diluar Sayg?” kataku.
    “Bentar Sayg aku juga mau keluar lagi nih ahh..” desah Nia.
    “Di dalem aja Sayg biar aku tambah puas” desah Nia lagi.
    “Ahh.. sst.. Sayg aku keluar Sayg ahh..” racauku
    “Barengan Sayg aku juga sampai ah.. ahh.. oh..” desah Nia.
    “Ahh.. Sayg aku keluar Sayg ahh.. sst.. ohh..” desahku.
    “Aahh” menyemprotlah spermaku sebanyak 9 kali.
    “Emmhh..” saat itu juga si Nia mengalami orgasme….”Makasih ya Sayg” kata Nia sambil mencium bibirku mesra.

    Setelah itu kita langsung membersihkan diri di kamar mandi dan didalam kamar mandi pun kita sempat ‘main’ lagi ketika kita saling membersihkan punya pasangan kita masing-masing tiba-tiba Nia jongkok dan mengulum punyaku kembali dan au dalam posisi berdidi mencoba menahan nikmatnya. Namun aku tak tahan menahan gejolak yg ada maka aku duduk di ws dan Nia duduk di atasku dgn posisi menghadapku dan dia memasukkan kembali kemaluannya kedalam kemaluannya.

    “Bless.. ahh.. sst.. enak Sayg ahh..” racaunya mulai menikmati permainan.

    Namun setelah 15 menit aku merasa bosan dgn posisi seperti itu maka aku suruh memutar badannya membelakangi aku dan aku angkat perlahan tanpa melepas kemaluanku dan aku suruh Nia menungging dgn berpegangan pada tepian bak mandi dan ketika dia menungging langsung aku genjot maju mundur sambil meremas-remas buah dadanya yg mengayun-ayun.

    “Ah.. Man aku mau keluar Man..” desahnya.
    “Man aah..”, terasa cairan orgasme Nia kembali membasahi kemaluanku.
    Karena kondisi Nia yan lemas maka aku memutuskan untuk melepaskan kemaluanku dan Nia melanjutkannya dgn mengulum kemaluanku hingga akhirnya..
    “Ni aku mau keluar Sayg.. ah..”, Sambil kutekan dalam-dalam kepalanya ke arah kemaluanku sehingga terlihat kemaluanku amblas semua ke mulutnya yg mungil itu.

    Dan ketika Nia menyedot kemaluanku maka.. “Ah.. Ni..” akhirnya aku semprotkan seluruh spermaku ke mulut Nia dan aku lihat Nia menelan semua spermaku tanpa ada yg tumpah dari mulutnya bahkan dia membersihkan kemaluanku dgn menjilati sisa-sisa seluruh sperma yg ada.

    Setelah itu kita saling membersihkan badan kita masing-masing dan kita kembali ke kamar dgn badan yg sama-sama telanjang bulat dan kita tiduran sambil berpelukan tanpa sehelai benang pun yg menutupi badan kita dan kita saling mencium dan meraba serta ngobrol-ngobrol sejenak.

    Tanpa terasa kita sudah berada di rumahku hampir selama 4 jam. Maka akhirnya kita mengenakan baju kita masing-masing dan setelah itu aku mengantarkan Nia pulang ke kostannya di daerah Blok M dan berjanji untuk saling menghubungi. Hingga saat ini diturunkan kita masih sering melakukan hubungan intim.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Dipakasa ML Dengan Teman Kuliahku

    Cerita Sex Dipakasa ML Dengan Teman Kuliahku


    691 views

    Perawanku – Cerita Sex Dipakasa ML Dengan Teman Kuliahku, Aku memang terlahir dari keluarga yg bisa dibilang cukup berada. Aku anak laki laki satu-satuya. Dan juga anak terakhir. Dua kakakku perempuan semuanya. Dan jarak umur antara kami cukup jauh juga. Antara lima dan enam tahun. Karena anak bungsu dan juga satu-satunya laki laki, jelas sekali kalo aku sangat dimanja. Apa saja yg aku inginkan, pasti dikabulkan. Seluruh kasih sayg tertumpah padaku.

    Dari kecil aku selalu dimanja, sampai besarpun aku terkadang masih suka minta dikeloni. Aku suka kalo tidur sembari memeluk Ibu, Mbak Lisa atau Mbak Indira. Namun aku tak suka kalo dikeloni Bapak. Entah kenapa, mungkin badan Bapak besar dan tangannya ditumbuhi rambut-rambut halus yg cukup lebat. Padahal Bapak paling sayg padaku. Karena apapun yg aku ingin minta, selalu saja diberikan. Aku memang tumbuh menjadi anak yg manja. Dan sikapku juga terus seperti anak balita, meski umurku sudah cukup dewasa.

    Pernah aku menangis semalaman dan mengurung diri di dalam kamar hanya karena Mbak Indira menikah. Aku tak rela Mbak Indira jadi milik orang lain. Aku benci dgn suaminya. Aku benci dgn semua orang yg bahagia melihat Mbak Indira diambil orang lain. Setengah mati Bapak dan Ibu membujuk serta menghiburku. Bahkan Mbak Indira menjanjikan macam-macam agar aku tak terus menangis. Memang tingkahku tak ubahnya seorang anak balita.

    Tangisanku baru berhenti setelah Bapak berjanji akan membelikanku motor. Padahal aku sudaH punya mobil. Namun memang sudah lama aku ingin dibelikan motor. Hanya saja Bapak belum bisa membelikannya. Kalo mengingat kejadian itu memang menggelikan sekali. Bahkan aku sampai tertawa sendiri. Habis lucu sih.., Soalnya waktu Mbak Indira menikah, umurku sudah 21 tahun.

    Hampir lupa, Saat ini aku masih kuliah. Dan kebetulan sekali aku kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta yg cukup keren. Di kampus, sebenarnya ada seorang perempuan yg perhatiannya padaku begitu besar sekali. Namun aku sama sekali tak tertarik padanya. Dan aku selalu menganggapnya sebagai kawan biasa saja. Padahal banyak kawan-kawanku, terutama yg laki laki bilang kalo perempuan itu menaruh hati padaku.

    Sebut saja namanya Lidya. Punya wajab cantik, kulit yg putih seperti kapas, badan yg ramping dan padat berisi serta dada yg membusung dgn ukuran cukup besar. Sebenarnya banyak laki laki yg menaruh hati dan mengharapkan cintanya. Namun Lidya malah menaruh hati padaku. Sedangkan aku sendiri sama sekali tak peduli, tetap menganggapnya hanya kawan biasa saja. Namun Lidya tampaknya juga tak peduli. Perhatiannya padaku malah semakin bertambah besar saja. Bahkan dia sering main ke rumahku, Bapak dan Ibu juga senang dan berharap Lidya bisa jadi kekasihku.

    Begitu juga dgn Mbak Lisa, sangat cocok sekali dgn Lidya Namun aku tetap tak tertarik padanya. Apalagi sampai jatuh cinta. Anehnya, hampir semua kawan mengatakan kalo aku sudah pacaran dgn Lidya, Padahal aku merasa tak pernah pacaran dgnnya. Hubunganku dgn Lidya memang akrab sekali, meskipun tak bisa dikatakan berpacaran.

    Seperti biasanya, setiap hari Sabtu sore aku selalu mengajak Bobby, anjing pudel kesayganku jalan-jalan mengelilingi Monas. Perlu diketahui, aku memperoleh anjing itu dan Mas Herlambang, suaminya Mbak Indira. Karena pemberiannya itu aku jadi menyukai Mas Herlambang. Padahal tadinya aku benci sekali, karena menganggap Mas Herlambang telah merebut Mbak Indira dan sisiku. Aku memang mudah sekali disogok. Apalagi oleh sesuatu yg aku sukai. Karena sikap dan tingkah laku sehari-hariku masih, dan aku belum bisa bersikap atau berpikir secara dewasa.

    Tanpa diduga sama sekali, aku bertemu dgn Lidya. Namun dia tak sendiri. Lidya bersama Mamanya yg umurnya mungkin sebaya dgn Ibuku. Aku tak canggung lagi, karena memang sudah saling mengenal. Dan aku selalu memanggilnya Tante Amanda.

    “Bagus sekali anjingnya..”, piji Tante Amanda.
    “Iya, Tante. diberi sama Mas Herlambang”, sahutku bangga.
    “Siapa namanya?” tanya Tante Amanda lagi.
    “Bobby”, sahutku tetap dgn nada bangga.

    Tante Amanda meminjamnya sebentar untuk berjalan-jalan. Karena terus-menerus memuji dan membuatku bangga, dgn hati dipenuhi kebanggaan aku meminjaminya. Sementara Tante Amanda pergi membawa Bobby, aku dan Lidya duduk di bangku taman dekat patung Pangeran Diponegoro yg menunggang kuda dgn gagah. Tak banyak yg kami obrolkan, karena Tante Amanda sudah kembali lagi dan memberikan Bobby padaku sembari terus-menerus memuji. Membuat dadaku jadi berbunga dan padat seperti mau meledak. Aku memang paling suka kalo dipuji.

    Oh, ya.., Nanti malam kamu datang..”, ujar Tante Amanda sebelum pergi.

    “Ke rumah..?”, tanyaku memastikan.
    “Iya.”
    “Memangnya ada apa?” tanyaku lagi.
    “Lidya ulang tahun. Namun nggak mau dirayakan. Katanya cuma mau merayakannya sama kamu”, kata Tante Amanda Iangsung memberitahu.
    “Kok Lidya nggak bilang sih..?”, aku mendengus sembari menatap Lidya yg jadi memerah wajahnya. Lidya hanya diam saja.
    “Jangan lupa jam tujuh malam, ya..” kata Tante Amanda mengingatkan.
    “Iya, Tante”, sahutku.

    Dan memang tepat jam tujuh malam aku datang ke rumah Lidya. Suasananya sepi-sepi saja. Tak terlihat ada pesta. Namun aku disambut Lidya yg memakai baju seperti mau pergi ke pesta saja. Tante Amanda dan Oom Joko juga berpakaian seperti mau pesta. Namun tak terlihat ada seorangpun tamu di rumah ini kecuali aku sendiri. Dan memang benar, ternyata Lidya berulang tahun malam ini. Dan hanya kami berempat saja yg merayakannya.

    Perlu diketahui kalo Lidya adalah anak tunggal di dalam keluarga ini. Namun Lidya tak manja dan bisa mandiri. Acara ulang tahunnya biasa-biasa saja. Tak ada yg istimewa. Selesai makan malam, Lidya membawaku ke balkon rumahnya yg menghadap langsung ke halaman belakang.

    Entah disengaja atau tak, Lidya membiarkan sebelah pahanya tersingkap. Namun aku tak peduli dgn paha yg indah padat dan putih terbuka cukup lebar itu. Bahkan aku tetap tak peduli meskipun Lidya menggeser duduknya hingga hampir merapat dgnku. Keharuman yg tersebar dari badannya tak membuatku bergeming.

    Lidya mengambil tanganku dan menggenggamnya. Bahkan dia meremas-remas jari tanganku. Namun aku diam saja, malah menatap wajahnya yg cantik dan begitu dekat sekali dgn wajahku. Begitu dekatnya sehingga aku bisa merasakan kehangatan hembusan napasnya menerpa kulit wajahku. Namun tetap saja aku tak merasakan sesuatu.

    Dan tiba-tiba saja Lidya mencium bibirku. Sesaat aku tersentak kaget, tak menygka kalo Lidya akan seberani itu. Aku menatapnya dgn tajam. Namun Lidya malah membalasnya dgn sinar mata yg saat itu sangat sulit ku artikan.

    “Kenapa kau menciumku..?” tanyaku polos.
    “Aku mencintaimu”, sahut Lidya agak ditekan nada suaranya.
    “Cinta..?” aku mendesis tak mengerti.

    Entah kenapa Lidya tersenyum. Dia menarik tanganku dan menaruh di atas pahanya yg tersingkap Cukup lebar. Meskipun malam itu Lidya mengenakan rok yg panjang, namun belahannya hampir sampai ke pinggul. Sehingga pahanya jadi terbuka cukup lebar. Aku merasakan betapa halusnya kulit paha perempuan ini. Namun sama sekali aku tak merasakan apa-apa.

    Dan sikapku tetap dingin meskipun Lidya sudah melingkarkan tangannya ke leherku. Semakin dekat saja jarak wajah kami. Bahkan badanku dgn badan Lidya sudah hampir tak ada jarak lagi. Kembali Lidya mencium bibirku. Kali ini bukan hanya mengecup, namun dia melumat dan mengulumnya dgn penuhl gairah. Sedangkan aku tetap diam, tak memberikan reaksi apa-apa. Lidya melepaskan pagutannya dan menatapku, Seakan tak percaya kalo aku sama sekali tak bisa apa-apa.

    “Kenapa diam saja..?” tanya Lidya merasa kecewa atau menyesal karena telah mencintai laki-laki sepertiku.

    Namun tak.., Lidya tak menampakkan kekecewaan atau penyesalan Justru dia mengembangkan senyuman yg begitu indah dan manis sekali. Dia masih melingkarkan tangannya ke leherku. Bahkan dia menekan dadanya yg membusung padat ke dadaku.

    Terasa padat dan kenyal dadanya. Seperti ada denyutan yg hangat. Namun aku tak tahu dan sama sekali tak merasakan apa-apa meskipun Lidya menekan dadanya cukup kuat ke dadaku. Seakan Lidya berusaha untuk membangkitkan gairah kejantananku. Namun sama Sekali aku tak bisa apa-apa. Bahkan dia menekan dadanya yg membusung padat ke dadaku.

    “Memangnya aku harus bagaimana?” aku malah balik bertanya.
    “Ohh..”, Lidya mengeluh panjang.

    Dia seakan baru benar-benar menyadari kalo aku bukan hanya tak pernah pacaran, namun masih sangat polos sekali. Lidya kembali mencium dan melumat bibirku. Namun sebelumnya dia memberitahu kalo aku harus membalasnya dgn cara-cara yg tak pantas untuk disebutkan. Aku coba untuk menuruti keinginannya tanpa ada perasaan apa-apa.

    “Ke kamarku, yuk..”, bisik Lidya mengajak.
    “Mau apa ke kamar?”, tanyaku tak mengerti.
    “Sudah jangan banyak tanya. Ayo..”, ajak Lidya setengah memaksa.
    “Namun apa nanti Mama dan Papa kamu tak marah, Lin?”, tanyaku masih tetap tak mengerti keinginannya.

    Lidya tak menyahuti, malah berdiri dan menarik tanganku. Memang aku seperti anak kecil, menurut saja dibawa ke dalam kamar perempuan ini. Bahkan aku tak protes ketika Lidya mengunci pintu kamar dan melepaskan bajuku. Bukan hanya itu saja, dia juga melepaskan celanaku hingga yg tersisa tinggal sepotong celana dalam saja Sedikitpun aku tak merasa malu, karena sudah biasa aku hanya memakai celana dalam saja kalo di rumah.

    Lidya memandangi badanku dan kepala sampai ke kaki. Dia tersenyum-senyum. Namun aku tak tahu apa arti semuanya itu. Lalu dia menuntun dan membawanya ke pembaringan. Lidya mulai menciumi wajah dan leherku. Terasa begitu hangat sekali hembusan napasnya.

    “Lidya..”

    Aku tersentak ketika Lidya melucuti pakaiannya sendiri, hingga hanya pakaian dalam saja yg tersisa melekat di badannya. Kedua bola mataku sampai membeliak lebar. Untuk pertama kalinya, aku melihat sosok badan sempurna seorang perempuan dalam keadaan tanpa busana. Entah kenapa, tiba-tiba saja dadaku berdebar menggemuruh Dan ada suatu perasaan aneh yg tiba-tiba saja menyelinap di dalam hatiku.

    Sesuatu yg sama sekali aku tak tahu apa namanya, Bahkan seumur hidup, belum pernah merasakannya. Debaran di dalam dadaku semakin keras dan menggemuruh saat Lidya memeluk dan menciumi wajah serta leherku. Kehangatan badannya begitu terasa sekali. Dan aku menurut saja saat dimintanya berbaring. Lidya ikut berbaring di sampingku. Jari-jari tangannya menjalar menjelajahi sekujur badanku. Dan dia tak berhenti menciumi bibir, wajah, leher serta dadaku yg bidang dan sedikit berbulu.

    Tergesa-gesa Lidya melepaskan penutup terakhir yg melekat di badannya. sehingga tak ada selembar benangpun yg masih melekat di sana. Saat itu pandangan mataku jadi nanar dan berkunang-kunang. Bahkan kepalaku terasa pening dan berdenyut menatap badan yg polos dan indah itu. Begitu rapat sekali badannya ke badanku, sehingga aku bisa merasakan kehangatan dan kehalusan kulitnya. Namun aku masih tetap diam, tak tahu apa yg harus kulakukan. Lidya mengambil tanganku dan menaruh di dadanya yg membusung padat dan kenyal.

    Dia membisikkan sesuatu, namun aku tak mengerti dgn permintaannya. Sabar sekali dia menuntun jari-jari tanganku untuk meremas dan memainkan bagian atas dadanya yg berwarna coklat kemerahan. Tiba-tiba saja Lidya. menjambak rambutku, dan membenamkan Wajahku ke dadanya. Tentu saja aku jadi gelagapan karena tak bisa bernapas. Aku ingin mengangkatnya, namun Lidya malah menekan dan terus membenamkan wajahku ke tengah dadanya. Saat itu aku merasakan sebelah tangan Lidya menjalar ke bagian bawah perutku.

    “Okh..?!”.

    Aku tersentak kaget setengah mati, ketika tiba-tiba merasakan jari-jari tangan Limda menyusup masuk ke balik celana dalamku yg tipis, dan..

    “Lidya, apa yg kau lakukan..?” tanyaku tak mengerti, sembari mengangkat wajahku dari dadanya.

    Lidya tak menjawab. Dia malah tersenyum. Sementara perasaan hatiku semakin tak menentu. Dan aku merasakan kalo bagian badanku yg vital menjadi tegang, keras dan berdenyut serasa hendak meledak. Sedangkan Lidya malah menggenggam dan meremas-remas, membuatku mendesis dan merintih dgn berbagai macam perasaan berkecamuk menjadi satu. Namun aku hanya diam saja, tak tahu apa yg harus kulakukan. Lidya kembali menghujani wajah, leher dan dadaku yg sedikit berbulu dgn ciuman-ciumannya yg hangat dan penuh gairah membara.

    Memang Lidya begitu aktif sekali, berusaha membangkitkan gairahku dgn berbagai macam cara. Berulang kali dia menuntun tanganku ke dadanya yg kini sudan polos.

    “Ayo dong, jangan diam saja..”, bisik Lidya disela-sela tarikan napasnya yg memburu.
    “Aku.., Apa yg harus kulakukan?” tanyaku tak mengerti.
    “Cium dan peluk aku..”, bisik Lidya.

    Aku berusaha untuk menuruti semua keinginannya. Namun nampaknya Lidya masih belum puas. Dan dia semakin aktif merangsang gairahku. Sementara bagian bawah badanku semakin menegang serta berdenyut.

    Entah berapa kali dia membisikkan kata di telingaku dgn suara tertahan akibat hembusan napasnya yg memburu seperti lokomotif tua. Namun aku sama sekali tak mengerti dgn apa yg d ibisikkannya. Waktu itu aku benar-benar bodoh dan tak tahu apa-apa. Meski sudah berusaha melakukan apa saja yaang dimintanya.

    Sementara itu Lidya sudah menjepit pinggangku dgn sepasang pahanya yg putih mulus. Lidya berada tepat di atas badanku, sehingga aku bisa melihat seluruh lekuk badannya dgn jelas sekali.

    Entah kenapa tiba-tiba sekujur badanku menggelelar ketika penisku tiba-tiba menyentuh sesuatu yg lembab, hangat, dan agak basah. Namun tiba-tiba saja Lidya memekik, dan menatap bagian penisku. Seakan-akan dia tak percaya dgn apa yg ada di depan matanya. Sedangkan aku sama sekali tak mengerti. PadahaI waktu itu Lidya sudah dipengaruhi gejolak membara dgn badan polos tanpa sehelai benangpun menempel di badannya.

    “Kau..”, desis Lidya terputus suaranya.
    “Ada apa, Lin?” tanyaku polos.

    “Ohh..”, Lidya mengeluhh panjang sembari menggelimpangkan badannya ke samping. Bahkan dia langsung turun dari pembaringan, dan menyambar pakaiannya yg berserakan di lantai. Sembari memandangiku yg masih terbaring dalam keaadaan polos, Lidya mengenakan lagi pakaiannya. Waktu itu aku melihat ada kekecewaan tersirat di dalam sorot matanya. Namun aku tak tahu apa yg membuatnya kecewa.

    “Ada apa, Lin?”, tanyaku tak mengerti perubahan sikapnya yg begitu tiba-tiba.
    “Tak.., tak ada apa-apa, sahut Lidya sembari merapihkan pakaiannya.

    Aku bangkit dan duduk di sisi pembaringan. Memandangi Lidya yg sudah rapi berpakaian. Aku memang tak mengerti dgn kekecewannya. Lidya memang pantas kecewa, karena alat kejantananku mendadak saja layu. Padahal tadi Lidya sudah hampir membawaku mendaki ke puncak kenikmatan.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Nikmatnya Ngentot Ayam Kampus Yang Montok

    Cerita Sex Nikmatnya Ngentot Ayam Kampus Yang Montok


    691 views

    Perawanku – Cerita Sex Nikmatnya Ngentot Ayam Kampus Yang Montok, Saya mahasiswa di Yogya tingkat nyaris akhir. Saya ingin bercerita mengenai pengalamanku ngesex di satu kost-kostan mahasiswa. Kost-kostan itu untuk campur, untuk cowok serta cewek. Satu bulan pertama sich normal-normal saja bagiku yang dari luar pulau, tapi sekian hari sesudah bln. ke-2 kost-kostan itu ketahuan belangnya (atau asiknya, bergantung dari tempat mana memandangnya).

    Narasi Sex Paling baru 2018 Hari itu saya sekali lagi ingin pergi kuliah siang saat kulihat dari seberang kamar Nina, si cewek dengan payudara sebesar buah melon yang umumnya pupuk, muncul dari kamarnya ke kamar mandi tidak gunakan apa pun terkecuali sandal jepit. Handuk saja hanya ditenteng sama tangan kirinya, tengah tangan kanannya menenteng perlengkapan mandinya. Kulitnya yang sawo masak makin membuatnya terlihat seksi. Bodinya yang agak pendek makin memperlihatkan bongkahan pantatnya wuuihh!!

    Saya yang masih tetap normal jelas saja terangsang. Saya segera terkena komplikasi mata-jantung-kemaluan. Mata melotot lihat bodinya Nina, jantung segera berdegup kencang, penis segera menegang. Sesudah masuk ke kamar mandi Nina sedikit tutup pintu untuk menggantungkan handuk serta pandangan matanya berjumpa dengan pelototan mataku. Ia tidak tampak kaget, jadi tersenyum menggoda serta sedikit meremas payudaranya sendiri. Ia nyatanya, serta untungnya bagiku, tidak tutup pintu kamar mandi serta mulai mengguyur tubuh semoknya dengan beberapa enjoy saja seolah saya yang melihat dia mandi yaitu hal yang normal.

    Sebagian waktu sesudah mengguyur badannya untuk bersihkan sabun di tubuhnya ia melihat ke belakang serta cengengesan lihat saya bengong saja dimuka pintu kamarku. Kuliah segera terlupakan demikian dia memakai jemari telunjuk kanannya untuk mengajakku ke kamar mandi. Segera saja saya melemparkan diktat kuliahku ke kamar serta melepas semua bajuku, termasuk juga CD-ku, hingga batang kemaluanku yang telah menegang dari barusan segera seperti terlepas dari kungkungannya. Lantas saya jalan dengan agak perlahan ke kamar mandi dengan itu. Nina nyatanya memunggungiku, tidak paham sekali lagi apa. Waktu saya masuk ke kamar mandi ia hanya melihat sedikit serta tersenyum.

    “Eh Rico belum juga sempat mandi bareng cewek ya? ”
    “Belum, terlebih seseksi anda, ” jawabku sembari kagum pada pantat serta pinggulnya yang menggairahkan terlebih dalam kondisi basah demikian.
    Sembari tetaplah memunggungiku ia mencapai ke-2 tanganku serta menggiring keduanya ke payudaranya yang “bujuk buset” itu. Saya lantas meremas puting payudaranya sembari sedikit mengusap-usap dengan pergerakan melingkar yang lembut.

    Bibirnya yang tidak tipis itu keluarkan desahan yang menerbangkan birahiku. “Aaahh.. eemmhh.. eemmhh.. ” Waktu ia sedikit melihat ke samping, segera saja kulumat bibir sensualnya itu. Desahannya sedikit tertahan tapi bercampur dengan desahanku sendiri. Lantas tangan kiriku mulai mencari klitorisnya serta mulai mengerjai klitorisnya dengan lembut. Desahannya makin menggema didalam mulutku serta dipantulkan oleh dinding kamar mandi.

    Saya mulai kepingin penetrasi ke vaginanya. Jadi saya mulai membalik badannya agar menghadap ke arahku. Tapi ia menampik sembari melepas pagutanku. Sembari sedikit mendesah ia katakan, “Sodomi yuk.. ingin.. ” Oke deh, fikirku sembari mendorong punggungnya agar ia menunduk. Serta ia menuruti hasratku. Ia menunduk serta segera saja pantatnya saya masuki batang kemaluanku yang telah tegang tidak keruan. Penisku masuk ke lubang pantatnya dengan perlahan-lahan. Mendadak ia memekik keras sekali,
    “Aaarrgghh..!! ”
    “Kenapa Nin? ” tanyaku kaget, batang kemaluanku terjepit ketat sekali hingga merasa sangat nikmat.
    “Nikmat.. sekalii.. uuhh.. aargghh.. ”
    Lagi Nina memekik keras saat saya mulai mendorong pinggulku maju mundur. Nina menyempitkan lubang pantatnya seperti bila sekali lagi menahan kentut.

    Sensasi yang di terima batang kemaluanku rasa-rasanya mengagumkan sekali. saya juga mulai mendesah-desah keenakan. Saya memegangi pinggul seksinya serta kadang-kadang menampar pantatnya yang montok sekali. Lantas kutempelkan dadaku ke punggungnya serta mulai meremas-remas payudara melonnya yang menggantung berat dengan gemas. Tentu beberapa rekanku tidak yakin bila saya berhasil menyetubuhi Nina, the most wanted girl in campus to seks with! “Uuuhh.. aahh.. ” desahku ditimpali pekikannya Nina. This girl is really hot!

    Mendadak saya terasa ada cairan hangat mulai menyebar ke ujung kepala batang kemaluanku. Tanpa ada pernah kutahan, air maniku keluar beberapa didalam pantatnya Nina, sedang beberapa meloncat keluar mendarat di punggungnya Nina. Semprotan ke-2 Nina pernah berputar-putar secara cepat serta terima air maniku di pipi kirinya. Semprotan ke-4 mendarat ke semua berwajah. Kemudian ia mulai menjilati semua mani di berwajah serta mengusap-usap pantatnya untuk memperoleh maniku yang berada di punggung serta pantatnya kemudian ditelannya hingga habis.

    Saya terasa agak lemas tapi senang. Serta parahnya saya kepingin sekali lagi. (Pasti donk!). Serta Nina tahu itu. Dia katakan,
    “Dilanjutin saja di kamar. ”
    “Kamarku atau kamarmu? ”
    “Kamarku saja. Kamarmu berantakan sich! ”

    Saya nyengir malu. Lantas mendadak saya mencapai badannya serta kugendong dia ke kamarnya. Air yang menetes dari badannya makin membuatnya terlihat menggairahkan karna memantulkan cahaya matahari. Sesampainya di kamarnya saya rebahkan di kasurnya serta saya mulai menjilati semuanya air yang melekat di badannya. Dia mulai mendesah-desah sekali lagi waktu kujilati putingnya yang telah keras sekali lagi. Ia lantas dengan mendadak mencapai kepalaku serta menekannya keras hingga saya tenggelam dalam-dalam ke payudaranya. Saya mulai menggerigiti putingnya serta lagi (jadinya terus menerus), Nina memperdengarkan pekikan enaknya.

    Lantas sesudah terasa senang mencicipi payudaranya, saya mulai mengarahkan batang kemaluanku kedalam vaginanya. Dia memekik kaget waktu penetrasi serta segera kugenjot habis-habisan. Jepitan dinding vaginanya betul-betul yahud deh! Saya mengerang-erang sangat nikmat serta Nina menjerit-jerit keenakan. Lantas saya melumat bibir sensualnya serta dia membalas dengan bergairah. Dada kami bergesekan serta sensasi yang diakibatkan betul-betul aduhai. Lantas selang sebagian menit lalu saya keluar sekali lagi tanpa ada pernah kutahan.

    “Niinn.. eemmhh.. keeluuaar.. dii.. daaleemm.. nniihh.. ” kata-kataku terputus-putus oleh erang nikmat serta sensasi orgasme.
    “Nnggakk.. ayah.. kooqq.. ” rupanya dia juga alami sensasi yang sama.
    Lantas saya ambruk di sebelahnya untuk istirahat. Nina juga capek nampaknya.
    “Rico.. ”
    “Ya? ”
    “Welcome to the club! ” tuturnya membuatku heran.
    “What club? ”
    “The Orgy Club! Gini lho disini, di kost-kostan ini, seks is totally free. Sama cewek manapun di kost ini, anda bisa main seenakmu. Serta bila ceweknya tidak ingin, anda bisa perkosa dia.

    Disini ceweknya yaitu budak sex. Saya, Wiwik, Rieka, Sabrina yang indo bule itu yaitu budak-budak sex cowok disini. Alex, Leo, Anton, Joko, Mario, Indra, bahkan juga Mas Deddy yang miliki kos, lantas Pak Kasimun satpam sini, serta saat ini anda memiliki hak merkosa kita berempat. Tapi kami juga bisa minta main bila kepingin. Serta tiap-tiap weekend kita ada orgy di tempat tinggalnya Mas Deddy. Istrinya, Mbak Eva, juga anggota club lho. Pokoknya totally free deh! ”

    Saya agak kaget serta pusing mendengarnya.
    “Semua orang? ” tanyaku.
    “Pokoknya prasyaratnya yaitu anda orang kost disini. Benernya anda di ajak Indra kost kesini karna dia denger anda miliki kekuatan main begitu dasyat. Dia denger dari mantanmu. Eh sori lho bila nyinggung perasaanmu mengenai mantanmu. ”
    Saya kaget. Nyatanya Indra miliki maksud beda mengajakku kost disini. Buat melupakan Sarah yang selingkuh serta memperkenalkan dunia seks yang lebih bebas. Wahn thank’s Ndra!
    “Jadi saya memiliki hak main dengan kalian cewek berempat meskipun kalian tidak ingin? ”
    “Iya! ” jawab Nina dengan tersenyum.
    “Emm.. weekend itu entar besok. Saya diundang nih? ”
    “Like i Juicet said to you, anda yaitu anggota club ini saat ini. Jadi anda memiliki hak kesana. ”
    “Jadi itu argumen kalian setiap weekend keluar berbarengan selalu? ”
    “Iya, ” terdengar jawaban dari arah pintu.

    Kami melihat ke arah pintu yang lupa kututup. Nyatanya si Wiwik, yang bodinya paling seimbang dari mereka. Kubilang dengan dada montok, meskipun tidak semontok Nina. Dia berdiri dimuka pintu dengan telanjang bulat. Pinggangnya yang mengundang selera serta kulitnya yang seperti pualam memantulkan cahaya geramari. Rupanya ia gunakan baby oil sebelumnya kesini.

    “Eh Wiwik, darimana kamu paham.kamu mengerti saya setelah main sama Rico? ”
    “Teriakan khasmu bila sekali lagi ngentot serta kalian sekalipun tidak tutup pintu kamar mandi serta kamar tidur. Juga dari TV. ”
    “TV? ”
    “Iya setiap kamar ada hidden cameranya, termasuk juga kamar mandi serta kamar tidur. Kami semua paham bila anda setiap ingin tidur senantiasa masturbasi serta beberapa cowok ngiri simak ukuran batang kemaluanmu, ” jawab Nina geli.
    “Kalau yang cewek? ” tanyaku jahil, kepalang tanggung.
    “Kita senantiasa kepengen dientoti sama penis besar seperti punyamu, meskipun tidak panjang. Nina telah duluan tuch! ”
    “Ooo serta anda kepengen? ”
    “Iya sich! ” jawab Wiwiek sembari berwajah memerah menahan nafsunya.
    “Tapi staminaku setelah. ”
    “Nih Irex! ” kata Nina ketawa.

    Segera saja kusambar Irex itu serta kuminum dengan semangat. Selang sebagian menit lalu saya mulai terasa fit sekali lagi serta ready for fight. Wiwik yang disamping itu mengusap-usap puting serta klitorisnya sendiri dan mendesah-desah. Telah mulai terangsang rupanya. Saya lantas berdiri serta mendekatinya. Kudorong ia ke dinding serta mulai kujilati bibirnya yang tidak tebal itu. Tapi dia menampik serta segera jongkok. Tanpa ada basa-basi dia mencaplok batang kemaluanku. Sesudah mengusap-usap batang penisku yang didalam mulutnya dengan lidahnya, dia mulai mengocok-ngocokku dengan memaju-mundurkan kepalanya. Terkadang lidahnya menyusuri sisi bawah batang kemaluanku serta mengemut buah zakarku. “Aahh.. yaahh.. teruss.. selalu.. Wik.. ” saya mendesah-desah, tidak kuat menahan birahi. Serta kesibukan itu berjalan agak lama.

    Lantas saya tidak sabar serta menarik bodinya Wiwik serta merebahkannya di lantai. Lantas kuangkat ke-2 kakinya yang panjang serta indah ke bahuku serta mulai kugenjot habis-habisan, tak ada lembut-lembutnya. Nyatanya lain dengan Nina, Wiwik cuma mendesah-desah. “Emmhh.. uuhh.. aahh.. ” Sesudah sebagian menit pada akhirnya saya keluar juga. “Croott.. croot.. ” semprotan silih bertukar masuk kedalam liang vaginanya. “Aaahh.. ” desahku. “aahh.. ” desahnya juga. ”Aaahh.. ” ada desah beda. Nyatanya Nina masturbasi hingga orgasme. Waktu itu Rieka lewat depan kamarnya Nina. Dia berhenti sesaat lantas akan melanjutkan langkahnya ke kamarnya. Kepalang tanggung saya segera melepas diri dari Wiwik serta kuterjang Rieka.

    Rieka yaitu cewek yang miliki bodi agak pendek, tapi lebih tinggi dari Nina sedikit. Payudaranya tidak seberapa besar, semakin besar sedikit dari punyanya Wiwik, tapi seringkali gunakan BH yang agak kekecilan, hingga terlihat begitu menantang. Bila mengambil langkah payudaranya seringkali bergetar naik-turun menghidupkan birahi. Rieka yg tidak siap terima terjanganku kaget serta semuanya buku yang didekapnya terjatuh. Dia menjerit kaget hingga menaikkan nafsuku. Kuseret dia ke kamarku yang di seberang kamarnya Nina, lantas kudorong dia ke dinding kamar. Nafasnya naik-turun buat payudaranya juga naik-turun menantang untuk di nikmati.

    “Ngapain anda, saya tidak ingin dientot sama anda! ” serunya judes.
    Dia mendekap payudaranya dengan ke-2 tangannya.
    “Aturan The Orgy Club : Tiap-tiap cewek jadi budak sex. Bila tidak ingin bisa diperkosa. Benar Nin? ” tanyaku ke Nina tanpa ada melihat.
    “Yoi man! Rape her as the way you like it! ” Nina memberiku semangat.
    “Haah.. anda sudah mengetahui? ”
    “Iya. Now enjoy my cock, wether you like it or not! ”
    “Ahh.. ” belum juga pernah Rieka menjawab, tanganku telah mencapai kaus ketatnya serta merobeknya hingga terlihatlah daging payudaranya yang berwarna putih susu.

    Lantas kusingkirkan tangannya serta kurenggut BH-nya hingga robek jadi dua. Rieka terlihat cemas.
    “Kenapa cemas, anda kan anggota Orgy Club. Budak sex donk?! ” kataku menggodanya.
    “Ehh.. saya.. ” belum juga pernah kalimatnya usai kulumat bibir sensualnya.

    Dia berupaya melepas bibirku dari bibirnya serta menghindari tanganku dari bodinya. Gagal karna saya lebih kuat. Kudesak dia ke dinding sembari selalu menciumi bibir serta mulutnya. Dia memberontak serta dengan mendadak dia berhasil cocok dari cengkeramanku. Dia lari keluar kamarku, tapi berhasil kukejar dia serta kudesak sekali lagi ke tiang dinding. Kesempatan ini kujangkau roknya serta kurobek segera bersama CD-nya. Saat itu juga kuangkat kaki kirinya serta batang kemaluanku segera kuarahkan masuk ke vaginanya. Awal mula agak seret tapi lama-lama enak juga.

    Kugenjot dengan agak cepat. Dia teriak-teriak, “Enggakk.. mmaauu.. ” atau suatu hal sesuai sama itu deh! tidak terang soalnya. Serta saya cuek saja beibeh! Surga dunia pantang disia-siakan. Terlebih dia ikhlas diperkosa. Sesudah sebagian genjotan, Rieka teriakannya dari “Enggakk.. mmaauu.. ” beralih jadi “Doonn’t.. ssttoopp.. uugghh.. ffeellss.. goodd! ” Kuperhatikan roman berwajah yang manis itu jadi makin menggairahkan bila sekali lagi horny demikian.

    Sesudah sebagian menit saya terasa akan keluar. Tanpa ada early warning ataupun pertanyaan ingin dikeluarin di mana, kusemburkan saja semuanya sisa sperma yang ada kedalam rahim Rieka. ”Aaahh.. ” Rieka nyatanya juga orgasme.

    Desahannya berbarengan dengan desahanku. Air mani bersama spermaku berleleran di selama pahanya yang panjang serta indah. Kemudian dia dengan gontai pergi ke kamarku untuk ambil baju serta BH-nya yang robek. Lantas dia menggeletakkan diri di kasurku. Saya susul dengan juga langkah gontai.

    Nyatanya dia tidur, ngorok sekali lagi meskipun tidak keras. Pada akhirnya saya merebahkan diri di sebelahnya. 4 kali senggama dalam dua jam, wuuihh! It’s my first time dude! jadi bisa dong istirahat saat ini. Saya lantas memeluk dia serta tanganku meremas payudaranya yang aduhai itu.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Kenikmatan Sex Yang Luar Biasa Dengan CewekKu

    Cerita Sex Kenikmatan Sex Yang Luar Biasa Dengan CewekKu


    691 views

    Perawanku – Cerita Sex Kenikmatan Sex Yang Luar Biasa Dengan CewekKu, Pergaulan dikota yang membuatku menjadi liar hingga sampai-sampai aku bisa mengenal yang namanya berhubungan Sex. Berawal dari teman-temanku yang cerita tentang betapa nikmatnya melakukan hubungan Sex dengan seorang wanita, nikmatnya mencium memek perawan, nikmatnya penis dikulum sampai ngecrot, dan lain-lain masih banyak lagi teman-temanku bercerita kepadaku.

    Namun selama ini aku hanya bisa melihat video porno saja dan melampiaskannya saja dikamar sambil mengocok penisku sendiri. Hingga akhirnya aku bisa merasakan benar apa yang dikatakan teman-temanku, kalau ngentot seorang gadis perawan itu sangat nikmat sekali.

    Sebut saja bi minah, pembantu yang sudah tua dan sudah lama bekerja sebagai pembantu dirumahku. Bahkan bapak dan ibuku sudah menganggapnya seperti keluarga sendiri. Suatu ketika bi minah minta ijin kepada bapak dan ibuku untuk untuk pulang kedesanya, karena adiknya yang didesa sedang sakit dan bi minah harus merawatnya, jadi dia harus pulang. Namun bi minah tidak pulang begitu saja, sebelum bi minah pulang, bi minah menyuruh anak perempuannya untuk datang kerumahku untuk menggantikan pekerjaannya selagi bi minah pulang.Agen Domino 99 Terpercaya

    Anak bi minah ini masih sangat muda sekali, umurnya masih belasan tahun. Sebut saja namanya aryani, panggilannya yani. Meskipun dia berasal dari desa, namun dia memiliki kulitan seperti orang kota yang perawatan. Dia memiliki kulit putih bersih, serta badannya langsing bagus, aku dapat melihatnya kemolekan tubuh aryani dibalik baju desa yang dipakainya.

    Setelah seminggu aryani tinggal dirumahku, aku semakin akrab dengannya karena pada saat itu aku sedang liburan sekolah, makanya aku sering dirumah, toh juga ada pemandangan yang enak dirumah. Kalau pekerjaan aryani sudah selesai semua kami sering ngobrol banyak ngalor ngidul kayak sudah kenal lama.

    Hingga akhirnya suatu pagi bapak dan ibuku bilang kepadaku untuk jaga rumah karena bapak dan ibuku ingin pergi ketempat saudara dan pulangnya larut malam. Bapak dan ibuku juga berpesan kepada aryani untuk melayani semua yang aku inginkan karena kebiasaanku pada ibunya aryani juga begitu, aryani pun mengangguk ketika mendengar pesan dari ibuku. Aku pun sangat senang sekali, karena dengan aryani melayaniku aku akan bisa menggodanya dengan bebas, dan aku akan berusaha membuktikan apa benar yang dikatakan teman-temanku tentang nikmatnya berhubungan Sex.

    Setelah ibuku pergi, aku langsung memanggil aryani.
    “Yani, sini temenin aku ngobrol sambil aku makan, ” kataku ketika melihat Aryani melintas. “Kamu sekolah kelas berapa Yan ?

    “SMP kelas 3, mas. Tapi tidak tahu tahun depan apa bisa melanjutkan ke SMA, ” katanya polos.
    “Di kampung sudah punya pacar apa belum ? Atau apa malah sudah dilamar ? ” tanyaku lagi.
    “Belum mas, sungguh !” jawab Aryani. “Kalau mas sendiri, pasti sudah punya pacar ya ?”
    “Gadis kota mana mau sama aku, Ya ? ” kataku mulai mengeluarkan rayuan gombal. “Lagipula aku sukanya gadis yang masih polos seperti kamu. “
    “Ah mas, bisa saja, ” katanya malu-malu, “Aku kan cuma anak seorang pembantu. “

    “Yan, aku sudah selesai makan. Nanti setelah beres-beres kamu temenin aku ke ruang atas ya. Soalnya aku kesepian, bapak dan ibu baru pulang malam hari, ” kataku sambil bergegas naik ke lantai atas sambil mikir gimana ya bisa ngadalin si Aryani.

    Kutunggu-tunggu Aryani tidak naik-naik ke lantai atas. Akhirnya dia datang juga, rupanya habis mandi, karena tercium wangi sabun luks. Segera kusuruh ia duduk menemaniku nonton VCD. Sengaja kuputar film pinjeman temanku yang biasanya kuputar kalau bapak/ ibu tidak di rumah. Kupilih yang tidak terlalu vulgar, supaya Aryani jangan sampai kaget melihatnya. Adegan yang ada paling cuma percintaan sampai di ranjang tanpa memperlihatkan dengan detail.

    Rupanya adegan-adegan itu membuat Aryani terpengaruh juga, duduknya jadi tidak bisa diam. “Mas. sudah ya nontonnya, aku mau ke bawah, ” katanya.

    “Tunggu dulu, Yan, aku mau ngomong, ” kataku yang telah dapat ide untuk menjeratnya, “Kamu takut tidak bisa melanjutkan sekolah apa karena biaya ? Kalau cuma itu, soal sepele, aku akan membantumu, asal …”

    “Asal apa mas, ” katanya bersemangat.

    “Asal kamu mau membantu aku juga, ” kataku sambil pindah ke dekatnya. Segera kuraih tangannya, kupeluk dan kucium bibirnya. Aryani sangat kaget dan segera berontak sambil menangis.

    “Yani, kamu pikir aku akan memperkosamu ? ” kataku lembut. “Aku cuma mau supaya kamu bersedia menjadi pacarku. “

    Ia membelalak tidak percaya. Sebelum ia sempat mngucapkan apa-apa kuserbu lagi, tapi kali dengan lebih lembut kukecup keningnya, lalu bibirnya. Kugigit telinganya, dan kuciumi lehernya. Aryani terengah-engah terbawa kenikmatan yang belum pernah dialami sebelumnya. Ingin rasanya segera kurebahkan dan kutiduri, tapi akal sehatku mengatakan jangan terburu-buru. Menikmati kopi panas harus ditiup-tiup dulu sebelum direguk. Kalau langsung bisa lidah terbakar dan akhirnya malah tidak dapat apa-apa.

    Perlahan-lahan dari menciumi lehernya aku turun ke bagian atas dadanya, dan kubuka kancing dasternya dari belakang tanpa setahunya. Tetapi ketika akan kuturnkan dasternya ia tersadar dan mau protes. Segera kubuka baju kaos t-shirt ku sambil mengatakan udara sangat panas. Ia tersipu melihat dadaku yang bidang, hasil rajin fitness.

    “Yan kamu curang sudah lihat dadaku, sekarang biar impas aku juga mau lihat kamu punya dong. “

    “Ah jangan mas, malu, ” katanya sambil memegang erat bagian depan dasternya.

    “Bajunya doang yang dibuka, Yan. kalau malu behanya nggak usah, ” kataku sambil menyerbunya lagi dengan ciuman. Yani tergagap dan kurang siap dengan serbuanku sehingga aku berhasil membuka dasternya. Segera kuciumi bagian seputar payudaranya yang masih tertutup beha berwarna hitam.

    “Aduh mas, mhm, enak sekali, ” katanya sambil menggelinjang. Tanganku pun bergerilya membuka pengait behanya.

    Tetapi ketika kulepaskan ciumanku karena hendak membuka behanya ia kembali tersadar dan protes.
    “lho mas janjinya behanya tidak dibuka”

    Tanpa menjawab segera kuserbu payudaranya yang tidak besar tetapi sangat indah bentuknya, dengan puting yang kecil berwarna coklat muda. Kukulum payudara kanannya sambil kuemut-emut. Ia tidak dapat berkata-kata tetapi menjerit-jerit keenakan. Terdengar alunan suara erangan yang indah, ” mph, ehm, ahhh, ‘ dari bibirnya yang mungil. Jemariku segera mulai menjelajah selangkangannya yang masih tertutup celana dalam yang juga berwarna hitam. Rupanya hebat sekali rangsangan demi rangsangan yang Ayryani terima sehingga mulai keluar cairan dari Memeknya yang membasahi celana dalamnya.

    “Oh mas, oh mas, eemmmph, enak sekali, ” lenguhnya. Tanpa disadarinya jariku sudah menyelinap ke balik celana dalamnya dan mulai menari-nari di celah kewanitaannya. Jariku berhasil menyentuh klitorisnya dan terus kuputar-putar, membuatnya badannya gemetaran merasakan kenikmatan yang amat sangat. Sengaja tidak kucolok, karena itu bukan bagian jariku tetapi adik kecilku nanti.

    “Ahhh !” jerit Aryani, dibarengi tubuhnya yang mengejang. Rupanya ia sudah mencapai klimaksnya. Tak lama tubuhnya melemas, setelah mengalami kenikmatan pertama kali dalam hidupnya. Ia terbaring di sofa dengan setengah telanjang, hanya sebuah celana dalam yang menutupi tubuhnya.

    Segera aku berdiri dan melepaskan celana panjang serta celana dalamku, pikirku ia masih lemas, pasti tidak akan banyak protes.

    “Lho mas, kok mas telanjang. Jangan mas, jangan sampai terlalu jauh, ” katanya sambil berusaha untuk duduk. “

    “Yan, kamu itu curang sekali. Kamu sudah merasakan kenikmatan, aku belum. kamu sudah melihat seluruh tubuhku, aku cuma bagian atas saja, ” kataku sambil secepat kilat menarik celana dalamnya.

    “Mas, jangan ! ” protesnya sambil mau memertahankan celana dalamnya, tetapi ternyata kalah tangkas dengan kecepatan tanganku yang berhasil melolosi celana dalamnya dari kedua kakinya. Terlihatlah pemandangan indah yang baru pertama kali kulihat langsung. Memeknya masih terkatup, dan baru ditumbuhi sedikit bulu-bulu jarang. Adik kecilku langsung membesar dan mengeras. cerita pembantu.

    Segera kuciumi bibirnya kembali dan kulumat payudaranya. Aryani kembali terangsang. Lalu sambil kuciumi lehernya Kunaiki tubuhnya. Kubuka kedua kakinya dengan kedua kakiku, “mas, jangan, oh !” katanya. Tetapi tanpa memperdulikan protesnya kulumat bibirnya agar tidak dapat bersuara. Perlahan-lahan torpedoku mulai mencari sasarannya. Ah, ternyata susah sekali memasukkan burung peliaraanku ke sangkarnya yang baru. Bolak-balik meleset dari sasarannya. Aku tidak tahu pasti di mana letaknya sang lubang kenikmatan.

    “Mas, jangan, aku masih perawan, ” protes Aryani ketika berhasil melepaskan bibirnya dari ciumanku.

    “Jangan takut sayang, aku cuma gesek-gesek di luar saja, ” kataku ngegombal sambil memegang torpedo dan mengarahkannya ke celah yang sangat sempit.

    Ketika tepat di depan gua kewanitaannya, kutempelkan dan kusegesk-gesek sambil juga kuputar-putar di dinding luar Memeknya. “Mas, mas, mphm, oh, uenak sekali, ” katanya penuh kenikmatan. Kurasakan cairan pelumasnya mulai keluar kembali dan membasahi helmku.

    Lalu mulai kepala helmku sedikit demi sedikit kumasukkan ke dalam Memeknya dengan menyodoknya perlahan-lahan, “Aw mas, sakit ! Tadi katanya tidak akan dimasukkan, ” protes Aryani, ketika kepala helmku mulai agak masuk. “Nggak kok, ini masih di luar. Udah nggak usah protes, nikmatin aja, Yan !” kataku setengah berbohong sambil terus bekerja.

    Sempit sekali lubangnya si Yani, sehingga susah bagiku untuk memasukkan torpoedoku seluruhnya. Wah kalau begini terus, jangan-jangan si otong sudah muntah duluan di luar, pikirku. Sambil sedikit demi sedikit memaju-mundurkan torpedoku, kugigiti telinganya dengan gigitan kecil-kecil. Tiba-tiba kugigit telinganya agak keras, Yani terpekik, “Aw !” Saat itu dengan sekuat tenagaku kusodok torpedoku yang berhasil tenggelam semuanya di Memeknya Aryani.

    Gerakan pantatku semakin menggila memaju-mundurkan torpedoku di dalam Memek Aryani. Tetapi tidak kutarik sampai kelaut, takut susah lagi memasukkannya. Rupanya rasa sakit yang dialami Aryani tergantikan dengan rasa nikmat. Yang keluar dari bibir mungilnya hanyalah suara ah, uh, ah, uh setiap kali ku maju mundurkan torpedoku, menandakan ia sangat menikmati pengalaman baru ini.

    Torpedoku semakin menegang. Keringat bercucuran dari tubuhku, Akupun mengalami kenikmatan yang selama ini hanya kuimpikan. Sekitar selangkanganku terasa ngilu. Rupanya aku sudah mendekati klimaks. Gerakan pantatku semakin cepat, terasa jepitan Memek perawan desa ini semakin kencang juga. Empuk sekali rasanya setiap kali torpedoku terbenam di dalamnya.

    Terasa hampir meledak torpedoku, siap memuntahkan lahar panasnya ke dalam surga kenikmatan Aryani. Dengan sekut tenaga kubenamkan torpedoku sedalam-dalamnya dan croooot, croooot, crooot ! Air maniku muncrat ke dalam rahim Aryani, Terdengar lenguhan panjang dari bibir mungil Aryani. Rupanya kami mencapai orgasme bersamaan. Tubuhkupun jatuh terbaring di atas tubuhnya penuh dengan kenikmatan. Kami berdua terbaring tak berdaya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,