Author: perawanku

  • Skandal Sex Menikmati Tubuh Mulus Dokter Shinta – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Skandal Sex Menikmati Tubuh Mulus Dokter Shinta – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1231 views

    Perawanku – Shinta adalah seorang dokter muda yang baru saja menamatkan pendidikan dokternya pada sebuah universitas ternama di Sumatera. Sebagaimana dokter baru ia harus menjalani masa ptt pada sebuah desa di daerah itu. Orang tua dan tunangannya keberatan jika Shinta melaksanakan ptt di daerah itu, selain jauh dari kotanya dan daerah itu masih terbelakang dan terisolir. Orang tua Shinta sangat keberatan dan ia mengupayakan agar Shinta ditempatkan pada daerah yang dekat dan tidak terisolir itu. Upaya orang tuanya ini gagal karena telah menjadi keputusan instansi pusat dan tidak dapat di batalkan.

    Kekuatiran orang tua dan tunangannya amat beralasan, karena Shinta adalah masih muda dan belum mengetahui seluk beluk masyarakat desa itu, ditambah kerasnya kehidupan di desa yang terkenal dengan kebiasaan masyarakatnya yang primitif itu. Selain itu Shinta akan menikah dengan Rudi tunangannya beberapa bulan lagi. Memang Shinta dan Rudi telah lama pacaran dan kedua orang tua mereka merestui hubungan mereka.

    Shinta adalah seorang gadis yang masih berumur 24 tahun merupakan mahasiswa kedokteran yang memiliki kemampuan yang dapat dibanggakan, sehingga tidak heran ia dalam waktu yang singkat telah menamatkan kuliahnya.

    Selain itu ia berparas cantik, memiliki sosok yang membuat lawan jenisnya ingin mendapatkannya, namun hatinya telah jatuh kepada Rudi yang merupakan pria yang gigih mendapatkannya, hingga ia mau di pertunangkan dengan nya.Rudi adalah seorang pria yang telah memiliki kehidupan yang mapan pada sebuah BUMN di kota itu, selain itu ia anak dari sahabat ayah Shinta.

    Selama mereka pacaran hanya diisi dengan makan malam dan kadang nonton. Mereka berdua tidak pernah melakukan hal yang bertentanggan dengan adat dan agama, sebab masing-masing menyadari suatu saat akan mendapatkannya juga nantinya.

    Setelah melalui perjalanan yang melelahkan Shinta dengan diantar ayahnya dan Rudi didesa itu. Perjalanan dari kotanya memakan waktu selama 1 mhari perjalanan ditambah jalan yang amat rusak dan setapak. Didesa itu Shinta di sambut oleh perangkat desa itu dan kepala dusun. Dengan sedikit acara, barulah Shinta resmi bertugas. Lalu ayahnya dan Rudi pulang ke kota besoknya setelah mewanti-wanti Shinta untuk berhati-hati.

    Hari pertama ia bertugas Shinta dibantu oleh kader kesehatan yang bertugas penunjuk jalan. Shinta menempati salah satu rumah milik kepala dusun yang bernama pak Tanba. Pak Tanba amat disegani dan ia termasuk orang kaya didesa itu.

    Umurnya sekitar 67 tahun dan memiliki 3 orang istri. Pak inipun sering meminjamkan sepeda motornya kepada Shinta untuk tugas-tugasnya, kadang-kadang ia sendiri yang memboncengkan Shinta saat Shinta ingin ke desa sebelah. Bagi Shinta keberadaan Pak Tanba ini amat membantunya di saat ia hampir putus asa melihat lingkungan desa yang hanya terdiri dari hutan dan jalan yang hanya bisa ditempuh dengan sepeda motor.

    Karena sering diantar kedesa desa lainnya, seringkali tanpa disadari oleh Shinta telah membuat paka Tanba menaruh rasa ingin memiliki dari diri paka Taba, apalagi jika dalam berboncengan seringkali dada Shinta yang montok itu bersentuhan dengan punggung paka Tanba. Sebagai laki-laki normal iapun merasakan ingin yang lebih jauh lagi. Shinta merasa ia tak bisa bertugas jika tanpa dibantu pak Tanba.

    Suatu hari saat pulang dari desa tetangga, mereka kehujanan dan hari saat itu hujan turun dengan derasnya.Lalu dengan buru-buru pak Tanba mempercepat kendaraannya , secara otomatis Shinta memegang pinggang pak Taba dengan erat dan dalam suasana itu pak Tanba dapat merasakan kehangatan dan sentuhan dada Shinta dengan nyata.

    Lalu mereka sampai di kediaman Shinta yang merupakan juga rumah milik pak Tanba. Sesampai didalam rumah, Shinta masuk kekamar dan mengganti pakaiannya dengan kimono handuk, sedang pak tanba ia pinjami handuk untuk ganti pakainan yang basah itu.

    Saat Shinta berganti pakaian tadi pak Tanba mengintipnya dari celah pintu kamar itu. Jakunnya naik turun karena melihat kehalusan dan kemulusan kulit tubuh Shinta seluruhnya. Dengan langkah pasti ia duduk di ruang tengah rumah itu karena diluar hari hujan.

    “Wah, hujannya deras sekali pak.” kata Shinta,
    “Bagaimana jika nginap disini saja pak.”
    “Ooooo.. terima kasih bu. Kalau hujan reda saya akan pulang…” terang pak Tanba.
    “Baiklah pak…” jawab Shinta.
    Lalu Shinta kedapur dan membuatkan kopi untuk pak Tanba.
    “Pak, ini kopinya ..”.
    “Wah kopi… bisa begadang saya malam ini buk.”
    “O.. ya.. pak .. apa perlu saya ganti dengan teh hanagat?” jawab Shinta.
    “Ohh… nggak usah buk.. ini juga nggak apa.” timpal pak Taba, sambil memandang kearah Shinta.

    Hingga saat itu hujan belum reda dan paka Tanba terpaksa nginap di rumah itu. Shinta terus menemani paka Tanba ngobrol tentang pekerjaan hingga rencana ia akan menikah. Pak Tanba mendengarnya dengan penuh perhatian dan sesekali mencuri pandang dada Shinta.

    Shinta tak enak hati jika ia meninggalkan pak Tanba sendirian malam itu karena pak Taba telah banyak membantunya. Sedang matanya mulai ngantuk. Sedang hiburan di rumah itu tidak ada karena tidak adanya jaringan televisi. Melihat Shinta yang mulai ngantuk itu lalu pak Tanba menyuruh Shinta tidur duluan.

    Bu, tidur aja dulu biar saya diluar sini.”

    Wah saya nggak enak ni pak masa pak Tanba saya tinggal.” Shinta memaksakan dirinya untuk terus ngobrol hingga jam menunjukan pukul 9 00 wib yang kalau didesa itu telah larut ditambah hujan deras.

    Dari tadi pak tanba terus memperhatikan Shinta karena suasana malam itu membuatnya ingin mengambil kesempatan terhadap Shinta dengan tidak menampakkan keinginannya.

    Padahal saat itu tanpa di sadari Shinta pak Tanba telah duduk disamping Shinta.

    Bu… Shinta.., dingin ya buk..” kata pak Tanba.
    Ya pak…,sahut Shinta.. dengan pasti pak Tanba, meraih tangan
    Shinta…
    Ini buk, saya pegang tangan ibu ya.., biar dinginnya hilang….” bisik Pak Tanba.

    Shintapun membiarkan pak Tanba meraih tangannya, memang ada hawa hangat yang ia rasakan. Lalu pak Tanba melingkarkan tangannya di bahu Shinta dan mengelus balik telinga Shinta, padahal itulah daerah sensitif Shinta. Kepala Shinta lalu rebah di bahu pak Tanba dan seperti sepasang kekasih pak Tanba terus meransang daerah peka di tengkuk dan bahu Shinta.

    Shintapun meresapi usapan dan elusan lembut laki-laki yang seusia dengan ayahnya itu, matanya hanya merem melek. Mungkin karena suasana dan cuaca yang dingin membuat Shinta membiarkan tindakan Tanba itu. Pak Tanba lalu berdiri, dan menarik tangan Shinta hingga berdiri. Shinta menurut, lalu ia tuntun kekamar yang dan menyilahkan Shinta berbaring.

    Bu, tampaknya ibu capai.” kata pak Taba.
    Ya pak..” kata Shinta.

    Pak Tanba keluar kamar dan mengunci pintu rumah itu dan memeriksa jendela, lalu ia masuk kekamar Shinta kembali sambil menguncinya dari dalam. Ia sudah tidak sabar ingin menggauli Shinta yang telah menjadi obsesinya selama ini malam itu.

    Pak Tanba berjalan kearah Shinta, yang saat itu duduk ditepian ranjang.
    Pak.. koq di kunci? tanya Shinta.
    Biasalah bu, jika malam hujan begini kan biar hawa dingin nggak masuk… timpal pak Taba.
    Bagaimana bu apa masih Dingin?” tanyanya.
    Iya pak…” angguk Shinta.

    Baiklah buk bagaimana jika saya pijitin kepala ibu itu biar segar.” kata pak Tanba
    Silahkan pak… jawab Shinta.

    Lalu Shinta duduk membelakangi pak Tanba dan pak Tanbapun naik ke ranjang itu dengan memijit kepala dan tengkuk Shinta. Padahal yang dilakukannya adalah meransang Shinta kembali untuk bisa mengusainya. Sebagai laki-laki berpengalaman tidaklah susah bagi Pak Taba untuk menaklukkan Shinta, yang ia tahu belum begitu tau tentang dunia sex dan laki-laki.

    Dengan gerakan lembut dan pasti usapan tangannya mulai dari tengkuk hingga balik telinga Shinta.

    Shinta … menutup matanya menikmati setiap gerakan tangan pak Tanba. Dari dekat pak Tanba dapat merasakan dan menikmati kehalusan kulit Shinta. Beberapa saat lamanya pijitan Tanba itu telah turun ke punggung dan diluar kesadaran Shinta kimononya telah turun dari bahunya dan yang tinggal hanya Bh yang menutup payudaranya. Bh itupun dengan kelincahan tangan pak Tanba jatuh dan sempat dilihat pak taba bernomor 34b. Masih dari belakang gerakan tangan pak taba lalu meremas payudara Shinta. Shinta sadar dan menahan gerakan tangan Pak Tanba..

    Sudah pak…, jangan lagi pak… sambil memakai kimononya kembali sedang bhnya telah terjatuh.

    Pak tanba kaget dan ia memandang mata Shinta, ada nafsu tertahan, namun ia harus mulai memasang strategi agar Shinta, kembali bisa ia kuasai.

    Maaf bu.., kalau tadi saya lancang. kata pak Tanba.
    Shinta diam saja. Sedang saat itu pak Tanba hanya selangkah lagi bisa mengusai Shinta. Lalu pak Taba berjalan keluar dan ia tinggalkan Shinta. Kemudian ia balik lagi kekamar itu, dan duduk disamping Shinta, pakaian Shinta saat itu acak-acakan.

    Bu…, apa ibu marah” tanaynya.
    Tidak pak tapi sayalah yang salah. Padahal selama saya pacaran dan tunangan belum pernah seperti ini. terang Shinta.
    Pak Tanba manggut-manggut mendengar perkataan Shinta.

    Cuaca malam itu tetap hujan deras dan dingin udara terus menusuk tulang, pak Tanba mengerti jika Shinta khawatir sebab ia masih perawan, namun tekadnya sudah bulat bahwa malam itu Shinta harus bisa ia gauli.

    Dalam kebiusan sikap Shinta saat itu, pak Tanba kembali meraih tangan Shinta dan menciumnya, Shinta diam membisu, lalu pak tanba memeluk Shinta dan tidak ada penolakan dari Shinta, Rupanya Shinta saat tadi telah bangkit birahinya namun karena ingat akan statusnya maka ia menolak pak Tanba. Dijari Shinta memang melingkar cincin tunangan dan pak Tanba tidak memperdulikannya.

    Dengan kelihaiannya, kembali Shinta larut dalam pelukan dan alunan nafsu yang di pancarkan laki-laki desa itu. Sekali sentak maka terbukalah kimono Shinta, hingga terbuka seluruh kulit tubuhnya yang mulus itu, tanpa bisa ditolak Shinta.Dengan penuh nafsu pak Tanba memilin dan membelai dada putih itu hingga memerah dan dengan mulutnya ia gigit putingnya. Keringat telah membasahi tubuh Shinta dan membuatnya pasrah kepada pak Tanba.

    Sebelah tangan Tanba turun dan merongoh cd Shinta dan memasuki lobang itu yang telah basah. Lalu ia buka dan tubuh Shinta ia baringkan. Ia amat bernafsu sekali melihat belahan vagina Shinta yang tertutup oleh sedikit bulu halus.

    Pak Tanbapun lalu membuka baju dan cdnya, hingga mereka sama-sama bugil diatas ranjang itu. Penis Tanba amat panjang dan besar. Shinta saat itu tidak tahu apa-apa lagi.

    Pak Tanbapun lalu membuka kedua kaki Shinta dan mengarahkan penisnya kebelahan vagina Shinta.

    Beberapa kali meleset, hingga dengan hati-hati ia angkat kedua kaki Shinta yang panjang itu kebahunya, dan barulah ia bisa memasukan kepala penisnya.

    Aduhhhhhh pak.. aughhhhghhhhh… ghhh… sakit pak…” jerit Shinta. Pak Tanba lalu menarik penisnya kembali. Lalu dengan mulutnya ia beri air ludah ke pinggiran lobang vagina itu biar lancar. Kemudian ia ulangi memasukan penisnya. Dengan hati2 ia dorong masuk dan kepala penis masuk…
    Auuuuuggggkkkk jerit Shinta.
    Sebentar bu…” kata Pak Tanba.
    Nanti juga hilang sakitnya buk…” terangnya lagi.

    Sekali hentak maka seluruh penisnya masuk dan ia maju mundurkan. Padahal saat itu Shinta merasa dilolosi tulangnya. ia gigit bibir bawahnya menahan rasa nyilu dan sakit saat penetrasi tadi.Pak Tanba telah berhasil merobek selaput dara Shinta, hingga kelihatan tetesan darah di paha mulus Shinta saat itu dan membasahi sprey yang kusut.

    Tangan pak Tanbapun terus memilin payudara Shinta dan kembali menahan pinggul Shinta. Lebih kurang 20 menit ia maju mundurkan penisnya kedalam vagina Shinta sedang Shinta telah 2 kali orgasme, barulah ia muntahkan spermanya didalam rahim Shinta.

    lalu ia tetap diam diatas tubuh Shinta. Terlihat ketika itu, tubuh putih mulus Shinta berada dibawah tubuh pak Tanba yang masih membelai dada dan menjilat bibir dan lidah Shinta. Kedua tubuh manusia itu penuh keringat. Di sudut mata Shinta ada air mata karena keperawanannya telah hilang bukan karena tunangannya tapi oleh laki-laki tua itu.

    Ia tidak punya pilihan lain karena telah terlanjur di setubuhi Pak tanba. Hingga menjelang pagi pak Tanba kembali mengulang permainan sex itu dengan Shinta, hingga Shinta merasakan kenikmatan dan mengetahui rahasia dalam permaianan dewasa. Rudi tidak ia inagt lagi dan saat itu ia terbelenggu oleh gairah dan nafsu yang di berikan pak tanba.Sejak saat itu, hub kedua insan yang berbeda umur sangat jauh itu terus berlangsung di rumah itu , kadang-kadang di gubuk milik pak Tanba di tengah hutan daerah itu. Shinta merasa heran karena laki-laki seumur pak Tanba masih memiliki stamina yang prima dalam berhubungan. Tidak heran jika pak Tanba memiliki 3 orang istri dan memiliki 3 orang anak yang telah dewasa.

    Tanbapun bermaksud untuk menjadikan Shinta istrinya yang ke 4 karena ia amat bangga bisa memerawani seorang Dokter dari kota dan cantik. Untuk itulah ia terus berusaha menyetubuhi Shinta hingga bisa hamil oleh bibitnya. Shintapun sulit melepaskan diri dari pak Tanba. Ia sedang berpikir untuk membatalkan pertunangan dengan Rudi, karena bagaimanapun ia sudah tidak perawan lagi.

    Demikian cerita dewasa kali ini, semoga dapat menghibur anda, pengalaman bercinta dengan wanita karir emang memiliki kesan sendiri, ada fantasi lain yang di dapatkan, begitu juga dengan ngentot bu dokter, ngentot suster, ngentot PNS dan cerita bercinta dengan wanita yang memiliki pekerjaan kantoran, memang menarik.

  • Skandal Sex Perselingkuhan Istri – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Skandal Sex Perselingkuhan Istri – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1482 views

    Perawanku – Jarak umurku pun terpaut paling jauh. Dia jejaka tua dulu menikahi aku dia berumur 38 tahun. Suamiku mempunyai nama Mas Seno, dia sedang di Kalimantan dan aku di Jawa. Aku dulu pernah bermukim di Kalimantan namun tidak kerasan karen jauh dari kota. Aku jenuh dan melulu bertahan 6 bulan di Kalimantan. Suamiku menyadari alasanku tidak mau bermukim disana.

    Setiap bulan Mas Seno menyempatkan masa-masa untuk kembali melepas rindu. Mas Seno sosok lelaki yang bertanggungjawab dan perhatian dengan keluarga. Setiap tanggal muda dia tidak jarang kali mentransfer duit untuk keperluan aku dan anakku. Tidak tidak banyak uang yang Mas Seno kirim, satu bulan dia memberi aku 25 juta. Aku bisa melakukan pembelian barang apa saja yang aku inginkan.

    Perawatan tidak jarang kali menjadi nomor satu, untuk mengawal penampilan sebab aku masih muda. Haru stetap cantik dan segar. Walaupun tubuhku yang sexy ini jarang dijamah suamiku. Mas Seno bahagia banget hidup denganku, aku dapat memberikan kepuasan seks untuknya. Namun Mas Seno tenaganya telah tidak sekuat dulu, gampang loyo dan capek.

    Paling sekali aja udah merasa puas, walaupun sebetulnya aku tidak menikmati kepuasan dari Mas Seno | BandarQ Online |. Rasanya hambar bersangkutan seks dengan Mas Seno, tapi inginkan bagaimana lagi ini telah kewajibanku. Apalagi Cuma satu bulan sekali pulangnya, bagiku kepuasan seksku paling berkurang. Hiburanku melulu bermain dengan teman-teman ngemall dan pergi kemana aja.

    Setiap jalan dengan rekan rasanya ngiri semua kisah tentang suaminya, sementara suamiku jauh disana. Kadang temanku sering mengolok-olok aku , namun yasudahlah itu melulu gurauan sesaat. Pada waktu tersebut Mas Seno tidak dapat pulang sekitar 3 bulan sebab disana sedang menunggui tumbuhan sawitnya. Selama 3 bulan tersebut berasa 3 tahun, melulu meteri yang aku dapat.

    Batinku tertekan sebab selalu jauh keperluan akan seks aku tidak terlampiaskan. Aku suntuk masing-masing hari aku pergi dengan temanku. Temanku mempunyai nama Hendra, dia dulu rekan sekolah aku. Dia masih bujang belum menikah, anda masih tidak jarang WA atau BBM-an. Dan melulu dia yang tidak jarang kali punya masa-masa kosong guna aku. Mungkin kegiatannya melulu berkuliah dan nokrong, namanya anak muda.

    Dia menjadi rekan curhat aku, dia tau seluruh keluh kesah aku. Kadang bila bertemu dengan Hendra aku menyuruh anakku agar tidak memunculkan fitnah. Anakku pun sangat terbiasa dengan Hendra. Paling aku ke kafe atau ke timezone andai putriku ikut denganku. Setiap kali bertemu aku selalu mengisahkan rumah tangga aku dengan Mas Seno.

    Saat tersebut Hendra selalu menyerahkan nasehat supaya aku tidak jarang kali sabar. Memang tidak baik andai berumah tangga namun tidak bermukim serumah. Mau bagaimana lagi aku tidak dapat hidup di Kalimantan. Waktu tersebut Hendra mengajakku pergi nonton, aku bergegas pergi guna meghilangkan penat. Kita nonton film romantic, berasa masih jaman pacaran saja.

    Hendra memang tipical cowok yang romantic tapi sampai saat ini dia masih asyik jomblo. Setelah film usai aku dan Hendra kembali ke rumah. Besok Hendra mengajakku pergi ke puncak dengan anakku. Ya nggak papa sih asal sama anak aku inginkan aja. Sesampainya di lokasi tinggal aku bersiap-siap packing guna besok.

    Keesokan harinya aku telah bersiap guna pergi berlibur ke puncak. Aku telah ijin dengan Mas Senp, namun aku sengaja menutupi andai aku pergi dengan Hendra. Sebenarnya nggak terdapat apa-apa Cuma aku fobia mas Seno berprasangka buruk terhadap ku. Aku, putriku dan Bik Sumi berangkat mengarah ke rumah Hendra. Tampak Hendra sudah menantikan di depan lokasi tinggal dengan membawa tas ransel.

    Penampilan anak muda kece banget aku pun nggak inginkan kalah dong,
    “ayo Hen anda pergi..”
    “Iya Karin tunggu sebentar kameraku tertinggal..”

    Setelah seluruh sudah siap aku dan Hendra mengarah ke puncak, perjalan selama 3 jam dari rumah. Sepanjang perjalanan putriku diam tidak menangis tampaknya dia paling happy. Dia dan Bik Sumi tertidur pulas sebab jalan macet total,mungkin sebab hari libur. Sesampainya di villa tepat jam 1 siang, Hendra memesan kamar 1,

    “loh Hen kok Cuma pesan kamar satu sih..?”
    “kan satu Villa terdapat dua kamar di dalamnya Rin, daripada sewa tidak sedikit kamar kan sayang buang uang..”
    “ Oh gitu yah, yaudah, hhe… ”

    Setelah kunci diserahkan kita berempat mengarah ke kamar. Memang benar apa kata Hendra masuk ke kamar terdapat ruang tamu bed 2. Dan di dalam terdapat ruangan 1 lagi guna Hendra tidur. Aku, putriku dan Bik Sumi istirahat di dua bed depan. Ya okelah, anda siap berlibur 2 hari disini. Udara yang paling dingin menciptakan putriku hanya membisu di kamar ditemani Bik Sumi.

    Aku dan Hendra pergi untuk merasakan pemandangan dan ke kebun teh. Hendra bertingkah laksana suamiku jadi terkenang mas Seno. Jalan ke kebun teh paling jauh keringat mengalir turun membasahi pipiku. Tiba-tiba Hendra mengelus keringatku. Aku terdiam dan memandangi Hendra. Dalam hati berbicara perhatian banget sama aku, pake mengelus keringat dan menggandeng tanganku saat berjalan.

    Aku terbawa keadaan dan merasakan udara yang paling dingin ini. Aku dan Hendra berdiri di warung pinggiran disitu jual minuman hangat serta jagung bakar yang khas. Aku berhenti di warung tersebut istirahat sejenak,

    “kamu telah ijin sama suami anda kan Rin..?”tanya Hendra.
    “sudah..dia mengijinkan kok..”
    “yasudah berarti aman tidak bakal timbul masalah, lama banget Mas Seno nggak pulang Rin..”

    “iya Hen lama banget, kangen sih tapi inginkan gimana lagi. Pengen banget nyusul namun aku kurang sesuai disana, aku mesti bersabar menantikan suamiku kembali dan aku mesti menyangga rasa……..”

    “rasa apa Rin..”
    “enggak kok..Hen biasa suami istri pun butuh bersangkutan layaknya pasangan..”
    “walaupun aku belum menikah aku tahu kok Rin apa yang anda maksud..”

    Dengan tidak banyak malu aku menatap wajah Hendra. Aku curhat tentang pribadiku, dia menyadarinya. Dia membelai rambutku sambil menyerahkan pengertian. Rasanya nyaman banget sedang di samping Hendra. Pas lagi curhat Hendra mendekap ku dengan tiba-tiba, aku paling terkejut. Aku berfikiran mungkin melulu pelukan seorang kawan saja.

    Waktu semakin sore, aku mesti kembali ke villa. Sampai di kamar putriku telah tertidur pulas. Aku mencuci badan mandi supaya terlihat fresh. Dengan mengenakan baju santai laksana rok pendek dan aku bersolek. Setelah mandi aku dan Hendra duduk di ruang Tv anda bercanda. Dia hingga menggelitik aku sampai aku tertawa keras.

    Aku telah mengantuk , aku pergi ke lokasi tidurku. Hendra masih menyaksikan tv, tengah malam Hendra mendekati lokasi tidurku. Ntah malam itu, dia istirahat disampingku unik selimutku. Aku sungguh paling terkejut. Padahal disamping aku terdapat Bik Sumi, aku takut andai mereka terbangun menyaksikan aku istirahat dengan Hendra,

    “Hen, apaan sih kok istirahat disini..”
    “aku pengen merasakan malamku bersamamu Rin,..”
    “jangan Hen aku telah berkeluarga aku nggak barangkali menghianati Mas Seno..”
    “sudahlah tidak boleh menolak aku tahu anda rindu usapan laki-laki kan?”
    Hendra langsung menghirup kening aku lantas bibir aku dia kecup. Padahal samping bed aku terdapat putri dan pembantuku. Rasanya nggak tenang banget,
    “pindah di kamar aku yuk Rin..”

    Tanpa berfikir panjang Hendra menggendong aku mengarah ke kamarnya. Ntah apa yang akan dilaksanakan Hendra aku paling terbawa suasana. Seperti biasa dia berkelakar aku tidak jarang kali digodanya. Layaknya suami istri yang sedang bergurau di ranjang. Kembali mendekap aku dengan erat, aku yang menggunakan lingeri tanpa bra seakan payudaraku menempel di dada Hendra.

    Gairah nafsuku hadir dengan tiba-tiba, Hendra menghirup bibirku dengan paling . Lingeriku tersingkap terlihat pahaku yang mulus. Sangat nafsu ciuman Hendra, aku terbawa dan menjawab ciuman itu. Hendra membuka lingeriku aku melulu mengikuti saja. Payudaraku menggantung kencang Hendra terlihat semakin bersemangat.

    Tangannya siap menerkam payudaraku ini, aku ditidurkan. Tangan Hendra meremas payudaraku, dia berjuang membangkitkan gairah seksku. Mulut menghirup dan mengulum putting susuku. Tangan kanan memainkan jemarinya memutar putting dan meremas-remas,

    “aku horny banget Hen…”
    “tenang aja Rin aku akan puasin anda malam ini..”
    Terus menciptakan ku semakin horny, kedua payudara dia mainkan paling lama. Enak banget permainan Hendra malam ini. Hendra mencungkil payudaraku, dia melepas celananya. Tampak dari dalam celana dalam penis Hendra tegak berdiri,

    “buka sekalian dong Hen…”
    Hendra menuruti perintahku, dan wowww penis yang paling besar berbulu lebat. Hendra membuka celana dalamku, kakiku dia buka lebar. Selakanganku dia jilat sampai tubuhku menggeliat sebab nikmat. Tangannya pulang bermain dimemekku yang besar yang rimbun bakal bulu-bulunya,

    “memekmu menggemaskan..” ucap Hendra
    Pemandangan yang sangat estetis menantang Hendra guna segera memainkannya. Tangannya membuka lipatan-lipatan memekku. Dibuka lebar dan dia berjuang mencari lubang memekku itu. Dia mengairi memekku dengan mengecup ujung luar lubang itu. terus dia kecup sampai aku basah, terbit cairan. Namun Hendra semakin energik cairan itu tidak dipedulikan meleleh ,

    “ahhhh..ahhh…Hend ciumi lagi Hen..kecup lagi lubang memekku” kata-kata tersebut keluar dari mulutku.
    Sangat lama dia memainkan aku, sampai aku tak kuasa. Hendra pulang ketas menghirup bibirku, dadanya bergesekan dengan payudaraku sementara penis bergesekan dengan memekku. Nafsu birahi tersebut terus memuncak. Hingga saatnya Hendra mengupayakan memasukkan Penisnya,
    “akkkhhhh…akkkhhh…masuk lagi terus ke dalam Hen terus….”

    Setengah batang penis masuk , “ohhhhh…ooohhh… lagi Hen terus dorong penismu masuklagi.. “ahhhhhhhhhhhh…..sudah masuk Hen mari Hen mainkan di dalam”

    Hendra mengocok kemaluannya di dalam, maju mundur gerakannya. Keringatku mengalir turun membasahi tubuhku. Hendra menyaksikan payudaraku tampak montok, dia tak kuasa melihatnya. Sambil memainkan penisnya, mulut Hendra mengecup putting susuku yang berwarna kecoklatan,

    “ouughhh nikmat ougghhhh…..” hendra terus menggoyangkan gerakan-gerakan nikmat.
    Aku memeluknya erat dan tak kuasa aku menerbitkan cairan lagi,
    “Hen aku terbit nih..lagi Hen bikin basah lagi..” aku tidak jarang kali meminta lebih Hendra pun tidak jarang kali merespon permintaanku. Aku telah pasrah dan sangat merasakan goyangan penis Hendra di dalam lubang kenimatanku,

    “aku telah nggak tahan keluarin kini ya Rin..”
    “croooottt..crrrrooottt…crroooottt…”

    Hendra menyemprotkan cairan tepat di luar pas didepan lubang memekku. Nikmat banget rasanya udah lama tubuhku ini tak disentuh pria. Hendra mengambil tisu mencuci tubuhku. Aku tergeletak lemas Hendra mendekatiku mencoba menyerahkan selimutnya. Udara yang dingin menciptakan gairahku hadir kembali,

    “Hen lagi dong..”

    Tanpa bersuara Hendra membelai payudaraku, putting dia putar-putar memang sengaja menggairahkanku kembali. “enak banget Hen..kecup dong biar kian nikmat..” mengecup putingku paling lama, di belahan dadaku dia mengecup sampai ada tanda bibir merahnya.

    “aku boleh nggak emut penismu..”
    “boleh Rin apa aja boleh anda sama-sama menikmati..”

    Hendra tergeletak aku yang memainkannya, aku kocok penisnya sembari mulutku mengecup penisnya. Nggak lama menciptakan penis Hendra berdiri, mudah banget deh. Aku mengulum dengan bersemangat, penis yang panjang tersebut tidak masuk sepenuhnya di mulutku,

    “ahhhhh..ahh Rinn” Desahan Hendra sambil mengurangi kepalaku supaya lebih dalam mengulum penisnya.

    Karena paling nikmat Hendra tak kuasa akhirnya terbit kembali sperma itu. “croooottt..crooooott…” mengairi mulutku, tidak sedikit dan tidak banyak asin aku telan sebagian. Kenikmatan tersendiri bagiku menikmati sperma pria. Aku dan dia tak tahan sudah paling capek. Kita istirahat berdua di ranjang dengan posisi masih telanjang.

    Tangan Hendra tidak lepas dari dekapan dia terus memelukku mencengkeram payudaraku seakan tidak inginkan aku tinggalkan. Hingga anda tertidur pulas, alarm berbunyi tepat jam 5. Aku membangkitkan Hendra guna mandi. Aku dan dia mandi bersama di bath up, disitu anda tetap sempet ngeseks di air. Setelah tersebut aku bergegas membangkitkan Bik Sumi guna pulang.

    Jam 8 anda chek in dari villa, aku menyempatkan pergi ke taman biar putriku bermain disana. Waktu semakin senja aku menagajak Hendra pulang. Sepanjang perjalanan kembali aku terus menilik kejadian semalam. Sejak saat tersebut aku menjalin hubungan dengan Hendra. Bik Sumi juga tau hubunganku, sebab Hendra tidak jarang menginap di rumahku. Perselingkuhan berjalan sampai Mas Seno meninggal dunia dan aku menikah sah dengan Hendra.

  • Skandal Sex Sedarah Bercinta Dengan Kakakku Sendiri – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Skandal Sex Sedarah Bercinta Dengan Kakakku Sendiri – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1774 views

    Perawanku – Namaku hendra aku mahasiswa perguruan tinggi swasta di kota Jakarta dan sekarang masih semester 2 jurusan yang aku ambil Teknik Informatika dari pertama kuliah aku tinggal bersama kakaku Vania usiaku terpaut lima tahun, dia memang bukan kakak kandungku tapi bagiku dia adalah sosok yang perhatian dan kami jauh dari orang tua.

    Rumah yang kami tempati, baru satu tahun dibeli kak Vania. Tidak terlalu besar memang, tapi lebih dari cukup untuk kami tinggali berdua. Setidaknya lebih baik dari pada kost-kostan. Kak Vania saat ini bekerja disalah satu KanCab bank swasta nasional. Meskipun usianya baru 24 tahun, tapi kalau sudah mengenakan seragam kantornya, ia kelihatan dewasa sekali. Berwibawa dan tangguh. Matanya jernih dan terang, sehingga menonjolkan kecantikan alami yang dimilikinya. Dua bulan pertama aku tinggal dirumah kak Vania, semuanya berjalan normal. Aku dan kak Vania saling menyayangi sebagaimana adik dan kakak. Pengahasilan yang lumayan besar memungkinkan ia menangung segala keperluan kuliah ku.

    Memang sejak masuk kuliah, praktis segala biaya ditanggung kak Vania. Namun dari semua kekagumanku pada kak Vania, satu hal yang aku herankan. Sejauh ini aku tidak melihat kak Vania memiliki hubungan spesial dengan laki-laki. Kupikir kurang apa kakaku ini ? cantik, sehat, cerdas, berpenghasilan mapan, kurang apa lagi ? Seringkali aku menggodanya, tapi dengan cerdas ia selalu bisa mengelak. Ujung-ujungnya ia pasti akan bilang, “Gampang deh soal itu, yang penting karier dulu…!”, aku percaya saja dengan kata-katanya. Yang pasti, aku menghomati dan mengaguminya sekaligus. Hingga pada suatu malam. Saat itu waktu menunjukan pukul 9.00, suasana rumah lengang dan sepi. Aku keluar dari kamarku dilantai atas, lalu turun untuk mengambil minuman dingin di kulkas.

    TV diruang tengah dimatikan, padahal biasanya kak Vania asyik nongkrongin Bioskop Trans kesayangannya. Karena khawatir pintu rumah belum dikunci, lalu aku memeriksa pintu depan, ternyata sudah dikunci. Sambil bertanya-tanya didalam hati, aku bermaksud kembali ke kamarku. Namun tiba-tiba terlintas dibenakku, “kok sesore ini kak Vania sudah tidur ?”, lalu setengah iseng perlahan aku mencoba mengintip kak Vania didalam kamar melalui lubang kunci. Agak kesulitan karena anak kunci menancap dilubang itu, namun dengan lubang kecil aku masih dapat melihat kedalam. Dadaku berdegup kencang, dan lututku mendadak gemetar. Antara percaya dan tidak pada apa yang kulihat. Kak Vania menggeliat-geliat diatas spring bad.

    Ya Ampun ! Ia menggeliat-geliat kesana kemari. Terkadang terlentang sambil mendekap bantal guling, sementara kedua kakinya membelit bantal guling itu. Kemudian posisinya berubah lagi, ia menindih bantal guling. Napasku memburu. Ada rasa takut, malu, dan entah apalagi namanya. Sekuat tenaga aku tahan perasaan yang bergemuruh didadaku. Kualihkan pandanganku dari lubang kunci sesaat, pikiranku sungguh kacau, tak tahu apa yang harus kuperbuat.

    Namun kemudian rasa penasaran mendorongku untuk kembali mengintip. Kulihat kak Vania masih menindih batal guling. Pinggulnya bergerak-gerak agak memutar, lalu kemudian dengan posisi agak merangkak ia menumpuk dan memiringkan bantal dan guling, lalu meraih langerie-nya. Ujung bantal itu ditutupinya dangan langerie. Kembali aku mengalihkan pandanganku dari lubang kunci itu. Ngapain lagi tuh ?!!, aku tertegun. Entah kenapa, rasa takut dan jengah perlahan berganti dengan geletar-geletar tubuhku. Tanpa sadar ada yang memanas dan mengeras di balik training yang aku kenakan. Aku meremasnya perlahan. Ahhh… Ketika kembali aku mengintip ke dalam kamar, kulihat Kak Vania mengarahkan selangkangannya pada ujung bantal itu, hingga posisinya benar-benar seolah menunggangi tumpukan bantal itu.

    Lalu tubuhnya terutama bagian pinggul bergoyang goyang dan bergerak-gerak lagi, setiap goyangan yang dilakukanya secara reflek membuat aku semakin cepat meremas batang kemaluanku sendiri. Entah berapa lama aku menyaksikan tingkah laku kak Vania didalam kamar. Nafasku memburu, apalagi manakala aku melihat gerakan kak Vania yang semakin cepat. Mungkin ia hendak mencapai orgasme, dan benar saja, beberapa saat kemudian tubuh kak Vania nampak berguncang beberapa saat, jemari kak Vania mencengkram seprai. Aku tak tahan lagi. Bergegas aku menuju kamarku sendiri. Lalu kukunci pintu.

    Kumatikan lampu, lalu berbaring sambil memeluk bantal guling dengan nafas memburu. Pikiranku kacau. Bagaimanapun aku laki-laki normal. Aku merasakan gelombang birahi menyala dan semakin menyala didalam tubuhku. Dan makin lama makin membara. Ah… aku tak tahan lagi. Dengan tangan gemetar aku membuka seluruh pakaian yang kukenakan, lalu aku berguling-guling diatas spring bad sambil mendekap bantal guling. Aku merintih dan mendesah sendirian. Diantara desahan dan rintihan aku menyebut-nyebut nama kak Vania. Aku membayangkan tengah berguling-guling sambil mendekap tubuh kak Vania yang putih mulus. Pikiranku benar-benar tidak waras.

    Aku membayangkan tubuh kak Vania aku gumuli dan kuremas remas. Sungguh aku tidak tahan, dengan sensasi dan imajinasiku sendiri, aku merintih dan merintih lalu mengerang perlahan seiring cairan nikmat yang muncrat membasahi bantal guling. (Besok harus mencuci sarung bantal…masa bodo…!!!!) Sejak kejadian malam itu, pandanganku terhadap kak Vania mengalami perubahan. Aku tidak saja memandangnya sebagai kakak, lebih dari itu, aku kini melihat kak Vania sebagai wanita cantik. Ya wanita cantik ! wanita cantik dan seksi tentunya. Ah…….! (maafkan aku kak Vania !) Terkadang aku merasa berdosa manakala aku mencuri-curi pandang.

    Kini aku selalu memperhatikan bagian-bagian tubuh kak Vania. . ! mengapa baru sekarang aku menyadari kalau tubuh kak Vania sedemikian putih dan moligh. Pinggulnya, betisnya, dadanya yang dihiasi dua gundukan itu. Ah lehernya apalagi, mhhh rasanya ingin aku dipeluk dan membenamkan wajah dilehernya. “Hei, kenapa melamun aja ? Ayo makan rotinya !“, kata kak Vania sambil menuangkan air putih mengisi gelas dihadapanya, lalu meneguknya perlahan. Air itu melewati bibir kak Vania, lalu bergerak ke kerongkonganya…. Ahhh kenapa aku jadi memperhatikan hal-hal detail seperti ini ? “Siapa yang melamun, orang lagi …. ammmm mmm enak nih, selai apa kak ?”, aku mengalihkan perhatian ketika kedua bola mata kak Vania menatapku dengan pandangan aneh.

    “Nanas ! itu kan selai kesukaanmu. awas abisin yah !”, kak Vania bangkit dari tempat duduknya lalu berjalan membelakangiku menuju wastafel untuk mencuci tangan. “OK, tenang aja !”, mulutku penuh roti, tapi pandangan mataku tak berkedip menyaksikan pinggul kak Vania yang dibungkus pakaian dinasnya. Alamak, betisnya sedemikian putih dan mulus… “Kamu gak pergi kemana-mana kan ?“, kata kak Vania. Hari sabtu aku memang gak ada mata kuliah. “Enggak…!”, kataku sesaat sebelum meneguk air minum. “Periksa semua kunci rumah ya Ted kalo mau pergi. Kemarin di blok C11 ada yang kemalingan….!”. “Mmhhh… iya, tenang aja…”, kataku sambil merapikan piring dan gelas bekas sarapan kami. Beberapa saat kemudian suara mobil terdengar keluar garasi. Lalu suara derikan pintu garasi ditutup. Dan ketika aku keteras depan, Honda Jazz warna silver itu berlalu meninggalkan pekarangan.

    Setelah memastikan kak Vania pergi, aku kemudian mulai mengamati atap dan jarak antar ruangan. Sejak kemarin aku telah memiliki suatu rencana. Aku mau memasang Mini Camera kekamar kak Vania, biar bisa online ke TV dikamarku, he he !. Sebulan berlalu, otakku benar-benar telah rusak. Aku selalu menunggu saat-saat dimana kak Vania bermasturbasi. Dengan bebas aku melihat Live Show, lewat mini kamera yang telah kupasang dilangit-langit kamar Kak Vania. Aman ! sejauh ini kak Vania tak menyadari bahwa segala gerak-geriknya ada yang mengamati. Benar rupanya hasil survai sebuah lembaga bahwa 60 % dari wanita lajang melakukan masturbasi. Kalau kuhitung bahkan ka Vania melakukanya seminggu dua kali.

    Pasti tidak terlewat ! malam rabu dan malam minggu. Kasihan kak Vania. Ia mestinya memang sudah berumah tangga. Tapi biarlah, kak Vania toh sudah dewasa, ia pasti tahu apa yang dilakukannya. Dan yang terpenting aku punya sesuatu untuk kunikmati. Kalau kak Vania melakukannya dikamarnya, pasti aku juga. Ahh…. Seringkali ditengah kekacauan pikiranku, ingin rasanya aku bergegas kekamar kak Vania ketika kak Vania tengah menggeliat-geliat sendiri. Aku ingin membantunya. Sekaligus membantu diriku sendiri. Gak usah beneran, cukup saling bikin happy aja. Tapi aku gak berani.

    Apa kata dunia ? Malam ini. Aku tak sabar lagi menunggu, sudah hampir jam sembilan. Tapi kok gak ada tanda-tandanya. Kak Vania masih asyik nongkrongi TV diruang tengah. Aku kemudian bergegas keluar rumah bermaksud mengunci gerbang. “Mau kemana di ?”, “Kunci gerbang ah, udah malem !”, kataku sambil menggoyangkan anak kunci . “Jangan dulu dikunci, temen kak Vania ada yang mau kesini !”, “Mau kesini ? siapa kak ?”, “Santi…yang dulu itu lho !”, “Ohh…!”, aku mencoba mengingat. Angel ? ah masa bodo… tapi kalo dia kesini, kalo dia nginep, berarti …? Yah…! hangus deh. Aku bergegas kembali kedalam. Dan ketika aku menaiki tangga ke lantai atas, HP kak Vania berdering. Kudengar kak Vania berbicara, rupanya temennya si Angel brengsek itu udah mau datang. Huh ! Aku hampir aja ketiduran. Atau mungkin memang ketiduran. Kulihat jam menunjukan pukul 10.30 malam, ya ampun aku memang ketiduran. Cuci muka di wastafel, lalu aku ambil sisa kopi yang tadi sore kuseduh.

    Dingin tapi lumayan daripada gak ada. Lalu seteguk air putih. Lalu sebatang Class Mild. Dan, asap memenuhi ruang kamar. Kubuka jendela, membiarkan udara malam masuk kekamarku. Sepi. Temennya kak Vania udah pulang kali ?!. Kunyalakan TV, tapi hampir seluruh chanel menyebalkan, Kuis, Lawakan, Ketoprak, Sinetron Mistery, fffpuih ! kuganti-ganti channel tapi emang semua chanell menyebalkan, lalu kutekan remote pada mode video…lho apa itu…?! Ya ampun ! sungguh pemandangan yang menjijikan. Apa yang akan dilakukan kak Vania dan temannya itu. Aku geleng-geleng kepala, ada rasa marah, kesal. Aku tidak menyangka kalau kak Vania ternyata menyukai sesama jenis (Lesbian). Apa kata Mama. Ya ampuuuuun…! Kumatikan TV.

    Aku termenung beberapa saat. Aku ambil gelas kopi, satu tetes, kering. Ah air putih saja. Aku habiskan air digelas besar sampai tetes terakhir. Tapi…., aku tekan lagi tombol power TV, Upps… masih On Line ! Aku melihat kak Vania dengan temannya berbaring miring berhadapan. Aku yakin mereka tanpa busana. Meskipun berselimut, bagian pundak mereka yang tak tertutup menunjukan kalau mereka tak berpakaian. Mereka saling menatap dan tersenyum. Tangan kiri kak Angel mengelus-elus pundak kak Vania. Sementara kuperhatikan tangan kak Vania nampaknya mengelus-elus pinggang kak Angel, tidak kelihatan memang tapi gerakan-gerakan dari balik selimut menunjukan hal itu. Lama sekali mereka saling pandang dan saling tersenyum. Mungkin mereka juga saling berbicara, tapi aku tak mendengarnya karena aku tidak memasang Mini Camera dengan Mic.

    Perlahan kepala kak Angel mendekat, tangannya menghilang kedalam selimut dan menelusuri punggung kak Vania. Aku Cemburu ! Mereka berciuman dengan penuh perasaan, perlahan saling mengulum dan melumat. fffpuih ! Ternyata benar-benar ada tugas pria yang dilakukan oleh wanita. Untuk beberapa saat mereka berciuman dan saling meraba. Aku jadi menahan nafas. Mungkin aku juga ketularan tidak waras, rasanya ada satu gairah yang perlahan bangkit didalam tubuhku. Bahkan, aku mulai mendidih ! Sesaat kak Angel nampak menelusuri leher kak Vania dengan bibir dan lidahnya, aku mengusap leherku sendiri.

    Entah kenapa aku merasa merinding nikmat. Apalagi melihat ekpresi kak Vania yang pasrah tengadah, sementara kak Angel dengan lembut bolak-balik menjilat leher, dagu, pangkal telinga. Aku tak tahan melihat kak Vania diperlakukan seperti itu. Setelah mematikan lampu, aku kemudian beranjak ke atas spring Bad, mendekap bantal guling, sementara mataku tak lepas dari layar TV. Situasi semakin seru, kak Vania kini yang beraksi, ia kelihatan agak terlalu terburu-buru. Dengan penuh nafsu ia menjilati dan menciumi leher kak Angel yang kini terlentang ditindih kak Vania.

    Kepala kak Angel mendongak-dongak, aku yakin ia tengah merasakan gelenyar-gelenyar nikmat dilehernya. Kemudian kak Vania berpindah menciumi toket gede kak Angel, sekarang baru nampak jelas wajah kak Angel. Ia ternyata cantik sekali, bahkan sedikit lebih cantik dari kak Vania. Ah aku terangsang. Tonjolan dibalik kain sarung yang kukenakan makin mengeras. Agak ngilu terganjal ujung bantal guling, sehingga perlu kuluruskan. Kak Vania benar-benar beraksi, ia menciumi dan melahap payudara kak Angel. Wajah kak Angel mengernyit, dan mulutnya terbuka, apalagi ketika kak Vania mengemut putting susunya. Ia Menggeliat-geliat sementara kedua tangannya mendekap kepala kak Vania.

    Bergantian kak Vania mengerjai kedua payudara kak Angel. Kak Angel menggeliat-geliat. Semakin liar, apalgi ketika kak Vania menyelinap ke dalam selimut. Tiba-tiba kepala Kak Vania muncul lagi dari balik selimut, tengadah mungkin ia tersenyum atau tengah mengatakan sesuatu, karena kulihat kak Angel tersenyum, lalu sebuah kecupan mendarat dikening Kak Vania. Sesaat kemudian kak Vania menghilang lagi ke dalam selimut. Kak Angel tampak membetulkan posisi badannya, selimutnya juga dirapihkan, aku tak dapat melihat apa yang tengah dilakukan kak Vania, tapi menurut perkiraanku kepala kak Vania tepat diantara selangkangan kak Angel.

    Entah apa yang tengah dilakukannya. Namun yang terlihat, kak Angel mendongak-dongak, kedua tanganya meremas-remas kepala kak Vania. Kepala kak Angel bergerak kekanan dan kekiri. Tubuhnya juga menggelinjang kesana sini. Kondisi seperti itu berlalu cukup lama. Aku keringatan. Nafasku memburu. Tanpa sadar kubuka kaus yang kukenakan, lalu kulemparkan kain sarungku. Kemaluanku mengeras, menuntut diperlakukan sebagaimana mestinya. Ah… edan ! Tiba-tiba aku lihat kak Angel mengejang beberapa kali. Pinggulnya mengangkat, kedua pahanya menjepit kepala kak Vania. Mengejang lagi, sementara kepalanya mendongak kekanan dan kiri. Ia terengah-engah, lalu sesaat kemudian terdiam.

    Matanya terpejam. Kemudian kak Vania muncul dari balik selimut, ia nampak mengelap mulutnya dengan selimut. Paha kak Angel tersingkap karenanya. Kak Angel kemudian meraih kedua bahu kak Vania, mendaratkan kecupan dikening, pipi kanan dan kiri kak Vania, lalu merangkul kak Vania ke dalam pelukannya. Beberapa saat mereka berpelukan. Aku yang menyaksikan kejadian itu hanya dapat menahan napas, sementara tangan kananku meremas-remas dan mengurut kemaluanku sendiri. Dan, kemudian mereka nampak berbincang lagi, lalu kak Vania membaringkan badanya. Terlentang. Kak Angel menarik selimut, lalu menyingkirkannya jauh-jauh. Kak Vania kelihatan protes, tapi protes kak Vania dibalas dengan lumatan bibir kak Angel. Tubuh kak Angel menindih tubuh kak Vania. Aku melihat, dengan mata kepalaku sendiri. Dua wanita cantik, dua tubuh indah dengan kulit putih mulus, tanpa busana, tanpa penutup apapun. Saling menyentuh. Kak Angel kini yang bertindak aktif, ia kini menjilati leher, pangkal leher, bahu, dada, payudara kanan dan kiri.

    Kak Vania nampak pasrah diperlakukan seperti itu. Kak Angel nampak lebih terampil dari kak Vania, hampir setiap inci tubuh kak Vania dijilati dan dikecupnya. Bahkan kini ia menelusuri pangkal paha kak Vania dari arah perut dan terus bergerak ke awah. Kak Vania hendak bangun, kedua tanganya seolah menahan kepala kak Vania yang terus bergerak ke bawah, entah mungkin karena geli atau nikmat yang teramat sangat. Tapi tangan kak Angel menahanya, akhirnya kak Vania menyerah. Dihempaskannya tubuhnya ke atas spring bad. Kak Angel kini menciumi paha, lutut, bahkan telapak kaki kak Vania. Tangan kanan kak Vania mengusap-usap kemaluannya, sementara jari-jari tangan kirinya dimasukan kedalam mulutnya sendiri. Ia mengeliat-geliat.

    Tubuh kak Angel kemudian berubah lagi. Ia kini telah siap berada diantara paha kak Vania. Kak Angel menarik bantal dan meletakannya, dibawah pinggul kak Vania, sehingga tubuh bagian bawah kak Vania makin terangkat. Kepala kak Vania terjepit persis diantara selangkangan kak Vania. Sebelah tangannya meremas-remas payudara kak Vania. Aku lihat tubuh kak Vania mengelinjang-gelinjang. Tak sadar aku turut merintih. Semakin kak Vania menggelinjang, nafasku semakin memburu.

    Tubuhku kini mendekap dan mengesek-gesek bantal guling, dan batang kemaluanku menggesek-gesek ujungnya. Nikmat, entah apa yang kini berada didalam pikiranku. Yang pasti aku turut larut dalam situasi antara kak Vania dan kak Angel. “Kak Vaniaii… kak Angel……, ini Adi… asssshhh..ahh kak…aku juga..!”, aku merintih dan terus merintih. Semakin lama kak Vania kulihat semakin liar, badannya bergerak-gerak, naik-turun searah pinggulnya. Kedua tangannya menangkup kepala kak Angel.

    Semakin lama gerakan kak Vania semakin liar, lalu pessss, TV mendadak padam. Sialan ! lampu diluar juga padam. Gelap gulita. PLN sialan ! Brengsekkkkkk !!! Aku terengah-engah, dalam kegelapan. Sudah kadung mendidih, aku teruskan aksiku meski tanpa sensasi visual. Aku merintih dan mendesah sendiri dalam kegelapan. Aku yakin disana kak Vania dan kak Angel pun tengah merintih dan mendesah, juga dalam kegelapan. Dok! Dok ! Dok ! “Adi… bangun, udah siang !“, suara ketukan atau entah gedoran pintu membangunkan aku. Rupanya sudah siang. “Bangun…!”, suara kak Vania kembali terdengar. “Iya..! udah bangun…”, teriakku. Lalu terdengar langkah kaki kak Vania menjauh dari pintu kamarku. Ya ampun ! aku terkaget.

    Berantakan sekali tempat tidurku. Dan bantal guling…, bergegas aku buka sarungnya. Wah nembus ! Dengan terburu-buru kurapikan kamarku, jam menunjukan pukul 8 pagi. Kalau tidak khawatir mendengar kembali teriakan kak Vania yang menyuruh sarapan mungkin aku memilih untuk tidur lagi. Akhirnya aku keluar kamar, mengambil handuk, dan bergegas kekamar mandi.

  • Skandal Sex Sodokan Nikmat Ponakan Ku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Skandal Sex Sodokan Nikmat Ponakan Ku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1541 views

    Perawanku – Aku sedikit akan mengulas cerita pengalamanku akan seksku aku adalah seorang wanita karir dimana kehidupanku sudah mapan, dua tahun kemarin aku memutuskan untuk resend dari pekerjaanku dan aku ingin membenahi rumah tanggaku yang selama enam tahun ini tidak berkomunikasi dengan suamiku.

    Kami memiliki kesibukan sendiri sendiri, kami sudah mempunyai satu anak dan dia berkuliah di luar negeri jadi akhirnya sepi dirumah, tapi memang aku sudah ada niat untuk memulai dari awal lagi sebuah hubungan dengan suamiku, tapi dengan kagetnya aku malah suamiku memlilih untuk cerai saat aku sudah keluar dari pekerjaanku.

    Dan apa yang bisa aku buat ternyata suamiku di luar sana sudah mempunyai wanita simpanan lain, aku juga tidak bisa menyalahkan karena aku juga sudah tidak antusias mengetahui berita itu, dan semuanya mungkin sudah takdirku dan aku harus jalani dengan tegar.

    Aku yang usianya sudah menginjak kepala tiga dan aku tidak bermimpi unutk menikah lagi. Keseharianku lebih banyak aku buat untuk jalan jalan dengan temanku, kadang pula aku dan teman temanku traveling beberapa hari di kota lain untuk menghabiskan waktu dan menyegarkan pikiran. Saat aku pergi kemarin aku menyuruh keponakanku unutk tinggal dirumahku, aku melihat keluarganya yang ekonominya pas pas san jadi lebih baik dia tinggal dirumahku sehingga untuk kost membutuhkan biaya juga.

    Untuk membayar kuliah saja keluarganya mati matian untuk mencari uang, keponakanku bernama Adit, dia saat ini berusia 21 tahun di tinggal di rumahku di lantai dua, keponakanku Adit sunguh sopan dan tahu diri, sehingga aku juga bisa memanfaatkan dia untuk menjaga rumahku bila aku sedang pergi traveling bersama teman temanku, selain itu Adit juga membawa berkah. Saat pagi hari aku sedang malas untuk bangun dari tempat tidurku, karena baru hari kemarin pulang dari negeri kincir angin dan kebetulan hari itu hari minggu memang aku sengaja unutk bermalas malasan untuk tidur sepuasku, pembantuku hari itu juga aku liburkan asal tidak menggangu privasi tidurku.

    Aku masih lelah baju tidurku yang tipis berwarna putih menyelimuti tubuhku, aku lihat tubuhku sekilas agak gempal aku pikir seharusnya sudah mulai senam lagi, terlihat pukul menunjukan jam 9 pagi dengan mata sayup sayup aku dengar suara kaki yang melangkah menuju kamar ku, terdengar suara ketukan pintu memang sengaja aku diamkan mungkin saja itu pembantuku yang ada perlu denganku. Selamat pagi tante , terdengar suara laki laki ohh ternyata Adit, dalam batinku mau apa dia pagi pagi ini mencariku, aku masih terpejam dan melentangkan tubuhku kedua tanganku dibawah bantal, Adit memanggil namaku Tante Tante dengan ketukan berulang kali.

    Tak lama kemudian aku mendengar kunci pintu di putar dan terlihat kepala Adit yang mengintip dari balik pintu kamar, aku sedikit melirik dari sudut mataku aku tak mau diganggu, Adit semakin berjalan mendekatiku” Tante bisikan suaranya terdengar , aku diam saja dan berpura pura aku tertidur pulas.

    Beberapa kemudian aku tidak mendengar apapun, tak kusangka Adit ternyata sudah disampingku kurasakan tubuhnya bergesakan dengan pahaku, aku teringat saat itu aku masih memakai gaun yang tipis sehingga celana dalamku agak terlihat ngeplat dan Bhku, aku intip dari celah mataku Adit melihat tubuhku dengan mata yang menganga sambil menelan ludah, pelan pelan tangannya Adit menuju kegaunku. Sungguh hatiku semakin berdebar “mau ngapain ini bocah? Tapi aku terus berpura pura memejamkan mata. Suara Adit memanggilku

    “Tante Tante” mungkin dia sedang memastikan bahwa kau sedang tertidur pulas, aku masih berpura pura tidur kemudian aku rasakan gaunku sedikit ada angin yang masuk menyentuh tubuhku tangan Adit membuka gaunku dan memegang bibirku, sungguh aku tambah kaget sekali tapi aku mencoba unutk tenang agar tidak ada curiga.

    Kurasakan tangannya Adit mengelus ngelus tanganku aku masih memejamkan mataku, saat aku intip lagi ternyata wajah Adit sungguh dekat dengan wajahku, tapi aku yakin kalau Adit tidak mengetahui kalau aku sedang berpura pura tidur lelap, nafasku aku atur dengan tenang dan selembut mungkin, tangannya Adit mulai nakal dengan mengelus ngelus leherku, secara tidak langsung bulu kudukku berdiri.

    Lebih bussyetny lagi tanganya masuk kedalam celah Bhku, awal awal dia hanya mengelus ngelus pemukaan payudaraku tapi kurasakan dadaku diremas remas, secara tidak langsung aku mulai horny sudah lama aku tidak merasakan sentuhan laki laki, aku putuskan untuk diam dan menikmati segala perbuatan Adit.

    Sekarang tangan Adit sedang berusaha membuka kancing BH-ku dari depan, tak lama kemudian kurasakan tangan dingin pemuda itu meremas dan memilin puting susuku. Aku ingin merintih nikmat tapi nanti malah membuatnya takut, jadi kurasakan remasannya dalam diam. Kurasakan tangannya gemetar ketika memencet puting susuku, kulirik pelan, kulihat Adit mendekatkan wajahnya kearah buah dadaku, lalu ia menjilat-jilat puting susuku, tubuhku ingin menggeliat merasakan kenikmatan isapannya, aku terus bertahan.

    Kulirik puting susuku yang berwarna merah tua sudah berkilat oleh air liurnya, perasaanku campur aduk tidak karuan, nikmat sekali. Mulutnya terus menyedot puting susuku disertai dengan gigitan-gigitan kecil. Tangan kanan Adit mulai menelusuri selangkanganku, lalu kurasakan jarinya meraba vaginaku yg masih tertutup CD, aku tak tahu apakah vaginaku sudah basah atau belum, yang jelas jari-jari Adit menekan-nekan lubang vaginaku dari luar CD.

    Lalu kurasakan tangannya menyusup masuk ke dalam CD-ku, jantungku berdebar keras sekali, kurasakan kenikmatan menjalari tubuhku. Jari-jari Adit sedang berusaha memasuki lubang vaginaku, lalu kurasakan jarinya amblas masuk ke dalam, wah nikmat sekali. Aku harus mengakhiri sandiwaraku, aku sudah tak tahan lagi, kubuka mataku sambil menyentakkan tubuhku.

    “Adit !! Ngapain kamu?”, Aku berusaha bangun duduk, tapi kedua tangan Adit menekan pundakku dengan keras.

    Tiba-tiba Adit mencium mulutku secepat kilat, aku berusaha memberontak, kukerahkan seluruh tenagaku, tapi Adit makin keras menekan pundakku, malah pemuda itu sekarang menindih tubuhku, aku kesulitan bernapas ditekan oleh tubuhnya yang besar. Kurasakan mulutnya kembali melumat mulutku, lidahnya masuk ke dalam mulutku, aku pura-pura menolak.

    “Tante.., maafkan saya. Sudah lama saya ingin merasakan ini, maafkan saya tante” Adit melepaskan ciumannya lalu memandangku dengan pandangan meminta.

    “Kamu kan bisa dengan teman-teman kamu yang masih muda. Tante kan sudah tua” Ujarku lembut..

    “Tapi saya sudah tergila-gila dengan tante.., saya akan memuaskan tante sepuas-puasnya”, Jawab Adit.

    “Ah kamu.., ya sudahlah terserah kamu sajalah”, Aku pura-pura menghela napas panjang, padahal tubuhku sudah tak tahan ingin dijamah olehnya.

    Kemudian Adit melepaskan gaun tidurku, sehingga aku cuma memakai celana dalam saja. Lalu Adit melepaskan pakaiannya, sehingga aku bisa melihat penisnya yang besar sekali, penis itu sudah menegang keras.

    Adit mendekat ke arahku. “Tante diam saja ya”, Kata Adit. Aku diam sambil berbaring telentang, kemudian Adit mulai menciumi wajahku, telingaku dijilatinya, aku mengerang-erang, kemudian leherku dijilat juga, sementara tangannya meremas buah dadaku dengan lembut.

    Tak lama kemudian Adit merenggangkan kedua pahaku, lalu kepalanya menyusup ke selangkanganku. vaginaku yang masih tertutup CD dijilat dan dihisap-hisapnya, aku menggeliat-geliat menahan rasa nikmat yang luar biasa. Lalu Adit menarik CD-ku sampai copot, kedua kakiku diangkatnya sampai pinggulku juga terangkat, sehingga tubuhku menekuk, kulihat vaginaku yang berbulu sangat lebat itu mengarah ke wajahku, punggungku agak sakit, tapi kutahan, aku ingin tahu apa yang akan dilakukannya.

    Kemudian Adit mulai menjilati vaginaku, kulihat lidahnya terjulur menyibak bulu vaginaku, lalu menyusup ke belahan bibir vaginaku, aku merintih keras, nikmat sekali, clitorisku dihisap-hisapnya, kurasakan lidahnya menjulur masuk ke dalam lubang vaginaku, mulutnya sudah bergelimang lendirku, aku terangsang sekali melihat kelahapan pemuda itu menikmati vaginaku, padahal kupikir vaginaku sudah tidak menarik lagi.

    “Enak Adit ? Bau kan?”, Bisikku sambil terus melihatnya melahap lubangku.

    “Enak sekali tante, saya suka sekali baunya”, Jawab Adit, aku makin terangsang. Tak lama aku merasakan puncaknya ketika Adit makin dalam memasukkan lidahnya ke dalam vaginaku.

    “Adit.., aa.., enaakk” Kurasakan tubuhku ngilu semua ketika mencapai orgasme, Adit terus menyusupkan lidahnya keluar masuk vaginaku.

    Kuremas-remas dan kugaruk-garuk rambut Adit. Kemudian kulihat Adit mulai menjilat lubang pantatku, aku kegelian, tapi Adit tidak peduli, ia berusaha membuka lubang pantatku, aku mengerahkan tenaga seperti sedang buang air sehingga kulihat lidah Adit berhasil menyusup kesela lubang pantatku, aku mulai merasakan kenikmatan bercampur geli.

    “Terus aduh nikmat banget, geli.., teruss.., hh..”, Aku mengerang-erang,

    Adit terus menusukkan lidahnya ke dalam lubang pantatku, kadang-kadang jarinya dimasukkan ke dalam lalu dikeluarkan lagi untuk dijilat sambil memandangku.

    “Enak? Jorok kan?”.

    Enak tante.., nikmat kok”, Jawab Adit, tak lama kemudian aku kembali orgasme, aku tahu lendir vaginaku sudah membanjir. Kucoba meraih penis Adit, tapi sulit sekali. Aku merasa kebelet ingin pipis, tiba-tiba tanpa dapat kutahan air kencingku memancar sedikit, aku mencoba menahannya.

    “Aduh sorry.., nggak tahan mau pipis dulu” Aku ingin bangun tapi kulihat Adit langsung menjilat air kencingku yang berwarna agak kuning.

    Gila! Aku berusaha menghindar, tapi ia malah menyurukkan seluruh mulutnya ke dalam vaginaku.

    “aa.., jangan Adit.., jangan dijilat, itu kan pipis Tante”

    Aku bangun berjalan ke kamar mandi, kulihat Adit mengikutiku..

    “Tante pipis dulu, Adit jangan ikut ah.., malu”, Kataku sambil menutup pintu kamar mandi, tapi Adit menahan dan ikut masuk.

    “Saya ingin lihat Tante”.

    “Terserah deh”.

    “Saya ingin merasakan air pipis tante”, Aku tersentak.

    “Gila kamu? Masak air pipis mau..”, Belum habis ucapanku,

    Adit sudah telentang di atas lantai kamar mandiku.

    “Please tante..”, Hatiku berdebar, aku belum pernah merasakan bagaimana mengencingi orang, siapa yang mau? Eh sekarang ada yang memohon untuk dikencingi.

    Akhirnya kuputuskan untuk mencoba.

    “Terserah deh..” Jawabku, lalu aku berdiri diantara kepalanya, kemudian pelan-pelan aku jongkok di atas wajahnya, kurasakan vaginaku menyentuh hidungnya. Ari menekan pinggulku sehingga hidungnya amblas ke dalam vaginaku, aku tak peduli, kugosok-gosok vaginaku di sana, dan sensasinya luar biasa, kemudian lidahnya mulai menjulur lalu menjilati lubang pantatku lagi, sementara aku sudah tidak tahan.

    “Awas.., mau keluar” Adit memejamkan matanya.

    Kuarahkan lubang vaginaku ke mulutnya, kukuakkan bibir vaginaku supaya air kencingku tidak memencar, kulihat Adit menjulurkan lidahnya menjilati bibir vaginaku, lalu memancarlah air kencingku dengan sangat deras, semuanya masuk ke dalam mulut Adit, sebagian besar keluar lagi. Tiba-tiba Adit menusuk vaginaku dengan jarinya sehingga kencingku tertahan seketika, kenikmatan yang luar biasa kurasakan ketika kencingku tertahan, lalu vaginaku ditusuk terus keluar masuk dengan jarinya.

    Kira-kira 1 menit kurasakan kencingku kembali memancar dashyat, sambil pipis sambil kugosok-gosokkan vaginaku ke seluruh wajah Adit. Pemuda itu masih memejamkan matanya. Akhirnya kulihat kencingku habis, yang keluar cuma tetes tersisa disertai lendir bening keputihan menjuntai masuk ke dalam mulut pemuda itu, dan Adit menjilat serta menghisap habis.

    Aku juga tak tahan, kucium mulut Adit dengan lahap, kurasakan lendirku sedikit asin, kuraih penis Adit, kukocok-kocok, kemudian kuselomoti penis yang besar itu. Kusuruh Adit nungging diatas wajahku, lalu kusedot penisnya yang sudah basah sekali oleh lendir bening yang terus-menerus menetes dari lubang kencingnya.

    Adit mulai memompa penisnya di dalam mulutku, keluar masuk seolah-olah mulutku adalah vagina, aku tidak peduli, kurasakan Adit sedang mencelucupi vaginaku sambil mengocok lubang pantatku. Kuberanikan mencoba menjilat lubang pantat Adit yang sedikit berbulu dan berwarna kehitam-hitaman. Tidak ada rasanya, kuteruskan menjilat lubang pantatnya, kadang-kadang kusedot bijinya, kadang-kadang penisnya kembali masuk ke mulutku.

    Tak lama kemudian kurasakan tubuh Adit menegang lalu ia menjerit keras. penisnya menyemburkan air mani panas yang banyak sekali di dalam mulutku. Kuhisap terus, kucoba untuk menelan semua air mani yang rada asin itu, sebagian menyembur ke wajahku, ku kocok penisnya, Adit seperti meregang nyawa, tubuhnya berliuk-liuk disertai erangan-erangan keras. Setelah beberapa lama, akhirnya penis itu agak melemas, tapi terus kuhisap.

    “Tante mau coba pipis Adit nggak?” Aku ingin menolak, tapi kupikir itu tidak fair.

    “Ya deh.. Tapi sedikit aja” Jawabku.

    Kemudian Adit berlutut di atas wajahku, lalu kedua tangannya mengangkat kepalaku sehingga penisnya tepat mengarah kemulutku. Kujilat-jilat kepala penisnya yang masih berlendir. Tak lama kemudian air pipis Adit menyembur masuk ke dalam mulutku, terasa panas dan asin, sedikit pahit. Kupejamkan mataku, yang kurasakan kemudian air pipis Adit terus menyembur ke seluruh wajahku, sebagian kuminum.

    Adit memukul-mukulkan penisnya ke wajah dan mulutku. Setelah habis kencingnya, aku kembali menyedot penisnya sambil mengocok juga. Kira-kira 2 menit penis Adit mulai tegang kembali, keras seperti kayu. Adit lalu mengarahkan penisnya ke vaginaku, kutuntun penis itu masuk ke dalam vaginaku.

    Kemudian pemuda itu mulai memompa penis besarnya ke dalam vaginaku. Aku merasakan kenikmatan yang bukan main setiap penis itu dicabut lalu ditusuk lagi. Kadang Adit mencabut penisnya lalu memasukkannya ke dalam mulutku, kemudian kurasakan pemuda itu berusaha menusuk masuk ke dalam lubang pantatku.

    “Pelan-pelan.., sakit” Kataku, kemudian kurasakan penis itu menerobos pelan masuk ke dalam lubang pantatku, sakit sekali, tapi diantara rasa sakit itu ada rasa nikmatnya.

    Kucoba menikmati, lama-lama aku yang keenakan, sudah 3 kali aku mencapai orgasme, sedangkan Adit masih terus bergantian menusuk vagina atau pantatku. Tubuh kami sudah berkubang keringat dan air pipis, kulihat lantai kamar mandiku yang tadinya kering, sekarang basah semua.

    “aakkhh.., tante, tante.., aa” Adit merengek-rengek sambil memompa terus penisnya di dalam lubang pantatku.

    Dengan sigap aku bangun lalu secepat kilat kumasukkan penisnya ke dalam mulutku, kuselomoti penis itu sampai akhirnya menyemburlah cairan kenikmatan dari penis Adit disertai jeritan panjang, untung tidak ada orang dirumah. Air maninya menyembur banyak sekali, sebagian kutelan sebagian lagi kuarahkan ke wajahku sehingga seluruh wajahku berlumuran air mani pemuda itu. Kemudian Adit menggosok penisnya ke seluruh wajahku, lalu kami berpelukan erat sambil bergulingan di lantai kamar mandi. Kepuasan yang kudapat hari itu benar-benar sangat berarti. Aku makin sayang dengan Adit. Ada saja sensasi dan cara baru setiap kali kami bercinta.

  • Skandal Sex Tubuh ku Yang Telah Di Kuasai – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Skandal Sex Tubuh ku Yang Telah Di Kuasai – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1411 views

    Perawanku – Kehidupan dalam rumah tanggaku berjalan baik baik saja untunglah aku mendapat suami yang pengertian dan saying terhadap keluarga semua kebutuhan hampir dari kahir dan batin terpenuhi, aku dibesarkan dari lingkungan yang taat agama adat jawanya selanjutanya aku dan mas Abraham setelah kuliah memutuskan untuk menikah kerena sudah 4 tahun kita pacaran jadi melanjutkan ke jenjang yang serius.

    Bersyukur kehidupanku berkecukupan ayahku yang pekerjaannya sebagai pamong di daerahku dan orang tua mas Abraham adalah bisnismen di kota dan menetap di Jakarta, akhirnya kita menikah dan selama 1 tahun kami merencanakan untuk menunda momongan memang rencananya begitu mas Abraham masih ingin beduaan dan aku serius juga dalam pekerjaanku tanpa diganggu oleh momongan dulu.

    Mas Abraham ingin aku mencurahkan perhatianku kepada pekerjaan dan ingin tetap menikmati kehidupan berdua dulu tanpa di ganggu anak dulu. Saat ini usiaku menginjak 27 tahun. tinggiku 158cm dan rambut sebahu. kulitku kata teman2ku sawo matang, karena jika putih pasti kalah denagn orang chines.

    Tidak heran selama aku kuliah dulu di daerah surakarta,banyak teman sekampusku yang coba endekati, namun hatiku terpaut pada Mas Abraham saja. Bukan materi yang aku kejar pada dirinya, namun karena sikapnya yang santun thdp aku.

    Teman2 bilang aku terlalu pilih2,namun semua itu salah, dan kebetulan Mas Abraham datang kekostku slalu pake BMW kadang mercy milik orang tuanya. Tapi aku lebih suka jika ia datang dan jemput pake sepeda motor saja.

    Bukan apa2, di kampungku orangtuaku juga punya mobil seperti itu. Kehidupan sexualku normal dan Mas Abrahampun tau ttg seleraku. Ia amat mengerti kapan kami bisa berhubungan badan dan kapan tidak. Akupun tidak mau Mas Abraham terlalu memporsir tenaganya untuk melakukan kewajibannya. Sebagai wanita jawa aku dituntut untuk nrimo dan pasrah saja.

    Kami tinggal di surakarta dan menempati rumah pemberian orang tua Mas Abraham. Di rumah yang luas dan asri ini, kami tinggal dan ditemani dua orang pembantu suami istri.

    Kedua pembantu itu telah lama ikut dengan orang tua Mas Abraham. Umur mereka kira2 65 tahun. yang perempuan bernama mak imah dan pak bidin. Kami mempercayakan rumah kepada mereka jika kami pergi kerja.

    Setiap hari aku kekantor kadang diantar Mas Abraham dan kadang aku nyetir sendiri. Suatu saat aku pulang kantor dan mau kerumah, aku tanpa sengaja menyerempet sebuah sepeda yang dikemudikan oleh seorang pria paro baya.

    Pria itu jatuh dan aku karena takut dan kaget, maka aku larikan saja mobilku kearah rumah. Sesampai dirumah aku, masukkan mobil dan diam di kamar. Masih terbayang olehku saat, pria itu jatuh dan memanggil manggil aku untuk berhenti, namun aku tancap gas.

    Dirumah perasanku tak tenang dan itu aku diamkan saja dari Mas Abraham. setelah kejadian itu besoknya aku minta diantar kekantor dengan Mas Abraham. hampir tiap malam aku bermimpi bertemu dengan pria yang ku tabrak itu. sampai2 Mas Abraham heran akan sikapku yang berubah dingin dan gelisah.

    Lalu Mas Abraham menanyakan sebab perubahan sikapku itu. Akupun berterus terang dan Mas Abraham memahaminya. Lalu ia sarankan aku untuk menagmbil seorang sopir, untuk mengantarku. Akupun setuju, sebab aku memang trauma sejak saat itu menyetir sendiri.

    Beberapa hari kemudian, datanglah sopir yang dicari Mas Abraham itu. Alangkah kagetnya aku, soalnya itu adalah orang yang aku tabrak tempo hari. Iapun kaget, namun aku berusaha menagatur sikapku, aku yakin iapun masih ingat denganku saat ku tabrak.

    Supaya Mas Abraham tak curiga pada orang yang ku tabrak itu, maka aku setuju saja jika ia jadi sopirku. Aku pikir itung2 balas jasa ataskesalahanku saat itu. Namanya Pak Hardi, umurnya kira2 66 tahun, namun masih kuat dan sehat.

    Sejak saat itu aku slalu diantar Pak Hardi kemana aku pergi, baik kekantor atau belanja. Setiap pagi ia telah ada di rumah, dan siap2 membersihkan mobilku.

    Sedang suamiku telah akrab dgn Pak Hardi. Suatu hari saat mengantar aku kekantor sambil bincang2 Pak Hardi, bilang padaku. Bu.. kalau ndak salah ibu dulu, nabrak saya dengan mobil ini kan?.. tanyanya.

    Aku terdiam dan Pak Hardipun berkata, ibu,,, kejam dan tidak bertanggung jawab. Lalu ku jawab… maaf pak.. waktu itu memang saya salah,, saya tergesa gesa saat itu, jawabku.

    Alahhhh kalian orang kaya memang begitu.. menganggap orang lain sampah, lanjutnya.. Lalu ku jawab.. jangan gitu pak? saya waktu itu benar2 khilaf kataku lagi. Lalu ia diam… Aku… pun diam saja saat itu, hingga sampai di rumah.

    Sejak kejadian itu sikapnya terhadapku jadi lain dan aku tidak ambil pusing. Aneh memang kenapa sejak saat Pak Hardi bertanya kepadaku saat itu, aku merasakan adanya sensasi tersendiri dalam hatiku saat menatap matanya.

    Perasaanku kepada Pak Hardi serasa ingin terus bersama dengannya. Jika ia pulang sore harinya,aku merasa ada yang hilang dalam hidupku. Dan pagi jika ia datang untuk mengantarku rasa itu jadi senang dan seperti kasmaran. Perasanku kepada Mas Abraham biasa saja.

    Jum’at sore saat ia menjemputku, entah kenapa aku minta Pak Hardi untuk mampir dulu untuk singgah di sebuah restoran. Disitu aku mengambil tempat agak kesudut dan suasananya amat romantis.

    Pak Hardi kuajak makan. kami duduk berhadap hadapan, ia pandangngi terus mataku. Akupun demikian seperti aku memandang mas hedra. Tanpa ada kata2 ia genggam jemariku saat itu, aku merasa tenang seperti gadis remaja dengan pasangannya.

    Pak Hardi lalu meraih tanganku dan menciumnya. Baru kali ini, tanganku di pegang orang selain suamiku dan ada rasa hangat yang mengalir di sekujur tubuhku. Beberapa saat kami menikmati suasana yang tak aku hendaki itu terjadi.

    Setelah itu kami keluar dari restoran itu dan menuju kemobil. Dalam mobiku itu, aku terdiam dan bingung akan kejadian barusan, otakku tidak berjalan sebagai mana mestinya, soalnya aku bermesraan dengan sopirku yang tidak sepadan denganku dan ia dengan bebasnya meraih dan meremas tanganku.

    Dalam mobil sebelum berjalan, Pak Hardi menoleh kearahku,dan kembali meraih jemariku dan lalu ia rengkuh tubuhku lalu ia kecup bibirku. aku kembali seperti orang linglung. Sesampai dirumah aku terus terbayang sensasi kejadian tadi sore itu.
    Alangkah kurang ajarnya sopirku itu, bisik hatiku. Malam harinya, dengan separo hati, aku layani suamiku dengan apa adanya. Tidak ada lagi rasa nikmat yang aku rasakan saat Mas Abraham mencumbuku dan mensebadaniku. Hatiku slalu terbayang wajah Pak Hardi.

    Kalau pikiranku sehat saat itu, aku berpikir apa istimewanya Pak Hardi? gak ada rasanya. tapi aku slalu terbayang wajahnya, sampai2 saat suamiku saat berada diatas tubuhku saat melakukan hubungan badan, aku kira Pak Hardi yang diatas tubuhku, tapi untunglah aku masih bisa mengusai diri.

    Besoknya aku seperti biasa diantar olehnya, dan ia tambah berani dengan meraba paha dan dadaku, tangannya aku tepiskan, namaun ia hanya senyum. Setiap hari, matanya tidak luput memandangku dari ujung rambut sampai kaki.

    Entah kenapa setiap hari, ada2 saja yang ia pegang dari tubuhku, kadang dadaku, paha, kadang ia cium bibirku. Namun aku tidak berontak. Suatu ketika saat pulang kantor, mobil tidak ia arahkan kerumah tapi, kerumahnya di kawasan kartosuro.

    Disana, suasananya sepi dan jarang ada rumah penduduk. Entah kenapa akau, mau saja diajak turun dan amsuk kerumahnya, yang dikelilinggi pohon2 besar. Rumahnya terbuat dari kayu dan beratap genteng yang telah tua.

    Dalam rumah itu hanya ada dipan beralaskan tikar dan sebuah bantal. Lalu Pak Hardi menutup pintu rumah itu dan menyilahkan aku duduk di pinggiran dipan itu. Kalau dilihat, gubuknya seperti rumah dukun dan didindingnya ada semacam tulang2 dan bau menyan.

    Pak Hardi kebelakang dan tidak lama kemudian muncul dan duduk di sampingku. Bu… beginilah keadaan saya, katanya… oooo.. ndak apa lah pak? jawabku. Lalu tiba2 saja ia lingkarkan tangannya di bahuku.

    Aku merasa tidak enak.. buk… saya,,, ingin… merasakan kehanagatan tubuh ibu,,, katanya. Dulunya istri saya masih hidup jika tidak ibu tabrak saya saat itu, saya masih bisa menolongnya, namun ibu, membuat saya terlambat.. dan istri saya mati, terangnya.

    Sekarang ibu,, lah yang menggantikannya… lanjutnya lagi. Aku diam saja saat itu, aku begitu karena pikiranku sudah kosong dan dalam diriku ada semacam gairah yang menghentak untuk dituntaskan dan lepaskan.

    Setelah berkata begitu, satu persatu pakainanku jatuh kelantai dan setiap inci tubuhku ia raih dan remah hingga aku tidak berpenutup lagi.

    Aku ia baringkan di dipan kayu itu, lalu ia buka pakaiannya hingga, sama2 bugil denganku. saat itu aku sebelumnya hanya berpakaian kantor. lalu ia raih inci demi inci setiap rongga di tubuhku.

    Dan akhirnya ia hujamkan kejantanannya kekemaluanku berkali kali. ,hingga derit dipan itu terdengar. Aku hanya mendengus dan merasa terus dijadikan kuda pacu.

    Tubuh mulusku dijamah Pak Hardi berulang ulang, hingga akhirnya ia pancarkan cairan hangat itu didalam kemaluanku, ada rasa hangat dan tegang saat ia sampai klimaks. Aku pun tanpa kusadari dari tadi telah pula klimax.

    Tubuhku saat itu penuh dengan keringat dan bercampur dengan keringat Pak Hardi. Aku mersakan perih dan nyilu pada selangkanganku karena kejantanan Pak Hardi panjang dan besar juga. hampir seluruh kulit tubuhku merah2 dan putingku serasa panas akibat gigitan Pak Hardi.

    Beberapa saat kemudian aku di suruh berpakaian dan berbenah seperti biasa lagi. Lalu aku pulang diantarkanya dengan mobilku.

    Dalam mobil aku merasa sesal telah mengkhianati Mas Abraham, namun apa dayaku, sebab Pak Hardi amat berkuasa terhadap tubuhku, hingga ia berhasil menelanjangngi dan menyetubuhi ku.

    Sejak saat itu, bila ada waktu saat aku pulang kantor, Pak Hardi slalu menytubuhiku dan kadang jika suamiku ke jakarta, ia dengan seenaknya tidur di rumahku dan kamipun bersebadan dengan Pak Hardi di atas ranjang kami dengan Mas Abraham.

    Setiap ia menggauliku aku slalu merasakan puas dan pegal2 pada selangkangannku. Para pembantuku tidak curiga atas tindakan kami itu. Pak Hardi pun tampaknya bisa menutup mulut kedua pembantuku.

    Hampir selama 6 bulan aku menjadi bulan2an nafsu Pak Hardi, itu, akupun merasakannya. Namun aku sedikit tenang, aku tidak bakalan hamil, karena aku sudah memasang spiral.

    Dan itu aku sadari, karena hampir setiap berhubungan sex dengan Pak Hardi, ia slalu mengeluarkan air maninya dalam rahimku.

    Dan memang aku sempat mencium bau tidak enak saat ia berada diatas tubuhku. Bau keringatnya amat busuk, namun aku slalu mengganti sprei ranjangku setiap ia meniduriku, sebab bau keringatnya akan tinggal di kain sprei itu. kamarpun aku semprot dengan wewangian dan acnya slalu menyala.

    Dan sekian lama barulah aku mengetahui dari seorang teman bahwa Pak Hardi adalah seorang dukun dan aku telah di guna- gunainya.

    Atas saran dan bantuan seorang orang pintar di tempat rekan kerjaku itu, kini aku telah terbebas dari guna-guna Pak Hardi. Iapun lalu, aku pecat dan ia sempat mengancamku, akan membongkar hubungan sexku dengan ku kepada suamiku.

    Dengan minta duit sekitar 10 juta dari tabunganku aku, minta dia keluar. Sejak saat itu ia tidak pernah muncul lagi.

  • Skandal Sex Tusukan Penis – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Skandal Sex Tusukan Penis – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1946 views

    Perawanku – Aku dan Laras baru selesai mandi bersama dan akan berganti pakaian, saat ponselku berdering, ternyata telepon dari isteriku yang tadi berangkat ke Australia. “Dari siapa Yah…?” tanya Laras sambil memakai bh. “Bunda” jawabku

    “Terus Laras gimana, Yah…?” tanya Laras nampak khawatir. Aku memberi isyarat agar dia tenang. Setelah tekan tombol ‘yes’ aku aktifkan speaker-phone agar Laras bisa mendengar pembicaraan kami. Dalam kondisi sekarang ini aku tidak ingin Laras merasa aku merahasiakan sesuatu dari dia. Bagaimanapun hari ini adalah hari pertama aku selingkuh dengan Laras, aku tidak ingin mengacaukan saat-saat seperti ini. Laras kembali memakai seragam sekolahnya walaupun agak kusut.

    “Sore Bun, nginap dimana?” tanyaku “Di Causeway 353 Hotel” jawab isteriku. Setelah berbasa-basi dengan istriku, aku memberi tau kalau aku bersama Laras. Dari dulu istriku ingin mempunyai anak perempuan, tapi tidak mau hamil lagi. Laras yang sering datang ke rumah di luar jadwal pertemuan anak asuhku membuat Laras dan isteriku menjadi sangat dekat. Mungkin bagi Laras, kami adalah orang tuanya, sedangkan bagi isteriku, dia seperti mendapatkan anak perempuan kandung. MarkasJudi

    Isteriku sudah sering mengusulkan agar Laras tidur di rumah saja supaya bisa mengawasiLaras sampai rencana kami mengirim Laras ke Australia untuk kuliah terlaksana. “Oh iya, Bun. Ini ada Laras” kataku lagi sambil meraih tangan Laras. Laras tadinya menolak tapi aku segera memberi isyarat agar dia tenang dan wajar.

    “Laras…? Hei… apa kabar Sayang…?” tanya isteriku pada Laras “Baik Bunda…” Lumayan lama Laras bicara dengan isteriku. Berkali-kali Laras melirik minta persetujuanku untuk menjawab pertanyaan isteriku. Ternyata benar dugaanku, isteriku merasa senang setelah tahu ada Laras di rumah.

    Salah satu pesannya kepadaLaras adalah mengawasi dan menjaga menu makananku. Akhirnya isteriku memberi tahu Laras kalau setelah lulus nanti, kami berencana mengirim Laras ke Australia untuk kuliah disana. Dia juga minta Laras pindah ke rumah kami. Sejenak Laras bengong tak percaya sampai aku ikut bicara meyakinkan Laras.

    “Makasih Ayah” kata Laras setelah telepon ditutup sambil memeluku dengan erat dan menciumi wajahku. “Laras tak pernah membayangkan kalau bisa kuliah ke luar negeri” “Itu karena usaha Laras sendiri. Ayah lihat Laras nilai rapotnya sangat bagus, jadi sayang kalau hanya kuliah disini.” Jawabku.

    “Sekarang kita makan dulu untuk merayakan berita gembira ini.” Aku angkat telepon antar ruang dan bicara dengan Ayu untuk menanyakan apakah pakaian Laras sudah dikirim dari rumah asuh. Ternyata pakaian Laras sudah sampai dan diletakkan di ruang keluarga. Aku suruh Laras mengambil tasnya. Setelah Larasberganti pakaian kami berangkat menuju mall yang baru di buka di jalan Pemuda. Mall dengan hotel ini cukup megah. Setelah makan di salah satu cafe, aku ajak Larasberbelanja pakaian, sepatu, dan kosmetik. Laras bingung ketika memilih, rupanya dia baru pertama kali mengenal baju, parfum, dan lain-lain yang harganya di atas satu juta rupiah.

    Selama ini penghuni rumah asuh ku hanya dibelikan pakaian yang sederhana, walapun bukan murahan.
    Harganya tidak sampai tiga ratus ribu satu stel. Kosmetik yang dibelikan isteriku mereka hanya merek
    lokal, jadi harganya tidak terlalu mahal. Akhirnya aku bantu dia memilih barang-barang yang akan
    dibelinya, salah satunya adalah lingerie dengan tali di bahu. Aku bayangkan Laras pasti sangat seksi
    memakai lingerie ini. Ketika membayar belanjaan Laras, aku baru tahu, dia membeli lotion untuk vagina
    juga. Aku tersenyum ketika Laras terlihat malu ketika aku ketahui dia membeli lotion vagina.

    Hampir jam sembilan malam kami sampai di rumah. Satpam yang membukakan gerbang memberi tahu kalau para pembantu dan tukang kebun sedang asyik nontonTV di paviliun belakang, sehingga kedatangan kami tidak mereka sadari. Kami langsung ke kamar tidurku. “Laras boleh tanya sama Ayah?” kata Laras tiba-tiba.

    “Boleh. Kenapa?” “Apa Bunda nggak marah, kalau tahu Ayah menghabiskan uang banyak buat Laras?”
    “Kenapa mesti Bunda marah, Sayang? Laras dengar sendiri di telepon tadi. Bunda juga sayang sama Laras.
    Ayah dan Bunda tidak punya anak perempuan, itu sebabnya Bunda ingin Laras tinggal di sini, bukan di rumah asuh… Ayah sama Bunda sudah lama ingin mengangkat Laras menjadi anak secara resmi. Hanya karena rumah asuh itu dikelola Bunda, agak sulit prosedurnya. Akhirnya Ayah sama Bunda memutuskan agarLaras tinggal
    disini, resmi sebagai anak atau tidak sudah tidak penting lagi” kataku menjelaskan.
    “Iya sih, tapi…” kata-kata Laras terhenti. Aku tersenyum dan tetap diam menunggu Laras melanjutkan
    kata-katanya.

    “Kita sudah seperti suami isteri… Ayah, Laras sudah mengkhianati Bunda” kata Laras lagi. Ada keraguan dan penyesalan nampak di nada suaranya. “Sudahlah Laras. Semuanya sudah kita lakukan dengan penuh kesadaran. Kita menikmati hari ini dengan penuh gairah dan kenikmatan. Bunda juga menyusuh Laras tidur di sini untuk menemani Ayah.” kataku untuk menenangkannya. “Kalau nanti Laras tinggal disini, pati Bunda juga akan membelikan Laras baju, sepatu dan lain-lain. Nah, sekarang Laras istirahat dulu. Besok Ayah antar ke sekolah.”

    Laras menjawab dengan anggukan kepalanya sambil tersenyum yang dipaksakan lalu segera menyiapkan
    buku-buku pelajaran buat sekolah besok. Selesai menyiapkan buku dan seragamnya, Laras minta ijin untuk
    ke kamar mandi. Kali ini dia wanti-wanti agar aku tidak ikut.
    “Iya deh… Ayah tunggu disini” aku tertawa mengiyakan. Aku tahu, Laras pasti akan menggunakan lotion
    vaginanya.
    “Awas kalau ayah ngintip. Nanti nggak dikasi yang asyik-asyik…” kata Laras sambil melotot lucu.
    Setelah keluar dari kamar mandi, aku minta untuk memakai lingerie yang baru aku belikan. Aku duduk di
    sofa untuk mengamati Laras melepas pakaiannya dan mengambil lingerie barunya. Laras menatapku sambil
    tersenyum. Nampaknya dia menyukai lingerie yang aku belikan. Tangannya meraih karet spandek celana
    dalamnya. Dengan gerakan matanya, Laras minta pendapatku apakah melepas celana dalam atau tetap
    dipakai.
    Aku memberi isyarat agar dia melepas celana dalam dan branya, karena lingerie itu terdiri dari rok
    pendek dan G-string. Laras memenuhi permintaanku. Bra dan celana dalamnya dilepaskan lalu memakai
    lingerie barunya. Setelah memakai lingerie, aku minta Laras memakai make up yang tadi aku belikan. Dia hanya menyapukan bedak di wajahnya, lalu mengoleskan lipstick tipis di bibirnya.

    Aku benar-benar terpesona setelah Laras memakai lingerie barunya serta berdandan tipis seperti ini.
    Dia nampak sangat cantik dan seksi. Lingerie itu berbentuk terusan yang terbuat dari broklat pink
    transparan. Lingerie itu hanya menutup tubuh Laras mulai dari puting payudaranya sampai pangkal paha.

    Ada dua utas tali di bahu kanan dan kiri untuk menahan lingerie itu agar tidak terlepas. Lingerie itu
    memamerkan lekukan tubuh Laras dari dengan sempurna dan tidak terkesan norak. Bagian atas menampakkan
    bahu laras yang lembut dan agak bidang, nampak seksi. Payudaranya yang terlihat bagian atasnya nampak
    menonjol dan terangkat. Payudara seorang gadis yang baru mekar. Sedangkan bagian bawahnya
    memperlihatkan kedua paha dan kakinya yang panjang dan bersih mulus.

    Laras mendekati aku dengan bergaya seperti peragawati. Badannya lenggak-lenggok sengaja memancing
    birahiku, yang sudah bangkit sejak dia melepaskan pakaianya. Setelah kira-kira satu meter di depanku
    lenggokan tubuh Laras makin erotis. Gerakannya gemulai, pinggulnya bergerak dengan seksi, tangannya
    memegang rambutnya lalu diangkat ke atas. Kembali Laras meliukkan tubuhnya dengan tangan tetap menahan
    rambutnya. Aku benar-benar gemas dan terangsang menikmati gerakan Laras. kemudian tangannya memegang
    payudaranya lalu memijit dan meremas payudaranya sendiri, sambil sesekali mendesah.

    “Ayah… Laras cantik kan…?” tanya Laras sambil terus meremas payudaranya. “Ayah suka Laras berpakaian
    seperti ini…? Ayah juga suka Laras memakai make up…?”
    “Kamu cantik sekali Sayang.” Aku memujinya. Bukan untuk merayunya, tapi aku benar-benar tulus waktu
    mengatakannya. “Benar-benar cantik, juga seksi. Dengan lingerieini, keindahan tubuh Laras benar-benar
    tampak”
    “Ah, Ayah bisa aja…” jawab Laras sambil duduk di pangkuanku dengan manja. “Laras jadi malu nih…” kedua
    tangannya memeluk leherku
    “Lho, kenapa…?”
    “Masa Laras dibilang seksi…” kata Laras sambil mendekatkan kepalaku di payudaranya.
    Aku segera menggigit puting Laras dari luar lingerie. Tanganku aku lingkarkan di pinggangnya dan
    menyibakkan lingerienya bagian belakang dari bawah untuk meraih pantatnya
    “Aahh… Ayah suka nakal sih…?” kata Laras di sela desahan nafasnya yang mulai memburu. Kepalaku diremas
    sambil diciumi.
    “Tapi Laras suka kan…?” kataku menggodanya. Dia hanya tertawa menggoda.
    “Suka banget…”

    Aku berdiri sambil mengangkat tubuh Laras. Dia aku gendong lalu berjalan mengitari kamarku yang
    berukuran lima kali tujuh meter persegi. Sambil berjalan, aku senandungkan lagu Everything I Do, I Do
    It for You yang biasa dinyanyikan Bryan Adam. Tangan Laras melingkar di leherku, bergayut manja. Aku
    berjalan sambil mengayun-ayunkan tubuh Laras seperti menina-bobokan seorang gadis kecil. Nampaknya dia
    menikmati sekali ayunan tanganku. Matanya setengah terpejam dengan mulut merekah. Aku dekatkan mulutku
    ke bibirnya, lalu perlahan aku gigit bibirnya lalu aku hisap dengan lembut.
    “Aahh…” Laras mendesah ketika lidahku menjilat langit-langit mulutnya.
    Kami berciuman sambil menggendong tubuh Laras. Desahan dan erangan Laras bersaing dengan suara kecupan
    bibirku pada bibirnya. Lalu kami saling lumat dan saling hisap. Aku bawa Laras ke tempat tidurku dan
    aku baringkan dia, sementara lidahku terus menghisap dan mengait lidahnya. Aku ingin mencoba suasana
    baru dalam persetubuhanku dengan Laras.

    Perlahan aku buka tali lingerie yang mengikat bahunya dengan mulutku. sesekali mulutku mengecup
    pundaknya sambil lidahku menjilat-jilat pundak Laras yang lunak tapi kenyal itu. Tali terlepas, tapi
    lingerie itu masih melekat pada tubuh Laras. kembali mulutku menurunkan sedikit lengerienya sampai
    dadanya terbuka, lalu aku kulum putingnya. Lidahku berputar dan mengait puting Laras yang sudah
    bertambah kenyal dan sekitar puting itu berubah berbintil-bintil.
    Nafsuku sudah mendekati puncak. Aku ingin menikmati Laras dengan cara lain. Aku berubah menjadi liar
    dan kasar. Kasar namun tidak sampai membuat Laras merasa sakit. Aku ingin memuaskan nafsuku dengan
    caraku sendiri. Dengan penuh semangat dan cepat aku cium leher Laras. Melihat kekasaranku, Laras agak
    terkejut. Aku semakin liar dan rakus menetek payudaranya. Rupanya Laras ikut terbawa suasana. Nafasnya
    terengah-engah terdengar di sela-sela erangannya.
    “Sshh… Ayah… aahh… sshh”

    Dengan tak kalah liar dia merengkuh kepalaku dan mencari-cari bibirku, lalu melumat bibirku sambil
    memasukkan lidahnya ke dalam mulutku. kupeluk Laras dengan erat sambil beradu lidah. Kami saling hisap
    dan saling sedot sambil saling mengait-kaitkan lidah dengan penuh nafsu dan liar. Aku menumpukan berat
    badanku pada tubuh Laras, sehingga tubuh kami saling melekat dengan erat. Kulepas ciumanku pada bibir
    Laras, lalu aku susuri leher Laras, kemudian berpindah ke payudaranya kembali. Dengan kasar aku cium
    dan aku hisap payudara dan putingnya. Laras menggelinjang seperti ingin berontak melepaskan diri dari
    pelukanku. Aku tahu Laras tidak ingin aku yang mengendalikan permainan. Laras menginginkan dia yang
    mengendalikan permainan seperti tadi siang.
    Laras ternyata memang tipe wanita agresif, selalu ingin menguasai permainan seks yang dilakukan. Dalam
    setiap berhubungan sex, wanita seperti dia tidak hanya ingin dibuat orgasme dan dipuaskan, tapi juga
    ingin memuaskan pasangannya. Wanita seperti dia juga dengan mudah muncul birahinya, seperti waktu
    melihat aku telanjang dada tadi siang.
    Tapi aku tak peduli. Aku tidak memberi kesempatan kepadanya untuk bertindak lebih jauh. Aku masih
    ingin mengendalikan permainan ini. Kedua tanganku meremas-remas payudara Laras. Mulutku menyusuri
    perutnya yang rata dan kenyal. Lidahku merayap dipermukaan kulit perutnya yang halus dan licin karena
    ludahku. Kecupan dan jilatan lidahku makin cepat, liar dan kasar. Aku merangkak mundur sehingga
    bibirku menyentuh perut bawahnya, tepat di atas vagina, lalu aku jilat dan aku kecup sambil
    menghisapnya.

    Laras melenguh dan menggelinjang. Aku ingin memberi tanda pada perut bagian bawah ini. Segera aku
    kecup lalu kusedot dengan kuat sambil menggigit pelan. Laras mengerang ketika aku menghisap dan
    menggigit perutnya. Beberapa saat kemudian, nampak bercak merah karena pembuluh darah di bagian itu
    melebar. Lima buah cupang aku letakkan berjajar membentuk huruf V di perut Laras.
    Setelah puas memberi cupang di perut bagian bawah, aku melepaskan lingerienya, tidak dengan tanganku,
    tapi tetap dengan mulut dan gigiku. Ada sensasi lain yang aku rasakan ketika bibirku menyentuh
    kulitnya saat melepas lingerie itu. Sensasi lain dengan kalau aku sekedar mencium seluruh tubuhnya.
    Sensasi sentuhan bibirku pada kulit Laras saat melepas lingeri juga dirasakan Laras. Berkali-kali
    suara lenguhan dan desisan kami bersahut-sahutan. Demikian pula saat melepas G-string yang melekat di
    selakangannya. Bibirkuku pun bersentuhan dengan vagina Laras. Kami kembali merintih, mengerang dan
    mendesah.
    Setelah seluruh tubuh Laras terbuka, dengan cepat aku pagut vagina Laras yang sudah basah berlendir.
    Lidahku dengan mantap menjilat dan bergetar pada klitorisnya, lalu vagina Laras aku hisap dan aku
    kilik-kilik dengan lidahku. Vaginanya mengeluarkan aroma berbeda dari tadi siang atau tadi sore. Itu
    karena Laras memakai lotion untuk vagina yang dia beli di mall. Aroma wangi menyusup hidungku membuat
    aku makin bersemangat untuk mengulum vagina dan klitorisnya.

    “Ahh… sshh” hanya itu kata-kata yang berkali-kali keluar dari mulut Laras, tak ada yang lain.
    Laras benar-benar menikmati permainanku. Badannya menggelinjang bergerak seperti ular yang menari
    karena mendengar tiupan seruling. Lidahku aku getarkan dengan cepat menyentuh bibir vagina Laras
    bagian dalam, sambil sesekali aku masukkan dan aku getarkan di dalam lubang vaginanya yang sangat
    sempit. Sesekali pula aku sedot saat kurasakan lendir vaginanya meleleh keluar sambil memasukkan
    klitorisnya ke dalam mulutku. Lalu aku masukkan hidungku ke dalam vaginanya. Sambil aku tekan,
    hidungku aku gesekkan di dalam lubang vagina Laras. sementara itu lidahku menjilat kulit antara anus
    dan vaginanya.

    “Auw…sshh… Ayaahh…” Laras menjerit saat lidahku menjilat kulit antara anus dan vaginanya. Sejenak dia
    bergetar, lalu Laras mengangkat badannya seperti akan duduk. Mulutnya mendesis dan mengerang.
    “Ssshh… Laras diapain Yah… ?” tanya Laras di sela-sela desisan bibirnya. “Aahh… nikmat bangeettt…”
    katanya lagi lalu kembali terlentang dan bergerak liar. Aku tak menjawab.
    Aku lebih peduli dengan vagina dan klitoris Laras. Lebih peduli pada kulit antara anus dan vaginanya.
    Aku terus menjilat dan menghisap. Membiarkan Laras menikmati setiap rangsangan yang aku berikan.
    Kedua kaki Laras aku angkat dan aku lipat di perutnya dengan posisi membuka, sehingga pantatnya
    terangkat dan vagina serta anusnya nampak sangat jelas. Ledir yang meleleh tampang cukup banyak dan
    deras. Vaginanya tampak berkedut-kedut pelan, klitorisnya menonjol ke depan seperti penis kecil yang
    sedang ereksi. Sedangkan anusnya yang berkerut ikut berkedut pula. Anusnya basah mengkilat karena
    terkena lelehan cairan vaginanya.

    Aku tusukkan hidungku ke lubang anus Laras lalu aku goyangkan sambil aku tekan. Tercium bau khas anus
    bercampur wangi lotion vagina membuatku nyaman muntuk terus menjilat dan memasukkan lidahku. Mungkin
    bagi orang lain jijik menjilat anus partner seksnya, tapi bagiku bau itu menimbulkan sensasi
    tersendiri, apalagi bercampur dengan lotion vagina. Lidahku dengan cepat menari mengorek anus Laras.
    Bibirku mengecup dan dan menjepit kerut-kerut anusnya kuat-kuat. Tak kuduga. Laras dengan cepat
    mencapai orgasme yang pertama malam ini. Tubuhnya meliuk-liuk tak terkendali lalu mengejang dengan
    kuat, mulutnya mendesis-desis.
    “Aahh… Ayah… Laras dapet lagi… aahh…” Laras berteriak kencang.
    Tangan Laras mencengkeram kepalaku lalu rambutku diremas. Aku berhenti sejenak mengamati Laras. Mata
    Laras terpejam dengan nafasnya terengah-engah. Kedua betis dan pahanya menjepit kepalaku ketika aku
    susupkan kembali di antara kedua pahanya. Aku teruskan jilatanku pada anusnya, namun tidak secepat dan
    sekaras tadi. Perlahan dan lebut seluruh permukaan lidahku aku oleskan ke anusnya beberapa kali, lalu
    aku ganti menghisap lembut dan pelan klitorisnya. Aku ingin Laras dapat menikmati orgasmenya sepanjang
    mungkin. Aku merangkak menindih Laras. dengan lembut dan pelan aku kecup payudaranya. Laras memeluku
    lalu mencium bibirku. Dia agak kaget mencium bau anusnya yang masih menempel di bibir dan lidahku,
    lalu tersenyum sambil memejamkan mata.
    “Ayah nggak jijik mencium dan menjlat anus Laras?”
    “Enggak tuh…” jawabku. Laras menjawab dengan memelukku lalu mencium bibirku dengan ganas.
    “Kalau gitu Laras juga enggak jijik.”
    “Enggak jijik apa?”
    “Ada deh… eh tapi Ayah nakal terus…?”
    “Nakal gimana Sayang?”

    “Laras inginnya Ayah yang ejakulasi, bukan Laras yang orgasme duluan”
    “Ya sudah… sekarang terserah Laras.” kataku lalu berbaring di samping kanannya sambil menyusupkan
    tangan kiriku di bawah kepalanya, lalu memeluknya.
    Perlahan Laras bangkit lalu menindih tubuhku, lalu dengan ganas dan liar dia mencium sekujur tubuhku.
    Leherku basah kuyup karena jilatannya. Hebat sekali gadis ini. Tujuh kali orgasme dalam sehari masih
    memiliki tenaga dan nafsu yang luar biasa dalam berhubungan sex. Mau tak mau aku membadingkan dengan
    isteriku yang hanya mampu bertahan dua kali orgasme sekali bersetubuh, kemudian menunggu dua atau tiga
    hari baru berhubungan sex lagi. Tapi Laras benar-benar tinggi stamina dan nafsunya. Laras tetap saja
    masih liar, menjilat-jilat tubuhku, dan meremas putingku dengan bibirnya. Putingku digigit-gigit dan
    dihisap bergantian kiri dan kanan.
    Sementara, penisku yang sudah tegang sejak mengamati Laras berganti pakaian dengan lingerie,
    dimasukkan kedalam vaginanya. Laras memang tidak menggoyangkan pantatnya untuk mengocok penisku, tapi
    gerakannya waktu menjilat dan mengisap tubuhku membuat pantatnya juga bergerak, sehingga penisku
    serasa dipilin dan dipijat vagina Laras. Ingin aku mengimbangi gerakan Laras, tapi setiap aku
    merespon, Laras melarangku.
    “Ayah diam dulu ya… biar Laras yang muasin Ayah…”
    Akhirnya aku diam menikmati permainannya yang semakin agresif dan liar. Aku hanya menggeliat dan
    mendesis nikmat. Laras memundurkan badannya, sehingga penisku terlepas dari vagina, namun bibir dan
    lidahnya tetap menjilat dan meremas kulit dada dan perutku. Bibir dan lidah Laras diseret dan bergeser
    di permukaan kulitku, lalu berhenti dan berputar-putar di tempat, diseret dan bergeser lagi, berkali-
    kali. Perpindahan lidah dan bibir Laras makin ke bawah ke aras penisku.
    Ketika sampai di pangkal penisku, lidahnya menekan dan menari-nari membasahi batang penisku. Kemudian
    lidah Laras mengitari selakanganku sebelah kiri dan kanan lalu berhenti di bagian bawah menjilat,
    mengecup dan memijat scrotumku dengan lembut sehingga aku melayang dibuatnya. Tiba-tiba Laras menjadi
    liar ketika dengan penuh nafsu, penisku dilahapnya lalu dihisap dan dipuntir dengan lidahnya.
    “Ssshh… Laras… sshh…” aku mendesis dan mengerang.

    “Nikmat kan Yah…?” kata Laras ketika berhenti menghisap penisku.
    “Iyyyaa… Terusin Sayang…aahh” aku minta Laras untuk meneruskkan aksinya.
    Sebenarnya, tanpa kusuruh pun Laras pasti terus mengulum dan mengocok penisku dengan mulut dan
    lidahnya, karena begitu selesai mengucapkan kata-kata itu, Laras dengan sigap langsung mengulum
    penisku kembali dengan intensitas lebih tinggi.
    Tangannya menggenggam pangkal penisku sambil digerakkan seolah sedang memutar gas sepeda motor
    dibarengi dengan gerakan mengocok dengan erat dan mantap namun lembut, sehingga penisku terasa nikmat
    sekali. Beberapa saat kemudian, aku sudah hampir ejakulasi. Laras mempercepat kocokannya dan
    memperkuat hisapannya. Namun tiba-tiba dilepaskannya penisku dari mulutnya. Bibirnya menyusuri pangkal
    pahaku, lalu berputar-putar di pahaku bagian dalam. Kakiku kemudian diangkat sehingga tubuh dan kakiku
    membentuk sudut sembilan puluh derajat.
    Kemudian Laras meneruskan jilatannya sambil menyeret lidahnya dipermukaan kulit paha belakangku, lalu
    pantatku menjadi sasaran lidahnya. Giginya mengigit-gigit pelan pantatku dibarengi dengan hisapan dan
    jilatan lidahnya. Laras tidak berhenti di pantatku. Belahan pantatku pun ikut dijilat, dikecup dan
    dihisapnya. Anusku juga tak lepas dari korekan dan pijatan lidah Laras, sementara tangannya terus
    mengosok penisku.
    “Uhh… ssshh” hanya itu kata-kata yang mampu aku ucapkan menikmati jilatan, hisapan dan kecupan Laras
    di anusku.
    Baru kali ini seumur hidupku pantatku dijilat orang, apalagi sekarang dijilat dan dihisap gadis muda
    yang cantik seperti Laras. Aku benar-benar puas atas permainan Laras. lama sekali dia menjilat anusku
    sampai-sampai aku kembali hampir ejakulasi. Penisku yang ada dalam kocokan Laras terasa berkedut
    hebat, tapi dia berhenti mengocok penisku dan menjauhkan mulutnya dari anusku.
    “Laras… Masukin penis Ayah ke dalam…” kata-kataku terhenti.
    Aku berharap agar Laras segera mengulum penisku, namun lagi-lagi Laras membuat aku semakin penasaran.
    Laras malah menjilat betisku.
    “Sabar Ayah… ejakulasinya nanti dulu ya…” kata Laras sambil tersenyum mengejek.
    Aku makin penasaran. segera aku raih kepala Laras dan aku sodorkan ke penisku, namun Laras mengelak
    dengan gesit.
    “Eit… sabar dong… Ayah nikmatin aja dulu seperti siang tadi Laras menikmati permainan Ayah… hihihi…”
    kata Laras sambil tertawa.

    Rupanya dia ingin membalas, ketika tadi siang orgasmenya aku tunda sampai beberapa kali.
    Selesai berkata begitu, lidahnya lincah menari menyusuri betis belakangku, lalu lipatan lututku.
    Jilatan Laras terus turun ke arah telapak kakiku. Memang, geli dan nikmat rasanya, namun tentu saja
    lebih nikmat jika Laras mengisap penisku, bukan betis, lipatan lutut atau telapak kakiku. Kekecewaan
    karena ejakulasiku yang tertunda dua kali membuat penisku sedikit mengendur, walapun masih cukup keras
    untuk masuk ke vagina Laras. Rupanya Laras tahu kalau penisku jadi sedikit mengendur.
    Laras berhenti menjilat telapak kakiku, lalu merangkak menindih tubuhku. Tubuhnya dengan ketat
    menghimpit tubuhku. Payudaranya melesak karena menekan dadaku, sedangkan vagina dan klitorisnya
    digesek-gesekkan di penisku. Kembali penisku ereksi dengan sempurna. Tegang, keras, dan kekar. Dengan
    sekali gerakan pinggulku, ujung penisku sudah menempel di mulut lubang vagina Laras. aku angkat
    pantatku agar penisku segera melesak kedalamnya, namun vagina Laras benar-benar sempit, sehingga aku
    kesulitan dan gagal memasukan penisku. Nafsuku benar-benar memuncak, ingin segera terpuaskan.
    “Ayah… kok enggak sabaran sih…?” kata Laras sambil tertawa ketika aku gagal memasukkan penisku.
    “dibilang nanti ya nanti dong… Ayah sabar ya…” katanya lagi
    “Laras… ayo dong… Ayah udah nggak tahan, Sayang…” kini aku yang merengek minta segera dipuaskan oleh
    Laras.
    Laras menjawab permintaanku dengan mengulum putingku. Bibir dan lidahnya kembali menjilat-jilat
    dadaku, leherku dan melumat bibirku. Penisku yang sudah hampir meledak terjepit vaginanya. Laras
    menggerakkan pantatnya, penisku pun dikocok bibir vaginanya. Bibir vagina dan klitoris Laras yang
    basah terasa hangat mengocok, menjepit dan meremas penisku. Aku hampir gila diperlakukan Laras seperti
    ini.
    “Uh… ssshh…” Laras mendesis sambil menggigit bibir bawahnya sambil memejamkan matanya erat-erat.
    Rupanya gesekan penisku di klitoris dan vaginanya telah membuat Laras terangsang hebat dan tak mampu
    membendung nafsunya sendiri. Nampak sekali gerakan Laras sudah tak teratur. Akhirnya Laras
    mengendurkan pelukannya. Penisku diraihnya lalu dikocok sebentar sebelum dimasukkan ke dalam
    vaginanya. Dengan susah payah, akhirnya setengah penisku amblas ke dalam vagina Laras. Laras berusaha
    memasukkan semua penisku ke dalam vaginanya dengan menduduki penisku, lalu mengangkat pantatnya dan
    menekannya ke bawah.
    “Ayaahh… ssshh… aahh” Laras mendesah dan mengerang ketika akhirnya penisku masuk semuanya ke dalam
    vaginanya.

    Dengan pelan dan lembut Laras bergerak memutar pinggulnya. Putaran dan goyangan laras membuat penisku
    terasa dipijat dan diremas. Lalu aku merasakan sesuatu yang belum aku rasakan selama bersetubuh dengan
    Laras atau dengan isteriku. Aku merasakan penisku disedot dengan kuat beberapa kali, lalu seperti
    dikocok biasa, kemudian disedot lagi beberapa kali, lalu biasa lagi… Aku tatap mata Laras yang
    terpejam menikmati persetubuhan yang kami lakukan. Aku merasa melayang. Berkali-kali sedotan vagina
    Laras membuatku segera menuju ejakulasi. Aku berusaha menahan, karena Laras saat ini belum meunjukkan
    tanda-tanda akan orgasme. Tiba-tiba Laras mencabut penisku dari vaginanya, lalu duduk sambil tangannya
    meremas dan mengocok penisku.
    “Jangan buru-buru dikeluarin Ayah… Ayah tadi janji sama Laras…”
    “Janji apa sayang…” aku benar-benar lupa apa yang suydah aku janjikan kepada Laras.
    “Masa lupa Yah…”jawab Laras tanpa memberi penjelasan apa janjiku, Laras mengulurkan kedua tangannya
    menyuruh aku bangkit. Setelah aku duduk, Laras membelakangi aku dan nungging.
    “Dari belakang Yah… Laras ingin disetubuhi dari belakang”
    “Oh… Laras… kamu bukan gadis kelas 3 SMA… kamu benar-benar wanita. Wanita dewasa yang matang dan
    selalu ingin mencoba yang baru…” kataku dalam hati.
    Tanpa menunggu lebih lama segera aku merangkak mendekati Laras dan memegang pantatnya. Dengan pelan
    aku masukkan penisku ke dalam vaginanya. Laras menyambut penisku dengan tidak sabar. Dihentakkannya
    pantatnya ke belakang dengan keras dan cepat. Vagina Laras yang sudah sangat basah dan agak melebar
    karena terangsang hebat, serta posisi doggy ini membuat penisku tak terlalu sulit memasuki vaginanya.
    setelah masuk semuanya Laras memutar pantatnya. Penisku serasa dipilin-pilin, diremas dan dipijat.
    “Ahh… Ayaahh….” Laras menjerit. “Nikmat sekali…aahh ssshh”
    Aku raih payudara Laras yang bergoyang-goyang karena gerakannya untuk mengocok penisku. Kuremas dan
    kupilin putingnya, sambil terus bergerak maju mundur mengocok penisku di dalam vagina Laras. Dengan
    posisi doggy ini membuat tulang vagina Laras yang bagian depan mengesek batang penisku bagian bawah.
    Nikmat dan nikmat. Itu yang aku rasakan ketika penisku keluar masuk dalam vagina Laras yang bergerak
    dan berputar.

    Entah kenapa aku yang tadi sudah hampir ejakulasi kini aku merasa sangat segar dan kuat. Tak sedikit
    pun tanda-tanda aku akan segera ejakulasi. Mungkin karena dengan posisi doggy ini aku merasa dapat
    mengendalikan persetubuhan, bukan dikendalikan oleh Laras, sehingga aku masih mampu bertahan. Apalagi
    aku melihat Laras menikmati persetubuhan dengan gaya yang pertama dia lakukan. Aku makin merasa nyaman
    dan mampu bertahan untuk tidak ejakulasi dengan cepat.
    Dengan mantap dan kencang aku sodokkan penisku ke dalam vagina Laras. tubuh Laras tergundang-guncang
    maju mundur karena goyanganku. Kedua tanganku memegang dan pantat Laras. empat jari tangan kanan dan
    kiri meremas pantat Laras, sedangkan jempolku aku selipkan di belahan pantatnya, mengorek dan mengelus
    anusnya.
    “Ayah… nikmat sekali…” kata Laras sambil menoleh ke belakang dan berusaha melihat apa yang aku lakukan
    terhadap anusnya.
    “Iya… Sayang… Ayah juga merasa nikmat…”
    “Jempol ayah… sshh… aahh… Jempol ayah…” Laras mendesiskan kata-kata dengan cepat sambil terengah-
    engah.
    “Hmmm…? Kenapa… ? Nikmat kan…?”
    “Iya… aahh… ssshh…” Laras makin mendesis dengan mata melotot. “Masukin Ayah… Masukin penis Ayah di
    anus Laras… Cepat Ayaahh…” Laras berteriak kesetanan.

    Rupanya dia ingin melakukan anal seks. Laras benar-benar gadis yang luar biasa di bidang seks. Dia
    nampaknya selalu ingin mencoba hal-hal yang baru. Sedangkan aku, ini pertama kali aku melakukan anal
    sex. Aku belum pernah memikirkan untuk melakukan anal sex, sementara isteriku juga tak pernah meminta.
    Memang kami melakukan hubungan sex dengan berbagai macam gaya, tapi yang namanya anal sex belum pernah
    kami coba lakukan. Kami tidak pernah mengeksplor anus waktu melakukan foreplay. Sejenak aku ragu, tapi
    Laras kembali meminta untuk melakukan anal sex. Perlahan aku lepaskan penisku dari vagina Laras.
    “Kenapa berhenti Ayah…?” tanya Laras “Kalau gitu cepat masukin penis Ayah dalam anus Laras…” kata
    Laras sambil meremas dan mengocok vagina serta klitorisnya sendiri.
    Aku turun dari tempat tidur untuk mengambil botol lubricant gel yang biasa aku gunakan untuk
    bersetubuh dengan isteriku. Karena dia sudah mengalami menopause, lubricant gel ini sangat menolong
    untuk membuat vagina isteriku basah. Kelenjar yang mengeluarkan cairan vaginanya tidak produktif lagi.
    Kami gunakan lubricant gel agar isteriku tidak kesakitan waktu bersetubuh. Dengan demikian isteriku
    dapat menikmati persetubuhan yang kami lakukan.

    Kuminta Laras untuk nungging lagi. Perlahan aku elus anus Laras sambil sedikit-demi sedikit aku
    masukkan jariku agar otot-otot anusnya mengembang. Aku tahu, Laras akan kesakitan karena anusnya
    dimasuki penisku untuk yang pertama kali. Bagaimanapun juga otot anus berbeda elastisitasnya dengan
    otot vagina yang lebih mudah melebar saat dimasuki penis. Aku mencim dan menjilat anus Laras dengan
    lahap guna memberi rangsangan. Dengan jilatanku, aku berharap Laras akan merasa nikmat sehingga pada
    saat aku lakukan penetrasi, Laras tidak akan begitu kesakitan.
    “Aahh… aahh… sshh… Ayah… cepat masukin dong…” Laras merintih dan merengek agar aku cepat-cepat
    memasukkan penisku.

    Rupanya Laras benar-benar penasaran untuk menikmati anal sex.
    “Iya Sayang…” jawabku sambil terus menjilat dan mengorek anus Laras dengan lidahku. “Sabar sebentar…
    tunggu sampai anus Laras bener-bener siap menerima penis Ayah.”
    “Auw… ssshh nikmat. Ayah… masukin sekarang dong…”
    Aku tidak mau langsung memasukkan penisku ke dalam vagina Laras. aku tidak ingin dia terlali kesakitan
    karena pertama kali melakukan anal sex. Aku meraih botol lubricant gel lalu memasang tabung
    aplikatornya. Perlahan aku tusukkan tabung aplikator ke dalam anus Laras sambil menekan botol itu.
    “Ups… sshh ya… gitu dong Ayah… penisnya dimasukin”
    Laras tidak menyadari kalau yang aku masukkan kedalam anusnya bukan penis melainkan aplikator. Setelah
    cukup gel yang masuk ke dalam anus Laras, aku tuang dan aku oleskan pada telunjuk tangan kananku.
    Kemudian telunjukku yang basah karena lubricant gel perlahan-lahan aku tusukkan ke dalam anus Laras,
    aku tarik sedikit, lalu aku tusukkan lebih dalam lagi.
    “Ahh… terusin Yah…”
    Dengan perlahan aku kocok jariku di anus Laras, sementara tanganku yang lain meremas vagina Laras.
    Klitorisnya aku pilin-pilin dan pencet dengan lembut dengan jempolku, sedangkan dua jariku memasuki
    lubang vaginanya lalu bergerak keluar masuk di dalam vaginanya. Dua lubang sumber kenikmatan seksual
    Laras aku korek, aku tusuk-tusuk. Pantatnya aku jilat dan aku gigit-gigit pelan. Laras terus merintih
    dan mendesah menikmati setiap remasan, kocokan dan gigitanku. Anus Laras sudah siap sekarang, karena
    jariku dengan leluasa dapat keluar masuk memompa anusnya. Perlahan penisku yang sudah sangat keras dan
    tegang aku tempelkan di pantatnya. Jariku terus mempompa anus dan vaginanya.
    “Kok belum masuk sih…? Tadi yang masuk apa dong Yah…” tanya Laras setelah tahu penisku belum menyentyh
    anusnya

    Perlahan telunjuk kananku aku lepas dari anus Laras. Kembali aku tuang lubricant gel lalu aku oleskan
    di penisku. Perlahan penisku aku coba masukkan ke dalam anusnya. Susah sekali memasukkan penisku,
    walaupun lubrikan gel cukup membantu. Laras mengerti kesulitanku lalu menoleh ke belakang.
    “Sshh… Aahh… Susah masuknya ya Yah?” tanya Laras lalu dia merendahkan bahunya dan membuka lebar-lebar
    pahanya sehingga posisinya semakin nungging, pantatnya dan anus membuka lebih lebar.
    “Sabar ya Sayang…” kataku. “Agak sakit nanti pada awalnya”
    “Iya… Yah… nanti pasti sakit, tapi sesudah itu jadi nikmat” kata Laras sambil tersenyum.
    Aku paksa penisku agar bisa masuk ke dalam anus Laras dengan mendorongnya kuat-kuat.
    “Auw…” Laras menjerit kesakitan saat seperempat bagian penisku berhasil memasuki lubang anusnya.
    “Sakit sekali Yah…”
    Aku berhenti sejenak untuk membiarkan otot anusnya melebar secara alami agar tidak terlalu menyakitkan
    bagi Laras.
    “Kenapa berhenti Ayah…?” tanya Laras sambil menggoyangkan pantatnya.
    “Supaya Laras tidak kesakitan…” jawabku.
    “Terusin dong yah…” kata Laras lalu mendorong mundur sehingga penisku tertekan dan melesak beberapa
    senti lagi ke dalam anusnya. Akibatnya sungguh luar biasa bagiku.
    Pantat Laras yang berputar membuat penisku serasa dijepit dengan ketat oleh benda yang kenyal sambil
    diremas-remas. Nikmat. Sungguh nikmat!
    “Aahh…” kami mengerang hampir bersamaan.
    “Sakit Sayang?” tanyaku mendengar Laras merintih
    “Sakit sedikit … tapi nikmat sekali, Ayah” kata Laras. Kemudian Laras dengan semangat menggoyangkan
    pantatnya.
    Mendengar desahan dan erangan Laras yang dapat merasakan nikmat saat penisku bergoyang karena gerakan
    pantatnya, aku tarik penisku keluar sedikit lalu aku masukkan lagi dengan pelan tapi mantap. Setelah
    tiga empat kali penisku keluar masuk, aku tekan dengan sedikit keras sehingga penisku melesak
    sepenuhnya ke dalam anus Laras.
    “Auw…” Laras kembali menjerit
    “Sakit Sayang…?”
    “Enggak…” kata Laras sambil dengan semangat dia memutar pantatnya mengimbangi gerakan maju mundur yang
    aku lakukan. “Ahh… Nikmat sekali Ayah… sshh… aahh… sshh…”
    Aku membungkuk untuk meraih klitoris Laras lalu memilin dengan dua jariku, sementara tanganku yang
    lain meremas-remas payudaranya. Kami mengerang bersahut-sahutan. Belum lima menit, tubuh Laras
    mengejang sambil mengerang keras.

    “Ayaahh… auw… aahh…” teriakan Laras mengagetkan aku. Laras meliukkan badannya, pantatnya disodok-
    sodokkan ke belakang dengan keras dan cepat.
    “Kenapa Sayang…?” aku bertanya karena mengira dia kesakitan.
    “Laras…aahh…ssshh… Laras orgasme lagi….”
    Aku tak menduga Laras sudah orgasme. Rupanya benar informasi yang aku baca, anal sex lebih nikmat,
    baik bagi perempuan maupun laki-laki. Dengan anal sex, penis terjepit lebih kencang sedangkan bagi
    wanita, sodokan penis di dalam anus dapat dengan mudah mendorong otot-otot usus besar menekan G-spot.
    Itu sebabnya kenikmatan yang ditimbulkan luar biasa. Demikian pula Laras. Hari pertama melakukan
    persetubuhan disertai dengan anal sex.
    Hal ini rupanya yang menyebabkan Laras dengan mudah memperoleh puncak kenikmatan. Laras ambruk
    tersungkur di atas tempat tidur sehingga penisku terlepas dari anusnya. Sebenarnya aku juga hampir
    ejakulasi, kalau saja Laras dapat bertahan lebih lama sedikit lagi. Laras membalik tubuhnya hingga
    terlentang, nafasnya memburu terengah-engah sedangkan matanya terpejam.
    “Nikmat sekali Ayah…” katanya lalu diam tidak bergerak sampai beberapa saat.
    “Ayah-bener-bener hebat…” katanya lagi.

  • Skandalku Dengan Bos Di Kantor

    Skandalku Dengan Bos Di Kantor


    1014 views

    Cerita Sex ini berjudulSkandalku Dengan Bos Di KantorCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Suatu hari aku dipanggil pimpinanku ke dalam ruangannya. Aku menduga-duga apa gerangan sebabnya aku dipanggil mendadak begini.

    “Duduk, Dik. Tunggu sebentar ya,” katanya sambil meneruskan membaca surat-surat yang masuk hari ini.

    Setelah selesai membaca satu surat barulah dia menatapku.

    “Begini Dik Anto, besok hari libur nasional. Hari ini apa yang masih harus diselesaikan?” tanyanya.

    Aku berpikir sejenak sambil mengingat apalagi tugas yang harus kuselesaikan segera hari ini.

    “Rasanya sih sudah tidak ada lagi yang mendesak pak, ada beberapa proposal dan rencana kerja yang harus saya buat, tapi masih bisa ditunda sampai minggu depan. Ada apa Pak?” tanyaku.

    “Anu, ada tamu dari Kalimantan, namanya Pak Jainudin, panggil aja Pak Jay. Sebenarnya bukan untuk urusan kantor kita sih. Hanya kebetulan saja pas dia ada di sini, jadinya sekalian aja. Dia menginap di Bekasi. Tadi dia telpon katanya minta tolong agar diantarkan surat yang kemarin Dik Anto buat konsepnya untuk dipelajari, jelaskan aja detailnya. Nanti Dik Anto antar saja ke sana dan bayar bill hotel beliau. Layani sampai selesai urusannya, kalau perlu nanti nggak usah kembali ke kantor. Besok beliau kembali. Kalau mobil kantor pas kosong, pakai taksi aja soalnya ini penting. Uangnya ambil di kasir!” katanya sambil memberikan memo kepadaku untuk ambil uang di kasir.

    Bergegas aku ke kasir sambil cek di resepsionis ada mobil kantor lagi kosong atau tidak. Ternyata semua mobil lagi dipakai. Jadi aku naik taksi ke Bekasi.

    Setelah sampai di hotel yang dituju, aku segera menemui Pak Jay, dan menyerahkan berkas yang dimaksud. Setelah dia bertanya tentang detail dari berkas tadi, dia katakan bahwa dia sudah mengerti dengan isinya dan setuju. Hanya ada perbaikan redaksional saja.

    “OK Dik, nanti saya kabari. Begini saja, konsep ini saya bawa dulu. Perbaikannya nanti menyusul saja. Hanya redaksional kok. Isinya saya sudah paham dan prinsipnya setuju,” katanya.

    “Oh ya pak, pimpinan saya sampaikan bahwa bill hotel bapak biar kami yang selesaikan,” kataku.

    “Aduh, jadi merepotkan. Sampaikan terima kasih dan salam untuk pimpinanmu, Pak Is” katanya sambil menyalamiku.

    “Baik Pak nanti saya sampaikan, selamat jalan”.

    Aku kemudian membereskan bill di front office. Tiba-tiba saja petugas hotel memanggilku.

    “Maaf Pak Anto ya? Ini Pak Jay mau bicara,” katanya sambil menyerahkan gagang telepon. Kuterima gagang telepon dan dari seberang Pak Jay berkata”Dik, saya lupa kasih tahu. Kebetulan semua urusan saya selesai hari ini jadi saya bisa pulang siang nanti. Dik Anto tunggu sebentar di bawah ya!”

    Aku menunggu Pak Jay turun ke lobby. Sebentar kemudian dia sudah datang dan minta dipanggilkan taksi. Kupanggilkan taksi, dia naik dan katanya.

    “Terima kasih banyak lho bantuannya”.

    Aku menggangguk dan tersenyum saja. Setelah taksinya pergi, aku berpikir kalau dia jadi pulang, sementara bill sudah dibayar penuh sampai besok, sayang rasanya. Biar aja kuisi kamarnya sampai besok, toh besok juga libur. Aku lapor ke resepsionis.

    “Mbak, Pak Jay sudah check out, saya pakai kamarnya sampai besok. Tapi tolong beresin dulu kamarnya, saya mau jalan dulu sebentar. Boleh kan?” kataku.

    “Boleh pak, silakan saja,” katanya sambil tersenyum.

    Akhirnya saya keliling-keliling di Kota Bekasi. Nggak ada yang aneh sih. cuma sudah lama saja tidak ke Bekasi. Setelah beberapa lama, capek juga rasanya badanku. Aku akhirnya masuk ke sebuah panti pijat tradisional. Siapa tahu dapat massage girl yang oke, setelah dipijat nanti gantian kita yang memijatnya.

    Seperti biasa begitu masuk di ruang depan aku disodori foto-foto close up yang cantiknya mengalahkan artis. Mbak yang jaga mengomentari sambil sekalian promosi. Si A pijatannya bagus dan orangnya supel, Si B agak cerewet tapi cantik, Si C hitam manis dan ramah dan lain-lainnya. Aku sih tidak tertarik dengan promosinya. Pilihanku biasanya berdasarkan feeling saja.

    Pada saat lihat-lihat foto, ada wanita yang masuk. Kulihat sekilas, kalau dia massage girl di sini aku pilih dia saja.

    Kutanya pada yang jaga, ” Mbak, yang tadi barusan lewat kerja di sini juga?”

    “Ya Mas, dia baru minta ijin keluar sebentar tadi. Katanya ada sedikit keperluan,” jawabnya.

    “Boleh pijat sama dia Mbak?” tanyaku lagi.

    “Boleh saja, tapi tarif untuknya agak tinggi sedikit,” katanya sambil tersenyum kemudian menyebutkan rupiah yang harus kusediakan.

    Kuiyakan dan disuruhnya aku masuk ke kamar VIP, ada AC-nya meskipun berisik dan tidak terlalu dingin. Sambil menunggu di dalam kamar, kuamat-amati sekelilingku. Sebuah kamar berukuran 3 X 2 meter dengan sebuah spring bed untuk satu orang dan sebuah meja kecil yang di atasnya ada cream pijat dan handuk.

    Pintunya ditutup dengan korden kain sampai ke lantai. Kulepaskan pakaianku tinggal celana dalam saja. Iseng-iseng kubuka laci meja kecil di sampingku. Ada kotak “25” yang sudah kosong.

    Tidak lama kemudian gadis pemijat yang kupesan sudah muncul. Kuamati lagi dengan lebih teliti. Lumayan. Kulitnya putih, tinggi (untuk ukuran seorang wanita) dengan perawakan seimbang. Ia mengenakan celana panjang hitam dan kaus putih. BH-nya yang berwarna hitam nampak jelas membayang di badannya.

    “Selamat siang,” sapanya sambil menutup korden dan mengikatkan pinggirnya pada kaitan di kusen pintu.

    “Siang,” jawabku singkat.

    “Silakan berbaring tengkurap Mas, mau diurut atau dipijat saja”.

    “Punggungku dipijat saja, kaki dan tangan boleh diurut”.

    Aku berbaring di atas spring bed. Ia mulai memijat jari dan telapak kakiku.

    “Namanya siapa Mbak?” tanyaku.

    “Apa perlunya Mas tanya-tanya nama segala. Mas kerja di Sensus ya?” Jawabnya sambil tersenyum. Meskipun jawabannya begitu tapi dari nada suaranya dia tidak marah.

    Akhirnya sambil memijat aku tahu namanya, Wati, berasal dari Palembang. Pijatannya sebenarnya tidak terlalu keras. Sepertinya dia pernah belajar tentang anatomi tubuh manusia sehingga pada titik-titik tertentu terasa agak sakit jika dipijat.

    “Aduh.. Pelan sedikit dong!” teriakku ketika dia memijat bagian betisku.
    “Kenapa Mas, Sakit? Kalau dipijat sakit berarti ada bagian yang memang tidak beres. Coba bagian lain, meskipun pijatannya lebih keras tapi kan nggak sakit”.

    Kupikir benar juga pendapatnya. Aku sedikit pernah baca tentang pijat refleksi yang membuka simpul syaraf dan melancarkan aliran darah sehingga metabolisme tubuh kembali normal. Ia memijat pahaku.

    “Hmmhh.. Ada urat yang sedikit ketarik Mas. Pasti beberapa hari ini adik kecilnya tidak bisa bangun secara maksimal,” katanya.

    Memang beberapa hari ini, entah karena kelelahan bekerja atau sebab lain sehingga pada pagi hari saat bangun tidur adik kecilku kondisinya kurang tegang. Aku tidak terlalu memperhatikan karena pikiran memang lagi fokus untuk menyelesaikan pekerjaan minggu ini. Tangannya beberapa kali mulai menyenggol kejantananku yang terbungkus celana dalam. Tapi herannya aku sama sekali nggak terangsang. Kucoba untuk menaikkan pantatku dengan harapan tangannya bisa lebih ke depan lagi, tapi ditekannya lagi pantatku.

    “Sudahlah, Mas diam saja nanti nggak jadi pijat,” katanya.

    Kali ini tangannya benar-benar meremas adik kecilku. Tapi sekali lagi aku heran, karena nggak bisa terangsang. Tangannya kini memijat pinggangku. Ibu jarinya menekan pantatku bagian samping dan jari lainnya memijat-mijat sekitar kandung kemih.

    “Penuh.. Beberapa hari pasti tidak dikeluarkan ya Mas? Maklum adiknya juga lagi nggak fit,” komentarnya agak ngeres. Lagi-lagi tebakannya benar. Aku tidak tahu dia asal tebak atau memang ada ilmunya untuk hal-hal seperti itu.

    “Hhh..” kataku ketika ia mulai menekan punggungku, kemudian terus sampai tengkuk.

    Aku mulai merasa rileks dan mengantuk. Enak juga pijatannya. Kini kakiku diurutnya dengan cream pijat. Sampai di dekat pahaku dia berkata”Tahan sedikit Mas, agak sakit memang”. Tangannya dengan kuat mengurut paha bagian dalamku. Terasa sakit sekali.

    “Uffpp.. Haahh,” kataku sambil menahan sakit.

    Kepalaku kubenamkan ke bantal. Setelah kedua belah pahaku diurut terasa ada perbedaan. Kejantananku mulai bereaksi ketika tangannya menyusup ke bawah pahaku. Pelan tapi pasti kejantananku mulai membesar sehingga terasa mengganjal. Aku agak menaikkan pantatku untuk mencari posisi yang enak. Kali ini dibiarkannya pantatku naik dan tanganku meluruskan senjataku pada arah jam 12.

    “Balik badannya, dadanya mau dipijat nggak?”

    Kubalikkan badanku. Kulihat keringat mulai menitik di lehernya. Untung ada AC, meskipun tidak bagus, sedikit menolong. Wati mengusap-usap dadaku.

    “Badanmu bagus Mas, dadanya diurut ya?”

    “Nggak usah, tanganku aja deh diurut,” kataku.

    Ia duduk di sampingku dengan kaki menggantung di samping ranjang. Ketika ia meluruskan dan mengurut tanganku kupegang dadanya. Lumayan besar, tapi agak kendor.

    “Tangannya..” katanya mengingatkanku.

    Tidak berapa lama ia sudah selesai memijat dan mengurut badanku. Aku meregangkan badan. Terasa lebih segar.

    “Sebentar saya ambil air dulu Mas,” ia keluar kamar dan kembali dengan membawa air hangat dan handuk kecil.

    Dicelupkannya handuk kecil ke dalam air hangat dan dilapnya seluruh tubuhku sampai bekas cream pijat hilang. Kemudian dilapnya badanku sekali lagi dengan handuk yang ada di atas meja kecil. Aku kembali terangsang ketika dia melap dadaku. Kuperhatikan dia dan kupegang tangannya di atas dadaku. Ia memutar-mutarkan tangannya yang dibalut handuk.

    “Kenapa Mas,” bisiknya.

    “Ingin dikeluarin supaya nggak penuh dan meluap terbuang,” kataku.

    Ia menggerakkan tangan, kode untuk mengocok penisku.

    “Nggak boleh emangnya disini ya? Ini apa?” tanyaku sambil membuka laci meja dan menunjukkan kotak “25” yang kosong tadi.

    “Mas ini tangannya usil deh. Bukan begitu Mas, bos lagi ada di sini. Dia kesini seminggu dua kali. Dia melarang kami untuk begituan dengan tamu, katanya belakangan ini sering ada razia,” jawabnya.

    Kami diam beberapa saat, tensiku sudah mulai turun.

    “Begini saja Mas, kebetulan saya juga lagi ingin dan Mas sebenarnya sesuai dengan seleraku dan rasanya bisa memuaskanku. Sekali-sekali ingin juga menikmati kesenangan. Nanti malam saja kita ketemu setelah jam 10 malam, sini sudah tutup”.

    Kutanya berapa tarifnya untuk semalam.

    “Jangan salah kira Mas, tidak semua wanita pemijat hanya ingin uang saja. Sudah kubilang kalau kita nanti bisa take and give. Just for fun”.

    Busyet.. Entah benar entah tidak bahasa yang diucapkannya aku tidak peduli. Malam ini aku dapat pemuas keinginanku yang tertahan selama beberapa hari. Kukatakan nanti setelah selesai kerja kutunggu di hotel tempatku menginap.

    Aku kembali ke hotel dan mandi. Sekilas ada keinginanku untuk berswalayan-ria. Tapi kutahan, takut nanti malam jadi kurang greng. Setelah mandi aku kembali jalan di sekitar hotel. Jalan mulai macet, karena jam pulang kantor sudah lewat. Cuaca agak mendung dan tak lama turun gerimis.

    Kupercepat langkahku, tapi gerimis sudah mulai lebat. Untung ada sebuah warung tenda. Sekilas kubaca tersedia STMJ. Boleh juga nih, hitung-hitung persiapan nanti malam. Kupesan satu gelas. Kuseruput perlahan. Rasa hangat menjalari tubuhku. Jahenya terlalu pedas, kulirik penjualnya.

    “Di sini STMJ-nya asli Mas, alami. Bukan buatan pabrik jamu, melainkan saya buat sendiri. Jahenya memang sengaja agak banyak biar badan jadi sehat dan tidak mudah masuk angin,” katanya seolah membaca pikiranku. Kutunggu minumanku agak dingin. Ternyata ramai juga warung ini. Mungkin juga akibat ramuan Bapak penjualnya yang membuatnya dengan bahan alami.

    Kembali ke hotel meskipun dengan pakaian sedikit basah, namun kesegaran pijatan dan STMJ membuatku tidak takut masuk angin. Aku tidak bawa pakaian ganti karena niatnya tidak menginap, hanya melayani tamu kantor. Kulepas bajuku dan dengan tetap memakai celana panjang kubaringkan tubuhku ke ranjang yang empuk.

    Enak juga jadi orang kaya Menginap di tempat yang empuk dan berAC. Namun kupikir lagi, ternyata hidup ini enak kalau dijalani dengan senang hati. Orang kaya yang punya jabatan tentu tingkat stressnya lebih tinggi dan belum tentu mereka dapat menikmati semua yang ada padanya. Mungkin cocok juga aku jadi filsuf, pikirku begitu sadar dari lamunanku.

    Kulihat jam dinding menunjukkan pukul delapan kurang sepuluh menit. Masih ada waktu tiduran dua jam setelah seharian pikiranku agak capek. Badan sih tidak apa-apa, hanya pikiran yang perlu istirahat.

    Setengah tertidur aku mendengar ketukan di pintu.

    “Tok.. Tok.. Tok..

    “Mas Anto, ini Wati,” terdengar suara dari luar.

    Upss, aku melompat dari ranjang dan membuka pintu. Setelah kubuka pintu aku tertegun sejenak. Wati tetap memakai kaus yang tadi siang dipakainya dibungkus dengan sweater dan celananya sudah ganti dengan jeans.

    Sepatu dengan hak tinggi membuat dia tampak lebih tinggi dan langsing. Kacamata bening nangkring di hidungnya yang sedang. Wajahnya dihiasi dengan make up tipis. Kalau dilihat sekilas seperti Yurike Prastica.

    Wati masuk dan melepaskan sweaternya. Aku menutup pintu, menguncinya dan duduk di atas ranjang, lalu ia duduk di sampingku. Saat itu aku masih termangu, tapi penisku bereaksi lebih cepat dan langsung saja tegak dengan kerasnya. Wati melihat kebawah, ia sengaja melihat dan meraba, mengusap serta memainkan penisku.

    Aku mulai bergairah tetapi hanya diam menunggu aksinya. Kurebahkan tubuhku ke tempat tidur, ia terus memainkan penisku. Dilepasnya kacamata dan diletakkan di meja samping ranjang. Ia berdiri dan melepaskan celana panjangnya. Pahanya yang mulus terpampang di depanku. Kudorong ia dan kupepetkan ke dinding sambil berciuman lembut. Ia mengerang kecil” Ngghngngh..”.

    Tangannya membuka celana panjangku dan menariknya ke bawah. Tangannya meremas penisku dan mengeluarkannya dari celana dalamku. Ia bergerak sehingga aku yang dipepetnya di dinding. Dalam posisi setengah jongkok ia mulai mengulum penisku. Penisku semakin lama semakin tegang.

    Ia mengkombinasikan permainannya dengan mengocok, menjilat, mengisap dan mengulum penisku. Kupegang erat kepalanya dan kugerakkan maju mundur sehingga mulutnya bergerak mengulum penisku. Tangannya meremas pantatku dan menarik celana dalamku yang mengganggu gerakannya. Kurasakan mulutnya menyedot dengan kuat sampai penisku terasa ngilu.

    Kuangkat tubuhnya dan kulucuti celana dalamnya. Kaus tipisnya masih kubiarkan tetap di badannya. Sebuah keindahan tersendiri melihatnya dalam kondisi polos di bagian bawah dan kausnya masih melekat. Belahan payudaranya yang besar membayang di balik kaus tipisnya. Kini aku yang jongkok di depannya dan mulai menjilati dan memainkan clit-nya.

    Vaginanya punya bibir luar yang agak melebar. Warnanya kemerahan. Ia terguncang-guncang ketika clitnya kujilat dan kujepit dengan kedua bibirku. Beberapa saat kami dalam posisi begitu. Tangan kirinya memegang kepalaku dan menekankan ke selangkangannya. Tangan kanannya meremas payudaranya sendiri.

    Aku bangkit berdiri dan bermaksud melepas BH-nya. Kucari-cari di punggungnya tetapi tidak kutemukan pengaitnya.

    “Di depan.. Buka dari depan,” Wati berbisik.

    Rupanya model BH-nya dengan kancing di depan. Kuremas kedua dadanya dengan lembut. Tanganku sudah menemukan kancing BH-nya. Tidak lama dadanya sudah terbuka. Putingnya yang coklat membayang di balik kausnya. Kugigit dari luar kausnya dan Wati mengerang.

    Penisku di bawah yang sudah berdiri melewati garis horizontal mulai mencari sasarannya. Tangannya mengocok penisku lagi dan menggesekkannya pada vaginanya. Kucoba memasukkannya sekarang, namun meleset terus. Kuangkat sebelah kakinya dan kucoba lagi. Tidak tembus juga.

    Mulutku masih bermain dengan puting di dalam kausnya. Wati kelihatannya tidak sabar lagi dan dengan sekali gerakan kausnya sudah terlempar di sudut kamar. Tanganku mengusap gundukan payudaranya dan meremas dengan keras namun hati-hati. Ia menggelinjang. Mulutku menyusuri bahunya dan melepas tali BH-nya sehingga kini kami dalam keadaan polos.

    Karena sudah gagal berkali-kali mencoba untuk memasukkan penis dalam posisi berdiri, kudorong dia ke arah ranjang dan akhirnya kudorong dia rebah ke ranjang. Saat itu aku mulai kepanasan karena gairah yang timbul. Lalu aku menerkam dan memeluk Wati. Perlahan-lahan ia mulai mengikuti permainanku. Kutindih tubuhnya dan kuremas pantatnya yang masih padat.

    “Anto.. Kumohon please ayo.. Masukk.. Kan!”

    Tangannya meraih kejantananku dan mengarahkan ke guanya yang sudah basah. Aku menurut saja dan tanpa kesulitan segera kutancapkan penisku dalam-dalam ke dalam liang vaginanya.

    Kami saling bergerak untuk mengimbangi permainan satu dengan lainnya. Aku yang lebih banyak memegang peranan. Ia lebih banyak pasrah dan hanya mengimbangi saja. Gerakan demi gerakan, teriakan demi teriakan dan akhirnya kamipun menggelosor lemas dalam puncak kepuasan yang tidak terkira.

    Setelah sejenak kami beristirahat, kami saling melihat keindahan tubuh satu sama lain gairahku mulai bangkit lagi. Aku memeluknya kembali dan mulai menjilati vaginanya. Dan kemudian memasukkan penisku yang sudah kembali menegang.

    Aku menusuk vaginanya, crek.. crek.. crek.. crek.. crokk .. Berulang kali. Ia pun mendesah sambil menarik rambutku. Kami saling bergoyang, hingga tempat tidur pun terasa mau runtuh dan berderit-derit. Setelah hampir setengah jam dari permainan kami yang kedua kali, Wati mengejang dan vaginanya terasa lebih lembab dan hangat. Sejenak kuhentikan genjotanku.

    Kini aku kembali menggenjot vagina Wati lagi. Kami berdua bergulingan sambil saling berpelukan dalam keadaan merapat. Kuputar badannya sehingga dia dalam posisi pegang kendali di atas. Kini dia yang lebih banyak memainkan peranan. Akhirnya aku hampir mencapai puncak dari kenikmatan ini. Kutarik buah zakarku sehingga penisku seolah-olah memanjang.

    “Wati, kayaknya aku nggak tahan lagi, aku mau keluar”.

    Akhirnya tak lama kemudian kami mencapai titik puncak. Aku keluar duluan dan tak lama Watipun mendapatkan puncaknya dengan menikmati kedutan pada penisku. Setelah itu kami terbaring lemas, dengan Wati memelukku dengan payudaranya menekan perutku.

    “Wati terimakasih untuk saat-saat ini”

    “Nggak usah To.. Wati yang terimakasih karena, Wati nggak menyangka kamu sungguh hebat. Wati nggak nyangka kamu punya tenaga yang besar. Wati tadi hanya berharap menikmati permainan dengan cepat karena tadi siang pijatanku sudah kuarahkan agar kita bermain dengan cepat”.

    Kami tertidur berpelukan dan setelah pagi harinya kami bercinta untuk ketiga kalinya, dan kuakhiri dengan tusukan yang manis, kami saling membersihkan badan dan pulang. Kuantar ia sampai di depan gang rumahnya.

    Ketika beberapa hari kemudian kucari dia di tempat kerjanya, tidak kudapati lagi dirinya. Kata Mbak yang jaga di depan dia pulang kampung dan tidak kembali lagi. Ditawarkan temannya yang lain untuk memijatku, namun aku tidak berminat dan langsung balik kanan, back to Batavia.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Sumamiku Memperawani Kakakku

    Sumamiku Memperawani Kakakku


    1412 views

    Perawanku – Namaku Melly, Aku adalah anak bungsu dari tiga bersaudara. usiaku saat ini baru 2o tahun. Saat ini aku telah dikaruniai seorang putra berusia 2 tahun. Aku memiliki seorang kakak laki-laki dan seorang kakak perempuan. Kakakku yang laki-laki telah lama berumah tangga dan telah hidup berpisah dari orang tua. Meskipun aku sudah berumah tangga kurang lebih 3 tahun, namun aku dan suamiku masih tinggal dirumah peninggalan orang tua kami, karena hingga saat ini kami belum bisa membangun rumah sendiri. Maklumlah suamiku hanya seorang pegawai negri golongan II.

    Selain aku dan suamiku, Kakak perempuanku juga masih tinggal di rumah peninggalan orang tua kami. Bukan karena dia belum bisa membangun rumah sendiri, tetapi karena dia belum berumah tangga. Sejujurnya aku merasa kasihan padanya, di usia nya yang telah lebih dari 30 tahun, ia belum menemukan laki-laki yang mau menjadi pendamping hidupnya. Nexiabet

    Nia adalah nama kakak perempuanku. Ia saat ini tidak bekerja. Ia hanya tinggal di rumah dan hanya melakukan pekerjaan rumah yang biasa dilakukan seorang wanita. Aku pun sebenarnya juga tidak bekerja, tetapi aku memiliki suami yang mampu menopang kebutuhanku dan anakku. Karena kami tinggal dengan kakak perempuanku, maka mau tidak mau, gaji suamiku juga harus dinikmati bersama dengan kakak perepuanku.

    Sejujurnya aku dan suamiku berharap ada seorang laki-laki mapan yang mau menikahi Kakakku, tetapi hingga saat ini, belum ada titik terang untuk itu. Entah apa kekurangan kakak perempuanku itu di mata para lelaki sehingga tak ada yang mau mempersuntingnya menjadi istri. Mungkin karena jodohnya memang belum datang, pikirku.

    Sebagai seorang wanita normal, kak Nia juga pasti membutuhkan seorang laki-laki untuk menjadi teman hidupnya, dan untuk memenuhi semua hasrat biologisnya. Aku sering mendengar suara desahan dan rintihan dari kamar kakak seperti suara seorang wanita yang sedang menikmati nikmatnya hubungan suami istri. dan aku yakin kak Nia sedang melakukan masturbasi di kamarnya. Aku juga sering mengintip kakak dari celah ventilasi kamar jika ku dengar suara desahan tengah malam di kamar kak Nia, dan sering ku lihat kak Nia tidur telanjang di kamarnya sambil meremas-remas payudaranya dan memainkan jarinya di selangkangan.

    Saat aku sedang mendesah menikmati gesekan batang penis suamiku di dinding vaginaku, aku sering teringat kakak dan merasa kasihan padanya, sehingga secara tiba-tiba hasrat bercintaku hilang. Saat seperti itu, suami pasti bertanya kenapa, tetapi aku tidak bisa menjelaskan perasaanku padanya. Sampai pada suatu malam…..

    ======================

    Aku terjaga dari tidurku dan kembali mendengar suara desahan dan rintihan yang berasal dari kamar kak Nia. Dengan perlahan ku bangunkan suamiku dan memintanya untuk tidak berisik. ku tarik tangan suamiku dan melangkah perlahan ke luar kamar, lalu ku minta suamiku naik ke atas meja yang berada di depan jendela kamar kak Nia dan ku minta ia mengintip apa yang dilakukan kak Nia di dalam kamarnya. hanya sebenar Indra mengintip melalui ventilasi kamar kak Nia lalu kemudian dengan hati-hati dia turun dari meja tersebut dan berbisik kepadaku, “Kak Nia sedang nonton BF…”

    Aku menarik suamiku menuju ruang depan dan menyalakan TV. sambil duduk di sofa, ku kembali bertanya pada suamiku. Agen Idn Poker Online

    “Apa lagi yang Mas lihat?” tanyaku.

    “kak Nia tiduran telanjang…” jawab suamiku

    “Apa lagi?”

    “Yah, dia meremas-remas payudaranya dan memainkan jari di sini…!” jawab suamiku sambil menjatuhkan tangannya ke sela pangkal pahaku.

    “Mas! sejujurnya… itulah yang menjadi pikiranku selama ini!” jawabku sambil memindahkan tangannya dari permukaan vaginaku.

    “Masalah apa?” tanya Mas Indra.

    “hasratku dalam bercinta selalu musnah jika ku teringat kak Nia yang sampai sekarang harus menikmati seks hanya dengan tangan dan jarinya.” jawabku.

    “Hmm…. jadi itu yang sering membuatmu tidak semangat, ya?” ungkap suamiku. Aku hanya mengangguk mendengar ungkapan pengertian dari suamiku.

    “Andai boleh, aku ingin berbagi suami dengan kak Nia…” sebuah kalimat ringan meluncur dari mulutku. Suamiku terkejut mendengar kata-kataku itu. Ia menoleh kepadaku dengan kerutan di keningnya. Indra turun dari sofa dan duduk di lantai menhadap kepadaku.

    “Sayang! sebesar itukah rasa kasihan di hatimu untuk kak Nia?” tanya Indra

    “Lebih dari itu!” jawabku tanpa ekspresi. “Aku juga rela menyerahkan suamiku padanya…” lanjutku.

    “Sayang! aku hanya mencintai kamu, hanya kamu, Mel..! Jangan berpikir yang bukan-bukan tentang hubungan kita… tentang suamimu! berbagi suami dengan kak Nia memang tidak boleh, tapi jika Mel mau, kita bisa melakukannya….!” jawab suamiku.

    Kali ini, aku yang terperanjat mendengar kata-katanya. ku tatap matanya sedalam-dalamnya dan ku lihat ketulusan di hatinya untuk berbagi suami demi membahagiakanku. Beberapa saat kemudian, aku beranjak meninggalkannya dan berjalan menuju kamar kak Nia. Rencananya aku ingin mengetok pintu kamar kak Nia, tetapi ternyata pintu kamarnya tidak terkunci dan aku langsung masuk tanpa permisi.

    Kak Nia yang sedang asyik menonton VCD film porno sambil bermasturbasi, sontak terkejut melihat kehadiranku di kamarnya dan memergoki kebiasaan tak lazin yang dilakukannya.

    “kak Nia! ikut denganku!” kataku sambil menarik tangan kak Nia dan mengajaknya ke ruang depan. Kak Nia hanya menuruti saja, meskipun ia tidak mengerti apa alasanku menariknya ke ruang depan.

    Dalam remang suasana lampu malam di ruang depan, kak Nia terperanjat, karena ternyata di ruang itu telah ada Mas Indra, suamiku. Kak Nia yang berdiri tanpa sehelai kainpun menutupi tubuhnya menjadi sangat malu dengan keadaannya. Namun aku dan suamiku tidak memperdulikan hal itu, aku hanya meminta kak Nia untuk duduk di sofa, dan aku juga duduk di sampingnya. Dalam posisi di sampingnya, ku angkat paha kak Nia dan terlihat belahan vaginanya yang ditumbuhi rambut yang tebal.

    Mas Indra juga telah mengerti maksudku, ia langsung mengambil posisi di selangkangan kak Nia dan memainkan lidahnya di belahan vagina kak Nia. aku berbisik pada kak Nia, “Kak! jangan berpikir macam-macam..!!! nikmati saja….”

    kak Nia sepertinya tidak mengerti mengapa kami melakukan ini, apakah ini sebagai hukuman atas kebiasaan tak lazimnya yang kami pergoki atau tertumpah dari hasrat tak normal untuk melakukan hubungan seks bertiga. Tetapi semakin lama Indra memainkan lidahnya di selangkangan kak Nia, semakin membuat membuat kak Nia melupakan segala kebingungannya atas apa yang kami lakukan. ku lihat kak Nia mulai menikmati indahnya dan nikmatnya seks yang sebenarnya.

    Aku melepaskan seluruh pakaianku dan naik ke atas sofa lalu memposisikan vagianku tepat di depan mulut kak Nia. Tanpa diminta, akhirnya kak Nia menjulurkan lidahnya dan bermain di belahan vaginaku. Dalam posisiku seperti itu, Mas Indra kemudian menghentikan aksi lidahnya. Ia melepaskan celananya dan mengeluarkan batang penisnya yang besar lalu tanpa membuang waktu, ia tancapkan kepala penisnya ke belahan vagina kak Nia dan menekannya masuk. Judi Slot Online

    Vagina kak Nia memang sering menerima rangsangan masturbasi, tetapi ternyata dia masih menjaga keperawanannya, sehingga suamiku masih merasa kesilitan ketika berusaha menenggelamkan batang penisnya di lobang vagian kak Nia. Mas Indra harus berulang kali melakukan tarik ulur dan menekan ke lobang vagina kak Nia untuk dapat tenggelam sempurna di liang senggama kak Nia yang masih perawan itu. Basahnya lobang vagina kak Nia tidak begitu membantu proses pelepasan keperawanan kak Nia.

    Melihat keadaan itu, aku tidak lagi menyuguhi mulut kakak dengan menu belahan vaginaku, tetapi aku turun dan membantu suamiku merenggut keperawanan kak Nia. ku tarik lutut kak Nia hingga menyentuh puting payudaranya, dan ku biarkan Mas Indra berdiri bebas menacapkan penis besarnya di selangkangan kak Nia yang terbuka lebar. Posisi mengangkang itu, akhirnya berhasil mengamblaskan kepala penis suamiku hingga menyentuh bibir rahim kak Nia. selanjutnya, mas Indra mulai memainkan aksinya menggesek dinding vagina kak Nia….

    Hanya sekitar 5 menit, kak Nia telah mencapai orgasme pertamanya. Namun mas Indra tidak berhenti menggenjot lobang vagina kak Nia. ku lihat cairan lembut bening mengucur dari lobang vagina kak Nia yang masih disumbat oleh besarnya penis suamiku.Cairan merah akhirnya juga keluar memberi warna pada cairan vagina bening yang telah begitu banyak keluar dari lobang vagian kak Nia. Selang 5 menit kemudian, kak Nia kembali merasakan orgasme ke-2. Agen Judi Online

    Mas Indra yang merasa bahwa dinding vagina kak Nia sudah tidak sanggup lagi menerima gesekan akhirnya meutuskan untuk mengeluarkan batang penisnya dari lobang vagina kak Nia. sekarang Mas Indra mengarahkan serangannya kepadaku, Setelah beberapa menit, aku juga mendapatkan orgasme pertamaku malam itu. saat itulah mas Indra mencabut penisnya dari lobang vaginaku lalu naik ke sofa dan menyumpalkan kepala penisnya ke mulut kak Nia. dengan kepala penis dalam mulut kak Nia, mas Indra mengocok batang penisnya yang panjang dengan tangannya, dan ternyata itu adalah akhir permainan. Mas Indra mendesah dan menyemburkan air spermanya ke mulut kak Nia. Agen Sbobet Terpercaya

    +++++++++++++++++++++

    Sejak saat itu, kak Nia tidak lagi canggung ketika ia sedang dalam hasrat cinta yang mengelora, ia tinggal datang ke kamarku dan meminta mas Indra untuk menggaulinya. Meskipun sebenarnya hati ini cemburu, tetapi aku senang, karena mas Indra selalu berhasil memuaskan kami berdua dalam hubungan seks.

  • Susi Cewek Bispak SMP Jakarta

    Susi Cewek Bispak SMP Jakarta


    1029 views

    Cerita Sex ini berjudulSusi Cewek Bispak SMP JakartaCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Kisah ini terjadi saat aq masih duduk di kelas SMP. Di kelasku ada cewek namanya Susi, anak ini memang terkenal genit. Padahal sebenarnya orangnya biasa2 aja gak terlalu istimewa tapi karena sifatnya yang ramah dan gampangan itu yang membuat dia banyak dikerubutin teman2 cowok termasuk aq. Diantara sekian banyak cowok ada satu yang paling getol dekat2 ma Susi, namanya Rudi.

    Setiap kali aq melihat Rudi mendekati Susi maka tangannya gk jauh2 dari meraba pantat atau toked Susi. Pernah suatu ketika saat pelajaran Kesenian, Susi yang duduk sendirian karena teman satu mejanya tidak datang pindah tempat duduk ke tempat Rudi yang memang duduk sendirian dibarisan paling belakang sudut, bersebelahan dengan mejaku.

    Mulanya aq gk terlalu pedulian, paling juga si Rudi ngucek2 payudaranya si Susi. Tapi saat aq ngelirik, aq kaget setengah mati. Kontol si Rudi udah keluar dari celananya dan sedang dikocok2 ma Susi! Rudi menyeringai bangga melihat ke arahku. Sementara Susi hanya tersenyum2 genit aja melihat aq yang terpelongo.

    Sambil menikmati kocokan Susi tangan kiri Rudi asik meremas2 payudara kanan Susi, untuk menutupi pandangan guru dari depan Rudi sengaja menaruh buku bacaan kesenian di depan Susi dengan cara di dirikan jadi seolah2 mereka berdua sedang membaca buku itu.

    Beberapa menit kemudian kulihat peju Rudi menyembur keluar, Susi kemudian mengelap tangannya yg belepotan peju Rudi ke celana Rudi. Meilhat itu aq juga jadi kepingin. Aq segera memberi kode sama Rudi untuk gantian, kamipun berganti posisi.

    Si, aq juga donk.. pintaku setelah duduk di sampingnya,

    Paan? tanyanya pura2 gk tau. Kocokin kontol aq ujarku, Susi mencibir kearahku, Gak mau tolaknya. Bangsatnya ni pikirku, gk tau orang dah konak juga. Sementara di meja sebelahku, si Rudi cekikikan melihatku, teman semejaku juga ngintip2 sambil tersenyum2 mupeng. Pasti mintak bagian juga tuh.

    Karena udah gk tahan menahan birahi, sambil melihat kedepan pelan2 aq menurunkan resleting celanaku, tapi susah juga ngeluarin si kontol yang udah jegang dari tadi dalam posisi duduk gini. Ku longgarkan sedikit ikat pinggangku dan ku lepaskan kait kancing celanaku baru kurogoh kontolku mengeluarkannya, begitu kontolku keluar dari celana langsung keraih tangan kanan Susi, ku arahkan ke batang kontolku.

    kocokla cepat.. bisikku, tangan Susi yang lembut dan halus kemudian memegang batang kontolku dan mulai mengocok2nya membuat aq tertunduk keenakan.

    enak ya..? bisik Susi, anjeng, enak kali balasku berbisik. Berkali2 aq mengeluarkan nafas keras saat kulit tangan Susi yang lembut menggesek2 kepala kontolku.

    Sesekali aq melirik ke arah Rudi dan temanku yg tertawa2 kecil melihat aq lagi dikocokin ma Susi, teman semejaku berkali2 memberi kode mintak giliran yang dibalas dengan Susi leletan lidahnya. Asli mupeng dia, terlebih lagi saat aq dengan sengaja meremas2 payudara Susi sambil melirik mengejek ke temanku itu.

    Beberapa menit kemudian pejuku akhirnya muncrat keluar disertai rasa nikmat tiada tara, sebisa mungkin aq menahan untuk tidak mengerang. Kututupi wajahku dengan kedua tanganku menahankan rasa nikmat di kontolku.

    Susi mengangkat tangannya menunjukkan jari2 tangannya yang belepotan pejuku, wajahnya menunjukkan ekspresi jijik. Kemudian seperti tadi dia mengelapkan tangannya ke celanaku.

    Karena merasa masih ada bau2 pejunya, Susi permisi ke wc. Gk lama teman sebangkuku ikut permisi keluar. Aq kembali pindah ke mejaku sementara Rudi duduk di bangku sebelahku.

    Tapi ko lama kali ya..?? jangan2 mereka maen di wc terka Rudi. Aq manggut2 mengiyakan. Ampe pergantian jam pelajaran (kira2 15 menit lebih) baru mereka kembali, ku lihat teman aq itu tersenyum bahagia. Sementara Susi kembali ke bangkunya, bukan di tempat Rudi lagi.

    Langsung kucecar teman ku dengan pertanyaan2, ngapain aja kalian? Temanku cerita begitu dikamar mandi, dia langsung meluk Susi. Sambil berciuman temanku meremas2 payudara Susi lalu dia meminta Susi untuk menghisap kontolnya, Susi okok aja menghisap kontol temanku itu, lagi pula biasanya kamar mandi pas jam pelajaran masih berlangsung memang tergolong sepi kuadrat.

    Eh pas lagi asik2an begitu tiba2 masuk cowok dari kelas sebelah, udah bisa ketebak cowok itupun mintak bagian. Terpaksa Susi ngelayani dua kontol sekaligus. Sepikan bukan berarti gk ada yang datang, beberapa menit kemudian datang dua orang cowok, anak kelas 2. melihat Susi yang lagi jongkok sambil ngisapin kontol kami, mereka pun dengan sabar ngantri mintak disepong juga.

    Setelah semua ngecrot baru Susi dan teman aq itu kembali ke kelas. Aq jadi geleng2 mendengar cerita teman aq itu, jontor deh tuh bibir nyepong 4 batang sekaligus

    Lain waktu ada lagi cerita saat aq, Rudi dan Susi tergabung dalam satu tugas kelompok yg diberikan oleh guru bahasa inggris kami. Selain kami bertiga ada empat orang lagi, dua perempuan dua laki2. Jadi totalnya kami bertujuh. Kami memutuskan mengerjakan tugas kelompok tersebut pada hari minggu di rumah Susi.

    Jadi begitulah pada hari minggu yang dijanjikan kami berkumpul di rumah Susi, kami mengerjakan tugas itu di ruang tamunya. Mulanya sih biasa2 aja, selain karena ada cewek lain juga karena orang tua Susi masih berada di rumah.

    Suasana mulai berubah saat orang tua Susi keluar untuk menghadiri suatu pesta pernikahan, tangan Rudi mulai gatal meraba2 tubuh Susi membuat Susi sibuk menepis tangan jahil Rudi. Jadinya malah gk mengerjakan tugas kelompok lagi tapi mule cerita2 jorok yang membangkitkan gairah.

    Sil udah pernah liat kontol gk? tanya Rudi ma Silvia salah satu teman cewek dalam kelompok kami. Nih anak emang gk ada otaknya. Silvia yang mendengar pertanyaan Rudi jadi merah padam mukanya, mulutnya langsung melancarkan cacian sama Rudi membuat kami tertawa2.

    gitu aja marah, Sil, Susi aja tenang2 aja klo liat kontol, ya kan Si Amir ikut2 nimbrung sambil ngelirik genit sama Susi, Susi hanya mencibir menanggapi godaan Amir.

    ngomong2 kontol kelen, macam yg besar aja kontol kelen Wita kali ini yang angkat bicara, nih anak mang rada berani dibandingin Silvia.
    eh, mo liat ko kontol aq? tanyak Rudi semangat sambil berdiri memamerkan celananya yang menggembung di bagian selangkangan.

    Tingkahnya membuat para cewek2 itu terpekik2 sambil cekikikan, Susi yang tepat berada di samping Rudi tiba2 meninju selangkangan Rudi membuat dia terpekik kesakitan yang disambut gelak tawa kami semua.

    Gk sadar udah hampir tiga jam juga kami di rumah Susi, akhirnya kami memutuskan melanjutkan lagi pengerjaan tugas kelompok itu Senin besok. Wita dan Silvia pulang dengan diantar Amir dan Joko sementara aq dan Rudi tetap tinggal. Aq sudah menebak apa yang ada dalam pikiran Rudi, begitu mereka berempat meninggalkan rumah Susi, Rudi langsung melancarkan serangan2nnya.

    Entah siapa yang bernafsu duluan keduanya udah bergumul saling peluk dan cium mengabaikan aq yang terbengong2 melihat aktivitas mereka berdua. Dengan ganas tangan Rudi meremas2 payudara Susi sementara tangan Susi meraba2 selangkangan Rudi. Gk mau ketinggalan aq langsung duduk disamping kiri Susi dan ikut2an meremas2 payudara kirinya.

    Susi melepaskan ciumannya dari Rudi gantian menciumi bibirku yang kubalas dengan penuh nafsu. Aq menggeliat nikmat saat jari2 Susi meremas selangkanganku sementara disamping kanan Susi Rudi memelorotkan celananya sekaligus celana dalamnya hingga kontolnya yang tegang terlihat menjulang.

    Rudi segera meraih tangan Susi dan mengarahkannya ke kontolnya, Susi melepaskan ciumannya dariku dan melihat ke arah kontol Rudi kemudian mulai mengocok2nya membuat tubuh Rudi jadi kejang2. Aq ikut2an melepasi celanaku hingga kontolku dengan leluasa tegak dengan gagah.

    Aq berdiri disamping Susi sambil meraih kepala Susi dan menariknya ke arah kontolku, mengerti kemauanku Susi langsung membuka mulutnya lebar2 membiarkan batang kontolku masuk ke dalam mulutnya, begitu kontolku masuk langsung dia menghisapnya membuat aq mendesis keenakan.

    kontol! Kau pulak yang duluan di sepong! maki Rudi, salah sendiri lah jawabku penuh kemenangan. Kugerakkan pinggulku seolah2 sedang mengentoti mulut Susi sambil mendesah2 keras memanas2i Rudi sementara Susi makin aktip menghisap2 kontolku.

    Panas melihat aq yang disepong Susi, tangan Rudi kelayapan menaikkan rok terusan Susi ke atas hingga pahanya yang mulus terbuka sampai terlihat pangkal paha Susi yang terbalut celana dalam warna pink.

    Rudi menggesek2kan telunjuknya ke selangkangan Susi membuat Susi mengeluarkan suara2 mengeram sambil terus menghisap2 kontolku. Celana dalamnya terlihat basah oleh rembesan cairan vaginanya.

    Si buka sempak kau, si Martin mau liat pepek kau kata Rudi sambil tangannya berusaha memelorotkan celana dalam Susi, Susi agak menaikkan pantatnya agar celana dalamnya dengan mudah dapat dipeloroti Rudi ke bawah.

    Mataku tak lepas memandang pepek Susi yang ditumbuhi bulu2 halus, begitu pepek Susi terbuka jari2 Rudi langsung bermain di celah pepek Susi membuat Susi mendengus2 merasakan kenikmatan. Tubuhnya menggeliat2 merasakan gesekan2 jari Rudi di celah pepeknya.

    Tanpa sadar aq makin dalam menyodokkan kontolku di dalam mulut Susi, berkali2 Susi mengeluarkan suara tersedak dan berusaha melepaskan kontolku dari dalam mulutnya tapi karena aq telah dikuasai nafsu birahi malah makin kasar menggoyang2kan pinggulku mengentoti mulut Susi sambil tanganku memegang kepala Susi menghindari dia melepaskan kontolku.

    Susi udah gk lagi menghisap kontolku hanya membiarkan saja kontolku memenuhi rongga mulutnya bergerak leluasa. ayo tin terus ujar Rudi sambil memberi semangat sambil tangannya juga dengan cepat menggesek2 pepek Susi membuat Susi makin keras mengerang2.

    aq mo keluaaarrrr jeritku, dengan susah payah Susi menjauhkan kepalanya dari kontolku, tepat saat dia berhasil mengeluarkan kontolku dari dalam mulutnya, maniku muncrat keluar dengan perasaan nikmat tiada tara.

    Susi memekik kecil saat maniku menyembur ke wajahnya, aq dengan sengaja mengarahkan ujung kontolku ke wajahnya hingga maniku muncrat di wajah Susi. Maniku yang kental dan berwarna putih itu menempel disekitar wajah Susi.

    martin jahat, maninya ditembakkan ke muka Susi rungut Susi manja, dengan perasaan lelah aq duduk disamping Susi melihat dengan takjub maniku meleleh di sekitar wajah Susi sebagian menetes ke baju kaosnya.

    memang ni, gk usah kasih lagi Si Rudi ngompor2in, pasti udah mupeng dia. dah buka aja Si bajunya, udah kenak mani si martin gitu ujar Rudi, alah pengen aja bilang cibir Susi tapi dia mau juga membuka bajunya.

    Kini udah benar2 bugil , kontolku yang semula layu mulai bangkit kembali melihat tubuh telanjang Susi, kelen juga la buka baju masak aq aja ujar Susi, tanpa diminta dua kali Rudi segera menanggalkan pakaiannya diikuti oleh aq.

    Kini kami bertiga udah bugi, aq dan Rudi segera mencaplok masing2 payudara Susi yang cukup besar itu membuat Susi tertawa geli menerima rangsangan dari kami. Ini pertama kalinya aq menghisap pentil perempuan.

    Rudi kemudian merebahkan tubuh Susi di sofa dengan kepalanya berbantalkan pahaku hingga wajahnya tepat di depan kontolku yang mulai tegak lagi. Aq terbengong2 melihat Rudi mengambil posisi di tengah2 pangkal paha Susi, kontolnya yang tegang tepat berada di celah pepek Susi.

    ko mo ngentoti dia?? tanyaku terheran2, memang kenapa? tanya Rudi, sementara Susi memandangku dengan ekspresi heran, nanti dia gk perawan lagi ujarku lugu. Mereka berdua tertawa geli mendengar ucapanku.

    Martin tenang aja, nantik abis Rudi, Martin boleh ngentoti Susi ujar Susi sambil menggesek2kan pipinya di batang kontolku. Sementara Rudi kembali melanjutkan maksudnya mengentoti Susi.

    Terdengar pekik Susi saat batang kontol Rudi menerobos masuk kedalam pepeknya, entah karena udah dari tadi nahan nafsunya, Rudi dengan cepat menjurus kasar menyodok2kan batang kontolnya di dalam pepek Susi membuat Susi makin memekik2 menahankan serangan2 Rudi.
    enak kali pepek kauuu siii.ceracau Rudi meningkahi pekikan Susi, sementara aq hanya bisa diam aja menonton mereka berdua ngentot dengan liarnya. Kontolku sekarang udah benar2 ngaceng lagi.

    Tubuh Susi terguncang2 seiring hunjaman kontol Rudi di dalam pepeknya, teteknya yang bulat ikut bergoyang2 membuatku jadi gemas meremas2nya.

    Ahhh..uunnnngghhhh. pelaaaaaannnn pelaaaaannnn diiiiiiiiii.pekik Susi, tapi Rudi nggak merubah tempo genjotannya malah makin cepat menggoyang2kan tubuhnya. Tubuh mereka berdua mulai dibanjiri oleh keringat.

    unghunghdengus Rudi, yang dibalas dengan pekikkan terputus2 Susi. Entah berapa lama tiba2 Rudi mencabut kontolnya dari dalam pepek Susi dan mengocok2kan batang kontolnya di depan perut Susi. Gk berapa lama kontolnya memuntahkan mani yang cukup banyak. Maninya muncrat diperut bahkan sampai ke payudara Susi.

    aduh enak kali.. desis Rudi, sementara Susi memejamkan matanya dengan dadanya yang turun naik seolah2 baru saja berlari jauh. Tubuhnya yang mungil terlihat mengkilat oleh keringatnya.

    Begitu Rudi bangkit dari tubuh Susi, aq segera menggantikan posisinya. Dengan tidak sabar menusukkan batang kontolku ke celah pepek Susi tanpa memperdulikan mani Rudi di tubuh Susi.

    Tapi berkali2 kutusukkan ko gk masuk2 ya??? Ini memang pertama kalinya aq mengentot dengan perempuan. Sadar ketidak tahuanku, sambil memegang batang kontolku dia mengarahkan arah tusukanku, dibawah sini bisiknya masih dengan nafas yang tersengal2.

    Lobang pepknya mengalirkan cairan lendir yang membuat permukaan pepeknya terasa licin. Aq terpejam nikmat merasakan pertama kali kontolku masuk ke lobang pepek perempuan, aq berusaha mengocokkan batang kontolku di pepeknya tapi berkali2 kontolku keluar lagi dari pepek Susi. Melihat itu Rudi jadi tertawa2, jangan panjang2 ko nareknya bodoh ujar Rudi.

    baru pertama ya tin? Susi ikut2an bersuara membuat jadi panas. Setelah agak lama akhirnya terbiasa juga aq menyodok2kan kontolku di dalam pepek Susi. Beda dengan Rudi dengan ku Susi hanya mengeluarkan suara mendesah2 kecil aja. Walau tadi baru mengeluarkan tapi karena ini sensasi pertama ku mengentoti cewek, gk lama kurasakan maniku akan muncrat. Aq makin mempercepat goyanganku, berkali2 kontolku keluar dari pepek Susi tapi dengan cepat ku masukkan lagi dan ku kocok lagi.

    Tin klo mo nembak jangan di dalam ujar Rudi mengingatkan, tubuh Susi sendiri terlihat makin kaku. Akhirnya dengan perasaan nikmat tiada tara kontolku untuk kedua kalinya mengeluarkan spermanya. Kalo ini di dalam pepek Susi, tubuh ku mengejang2 kaku mendapatkan orgasme kedua ku. Susi langsung terpekik kaget menyadari aq menembak di dalam vaginanya.

    wei kontol, jangan ko tembak didalamnya! maki Rudi, tapi aq yang lagi dilanda kenikmatan gk peduli sama sekali. Aq makin menekankn dalam2 batang kontolku di dalam pepek Susi sementara tubuh Susi yang terhimpit tubuhku ikut mengejang. Kepalanya menggeleng2 kiri dan kanan, kurasakan daging otot pepek Susi mencengkram erat batang kontolku.

    Ku rasa pepek Susi makin penuh dan sempit, oleh maniku, lendirnya juga karena kontraksi otot pepeknya. Lima menit kemudian kami uda berpakaian kembali, sementara Susi ke kamar mandi. Baru kemudian kami berpamitan pulang.

    Selama sebulan aq cemas2 Susi akan hamil, apalagi tiap hari Rudi menakut2iku kalo Susi hamil dan mintak pertanggung jawabanku. Tapi ternyata apa yg ku khawatirkan tidak benar2 terjadi.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Tak Dapat Ku Menahan Tubuh Tante Diva Yang Montok – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Tak Dapat Ku Menahan Tubuh Tante Diva Yang Montok – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1315 views

    Perawanku – Selamat siang pecinta cerita sex online perkenalkan namaku evan aku senang bisa berpartisipasi di blog www.ceritasexs.me  untuk bisa menceritakan kisahku, pengalamanku ini terjadi 2 tahun yang lalu, dan gilanya lagi aku lakukan dengan tanteku sendiri namaya tante Diva.

    Aku dari desa dan pergi merantau ke Jakarta saat umurku tujuh belas tahun, orangtuaku yang khawatir akan keadaanku jadi aku dititipkan di rumah tante Diva, tanteku ini masih berumur 29 tahun mempunyai suami yng sibuk dengan bisnisnya yaitu di pertambangan daerah Jakarta.

    Karena usaha orang tuaku sedang bangkrut aq tidak dapat meneruskan kuliah, tanteku bilang,”van, mending kamu kuliah saja biar tante dan om yg biayain!” tp aq menolak, alasanku tidak mau merepotkan mereka dan ingin coba bekerja. padahal aq sangat ingin kuliah.

    Aku coba kirim cv kebeberapa perusahaan dijakarta, setelah 1 minggu ada beberapa perusahaan yg memanggilku.. om melarangku saat aq hendak pergi interview, katanya,

    ”kamu gak usah dateng om sedang urus kerjaan buatmu dikantor tante diva.” singkat cerita aq bekerja dikantor tante diva, setiap hari aq berangkat kerja naik mobil bersama tante, maklum aq gak bisa nyetir mobil jadi tante yg nyetir, dikantornya tante seorang manager yg sangat dihormati.

    Aku sangat suka masturbasi, koleksi film bokepku banyak dari yg indonesia, bule, korea, jepang, china, india sampe arabpun ada.hehehe setiap 2 hari sekali aq masturbasi sambil nonton bokep, paling sering dipagi hari ketika bangun tidur kontol aq tegang..hehe sampai akhirnya tante diva tau ketika aq sedang asyik mengkocok kontolku.

    Tante masuk kamarku untuk memanggilku sarapan.

    “van sarapan dulu, ehhh kamu lagi asyik yak?!”, ujarnya sambil tersenyum dan dia menutup pintu kamarku lagi sambil berkata,

    “selesein dulu tuch sampe keluar..” aq kaget setengah mati dan sangat malu sekali.. aq lupa mengunci pintu kamar rupanya semalam. aq sangat heran karena tante tidak memarahiku tp malah tersenyum..dan seharian itu kerjaanku jadi kacau karena masih malu banget sm tanteku.

    Selesai makan malam aq langsung buru-buru masuk kamar. keesokan harinya aq terbangun ketika spermaku keluar karena aq mimpi basah, dan kontol aq masih tegang serta berdenyut-denyut..rasanya pagi itu aq ingin masturbasi lagi.

    Kucari hp ku dan kunyalakan film bokep jepang..kuusap-usap kontol aq yg masih dibungkus CD..sesekali kumasukan tangan kedalam CD untuk mengkocok-kocok kontolku.

    Ketika tanganku sedang asyik mengkocok tiba-tiba terdengar suara tante diva,

    ” van keluarin aja kontolnya biar tante yang kocokin.

    ”pintanya manja.. spontan aq tersentak kaget.

    “udah kamu gak perlu malu sm tante, tante juga lagi horny karena udara pagi ini dingin banget.” tante diva mendekatiku dan duduk dikasurku sambil tangannya menarik CD ku dan kontolku mencuat keluar karena udah tegang sedari tadi.

    “jangan tante nanti ketauan om…!!”, ujarku..

    “gpp van, om tidak ada dirumah, dia tadi jam 5 berangkat ke papua untuk urusan kantorny”

    Tanpa banyak bicara lagi tante diva langsung mengulum kontol aq..disedot-sedot kepala kontol aq…dijilati dari testis, batang dan kepala kontolnya…uggghhhh bigini yakk rasanya dioral…nikmat banget.

    Melihatku merem melek keenakan permainan lidah tante diva makin belingsatan..dia sangat nafsu banget kulumin kontolku..dihisapnya dalam-dalam kontolku… aaakkkkhhhh…gila nikmat banget banget tante…ujarku.. tak mau kalah dengan permainan tante diva.

    Tanganku mulai berani memegang payudara tante diva yg berukuran 34b, tidak terlalu besar tp masih padat berisi dan kenyal.. kuselipkan tanganku masuk dalam piyama yg tante diva kenakan..rupanya dia tidur tidak mengenakan bra.

    Kuusap-usap puting kanannya..tanganku yg 1 lagi membelai rambutnya yg halus dan lembut sebahu panjangnya. kupilin-pilin putingnya yg mulai mengeras dan kuremas dengan lembut… aq semakin bergairah dibuatnya dan kuangkat tubuhnya agar aq bisa mencium bibirnya yg tipis.

    Kukulum bibirnya, kuhisap-hisap lidahnya.. eehhmmmm…hmmm..gumam tanteku.. tanganku terus bergerilya kali ini kedua payudaranya bisa kuremas-remas..kujepit kedua putingnya dan kugesek-gesek dengan ujung jariku.. aaahhhh…desahnya menggoda…terus vannn…enak banget, katanya…kuciumi lehernya telinganya terus turun ke payudaranya… aq hisap kuat putingnya.

    Sssssllllluuuurrrrppppp….ssssshhhhh….begitu terdengar suara hisapanku.. aaaaakkkkhhhhhhh….nikmat banget vaaannnn….kamu hebat banget!! lengkuhnya..sambil matanya terpejam menikmati jilatanku…tangan kiriku kuselipkan masuk CD tante diva,kucari itilnya, rupanya tante diva udah sangat terangsang.

    Memeknya basah banget.. foreplay kamu hebat…terusin van, puasin tante hari ini..ujarnya manja.. tanpa ragu kupijit-pijit lembut itilnya yg mungil..kutekan kebawah keatas..tante diva jd belingsatan.. tubuhnya mengeliat.

    Jariku kumainkan disekeliling itilnya..sesekali kumasukan jari tengahku keliang memeknya yg udah basah banget…kulepasin semua piyama tante diva dan CD nya hingga telanjang bulat, kubuka kakinya lebar-lebar lalu kujilatin memeknya.

    Itilnya kutekan dengan lidahku..kulumat tanganku membelai jembutnya yg tipis dan lurus… vvvaaaannnnnn…jangan siksa tante lagi cepet masukin kontol kamu, tante gak tahan..!! pintanya dengan mata terpejam dan kedua tangannya menekan kepalaku kememeknya.

    Tanpa bicara lagi kujulurkan lidahku masuk lubang memeknya..kutekan dalam-dalam sampe hidungku mentok di itilnya..kuputar-putar lidahku didalem memek tante diva yg sangat basah.

    haaahhhh…aaaaahhhhh…tubuh tante diva mengelinjang gak karuan…vannn tante mau keluar… aaaaaaaaaahhhhhhh…….tante diva melengkuh hebat.

    Tbuhnya menegang dan ssseeerrrr.. cairan hangat memeknya tumpah dalam mulutku..tante orgasme…. kujilat habis cairan memeknya dan kuminum… kupeluk tubuh tante diva sambil kubelai-belai rambutnya, kutunggu sampai nafasnya teratur kembali.

    Van gila yah kamu bisa bikin tante orgasme cuma dengan foreplay?!! ucapnya..dan aq hanya tesenyum. kukecup keningnya..tanganku membelai pantatnya yg kenyal..sekarang telinganya aq kulum..hhmmm.. kubisikan,

    ”sekarang akan kumasukan kontolku..” dia membalas ciumanku dengan ciuman penuh nasfu dileherku.

    Kujilat dan kuciumi lehernya..sambil kugesek-gesekan bulu dadaku dikedua payudaranya.. aaaahhhh desahnya.

    Kuselipkan jari tengahku dalam memeknya, kukocok-kocok, sesekali kumentokin dan kugesek-gesek bagian atas memeknya..kukenyot putingnya.

    Tangan tante ga mau kalah dia memegang kontolku yg tegang banget..sambil dikocok-kocok kontolku… aaaahhh…aaaakkkhhhh…ku jadi makin horny….jariku mulai basah lagi oleh cairan memek tante diva.

    Kumasukan jari manisku, kubuat gesekan memutar dlm memeknya..

    hhhhhhhhhhmmmmm….aaahhhhh…tante diva mengerang trs menggigit pundakku,,,,vannn ayooo cepet masukin kontol kamu…tante gak tahan banget memeknya pengen digenjot kontol kamu…pintanya.. kuangkat tubuh tante diva yg mungil.

    Karena aq lumayan gede badannya jadi enteng angkat tubuh tante diva,,,kugendong tante diva dan kupinta ML nya pake “monkey style” kusuruh dia melingkarkan tanganya dileherku dan kakinya menjepit pinggangku.

    Aku tekan kontolku masuk pelan-pelan dalam memek tante diva…oooohhhhh dengan mudah kontolku masuk lubang memek tante diva karena memeknya udah basah lagi…perjakaku ilang….

    Kutekan makin dalam sampe mentok… lalu pantatku mulai kugoyang maju mundur…sambil kupegang pantatnya untuk mengimbangi kocokan kontol aq.. mulutku gak bisa biarkan puting tante diva menganggur,sambil goyang aq sedotin puting tante diva bergantian.

    Kadang aq gigit pelan putingnya.

    vaannn yg kenceng lagi goyangnya, lengkuh tante diva….aaaaahhhh…ooohhhh enak banget van posisi kaya gini

    Kontol kamu mentok sekaligus neken-neken itil tante…enaknya double, rancu mulut tante diva.. kugoncang tubuh tante diva lebih keras dan lebih cepat lagi kocokan kontolku… dannn…..kurasakan kenikmatan yg tiada taranya.

    Tubuhku mulai mengejang….rasanya sebentar lagi mau keluar spermaku…mulut tante diva meracu gak karuan…melengkuh… mendesah,

    Dan sesaat kemudian kurasakan jepitan memek tante diva makin kuat..membuatku makin gak tahan.

    Sumpah nikmat banget,,,,,,hhhhhhhhhhhhaaaaaa,,,,,aaaaaahhhhhhhhhh aq gak tahan banget tante…. mau muncrat nih,,,

    Cabut aja tante…..ucapku…tapi tante diva tak menhiraukan ucapanku…dia terus menggenjot kontol aq….dan oooooooooooohhhhhhhhhhhh…

    Spermaku keluar…sesaat kemudian tante pun mengejang dan kakinya makin erat menjepit pinggangku dia mendesah dengan keras…

    Aaaaaaaaaahhhhh….aaaaakkkkkhhhhhh….aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhh…

    Cairan memeknya mengalir membasahi pahaku… kita berdua rebah dikasur dengan posisi kontolku masih menancap di memeknya..kubiarkan tante diva tiduran diatas tubuhku..matanya masih terpejam menikmati orgasmenya.

    Memeknya pun masih berdenyut-denyut…..kupeluk erat tubuhnya… van makasih banget udah puasin tante…capek banget van, kita tiduran dulu sejam dua jam,kata tante diva.. balasku.

    Tapi tante kita udah terlambat masuk kerja?!! gpp van tenang aja kmu ga usah takut nanti aq yg bilang sama HRDnya kalo kamu aq kasih tugas jadi kamu ga akan kena SP.. pagi itu sangat tak terlupakan…dan menjadi awal mula kisah seks ku.. kalau suami tante diva sedang tidak ada, aq sering diminta untuk memuaskan hasrat menggebu tante diva.

    Cerita Sex Kiriman Pembaca,Cerita Ngentot Tante,Cerita Sex Tante,Cerita Dewasa Tante

  • Tanpa Sadar Aku Diperkosa

    Tanpa Sadar Aku Diperkosa


    1452 views

    Cerita Sex ini berjudulTanpa Sadar Aku DiperkosaCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Gilak dalam keadaan yang tidak sadar dan kepala masih terasa pusing, aku sungguh lupa ingatan sedang apa dan dimana ternyata saat aku jalan sendirian di jalan yang sangat sepi aku di culik dan posisiku saat ini dengan tangan rasanya nyeri aku lihat ternyata tanganku terikat tambang dengan kuat, lebih kagetnya lagi pakaianku berada di sampingku ternyata tubuhku dalam keadaan telanjang bulat.

    kudengar erangan dan rintihan wanita, yang rasa-rasanya aku mengenali suara itu, saat pandanganku mulai jernih, aku melihat ternyata aku tidak sendiri di ruangan itu, di tengah ruangan ada meja kecil, dan di atas meja tersebut tampak sesosok tubuh gadis berkulit putih dalam keadaan tubuh nyaris telanjang bulat, hanya tersisa BH yang menutup payudaranya yang membukit indah, tali kutangnya telah terlepas sehingga semrawut dan menampakkan sebagian besar kulit putih mulus yang menggunung itu.

    Tangan gadis itu terikat di belakang punggung, meja kecil itu hanya dapat menampung punggung gadis itu, sehingga kepala gadis itu jatuh menengadah.

    Di depan gadis itu tampak seorang pemuda bugil sedang memeluk kedua paha gadis itu yang tersandar di pundak kiri kanannya, sambil membuat gerakan maju mundur. Suara rintihan yang kudengar berasal dari gadis itu, samar-samar masih dapat kudengar, “Ooohh… amppunnnn… akkhh… ooohhh… jangann… jangannn… oh.. sakit..” Darahku tersirap menyadari bahwa suara itu sangat mirip Lani, atau memangkah gadis yang sedang diperkosa itu Lani? Aku tidak pernah melihat Lani telanjang, tapi tubuh indah di atas meja itu memang seperti postur tubuh Lani.

    Setelah beberapa saat pandanganku semakin jelas, tampaklah bahwa gadis itu memang Lani! Sweater, kaos dalam, celana jeans, dan celana dalam Lani tampak berserakan di lantai.

    Aku melihat perkosaan itu dengan marah, namun aku tak berdaya menolong karena menolong diri sendiri saja aku tidak mampu, dan entah mengapa, setelah beberapa saat melihat Lani yang tak berdaya dalam keadaan nyaris bugil, tak dapat ditahan batang kemaluanku pelan-pelan menegang keras.

    Pria yang sedang memperkosa Lani terus memompa batang kemaluannya masuk ke dalam liang kemaluan Lani. Tampak Lani berusaha mengatupkan pahanya namun pria itu melebarkan kaki Lani sehingga berbentuk huruf V, dan terus memompa masuk dengan buas.

    Kemudian tangannya menyentakkan BH Lani dengan kasar dan tampaklah bukit kembar Lani terpentang bebas, membusung menantang dan sangat menggairahkan, bahkan dalam posisi dada yang agak tertarik karena kepala Lani yang menengadah ke bawah.

    Payudara itu masih tampak montok dan padat, pemerkosa itu terus memompa sambil tangannya meremas-remas payudara Lani itu. Tiba-tiba pintu terbuka, dan muncul sekitar 3 pemuda yang berpakaian lengkap, mereka tertawa-tawa melihat temannya sedang memperkosa Lani.

    Salah satu melihat padaku dan berkata, “Eh, lihat.. pacarnya sudah bangun!” semua mata pemuda itu tertuju padaku, “Eh… liat tuh! dia ngaceng juga… mau pacarnya… tapi keduluan, si Doel sudah duluan jebolin keperawanan pacarnya, hahaha…!” Pemuda bugil yang sedang memperkosa Lani, yang dipanggil Doel itu, menyeringai. Lalu ketiga pemuda yang baru datang itu mendekatiku.

    “Hei Itu pacar kamu kan!” Aku diam saja, lalu satu tinju mendarat di perutku hingga perutku perih rasanya, “Kamu bisu ya? cewek itu pacar kamu bukan?” Terpaksa aku menjawab lirih dan menjelaskan kami saudara sepupu. “Oh.. kakak kamu toh… Hm.. kepengen nggak kamu kakak sendiri? Di liat dari elo sih.. elo pingin.. hahaha…” Aku marah sekali, saat itu kemaluanku telah lemas kembali karena birahiku yang tak sengaja muncul tadi telah hilang.

    Doel rupanya telah selesai memperkosa Lani, ia lalu menuntun Lani yang tampak sudah lemah ke tempat kami, “Ini nih… gue mau liat kakak adik ngent*tan!” katanya tertawa, kemudian Lani ditampar dengan kuat.

    Hingga Lani menangis, “Elo harus kulum tuh peler adik elo, cepat! Kalo nggak gua potong peler adik elo dan pentil susu elo!” Doel lalu melepaskan ikatan tangan Lani dan mendorong Lani ke arahku, dengan terpaksa Lani mendekatiku yang masih tergantung, kemudian dengan ragu-ragu mulutnya menyentuh ujung batang kemaluanku, walau hanya tersentuh sedikit, aku tak dapat menahan dan batang kemaluanku perlahan-lahan menegang, “Ayo makan tuh peler! cepat!”

    Seorang pemuda mengeluarkan pisau lipat dari sakunya dengan sikap mengancam, terpaksa Lani mulai mengulum kemaluanku dan menggerakkannya maju mundur, sehingga batang kemaluanku mengacung dengan keras sepanjang 12 cm. “Ayo masukin batangnya ke dalam mulut sampai habis! jangan keluarin dari mulut kamu sampai gua perintahin!”

    Dengan ketakutan Lani mengulum batang kemaluanku dalam-dalam dan menggerakkannya maju mundur, sehingga mulutnya yang mungil tampak penuh dan sesekali pipinya menggembung oleh kepala kemaluanku, tak berapa lama aku tak tahan lagi dan orgasme, Lani tampak kaget merasakan cairan kental dan hangat berkali-kali menyemprot kerongkongannya, namun ia tidak berani melepaskan mulutnya dari batang kemaluanku, ia berusaha membuang spermaku walau telah banyak tertelan olehnya, beberapa tetes spermaku keluar mengalir dari bibirnya.

    “Wah, adik elo payah banget! sudah tongkolnya kecil, cepat keluar lagi!” pemuda-pemuda itu mengejekku lalu mereka mendekat dan menjambak rambut Lani, “Elo harus liat gimana caranya!” kata salah seorang pemuda sambil menyeringai padaku.

    Mereka lalu membuka baju hingga bugil, keempat pemuda yang telah telanjang bulat itu lalu menelungkupkan Lani di atas meja, sehingga payudara Lani menempel di atas meja dan Lani dalam posisi menungging, kemudian dengan buas mereka mulai memperkosa Lani secara bergantian, sehingga Lani menjerit-jerit dan melolong histeris,

    batang kemaluan mereka rata-rata besar dan panjang, sekitar 16 cm lebih, dan secara bergantian kemaluan-kemaluan itu mengaduk-aduk liang kemaluan Lani yang semakin lama semakin lemas. Lani disenggamai bergantian oleh mereka berempat dengan posisi gaya tersebut, kemudian mereka juga menyetubuhi Lani di atas kursi.

    Sambil memperkosa Lani, mereka sesekali mengejekku. “Hei.. elo tau nggak kakak elo ini sebenarnya keenakan dient*t sama kita-kita, buktinya memiaw dia basah banget nih! ” kata pemuda yang dipanggil dengan nama Anto, ia berkemaluan paling besar dan panjang di antara mereka berempat, saat itu ia sedang mengerjai Lani.

    Tangan Lani kembali diikat di belakang punggung, Anto duduk di atas kursi sementara Lani di atas pangkuannya dengan paha mengangkang dan posisi berhadapan.

    Dengan posisi duduk, buah dada Lani tampak sangat menggairahkan, apalagi dengan tubuhnya yang ramping, tampak buah dadanya tergantung indah, padat dan berisi dengan putting susunya yang masih mungil dan berwarna kemerahan.

    Lelaki yang memperkosa Lani itu meremas-remas kedua belah payudara Lani dengan bernafsu, kadang ia mendempetkan kedua buah dada itu lekat-lekat sehingga belahan payudara Lani terbentuk indah di hadapannya.

    Pemuda itu terus memperkosa Lani dengan brutal sehingga tubuh Lani tergoyang-goyang. Lani hanya dapat merintih-rintih dalam keadaan antara sadar dan tidak. Sambil terus memompa Lani, ia tertawa-tawa disaksikan teman-temannya yang tidak sabar menanti giliran, “Elo mau bukti kakak elo ini keenakan? perhatikan baik-baik nih!” ejeknya lagi padaku.

    Lalu tiba-tiba pemuda itu berhenti memompa Lani, secara refleks Lani melenguh dan mulai menggerak-gerakan pantatnya sendiri agar tetap dikocok oleh kemaluan pemuda itu, “Hahaha… elo liat kan? Kakak elo ini yang minta dient*t tuh!” Pemuda itu tertawa sambil memeluk tubuh Lani, tangannya mengelus-ngelus punggung putih mulus Lani sementara buah dada Lani yang kenyal terjepit di dadanya yang berbulu.

    Rupanya Lani mendengar perkataan itu, wajah Lani tampak memerah karena malu dan marah, lalu tubuhnya diam tak bereaksi, pemuda itu menjadi marah dan menarik kuat-kuat kedua buah dada Lani. Satu ditarik ke atas dan satu ditarik ke bawah bergantian dengan keras sehingga Lani menjerit-jerit kesakitan, “Dasar cewek munafik…! keenakan aja sok menderita!

    Gua bikin elo orgasme dan elo nggak bisa bohong bahwa elo keenakan minta diperkosa!” Dengan bernafsu kembali pemuda itu memperkosa Lani, sesekali ia kembali menghentikan pompaannya, dan secara refleks kembali Lani ganti menggoyangkan pantatnya maju mundur, selama beberapa saat hingga Lani sadar dan dapat mengendalikan tubuhnya.

    Hal itu terjadi berkali-kali, bahkan saat pemuda itu mendorong tubuh Lani hingga batang kemaluannya keluar dari liang kemaluan Lani. Secara refleks diluar kemauan Lani sendiri. Tubuh Lani kembali merapat sehingga batang kemaluan itu kembali terbenam ke dalam liang senggamanya sambil kaki Lani melipat erat seolah-olah takut lepas.

    Pemuda itu semakin lama tampak semakin ganas memperkosa Lani, hingga selang beberapa saat tampak tubuh Lani berkelonjotan dan menegang, kedua kakinya mengacung lurus dengan otot paha dan betisnya mengejang, jari-jari kakinya menutup, dan nafas Lani tak teratur sambil terus merintih keras dan panjang, “Ohhh… Akkkhhh… Ooohhh…!” pemuda itu semakin mempercepat gerakannya hingga akhirnya membuat Lani merintih panjang.

    “Ohhh… ” seluruh tubuh Lani menegang dan menggelinjang selama beberapa detik dan aku sadar bahwa Lani sedang mengalami orgasme dahsyat dan kenikmatan luar biasa. Setelah berkelonjotan sesaat, tubuh Lani tumbang dengan lemas di pelukan pemerkosanya. Pemuda itu masih terus memompa Lani yang telah lemas sambil nyengir senang dan berkata, “Hehe.. elo liat kakak elo ini… dia demen ngent*tan juga kok… hahahaha…!”

    Tiba-tiba pintu kembali terbuka, dan alangkah kagetnya aku melihat begitu banyak pemuda yang masuk, sekitar 10 orang lebih, termasuk salah seorangnya adalah pria besar tegap yang menghajarku. Tanpa banyak bicara mereka ikut menikmati tubuh Lani, masing-masing pemuda itu memperkosa Lani dengan posisi yang bervariasi.

    Rasanya semua posisi yang pernah kulihat di film biru telah mereka praktekkan semua pada Lani. Khusus giliran pemuda berbadan besar yang dipanggil Hary itu memperkosa, Lani tampak sangat menderita karena batang kemaluan Hary benar-benar besar dan panjang, kutaksir lebih dari 20 cm. Dalam waktu singkat tubuh telanjang bulat Lani telah mengkilap basah oleh keringat dan sperma.

    Entah berapa lama Lani diperkosa hingga pingsan berkali-kali, namun mereka selalu menyadarkan Lani lagi dengan menampar dan menyiramnya dengan air, lalu kembali memperkosa dengan brutal. Aku menutup mata tak ingin melihat penderitaan Lani.

    Lani yang menangis dengan air mata yang telah habis, tampak Lani sedang disodomi, di sebelahku Lani juga tengah diperkosa, payudara Lani yang padat dan ranum tampak bergoyang-goyang keras, pria di belakang Lani tanpa bosan-bosannya meremas-remas dan menarik-narik buah dada Lani dengan brutal, bagaikan memerah susu sapi.

    Kini Lani diletakkan di atas lantai beralas tikar, pemuda yang sedang menggilir Lani melebarkan kaki Lani sehingga membentuk seperti kaki kodok, dengan posisi itu ia menghujamkan batang kemaluannya yang panjang dan besar keluar masuk dengan cepat dan keras ke dalam liang kemaluan Lani.

    Sementara salah satu pria memaksa Lani mengulum batang kemaluannya, sehingga mulut Lani yang mungil penuh dengan batang kemaluan besar itu, kemudian pemuda yang memperkosa Lani berganti posisi, ia menduduki tubuh Lani lalu meletakkan batang kemaluannya yang panjang di antara dua bukit kembar Lani.

    Tangannya mendempetkan buah dada Lani hingga menjepit batang kemaluannya yang kemudian dimaju-mundurkan. Selang beberapa saat dari batang kemaluannya menyembur sperma yang menyemprot wajah dan leher Lani, kemudian sisa-sisa spermanya dioleskan pada kedua buah susu Lani.

    Aku menutup mataku agar tidak melihat penderitaan Lani, tapi masih saja kudengar rintihan Lani yang semakin lama semakin lemah, gerombolan pemuda itu tak henti-hentinya mengucapkan kata-kata kotor. Tiba-tiba pimpinan mereka Hary mendekat.

    “Sekarang giliran elo menikmati kakak elo ini… elo kan sudah banyak belajar dari tadi! Hahaha…” lalu tubuh Lani yang telah lemah lunglai dicampakkan ke atas tubuhku, aku memeluk tubuh Lani yang telanjang bulat, sambil membelai rambutnya aku berbisik, “Tabah ya.. Ci…” walaupun aku sendiri sangat ketakutan, Lani hanya dapat mengangguk lemah sambil menangis sesunggukan.

    “Hei! kalian tunggu apa? ayo ngent*tan! kita pingin liat nih… yang cewek di atas!” seru Hary sambil mengacungkan parang yang membuat kami ketakutan, Lani lalu menurut dan memasukkan liang kewanitaannya ke dalam batang kemaluanku yang memang telah menegang keras saat aku memeluk Lani dan buah dada Lani yang walaupun lengket oleh sperma, tapi terasa kenyal dan hangat menekan dadaku.

    Aku serasa berada di awang-awang saat batang kemaluanku menembus kemaluan Lani yang beberapa jam lalu masih perawan, seluruh batang kemaluanku terbenam ke liang kemaluan yang sempit itu dan aku merasa batang kemaluanku dijepit dengan kenikmatan yang tiada taranya.

    “Ayo kamu goyang adik elo selama dua menit! Setelah itu angkat memiaw kamu, adik elo harus masih ngaceng tongkolnya, kalo cepat keluar, mending kita potong dan masak tongkolnya buat makanan ayam!” Lani lalu mulai menggoyangkan pinggulnya naik turun, aku tak dapat menahan sensasi yang tak pernah kurasakan itu, dan baru beberapa detik Lani memompa, aku telah mengalami ejakulasi dan spermaku menyemprot keluar, tidak terlalu banyak karena aku telah mengalami orgasme tadi.

    Lani juga merasakan aku ejakulasi, ia kini menggoyangkan pinggulnya maju mundur agar tidak ketahuan aku telah orgasme. Lani menggunakan rambut kemaluannya yang lebat membantu untuk mengelap cairan spermaku yang meleleh keluar dari liang kewanitaannya.

    Sementara batang kemaluanku yang masih berada di dalam kemaluan Lani perlahan mulai mengecil. Selang dua menit, Hary berkata keras, “Eh.. Non, angkat memiaw elo! Kita mau liat adik elo masih ngaceng nggak.. jangan-jangan elo pura-pura doang, ngaduk-ngaduk yang sudah loyo!”.

    Lani menggeleng sambil menangis, “Nggakk… dia masih tegang, benar… sumpah…” Lani berusaha melindungiku. “Angkat memiaw elo gua bilang!” bentak Hary menggelegar. Lani tetap membuat gerakan maju-mundur sambil berkata, “Jangan… saya tidak bohong… ini masih tegang…” Si Hary dengan kasar lalu mendorong tubuh Lani hingga jatuh, ia tertawa melihat batang kemaluanku telah jatuh lemas.

    “Hahaha.. dasar banci! Kamu masih suka berlindung di bawah ketiak kakak cewek elo ya? Tapi elo masih harus muasin kakak elo… ayo kocok dan cuci memiaw dia sama tangan elo!” Aku dipaksa merangkak mendekati Lani, Lani diperintahkan terlentang dan mengangkangkan kedua pahanya, lalu aku dipaksa memasukkan jariku ke dalam lubang kemaluan Lani dan mengocoknya.

    “Hei.. kalo cuma satu jari mana puas kakak elo!” Aku lalu memasukkan dua jariku ke dalam liang kemaluan Lani, lalu atas perintah mereka kukocok-kocok liang kemaluan Lani itu dengan kuat dan cepat, sehingga Lani merintih-rintih dan kedua pahanya tampak bergetar menahan sensasi yang kutimbulkan.

    Memandang Lani yang tidak berdaya itu. Perlahan kembali batang kemaluanku mengacung. “Nah.. elo ngaceng lagi akhirnya… ayo sekarang dua-duanya ngent*tan yang panas!” Aku lalu memeluk Lani sambil sesekali meremas perlahan buah dadanya, lalu aku kembali berbisik.

    “Maaf ya Ci…” Lani hanya menatap kosong sambil mengangguk pelan. “Heh! Ini bukan acara gaya kura-kura! elo berdua… ayo bercinta yang panas, kalo tidak gua bikin bakpao pantat-pantat elo!” Dengan ketakutan akhirnya aku dan Lani menurut, kami lalu bergumul dengan panas di atas lantai papan itu dalam keadaan sama-sama telanjang bulat, saling merangkul dan berciuman, tanganku sesekali meremas buah dada Lani.


    Sementara tangan Lani melingkari batang kemaluanku dan mengocoknya, tak pernah kubayangkan aku akan melakukan hal ini pada kakak sepupuku sendiri. Kawanan itu tertawa senang melihat kami kakak beradik bergulat dalam keadaan telanjang bulat di atas lantai.

    “Hei..! ini bukan film bisu! Kalian ucapin kata-kata merangsang! Cepat..!” Terpaksa kami menurutinya, “Ohh.. saya jilat susu kakak ya? Hmmpphh… saya remas-remas ya?” kataku sambil mengulum puting susu Lani dan meremas-remasnya. elo maen sinetron ya? ngent*tan aja kata-katanya sok sopan! Dasar tolol… dan yang cewek, kalo elo diam aja nanti toket elo gua cabut dari tempatnya dan pentil susu elo gue goreng!”

    Dengan ketakutan kami menurutinya, sambil terus bergumul dan saling memompa, kami terus mengucapkan serentetan kata-kata tanpa berpikir lagi, karena ngeri melihat parang Hary yang mengacung ke arah kami jika kami tidak bersuara. “Oh… gue ent*t elo, susu elo enak.. mantap… gue ent*t seharian ya, Ci?” Tanpa berpikir kukeluarkan kata-kata itu, sementara Lani juga menimpali tanpa berpikir.

    “Ahh… anu elo… panjang… masukkin yang dalam… lebih cepat… ohh…” Mereka semua tertawa-tawa, Hary rupanya telah sangat terangsang melihat Lani, ia mendekat dan menjambak rambut Lani dan menarik Lani ke dalam pelukannya, “Elo liat baik-baik gimana caranya cewek!” katanya padaku.

    Tubuh Lani lalu diangkatnya dengan mudah, dengan posisi berdiri ia menggendong Lani dengan mengangkat pantat Lani, terpaksa Lani memeluk leher Hary yang tinggi kekar agar ia tidak terjatuh ke belakang, lalu dengan buas Hary memompa batang kemaluannya yang luar biasa panjang dan besar masuk ke dalam liang kemaluan Lani.

    Hary yang besar setinggi 180 cm lebih itu memompa Lani yang setinggi 157 cm dengan posisi itu dengan mudah. Batang kemaluannya dengan deras amblas keluar masuk ke dalam kemaluan Lani sehingga tubuh Lani terguncang hebat, buah dadanya terhentak-hentak naik turun.

    Tak berapa lama tubuh Lani kembali menggelinjang dan ototnya menegang, diringi dengan rintihan panjang Lani kembali mengalami orgasme hebat. Hary tidak berhenti dan belum mengalami ejakulasi, pompaannya semakin bertambah kuat. Lani semakin lama tampak semakin lelah dan lemah, sementara batang kemaluan Hary semakin hebat saja mengaduk liang kemaluannya dalam posisi berdiri.

    Akhirnya tanpa dapat dicegah tubuh Lani jatuh lunglai ke belakang, pelukannya pada leher Hary lepas, Hary membiarkan tubuh Lani jatuh tetapi ia tetap memegang kokoh pinggul Lani yang sedang digoyang habis-habisan, sehingga Lani terjuntai tak berdaya.

    Tangan dan rambutnya menyentuh lantai sementara tubuhnya masih tetap digendong dan liang kemaluannya disodok-sodok dengan kejam dan buas. Hary melakukannya sambil berjalan dan tertawa-tawa, sehingga Lani ikut terseret kemana ia melangkah. Setelah puas mengocok Lani dengan posisi itu, Hary lalu mengangkat pinggul Lani naik hingga ke dada. Tubuh Lani kembali terangkat dengan kepala di bawah, sehingga batang kemaluan Hary membentur-bentur punggung mulus Lani.

    Hary yang mempunyai tenaga besar itu kembali menaikkan pinggul Lani hingga kemaluan Lani terhidang di depan mulutnya, dengan rakus ia melumat habis kemaluan Lani dengan mulutnya. Kemudian ia memutar tubuh Lani sehingga kini wajah Lani ditampar-tampar oleh batang kemaluannya yang besar dan sangat keras.

    Hary kembali melumat kemaluan Lani dengan penuh nafsu, jari-jari tangannya juga menyodok-nyodok anus Lani yang masih terjuntai pingsan, dengan posisi ini akhirnya Hary berejakulasi, spermanya dengan deras membanjiri wajah Lani hingga ke rambut, dan menetes-netes ke lantai papan. Setelah itu kembali Lani digilir oleh teman-teman Hary yang lain, tidak perduli Lani telah pingsan dan tidak dapat bangun lagi walaupun ditampar dengan kuat dan disiram dengan air.

    Setelah puas, mereka lalu mencampakkan kami ke lantai, menunggu Lani sadar kembali, lalu mereka beramai-ramai mengelilingi kami dan mengencingi tubuh kami, bahkan aku dipaksa minum air kencing mereka, sementara Hary memaksa Lani mengulum batang kemaluannya, lalu ia mengencingi Lani dengan cara seperti itu dan memerintahkan Lani menelan semua air kencingnya.

    Akhirnya setelah puas lalu mereka menyekap kami, memberi sedikit makan dan minum dan baru melepas kami pada saat tengah malam tanpa memberi kami pakaian, terpaksa kami berjalan kaki tertatih-tatih pulang ke rumah kontrakanku yang berjarak sekitar 200 meter dari situ dengan keadaan telanjang bulat.

    Kami mengendap-ngendap hingga akhirnya sampai, kami merasa lega, rahasia ini tetap kami pendam, selain mereka mengancam jika melapor polisi maka kami akan dibunuh, kami juga malu menceritakan pengalaman pahit ini.

    Yang penting kami telah lepas dari mimpi buruk itu, sehari setelah kejadian itu aku langsung pindah rumah kontrakan ke tempat yang lebih jauh dan kami merasa bebas dari bajingan-bajingan itu.

    Namun ternyata kami salah mengira, kejadian malam itu barulah awalnya, karena kejadian yang akan menimpa Lani kemudian jauh lebih brutal lagi.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Tante Anna – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018

    Tante Anna – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018


    1154 views

    Perawanku – Diawali dengan masuknya aku ke salah satu kampus yang kebetulan memang tempat cita-citaku sebagai ahli komputer. Pada tahun 1994, kepindahanku dari Jakarta Barat ke Bandung, tepatnya aku tinggal di daerah perumahan yang dulu pernah ditinggali kedua orang tuaku, dan sekarang aku tinggal bersama pembantu dan seorang anak kecil.

    Beranjak dari kehidupanku yang jauh dari kedua orang tua dan aku baru saja memiliki motor untuk mendukungku berangkat ke kampus. Aku mulai terbiasa dengan kehidupan bertetangga dan aku sering dipanggil untuk membantu tetangga dekat yang kadang kuperhatikan sepertinya adalah seorang wanita beranak satu dan suaminya jarang di rumah. Usianya kira-kira 32 tahun, di sini namanya aku samarkan saja yaitu Anna. Aku memanggilnya Tante Anna.

    Satu tahun sudah aku tinggal, di akhir tahun 1995 aku mulai merasakan gejolak nafsu yang amat sangat terhadap wanita. Pada suatu malam aku mulai merasa ingin sekali bermain/bertamu ke rumah tante Anna namun aku selalu tidak berani dan merasa takut kalau nanti suaminya akan datang dan aku akan dikomentari tidak baik.

    Bulan itu adalah bulan Januari 1996, usiaku pada saat itu baru 19 tahun dan tepat pada bulan Januari tanggal 20 aku genap 20 tahun. Di sini aku mengkisahkan hal sangat nyata yang terjadi dalam diriku. Malam itu malam Jum’at, cuaca sangat tidak mendukung dan tiba-tiba hujan sangat deras dengan diikuti angin kencang.

    Aku sangat sedih dengan kesendirianku, karena malam ini adalah malam kelahiranku. Aku duduk-duduk seorang diri sambil menghisap rokok kesukaanku, namun malam semakin tidak mendukung karena cuacanya. Aku berusaha mencari kesibukan dengan membaca-baca buku pelajaran, tiba-tiba aku dikejutkan dengan bunyi pagar samping yang khas, seorang wanita menghampiriku yang ternyata adalah tetangga sebelahku (Tante Anna).

    “Ada apa tante?” aku mulai bertanya.
    “Bob, (namaku) tolong dong pasangin lampu kamar saya di rumah,”

    Ternyata lampu kamar tante Anna putus dan aku disuruh memasangkannya. Lalu aku mengikutinya dari belakang menuju rumahnya melalui pintu belakang. Di saat aku mengikutinya aku sempat terangsang dengan sentuhannya pada saat memasuki pintu belakang, karena ternyata dia tidak menggunakan bra dan aku sempat gemetar.

    Sementara ini aku berkonsentrasi dengan permintaanya agar aku memasangkan lampu di dalam kamarnya. Setelah selesai kukerjakan, cepat-cepat aku keluar kamarnya dan berusaha tenang, kemudian aku diminta untuk duduk dulu minum kopi karena kopinya sudah disuguhkan. Aku duduk sambil melihat tayangan TV dan aku lihat anaknya yang baru satu sedang tidur pulas di depan TV. Kemudian tidak berapa lama baru anaknya dipindahkan ke kamar. Sekarang tinggal aku dan tante Anna berdua di ruangan tengah.

    Waktu sudah menunjukkan pukul 22.30 dan aku minta izin untuk pulang namun aku dicegah, ia memintaku menemaninya ngobrol. Lama kelamaan aku mulai mengantuk dan dimintanya aku untuk rebahan dan diambilkannya bantal dan aku menurut saja. Ia bercerita bahwa tadi ada telepon dari temannya, katanya ia ditakut-takuti karena sekarang malam Jum’at ada hantu kalau sendirian di rumah.

    Asyik juga lama-lama acara mengobrolnya hingga tanpa kusadari tante Anna mulai mendekatiku dan meletakkan kepalanya di paha sebelah kiriku, karena aku rebahan agak di belakang dari tante Anna. Perasaanku mulai tak karuan, jantungku berdebar sangat keras serta sekujur tubuhku dingin. Karena baru pertama kali ini aku diperlakukan seperti itu (aku masih perjaka). Tiba-tiba tangan tante Anna mulai bergerak menuju selangkanganku, dan meremasnya kemudian mengusapnya. Saat itu aku memakai celana pendek berbahan lemas.

    “Hei, Bob!, ini kamu kok bangun?” tanya tante Anna.

    Saat itu aku sangat malu dan tidak bisa berkata-kata lagi. Kemudian Tante mematikan lampu dan memintaku pindah ke kamarnya dengan menarikku ke atas tempat tidur. Pikiranku sangat kacau dan sangat gugup saat tiba-tiba aku dipeluk dan ditindih kemudian diciumi. Hingga pada saat bibirku dikulumnya aku mulai panas dan terangsang amat sangat.

    Lama aku dibuatnya terlena dalam kemelut yang dibuatnya. Hingga tante itu mulai menuruni lekuk tubuhku sampai pada selangkanganku dan membuka celanaku. Sesaat kemudian seluruh pakaianku sudah terlepas dan apa yang terjadi ternyata penisku dimasukkan ke mulutnya. Aku merasa sangat tegang dan memang baru pertama kali aku mengalami hal seperti ini. Dengan lembut dan penuh penghayatan, penisku dipegangnya, kadang dijilatnya kadang dihisapnya namun juga kadang digigitnya hingga sampai pada buah zakarku juga di kulumnya.

    “Bob, jangan keluar dulu ya?” ujarnya dengan mulutnya yang tertutup oleh penisku.
    “Akh.. Mmnyamm”

    Aku sudah dapat membaca bahwa tante sangat haus akan sex. Seperti orang yang lama tidak bersetubuh hingga dengan ganasnya aku mulai ditindihnya dan aku mulai merespons. Dengan naluri rangsangan, aku dorong Tante Anna kemudian aku buka pakaiannya secara perlahan sambil menciuminya, kemudian kulumat teteknya yang tidak begitu besar namun masih kencang. Aku hisap dan kumain-mainkan lidahku di sekitar puting susunya, Tante Anna mulai terangsang sambil menggeliat-geliat dan menekan kepalaku agar aku lebih keras lagi menghisapnya.

    Lama aku bermain di sekitar payudaranya sampai akhirnya aku disuruh menjilat bagian yang sensitif di antara selangkangannya. Aku mulai sedikit mengerti. Dengan dibantu tangannya, aku mengerti yang mana yang harus aku jilat dan kulumat. Hingga pada akhirnya aku ditariknya kembali ke atas sampai aku menindihnya dan dadaku menekan toketnya yang semakin agak keras. Lalu aku didorong ke sampingnya dan aku mulai ditindihnya kembali namun sekarang tante Anna memegang penisku yang semakin keras kemudian dengan perlahan tante Anna membimbingnya memasuki liang kenikmatannya.

    Posisi tante Anna berada di atas seperti orang naik kuda, menggoyang-goyangkan pinggulnya dan kadang menaik turunkan bokongnya. Lama sekali dia bertahan pada posisi itu, hingga akhirnya Tante menjerit kecil menahan sesuatu namun sambil mencengkeram bahuku..

    “Akhh, Bob, saaya keluar nih, ahh.. Ahh.. Ohh.. Bob kamu belum keluar ya?”

    Kemudian aku membalikkan tubuhnya dan sekarang aku ganti berada di atasnya dengan penisku masih menancap di liang kenikmatan itu. Aku mulai menyerang, dan sekarang aku mengeluarmasukkan penisku. Lalu aku mengambil posisi duduk di antara selangkangannya sambil mengocoknya. Suara yang keluar dari mulut Tante Anna membuatku sangat terangsang.

    “Bob, yang keras dong, lebih cepat kamu kocoknya,” kata tante sambil memegang kedua tanganku. Aku merasa belum akan sampai, tapi tiba-tiba tante Anna mulai menggeliat-geliat sangat kasar hingga aku dipeluknya.
    “Bob, ah.. Saya mau keluar lagii. Bob.. Ahh.. Ohh Bob”

    Lalu aku disuruhnya mencabut penisku dan tante Anna keluar menuju kamar mandi. Tidak berapa lama dia kembali dan membawa kain basah lalu mengusapkannya di penisku yang mulai lengket. Kemudian, tante Anna mulai menaiki tubuhku kembali dan memasukkan penisku ke vaginanya yang ternyata sudah kering. Ia memulai dengan gerakan lambat dengan menggoyangkan pinggulnya maju mundur dan aku kemudian diminta berposisi di atas.

    Sekarang aku yang mencoba memasukkan penisku ke dalam vaginanya dan mulai bereaksi namun sangat seret dan terasa penisku dijepitnya. Aku mencoba memasukkannya lebih dalam dan menekan penisku agar lebih masuk kemudian aku mencoba dengan perlahan kugerakkan maju mundur diiringi goyangan pinggul Tante Anna, sesekali kedua pahanya mengapit rapat. Lama aku mulai merasakan terangsang. Dengan mengulum toketnya aku mulai bereaksi dan aku mulai merasa ingin keluar. Akhirnya aku keluar dengan diiringi jeritan kecil tante Anna yang ternyata juga keluar bersamaan sampai aku tak bisa menahan diri. Kemudian aku langsung dipeluknya erat-erat dan tidak boleh mencabut penisku sampai aku tertidur.

    Terdengar suara samar-samar dari kejauhan, orang sudah ramai di luar seperti tukang roti dan lainnya. Aku terbangun dan kulihat tak ada seorangpun di sampingku dengan pintu kamar masih tertutup rapat dan hordeng jendela masih tertutup. Aku sempat kaget dan kulihat diriku dalam keadaan tanpa sehelai benang pun yang menempel di kulitku. Aku berusaha mencari pakaianku yang tadi malam dilempar ke sisi spring bed Tante Anna. Tak berapa lama kemudian Tante Anna membuka pintu dan masuk kembali ke kamar.

    “Bobby! Kamu sudah bangun?”
    “Ya..” jawabku sambil melihat seluruh tubuh Tante Anna yang ternyata baru selesai mandi dengan hanya menggunakan handuk.

    Handuk itu hanya menutupi sebatas toketnya dan pangkal pahanya yang putih merangsang. Lalu aku duduk di pinggir tempat tidur sambil memandangi pemandangan yang indah itu. Tiba-tiba saja penisku yang sudah loyo bangun kembali, namun kuurungkan niatku untuk bermain di pagi hari. Dengan cepat aku keluar dari kamar menuju kamar mandi.

    Selesai dari kamar mandi aku masuk kembali ke kamar tidur untuk minta handuk, tapi ternyata yang kulihat di dalam kamar, Tante Anna belum juga berpakaian sementara handuk yang melekat di tubuhnya sudah tidak ada. Aku pandangi terus tubuh tanpa busana itu, lalu aku mendekatinya dan sempat kucium bahunya, namun dengan gerakan yang cepat sekali aku didorongnya ke atas tempat tidur oleh tante Anna dan tanpa basa basi lagi dikulumnya lagi penisku hingga basah oleh liurnya.

    Pagi ini ternyata aku sudah mulai on kembali oleh kuluman, hisapan, dan belaian tante Anna pada penisku. Lalu aku dimintanya berdiri dan melumat toketnya yang sudah agak mengeras pada putingnya yang berwarna agak kemerahan. Kujilat, kuhisap kadang kuremas pada toket yang satunya. Kembali aku didorong dan ditindihnya lalu.. Bless.. Slepp.. Ternyata penisku sudah digiringnya masuk kembali ke liang kenikmatannya. Dengan agresif dan penuh nafsu, digoyangkannya maju mundur pantat Tante Anna hingga aku pun mengiringinya dari bawah, sambil kuremas-remas kedua toketnya dengan kedua tanganku.

    “Ah.. Aah.. Ahh.. Ohh, Booby saya puaas ssekalii. Bob, saya mau.. Keeluaar.. Ahhohh..”

    Lalu Tante Anna mencabut penisku dari memeknya dan membersihkannya dengan kain di sekitar, kemudian aku dengan ganasnya memasukkan kembali senjataku lalu kugoyang-goyangkan lalu kutekan kembali hingga Tante Anna menjerit kecil..

    “Aahh.. Oohh, Bobb.. Mentok nih? Terus bob tekan punya kamu, oh Bob!”

    Lama sekali aku memainkan Tante Anna, kemudian aku mencoba kembali dengan posisi Doggy Style. Tante Anna sambil membungkukkan badannya di atas kasur kucoba untuk memasukkan penisku dan Blees.. Slepp..

    “Ahh, Bobb.. Terus Bob, Masukin sampai dalam, oh Bobb.. Yang kasar Bob”

    Lalu dengan cepat aku memaju mundurkan pantatku hingga aku sudah tidak tahan lagi. Dan kemudian aku sudah sampai pada dimana kenikmatan itu terasa sampai ujung rambut. Dan cairan yang kukeluarkan tidak kubuang keluar.

    Setelah selesai, aku mulai merasa letih dan sangat lapar. Aku mencoba beristirahat sebentar, kutatap langit-langit yang ada di kamar itu. Kuatur nafasku perlahan dan kupeluk kembali Tante Anna, kuusap-usap toketnya lalu aku mencoba menghisap-hisap pelan hingga sampai kumain-mainkan dengan tanganku.

    “Bob, udah ah, nanti lagi”.

    Lalu aku lepaskan tanganku dan aku langsung bangun menuju kamar mandi. Pukul 07.15 aku sudah rapi, lalu aku minta izin untuk pulang. Setelah itu aku mulai dengan pekerjaanku di rumah. Di dalam rumah aku sempat berfikir tentang apa yang telah terjadi semalam dengan Tante Anna.

    Malam pun tiba, aku seperti biasa ada di rumah sambil menyaksikan tontonan TV. Tiba-tiba pintu samping ada yang mengetuk dan kubuka, ternyata Tante Anna membawa makanan buatku. Dengan senyumnya aku ditawari makan lalu aku diciumnya, namun tangan tante Anna kembali menggerayangi penisku. Aku terangsang tapi niatku untuk bersetubuh lagi dengannya tertunda karena aku ada janji dengan teman.

     

    Cerita ini aku sudahi dulu, namun so pasti, kejadian yang kualami ini selalu terulang setiap malam bahkan kadang di siang hari pada saat anaknya sudah berangkat sekolah. Terkadang di siang hari sambil memutar film BF kami bermain dengan mengikuti apa yang ada di adegan film tersebut. Lama kelamaan aku mulai terbiasa dan banyak yang aku pelajari dari permainan sexku dengan Tante Anna.

  • Tante Genit Gila Brondong

    Tante Genit Gila Brondong


    940 views

    Cerita Sex ini berjudulTante Genit Gila BrondongCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2020.

    Perawanku – Hubungan saya dengan bibi Meri sudah sangat banyak, sampai sekarang aku masih berhubungan dengan Meri bibi. Seks bibi Meri gairah yang membuat kita sampai sekarang masih berhubungan, karena menurutnya, ia hanya bisa mendapatkan kepuasan Meri seks ini hanya denganku.Tante ia sudah berusia 37 tahun. Pada usia sudah tidak muda lagi, ia masih memiliki gairah seks yang kuat. Bibi Meri juga rajin merawat diri.

    Heru nama saya, usia saya saat ini berusia 22 tahun, saya masih kuliah. Memiliki perawakan yang sangat menarik, dari ABG bahkan bibi. Dengan tinggi 181cm dan berat yang proporsional ditambah sixpack.Tentu tubuh saya yang saya rajin berolahraga untuk menjaga stamina. Karena dalam hubungan seksual, Meri bibi selalu meminta berbagai gaya. Tentu saja, untuk mendapatkan kepuasan surgawi.

    Suatu hari Meri bibi memanggil saya untuk bertemu di sebuah mal. Seperti biasa aku bergegas dengan keinginan bibi Meri. Dan saya datang paling menakutkan mall yang telah ditentukan oleh tante Meri.

    Tapi ada saya tidak melihat bibi sendirian.Dia Meri dengan seorang teman yang saya usia tafsir tua dengan dia. Tapi dari pandangan saya seorang teman bibi Meri lebih menarik.

    Dia cantik, tubuh seksi dan wajah juga terlihat lebih bergairah. Pengenalan Lau saya dengan seorang teman dari bibi Meri. Namanya Bibi Vera. Bibi yang memiliki menjada 3 tahun.

    Kami mengobrol ber tiga sangat menyenangkan … seperti sudah tahu satu sama lain. sampai Meri bibi meminta saya untuk menemaninya dan Bibi Vera ke jalan mencari pakaian. Aku seperti biasa hanya mengikuti Meri bibi dan bibi Vera dari belakang sementara aku melihat tubuh Bibi Vera sangat fantastis semua. tubuh tidak sesuai dengan usianya, karena tubuhnya mirip dengan gadis-gadis remaja saat ini.

    Waktu memiliki agak terlambat di sore hari, dan Bibi Vera memutuskan untuk kembali. “Oke, Mer. Aku harus pulang, hampir sore ya, aku akan bertemu lagi Heru” kata Bibi Vera sambil tersenyum penuh arti padaku yang membuat saya lebih bingung dan dia melenggang menuju carcall untuk memanggil sopirnya. agen poker terpercaya

    Setelah kematian Bibi Vera kami menuju ke food court untuk membeli minum dan istirahat. “Her, menurut Bibi Vera Anda bagaimana?” Bibi Meri tanye saya setelah membeli minum dan duduk di agak memojok dan minum minuman.

    “Mmm .. bagaimana pantat bibi?” Aku berkata, bingung di pertanyaan Bibi Meri minuman ringan, mengisap saya pesan.

    “Ah kau ini, pura-pura tidak mengerti apa emang tidak mengerti? Ya orangnyalah alam, bodynyalah, facenyalah dan begitu sedikit lain” jawab Bibi Meri agak bertele-tele.

    “Oo, jika sifatnya tidak tahu aku benar, hak baru sekali ketemu, tapi keliatannya baik dan ramah orang, terus kalo wajah dan tubuh mm .. tuh biasa aja” Aku tersenyum.

    “Benar-benar mengapa bibi, Tante bertanya-tanya mengapa begitu? Menulis membuat saya bingung. Kalau terus berbicara tentang apa sih? Kok menggunakan berbisik terus Bibi Vera sikap aneh” aku bertanya Bibi Meri.

    “Her, Anda memberitahu kami jika Bibi Vera telah lama hidup sendiri sejak memisahkan dengan suaminya. Nah terakhir kali Anda melihat Bibi Vera langsung tertarik dengan Anda, dan dia nanyain tentang kamu terus Tante karena ia tidak percaya jika Anda jauh keponakan bibi, sehingga Bibi terpaksa Dech cerita Kedia yang Anda benar-benar.

    Anda tidak mendapatkan ya marah, abis tante Vera itu seperti memaksa keinginannya jika tidak tercapai “kata Bibi Meri.

    “Lanjutkan .. mm .. dia inginkan dengan Anda Her .. bagaimana? Kamu tidak?” Tanya Bibi Meri dengan wajah serius.

    “Nah bagaimana ya, nich kerumitan membalas dia pula untuk orang lain, dapat terkontaminasi dengan nama Tante. Jika menurut bibi dia bisa menyimpan rahasia dengan cara jadi ya kita punya, saya akan melayaninya” kataku serius, terlalu.

    “Tapi kemudian Anda jangan lupa itu Tante ya jika sudah dekat dengannya” kata Bibi Meri was-was.

    “Ah bibi sungguh-sungguh, tidak mungkin untuk benar-benar lupa bibi saya, Tante pertama sayakan tahu Bibi baru Vera” Aku kata Bibi Meri menghibur yang terlihat ekspresi agak sedih dari wajahnya.

    “Yah .. halo tahu Anda bisa mendapatkan lebih dan melupakannya Tante Tante Vera deh” katanya lagi sambil menarik napas.

    “Jangan khawatir bibi, saya bukan tipe orang yang mudah ngelupain jasa baik orang kepada saya, jadi tenang saja Tante” kataku kemudian.

    “Oke kalau begitu nanti Tante Tante menghubungi Vera, meskipun ia akan menelepon Anda” kata Bibi Meri kemudian. Setelah itu Bibi Meri lebih diam apa pun dalam pikirannya dan segera kita juga kembali. agen poker online

    Malam itu Bibi Vera menghubungi saya melalui telepon. “Hallo Heru, Bibi Vera ini masih mengingatkan Anda?” Tanya Bibi Vera di sisi lain.

    “O ya masih, pertemuan sore baru, ada apa Bibi?” Saya menjawab, bertanya-tanya.

    “Itu cerita Bibi Meri sendiri dengan Anda tentang Tante belum?” Dia bertanya lagi.

    “Itu memang Tante mm .. serius?” Aku bertanya lagi pada Bibi Vera.

    “Jadilah serius, bagaimana Anda okekan?” Tanya Bibi Vera lagi.

    “Jika demikian apa Dech” jawabku singkat. Kemudian kami mengobrol sebentar dan kami akhirnya mendapat janji besok pagi dilobby hotel “XX” daerah jakarta barat dan dia akan datang lebih awal karena akan check-in pertama, kemudian teleponpun ditutup.

    Keesokan harinya seperti biasa aku pakai rapi sebagai orang yang bekerja sehingga tidak terlalu mencolok dan aku menunggu di lobi hotel karena saya datang lebih awal, sebelum lama saya menunggu telepon saya berdering.

    “Hallo Heru, Bibi ini Vera. Tante sudah di atas, Anda segera naik aja di kamar 313 yang tepat? Tante menunggu ya” kata bibi memberitahu kamarnya.

    “Oke bibi saya segera ke sana, saya juga memiliki di lobi” jawabku singkat dan menutup telepon. Setelah mematikan telepon agar tidak diganggu, aku naik lift ke ruang Bibi Vera. Di depan pintu bell dan Bibi Vera menekan membuka pintu.

    “Ayo masuk, sudah daritadi Tante sampai dan langsung cek-in. O ya, Anda akan ingin minum atau makan apa pesan? Tante pesan sendiri masih makan dan minum untuk dua orang, tetapi jika Anda ingin memesan pesan lain saja, sehingga semua nanti diantarnya “Bibi Vera katanya memungkinkan saya untuk masuk dan menutup pintu.

    “Yah kalau Tante pesan sendiri, tidak memiliki pesan lagi, nanti sebagian besar makanan bahkan bingung” jawab saya.

    “Bagaimana bingung tepat untuk Anda gantiin daya he he he” Bibi Vera menjawab dengan bercanda. Kemudian Bibi Vera duduk di sofa besar yang ada di ruangan, dan aku duduk di sampingnya, kami mengobrol sambil menonton TV dan kemudian saya mendekati Bibi Vera dan memeluk bahunya, kemudian meletakkan kepalanya kepundakku Bibi Vera, aku membelai rambutnya dan mencium keningnya Bibi Vera.

    “Mmm .. ya Anda romantis nya, pantes cinta Meri dengan Anda. Hh .. Tante tidak lama merasakan suasana romantis seperti ini” kata Bibi Vera saat ia menarik napas. “Oh well bibi, Tante penting hari ini akan merasakan cinta yang hangat dan romantis, karena hari ini aku milik sepenuhnya Tante” Jawabku lagi menghibur dia sementara aku mencium keningnya.

    Tante Vera menatapku dan tersenyum kecut. “Terima kasih sayang” kata Bibi Vera. Dan menatap sendu mata dalam dan mencium bibirnya. Kecupanku bibirnya perlahan berubah menjadi ciuman lembut yang menjawab Tante Vera lembut juga, Bibi Vera tampaknya benar-benar ingin merasakan nikmatnya berciuman belum terasa.

    Kami saling mencium, saling kulum, dan masing-masing memainkan lidah. lidah tante Vera Kugelitik dengan lidah saya dan langit-langit aku menyeka mulutnya sambil memeluknya dan kuraba wajah dan leher dan leher dengan tangan yang lain.

    “Ahh sayang, aku suka menciummu, menciummu lebut mm .. dan merangsang, um .. kau berciuman begitu cerdas, ahh .. datang bibi sayang memberikan lebih dari ini” kata Bibi Vera sela-sela ciuman dan mencium lagi, daftar poker online

    tangan saya mulai bergerak untuk memeras kedua payudara milik Bibi Vera ternyata. Tapi tindakan kita terganggu oleh pelayan yang memberikan makanan diperintahkan oleh Bibi Vera. Setelah pelayan keluar dan Bibi Vera meninggalkan tip, Bibi Vera tiba-tiba menabrak saya dan mendorong saya jatuh di tempat tidur dan kejam ia segera dilucuti celana dan celana dalamnya, untuk ayam masih tidur bebas dari sarang dan langsung menerkamnya .

    Mengisap, menggigit dan menggigit penisku mulai bangkit dengan nafsu dan kekejaman, dan tangannya tak henti-hentinya mengocok dan bermain bola saya. “Ahh .. perlahan Tante Tante .. ahh .. enak sekali Tante .. ohh” Aku mendesah menahan nikmat yang diberikan oleh Bibi Vera kepada saya. Tanganku hanya bisa meremas rambut Bibi Vera dan seprei kasur yang sudah mulai berantakan, tak lama sebelum aku melepaskan kepala ayam saya Bibi Vera, aku dijemput Bibi Vera dan aku berbaring kasur.

    “Sekarang giliranku, Tante diam dan menikmati permainan ini ya,” kataku sambil mencium Bibi Vera dan mulai menggerayangi Tante Tante Vera Vera sementara duduk diam, menatap saya dengan melankolis.

    Cumbuanku dimulai dengan miliknya dan perlahan-lahan turun kelehernya sementara Tante Vera membuka kancing kemejanya satu persatu sambil terus turun dadanya. Setelah terbukan semua tombol nya. Aku meraih bra kait di belakang dan dibuka sehingga ikatan BHnya terbuka dan bibi saya Vera BH rilis melalui tangannya tanpa melepas baju Bibi Vera, setelah mengambil langsung kedua payudara saya mencium Bibi Vera.

    Aku mencium semua tapi putingnya sudah berdiri dikulum atas bertanya tapi tidak pernah kukulum, setiap ciuman dan jilatanku sudah dekat dengan putingnya ciuman dan jilatanku turun payudara lagi kepangkal dan terus turun ke perut dan bermain dipusar sementara pusar lubang kujilati Bibi Vera dan lagi terus berulang, rok kusingkap dikenakan oleh Bibi Vera kemudian tangan saya mulai bekerja meraba-raba paha tante Vera dan lutut dan mulai melepaskan celana yang dikenakan oleh Bibi Vera.

    Saat pertandingan mencapai perut ditarik saya celana mulut Bibi Vera, dan Bibi Vera mengangkat pantatnya sehingga celana dalamnya dengan mudah lepas dari tempatnya. celana Kupelorotkan Bibi Vera sampai lutut dan mencium lagi menuju payudaranya. Dan ketika jilatanku mendekati puting Tante Tante Vera Vera tangankupun mendekati vagina dan ketika bibir dan lidah mulai memainkan Bibi Vera puting tangan dan jari-jari saya mulai bermain dibibir bibi vaginanya Vera yang sudah basah.

    Ketika kukulum puting tante Vera yang berdiri pada terakhir saya dimainkan dengan baik clit dengan jari-jari saya langsung membuat tubuh Bibi Vera melengkung ke atas.

    “Heru Akhh .. .. Kau benar-benar gila, kau mempermainkan begitu kejam akhh Tante .. .. .. akhh sayang Heru lezat .. gila .. Anda adalah sayang benar-benar gila” Bibi Vera menangis histeris sambil meremas nya tangan dan seprei kepala rambut ternyata.

    Aku mengabaikan tangisan Bibi Vera dan aku terus mengisap dan menjilati puting kedua payudara tante Vera ternyata. Segera saya merasa tante Vera tumbuh vaginanya basah dan tubuhnya mulai bergetar erangan disertai, Bibi Vera akhirnya mendapatkan orgasme pertama.

    Pada saat tubuhnya mulai bersantai, melepaskan cumbuanku di payudaranya dan langsung aku mengangkat kaki saya sehingga kepala saya dengan mudah dan langsung menuju kevaginanya kujilat dan kukulum dan kusedot-hisap vagina dan klitoris tante Vera.

    “Akhh .. ahh .. gila .. ini disebut penyiksaan kenikmatan .. ahh .. kau begitu gila sayang .. ahh .. aku tidak kuat lagi sayang .. ahh .. terus sayang hisap yang kuat .. ahh .. tusuk sate dengan menusuk jari sayang .. ahh .. kuat .. ahh sayang .. Tante mau .. ahh .. mau dapet lagi sayang .. ahh .. Anda benar-benar gila “teriak histeris memohon Bibi Vera, dan tubuhnya mulai gemetar lagi merasakan orgasme kedua yang datang kepadanya.

    Kuturuti menusukan permintaanya dengan jari saya dan saya bermain jari-jari saya dengan menyentuh jari kedinding bibir berkedut vagina dan lidah sambil terus memainkan perannya dikelentit Bibi Vera.

    tubuh Bibi Vera bergetar keras dan pinggulnya bergoyang mengikuti irama tusukan jari saya sementara gencarnya berteriak histeris sambil meremas tangannya dan merobek rambut saya.

    “Ahh .. Heru y .. sayang .. ahh .. bagus sayang .. ahh .. didorong keras sayang .. ahh .. itilku kuat hisap .. ahh .. kuatt yang ..

    “Histeris Bibi Vera melaju orgasme kedua. Dan ketika tubuh Bibi Vera hampir tenang lagi, saya berhenti juga semua kegiatan saya dan saya melepas celana masih terbatas Tante Vera Lulut sangat longgar semua.

    Lalu aku mengatur posisi saya dan penisku ke dalam lubang vagina kutusukkan Bibi Vera. “Okhh .. jangan selalu sayang .. jangan .. ahh .. berhenti .. berhenti .. biar Bibi sayang istirahat dulu” pinta Bibi Vera kepada saya, tapi saya mengabaikan permintaannya sambil terus ayam kutusukan sampai berhenti dan mulai kugoyang , aku berbalik dan kukocok ayam di vagina Bibi Vera.

    Segera aku mengangkat tubuh Bibi Vera untuk posisi bibi Vera sekarang di pangkuanku, dan dalam posisi tante Vera naik pantat lebih rendah dan menggoyangkan pinggulnya aku melepas baju bibi Vera masih menempel dan aku melemparkannya di suatu tempat dan kemudian saya membuka kait dan zipper rok Bibi Vera dan aku melepas rok Tante Vera dari atas dan juga melemparkan beberapa tempat hingga saat ini tidak ada sepotong benang yang melekat Tante Vera tubuh dan kemudian saya akan merilis pakaian saya sendiri dan melemparkan sembarangan.

    Setelah merilis pakaian mulai aku berbalik pantat sampai penisku lebih dalam menggesek Tante Vera dinding vagina. “Akhh .. sayang .. ahh .. kau begitu gila sayang .. ahh .. Anda .. ahh .. kamu gila .. ohh .. penis Anda benar-benar .. ahh .. kamu begitu pintar sayang pintar. . dan gila .. ahh .. .. ahh .. Tante mau keluar lagi .. ahh.

    Tante tidak kuat lagi .. ahh sayang “Bibi Vera berteriak histeris dan tubuhnya mulai bergetar mendapat orgasme ketiga, saya merasa diliang cairan vagina Tante Vera biak dan merasa baik-kedutan kedutan dinding vagina Bibi Vera.

    Lalu aku meletakkan tubuh Bibi Vera dan terus kugenjot ayam di dalamnya yang kadang-kadang aku berbalik pinggulku, tubuh Tante Vera menambahkan bergetar keras, goyang dan mengocok penisku juga ditambahkan lebih cepat.

    Lalu aku bermain tanganku sementara aku meletakkan kepala saya dikelentitnya dadanya dan dengan kusedot kukulum kuat dan juga kedua puting tante Vera berbalik dan kedutan-kedutan Tante Vera dinding vagina juga tumbuh lebih kuat sehingga penisku merasakan sensasi yang membuat saya merasa sesuatu yang akan segera meledak.

    “Akh .. Aku ingin keluar Tante Tante akhh .. .. aku keluar Tante” kataku di sela-sela kuluman mulut diputingnya sambil terus mengocok penisku dengan cepat dan kuat dalam vagina Bibi Vera.

    “Ahh .. ya sayang .. ahh .. keluarkan .. ahh .. Tante juga .. ahh .. sudah tidak kuat lagi .. ahh” tante Vera menangis dan memelukku erat-erat sambil tubuhnya terus bergetar, aku merasa dia kuku mencakar punggungku.

    Kemudian meledak kesenangan cair saya mengambil di bibi vaginanya Vera yang sudah basah sehingga tumbuh basah lagi, ketika saya kesenangan meledak dan tubuh saya bergetar kesenangan kukocok keras dan kontol yang kuat di vagina Bibi Vera sehingga ada cairan yang keluar dari vagina Tante Vera aku merasa dari tangan basah karena masih memainkan klitoris Bibi Vera.

    tubuh kita bergetar sama keras, kita berkeringat bersama-sama dan seluruh ruangan dipenuhi oleh suara rintihan dan jeritan kenikmatan yang kita dapatkan pada saat yang sama.

    Setelah saya dan Bibi Vera mulai tenang, aku melepaskan penisku dari vaginanya sudah sangat basah, kemudian membersihkan vagina diisi dengan kenikmatan cairan kami berdua dengan sedotan dan jilatanku, kujilati untuk membersihkan dan samar-samar kudengan erangan rendah Bibi Vera, yang menutup matanya untuk merasakan kenikmatan dia baru saja.

    Setelah bersih aku berbaring saya di samping Bibi Vera, dan kemudian aku memeluknya dan mencium pipi Bibi Vera. “Ahh .. terima kasih sayang .. terima kasih .. uhh .. saya lebih muda meninggalkan tubuh saya terasa begitu ringan seperti kapas yang masih terbang diawang melamun, ahh .. mendukung sekali sebelum aku, kau sayang sangat cerdas, hanya sekali saya merasa beruntun orgasme seperti sebelumnya, sampai tubuh lemas Tante “Bibi Vera berkata sambil membuka matanya dan tersenyum padaku.

    “Ah tante Vera bisa kemudian .. Saya juga punya nikmat sekali, kedutan dinding vagina Tante Vera membuat penisku merasa seperti kusut, nikmat sekali” kataku sambil menyeka keringat di dahinya dan mencium keningnya Bibi Vera , dan kemudian aku bangun dan menuju kamar mandi kamar untuk membersihkan tubuh penuh keringat dan diikuti oleh Bibi Vera dan kami juga mendapat manfaat membersihkan tubuh.

    Selesai membersihkan tubuh dan dalam keadaan telanjang makanan makan kita yang telah diperintahkan oleh Bibi Vera, berbicara dan bercanda, sementara tangan Bibi Vera tidak pernah lepas dari selangkangan saya.

    Selesai makan kami melanjutkan pembicaraan kami di tempat tidur sambil memeluk satu sama lain sampai akhirnya kami juga tertidur untuk memulihkan energi yang akan membuat pertarungan berikutnya lebih menarik. Dan sejak saya masih muda daun menjadi favorit Tante Vera dan Ms Meri.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Tante ina Yang Bohay – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018

    Tante ina Yang Bohay – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018


    1035 views

    Perawanku – Wajahku biasa-biasa aja nggak ada yang istimewa, namun aku memiliki kelebihan mungkin agak luar biasa dibandingkan dengan orang kebanyakan yaitu mempunyai kontol yang lumayan besar lebih kurang 16 cm dengan diameter 4,5 cm. Padahal waktu tidur adek kecil ku itu Cuma 4 cm.

    Berawal dari hajatan dirumah nenekku yang dari ibu, kebetulan adik ibuku menikah. Semua keluarga dari ibu bermalam dirumah nenek mulai dua hari sebelum pesta dilangsungkan.

    Rumah nenekku tidak terlalu besar sedangkan keluarga dari ibuku semua berjumlah 14 orang beserta anak-anaknya yang ikut kerumah nenekku, semua datang sekeluarga hanya tanteku yang bernama Tante Ina datang sendiri karena suaminya sedang tugas keluar kota dan belum mempunyai anak. Tante Ina usianya sekitar 36 tahun wajahnya cantik dan tubuhnya sedikit gemuk namun padat terawat maklum orang kaya.

    Karena dirumah udah penuh, maka tante mau menginap di losmen dekat rumah nenekku, aku mengantarnya naik motor, kemudian tanteku memilih kamar VIP yang full AC, malam itu aku pulang dan bermalam dirumah nenekku. Pagi harinya aku disuruh mengantarkan makanan ke tante, aku pergi mengantar seorang diri dan kebetulan tante Ina baru bangun dari tidurnya.

     

    “Masuk Riki ..”katanya sambil membukakan pintu kamar nya
    “Baik tante”, jawabku sambil masuk dan meletakkan makanan diatas meja dalam kamarnya.
    “Tante terlambat bangun nih habis semaleman tante ngak bisa tidur kayaknya losmen ini serem deh Riki , jadi tante agak takut jadinya..”, dia bercerita
    “Eh tunggu dulu ya tante mau mandi dulu trus mau bonceng sama Riki ke Rumah Ibu, tante males mau naik becak”, sambungnya.
    “baik tante..”, jawabku.

    Tante masuk kekamar mandi sedangkan aku duduk di kursi yang tersedia di dalam kamar losmennya. Suara air mengguyur badannya kudengar, dan tiba-tiba otak kotorku berjalan ketika kulihat lobang kunci kamar mandinya.

    Aku berjalan pelan-pelan menuju kamar mandinya terus aku mengintip kedalam, kulihat tanteku lagi menyabuni seluruh tubuhnya dan aku terpana melihat tubuhya yang mulus dengan buah dada yang besar dan kulihat lagi bulu vaginanya yang rapi, mungkin tante Ina rajin merawat dan mencukur bulu vaginanya, aku menelan ludah dan otomatis kontolku langsung menegang.

    Agak lama aku mengintip tante mandi sambil nafasku ngos-ngosan ngak tahu kenapa sampai akhirnya tante Ina selesai aku cepat-cepat duduk kembali dikursi sambil pura pura SMS. Seolah-olah ngak terjadi apa-apa. Situs Judi Bola

    “Hayo SMS sama pacarnya ya ?” Tiba-tiba terdengar suara tante Ina didepan ku
    “eh enggak tante…masih belum punya pacar “jawabku gugup, maklum orang berbuat salah pasti pikirannya kalut
    “Riki … kamu keluar dulu ya… tante mau ganti baju trus kita berangkat, biar tante mau makan dirumah ibu aja”, kata tanteku.

    Aku keluar dari kamarnya dan menunggu diruang loby sampai akhirnya tanteku datang dan kami berdua berangkat kerumah nenek. Malam harinya sekitar jam 9 malam tante Ina minta diantarkan ke losmen lagi, dan tante Ina cerita sama ibuku bahwa tante agak ketakutan tidur sendiri di losmen.

    Dia meminta aku untuk menemaninya, dan ibuku mengizinkannya, jadilah aku malam itu menginap di losmen menemani tante Ina . Berhubung tempat tidurnya single bed maka aku tidur dibawah. Tante Ina tiduran sambil menerima telpon dari mas Agus suaminya, dari omongannya tante cerita lagi ditemani aku karena takut keadaan losmen yang seram ini menurutnya.

    Sekitar jam 11 malam aku bangun pingin pipis habis hawa AC membuat ku mau pipis, aku pergi kekamar mandi dan mulai pipis… serr… lega rasanya. Setelah aku membasuk kontolku mataku tertuju pada celana dalam berwarna crem yang ada digantungan di kamar mandi.

    Iseng aku memegangnya dan kuperiksa celana dalam itu, lalu karena penasaran kucium celana dalam itu pas dibagian yang menutupi lobang vaginanya, kuhirup aromanya dan serr… darahku mengalir deras dan detak jantungku deg-deggan langsung aja aku horny saat itu, kuulang ulang mencium CD itu dan aku tambah horny saja. Kontolku tegak setegak-tegaknya.

    Dalam pikiranku berkata, wah berarti tante Ina saat ini tidur ngak pake CD dan ketika keluar dari kamar mandi mataku otomatis tertuju pada bawah pusar tante yang saat itu terlentang dengan dengkuran yang halus, namun tidak dapat kulihat dengan jelas karena lampu kamar yang redup.

    Malam itu aku ngak bisa tidur, terbayang tubuh tante yang lagi mandi juga terbayang Cdnya juga terbayang yang lain-lainnya dengan kontolku yang tegak ngak tidur-tidur… sialan… umpatku dalam hati. Kulirik jam sudah menunjukkan pukul 2 dini hari, namun mataku ngak bisa terpejam, tiba-tiba aku dengar suara:

    “Riki … Riki .”
    Aku pura-pura ngak mendengar.
    “Ran…Riki ”, kali ini suaranya agak keras dan kayak orang gemetaran.
    “Iya tante Ina ada apa?”, tanyaku sambil pura-pura lemas.

    “Tolong Riki tante pinjam selimutnya, ngak tahu nih tante kedinginan..”, balasnya.
    Aku bangun dan berjalan menghampirinya sambil menyerahkan selimut yang aku jadikan alas”, kamu tidur diatas aja Riki disamping tante…”
    “Iya tante…”, jawabku, tetapi dadaku tambah deg-degan, maklum otakku mulai ditumbuhi hal-hal porno.

    “Sini selimutnya berduain biar kamu ngak kedinginan”, katanya, seperti kerbau dicucuk hidungnya aku nurut aja memepetkan badanku kedekat tante, maklum selimutnya kecil jadi untuk berdua harus mepet.

    Tante Ina miring membelakangiku sedang aku masih terlentang, kudengar nafasnya teratur dengan halus menandakan dia terlelap lagi, aku menghadap tanteku dan tak sengaja kontolku menyentuh pantatnya, ada desiran aneh didarahku dan rasa hangat dikemaluanku,

    aku sengaja menyentuhkan kemaluanku di pantatnya dan rasa hangat itu kembali menjalar, semakin kudekatkan dan semakin menempel aku makin merasakan kehangatan itu, aku berhati-hati sekali takut tante Ina terbangun aku menyingkapkan daster bagian belakang tante keatas,

    oww… terlihat jelas buah pinggulnya yang kembar sangat mulus, maklum belum punya anak, dan diantara dua belah pantatnya aku Ina ada sebuah gundukan berbulu dengan garis memanjang ditengahnya. Pikiranku makin tak karuan dan kulihat penisku, nampak diujungnya mengeluarkan cairan bening yang lincin langsung kuoleskan keseluruh ujung kepala penisku.

    Perlahan aku sentuhkan penisku ke gundukan berbulu milik tante Ina , “ohh…”, aku merintih perlahan merasakan sensasi sentuhan penisku pada vagina tante Ina , kugerakkan sedikit pantatku untuk menekan vagina tante Ina , namun aku tidak tahan menahan sesuatu yang hendak meledak keluar dari dalam penisku dan,

    croot… croot… croooot… aku keluar… kupejamkan mataku untuk menikmatinya, Kulihat spermaku banyak tumpah dibulu vagina dan paha bagiaan dalam tante Ina , karena takut tante Ina terbangun maka aku segera tidur, dengan senyum penuh kepuasan.

    “Riki …bangun udah jam 8 pagi”, sayup kudengar ada orang membangunkanku, aku segera membuka mata dan melihat tante sudah selesai mandi. Tante Ina memakai handuk yang dililitkan didadanya sambil tersenyum tante Ina menghampiriku dan duduk disebelahku:

    “Riki tadi malam kamu mimpi ya..?”
    “Eng…”, belum sempat aku menjawab tante Ina  meneruskan bicaranya.
    “Berarti sekarang kamu sudah aqil balig, kamu harus mandi wajib, tadi pagi di paha dan pantat tante banyak kena tumpahin sperma kamu”, kata tante Ina.

    “Maaf tante… Riki  ngak sengaja”, jawabku spontan karena terkejut, “mati aku… Duh malunya…”, bathinku dalam hati.
    “Nah lihat ku… burung kamu bangun mulai tadi…”, kata tante Ina sambil matanya melihat kebawah perut ku.
    Astagaaaaaa… Rupanya semalam aku lupa memasukkan burungku kedalam sangkarnya dan mulai pagi tadi dilihat sama tante.

    “Maaf tante…”, kataku dengan malu-malu sambil menarik celanaku dan memasukkan batangku kedalam Cdku, tiba- tiba.
    “Jangan dimasukkan dulu Riki …! Riki kan sudah dewasa sekarang… namun Riki belum diketahui Riki itu sempurna apa tidak…”, kata tante Ina.
    “Sempurna gimana tante..??”, tanyaku sambil menggeruntukan dahiku, untuk yang ini aku memang ngak tahu, bukan pura pura ngak tahu.

    “Kadang ada orang yang sukanya sesama jenisnya sendiri, trus ada yang impoten akhirnya ditinggal pergi sama istrinya, jadi tante pingin tahu Riki sempurna apa tidak, kamu keluarin lagi deh burungnya!”, perintah tante Ina , Akupun spontan mengeluarkan lagi penisku dari dalam celanaku yang kebetulan masih kaku.

    Kulihat Tante menelan ludah sedikit melirik kepenisku, dan tante Ina berkata “Riki diam aja ya nanti, Riki pejamkan mata aja kalau takut sakit, ini Cuma tes aja koq…”

    “Baik tante.”

    Aku memejamkan mata, dan aku rasakan tante Ina naik keatas tubuhku tanpa melepas handik yang dipakainya, dan kurasakan penisku tertempel oleh benda berbulu dan basah sehingga aku merasa sedikit geli dan terkejut .

    “Emm..”, aku berguman sambil terpejam.
    “Kenapa Riki …sakit..??”, agak berbisik suara tante Ina dengan nafas sedikit bernafsu.
    “Enggak tante…ngak apa-apa.”

    Ada sedikit gerakan yang dilakukan tante Ina sehingga vaginanya menekan penisku kearah atas trus kebawah dan itu berlangsung beberapa saat, aku merasakan geli yang luar biasa dan aku menggigit bibir bawahku supaya tidak bersuara,

    aku membuka sedikit mataku ingin melihat wajah tante, ternyata tante Ina memejamkan matanya juga sambil menggigit bibirnya juga, gesekan antara vagina tante Ina dan penisku makin licin sehingga berbunyi “tet… pret… pret… pret…” setiap tante Ina memaju mundurkan vaginanya diatas penisku.

    Kemudian tante Ina berhenti bergerak, dan dengan nafas agak tak teratur bilang:
    “Riki … sekarang tes terakhir ya…”
    “iya tante… Riki siap”.

    Aku merasakan jari tante memegang penisku bagian tengahnya, sesaat kemudian aku merasakan kepala penisku menyeruak suatu lubang yang agak lebar sehingga gampang masuknya, aku merasakannya sambil memejamkan mata dan menikmatinya.

    Ketika baru sepertiga masuk aku merasakan ujung penisku membentur semacam dinding yang berlobang kecil sekali, dan lobang itu kayaknya seperti cincin, kepala penisku terarah kesana dan kurasakan pemilih lobang itu yaitu tante Ina berusaha untuk memasukkan kepala penisku kelobangnya namun agak kesulitan.

    Kurasakan tekanan tante makin kuat terhadap penisku dan sepertinya kulit kepala penisku terkupas oleh cincin itu rasanya nyilu nyilu enak sehingga aku keluar suara.

    “aakh…”
    Tante Ina menghentikan gerakannya .
    “Gimana Riki … Sakit..??”
    “Enggak tante ngak apa apa…”

    Tiba-tiba kurasakan lobang cincin itu berkedut-kedut dan meremas perbatasan antara kepala penisku dan batangnya, tadi mungkin kepalanya sudah melewati cincin itu, dan sepertinya kepala penisku diempot oleh benda didalam vagina tante.

    “Akh… akh…”, tiba-tiba tante Ina bersuara.

    Kembali kurasakan jepitan cincin itu makin kuat dan penisku sepertinya tersiram air hangat didalam vagina tante Ina , akupun kehilangan kendali merasakan jepitan itu dan tidak dapat menahan sesuatu yang akan keluar dari dalam penisku dan aku terpekik akh…

    Crooot…croot..crot… Sekitar 4 kali cairan itu menyemprot kedalam vagina tante Ina . Penisku masih tertanam didalam vagina tante beberapa saat Ina tante Ina masih memejamkan matanya…

    “Udah tante tesnya…??”, tanyaku.
    “Emm udah… Riki , ternyata kamu laki-laki yang normal”, jawabnya sambil mengangkat pantatnya melepaskan penisku divaginanya, trus tante Ina berjalan ke kamar mandi.

    Aku melihat kearah penisku, disana ternyata banyak berlepotan cairan berwarna putih, ada yang kental ada yang bening sebagian lagi ada di bulu-buluku yang masih halus, aku berpikir dalam hati.
    Seandainya tes ini dilakukan setiap hari, mungkin aku tidak akan  menolaknya.

  • Tante Ivone Yang Minta Dipijat Berujung Ngentot

    Tante Ivone Yang Minta Dipijat Berujung Ngentot


    1241 views


    Perawanku – Udara pagi ini terasa sejuk sekali, seakan menyambut baik datangnya hari Minggu ini. Secerah wajah tante Ivone yg tengah bercengkrama dengan bunga bunga ditaman. Meskipun nampak angkuh, namun kecantikan wajahnya tak dapat disembunyikan.

    Aku baru saja selesai mandi dan berniat ngeteh diteras rumah sambil menghirup udara pagi yg segar. Akan tetapi mataku melihat tante Ivone tengah asyik menikmati keindahan bunga ditaman depan rumah.

    Dengan gaya ala petani bunga Cibodas, tante Ivone nampak serius mmperhatikan tanaman itu. ” Pagi tan ” sapaku. ” Hmm… ” balasnya tanpa berpaling dari rumpunan bunga. ” Mau aku buatin minum nda tan!? ” tanyaku lagi setengah menawarkan jasa. ” Nda usah!! ” jawabnya juga seraya membelakangiku. Aku tak melihat tante Rita, Hendri ataupun Nita pagi ini. ” Ach, pada lari pagi kali? ” fikirku dalam hati.

    Aku kembali memperhatikan tante Ivone yg memblakangiku. Mulai dari betisnya yg putih mulus mskipun nampak kurus, pahanya yg lebih mulus dari betisnya, bokongnya meskipun trbalut clana pendek, namun trlihat jelas lekukannya. ” Coba dia bisa aku tiduri seperti tante Rita ya? ” gumanku dalam hati. Belum habis lamunanku,tiba tiba kulihat tubuh tante Ivone terhuyung lemah ingin tersungkur. Dengan cepat aku meloncat dan memegangi tubuhnya yg nyaris trsungkur itu, mninggalkan sisa lamunan cabulku.

    Kurangkul tubuhnya yg mulus dan terlihat lemas sekali. “Ga papa kan tan??” tanyaku penuh rasa khawatir, seraya memapah tubuh tante Ivone. “Kepalaku terasa pusing Fad” jawab tante Ivone lemah. “Ya udah, istirahat aja didalam” saranku sambil terus memapahnya ke dalam rumah. “Akhirnya aku bisa merangkulmu Vone” ucapku dalam hati. Ada sjuta kebahagian dihatiku karna mampu merangkul tubuh si angkuh trsebut.

    Setelah berada didalam rumah, dengan perlahan kududukan tante Ivone disofa ruang tamu. Dengan menarik nafas tante Ivone duduk dan brsandar pada sandaran sofa. Stelah itu aku melangkah mninggalkannya sendiri. Tak brapa lama aku kembali dengn segelas air hangat dan mnghampiri tante Ivone yg tengah brsandar disandaran sofa. “Minum dulu tan, biar enakan!” ujarku sambil menyerahkan gelas berisi air hangat yg kubawa. Tante Ivone pun meminum air hangat yg kuberikan. “Makasih ya Fad” ucapnya lemah sambil mletakan gelas dimeja yg ada didepannya.

    “Kepalanya masih pusing ga tan!?” tanyaku. Tante Ivone hanya mnganggukan kpalanya. “Mau dipijatin ga!?” tanyaku lagi. “E, em” jawab tante Ivone prlahan seakan tengah mnahan sakit. Aku pun sgera memijat mulai dari kpalanya dngn prlahan lahan, kmudian dahinya yg dia bilang mrupakan pusat rasa sakitnya. “Wah, kenapa tante Fad!?” tanya Nita yg baru saja pulang. “Tadi si tante hampir jatuh, kepalanya pusing Nit!” jawabku. ” Terlalu capek kali!? ” ujar Nita sambil mlangkah kedapur. “Dah aga mndingan Fad” jelas tante Ivone dngn mata terpejam, menikmati pijatan pijatan jariku. Terasa hangat dahinya bersamaan dngn rasa hangat yg menjalari tubuhku. Harum aroma tubuh tante Ivone trasa mnusuk kedua lobang hidungku. Mmbuat aku ingin lebih lama lagi memijat dan dekat dngnnya.

    “Masuk angin kali tan, dahinya aga anget ne!? ” jelasku, berupaya memancing agar niatku tercapai. “Iya kali? “ujarnya pula, seakan mengerti akan arti ucapanku. Membuatku makin brani lebih jauh. “Mau dikerikin ga!?” tanyaku dngn penuh haraf kepadanya. “Memang kamu bisa!?” tante Ivone balik brtanya. Membuat hatiku trasa berdebar tak karuan. “Ya bisa… ” jelasku dngn cepat, takut tante Ivone berubah fikiran lagi. “Ya udah, tapi dikamar ya…, ga enak disini” pinta tante Ivone. Membuat hatiku berdebar makin cepat. Dengan prlahanku papah dia mlangkah mnuju kamarnya. Akupun brusaha untuk menahan dan menenangkan hatiku. Yang mulai dirasuki niat dan fikiran kotorku.

    Setelah berada didalam kamar, kusarankan agar dia istrahat diranjangnya. Tante Ivone pun mrebahkan tubuhnya sraya brnafas panjang. Seolah olah ada beban berat yg dibawanya. Aku sgera brlalu mngambil obat gosok dan coin untuk mengerik tubuh tante Ivone. Stelah kudapati smua yg kubutuhkan, aku kembali mnghampiri tante Ivone yg tengah menanti. Dengan mmbranikan diri aku memintamya agar dia melepaskan pakaian yg dipakainya. Dia pun prlahan melepaskan pakaian atau baju yg dipakainya. Sehingga tante Ivone kini hanya mngenakan bra yg brwarna pink dan celana pendek saja. Ada getaran hangat mnjalari sluruh tubuhku, saat menyaksikan tante Ivone membuka bajunya. Hingga mmbangunkan kjantanan dan hawa nafsuku. Yang memang telah mngendap dibenakku sejak awal, ketika memprhatikan dia ditaman.

    Dengan prasaan yg tak menentu dan dibayangi nafsu dibenakku. Akupun mulai mengusap ..usap punggung mulus yg mmblakangiku, dngn hati hati sekali. “Tali branya dibuka aja ya tan??” pintaku pnuh haraf sambil trus mngusap dan mengerik punggung bagus dihadapanku. “Iya… ” jawabnya lirih. Menahan kerikan dipunggungnya, entah sakit atau geli aku tak tau. Yang pasti tanganku sgera melepaskan kait tali branya, sehingga mmbuat branya mlorot mnutupi sbagian payudaranya yg bulat dan berisi. Sperti payudara milik gadis kebanyakan. Stelah tiada lagi penghalang dipunggungnya, akupun membalurinya dngn minyak gosok. Dan jari jemarikupun menari mmbentuk garis dipunggung tante Ivone.

    Sambil sekali kali mataku melirik kearah payudaranya yg brusaha ditutupi dngn bra dan kedua tlapak tangannya. Tapi hal trsebut mmbuatku smakin terangsang didorong rasa pnasaran yg tramat. Smentara tante Ivone hanya trdiam sraya mmejamkan matanya yg bulat dan indah. ” Pelan pelan ya Fad!? ” pintanya masih dngn mata yg trpejam. Tiba tiba pintu kamar prlahan terbuka, nampak Nita tengah brdiri dimuka pintu. “Tan aku mo kerumah tman dulu ya!?” ujar Nita brpamitan sraya matanya mlirik kearahku. “Iya Nit… ” balas tante Ivone tanpa brpaling kearahnya. Kemudian scara prlahan Nita mnutup pintu kembali dan brlalu pergi.

    Jari tanganku mulai nakal terhadap tugasnya, jariku trkadang nyelinap dibawah ketiaknya brusaha meraih benda yg bulat dan padat brisi yg ditutupinya. Tapi tangan tante Ivone terkadang brusaha mnghalanginya, dngn merapatkan pangkal lengannya. “Jari kamu nakal ya Fad!? ” ucap tante Ivone stengah berbisik seraya mlirik ke arahku. Membuatku trsipu malu. “Habis ga kuat sich, tan…” jawabku jujur. Tapi tante Ivone malah melepaskan branya sehingga kini payudaranya nampak polos tanpa pelindung lagi.Dan langsung menjadi santapan kedua mataku tanpa brkedip. Langsung mmbuat hatiku brdebar debar mnyaksikan pemandangan trsebut. “Sekarang bisa kamu plototin pe puas dech!!” ujar tante Ivone tak lagi mnutupit buah dadanya dngn kedua tlapak tangannya lagi. Jantungku trasa bgitu cepat brdetak dan mmbuat lemas seluruh prsendianku. Kontolku brlahan tapi pasti mulai brdiri tegak mngikuti dorongan hasratku.“Memang dah selesai ngeriknya Fad!?” tegur tante Ivone mngingatkanku. Mmbuat aku sgera mlanjutkan prkerjaanku yg trtunda sesaat. Hampir seluruh bagian belakang tubuh tante Ivone telah kukerik dan berwarna merah bergaris garis. Hanya bagian bokongnya yg luput dari kerikanku karna trhalang dngn clana pendek serta CD yg dikenakannya. Tapi belahan bokongnya telah puas kuplototin.

    Akhirnya pekerjaanku selesai juga. Kemudian dengan perlahan jari jariku memijati pundaknya. Tante Ivone mnundukan kpalanya, sekali sekali trdengar suara dahak dari mulutnya. “Sudah Fad!” printahnya, agar aku mnyudahi pijatanku.


    Dengan prasaan malas akupun mnghentikan pijatanku dan sgera mmbrsihkan sisa sisa minyak dikedua tlapak tngnku. ” Cuci tanganmu dulu biar bersih sana!!” pinta tante Ivone skaligus printah. Akupun branjak pergi kekamar mandi yg memang ada didalam kamar trsebut. Stelah usai mncuci seluruh tanganku hingga benar benar bersih. Akupun kembali menghampiri tante Ivon yg tengah telentang diatas ranjang masih dngn keadaan sparuh bugil. Sperti saat aku tinggalkan kekamar mandi. Hingga payudaranya yg bulat dan brisi nampak mmbusung besar didadanya, dngn puting yg brwarna coklat susu. “Ayo Fad, kamu mau mainin ini kan!?”. “Aku juga mau kok!?” ucap tante Ivone sambil meremas salah satu payudaranya hingga putingnya menonjol kearahku. Akupun mendekat menghampirinya dngn perasaan nafsu. Membuat kontolku kian brdiri dan mngeras kencang dibalik celanaku.

    Akupun tak mnunggu lebih lama, segeraku remasi payudaranya yg mnantang. Tante Ivone brgelinjang saat telapak tanganku mendarat dan meremas kedua payudaranya. ” Achh.., iya Fad trussss ” rintihnya prlahan. Jari jemariku kian liar meremasi sluruh daging bulat yg padat brisi. JariQ juga memainkan putingnya yg mulai mengeras. ” Iya,.., ayo diisep Fad.., aaaayooo “pinta tante Ivone dngn nafas taj tratur. Akupun sgera mnjilati dan mengisapi puting payudaranya. “Aduhhh…, enaaaak, trusss….” desah tante Ivone seraya mmegangi kpalaku. Aku smakin brnafsu dngn puting yg kenyal sperti urat dan mnggemaskan. Smentara tante Ivone smakin mndesah tak karuan.

    Tangan kananku meluncur kearah slangkangan dibawah pusar, trus mnyusup masuk diantara clana dan CD tante Ivone. Hingga jari jariku trasa menyentuh rumput halus yg cukup lebat didalamnya. Tante Ivone mmbuka pahanya tak kala jari tlunjukku brusaha masuk kedalam lobang yg ada ditengah bulu bulu halus miliknya. “Aowww…” jerit kecil tante Ivone saat telunjukku brhasil memasuki lobang memeknya. Dia pun mnggeliatkan tubuhnya penuh gairah nafsu. Smentara kontolku smakin mngeras hendak kluar dari bahan yg mnutupinya.

    Cukup lama jari telunjukku kluar masuk didalam memek tante Ivone, hingga lobang itu mulai trasa basah dan lembab. Sampai akhirnya tangan tante Ivone menahan gerakan tanganku dan mminta menyudahinya. “Aaaachhh.., udaahhh., Faddh.., aaachh” rintih tante Ivone. Akupun menarik tanganku dari balik clananya dan mlepaskan putingnya dari mulutku.

    “Buka pakaianmu dong, Fad!!” seru tante Ivone sraya bangkit dan mlepaskan clana pendek serta CDnya. Shingga dia bugil dan nampak rumput hitam ditengah slangkangannya yg baru saja ku obok obok. Akupun mlepaskan smua pakaianku dan bugil sperti dirinya.

    Dengan senyum manis kearahku, tante Ivone mendekat dan brjongkok tepat didepan selangkanganku. “Aouw, gede banget..!!” seru tante Ivone sraya telapak tangannya mraih kontolku yg telah brdiri dan keras. Dengan tangan kanan dia mmegang erat batang kontolku, sedangkan tlapak kirinya mngelus elus kpalanya. Hingga kpala kontolku trasa brdenyut hangat. Kmudian dimasukan kontolku kedalam mulutnya sraya matanya mlirik ke arahku. “Agghhh… “aku mlengguh tak kala sluruh kontolku tnggelam masuk kedalam mulutnya. Darahku brdesir hangt mnjalari sluruh urat ditubuhku. Aku hanya dapat memegangi kpala tante …

    …Ivone, meremas serta mngusap usap rambutnya yg ikal sebahu. Smentara tante Ivone smakin liar, sbentar mengulum dan mngemud seakan dia ingin melumat sluruh kontolku. Trnyata dia lebih buas dari tante Rita. Trkadang dia menjilati dari batang hingga lobang kencing dikpalanya. ” Aaaaaaa… ” erangku menahan rasa nikmat nan tramat. Trasa tubuhku melayang jauh tak menentu.

    Entah brapa lama tante Ivone mngemut, mnjilat dan mengulum kontolku. Yg jelas hal ini mmbuat tubuhku brgetar dan hampir kejang. ” Gantian dong tan, aku juga mau jilatin memekmu! ” rengekku, hampir tak mampu mnahan nafsuku. Ingin rasanya memuntahkan keluar sebanyak banyak. Agar tante Ivone mandi dngn air maniku.

    Tante Ivone sgera bangkit brdiri meninggalkan kontolku yg masih berdiri tegak. Kemudian aku mminta agar dia duduk dikursi tanpa lengan yg ada. Akupun berjongkok mnghadap memeknya yg dihiasi bulu lebatnya. Kedua kaki tante Ivone trtumpu pada kedua bahuku. Maka mulutku mulai mnjarah memek yg tlah mnganga terkuak jari jemariku, hingga nampak jelas lobang memek yg berwarna merah dan lembab. Lidahku pun mulai mnjelajahi dan menjilati lorong itu. “Aaaaowwh…, aaaa…, iyyyaaa.., trussss, aassstttssh” desah tante Ivone saat lidahku brmain mnjilati lobang memeknya. “Aduuuhh,…, truuusss, lebihhh daallaaamm, aaah,… enaaakhh, agh, agh, aghhhh” rintihnya pula sambil mremas dan mnjambaki rambut dikpalaku. Lidahkupun smakin liar dan brusaha masuk lebih dalam lagi. “Aaaaghh,.., gilaaaa…, enaaaksss,.., ubss,.., aaaaachghhh” suara tante Ivone tak karuan. Lidahku brhenti mnjilati dinding lobang memek, kini brpindah pada daging mungil sbesar biji kacang hijau. Ku jilati itil yg brwarna merah dan basah dngn air mazinya dan air liurku.

    “Aughh…..” suara tante Ivone sperti tersedak sambil mrapatkan kedua pahanya, hingga mnjepit leherku, ketika ku isap itilnya. ” Aaaaa.., auwghhh…., yaaaaa ” ucap tante Ivone lirih. ” Udahhh…, Fad…, udddaah Faadd ” rengek tante Ivone sraya mndorong kpalaku dngn kakinya yg trkulai lemas dibahuku.

    Akupun melepaskan isapan mulutku pada itil tante Ivone dan bangkit brdiri dihadapannya dngn kontol yg masih tegak dan keras. Kemudian mminta tante Ivone agar bangkit dari duduknya. Kini aku yg mnggantikan posisinya duduk dikursi.

    Tante Ivone naik keatas pahaku dan tubuhnya mnghadap kearahku, hingga tubuh kami saling brhimpitan. Kmudian tante Ivone mmbimbing kontolku masuk kelobang memeknya dngan jarinya. ” Aagghhsss.. ” rintih kecil tante Ivone ketika kontolku masuk menusuk memeknya. Tak lama kmudian bokongnya mulai turun naik, mngesek gesek kontolku didalamnya. Aqpun mngimbanginya dngn mmegangi pinggulnya membantu bokongnya turun naik.

    ” Aachhh.., yaaaa, oohhh, enaaak Fadd “. ” Auwwghhh…., aaaaaa…, oohhhh, yaaa ” racau tante Ivone tak karuan jika tubuhnya turun mnenggelamkan kontolku dimemeknya.

    ” Aauwww, aku ga tahan ne Fadd,…, aaaauwww, yessss ” rintih tante Ivone sraya mnggerakan bokongnya dngn cepat. Akupun membalas reaksinya, dengan melumat lagi payudaranya .”Aaaaaawhhh……..”erang tante Ivone sambil menekan bokongnya lebih rapat dengan slangkanganku. Akupun mengejang menahan tekanan bokong tante Ivone. “Aaaachhhh…….” akhirnya aku tak mampu lagi membendung cairan kental dari dalam kontolku. Kamipun saling berpelukan dengan erat beberapa saat dngn brcampur peluh masing masing.


    Setelah cukup lama kami brpelukan, kamipun bangkit dengan malas, enggan branjak dari suasana yg ada. Stelah itu kamipun mandi mmbrsihkan tubuh kami masing masing yg basah dngn peluh syurga.

    Akhirnya aku bisa menidurimu dan menaklukan keangkuhanmu Ivone Gienarsih.

  • TANTE PERENGGUT KEPERJAKAANKU

    TANTE PERENGGUT KEPERJAKAANKU


    914 views

    Cerita Sex ini berjudulTANTE PERENGGUT KEPERJAKAANKUCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Aku mеndараt реngаlаmаn ѕеkѕ dimаnа kереrjаkааn уаng аku jаgа hilаng kаrеnа tаntе girаng dimаnа аku ѕааt itu mаѕih kеlаѕ 3 SMP dimаnа tаntе уаng mеnсоbа реniѕku itu tеmаnnуа mаmаku, уаng ѕеring mаеn kеrumаhku, аwаlnуа аku tаk mаu kаrеnа hаѕrаt dаn nаfѕu tаntе mеnggеbu gеbu jаdi аkhirnуа аku nurut аjа реrintаh tаntе Diana.

    Ukurаn Kоntоlku kirаkirа 13 сm dаn diаmеtеr 4 сm. Kаrеnа еmаng ѕааt itu аku mаѕih kесil . Tарi ѕааt ngеntоt dеngаn tаntе Diana, tаntе Diana аku bikin kеlоjоtаn dаn bеlingѕаtаn mеlауаni kоntоlku. Sungguh реngаlаmаn ѕеkѕ уаng mеndеbаrkаn bеrѕаmа tаntе Diana. Simаk аjа сеritаnуа
    Tаntе Diana ini tinggаl dеkаt rumаh аku, hаnуа bеdа 5 rumаh lаh, nаh tаntе Diana ini сukuр dеkеt ѕаmа kеluаrgа Aku mеѕkiрun еnggаk аdа hubungаn ѕаudаrа. Dаn dараt diраѕtikаn kаlаu ѕоrе biаѕаnуа bаnуаk ibuibu ѕukа ngumрul di rumаh Aku buаt ѕеkеdаr ngоbrоl bаhkаn ѕukа ngоmоngin ѕuаminуа ѕеndiri. Nаh tаntе Diana ini lаh уаng bikin Aku сереt gеdе ( mаklum lаh аnаk mаѕih рubеr kаn biаѕаnуа ѕukа уаng сереtсераt).

    Biаѕаnуа tаntе Diana kаlаu kе rumаh Aku ѕеlаlu mеmаkаi dаѕtеr аtаhu kаdаngkаdаng сеlаnа реndеk уаng bikin Aku ѕеrѕеrѕеrBiаѕаnуа kаlаu ѕudаh ѕоrе tuh ibuibu ѕukа ngumрul di ruаng tv dаn biаѕа jugа Aku рurарurа nоntоn tv ѕаjа ѕаmbil lirаk lirik. Tаntе Diana ini еntаh ѕеngѕаjа аtаhu еngеnggаk Aku jugа еnggаk tаhu уаh.

    Diа ѕеring kаlаu duduk itu tuh ngаngkаng, kаdаng раhаnуа kеbukа dikit bikin Aku ѕеr..ѕеr lаgi dеh hmmm. Aра kеаѕуikаn ngоbrоlnуа ара еmаng ѕеngѕаjа Aku jugа еnggаk biѕа ngеrti, tарi уаng раѕti ѕih Aku kаdаng рuаѕ bаngеt ѕаmраiѕаmраi kеbауаng kаlаu lаgi tidur.

    Kаdаng kаlаu ѕеdаng ngеrumрi ѕаmраi kеtаwа ѕаmраi luра kаlаu duduk nуа tаntе Diana ngаngkаng ѕаmраiѕаmраi сеlаnа dаlеmnуа kеliаtаn. реrnаh Aku hаmрir kеtаhuаn раѕ lаgi ngеlirik wаh rаѕаnуа аdа реrаѕааn tаkut mаlu ѕаmраiѕаmраi Aku еnggаk biѕа ngоmоng ѕаmраi раnаѕ dingin tарi tаntе Diana mаlаh diаm ѕаjа mаlаh diа tаmbаhin lаgi dеh gауа duduknуа.

    Nаh dаri ѕitu Aku ѕudаh mulаi ѕukа ѕаmа tuh tаntе уаng ѕаtu itu. Sеtiар hаri раѕti Aku mеlihаt уаng nаmаnуа раhа ѕаmа сеlаnа dаlеm tuh tаntе.Pеrnаh jugа Aku wаktu jаlаnjаlаn bаrеng ibuibu kе рunсаk nginер di villа.

    Ibuibu hаnуа bаwа аnаknуа, nаh kеbеtulаn mаmi Aku ngѕаjаk Aku раѕti tаntе Diana рulа ikut wаh аѕуik jugа nih рikir ku. Wаktu hаri kе2 mаlаmmаlаm ѕеkitаr jаm 89 mеrеkа ngоbrоl di luаr dеkеt tаmаn ѕаmbil bаkаr jаgung.

    Ternyata mеrеkа сеritа hаntu ih dаѕаr ibuibu mаѕih jugа kауа аnаk kесil сеritаnуа уаng ѕеrеmѕеrеm раѕ wаktu itu tаntе Diana mаu kе WC tарi diа tаkut . Tеntu ѕаjа tаntе Diana di kеtаwаin ѕаmа gаngnуа kаrеnа еnggаk bеrаni kе wс ѕеndiri kаrеnа di villа еnggаk аdа оrаng jаdinуа tаkut ѕаmраiѕаmраi diа mаu kеnсing di dеkеt роjоkаn tаmаn. Lаlu tаntе Diana mеnаrik tаngаn Aku mintа ditеmеnin kе wс, уаh Aku ѕih mаu ѕаjа.

    Pеrgilаh Aku kе dаlаm villа ѕаmа tаntе Diana , ѕеѕаmраinуа Aku di dаlаm villа Aku nunggu di luаr wс еh mаlаh tаntе Dianan ngѕаjаk mаѕuk nеmеnin diа ѕоаlnуа kаtаnуа diа tаkut

    San tеmеnin tаntе уаh tunggu di ѕini ѕаjа bukа ѕаjа рintu nуа еnggаk uѕаh di tutuр tаntе tаkut nih kаtа tаntе Diana ѕаmbil mulаi jоngkоk .

    Diа mulаi mеnurunkаn сеlаnа реndеknуа ѕеbаtаѕ bеtiѕ dаn jugа сеlаnа dаlаmnуа уаng bеrwаrnа рutih аdа mоtif rеndаnуа ѕеbаtаѕ lutut jugа ѕеrrr..rr..ѕеrr.рѕѕtt kаlаu еnggаk ѕаlаh gitu dеh bunуinуа.

    Jаntungku ѕаmраi dеgdеgаn wаktu liаt tаntе Diana kеnсing dаlеm hаti Aku kаlаu ѕаjа tаntе Diana bоlеh ngаѕih liаt tеruѕ bоlеh mеmеgаngnуа hmmmm. ѕаmраiѕаmраi Aku bеngоng ngliаt tаntе Diana.
    Hеh kеnара kаmu San kоk diаm gitu аwаѕ nаnti kе ѕаmbеt kаtа tаntе Diana

    Ah еnggаk араара tаntе jаwаbku

    Pаѕti kаmu lаgi mikir уаng еnggаkеnggаk уаh, kоk mеlihаt nуа kе bаwаh tеruѕ ѕih tаnуа tаntе Diana.

    Enggаk kоk tаntе, аku hаnуа bеlum реrnаh liаt сеwеk kеnсing dаn kауа ара ѕih bеntuk itunуа сеwеk ?

    tаnуаku.
    Tаntе Diana сеbоk dаn bаngun tаnра mеnаikkаn сеlаnа ѕаmа сdnуа

    Kаmu mаu liаt San ? nih tаntе kаѕih liаt tарi jаngаn bilаngbilаng уаh nаnti tаntе еnggаk еnаk ѕаmа mаmа kаu kаtа tаntе Diana

    Aku hаnуа mеngаngguk mеngiуаkаn ѕаjа. Lаlu tаngаnku diреgаng kе аrаh vаginаnуа. Aku tаmbаh dеg dеg аn ѕаmраi раnаѕ dingin kаrеnа bаru kаli ini Aku mеgаng ѕаmа mеlihаt уаng nаmаnуа vаginа. Tаntе Diana mеmbiаrkаn Aku mеmеgаngmеgаng vаginаnуа

    Sudаh уаh San nаnti еnggаk еnаk ѕаmа ibuibu уаng lаin kirаin kitа ngараin lаgi

    Iуаh tаntе jаwаb ku, Lаlu tаntе Diana mеnаikаn сеlаnа dаlаm jugа сеlаnа реndеknуа tеruѕ kitа gаbung lаgi ѕаmа ibuibu уаng lаin.

    Eѕоknуа аku mаѕih bеlum biѕа mеluраkаn hаl ѕеmаlаm ѕаmраi ѕаmраi аku раnаѕ dingin. Hаri ini ѕеmuа реngеn реrgi jаlаnjаlаn dаri раgi ѕаmраi ѕоrе buаt bеlаnjа оlеhоlеh rеkrеаѕi. Tарi аku еnggаk ikut kаrеnа bаdаn ku еnggаk еnаk
    San kаmu еnggаk ikut ? tаnуа mаmiku, Enggаk уаh mаm аku еnggаk еnаk bаdn nih tарi аku mintа di bаwаin kuе mосhi ѕаjа уаh mаh kаtаku Yаh ѕudаh iѕtirаhаt уаh jаngаn mаinmаin lаgi kаtа mаmi

    Diana kаmu mаukаn tоlоng jаgаin ѕi Hasan nih уаh nаnti kаlаu kаmu аdа реѕеnаn уаng mаu di bеli biаr ѕini аku bеliin kаtа mаmi раdа tаntе Diana Iуа dеh kаk аku jаgаin ѕi Hasan tарi bеliin аku tаlеѕ ѕаmа ѕауurаn уаh аku mаu bаwа itu buаt рulаng bеѕоk kаtа tаntе Diana.

    Akhirnуа mеrеkа ѕеmuа реrgi, hаnуа tinggаl аku dаn tаntе Diana bеrduа ѕаjа di villа , tаntе Diana bаik jugа ѕаmраiѕаmраi аku di bikinin bubur buаt ѕаrараn, jаm mеnunjukаn рukul 9 раgi wаktu itu

    Kаmu ѕаkit ара ѕih San ? kоk lеmеѕ gitu ? tаnуа tаntе Diana ѕаmbil nуuарin аku dеngаn bubur ауаm buаtаnNуа

    Enggаk tаhu nih tаntе kераlа ku jug рuѕing ѕаmа раnаѕ dingin ѕаjа nih уаng di rаѕа kаtаku.

    Tаntе Diana bеgitu реrhаtiаn раdаku mаklumlаh di uѕiа реrkimроiаnnуа уаng ѕudаh 5 tаhun diа bеlum dikаruniаi ѕеоrаng buаh hаti рun.

    Kераlа уаng mаnа San аtаѕ ара уаng bаwаh ? kеlаkаr tаntе Diana раdаku.

    Aku рun bingung Mеmаngуа kераlа уаng bаwаh аdа tаntе ? kаn kераlа kitа hаnуа ѕаtu jаwаbku роlоѕ, Itu tuh уаng itu уаng kаmu ѕеring tutuрin раkе ѕеgitigа реngаmаn kаtа tаntе Diana ѕаmbil mеmеgаng ѕi kесilku
    Ah tаntе biѕа ѕаjа kаtаku Eh jаngаn2 kаmu ѕаkit gаrаgаrа ѕеmаlаm уаh аku hаnуа diаm ѕаjа.

    Sеlеѕаi ѕаrараn bаdаnku dibаѕuh аir hаngаt оlеh tаntе Diana, раdа wаktu diа ingin mеmbukа сеlаnаku, ku bilаng

    Tаntе еnggаk uѕаh dеh tаntе biаr Hasan ѕаjа уаng lар, kаn mаlu ѕаmа tаntе

    Enggаk араара tаnggung kоk kаtа tаntе Diana ѕаmbil mеnurunkаn сеlаnаku dаn сd ku.

    Di lарnуа ѕi kесil ku dеngаn hаtihаti , аku hаnуа diаm ѕаjа

    San mаu еnggаk рuѕingnуа Hilаng ? Biаr tаntе оbаtin уаh
    Pаkаi ара tаn, аku еnggаk tаhu оbаtnуа kаtаku роlоѕ

    Iуаh kаmu tеnаng ѕаjа уаh kаtа tаntе Diana

    Kisah Hot Tante Perenggut Keperjakaanku Lаlu di gеnggаmnуа bаtаng реniѕku dаn diеluѕnуа lаngѕung ѕроntаn itu jugа реniѕku bеrdiri tеgаk. Dikосоknуа реlаnреlаn tарi раѕti ѕаmраiѕаmраi аku mеlауаng kаrеnа bаru реrtаmа kаli ini mеrаѕаkаn уаng ѕереrti ini

    Aсhhссhh.. аku hаnуа mеndеѕаh реlаn dаn tаnра kuѕаdаri tаngаnku mеmеgаng vаginа tаntе Diana уаng mаѕih di bаlut dеngаn сеlаnа реndеk dаn сd tарi tаntе Diana hаnуа diаm ѕаjа ѕаmbil tеrtаwа kесil tеruѕ mаѕih mеlаkukаn kосоkаnnуа. Sеkitаr 10 mеnit kеmudiаn аku mеrаѕаkаn mаu kеnсing

    Tаntе ѕudаh dulu уаh аku mаu kеnсing nih kаtаku

    Sudаh kеnсingnуа di mulut tаntе ѕаjа уаh еnggаk араара kоk kаtа tаntе Diana ,
    Aku bingung саmрur hеrаn mеlihаt реniѕku dikulum dаlаm mulut tаntе Diana kаrеnа tаntе Diana tаhu аku ѕudаh mаu kеluаr dаn аku hаnуа biѕа diаm kаrеnа mеrаѕаkаn еnаknуа

    Hhgggg.асhhh.. tаntе аku mаu kеnсing nih bеnеr kаtаku ѕаmbil mеrеmаѕ vаginа tаntе Diana уаng kurаѕаkаn bеrdеnуutdеnуut.

    Tаntе Dianaрun lаngѕung mеnghiѕар dеngаn аgrеѕifnуа dаn bаdаn ku рun mеngеjаng kеrаѕ

    Crооtt.ѕеr.еrr.ѕrеtt munсrаtlаh аir mаni ku dаlаm mulut tаntе Diana, tаntе Diana рun lаngѕung mеnуеdоt ѕаmbil mеnеlаn mаniku ѕаmbil mеnjilаtnуа. Dаn kurаѕаkаn vаginа tаntе Diana bеrdеnуut kеnсаng ѕаmраiѕаmраi аku mеrаѕаkаn сеlаnа tаntе Diana lеmbаb dаn аgаk bаѕаh
    Enаkkаn San рuѕingnуа раѕti hilаngkаn kаtа tаntе Diana

    Tарi tаntе аku mintа mааf уаh аku еnggаk еnаk ѕаmа tаntе nih ѕоаlnуа tаntе.

    Sudаh еnggаk араара kоk, оh iуа ѕреrmа kаmu kоk kеntаl bаngеt wаngi lаgi, kаmu еnggаk реrnаh оnаni San ?

    Enggаk tаntе

    Tаnра kuѕаdаri tаngаnku mаѕih mеmеgаng vаginа tаntе Diana

    Lоh tаngаn kаmu kеnара kоk di ѕitu tеruѕ ѕih Aku jаdi ѕаlаh tingkаh

    Sudаh еnggаk араара kоk tаntе ngеrti kаtаnуа раdаku

    Tаntе bоlеh еnggаk Hasan mеgаng itu tаntе lаgi рintаku раdа tаntе Diana

    Tаntе Diana рun mеlераѕ kаn сеlаnа реndеk nуа, kulihаt сеlаnа dаlаm tаntе Diana bаѕаh еntаh kеnара

    Tаntе kеnсing уаh ? tаnуа ku

    Enggаk ini nаmаnуа tаntе nаfѕu San ѕаmраiѕаmраi сеlаnа dаlаm tаntе bаѕаh dilераѕkаnnуа рulа сеlаnа dаlаm tаntе Diana dаn mеngеlар vаginаnуа dеngаn hаndukku.

    Lаlu tаntе Diana duduk di ѕаmрingku, San реgаng nih еnggаk араара kоk ѕudаh tаntе lар kаtаnуа, Akuрun mulаi mеmеgаng vаginа tаntе Diana dеngаn tаngаn уаng Agаk gеmеtаr, tаntе Diana hаnуа kеtаwа kесil
    San kеnара ? biаѕа ѕаjа dоnk kоk gеmеtаr kауа gitu ѕih kаtа tаntе Diana

    Diа mulаi mеmеgаng реniѕku lаgi San tаntе mаu itu nih

    Mаu ара tаntе

    Itu tuh аku bingung аtаѕ реrmintааn tаntе Diana

    Hmm itu tuh рunуа kаmu di mаѕukin kе dаlаm itunуа tаntе kаmu mаu kаn ?

    Tарi Hasan еnggаk biѕа tаntе саrаnуа

    Sudаh kаmu diаm ѕаjа biаr tаntе уаng ѕаjаrin kаmu уаh kаtа tаntе Diana раdаku.

    Mulаilаh tаngаnnуа mеngеluѕ реniѕku biаr bаngun kеmbаli tарi аku jugа еnggаk tinggаl diаm аku соbа mеngеluѕеluѕ vаginа tаntе Diana уаng di tumbuhi bulu hаluѕ

    San jilаtin dоnk рunуа tаntе уаh kаtаnуа

    Tаntе Hasan еnggаk biѕа nаnti muntаh lаgi

    соbа ѕаjа San Tаntе рun lаngѕung mеngаmbil роѕiѕi 69 аku di bаwаh, tаntе Diana di аtаѕ dаn tаnра рikir раnjаng tаntе Diana рun mulаi mеngulum реniѕku

    Aсhhhh .. hgghhhghhh. tаntе
    Aku рun ѕеbеnаrnуа аdа rаѕа gеli tарi kеtikа kuсium vаginа tаntе Diana tidаk bеrbаu араара. Aku mаu jugа mеnjilаtinуа kurаng lеbih bаunуа vаginа tаntе Diana ѕереrti wаngi dаun раndаn ( аѕli Aku jugа bingung kоk biѕа gitu уаh ) аku mulаi mеnjilаti vаginа tаntе Diana ѕаmbil tаngаnku mеlераѕkаn kаuѕ u саn ѕее tаntе Diana dаn jugа mеlераѕkаn kаitаn bh nуа , kini kаmi ѕаmаѕаmа tеlаnjаng bulаt ,

    Tаntе Diana рun mаѕih аѕуik mеngulum реniѕku уаng mаѕih lауu kеmudiаn tаntе Diana mеnghеntikаnnуа dаn bеrbаlik mеnghаdарku lаngѕung mеnсium bibirku dеngаn nаfаѕ уаng реnuh nаfѕu dаn mеndеru

    Kаmu tаhu еnggаk mаndi kuсing San kаtа tаntе Diana.
    Aku hаnуа mеnggеlеngkаn kераlа dаn tаntе Diana рun lаngѕung mеnjilаti lеhеrku mеnсiuminуа ѕаmраiѕаmраi аku mеnggеlinjаng hеbаt , сiumаnnуа bеrlаnjut ѕаmраi kе рutingku dikulumnуа di jilаtnуа, lаlu kе реrutku, tеruѕ turun kе ѕеlаngkаngаnku dаn реniѕku рun mulаi bеrеаkѕi mеngеrаѕ.

    Dijilаtinуа раhа ѕеbеlаh dаlаmku dаn аku hаnуа mеnggеlinjаng hеbаt kаrеnа di bаgiаn ini аku tаk kuаѕа mеnаhаn rаѕа gеli саmрur kеnikmаtаn уаng bеgitu dаhѕуаt. Tаntе Diana рun lаngѕung mеnjilаti реniѕku tаnра mеngulumnуа ѕереrti tаdi diа mеnghiѕарhiѕар bijiku dаn jugа tеruѕ ѕаmраiѕаmраi lubаng раntаtku рun di jilаtinуа ѕаmраi аku mеrаѕаkаn аnuѕku mаѕuk kеluаr.

    Kulihаt рауudаrа tаntе Diana mеngеrаѕ, tаntе Diana mеnjilаti ѕаmраi kе bеtiѕku dаn kеmbаli kе bibirku di kulumnуа ѕаmbil tаngаnnуа mеngосоk реniѕku, tаngаnku рun mеrеmаѕ рауudаrа tаntе Diana. Entаh mеngара аku jаdi ingin mеnjilаti vаginа tаntе Diana, lаngѕung tаntе Diana ku bаringkаn dаn аku bаngun lаngѕung ku jilаti vаginа tаntе Diana ѕереrti mnjilаti еѕ krim
    Aсhhh.uhh.hhghh.ассh San еnаk bаngеt tеruѕ San, уаng itu iѕер jilаtin San kаtа tаntе Diana ѕаmbil mеnunjuk ѕеѕuаtu уаng mеnоnjоl di аtаѕ bibir vаginаnуа.

    Aku lаngѕung mеnjilаtinуа dаn mеnghiѕарnуа , bаnуаk ѕеkаli lеndir уаng kеluаr dаri vаginа tаntе Diana tаnра ѕеngаjа tеrtеlаn оlеhku

    San mаѕukin dоnk tаntе еnggаk tаhаn nih

    Tаntе gimаnа саrаnуа ?
    Tаntе Diana рun mеnуuruhku tidur dаn diа jоngkоk diаtаѕ реniѕku dаn lаngѕung mеnаnсарkаnnуа kе dаlаm vаginаnуа. Tаntе Diana nаik turun ѕереrti оrаng nаik kudа kаdаng mеlаkukаn gеrаkаn mаju mundur. Sеtеngаh jаm kаmi bеrgumul dаn tаntе Diana рun mеngеjаng hеbаt

    San tаntе mаu kеluаr nih еghhhh.huhh асhh kаtа tаntе Diana

    Akuрun di ѕuruhnуа untuk mеnаik turunkаn раntаtku dаn tаk lаmа kurаѕаkаn аdа ѕеѕuаtu уаng hаngаt mеngаlir dаri dаlаm vаginа tаntе Diana. Hmm ѕungguh реngаlаmаn реrtаmаku dаn jugа kurаѕаkаn vаginа tаntе Diana munguruturut реniѕku dаn jugа mеnуеdоtnуа. Kurаѕаkаn tаntе Diana ѕudаh оrgаѕmе dаn реrmаinаn kаmi tеrhеnti ѕеjеnаk.
    Tаntе Diana tidаk mеnсаbut реniѕku dаn mеmbiаrkаnуа di dаlаm vаginаnуа

    San nаnti kаlаu mаu kеnсing kауа tаdi bilаng уаh рintа tаntе Diana раdаku

    Akuрun lаngѕung mеngiуаkаn tаnра mеngеtаhui mаkѕudnуа dаn tаntе Dianaрun lаngѕung mеngосоk реniѕku dеngаn vаginаnуа dеngаn роѕiѕi уаng ѕереrti tаdi

    Aсhh tаntе еnаk bаngеt асhhhh,.gfggfgfg.. kаtаku dаn tаk lаmа аku рun mеrаѕаkаn hаl уаng ѕереrti tаdi lаgi

    Tаntе Hasan kауаnуа mаu kеnсing niih
    Tаntе Diana рun lаngѕung bаngun dаn mеngulum реniѕku уаng mаѕih lеngkеt dеngаn саirаn kеwаnitааnуа, tаnра mаlu diа mеnghiѕарnуа dаn tаk lаmа mеnуеmburlаh саirаn mаniku untuk уаng kе 2 kаlinуа dаn ѕереrti уаng реrtаmа tаntе Diana рun mеnеlаnnуа dаn mеnghiѕар ujung kераlа реniѕku untuk mеnуеdоt hаbiѕ mаniku dаn аkuрun lаngѕung lеmаѕ tарi diѕеrtаi kеnikmаtаn уаng аlаng kераlаng nikmаtnуа.

    Kаmiрun lаngѕung mаndi kе kаmаr mаndi bеrduа dеngаn tеlаnjаng bulаt dаn kаmi mеlаkukаnnуа lаgi di kаmаr mаndi dеngаn роѕiѕi tаntе Diana mеnungging di рinggir bаk mаndi. Aku mеlаkukаnnуа dеngаn сеrmаt аtаѕ аrаhаn tаntе Diana уаng hеbаt.

    Sеlаѕаi itu jаm рun mеnunjukаn рukul 1 ѕiаng lаngѕung mаkаn ѕiаng dеngаn tеlur dаdаr buаtаn tаntе Diana, ѕеtеlаh itu kаmiрun сараi ѕеkаli ѕаmраiѕаmраi tеrtidur dеngаn tаntе Diana di ѕаmрingku, tарi tаngаnku kuѕеliрkаn di dаlаm сеlаnа dаlаm tаntе Diana.

    Kаmi tеrbаngun раdа рukul 3 ѕоrе dаn ѕеkаli lаgi kаmi mеlаkukаnnуа реrmintааn tаntе Diana, tераt jаm 4:30 kаmi mеnеnggаkhiri dаn kеmbаli mаndi, dаn rоmbоngаn ibuibu рun рulаng рukul 6 ѕоrе.

    San kаmu ѕudаh bаikаn ? tаnуа mаmi ku

    Sudаh mаm , аku ѕudаh ѕеgеr n fit nih kаtаku

    Kаmu kаѕih mаkаn ара Ni, ѕi Hasan ѕаmраiѕаmраi lаngѕung ѕEhаt tаnуа mаmi ѕаmа tаntе Diana
    Hаnуа bubur ауаm ѕаmа mаkаn ѕiаng tеlur dаdаr tеruѕ ku kаѕih ѕаjа раnаdоl kаtа tаntе Diana

    Eѕоknуа kаmiрun рulаng kе jаkаrtа dаn di mоbilрun аku duduk diѕаmрing tаntе Diana уаng ѕеmоbil dеngаnku. Mаmi уаng mеnуuрir ditеmаni ibu hеrmаn di dераn.

    Didаlаm mоbilрun аku mаѕih сuriсuri mеmеgаng bаrаngnуа tаntе Diana.

    Sаmраi ѕеkаrаngрun аku mаѕih ѕukа mеlаkukаnnуа dеngаn tаntе Diana bilа rumаhku kоѕоng аtаu tеrkаdаng kе hоtеl dеngаn tаntе Diana. Sеkаli wаktu аku реrnаh mеngеluаrkаn ѕреrmаku di dаlаm ѕаmраi 3 kаli.

    Kini tаntе Diana рun ѕudаh dikаruniа 2 оrаng аnаk уаng саntik. Bаru kukеtаhui bаhwа ѕuаmi tаntе Diana tDianaаtа еjеkulаѕi dini. Kiniрun аku bingung аkаn аnаk itu. Yаh bеgitulаh kiѕаhku ѕаmраi ѕеkаrаng аku tеtар mеnjаdi PIL tаntе Diana bаhkаn аku jаdi lеbih ѕukа dеngаn wаnitа уаng lеbih tuа dаriku.
    Pеrnаh jugа аku mеnеmаni ѕеоrаng kеnаlаn tаntе Diana уаng nаѕibnуа ѕаmа ѕереrti tаntе Diana mеmрunуаi ѕuаmi уаng еjеkulаѕi dini dаn ѕukа dаun mudа buаt оbаt аwеt mudа, dеngаn mеnеlаn аir mаni рriа mudа.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Tante Rahayu Dan Temannya

    Tante Rahayu Dan Temannya


    843 views

    Cerita Sex ini berjudulTante Rahayu Dan TemannyaCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Saat itu hari Sabtu siang, ketika Tante Ayu sedang ada di Jakarta dan ia meneleponku (mungkin no.HP-ku, ibuku yang memberikan), untuk datang ke sebuah motel kecil di daerah Tebet, karena ada suatu hal yang penting katanya.

    Aku saat itu tidak yakin Tante Ayu ingin mengajakku ‘bermain’, karena biasanya Tante Ayu bilang terus terang (jika ia memang ada di Jakarta) hasratnya memang butuh pelampiasan. Namun dari tempat pertemuannya aku yakin ia ingin ‘bermain’ karena motel tersebut adalah salah satu tempat orang sering bercinta.

    Setelah sampai di Motel R**** (edited), yakni di samping Universitas Sahid Tebet, aku bertemu Tante Ayu di lobby (yang sangat kecil). Ketika aku sampai di kamar tante Ayu, barulah aku tahu kenapa ia tidak berterus terang karena di kamarnya ada tamu, seorang wanita, dan Tante Ayu pun memperkenalkannya kepadaku, namanya Tante Santi.

    Orangnya sangat cantik, tipe wanita karier. Dengan hidungnya yang mancung, bibirnya yang sensual, rambutnya yang sebahu, wajah Tante Santi boleh dibilang benar-benar mirip sekali dengan salah seorang penyiar yang pernah kulihat di TVRI, kalau tidak salah yang namanya Gina Sonia (mohon maaf.. ini hanya sekedar perbandingan saja). Selain itu Tante Santi juga memiliki tubuh yang tinggi dan langsing, benar-benar menambah kecantikannya, dan pada saat itulah fantasiku mulai merana, untuk bermain bertiga yakni aku, Tante Ayu dan Tante Santi.

    Singkat cerita, kami bertiga ngobrol-ngobrol cukup lama, sampai akhirnya Tante Ayu memperingatkan Tante Santi, “Oh iya San, katanya kamu bawa oleh-oleh buat Sari..” katanya. “Oh iya, aku sampai lupa..” Rupanya Tante Santi memberikan sebuah hadiah, yang katanya sich sebagai hadiah perkenalan.

    Setelah kubuka, rupanya Tante Santi membelikan sebuah gaun pesta yang indah sekali dengan model bagian atas bahu terbuka, yang hanya digantung dengan tali kecil. Menurutnya ia membelikan ini atas saran dari Tante Ayu.

    Setelah aku berterima kasih, akhirnya aku pun disuruh mencobanya di depan mereka. Aku sih menurut saja. Aku mulai membuka pakaianku, tapi Tante Ayu memaksaku untuk melepaskan bra-ku juga karena nanti jadi tidak bagus jika memakai gaun itu karena akan kelihatan, katanya.

    Sebenarnya aku agak risih juga karena di kamar ada Tante Santi, namun karena Tante Ayu memaksa (dan memang keinginanku untuk ML dengan Tante Santi), yah kuturuti saja. Aku membuka bra-ku sambil membelakangi mereka, namun kurasa Tante Santi juga bisa melihat buah dadaku lewat cermin besar di depanku. Setelah mencoba gaun itu beberapa saat, aku pun melepaskannya.

    Namun alangkah kagetnya aku begitu gaunku terbuka, Tante Ayu menarik tanganku dan memelukku dari belakang sambil menciumi leherku, dan tangannya meremas-remas buah dadaku. Edan!, masa Tante Ayu melakukan ini di depan temannya sich, aku benar-benar heran.

    Sebenarnya aku malusekali dikerjai di depan Tante Santi (walau aku mau), mau protes, tapi nggak bisa, tapi tampaknya Tante Santi tidak terkejut sedikitpun.

    Tak berapa lama Tante Ayu berkata, “Sar.. boleh kan kalau Tante Santi ikut bergabung..?” Aku yang ketika itu, birahiku sudah naik karena diperlakukan begitu, hanya mengangguk saja sambil malu-malu. Sambil tersenyum, Tante Santi pun langsung mendekatiku sambil bilang, “Sar.. boleh kan Tante ikutan..?” Sekali lagi aku hanya mengangguk malu-malu.

    Tante Santi mulai mengecup bibirku, lalu memainkan lidahnya, setelah itu dijilatinya leherku terus ke bawah ke dadaku, dijilat dan diisap-isapnya puting susuku, aku menggelinjang-gelinjang kegelian. Jilatan Tante Santi turun lagi, ke perutku. CD-ku diloloskannya ke bawah, sementara Tante Ayu tetap memelukku sambil meremas buah dadaku dari belakang.

    Tante Santi mengangkat kaki kananku, sehingga pahaku menumpang di pundaknya, lalu ia mulai menjilat kemaluanku, “Aduh gelinya..” Dengan semangat Tante Ayu menjilati klitorisku, dan kadang-kadang dimasukkan lidahnya ke dalam liang senggamaku, menjilati semua yang ada di dalamnya.

    “Aaahh..” aku menggelinjang-gelinjang kegelian dan keenakan, lututku lemas sekali, aku sampai tak kuatberdiri, tubuhku serasa melayang, namun Tante Ayu memelukku dari belakang hingga aku tidak merosot ke bawah. Aku bahkan sampai tidak dapat merasakan kaki kiriku menyentuh tanah.

    Beberapa menit aku diperlakukan nikmat, namun agaknya Tante Ayu kasihan melihat keadaanku, lalu digendongnya tubuhku, sambil ketawa-ketiwi mereka berdua membaringkan tubuhku terlentang di atas ranjang. Aku tidak dapat mengungkapkan perasaanku, tapi yang jelas karena permainan dihentikan sementara, aku jadi seperti kebingungan karena birahiku sudah sangat tinggi, ingin segera dilanjutkan rasanya.

    Namun mereka tampaknya malah menurunkan tempo permainan, menggantinya dengan yang lain. Tante Ayu menjilatiku dari atas, dari wajahku terus sampai buah dadaku. Dan Tante Santi menjilatiku dari ujung kaki, terus.. ke betisku.. ke pahaku.. dan akhirnya sampai ke selangkanganku.

    Aku rasanya jadi semakin gila diperlakukan begini. Untunglah mereka tahu akan hal ini, Tante Ayu kembali meremas-remas, sambil menjilati dan mengisap-isap puting buah dadaku. Dan Tante Santi kembali menyerang liang senggamaku dengan buasnya. Dengan buasnya mereka berdua menikmati tubuh mungilku ini.

    “Aaahh..” rasanya seperti melayang di awan. Entah aku tak bisa berpikir apa saja yang dilakukan mereka kepadaku. Aku hanya bisa merasakan kenikmatan yang amat sangat, kegelian yang luar biasa enak dari buah dadaku yang dikerjain Tante Ayu, dan yang terutama dari klitorisku dan dari dalam kemaluanku, yang dikerjain Tante Santi habis-habisan. Seluruh tubuhku rasanya bergelinjang semua.

    Akhirnya aku tak kuat lagi menahannya, rasa seperti ingin pipis tiba-tiba menyerangku, aku ingin menahannya, tapi tak kuat rasanya dan,

    “Aaahhgghh..” aku menjerit kuat. Keluarlah semua, nikmatnya selangit, perasaanku seperti melayang-layang.. “Nikmaat sekali..” Tante Santi dengan rakus tampaknya menyedot apa saja yang ada dalam kemaluanku, sampai tubuhku lemas.

    Kemudian aku diberinya istirahat beberapa menit, tapi kemudian mereka kembali menjalankan aksinya. Tante Santi mengatakan kepadaku bahwa ia bisa membangkitkan semangatku kembali. Lagi-lagi aku harus pasrah saja.

    Sementara Tante Ayu mengusap-usap buah dadaku, Tante Santi mulai memijat telapak kakiku, aku merasa enak dan nikmat, lalu tanpa segan-segan, Tante Santi dengan nafsu menciumi dan menjilati telapak kakiku yang mulus, “Iiihh.. geli rasanya..”

    Setelah ia puas, aku disuruhnya telungkup. Tante Ayu memijat punggungku, dan Tante Santi kembali memijat telapak kakiku, terus ke atas.. ke betis.. dan ke buah pantatku. Tiba-tiba dengan nakalnya jari Tante Santi masuk melalui celah pantatku mengoles bibir kemaluanku, “Aaahh..!” aku menjerit kaget, dan mereka kembali ketawa-ketiwi lagi. Lalu melalui celah pantatku itu tangan Tante Santi mulai membelai-belai kemaluanku dari belakang,

    “Aaah.. nikmatnya..”

    Mungkin mereka tahu jika nafsuku sudah bangkit kembali, mereka mulai melakukan permainannya kembali. Tante Santi bangkit dari tempat tidur, dan mengambil sesuatu dari tasnya, Wah rupanya peralatan-peralatan perang, rupanya itu adalah penis karet, lalu ada penis yang ada talinya, dan semacam penis yang bisa bergetar yang kemudian baru kuketahui namanya vibrator.

    “Sar, apa kamu sudah pernah coba pakai yang seperti ini..?” tanya Tante Santi.

    “Ng.. belum Tante,” sahutku.

    Tanpa basa-basi lagi mereka segera memulai permainan. Mereka berdua melepaskan seluruh pakaiannya sehingga aku bisa melihat tubuh Tante Santi yang seksi dan mulus sekali. Kali ini Tante Ayu berbaring di atas ranjang, namun aku juga disuruhnya berbaring terlentang di atas tubuhnya, sehingga Tante Ayu bisa dengan leluasa meremas-remas buah dadaku.

    Santi mencium lalu melumat bibirku, mengulumnya, dan memainkan lidahnya. Kemudian ia mulai melanjutkan ke bagian bawah, ke kemaluanku. Dijilatinya klitoris dan kemaluanku sampai basah.

    Lalu diambilnya penis karetnya, digosok-gosokannya dulu ke kemaluanku, setelah itu baru perlahan-lahan ia mulai memasukannya. “Aaakhh..” susah juga masuknya, karena walaupun telah basah, tapi memang masih sempit.

    Setelah berhasil masuk setengahnya, Tante Santi mulai mengocoknya perlahan, makin lama makin cepat, sambil jarinya mengesek-gesek klitorisku, “Aaahh gila enaknya..” Membuatku kembali orgasme.

    Namun itu tak menghentikan permainannya, kembali aku dirangsangnya oleh mereka dengan jilatan-jilatan. Kali ini Tante Santi rupanya ingin mencoba penis yang ada talinya, sehingga bisa diikat ke pinggang dan selangkangannya. Aneh dan lucu memang, sepertinya Tante Santi memiliki penis betulan.

    Kali ini dikangkangkannya kakiku dan Tante Santi mulai memasukan penis karetnya ke kemaluanku, dan mulai memompanya. Kelihatan sepertinya Tante Santi sedangmenyetubuhiku. Ia terus mengocok kemaluanku sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya dengan erotis, sampai akhirnya aku tidak tahan lagi dan kembali orgasme.

    Sebenarnya aku sudah lemas, namun mereka merayuku agar aku mau mencoba alatnya yang terakhir. (Ah, aku jadi seperti kelinci percobaan, tapi memang nikmat sich). Dengan rayuannya akhirnya aku mau saja mencoba yang terakhir, katanya penis yang memakai vibrator. Kembali mereka membangkitkan birahiku, memang luar biasa sekali pengalaman mereka tampaknya.

    Setelah menjilatikemaluanku, Tante Santi mulai memasukkan penis itu, aku tak tahu apa yang akan terjadi, kukira seperti tadi saja rasanya. Tapi begitu penis karet itu sudah masuk semua ke dalam kemaluanku, Tante Santi mulai menyalakan vibratornya (penggetarnya). “Aakkhh..!” Aku benar-benar tersentak kaget, rasanya geli sekali, benar-benar dahsyat, apalagi ditambah dengan gesekan jari Tante Santi pada klitorisku.

    “Ampuunn..” Aku menggelinjang-gelinjang, kelojotan kesana-sini karena saking tidak tahannya aku, dan rupanya Tante Ayu yang mendekapku dari bawah sudahmengaturnya, sambil memelukku erat, kedua kakinya, mengangkangkan kedua kakiku, dan masing-masing kakinya mengapit masing-masing kakiku, sehingga kakiku tetap terbuka mengangkang, dan aku tidak bisa mengapitkan kedua pahaku walaupun sangking gelinya.

    Penis itu bergetar di dalam kemaluanku, dan bahkan bisa berlenggak-lenggok, meliuk-liuk di dalam. “Gilaa.. ini benar-benar kenikmatan yang paling hebat yang pernah kualami. Aku menjerit-jerit bagai kesurupan, “Aaakkhh.. Tantee..” Namun semakin lama Tante Santi malahan semakin cepat mengocokkan penis vibrator tsb di dalam kemaluanku, dan juga mempercepat gesekan jarinya di klitorisku.

    “Aaakkhh..! Gilaa.. Ampuunn..” aku benar-benar tidak tahan, perasaan mau pipis yang kali ini muncul sangat dahsyat, hingga akhirnya tubuhku yang kelojotan tiba-tiba mengejang dengan amat kuat, dan, “Aaaggkkhh..” meledaklah kenikmatan yang amat dahsyat, amat luar biasa, puncak kenikmatan yang tak dapat terlukiskan, dunia serasa berputar-putar, aku serasa melayang-layang, tulang-tulangku terasa lolos hingga akhirnya lemas lunglai seperti selembar kertas.

    Masih sempat kulihat mereka berdua bercanda sambil berebutan menjilati cairan kemaluanku baik yang masih tertinggal di dalam kemaluanku yang dijilat sambil disedot-sedot, yang berlelehan keluar, bahkan yang berlelehan di batang penis vibrator itu.

    Akhirnya aku tidur dalam pelukan Tante Ayu dan Tante Santi. Tante Ayu memelukku erat dari belakang, dan Tante Santi memelukku erat dari depan, sesekali mereka dengan mesra dan gemas menciumiku. Dengan tubuh yang sangat letih dan lemas, tidur dalam pelukan mereka rasanya lembut, hangat dan luar biasa. Sungguh pengalaman yang tak akan pernah kulupakan.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Tante Rahayu Membuatku Nafsu Birahi

    Tante Rahayu Membuatku Nafsu Birahi


    1665 views

    Perawanku – Aku adalah penulis cerita Gairah Sesama Jenis. Sebenarnya percintaanku dengan Ira yang kutulis bukanlah yang pertama kulakukan dengan sesama jenis. Bahkan aku adalah seorang avonturir atau petualang cinta.

    Anyway, aku ingin menceritakan pengalaman seks-ku yang pertama (bahkan sebelum aku melakukannya dengan cowok), justru dari teman baik ibuku sendiri. Peristiwa yang tak kuduga ini terjadi ketika aku baru saja akan masuk kelas 1 SMA, ketika aku masih tinggal di Yogya, di belakang Hotel M**** (edited), terusan Malioboro.

    Teman Ibuku itu bernama, Ibu Rahayu, biasa dipanggil dengan Ibu Ayu dan aku sendiri memanggilnya Tante Ayu. Karena hubungan yang sudah sangat dekat dengan Tante Ayu, ia sudah dianggap seperti saudara sendiri di rumahku.

    Tante Ayu wajahnya sangat cantik, wajahnya tampak jauh lebih muda dari Ibuku karena memang usianya berbeda agak jauh. Usia Tante Ayu ketika itu sekitar 28 tahun. Selain cantik, Tante Ayu memiliki tubuh yang langsing, namun padat dan seksi.

    Kejadian ini bermula ketika liburan semester, waktu itu kedua orang tuaku harus pergi ke Madiun karena ada perayaan pernikahan saudara. Karena aku dan Tante Ayu cukup dekat maka aku minta kepada ibuku untuk menginap saja di rumah Tante Ayu yang tidak jauh dari rumahku selama 5 hari itu. Dan kebetulan suami Tante Ayu juga sedang di luar kota, karena memang suaminya sering sekali ditugaskan ke luar kota, sehingga Tante Ayu sering sendirian di rumah.

    Hari-hari pertama kulewati dengan ngobrol-ngobrol sambil bercanda-ria atau shopping berdua dengan Tante Ayu, sering juga kami bermain bermacam permainan seperti halma atau monopoli, karena memang Tante Ayu orangnya sangat pintar bergaul dengan siapa saja. Ketika suatu hari, sehabis makan siang, tiba-tiba Tante Ayu berkata kepadaku, “Sar.. kita main dokter-dokteran yuk.. sekalian Sari Tante periksa beneran, mumpung gratis..” Memang kata Ibuku, dahulu Tante Ayu pernah kuliah di fakultas kedokteran namun putus di tengah jalan karena menikah. “Ayoo..” sambutku dengan senang hati.

    Kemudian Tante Ayu mengajakku ke kamarnya, lalu mengambil sesuatu dari lemarinya, rupanya ia mengambil stetoskop, mungkin bekas yang dipakainya ketika kuliah dulu. “Nah Sar, kamu buka deh bajumu, terus tiduran di ranjang,” bisik Tante Ayu. “Baik Tante,” kataku, lalu aku membuka kaosku, dan mulai hendak berbaring. Namun Tante Ayu bilang, “Lho.. BH-nya sekalian dibuka dong, biar Tante gampang meriksanya..” Aku yang waktu itu masih polos, dengan lugunya aku membuka BH-ku, sehingga kini terlihatlah buah dadaku yang masih mengkal. “Wah.. kamu memang benar-benar cantik Sar..” kata Tante Ayu. Kulihat matanya tak berkedip memandang buah dadaku, dan aku hanya tertunduk malu.

    Setelah terlentang di atas ranjang, dengan hanya memakai rok mini saja, Tante Ayu mulai memeriksaku. Mula-mula di tempelkannya stetoskop itu di dadaku, rasanya dingin.., lalu Tante Ayu menyuruhku bernafas sampai beberapa kali, setelah itu Tante Ayu mencopot stetoskopnya.

    Kemudian Tante Ayu tersenyum kepadaku, sambil tangannya menyentuh lenganku, lalu mengusap-usapnya dengan lembut, “Waah.. kulit kamu halus ya, Sar.. Kamu pasti rajin merawatnya,” katanya. Aku diam saja, aku hanya merasakan sentuhan dan usapan lembut Tante Ayu. Kemudian usapan Tante Ayu bergerak naik ke pundakku. Setelah itu tangan Tante Ayu merayap mengusap perutku. Aku hanya diam saja merasakan perutku diusap-usapnya, sentuhan Tante Ayu benar- benar terasa lembut, dan lama-kelamaan terus terang aku mulai jadi agak terangsang oleh sentuhannya, sampai-sampai bulu tanganku merinding dibuatnya.

    Lalu Tante Ayu menaikkan usapannya ke pangkal bawah buah dadaku yang masih mengkal itu, mengusap mengitarinya, lalu mengusap buah dadaku. Ih.. baru kali ini aku merasakan yang seperti itu, rasanya halus, lembut dan geli, bercampur menjadi satu. Namun tidak lama kemudian, Tante Ayu menghentikan usapannya. Dan aku kira.. yah, hanya sebatas ini perbuatannya. Tapi kemudian Tante Ayu bergerak ke arah kakiku. “Nah.. sekarang Tante periksa bagian bawah yah..” katanya. Setelah diusap-usap seperti tadi yang terus terang membuatku agak terangsang, aku hanya bisa mengangguk pelan saja.

    Saat itu aku masih mengenakan rok miniku, namun tiba-tiba Tante Ayu menarik dan meloloskan celana dalamku. Tentu saja aku keget setengah mati, ” Ih.. Tante, kok celana dalam Sari dibuka..?” kataku dengan gugup. “Lho.. khan mau diperiksa.. pokoknya Sari tenang aja..” katanya dengan suara lembut sambil tersenyum, namun tampaknya mata dan senyum Tante Ayu penuh dengan maksud tersembunyi. Tetapi saat itu aku sudah tidak bisa berbuat apa-apa.

    Setelah celana dalamku diloloskan oleh Tante Ayu, Tante Ayu duduk bersimpuh di hadapan kakiku. Tante Ayu tak berkedip menatap liang kewanitaanku yang masih mungil, dengan bulu-bulunya yang masih sangat halus dan tipis. Lalu kedua kakiku dinaikkan ke pahanya, sehingga pahaku menumpang di atas pahanya. Lalu Tante Ayu mulai mengelus-elus betisku, halus dan lembut sekali rasanya, lalu diteruskan dengan perlahan-lahan meraba pahaku bagian atas, lalu ke paha bagian dalam. Hii.. aku jadi merinding rasanya. “Tante..” suaraku lirih. “Tenang sayang.. pokoknya nanti kamu merasa enak..” katanya sambil tersenyum.

    Tante Ayu lalu mengelus-elus selangkanganku, perasaanku jadi makin tidak karuan rasanya. Kemudian, dengan jari telunjuknya yang lentik, Tante Ayu menggesekkannya ke bibir kemaluanku dari bawah ke atas, “Aaahh.. Tantee..” jeritku lirih. “Ssstt.. hmm.. enak kan..?” katanya. Mana mampu aku menjawab, malahan Tante Ayu mulai meneruskan lagi menggesekkan jarinya berulang-ulang. Tentu saja ini membuatku makin nggak karuan, aku menggelinjang-gelinjang, mengeliat-ngeliat kesana-kemari. “Ssstthh.. aahh.. Tante.. aahh..” eranganku terdengar lirih, dunia serasa berputar-putar, kesadaranku bagaikan terbang ke langit. Liang kewanitaanku rasanya sudah basah sekali karena aku memang benar-benar terangsang sekali.

    Setelah Tante Ayu merasa puas dengan permainan jarinya, Tante Ayu menghentikan sejenak permainannya itu, tapi kemudian wajahnya mendekati wajahku, aku yang antara sadar dan tidak sadar, hanya bisa melihatnya pasrah. Wajahnya semakin dekat, kemudian bibirnya mendekati bibirku, lalu ia mengecupku dengan lembut, rasanya geli-geli, lembut dan basah. Namun Tante Ayu bukan hanya mengecup, ia lalu melumat habis bibirku sambil memainkan lidahnya. Hii.. rasanya jadi makin geli apalagi ketika lidah Tante Ayu memancing lidahku, sehingga aku tidak tahu kenapa, secara naluri jadi terpancing, sehingga lidahku dengan lidah Tante Ayu saling bermain, membelit-belit, tentu saja aku jadi semakin nikmat kegelian.

    Kemudian Tante Ayu mengangkat wajahnya dan memundurkan badannya. Entah apa lagi pikirku, aku toh sudah pasrah. Dan eh.. gila.. Tante Ayu menyeruakkan kepalanya ke selangkanganku, kedua pahaku diletakkan di atas pundaknya, sehingga kedua paha bagian dalamku seperti menjepit kepala Tante Ayu. Lalu tanpa sungkan-sungkan lagi Tante Ayu mulai menjilati bibir kemaluanku. “Aaa.. Tantee..!” aku menjerit, walaupun lidah Tante Ayu terasa lembut, namun jilatan Tante Ayu itu terasa menyengat liang kewanitaanku dan menjalar ke seluruh tubuhku, namun Tante Ayu justru menjilati habis-habisan bibir kemaluanku, lalu lidahnya masuk ke dalam liang kewanitaanku dan menari-nari di dalam liang kewanitaanku. Lidah Tante Ayu mengait-ngait kesana-kemari menjilat-jilat seluruh dinding kemaluanku. Tentu saja aku makin menjadi-jadi, menjerit-jerit tidak karuan, “Aaahh.. Tantee.. aa.. auu.. aahh..!” Aku menggelinjang-gelinjang seperti kesurupan, menggeliat kesana-kemari merasakan kegelian bercampur dengan kenikmatan yang amat sangat. Namun Tante Ayu dengan kuat memeluk kedua pahaku di antara pipinya, sehingga walaupun aku menggeliat kesana-kemari, namun Tante Ayu tetap mendapatkan yang diinginkannya.

    Jilatan-jilatan Tante Ayu benar-benar membuatku bagaikan orang lupa daratan, liang kewanitaanku sudah benar-benar banjir dibuatnya, membuat Tante Ayu menjadi semakin liar, ia bukan cuma menjilat-jilat, bahkan menghisap, menyedot-nyedot liang kewanitaanku. Cairan lendir liang kewanitaanku bahkan disedot Tante Ayu habis-habisan. Sedotan Tante Ayu di liang kewanitaanku sangat kuat, membuatku jadi samakin kelonjotan.

    Kemudian Tante Ayu sejenak menghentikan jilatannya. Dengan jarinya ia membuka bibir kemaluanku, lalu disorongkan sedikit ke atas. Aku saat itu tidak tahu apa maksud Tante Ayu, rupanya Tante Ayu mengincar klitorisku. Tante Ayu menjulurkan lidahnya, lalu dijilatnya klitorisku, “Aaahh..” tentu saja aku menjerit keras sekali, aku merasa seperti kesetrum, karena ternyata itu bagian yang paling sensitif buatku. Begitu kagetnya aku merasakannya, aku sampai menggangkat pantatku. Tante Ayu malah menekan pahaku ke bawah, sehingga pantatku nempel lagi ke kasur, dan terus menjilati klitorisku sambil dihisap-hisapnya, “Aaa.. aauuhh.. aahh..!” jeritku semakin menggila.


    Tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang amat sangat, yang ingin keluar dari dalam liang kewanitaanku, seperti mau kencing, dan aku tak kuat menahannya, namun Tante Ayu yang sepertinya sudah tahu, malahan menyedot klitorisku dengan kuatnya sehingga, “Tantee.. aahh..!” tubuhku terasa tersengat tegangan tinggi, seluruh tubuhku menegang, tak sadar kujepit dengan kuat pipi Tante Ayu dengan kedua pahaku di selangkanganku. Lalu tubuhku bergetar bersamaan dengan keluarnya cairan liang kewanitaanku, banyak sekali dan tampaknya Tante Ayu tidak menyia- nyiakannya, disedotnya liang kewanitaanku, dihisapnya seluruh cairan yang keluar dari liang kewanitaanku. Tulang-tulangku terasa lolos, lalu tubuhku terasa lemas sekali.

    Tante Ayu kemudian memelukku, lalu mengecup bibirku. “Gimana Sar.. enak khan..?” Namun aku sudah tak mampu menjawabnya, nafasku tinggal satu-satu, aku hanya bisa mengangguk sambil tersipu malu. Aku tidak percaya bisa diperlakukan begini oleh Tante Ayu, dan tidak pernah kusangka, karena sehari-hari Tante Ayu tampak begitu cantik dan anggun. Dan akhirnya aku yang sudah amat lemas terlelap di pelukan Tante Ayu.

    Setelah kejadian itu, pada mulanya aku benar-benar merasa gamang, perasaan-perasan aneh berkecamuk dalam diriku, walaupun ketika waktu itu, saat aku bangun dari tidurku Tante Ayu telah berupaya menenangkanku dengan lembut. Namun entah kenapa, setelah beberapa hari kemudian, kok rasanya aku jadi kepengin lagi, abisnya kalau diingat-ingat sebenarnya enak sich hi.hi.hi.. Jadi sepulang sekolah aku mampir ke rumah Tante Ayu, tentu saja aku malu mengatakannya, aku hanya pura-pura ngobrol kesana-kemari, sampai akhirnya Tante Ayu menawarkan lagi untuk main-main seperti kemarin dulu, barulah aku menjawabnya dengan mengangguk malu-malu.

    Begitulah kisah pengalamanku, ketika pertamakali aku merasakan yang namanya seks. Setelah pengalamanku dengan Tante Ayu itu barulah aku mulai bertualang dimana akhirnya aku mau mencoba bercinta dengan lain jenis.

  • Tante Toge Bening

    Tante Toge Bening


    1349 views

    Perawanku – ini berawal dari kopi pemuas nafsu tante. Kenalin, gue Ronald Bramantio, panggilan Ronald, 20thn, mahasiswa semester 4 salah satu perguruan tinggi di kota J. Sebagai mahasiswa gue bersukur bisa dapet perguruan tinggi negeri, tapi kerasnya kehidupan di kota ini tetep maksa gue buat kerja keras cari duit sendiri buat biaya hidup dan bantu-bantu bokap bayar uang kuliah. Maklum gue ga asli tinggal di kota ini, kota asal gue sebelahan sih sama kota ini, tapi capek bolak balik, jadi gue ngekos.

    Awal-awal masuk sih gue ga terlalu mikirin kerja, kesininya baru deh. Gue mulai kerja awal semester 2, jadi barista di cafe ga jauh dari kampus gue. Tiap malem gue bikinin kopi buat pelanggan, ga jarang cewe-cewe yg top rated mampir ke cafe tempat ane kerja, diantaranya ada anak muda dan tante-tante. Setelah kurang lebih dua bulan kerja, gue ketemu sama tante Ria. Tante cantik putih mulus, boobs kurang lebih 36b, umur 37 tahun, sekilas wajahnya mirip Wulan Guritno kalo dari belakang, hehe becanda.

    Awal gue ngobrol sama tante Ria itu waktu gue mau pulang kerja, dia manggil sekaligus nanya ke gue… “eh, kamu yang tadi buat kopi ini yaah?”
    Gue kaget juga..lagi jalan tiba-tiba dia nanya dengan nada sksd, dengan canggung gue jawab, “i..iya..tante saya barista disini..”
    “Kamu mirip deh sama almarhum anak tante..” lanjutnya dengan nada agak lirih.
    walah senyum boongan aja dah gue di bandingin sama anaknya yg udah meninggal, ini gue bingung mau caw apa stay.
    akhirnya dia ngomong,
    “Udah mo pulang ya? Sini aja dulu temenin saya ngobrol, kebetulan saya lagi kangen almarhum anak saya juga..”
    Masih posisi berdiri clingak-clinguk sedikit kikuk, dia lanjut lagi,
    “..udah gapapa gausah maul-malu. kamu mau kan temenin saya ngobrol sebentar? Siapa tau kangen saya ini bisa hilang kalo ngobrol sama kamu..”
    Akhirnya gue duduk, kenalan dan ngobrol sama tante Ria. Dia orangnya asik, bisa bawa suasana, cantik lagi, top deh buat cewe seumuran dia.
    Nah waktu itu gue lg ga ada kelas, kalo nungguin di kampus masih lama. Pas banget tante Ria ngajakin makan siang di luar. Setelah pulang makan gue di ajak kerumahnya, disini tante Ria baru cerita banyak soal kehidupan pribadinya. Ternyata suami tante Ria bule beristri di negaranya, tapi jarang pulang ke indonesia, paling cepet katanya 3 bulan sekali, itu juga ngurus bisnisnya kata dia. Di rumahnya cuma ada dia anak cewenya yg masih sekolah dasar namanya Alexa, sama pembokat & supir yang ternyata pasutri.
    Dari situ makin sering deh gue maen ke rumah tante Ria, entah disana ngobrol ama tante Ria, atau becanda & ngajarin belajar si Alexa.
    Awalnya bener-bener ga ada pikiran kotor, karna memang dia nganggep gue kaya anaknya sendiri, dan memang gue pun ngerasa nyaman kalo ngobrol sama tante.
    Ga ada pikiran kotor sama sekali mau ngentotin tante toge.ini Sampe akhirnya guee…aduh gatau ini di bilang sial apa untung. Ini mungkin gara-gara gue ga bilang-bilang dulu kalo maen kerumah tante. Kondisi lagi sepi, Alexa masih sekolah. gue langsung aja ke atas, tepatnya ke kamar tante Ria berkat petunjuk mbak Wulan pembokatnya. Mungkin dia udah keasikan kali ya gue ketok pintu kamar ga denger, gue buka aja langsung karna ngerasa akrab. Eh dia lg asik mainin dildo sambil merem melek, dia kaget bukan main langsung tutupan pake selimut.
    Gue juga kaget langsung nutup pintu, tapi gue ga pergi dr depan pintu, sumpah ini awkward banget, tegang, payah banget gue berdiri juga.

    Gak lama dia manggil dengan nada sedikit tegas, “Ronald, sini masuk..”
    Gue cemas banget tuh pas buka pintu pelan-pelan, “iya tan, kenapa?”
    Dia ternyata udah rapi duduk di pinggir kasur, “sini duduk..tante mau ngomong” sambil dia natap percis sampingnya SEOlah nunjuk.
    Gue takut juga ini awalnya, takut gue di maki-maki dan semacamnya lah. Langsung aja gue duduk..
    “Maafin tante ya ronald, tante khilaf.. Tante maluuu banget..”
    Gue mikir sejenak… “Ah tante, itu kan normal, malah aku yang harusnya minta maaf kan..main buka-buka aja, ga sopan gini. Maaf ya tante?” berusaha se-relax mungkin gue jawabnya.
    “Iya gapapa kok, tante kaya gitu karna emang tante butuh nal. Kamu tau sendiri kan om jarang banget disini. Jadi tante susah buat nyalurin nafsu tante ini.”
    “Iya tante aku ngerti kok..” udah rada relax nih gue..
    Disini dia netesin air mata, terus sandaran di pundak gue sambil cerita lika liku rumah tangganya. Dia sebetulnya tersiksa juga suaminya jarang pulang, bukan cuma hasrat seksualny saja, melainkan hatinya juga. Bayangin aja, jadi istri ke dua, di tinggal lama-lama, kangen kan pasti, tapi kalo ketemu paling ML sekali dua kali, kasih nafkah, pergi lagi deh. Jadi gajauh beda sama wanita panggilan, bedanya cuma seperti di pelihara. Gue kasihan jadinya..

    Udah selesai cerita panjang lebar, udah rada kondusif lagi suasananya, tante tiba-tiba nanya gini, “Ronald, kamu mau kan bantuin tante?”
    Masih belum mikir kotor juga nih,gue jawab aja, “Bantu apa tante? Buat tante mah yg ga bisa aku bisa-bisain deh, hehe..”
    Tiba-tiba tante Ria bangun dan buka kancing atasannya.. gue mulai mikir yang engga-engga nih, alhasil konti gue mulai tegang.
    “Bantuin tante muasin nafsu yang udah lama tante tahan ya sayaang..” pinta tante sambil buka kancingnya, bukan main pikiran busuk nan indah gue itu jadi beneran, hehe.
    Dia langsung nyamber kemuka gue, nyiumin pipi akhirnya bibir, ‘mmhhhhmm..mmmh’ sesekali gue sedot lidahnya, ’emmpp..mpppt’, begitupun dia ke gue, kita jg sempet mainin liur.
    Gue ga mikir panjang lagi, ga keburu gunain akal sehat, udah kepalang horny. Jadi yaa gue terusin aja..

    Jujur aja ya, ini pertama kali gue ML, dulu SMA cuma ampe di BJ pacar doang, jadi bisa di bilang gue belom pengalaman. Tapi kalo soal pengetahuan, gue tau banget gimana cara muasin cewe karena gue sering baca cerite-cerita dewasa yang ada di forum dewasa. Jdi inilah waktu yg tepat buat pamer perkasaan gue, hehe.
    Gue diri dari kasur, sambil bibir tetep berbelit mesra beradu french kiss,
    ‘mmhhh..aahh,,mmmmmhh’ suara itu yg gue denger dari mulut tante Ria saat tangan gue mulai bandel meremas payudara tante ukuran 36b yg masih terbungkus bra hitamnya. Ukuran yang besar, pantes saja kalo om bule mau.
    Bra hitamnya itu sangat cocok sekali bila di kenakan olehnya, berkat perpaduan dengan kulitnya yg putih mulus.. Jadi lebih terlihat menggoda, sangat menggiurkan.
    Dari bibir gue beralih ke leher, sambil tangan kiri tetap berusaha buka bra sebelah kiri tante, tangan kanan tetep remes meski masih ketutup bra.

    Gue cium dan jilat leher tante Ria, “aahhhhh..mmhhh ahh..terus ronnn..ald..sayang”, tante mengerang keasikan.
    Terus turun sambil jilat dan cium sampe ke dadanya, payudara kiri yang bungkusnya udah lepas duluan, langsung aja gue isep puting coklat nan seksi, tangan kanan tetep meremas.
    Dia bener-bener keenakan sampe-sampe merem melek dan kepalanya pun gerak ga karuan, seperti orang kesambet saja.
    “ahhhh..ronald nakal banget sih kamu!”, maki tante Ria keasikan ketika gue gigit pelan puting dari payudara kirinya.
    ‘uhhh..ahhh’ erangnya saat gue hisap sekali lagi puting kirinya sebelum berpaling ke dada kanannya.
    Gue buka bungkus perhiasan ternikmat yg menyantol di dada kanan tante ria itu, gue remas sekali terus gue hisap dengan penuh nafsu, tanpa melupakan dada kirinya yg terus gue remas dan mainkan putingnya. ‘aahhhh….uhhh..aaahhh’ cuma itu suara yg di keluarin tante ria.
    Bosan bermain dengan payudara tante Ria, gue copot aja atasan tante yang sedari tadi belum lepas seutuhnya. Gue jatuhin badan tante Ria ke kasur, gue lepas celana dan dalamannya yang ternyata..tante Ria pakai g-string warna hitam. Sepertinya satu stel dengan bra nya.

    Gue ciumin mulai dari kaki sampai lutut, dan mulai mencium dan menjilati paha kanan dan kiri nya sampai ke liang kenikmatan yg tiada tara itu. Gue jilat dari liang peranakan sampai lobang kencing hingga clitorisnya yang legit itu.
    ‘aahhhhhhh…mmmhhhmmmmm’ tante Ria mengerang keasikan saat gue hisap clitorisnya. Sambil terus gue hisap dan jilat klitorisnya, jemari gue penuh nafsu masuk dan membobol liang peranakan tante Ria.

    “aahhhh..ronaaall..uhhh..kamu..uhh..pinter deh..ssaayangg” begitu katanya pas gue mainin kedua jari gue seperti mengorek sesuatu sekaligus maju mundurin.
    Lumayan lama bermain dengan meki tante Ria, “ahhh tante mau keluar nih nal…” akhirnya tante ria mencapai orgasme pertamanya dengan muka gue di mekinya saat itu. ‘ahhhha..uuhh’ begitu erangnya, tak henti lidah gue terus menjilat dan menghisap cairan yg keluar dr meki tante dengan penuh nafsu.
    Tante bilang “Sini gantian tante servis ‘senjata’ kamu sayang”
    “Oke deh tante sayang..” perlahan bibir gue menciumi naik dari mekinya ke perut ke dada ketiaknya pun tak luput gue cium mesra,
    “ahh nakal banget sih kamu, ketiak tante di cium-cium” protes tante keenakan.
    “abis tante seksi banget sih, aku nafsuu banget nih jadinya, hehe” jawab gue.
    Beberapa kali french kiss dan gue pun buka baju dan celana lalu berbaring dan sedikit mengangkang memberi ruang untuk tante Ria.

    Yaiit dia ga langsung oral batang konti gue, tapi tease dulu bentar. Geliat tubuh tante Ria bikin libido gue makin naik aja. Cium pipi dan bibir, perlahan turun ke konti gue. “gede juga nal ‘senjata’ kamu, mmmm baunya juga bikin tante makin nafsu aja,” puji tante Ria.
    ‘Ahhhh’ gue sedikit teriak keenakan pas dia gigit manja pala konti gue. Di jilat pala konti gue layaknya jilat eskrim. “Tante hebat banget sih..”, puji gue.
    “ahhhh e..naak banget..taan” Mulai deh, di hisap konti gue, bikin gue merem melek ga karuan. Sesekali di hisap juga biji buah masa depan gue ini.
    Baru pertama kali ML dapet yang pro, nikmaaaat, makasih tante Ria ku sayang.

    “ronald, sayang..meki tante udah kepengen di masukin konti kamu nih sayang..”
    “oke tante, aku doggy yah tan..”
    “yess honey..just make your new mommy satisfied..” kata tante Ria sambil mengatur posisi nunggingnya.
    Masih belum sadar dan terlalu mikirin ucapannya barusan, mungkin kepalang nafsu di ubun-ubun kali ya..
    Rupanya tante Ria rajin membersihkan dan memanjakan tubuh cantiknya. Itu terbukti dari kulitnya yg putih dan kenyal meski sudah memasuki kepala 4, labia minora dan klitoris yg agak coklat kemerah-merahan, bulu jembut halus yang terawat dan selalu di cukur. Bahkan lubang anusnya pun tak hitam, bukannya menjijikan tapi sangat menggiurkan. Indah sekali, tubuh tante gue yg seksi ini.

    Dia udah nungging, gue jilat-jilat lagi dulu aja mekinya tante, begitu seksi terlihat dari posisi kaya gini.
    “aaahhhh ronald! mulai deh main gigit aja, geli tau..” protes tante ria ketika gue ngegigit klitorisnya.
    “tapi enak kan tan?”
    Tak menunggu jawaban langsung saja gue jilatin lubang anusnya, meski sedikit jijik, tapi buat tante tersayang apapun gue lakuin biar tante puas. Tante Ria kayaknya kegelian banget waktu gue jilat bagian ini.

    “Ahhh ronald, enak ihh..geli.. Tapi cepettt dongg masukin punya kamu sayang..” pinta tante Ria.
    Gue langsung berdiri, siapin konti dan ‘slepppp’ agak susah si masukinnya, mungkin karna udah lama jg tante ga ML. ‘mmmhhh..ahhhh..mmmh..uhhh..yess..ahhh’ tante Ria tak henti mengerang saat gue genjot maju mundur. Terasa nikmat di jepit meki tante Ria, jepitannya kuat untuk umurannya.
    Sesekali gue remas payudara besarnya yg seksi itu, gue pilin putingnya tante Ria, gue ciumin tengkuk lehernya, tangan gue pun jahil memainkan klitorisnya. Itu semua bikin tante gerakin kepalanya ga karuan.
    “aaaahhhhhh… aku..mmmhhmmm..keluar lagi nih nal…ahhhhh” orgesme kedua tante Ria dimulai saat jemari gue memilin puting dan klitorisnya, gue sedikit perlambat irama genjotan gue.

    Sudah hampir 10 menit genjot tante dengan posisi doggy seperti ini. Akhirnya tante Ria meminta ganti posisi Woman On Top. Langsung saja gue tiduran, di hisap beberapa kali dulu konti gue ‘ssllluuurp mmmhhhh’ suara menikmati yg keluar dr mulut tante saat menghisap konti gue.
    Tante langsung dudukin konti gue, saat ini tante duduk menghadap ke muka gue. Tante naik turun genjot konti gue, bikin sensasi ‘ahhhhh’ nikmat buat gue. Tangan tante megang dan tuntun tangan gue minta ngeremes-remes dada besar yg seksi itu, tanpa ragu gue remes gue pilin putingnya. Kurang puas remes dadanya, dari tiduran gue bangun duduk buat ngisep dada dan putingnya sambil dia tetep genjot konti gue. “ahhhh ronald..mmmmhhmm..enak sayangg..ahhhh..terus..isep” pintanya.

    Lagi enak-enak dan panas-panasnya bercumbu. Ada lagi masalah yg bisa di bilang rejeki nomplok. Tiba-tiba mbak Wulan pembokatnya buka pintu dan bawa sapu, jelas kami berdua kaget bukan main, namun tak tahu apa yg harus di lakukan.
    Mata mbak Wulan terbelalak melihat apa yang dia lihat, seakan tak percaya dia maju mendekat.
    ‘sial lupa konci pintu nih’ pikir gue.
    “Wulan! kamu kenapa ga ketok pintu dulu sih?! Bikin kaget aja kamu ini!”
    “Iya nyonya, maaf saya pikir nyonya lg tidur, makanya takut ganggu ga ketok dulu” nadanya tak begitu terdengar panik.
    “Yaudah..saya maafin..Bambang mana? Alexa udah pulang belum?” (bambang suami mbak Wulan supir tante Ria) disini mereka ngobrol tapi konti gue tetep nancep di meki tante Ria, cuma selimut sedikit nutupin badan kita berdua.
    “Lagi jemput Alexa nyah, baru aja berangkat..” jawabnya.
    Ini orang aneh banget gue pikir, negliat majikannya selingkuh masa ga ada ekspresi kaget. Tante Ria juga sedikit janggal, ga nyuruh pembokatnya pergi atau marah atau apalah yang sewajarnya harus di lakuin.

    “Gini aja dehh..ronald kamu gapapa kan kalo mbak wulan ikut main sama kita?..”
    alamakjang siapa yg mau nolak coba threesome sama pembantu hot macam mbak wulan, kulit sawo matang bersih payudara 34a, rambut panjang di kuncir, umur kepala 3 lah kira-kira, wajah 11-16 sama ayu tingting..hehe. Enak di pandang deh..
    Belum juga sempat gue ngejawab ajakannya, tante lanjut ngomong..
    “..mbak Wulan ini kadang jadi temen tante muasin hasrat liar tante  toge ini kalo om ga disini. Dia juga kurang puas sama servis suaminya si Bambang yg cepet lemas. Yaa bisa di bilang kita senasib.”
    Ternyata tante sedikit ada orientasi lesbian..ini sama sekali ga buat gue ilfeel kok, malah bikin libido naik dengernya.

    “Yaudah tante, buru deh kita mulai sebelum alexa nyampe..” jawab gue.
    “nah gitu dong.. mmuuacchhh….” cium tante “..ayo lan, kita have fun bareng”
    “..eh tante tapi konci dulu pintunya” saran gue agar tak jatuh ke lubang yang sama.
    “oh iya ya.. Wulan tutup dulu sana, konci..”
    Mbak wulan buka baju sambil jalan menutup pintu. Akhirnya telanjang juga mbak wulan, terlihat bulu jembut yg agak lebat namun bersih dan terlihat seksi.

    Tante Ria dan mbak Wulan memainkan batang konti gue dengan lidah mereka berdua. Sesekali mereka pun beradu bibir dan lidah ‘mmmhhhhmmpp…ahhhh..mmmpp’ sungguh pemandangan yang luar biasa, dua wanita setengah baya menjilati dan menghisap batang konti gue. ‘slluuurbbpp’ ‘cuuuhh’ begitulah mereka, nakal sekali meludahi dan menghisap konti ini. Sungguh berkah luar biasa..kali pertama ML, sekaligus dua wanita yang terbilang pro yang melayani,
    ‘meskipun sudah ga perawan..ahhh, persetan dengan perawan, kalau lebih nikmat kenapa gak’ pikir gue.
    “ahhhh..terus isep, enak tan..ahh…” pinta gue, selagi tante menghisap batang konti gue, mbak wulan dengan lihainya memainkan lidah dan menghisap buah zakar ini, ‘ahhhh’ sungguh pemandangan luar biasa melihat dua wanita ini bermain dengan konti guedan makin panas.

    Gue pun udah gak kuat lagi menahan nikmatnya permainan lidah mereka berdua..akhirnya..
    “ahhhh tan..te…aku mau..ke…luaarrrhrgghhhhh..yesss..te..rus..isssep tan…” sambil menahan dan sedikit menekan ke bawah kepala tante dengan tangan gue, akhirnya ‘ahhhhh’ klimaks pertama gue selesai. Cairan kenikmatan gue semuanya gue keluarin di mulut tante, sedikit yang netes keluar membuat tante Ria terlihat begitu seksi dan menggoda.
    Mbak Wulan dengan cekatan menjilati sisa sisa dan tetesan lahar dingin yang mengalir di konti dan di jembi gue.
    Tak henti sampai disini pemandangan indah itu..tante Ria menarik kepala mbak Wulan dan membuka lebar-lebar mulutnya..dan berkata,
    “liat nih ronald sayangg..” seakan mau melakukan atraksi luar biasa.
    Langsung saja mereka berdua melakukan swapping sperma gue itu, pemandangan yang betul-betul indah menggoda dan seksi. Atraksi mereka itu di akhiri dengan di telannya sperma gue itu oleh mereka berdua. Tante Ria menarik dagu gue mendekat ke wajahnya, begitupun mbak Wulan.
    Ternyata tante mau frenchkissing bertiga, dengan sedikit sisa lahar di mulut mereka. ‘mmpphh..ahhh..’ Sedikit jijik, tetapi karna rasa jijik ini kalah besar dengan hasrat liar gue, jadi gue lanjutin aja. Ternyata fantasi yang menakjubkan buat di lakuin.
    “Nyah..belum juga aku di puasin.. masa udah selesai aja sih?” celetuk mbak Wulan karna belum terpuaskan.
    “Eh..iya mbak Wulan, maaf saya udah ga tahan, abis enak banget sih di sepong dua cewe cantik kaya mbak dan tante..hee” jawab ku mencari alasan sekaligus memuji kelihaian mereka.

    “Siapa bilang kita udah selesai..masih ada sekitar 20menit lagi kok sebelum Alexa dan Bambang sampe rumah..” kata tante Ria.
    “Nahhh, nyonya emang majikan paling cantik deh..’mmhhcchhhmmuuaccchhh’ hehe” cium mbak Wulan ke bibir seksi tante
    dan kejadian kali ini berulang-ulang setiap hasrat sex tante naik dan ingin ngentot.

  • Tanteku Di Glir Semalaman Hingga Lemas

    Tanteku Di Glir Semalaman Hingga Lemas


    1556 views

    Perawanku – Panggil saja aku Dedy.Aku laki-laki berumur 22 tahu.Aku kuliah di Yogyakarta,dan aku tinggal bersama tanteku.Tanteku bernama Tante Vira.Umurnya sekitar 32 thn,tingginya sekitar 165cm,dan dadanya wooow… mungkin berukuran 36 B,pantatnya pun sungguh sekal.Tante Vira adalah janda kembang yang bekerja sebagai seorang akuntan di Yogya.

    Sebagai lelaki normal siapa saja yang melihat Tante Vira pasti akan terpesona,tidak terkecuali aku.Suatu sore ketika Tante Vira sedang mandi,aku memberanikan diri untuk mengintip lewat lubang kunci
    .Aku melihat dengan jelas tubuh polos dirinya.aku melihat “melon” nya yang besar,indah yang sangat mantap jika kunikmati batinku.kulihat puting mungilnya yang bewarna kecoklatan,lembahnya yang ditutupi oleh “rerumputan kecil”.Secara tidak sadar “Pisang Ambonku membesar”.Ketika,Tante Vira hedak keluar dar kamar mandi aku segera meninggalkan kamar mandi & duduk disofa ruang santai.Masih terlintas bayangan tubuh polos Tante Vira tadi.Aku lihat Tante Vira menuju kamarnya hanya dengan berbalut handuk.Kulihat pantatnya yang sekal & ingin sekali kumeremasnya.Selang 20 menit kemudian Tante Vira keluar dari kamarnya & mengenakan Kemeja Putih ketat selaras dengan rok hitam yang ketat pula.“Dedy,jaga rumah dulu y…?Tante mau pergi meeting sebentar dengan karyawan tante.Pulangnya sekitar jam 9 malam.” katanya.“Oke,Tante” kataku.Blog cerita sex terbaru tak kalah hotnya www.ceritasexs.coLalu tante segera menuju garasi & segera menyalakan mobilnya.Setelah tante pergi aku iseng kekamarnya.Aku,masuk kekamarnya yang tidak terkunci itu.Aku kagum melihat keartistikan kamarnya.

    Aku segera membuka lemari pakaiannya.Dilemarinya kutemukan 2 buah vibrator miliknya.Aku pun maklum karena Tante Vira sudah janda selama 2 thn.Aku segera mencari benda yang kuinginkan.Tak lama kemudian aku menemukan CD warna pink miliknya beserta Bra pink miliknya yang besar.Branya saja besar apalagi dalamnya,kataku dalam hati.Ukuran Branya kira-kira 36 B.Aku segera mengambil kedua barang itu lalu bergegas menuju kamarku.Aku segera menciumi & menjilati Branya,seolah-olah aku menciumi & menjilati buah dadanya yang montok.Setelah puas menciumi & menjilati branya,aku segera mempermainkan CD sexy miliknya.Aku raba-raba & kujilati CDnya seolah-olah aku sedang meraba & menjilati Vaginanya.Kemaluanku semakin mengeras & tidak sanggup lagi menahan magma yang akan keluar.Aku segera mengeluarkan Penisku & segera mengocoknya.Tidak lama kemudian aku arahkan penisku di CD,lalu keluarlah sperma kentalku membasahi CD pink miliknya.“Oh…… yeach….” pekikku kepuasan beronani dengan CD nya.Akupun segera bergegas untuk mandi.Jam menunjukkan pukul 19.10.Tak lama kemudian terdengar mesin Mercy S Class milik Tante Vira.Lalu Tante Vira membuka pintu depan.“Lagi nonton apaan Ded…?” katanya mengkagetkanku“Lagi nonton Sketsa Tan” kataku.“Oh…,nich ada oleh-oleh kue buat kamu” katanya“Makasih Tan” jawabku.Aku segera memakan kue yang diberikan tante,seraya menyaksikan tante berjalan menuju kamarnya.Tak begitu lama tante keluar dengan setelan dress warna ungu,dengan belahan dada yang sedikit terbuka.“Kamu sudah makan,Ded…?” katanya“Sudah tan” jawabku“Kalau begitu makan dulu y.” katanya lagi“Oke tan” jawabku15 menit kemudian Tante Vira selesai makan & segera bergabung denagnku menonton kelucuan Sketsa.Tante duduk disebelahku,sesekali aku mencuri pandang kepayudaranya yang besar itu.Jantungku berdegum kencang menyaksikan payudaranya montok terbungkus dress warna ungu.Seolah-olah dress warna ungu yang dikenakannya tidak sanggup menahan dadanya yang montok itu.Jam menunjukkan pukul 21.30.“Ded,tante tidur dulu y.” katanya“Y” jawabku singkatPukul 24.00,aku bergegas untuk pergi tidur.Keesokan harinya pukul 07.00 aku bangun dari ranjangku & segera bergegas menuju kamar mandi. Situs Taruhan Sbobet

    Aku lihat Tante Vira sudah siap untuk kekantor.Aku segera masuk kekamar mandi.Ketika sedang asyik mandi,Tante Vira mengetuk pintu kamar mandi“Tante berangkat dulu y…” katanya“Y,tante” jawabkuku.5 menit kemudian aku keluar kekamar mandi & bergegas menuju kamar untuk berpakaian.Tidak lama kemudian aku sudah rapi & siap berangkat kekampus.Aku segera menuju garasi,lalu kunyalakan motor Ninja 250cc milikku.Seusai kuliah usai aku segera menemui ke 4 temanku yang juga memiliki maniak sex.Kami berlima segera merencanakan untuk mengerjai Tante Vira.Hari yang direncanakan pun tiba.Kami berlima menunggu Tante Vira dipersimpangan jalan dekat kantornya.Pukul 18.00 yang ditunggu akhirnya keluar dari kantor.Kami segera mengikuti Tante Vira dari belakang.Didalam mobil,aku menumpahkan banyak cairan Chlorofom untuk membius Tante Vira.Akhirnya Tante Vira sampai dirumahnya.Aku melihat keadaan disekitarku,keadaan jalan komplk perumaha sepi.Segera aku turun dari mobil,lalu menyekap hidung tante dari belakang dengan menggunakan sputangan yang sudah diberi Chlorofom.

    Tante sempat meronta-ronta,tapi tangan kananku mencengkram kuat tubuhnya.Tidak berapa lama kemudian tante pun tertidur.Aku segera menggendong tubuhnya & segera berlari menuju mobil.Anton segera memembukakan pintu mobil untukku.Sementara itu,Bobby segera memasukkan Mercy S Class tante kedalam garasi.Setelah Bobby selesai,kami segera meninggalkan tempat itu & segera menuju tempatyang sudah kami rencanakan sebelumnya.Setelah didalam mobil,aku segera melepasan topeng yang aku kenakan.“Kamu,gila juga y Ded.Tante sendiri mau ditiduri” kata Bobby kepadaku.“Tante,kamu sexy juga y…?” kata Anton yang duduk disebelah Tante seraya meremas-remas dadanya.“Eh,Bob kamu bawa handicamkan…?” kataku kepada Bobby yang duduk dibelakang.“Bawa” katanya seraya mengeluarkan handicam dari ranselnya.“Siap rekam Bob” kataku seraya mengulum bibir sexynya.Aku & Anton bergantian mengulum bibir sexynya.Aku & Anton meremas-remas dadanya yang sekal itu.Sementara Bobby asyik merekam adegan kami.Tyo,yang duduk didepanku & Rizal yang sedang menyetir asyik melihat adegan kami lewat kaca tengah yang ada dimobil.30 menit kemudian,am sampai digudang tua yang sudah tidak terpakai.Mobil Avanza milik Rizal diparkir didalam gudang.Kami pun segera turun.Aku menggendong tubuh Tante Vira yang tengah tertidur.Kami segera mencari tempat untuk membaringkan tubuh Tante Vira.Aku menemukan sebuah meja besar,usang,& berdebu.Aku segera membaringkan tubuhnya ke meja tersebut.Kami pun segera mengundi untuk menentukan siapa yang pertama menikmati tubuhnya.Beruntung,aku yang pertama menikmati tubuhnya,yang berikutnya Tyo,Bobby,Rizal,yang terakhir Anton.“Shit… aku dapat ampas…!!!” gerutu Anton.Aku segera melepaskan celana jeansku,kemudian kulepaskan CD ku.Penisku yang telah mengeras segera meloncat keluar.Kemudian,kulepaskan satu persatu kancing kemeja kantor milik Tante Vira.Setelah lepas kancing terakhirnya,aku segera melepaskan kemejanya lalu kelemparkan ke bawah.“Wooow….” sontak Bobby yang merekam tubuh tante Sbobet Deposit Pulsa

    Setelah itu aku mebuka pengait restliting rok warna hitamnya.Kuturunkan perlahan-lahan kuturunkan restlitingnya.Laluku pelorotkan roknya.Lalu,kulempar roknya kelantai.Kini tubuh tante hanya berbalut BH warna hitam & CD dengan warna yang sama.Aku segera naik kemeja.Aku,segera melumat bibir sexynya,kujilati belakang telinga kanannya,& kugigit mesra telinga kanannya.Setelah puas aku segera melepaskan pengait BHnya.Setelah lepas,segera kujatuhkan BH hitamnya kelantai.Kini dihadapanku terhampar tubuh polos bagian atas milik Tante Vira.Kuraba-raba,kuremas-remas perlahan payudaranya.Remasanku perlahan-lahan semakin keras,puas meremas dadanya aku segera memilin-milin mesra puting mungil miliknya.Setelah puas,aku segera menjilat-jilati puting kecoklatan miliknya.Kujilati puting yang kanan lalu yang kiri berulang-ulang.seraya tanganku meremas-remas dadanya.Ketiga temanku duduk di lantai seraya menyaksikan adeganku dengan Tante Vira.Puas dengan dadanya,segera kulepaskan CD sexy warna hitam miliknya.Setelah itu,kulemparkan CDnya kelantai.

    Aku,takjub dengan Vaginanya yang ditumbuhi reremputan kecil.“Damn…. Shiit….” sontak Bobby lagi.Aku meraba-raba bibir Vaginanya yang ditumbuhi rerumputan kecil.Kumasukan jari tengahku kedalam vaginanya.Kucoblos-cobloskan jari tengahku semakin lama semakin liar.Setela puas segera kulepaskan jari tengahku dari vaginanya.Lalu,kucari-cari Clitorisnya dengan jari manisku.Kutemukan Clitorisnya,lalu kepencet-pencet Clitoris mungilnya,kujilat-jilati Clitorisnya berulang-ulang.Tiba-tiba aku merasakan bibirku basah oleh cairan kental dari vagina Tante Vira.‘Hm… tampaknya tante orgasme nich” kataku dalam hati.Setelah itu aku mulai mengepaskan Penisku dengan Vaginanya.Setelah Penisku masuk semuanya,aku segera menggerakkan maju-mundur tubuhku.Penisku dengan leluasa keluar masuk di Vaginanya.Sementara bibirku asyik melumat bibir sexy miliknya,& tanganku memeluk punggung sintalnya.25 menit kemudian aku tidak sanggup lagi menahan gejolak magmaku yang akan keluar.Akhirnya Spermaku keluar didalam vaginanya.Aku kemudian melepaskan Penisku yang belepotan cairanku& cairan dari vagina Tante Vira.Kubuka mulutnya sexynya& kuhadapkan ke penisku,lalu kumasukkan penisku kedalamnya.

    Kumaju-mundurkan kepala tante.Lalu,Spermaku keluar lagi didalam mulutnya.Setelah itu giliran Tyo,kulihat Tyo membersihan sisa-sisa spermaku di Vagina & bibir Tante Vira.Sekaran giliranku melihat adegan sex tanteku dengan Tyo.Tyo melalukan adegan sex yang hamir a dengan apa yang aku praktekkan tadi.20 menit pun berlalu & Tyo pun sudah selesai ngesex dengan tanteku.Kini giliran si Bobby.Ketika iliran Bobby aku yang menjadi cameramennya untuk adegan sex Bobby dengan Tanteku.25 menitpun berlalu& Bobby pun sudah selasai ngesex dengan Tante Vira.Kini giliran Rizal.30 Menit kemudian Rizal telah selesai.Dan,yang terakhir Anton.30 menitpun berlalu,Anton pun telah selesai dengan tubuh tante.Kami pun tidak puas kalau hanya ngesex sekali dengan Tante Vira.Kami pun menggilirnya lagi,sesuai dengan undian tadi.Kami menggilirnya samapai kami merasa puas.Kira-kira pukul 02.00 ketika giliran Anton ngesek dengan tante,tante perlahan-lahan mulai sadar.Aku segera melempar topeng ke Rizal & Rizal pun sudah memakai topengnya.Ketika Tante Vira sepenuhnya tersadar kami sudah memakai topeng masing-masing.Tante terkejut ketik tubuhnya bugil & Penis Anton masih menancap divaginanya.Tangen Rizal mencoba menahan gerakan kedua tangannya.Tampaknya Anton kewalahan menghadapinya.Kamipun segera membantu Anton memegangi tangan,kaki,& tubuhnya erat-erat.

    Tapi,tubuh,& tangan tante meronta lebih keras daripada yang tadi.Lalu,Bobby segera mengambil pistol mainan yang mirip dengan yang asli ke kepala Tante Vira.“Diam….!!!! ” bentak Bobby seraya memukulkan gagang pistol mainan itu kepelipis kiri Tante ViraDarah segar mengalir dari pelipis kirinya.“Apa mau kalian…?” katanya sambil menangis“Yang,kami mau adalah tubuh kamu yang sexy untuk melayani nafsu kami semalaman” kata Bobby menunjuk kearah kami semua.Tante Vira pun terlihat pasrah dan terus menangis tidak percaya kalau tubuhnya akan kami gilir semalaman.Anton pun segera melanjutkan menggoyang tubuh tante,sementara Bobby masih menodongkan pistol mainan kekepala Tante Vira.“Yaik….” erang tante mengerang keras ketika Anton menggoyang tubuhnya dengan keras.Setelah puas menggoyang tubuh tante,Anton segera mengeluarkan Spermanya didalam Vaginanya.Setelah itu giliranku.Kutarik paksa kedua tangan tante,lalu menyuruh tante berlutut.Kujejalkan Penisku dibibir indahnya.Kupaksa bibirnya agar membuka.Lalu kujejalkan Penisku didalam bibirnya.Kulihat Tante Vira menangis,tapi ku acuhkan saja.kugerakkan kepalanya maju mundur dengan paksaan tanganku.Puas dengan gerakkan tadi aku segera menyuruh Tante berbaring di meja.Aku tarik tubuh indahnya hingga ketepi meja,& kuangkat pahanya tinggi-tinggi.Kumasukkan Penisku dengan keras kedalam Vaginanya.Kugoyang keras tubuhnya,seraya kedua tanganku meremas-remas dadanya.Setelah puas kulepaskan penisku dari vaginanya.“Achh… achh…” erangnya seraya menitikkan air mata,ketikaku mulai menggoyang tubuhnya dengan keras.Lalu,aku naik ke kemeja & menyuruh tante untuk posisi menunging.Tante sudah dengan posisi menungging.Aku segera mengepaskan penisku dengan vaginanya. Agen Judi Sbobet

    Segera kumasukkan penisku kedalam vaginanya.Dinding vaginanya seolah menekan keras penisku.Segera kugoyang hebat tubuhnya,kuremas-remas pantat sintalnya,sesekali aku remas dadanya yang menggantung & bergoyang mengikuti irama.Kuletakkan kedua tangan tante dipunggungnya,lalu kutarik punggungnya kebelakang.Kukecupi telinga kanan& kugigit mesra telinga kanannya.Kemudian kugoyang hebat tubuhnya,& kedua tanganku meremas-remas payudaranya dengan keras.“Augh…. Achhhh…” erangnyaMagmaku sudah tidak sabar untuk keluar.Segera saja kutumpahkan magmaku didalam vaginanya.Setelah aku,kini giliran keempat temanku.Setelah keempat temanku selesai menggilir Tante Vira,aku berencana membuat adegan yang lebih hot lagi.Aku,Tyo,Bobby bergabung satu group.Sedangkan Rizal,& Anton bergabung satu group.Aku segera tidur terlentang diatas meja,lalu kusuruh Tante Vira naik keatas tubuhku.Tante Vira mengepaskan vaginanya dengan penisku.Setelah masuk,tante menggoyang tubuhnya perlahan.Tante tidak tahu kalau Tyo naik kemeja tepat dibelakangnya.Tyo segera menunggingkan tubuhnya,lalu mengepaskan penisnya dengan lubang duburnya.Perlahan-lahan penis Tyo mulai masuk dilubang duburnya.

    Tante pun sempat meronta-ronta kesakitan,ketika penis Tyo yang besar itu masuk kelubang duburnya.Darah segar keluar dari lubang dubur Tante Vira.Ketika penisnya telah masuk semuanya dilubang duburnya Tyo,segera menggoyang tubuh tante perlahan.“Accchhh…. acchh…” erangnya.Ketika tante mengerang kenikmatan,Bobby segera naik keatas meja.Boby berdiri tepat dihadapan Tante Vira.Bobby mengangkat kepala Tante Vira,&menjejalkan penis perkasanya dimulutnya.Kini mulut tante asyik mengulum penis Bobby.Gerakkan kami bertiga semakin liar.Tyo dibelakang,aku tepat dibawahnya,sementara Bobby tepat dihadapannya.Sementara itu tangan-tangan kami tidak kalah liarnya.Tangan Tyo,asyik meremas-remas pantatnya,& payudaranya,sementara tanganku secara bersamaan dengan Tyo meremas-remas payudaranya dengan keras,sedangkan tangan Bobby asyik meremas-remas rambutnya.Goyangan,kami semakin menggila,adegan itu berlangsung kurang lebih 20 menit.

    Tyo yang pertama mengeluarkan magmanya dilubang dubur tante,kedua segera kukeluarkan magmaku didalam vaginanya,tak lama kemudian disusul Bobby yang mengeluarkan di mulutnya.Setelah puas,kami segera turun dari meja.Tampak,tubuh tante terkulai lemas.Tak,lama kemudian Anton & Rizal mulai membersihkan sisa-sisa sperma kami disekitar lubang dubur,vagina,& mulutnya.Setelah semuanya bersih mereka tak memberi waktu istirahat kepada tante.Mereka berdua mulai melakukan adegan yang sama dengan kami bertiga lakukan.Kulihat,Boby asyik mrekam adegan mereka layaknya cameramen,sedangkan Tyo,tampaknya berusaha untuk mengatur nafasnya kembali.20 menit pun berlalu.Anton & Rizal tampaknya sudah selesai menggoyang tubuhnya.Aku memberikan 5 menit untuk tante mengatur nafas.Setelah nafasnya kembali normal,aku tarik kedua tangannya & suruh dia berlutut.Kami berlima mulai membentu lingkaran & perlahan-lahan berjalan menuju tubuh tante.Kami,segera mengocok penis masing-masing.Kemudian,kami menyemburkan sperma secara bersamaan kewajah tante.Crooot…. crottt… crooottt…. sperma kami membasahi wajah,rambut,& sebagian dadanya.Kini wajahnya penuh dengan cairan sperma kami.Aku,segera menjejalkan penisku kemulutnya.

    Kugerakkan maju-mundur kepalanya.Setelah penisku bersih dari bercak sperma,kini giliran keempat temanku melakukan hal yang sama denganku.Bobby mengambil lap kering,& melemparkannya ke tante.Bobby menyuruh tante untuk mengelap wajahnya dengan lap itu.Sementara aku mengambil gunting & mulai menggunting kemeja yang tadi tante kenakan.Aku menggunting dibagian bawah dadanya,lalu menggunting kedua lengan kemejanya.Setelah wajah tante bersih,aku melemparkan kemeja & roknya yang telah kumodifikasi sedikit.Kemudian,aku menyuruhnya untuk memakainya kemeja tersebut tanpa BH & kemudian rokknya tanpa CDnya.Tubuh tante sangat sexy memakai kemeja & roknya yang telah kumodifikasi sedikit.Rizal,berpura-pura menanyakan alamat rumah tante.Tante Vira pun menjawabnya secara terbata-bata.Kami,segera menyuruhnya untuk segera menaiki mobil.Aku duduk ditengah bersama Tante Vira,& Anton.Rizal,segera menghidupkan mesin mobilnya.Mobil pun melaju meninggalkan gudang tua itu.Selama,didalam mobil aku & Anton bergiliran menciumi bibir tante.Sementara itu tangan kananku meremas dada kiri tante sedangkan tangan kanan Anton meremas dada kanannya.

    Kira-kira pukul 04.30 kami telah tiba dirumah Tante Vira.Kami segera menarik paksa tubuhnya turun dari mobil.Aku melihat tubuhnya berjalan terhuyung-huyung lemas & berusaha membuka pintu garasi.Sementara mobil yang kami tumpangi telah jauh meninggalkan rumah Tante Vira.

  • Tanteku Mengajak Pesta Seks Dengan Ku

    Tanteku Mengajak Pesta Seks Dengan Ku


    1584 views

    Cerita Sex Panas Terbaru ini Berjudul ” Tanteku Mengajak Pesta Seks Dengan Ku ” Yang Bikin konak kontol dan memek kamu.

    Perawanku – Aku Sony, berumur 23 tahun. Ini cerita mengenaipengalamanku. Pertama-tama aku mau cerita soal diriku. Aku saat inikuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di Malang. Di Malang akutinggal dengan tanteku. Tanteku orangnya masih muda, umurnya hanyaselisih 3 tahun denganku. Itulah mengenai diriku, dan selanjutnya silakan ikuti pengalamanku ini.

    Cerita Pesta Seks Bersama Tanteku


    Saat itu aku baru saja pulang kuliah, langsung saja kumasuk kekamar. Ketika baru sampai di depan pintu kamar, samar-samar kudengartante sedang bicara dengan temannya di telpon. Aku orangnya memang sukajahil, kucoba menguping dari balik pintu yang memang sedikit terbuka.Kudengar tante mau mengadakan pesta seks di rumah ini pada hari Sabtu.Aku gembira sekali mendengarnya. Untuk memastikan berita itu, langsungsaja aku masuk ke kamar tante. Setelah selesai telpon, tante kaget melihatku sudah masuk ke kamarnya.

    “Lho Son, Kamu udah pulang rupanya. Kamu ada perlu ama Tante, ya..?” katanya.
    Aku langsung saja to the point, “Tante, Sony mau nanya.., boleh khan..?” kataku.
    “Boleh aja keponakanku sayang, Kamu mau nanya apa..?” sambungnya sambil menyubit pipiku.
    “Tapi sebelumnya Sony minta maaf Tante, soalnya Sony tadi nggak sengaja nguping pembicaraan Tante di telpon.”
    “Aduhh.. Kamu nakal ya Son, awas nanti Aku bilangin ama Mama Kamulho. Tapi.. Oke dech nggak apa-apa. Terus apa yang mau Kamu tanyakan,ayo bilang..!” katanya agak jengkel.
    “Sony tadi dengar Tante ama teman Tante mau ngadain pesta seks disini, benar itu Tante..?” kataku pelan.
    “Idihh.. jorok ach Kamu. Masak Tante mau ngadain pesta seks disini, itu nggak benar Son.”
    “Tapi tadi Sony dengar sendiri Tante bicara ama teman Tante, please donk Tante, jangan bohongin Sony. Nanti Sony bilangin ama Om kalau Tante mau ngadain pesta disini.” kataku agak mengancam.

    “Apaa..! Aduhh.., Son, please jangan bilang ama Om Kamu. Iya dech Tante ngaku.” katanya agak memohon.
    “Nah, khan ketahuan Tante bohongin Sony.” kataku senang.
    “Terus Kamu mau apa kalau Tante ngadain pesta..?” katanya penasaran.
    “Gini Tante, anuu.., anuu.., Sony.., pengen.. anuu..”
    “Anu apa sih Son..? Ngomong donk terus terang..!” katanya tambah penasaran.
    “Boleh nggak, Sony ikutan pestanya Tante..?”
    Aduh tante melotot lagi sambil berkata, “Udah, ah, Kamu ini kayak orang kurang kerjaan aja.”

    Terus kurayu lagi, “Yaa.. Tante.. ya.. please..!”
    “Tapi ini khan untuk orang dewasa lagi, Kamu ngaco dech. Lagian khan Kamu masih kecil.” katanya agak kesal.
    “Tapi Tante, Sony khan udah gede, masak nggak boleh ikut. Kalau nggak percaya, Tante boleh lihat punyaSony..!”
    Lalu kulepaskan celana dan CD-ku. Lalu terlihatlah batang kemaluanku yang lumayan besar, kira-kira panjangnya 17 cm dengan diameter 10 cm.

    Tante kaget sekali melihat ulahku lalu, “Wowww.., Sony sayang..,punya Kamu besar dan panjang sekali. Punya Kamu lebih besar dari OmKamu. Hhhmm.., boleh nggak Tante pegang kepala yang besar itu Sayang..?” katanya dengan genit.
    “Tante boleh ngobok-ngobok kontolku, tapi Tante harus ngijinin Sony ikut pesta nanti..!” kataku agak mengancam.
    “Ya dech, Sony nanti boleh ikut. Tapi Tante mau nanya ama kamu, Sony udah pernah ngeseks belom..?” tanyanya.
    Lalu kukatakan saja kalau aku belum pernah melakukan seks dengan cewek, tapi kalau raba sana, raba sini, cium sana, cium sini sih aku pernah melakukannya.

    “Mau nggak Tante ajarin..?” katanya dengan genit.
    Aku hanya terdiam. Lalu tiba-tiba tante meletakkan tangannya di pahaku. Aku begitu terkejut.
    “Kenapa Kamu terkejut..? Tante hanya memegang paha Kamu aja kok..!”
    Kemudian tante mengambil tanganku, lalu dia mulai menciumi tanganku. Aku merasakan barangku mulai bangun.

    Tanteku mulai menciumi leherku, kemudian bibirku dilumat juga. Diamasukkan lidahnya ke dalam mulutku, tanpa kusadari aku mengulum lidahnya. Nafasnya mulai tidak beraturan kudengar. Sementara kami asyik berciuman, tangannya mulai meraba-raba batang kemaluanku. Diameremas-remas pelan. Aku pun jadi mulai berani. Kumasuki tanganku kedalam bajunya untuk meraba payudaranya. Kumasukkan tanganku ke dalam bra-nya, terus kuremas-remas.
    “Aaahh..” dia mulai mendesah.

    Tidak lama aku disuruh duduk di tepi ranjang, sementara tante melepaskan bajunya step-by-step.Mataku tidak berkedip sedetik pun. Aku tidak mau melepaskan pemandanganyang indah itu dari mataku. Kelihatan bra-nya yang berwarna hitam transparan, sehingga payudaranya yang putih dengan putingnya yang merah kecoklatan samar terlihat. CD-nya ternyata berwarna hitam transparan berenda. Kulihat belahan vaginanya yang tidak ada bulunya itu. Lalu dia melepaskan bra-nya, payudaranya yang lumayan besar itu seperti loncatkeluar dan mulai berayun-ayun, membuatku tambah tegang saja. Kemudian dia melepaskan CD-nya. Kelihatan vaginanya begitu menarik, agak kecoklatan warnanya. Lalu tante jalan menghampiriku yang duduk di tepi ranjang.

    “Tante buka baju Kamu yaa.., Son..?” katanya genit.
    Aku hanya mengangguk. Setelah aku telanjang total, tante langsung jongkok di depanku dan menyuruhku membuka kaki lebar-lebar. Batang kejantananku yang sudah tegang itu tepat di depan wajahnya. Lalu diamulai menjilati kakiku mulai dari jempol kakiku dan yang lainnya. Dianaik ke betisku yang berbulu lebat, persis hutan di Kalimantan.Kemudian dia naik lagi ke pahaku, dielusnya dan dijilatinya, setelahitu dia berpindah ke lubang anusku yang juga dicium dan dijilatinya. Tidak hanya itu, ternyata dia memasukkan jari tengahnya ke lubang anusku. Ohh.., nikmatnya. Lalu dia mulai mengelus-elus batang kejantananku dan tangan satunya memijat-mijat my twins egg-ku.

    “Aaahh..!” aku mengerang kenikmatan.
    Kemudian dia memasukkan batang kejantananku ke mulutnya, dia hisap penisku, terus diemut-emutnya senjata kejantananku. Dia gerakkankepalanya naik-turun dengan batang kejantananku masih di dalam mulutnya. Terasa penis saya menyentuh tenggorokannya dan masih terus dia tekan. Masih dia tekan terus sampai bibirnya menyentuh badanku.Semua batang penisku ditelan oleh tanteku, lidahnya menjilat bagianbawah penisku dan bibirnya dibesar-kecilkan, sebuah rasa yang tidak pernah kubayangkan. Penisku kemudian dikeluar-masukkan, tapi tetap masuk seluruhnya ke tenggorokannya.

    Setelah beberapa lama dihisap dan dikeluar-masukkan, terasa batang penisku sudah mau mengeluarkan cairan.
    Sambil memeras biji kemaluanku dan tangan yang satu lagi dimasukkannya ke dalam lubang pantatku, kubilang sama tante, “Tante..,Aku mau keluar, ohh..!”
    Dia keluarkan penisku dan bilang, “Go on come in My mouth. I want to taste and drink your cum, Sony. Hhhmm..”
    Penisku dimasukkan lagi, dan sekarang dia memasukkan dengan lebih dalam dan dihisap lebih keras lagi. Setelah beberapa kali keluar masuk,kukeluarkan spermaku di dalam mulut tante, dan langsung ke dalam tenggorokannya. Terasa tengorokannya mengecil dan jari di lubang pantatku lebih ditekan ke dalam lagi sampai semuanya masuk. Akubenar-benar merasakan nikmat yang sulit dikatakan.

    Perlahan-lahan dia mengeluarkan batang penisku sambil berkata,”Punya Kamu enak Son.., Tante suka,” katanya, “Sekarang giliran Kamuyaahh..!” pintanya.
    Kemudian dia berbaring di tempat tidur dan kakinya dikangkanginya lebar-lebar. Tante menyuruhku menjilat vaginanya yang kelihatan sudahbasah. Baru pertama kali itu kulihat vagina secara langsung. Denganagak ragu-ragu, kupegang bibir vaginanya.
    “Jangan malu-malu..!” katanya.
    Kugosok-gosok tanganku di bibir kemaluannya itu. Mmmhh.., dia mulai mengerang. Lama-lama klitorisnya mulai mengeras dan menebal.
    “Kamu jilat dong..!” pintanya.
    Kemudian aku menunduk dan mulai menjilati liang senggamanya yang sudah merah itu.
    “Mmmhh.., enak juga..” kupikir.

    Aku semakin bersemangat menjilati vagina tanteku sendiri. Sedang asyik-asyiknya aku menjilati liang senggama, tiba-tiba badan tantekumengejang.
    Desahannya semakin keras, “Aaahh.., aahh..!”
    Lalu muncratlah air maninya dari lubang senggamanya banyak sekali.Langsung saja kutelan habis cairan itu. Mmmhh.., enak juga rasanya.
    Kemudian dia bilang, “Ohh.., God.. bener-bener hebat Kamu Son.. lemes Tante.. nggak kuat lagi dech untuk berdiri.., ohh..!”

    Lalu dengan perlahan kutarik kedua kakinya ke tepi ranjang, kubukapahanya lebar-lebar dan kujatuhkan kakinya ke lantai. Vaginanya sekarang sudah terbuka agak lebar. Nampaknya dia masih terbayang-bayangatas peristiwa tadi dan belum sadar atas apa yang kulakukan sekarang padanya. Begitu tante sadar, batang kejantananku sudah menempel dibibir kemaluannya.
    “Tante, Sony udah nggak tahan nich..!” kataku memohon.
    Dia mengangguk lemas, lalu, “Ohh..!” dia hanya bisa menjerit tertahan.
    Lalu selanjutnya aku tak tahu bagaimana cara memasukkan penisku kedalam liang senggamanya. Lubangnya agak kecil dan rapat. Tiba-tibaku rasakan tangan tante memegang batang kejantananku dan membimbing senjataku ke liang kenikmatannya.

    “Tekan disini Son..! Pelan-pelan yaa.., punya Kamu gede buanget sih..!” katanya sambil tersenyum.
    Lalu dengan perlahan dia membantuku memasukkan penisku ke dalam lubang kemaluannya. Belum sampai setengah bagian yang masuk, dia sudah menjerit kesakitan.
    “Aaa.., sakit.. oohh.., pelan-pelan Son, aduhh..!” tangan kirinya masih menggenggam batang kemaluanku, menahan laju masuknya agar tidak terlalu keras.
    Sementara tangan kanannya meremas-remas rambutku. Aku merasakan batang kejantananku diurut-urut di dalam liang kenikmatannya. Aku berusaha untuk memasukkan lebih dalam lagi, tapi tangan tante membuat penisku susah untuk memasukkan lebih dalam lagi.

    Aku menarik tangannya dari penisku, lalu kupegang erat-erat pinggulnya. Kemudian kudorong batang kejantananku masuk sedikit lagi.
    “Aduhh.., sakitt.., ohh.. sshh.. aacchh..” kembali tante mengerang dan meronta.
    Aku juga merasakan kenikmatan yang luar biasa, tak sabar lagi kupegang erat-erat pinggulnya supaya dia berhenti meronta, lalukudorong sekuatnya batang kemaluanku ke dalam lagi. Kembali tantemenjerit dan meronta dengan buasnya.
    Aku berhenti sejenak, menunggu dia tenang dulu lalu, “Lho kok berhenti, ayo goyang lagi donk Son..,” dia sudah bisa tersenyumsekarang.
    Lalu aku menggoyang batang kejantananku keluar masuk di dalam liang kenikmatannya. Tante terus membimbingku dengan menggerakkan pinggulnya seirama dengan goyanganku.

    Lama juga kami bertahan di posisi seperti itu. Kulihat dia hanya mendesis, sambil memejamkan mata. Tiba-tiba kurasakan bibir kemaluannyamenjepit batang kejantananku dengan sangat kuat, tubuh tante mulai menggelinjang, nafasnya mulai tak karuan dan tangannya meremas-remaspayudaranya sendiri.
    “Ohh.., ohh.., Tante udah mo keluar nich.., sshh.. aahh..”goyangan pinggulnya sekarang sudah tidak beraturan, “Kamu masih lamanggak, Son..? Kita keluarin bareng-bareng aja yuk.. aahh..!”
    Tidak menjawab, aku semakin mempercepat goyanganku.
    “Aaahh.., Tante keluar Son..! Ohh ennaakk..!” dia mengelinjang dengan hebat, kurasakan cairan hangat keluar membasahi pahaku.

    Aku semakin bersemangat menggenjot. Aku juga merasa bahwa aku juga akan keluar tidak lama lagi.
    Dan akhirnya, “Ahh.., sshh.. ohh..!” kusemprotkan cairanku ke dalam liang kewanitaannya.
    Lalu kucabut batang kejantananku dan terduduk di lantai.
    “Kamu hebat..! Sudah lama Tante nggak pernah klimaks.., oohh..!” katanya girang.
    “Ohh.., Sony cape.., Tante!” kataku sambil tersenyum kelelahan.

    Kami tidak lama kemudian tertidur dalam posisi kaki tante melingkardi pinggangku sambil memeluk dan berciuman. Aku sudah tidak ingat jamberapa kami tertidur. Yang kutahu, ada yang membersihkan penisku denganlap basah tapi hangat. Ternyata tante yang membersihkan batang kejantananku dan dia sudah terlihat bersih lagi. Setelah selesai membersihkan penisku, dia langsung menjilatinya lagi. Dengan tetapsemangat, batang kejantananku dihisap dan dimasukkan ke dalam mulutnya.Yang ini terasa lebih dalam dan lebih enak, mungkin posisi mulut lebihcocok dibandingkan waktu aku berdiri.
    Dengan cepat batang keperkasaanku menjadi keras lagi dan dia bilang, “Son, sekarang Kamu kerjain Tante dari belakang ya..!”

    Dia kemudian membelakangiku, pantat serta vaginanya terlihat merekah dan basah, tapi bekas-bekas spermaku sudah tidak ada. Sebelum kumasukkan batang kejantananku, kujilat dulu bibir vaginanya dan lubang pantatnya. Tercium bau sabun di kedua lubangnya dan sangat bersih.Cairan dari liang senggamanya mulai membasahi bibir kemaluannya,ditambah dengan ludahku. Di ujung kemaluanku terlihat cairan menetesdari lubang kepala kejantananku. Kuarahkan batang kemaluanku ke lubang vaginanya dan menekan ke dalam dengan pelan-pelan sambil merasa kangesekan daging kami berdua. Suara becek terdengar dari batang kejantananku dan vaginanya, dan cukup lama aku memompanya dengan posisiini.

    Tante kemudian berdiri dan bersandar ke dinding di atas tempat tidur sambil membuka pahanya lebar-lebar. Satu dari kakinya diangkat keatas. Dari bawah, kemaluannya terlihat sangat merah dan basah.
    “Ayo masukin lagi sekarang, Son..!” pintanya tak sabar.
    Aku dengan senang hati berdiri dan memasukkan batang kejantanankuke liang senggamanya. Dengan posisi ini, kumasuk-keluarkan batangkejantananku. Setiap kali aku mendorong batang penisku ke liangsenggamanya, badan tante membentur dinding.
    Sambil memelukku dan sambil berciuman, dia bilang, “Son, Tante mo keluar nich..!”
    Kemudian kurasakan lubang senggamanya diperkecil dan memijat batangkeperkasaanku dan bersamaan kami keluar dan orgasme. Aku masih bisa juga keluar, walaupun tadi sudah keluar dua kali. Dan yang kali ini sama enaknya.

    Kami terus rebahan di kasur sambil berpelukan. Kepala tante didadaku dan tangannya memainkan penisku yang masih basah oleh sperma dancairan vaginanya. Dengan nakal tante menaruh jari-jarinya ke wajahkudan mengusap ke seluruh wajahku. Bau sperma dan vaginanya menempel diwajahku. Dia tertawa waktu aku pura-pura mau muntah. Untuk membalasnya,kuraba-raba vaginanya yang masih banyak sisa spermaku dan seluruhtelapak tanganku basah oleh sperma dan cairan dia. Pelan-pelan kutaruhdi wajahnya, dan wajahnya kuolesi dengan cairan itu. Dia tidak mengeluhtapi justru jari-jariku dijilat satu persatu.

    Setelah jari dan tanganku bersih, dia mulai menjilati wajahku, semua bekas sperma dan cairannya dibersihkan dengan lidahnya.
    Selesai dengan kerjaannya, dia bilang, “Son, sekarang giliran Kamu yaahh..!”
    Wow, tidak disangka aku harus menjilat spermaku sendiri. Karena tidak punya pilihan, aku mulai menjilati cairan di wajahnya, dimulai dari bibirnya sambil kukulum keras-keras. Nafas tante terasa naik lagidan tangannya mulai memainkan batang kejantananku. Tidak disangka kalauaku bisa juga membersihkan wajahnya dan menjilat spermaku sendiri.

    Tanganku diarahkan ke liang senggamanya dan digosok-gosokkan keklit-nya. Kami saling memegang kira-kira 30 menit. Terus kami berdua mandi untuk membersihkan badan kami.

  • Teganya Pacarku Menjual Diriku

    Teganya Pacarku Menjual Diriku


    948 views

    Cerita Sex ini berjudulTeganya Pacarku Menjual DirikuCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Aku seorang gadis berdarah campuran aku biasa di panggil Arin, ayahku asli Jawa yang mempunyai warna kulit sawo matang dan mamaku berkulit putih mulus karena dia memang keturunan tionghoa asli serta wajah yang cantik jelita.

    Aku bersyukur pada Tuhan karena aku memiliki postur tubuh yang tinggi semampai mirip ayah sedangkan kulitku mirip mama dengan wajah yang begitu cantik karenanya.

    Banyak teman-teman yang iri padaku karena aku memiliki orang tua yang kaya dan juga karena aku memiliki wajah yang cantik anak tunggal pula. Jadi aku memang di kenal sebagai anak yang begitu manja pada orang tuaku, dan saat ini aku sedang menjalin hubungan dengan Vito yang merupakan teman sekelasku sama-sama di kelas 3E salah satu SMA faforit di kotaku.

    Bersama dengan Vito akupun sudah pernah melakukan adegan layaknya dalam cerita seks, mungkin bukan hanya kami tapi hampir setiap teman kami melakukan hal itu. Dan tidak jarang juga permainan sex kami menjadi bahan obrolan ketika kami sedang nongkrong sampai akhirnya hal tidak aku duga terjadi yakni Vito pacarku menjadikan aku bahan taruhan untuk melakukan adegan cerita seks bersama dengan dua orang temannya.

    Sebenarnya sudah banyak temanku yang bilang untuk aku putus saja dengan Vito karena menurut mereka Vito termasuk orang yang berengsek, tapi aku tidak mempercayai hal itu karena di depanku dan juga di depan kedua orang tuaku Viti begitu baik. Bahkan dia dekat dengan mamaku yang sudah menganggap dia sebagai anaknya juga karena Vito pernah bilang kalau dia merupakan anak dari keluarga broken home. Fortunebet99

    Karena itu juga papa menjadi ikut prihatin pada Vito karena seringnya mama membicarakan yang baik-baik tentang Vito pada papa. Padahal Vito teremasuk orang yang tidak bisa di perlakukan layaknya orang baik karena ternyata benar kata temanku kalau dia benar-benar jahat dan orang yang tidak mempunyai rasa kasihan sama sekali terhadapku yang telah lama menjalin hubungan dengannnya.

    Pada suatu hari aku di ajak jalan bareng Vito karena memang sudah biasa aku pergi berduaan dengannya maka mamakupun mengizinkan. Hingga akupun sampai di sebuah rumah teman Vito yang aku sendiri tidak kenal karena memang baru pertama kali aku di ajak kesana. Tepat di ruang tamu temannya itu aku sudah melihat pemandangan yang menceangangkan ada yang melakukan adegan cerita seks di sofa ruang tamunya.

    Vito hanya tersenyum melihat hal itu dan aku memegang lebih erat tangannya, karena meskipun aku pernah melakukan adegana seperti dalam cerita seks tersebut tapi belum pernah sekalipun aku melakukannya di tempat yang dapat di lihat oleh banyak mata, sampai akhirnya Vito membawaku ke ruang tengah rumah itu dan disana nampak dua orang laki-laki dengan tiga orang wanita juga.

    Kalau aku perhatikan wanita itu merupakan wanita yang lebih tua daripada aku dan Vito, begitu juga dengan laki-laki yang kedua diamirip anak kuliahan bukannya anak SMA seperti kami berdua. Dapat aku lihat mereka berdua menatap ke arahku lalu mengangguk pada VIto yang hanya bersikap tidak wajar menurutku hari itu, kembali aku memegang erat tangannya sebelum akhirnya.

    Vito membawaku kesebuah kamar yang ada di rumah itu, kemudian dia mencium seluruh wajah dan juga bibirku ” Jangan disini sayang.. aku takut… ” Kataku pada Vito, semakin takut aku ketika dua laki-laki yang berada di luar ikut masuk kedalam kamar tersebut. Dan hal yang tidak aku duga sebelumnya benar-benar terjadi aku lihat laki-laki pertama melepas bajunya sambil menatap ke arahku.

    Begitu juga laki-laki kedua bahkan dia bilang pada Vito ” Sudah kamu keluar biar kami yang akan melakukannya…. ” Tanpa melihat ke arahku Vito keluar sedangkan aku langsung berteriak minta tolong berulang kali pada Vito bahkan aku menagis sekeras-kerasnya waktu itu karena laki-laki yang pertama sudah memeluk tubuhku yang sudah di telanjangi oleh Vito.

    Mereka dengan leluasa melakukan adegan seperti dalam cerita seks, ada yang memainkan tetekku dan yang satu lagi memasukkan kontolnya pada lubang memekku ” Uuggghh… uuuggghhh…. masih… sempit juga…. aaaaaggggghhh….. aaaaaggggghhh… aaaaaaaggggghhh… aaaaagghh… ” Kata laki-laki pertama yang bergerak naik turun di atas tubuhku tanpa perlahan.

    Sedangkan laki-laki kedua memainkan tetekku dan aku merasakan kalau tagannya begtu kasar meremas tetekku, yang mulai terasa kesakitan ” OOouuugggghh….. aaaaaaaaggghh… aaaaagggghhh… aaaaagghh… eeeeuuuuuaaaammmcccchhh… ” Terdengar kalau laki-laki itu begitu menikmatinya . Mereka tidak mengerti bahkan tidak punya rasa kasihan padaku sama sekali.

    Mereka semakin beradu untuk saling memuaskan tapi hal itu membuat aku semakin muak pada keduanya. Sekali lagi aku dengar mereka sama-sama mendesah ” OOuuugghhh… aaaaaggggghhhh… aaaaggghhh… aaaaaaaggghhh… aaaaaggghhh….. ayo…sa..yang… nikmati.. sa..ja… jangan … nangis… aaaagghhh…. ”  Kata laki-laki yang asyik bermain dengan kontolnya dalam memekku.

    Mungkin karena muaknya akhirnya aku tidak tahu lagi apa yang terjadi padaku. Ketika mataku sudah terbuka aku sudah berada di RS dan dari yang aku dengar ternyata ada seorang wanita yang membawaku kesini, dan diapun menceritakan semua hal yang terejadi padaku saat itulah aku dan juga semuanya kalau ternyata Vito telah menjual tubuhku pada temannya itu.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • TEH HANA AKHWAT SEMOK

    TEH HANA AKHWAT SEMOK


    2995 views

    Cerita Sex ini berjudulTEH HANA AKHWAT SEMOKCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Lelaki memang buaya darat. Tak cukup satu, Bahkan aku pun yg sudah beristri 2, pengen nambah lagi dan lagi. Rumput tetangga memang lebih hijau dan subur dari yg tumbuh di halaman kita.

    Melihat kecantikan dan body semlohay istri kakak iparku mas Akbar kakanya Nafisah, jadi pengen menjamah jg. Apa lagi lihat kulit putih, hidung mancung dan body oke, sapa yg mau nolak kalo dia mau. Apa lagi dia keturunan Arab, dukh gak kebayang gimana kalo dia main.

    Dah hampir 2 tahun kakak iparku mas Akbar menikah dgn Hana. Tp belum dikaruniai anak jg. Mungkin belum rezekinya aja. Atau mungkin suaminya yg gak bisa ngasih anak. Hehehe. Hanya tuhan yg tahu.

    terbaru, Yg kulihat kehidupan mereka cukup harmonis. Untuk menghilangkan kesuntukannya, kadang mereka suka main ke rumah. Bahkan sampe nginap segala. Biasa maen sama keponakannya anakku. Mereka nikah belakangan duluan aku sama Nafisah. Maklum mas Akbar kan adiknya cewek Nafisah. Ya jelas aja keduluan nikah sama adiknya.

    Kadang kalo maen ke rumah suka kugodain teh Hana sama aku.

    Kok belum punya anak jg ya teh, janganjangan mas Akbar gak bisa bikinnya . Kataku.
    Hus, istighfar Bondan, dosa!! !Allah aja yg belum mempercayai kami. Jawabnya sambil muka merah karena marah.
    Iya iya teh Bondan cuma bercanda aja. Tukasku, Situs IDN Poker Online

    Sering banget kugodain, ya karena mungkin dah biasa denger godaanku, akhirnya jadi biasa dan dianggap bercanda aja. Kadang kusuruh supaya mungut anak, ya sebagai pemancing gitu. Tp jawaban mas Akbar sama teh Hana katanya musyrik jangan percaya gituan. Maklum mereka ustaz dan ustazah, Malah mereka bilang kan kami sayang anakku Bahkan mereka memperlakukan anakku sebagaimana anak mereka Lebih sayang pakde sama budenya malah Hehehe.

    Suatu waktu mereka menginap di rumahku karena mas Akbar ada pengajian jamaah. Terpaksa teh Hana tidur dikamarku sama istriku Nafisah, padahal waktu itu giliran aku sama Nafisah bukan sama Nida istriku yg pertama. Karena teh Hana nginep terpaksa aku ngalah tidur di kamar tamu, Duh sial, adahal si otong dah gak kuat pengen ngentot. Kalo gak takut terjadi kiamat, ingin kujamah seluruh tubuh teh Hana sebagai ganti Nafisah, Tp apa daya cuman bisa dalam hayalan saja. Akhirnya aku coli sendiri sama liat video 3x di hp ku, Kacau deh.

    Sekitar jam 11 malam karena hawa panas banget di kamar tamu gak ada AC, aku pergi mandi ke Wc belakang pengen mandi. Ibu2 dan anakku dah pada tidur. Di Wc aku malah terbayang teh Hana dan malah coli lagi. Lagi enakenak telanjang sambil coli duduk di closet sambil ngocokin penisku yg gede lagi panjang, tibatiba ada yg terburuburu masuk Wc dan gak menghiraukan aku. Mungkin saking kebelet pengen pipis. Langsung tarik daster tidur, cd dan wesh pipis.

    Ternyata teh Hana, begitu kulihat dari belakang, pantatnya putih dan bahenol banget. Dah gitu seksi banget pake daster istriku, belum pernah aku liat dia pake daster Ya maklum dia ustazah lagi akhwat. Walau depan saudara, mereka tetep pake jubah dan jilbab. Kecuali kalo mereka mau tidur. Itu pun ganti di kamar. Teh Hana belum nyadar kalo ada aku didalam Wc. Mungkin saking kebeletnya.

    Tp, pas dia mau cebok nyuci mekinya dan nengok kebelakang, dia hampir jatuh dan menjerit melihat aku lagi duduk di closet sambil megangin penisku yg lagi ngaceng. Beruntung aku cepet narik dan megangin tangannya hingga dia gak sampe terjengkang.

    Sssttt. Kataku.
    Aduh teh, jangan menjerit. Nanti nafisah bangun. Ntar kita disangka ngapangapain. Akhirnya teh Hana diam.

    Terus dia melongok liat penisku yg gede lagi ngaceng. Dia memalingkan mukanya. Sambil bilang,

    Bondan. Ngapain kamu disini?Gak sopan banget kamu.
    Ssstt. Pelanpelan teh. Justru teteh yg gak sopan. Tau Bondan lagi didalam. Tukasku.
    Maafin teteh, tadi kebelet pengen pipis katanya. Wa. . . h, kesempatan neh. Sapa tau bisa memanfaatkan.
    Udah teh, cebok dulu, nanti bau loh. Apa Bondan yg cebokin?Kataku sambil terkekeh.
    I. . . kh, gak sopan banget kamu Bondan. Jawabnya nyolot.
    Sudah lah teh, teteh mau liat ini kan?Kataku sambil ngeliatin penisku padanya.
    I. . . . . y, jijik Bondan. Sambil memalingkan mukanya.
    Sudah lah teh, Bondan tahu kok teteh gak bahagia sama Mas Akbar. Sambil begitu, kutarik tangannya dan kutempelkan di penisku.

    Kugenggamkan telapak tangannya di penisku. Langsung kupeluk dia, dan tanganku menarik dasternya keatas dan tangan kananku langsung hinggap di mekinya. Langsung kupegang dan kuremas mekinya yg masih basah oleh sisa air seni dia karena belum sempat cebok. Tanpa memberi kesempatan, sambil kupeluk dia, aku kobel mekinya. Dia mau berontak, tp pas dah kukobel mekinya, dia malah mendesah dan merintih. Jangan Bondan, dosa besar katanya. Tp terus kukobelkobel dan kumainkan itilnya dan kuremas teteknya.

    A. . . . . h!!!Dia cuman mendesah diperlakukan begitu. Kutarik tangannya dan kugenggamkan di penisku.

    Dia cuman menggenggam aja. Tp seiring kukobel mekinya, akhirnya tangan dia pun meremasremas penisku.

    A. . . . h, mmmppphhhh, Bondan jangan Ndan. Inget, aku tetehmu. Tp tak kupedulikan, terus kuremasremas teteknya dan kukobel mekinya.

    Tanpa menunggu kesadaran dia pulih sepenuhnya, aku membuat tangan dia berpegangan sama bak mandi sampe posisi dia nungging. Dan tanpa menunggu waktu, aku mengarahkan penisku pada lobang mekinya. Dan ketika dah tepat dilobang mekinya, maka langsung kutekan. Slep blessh.

    A. . . . h!!!Teh Hana mendesah keenakan.

    Beruntung mekinya masih basah dan licin oleh cairan dari rangsangan tadi. Penisku amblas kedalam meki teh Hana. A. . . h, nikmat banget. Mekinya terasa sempit dan menjepit penisku yg gede. A. . . h, nikmat banget. Penisku serasa diremasrems. Lalu aku memompa dan menggenjot penisku.

    A. . . . h, ah ah ah a. . . . h, sssh o. . . . h!!!Teh Hana mendesah keenakan.

    Sambil kugenjot, aku meremasremas teteknya. Pantat dia yg bahenol bergoyang2 mengimbangi setiap sodokan penisku. Serasa ngentot perawan. Ya maklum aja teh Hana belum punya anak. Sekitar 10 menitan aku menggenjot meki teh Hana. Terasa aku pengen orgasme. Lalu aku mempercepat sodokanku. Dan pada sodokan terakhir,

    a. . . . . kh, se. . . r. Creet creet creet creet. Penisku memuntahkan laharnya dgn banyak dalam meki teh Hana.

    Dia pun hampir berteriak dgn keras. Beruntung aku cepat menutup mulutnya dgn tanganku. Aku dan teh Hana orgasme secara bersamaan. Kutekan dan kubiarkan penisku menancap dalam meki teh Hana. Kami menikmati sisasisa orgasme kami. Kupeluk dan kuremas teteknya dari belakang. Setelah penisku lemas , aku mencabutnya dari meki teh Hana.

    Tibatiba dia berbalik, dan plak, plak, dia menampar kedua pipiku. Dia terisak dan seperti menahan tangis.

    Kamu bejat Bondan!Kamu tega sama kakak iparmu!Isaknya.

    Kurangkul dia, tp dia mencoba mendorongku. Situs IDN Poker Online

    Sudah lah teh. Bondan jg tahu teteh menikmatinya. Jangan siksa bathin teteh. Bondan tau teteh gak bahagia kan sama mas Akbar. Kataku.

    Teh Hana mau nampar aku lagi, tp aku pegang tangannya dan mendorongnya bersandar di dinding kamar mandi.

    Sudah lah teh. Teteh kan pengen punya anak. Biar Bondan kasih. Nikmatin aja teh. Teh Hana akhirnya diam.

    Lalu kuangkat dagu dia dan kutatap wajahnya. Begitu cantiknya. Hidungnya sangat mancung. Dia gak berani melihat tatapanku.

    Teh, Bondan tahu, nafsu sex teteh sangat besar. Dan mas Akbar gak bisa muasin teteh kan?Biar Bondan yg muasin teteh aja. Lalu kukecup keningnya. Dia diam saja.

    Ketika kulumat bibirnya, dia gak bereaksi. Tp ketika kuremas tetek dan mekinya, akhirnya dia membalas lumatan bibirku. Dgn ganasnya dia melumat bibirku. Ya aku tahu, dia menginginkan kepuasan. Entah apa yg terjadi sama mas Akbar hingga istrinya gak bisa hamil dan haus akan sex.

    Teh, dikamar belakang aja ya mainnya. Teh Hana cuman menganguk.

    Tp kusuruh dia cebok dulu. Aku yg nyuci pake sabun sirih istriku dan menyiranya dgn air. Lalu kami pergi ke kamar belakang dgn hatihti takut Nafisah bangun dan bercinta lagi dgn ganasnya. Aku menuntaskan hasratku sama teh Hana kakak iparku. Dan teh Hana pun menikmatinya. Dia benarbenar haus akan sex. Gak peduli dia akhwat atau ustazah, kalo hasrat dah menggelora disimpan dulu gelarnya itu. Aku menikmati setiap lekuk tubuh teh Hana. Benarbenar sangat mulus dan menggairahkan.

    Teh Hana pun bermain dgn ganas. Hampirhampir aku gak bisa mengimbangi. Katanya penis mas Akbar sangat kecil dan cepet banget keluar. Dia terlalu egois dan ingin enaknya sendiri. Dah dicoba bilangin supaya konsul ke dokter spesialis, malah dia marahmarah. Akhirnya teh Hana cuma bisa menahan rasa sendiri. Pantas saja mainnya sangat liar.

    Dan setelah puas, dia balik lagi ke kamar dan tidur sama Nafisah istriku.

    Itulah awal perselingkuhanku. Dan setelah itu, kami melakukannya setiap ada kesempatan. Tebak aja, akhirnya dia hamil dan mengandung anakku. Ketika dah lahir dan kucoba tes DNA, ternyat persis punyaku. Mas Akbar gak tahu kalo itu anaknya dan menganggap itu adalah anaknya. Situs IDN Poker Online

    Sampe sekarang perselingkuhanku tetap berjalan. Semoga aja langgeng dan gak ketahuan,hehe

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Teman Kuliah yang Cantik dan Jago Nyepong Batang Kemaluan – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Teman Kuliah yang Cantik dan Jago Nyepong Batang Kemaluan – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1118 views

    Perawanku – Saya punya kenalan anak fakultas sastra, namanya Susan. Anaknya cantik, kulitnya putih bersih dan mulus, maklum anak keturunan negeri seberang. Suatu waktu, saya jemput Susan dari kuliahnya untuk pulang. Sesampainya di rumah Susan di bilangan Cempaka, dia mengajak saya masuk karena katanya rumahnya kosong sampai besok siang.

    Sayapun masuk dan duduk di sofa ruang tamunya. Setelah menutup pintu depan, dia masuk ke dalam kamarnya untuk mandi dan ganti baju. Tidak lama kemudian dia datang dengan baju kaos dan rok pendek sambil membawa dua minuman dan duduk di samping saya.

    Busyet, saya bisa mencium harum tubuhnya dengan jelas. Dan terus terang tiba-tiba saya terangsang dan mulai membayangkan keindahan tubuh Susan bila tanpa busana. Secara tidak sadar, saya menatap tubuh segarnya dan membuat Susan bingung.

    “Kenapa sih Ben?”, tanyanya. Saya cepat-cepat sadar dari lamunan erotis saya.
    “Ngga…, lu kelihatan laen dari biasanya”.
    “Lain apanya Ben…?”, sambil menumpangkan salah satu kakinya ke kaki satunya.

    Busyet, pahanya putih sekali. Birahi sayapun tambah terangkat. Pikiran erotis saya mulai bergelora lagi, menghayalkan seandainya saya bisa meraba-raba kemulusan pahanya.

    “Heh..!”, katanya sambil tertawa dan menepuk bahu saya, “Ngeliat apaan hayo, ngeres deh lo!”.

    Saya cuma bisa tersenyum,

    “San, panas ya di sini?”, sambil saya mengambil saputangan di kantong celana.
    “Iya yah, lo udah mulai keringetan begini”.

    Tiba-tiba saja dia mengelap keringat di dahi saya memakai tisunya.

    Dalam keadaan berdekatan seperti ini, saya punya inisiatif untuk memeluk dan menciumnya. Dan benar deh, Susan sudah berada dalam pelukan saya, dan bibirnya sudah dalam lumatan bibir saya. Dia sama sekali tidak berontak dan mulai memejamkan matanya menikmati percumbuan ini. Tangannya perlahan berganti posisi memeluk leher saya.

    Tangan saya yang tadi memegang pinggulnya, turun perlahan ke pangkal pahanya dan akhirnya saya berhasil merasakan betapa mulus dan lembutnya paha Susan. Saya meraba naik turun sambil sedikit meremasnya. Rasanya agak bangga juga saya mulai bisa menyentuh bagian tubuhnya yang agak sensitif. Sedang bibir kami masih saling berpagutan mesra dalam keadaan mata masih terpejam. Lama-lama saya merasa kurang lengkap kalau hanya meraba bagian pahanya saja.

    Tangan saya mulai naik lagi. Sekarang saya ingin sekali untuk menikmati buah dadanya. Pikiran saya sudah melayang jauh. Pelan tapi pasti saya mengangkat baju kaosnya untuk saya buka. Dia tidak menolak, dan setelah saya buka bajunya, kelihatanlah buah dadanya yang masih terbungkus rapi oleh BH-nya.

    Saya lumat lagi bibirnya sambil saya bawa tangan saya ke belakang tubuhnya. Memeluk…, dan akhirnya saya mencari kancing pengait BH-nya untuk saya lepas. Tidak berapa lama kemudian terlepaslah BH pembungkus buah dadanya.

    Dan mulailah tersembul keindahan buah dadanya yang putih dengan puting kecoklatan di atasnya. Akh, benar-benar merupakan tempat untuk berwisata yang paling indah dengan pemandangan yang menakjubkan di seantero jagat. Saya tambah gregetan melihat indahnya buah dada Susan yang terawat rapi selama ini.

    Akhirnya saya mulai meraba dan meremas-remas salah satu buah dadanya dan kembali saya lumat bibir mungilnya. Terdengar nafas Susan mulai tidak teratur. Kadang Susan menghembuskan nafas dari hidungnya cepat hingga terdengar seperti orang sedang mendesah. Susan membiarkan saya menikmati tubuhnya. Birahinya sudah hampir tidak tertahankan.

    Saat saya rebahkan tubuhnya di sofa dan mulut saya siap melumat puting susunya, Susan menolak saya sambil mengatakan, “Ben, jangan di sini…, di kamar saya aja!”, ajaknya dan kemudian bangun, mengambil baju kaos dan BH-nya di lantai dan berjalan menuju kamar tidurnya. Saya mengikutinya dari belakang sambil membuka baju saya sendiri dan melepas kancing celana saya.

    Begitu pintu ditutup dan dikunci, saya langsung memeluk Susan yang sudah telnjang dada dan kembali melumat bibir mungilnya lalu meraba-raba tubuhnya sambil bersandar di tembok kamarnya. Lama-lama cumbuan saya mulai beralih ke lehernya yang jenjang dan menggelitik belakang telinganya. Susan mulai mendesah pertanda birahinya semakin menjadi-jadi.

    Saking gemesnya saya sama tubuh Susan, tidak lama tangan saya turun dan mulai meraba dan meremas bongkahan pantatnya yang begitu montoknya. Susan mulai mengerang geli. Terlebih ketika saya lebih menurunkan cumbuan saya ke daerah dadanya, dan menuju puncak bukit kembar yang menggelantung di dada Susan.

    Dalam posisi agak jongkok dan tangan saya memegang pinggulnya, saya mulai menggerogoti puting susu Susan satu persatu yang membuat Susan kadang menggelinjang geli, dan sesekali melenguh geli. Saya jilat, gigit, kulum dan saya hisap puting susu Susan, hingga Susan mulai lemas. Tangannya yang bertumpu pada dinding kamar mulai mengendor.

    Perlahan tangan saya meraba kedua pahanya lagi dan rabaan mulai naik menuju pangkal pahanya. Dan saya mengaitkan beberapa jari saya di celana dalamnya dan, “Srreet!”, Lepas sudah celana dalam Susan. Saya raba pantatnya, begitu mulus dan kenyal, sekenyal buah dadanya.

    Dan saat rabaan saya yang berikutnya hampir mencapai daerah selangkangannya…, tiba-tiba, “Ben, di tempat tidur aja yuk..! saya capek berdiri nih”. Sebelum membalikkan badannya, Susan memelorotkan rok mininya di hadapan saya dan tersenyum manis memandang ke arah saya. Wow, senyum itu…, membuat saya kepingin cepat-cepat menggumulinya. Apalagi Susan tersenyum dalam keadaan tanpa busana.

    Susan mendekati saya, dan tangannya dengan lincah melepas celana panjang dan celana dalam saya hingga kini bukan hanya dia saja yang bugil di kamarnya. Batang kemaluan saya yang tegang mengeras menandakan bahwa saya sudah siap tempur kapan saja. Tinggal menunggu lampu hijau menyala.

    Lalu Susan mengambil tangan saya, menggandeng dan menarik saya ke ranjangnya. Sesampainya di pinggir ranjang, Susan berbalik dan mengisyaratkan agar saya tetap berdiri dan kemudian Susan duduk di sisi ranjangnya.

    Oh, Susan nyepong batang kemaluan saya dengan rakusnya. Gila, lalu dia dengan ganasnya pula menggigit halus, menjilat dan nyepong batang kemaluan saya tanpa ada jeda sedikitpun. Kepalanya maju mundur nyepong kemaluan saya hingga terlihat jelas betapa kempot pipinya.

    Saya berusaha mati-matian menahan ejakulasi yang saya rasakan agar saya bisa mengimbangi permainannya. Kadang saya meringis nikmat saat Susan mengeluarkan beberapa jurus pamungkasnya dalam nyepong kemaluan saya. Wow, betapa nikmatnya hingga menyentuh sumsum.

    Sudah 15 menit Susan nyepong batang kemaluan saya, lalu dia melepas mulutnya dari batang kemaluan saya dan merebahkan tubuhnya telentang di atas ranjang. Saya mengerti maksud Susan ini. Dia minta gantian saya yang aktif. Segera saya tindih tubuhnya dan mulai berciuman lagi untuk beberapa lamanya, dan saya mulai mengalihkan cumbuan ke buah dadanya lagi, kemudian saya turun lagi mencari sesuatu yang baru di daerah selangkangannya.

    Susan mengerti maksud saya. Dia segera membuka dan mengangkangkan kedua pahanya lebar-lebar, membiarkan saya membenamkan muka saya di sekitar bibir vaginanya. Kedua tangan saya lingkarkan di kedua pahanya dan membuka bibir vaginanya yang sudah memerah dan basah itu.

    Oh, rupanya sewaktu dia mandi sudah dibersihkan dan disabun dengan baik sehingga bau vaginanya harum. Ditambah menurut pengakuannya, bahwa dia tadi meminum ramuan pengharum vagina. Tanpa buang waktu lagi, saya menjulurkan lidah untuk menjilati bibir vaginanya dan clitorisnya yang tegang menonjol.

    Wow, Susan menggelinjang hebat. Tubuhnya bergetar hebat. Desahannya mulai seru. Matanya terpejam merasakan geli dan nikmatnya tarian lidah saya di liang sanggamanya. Kadang pula Susan melenguh, merintih, bahkan berteriak kecil menikmati gelitik lidah saya.

    Terlebih ketika saya julurkan lidah saya lebih dalam masuk ke liang vaginanya sambil menggeser-geser ke clitorisnya. Dan bibir saya melumat bibir vaginanya seperti orang sedang berciuman. Vaginanya mulai berdenyut hebat, hidungnya mulai kembang kempis,dan akhirnya…

    “Ben…, ohh…, Ben…, udahh…, entot saya Ben!”, Susan mulai memohon kepada saya untuk segera menyetubuhinya. Saya bangun dari daerah selangkangannya dan mulai mengatur posisi di atas tubuhnya dan menindihnya sambil memasukkan batang kemaluan saya ke dalam lorong vaginanya perlahan.

    Dan akhirnya saya genjot vagina Susan yang masih perawan itu secara perlahan dan jantan. Masih sempit, tapi remasan liangnya membuat saya makin penasaran dan ketagihan. Akhirnya saya sampai pada posisi paling dalam, lalu perlahan saya tarik lagi. Pelan, dan lama-kelamaan saya percepat gerakan tersebut. Kemudian posisi demi posisi saya coba dengan dukungan Susan.

    Saya sudah tidak sadar berada di mana. Yang saya tahu semuanya sangat indah. Rasanya saya seperti melayang terbang tinggi bersama Susan. Yang saya tahu, terakhir kali tubuh saya dan tubuh Susan mengejang hebat. Keringat membasahi tubuh saya dan tubuhnya.

    Nafas kami sudah saling memburu. Saya merasakan ada sesuatu yang muncrat banyak sekali dari batang kemaluan saya sewaktu barang saya masih di dalam kehangatan liang sanggama Susan. Setelah itu saya tidak tahu apa lagi.

    Sebelum saya tertidur saya sempat melihat jam. Alamak!, dua setengah jam. Waktu saya sadar besoknya, Susan masih tertidur pulas di samping saya, masih tanpa busana dengan tubuh masih seindah sebelum saya bersenggama dengannya. Sambil memandanginya, dalam hati saya berkata, “Akhirnya saya bisa juga ngelampiasin nafsu yang saya pendam selama ini”.

    Thank’s banget San…, kalo nggak ada lo, saya kagak tau deh ke mana saya bawa nafsu saya ini”, saya kecup keningnya,lalu saya segera berpakaian dan siap pergi dari rumah Susan setelah saya lihat jam di mejanya, mengingatkan saya bahwa sebentar lagi keluarganya segera datang. Saya kagak mau konyol kepergok lagi bugil berduaan bersama dengannya. Apalagi masih ada noda darah perawan di sprei tempat tidurnya.

    Saya bangunkan dia dan berkata bahwa lain kali sebaiknya kita main di villa saya, di Bogor, dengan alasan lebih aman dan bebas.

  • Teman Suamiku Pengobat Horny

    Teman Suamiku Pengobat Horny


    980 views

    Cerita Sex ini berjudulTeman Suamiku Pengobat HornyCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2020.

    Perawanku – Sebut saja namaku Alya, aku adalah seorang istri dari seorang pria yang mempunyai pekerjaan sebagai pegawai salah satu perushaan BUMN yang bernama Denis. Sudah 4 tahun ini kami menikah, namun rumah tangga kami akhir-akhir ini mulai merenggang akibat aku belum juga memberi keturunan kepada suamiku.

    Suatu ketika suamiku mendapatkan tugas dari kantornya untuk penyuluhan didaerah selama 5 hari dan aku-pun terpaksa dirumah sendiri. Sebagai seorang istri yang tidak mempunyai kesibukan, segala pekerjaan tumah tanggga aku yang mengerjakan. Aku adalah wanita yang berhijab, berwajah alim namun mempunyaigairah sexs yang tinggi.

    Pada pagi itu setelah 1 hari kepergian suamiku, setelah mandi pagi aku bersantai untuk menonton TV. Tidak ada kegiatan lain selain itu, karena aku sudah meyelesaikan semua pekerjaan rumahku. Ketika sedang menonton TV tiba-tiba ada yang mengetuk pintu,

    “ Thok… Thok… Thok… Den.. Denis… ini aku Jaka… , ” suara ketukan pintu diringi suara laki-laki.

    “ Iya sebentar, ” ucapku sembari menuju kepintu untuk membukakan pintu.

    Setelah aku membukakan pintu terlihatlah sosok laki-laki yang gagah, ganteng, dan berkulit putih,
    “ Siapa yah, ” tanyaku.

    “ Ouh kamu pasti Mbak Alya yah suami Denis, perkenalkan aku Jaka teman Denis kuliah dulu, ” jawabnya.

    “ Ouh teman Mas Denis, silahkan masuk dulu Mas Jaka biar saya buatkan minuman, ” ucapku mempersilahkan duduk diruang tamu.

    Kemudian aku-pun masuk dengan diikuti Jaka dari belakang yang akan aku persilahkan duduk diruang tamuku,

    “ Silahkan duduk dulu Mas, biar saya buatkan Minum dulu, Mas mau dibuatkan Teh atau Kopi, ” ucapku menawarkan minuman.

    “ Aduh jadi ngrepotin Nih Mbak, yaudah deh Kopi saja, terima kasih ya Mbak sebelumnya, ” ucapnya berbasa-basi.

    Kemudian aku-pun segera menuju dapur utnuk membuatkan kopi. Selang beberapa menit aku-pun kembali keruang tamu dengan membawa segelas kopi panas,

    “ Ini Mas kopinya silahkan diminum, tapi ditiup dulu ya Mas soalnya masih panas kopinya, ” ucapku.

    “ Oh iya Mbak, ” jawabnya singkat.

    “ Kalau boleh tau ada keperluan apa ya Mas, soalnya mas Jaka tidak ada dirumah, dia sedang penyuluhan didaerah selama 5 hari, ” tanyaku.

    “ Nggak Kog Mbak saya cuma kangen aja sama Denis, kami tuh dari kuliah sampai sekarang berteman baik Mbak, bahkan kami juga sring komunikasi lewat Whatapps, hhe, ” ucapnya. 88Tangkas

    “ Ouh begitu yah Mas, ” jawabku singkat.

    Saat itu-pun kami mengobrol banyak diruang tamuku. Beberapa saat kami mengobrol kami-pun menjadi akrab. Dari obrolan kami aku mengetahui bahwa Jaka belum berumah tangga, saat itu hubungan rumah tanggaku yang sudah renggang dengan suamiku tiba-tiba saja terlintas difikiranku, andai saja Jaka ini memperkosaku pasti aku akan pasrah, ucapku dalam hati.

    Pagi itu aku memakai gamis panjang hitam, kerudung merah dan kacamata karena mataku minus. Denis ini orangnya sangat enak sekali diajak mengobrol, saking asiknya aku tidak sengaja menceritakan tentang kehidupan rumah tanggaku. Disana aku bercerita kerenggangan rumah tangga kami renggang akibat belum mempuyai keturunan.

    Bahkan aku juga bercerita bahwa akhir-akhir ini dia tidak memberikan kebutuhan sexsual kepadaku, mendengar semua ceritaku Jaka-pun merasa kasihan padaku karena saat bercerita air mataku tidak sengaja menetes. Entah dia bernafsu atau kasihan padaku dia yang saat itu duduk bersebrangan denganku tiba-tiba saja berpindah duduk disampingku,

    “ Yang sabar yah Mbak, mungkin ini cobaan pagi rumah tangga Mbak, mungkin dengan berdoa dan berusaha Mbak dan Denis akan segera diberikan keturunan, ” ucapnya sembari mengelus-ngelus punggungku.

    Saat itu sungguh terbawa suasana sekali, air mataku semakin terus berlinang membasahi pipiku. Begitu sedihnya aku sampai-sampai saat itu secara reflex aku menyederkan kepalaku dipundak Denis. Melihat aku yang seperti itu secara reflesk juga tiba-tiba saja mengalungkan tanganya dari belakang. Sehingga saat posisiku bersandar didada Denis,

    “ Udah Mbak jangan menangis, kalau ada apa-apa aku siap membantu kog Mbak, ” ucapnya semabri mengelus-ngelus pundak kiriku.

    “ Iya Mas, makasih yah udah mau dengrin curhatan aku, aku nggak tau Mas harus bagaimana lagi menghadapi Mas Denis, ” ucapku sembari menyender dada Denis.

    Saat itu aku terus menagis, ditengah tangisanku aku merasakan dada Denis berdetak dengan kencangnya. Dalam hatiku aku berkata, kog Denis deg-degkan yah, apa dia nafsu denganku yah. Kurasakan semakin keras saja detak jantung Denis. Aku yang tadinya sedih tiba-tiba saja aku mempunyai fikiran mesum.

    Yah maklum saja aku mempunyai fikiran mesum, karena memang hampir 3 bulan ini aku sudah tidak diberi kebutuhan sexsual lagi oleh suamiku. Entah mungkin diluar sana dia mempunyai wanita simpanan karena dia jenuh kepadaku. Saat itu aku yang merasa yakin kalau Denis Horny karena memeluku, aku memberanikan diri untuk menciumnya,

    “ Wah apa-apaan ini Mbak, kog Mba cium saya, ” ucapnya kaget dan melepaskan ciumanku.

    “ Ma.. Maaf Mas, aku nggak sengaja, maafin aku ya Mas, tolong jangan bilang sama Mas Denis, nanti aku bisa diceraikan, ” ucapku meminta maaf dengan wajah ketakutan.

    “ Tolong maafkanaku Mas Jaka, aku benar-benar khilaf, aku frustasi sekali dengan rumah tanggaku, Mas Denis sudah 3 bulan ini tidak memberikan aku kebutuhn sexsual, maafkan aku Mas, tolong maafkan, ” ucapku lagi karena takut jika aku dilaporkan pada suamiku.

    Sejenak dia diam sembari menatap wajahku dengan wajah marah. Aku yang merasa takut saat itu memasang wajah memelas agar dia kasihan kepadaku dan tidak melaporkan perbuatanku,

    “ Mas tolong Maaf…., ”

    Belum selesai berbcicaara tiba-tiba saja dia meraih kepalaku dan menciumi bibirku dengan penuh nafsu. Saat itu aku-pun sedikit kaget, dalam hatiku berkata, tadi menolak kog sekarang malah bernafsu sekali menciumiku. Ah entahlah yang penting dia mau denganku. Aku yang sudah lama tidak merasakan kehangatan dari sosok laki-laki aku-pun meresponya.

    Aku membalas ciumanya dengan penuh nafsu sex juga, saat itu kami saling berpangutan dengan hebatnya diruang tamuku. Aku yang sudah terlanjur bernafsu aku-pun segera meraih kejantanan Denis lalu meremas-remasnya dari luar celana bahannya,

    “ Eughhhh… Sssssss… Aghhhhh…, ” lenguh Jaka.

    Mendengar lenguhan Jaka aku-pun segera membuka kancing Jaka, secara perlahan aku buka kancing celananya lalu aku turunkan resletingnya. Sembari terus berciuman aku-pun melakukan hal itu. Jaka yang mengetahui hal itu kemudian membantuku untuk mengeluarkan penisnya dari celana dalamnya. Saat itu Penis jaka-pun setengah keluar dari sangkarnya.

    Tanpa basa-basi aku-pun segera meairih penisnya dengan tanganku. Sembari beciuman aku-pun mulai mengelus-elus kepala penis jaka dengan gemasnya,

    “ Eughhhh… Sssssshhh… Geli Mbak… Oughhh…, ” lenguhnya.

    “ Mas, remas buah dada aku yah, ” pintaku.

    Tanpa banyak bicara lagi Jaka-pun segera meremas buah dadaku dari luar gamisku,

    “ Oughhh… Enak Mas, Ssssss… Terus Mas… Oughhh…, ” lenguhku merasakan remasan tangan Jaka pada payudaraku.

    Setelah kami sedikit berbincang, aku-pun melumat kembali bibir Jaka. Kami berciuman sembari tangan Jaka meremas-remas payudaraku. Sungguh indah sekali rasanya pagi itu. Aku yang tidak mau diam saja, terus mengelus kepala penis Jaka sampai pada akhirnya keluarlah sedikit cairan kental bening dari lubang kepala penis-nya.

    Karena merasa sudah ada sedikit pelicin aku mulai mengocok Penis Jaka dengan perlahan,

    “ Ssssssss… Oughhhh… Nikmat sekali rasanya Mbak… terus Mbak… Aghhh…, ” lenguh Jaka merasa Nikmat.

    Kami saling memberikan rangsangan saat itu. Beberapa saat memberi rangsangan kepada Jaka aku-pun menghentikan kocokanku,

    “ Mas kita ML Yuk, aku udah lama sekali tidak bersetubuh dengan suamiku, aku ingin sekali Mas, ” ucapku memelas.

    Mendengar aku yang seperti itu Denis-pun segera berdiri melepas celana panjang bahanya beserta celana dalamnya. Aku yang melihat Jaka sudah setengah telanjang tanpa banyak berfikir aku-pun segera melepaskan gamisku namun tidak dengan kerudungku. Jadi saat itu akupun hanya tinggal mengenakan Bh,celana dalam, dan kerudung merahku saja,

    “ Hloh katanya mau ML mbak, kog BH sama Cd-nya nggak dilepas sih, Mbak malu yah sama aku, ” ucapnya.

    “ Hehehe… Iya Mas, ” ucapku sembari menunduk.

    “ Yaudah biar aku yang lepasin saja yah, ” ucapnya.

    Kemudian Jaka-pun segera melepas celana dalam dan BH-ku. Seketika Payudaraku yang Bulat montok beserta vagina-ku yang bersih dari bulu kemaluan terpampang jelas dimata Jaka. Aku yang merasa malu saat itu duduk lagi dikursi kayu ruang tamuku. Lalu,

    “ Wah Denis benar-benar buta yah Mbak, punya Istri secantik dan se sexy Mbak dibiarkan begitu saja, ” ucapnya memujiku.

    Tanpa banyak bicara lagi jaka-pun segera mendekat kepadaku lagi dan membangunkan aku dari duduk-ku,

    “ Udah Mbak kamu nggak usah malu, kan tadi Mbak sendiri yang minta ML, ” ucapnya sembari memegang kedua lenganku.

    “ Iya Mas, ” jawabku singkat.

    Saat itu disamping kursi kayuku ada sebuah sofa panjang, melihat sofa itu Jaka-pun segera merebahkan aku di sofa itu. Saat itu aku hanya pasrah dengan pelakuan Jaka karena memang aku sudah ingin sekali bersetubuh. Setelah tubuhku direbakan kemudian Jaka-pun menindih lalu mengarahkan penis-nya kearah Vaginaku,

    “ Mas… Pelan-pelan aja yah nanti ML-nya, biar basahin dulu memek aku yah biar nanti nggak perih ketika ditusuk sama kontol kamu, ” ucapku.

    Jaka-pun saat itu hanya tersenyum lalu dia-pun segera menggesek-gesekan penisnya pada Vaginaku,

    “ Sssssss… Oughhh Mas… enak sekali mas, terus gesek memek aku Mas sampai becek, Aghhh…, ” desahku.

    “ Iya Mbak, aku bakal buat kamu puas hari ini, kasihan Mbak udah lama nggak disetubuhi sama Denis, ” ucapnya sembari menggesek-gesekan penisnya pada vaginaku.

    Sekitar 5 menit kontolnya menggesek vaginaku. Lama kelamaan karena aku semakin bernafsu, akhirnya Vaginaku basah juga dengan lendir kawinku. Melihat hal itu Jaka-pun menusukan penisnya dalam vaginaku,

    “ Zlebbbbbbbbbb… Aghhhhhhhhhhhh… Ughhhhh…, ” desah kami bersamaan.

    Mulailah Jaka menggoyangkan pinggangnya maju mundur dengan perlahan,

    “ Sssssss… memek Mbak masih sempit ya, enak sekali Mbak… Oughhh…, ” ucapnya sembari terus menusuk vaginaku dengan perlahan.

    “ Heggg… Eughhhhh… Iya Mas, kan aku belum punya anak, dan sudah 3 bulan ini memek akukan tidak dimasuki sama kontol mas Denis, Oughhhh…, ” ucapku sembari menikmati tusukan penis Jaka.

    Ditusuknya vagina-lku dengan perlahan. Lembut sekali cara bercinta Jaka saat itu. Dikeluar masukan didalam liang vaginaku secara lembut. Gaya sex yang seperti itu membuatku semakin bernafsu saja. Semabari menusuk vaginaku, Jaka juga meremasi payudaraku dengan penush gairah sex. Dia melenguh bersahut-sahutan denganku.

    Vaginaku saat itu sudah basah sekali dengan lendir kawinku. Beberapa saat aku disetubuhi jaka dengan perlahan, Jaka yang semakin bernafsu mulai menambah kecepatan tusukan penisnya pada vaginaku,

    “ Aku cepatkan yah sodokan kontolku Mbak, ” ucapnya.

    “ Iyah Mas, Oughhh…, ” jawabku.

    Kemudian Jaka-pun segera menambahkan kecepatan tusukannya, digenjotlah vaginaku dengan cepat dan semakin cepat saja,

    “ Oughhh… Ssssss…. Ahhh… Ahhh… Ahhh… Oughhh Mas… Ssssss, ” desahku.

    Sekitar 10 menit aku digenjotnya dengan cepat, terkadang dia menusuk kekiri, kekanan, bahkan dia juga memutarkan-mutarkan penisnya didalam liag vaginaku. Aku yang sudah lama tidak bercinta saat itu sungguh merasa melayang-layang. Selang beberapa menit,

    “ Aghhhhhhhhhh…. Syurrrrrrrrrrrrr…… Syurrrrrrrrr… Sssssss… Aku keluar Mas… Oughhh…, ” ucapku mendapatkan orgasmeku.

    “ Iya Mbak aku tahu, penisku seperti direndam air hangat Mbak… Oughh…, ” ucapnya nikmat.

    Setelah aku mendapatkan orgasmeku Jaka nampaknya semakin bernafsu saja. Dia-pun saat itu meminta aku untuk menekuk kedua kakiku. Setelah aku menekuk 2 kakiku dirangkulah kakiku kemdian dia mulai mengayunkan penisnya lagi degan kerasnya,

    “ Mbak aku suka sekali dengan gaya sex ini Mbak, Sssssss…, ” ucapnya sembari terus menyodok memek-ku.

    Saat itu aku hanya tersenyum dan menikmati sodokan penis-nya saja.Sekitar 10 menit Jaka menngenjot vaginaku denagan gaya sex itu. 1 menit setelah itu tiba-tiba saja Jaka menghentikan sodokanya. Dia memeluk erat kedua kakiku dan membiarkan penisnya menusuk dalam-dalam pada vaginaku, dan,
    “ Crotttttttttttt…. Crotttttttttttt…. Crotttttttttttt…. Crotttttttttttt…., ”

    “ Aghhhhhhhhhhhh… aku muncrat Mbak… Ssssssssss… Aghhhhh…, ” ucapnya menikmati orgsme-nya.

    “ Eugghhhhhhhhhhh… Eummmm… iya Mas…. Aghhhhhhhhhh…. Tumpahkan semua sperma kamu mas… Oughhhhhh…, ” desah nikmatku merasakan tersemburnya sperma Jaka didalam rahimku
    .
    Terasa kental dan deras sekali sperma Jaka memabajiri rahimku. Kurasakan sperma Jaka seaka-akan berenang mengenai dinding-dinding rahimku. Sungguh nikmat sekali rasanya pagi itu, aku yang sudah lama tidak disetubuhi oleh suamiku akhirnya pada hari itu temanya yang memberikan kepuasan sex padaku.

    Pagi itu kami-pun hanya bercinta satu kali saja, karena kebetulan Jaka ada telefon dari adiknya yang meminta Jaka untuk menjemput dia stasiun. Sebenarnya aku masih ingin sekali Ngentot dengan Jaka, namun harus bagaimana lagi Jaka tidak bisa menolak permintaan adiknya. Setelah kami menyelesaikan percintaan kam, Jaka-pun segera mengenakan celananya lagi,

    “ Mbak aku jemput adikku dulu yah, ML-nya kita sambung kapan-kapan lagi yah, hhe…, ” ucapnya.
    “ Iya Mas, makasih ya Mas Jaka, ” ucapku.

    Setelah itu-pun Mas Jaka pergi dari rumahku untuk menjemput adiknya. Semenjak kejadian itu selama Mas Denis dinas didaerah aku dan Jaka-pun melakukan hubungan sex. Bahkan jaka sempat menginap dirumahku untuk menemani sekaligus memuaskan hasrat sex kami yang mengebu-gebu.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • TEMANKU MERAMPAS KESUCIAN KU

    TEMANKU MERAMPAS KESUCIAN KU


    882 views

    Cerita Sex ini berjudulTEMANKU MERAMPAS KESUCIAN KUCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Kali ini mengadirkan pengalaman pribadi dari seorang Siswi SMA yang keperawananya direnggut oleh 2 teman laki-lakinya di sekolahanya. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.

    Hey para pembaca setia cerita sex, cerita dewasa, atau seputar sexlah intinya. Perkenalakan Namaku Sherly. Aku seorang siswi SMU baru saja lulus yang bisa dibilang memiliki wajah cantik, bohay, dan menggiurkan. Ditambah lagi aku ini adalah blesteran, jadi aku juga memiliki bentuk tubuh yang proposional, pokoknya aku ini selera para cowok deh para pembaca.

    Disini akau akan menceritakan cerita sex nyata yang aku alami ketika aku baru saja merasakan rasanya menjadi anak SMA. Cerita Sex ini adalah pengalaman Sex saya ketiak aku masih kelas satu SMA. Oke kita mulai saja cerita sex saya dari sini.

    Pada awal masuk sekolah SMA, mata pelajaran yang diberikan pada para siswa belum terlalu padat, karena memang kami masih dalam masa transisi dari murid smp menjadi Siswa/siwi SMA. Jujur saja nih para pembaca, aku tidak pernah membayangkan karena aku bisa diterima di SMA yang bisa dibilang favorit di Jakarta ini.

    Sudah lama sekali aku menanti momemn ini, yaitu momen Diana aku bisa memakai seragam putih abu-abu. Seragam SMA ini memiliki model rok dan baju yang bisa membuatku kelihatan lebih Sexy dan menggemaskan. Pada awal-awal aku masuk sekolah, aku jatuh cinta pada pandangan pertama pada seorang cowok satu kelasku, panggil saja namanya Ragil.

    Saking terpesonanya, baru membayangkan wajahnya saja aku sudah terangsang para pembaca, nggak kebayang deh kalau aku bisa jadi ceweknya dan bisa bercinta denganya,hha. Aku in seorang cewek ABG yang bisa dibilang Hypersex. Kenapa aku berkata sepeti itu, jujur saja para pembaca, aku ini sering melakukan masturbasi atau memuaskan diri sendiri dengan jari-jariku,hhe.

    Masturbasi adalah hal yang sangat nikmat menurutku, yah maklumlah aku hanya bisa bermasturbasi saat itu. Hal ini sering aku lakukan ketika aku sedang horny. Apalagi pada saat itu usiaku memasuki usia-usia pertumbuhan, hhe. Mastubasi sering aku lakukan bahkan hamper seetiap hari ketika aku mulai suka pada Ragil. Aku sering masturbasi sembari berfantasi seolah-olah sedang bercinta dengan Ragil.

    Walaupun aku sering bermasturbasi, namun belum pernah sama sekali berhubungan intim dengan seorang laki-laki. Entah setan apa yang masuk ke dalam fikiranku hari itu aku berencana untuk menyatakan cinta kepada Ragil. Pada sampai waktunya, ketika pada jam istirahat aku-pun memanggil Ragil,

    “ Gil, Gue nggak tau gimana ngomongnya, Gil Gue sayang sama Loe, Loe mau kan jadi cowok Gue?, ” ucapku dengan rasa malu dan deg-degkan.

    Saat itu Ragil hanya tersenyum saja. Setealah aku mengucapkan rasa cintaku kepada Ragil sebenarnya saat itu aku merasa sangat malu sekali, aku merasa diriku seperti ditelanjangi di dalam kelas, huh,

    “ Nanti aja ya Gue jawabnya pas pulang, ” jawabnya singkat penuh misteri lalu pergi begitu saja.

    Pada saat itu dalam hatiku bertanya-tanya, ( bagimana kalau Ragil sampai nolak Gue, pasti Gue bakal jadi bahan olokan di dalam kelas ) sungguh saat itu aku merasakan risau yang luar biasa, berbagai pertanyaan terus mengalir didalam otaku, untung saja pelajaran belum begitu maksimal. Singkat cerita bel pulang pun berbunyi.

    Setelah terdengar Bel sekolah berbunyi, seketika itu jantungku berdetak sangat cepat. Ketika itu yang bisa aku lakukan hanya duduk menunggu di bangkuku, aku tidak memiliki keberanian untuk menghampiri Ragil dan menanyakan jawabannya. saat kelas sudah berangsur sepi Ragil menghampiriku,

    “ Bentar ya Sher, Gue keluar sebentar, ” ucapnya.

    Saat itu aku hanya mengganguk saja dan menunggu sendirian di kelas, dalam hatiku berkata ( apa jangan-jangan Ragil menunggu sekolah sepi agar dia bisa mengajaku bercinta?) dalam fikiranku hanya dipenuhi dengan bertanya-tanya sendiri, sampai-sampai aku sama sekali tidak bisa berpikir sehat lagi. dalam penantianku tiba-tiba ada orang datang.

    Aku kecewa karena bukan Ragil yang datang melainkan Agus dan Dimas dari kelas 1 C. mereka menghampiriku, Agus didepanku dan Dimas disampingku. perlu diketahui mereka bisa dikatakan sangat jauh dari tampan. dengan kulit yang hitam dan badan yang kurus kering, aku rasa akan menyulitkan mereka untuk mendapatkan pacar di sekolah ini,

    “ Ehemm… kog belum pulang Loe Sher, lagi nugguin seseorang ya Loe ?, ” Tanya Agus.
    “ Mmmm, kog loe tau sih, ” tanyaku penasaran.

    “ Tahu dong, soalnya tadi tadi Ragil cerita sama kita, hhe… ” jawabnya.

    Huh… apa-apaan nih si Ragil pake acara cerita segala lagi sama 2 orang ini, ucapku dalam hati,

    “ Oh iya, Loe suka kan Sher sama Ragil?, ” ucap Agus mengejutkanku.
    Saat itu aku hanya bisa terdiam saja,

    “ Hemmm, ditanya kog diem aja sih?, ” ucap Dimas menimpa.
    “ Auk ah, males jawabnya, ” jawabku pada mereka.

    Kini aku-pun dipenuhi dengan perasaan kesal, walaupun aku sangat kesal sekali namun aku harus menahan amarahku karena fikirku Dimas dan Agus adalah teman dekat Ragil,

    “ Kog loe bisa suka ma Ragil sih Sher?, ” tanya Dimas namun kali ini sambil merapatkan duduknya kepadaku dan menaruh tangannya di pahaku.

    “ Ragil ganteng dan nggak kurang ajar kayak loe !!!, ” ucapku sembari menyingkirkan tangan Dimas dari pahaku.

    “ kurang ajar kaya gimana maksud loe?, ” tanya Dimas lag i sambil menaruh tangannya lagi di pahaku dan mulai mengelus-elusnya.

    “ Nggak nyadar juga Loe, Loe nggk sopan contohnya kayak gini !!!, ” ucapku tegas sembari menunjuk tangannya namun tidak menepisnya karena aku mulai terangsang dan berpikir mungkin mereka disuruh Ragil.

    “ Tapi enak kan?, ” kali ini Agus ikut bicara.

    Dimas mulai meraba-raba pangkal pahaku, saat itu aku pura-pura berontak padahal dalam hati aku ingin dia melanjutkannya, lalu,

    “ Udah jangan sok berontak, ” kata Agus sambil menunjukkan cengiran lebarnya.

    Semakin lama karena raba’an itu, secara otomatis aku-pun membuka lebar pahaku,

    “ Tadi bilang kita kurang ajar, eh skarang malah ngangkang, ” ucap Dimas.
    “ Nantangin yah kita kamu Sher ?, ” kata Agus.

    Tanpa banyak bicara Agus-pun menggeser bangku di depan mejaku dan mulai masuk ke kolong mejaku. sekarang Dimas berganti mengerjai buah dadaku, tangan kirinya mengusap payudara kananku sedangkan mulutnya menciumi dan menghisap payudarakiriku sehingga seragamku basah tepat di daerah payudaranya saja.

    Agus yang berada di kolong meja menjilat-jilat paha sampai pangakal pahaku. Sesekali lidahnya menyentuh Vagina-ku yang msh terbungkus celana dalam tipisku yang berwarna putih. perbuatan mereka membuatku menggelinjang dan sesaat membuatku melupakan Ragil. Dimas melepas kancing kemeja seragamku satu persatu dan kemudian melempar seragam itu entah kemana.

    Merasa kurang puas dia pun melepas dan melempar BH-ku. lidahnya bergerilia pada putting susu-ku membuatnya menjadi semakin membesar. “ Sssss… Oughhh…hh… Dim udah dong, gimana nanti kalau ketahuan orang, Aghhhh… ” ucapku.

    “ Tenang aja guru dan mjurid lainya pasti udah pada pulang kog, ” kata Agus dari dalam rokku.
    Sementara Dimas sibuk dengan Vagina-ku, Dimas terus memainkan kedua buah dadaku memilinnya, meremas, memghisap, bahkan sesekali menggigitnya. aku benar-benar tak berdaya saat ini, tak berdaya karena nikmat. aku merasakan ada sesuatu yang basah mengenai vaginaku, aku rasa Agus menjilatinya. aku tak dapat melihatnya karena tertunamun oleh rokku.

    Perlakuan mereka sungguh membuatku melayang, saat itu yang kurasakan kewanitaan-ku sudah amat basah dan Agus menarik lepas celana dalamku dan melemparnya juga. Dia menyingkap rokku dan terus mnjilati kewanitaan-ku. tak berapa lama aku merasa badanku menegang. aku sadar aku akan klimaks. aku merasa amat malu karena menikmati permainan ini.

    Aku melenguh panjang, setengah berteriak, aku mengalami klimaks di depan 2 orang buruk rupa yang baru aku kenal,

    “ Wkwkwkwk… ” suara tawa Agus dan Dimas bersamaan.

    “ Ternyata Loe suka juga yah Sher ?, ” ucap Dimas sambil tertawa.

    “ Jelas dong Dim, waktu dia masih SMP-kan dia terkenal bispak, wkwkwk…” sambung Agus.
    Benar-benar ucapan mereka membuat telingaku panas saat itu, namun aku biarkan saja ucapan mereka berlalu begitu saja, karena pada saat itu aku sungguh menikamti suasana hot itu. Tak lama setelah itu mereka berdua-pun mengangkat dan menelentangkanku di lantai. Satu-persatu mereka-pun mulai membuka pakainnya,

    Wow, baru pertama kalinya aku melihat kejantanan secara langsung, biasanya aku hanya melihat di Film-film dewasa saja. Agus membuka lebar pahaku dan menaruh kakiku di atas pundaknya. pelan2 ia memasukkan kejantanan-nya ke liang kewanitaan-ku,

    “ Oughhh…, sakit lik, ” teriaku “ tenang Sher, entar juga lo keenakan, ” kata Agus , ” ketagihan malah “ sambung Dimas, ”

    Secara perlahan dia mulai menggenjotku, saat itu rasanya perih-perih sakit namun nikmat. Sementara Dimas meraih tanganku dan menuntunnya ke kejantanan miliknya. Dia memintaku mengocoknya. Agus memberi kode kepada Dimas, aku tidak mengerti maksudnya. Dimas mendekatkan kejantanan-nya kemulutku dan memintaku mengkulumnya.

    Aku mejilatinya sesaat dan kemudian me masukkannya ke mulutku,

    “ Isep kontol Gue kuat-kuat Sher, ” ucapnya.

    Mendenagr perintahnya, aku-pun mulai menghisap dan mengocoknya dengan mulutku. tampaknya ini membuatnya ketagihan. Dia memaju mundurkan pingangnya lebih cepat. Disaaat bersamaan Agus menghujamkan kejantanan-nya lebih dalam,

    “ Eummm… Ughhhh…. Sssssss… Aghhhh…., ” desah nikmat bercampur nyeri dan perih.

    Rasanya saat itu aku ingin sekali berteriak, namun apa boleh buat saat itu mulutku dipenuhi oleh kejantanan Dimas. Rupanya arti dari kode mereka ini, agar aku tak berteriak. Pada saat itu aku sadar bahwa keperawanan-ku telah direnggut oleh Dimas dan Agus. Entah ini suatu kenikmatan atau suatu hal yang menyesatkan. Lalu,

    “ Ternyata masih ada juga nak SMP 15 yang masih perawan, ” ucap Agus.

    “ Memang benar-benar nikmat memek cewek virgin Gus, ” kata Dimas.

    Pada saat itu mereka berbicara dengan posisi menggenjot liang senggamaku dengan liarnya. Tanpa sadar goyangan pingulku dan hisapanku terhadap kejantanan Dimas juga semakin cepat. Tidak lama aku klimaks untuk yang kedua kalinya. akupun menjadi sangat lemas namun karena goyangan Agus semakin liar aku pun juga tetap bergoyang dan meghisap kejantaan Dimas dengan liarnya.

    Tidak lama kemudian Agus menarik keluar kejantanan-nya dan melenguh panjang disusul derasnya semburan air mani-nya diatas perutku. dia merasa puas dan menyingkir. Kira-kira setelah 30 menit aku menghisap kejantanan Dimas namun dia tak kunjung klimaks juga. Dia mencabut kejantanan dari mulutku, aku pikir dia akan klimaks namun aku salah.

    Ternyata dia telentang dan memintaku naik diatasnya, kini aku ngentot dengan gaya WOT (woman on top). Aku berpegangan pada dadanya agar tidak jatuh, sedangkan Dimas leluasa meremas susuku.
    sekitar 10 menit dengan gaya ini tiba-tiba Agus mendorongku dan akupun jatuh menindih Dimas. Agus menyingkap rokku yang selama bergaya woman on top telah jatuh dan menutupi bagian bawahku.

    Dia mulai mengorek-ngorek lubang dubur-ku, saat itu sesungguhnya aku ingin berontak tapi aku tidak ingin saat ini selesai begitu saja. jadi aku biarkan dia mengerjai liang duburku. Tidak lama aku yang sudah membelakanginya segera ditindah. kejantanan-nya masuk ke dalam anusku dengan ganas dan mulai mengaduk-aduk duburku.

    Tubuhku benar-benar terasa penuh, pada saat itu aku hanya bisa menikmati keadaan itu saja. Sampai pada akhirnya dia mulai memasukkan penuh kejantanan-nya ke dalam duburku. Aku merasakan rasa perih dan rasa nikmat menjadi satu, jadilah aku berteriak sekeras-kerasnya. Aku yang kesakitan tdk membuat mereka iba tetapi malah semakin bersemangat menggenjotku.

    Sekitar 15 menit mereka membuatku menjadi daging roti lapis dan akhirnya aku klimaks lagi untuk yang kesekian kalinya. kali ini aku berteriak amat keras dan kemudian jatuh lemas menindih Dimas. Saat itu penjaga sekolah masuk tanpa aku sadar dan menonton aku yang sedang dikerjai 2 orang biadab ini. Goyangan mereka semakin buas menandakan mereka akan segera klimaks.

    Aku yang sudah lemas hanya bisa pasrah saja menerima semua perlakuan ini. tak lama mereka berdua memelukku dan melenguh panjang mereka menyemburkan air maninya di dalam liang dubur dan liang senggamaku. Aku dapat merasakan cairan itu mengalir keluar karena Vagina-ku tidak cukup menampungnya.

    Sementara Mereka mencabut kedua kejantanan mereka, pada saat itu aku merasa lemas dan hampir pingsan langsung tersadar begitu mendengar Dimas berkata,
    “ Nih giliran pak Kasim ngerasain Sherly, ” ucap mereka.

    Aku melihat penjaga sekolah itu telah telanjang bulat dan kejantanan-nya yang lebih besar dari Dimas dan Agus dengan gagahnya mengangkangiku seakan menginginkan lubang untuk dimasuki. Dia menuntun kejantanan-nya kemulutku untuk kuhisap. Aku kewalahan karena ukurannya yang sangat besar. melihat aku kewalahan tampaknya dia berbaik hati mencabutnya.

    Namun sekarang dia malah membuatku menungging, dia mengorek-ngorek kewanitaan-ku yang sudah basah sehingga makin lama akupun mengangkat pantatku. Saat itu aku merasa takut, kalau sampai pak Kasim menyodomiku. Akhirnya aku bisa sedikit lega saat kejantanan-nya menyentuh bibir kewanitaan-ku.

    Setelah itu ke 2 jari-nya-pun membuka Vagina-ku sedangkan kejantanan-nya terus mencoba memasukinya. Entah apa yang aku pikirkan, aku menuntun kejantanan-nya masuk ke Vagina-ku. Dia pun mulai menggoyangnya perlahan. aku secara tak sadar mengikuti irama dari goyangannya. Rokku yang sudah tersinggkap mulai dibuka kancingnya dan dinaikkannya oleh Pak Kasim.

    Sehingga kini Pak Kasim-pun melucuti rok abu-abuku melalui kepalaku. Kini aku-pun telah telanjang bulat. tangannya meremas buah dadaku dan terus menggerayangi tubuhku. Di saat-saat kenikmatan aku tak sengaja menoleh dan melihat Ragil duduk di pojok. dewi teman sebangkuku megoralnya yang lebih mengagetkan ia memegang handycam dan itu menagarah ke diriku.

    Sebenarnya aku kesal sekali, namun apa boleh buwat aku sudah terlanjur menikmati permainan sex ini, so aku-pun hanya pasrah tanpa perlawanan. akhirnya aku hanya menikmati persenggamaan ini sambil direkam oleh orang yang aku sukai. Pak Kasim semakin ganas meremas dadaku gerakannya pun semakin cepat. tapi entah kenapa dari tadi aku selalu lebih dulu klimaks dibandingkan mereka.

    Aku berteriak panjang dan disusul pak Kasim yang menjambak rambutku kemudian mencabut kejantanan-nya dan menyuruhku menkulum dan meghisapnya, pada saat itu dia berteriak tidak karuan. Lalu Pak Kasim menjambak, meremas buah dada dan sampai pada akhirnya dia menumpahkan air mani-nya di dalam mulutku.

    Saat itu terdengar entay suara Agus, Dimas, atau Ragil yang berteriak agar aku menelan air mani semuanya. aku pun menelannya. mereka meninggalkanku yang telanjang di kelas sendirian. setelah mereka pergi aku menangis sambil mencari-cari seragamku yang mereka lempar dan berserakan di ruang kelas.

    Aku menemukan BH-ku telah digunting tepat di bagian putting-nya dan aku menemukan celana dalamku di depan kelas telah dirobek-robek. Sehingga aku pulang tanpa celana dalam dan BH yang robek bagian putting-nya. di dekat tasku ada sepucuk memo yang bertuliskan ( terima kasih telah memberi kami kepuasan). Sungguh suatu pengalaman sex pertamaku yang begitu sakit, liar namun sangat mengesankan. Selesai.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Terapi Seks yang Kulakukan pada Teman Kerjaku yang Sudah Janda – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Terapi Seks yang Kulakukan pada Teman Kerjaku yang Sudah Janda – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1436 views

    Perawanku – Dari beberapa teman aku yang sering memanfaatkan kebiasaan aku ada satu yang senantiasa selalu menghubungi aku diwaktu jam-jam istirahat. Namanya Reni, wanita karier, berumur kurang lebih 28 tahunan, pernah menikah kemudian cerai dan belum dikaruniai anak.

    Soal materi Reni tidaklah kekurangan sebab dari pendapatan kerjanya sudah lebih dari cukup. Awal mula pertemuan aku dengannya melalui teman wanita aku yang pernah aku terapi seks dan memberitahu kepada Reni bahwa aku bisa membantu membuat wanita merasa hidup kembali jauh dari stress dan kejenuhan hidup keluarga.

    Suaru sore aku mendapat SMS dari Reni yang mengatakan bahwa ia ingin bertemu dengan aku di salah satu kedai minuman di Mall, karena aku tak ada acara aku segera berangkat dan menunggu beberapa menit sambih menikmati jus buah kesukaan aku.

    Tak lama berselang ada wanita celingak celinguk mencari sesuatu, aku berpikir sejenak dan dengan berani aku beri kode, ternyata benar ia adalah Reni, wanita yang sedang aku tunggu. Dengan santai kami berbicara panjang lebar dan aku banyak mendengarkan beberapa keluhan yang belakangan ini dirasakannya.

    Setelah hidangan yang tersedia habis aku berinisiatif untuk mengajak Reni ketempat yang lebih privasi agar aku dapat berkonsentrasi terhadap apa yang menjadi ganjalan-ganjalan dari hidupnya.

    Di suatu tempat dibilangan pinggiran Jakarta kami menyewa sebuah kamar mungil yang sangat bersih dan alami. Terapi seks pun aku lakukan dengan tidak melakukan pelecehan-pelecehan, aku berusaha untuk selalu professional dalam melakukan kerjaan sampingan aku ini.

    Kurang lebih satu jam terapi seks aku lakukan kemudian kami beristirahat, tanpa sengaja Reni menghidupkan TV yang berada di kamar tersebut, setelah menganti beberapa chanel ada satu chanel yang menggambarkan adegan-adegan seks (Film Blue) atau filem bokep.

    Reni tertegun sejenak tapi dengan terus menatap dan dengan sedikit bernafsu, hal itu aku bisa rasakan dari gerakkan tubuh dan matanya. Sebagai laki-laki normal aku tidak munafik aku genggam tangannya untuk meredam gelora nafsunya akan tetapi Reni memandang mata aku dengan penuh arti dan birahi, bibir kami bertemu saling mengisap,

    tangan aku mulai bergerilya mencari sasaran, buah dadanya yang masih sekel aku remas dengan penuh perasaan dan dengan sedikit keberanian aku susupkan melalui belahan baju dan BH, aku pilin-pilin putingnya sehingga Reni mendesis, dengan tenang aku buka satu persatu kemeja kerjanya yang tinggal hanya Cdnya yang berwarna pink.

    aku terus memilin-milin putingnya sambil sesekali aku rengkuh buah dadanya, sementara bibir aku terus saling berciuman dengan hotnya. Lidah aku mulai menciumi lehernya yang jenjang, terus turun ke buah dadanya bolak balik aku isap pentilnya satu persatu Reni semangkin mendesis..

    “Teruss gigit Mass…”

    Tangan aku mencari sasaran yang lain yaitu kemaluan yang indah yang dihiasi rambut yang tertata rapi kriting, tanpa dikomando Cdnya aku lepaskan dengan mengaitkan jempol kaki yang kemudian diperosotkan kebawah. Reni semakin mendesis,

    “Mass puaskan Reni Mass… Reni sudah lama tidak merasakan kenikmatan seperti ini Mas.. Terus Mas masukan jarinya Mas..”

    Jari aku menari-nari di bibir kemaluannya sehinga menimbulkan cairan bening yang hangat. aku cari letak G-spotnya aku mainkan jari aku dengan mencubit-cubit kecil, tak lama kemudian Reni menggelepar seperti orang kejang, tangannya mendekap leher aku, sakit aku dibuatnya. Jari dan bibir aku terus menari-nari seolah-olah tidak kenal lelah.

    Beberapat saat kemudian Reni membuka semua pakaian dan celana sehingga aku telanjang bulat, dilemparkannya satu persatu kelantai, bibirnya mulai mencari sasaran kebawah, setelah Reni melihat kemaluan aku.

    “Waww.. Kok besar sekali”

    Beberapa saat Reni terbengong-bengong dengan lembut aku dorong kepalanya sehingga bibirnya yang mungil menuju sarang yang diinginkannya, dijilatnya batang kemaluan aku dari ujung atas sampai kebuah pelir lalu diisapnya ujung batang sambil dikemot-kemot seperti makan es lilin dan tangannya mempermainkan biji pelr aku. Perasaan aku melayang-layang nikmat dan hampir lepas kontrol.

    aku dorong kepalanya ke belakang, gantian aku menjilati kemaluannya, aku putari bongkahan luar sambil menggigit kecil lalu aku isap bibir kemaluan yang sedikit membengkak karena darahnya sudah turun ke bawah yang menandakan nafsu birahinya sudah memuncak, aku mainkan ujung lidah didalam celah surgawi, oh indahnya, kepala Reni menggeleng-geleng sambil mendesis dan teriak kecil..

    “Mas ayo Mas aku tak tahann.. Ayo Mas masukin Mas”

    Melihat keadaan seperti itu lidah aku turun kebawah sampai ke duburnya aku jilati dengan penuh perasaan, mungkin aku juga sedang birahi sehingga tidak ada rasa jijik atau mencium bau yang tak sedap yang pasti uueennakk tenan. Reni mengalami orgasme yang ke dua, dijepitnya kepala aku dengan pahanya yang mulus dan terawat sambil tangannya menjambak rambut aku sambil bibirnya bersuara.

    “Ohh… Ooh… Oohh my good.. ohh oohh my honey, my.. my..” Merancaulah dia dengan edannya.

    Selang beberapa menit baru aku arahkan kemaluan aku keliang surganya dengan posisi kedua kakinya diletakkan dipundak aku sehingga bibir kemaluannya nongol dan menyempit sedikit-demi sedikit aku gerakkan betang kemaluan aku maju mundur sambil tangan aku meremas kedua belah buah dadanya yang semakin kencang.

    Oh Mas.. Besar sekali Mas sesak rasanya punyaku ini”

    aku tetap melakukan kegiatan maju-mundur dan Reni berteriak-teriak kecil sambil tangannya menarik-narik ujung sprei. Kemudian aku balik tubuhnya yang indah agar tengkurap, aku angkat sedikit pantatnya agar nungging, karena bibir kemaluannya nongol aku jilat-jilat, pantatnya naik semangkin tinggi,

    barulah aku tembak dengan meriam si jagur yang menjadi idaman-idaman para wanita yang telah merasakan kenikmatan dengan aku karena kemaluan aku mempunyai ciri khas kepalanya besar kemudian ada sedikit urat-urat yang mengerut yang menimbulkan sensasi bila digesekkan didalam kemaluan wanita, itupun berdasarkan pengakuan mereka.

    aku gerakkan maju mundur sambil sesekali aku tepok pantatnya saking nikmatnya. Napsu aku semakin bergelora terasa kedutan diujung batang kemaluan yang menandakan akan menumpahkan lahar yang panas.

    “Ohh.. aku mau keluaarr”


    Tanpa jawaban Reni semakin menggoyangkan pantatnya semakin kencang dan berputar-putar oohh.

    Crot.. Crot.. Crot.. Crot..

    Menyemprotlah lahar kenikmatan, dunia ini seolah-olah melayang-layang oh indahnya dunia, kudekap perutnya sambil kugigit punggungnya sehingga menimbulkan warna merah yang nyata. Beberapa saat kami ambruk ke samping sambil tetap memeluk erat Reni dari belakang. Tertidur sejenak.

    aku terbangun setelah terdengar suara gaduh yang ditimbulkan oleh seekor kucing yang melompat, mungkin kucing tersebut juga birahi kali. Kami membersihkan diri masing-masing, belum sempat aku memakai baju dan celana aku ditubruk kembali oleh Reni,

    batangku di oralnya dengan posisi jongkok dan aku berdiri, aku berpikir biarkan Reni mencari kepuasan sendiri agar menemukan jati dirinnya dan lepas dari segala beban dipikirannya, tangannya menari-nari di lubang anus dan seputar biji kemaluan ku yang mengakibatkan mata aku merem meleh tak tertahankan..

    “Oohh, terus sayang terus sayang buat aku melayang jauh ke dunia lain, dunia yang penuh mesteri kenikmatan, oohh”

    Semakin menjadi-jadi jilatannya di batang kemaluanku. Kujambak rambutnya yang terurai sambil meremas-remas menahan kenikmatan yang sangat, dikulumnya kedua biji aku smbil matanya menyorot sendu ke wajah aku, ooh bidadariku terasa ingin terbang.

    Posisi aku duduk karena tak tahan berdiri sambil menimati kenikmatan sampai dengkul ini terasa lemas tak bertulang. Beberapa menit kemudian aku tak tahan dan kedutan diujung kemaluan aku mulai terasa dengan tenaga yang terkumpul di ujung kemaluan aku muntahkan lahar panas aku di dalam rongga mulutnya yang seksi, sampai semburan terakhir, ditelannya habis dan bersih, dan Reni berkata.

    “Enak Mas, spermamu gurih biar aku awet muda.. Ohh my baby”

    Memang sperma bisa menjadikan wanita awet muda dan dapat menghilangkan bercak-bercak pada kulit muka bila dilumuri bagian yang berbecak. Sperma tidak menjadi racun karena sperma adalah sama seperti telur ayam dengan kandungan protein yang tinggi, tapi untuk menikmatinya perlu birahi yang sedang naik agar tidak merasa jijik dan geli.

    Dari pertemuan itu aku beberapa kali melakukan terapi seks, tapi sekarang Reni dipindahkan diseberang pulau sehingga kecil kemungkinan untuk bertemu. Yang pasti kunci dari kenikmatan bersetubuh adalah keiklasan satu sama lain jangan ada dusta diantara kita bila ingin ngesek yang indah.

    Dari beberapa pertemuan yang telah aku lakukan selain Reni memang mempunyai ciri khas tersendiri, semua memang hampir sama tapi kenikmatan berbeda, aku lebih suka ngentot dengan wanita setengah baya, karena rata-rata mereka tidak tabu dan juga munafik,

    bila hasratnya ingin melakukan yah melakukan tanpa berpura-pura dan yang paling aku suka adalah kedewasaan jadi dapat menyimpan rahasia walaupun itu sulit dilakukan dan yang paling berkesan wanita setengah baya sudah tahu apa yang harus dia perbuat bila pasangannya sudah mulai naik, dan tak segan-segan melakukan oral bila perlu tanpa dipaksa ataupun disuruh.

    Sampai saat ini kadang aku merasakan betapa nikmatnya terapi seks dengan wanita yang mengisi rongga dunia lelaki, dan yang pasti semua yang diucapkan wanita yang berkencan dengan aku berkomentar.. Waw besar bangett sih punyamu seperti terong bule.

    aku tidak keberatan bila ada yang ingin berkenalan dengan aku atau ingin terapi seks, setelah itu terserah anda.

  • Terbaru Dengan Anak Sahabat – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018

    Terbaru Dengan Anak Sahabat – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018


    1184 views

    Perawanku – Gue punya sahabat namanya Olla kami jarang bertemu atau berjumpa sejak kami sudah berkeluarga hingga anak kami bertumbuhya dewasa tapi kami selalu telpon atau sms menanyakan kabar jadi jalinan persahabatan kami masih berlanjut sampai sekarang, ada saja yang kami bicarakan dari tanya kabar anaknya, orang tuaya dan lain sebagainya.

    Pada hari sabtu pagi Olla menelponku katanya dia habis pulang dari Magelang kota kelahirannya dia membawakan oleh oleh kecil untuk keluargaku. Katanya Anaknya yang bernama Riko akan mengahantarkan oleh olehnya kerumahku kalau aku tidak keluar.

    Ah terimakasih Olla sudah mengasih oleh oleh. Pasti dia membawa gethuk kesukaanku khas makanan magelang, gue pun tidak keluar menunggu kedatangan Riko kerumahku, yang mana hampir 15 tahun aku tidak pernah melihat Riko.

    Malam itu Datanglah yang memakai mobil Jeep masuk kedalam rumahku, kuintip dari jendela. Dua orang anak tanggung turun dari jeep itu. Mungkin si Riko datang bersama temannya. Ah, jangkung bener anak Olla. Gue buka pintu. Dengan sebuah bingkisan si Riko naik ke teras rumah.

    “Selamat siang, Tante. Ini titipan mama untuk Tante Erna. Kenalin ini Bonny teman saya, Tante”. Riko menyerahkan kiriman dari mamanya dan mengenalkan temannya padaku. Gue sambut gembira mereka.

    Oleh-oleh Olla dan langsung Gue simpan di lemari es-ku biar nggak basi. Gue terpesona saat melihat anak Olla yang sudah demikian gede dan jangkung itu. Dengan gaya pakaian dan rambutnya yang trendy sungguh keren anak sahabatku ini.

    Demikian pula si Donny temannya, mereka berdua adalah pemuda-pemuda masa kini yang sangat tampan dan simpatik. Ah, anak jaman sekarang, mungkin karena pola makannya sudah maju pertumbuhan mereka jadi subur. Mereka Gue ajak masuk ke rumah. Kubuatkan minuman untuk mereka.

    Kuperhatikan mata si Donny agak nakal, dia pelototi bahuku, buah dadaku, leherku. Matanya mengikuti apapun yang sedang Gue lakukan, saat Gue jalan, saat Gue ngomong, saat Gue mengambil sesuatu.

    Ah, maklum anak laki-laki, kalau lihat perempuan yang agak melek, biar sudah tuaan macam Gue ini, tetap saja matanya melotot. Dia juga pinter ngomong lucu dan banyak nyerempet-nyerempet ke masalah seksual. Dan si Riko sendiri senang dengan omongan dan kelakar temannya. Dia juga suka nimbrung, nambahin lucu sambil melempar senyuman manisnya.

    Kami jadi banyak tertawa dan cepat saling akrab. Terus terang Gue senang dengan mereka berdua. Dan tiba-tiba Gue merasa berlGue aneh, apakah ini karena naluri perempuanku atau dasar genitku yang nggak pernah hilang sejak masih gadis dulu, hingga teman-temanku sering menyebutku sebagai perempuan gatal. Dan kini naluri genit macam itu tiba-tiba kembali hadir.

    Mungkin hal ini disebabkan oleh tingkah si Donny yang seakan-akan memberikan celah padaku untuk mengulangi peristiwa-peristiwa masa muda. Peristiwa-peristiwa penuh birahi yang selalu mendebarkan jantung dan hatiku.

    Ah, dasar perempuan tua yang nggak tahu diri, makian dari hatiku untukku sendiri. Tetapi gebu libidoku ini demikian cepat menyeruak ke darahku dan lebih cepat lagi ke wajahku yang langsung terasa bengap kemerahan menahan gejolak birahi mengingat masa laluku itu.

    “Tante, jangan ngelamun. Cicak jatuh karena ngelamun, lho”. Kami kembali terbahak mendengar kelakar Riko. Dan kulihat mata Donny terus menunjukkan minatnya pada bagian-bagian tubuhku yang masih mulus ini.

    Dan Gue tidak heran kalau anak-anak muda macam Donny dan Riko ini demen menikmati penampilanku. Walaupun usiaku yang memasuki tahun ke 42 Gue tetap “fresh” dan “good looking”. Gue memang suka merawat tubuhku sejak muda.

    Boleh dibilang tak ada kerutan tanda ketuaan pada bagian-bagian tubuhku. Kalau Gue jalan sama Oke, suamiku, banyak yang mengira Gue anaknya atau bahkan “piaraan”nya. Kurang asem, tuh orang.

    Dan suamiku sendiri sangat membanggakan kecantikkanku. Kalau dia berkesempatan untuk membicarakan istrinya, seakan-akan memberi iming-iming pada para pendengarnya hingga Gue tersipu walaupun dipenuhi rasa bangga dalam hatiku.

    Beberapa teman suamiku nampak sering tergoda untuk mencuri pandang padaku. Tiba-tiba Gue ada ide untuk menahan kedua anak ini.

    “Hai, bagaimana kalau kalian makan siang di sini. Gue punya resep masakan yang gampang, cepat dan sedap. Sementara Gue masak kamu bisa ngobrol, baca tuh majalah atau pakai tuh, komputer si oom. Kamu bisa main game, internet atau apa lainnya. Tapi jangan cari yang ‘enggak-enggak’, ya..”, Gue tawarkan makan siang pada mereka.

    Tanpa konsultasi dengan temannya si Donny langsung iya saja. Gue tahu mata Donny ingin menikmati sensual tubuhku lebih lama lagi.

    Si Riko ngikut saja apa kata Donny. Sementara mereka buka komputer Gue ke dapur mempersiapkan masakanku. Gue sedang mengiris sayuran ketika tahu-tahu Donny sudah berada di belakangku. Dia menanyaiku, “Tante dulu teman kuliah mamanya Riko, ya. Kok kayanya jauh banget, sih?”.

    “Apanya yang jauh?, Gue tahu maksud pertanyaan Donny.

    “Iya, Tante pantesnya se-umur dengan teman-temanku”.

    “Gombal, ah. Kamu kok pinter nge-gombal, sih, Don”.

    “Bener. Kalau nggak percaya tanya, deh, sama Riko”, lanjutnya sambil melototi pahaku.

    “Tante hobbynya apa?”.

    “Berenang di laut, skin dan scuba diving, makan sea food, makan sayuran, nonton Discovery di TV”.

    “Ooo, pantesan”.

    “Apa yang pantesan?”, sergapku.

    “Pantesan body Tante masih mulus banget”.

    Kurang asem Donny ini, tanpa kusadari dia menggiring Gue untuk mendapatkan peluang melontarkan kata-kata “body Tante masih mulus banget” pada tubuhku. Tetapi Gue tak akan pernah menyesal akan giringan Donny ini.

    Dan reaksi naluriku langsung membuat darahku terasa serr.., libidoku muncul terdongkrak. Setapak demi setapak Gue merasa ada yang bergerak maju. Donny sudah menunjukkan keberaniannya untuk mendekat ke Gue dan punya jalan untuk mengungkapkan kenakalan ke-lelakian-nya.

    “Ah, mata kamu saja yang keranjang”, jawabku yang langsung membuatnya tergelak-gelak.

    “Papa kamu, ya, yang ngajarin?, lanjutku.

    “Ah, Tante, masak kaya gitu aja mesti diajarin”.

    Ah, cerdasnya anak ini, kembali Gue merasa tergiring dan akhirnya terjebak oleh pertanyaanku sendiri.

    “Memangnya pinter dengan sendirinya?”, lanjutku yang kepingin terjebak lagi.

    “Iya, dong, Tante. Gue belum pernah dengar ada orang yang ngajari gitu-gitu-an”.

    Ah, kata-kata giringannya muncul lagi, dan dengan senang hati kugiringkan diriku.

    “Gitu-gituan gimana, sih, Don sayang?”, jawabku lebih progresif.

    “Hoo, bener sayang, nih?”, sigap Donny.

    “Habis kamu bawel, sih”, sergahku.

    “Sudah sana, temenin si Riko tuh, n’tar dia kesepian”, lanjutku.

    “Si Riko, mah, senengnya cuma nonton”, jawabnya.

    “Kalau kamu?”, sergahku kembali.

    “Kalau saya, action, Tante sayang”, balas sayangnya.

    “Ya, sudah, kalau mau action, tuh ulek bumbu tumis di cobek, biar masakannya cepet mateng”, ujarku sambil memukulnya dengan manis.

    “Oo, beres, Tante sayang”, dia tak pernah mengendorkan serangannya padaku.

    Kemudian dia menghampiri cobekku yang sudah penuh dengan bumbu yang siap di-ulek. Beberapa saat kemudian Gue mendekat ke dia untuk melihat hasil ulekannya.

    “Uh, baunya sedap banget, nih, Tante. Ini bau bumbu yang mirip Tante atau bau Tante yang mirip bumbu?”.

    Kurang asem, kreatif banget nih anak, sambil ketawa ngakak kucubit pinggangnya keras-keras hingga dia aduh-aduhan. Seketika tangannya melepas pengulekan dan menarik tanganku dari cubitan di pinggangnya itu.

    Saat terlepas tangannya masih tetap menggenggam tanganku, dia melihat ke matGue. Ah, pandangannya itu membuat Gue gemetar. Akankah dia berani berbuat lebih jauh? Akankah dia yakin bahwa Gue juga merindukan kesempatan macam ini? Akankah dia akan mengisi gejolak hausku? Petualanganku? Nafsu birahiku?

    Gue tidak memerlukan jawaban terlampau lama. Bibir Donny sudah mendarat di bibirku. Kini kami sudah berpagutan dan kemudian saling melumat. Dan tangan-tangan kami saling berpeluk. Dan tanganku meraih kepalanya serta mengelusi rambutnya.

    Dan tangan Donny mulai bergeser menerobos masuk ke blusku. Dan tangan-tangan itu juga menerobosi BH-ku untuk kemudian meremasi payudarGue. Dan Gue mengeluarkan desahan nikmat yang tak terhingga. Nikmat kerinduan birahi menggauli anak muda yang seusia anakku, 22 tahun di bawah usiaku.

    “Tante, Gue nafsu banget lihat body Tante. Gue pengin menciumi body Tante. Gue pengin menjilati body Tante. Gue ingin menjilati nonok Tante. Gue ingin ngentot Tante”.

    Ah, seronoknya mulutnya. Kata-kata seronok Donny melahirkan sebuah sensasi erotik yang membuat Gue menggelinjang hebat. Kutekankan selangkanganku mepet ke selangkangnnya hingga kurasakan ada jendolan panas yang mengganjal. Pasti kontol Donny sudah ngaceng banget.

    Kuputar-putar pinggulku untuk merasakan tonjolannya lebih dalam lagi. Donny mengerang.Dengan tidak sabaran dia angkat dan lepaskan blusku. Sementara blus masih menutupi kepalGue bibirnya sudah mendarat ke ketiakku.

    Dia lumati habis-habisan ketiak kiri kemudian kanannya. Gue merasakan nikmat di sekujur urat-uratku. Donny menjadi sangat liar, maklum anak muda, dia melepaskan gigitan dan kecupannya dari ketiak ke dadaku.

    Dia kuak BH-ku dan keluarkan buah dadaku yang masih nampak ranum. Dia isep-isep bukit dan pentilnya dengan penuh nafsu. Suara-suara erangannya terus mengiringi setiap sedotan, jilatan dan gigitannya.

    Sementara itu tangannya mulai merambah ke pahaku, ke selangkanganku. Dia lepaskan kancing-kancing kemudian dia perosotkan hotpants-ku. Gue tak mampu mengelak dan Gue memang tak akan mengelak.

    Birahiku sendiri sekarang sudah terbakar hebat. Gelombang dahsyat nafsuku telah melanda dan menghanyutkan Gue. Yang bisa kulakukan hanyalah mendesah dan merintih menanggung derita dan siksa nikmat birahiku.

    Begitu hotpants-ku merosot ke kaki, Donny langsung setengah jongkok menciumi celana dalamku. Dia kenyoti hingga basah kuyup oleh ludahnya. Dengan nafsu besarnya yang kurang sabaran tangannya memerosotkan celana dalamku. Kini bibir dan lidahnya menyergap vagina, bibir dan kelentitku. Gue jadi ikutan tidak sabar.

    “Donny, Tante udah gatal banget, nih”.

    “Copot dong celanamu, Gue pengin menciumi kamu punya, kan”.

    Dan tanpa protes dia langsung berdiri melepaskan celana panjang berikut celana dalamnya. kontolnya yang ngaceng berat langsung mengayun seakan mau nonjok Gue. Kini Gue ganti yang setengah jongkok, kukulum kontolnya.

    Dengan sepenuh nafsuku Gue jilati ujungnya yang sobek merekah menampilkan lubang kencingnya. Gue merasakan precum asinnya saat Donny menggerakkan pantatnya ngentot mulutku. Gue raih pahanya biar arah kontolnya tepat ke lubang mulutku.

    “Tante, Gue pengin ngentot memek Tante sekarang”. Gue tidak tahu maunya, belum juga Gue puas mengulum kontolnya dia angkat tubuhku. Dia angkat satu kakiku ke meja dapur hingga nonokku terbuka. Kemudian dia tusukkannya kontolnya yang lumayan gede itu ke memekku.

    Gue menjerit tertahan, sudah lebih dari 3 bulan Oke, suamiku nggak nyenggol-nyenggol Gue. Yang sibuklah, yang rapatlah, yang golflah. Terlampau banyak alasan untuk memberikan waktunya padaku.

    Kini kegatalan kemaluanku terobati, Kocokkan kontol Donny tanpa kenal henti dan semakin cepat. Anak muda ini maunya serba cepat. Gue rasa sebentar lagi spermanya pasti muncrat, sementara Gue masih belum sepenuhnya puas dengan entotannya.

    Gue harus menunda agar nafsu Donny lebih terarah. Gue cepat tarik kemaluanku dari tusukkannya, Gue berbalik sedikit nungging dengan tanganku bertumpu pada tepian meja. Gue pengin dan mau Donny nembak nonokku dari arah belakang. Ini adalah gaya favoritku.

    Biasanya Gue akan cepat orgasme saat dientot suamiku dengan cara ini. Donny tidak perlu menunggu permintaanku yang kedua. kontolnya langsung di desakkan ke memekku yang telah siap untuk melahap kontolnya itu.

    Nah, Gue merasakan enaknya kontol Donny sekarang. Pompaannya juga lebih mantab dengan pantatku yang terus mengimbangi dan menjemput setiap tusukan kontolnya. Ruang dapur jadi riuh rendah.
    Selintas terpikir olehku, di mana si Riko. Apakah dia masih berkutat dengan komputernya? Atau dia sedang mengintip kami barangkali? Tiba-tiba dalam ayunan kontolnya yang sudah demikian keras dan berirama Donny berteriak.

    “Dang, Riko, ayoo, bantuin Gue .., Dang..”.

    Ah, kurang asem anak-anak ini. Jangan-jangan mereka memang melakukan konspirasi untuk mengentotku saat ada kesempatan disuruh mamanya untuk mengirimkan oleh-oleh itu. Kemudian kulihat Riko dengan tenangnya muncul menuju ke dapur dan berkata ke Donny

    “Gue kebagian apanya Don?’

    “Tuh, lu bisa ngentot mulutnya. Dia mau kok”.

    Duh, kata-kata seronok yang mereka ucapkan dengan kesan seolah-olah Gue ini hanya obyek mereka. Dan anehnya ucapan-ucapan yang sangat tidak santun itu demikian merangsang nafsu birahiku, sangat eksotik dalam khayalku. Gue langsung membayangkan seolah-olah Gue ini anjing mereka yang siap melayani apapun kehendak pemiliknya.

    Gue melenguh keras-keras untuk merespon gaya mereka itu. Kulihat dengan tenangnya Riko mencopoti celananya sendiri dan lantas meraih kepalGue dengan tangan kirinya, dijambaknya rambutku tanpa menunjukkan rasa hormat padaku yang adalah teman mamanya itu.

    Untuk kemudian ditariknya mendekat ke kontolnya yang telah siap dalam genggaman tangan kanannya. kontol Riko nampak kemerahan mengkilat. Kepalanya menjamur besar diujung batangnya.

    Saat bibirku disentuhkannya aroma kontolnya menyergap hidungku yang langsung membuat Gue kelimpungan untuk selekasnya mencaplok kontol itu. Dengan penuh kegilaan Gue lumati, jilati kulum, gigiti kepalanya, batangnya, pangkalnya, biji pelernya.

    Tangan Riko terus mengendalikan kepalGue mengikuti keinginannya. Terkadang dia buat maju mundur agar mulutku memompa, terkadang dia tarik keluar kontolnya menekankan batangnya atau pelirnya agar Gue menjilatinya.

    Duh, Gue mendapatkan sensasi kenikmatan seksualku yang sungguh luar biasa. Sementara di belakang sana si Donny terus menggenjotkan kontolnya keluar masuk menembusi nonoknya sambil jari-jarinya mengutik-utik dan disogok-sogokkannya ke lubang pantatku yang belum pernah Gue mengalami cara macam itu. Oke, suamiku adalah lelaki konvensional.

    Saat dia menggauliku dia lakukan secara konvensional saja. Sehingga saat Gue merasakan bagaimana perbuatan teman dan anak sahabatku ini Gue merasakan adanya sensasi baru yang benar-benar hebat melanda Gue.

    Kini 3 lubang erotis yang ada padaku semua dijejali oleh nafsu birahi mereka. Gue benar-benar jadi lupa segala-galanya. Gue mengenjot-enjot pantatku untuk menjemputi kontol dan jari-jari tangan Donny dan mengangguk-anggukkan kepalGue untuk memompa kontol Riko.

    “Ah, Tante, mulut Tante sedap banget, sih. Enak kan, kontolku. Enak, kan? Sama kontol Oom enak mana? N’tar Tante pasti minta lagi, nih”

    Dia percepat kendali tangannya pada kepalGue. Ludahku sudah membusa keluar dai mulutku. kontol Riko sudah sangat kuyup. Sesekali Gue berhenti sessat untuk menelan ludahku.

    Tiba-tiba Donny berteriak dari belakang, “Gue mau keluar nih, Tante. Keluarin di memok atau mau diisep, nih?”.

    Ah, betapa nikmatnya bisa meminum air mani anak-anak ini. Mendengar teriakan Donny yang nampak sudah kebelet mau muncratkan spermanya,

    Gue buru-buru lepaskan kontol Riko dari mulutku. Gue bergerak dengan cepat jongkok sambil mengangakan mulutku tepat di ujung kontol Donny yang kini penuh giat tangannya mengocok-ocok kontolnya untuk mendorong agar air maninya cepat keluar.

    Kudengar mulutnya terus meracau, “Minum air maniku, ya, Tante, minum ya, minum, nih, Tante, minum ya, makan spermGue ya, Tante, makan ya, enak nih, Tante, enak nih air maniku, Tante, makan ya..”.

    Air mani Donny muncrat-muncrat ke wajahku, ke mulutku, ke rambutku. Sebagian lain nampak mengalir di batang dan tangannya. Yang masuk mulutku langsung Gue kenyam-kenyam dan kutelan. Yang meleleh di batang dan tanganannya kujilati kemudian kuminum pula.

    Kemudian dengan jari-jarinya Donny mengorek yang muncrat ke wajahku kemudian disodorkannya ke mulutku yang langsung kulumati jari-jarinya itu. Ternyata saat Riko menyaksikan apa yang dikerjakan Donny dia nggak mampu menahan diri untuk mengocok-ocok juga kontolnya.

    Dan beberapa saat sesudah kontol Donny menyemprotkan air maninya, menyusul kontol Riko memuntahkan banyak spermanya ke mulutku.

    Gue menerima semuanya seolah-olah ini hari pesta ulang tahunku. Gue merasakan rasa yang berbeda, sperma Donny serasa madu manisnya, sementara sperma Riko sangat gurih seperti air kelapa muda.

    Dasar anak muda, nafsu mereka tak pernah bisa dipuaskan. Belum sempat Gue istirahat mereka mengajak Gue ke ranjang pengantinku. Mereka nggak mau tahu kalau Gue masih mengagungkan ranjang pengantinku yang hanya Oke saja yang boleh ngentot Gue di atasnya. Setengahnya mereka menggelandang Gue memaksa menuju kamarku.

    Gue ditelentangkannya ke kasur dengan pantatku berada di pinggiran ranjang. Riko menjemput satu tungkai kakiku yang dia angkatnya hingga nempel ke bahunya.

    Dia tusukan kontolnya yang tidak surut ngacengnya sesudah sedemikian banyak menyemprotkan sperma untuk menyesaki memekku, kemudian dia pompa kemaluanku dengan cepat kesamping kanan, kiri, ke atas, ke bawah dengan penuh irama.

    Gue merasakan ujungnya menyentuh dinding rahimku dan Gue langsung menggelinjang dahsyat. Pantatku naik turun menjemput tusukan-tusukan kontol legit si Riko. Sementara itu Donny menarik tubuhku agar kepalGue bisa menciumi dan mengisap kontolnya. Kami bertiga kembali mengarungi samudra nikmatnya birahi yang nikmatnya tak terperi.

    Hidungku menikmati banget aroma yang menyebar dari selangkangan Donny. Jilatan lidah dan kuluman bibirku liar melata ke seluruh kemaluan Donny.

    Kemudian untuk memenuhi kehausanku yang amat sangat, paha Donny kuraih ke atas ranjang sehingga satu kakinya menginjak ke kasur dan membuat posisi pantatnya menduduki wajahku. Dengan mudah tangan Donny meraih dan meremasi susu-susu dan pentilku.

    Sementara hidungku setengah terbenam ke celah pantatnya dan bibirku tepat di bawah akar pangkal kontolnya yang keras menggembung.

    Gue menggosok-gosokkan keseluruhan wajahku ke celah bokongnya itu sambil tangan kananku ke atas untuk ngocok kontol Donny. Duh, Gue kini tenggelam dalam aroma nikmat yang tak terhingga. Gue menjadi kesetanan menjilati celah pantat Donny.

    Aroma yang menusuk dari pantatnya semakin membuat Gue liar tak terkendali. Sementara di bawah sana Riko yang rupanya melihat bagaimana Gue begitu liar menjilati pantat Donny langsung dengan buasnya menggenjot nonokku. Dia memperdengarkan racauan nikmatnya,

    “Tante, nonokmu enak, Tante, nonokmu Gue entot, Tante, nonokmu Gue entot, ya, enak, nggak, heh?, Enak ya, kontolku, enak Tante, kontolku?”. Gue juga membalas erangan, desahan dan rintihan nikmat yang sangat dahsyat. Dan ada yang rasa yang demikian exciting merambat dari dalam kemaluanku.

    Gue tahu orgasmeku sedang menuju ke ambang puncak kepuasanku. Gerakkanku semakin menggila, semakin cepat dan keluar dari keteraturan. Kocokkan tanganku pada kontol Donny semakin kencang. Naik-naik pantatku menjemputi kontol Riko semakin cepat, semakin cepat, cepat, cepat, cepat.

    Dan teriakanku yang rasanya membahana dalam kamar pengantinku tak mampu kutahan, meledak menyertai bobolnya pertahanan kemaluanku. Cairan birahiku tumpah ruah membasah dab membusa mengikuti batang kontol yang masih semakin kencang menusukki nonokku.

    Dan Gue memang tahu bahwa Riko juga hendak melepas spermanya yang kemudian dengan rintihan nikmatnya akhirnya menyusul sedetik sesudah cairan birahiku tertumpah. Kakiku yang sejak tadi telah berada dalam pelukannya disedoti dan gigitinya hingga meninggalkan cupang-cupang kemerahan.

    Sementara Donny yang sedang menggapai menuju puncak pula, meracau agar Gue mempercepat kocokkan kontolnya sambil tangannya keras-keras meremasi buah dadaku hingga Gue merasakan pedihnya. Dan saat puncaknya itu akhirnya datang, dia lepaskan genggaman tanganku untuk dia kocok sendiri kontolnya dengan kecepatan tinggi hingga spermanya muncrat semburat tumpah ke tubuhku.

    Gue yang tetap penasaran, meraih batang yang berkedut-kedut itu untuk kukenyoti, mulutku mengisap-isap cairan maninya hingga akhirnya segalanya reda. Jari-jari tanganku mencoleki sperma yang tercecer di tubuhku untuk Gue jilat dan isap guna mengurangi dahaga birahiku.

    Sore harinya, walaupun Gue belum sempat merasakan getuk kirimannya yang kini berada dalam lemari esku dengan penuh semangat dan terima kasih Gue menelepon Olla.

    “Wah, terima kasih banget atas kirimannya, ya. Karena sudah lama Gue tidak merasakannya, huh, nikmat banget rasanya. Ada gurihnya, ada manisnya, ada legitnya”, kataku sambil selintas mengingat kenikmatan yang Gue raih dari Riko anaknya dan Donny temannya.

    Olla tertawa senang sambil menjawab, “Nyindir, ya. Memangnya kerajinan tanduk dari Pucang (sebuah desa di utara Magelang yang menjadi pusat kerajinan dari tanduk kerbau) itu serasa getuk kesukaanmu itu.

    N’tar deh kalau Gue pulang lagi, kubawakan sekeranjang getukmu”.
    Gue tersedak dan terbatuk-batuk. Mati Gue, demikian pikirku. Ternyata bingkisan dalam kulkas itu bukan getuk kesukaanku

  • Tergoda Body Semok Mbak Nurul

    Tergoda Body Semok Mbak Nurul


    1461 views

    Cerita Sex Terbaru ini berjudul ” Tergoda Body Semok Mbak Nurul ” Cerita Panas ini Akan Menghibur Kalian Pecinta Cerita Dewasa.

    Perawanku – Sejak kepindahan kostku ke daerah Depok,aku bertetangga dengan
    Keluarga Pak Rusdi.Pegawai Pemda DKI ini tinggal bersama istrinya dan
    menantunya yang biasa dipanggil Mbak Nurul oleh para tetangga
    lainnya.

    Cerita Dewasa Ngentot Mabak Nurul Karena Tak Tahan Bodynya

    Mbak Nurul yang telah mempunyai anak dua itu tinggal bersama mertuanya, karena suaminya mencari nafkah ke Kuwait hampir setahun yang lalu. Usia Mbak Nurul aku taksir sekitar 30 tahunan,atau tepatnya 31 tahun ketika aku tak sengaja mendengar salah seorang ibu tetangga menanyakan usia menantu Pak Rusdi ini.

    Satu hal yang menarik dari menantu Pak Rusdi ini,adalah pakaian yang dikenakannya sehari hari.Ibu muda ini selalu berpakaian menutup rapat sekujur tubuhnya kecuali wajahnya dan telapak tangannya. Ibu Muda beranak dua ini selalu kulihat memakai jilbab yang lebar dan pakaian yang panjang longgar hingga mata kaki,bahkan sepasang kakinya selalu kulihat memakai kaos kaki kadangkala berwarna krem atau putih.Sebenarnya aku tidak terlalu memperdulikan menantu Pak Rusdi yang kelihatan alim itu,namun kalau aku berangkat kuliah,aku sering ketemu Mbak Nurul pulang dari belanja di pasar.Setiap kali bertemu,Mbak Nurul selalu menyapaku ramah dan melempar senyum manisnya yang membuat aku menyadari Mbak Nurul mempunyai paras wajah yang cantik.Wajah wanita tetanggaku yang selalu terbalut jilbab lebar ini mirip sekali dengan aktris Marissa Haque.

    Satu setengah bulan sudah aku kost di Depok,dan kadang kala aku berpikiran tentang Mbak Nurul yang cantik itu.Apakah Mbak Nurul tidak merasa kesepian ditinggal begitu lama oleh suaminya,namun melihat Mbak Nurul yang alim itu aku nggak berani berpikir kotor kepada wanita ini.”Keindahan yang tersembunyi”gumamku kalau mengingat Mbak Nurul yang berwajah mirip aktris Marissa Haque,namun tubuhnya selalu tersembunyi dalam pakaian dan jilbab panjangnya yang rapat.

    Tubuh Mbak Nurul pun kulihat cukup tingi untuk ukuran wanita,aku pernah melihat ibu muda ini sama tinggi dengan Pak Rusdi ketika dia berjalan bersama Pak Rusdi,dan aku tahu tinggi mertua Mbak Nurul ini 165 cm,berarti tinggi Mbak Nurul juga 165 cm.

    Cerita Dewasa – Senja itu aku baru pulang dari praktikum kimia.Hari sudah mulai gelap,termasuk daerah di sekitar kostku.Waktu aku lewat di samping rumah Pak Rusdi,aku melewati salah satu jendela di rumah Pak Rusdi yang memang sedang diperbaiki.Mungkin karena sedang diperbaiki,jendela itu tidak tertutup sempurna.Aku melihat ada beberapa lubang kecil pada jendela yang tengah diperbaiki itu dari sinar lampu dalam rumah yang keluar lewat lubang-lubang kecil itu.Melihat lubang-lubang kecil itu timbul rasa isengku untuk mengintip ke dalam.

    Dengan hati-hati aku segera menempelkan mataku pada lubang-lubang kecil tersebut,beberapa saat kemudian aku menemukan lubang yang cukup besar untuk mengintip.Ternyata jendela tersebut adalah jendela sebuah kamar,entah kamar siapa.Beberapa saat aku mengintip melalui lubang tersebut,namun keadaan kamar yang terang benderang itu terlihat sepi.Ketika aku hendak mengakhiri aktivitas mengintipku,tiba- tiba aku melihat pintu kamar itu terbuka dan aku lihat seorang masuk ke dalam kamar.Aku belum begitu jelas siapa orang itu,namun setelah orang itu sampai ke tempat yang lebih terang aku baru melihat ternyata orang tersebut adalah seorang wanita muda.Agaknya wanita itu baru selesai mandi ketika aku melihat rambut panjang ikalnya yang basah serta handuk yang melilit tubuhnya.Sesaat aku heran, karena aku tak mengenal dan tak pernah melihat perempuan berkulit putih ini sebelumnya Namun sekejap kemudian darahku terkesiap ketika aku mengamati wajah perempuan ini lebih seksama.

    “Mbak Nurul!!”desisku tertahan.Wajah cantik Mbak Nurul yang mirip Marissa Haque teramat mudah dikenali.Tubuhku sesaat menggigil menyadari perempuan yang tengah kuintip ini adalah Mbak Nurul yang alim berjilbab itu.Aku tak pernah melihat tubuhnya kecuali hanya wajahnya yang terbalut jilbab lebar serta telapak tangannya yang putih terlihat halus.Namun saat ini perempuan berjilbab itu aku lihat hanya berlilitkan handuk pada tubuhnya.Mendadak timbul keinginanku untuk mengintip Mbak Nurul yang agaknya hendak berganti pakaian setelah dia mandi.Dengan berdebar-debar aku berusaha lebih jelas melihat melalui lubang kecil tersebut,namun aku harus kecewa karena dari lubang pengintip itu,aku hanya mampu melihat tubuh Mbak Nurul sampai dari kepala sampai ke pinggangnya karena pandangan dari sebagian lubang pengintip itu memang tertutup sebuah lemari buku. Walaupun hanya sebagian tubuh Mbak Nurul yang terlihat,tubuhku sudah menggigil menahan birahi.Mataku membuka lebar-lebar ketika aku lihat Mbak Nurul melepas handuk putih yang melilit tubuhnya.Aku yakin tubuh menantu Pak Rusdi saat ini telanjang bulat.Sayangnya aku hanya mampu melihat dari kepalanya hingga ke pinggangnya.

    Aku menelan ludah berkali-kali melihat keindahan tubuh Mbak Nurul yang terlihat lewat lubang pengintip.Mataku lekat menatap leher jenjang ibu muda ini yang terlihat mulus menggiurkan,lantas mataku menyusuri ke bawah hingga kulihat sepasang buah dada Mbak Nurul yang telanjang. Nafasku mulai terengah dan kemaluanku pun mulai tegang ketika mataku lekat di dada Mbak Nurul .Sepasang payudara ibu muda yang cukup montok ini masih terlihat kencang,walaupun tidak sekencang payudara seorang perawan.Kulitnya yang putih mulus dengan puting susu yang kecoklatan membuat buah dada Mbak Nurul terlihat menggiurkan dan membangkitkan birahiku Namun aku hanya mampu menikmati keindahan payudara Mbak Nurul saja,karena ketika mataku menyusuri ke bawah payudaranya,lemari buku sialan itu menghalangi pandanganku,padahal aku tahu Mbak Nurul tengah telanjang bulat saat ini.Nafasku terengah-engah melihat Mbak Nurul yang kemudian mengenakan BH untuk menutupi sepasang buah dadanya yang sedang menjadi santapan mataku. Aku mengakhiri keasyikanku ketika Mbak Nurul telah mengenakan pakaian,sebuah jubah panjang berbunga-bunga. Akhirnya aku kembali ke tempat kostku yang terletak di samping rumah Pak Rusdi dengan birahi yang memuncak.

    Rasa seganku kepada Mbak Nurul yang berjilbab itu berganti rasa birahi yang membakar.Ketika aku di kamar, aku mengocok kemaluanku sembari membayangkan kedua buah dada Mbak Nurul kulihat telanjang tadi.Aku membayangkan yang sedang mengocok-ngocok kemaluanku adalah tangan Mbak Nurul dengan dada montoknya yang telanjang…mmm..aku cuma bisa mendesah-desah dan menggigit bibirku menahan nikmat.,sampai akhirnya aku mencapai puncak kenikmatanku ketika tubuhku bergetar hebat disertai muncratnya air mani kental dari ujung penisku dan eranganku menyebut nama wanita tetanggaku itu ,membayangkan keindahan yang kuintip tadi. “Ohhhh..mmm..ahhhh…sshhh h.. Mbaak Nuruuullll…ahhhhh..enaaaaakk kk..ahhhhhhh!!!” desahku di di ujung kenikmatanku sebelum aku tergeletak lemas. . Sejak saat itu rasa seganku kepada wanita berjilbab ini lenyap justru aku selalu membayangkan tubuh Mbak Nurul dalam onaniku.Aku mengkhayalkan keindahan tubuh di balik pakaian jubah panjang dan jilbab lebar yang selalu dikenakan ibu beranak dua ini.Setiap kali aku ketemu Mbak Nurul dalam jilbab lebar dan jubah panjangnya,mataku lekat menatap sekujur tubuhnya sementara benakku membayangkan tubuh di balik pakaian yang menutup rapat tubuhnya itu.

    Beberapa kali aku menelan ludah melihat cetakan garis BH dan sekan-akan kulihat belahan buah dada yang montok itu di dada yang tertutup jilbab lebar itu.Akupun sekarang senang mengamati Mbak Nurul ketika dia menyapu halaman rumahnya saat sore hari .Melalaui sela- sela jendela kamar kostku,aku melihat Mbak Nurul tengah membungkuk menyapu.Pinggulnya yang terbungkus jubah pakaiannya nampak menggiurkan .Aku berulangkali menelan ludah ketikat melihat celana dalam yang dipakai Mbak Nurul tercetak jelas pada jubahnya saat dia membungkuk untuk menyapu.Belahan pantatnya pun samar terlihat membuatku jakunku naik turun menahan getaran birahi .Rasa-rasanya aku ingin menyingkap jubah yang dipakai Mbak Nurul ke atas,sehingga aku dapat melihat pantatnya yang montok itu. Namun aku hanya mampu membayangkan saja yang kemudian diakhiri dengan onani.

    Hampir seminggu sejak aku pertama kali aku mengintip Mbak Nurul yang membuatku akhirnya menyimpan birahi kepada wanita berjilbab tetanggaku itu. Rasa penasaranku bercampur birahi untuk melihat tubuh Mbak Nurul di balik pakaiannya yang rapat kian menggebu.Aku selalu mencari celah untuk mengintipnya seperti seminggu lalu,namun ternyata tak ada sebuah lubang apapun di rumahnya untukku dapat mengintipnya dalam keadaan tak berjilbab dan berjubah itu.Ternyata aku hanya punya kesempatan mengintip sekali itu,karena jendela itu selesai selesai diperbaiki sehari setelah aku mengintip melalui lubang-lubang pada jendela yang rusak itu dan aku tak melihat ada celah untuk mengintip Mbak Nurul lagi.

    Sampai siang itu.Faiz,anak pertama Mbak Nurul yang sering bermain ke tempat kostku,tertidur di kamar kostku setelah dia lelah bermain.Aku biarkan bocah laki-laki yang baru berusia 4 tahun ini lelap dalam tidurnya,sementara aku mengutak-atik komputer yang kebetulan rusak di kamarku.Setelah mengutak atik komputerku beberapa saat,aku harus membeli beberapa kabel baru.Ketika aku melangkah ke arah pintu berniat membeli kabel-kabel itu,aku mendengar ketukan dan suara salam seorang wanita di pintu.Akupun membuka pintu seraya menjawab salam,dan aku tertegun ketika ternyata Mbak Nurul yang ada di depan pintu kostku dengan wajah pucat dan terlihat lelah.Siang ini dia mengenakan jilbab putih lebar dengan jubah biru bermotif bunga serta kaus kaki krem yang membungkus kedua kakinya. “Maaf dik..lihat Faiz anak saya ,nggak?..saya sudah kemana-mana mencarinya namun nggak ada.”tanya Mbak Nurul terdengar cemas Aku tersenyum mendengar kecemasannya “Ada kok mbak,lagi tidur di kamar saya” Mbak Nurul menarik nafas dalam-dalam “Syukurlah…biar saya ambil sekarang ” “Terserah ,Mbak Nurul,”kataku seraya melangkah masuk dikuti wanita berjilbab ini,mataku sempat melirik ke dada Mbak Nurul yang montok,membuat kembali terbayang kemulusan buah dada montok yang telanjang di dada ibu muda ini saat kuintip seminggu lalu.Aku menelan ludah melihat dada Mbak Nurul yang tertutup jilbab putih lebar itu,terlihat begitu montok menggiurkan. “Tuh..masih tidur”kataku sambil menunjuk Faiz yang tengah lelap di
    atas tempat tidurku.. Sesaat wajah cantik Mbak Nurul tampak bimbang melihat anak pertamanya itu lelap dalam tidurnya. “Mungkin saya nitip anak saya dulu.. kasian kayaknya dia lelap sekali tidurnya,nanti sore aku ambil..”desisnya lirih

    Aku tersenyum mengangguk,tapi sedetik kemudian aku ingat aku harus membeli kabel buat komputerku.
    “Nggak papa mbak,tapi sebentar aku mau pergi beli kabel, boleh aku minta mbak disini dulu sebentar ?” tanyaku”sampai aku kembali”
    Mbak Nurul tersenyum lantas mengangguk, namun wajah cantiknya tampak kuyu letih.
    “Mm..Mbak Nurul kayaknya letih yah..Biar aku buatkan minum buat Mbak Nurul sebentar,Mbak khan tamu di rumah ini,apalagi baru pertamakali berkunjung,” kataku spontan.
    Wajah yang terbalut jilbab putih lebar itu tersenyum “Terserah adik..mbak memang haus”
    Tak berapa lama kemudian,aku mengambil sebuah gelas yang aku tuangi dengan syrup ABC jeruk serta air dingin dari kulkas.

    Ketika aku tengah mengaduk minuman untuk Mbak Nurul,mataku menangkap beberapa bahan kimiawi praktikum di mejaku.Aku tahu beberapa bahan kimia itu mempunyai efek sebagai obat tidur. Sesaat aku merasa bimbang ketika timbul keinginanku untuk mencampur minuman untuk Mbak Nurul dengan bahan kimiawi tersebut.Aku berhenti mengaduk,mataku melirik Mbak Nurul yang tengah duduk di karpet ruang tamu sambil membaca sebuah majalah komputer milikku.Wajah cantik yang terbalut jilbab itu begitu mempesona,apalagi ketika kulihat ternyata ujung pakaian jubahnya agak tertarik ke atas tanpa di sadarinya ,membuat salah satu betisnya terlihat nyaris separuhnya.

    Walaupun betis Mbak Nurul saat ini terbalut kaus kaki krem,namun betis yang terlihat nyaris separuh itu terlihat begitu indah..dan keindahan apalagikah ketika ujung jubah itu kian tertarik ke atas..tanpa sadar aku menelan ludah membayangkannya,apalagi ketika teringat keindahan buah dada Mbak Nurul yang pernah kulihat telanjang,membuat otakku kian dipenuhi birahi terhadap wanita berjilbab yang kini duduk di karpet ruang tamu kost Akhirnya tanpa ragu aku mencampurkan bahan kimia itu ke dalam minuman dingin untuk Mbak Nurul,cukup untuk membuat wanita ini terlelap.

    “Silakan diminum Mbak..aku pergi beli kabel sebentar..”kataku dengan dada berdebar-debar. Mbak Nurul tersenyum sambil mengucapkan terima kasih,namun dia terlihat agak gugup ketika tahu mataku tengah memperhatikan betisnya yang tersingkap nyaris separuh itu.
    “Terima kasih dik..ngrepotin aja”kata Mbak Nurul sembari membenahi ujung jubahnya yg tertarik ke atas dengan sedikit tergesa,sehingga betis itu kembali tertutup.Aku tersenyum penuh arti ketika tangan Mbak Nurul membenahi ujung jubahnya dengan sedikit gugup dan wajah yang bersemu merah.

    Cerita Dewasa – Beberapa saat kemudian Honda GL ku meluncur meninggalkan tempat kostku.Tak sampai 15 menit kemudian aku pun kembali.Jantungku berdegup kencang ketika aku memarkirkan sepeda motorku di teras,lantas aku membuka pintu dengan tergesa-gesa.Aku nyaris terlonjak dengan jantung berdegup kian kencang ketika mataku menatap ke ruang tamu kostku yang hanya berlapis karpet biru itu.Mataku terbelalak melihat Mbak Nurul ternyata telah tergeletak pulas di atas karpet ruang tamu.
    “He he he he..ternyata bahan kimia itu bekerja baik”kataku sambil mendekati tubuh Mbak Nurul yang tergeletak pulas,sementara gelas minuman yang kuberikan untuknya terlihat kosong,tanpa setitik air di dalamnya.

    Aku tersenyum penuh nafsu,memandang wanita berjilbab tetanggaku yang terlihat pulas terlentang di atas karpet ruang tamu kostku.Dengan jantung berdegup kian kencang aku menghampiri Mbak Nurul,lantas berlutut di sampingnya.Mataku lekat menatap wajah Mbak Nurul yang mirip artis Marissa Haque ini.Wajah cantik berbalut jilbab putih lebar itu kian terlihat cantik saat pulas tertidur membuatku kian bernafsu.Kemudian mataku menatap dadanya yang naik turun dengan teratur seiring nafasnya.Sepasang buah dada montok yang tertutup jilbab putih lebar itu membuatku menelan ludah,sehingga sesaat kemudian tanganku terulur menjamahnya. Aku merasa bermimpi ketika tanganku dengan sedikit gemetar meraba-raba bukit montok di dada Mbak Nurul yg masih tertutup jilbab lebar itu.

    “Ohh..montoknya”desisku dengan nafas mulai tersengal,lantas sedetik kemudian tanganku mulai meremas buah dada Mbak Nurul yang masih tertutup jilbab putih yang lebar itu.Aku nyaris tak percaya kalau siang ini aku dapat meremas dada montok wanita berjilbab tetanggaku yang terlihat alim itu “Ohh..Mbak Nurul…….!!”desahku ketika kemudian tanganku meremas remas sepasang payudara kenyal di dada ibu muda beranak dua ini.Semakin lama tanganku kian liar meremas buah dada Mbak Nurul membuat jilbab putih yang dikenakannya kusut tak karuan. Tanganku kemudian menyingkapkan jilbab putih yang menutupi dada montok itu ke atas. Aku tersenyum ketika aku melihat tiga kancing pada bagian atas jubah yang dipakai ibu muda ini. Tanganku terasa gemetar ketika jemariku meraih tiga buah kancing yang rapat itu,lantas mulai membukanya satu persatu. Perlahan-lahan kulit mulus di dada Mbak Nurul yang putih mulai terlihat merangsang birahiku. Jakunku naik turun dengan dada yang berdegup kian kencang.

    Birahiku kian liar bergolak,ketika tanganku semakin lebar menyingkap bagian atas jubah Mbak Nurul yang terbuka itu. Belahan payudara Mbak Nurul yang montok itu membuatku kemaluanku kian mengeras dan mataku seakan tak berkedip melihat keindahan di dada wanita berjilbab ini. Mataku pun mulai melihat,BH warna krem yang membungkus sepasang payudara Mbak Nurul,saat aku menyingkapkan semakin lebar bagian dada jubah yang dipakai wanita berjilbab ini.

    Kemudian jubah yang dipakai Mbak Nurul aku tarik ke bawah sehingga bagian atasnya tertarik kebawah melewati pundaknya,maka tersembulah sepasang buah dada Mbak Nurul yang montok dan mulus menggiurkan.Buah dada Mbak Nurul itu masih ketat terbungkus Bh wrana krem yang dikenakan wanita berjilbab ini.

    “Ooohh.. Mbak Nurul…montoknya”desisku sambil menahan birahi yangkian menggelegak.Mataku liar melihat gundukan buah dada Mbak Nurul yang masih tertutup BH warna krem.Kemudian dengan nafsu yang kian menggelegak,tanganku menarik cup BH itu ke atas yang membuat buah dada ibu muda ini tak tertutup lagi.
    “Glek..ohh..Mbak Nurul….”desahku menahan birahi melihat payudara Mbak Nurul yang kini telanjang didepannya. Payudara telanjang di dada wanita berjilbab ini begitu indah bentuknya. Walaupun Mbak Nurul telah beranak dua ,namun sepasang buah dadanya masih terlihat kencang. Kulit Mbak Nurul yang putih mulus dan puting susu kecoklatan yang terlihat mulai tegak membuat buah dada wanita berjilbab ini kian menggiurkan nafsuku.

    Dengan gemetar tanganku mencoba menjamah buah dada ibu muda berjilbabvini.Aku seakan tak percaya mampu menjamah payudara seorang wanita alim seperti Mbak Nurul ,yang sehari-hari kulihat selalu menutup rapat sekujur tubuhnya dengan jilbab yang lebar dan jubah panjang yang longgar.Namun ketika tanganku merasakan kehangatan dan kekenyalan payudara Mbak Nurul yang montok,tubuhku mengigil menahan birahi kian menggelegak. Kemudian dengan penuh nafsu tanganku mulai meremas-remas payudara montok yang telanjang itu. Sepasang payudara yang selama ini tersembunyi di balik jubah dan jilbab lebar yang selalu dikenakan Mbak Nurul kali ini ada dalam remasanku yang kian liar, “Mmm..Mbaak Nuruulll…mmmm…”desisku sembari mempermainkan puting susu kecoklatan di dada Mbak Nurul dengan jari-jariku. Aku merasakan puting susu ibu muda yang aku pelintir ini kian terasa tegak dan mengerasi. Nafasku memburu jalang,tubuhku menggigil menahan birahi menggelegak ketika tanganku bermain di dada telanjang wanita berjilbab ini. Beberapa lama aku meremas-remas buah dada Mbak Nurul yang telanjang itu dengan tanganku ,sebelum aku mulai menjilati payudara wanita berjilbab itu dengan lidahku dan menciuminya penuh nafsu.

    Aku merasakan sepasang buah dada Mbak Nurul yang telanjang itu kian kencang mengeras ketika aku menciuminya dan menjilatinya,bahkan ketika aku mengulum puting susu yang kecoklatan itu aku sempat terkejut oleh rintihan dari mulut Mbak Nurul.Aku menatap wajah Mbak Nurul yang masih terbalut jilbab putihnya itu,namun aku lihat wajahnya masih lelap dalam tidurnya hanya bibirnya memang mulai mendesah dan mengerang.

    “ohhh..Mbak Nurul mulai terangsang…”desisku melihat keadaan wanita berjilbab ini.
    Desahan yang keluar dari bibir Mbak Nurul membuatku nafsu birahiku kian liar. Mulutku kian liar menciumi dan menjilati payudara telanjang didada wanita berjilbab ini. Puting susu yang kecoklatan itu aku kulum dan aku hisap dengan bibir dan mulutku,membuat desahan Mbak Nurul kian sering terdengar.Birahiku semakin terasa menggelegak jalang mendengar rintihan dan desahan wanita berjilbab ini. Sempat terbayang beberapa hari lalu,Mbak Nurul terlihat begitu anggun dengan jubah dan jilbab lebarnya. Waktu itu aku hanya menelan ludah melihat tonjolan montok di dada yang tertutup jilbab lebar itu. Namun saat ini,payudara wanita berjilbab itu dapat aku nikmati sepuas birahiku.

    Cukup lama aku memuaskan nafsuku pada kedua payudara montok Mbak Nurul yang telanjang tanpa penutup itu.Aku melihat Mbak Aan semakin jalang mendesah dan merintih dalam tidurnya tiap kali aku menghisap dan menjilati dan menciumi kedua buah dadanya yang montok mengiurkan itu. Gila..baru pertama kali ini aku melihat seorang wanita berjilbab merintih begitu jalang dan liar,oleh birahi yang mencengkeramnya.
    Setelah aku puas dengan payudara Mbak Nurul,mataku beralih menatap bagian bawah tubuh ibu muda berjilbab ini.Aku melihat walapun beberapa kali,Mbak Nurul menggeliat dan mengejang menahan rangsangan birahi dariku,namun ujung jubah yang dikenakan Mbak Nurul tidak sampai tersingkap,Bagian bawah Mbak Nurul masih rapi tertutup oleh jubah panjang yang dipakainya sehingga hanya terlihat kakinya yang terbungkus kaus kaki warna krem. Sesaat terbayang dalam benakku,rasa
    penasaranku selama ini yang membuatku ingin menyingkap jubah yang dipakai Mbak Nurul.Perlahan kemudian aku mendekati kaki Mbak Nurul yang masih tertutup jubah yang dipakainya. Dengan sedikit gemetar,tanagnku terulur menyingkap jubah biru kembang yang dipakai Mbak Nurul dengan.Jantungku berdegup kencang ketika jubah itu mulai aku singkap ke atas,mataku mulai melihat sepasang betis Mbak Nurul yang indah bentuknya.Sepasang betis yang indah ini masih terbungkus kaus kaki warna krem yang agak tipis. Tanganku semakin gemetar ketika ujung jubah biru itu aku singkap semakin ke atas menyusuri kaki Mbak Nurul.Mataku kian membesar melihat ujung jubah yang tengah aku tarik ke atas itu mulai melewati lutut waniat berjilbab ini. Aku baru tahu,ternyata kaos kaki katun yang dipakai Mbak Nurul cukup panjang, hampir seluruh betisnya tertutup oleh kaus kaki krem yang dipakainya. Nafasku kian mendengus kasar menahan nafsu birahiku saat ujung jubah itu aku singkap ke atas melewati kedua lututnya,dan mataku nyaris tak berkedip melihat keindahan yang terpampang dibalik jubah yang aku singkap semakin ke atas.Akhirnya ujung jubah biru yang semula rapat menutup tubuh ibu muda ini tersingkap hingga ke pinggangnya.Sepasang kaki wanita berjilbab itu kini tidak lagi tertutup jubah panjang itu.

    “Ohh..Mbak Nurul..”desisku dengan mata nyaris tak berkedip melihat pemandangan di depanku.Sepasang paha putih Mbak Nurul yang telanjang itu tampak mulus menggiurkan.Paha putih mulus itu masih terlihat kencang dan bulat padat. Tetapi yang membuat tubuhku menggigil hebat menahan birahi,ketika mataku menatap pangkal paha Mbak Nurul yang telanjang.mataku melotot melihat kemontokan bukit kemaluan wanita berjilbab yang masih tertutup celana dalam itu.Celana dalam biru yang dipakai Mbak Nurul termasuk tipis untuk menyembunyikan gundukan kemaluan ibu muda ini sehingga mataku secara samar, mampu melihat bayangan bulu-bulu kemaluan dan belahan bibir kemaluan ibu muda berjilbab ini. Tubuhku gemetar melihat keindahan yang luar biasa ini dan batang kemaluanku terasa kian keras.

    “Ohh..mbak Aaan..Ohhh”desisku gemetar dengan mulut ternganga melihat keindahan di depan mataku. Terbayang kembali beberapa hari lalu,aku selalu melihat Mbak Nurul adalah seorang wanita berjilbab lebar dan berjubah panjang membuatnya terlihat begitu alim. Beberapa menit yang lalu sebelum pulas terpengaruh oleh minuman dariku,Mbak Nurul masih gugup dan terlihat malu ketika ujung jubahnya tersingkap yang hanya memperlihatkan separuh betisnya.Namun saat ini hampir tak kupercaya kalau aku telah melihat keindahan yang selama ini tersembunyi di balik jilbab lebar dan jubah panjang Mbak Nurul itu. Aku menelan ludah berkali-kali dengan birahi kian menggelegak melihat pemandangan di depanku. Seorang perempuan berparas cantik dengan jilbabnya yang lebar serta jubah biru bermotif bunga
    tergolek dengan sepasang buah dada yang menyembul telanjang dan bagian bawah jubahnya tersingkap hingga ke perut memperlihatkan kemulusan sepasang pahanya dan celana dalam yang dikenakannya. Tubuhku menggigil penuh birahi yang menggelegak melihat keindahan yang langka ini.

    Mbak Nurul masih terlihat pulas dalam pengaruh obat tidur yang kucampurkan dalam minuman untuknya. Kedua mata di wajah cantiknya yang terbalut jilbab lebar putih masih tertutup dengan rapat,walaupun wanita berjilbab ini sempat merintih dan mengerang saat kurangsang sepasang payudara di dadanya. Berulang kali aku menelan ludah sementara penisku sudah mengeras oleh desakan birahi melihat keadaan Mbak Nurul saat ini. Ibu muda tetanggaku yang selama ini tak pernah kulihat kecuali wajah cantiknya dan telapak tangannya, saat ini kulihat setengah telanjang tergeletak di depanku. Jilbab putih lebar yang beberapa menit lalu masih rapi menyembunyikan kemontokan dadanya,saat ini tersingkap ke atas dengan jubah yang terbuka pada bagian dadanya dan BH yang tersingkap,sehingga sepasang buah dada wanita berjilbab beranak dua yang selama ini tersembunyi,terpampang menggiurkan tanpa penutup,.

    Dengan birahi yang menggelegak,aku bergeser mendekati kaki Mbak Nurul yang terbuka itu.Aku melihat sepasang betis yang indah itu masih terbungkus kaus kaki warna krem yang cukup panjang hampir menutupi betisnya. Dengan sedikit gemetar,aku mengulurkan tanganku melepas sepasang kaus kaki warna krem itu dari kaki Mbak Nurul.Aku kembali menelan ludah melihat kemulusan betis Mbak Nurul yang kini telanjang di depanku. Aku sempat tersenyum teringat beberapa menit lalu,ketika Mbak Nurul gugup terlihat separuh betisnya olehku karena jubah yang dipakainya tersingkap.Namun setelah wanita berjilbab ini pulas dalam pengaruh obat tidurku,aku bukan hanya mampu melihat betisnya namun juga menjamahnya bahkan lebih. Telapak kaki Mbak Nurul terlihat putih kemerahan,ketika tanganku meraihnya terasa halus di tanganku.

    Beberapa saat aku mengelusnya sebelum kemudian bibirku mulai menciumi telapak kaki yang bersih dan halus itu. Nafasku memburu kian cepat ketika dengan bernafsu aku menciumi dan menjilati telapak kaki wanita ini. Telapak kaki wanita berjilbab yang telanjang itupun terlihat berkilat oleh bekas jilatanku yang liar.Kemudian dengan penuh birahi,bibirku menyusuri kaki Mbak Nurul semakin ke atas.Aku menciumi dan menjilati sepasang betis wanita berjilbab ini yang tak pernah kulihat sebelumnya karena selalu tertutup oleh pakaian panjangnya. Betis putih mulus yang indah dan ditumbuhi rambut-rambut halus itu terasa hangat di bibirku dan lidahku yang menjilatinya. Libidoku kian menggelegak saat bibir dan lidahku menciumi serta menjilati betis indah Mbak Nurul yang tak pernah kulihat sebelumnya ini. Nafasku terengah-engah oleh desakan birahiku yang kian liar.

    Saat bibir dan lidahku menciumi dan menjilati kemulusan betis Mbak Nurul,tanganku menyusuri kaki wanita berjilbab ini kian ke atas. Tanganku mengelus-elus paha mulus Mbak Nurul yang telanjang dan bulat padat ini.Begitu halus, lembut dan hangat kulit Mbak Nurul aku rasakan. Ketika menyentuh paha yang ditumbuhi bulu-bulu halus, aku merasakan kehangatan yang makin terasa mengalir ke telapak tangannya.Kemaluanku menjadi kian menegang keras dan membuat celanaku terasa sesak dan ketat. Jantungku makin berdegup kencang ketika aku meneruskan belaian tanganku makin jauh ke arah pangkal kaki wanita berjilbab yang mulus. Kulit tanganku merasakan hawa yang makin hangat dan lembab ketika tanganku makin jauh menggerayangi pangkal kaki Mbak Nurul yang bak belalang itu. Gerakan tanganku terhenti ketika tanganku mulai menyentuh gundukan daging yang begitu lunak dan hangat,namun terasa masih terbungkus kain celana dalam. Beberapa saat aku meraba-raba gundukan daging lunak hangat itu mengelus-elusnya,yang ternyata kembali membuat Mbak Nurul merintih dan mengerang oleh rabaanku pada gundukan di selangkangannya. Bahkan semakin lama aku semakin gemas,sehingga kemaluan montok wanita berjilbab yang masih terbungkus celana dalam itu bukan hanya aku elus-elus,namun tanganku lantas meremas-remasnya penuh nafsu.

    Aku sempat melirik wajah Mbak Nurul yang masih terbalut jilbabnya,ketika wanita cantik ini merintih bahkan tubuhnya menggeliat.Aku hanya menyeringai ketika aku melihat wanita berjilbab ini tidak menunjukkan tanda-tanda sadar dari pengaruh obat tidurku.Akupun kembali menciumi dan menjilati kaki telanjang ibu muda
    berjilbab yang tak pernah kulihat mulusnya saat sebelumnya.Tanganku masih meremas-remas kemaluan montok di selangkangan Mbak Nurul ketika aku menciumi dan menjilati sepasang paha mulusnya.Sepasang paha putih ibu muda berjilbab yang mulus itu terasa hangat di bibir dan lidahku membuatku semakin terangsang oleh birahi. Paha yang bulat indah dan ditumbuhi bulu-bulu halus itupun terlihat mengkilat oleh jilatan lidahku dan ciuman bibirku. Aku melihat Mbak Nurul masih merintih-rintih dan tubuhnya menggeliat-geliat,bahkan kian lama rintihan wanita berjilbab itu kian terdengar jalang membuatku kian bernafsu. Akhirnya ciuman dan jilatanku terhenti ketika bibirku telah merasakan lembab dan hangatnya pangkal paha Mbak Nurul. Aku menghentikan remasanku pada gundukan kemaluan Mbak Nurul yang masih tertutup celana dalam biru. Celana dalam yang dipakai ibu muda ini terlihat kusut karena remasan jari-jariku yang liar dan bernafsu.

    Dengan birahi yang menggelagak tanganku kini menarik celana dalam krem yang menutupi bagian tubuh Mbak Nurul yang paling pribadi ini. Mataku seakan tak berkedip,ketika celana dalam yang dipakai Mbak Nurul aku tarik ke bawah.Bermula dari tersembulnya rambut kemaluan yang cukup lebat dan hitam itu,aku terus menarik turun celana dalam itu. Dan aku seakan terpakau ketika aku menraik celana dalam itu kian ke bawah,belahan kemaluan ibu muda yang kemerahan itu pun tersembul begitu menggiurkan. Akhirnya sesaat kemudian bagian tubuh wanita berjilbab yang paling tersembunyi inipun terpampang tanpa penutup di depanku. Tubuhku mengigil oleh birahi melihat kemaluan telanjang Mbak Nurul di depanku ini.Terbayang kembali di benakku ,akan sebuah hasrat yang menjadi angan-nganku selama ini untuk menyingkap jubah Mbak Nurul dan melihat keindahan di baliknya.Aku tak mengira bahwa keinginanku akan terwujud siang ini tanpa kesulitan sedikitpun.

    Mataku lekat menatap kemaluan Mbak Nurul yang ditumbuhi rambut cukup lebat namun terlihat rapi. Dengan libido semakin menggelagak,aku membuka kedua paha wanita berjilbab ini lantas aku membenamkan kepalaku diantara kedua paha putih mulus itu. Bibirku segera menciumi kemaluan wanita berjilbab yang ditumbuhi rambut cukup lebat itu. Nafasku terengah-engah diantara kedua paha mulus Mbak Nurul. Bibirku dengan bernafsu menciumi permukaan kemaluan ibu muda ini dengan liar. Mbak Nurul makin jalang merintih dan mengerang,tubuhnya menggeliat menahan rangsangan birahi di bagian tubuhnya yang paling rahasia itu. Lidahkupun bergantian menjilati permukaan kemaluan wanita berjilbab ini sehingga rambut kemaluan Mbak Nurul terlihat basah.

    Cerita Dewasa – Sambil membelai-belai rambut dan menjilati yang mengitari kemaluan Mbak Nurul , Aku menghirup-hirup aroma harum khas kemaluan yang menyengat dari kemaluan wanita berjilbab ini,lantas aku pun meneruskan dengan jilatan ke seluruh sudut selangkangan Mbak Nurul . Sehingga kini kemaluan wanita berjilbab di depanku basah oleh air liurku. Tangankupun membuka bibir kemaluan Mbak Nurul lantas aku julurkan lidahku ke arah klitoris dan menggelitik bagian itu dengan
    ujung lidahku. Mbak Nurul yang masih belum tersadar dari pengaruh obat tidurku makin jalang merintih dan tubuhnya makin kerap menggelinjang,ketika bagian kewanitaan yang paling sensitif ini aku jilati. Aku merasakan ada pijitan-pijitan lembut dari lubang vagina Mbak Nurul yang membuat lidahku seperti dijepit-jepit. Makin lama lubang itu makin basah oleh cairan bening yang agak lengket yang terasa asin di lidahku. Mbak Nurul kini makin keras mengerang dan terengah-engah dalam tidurnya. Rupanya ia merasakan kenikmatan dalam mimpi, ketika kemaluannya aku ciumi dan aku jilati. Pinggulnya mulai menggelinjang dan kakinya ikut menggeliat.

    Melihat tingkah Mbak Nurul yang begitu merangsang menggairahkan,aku tak mampu menahan gelegak birahiku. Aku segera menurunkan celana training beserta celana dalamku,sehingga mencuatlah batang penisku yang besar dan panjang serta tegak mengeras kemerahan. Perlahan-lahan kedua kaki Mbak Nurul kutarik melebar,sehingga kedua pahanya terpentang. Kedua lututku melebar di samping pinggul wanita berjilbab ini lantas tangan kananku menekan pada karpet, tepat disamping tangan Mbak Nurul , sehingga sekarang aku berada dalam posisi setengah merangkak di atas wanita ini. Tangan kiriku memegang batang penisku. Perlahan-lahan kepala penisku kuletakkan pada belahan bibir kemaluan Mbak Nurul yang telah basah itu. Kepala penisku yang besar itu kugosok-gosok dengan hati-hati pada bibir kemaluan wanita berjilbab tetanggaku ini. Terdengar suara erangan perlahan dari mulut Mbak Nurul dan badannya agak mengeliat, tapi matanya masih tetap tertutup. Akhirnya kutekan perlahan-lahan kepala kemaluanku membelah bibir kemaluan ibu muda berjilbab yang cantik ini.

    Sekarang kepala kemaluanku terjepit di antara bibir kemaluan Mbak Nurul . Dari mulut wanita berjilbab ini tetap terdengar suara mendesis perlahan, akan tetapi badannya kelihatan mulai gelisah,agaknya Mbak Nurul mulai sadar. Aku tidak mau mengambil resiko, sebelum Mbak Nurul sadar, aku sudah harus memasukkan penisku ke dalam kemaluan ibu muda tetanggaku ini. Dengan bantuan tangan kiriku yang terus membimbing penisku, kutekan perlahan-lahan tapi pasti pinggulku ke bawah, sehingga kepala penisku mulai menerobos ke dalam lubang kemaluan wanita berjilbab ini. Kelihatan sejenak kedua paha Mbak Nurul bergerak melebar, seakan-akan tak mampu menampung desakan penisku ke dalam lubang kemaluannya.
    Badannya tiba-tiba mulai bergetar menggeliat dan lantas kedua matanya mendadak terbuka, terbelalak bingung, memandangku yang sedang bertumpu di atasnya. Mulutnya terbuka seakan-akan dia siap untuk berteriak. Dengan cepat aku memagut bibir Mbak Nurul untuk mendekap mulutnya agar jangan berteriak. Karena gerakanku yang tiba-tiba itu, posisi berat badanku tidak dapat kujaga lagi,akibatnya seluruh berat pinggulku langsung menekan ke bawah, sehingga tidak dapat  icegah lagi penisku menerobos masuk ke dalam lubang kemaluan Mbak Nurul dengan cepat.

    Badan Mbak Nurul tersentak ke atas dan kedua pahanya mencoba untuk dirapatkan,sedangkan kedua tangannya terlihat refleks mendorong ke atas, menolak dadaku. Dari mulutnya keluar suara jeritan, tapi tertahan oleh bekapan bibirku yang melumat mulutnya.
    “Aauuhhmm.. aauuhhmm.. hhmm..!” desahnya tidak jelas. Kemudian badannya mengeliat-geliat dengan hebat dan meronta-ronta, kelihatan
    Mbak Nurul sangat kaget luar biasa melihatku tengah menindihnya. Meskipun Mbak Nurul meronta-ronta hebat, akan tetapi bagian pinggulnya tidak dapat bergeser karena tertekan oleh pinggulku dengan rapat. Karena gerakan-gerakan wanita berjilbab ini dengan kedua kakinya yang meronta-ronta itu, penisku yang telah terbenam di dalam vagina Mbak Nurul terasa dipelintir-pelintir dan seakan-akan dipijit-pijit oleh otot-otot dalam vagina ibu muda ini. Hal ini menimbulkan kenikmatan yang sukar dilukiskan.

    Cukup lama wanita berjilbab ini meronta-ronta hebat sebelum akhirnya rontaan Mbak Nurul ini mulai melemah. Nafasnya memburu dengan mata yang menyorot tajam ke arahku penuh kemarahan dan kebencian. Wajah yang masih terbalut jilbab putih lebarnya itu kini merah padam,namun kemudian mata yang menyorot tajam itu terpejam,bahkan air matapun mengalir deras dari kedua matanya membasahi jilbab putih yang masih membalut wajahnya.Aku tidak memperdulikan semua itu bahkan aku justru mulai menggerakan penisku yang terjepit dalam kemaluan Mbak Nurul .Aku terus menggerak-gerakkan penisnya naik-turun perlahan di dalam liang kemaluan ibu muda yang hangat itu. Liang itu berdenyut-denyut, seperti mau melumat kemaluanku. Rasanya nikmat luar biasa. Sembari terus menggerakan penisku naik turun,tanganku kembali menggerayangi payudara putih mulus yang sudah mengeras bertambah liat itu. Tanganku meremas perlahan, sambil sesekali dipijit-pijitnya bagian puting susu yang sudah mencuat ke atas. Beberapa menit kemudian aku melihat kian lama air mata dari mata Mbak Nurul yang terpejam mulai menyusut bahkan kembali aku merasakan, wanita berjilbab ini mulai kembali terengah seperti sebelum tersadar dari pengaruh obat tidurku.

    Dengan dada berdebaran melihat perubahan pada Mbak Nurul ,aku melepaskan lumatan bibirku pada mulutnya dan aku nyaris terpekik,ketika aku melepaskan bibirku dari mulut Mbak Nurul. Ternyata mulut Mbak Nurul tengah merintih dan mengerang,membuatku kian liar menggerakan penisku naik turun pada kemaluan ibu muda ini. Seakan aku baru menyadari kalau wanita cukup lama ditinggal suaminya mencari nafkah ke luar negeri,sehingga walapun mungkin hatinya menolak perlakuanku,namun tubuhnya tidak bisa menyembunyikan kenikmatan yang didapatnya. Bahkan semakin lama aku merasakan pinggul Mbak Nurul ikut bergoyang mengikuti gerakan penisku yang naik turun dalam jepitan kemaluannya. Semakin lama rintihan Mbak Nurul kian jalang dan tubuhnyapun menggelinjang merasakan nikmat yang lama tak didapatinya walaupun matanya masih terpejam. Dan akupun merasakan semakin nikmat luar biasa yang memelintir penisku dalam vagina ibu muda berjilbab ini.

    Cukup lama tubuhku naik turun menyetubuhi ibu muda berjilbab tetanggaku ini. Nafasku terengah disertai desahan kenikmatan di atas tubuh Mbak Nurul yang juga merintih dan menggelinjang dengan jalang. Semakin lama aku semakin merasakan nikmat pada penisku sehingga beberapa menit kemudian aku merasakan hendak sampai ke puncak kenikmatanku.Dengan sepenuh tenaga aku menekan pinggulku kuat-kuat sehingga ujung penisku menyentuh dasar kemaluan Mbak Nurul lalu dengan geram yang cukup keras aku menuntaskan kenikmatan luar biasa yang kurasakan saat penisku memuntahkan cairan hangat cukup banyak dalam liang kemaluan Mbak Nurul.

    Aku menggeram penuh kenikmatan “Ahhhhh..Mbak Nuruuullll..Ahhhhhh..Enaaakk.”
    desahku sambil memeluk Mbak Nurul erat-erat. Beberapa saat aku menikmati orgasmeku sebelum akhirnya aku lunglai di atas tubuh wanita berjilbab ini. Nafasku
    terengah-engah letih namun aku merasakan kenikmatan yang luar biasa yang sulit terlukiskan.

    Baru sekejap aku lunglai,aku tersentak ketika aku merasakan tubuh Mbak Nurul bergetar hebat,lantas tanpa aku duga tangannya memelukku kuat-kuat dan kedua pahanya melingkar memeluk pinggangku dengan ketat. Wanita berjilbab ini memiawik kenikmatan ketika kurasakan penisku yang masih terjepit dalam kemaluannya terasa tersedot-sedot sebelum akhirnya terguyur cairan hangat yang membasahi batang penisku. . “Ahhh..sssahhhh…enaaaaak…a hhhhhhh”pekik Mbak Nurul yang masih berbalut jilbab putih sambil memelukku tubuhku kuat-kuat. Rupanya wanita berjilbab ini telah sampai pada puncak kenikmatannya. Beberapa saat aku merasakan ibu muda berjilbab ini dalam orgasme hingga akhirnya kedua tangannya yang semula memelukku terkulai lemas dan kedua kakinya yang semula menjepit pinggangku kembali tergolek lemas. Aku pun segera mencabut kemaluanku dan terlentang di sebelah Mbak Nurul yang terpejam kenikmatan.

    Beberapa saat suasana sunyi,hanya terdengar nafasku dan nafas Mbak Nurul yang berangsur normal.Namun beberapa saat kemudian aku dikagetkan oleh Mbak Nurul yang tiba-tiba menjerit histeris.Aku tergagap bangun dan kulihat wanita berjilbab ini duduk dengan menatapku penuh kebencian dan kemarahan, bibirnya terlihat gemetar dengan wajah yang merah padam. Tubuhnya pun terlihat menggigil hebat dengan nafas yang memburu.

    “Kenapa Mbak?..bukankah Mbak Nurul juga ikut menikmati??”ujarku sambil tersenyum penuh arti kepada wanita tetanggaku ini

    “Tidaaaaaaaaaaaak..!!!!!!!!”pe kik Mbak Nurul membuatku kaget.

    Tapi belum sempat aku berkata kembali, tiba-tiba Mbak Nurul telah bangkit lantas membenahi jilbab dan pakaiannya dengan tergesa-gesa. Aku hanya mampu memandangnya ketika wanita berjilbab ini kemudian berlari keluar dari rumahku. Wajah cantiknya terlihat merah padam,dan aku lihat air mata mengalir menyusuri pipinya.

    Beberapa saat aku termangu-mangu memandang kibaran jilbab putih yang lebar yang dipakai Mbak Nurul, saat ibu muda ini berlari keluar dari rumahku menuju rumahnya.Setelah wanita berjilbab itu hilang dari pandanganku aku menyeringai puas..

    “Ternyata aku tak hanya mampu melihat keindahan tubuh yang selalu tertutup jilbab dan pakaian panjang itu,bahkan aku juga mampu menikmatinya..hehehehe..”bisik ku sambil terkekeh.

    Aku masih tenggelam dalam lamunanku ketika akhirnya aku dikagetkan suara Faiz yang rupanya bangun dari tidurnya di kamarku.

    “Oom Faiz mau pulang ” katanya .

    Aku tersenyum memandang anak sulung Mbak Nurul ini. .

    “Ya hati-hati yah..salam buat ibumu..ibumu memang cantik,mulus,sintal,dan hebat luar biasa,cah bagus …..hehehehehehe!!”kataku sambil terkekeh membuat bocah cilik ini terheran-heran.

  • Tergoda Janda Kembang Menawan

    Tergoda Janda Kembang Menawan


    1204 views

    Perawanku.com – Telah belasan tahun berpraktek aku di kawasan kumuh ibu kota, tepatnya di kawasan Pelabuhan Rakyat di Jakarta Barat. Pasienku lumayan banyak, namun rata-rata dari kelas menengah ke bawah.

    Jadi sekalipun telah belasan tahun aku berpraktek dengan jumlah pasien lumayan, aku tetap saja tidak berani membina rumah tangga, sebab aku benar-benar ingin membahagiakan isteriku, bila aku memilikinya kelak, dan kebahagiaan dapat dengan mudah dicapai bila kantongku tebal, simpananku banyak di bank dan rumahku besar.

    Namun aku tidak pernah mengeluh akan keadaanku ini. Aku tidak ingin membanding-bandingkan diriku pada Dr. Susilo yang ahli bedah, atau Dr. Hartoyo yang spesialis kandungan, sekalipun mereka dulu waktu masih sama-sama kuliah di fakultas kedokteran sering aku bantu dalam menghadapi ujian.

    Mereka adalah bintang kedokteran yang sangat cemerlang di bumi pertiwi, bukan hanya ketenaran nama, juga kekayaan yang tampak dari Baby Benz, Toyota Land Cruiser, Pondok Indah, Permata Hijau, Bukit Sentul dll. Dengan pekerjaanku yang melayani masyarakat kelas bawah, yang sangat memerlukan pelayanan kesehatan yang terjangkau, aku memperoleh kepuasan secara batiniah, karena aku dapat melayani sesama dengan baik.

    Namun, dibalik itu, aku pun memperoleh kepuasan yang amat sangat di bidang non materi lainnya. Suatu malam hari, aku diminta mengunjungi pasien yang katanya sedang sakit parah di rumahnya. Seperti biasa, aku mengunjunginya setelah aku menutup praktek pada sekitar setengah sepuluh malam.

    Ternyata sakitnya sebenarnya tidaklah parah bila ditinjau dari kacamata kedokteran, hanya flu berat disertai kurang darah, jadi dengan suntikan dan obat yang biasa aku sediakan bagi mereka yang kesusahan memperoleh obat malam malam, si ibu dapat di ringankan penyakitnya.

    Saat aku mau meninggalkan rumah si ibu, ternyata tanggul di tepi sungai jebol, dan air bah menerjang, hingga mobil kijang bututku serta merta terbenam sampai setinggi kurang lebih 50 senti dan mematikan mesin yang sempat hidup sebentar. Air di mana-mana, dan aku pun membantu keluarga si ibu untuk mengungsi ke atas, karena kebetulan rumah petaknya terdiri dari 2 lantai dan di lantai atas ada kamar kecil satu-satunya tempat anak gadis si ibu tinggal.

    Karena tidak ada kemungkinan untuk pulang, maka si Ibu menawarkan aku untuk menginap sampai air surut. Di kamar yang sempit itu, si ibu segera tertidur dengan pulasnya, dan tinggallah aku berduaan dengan anak si ibu, yang ternyata dalam sinar remang-remang, tampak manis sekali, maklum, umurnya aku perkirakan baru sekitar awal dua puluhan.

    “Pak dokter, maaf ya, kami tidak dapat menyuguhkan apa apa, agaknya semua perabotan dapur terendam di bawah”, katanya dengan suara yang begitu merdu, sekalipun di luar terdengar hamparan hujan masih mendayu dayu. “Oh, enggak apa-apa kok Dik”, sahutku. Dan untuk melewati waktu, aku banyak bertanya padanya, yang ternyata bernama Sri.

    Ternyata Sri adalah janda tanpa anak, yang suaminya meninggal karena kecelakaan di laut 2 tahun yang lalu. Karena hanya berdua saja dengan ibunya yang sakit-sakitan, maka Sri tetap menjanda. Sri sekarang bekerja pada pabrik konveksi pakaian anak-anak, namun perusahaan tempatnya bekerja pun terkena dampak krisis ekonomi yang berkepanjangan. Saat aku melirik ke jam tanganku, ternyata jam telah menunjukkan setengah dua dini hari, dan aku lihat Sri mulai terkantuk-kantuk, maka aku sarankan dia untuk tidur saja, dan karena sempitnya kamar ini, aku terpaksa duduk di samping Sri yang mulai merebahkan diri.

    Tampak rambut Sri yang panjang terburai di atas bantal. Dadanya yang membusung tampak bergerak naik turun dengan teraturnya mengiringi nafasnya. Ketika Sri berbalik badan dalam tidurnya, belahan bajunya agak tersingkap, sehingga dapat kulihat buah dadanya yang montok dengan belahan yang sangat dalam. Pinggangnya yang ramping lebih menonjolkan busungan buah dadanya yang tampak sangat menantang. Aku coba merebahkan diri di sampingnya dan ternyata Sri tetap lelap dalam tidurnya.

    Pikiranku menerawang, teringat aku akan Wati, yang juga mempunyai buah dada montok, yang pernah aku tiduri malam minggu yang lalu, saat aku melepaskan lelah di panti pijat tradisional yang terdapat banyak di kawasan aku berpraktek. Tapi Wati ternyata hanya nikmat di pandang, karena permainan seksnya jauh di bawah harapanku. Waktu itu aku hampir-hampir tidak dapat pulang berjalan tegak, karena burungku masih tetap keras dan mengacung setelah ’selesai’ bergumul dengan Wati. Maklum, aku tidak terpuaskan secara seksual, dan kini, telah seminggu berlalu, dan aku masih memendam berahi di antara selangkanganku. Aku mencoba meraba buah dada Sri yang begitu menantang, ternyata dia tidak memakai beha di bawah bajunya.

    Teraba puting susunya yang mungil. dan ketika aku mencoba melepaskan bajunya, ternyata dengan mudah dapat kulakukan tanpa membuat Sri terbangun. Aku dekatkan bibirku ke putingnya yang sebelah kanan, ternyata Sri tetap tertidur. Aku mulai merasakan kemaluanku mulai membesar dan agak menegang, jadi aku teruskan permainan bibirku ke puting susu Sri yang sebelah kiri, dan aku mulai meremas buah dada Sri yang montok itu. Terasa Sri bergerak di bawah himpitanku, dan tampak dia terbangun, namun aku segera menyambar bibirnya, agar dia tidak menjerit.

    Aku lumatkan bibirku ke bibirnya, sambil menjulurkan lidahku ke dalam mulutnya. Terasa sekali Sri yang semula agak tegang, mulai rileks, dan agaknya dia menikmati juga permainan bibir dan lidahku, yang disertai dengan remasan gemas pada ke dua buah dadanya. Setalah aku yakin Sri tidak akan berteriak, aku alihkan bibirku ke arah bawah, sambil tanganku mencoba menyibakkan roknya agar tanganku dapat meraba kulit pahanya. Ternyata Sri sangat bekerja sama, dia gerakkan bokongnya sehingga dengan mudah malah aku dapat menurunkan roknya sekaligus dengan celana dalamnya, dan saat itu kilat di luar membuat sekilas tampak pangkal paha Sri yang mulus, dengan bulu kemaluan yang tumbuh lebat di antara pangkal pahanya itu. Kujulurkan lidahku, kususupi rambut lebat yang tumbuh sampai di tepi bibir besar kemaluannya.

    Di tengah atas, ternyata clitoris Sri sudah mulai mengeras, dan aku jilati sepuas hatiku sampai terasa Sri agak menggerakkan bokongnya, pasti dia menahan gejolak berahinya yang mulai terusik oleh jilatan lidahku itu. Sri membiarkan aku bermain dengan bibirnya, dan terasa tangannya mulai membuka kancing kemejaku, lalu melepaskan ikat pinggangku dan mencoba melepaskan celanaku. Agaknya Sri mendapat sedikit kesulitan karena celanaku terasa sempit karena kemaluanku yang makin membesar dan makin menegang. Sambil tetap menjilati kemaluannya, aku membantu Sri melepaskan celana panjang dan celana dalamku sekaligus, sehingga kini kami telah bertelanjang bulat, berbaring bersama di lantai kamar, sedangkan ibunya masih nyenyak di atas tempat tidur.

    Mata Sri tampak agak terbelalak saat dia memandang ke arah bawah perutku, yang penuh ditumbuhi oleh rambut kemaluanku yang subur, dan batang kemaluanku yang telah membesar penuh dan dalam keadaan tegang, menjulang dengan kepala kemaluanku yang membesar pada ujungnya dan tampak merah berkilat. Kutarik kepala Sri agar mendekat ke kemaluanku, dan kusodorkan kepala kemaluanku ke arah bibirnya yang mungil. Ternyata Sri tidak canggung membuka mulutnya dan mengulum kepala kemaluanku dengan lembutnya. Tangan kanannya mengelus batang kemaluanku sedangkan tangan kirinya meremas buah kemaluanku. Aku memajukan bokongku dan batang kemaluanku makin dalam memasuki mulut Sri.

    Kedua tanganku sibuk meremas buah dadanya, lalu bokongnya dan juga kemaluannya. Aku mainkan jariku di clitoris Sri, yang membuatnya menggelinjang, saat aku rasakan kemaluan Sri mulai membasah, aku tahu, saatnya sudah dekat. Kulepaskan kemaluanku dari kuluman bibir Sri, dan kudorong Sri hingga telentang. Rambut panjangnya kembali terburai di atas bantal. Sri mulai sedikit merenggangkan kedua pahanya, sehingga aku mudah menempatkan diri di atas badannya, dengan dada menekan kedua buah dadanya yang montok, dengan bibir yang melumat bibirnya, dan bagian bawah tubuhku berada di antara kedua pahanya yang makin dilebarkan. Aku turunkan bokongku, dan terasa kepala kemaluanku menyentuh bulu kemaluan Sri, lalu aku geserkan agak ke bawah dan kini terasa kepala kemaluanku berada diantara kedua bibir besarnya dan mulai menyentuh mulut kemaluannya. Kemudian aku dorongkan batang kemaluanku perlahan-lahan menyusuri liang sanggama Sri. Terasa agak seret majunya, karena Sri telah menjanda dua tahun, dan agaknya belum merasakan batang kemaluan laki-laki sejak itu. Dengan sabar aku majukan terus batang kemaluanku sampai akhirnya tertahan oleh dasar kemaluan Sri.

    Ternyata kemaluanku cukup besar dan panjang bagi Sri, namun ini hanya sebentar saja, karena segera terasa Sri mulai sedikit menggerakkan bokongnya sehingga aku dapat mendorong batang kemaluanku sampai habis, menghunjam ke dalam liang kemaluan Sri. Aku membiarkan batang kemaluanku di dalam liang kemaluan Sri sekitar 20 detik, baru setelah itu aku mulai menariknya perlahan-lahan, sampai kira-kira setengahnya, lalu aku dorongkan dengan lebih cepat sampai habis. Gerakan bokongku ternyata membangkitkan berahi Sri yang juga menimpali dengan gerakan bokongnya maju dan mundur, kadangkala ke arah kiri dan kanan dan sesekali bergerak memutar, yang membuat kepala dan batang kemaluanku terasa di remas-remas oleh liang kemaluan Sri yang makin membasah.

    Tidak terasa, Sri terdengar mendasah dasah, terbaur dengan dengusan nafasku yang ditimpali dengan hawa nafsu yang makin membubung. Untuk kali pertama aku menyetubuhi Sri, aku belum ingin melakukan gaya yang barangkali akan membuatnya kaget, jadi aku teruskan gerakan bokongku mengikuti irama bersetubuh yang tradisional, namun ini juga membuahkan hasil kenikmatan yang amat sangat.

    Sekitar 40 menit kemudian, disertai dengan jeritan kecil Sri, aku hunjamkan seluruh batang kemaluanku dalam dalam, kutekan dasar kemaluan Sri dan seketika kemudian, terasa kepala kemaluanku menggangguk-angguk di dalam kesempitan liang kemaluan Sri dan memancarkan air maniku yang telah tertahan lebih dari satu minggu. Terasa badan Sri melamas, dan aku biarkan berat badanku tergolek di atas buah dadanya yang montok. Batang kemaluanku mulai melemas, namun masih cukup besar, dan kubiarkan tergoler dalam jepitan liang kemaluannya. Terasa ada cairan hangat mengalir membasahi pangkal pahaku. Sambil memeluk tubuh Sri yang berkeringat, aku bisikan ke telinganya, “Sri, terima kasih, terima kasih..”

  • Terlalu Nikmat Buat Di Lupakan

    Terlalu Nikmat Buat Di Lupakan


    1375 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Terlalu Nikmat Buat Di Lupakan ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Cerita ini merupakan pengalaman pribadi yang sangat berkesan sekali bagi saya. Kisah ini terjadi beberapa tahun yang lalu. Awalnya bermula pada pertengahan masa-masa kuliah saya di sebuah Perguruan Tinggi ternama di Jakarta. Bukan apa, selama ini entah kenapa selalu timbul rasa penasaran dalam diri saya untuk ingin mengungkapkan semua yang pernah terjadi pada diri saya.

    Secara kebetulan saya bertemu dengan seorang teman sekerja dan menyarankan untuk menceritakan kembali pengalaman saya ini. Terus terang saya baru tahu ada site semacam ini di Internet.

    Saya sangat tertarik dan ingin membagi cerita pada seluruh pembaca. Tentang kenyataan yang ada dan mungkin sering terjadi disekeliling kita. Kelebihan dan kekurangan dari isi cerita ini adalah menurut yang saya alami. Terserah apapun tanggapan dari para pembaca. Dan ucapan terima kasih saya kepada 17tahun bila cerita sederhana ini dimuat. Sebutlah nama saya Fandy tetapi teman-teman biasa memanggil saya Andy saja.

    Saya mengenal sex bisa dikatakan belum terlalu lama juga. Baru mulai semester 3 semasa duduk dibangku kuliah dulu (saat itu usia saya baru 20 tahun). Kali pertama keperjakaan saya terenggut oleh Mbak Dewi (salah seorang karyawati XX di kampus yang sempat menjadi kekasih saya selama kurang lebih 2 tahun). Semenjak itu sex bagi saya seolah sudah menjadi salah satu kebutuhan utama sehari-hari. Saya seolah terjebak dengan keindahan fantasi kenikmatan surgawi yang Mbak Dewi berikan dan ajarkan kepada saya.

    Hubungan saya dengan Mbak Dewi bisa dibilang lumayan lama juga, dan malahan sampai beberapa kali membuahkan kehamilan. Meski begitu Mbak Dewi selalu saja menggugurkannya. Hal ini terjadi berulang sampai lima kali. Gila memang, tetapi entah kenapa Mbak Dewi justru sangat menikmati hasil perbuatan saya selama hampir kurang lebih 2 tahun hubungan asmara kami itu berlangsung. Saya tidak tahu apakah itu termasuk suatu penyimpangan perilaku atau bukan. Yang jelas setiap kali terjadi kehamilan dengan bangga ia memberitahukannya kepada saya dan mengatakan bahwa saya adalah pria paling hebat yang pernah dikenalnya.

    Bagi saya sendiripun Mbak Dewi adalah segala-galanya. Meski secara fisik ia lebih tua hampir 5 tahun dibanding usiaku, namun itu tidak menjadi beban dan halangan bagi saya untuk mengasihi dan menyayanginya sebagai layaknya seorang kekasih. Kuakui saya bukanlah pria pertama dalam kehidupan cintanya, tetapi itu bukan masalah karena saya sangat mencintainya. Memang meski secara resmi kami belum menikah namun untuk masalah sex kami sudah melakukannya sebulan semenjak pertama kali saling berkenalan. Bercinta dengannya seakan tak pernah bosan.

    Sex menurutnya adalah suatu keindahan yang setiap saat harus bisa dinikmati. Ibarat nasi, 2 atau 3 hari saja rutinitas intim itu tertunda pasti keesokan harinya Mbak Dewi langsung uring-uringan tanpa alasan yang jelas. Kalau sudah demikian hanya ada satu obat paling manjur untuk mengatasinya. Meredamnya dengan buaian-buaian kenikmatan surgawi. Menurutnya saya adalah pria yang paling berharga dan paling menggairahkan dalam hidupnya. Saat itu sudah begitu besar keyakinan dan perasaan cinta saya terhadapnya dan kukira begitu pula sebaliknya. Dan tak pernah terlintas sekalipun di benak saya hubungan indah ini akan berakhir begitu saja.

    Sampai suatu ketika, kebetulan saya ada suatu keperluan mendadak yang sangat penting dan harus ke Bandung selama hampir 2 minggu. Mbak Dewi melepas kepergianku dengan berat hati. Ia tak akan sanggup bila terlalu lama berpisah denganku. Saya sendiri sangat memaklumi perasaannya. Bagaimanapun selama ini tiada hari tanpa kami lewati bersama-sama. Saya ingin mengajaknya turut serta namun itu berarti ia harus bolos kerja. Aku tak menginginkan itu jika ia sampai kena teguran lagipula saat itu saya tak meragukan kesetiaannya.

    Namun kenyataannya tanpa pernah kuduga sama sekali Mbak Dewi melakukan kesalahan besar dan membuat geger karena tertangkap basah sedang melakukan hubungan intim dengan salah seorang dosen senior. Hanya sehari sebelum kedatanganku pulang. Fatalnya mereka melakukannya justru disalah satu ruang kantor ketika pegawai yang lain sedang mengikuti rapat rutin mingguan. Memalukannya lagi kejadian tersebut sempat menjadi tontonan gratis beberapa orang mahasiswa yang kebetulan mengetahui kejadian mesum tersebut.

    Terus terang saya sangat kecewa, malu dan sakit hati dengan perbuatannya tersebut. Saya benar-benar tidak menyangka Mbak Dewi tega menghianati saya dan berselingkuh dengan orang lain. Saya merasa benar-benar telah tertipu dengan perasaan saya sendiri. Padahal saya sangat menyayangi Mbak Dewi sebagaimana layaknya seorang kekasih bahkan calon istri. Saya tidak pernah menghianati cinta saya kepadanya, karenanya ini benar-benar sangat menusuk perasaan. Akhirnya karena terlanjur malu mereka berdua menikah hanya kurang dari 1 minggu semenjak kejadian memalukan tersebut. Mbak Dewi setengah mati berusaha meminta maaf kepadaku atas segala perbuatannya. Dia mengaku khilaf dan meminta pengertianku.

    Meski dengan berat hati apapun alasannya saya berusaha memaafkan dan mengikhlaskan semuanya. Saya berusaha untuk tak menemuinya lagi. Hal ini terasa terlalu sangat menyakitkan. Namun anehnya, hanya 2 hari menjelang pernikahannya entah kenapa aku merasa begitu cemburu dan ingin sekali berjumpa dengannya. Seolah tahu akan perasaan dan keinginanku, Mbak Dewi ternyata memang telah menunggu kedatanganku. Tidak perlu saya ceritakan detilnya, yang jelas saat itu kembali terulang kemesraan yang biasa kami lakukan sebelum kejadian tak mengenakkan tersebut. Bahkan saking rindunya saya sampai menyebadaninya berulang-ulang kali tanpa henti selama beberapa jam. Apalagi bila melihat kemolekan dan kemulusan kulit tubuhnya yang tergeletak pasrah telanjang bulat diatas ranjang begitu mempesona penglihatanku. Membuat gairah birahiku terus bergelora seakan tak pernah padam.

    Kenikmatan demi kenikmatan kami raih dan entah sudah berapa kali kami berdua saling menyemburkan cairan kenikmatan. Rintihan dan erangan kepuasan berulang kali terdengar lembut dari mulut mungilnya yang indah. Kedua bibir merahnya selalu digigitnya gemas setiap kali kuberhasil memberinya seteguk demi seteguk anggur kenikmatan. Seakan pengantin baru hampir sepanjang siang sampai sore kami berdua menikmati indahnya surga dunia meskipun hanya sesaat itu saja. Kusadari sepenuhnya bahwa kemungkinan ini adalah terakhir kalinya kami dapat tidur bersama. Satu yang tak bisa kulupakan hingga detik ini dan sampai kapanpun juga, hasil perbuatan kami tersebut ternyata kembali membuahkan kehamilan. Hanya saja kali ini Mbak Dewi sama sekali tidak menggugurkannya sebagai bukti rasa kasihnya kepadaku.

    Beruntung suaminya tidak pernah curiga dengan kehadiran anak laki-laki pertama mereka yang mukanya sangat mirip sekali denganku. Saat ini usianya hampir menginjak 4,5 tahun. Hampir 3 minggu kemudian setelah pernikahan mereka kami mulai jarang bertemu apalagi bertatap muka. Di kampus pun Mbak Dewi seakan berusaha menghindar bila melihat kedatanganku. Aku berusaha mengerti atas semua sikapnya karena bagaimanapun juga ia sekarang telah menjadi milik orang lain. Aib yang ia alami dulu seolah menjadi trauma yang memalukan baginya. Hari-hari yang biasanya selalu indah ceria seakan berubah dan berbalik 180 derajat. Saya sering melamun dan dilanda rasa cemburu yang berlebihan. Ingin marah tetapi entah kepada siapa.

    Pada dasarnya saya bukanlah orang pendendam, sehingga sedikitpun tidak ada keinginanku untuk membalas semua perbuatannya. Hanya saja rutinitas sex yang biasanya saya lakukan hampir setiap hari bersama Mbak Dewi seakan terhenti total. Hal ini ternyata sangat mengganggu pikiran dan baru saya sadari setelah sekitar 3 minggu kebiasaan rutin tersebut terhenti. Bagaimanapun saya adalah laki-laki normal yang sebelumnya sudah terbiasa melakukan rutinitas sexual. Saya kira pembaca pasti mengerti apa yang saya maksudkan.

    Itulah kenyataannya, pada mulanya saya sering merasa pusing tanpa sebab, sering sampai tidak bisa tidur dan yang paling menyiksa bila alat kelelakian saya hampir setiap saat sering tegang sendiri. Kalo sudah begitu bisa sehari semalam saya tidak bisa tidur sama sekali. Saya sendiri bukanlah pria yang senang bermasturbasi atau onani. Sejak dulu bisa dikatakan hanya sekali atau dua kali saja saya melakukannya sebelum mengenal Mbak Dewi. Setelah itu paling sering justru Mbak Dewi sendiri yang melakukannya bila ia sudah tak sanggup lagi melayaniku atau kalau kebetulan dia sedang kepingin melakukan oral sex.

    Aku hanya tersenyum geli dan mengiyakan permintaannya yang sedikit diluar kebiasaan. Karena terus terang saya lebih senang mengeluarkan air mani saya didalam liang vaginanya. Mungkin karena saat itu saya merasa hanya Mbak Dewi saja satu-satunya wanita didalam hidup ini yang paling kucintai, saya mengira hanya Mbak Dewi sajalah yang memiliki (maaf) liang vagina paling nikmat di dunia. Lucu memang. Dan setiap kali bahkan sampai kapanpun saya akan selalu teringat atas segala keindahan dan pesona sexual yang dimilikinya.

    Bercinta dan bersetubuh dengannya membuatku benar-benar merasa sangat berharga dilahirkan sebagai seorang laki-laki. Saya merasa bangga dan bahagia bisa melihatnya merintih merasakan kenikmatan yang kuberikan dan membuatnya orgasme hingga berkali-kali. Mbak Dewi sangat menyukai perlakuanku setiap kali aku memuasinya. Mungkin saja dia termasuk golongan wanita yang hiperaktif, karena apapun bentuk kenikmatan yang sedang dirasakannya ketika orgasme selalu diekspresikan seketika itu juga. Menjerit, memekik, menggeliat bahkan kadang sampai menendang-nendang. Bila sedang mencapai puncak Mbak Dewi seakan seperti terkencing-kencing dan begitu hebat tubuhnya menggeliat sambil menyemprotkan cairan kemaluannya.

    Terkadang saya nggak pernah habis pikir bila Mbak Dewi sedang berada di puncak gejolak birahinya. Bila sedang orgasme cairan yang disemburkannya relatif sangat banyak untuk ukuran wanita seperti dia. Mungkin jauh lebih banyak dibanding semburan air mani pria manapun juga. Dan uniknya Mbak Dewi sanggup melakukannya berkali-kali. Bila sedang terangsang paling tidak saya harus mengulang menyetubuhinya maksimal sebanyak 7-8 kali dalam setiap permainan. Mbak Dewi selalu memuntahkan cairan orgasmenya sampai menyembur keluar dari liang vaginanya. Persis seperti air mancur kecil. Waktu itu saya tidak tahu apa setiap wanita memang begitu adanya bila sedang orgasme. Bila sudah demikian dengan sabar terpaksa saya harus mencabut keluar batang penis saya dari jepitan liang vaginanya agar cairan kewanitaannya bisa tumpah keluar. Kalau tidak, rasanya seperti sedang berada di dalam kolam renang air panas.

    Dengan manja Mbak Dewi mencium bibir saya mesra lalu segera beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan kemaluan dan selangkangannya yang basah. “Mmm ..cupp .. kau hebat sekali Andy .. mm ..sebentar sayang .. aku ke kamar mandi dulu yaa .. cupp ..”, bisiknya penuh kemesraan setelah orgasme pertamanya selesai. Ia tertawa kecil melihat alat kelelakianku yang basah berlendir terkena semburannya. Sementara diatas sprei juga tampak mulai basah tersiram cairan orgasmenya yang luar biasa banyaknya. “Oooh .. kau luar biasa sekali Dewi .. benar-benar membuatku terangsang ..”, ujarku takjub. “O yaa .. mm ..sabar sayang .. tunggu saja giliranmu ..mm ..cupp .. aku juga menginginkan semburanmu Andy ..hh .. aku ingin benih kita benar-benar menyatu sayang ..mm ..”, bisiknya genit. Dua menit kemudian ia kembali lagi keatas ranjang dan menyuruhku langsung menyetubuhinya seperti semula. Demikian berulang-ulang saya selalu melakukannya sampai sebanyak 4-5 kali dan begitu pula ia selalu membersihkan diri ke kamar mandi setiap kali selesai orgasme. Selebihnya biasanya Mbak Dewi hanya bisa terbaring lemas kelelahan diatas kasur.

    Ia memang sangat sensitif dan mudah sekali orgasme. Setiap kali alat vitalku menekan kedalam dan merangsang dinding vaginanya, paling tidak selama kurang lebih 2-3 menit Mbak Dewi sudah mencapai klimak dan cairan orgasmenya langsung menyemprot keluar mengguyur batang kelelakianku. Karena itu, setiap kali menyetubuhinya harus saya lakukan secara perlahan-lahan. Jangan sampai penis saya menggesek liang vaginanya terlalu cepat.

    Waktu sudah menjelang sore ketika ia kembali mencapai klimak, .. kucabut keluar alat kejantananku yang liat dan panjang dari dalam jepitan liang vaginanya. Mbak Dewi sontak menggeliat dan mengejan sambil mengangkat pinggulnya keatas. Aku segera bergeser sedikit ke sisi kanan tubuhnya. Dan .. Pyuurr .. untuk kelima kalinya cairan orgasmenya menyemprot keluar dari sela-sela celah vaginanya membasahi selangkangannya sendiri dan sebagian sprei tempat tidur. “Fuuhh .. kau keluar lagi Dewi .. nikmat ya sayang ..”. “Aaahh ..Andy ..nngghh ..uuwwhh ..oohh ..”, pekiknya keras setengah tertahan sebelum akhirnya pinggulnya terhempas kembali keatas ranjang.. Sejenak kuusap seluruh batang kejantananku yang basah kuyub dengan selimut, lalu dengan bernafsu kuarahkan kembali kepala penisku yang semakin mengkilat ke liang vagina Mbak Dewi yang mulai menutup rapat lagi.

    “Aaww ..uuhh .. Andy ..”, rintihnya nikmat sambil memelukku lagi. Aku kembali mengayuh naik turun menggoyang tubuhnya. Memberikannya kenikmatan. Mbak Dewi hanya menatapku pasrah melihatku kembali menyetubuhinya seakan ingin membuat dirinya orgasme berulang-ulang kali tanpa henti. ” Su ..sudah Andy .. a ..aku lemas sekali .. aku bisa keluar lagi ..oohh .. ja ..jangan .. jangan sekarang Andy .. ooww .. ooww ..uuhh .. yaahh .. “, rintihnya lemas menahan nikmat ketika hanya dalam 2 menit cairan orgasmenya yang panas kembali menyembur dan seolah mendorong kepala penisku keluar.

    Untuk kesekian kali kembali kucabut batang kelelakianku dari jepitan rapat liang vaginanya. Dan .. pyuur .. cairan orgasme Mbak Dewi langsung tumpah keluar membasahi bibir kemaluan dan selangkangannya lagi. Sebagian besar langsung meresap kedalam sprei tempat tidurnya yang semakin basah lembab berair. “Wooww .. kau luar biasa sekali Dewi .. mm .. kau cepat sekali keluar sayang ..”, ujarku takjub. “Nngg ..hh ..su ..sudah Andy .. aku lemas sekali .. oohh .. ayo dong Andy sekarang giliranmu .. beri aku semburanmu sayang ..”, rintihnya lemas. “Mmm .. sebentar lagi sayang .. kau menggairahkan sekali Dewi .. hh ..aku ingin melihatmu orgasme sekali lagi ..”, ujarku gemas sambil kubenamkan kembali batang penisku yang besar dan panjang ke dalam liang vaginanya. “Nngghh .. ja ..jangan Andy ..a..aaku lemas sekali ..aaww ..”, rintihnya kecil ketika batang kelelakianku kembali menembus dan membelah liang vaginanya sampai menekan peranakannya. ” Ooohh Dewi .. ahh .. nikmat sekali sayang ..”, erangku keenakan merasakan gesekan lembut dinding vaginanya yang basah dan rapat. ” A.. ahh ..Andy .. a..aku bisa pingsan sayang .. nngghh .. ja ..jangan teruskan Andy ..aaww .. oohh .. duh gusti .. uuhh .. ooww .. ooww yaahh ..”, pekiknya nikmat ketika begitu singkat ia kembali orgasme entah untuk kesekian kalinya. “Wooww .. Dewii .. kau luar biasa sekali sayang .. mm .. oohh .. vaginamu mudah sekali terangsang sayang..”, ujarku gemas melihatnya kembali mereguk anggur kenikmatan.

    Kurasakan cairan kewanitaannya yang menyembur hebat berusaha mendorong batang kelelakianku keluar. ” Aahh .. A..andy .. su ..sudah ..sudah sayang .. aku sudah lemas sekali ..”, rintihnya semakin lemah. Kupandangi wajah cantiknya yang berkeringat. Terlihat rona-rona kenikmatan yang amat sangat terbayang di wajahnya. Bibir merahnya yang mungil sedikit megap-megap mengatur napas. Aku tersenyum bahagia melihatnya. Kukecup lembut bibirnya yang hangat dan mengajaknya bercumbu untuk sesaat. “Andy .. kenapa kau belum juga keluar sayang .. oohh ..berapa lama lagi aku harus menunggumu sayang .. a ..aku sudah lemas sekali Andy ..”, bisiknya masih kelelahan. “Fuuhh .. nanti saja sayang .. kita istirahat dulu ..”, ujarku penuh kasih sayang. Aku jadi tak tega melihatnya. “Andy .. jangan begitu sayang .. lakukanlah .. aku juga ingin melihatmu puas ..ayo dong sayang .. jangan bersikap begitu ..”, bisiknya mesra. “Tapi kau masih letih Dewi .. kau bisa keluar lagi nanti ..”, ujarku khawatir. “Hehh .. lakukanlah Andy .. aku tak peduli sayang .. atau ..atau aku akan meng-onani alat vitalmu ..”, ujarnya nakal. “Wooww ..kau nakal sekali Dewi .. tadi kau minta berhenti .. mm ternyata kau masih kurang puas juga sayang .. mm cupp ..ok .. kau ingin melihatku puas juga sayang ..”, bisikku penuh gairah. Mbak Dewi tersenyum gemas lalu mencubit pinggulku mesra. “He-eh .. Andy .. kau tahu aku sangat menyukainya sayang .. semburan hangatmu yang mm ..”, bisiknya lembut penuh gairah.

    Selama kurang lebih 3 menit aku kembali menggoyang pinggul turun naik menyetubuhinya. Dinding vaginanya yang hangat dan lembut seakan meremat-remat hebat pertanda Mbak Dewi akan segera orgasme kembali. “Andy ..ooh ..Andy ..duh gusti .. aku mau keluar lagi .. ooh .. oohh ja ..jangan terlalu cepat sayang .. a..a ..aku.. ooww ..oww ..uuww ..”, pekiknya kuat menahan rasa nikmat. ” Keluarkanlah Dewi .. yaahh .. aku ingin merasakan semburanmu ..sshh ..” “A..andy .. sekaraang ..sekarang .. aakkhh .. oowwhgk “, teriaknya tertahan. Secepat kilat kucabut batang kelelakianku dari jepitan dinding vaginanya yang rapat lalu kugeser tubuhku kebawah sehingga mukaku kini persis berada diatas selangkangannya. Jemari tangan kananku secepat kilat meraih dan memlintir daging clitorisnya. Dan .. Pyuurr .. Kembali Mbak Dewi memuntahkan keluar cairan orgasmenya yang bening. Begitu kuat semprotannya hingga sebagian besar sampai mengenai dan menyiram mukaku. Dengan cepat mulutku menangkap cairan kenikmatannya dan langsung kutelan nikmat. Terasa hangat dan encer. Mmm .. tiada yang lebih nikmat dan indah kecuali merasakan seutuhnya air surgawinya. Kerongkonganku yang tadinya agak kering kini sedikit terasa lebih segar dan basah. Kukecup dan kukulum gemas pentil daging clitorisnya yang kemerahan. Sementara ujung lidahku menggapai masuk kedalam liang kemaluannya sembari menyedot sisa-sisa cairan orgasmenya yang masih merembes keluar.

    Kali ini Mbak Dewi benar-benar lemas tak berdaya. Napasnya semakin megap-megap karena nikmat luar biasa yang dirasakannya. Selangkangannya benar-benar basah kuyub oleh cairan orgasme yang berulangkali ia semburkan. “Mmm .. aku menyukai rasanya sayang .. aah .. kau menikmatinya Dewiku sayang ..”, ujarku puas melihatnya tak berdaya. “A..andy .. a..a..aku su..sudah tak kuat lagi sayang .. oohh ..a..aku seperti terkuras Andy ..”, rintihnya lemas. ” Aku tahu sayang .. sekarang tidurlah .. kau kelihatan capek sekali ..”, ujarku mesra. “Ka ..kau bagaimana sa..sayang ..”, bisiknya setengah bingung melihatku masih belum terpuaskan. ” Sudahlah Dewi .. tidak apa-apa ..tidurlah ..”, kataku pelan.

    Kupeluk mesra tubuh telanjangnya yang basah berkeringat dan menina bobokkannya. Kubelai dan kuremas lembut kedua buah payudaranya secara bergantian. ” Oohh ..Andy ..aku akan memuasimu setelah ini sayang .. mmhh ..hh ..hh..”, rintihnya perlahan sambil mengatur napas. ” Sudahlah Dewi .. tidurlah dulu .. nanti setelah segar kau boleh memuasi aku ..Ok ..!”, bisikku penuh kasih sayang. Dewi mencium bibirku sampai lama sekali sebelum akhirnya kemudian ia jatuh terlelap saking lelahnya. Wajahnya yang cantik terlihat sedikit pucat, namun tampak rona kepuasan yang tak terhingga terbayang disitu. Mulutnya yang indah merekah terlihat tersenyum. Senyum kepuasan.

    Demikianlah tentang kisah yang kualami, suatu kenikmatan yang tak bisa kulupakan. Apabila anda seorang wanita yang sedang membutuhkan seseorang dan ingin merasakan sesuatu yang lain atau senang berfantasi sex melaui telepon, boleh berkenalan dengan saya dan ditunggu emailnya. Mungkin kita bisa saling berbagi pengalaman. Thanks.

    Tamat

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Ternyata Masih Sempit – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018

    Ternyata Masih Sempit – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018


    1368 views

    Perawanku – Kejadian ini juga berawal dari email yang masuk memberikan komentar atas kisahku yang dimuat. Rambut kemaluannya tipis sekali, bukan karena tidak tumbuh lebat, melainkan Dewi rajin mencukurnya. Dan ketika burungku bersentuhan dengan bibir vagina bagian luarnya, mengalir perasaan sedikit geli karena rambut-rambut kecilnya tajam menusuk sekitar kemaluanku.

    Namun gesekan itu tidak berhenti sampai disitu, vagina yang sudah basah mempermudah jalan masuk penisku yang sudah keras menembus dinding dalam vagina yang walaupun sudah tidak sempit lagi tetapi masih terasa nikmat untuk dikocok keluar masuk pelan, kencang, pelan, kencang.
    “Ogh… ogh..!” suaraku sudah tidak teratur lagi.
    Gerakan pinggul Dewi sudah semakin liar dan tidak teratur.
    “Mmhh.. mmhh.. yaagghh..!” sepertinya orgasme akan datang, dan Dewi tampak menikmatinya.

    Tidak sampai lima menit dari penetrasi, Dewi orgasme, dan aku mempercepat gesekanku agar dapat klimaks juga.
    “Yess..!”
    Aku sempat kaget ketika spermaku berhamburan, sementara aku belum siap menarik keluar burungku, Dewi berteriak. Dia sengaja menekan pantatku supaya aku tidak dapat menarik keluar burungku, dan spermaku keluar di dalam vaginanya.

    Kesokan harinya aku datang ke tempat Santi, dan tanpa basa-basi setelah mengobrol seperlunya, kami ke kamar atas dan melucuti pakaian kami masing-masing hingga tidak ada satu pun yang tersisa. Seperti biasa, Santi pintar sekali memainkan lidahnya baik itu di mulutku, juga di kemaluanku. Sementara aku meraba-raba rambut kemaluannya yang lebat dan lurus. Vaginanya rapat dalam satu garis masih kering. Desah nafas kecil kami berdua membuat gerakan tanganku semakin aktif membuka dan mencari klitorisnya, sementara Santi mengajakku berlutut. Aku sudah paham dengan posisi yang diinginkan.

    Burungku sudah dikulumnya, sementara lidahku juga sudah berhasil membuat vagina Santi mulai mengeluarkan cairan. Baunya agak berbeda dibanding Dewi, Santi lebih harum. Hisapan mulut Santi yang kuat dan dalam membuat burungku keras sekali dan kadang terasa sakit, namun anehnya Santi pandai mengatur irama, sehingga aku tidak keburu keluar. Dia sudah cukup mengerti daripada permainan usai dan dia belum apa-apa, lebih baik mengalah. Begitulah yang kualami.

    Namanya Dewi, umur 37 tahun keturunan indo, tetapi sekilas tidak akan nampak karena rambutnya hitam lebat sebahu. Tinggi rata-rata wanita Indonesia 160 cm, payudara tidak terlalu besar, 32 cup B, kulitnya kuning langsat tetapi tidak terlalu mulus karena katanya waktu kecil nakal, sehingga sering jatuh dari sepeda. Hanya satu yang menunjukkan dia wanita blesteran, yaitu matanya yang biru laut. Semula aku juga mengira itu pun karena dia menggunakan kontak lens, tetapi ternyata mata indah itu memang asli dari sananya.

    Percintaanku berawal dari sebuah pesta pernikahan teman istriku. Istriku? Ya, cerita kali ini aku sudah beristri. Bagi pembaca yang mengikuti ceritaku, 6 kisah sebelumnya memang aku belum beristri. Namun kini, meskipun aku sudah memiliki istri yang cantik, tetapi penyakitku untuk bercinta dengan wanita lain belum hilang, walaupun frekuensinya jauh kukurangi. Dan kisah ini adalah perselingkuhanku pertama sejak aku beristri.

    Di pesta itu, tentu saja kami bertemu dengan banyak teman istriku. Seperti reuni begitulah gambarannya. Dan dari sekian banyak tamu, aku diperkenalkan dengan Santi, teman istriku waktu kelas dua SMA dulu.

    Santi, gadis biasa saja dan masih single (saat itu berumur 26 tahun). Biarpun begitu, tubuhnya sangat ideal dan proporsional. Benar dugaanku, Santi adalah seorang peragawati semi professional. Berbeda dengan model, memang peragawati lebih mengandalkan bentuk tubuh dibanding wajah yang cantik. Namun demikian, dapat dikatakan Santi memiliki wajah yang khas.., ya khas perpaduan antara Jawa dan Itali. Betul. Santi gadis peranakan bapak Italia dan ibu Jawa Tengah. Kami bertiga cepat akrab, dan sebelum berpisah, masing-masing meninggalkan alamat dan nomor telpon.

    Empat hari kemudian, Santi menelpon istriku. Kami diundang ulangtahun Santi yang ke 26 di rumahnya, dan hanya dihadiri kerabat dekat dan sanak saudara. Entah kenapa, kami juga ikut diundang, padahal istriku bukan termasuk teman dekatnya, bahkan saat SMA pun bukan termasuk kelompok bermainnya. Mungkin karena saat di pernikahan tempo hari kami termasuk yang akrab dan menemani Santi hingga acara usai, sehingga dia merasa tidak sendiri saat itu. Modal yang cukup untuk menjalin persahabatan baru, begitu mungkin pikiran Santi.

    Di pesta ulangtahun itulah, kami diperkenalkan dengan Dewi, kakak perempuan tertua Santi. Karena Santi sibuk menemani sanak saudara, maka kami ditemani Dewi. Sendirian? Ya.., ternyata Dewi datang sendiri saja, karena dia telah bercerai dengan suaminya dua tahun yang lalu. Mantan suaminya adalah orang asing yang bekerja di perusahaan asing, ketika kontrak kerjanya habis, dia kembali ke negeri asalnya, karena terjadi ketidakcocokan, mereka bercerai dan dua anaknya yang masih kecil ikut mantan suaminya.

    Bagaimana aku bisa tahu itu semua? Bukanlah hal yang sulit buatku untuk berbincang-bincang dan menggiring ke kehidupan keluarga, di acara pesta sekalipun.

    Entah karena kami betah ngobrol atau mungkin karena pestanya tidak lama. Akhirnya tinggal kami berenam di rumah itu, Santi dan Dewi, kami berdua, dan kedua orangtua mereka. Tetapi hanya 15 menit saja orangtua Santi menemani kami, lantas undur diri dalam diskusi kami. Tinggalah kami berempat mengobrol hingga larut malam. Karena obrolan mengarah kepada kisah-kisah SMA dulu, maka aku dan Dewi mencari topik yang lain, karena memang aku tidak satu SMA dengan istriku, dan Dewi meskipun di SMA yang sama dengan mereka tetapi jaraknya jauh di atas, sehingga juga tidak mengerti.

    Dari perbincangan dua kutub, akhirnya benar-benar menjadi dua tempat diskusi yang terpisah. Kami mengobrol di halaman depan, sementara Santi dan istriku ngobrol di ruang tengah sambil membuka-buka foto mereka masa SMA dulu. Sementara kami? Dewi lebih banyak ngobrol masalah kehidupan sehari-hari.

    “Tidak mencoba cari suami lagi Mbak..?” tanyaku dalam obrolan kami.
    “Ingin sih.., tapi masih trauma Dik Sakti.”
    “Dua tahun menjanda kan cukup toh Mbak..?”
    “Betul.., tapi tujuh tahun pernikahan yang kami jalani lebih membekas tuh..!”
    “Trus ngapain dong kalau malam minggu..? Tidak mungkin di rumah aja kan..? Dan juga tidak mungkin jalan-jalan terus kan..?”
    “Oh.., biasanya malam minggu aku sibukkan dengan main internet di rumah.”
    “Wah, berarti tahu situs-situs porno dong..! Ha.. ha..!”
    “Ih ngaco deh Dik Sakti ngomongnya, ntar aku bilangin istrinya lho..!”

    “Pernah masuk ke Bispak.org nggak..?”
    “Sering..,” jawab Dewi tanpa malu sambil menyebut beberapa cerita yang ada disana. Dan, “Hanya sebatas petting..?”
    Betul, salah satu yang terucap dari bibirnya adalah kisah yang berjudul ‘Hanya Sebatas Peting’.
    “Kenapa nggak coba menghubungi pengarangnya lewat email Mbak..?” pancingku agar dia mengirim email ke pengarang ‘Hanya Sebatas Peting’, ya.., agar dia mengirim ke emailku, karena aku lah pengarang kisah ‘Hanya Sebatas Peting’ tersebut.

    Dua hari kemudian, dugaanku tepat, ada email masuk ke alamatku dan ingin berkenalan lebih jauh setelah membaca kisah ‘Hanya Sebatas Peting’. Aku tahu itu pasti Dewi. Ya, segera kubalas dengan memberikan no. HP-ku (kebetulan Dewi tidak tahu no. HP-ku). Alangkah terkejutnya Dewi ketika menelponku dan mengajak berhubungan seks, ternyata itu adalah aku, suami dari teman adiknya. Dan aku pun lebih terkejut lagi, dia ternyata bukan Dewi, tetapi Santi teman istriku. Santi dan Dewi menggunakan email yang sama dan sama-sama hobby membaca Bispak.org, dan rupanya Dewi menyuruh Santi mengirim email dan menelponnya. Aku terpaksa memohon untuk menutup rahasia ini dari istriku, dan sebagai balasannya kami bertiga akan bercinta.

    Kami janjian di rumah Dewi, mula-mula kami bermain kartu, akhirnya Santi menawarkan strip poker. Cukup beruntung, setengah jam Santi dan Dewi dapat kukalahkan, dan seluruhnya berhasil kulucuti pakaiannya, sementara aku baru sebatas telanjang dada saja.

    Permainan kami hentikan, dan aku memulai meraba tubuh Santi yang memang lebih seksi dibanding kakaknya Dewi. Meskipun belum menikah, tetapi sepertinya Santi sudah cukup pengalaman dengan pemanasan yang kumainkan. Terbukti, Santi mampu mengimbangi ciumanku, bahkan dalam posisi 69 sekalipun, Santi mampu memainkan burungku di rongga mulutnya cukup lama dan memainkan lidahnya di dalam sana.

    Rambut kemaluannya lebih lebat dari Dewi dan lebih mengundang nafsu. Aku mencari klitorisnya dengan lidahku. Ketika kusentuh, terasa getaran reaksi dari Santi. Dapat dikatakan inilah foreplay terlama yang pernah kumainkan. Hanya dengan mengulum burungku, aku klimaks dan mengeluarkan sperma yang langsung ditelannya, setelah itu dijilatinya burungku hingga bersih, terus dan terus permainan tidak berhenti.

    Meskipun burungku sudah mengecil karena orgasme, Santi tidak berhenti memainkan burungku di dalam mulutnya, sementara aku sudah kewalahan melayaninya, lidahku sampai pegal memainkan bibir vagina dan klitorisnya. Kulumanku kuhentikan dan kuganti dengan memainkan jemariku di lubang vaginanya yang basah. Dua jari sudah kumasukkan ke dalam lubang vaginanya yang hangat, dan Santi berhasil membangunkan burungku kembali setelah terkulai sekitar sepuluh menit. Dan Santi belum menyelesaikan permainannya.

    Luar biasa! Telurku dimainkan dengan sentuhan lidahnya yang halus, merambat pelan bibirnya menyentuh burungku, dan dilumurinya seluruh permukaan burungku dengan jilatannya yang sedari tadi terasa hangat. Aku tidak mau keluar untuk yang kedua kalinya. 45 menit hanya untuk oral, aku segera berbalik badan dan mempersilakan Santi memegang burungku yang sudah keras, dibimbingnya dan diarahkan ke lubang vaginanya.
    “Ooougghhh… my god..!” desahku.
    Masuk sudah seluruh penisku di lubang kenikmatan Santi, posisiku di bawah dan Santi di atas. Sambil menghentak-hentakkan pantatnya naik turun memompa dan menjepit burungku, rupanya Santi lebih pengalaman dari yang kubayangkan. Kemana Dewi? Dia masih sabar menunggu gilirannya, tetapi aku sudah tidak kuat, daripada dia kecewa nantinya maka kuajak dia mengangkangiku tepat di atas kepalaku. Aku jilat veginanya semampuku, karena aku sudah tidak konsentrasi dan sulit bernafas karena permainan Santi.

    Untunglah Dewi lebih mudah terangsang dari yang kuduga. Cukup lima menit vaginanya sudah basah terasa asin dan anyir, tidak seharum Santi. Aku semakin sulit bernafas karena goyangan Santi semakin cepat dan dalam menekan burungku. Sepertinya aku sudah mau dapat, dan Santi masih asyik dengan gerakannya. Maka dengan refleks kutarik batang kemaluanku dan Dewi kurebahkan di bawah. Burungku mengarah ke lubang vagina Dewi yang jauh lebih basah dari Santi, sementara tiga jariku kumasukkan ke vagina Santi menggantikan tugas burungku.

    Aku tidak mau keluar sebelum Santi dapat, dan pasti aku kelelahan sebelum Dewi kulayani. Untunglah Santi dapat mengerti, dan tetap menikmati jemariku di dalam vaginanya. Dan Dewi sudah terengah-engah dengan gerakanku keluar masuk vaginanya yang lebih kecil dibanding Santi, walaupun tidak serapat Santi.

    Teriakan yang tertahan menandakan Dewi mendapatkan kepuasan, untunglah tugasku sudah selesai dengan Dewi, sehingga aku dapat melanjutkan dengan Santi dan spermaku keluar untuk kedua kalinya tidak lama setelah kumasukkan ke dalam vagina Santi. Mudah-mudahan Santi pun puas, karena aku tidak melihat gejala dia orgasme meskipun kudengar dia teriak saat spermaku menyembur di vaginanya.

    Badanku terasa lemas bercinta dengan dua perempuan sekaligus, untunglah Dewi tidak sehebat Santi. Maka sejak saat itu, aku tidak mau lagi bercinta sekaligus, aku baru mau kalau hanya satu-satu, dan aku lebih banyak bercinta dengan Santi karena selain lebih seksi, lebih bergairah dan yang terpenting aku dapat orgasme minimal dua kali. Pernah aku bertanya terus terang dengannya, apa Santi juga orgasme ketika bercinta denganku. Jawabannya kadang-kadang, tapi dia mengakui suka karena kebutuhannya terlampiaskan. Dan ketika tidak orgasme, dia selalu melanjutkan sendiri dengan ‘dildo’-nya.

    Dua bulan hubungan kami bertiga berjalan hingga Santi meneruskan studinya ke Jerman memperdalam bidang Information Technology, dan Dewi masih tetap sendiri, hanya saja saat ini ada lelaki yang sedang dekat dengannya dan sepertinya dia mencoba untuk serius. Sementara aku masih tetap menjawab email yang masuk terutama wanita, tetapi kebanyakan mereka tidak ada yang seberani Santi dan Dewi untuk berlanjut lebih dari sekedar berkirim email.

    Hingga suatu saat ada email yang kukira junk email dari luar negeri, dan ketika kubuka, Santi..!
    “Hey… gue seneng disini. Gue bisa orgasme terus setiap berhubungan dengan temen-temen gue yang orang bule. Ha… ha… burungnya besar-besar lho.., dan penuh di mulut gue… ha… ha…” isi emailnya.
    Sialan.., aku kesal tetapi tersenyum juga melihat isi emailnya.