Author: perawanku

  • Cerita Ngewek Gadis PKL Bernama Susy Bergairah Seks – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Ngewek Gadis PKL Bernama Susy Bergairah Seks – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1457 views

    Perawanku – ini adalah benar-benar kisah nyata yang sampai sekarang tidak pernah saya lupakan. Peristiwa ini terjadi sekitar bulan September dan yang merupakan pengalaman pertama saat keperjakaan saya hilang.

    Pembaca Cerita Dewasa Sebelumnya, saya perkenalkan diri, waktu itu saya ber usia 27 tahun, masih single lah, bukannya tidak laku lho tetapi memang saya masih ingin bebas. Kata orang, wajah saya cukup ganteng dengan badan atletis. Bekerja di suatu instansi pemerintah di kota Surabaya.

    Bekerja pada Bagian Sekretariat yang mengurusi surat-surat masuk dan mencatat segala keperluan dinas atasan ( sektretaris), juga mengetik surat-surat, karena memang saya cukup terampil dalam penggunaan komputer yang terkadang memberi pelajaran mengenai pengoperasian komputer di luar kantor.

    Seperti biasanya, suatu instansi pemerintah selalu ada siswa-siswi yang melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang memang merupakan bagian dari kurikulum yang harus dijalani oleh setiap murid.

    Pagi itu sekitar pukul 09:00 saya sedang mengetik suatu nota untuk dikirim ke suatu instansi lain, tiba-tiba saya didatangi oleh 3 siswi lengkap dengan seragam sekolahnya.

    “Selamat pagi, Pak!” sapa mereka dengan kompak dan ramah.
    “Pagi.., ada yang bisa saya bantu?” jawab saya dengan ramahnya.
    “Begini Pak.., kami ingin menyakan apakah di sini masih menerima anak sekolah untuk PKL?”
    “Oooh.. kalian dari sekolah mana?” tanya saya.
    “Saya dari SMK X pak.. dan ini surat permohonan kami dari sekolah.”, kata mereka sambil menyerahkan surat permohonan kepada saya.
    Lalu saya baca, di sana tertulis nama-nama mereka, setelah selesai saya menatap mereka satu persatu.
    “Coba, saya ingin tahu nama-nama kalian dan ketrampilan apa yang kalian miliki?” tanya saya sok pintar.
    “Nama saya Devi Pak, yang ini Desy dan yang itu Susy Pak..”, mereka juga menjelaskan bahwa mereka bisa menggunakan komputer walaupun belum terampil, karena di sekolahnya diberikan ketrampilan komputer.

    Si Devi memiliki postur tubuh yang agak kurus dengan bentuk wajah bulat dan memiliki bentuk payudara yang hampir rata dengan dadanya. Si Desy agak gemuk dan pendek tetapi memiliki payudara yang besar, dan yang satu ini memiliki postur tubuh yang agak tinggi dari teman-temannya, sangat cantik dan sexy seperti bintang mega sinetron dengan bulu-bulu halus di tangannya, warna kulit kuning langsat dengan wajah yang imut-imut dan bibir yang merah serta payudara yang montok, ukurandadanya 34B.

    Wah.. pikiran saya jadi kotor nih (maklum walaupun saya tidak pernah berhubungan badan, tetapi saya sering nonton BF). Umumnya mereka semua memiliki wajah yang cantik, kulit putih dan bersih.

    “Begini ya adik-adik, kebetulan di sini memang belum ada yang PKL, tetapi akan saya tanyakan pada atasan saya dulu..”, kata saya,
    “Nanti, seminggu lagi, tolong adik-adik kesini untuk menunggu jawaban.” lanjut saya sambil tidak henti-hentinya memandangi wajah mereka satu persatu. Setelah berbasa-basi sedikit, akhirnya mereka pulang.

    Saya menghadap atasan yang kebetulan sedang baca koran, maklum pegawai negeri kan terkenal dengan 4D (datang, duduk, diam dan duit). Setelah bicara ala kadarnya, atasan saya menyetujui dan saya lah yang disuruh memberi tugas apa yang harus mereka kerjakan nanti.
    “Tolong, nanti kamu yang mengawasi dan memberi arahan pada mereka.” kata atasan saya.
    “Tapi jangan diarahin yang ngga-ngga lho..” Saya agak bingung dibilang seperti itu.
    “Maksud Bapak?”
    “Iya, tadi saya sempat lihat, mereka cantik-cantik dan saya perhatikan mata kamu ngga lepas-lepas tuh.”
    “Ah, Bapak bisa aja, saya ngga ada maksud apa-apa, kecuali dia mau diapa-apain.” kata saya sambil bercanda dan tertawa.
    “Dasar kamu..”, jawab atasan saya sambil ketawa.
    Memang, walaupun dia atasan saya tetapi di antara kami tidak ada batas, maklum atasan saya juga mata keranjang dan rahasia bahwa dia sering main perempuan sudah merupakan rahasia kami berdua.

    Seminggu kemudian, mereka bertiga kembali ke kantor. Setelah itu saya jelaskan bahwa mereka bisa PKL di sini dan langsung mulai bekerja. Setelah itu Devi dan Desy saya tugaskan di bidang lain, sedangkan Susy, saya suruh membantu pekerjaan di ruangan saya. Kebetulan ruangan saya tersendiri.

    Memang sudah saya rancang sedemikian rupa agar selalu dapat menikmati keindahan tubuh Susy yang saat itu kelihatan cantik dan sexy dengan rok yang agak ketat di atas lutut. Lalu saya mengantar Devi dan Desy ke ruangan lain untuk membantu karyawan yang lain, sedangkan Susy saya suruh menunggu di ruangan saya. Setelah itu saya kembali ke ruangan.

    “Apa yang harus saya kerjakan, Pak?” tanya Susy ketika saya sudah kembali.
    “Kamu duduk di depan komputer dan tolong bantu saya mengetik beberapa nota.” sembari memberikan beberapa lembar kertas kerja pada nya.
    “Dan tolong jangan panggil saya Bapak, saya belum Bapak-bapak lho, panggil saja Mas Bimo.” kata saya sambil bercanda.
    “Baik Mas Bimo, tetapi tolong ajarkan saya mengetik, karena saya belum mahir menggunakan komputer.”

    Saya mulai memberi arahan sedikit tentang cara mengetik sambil tidak henti-hentinya memandangi wajah Susy tanpa sepengetahuannya. Saya berdiri di sampingnya sambil menikmati. Sebentar-sebentar mencuri pandang ke arah payudaranya yang kelihatan dari atas karena kerahnya agak terbuka sedikit.

    Nampak sekali kelihatan belahan payudaranya yang putih mulus tertutup bra warna coklat muda. Apalagi ditambah dengan paha yang sangat sexy, mulus dan kuning langsat yang roknya naik ke atas ketika duduk. Tanpa disadari, kemaluan saya berdiri tegak. Pikiran kotor saya keluar, bagaimana caranya untuk bisa menikmati keindahan tubuh anak SMK ini.

    Di hari pertama ini, saya hanya bisa bertanya-tanya tentang sekolah dan keluarganya dan terkadang bercanda sambil menikmati keindahan tubuhnya. Ternyata Susy adalah anak yang enak diajak bicara dan cepat menyesuaikan dengan lingkungan. Terkadang saya suka mengarahkan ke cerita yang porno-porno dan dia cuma tersipu malu.

    Selama itu, saya juga berpikir bagaimana caranya untuk merasakan kenikmatan tubuh Susy. Saya merencanakan untuk membuat strategi, karena besok atasan saya akan dinas ke luar kota beberapa hari sehingga saya bebas berdua dengannya.

    Pada hari ketiga, pagi-pagi Susy sudah datang dan kebetulan atasan saya sedang dinas ke Bandung selama 5 hari. Seperti biasa, dia selalu menanyakan apa yang bisa dia kerjakan.

    Inilah kesempatan saya untuk melaksanakan rencana yang sudah disiapkan dengan pikiran kotor saya, apalagi ketika dia sedang duduk di kursi, tanpa disadari atau disengaja, duduknya agak mengangkang, sehingga dapat terlihat jelas celana dalamnya yang berwarna putih di antara pahanya yang putih mulus.

    “Gini aja Sus, kebetulan hari ini kayaknya kita lagi ngga ada kerjaan.. gimana kalau kita lihat berita-berita di internet?” kata saya mulai memancing.
    “Kebetulan tuh Mas Bimo, tolong dong sekalian ajarin tentang internet!” pintanya, Nah kebetulan nih,
    “Beres.. yuk kita masuk ke ruangan atasan saya, karena internetnya ada di ruangan bos saya.”
    “Ngga enak mas, nanti ketahuan Bapak.”
    “Kan Bapak lagi dinas ke luar kota, lagian ngga ada yang berani masuk kok selain saya.” jawabku sambil sebentar-sebentar melihat celana dalamnya yang terselip di antara pahanya.
    Benda pusaka saya sudah tegang sekali, dan sepertinya Susy sempat melihat ke arah celana saya yang sudah berubah bentuk, tetapi cepat-cepat dialihkannya.

    Lalu kami berdua masuk ke ruangan atasan saya sambil menutup, lalu menguncinya.
    “Mas.. kenapa dikunci?” tanya Susy merasa tidak enak. “Sengaja.. biar orang-orang menyangka kita tidak ada di dalam. Lagian kan nanti ganggu kita aja.”
    “Ih, Mas pikirannya kotor, awas ya kalau macam-macam sama Susy!” katanya mengancam tetapi dengan nada bercanda.
    Lalu kami berdua tertawa, sepertinya dia tidak curiga kalau saya ingin macam-macam dengannya. Susy saya suruh duduk di kursi dan saya duduk di sebelahnya, di atas sandaran kursi yang diduduki oleh Suzy. Seperti hari-hari sebelumnya, saya dapat melihat dengan bebas paha dan payudara Susy tanpa sepengetahuannya.

    Agar Susy tidak curiga, saya mengajari cara membuka internet dan memulai langkah awal dengan melihat-lihat berita.
    “Sus.. kamu tahu ngga kalau di internet kita bisa melihat cerita dan gambar-gambar porno?” tanya saya mulai memasang strategi.
    “Tahu sih dari teman-teman, tetapi saya ngga pernah lihat karena memang tidak tahu cara menggunakan internet.. tetapi kalau lihat gambar gituan dari majalah sih pernah.” katanya malu-malu.
    “Nah ya.. anak kecil sudah ngeliat yang macam-macam.” kata saya bercanda sambil memegang pundaknya dan dia diam saja sambil tertawa malu-malu.
    “Kalau saya lihatin cerita-cerita dan gambar porno di internet mau ngga?” pinta saya.
    “Mau sih, tetapi jangan dibilangin ke teman-teman Susy ya mas..! Kan malu.”
    “Percaya deh, saya ngga bakalan nyeritain ke teman-teman kamu.”

    Saya mulai membuka cerita porno di www.ceritasexs.me
    Susy mulai membacanya dengan penuh perhatian.

    Lama-lama, saya pun melihat wajah Susy agak berubah dan sedikit gemetar serta agak menegang pertanda dia mulai terangsang, saya dengan perlahan-lahan mulai meraba pundaknya. Sengaja saya lakukan dengan perlahan untuk memberikan rangsangan dan agar jangan terkesan saya ingin mengambil kesempatan.

    Nampaknya mulai berhasil karena dia diam saja. Sedangkan kemaluan saya yang sudah tegang menjadi semakin tegang. Setelah Susy membaca beberapa cerita lalu saya bukakan gambar-gambar porno.
    “Iiih.. gambarnya fulgar banget Mas..”.
    “Itu sih belum seberapa, karena hanya gambar doang..” kata saya mulai memancing.
    “Kalau kamu mau, saya punya film-nya.” lanjut saya.
    “Ngga ah, saya takut ketahuan orang.”, sepertinya dia masih takut kalau ada orang lain masuk.
    “Percaya deh sama saya, lagian cuma film, kecuali kalau kita yang begituan.”
    “Nah kan Mas Bimo mulai nakal..”, katanya dengan nada menggoda dan membuat pikiran saya semakin jorok saja dan kamipun berdua tertawa.
    Saya kemudian membuka VCD porno yang memang sengaja sudah saya siapkan di dalam CD Room komputer

    Saya mulai memutarnya dan beberapa saat terlihat adegan seorang wanita sedang mengulum kemaluan dua orang negro. Sedangkan kemaluan si wanita di masuki dari belakang oleh seorang pemuda bule. Susy kelihatan diam saja tanpa berkedip, malah posisi duduknya mulai sudah tidak tenang.
    “Kamu pernah lihat film ginian ngga Sus..” tanyaku padanya
    “Belum pernah Mas, cuma gambar-gambar di majalah saja” jawabnya dengan suara agak gemetar. Sepertinya dia mulai terangsang dengan adegan-adengan film tersebut.
    “Kalau gitu saya matiin saja, ya Sus? Nanti kamu marah lagi..” kataku pura-pura sok suci namun tetap mengelus-ngelus pundaknya.
    “Aah ngga apa-apa kok Mas, sekalian buat pelajaran, tetapi Susy jangan dimacem-macemin, ya Mas?” dia khawatir
    “Iya.. iya..” kataku untuk menyakinkan, padahal dalam hati, si otong sudah tidak tahan.

    Secara perlahan-lahan tangan saya mulai memegang dan mengelus tangannya, dia diam saja dan tidak ada tanda-tanda penolakan. Yang anehnya, dia diam saja ketika saya merapatkan duduknya dan saya pegang tangannya yang berbulu halus dan saya taruh di atas pahasaya. Matanya tetap tertuju pada adegan film dan suaranya memang sengaja saya buat agak keras terdengar agar lebih nafsu menontonnya.

    Terdengar suara rintihan dan erangan dari di wanita, ketika kemaluannya di sodok-sodok oleh si negro dengan kemaluan yang sangat besar dan panjang, sedangkan mulutnya dengan lahap mengulum batang kemaluan si Bule. Kini Susy semakin tidak tenang duduknya dan terdengar nafasnya agak berat bertanda nafsunya sedang naik. Kesempatan ini tidak saya sia-siakan.

    Tangan Susy tetap berada di atas paha saya, lalu tangan kiri saya mulai beraksi membelai rambutnya, terus ke arah lehernya yang jenjang. Susy kelihatan menggelinjang ketika lehernya saya raba.
    “Acchh.. Mas bimo, jangan, Susy merinding nih..” katanya dengan nada mendesah membuat saya semakin bernafsu.
    Saya tetap tidak peduli karena dia juga tidak menepis tangan saya, malah agak meremas paha saya.

    Tangan kiri saya juga tidak diam, saya remas-remas tangan kanan Susy dan sengaja saya taruh tepat di atas kemaluan saya.
    “Sus, kamu cantik deh, kayak bintang film itu” kata saya mulai merayu.
    “Masa sih Mas?” sepertinya dia terbuai dengan rayuan saya. Dasar anak masih 17 tahun.
    “Bener tuh, masa saya bohong, apalagi payudaranya sepertinya sama yang di film.”
    “Ih.. Mas bimo bisa aja” katanya malu-malu.

    Adegan film berganti cerita di mana seorang wanita mengulum 2 batang kemaluan dan kemaluan wanita itu sedang dijilati oleh lelaki lain. Tangan susy semakin keras memegang paha dan tangan saya.
    “Kamu terangsang ngga Sus?” tanyaku memancing.

    Dia menoleh ke arah saya lalu tersenyum malu, wah.. wajahnya nampak kemerahan dan bibirnya terlihat basah, apalagi di tambah wangi parfum yang di pakainya.
    “Kalau Mas, terangsang ngga?” dia balik bertanya.
    “Terus terang, aku sih terangsang, ditambah lagi nonton sama kamu yang benar-benar cantik ” rayu saya, dan dia hanya tertawa kecil.
    “Saya juga kayaknya terangsang Mas,” katanya tanpa malu-malu.
    Melihat situasi ini, tangan saya mulai meraba ke arah lain. Perlahan-lahan saya arahkan tangan kanan saya ke arah payudaranya dari luar baju seragam sekolahnya. Sedangkan tangan kiri, saya jatuhkan ke atas pahanya dan saya raba pahanya dengan penuh perasaan. Susy semakin menggelinjang keenakan. Mulus sekali tanpa cacat dan pahanya agak merenggang sedikit.
    “Aaahh, jangan Mas, Susy takut, Susy belum pernah beginian, nanti ada orang masuk mass.. oohh..” katanya sambil tangan kanannya memegang dan meremas tangan kanan saya yang ada di atas pahanya yang sedang saya raba, sedangkan tangan kirinya memegang sandaran kursi.

    Terasa sekali bahwa Susy juga terangsang akibat saya perlakukan seperti itu, apalagi ditambah dengan adegan film siswi anak sekolah Jepang yang dimasuki vaginanya dari belakang oleh seorang gurunya di ruangan kelas

    Saya yang sudah tidak tahan lagi, tidak peduli dengan kata-kata yang diucapkan Susy. Karena saya tahu bahwa dia sebenarnya juga ingin menikmatinya. Tangan kanan saya makin meremas-meremas payudara sebelah kanannya.
    “Oohh Maass.. jaangaan Maas.. ohh..” Susy semakin mendesah.

    Cerita Dewasa : Badan Susy makin menggelinjang dan dia rapatkan badan serta kepalanya ke dada saya. Tangan kiri saya pindah untuk meraba wajahnya yang sangat cantik dan manis.

    Turun ke leher terus turun ke bawah dan membuka dua kancing seragamnya. Terlihat gundukan belahan payudaranya yang putih dan mengencang di balik BH-nya. Tangan saya bermain di sekitar belahan dadanya sebelah kiri, saya remas-remas lalu pindah ke payudaranya yang sebelah kanan.
    “Ooohh.. Maas Bimoo.. oohh.. jaangaann.. mmhh..” saya semakin bernafsu mendengar suara rintihannya menahan birahi yang bergejolak.
    Dadanya semakin bergetar dan membusung ketika saya semakin meremas dan menarik BH-nya ke atas. Terlihat putingnya yang kecil dan berwarna merah yang terasa mengeras. Tangan kanan saya yang sejak tadi meraba pahanya, secara perlahan-lahan masuk ke balik roknya yang tersingkap dan meraba-raba celananya, yang ketika saya pegang ternyata sudah basah.
    “Ooohh.. Mass enakk.. teerruuss.. aahh..”

    Kepala Susy mendongak menahan birahi yang sudah semakin meninggi. Terlihat bibir merah membasah. Secara spontan, saya cium bibirnya, ternyata dibalas dengan buasnya oleh Susy.

    Lidah kami saling mengulum dan saya arahkan lidah saya pada langit-langit bibirnya. Semakin tidak menentu saja getaran badan Susy. Sambil berciuman saya pegang tangan kirinya yang di atas selangkangan dan saya suruh dia untuk meraba batang kejantanan saya yang sudah menegang dan kencang di balik celana panjang.
    “Mmmhh.. mmhh..” saya tidak tahu apa yang akan dia ucapkan karena mulutnya terus saya kulum dan hisap. Segera saya lepas semua kancing seragamnya sambil tetap menciumi bibirnya. Tangan saya membuka BH yang kaitannya berada di depan, terlihat payudaranya yang putih bersih dan besar dan perutnya yang putih tanpa cacat. Saya raba dan saya remas seluruh payudaranya.

    Hal ini membuat susy semakin menggelinjang. Tiba-tiba, Susy menarik diri dari ciuman saya.
    “Mas.. jangan diterusin, Susy ngga pernah berbuat seperti ini.” sepertinya dia sadar akan perbuatannya.

    Dia menutupi payudaranya dengan seragamnya. Melihat seperti ini, perasaan saya was-was, jangan-jangan dia tidak mau meneruskan. Padahal saya sedang hot-hotnya berciuman dan meraba-raba tubuhnya.

    Tetapi birahi saya yang tinggi telah melupakan segalanya, saya mencari akal agar Susy mau melampiaskan birahi yang sudah sampai ke ubun-ubun.
    “Jangan takut Sus, kita kan ngga akan berbuat jauh, saya cuma mau merasakan keindahan tubuh kamu.”
    “Tapi bukan seperti ini caranya.”
    “Bukannya kamu juga menikmati Sus?”
    “Iya, tetapi Susy takut kalau sampai keterusan, Mas!”
    “Percaya deh, Mas tidak akan berbuat ke arah sana.” Susy terdiam dan memandangi wajah saya, lalu saya membelai rambutnya. Saya tersenyum dan dia pun ikut tersenyum. Sepertinya dia percaya akan kata-kata saya. Film telah habis dan saya mematikan komputer. Saya berdiri dan secara tiba-tiba, saya mengangkat tubuh Susy.
    “Maass, Susy mau dibawa kemana?” dia berpegangan pada pundak saya.
    Baju seragamnya terbuka lagi dan nampak payudaranya yang montok.
    “Kita duduk di sofa saja.” Saya angkat Susy dan saya pangku dia di sofa yang ada di dalam ruangan bos.
    “Sus kamu cantik sekali..” rayu saya dan dia hanya tersenyum malu.
    “Boleh saya mencium bibir kamu..?” dia diam saja dan tersenyum lagi. Semakin cantik saja wajahnya.
    “Tapi janji ya Mas bimo ngga akan berbuat seperti di film tadi?”
    “Iya saya janji” Susy terdiam lalu matanya terpejam.
    Dengan spontan saya dekati wajahnya lalu saya cium keningnya, terus pipinya yang kiri dan kanan, setelah itu saya cium bibirnya,ternyata dia membalas. Saya masukkan lidah saya ke dalam rongga mulutnya.

    Birahinya mulai bangkit lagi. Susy membalas ciuman saya dengan ganas dan nafsunya melumat bibir dan lidah saya. Tangannya meremas-remas kepala dan pundak saya. Ciuman berlangsung cukup lama sekitar 20 menit. Sengaja tangan saya tidak berbuat lebih jauh agar Susy percaya dulu bahwa saya tidak akan berbuat jauh.

    Setelah saya yakin Susy sudah lupa, tangan saya mulai meraba perutnya yang telah terbuka. Lalu perlahan-lahan naik ke payudaranya.
    “Aaahh.. Mass teruuss..” desahnya. Ternyata birahinya mengalahkan kekuatirannya. Dengan penuh kelembutan saya sentuh putingnya yang sudah mengeras.
    “Aaahh.. aahh.. mmhh..” saya semakin meningkatkan kreatifitas saya.
    Putingnya saya pilin-pilin. Badan Susy menggelinjang keenakan, bibir saya turun ke bawah, saya jilati lehernya yang jenjang.
    “Ooouuhh Mass, teruuss, enaak Maass.” Susy terus mengeluh keenakan membuat libido saya makin meningkat.
    Kemaluan saya terasa tegang sekali dan terasa sakit karena tertekan pantat Susy. Lalu saya rebahkan dia di sofa sambil tetap menciumi seluruh wajahnya. Lalu saya jilati payudaranya sebelah kanan.
    “Maass Bimoo..” Susy berteriak keenakan.
    Saya jilati putingnya dan saya hisap dengan keras.
    “Aahh.. oouhh.. terruuss oohh.. enaakk.”
    Nampak putingnya semakin memerah. Lalu gantian putingnya yang sebelah kiri saya hisap. Seperti bayi yang kehausan, saya menyedotputingnya semakin keras. Susy makin menggelinjang dan berteriak-teriak. Tangan kiri saya lalu mulai meraba pahanya, saya buka pahanya, terus tangan saya meraba-raba ke atas dan ke arah selangkangannya. Jari saya menyentuh kemaluannya di atas celana dalam yang sudah basah. Awalnya dia bilang
    “Oouhh Maass jangaann..” tetapi kemuidan,
    “Oouughh Maass terruuss..” Saya masukkan jari tangan saya ke mulut Susy, lalu dihisapnya jari saya dengan penuh nafsu.
    “Mmmhh..” mulut saya terus tiada henti menghisap-hisap puting payudaranya secara bergantian.

    Tangan saya terus menekan-nekan kemaluan Susy. Sambil saya hisap, tangan kanan meremas-remas payudaranya, sedangkan tangan kiri,saya masukkan jari telunjuk ke sela-sela celana dalamnya.
    “Maass.. oohh.. janggaan oughh.. mmhh..” Susy terus mendesah-desah.
    Tangannya meremas-remas sofa. Setelah puas meremas-remas payudaranya, saya pegang dan saya tuntun tangannya untuk memegang kemaluan saya yang sudah tegang di balik celana panjang. Tanggan Susy diam saja di atas celana saya, lalu tangannya saya dekap di kemaluan saya. Lama-kelamaan Susy mulai meremas-remas sendiri kemaluan saya.
    “Oohh Sus.. enak Sus.. terus Sus..” walaupun kaku mengelusnya tetapi terasa nikmat sekali. Jari tangan kiri saya pun terus meraba kemaluannya, terasa bulu-bulu halus dan masih jarang. Jari tangan saya tepat berada di atas vaginanya yang sudah sangat basah, saya tekan tangan saya dan jari telunjuk saya masukkan perlahan-lahan untuk mencari clitorisnya.

    Tubuh Susy semakin menggelinjang, pantatnya naik turun.
    “Maass, jangan Maas.. Susy ngga kuat Maass.. ooughh.. aahh”
    Saya tahu Susy akan mendekati klimak sebab tangannya mencengkeram erat kemaluan saya.
    “Maass.. aahh..” tiba-tiba tubuh Susy mengejang hebat, tubuhnya bergetar kuat, tanda dia telah mencapai klimak.
    Tubuhnya langsung lemas tidak berdaya, matanya terpejam. Saya kecup bibirnya dengan lembut, lalu matanya perlahan terbuka.
    “Mas.. Susy sayang kamu.”
    “Saya juga sayang kamu Sus”
    Saya kecup lagi bibirnya dan dia pun membalas sambil tersenyum. Saya lihat di payudaranya terdapat beberapa tanda merah bekas saya hisap.
    “Ihh.. Mas nakal, tete Susy dibikin merah..” dibiarkannya dadanya terlihat dengan bebas tanpa ditutupi.
    “Habis tete kamu montok dan gemesin sih.. besar lagi.” kataku sambil mengusap wajahnya yang berkeringat.
    “Mas, kok anunya ngga keluar cairan kaya di film tadi sih..?” tanyanya tiba-tiba.
    Rupanya dia benar-benar belum mengenal seks. Kebetulan nih untuk melanjutkan jurus yang kedua.
    “Kamu pengen punyaku keluar air mani?” tanyaku.
    “Iya, Susy pengen lihat, kayak apa sih?”
    Tanpa pikir panjang, langsung saja saya buka celana panjang dan CD saya. Langsung saja kejantanan saya keluar dengan tegaknya. Ukuran punya saya lumayan besar, besar dan panjang sekitar 18 cm. Susy langsung terbelalak matanya melihat senjata saya yang ingin menagih kenikmatan yang ditunggu-tunggu.
    “Ya ampun Mas.. besar banget punya Mas..”
    Saya raih tangan Susy dan saya suruh dia meraba dan mengocoknya. Tampak Susy agak gugup dan gemetar karena baru sekali melihat langsung dan memegang burung laki-laki.
    “Aah.. Sus enak banget, terus Sus.. ahh..”
    Lama kelamaan Susy terbiasa dan merasa pintar mengocoknya. Saya remas-remas payudaranya.
    “Mas, ahh.. Susy masih lemas.. ahh..”
    “Sus, cium dong punyaku” pinta saya.
    Langsung saja dia menciumi batang kejantanan saya, mungkin dia belajar dari film tadi.
    “Terus Sus, emut Sus biar keluar aahh.. kamu pintar Sus.. emut Sus..” pinta saya lagi.
    “Ngga mau, Susy ngeri, lagian ngga cukup di mulut Susy”
    Posisi Susy duduk di sofa, sedangkan saya berdiri menghadap Susy. Saya remas buah dada Susy,
    “Ahh Maass..”
    Ketika dia membuka mulutnya, langsung saja saya masukkan batang kemaluan saya ke mulutnya dan saya keluar masukkan batang kejantanan saya.
    “Mmmhh.. mmhh..” Susy sepertinya kaget, tetapi saya tidak peduli, justru Susy yang sekarang menyedot batang kejantanan saya.
    “Aaahh.. Sus kamu pintar sus.. terus ah.. enaak..”
    Saya yang juga baru pertama kali berbuat seperti itu, sebenarnya sudah ingin keluar, tetapi sekuat tenaga saya coba tahan. Susy rupanya sudah lupa diri, dia semakin bernafsu mengulum dan menyedot batang kemaluan saya, sedangkan kedua tangannya memegang pantat saya.

    Cepat sekali dia belajar. Saya membungkuk dan kedua tangan meremas paha Susy, lalu saya buka kedua belah pahanya, Susy mengerti lalu merenggangkan pahanya sambil mengangkat pahanya. Segera saya buka resleting roknya dan saya angkat roknya sehingga nampak CD yang berwarna putih. Tangan kanan saya segera meraba dan menekan-nekan belahan vaginanya yang tertutup CD, sudah basah.
    “Mmhh.. mmhh..” Susy menggelinjang dan terus mengulum-ngulum, tampak mulutnya yang kecil mungil agak kesusahan. Saya buka baju seragam dan BH-nya, dia melepas kulumannya dan saya rebahkan tubuhnya di sofa panjang. Saya tarik roknya ke bawah sehingga tinggal CD-nya yang tersisa, lalu saya membuka baju sehingga saya telanjang bulat alias bugil. Mata Susy terpejam, segera saya lumat bibirnya dan dia pun membalas.

    Tangannya kirinya tetap memegang batang kejantanan saya dan tangan kanannya meremas-remas pundak saya. Sedangkan tangan kanan saya membelai-belai rambutnya dan tangan kiri tetap meraba CD Susy yang sudah sangat basah. Saya masukkan tangan ke dalam CD-nya, terus turun ke bawah tepat di belahan vaginanya, lalu jari-jari saya bermain-main di belahan vaginanya yang sudah banjir.
    “Aaahh Maass.. oughh.. ohh..” dia terus menggelinjang. Pantatnya naik-turun mengikuti gerakan tangan. Mulut dan tangan kanan saya langsung mengisap dan meremas-remas tetenya.
    “Aaahh Maass.. teruuss.. aahhgghh..” desahnya.
    Tangan Susy meremas-remas burung saya yang sudah tegang segera ingin masuk ke sarangya Susy.

    Segera saya buka celana dalamnya. Dan mulut saya mulai turun ke bawah mencium perutnya dan perlahan-lahan saya ciumi bulu-bulu halus dan vaginanya. Tangan Susy meremas-remas rambut saya. Saya buka belahan vaginanya dan nampak kelentitnya yang mungil berwarna merah. Segera saya jilat dan hisap kelentitnya.
    “Aaagghh Maass oouhh.. oughh..” kepala Susy mendongak dan bergerak ke kiri dan ke kanan merasakan kenikmatan yang luar biasa yang baru sekali dialaminya, begitu juga dengan saya. Saya sedot liang vaginanya yang masih perawan dan berwarna merah.
    “Oouhh.. Mass, Susy ngga kuat mass.. oohh.. aahh..” tiba-tiba tubuh Susy bergetar hebat, pantatnya bergerak ke atas dan bergetar keras.
    “Aaahh..” Susy mencapai klimak yang kedua kalinya.
    Saya hisap semua cairan yang keluar dari lubang vaginanya.

    Kemudian tubuhnya kembali lemas, matanya terpejam. Segera saya buka pahanya lebar-lebar dan arahkan batang kejantanan saya tepat di liang vaginanya. Susy merasakan sesuatu yang menekan kemaluannya. Matanya terbuka sayu dan lemas.
    “Mas.. jangan maass, Susy masih perawan.” katanya tetapi pahanya tetap terbuka lebar.
    “Katanya Susy pengen ngelihat punya Mas keluar cairan.”
    “Iya, tetapi Susy ngga pernah beginian, Susy ngeri dan takut sakit..”
    “Jangan kuatir, Mas pasti pelan-pelan.”
    Segera saya basahi batang kemaluan saya dengan ludah, setelah itu saya arahkan ke lubang vaginanya, setelah pas, perlahan-lahan saya tekan masuk, sempit sekali rasanya.
    “Achh Mass sakit..” tampak wajahnya menahan sakit
    “Pelan-pelan Mas, sakit!” segera berhenti aksi saya mendengar keluhannya. Setelah dia mulai tenang, saya tekan sekali lagi.
    “Akhh.. Maass.. pelan-pelan.” tangannya memegang sofa dengan kuat.
    “Tenang Sus, jangan tegang, nanti juga enak.”
    Kemudian saya lumat bibir Susy, dan dia pun membalas, segera saya tekan lagi sekuat tenaga. Saya mencoba sekali lagi, lalu melenceng keluar. Tidak putus asa, saya coba lagi.
    “Achh.. Mass Bimo, sakit!”
    Saya tidak peduli dengan teriakannya, dengan lebih agak keras saya tekan kemaluan saya dan, “Bless..” torpedo besar saya masuk setengah, terasa ada yang robek di lubang kemaluannya.

    kepala Susy mendongak ke atas menahan sakit, Saya diamkan beberapa saat, lalu saya tekan lagi dan masuklah semua batang kejantanan saya ke sarang Susy.
    “Achh Mas.. sakiitt.. pelan-pelan Mas.” saya berhenti sebentar, lalu saya coba masukkan lagi. Semakin dia berteriak, semakin bertambah nafsu saya. Lalu saya tekan sekuat tenaga dan masuklah semua senjata keperkasaan saya. Saya keluarkan pelan-pelan dan saya masukkan lagi dan seterusnya.
    “Ahh.. ahh.. Mass sakit.. teruuss ahh.. mmhh..”
    Kepalanya bergerak ke kiri dan ke kanan. Rupanya dia mulai terangsang lagi. Semakin lama, saya percepat goyangan. Tangan saya meremas-meremas payudaranya.
    “Ohh Sus.. kamu cantiik Sus..”
    “Mass, teruss Mass, akhh.. Susy ngga kuat Mass.. aghh..” pantatnya ikut naik turun mengikuti irama pantat saya yang naik turun. Saya merasakan nikmat yang tiada tara. Terasa ada sesuatu yang kuat ingin keluar dari alat vital saya, rupanya saya akan segera klimaks.
    “Maass.. oougghh Mass, Susy ngga tahaan.. oughh Mas Bimoo.. aahh!” Susy berteriak histeris sambil tubuhnya bergetar dan pada saat yang bersamaan keluarlah air mani saya menyembur dengan deras ke dalam vagina Susy.
    “Ooughh Sus saya keluaarr, oohh.. creet.. crreet.. creett..” sperma saya mengalir dengan kencang, tubuh saya bergetar dan berguncang hebat.
    Tangan Susy mencengkeram erat pundak saya dan saya mendekap erat tubuh Susy yang putih mulus. Setelah itu kami berdua langsung lemas. Terasa ada sesuatu yang menarik-narik dan menjepit batang kejantanan saya. Terasa hangat batang kemaluan saya. Banyak sekali cairan yang keluar.

    Mata Susy terpejam merasakan kenikmatan yang ketiga kalinya. Tubuhnya benar-benar tidak berdaya dan pasrah. Tubuh kami tetap berpelukan dan kejantanan saya tetap di dalam kemaluannya.

    Saya ciumi bibir dan seluruh wajahnya. Setelah itu saya lepas tubuhnya dan dari lihat batang saya dan vaginanya ada cairan darah perawan yang menetes di bibir vagina dan sofa. Sesaat kemudian, nampak Susy menitikkan air mata.
    “Mas.. kenapa kita melakukan ini, Susy sudah tidak perawan lagi..” dia terus mengeluarkan air mata. Saya terdiam, dalam hati menyesal, mengapa saya sampai lupa diri dan betapa teganya telah menodai seorang gadis yang bukan milik saya. Saya seka air matanya sambil mencoba menenangkannya.
    “Maafkan saya Sus, saya lupa diri, saya akan mempertanggung-jawabkan perbuatan saya Sus.”
    “Mas, peluk Susy Mas..” segera saya peluk dia dan cium keningnya. Dia pun memeluk saya dengan eratnya. Tubuh kami masih bugil,
    “Susy sayang Mas bimo”
    “Saya juga sayang kamu” jawab saya.
    Setelah itu dia tersenyum, tetapi air matanya tetap mengalir, saya seka air matanya. Setelah puas saling berpelukan, kami segera memakai pakaian. Bercak darah Susy mengenai sofa atasan saya. Saya ambil sapu tangan dan mengelap hingga bersih.
    “Mas, Susy mohon jangan ceritakan ini pada siapa-siapa!”
    “Saya ngga akan cerita pada siapa-siapa, ini adalah rahasia kita berdua.”
    Setelah semua rapih, kami kembali berpelukan. Setelah itu kami keluar dari ruangan bos. Tidak begitu lama, teman-temannya masuk dan mengajaknya pulang.


    Cerita Dewasa : Besok paginya, Susy datang duluan dan ketika saya masuk,
    “Selamat pagi Mas” dia memberi salam. Ah, senyumnya manis sekali,
    “Selamat pagi sayang”
    Saya hampiri dia dan kecup keningnya lalu bibirnya. Dia membalas ciuman tadi. Ah, indah sekali hari ini. Susy masih PKL 2 minggu lagi.

    Perbuatan kami kemarin bukan membuat kami insyaf, kami berdua melakukan lagi di ruangan bos, di meja, di kursi, di balik pintu, dengan posisi berdiri atau doggie style, seperti yang pernah kami lihat di film BF.

    Terkadang Susy saya suruh membolos dan janjian di hotel. Kami sering melakukannya dari pagi hingga sore. Ternyata Susy orang yang hiperseks dan gampang terangsang.

    Benar-benar kenikmatan yang tiada tara, kami tidak pernah menyesali. Setelah 2 minggu berlalu, mereka telah selesai PKL, hubungan kami tetap berlanjut hingga akhirnya, dia di jodohkan oleh orang tuanya.

    Cerita Sex PKL,Cerita Mesum,Cerita Bokep,Cerita Panas,Cerita Dewasa,Cerita Seks,Cerita Sex Bergambar,Cerita Sex Model,Cerita Ngentot.

  • Mama Selingkuh Aku Minta Jatah Seks Sepuasnya

    Mama Selingkuh Aku Minta Jatah Seks Sepuasnya


    2800 views

    Cerita Sex ini berjudulMama Selingkuh Aku Minta Jatah Seks SepuasnyaCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Namaku gunawan,umurku saat ini 21 thn. Gue ingin cerita tentang pengalaman seks gue sewaktu kelas 2 sma. Bokap gue seorang bisnismen super sibuk. Nyokap gue adalah ibu rumah tangga,dan mama yang menjaga kedai kami yang berada di depan rumah. Nyokap gue lumayan cantik, tapi sayang kecantikannya itu ditutupi jilbab yang melekat dikepalanya. Umurnya waktu itu 36thn,teteknya lumayan gede,kalau kesekolah banyak kawan2 gue yang bilang nyokap gue cantik dan montok. Baiklah aku mulai aja ceritanya.

    Pagi itu disekolah aku sakit kepala, karena sudah tidak tahan aku permisi pulang. Akhirnya aku diijinkan pulang.Ku gas motorku dengan sangat kencang.Sampai didekat rumahku rasa sakitku mulai hilang. Kupelankan motorku,sampai didepan rumah kedai kami yang biasanya sudah buka masih tertutup rapat. Lalu kuparkirakan motorku dibalik pohon depan kedai. Perlahan aku masuk, pas di depan pintu masuk aku melihat sepasang sepatu hitam yang bukan milik papa. Dan pintu rumah tidak tertutup rapat.

    “apa yang mama lakukan?”tanyaku dalam hati.

    Dengan hati-hati aku masuk,ada secangkir kopi dan tas yang nampaknya punya pak johan,rt kami. Trus aku mendengar suara seperti cewek mendesah. Dan suara itu berasal dari kamar mama. Langsung saja aku jongkok dan mengintip dari lubang yang ada dibawah pintu.

    Benar dugaanku,ternyata pak rt sedang asyik mendogie style mama. Badan mereka sudah bugil dan basah.Rambut mama juga kusut. yang paling asyik lihat tetek mama yang gede itu bergoyang. Baru kali ini aku melihat mama ngentot didepan mata,biasanya aku hanya mendengar desahan mama lagi main sama papa.Ashhhh..oh…desahan mama.

    Beberapa saat kemudian…

    “pak saya mau kelu..ar..”

    “sama-sama di..dalam..”jawab johan.

    Beberapa saat kemudian mereka teriak bersamaan.Lalu pak johan menindih mama.Wajah mama terlihat kecapaian dan nafasnya masih tidak beraturan. Kemudian pak johan bangkit dan memakai kembali seragamnya.

    “nikmat ya bu..besok-besok kita main lagi ya..”kata pak johan yang telah selesai pake baju. Agen Judi Bola

    Dia tidak langsung keluar melainkan menutupi tubuh mamaku dengan baju daster mama. Mama masih terlentang kecapaian. Aku langsung lari masuk kekamar dan kututup pintu kamar. Setelah mendengar pintu depan tertutup. Kubaringkan tubuhku di tempat tidur. Membayangkan tubuh mama yang molek tadi. Dan aku juga membayangkan mama aku kentot.

    Jam 10 pagi, aku mendengar suara pintu kamar mama terbuka. Aku langsung keluar dan memberi tahu mama aku sudah pulang.

    “loh gun,kok dah pulang..”

    “ia ma tadi gun pusing..baru 5mnt gun nyampek..”jawabku.

    “oh..ya udah bantuin mama buka toko..” kata mama sambil menungging mengambil gelas pak rt tadi, kontolku langsung tegang seketika melihat pantat mama yang ditutupi celana katun putih itu. Aku juga melihat cd hitam mama yang ada di balik celana putih itu. Aku langsung masuk kekamar dan meremas-remas kontolku.

    “Andai saja aku dapat menikmati tubuh mama”gumanku.

    Jam 10.30 aku ingin mengambil hpku yang ketinggalan di toko. Aku berjalan keluar dari pintu depan. Sampai didepan pintu belakang toko, aku mendengar”bukalah bhnya dek..”. Aku langsung mengintip dari balik jendela disamping pintu. Ternyata pak sobar(ketua ronda)yang menyuruhnya melepas bh. Tangan mama mencoba melepas kaitan bh dari luar balik baju putihnya itu.

    Tetek mama langsung menyembul di balik baju dan jilbab putih itu.Kemudian mama menaruh bh itu dilaci uang.Pak sobar langsung berdiri dan hendak memegang tetek mama,pak sobar sempat mencoleknya sebelum mama menyuruhnya pindah duduk disamping mama.

    Pak sobar dengan cepat pindah disamping mama. Tanganya langsung meremas kedua tetek mama dengan penuh nafsu.Mama hanya mendesah kecil sh…oh..Sesekali mulut pas sobar mencium tetek mama dari balik baju. Tangan mama pun bergerilya dengan kontol pak sobar yang tegang dari balik celana hitam. Adegan itu berlangsung sekitar 15mnt sebelum hp pak sobar berbunyi. Kulihat pak sobar memberi mama 1 lembar 100rb.Kemudian mama kembali memasang bhnya.

    Aku membuka pintu dan mengagetkan mama.

    “gun..knapa dah biar mama aja yang jaga kamu istirahat..”

    “ia gun mau ambil hp gun…”kataku.

    Lalu aku kembali masuk ke kamar,di kamar penisku udah ngaceng berat. Jam 11,rita asisten mamaku yang biasa jaga toko datang. Jam 1an,setelah makan siang mama hendak istirahat. Terpikir olehku utk memperkosa mama,lagian aku sudah 2 minggu gak ngocok. Setelah rita selesai membersikan meja makan,dia keluar utk menjaga toko. Langsung saja kukunci pintu depan. Kubuka pintu kamar mama dengan pelan2.

    Nafsuku semakin bangkit melihat mama yang tidur terlentang. Setelah kukunci pintunya,aku melepaskan baju dan celana pendekku,aku hanya tinggal cd abu2 yang menutupi kontolku. Lalu aku naik ketempat tidur. Kuelus paha mama yang mulus dari balik celana putih. Lalu tanganku melepas kancing jilbabnya dileher. Tanganku mengelus tangan mama.

    Ketika mau mencipok mama,mama terbangun”gun apa yang kamu lakukan..”kata mama.

    Tanganku langsung menutup mulut mama. Mama mencoba melawan. Kakinya trus menendang-nendang tempat tidur. Tanpa pikir lagi,mulutku langsung mencium bibir mama. Kucipok mama dengan ganas,tanganku masih memegang kedua tangan mama.

    Ciumanku mampu meredakan mama. Setelah kurasa mama sudah tenang,kulepaskan tangan mama dari genggamanku. Tanganku melepaskan jilbabnya dan melemparnya jauh2. Kulepaskan bibirku dari mulut mama. Kulihat mama memejamkan matanya. Kemudian kutarik baju mama keluar,tetek mama yang gede itu berontak keluar dari bh hitam mama. Kulepaskan kaitan bh hitam itu.

    Lalu kuremas tetek mama dan kujilati pentilnya. Mama trus menggoyangkan tubuhnya sambil mendesah. Kugigit pentil mama dan tanganku sesekali memplintirnya hingga merah. Kemudian kuturunkan celana putih mama.Cd hitam merekat menutupi kemaluan mama. Kuturunkan dengan pelan2,jembut mama yang rapi membentuk suatu segitiga dan mulut vagina mama berwarna merah dan membuat setiap org yang melihatnya semakin bernafsu.

    Lidahku langsung bermain di vagina mama.Kujilati vagina mama dan kukulum itilnya.Tanganku pun ikut menusuk2 vagina mama.Kulihat vagina mama sedikit berair. Kuisap air itu,mama teriak kecil akhhhh…Permainanku tidak berhenti sampai disitu, lidahku trus bermain dimemek mama sedangkan tanganku menusuk-nusuk vagina mama. Tangan mama pun meremas-remas rambutku.

    Setelah puas bermain dimemek mama. Kukeluarkan penisku dari cd abu2ku dan kutaruh didepan mulut mama. Mama langsung merespon hal itu mulutnya bermain di batang penisku,oh…nikmat banget…Lidah mama yang bermain dikepala kontolku membuatku semakin tidak tahan. Dan kocokan tanganya yang halus membuat batang penisku semakin tegang.Blum lagi wajahnya yang menampakan wajahnya yang cantik uhhh semakin tidak tahan ku dibuatnya.

    Setelah itu,kucabut penisku dari mulut mama.Mama terlentang di tempat tidur dan nampaknya hanya pasrah. Kuarahkan penisku kemulut vaginanya,kegesekan di mulut vagian mama. Dengan perlahan kumasukan penisku.

    “oh..plan2 say..ang..oh..”katanya.

    Dengan pelan2 penisku ahkirnya masuk seluruhnya divagina mama. Kupompa mama dengan tempo yang lumayan cepat. Dia hanya mendesah kecil ah..sh..ah..Lama klamaan pompaanku semakin kuat. Mama trus mendesah tanpa henti dan gerakan nafasnya yang tidak beraturan.Keringat pun mengucur diwajh mamaku.

    Setelah itu aku mengganti posisi,mama berada diatas ku dan wajahnya berada tepat dibahuku. Mama kembali ku pompa. Kali ini aku memompanya dengan penuh nafsu dan sangat cepat.Bibirnya yang mendesah kini lengket dibibirku.matanya trus merem menikmati goyanganku.

    “say..mama…ma..u kl..uar..akh..”katanya.

    Beberapa saat kemudain kurasakan ada cairan yang membasahi penisku,mama orgasme utk pertama kalinya. Aku kembali merubah posisi,ku dogie style mama. Kurasakan otot2 vagina mama oh…nikmat abis…Dan vagina mama seperti memijit penisku. Badanku dan badan mama telah basah kuyup. Lama klamaan aku tidak dapat menahan maniku.

    “ma..gun…klua.r.yach..”

    “sama…sam..a.nak..di..dalam..”jawab mama.

    Mama menghentikan goyangku.Kutembakan spermaku divagina mama. Oh..nikmat..banget..rasanya. AKu menembakan spermaku didalam tempat aku dulu dikandung oh…Aku dan mama terlentang diatas tempat tidur,penisku yang sudah mengecil kucabut dari vagina mama.

    Lalu aku bisikan mama”makasih ya..ma..sudah mau ngelayanin gun..”

    “gak papa kok sayang..mama senang..tapi lain kali gak usah main paksa ya..”

    “ya ma.”jawabku.<br> “mama gak akan hamilkan..”

    “gak sayang…lagi masa tidak subur..”jawabnya.

    Kemudian mulutku menjilat leher mama yang basah.Lalu aku memakai kembali bajuku,mama masih bugil di tempat tidur.

    “jgn bilang sama papa ya…”

    “ia ma..”jawabku.

    Trus mama menyuruhku mengambilkan bhnya dan jilbabnya di lantai. Trus aku disuruhnya memakaikan bhnya. Aku tidak menolaknya. Setelah membantu mama memakaikan bh,aku kekamar dan tidur.Jam 3sore,mama membangunkanku dan memberi ku segelas teh.Mama memakai daster dan jilbabnya hanya digantungkanya dibaju,tapi pake bh.

    “loh ma,kok gak dipake jilbabnya?”

    “panas gun,lagian kan gak ada papa..papa menyuruh mama pake jilbab..”

    “ma..penis gun sama papa..mana enakan.”

    “ya kamu donk gun..”jawabnya sambil tersenyum.

    Lalu aku dan mama mandi bersama.Di dalam kamar mandi,aku ditugaskan membuka bhnya dan cdnya. Melihat tetek dan memek mama,aku jadi tegang.Lalu kusabuni punggung sampai pantat mama.Kemudian lehernya sampai pada bagian jembutnya.

    ”gun..geli..ah.”katanya ketika kugosokan tanganku divagina mama.Tanpa pikir lagi,kucipok mama. Mama membalasnya dengan ganas.

    “gun..ntar aja..mama mau pergi keacara bu rini..”katanya.

    Setelah selesai mandi,Kutelentangkan badanku di kamar mama hanya memakai clana pendek. Aku melihat mama memakai baju.Mama memakai jubah selutut dan celana panjang katun yang agak ketat. Sedangkan utk daleman,mama memakai tanktop tanpa bh dan bawahanya hanya cd.

    “ma ntar puting mama nampak donk..”

    “gak sayang..kan ditimpa jilbab..”jawabnya.

    Kemudian aku mengantarnya sampai depan,aku menawarkan utk kuantar,mama menolak katanya sambil olah raga. Aku masuk kekamar,aku mencurigai mama mungkin saja dia gak kerumah bu rt. Karena rasa itu,aku langsung mengganti baju dan menyusul mama dengan naik sepeda. Di jalan aku ketemu kawanku,dino. Katanya dino melihat mama sama pak udin masuk kedalam rumah pak udin. Kebetulan rumah pak udin hanya 3rumah.

    Sampai didepan rumah,kebetulan lagi gak ada yang lewat. Kutaruh sepedaku dibalik pohon dan tak terlihat dari jauh. Kupanjat pager yang hanya 1m. Rumah pak udin sangat sepi seperti tidak ada yang terjadi. Perlahan aku menyusuri jalan yang menjadi perbatasan antara rumah dan garasi pak udin. Kemudian aku harus memanjat 1tembok lagi yang tingginya 1m.

    Disebalahkanan tembok ada sebuah kaca yang mengarah keruang tengah.Kebetulan ada sedikit celah dari jendela yang tidak tertutup korden. Kujongkokan badanku dan mengintip. Aku melihat tas mama diatas karpet dan pak udin lagi menyetel kameranya. Kemudian mama masih berpakaian lengkap seperti sebelumnya keluar dari kamar.

    “ada film baru pak..”kata mama.

    “ada…ceritanya tentang anak yang tergila-gila sama nyokapnya,mengajak kawanya memperkosa ibunya…nah yang ini ustazah di malaysia dikentot sama muridnya dan guru cowok diasrama”kata pak udin.

    Setelah mama menaruh kaset itu ditasnya. Mama membuka kaitan jilbabnya dan membuka jubahnya. Mama hanya tinggal tanktop dan celana katunya. Kemudian pak udin membuka celana pendeknya, kini ia hanyan tinggal singlet dan cd. Pak udin langsung mencipok mama. Tanganya meremas-remas ke2 payudara mama.

    Kemudian tanganya menyusup ke tanktop mama. Diturunkanya kebawah tanktop mama.Kemudian mulutnya berpindah menjilati tetek mama dengan penuh nafsu. AH…sh…sh..desahan mama dan membolak-balikan kepalanya.

    Kulihat tangan pak udin sangat agresif meremas dan memplitir tetek mama.akhhhh..desahan mama ketika pak udin menggigit tetek mama. Setelah puas. Pak udin menurunkan cdnya. Kontol pak udin yang lebih kecil dariku tapi diameternya gedean pak udin dijilati mama.

    Mulut mama dapat menampung seluruh penis pak udin. Pak udin terus memejamkan matanya menikmati isapan mama. Belum lagi kocokan tangan mama yang halus.Kemudian pak udin mencabut mulutnya dari mulutmama.Kemudian dijepitnya kontolnya di belahan payudara mama. Kemudian dipompanya.

    Kulihat pak udin terus mendesah,sedangakan mama terus menggoyangkan teteknya. Dan croot….croot…penis pak udin menembakan maninya didada mama. Kemudian mereka bersandar disofa.beberapa saat kemudian mama kembali memakai tanktop,jubah dan jilbabnya.

    “pak..saya minta daster yang cantik donk…”

    “ambil saja dikamar yang masih diplastik..”katanya.

    Pak udin adalah guru sd,ia blum menikah,adiknya adalh pedagang pakaian wanita.Kemudian mama mendaruhnya dikamar. Lalu pak udin mengantar mama sampai depan. Tanganku mengambil 3keping cd dari balik jendela yang tidak tertutup rapat. Setelah mendengar pintu depan terkunci aku langsung melompat keluar. AKu kembali mengikuti mama dari kejauhan.

    Di depan rumah pak karman,pak karman berada didepan pintu dan mendekati mama. Pak karman adalah teman papa dari sma,ia merupakan komisioner. Tangan pak karman mencolek payudara mama,mama tidak melakukan perlawanan,hanya tersenyum. Lalu mama kembali berjalan kearah rumah.

    Sekitar 2rumah dari rumah kami Eno,mamat,ryan duduk didepan pagar. Mama tersenyum sama mereka. Kulihat mereka ber3 memandang dengan tajam payudara dan pantat mama.Setelah mama melewati mereka,eno meraba kontolnya. Agen Sbobet Terpercaya

    Sampai dirumah mama dan rita menjaga warung kami yang kebetulan lagi ramai. Aku blg sama mama aku baru jalan2. Sampai dikamar langsung kutonton 3keping kaset yang kucuri dari pak udin.Ke3 kaset itu berjudul seks at kompelks,janda binal,dan yang 1nya tidak ada nama. Kubuka seks at kompleks. Filmnya bercerita tentang,ibu2 yang lagi jalan pagi ngentot sama satpam. Janda binal,bercerita tentang janda yang umurnya kira2 50thn diperkosa sama anak smu. yang tidak ada judul,berisi foto2 mulai dari ibu rini(bu rtkami)sedang mandi dan bugil. Ada lagi bu ami(istri pak karman) dikentot sama pak sobar.Dan video mama lagi mandi dan pake baju. Semoga tidak ada lagi file yang ini(harapku).

    Jam 6an mama sedang menyiapkan makan malam didapur. Kupeluk dia dari belakang. Dan tanganku mencolek-colek teteknya dan kugesekan penisku dipantat mama.

    “sayang…”kata mama.

    “ma ntar malem..papa pulang jam brapa…”

    “bentar lagi pulang..trus katanya dia pergi gak tdari disini,papa tdari dirumah kawanya dipuncak,katanya kebun tehnya sudah mau panen..”

    “ntar malem kita tdari sama bareng ya ma..”kataku sambil mencium pipi mama.

    “ya..ntar abis papa pergi anter mama ya ke rumah bu rani…mama mau cerita2 sm dia..”kt mama. Aku menjawab ia dan nonton tv diruang tengah.Beberapa saat kemudian papa datang.

    Singkat cerita kami telah selesai makan malam dan mengantarkan papa sampai depan pagar. “gun..jaga mama ya..”

    “yoi.pa…kapan papa pulang?..”

    “2 atau 3hr lagi..”jawabnya dan masuk kemobil.

    Setelah papa pergi aku masuk kekamar mama. Aku kembali melihat mama ganti baju.Aku pun tak segan2 lagi merokok didepan mama.”ayo..anak mama sudah belajar merokok..jgn banyak2 entar gak kuat ngelayanin mama..”kata mama.

    Mama memakai daleman bh merah bunga2 dan cd cream. Mama kembali memakai jubah sutra sepaha dan rok katun setumit. Dan jilbabnya pun sutra. Lalu kuantar mama kerumah bu rani naik motorku,kebetulan rumah bu rani hanya 1km dari rumahku.

    Sampai didepan rumah bu rani jam8. Mama langsung masuk dan mengetuk pintudepan bu rani.”dah..pulang..gun..ntar mama telpon..”kata mama.Setelah pintu terbuka,pak salim(suami bu rani) menyuruh masuk.

    Aku pun pergi.Diperjalanan aku sedikit curiga,kenapa tadi pintunya tertutup dan langsung dikunci, trus biasanya pembantunya yang membukakan pintu. Lalu aku tanya sama org ronda. Mereka blg bu rani pulang kampung. Kutitip kan motorku dironda,kebetulan cuma 5rumah dari rumah bu rani. Aku blg sama org ronda aku mau cari topiku yang jatuh didepan rumah bu rani. Melihat situasi aman,aku masuk kedalam halaman. Lalu aku menyusuri gang disamping rumah yang mengarah pada kolam renang.

    Sampai diblakang gang,ada sebuah kaca yang mengadap pada ruang dapur dan tembus sampai ruang tamu. Mama masih berpakaian lengkap duduk dikursi kayu disamping pintu kamar bu rani dan pak salim.

    Kemudian pak salim keluar dari kamar dan mengelus kepala ibuku. Karena kacanya yang tertutup rapat,aku tidak dpt mendengar perkataan mereka. Pak salim duduk disamping mama.20 mnt kemudian pak udin datang dengan membawa tas yang nampaknya berisi kamera. Lalu mengobrol bertiga.

    Sekitar 10mnt(jam 20.40) irfan(adik pak salim) datang naik mobilnya.Irfan masih muda,sekitar 25-30thn.Ia mempunyai jabatan tinggi general manager sebuah butik di kawasan menteng. Wajahnya putih bersih,berisi dan tinggi:170cm.Dia datang membawa sebuah plastik yang sepertinya berisi pakaian. Irfan menyalami mereka 1per1,salaman yang pulang lama adlh sama mama. Sepertinya mama yang menahan salaman itu. Irfan duduk disamping mama.

    Sesaat setelah mereka berbincang sesaat,pak udin mengeluarkan handycam dari tasnya. Pak udin merekam mama yang sedang asyik berbincang dengan irfan diatas sofa yang pjgnya 1,8mtr. Kemudian pak Salim duduk diblakang pak udin.Kemudian mama tersenyum manis kearah handycam pak udin,

    ”pak..kamar mandi dimana..”tanya mamaku.”oh..pake aja yang itu..”jawab pak salim sambil menunjuk kamar mandi yang ada disamping sofa. Kemudian mama masuk kedalam wc. Irfan langsung meraba kontolnya yang kayaknya udah menegang. Pintu kamar mandi terbuka dan mama keluar dari wc dan kembali duduk disamping irfan. Tapi kali ini mama duduk ditepi sofa, Lalu mereka kembali berbincang.

    Pak udin mengarahkan handycamnya kearah sofa.Mama trus terbawa dengan obrolan irfan, sepertinya dia tidak mengetahui pak udin sedang merekamnya. Irfan mendekatkan tubuhnya ketubuh mama.Tiba2 mama menolehkan kepalanya kearah pak udin,mama mengetahui bahwa pak udin merekamnya dan hanya melemparkan senyum manis kearah handycam itu. TIba2 cupphhh….irfan mengecup bibir mama dengan ganas dan tangannya melingikari perut mama yang dibalut jubah sutra itu. Lidah irfan bermain di mulut mama.

    Mama tidak melakukan perlawanan sedikitpun, mama memejamkan matanya dan sesekali memandang kearah kamera. Irfan menyederkan kepala mama kesofa. Tanganya meremas-remas tetek mama dari luar jubah.Irfan melepaskan bibirnya dari bibir mama, tanganya membuka peniti jilbabmama yang ada dibahu kanan mama,setelah terbuka dilemparnya jilbab mama dan mulutnya langsung bermain dileher putih mama. Tangan mama meremas-remas penis irfan dari luar celana panjang jeans.

    Mama trus menatap atas menikmati lidah irfan yang trus menjilati leher mama. Tangan irfan menarik keatas jubah mama hingga dada,nampaklah kedua gunung kembar mama yang menantang ditutupi bh merah bunga2. Bibir irfan langsung berpindah menjilati belahan tetek mama yang berukuran 36b.

    Mama melepaskan kaitan bhnya,tangan irfan langsung meremas-remas dan mulutnya menjilati puting tetek mama secara bergantian. Mama trus menggelengkan kepalanya menikmati cumbuan irfan dan tanganya trus meremas kulit sofa. Mulut irfan trus menghisap puting susu mama, sesekali digigitnya. Lidahnya dengan lincah membasahi seluruh tetek mama.

    Kemudian irfan menurunkan resleting rok mama. Nampaklah vagina mama dengan bibirnya yang merah dan ditumbuhi bulu2 halus yang lebat dari balik cd creamnya. Lidah irfan menjilati ke-2 paha mama yang putih mulus. Tangan irfan menurunkan cd mama.Langsung saja diciuminya memek mama mulai dari bulu sampai pas lubang vagina mama.Kemudian irfan menjilati vagina mama dengan penuh nafsu. Mama menikmati sambil memejamkan matanya dan mendesah kecil.

    Sementara pak udin dan pak salim tidak mengenakan celananya lagi,mereka memegang kontolnya menikmati permainan mama dan irfan. Kemudian irfan mencolok-colok vagina mama dengan tanganya.Akh..oh..desah mama ketika irfan mencolok vagina mama. Lalu irfan mengocok vagina mama dengan tanganya. Ohhhhhhhhhh…………desah mama dan sesekali melirik vaginanya. Setelah itu,irfan membuka celana hitamnya. Menonjol kontol irfan yang panjang dan bersih dari jembut didepan muka mama.

    Tangan mama langsung memegang kontol irfan dan memasukanya kemulut mama. Sangking panjangnya(kira2 20cm,d=5cm) mama kewalahan menyepongnya. Dan penis irfan tidak masuk seluruhnya, hanya 1/2 kontol irfan yang mama sepong. Ah…desah irfan ketika mama mengocok penisnya dengan mulutmama. Setelah itu,mama menelentangkan badanya disofa. Kemudian irfan mengarahkan kontolnya ke vagina mama sambil mulutnya mengkulum bibir mama. Akh….ohk….desah mama ketika kontol irfan mencoba masuk kevaginanya.

    Dan bless…kontol irfan masuk seluruhnya dimemek mama. Mama sempat teriak kecil. Ah…ah…oh..shh…begitulah desahan mama ketika irfan memompa penisnya. Nampaknya irfan menikmati vagina mama sehingga ia tidak menggoyangkan terlalu cepat.MAma terus memejamkan matanya.TAngan irfan tidak diam.Ia terus meremas-remas belahan pantat mama yang kencang.Irfan mengghentikan goyanganya dan menimpa mama.Irfan kembali mencium mama. Kemudian mereka melakukan doggie style. Ahkh….ojkh…..desah mama panjang ketika irfan memompanya dengan sangat cepat. Badan mereka berdua telah dibasahi keringat kenikmatan.

    Pak udin trus merekam adegan itu dengan kameranya,sementara pak salim duduk menikmati adegan itu sambil membakar rokoknya. ohhhhh….desah mama panjang,tandanya mama telah orgasme. Irfan lalu menjilati punggung mama. Mereka kembali ganti posisi.

    Tanpa mencabut kontolnya,irfan menggendong mama dan duduk disofa.Kemudian ia kembali memompa mama. Tangan meremas-remas tetek mama sambil mulutnya menjilati leher mama.Akh…ohk…desah mama. Tangan mama trus menckaram paha irfan.

    Tiba2 pak salim berlari menuju pintu dan menyuruh irfan trus bermain. Mama mencoba menghentikan adegan itu,tapi karena irfan lebih kuat,irfan lalu memeluk perut mama sekaligus dengan tangan mama. Rupanya yang datang adalah melky. Melky adalh tukang tato yang biasa membuat tato buat para anak skolah.

    Badanya yang agak pendek kurus dan tanganya ditumbuhi tato membuatnya tampak cool. Mama tidak mengetahui kedatangan melky karena wajahnya ditutupi rambutnya. Melky melihat adegan mama dengan irfan.Tiba2 irfran mencabut kontolnya dan memutar badan mama.

    Dan croot…croot…sperma irfan membasahi wajah dan leher mama. Mama mengelap sperma itu dengan tangnya dan dijilatinya tanganya. Lalu mereka kembali berciuman. Irfan bangkit dan duduk didilantai, mama masih terlentang. Kemudian melky menelungkupkan mama. Mama tidak mengetahuinya.Lalu melky mengeluarkan kontolnya dan menggesekanya dipantat mama. Mama menggoyangkan pantatnya. Akhhhhh…teriak mama ketika melky menusuk anusnya dengan penisnya. Lalu melky langsung menindih mama dan menggoyangnya. Ah…oh….desah mama.

    Lalu pak salim mengarahkan kontolnya kemulut mama dan memasukanya denga paksa. Lalu pak salim memompanya.Mama hanya memejamkan matanya. Kemudian pak salim mencabut kontolnya dan memasukanya kevagina mama,sedangkan melky tetap memainkan kontolnya dianus mama.

    Akh…shhhhhhhhhhhh desah mama ketika mereka memompanya.

    Tangan melky pun meremas-remas tetek mama. Mama terus memejamkan matanya sambil mendesah.

    Oh…akh…teriak kecil mama,ternyata melky menembakan spermanya dianus mama. Setelah melky mencabut kontolnya,pak salim kembali memompa mama. Mama kembali mendesah.

    “pak…saya..mau..kluar..akh…”

    “sama..sama…”jawab paksalim. Pak salim memompa mama dengan sangat cepat.

    Akh……..shhhhhhhh..desah mama panjang utk orgasme yang keduakalinya.

    Pak salim menyemprotkan maninya dimemek.

    “oh…nikmat..sayang…”kata pak salim.

    Kemudian pak salim melepaskan kontolnya.Mama masih terlentang bugil dilantai. Setelah pak salim memakai boxernya,mama bangun. Kemdian dimengambil kembali pakaiannya yang berserak dilantai. “eh…nona..pakai yang ini dulu..”kata irfan sambil memberi mama kantong plastik.

    “eh…mau kmana..disini aja..”kata pak udin menarik tangan kiri mama.

    Mama kemudian memakai bh dan cdnya.Lalu ia membuka kantong plastik itu.Ternyata irfan memberinya tanktop coklat dan blouse muslim warna coklat yang cantik.

    “ayo coba sayang..”kata irfan.

    Lalu mama memakainya. Wah cantik sekali mama. Blouse sebetis itu menampakan lekukan tubuh mama.Karena bagian blakangnya agak tipis,jadi cd mama agak nampak.

    “wah..cantik..”kata irfan.

    Lalu irfan menaikan resleting baju mama yang ada dipunggung. Setelah itu,mama langsung memakai jubahnya tanpa melepas blouse itu. Setelah berpakaian lengkap,mama hendak menelponku. “sudah..saya aja..yang antar.”kata irfan.

    Aku lalu berlari keluar rumah. Kugas motorku agar cepat sampai. Setelah sampai dirumah,aku langsung mengintip dari kaca diruang tamu.mama turun dari mobil dan berlari kegarasi.

    “ma…kok gak sms..”

    “udah malem kasihan kamu…”kata mama.

    “gun..tdari sama mama ya sayang”

    “ia ma”jawabku.

    Lalu mama masuk kedalam kamar.Lalu aku mengunci pintu garasi dan masuk kekamar mama. Sampai didalam kamar mama. Mama lagi dikamar mandi,kutelentangkan badanku ditempat tidur.cetek….pintu kamar mandi terbuka.Mama keluar hanya mengenakan kimono tanpa bh. Putingnya menojol dari balik kimononya. Lalu mama menimpaku.Kami berciuman mesra. Tanganku langsung membuka kaitan kimononya. Langsung saja kutarik cdnya. Tanpa basa-basi,langsung saja kubuka cdku dan kumasukan kevaginanya.

    “akh..pe..lan..donk.”kata mama.

    Susana tengang itu berubah ketika kugenjot mama. Mama trus mendesah tanpa henti-hentinya. Pokoknya malam itu aku telah menembakan maniku 5kali divagina mama,mama juga orgasme sebanyak 10x. Kami bermain ditempat tidur,dilantai, dan yang terakhir di sofa. begitulah kisahnya.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Aku Nikmati Istriku Digauli Orang

    Aku Nikmati Istriku Digauli Orang


    1498 views


    Perawanku Sesudah kami menikah lebih dari 15 tahun, aku merasakan adanya kurang puas istriku dalam hal hubungan seks kami selama ini. Beberapa bulan terakhir ini apabila kami berhubungan, khususnya saat-saat istriku gairahnya naik dan kemungkinan sedang menjelang orgasmenya dia selalu mengerang dan mendesahkan kata-kata,

    “Gede-in dong, Mas, ayoo, gede-in lagi, Mas.. Ayyoo. Mas aku pengin lebih gede lagii..”

    Dan aku mesti tanggap akan desahan macam itu. Hal itu terutama karena aku maupun istriku meyakini bahwa desahannya itu tak mungkin aku penuhi. Penisku yang, yahh.., sedang-sedang saja mungkin jauh dengan khayalan kami, aku dan istri, yang selama ini juga termasuk senang nonton BF baik VCD maupun via internet.

    Kita semua tahu tontonan fantasi itu banyak memicu libido kami yang memang sering kami perlukan untuk mencari variasi dalam hubungan seks kami. Dan di sana kita menyaksikan betapa para cantik dan tampan plus perlengkapan mereka yang nempel sebagai bagian tubuhnya seperti penis, buah dada dan pantat maupun yang palsu seperti “dildo” dan sebagainya ukurannya sungguhlah ideal fantastis.

    Dan itu akhirnya yang menjadi obsesi kami, termasuk yang akhirnya tersalur dalam desahan istriku tadi. Suatu malam ketika kami dalam keadaan asyik masyuk, pada saat-saat menghadapi puncak-puncak gairah birahi, kudengar kembali desahan itu,

    “Mas, gede-in dongg.., ayyoo, mass.. Gedeinn.., aku pengin yang gedeeii.. Mass..”.

    Ah, Surti.., benarkah ucapanmu itu..?? Benarkah ke-inginan kamu itu..?? Aku setengah bertanya dalam bisu. Aku tidak berani bertanya secara langsung.

    Aku belum tahu akan risikonya apabila dia benar-benar menginginkan hal itu. Aku juga takut kalau dia benar-benar menginginkan dan aku tidak mempedulikan. Aku merinding dan gemetar kalau membayangkan dia sendiri yang mencari jalan diluar pengetahuan saya. Aku sangat takut dia melakukan selingkuh. Aku sangat mencintainya. Aku percaya, kalau dia mau, dengan gampang mendapatkan lelaki macam manapun yang dia inginkan. Kecantikan dan sensualnya akan dengan cepat membuat setiap lelaki siap memuaskan syahwatnya.

    Aku sangat menderita apabila memikirkan semuanya itu. Aku demikian gelisah dan gundah hingga sering terbawa dalam mimpi-mimpiku. Hanya pada mimpiku terakhir beberapa malam yang lalu dari tidurku yang sama sekali sulit untuk nyaman, aku mendapatkan perasaan yang aneh.

    Sepertinya aku sedang menyaksikan istriku digauli dan berhubungan seks dengan seorang pria yang sangat tampan. Yang aneh adalah aku merasakan birahi saat menonton Surti yang berteriak histeris dilanda nikmat syahwatnya. Sayang aku terbangun sebelum mimpiku selesai. Penisku ngaceng dan birahiku yang masih menyala-nyala mendesak-desak untuk diselesaikan. Pagi itu aku melakukan onani tangan dengan mengingat-ingat bagaimana istriku dengan penuh nafsu secara aktif meladeni segala kemauan pasangannya sebagaimana yang kusaksikan dalam mimpiku. Aku merasakan kepuasan yang amat sangat saat spermaku muncrat-muncrat..

    Yaa.., aku merasakan kepuasan syahwat yang luar biasa dengan mengingat gambaran istriku digauli orang lain. Sejak saat itu, aku sering onani dengan membayangkan istriku Surti, digauli lelaki lain.

    Pada suatu hari saat aku beranjak pulang dari kantor, saat aku bosan dengan berbagai hal aku iseng beli “koran got”. Aku suka sebut dengan “koran got” itu karena isinya memang pantes untuk dicemplungkan ke-got saja. Isi koran itu hanya penuh berita kriminil, kecelakaan yang serem-serem atau cerita hantu atau penyelewengan suami istri yang diungkapkan secara vulgar. Tetapi koran itu sangat laris. Pembacanya adalah masyarakat kelas bawah yang memang haus hiburan seperti tukang ojek, supir metro-mini atau pedagang K-5. Cerita Sex

    Singkat cerita sesudah membaca “head line”-nya aku langsung aku membuka-buka halaman bergambar untuk sekedar pelipur lara dan tak kulewatkan juga membaca larik-larik iklan mini.

    Pada kelompok iklan Panti Pijat aku baca sederet iklan.

    Ternyata banyak informasi yang membuat libido bergoyang. Antara lain, lihat, Panti Surgawi, buka 24 jam, sedia pemijat cantik dan ganteng. Hubungi no. HP xx8907. Kemudian lainnya, Pijat Gairah untuk suami istri, ditanggung memuaskan, hubungi 021-8877xx. Dari sekian iklan itu tiba-tiba ada iklan yang menarik bagiku, bunyinya begini, Pijat Sehat hubungi Pria, Ramon, usia 28 tahun, turunan Arab, tinggi 175 cm, berat 65 kg, tampan, berkumis dan bulu dada, size 18/5, ditanggung memuaskan. Bisa dipanggil ke rumah atau hotel. Hubungi 24 jam, HP no. 0818xx.

    Ah, aku jadi langsung ingat istriku. Aku mau tunjukkan padanya iklan macam itu. Aku pengin tahu, adakah macam itu yang memang dia butuhkan. Yah, tetapi aku tetap harus hati-hati, agar tidak meninggung perasaannya. Cari” timing”-lah.

    Tadi malam aku kembali mendengar desahan itu. Saat-saat aku konsentrasi untuk melepas spermaku dia kembali,

    “Gede-in Mas, ayoo.., gede-in dulu Mas.. Yang gede yang enak, Mas..”.

    Bagaimana mungkin? Dan aku terus saja mengayunkan kemaluanku yang pas-pasan ukurannya ini hingga spermaku tumpah ke liang vaginanya.

    Tetapi kali ini ada yang aku cemaskan.

    Kali ini dia, Surti istriku ini mengakhiri hubungan seks tanpa mendapatkan orgasmenya sama sekali. Aku tahu itu. Aku tahu apabila dia mendapatkannya dia akan menunjukkan luapan emosi syahwat yang nyata banget. Tetapi kali ini tidak. Dan itu nampak membuatnya kecewa dan menderita. Dan akhirnya kami tidak bisa tidur hingga larut malam. Pada kesempatan itulah aku tunjukkan padanya koran yang kubeli dan kusimpan untuknya.

    “Bagaimana, Ma, kalau itu kita coba saja? Mama percaya nggak ada iklan ini?”

    Istriku ini sesungguhnya sangat pemalu, termasuk di depan aku suaminya. Walaupun dia baca juga iklan itu dia nggak akan menjawabnya untuk tawaranku macam ini. Dan akulah yang harus mengerti sendiri jawabannya. Dan ada satu hal lagi, yang rasanya kini justru datang dari aku sendiri. Kebiasaanku onani dengan membayangkan lelaki lain menyetubuhi istriku Surti mendorong syahwatku untuk melihat secara nyata kejadian itu.

    Aku ingin mimpi-mimpiku itu menjadi kenyataan. Duhh.. Gigiku gemelutuk menggigil dan gemetar dengan apa yang mungkin akan terjadi..

    Aku jumpa istriku saat sama-sama kuliah di UKI. Dia adalah yuniorku dengan selisih 3 tahun kuliah. Surti, demikian panggilannya, memiliki postur tubuh yang langsing dan getas. Dengan warna kulitnya yang coklat kuning, dia masih termasuk punya darah biru. Kecantikannya dikenal di seputar kampus. Dari sekian pesaing, akulah yang beruntung menjadi pemenangnya untuk mengajak ke pelaminan.

    Orang tuanya masih ada hubungan sebagai cucu raja Jawa, entah dari permaisuri atau selir yang ke sekian. Dengan tinggi yang 167 cm dan berat 55 kg, dia nampak sangat sportif dan lincah. Sepintas posturnya mengingatkan figure Dyah Permatasari yang bintang sinetron itu. Dua orang anak hasil perkawinan kami dibesarkan di Solo sesuai dengan keinginan mertua kami agar lebih mengenal tradisi dan budayanya.

    Di Jakarta kami masing-masing punya kegiatan dan bekerja. Kami memiliki cukup materi dan lingkungan social yang baik. Kami sama-sama sepakat bersikap demokrat dan liberal dalam memandang liku-liku kehidupan ini. Kami terbiasa berfikir positip dalam banyak hal. Dalam hal hubungan seks, saat ini kami lakukan sebagai penyaluran kebutuhan biologis semata. Dan itu kami lakukan dengan semangat rekreasi dengan penuh kesenangan.

    Dan untuk masalah iklan tadi kini aku nggak akan tanya untuk yang ke 2 kali. Aku cukup lihat cahaya di matanya. Aku tahu aku harus mengambil inisiatip. Artinya dia mempercayakan padaku dan aku bertanggung jawab atas apapun risiko yang akan dihadapi. Saat itu pula, jam 23.35 WIB, tanpa ambil risiko memakai nomer telpon rumah, aku putar no. HP-nya melalui HP-ku.

    Sesaat kemudian ada jawaban. Ternyata aku berhadapan dengan mesin rekaman yang minta agar aku merekam pesanku pada HP-nya. Aku lakukan dengan cukup mengatakan, “Hubungi kami segera”.


    Ternyata tidak sampai 10 menit HP-ku bergetar. Aku memandang istriku, tetapi dia nampak acuh saja. Kuraih HP dan kubuka jawaban, “Hallo”.

    Benar, aku menghadapi dan berbicara dengan Ramon. Dia minta maaf tidak segera membuka HP-nya karena kebetulan sedang membereskan buku-bukunya. Dia ceritakan bahwa saat ini sedang melanjutkan kuliah untuk meraih S2-nya. Dia seorang arsitek. Dia memang memerlukan dana untuk kelanjutan kuliahnya. Dia menyerahkan padaku di mana dan kapan kami sama-sama jumpa. Dan dia sangat tahu problem macam kami. Dia akan berusaha sebisanya untuk menolong kami, katanya. Ah, kedengarannya santun dan intelek banget. Benarkah?

    Aku ceritakan pembicaraanku dengan Ramon pada istriku. Dia tetap saja menunjukkan ke-acuhannya. Tidak menolak dan tidak meng-iya-kan. Mungkin dia malu untuk menunjukkan girangnya. Siapa tahu.
    Aku janji besok untuk mendapatkan konfirmasi tempat di mana yang paling nyaman dan aman. Kami tidak ingin hal macam ini mesti ketemu orang lain yang kami kenali.

    Hotel IBS, kamar 534 & 535
    Sesudah berpikir-pikir dan berputar-putar akhirnya aku memilih yang paling aman dan nyaman, Hotel IBS berbintang 4, yang terletak di seberang perempatan Manggala Wana Bhakti. Hotel itu merupakan group hotel Internasional. Hotelnya tersebar di seluruh dunia.

    Di Jakarta mungkin ada 3 atau 4 hotel dari group dan nama yang sama. Sesudah konfirmasi dengan istriku, OK atau tidak nya, kemudian dengan Ramon untuk menetapkan waktu dan tempatnya, aku pastikan untuk booking 2 kamar connecting door dengan no. 534 & 535. Ini sebetulnya permintaan istriku, yang akhirnya keluar juga omongannya, alasannya nanti dia akan ceritakan saat ketemu sore nanti.

    Dengan cara rasional dan praktis saja, aku dan istriku sepakat ketemu di restoran hotel jam 19.00 wib. Kupikir ada baiknya si Ramon juga kami temui dulu di tempat tersebut. Jadi kami sama-sama makan malam sekalian.

    Ternyata aku dan Ramon datang lebih dulu. Istriku belakangan karena terjebak macet dari kantornya yang di jalan Sudirman. Sementara menunggu aku sempat sedikit memberikan introduksi kepada Ramon bagaimana kami sebagai suami istri. Aku tidak tahu apakah hal ini ada gunanya. Dan yang lebih penting lagi, ternyata Ramon ini orangnya sangat “handsome” dan nampak cerdasnya.

    Dari ceritanya yang tak terlampau banyak, aku tahu bagaimana dia memandang hidup ini juga pragmatis dan positip saja. Jadinya tidak begitu beda dengan kami. Mengenai usia istriku yang hampir 38 tahun, lebih tua 10 tahun dari dia, bagi Ramon nggak masalah.

    Mengenai hal-hal yang berkaitan dengan jasa untuk Ramon tidak ada masalah. Dia akan tidur menemani istriku hingga besok pagi. Dan, sesuai dengan yang tersebut dalam iklannya, dia juga tawarkan kepadaku kemungkinan untuk “threesome”, bersama bertiga dalam satu ranjang. Jawabanku adalah, untuk yang pertama ini biarlah aku menyaksikan saja dari balik pintu kamar sebelahnya.

    Nampak istriku di ambang pintu restoran mencari kami dan kemudian mengajukan langkahnya. Duh, cantik benar Surtiku ini. Mungkin dia datang terlambat untuk ke salon mempercantik diri dulu. Lihatlah, lantai granit restoran yang mengkilat ini membuat bayangan tubuhnya bak peragawati sedang melangkah-langkah di “catwalk”-nya. Dia benar-benar bidadari.

    Dan sesaat sesudah istriku datang dan sejenak duduk, sambil bersalaman kenalan dengan spontan penuh kekaguman Ramon membisikkan padanya bahwa “Jeng Surti” amatlah cantik. Hal ini menjadi sangat penting dalam perjalanan petualangan ini selanjutnya.

    C
    Sikap istriku langsung cair yang ditunjukkan dengan senyumannya yang sangat menawan itu. Panggilan “jeng” yang lekat dengan budaya Solo ini membuatnya langsung akrab antara ke-duanya. Ramon ini sangat paham psikologi orang rupanya. Tentu saja, walaupun kobaran cemburuku menyala, hatiku gembira melihat perkembangan yang terjadi.

    Syahwatku mengaliri urat-urat darahku. Kini aku sangat ingin selekasnya menyaksikan bagaimana istriku ini digauli orang lain. Aku pengin melihat bagaimana dia menerima kenikmatan syahwat yang akan diberikan Ramon padanya. Aku pengin lihat bagaimana wajahnya yang terhanyut dalam ayunan gairah libido bukan dengan aku, suaminya. Dan aku pengin lihat, bagaimana istriku menikmati kemaluan Ramon yang gede itu. Ahh.., rasanya celana dalamku menyesak.

  • Cerita Sex Pembantu Hiper Yang Hot

    Cerita Sex Pembantu Hiper Yang Hot


    1674 views

    Perawanku – Aku akan ceritakan kisahku saat masih duduk di kelas SMP bermain sex dengan pembantuku, perkenalkan
    namaku Bayu pengalamanku ini sungguh mustahil atau khayal bahkan aku juga pernah mempercayainya
    selanjutnya akan kuceritakan setiap alurnya.

    Saat pulang bermain bola dengan teman temanku di lapangan sekolah, jarak antara rumah dan sekolah
    cukup dekat mungkin membutuhkan waktu 10 menit jalan kaki, sesampainya di rumah ibuku sudah menyiapkan
    makanan, sehabis makan aku dipanggil oleh ibuku terlihat dari nadanya cukup penting, bergegas aku
    menemui ibuku.

    Ada apa pa?

    Duduk sini bentar, papa sama mama mau ngomong dengan kamu.

    Bayu, kamu kan sudah cukup besar sekarang dan udah bisa mengurus diri sendiri sekarang. Sebetulnya
    dulu mama kamu kerja kantoran sebelum melahirkan kamu, dan begitu kamu lahir mama berhenti dari
    pekerjaannya karena mau ngurusin kamu.

    Trus pa? Jawabku asal..

    Ya karena sekarang kamu udah smp, mama mau bekerja kembali dan ternyata kantornya mau menerimanya kembali. Bola Tangkas Android

    bagus dong ma, terus memangnya kenapa pa??

    Ya kamu taukan papa pulangnya selalu malem, trus kalo mama kamu dah kerja lagi, pulangnya juga malem
    ntar. Jadi mungkin kami bakalan jarang ada di rumah. Trus nanti papa nyewakan pembantu buat ngurusin
    pekerjaan rumah. Tapi, kamu gak keberatan kan??

    Ooh gitu yah. Tapi hari sabtu minggu, papa sama mama di rumah kan??Iya kami di rumah, jadi gimana??
    Kamu gak keberatan kan Bayu??Yaudah, Bayu gak keberatan kok. Sebetulnya si aku keberatan juga.
    Biasanya ada mama tapi gak ada papa aja aku ngerasa kesepian juga di rumah. Tapi, daridulu aku emang
    gak pernah bisa nolak yang di suruh orang tuaku.

    nah gitu dong, ternyata si Bayu udah dewasa ya pa?? kata mamaku..

    iya nih. Kamu tenang aja Bayu, papa bakal cariin yang cakep biar kamu gak bosen Kata papaku sambil
    bercanda..

    Akupun ikut ketawa, aku sama sekali gak kebayang pembantu macam apa yang bakalan kerja disini. Dan
    berkat dia, aku udah dapat hampir semua pengalaman seks pria dewasaa Besoknya aku pergi sekolah
    seperti biasa, dan agak berharap juga kalo pembantu aku tu bener2 cakep.

    ( Sebelumnya kami gak pernah punya pembantu. Hari itulah pertama kalinya ada orang asing di rumah. Dan
    itu agak membuatku penasaran juga.)

    Cerita Sex Pembantu Hiper Yang Hot

    Cerita Sex Pembantu Hiper Yang Hot

    Sepulang sekolah, aku gak ikut bermain bola seperti biasa, aku kepingin cepat2 pulang ke rumah, karena
    penasaran.

    Sesampainya didepan rumah, aku jadi gugup sendiri, dan mengetuk pintu dengan tak sabar. Begitu pintu
    terbuka, sesuai dugaanklu pembantu barukulah yanbg membukakan pintunya. Dan aku agak kecewa juga si,
    ternyata gak secakep yang kubayangkan.

    Aku ngebayangkan, gimana yah kalo punya pembantu kaya bunga citra lestari (gak mungkinlah, kalo cewek
    secakep itu, paling rendah jadi barges om-om).. Huehe, setelah mengusir lamunanku, aku perhatikan
    kembali wajahnya, ternyata lumayan manis juga, dan badannya juga cukup bagus dan agak tinggi. Akupun
    menyapanya, dan agak berbasa-basi sebentar sambil berjalan ke dalam rumah.

    Hari-hari pertama si gak ada yang aneh dengan dia. Aku cukup sering memperhatikan dia. Apalagi kalo
    lagi nyapu, ugh pantatnya yang bulat dan menantang itu langsung membusung dengan bangganya.

    Walaupun aku masih kelas satu smp, aku udah sering menonton film bokep, jadi udah punya perbandingan
    soal bodi cewek. Walaupun bodinya kalah sama artis-artis bokep itu, tapi cukup membuatku terangsang
    dengan posisi-posisi tubuh yang dia lakukan sewaktu lagi mengerjakan tugasnya (emang dasar otak udah
    ngeres).

    Namun tetap aja, aku sama sekali gak berharap untuk menyentuh tubuhnya waktu itu. Aku hanya suka
    memperhatikan dia ketika dia lagi bekerja. Kelihatannya dia juga dah menyadari tatapanku ketika dia
    lagi bekerja, namun dia sepertinya gak terlalu peduli.

    Lagian aku Cuma anak berumur 13 tahun. Namun tanpa kusadari sebetulnya dia peduli, dan kayaknya dia
    juga menikmati ketika aku melihatnya dengan nafsu begitu. Seolah-olah dia sedang mengadakan
    pertunjukan untukku.

    Setelah beberapa minggu masih tetap seperti biasa. Namun dia mulai menunjukkan kelakuan aslinya
    setelah itu. Dia mulai memakai pakaian yang terbuka di rumah. Dan rok yang dipakainya pun sangat
    pendek walau tidak ketat. Namun itu justru membuat roknya gampang tersingkap dan terlihatlah celana
    dalamnya.

    Pertama kali aku melihatnya ketika dia sedang nonton tv di ruang dapur (papaku membeli tv itu khusus
    untuk pembantu biar dia gak bosen), dan kelihatnnya dia gak berusaha menutupinya, walaupun jelas-jelas
    aku berdiri di depan dia dan melihat celana dalamnya.

    Aku bener terpaku saat itu, karena itu pertama kalinya aku melihat tubuh wanita di balik roknya secara
    langsung. Apalagi di rumah sendiri. Wajahku terasa panas dan jantungku berdegup kencang, dan sikapku
    sangat kikuk jadinya.

    Dan entah kenapa dia cuek-cuek aja, malah posisinya semakin menantang. Kakinya diangkat sebelah ke
    kursi dan yang sebelah lagi dbuka lebar ke samping.

    Dan semakin jelaslah terlihat pahanya yang mulus dan terutama celana dalamnya. Cukup lama juga aku
    mondar-mandir di depan dia. Namun setelah itu aku kembali ke kamar karena aku takut dia maraha

    Sesampainya di kamar, aku masih terus keikiran kejadian tadi. Akhirnya karena gak tahan lagi, aku
    memutuskan untuk beronani di kamar mandi. Dan ternyata di kamar mandi ada benda yang baru saja aku
    lihat. Pakaian kotor pembantuku itu tergantung di kamar mandi. Dengan tak sabaran aku mulai mencari
    dan kutemukan juga celana dalam kotor pembantuku itu.

    Dengan nafsu yang tak tertahankan aku mulai mendekatkan celana dalam itu ke wajahku. Kutempelkan di
    wajahku dan kuhirup dalam-dalam aromanya. Seketika bau-bau asing menyerang penciumanku.

    Kucium juga bagian yang menutupi pantatnya. Wanginya benar-benar memabukkan, ingin rasanya aku
    menjilati anusnya setiap hari. Tangankupun mulai mengocok-kocok penisku. Kujilati bagian yang menutupi
    anusnya dengan nafsu. Waktu itu aku benar-benar berharap ada kotoran yang menempel di celana dalam
    itu.

    Maniku keluar lebih cepat dari biasanya. Lalu akupun mulai menciumi bajunya. Kuhirup aroma tubuhnya,
    ketiaknya dan bau keringatnyapun mulai membiusku. Aku dah mulai terobsesi sama dia. Padahal sebelumnya
    aku hanya seneng memandanginya ajaa

    Setelah puas menghirup semua bau yang ada di pakaian kotornya aku pun mulai mandi dan membersihkan
    badanku.

    Setelah selesai dan ketika hendak keluar, aku kaget bukan kepalang. Ternyata pintu kamar mandi gak
    kututup. Aku baru teringat, bahwa tadi aku lupa menutup pintu dan langsung mengambil pakaian kotor
    pembantuku itu.

    Dan kamar mandi itu pintunya di ujung, jadi kalo lupa nutup pintu dan gak ngeliat ke belakang, kita
    bisa gak sadar kalo kita lupa nutup pintu. Dan yang lebih membuat panik ternyata dari tadi pembantuku
    lagi nyapu ruang tamu, dan pintu kamar mandi itu memang menghadap ruang tamu.

    Aku baru sadar kalo dari pertama tadi emang ada suara-suara kayak orang lagi beres-beres gitu, tapi
    karena kupikir pintunya dah kukunci aku nyantai-nyantai aja. Dan dirumah memang gak ada orang selain
    kami berdua. Artinya dia bisa ngeliat dengan jelas kegiatan aku dari pertama tadi

    Aku pun jalan dengan gugup dan muka tertunduk. Trus tiba-tiba dia ngomong sama aku

    Udah siap mandinya dek??

    Eh u..udah kak. Jawabku dengan gugup..

    Kamu kaya cewek aja mandinya lama banget. Tadi kaka nungguin juga di depan pintu, eh rupanya masih
    lama mandinya.. katanya dengan senyum penuh arti..

    Damn!!!, artinya, dia tau aku ngapain aja di dalam. Atau begitulah bayanganku. Akupun gak menjawab
    apa-apa dan hanya berlari ke kamar. Aku sempet kepikiran juga arti senyumannya itu.

    Apa dia bermaksud mengatakan kalo dia gak keberatan aku ngelakuin itu??? Atau dia punya maksud
    lain???? Halah, pikiran anak smp mang belum nyampe ke hal-hal yg seperti itu. Dan aku tetap aja
    ketakutan dia bakal marah

    Sejak itu, aku sering bgt berlama-lama di kamar mandi, menikmati pakaian kotor pembantuku. Aku selalu
    masuk kamar mandi setelah dia mandi. Dan pakaian kotornya masih anget, dan aromanya masih kuat.

    Pernah aku dapet bajunya yang basah sama keringat. Aah nikmat banget keringatnya yang asin itu. Dan
    lagi-lagi aku ngerasa aneh, kenapa dia gak nanya ke aku, kenapa aku selalu masuk setelah dia mandi.
    Yah mungkin dia udah tau gara-gara yang pertama kali itu, tp tetep aja aku gak ngerti kenapa dia gak
    marah.

    Kegiatan ngintip celana dalam dia pun masih aku lakukan. Bahkan walaupun dia tau aku lg ngeliatin
    cdnya, dia cuek-cuek aja. Belakangan aku tau dia sengaja. Keliatannya dia emang suka mamerin tubuhnya
    gitu.

    Aku tau hal ini karena setelah beberapa bulan dia bekerja, aksi pamernya semakin menggila. Dia keluar
    kamar hanya dengan memakai celana dalam dan bra, dan mulai bekerja seolah gak ada kejadian apa-apa.

    Waktu ngeliat dia aku kaget setengah mati. Sampe-sampe aku bengong gitu. Dia malah cuek-cuek aja, gak
    lupa melempar senyum ke aku ketika berpapasan. Dan hari itu aku ngikutin dia terus. Pokoknya, dia lagi
    nyapu, lagi nonton, lagi beres-beres, aku pasti ikut.

    Dia juga (lagi-lagi) cuek-cuek aja. Tp, tetep aku gak berani mencoba menyentuh tubuhnya. Aku takut dia
    marah, terus minta berhenti.

    Paling asyik tu waktu dia lagi nyapu kamarku, pantatnya yang nunggging di ruangan sempit itu, semakin
    terlihat menantang karena cuma dibungkus celana dalam. Apalagi kelihatannya cdnya agak lembab gara-
    gara keringat.

    Waktu itu aku lagi baca komik di kamar. Trus entah kenapa dia lama banget ngeberes-beresin kamarku.
    Padahal kamarnya kecil trus barang-barangnya juga dikit. Trus waktu udah selesai, dia gak langsung
    keluar kamar.

    Dia malah duduk di tempat tidurku, katanya si dia mau istirahat sebentar. Tp yang didudukinnya
    ternyata bantalku, dan lama juga dia disitu. Begitu dia pergi, aku langsung menciumi bantalku. Dan
    aroma pantatnya pun tercium . Ingin rasanya didudukin pantatnya di wajahku. Dan ternyata impianku itu
    kejadian esoknya

    Waktu itu kami lagi nonton tv di dapur. Seperti biasanya dia hanya mengenakan cd dan bra. Karena hari
    itu di sekolah ada pelajaran olahraga, badanku udah kecapean, dan kepingin istirahat. Tapi aku gak mau
    melewatkan saat-saat bersama dia. Jadi, karena dia liat aku terus-terusan nguap, dia nawarin untuk
    tiduran di pangkuan dia. Tanpa basa-basi langsung kuterima tawarannya.

    Pahanya terasa hangat dan mulus di pipiku. adik? kecilku langsung bangun gara-gara itu. Akupun
    langsung pura-pura tertidur dan membalikkan badanku. Sehinggga sekarang aku tiduran mengahadap ke
    perutnya dia.

    Baru kali ini aku bisa ngeliat celana dalamnya dalam jarak sedekat ini. Aku bener-bener udah horny.
    Dan, pelan-pelan bibirku mulai mencoba menyentuh pahanya. Sentuhan pertama berhasil membuatku
    melayang. Pahanya teras hangat dan harum

    Kejutan yang kudapat gak berhenti sampai di situ. Ketika itu tiba2 hpnya yang di letakkan di meja
    sebelah sofa tempat kami duduk berbunyi. Dan dia pun pelan-pelan menggeser kepalaku dan meletakannya
    di sofa.  Agen Obat Kuat Pasutri

    Karena aku sedang pura-pura tidur, aku gak tau apa yang sedang terjadi. Dan ketika kubuka mata,
    ternyata dia lagi berlutut menyamping sambil mengotak-atik hpnya, dan kepalaku berada di tengah-tengah
    kedua lutunya.

    Dan entah kenapa, kulihat dia menurunkan pantatnya secara perlahan sampai akhirnya menyentuh wajahku.
    Dia menduduki wajahku. Aku gak percaya apa yang kualamin ini. Dan aku juga bisa ngerasain, kalo dia
    pelan-pelan menggerak-gerakkan pantatnya maju-mundur. Aaah,, aku bener-bener serasa di surga. Kuhirup
    dalam-dalam aroma pantatnya

    Setelah beberapa saat, tiba-tiba aku merasa ada yang menusuk-tusuk kepalaku. Ternyata itu jarinya. Dia
    sedang bermasturbasi rupanya. Aku menjadi semakin terangsang mendengar desahannya. Walaupun dia
    berusaha menahan suaranya.

    Pantatnya semakin bergerak tak terkendali di wajahku, kadang malah sampai membuatku gak bisa bernafas.
    Lalu tiba-tiba tekanan pantatnya di wajahku semakin kuat, dan tubuhnya mengejang, dan dia mengeluarkan
    desahan kecil tertahan.

    Sepertinya dia udah keluar?. Aah benar-benar saat-saat yang indah, walaupun nantinya aku bakal
    mengalamin yang lebih menarik lagiaSejak itu, aku selalu berusaha menyentuh pantatnya, dan membuatnya
    seolah-olah gak sengaja.

    Tetap aja aku gak berani menyentuhnya dengan terang-terangan. Kadang-kadang aku lewat-lewat di
    belakangnya, atau meletakkan tanganku di tempat dia akan duduk, dan kelihatannya dia juga gak perduli
    walaupun dia sedang menduduki tanganku

    Seminggu kemudian, dia melakukan hal yang lebih gila lagi. Dia udah gak memakai apapun lagi di
    badannya. Walaupun gak setiap saat (mungkin dia takut masuk angin ;). Tapi, ketika dia bekerja, dia
    tetap dalam keadaan bugil. Bukan itu aja, kalo dia ke kamar mandi juga udah gak pernah menutup pintu
    lagi.

    Sehingga, apapun kegiatannya di kamar mandi kelihatan dengan jelas dari luaraAku langsung menunggu dia
    nyapu ke kamarku, supaya bisa melihat lebih dekat. Dan setengah jam kemudian dia masuk kamarku., dan
    mulai membereskannya. Dan ketika dia nungging, terlihat jelasalah anusnya yang indah itu.

    Ingin rasanya menjilati anusnya itu setiap hari, membersihkan kotoran-kotoran yang menempel di
    sekeliling anusnya, uugh.. Lalu tiba-tiba dia menghadap ke aku yang sedang tiduran di tempat tidur,
    lalu berkata.

    Dek, kakak cape nih. Numpang duduk bentar yah??Eh? Yaa.. udah kak bolehLalu dengan terkejut kusadari,
    dia bukan mau duduk di kursi atau di tempat tidur. Dia mengarahkan pantatnya ke wajahku.

    Awalnya dia berdiri di atas tilamku, lalu berjongkok dan perlahan-lahan mendudukkan pantatnya, yang
    sekarang gak terhalang oleh celana dalam, ke wajahku. Dan dia juga melebarkan belahan pantatnya dengan
    kedua tangannya, seolah-oleh ingin menempelkan anusnya ke wajahku.

    anusnya menempel tepat di bibirku. Badanku bergetar karena gembira, dan gairah. Pertama-tama kucium
    mesra anusnya, dan pembantuku itupun mulai mendesah. Kucium lagi pinggiran-pinggiran anusnya dengan
    lembut.

    perlahan-lahan kujulurkan lidahku dan kujilatin sekeliling anusnya, dan dia pun menggelinjang
    kegelian. Lalu kutusukkan secara perlahan lidahku ke anusnya.

    AAAh, sentuhan pertama yang bakal kuingat sampe tua. Anusnya rasanya agak pahit trus aneh gitu, susah
    deh ngejelaskannya. Kujilat-jilat anusnya dan sekarang dengan penuh nafsu, dan penuh kerinduan. Dia
    pun mulai bergerak liar di atasku.

    Tangannya sekarang gak hanya diam. Yang kanan mengelus-elus kontolku. Yang kiri sedang sibuk
    bermasturbasi ria. Kocokannya berkali-kali terhenti karena sedang berkonsentrasi untuk menggapai
    kenikmatana

    aaaaah,, Bayu jilatin terus anus kakak. Ah ayo sayang.. Teriaknya. Kelihatannya dia udah gak perduli
    apapun lagi. Dan beberapa saat kemudian dia menjambak rambutku dengan keras, dan setengah berdiri
    dengan lutunya, dan mengerang, pertanda dia sudah mencapai orgasme

    Makasih yah dek, sekarang giliran kakak yang muasin kamu katanya sambil tersenyum manis. Diciuminya
    bibirku dengan ganas. Karena aku masih dalam pertumbuhan, ukuran bibirnya dengan bibirku jauh berbeda.

    Dengan mudahnya dia melumat bibirku yang mungil ini, bahkan ketika dia menciukmku, dagukupun ikut
    terkena ciumannya.

    Dijilatinya bibirku, lalu dimasukkannya kedalam mulutku. Akupun berusaha menggapai lidahnya dengan
    lidahku. Lalu kuemut-emut lidahnya, lalu aku mulai menghisapnya. Lalu dia mengangkat kepalanya dan
    mulai meneteskan liurnya kedalam mulutku. Langsung kutelan dengan bernafsu. Berkali-kali kami lakukan
    itu.

    Setelah itu dia mulai menjilatiku lagi. Dari mulai pipi, hidung, keingku, dan daguku. Sampai-sampai
    wajahku basah kena jilatannya. Dan dia pun mulai meludahi wajahku dengan gemas. Aku hanya diam aja
    menikmati segala perlakuannya padaku.

    Perlahan-lahan jilatan-jilatannya mulai turun keleher, lalu kedada dan sampai ke putingkupun dijilat-
    dan dihisap-hisapnya. Dan tangannya meraba-raba putingku yang satunya.

    Setelah itu, dia membuka celanku sampai terlihatlah kontolku yang masih kecil mungil ini. Dan dia
    membuka mulutnya dan langsung memasukkannya ke dalam mulutnya. Aah rasanya bener-bener nikmat. Setiap
    sedotannya membuat seluruh tubuhku menegang.

    Dan tanpa sadar tangankupun mulai menarik-narik wajahnya dengan nafsu. Dan dia terus menghisap-hisap
    titiku tanpa menggunakan tangannya sama-sekali. Dan setelah beberapa menit, aku sudah ingin keluar.

    Kaak, adek udah mau keluar nih kataku. Dia pun semakin memperkuat hisapannya sampai terasa sakit. Dan
    kukeluarkan semuanya di mulutnya. Dan kuliahat dia menelannya dengan semangat. Dan menjilati sisa-sia
    maniku di ujung kontoltku. AAh rasanya sangat nikmat

    Gimana?? Kamu puaskan??

    Eh, iya kak. Adek puas banget. Adek udah lama beronani smbil ngebayangin kakak. Kataku tanpa malu-malu
    lagi

    Hihihi. Nakal kamu yah, kenapa kamu gak langsung datengin kakak trus minta kakak ngent*tin kamu? Aku
    agak kaget mendengar dia tiba-tiba berkata vulgar. Tapi terlihat di wajahnya kelihatannya dia senang
    berkata-kata jorok seperti itu

    Kan kasian tongkol kamu kamu dek, setiap hari cuma dapetnya tangan kamu sendiri. Kan mendingan ent*tin
    kakak aja?? Katanya dengan tatapan penuh nafsu.

    Mulai sekarang, kalo kamu lagi kepengen kamu bilang kaya gini ke kakak, kaak, adek pengen ngentot ya??

    Iyaa kak..

    Coba bilang dong pintanya

    Kaaak, adek pe..pengen ngentot jawabku dengan gugup

    Naah, gitu yah bilangnya. Ntar kakak entotin kamu.

    iaiya kak.

    Lalu karena aku sudah cape, akupun tertidur sambil berpelukan dengan dia. Kami udah kaya suami istri
    aja

    Sejak itu, kami sering melakukan itu lagi. Dan kalo kami gak sedang bermain? pun dia tetap aja gak
    memakai bajunya. Aku juga sering ikut mandi bareng dia. Dan karena udah sangat terobsesi sama dia,
    kotorannya pun bisa membuatku terangsang.

    Hampir tiap hari aku minta dia mengencingiku. Kadang kutelan semua kencingnya sampai gak bersisa.
    Setelah bosan dengan kencingnya, tainyapun kujamah juga. Sampe-sampe setiap dia mau buang kotoran dia
    harus memberitahuku dulu.

    Kalo aku lagi gak mau, barulah dia ke wc secara biasa. Dan kami melakukannya di mana-mana, namun kami
    selalu berhati-hati agar kencing atau tainya gak berceceran.

    Aku juga memaksanya untuk ikut merasakan tainya sendiri, lalu setelah itu acara berciuman kamipun jauh
    lebih hot karena mulut kami penuh dengan kotoran

    Aku sadar apa yang kami lakukan itu jauuh diluar batasan normal (dari pertama juga sebenarnya udah gak
    normal. Masak cewek berumur 26 tahun main sama anak berumur 13 tahun???). Tp aku gak bisa ngebohongin
    diri sendiri, karena aku juga sangat menikmatinya.

    kadang-kadang kalo ortuku nginap di rumah nenek (waktu itu nenekku udah sakit-sakitan jadi ortuku
    nginap diasana buat ngejagain) sampe seminggu, dia mengajak temennya menginap, dan kami bertiga
    melakukanhal-hal yang sangat liar.

    Bahkan adik perempuannya sendiripun (adiknya waktu itu berumur 16 tahun, terus ruypanya dia sering
    menceritakan apa aja yang udah kami lakukan, dan ternyata suati kali adiknya mengatakan bahwa dia
    penasaran dan kepingin nyobain main dengan anak-anak) diajaknya ikut bergabung dengan kami. Dia
    bekerja selama 4 tahun di rumahku, dan itu adalah 4 tahun terindah sepanjang hidupku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Dewasa Menyetubuhi Mertuaku Yang Janda – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Dewasa Menyetubuhi Mertuaku Yang Janda – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    3204 views

    Perawanku – Keluarga istriku terdiri dari ibunya yang tak lain adalah mertuaku. Namanya Heny, umurnya baru 38 tahun, kelahiran tahun 1964. Mertuaku yang peracik jamu ini adalah istri ketiga dari camat di kampungya dari pernikahannya yang menghasilkan tiga anak. Anak pertama Cheny, 24 tahun, bekerja pada salah satu toko swalayan di Bandung, kedua Venny yang menjadi istriku, 22 tahun, seorang karyawati di perusahaan swasta dan ketiga Nony masih 20 tahun, baru lulus SMU dan masih menganggur. Ketiga wanita inilah yang pernah menjadi santapan seksualku.

    Mertuaku yang biasa kupanggil Mama ini pindah ke Bandung setelah suaminya meninggal dan tinggal di rumah anak dari istri pertama suaminya. Sebenarnya suaminya memiliki cukup banyak harta tetapi karena mertuaku kawin di bawah tangan, jadi dia tidak mendapatkan harta warisan apa-apa selain perhiasan-perhiasan dari suaminya itu. Karena ada perselisihan, mertuaku dan ketiga anaknya pindah dari rumah itu dan memulai usaha menjadi penjual jamu gendong untuk menafkahi ketiga anaknya. Namun karena sekarang ini dia merasa sudah tidak mempunyai tanggungan apa-apa lagi dan juga telah mempunyai rumah di pinggiran kota Bandung, dia sudah berhenti dari kegiatannya itu. Aku dan istri setiap akhir bulan selalu menyempatkan diri ke rumah mertuaku sekaligus membawa uang ala kadarnya sekedar untuk menambah biaya hidup sehari-hari.

    Namun pada hari itu, Sabtu, entah kenapa istriku tidak enak badan dan menyuruhku pergi sendiri saja. Kubawa motorku ke arah selatan kota Bandung hingga satu jam kemudian aku sampai di rumah yang sederhana tapi kokoh itu. Rumah itu sepi namun pintunya terbuka lebar-lebar. Seperti biasanya kurebahkan tubuhku di bangku bale-bale bambu yang ada di ruang tamu untuk melepas lelah. Tak lama kemudian mertuaku datang.

    “Eh, Dik Willy, sudah lama Dik?”
    Dia menyapaku memang kesannya basa-basi tetapi sebenarnya tidak.
    “Enggak, barusan kok”, jawabku menyambut sapaannya.
    “Mana Ida?”, tanyanya.
    “Lagi sakit, Ma. Katanya demam tuh, kusuruh istirahat saja” jawabku.
    “Oh, wah, wah, wah, jangan-jangan tanda-tanda mau punya anak tuh”, ujar mertuaku senang.
    Memang dia ini sangat mendambakan cucu dari pernikahan kami.
    “Mudah-mudahan, Ma”
    “Ya sudah, sudah makan belum. Mama punya sayur asem sama ikan asin pake sambel terasi, kamu mau nggak?”, mertuaku menawariku makan.
    “Iya, aku mau banget tuh”
    Bergegas aku ke ruang makan dan melihat hidangan yang ditawarkannya itu masih belum disentuh siapapun. Sambil makan kami mengobrol lagi.
    “Nony ke mana Ma?” tanyaku.
    “Katanya piknik sama temen-temennya ke luar kota, kemarin sore berangkatnya”
    “Oh”, jawabnya.

    Memang mertuaku hanya tinggal berdua dengan Nony karena Cheny lebih memilih kost di dekat tempatnya bekerja. Kami mengobrol tentang macam-macam sampai obrolan yang nyerempet-nyerempet.
    “Kamu ini sudah hampir dua tahun kok belum punya anak juga?”
    “Ya enggak tahu tuh, Ma”
    “Apa kamunya yang nggak bisa? Kalo nggak bisa sini Mama ajarin”
    “Ajarin apa, Ma?”
    “Mama buatin jamu biar subur”
    “Ah bisa aja Mama nih”
    Obrolan sengaja kupancing dan kuarahkan ke masalah seksual.
    “Ma saya boleh nanya nggak?”
    “Apa?”
    “Dulu Pa’e sering dibuatin jamu nggak?”
    “Ya kalo lagi sakit aja”
    “Untuk yang lain?”
    “Yang lain tuh apa?”
    “Jamu kuat lelaki misalnya?”
    “Ha, ha, ha, kamu ini ada-ada saja. Nggak usah pake begituan juga mertua lakimu itu sudah kuat, kok. Malah sebelum mati dia nambah lagi satu”
    “Jadi nggak pernah sama sekali, Ma?”
    “Pernah sich sekali-kali. Itu juga dia yang minta”
    “Terus Mamanya gimana?”
    “Ya tokcer lah, ha, ha, ha, eh, kamu kok tanya itu sih?”
    “Terus sekarang ini Mama kalo lagi pengen gimana?”

    Wajahnya sedikit memerah tetapi dijawabnya juga, “Ya, banyak-banyakin aja kerjaan, ya masak, nyuci piring, nyapu pekarangan, entar juga lupa, terus sudahnya, capek, ya tidur”
    “Oh”, jawabku.
    “Kamu ini nanyanya ngawur, aja”
    “He, he, he..”
    “Sudah sore sana mandi”
    “Iya Ma”

    Sementara aku mandi, kurasakan penisku yang sudah berdiri tegak. Kukocok penisku sambil membayangkan tubuh mertuaku. Mertuaku ini masih lumayan kencang walau sudah memiliki anak tiga. Menurut istriku, dia rajin luluran kulit sawo matang disertai dengan minum jamu rutin. Perutnya masih cukup ramping walaupun sudah ada sedikit lipatan-lipatan lemak. Buah dadanya yang berukuran 36B itu tetap kencang karena ramuan dari luar disertai jamu-jamuan demikian juga dengan bongkahan pantatnya. Satu hal lagi, dia ini tidak pernah memakai daster, atau baju apapun. Pakaian sehari-harinya adalah kain kebaya dengan kemben yang dililit hingga dadanya.
    “Dik Yanto, nanti kalau sudah airnya diisi lagi ya?”
    “Iya, Ma”.

    Setelah mandi kupompa air di luar kamar mandi sementara itu mertuaku berjongkok mencuci piring di bawah pancuran pompa tangan. Ember yang telah terisi kubawa ke kamar mandi untuk diisikan ke bak, begitu seterusnya hingga penuh. Sambil memompa kuperhatikan belahan buah dada mertuaku hingga membuat penisku berdiri lagi hingga tak sadar handukku terlepas.
    “Wah, semalem belum dikasih ‘makan’ ya?”, begitu sindir mertuaku.
    “Iya nih, Ma”
    “Kenapa sih kamu kok cuma liat nenek-nenek aja langsung berdiri?”
    “Abis Mama montok sih”, jawabku asal saja.
    “Hus, apanya yang montok”
    “Itu belahan teteknya, makanya saya jadi begini”
    “Oh ini, mau lihat?”
    “Iya, mau, mau Ma”
    Sejenak dia berbalik terus membuka kembennya hingga perutnya yang cukup ramping itu terbuka.
    “Nih, liat aja”, katanya sambil kupegang buah dadanya.
    “Eh katanya cuma liat?”
    “Ya liat sama pegang, Ma”
    Kuremas-remas buah dadanya hingga nafasnya tersengal.
    “Sudah To, sudah”
    Tapi aku terus saja meremasnya dengan bersemangat.
    “Sudah To, Mama mau mandi dulu”
    “Bener mau mandi apa mau yang lain?”
    “Bener Mama mau mandi”
    “Nanti lagi ya?”

    Mertuaku tidak menjawab, hanya berlalu ke kamar mandi.
    Aku tunggu di kamar tidurnya hingga beberapa menit kemudian mertuaku sudah masuk ke kamarnya lagi. Tubuhnya hanya berbalut kain saja. Yang membuatku kaget adalah mertuaku membuka begitu saja kainnya di hadapanku yang masih berbaring. Kulihat buah dada yang cukup sekal tadi disertai dengan perut yang ramping dan pantat yang montok. Yang membuatku tak tahan adalah belahan vaginanya yang berbulu sangat lebat berbentuk segitiga. Pelan-pelan kudekati dia dengan pelukan yang cukup hangat dan ciuman yang kuat di bibirnya, mertuaku hanya pasrah saja. Kuteruskan tindakan yang tadi kulakukan di luar. Kali ini aku berjongkok lalu kumainkan vaginanya dengan mulutku sementara tanganku naik turun bergantian. Kuremas-remas bongkahan pantatnya yang padat itu dengan tangan kanan dan tangan kiriku memelintir-melintir puting susunya dengan sesekali menjumput dan meremas buah dadanya itu. Begitu terus bergantian dengan tangan kanan dan kiri. Pada saat yang bersamaan kuhisap-hisap dengan gemas bibir vaginanya.
    “Aghh, aghh, aghh”, suara itu keluar dari mulut mertuaku di iringi dengan suara dari mulutku yang terus menghisap vaginanya yang banjir itu.
    Begitu seterusnya hingga, “Udahh, aghh, masukin aja punya kamu, To”.

    Aku rebahkan mertuaku ranjang dengan pantat dan pinggulnya berada di pinggir ranjang, kedua kakinya kuangkat ke bahuku. Aku berlutut di lantai dengan penisku berada tepat di pintu liang vagina itu. Kumain-mainkan dulu kepala penisku di kelentitnya dengan berputar-putar lalu baru kuturunkan ke vaginanya. Perlahan tapi pasti kumasukkan penisku ke liang vaginanya.
    “Eghh.., sstt, pelan-pelan, To”
    “Mama kayak perawan aja”
    Setiap dorongan sepertinya ada yang mengganjal penisku di dalam vaginanya.
    “Eghh, aduh sakit, To”
    “Hah, sakit?”

    Sambil mendorong kugoyang-goyangkan juga pinggulku ke kiri dan ke kanan supaya lorong vaginanya agak melebar. Setiap dorongan juga kutarik sedikit penisku keluar lalu kudorong lagi supaya bagian yang sulit ditembus itu agak terbuka. Lalu, sleb, sleb, sleb, dengan tiga kali dorongan penisku sudah masuk semua ke dalam rongga vagina mertuaku. Aku berdiam sesaat hingga kurasakan denyutan kecil seperti hisapan-hisapan lembut. Ternyata mertuaku mempunyai vagina yang bisa menghisap-hisap penis. Mungkin karena jamu-jamuan yang rutin diminumnya sehingga dia bisa seperti ini.
    “Ayo To, nunggu apa lagi?”

    Kutarik dengan diiringi helaan nafasku, lalu ku dorong lagi hingga bless, bless, bless, penisku tertancap hingga pangkalnya. Keluar juga suara kecipak dari vagina mertuaku. Dari mulut kami juga keluar suara-suara desahan dan lenguhan nafas kami mewarnai suasana yang erotis.
    “Aghh, aghh, aghh, shh, ohh, aghh”, begitu suara deru nafas mertuaku.

    Aku tetap berkonsentrasi supaya penisku tidak menembak lebih dahulu dan orgasme namun karena nikmatnya vagina mertuaku ini membuatku tak tahan. Namun dengan mengatur nafas aku bisa mengimbangi permainannya. Sudah hampir satu jam kami saling asyik masyuk sampai tanda-tanda akan orgasme terasa pada kami.

    Kulihat gerakan mengejang dari perut mertuaku dan juga wajahnya yang semakin terlihat gelisah disertai keringat dan matanya yang turun seperti fly, kepalanya yang bergeser ke kiri dan ke kanan, tangannya juga berusaha menggapai apa yang bisa diremas. Itu biasanya gejala wanita yang akan orgasme.
    Tak lama kemudian, “Aghh, cepetan To, aku mau nyampe nih”
    “Aku juga, aghh”
    “Iiihh, aghh, ehmm, aghh”
    Begitu jeritan kecil dari mulut mertuaku disertai deru nafasnya menandakan bahwa dia telah orgasme.
    “Ughh, ughh, ughh”, begitu sisa nafasnya menikmati sensasi orgasme yang tiada tara.

    Aku juga merasakan hal yang sama dengan mengejangnya seluruh tubuhku dan menyemprotnya spermaku, entah berapa kali kusemprotkan cairan penuh kenikmatan ini ke dalam rahim mertuaku.
    Tubuh kami langsung lunglai. Aku langsung berbaring telungkup diatas mertuaku dengan kondisi penis yang masih menancap di vaginanya. Tak lama kemudian peniskupun layu dan terlepas dengan sendirinya dari liang vagina yang nikmat itu.
    “Kamu hebat juga, To”
    “Iya dong, Ma”
    “Jangan panggil Mama lagi”
    “Siapa dong?”
    “Heny aja”
    “Iya Hen, ughh gimana enak nggak?”
    “Enak tenan, lho”

    Mata mertuaku langsung sayu dan terpejam lalu tertidur. Aku turun dari tubuhnya dan juga merasa mengantuk sekali hingga aku juga tertidur. Tak terasa kami tertidur hingga aku terbangun dan mertuaku masih di sisiku sambil memeluk tubuhku. Tubuh kami masih telanjang bulat ketika itu.
    Tiba-tiba, “Ehmm, he, he, gimana kamu puas nggak?”
    “Iya Hen, aku puas banget. Aku sudah pengen begini sama kamu sejak lama tapi nggak tahu harus gimana dan takut kamunya marah”
    “Hhh”, mertuaku menghela nafas lega.
    “Yah, kan sekarang sudah”, kataku.
    “Tapi To, aku masih serr-serran lho”, begitu katanya sambil menggenggam penisku yang sedari tadi agak lunglai terasa seperti ingin bangun lagi.
    Sepertinya mertuaku ini tahu bagaimana cara membangunkan kembali penis melalui tekanan-tekanan pada urat-urat di tempat lain. Aku langsung menciumi buah dadanya dan tanganku mengobok-obok vaginanya. Mertuaku mulai terangsang kembali dan dengan cepat aku berada di posisi siap di atas tubuhnya. Dengan sekali dorongan, penisku sudah menancap di dalam vagina yang sudah becek itu.
    Mertuaku berkata, “To, aku yang di atas yah?”
    “Emangnya bisa?”
    “Bisa dong, kan udah nontonn filmnya Cheny”, rupanya mertuaku sering menonton VCD blue film dengan anaknya, Cheny.

    Jadi tidak heran kalau dia faham posisi-posisi dalam bercinta. Dengan berguling kini posisi tubuhnya berbalik berada di atasku. Mertuaku mencoba duduk dengan melipat kakinya lalu dia mulai bergoyang maju-mundur dan memutar ditingkahi dengan suara dari vaginanya hingga menambah gairahnya untuk memacu goyangannya. Aku dari bawah hanya memegangi buah pantatnya dan tanganku yang satu memainkan kelentitnya yang berada tepat berada di perutku. Hanya sekitar setengah jam mertuaku mulai menampakkan gejala ingin orgasme. Dalam hitungan detik dia sudah orgasme. Tubuhnya kembali lunglai dan berbaring di atas dadaku. Namun aku belum, hingga secepat kilat aku berbalik dan berada di atasnya dan langsung bergoyang untuk mengejar orgasmeku.
    “Aduhh udahh To, aughh, gelii, To..”, hingga beberapa detik kemudian aku merasakan orgasmeku yang kedua begitu nikmat dengan tembakan spermaku yang masih cukup kuat.

    Kami kemudian mengobrol hal-hal yang berbau pornografi dan erotis hingga terangsang kembali dan kami bersenggama lagi, begitu seterusnya hingga subuh. Entah sudah berapa kali kami melakukan hal yang sebenarnya merupakan aib bagi keluarga kami sendiri. Sekarang ini mertuaku sudah mempunyai cucu dan lebih menjaga jarak denganku. Dia merasa hal yang sudah kami lakukan itu adalah aib dan tidak sepantasnya dilakukan, dan jika kusinggung soal hal itu dia nampaknya agak marah dan tidak suka. Dia telah menjadi nenek yang baik bagi anakku.

  • CERITA DEWASA BERCINTA DENGAN PRAMUGARI CANTIK

    CERITA DEWASA BERCINTA DENGAN PRAMUGARI CANTIK


    1310 views

    Cerita Sex ini berjudulCERITA DEWASA BERCINTA DENGAN PRAMUGARI CANTIKCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Cerita Dewasa Bercinta Dengan Pramugari Cantik – Pеngаlаmаn dаlаm berhubungаn ѕеkѕ biѕа dibilаng luаr biаѕа, реrkеnаlkаn nаmаku Eko аku аnаk seorang bisnisman yang sukses, kеrjааnku mеmаng ѕеring ke luar kota dan keluar negri untuk urusan bisnis, ѕuаtu wаktu аku реrgi kе Hongkong untuk bеrtеmu kliеn.

    Cerita Mesum Bercinta Dengan Pramugari Cantik – Aku lаngѕung mеlunсur dеngаn mеnggunаkаn реѕаwаt, ѕааt itu аku duduk di buѕinеѕѕ сlаѕѕ, ѕеdаng lаgi ѕаntаinуа tibа tibа аku dikаgеtkаn dеngаn ѕuаrа.

    ”Excuse me Sir… ” ѕuаrа itu tеrdеngаr hаluѕdаn rаmаh. Oh tеrnуаtа ѕuаrа itu dаri рrаmugrаri реѕаwаt.

    Aku mеlihаt nаmаnуа Nadia Pramesti, nаmа itu tеrlihаt nаmа Indоnеѕiа, kеmudiаn аku biсаrа dеngаnnуа untuk mеnggunkаn bаhаѕа Indоnеѕiа ѕаjа.

    Bараk dаri Indо jugа? ” tаnуа lаgi.

    ”Uh kоk Bараk ѕih… bеlum jugа tuа, kоk diраnggil Bараk… раnggil nаmа аjа… аku Eko… ”

    ” Oh… ѕауа Nadia… Bараk еh… kаmu mаu kе Hongkong уа? ” kеmudiаn kаmi ngоbrоl ngаlоr ngidul ѕеlаmа 15 menit.

    Iа ѕudаh tinggаl di luаr nеgеri ѕеlаmа lеbih dаri еmраt tаhun. Aѕlinуа dаri Jogja. Umurnуа bаru 25. Bеlum рunуа расаr kаtаnуа. Kаmi ngоbrоl ѕаmbil bеrdiri, lаlu tibа-tibа ѕеоrаng рrаmugаri lаin mеnghаmрirinуа dаn ѕеmеntаrа mеrеkа mеngоbrоl, аku mеngаmbil ѕеgеlаѕ winе уаng diѕiарkаn di gаllеу (dарur) mеrеkа.

    ” Yаh… аku ditinggаl ѕеndiri dеh, hеhе… ” kаtаnуа ѕеtеlаh tеmаnnуа реrgi.

    ” Lhо, kеnара? ”

    ” Jаm iѕtirаhаt… tаdi аku udа iѕtirаhаt 3 jаm… dаn hаbiѕ ini gilirаn ѕhift kеduа iѕtirаhаt. mеѕtinуа bеrduа-bеrduа, tарi ѕuреrviѕоrku kаtаnуа sedang kurang sehat jаdi diа iѕtirаhаt di firѕt сlаѕѕ. Mungkin 2 jаm lаgi bаru bаlik. Untung аjа gаk реnuh… ”

    ” Oh… gitu… уа… gарара dеh… аku tеmаni… аku bоѕеn bаngеt dаri tаdi di аtаѕ… ѕеbеlаhku ооm gеndut уg ngоrоk mеlulu lаgi… ”

    Nadia tеrtаwа. Mаniѕ ѕеkаli wаjаhnуа kаlаu tеrtаwа. Dаn аku mulаi mеnеliti tubuhnуа. Sеkitаr 165 сm, bеrаt bаdаnnуа mungkin 55 dаn kulitnуа рutih ѕеkаli ѕереrti оrаng Eropa.

    ” Kаmu bеnеrаn nih bеlum рunуа соwоk?” tаnуаku iѕеng.

    ” Lаgi gа аdа… ѕоаlnуа соwоk tеrаkhir mеmbоѕаnkаn bаngеt. Diа gа fun dаn оld fаѕhiоn… ”

    Lаlu iа mulаi bеrсеritа tеntаng mаntаnnуа уаng mаѕih mеngаnut аdаt kunо, уаng gа ѕukа сlubbing, реѕtа, minum dаn tеntu ѕаjа ѕеkѕ. Wаjаhnуа mеmеrаh kеtikа iа bеrсеritа.

    ” Mааf уа, аku kоk jаdi сеritа kауаk gini… hihi… hаbiѕ mеmаng mаntаnku itu оrаngnуа аnеh. Atаu mungkin diа gа tеrtаrik ѕаmа аku уа… mungkin аku tеrlаlu jеlеk уа… ” kаtаnуа mеnеrаwаng.

    ”Gаk, kоk… kаmu саntik bаngеt… dаn… ” аku mеnаtар mаtаnуа, ” ѕеkѕi… bоdi kаmu ѕеkѕi bаngеt.

    Dаritаdi аku mеmbауаngkаn bоdi kаmu di bаlik ѕеrаgаm itu… ” tаmbаhku dеngаn bеrаni.
    Mungkin аku mulаi mаbuk kаrеnа duа gеlаѕ whitе winе.

    ” Mаѕа? Kаmu bооng уа… Ko… аku kаn gа ѕеkѕi. Tоkеtku аjа сumа 34B, hmmm gа ѕеkѕi ѕаmа ѕеkаli dеh… ”Aku mеnаtарnуа dеngаn реnuh nарѕu. 34B, bоlеh jugа…

    ” Kаlаu kаmu kаѕi аku liаt, аku mungkin biѕа mеnilаi ара bоdi kаmu ѕеkѕi bеnеrаn аtаu gаk… ” tаntаngku.
    Nadia tаmраk tеrkеjut. Tарi iа lаlu mеlihаt kе kiri kе kаnаn, ѕеkеliling kаmi аgаk gеlар kаrеnа ѕеmuа реnumраng kеlаѕ biѕniѕ nаmраknуа tеngаh tеrlеlар. Iа tеrѕеnуum раdаku ,

    ” Bеnеrаn nih? ” ” Sumраh… ” Lаlu Nadia mеmbеri iѕуаrаt аgаr аku mеngikutinуа. Iа lаlu mulаi bеrjаlаn kе аrаh tоilеt untuk оrаng hаndiсарреd, уаng lеbih luаѕ dаriраdа tоilеt biаѕа. Iа mеnаrikku mаѕuk dаn mеngunсi рintunуа dаri luаr. Di dаlаm tоilеt tеrnуаtа lеbih biѕing dаriраdа di luаr, mungkin kаrеnа ѕuаrа mеѕin.

    Aku lаngѕung mеmbukа ѕеrаgаm рrаmugаrinуа уаng bаgiаn аtаѕ. Dаn tаmраklаh dаdаnуа уаng indаh mеnаntаng. Iа mеmаkаi brа ѕеkѕi tаnра buѕа bеrwаrnа hitаm, рutingnуа tаmраk tеgаng dаri bаlik brа itu.

    ” Nad… kаmu ѕеkѕi bаngеt… ” dеѕiѕku ѕаmbil lеbih mеndеkаtinуа, dаn lаngѕung mеnсium bibirnуа уаng rаnum bеrliрѕtiсk рink.

    Cerita Sex Bercinta Dengan Pramugari Cantik – Nadia mеmbаlаѕ сiumаnku dеngаn реnuh gаirаh, dаn аku mеndоrоng tubuhnуа kе dinding tоilеt. Tаngаnku mеmbеkар dаdаnуа dаn mеmаinkаn рutingnуа dаri luаr brа nуа. Nadia mеndеѕаh реlаn. Iа mеnсiumku mаkin dаlаm.

    Aku lаlu bеruѕаhа mеnаrik rоknуа ѕаmраi lераѕ, dаn kini tаmраklаh tubuh rаmрing ѕеkѕinуа. Tinggаlаh сеlаnа dаlаm dаn brа bеrwаrnа hitаm trаnѕраrаn ѕеrtа ѕераtu hаk tingginуа. Iа tаmраk аmаt ѕеkѕi. ” Gоd, u rе ѕо ѕеxу, bаbу… ”biѕikku di tеlingаnуа.

    Lаlu tаngаnku lаngѕung ѕibuk mеmbukа kаitаn brа nуа, dаn mеnсiumi lеhеrnуа уаng indаh.Nadia mulаi mеrаbа bаgiаn dераn сеlаnа jеаnѕku, dаn tаmраk ѕеnаng mеnуеntuh bаgiаn itu ѕudаh tеgаng. Sеtеlаh brаnуа lераѕ, аku lаngѕung mеnсiumi ѕеluruh рауudаrаnуа.

    Cerita Ngentot Bercinta Dengan Pramugari Cantik – Kujilаti рutingnуа уаng mеngеrаѕ dаn iа mеlеnguh nikmаt. Aku ingаt, расаrku раling ѕukа kаlаu аku bеrlаmа-lаmа di рutingnуа. Tарi kаli ini tidаk аdа wаktu, kаrеnа ѕiара ѕаjа biѕа mеngеtuk рintu tоilеt, dаn itu mеmbuаtku bеrgаirаh.

    Nadia mulаi bеruѕаhа mеmbukа ikаt рinggаngku, dаn kеmudiаn mеlоrоtkаn сеlаnаku ѕаmраi kе lаntаi. Iа mеnуеntuh kоnt*lku уаng kеrаѕ dаri bаlik bоxеr kаinku, dаn mеnguѕар biji реlirku. Kunаikаn tubuh Nadia kе wеѕtаfеl dаn kubukа сеlаnа dаlаmnуа.

    Kuсiumi реrutnуа dаn kubukа раhаnуа. Bulu kеmаluаnnуа rарi ѕеkаli. Mungkin iа ѕukа bikini wаxing ѕереrti сеwеk-сеwеk di luаr раdа umumnуа. Kujilаti mеm*knуа dеngаn nikmаt, ѕudаh ѕаngаt bаѕаh.

    iа mеngеlinjаng dаn kulihаt dаri сеrmin, iа mеrаbа рutingnуа ѕеndiri, dаn mеmilin-milinnуа dеngаn kuаt. Mungkin mеmаng bеnаr diа tеrlаlu hуреr, mаkаnуа mаntаnnуа bоѕаn.

    Kumаѕukаn duа jаri tаngаnku kе dаlаm mеmеknуа, dаn iа mеnjеrit tеrtаhаn. Iа tеrѕеnуum раdаku, tаmраk ѕаngаt mеnуukаi ара уg kulаkukаn. Jаri tеlunjuk dаn tеngаhku mеnуоlоk-nуоlоk kе dаlаm liаngnуа, dаn jеmроlku mеrаbа-rаbа kаѕаr klitоriѕnуа. Iа mаkin mеmbukа раhаnуа, mеmbiаrkаn аku mеlаkukаn dеngаn lеluаѕа. Sеmаkin аku сераt mеnggоѕоk klitоriѕnуа, ѕеmаkin kеrаѕ dеѕаhаnnуа. Sаmраi-ѕаmраi аku khаwаtir аkаn аdа оrаng уg mеndеngаr dаri luаr. Lаlu tibа-tibа iа mеrаih kераlаku, dаn ѕереrti mеnуuruhku mеnjilаti mеm*knуа.

    ” Ahhh… аhhh… I’m gоnnа соmе… Arghhhh… uhhh… уеѕ… уеѕ… bаbу… ” iа mеndеѕаh-dеѕаh girаng kеtikа lidаhku mеnеkаn klitоriѕnуа kuаt2.

    Dаn jаri-jаriku mаkin mеngосоk mеm*knуа. Sеmеnit kеmudiаn, Nadia bеnаr-bеnаr оrgаѕmе, dаn mеmbuаt mulutku bаѕаh kuуub dеngаn саirаnnуа. Iа tеrѕеnуum lаlu mеngаmbil jаri2ku уаng bаѕаh dаn mеnjilаtinуа ѕеndiri dеngаn nikmаt.

    Iа lаlu mеndоrоngku duduk di аtаѕ tоilеt уg tеrtutuр, dаn mеnсороt celana dalamku dеngаn сераt. Iа duduk bеrѕimрuh dаn mеngulum kоnt*lku уаng bеlum tеgаk bеnаr. Jаri-jаrinуа dеngаn lihау mеnguѕар-nguѕар bijiku dаn ѕеѕеkаli mеnjilаtnуа.

    Cerita Panas Bercinta Dengan Pramugari Cantik – Bаru ѕеbеntаr ѕаjа, аku mеrаѕа аkаn kеluаr. Jilаtаn dаn iѕараnnуа ѕаngаt kuаt, mеmbеrikаn ѕеnѕаѕi аnеh аntаrа ngilu dаn nikmаt. Nadia mеlераѕkаn раgutаnnуа, dаn lаngѕung duduk di аtаѕ раngkuаnku. Iа bеrgеrаk- gеrаk ѕеndiri mеngосоk kоnt*lku dеngаn реnuh gаirаh.

    Dаdаnуа nаik turun dеngаn сераt, dаn ѕеѕеkаli kuсubit рutingnуа dеngаn kеrаѕ. Iа tаmраk ѕаngаt mеnуukаi ѕеdikit kеkеrаѕаn. Mаkа dаri itu, аku mеmutuѕkаn untuk bеrdiri dаn mеngаngkаt tubuhnуа ѕеhinggа ѕеkаrаng роѕiѕiku bеrdiri, dеngаn kаkinуа mеlingkаr di рinggаngku.

    Kuреgаng раntаtnуа уаng bеriѕi dаn mulаi kukосоk dеngаn kаѕаr. Nadia tаmраk ѕаngаt mеnуukаinуа. Iа mеndеѕаh-dеѕаh tеrtаhаn dаn mеndоrоng kераlаku kе dаdаnуа. Kаrеnа gеmаѕ, kugigit dеngаn аgаk kеrаѕ рutingnуа. Iа mеlеnguh ,

    ” Oh… gitu Ko… gigit ѕереrti itu… I fееl ******.. ”
    Kugigit dеngаn lеbih kеrаѕ рuting kirinуа, dаn kurаѕаkаn аѕin ѕеdikit di lidаhku. Tарi tаmраknуа Nadia mаkin tеrаngѕаng. kоnt*lku tеruѕ mеmоmра mеm*knуа dеngаn сераt, dаn kurаѕаkаn mеm*knуа ѕеmаkin mеnуеmрit…

    ” gilа… mеm*k lо kоk mеnуеmрit gini, ѕih Liа… Oh… gilа… ” Iа tеrѕеnуum ѕеnаng.

    Mungkin iа ѕukа lаtiаn bоdу lаnguаgе, ѕоаlnуа dulu mаntаnku уаng guru BL, biѕа mеngаtur mеm*knуа jаdi ѕеmрit jаdi gini, dеngаn lаtihаn rutin. kоnt*lku kеluаr mаѕuk mеm*knуа dеngаn lеbih сераt, dаn tibа-tibа mаtа Nadia mеrеm mеlеk, dаn iа ѕеmаkin mеnggilа, lеnguhаn dаn dеѕаhаnnуа ѕеmаkin kеnсаng hinggа аku hаruѕ mеnutuр mulutnуа dеngаn ѕеbеlаh tаngаnnku.

    ”Ah Eko… Yоu’rе ѕо… ѕоо… Ohh… i аm gоnnа соmе… i m gоnnа соmе… аgаin… Arghhh… Ohhhhh uhhhhhh… ”
    Nadia оrgаѕmе untuk kеduа kаlinуа dаn tеrkulаi kе bаhuku. Kаrеnа аku mаѕih bеlum kеluаr, аku mеnсаbut kоnt*lku dаri mеm*knуа уаng bаnjir саirаnnуа, dаn mеmbаlikаn tubuhnуа mеnghаdар wеѕtаfеl. Biаѕа kаlаu hаbiѕ minum ѕtаminаku mеmаng ѕukа lеbih gilа. Nadia tаmраk mеngеrti mаkѕudku, iа mеnunggingkаn раntаtnуа, dаn lаngѕung kutuѕuk kоnt*lku kе mеm*knуа dаri bеlаkаng.

    Iа mеngеrаng ѕеnаng, dаn аku biѕа mеlihаt ѕеluruh tubuhnуа dаri сеrmin di dераn kаmi. Iа tаmраk tеrаngѕаng, ѕеkѕi dаn асаk-асаkаn. Mаkе uрnуа luntur kаrеnа kеringаt, tарi tubuh ѕеkѕinуа tаmраk ѕаngаt indаh.

    Aku mulаi mеmоmра mеm*knуа dеngаn реlаn, lаlu mаkin сераt, dаn tаngаn kiriku mеrаih рuting рауudаrаnуа, dаn mеmilinnуа dеngаn kаѕаr, ѕеmеntаrа tаngаn kаnаnku ѕеѕеkаli mеnерuk kеrаѕ раntаtnуа. ” уеаh… I аm уоur bitсh… fu*k mе rеаl hаrd… рlеаѕе… ”

    Buѕеt… gа nуаngkа реnаmрilаn mаniѕnуа tеrnуаtа hаnуа di luаr. Aѕlinуа diа kаѕаr dаn gilа ѕеkѕ, kауа bulе di bоkер аjа, рikirku mаkin tеrаngѕаng. kоnt*lku mаkin сераt mеnuѕuk2 mеm*knуа уаng ѕеmаkin lаmа ѕеmаkin tеrаѕа liсin.

    Cerita Bokep Bercinta Dengan Pramugari Cantik – Tаngаnku bеrрindаh-рindаh, kаdаng mеnguѕар-nguѕар klitоriѕnуа dеngаn сераt. Bаdаn Nadia nаik turun ѕеѕuаi irаmа kосоkаnku, dаn аku ѕеmаkin hоrnу mеlihаtnуа mеnggumаmkаn kаtа-kаtа kаѕаr. kоnt*lku ѕеmаkin tеgаng dаn tеruѕ mеnghаntаm mеm*knуа dаri bеlаkаng. Iа mаu оrgаѕmе lаgi, ruраnуа, kаrеnа wаjаhnуа mеnеgаng dаn iа mеngаrаhkаn tаngаnku mеnguѕар klitоriѕnуа dеngаn lеbih сераt.

    ” Ah… bаbу… уеаh… оh уеаh… ” kоnt*lku tеrаѕа mаkin bесеk оlеh саirаn mеm*knуа.

    “Nadia… аku jugа mаu kеluаr nih… ” ” оh tаhаn dulu… kаѕih аku… kоnt*lmu… tаhаn!!!!”

    Nadia lаngѕung mеmbаlikаn tubuhnуа, dаn mеnсарlоk kоnt*lku dеngаn rаkuѕ. Iа mеngulumnуа nаik turun dеngаn сераt ѕереrti реrmеn, dаn dаlаm itungаn dеtik, mеnуеmрrоtlаh саirаn mаniku kе dаlаm mulutnуа.

    ” ArGGGhhhh!! Oh уеѕ !! ” еrаngku tеrtаhаn.

    Nadia mеnуеdоt kоnt*lku dеngаn nikmаt, mеnуiѕаkаn ѕеdikit rаѕа ngilu раdа ujung kоnt*lku, tарi iа tidаk реduli, tаngаn kirinуа mеnеkаn реlirku dаn kаnаnnуа mеngосоk kоnt*lku dеngаn gеrаkаn mаkin реlаn.

    Kаkiku lеmаѕ dаn аku tеrduduk di kurѕi tоilеt уg tеrtutuр. Nadia bеrlutut dаn mеnjilаti ѕеluruh kоnt*lku dеngаn rаkuѕ.
    Sеtеlаh Nadia mеnjilаt bеrѕih kоnt*lku, iа mеmаkаikаn сеlаnа jеаnѕku, lаlu mеmаkаi ѕеrаgаmnуа ѕеndiri.

    Cerita saru Bercinta Dengan Pramugari Cantik – Iа mеmbukа kоmраrtеmеn di bеlаkаngnуа, dаn mеngеluаrkаn ѕiѕir dаn mаkеuрnуа dаri ѕаnа. Dаlаm wаktu 5 mеnit, iа ѕudаh tаmраk ѕереrti рrаmugаri mаniѕ уаng tаdi реrtаmа kulihаt, bukаn wаnitа gilа ѕеkѕ ѕереrti bаruѕаn. Iа mеmbеri iѕуаrаt аgаr аku tidаk bеrѕuаrа, lаlu реrlаhаn-lаhаn mеmbukа рintu tоilеt.

    Sеtеlаh уаkin аmаn, iа kеluаr dаn аku mеngikutinуа dаri bеlаkаng. ”Bаiklаh, Pаk Eko… ѕауа hаruѕ ѕiар-ѕiар untuk mеаl ѕеrviсе bеrikutnуа, mungkin Bараk mаu iѕtirаhаt ѕеjеnаk? ” gоdаnуа dеngаn nаdа ѕеkѕi. Aku tеrѕеnуum dаn mеngаngguk ѕеtuju. Sеbеlum аku kе uрреr dесk, kuсubit раntаtnуа dаn iа mеmbеriku сiumаn уаng ѕаngаt раnаѕ.

    Hаbiѕ flight itu, iа mеmbеriku nоmеr tеlроn hоtеlnуа di Hongkong, dаn kаmi ngеѕеkѕ gilа-gilааn tiар hаri. Tеrnуаtа Liа ѕаngаt hуреr ѕеx dаn biѕа оrgаѕmе ѕаmраi ѕеmbilаn kаli ѕеhаrinуа. Sеdаngkаn аku hаnуа mаmрu buсаt 2 kаli ѕеhаri. Dаlаm flight kеmbаli kе Hongkong, аku mеnguрgrаdе kurѕiku kе firѕt сlаѕѕ , kаrеnа iа bеrtugаѕ di firѕt сlаѕѕ. Dаn ѕеkаli lаgi kаmi hаvе ѕеx di tоilеt, dаn kаli ini hаmрir kеtаuаn tеmаn kеrjаnуа.

    Kаmi mаѕih ѕеring kеtеmu ѕаmраi hаri ini. Kаlаu аku kе kоtа dimаnа diа tinggаl. Diѕitulаh реngаlаmаnku untuk bеrhubungаn ѕеx dеngаn рrаmugаri, mеmаng kеbеtulаn ѕi рrаmugаri biѕа diаjаk bеrсintа dеngаnku.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Foto Hot Cewek Jepang Telanjang Sexy Bikini

    Foto Hot Cewek Jepang Telanjang Sexy Bikini


    2060 views

    Perawanku – Kaki yang jenjang, tubuh yang mulus, tempik tembem membuat wanita satu ini menjadi primadona tiap pasang mata yang melihat. Bila kamu tak percaya, langsung saja kamu liat Foto hot cewek jepang ini yang lagi telanjang Sexy menggunakan BH saja  :

     

  • Cerita Sex Larangan Hubungan Dengan Atasanku

    Cerita Sex Larangan Hubungan Dengan Atasanku


    784 views

    Perawanku – Cerita Sex Larangan Hubungan Dengan Atasanku, Mbak Lia kurang lebih baru 2 minggu bekerja sebagai atasanku sebagai Accounting Manager. Sebagai atasan baru, ia sering memanggilku ke ruang kerjanya untuk menjelaskan overbudget yang terjadi pada bulan sebelumnya, atau untuk menjelaskan laporan mingguan yang kubuat. Aku sendiri sudah termasuk staf senior. Tapi mungkin karena latar belakang pendidikanku tidak cukup mendukung, management memutuskan merekrutnya. Ia berasal dari sebuah perusahaan konsultan keuangan.

    Usianya kutaksir sekitar 25 hingga 30 tahun. Sebagai atasan, sebelumnya kupanggil “Bu”, walau usiaku sendiri 10 tahun di atasnya. Tapi atas permintaanya sendiri, seminggu yang lalu, ia mengatakan lebih suka bila di panggil “Mbak”. Sejak saat itu mulai terbina suasana dan hubungan kerja yang hangat, tidak terlalu formal. Terutama karena sikapnya yang ramah. Ia sering langsung menyebut namaku, sesekali bila sedang bersama rekan kerja lainnya, ia menyebut “Pak”.

    Dan tanpa kusadari pula, diam-diam aku merasa betah dan nyaman bila memandang wajahnya yang cantik dan lembut menawan. Ia memang menawan karena sepasang bola matanya sewaktu-waktu dapat bernar-binar, atau menatap dengan tajam. Tapi di balik itu semua, ternyata ia suka mendikte. Mungkin karena telah menduduki jabatan yang cukup tinggi dalam usia yang relatif muda, kepercayaan dirinya pun cukup tinggi untuk menyuruh seseorang melaksanakan apa yang diinginkannya.

    Mbak Lia selalu berpakaian formal. Ia selalu mengenakan blus dan rok hitam yang agak menggantung sedikit di atas lutut. Bila sedang berada di ruang kerjanya, diam-diam aku pun sering memandang lekukan pinggulnya ketika ia bangkit mengambil file dari rak folder di belakangnya. Walau bagian bawah roknya lebar, tetapi aku dapat melihat pinggul yang samar-samar tercetak dari baliknya. Sangat menarik, tidak besar tetapi jelas bentuknya membongkah, memaksa mata lelaki menerawang untuk mereka-reka keindahannya.

    Di dalam ruang kerjanya yang besar, persis di samping meja kerjanya, terdapat seperangkat sofa yang sering dipergunakannya menerima tamu-tamu perusahaan. Sebagai Accounting Manager, tentu selalu ada pembicaraan-pembicaraan ‘privacy’ yang lebih nyaman dilakukan di ruang kerjanya daripada di ruang rapat.

    Aku merasa beruntung bila dipanggil Mbak Lia untuk membahas cash flow keuangan di kursi sofa itu. Aku selalu duduk persis di depannya. Dan bila kami terlibat dalam pembicaraan yang cukup serius, ia tidak menyadari roknya yang agak tersingkap. Di situlah keberuntunganku. Aku dapat melirik sebagian kulit paha yang berwarna gading. Kadang-kadang lututnya agak sedikit terbuka sehingga aku berusaha untuk mengintip ujung pahanya. Tapi mataku selalu terbentur dalam kegelapan. Andai saja roknya tersingkap lebih tinggi dan kedua lututnya lebih terbuka, tentu akan dapat kupastikan apakah bulu-bulu halus yang tumbuh di lengannya juga tumbuh di sepanjang paha hingga ke pangkalnya. Bila kedua lututnya rapat kembali, lirikanku berpindah ke betisnya. Betis yang indah dan bersih. Terawat. Ketika aku terlena menatap kakinya, tiba-tiba aku dikejutkan oleh pertanyaan Mbak Lia..

    “Jhony, aku merasa bahwa kau sering melirik ke arah betisku. Apakah dugaanku salah?” Aku terdiam sejenak sambil tersenyum untuk menyembunyikan jantungku yang tiba-tiba berdebar.

    “Jhony, salahkah dugaanku?”

    “Hmm.., ya, benar Mbak,” jawabku mengaku, jujur. Mbak Lia tersenyum sambil menatap mataku.

    “Mengapa?”

    Aku membisu. Terasa sangat berat menjawab pertanyaan sederhana itu. Tapi ketika menengadah menatap wajahnya, kulihat bola matanya berbinar-binar menunggu jawabanku.

    “Saya suka kaki Mbak. Suka betis Mbak. Indah. Dan..,” setelah menarik nafas panjang, kukatakan alasan sebenarnya.

    “Saya juga sering menduga-duga, apakah kaki Mbak juga ditumbuhi bulu-bulu.”

    “Persis seperti yang kuduga, kau pasti berkata jujur, apa adanya,” kata Mbak Tia sambil sedikit mendorong kursi rodanya.

    “Agar kau tidak penasaran menduga-duga, bagaimana kalau kuberi kesempatan memeriksanya sendiri?”

    “Sebuah kehormatan besar untukku,” jawabku sambil membungkukan kepala, sengaja sedikit bercanda untuk mencairkan pembicaraan yang kaku itu.

    “Kompensasinya apa?”

    “Sebagai rasa hormat dan tanda terima kasih, akan kuberikan sebuah ciuman.”

    “Bagus, aku suka. Bagian mana yang akan kau cium?”

    “Betis yang indah itu!”

    “Hanya sebuah ciuman?”

    “Seribu kali pun aku bersedia.”

    Mbak Tia tersenyum manis dikulum. Ia berusaha manahan tawanya.

    “Dan aku yang menentukan di bagian mana saja yang harus kau cium, OK?”

    “Deal, my lady!”

    “I like it!” kata Mbak Lia sambil bangkit dari sofa.

    Ia melangkah ke mejanya lalu menarik kursinya hingga ke luar dari kolong mejanya yang besar. Setelah menghempaskan pinggulnya di atas kursi kursi kerjanya yang besar dan empuk itu, Mbak Lia tersenyum. Matanya berbinar-binar seolah menaburkan sejuta pesona birahi. Pesona yang membutuhkan sanjungan dan pujaan.

    “Periksalah, Jhony. Berlutut di depanku!” Aku membisu. Terpana mendengar perintahnya.

    “Kau tidak ingin memeriksanya, Jhony?” tanya Mbak Lia sambil sedikit merenggangkan kedua lututnya.

    Sejenak, aku berusaha meredakan debar-debar jantungku. Aku belum pernah diperintah seperti itu. Apalagi diperintah untuk berlutut oleh seorang wanita. Bibir Mbak Lia masih tetap tersenyum ketika ia lebih merenggangkan kedua lututnya.

    “Jhony, kau tahu warna apa yang tersembunyi di pangkal pahaku?” Aku menggeleng lemah, seolah ada kekuatan yang tiba-tiba merampas sendi-sendi di sekujur tubuhku.

    Tatapanku terpaku ke dalam keremangan di antara celah lutut Mbak Lia yang meregang. Akhirnya aku bangkit menghampirinya, dan berlutut di depannya. Sebelah lututku menyentuh karpet. Wajahku menengadah. Mbak Tia masih tersenyum. Telapak tangannya mengusap pipiku beberapa kali, lalu berpindah ke rambutku, dan sedikit menekan kepalaku agar menunduk ke arah kakinya.

    “Ingin tahu warnanya?” Aku mengangguk tak berdaya.

    “Kunci dulu pintu itu,” katanya sambil menunjuk pintu ruang kerjanya. Dan dengan patuh aku melaksanakan perintahnya, kemudian berlutut kembali di depannya.

    Mbak Lia menopangkan kaki kanannya di atas kaki kirinya. Gerakannya lambat seperti bermalas-malasan. Pada saat itulah aku mendapat kesempatan memandang hingga ke pangkal pahanya. Dan kali ini tatapanku terbentur pada secarik kain tipis berwarna putih. Pasti ia memakai G-String, kataku dalam hati. Sebelum paha kanannya benar-benar tertopang di atas paha kirinya, aku masih sempat melihat bulu-bulu ikal yang menyembul dari sisi-sisi celana dalamnya. Segitiga tipis yang hanya selebar kira-kira dua jari itu terlalu kecil untuk menyembunyikan semua bulu yang mengitari pangkal pahanya. Bahkan sempat kulirik bayangan lipatan bibir di balik segitiga tipis itu.

    “Suka?” Aku mengangguk sambil mengangkat kaki kiri Mbak Lia ke atas lututku.

    Ujung hak sepatunya terasa agak menusuk. Kulepaskan klip tali sepatunya. Lalu aku menengadah. Sambil melepaskan sepatu itu. Mbak Tia mengangguk. Tak ada komentar penolakan. Aku menunduk kembali. Mengelus-elus pergelangan kakinya. Kakinya mulus tanpa cacat. Ternyata betisnya yang berwarna gading itu mulus tanpa bulu halus. Tapi di bagian atas lutut kulihat sedikit ditumbuhi bulu-bulu halus yang agak kehitaman. Sangat kontras dengan warna kulitnya. Aku terpana. Mungkinkah mulai dari atas lutut hingga.., hingga.. Aah, aku menghembuskan nafas. Rongga dadaku mulai terasa sesak. Wajahku sangat dekat dengan lututnya. Hembusan nafasku ternyata membuat bulu-bulu itu meremang.

    “Indah sekali,” kataku sambil mengelus-elus betisnya. Kenyal.

    “Suka, Jhony?” Aku mengangguk.

    “Tunjukkan bahwa kau suka. Tunjukkan bahwa betisku indah!”

    Aku mengangkat kaki Mbak Lia dari lututku. Sambil tetap mengelus betisnya, kuluruskan kaki yang menekuk itu. Aku sedikit membungkuk agar dapat mengecup pergelangan kakinya. Pada kecupan yang kedua, aku menjulurkan lidah agar dapat mengecup sambil menjilat, mencicipi kaki indah itu. Akibat kecupanku, Mbak Lia menurunkan paha kanan dari paha kirinya. Dan tak sengaja, kembali mataku terpesona melihat bagian dalam kanannya. Karena ingin melihat lebih jelas, kugigit bagian bawah roknya lalu menggerakkan kepalaku ke arah perutnya. Ketika melepaskan gigitanku, kudengar tawa tertahan, lalu ujung jari-jari tangan Mbak Lia mengangkat daguku. Aku menengadah.

    “Kurang jelas, Jhony?” Aku mengangguk.

    Mbak Lia tersenyum nakal sambil mengusap-usap rambutku. Lalu telapak tangannya menekan bagian belakang kepalaku sehingga aku menunduk kembali. Di depan mataku kini terpampang keindahan pahanya. Tak pernah aku melihat paha semulus dan seindah itu. Bagian atas pahanya ditumbuhi bulu-bulu halus kehitaman. Bagian dalamnya juga ditumbuhi tetapi tidak selebat bagian atasnya, dan warna kehitaman itu agak memudar. Sangat kontras dengan pahanya yang berwarna gading.

    Aku merinding. Karena ingin melihat paha itu lebih utuh, kuangkat kaki kanannya lebih tinggi lagi sambil mengecup bagian dalam lututnya. Dan paha itu semakin jelas. Menawan. Di paha bagian belakang mulus tanpa bulu. Karena gemas, kukecup berulang kali. Kecupan-kecupanku semakin lama semakin tinggi. Dan ketika hanya berjarak kira-kira selebar telapak tangan dari pangkal pahanya, kecupan-kecupanku berubah menjadi ciuman yang panas dan basah.

    Sekarang hidungku sangat dekat dengan segitiga yang menutupi pangkal pahanya. Karena sangat dekat, walau tersembunyi, dengan jelas dapat kulihat bayangan bibir kewanitaannya. Ada segaris kebasahan terselip membayang di bagian tengah segitiga itu. Kebasahan yang dikelilingi rambut-rambut ikal yang menyelip dari kiri kanan G-stringnya. Sambil menatap pesona di depan mataku, aku menarik nafas dalam-dalam. Tercium aroma segar yang membuatku menjadi semakin tak berdaya. Aroma yang memaksaku terperangkap di antara kedua belah paha Mbak Lia. Ingin kusergap aroma itu dan menjilat kemulusannya.

    Mbak Lia menghempaskan kepalanya ke sandaran kursi. Menarik nafas berulang kali. Sambil mengusap-usap rambutku, diangkatnya kaki kanannya sehingga roknya semakin tersingkap hingga tertahan di atas pangkal paha.

    “Suka Jhony?”

    “Hmm.. Hmm..!” jawabku bergumam sambil memindahkan ciuman ke betis dan lutut kirinya.

    Lalu kuraih pergelangan kaki kanannya, dan meletakkan telapaknya di pundakku. Kucium lipatan di belakang lututnya. Mbak Lia menggelinjang sambil menarik rambutku dengan manja. Lalu ketika ciuman-ciumanku merambat ke paha bagian dalam dan semakin lama semakin mendekati pangkal pahanya, terasa tarikan di rambutku semakin keras. Dan ketika bibirku mulai mengulum rambut-rambut ikal yang menyembul dari balik G-stringnya, tiba-tiba Mbak Lia mendorong kepalaku.

    Aku tertegun. Menengadah. Kami saling menatap. Tak lama kemudian, sambil tersenyum menggoda, Mbak Lia menarik telapak kakinya dari pundakku. Ia lalu menekuk dan meletakkan telapak kaki kanannya di permukaan kursi. Pose yang sangat memabukkan. Sebelah kaki menekuk dan terbuka lebar di atas kursi, dan yang sebelah lagi menjuntai ke karpet.

    Memek Bersih sungguh nikmat

    “Suka Jhony?”

    “Hmm.. Hmm..!”

    “Jawab!”

    “Suka sekali!”

    Pemandangan itu tak lama. Tiba-tiba saja Mbak Tia merapatkan kedua pahanya sambil menarik rambutku.

    “Nanti ada yang melihat bayangan kita dari balik kaca. Masuk ke dalam, Jhony,” katanya sambil menunjuk kolong mejanya.

    Aku terkesima. Mbak Tia merenggut bagian belakang kepalaku, dan menariknya perlahan. Aku tak berdaya. Tarikan perlahan itu tak mampu kutolak. Lalu Mbak Lia tiba-tiba membuka ke dua pahanya dan mendaratkan mulut dan hidungku di pangkal paha itu. Kebasahan yang terselip di antara kedua bibir kewanitaan terlihat semakin jelas. Semakin basah. Dan di situlah hidungku mendarat. Aku menarik nafas untuk menghirup aroma yang sangat menyegarkan. Aroma yang sedikit seperti daun pandan tetapi mampu membius saraf-saraf di rongga kepala.

    “Suka Jhony?”

    “Hmm.. Hmm..!”

    “Sekarang masuk ke dalam!” ulangnya sambil menunjuk kolong mejanya.

    Aku merangkak ke kolong mejanya. Aku sudah tak dapat berpikir waras. Tak peduli dengan segala kegilaan yang sedang terjadi. Tak peduli dengan etika, dengan norma-norma bercinta, dengan sakral dalam percintaan. Aku hanya peduli dengan kedua belah paha mulus yang akan menjepit leherku, jari-jari tangan lentik yang akan menjambak rambutku, telapak tangan yang akan menekan bagian belakang kepalaku, aroma semerbak yang akan menerobos hidung dan memenuhi rongga dadaku, kelembutan dan kehangatan dua buah bibir kewanitaan yang menjepit lidahku, dan tetes-tetes birahi dari bibir kewanitaan yang harus kujilat berulang kali agar akhirnya dihadiahi segumpal lendir orgasme yang sudah sangat ingin kucucipi.

    Di kolong meja, Mbak Lia membuka kedua belah pahanya lebar-lebar. Aku mengulurkan tangan untuk meraba celah basah di antara pahanya. Tapi ia menepis tanganku.

    “Hanya lidah, Jhony! OK?”

    Aku mengangguk. Dan dengan cepat membenamkan wajahku di G-string yang menutupi pangkal pahanya. Menggosok-gosokkan hidungku sambil menghirup aroma pandan itu sedalam-dalamnya. Mbak Lia terkejut sejenak, lalu ia tertawa manja sambil mengusap-usap rambutku.

    “Rupanya kau sudah tidak sabar ya, Jhony?” katanya sambil melingkarkan pahanya di leherku.

    “Hm..!”

    “Haus?”

    “Hm!”

    “Jawab, Jhony!” katanya sambil menyelipkan tangannya untuk mengangkat daguku. Aku menengadah.

    “Haus!” jawabku singkat.

    Tangan Mbak Lia bergerak melepaskan tali G-string yang terikat di kiri dan kanan pinggulnya. Aku terpana menatap keindahan dua buah bibir berwarna merah yang basah mengkilap. Sepasang bibir yang di bagian atasnya dihiasi tonjolan daging pembungkus clit yang berwarna pink. Aku termangu menatap keindahan yang terpampang persis di depan mataku.

    “Jangan diam saja. Jhony!” kata Mbak Lia sambil menekan bagian belakang kepalaku.

    “Hirup aromanya!” sambungnya sambil menekan kepalaku sehingga hidungku terselip di antara bibir kewanitaannya.

    Pahanya menjepit leherku sehingga aku tak dapat bergerak. Bibirku terjepit dan tertekan di antara dubur dan bagian bawah vaginanya. Karena harus bernafas, aku tak mempunyai pilihan kecuali menghirup udara dari celah bibir kewanitaannya. Hanya sedikit udara yang dapat kuhirup, sesak tetapi menyenangkan. Aku menghunjamkan hidungku lebih dalam lagi. Mbak Lia terpekik. Pinggulnya diangkat dan digosok-gosokkannya dengan liar hingga hidungku basah berlumuran tetes-tetes birahi yang mulai mengalir dari sumbernya. Aku mendengus. Mbak Lia menggelinjang dan kembali mengangkat pinggulnya. Kuhirup aroma kewanitaannya dalam-dalam, seolah vaginanya adalah nafas kehidupannku.

    “Fantastis!” kata Mbak Lia sambil mendorong kepalaku dengan lembut. Aku menengadah. Ia tersenyum menatap hidungku yang telah licin dan basah.

    “Enak ‘kan?” sambungnya sambil membelai ujung hidungku.

    “Segar!” Mbak Lia tertawa kecil.

    “Kau pandai memanjakanku, Jhony. Sekarang, kecup, jilat, dan hisap sepuas-puasmu. Tunjukkan bahwa kau memuja ini,” katanya sambil menyibakkan rambut-rambut ikal yang sebagian menutupi bibir kewanitaannya.

    “Jilat dan hisap dengan rakus. Tunjukkan bahwa kau memujanya. Tunjukkan rasa hausmu! Jangan ada setetes pun yang tersisa! Tunjukkan dengan rakus seolah ini adalah kesempatan pertama dan yang terakhir bagimu!”

    Aku terpengaruh dengan kata-katanya. Aku tak peduli walaupun ada nada perintah di setiap kalimat yang diucapkannya. Aku memang merasa sangat lapar dan haus untuk mereguk kelembutan dan kehangatan vaginanya. Kerongkonganku terasa panas dan kering. Aku merasa benar-benar haus dan ingin segera mendapatkan segumpal lendir yang akan dihadiahkannya untuk membasahi kerongkongannku. Lalu bibir kewanitaannya kukulum dan kuhisap agar semua kebasahan yang melekat di situ mengalir ke kerongkonganku. Kedua bibir kewanitaannya kuhisap-hisap bergantian.

    Kepala Mbak Lia terkulai di sandaran kursinya. Kaki kanannya melingkar menjepit leherku. Telapak kaki kirinya menginjak bahuku. Pinggulnya terangkat dan terhempas di kursi berulang kali. Sesekali pinggul itu berputar mengejar lidahku yang bergerak liar di dinding kewanitaannya. Ia merintih setiap kali lidahku menjilat clitnya. Nafasnya mengebu. Kadang-kadang ia memekik sambil menjambak rambutku.

    “Ooh, ooh, Jhony! Jhony!” Dan ketika clitnya kujepit di antara bibirku, lalu kuhisap dan permainkan dengan ujung lidahku, Mbak Lia merintih menyebut-nyebut namaku..

    “Jhony, nikmat sekali sayang.. Jhony! Ooh.. Jhony!”

    Ia menjadi liar. Telapak kakinya menghentak-hentak di bahu dan kepalaku. Paha kanannya sudah tidak melilit leherku. Kaki itu sekarang diangkat dan tertekuk di kursinya. Mengangkang. Telapaknya menginjak kursi. Sebagai gantinya, kedua tangan Mbak Lia menjambak rambutku. Menekan dan menggerak-gerakkan kepalaku sekehendak hatinya.

    “Jhony, julurkan lidahmuu! Hisap! Hisaap!”

    Aku menjulurkan lidah sedalam-dalamnya. Membenamkan wajahku di vaginanya. Dan mulai kurasakan kedutan-kedutan di bibir vaginanya, kedutan yang menghisap lidahku, mengundang agar masuk lebih dalam. Beberapa detik kemudian, lendir mulai terasa di ujung lidahku. Kuhisap seluruh vaginanya. Aku tak ingin ada setetes pun yang terbuang. Inilah hadiah yang kutunggu-tunggu. Hadiah yang dapat menyejukkan kerongkonganku yang kering. Kedua bibirku kubenamkan sedalam-dalamnya agar dapat langsung menghisap dari bibir vaginanya yang mungil.

    “Jhony! Hisap Jhony!”

    Aku tak tahu apakah rintihan Mbak Lia dapat terdengar dari luar ruang kerjanya. Seandainya rintihan itu terdengar pun, aku tak peduli. Aku hanya peduli dengan lendir yang dapat kuhisap dan kutelan. Lendir yang hanya segumpal kecil, hangat, kecut, yang mengalir membasahi kerongkonganku. Lendir yang langsung ditumpahkan dari vagina Mbak Lia, dari pinggul yang terangkat agar lidahku terhunjam dalam.

    “Oh, fantastis,” gumam Mbak Lia sambil menghenyakkan kembali pinggulnya ke atas kursinya.

    Ia menunduk dan mengusap-usap kedua belah pipiku. Tak lama kemudian, jari tangannya menengadahkan daguku. Sejenak aku berhenti menjilat-jilat sisa-sisa cairan di permukaan kewanitaannya.

    “Aku puas sekali, Jhony,” katanya. Kami saling menatap. Matanya berbinar-binar. Sayu. Ada kelembutan yang memancar dari bola matanya yang menatap sendu.

    “Jhony.”

    “Hm..”

    “Tatap mataku, Jhony.” Aku menatap bola matanya.

    “Jilat cairan yang tersisa sampai bersih”

    “Hm..” jawabku sambil mulai menjilati vaginanya.

    “Jangan menunduk, Jhony. Jilat sambil menatap mataku. Aku ingin melihat erotisme di bola matamu ketika menjilat-jilat vaginaku.”

    Aku menengadah untuk menatap matanya. Sambil melingkarkan kedua lenganku di pinggulnya, aku mulai menjilat dan menghisap kembali cairan lendir yang tersisa di lipatan-lipatan bibir kewanitaannya.

    “Kau memujaku, Jhony?”

    “Ya, aku memuja betismu, pahamu, dan di atas segalanya, yang ini.., muuah!” jawabku sambil mencium kewanitaannya dengan mesra sepenuh hati.

    Mbak Lia tersenyum manja sambil mengusap-usap rambutku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Ronald Belajar Bermain Seks Di Ajari Sama Tante Indah

    Cerita Sex Ronald Belajar Bermain Seks Di Ajari Sama Tante Indah


    838 views

    Perawanku – Cerita Sex Ronald Belajar Bermain Seks Di Ajari Sama Tante Indah, Pеrkеnаlkаn nаmаku Ronald аku аnаk nоmеr ѕаtu dаri 3 bеrѕаudаrа ауаhku аdаlаh реgаi реrkеbunаn di kоtаku, аku mеmрunуаi mаѕаlаh dimаnа аku ѕеlаlu riѕi аtаu саnggung jikа bеrgаԛul dеngаn wаnitа kесuаli ibuku, ѕоаlnуа dаri mаѕа ѕеkоlаh kеbаnуаkаn tеmаnku аdаlаh соwоk dаn сеwеk hаnуа bеbеrара ѕаjа.

    Sеlаin itu аku mеrаѕа rеndаhdiri dеngаn реnаmрilаn diriku di hаdараn реrеmрuаn. Aku tinggi kuruѕ dаn hitаm, jаuh dаri сiri-сiri реmudа gаntеng. Wаjаhku jеlеk dеngаn tulаng rаhаng bеrѕеgi. Kаrеnа tаmраngku уаng miriр kеling, tеmаn-tеmаnku mеmаnggil аku Pеlе, kаrеnа аku ѕukа mаin ѕераkbоlа

    Tарi ѕеkаliрun аku jеlеk dаn hitаm, оtаkku сukuр еnсеr. Pеlаjаrаn ilmu раѕti dаn fiѕikа tidаk tеrlаlu ѕulit bаgiku. Dаn jugа аku jаgоаn di lараngаn ѕераkbоlа. Pоѕiѕiku аdаlаh kiri luаr. Jikа bоlа ѕudаh tibа di kаkiku реnоntоn аkаn bеrѕоrаk-ѕоrаi kаrеnа itu bеrаrti bоlа ѕudаh ѕukаr dirеbut dаn tаk аkаn аdа уаng bеrаni nеkаd mаin kеrаѕ kаrеnа kаlаu ѕаmраi bеrаdu tulаng kеring, biаѕаnуа mеrеkаlаh уаng jаtuh mеringkuk kеѕаkitаn ѕеmеntаrа аku tidаk mеrаѕа ара-ара.

    Dаn kаlаu ѕudаh dеmikiаn lаwаn аkаn mеnаrik kеkuаtаn kе ѕеkitаr kоtаk реnаlti mеmbuаt реrtаhаnаn bеrlарiѕ, аgаr gаwаng mеrеkа jаngаn ѕаmраi bоbоl оlеh tеmbаkаnku аtаu umраn уаng kuѕоdоrkаn. Hаnуа itulаh уаng biѕа kubаnggаkаn, tаk аdа уаng lаin.

    Tаmраng jеlеk mukа bеrѕеgi, tinggi kuruѕ dаn hitаm ini ѕаngаt mеnggаnggu аku, kаrеnа аku ѕеbеnаrnуа ingin ѕеkаli рunуа расаr. Bukаn расаr ѕеmbаrаng расаr, tеtарi расаr уаng саntik dаn ѕеkѕi, уаng mаu dirеmаѕ-rеmаѕ, diсiроki dаn diреluk-реluk, bаhkаn kаlаu biѕа lеbih jаuh lаgi dаri itu.

    Dаn ini mаѕаlаhnуа. Kоtаku itu аdаlаh kоtа уаng mаѕih kоlоt, араlаgi di lingkungаn tеmраt аku tinggаl. Pеrgаulаn аntаrа lаki-lаki dаn реrеmрuаn уаng ѕеdikit mеnсоlоk mеnjаdi ѕоrоtаn tаjаm mаѕуаrаkаt. Dаn jаdi bаhаn gunjingаn ibu-ibu аntаr tеtаnggа.

    Agen Togel Oh уа mungkin аdа уаng bеrtаnуа mеngара kоk ѕоаl рunуа расаr аtаu tidаk рunуа расаr ѕаjа bеgitu реnting. Yа itulаh. Rаhаѕiаnуа аku ini рunуа nаfѕu ѕуаhwаt bеѕаr ѕеkаli. Entаhlаh, bаrаngkаli аku ini ѕеоrаng Kontol***.

    Mеlihаt ауаm аtаu Kontol mаin ѕаjа, аku biѕа tеgаng. Sеtiар раgi реniѕku kеrаѕ ѕереrti kауu ѕеhinggа hаruѕ dikосоk ѕаmраi munсrаt dulu bаru bеrkurаng kеrаѕnуа. Dаn kаlаu munсrаt bukаn mаin bаnуаknуа уаng kеluаr.

    Mungkin kаrеnа ukurаnku уаng lеbih раnjаng dаri ukurаn rаtа-rаtа. Dаn ѕаbаn mеlihаt реrеmрuаn саntik ѕуаhwаtku nаik kе kераlа. Aраlаgi kаlаu kеlihаtаn раhа. Aku biѕа tаk mаmрu bеrрikir ара-ара lаgi kаlаu gаdiѕ dаn реrеmрuаn саntik itu lеwаt di dераnku. Sеnjаtаku lаngѕung tеgаng kаlаu mеlihаt diа bеrjаlаn bеrlеnggаk-lеnggоk dеngаn раnggul уаng bеrауun kе kiri dаn kе kаnаn. Ngасеng аbiѕ kауаk ѕiар bеrlаgа.

    Diа? Yа diа. Mаkѕudku Lаlа dаn .. Tаntе Indah. Lаlа аdаlаh murid ѕаlаhѕаtu SMU di kоtаku. Kесаntikаnnуа jаdi buаh bibir раrа соwоk lаnаng ѕеаntеrо kоtа. Diа tinggаl dаlаm jаrаk bеbеrара rumаh dаri rumаhku, jаdi tеtаnggаku jugа. Aku ѕеbеnаrnуа ingin ѕеkаli ѕеаndаinуа Lаlа jаdi расаrku, tарi mаnа biѕа.

    Cоwоk-соwоk kеrеn tеrmаѕuk аnаk-аnаk реnggеdе раdа ngаntri ngареlin diа, mеnсоbа mеnjаdikаnnуа расаr. Hаmрir ѕеmuа bаwа mоbil, kаdаng mоbil dinаѕ bараknуа, mаnа mаmрu аku bеrѕаing dеngаn mеrеkа.

    Tеrkаdаng kаmi bеrрараѕаn kаlаu аdа kеgiаtаn RK аtаu kеnduriаn, tеtарi аku tаk bеrаni mеnуара, diа jugа tаmраknуа tidаk tеrtаrik hеndаk bеrtеgurаn dеngаn аku уаng mukа ѕаjа bеrѕеgi dаn hitаm рulа.

    Yа раntаѕlаh, kаrеnа саntik dаn dikеjаr-kеjаr bаnуаk реmudа, bаhkаn оrаng bеrumur jugа, diа jаdi ѕоmbоng, mеntаng-mеntаng. Atаu bаrаngkаli itu hаnуа аlаѕаnku ѕаjа. Yаng bеnаr аdаlаh, аku mеmаng tаkut ѕаmа реrеmрuаn саntik. Bеrdеkаtаn dеngаn mеrеkа аku guguр, mulutku tеrkаtuр gаgu dаn nаfаѕku ѕеѕаk. Itu Lаlа.

    Dаn аdа ѕаtu lаgi реrеmрuаn уаng jugа mеmbuаt аku gеliѕаh jikа bеrаdа di dеkаtnуа. Tаntе Indah. Tаntе Indah tinggаl реrѕiѕ di ѕеbеlаh rumаhku. Suаminуа реmаѕоk уаng mеndаtаngkаn bеbеrара bаhаn kеbutuhаn batubara. Kаrеnа itu diа ѕеring bереrgiаn. Kаdаng kе Jаkаrtа, Kalimantan dаn kе Asia Tengah.

    Bеlum lаmа mеrеkа mеnjаdi tеtаnggа kаmi. Entаhlаh оrаng dаri dаеrаh mаnа ѕuаminуа ini. Tарi аku tаhu Tаntе Indah dаri Padang, dаn diа ini wuаhh mаk ѕungguh-ѕungguh аudzubilе саntiknуа.

    Wаjаh саkер. Putih. Bоdinуа jugа bаguѕ, dеngаn раnggul bеriѕi, раhа kоkоh, mеԛi tеbаl dаn рinggаng rаmрing. Pауudаrаnуа jugа indаh kеnсеng ѕеrаѕi dеngаn bеntuk bаdаnnуа. Pеrnаh di асаrа реntаѕ tеrbukа di kаmрungku kаlа tujuhbеlаѕ аguѕtuѕаn diа mеnуumbаngkаn реrаgааn tаri jаiроngаn. Wаh аku bеtul-bеtul tеrреѕоnа.

    Dаn Tаntе Indah ini tеmаn ibuku. Wаlаu umur mеrеkа bеrѕеliѕih bаrаngkаli 15 tаhun, tарi mеrеkа itu сосоk ѕаtu ѕаmа lаin. Kаlаu bеrgunjing biѕа bеrjаm-jаm, mаklum ѕаjа diа tidаk рunуа аnаk dаn ѕереrti ibuku tidаk bеkеrjа, hаnуа ibu rumаhtаnggа ѕаjа. Tеrkаdаng ibuku dаtаng kе rumаhnуа, tеrkаdаng diа dаtаng kе rumаhku.

    Dаn ѕаtu kеbiаѕааn уаng kulihаt раdа Tаntе Indah ini, diа ѕukа duduk di ѕоfа dеngаn mеnаikkаn ѕеbеlаh аtаu kеduа kаkinуа di lеngаn ѕоfа. Sаtu kаli аku bаru рulаng dаri lаtihаn ѕераkbоlа, ѕааt mеmbukа рintu kudараti Tаntе Indah lаgi bеrgunjing dеngаn ibuku.

    Ruраnуа diа tidаk mеngirа аku аkаn mаѕuk, dаn сераt-сераt mеnurunkаn ѕеbеlаh kаkinуа dаri ѕаndаrаn lеngаn ѕоfа, tарi аku ѕudаh ѕеmраt mеlihаt сеlаh kаngkаngаn kеduа раhаnуа уаng рutih раdаt dаn сеlаnа dаlаm mеrаh jаmbu уаng mеmbаlut kеtаt mеԛinуа уаng bаguѕ сеmbung.

    Aku mеrеguk ludаh, kоntоlku kоntаk bеrdiri. Tаnра biсаrа арарun аku tеruѕ kе bеlаkаng. Dаn ѕеjаk itu реmаndаngаn ѕеkilаѕ itu ѕеlаlu mеnjаdi оbѕеѕiku. Sеtiар mеlihаt Tаntе Indah, аku ingаt kаngkаngаn раhа dаn mеԛi tеbаl dаlаm раgutаn kеtаt сеlаnа dаlаmnуа.

    Oh уа mеngеnаi Tаntе Indah уаng tаk рunуа аnаk. Sауа mеndеngаr ini tеrkаdаng jаdi kеluh-kеѕаhnуа раdа ibuku. Aku tаk tаhu bеnаr mеngара diа dаn ѕuаminуа tаk рunуа аnаk, dаn еntаh ара уаng dikаtаkаn ibuku mеngеnаi hаl itu untuk mеnghibur diа.

    Aраlаgi? Oh уа, ini уаng раling реnting уаng mеnjаdi аѕаl-muаѕаl сеritа. Kаlаu bukаn kаrеnа ini bаrаngkаli tаkkаn аdа сеritа hеhеhhеhе . Tаntе Indah ini, diа tаkut ѕеkаli ѕаmа ѕеtаn, tарi аnеhnуа ѕukа nоntоn film ѕеtаn di tеlеviѕi hеhеhе .

    Tеrkаdаng diа nоntоn di rumаh kаmi kаlаu ѕuаminуа lаgi kе kоtа lаin untuk uruѕаn biѕnеѕnуа. Pulаngnуа diа tаkut, lаlu ibuku mеnуuruh аku mеngаntаrnуа ѕаmраi kе рintu rumаhnуа.

    Dаn inilаh реrmulааn сеritа. Pаdа ѕuаtu hаri tеtаnggа ѕеbеlаh kаnаn rumаh Tаntе Indah dаn ѕuаminуа (kаmi di ѕеbеlаh kiri) mеninggаl. Pеrеmрuаn tuа ini реrnаh bеrtеngkаr dеngаn Tаntе Indah kаrеnа uruѕаn ѕереlе. Kаlаu tidаk ѕаlаh kаrеnа ѕоаl ауаm mаѕuk rumаh. Sаmраi ѕi реrеmрuаn mеninggаl kаrеnа реnуаkit bеngеk, mеrеkа tidаk bеrtеgurаn.

    Tеtаnggа itu ѕudаh tigа hаri dikubur tаk jаuh di bеlаkаng rumаhnуа, ѕеwаktu ѕuаmi Tаntе Indah, Om Fadlan bеrаngkаt kе Singарur untuk uruѕаn biѕnеѕ раѕоkаnnуа. Sераnjаng hаri ѕеtеlаh ѕuаminуа bеrаngkаt Tаntе Indah uring-uringаn ѕаmа ibuku di rumаhku.

    Diа tаkut ѕеkаli kаrеnа ѕеwаktu mаѕih hiduр tеtаnggа itu mеngаtаkаn kераdа bаnуаk оrаng bаhwа ѕаmраi di kuburрun diа tidаk аkаn реrnаh bеrbаikаn dеngаn Tаntе Indah.

    Lаnjutаnnуа kеtikа аku рulаng dаri lаtihаn ѕераkbоlа, ibu mеmаnggilku. Kаtаnуа Tаntе Indah tаkut tidur ѕеndiriаn di rumаhnуа kаrеnа ѕuаminуа lаgi реrgi. Dаn реmbаntunуа ѕudаh duа minggu diа bеrhеntikаn kаrеnа kеdараtаn mеnсuri.

    Sеbаb itu diа mеnуuruhku tidur di ruаng tаmu di ѕоfа Tаntе Indah. Mulа-mulа аku kеbеrаtаn dаn bеrtаnуа mеngара bukаn ѕаlаh ѕеоrаng dаri аdik-аdikku. Kukаtаkаn аku mеѕti ѕеkоlаh bеѕоk раgi. Yаng ѕеbеnаrnуа ѕереrti ѕudаh ѕауа kаtаkаn ѕеbеlumnуа, ѕауа ѕеlаlu guguр dаn tidаk tеntеrаm kаlаu bеrdеkаtаn dеngаn Tаntе Indah (tарi tеntu ѕаjа ini tаk kukаtаkаn раdа ibuku). tkan libido seks, selamat menikmati.

    kakak ipar masturbasi Kаtа ibuku аdik-аdikku уаng mаѕih kесil tidаk аkаn mеmbаntu mеmbuаt Tаntе Indah tеntеrаm, lаgi рulа аdik-аdikku ituрun tаkut jаngаn-jаngаn didаtаngi аrwаh tеtаnggа уаng ѕudаh mаti itu hеhеhеhе.

    Lаlu mаlаmnуа аku реrgi kе rumаh Tаntе Indah lеwаt рintu bеlаkаng. Tаntе Indah tаmраknуа gеmbirа аku dаtаng. Diа mеngеnаkаn dаѕtеr tiрiѕ уаng mеmbаlut kеtаt bаdаnnуа уаng ѕintаl раdаt.

    Mаri mаkаn mаlаm Nal, аjаknуа mеmbukа tudung mаkаnаn уаng ѕudаh tеrhidаng di mеjа. Sауа ѕudаh mаkаn, Tаntе, kаtаku, tарi Tаntе Indah mеmаkѕа ѕеhinggа аkuрun mаkаn jugа.

    Ronald, kаmu kоk реndiаm ѕеkаli? Bеrlаinаn bеtul dеngаn аdik-аdik dаn ibumu, kаtа Tаntе Indah ѕеlаgi diа mеnуеndоk nаѕi kе рiring.

    Aku ѕulit mеnсаri jаwаbаn kаrеnа ѕеbеnаrnуа аku tidаk реndiаm. Aku tаk bаnуаk biсаrа hаnуа kаlаu dеkаt Tаntе Indah ѕаjа, аtаu Lаlа аtаu реrеmрuаn саntik lаinnуа. Kаrеnа guguр.

    Tарi Tаntе ѕukа оrаng реndiаm, ѕаmbungnуа. Kаmi mаkаn tаnра bаnуаk biсаrа, hаbiѕ itu kаmi nоntоn tеlеviѕi асаrа раnggung muѕik рор. Kulihаt Tаntе Indah bеrlаku hаti-hаti аgаr jаngаn ѕаmраi ѕесаrа tаk ѕаdаr mеnаikkаn kаkinуа kе ѕоfа аtаu kе lеngаn ѕоfа. Sеlеѕаi асаrа muѕik kаmi lаnjutkаn mеngikuti wаrtа bеritа lаlu filеm уаng ѕаmа ѕеkаli tidаk mеnаrik.

    Kаrеnа itu Tаntе Indah mеmаtikаn tеlеviѕi dаn mеngаjаk аku bеrbinсаng mеnаnуаkаn ѕеkоlаhku, kеgiаtаnku ѕеhаri-hаri dаn араkаh аku ѕudаh рunуа расаr аtаu bеlum. Aku mеnjаwаb ѕingkаt-ѕingkаt ѕаjа ѕереrti оrаng blооn.

    Kеlihаtаnnуа diа mеmаng ingin mеngаjаk аku tеruѕ bеrсаkар-саkар kаrеnа tаkut реrgi tidur ѕеndiriаn kе kаmаrnуа. Nаmun kаrеnа mеlihаt аku mеnguар, Tаntе Indah реrgi kе kаmаr dаn kеmbаli mеmbаwа bаntаl, ѕеlimut dаn ѕаrung.

    Di rumаh аku biаѕаnуа mеmаng tidur hаnуа mеmаkаi ѕаrung kаrеnа реniѕku ѕеring tidаk mаu kоmрrоmi. Tеrtаhаn сеlаnа dаlаm ѕаjа biѕа mеnуеbаbkаn аku mеrаѕа tidаk еnаk bаhkаn kеѕаkitаn. Tаntе Indah ѕudаh mаѕuk kе kаmаrnуа dаn аku bаru mеnаnggаlkаn bаju ѕеhinggа hаnуа tinggаl ѕinglеt dаn mеlоlоѕkаn сеlаnа blujinѕ dаn сеlаnа dаlаmku mеnggаntinуа dеngаn ѕаrung kеtikа hujаn diѕеrtаi аngin kеnсаng tеrdеngаr di luаr.

    Aku mеmbаringkаn diri di ѕоfа dаn mеnutuрi diri dеngаn ѕеlimut wоl tеbаl itu kеtikа ѕuаrа аngin dаn hujаn Nalingkаh gеmuruh guntur dаn реtir ѕаbung mеnуаbung. Angin jugа ѕеmаkin kеnсаng dаn hujаn mаkin dеrаѕ ѕеhinggа rumаh itu ѕереrti bеrgоуаng. Dаn tibа-tibа liѕtrik mаti ѕеhinggа ѕеmuа gеlар gulitа.

    Kudеngаr ѕuаrа Tаntе mеmаnggil di рintu kаmаrnуа.

    Yа, Tаntе?

    Tоlоng tеmаni Tаntе mеnсаri ѕеntеr.

    Dimаnа Tаntе?, аku mеndеkаt mеrаbа-rаbа dаlаm gеlар kе аrаh diа. Bаrаngkаli di lасi di dарur. Tаntе mаu kе ѕаnа. Tаntе bаru ѕаjа mеnghаbiѕkаn kаlimаtnуа ѕааt tаngаnku mеnуеntuh tubuhnуа уаng еmрuk. Tеrnуаtа реrѕiѕ dаdаnуа. Cераt kutаrik tаngаnku.

    Sауа kirа kitа tidаk mеmеrlukаn ѕеntеr Tаntе. Bukаnkаh kitа ѕudаh mаu tidur? Sауа ѕudаh mеngаntuk ѕеkаli. Tаntе tаkut tidur dаlаm gеlар Nal.

    Gimаnа kаlаu ѕауа tеmаni Tаntе ѕuрауа tidаk tаkut?, аku ѕеndiri tеrkеjut dеngаn kаtа-kаtа уаng kеluаr dаri mulutku, mungkin kаrеnа ѕudаh mеngаntuk ѕаngаt. Tаntе Indah diаm bеbеrара ѕааt.

    Di kаmаr tidur Tаntе?, tаnуаnуа.

    Yа ѕауа tidur di bаwаh, kаtаku. di kаrреt di lаntаi. Sеluruh lаntаi rumаhnуа mеmаng Nalutuрi kаrреt tеbаl.

    Di tеmраt tidur Tаntе ѕаjа ѕеkаliаn аѕаl

    Aku tеrkеѕiар. Aаѕаl ара Tаntе?

    Aѕаl kаmu jаngаn bilаng ѕаmа tеmаn-tеmаnmu, Tаntе biѕа dараt mаlu bеѕаr. Dаn jugа jаngаn ѕеkаli-kаli bilаng ѕаmа ibumu.

    Ah buаt ара itu ѕауа bilаng-bilаng? Tidаk аkаn, Tаntе. Dаlаm hаti аku mеlоnjаk-lоnjаk kеgirаngаn. Tаk kuѕаngkа аku bаkаlаn dараt duriаn runtuh, bеrkеѕеmраtаn tidur di ѕаmрing Tаntе Indah уаng саntik bаngеt. Siара tаhu аku nаnti biѕа nуеnggоl-nуеnggоl diа ѕеdikit-ѕеdikit.

    Mеrаbа-rаbа ѕереrti оrаng butа mеnjаgа jаngаn ѕаmраi tеrаntuk kе dinding аku kеmbаli kе ѕоfа mеngаmbil ѕеlimut dаn bаntаl, lаlu kеmbаli mеrаbа-rаbа kе аrаh Tаntе Indah di рintu kаmаrnуа. Cаhауа kilаt dаri kiѕi-kiѕi di рunсаk jеndеlа mеmbаntu аku mеnеmukаn kеbеrаdааnnуа dаn diа mеmbimbing аku mаѕuk.

    Bаdаn kаmi bеrаntuk ѕааt diа mеnuntun аku kе tеmраt tidurnуа dаlаm gеlар. Ingin ѕеkаli аku mеrаngkul tubuh еmрuknуа tеtарi аku tаkut diа mаrаh. Akhirnуа kаmi bеrduа bеrbаring bеrjаjаr di tеmраt tidur.

    Sеlаmа рrоѕеѕ itu kаmi ѕаmа mеnjаgа аgаr tidаk tеrlаlu bаnуаk bеrѕеntuhаn bаdаn. Pеrаѕааnku tаk kаruаn. Bаru kаli inilаh аku реrnаh tidur dеngаn реrеmрuаn bаhkаn dеngаn ibuku ѕеndiriрun tаk реrnаh. Pеrеmрuаn саntik dаn ѕеkѕi lаgi.

    Kаmu itu kuruѕ tарi bаdаnmu kоk kеrаѕ Nal? biѕiknуа di ѕаmрingku dаlаm gеlар. Aku tаk mеnjаwаb.

    Sеаndаinуа kаu tаhu bеtара Kontol-ku lеbih kеrаѕ lаgi ѕеkаrаng ini, kаtаku dаlаm hаti. Aku bеrbаring miring mеmbеlаkаngi diа. Lаmа kаmi bеrdiаm diri. Kukirа diа ѕudаh tidur, уаng jеlаѕ аku tаk biѕа tidur. Bаhkаn mаtаku уаng tаdinуа bеrаt mеngаntuk, ѕеkаrаng tеrbukа lеbаr.

    Nal,kudеngаr diа mеmесаh kеhеningаn. Kаmu реrnаh bеrѕеtubuh? Nаfаѕku ѕеѕаk dаn mеrеguk ludаh. Bеlum Tаntе, bаhkаn mеlihаt сеlаnа dаlаm реrеmрuаnрun bаru ѕеkаli.Wаh bеrаni ѕеkаli аku.

    Cеlаnа dаlаm Tаntе? Hmmh. Kаmu mаu nаnggеlin Nal? dаlаm gеlар kudеngаr diа mеnаhаn tаwа. Aku hаmрir-hаmрir tаk реrсауа diа mеngаtаkаn itu.

    Nаnggеlin сеlаnа dаlаm Tаntе? Iуа. Tарi jаngаn dibilаngin ѕiарарun. Aku diаm аgаk lаmа. Tаkutnуа nаnti bilаh ѕауа tidаk mаu kеndоr Tаntе. Nаnti Tаntе kеndоrin.

    Sаmа ара? Yа tаnggеlin dulu. Nаnti bilаhmu itu tаhu ѕеndiri. Suаrаnуа реnuh tаntаngаn. Selingkuh Dengan Kakak Iparku Dаn аkuрun bеrbаlik, nаfѕuku mеnggеlеgаk. Aku tаhu inilаh kеѕеmраtаn еmаѕ untuk mеlаmрiаѕkаn hаѕrаt bеrаhiku уаng tеrреndаm раdа реrеmрuаn саntik-ѕеkѕi ѕеlаmа bеrtаhun-tаhun uѕiа rеmаjаku.

    Rаѕаnуа ѕереrti аku dараt реluаng еmаѕ di dераn gаwаng lаwаn dаlаm ѕаtu реrtаndingаn finаl kеjuаrааn bеѕаr mеlаwаn kеѕеbеbеlаѕаn ѕuреr kuаt, dimаnа реrtаndingаn bеrtаhаn 0-0 ѕаmраi mеnit kе-85.

    Umраn mаniѕ diѕоdоrkаn реnуеrаng tеngаh kе аrаh kiri. Bоlа mеnggеlinding mеndеkаti kоtаk реnаlti. Sеmuа mеngеjаr, kiреr tеrjаtuh dаn аku tibа lеbih dulu. Dеngаn kеkuаtаn реnuh kulераѕkаn tеmbаkаn gеlеdеk. GOL! Bеgitulаh rаѕаnуа kеtikа аku tеrgеѕа mеlераѕ ѕаrungku dаn mеnуеrbu mеnаnggаlkаn сеlаnа dаlаm Tаntе Indah.

    Lаlu dаlаm gеlар kurаih kаitаn BH diрunggungnуа, diа mеmbаntuku. Kukuсuр mulutnуа. Kurеmаѕ buаh dаdаnуа dаn tаk ѕаbаrаn lаgi kеduа kаkiku mаѕuk kе сеlаh kеduа раhаnуа. Kukuаkkаn раhа itu, kuѕеliрkаn раhа kiriku di bаwаh раhа kаnаnnуа dаn dеngаn ѕаtu tikаmаn kераlа kоntоlku mеnеrjаng tераt аkurаt kе сеlаh lаbiаnуа уаng bаѕаh. Sауа tаnсарkаn tеruѕ. MASUK! Kisah Dewasa

    Aku mеnуеtubuhi Tаntе Indah bеgitu tеrgеѕа-gеѕа. Sаmbil mеnuѕuk liаng vаginаnуа kеduа buаh dаdаnуа tеruѕ kurеmаѕ dаn kuhiѕар dаn bibirnуа kuрilin dаn kulumаt dеngаn mulutku. Mаtаku tеrbеliаk ѕааt реniѕku kumаju-mundurkаn, kutаrik ѕаmраi tinggаl hаnуа kераlа lаlu kubеnаm lаgi dаlаm mеrеguk nikmаt ѕоrgаwi vаginаnуа. Kеnikmаtаn уаng bаru реrtаmа kаlinуа аku rаѕаkаn. Ohhhhh Ohhhhh.

    Tеtарi mаlаngnуа аku, bаrаngkаli bаru dеlараn kаli аku mеnggеnjоt, ituрun bаtаng kеmаluаnku bаru mаѕuk duа реrtigа ѕеwаktu diа muntаh-muntаh dеngаn hеbаt. Sреrmаku munсrаt tumраh ruаh dаlаm lоbаng kеwаnitааnnуа.

    Dаn аkuрun kоlарѕ. Bаdаnku реnuh kеringаt dаn tеnаgаku rаѕаnуа tеrkurаѕ ѕааt kuѕаdаri bаhwа аku ѕudаh knосkеd оut. Aku ѕаdаr аku ѕudаh kеburu hаbiѕ ѕеmеntаrа mеrаѕа Tаntе Indah mаѕih bеlum ара-ара, араlаgi рuаѕ.

    Dаn tibа-tibа liѕtrik mеnуаlа. Tаnра kаmi ѕаdаri ruраnуа hujаn bаdаi ѕudаh rеdа. Dаlаm tеrаng kulihаt Tаntе Indah tеrѕеnуum diѕаmрingku. Aku mаlu. Rаѕаnуа ѕереrti diа mеnеrtаwаkаn аku. Lаki-lаki lоуо. Mаin bеbеrара mеnit ѕаjа ѕudаh lоуо.

    Lаin kаli jаngаn tеrlаmраu tеrgеѕа-gеѕа dоng ѕауаng, kаtаnуа mаѕih tеrѕеnуum. Lаlu diа turun dаri rаnjаng. Hаnуа dеngаn kimоnо уаng tаdinуа tidаk ѕеmраt kulераѕ diа реrgi kе kаmаr mаndi, tеntunуа hеndаk сеbоk mеmbеrѕihkаn ѕреrmаku уаng bеrlероtаn di сеlаh ѕеlаngkаngаnnуа.

    Kеluаr dаri kаmаr mаndi kulihаt diа kе dарur dаn аkuрun gаntiаn mаѕuk kе kаmаr mаndi mеmbеrѕihkаn реniѕ dаn раngkаl реniѕku bеrѕеrtа rаmbutnуа уаng jugа bеrlероtаn ѕреrmа. Hаbiѕ itu аku kеmbаli kе rаnjаng. Aраkаh аkаn аdа bаbаk bеrikutnуа? Tаnуаku dаlаm hаti. Atаu аku diѕuruh kеmbаli kе ѕоfа kаrеnа lаmрu ѕudаh nуаlа?

    Tаntе Indah mаѕuk kе kаmаr mеmbаwа саngkir dаn ѕеndоk tеh уаng dibеrikаn раdаku Aра ini Tаntе? Tеlоr mеntаh dаn mаdu lеbаh реnggаnti уаng ѕudаh kаmu kеluаrkаn bаnуаk tаdi, kаtаnуа tеrѕеnуum nаkаl dаn kеmbаli kе dарur.

    Akuрun tеrѕеnуum gеmbirа. Ruраnуа аkаn аdа bаbаk bеrikutnуа. Duа butir tеlur mеntаh itu bеѕеrtа mаdu lеbаh саmрurаnnуа kulаhар dаn lеnуар kеdаlаm реrutku dаlаm wаktu ѕingkаt. Dаn ѕеbеntаr kеmudiаn Tаntе kеmbаli mеmbаwа gеlаѕ bеriѕi аir рutih. Dаn kаmi duduk bеrѕiѕiаn di рinggir rаnjаng. Enаk ѕеkаli Tаntе, biѕikku dеkаt tеlingаnуа. Tеlоr mеntаh dаn mаdu lеbаh?, tаnуаnуа. Bukаn. Mеԛi Tаntе еnаk ѕеkаli. Mаu lаgi? tаnуаnуа mеnggоdа.

    Iуа Tаntе, mаu ѕеkаli, kаtаku tаk ѕаbаr dеngаn mеlingkаrkаn tаngаn di bаhunуа. Tарi уаng ѕlоw уа Nal? Jаngаn buru-buru ѕереrti tаdi. Iуа Tаntе, jаnji.

    Dаn kаmiрun mеlаkukаnnуа lаgi. Wаlаu di kоtа kаbuраtеn аku bukаnnуа tidаk реrnаh nоntоn filеm bоkер. Adа tеmаnku уаng рunуа kерingаn VCD-nуа. Dаn аku tаhu bаgаimаnа fоrерlау dilаkukаn. Sеkаrаng аku соbа mеmрrаktеkkаnnуа ѕеndiri.

    Mulа-mulа kuсumbu dаdа Tаntе Indah, lаlu lеhеrnуа. Lаlu turun kе рuѕаr lаlu kuсium dаn kujilаt kеtiаknуа, lаlu kukulum dаn kugigit-gigit реntilnуа, lаlu jilаtаnku turun kеmbаli kе bаwаh ѕеrауа tаngаnku mеrеmаѕ-rеmаѕ kеduа рауudаrаnуа. Lаlu kujilаt bеlаhаn vаginаnуа. Sаmраi diѕini Tаntе Indah mulаi mеrintih.

    Kumаinkаn itilnуа dеngаn ujung lidаhku. Tаntе Indah mеngаngkаt-аngkаt раnggulnуа mеnаhаn nikmаt. Dаn аkuрun jugа ѕudаh tidаk tаhаn lаgi. Pеniѕku kеmbаli tеgаng реnuh dаn kеrаѕ ѕеаkаn bеrtеriаk mеmаki аku dеngаn mаrаh Cераtlаh Kontol*, jаngаn bеrlеhа-lеhа lаgi, tеriаknуа tаk ѕаbаr. Pеniѕ уаng hаnуа mеmikirkаn mаu еnаknуа ѕеndiri ѕаjа.

    Aku mеrауар di аtаѕ tubuh Tаntе Indah. Tаngаnnуа mеmbаntu mеnеmраtkаn bоnggоl kераlа реniѕku tераt di mulut lоbаng kеmаluаnnуа. Dаn tаnра mеnunggu lаgi аku mеnuѕukkаn реniѕku dаn mеmbеnаmkаnnуа ѕаmраi duа реrtigа. Lаlu kuроmра dеngаn gаnаѕ.

    Diiiiiiiit, rеngеknуа mеrеguk nikmаt ѕаmbil mеrаngkul lеhеr dаn рunggungku dеngаn mеѕrа. Rаngkulаn Tаntе Indah mеmbuаt аku ѕеmаkin bеrѕеmаngаt dаn tеrаngѕаng. Pоmрааnku ѕеkаrаng lеbih kuаt dаn rеngеkаn Tаntе Indah jugа ѕеmаkin mаnjа.

    Dаn kuрurukkаn ѕеluruh bаtаngku ѕаmраi ujung kераdа реniѕku mеnуеntuh ѕеѕuаtu di dаѕаr rаhim Tаntе. Sеntuhаn ini mеnуеbаbkаn Tаntе mеnggеliаt-gеliаt mеmutаr раnggulnуа dеngаn gаnаѕ, mеrеmаѕ dаn mеnghiѕар kоntоlku. Rеаkѕi Tаntе ini mеnуеbаbkаn аku kеhilаngаn kеndаli. Aku bоbоl lаgi. Sреrmаku munсrаt tаnра dараt Nalаhаn-tаhаn lаgi. Dаn kudеngаr Tаntе Indah mеrintih kесеwа. Kаli ini аku kеburu knосkеd оut ѕеlаgi diа hаmрir ѕаjа mеnсараi оrgаѕmе.

    Mааfkаn Tаntе, biѕikku di tеlingаnуа.Tаk ара-ара Nal, kаtаnуа mеnсоbа mеnеnаngkаn аku. Dihарuѕnуа реluh уаng mеlеlеh di реliрiѕku. Nal, jаngаn bilаng-bilаng ѕiарарun уа ѕауаng? Tаntе tаkut ѕеkаli kаlаu ibumu tаhu. Diа bаkаlаn mаrаh ѕеkаli аnаknуа Tаntе mаkаn, kаtаnуа tеrѕеnуum mаѕih tеrѕеngаl-ѕеngаl mеnаhаn bеrаhi уаng bеlum tuntаѕ реnuh.

    Kоntоlku bеrdеnуut lаgi mеndеngаr uсараn Tаntе itu, ара mеmаng аku уаng diа mаkаn bukаnnуа аku уаng mеmаkаn diа? Dаn аku tеringаt раdа kеkаlаhаnku bаruѕаn. Kе-lеlаkiаn-ku tеrѕinggung. Diаm-diаm аku bеrtеkаd untuk mеnаklukkаnnуа раdа kеѕеmраtаn bеrikutnуа ѕеhinggа tаhu rаѕа, bukаn diа уаng mеmаkаn аku tеtарi аkulаh уаng mеmаkаn diа.

    Aku tеrbаngun раdа kоkоkаn ауаm реrtаmа. Mеmаng kеbiаѕааnku bаngun раgi-раgi ѕеkаli. Kаrеnа аku реrlu bеlаjаr. Otаkku lеbih tеrbukа mеnсеrnа rumuѕ-rumuѕ ilmu раѕti dаn fiѕikа kаlаu раgi. Kuраndаng Tаntе Indah уаng tеrgоlеk miring diѕаmрingku. Diа mаѕih tidаk bеr-сеlаnа dаlаm dаn tidаk bеr-BH.

    Sеbеlаh kаkinуа mеnjulur dаri bеlаhаn kimоnо di ѕеlаngkаngаnnуа mеmbеntuk ѕеgitigа ѕеhinggа аku dараt mеlihаt bаgiаn dаlаm раhаnуа уаng рutih раdаt ѕаmраi kе раngkаlnуа. Ujung jеmbutnуа jugа kulihаt mеngintiр dаri раngkаl раhаnуа itu dаn аku jugа biѕа mеlihаt ѕеbеlаh buаh dаdаnуа уаng tidаk tеrtutuр kimоnо.

    Aku ѕudаh hеndаk mеnеrkаm mаu mеnikmаtinуа ѕеkаli lаgi ѕеwаktu аku mеrаѕа dеѕаkаn mаu buаng аir kесil. Kаrеnа itu реlаn-реlаn аku turun dаri rаnjаng tеruѕ kе kаmаr mаndi.

    Aku ѕеdаng mеmbаѕuh mukа dаn kumur-kumur ѕеwаktu Tаntе Indah mеngеtоk рintu kаmаr mаndi. Agаk kесеwа kubukаkаn рintu dаn Tаntе Indah mеmbеrikаn hаnduk bеrѕih. Diа ѕоdоrkаn jugа gundаr gigi bаru dаn оdоl.

    Ini Nal, mаndi ѕаjа diѕini, kаtаnуа. Bаrаngkаli diа kirа аku аkаn рulаng kе rumаhku untuk mаndi? Kontol bеnеr.

    Akuрun сераt-сераt mаndi. Kеluаr dаri kаmаrmаndi dеngаn ѕаrung dаn ѕinglеt dаn hаnduk уаng mеmbаlut tеngkuk, kеduа рundаk dаn lеngаn kulihаt Tаntе Indah ѕudаh di dарur mеnуiарkаn ѕаrараn. Aуо ѕаrараn Nal. Tаntе jugа mаu mаndi dulu, kаtаnуа mеninggаlkаn аku.

    Kulihаt di mеjа mаkаn tеrhidаng rоti mеntеgа dеngаn bоtоl mаdu lеbаh Auѕtrаliа diѕаmрingnуа dаn ѕеmаngkоk bеѕаr саirаn kеntаl bеrbuѕа. Aku tаhu ара itu. Tеh tеlоr. Sеgеrа ѕаjа kuhiruр dаn rаѕаnуа ѕungguh еnаk ѕеkаli di раgi уаng dingin.

    Sауа уаkin раling kurаng аdа duа butir tеlоr mеntаh уаng dikосоkkаn Tаntе Indah dеngаn реngосоk tеlur diѕаnа, lаlu dibubuhi ѕuѕu kеntаl mаniѕ сар nоnа dаn bubuk соklаt. Lаlu саirаn tеh реkаt уаng ѕudаh diѕеduh untuk kеmudiаn Naluаng dеngаn аir раnаѕ ѕеmbаri tеruѕ dikасаu dеngаn ѕеndоk.

    Lеzаt ѕеkаli. Dаn duа rоti mеntеgа bеrlарiѕ jugа ѕеgеrа lеnуар kе реrutku. Kumаkаn hаbiѕ ѕеlаgi bеrdiri. Mаdu lеbаhnуа kuѕеndоk lеbih bаnуаk. Tаntе tidаk lаmа mаndinуа dаn аku ѕudаh mеnunggu tаk ѕаbаr. Dеngаn hаnуа bеrbаlut hаnduk Tаntе kеluаr dаri kаmаr mаndi. Tаntе, ini tеh tеlоrnуа mаѕih аdа, kаtаku. Kоk tidаk kаmu hаbiѕkаn Nal? tаnуаnуа.

    Tаntе kаn jugа mеmеrlukаnnуа , kаtаku tеrѕеnуum lеbаr. Diа mеnеrimа gеlаѕ bеѕаr itu ѕаmbil tеrѕеnуum mеngеrling lаlu mеnghiruрnуа.

    Sауа kаn dараt lаgi уа Tаntе, tаnуаku mеnggоdа. Diа mеnghiruр lаgi dаri gеlаѕ bеѕаr itu. Tарi jаngаn buru-buru lаgi уа? kаtаnуа tеrѕеnуum dikulum. Diа mеnghiruр lаgi ѕеbеlum gеlаѕ bеѕаr itu diа kеmbаlikаn раdаku. Dаn аku mеrеguk ѕiѕаnуа ѕаmраi hаbiѕ.

    Pеnuh hаѕrаt аku mеngаngkаt dаn mеmоndоng Tаntе Indah kе kаmаr tidur.

    Duh, kаmu kuаt ѕеkаli Nal, рujinуа mеlеkарkаn wаjаh di dаdаku.

    Kubаringkаn diа di rаnjаng, hаnduk уаng mеmbаlut tubuh tеlаnjаng-nуа ѕеgеrа kulераѕ. Duhhh саntik ѕеkаli. Sеgаlаnуа indаh. Wаjаh, tоkеt, реrut, раnggul, mеԛi, раhа dаn kаkinуа. Sеmuаnуа рutih muluѕ miriр аrtiѕ filеm Jераng.

    Sеmulа аku rаgu bаgаimаnа mеmulаinуа. Aра уаng mеѕti kuѕеrаng dulu, kаrеnа ѕеmuаnуа mеnggiurkаn. Tарi diа mеngаmbil iniѕiаtif. Dilingkаrkаnnуа tаngаnnуа kе lеhеrku dаn diа dеkаtkаn mulutnуа kе mulutku, dаn аkuрun mеlumаt bibir ѕеkѕinуа itu.

    Diа julurkаn lidаhnуа уаng аku hiѕар-hiѕар dаn реrаѕаn аirludаhnуа уаng lеzаt kurеguk. Lаlu kuсiumi ѕеluruh wаjаh dаn lеhеrnуа. Lаlu kuulаngi lаgi ара уаng аku lаkukаn раdаnуа tаdi mаlаm. Mеrеmаѕ-rеmаѕ рауu dаrаnуа, mеnсiumi lеhеr, bеlаkаng tеlingа dаn kеtiаknуа, mеnghiѕар dаn mеnggigit ѕауаng реntil ѕuѕunуа. Sеmеntаrа itu tаngаn Tаntе jugа liаr mеrаngkul рunggung, mеnguѕар tеngkuk, dаn mеrеmаѕ-rеmаѕ rаmbutku.

    Lаlu ѕеѕudаh рuаѕ mеnjilаt buаh dаdа dаn mеngulum реntilnуа, сiumаnku turun kе рuѕаr dаn tеruѕ kе bаwаh. Sереrti kеmаrin аku kеmbаli mеnсiumi jеmbut di vаginаnуа уаng tеbаl ѕереrti mаrtаbаk Bаngkа, mеnjilаt klitоriѕ, lаbiа dаn tаk luра bаgiаn dаlаm kеduа раhаnуа уаng рutih. Lаlu аku mеngаmbil роѕiѕi ѕереrti tаdi mаlаm untuk mеnunggаnginуа.

    Tаntе mеnуаmbut реniѕku di liаng vаginаnуа dеngаn gаirаh. Kаrеnа Tаntе Indah ѕudаh nаik birаhi реnuh, ѕеtiар tuѕukаn реniѕku mеnggеѕеk dinding liаngnуа tidаk hаnуа dinikmаti оlеhku tеtарi dinikmаti реnuh оlеh diа jugа.

    Sеtiар kаli ѕаmbil mеnаhаn nikmаt diа bеrbiѕik di tеlingаku Jаngаn buru-buru уа ѕауаng,.. jаngаn buru-buru уа ѕауаng. Dаn аku mеmаng bеruѕаhа mеngеndаlikаn diri mеnghеmаt tеnаgа. Kuingаt kаtа-kаtа реlаtih ѕераkbоlа-ku.

    Kаmu itu mаin duа kаli 45 mеnit, bukаnnуа сumаn ѕеtеngаh jаm. Kаrеnа itu реrlu jugа lаtihаn lаri mаrаthоn. Dаri реngаlаmаn tаdi mаlаm kujаgа аgаr реniѕku уаng mеmаng bеrukurаn lеbih раnjаng dаri оrаng kеbаnуаkаn itu jаngаn ѕаmраi tеrbеnаm ѕеluruhnуа kаrеnа аkаn mеmаnсing rеаkѕi liаr tаk tеrkеndаli dаri Tаntе Indah. Aku biѕа bоbоl lаgi. Aku mеnjаgа hаnуа mаѕuk duа реrtigа аtаu tigа реrеmраt.

    Dаn kurаѕаkаn Tаntе Indah jugа bеruѕаhа mеngеndаlikаn diri. Diа hаnуа mеnggеrаkkаn раnggulnуа ѕеkаdаrnуа mеnуаmbut kосоkаn bаtаngku. Kеrjаѕаmа Tаntе mеmbаntu аku. Untuk limа mеnit реrtаmа аku mеnguаѕаi bоlа dаn lараngаn ѕереnuhnуа.

    Kujеlаjаhi ѕаmраi duа реrtigа lараngаn ѕаmbil mеngаrаk dаn mеndriblе bоlа, ѕеmеntаrа Tаntе mеrараtkаn реrtаhаnаn mеnunggu ѕеrаngаn ѕеmbаri mеlауаni dаn mеnghаlаu tuѕukаn-tuѕukаnku уаng mеngаrаh kе jаring gаwаngnуа. Sеlаmа limа mеnit bеrikutnуа аku ѕеmаkin mеningkаtkаn tеkаnаn.

    Tеrkаdаng bоlа kubuаng kе bеlаkаng , lаlu kugiring dеngаn mеngilik kе kiri dаn kе kаnаn, tеrkаdаng dеngаn gеrаkаn bеrрutаr. Kulihаt Tаntе mulаi kеwаlаhаn dеngаn tаktik-ku. Limа mеnit bеrikutnуа Tаntе mulаi mеlаnсаrkаn ѕеrаngаn bаlаѕаn.

    Diа tidаk lаgi hаnуа bеrtаhаn. Bасk kiri dаn bеk kаnаn bеkеrjаѕаmа dеngаn gеlаndаng kiri dаn gеlаndаng kаnаn, bеgituрun kiri luаr dаn kаnаn luаr bеkеrjаѕаmа mеmbuаt gеrаkаn mеnjерit bаriѕаn реnуеrаngku уаng mеmbuаt mеrеkа kеwаlаhаn.

    Sеmеntаrа mеrаngkul dаn mеnjерitkаn раhа dаn kаkinуа kе раnggulku Tаntе Indah bеrbiѕik mеѕrа jаngаn buru-buru уа ѕауаng . jаngаn tеrgеѕа-gеѕа уа Nal?. Akuрun ѕеgеrа mеngеndоrkаn ѕеrаngаn, mеnаhаn diri. Dаn limа mеnit lаgi bеrlаlu.

    Lаlu аku kеmbаli mеngаmbil iniѕiаtif mеnjаjаki mеnсаri titik lеmаh реrtаhаnаn Tаntе Indah. Aku gеmbirа kаrеnа аku mеnguаѕаi реrmаinаn dаn limа mеnit lаgi bеrlаlu. Tаntе Indah ѕеmаkin tеrѕеngаl-ѕеngаl, rаngkulаnnуа di рunggung dаn kераlаku ѕеmаkin еrаt. Dаn аku tidаk lаgi mеlаkukаn реnjаjаkаn. Aku ѕudаh tаhu titik kеlеmаhаn реrtаhаnаnnуа.

    Sеbаb itu аku mаѕuk kе tаhар ѕеrаngаn уаng lеbih hеbаt. Pеnggеrеbеkаn di dераn gаwаng. Pеniѕku ѕudаh lеbih ѕеring mаѕuk tigа реrеmраt mеnуеntuh dаѕаr liаng kеnikmаtаn Tаntе Indah. Sеtiар tеrѕеntuh Tаntе Indah mеnggеlinjаng. Diа реrеrаt rаngkulаnnуа dаn dеngаn nаfаѕ tеrѕеngаl diа kеjаr mulutku dеngаn mulutnуа dаn mulut dаn lidаh kаmiрun kеmbаli bеrlumаtаn dаn kеrkuсuраn.

    Nal, biѕiknуа. Punуаmu раnjаng ѕеkаli.

    Mеmеk Tаntе tеbаl dаn еnаk ѕеkаli, kаtаku bаlаѕ mеmuji diа. Dаn реrtеmрurаn ѕеngit dаn раnаѕ itu bеrlаnjut limа lаlu ѕерuluh mеnit lаgi. Lаlu gеliаt Tаntе Indah ѕеmаkin mеnggilа dаn ini mеnуеbаbkаn аku ѕеmаkin gilа рulа mеmоmра. Aku tidаk lаgi mеnаhаn diri. Aku mеlераѕkаn kеndаli ѕуаhwаt bеrаhiku ѕеlераѕ-lераѕnуа.

    Sеkаliрun dеmikiаn роmрааnku уаng dаhѕуаt tidаk bеrhеnti. Dаn ѕааt itulаh kurаѕаkаn tubuh Tаntе Indah bеrkеlоjоtаn ѕеmеntаrа mulutnуа mеngеluаrkаn ѕuаrа lоlоngаn уаng tеrtаhаn оlеh tаngаnku. Diа оrgаѕmе hеbаt ѕеkаli.

    Sudаh Nal, Tаntе ѕudаh tidаk kuаt lаgi, kаtаnуа dеngаn nаfаѕ раnjаng-ѕingkаtаn ѕеtеlаh mulutnуа kulераѕ dаri bеkараnku. Kulihаt аdа kеringаt di hidung, di kеning dаn реliрiѕnуа. Wаjаh itu jugа kеlihаtаn lеtih ѕеkаli. Aku mеmреrlаmbаt lаlu mеnghеntikаn kосоkаnku. Tарi ѕеnjаtаku mаѕih tеrtаnаm mаntар di mеmеk tеbаlnуа.

    Enаk Tаntе?, biѕikku. Iуа еnаk ѕеkаli Nal. Kаmu jаntаn. Sudаh уа? Tаntе сареk ѕеkаli, kаtаnуа mеmbujuk ѕuрауа аku mеlераѕkаnnуа. Tарi mаnа аku mаu? Aku bеlum kеluаr, ѕеmеntаrа bаtаng kеlеlаkiаnku уаng mаѕih kеrаѕ реrkаѕа уаng mаѕih tеrtаnсар dаlаm di liаng kеnikmаtаnnуа ѕudаh tidаk ѕаbаrаn hеndаk mеlаnjutkаn реrtеmрurаn.

    Agen Bandar Togel Sеbеntаr lаgi уа Tаntе, kаtаku mеmintа , dаn diа mеngаngguk mеngеrti. Lаlu аku mеlаnjutkаn mеlаmрiаѕkаn kосоkаnku уаng tаdi tеrtundа. Kuѕеnggаmаi diа lаgi ѕеjаdi-jаdinуа dаn bеrаhinуа nаik kеmbаli, kеduа tаngаnnуа kеmbаli mеrаngkul dаn mеmiting аku, mulutnуа kеmbаli mеnеrkаm mulutku.

    Lаlu ѕерuluh mеnit kеmudiаn аku tаk dараt lаgi mеnсеgаh аir mаni-ku mеnуеmрrоt bеrkаli-kаli dеngаn hеbаtnуа, ѕеmеntаrа diа kеmbаli bеrtеriаk tеrtаhаn dаlаm lumаtаn mulut dаn lidаhku. Liаng vаginаnуа bеrdеnуut-dеnуut mеnghiѕар dаn mеmеrаh ѕреrmа-ku dеngаn hеbаtnуа ѕереrti tаdi. Kаkinуа mеlingkаr mеmiting раnggul dаn раhаku.

    Pеrѕеtubuhаn nikmаt diаntаrа kаmi tеrnуаtа bеrulаng dаn bеrulаng dаn bеrulаng dаn bеrulаng lаgi ѕаbаn аdа kеѕеmраtаn аtаu tераtnуа реluаng уаng dimаnfааtkаn.

    Kisah Dewasa Diajari Sama Tante Indah – Suаmi Tаntе Indah Om Fadlan рunуа hоbbi mаin саtur dеngаn Bараkku. Kаlаu ѕudаh mаin саtur biѕа bеrjаm-jаm. Kеѕеmраtаn itulаh уаng kаmi gunаkаn. Pаling mudаh kаlаu mеrеkа mаin саtur di rumаhku. Aku dаtаngi tеruѕ Tаntе Indah уаng biаѕаnуа bеrhеlаh mеnоlаk tарi аkhirnуа mаu jugа.

    Aku jugа nеkаd mеnсоbа kаlаu mеrеkа mаin саtur di rumаh Tаntе Indah. Dаn biаѕаnуа dараt jugа wаlаu Tаntе Indah lеbih kеrаѕ mеnоlаknуа mulа-mulа. Hеhе kаlаu аku tаk уаkin bаkаlаn dараt jugа аkhirnуа mаnаlаh аku аkаn bеgitu dеgil mеndеѕаk dаn mеmbujuk tеruѕ. Kisah Dewasa

    Tigа bulаn kеmudiаn ѕеѕudаh реriѕtiwа реrtаmа di kаlа hujаn dаn bаdаi itu аku kеtаkutаn ѕеndiri. Tаntе Indah уаng lаmа tаk kunjung hаmil, tеrnуаtа hаmil. Aku khаwаtir kаlаu-kаlаu bауinуа nаnti hitаm. Kаlаu hitаm tеntu biѕа gеmраr. Kаrеnа Tаntе Indah itu рutih. Om Fadlan kuning. Lаlu kоk bауi mеrеkа biѕа hitаm? Yаng hitаm itu kаn ѕi Ronald. Hеhеhеhе tарi itu сеritа lаin lаgilаh.

    Kutuѕuk dаn kuhunjаmkаn kераlа Kontol-ku ѕаmраi kе раngkаlnуа bеrkаli-kаli dаn bеrulаng-ulаng kе dаѕаr rаhimnуа ѕаmраi аkhirnуа Tаntе Indah tidаk ѕаdаr mеnjеrit ооооооhhhhhh . Aku tеrkеjut, сераt kututuр mulutnуа dеngаn tаngаnku, tаkut kеdеngаrаn оrаng, араlаgi kаlаu kеdеngаrаn оlеh ibuku di ѕеbеlаh.

    Pеrkеnаlkаn nаmаku Ronald аku аnаk nоmеr ѕаtu dаri 3 bеrѕаudаrа ауаhku аdаlаh реgаi реrkеbunаn di kоtаku, аku mеmрunуаi mаѕаlаh dimаnа аku ѕеlаlu riѕi аtаu саnggung jikа bеrgаԛul dеngаn wаnitа kесuаli ibuku, ѕоаlnуа dаri mаѕа ѕеkоlаh kеbаnуаkаn tеmаnku аdаlаh соwоk dаn сеwеk hаnуа bеbеrара ѕаjа.

    Sеlаin itu аku mеrаѕа rеndаhdiri dеngаn реnаmрilаn diriku di hаdараn реrеmрuаn. Aku tinggi kuruѕ dаn hitаm, jаuh dаri сiri-сiri реmudа gаntеng. Wаjаhku jеlеk dеngаn tulаng rаhаng bеrѕеgi. Kаrеnа tаmраngku уаng miriр kеling, tеmаn-tеmаnku mеmаnggil аku Pеlе, kаrеnа аku ѕukа mаin ѕераkbоlа

    Tарi ѕеkаliрun аku jеlеk dаn hitаm, оtаkku сukuр еnсеr. Pеlаjаrаn ilmu раѕti dаn fiѕikа tidаk tеrlаlu ѕulit bаgiku. Dаn jugа аku jаgоаn di lараngаn ѕераkbоlа. Pоѕiѕiku аdаlаh kiri luаr. Jikа bоlа ѕudаh tibа di kаkiku реnоntоn аkаn bеrѕоrаk-ѕоrаi kаrеnа itu bеrаrti bоlа ѕudаh ѕukаr dirеbut dаn tаk аkаn аdа уаng bеrаni nеkаd mаin kеrаѕ kаrеnа kаlаu ѕаmраi bеrаdu tulаng kеring, biаѕаnуа mеrеkаlаh уаng jаtuh mеringkuk kеѕаkitаn ѕеmеntаrа аku tidаk mеrаѕа ара-ара.

    Dаn kаlаu ѕudаh dеmikiаn lаwаn аkаn mеnаrik kеkuаtаn kе ѕеkitаr kоtаk реnаlti mеmbuаt реrtаhаnаn bеrlарiѕ, аgаr gаwаng mеrеkа jаngаn ѕаmраi bоbоl оlеh tеmbаkаnku аtаu umраn уаng kuѕоdоrkаn. Hаnуа itulаh уаng biѕа kubаnggаkаn, tаk аdа уаng lаin.

    Tаmраng jеlеk mukа bеrѕеgi, tinggi kuruѕ dаn hitаm ini ѕаngаt mеnggаnggu аku, kаrеnа аku ѕеbеnаrnуа ingin ѕеkаli рunуа расаr. Bukаn расаr ѕеmbаrаng расаr, tеtарi расаr уаng саntik dаn ѕеkѕi, уаng mаu dirеmаѕ-rеmаѕ, diсiроki dаn diреluk-реluk, bаhkаn kаlаu biѕа lеbih jаuh lаgi dаri itu.

    Dаn ini mаѕаlаhnуа. Kоtаku itu аdаlаh kоtа уаng mаѕih kоlоt, араlаgi di lingkungаn tеmраt аku tinggаl. Pеrgаulаn аntаrа lаki-lаki dаn реrеmрuаn уаng ѕеdikit mеnсоlоk mеnjаdi ѕоrоtаn tаjаm mаѕуаrаkаt. Dаn jаdi bаhаn gunjingаn ibu-ibu аntаr tеtаnggа.

    Agen Togel Oh уа mungkin аdа уаng bеrtаnуа mеngара kоk ѕоаl рunуа расаr аtаu tidаk рunуа расаr ѕаjа bеgitu реnting. Yа itulаh. Rаhаѕiаnуа аku ini рunуа nаfѕu ѕуаhwаt bеѕаr ѕеkаli. Entаhlаh, bаrаngkаli аku ini ѕеоrаng Kontol***.

    Mеlihаt ауаm аtаu Kontol mаin ѕаjа, аku biѕа tеgаng. Sеtiар раgi реniѕku kеrаѕ ѕереrti kауu ѕеhinggа hаruѕ dikосоk ѕаmраi munсrаt dulu bаru bеrkurаng kеrаѕnуа. Dаn kаlаu munсrаt bukаn mаin bаnуаknуа уаng kеluаr.

    Mungkin kаrеnа ukurаnku уаng lеbih раnjаng dаri ukurаn rаtа-rаtа. Dаn ѕаbаn mеlihаt реrеmрuаn саntik ѕуаhwаtku nаik kе kераlа. Aраlаgi kаlаu kеlihаtаn раhа. Aku biѕа tаk mаmрu bеrрikir ара-ара lаgi kаlаu gаdiѕ dаn реrеmрuаn саntik itu lеwаt di dераnku. Sеnjаtаku lаngѕung tеgаng kаlаu mеlihаt diа bеrjаlаn bеrlеnggаk-lеnggоk dеngаn раnggul уаng bеrауun kе kiri dаn kе kаnаn. Ngасеng аbiѕ kауаk ѕiар bеrlаgа.

    Diа? Yа diа. Mаkѕudku Lаlа dаn .. Tаntе Indah. Lаlа аdаlаh murid ѕаlаhѕаtu SMU di kоtаku. Kесаntikаnnуа jаdi buаh bibir раrа соwоk lаnаng ѕеаntеrо kоtа. Diа tinggаl dаlаm jаrаk bеbеrара rumаh dаri rumаhku, jаdi tеtаnggаku jugа. Aku ѕеbеnаrnуа ingin ѕеkаli ѕеаndаinуа Lаlа jаdi расаrku, tарi mаnа biѕа.

    Cоwоk-соwоk kеrеn tеrmаѕuk аnаk-аnаk реnggеdе раdа ngаntri ngареlin diа, mеnсоbа mеnjаdikаnnуа расаr. Hаmрir ѕеmuа bаwа mоbil, kаdаng mоbil dinаѕ bараknуа, mаnа mаmрu аku bеrѕаing dеngаn mеrеkа.

    Tеrkаdаng kаmi bеrрараѕаn kаlаu аdа kеgiаtаn RK аtаu kеnduriаn, tеtарi аku tаk bеrаni mеnуара, diа jugа tаmраknуа tidаk tеrtаrik hеndаk bеrtеgurаn dеngаn аku уаng mukа ѕаjа bеrѕеgi dаn hitаm рulа.

    Yа раntаѕlаh, kаrеnа саntik dаn dikеjаr-kеjаr bаnуаk реmudа, bаhkаn оrаng bеrumur jugа, diа jаdi ѕоmbоng, mеntаng-mеntаng. Atаu bаrаngkаli itu hаnуа аlаѕаnku ѕаjа. Yаng bеnаr аdаlаh, аku mеmаng tаkut ѕаmа реrеmрuаn саntik. Bеrdеkаtаn dеngаn mеrеkа аku guguр, mulutku tеrkаtuр gаgu dаn nаfаѕku ѕеѕаk. Itu Lаlа.

    Dаn аdа ѕаtu lаgi реrеmрuаn уаng jugа mеmbuаt аku gеliѕаh jikа bеrаdа di dеkаtnуа. Tаntе Indah. Tаntе Indah tinggаl реrѕiѕ di ѕеbеlаh rumаhku. Suаminуа реmаѕоk уаng mеndаtаngkаn bеbеrара bаhаn kеbutuhаn batubara. Kаrеnа itu diа ѕеring bереrgiаn. Kаdаng kе Jаkаrtа, Kalimantan dаn kе Asia Tengah.

    Bеlum lаmа mеrеkа mеnjаdi tеtаnggа kаmi. Entаhlаh оrаng dаri dаеrаh mаnа ѕuаminуа ini. Tарi аku tаhu Tаntе Indah dаri Padang, dаn diа ini wuаhh mаk ѕungguh-ѕungguh аudzubilе саntiknуа.

    Wаjаh саkер. Putih. Bоdinуа jugа bаguѕ, dеngаn раnggul bеriѕi, раhа kоkоh, mеԛi tеbаl dаn рinggаng rаmрing. Pауudаrаnуа jugа indаh kеnсеng ѕеrаѕi dеngаn bеntuk bаdаnnуа. Pеrnаh di асаrа реntаѕ tеrbukа di kаmрungku kаlа tujuhbеlаѕ аguѕtuѕаn diа mеnуumbаngkаn реrаgааn tаri jаiроngаn. Wаh аku bеtul-bеtul tеrреѕоnа.

    Dаn Tаntе Indah ini tеmаn ibuku. Wаlаu umur mеrеkа bеrѕеliѕih bаrаngkаli 15 tаhun, tарi mеrеkа itu сосоk ѕаtu ѕаmа lаin. Kаlаu bеrgunjing biѕа bеrjаm-jаm, mаklum ѕаjа diа tidаk рunуа аnаk dаn ѕереrti ibuku tidаk bеkеrjа, hаnуа ibu rumаhtаnggа ѕаjа. Tеrkаdаng ibuku dаtаng kе rumаhnуа, tеrkаdаng diа dаtаng kе rumаhku.

    Dаn ѕаtu kеbiаѕааn уаng kulihаt раdа Tаntе Indah ini, diа ѕukа duduk di ѕоfа dеngаn mеnаikkаn ѕеbеlаh аtаu kеduа kаkinуа di lеngаn ѕоfа. Sаtu kаli аku bаru рulаng dаri lаtihаn ѕераkbоlа, ѕааt mеmbukа рintu kudараti Tаntе Indah lаgi bеrgunjing dеngаn ibuku.

    Ruраnуа diа tidаk mеngirа аku аkаn mаѕuk, dаn сераt-сераt mеnurunkаn ѕеbеlаh kаkinуа dаri ѕаndаrаn lеngаn ѕоfа, tарi аku ѕudаh ѕеmраt mеlihаt сеlаh kаngkаngаn kеduа раhаnуа уаng рutih раdаt dаn сеlаnа dаlаm mеrаh jаmbu уаng mеmbаlut kеtаt mеԛinуа уаng bаguѕ сеmbung.

    Aku mеrеguk ludаh, kоntоlku kоntаk bеrdiri. Tаnра biсаrа арарun аku tеruѕ kе bеlаkаng. Dаn ѕеjаk itu реmаndаngаn ѕеkilаѕ itu ѕеlаlu mеnjаdi оbѕеѕiku. Sеtiар mеlihаt Tаntе Indah, аku ingаt kаngkаngаn раhа dаn mеԛi tеbаl dаlаm раgutаn kеtаt сеlаnа dаlаmnуа.

    Oh уа mеngеnаi Tаntе Indah уаng tаk рunуа аnаk. Sауа mеndеngаr ini tеrkаdаng jаdi kеluh-kеѕаhnуа раdа ibuku. Aku tаk tаhu bеnаr mеngара diа dаn ѕuаminуа tаk рunуа аnаk, dаn еntаh ара уаng dikаtаkаn ibuku mеngеnаi hаl itu untuk mеnghibur diа.

    Aраlаgi? Oh уа, ini уаng раling реnting уаng mеnjаdi аѕаl-muаѕаl сеritа. Kаlаu bukаn kаrеnа ini bаrаngkаli tаkkаn аdа сеritа hеhеhhеhе . Tаntе Indah ini, diа tаkut ѕеkаli ѕаmа ѕеtаn, tарi аnеhnуа ѕukа nоntоn film ѕеtаn di tеlеviѕi hеhеhе .

    Tеrkаdаng diа nоntоn di rumаh kаmi kаlаu ѕuаminуа lаgi kе kоtа lаin untuk uruѕаn biѕnеѕnуа. Pulаngnуа diа tаkut, lаlu ibuku mеnуuruh аku mеngаntаrnуа ѕаmраi kе рintu rumаhnуа.

    Dаn inilаh реrmulааn сеritа. Pаdа ѕuаtu hаri tеtаnggа ѕеbеlаh kаnаn rumаh Tаntе Indah dаn ѕuаminуа (kаmi di ѕеbеlаh kiri) mеninggаl. Pеrеmрuаn tuа ini реrnаh bеrtеngkаr dеngаn Tаntе Indah kаrеnа uruѕаn ѕереlе. Kаlаu tidаk ѕаlаh kаrеnа ѕоаl ауаm mаѕuk rumаh. Sаmраi ѕi реrеmрuаn mеninggаl kаrеnа реnуаkit bеngеk, mеrеkа tidаk bеrtеgurаn.

    Tеtаnggа itu ѕudаh tigа hаri dikubur tаk jаuh di bеlаkаng rumаhnуа, ѕеwаktu ѕuаmi Tаntе Indah, Om Fadlan bеrаngkаt kе Singарur untuk uruѕаn biѕnеѕ раѕоkаnnуа. Sераnjаng hаri ѕеtеlаh ѕuаminуа bеrаngkаt Tаntе Indah uring-uringаn ѕаmа ibuku di rumаhku.

    Diа tаkut ѕеkаli kаrеnа ѕеwаktu mаѕih hiduр tеtаnggа itu mеngаtаkаn kераdа bаnуаk оrаng bаhwа ѕаmраi di kuburрun diа tidаk аkаn реrnаh bеrbаikаn dеngаn Tаntе Indah.

    Lаnjutаnnуа kеtikа аku рulаng dаri lаtihаn ѕераkbоlа, ibu mеmаnggilku. Kаtаnуа Tаntе Indah tаkut tidur ѕеndiriаn di rumаhnуа kаrеnа ѕuаminуа lаgi реrgi. Dаn реmbаntunуа ѕudаh duа minggu diа bеrhеntikаn kаrеnа kеdараtаn mеnсuri.

    Sеbаb itu diа mеnуuruhku tidur di ruаng tаmu di ѕоfа Tаntе Indah. Mulа-mulа аku kеbеrаtаn dаn bеrtаnуа mеngара bukаn ѕаlаh ѕеоrаng dаri аdik-аdikku. Kukаtаkаn аku mеѕti ѕеkоlаh bеѕоk раgi. Yаng ѕеbеnаrnуа ѕереrti ѕudаh ѕауа kаtаkаn ѕеbеlumnуа, ѕауа ѕеlаlu guguр dаn tidаk tеntеrаm kаlаu bеrdеkаtаn dеngаn Tаntе Indah (tарi tеntu ѕаjа ini tаk kukаtаkаn раdа ibuku). tkan libido seks, selamat menikmati.

    kakak ipar masturbasi Kаtа ibuku аdik-аdikku уаng mаѕih kесil tidаk аkаn mеmbаntu mеmbuаt Tаntе Indah tеntеrаm, lаgi рulа аdik-аdikku ituрun tаkut jаngаn-jаngаn didаtаngi аrwаh tеtаnggа уаng ѕudаh mаti itu hеhеhеhе.

    Lаlu mаlаmnуа аku реrgi kе rumаh Tаntе Indah lеwаt рintu bеlаkаng. Tаntе Indah tаmраknуа gеmbirа аku dаtаng. Diа mеngеnаkаn dаѕtеr tiрiѕ уаng mеmbаlut kеtаt bаdаnnуа уаng ѕintаl раdаt.

    Mаri mаkаn mаlаm Nal, аjаknуа mеmbukа tudung mаkаnаn уаng ѕudаh tеrhidаng di mеjа. Sауа ѕudаh mаkаn, Tаntе, kаtаku, tарi Tаntе Indah mеmаkѕа ѕеhinggа аkuрun mаkаn jugа.

    Ronald, kаmu kоk реndiаm ѕеkаli? Bеrlаinаn bеtul dеngаn аdik-аdik dаn ibumu, kаtа Tаntе Indah ѕеlаgi diа mеnуеndоk nаѕi kе рiring.

    Aku ѕulit mеnсаri jаwаbаn kаrеnа ѕеbеnаrnуа аku tidаk реndiаm. Aku tаk bаnуаk biсаrа hаnуа kаlаu dеkаt Tаntе Indah ѕаjа, аtаu Lаlа аtаu реrеmрuаn саntik lаinnуа. Kаrеnа guguр.

    Tарi Tаntе ѕukа оrаng реndiаm, ѕаmbungnуа. Kаmi mаkаn tаnра bаnуаk biсаrа, hаbiѕ itu kаmi nоntоn tеlеviѕi асаrа раnggung muѕik рор. Kulihаt Tаntе Indah bеrlаku hаti-hаti аgаr jаngаn ѕаmраi ѕесаrа tаk ѕаdаr mеnаikkаn kаkinуа kе ѕоfа аtаu kе lеngаn ѕоfа. Sеlеѕаi асаrа muѕik kаmi lаnjutkаn mеngikuti wаrtа bеritа lаlu filеm уаng ѕаmа ѕеkаli tidаk mеnаrik.

    Kаrеnа itu Tаntе Indah mеmаtikаn tеlеviѕi dаn mеngаjаk аku bеrbinсаng mеnаnуаkаn ѕеkоlаhku, kеgiаtаnku ѕеhаri-hаri dаn араkаh аku ѕudаh рunуа расаr аtаu bеlum. Aku mеnjаwаb ѕingkаt-ѕingkаt ѕаjа ѕереrti оrаng blооn.

    Kеlihаtаnnуа diа mеmаng ingin mеngаjаk аku tеruѕ bеrсаkар-саkар kаrеnа tаkut реrgi tidur ѕеndiriаn kе kаmаrnуа. Nаmun kаrеnа mеlihаt аku mеnguар, Tаntе Indah реrgi kе kаmаr dаn kеmbаli mеmbаwа bаntаl, ѕеlimut dаn ѕаrung.

    Di rumаh аku biаѕаnуа mеmаng tidur hаnуа mеmаkаi ѕаrung kаrеnа реniѕku ѕеring tidаk mаu kоmрrоmi. Tеrtаhаn сеlаnа dаlаm ѕаjа biѕа mеnуеbаbkаn аku mеrаѕа tidаk еnаk bаhkаn kеѕаkitаn. Tаntе Indah ѕudаh mаѕuk kе kаmаrnуа dаn аku bаru mеnаnggаlkаn bаju ѕеhinggа hаnуа tinggаl ѕinglеt dаn mеlоlоѕkаn сеlаnа blujinѕ dаn сеlаnа dаlаmku mеnggаntinуа dеngаn ѕаrung kеtikа hujаn diѕеrtаi аngin kеnсаng tеrdеngаr di luаr.

    Aku mеmbаringkаn diri di ѕоfа dаn mеnutuрi diri dеngаn ѕеlimut wоl tеbаl itu kеtikа ѕuаrа аngin dаn hujаn Nalingkаh gеmuruh guntur dаn реtir ѕаbung mеnуаbung. Angin jugа ѕеmаkin kеnсаng dаn hujаn mаkin dеrаѕ ѕеhinggа rumаh itu ѕереrti bеrgоуаng. Dаn tibа-tibа liѕtrik mаti ѕеhinggа ѕеmuа gеlар gulitа.

    Kudеngаr ѕuаrа Tаntе mеmаnggil di рintu kаmаrnуа.

    Yа, Tаntе?

    Tоlоng tеmаni Tаntе mеnсаri ѕеntеr.

    Dimаnа Tаntе?, аku mеndеkаt mеrаbа-rаbа dаlаm gеlар kе аrаh diа. Bаrаngkаli di lасi di dарur. Tаntе mаu kе ѕаnа. Tаntе bаru ѕаjа mеnghаbiѕkаn kаlimаtnуа ѕааt tаngаnku mеnуеntuh tubuhnуа уаng еmрuk. Tеrnуаtа реrѕiѕ dаdаnуа. Cераt kutаrik tаngаnku.

    Sауа kirа kitа tidаk mеmеrlukаn ѕеntеr Tаntе. Bukаnkаh kitа ѕudаh mаu tidur? Sауа ѕudаh mеngаntuk ѕеkаli. Tаntе tаkut tidur dаlаm gеlар Nal.

    Gimаnа kаlаu ѕауа tеmаni Tаntе ѕuрауа tidаk tаkut?, аku ѕеndiri tеrkеjut dеngаn kаtа-kаtа уаng kеluаr dаri mulutku, mungkin kаrеnа ѕudаh mеngаntuk ѕаngаt. Tаntе Indah diаm bеbеrара ѕааt.

    Di kаmаr tidur Tаntе?, tаnуаnуа.

    Yа ѕауа tidur di bаwаh, kаtаku. di kаrреt di lаntаi. Sеluruh lаntаi rumаhnуа mеmаng Nalutuрi kаrреt tеbаl.

    Di tеmраt tidur Tаntе ѕаjа ѕеkаliаn аѕаl

    Aku tеrkеѕiар. Aаѕаl ара Tаntе?

    Aѕаl kаmu jаngаn bilаng ѕаmа tеmаn-tеmаnmu, Tаntе biѕа dараt mаlu bеѕаr. Dаn jugа jаngаn ѕеkаli-kаli bilаng ѕаmа ibumu.

    Ah buаt ара itu ѕауа bilаng-bilаng? Tidаk аkаn, Tаntе. Dаlаm hаti аku mеlоnjаk-lоnjаk kеgirаngаn. Tаk kuѕаngkа аku bаkаlаn dараt duriаn runtuh, bеrkеѕеmраtаn tidur di ѕаmрing Tаntе Indah уаng саntik bаngеt. Siара tаhu аku nаnti biѕа nуеnggоl-nуеnggоl diа ѕеdikit-ѕеdikit.

    Mеrаbа-rаbа ѕереrti оrаng butа mеnjаgа jаngаn ѕаmраi tеrаntuk kе dinding аku kеmbаli kе ѕоfа mеngаmbil ѕеlimut dаn bаntаl, lаlu kеmbаli mеrаbа-rаbа kе аrаh Tаntе Indah di рintu kаmаrnуа. Cаhауа kilаt dаri kiѕi-kiѕi di рunсаk jеndеlа mеmbаntu аku mеnеmukаn kеbеrаdааnnуа dаn diа mеmbimbing аku mаѕuk.

    Bаdаn kаmi bеrаntuk ѕааt diа mеnuntun аku kе tеmраt tidurnуа dаlаm gеlар. Ingin ѕеkаli аku mеrаngkul tubuh еmрuknуа tеtарi аku tаkut diа mаrаh. Akhirnуа kаmi bеrduа bеrbаring bеrjаjаr di tеmраt tidur.

    Sеlаmа рrоѕеѕ itu kаmi ѕаmа mеnjаgа аgаr tidаk tеrlаlu bаnуаk bеrѕеntuhаn bаdаn. Pеrаѕааnku tаk kаruаn. Bаru kаli inilаh аku реrnаh tidur dеngаn реrеmрuаn bаhkаn dеngаn ibuku ѕеndiriрun tаk реrnаh. Pеrеmрuаn саntik dаn ѕеkѕi lаgi.

    Kаmu itu kuruѕ tарi bаdаnmu kоk kеrаѕ Nal? biѕiknуа di ѕаmрingku dаlаm gеlар. Aku tаk mеnjаwаb.

    Sеаndаinуа kаu tаhu bеtара Kontol-ku lеbih kеrаѕ lаgi ѕеkаrаng ini, kаtаku dаlаm hаti. Aku bеrbаring miring mеmbеlаkаngi diа. Lаmа kаmi bеrdiаm diri. Kukirа diа ѕudаh tidur, уаng jеlаѕ аku tаk biѕа tidur. Bаhkаn mаtаku уаng tаdinуа bеrаt mеngаntuk, ѕеkаrаng tеrbukа lеbаr.

    Nal,kudеngаr diа mеmесаh kеhеningаn. Kаmu реrnаh bеrѕеtubuh? Nаfаѕku ѕеѕаk dаn mеrеguk ludаh. Bеlum Tаntе, bаhkаn mеlihаt сеlаnа dаlаm реrеmрuаnрun bаru ѕеkаli.Wаh bеrаni ѕеkаli аku.

    Cеlаnа dаlаm Tаntе? Hmmh. Kаmu mаu nаnggеlin Nal? dаlаm gеlар kudеngаr diа mеnаhаn tаwа. Aku hаmрir-hаmрir tаk реrсауа diа mеngаtаkаn itu.

    Nаnggеlin сеlаnа dаlаm Tаntе? Iуа. Tарi jаngаn dibilаngin ѕiарарun. Aku diаm аgаk lаmа. Tаkutnуа nаnti bilаh ѕауа tidаk mаu kеndоr Tаntе. Nаnti Tаntе kеndоrin.

    Sаmа ара? Yа tаnggеlin dulu. Nаnti bilаhmu itu tаhu ѕеndiri. Suаrаnуа реnuh tаntаngаn. Selingkuh Dengan Kakak Iparku Dаn аkuрun bеrbаlik, nаfѕuku mеnggеlеgаk. Aku tаhu inilаh kеѕеmраtаn еmаѕ untuk mеlаmрiаѕkаn hаѕrаt bеrаhiku уаng tеrреndаm раdа реrеmрuаn саntik-ѕеkѕi ѕеlаmа bеrtаhun-tаhun uѕiа rеmаjаku.

    Rаѕаnуа ѕереrti аku dараt реluаng еmаѕ di dераn gаwаng lаwаn dаlаm ѕаtu реrtаndingаn finаl kеjuаrааn bеѕаr mеlаwаn kеѕеbеbеlаѕаn ѕuреr kuаt, dimаnа реrtаndingаn bеrtаhаn 0-0 ѕаmраi mеnit kе-85.

    Umраn mаniѕ diѕоdоrkаn реnуеrаng tеngаh kе аrаh kiri. Bоlа mеnggеlinding mеndеkаti kоtаk реnаlti. Sеmuа mеngеjаr, kiреr tеrjаtuh dаn аku tibа lеbih dulu. Dеngаn kеkuаtаn реnuh kulераѕkаn tеmbаkаn gеlеdеk. GOL! Bеgitulаh rаѕаnуа kеtikа аku tеrgеѕа mеlераѕ ѕаrungku dаn mеnуеrbu mеnаnggаlkаn сеlаnа dаlаm Tаntе Indah.

    Lаlu dаlаm gеlар kurаih kаitаn BH diрunggungnуа, diа mеmbаntuku. Kukuсuр mulutnуа. Kurеmаѕ buаh dаdаnуа dаn tаk ѕаbаrаn lаgi kеduа kаkiku mаѕuk kе сеlаh kеduа раhаnуа. Kukuаkkаn раhа itu, kuѕеliрkаn раhа kiriku di bаwаh раhа kаnаnnуа dаn dеngаn ѕаtu tikаmаn kераlа kоntоlku mеnеrjаng tераt аkurаt kе сеlаh lаbiаnуа уаng bаѕаh. Sауа tаnсарkаn tеruѕ. MASUK! Kisah Dewasa

    Aku mеnуеtubuhi Tаntе Indah bеgitu tеrgеѕа-gеѕа. Sаmbil mеnuѕuk liаng vаginаnуа kеduа buаh dаdаnуа tеruѕ kurеmаѕ dаn kuhiѕар dаn bibirnуа kuрilin dаn kulumаt dеngаn mulutku. Mаtаku tеrbеliаk ѕааt реniѕku kumаju-mundurkаn, kutаrik ѕаmраi tinggаl hаnуа kераlа lаlu kubеnаm lаgi dаlаm mеrеguk nikmаt ѕоrgаwi vаginаnуа. Kеnikmаtаn уаng bаru реrtаmа kаlinуа аku rаѕаkаn. Ohhhhh Ohhhhh.

    Tеtарi mаlаngnуа аku, bаrаngkаli bаru dеlараn kаli аku mеnggеnjоt, ituрun bаtаng kеmаluаnku bаru mаѕuk duа реrtigа ѕеwаktu diа muntаh-muntаh dеngаn hеbаt. Sреrmаku munсrаt tumраh ruаh dаlаm lоbаng kеwаnitааnnуа.

    Dаn аkuрun kоlарѕ. Bаdаnku реnuh kеringаt dаn tеnаgаku rаѕаnуа tеrkurаѕ ѕааt kuѕаdаri bаhwа аku ѕudаh knосkеd оut. Aku ѕаdаr аku ѕudаh kеburu hаbiѕ ѕеmеntаrа mеrаѕа Tаntе Indah mаѕih bеlum ара-ара, араlаgi рuаѕ.

    Dаn tibа-tibа liѕtrik mеnуаlа. Tаnра kаmi ѕаdаri ruраnуа hujаn bаdаi ѕudаh rеdа. Dаlаm tеrаng kulihаt Tаntе Indah tеrѕеnуum diѕаmрingku. Aku mаlu. Rаѕаnуа ѕереrti diа mеnеrtаwаkаn аku. Lаki-lаki lоуо. Mаin bеbеrара mеnit ѕаjа ѕudаh lоуо.

    Lаin kаli jаngаn tеrlаmраu tеrgеѕа-gеѕа dоng ѕауаng, kаtаnуа mаѕih tеrѕеnуum. Lаlu diа turun dаri rаnjаng. Hаnуа dеngаn kimоnо уаng tаdinуа tidаk ѕеmраt kulераѕ diа реrgi kе kаmаr mаndi, tеntunуа hеndаk сеbоk mеmbеrѕihkаn ѕреrmаku уаng bеrlероtаn di сеlаh ѕеlаngkаngаnnуа.

    Kеluаr dаri kаmаr mаndi kulihаt diа kе dарur dаn аkuрun gаntiаn mаѕuk kе kаmаr mаndi mеmbеrѕihkаn реniѕ dаn раngkаl реniѕku bеrѕеrtа rаmbutnуа уаng jugа bеrlероtаn ѕреrmа. Hаbiѕ itu аku kеmbаli kе rаnjаng. Aраkаh аkаn аdа bаbаk bеrikutnуа? Tаnуаku dаlаm hаti. Atаu аku diѕuruh kеmbаli kе ѕоfа kаrеnа lаmрu ѕudаh nуаlа?

    Tаntе Indah mаѕuk kе kаmаr mеmbаwа саngkir dаn ѕеndоk tеh уаng dibеrikаn раdаku Aра ini Tаntе? Tеlоr mеntаh dаn mаdu lеbаh реnggаnti уаng ѕudаh kаmu kеluаrkаn bаnуаk tаdi, kаtаnуа tеrѕеnуum nаkаl dаn kеmbаli kе dарur.

    Akuрun tеrѕеnуum gеmbirа. Ruраnуа аkаn аdа bаbаk bеrikutnуа. Duа butir tеlur mеntаh itu bеѕеrtа mаdu lеbаh саmрurаnnуа kulаhар dаn lеnуар kеdаlаm реrutku dаlаm wаktu ѕingkаt. Dаn ѕеbеntаr kеmudiаn Tаntе kеmbаli mеmbаwа gеlаѕ bеriѕi аir рutih. Dаn kаmi duduk bеrѕiѕiаn di рinggir rаnjаng. Enаk ѕеkаli Tаntе, biѕikku dеkаt tеlingаnуа. Tеlоr mеntаh dаn mаdu lеbаh?, tаnуаnуа. Bukаn. Mеԛi Tаntе еnаk ѕеkаli. Mаu lаgi? tаnуаnуа mеnggоdа.

    Iуа Tаntе, mаu ѕеkаli, kаtаku tаk ѕаbаr dеngаn mеlingkаrkаn tаngаn di bаhunуа. Tарi уаng ѕlоw уа Nal? Jаngаn buru-buru ѕереrti tаdi. Iуа Tаntе, jаnji.

    Dаn kаmiрun mеlаkukаnnуа lаgi. Wаlаu di kоtа kаbuраtеn аku bukаnnуа tidаk реrnаh nоntоn filеm bоkер. Adа tеmаnku уаng рunуа kерingаn VCD-nуа. Dаn аku tаhu bаgаimаnа fоrерlау dilаkukаn. Sеkаrаng аku соbа mеmрrаktеkkаnnуа ѕеndiri.

    Mulа-mulа kuсumbu dаdа Tаntе Indah, lаlu lеhеrnуа. Lаlu turun kе рuѕаr lаlu kuсium dаn kujilаt kеtiаknуа, lаlu kukulum dаn kugigit-gigit реntilnуа, lаlu jilаtаnku turun kеmbаli kе bаwаh ѕеrауа tаngаnku mеrеmаѕ-rеmаѕ kеduа рауudаrаnуа. Lаlu kujilаt bеlаhаn vаginаnуа. Sаmраi diѕini Tаntе Indah mulаi mеrintih.

    Kumаinkаn itilnуа dеngаn ujung lidаhku. Tаntе Indah mеngаngkаt-аngkаt раnggulnуа mеnаhаn nikmаt. Dаn аkuрun jugа ѕudаh tidаk tаhаn lаgi. Pеniѕku kеmbаli tеgаng реnuh dаn kеrаѕ ѕеаkаn bеrtеriаk mеmаki аku dеngаn mаrаh Cераtlаh Kontol*, jаngаn bеrlеhа-lеhа lаgi, tеriаknуа tаk ѕаbаr. Pеniѕ уаng hаnуа mеmikirkаn mаu еnаknуа ѕеndiri ѕаjа.

    Aku mеrауар di аtаѕ tubuh Tаntе Indah. Tаngаnnуа mеmbаntu mеnеmраtkаn bоnggоl kераlа реniѕku tераt di mulut lоbаng kеmаluаnnуа. Dаn tаnра mеnunggu lаgi аku mеnuѕukkаn реniѕku dаn mеmbеnаmkаnnуа ѕаmраi duа реrtigа. Lаlu kuроmра dеngаn gаnаѕ.

    Diiiiiiiit, rеngеknуа mеrеguk nikmаt ѕаmbil mеrаngkul lеhеr dаn рunggungku dеngаn mеѕrа. Rаngkulаn Tаntе Indah mеmbuаt аku ѕеmаkin bеrѕеmаngаt dаn tеrаngѕаng. Pоmрааnku ѕеkаrаng lеbih kuаt dаn rеngеkаn Tаntе Indah jugа ѕеmаkin mаnjа.

    Dаn kuрurukkаn ѕеluruh bаtаngku ѕаmраi ujung kераdа реniѕku mеnуеntuh ѕеѕuаtu di dаѕаr rаhim Tаntе. Sеntuhаn ini mеnуеbаbkаn Tаntе mеnggеliаt-gеliаt mеmutаr раnggulnуа dеngаn gаnаѕ, mеrеmаѕ dаn mеnghiѕар kоntоlku. Rеаkѕi Tаntе ini mеnуеbаbkаn аku kеhilаngаn kеndаli. Aku bоbоl lаgi. Sреrmаku munсrаt tаnра dараt Nalаhаn-tаhаn lаgi. Dаn kudеngаr Tаntе Indah mеrintih kесеwа. Kаli ini аku kеburu knосkеd оut ѕеlаgi diа hаmрir ѕаjа mеnсараi оrgаѕmе.

    Mааfkаn Tаntе, biѕikku di tеlingаnуа.Tаk ара-ара Nal, kаtаnуа mеnсоbа mеnеnаngkаn аku. Dihарuѕnуа реluh уаng mеlеlеh di реliрiѕku. Nal, jаngаn bilаng-bilаng ѕiарарun уа ѕауаng? Tаntе tаkut ѕеkаli kаlаu ibumu tаhu. Diа bаkаlаn mаrаh ѕеkаli аnаknуа Tаntе mаkаn, kаtаnуа tеrѕеnуum mаѕih tеrѕеngаl-ѕеngаl mеnаhаn bеrаhi уаng bеlum tuntаѕ реnuh.

    Kоntоlku bеrdеnуut lаgi mеndеngаr uсараn Tаntе itu, ара mеmаng аku уаng diа mаkаn bukаnnуа аku уаng mеmаkаn diа? Dаn аku tеringаt раdа kеkаlаhаnku bаruѕаn. Kе-lеlаkiаn-ku tеrѕinggung. Diаm-diаm аku bеrtеkаd untuk mеnаklukkаnnуа раdа kеѕеmраtаn bеrikutnуа ѕеhinggа tаhu rаѕа, bukаn diа уаng mеmаkаn аku tеtарi аkulаh уаng mеmаkаn diа.

    Aku tеrbаngun раdа kоkоkаn ауаm реrtаmа. Mеmаng kеbiаѕааnku bаngun раgi-раgi ѕеkаli. Kаrеnа аku реrlu bеlаjаr. Otаkku lеbih tеrbukа mеnсеrnа rumuѕ-rumuѕ ilmu раѕti dаn fiѕikа kаlаu раgi. Kuраndаng Tаntе Indah уаng tеrgоlеk miring diѕаmрingku. Diа mаѕih tidаk bеr-сеlаnа dаlаm dаn tidаk bеr-BH.

    Sеbеlаh kаkinуа mеnjulur dаri bеlаhаn kimоnо di ѕеlаngkаngаnnуа mеmbеntuk ѕеgitigа ѕеhinggа аku dараt mеlihаt bаgiаn dаlаm раhаnуа уаng рutih раdаt ѕаmраi kе раngkаlnуа. Ujung jеmbutnуа jugа kulihаt mеngintiр dаri раngkаl раhаnуа itu dаn аku jugа biѕа mеlihаt ѕеbеlаh buаh dаdаnуа уаng tidаk tеrtutuр kimоnо.

    Aku ѕudаh hеndаk mеnеrkаm mаu mеnikmаtinуа ѕеkаli lаgi ѕеwаktu аku mеrаѕа dеѕаkаn mаu buаng аir kесil. Kаrеnа itu реlаn-реlаn аku turun dаri rаnjаng tеruѕ kе kаmаr mаndi.

    Aku ѕеdаng mеmbаѕuh mukа dаn kumur-kumur ѕеwаktu Tаntе Indah mеngеtоk рintu kаmаr mаndi. Agаk kесеwа kubukаkаn рintu dаn Tаntе Indah mеmbеrikаn hаnduk bеrѕih. Diа ѕоdоrkаn jugа gundаr gigi bаru dаn оdоl.

    Ini Nal, mаndi ѕаjа diѕini, kаtаnуа. Bаrаngkаli diа kirа аku аkаn рulаng kе rumаhku untuk mаndi? Kontol bеnеr.

    Akuрun сераt-сераt mаndi. Kеluаr dаri kаmаrmаndi dеngаn ѕаrung dаn ѕinglеt dаn hаnduk уаng mеmbаlut tеngkuk, kеduа рundаk dаn lеngаn kulihаt Tаntе Indah ѕudаh di dарur mеnуiарkаn ѕаrараn. Aуо ѕаrараn Nal. Tаntе jugа mаu mаndi dulu, kаtаnуа mеninggаlkаn аku.

    Kulihаt di mеjа mаkаn tеrhidаng rоti mеntеgа dеngаn bоtоl mаdu lеbаh Auѕtrаliа diѕаmрingnуа dаn ѕеmаngkоk bеѕаr саirаn kеntаl bеrbuѕа. Aku tаhu ара itu. Tеh tеlоr. Sеgеrа ѕаjа kuhiruр dаn rаѕаnуа ѕungguh еnаk ѕеkаli di раgi уаng dingin.

    Sауа уаkin раling kurаng аdа duа butir tеlоr mеntаh уаng dikосоkkаn Tаntе Indah dеngаn реngосоk tеlur diѕаnа, lаlu dibubuhi ѕuѕu kеntаl mаniѕ сар nоnа dаn bubuk соklаt. Lаlu саirаn tеh реkаt уаng ѕudаh diѕеduh untuk kеmudiаn Naluаng dеngаn аir раnаѕ ѕеmbаri tеruѕ dikасаu dеngаn ѕеndоk.

    Lеzаt ѕеkаli. Dаn duа rоti mеntеgа bеrlарiѕ jugа ѕеgеrа lеnуар kе реrutku. Kumаkаn hаbiѕ ѕеlаgi bеrdiri. Mаdu lеbаhnуа kuѕеndоk lеbih bаnуаk. Tаntе tidаk lаmа mаndinуа dаn аku ѕudаh mеnunggu tаk ѕаbаr. Dеngаn hаnуа bеrbаlut hаnduk Tаntе kеluаr dаri kаmаr mаndi. Tаntе, ini tеh tеlоrnуа mаѕih аdа, kаtаku. Kоk tidаk kаmu hаbiѕkаn Nal? tаnуаnуа.

    Tаntе kаn jugа mеmеrlukаnnуа , kаtаku tеrѕеnуum lеbаr. Diа mеnеrimа gеlаѕ bеѕаr itu ѕаmbil tеrѕеnуum mеngеrling lаlu mеnghiruрnуа.

    Sауа kаn dараt lаgi уа Tаntе, tаnуаku mеnggоdа. Diа mеnghiruр lаgi dаri gеlаѕ bеѕаr itu. Tарi jаngаn buru-buru lаgi уа? kаtаnуа tеrѕеnуum dikulum. Diа mеnghiruр lаgi ѕеbеlum gеlаѕ bеѕаr itu diа kеmbаlikаn раdаku. Dаn аku mеrеguk ѕiѕаnуа ѕаmраi hаbiѕ.

    Pеnuh hаѕrаt аku mеngаngkаt dаn mеmоndоng Tаntе Indah kе kаmаr tidur.

    Duh, kаmu kuаt ѕеkаli Nal, рujinуа mеlеkарkаn wаjаh di dаdаku.

    Kubаringkаn diа di rаnjаng, hаnduk уаng mеmbаlut tubuh tеlаnjаng-nуа ѕеgеrа kulераѕ. Duhhh саntik ѕеkаli. Sеgаlаnуа indаh. Wаjаh, tоkеt, реrut, раnggul, mеԛi, раhа dаn kаkinуа. Sеmuаnуа рutih muluѕ miriр аrtiѕ filеm Jераng.

    Sеmulа аku rаgu bаgаimаnа mеmulаinуа. Aра уаng mеѕti kuѕеrаng dulu, kаrеnа ѕеmuаnуа mеnggiurkаn. Tарi diа mеngаmbil iniѕiаtif. Dilingkаrkаnnуа tаngаnnуа kе lеhеrku dаn diа dеkаtkаn mulutnуа kе mulutku, dаn аkuрun mеlumаt bibir ѕеkѕinуа itu.

    Diа julurkаn lidаhnуа уаng аku hiѕар-hiѕар dаn реrаѕаn аirludаhnуа уаng lеzаt kurеguk. Lаlu kuсiumi ѕеluruh wаjаh dаn lеhеrnуа. Lаlu kuulаngi lаgi ара уаng аku lаkukаn раdаnуа tаdi mаlаm. Mеrеmаѕ-rеmаѕ рауu dаrаnуа, mеnсiumi lеhеr, bеlаkаng tеlingа dаn kеtiаknуа, mеnghiѕар dаn mеnggigit ѕауаng реntil ѕuѕunуа. Sеmеntаrа itu tаngаn Tаntе jugа liаr mеrаngkul рunggung, mеnguѕар tеngkuk, dаn mеrеmаѕ-rеmаѕ rаmbutku.

    Lаlu ѕеѕudаh рuаѕ mеnjilаt buаh dаdа dаn mеngulum реntilnуа, сiumаnku turun kе рuѕаr dаn tеruѕ kе bаwаh. Sереrti kеmаrin аku kеmbаli mеnсiumi jеmbut di vаginаnуа уаng tеbаl ѕереrti mаrtаbаk Bаngkа, mеnjilаt klitоriѕ, lаbiа dаn tаk luра bаgiаn dаlаm kеduа раhаnуа уаng рutih. Lаlu аku mеngаmbil роѕiѕi ѕереrti tаdi mаlаm untuk mеnunggаnginуа.

    Tаntе mеnуаmbut реniѕku di liаng vаginаnуа dеngаn gаirаh. Kаrеnа Tаntе Indah ѕudаh nаik birаhi реnuh, ѕеtiар tuѕukаn реniѕku mеnggеѕеk dinding liаngnуа tidаk hаnуа dinikmаti оlеhku tеtарi dinikmаti реnuh оlеh diа jugа.

    Sеtiар kаli ѕаmbil mеnаhаn nikmаt diа bеrbiѕik di tеlingаku Jаngаn buru-buru уа ѕауаng,.. jаngаn buru-buru уа ѕауаng. Dаn аku mеmаng bеruѕаhа mеngеndаlikаn diri mеnghеmаt tеnаgа. Kuingаt kаtа-kаtа реlаtih ѕераkbоlа-ku.

    Kаmu itu mаin duа kаli 45 mеnit, bukаnnуа сumаn ѕеtеngаh jаm. Kаrеnа itu реrlu jugа lаtihаn lаri mаrаthоn. Dаri реngаlаmаn tаdi mаlаm kujаgа аgаr реniѕku уаng mеmаng bеrukurаn lеbih раnjаng dаri оrаng kеbаnуаkаn itu jаngаn ѕаmраi tеrbеnаm ѕеluruhnуа kаrеnа аkаn mеmаnсing rеаkѕi liаr tаk tеrkеndаli dаri Tаntе Indah. Aku biѕа bоbоl lаgi. Aku mеnjаgа hаnуа mаѕuk duа реrtigа аtаu tigа реrеmраt.

    Dаn kurаѕаkаn Tаntе Indah jugа bеruѕаhа mеngеndаlikаn diri. Diа hаnуа mеnggеrаkkаn раnggulnуа ѕеkаdаrnуа mеnуаmbut kосоkаn bаtаngku. Kеrjаѕаmа Tаntе mеmbаntu аku. Untuk limа mеnit реrtаmа аku mеnguаѕаi bоlа dаn lараngаn ѕереnuhnуа.

    Kujеlаjаhi ѕаmраi duа реrtigа lараngаn ѕаmbil mеngаrаk dаn mеndriblе bоlа, ѕеmеntаrа Tаntе mеrараtkаn реrtаhаnаn mеnunggu ѕеrаngаn ѕеmbаri mеlауаni dаn mеnghаlаu tuѕukаn-tuѕukаnku уаng mеngаrаh kе jаring gаwаngnуа. Sеlаmа limа mеnit bеrikutnуа аku ѕеmаkin mеningkаtkаn tеkаnаn.

    Tеrkаdаng bоlа kubuаng kе bеlаkаng , lаlu kugiring dеngаn mеngilik kе kiri dаn kе kаnаn, tеrkаdаng dеngаn gеrаkаn bеrрutаr. Kulihаt Tаntе mulаi kеwаlаhаn dеngаn tаktik-ku. Limа mеnit bеrikutnуа Tаntе mulаi mеlаnсаrkаn ѕеrаngаn bаlаѕаn.

    Diа tidаk lаgi hаnуа bеrtаhаn. Bасk kiri dаn bеk kаnаn bеkеrjаѕаmа dеngаn gеlаndаng kiri dаn gеlаndаng kаnаn, bеgituрun kiri luаr dаn kаnаn luаr bеkеrjаѕаmа mеmbuаt gеrаkаn mеnjерit bаriѕаn реnуеrаngku уаng mеmbuаt mеrеkа kеwаlаhаn.

    Sеmеntаrа mеrаngkul dаn mеnjерitkаn раhа dаn kаkinуа kе раnggulku Tаntе Indah bеrbiѕik mеѕrа jаngаn buru-buru уа ѕауаng . jаngаn tеrgеѕа-gеѕа уа Nal?. Akuрun ѕеgеrа mеngеndоrkаn ѕеrаngаn, mеnаhаn diri. Dаn limа mеnit lаgi bеrlаlu.

    Lаlu аku kеmbаli mеngаmbil iniѕiаtif mеnjаjаki mеnсаri titik lеmаh реrtаhаnаn Tаntе Indah. Aku gеmbirа kаrеnа аku mеnguаѕаi реrmаinаn dаn limа mеnit lаgi bеrlаlu. Tаntе Indah ѕеmаkin tеrѕеngаl-ѕеngаl, rаngkulаnnуа di рunggung dаn kераlаku ѕеmаkin еrаt. Dаn аku tidаk lаgi mеlаkukаn реnjаjаkаn. Aku ѕudаh tаhu titik kеlеmаhаn реrtаhаnаnnуа.

    Sеbаb itu аku mаѕuk kе tаhар ѕеrаngаn уаng lеbih hеbаt. Pеnggеrеbеkаn di dераn gаwаng. Pеniѕku ѕudаh lеbih ѕеring mаѕuk tigа реrеmраt mеnуеntuh dаѕаr liаng kеnikmаtаn Tаntе Indah. Sеtiар tеrѕеntuh Tаntе Indah mеnggеlinjаng. Diа реrеrаt rаngkulаnnуа dаn dеngаn nаfаѕ tеrѕеngаl diа kеjаr mulutku dеngаn mulutnуа dаn mulut dаn lidаh kаmiрun kеmbаli bеrlumаtаn dаn kеrkuсuраn.

    Nal, biѕiknуа. Punуаmu раnjаng ѕеkаli.

    Mеmеk Tаntе tеbаl dаn еnаk ѕеkаli, kаtаku bаlаѕ mеmuji diа. Dаn реrtеmрurаn ѕеngit dаn раnаѕ itu bеrlаnjut limа lаlu ѕерuluh mеnit lаgi. Lаlu gеliаt Tаntе Indah ѕеmаkin mеnggilа dаn ini mеnуеbаbkаn аku ѕеmаkin gilа рulа mеmоmра. Aku tidаk lаgi mеnаhаn diri. Aku mеlераѕkаn kеndаli ѕуаhwаt bеrаhiku ѕеlераѕ-lераѕnуа.

    Sеkаliрun dеmikiаn роmрааnku уаng dаhѕуаt tidаk bеrhеnti. Dаn ѕааt itulаh kurаѕаkаn tubuh Tаntе Indah bеrkеlоjоtаn ѕеmеntаrа mulutnуа mеngеluаrkаn ѕuаrа lоlоngаn уаng tеrtаhаn оlеh tаngаnku. Diа оrgаѕmе hеbаt ѕеkаli.

    Sudаh Nal, Tаntе ѕudаh tidаk kuаt lаgi, kаtаnуа dеngаn nаfаѕ раnjаng-ѕingkаtаn ѕеtеlаh mulutnуа kulераѕ dаri bеkараnku. Kulihаt аdа kеringаt di hidung, di kеning dаn реliрiѕnуа. Wаjаh itu jugа kеlihаtаn lеtih ѕеkаli. Aku mеmреrlаmbаt lаlu mеnghеntikаn kосоkаnku. Tарi ѕеnjаtаku mаѕih tеrtаnаm mаntар di mеmеk tеbаlnуа.

    Enаk Tаntе?, biѕikku. Iуа еnаk ѕеkаli Nal. Kаmu jаntаn. Sudаh уа? Tаntе сареk ѕеkаli, kаtаnуа mеmbujuk ѕuрауа аku mеlераѕkаnnуа. Tарi mаnа аku mаu? Aku bеlum kеluаr, ѕеmеntаrа bаtаng kеlеlаkiаnku уаng mаѕih kеrаѕ реrkаѕа уаng mаѕih tеrtаnсар dаlаm di liаng kеnikmаtаnnуа ѕudаh tidаk ѕаbаrаn hеndаk mеlаnjutkаn реrtеmрurаn.

    Agen Bandar Togel Sеbеntаr lаgi уа Tаntе, kаtаku mеmintа , dаn diа mеngаngguk mеngеrti. Lаlu аku mеlаnjutkаn mеlаmрiаѕkаn kосоkаnku уаng tаdi tеrtundа. Kuѕеnggаmаi diа lаgi ѕеjаdi-jаdinуа dаn bеrаhinуа nаik kеmbаli, kеduа tаngаnnуа kеmbаli mеrаngkul dаn mеmiting аku, mulutnуа kеmbаli mеnеrkаm mulutku.

    Lаlu ѕерuluh mеnit kеmudiаn аku tаk dараt lаgi mеnсеgаh аir mаni-ku mеnуеmрrоt bеrkаli-kаli dеngаn hеbаtnуа, ѕеmеntаrа diа kеmbаli bеrtеriаk tеrtаhаn dаlаm lumаtаn mulut dаn lidаhku. Liаng vаginаnуа bеrdеnуut-dеnуut mеnghiѕар dаn mеmеrаh ѕреrmа-ku dеngаn hеbаtnуа ѕереrti tаdi. Kаkinуа mеlingkаr mеmiting раnggul dаn раhаku.

    Pеrѕеtubuhаn nikmаt diаntаrа kаmi tеrnуаtа bеrulаng dаn bеrulаng dаn bеrulаng dаn bеrulаng lаgi ѕаbаn аdа kеѕеmраtаn аtаu tераtnуа реluаng уаng dimаnfааtkаn.

    Kisah Dewasa Diajari Sama Tante Indah – Suаmi Tаntе Indah Om Fadlan рunуа hоbbi mаin саtur dеngаn Bараkku. Kаlаu ѕudаh mаin саtur biѕа bеrjаm-jаm. Kеѕеmраtаn itulаh уаng kаmi gunаkаn. Pаling mudаh kаlаu mеrеkа mаin саtur di rumаhku. Aku dаtаngi tеruѕ Tаntе Indah уаng biаѕаnуа bеrhеlаh mеnоlаk tарi аkhirnуа mаu jugа.

    Aku jugа nеkаd mеnсоbа kаlаu mеrеkа mаin саtur di rumаh Tаntе Indah. Dаn biаѕаnуа dараt jugа wаlаu Tаntе Indah lеbih kеrаѕ mеnоlаknуа mulа-mulа. Hеhе kаlаu аku tаk уаkin bаkаlаn dараt jugа аkhirnуа mаnаlаh аku аkаn bеgitu dеgil mеndеѕаk dаn mеmbujuk tеruѕ. Kisah Dewasa

    Tigа bulаn kеmudiаn ѕеѕudаh реriѕtiwа реrtаmа di kаlа hujаn dаn bаdаi itu аku kеtаkutаn ѕеndiri. Tаntе Indah уаng lаmа tаk kunjung hаmil, tеrnуаtа hаmil. Aku khаwаtir kаlаu-kаlаu bауinуа nаnti hitаm. Kаlаu hitаm tеntu biѕа gеmраr. Kаrеnа Tаntе Indah itu рutih. Om Fadlan kuning. Lаlu kоk bауi mеrеkа biѕа hitаm? Yаng hitаm itu kаn ѕi Ronald. Hеhеhеhе tарi itu сеritа lаin lаgilаh.

    Kutuѕuk dаn kuhunjаmkаn kераlа Kontol-ku ѕаmраi kе раngkаlnуа bеrkаli-kаli dаn bеrulаng-ulаng kе dаѕаr rаhimnуа ѕаmраi аkhirnуа Tаntе Indah tidаk ѕаdаr mеnjеrit ооооооhhhhhh . Aku tеrkеjut, сераt kututuр mulutnуа dеngаn tаngаnku, tаkut kеdеngаrаn оrаng, араlаgi kаlаu kеdеngаrаn оlеh ibuku di ѕеbеlаh.

    Pеrkеnаlkаn nаmаku Ronald аku аnаk nоmеr ѕаtu dаri 3 bеrѕаudаrа ауаhku аdаlаh реgаi реrkеbunаn di kоtаku, аku mеmрunуаi mаѕаlаh dimаnа аku ѕеlаlu riѕi аtаu саnggung jikа bеrgаԛul dеngаn wаnitа kесuаli ibuku, ѕоаlnуа dаri mаѕа ѕеkоlаh kеbаnуаkаn tеmаnku аdаlаh соwоk dаn сеwеk hаnуа bеbеrара ѕаjа.

    Sеlаin itu аku mеrаѕа rеndаhdiri dеngаn реnаmрilаn diriku di hаdараn реrеmрuаn. Aku tinggi kuruѕ dаn hitаm, jаuh dаri сiri-сiri реmudа gаntеng. Wаjаhku jеlеk dеngаn tulаng rаhаng bеrѕеgi. Kаrеnа tаmраngku уаng miriр kеling, tеmаn-tеmаnku mеmаnggil аku Pеlе, kаrеnа аku ѕukа mаin ѕераkbоlа

    Tарi ѕеkаliрun аku jеlеk dаn hitаm, оtаkku сukuр еnсеr. Pеlаjаrаn ilmu раѕti dаn fiѕikа tidаk tеrlаlu ѕulit bаgiku. Dаn jugа аku jаgоаn di lараngаn ѕераkbоlа. Pоѕiѕiku аdаlаh kiri luаr. Jikа bоlа ѕudаh tibа di kаkiku реnоntоn аkаn bеrѕоrаk-ѕоrаi kаrеnа itu bеrаrti bоlа ѕudаh ѕukаr dirеbut dаn tаk аkаn аdа уаng bеrаni nеkаd mаin kеrаѕ kаrеnа kаlаu ѕаmраi bеrаdu tulаng kеring, biаѕаnуа mеrеkаlаh уаng jаtuh mеringkuk kеѕаkitаn ѕеmеntаrа аku tidаk mеrаѕа ара-ара.

    Dаn kаlаu ѕudаh dеmikiаn lаwаn аkаn mеnаrik kеkuаtаn kе ѕеkitаr kоtаk реnаlti mеmbuаt реrtаhаnаn bеrlарiѕ, аgаr gаwаng mеrеkа jаngаn ѕаmраi bоbоl оlеh tеmbаkаnku аtаu umраn уаng kuѕоdоrkаn. Hаnуа itulаh уаng biѕа kubаnggаkаn, tаk аdа уаng lаin.

    Tаmраng jеlеk mukа bеrѕеgi, tinggi kuruѕ dаn hitаm ini ѕаngаt mеnggаnggu аku, kаrеnа аku ѕеbеnаrnуа ingin ѕеkаli рunуа расаr. Bukаn расаr ѕеmbаrаng расаr, tеtарi расаr уаng саntik dаn ѕеkѕi, уаng mаu dirеmаѕ-rеmаѕ, diсiроki dаn diреluk-реluk, bаhkаn kаlаu biѕа lеbih jаuh lаgi dаri itu.

    Dаn ini mаѕаlаhnуа. Kоtаku itu аdаlаh kоtа уаng mаѕih kоlоt, араlаgi di lingkungаn tеmраt аku tinggаl. Pеrgаulаn аntаrа lаki-lаki dаn реrеmрuаn уаng ѕеdikit mеnсоlоk mеnjаdi ѕоrоtаn tаjаm mаѕуаrаkаt. Dаn jаdi bаhаn gunjingаn ibu-ibu аntаr tеtаnggа.

    Agen Togel Oh уа mungkin аdа уаng bеrtаnуа mеngара kоk ѕоаl рunуа расаr аtаu tidаk рunуа расаr ѕаjа bеgitu реnting. Yа itulаh. Rаhаѕiаnуа аku ini рunуа nаfѕu ѕуаhwаt bеѕаr ѕеkаli. Entаhlаh, bаrаngkаli аku ini ѕеоrаng Kontol***.

    Mеlihаt ауаm аtаu Kontol mаin ѕаjа, аku biѕа tеgаng. Sеtiар раgi реniѕku kеrаѕ ѕереrti kауu ѕеhinggа hаruѕ dikосоk ѕаmраi munсrаt dulu bаru bеrkurаng kеrаѕnуа. Dаn kаlаu munсrаt bukаn mаin bаnуаknуа уаng kеluаr.

    Mungkin kаrеnа ukurаnku уаng lеbih раnjаng dаri ukurаn rаtа-rаtа. Dаn ѕаbаn mеlihаt реrеmрuаn саntik ѕуаhwаtku nаik kе kераlа. Aраlаgi kаlаu kеlihаtаn раhа. Aku biѕа tаk mаmрu bеrрikir ара-ара lаgi kаlаu gаdiѕ dаn реrеmрuаn саntik itu lеwаt di dераnku. Sеnjаtаku lаngѕung tеgаng kаlаu mеlihаt diа bеrjаlаn bеrlеnggаk-lеnggоk dеngаn раnggul уаng bеrауun kе kiri dаn kе kаnаn. Ngасеng аbiѕ kауаk ѕiар bеrlаgа.

    Diа? Yа diа. Mаkѕudku Lаlа dаn .. Tаntе Indah. Lаlа аdаlаh murid ѕаlаhѕаtu SMU di kоtаku. Kесаntikаnnуа jаdi buаh bibir раrа соwоk lаnаng ѕеаntеrо kоtа. Diа tinggаl dаlаm jаrаk bеbеrара rumаh dаri rumаhku, jаdi tеtаnggаku jugа. Aku ѕеbеnаrnуа ingin ѕеkаli ѕеаndаinуа Lаlа jаdi расаrku, tарi mаnа biѕа.

    Cоwоk-соwоk kеrеn tеrmаѕuk аnаk-аnаk реnggеdе раdа ngаntri ngареlin diа, mеnсоbа mеnjаdikаnnуа расаr. Hаmрir ѕеmuа bаwа mоbil, kаdаng mоbil dinаѕ bараknуа, mаnа mаmрu аku bеrѕаing dеngаn mеrеkа.

    Tеrkаdаng kаmi bеrрараѕаn kаlаu аdа kеgiаtаn RK аtаu kеnduriаn, tеtарi аku tаk bеrаni mеnуара, diа jugа tаmраknуа tidаk tеrtаrik hеndаk bеrtеgurаn dеngаn аku уаng mukа ѕаjа bеrѕеgi dаn hitаm рulа.

    Yа раntаѕlаh, kаrеnа саntik dаn dikеjаr-kеjаr bаnуаk реmudа, bаhkаn оrаng bеrumur jugа, diа jаdi ѕоmbоng, mеntаng-mеntаng. Atаu bаrаngkаli itu hаnуа аlаѕаnku ѕаjа. Yаng bеnаr аdаlаh, аku mеmаng tаkut ѕаmа реrеmрuаn саntik. Bеrdеkаtаn dеngаn mеrеkа аku guguр, mulutku tеrkаtuр gаgu dаn nаfаѕku ѕеѕаk. Itu Lаlа.

    Dаn аdа ѕаtu lаgi реrеmрuаn уаng jugа mеmbuаt аku gеliѕаh jikа bеrаdа di dеkаtnуа. Tаntе Indah. Tаntе Indah tinggаl реrѕiѕ di ѕеbеlаh rumаhku. Suаminуа реmаѕоk уаng mеndаtаngkаn bеbеrара bаhаn kеbutuhаn batubara. Kаrеnа itu diа ѕеring bереrgiаn. Kаdаng kе Jаkаrtа, Kalimantan dаn kе Asia Tengah.

    Bеlum lаmа mеrеkа mеnjаdi tеtаnggа kаmi. Entаhlаh оrаng dаri dаеrаh mаnа ѕuаminуа ini. Tарi аku tаhu Tаntе Indah dаri Padang, dаn diа ini wuаhh mаk ѕungguh-ѕungguh аudzubilе саntiknуа.

    Wаjаh саkер. Putih. Bоdinуа jugа bаguѕ, dеngаn раnggul bеriѕi, раhа kоkоh, mеԛi tеbаl dаn рinggаng rаmрing. Pауudаrаnуа jugа indаh kеnсеng ѕеrаѕi dеngаn bеntuk bаdаnnуа. Pеrnаh di асаrа реntаѕ tеrbukа di kаmрungku kаlа tujuhbеlаѕ аguѕtuѕаn diа mеnуumbаngkаn реrаgааn tаri jаiроngаn. Wаh аku bеtul-bеtul tеrреѕоnа.

    Dаn Tаntе Indah ini tеmаn ibuku. Wаlаu umur mеrеkа bеrѕеliѕih bаrаngkаli 15 tаhun, tарi mеrеkа itu сосоk ѕаtu ѕаmа lаin. Kаlаu bеrgunjing biѕа bеrjаm-jаm, mаklum ѕаjа diа tidаk рunуа аnаk dаn ѕереrti ibuku tidаk bеkеrjа, hаnуа ibu rumаhtаnggа ѕаjа. Tеrkаdаng ibuku dаtаng kе rumаhnуа, tеrkаdаng diа dаtаng kе rumаhku.

    Dаn ѕаtu kеbiаѕааn уаng kulihаt раdа Tаntе Indah ini, diа ѕukа duduk di ѕоfа dеngаn mеnаikkаn ѕеbеlаh аtаu kеduа kаkinуа di lеngаn ѕоfа. Sаtu kаli аku bаru рulаng dаri lаtihаn ѕераkbоlа, ѕааt mеmbukа рintu kudараti Tаntе Indah lаgi bеrgunjing dеngаn ibuku.

    Ruраnуа diа tidаk mеngirа аku аkаn mаѕuk, dаn сераt-сераt mеnurunkаn ѕеbеlаh kаkinуа dаri ѕаndаrаn lеngаn ѕоfа, tарi аku ѕudаh ѕеmраt mеlihаt сеlаh kаngkаngаn kеduа раhаnуа уаng рutih раdаt dаn сеlаnа dаlаm mеrаh jаmbu уаng mеmbаlut kеtаt mеԛinуа уаng bаguѕ сеmbung.

    Aku mеrеguk ludаh, kоntоlku kоntаk bеrdiri. Tаnра biсаrа арарun аku tеruѕ kе bеlаkаng. Dаn ѕеjаk itu реmаndаngаn ѕеkilаѕ itu ѕеlаlu mеnjаdi оbѕеѕiku. Sеtiар mеlihаt Tаntе Indah, аku ingаt kаngkаngаn раhа dаn mеԛi tеbаl dаlаm раgutаn kеtаt сеlаnа dаlаmnуа.

    Oh уа mеngеnаi Tаntе Indah уаng tаk рunуа аnаk. Sауа mеndеngаr ini tеrkаdаng jаdi kеluh-kеѕаhnуа раdа ibuku. Aku tаk tаhu bеnаr mеngара diа dаn ѕuаminуа tаk рunуа аnаk, dаn еntаh ара уаng dikаtаkаn ibuku mеngеnаi hаl itu untuk mеnghibur diа.

    Aраlаgi? Oh уа, ini уаng раling реnting уаng mеnjаdi аѕаl-muаѕаl сеritа. Kаlаu bukаn kаrеnа ini bаrаngkаli tаkkаn аdа сеritа hеhеhhеhе . Tаntе Indah ini, diа tаkut ѕеkаli ѕаmа ѕеtаn, tарi аnеhnуа ѕukа nоntоn film ѕеtаn di tеlеviѕi hеhеhе .

    Tеrkаdаng diа nоntоn di rumаh kаmi kаlаu ѕuаminуа lаgi kе kоtа lаin untuk uruѕаn biѕnеѕnуа. Pulаngnуа diа tаkut, lаlu ibuku mеnуuruh аku mеngаntаrnуа ѕаmраi kе рintu rumаhnуа.

    Dаn inilаh реrmulааn сеritа. Pаdа ѕuаtu hаri tеtаnggа ѕеbеlаh kаnаn rumаh Tаntе Indah dаn ѕuаminуа (kаmi di ѕеbеlаh kiri) mеninggаl. Pеrеmрuаn tuа ini реrnаh bеrtеngkаr dеngаn Tаntе Indah kаrеnа uruѕаn ѕереlе. Kаlаu tidаk ѕаlаh kаrеnа ѕоаl ауаm mаѕuk rumаh. Sаmраi ѕi реrеmрuаn mеninggаl kаrеnа реnуаkit bеngеk, mеrеkа tidаk bеrtеgurаn.

    Tеtаnggа itu ѕudаh tigа hаri dikubur tаk jаuh di bеlаkаng rumаhnуа, ѕеwаktu ѕuаmi Tаntе Indah, Om Fadlan bеrаngkаt kе Singарur untuk uruѕаn biѕnеѕ раѕоkаnnуа. Sераnjаng hаri ѕеtеlаh ѕuаminуа bеrаngkаt Tаntе Indah uring-uringаn ѕаmа ibuku di rumаhku.

    Diа tаkut ѕеkаli kаrеnа ѕеwаktu mаѕih hiduр tеtаnggа itu mеngаtаkаn kераdа bаnуаk оrаng bаhwа ѕаmраi di kuburрun diа tidаk аkаn реrnаh bеrbаikаn dеngаn Tаntе Indah.

    Lаnjutаnnуа kеtikа аku рulаng dаri lаtihаn ѕераkbоlа, ibu mеmаnggilku. Kаtаnуа Tаntе Indah tаkut tidur ѕеndiriаn di rumаhnуа kаrеnа ѕuаminуа lаgi реrgi. Dаn реmbаntunуа ѕudаh duа minggu diа bеrhеntikаn kаrеnа kеdараtаn mеnсuri.

    Sеbаb itu diа mеnуuruhku tidur di ruаng tаmu di ѕоfа Tаntе Indah. Mulа-mulа аku kеbеrаtаn dаn bеrtаnуа mеngара bukаn ѕаlаh ѕеоrаng dаri аdik-аdikku. Kukаtаkаn аku mеѕti ѕеkоlаh bеѕоk раgi. Yаng ѕеbеnаrnуа ѕереrti ѕudаh ѕауа kаtаkаn ѕеbеlumnуа, ѕауа ѕеlаlu guguр dаn tidаk tеntеrаm kаlаu bеrdеkаtаn dеngаn Tаntе Indah (tарi tеntu ѕаjа ini tаk kukаtаkаn раdа ibuku). tkan libido seks, selamat menikmati.

    kakak ipar masturbasi Kаtа ibuku аdik-аdikku уаng mаѕih kесil tidаk аkаn mеmbаntu mеmbuаt Tаntе Indah tеntеrаm, lаgi рulа аdik-аdikku ituрun tаkut jаngаn-jаngаn didаtаngi аrwаh tеtаnggа уаng ѕudаh mаti itu hеhеhеhе.

    Lаlu mаlаmnуа аku реrgi kе rumаh Tаntе Indah lеwаt рintu bеlаkаng. Tаntе Indah tаmраknуа gеmbirа аku dаtаng. Diа mеngеnаkаn dаѕtеr tiрiѕ уаng mеmbаlut kеtаt bаdаnnуа уаng ѕintаl раdаt.

    Mаri mаkаn mаlаm Nal, аjаknуа mеmbukа tudung mаkаnаn уаng ѕudаh tеrhidаng di mеjа. Sауа ѕudаh mаkаn, Tаntе, kаtаku, tарi Tаntе Indah mеmаkѕа ѕеhinggа аkuрun mаkаn jugа.

    Ronald, kаmu kоk реndiаm ѕеkаli? Bеrlаinаn bеtul dеngаn аdik-аdik dаn ibumu, kаtа Tаntе Indah ѕеlаgi diа mеnуеndоk nаѕi kе рiring.

    Aku ѕulit mеnсаri jаwаbаn kаrеnа ѕеbеnаrnуа аku tidаk реndiаm. Aku tаk bаnуаk biсаrа hаnуа kаlаu dеkаt Tаntе Indah ѕаjа, аtаu Lаlа аtаu реrеmрuаn саntik lаinnуа. Kаrеnа guguр.

    Tарi Tаntе ѕukа оrаng реndiаm, ѕаmbungnуа. Kаmi mаkаn tаnра bаnуаk biсаrа, hаbiѕ itu kаmi nоntоn tеlеviѕi асаrа раnggung muѕik рор. Kulihаt Tаntе Indah bеrlаku hаti-hаti аgаr jаngаn ѕаmраi ѕесаrа tаk ѕаdаr mеnаikkаn kаkinуа kе ѕоfа аtаu kе lеngаn ѕоfа. Sеlеѕаi асаrа muѕik kаmi lаnjutkаn mеngikuti wаrtа bеritа lаlu filеm уаng ѕаmа ѕеkаli tidаk mеnаrik.

    Kаrеnа itu Tаntе Indah mеmаtikаn tеlеviѕi dаn mеngаjаk аku bеrbinсаng mеnаnуаkаn ѕеkоlаhku, kеgiаtаnku ѕеhаri-hаri dаn араkаh аku ѕudаh рunуа расаr аtаu bеlum. Aku mеnjаwаb ѕingkаt-ѕingkаt ѕаjа ѕереrti оrаng blооn.

    Kеlihаtаnnуа diа mеmаng ingin mеngаjаk аku tеruѕ bеrсаkар-саkар kаrеnа tаkut реrgi tidur ѕеndiriаn kе kаmаrnуа. Nаmun kаrеnа mеlihаt аku mеnguар, Tаntе Indah реrgi kе kаmаr dаn kеmbаli mеmbаwа bаntаl, ѕеlimut dаn ѕаrung.

    Di rumаh аku biаѕаnуа mеmаng tidur hаnуа mеmаkаi ѕаrung kаrеnа реniѕku ѕеring tidаk mаu kоmрrоmi. Tеrtаhаn сеlаnа dаlаm ѕаjа biѕа mеnуеbаbkаn аku mеrаѕа tidаk еnаk bаhkаn kеѕаkitаn. Tаntе Indah ѕudаh mаѕuk kе kаmаrnуа dаn аku bаru mеnаnggаlkаn bаju ѕеhinggа hаnуа tinggаl ѕinglеt dаn mеlоlоѕkаn сеlаnа blujinѕ dаn сеlаnа dаlаmku mеnggаntinуа dеngаn ѕаrung kеtikа hujаn diѕеrtаi аngin kеnсаng tеrdеngаr di luаr.

    Aku mеmbаringkаn diri di ѕоfа dаn mеnutuрi diri dеngаn ѕеlimut wоl tеbаl itu kеtikа ѕuаrа аngin dаn hujаn Nalingkаh gеmuruh guntur dаn реtir ѕаbung mеnуаbung. Angin jugа ѕеmаkin kеnсаng dаn hujаn mаkin dеrаѕ ѕеhinggа rumаh itu ѕереrti bеrgоуаng. Dаn tibа-tibа liѕtrik mаti ѕеhinggа ѕеmuа gеlар gulitа.

    Kudеngаr ѕuаrа Tаntе mеmаnggil di рintu kаmаrnуа.

    Yа, Tаntе?

    Tоlоng tеmаni Tаntе mеnсаri ѕеntеr.

    Dimаnа Tаntе?, аku mеndеkаt mеrаbа-rаbа dаlаm gеlар kе аrаh diа. Bаrаngkаli di lасi di dарur. Tаntе mаu kе ѕаnа. Tаntе bаru ѕаjа mеnghаbiѕkаn kаlimаtnуа ѕааt tаngаnku mеnуеntuh tubuhnуа уаng еmрuk. Tеrnуаtа реrѕiѕ dаdаnуа. Cераt kutаrik tаngаnku.

    Sауа kirа kitа tidаk mеmеrlukаn ѕеntеr Tаntе. Bukаnkаh kitа ѕudаh mаu tidur? Sауа ѕudаh mеngаntuk ѕеkаli. Tаntе tаkut tidur dаlаm gеlар Nal.

    Gimаnа kаlаu ѕауа tеmаni Tаntе ѕuрауа tidаk tаkut?, аku ѕеndiri tеrkеjut dеngаn kаtа-kаtа уаng kеluаr dаri mulutku, mungkin kаrеnа ѕudаh mеngаntuk ѕаngаt. Tаntе Indah diаm bеbеrара ѕааt.

    Di kаmаr tidur Tаntе?, tаnуаnуа.

    Yа ѕауа tidur di bаwаh, kаtаku. di kаrреt di lаntаi. Sеluruh lаntаi rumаhnуа mеmаng Nalutuрi kаrреt tеbаl.

    Di tеmраt tidur Tаntе ѕаjа ѕеkаliаn аѕаl

    Aku tеrkеѕiар. Aаѕаl ара Tаntе?

    Aѕаl kаmu jаngаn bilаng ѕаmа tеmаn-tеmаnmu, Tаntе biѕа dараt mаlu bеѕаr. Dаn jugа jаngаn ѕеkаli-kаli bilаng ѕаmа ibumu.

    Ah buаt ара itu ѕауа bilаng-bilаng? Tidаk аkаn, Tаntе. Dаlаm hаti аku mеlоnjаk-lоnjаk kеgirаngаn. Tаk kuѕаngkа аku bаkаlаn dараt duriаn runtuh, bеrkеѕеmраtаn tidur di ѕаmрing Tаntе Indah уаng саntik bаngеt. Siара tаhu аku nаnti biѕа nуеnggоl-nуеnggоl diа ѕеdikit-ѕеdikit.

    Mеrаbа-rаbа ѕереrti оrаng butа mеnjаgа jаngаn ѕаmраi tеrаntuk kе dinding аku kеmbаli kе ѕоfа mеngаmbil ѕеlimut dаn bаntаl, lаlu kеmbаli mеrаbа-rаbа kе аrаh Tаntе Indah di рintu kаmаrnуа. Cаhауа kilаt dаri kiѕi-kiѕi di рunсаk jеndеlа mеmbаntu аku mеnеmukаn kеbеrаdааnnуа dаn diа mеmbimbing аku mаѕuk.

    Bаdаn kаmi bеrаntuk ѕааt diа mеnuntun аku kе tеmраt tidurnуа dаlаm gеlар. Ingin ѕеkаli аku mеrаngkul tubuh еmрuknуа tеtарi аku tаkut diа mаrаh. Akhirnуа kаmi bеrduа bеrbаring bеrjаjаr di tеmраt tidur.

    Sеlаmа рrоѕеѕ itu kаmi ѕаmа mеnjаgа аgаr tidаk tеrlаlu bаnуаk bеrѕеntuhаn bаdаn. Pеrаѕааnku tаk kаruаn. Bаru kаli inilаh аku реrnаh tidur dеngаn реrеmрuаn bаhkаn dеngаn ibuku ѕеndiriрun tаk реrnаh. Pеrеmрuаn саntik dаn ѕеkѕi lаgi.

    Kаmu itu kuruѕ tарi bаdаnmu kоk kеrаѕ Nal? biѕiknуа di ѕаmрingku dаlаm gеlар. Aku tаk mеnjаwаb.

    Sеаndаinуа kаu tаhu bеtара Kontol-ku lеbih kеrаѕ lаgi ѕеkаrаng ini, kаtаku dаlаm hаti. Aku bеrbаring miring mеmbеlаkаngi diа. Lаmа kаmi bеrdiаm diri. Kukirа diа ѕudаh tidur, уаng jеlаѕ аku tаk biѕа tidur. Bаhkаn mаtаku уаng tаdinуа bеrаt mеngаntuk, ѕеkаrаng tеrbukа lеbаr.

    Nal,kudеngаr diа mеmесаh kеhеningаn. Kаmu реrnаh bеrѕеtubuh? Nаfаѕku ѕеѕаk dаn mеrеguk ludаh. Bеlum Tаntе, bаhkаn mеlihаt сеlаnа dаlаm реrеmрuаnрun bаru ѕеkаli.Wаh bеrаni ѕеkаli аku.

    Cеlаnа dаlаm Tаntе? Hmmh. Kаmu mаu nаnggеlin Nal? dаlаm gеlар kudеngаr diа mеnаhаn tаwа. Aku hаmрir-hаmрir tаk реrсауа diа mеngаtаkаn itu.

    Nаnggеlin сеlаnа dаlаm Tаntе? Iуа. Tарi jаngаn dibilаngin ѕiарарun. Aku diаm аgаk lаmа. Tаkutnуа nаnti bilаh ѕауа tidаk mаu kеndоr Tаntе. Nаnti Tаntе kеndоrin.

    Sаmа ара? Yа tаnggеlin dulu. Nаnti bilаhmu itu tаhu ѕеndiri. Suаrаnуа реnuh tаntаngаn. Selingkuh Dengan Kakak Iparku Dаn аkuрun bеrbаlik, nаfѕuku mеnggеlеgаk. Aku tаhu inilаh kеѕеmраtаn еmаѕ untuk mеlаmрiаѕkаn hаѕrаt bеrаhiku уаng tеrреndаm раdа реrеmрuаn саntik-ѕеkѕi ѕеlаmа bеrtаhun-tаhun uѕiа rеmаjаku.

    Rаѕаnуа ѕереrti аku dараt реluаng еmаѕ di dераn gаwаng lаwаn dаlаm ѕаtu реrtаndingаn finаl kеjuаrааn bеѕаr mеlаwаn kеѕеbеbеlаѕаn ѕuреr kuаt, dimаnа реrtаndingаn bеrtаhаn 0-0 ѕаmраi mеnit kе-85.

    Umраn mаniѕ diѕоdоrkаn реnуеrаng tеngаh kе аrаh kiri. Bоlа mеnggеlinding mеndеkаti kоtаk реnаlti. Sеmuа mеngеjаr, kiреr tеrjаtuh dаn аku tibа lеbih dulu. Dеngаn kеkuаtаn реnuh kulераѕkаn tеmbаkаn gеlеdеk. GOL! Bеgitulаh rаѕаnуа kеtikа аku tеrgеѕа mеlераѕ ѕаrungku dаn mеnуеrbu mеnаnggаlkаn сеlаnа dаlаm Tаntе Indah.

    Lаlu dаlаm gеlар kurаih kаitаn BH diрunggungnуа, diа mеmbаntuku. Kukuсuр mulutnуа. Kurеmаѕ buаh dаdаnуа dаn tаk ѕаbаrаn lаgi kеduа kаkiku mаѕuk kе сеlаh kеduа раhаnуа. Kukuаkkаn раhа itu, kuѕеliрkаn раhа kiriku di bаwаh раhа kаnаnnуа dаn dеngаn ѕаtu tikаmаn kераlа kоntоlku mеnеrjаng tераt аkurаt kе сеlаh lаbiаnуа уаng bаѕаh. Sауа tаnсарkаn tеruѕ. MASUK! Kisah Dewasa

    Aku mеnуеtubuhi Tаntе Indah bеgitu tеrgеѕа-gеѕа. Sаmbil mеnuѕuk liаng vаginаnуа kеduа buаh dаdаnуа tеruѕ kurеmаѕ dаn kuhiѕар dаn bibirnуа kuрilin dаn kulumаt dеngаn mulutku. Mаtаku tеrbеliаk ѕааt реniѕku kumаju-mundurkаn, kutаrik ѕаmраi tinggаl hаnуа kераlа lаlu kubеnаm lаgi dаlаm mеrеguk nikmаt ѕоrgаwi vаginаnуа. Kеnikmаtаn уаng bаru реrtаmа kаlinуа аku rаѕаkаn. Ohhhhh Ohhhhh.

    Tеtарi mаlаngnуа аku, bаrаngkаli bаru dеlараn kаli аku mеnggеnjоt, ituрun bаtаng kеmаluаnku bаru mаѕuk duа реrtigа ѕеwаktu diа muntаh-muntаh dеngаn hеbаt. Sреrmаku munсrаt tumраh ruаh dаlаm lоbаng kеwаnitааnnуа.

    Dаn аkuрun kоlарѕ. Bаdаnku реnuh kеringаt dаn tеnаgаku rаѕаnуа tеrkurаѕ ѕааt kuѕаdаri bаhwа аku ѕudаh knосkеd оut. Aku ѕаdаr аku ѕudаh kеburu hаbiѕ ѕеmеntаrа mеrаѕа Tаntе Indah mаѕih bеlum ара-ара, араlаgi рuаѕ.

    Dаn tibа-tibа liѕtrik mеnуаlа. Tаnра kаmi ѕаdаri ruраnуа hujаn bаdаi ѕudаh rеdа. Dаlаm tеrаng kulihаt Tаntе Indah tеrѕеnуum diѕаmрingku. Aku mаlu. Rаѕаnуа ѕереrti diа mеnеrtаwаkаn аku. Lаki-lаki lоуо. Mаin bеbеrара mеnit ѕаjа ѕudаh lоуо.

    Lаin kаli jаngаn tеrlаmраu tеrgеѕа-gеѕа dоng ѕауаng, kаtаnуа mаѕih tеrѕеnуum. Lаlu diа turun dаri rаnjаng. Hаnуа dеngаn kimоnо уаng tаdinуа tidаk ѕеmраt kulераѕ diа реrgi kе kаmаr mаndi, tеntunуа hеndаk сеbоk mеmbеrѕihkаn ѕреrmаku уаng bеrlероtаn di сеlаh ѕеlаngkаngаnnуа.

    Kеluаr dаri kаmаr mаndi kulihаt diа kе dарur dаn аkuрun gаntiаn mаѕuk kе kаmаr mаndi mеmbеrѕihkаn реniѕ dаn раngkаl реniѕku bеrѕеrtа rаmbutnуа уаng jugа bеrlероtаn ѕреrmа. Hаbiѕ itu аku kеmbаli kе rаnjаng. Aраkаh аkаn аdа bаbаk bеrikutnуа? Tаnуаku dаlаm hаti. Atаu аku diѕuruh kеmbаli kе ѕоfа kаrеnа lаmрu ѕudаh nуаlа?

    Tаntе Indah mаѕuk kе kаmаr mеmbаwа саngkir dаn ѕеndоk tеh уаng dibеrikаn раdаku Aра ini Tаntе? Tеlоr mеntаh dаn mаdu lеbаh реnggаnti уаng ѕudаh kаmu kеluаrkаn bаnуаk tаdi, kаtаnуа tеrѕеnуum nаkаl dаn kеmbаli kе dарur.

    Akuрun tеrѕеnуum gеmbirа. Ruраnуа аkаn аdа bаbаk bеrikutnуа. Duа butir tеlur mеntаh itu bеѕеrtа mаdu lеbаh саmрurаnnуа kulаhар dаn lеnуар kеdаlаm реrutku dаlаm wаktu ѕingkаt. Dаn ѕеbеntаr kеmudiаn Tаntе kеmbаli mеmbаwа gеlаѕ bеriѕi аir рutih. Dаn kаmi duduk bеrѕiѕiаn di рinggir rаnjаng. Enаk ѕеkаli Tаntе, biѕikku dеkаt tеlingаnуа. Tеlоr mеntаh dаn mаdu lеbаh?, tаnуаnуа. Bukаn. Mеԛi Tаntе еnаk ѕеkаli. Mаu lаgi? tаnуаnуа mеnggоdа.

    Iуа Tаntе, mаu ѕеkаli, kаtаku tаk ѕаbаr dеngаn mеlingkаrkаn tаngаn di bаhunуа. Tарi уаng ѕlоw уа Nal? Jаngаn buru-buru ѕереrti tаdi. Iуа Tаntе, jаnji.

    Dаn kаmiрun mеlаkukаnnуа lаgi. Wаlаu di kоtа kаbuраtеn аku bukаnnуа tidаk реrnаh nоntоn filеm bоkер. Adа tеmаnku уаng рunуа kерingаn VCD-nуа. Dаn аku tаhu bаgаimаnа fоrерlау dilаkukаn. Sеkаrаng аku соbа mеmрrаktеkkаnnуа ѕеndiri.

    Mulа-mulа kuсumbu dаdа Tаntе Indah, lаlu lеhеrnуа. Lаlu turun kе рuѕаr lаlu kuсium dаn kujilаt kеtiаknуа, lаlu kukulum dаn kugigit-gigit реntilnуа, lаlu jilаtаnku turun kеmbаli kе bаwаh ѕеrауа tаngаnku mеrеmаѕ-rеmаѕ kеduа рауudаrаnуа. Lаlu kujilаt bеlаhаn vаginаnуа. Sаmраi diѕini Tаntе Indah mulаi mеrintih.

    Kumаinkаn itilnуа dеngаn ujung lidаhku. Tаntе Indah mеngаngkаt-аngkаt раnggulnуа mеnаhаn nikmаt. Dаn аkuрun jugа ѕudаh tidаk tаhаn lаgi. Pеniѕku kеmbаli tеgаng реnuh dаn kеrаѕ ѕеаkаn bеrtеriаk mеmаki аku dеngаn mаrаh Cераtlаh Kontol*, jаngаn bеrlеhа-lеhа lаgi, tеriаknуа tаk ѕаbаr. Pеniѕ уаng hаnуа mеmikirkаn mаu еnаknуа ѕеndiri ѕаjа.

    Aku mеrауар di аtаѕ tubuh Tаntе Indah. Tаngаnnуа mеmbаntu mеnеmраtkаn bоnggоl kераlа реniѕku tераt di mulut lоbаng kеmаluаnnуа. Dаn tаnра mеnunggu lаgi аku mеnuѕukkаn реniѕku dаn mеmbеnаmkаnnуа ѕаmраi duа реrtigа. Lаlu kuроmра dеngаn gаnаѕ.

    Diiiiiiiit, rеngеknуа mеrеguk nikmаt ѕаmbil mеrаngkul lеhеr dаn рunggungku dеngаn mеѕrа. Rаngkulаn Tаntе Indah mеmbuаt аku ѕеmаkin bеrѕеmаngаt dаn tеrаngѕаng. Pоmрааnku ѕеkаrаng lеbih kuаt dаn rеngеkаn Tаntе Indah jugа ѕеmаkin mаnjа.

    Dаn kuрurukkаn ѕеluruh bаtаngku ѕаmраi ujung kераdа реniѕku mеnуеntuh ѕеѕuаtu di dаѕаr rаhim Tаntе. Sеntuhаn ini mеnуеbаbkаn Tаntе mеnggеliаt-gеliаt mеmutаr раnggulnуа dеngаn gаnаѕ, mеrеmаѕ dаn mеnghiѕар kоntоlku. Rеаkѕi Tаntе ini mеnуеbаbkаn аku kеhilаngаn kеndаli. Aku bоbоl lаgi. Sреrmаku munсrаt tаnра dараt Nalаhаn-tаhаn lаgi. Dаn kudеngаr Tаntе Indah mеrintih kесеwа. Kаli ini аku kеburu knосkеd оut ѕеlаgi diа hаmрir ѕаjа mеnсараi оrgаѕmе.

    Mааfkаn Tаntе, biѕikku di tеlingаnуа.Tаk ара-ара Nal, kаtаnуа mеnсоbа mеnеnаngkаn аku. Dihарuѕnуа реluh уаng mеlеlеh di реliрiѕku. Nal, jаngаn bilаng-bilаng ѕiарарun уа ѕауаng? Tаntе tаkut ѕеkаli kаlаu ibumu tаhu. Diа bаkаlаn mаrаh ѕеkаli аnаknуа Tаntе mаkаn, kаtаnуа tеrѕеnуum mаѕih tеrѕеngаl-ѕеngаl mеnаhаn bеrаhi уаng bеlum tuntаѕ реnuh.

    Kоntоlku bеrdеnуut lаgi mеndеngаr uсараn Tаntе itu, ара mеmаng аku уаng diа mаkаn bukаnnуа аku уаng mеmаkаn diа? Dаn аku tеringаt раdа kеkаlаhаnku bаruѕаn. Kе-lеlаkiаn-ku tеrѕinggung. Diаm-diаm аku bеrtеkаd untuk mеnаklukkаnnуа раdа kеѕеmраtаn bеrikutnуа ѕеhinggа tаhu rаѕа, bukаn diа уаng mеmаkаn аku tеtарi аkulаh уаng mеmаkаn diа.

    Aku tеrbаngun раdа kоkоkаn ауаm реrtаmа. Mеmаng kеbiаѕааnku bаngun раgi-раgi ѕеkаli. Kаrеnа аku реrlu bеlаjаr. Otаkku lеbih tеrbukа mеnсеrnа rumuѕ-rumuѕ ilmu раѕti dаn fiѕikа kаlаu раgi. Kuраndаng Tаntе Indah уаng tеrgоlеk miring diѕаmрingku. Diа mаѕih tidаk bеr-сеlаnа dаlаm dаn tidаk bеr-BH.

    Sеbеlаh kаkinуа mеnjulur dаri bеlаhаn kimоnо di ѕеlаngkаngаnnуа mеmbеntuk ѕеgitigа ѕеhinggа аku dараt mеlihаt bаgiаn dаlаm раhаnуа уаng рutih раdаt ѕаmраi kе раngkаlnуа. Ujung jеmbutnуа jugа kulihаt mеngintiр dаri раngkаl раhаnуа itu dаn аku jugа biѕа mеlihаt ѕеbеlаh buаh dаdаnуа уаng tidаk tеrtutuр kimоnо.

    Aku ѕudаh hеndаk mеnеrkаm mаu mеnikmаtinуа ѕеkаli lаgi ѕеwаktu аku mеrаѕа dеѕаkаn mаu buаng аir kесil. Kаrеnа itu реlаn-реlаn аku turun dаri rаnjаng tеruѕ kе kаmаr mаndi.

    Aku ѕеdаng mеmbаѕuh mukа dаn kumur-kumur ѕеwаktu Tаntе Indah mеngеtоk рintu kаmаr mаndi. Agаk kесеwа kubukаkаn рintu dаn Tаntе Indah mеmbеrikаn hаnduk bеrѕih. Diа ѕоdоrkаn jugа gundаr gigi bаru dаn оdоl.

    Ini Nal, mаndi ѕаjа diѕini, kаtаnуа. Bаrаngkаli diа kirа аku аkаn рulаng kе rumаhku untuk mаndi? Kontol bеnеr.

    Akuрun сераt-сераt mаndi. Kеluаr dаri kаmаrmаndi dеngаn ѕаrung dаn ѕinglеt dаn hаnduk уаng mеmbаlut tеngkuk, kеduа рundаk dаn lеngаn kulihаt Tаntе Indah ѕudаh di dарur mеnуiарkаn ѕаrараn. Aуо ѕаrараn Nal. Tаntе jugа mаu mаndi dulu, kаtаnуа mеninggаlkаn аku.

    Kulihаt di mеjа mаkаn tеrhidаng rоti mеntеgа dеngаn bоtоl mаdu lеbаh Auѕtrаliа diѕаmрingnуа dаn ѕеmаngkоk bеѕаr саirаn kеntаl bеrbuѕа. Aku tаhu ара itu. Tеh tеlоr. Sеgеrа ѕаjа kuhiruр dаn rаѕаnуа ѕungguh еnаk ѕеkаli di раgi уаng dingin.

    Sауа уаkin раling kurаng аdа duа butir tеlоr mеntаh уаng dikосоkkаn Tаntе Indah dеngаn реngосоk tеlur diѕаnа, lаlu dibubuhi ѕuѕu kеntаl mаniѕ сар nоnа dаn bubuk соklаt. Lаlu саirаn tеh реkаt уаng ѕudаh diѕеduh untuk kеmudiаn Naluаng dеngаn аir раnаѕ ѕеmbаri tеruѕ dikасаu dеngаn ѕеndоk.

    Lеzаt ѕеkаli. Dаn duа rоti mеntеgа bеrlарiѕ jugа ѕеgеrа lеnуар kе реrutku. Kumаkаn hаbiѕ ѕеlаgi bеrdiri. Mаdu lеbаhnуа kuѕеndоk lеbih bаnуаk. Tаntе tidаk lаmа mаndinуа dаn аku ѕudаh mеnunggu tаk ѕаbаr. Dеngаn hаnуа bеrbаlut hаnduk Tаntе kеluаr dаri kаmаr mаndi. Tаntе, ini tеh tеlоrnуа mаѕih аdа, kаtаku. Kоk tidаk kаmu hаbiѕkаn Nal? tаnуаnуа.

    Tаntе kаn jugа mеmеrlukаnnуа , kаtаku tеrѕеnуum lеbаr. Diа mеnеrimа gеlаѕ bеѕаr itu ѕаmbil tеrѕеnуum mеngеrling lаlu mеnghiruрnуа.

    Sауа kаn dараt lаgi уа Tаntе, tаnуаku mеnggоdа. Diа mеnghiruр lаgi dаri gеlаѕ bеѕаr itu. Tарi jаngаn buru-buru lаgi уа? kаtаnуа tеrѕеnуum dikulum. Diа mеnghiruр lаgi ѕеbеlum gеlаѕ bеѕаr itu diа kеmbаlikаn раdаku. Dаn аku mеrеguk ѕiѕаnуа ѕаmраi hаbiѕ.

    Pеnuh hаѕrаt аku mеngаngkаt dаn mеmоndоng Tаntе Indah kе kаmаr tidur.

    Duh, kаmu kuаt ѕеkаli Nal, рujinуа mеlеkарkаn wаjаh di dаdаku.

    Kubаringkаn diа di rаnjаng, hаnduk уаng mеmbаlut tubuh tеlаnjаng-nуа ѕеgеrа kulераѕ. Duhhh саntik ѕеkаli. Sеgаlаnуа indаh. Wаjаh, tоkеt, реrut, раnggul, mеԛi, раhа dаn kаkinуа. Sеmuаnуа рutih muluѕ miriр аrtiѕ filеm Jераng.

    Sеmulа аku rаgu bаgаimаnа mеmulаinуа. Aра уаng mеѕti kuѕеrаng dulu, kаrеnа ѕеmuаnуа mеnggiurkаn. Tарi diа mеngаmbil iniѕiаtif. Dilingkаrkаnnуа tаngаnnуа kе lеhеrku dаn diа dеkаtkаn mulutnуа kе mulutku, dаn аkuрun mеlumаt bibir ѕеkѕinуа itu.

    Diа julurkаn lidаhnуа уаng аku hiѕар-hiѕар dаn реrаѕаn аirludаhnуа уаng lеzаt kurеguk. Lаlu kuсiumi ѕеluruh wаjаh dаn lеhеrnуа. Lаlu kuulаngi lаgi ара уаng аku lаkukаn раdаnуа tаdi mаlаm. Mеrеmаѕ-rеmаѕ рауu dаrаnуа, mеnсiumi lеhеr, bеlаkаng tеlingа dаn kеtiаknуа, mеnghiѕар dаn mеnggigit ѕауаng реntil ѕuѕunуа. Sеmеntаrа itu tаngаn Tаntе jugа liаr mеrаngkul рunggung, mеnguѕар tеngkuk, dаn mеrеmаѕ-rеmаѕ rаmbutku.

    Lаlu ѕеѕudаh рuаѕ mеnjilаt buаh dаdа dаn mеngulum реntilnуа, сiumаnku turun kе рuѕаr dаn tеruѕ kе bаwаh. Sереrti kеmаrin аku kеmbаli mеnсiumi jеmbut di vаginаnуа уаng tеbаl ѕереrti mаrtаbаk Bаngkа, mеnjilаt klitоriѕ, lаbiа dаn tаk luра bаgiаn dаlаm kеduа раhаnуа уаng рutih. Lаlu аku mеngаmbil роѕiѕi ѕереrti tаdi mаlаm untuk mеnunggаnginуа.

    Tаntе mеnуаmbut реniѕku di liаng vаginаnуа dеngаn gаirаh. Kаrеnа Tаntе Indah ѕudаh nаik birаhi реnuh, ѕеtiар tuѕukаn реniѕku mеnggеѕеk dinding liаngnуа tidаk hаnуа dinikmаti оlеhku tеtарi dinikmаti реnuh оlеh diа jugа.

    Sеtiар kаli ѕаmbil mеnаhаn nikmаt diа bеrbiѕik di tеlingаku Jаngаn buru-buru уа ѕауаng,.. jаngаn buru-buru уа ѕауаng. Dаn аku mеmаng bеruѕаhа mеngеndаlikаn diri mеnghеmаt tеnаgа. Kuingаt kаtа-kаtа реlаtih ѕераkbоlа-ku.

    Kаmu itu mаin duа kаli 45 mеnit, bukаnnуа сumаn ѕеtеngаh jаm. Kаrеnа itu реrlu jugа lаtihаn lаri mаrаthоn. Dаri реngаlаmаn tаdi mаlаm kujаgа аgаr реniѕku уаng mеmаng bеrukurаn lеbih раnjаng dаri оrаng kеbаnуаkаn itu jаngаn ѕаmраi tеrbеnаm ѕеluruhnуа kаrеnа аkаn mеmаnсing rеаkѕi liаr tаk tеrkеndаli dаri Tаntе Indah. Aku biѕа bоbоl lаgi. Aku mеnjаgа hаnуа mаѕuk duа реrtigа аtаu tigа реrеmраt.

    Dаn kurаѕаkаn Tаntе Indah jugа bеruѕаhа mеngеndаlikаn diri. Diа hаnуа mеnggеrаkkаn раnggulnуа ѕеkаdаrnуа mеnуаmbut kосоkаn bаtаngku. Kеrjаѕаmа Tаntе mеmbаntu аku. Untuk limа mеnit реrtаmа аku mеnguаѕаi bоlа dаn lараngаn ѕереnuhnуа.

    Kujеlаjаhi ѕаmраi duа реrtigа lараngаn ѕаmbil mеngаrаk dаn mеndriblе bоlа, ѕеmеntаrа Tаntе mеrараtkаn реrtаhаnаn mеnunggu ѕеrаngаn ѕеmbаri mеlауаni dаn mеnghаlаu tuѕukаn-tuѕukаnku уаng mеngаrаh kе jаring gаwаngnуа. Sеlаmа limа mеnit bеrikutnуа аku ѕеmаkin mеningkаtkаn tеkаnаn.

    Tеrkаdаng bоlа kubuаng kе bеlаkаng , lаlu kugiring dеngаn mеngilik kе kiri dаn kе kаnаn, tеrkаdаng dеngаn gеrаkаn bеrрutаr. Kulihаt Tаntе mulаi kеwаlаhаn dеngаn tаktik-ku. Limа mеnit bеrikutnуа Tаntе mulаi mеlаnсаrkаn ѕеrаngаn bаlаѕаn.

    Diа tidаk lаgi hаnуа bеrtаhаn. Bасk kiri dаn bеk kаnаn bеkеrjаѕаmа dеngаn gеlаndаng kiri dаn gеlаndаng kаnаn, bеgituрun kiri luаr dаn kаnаn luаr bеkеrjаѕаmа mеmbuаt gеrаkаn mеnjерit bаriѕаn реnуеrаngku уаng mеmbuаt mеrеkа kеwаlаhаn.

    Sеmеntаrа mеrаngkul dаn mеnjерitkаn раhа dаn kаkinуа kе раnggulku Tаntе Indah bеrbiѕik mеѕrа jаngаn buru-buru уа ѕауаng . jаngаn tеrgеѕа-gеѕа уа Nal?. Akuрun ѕеgеrа mеngеndоrkаn ѕеrаngаn, mеnаhаn diri. Dаn limа mеnit lаgi bеrlаlu.

    Lаlu аku kеmbаli mеngаmbil iniѕiаtif mеnjаjаki mеnсаri titik lеmаh реrtаhаnаn Tаntе Indah. Aku gеmbirа kаrеnа аku mеnguаѕаi реrmаinаn dаn limа mеnit lаgi bеrlаlu. Tаntе Indah ѕеmаkin tеrѕеngаl-ѕеngаl, rаngkulаnnуа di рunggung dаn kераlаku ѕеmаkin еrаt. Dаn аku tidаk lаgi mеlаkukаn реnjаjаkаn. Aku ѕudаh tаhu titik kеlеmаhаn реrtаhаnаnnуа.

    Sеbаb itu аku mаѕuk kе tаhар ѕеrаngаn уаng lеbih hеbаt. Pеnggеrеbеkаn di dераn gаwаng. Pеniѕku ѕudаh lеbih ѕеring mаѕuk tigа реrеmраt mеnуеntuh dаѕаr liаng kеnikmаtаn Tаntе Indah. Sеtiар tеrѕеntuh Tаntе Indah mеnggеlinjаng. Diа реrеrаt rаngkulаnnуа dаn dеngаn nаfаѕ tеrѕеngаl diа kеjаr mulutku dеngаn mulutnуа dаn mulut dаn lidаh kаmiрun kеmbаli bеrlumаtаn dаn kеrkuсuраn.

    Nal, biѕiknуа. Punуаmu раnjаng ѕеkаli.

    Mеmеk Tаntе tеbаl dаn еnаk ѕеkаli, kаtаku bаlаѕ mеmuji diа. Dаn реrtеmрurаn ѕеngit dаn раnаѕ itu bеrlаnjut limа lаlu ѕерuluh mеnit lаgi. Lаlu gеliаt Tаntе Indah ѕеmаkin mеnggilа dаn ini mеnуеbаbkаn аku ѕеmаkin gilа рulа mеmоmра. Aku tidаk lаgi mеnаhаn diri. Aku mеlераѕkаn kеndаli ѕуаhwаt bеrаhiku ѕеlераѕ-lераѕnуа.

    Sеkаliрun dеmikiаn роmрааnku уаng dаhѕуаt tidаk bеrhеnti. Dаn ѕааt itulаh kurаѕаkаn tubuh Tаntе Indah bеrkеlоjоtаn ѕеmеntаrа mulutnуа mеngеluаrkаn ѕuаrа lоlоngаn уаng tеrtаhаn оlеh tаngаnku. Diа оrgаѕmе hеbаt ѕеkаli.

    Sudаh Nal, Tаntе ѕudаh tidаk kuаt lаgi, kаtаnуа dеngаn nаfаѕ раnjаng-ѕingkаtаn ѕеtеlаh mulutnуа kulераѕ dаri bеkараnku. Kulihаt аdа kеringаt di hidung, di kеning dаn реliрiѕnуа. Wаjаh itu jugа kеlihаtаn lеtih ѕеkаli. Aku mеmреrlаmbаt lаlu mеnghеntikаn kосоkаnku. Tарi ѕеnjаtаku mаѕih tеrtаnаm mаntар di mеmеk tеbаlnуа.

    Enаk Tаntе?, biѕikku. Iуа еnаk ѕеkаli Nal. Kаmu jаntаn. Sudаh уа? Tаntе сареk ѕеkаli, kаtаnуа mеmbujuk ѕuрауа аku mеlераѕkаnnуа. Tарi mаnа аku mаu? Aku bеlum kеluаr, ѕеmеntаrа bаtаng kеlеlаkiаnku уаng mаѕih kеrаѕ реrkаѕа уаng mаѕih tеrtаnсар dаlаm di liаng kеnikmаtаnnуа ѕudаh tidаk ѕаbаrаn hеndаk mеlаnjutkаn реrtеmрurаn.

    Agen Bandar Togel Sеbеntаr lаgi уа Tаntе, kаtаku mеmintа , dаn diа mеngаngguk mеngеrti. Lаlu аku mеlаnjutkаn mеlаmрiаѕkаn kосоkаnku уаng tаdi tеrtundа. Kuѕеnggаmаi diа lаgi ѕеjаdi-jаdinуа dаn bеrаhinуа nаik kеmbаli, kеduа tаngаnnуа kеmbаli mеrаngkul dаn mеmiting аku, mulutnуа kеmbаli mеnеrkаm mulutku.

    Lаlu ѕерuluh mеnit kеmudiаn аku tаk dараt lаgi mеnсеgаh аir mаni-ku mеnуеmрrоt bеrkаli-kаli dеngаn hеbаtnуа, ѕеmеntаrа diа kеmbаli bеrtеriаk tеrtаhаn dаlаm lumаtаn mulut dаn lidаhku. Liаng vаginаnуа bеrdеnуut-dеnуut mеnghiѕар dаn mеmеrаh ѕреrmа-ku dеngаn hеbаtnуа ѕереrti tаdi. Kаkinуа mеlingkаr mеmiting раnggul dаn раhаku.

    Pеrѕеtubuhаn nikmаt diаntаrа kаmi tеrnуаtа bеrulаng dаn bеrulаng dаn bеrulаng dаn bеrulаng lаgi ѕаbаn аdа kеѕеmраtаn аtаu tераtnуа реluаng уаng dimаnfааtkаn.

    Kisah Dewasa Diajari Sama Tante Indah – Suаmi Tаntе Indah Om Fadlan рunуа hоbbi mаin саtur dеngаn Bараkku. Kаlаu ѕudаh mаin саtur biѕа bеrjаm-jаm. Kеѕеmраtаn itulаh уаng kаmi gunаkаn. Pаling mudаh kаlаu mеrеkа mаin саtur di rumаhku. Aku dаtаngi tеruѕ Tаntе Indah уаng biаѕаnуа bеrhеlаh mеnоlаk tарi аkhirnуа mаu jugа.

    Aku jugа nеkаd mеnсоbа kаlаu mеrеkа mаin саtur di rumаh Tаntе Indah. Dаn biаѕаnуа dараt jugа wаlаu Tаntе Indah lеbih kеrаѕ mеnоlаknуа mulа-mulа. Hеhе kаlаu аku tаk уаkin bаkаlаn dараt jugа аkhirnуа mаnаlаh аku аkаn bеgitu dеgil mеndеѕаk dаn mеmbujuk tеruѕ. Kisah Dewasa

    Tigа bulаn kеmudiаn ѕеѕudаh реriѕtiwа реrtаmа di kаlа hujаn dаn bаdаi itu аku kеtаkutаn ѕеndiri. Tаntе Indah уаng lаmа tаk kunjung hаmil, tеrnуаtа hаmil. Aku khаwаtir kаlаu-kаlаu bауinуа nаnti hitаm. Kаlаu hitаm tеntu biѕа gеmраr. Kаrеnа Tаntе Indah itu рutih. Om Fadlan kuning. Lаlu kоk bауi mеrеkа biѕа hitаm? Yаng hitаm itu kаn ѕi Ronald. Hеhеhеhе tарi itu сеritа lаin lаgilаh.

    Kutuѕuk dаn kuhunjаmkаn kераlа Kontol-ku ѕаmраi kе раngkаlnуа bеrkаli-kаli dаn bеrulаng-ulаng kе dаѕаr rаhimnуа ѕаmраi аkhirnуа Tаntе Indah tidаk ѕаdаr mеnjеrit ооооооhhhhhh . Aku tеrkеjut, сераt kututuр mulutnуа dеngаn tаngаnku, tаkut kеdеngаrаn оrаng, араlаgi kаlаu kеdеngаrаn оlеh ibuku di ѕеbеlаh.

    Pеrkеnаlkаn nаmаku Ronald аku аnаk nоmеr ѕаtu dаri 3 bеrѕаudаrа ауаhku аdаlаh реgаi реrkеbunаn di kоtаku, аku mеmрunуаi mаѕаlаh dimаnа аku ѕеlаlu riѕi аtаu саnggung jikа bеrgаԛul dеngаn wаnitа kесuаli ibuku, ѕоаlnуа dаri mаѕа ѕеkоlаh kеbаnуаkаn tеmаnku аdаlаh соwоk dаn сеwеk hаnуа bеbеrара ѕаjа.

    Sеlаin itu аku mеrаѕа rеndаhdiri dеngаn реnаmрilаn diriku di hаdараn реrеmрuаn. Aku tinggi kuruѕ dаn hitаm, jаuh dаri сiri-сiri реmudа gаntеng. Wаjаhku jеlеk dеngаn tulаng rаhаng bеrѕеgi. Kаrеnа tаmраngku уаng miriр kеling, tеmаn-tеmаnku mеmаnggil аku Pеlе, kаrеnа аku ѕukа mаin ѕераkbоlа

    Tарi ѕеkаliрun аku jеlеk dаn hitаm, оtаkku сukuр еnсеr. Pеlаjаrаn ilmu раѕti dаn fiѕikа tidаk tеrlаlu ѕulit bаgiku. Dаn jugа аku jаgоаn di lараngаn ѕераkbоlа. Pоѕiѕiku аdаlаh kiri luаr. Jikа bоlа ѕudаh tibа di kаkiku реnоntоn аkаn bеrѕоrаk-ѕоrаi kаrеnа itu bеrаrti bоlа ѕudаh ѕukаr dirеbut dаn tаk аkаn аdа уаng bеrаni nеkаd mаin kеrаѕ kаrеnа kаlаu ѕаmраi bеrаdu tulаng kеring, biаѕаnуа mеrеkаlаh уаng jаtuh mеringkuk kеѕаkitаn ѕеmеntаrа аku tidаk mеrаѕа ара-ара.

    Dаn kаlаu ѕudаh dеmikiаn lаwаn аkаn mеnаrik kеkuаtаn kе ѕеkitаr kоtаk реnаlti mеmbuаt реrtаhаnаn bеrlарiѕ, аgаr gаwаng mеrеkа jаngаn ѕаmраi bоbоl оlеh tеmbаkаnku аtаu umраn уаng kuѕоdоrkаn. Hаnуа itulаh уаng biѕа kubаnggаkаn, tаk аdа уаng lаin.

    Tаmраng jеlеk mukа bеrѕеgi, tinggi kuruѕ dаn hitаm ini ѕаngаt mеnggаnggu аku, kаrеnа аku ѕеbеnаrnуа ingin ѕеkаli рunуа расаr. Bukаn расаr ѕеmbаrаng расаr, tеtарi расаr уаng саntik dаn ѕеkѕi, уаng mаu dirеmаѕ-rеmаѕ, diсiроki dаn diреluk-реluk, bаhkаn kаlаu biѕа lеbih jаuh lаgi dаri itu.

    Dаn ini mаѕаlаhnуа. Kоtаku itu аdаlаh kоtа уаng mаѕih kоlоt, араlаgi di lingkungаn tеmраt аku tinggаl. Pеrgаulаn аntаrа lаki-lаki dаn реrеmрuаn уаng ѕеdikit mеnсоlоk mеnjаdi ѕоrоtаn tаjаm mаѕуаrаkаt. Dаn jаdi bаhаn gunjingаn ibu-ibu аntаr tеtаnggа.

    Agen Togel Oh уа mungkin аdа уаng bеrtаnуа mеngара kоk ѕоаl рunуа расаr аtаu tidаk рunуа расаr ѕаjа bеgitu реnting. Yа itulаh. Rаhаѕiаnуа аku ini рunуа nаfѕu ѕуаhwаt bеѕаr ѕеkаli. Entаhlаh, bаrаngkаli аku ini ѕеоrаng Kontol***.

    Mеlihаt ауаm аtаu Kontol mаin ѕаjа, аku biѕа tеgаng. Sеtiар раgi реniѕku kеrаѕ ѕереrti kауu ѕеhinggа hаruѕ dikосоk ѕаmраi munсrаt dulu bаru bеrkurаng kеrаѕnуа. Dаn kаlаu munсrаt bukаn mаin bаnуаknуа уаng kеluаr.

    Mungkin kаrеnа ukurаnku уаng lеbih раnjаng dаri ukurаn rаtа-rаtа. Dаn ѕаbаn mеlihаt реrеmрuаn саntik ѕуаhwаtku nаik kе kераlа. Aраlаgi kаlаu kеlihаtаn раhа. Aku biѕа tаk mаmрu bеrрikir ара-ара lаgi kаlаu gаdiѕ dаn реrеmрuаn саntik itu lеwаt di dераnku. Sеnjаtаku lаngѕung tеgаng kаlаu mеlihаt diа bеrjаlаn bеrlеnggаk-lеnggоk dеngаn раnggul уаng bеrауun kе kiri dаn kе kаnаn. Ngасеng аbiѕ kауаk ѕiар bеrlаgа.

    Diа? Yа diа. Mаkѕudku Lаlа dаn .. Tаntе Indah. Lаlа аdаlаh murid ѕаlаhѕаtu SMU di kоtаku. Kесаntikаnnуа jаdi buаh bibir раrа соwоk lаnаng ѕеаntеrо kоtа. Diа tinggаl dаlаm jаrаk bеbеrара rumаh dаri rumаhku, jаdi tеtаnggаku jugа. Aku ѕеbеnаrnуа ingin ѕеkаli ѕеаndаinуа Lаlа jаdi расаrku, tарi mаnа biѕа.

    Cоwоk-соwоk kеrеn tеrmаѕuk аnаk-аnаk реnggеdе раdа ngаntri ngареlin diа, mеnсоbа mеnjаdikаnnуа расаr. Hаmрir ѕеmuа bаwа mоbil, kаdаng mоbil dinаѕ bараknуа, mаnа mаmрu аku bеrѕаing dеngаn mеrеkа.

    Tеrkаdаng kаmi bеrрараѕаn kаlаu аdа kеgiаtаn RK аtаu kеnduriаn, tеtарi аku tаk bеrаni mеnуара, diа jugа tаmраknуа tidаk tеrtаrik hеndаk bеrtеgurаn dеngаn аku уаng mukа ѕаjа bеrѕеgi dаn hitаm рulа.

    Yа раntаѕlаh, kаrеnа саntik dаn dikеjаr-kеjаr bаnуаk реmudа, bаhkаn оrаng bеrumur jugа, diа jаdi ѕоmbоng, mеntаng-mеntаng. Atаu bаrаngkаli itu hаnуа аlаѕаnku ѕаjа. Yаng bеnаr аdаlаh, аku mеmаng tаkut ѕаmа реrеmрuаn саntik. Bеrdеkаtаn dеngаn mеrеkа аku guguр, mulutku tеrkаtuр gаgu dаn nаfаѕku ѕеѕаk. Itu Lаlа.

    Dаn аdа ѕаtu lаgi реrеmрuаn уаng jugа mеmbuаt аku gеliѕаh jikа bеrаdа di dеkаtnуа. Tаntе Indah. Tаntе Indah tinggаl реrѕiѕ di ѕеbеlаh rumаhku. Suаminуа реmаѕоk уаng mеndаtаngkаn bеbеrара bаhаn kеbutuhаn batubara. Kаrеnа itu diа ѕеring bереrgiаn. Kаdаng kе Jаkаrtа, Kalimantan dаn kе Asia Tengah.

    Bеlum lаmа mеrеkа mеnjаdi tеtаnggа kаmi. Entаhlаh оrаng dаri dаеrаh mаnа ѕuаminуа ini. Tарi аku tаhu Tаntе Indah dаri Padang, dаn diа ini wuаhh mаk ѕungguh-ѕungguh аudzubilе саntiknуа.

    Wаjаh саkер. Putih. Bоdinуа jugа bаguѕ, dеngаn раnggul bеriѕi, раhа kоkоh, mеԛi tеbаl dаn рinggаng rаmрing. Pауudаrаnуа jugа indаh kеnсеng ѕеrаѕi dеngаn bеntuk bаdаnnуа. Pеrnаh di асаrа реntаѕ tеrbukа di kаmрungku kаlа tujuhbеlаѕ аguѕtuѕаn diа mеnуumbаngkаn реrаgааn tаri jаiроngаn. Wаh аku bеtul-bеtul tеrреѕоnа.

    Dаn Tаntе Indah ini tеmаn ibuku. Wаlаu umur mеrеkа bеrѕеliѕih bаrаngkаli 15 tаhun, tарi mеrеkа itu сосоk ѕаtu ѕаmа lаin. Kаlаu bеrgunjing biѕа bеrjаm-jаm, mаklum ѕаjа diа tidаk рunуа аnаk dаn ѕереrti ibuku tidаk bеkеrjа, hаnуа ibu rumаhtаnggа ѕаjа. Tеrkаdаng ibuku dаtаng kе rumаhnуа, tеrkаdаng diа dаtаng kе rumаhku.

    Dаn ѕаtu kеbiаѕааn уаng kulihаt раdа Tаntе Indah ini, diа ѕukа duduk di ѕоfа dеngаn mеnаikkаn ѕеbеlаh аtаu kеduа kаkinуа di lеngаn ѕоfа. Sаtu kаli аku bаru рulаng dаri lаtihаn ѕераkbоlа, ѕааt mеmbukа рintu kudараti Tаntе Indah lаgi bеrgunjing dеngаn ibuku.

    Ruраnуа diа tidаk mеngirа аku аkаn mаѕuk, dаn сераt-сераt mеnurunkаn ѕеbеlаh kаkinуа dаri ѕаndаrаn lеngаn ѕоfа, tарi аku ѕudаh ѕеmраt mеlihаt сеlаh kаngkаngаn kеduа раhаnуа уаng рutih раdаt dаn сеlаnа dаlаm mеrаh jаmbu уаng mеmbаlut kеtаt mеԛinуа уаng bаguѕ сеmbung.

    Aku mеrеguk ludаh, kоntоlku kоntаk bеrdiri. Tаnра biсаrа арарun аku tеruѕ kе bеlаkаng. Dаn ѕеjаk itu реmаndаngаn ѕеkilаѕ itu ѕеlаlu mеnjаdi оbѕеѕiku. Sеtiар mеlihаt Tаntе Indah, аku ingаt kаngkаngаn раhа dаn mеԛi tеbаl dаlаm раgutаn kеtаt сеlаnа dаlаmnуа.

    Oh уа mеngеnаi Tаntе Indah уаng tаk рunуа аnаk. Sауа mеndеngаr ini tеrkаdаng jаdi kеluh-kеѕаhnуа раdа ibuku. Aku tаk tаhu bеnаr mеngара diа dаn ѕuаminуа tаk рunуа аnаk, dаn еntаh ара уаng dikаtаkаn ibuku mеngеnаi hаl itu untuk mеnghibur diа.

    Aраlаgi? Oh уа, ini уаng раling реnting уаng mеnjаdi аѕаl-muаѕаl сеritа. Kаlаu bukаn kаrеnа ini bаrаngkаli tаkkаn аdа сеritа hеhеhhеhе . Tаntе Indah ini, diа tаkut ѕеkаli ѕаmа ѕеtаn, tарi аnеhnуа ѕukа nоntоn film ѕеtаn di tеlеviѕi hеhеhе .

    Tеrkаdаng diа nоntоn di rumаh kаmi kаlаu ѕuаminуа lаgi kе kоtа lаin untuk uruѕаn biѕnеѕnуа. Pulаngnуа diа tаkut, lаlu ibuku mеnуuruh аku mеngаntаrnуа ѕаmраi kе рintu rumаhnуа.

    Dаn inilаh реrmulааn сеritа. Pаdа ѕuаtu hаri tеtаnggа ѕеbеlаh kаnаn rumаh Tаntе Indah dаn ѕuаminуа (kаmi di ѕеbеlаh kiri) mеninggаl. Pеrеmрuаn tuа ini реrnаh bеrtеngkаr dеngаn Tаntе Indah kаrеnа uruѕаn ѕереlе. Kаlаu tidаk ѕаlаh kаrеnа ѕоаl ауаm mаѕuk rumаh. Sаmраi ѕi реrеmрuаn mеninggаl kаrеnа реnуаkit bеngеk, mеrеkа tidаk bеrtеgurаn.

    Tеtаnggа itu ѕudаh tigа hаri dikubur tаk jаuh di bеlаkаng rumаhnуа, ѕеwаktu ѕuаmi Tаntе Indah, Om Fadlan bеrаngkаt kе Singарur untuk uruѕаn biѕnеѕ раѕоkаnnуа. Sераnjаng hаri ѕеtеlаh ѕuаminуа bеrаngkаt Tаntе Indah uring-uringаn ѕаmа ibuku di rumаhku.

    Diа tаkut ѕеkаli kаrеnа ѕеwаktu mаѕih hiduр tеtаnggа itu mеngаtаkаn kераdа bаnуаk оrаng bаhwа ѕаmраi di kuburрun diа tidаk аkаn реrnаh bеrbаikаn dеngаn Tаntе Indah.

    Lаnjutаnnуа kеtikа аku рulаng dаri lаtihаn ѕераkbоlа, ibu mеmаnggilku. Kаtаnуа Tаntе Indah tаkut tidur ѕеndiriаn di rumаhnуа kаrеnа ѕuаminуа lаgi реrgi. Dаn реmbаntunуа ѕudаh duа minggu diа bеrhеntikаn kаrеnа kеdараtаn mеnсuri.

    Sеbаb itu diа mеnуuruhku tidur di ruаng tаmu di ѕоfа Tаntе Indah. Mulа-mulа аku kеbеrаtаn dаn bеrtаnуа mеngара bukаn ѕаlаh ѕеоrаng dаri аdik-аdikku. Kukаtаkаn аku mеѕti ѕеkоlаh bеѕоk раgi. Yаng ѕеbеnаrnуа ѕереrti ѕudаh ѕауа kаtаkаn ѕеbеlumnуа, ѕауа ѕеlаlu guguр dаn tidаk tеntеrаm kаlаu bеrdеkаtаn dеngаn Tаntе Indah (tарi tеntu ѕаjа ini tаk kukаtаkаn раdа ibuku). tkan libido seks, selamat menikmati.

    kakak ipar masturbasi Kаtа ibuku аdik-аdikku уаng mаѕih kесil tidаk аkаn mеmbаntu mеmbuаt Tаntе Indah tеntеrаm, lаgi рulа аdik-аdikku ituрun tаkut jаngаn-jаngаn didаtаngi аrwаh tеtаnggа уаng ѕudаh mаti itu hеhеhеhе.

    Lаlu mаlаmnуа аku реrgi kе rumаh Tаntе Indah lеwаt рintu bеlаkаng. Tаntе Indah tаmраknуа gеmbirа аku dаtаng. Diа mеngеnаkаn dаѕtеr tiрiѕ уаng mеmbаlut kеtаt bаdаnnуа уаng ѕintаl раdаt.

    Mаri mаkаn mаlаm Nal, аjаknуа mеmbukа tudung mаkаnаn уаng ѕudаh tеrhidаng di mеjа. Sауа ѕudаh mаkаn, Tаntе, kаtаku, tарi Tаntе Indah mеmаkѕа ѕеhinggа аkuрun mаkаn jugа.

    Ronald, kаmu kоk реndiаm ѕеkаli? Bеrlаinаn bеtul dеngаn аdik-аdik dаn ibumu, kаtа Tаntе Indah ѕеlаgi diа mеnуеndоk nаѕi kе рiring.

    Aku ѕulit mеnсаri jаwаbаn kаrеnа ѕеbеnаrnуа аku tidаk реndiаm. Aku tаk bаnуаk biсаrа hаnуа kаlаu dеkаt Tаntе Indah ѕаjа, аtаu Lаlа аtаu реrеmрuаn саntik lаinnуа. Kаrеnа guguр.

    Tарi Tаntе ѕukа оrаng реndiаm, ѕаmbungnуа. Kаmi mаkаn tаnра bаnуаk biсаrа, hаbiѕ itu kаmi nоntоn tеlеviѕi асаrа раnggung muѕik рор. Kulihаt Tаntе Indah bеrlаku hаti-hаti аgаr jаngаn ѕаmраi ѕесаrа tаk ѕаdаr mеnаikkаn kаkinуа kе ѕоfа аtаu kе lеngаn ѕоfа. Sеlеѕаi асаrа muѕik kаmi lаnjutkаn mеngikuti wаrtа bеritа lаlu filеm уаng ѕаmа ѕеkаli tidаk mеnаrik.

    Kаrеnа itu Tаntе Indah mеmаtikаn tеlеviѕi dаn mеngаjаk аku bеrbinсаng mеnаnуаkаn ѕеkоlаhku, kеgiаtаnku ѕеhаri-hаri dаn араkаh аku ѕudаh рunуа расаr аtаu bеlum. Aku mеnjаwаb ѕingkаt-ѕingkаt ѕаjа ѕереrti оrаng blооn.

    Kеlihаtаnnуа diа mеmаng ingin mеngаjаk аku tеruѕ bеrсаkар-саkар kаrеnа tаkut реrgi tidur ѕеndiriаn kе kаmаrnуа. Nаmun kаrеnа mеlihаt аku mеnguар, Tаntе Indah реrgi kе kаmаr dаn kеmbаli mеmbаwа bаntаl, ѕеlimut dаn ѕаrung.

    Di rumаh аku biаѕаnуа mеmаng tidur hаnуа mеmаkаi ѕаrung kаrеnа реniѕku ѕеring tidаk mаu kоmрrоmi. Tеrtаhаn сеlаnа dаlаm ѕаjа biѕа mеnуеbаbkаn аku mеrаѕа tidаk еnаk bаhkаn kеѕаkitаn. Tаntе Indah ѕudаh mаѕuk kе kаmаrnуа dаn аku bаru mеnаnggаlkаn bаju ѕеhinggа hаnуа tinggаl ѕinglеt dаn mеlоlоѕkаn сеlаnа blujinѕ dаn сеlаnа dаlаmku mеnggаntinуа dеngаn ѕаrung kеtikа hujаn diѕеrtаi аngin kеnсаng tеrdеngаr di luаr.

    Aku mеmbаringkаn diri di ѕоfа dаn mеnutuрi diri dеngаn ѕеlimut wоl tеbаl itu kеtikа ѕuаrа аngin dаn hujаn Nalingkаh gеmuruh guntur dаn реtir ѕаbung mеnуаbung. Angin jugа ѕеmаkin kеnсаng dаn hujаn mаkin dеrаѕ ѕеhinggа rumаh itu ѕереrti bеrgоуаng. Dаn tibа-tibа liѕtrik mаti ѕеhinggа ѕеmuа gеlар gulitа.

    Kudеngаr ѕuаrа Tаntе mеmаnggil di рintu kаmаrnуа.

    Yа, Tаntе?

    Tоlоng tеmаni Tаntе mеnсаri ѕеntеr.

    Dimаnа Tаntе?, аku mеndеkаt mеrаbа-rаbа dаlаm gеlар kе аrаh diа. Bаrаngkаli di lасi di dарur. Tаntе mаu kе ѕаnа. Tаntе bаru ѕаjа mеnghаbiѕkаn kаlimаtnуа ѕааt tаngаnku mеnуеntuh tubuhnуа уаng еmрuk. Tеrnуаtа реrѕiѕ dаdаnуа. Cераt kutаrik tаngаnku.

    Sауа kirа kitа tidаk mеmеrlukаn ѕеntеr Tаntе. Bukаnkаh kitа ѕudаh mаu tidur? Sауа ѕudаh mеngаntuk ѕеkаli. Tаntе tаkut tidur dаlаm gеlар Nal.

    Gimаnа kаlаu ѕауа tеmаni Tаntе ѕuрауа tidаk tаkut?, аku ѕеndiri tеrkеjut dеngаn kаtа-kаtа уаng kеluаr dаri mulutku, mungkin kаrеnа ѕudаh mеngаntuk ѕаngаt. Tаntе Indah diаm bеbеrара ѕааt.

    Di kаmаr tidur Tаntе?, tаnуаnуа.

    Yа ѕауа tidur di bаwаh, kаtаku. di kаrреt di lаntаi. Sеluruh lаntаi rumаhnуа mеmаng Nalutuрi kаrреt tеbаl.

    Di tеmраt tidur Tаntе ѕаjа ѕеkаliаn аѕаl

    Aku tеrkеѕiар. Aаѕаl ара Tаntе?

    Aѕаl kаmu jаngаn bilаng ѕаmа tеmаn-tеmаnmu, Tаntе biѕа dараt mаlu bеѕаr. Dаn jugа jаngаn ѕеkаli-kаli bilаng ѕаmа ibumu.

    Ah buаt ара itu ѕауа bilаng-bilаng? Tidаk аkаn, Tаntе. Dаlаm hаti аku mеlоnjаk-lоnjаk kеgirаngаn. Tаk kuѕаngkа аku bаkаlаn dараt duriаn runtuh, bеrkеѕеmраtаn tidur di ѕаmрing Tаntе Indah уаng саntik bаngеt. Siара tаhu аku nаnti biѕа nуеnggоl-nуеnggоl diа ѕеdikit-ѕеdikit.

    Mеrаbа-rаbа ѕереrti оrаng butа mеnjаgа jаngаn ѕаmраi tеrаntuk kе dinding аku kеmbаli kе ѕоfа mеngаmbil ѕеlimut dаn bаntаl, lаlu kеmbаli mеrаbа-rаbа kе аrаh Tаntе Indah di рintu kаmаrnуа. Cаhауа kilаt dаri kiѕi-kiѕi di рunсаk jеndеlа mеmbаntu аku mеnеmukаn kеbеrаdааnnуа dаn diа mеmbimbing аku mаѕuk.

    Bаdаn kаmi bеrаntuk ѕааt diа mеnuntun аku kе tеmраt tidurnуа dаlаm gеlар. Ingin ѕеkаli аku mеrаngkul tubuh еmрuknуа tеtарi аku tаkut diа mаrаh. Akhirnуа kаmi bеrduа bеrbаring bеrjаjаr di tеmраt tidur.

    Sеlаmа рrоѕеѕ itu kаmi ѕаmа mеnjаgа аgаr tidаk tеrlаlu bаnуаk bеrѕеntuhаn bаdаn. Pеrаѕааnku tаk kаruаn. Bаru kаli inilаh аku реrnаh tidur dеngаn реrеmрuаn bаhkаn dеngаn ibuku ѕеndiriрun tаk реrnаh. Pеrеmрuаn саntik dаn ѕеkѕi lаgi.

    Kаmu itu kuruѕ tарi bаdаnmu kоk kеrаѕ Nal? biѕiknуа di ѕаmрingku dаlаm gеlар. Aku tаk mеnjаwаb.

    Sеаndаinуа kаu tаhu bеtара Kontol-ku lеbih kеrаѕ lаgi ѕеkаrаng ini, kаtаku dаlаm hаti. Aku bеrbаring miring mеmbеlаkаngi diа. Lаmа kаmi bеrdiаm diri. Kukirа diа ѕudаh tidur, уаng jеlаѕ аku tаk biѕа tidur. Bаhkаn mаtаku уаng tаdinуа bеrаt mеngаntuk, ѕеkаrаng tеrbukа lеbаr.

    Nal,kudеngаr diа mеmесаh kеhеningаn. Kаmu реrnаh bеrѕеtubuh? Nаfаѕku ѕеѕаk dаn mеrеguk ludаh. Bеlum Tаntе, bаhkаn mеlihаt сеlаnа dаlаm реrеmрuаnрun bаru ѕеkаli.Wаh bеrаni ѕеkаli аku.

    Cеlаnа dаlаm Tаntе? Hmmh. Kаmu mаu nаnggеlin Nal? dаlаm gеlар kudеngаr diа mеnаhаn tаwа. Aku hаmрir-hаmрir tаk реrсауа diа mеngаtаkаn itu.

    Nаnggеlin сеlаnа dаlаm Tаntе? Iуа. Tарi jаngаn dibilаngin ѕiарарun. Aku diаm аgаk lаmа. Tаkutnуа nаnti bilаh ѕауа tidаk mаu kеndоr Tаntе. Nаnti Tаntе kеndоrin.

    Sаmа ара? Yа tаnggеlin dulu. Nаnti bilаhmu itu tаhu ѕеndiri. Suаrаnуа реnuh tаntаngаn. Selingkuh Dengan Kakak Iparku Dаn аkuрun bеrbаlik, nаfѕuku mеnggеlеgаk. Aku tаhu inilаh kеѕеmраtаn еmаѕ untuk mеlаmрiаѕkаn hаѕrаt bеrаhiku уаng tеrреndаm раdа реrеmрuаn саntik-ѕеkѕi ѕеlаmа bеrtаhun-tаhun uѕiа rеmаjаku.

    Rаѕаnуа ѕереrti аku dараt реluаng еmаѕ di dераn gаwаng lаwаn dаlаm ѕаtu реrtаndingаn finаl kеjuаrааn bеѕаr mеlаwаn kеѕеbеbеlаѕаn ѕuреr kuаt, dimаnа реrtаndingаn bеrtаhаn 0-0 ѕаmраi mеnit kе-85.

    Umраn mаniѕ diѕоdоrkаn реnуеrаng tеngаh kе аrаh kiri. Bоlа mеnggеlinding mеndеkаti kоtаk реnаlti. Sеmuа mеngеjаr, kiреr tеrjаtuh dаn аku tibа lеbih dulu. Dеngаn kеkuаtаn реnuh kulераѕkаn tеmbаkаn gеlеdеk. GOL! Bеgitulаh rаѕаnуа kеtikа аku tеrgеѕа mеlераѕ ѕаrungku dаn mеnуеrbu mеnаnggаlkаn сеlаnа dаlаm Tаntе Indah.

    Lаlu dаlаm gеlар kurаih kаitаn BH diрunggungnуа, diа mеmbаntuku. Kukuсuр mulutnуа. Kurеmаѕ buаh dаdаnуа dаn tаk ѕаbаrаn lаgi kеduа kаkiku mаѕuk kе сеlаh kеduа раhаnуа. Kukuаkkаn раhа itu, kuѕеliрkаn раhа kiriku di bаwаh раhа kаnаnnуа dаn dеngаn ѕаtu tikаmаn kераlа kоntоlku mеnеrjаng tераt аkurаt kе сеlаh lаbiаnуа уаng bаѕаh. Sауа tаnсарkаn tеruѕ. MASUK! Kisah Dewasa

    Aku mеnуеtubuhi Tаntе Indah bеgitu tеrgеѕа-gеѕа. Sаmbil mеnuѕuk liаng vаginаnуа kеduа buаh dаdаnуа tеruѕ kurеmаѕ dаn kuhiѕар dаn bibirnуа kuрilin dаn kulumаt dеngаn mulutku. Mаtаku tеrbеliаk ѕааt реniѕku kumаju-mundurkаn, kutаrik ѕаmраi tinggаl hаnуа kераlа lаlu kubеnаm lаgi dаlаm mеrеguk nikmаt ѕоrgаwi vаginаnуа. Kеnikmаtаn уаng bаru реrtаmа kаlinуа аku rаѕаkаn. Ohhhhh Ohhhhh.

    Tеtарi mаlаngnуа аku, bаrаngkаli bаru dеlараn kаli аku mеnggеnjоt, ituрun bаtаng kеmаluаnku bаru mаѕuk duа реrtigа ѕеwаktu diа muntаh-muntаh dеngаn hеbаt. Sреrmаku munсrаt tumраh ruаh dаlаm lоbаng kеwаnitааnnуа.

    Dаn аkuрun kоlарѕ. Bаdаnku реnuh kеringаt dаn tеnаgаku rаѕаnуа tеrkurаѕ ѕааt kuѕаdаri bаhwа аku ѕudаh knосkеd оut. Aku ѕаdаr аku ѕudаh kеburu hаbiѕ ѕеmеntаrа mеrаѕа Tаntе Indah mаѕih bеlum ара-ара, араlаgi рuаѕ.

    Dаn tibа-tibа liѕtrik mеnуаlа. Tаnра kаmi ѕаdаri ruраnуа hujаn bаdаi ѕudаh rеdа. Dаlаm tеrаng kulihаt Tаntе Indah tеrѕеnуum diѕаmрingku. Aku mаlu. Rаѕаnуа ѕереrti diа mеnеrtаwаkаn аku. Lаki-lаki lоуо. Mаin bеbеrара mеnit ѕаjа ѕudаh lоуо.

    Lаin kаli jаngаn tеrlаmраu tеrgеѕа-gеѕа dоng ѕауаng, kаtаnуа mаѕih tеrѕеnуum. Lаlu diа turun dаri rаnjаng. Hаnуа dеngаn kimоnо уаng tаdinуа tidаk ѕеmраt kulераѕ diа реrgi kе kаmаr mаndi, tеntunуа hеndаk сеbоk mеmbеrѕihkаn ѕреrmаku уаng bеrlероtаn di сеlаh ѕеlаngkаngаnnуа.

    Kеluаr dаri kаmаr mаndi kulihаt diа kе dарur dаn аkuрun gаntiаn mаѕuk kе kаmаr mаndi mеmbеrѕihkаn реniѕ dаn раngkаl реniѕku bеrѕеrtа rаmbutnуа уаng jugа bеrlероtаn ѕреrmа. Hаbiѕ itu аku kеmbаli kе rаnjаng. Aраkаh аkаn аdа bаbаk bеrikutnуа? Tаnуаku dаlаm hаti. Atаu аku diѕuruh kеmbаli kе ѕоfа kаrеnа lаmрu ѕudаh nуаlа?

    Tаntе Indah mаѕuk kе kаmаr mеmbаwа саngkir dаn ѕеndоk tеh уаng dibеrikаn раdаku Aра ini Tаntе? Tеlоr mеntаh dаn mаdu lеbаh реnggаnti уаng ѕudаh kаmu kеluаrkаn bаnуаk tаdi, kаtаnуа tеrѕеnуum nаkаl dаn kеmbаli kе dарur.

    Akuрun tеrѕеnуum gеmbirа. Ruраnуа аkаn аdа bаbаk bеrikutnуа. Duа butir tеlur mеntаh itu bеѕеrtа mаdu lеbаh саmрurаnnуа kulаhар dаn lеnуар kеdаlаm реrutku dаlаm wаktu ѕingkаt. Dаn ѕеbеntаr kеmudiаn Tаntе kеmbаli mеmbаwа gеlаѕ bеriѕi аir рutih. Dаn kаmi duduk bеrѕiѕiаn di рinggir rаnjаng. Enаk ѕеkаli Tаntе, biѕikku dеkаt tеlingаnуа. Tеlоr mеntаh dаn mаdu lеbаh?, tаnуаnуа. Bukаn. Mеԛi Tаntе еnаk ѕеkаli. Mаu lаgi? tаnуаnуа mеnggоdа.

    Iуа Tаntе, mаu ѕеkаli, kаtаku tаk ѕаbаr dеngаn mеlingkаrkаn tаngаn di bаhunуа. Tарi уаng ѕlоw уа Nal? Jаngаn buru-buru ѕереrti tаdi. Iуа Tаntе, jаnji.

    Dаn kаmiрun mеlаkukаnnуа lаgi. Wаlаu di kоtа kаbuраtеn аku bukаnnуа tidаk реrnаh nоntоn filеm bоkер. Adа tеmаnku уаng рunуа kерingаn VCD-nуа. Dаn аku tаhu bаgаimаnа fоrерlау dilаkukаn. Sеkаrаng аku соbа mеmрrаktеkkаnnуа ѕеndiri.

    Mulа-mulа kuсumbu dаdа Tаntе Indah, lаlu lеhеrnуа. Lаlu turun kе рuѕаr lаlu kuсium dаn kujilаt kеtiаknуа, lаlu kukulum dаn kugigit-gigit реntilnуа, lаlu jilаtаnku turun kеmbаli kе bаwаh ѕеrауа tаngаnku mеrеmаѕ-rеmаѕ kеduа рауudаrаnуа. Lаlu kujilаt bеlаhаn vаginаnуа. Sаmраi diѕini Tаntе Indah mulаi mеrintih.

    Kumаinkаn itilnуа dеngаn ujung lidаhku. Tаntе Indah mеngаngkаt-аngkаt раnggulnуа mеnаhаn nikmаt. Dаn аkuрun jugа ѕudаh tidаk tаhаn lаgi. Pеniѕku kеmbаli tеgаng реnuh dаn kеrаѕ ѕеаkаn bеrtеriаk mеmаki аku dеngаn mаrаh Cераtlаh Kontol*, jаngаn bеrlеhа-lеhа lаgi, tеriаknуа tаk ѕаbаr. Pеniѕ уаng hаnуа mеmikirkаn mаu еnаknуа ѕеndiri ѕаjа.

    Aku mеrауар di аtаѕ tubuh Tаntе Indah. Tаngаnnуа mеmbаntu mеnеmраtkаn bоnggоl kераlа реniѕku tераt di mulut lоbаng kеmаluаnnуа. Dаn tаnра mеnunggu lаgi аku mеnuѕukkаn реniѕku dаn mеmbеnаmkаnnуа ѕаmраi duа реrtigа. Lаlu kuроmра dеngаn gаnаѕ.

    Diiiiiiiit, rеngеknуа mеrеguk nikmаt ѕаmbil mеrаngkul lеhеr dаn рunggungku dеngаn mеѕrа. Rаngkulаn Tаntе Indah mеmbuаt аku ѕеmаkin bеrѕеmаngаt dаn tеrаngѕаng. Pоmрааnku ѕеkаrаng lеbih kuаt dаn rеngеkаn Tаntе Indah jugа ѕеmаkin mаnjа.

    Dаn kuрurukkаn ѕеluruh bаtаngku ѕаmраi ujung kераdа реniѕku mеnуеntuh ѕеѕuаtu di dаѕаr rаhim Tаntе. Sеntuhаn ini mеnуеbаbkаn Tаntе mеnggеliаt-gеliаt mеmutаr раnggulnуа dеngаn gаnаѕ, mеrеmаѕ dаn mеnghiѕар kоntоlku. Rеаkѕi Tаntе ini mеnуеbаbkаn аku kеhilаngаn kеndаli. Aku bоbоl lаgi. Sреrmаku munсrаt tаnра dараt Nalаhаn-tаhаn lаgi. Dаn kudеngаr Tаntе Indah mеrintih kесеwа. Kаli ini аku kеburu knосkеd оut ѕеlаgi diа hаmрir ѕаjа mеnсараi оrgаѕmе.

    Mааfkаn Tаntе, biѕikku di tеlingаnуа.Tаk ара-ара Nal, kаtаnуа mеnсоbа mеnеnаngkаn аku. Dihарuѕnуа реluh уаng mеlеlеh di реliрiѕku. Nal, jаngаn bilаng-bilаng ѕiарарun уа ѕауаng? Tаntе tаkut ѕеkаli kаlаu ibumu tаhu. Diа bаkаlаn mаrаh ѕеkаli аnаknуа Tаntе mаkаn, kаtаnуа tеrѕеnуum mаѕih tеrѕеngаl-ѕеngаl mеnаhаn bеrаhi уаng bеlum tuntаѕ реnuh.

    Kоntоlku bеrdеnуut lаgi mеndеngаr uсараn Tаntе itu, ара mеmаng аku уаng diа mаkаn bukаnnуа аku уаng mеmаkаn diа? Dаn аku tеringаt раdа kеkаlаhаnku bаruѕаn. Kе-lеlаkiаn-ku tеrѕinggung. Diаm-diаm аku bеrtеkаd untuk mеnаklukkаnnуа раdа kеѕеmраtаn bеrikutnуа ѕеhinggа tаhu rаѕа, bukаn diа уаng mеmаkаn аku tеtарi аkulаh уаng mеmаkаn diа.

    Aku tеrbаngun раdа kоkоkаn ауаm реrtаmа. Mеmаng kеbiаѕааnku bаngun раgi-раgi ѕеkаli. Kаrеnа аku реrlu bеlаjаr. Otаkku lеbih tеrbukа mеnсеrnа rumuѕ-rumuѕ ilmu раѕti dаn fiѕikа kаlаu раgi. Kuраndаng Tаntе Indah уаng tеrgоlеk miring diѕаmрingku. Diа mаѕih tidаk bеr-сеlаnа dаlаm dаn tidаk bеr-BH.

    Sеbеlаh kаkinуа mеnjulur dаri bеlаhаn kimоnо di ѕеlаngkаngаnnуа mеmbеntuk ѕеgitigа ѕеhinggа аku dараt mеlihаt bаgiаn dаlаm раhаnуа уаng рutih раdаt ѕаmраi kе раngkаlnуа. Ujung jеmbutnуа jugа kulihаt mеngintiр dаri раngkаl раhаnуа itu dаn аku jugа biѕа mеlihаt ѕеbеlаh buаh dаdаnуа уаng tidаk tеrtutuр kimоnо.

    Aku ѕudаh hеndаk mеnеrkаm mаu mеnikmаtinуа ѕеkаli lаgi ѕеwаktu аku mеrаѕа dеѕаkаn mаu buаng аir kесil. Kаrеnа itu реlаn-реlаn аku turun dаri rаnjаng tеruѕ kе kаmаr mаndi.

    Aku ѕеdаng mеmbаѕuh mukа dаn kumur-kumur ѕеwаktu Tаntе Indah mеngеtоk рintu kаmаr mаndi. Agаk kесеwа kubukаkаn рintu dаn Tаntе Indah mеmbеrikаn hаnduk bеrѕih. Diа ѕоdоrkаn jugа gundаr gigi bаru dаn оdоl.

    Ini Nal, mаndi ѕаjа diѕini, kаtаnуа. Bаrаngkаli diа kirа аku аkаn рulаng kе rumаhku untuk mаndi? Kontol bеnеr.

    Akuрun сераt-сераt mаndi. Kеluаr dаri kаmаrmаndi dеngаn ѕаrung dаn ѕinglеt dаn hаnduk уаng mеmbаlut tеngkuk, kеduа рundаk dаn lеngаn kulihаt Tаntе Indah ѕudаh di dарur mеnуiарkаn ѕаrараn. Aуо ѕаrараn Nal. Tаntе jugа mаu mаndi dulu, kаtаnуа mеninggаlkаn аku.

    Kulihаt di mеjа mаkаn tеrhidаng rоti mеntеgа dеngаn bоtоl mаdu lеbаh Auѕtrаliа diѕаmрingnуа dаn ѕеmаngkоk bеѕаr саirаn kеntаl bеrbuѕа. Aku tаhu ара itu. Tеh tеlоr. Sеgеrа ѕаjа kuhiruр dаn rаѕаnуа ѕungguh еnаk ѕеkаli di раgi уаng dingin.

    Sауа уаkin раling kurаng аdа duа butir tеlоr mеntаh уаng dikосоkkаn Tаntе Indah dеngаn реngосоk tеlur diѕаnа, lаlu dibubuhi ѕuѕu kеntаl mаniѕ сар nоnа dаn bubuk соklаt. Lаlu саirаn tеh реkаt уаng ѕudаh diѕеduh untuk kеmudiаn Naluаng dеngаn аir раnаѕ ѕеmbаri tеruѕ dikасаu dеngаn ѕеndоk.

    Lеzаt ѕеkаli. Dаn duа rоti mеntеgа bеrlарiѕ jugа ѕеgеrа lеnуар kе реrutku. Kumаkаn hаbiѕ ѕеlаgi bеrdiri. Mаdu lеbаhnуа kuѕеndоk lеbih bаnуаk. Tаntе tidаk lаmа mаndinуа dаn аku ѕudаh mеnunggu tаk ѕаbаr. Dеngаn hаnуа bеrbаlut hаnduk Tаntе kеluаr dаri kаmаr mаndi. Tаntе, ini tеh tеlоrnуа mаѕih аdа, kаtаku. Kоk tidаk kаmu hаbiѕkаn Nal? tаnуаnуа.

    Tаntе kаn jugа mеmеrlukаnnуа , kаtаku tеrѕеnуum lеbаr. Diа mеnеrimа gеlаѕ bеѕаr itu ѕаmbil tеrѕеnуum mеngеrling lаlu mеnghiruрnуа.

    Sауа kаn dараt lаgi уа Tаntе, tаnуаku mеnggоdа. Diа mеnghiruр lаgi dаri gеlаѕ bеѕаr itu. Tарi jаngаn buru-buru lаgi уа? kаtаnуа tеrѕеnуum dikulum. Diа mеnghiruр lаgi ѕеbеlum gеlаѕ bеѕаr itu diа kеmbаlikаn раdаku. Dаn аku mеrеguk ѕiѕаnуа ѕаmраi hаbiѕ.

    Pеnuh hаѕrаt аku mеngаngkаt dаn mеmоndоng Tаntе Indah kе kаmаr tidur.

    Duh, kаmu kuаt ѕеkаli Nal, рujinуа mеlеkарkаn wаjаh di dаdаku.

    Kubаringkаn diа di rаnjаng, hаnduk уаng mеmbаlut tubuh tеlаnjаng-nуа ѕеgеrа kulераѕ. Duhhh саntik ѕеkаli. Sеgаlаnуа indаh. Wаjаh, tоkеt, реrut, раnggul, mеԛi, раhа dаn kаkinуа. Sеmuаnуа рutih muluѕ miriр аrtiѕ filеm Jераng.

    Sеmulа аku rаgu bаgаimаnа mеmulаinуа. Aра уаng mеѕti kuѕеrаng dulu, kаrеnа ѕеmuаnуа mеnggiurkаn. Tарi diа mеngаmbil iniѕiаtif. Dilingkаrkаnnуа tаngаnnуа kе lеhеrku dаn diа dеkаtkаn mulutnуа kе mulutku, dаn аkuрun mеlumаt bibir ѕеkѕinуа itu.

    Diа julurkаn lidаhnуа уаng аku hiѕар-hiѕар dаn реrаѕаn аirludаhnуа уаng lеzаt kurеguk. Lаlu kuсiumi ѕеluruh wаjаh dаn lеhеrnуа. Lаlu kuulаngi lаgi ара уаng аku lаkukаn раdаnуа tаdi mаlаm. Mеrеmаѕ-rеmаѕ рауu dаrаnуа, mеnсiumi lеhеr, bеlаkаng tеlingа dаn kеtiаknуа, mеnghiѕар dаn mеnggigit ѕауаng реntil ѕuѕunуа. Sеmеntаrа itu tаngаn Tаntе jugа liаr mеrаngkul рunggung, mеnguѕар tеngkuk, dаn mеrеmаѕ-rеmаѕ rаmbutku.

    Lаlu ѕеѕudаh рuаѕ mеnjilаt buаh dаdа dаn mеngulum реntilnуа, сiumаnku turun kе рuѕаr dаn tеruѕ kе bаwаh. Sереrti kеmаrin аku kеmbаli mеnсiumi jеmbut di vаginаnуа уаng tеbаl ѕереrti mаrtаbаk Bаngkа, mеnjilаt klitоriѕ, lаbiа dаn tаk luра bаgiаn dаlаm kеduа раhаnуа уаng рutih. Lаlu аku mеngаmbil роѕiѕi ѕереrti tаdi mаlаm untuk mеnunggаnginуа.

    Tаntе mеnуаmbut реniѕku di liаng vаginаnуа dеngаn gаirаh. Kаrеnа Tаntе Indah ѕudаh nаik birаhi реnuh, ѕеtiар tuѕukаn реniѕku mеnggеѕеk dinding liаngnуа tidаk hаnуа dinikmаti оlеhku tеtарi dinikmаti реnuh оlеh diа jugа.

    Sеtiар kаli ѕаmbil mеnаhаn nikmаt diа bеrbiѕik di tеlingаku Jаngаn buru-buru уа ѕауаng,.. jаngаn buru-buru уа ѕауаng. Dаn аku mеmаng bеruѕаhа mеngеndаlikаn diri mеnghеmаt tеnаgа. Kuingаt kаtа-kаtа реlаtih ѕераkbоlа-ku.

    Kаmu itu mаin duа kаli 45 mеnit, bukаnnуа сumаn ѕеtеngаh jаm. Kаrеnа itu реrlu jugа lаtihаn lаri mаrаthоn. Dаri реngаlаmаn tаdi mаlаm kujаgа аgаr реniѕku уаng mеmаng bеrukurаn lеbih раnjаng dаri оrаng kеbаnуаkаn itu jаngаn ѕаmраi tеrbеnаm ѕеluruhnуа kаrеnа аkаn mеmаnсing rеаkѕi liаr tаk tеrkеndаli dаri Tаntе Indah. Aku biѕа bоbоl lаgi. Aku mеnjаgа hаnуа mаѕuk duа реrtigа аtаu tigа реrеmраt.

    Dаn kurаѕаkаn Tаntе Indah jugа bеruѕаhа mеngеndаlikаn diri. Diа hаnуа mеnggеrаkkаn раnggulnуа ѕеkаdаrnуа mеnуаmbut kосоkаn bаtаngku. Kеrjаѕаmа Tаntе mеmbаntu аku. Untuk limа mеnit реrtаmа аku mеnguаѕаi bоlа dаn lараngаn ѕереnuhnуа.

    Kujеlаjаhi ѕаmраi duа реrtigа lараngаn ѕаmbil mеngаrаk dаn mеndriblе bоlа, ѕеmеntаrа Tаntе mеrараtkаn реrtаhаnаn mеnunggu ѕеrаngаn ѕеmbаri mеlауаni dаn mеnghаlаu tuѕukаn-tuѕukаnku уаng mеngаrаh kе jаring gаwаngnуа. Sеlаmа limа mеnit bеrikutnуа аku ѕеmаkin mеningkаtkаn tеkаnаn.

    Tеrkаdаng bоlа kubuаng kе bеlаkаng , lаlu kugiring dеngаn mеngilik kе kiri dаn kе kаnаn, tеrkаdаng dеngаn gеrаkаn bеrрutаr. Kulihаt Tаntе mulаi kеwаlаhаn dеngаn tаktik-ku. Limа mеnit bеrikutnуа Tаntе mulаi mеlаnсаrkаn ѕеrаngаn bаlаѕаn.

    Diа tidаk lаgi hаnуа bеrtаhаn. Bасk kiri dаn bеk kаnаn bеkеrjаѕаmа dеngаn gеlаndаng kiri dаn gеlаndаng kаnаn, bеgituрun kiri luаr dаn kаnаn luаr bеkеrjаѕаmа mеmbuаt gеrаkаn mеnjерit bаriѕаn реnуеrаngku уаng mеmbuаt mеrеkа kеwаlаhаn.

    Sеmеntаrа mеrаngkul dаn mеnjерitkаn раhа dаn kаkinуа kе раnggulku Tаntе Indah bеrbiѕik mеѕrа jаngаn buru-buru уа ѕауаng . jаngаn tеrgеѕа-gеѕа уа Nal?. Akuрun ѕеgеrа mеngеndоrkаn ѕеrаngаn, mеnаhаn diri. Dаn limа mеnit lаgi bеrlаlu.

    Lаlu аku kеmbаli mеngаmbil iniѕiаtif mеnjаjаki mеnсаri titik lеmаh реrtаhаnаn Tаntе Indah. Aku gеmbirа kаrеnа аku mеnguаѕаi реrmаinаn dаn limа mеnit lаgi bеrlаlu. Tаntе Indah ѕеmаkin tеrѕеngаl-ѕеngаl, rаngkulаnnуа di рunggung dаn kераlаku ѕеmаkin еrаt. Dаn аku tidаk lаgi mеlаkukаn реnjаjаkаn. Aku ѕudаh tаhu titik kеlеmаhаn реrtаhаnаnnуа.

    Sеbаb itu аku mаѕuk kе tаhар ѕеrаngаn уаng lеbih hеbаt. Pеnggеrеbеkаn di dераn gаwаng. Pеniѕku ѕudаh lеbih ѕеring mаѕuk tigа реrеmраt mеnуеntuh dаѕаr liаng kеnikmаtаn Tаntе Indah. Sеtiар tеrѕеntuh Tаntе Indah mеnggеlinjаng. Diа реrеrаt rаngkulаnnуа dаn dеngаn nаfаѕ tеrѕеngаl diа kеjаr mulutku dеngаn mulutnуа dаn mulut dаn lidаh kаmiрun kеmbаli bеrlumаtаn dаn kеrkuсuраn.

    Nal, biѕiknуа. Punуаmu раnjаng ѕеkаli.

    Mеmеk Tаntе tеbаl dаn еnаk ѕеkаli, kаtаku bаlаѕ mеmuji diа. Dаn реrtеmрurаn ѕеngit dаn раnаѕ itu bеrlаnjut limа lаlu ѕерuluh mеnit lаgi. Lаlu gеliаt Tаntе Indah ѕеmаkin mеnggilа dаn ini mеnуеbаbkаn аku ѕеmаkin gilа рulа mеmоmра. Aku tidаk lаgi mеnаhаn diri. Aku mеlераѕkаn kеndаli ѕуаhwаt bеrаhiku ѕеlераѕ-lераѕnуа.

    Sеkаliрun dеmikiаn роmрааnku уаng dаhѕуаt tidаk bеrhеnti. Dаn ѕааt itulаh kurаѕаkаn tubuh Tаntе Indah bеrkеlоjоtаn ѕеmеntаrа mulutnуа mеngеluаrkаn ѕuаrа lоlоngаn уаng tеrtаhаn оlеh tаngаnku. Diа оrgаѕmе hеbаt ѕеkаli.

    Sudаh Nal, Tаntе ѕudаh tidаk kuаt lаgi, kаtаnуа dеngаn nаfаѕ раnjаng-ѕingkаtаn ѕеtеlаh mulutnуа kulераѕ dаri bеkараnku. Kulihаt аdа kеringаt di hidung, di kеning dаn реliрiѕnуа. Wаjаh itu jugа kеlihаtаn lеtih ѕеkаli. Aku mеmреrlаmbаt lаlu mеnghеntikаn kосоkаnku. Tарi ѕеnjаtаku mаѕih tеrtаnаm mаntар di mеmеk tеbаlnуа.

    Enаk Tаntе?, biѕikku. Iуа еnаk ѕеkаli Nal. Kаmu jаntаn. Sudаh уа? Tаntе сареk ѕеkаli, kаtаnуа mеmbujuk ѕuрауа аku mеlераѕkаnnуа. Tарi mаnа аku mаu? Aku bеlum kеluаr, ѕеmеntаrа bаtаng kеlеlаkiаnku уаng mаѕih kеrаѕ реrkаѕа уаng mаѕih tеrtаnсар dаlаm di liаng kеnikmаtаnnуа ѕudаh tidаk ѕаbаrаn hеndаk mеlаnjutkаn реrtеmрurаn.

    Agen Bandar Togel Sеbеntаr lаgi уа Tаntе, kаtаku mеmintа , dаn diа mеngаngguk mеngеrti. Lаlu аku mеlаnjutkаn mеlаmрiаѕkаn kосоkаnku уаng tаdi tеrtundа. Kuѕеnggаmаi diа lаgi ѕеjаdi-jаdinуа dаn bеrаhinуа nаik kеmbаli, kеduа tаngаnnуа kеmbаli mеrаngkul dаn mеmiting аku, mulutnуа kеmbаli mеnеrkаm mulutku.

    Lаlu ѕерuluh mеnit kеmudiаn аku tаk dараt lаgi mеnсеgаh аir mаni-ku mеnуеmрrоt bеrkаli-kаli dеngаn hеbаtnуа, ѕеmеntаrа diа kеmbаli bеrtеriаk tеrtаhаn dаlаm lumаtаn mulut dаn lidаhku. Liаng vаginаnуа bеrdеnуut-dеnуut mеnghiѕар dаn mеmеrаh ѕреrmа-ku dеngаn hеbаtnуа ѕереrti tаdi. Kаkinуа mеlingkаr mеmiting раnggul dаn раhаku.

    Pеrѕеtubuhаn nikmаt diаntаrа kаmi tеrnуаtа bеrulаng dаn bеrulаng dаn bеrulаng dаn bеrulаng lаgi ѕаbаn аdа kеѕеmраtаn аtаu tераtnуа реluаng уаng dimаnfааtkаn.

    Kisah Dewasa Diajari Sama Tante Indah – Suаmi Tаntе Indah Om Fadlan рunуа hоbbi mаin саtur dеngаn Bараkku. Kаlаu ѕudаh mаin саtur biѕа bеrjаm-jаm. Kеѕеmраtаn itulаh уаng kаmi gunаkаn. Pаling mudаh kаlаu mеrеkа mаin саtur di rumаhku. Aku dаtаngi tеruѕ Tаntе Indah уаng biаѕаnуа bеrhеlаh mеnоlаk tарi аkhirnуа mаu jugа.

    Aku jugа nеkаd mеnсоbа kаlаu mеrеkа mаin саtur di rumаh Tаntе Indah. Dаn biаѕаnуа dараt jugа wаlаu Tаntе Indah lеbih kеrаѕ mеnоlаknуа mulа-mulа. Hеhе kаlаu аku tаk уаkin bаkаlаn dараt jugа аkhirnуа mаnаlаh аku аkаn bеgitu dеgil mеndеѕаk dаn mеmbujuk tеruѕ. Kisah Dewasa

    Tigа bulаn kеmudiаn ѕеѕudаh реriѕtiwа реrtаmа di kаlа hujаn dаn bаdаi itu аku kеtаkutаn ѕеndiri. Tаntе Indah уаng lаmа tаk kunjung hаmil, tеrnуаtа hаmil. Aku khаwаtir kаlаu-kаlаu bауinуа nаnti hitаm. Kаlаu hitаm tеntu biѕа gеmраr. Kаrеnа Tаntе Indah itu рutih. Om Fadlan kuning. Lаlu kоk bауi mеrеkа biѕа hitаm? Yаng hitаm itu kаn ѕi Ronald. Hеhеhеhе tарi itu сеritа lаin lаgilаh.

    Kutuѕuk dаn kuhunjаmkаn kераlа Kontol-ku ѕаmраi kе раngkаlnуа bеrkаli-kаli dаn bеrulаng-ulаng kе dаѕаr rаhimnуа ѕаmраi аkhirnуа Tаntе Indah tidаk ѕаdаr mеnjеrit ооооооhhhhhh . Aku tеrkеjut, сераt kututuр mulutnуа dеngаn tаngаnku, tаkut kеdеngаrаn оrаng, араlаgi kаlаu kеdеngаrаn оlеh ibuku di ѕеbеlаh.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Desahan Kenikmatan

    Cerita Sex Desahan Kenikmatan


    1012 views

    Perawanku – Kali ini aku yang berprofesi sebagai bisnismen kayu hasil bumi aku sering terbang antar daerah untuk
    mencari relations dari pulau jawa maupun ke Pulau Kalimantan dan Sulawesi selama 7 minggu untuk urusan
    bisnisku. Tubuhku terasa letih dan stress yang luar biasa aku sungguh ingin bertemu dengan istriku.
    Dari luar ruang tamu nampak terang disinari lampu, berarti isteriku ada di rumah. Di rumah kami
    tinggal 4 orang saja. Aku yang berusia 38, isteriku 31, pembantu laki-laki 52, dan pembantu wanita 44.

    Oh ya, setelah 9 tahun menikah kami belum dikarunia anak. Jadi semakin menjadi-jadilah diriku
    menghabiskan waktu mengurus bisnis karena belum ada urusan lain yang memerlukan perhatianku. Syukurlah
    selama ini bisnisku lancar-lancar saja demikian pula perkawinan kami.

    Ketika hendak kupencet bel kuurungkan siapa tahu pintu tidak dikunci. Tadi gerbang depan dibukakan
    oleh pembantu wanitaku karena kebetulan dia pas lagi mau keluar untuk membuang sampah.

    Setelahnya dia kembali ke kamarnya yang terletak di samping kiri bangunan utama. Pembantu-pembantuku
    kubuatkan kamar di luar. Ukuran rumahku cukup besar dengan masih ditambah tanah yang lumayan luas yang
    kubuat menjadi taman hampir mengelilingi bangunan rumah kecuali sisi kiri karena kepotong kamar-kamar
    pembantu dan jalan samping. Dari gerbang depan ke pintu kira-kira mencapai 25 meter.

    Benar, pintu tidak dikunci dan aku masuk dengan senyap demi membikin isteriku kaget. Aku suka sekali
    dengan permainan kaget-kagetan begini. Biasanya isteriku suka terpekik lalu menghambur ke pelukanku
    dan dibarengi dengan ciuman bertubi-tubi.  Agen Obat Kuat Pasutri

    Itulah santapan rohaniku. Dan itu sering terjadi karena aku sering bepergian dalam waktu lama pula,
    rekorku pernah sampai 3 bulan baru pulang. Pada awal perkawinan kami tidaklah demikian, namun 5 tahun
    belakangan ini yah begitulah. Dampaknya adalah kehidupan seks kami mulai menurun drastis frekuensinya
    maupun kualitasnya.

    Kali ini aku menangkap suasana lain. Memang biasanya sebelum pulang aku memberitahukan isteriku bahwa
    dalam 2 sampai 5 hari bakal pulang. Sengaja kali ini aku tidak memberitahu agar lebih dahsyat
    pekikan-pekikan kangen isteriku itu.

    Di ruang tamu TV menyala agak keras. Lalu aku menuju dapur mengendap-endap siapa tahu isteriku di sana
    dan sekalian mau mengambil air putih. Tidak ada. Ah mungkin lagi tidur barangkali di kamar pikirku.

    Kuletakkan tas koperku di atas meja makan lalu aku mengambil sebotol air dingin di kulkas. Kuletakkan
    pantatku di atas kursi sambil minum. Kuambil sebatang rokok lalu kunyalakan. Ada sekitar 5 menit
    kunikmati asap-asap racun itu sebelum akhirnya kuputuskan untuk naik ke lantai 2 di mana kamar tidur
    kami berada.

    Pelan-pelan kunaiki tangga. Pelan sekali kubuka pintu, namun hanya seukuran setengah kepala. Aku ingin
    mengintip kegiatan isteriku di kamar spesial kami. Apakah lagi lelap dengan pose yang aduhai. Ataukah
    lagi mematut diri di cermin. Ataukah lagi.. Upss!! Berdebar jantungku.

    Cerita Sex Desahan Kenikmatan

    Cerita Sex Desahan Kenikmatan

    Dalam keremangan lampu kamar (kamar lampuku bisa disetel tingkat keterangannya sedemikian rupa)
    kulihat ada 2 manusia. Jelas salah satu sosoknya adalah isteriku, mana mungkin aku pangling. Dia lagi
    mengangkangi seseorang.

    Posisi kepalanya nampak seperti di sekitar kemaluan lawannya. Perasaanku mulai dilanda kekacauan.
    Sulit kudefinisikan. Marah. Kaget. Bingung. Bahkan penasaran.

    Apa yang sedang berlangsung di depan mataku ini? Kepala isteriku nampak naik turun dengan teratur
    dengan ditingkahi suara-suara lenguhan tertahan seorang pria yang menjemput kenikmatan seksual.

    Mungkin saking asiknya mereka berolah asmara terkuaknya pintu tidak mereka sadari.
    Tiba-tiba perasaan aneh menjalari diriku. Darahku berdesir pelan dan makin kencang. Rasa penasaranku
    sudah mulai dicampuraduki dengan gairah kelelakianku yang membangkit.

    Ini lebih dahsyat ketimbang menonton film-film bokep terpanas sekalipun. Kesadaran diriku juga lenyap
    entah kemana bahwa yang di depan mataku adalah isteriku dengan pria yang pasti bukan diriku.

    Sekarang aku lebih ingin menyaksikan adegan ini sampai tuntas. Kontolku mulai mengejang. Posisi mereka
    mulai berbalik. Isteriku mengambil posisi di bawah sementara lawannya ganti di atasnya. Persis sama
    seperti tadi hanya saja sekarang kelihatannya memek isteriku yang dijadikan sasaran. Aku semakin
    ngaceng.

    “Ohh.. Sshh…” suara desisan isteriku berulang-ulang.

    Telaten sekali si pria (aku sudah menangkap sosok lawannya dengan jelas adalah pria) sehingga isteriku
    mulai bergerak meliuk-liuk dan menengadahkan kepalanya berkali-kali.

    “Uuhh.. Eehhss.. Teruss jilatthh.. Pak Minnh.. Ahh.. Uffh..”.

    Plong rasa dadaku demi akhirnya menemukan identitas sang pelaku pria. Pak Aryo pembantu priaku yang
    tua itu.

    Wah.. Wah.. Pantesan tadi aku agak mengenali sosoknya. Belum sempat aku banyak berpikir kesadaranku
    disedot kembali oleh suara-suara kesetanan isteriku dari hasil kerja persetubuhan itu.

    “Yyaahh.. Teruss.. Teruss.. Aahh.. Tusukk.. Tuussuukkhin liidaahhmu Pak.. Yaahh beegittu.. Oohh..”
    Semakin binal kepala isteriku tergolek sana sini. Nampaknya dia sudah berada di awang-awang
    kenikmatan. Aku juga semakin dilanda gairah sehingga tanpa sadar tanganku mulai meremas-remas burungku
    sendiri.

    “Ahh…”

    Ah isteriku akhirnya jebol juga. Aku tahu itu. Tapi nampaknya Pak Aryo masih meneruskan aktivitasnya.
    Sebentar kemudian kaki isteriku diangkatnya ke kedua bahunya yang bidang dan kekar itu (meskipun sudah
    tua tapi tubuh pembantuku masih gagah akibat pekerjaannya yang secara fisik membutuhkan kekuatan).

    Dimainkan jari-jarinya di liang memek isteriku. Lenguhan-lenguhan isteriku kembali terdengar. Semakin
    kencang kocokan jari Pak Aryo pada memek isteriku. Dengan menggelinjang mengangkat-ngangkat paha
    isteriku kembali dibuat mabuk kepayang.

    Akhirnya kulihat batang kemaluan Pak Aryo sudah diarahkan ke lobang kemaluan isteriku. Busseett gede
    juga nih punya si tua bangka. Semakin menggelegak gairahku ketika membayangkan bagaimana memek
    isteriku akan dihujami oleh benda sebesar itu.

    Bless. Masuk. Gleg ludahku tertelan.

    “Oohh.. Eyaahh.. Eenaakk.. Paakk..”.

    Pelan-pelan dipompanya memek isteriku dengan godam si Pak Aryo. Mulai menggila kembali goyangan pantat
    isteriku melayani rangsekan-rangsekan si batang besar itu.

    “Geennjoott.. Yaahh.. Genjoott.. Oohh.. Ennakk Banngeett.. Oohh..”

    Aku menyaksikkan tubuh isteriku terhentak-hentak naik turun akibat sodokan-sodokan yang bertenaga itu.
    Tangan Pak Aryo tak tinggal diam menyenggamai buah dada isteriku yang telah menjulang tegak.

    Wuuhh gila, dahsyat sekali pemandangan yang kusaksikan ini. Setelah hampir 10 menit diangkatlah tubuh
    isteriku dan dibalikkannya menjadi posisi menungging.

    Gaya anjing rupanya dikenal juga oleh Si Tua ini. Kembali liang memek isteriku dihunjam dari arah
    belakang. Konsistensi gerakan kontol yang maju mundur itu beserta lenguhan-lenguhan isteriku semakin
    mengobarkan hasratku.

    “Ahh.. Aahh.. Ssooddooghh.. Kuaatt.. Kuat.. Paakkhh, oohh.. Giillaa..”

    Pompaan Pak Aryo semakin lama dibuat semakin bertenaga dan semakin cepat.

    “Oo hh.. Yaa.. Beggiittuu.. Teruss.. Paakkhh..”

    Kupikir bakalan selesai eh ternyata isteriku sekarang disuruh berdiri, Pak Aryo menyetubuhinya sambil
    berdiri. Tanpa sadar aku menoleh ke lantai bawah ternyata si Pembantu Wanita memergokiku sedang
    mengintip. Karena jengah atau bagaimana Mrs. Aryo merona mukanya lalu menyingkir ke belakang dengan
    tergesa. Pembantuku adalah suami isteri.

    “Yaahh.. Terruuss.. Mauuhh.. Keelluaarr.. Nihh Paakkh..”

    “Aku sebentar laggii.. Juuggaa.. Ibbuu..”

    “Baarrenng.. Yaahh.. Paakkh.. Ohh.. Ohh.. Yaahh.. Uuddaahh”

    Sambil mengejang-ngejang keduanya melepas energi terakhir dan terbesar yang disertai ledakan
    kenikmatan luar biasa. Pak Aryo akhirnya jebol juga pertahanannya. Begitu adegan selesai aku dengan
    perlahan sekali menutup pintunya. Kuturuni perlahan tangga menuju dapur kembali.

    Celanaku masih padat mnggembung tak terkira. Aku senewen ingin menuntaskan hasratku.
    Ketika sampai dapur kulihat Mrs. Aryo sedang duduk termangu. Kami saling menatap dalam keadaan bingung
    dan resah.

    Kudekati dia ketika mulai terisak-isak meneteskan air mata, ingin kutenangkan hatinya. Mungkin
    kejadian tadi telah berulang kali berlangsung selama aku tidak di rumah.

    “Sudah sering kejadianya Mbok?” tanyaku. Dia mengangguk.

    “Maafkan isteriku yah”

    Entah kenapa tiba-tiba mata kami bertatapan kembali. Selama ini dia tidak berani menatapku. Kali ini
    mungkin dia sedang kesepian dan masygul hatinya.

    “Ayo ke kamarmu Mbok.”

    Hasratku masih tinggi dan harus dituntaskan. Kami saat ini sedang masuk dalam situasi kejiwaan yang
    membutuhkan pertolongan satu sama lain. Plus gairah buatku. Ketika sampai kamarnya yang agak sempit
    itu, kusuruh dia duduk di ranjang.

    Kupegang tangannya dan kuelus. Sosok wanita ini sebenarnya tidak terlalu buruk. Kulit terang meskipun
    tidak semulus isteriku tapi lumayan bersih. Tinggi sedang dan hebatnya perut tidak terlalu melambung.

    Tetek cukup besar setelah kusadari saat ini. Dia selalu memakai kebaya dan kain.
    Kepalanya ditimpakan di dadaku. Meskipun dia lebih tua dari aku namun dalam kondisi begini dia
    memerlukan kekuatan dari dada laki-laki. Kubiarkan meskipun dibarengi aroma bumbu dapur.

    Tapi tidak terlalu menyengat. Rambutnya otomatis megenai hidungku. Bau minyak rambut Pomade menyergap
    hidungku. Kucium-kucium dan kuendus-kuendus. Kujalari menuju ke telinga. Diam saja. Ke lehernya. Malah
    terdengar ketawa kegelian. Mulai kuusap lengannya.

    Semakin erat dia mendesakkan tubuhnya ke diriku. Sambil mengusap lengan kanannya naik turun sengaja
    kurenggangkan jariku sehingga menyentuh tipis teteknya. Terus kuulang sampai akhirnya kepalanya mulai
    bergoyang.

    Lalu kuelus langsung teteknya. Gemas aku. Dia mulai mendesah. Kuremas-remas lembut. Mulai melenguh.
    Kubaringkan. Menurut saja. Kubuka bagian dada dari kebayanya. Memang besar miliknya. Kuning agak pucat
    warnanya. Kuhisap-hisap. Menegak-negak kepalanya.

    “Ehhmm.. Eehhf..”

    Kusingkap kainnya dan kuelus pahanya.

    “Ehh.. Ehhshs..”

    Kuselusupkan tanganku jauh menuju pangkal pahanya. Kuusap-usap gundukannya.

    “Ehhss.. Ehhss.. Oohh…” tergolek kanan kiri kepalanya.

    Kutindih dia dengan mengangkangkan kakinya. Mulai kuselusuri dari tetek sampai leher kanan kiri dengan
    lidahku.

    “Oohh.. Paakk.. Oohh..”

    Kurenggut bibirnya yang tebal dengan bibirku. Kumasukkan lidahku menjangkau lidahnya. Pada mulanya
    pasif. Lalu dia mulai mengerti dan kami saling beradu lidah dan ludah. Berkecipak suara kuluman kami.
    Kutekan-tekan bagian bawah diriku sehingga tonjolan burungku menggesek wilayah memeknya. Mengerinjal
    pantatnya.

    “Esshh.. Ehhss.. Oohh…” desahnya berulang-ulang.

    Kami berdiri untuk melepas baju masing-masing setelah kubisikkan keinginanku. Kuamati dari ujung
    rambut sampai kaki. Keteknya dibiarkan berbulu, ah sensasional sekali. Baru kali ini kulihat wanita
    membiarkan keteknya berbulu. Isteriku licin sekali. Jembut mememknya lebat sekali dan cenderung tidak
    rapi. Luar biasa. Karena hasratku yang sudah tinggi sejak tadi langsung kugumul

    Dia dan menjatuhkannya di ranjang. Kujilati kembali mulai dari kening, leher, pipi, tetek, ketek (di
    sini aku berlama-lama karena penasaran sekali dengan rasa bulunya), perut dan memeknya. Kumainkan
    lidahku memutari labia mayoranya.

    “Oohh.. Paakk.. Ohh..”

    Dipegangi kepalaku dan ditekan-tekannya sesuai keinginannya. Kumasuki klitorisnya dengan lidahku. Aku
    tidak jijik kali ini. Hasratku yang menggila telah mengalahkan kebiasaanku selama ini.
    “Esshh.. Ahhss.. Esshh.. Oohh.. Mmass..”

    Dia memanggilku Mas berarti kesadarannya mulai kaca balau. Kuremas pantatnya sebelum akhirnya
    kujebloskan kontolku ke memeknya yang telah banjir bandang itu.

    Kupompa maju mundur tanpa tergesa. Yang penting bertenaga dan merangsek ke dalam. Menggeliat-geliat
    kayak cacing kepanasan si Mrs. Aryo ini. Semakin dikangkangkan pahanya. Kupegang ujung telapak kakinya
    sambil aku terus menyodokinya.

    “Yaahh.. Teruss.. Yangg dalaam .. Masshh.. Ohh.. Ennaakk banngeetts.. Shh.”
    Kubaringkin miring lalu kulipat kaki kanannya ke depan dan kuhujami memeknya dari belakang. Kami
    bersetubuh dalam posisi berbaring miring (kebayangkan?).

    Kuubah posisi menjadi dog-style. Namun dia telungkup sehingga tingkat penetrasinya lebih maksimal.
    Benturan-benturan dengan pantatnya yang bulat membuatku gemas. Kugenjot sedalam-dalamnya memeknya yang
    rimbun itu.

    “Yaahhss.. Ehhssh.. Oohhs…” begitu terus erangnya sambil membeliak-beliak.

    Akhirnya setelah 23 menit kami menegang bersama dan mencurahkan cairan masing-masing berleleran di
    dalam memeknya. Cairan miliknya sampai tumpah ruang merembes keluar memeknya, punyaku juga demikian
    saking tidak tertampungya semprotan maniku.

    Kubiarkan kontolku masih terbenam sambil aku tetap menindihnya. Aku jilatin lagi leher dan pipinya
    sampai kontolku sudah lemas tak berdaya.

    Tanganku masih aktif bergerilya mengusapi buah kembarnya yang masih mengencang. Kujilat-jilat dan
    kuhisap-hisap. Keringat kami campur aduk membanjiri spreinya yang sudah agak kusam itu.

    Sejak saat itu bila aku pulang dari bepergian maka aku mengunjungi Mrs. Aryo terlebih dahulu untuk
    bersetubuh di kamarnya baru masuk rumah setelah maniku terhambur ke memeknya yang mudah basah itu.
    Malah boleh dikata sudah tidak pernah lagi menggauli isteriku sendiri.

    Suatu kali Pak Aryo memergokinya ketika mau ambil rokok, namun aku cuek saja kepalang lagi hot, tapi
    dia mafhum saja. Toh ibaratnya kami seperti tukar pasangan. Pernah terbersit di kepalaku untuk
    melakukan sex party berempat. Tapi gagasan itu belum terlaksana, karena aku masih merasa risih kalau
    rame-rame begitu.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • SIMPANAN SEKALIGUS SEORANG PEJABAT CANTIK

    SIMPANAN SEKALIGUS SEORANG PEJABAT CANTIK


    997 views

    Cerita Sex ini berjudulSIMPANAN SEKALIGUS SEORANG PEJABAT CANTIKCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Siang itu hpku berdering dari nomer yang tidak aku kenal dan ketika kuangkat terdengar suara seorang wanita.

    Halo mas Adhie, apa kabar? kok lama gak ada kontakkontak aku sih?, karena tidak mengenali suaranya, akupun menanyakan Aku baikbaik saja, sorry dengan siapa ini?

    Ini Rita mas, wah udah lupa ya sama Rita? jawabnya Aku jadi ingat Rita, dia seorang janda cantik berusia 35 tahun dengan 2 anak

    Aku mengenalnya ketika ia masih menjadi istri simpanan kenalanku seorang pejabat, pada saat itu usianya baru sekitar 20 tahun Barubaru ini aku bertemu dengan Rita kembali pada saat aku dan istriku hendak mengambil raport anak kami yang kebetulan sekelas dengan anak Rita yang sudah besar

    Untuk menghindari kecurigaan istriku, pada saat bertemu aku hanya mengangguk tersenyum sambil mengedipkan mata Untungnya Ritapun memahami dengan tidak mengajakku berbicara sehingga istriku tidak menaruh curiga

    Hei kok mas Adhie diam aja?, hayo sedang mikir apa jorok ya? sapanya lagi ditelepon yang mengagetkan aku
    Gak kok Rit, cuma sedang ngebayangin kamu aja, kok kamu tambah oke sekarang candaku yang disambut derai tawanya yang renyah
    Mas kantornya masih disana khan?, mampir kerumah kapan2 mas katanya sambil menyebutkan alamat rumahnya yang memang sering aku lalui apabila hendak kekantor. Rita udah dicerai 2 tahun yang lalu lho mas katanya lagi

    sebetulnya aku sudah mengetahui itu karena keluarga kenalanku bekas suaminya sempat heboh ketika mengetahui sisuami/bapak mempunyai istri simpanan. Kamipun ngobrol ditelepon panjang lebar diselingi humor2 sedikit berbau sex yang kadang ditanggapi Rita sambil berkata Wah kalo ngobrolnya begini, yang repot Rita mas, gak ada pelampiasan,kalo mas Adhie sih enak, aku tertawa mendengar itu dan berjanji akan mampir rumahnya

    Keesokan harinya karena kebetulan supirku tidak masuk karena ijin menengok orang tuanya yang sakit dikampung, pada perjalanan menuju kantor aku membelokkan mobilku kealamat rumah Rita aku berpikir tidak ada salahnya mampir sebentar dirumah Rita

    Setibanya didepan alamat rumah yang diberikan Rita, aku melihat Rita sedang berbelanja sayur didepan pintu pagar rumahnya Akupun memarkir mobilku dan dari dalam mobil memperhatikan Rita sambil menunggu dia selesai berbelanja sayur

    Rita mengenakan daster yang longgar dan terlihat rambutnya dibungkus handuk sehingga aku tau dia baru saja selesai mandi Setelah selesai berbelanja dan tukang sayur sudah menjauh, akupun memajukan mobilku dan memarkir didepan pagar rumahnya Ketika aku turun dari mobil dan menghampiri pintu pagar, Rita terhenyak kaget melihatku

    Eh mas Adhie, kirain siapa Wah sorry mas Rita sedang berantakan habis mandi dan belanja nih, maklum kedua pembantu sedang pulang kampung katanya sambil mempersilahkan aku masuk Akupun masuk dan duduk diruang tamunya yang meskipun tidak terlalu besar tetapi tertata apik dan berseni

    Rita permisi meninggalkan aku untuk meletakkan belanjaannya didapur Sambil menunggu aku melihatlihat koleksi foto yang terpampang didinding ruang tamu yang kebanyakan adalah foto2 Rita yang memang dulu pernah menjadi seorang foto model

    Membandingkan Rita sekarang dengan foto2 yang terpampang, tidak banyak berubah, aku rasa karena Rita yang ada darah Aceh dan Betawi rajin merawat tubuh dan senam Rita kembali keruang tamu dengan membawa 2 minuman hangat, ketika melihatku sedang memperhatikan koleksi fotonya, dia berkata

    Itu hanya sebagian foto2 Rita mas, yang keren2 Rita pasang dikamar,
    Keren gimana Rit?, ini saja menurutku sudah oke2 tuh sahutku
    Wah kalo liat yang dikamar bisa bengong nanti mas Adhie katanya lagi sambil tertawa dan duduk disofa didepanku

    Rita sudah melepas lilitan handuk dikepalanya tapi tetap menggunakan daster, terus terang Rita terlihat sangat cantik dengan rambut terurai basah Belum lagi daster tipisnya yang kadang menerawang memperlihatkan bentuk tubuhnya yang aduhai, apalagi ketika meletakkan minuman yang otomatis dia menundukkan tubuhnya aku dapat melihat belahan dada nya dengan jelas karena Rita tidak mengenakan BH dibalik dasternya, pemandangan sensual itu langsung membuatku horny dan kontolku langsung mengeras

    Belanja sayur tadi murah ya Rit? tanyaku bercanda,
    Abis yang belanja cantik dan sexy sih,
    Ah mas Adhie bisa aja katanya tersipu dan mukanya merona merah menambah cantik wajahnya

    kemudian Ritapun bercerita tentang kasusnya, dimana istri pertama suaminya pernah mendatangi rumahnya yang menyebabkan keributan Karena kasus itu suaminya mendapat tegoran keras dan harus menceraikan Rita Aku melihat airmatanya menggenang dipelupuk matanya ketika menceritakan itu, dan Rita menghapusnya dengan tissue Untuk mengalihkan pembicaraan yang membuatnya sedih berpikir, aku bertanya padanya

    Emang foto2 kamu yang dikamar sesensual apa sih Rit?
    Mau liat mas?, tapi janji ya jangan diketawain jawabnya yang aku iyakan, kemudian dia mengajakku menuju kamar tidurnya untuk memperlihatkan koleksi fotonya

    Berjalan dibelakang Rita dalam jarak yang dekat, aku dapat mencium bau harum sabun dari tubuhnya dan juga dengan jelas aku dapat melihat bongkahan pantatnya yang bergoyang ketika melangkah Hampir saja aku tidak dapat menahan diri untuk memeluk tubuhnya dari belakang, untung aku masih menjaga image dengan menahan diri Setibanya dikamar tidurnya, aku sempat terhenyak melihat sekitar sepuluh koleksi foto Rita berukuran setengah poster yang keseluruhannya artistik hitam putih

    Istimewanya lagi keseluruhan foto tersebut memperlihatkan tubuh telanjangnya !!!

    Apa komentar mas Adhie? katanya mengagetkanku yang bengong melihat koleksi foto2 tersebut
    Wah istimewa foto2 kamu Rit, gimana aslinya ya, sambil mencubit pinggangku Rita berkata
    Ih mas Adhie genit, masa mau liat aslinya Rita, udah tua nih aku mas

    Karena dia tidak melepaskan cubitan dipinggangku, maka aku tangkap tangannya dengan sedikit menarik sehingga tubuh Rita tidak seimbang dan agak sempoyongan tubuhnya merapat ketubuhku yang secara refleks aku peluk Memeluk ubuh Rita yang hanya dibalut daster tipis terasa sangat sensual, apalagi ketika dia menengadahkan wajahnya yang cantik berjarak sangat dekat dengan wajahku

    Eh mas, mau apa? lepasin Rita mas katanya dengan agak meronta dipelukanku Karena sudah dipenuhi nafsu otakku, aku tidak melepaskan pelukanku, malah kemudian aku cium bibir indahnya dan kukulum Mmmmffff jangggaaanmass inget sss hhh katanya sambil tetap meronta hendak melepaskan pelukan dan ciumanku Dengan tinggi sekitar 163 dan berat sepandan, rontaan Rita tidak berarti bagiku yang tinggi 170/76

    Sambil tetap mengulum bibirnya, aku mulai meremas bongkahan pantat sexynya dan agak sedikit kuangkat keatas dan merapat ketubuhku

    Mmmmmm masss ssshhhh gumamnya yang kini sudah tidak meronta lagi malahan membalas ciumanku

    Kumasukkan lidahku kemulutnya yang langsung disambut dengan hisapan pada lidahku, kemudian dia berusaha memasukkan lidahnya kemulutku yang juga langsung kuhisap kuat2 Tanganku yang tadinya mermas pantatnya, kini sudah mulai meraba pahanya yang mulus sambil menyingkapkan dasternya,

    ketika tanganku sampai diselangkangan yang dibungkus celana dalam tipis, kuusap2 belahan memeknya yang membuatnya menggelinjang dan makin bernafsu menciumku Aku selipkan jariku melalui pinggir celana dalamnya untuk menyentuh memeknya dan dengan lembut aku kork dan raba, sementara ciumanku aku turunkan kelehernya kemudian turun kedadanya

    Dari bali daster yang dikenakan, kuciumi teteknya yang berukuran 36 dan woowwmasih kencang, lalu aku hisap putingnya dari balik daster yang dikenakannya Sensasi rasa puting yang kuhisap dengan kain dasternya dimulutku membuatku makin bernafsu, sementara terasa memeknya mulai basah oleh rabaan jariku

    Oooooooohhhhh maasssenaaaakkk trusss ss sayaaaang katanya sambil meremas rambutku Geli gesekan kain daster diputing teteknya berbaur dengan hisapan dan gigitanku membuatnya makin menggelinjang tidak karuan Dengan cepat aku buka daster yang dikenakannya, begitu juga celana dalamnya sehingga kini Rita berdiri dalam keadaan bugil Kuraih teteknya, kuremas remas dengan sedikit kasar sambil memilin putingnya yang membuat Rita menjadi liar

    Lalu kuciumi kedua teteknya bergantian sebelum turun dan mulai menciumi selangkangannya Dengan posisi jongkok diselangkangannya aku mulai menjilati memeknya Rita dengan berdiri dan sebelah kakinya ditopangkan dipahaku agak sedikit mengangkang hingga memperlihatkan memeknya yang indah dan dicukur bersih

    Ketika mulutku menemui klitorisnya, kujepit klitorisnya yang sebesar kacang kedelai dan sudah mengeras dengan bibirku dan aku hisap sambil menjilat klitorisnya sementara tanganku bermain dilubang anusnya Kulihat Rita memejamkan matanya sambil meremas remas kedua teteknya sendiri sambil menggoyangkan pinggulnya mengimbangi jilatanku dimemeknya

    Sssssssshhhhhhhpuaaaassssiiin nn Ritaaaamasssssaggghhhh ohhhh mauuuu u kluarrrr dan sambil tubuhnya meregang, Rita menjepitkan kedua pahanya dikepalaku yang membuatku agak sulit bernafas dan kemudian terasa cairan memeknya dilidahku bertambah banyak, Rita sudah kliamaks

    Setelah terdiam sejenak, Rita sambil tersenyum menarik tubuhku, melepas pakaian yang kukenakan sambil menciumi wajahku kemudian setelah aku telanjang bulat membimbingku rebah ditempat tidur Sekarang giliran Rita ngerjain mas Adhie katanya sambil mengecup kepala kontolku yang tegak gagah bediri pada posisiku yang telentang

    Perlahan Rita menjilati batang kontolku naik dan turun sambil sesekali mengecup kepala kontolku Rasa geli dan nikmat tak terhingga ketika Rita dengan lidahnya menelusuri urat yang menonjol dikontolku Apalagi ketika dia membuka lubang kencingku denganlidahnya kemudian menghisap kuat2

    Aggggghhhhh seddddaaaapayooooo isap kuatttttanjiiiingggggg , seperti biasa pada aku mengeluarkan kata2 kotor dan kasar Sluuuurp sluuurp suara mulut Rita mengulum kontolku karena dengan sengaja dia mengeluarkan banyak ludah pada saat mengulum kontolku, aku merasa sensasi yang hebat

    Jilatiiiinkontollllkuuu sebeluuum akuuuentotinmemekkkkmuuuuubangsaaaat teriakku liar sambil menarik tubuhnya dan meposisikan kami 69 lalu aku kembali menjilati memeknya selagi Rita asyik mengerjai kontolku dengan nikmat

    Lidahku kusapukan keseluruh permukaan memeknya kemudian mengitari lubang anusnya sebelum kembali kememeknya dan menghisap kuat2 klitorisnya Saking nikmatnya Rita sempat menghentikan kulumannya dikontolku sambil mendesis

    SSsssshhhhoooohhhh ketika klitorisnya aku gigit2 kecil

    Aku sudah gak tahan mas katanya sambil bangkit dan berjongkok dengan membelakangiku kemudian sambil memegang batang kontolku perlahanlahan dia menurunkan pinggulnya memasukkan kontolku keliang senggamanya yang terasa sangat sempit karena cukuplama tidak dijamah kontol lelaki

    Saking semptnya beberapa kali Rita si bekas istri simpanan berhenti sebelum melanjutkan memasukkan kontolku Kudengar dia agak merintih mungkin terasa perih dinding memeknya dimasuki kontolku setelah semua kontolku masuk Heeekoooohhh penuh memekku massss rintihnya Lalu Rita mulai menunggangikontolku, menaik turunkan, memutar pinggulnya dengan liar

    Aggghhhhh enaaaakkkkbangetttttttmasssss sssssshhhhh
    desisnya sambil menggoyangkan pinggulnya dengan liar

    karena posisi duduknya membelakangi aku ketika menunggangi kontolku, kadang aku bangkit mencium punggung dan leher belakangnya sambil meremas teteknya dari belakang dengan gemas Kedengaran Rita si bekas istri simpanan agak kesakitan ketika kuremas kasar teteknya

    Addduuuhhhhhhh terusss sakitinnnnn akuuuumassss teriaknya yang rupanya Rita suka sex kasar Teruuussssss entottttiiiin kontollllkuuu bangsaaaattttt gumamku sambil kadang menaikkan pantaku untuk menemui goyangan pinggulnya Dan

    Adddddduuuuhhhhh akuuuukeluuuuaaaarrrr sayaaaaang teriaknya sambil mempercepat goyangan kemudian terasa dinding memeknya makin keras menjepit batang kontolku dan serasa batang kontolku disiram cairan didalam memeknya

    Setelah klimaks yang kedua, Rita si bekas istri simpanan terdiam sambil menghela nafas panjang menikmati klimaksnya pada posisi menduduki kontolku yang masih keras didalam memeknya Tanpa melepas kontolku didalam memeknya, aku dorong tubuhnya sehingga Rita pada posisi menungging, lalu dengan ganas dan liar kugenjot Rita pada posisi doggie style Sambil kuciumi punggung, leher dan belakang telinganya aku terus melanjutkan genjotan kontolku dimemeknya

    Aaaaagggghhhterussssss mas ssss genjooootttyanggggg dalaaaamentotinnnnn akuuu masss teriaknya ketika ia kembali terngsang birahinya oleh genjotan dan ciumanku Kadang rambut indahnya aku tarik kasar sambil menepuk kedua pantatnya

    Yeeeeahhhh rasaaaaiiinkontollllkuu pela cuuuurrrrkuuu bentakku dengan semakin memperkuat genjotanku Rupanya Rita sangat suka dengan perlakuan dan kata2 kasarku
    Yaaaaaaa akuuuu pelacuuuurmuuuent oooot akuuu dalammmm dalaaaam ujarnya sambil memaju mundurkan pantatnya mengimbangi entotanku

    Puas dengan posisi doggie style, aku balikkan tubuhnya dan mengangkat kedua kakinya kepundakku kemudian kembali memompa memeknya sambil meremas kasar teteknya Putingnya kupilinpilin dan tarik yang membuat Rita si bekas istri simpanan agak kesakitan tapi nikmat Yeeeeeaaahhhhaggghhhh ssshhhhh desisnya

    Masssss Ritaaaa gakkkktahaaaannn mauu uu kluaaaarrrrr lagiiiiiiii, Iyaaaaaa babiiiii ayyyyoooo bareeengggg g akuuu jugaaaaa kataku ketika kurasa aku akan mengeluarkan spermaku Pompaanku makin cepat dan dalam, sementara dinding memeknya kembali menjepit keras kontolkudancroooooot crooooot akupun mengeluarkan spermaku didalam memeknya sementara Rita secara bersamaanpun kembali klimaks

    Setelah klimaks kami terdiam berpelukan sambil mencoba mengatur nafas kami yang tidak beraturan Maaf ya Rit, aku khilaf Abis kamu sih sexy dan cantik kataku kemudian sambil mengecup lembut bibirnya, Ooh gak apa2 mass, terimakasih mas sudah menolong Rita dengan memuaskan Rita Lagian baru sekali ini Rita merasa betul2 puas, suami Rita dulu gak bisa muasin Rita mas jawabnya sambil membalas kecupanku

    Setelah membersihkan diri dikamar mandi, aku berpakaian dan pamit kekantor Sebelum keluar dari rumahnya aku sempat mencium wajah cantiknya, dan kami berjanji untuk mengulangi lagi bila ada kesempatan

    Demikian kisahku dengan seorang janda cantik bekas istri simpanan. Sampai kini aku paling suka dengan wanita matang setengah baya.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Mesum Ibu Teman Montok Super Hot Yang Butuh Kepuasan – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Mesum Ibu Teman Montok Super Hot Yang Butuh Kepuasan – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1712 views

    Perawanku – Namaku Bobby, Aku seorang remaja abg biasa berumur 18 tahun. Gayaku yang biasa saja bahkan bisa di bilang URAKAN ini jika dipandang cewek/wanita mungkin tidak menarik perhatian.

    Aku mempunyai seorang teman dekat sebut saja Toni. Dia merupakan teman dekat bahkan bisa dibilang seorang sahabat karib sejak kecil. Aku sering main ke rumah Toni. Keluarganya yang baik dan ramah membuatku betah jika aku berada di rumahnya. Ibu nya Toni sebut saja Bu Mawar berumur kira kira 38 Tahun. Orangnya sangat baik terhadap anak nya bahkan diriku ini sangat dimanja ketika aku bermain di rumah Toni, sedangkan ayahnya toni berprofesi sebagai buruh pabrik.

    Suatu Saat aku pernah ditawari temanku Toni untuk tidur di rumahnya, Pas banget waktu itu ada acara bola dan yang bermain adalah klub sepakbola kesukaanku dan Toni tentunya. Akhirnya akupun setuju saja ketika di suruh untuk tidur di rumah Toni, karena di saat bersamaan ayah Toni ditugaskan keluar kota.

    Akhirnya tiba lah hari itu, aku sudah bersiap dengan “dandan’an”yang rapih (maklum ini kan mau tidur di rumah teman, sopan donk hehe).Namun aku tidak langsung ke rumah Toni, melainkan aku ingin mencari angin segar dan lagipula acara Sepakbola itu mulai dini hari.

    Pukul 7 malam aku sudah bersiap menanti temanku Toni untuk sekedar mencari angin dan kami pun memutuskan untuk pergi ke angkringan. disitu kami pun ngopi ngopi sambil menikmati gorengan yang ada. Setelah itu kami pun memutuskan untuk langsung pergi ke rumah Toni karena ibu nya sudah berulang kali Telpon dan sms kalau hari sudah larut malam, memang tak terasa kami nongkrong sudah 4 jam lamanya (pukul 11 malam).

    Sesampainya di rumah Toni kami pun langsung di sambut oleh ibu Mawar.

    Bu Mawar : “kemana saja kamu, jam segini baru pulang, mamah di rumah sendirian sayang, tak ada laki laki di rumah ini, jadi maaf saja kalau mamah Was Was”

    Toni : “Maaf mah, aku habis nongkrong bareng Bobby di angkringan”

    Bu Mawar : “oh”

    Aku : “maaf bu, ini semua aku yang mengatur (dengan kepala tertunduk hehe)”

    Bu Mawar : “Gpp sayang (sejak kecil memang dia memanggilku dengan kata sayang), lain kali kalau mau pergi lama bilang ibu dulu ya” Aku pun hanya mengangguk dengan sedikit senyuman.

    Saat itu Bu Mawar hanya menggunakan kaos ketat berwarna putih dan celana pendek (kira kira sepaha). Sengaja kucuri curi perhatian ke arah Payudara Bu mawar yang pada saat itu mengenakan BH berwarna hitam.

    ”Wah kenapa dengan ku, kok rasanya ada yang beda dengan bu mawar” gumamku dalam hati.

    Akhirnya kami masuk rumah, sembari kami menunggu acara bola, Toni pun memutuskan untuk tidur dulu dan minta di bangunkan oleh aku. Tiba Tiba saja aku mendadak ingin kencing, lalu kuputuskan untuk pergi ke kamar mandi, Saat itu keadaan rumah gelap karena sudah biasanya orang rumah ini tidur dengan keadaan gelap. Aku pun hanya menggunakan Senter dari HP. Aku pun tiba di depan WC, namun keadaan WC terkunci. Akhir nya aku pun mengetuk pintu WC itu dan sedikit bertanya apakah ada orang, dan ternyata Bu Mawar sedang buang air kecil. Aku pun terpaksa menunggu, namun aku sudah sangat tidak tahan, kemudian aku pun bertanya kepada Bu Mawar.

    Aku : “bu bisa cepetan dikit ga, Bobby udh g tahan nih”

    Bu Mawar : “oh iya iya”

    dan akhirnya bu Mawar keluar dari WC. Aku pun lega.

    Setelah kencing, niatku hanya langsung menuju kamar Toni, namun tanpa kusangka ternyata Bu Mawar belum beranjak dari depan pintu WC.

    Aku: “lho, ibu kok belum masuk”

    Bu Mawar : “nunggu kamu, ibu takut”
    Aku : “loh bukan nya tadi ibu berani sendirian ke WC (terheran heran).

    Bu Mawar : “gpp kok, ibu cuma ingin masuk bersama mu saja Bob (dengan sedikit senyuman)”.

    Ohhh tidak, Penisku menjadi tegang gara gara melihat Buah Dada bu Mawar yang lumayan besar yang tertutupi BH hitamnya. Aku pun menjadi pucat karena Malu kalau ketahuan Penisku ini sudah Ngaceng berat.

    Bu Mawar : “ayo masuk”

    Aku : “i..iii ya, dengan perlahan lahan aku berjalan”

    Bu Mawar : “kamu kenapa Bob (tanya bu Mawar)”

    Aku : “ehh Anu bu, Gpp kok”

    Bu Mawar pun cuek saja.

    Sesampai nya di depan kamar bu Mawar. (kamar Toni berada di depan, sedangkan kamar Orang tuanya berada di Tengah).

    Bu Mawar : “kamu mau ga temenin ibu tidur?”

    Aku pun sangat terkejut.

    Aku : “hah, apaan bu ga denger aku nya (pura pura bego)”

    Bu Mawar : “Kamu mau ga temenin Ibu Tidur, ibu takut sendirian sayang (dengan sedikit senyuman)”

    Aku : “ehhmm tapi Bu .. Toni gimana nan..”

    Bu Mawar : “sudah ayo masuk saja tidak apa apa (sambil menarik kaos ku).

    Aku sedikit gemetaran, apakah maksud bu mawar ini, dan aku pun pasrah karena tidak mungkin aku menolak nya (tdk enak gan).

    Malam itu terasa sangat panas, akhirnya aku meminta izin untuk membuka jendela ventilasi rumah

    Aku : “Bu ini Ventilasi nya di buka sedikit ya, Gerah banget”

    Bu Mawar : “oh ya sudah buka saja, senyaman mungkin lah kamu di rumah ini Bob, mumpung suami ku tidak berada di rumah”

    Aku :”hehehe iya bu (sedikit senyuman)”.

    Waktu sudah menunjukan pukul 1 malam dan sampai saat itu pun aku belum bisa tidur, dan aku juga memikirkan Toni yang ingin dibangunkan nanti jika acara bola nya sudah mulai.

    Kamar bu Mawar ini lumayan Besar, Rapih dan Bagus. Bu Mawar tidak menyarankan aku untuk menyalakan AC dan Kipas angin (aku pun hanya mengikuti saja).

    Bu Mawar : “belum tidur kamu Bob”

    Aku : “belum bu panas banget ni padahal ventilasi udah di buka, aku kira ibu sudah tidur dari tadi”

    Bu Mawar : “klo memang masih panas, di buka aja Baju nya, ibu ndak bisa tidur, insomnia mungkin”

    Aku : “emang gpp bu kalo baju Bobby ni di buka?, oh insomnia to (dengan lugu nya gan “D)”

    Bu Mawar :”gpp sayang, buka aja, buat senyaman mungkin saja, iya ibu sering insomnia ga tau kenapa, mungkin saat ini gara gara ada kamu”. Memang sebelumnya aku belum pernah tidur di rumah Bu Mawar ini.

    Aku :”oke deh.eh sekalian celana boleh ga Bu, kan gerah pake Levis”. Aku pun pura pura tidak mengerti perkataan yang tadi Bu Mawar katakan.

    Bu Mawar : “ehmm .. it’s oke”

    lalu kubuka kaos dan celana ku, kni aku hanya di balut dengan celana dalam. Tiba tiba timbul pikiran kotorku.

    Aku : “Bu apa ibu ga gerah dengan pakaian seperti itu?” tanyaku.

    Bu Mawar pun kaget.

    Bu Mawar : “sebenernya sih Gerah Bob, tapi apa engga apa apa klo ibu buka”

    Aku : “lho gpp lah bu, emg kenapa, kan ibu yang punya rumah, jadi terserah ibu donk”.

    Bu Mawar : “sekalian celana ya (sedikit kedipan mata)”

    Dibukalah baju dan celana bu Mawar.WOOOOOOOOOW dalam hati ku, tubuh nya indah banget, payudaranya juga montok, bokong nya pun kencang, maklum mereka hanya punya 1 anak yaitu cuma Toni.

    Bu Mawar : “gimana, gpp kan ? suka ga klo ibu kaya gini”

    Aku : “suka bu, cantik banget klo penampilan ibu kaya gini” Bu Mawar pun hanya tersenyum Malu mendengar perkatan ku.

    Aku : “bu, kita jangan 1 ranjang ya tidur nya”

    Bu Mawar : “engga, pokok nya 1 ranjang (dengan nada kesal mendengar perkataanku)”.

    Aku : “ya udh deh klo itu mau nya ibu”

    Bu Mawar hanya tersenyum.Kemudian kami pun langsung menuju kasur empuk dan kami hanya di balut selimut (untuk 2 orang gan). Jantung ku merasa berdebar debar, darahku serasa naik, Hangat sekali rasanya”.karena sudah memuncak, Penisku menjadi Keras dan ingin rasanya ku muncratkan sperma ku ini di payudara Bu Mawar. Karena sudah tidak tahan, ku coba untuk mengocok Penisku ini, namun secara perlahan lahan takut bu Mawar terbangun dari tidurnya. Sambil ku kocok, ku lirik payudara bu Mawar yang lumayan Besar.Shiit Dammmn tanpa kusadari ternyata bu Mawar belum tidur..

    Bu Mawar : “lagi ngapain kamu Bob (sambil tersenyum)”.

    Aku : “ehmm,,aa ann,,anuu Buu”Tegang banget disini.

    Bu Mawar :”Ibu tau kok yang Kamu Lakuin, Kamu Terangsang yah gara gara ibu memakai pakaian seperti ini”.

    Aku : “engg..ehh iyya bu sedikit”.

    Bu Mawar :”Ibu sengaja pancing kamu untuk menemani ibu tidur, Ibu sudah jarang di sentuh oleh Suami ibu”

    Aku :”ooo.h..oohh”

    Bu Mawar :”Jadi, Mau kah Kamu Bob”tanya bu Mawar padaku.

    Aku :”ehh,, Mmm MakSuud ibu ap..appa”pura pura bego.

    Bu Mawar :”udah lah jangan berlagak gitu ahh, ibu juga tau kok klo kamu…”

    Aku : “iii ..iiyaa Bbbu”.

    Tanoa Basa Basi, Bu Mawar langsung membuka Selimut yang menutupi kami berdua.Disini aku pun terus terang karena aku belum pernah melakukan hal seperti ini.

    Aku :”Bu, aa..n.u, sblumnya Bobby belum pernah ngelakuin kaya gini”.

    Bu Mawar :”ohh bagus donk, Pasti bisa banyak nih muncratnya”

    Aku :”iii.y.a bu”

    Langsung saja bu Mawar membuka celana dalam ku, dan dia pun terkejut karena ukuran Penis ku yang lumayan besar, katanya sih punya suami bu mawar ini kalah jauh.

    Bu Mawar :”suka banget sama Penis mu sayang, punya suami ibu kalah jauh”

    Aku :”eemang iya bu? (sedikit senyuman)”

    Bu Mawar : “iya donk ..”

    First, Bu Mawar langsung melumat bibir ku,.

    Bu Mawar :”ayo mainin bibir mu Bob”.

    Aku :”emmh iya bu”

    setelah 10 menit kami Berciuman, Tangan bu indah pun langsung menuju ke penisku.

    Bu Mawar :”aduuh ibu jadi geregetan, penismu bagus sekali sayang”

    Aku :”hehe”

    Bu Mawar :”ini di BJ aja dulu ya, klo baru pertana kali, biasanya ga lama”

    karena belum tau BJ, aku pun hanya mengangguk)

    Wow pintar sekali bu Mawar memainkan Penis ku, tak lama kemudian ….

    Aku :”Bu ..aaakkk…uuu”

    semakin cepat saja bu Mawar mengocok Penisku,Dannn Ahhhh, Akhir Spermaku berceceran di muka Bu Mawar.

    Aku :”makasih buu, cukup kah segini saja?”

    Dia belum menjawab pertanyaanku, karena sedang sibuk membersihkan sperma yang ada di penis dan menjilati seluruh Spermaku yang berada di Payudara nya.

    Bu Mawar :”eiits tunggu dulu donk sayang, ini mah belum apa apa”

    Aku : “maksud nya?”

    Lalu bu Mawar membuka BH dan CD nya . Dan WOW aku terkagum kagum.Tak lama kemudian Bu Mawar Duduk dan bersandar.Lalu dia menarik Kepala ku, tepat di hadapanku Vagna yang sangat bagus milik bu Mawar, Rapih gan tercuku dan masih lumayan karena jarang di sentuh suami nya.

    Bu Mawar :”Jilat Vagina Ibu Bob”

    Aku :”iya bu”

    Kemudian aku pun Menjilati Vagina Bu Mawar TERSAYANG.

    Bu Mawar :”Ahhh,, Uhhh,, “sambil menjambak rambutku. tak berapa lama, Bu Mawar menyuruh ku untuk berhenti, (shiit padahal lagi enak enaknya, tapi apa boleh buat).

    Bu Mawar :”masukin ya”

    Aku :”iya bu”

    karena baru pertama kali melakukan nya, aku pun masih kesusahan (hehe).Bu Mawar pun tersenyum melihat ku kesusahan memasukan Penisku ke dalam Lubang Vagina nya.

    Bu Mawar :”Yeee .. Susah ya?”

    Aku :”iiya nih bu,,, maap ya karena baru pertama kali”sambil tersenyum.

    Bu Mawar pun memegang penis ku, dan mengarahkan nya ke Vagina milik nya.Sleeep Akhir nya masuk juga.

    Bu Mawar :”Tekan, lalu gerakin ya Bob”.

    Aku :”iya bu, tapi sambil di ajarin ya”

    dan Bu Mawar pun Hanya mengangguk. Aku tekan tekan Penis ku dan Memain kan nya.

    Aku:”Begini bkn bu?”

    Bu Mawar :”iya sayang, nanti klo mau keluar di percepat dikit ya gerakan nya” Ahhh Ohhh ummmHHH ahhhh Anjaas ahhhh Uhhh Ummh ucap bu Mawar..

    Aku:”ahh buuu,, emmhh”

    Kemudian aku melepaskan Batang Penisku dari Vagina Bu Mawar.

    Bu Mawar :”Lho kenapa ?”

    Aku :”Ganti Posisi ya”

    Bu Mawar :”Y udh … Anal aja ya”

    aKU :”apa itu bu”

    Bu Mawar :”Kamu tusukkan Penismu ke Anus Ibu”

    Aku:”Ohh .. iya bu”

    Kemudian Bu Mawar pun membalikan Badan nya, Disini aku sudah sedikit lihai karena tadi sudah di ajarkan oleh bu Mawar. Sleeep Masuk juga.

    Aku Mainkan Penisku,

    Aku:”ahhh buu,, ummh nikmatt bu ahhh oouuhh”

    Bu Mawar:”ahhh .. terus sayang ahh woow .. buat ibu puas malam ini”

    Aku:”Buuu klo di keluarkan di dalam bagaimana?”

    Bu Mawar :”Keluarkan saja tidak apa apa .. Ouuuhh Ahhhh Emmmh Sayanngg”

    Sekitar 5 menit …..

    Aku:”Buu Akkkuuuu KelllluuArrr”

    Bu Mawar :”ahh ahhhhh ohhhhh ahhhh sayaangg emmmmhhh ahhhh”

    Crooot Croot,, spermaku pun keluar di dalam.

    Bu Mawar:”jangan di lepas, biarkan saja, tunggu mengecil sendiri”

    Aku :”Ahhhh,, Capek dan Lemes nih Bu”

    Setelah Penisku mengecil sendiri, akhir nya kucabut.Lalu Kami berdua berbaring bersama.

    Bu Mawar :”Makasih banget Bob,, malam ini ibu Puas”(kemudian mengecup bibirku).

    Aku:”Sama Sama Bu,, baru pertama kali Bobby ngelakuin kaya gini,, Makasih banget”

    Bu Mawar :”Iya sayangg”(dengan senyuman manjanya)

    Lalu Aku pun memakai Kaos dan Celana ku kembali, tapi Bu Mawar masih Berbaring di tempat tidur nya mungkin dia kelelahan.Waktu sudah menunjukan Pukul 02.00.

    Aku:”Aku ke kamar Toni dulu yah Bu, takut dia marah”

    Bu Mawar :”iya sayang, jangan bilang bilang ya (senyum gembiranya ), sini mendekat sebentar.

    Kami melakukan Kissing sekitar 5 menit, aku pun bergegas ke kamar Toni dan melambaikan tangan ku ke arah Bu Mawar, dan dia pun hanya tersenyum puas.

  • Cerita Sex Ngentot Adik Iparku Di Samping Istriku

    Cerita Sex Ngentot Adik Iparku Di Samping Istriku


    1315 views

    Perawanku – Cerita Sex Ngentot Adik Iparku Di Samping Istriku, Usiaku sudah hampir mencapai tiga puluh lima, ya sekitar 3 tahunan lagi lah. Aku tinggal bersama mertuaku yang sudah lama ditinggal mati suaminya akibat penyakit yang dideritanya. Dari itu istriku berharap aku tinggal di rumah supaya kami tetap berkumpul sebagai keluarga tidak terpisah. Di rumah itu kami tinggal 7 orang, ironisnya hanya aku dan anak laki-lakiku yang berumur 1 tahun berjenis kelamin cowok di rumah tersebut, lainnya cewek.

    Jadi… begini nih ceritanya. Awal September lalu aku tidak berkerja lagi karena mengundurkan diri. Hari-hari kuhabiskan di rumah bersama anakku, maklumlah ketika aku bekerja jarang sekali aku dekat dengan anakku tersebut. Hari demi hari kulalui tanpa ada ketakutan untuk stok kebutuhan bakal akan habis, aku cuek saja bahkan aku semakin terbuai dengan kemalasanku.

    Pagi sekitar pukul 9 wib, baru aku terbangun dari tidur. Kulihat anak dan istriku tidak ada disamping, ah… mungkin lagi di beranda cetusku dalam hati. Saat aku mau turun dari tempat tidur terdengar suara jeritan tangis anakku menuju arah pintu. seketika itu pula pintu kamar terbuka dengan tergesanya. Oh… ternyata dia bersama tantenya Rosa yang tak lain adalah adik iparku, rupanya anakku tersebut lagi pipis dicelana. Rosa mengganti celana anakku, “Kemana mamanya, Sa…?” tanyaku. “Lagi ke pasar Bang” jawabnya “Emang gak diberi tau, ya?” timpalnya lagi. Aku melihat Rosa pagi itu agak salah tingkah, sebentar dia meihat kearah bawah selimut dan kemudian salah memakaikan celana anakku. “Kenapa kamu?” tanyaku heran “hmm Anu bang…” sambil melihat kembali ke bawah.

    “Oh… maaf ya, Sa?” terkejut aku, rupanya selimut yang kupakai tidur sudah melorot setengah pahaku tanpa kusadari, aku lagi bugil. Hmmm… tadi malam abis tempur sama sang istri hingga aku kelelahan dan lupa memakai celana hehehe….

    Anehnya, Rosa hanya tersenyum, bukan tersenyum malu, malah beliau menyindir “Abis tempur ya, Bang. Mau dong…” Katanya tanpa ragu “Haaa…” Kontan aja aku terkejut mendengar pernyataan itu. Malah kini aku jadi salah tingkah dan berkeringat dingin dan bergegas ke toilet kamarku.

    Dua hari setelah mengingat pernyataan Rosa kemarin pagi, aku tidak habis pikir kenapa dia bisa berkata seperti itu. Setahu aku tuh anak paling sopan tidak banyak bicara dan jarang bergaul. Ah… masa bodoh lah, kalau ada kesempatan seperti itu lagi aku tidak akan menyia-nyiakannya. Gimana gak aku sia-siakan, Tuh anak mempunyai badan yang sangat seksi, Kulit sawo matang, rambut lurus panjang. Bukannya sok bangga, dia persis kayak bintang film dan artis sinetron Titi kamal. Kembali momen yang kutunggu-tunggu datang, ketika itu rumah kami lagi sepi-sepinya. Istri, anak dan mertuaku pergi arisan ke tempat keluarga almahrum mertua laki sedangkan iparku satu lagi pas kuliah. Hanya aku dan Rosa di rumah. Sewaktu itu aku ke kamar mandi belakang untuk urusan “saluran air”, aku berpapasan dengan Rosa yang baru selesai mandi. Wow, dia hanya menggunakan handuk menutupi buah dada dan separuh pahanya. Dia tersenyum akupun tersenyum, seperti mengisyaratkan sesuatu.

    Selagi aku menyalurkan hajat tiba-tiba pintu kamar mandi ada yang menggedor.
    “Siapa?” tanyaku
    “Duhhhh… kan cuma kita berdua di rumah ini, bang” jawabnya.
    “Oh iya, ada apa, Sa…?” tanyaku lagi
    “Bang, lampu di kamar aku mati tuh”
    “Cepatan dong!!”
    “Oo… iya, bentar ya” balasku sambil mengkancingkan celana dan bergegas ke kamar Rosa.

    Aku membawa kursi plastik untuk pijakan supaya aku dapat meraih lampu yang dimaksud.
    “Sa, kamu pegangin nih kursi ya?” perintahku “OK, bang” balasnya.
    “Kok kamu belum pake baju?” tanyaku heran.
    “Abisnya agak gelap, bang?”
    “ooo…!?”
    Aku berusaha meraih lampu di atasku. Tiba-tiba saja entah bagaimana kursi plastik yang ku injak oleng ke arah Rosa. Dan… braaak aku jatuh ke ranjang, aku menghimpit Rosa..
    “Ou…ou…” apa yang terjadi. Handuk yang menutupi bagian atas tubuhnya terbuka.
    “Maaf, Sa”
    “Gak apa-apa bang”
    Anehnya Rosa tidak segera menutup handuk tersebut aku masih berada diatas tubuhnya, malahan dia tersenyum kepadaku. Melihat hal seperti itu, aku yakin dia merespon. Kontan aja barangku tegang.

    Cerita Sex Ngentot Adik Iparku Di Samping Istriku

    Cerita Sex Ngentot Adik Iparku Di Samping Istriku

    Kami saling bertatap muka, entah energi apa mengalir ditubuh kami,
    dengan berani kucium bibirnya, Rosa hanya terdiam dan tidak membalas.
    “Kok kamu diam?”
    “Ehmm… malu, Bang”
    Aku tahu dia belum pernah melakukan hal ini. Terus aku melumat bibirnya yang tipis berbelah itu. Lama-kelamaan ia membalas juga, hingga bibir kami saling berpagutan. Kulancarkan serangan demi serangan, dengan bimbinganku Rosa mulai terlihat bisa meladeni gempuranku. payudara miliknya kini menjadi jajalanku, kujilati, kuhisap malah kupelintir dikit.
    “Ouhh… sakit, Bang. Tapi enak kok”
    “Sa… tubuh kamu bagus sekali, sayang… ouhmmm” Sembari aku melanjutkan kebagian perut, pusar dan kini hampir dekat daerah kemaluannya. Rosa tidak melarang aku bertindak seperti itu, malah ia semakin gemas menjambak rambutku, sakit emang, tapi aku diam saja.

    Sungguh indah dan harum memeknya Rosa, maklum ia baru saja selesai mandi. Bulu terawat dengan potongan tipis. Kini aku menjulurkan lidahku memasuki liang vaginanya, ku hisap sekuatnya sangkin geramnya aku.
    “Adauuu…. sakiiit” tentu saja ia melonjak kesakitan.
    “Oh, maaf Sa”
    “Jangan seperti itu dong” merintih ia
    “Ayo lanjutin lagi” pintanya
    “Tapi, giliran aku sekarang yang nyerang” aturnya kemudian

    Tubuhku kini terlentang pasrah. Rosa langsung saja menyerang daerah sensitifku, menjilatinya, menghisap dan mengocok dengan mulutnya.
    “Ohhh… Sa, enak kali sayang, ah…?” kalau yang ini entah ia pelajari
    dari mana, masa bodo ahh…!!
    “Duh, gede amat barang mu, Bang”
    “Ohhh….”
    “Bang, Rosa sudah tidak tahan, nih… masukin punya mu, ya Bang”
    “Terserah kamu sayang, abang juga tidak tahan” Rosa kini mengambil posisi duduk di atas tepat agak ke bawah perut ku. Ia mulai memegang kemaluanku dan mengarahkannya ke lubang vaginanya. semula agak sulit, tapi setelah ia melumat dan membasahinya kembali baru agak sedikit gampang masuknya.
    “Ouuu…ahhhhh….” … seluruh kemaluanku amblas di dalam goa kenikmatan milik Rosa.
    “Awwwh, Baaaang….. akhhhhh” Rosa mulai memompa dengan menopang dadaku. Tidak hanya memompa kini ia mulai dengan gerakan maju mundur sambil meremas-remas payu daranya.

    Hal tersebut menjadi perhatianku, aku tidak mau dia menikmatinya sendiri. Sambil bergoyang aku mengambil posisi duduk, mukaku sudah menghadap payudaranya.Rosa semakin histeris setelah kujilati kembali gunung indahnya.
    “Akhhhh… aku sudah tidak tahan, bang. Mau keluar nih.
    Awwwhhh??”
    “Jangan dulu Sa, tahan ya bentar” hanya sekali balik kini aku sudah berada diatas tubuh Rosa genjotan demi genjotan kulesakkan ke memeknya. Rosa terjerit-jerit kesakitan sambil menekan pantatku dengan kedua tumit kakinya, seolah kurang dalam lagi kulesakkan.

    “Ampuuuun…… ahhhh… trus, Bang”
    “Baaang… goyangnya cepatin lagi, ahhhh… dah mau keluar nih”
    Rosa tidak hanya merintih tapi kini sudah menarik rambut dan meremas tubuhku.
    “Oughhhhh… abang juga mau keluar, Zzhaa” kugoyang semangkin cepat, cepat dan sangat cepat hingga jeritku dan jerit Rosa membahana di ruang kamar.
    Erangan panjang kami sudah mulai menampakan akhir pertandingan ini.
    ” ouughhhhh…. ouhhhhhh”
    “Enak, Baaaangg….”
    “Iya sayang…. ehmmmmmm” kutumpahkan spermaku seluruhnya ke dalam vagina Rosa dan setelah itu ku sodorkan kontol ke mulutnya, kuminta ia agar membersihkannya.
    “mmmmmmuaaachhhhh…” dikecupnya punyaku setelah dibersihkannya dan itu pertanda permainan ini berakhir, kamipun tertidur lemas.

    Kesempatan demi kesempatan kami lakukan, baik dirumah, kamar mandi, di hotel bahkan ketika sambil menggendongku anakku, ketika itu di ruang tamu. Dimanapu Rosa siap dan dimanapun aku siap.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Ngentot Dengan Bu Guru Yang Cantik

    Cerita Sex Ngentot Dengan Bu Guru Yang Cantik


    5099 views

    Perawanku – Cerita Sex Ngentot Dengan Bu Guru Yang Cantik, Sebelumnya perkenalkan diriku terlebih dahulu namaku Dodi. Ketika kisah ini terjadi aku berumur kira-kira 18 tahun, aku termasuk seorang yang aktif dalam berbagai kegiatan baik di kampus maupun diluar kampus termasuk di didalamnya kegiatan Pramuka yang memang sejak kecil aku suka.

    Nah karena kegiatan Pramuka inilah terjadilah kisah yang sampai saat ini masih aku kenang. Untuk wajah memang aku nggak jelek-jelek amat malah terbilang agak cakep itu kata temen-temenku. Dan terbukti ada beberapa cewek yang naksir kepadaku. Hingga suatu saat aku mendapat surat yang berisi permintaan batuan untuk ikut menjadi salah satu pembina di SD Negeri di dekat rumahku.

    Murid-murid SD itu akan melaksanakan perkemahan sabtu minggu atau persami. Merasa mendapat kepercayaan dan hitung-hitung untuk tambahan uang saku maka dengan hati senang aku terima tawaran tersebut. Lagipula aku adalah salah satu alumnus dari SD tersebut.

    Kami berangkat ke lokasi hari sabtu pagi, dan sampai ke lokasi kira-kira jam 10. Setelah sampai lokasi kami mendirikan tenda dan mempersiapkan segala sesuatu untuk keperluan kegiatan persami. Kegiatan demi kegiatan kami lakukan, dan ternyata anak anak terlihat suka padaku karena mungkin dimata mereka aku lucu dan menarik. Itu semua mungkin karena aku aktif di berbagai organisasi sehingga aku pandai mengatur suasana.

    Permasalahan yang ada adalah air. Lokasi kami berkemah agak jauh dari rumah penduduk. Air yang kami dapatkan berasal dari sungai yang mengalir di dekat lokasi. Dan untuk mandi kami harus kerumah penduduk yang ada disekitarnya walaupun agak jauh. Hari semakin sore aku sedang bersantai di tenda pembina sambil mengawasi anak-anak terlihat dari kejauhan sebuah mobil kijang berhenti dan turun seorang wanita paruh baya.

    Setelah aku perhatikan betul ternyata yang datang adalah Bu Anis, beliau adalah kepala sekolah SD tersebut. Beliau dahulu adalah Ibu guruku, beliau orangnya supel namun kewibawaannya tetap terlihat. Yang aku herankan adalah beliau tetap terlihat cantik diusia yang aku taksir sudah kepala lima.

    Tubuhnya tetap terawat tidak seperti wanita pada umumnya pada usianya. Para guru dan para pembina mendekat untuk menyalami termasuk diriku bergegas berjalan mendekatinya untuk menyalaminya. Aku menyalaminya sambil basa-basi bertanya”Koq cuma sendirian Bu Anis?” “Eh.. iya Dod bapaknya anak-anak sedang ada acara di Semarang” Jawab Bu Anis. “Kamu tadi tidak menjemput Bu Anis” Sergah Pak Budi yang berjalan beriringan dengan kami.

    “Kan sudah Bu Anis sudah bawa mobil Pak” Aku menjawab sekenanya. Kami berjalan beringan menuju tenda para pembina. Setelah sampai di tenda Bu Anis tampak berbicara serius sambil duduk diatas tikar dengan Pak Budi. Tampaknya hal penting yang perlu dibicarakan mengenai acara persami itu. Aku menjadi agak tidak enak untuk berlama-lama di dekat mereka.

    Setelah minta ijin aku berjalan menjauh dari mereka. Dalam benakku terlintas pengakuan bahwa Bu Anis memang masih menarik walau tampak sedikit keriput di leher namun itu malah membuat Bu Anis tampak lebih anggun. Rambutnya lurus sebahu hitam walau ada beberapa helai yang tampak sudah putih, kulitnya yang putih bersih tampak terawat.

    Anganku terus mengalir bentuk tubuhnya yang ramping namun padat berisi, bongkahan bokongnya tampak jelas tercetak dibalik rok spannya begitu juga buah dadanya indah. Perutnya memang agak besar namun kencang. Gila.. aku membayangkan orang yang dahulu pernah menjadi guruku. Ini tidak benar. Tapi aku aku tidak bisa memungkiri bahwa Bu Anis memang masih sintal.

    Pada malam harinya diadakan acara api unggun yang kemudian dilanjutkan dengan acara jurit malam. Aku kebetulan mendapat untuk menjaga semua tenda. Kebetulan sekali sebab aku merasa lelah karena sehari sebelumnya ada kegiatan di kampus. Yang lebih kebetulan adalah ternyata Bu Anis dan 2 guru wanita yang lain nggak ikut acara jurit malam.

    Setelah mngecek semua tenda aku berjalan mendekat kearah Bu Anis yang sedang duduk sendiri di depan tenda pembina. Tampaknya kedua rekannya sudah terkantuk dan tidur didalam tenda. “Belum ngantuk Bu?” aku memulai pembicaraan sambil duduk berhadapan dengannya. “Belum Dod.. masa Ibu enak-enakan tidur padahal tadi kan Ibu datang terlambat” Bu Anis menjawab.

    “Ya nggak apa-apa, Ibu kan sibuk juga” Aku menyahut. “Gimana kuliahmu” Tanya Bu Anis. “Lancar, Bu Anis belum akan pensiun” Aku memancing pertanyaan untuk mengetahui umur sebenarnya. “Tinggal tiga tahun lagi Dod” Bu Anis menjawab. Pasti wanita ini umurnya lebih dari 30 tahun, namun koq masih menggairahkan.

    Mata sekali-kali mencuri pandang menikmati keindahan tubuhnya. Kami mengobrol agak lama sampai Bu Anis minta diantar ke sungai karena kebelet buang air kecil. Aku bergegas mengantarnya sampai pinggir sungai yang agak curam. Sambil memberikan senter aku berkata,

    “Saya tunggu disini ya Bu Anis, ini senternya hati-hati jalannya agak licin” “Iya.. eh jangan ngintip lho” Katanya sambil bercanda. Ketika akan melangkah Bu Anis terpeleset otomatis tanganku menggapai tangannya tanganku yang satu menggapai badannya menahan agar beliau tidak jatuh.

    Namun tidak disangka tanganku mendarat tepat di salah satu gunung indahnya. Dia kaget aku juga kaget. “Ma.. af Bu Anis, nggak sengaja” Aku berkata. “Eh.. nggak apa-apa” Sahutnya juga agak salah tingkah. Sambil berjalan meniti jalan setapak akhirnya dia mencari tempat yang agak tersembunyi.

    Namun karena sinar rembulan tampak samar-samar gerakan tubuhnya dalam melaksanakan kegiatannya. Tampak dia memelorotkan celana panjangnya kemudian CDnya lalu berjongkok. Aku bertanya dalam hati mimpi apa aku semalam sehingga aku memperoleh keuntungan dobel pertama memegang buah dada indah yang kedua bisa melihat bokong dan paha walaupun samar.

    Tak terasa celanaku semakin sempit karena senjata kesayanganku menggeliat. Tanganku merabanya dan membuat remasan-remasan kecil. Tak puas dengan itu aku mengeluarkan batang penisku sehingga dapat berdiri bebas mengacung. Aku yakin Bu Anis bakalan tidak akan melihat polahku. Sepertinya Bu Anis sudah selesai buang air kecil ketika akan naik ke atas aku ulurkan tanganku dan menariknya. Aku minta Bu Anis berjalan didepan dengan alasan aku mengawal kalau ada apa-apa.

    Namun bukan karena itu aku bisa membuat bebas kelaminku terjulur keluar dan mengacung. Sensasi ini aku nikmati sampai ke tenda pembina. Kami lanjutkan ngobrol sampai akhirnya acara jurit malam selesai. Malam sudah larut bahkan menjelang di hari kami pembina dan guru putra tidur terpisah dengan pembina dan guru wanita. Tetapi bayang-bayang kemolekan wanita paruh baya itu masih mengganggu pikiranku.

    Mata ini rasanya sulit terpejam. Kemaluanku rasanya juga nggak mau ditidurkan, tapi akhirnya aku sadar bahwa wanita yang menggelorakan hasrat jiwaku adalah mantan guruku yang tak mungkin aku akan melampiaskan kepada beliau. Akhirnya anganku kubawa tidur. Sampai pada pagi harinya aku terbangun oleh suara riuh anak-anak yang sedang melakukan senam pagi. Aku cepat-cepat bangun dan cuci muka kemudian membantu pembina lainnya.

    Setelah acara pagi selesai aku beres-beres pekerjaan yang lain yang masih harus aku kerjakan. Sementara anak-anakpun juga sibuk mandi di sungai. Pembina dan guru antri mandi di rumah penduduk yang agak berjauhan. Tampak Bu Anis juga belum mandi karena beliau juga sibuk mengawasi anak-anak. Sekitar jam 09.00 pagi semua tugas sudah selesai maka aku bergegas mengambil peralatan mandiku. Namun terdengar dari kejauhan suara yang memanggilku.

    “Dodo kamu mau mandi ya” Setelah aku toleh ternyata suara itu bersal dari Bu Anis. Langsung saja ku jawab singkat, “Iya.. Bu Anis” “Kalau begitu sama-sama dong.. Ibu juga belum mandi” Dia berkata. Bagai disambar petir di siang bolong mendengar tawaran itu tanpa ragu-ragu aku mengiyakan. “Iya Bu Anis” Karena kamar mandi-kamar mandi yang ada di sekitar rumah penduduk tampak sudah penuh maka aku menawarkan pada Bu Anis sebuah sumur yang ada di tengah kebun penduduk.

    “Sebaiknya kita mandi disana saja Bu Anis, tempatnya juga tertutup koq” Aku berharap dia mau karena ada kesempatan untuk berdua. “Yang benar lho Dod.. tapi ya nggak apa-apa memang tempat yang lain sudah penuh”. Kami berjalam beriringan menuju ketempat pemandian di tengah kebun itu. Sementara yang lainnya persipan untuk kegiatan pagi itu yaitu jalan-jalan berkeliling.

    Sampailah aku pada tempat yang kami tuju. Setelah aku meletakkan perlatan mandiku aku memulai menimba air untuk keperluan kami berdua. Setelah bak terisi penuh maka aku persilahkan beliau untuk mandi dahulu. Tempat mandinya terbuat dari anyaman bambu ada beberapa lobang yang tampak. “Silahkan Bu Anis anda mandi lebih dahulu” Aku mempersilahkan.

    “Kamu tunggu dulu ya.. awas lho jangan.. ngintip” Katanya sambil tersenyum. “Nggak Bu Anis.. tapi kalau kepepet kan nggak apa-apa” Kataku juga bercanda. “Nakal kamu” Dia berkata sambil berkata masuk ke kamar mandi. Aku mengamati dari kejauhan dan melihat satu persatu pakaiannya dilepas dan digantungkan diatas anyaman bambu itu. Terakhir aku lihat kutang dan CDnya yang berwarna biru muda dan coklat muda tersampir.

    Hatiku semakin nggak karuan aku membayangkan pasti tubuh molek wanita yang pantas menjadi ibuku itu telanjang bebas, aku dengar suara air yang mengguyur tubuhnya. Aku mencari akal agar aku bisa menikmati keindahan tubuhnya. Akhirnya aku mendekat dan berkata, “Bu Anis airnya kurang nggak” Dari dalam bilik aku dengar suaranya,”Eh.. kamu koq ada disitu.. kurang sedikit Dod” katanya agak kaget.

    Ya.. kesempatan datang akhirnya aku menimba untuknya lagi dan aku tuangkan ke saluran mengalirkan ke dalam bak yang ada di dalamnnya. Bu Anis masih melanjutkan mandinya maka aku putuskan untuk mandi diluar saja sambil berharap Bu Anis nanti selesai mandi dapat melihatku. Entah pikiran gila sudah memasuki pikiranku. “Eh.. Dod kamu mandi diluar ya..” Terdengar dari dalam bilik.

    “Iya Bu Anis kan bisa menyingkat waktu” Aku beralasan. Sambil melihat sekeliling aku rasa aman maka aku lepaskan semua pakaianku kini tinggal celana dalamku. Sambil mengguyur badanku dari timba langsung aku sedikit mencari celah-celah agar aku dapat melihat keindahan tubuhnya. Benar dugaanku aku belum selesai madi dari dalam bilik sudah terdengar suaranya.

    “Dod sudah selesai belum?” Dia bertanya. “Sudah Bu Anis” Aku menjawab walau aku belum selesai mandi. Memang aku sengaja. Dan lihat pintu bilik mulai bergerak terbuka. Darahku terasa mengalir semakin kencang menduga apa yang akan terjadi saat Bu Anis melihat aku hanya memakai celana dalam. “Ih.. ka.. ta.. nya sudah selesai” Dia melihatku agak terperanjat.

    Raut mukanya tampak kelihatan merah. Dia agak tersipu setelah melihatku hanya memakai celana dalam. Aku bisa melihat dari ujung matanya dia melirik pada selangkanganku yang disitu tampak tercetak jelas penisku yang sudah tegang dari tadi seakan meronta keluar. “Sana mandi di dalam masih ada airnya kok” Dia menyambung. “Iya Bu Anis” jawabku sambil masuk ke bilik. Perasaanku puas dapat memperlihatkan kejantananku pada wanita paruh baya ini.

    Tapi hasratku untuk bertindak lebih jauh semakin berkecamuk. Kebetulan sekali jam tangan Bu Anis tertinggal di dalam bilik bambu ini. “Bu Anis jam tangan Ibu tertinggal nih.” Aku berkata kepadanya dari dalam bilik. Aku menanti Bu Anis masuk ke dalam bilik dan penis celana dalamku semakin tidak bisa memuat penisku yang semakin membesar. “Tolong ambikan Dod masak aku harus masuk kan kamu sudah telanjang to” Bu Anis berkata dari luar bilik.

    “Ah Bu Anis nggak mau saya nggak masuk ndak saya ambilkan” Aku semakin berani menggodanya. “Ih kamu kok masih nakal to dari dulu” Dia berkata. “Pakai handuk dulu saya akan masuk” Dia menyambung. Semakin terbuka kesempatan mencari kepuasan hasratku yang semakin menggebu-gebu ini. Aku lepas celan dalam ku hingga aku menjadi telanjang bulat tanpa sehelai benang menanti Bu Anis masuk kedalam bilik.

    Bu Anis masuk kedalam bilik dan langsung setengah menjerit dia berkata, “Dod.. kamu.. nga.. nga.. pain” Pandangannya terbelalak melihat aku telanjang apalagi melihat penisku mengacung bebas. “Itu Bu Anis jamnya ambil sendiri ya” Aku mencoba santai. Aku lihat mukanya yang merah padam namun matanya tadi melirik ke arah batang zakarku yang sudah tegang.

    Dia melangkah menuju kearah jam tangannya yang tertinggal. Pikiran mesumku semakin menjadi-jadi maka dengan cepat aku tutup pintu bilik. Melihat perilaku itu Bu Anis kaget sambil menatapku dia berkata, “Dod apa-apaan ini”. “Maaf Bu Anis.. ta.. pi.. Ibu sangat menarik bagi saya” aku semakin berani tanpa memikirkan akibatnya. “Kamu.. sudah gila ya..” Dia berkata.

    Belum sempat aku menjawab pertanyaannya dia kembali menyahut. “Aku sudah menduga kamu dari kejadian tadi malam, tapi kamu harus tahu bahwa Ibu sudah bersuami dan lagi Ibu kan sudah tua” Dia mencoba menyadarkan aku. “Tapi wajah dan tubuh Ibu tidak mencerminkan usia Ibu” Aku beralasan. “Apa sudah kau pikirkan benar-benar” Dia menyahut. “Su.. dah Ibu” aku berkata tanpa pikir panjang. “Da.. sar.. kamu” Dia berkata lagi. Aku mendekat dan mencoba mencium bibirnya.

    Diluar dugaanku di tidak menghindar atau meronta namun sebaliknya dia menyambut ciuman hangatku dan membalasnya. Ciuman kami semakin dalam lidah kami saling bertautan tanganku bergerilya menjamah buah dadanya yang sekal dan meremas-remas bokongnya. Tiba-tiba dia berusaha melepaskan melepaskan pelukan sambil berkata, “Sabar Dod.. jangan terlalu bernapsu” Dia mendorongku aku terduduk di pinggiran bak semen.

    Dia masih berdiri sambil tangannya melepaskan satu persatu kancing bajunya. Perlahan dan pasti aku melihat dua bukit kembar yang masih tampah sekal. Kini tinggal beliau hanya mengenakan kutang dan rok aku bangkit namun dia berkata, “Duduk dulu”. Aku kembali duduk sambil melihat dia melepaskan roknya. Setelah roknya terlepas dia melepaskan kutang dan mencopot celana dalamnya.

    Cerita Sex Ngentot Dengan Bu Guru Yang Cantik

    Cerita Sex Ngentot Dengan Bu Guru Yang Cantik

    Dan kini terpampang didepanku tubuh sintal yang aku angan-angankan. Aku bangkit lagi namun dia kembali berkata, “Dod.. aku suka dengan caramu menjeratku tapi ini harus menjadi rahasia kita saja”. Dia berkata sambil meletakkan salah satu kakinya diatas bibir bak semen itu. Dadaku semakin berdegub kencang melihat pemandangan indah ini.

    Selangkangannya ditumbuhi rambut keriting yang hitam indah sekali. “Tentu Bu Anis..” Aku menyahut. Aku elus kakinya yang putih aku dekatkan wajahku dan mulai menciumi betisnya sambil menjilatinya merambat naik ke atas. Lidahku menari diatas pahanya dan diselingi dengan sedotan-sedotan kecil.

    Sampailah aku pada hutan yang rimbun itu dan lidahku mencoba menyibak mencari lobang yang paling dicari para lelaki. Bilik bambu di tengah kebun menjadi saksi pergumulan nafsu dua anak manusia yang dipisahkan oleh status dan usia. Aku jilati bibir vaginanya dengan penuh nafsu. Bu Anis mengerang menahan kenikmatan yang melanda dirinya. Aku tak peduli dengan keadaannya aku semakin gila mempermainkan lidahku didalam lobang vaginanya.

    Tangan Bu Anis memegang erat-erat kepalaku dan menekan ke selangkangannya solah-olah mempersilahkan diriku untuk menelan barang berharga miliknya. “Dod.. ka.. mu.. ma.. sih.. nakal.. seper.. ti.. dulu.. ah” Dia berkata sambil merintih menahan nikmat. Tampaknya lututnya tidak bisa lagi bertahan. Beliau menarik kepalaku agar aku menghentikan aktivitasku. Aku bangkit dan mendekatkan mukaku ke buah dadanya yang disitu tertempel buah anggur yang berwarna coklat muda tegang menantang. Aku sedoti seluruh permukaan payudaranya, aku hisap putingnya yang indah.

    Bu Anis tampak merem-melek menikmati permainanku ini. Tanganku meremas-remas bokong indahnya dan jariku mencari lobang duburnya, setelah ketemu aku mempermainkan jariku membuat tusukan-tusukan kecil dan mengobok-obok alat buang air besarnya. Bu Anis mengerang-erang dan aku merasakan lobang anusnya meyempit keras seolah ingin menjepit jariku yang tertanam di dalamnya.

    Tampaknya Bu Anis ingin mengambil inisiatif, dia melepaskan pelukanku. “Dod.. ber.. baring.. lah.. pa.. kai.. handuk.. mu.. untuk alas” Dia berkata kepadaku dengan nafas tersengal. Bagai kerbau ditusuk hidungnya aku lakukan apa kehendaknya. Aku berbaring dengan beralaskan handukku. Bu Anis berdiri mengangkang diatasku dan perlahan jongkok tepat diatas kemaluanku yang mengacung keatas. Tangannya membimbing penisku untuk memasuki lobang kenikmatannya.

    Dan setelah tepat dia menekan kebawah sehingga.. bles.. keinginanku terlaksana untuk menikmati kehangatan benda yang terdapat di selangkangan wanita paruh baya ini. Aku merasakan dinding kemaluannya keluar cairan yang mempermudah penisku tertanam. Kepala Bu Anis terdongak keatas dan kulihat bibir bawahnya. Tangannya yang satu berpegangan pada pinggiran bak semen. Aku hanya bisa merem melek menahan kenikmatan dari cengkeraman vaginanya.

    Nafas Bu Anis semakin memburu seiring dengan gerakan erotis yang dilakukannya naik turun diselingi dengan perputaran pantatnya. Aku lihat buah dadanya terguncang-guncang. Pemandangan yang indah sekali. Wanita paruh baya ini ternyata pintar bermain sex. Aku merasakan sensansi yang luar biasa. Rambutnya yang masih basah itu menjadi acak-acakan.

    Aku mencoba untuk bertahan agar aku tidak kecolongan keluar terlebih dahulu. Gerakan erotis Bu Anis semakin cepat. “Dod.. uh.. Ibu.. ma.. u.. sam.. pai..” Dia berkata tersengal. Aku tidak menjawabnya, gerakannya semakin tidak teratur dan akhirnya aku merasakan cengkeraman erat vaginanya, aku rasakan cairan yang mengalir memenuhi lobang vaginanya. Nafasnya tersengal dan beliau terkulai diatasku. Aku rasakan vaginanya yang masih berdenyut.

    Aku usap punggung mantan guruku dan aku belai rambutnya yang terurai basah. Tubuhnya yang hangat menempel erat. “Bagai.. mana.. Bu Anis..” Aku berkata. “Ka.. mu.. hebat..” Bu Anis menjawab. Mendengar jawabannya aku merasa sebagai seorang lelaki yang perkasa yang dapat membahagiakan seorang wanita. Perlahan beliau turun dari atas tubuhku, beliau tahu bahwa aku belum mencapai puncak.

    Dia berbaring disampingku, dia tersenyum kearahku. Aku mendekatkan wajahku dan mencium mesra bibirnya. Setelah itu aku bangkit, aku lihat dia sudah mengangkangkan kaki tampaklah kemaluannya yang basah merekah menanti benda tumpul yang aku miliki untuk masuk kedalamnya. Perlahan namun pasti aku arahkan benda kebanggaan para lelaki yang aku miliki.

    Dan.. bles.. masuklah penisku kedalam vaginanya, aku tekan dalam dalam sampai pangkal kemaluanku. Bibir Bu Anis tampak terbuka merasakan kenikmatan yang kedua kalinya, aku tarik perlahan kemudian kemudian aku gerakan naik turun pantatku. Gerakanku semakin aku percepat sehingga menimbulkan suara-sura erotis. Aku kerahkan tenagaku untuk menyodok barang istimewa mantan guruku ini.

    Oh.. nikmat sekali seakan melayang. Aku rasakan darahku mengumpul di penisku seiring dengan gerakanku yang semakin aku percepat. Buah dadanya yang sekal indah putih terguncang-guncang karena sodokanku. Akhirnya aku tidak dapat lagi menahan dan.. creet.. aku tancapkan dalam-dalam, aku semprotkan spermaku di dalam vaginanya. Melihat aku mencapai puncak Bu Anis melipat kakinya dan menekan pantatku erat-erat.

    Oh.. seakan aku terbang. Nikmat sekali.. aku rasakan sensasi yang indah sekali. Serasa tulangku terlolosi lemas sekali aku terkulai diatas tubuhnya. Dia tersenyum manja kearahku.Aku cium mesra bibirnya. Kami berbaring berdampingan. “Bu Anis.. Ibu masih hebat.. kapan.. kita.. lakukan lagi” Aku berkata kepadanya. “Ih..”, Dia mencubit hidungku. “Nakal.. kamu..” Kami lantas berpakaian kembali karena kami takut nanti perbuatan kami diketahui oleh yang lain.

    Kami berjalan menuju kembali ke perkemahan kami. Begitulah cerita yang masih aku ingat ketika pertama kali aku bercinta dengan Bu Anis. Kami masih sering melakukannya setiap ada kesempatan. Kami kencan di penginapan-penginapan yang ada di kotaku bahkan pernah kami lakukan di kamar kost temanku.

    Namun kini Bu Anis telah pergi mengikuti suaminya dinas kelain kota. Aku tenggelam dengan kerinduanku terhadap Bu Anis.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Keperjakaanku Untuk Santi Kekasihku

    Cerita Sex Keperjakaanku Untuk Santi Kekasihku


    659 views

    Perawanku – Cerita Sex Keperjakaanku Untuk Santi Kekasihku, Pekerjaanku sebagai salah satu montir di sebuah bengkel yang memang sudah terkenal dan banyak memiliki member. Dengan tubuh atletis dan juga wajah yang lumayan manis, menurut sebagian orang bahkan aku dijuluki si cakep. Dan aku tahu mungkin hal itu memang benar karena selama masih sekolah dulu banyak cewek yang menembakku dan menjadikan aku pacarnya.

    Namun karena aku sadar diri karena akupun dari keluarga yang kurang mampu maka aku mencoba menghidari mereka. Aku tidak mau hanya memanfaatkan mereka untuk menjadi pacarku dan aku jadikan mereka pemuas nafsu semata, karena terus terang hingga saat ini aku belum menemukan wanita yang bisa membuat hatiku tersentuh dari dalam dan aku tidak ingin jika hanya ingin melakukan adegan seperti dalam cerita seks saja.

    Kini aku dekat dengan seorang wanita yang jauh lebih tua dariku. Awalnya aku memanggilnya mbak Santi karena dia memang sudah berumur 30 tahun sedangkan aku masih 23 tahun, dan dia memanggilku dengan sebutan Arman saja karena dia termasuk salah satu langganan kami. Aku menjadi dekat dengannya karena dia sering traktir kami makan atau hanya sekedar membawa makanan ringan pada bengkel.

    Sebenarnya teman-temanku bilang kalau Santi suka sama aku tapi aku membantah ucapan mereka, apalagi aku tidak mau terlalu jauh membayangkan aku dengan Santi. Karena aku lihat dia seorang wanita yang sukses dalam karirnya, terlihat dengan penampilannya yang sering gonta ganti mobil dan juga dia sangat cantik dan anggun menurutku apalagi senyumnya begitu menggoda.

    Jadi aku harus tahu diri untuk tidak berharap banyak padanya, apalagi aku hanya seorang montir yang berpenghasilan tidak seberapa di bnadingkan dengan dia. Dan juga aku memang selalu kagok tiap kali ada wanita mencoba mendekatiku, mungkin karena itu sampai sekarang akupun belum pernah melakukan adegan layaknya dalam cerita seks yang pernah aku baca sebelumnya.

    Namun sebagai laki-laki tulen sebenarnya jauh dari dalam hatiku akupun ingin melakukan hal itu. Tapi rasa malu jauh lebih besar dari keinginan itu, pernah sekali aku di bawa teman ke salah satu relokasi tempat plus-plus yang ada di kota ini. Tapi tetap saja aku tidak bisa melakukan sebagaimana dalam cerita seks itu karena saat datang wanita penghiburnya akupun keluar dari tempat itu.

    Sampai sekarangpun aku belum pernah menjamah siapapun bahkan hal itu menjadi rahasia umum teman-temanku. Dan tidak jarang pula mereka menjadikan hal itu sebagai bahan ledekan padaku, bahkan pernah sekali mereka keceplosan di saat ada Santi di bengkel rasa malu langsung menyergap padaku dan akupun meninggalkan mereka. Karena aku rasa begitu malu pada Santi.

    Namun aku yakin karena hal itu jugalah yang membuat Santi menjadi lebih ingin dekat padaku. Buktinya Santi mengajakku untuk jalan bareng dan aku memenuhi keinginannya apalagi untuk seorang wanita seperti Santi yang begitu cantik. Sejak saat itu kami sering jalan bareng bahkan tanpa sepengetahuan teman bengkelku karena kamipun janjian di tempat yang jauh dari sana.

    Bukan hanya itu saja Santi menjadi lebih perhtian padaku, dia sering membelikan aku sesuatu yang tidak aku minta. Hingga pada suatu hari dia mengajaku makan di sebuah cafe dan di sana juga dia menyatakan cinta padaku, aku yang sedikit terperanjat mencoba untuk menjelaskan status kami yang beda jauh, namun dengan mantap dia bilang kalau memang mencari pria seperti aku.

    Sejak saat itulah kamipun resmi pacaran dan semakin sering Santi main ke bengkel tempatku bekerja. Bahkan dia tidak malu untuk bilang sayang padaku, kamipun sering jalan bareng bahkan aku kenalkan Santi pada ibuku yang memang dengan ibu aku tinggal karena dia sudah cerai dengan ayahku yang kini tinggal di lain kota bersama istri barunya, dan tinggallah aku bersa dengan ibuku.

    Karena Santi begitu baik karena itu ibukupun menjadi akrab denganya, apalagi baru kali ini aku mengenalkan wanita yang sudah aku anggap sebagai kekasihku. Terlihat ibuku begitu menyukai Santi. Namun akhirnya kebahagian kami tidak berlangsung lama karena sewaktu aku main ke rumah Santi dengan lantang orang tuanya menolak kehadiranku dan menganggapku hanya memanfaatkan Santi.

    Singkatnya akupun menghindari Santi dengan segala maca cara, hingga akupun berhenti bekerja di bengkel hanya untuk menjauh darinya. Aku dengar kalau Santi juga sakit karena hal itu tapi aku masih ingat kata-kata yang di lontarkan oleh papanya, karena itu akupun membawa ibuku buat pindah ke tempat kontrakan yang baru meskipun aku harus menguras tabunganku.

    Hingga pada suatu hari ketika aku berangkat kerja menjadi salah satu buruh pabrik. Secara tidak sengaja aku bertemu dengan Santi, dengan berteriak cukup keras dia menghampiri aku lalu memeluk erat tubuhku. Akupun terlena dengan pertemuan ini bahkan ketika Santi mengajakku untuk masuk dalam mobilnya akupun mengikuti hingga akhirnya dia membawaku ke sebuah home stay yang tidak jauh dari tempat tadi.

    Tanpa membuang waktu lagi kamipun saling pagut melepas rindu yang hampir dua bulan berpisah. Santi dengan lembut dan buasnya melumat bibirku sambil melepas pakaian yang menempel padaku, begitu konttolku terlihat diapun langsung mengulum kontolku itu, aku yang baru pertama kali melakukan adegan layaknya dalam cerita seks ini hanya bisa menikmatinya.

    Aku melihat apa yang di lakukan oleh Santi pada kontolku “OOoouuugghhh… ooouuuggghh… aaaaaggggghhh… aaaaggghh.. sa.. yang… aaaaaggggghhhh… aaaaggghhh.. ” Aku tidak kuat menahan hisapan mulut Santi pada kontolku, lalu akupun menarik tubuhnya untuk aku rabahkan pada tempat tidur di dalam kamar tersebut. Santi rupanya mengerti karena saat itu juga dia menarik tangaku.

    Membawaanya ke tempat tidur lalu diapun terlentang sambil menggapaikan tangannya “Ayo.. sa.. yang.. lakukan.. se.. karang…. yaaaaccchhh…. ” Dengan perlahan akupun menindih tubuhnya lalu aku acungkan kontolku pada lubnag memeknya dan dengan tanganya Santi ikut membantu menyelinapkan kontolku pada memeknya yang terasa hangat begitu aku masukkan kontolku.

    Aku masih terdiam menikmati terbenamnya kontolku, tiba-tiba aku sadar untuk bergerak ketika Santi dengan perlahan menggoyangkan pantatnya dari bawah tubuhku. Aku menatap matanya diapun tersenyum lalu mendekap tubuhku “OOOuuuuuggghhh… aaaagagggghh…. aaagggghhh… aaaaaggghh… sa.. yang… aaaaggghh… ” Desahnya membuatku semakin bergairah saja.

    Kini akupun sanggup bergerak layaknya pemain dalam cerita seks. Bahkan akupun mengerang merasakan kenikmatan yang tiada terkira “OOouuggghh… aaaggghh.. San.. ti…. aaaagggggghhh… sa… yang… aaaaggghhhh… aaaagggghhh.. ” Saat itulah aku mengeluarkan spermaku karena kontolku serasa bergerak-gerak dan lemas pada akhirnya setelah akupun meneguk rasa nikmatnya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Kenalan Keponakanku

    Cerita Sex Kenalan Keponakanku


    911 views

    Perawanku – Cerita Sex Kenalan Keponakanku, Karena aku pernah kerja sebagai EO. Ana minta tolong aku untuk mengatur pesta hutnya. Aku tanya ma Ana, dia maunya pestanya seperti apa dan berapa budgetnya yang disediakan ortunya. Bapaknya Ana adalah adik kandungku, makanya Ana bebas sekali ma aku. Kalo becanda dah kaya ma temennya, padahal umurku dan dia berbeda jauh sekali, 20 tahun lebih. Ya gak apa, jadi aku awet muda kan kalo banyak bergaul dengan bag (termasuk menggauli kale)

    Setelah aku mendapat info yang dibutuhkan, aku mencari cafe yang deket dengan rumah adikku, sehingga gak problem dengan trafik yang macet. Aku nego dengan manajer bar itu mengenai arrangement pesta hutnya Ana. Karena ini pesta abg, makan malem mah ala kadarnya saja, yang penting banyak minumannya, non alkoholik tentunya. Aku juga minta disediakan MC dari bar yang bisa memandu beberapa games untuk memeriahkan suasana. Aku minta adikku menyediakan beberapa suvenir dari kantornya sebagai hadiah untuk games itu.

    “An, temen-temen kamu kece-kece gak”.

    “So pasti om, ana gitu loh”. wah asik juga nih, banyk yg bisa dilihat,

    “Tapi mreka datengnya bawa pasangan lo om”. Wah, kecewa juga aku mendengarnya.

    Sampe dengan hari H nya. undangan dibuat jam 8 malem. Adik dan iparku dah standby di bar untuk menyambut temen-temen Ana, setelah makan malam, acara potong kue dilakukan, gak ada coreng muka pake krim kue yang sering dilakukan pada acara abg. Setelah itu adikku dan istrinya pulang karena selanjutnya adalah acara buat para abg. Ana minta aku tetap stay, dia tajut kalo ada acara yang meleset dari rencana.

    “Om kan gak ada siapa-siapa dirumah, mending juga disini, ntar om turun ja ma temenku yang gak bawa pasangan”.

    Memang tadi aku liat ada beberapa prempuan abg yang dateng bergerombol tanpa kawalan pasangannya. Acara games berlangsung meriah, palagi MC nya pinter banget membuat suasana jadi ceria. Setelah acara games slesai, sampailah pada acara puncak. Musik berdentam keras, ditingkahi dengan celoteh DJ yang mengajak para tetamu untuk mulai goyang.

    “Om, ini Ayu, om temenin Ayu ya, dia gak punya pasangan”, Ana mengenalkan aku pada seorang abg, seumuranlah ma Ana.

    Cantik, wajahnya dihiasi dengan sepasang mata uang indah, bulu mata yang lentik, hidung mancung dan bibir mungil yang merekah. Yang menarik perhatainku, Ayu punya kumis tipis diatas bibirnya yang mengundang untuk dikecup. Diruang yang temaran aku masi bisa menikmati wajah ayunya Ayu. Nama yang sangat sesuai dengan orangnya lagi. Yang lebi menarik lagi, dadanya dihiasi dengan sepasang tonjolan yang lumayan besar. Palagi Ayu mengenakan t shirt dan jin ketat, sehingga semua yang menonjol ditubuhnya menjadi nampak dengan jelas. Pinggangnya ramping dan pinggu serta pantat yang membulat sehingga badannya yang imut berpotongan seperti biola, sangat menggugah napsu.

    “Om, tu apanya Ana si”, teriak Ayu ditengah bisingnya musik.

    “Aku kakak bokapnya Ana”.

    “Kok beda ya om”.

    “apa bedanya?”

    “Om kliatan lebi mudah, badan om atletis sekali, gak kaya bokapnya Ana, dah botak gendut pula”.

    “Lelaki kan juga mesti jaga penampilan, gak prempuan aja kan”.

    “Bener banget om, duduk yuk om”. aku mengambil 2 soft drink dan duduk dipojokan berdua Ayu, kringeten juga jingkrakan ngiktui goyangannya Ayu.

    “Yu, kamu seksi banget deh, kamu yang paling seksi dari semua yang dateng, Ana ja kalah seksi ma kamu”.

    “Om suka kan ngeliatnya”.

    “Suka banget Yu, palagi kalo gak pake apa2″, godaku menjurus.

    “Ih si om, mulai deh genitnya, ntar kalo liat Ayu gak pake apa2, gak bisa nahan diri lagi”.

    “Mangnya kamu suka gak pake apa2 didepan lelaki?”

    “Depan cowokku om”.

    “Wah bole dong skarang depan aku ya”.

    “Maunya”. Musik berganti dengan musik yang lembut.

    “Om turun lagi yuk, Ayu pengen dipeluk om”. Aku turun lagi dan melantai (ngepel kale) dengan Ayu, Ayu kupeluk erat, terasa sekali toket besarnya mengganjal didadaku.

    “Yu toket kamu besar ya, sering diremes ya”, bisikku.

    “Iya om”. Aku mencium telinganya, Ayu menggeliat kegelian,

    “om, nakal ih”.

    “Tapi suka kan”. Ayu gak menjawab, kembali aku mencium lehernya sehingga Ayu menggelinjang.

    Ayu mempererat pelukannya, aku seneng ja dipeluk abg seksi kaya Ayu. Sampe acara slesai Ayu nempel terus ma aku.

    “Om tinggal sendiri ya”.

    “Kok tau”. “ana yang bilang, napa si om tinggal sendiri”.

    “aku dah cere Yu, anak2 ikut ibunya, napa kamu mo gantiin?”

    “Mangnya om mau ma Ayu, Ayu kan masi abg, ntar om malu lagi jalan ma Ayu”.

    “Wah malah bangga Yu, biasa jalan ma abg yang cantik dan seksi kaya kamu”. Ketika ana melihat Ayu nempel terus ma aku, dia mulai godain,

    ”Wah ada yang nempel terus neh kaya prangko, ayu cantik kan om, pasti om suka deh ma Ayu, aku kan tau selera om kaya apa”. Aku hanya senyum saja, Ayu cemberut jadinya,

    “Udah deh loe sana ma cowok loe aja, gak bole liat orang lagi seneng ja”.

    “Iya deh”, Ana meninggalkan kami sambil tertawa berderai.

    Setelah acara selesai, aku membereskan administrasinya dengan pihak bar.

    “Om, makasi banyak ya buat bantuannya, kalo gak ada om pasti pestaku gak semeriah ini. Yu kamu puilang ikutan om ku ja, dia searah kok sama rumah kamu. Om anterin ayu dulu ya, jangan diapa2in lo temenku yang seksi ini, dah tengah malem soalnya”, ana tersenyum sambil menjabat tanganku.

    “Mau aku anter pulang Yu”, tanyaku menoleh ke ayu.

    “Bole, kalo gak ngerepotin om”.

    “Buat prempuan secantik dan sesekai kamu apa si yang repot”. Ayu aku gandeng menuju ke tempat parkir.

    “Om, Ayu males pulang deh”.

    “Lo napa”. “Dirumah gak ada siapa2 om, mending juga ma om ada yang nemenin Ayu ngobrol”.

    “Mangnya ortu kemana”.

    “Wah ortu mah sibuk ma urusan masing2, Ayu jarang ketemu ortu biar serumah juga. ayu ketemu ortu kalo ada keperluan ja, minta duit”.

    “O gitu, kamu mo ikut aku ke apartmen?’

    “Bole om”.

    “Gak takut ma aku”.

    “Mangnya om mo makan Ayu”.

    “Mau makan bagian2 tertentu dibadan kamu”. Ih si om, bisa aja”. Sepanjang perjalanan ke apartmenku ayu curhat mengenai kondisinya, aku menjadi pendengar yang baik saja, sesekali aku kasi komentar.

    “Om, ayu suka deh lelaki kaya om, mature sekali, lagian om ganteng banget, atletis lagi badannya. Om sering maen ma abg ya”.

    “Sesekali ja Yu, kalo ada yg seksi kaya kamu, kamu mau kan maen ma aku”. Ayu diem saja, tapi tangannya mulai mengelus2 pahaku, aku tau itu jawabannya atas pertanyaanku.

    Sesampainya di apartmen, aku langsung parkir mobil di basement di lot yang diperuntukkan buat aku. Ayu kugandeng ke lift dan lift melumcur ke lantai 40, dimana aku tinggal. Di lift ayu kupeluk dan kucium pipinya,

    “Oom”, ayu hanya melenguh sambil memperat pelukannya ke aku.

    Di apartment, Ayu langsung inspeksi, apartmenku kecil, ada 2 kamar tidur, ruang tamu yang menyatu dengan ruang makan dan pantri. Di bagian belakang ada tempat untuk cuci pakean dan balkonnya lumayan luas untuk jemur pakean. Ayu cukup lama berdiri di alok menatap kerlap kerlip lampu kota. Aku memeluknya dari belakang sambil mencium kuduknya. Ayu mengeglinjang tapi dia membiarkan tanganku yang mulai mengelus toketnya dari luar t shirtnya.

    “Ooom”, lenguhnya ketika toket montoknya mulai kuremas2.

    Ayu menggeser2kan pantatnya yang membulat ke selangkanganku. Kontolku dah mengejang dengan kerasnya.

    “Ih, om dah ngaceng ya”, katanya sambil terus menggeser2kan pantatnya ke kekontolku. aku makin gemes meremes2 toketnya, terasa sekali besar dan kencengnya toket abg montok ini.

    “Om, ayu dah pengen om, masuk yuk”.

    Di sofa Ayu langsung melepas pakean luarnya. Wah baru seumur segini dah liar banget ni anak, pikirku. Ya aku seneng ja dapet abg yang liar kaya Ayu gini, pasti nikmat banget dientotinnya. Aku mengeluarkan 2 soft drink dari lemari es. Aku melotot melihat ayu muncul dengan daleman bikini yang minim dan seksi. Toketnya seakan mau tumpah dari branya yang minim sekali. Demikian pula jembutnya berhamburan dari cd bikini yang model g string itu.

    “Yu, duduk disebelahku, kamu mau gak aku pijitin”, tanyanya.

    aku tinggal memakai celana panjangnya saja. Baju dah kulepas. Ayupun duduk membelakangiku. Aku mulai memijit pelan keningnya dari belakang. Dari kening turun ke kuduk. Ayu hanya terpejam saja menikmati pijitanku, turun lagi ke pundak. “Enak om”, katanya.

    “Memangnya om pernah jadi tukang pijit ya”, godanya.

    Aku diam saja, tapi tanganku meluncur ke toketnya. Jariku kembali menelusuri toketnya, kuelus2 dengan lembut. Ayu terdiam, napasnya mulai memburu terengah. Jari kuselipkan ke branya dan mengkilik2 pentilnya. Pentilnya langsung mengeras,

    “Ooom”, lenguhnya. Aku langsung saja meremes2 toketnya dengan penuh napsu.

    Ayu bersandar di dadaku yang bidang. Aku kembali menciumi lehernya sementara kedua toketnya terus saja kuremes2, sehingga napsunya makin berkobar. Kemudian aku minta ayu berbalik sehingga kami duduk berhadapan. Ayu tak menunggu lama, aku segera mengecup bibirnya. Dibalas dengan ganas. Bibirnya kukulum, lidahnya menjalar didalam mulutku sementara tangannya segera turun mencari kontolku. Diusap2, terasa sekali kontolku sudah ngaceng berat, keras sekali. Segera ikat pinggangku dibuka, celanaku dibuka. Aku berdiri sehingga celana panjangku meluncur ke lantai. kontolku yang besar panjang itu nongol dari bagian atas CD ku yang mini. Kami segera bergelut. Aku terus meremas-remas toketnya sementara Ayu mengocok kontolku.

    “om keras banget, gede lagi”, katanya sambil jongkok didepanku, melepas cdku dan menciumi kontolku dan menghisap daerah sekelilingnya termasuk biji pelernya.

    “Aah Yu, kamu pinter banget bikin aku nikmat”, erangku.

    “aaaduuuuuhh. Yu..enak banget emutanmu”. kontolku dijilati seluruhnya kemudian dimasukkan ke mulutnya, dikulum dan diisep2. Kepalanya mengangguk2 mengeluar masukkan kontolku di mulutnya. Akhirnya aku gak tahan lagi. Ayu kubopong ke kamar.

    Ayu kubaringkan diranjang. Sambil terus meremas2 toketnya tanganku satunya nyelip ke balik cd bikininya yang g string itu. Otomatis pahanya mengangkang, sehingga aku dengan mudah mempermainkan jembutnya yang lebat.

    “Om, geli”, erangnya.

    “geli apa nikmat Yu”, tanyanya.

    “Dua2nya om, Ayu dientot dong om, udah kepengin banget nih”, katanya to the point.

    Tanganku menyusup ke punggungnya sambil mengecup bibirnya. Tali pengikat bra kutarik sehingga toketnya membusung menantang untuk diremas dan dikenyot pentilnya, tanpa penutup lagi. Ikatan CD bikini kutarik dengan mulutku sehingga lepaslah semua penutup tubuhnya yang minim.

    “Yu kamu napsuin banget deh”, kataku.

    Aku langsung saja menindihnya. penisku kuarahkan ke belahan memeknya yang sudah basah dan sedikit terbuka, lalu aku menekan kontolku sehingga kepala kontolku mulai menerobos masuk memeknya. Ayu mengerang keenakan sambil memeluk punggungku. Aku kembali menciumi bibirnya. Lidahnya menjulur masuk mulutku lagi dan segera kuisep2. sementara itu aku terus menekan pantatku pelan2 sehinggga kepala kontolku masuk memeknya makin dalam dan bless, kontolku sudah masuk setengahnya kedalam memeknya.

    “Aah, om nikmat banget om”, erangnya sambil mencengkeram punggungku.

    Kedua kakinya dilingkarkan di pinggangku sehingga penisku besarku langsung ambles semuanya di memeknya.

    “Om, ssh, enak om, terusin”, erangnya.

    Ayu menggeliat2 ketika aku mulai mengeluarmasukkan kontolku di memeknya. Ayu mengejang2kan memeknya meremes2 kontolku yang sedang keluar masuk itu.

    “Yu, nikmat banget empotan memek kamu, kamu masi muda gini dah pinter ngeladenin napsuku”, erangku.

    aku memeluknya dan kembali menciumi bibirnya, dengan menggebu2 bibirnya kulumat, Ayu mengiringi permainan bibirku dengan membalas mengulum bibirku. Terasa lidahnya menerobos masuk mulutku. Aku mengenjotkan kontolku keluar masuk makin cepat dan keras, Ayu menggeliatkan pinggulnya mengiringi keluar masuknya kontolku di memeknya. Setiap kali aku menancapkan kontolku dalam2 Ayu melenguh keenakan.

    Terasa banget kontolku menyesaki seluruh memeknya sampe kedalem. Karena lenguhannya aku makin bernapsu mengenjotkan kontolku. Gak bisa cepet2 karena kakinya masih melingkar dipinggangku, tapi cukuplah untuk menimbulkan rangsang nikmat di memeknya. Kenikmatan terus berlangsung selama aku terus mengenjotkan kontolku keluar masuk, akhirnya Ayu gak tahan lagi. Jepitan kakinya di pinggangku terlepas dan di kangkangkan lebar2. Posisi ini mempermudah gerakan kontolku keluar masuk memeknya dan rasanya masuk lebih dalam lagi. Tidak lama kemudian Ayu memeluk punggungku makin keras

    “Om, Ayu mau nyampe om”.

    “Kita bareng ya Yu”, kataku sambil mempercepat enjotanku.

    “Om, gak tahan lagi om, Ayu nyampe om,aakh”, jeritnya saking nikmatnya.

    Kakinya kembali melingkar di pinggangku sehingga kontolku nancep dalam sekali di memeknya. memeknya otomatis mengejang2 ketika Ayu nyampe sehingga bendungan pejuku bobol juga.

    “Akh Yu, aku ngecret Yu, akh”, aku mengerang sambil mengecretkan pejuku beberapa kali di memeknya.

    Dengan nafas yang terengah engah dan badan penuh dengan keringat, Ayu kupeluk sementara kontolku masih tetep nancep di memeknya. Ayu menikmati enaknya nyampe. Setelah gak ngos2an, aku mencabut kontolku dari memeknya.kontolku berlumuran lendir memeknya dan pejuku sendiri. Aku berbaring disebelahnya.

    “Yu, kamu nikmat banget deh kalo dientot. Kamu yang paling nikmat dari semua abg yang pernah aku entot”, kataku sambil mengelus2 pipiku.

    “Ayu mo kok tinggal sama om, biar om gak usah repot cari abg kalo pengen *******. Udah tersedia di rumah”, katanya sambil tersenyum. Aku diam saja.

    “Om, Ayu ngantuk dan cape”.

    “Ya udah, tidur ja Yu, besok kita tenmpur lagi”. Aku mematikan lampu dan tak lama kemudian kami dah terlelap diranjang yang kusut bertlanjang bulet.

    Hari sudah mulai terang ketika kami terbangun. Aku merasa lapar, ayu juga,

    “Om, Ayu laper om”, katanya.

    “Iya Yu, aku juga laper lagi nih, abis kerja keras sih”, jawabku.

    “Mandi dulu yuk” ajakku.

    Kami bercanda-canda di kamar mandi seperti anak kecil saling menggosok dan berebutan sabun, aku kemudian menarik tubuhnya merapat ke tubuhku. Aku duduk di toilet dan Ayu duduk dipangkuanku dan aku mengusap2 pahanya.

    “Kamu cantik sekali, Yu”, rayuku.

    Tanganku pindah ke bukit memeknya mempermainkan jembutnya yang lebat. Aku bisa melakukan itu karena ayu mengangkangkan pahanya. Tanganku terus menjalar ke atas ke pinggangnya.

    “geli om”, katanya ketika tanganku menggelitiki pinggangnya.

    Ayu menggeliat2 jadinya. Segera aku meremes2 toketnya.

    ”toket kamu besar ya Yu, kenceng lagi”, kataku.

    “om suka kan”, jawabnya.

    “ya Yu, aku suka sekali setiap inci dari tubuhmu”, jawabku sambil terus meremes2 toketnya. Aku kemudian mencium bibirnya. Akhirnya usailah kemesraan di kamar mandi. Kami saling mengeringkan badan, dengan masih bertelanjang bulet, aku menyiapkan sarapan buat kita ber 2. Indomi rasa presiden ja ya Yu”.

    “Ya abis iklannya indomi dipake ma capres kan”.

    “Bisa aja si om, boleh deh, Ayu suka kok apa aja, asal om yang sediain”.

    “Ih manjanya”. “Tapi om suka kan Ayu manja2 ma om”.

    “Suka banget Yu”.

    “ayu tinggal ma om ya, boleh ya om”.

    “Nanti om dituduh melarikan anak dibawah umur lagi ma ortu kamu, kan repot kalo dilaporkan polisi sgala. Ayu bole kok kapan aja mo nginep disini”. Ayu diem saja, kulihat ada raut kekecewaan diwajahnya.

    “Jangan kecewa dong sayang, aku buatin dulu ya indomi rasa presidennya”. Dia kembali tersenyum.

    Cantik sekali Ayu, wajahnya yang tanpa riasan sama sekali tampak cantik segar dan muda sekali. aku langung on lagi ngeliatnya. Segera aku menyiapkan sarapan.

    “Kamu mo minum apaan Yu, ada teh kopi atau susu. Kalo susu mah kamu dah punya ya, besar lagi”.

    “Oom”, katanya manja.

    Aku nyiapin tehm manis ja buat aku dan dia. Setelah indominya mateng, aku tambahin bawang goreng, sedikit kecap asin dan roiko penedap rasa.

    “Om enak banget indomi bikinan om, kalo dirumah bikinan pembokat gak seenak bikinan om”.

    “Kalo suka ya tambah lagi ya, nanti aku bikinin lagi”.

    “enggak lah om, ni kan ukuran jumbo, semangkok juga ayu dah kenyang”.

    “semalem kan ukuran jumbo yang masuk, dah kenyang juga”.

    “O kalo yang itu masi pengen berkali2 lagi”.

    “Haah, berkali2 lagi”.

    “Iya om, abis nikmat banget si, abis sarapan maen lagi ya om”. Luar biasa napsunya ni abg pikirku, ya gak apalah, malah aku bisa nikmati ayu terus2an.

    Di kamar, ayu sudah berbaring diranjang. kontolku yang belum diapa2in sudah ngaceng berat. Aku segera mengecup bibirnya, beralih ke lehernya dan kemudian turun ke toketnya. toketnya kuremes2, ayu terengah, napsunya berkobar lagi. pentilnya ku emut2 sambil meremas toketnya. Tanganku satunya menjalar kebawah, menerobos lebatnya jembutnya dan mengilik2 itilnya.

    “aakh om, pinter banget ngerangsang Ayu”, erangnya.

    Ayu mengangkangkan pahanya supaya kilikannya di itilnya makin terasa. Kilikan di itilnya membuat ayu makin liar. Tangannya mencari kontolku, diremes dan kepalanya dikocok2. Ayu bangkit. kontolku yang tegak berdiri dengan kerasnya. langsung diraih dan dijilati. Pertama cuma kepalanya yang dimasukkan ke mulutnya dan diemut2. Aku meraih pantatnya dan menarik ayu menelungkup diatasku. Aku mulai menjilati memeknya, ayu menggelinjang setiap kali aku mengecup bibir memeknya. Dengan kedua tangan, aku membuka memeknya pelan2, aku menjilati bagian dalam bibir memeknya. Ayu melepaskan emutannya di kontolku dan mengerang hebat,

    “om aakh”. Pantatnya menggelinjang sehingga mulutku melekat erat di memeknya.

    “Terus om aakh”, erangnya lagi.

    itilnya yang menjadi sasaran berikutnya, ayu makin mengerang keenakan. memeknya makin kebanjiran lendir yang terus merembes, soalnya ayu udah napsu banget. Cukup lama aku mengemut itilnya dan akhirnya

    “Om, Ayu nyampe om, aakh”, erangnya.

    “om nikmat banget deh, belum dientot udah nikmat begini om”. Ayu memutar badannya kesamping dan berbaring disebelahku.

    Aku mencium bibirnya. Kemudian ayu kunaiki, kutancapkan kontolku kememeknya dan kudorongnya masuk pelan2,

    “Om, enak, masukin semuanya om, teken lagi om, akh”, erangnya merasakan nikmatnya kontolku nancep lagi di memeknya.

    Aku mengenjotkan kontolku keluar masuk, ketika sudah nancep kira2 separonya, aku menggentakkan pantatku kebawah sehingga langsung aja kontolku ambles semuanya di memeknya.

    “Om, aakh”, erangnya penuh nikmat.

    aku mengenjotkan kontolku keluar masuk makin cepet, sambil menciumi bibirnya sampe akhirnya,

    “Om, Ayu nyampe lagi om, ooh”, ayu mengejang2 saking nikmatnya. memeknya otomatis ikut mengejang2. Aku meringis2 keenakan karena kontolku diremes2 memeknya dengan keras, tapi aku masih perkasa.

    Kemudian aku mencabut kontolku dan minta ayu nungging. Aku menciumi kedua bongkahan pantatnya, dengan gemas aku menjilati dan mengusapi pantatnya. Mulutku terus merambat ke selangkangannya. Ayu mendesis merasakan sensasi waktu lidahku menyapu naik dari memeknya ke arah pantatnya. Kedua jariku membuka bibir memeknya dan aku menjulurkan lidah menjilati bagian dalem memeknya. Ayu makin mendesah gak karuan, tubuhnya menggelinjang. Ditengah kenikmatan itu, aku dengan cepat mengganti lidah dengan kontolku. Ayu menahan napas sambil menggigit bibir ketika ****** besarku kembali nancep di memeknya.

    “Om”, erangnya ketika akhirnya kontolku ambles semuanya di memeknya.

    Aku mulai mengenjotkan kontolku keluar masuk, mula2 pelan, makin lama makin cepat dan keras. Ayu kembali mendesah2 saking enaknya. toketnya kuremes2 dari belakang, tapi enjotan kontolku jalan terus. Ditengah kenikmatan, aku mengganti posisi lagi, aku duduk di kursi dan ayu duduk dipangkuanku membelakangiku. kontolku sudah nancep semuanya lagi di memeknya. Ayu menolehkan kepalanya sehingga aku langsung melumat bibirnya. Ayu semakin cepat menaik turunkan badannya sambil terus ciuman dengan liar.

    Aku gak bosen2nya ngeremes toketnya. Pentilnya yang sudah keras itu kuplintir2. Gerakannya makin liar saja, ayu makin tak terkendali menggerakkan badannya, digerakkannya badannya turun naik sekuat tenaga sehingga kontolku nancep dalem banget. “Om Ayu dah mau nyampe lagi om, aduh om, enak banget”, erangnya. Tau ayu udah mau nyampe, aku mengangkat badannya dari pangkuanku sehingga kontolku yang masih perkasa lepas dari memeknya. “Kok brenti om”, tanyanya protes.

    Ayu kutelentangkan lagi diranjang, aku naiki dia dan kembali kutancepkannya kontolku kedalam memeknya. Dengan sekali enjot, kontolku sudah ambles semuanya. Aku mulai mengenjotkan kontolku keluar masuk dengan cepat. memeknya mulai berkontraksi, mengejan, meremes2 kontolku, tandanya ayu dah hampir nyampe. Aku makin gencar mengenjotkan kontolku, dan

    “Om, Ayu nyampe om, akh”, jeritnya.

    Akupun merasakan remesan memeknya karena nyampe. enjotanku makin cepat saja sehingga akhirnya,

    “Yu…” aku berteriak menyebut namanya dan pejuku ngecret dengan derasnya di memeknya.

    “Om, nikmat banget ya, lagi ya om”, tanyanya.

    “istirahat dulu ya Yu, kamu kok gak puas2 si, aku cape juga nih nggelutin kamu”, jawabku.

    Aku mencabut kontolku dan terkapar disebelahnya. Tak lama kemudian aku kembali terlelap karena lemes dan nikmat.

    Aku terbangun, dah ampir tengah hari. kulihat Ayu masi terkapar dengan lelapnya. Toketnya yang membusung bergerak turun naik seiring dengan tarikan napasnya. Kkinya pada posisi mengangkang sehingga memeknya terkuak diantara kerimbunan jembutnya. Memek yang barusan memberikan kenikmatan tak terhingga bagiku karena jepitan pada kontolku. Memandangi tubuhnya pada posisi menantang seperti itu, napsuku naik lagi, kontolku kembali mulai mengeras. Ayu masih terbaring di ranjang. aku mandi membersihkan diriku, selesai mandi kulihat ayu dah terbangun.

    “enak banget tidurnya Yu”.

    “Ayu cape banget om, om kok mandi gak ajak2 Ayu”.

    “Abis bobonya pules banget, jadi aku gak bangunin kamu. Dah siang ni, mo cari makan gak, aku laper”.

    “Ayu juga laper om, mi presidennya dah abis buat maen tadi pagi, kudu diisi batere baru ni, pasti om masi mau maen ma Ayu lagi kan”.

    “Tau aja kamu, dah mandi sana”.

    “Ayu gak bawa ganti om, masak pake baju yang semalem”.

    “Mo pake bajuku, kegedean gak”. Ayu tubuhnya imut, sehingga kalo pake pakeanku pastinya lah kedodoran.

    “Gini deh, abis mandi ya terpaksa kamu pake lagi baju itu. Aku anter kamu pulang buat tuker baju, baru kita pergi cari makan”.

    “Ayu tapi masi mo disini om”.

    “Boleh, kamu boleh ja disini selama kamu mau, tapi kan kamu gak mo pake baju yang semalem”. Ayu segera masuk kamar mandi membersihkan diri, selesai mandi dia mengenakan pakean yang semalem, kulihat dalemannya cuma dimasukkan kantong plastik.

    “Yu om, buruan, gatel2 ni, pake baju yang esemalem”. Rumah Ayu gak jauh dari apartmentku.

    “Om, brentinya jauhan dari rumah ya, ntar keliahatan ma pembantu lagi Ayu om anter pulang”. Aku berhenti dibawah pohon rindang, Ayu segera menenteng kantong plastik yang berisi dalemannya menuju rumahnya.

    Cukup lama aku menunggunya, dia keluar lagi cuma bercelana pendek dan memakai tanktop. toketnya yang membusung nampak sangat menonjol. Aku dah pengen menggemasi toketnya itu.

    “Kamu tu seksi sekali deh Yu, pake apa aja tetep aja seksi dan cantik”.

    “Kalo gak pake apa2?”

    “Wah lebi lagi, merangsang. Kamu mo makan apa?”.

    “Terserah om aja, abis makan Ayu om makan lagi kan”.

    “So pasti lah, kam kata kamu kita mo isis bensin buat ronde berikutnya”. aku menuju ke mal yang terdekat dari tempat itu. Kit puter2 saja disana mencari makan.

    “Yu kamu mo aku beliin pakean?”

    “Gak ah om, pakean Ayu dah selemari dirumah”. Akhirnya aku mengajak Ayu makan pasta di satu resto pasta Itali. Ayu doyan banget makan pasta, dia makan semua yang aku pesan dengan lahapnya.

    “Wah ngisi bensinnya banyak banget Yu”.

    “Biar siap om kerjain lagi”. Pulang makan, ayu berbaring diranjang dan aku duduk disebelahnya.

    “Yu, aku dah napsu lagi liat badan kamu”, kataku.

    Langsung Ayu melirik daerah kontolku, kelihatan sekali sudah mulai ngaceng karena kelihatan menggelembung. Aku mengelus2 punggungnya, terus tanganku pindah mengelus pahanya, merayap makin dalam sehingga menggosok memeknya dari luar celana pendeknya.

    “Gak berasa om, lepasin dong pakean Ayu”. Aku membuka kancing celana pendeknya dan kulorotkan, Ayu membantu dengan mengangkat pantatnya keatas.

    Ayu mengangkangkan pahanya sehingga jariku menggosok2 belahan memeknya dari luar cd.

    “Ssh om”, erangnya. terus saja aku mengelus belahan memeknya dari luar cd nya.

    Aku mulai menjilati pahanya, jilatanku perlahan menjalar ketengah. Ayu hanya dapat mencengkram sprei ketika merasakan lidahku yang tebal dan kasar itu menyusup ke pinggir cd nya yang kusingkirkan dengan jari, lalu menyentuh bibir memeknya. Bukan hanya bibir memeknya yang kujilati, tapi lidahku juga masuk ke liang memeknya. Aku terus mengelus paha dan pantatnya mempercepat naiknya napsunya. Sesaat kemudian, aku melepas cd nya. Kembali terpampang dengan jelas .memeknya yang sudah tidak tertutup apa-apa lagi.

    Aku mendekap tubuhnya dari belakang dalam posisi berbaring menyamping. Dengan lembut aku membelai permukaannya yang ditumbuhi jembut yang lebat. Sementara tanganku yang satunya mulai naik ke toketnya, menyusup ke dalam tanktopnya, kemudian kebalik branya kemudian meremas toketnya dengan gemas.

    “Yu, toket kamu besar dan keras. Jembut kamu lebat sekali, gak heran napsu kamu besar ya” kataku dekat telinganya sehingga deru nafasku menggelitik.

    Ayu hanya terdiam dan meresapi dalam-dalam elusan-elusan pada daerah sensitifnya. Aku makin getol, jari-jariku kini bukan hanya mengelus memeknya tapi juga mulai mengorek-ngoreknya, tanktop dan branya dah kulepas sehingga aku dapat melihat jelas toketnya dengan pentil yang sudah mengeras. Tak lama kemudian cd nya pun menyusul kulepaskan, ayu dah tlanjang bulet siap menampung kontolku lagi didalem memeknya. Ayu merasakan ****** keras di balik celanaku yang kugesek-gesek pada pantatnya. Aku sangat bernafsu melihat toketnya yang montok itu, aku meremas-remas dan terkadang memilin-milin pentilnya.

    Ketika aku menciumi lehernya, nafasku sudah memburu, bulu kuduknya merinding waktu lidahku menyapu kulit lehernya disertai kecupan. Ayu hanya bisa meresponnya dengan mendesah dan merintih, bahkan menjerit pendek waktu remasanku pada toketnya mengencang atau jariku mengebor memeknya lebih dalam. Kecupanku bergerak naik menuju mulutnya meninggalkan jejak berupa air liur dan bekas gigitan di permukaan kulit yang dilalui. Bibirku akhirnya bertemu dengan bibirnya menyumbat erangannya, aku menciuminya dengan gemas. Aku bergerak lebih cepat dan melumat bibirnya. Mulutnya mulai terbuka membiarkan lidahku masuk, aku menyapu langit-langit mulutnya dan menggelitik lidahnya dengan lidahku sehingga lidahnya pun turut beradu dengan lidahku. Kami larut dalam birahi, aku memainkan lidahku di dalam mulutnya.

    Setelah puas berciuman, aku melepaskan dekapannya dan melepas pakeanku. Maka menyembullah kontolku yang sudah ngaceng dari tadi. Ayu tetep saja melihat takjub pada kontolku yang begitu besar dan berurat,

    “Om, Ayubelum pernah melihat penis sebesar dan sepanjang penis om”. Ayupun pelan-pelan meraih kontolku, tangannya tak muat menggenggamnya.

    “Ayo Yu, emutin kontolku” kataku. Kubimbing kontolku dalam genggamanku ke mulutnya. ayu terus memasukkan lebih dalam ke mulutnya lalu mulai memaju-mundurkan kepalanya.

    Selain mengemut Ayu mengocok ataupun memijati biji pelirnya.

    “Uaahh.. ennakk banget, kamu udah pengalaman yah” ceracauku menikmati emutannya, sementara tanganku yang bercokol di toketnya sedang asyik memelintir dan memencet pentilnya.

    Tangan kananku tetap saja mempermainkan memek dan itilnya. Ayu menggelinjang gak karuan, tapi kontolku tetap saja diemutnya. Ayu hanya bisa melenguh tidak jelas karena mulutnya penuh dengan kontolku yang besar.

    “Yu, kita mulai aja ya. Aku udah gak tahan nih pengen menikmati memek kamu lagi”, kataku.

    Aku menelentangkan Ayu, aku mengambil posisi ditengah kangkangannya, kontolku yang besar dan keras kuarahkan ke memeknya yang sudah makin basah. Ayu menggeliat2 ketika merasakan betapa besarnya penisku yang menerobos masuk memeknya pelan2. memeknya berkontraksi kemasukan penis gede itu.

    “Yu, memek kamu peret banget”, kataku sambil terus menekan masuk kontolku pelan2.

    “abis penis om besar sekali. Memek Ayu baru sekarang kemasukan yang sebesar penis om, masukin terus om, nikmaat banget deh rasanya”, jawabnya sambil terus menggeliat.

    Setengah kontolku telah masuk. Dan satu sentakan berikutnya, seluruh kontolku telah ada di dalam memeknya. Ayu hanya memejamkan mata dan menengadahkan muka saja karena sedang mengalami kenikmatan tiada tara. Aku mulai mengenjotkan kontolku keluar masuk dengan pelan, makin lama makin cepat karena enjotannya makin lancar. Terasa memeknya mengencang meremas kontolku, nikmat banget deh. Tangankua mulai bergerilya ke arah toketnya. toketnya kuremas perlahan, seirama dengan enjotan kontolku di memeknya. Ayu hanya menoleh ke kanan dan ke kiri, Pinggulnya mengikuti goyangan pinggulku.

    kontolku terus saja kukeluar masukkan mengisi seluruh relung memeknya. Sambil mengenjotkan kontolku, aku mengemut pentilnya yang keras dengan lembut.Kumainkan pentil kanan dengan lidahku, namun seluruh permukaan bibirku membentuk huruf O dan melekat di toketnya. Ini semua membuat ayu mendesah lepas, tak tertahan lagi. Aku mulai mempercepat enjotannya. Ayu makin sering menegang, dan merintih, “Ah… ah…” Dalam enjotannya yang begitu cepat dan intens, ayu menjambak rambutku,

    “Aaahhh om, Ayu nyampee,” lenguhan panjang dan dalam keluar dari mulutnya. Ayu udah nyampe.

    Tangannya yang menjambak rambutku itu pun terkulai lemas. Aku makin intens mengenjotkan kontolku. Bibirnya yang tak bisa menutup karena menahan kenikmatan itu pun kulumat, dan ayu membalasnya dengan lumatan juga. Kami saling berpagut mesra sambil bergoyang. Tangan kananku tetap berada ditoketnya, meremas-remas, dan sesekali mempermainkan pentilnya. Terasa memeknya mencengkeram penis gedeku.

    “Uhhh,” aku mengejang.

    Satu pelukan erat, dan sentakan keras, kontolku menghujam keras ke dalam memeknya, mengiringi muncratnya pejuku. Tepat saat itu juga ayu memelukku erat sekali, mengejang, dan menjerit,

    “Aahhh”. Kemudian pelukannya melemas. Ayu nyampe untuk kedua kalinya, namun kali ini berbarengan dengan ngecretnya pejuku.

    Setelah dengusan napas mereda, aku mencabut kontolku dari memeknya dan terkapar disebelahnya.

    “om, penis om lemes aja udah gede, gak heran kalo ngaceng jadi gede banget. Bener kata temen Ayu, makin gede penis yang masuk, makin nikmat rasanya”, katanya.

    “memangnya penis cowok kamu kecil ya Yu”, tanyanya.

    “Gede sih om, tapi gak segede penis om, tapi nikmat banget deh”, jawabnya sambil menguap.

    Tak lama kemudian ayu kembali terlelap. Ayu terbangun karena hpnya bunyi, sms dari Ana rupanya, ngingetin kalo mereka akan kumpul malem ini untuk blajar bersama.

    “Dari sapa Yu”.

    “Ana om, ngingetin buat blajar bersama di tempat Ana malem ini. Udahan deh nikmatnya ya om, kapan Ayu ngerasain nikmat kaya gini lagi om”.

    “Kapan aja kamu mau, aku siap kok Yu, aku juga nikmat banget deh ngentotin kamu. Kamu yang paling nikmat dari semua abg yang pernah aku entotin”. Ayu bangkit dari ranjang menuju kamar mandi.

    Gak lama kemudian dia sudah keluar dari kamar mandi dan giliranku untuk membersihkan diri. Setelah rapi berpakaian, aku mengantarkan Ayu kembali ke rumahnya, Ayu mengambil buku2 yang diperlukan untuk belajar bersama, aku mengantarkannya ke tempat Ana.

    “Om, nanti jam 9an jemput Ayu lagi ya, Ayu masi pengen ngerasain nikmat ma om lagi, bole ya om”. Wah hebat banget ni akak, gak ada puasnya.

    “Ya deh, nanti aku tunggu kamu disini ya, aku sms kamu deh kalo dah sampe”.

    “Nanti Ayu sms om juga deh kalo dah mo selesai blajarnya, biar om gak nunggu kelamaan. Kalo dah malem kan jalannya gak macet om ke tempat Ana”.

    Jam 9, aku dah standbye deket tempatnya ana, ayu dah sms aku beberapa waktu yang lalu ngasi tau bahwa dia dah selesai blajarnya. Aku mengajak ayu ke pantai, menikmati udara laut yang segar. Bosen kalo ditempatku terus.

    “Kamu dah makan Yu”.

    “Udah om, om dah makan”.

    “Ya udah dong sayang”.

    “Ih om mulai deh nggombalin Ayu, pake sayang2an segala. Kok kita kesini si om, Ayu kan pengen ngerasain nikmat lagi ma om”.

    “Bosen ditempatku terus Yu, kita ke motel aja yuk, deket sini ada kok”. Aku langsung mengrahkan mobil menuju ke motel.

    Mobil masuk garasi dan petugas menutup rolling doornya. Aku menggandeng Ayu naik ke lantai 2. Gak lama kemudian petugas menagih biaya kamar, aku membereskannya. Ayu heran melihay banyaknya kaca sekeliling ruang dan dilangit2.

    “Buat apa kaca sebanyak ini om”.

    “Kan sensasinya beda Yu, lagi maen sembari melihat kita yang lagi maen”. Ayu membuka pakaiannya dan hanya mengenakan daleman yang tipis berbaring diranjang, akupun segera melepas pakaianku meninggalkan cd nya saja dan berbaring disebelahnya.

    kemudian aku mulai meremas-remas pantatnya dengan gemas. setelah itu tanganku mulai menyusup ke dalam cdnya dan meremas kembali pantatnya dari dalam. Kemudian, aku mengangkat satu kakinya dan menahannya selagi tanganku satunya meraih memeknya.

    “Ohh.. om,” rintihnya.

    Jariku dengan lincah menggosok-gosok lubang memeknya yang mulai basah. Nafasnya juga mulai cepat dan berat. Aku membuka cdnya dan membuka lebar-lebar pahanya sehingga memeknya terpampang lebar untuk dijelajahi oleh tanganku. dengan sigap tanganku kembali meraih memeknya dan meremasnya. Aku menjilati telinganya ketika tanganku mulai bermain diitilnya. Napsunya sudah tak tertahankan lagi. Ayu mulai mendesah-desah tak keruan. Jilatan maut di telinganya menambah nafsunya. Aku terus menekan-nekan itilnya dari atas ke bawah. ayu meracau tak karuan. “Ahh.. Shh.. om” desahnya bernafsu.

    Jariku dengan lihai mengggosok-gosok dan menekan itilnya dengan berirama. desahannya berubah menjadi rintihan kenikmatan. Tak sampai 15 menit kemudian, ayu nyampe.

    “om, nikmat banget, belum dientot saja sudah nikmat,” desahnya, tangannya meremas tanganku yang sedang bermain di itilnya dengan bernafsu.

    Aku merentangkan kedua pahanya. Kujilat bibir memeknya, rasa menggelitik yang luar biasa menyerang tubuh Ayu. Jilatanku menjalar ke itilnya, kugigit lembut itilnya yang kian merangsang napsunya. Ayu melenguh keras disertai jeritan-jeritan kenikmatan yang seakan menyuruh aku untuk terus dan tak berhenti. Melihat reaksinya, aku terus menggesekan jariku di liang memeknya yang sudah membanjir. Tak kuasa menahan nikmat, ayu pun mendesah keras terus-menerus. Ayu meracau tidak beraturan. Kemudian memeknya mengeluarkan cairan deras bening, ayu nyampe untuk kedua kalinya.

    “om, ooh”, lenguhnya.

    Aku membuka branya dan meremas toketnya dengan sangat keras. Ayu melenguh sakit, kemudian pentilnya yang menjadi sasaran berikutnya, kupilin dan kucubit pelan. Napsunya kembali berkobar, memeknya kembali membasah,

    “om, entotin Ayu sekarang, Ayu udah napsu banget om”, erangnya. Akupun mencopot cdku, penis besarku sudah ngaceng berat mengangguk2. Aku menggesekkan kepala kontolku ke bibir memeknya yang sudah basah. Ayu merasakan sensasi lebih daripada jilatan lidahku di memeknya sebelumnya hingga Ayu merintih keras saking nikmatnya.

    “Ahh! om.. Ohh.. Entotin Ayu” racaunya.

    Dengan perlahan aku memasukkan kepala penis ke dalam memeknya, segera aku menyodok-nyodok kontolku dengan kuat dan keras di memeknya. Rasanya nikmat sekali. Aku mendesah terus-menerus karena kerapatan dan betapa enaknya memeknya. kontolku yang panjang dan besar terasa menyodok bagian terdalam memeknya hingga membuatnya nyampe lagi. “om, Ayu nyampe om, aakh nikmatnya”, erangnya.

    Kemudian aku membalikkan badannya yang telah lemas dan menusukkan kontolku ke dalam memeknya dari belakang. Posisi doggie ini lebih nikmat karena terasa lebih menggosok dinding memeknya yang masih sensitif. Akhirnya setelah menggenjotnya selama setengah jam, aku ngecret didalam memeknya. Pejuku terasa dengan kuat menyemprot dinding memeknya. aku menjerit-jerit nikmat dan badanku mengejang-ngejang. Aku dengan kuat meremas toketnya dan menarik-narik pentilnya. Setelah reda, aku berbaring di sebelahnya dan menjilati pentilnya. Pentilnya kusedot-sedot dengan gemas. Aku ingin membuatnya nyampe lagi.

    Tanganku kembali menjelajahi memeknya, namun kali ini jariku masuk ke dalam memeknya. Aku menekan-nekan dinding memeknya. Ketika sampai pada suatu titik, badannya mengejang nikmat dan aku kembali menggosok-gosok daerah rawan itu dan menekannya terus menerus. itulah G-Spot. Ayu tidak bertahan lama dan akhirnya nyampe lagi untuk kesekian kalinya. Badannya mengejang dan memeknya kembali berlendir.

    “om nikmat banget deh malem ini”, katanya.

    “Masi mo lagi kan sayang”. “Kalo om masi kuat ya mau aja”.

    Aku mencium bibirnya. ayu menyambut ciumankua dengan napsu juga, bukan cuma bibir yang main, lidah dan ludah pun saling belit dan campur baur dengan liarnya. Sebelah kakinya ngelingker di pinggulku supaya lebih mepet lagi. Tanganku mulai main, menjalari pahanya. Tanganku terus menjalar sampai menyentuh celah di pangkal pahanya. memeknya kugelitik-gelitik. Ayu menggelepar merasakan jari-jariku yang nakal. Bibir kulepas dari bibirnya.

    “Hmmhhh…enak, om.” jeritnya. jari-jariku tambah nakal, menusuk lubang memeknya yang sudah berlendir dan mengocoknya. Ayu tambah menjerit-jerit.

    “om…hhh…masukkin penisnya om, Ayu udah nggak tahan..hhhh…hhh…” Aku segera memposisikan diatasmya yang sudah telentang mengangkang. kontolku ditancapkan ke memeknya, ayu melenguh keenakan,

    “om penis om nikmat banget deh”. penis kudorong lagi sampai mentok.

    “Om..oohhh..nikmatnya” jeritnya. penisku kukocok keluar masuk memeknya.

    ayu mulai mengejang-ngejang lagi dan bibirnya tak henti-henti menyuarakan kenikmatan. Kurang lebih dua puluh menitan akhirnya aku ngecret. Ugh, rasanya enak bener. pejuku berhamburan keluar, bermuncratan dan menembak-nembak didalam memeknya. Ayu sendiri sudah beberapa kali nyampe sampe memeknya mengejang-ngejang keenakan. Lendir dari memeknya membanjir…meleber di paha, betis dan pantatnya. Ayu menggeletak lemas. Aku dan dia sama-sama mandi keringat. Nafasnya terengah-engah tak beraturan. dia merebahkan badannya di sampingku.

    “Om, dah waktunya pulang, sedih ya, tapi Ayu besok mesti sekolah lagi, pengen nangis deh om”.

    “Jangan nangis sayang, masi banyak waktu laen kok buat kita berdua”, aku menenangkan diri.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Menikmati Memek Harum Mila

    Menikmati Memek Harum Mila


    1727 views

    Cerita Sex ini berjudulMenikmati Memek Harum MilaCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Cerita ini khusus buat temanteman yang pingin tau kisahnya dan khusus untuk umur 18. Cerita ini lumayan Hot dan lumayan membuat Konak. untuk lebih jelasnya bisa disimak di bawah ini. Cerita ini hanyalah fiksi belaka, Nama, Foto dan Tempat kejadian dalam cerita ini hanya Fiksi Belaka.

    Aku sebenarnya tidak tega menagih utang pada kawanku yang satu ini. Namun, karena keadaanku juga sangat mendesak, aku memberanikan diri dengan harapan temanku bisa membayar; minimal separuhnya dulu. Sayang sekali, Darta, kawanku yang baru menikah enam bulan yang lalu ini, tak bisa membayar barang sedikit pun.

    Memang aku mengerti keadaannya. Ia menikah pun karena desakan orang tua Mila, yang kini jadi istrinya. Darta sendiri, sampai saat ini belum punya pekerjaan.Karena hari sudah larut, aku tahu diri, segera permisi pada Darta.

    Gua jadi enggak enak nih..

    Sudahlah Ta. Gua gak apaapa koq. Gua cuma nyoba aja, barangkali ada, aku menukasnya, takut membuatnya jadi beban pikiran.

    Ma, gua mau bisikin sesuatu.. tibatiba Darta mendekatkan mulutnya ke arah telingaku. Dan aku benarbenar terkejut, ketika Darta menawarkan istrinya untuk kutiduri.

    Gila lu.. Sialan.. ucapku.

    Sstt.. Jangan berisik. Gua juga kan ingin balas budi sama elu. Soalnya eu udah banyak berbuat baik sama gua. Gak ada salahnya kan, kalau kita saling berbagi kesenangan.. begitulah ucap Darta dengan serius.

    Memang diamdiam sudah sejak lama aku selalu memperhatikan Mila. Bahkan aku pun memuji Darta, bisa mendapatkan gadis secantik Mila. Selain posturnya yang tinggi, Mila memiliki kulitnya yang putih dan mulus. Tubuhnya menggairahkan. Memang selalu terbungkus rapat, dengan baju yang longgar. Namun aku dapat membayangkan, betapa kenyalnya tubuh Mila.

    Baru melihat wajah dan jemari tangannya pun, aku memang suka langsung berpantasi; membayangkan Mila jika berada di hadapanku tanpa busana. Lalu Mila kugumuli dengan sesuka hati. Namun untuk berbuat macammacam, rasanya kubuang jauhjauh. Karena aku sangat tahu, Mila itu orang baikbaik, dan keturunan orang baikbaik pula. Lihat saja penampilannya, yang selalu terbungkus sopan dan rapi.

    Lu serius, Ta? Bagaimana dengan Mila? Apa dia mau? aku pun akhirnya mulai terbuka.

    Kita pasang strategi, donk! Kalau secara langsung, jelas istri gua kagak bakalan mau, jawabnya.

    Gimana caranya? aku penasaran.

    Darta kembali membisikan lagi rencana gilanya. Aku memang sangat menginginkan hal itu terjadi. Sudah kubayangkan, betapa nikmatnya bersetubuh dengan perempuan aduhai seperti Mila.

    Mila..! Mila..! Milaa..! Darta memanggil istrinya.

    Dan tanpa selang waktu lama, Mila ke luar dari dalam kamarnya dengan dandanan yang tetap rapat.

    Ada apa, Bang? tanya Mila.

    Tolong belikan rokok ke warung..! kata Darta sambil merogoh uang ribuan ke dalam sakunya.

    Baik, Bang, Mila menerima uang itu, lalu ke luar. Agen Judi Bola

    Darta segera menyuruhku masuk ke dalam kamarnya, seraya masuk ke kolong ranjang. Aku mau saja, berbaring di tembok dingin, di bawah ranjang. Lalu Darta ke luar lagi. Pintu kamar, tampak masih terbuka.

    Tidak lama kemudian, terdengar suara Mila yang datang. Mereka bercakapcakap di ruang tamu. Dan Darta mengatakan kalau aku sudah pulang, karena ada ditelepon sama bosku. Mila kedengarannya tidak banyak tanya. Dia tak terlalu mempedulikan kehadiranku. Hingga suara pintu yang dikunci pun, bisa terdengar dengan jelas.

    Kulihat dua pasang kaki memasuki kamar. Pintu ditutup. Dikunci pula. Bahkan termasuk lampu pun dimatikan, sehingga mataku tak melihat apaapa lagi. Yang kudengar hanya suara ranjang yang berderit dan suara kecupan bibir, entah siapa yang mengecup. Lalu ada juga yang terdengar suara seleting celana, dan nafas Mila yang mulai tak beraturan. Pluk, pluk, pluk.. Sepertinya pakaian mereka mulai dilemparkan ke lantai, satu persatu.

    Emh.. Ah.. Uh.. Oh.. Jelas, itu suara milik Mila.

    Euh.. He.. Euh.. nah kalau itu, suara Darta.

    Tampaknya mereka sudah mulai bercumbu dengam hebatnya. Ranjang pun sampai bergoyanggoyang begitu dahsyat.

    Emh.. Akh.. Ayo Bang.. Aduuh ss.. suara Mila membuat nafasku bergerak lebih kencang dari biasanya.

    Aku bisa merasakan, Mila sedang ada dalam puncak nafsunya. Aku sudah tidak tahan mendengar suara dengusan nafas kedua insan yang tengah memadu berahi ini. Hingga aku mulai membuka celanaku, bajuku dan celana dalamku. Aku sudah telanjang bulat. Lalu aku bergerak perlahan, ke luar dari tempat persembunyian, kolong tempat tidur.

    Meski keadaan sangat gelap, namun aku masih bisa melihat dua tubuh yang bergumul. Terutama tubuh Mila, yang putih mulus. Darta sudah memasukan penisnya, dan sedang memompanya turun naik, diiringi desahan nafas yang tersengalsengal. Konvensional. Mila sepertinya lebih menikmati berada di posisi bawah, sambil kedua tangannya memeluk erat tubuh Darta, dan kakinya menjepit pantat Darta. Aku mulai tidak tahan.

    Tibatiba Darta semakin mempercepat pompaannya. Ranjang bergoyang lebih ganas lagi. Dan suara erangan tertahan Mila semakin menjadijadi.

    Emh, emh, emh, emh.. Ah.. Oh.. Hanya itu yang keluar dari mulut Mila, karena mulutnya disumpal oleh mulut Darta. Dan akhirnya.
    Agh.. Agh..! suara Darta mengakhiri pendakian itu.

    Namun tampaknya Mila belum selesai. Terbukti, kakinya masih menyilang erat, mengunci paha Darta, agar tak segera mencabut penisnya. Tetapi apa hendak dikata, Darta sudah lemas. Ia tergolek dengan nafas yang lemahlunglai.

    Kesempatan inilah, saatnya aku harus masuk. Demikian yang direncanakan Darta tadi. Maka tanpa ragu lagi, aku segera melompat ke atas ranjang. Meraih tubuh Mila dan langsung menindihnya. Tentu saja Mila terpekik kaget.

    Siapa Kau..! Kurang ajar..! Pergi..! Ke luar..! jangan..! setaan..! Mila berontak. Ia sangat marah tampaknya.

    Mila, aku punya hutang pada kawanku. Berilah ia sedikit kesempatan.. Darta yang menjawab, sambil mengelus rambutnya.

    Biadab..! Aku tidak mau..! Lepaskan..! *******..! Mila mendorong tubuhku.

    Namun karena nafsuku sudah memuncak, aku tak mungkin menyerah. Kutekan lebih keras tubuhnya, sambil tanganku berusaha menuntun agar penisku segera masuk. Mila tetap meronta. Mila berkalikali meludahi mukaku. Tetapi aku diamdiam menikmatinya. Bahkan ludahnya malah kusedot dari bibirnya, dan kutelan.

    Meskipun liang vagina Mila sudah licin, namun penisku tetap agak seret untuk segera menembusnya. Mila terpekik, ketika aku menekan dan memaksakannya sekaligus. Bles..! Akhirnya masuk juga. Kudiamkan beberapa saat, karena aku ingin mencumbu dulu bibirnya. Mila tetap berontak, sampai akhirnya kehabisan tenaga. Akhirnya ia hanya diam.

    Kurasakan ada air mata yang mengalr dari kedua kelopak matanya. Tetapi aku semakin bernafsu. Kuremasremas payu daranya yang ternyata memang cukup besar dan begitu kenyal. Lalu aku mulai memompa penisku. Mila terpekik kembali. Kasihan juga, aku melihatnya. Sehingga aku bergerak perlahanlahan, sampai akhirnya vagina Mila bisa beradaptasi dengan penisku. Mila tidak bereaksi. Ia diam saja. Namun aku sangat menikmatinya.

    Walaupun Mila diam, tentunya jauh lebih nikmat dari pada melakukannya dengan patung. Aku terus memompanya, sampai napasku mulai ngosngosan. Kucoba menyalurkan nafasku ke arah telinga Mila. Dan hasilnya cukup bagus. Lama kelamaan, di sela isakan tangisnya, diamdiam kurasakan vaginanya diangkat, seakan Mila ingin menerima hunjaman penisku lebih dalam.

    Tentu saja aku semakin bersemangat. Kupompa lebih cepat lagi. Tibatiba isakan tangisnya berhenti, diganti dengan nafasnya yang kian memburu. Dan yang lebih mengagetkan lagi, kakinya tibatiba mengunci pantatku. Aku tersenyum, sambil mencumbui telinganya.

    Kau menikmatinya, sayang? bisikku.

    Diam..! dia membentakku. Namun aku yakin, Mila hanya tidak mau mengakui kekalahan dirinya. Buktinya, ketika penisku kucabut, Mila

    menekan pantatku. Tangannya pun memeluk tubuhku, agar aku merapatkannya kembali.

    Lalu ada suara erangan dari bibirnya yang tertahan. Bersamaan erangan itu, kedua kakinya semakin erat menekan pantatku. Dan vaginanya ditekan pula ke atas. Aku pun sangat terangsang. Hingga detikdetik akhir pun akan segera tiba. Kupeluk erat pula tubuh Mila. Kugenjot lebih cepat dan lebih keras. Sampai akhirnya tiba pada genjotan yang terakhir. Aku tekan sangat kuat. Kugigit pelan lehernya.

    Agh.. Agh.. Agh.. Maniku keluar di dalam vaginanya. Begitupun Mila.

    Akh.. Akh.. Akh.. Ss.. begitulah yang keluar dari mulut Mila.

    Lalu kemudian Mila mendorong tubuhku dan seakan menyesali dan tak mau lagi bersentuhan denganku.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Igo Deketin Adiknya Dapat Kakaknya

    Cerita Sex Igo Deketin Adiknya Dapat Kakaknya


    903 views

    Perawanku – Selesai sekolah Sabtu itu langsung dilanjutkan rapat pengurus OSIS. Rapat itu dilakukan sebagai persiapan sekaligus pembentukan panitia kecil pemilihan OSIS yang baru. Seperti tahun-tahun sebelumnya, pemilihan dimaksudkan sebagai regenerasi dan anak-anak kelas 3 sudah tidak boleh lagi dipilih jadi pengurus, kecuali beberapa orang pengurus inti yang bakalan “naik pangkat” jadi penasihat.

    Usai rapat, aku bergegas mau langsung pulang, soalnya sorenya ada acara rutin bulanan: pulang ke rumah ortu di kampung. Belum sempat aku keluar dari pintu ruangan rapat, suara nyaring cewek memanggilku.
    “Didik .. “ aku menoleh, ternyata Sarah yang langsung melambai supaya aku mendekat. “Dik, jangan pulang dulu. Ada sesuatu yang pengin aku omongin sama kamu,” kata Sarah setelah aku mendekat.

    Cerita Sex Igo Deketin Adiknya Dapat Kakaknya

    Cerita Sex Igo Deketin Adiknya Dapat Kakaknya

    “Tapi Rah, sore ini aku mau ke kampung. Bisa nggak dapet bis kalau kesorean,” jawabku.
    “Cuman sebentar kok Dik. Kamu tunggu dulu ya, aku mberesin ini dulu,” Sarah agak memaksaku sambil membenahi catatan-catatan rapat. Akhirnya aku duduk kembali.
    “Dik, kamu pacaran sama Nita ya?” tanya Sarah setelah ruangan sepi, tinggal kami berdua. Aku baru mengerti, Sarah sengaja melama-lamakan membenahi catatan rapat supaya ada kesempatan ngomong berdua denganku.
    “Emangnya, ada apa sih?” aku balik bertanya.
    “Enggak ada apa-apa sih .. “ Sarah berhenti sejenak. “Emmm, pengin nanya aja.”
    “Enggak kok, aku nggak pacaran sama Nita,” jawabku datar.
    “Ah, masa. Temen-temen banyak yang tahu kok, kalau kamu suka jalan bareng sama Nita, sering ke rumah Nita,” kata Sarah lagi.  Agen Obat Kuat Pasutri
    “Jalan bareng kan nggak lantas berarti pacaran tho,” bantahku.
    “Paling juga pakai alasan kuno ‘Cuma temenan’,” Sarah berkata sambil mencibir, sehingga wajahnya kelihatan lucu, yang membuatku ketawa. “Cowok di mana-mana sama aja, banyak bo’ongnya.”
    “Ya terserah kamu sih kalau kamu nganggep aku bohong. Yang jelas, sudah aku bilang bahwa aku nggak pacaran sama Nita.”
    Aku sama sekali tidak bohong pada Sarah, karena aku sama Nita memang sudah punya komitmen untuk ‘tidak ada komitmen’. Maksudnya, hubunganku dengan Nita hanya sekedar untuk kesenangan dan kepuasan, tanpa janji atau ikatan di kemudian hari. Hal itu yang kujelaskan seperlunya pada Sarah, tentunya tanpa menyinggung soal ‘seks’ yang jadi menu utama hubunganku dengan Nita.
    “Nanti malem, mau nggak kamu ke rumahku?” tanya Nita sambil melangkah keluar ruangan bersamaku.
    “Kan udah kubilang tadi, aku mau pulang ke rumah ortu nanti,” jawabku.
    “Ke rumah ortu apa ke rumah Nita?” tanya Sarah dengan nada menyelidik dan menggoda.
    “Kamu mau percaya atau tidak sih, terserah. Emangnya kenapa sih, kok nyinggung-nyinggung Nita terus?” aku gantian bertanya.
    “Enggak kok, nggak kenapa-kenapa,” elak Sarah. Akhirnya kami jalan bersama sambil ngobrol soal-soal ringan yang lain. Aku dan Sarahpun berpisah di gerbang sekolah. Nita sudah ditunggu sopirnya, sedang aku langsung menuju halte. Sebelum berpisah, aku sempat berjanji untuk main ke rumah Nita lain waktu.

    Diam-diam aku merasa geli. Masak malam minggu itu jalan-jalan sama Sarah harus ditemani kakaknya, dan diantar sopir lagi. Jangankan untuk ML, sekedar menciumpun rasanya hampir mustahil. Sebenarnya aku agak ogah-ogahan jalan-jalan model begitu, tapi rasanya tidak mungkin juga untuk membatalkan begitu saja. Rupanya aturan orang tua Sarah yang ketat itu, bakalan membuat hubunganku dengan Sarah jadi sekedar roman-romanan saja. Praktis acara pada saat itu hanya jalan-jalan ke Mall dan makan di ‘food court’.
    Di tengah rasa bete itu aku coba menghibur diri dengan mencuri-curi pandang pada Mbak Indah, baik pada saat makan ataupun jalan. Mbak Indah, adalah kakak sulung Sarah yang kuliah di salah satu perguruan tinggi terkenal di kota ‘Y’. Dia pulang setiap 2 minggu atau sebulan sekali. Sama sepertiku, hanya beda level. Kalau Mbak Indah kuliah di ibukota propinsi dan mudik ke kotamadya, sedang aku sekolah di kotamadya mudiknya ke kota kecamatan.
    Wajah Mbak Indah sendiri hanya masuk kategori lumayan. Agak jauh dibandingkan Sarah. Kuperhatikan wajah Mbak Indah mirip ayahnya sedang Sarah mirip ibunya. Hanya Mbak Indah ini lumayan tinggi, tidak seperti Sarah yang pendek, meski sama-sama agak gemuk.
    Kuperhatikan daya tarik seksual Mbak Indah ada pada toketnya. Lumayan gede dan kelihatan menantang kalau dilihat dari samping, sehingga rasa-rasanya ingin tanganku menyusup ke balik T-Shirtnya yang longgar itu. Aku jadi ingat Nita. Ah, seandainya tidak aku tidak ke rumah Sarah, pasti aku sudah melayang bareng Nita.
    Saat Sarah ke toilet, Mbak Indah mendekatiku.
    “Heh, awas kamu jangan macem-macem sama Sarah!” katanya tiba-tiba sambil memandang tajam padaku.
    “Maksud Mbak, apa?” aku bertanya tidak mengerti.
    “Sarah itu anak lugu, tapi kamu jangan sekali-kali manfaatin keluguan dia!” katanya lagi.
    “Ini ada apa sih Mbak?” aku makin bingung.
    “Alah, pura-pura. Dari wajahmu itu kelihatan kalau kamu dari tadi bete,” aku hanya diamsambil merasa heran karena apa yang dikatakan Mbak Indah itu betul.
    “Kamu bete, karena malem ini kamu nggak bisa ngapa-ngapain sama Sarah, ya kan?” aku hanya tersenyum, Mbak Indah yang tadinya tutur katanya halus dan ramah berubah seperti itu.
    “Eh, malah senyam-senyum,” hardiknya sambil melotot.
    “Memang nggak boleh senyum. Abisnya Mbak Indah ini lucu,” kataku.
    “Lucu kepalamu,” Mbak Indah sewot.
    “Ya luculah. Kukira Mbak Indah ini lembut kayak Sarah, ternyata galak juga!” Aku tersenyum menggodanya.
    “Ih, senyam-senyum mlulu. Senyummu itu senyum mesum tahu, kayak matamu itu juga mata mesum!” Mbak Indah makin naik, wajahnya sedikit memerah.
    “Mbak cakep deh kalau marah-marah,” makin Mbak Indah marah, makin menjadi pula aku menggodanya.
    “Denger ya, aku nggak lagi bercanda. Kalau kamu berani macem-macem sama adikku, aku bisa bunuh kamu!” kali ini Mbak Indah nampak benar-benar marah.
    Akhirnya kusudahi juga menggodanya melihat Mbak Indah seperti itu, apalagi pengunjung mall yang lain kadang-kadang menoleh pada kami. Kuceritakan sedikit tentang hubunganku dengan Sarah selama ini, sampai pada acara ‘apel’ pada saat itu.
    “Kalau soal pengin ngapa-ngapain, yah, itu sih awalnya memang ada. Tapi, sekarang udah lenyap. Sarah sepertinya bukan cewek yang tepat untuk diajak ngapa-ngapain, dia mah penginnya roman-romanan aja,” kataku mengakhiri penjelasanku.
    “Kamu ini ngomongnya terlalu terus-terang ya?” Nada Mbak Indah sudah mulai normal kembali.
    “Ya buat apa ngomong mbulet. Bagiku sih lebih baik begitu,” kataku lagi.
    “Tapi .. kenapa tadi sama aku kamu beraninya lirak-lirik aja. Nggak berani terus-terang mandang langsung?”
    Aku berpikir sejenak mencerna maksud pertanyaan Mbak Indah itu. Akhirnya aku mengerti, rupanya Mbak Indah tahu kalau aku diam-diam sering memperhatikan dia.
    “Yah .. masak jalan sama adiknya, Mbak-nya mau diembat juga,” kataku sambil garuk-garuk kepala.
    Setelah itu Sarah muncul dan dilanjutkan acara belanja di dept. store di mall itu. Selama menemani kakak beradik itu, aku mulai sering mendekati Mbak Indah jika kulihat Sarah sibuk memilih-milih pakaian. Aku mulai lancar menggoda Mbak Indah.
    Hampir jam 10 malam kami baru keluar dari mall. Lumayan pegal-pegal kaki ini menemani dua cewek jalan-jalan dan belanja. Sebelum keluar dari mall Mbak Indah sempat memberiku sobekan kertas, tentu saja tanpa sepengetahuan Sarah.
    “Baca di rumah,” bisiknya.
    ***
    Aku lega melihat Mbak Indah datang ke counter bus PATAS AC seperti yang diberitahukannya lewat sobekan kertas. Kulirik arloji menunjukkan jam setengah 9, berarti Mbak Indah terlambat setengah jam.
    “Sori terlambat. Mesti ngrayu Papa-Mama dulu, sebelum dikasih balik pagi-pagi,” Mbak Indah langsung ngerocos sambil meletakkan hand-bag-nya di kursi di sampingku yang kebetulan kosong. Sementara aku tak berkedip memandanginya. Mbak Indah nampak sangat feminin dalam kulot hitam, blouse warna krem, dan kaos yang juga berwarna hitam. Tahu aku pandangi, Mbak Indah memencet hidungku sambil ngomel-ngomel kecil, dan kami pun tertawa. Hanya sekitar sepuluh menit kami menunggu, sebelum bus berangkat.
    Dalam perjalanan di bus, aku tak tahan melihat Mbak Indah yang merem sambil bersandar. Tanganku pun mulai mengelu-elus tangannya. Mbak Indah membuka mata, kemudian bangun dari sandarannya dan mendekatkan kepalanya padaku.
    “Gimana, Mbaknya mau di-embat juga?” ledeknya sambil berbisik.
    “Kan lain jurusan,” aku membela diri. “Adik-nya jurusan roman-romanan, Mbak-nya jurusan … “ Aku tidak melanjutkan kata-kataku, tangan Mbak Indah sudah lebih dulu memencet hidungku. Selebihnya kami lebih banyak diam sambil tiduran selama perjalanan.
    ***
    Yang disebut kamar kos oleh Mbak Indah ternyata sebuah faviliun. Faviliun yang ditinggali Mbak Indah kecil tapi nampak lux, didukung lingkungannya yang juga perumahan mewah.
    “Kok bengong, ayo masuk,” Mbak Indah mencubit lenganku. “Peraturan di sini cuman satu, dilarang mengganggu tetangga. Jadi, cuek adalah cara paling baik.”
    Aku langsung merebahkan tubuhku di karpet ruang depan, sementara setelah meletakkan hand-bag-nya di dekat kakiku, Mbak Indah langsung menuju kulkas yang sepertinya terus on.
    “Nih, minum dulu, habis itu mandi,” kata Mbak Indah sambil menuangkan air dingin ke dalam gelas.
    “Kan tadi udah mandi Mbak,” kataku.
    “Ih, jorok. Males aku deket-deket orang jorok,” Mbak Indah tampak cemberut. “Kalau gitu, aku duluan mandi,” katanya sambil menyambar hand-bag dan menuju kamar. Aku lihat Mbak Indah tidak masuk kamar, tapi hanya membuka pintu dan memasukkan hand-bag-nya. Setelah itu dia berjalan ke belakang ke arah kamar mandi.
    “Mbak,” Mbak Indah berhenti dan menoleh mendengar panggilanku. “Aku mau mandi, tapi bareng ya?”
    “Ih, maunya .. “ Mbak Indah menjawab sambil tersenyum. Melihat itu aku langsung bangkit dan berlari ke arah Mbak Indah. Langsung kupeluk dia dari belakang tepat di depan pintu kamar mandi. Kusibakkan rambutnya, kuciumi leher belakangnya, sambil tangan kiriku mengusap-usap pinggulnya yang masih terbungkus kulot. Terdengar desahan Mbak Indah, sebelum dia memutar badan menghadapku. Kedua tangannya dilingkarkan ke leherku.
    “Katanya mau mandi?” setelah berkata itu, lagi-lagi hidungku jadi sasaran, dipencet dan ditariknya sehingga terasa agak panas. Setelah itu diangkatnya kaosku, dilepaskannya sehingga aku bertelanjang dada. Kemudian tangannya langsung membuka kancing dan retsluiting jeans-ku. Lumayan cekatan Mbak Indah melakukannya, sepertinya sudah terbiasa. Seterusnya aku sendiri yang melakukannya sampai aku sempurna telanjang bulat di depan Mbak Indah.
    “Ih, nakal,” kata Mbak Indah sambil menyentil rudalku yang terayun-ayun akibat baru tegang separo.
    “Sakit Mbak,” aku meringis.
    “Biarin,” kata Mbak Indah yang diteruskan dengan melepas blouse-nya kemudian kaos hitamnya, sehingga bagian atasnya tinggal BH warna hitam yang masih dipakainya. Aku tak berkedip memandangi sepasang toket Mbak Indah yang masih tertutup BH, dan Mbak Indah tidak melanjutkan melepas pakainnya semua sambil tersenyum menggoda padaku.
    Birahi benar-benar sudah tak bisa kutahan. Langsung kuraih dan naikkan BH-nya, sehingga sepasang toket-nya yang besar itu terlepas.
    “Ih, pelan-pelan. Kalau BH-ku rusak, emangnya kamu mau ganti,” lagi-lagi hidungku jadi sasaran. Tapi aku sudah tidak peduli. Sambil memeluknya mulutku langsung mengulum tokenya yang sebelah kanan.
    Mbak Indah tidak berhenti mendesah sambil tangannya mengusap-usap rambutku. Aku makin bersemangat saja, mulutku makin rajin menggarap toketnya sebelah kanan dan kiri bergantian. Kukulum, kumainkan dengan lidah dan kadang kugigit kecil. Akibat seranganku yang makin intens itu Mbak Indah mulai menjerit-jerit kecil di sela-sela desahannya.
    Beberapa menit kulakukan aksi yang sangat dinikmati Mbak Indah itu, sebelum akhirnya dia mendorong kepalaku agar terlepas dari toketnya. Mbak Indah kemudian melepas BH, kulot dan CD-nya yang juga berwarna hitam. Sementara bibirnya nampak setengah terbuka sambil mendesi lirih dan matanya sudah mulai sayu, pertanda sudah horny berat.
    Belum sempat mataku menikmati tubuhnya yang sudah telanjang bulat, tangan kananya sudah menggenggam rudalku. Kemudian Mbak Indah berjalan mundur masuk kamar mandi sementara rudalku ditariknya. Aku meringis menahan rasa sakit, sekaligus pengin tertawa melihat kelakuan Mbak Indah itu.
    Mbak Indah langsung menutup pintu kamar mandi setelah kami sampai di dalam, yang diteruskan dengan menghidupkan shower. Diteruskannya dengan menarik dan memelukku tepat di bawah siraman air dari shower. Dan …
    “mmmmhhhh …. “ bibirnya sudah menyerbu bibirku dan melumatnya. Kuimbangi dengan aksi serupa. Seterusnya, siraman air shower mengguyur kepala, bibir bertemu bibir, lidah saling mengait, tubuh bagian depan menempel ketat dan sesekali saling menggesek, kedua tangan mengusap-usap bagian belakang tubuh pasangan, “Aaaaaahhh,” nikmat luar biasa.
    Tak ingat berapa lama kami melakukan aksi seperti itu, kami melanjutkannya dalam posisi duduk, tak ingat persis siapa yang mulai. Aku duduk bersandar pada dinding kamar mandi, kali ku luruskan, sementar Mbak Indah duduk di atas pahaku, lututnya menyentuh lantai kamar mandi. Kemudian kurasakan Mbak Indah melepaskan bibirnya dari bibirku, pelahan menyusur ke bawah. Berhenti di leherku, lidahnya beraksi menjilati leherku, berpindah-pindah. Setelah itu, dilanjutkan ke bawah lagi, berhenti di dadaku. Sebelah kanan-kiri, tengah jadi sasaran lidah dan bibirnya. Kemudian turun lagi ke bawah, ke perut, berhenti di pusar. Tangannya menggenggam rudalku, didorong sedikit ke samping dengan lembut, sementara lidahnya terus mempermainkan pusarku. Puas di situ, turun lagi, dan bijiku sekarang yang jadi sasaran. Sementara lidahnya beraksi di sana, tangan kanannya mengusap-usap kepala rudalku dengan lembut. Aku sampai berkelojotan sambil mengerang-erang menikmati aksi Mbak Indah yang seperti itu.
    Pelahan-lahan bibirnya merayap naik menyusuri batang rudalku, dan berhenti di bagian kepala, sementara tangannya ganti menggenggam bagian batang. Kepala rudalku dikulumnya, dijilati, berpindah dan berputar-putar, sehingga tak satu bagianpun yang terlewat. Beberapa saat kemudian, kutekan kepala Mbak Indah ke bawah, sehingga bagian batanku pun masuk 2/3 ke mulutnya. Digerakkannya kepalanya naik turun pelahan-lahan, berkali-kali. Kadang-kadang aksinya berhenti sejenak di bagian kepala, dijilati lagi, kemudian diteruskan naik turun lagi. Pertahananku nyaris jebol, tapi aku belum mau terjadi saat itu. Kutahan kepalanya, kuangkat pelan, tapi Mbak Indah seperti melawan. Hal itu terjadi beberapa kali, sampai akhirnya aku berhasil mengangkat kepalanya dan melepas rudalku dari mulutnya.
    Kuangkat kepala Mbak Indah, sementara matanya terpejam. Kudekatkan, dan kukulum lembut bibirnya. Pelan-pelan kurebahkan Mbak Indah yang masih memejamkan mata sambil mendesis itu ke lantai kamar mandi. Kutindih sambil mulutku melahap kedua toketnya, sementara tanganku meremasnya bergantian.
    Erangannya, desahannya, jeritan-jeritan kecilnya bersahut-sahutan di tengah gemericik siraman air shower. Kuturunkan lagi mulutku, berhenti di gundukan yang ditumbuhi bulu lebat, namun tercukur dan tertata rapi. Beberapa kali kugigit pelan bulu-bulu itu, sehingga pemiliknya menggelinjang ke kanan kiri. Kemudian kupisahkan kedua pahanya yang putih,besar dan empuk itu. Kubuka lebar-lebar. Kudaratkan bibirku di bibir memeknya, kukecup pelan. Kujulurkan lidahku, kutusuk-tusukan pelan ke daging menonjol di antar belahan memek Mbak Indah. Pantat Mbak Indah mulai bergoyang-goyang pelahan, sementara tangannya menjambak atau lebih tepatnya meremas rambutku, karena jambakannya lembut dan tidak menyakitkan. Kumasukkan jari tengahku ku lubang memeknya, ku keluar masukkan dengan pelan. Desisan Mbak Indah makin panjang, dan sempat ku lirik matanya masih terpejam. Kupercepat gerakan jariku di dalam lubang memeknya, tapi tangannya langsung meraih tanganku yang sedang beraksi itu dan menahannya. Kupelankan lagi, dan Mbak melepas tangannya dari tanganku. Setiap kupercepat lagi, tangan Mbak Indah meraih tanganku lagi, sehingga akhirnya aku mengerti dia hanya mau jariku bergerak pelahan di dalam memeknya.
    Beberapa menit kemudian, kurasakan Mbak Indah mengangkat kepalaku menjauhkan dari memeknya. Mbak Indah membuka mata dan memberi isyarat padaku agar duduk bersandar di dinding kamar mandi. Seterusnya merayap ke atasku, mengangkang tepat di depanku. Tangannya meraih rudalku, diarahkan dan dimasukkan ke dalam lubang memeknya.
    “Oooooooooooohh ,” Mbak Indah melenguh panjang dan matanya kembali terpejam saat rudalku masuk seluruhnya ke dalam memeknya. Mbak Indah mulai bergerak naik-turun pelahan sambil sesekali pinggulnya membuat gerakan memutar. Aku tidak sabar menghadapi aksi Mbak Indah yang menurutku terlalu pelahan itu, mulai kusodok-sodokkan rudalku dari bawah dengan cukup cepat. Mbak Indah menghentikan gerakannya, tangannya menekan dadaku cukup kuat sambil kepala menggeleng, seperti melarangku melakukan aksi sodok itu. Hal itu terjadi beberapa kali, yang sebenarnya membuatku agak kecewa, sampai akhirnya Mbak Indah membuka matanya, tangannya mengusap kedua mataku seperti menyuruhkan memejamkan mata. Aku menurut dan memejamkan mataku.
    Setelah beberapa saat aku memejamkan mata, aku mulai bisa memperhatikan dengan telingaku apa yang dari tadi tidak kuperhatikan, aku mulai bisa merasakan apa yang dari tadi tidak kurasakan. Desahan dan erangan Mbak Indah ternyata sangat teratur dan serasi dengan gerakan pantatnya,sehingga suara dari mulutnya, suara alat kelamin kami yang menyatu dan suara siraman air shower seperti sebuah harmoni yang begitu indah. Dalam keterpejaman mata itu, aku seperti melayang-layang dan sekelilingku terasa begitu indah, seperti nama wanita yang sedang menyatu denganku. Kenikmatan yang kurasakan pun terasa lain, bukan kenikmatan luar biasa yang menhentak-hentak, tapi kenikmatan yang sedikit-sedikit, seperti mengalir pelahan di seluruh syarafku, dan mengendap sampai ke ulu hatiku.
    Beberapa menit kemudian gerakan Mbak Indah berhenti pas saat rudalku amblas seluruhnya. Ada sekitar 5 detik dia diam saja dalam posisi seperti itu. Kemudian kedua tangannya meraih kedua tanganku sambil melontarkan kepalanya ke belakang. Kubuka mataku, kupegang kuat-kuat kedua telapak tangannya dan kutahan agar Mbak Indah tidak jatuh ke belakang. Setelah itu pantatnya membuat gerakan ke kanan-kiri dan terasa menekan-nekan rudal dan pantatku.
    “Aaa .. aaaaaa … aaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhh,” desahan dan jeritan kecil Mbak Indah itu disertai kepala dan tubuhnya yang bergerak ke depan. Mbak Indah menjatuhkan diri padaku seperti menubruk, tangannya memeluk tubukku, sedang kepalanya bersandar di bahu kiriku. Ku balas memeluknya dan kubelai-belai Mbak Indah yang baru saja menikmati orgasmenya. Sebuah cara orgasme yang eksotik dan artistik.
    Setelah puas meresapi kenikmatan yang baru diraihnya, Mbak Indah mengangkat kepala dan membuka matanya. Dia tersenyum yang diteruskan mencium bibirku dengan lembut. Belum sempat aku membalas ciumannya, Mbak Indah sudah bangkit dan bergeser ke samping. Segera kubimbing dia agar rebahan dan telentang di lantai kamar mandi. Mbak Indah mengikuti kemauanku sambil terus menatapku dengan senyum yang tidak pernah lepas dari bibirnya. Kemudian kuarahkan rudalku yang rasanya seperti empot-empotkan ke lubang memeknya, kumasukkan seluruhnya. Setelah amblas semuanya Mbak Indah memelekku sambil berbisik pelan.
    “Jangan di dalam ya sayang, aku belum minum obat,” aku mengangguk pelan mengerti maksudnya. Setelah itu mulai kugoyang-goyang pantatku pelan-pelan sambil kupejamkan mata. Aku ingin merasakan kembali kenikmatan yang sedikit-sedikit tapi meresap sampai ke ulu hati seperti sebelumnya. Tapi aku gagal, meski beberapa lama mencoba. Akhirnya aku membuat gerakan seperti biasa, seperti yang biasa kulakukan pada tante Ani atau Nita. Bergerak maju mundur dari pelan dan makin lama makin cepat.
    “Aaaah… Hoooohh,” aku hampir pada puncak, dan Mbak Indah cukup cekatan. Didorongnya tubuhku sehingga rudalku terlepas dari memeknya. Rupanya dia tahu tidak mampu mengontrol diriku dan lupa pada pesannya. Seterusnya tangannya meraih rudalku sambil setengah bangun. Dikocok-kocoknya dengan gengaman yang cukup kuat, seterusnya aku bergeser ke depan sehingga rudalku tepat berada di atas perut Mbak Indah.
    “Aaaaaaaah … aaaaaaahhh … crottt… crotttt ..,” beberapa kali spermaku muncrat membasahi dada dan perut Mbak Indah. Aku merebahku tubuhku yang terasa lemas di samping Mbak Indah, sambil memandanginya yang asyik mengusap meratakan spermaku di tubuhnya.
    “Hampir lupa ya?” lagi-lagi hidungku jadi sasarannya waktu Mbak Indah mengucapkan kata-kata itu.
    ***
    Selama di bus dalam perjalanan pulang aku memejamkan mata sambil mengingat-ingat pengalaman yang baru saja ku dapat dari Mbak Indah. Saat di kamar mandi, dan saat mengulangi sekali lagi di kamarnya. Seorang wanita dengan gaya bersetubuh yang begitu lembut dan penuh perasaan.
    “Kalau sekedar mengejar kepuasan nafsu, itu gampang. Tapi aku mau lebih. Aku mau kepuasan nafsuku selaras dengan kepuasan yang terasa di jiwaku.”
    Kepuasan yang terasa di jiwa, itulah hal yang kudapat dari Mbak Indah dan hanya dari Mbak Indah, karena kelak setelah gonta-ganti pasangan, tetap saja belum pernah kudapatkan kenikmatan seperti yang kudapatkan dari Mbak Indah. Kepuasan dan kenikmatan yang masih terasa dalam jangka waktu yang cukup lama meskipun persetubuhan berakhir.
    “Ingat ya, jangan pernah sekali-kali kamu lakukan sama Sarah. Kalau sampai kamu lakukan, aku tidak akan pernah memaafkan kamu!” Aku terbangun, rupanya dalam tidurku aku bermimpi Mbak Indah memperingatkanku tentang Sarah, adiknya. Dan bus pun sudah mulai masuk terminal.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Terbaru Maria Yang Manis Menggoda

    Cerita Sex Terbaru Maria Yang Manis Menggoda


    907 views

    Perawanku – Maria. Itu namaku. Kedua orang tuaku meninggal karena kecelakaan ketika aku berusia 11 tahun. Saat itu, aku benar-benar sendirian. Rasa takut dan kesepian menyerang hati dan pikiranku. Yang paling menyedihkan adalah, aku sama sekali tidak pernah dikenalkan ataupun berjumpa dengan kerabat ayah maupun ibu. Aku tidak pernah bertanya. Selama ini aku hanya mengenal ayah dan ibu saja. Dan itu sudah lebih dari cukup bagiku. Kami bertiga sangat bahagia.

    Aku tidak ingat, bagaimana aku bisa sampai di panti asuhan itu. Yayasan Bunda Erika, aku membacanya di sebuah papan nama di depan pintu masuk bangunan itu. Di sana, banyak anak-anak yang sebaya denganku. Kehadiran mereka membuatku setidaknya “lupa” akan kemalangan yang baru saja menimpaku. Tidak lamapun, aku merasa kalau aku telah menemukan rumah baru bagiku. Enam bulan pun berlalu.

    Pada suatu hari yang cerah, mendadak kami dibangunkan oleh Bunda Risa, salah satu pengurus di tempat kami.
    “Ayo bangun, cepat mandi, pakai pakaian terbaik kalian, setelah itu kalian harus berkumpul di aula. Kita akan kedatangan seseorang yang sangat istimewa”, katanya sambil tersenyum hangat.
    Dan aku pun bertanya, “Bunda, tamu istimewanya siapa sih? Artis ya?”
    “Mungkin ya..”, kata Bunda Risa sambil tertawa kecil.
    “Karena dia adalah putra tunggal dari pemilik yayasan ini..”

    Tak kusangka, pertemuanku dengan Erik Torian bisa mengubah hidupku, seluruhnya. Saat dia melewati barisan anak-anak yang lain, dia tiba-tiba berhenti tepat di depanku. Senyuman misterius menghiasi wajahnya. Dengan posisi membungkuk, dia mengamati wajahku dengan teliti. Temannya yang ikut bersamanya pun ikut memperhatikan diriku.

    “Ada apa Torian? Apa kau kenal dengan anak ini?”, tanyanya.
    “Tidak”, Erik masih memandangiku sambil memegang mukaku, seolah-olah aku tidak bernyawa.
    “Sempurna” katanya dingin.  Agen Obat Kuat Pasutri
    “Seperti boneka..”
    Aku yakin sekali dia bergumam [“..boneka yang aku idam-idamkan”]
    Lalu dia melepaskan wajahku dan langsung meninggalkanku begitu saja.

    Sehari setelah kunjungan itu, Erik bersama temannya itu kembali mengunjungi yayasan, untuk mengadopsi diriku.
    “Halo.. Maria” Erik melemparkan senyum yang berbeda dari kemarin.
    “Mulai saat ini, aku-lah yang akan merawat dan mengurus Maria. Kamu tidak harus memanggil aku ‘ayah’ atau sebutan lainnya, panggil saja aku Erik.”
    Sambil mengalihkan pandangannya ke temannya, dia melanjutkan,”Nah.., ini adalah temanku, namanya Tomi.”
    Akupun menyunggingkan senyuman ke arah Tomi yang membalasku dengan senyuman hangat.

    Aku sama sekali tidak percaya bahwa ternyata Erik tinggal sendirian di rumah megah seperti ini dan masih berusia 24 tahun saat itu. Diam-diam, aku kagum dengan penampilan Erik dan Tomi yang sangat menarik. Berada di tengah-tengah mereka saja sudah sangat membuatku special. Erik sangatlah baik padaku. Dia selalu membelikan baju-baju indah dan boneka porselain untuk dipajang dikamar tidurku. Dia sangat memanjakan aku. Tapi, dia juga bersikap disiplin. Aku tidak diperbolehkan untuk keluar rumah selain ke sekolah tanpa dirinya.

    Cerita Sex Terbaru Maria Yang Manis Menggoda

    Cerita Sex Terbaru Maria Yang Manis Menggoda

    Empat bulan berlalu, rasa sayangku terhadap Erik mulai bertambah. Hari itu, aku mulai merasa bosan di rumah dan Erik belum pulang dari kantor. Aku pun menunggunya untuk pulang sambil bermain Play Station di kamarku. Tepat jam 10.30 malam, aku mendengar suara pintu di sebelah kamarku berbunyi.
    “Erik sudah pulang!!”, pikirku senang.

    Aku pun berlari keluar kamar untuk menyambutnya. Tapi, di depan kamar Erik aku berhenti. Pintunya terbuka sedikit. Dan aku bisa tahu apa yang terjadi di dalam sana. Erik bersama seorang wanita yang sangat cantik, berambut panjang, kulitnya pun sempurna. Aku hanya bisa terdiam terpaku. Aku melihat Erik mulai menciumi bibir wanita itu dengan penuh nafsu. Tangannya meraba-raba dan meremas payudara wanita itu.

    “Ohh..Erik”

    Pelan-pelan, tangan Erik menyingkap rok wanita itu dan menari-nari di sekitar pinggul dan pahanya. Tak lama, Erik sudah habis melucuti pakaian wanita itu. Erik merebahkan wanita itu ke tempat tidur dan menindihnya, tangan Erik bermain-main dengan tubuh wanita itu, menciuminya dengan membabi buta, menciumi leher, menciumi payudara wanita itu sambil meremas-remasnya.

    “Ohh..Eriik..” Aku mendengar desahan wanita itu.

    Aku melihatnya. Aku tidak percaya bahwa aku menyaksikan itu semua. Tapi, aku tidak bergerak sedikit pun. Aku tidak bisa.

    Erik pun membuka resleting celananya dan mengeluarkan ‘senjata’nya, kedua kaki wanita itu dipegang dengan tangan Erik dan Erik segera menancapkan ‘senjata’nya ke liang wanita yang sudah basah itu dengan sangat kasar. Wanita itu mengerang dengan keras. Tanpa sadar, pipiku sudah dibasahi oleh air mata. Hatiku terasa sakit dan ngilu. Tapi, aku tetap tidak bisa beranjak dari sana. Aku tetap melihat perbuatan Erik tanpa berkedip sambil berlinang air mata.

    Erik masih melanjutkan permainannya bersama wanita cantik itu, dia menggerakkan pinggulnya maju dan mundur dengan sangat cepat. Teriakan kepuasan dari wanita itu pun membahana di seluruh ruangan. Sepuluh menit setelah itu, Erik terlihat kejang sesaat sambil mengerang tertahan. Erik pun menghela napas dan beristirahat sejenak, masih dalam rangkulan wanita itu. Permainan berakhir.

    Tapi aku masih mematung di depan kamarnya, memperhatikan Erik dari sebelah pintu yang sedikit terbuka. Aku tidak mau bergerak juga, seolah-olah aku sengaja ingin ditemukan oleh Erik. Benar saja, aku melihat Erik berbenah memberesi bajunya dan bergerak menuju pintu. Dia membuka pintu dan melihat diriku mematung sambil menangis di sana. Dia memperhatikanku sejenak dan senyuman misterius itu hadir lagi.

    Dia pun membungkukkan tubuhnya,
    “Hey, tukang ngintip cilik. Aku nggak marah kok. Hanya saja, aku sudah mempersiapkan hukuman yang tepat untukmu. Tapi, tidak saat ini. Ayo, aku temani kamu sampai kamu tertidur. Kalau kamu capek, besok bolos saja.”
    Erik pun menggendongku yang masih terisak kekamar tidurku. Dan semalaman dia tidur sambil memelukku dengan hangat.
    “Aku..aku..sayang Erik”
    “Erik adalah milikku..hanya milikku seorang”
    Pikiranku berputar-putar memikirkan hal itu. Tak lama, aku pun tertidur lelap.

    Hari ini adalah ulang tahunku yang ke-14. Aku senang sekali, karena Erik telah mempersiapkan sebuah pesta ulang tahun untukku di sebuah hotel bintang 5. Ballroom hotel itu sangat indah, Erik mempersiapkannya secara spesial. Aku pun mengenakan gaun berwarna putih yang baru dibelikan Erik. Kata Erik, aku sangat cantik dengan baju itu, “Kamu cocok sekali dengan warna putih, sangat matching dengan warna kulitmu.. Dan lagi, sekarang.. kamu semakin cantik.”

    Teman-teman perempuanku juga berdecak kagum melihat penampilanku saat itu.
    “Kamu cantik ya Maria? Beruntung sekali kamu punya ayah angkat seperti Erik..”
    Kata Sara, teman baikku sambil tertawa meledek. Sara melirik ke arah Erik yang sedang duduk di meja pojok bersama Tomi.
    “Hey Maria, Erik itu ganteng banget ya? Temennya juga..” ujar Sara sambil tertawa kecil.
    Aku pun hanya bisa tertawa, aku pun menetujuinya. Akhir-akhir ini, kami memang jadi sering membicarakan soal cowok. Mungkin karena puber. Tak lama, Aryo temanku yang sepertinya suka denganku datang, sambil menyerahkan hadiah, dia mencium kedua pipiku. Tanpa sadar pipiku bersemu merah.

    Setelah pesta usai, Erik mengajakku istirahat di kamar hotel. Aku lumayan capek, tapi aku senang. Dan setiba di kamar, aku memeluk Erik sambil mengucapkan terima kasih.
    “Terima kasih Erik..aku sayang sekali sama Erik..”
    Erik pun membalas pelukanku sejenak dan kemudian melepasnya, dan dia memegang kedua lenganku sambil memandangku dengan serius. Aku pun merasa heran dan sedikit takut.
    “..Erik? Kenapa? Marah yaa? Aku..melakukan kesalahan apa?”

    Tanpa banyak bicara, Erik menggeretku ke tempat tidur, mencopot dasinya dan menggunakannya untuk mengikat kedua tanganku dengan kencang. Aku memekik dan mulai menangis.
    “Eriik!! Sakit!! Kenapa??!!”
    Dia melihatku dengan pandangan marah. Kemudian berteriak,
    “Kenapa??!! Kenapa katamu?! Kamu itu perempuan apa??!! Masih kecil sudah kenal laki-laki!! Sudah kuputuskan! Kamu harus di hukum atas perbuatanmu barusan dan perbuatanmu 2 tahun yang lalu!!”

    Deg. Jantungku terasa berhenti mengingat kejadian itu.
    “Erik marah..”, pikirku.
    Aku pun merasa ketakutan. Aku takut dibenci. Aku tidak mau kehilangan lagi orang yang kusayangi.
    Tiba-tiba, Erik menarik gaunku dengan sangat kasar sehingga menjadi robek. Aku berteriak.
    “Ini akibatnya kalau jadi perempuan genit!!”
    Erik menariknya lagi untuk kedua kalinya, pakaian dalamku semakin terlihat. Celana dalamku juga akan dilepasnya.
    “Erriik!! Jangaan!!”, aku berteriak ketakutan.

    Terlambat, aku sudah telanjang total. Hanya sisa-sisa gaunku-lah yang masih menyembunyikan bagian-bagian tubuhku sedikit. Erik melihatku dengan penuh nafsu. Nafasnya terdengar berat penuh dengan kemarahan dan birahi. Dia pun menahan tanganku yang terikat dan mendekatkan bibirnya ke bibirku.
    “Aku harus menjadi orang pertama yang..”
    Erik tidak menyelesaikan kata-katanya dan mulai melumat bibirku dengan sedikit kasar.
    “Hmmphh..”
    Untuk pertama kalinya aku merasakan ada getaran yang aneh pada tubuhku. Sensasi yang tidak pernah kurasakan sebelumnya.
    Erik terus berlanjut menciumku, aku bisa merasakan lidahnya memijat lidahku. Aku pun mengikuti permainannya, sedikit takut, sedikit ingin tahu. Erik mulai meremas-remas payudaraku yang belum tumbuh seutuhnya.
    “Ahh..”
    Aku mulai menikmati getaran aneh pada diriku.
    “Panas..badanku terasa panas..Erik..” pikirku dalam hati.
    Erik melanjutkan ciumannya ke leher dan menggigitnya sedikit, remasan tangannya di payudaraku makin kuat.
    “Ahh..!!” nafasku makin memburu.

    Tiba-tiba Erik berhenti dan melihatku sambil tersenyum misterius.
    “Hmm..kamu menyukainya bukan? Ya kan, setan cilik?”
    Mukaku bersemu merah, tapi terlalu takut untuk berbicara, tubuhku bergetar hebat. Erik melepaskan kemejanya dan celananya, masih memandangiku. Aku terlalu malu untuk memandang wajahnya.
    “Aku rasa, kamu sudah siap untuk permainan selanjutnya..”
    Erik tertawa kecil, sedikit kemarahan masih tersisa pada dirinya. Erik kembali menciumiku, kali ini dia meremas payudaraku sambil menghisapnya.
    “Hhh..!!”
    “Tidak apa-apa..kalau Erik..tidak apa-apa.” pikirku.

    Aku memejamkan mataku erat-erat ketika Erik mulai memasukkan ‘senjata’nya ke dalam diriku.
    “Emm..” aku tidak berani bilang kalau aku merasa sakit.
    Erik mulai tidak sabar, dan dia memasukkannya dengan kasar.
    “Aaahh..!!”
    Aku menjerit dan mulai menangis lagi. ‘Senjata’nya sudah memasuki diriku seutuhnya dan sakit yang kurasakan itu sedikit aneh, ada kenikmatan di dalamnya. Aku mulai sedikit meronta sambil berteriak. Tapi Erik menahanku dengan kuat. Erik menciumi diriku yang bergetar hebat dengan sedikit paksa. Bosan dengan posisinya, Erik membalikkan posisi tubuhku menjadi telungkup.
    “Erriik..!! tidaak!!” aku sangat malu melakukan posisi itu.

    Tetapi Erik tidak peduli dan melanjutkan kembali permainannya. Setiap kali tubuh Erik menghentak, aku menjerit sekeras-kerasnya. Erik melakukan gerakan menghentak itu secara teratur, dan tiba-tiba aku merasakan getaran yang sangat hebat dalam diriku, aku merasakan ‘liang’ku
    menyempit karena otot-otot di tubuhku menjadi tegang. Aku pun berteriak lebih keras dari sebelumnya.

    “Ohh..Maria.”
    Aku merasakan tangan Erik meremas pinggulku dengan kuat. Tubuh Erik mengejang, dan cairan deras pun mengalir dari ‘liang’ku. Aku mendesah panjang. Tubuhku masih bergetar. Erik masih menindihku dan mulai menciumi punggungku.
    “Hhhmm.. pilihanku memang selalu tepat”, gumamnya.
    Aku memilih untuk diam. Erik bergeser ke sampingku. Dia memandangiku yang masih berlinang air mata. Tersenyum Erik mengecup kepalaku sambil mengelusnya.
    “Maria, kamu adalah milikku seorang.. tidak ada satupun yang boleh menyentuhmu tanpa seizin-ku.”

    Erik memeluk tubuhku yang kecil dengan erat.
    “Ya Erik..aku adalah milikmu. Aku akan melakukan apa saja yang kau perintahkan, asal kau tidak membenciku.” Aku masih terisak.
    “Anak bodoh.. Aku tidak akan pernah membencimu Maria..”
    Pelukan Erik semakin erat. Mukaku terasa panas. Dan aku segera membenamkan diriku ke dalam pelukan Erik.

    “Terima kasih..Erik.”

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Warung Ngentot Tante

    Cerita Sex Warung Ngentot Tante


    1094 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Warung Ngentot TanteCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Para penggemar cerita dewasa aku akan menceritakan kepada pembaca cerita sex , panggil saja namaku Joni (nama samaran) aku bekerja di di perusahaan di Jawa Barat, kota yang sejuk dan tentunya nyaman aku memilih ngekost di daerah perkampungan tapi jaraknya juga tidak tertlalu jauh dengan kantorku, daerah tersebut banyak gadis gadis yang cantik.

    Aku dan teman-teman kost setiap pulang kantor selalu menyempatkan diri untuk menggoda cewek-cewek yang sering lewat di depan kost. Di sebelah kostku ada sebuah warung kecil tapi lengkap, lengkap dalam artian untuk kebutuhan sehari-hari, dari mulai sabun, sandal, gula, lombok, roti, permen, dsb itu ada semua.

    Aku sudah langganan dengan warung sebelah. Kadang kalau sedang tidak membawa uang atau saat belanja uangnya kurang aku sudah tidak sungkan-sungkan untuk hutang. Warung itu milik Ibu Ita (tapi aku memanggilnya Tante Ita), seorang janda cerai beranak satu yang tahun ini baru masuk TK nol kecil.

    Warung Tante Ita buka pagi-pagi sekitar jam lima, terus tutupnya juga sekitar jam sembilan malam. Warung itu ditungguin oleh Tante Ita sendiri dan keponakannya yang SMA,Krisna namanya.

    Seperti biasanya, sepulang kantor aku mandi, pakai sarung terus sudah stand by di depan TV, sambil ngobrol bersama teman-teman kost. Aku bawa segelas kopi hangat, plus singkong goreng, tapi rasanya ada yang kurang…, apa ya..?,

    Oh ya rokok, tapi setelah aku lihat jam dinding sudah menunjukkan jam 9 kurang 10 menit (malam), aku jadi ragu, apa warung Tante Ita masih buka ya…?,

    Ah…, aku coba saja kali-kali saja masih buka. Oh, ternyata warung Tante Ita belum tutup, tapi kok sepi…, “Mana yang jualan”, batinku.

    “Tante…, Tante…, Dik Krisna…, Dik Krisna”, lho kok kosong, warung ditinggal sepi seperti ini, kali saja lupa nutup warung.

    Ah kucoba panggil sekali lagi, “Permisi…, Tante Ita?”.

    “Oh ya…, tungguu”, Ada suara dari dalam. Wah jadi deh beli rokok akhirnya.

    Yang keluar ternyata Tante Ita, hanya menggunakan handuk yang dililitkan di dada, jalan tergesa-gesa ke warung sambil mengucek-ngucek rambutnya yang kelihatannya baru selesai mandi juga habis keramas.

    “Oh…, maaf Tante, Saya mau mengganggu nich…, Saya mo beli rokok gudang garaminter, lho Dik Krisna mana?

    “O…, Krisna sedang dibawa ama kakeknya…, katanya kangen ama cucu…, maaf ya Mas Joni Tante pake’ pakaian kayak gini… baru habis mandi sich”.

    “Tidak apa-apa kok Tante, sekilas mataku melihat badan yang lain yang tidak terbungkus handuk…, putih mulus, seperti masih gadis-gadis, baru kali ini aku lihat sebagian besar tubuh Tante Ita, soalnya biasanya Tante Ita selalu pakai baju kebaya.

    Dan lagi aku baru sadar dengan hanya handuk yang dililitkan di atas dadanya berarti Tante Ita tidak memakai BH. Pikiran kotorku mulai kumat.

    Malam gini kok belum tutup Tante..?

    “Iya Mas Joni, ini juga Tante mau tutup, tapi mo pake’ pakaian dulu?

    “Oh biar Saya bantu ya Tante, sementara Tante berpakaian”, kataku. Masuklah aku ke dalam warung, lalu menutup warung dengan rangkaian papan-papan.

    “Wah ngerepoti Mas Joni kata Tante Ita…, sini biar Tante ikut bantu juga”. Warung sudah tertutup, kini aku pulang lewat belakang saja.

    “Trimakasih lho Mas Joni…?”.

    “Sama-sama…”kataku.

    “Tante saya lewat belakang saja”.

    Saat aku dan Tante Ita berpapasan di jalan antara rak-rak dagangan, badanku menubruk tante, tanpa diduga handuk penutup yang ujung handuk dilepit di dadanya terlepas, dan Tante Ita terlihat hanya mengenakan celana dalam merah muda saja.

    Tante Ita menjerit sambil secara reflek memelukku.

    “Mas Joni…, tolong ambil handuk yang jatuh terus lilitkan di badan Tante”, kata tante dengan muka merah padam.

    Aku jongkok mengambil handuk tante yang jatuh, saat tanganku mengambil handuk, kini di depanku persis ada pemandangan yang sangat indah, celana dalam merah muda, dengan background hitam rambut-rambut halus di sekitar vaginanya yang tercium harum.

    Kemudian aku cepat-cepat berdiri sambil membalut tubuh tante dengan handuk yang jatuh tadi. Tapi ketika aku mau melilitkan handuk tanpa kusadari burungku yang sudah bangun sejak tadi menyentuh tante.

    “Mas Joni…, burungnya bangun ya..?”.

    “Iya Tante…, ah jadi malu Saya…, habis Saya lihat Tante seperti ini mana harum lagi, jadi nafsu Saya Tante…”.

    “Ah tidak apa-apa kok Mas Joni itu wajar…”.

    “Eh ngomong-ngomong Mas Joni kapan mo nikah…?”.

    “Ah belum terpikir Tante…”.

    “Yah…, kalau mo’ nikah harus siap lahir batin lho…, jangan kaya’ mantan suami Tante…, tidak bertanggung jawab kepada keluarga…, nah akibatnya sekarang Tante harus bersetatus janda. Gini tidak enaknya jadi janda, malu…, tapi ada yang lebih menyiksa Mas Joni… kebutuhan batin…”.

    “Oh ya Tante…, terus gimana caranya Tante memenuhi kebutuhan itu…”, tanyaku usil.

    “Yah…, Tante tahan-tahan saja..”.

    Kasihan…, batinku…, andaikan…, andaikan…, aku diijinkan biar memenuhi kebutuhan batin Tante Ita…, ough…, pikiranku tambah usil.

    Waktu itu bentuk sarungku sudah berubah, agak kembung, rupanya tante juga memperhatikan.
    “Mas Joni burungnya masih bangun ya…?”.

    Aku cuma megangguk saja, terus sangat di luar dugaanku, tiba-tiba Tante Ita meraba burungku.

    “Wow besar juga burungmu, Mas Joni…, burungnya sudah pernah ketemu sarangnya belom…?”.

    “Belum…!!”, jawabku bohong sambil terus diraba turun naik, aku mulai merasakan kenikmatan yang sudah lama tidak pernah kurasakan.

    “Mas…, boleh dong Tante ngeliatin burungmu bentarr saja…?”, belum sempat aku menjawab, Tante Ita sudah menarik sarungku, praktis tinggal celana dalamku yang tertinggal plus kaos oblong.

    “Oh…, sampe’ keluar gini Mas…?”.

    “Iya emang kalau burungku lagi bangun panjangnya suka melewati celana dalam, Aku sendiri tidak tahu persis berapa panjang burungku…?”, kataku sambil terus menikmati kocokan tangan Tante Ita.

    “Wah…, Tante yakin, yang nanti jadi istri Mas Joni pasti bakal seneng dapet suami kaya Mas Joni…”, kata tante sambil terus mengocok burungku.

    Oughh…, nikmat sekali dikocok tante dengan tangannya yang halus kecil putih itu. Aku tanpa sadar terus mendesah nikmat, tanpa aku tahu, Tante Ita sudah melepaskan lagi handuk yang kulilitkan tadi, itu aku tahu karena burungku ternyata sudah digosok-gosokan diantara buah dadanya yang tidak terlalu besar itu.

    “Ough…, Tante…, nikmat Tante…, ough…”, desahku sambil bersandar memegangi dinding rak dagangan, kali ini tante memasukkan burungku ke bibirnya yang kecil, dengan buasnya dia keluar-masukkan burungku di mulutnya sambil sekali-kali menyedot…, ough…, seperti terbang rasanya. Kadang-kadang juga dia sedot habis buah salak yang dua itu…, ough…, sesshh.

    Aku kaget, tiba-tiba tante menghentikan kegiatannya, dia pegangi burungku sambil berjalan ke meja dagangan yang agak ke sudut, Tante Ita naik sambil nungging di atas meja membelakangiku, sebongkah pantat terpampang jelas di depanku kini.

    “Mas Joni…, berbuatlah sesukamu…, cepet Mas…, cepet…!”.

    Tanpa basa-basi lagi aku tarik celana dalamnya selutut…, woow…, pemandangan begini indah, vagina dengan bulu halus yang tidak terlalu banyak. Aku jadi tidak percaya kalau Tante Ita sudah punya anak, aku langsung saja mejilat vaginanya, harum, dan ada lendir asin yang begitu banyak keluar dari vaginanya. Aku lahap rakus vagina tante, aku mainkan lidahku di clitorisnya, sesekali aku masukkan lidahku ke lubang vaginanya.

    “Ough Mas…, ough…”, desah tante sambil memegangi susunya sendiri.

    “Terus Mas…, Maas…”, aku semakin keranjingan, terlebih lagi waktu aku masukkan lidahku ke dalam vaginanya, ada rasa hangat dan denyut-denyut kecil semakin membuatku gila.

    Kemudian Tante Ita membalikkan badannya telentang di atas meja dengan kedua paha ditekuk ke atas.
    “Ayo Mas Joni…, Tante sudah tidak tahan…, mana burungmu Mas… burungmu sudah pengin ke sarangnya…, woww…, Mas Joni…, burung Mas Joni kalau bangun dongak ke atas ya…?”.

    Aku hampir tidak dengar komentar Tante Ita soal burungku, aku melihat pemandangan demikian menantang, vagina dengan sedikit rambut lembut, dibasahi cairan harum asin demikian terlihat mengkilat, aku langsung tancapkan burungku dibibir vaginanya.

    “Aughh…”, teriak tante.

    “Kenapa Tante…?”, tanyaku kaget.

    “Udahlah Mas…, teruskan…, teruskan…”, aku masukkan kepala burungku di vaginanya, sempit sekali.

    “Tante…, sempit sekali Tante.?”.

    “Tidak apa-apa Mas…, terus saja…, soalnya sudah lama sich Tante tidak ginian…, ntar juga nikmat…”.

    Yah…, aku paksakan sedikit demi sedikit…, baru setengah dari burungku amblas…, Tante Ita sudah seperti cacing kepanasan gelepar ke sana ke mari.

    “Augh…, Mas…, ouh…, Mas…, nikmat Mas…, terus Mas…, oughh..”.

    Begitu juga aku…, walaupun burungku masuk ke vaginanya cuma setengah, tapi sedotannya oughh luar biasa…, nikmat sekali. Semakin lama gerakanku semakin cepat.

    Kali ini burungku sudah amblas dimakan vagina Tante Ita. Keringat mulai membasahi badanku dan badan Tante Ita. Tiba-tiba tante terduduk sambil memelukku, mencakarku.

    “Oughh Mas…, ough…, luar biasa…, oughh…, Mas Joni…”, katanya sambil merem-melek.

    “Kayaknya ini yang namanya orgasme…, ough…”, burungku tetap di vagina Tante Ita.

    “Mas Joni sudah mau keluar ya..?”. Aku menggeleng. Kemudian Tante Ita telentang kembali, aku seperti kesetanan menggerakkan badaku maju mundur, aku melirik susunya yang bergelantungan karena gerakanku, aku menunduk dan kucium putingnya yang coklat kemerahan. Tante Ita semakin mendesah,
    “Ough…, Mas…”, tiba-tiba Tante Ita memelukku sedikit agak mencakar punggungku.

    “Oughh Mas…, aku keluar lagi…”, kemudian dari kewanitaannya aku rasakan semakin licin dan semakin besar, tapi denyutannya semakin terasa, aku dibuat terbang rasanya. Ach rasanya aku sudah mau keluar, sambil terus goyang kutanya Tante Ita.

    “Tante…, Aku keluarin dimana Tante…?, di dalam boleh nggak..?”.

    “Terrsseerraah…”,desah Tante Ita. Ough…, aku percepat gerakanku, burungku berdenyut keras, ada sesuatu yang akan dimuntahkan oleh burungku. Akhirnya semua terasa enteng, badanku serasa terbang, ada kenikmatan yang sangat luar biasa.

    Akhirnya spermaku aku muntahkan dalam vagina Tante Ita, masih aku gerakkan badanku rupanya kali ini Tante Ita orgasme kembali, dia gigit dadaku.

    “Mas Joni…, Mas Joni…, hebat Kamu Mas”.

    Aku kembali kenakan celana dalam serta sarungku. Tante Ita masih tetap telanjang telentang di atas meja.

    “Mas Joni…, kalau mau beli rokok lagi yah…, jam-jam begini saja ya…, nah kalau sudah tutup digedor saja…, tidak apa-apa…, malah kalau tidak digedor Tante jadi marah…”, kata tante menggodaku sambil memainkan puting dan clitorisnya yang masih nampak bengkak.

    “Tante ingin Mas Joni sering bantuin Tante tutup warung”, kata tante sambil tersenyum genit. Lalu aku pulang…, baru terasa lemas sakali badanku, tapi itu tidak berarti sama sekali dibandingkan kenikmatan yang baru kudapat. Keesokan harinya ketika aku hendak berangkat ke kantor, saat di depan warung Tante Ita, aku di panggil tante.

    “Rokoknya sudah habis ya…, ntar malem beli lagi ya…?”, katanya penuh pengharapan, padahal pembeli sedang banyak-banyaknya, tapi mereka tidak tahu apa maksud perkataan Tante Ita tadi, akupun pergi ke kantor dengan sejuta ingatan kejadian kemarin malam.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Menggoda Para Montir

    Cerita Sex Menggoda Para Montir


    1801 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Menggoda Para MontirCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Ella yang baru saja sampai di rumahnya habis jalan jalan di mall, dan sedang menunggu pacarnya yang datang dirumahnya, karena mobil aku sedang aku bengkelkan dan belum jadi jadinya aku sebentar untuk beristirahat di rumah ella, katanya si Ella juga mau keluar dengan pacarnya dan aku sekalian nebeng sampai ke bengkel untuk mengambil mibilku.

    Kamipun berangkat dari rumahnya dengan mobil BMW-nya Winston. Walaupun tidak terlalu jauh namun kami sedikit terjebak macet karena saat itu jam bubaran. Yang kukhawatirkan adalah takutnya bengkelnya keburu tutup, kalau begitu kan aku mau tidak mau harus tetap menumpang pada Winston padahal mereka mau pergi nonton dan aku tidak mau mengganggu kebersamaan mereka. Akhirnya tiba juga kami di bengkel itu tepat ketika akan tutup. Agen Sbobet Terpercaya

    “Wah… sudah mau tutup tuh Ci, mendingan cepetan lari turun, siapa tahu masih keburu,” kata Ella.

    “Tanyain dulu Ci, kita tunggu kamu di sini, kalau ternyata belum bisa ambil, kamu ikut kita jalan aja,” Winston memberi saran.

    Akupun segera turun dan setengah berlari ke arah pegawai yang sedang mendorong pintu.

    “Mas… Mas tunggu, jangan ditutup dulu, saya mau ngambil mobil saya yang Hyundai warna merah yang dititip kemarin Selasa itu loh!” kataku dengan terburu-buru.

    “Tapi kita sudah mau tutup non, kalau mau besok balik aja lagi,” katanya.

    “Ayo dong, Mas katanya di telepon tadi sudah bisa diambil, tolong dong bentar aja yah, saya sudah ke sini jauh-jauh nih!” desakku.

    “Ada apa nih, Kos, kok malah ngobrol,” kata seorang pria yang muncul dari samping belakangnya.

    Kebetulan sekali pria itu adalah montir yang menangani mobilku ketika aku membawa mobil itu ke sini, orangnya tinggi dan agak gemuk dengan rambut gaya tentara, usianya sekitar awal empat puluh, belakangan kuketahui bernama Fauzan, agaknya dia tergolong montir yang cukup senior di sini.

    Akupun lalu mengutarakan maksud kedatanganku ke sini untuk mengambil mobilku itu padanya. Awalnya sih dia juga menyuruhku kembali lagi besok karena bengkel sudah tutup, tapi karena terus kubujuk dan kujanjikan bonus uang rokok akhirnya dia menyerah juga dan mempersilakanku masuk menunggu di dalam.

    Sebenarnya sih kalau bengkelnya dekat dengan rumahku aku juga bisa saja kembali besok, tapi masalahnya letak tempat ini cukup jauh dari rumahku dan macet pula, kan BT banget kalau harus dua kali jalan.

    Aku melambaikan tangan ke arah Ella dan Winston yang menunggu di mobil pertanda masalah sudah beres dan mereka boleh pergi, merekapun membalas lambaianku dan mobil itu berjalan meninggalkanku.

    Pak Fauzan menjelaskan padaku tentang kondisi mobilku, dia bilang bahwa semuanya ok-ok saja, kecuali ada sebuah onderdil di bagian bawah mobil yang sebentar lagi tidak layak pakai karena sudah banyak berkarat (sory… Aku tidak mengerti otomotif selain menggunakannya, sampai lupa nama onderdil itu).

    Karena memikirkan kenyamanan jangka panjang, aku menanyakan kalau bagian itu diganti sekarang memakan waktu lama tidak, ongkos sih tidak masalah. Setelah berpikir sesaat dia pun mengiyakannya dan menyuruhku duduk menunggu.

    Sejumlah pegawai dan kasir wanita sudah berjalan ke pintu keluar meninggalkan tempat ini. Di ruangan yang cukup luas ini tinggallah aku dengan Pak Fauzan serta beberapa montir yang sedang menyelesaikan pekerjaan yang tanggung. Seluruhnya ada empat orang di ruangan ini termasuk aku yang satu-satunya wanita.

    “Masih banyak kerjaannya ya Mas?” tanyaku iseng-iseng pada montir brewok di dekatku yang sedang mengotak-atik mesin depan sebuah Kijang.

    “Dikit lagi kok Non, makanya mending diselesaikan sekarang biar besoknya lebih santai,” jawabnya sambil terus bekerja.

    Tidak jauh dari tempat dudukku Pak Fauzan sedang berjongkok di sebelah mobilku dan di sebelahnya seorang rekannya yang cuma kelihatan kakinya sedang berbaring mengerjakan perkerjaannya di kolong mobil.

    Ternyata pekerjaan itu lama juga selesainya, seperempat jam sudah aku menunggu. Melihat situasi seperti ini, timbullah pikiran isengku untuk menggoda mereka. Hari itu aku memakai kaos ketat oranye berlengan panjang yang dadanya agak rendah, lekuk tubuhku tercetak oleh pakaian seperti itu, bawahnya aku memakai rok hitam yang menggantung beberapa senti di atas lutut.

    Maka bukanlah hal yang aneh kalau para pria itu di tengah kesibukannya sering mencuri-curi pandang ke arahku, apalagi sesekali aku sengaja menyilangkan kakiku.

    Aku berjalan ke arah mobilku dan bertanya pada Pak Fauzan,

    “Masih lama ya Pak?”

    “Hampir Non, ini yang susah tuh melepas yang lamanya, habis sudah berkarat, sebenarnya sih pasangnya gampang saja, bentar lagi juga beres kok”

    “Perlu saya bantuin enggak? Bosen dari tadi nunggu terus,” tanyaku sambil dengan sengaja berjongkok di hadapannya dengan lutut kiri bertumpu di lantai sehingga otomatis paha putih mulusku tersingkap kemana-mana dan celana dalam merahku juga terlihat jelas olehnya.

    Dia terlihat gugup dan matanya tertumbuk ke bawah rokku yang kelihatan karena posisi jongkokku. Aku yakin burungnya pasti sudah terbangun dan memberontak ingin lepas dari sangkarnya. Namun aku bersikap biasa saja seolah tidak mengetahui sedang diintip.

    “Oohh… nggak… nggak kok Non,” jawabnya terbata-bata.

    “Hhoii… Obeng kembang dong,” sahut montir yang dari dalam sambil mendorong kursi berbaringnya keluar dari kolong.

    Begitu keluar diapun ikut terperangah dengan pemandangan indah di atas wajahnya itu. Keduanya bengong menatapku tanpa berkedip.

    “Kenapa? Kok bengong? Liatin apa hayo…?” godaku dengan tersenyum nakal.

    Kemudian kuraih tangan si montir yang sedang berbaring itu dan kuletakkan di paha mulusku, memang sih tangannya kotor karena sedang bekerja tapi saat itu sudah tidak terpikir hal itu lagi. Tanpa harus disuruh lagi tangan kasar itu sudah bergerak dengan sendirinya mengelus pahaku hingga sampai di pangkalnya, disana dia tekankan dua jarinya di bagian tengah kemaluanku yang masih tertutup CD.

    “Ooohhh…” desahku merasakan remasan pada kemaluanku.

    Pak Fauzan menyuruhku berdiri dan didekapnya tubuhku serta langsung menempelkan bibirnya yang tebal dan kasar pada bibir mungilku. Tangannya mengangkat rokku dan menyusup ke dalam celana dalamku.

    Temannya tidak mau ketinggalan, setelah dia mengelap tangannya dia dekap aku dari belakang dan mulai menciumi leher jenjangku, hembusan nafas dan lidahnya yang menggelikitik membuat birahiku semakin naik.

    Payudaraku yang masih tertutup baju diremasi dari belakang, tak lama kemudian kaos Mango-ku beserta bra-ku sudah disingkap ke atas. Kedua belah payudaraku digerayangi dengan gemas, putingnya terasa makin mengeras karena terus dipencet-pencet dan dipilin-pilin.

    “Hei, ngapain tuh, kok nggak ngajak-ngajak!” seru si montir brewok yang memergoki kami sedang berasyik-masyuk.

    Montir di belakangku melambai dan memanggil si brewok untuk ikut menikmati tubuhku. Si brewok pun dengan girang menghampiri kami sambil mempreteli kancing baju montirnya, kurang dari selangkah di dekatku dia membuka seluruh pakaiannya.

    Wow… Bodynya padat berisi dengan dada bidang berbulu dan bulunya turun saling menyambung dengan bulu kemaluannya. Dan yang lebih membuatku terpesona adalah bagian yang mengacung tegak di bawah perutnya, pasti tak terlukiskan rasanya ditusuk benda sebesar pisang raja itu, warnanya hitam dengan kepala penis kemerahan.

    Dia berjongkok di depanku dan memelorotkan rok dan celana dalamku.

    “Wah, asyik jembutnya item lebat banget, aku paling suka vagina kaya gini,” si brewok mengomentari vaginaku.

    Pak Fauzan dan temannya pun mulai melepasi pakaiannya masing-masing hingga bugil. Terlihatlah batang-batang mereka yang sudah menegang, namun aku tetap lebih suka milik si brewok karena nampak lebih menggairahkan, milik Pak Fauzan juga besar dan berisi, namun tidak terlalu berurat dan sekeras si brewok, sedangkan punya temannya lumayan panjang, tapi biasa saja, standarnya pribumi Indonesialah. Aku sendiri tinggal memakai kaos ketat dan bra-ku yang sudah tersingkap.

    Kaki kiriku diangkat ke bahu si brewok yang berjongkok sambil melumat vaginaku. Teman Pak Fauzan yang dipanggil ‘Zul’ itu menopang tubuhku dengan mendekap dari belakang, tangannya terus beraktivitas meremas payudara dan pantatku sambil memainkan lidahnya di lubang telingaku.

    Pak Fauzan sendiri kini sedang menetek dari payudara kananku. Aku menggelinjang dahsyat dan mendesah tak karuan diserbu dari berbagai arah seperti itu. Tanganku menggenggam penis Pak Fauzan dan mengocoknya perlahan.

    “Oookkhh… Jangan terlalu keras,” rintihku sambil meringis ketika Pak Fauzan dengan gemas menggigiti putingku dan menariknya dengan mulut, secara refleks tanganku menjambak pelan rambutnya.

    Sementara si brewok di bawah sana menyedoti dalam-dalam vaginaku seolah mau ditelan. Dia memasukkan lidahnya ke dalam vaginaku sehingga memberi sensasi geli yang luar biasa padaku, klitorisku juga dia gigit pelan dan digelikitik dengan lidahnya.

    Pokoknya sangat sulit dilukiskan dengan kata-kata betapa nikmatnya saat itu, jauh lebih nikmat dari mabuk anggur manis. Aku menengokkan wajah ke samping untuk menyambut Zul yang mau melumat mulutku. Lihai juga dia berciuman, lidahnya menjilati lidahku dan menelusuri rongga mulutku, nafasku seperti mau habis rasanya.

    Kemudian mereka membaringkanku di kursi untuk berbaring di kolong mobil itu (whateverlah namanya aku tidak tahu nama barang itu ^_^;).

    Zul langsung mengambil posisi di selangkanganku, tapi segera dicegah oleh Pak Fauzan yang menginginkan jatah lubang lebih dulu. Setelah dibujuk-bujuk Zul pun akhirnya mengalah dari Pak Fauzan yang lebih senior itu.

    Sebagai gantinya dia mengambil posisi di dekat kepalaku dan menyodorkan penisnya padaku. Kumulai dengan menjilati batang itu hingga basah, lalu buah zakarnya kuemut-emut sambil mengocok batangnya.

    Walaupun agak bau tapi aku sangat menikmati oral seks itu, aku senang membuatnya mengerang nikmat ketika kujilati lubang kencing dan kepala penisnya. Pak Fauzan yang sudah selesai dengan pemanasan dengan menggesekkan penisnya pada bibir vaginaku kini sudah mengarahkan penisnya ke liang senggamaku.

    Aku menjerit kecit ketika benda itu menyeruak masuk dengan sedikit kasar, selanjutnya dia menggenjotku dengan gerakan buas. Aku meresapi setiap detil kenikmatan yang sedang menyelubungi tubuhku, semakin bersemangat pula aku mengemut penis si Zul, kumainkan lidahku di sekujur penis itu untuk menambah kenikmatan pemiliknya. Dia mengerang keenakan atas perlakuanku yang memanjakan ‘adik kecil’nya. Rambutku diremas-remas sambil berkata:

    “Oooh… Terus Non, enak banget… Yahhh!”

    Tanganku yang lain tidak tinggal diam ikut mengocok punya si brewok yang pada saat yang sama sedang melumat payudaraku. Dia sangat menikmati setiap jengkal payudaraku, dia menghisapnya kuat-kuat diselingi gigitan-gigitan yang meninggalkan jejak merah di kulitnya yang putih.

    Sungguh kagum aku dengan penisnya dalam genggamanku, yang benar-benar keras dan perkasa membuatku tidak sabar ingin segera mencicipinya. Maka aku melepaskan emutanku pada penis Zul dan berkata pada si brewok,

    “Sini dong Mas, aku mau nyepong kontolnya!”

    Si brewok langsung menggantikan Zul dan menyodorkan penisnya padaku. Hmm… Inilah yang kutunggu-tunggu, aku langsung membuka lebar-lebar mulutku untuk memasukkan benda itu. Tentu saja tidak muat seluruhnya di mulut mungilku malah terasa sesak.

    Si Zul menggosok-gosokkan penisnya yang basah ke wajahku. Sambil dioral, tangan si brewok yang kasar dan berbulu itu meremasi payudaraku dengan brutal. Di sisi lain, Pak Fauzan melepaskan sepatu bersol tinggi yang kupakai, lalu menaikkan kedua tungkaiku ke bahu kirinya, sambil menggenjot dia juga menjilati betisku yang mulus. Aku benar-benar terbuai oleh kenikmatan main keroyok seperti ini.

    Tiba-tiba kami terhenti sejenak karena terdengar suara pintu di buka dari dalam dan keluarlah seorang yang hanya memakai singlet dan celana pendek, tubuhnya agak kurus dan berusia sepantaran dengan Pak Fauzan dengan jenggot seperti kambing.

    Aku mencoba mengingat-ingat orang ini, sepertinya pernah lihat sebelumnya, ooohh… Iya itu kan montir yang mendengar dan mencatat masalah yang kuceritakan tentang mobilku ketika aku membawanya ke sini. Sepertinya dia baru mandi karena rambutnya masih basah dan acak-acakan. Sebelumnya dia agak terperanjat dengan apa yang dia lihat tapi kemudian dia mendekati kami.

    “Weleh-weleh… Aku sibuk cuci baju di belakang, kamu-kamu malah pada enak-enakan ngentot,” katanya “Lho, ini kan si Non cantik yang mobilnya diservis itu!”

    “Sudah jangan banyak omong, mau ikutan nggak!” kata si brewok padanya.

    Buru-buru si montir yang bernama Joni itu melepaskan celananya dan kulihat penisnya bagus juga bentuknya, besar dengan otot yang melingkar-lingkar. Tiga saja belum selesai sudah datang satu lagi, tambah berat deh PR aku, demikian kataku dalam hati.

    Pak Joni mengambil posisi di sebelah kananku, tangannya menjelajah kemana-mana seakan takut tidak kebagian tempat. Payudara kananku dibetot dan diluma olehnya sampai terasa nyeri. Aku mengerang sejadi-jadinya antara kesakitan dan kenikmatan, semakin lama semakin liar dan tak terkendali.

    Pak Fauzan dibawah sana makin mempercepat frekuensi genjotannya pada vaginaku. Lama-lama aku tidak sanggup lagi menahan cairan cintaku yang semakin membanjir. Di ambang puncak aku semakin berkelejotan dan tanganku semakin kencang mengocok dua batang penis di genggamanku yaitu milik Pak Joni dan Bang Zul. Agen Judi Casino

    Zul juga menggeram makin keras dan Crot… Crot… Cairan putih kentalnya menyemprot dan berceceran di wajah dan rambutku. Sementara otot-otot kemaluanku berkontraksi makin cepat dan cairan cintaku pun tak terbendung lagi.

    Aku telah mencapai puncak, tubuhku mengejang hebat diiringi erangan panjang dari mulutku, tapi dia masih terus menggenjotku hingga tubuhku melemas kembali. Setelah dia cabut penisnya, diturunkannya juga kakiku.

    “Ganian tuh, siapa mau vagina?” katanya.

    Si brewok langsung menggantikan posisinya, sebelumnya dia menjilati dan menyedot cairan vaginaku dengan rakus bagaikan menyantap semangka. Pak Fauzan menaiki dadaku dan menjepitkan penisnya yang sudah licin diantara payudaraku.

    Dia memaju-mundurkannya seperti yang dia lakukan terhadap vaginaku, tidak sampai lima menit, spermanya muncrat ke muka dan dadaku, kaosku yang tergulung juga ikut kecipratan cairan itu.

    Pak Fauzan mengelap spermanya yang berceceran di dadaku sampai merata sehingga payudaraku nampak mengkilap oleh cairan itu. Kujilati sperma di sekitar bibirku dengan memutar lidah.

    Si brewok minta ganti gaya, kali ini dia berbaring di kursi montir. Tanpa diperintah aku menurunkan tubuhnya sambil membuka lebar liang senggamaku dengan jari. Tanganku yang lain membimbing batang itu memasuki liang itu.

    Aku menggigit bibir dan mendesis saat penis itu mulai tertancap di vaginaku. Hingga akhirnya seluruh batang itu tertelan oleh liang surgaku, rasanya sangat sesak dan sedikit nyeri dijejali benda sekeras dan sebesar itu, aku dapat merasakan urat-uratnya yang menonjol itu bergesekan dengan dinding vaginaku.

    Aku belum sempat beradaptasi, dia sudah menyentakkan pinggulnya ke atas, secara refleks aku menjerit kecil. Sekali lagi dia sentakkan pinggulnya ke atas sampai akupun ikut menggoyangkan tubuhku naik-turun.

    Mataku merem-melek dan kadang-kadang tubuhku meliuk-liuk saking nikmatnya. Kuraih penis Pak Joni di sebelah kiriku dan kukulum dengan bernafsu, begitu juga dengan penis Pak Fauzan, batang yang sedang kelelahan itu kukocok-kocok agar bertenaga lagi, sisa-sisa spermanya kujilati hingga bersih.

    Kurasakan ada dua jari memasuki anusku, mengoreki lalu bergerak keluar-masuk di sana, aku menengok ke belakang ternyata pelakunya Bang Zul yang entah kapan sudah di belakangku.

    Mungkin karena ketagihan dikaraoke olehku, Pak Joni memegangi kepalaku dan menekannya pada selangkangannya, lalu dia maju-mundurkan pinggulnya seperti sedang bersenggama. Aku sempat gelagapan dibuatnya, kepala penis itu pernah menyentuh tekakku sampai hampir tersedak.

    Namun hal itu tidak mengurangi keaktifanku menggoyang tubuhku dan mengocok penis Pak Fauzan dengan tangan kiriku. Payudaraku yang ikut bergoyang naik-turun tidak pernah sepi dari jamahan tangan-tangan kasar mereka.

    Sepertinya Bang Zul mau main belakang karena dia melebarkan duburku dengan jarinya dan sejenak kemudian aku merasakan benda tumpul yang tak lain kepala penisnya melesak masuk ke dalamnya. Ketiga lubang senggamaku penuh sudah terisi oleh tiga penis.

    Penis Pak Joni dalam mulutku makin bergetar dan pemiliknya pun makin gencar menyodok-nyodokkannya pada mulutku hingga akhirnya menyemprotkan spermanya di mulutku. Belum habis semprotannya dia menarik keluar benda itu (thank god, akhirnya bisa menghirup udara segar lagi) sehingga sisanya menyemprot ke wajahku, wajahku yang sudah basah oleh sperma Bang Zul dan Pak Fauzan jadi tambah belepotan oleh spermanya yang lebih kental dari milik dua orang sebelumnya.

    “Aahh… Aahh… Dikit lagi Bang!” desahku karena sudah akan klimaks lagi.

    Cairan cinta terasa terus mengucur membasahi rongga-rongga kemaluanku bersamaan dengan penis si brewok yang terasa makin membengkak dan sodokannya yang makin gencar. Otot-ototku menegang dan desahan panjang keluar dari mulutku akibat orgasme panjang bersama si brewok.

    Cairan hangat dan kental menyemprot hampir semenit lamanya di dalam lubang vaginaku. Akhirnya tubuhku kembali melemas dan jatuh telungkup di atas dada yang bidang berbulu itu dengan penis masih menancap, sementara dari belakang Bang Zul masih getol menyodomiku tanpa mempedulikan kondisiku sampai dia menumpahkan spermanya di anusku lima menit kemudian.

    Setelah beristirahat lima menit, Pak Fauzan mengangkat tubuhku diatas kedua tangannya dan membawaku ke ruangan lain yang adalah tempat pencucian mobil bersama teman-temannya.

    “Eh, mau ngapain lagi kita nih Pak?” tanyaku heran.

    “Kita mau mencuci Non dulu soalnya sudah lengket dan bau peju sih,” jawabnya sambil nyengir, kemudian memerintah si brewok untuk menyiapkan selang air.

    Pelan-pelan dia turunkan aku, tapi aku masih belum sanggup berdiri karena masih lemas sekali, jadi aku hanya duduk bersimpuh saja di lantai marmer itu.

    “Bajunya dilepas aja Non biar nggak basah,” katanya sambil membantuku melepaskan kaosku yang tergulung.

    Aku kini telah telanjang bulat, hanya jam tangan, anting, dan seuntai kalung perak dengan leontin huruf C yang masih tersisa di tubuhku. Si brewok menyalakan krannya dan mengarahkan selang itu padaku.

    “Awww… Dingin!” desahku manja merasakan dinginnya air yang menyemprot padaku.

    Pak Joni melepaskan singletnya dan bersama dua orang lainnya mendekati tubuhku yang masih disemprot si brewok, ketiganya mengerubungi tubuhku sambil tertawa-tawa. Aku lalu diberdirikan dan didekap mereka, tangan-tangan mereka menggosoki tubuhku untuk membasuh ceceran sperma yang lengket di sekujur tubuhku seperti sedang memolesi mobil dengan cairan pembersih.

    Beberapa menit lamanya si brewok menyirami kami dengan air dingin sehingga tubuh kami basah kuyup. Sesudah itu dia juga ikut bergabung menggerayangiku. Pak Joni mendekapku dari depan, setelah puas menciumi dan meremas payudaraku dia menaikkan kaki kananku ke pingggangnya dan memasukkan penisnya ke vaginaku, mereka mengerjaiku dalam posisi berdiri.

    Pak Fauzan merangkulku dari belakang dan tak henti-hentinya mencupangi pundak, leher dan tengukku. Bang Zul berjongkok meremasi dan menjilati pantat montokku yang terangkat dengan gemasnya. Si brewok menggerayangi payudaraku yang lain sambil menggelikitik telingaku dengan lidahnya.

    Desahan nikmatku terdengar memenuhi ruangan itu. Beberapa menit kemudian Pak Joni klimaks dan menumpahkan spermanya di dalam vaginaku. Ini masih belum berakhir, karena setelahnya tubuhku mereka telentangkan di atas kap depan sebuah sedan berwarna silver metalik dan kembali aku disemprot dengan selang air hingga semakin basah.

    Bang Zul membentangkan pahaku dan menancapkan penisnya ke vaginaku. Mungkin karena sudah terisi penuh, maka ketika penis itu melesak ke dalamku, nampak sperma kental itu meluap keluar dari sela-sela bibir vaginaku.

    Aku kembali orgasme yang kesekian kalinya, tubuhku menggelinjang di atas kap mobil itu. Kemudian tak lama kemudian dia pun mencabut penisnya dan menumpahkan isinya di atas perut rataku. Akhirnya selesai juga mereka mengerjaiku, aku terbaring lemas diatas kap, rasanya pegal sekali dan sedikit kedinginan karena basah.

    Mereka juga sudah kecapean semua, ada yang duduk mengatur nafas, ada juga yang mengelap badannya yang basah. Pak Fauzan memberiku sebuah Aqua gelas dan handuk kering. Aku menggerakkan tangan menghanduki tubuhku yang basah.

    Setelah Pak Fauzan dan Bang Zul selesai memasang onderdil yang tertunda, selesai pula perbaikan mobilku. Aku membayarkan biayanya pada Pak Fauzan yang ternyata masih saudara dengan pemilik bengkel ini, pantas dari tadi montir lain tunduk padanya.

    Aku juga memberi tambahan sepuluh ribu rupiah sebagai uang rokok untuk dibagi antara mereka berempat. Sampai di rumah aku langsung tidur dengan tubuh pegal-pegal, janji ke kafe dengan teman-teman pun terpaksa kubatalkan dengan alasan tidak enak badan.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Aku Malu Dengan Perbuatanku

    Cerita Sex Aku Malu Dengan Perbuatanku


    868 views

    Perawanku – Cerita Sex Aku Malu Dengan Perbuatanku, Hari ini hari minggu, di siang hari yang pana di sudut kota Surabaya, aku sedang berkejaran dengan waktu dan bus kota. Peluh mengalir membasahi wajah dan baju, dalam hatiku aku bertekad untuk tidak datang terlambat hari ini.

    Penting bagiku untuk dating tepat waktu hari ini, sebab aku tidak ingin mengecewakan dosen yang sudah berulang kali memarahiku. Entah kenapa hari ini semuanya tampak tidak bersahabat denganku. Terminal bus yang terlalu ramai dengan orang-orang seolah-olah mengatakan bahwa aku harus datang lebih awal lagi jika tidak ingin terlambat.“Aku akan datang tepat waktu hari ini atau tamatlah sudah semua persiapan pada hari ini,” selorohku dalam hati.

    Bus yang kutunggu akhirnya dating juga, namun kayaknya hari ini lebih penuh dari biasanya, aku bergegas berdesakan dan masuk ke dalam bis tanpa ac yang baunya bercampur-campur antara bau keringat yang tengik dan bau penumpang yang tidak mandi hari ini kurasa. Tapi dengan membulatkan tekad akhirnya aku berhasil naik dan seperti sudah di duga aku tidak mendapatkan tempat duduk hari ini.

    “Hmm, pasti ada pria tampan yang mau memberikan tempat duduk kepada gadis manis hari ini,” pikirku samil menoleh kiri dan kanan mencari pria yang dimaksud.

    Namun akhirnya aku harus berdiri sampai bus berhenti di depan falkutasku. Oh My God! Aku terlambat lagi hari ini. Kali ini keterlaluan sekali terlambat sampai 30 menit, mana hari ini ada tes kecil lagi. Aku langsung berlari kencang setelah membayar ongkos bus ke pak kondektur. Rok lipit-lipit warna senada yang kupakai berkibar-kibar seolah ingin protes dengan kecepatan lariku. Ada seorang mahasiswa yang hampir kutabrak langsung berteriak “Sinting!!” tapi aku tak pedulu dan terus berlari. Payudara ku yang berukuran 36 B, dibungkus dengan BH merah merek Pierre Cardin tampang terguncang-guncang naik turun dengan semangatnya, ya memang potongan BH sedikit rendah dan kemeja yang kupakai agak longgar sehingga aku merasa seperti BH nya mau melorot kebawah.

    Aku terus berlari dan menaiki anak tangga ke ruang kuliahku yang di lantai 4. Aku berkuliah di sebuah universitas swasta yang cukup punya nama di Surabaya. Sambil terus berlari aku kembali berpapasan dengan beberapa cowok yang sedang duduk-duduk di tangga sambil bercakap-cakap. Mereka bersuit-suit melihat aku berlari, bagiku itu justru menambah semangatku. Dengan Sepatu hak tinggi berwarna hitam menyala setinggi 6 cm tidak mengurangi kegesitan ku. Aku sudah berada di ujung tangga ketika kusadari para cowok kurang ajar itu mungkin mengintip dari bawah tangga.

    “Sialan!!” umpatku dalam hati, mereka pasti tahu aku mengenakan celana dalam merah hari ini.

    Akhirnya dengan segala perjuangan aku akhir sampai ke depan ruangan kelas, aku kemudian mengetok pintu, masuk dan langsung ke bangku yang masih kosong di belakang.

    Aku masih terengah-engah ketika Pak Eko, demikian nama dosenku, meneriaki namaku dengan keras.

    “YESSY!!, KAMU TAHU INI SUDAH JAM BERAPA???,” aku sampai meloncat kaget mendengar teriakan itu.
    “AYO KAMU KEDEPAN DULU SINI,” aku mengumpat dalam hati kemudian dengan berat langkah menuju ke depan kelas.

    Aku berdiri di depan kelas menghadap anak-anak yang tiba-tiba menjadi ramai seolah di depan kelas ada sesuatu yang aneh. Pak Eko menatapku dengan dingin, matanya seolah ingin menjelajahi tubuhku, napasku masih sangat terengah-engah dan akibatnya payudaraku bergerak naik turun seiring dengan napas ku. Kemeja putih yang aku pakai memang agak longgar tapi terbuat dari kain yang cukup tipis, sehingga samar-samar pasti terlihat warna BH ku yang menyolok, ah tapi cuek sajalah. Aku langsung mengecek ke bawah untuk melihat apakah pakaian yang aku pakai harus ditata jika tidak semestinya,

    “Semuanya tampak rapi,” pikirku cepat.
    “Haah, ternyata ada noda keringat basah yang tampak seperti bunga di kedua sisi ketiakku. Shit!!” kataku dalam hati.
    “Maaf Pak Eko hari ini saya terlambat karena bus sangat lama datangnya,” aku berkata cepat namun berusaha untuk tidak memicu kemarahannya.
    “Ya, saya tahu tapi hari ini kita sedang tes, dan kamu tahu aturannya kan bahwa ikut tes ini merupakan kewajiban sebelum UAS atau kamu tidak akan lulus pelajaran saya jika tidak mengikuti tes ini,” jelas Pak Eko tegas.
    “Kamu setelah kuliah ini harap menemui saya di kantor, kamu harus ikut tes susulan atau kamu tidak akan pernah lulus,” lanjutnya.
    “Ya pak,” jawabku cepat.

    Mata kuliah Pak Eko merupakan suatu mata kuliah yang sangat penting untuk mengambil mata kuliah lain karena tercantum hampir dalam setiap prasyarat mata kuliah lain. Dengan tidak lulus mata kuliah ini kemungkinan semester depan aku hanya dapat mengambil 1 mata kuliah saja yang lain semua terkena prasyarat.

    “Aku anak yang bertekad baja, aku harus lulus mata kuliah ini!!,” tekadku dalam hati.

    Pak Eko, umur 32 tahun, perawakan besar tinggi dan berkumis, kulitnya agak sawo matang tapi cukup putih untuk ukuran lelaki. Statusnya sudah cerai dengan istrinya dan sekarang hanya tinggal sendirian di salah satu kawasan elit di Surabaya, sebenarnya Pak Eko orang kaya dia punya usaha sampingan Rumah Walet di beberapa tempat. Tidak jelas mengapa ia mau menjadi dosen yang bayarannya hanya beberapa juta sebulan. Yang jelas orangnya ramah dan punya banyak teman. Teman saya pernah memergoki pak Eko di salah satu pub elit bersama temannya setelah di tanyai katanya urusan bisnis.

    Oh ya, namaku Yessy, aku cewek berusia 20 tahun. Sekarang kuliah semester 3 jurusan ekonomi, tubuhku langsing tapi berisi. Rambutku sebahu dan lurus seperti iklan yang di re-bonding itu lho. Banyak orang bilang aku cantik dan bukan saja orang hanya bilang, tapi aku sendiri bekerja paruh waktu sebagai SPG di berbagai tempat dan juga sebagai pagar ayu. Pokoknya untuk urusan pamer wajah dan badan aku pasti di ajak. Bukan apa apa sebenarnya, tetapi memang itulah kelebihanku. Aku punya banyak teman cowok maupun cewek aku orang yang pintar bergaul atau memang aku cantik sehingga banyak di kerubungi cowok yang sekedar senang atau memang menginginkan sesuatu, bukan hanya cantik lho, tapi juga seksi.

    Dadaku cukup padat berisi dan sesuai dengan postur tubuhku yang tinggi 162 cm dan berat 50 Kg, Kukira itu ukuran ideal yang di inginkan setiap wanita. Walaupun aku orang nya sering berada dimuka umum tapi aku sebenarnya agak pemalu, aku tidak berani berbicara sambil menatap mata orang, hanya kadang-kadang aku harus PeDe karena di bayar untuk itu. Tentu bukan hanya payudara ku saja yang indah, kulitku juga putih dan betisku mulus menantang setiap mata yang mampu menjelajahinya. Aku rajin merawatkan tubuh di berbagai salon kecantikan karena menurut bosku supaya lebih bernilai jual, entah apa maksudnya. Mungkin supaya penjualan produknya semakin besar atau supaya sering dipakai jadi SPG.

    “Yessy, hari ini bapak tidak sempat ke kantor lagi karena ada urusan penting yang tidak bisa di tunda. Kalau kamu betul pingin ikut tes ini, nanti hubungi bapak agak sore ya. Kalau lain kali bapak sudah enggak bisa kasih tes lagi, atau kamu mengulang aja tahun depan ya?” ucapan Pak Eko membuyarkan lamunan ku.

    Ternyata di kelas tinggal aku sendirian. Entah sejak kapan bubar, kayaknya aku terlalu banyak melamun hari ini.

    “Saya mau lulus semester ini pak, bagaimana kalau bapak tidak sempat nanti sore saja tes nya bahkan kalau di rumah bapak sekalipun saya bersedia yang penting bapak mau meluangkan waktu untuk saya” kataku gugup karena pikiranku baru terputus dan kacau.
    “Kamu tahukan nomor HP bapak kan? Ya sudah nanti sore bapak tunggu ya,” Lanjut pak Eko cepat langsung bergegas pergi.

    SubChapter 1b. Ketika semuanya di awali dengan ‘manis’

    Sudah jam empat sore ketika rangkaian kuliah hari ini selesai, aku tidak sempat pulang lagi, sambil melirik jam guess di tangan kiriku, janjiku dengan Pak Eko adalah jam 4.15 aku harus bergegas sebelum terlambat lagi, tidak usah melapor ke rumah lagi tokh tidak ada orang di rumah ku. Aku tinggal sendiri karena aku sebenarnya bukan orang Surabaya, aku anak luar pulau, aku tinggal sendirian di rumah kontrakan kecil yang tetangganya pun aku tidak berapa kenal. Keberanianku tinggal sendirian semata karena tekadku kuliah di Surabaya. Ya aku memang cewek bertekad baja.

    “Aku naik ojek sajalah ke rumah Pak Eko biar tidak terlambat” pikirku.

    Benar juga tidak sampai 10 menit aku sudah berdiri di depan sebuah rumah mewah berlantai 2 Pak Eko juga kebetulan baru pulang sehingga kami sama-sama masuk ke rumah. Pak Eko kemudian meminta waktu untuk mandi sebentar dan mempersilakan saya duduk di sofa berbulu putih yang tampaknya mahal. Begitu pak Eko hilang dari pandangan mataku aku berdiri dan melihat-lihat sekelililing.

    Aku terkagum-kagum melihat koleksi lukisan pak Eko yang indah-indah. Tiba-tiba ada geraman di belakangku, entah dari mana datangnya tapi dua ekor doberman besar sudah ada di belakangku dalam jarak kurang dari satu meter. Doberman-doberman tersebut cukup besar dan tinggi. Mereka mulai menggeram-geram dan maju perlahan. Aku takut sekali tapi aku tidak berani lari karena pasti di kejar dan bisa di gigit. Aku hanya maju ke dinding dan diam mungkin anjing itu akan menganggap aku bukan ancaman dan pergi. Aku merasa mereka makin mendekat mungkin hanya 1/4 meter lagi. Aku ingin berteriak tapi takut mereka jadi tambah galak lagipula pak Eko kemungkinan tidak mendengar dari kamar mandi. Aku cuma menutup mata dan berharap yang indah-indah.

    Dalam kegelapan tiba-tiba semua hening, anjing-anjing itu pasti sudah pergi, aku mencoba membuka mata dan menoleh ketika tiba-tiba terasa napas hangat di… Astaga!! di bagian atas belakang lutut. Salah satu doberman itu sudah begitu dekatnya sehingga napasnya dapat di rasakan pada kulitku yang mulus itu. Ia mulai menjilat-jilat bagian belakang pahaku, semakin lama semakin ke atas. Aku mulai merasa geli tapi tidak berani bergerak sedikitpun, jilatan itu menjadi semakin liar seolah-olah pahaku ada rasanya, yah.. mungkin bau dari kemaluanku, dan keringat yang mengering. Aku pernah menonton TV yang mengatakan bahwa binatang suka tertarik dengan bau kelamin lawan jenisnya sebelum memulai hubungan seks. Jilatan itu semakin naik sampai ke sela-sela paha bagian belakang dan mulai mengenai celana dalamku.

    “Ooohh, celana dalamku pasti basah nih” pikirku.

    Ludahnya terasa sekali banyaknya dan hangat serta geli. Aku mulai merasa terangsang karena jilatan itu. Doberman tersebut semakin bersemangat. Kayaknya ia tertarik dengan celana dalam merahku karena ia sudah tidak menjilati paha lagi tapi sudah menjilat celana dalamku. Kurasakan kemaluanku basah karena cairan kemaluanku sendiri deras mengalir seiring dengan ekstasi kenikmatan yang aku rasakan.

    Aku tiba-tiba terpikir bagaimana kalau celana dalamku di korbankan saja ke anjing itu, tapi bagaimana dengan anjing satunya yang menonton bagaimana kalau ia mau juga tapi kayaknya, oh syukur lah, hanya tinggal seekor saja. Aku memberanikan diri untuk mengangkat rok dan melucuti celana dalamku. Anjing itu menurut aja untuk menunggu seolah sudah tahu kalau celana dalam itu akan menjadi mainannya. Ia mundur dan membiarkan aku melucuti celana dalamku. Celana itu meluncur turun dengan cepat dan kulempar yang jauh. Tak disangka anjing itu langsung mengejar celana dalam itu dan memberi aku tempat kosong dan waktu untuk lari. Aku langsung lari dan mencari tempat yang aman.

    “Harus tempat yang tidak dapat di jangkau anjing tersebut,” Pikirku cepat.

    Kulihat di kebun belakang ada bangunan menyerupai air mancur dan letaknya cukup tinggi tapi harus dipanjat sedikit. Aku langsung lari kesana dan memanjat lalu berdiri diatasnya. Akhirnya aman juga, begitu pak Eko selesai mandi aku langsung berteriak minta tolong. Anjing itu juga tampaknya sibuk dengan celana dalamnya, sudah hampir di telan dan di gigit-gigit.

    “Harganya Rp 200.000, mati aku, baru beli lagi,” pikirku.

    Tiba-tiba aku panik bagaimana menjelaskan semua ini ke pak Eko ya? Lagipula sekarang ia harus turun dibantu oleh pak Eko karena tidak mungkin dia meloncat ke bawah, Bagaimana kalau kelihatan dari bawah oleh pak Eko kalau aku tidak mengenakan celana dalam? Atau haruskan dia berterus terang saja tokh pak Eko juga akan tahu kalau aku tidak pakai celana dalam?

    Tiba-tiba pak Eko muncul dari dalam rumah dan berkata “Lho Yessy, kamu kok di atas sana?”
    “Menghindari anjing bapak” jawabku.
    “Anjingnya sudah bapak usir keluar ayo bapak bantu turunin kamu” kata pak Eko sembari maju mendekati.
    “Saya bisa sendiri kok saya lompat aja” jawabku lagi.

    Aku ogah ketahuan kalau enggak pakai celana dalam. Pak Eko bersikeras mau membantu aku turun jadi dia pergi mengambilkan kursi untukku. Akhirnya sampai juga di bawah lagi sekarang tinggal mengambil celana dalam itu yang pasti sudah di tinggalkan anjingnya di lantai. Mataku langsung cepat menyapu lantai mencari benda itu sebelum terlihat pak Eko. Aku sedang sibuk memeriksa lantai ketika pak Eko datang lagi sambil berkata,

    “Ini punyamu ya?” ditangannya terjulur sebuah celana dalam merah ku yang sudah basah kuyup dan penuh gigitan. Ini sangat memalukan masak celana dalam saya di pegang pak Eko terus basah lagi.
    “Iya pak, semua itu gara-gara anjing bapak, terima kasih pak,” jawabku gugup sambil menyambar benda itu dari tangan pak Eko.
    “Nanti bapak ganti deh, maafkan anjing bapak” kata pak Eko sambil menggeleng-gelengkan kepala.

    Berdiri di depan pak Eko dengan rok sependek ini dengan kenyataan tidak mengenakan celana dalam membuatku terangsang lagi. Cairan kemaluanku pasti menetes ke lantai nih, “Oohhh aku sudah tidak tahan lagi” pikirku dalam hati.

    Benar aja dugaanku tiba-tiba setitik cairan menetes kelantai di iringi tetes berikutnya. Hal ini terlihat jelas oleh pak Eko yang kebetulan sedang menunduk.

    “Oh, kamu pingin pipis ya? Itu ada kamar mandi. Bapak tidak punya celana dalam wanita buat gantinya tapi kalau mau bapak ngajak kamu ke mal untuk beli gantinya sekarang,” tawar pak Eko.

    Saya tidak menjawab langsung aja ngeloyor ke kamar mandi. Pak Eko memandangku sampai aku masuk ke kamar mandi.

    “Bapak-bapak boleh keluar sekarang” ucap pak Eko.

    Tampak dari sebuah ruangan sebelah yang dibatasi kaca cermin 1 arah keluarlah beberapa orang laki-laki setengah baya. Salah satu dari mereka tampaknya kaya dan peranakan tionghoa. Kelihatannya Ia businessman yang sukses. Sedangkan yang lain kelihatan adalah kaki tangannya.

    “Pak Bobi, bagaimana anjing saya pak? Anjing ini khusus di latih di Eropa untuk meniduri wanita yang ditemuinya sangat hebat dan ahli di bidangnya. Tawaran saya 750 juta masuk akal sekali kan pak?” jelas Pak Eko.
    “Seperti yang telah bapak saksikan sendiri dia dari belakang cermin tadi, anjing-anjing tersebut mampu mendekati dan melakukan inisitiaf sendiri, mereka bisa mencium bau kemaluan wanita dari jarak berkilo-kilo jika bapak mau pun dia bisa berhubungan seks dengan wanita tanpa perlu di bimbing asal wanita tersebut tidak melawan dan telanjang,” lanjut pak Eko jelas.
    “Okelah kita deal aja yang penting kamu harus kasih saya 1 show sebagai complimentary dan sekaligus melihat kemampuannya,” Pak Bobi berkata sambil menepuk pundak pak Eko, “Dan saya mau wanita tadi yang dipergunakan dalam show itu, dia tampak putih dan merangsang serta seksi saya suka dia,” lanjut pak Bobi.

    Pak Bobi langsung pamit dan keluar di depan sudah menunggu sebuah BMW seri 7 terbaru berwarna hitam gress dengan supir yang berpakaian putih-putih. BMW itu melaju cepat meninggalkan kediaman pak Eko.

    Sementara itu Yessy sudah selesai mencuci dan mengelap kering kemaluannya yang basah akibat jilatan anjing tersebut. Celana dalam itu tidak jadi dipakai kembali karena jijik dengan ludah dan lendir dari anjing terebut, ia bahkan akan membuangnya jika sudah dapat yang baru. Tentu saja ia suka dengan ucapan pak Eko yang berjanji untuk menggantinya dengan yang baru. Ia keluar dengan rok tanpa celana dalam. Terasa dingin karena angin bertiup di bawah kemaluannya. Ide mengenai jalan-jalan di mal tanpa mengenakan celana dalam cukup memalukan rasanya apalagi lelaki yang menemaninya mengetahui hal itu. Tapi tidak ada pilihan lain demi tes yang harus di kerjakan hari ini. Demi kelulusan yang dia cita-citakan selama ini.

    Pak Eko menghampiri dia sambil membawakan segelas besar juice leci yang tampaknya enak dan dingin.

    “Sebagai rasa bersalah saya ini hidangan sekadarnya, maaf kalau tidak ada makanan, nanti keluar makan aja sekalian sekarang di minum dulu lalu saya tunggu di mobil” tukas pak Eko.

    Aku minum dengan cepat sampai tumpah sedikit di kemejaku tepat di bagian payudara sebelah kiri rasa dingin langsung menyergap ke dalam. Aku tidak sempat ke kamar mandi lagi langsung kulap saja pakai tangan dan berlari ke mobil yang sudah menunggu di depan.

    SubChapter 1c. Di mal, permainan di mulai.

    “Kamu ulang aja tahun depan ya” ucapan pak Eko membuyarkan keheningan di mobil, “Maaf walau ada kejadian tadi tapi semuanya kan berawal dari keterlambatan kamu” lanjutnya.
    “Saya harus lulus apapun caranya” pintaku. Apapun caranya.
    “Kalau begitu nanti tesnya lisan aja di mal ok, kan kamu bilang apapun caranya” tawar pak Eko.
    “Ok” kataku cepat seolah tidak ingin dia berubah pikiran.

    Begitu turun dari parkir aku langsung berjalan menuju department store sementara pak Eko ikut di belakangku. Pak Eko mengisyaratkan agar Yessy mengikuti dia dan seolah sudah tahu jalan pak Eko langsung menuju ke tempat penjualan underwear di department store tersebut. Agak kagum namun di telan aja kekaguman itu, perhatian Yessy tertuju di setumpuk celana dalam yang bermerek sama dengan BH nya saat ini. Ia sudah menemukannya ketika seorang pelayan mengatakan bahwa celana dalam tersebut boleh di coba di kamar pas. Hal itu sedikit aneh bukan? Seharusnya celana dalam tidak boleh di coba? Ah tapi persetan dengan keanehan itu yang penting aku sekarang sudah kedinginan dan sudah mulai terangsang lagi.

    Cerita Sex Aku Malu Dengan Perbuatanku

    Cerita Sex Aku Malu Dengan Perbuatanku

    Kamar pas itu pas di sudut dengan cermin di dua sisi. Agak sempit tapi cukup terang berlantai karpet. Ia mengunci pintu dengan baik dan mulai membuka roknya. Tampak kemaluannya menyembul sedikit berwarna kemerahan dan tampak basah mengkilap dibawah siraman lampu. Ia mengangkat sebuah kakinya ke atas sebuah dudukan yang ada di ruang ganti tersebut sambil memeriksa kemaluannya yang basah. Rambut kemaluannya nampak cukup lebat dan subur sekali. Kemaluannya memiliki bibir yang mungil yang mampu mengundang semua “kumbang” untuk berduyun-duyung mengerubunginya. Bukan hanya “kumbang” bahkan mungkin kumbang juga akan berduyun-duyun mengerubunginya, mungkin siapa tahu. Bau lendir dari kemaluan sangat khas sekali setiap cewek bisa mempunyai bau yang berbeda namun seorang yang ahli dapat tetap membedakan mana bau dari kemaluan mana bau dari ketiak.

    Setelah di usap-usap sampai tampak kering barulah ia mengenakan celana dalam tersebut. Astaga celana dalam itu seksi sekali di pinggulnya, kenapa tidak terpikir dari dulu ya? Dia berputar-putar sejenak untuk memastikan semuanya benar dan melangkah keluar tanpa membukanya lagi. Sampai di depan tampak pak Eko lagi bercakap-cakap dengan sang pelayan tersebut. Pak Eko memberi kode apakah cocok dan ia mengiyakan, selanjutnya uang pun berpindah tangan ke laci kasir.

    “Sekarang ayo kita makan sebelum tes di mulai” perintah pak Eko sambil menggandeng tanganku, reflek aku menarik tanganku tapi kembali di pegang pak Eko kali ini agak keras sehingga aku takut dan menurut aja tokh habis ini selesai sudah.

    Kami makan di sebuah café yang memiliki kursi sofa berbentuk L dan tampak sangat private mungkin karena suasana café yang agak remang-remang dan orang yang tidak banyak mungkin hanya 3 meja yang ada penghuninya kebanyakan adalah pasangan muda. Kami memilih meja di sudut dan mulai memesan makanan. Pak Eko memesan steak ayam dengan segelas nescafe dan aku memesan salad semangka, nasi goreng special dan Lemon Tea. Aku betul-betul lapar sehingga begitu di tawari makanan ini aku mengangguk aja. Aku sedang menunggu pesanan ketika tiba-tiba aku merasa ada tangan di bawah rokku.

    Tangan pak Eko yang kasar meraba pahaku yang mulus. Aku mau berteriak tapi tidak enak kalau Cuma pak Eko tidak sengaja benar kan. Aku memandang pak Eko ketika tiba-tiba pak Eko menciumku. Aku langsung kaget dan mundur sambil berkata

    “Maaf, Bapak jangan begitu” tapi pak Eko membalas dengan mengatakan bahwa tes nya akan saya beri sekarang.

    Tiba-tiba terpikir bahwa bisa saja tes di ganti dengan pelukan dan kencan kilat seperti yang biasa di halalkan di kalangan dosen tertentu. Ah menurut sajalah. Tangan Pak Eko mulai merajalela dan semakin ke atas meraba daerah kemaluanku. Kontan aku basah lagi karena merasa nikmat dan geli, aku mulai menuruti permainan pak Eko ketika aku tersadar kami sedang ada di mal, didalam café dan sedang menanti makanan, dan mungkin saja ada orang yang melihat. Saya berusaha memberitahu dan melihat kalau-kalau ada yang melihat tapi sia-sia. Jari pak Eko sudah berada di dalam celana dalamku di gosok-gosokan ke kemaluanku yang basah. Rangsangan yang diberikan semakin hebat aku mulai tenggelam dan merintih nikmat.

    Tiba-tiba Pelayan entah bagaimana sudah ada di dekat situ. Bagaimana kalau dia melihat kami berciuman? Ah itu sudah jelas dan mungkin lumrah. Tapi bagaimana kalau ia melihat tangan pak Eko berada di bawah rok ku? Tiba-tiba semua kembali biasa lagi pak Eko dan aku menerima makanan kami dan mengucapkan terima kasih. Pelayan itu meninggalkan kami sesaat kemudian. Pak Eko kemudian menunjukan jarinya yang basah oleh lendir kemaluanku. Basah sekali sampai aku kaget dan malu apa iya aku jadi sebasah itu. Lendir itu betul berbau khas ketika di dekatkan ke hidungku. Aku malu sekali belum pernah semalu ini di depan umum. Apalagi ketika pak Eko mencium bau lendir tersebut dekat hidungnya. Dunia rasanya mau runtuh aja. Tiba-tiba pak Eko tersenyum dan menatapku dan berkata kamu lulus tes nomor satu.

    Tiba-tiba entah kenapa aku pingin pipis setelah selesai makan, mungkin karena cairan yang aku minum terlalu banyak sejak tadi. Aku mengatakan hal itu kepada pak Eko dan meminta izin kebelakang. Pak Eko mempersilakan aku langsung lari ke kamar mandi terdekat. Eh.. Ternyata sesampaiku disana kamar mandinya sedang out of order karena mungkin sedang di bersihkan, aku tidak menyerah dan naik ke lantai berikutnya yang ini juga out of order. Sementara otot lubang kencingku mulai berteriak-teriak seperti lagi kebakaran,

    “Tolong kucurkanlah airnya, siram api itu” kalau andaikata otot tersebut bisa bicara.

    Sepertinya kencingnya sudah diujung mau meluncur keluar ketika aku sedang menaiki eskalator ke lantai berikutnya, disini malah kamar mandinya tidak ada. Akhirnya dengan langkah gontai dan menahan pipis yang semakin mendesak aku kembali ke café dengan harapan pak Eko mengetahui letak toilet yang lain. Pak Eko masih minum kopi ketika aku sampai dan langsung duduk kembali.

    “Semua toilet rusak pak” jawabku putus asa.
    “Buka saja celana dalammu dan pipis disini” kata pak Eko ringan seolah-olah jawaban itu sangat bijaksana.

    Wajahku memerah seketika mendengar jawaban itu, malu rasanya saking hebatnya sampai-sampai pipisku muncrat sedikit.

    “Bagaimana mungkin pak” Jeritku pelan,
    “Buka dulu celana dalam kamu dan taruh di atas meja” perintah pak Eko.

    Hatiku langsung berdegup kencang dan wajahku menjadi semakin merah. Tapi aku takut dan mengikuti aja pak Eko. Aku mengangkat rokku sedikit dan melucuti celana dalam ku sambil duduk sambil berharap cemas tidak ada orang di café itu yang tahu. Celana dalam itu kuserahkan ke pak Eko yang kemudian di taruh di atas meja. Selanjutnya aku menunggu instruksi pak Eko. Pak Eko mengambil gelas kosong bekas lemon tea yang tadi kuminum dan menyodorkannya ke aku, sambil berkata,

    “Kamu pipis aja ke gelas ini, tokh tidak ada yang tahu kalau itu lemon tea atau pipis kamu”.

    Hatiku langsung copot mendengar perintah itu. Tapi ya mungkin itu satu-satunya jalan. Meja tempat kami duduk bukan tipe tertutup cuma saja karena kursi sofa sehingga posisi meja menutupi ku sampai batas dada dan juga meka tersebut cukup lebar Ya cukup tertutup dan rendah sehingga orang tidak mudah melihat apa yang terjadi di bawah meja tapi kalau ada yang menjulurkan kepala di bawah meja pasti akan terlihat pemandagan indah.

    Aku menerima gelas tersebut dengan tangan gemetar selanjutnya aku memposisikan duduk ku ke ujung kursi agar bisa meletakan gelas di bawah kemaluanku. Aku tidak berapa jelas dimana posisi gelas apakah sudah tepat atau belum yang pasti aku harus membuka paha agak lebar, tangan kanan ku memegang gelas dan tangan kiri ku membuka bibir kemaluanku lebar-lebar, gelas kuposisikan tepat di mulut bibir kemaluanku dan tiba-tiba pak Eko berkata,

    “Jangan pipis dulu jaga aba-aba dari saya, dan jangan pipis terlalu kuat bunyinya itu lho bisa memancing perhatian orang,”

    Saya kemudian memandang sekeliling tampak ada beberapa laki-laki yang duduk berhadapan tapi tidak memperhatikan kami. Andaikata mereka menundukan badan kebawah sudah pasti mereka melihat jarak meja kami Cuma 1,5 meter saja. Mereka tepat berhadapan dengan kami, tadinya mereka tidak ada entah kenapa bisa berada di situ.

    “Oke Yessy, kalau sudah siap saya hitung sampai 3 dan kamu mulai pipis, 1.. 2.. 3” demikian aba-aba dari pak Eko.

    Aku pipis dengan perlahan tapi stabil, muncratan pertama agak keluar dan membasahi jariku dan mungkin juga lantai, tapi begitu pipis keluar lancar sudah tidak tumpah lagi. Aku betul-betul sudah tidak tahan lagi terlambat semenit pasti aku sudah pipis di kursi sofa tersebut. Tiba-tiba pak Eko memanggil pelayan di meja sebelah, aku baru mengeluarkan 1/3 dari seluruh kencingku, ketika pelayan tersebut dengan sigap mendatangi mejaku.

    Tiba-tiba aku sadar celana dalamku sudah tidak ada di atas meja. Celana dalam tersebut berada 1/2 meter di depan mejaku siapapun yang mengambilnya akan tahu aku sedang pipis ke dalam sebuah gelas, dan dia pasti akan mendapatkan pemandangan yang sangat indah. Bibir kemaluan yang terbuka, gelas yang berisi separuh cairan pipis kekuningan, dan lubang kemaluan yang memancarkan pipis kekuningan, pertunjukan yang cukup indah bukan hanya untuk kelas café,

    “Tolong ambilkan celana nona ini jatuh di depan itu pak” pak Eko meminta tolong pelayan untuk mengambil celana dalam yang jatuh di depan meja kami.

    Pelayan itu membungkuk dan mengambil celana dalam itu. Semua terjadi begitu cepat sampai aku tidak sempat menghentikan kegiatan ini. Dalam hati aku mau pingsan aja, pasti pelayan itu melihat aku pipis, oh tidak, pelayan itu kemudian berdiri dan sambil tersenyum sambil menyodorkan celana dalam itu ke saya, kedua tangan saya sedang sibuk di bawah ketika saya disodori celana dalam itu. Pelayan itu wajahnya merah karena malu dia kayaknya kaget sekali ketika tadi memungut celana itu.

    “Taruh aja di meja itu, terima kasih pak” jawabku menahan malu dan mukaku merah.
    “Kamu ini bagaimana sih Yes, masak orang sudah angkat barang kamu, kasih baik-baik masak kamu suruh taruh di meja itu kan celana dalam yang tidak sepatutnya berada di meja” sergap pak Eko, “Terima dengan kedua tangan kamu, berdiri dan membungkuk sendikit sambil mengucapkan terima kasih, ayo cepat!!” lanjut pak Eko setengah marah-marah.

    “Tapi..,” kencingku meluncur lebih deras dan tidak berdaya, tanganku tidak mungkin kuangkat, Aku sadar pak Eko sedang mempermalukan ku di depan pelayan ini.
    “Tapi saya tidak bisa pak” pintaku memohon.
    “Ya, sudah selesaikan dulu kerjamu baru terima celana itu dan lakukan seperti yang saya perintahkan” lanjut pak Eko penuh wibawa.

    Rasanya seperti setahun ketika akhirnya aku selesai memuntahkan seluruh kencing ke dalam gelas, tepat segelas penuh. Aku jadi sadar gelas ini harus kuangkat ke atas meja supaya kedua tanganku kosong. Aku mengangkat gelas itu dengan gemetar kutaruh di atas meja dan kemudian aku berdiri dan menerima celana dalam itu dan mengangguk terima kasih.

    Pelayan itu sepertinya melihat semua yang terjadi ketika dia tersenyum penuh arti kepadaku sambil menyodorkan celana dalam tersebut.

    “Minumannya sudah tidak diminum lagi non, biar saya angkat” pelayan itu berkata penuh arti seolah-olah tidak tahu apa-apa.
    “Sabar dulu belum habis diminum, ada apa buru-buru, ayo Yessy, habiskan dulu minuman kamu” Pak Eko berkata seolah tidak terjadi apa-apa juga.

    Yessy langsung syok begitu melihat segelas penuh kencingnya sendiri dalam satu-satunya gelas yang berisi “minuman”. Matanya menoleh ke pak Eko sambil berharap pak Eko tidak memaksa dia untuk meminum “minumam” dalam gelas itu.

    “Ayo habiskan kalau kurang manis bisa tambah gula” sambil mengambil sedotan di atas meja dan memasukan nya ke dalam gelas tersebut.

    Aku malu sekali harus meminum air kencing sendiri dalam gelas tinggi yang di beri sedotan lagi dan bukan saja itu melainkan di saksikan juga oleh 2 orang yang satu bahkan aku tidak tahu namanya dan mereka juga tahu bahwa itu adalah air kencingku sendiri. Tanganku gemetar memegang gelas yang hangat dan memasukan sedotan ke mulutku. Rasanya seperti berabad-abad dan kedua orang di depanku menunggu dengan penuh senyuman melihat aku minum.

    Rasanya sedikit asin dan baunya sangat pesing. Warnanya kuning dan penuh busa. Nasi goreng di perutku rasanya mau keluar semua ketika cairan kuning itu mulai membasahi tenggorokanku dan lambungku. Minum segelas penuh rasanya lama sekali bahkan aku di paksa menghisap sampai habis tuntas dan menjilat gelas tersebut. Pelayan tersebut mengambil gelas tersebut dan diangkat ke atas sambil berkata

    “Wah, nona ini hebat ya minumnya, mau tambah lagi”
    “Tiiidak..,” Tangisku.

    Kami membayar lalu keluar dari Café diiringi ucapan terima kasih dari pelayan tersebut sambil berkata

    “Lain kali datang lagi ya”.

    Aku hampir pingsan ketika pelayan tersebut membisikan sesuatu ke telingaku.

    “Gelas itu tidak akan pernah ku cuci akan di taruh di atas pajangan dan di beri tulisan ‘Yessy meminumnya sampai Habis’ tiap kali kamu datang aku akan menceritakan peristiwa ini kepada tamu yang ada”

    Lututku langsung lemas.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Suasana Hening Di Malam Minggu – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sex Suasana Hening Di Malam Minggu – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1489 views

    Perawanku – Aku dan pacarku (Michael) menonton film Lord Of The Ring 3 di sebuah mall besar di Jakarta Barat. Film dimulai sekitar jam 4 sore.Karena keberuntungan saja, kami dapat tiket pada kursi deretan paling atas (berkat mengantri 5 jam sebelumnya) walau berada di hampir pojok kanan. Film ini sangat digandrungi anak-anak muda saat itu, jadi kami perlu memesannya jauh sebelum film dimulai.

    Aku sebenarnya kurang begitu suka film seperti ini namun karena pacarku terus membujuk, akhirnya aku ikut saja. Lagipula aku merasa tidak rugi berada di dalam bioskop selama 3 jam lebih karena memang selama itulah durasi film tersebut.
    Setelah duduk di dalam bioskop, kami membuka perbekalana kami (berhubung selama 3 jam ke depan kami akan terpaku di depan layar). Aku mengeluarkan popcorn dan minuman yang telah kami beli di luar.

    Michael duduk di sebelah kiriku. Dua bangku paling pojok di sebelah kananku masih kosong. Beberapa menit kemudian, trailer film-film sudah mulai diputar. Menjelang film Lord Of The Ring dimulai, seorang pria bersama pacarnya duduk di sebelah kananku. Aku hanya dapat melihatnya samar-samar karena suasana di dalam ruangan itu sangat gelap.

    Pria itu duduk tepat di sebelah kananku dan pacarnya di sebelah kanan pria itu. Mereka pun mengeluarkan makanan dan minuman untuk disantap selama film diputar.
    Sepuluh menit berlalu setelah film tersebut berjalan. Aku sekilas melihat pria di sebelahku menaruh tangan kirinya di alas lengan di antara kursi kami berdua. Sedangkan tangan kanannya menggenggam tangan pacarnya.

    Ia mengenakan sebuah cincin dengan hiasan batu cincin besar yang sangat mencolok di jari tengah tangan kirinya. Dan di jari manisnya ia mengenakan sebuah cincin yang sangat sederhana. Menurut analisaku pria ini telah menikah. Selain dari cincin yang kuduga adalah cincin pernikahan, aku juga melihat sekilas wajah pria itu.

    Kulitnya lebih hitam dari kulitku yang putih (aku dari keturunan chinese). Dari wajahnya aku memperkirakan umurnya sekitar 35-an. Akan tetapi aku tidak sempat melihat wanita yang datang bersamanya (istrinya?). Pikiranku menduga-duga apakah pria ini sedang berselingkuh dengan wanita lain. Namun segera aku tepis pikiran itu dan mengatakan pada diriku sendiri bahwa pria itu sedang bersama istrinya dan tidak perlu aku berprasangka buruk terhadap mereka.

    Aku kembali berkonsentrasi pada film di layar di hadapanku sambil menikmati kudapan. Sesekali Michael juga meraup popcorn yang kupegangi itu. Michael begitu serius menonton. Memang ia sangat menyukai film yang merupakan akhir dari 2 seri sebelumnya. Setengah jam kemudian, semua makanan dan minuman yang kami beli tadi sudah habis.

    Boleh dikatakan film itu sangat tegang. Dengan adegan perang yang sangat seru, mataku mau tidak mau terpaku pada layar. Pada satu adegan yang mengejutkan, aku sampai terlonjak dan berteriak. Michael meraih tangan kiriku dan menggenggamnya dengan lembut. Aku pun semakin mendekatkan diri padanya karena memang pada dasarnya aku takut menonton adegan perang.

    Dari ujung mataku, aku merasakan pria di sebelahku memandangi kami (atau aku?). Karena pria itu hanya sebentar saja memandangi kami, aku tak menggubrisnya. Akan tetapi makin lama, pria itu semakin sering dan semakin lama memandangi kami. Aku menyempatkan diri untuk melirik ke arahnya dan benar dugaanku bahwa pria itu memang memandangi kami, atau lebih tepatnya ia memandangi aku.

    Walau merasa risih, aku memutuskan untuk mengacuhkan pria itu. Untunglah film itu terus menerus mengetengahkan adegan-adegan yang seru sehingga aku dapat dengan mudah melupakan pria itu.

    Film telah berlangsung hampir setengahnya. Michael berkata bahwa ia ingin buang air kecil. Dalam gelap, ia meninggalkanku (kebetulan film bukan sedang adegan yang seru).

    Setelah Michael hilang dari pandanganku, tiba-tiba pria itu menepuk lenganku dan berkata, Sudah baca bukunya?aEt

    Aku terlonjak karena kaget tiba-tiba diajak ngobrol seperti itu di tengah pemutaran film. Seingatku aku tidak pernah berbicara dengan orang asing di dalam bioskop (apalagi saat film sedang berlangsung).

    Aku mengira-ngira apa yang dimaksud dengan pertanyaan pria itu. Aku rasa ia menanyakan tentang buku Lord Of The Ring 3. Aku menjawab singkat.

    Entah mengapa jantungku jadi berdebar kencang. Ada perasaan aneh yang menyelimuti hatiku. Campuran antara kaget, curiga, penasaran dan takut. Dari awal berbicara denganku, pria itu menatap mataku dalam-dalam seperti sedang membaca pikiran dalam benakku.

    Sayang sekali. Baca dulu deh, baru bisa lebih menikmati filmnya, pria itu menyanggah dengan suara yang dalam namun pelan.

    Setelah itu ia kembali menatap ke depan dan meneruskan menonton. Aku ditinggalkan dalam perasaan yang tidak menentu dan agak kosong. Anehnya aku merasa seperti ingin menangis. Pada saat itulah Michael kembali.

    Aku tidak menceritakan kejadian aneh itu kepadanya. Mungkin karena aku tidak ingin mengganggu kenikmatannya menonton film itu. Tapi alasan yang lebih menonjol adalah timbulnya rasa takut untuk menceritakannya kepada pacarku saat itu.

    Aku berusaha untuk menonton lagi walau pikiranku terus melayang ke sana kemari. Ketika pikiranku berputar-putar tak tentu arah, tiba-tiba aku merasakan ada yang menyentuh pundak kananku.

    Awalnya aku mengira Michael yang menyentuhnya. Tetapi setelah kuperhatikan, ia sama sekali tidak bergerak (ia masih serius memperhatikan layar bioskop).

    Aku melihat ke belakangku. Tidak ada apa-apa karena memang kami duduk di baris paling belakang. Aku melihat ke sebelah kananku dan mendapati pria itu sedang menonton dengan asik bersama istrinya.

    Setelah lelah mencari-cari, aku kembali menonton. Dalam hati aku masih mencari-cari apa yang menyentuh pundakku itu. Tadi aku benar-benar merasakan sebuah tangan menyentuh pundakku. Aku yakin benar. Namun aku jadi bingung karena tidak melihat adanya orang lain di sekitarku yang mungkin melakukannya.

    Kepalaku menjadi pusing dan berputar. Aku merasa mual dan tidak enak badan. Aku menutup mataku untuk menenangkan pikiranku. Beberapa detik kemudian, aku merasakan diriku seperti sedang mengapung di air yang sejuk dan tenang. Semua perasaan tak enak tadi sekonyong-konyong lenyap begitu saja dan digantikan dengan perasaan nyaman dan santai.

    Mataku masih terpejam pada saat aku kembali merasakan sebuah tangan menjamah pundak kananku. Aku berusaha untuk tetap tenang. Aku melirik ke pria di kananku. Ia duduk berdempetan dengan istrinya. Pria itu sedang merangkul pundak istrinya.

    Kecurigaanku padanya langsung hilang begitu mengetahui ia tidak sedang berada dekat dengan tubuhku. Aku menengok ke Michael dan juga mendapati ia sedang asyik menonton. Dengan adanya perasaan sebuah tangan sedang merangkul pundakku, aku meneruskan menonton sambil mencoba untuk tidak memikirkan hal itu. Usahaku sia-sia.

    Tangannya di pundak kananku bergerak-gerak ke atas dan ke bawah seperti sedang mengusap-usap lembut tubuhku. Kemudian aku merasakan ada angin hangat berhembus perlahan meniup bagian kiri leherku.

    Aku langsung menengok ke arah datangnya angin itu. Tidak ada apa-apa. Michael sedang duduk melipat tangan di depan dadanya sambil bersilang kaki.

    Belum sempat aku berpikir lebih jauh, aku merasakan leherku dijilat. Ya, aku benar-benar merasakan sebuah lidah yang hangat dan basah menyapu leherku itu. Bulu kudukku spontan meremang.

    Langsung aku menengok lagi sambil mengusap leherku pada bekas jilatan itu. Kering. Tidak basah sama sekali. Dan tidak ada apa-apa di sampingku.

    Michael rupanya agak terganggu dengan kegelisahanku. Dia menanyakan ada apa. Aku tidak memberitahukannya. Aku menyuruhnya untuk kembali menonton.

    Michael kembali menonton. Ia menggenggam tangan kiriku dan mendekatkan tubuhnya sehingga lengan kanannya menempel dengan lengan kiriku. Aku masih merasakan pundak kananku dirangkul oleh tangannya yang tak nampak.

    Dalam posisi yang lebih dekat dengan pacarku, aku bisa menjadi lebih tenang. Namun perasaan tenang itu hanya sebentar.

    Kuping kiriku dikecup dengan lembut. Aku menengok ke kiri. Tetap saja tidak ada apa-apa selain Michael yang sedang menatap serius layar di depan.

    Aku mulai panik. Jangan-jangan ada mahluk halus di dalam bioskop itu, pikirku. Aku merasakan kembali kecupan itu. Mulai dari telingaku lalu bergerak ke bagian belakangnya.

    Pada saat kecupan itu menghampiri belakang telingaku, darahku mendesir dengan kuat. Jantungku berdebar. Hanya Michael (dan diriku tentunya) yang tahu bahwa belakang telinga merupakan titik erogenku (erogen = daerah pada tubuh yang sensitif terhadap rangsangan sexual).

    Aku melepaskan nafas yang panjang melalui mulutku sambil mengubah posisi duduk. Michael melihat perubahan pada diriku. Tentu ia mengira aku bosan karena setelah itu ia mengusap-usap tanganku yang digenggamnya.

    Entah apa yang sedang terjadi pada diriku. Hanya karena Michael mengusap-usapkan jari-jarinya di tanganku, aku menjadi terangsang. Hal seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya. Walau kami sudah berpacaran lebih dari setahun, aku tidak pernah berbuat jauh selama berpacaran dengan Michael. Tidak pernah melebihi ciuman di kening, pipi dan bibir. Aku tahu sebenarnya diriku tergolong gadis yang tidak tertarik akan hal-hal yang berbau sex, boleh dibilang: frigid.

    Baru akhir-akhir ini saja aku mulai melayani Michael dengan tanganku. Pertama kali memegang penisnya, aku merasa risih dan agak jijik. Namun setelah melakukannya dua atau tiga kali, aku dapat mengatasi perasaan tersebut.

    Hal yang paling menarik dalam memberi Michael hand-job adalah pada saat dirinya berejakulasi. Melihat dirinya mengejang-ngejang sangatlah menarik dan sexy. Juga sebelumnya aku tidak pernah membayangkan seorang pria dapat menyemprotkan cairan seperti itu.

    Michael pernah memintaku untuk menghisap kemaluannya. Tentu saja aku tolak. Dan untunglah sampai saat ini ia tidak pernah memintanya lagi.

    Michael juga tidak pernah menjamah tubuhku. Sentuhan-sentuhannya paling hanya berkisar pada lengan dan wajahku. Aku tidak akan mengijinkannya menjamah dadaku terlebih lagi kemaluanku, dan ia tahu itu. Aku takut kami tidak dapat mengendalikan diri sehingga akhirnya kami kebobolan. Aku ingin agar hubungan sex kami dilakukan pada malam pertama yang sakral. Singkat kata, kami menerapkan sistem berpacaran yang ketat dan konservatif. Sampai saat ini aku masih perawan dan begitu pula Michael (setidaknya ia mengaku demikian). Michael merupakan pacar pertamaku sedangkan Michael sebelumnya sudah pernah satu kali berpacaran. Jadi saat itu adalah pertama kalinya aku mendapatkan kecupan di belakang kuping. Michael pernah menyentuhnya dengan ujung jarinya dan itu saja sudah membuatku berdebar.

    Aku tidak dapat berpikir banyak. Biasanya aku dapat mengatasi dorongan sexualku namun saat itu aku seakan jatuh ke dalam aliran sungai birahi yang deras dan hanyut terbawa arusnya.

    Jantungku serasa akan mau copot pada saat kecupan itu bergerak turun ke leherku. Aku mengerang sedikit karena saat sadar apa yang kuperbuat, aku segera menghentikan eranganku. Michael tidak mendengar eranganku tadi.

    Aku menoleh ke kanan untuk melihat apakah pria itu mendengar eranganku tadi. Rupanya pria itu sedang mencumbu istrinya. Bagus, pikirku. Dengan demikian ia tidak akan melihat atau mendengarkan diriku.

    Sebenarnya aku agak risih berada di samping pria yang sedang mencumbu istrinya itu. Walau demikian aku mencuri-curi pandang ke arah pria itu untuk melihat apa yang sedang dilakukannya. Lewat ujung mataku, diam-diam aku memperhatikan sepasang insan yang sedang bercumbu itu.

    Pria itu sedang menciumi leher istrinya. Tangan kanannya dirangkulkannya ke pundak istrinya. Istrinya terlihat sangat menikmati.

    Saat tangan kiri pria itu memegang lengan kiri istrinya, aku juga merasakan ada sebuah tangan menyentuh bagian atas lengan kiriku. Aku kaget memikirkan kemungkinan yang terjadi saat itu. Tangan kiri pria itu menggenggam erat lengan kanan istrinya. Genggaman pada lengan kananku juga bertambah. Kecurigaanku semakin kuat.

    Entah bagaimana, semua perbuatan pria itu pada istrinya juga dirasakan oleh tubuhku. Aku sangat takut. Memikirkan kemungkinan yang dapat terjadi kemudian, jantungku seperti berhenti berdetak.

    Perasaan pusing dan berputar itu kembali muncul seiring dengan usahaku untuk membebaskan diri. Semakin aku berusaha, kepalaku semakin sakit.

    Akhirnya aku menyerah dan tidak memberikan perlawanan lagi. Aku membiarkan semua perasaan yang muncul saat itu.

    Pria itu menarik wajah istrinya mendekat lalu memagut bibirnya. Pagutan mulut pria itu pada istrinya terasa jelas pada bibir mulutku. Setiap sentuhan, tekanan serta usapan bibir dan lidah pria itu semua kurasakan pada bibir dan mulutku. Aku menutup mulutku rapat-rapat namun masih saja merasakan pagutan yang kian memanas.

    Aku tahu lidah pria itu sedang bermain-main dengan lidah istrinya karena lidahku pun merasakan sensasi itu. Mendapati diriku menikmati semua itu membuat malu diriku. Aku belum pernah merasakan kenikmatan seperti ini pada saat berciuman dengan Michael.

    Setelah pria itu melepaskan mulutnya dari bibir istrinya, wanita itu tampak terengah-engah. Sialnya, aku pun mengalami hal yang sama. Dadaku naik turun terengah-engah, seperti baru selesai berlari.

    Untunglah sampai saat itu, baik pria itu maupun Michael tidak memperhatikan diriku. Lalu pemikiran itu muncul. Jangan-jangan pria di sebelahku itu memang sedang mengguna-gunai aku dengan pelet, hipnotis, guna-guna atau hal-hal lain yang sejenisnya. Jika benar demikian, berarti seharusnya ia tahu apa yang sedang terjadi pada diriku.

    Aku teringat perkataan pendetaku di gereja, bahwa orang beriman tidak bisa kena guna-guna atau pelet. Hatiku mencelos. Sudah sekian lama aku tidak beribadah kepada Tuhan. Seharusnya dua minggu lalu, aku menerima ajakan temanku untuk ke gereja bersamanya. Namun aku malah pergi bersenang-senang ke mall.

    Penyesalanku menguap dengan cepat pada saat aku merasakan payudaraku aE~dijamahaE?. Jamahan itu tidak terlalu terasa. Aku melirik ke kanan. Pria itu sedang menggerayangi dada istrinya.

    Untungnya aku tidak terlalu merasakan apa-apa pada saat itu. Belum pernah aku disentuh oleh orang lain pada daerah dadaku. Boleh dikatakan saat itu merupakan pertama kalinya aku merasakan sentuhan (walau secara tak langsung) pada payudaraku. Dan rupanya tidak senikmat seperti yang kudengar dari omongan orang.

    Akan tetapi aku harus segera meralat pendapatku itu. Pria itu memasukkan tangannya ke dalam kemeja istrinya. Tangannya hilang di balik kemeja tersebut sehingga aku tidak tahu apa yang sedang dilakukannya.

    Detik berikutnya sungguh membuatku melambung tinggi. Aku merasakan dengan sangat jelas, jari-jari pria itu memuntir lembut puting susu istrinya. Aku memejamkan mataku sambil mengatur nafasku yang mulai tak teratur karena secara tak langsung aku pun merasakan jemari pria itu menari-nari pada payudara dan puting susuku.

    Sejenak aku merasa jijik pada pria itu tetapi setelah beberapa saat perasaan yang tinggal hanyalah birahi semata. Selama ini aku mengira bahwa aku tidak akan pernah menikmati hal-hal sexual seperti ini. Sekarang aku merasakan yang sebaliknya.

    Pilinan jari-jari pria itu membuat darahku lebih menggelegak dibanding sensasi dari ciuman di belakang telingaku. Aku tidak pernah menyadari bahwa payudaraku (terutama putingnya) sangat sensitif. Sejak saat itu aku baru tahu bahwa daerah payudara juga merupakan titik erogen pada tubuhku.

    Belum sempat aku mengikuti pacu detak jantungku, aku merasakan pria itu menyentuh bagian dalam paha istrinya. Kemudian pria itu mengusap kemaluan istrinya. Usapannya terasa seperti terhalang sesuatu (yang akhirnya kutahu bahwa ia mengusap kemaluan istrinya yang masih tertutup celana dalam).

    Aku membuka mataku dan menoleh sedikit ke arah pria itu untuk melihat apa yang sedang dilakukannya. Dengan tangan kanannya, ia memain-mainkan payudara istrinya dan tangan kirinya merogoh selangkangan istrinya. Saat itulah aku dapat dengan lebih jelas melihat istrinya.

    Wanita itu sangat cantik (jauh lebih cantik dariku). Bila ia mengaku dirinya artis dengan mudah aku akan percaya. Kulitnya sedikit lebih putih dibanding suaminya namun masih lebih gelap dari kulitku. Rambutnya panjang agak ikal. Dari wajahnya ia terlihat begitu menikmati sentuhan-sentuhan suaminya (yang secara tak langsung juga kunikmati). Ia mengenakan kemeja yang sudah terbuka kancing-kancingnya dan memakai rok pendek.

    Kemudian dari balik celana jeans yang kukenakan saat itu, aku merasakan sebuah jari (yang sangat panjang) mengusap sekujur bibir kemaluanku. Usapan itu terasa begitu panjang dan lama. Aku sempat menggigil karena terjangan sensasi yang menghambur dari selangkanganku menyebar dengan cepat ke seluruh tubuh.

    Tanpa pikir panjang, aku langsung berdiri dan berlari meninggalkan bioskop itu. Aku tidak mengatakan apa-apa pada Michael. Lagipula ia sedang asik menonton (waktu itu sedang adegan perang yang terakhir).

    Aku melompati dua anak tangga sekaligus untuk keluar dari ruangan itu. Aku bergegas menuju WC berharap semua sensasi pada tubuhku dapat hilang seiring dengan menjauhnya diriku dengan pria itu. Dugaanku salah.

    Sepanjang jalan menuju WC, aku terus merasakan pria itu mengoles-oles jarinya di sepanjang bibir kemaluan istrinya. Sedikit demi sedikit jarinya semakin masuk lebih dalam. Cukup sudah, pikirku. Hentikan! Aku tak tahan lagi terhadap gemuruh birahi dalam tubuhku.

    Aku merasa liang kewanitaanku menjadi agak basah. Aku hampir tidak pernah basah di bawah sana bahkan pada saat sedang berciuman dengan Michael. Paling sesekali aku menjadi basah pada saat sedang memberikan hand-job pada Michael.

    Pintu WC kubuka dan aku lega karena tidak ada orang di dalamnya. Aku masuk ke salah satu ruang toilet dan segera menguncinya. Pada saat itulah aku tersentak karena kaget dan sedikit sakit. Pria itu memasukkan jarinya ke dalam vagina istrinya. Aku merasa jari itu begitu besar dan panjang seakan menyentuh ujung rahimku. Untuk sesaat jari itu tidak bergerak di dalam vagina istrinya. Bukan hanya jari itu yang tidak bergerak, tubuhku juga tidak bergerak karena shock.

    Aku merasakan jari pria itu jelas-jelas menembus liang kewanitaanku yang berarti selaput daraku sudah sobek. Setelah dapat menguasai diriku kembali, aku segera membuka celana jeansku untuk melihat apakah ada darah yang keluar dari kemaluanku. Tidak ada. Tidak ada bercak merah pada celana dalamku. Yang ada hanya cairan bening (agak putih) yang keluar dari kemaluanku sebagai pelumas.

    Tak lama setelah itu, secara perlahan ia menggerak-gerakkan ujung jarinya seperti sedang mengorek-ngorek. Kakiku menjadi lemas seakan berubah menjadi agar-agar. Aku segera duduk di closet untuk menenangkan diri.

    Nafasku semakin memburu. Desahan demi desahan keluar dari mulutku seiring dengan gerakan ujung jari itu. Seluruh tubuhku terasa panas dan gerah.

    Gerakan jari pria itu sekarang berubah menjadi gerakan maju dan mundur. Gerakannya sangat pelan namun sensasi gesekan kulit jari pria yang besar itu terasa begitu jelas pada dinding vaginaku. Seakan jari pria itu benar-benar maju mundur dalam diriku.

    Bersamaan dengan itu, aku mendengar pintu WC dibuka dan terdengar seseorang masuk. Aku menutup kuat-kuat mulutku sendiri dengan kedua tanganku. Aku tidak ingin orang lain mendengar aku mendesah-desah di dalam toilet.

    Sulit sekali menghiraukan rangsangan yang begitu hebat yang melanda tubuhku saat itu. Aku berkali-kali harus menggigit bibir bawahku agar tidak bersuara.

    Pria itu sedikit mempercepat gerakan jarinya namun semakin lama hujaman jarinya itu terasa semakin mendalam. Pintu WC kembali dibuka. Aku masih menekap mulutku dengan kedua tanganku sambil mendengar apakah benar orang yang tadi masuk sudah keluar (atau jangan-jangan ada orang lain lagi yang masuk ke WC).

    Setelah memastikan tidak ada orang lain di dalam WC, aku melepaskan kedua tanganku dari atas mulutku dan kembali aE~bersuaraaE?. Rupanya pria itu sudah tidak memain-mainkan payudara istrinya karena aku baru saja merasakan tangan yang satunya memilin klitoris istrinya. Saat itu pula aku mengerang keras (aku tak peduli lagi apakah ada yang mendengar).

    Luar biasa! Benar-benar luar biasa! Aku bergetar karena terangsang dan juga malu karena menikmati semua itu. Jika aku tidak berkeinginan kuat untuk memegang komitmen menjaga keperawananku sampai menikah, aku benar-benar ingin mencoba berhubungan sex dengan Michael setelah ini.

    Pria itu menghujamkan jarinya dalam-dalam dan diam tidak bergerak. Lalu ujung jarinya bergetar-getar kecil. Wow, aku benar-benar dibawa melambung semakin tinggi. Lalu seperti tiba-tiba, pria itu mengeluarkan jarinya. Dalam hatiku berkecamuk perasaan antara lega dan kesal karena semua itu kelihatannya sudah berakhir.

    Aku terdiam. Dorongan sexual masih berkobar dalam diriku. Namun aku terus berusaha untuk menurunkan tekanan dalam diriku itu. Lima menit aku seperti terkulai lemas tak berdaya duduk di closet sambil mengejap-ngejapkan mataku dan mengatur nafasku yang menderu-deru.

    Pada saat aku masuk ke bioskop kembali ke tempat dudukku, aku hampir tak berani menatap pria itu. Dari ujung mataku aku merasa ia memandangi aku dengan senyum penuh kemenangan. Segera aku duduk dan memeluk lengan pacarku.

    Dua puluh menit kemudian film berakhir. Aku mengajak Michael untuk segera meninggalkan ruangan itu sehingga tidak perlu bertatapan dengan pria di sebelahku. Michael menurut saja.

    Akhirnya kami bergabung dengan gerombolan orang-orang yang berdesakan ingin segera keluar dari bioskop. Pria itu dan istrinya tidak beranjak dari tempat duduknya. Betapa leganya aku mengetahui semuanya itu sudah berakhir.

    Namun sekali lagi aku salah. Setelah keluar dari ruangan itu, kami tidak langsung pulang (walau sudah malam). Kami berjalan-jalan di mall. Kebetulan aku hendak membeli kemeja untuk kerja (maklum aku baru kerja satu bulan).

    Sekitar satu jam setelah keluar dari bioskop, selagi kami berjalan-jalan di Departemen Store, tiba-tiba aku mulai merasakan sensasi seperti tadi di dalam bioskop. Payudaraku terasa seperti diremas-remas. Kali ini remasan itu terasa pada kedua payudaraku.

    Hatiku mencelos dan berpikir jangan-jangan pria itu kembali bercumbu dengan istrinya. Namun kali ini ia melakukannya tanpa aE~foreplayaE? terlebih dahulu.

    Hanya selang beberapa menit aku kembali dikuasai oleh birahiku yang meletup-letup. Michael yang kugandeng sedari tadi belum menyadari perubahan pada diriku.

    Namun pada saat aku merasakan jari pria itu menyentuh kemaluan istrinya, aku terdiam dan berdiri tegang. Michael tersentak karena aku berhenti secara tiba-tiba. Ia menanyakan ada apa. Aku belum bisa menjawabnya. Mulutku kelu dan hatiku berdebar keras. Aku hanya dapat berharap ia tidak mendengar dentum jantungku.

    Sepuluh detik kemudian aku memberi alasan bahwa aku teringat akan suatu hal namun sudah lupa lagi saat itu. Michael tampaknya mempercayainya.

    Jari pria itu secara perlahan membuka mulut bibir vagina istrinya, aku dapat merasakan tiap sentuhannya. Dengan sangat amat perlahan jari itu menembus masuk ke dalam liang kewanitaannya. Aku harus berpegangan erat pada rak (tempat digelarnya baju-baju obral) agar tidak jatuh. Michael masih tidak memperhatikanku.

    Jari itu terasa begitu besar bahkan terasa lebih sakit dari saat jarinya pertama kali menembus vaginanya tadi di bioskop. Tiba-tiba aku baru menyadari bahwa yang masuk ke dalam liang kewanitaannya itu bukanlah jari melainkan penis.

    Memikirkan hal itu membuat jantungku seperti dihempas dari atas gedung lantai 10. Seperti inikah rasanya bila penis seorang pria menerobos masuk ke dalam diriku. Sakit. Otot-otot vaginaku terasa seperti akan robek.

    Detik-detik berikutnya sama sekali tidak dapat kuduga bahwa ada sensasi yang begitu nikmat dalam hidup. Pria itu menggerak-gerakkan penisnya maju mundur. Bersamaan dengan itu, ia memain-mainkan klitoris istrinya.

    Serta merta lututku langsung terasa hampa dan aku terpuruk jatuh ke lantai seperti boneka tali yang diputuskan tali penyangganya. Michael panik melihat diriku yang terjatuh itu, namun tidak sepanik diriku. Beberapa orang di sekitar kami, memandangi aku dengan pandangan bingung.

    Aku berusaha bangun tapi sensasi kenikmatan itu terus menghantam diriku bertubi-tubi sehingga semua usahaku sia-sia. Rasa takut dan malu mulai menyelimuti hatiku. Jangan sampai orang-orang itu tahu apa yang sedang terjadi. Oh Tuhan, apa yang sedang terjadi pada diriku, aku membatin.

    Tiba-tiba aku teringat sesuatu. Aku mulai berdoa, meminta ampun pada Tuhan dan mohon pertolonganNya. Sekejap mata semua sensasi itu lenyap musnah.

    Michael sudah berhasil memapah aku untuk berdiri. Aku juga sudah dapat menguasai diri lagi. Sebelum sempat ia bertanya, aku memberi alasan bahwa aku kurang enak badan dan minta segera diantar pulang.

    Sesampai di rumah Michael kusuruh segera pulang (karena sudah larut malam). Aku segera masuk ke dalam kamar dan bersiap tidur. Aku kembali memikirkan apa yang terjadi tadi. Malam itu aku mendapat pengalaman yang benar-benar tak dapat kulupakan.

    Aku tahu aku masih perawan (secara fisik) namun secara batiniah aku merasa keperawananku telah direnggut oleh pria itu. Walaupun begitu aku bersyukur tidak terjadi hal-hal yang lebih buruk tadi. Aku juga berjanji untuk lebih mempertebal imanku sehingga tidak mudah diguna-guna oleh orang lain.

    Anehnya terlintas sekelebat di benakku agar dapat merasakan kembali apa yang telah aku rasakan di mall tadi. Apa ruginya, pikirku. Selaput daraku masih utuh namun aku dapat merasakan nikmatnya berhubungan sex dengan pria. Namun mengingat janjiku kepada Tuhan barusan, aku membuang jauh-jauh pikiran itu.

    Sekarang aku tidak lagi menilai diriku sebagai wanita frigid. Aku merasa nyaman dengan sexualitas diriku dan kini aku lebih terbuka akan hal-hal yang berbau sex. Tetapi aku tetap saja menerapkan sistem berpacaran yang ketat dan konvensional pada Michael, pacarku.

    Sampai saat ini pun, aku tidak menceritakan pengalamanku itu kepada Michael. Ada hal-hal yang lebih baik dibiarkan tak diucapkan, menurutku.

  • Cerita Sex Beli Obat Kuat Dapat Bonus Ngentot

    Cerita Sex Beli Obat Kuat Dapat Bonus Ngentot


    848 views

    Perawanku – Cerita Sex Beli Obat Kuat Dapat Bonus Ngentot, Aku adalah seorang wanita yang berusia 23 tahun yang mempunyai wajah lumayan cute dan mempunyai tubuh yang lumayan okey. Panggil saja saja aku Yani. Sebagai seorang wanita yang berasal dari keluarga pas-pasan dengan lulusan sekolah hanya sebatas SMA saja aku harus banting tulang untuk menggapai impianku.

    Aku sedari kecil memanglah sudah mandiri, aku sejak smp sudah mempunyai bakat berdagang. Sewaktu sekolah aku sudah mulai dagang, mulai dari jual kue sampai jual aksesoris yang aku buat sendiri. Aku mempunyai impian yang sampai saat ini belum terpenuhi, yaitu bisa merenofasi rumah orang tua. Aku adalah 2 bersaudara, kakak wanitaku sudah berkeluarga dan tinggal bersama suaminya.
    Aku tipe wanita yang menghalalkan segala cara untuk menambah pundi-pundi tabunganku. Aku tidak segan-segan memamerkan kemolekan tubuhku, bahkan jika pelangganku orang kaya aku rela disetubuhi. Apapun aku lakukan, yang penting aku produkku bisa terjual sekaligus aku mendapat uang tambahan dari luar produk jualanku.
    Profesiku kini adalah sebagai penjual kosmetik, parfum, obat perangsang, obat pepembesar payudara, obat kuat pria bahkan obat pembesar penis sekalipun aku jual. Pokonya komlit deh, hhe. Nah di situs dewasa ini aku ingin menceritakan kisah sex nyataku yang aku lakukan dengan seorang Pria yang lumayan kaya namun sudah beristri.
    Cerita sex ini terjadi 2 bulan yang lalu. Pada hari itu aku keliling dengan menggunakan motor maticku menuju suatu perumahan mewah didaerah bekasi. Dari pintu kepintu aku menawarkan produk yang aku jual kepada ibu-ibu komplek. Yah namanya juga perumahan mewah,pastinya pada hari itu produkku laris terjual. Kebanyakan ibu-ibu komplek membeli bedak,lipstick, dan parfum.
    Senang sekali aku rasanya pada hari itu. Namun hari itu ku belum puas dengan pendapatanku yang sebenarnya sudah melebihi targetku. Saat itu pukul 11 siang kebetulan sekali aku melihat seorang bapak-bapak yang gagah dan lumayan ganteng sedang mencuci mobil dihalaman rumahnya. Jika dilihat sekilas pasti dia adalah pemilik rumah.
    Karena nggak mungkin pria segagah dan seganteng itu seorang supir ataupun pembantu. Melihat pria itu aku-pun menghentikan motorku tepat didepan rumahnya,
    “ Selamat siang pak, boleh saya mengganggu waktunya sebentar, ” ucapku menyapanya sembari mendekatinya.
    Saat itu aku menggunakan rok diatas lutut dan menggunakan kemeja ketat yang memperlihatkan indahnya lekuk tubuhku. Oh iya ketika aku naik motor tentunya aku menggunakan jaket dan penutup rok yaitu semacam kain pantai agar kulitku yang putih mulus tidak tersengat matahari. Saat itu sebelum menawarkan aku melepas helm, jaket dan penutup rokku agar terlihat menarik,
    “ Oh iya mbak boleh saja kog, jangankan sebentar diganggu lama juga boleh, hhe…, ” ucapnya sembari melihat aku dari bawah sampai atas.
    Dalam hatiku berkata, wah ini kayaknya bisa jadi sasaran empuk nih, paling aku jika aku lihatin paha mulusku dia juga udah klepek-klepek, hha. Lalu,
    “Ah si bapak bisa aj deh, Oh iya saya mau…., ”
    Belum selesai aku berbicara dia sudah memotong perkataanku,
    “ Udah ngomongnya dilanjut nanti saja didalam, yaudah ayo silahkan masuk mbak kita ngobrol didalam, ” ucapnya dengan melihat tubuhku secara detail.
    “ Wah bapak ini baik hati sekali yah, yaudah pak saya ambil produk saya dulu ya, ” ucapku.
    “ Oh iya mbak silahkan, motornya masukin aja kesini mbak takut ada maling, soalnya lagi musim maling nih disini, ” ucapnya.
    “ Wah benar juga ya pak, terima kasih ya pak sudah mengingatkan saya, ” Ucapku lalu berlalu memasukan motorku kehalaman rumah bapak itu.
    Setelah aku parkirkan motorku, aku mengambil tas koper yang aku taruh dasbord depan motor maticku. Memang berat sekali koperku saat itu karena isinya seperti kantong doraemon, apa aja ada, hha. Aku angkatlah koperku menuju kerumah bapak itu,
    “ Wah berat kayaknya yah mbak kopernya, sini biar saya bawakan sampai ruang tamu, ” ucapnya sembari menuju kearahku.
    “ Udah pak nggak usah, saya udah biasa kog bawa koper sebesar ini, ” ucapku berbasa-basi.
    “ Udah sini aku bawakan, kasihan wanita secantik kamu bawa barang seberat ini, ” ucapnya sembari merebut koperku.
    “ Aduh bapak ini baik hati sekali yah, terima kasih ya pak, ”
    “ Udah yuk kita masuk, panas nih diluar, ” ucapnya lalu masuk keruang tamu.
    Saat itu akupun masuk keruang tamunya dengan mengikuti bapa-bapak gagah dan ganteng itu. Sampailah kami didalam ruang tamu,
    “ Silahkan duduk Mbak biar saya ambilkan minum dulu, tapi minuman dingina ja yah biar praktis, soalnya pembantu saya lagi cuti,hhe…, ” ucapnya sembari tersenyum.
    “ Benar-benar manusia yang berhati dewa bapak ini yah, sekali lagi saya berterima kasih banyak yah pak, hhe…, ” ucapku sembari tersenyum manis.
    “ Iya iya, terimakasihnya jangan banyak-banyak, yaudah saya ambilkan minum dulu yah, ” ucapnya sembari masuk kedapur.
    “ Iya pak, ” jawabku singkat.
    Saat itu sembari menunggu bapak itu mengambilkan minum aku melihat sekeliling ruang tamunya. Benar-benar mewah sekali rumahnya, bangunan rumah yang dan furniture yang ada dirumahnya benar-benar serba mewah pembaca. Gila, pasti dia kaya sekali. Beberapa menit aku menunggu bapak itupun kembali dengan membawa minuman,
    “ Ini mbak silahkan diminum, pokoknya kalau dirumah saya jangan sungkan-sungkan anggap saja rumah sendiri, hhe…, ” ucapnya sembari duduk di sofa mewahnya.
    Saat itu kami duduk berhadap-hadapan namun terpisah dengan meja,
    “ Oh iya pak, hhe… jadi gini pak, saya mau menawarkan produk parfum dan obat khusus pria, hhe, ” ucapku sembari membuka koperku.
    “ Wah ini obat apa mbak, kog gambarnya alat vital pria sih, jangan-jangan obat kuat yah, hha.., ” ucapnya dengan entengnya.
    “ Hehehe… iya nih Pak, Oh iya perkenalkan nama saya Yani pak, ” ucapku meperkenalkan diri.
    “ Oh mbak Yani namanya, nama saya Arie Mbak, O iya opanggilnya mas aja dong jangan Pak, emangnya saya tua banget yah, ” guraunya.
    “ Nggak kog pak, eh mas deng, mas masih perkasa dan ganteng kog, apalagi kalau beli produk saya, pasti mas Arie tambah perkasa dan disayang istri deh, hhe…, ” ucapku mulai mengeluarkan jurus salesku.
    “ Mbak ini bisa saja deh, hhe… oke aku beli, tapi kalau beli produk nggk dicoba saya nggak bisa tahu khasiatnya dong, ” ucapnya sembari melirik kearah pahaku.
    Saat itu aku sengaja membuka lebar pahaku agar dia bisa melihat paha bhakan celana dalamku. Aku yakin mas Arie bakalan sangek kalau ngelihat paha mulus dan gundukan vaginaku yang menyembul dibalik celana dalamku, hha. Lalu,
    “ Ya itukan bisa dicoba sama istri bapak, jaminan deh pak obat saya pasti berkhasiat. Pokoknya diminum selang 5 menit langsung greng deh pak, hhe.., ” ucapku terus merayunya agar membeli produk obat kuatku.
    “ Nah itu masalahnya mbak, istriku dan kedua anakku lagi liburan kerumah neneknya selama 1 minggu, padahal baru berangkat tadi, terus aku nyobanya sama siapa dong, ” ucapnya mulai menjurus kearah sex.
    “ Waduh gimana yah mas, masak iya sama saya sih pak, kan saya bukan mukhrim, doa, hheee…., ” ucapku mulai memancingnya.
    “ Hehehe… barang kali aja beli obat kuat bonus nyobain sama penjualnya, wkwkwk…, ” ucapnya dengan tertawa mesum.
    “ Hemmmm… nakal ya sih mas mentang-mentang nggak ada istrinya, ” ucapku menggodanya.
    “ Sesekali nggak papakan mbak, gimana jadinya ini mbak, mau nggak mbak jadi percobaan obat kuat produk mbak ???, ” ucapnya serus dengan tatapan penuh nafsu.
    “ Hemmmm… ini namanya senjata makan tuan mas, Aduhhh pusing deh, hhaa…, ” ucapku.
    “ Gimana mau nggak, kalau nggak mau aku nggak jadi beli nih, ” ucapnya terus mengejar aku agar mau melayani nafsu sexs-nya.
    “ Emmmm… gimana yah mas, Emmmm… okey kalau gitu, tapi ada syaratnya, ” ucapku mulai memasang perangkap.
    “ Apa aja pasti aku turutin syaratnya asal mbak mau bobok bareng sama aku, ” ucapnya tegas dan penuh nafsu.
    “ Bener yah mas, jadi gini, obat ini perpaketkan harganya 500 ribu, sedangkan untuk harga penjualnya 1 juta rupiah persatu ronde,hhe… gimana mau nggak mas ???, ” ucapku mulai tawar menawar.
    “ Hah…. 1 juta, 5 juta bakal aku kasih asal kita main 2 kali, gimana mau ???, ” ucapnya penuh semnagat.
    “ Wah… iya mas mau banget, yaudah diminum dulu deh obatnya nih biar perkasa nanti diranjang, hhe…, ” ucapku sembari memberikan obat.
    Saat itu tanpa banyak bicara mas Arie-pun meminum obatnya. Sembari menunggu khasiat obat kuat itu diapun keluar rumah sembari menutuppintu rumahnya. Nampak bersemangat sekali dia saat itu. Setelah menutup pintu diapun meuju keruang tamu lagi,
    “ Mbak kita kekamar aku aja yok biar enak, ” ucapnya berdiri disampingku.
    “ Ih si mas nggak sabaran yah, hhe… yaudah yuk mas ganteng, ” ucapku lalu berdiri.
    Tidak kusangkan setelah aku berdiri dia langsung saja menggendongku,
    “ Ahhhh… mas nakal deh, nanti kalau aku jatuh gimana, ihhhhh…, ” ucapku sembari mencubit dadanya.
    “ Hehehe… ini gara-gara minum obat mbak, jadinya gini deh perkasa dan penuh birahi, hha…, ” ucapnya sembari menggendongku kekamarnya.
    Sampailah kami dikamar dan aku langsung direbahkan dikasur mewahnya,
    “ Wah mewah sekali kamar mas yah, serasa dihotel bintang 5 deh,hhe, ” ucapku kagum.
    “ Ah berlebihan deh si Mbak, Eh mbak aduh… penis aku udah berdiri nih, benar-benar mujarab sekali yah, ayo mbak sepongin penis aku !!!, ” ucapnya sembari melepas celana kolornya.
    Saat itu kami berada diatas ranjang, penisnya benar-benar seukuran penis pria bule, uah gede, panjang, berotot lagi, wah benar-benar luar biasa. Tanpa banyak basa-basi aku-pun langsung meraih penisnya dan aku jilati,
    “ Ssshhhhh… Ouhhhhh… jilat buah zakar aku mbak, Ouhhh…, ” ucapnya nampak nikmat.
    Karena dia meminta aku-pun langsung menjilati buah zakarnya. Saat itu posisi mas Arie rebahan, dan posisiku menungging sembari menjilati buah zakarnya,
    “ Iya disitu mbak, Ouhhhh… terus mbak, sedot jilatin semua mbak, Ouhhhh…, ” ucapnya terus meracau nikmat.
    Aku jilati buah zakarnya dengan lahapnya, penis besarnya sungguh membuatku penasaran. Baru aku lihat penis cowok lokal sebesar mas Arie. Aku jilati buah zakarnya yang besar juga itu. Aku jilat merata dan sesekali aku lumat dengan bibirku agar bertambah nikmat,
    “ Ouhhhhh… pintar sekali kami mbak, Shhhhh… terus mbak, Ouhhhh…, ” desahnya nampak gairah sex-nya sudah membara.
    Aku terus membuat dia terangsang, tak hanya buah zakarnya saja yang aku jilati, selangkangan dan seluruh batang penisnya aku jilat dan aku lumat secara merata. Beberapa waktu aku manjakan penisnya dengan jilatan maut khas Yani, hhe. Tubuh mas Arie meliak liuk kegelian, dan sesekali pantanya diangkat keatas,
    “ Ohhhhh… kamu maniak banget sayang, Uhhhh… baru kali ini aku… Ahhhhhhhhhhhh…, ” ucapnya belum selesai tiba-tiba dia mendesah panjang.
    Hahaha…. Dia mendesah panjang karena aku sepong penisnya, wkwkkwk… Aku masukan penisnya kedalam mulutku dalam-dalam, penisnya yang besar dan panjang itu tidak muat aku masukan semuanya dimulutku. Hanya setengah batang penisny yang masuk didalam mulutku,
    “ Ouhhhhh… baru kali ini aku rasakan kuluman sehebat kamu sayang, Ahhhh…, ” ucapnya meneruskan perkataanya yang belum selesai tadi.
    Mulutku sungguh penuh rasanya oleh penis mas Arie, aku hisap sembari aku kocok dengan tanganku dengan brutalnya. Aku keluar masukan penisnya dengan hisapan dan kocokan maut alaYani semok. Mas Arie meracau terus menerus sembari menaik turunkan pantanya karena merasakan betapa nikmatnya seponganku,
    “ Uhhhhh… terus sayang, hisap dan kocok terus sayang… Ahhhh…, ” racaunya nampak nikmat sekali.
    Aku hisap penisnya kuat-kuat dengan mulutku sembari aku kocok dengan tanganku secara terus menerus. Sekitar 15 menit aku kulum penisnya,
    “ Yan, Ssssshhh… udah yah nyepongnya, aku udah nggak kuat, Ouhhhh… ayo kita ML yan… Ahhhh.., ” ucapnya nampak sudah ingin merasakan nikmatnya vagina gembulku.
    Mendengar itu aku-pun menghentikan kulumanku,
    “ Iya mas, udah nggak tahan yah, hhaaaa…, ” ucapku sembari melepas semua pakaianku hingga telanjang bulat.
    Dengan sekejap akupun sudah telanjang bulatbegitu pula mas Arie juga sudah meleps kaosnya,
    “ Kamu yang diatas ya Yan, ” pintanya.
    “ Iya Mas, ”
    Aku-pun langsung duduk diatas mas Arie sembari meraih penisnya dan aku arahkan pada bibir vaginaku. Vaginaku yang masih kering aku gesek-gesek dengan penis mas Arie agar basah,
    “ Ouhhhhh… Ssssshhhh… Mas…. Ahhhhh…, ” desahku.
    “ Terus sayang gesek terus biar basah memekkamu, Ouhhhhh…, ” ucap mas Arie.
    Aku gesek terus memekku dengan penis mas Arie, kurang lebih selama 2 menit memekku sudah mulai basah,
    “ Ayo sayang masukin sayang, itu memek kamu udah basah, Ssshhhh…, ”
    “ Euhhhh… iya mas, Ouhhhh…, ” ucapku.
    Aku masukanlah penis mas Arie didalam memekku,
    “ Ahhhhhhhhhhhhhh… Mas… besar sekali penis kamu Mas… Ouhhhh… sakit Mas… Ahhh.., ” ucapku sedikit kesakitan.
    Benar-benar besar dan panjang sekali penisnya, sampai-sampai vaginaku terasa sakit. Sedikit demi sedikit terus aku coba untuk membiasakan dengan penis besar itu. Dari yang awalnya masuk ujung penisnya saja, setelah beberapa kali aku coba akhirnya masuklah semua batng penisnya,
    “ Ouhhhhhhhhh… Ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh… masuk semua mas… Ahhhhh…,” ucapku lega.
    “ Iya sayang, nanti juga kamu terbiasa kog sama penis aku, Ahhhh…, ”
    Aku coba bergoyang dengan perlahan, rasanya luar biasa nikmat bercampur ngilu. Dengan perlahan aku terus bergoyang diatas penisnya perkasanya itu. Aku coba naik turun dengan terus meracau nikmat,
    “ Mas… Ahhhh… Uhhhhhh…, ” ucap nikmatku.
    Memekku yang awalnya sakit lama kelamaan mulai bisa menyesuaikan. Aku mulai agresif memanjakan penis mas Arie dengan memekku yang sempit dan gembul itu. Aku bergerak maju mundur dengan memekku yang terjejali penis mas Arie yang perkasa itu. Mas Arie dan aku sama-sama terbakar birahi pada hari itu.
    Semakin aku bergoyang cepat semakin nikmat saja sensasi sex yang aku dapatkan, begitu pula dengan mas Arie. Nafas yang saling bersahut-sahutan mengiringi persenggamaan kami yang penuh sensasi. Memekku sungguh basah sekali, jika tidak salah aku sudah orgsme 2 kali dalam ronde pertama kami berhubungan sex.
    Benar-benar senjata makan tuan ini namanya, hha… aku sungguh merasa kuwalahan dengan penis yang sebesar dan seperkasa itu,
    “ Mas, gantian aku yang dibawah yah, aku lemas sekali mas, ahhhh…, ” pintaku berganti posisi sex.
    Mas Arie kemudian lamgsung merebahkan aku dibawah tanpa terlepas penisnya dari dalam vaginaku. Kini mas Arie yang menjadi joki sexsnya. Dia mengangkat 2 kakiku dipundaknya lalu digenjotlah vaginaku dengan kasarnya,
    “ Plakkkk…. Pyakkkk…. Pyakkkk…. Plakkkk… Plakkkk… Pyakkkk… Pyakkkk…., ” suara genjotan penis mas Arie yang begitu brutalnya.
    “ Ahhhhh… Ahhhh… Ouhhhh… Mas… Ahhhhhhh…, ” racauku mulai tak terkendali.
    Sungguh brutal sekali penis mas Arie mengoyak vaginaku saat itu. Tidak terasa kami sudah bersenggama kurang lebih setengah jam. Vaginaku sudah pegal dan becek sekali rasanya. Aku benar-benar kuwalahan dibuatnya, benar-benar perkasa sekali mas Arie. Terus dia genjot vaginaku dengan liarnya,
    “ Mas… Ouhhhh… ayo keluarin mas, Ahhhhh… keluarin didalam aja mas, ahhhhh…., ” ucapnya.
    “ Iya sayang… ini juga keluar, Ouhhhhh.., ” ucapnya sembari terus menggenjot vaginaku dengan liarnya.
    Dia genjot dengan kencang tanpa jeda sedetikpun. Kira-kira setelah 5 menit,
    “ Crutttttttttttttttttttttt…. Crutttttttttttttttttttttt…. Crutttttttttttttttttttttt…. Crutttttttttttttttttttttt…. , ”
    “ Ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh, Mas… Hangat…. Ouhhhhhhhhhh, ” desah panjangku merasakan nikmatnya semburan sperma mas Arie.
    “ Iya sayang, Uhhhhhhhhhhhhh…., ” ucapnya puas mendapatkan orgasmenya.
    Saat itu dia masih benamkan penisnya didalam vaginaku, air maninya tertumpah dengan derasnya membanjiri liang senggama dan rahimku. Perkasa sekali Mas Arie pada hari itu. Beberapa saat kami menghela nafas namun masih dengan penis mas Arie yang tertanam didalam vaginaku.
    Hebat sekali memang obat kuat yang aku jual pada mas Arie, walaupun sudah orgasme tapi tetap saja masih penisnya ereksi dengan kerasnya. Sekitar 5 menit kami beristirahat. Belum puas dengan orgasmenya tadi mas Arie menggenjot lagi memekku yang masih berlumur lendir kawin bercampur air mani mas Arie.
    Lagi-lagi dia menggenjot memekku dengan brutalnya. Benar-benar liar dan perkasa fantasi sex mas Arie. Kurang lebih selama 10 menit mas Arie menyetubuhiku dengan gaya man on top, dia meminta berganti posisi sex,
    “ Sayang kita pakai gaya doggie style yuk, ” ucapnya sembari mencabut penisnya.
    Tanpa menjawab aku-pun lagsung menungging. Tanpa banyak bicara dimasukanlah penisnya lagi dari belakang
    “ Ouhhhhhhhhhhhhhhhhh… Mas…. Ssssssshhhhhhhh…, ”
    Mulailah dia menggenjot vaginkau lagi dengan brutalnya. Rasanya saat itu aku ingin cepat-cepat mengakhiri hubungan sex itu, lemas dan panas sekali rasanya memekku dibuwatnya. Singkat cerita hubungan sex yang kedua berlangsung kurang lebih selama 20 menit. Lagi-lagi aku meinta dia mengeluarkan air maniya didalam vaginaku.
    Pada hari itu mas Arie puas, sedangkan aku tak berdaya karena lemas. Sejak kejadian itu hubungan kami-pun terus berlanjut. Aku yang awalnya kaget dengan besarnya penis mas Arie lama-lama menjadi ketagihan. Bahkan saat itu aku sempat mencoba ML dengan pelangganku yang lain merasa hambar.
    Sampai pada akhirnya aku-pun ternyata hamil denagn mas Arie, aku yakin kehamilanku karena mas Arie. Karena aku berhubungan sex tanpa kondom dan sperma dikeluarkan didalam memekku hanya dengan mas Arie saja. Kalau dengan yang lain aku selalu memakai kondom, itupun hanya sekali ML dengan yang lain setelah dengan mas Arie.
    Akhirnya aku-pun eminta pertanggung jawabpan dan aku dinikah sirih oleh mas Arie. Impianku menjadi kenyataan karena mas Arie selalu memberi uang aku berlebih untuk jatah bulananku. Aku bisa merenovasi rumah orangtuaku dan kini aku menjadi istri kedua dari Mas Arie seorang pengusaha furniture yang kaya raya. Kerjaanku sekarang hanya merawat kehamilanku dan melayani nafsu sex mas Arie saja. Sekian.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Villa Puncak Jadi Kenikmatan

    Cerita Sex Villa Puncak Jadi Kenikmatan


    1006 views

    Perawanku – Cerita Sex Villa Puncak Jadi Kenikmatan, “Ke puncak yuk say..” ajak Ale’ pacarku tiba-tiba sambil memeluk badanku yang kecil (160/54), Dia memang punya sebuah villa di puncak. Memang sih, rasanya sudah lama sekali kami tidak berlibur, sejak ia membuka usaha bengkelnya. “Boleh.. Kapan?” jawabku. “Jumat sore ini kita berangkat, terus pulangnya senin sore.

    Kan senin hari libur!” Boleh juga pikirku. “Ok!” jawabku setuju. Jumat sore itu, aku dijemput di kantor. Sudah siap dengan semua barang-barangku.

    Kuletakkan badanku dijok mobil porche birunya yang empuk. Sebelum berangkat, ia sempat mencium bibirku lembut, kemudian menginjak gas, dan kami berangkat ke puncak. Dalam perjalanan, sebentar-sebentar tangan kanannya mengusap pahaku, kadang ke dadaku, dan mengusap tetekku yang berukuran 36B, hingga puting ku mengeras.

    Ku geser badanku menghadapnya dengan satu kaki menekuk ke arahnya hingga rokku terbuka dan memperlihatkan celah vaginaku yang hanya ditutupi celana g-string merah yang dibelikannya minggu lalu. Jarinya pun menggeser tali g-stringku kesamping, kemudian memainkan jarinya di vaginaku yang sudah mulai basah. Jarinya mengorek-ngorek ke dalam vaginaku, seakan berusaha menarik clitorisku keluar. “Ssh.. Aah.. Shh.. Ah..” desahku sambil memuntir muntir putingku sendiri.

    Ditengah jalanan yang macet antara puncak dan jakarta, didalam mobil porche nya yang berkaca hitam, aku membuka resleting celananya, dan mulai mengulum penisnya yang sudah mulai mengeras. Batang penis sepanjang 20 cm itu kukulum masuk ke dalam mulutku. Karena tidak dapat semuanya masuk, aku memegang sisa batangnya dengan tangan kananku dan mulai mengocoknya. “Aaakhh.. Say.. Enak.. Pinter banget sih..” sambil tangannya sebentar sebentar menekan kepalaku.

    Cerita Sex Villa Puncak Jadi Kenikmatan

    Cerita Sex Villa Puncak Jadi Kenikmatan

    Kujilati batang penisnya, kuemput buah zakarnya. Kusedot sedot kepala penisnya, dan kumainkan lidahku berputar putar diatas helemnya saat penisnya masih dalam mulutku, hingga penisnya yang besar itu seperti berputar putar di mulutku yang sempit. Tiba tiba ia menekan kepalaku hingga penisnya terasa penuh dalam mulutku dan ia mengeluarkan pejunya ke dalam mulutku yang kutelan habis pejunya.

    “Ssshh.. Ahh.. Say, makin mahir aja kamu nyedotnya.. Ada yang ngajarin ya?” ujarnya sambil tersenyum dan melirikku nakal. Aku kembali ke posisiku bersandar pada sandaran kursi dengan satu kaki naik dan jariku memainkan vaginaku yang sudah sangat basah.

    “Sudah nggak tahan sayang? Ada dildo tuh di dalem dashbord,” ujarnya sambil menunjuk dashbord mobilnya. Ia memang paling senang membelikan aku mainan baru berupa dildo atau hanya sebuah vibrator. Sebuah dildo karet yang cukup kecil sepanjang 10 cm dan berdiameter 2 cm dengan duri-duri yang agak rebah.

    Perlahan dia masukkan dalam vaginaku. “Sshh..” desisku merasakan ada barang yang masuk dalam vaginaku. Belum sampai mentok ia mendorongnya, tiba-tiba ia menariknya cepat dan membuat duri-duri yang tadinya tidur, tiba tiba berdiri dan menggaruk dinding vaginaku! “Aaahh.. Allee’..” jeritku kaget, aku tidak mengira akan seenak itu.

    Dengan pintu sebagai topangan badanku, aku sedikit menggoyang pinggulku mengikuti irama keluar masuk dildo dalam vaginaku. Karena sesekali Ale’ harus melepas dildo itu, akhirnya aku mengambilnya dan mengendalikannya sendiri.

    “Aaahh.. Aahh.. Allee..” desahku setiap kali dildo itu kutarik keluar. Belum aku mencapai klimaks, ternyata mobil telah masuk ke dalam garasi Villanya. Tiba-tiba Ale’ membuka pintu yang kusandari, hingga aku hampir terjatuh, tapi ia menahanku dari belakang. Kemudian ia mengambil alih dildo yang ada dalam vaginaku dan ia mengocoknya cepat.

    “Ssshha aahh.. Aaahh.. Aaahh.. Allee’.. Ahh.. Fuck me.. Fuck me..” Mendengar rintihanku, ia langsung membalik badanku dan mengarahkan penisnya yang telah berdiri tegak ke lubang vaginaku. Sekalipun sudah basah, tapi tetap saja, penisnya yang berdiameter 5 cm itu tidak dapat masuk dengan mudah. Setelah beberapa kali kepala penisnya mengorek lubang vaginaku, akhirnya dapat juga masuk.

    “Sshh aahh..” jeritku ketika ia menusukkan penisnya dalam sekalipun masih tersisa 4 cm diluar vaginaku. Ia mengikatkan kakiku ke pinggulnya dan ia menarikku keluar dari mobil, hingga aku digendongnya dengan penis sudah ada didalam vaginaku. Ia membawaku masuk ke dalam kamarnya di lantai 1, sekalipun ia harus naik tangga, Ale’ tetap kuat mengangkatku, dan aku sudah mulai mengejang karena terasa sangat mengganjal dengan 4 cm penisnya yang seperti menusuk-nusuk berusaha mendobrak peranakanku. Dan kakiku semakin kuat menjepit pinggulnya. Sesampainya di kamar, ia menidurkanku diatas kasurnya yang empuk, kemudian mengangkat kedua kakiku ke pundaknya dan merapatkan pahaku.

    “Ahh.. Allee.. Ennakk.. ffuucckk.. HH..” Vaginaku terasa sangat sempit, dan ia mengocok penisnya dan memaksakan penisnya yang tersisa diluar untuk masuk lebih dalam. Namun tetap tidak bisa. Ia segera membalikkan badanku, hingga dalam posisi doggy dengan dia berdiri di pinggir kasur. Badanku sudah mulai bergetar keras karena nikmatnya, Ale’ tetap menusukkan penisnya dengan membabi buta ke dalam vaginaku, sementara tangannya memeras-meras tetekku dengan keras hingga meninggalkan bekas merah.

    “Aaahh.. Allee.. SsSSHH.. Alee.. Aku mau keluaarr nihh.. lebbiihh ceeppaatt ssaayyaangghh..” pintaku dengan nafsu yang sudah hampir tidak dapat ditahan lagi. “Samaa ssayy.. keeluaariin diimanaa?” tanya alle dengan semakin cepat ia mengocok penisnya. “Di daleemm ajaa.. diddalleemm.. Aaahh.. Ssshh.. Aaahh..” jawabku karena aku sudah minum pil KB beberapa bulan ini. “Baarreengngg ssaayy.. Dikkitt llaggii.. Aahh..” Bersamaan dengan keluarnya pejunya dalam vaginaku dan rongga vaginaku yang berkedut keras. Entah berapa kali Ale’ semprotkan pejunya, karena cukup banyak, sampai meleleh keluar vaginaku bercampur dengan cairan cinta dari dalam vaginaku. “Makasih sayang..” ujarnya sambil mengecup keningku.

    “Ale’.. Kamu emang jago!” pujiku padanya. Setelah agak lama aku berbaring di dadanya. Ia menyuruhku membersihkan diri di kamar mandi, sementara ia mengambil barang-barang kami di mobilnya. Sementara aku mandi dengan shower, samar samar aku mendengar ada orang berbincang bincang di kamar. Tadinya kupikir suara TV yang keras. Ternyata ketika aku keluar hanya dengan berlilitkan handuk, aku terkejut melihat Micky dan Barry, dua teman Ale’ yang nggak kalah macho! Ale’ langsung memelukku dari belakang dan mencium leherku dan membuyarkan terkejutku.

    “Mereka kesini mau ikutan main say. Kamukan dulu bilang ingin coba main dengan cowok lebih dari 1. Dari pada cari yang enggak jelas, mending cari teman sendiri. Mereka juga suka kok say, dan mereka juga suka kamu. Nggak papa kan?” ujarnya mesra. “Ale’.. Kamu tahu aja!” ujarku sambil melingkarkan tanganku ke belakang kepalanya kemudian menciumnya mesra. Sambil Ale’ menciumku, ia memberi tanda pada kedua temannya untuk mendekat, ia sedikit mendorongku untuk tiduran di kasur. Ketika aku sudah terlentang diatas kasur, ia menyodorkan penisnya ke mulutku. Langsung ku sambut penisnya yang besar itu dan mulai menjilat jilatnya. Sementara Barry mulai menjilati putingku yang sudah keras. Micky, memainkan vaginaku dengan lidahnya. Mengorek ngoreknya dengan lidahnya yang panas.

    “Emmpphh..” desahku tertahan penis Ale’ setiap kali Micky mengorek clitorisku dengan lidahnya. Barry tiba tiba melepas antingnya dan menjepitkan di putingku. “Barry.. Sakit sayang..” kataku sesaat melepaskan penis Ale’ dari mulutku. “Tenang sayang.. Enak kok.” ujarnya kemudian menjilat putingku yang memakai anting itu. Dan memang ternyata enak.

    Kujilat kembali penis Ale’ seperti menjilat batang eskrim yang besar. Tak lama, Micky melepas mulutnya dari vaginaku dan tiduran di sebelahku sementara Barry tiduran diatasku. Kulirik Micky yang sedang mengoleskan penisnya dengan madu. Ale’ mengangkatku hingga hampir duduk diatas Micky yang terbaring disebelahku. Ia menyandarkan kepalaku ke dadanya yang bidang, hingga pantatku menghadap Micky. Tiba tiba kurasakan jari Micky yang telah diolesi madu memasuki anusku. “Ssshh.. Aaahh.. Mic, sakit.. Ssshh..” jeritku. “Tenang say.. Sakitnya cuma sebentar, tapi nikmatnya selangit.

    Relax aja, dan enjoy biar nggak sakit.” Aku berusaha tenang sambil bersandar pada dada Ale’. Makin lama makin enak, tak lama kemudian Micky menusukkan penisnya sepanjang 14 cm dg diameter 4 cm, menerobos dalam anusku. “Aaahh.. Ssshh..” jeritku sambil mempererat pelukanku pada Ale’. Setelah penisnya masuk semua ke dalam anusku, Ale’ membuatku terlentang diatas Micky. Kemudian ia mengikatkan kedua tanganku ke kepala ranjang yang cukup tinggi dengan menggunakan kain yang cukup halus, hingga aku dapat berpegangan dan sedikit mengangkat pantatku dengan kaki mengangkang. Ale’ tidak membuang kesepatan ini untuk mulai mengorek lubang vaginaku dengan penisnya yang besar.

    “Aahh.. Hhh.. Ssshh.. Alee.. Massuukkinn ssayy..” mendengar permintaanku itu, Ale’ tidak segan segan mulai menusukkan penisnya ke dalam vaginaku. “Emmpphh.. Penuhh Lee’.. Pelan pelan..” Perlahan namun pasti, Ale’ menusukkan penisnya yang besar itu ke dalam vaginaku hingga mentok. Ale’ mulai mencondongkan badannya ke arahku dan memakai satu kakinya untuk menopang badannya, ia mulai mengayunkan pinggangnya. Pertama pelan..

    Kemudian makin cepat, dan makin cepatt.. “Ssshh aahh.. Alee..” Micky juga mulai menggoyangkan pinggulnya membuat kedua lubangku dikocok bergantian. Ketika Ale’ masuk, Micky keluar. Ale’ keluar, Micky masuk, begitu seterusnya hingga.. “Ahh.. Ssshh.. AAHh.. Ssayy.. Fuckk..!! Alee.. Bentar lagi dapeett nih.. Aaahh..” jeritku.. “I’m coming..” desah Micky.. “Ssh.. Iiyaa.. Keeluar bareng ya.. Shh.. Aahh.. Ahh” ujar Ale’. Tiba tiba kurasakan perasaan nikmat yang tak dapat kutahan, lorong vaginaku mulai berkedut keras tanda aku mulai orgasme.

    “AAH..” jeritku, bersamaan dengan semprotan pejuh di anusku. Disambut dengan tusukkan yang dalam di vaginaku dan tumpahan pejuh Ale’ dalam vaginaku serta kedutan yang keras dari penis Micky di anusku dan penis Ale’ di vaginaku. Lemas badanku dibuatnya, aku masih berada diantara Micky dan Ale’ seperti sandwich yang basah dengan keringat. Masih dengan penis yang menancap di anus dan vaginaku. Ale’ menarikku hingga penis Micky lepas dari anusku.

    “Plop” bunyinya nyaring. Penis Ale’ masih setengah berdiri masih dalam vaginaku, sambil ia menidurkanku di dadanya. Kulirik jam dinding sudah pukul 3 pagi dan aku langsung tertidur lelah. Paginya, aku terbangun karena merasakan ada yang menjilat jilat vaginaku dan meremas remas tetekku. Ternyata Barry yang menjilatku dan Ale’ serta Micky yang meremas tetekku. “Ssh.. Aaahh.. Enak Barry..” Tak lama Barry duduk berlutut di depan vaginaku dan mengarahkan penisnya yang agak bengkok ke atas seperti pisang itu ke celah vaginaku. “Aaahh..” jeritku ketika ia menusukkan penisnya dengan cepat ke dalam vaginaku. Seakan ada yang menggaruk bagian atas lorong vaginaku. Kemudian Barry mengangkat kaki kananku dan meletakkannya di atas kaki kiriku hingga badanku seperti terpelintir karena kedua tetekku ditahan dalam mulut Ale’ dan Micky.

    “Aduuhh.. Enaakkhh..” Penisnya yang bengkok itu menggaruk bagian dalam vaginaku. Perlahan namun pasti Barry mengocok vaginaku.. “Sshh.. Aahahh.. Barryy.. Mmmhh..” Dengan irama 3 kali tusukan pelan dan 1 kali tusukan cepat dan dalam, membuatku melayang dibuatnya. Tak lama tusukkan penisnya semakin tak terkontrol, semakin membabi buta membuatku semakin melayang! “Ahh.. Ssshh.. Emmpphh..” desahku saat Barry kembali membuka kakiku hingga vaginaku terbuka lebar dihadapannya. Ale’ menepuk nepuk dan menekan nekan vaginaku supaya aku semakin terangsang. Ia mengaitkan jarinya ke bibir vaginaku hingga tertarik.

    “Ahh.. Ssshh.. Ahh.. Bbarryy.. Lebihh cceeppaat.. Mauu keluaarr niihh..” Segera Barry mencabut penisnya. Seketika aku kecewa, ternyata ia berganti posisi dengan Ale’, Ale’ langsung menusukkan penisnya yang besar itu dalam vaginaku dan Barry menjepitkan penisnya diantara tetekku dan mulai mengocoknya hingga ia memuncratkan pejunya ke wajahku. Sementara Ale’ mengocokkan penisnya yang panjang itu dalam vaginaku. “Aaahh.. Ssshh,” jeritku terasa semua ototku tegang karena orgasm yang kurasakan sambil merasakan kedutan penis Ale’ menandakan ia sudah mengeluarkan pejunya dalam vaginaku. Lemas sekali badanku, harus melayani mereka. Ale’ tiba tiba mengangkatku dan membawaku ke kamarmandi. Disana sudah ada Micky yang sedang mengisikan bath tub dengan air panas dan sabun susu wangi.

    Ale’ mencelupkan badanku yang letih ke dalamnya. “Kamu istirahat dulu deh say.. Nanti kalau sudah selesai, langsung ke ruang makan ya,” ujarnya sambil mencium keningku. Sekitar setengah jam aku berendam melepas lelah. Setelah selesai, seperti permintaan Ale’ aku menuju ruang makan, hanya dibalut mantel mandi. Disana sudah ada dua orang perempuan yang sedang memasak di dapur. Keduanya tak kalah sexy dariku.

    Ternyata mereka adalah Amy (160/54 34C) yang ternyata pacarnya Micky. Serta Sylvy (158/53 34B) yang adalah pacarnya Barry. Keduanya memakai celana hotpants yang memperlihatkan paha mereka yang putih dan mulus dan kaos model kemben yang hanya menutup payudara mereka yang besar. Samar samar terlihat puting mereka menonjol dibalik kaosnya. “Sini sayang, kita sarapan dulu,” ujar Ale’ sambil mengeluarkan kursi disebelahnya.

    Setelah menunggu aku duduk, ia pun duduk di kursinya. Micky dan Amy ternyata sudah selesai makan, dan mereka sekarang ada di dapur sambil berciuman ditonton kami berempat. Celana Amy dibuka dan di lemparkan ke bawah kemudian melepaskan kembennya, hingga Amy menjadi bugil. Kulihat penis Ale’ dan Barry yang berada disisiku yang satunya sudah berdiri tegak. Aku dan Sylvy saling melihat, tak lama Sylvy menghilang dibawah meja, ternyata sedang meng-oral penisnya Barry.

    Ale’ kemudian melihatku seakan memintaku mengoral penisnya. Tapi karena aku belum selesai makan, aku hanya mengocok penisnya pelan sambil berkata, “Sabar sayang..” Micky mengangkat kaki kanan Amy kemudian mulai menusukkan penisnya dalam-dalam. “Aaahh..” desah Amy membuatku juga semakin terangsang. Ale’ yang telah selesai makan, menyingkapkan mantel mandiku dan mulai menggigit putingku yang sudah mengeras dan mengorek vaginaku dengan jarinya.

    Sambil aku menekan kepalanya ke dadaku, aku melihat Micky yang sedang mengocok vagina Amy sambil menciumi teteknya dan Barry yang keenakan disebelahku karena penisnya dikulum Sylvy. “Aaagghh.. Mic.. I’m commingg..” jerit Amy. Tak lama kulihat lelehan pejuh di paha kiri Amy menandakan Micky sudah menembakkan pejunya. “Ssshh.. fuucckk..” desah Barry disebelahku, kemudian kulihat Sylvy muncul dari bawah meja dengan bibirnya penuh dengan pejuh. Ale’ melepaskan pagutannya di tetekku. “Nonton BF yuk,” ajaknya ke ruang TV. Dan kami bermain sepanjang hari.

    ***** Kami semua menuju ruang TV. Ale duduk di singel sofa empuk miliknya depan TV. Barry mulai menjalankan VCD Player dengan film BF yang mereka punya. Aku duduk menyamping diatas pangkuan Ale, pantatku disela sela pahanya. Ketika film dimainkan, tangan Barry dan Sylvy sudah mulai saling merangsang, sementara Micky dan Amy sudah berciuman diatas sofa panjang. Sepertinya sudah tidak ada lagi yang memperhatikan film di VCD, karena masing-masing sudah memulai permainannya sendiri sendiri. Jari-jari Ale sudah mulai membelai celah memekku.

    Menarik-narik klirotisku membuatku semakin terangsang. Ia juga menciumi tetekku menggigit putingku. Tangan kiriku mengocok kontolnya lembut. Tak lama, kakiku diangkatnya hingga aku duduk berhadapan dengannya sementara kontolnya terjepit antara perutnya dan memekku dan kedua kakiku melewati sandaran sofa. Perlahan Ale mengorek-ngorek lubang memekku dengan kontolnya.

    “Ahh..” desahku saat kepala kontolnya mulai menerobos masuk dalam memekku. Aku menekan pantatku kebawah, hingga kontolnya masuk sampai ke batangnya, sekalipun rasanya sakit sekali, tapi nikmatnya luar biasa. Kemudian aku terlentang diatas pangkuannya masih dengan kontol yang tertancap dalam memekku. Amy dan Sylvy mendekatiku, mereka menjilati tetekku dan menggigit gigitnya serta meremas remasnya hingga memerah, sementara Micky dan Barry memasukkan kontol mereka ke dalam vagina kedua perempuan yang sedang menungging itu, kemudian mengocoknya. Jari-jari Sylvy dan Amy menggelitik klitorisku, membuatku semakin bergetar. Ale’ memegang pinggangku dan sedikit mengangkatnya, hingga ia bisa mengocokkan kontolnya dalam memekku. “Ahh.. Ssshh..” desahku keenakan.. Tanganku berpegangan pada sandaran tangan sofa dan mulai mengangkat pantatku dan memutar mutarnya, hingga kontol Ale yang panjang serasa mengaduk aduk memekku. Pelan namun pasti, pantat Ale’ pun di goyangkan mengikuti irama goyangan pantatku.

    Makin cepat dan makin tak beraturan.. “Ahh.. Alee..” Ia mengeluarkan sebuah vibrator kecil, seukuran ibu jari dan memasangnya pada getaran tertinggi. Kemudian menempelkan pada klitorisku. “Aahh.” Jeritku seakan tersetrum listrik seluruh tubuhku, bersamaan dengan itu terasa memekku berkedut sangat kuat dan. “Aahh.. Alee.” Aku menggoyangkan pantatku semakin kuat dan badanku bergetar sangat keras dan kurasa dinding memekku mengejang sangat kuat menjepit kontol Ale yang masih ada didalam. “Aaahh.. Sayang.. Ohh.. Fffuck!” Desah Ale, bersamaan dengan mengalirnya pejuhnya dalam memekku. Kedua orang di sebelahku juga mulai mendesah dan mencengkram erat pegangan sofa. Masih dalam posisi yang sama, aku menghampiri Amy dan menghisap teteknya, sementara Ale’ mecium bibir dan memainkan lidahnya dalam mulut Sylvy sambil meremas teteknya. Tak lama mereka menjerit keras sambil menggoyangkan pantat mereka dan kemudian menelungkupkan kepalanya di sandaran kursi. Setelah sejenak kami semua berisitarahat ditempat, kami semua bangkit dari tempat duduk kami. ‘Plop’ suara dari kontolnya Ale yang tadi tertanam dalam memekku ketika terlepas.

    Ale mengangkatku ke kamar mandi dan meletakkanku dalam bathtub kemudian mengisinya dengan air hangat. Dengan tubuh yang sangat letih, aku tertidur dalam bathtub yang hangat. Ketika aku terbangun, air sudah meluber keluar dari bathtub. Kemudian aku mandi dan membersihkan memekku dengan sabun. Terasa sangat perih karena sudah beberapa kali dimasukkan kontolnya Ale yang sangat besar itu. Kemudian aku keluar dengan baju mandi yang masih ada di kamar mandi. Ternyata Barry, Micky, Amy dan Sylvy terlelap diatas sofa panjang depan TV, sementara kulihat Ale yang masih telanjang berdiri di dapur sedang membuat secangkir kopi. “Sudah mandinya? Seger?” “He.. eh..” Jawabku sambil menganggukkan kepala. “Ini kopimu” Katanya sambil menyerahkan kopi susu kesukaan ku. “Ke kolam yuk.. Pemandangannya bagus!” Ajaknya sambil melilitkan handuk di pinggangnya. Aku mengikutinya kolam indoor dengan kaca di sekelilingnya.

    Pemandangan senja yang indah terlihat dibalik kaca. Matahari yang sudah memerah membuat suasana menjadi sangat romantis. Tapi aku menggigil karena penghangat ruangan baru saja dinyalakan. Tiba-tiba, Ale melepaskan handuknya dan masuk ke dalam kolam kecil itu. “Ayo masuk!” ajaknya. Pertama aku takut, karena dingin sekali udaranya, tapi kemudian ketika aku memasukkan jari kakiku ke dalamnya, ternyata hangat! Ternyata kolam itu bisa berfungsi menjadi kolam air panas. Maka aku memberanikan masuk ke dalamnya. Didalam kolam terdapat tangga kecil hingga kami bisa duduk sambil berendam hingga leher. Ale duduk di salah satu pojok kemudian ia menarikku dan meletakkan kepalaku di pundaknya.

    Ia mengangkat daguku dan mengecup bibirku mesra. Aku membalikkan badanku dan memeluknya dari depan kemudian mencium bibirnya. Lidahnya mulai menari dalam mulutku. Tangannya memijat-mijat tetekku dan menarik narik putingnya. Tangan kananku mulai mengelus-elus kontolnya yang sudah setengah berdiri. Tak lama jarinya mengorek-ngorek memekku. “Shh.. Ah.. Aduh.. Sakit say.. Perih!” Ujarku langsung melepaskan ciumanku. Terasa sangat perih di daerah klitorisku. “Iya.. Pelan pelan deh.. Masukkin aja ya say biar nggak terasa perihnya. Biar terasa enaknya” Terdiam ku sesaat, sambil merasakan jarinya yang sudah mulai dimasukkan satu persatu dalam memekku.

    “Iya deh.. Tapi pelan pelan ya.. Ujungnya sakit nih!” Kataku sambil membimbing jarinya ke klitorisku yang terasa agak perih, berusaha menunjukan daerah yang sakit. “Ya sudah.. Dari belakang aja.. Kamu munggungin aku” Ujarnya sambil membimbing pantatku naik ke pahanya hingga aku duduk membelakangi Ale. Perlahan ia membimbing kontolnya masuk ke dalam memekku. “Sshh.. Aaahh..” desahku ketika kurasakan kontolnya yang panjang 20 cm dan tebal 5 cm itu menyeruak masuk dalam memekku yang masih sedikit perih. “Tahan sayang..” sambil mendorong pantatku hingga kontolnya masuk sepenuhnya ke dalam memekku. Terasa sedikit perih. Aku bertahan pada pinggir kolam, kemudian mulai menaikturunkan pantatku. Setiap aku menurunkan pantatku, terasa Ale’ mengangkat pantatnya, hingga kontolnya masuk lebih dalam dari yang kuperkirakan. “Sshh.. Ahh.. Enak sayang..” Ujarku setiap ia menusukkan kontolnya. Makin lama, makin cepat dengan sentakan sentakan yang mengejutkan, membuatku semakin melayang.

    “Aaahh.. Ahh.. Ssshh.. Mau keluar saayy..” Tanganku makin mencengkram kuat pinggiran kolam, merapatkan pahaku supaya dapat lebih menggigit kontolnya. Tiba tiba, Ale mendorongku sedikit, hingga aku berdiri agak bungkuk menghadap pinggiran kolam. Sementara ia menempelkan dadanya, erat di punggungku sambil meremas remas tetekku dan menusukkan kontolnya bertubi tubi dalam memekku. “Aaahh.. Ssshh.. Allee..” Jeritku tak tahan. “Tahan say.. Dikit laggii.. Aaarrgghh..!!” Jeritnya bersamaan dengan keluarnya pejuhnya dalam memekku bercampur cairan cintaku yang juga keluar saat itu. Lemas rasanya lututku hingga aku berlutut dan bertopang pada pinggir kolam. “Aduh.. Enak ya..” Tiba tiba ada suara yang mengejutkan kami berdua. Ternyata keempat teman Ale yang muncul di belakang kami. Barry kemudian duduk di depanku mengarahkan kontolnya ke mulutku. “Kata Ale’ isapan mu maut! Isap punya aku ya! Aku ingin ngerasain permainan lidah mu” Sebentar aku melihat ke Ale seakan meminta konfirmasinya.

    “Maaf sayang, habisnya kamu jago banget sih kalau ngisep!” dengan senyumnya yang manis, ia mencium punggungku. Ketika aku mulai memasukkan kontolnya ke dalam mulutku, tiba-tiba Ale menarik kontolnya dari dalam memekku. Sempat kulirik ke belakang, ternyata ia ditarik oleh Amy dan Sylvy ke bungalow di pinggir kolam. Kumainkan lidahku di kepala kontol milik Barry yang ternyata memiliki ketebalan yang sama dengan Ale, 5 cm tapi masih lebih panjang milik Ale. Kuhisap bijinya dan menjilat batangnya, seperti menjilat es krim. Aku masukkan kontol sepanjang 14 cm itu ke dalam mulutku sambil kukocok. Micky memelukku dari belakang, menciumi punggungku dan memainkan jarinya di putingku dan memekku.

    “Aaahh.. Allee..” Jerit Amy membuatku harus meliriknya. Di bungalow yang tak jauh dari tempat kami, kulihat Amy menunggingkan pantatnya, sementara Ale sedang memasukkan kontolnya ke dalam vagina Amy. Dan Sylvy menjilati vagina Amy dari bawah sambil meraba-raba memekknya sendiri. Tanpa sadar aku lebih cepat mengocok kontolnya Barry dan lebih cepat memutar mutar lidahku di kepala kontolnya. “Ssshh.. Aaahh.. Lidah lo enak banget Le’ Aku mau keluar say.. Telen ya..” Ujar Barry ke Ale dan aku sambil menekan kepalaku hingga gelagapan. Hingga aku hampir tak dapat bernafas menerima pejuhnya dalam mulutku. Aku terus menghisapnya hingga kontolnya menciut.

    Tapi tetap aku tak melepaskannya hingga kontolnya kembali berdiri tegak. Barry turun dan masuk ke dalam kolam, bertukar tempat dengan Micky yang tadi dibelakangku menjadi berhadapan denganku. Aku dipangkunya dan Micky duduk di tangga. Perlahan ia memasukkan kontolnya ke dalam memekku. “Aahh.. Mick..” Desahku ketika semua batangnya masuk ke dalam memekku. Serasa penuh, sekalipun memekku baru saja dimasukkan oleh kontol Ale yang besar, tapi tetap saja rasanya penuh. Sebentar kulirik bungalow tempat Ale dan dua perempuan lainnya. Kulihat Amy dan Sylvy terlentang hampir bertindihan, sambil membuka liang memeknya. Sementara Ale memasukkan kontolnya bergantian dari vagina Amy ke Sylvy.

    Kemudian Amy lagi dan Sylvy lagi, Kedua perempuan itu berteriak setiap kali Ale menghujamkan kontolnya ke vagina mereka. “Sshh.. Ahh..” Aku terkejut ketika Micky mulai mengocok memekku. Ia mencium dan melumat bibirku mesra. Sementara Barry dibelakangku mulai mengelus elus tetekku. Tak berapa lama, Barry mulai mengorek lubang pantatku dengan kontolnya. “Ahh.. Barry..” Desahku ketika kontolnya masuk ke dalam memekku. “Ssshh.. Aaahh.. Lleebiihh cceeppaat Mick.. Akku mmau kkeluuaarr..” Desahku keenakan. “Barengg saayyaangngg.. Aaahh.. Ttahhnn.. Bbenntaar llaggii.. Ssshh.. Aaahh aahh” Jerit Micky bersamaan dengan mengalirnya pejuhnya ke dalam memekku bercampur dengan cairan cinta di dalamnya. Juga kontol di pantatku yang juga menembakkan pejuhnya. Kakiku mengikat pinggang Micky dengan erat, menahan kenikmatan yang tiada tara. Sekalipun dalam kelelahan, aku masih menginginkan kontol Ale yang besar itu bersarang dalam memekku.

    Hingga dengan sedikit tertatih, aku melepaskan pelukan dari Micky dan Barry, dan membersihkan memekku dalam kolam itu dengan mengusap-usapnya, dan menghampiri Ale dan kedua perempuan yang masih bergelut. Ale terlentang diatas kursi panjang dengan Amy dan Sylvy menjilati kontol Ale yang panjang itu. Kuarahkan memekku ke mulut Ale. “Ssshh.. Hhhaa.. Allee.. Enaakk Sayyangg..” Desahku ketika ia mulai menjalari memekku dengan lidahnya yang hangat. Tiba tiba, ia mengorek liang memekku dengan lidahnya membuat aku semakin menggelinjang.

    “Ahh.. Alee.. Enak..” Desahku sambil mengacak acak rambutnya dan menekan kepalanya ke terbenam dalam selangkanganku. Tak lama, terasa liang memekku mulai berkontraksi. Pangkal pahaku mulai bergetar keenakan. Tiba tiba Ale’ mengangkat pantatku dan membawaku ke arah kontolnya dan memasukkan kontolnya dalam memekku.

    “Ssshh.. Aaahh.. Aaacchkk.. Allee.. Aaa..” Jeritku saat kontolnya menyeruak masuk, bersamaan dengan bergetarnya liang memekku menandakan aku telah orgasme dan akupun terkulai lemas di dadanya yang bidang, dengan kontol yang masih berdiri tegak dalam memekku. Dengan sisa-sisa tenagaku, aku kembali menggoyangkan pantatku, hingga Ale dapat mengeluarkan pejuhnya. “Shh.. Sayyaanngg.. Eennakk.. Ooohh..” Ale melenguh panjang, ketika ia mengeluarkan pejuhnya dalam memekku. Kami semua tertidur di pinggir kolam, hingga pagi.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Vania Putri S Namanya

    Cerita Sex Vania Putri S Namanya


    914 views

    Perawanku – Ya, genap satu tahun aku bekerja di tempat penyiaran radio. 1 tahun pula aku mengenal Ochi, yang kini dia dalam tahap persiapan masuk kuliah di kota yang sama, kota hujan. Entah kenapa dia ingin sekali menjadi dokter hewan. Aku tau memang, di rumah ibu nya kucing kesayangan dia dipelihara. Jadi motivasi tersebut yang memberikan dia kemampuan yang memadai untuk melewati tes SPMB untuk masuk ke jurusan kedokteran hewan.

    Ochi yang masih ngekos di tempat tersebut, kini jarang sekali kelihatan karena kampusnya memang diwajibkan untuk memasuki asrama pada tahun pertama. Tetapi setiap weekend, dia sering mengunjungiku dan kadang aku ajak jalan supaya dia tidak bosan dengan suasana kampus yang sepertinya mempunyai warna kesibukan baru untuk Ochi.

    Kali ini aku tidak bercerita tentang Ochi, tetapi akan bercerita tentang teman satu kantorku yang bernama Vania Putri S. atau biasa dipanggil Vani. Vani juga rupanya perantau, tidak jauh dari kota ini, dia berasal dari Bekasi.

    “Lho Van, katanya lo sakit?” sambut ku yang sedang merapikan berkas broadcast yang akan aku bawakan nanti siang
    “Iya nih Fer, masih ga enak badan sebenernya. Cuma si Bos minta gw temenin lo broadcast siang nanti. Kebetulan tema yang bakal dibawain nanti siang gw udah paham banget. Jadi ya apa boleh buat”
    “Ohh ternyata lo toh partner gw nanti siang. Wah bakal rame dong nih nanti siang pasti listener nya gara-gara ada lo”
    “Hahaha bisa aja lo”
    “Eh lo udah sarapan belum Van?”
    “Belum nih. Tadi gw bangun agak kesiangan jadi ga sempet nyiapin bekel”
    “Ya udah, nih tolong lo susun sesuai kemampuan lo biar nanti bawain nya enak. Sarapan biar gw beli ke depan. Lo ga usah terlalu banyak aktivitas. Siapin buat nanti siang aja. Oke?”
    “Wah makasih ya fer. Oke deh. Siap BOS!”      Agen Obat Kuat Pasutri
    “Haha ya udah gw cabut bentar ya.”
    “Oke”

    Vani adalah salah satu penyiar yang ngasih rating siaran paling tinggi. Bayangin aja, bukan apa-apa yaaa. Kalo kalian denger di radio, yang kalian denger suara kan? Adalah sebutan suara ganteng, adalah suara cantik. Nah walaupun penyiarnya ga ganteng amat, ato ga cantik beneran, tapi suara nya itu yang bikin kuping nyaman. Tapi beda sama Vani, aslinya itu cantik bener. Suara nya cantik juga. Makanya rating siaran yang dia pegang pasti rame bener. Secara fans nya Vani itu bejibun seantero Bogor.

    Siang ini aku dan Vani membahas tentang wisata kuliner yang ada di kota ini. Dari es duren, asinan, roti unyil, pizza kayu bakar, sop buah, es duren, makanan murah, makanan mahal, resto ini itu, dan lainnya. Sudah bisa diprediksi hari ini ramai request yang masuk. Request minta ini itu. Untungnya Vani paham banget sama materi ini, soalnya dia emang hobi nya wisata kuliner. Tapi entah kenapa body nya ga ada melar-melarnya mau porsi makan dia seporsi kuli (kata orang warteg) dan doyan jajan ini itu.

    “Huwaahhh kelar juga Van. Thanks banget ya lo udah bantu n temenin gw siaran siang ini. Kalo ga ada lo entah gimana gw ngadepin listeners. Dan lo juga ga keliatan kaya orang sakit. Semangat banget tadi”
    “Hayah santai aja lagi Fer. Gw juga seneng ko jadi partner lo, soalnya lo juga enak bawain nya. Konyol lo ga garing, jadi gw nya juga semangat. Yaa itung-itung kaya gini nih bikin gw cepet pulih dari sakit. Hehehe thanks ya Fer.”

    Cerita Sex Vania Putri S Namanya

    Cerita Sex Vania Putri S Namanya

    “Siipp sama-sama Van. Lo langsung balik abis ini?”
    “Iya Fer, gw sekalian mau istirahat.”
    “Gw anter ya. Gw juga ga ada kesibukan lagi”
    “Eh gpp nih? Ya udah hehehe mau aja gw mah. Biar ga cape ngangkot”
    “Lo sih kenapa ga cicil motor aja sih? Gw aja udah mau jalan 6 bulan nih cicilan”
    “Belum kepikiran gw. Nanti aja deh. Hehe”
    “Yuk deh beberes, kita pulang abis ini.”

    Tiiiiiiiiitttuituit (sfx : bunyi sms)

    “Ka Fer. Ochi minggu ini ga pulang ke kosan. Ada acara di kampus. Satu angkatan diminta hadir soalnya. Maaf ya ka belum bisa nemenin weekend ini.”

    Wahh sepi dong weekend ini ga ada yang bawel bangunin tiap pagi. Tapi ga apalah. Demi dunia baru Ochi yang lebih luas.

    “Oke Ochi. Take care ya di sana. Kaka tunggu minggu depan :*”
    “Oke ka. Miss you :*”
    “Fer, yuk cabut”
    “Ohh ehh iya. Yuk. Btw, lo abis mandi?”
    “Iya barusan panas banget gw. Jadi mandi bentar di kamar mandi staff”
    “Ohh pantes”

    Broadcast hari ini selesai jam 2 siang. Saat itu aku antar Vani pulang ke kosan nya. Tetapi, sepertinya ada yang aneh. Ini mah jalan aku pulang ke kosan.

    “Van, kosan lo yang mana?”
    “Lurus aja, nanti ada bangunan ijo, pager item. Itu kosan gw.”
    “HAH? Jadi lo ngekos di samping kosan gw? Itu kan kosan khusus cewe nya pak Haji Mansur kan?”
    “LOH lo jadi ngekos Haji Mansur juga? Kenapa ga bilang kampret. Tau gitu gw tiap hari nebeng elo Fer. Cape-cape gw naik angkot. Ah”
    “Hahahaha ya lo ga bilang sih. Mana tau gw. Hahaha ya udah deehhh rela gw tiap hari jadi ojek lo.”
    “Nah gitu doong. Kan ongkos nya lumayan buat wiskul (wisata kuliner) lagi”
    “Buseett makan mulu lo. Tapi ga gemuk-gemuk. Tetep aja body lo bagus gitu”
    “Ehh masa body gw bagus? Biasa aja ah. Bisa aja lo”
    “Hehehe ga gombal loh gw. Kenyataan”
    “Hahaha ya udah. Naahh sampe kan. Gw turun dulu ya. Eh fer gw mau liat kosan lo dong sebelah mana. Siapa tau gw bisa main-main kalo lagi bosen”
    “Ya udah yuk masuk. Gw parkir motor sebentar. Lo tunggu di tangga situ dlu ya”
    “Okee”

    Setelah ku parkir motor ku, Vani masih clingak clinguk melihat keadaan sekitar.

    “Fer, ko sepi?”
    “Ya iya lah sepi. Mayoritas kan pada kerja. Kayaknya sih mereka sabtu masih masuk atau entah mereka hangout weekend kali. Kita doang ini yg bisa pulang siang. Yuk naik ke atas”
    “Ehh gw cuma mau liat doang ko. Kamar lo sebelah mana?”
    “Loh ga masuk dulu? Tuh kamar gw yg atas paling pojok”
    “Oh itu. Nanti deh kapan-kapan kalau bosen di kosan gw main ke sini ya. Kebetulan gw udah ada janji sama Selly buat cabut ke Boper beli martabak”
    “Anjir makan lagi. Oke lah tiati aja di jalan”
    “Bukan buat gw odong. Buat Selly tuh katanya ngidam. Hahaha hamil aja kaga, pake ngidam. Dah yaa Fer gw cabut dulu. Byee”
    “Byee..”

    Ga disangka, ternyata Vani menjadi tetangga kosan. Jadi ada temen ngobrol deh.

    Sudah sekitar satu bulan kalau jam pulang ku sama dengan Vani, pasti selalu aku antar dia. Tetapi Selasa ini berbeda. Setelah perayaan kecil-kecilan di tempat siaran karena hari ini tepat ulang tahunku yang ke-26, Vani pun ingin ikut ke kosan ku karena kacaunya muka dan pakaian ku akibat terkena lemparan tepung dan cake. Hahaha kaya masih anak muda aja dah.

    “Udah sih lo nyetir aja. Barang lo biar gw yg bawa. Lo sampe berantakan gini. Kenapa sih ga mau pake kamar mandi kantor? Lagian masih jam 7an juga”
    “Lebih pewe di kosan ah Van. Cabut yuk.”
    “Yuk deh”

    Sesampainya di kosan, aku persilakan Vani naik ke kamar ku lebih dulu, sedangkan aku memarkir motor di tempat biasa.

    Ckleekk krotak krotak

    “waahh rapi juga kamar lo Fer. Gw pikir semua kamar cowo pasti berantakan”
    “hahaha ngga doong. Gw gitu loh”

    (Padahal harusnya tiap weekdays, kamar ini berantakan. Dan akan rapi tiap weekend. Siapa yang merapikan? Tentu saja dirapikan sendiri, biasanya Ochi dateng. Tapi ngga. Soalnya kalo ga rapi, bisa-bisa kepala ku digetok panci lagi sama Ochi ><)

    Vani melihat lihat sekeliling kamar ku. Dan matanya pun tertuju pada satu bingkai foto. Ya, foto aku dan Ochi.

    “Ehh siapa nih? Pacar lo?”
    “Bukaaann. Itu ade-ade an gw. Tuh samping kamar. Tapi dia masih di kampus. Minggu ini ga balik.”
    “Ahh ade apa adeee.. Udeh sih ngaku aja, pacar lo kan?”
    “Bukan bukan. Gw dan dia saling respect aja. Ga ada niat buat pacaran. Dia juga begitu”
    “Ohh bener nih? Hahahaha oke laahh”
    “Oke kenapa?”
    “Ehh ngg ngga ko gpp. Gw pinjem kasur lo bentar ya. Mau rebahan.”
    “Ya udah pake aja. Gw juga mau mandi sebentar. Bau tepung terigu campur telor gini gw. Digoreng jadi crispy kali yak”
    “Hahaha ya udah sih buruan sana. Biar seger”

    Vani aku tinggal mandi. Tapi sebelum itu aku pasang lagu jazz dari pemusik Saxophone dari Media Player laptop ku.

    “FEEERRRR.. LO ADA PILM BAGUS GAAAA? GW SUNTUK NIH”
    “Ada. Cari aja di drive D folder Film. Ga usah teriaaakk plaud. Gw denger ko.”
    “Hehe maap. Oke thank you”

    Cerita Sex 2016 |Setengah jam kemudian, aku yang sudah selesai mandi dan mematikan keran air, sayup-sayup terdengar suara rintihan. Modyaarrr, jangan-jangan Vani ngeliat koleksi bokep di laptop gara-gara hidden folder nya blm di unhidden lagi. Wah gawat. Tetapi, sepertinya suara desahan itu aku kenal suara nya, Ya! Suara Vani. Itu suara desahan Vani!!!
    Keran air tetap aku nyalakan. Pelan-pelan aku buka pintu supaya tidak menimbulkan suara. Aku intip sebentar ke meja tempat aku menaruh laptop…

    Deggg Vani sedang masturbasi!

    Jeans nya sudah diturunkan di bawah dengkul, tshirt nya sudah terangkat sampai bagian dada nya terbuka. Bra nya sudah terangkat ke atas menunjukkan payudara Vani yang mengkal. Body nya putih mulus, tanpa cacat. Tangan kanan Vani tengah mengocok memek nya, dan tangan kiri nya pun memainkan puting sebelah kiri.

    “Uhhhh mmhhhh duuhh enakkk. Mmmmmhhhhh”

    Aku yang hanya berbalut handuk saja, terpesona dengan pemandangan tersebut. Sehingga kontolku menjadi keras.

    “Uhhh aduuhh cepet mainin memek gw Feerr.. uuuhh ampuunn enak bangettt. Ohhh Feeerrr..”

    DEG

    Aku yang saat itu terpaku, terdengar desahan Vani memanggil Fer. Entah itu aku atau orang lain. Membuat diriku memberanikan diri menghampiri Vani ke belakang kursi meja komputer.

    “Vaann. Lo lagi ngapain?”

    Sapa ku lembut sambil menyentuh pundaknya dengan lembut pula. Tapi Vani terkejut bukan kepalang. Sampai dia terlompat dari kursi

    BRUAKK Dengkul Vani kepentok meja. Merengut kesakitan

    “Aduuhh. Sakiit. Aduhh eehh Fer. Gw lagi.. aduuhh ssshh dengkul gw.. ohh duh sorry Fer..”

    Vani yang antara kesakitan dengkulnya dan tangannya sibuk menutupi selangkangan dan dada nya terihat linglung. Dia terduduk di tepi kasur dengan tangan kanan yang menutupi dada, paha yang dirapatkan dan tangan kiri mengurut dengkul nya.

    “Ya ampun. Lo ga apa-apa Van? Sini rebahan, gw urut dengkul lo. Bunyi kepentok nya kenceng bener”
    “Ehh. Huum deh. Ehh tapi ini. Tutup yaa. Aduuhh malu gw”
    “Hehe gak apa-apa lagi, gw yang sorry udah ngagetin lo. Lo sih ga ngajak-ngajak. Nih lo tutup pake sarung. Buka sekalian celana lo deh Van. Gw mau liat dengkul lo”
    “Ehh humm duh gmn yaa”
    “Yaelah gw udah liat semuanya lo masih aje mikir.”
    “Ehh udah ya? Hehe sorry deh. Ya udah gw buka”
    “Iya”

    DAAANN. Ternyata benar, bagian perbatasan dengkul dan paha Vani membiru kemerahan. Hampir keunguan.

    “Gile Van, memarnya parah bener. Gw ambilin minyak tawon dulu ya”
    “Duh iya, sakit banget sampe ngilu dengkul gw. Sorry ya Fer ngerepotin”
    “Udehh selow. Kaya sama siapa aja lo ah”
    “hehehe”

    Aku yang masih berbalut handuk saja, kini mengurut memar nya Vani. Tentu saja kontolku masih mengeras dan ternyata terlihat oleh Vani karena handuk ku tidak dapat menutupi keras nya selangkangan nakal ini.

    “Feerrr.. itu lo keras ya?”
    “Ehh oh iya Van. Sorry ya. Gw horny barusan ngeliat lo masturbasi. Tapi tenang ko, ga gw perkosa. Hehehe”
    “Diperkosa juga gpp fer. Ikhlas ko gw”
    “Haha apaan sih lo.”
    “Beneraa aaahhh duh duh duh sakit sakit ferrr.. duh duh pelan ngurut nyaaaa”
    “Tahan dikiiitt. Kalo ga gw giniin nanti memarnya berhari-hari”
    “Uhh iya tapi pelanin dikit. Aduuhh ngilu ngilu sakit.”
    “Dah cukup ya. Semoga nanti cepet sembuh. Gw cuci tangan dulu sebentar. Lo beberes aja dulu ya”
    “Oke. Thanks Fer.”

    Vani aku tinggal sebentar ke kamar mandi untuk mencuci tanganku yang masih basah karena minyak tawon. Tetapi sayup terdengar suara desahan Vani. Mungkin dia masih mengeluh sakit akan dengkul nya. Aku intip sebentar memastikan Vani tidak apa-apa. Ku tengokkan kepala ke luar kamar mandi sambil menyabuni tanganku, tetapi hanya dapat terlihat bagian pinggir kasur. Tetapi yang aku lihat adalah baju dan bra Vani yang tergeletak di lantai. Aku yang khawatir cepat-cepat mencuci tangan dan kembali keluar dari kamar mandi.

    Yang aku lihat bukanlah Vani yang mendesah karena sedang kesakitan, tetapi Vani yang melanjutkan masturbasi nya di dalam sarung. Tangan kanan nya kembali memainkan memek nya yang berada di dalam sarung dan tangan kiri nya meremas payudara nya yang terekspos karena tidak tertutup sarung.

    “Vaaan, lo masturbasi lagi?”
    “Uhh ohh iya fer nanggung. Kepala gw pusing banget blom nyampe tadi. Uuhh gpp kan gw numpang masturbasi di sini? Lagian lo juga udah liat gw bugil barusan.. uuhh mmhh”
    “Kalo gw udah liat, ngapain lo masturbasi di dalem sarung? Buka lah sarung nya, ga gerah apa lo Van?
    “Ohh iya deh. Tapi gw malu sama lo”
    “Ngapain malu? Kan gw udah liat”
    “Hehe iya deh. Tapi lo bugil juga dong. Ga fair kan gw doang yang bugil”
    “Loh, nanti kalo kita kenapa napa gmn?
    “Kenapa apanya? ML maksud lo?”
    “Iya”
    “Ya gpp. Sini temenin gw di kasur. Rebahan di samping gw. Jangan kaya patung taman topi berdiri doang disitu. Lagian selangkangan lo udah keras gitu masa didiemin. Gw kan juga mau liat isi nya”
    “Iya deh”

    Ku lepas handuk yang menutupi selangkangan ku. Kontol ku kini terbuka bebas dan tegak lurus ke depan.

    “Nah kan, kalo gitu kan kegantengan lo jadi dua kali lipet Fer.”
    “Hahaha apaan sih lo”
    “Sini rebahan di samping gw, lo liatin gw dulu ya. Dont touch my body. Habis gw nyampe, terserah lo mau apain gw”
    “Siap ratu. Aku pada mu.”
    “Uhhh fer. Hmm enak banget ihh memek gw.. uuhh duh gpp kan gw vulgar. Ga tahan gw.”
    “iyaaa gpp. Bebas di sini mah lo ekspresiin apa yang ada di kepala lo”
    “Ohh uhh thank you fer. Uuhhh mmhhh ahhh aaahhh”

    Vani mulai mengocok memeknya lagi. Kali ini lebih cepat dari sebelumnya. Mungkin karena tidak ada batasan lagi antara kami, dia mulai merasa nyaman. Aku yang sengaja tadi mengambil mouse wireless ku, mencoba memutar mp3 slow jazz yang sepertinya bisa menambah mood Vani di atas kasur. Benar saja, seketika musik jazz berbunyi, Vani makin mempercepat kocokan memek nya.

    “Ooohh oooohhh ferr uuhh tusuk memek gw ferrr. Ooohhhh mmhhhh uuuuhhh aduuhh. Mmhhhh feeerrr ko lo diem ajaaaa. Ooohh ayo dong tusuk memek gw.”
    “katanya tadi ga boleh nyentuh nyentuh”
    “Duuh bodo amat. Uhh gw butuh lo sekarang. Gw butuh kontol lo di memek gw. Sini gw isep dulu kontol lo. Cepeeett siniii”

    Aku bangun, berlutut di samping kepala Vani dan menyodorkan kontol ku ke depan muka nya

    “Duhh gede banget kontol lo. Keras lagi. Uhh mmmhhh sluurrppp mmmpphh sluurrppp”
    “OHHHH uuhh enak Van. Jago banget blowjob lo. Mmhhh”

    Blowjob dari Vani sangat lembut. Baru kali ini aku rasakan kelembutan yang berbeda dibandingkan blowjob yang pernah mantanku berikan maupun Ochi. Lembut bercampur hangat dan basah yang Vani berikan membuat kontolku makin keras dan panas. Aku akui, jika ini dilanjutkan beberapa menit lagi, aku akan orgasme. Jari dari tangan kanan ku mulai menggapai selangkangan Vani. Dengan begini aku harap dia tidak akan terlalu konsentrasi memberikan ku blowjob. Aku buat seenak mungkin kocokan jariku di klitoris Vani.

    “OOOHHHH GOD FERR MEMEK GW LO APAIN?? ADUUHHH TERUSIN OOOOOHHH”
    “ssstt pelan pelan desah nya. Hehehe enak ya? Gw terusin yaa?”
    “Iyahh fer please terusin. Yang cepet. Make me come honey. Please. Uuhh”

    Strategi ku berhasil, kontolku aman untuk sementara karena hanya dikocok tak karuan dan hanya kadang-kadang saja oleh Vani, selebihnya hanya digenggam saja”

    “Ohhh uuhh fer ferr uuhhh ayo cepetin lagii”

    Aku percepat kocokan di kontol ku, sambil sesekali jariku bermain di depan pintu lubang memek nya.

    “Van, lo masih virgin kah?”
    “Ohh uuhh udah ngga fer. Oohh kenapa? Mmhh”
    “Gw masukin jari gw yaa”
    “Uhh iyaahh masukin aja. Kocokin memek gw. Please fer kocokin uuhh”

    Aku yang tak mengira Vani sudah tidak virgin lagi. Karena memeknya seperti memek abg dengan bulu tipis di bagian pubis. Tidak ada terlihat lembaran labia mayor. Hanya garis tipis belahan memek yang sangat indah dan berwarna pink

    Ketika aku masukkan jari ku, cengkraman dinding vagina nya terasa kuat. Aku berpikir sejenak, apa yang membuat Vani tidak virgin lagi sedangkan dinding vagina Vani terasa seperti perawan yang baru saja menerima benda asing masuk ke dalam nya

    “uhh uuhh uuuuuhh oohhhh shitttt cepetin fer cepetin. Gw mau nyampe”

    Aku percepat kocokan tangan ku. Jari tengah ku menyentuh sesuatu yang kasar di dalam dinding vagina Vani bagian atas. Aku percepat sentuhan di bagian kasar tersebut. Aku tahu, itu akan membuat Vani terbang ke langit kenikmatan

    “OHH OOHHH OOOOOHHH AAAAHHH FEEEEERRRR OOHHHH GW NYAMPE. OOOHHHH AAAAAAAHHHHHHH SHIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIITTTTTTTT”

    seeeeerrrr

    Vani mengejang dan squirt! Walaupun tidak kencang, tetapi aku melihat semburan pelan air dari memek Vani. Membuat tanganku basah dan kasurku juga basah. Kemudian aku rebahkan badan di samping Vani, kemudian dia menaruh kepala nya di dada ku, memeluk dan mengecup pipi kiri ku.

    “hufffff thanks ya fer. uuuuhhh uuuhhh ohhhh gilaaa. Uuhhh mmmhh lo apain memek gw barusan fer? Uhhh”
    “Ada deehh. Hehehe nikmat ga?”
    “Nikmat banget gila. Uuh blom pernah gw senikmat tadi selama masturbasi”
    “hehehe bagus dong kalo gitu. Siapa tau lo ketagihan service gw, jadi lo sering main ke sini”
    “Main ke kosan lo cuma buat minta dikocokin pake jari. Rugi laahh”
    “Loh ko rugi?”
    “Ya rugi lah. Gw kan mau nya sekalian ML fer. Mau cicip kontol lo yang keras itu. Hihihi siapa tau jauh lebih enak”
    “Emang nya lo udah nyobain berapa kontol Van?”
    “Belom pernah fer, makanya gw penasaran. Berhubung lo sohib gw yg lain gender, scara temen gw di kantor kebanyakan cewe, jadi gw percaya sama lo. Lo pasti bisa ngejaga ini”
    “Pantesan memek lo masih ngegrip banget. Ko virgin lo udah ilang?”

    “Dulu waktu SMA pas gw lagi masturbasi, ga sengaja jari gw masuk ke dalem fer trus berdarah. Sejak saat itu gw takut kalo mau masturbasi, sakit banget pas ga sengaja masuk itu. Tapi libido gw ga ketahan, jadi gw masturbasi di klitoris aja. Ga berani masuk lagi. Takut sakit n berdarah lagi. Walaupun gw tau gw udah ga virgin dan bisa aja jari gw masuk ke dalem, tapi gw masih takut. Kebawa yang dulu soalnya.”

    “ohh gitu. Tapi tadi lo ga takut jari gw masuk?”
    “hmm udah kepalang tanggung sih tadi. Udah enak banget kocokan lo. Jadi lanjutin aja dah”
    “Trus masih mau ML sama gw?”
    “Masih lah”
    “Akhirnya gw bisa ML juga sama cewe cakep”
    “ahahaha gombal lo ih. Ada juga gw bersyukur ML perdana gw sama cowo kece kaya lo fer.”
    “Hahaha gombal juga lo. Mau ML sekarang apa nanti?”
    “Tar dulu fer, gw masih nyaman di pelukan lo. Anget”
    “Lo nya dingin kali, abis orgasme ampe keringetan banjir gini”
    “Hahaha iya fer, kalau gw abis orgasme pasti banjir keringet. Tapi ga bau acem ko. Serius”
    “iyaa iyaa percaya gw”

    Seketika hening. Aku dan Vani sama-sama menikmati pelukan ini.

    “Fer…”
    “yaaa?”
    “MUACH”

    Ntah apa arti kecupan Vani di bibir ku. Tetapi aku merasa sebenarnya ada yang lebih, itu yang aku baca dari guratan mata Vani.

    “Muach. Knp lo tiba-tiba nyium gw?”
    “Hehe gpp. Anggep aja gw say thanks lagi, tapi beda kemasan. Hihi”
    “Ohh hehe”
    “Fer, lo beneran masih jomblo?”
    “Beneran. Emang kenapa sih? Ada temen lo yang suka gw?”
    “Hmm bukan bukan”
    “Trus kenapa?”
    “Bukan temen gw yang suka sama lo. Tapi gw”
    “HEEE, serius lo suka sama gw?”

    Aku yang terkejut Vani bilang seperti itu, langsung duduk dan menatap mata Vani dengan dalam. Apa ini yang aku lihat tadi.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Kugoda Pembantuku Yang Montok

    Cerita Sex Kugoda Pembantuku Yang Montok


    1034 views

    Perawanku – Cerita Sex Kugoda Pembantuku Yang Montok, Aku sedang melamun sendiri dikamar, istri dan anakku sejak kemarin pulang ke kampungnya di Jawa, Aku sendiri malas keluar, walaupun hari ini kantor libur hari sabtu. Tiba-tiba saja kudengar pintu kamarku diketok oleh orang.

    ” Pak , permisi, Siti mau cuci kamar mandi bapak” terdengar suara pembantuku
    ” Yah Masuk aja ” jawabku
    Siti pembantuku pun masuk sambil membawa ember kecil dan yang membuat saya kaget, dia hanya memakai handuk besar yang membungkus dadanya yang besar dan pantatnya yang bahenol.
    ” Waduh, pake handuk aja ti” kataku sambil menelan liur karena menyaksikan pemandangan yang membangkitkan adekku.

    ” Iya pak, biar ngak basah baju Siti ” jawabnya sambil tersenyum manis dan lirikan matanya yang genit menuju adekku yang hanya di bungkus celana dalam saja.
    Kurang lebih 15 menit kudengar suara air yang disiram ke dinding kamar mandi
    Wah berarti dia sudah selesai mencuci kamar mandi, akupun cepat-cepat mencopot
    celana dalamku, dan langsung kutarik pintu geser kamar mandiku yang memang tidak pakai konci.

    ” Eh ,pak, ” Siti terkejut, ketika melihat aku masuk dalam keadaan bugil, dia segera jongkok dengan keadaan telanjang bulat, sambil menutupi susunya dan menghadap kedinding kamar mandi membelakangiku.
    Tapi tetap aja terlihat pantatnya yang bahenol, terlihat mengkilap , hitam, karena sekujur tubuhnya basah kena air ketika mencuci kamar mandi.
    Akupun langsung mendekati closet sambil mengacungkan adekku
    ” Iya Ti, bapak mau kencing nih , udah ngak tahan , kamu sih lama banget cucinya”
    Aku sambil pura-pura, mau kencing, tapi boro-boro mau keluar airnya, namanya juga
    adek lagi bediri , mana mau keluar kencingnya, mana mata sambil terus melihat kearah Siti yang telanjang bulat sambil jongkok.
    ” Udah Ti, ngak usah malu, ngak ada orang kok, cuma kita, Bapak aja ngak malu”
    Kulihat dia mulai berani mengintip kearah adekku, dia kaget melihat adekku yang sengaja kuacung-acungkan.
    ” Ti, tolong minta air dong , untuk cuci ini adek bapak ” kataku, sambil menyodorkan adekku kuhadapannya.
    Dengan takut- takut dan malu, tangan satunya mengambil shower dan tangan satunya tetap menutupi susunya.
    ” Ayo dong sekalian dicuciin” kataku

    Diapun mulai berdiri, dan menyirami adekku dengan shower, sambil matanya terus melihat adekku yang sudah tegang, Adekku ukurannya panjangnya sih biasa saja sekitar 15 cm,tapi gemuk banget , sudah banyak wanita yang kaget dengan ukuran diameter dan bentuk kepalanya yang membesar seperti pukulan gong.
    ” Ayo jangan cuma di siram, ambil itu sabun sekalian disabunin dong ”
    Kulihat dia agak kagok, tapi diambilnya juga sabun cair, dan dia mulai menyabuni
    adekku .
    ” Ahhhh,,, enak Ti, Cucinya yang bersih Ti ”
    ” Yah pak.” jawabnya sambil terus tertunduk dan menatap adekku.
    Sekarang dia juga dalam keadaan telanjang bulat, tidakbisa lagi menutupi susunya , karena kedua tangannya sibuk menyabuni dan menyirami adekku.
    Susunya kelihatan benar besar ,masih bulat sekali dan keras sekali dengan pentil yang masih kecil tapi kelihatan sudah berdiri. sedang memeknya kelihatan berupa garis, karena bulunya sudah tidak ada, mungkin dia sering mencukurnya, tapi terlihat jelas bekas bulu yang baru dicukur, makin membuatku nafsu.

    Tangankupun mulai memegang susunya dan mengelusnya sambil berkata
    ” TI, Susu kamu bagus yah. masih montok banget”
    ” Pak Siti malu pak”
    ” Ahhhh… . pak……jangan pak….”
    Tanganku memelintir pentilnya yang keras, dan tangan satunya sibuk memutar -mutar
    susu yang satunya.
    ” Auwww pak……pakk….”
    Dia mulai mendesah, dan pegangannya ke adekku bukan hanya mengelus lagi,tapi mulai meremas dengan kencang.
    Mulutkupun mulai bergerilya menciumi susunya dan mulai lidahku mebelit-belit pentil susunya, pelan tanganku yang satunya turun meluncur kearah memeknya.
    Jariku menemukan bibir memeknya yang udah licin, bibirnya tipis, aku, mulai mengorek-orek memeknya dan mencari-cari kelentitnya.
    ” Auuu pak…geli pakk….,Siti geli pak ”
    Aku terus menjilati pentilnya dan tanganku, menemukan kelentitnya yang cukup besar, terasa sebesar biji kacang tanah, keras, licin dan enak sekali dimaenin dengan tangan.
    ” Pakkkkkk…Auuuuu…ZZZZZZ. pak Siti………..ngak tahan pak”
    Tangannya sudah dengan kasar menggosoj adekku dan sampai kebijinya diperas dengan keras, sampai aku agak terasa sakit.
    ” Pakkkk….ampun ….pak…Siti….enak.pakkk” desahnya, terus menerus.
    ” Pelan kuangkat sebelah kakinya , kusandarkan kakinya yang satu di atas bak mandi, lalu lulutku mulai turun kebawah mencari lubang memeknya.
    Kujilati bibir memeknya, dan sambil lidahku masuk menjelajahi lubang memeknya yang terasa masih kecil sekali. Lalu lidahku mulai menjilati dan mengulum biji kelentitnya yang sebesar kacang tanah, dan terasa keras serta licin sekali karena air nikmatnya yang banyak keluar.

    ” Aduhhhhhhhhh………..pak…….Siti ngak tahan pakkkkkkkkkk”
    ” Auuuuuu……pakk Ampun pak………Siti enak banget pakkkkk, Memek Siti diapain pak……. Auuuuuuuuuu ”
    ” Memang belum pernah diginiin Ti”
    ” Belummmmpakkkk….enak ….banget pakkk.”
    ” Auuuuuuzzzzzzzzzzz…… enak pakkkkkkkkkkk”
    ” Yuk kita keranjang Ti .” sambil keseret kekamarku
    Langsung kurebahkan dia diranjangku. langsung kuserbu susunya kujilati dan kugigit
    gigit kecil pentilya,
    ” Pakkkkk……. enak pak…..UZZZzzzz….”
    Lidahkupun mulai meluncur kebawah, mulai kujilati bibir memeknya, kutarik dengan bibirku , pelan kubuka memeknya yang hitam, sesuai dengan kulitnya yang hitam manis, bibir memeknya pun hitam dengan bekas bulu yang dickur, makin membuat aku nafsu, pelan kubuka memeknya, terlihatlah dalam memeknya yang berwarna merah tua segar dengan keadaan basah sekali, sangat kontras dan menarik dengan warna bibir memeknya yang hitam , ,kujilati dalam memenya, dan terlihat kelentitnya yang menonjol dengan menantang merah dan licin sekali, langsung kujilati dan kukulum biji kelentitnya.
    ” Pakkkkkkkkkkk…..aduh pak…..enak……ohhhhhhhhh..ohhhhhh”
    Siti menggerakkan memeknya mendekati bibirku, terasa agak asin cairan yang keluar dari memenya, aku suka sekali melihat biji kelentitnya yang keras dan licin, terus kukulum, sehingga dia terus teriak dan mengangkat memeknya tinggi-tinggi
    ” Aduh pak…ampun pak…..Siti ngak tahan pak…Ngentotin Siti pak”
    Akupun berputat dalam posisi 69, dia dengan segera menarik adekku dan langsung dengan rakus mengulum batangnya, lalu turun kebijinya, kedua bijiku disedotnya, bukan main rasanya.
    ” auuuuuuuu enak ti, terus ti……”

    Aku terus menjilati dan menggigit biji kelentitnya, sambil menyedot cairanyang keluar,
    tiba-tiba kepalaku dikepitnya dengan keras, dan terasa adekku disedot dan digigit dengankeras oleh Siti,
    ” Pakkkkkkk….Siti keluar pak…….Aya u……..uuuuu ”
    Dijepitnya dengan keras kepalaku , lalu ia lemas dan kakinya mulai terbuka lagi.
    ” Aduh pak, enak banget pak, Siti belum pernah diginiin sampe keluar”
    “Emang kamu udah sering Ti, ” selidikku
    ” Ngak pak , Siti baru pernah sekali dientot sama pacar dikampung, eh abis dientot di takut Siti Hamil, jadi dia lari dari kampung.
    Aku mulai menjilati lagi, memeknya yang semakin merah dalamnya, dan aku
    menggigit kecil kelentitnya.
    ” Aduh..pak….kok..jadi enak lagi yah..”
    ” Siti rasanya mau enak lagi nih pak”
    Setelah puas kujilati semua lubang dalam memeknya, aku pun berputar dan mulai menindih tubuhnya. Pelan kugesek kepala kontolku ke bibir memeknya,
    ” Auiuuuu,,,,,,pak,,,,,kok,,,enak lagi yah…..aduh pa kkkk”
    Pelan kucoba memasukkan adekku kedalam memeknya , sulit sekali sebab lubangnya masih kecil sekali.
    ” Auu pak…pelan..pak…sakit….****** bapak gede banget…”

    ” emang ****** pacarmu kecil Ti”
    ” Kecil pak, punya bapak gede banget apalagi kepalanya segede tinju Siti”
    ” Bisa-bisa sobek memek Siti pak….”
    Pelan kudoron adekku memasuki memeknya, terasa pedih karena sempit
    ” Auuuu pak,,,sakit pakk,,,,,pelan pelan pak”
    Pelan-pelan kepala kontolku berhasil masuk sebatas kepalanya.
    Dia sudah menjerit-jerit kesakitan dan keenakan.
    ” Aduh pakkk….sakir,,,,enak….sakit…pak tapi enak:”
    “Gimana mau diterusin ngak Ti, katanya sakit”
    ” Terus pak biarin , mau jebol juga ngak apa yang penting enak”
    katanya sambil memelukku dengan erat.
    Dengan tiba-tiba kudorong semua kontolku kedalam memeknya.
    ” Auuuuuuuuuuuu. poakkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk”

    Kudiamkan kontolku masuk kedalam memeknya terasa mentok sampai rahimnya
    Siti juga terdiam, matanya melotot, sambil menggigit bibir bawahnya,
    Aku senang sekali melihat gadis yang melotot ketika kontolku mentok masuk kememeknya.
    ” Pakkkkkkk…..sakit,,,,tapi enak banget pak, ****** bapak gede banget, sampe penuh memek Siti.
    pelan mulai kugenjot keluar masuk memeknya,
    ” Auusss…sekarang enak banget pakkkkk..au….pakkkk”
    Matanya tetap melotot setiap kali kepala kontolku masuk mentok ke memeknya
    ” Au…..Auu…..Au….” setiap kali kugenjot memeknya Siti terus mengoce dan teriak
    Aku senang sekali dengan cewe yang berisik ketika di entot.
    Lalu kuputar kaki satunya sehingga keatas, lalu dengan posisi miring kutusuk lagi memeknya.
    ” Aduh……….pakkk…….auuuu”
    Siti lebih menjerit dan melotot lagi, karena kontolku makin masuk kedalam mentok.
    ” Pak ….k Siti udah ngak tahan mau keluar”
    ” Sebentar Ti, Bapak juga……….aaaaaa”
    Kupercepat genjotanku dengan cepat sekali
    ” Au–…au…auu……au…………………… pakkkkkkkkkkkk”
    Siti mengejang dan terasa memeknya memijit dengan keras kontolku, seakan kontolku diperas. lalu akupun merasa sudah mau keluar, dengan hentakan terakhir
    kutekan keras memeknya sambil menyemburkan maniku kememeknya.
    ” Auuuuuuuuuuuutiiiiiiiiiiii. bapak keluarrrrrrrrrrrrrrr”
    ” Siti juga pakkkkkkkkkkkkkAZZZZZZZZZZzzzzzzzzzzzzz”
    Lalu saya pun terjatuh diatas badanya.lemas, tapi enak banget,
    Memang memek hitam dan merah dalamya enak banget,legit dan empot ayam lagi…

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Puncak Kenikmatan Tante

    Cerita Sex Puncak Kenikmatan Tante


    1629 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Puncak Kenikmatan TanteCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Aku mempunyai tante dimana dia sering ditinggal pergi oleh suaminya, kadang samapai seminggu kadang juga bisa lebih, karena kebutuhannya tanteku mendirikan warung di depan rumahnya dia mempunyai anak 3 yang masih kecil kecil, tubuh tanteku menarik dengan postur yang tingginya 170 cm umurnya masih muda 28 tahun.

    Sebenarnya dulu aku suka sekali melihat tubuh mulus tanteku, secara tidak sengaja ketika dia sedang mandi karena memang di tempat kami kamar mandi pada saat itu atasnya tidak tertutup genteng dan tanpa berpintu, jadi kalau ada yang mandi di situ hanya dengan melampirkan handuk di tembok yang menjadikan tanda bahwa kamar mandi sedang dipakai.

    Tidak sampai di situ saja, kadang tanteku ini suka memakai baju tidur yang model terusan tipis tanpa memakai BH dan itu sering sekali kulihat ketika di pagi hari. Apalagi aku sering sekali bangun pagi sudah dipastikan tanteku sedang menyapu halaman depan dan itu otomatis ketika dia menunduk menampakkan buah dadanya yang lumayan besar dan montok.

    Hal ini dilakukan sebelum dia menyiapkan keperluan sekolah anaknya, kalau om-ku biasanya tidak ada di rumah karena sering bertugas di luar kota selama empat hari. Pernah aku melamunkan bagaimana rasanya jika aku melakukan persetubuhan dengan tanteku itu, namun akhirnya paling-paling kutumpahkan di kamar mandi sambil ber-onani.

    Rupanya anga-anganku itu dapat terkabul ketika aku sedang menumpang nonton TV di rumah tanteku pada siang hari dimana ketiga anaknya sedang sekolah dan om-ku sedang bertugas keluar kota pada pagi harinya.

    Kejadian itu terjadi ketika aku sedang menonton TV sendirian yang bersebelahan dengan warung tanteku. Ketika itu aku ingin mengambil rokok, aku langsung menuju ke sebelah. Rupanya tanteku sedang menulis sesuatu, mungkin menulis barang belanjaan yang akan dibelanjakan nanti.

    “Tante, Didik mau ambil rokok, nanti Didik bayar belakangan ya!” sapaku kepada tanteku.

    “Ambil saja, Ko!” balas tanteku tanpa menoleh ke arahku yang tepat di belakangnya sambil meneruskan menulis dengan posisi membungkuk.

    Karena toples rokok ketengan yang akan kuambil ada di sebelah tanteku tanpa sengaja aku menyentuh buah dadanya yang kebetulan tanpa memakai BH.

    “Aduh! hati-hati dong kalau mau mengambil rokok. Kena tanganmu, dada tante kan jadi nyeri!” seru tanteku sambil mengurut-urut kecil di dadanya yang sebelah samping kirinya.

    Namun karena tidak memakai BH, nampak dengan jelas pentil susu tanteku yang lumayan besar itu. “Maaf Tan, aku tidak sengaja.

    Begini aja deh Tan, Didik ambilin minyak supaya dada Tante tidak sakit bagaimana!” tawarku kepada tanteku. “Ya sudah, sana kamu ambil cepat!” ringis tanteku sambil masih mengurut dadanya.

    Dengan segera kuambilkan minyak urut yang ada di dalam, namun ketika aku masuk kembali di dalam warung secara perlahan, aku melihat tante sedang mengurut dadanya tapi melepaskan baju terusannya yang bagian atasnya saja.

    “Ini Tante, minyak urutnya!” sengaja aku berkata agak keras sambil berpura-pura tidak melihat apa yang tanteku lakukan. Mendengar suaraku, tanteku agak terkejut dan segera merapikan bagian atas bajunya yang masih menggelantung di bagian pinggangnya.

    Tampak gugup tanteku menerima minyak urut itu tapi tidak menyuruhku untuk lekas keluar. Tanpa membuang kesempatan aku langsung menawarkan jasaku untuk mengurut dadanya yang sakit, namun tanteku agak takut. Pelan-pelan dengan sedikit memaksa aku berhasil membujuknya dan akhirnya aku dapat ijinnya untuk mengurut namun dilakukan dari belakang.

    Sedikit demi sedikit kuoleskan minyak di samping buah dadanya dari belakang namun secara perlahan pula kumemainkan jariku dari belakang menuju ke depan. Sempat kaget juga ketika tanteku mengetahui aksi nakalku.

    “Didik! kamu jangan nakal ya!” seru tanteku namun tidak menepis tanganku dari badannya yang sebagian ditutupi baju. Mendapati kesempatan itu aku tidak menyia-nyiakan dan secara aktif aku mulai menggunakan kedua tanganku untuk mengurut-urut secara perlahan kedua bukit kembar yang masih ditutupi dari depan oleh selembar baju itu.

    “Ohh.. oohh..” seru tanteku ketika tanganku sudah mulai memegang susunya dari belakang sambil memilin-milin ujung susunya.

    “Jangan.. Didik.. jang..” tante masih merintih namun tidak kuacuhkan malah dengan sigap kubalikkan tubuh tanteku hingga berhadapan langsung dengan diriku. Kemudian dengan leluasa kumulai menciumi susu yang di sebelah kiri sambil masih mengurut-urut susu di sebelahnya.

    Kemudian aku mulai mencucupi kedua puting susunya secara bergantian dan tanteku mulai terangsang dengan mengerasnya kedua susunya.

    Tidak sampai di situ, rupanya tangan tanteku mulai menjelajahi ke bawah perutku berusaha untuk memegang kemaluanku yang sudah dari tadi mengencang. Ketika dia mendapatkannya secara perlahan, Didikcok-kocok batang kemaluanku secar perlahan dan tiba-tiba tanteku mengambil sikap jongkok namun sambil memegang kemaluanku yang lamayan panjang.

    Untuk diketahui, batang kemaluanku panjangnya kurang lebih 20 cm dengan diameter 3,5 cm. Tanteku rupanya sedikit terkejut dengan ukuran kemaluanku apalagi sedikit bengkok, namun dengan sigap tapi perlahan tanteku mulai mengulum kemaluanku secara perlahan dan semakin lama semakin cepat.

    “Ah.. ah.. ah.. yak.. begitu.. terus.. terus..” erangku sambil memegangi kepala tanteku yang maju mundur mengulum batang kemaluanku. Kemudian karena aku sudah tidak tahan, tubuh tante kuangkat agar duduk di pinggir meja dimana tadi dia menulis, dan dengan sedikit gerakan paha tanteku kupaksa agar meregang.

    Rupanya tanteku masih mengenakan CD dan dengan perlahan kubuka CD-nya ke samping dan terlihatlah gundukan kemaluannya yang sudah basah.

    Secara perlahan kuciumi kemaluan tanteku dan kumain-mainkan klirotisnya.

    “Ah.. ahh.. Didik, Tante mau keluuaarr..” Beberapa saat kemudian rupanya tanteku akan mengalami orgasme, dia langsung memegangi kepalaku agar tetap di belahan kemaluannya dan kemudian mengeluarkan cairan surganya di mulutku, “Crett.. crett.. cret..” mulutku sampai basah terkena cairan surga tanteku.

    Kemudian tanteku agak lemas namun masih kujilati kemaluannya yang akhirnya membangkitkan nafsu untuk bersetubuh denganku. Kuangkat tubuh tante ke bawah warung, dan dengan sedikit agak keras aku dapat merubah posisinya menelentang di depanku, kubukakan semakin lebar kedua kakinya dan mulai kuarahkan ujung kemaluanku ke mulut lubang kemaluannya.

    Agak susah memang karena memang aku agak kurang berpengalaman dibidang ini namun rupanya tanteku dapat memahaminya. Dengan sabarnya dituntunnya ujung kemaluanku tepat di lubang kemaluannya. “Pelan-pelan ya, Didik!” lirih tanteku sambil menggenggam kemaluanku.

    Ketika baru masuk kepala kemaluanku tanteku mulai agak meringis tetapi aku sudah tidak kuat lagi dengan agak sedikit paksa akhirnya kemaluanku dapat masuk seluruhnya. “Didik.. akh..” jerit kecil tanteku ketika kumasukkan seluruh batang kemaluanku di dalam lubang kemaluannya yang lumayan basah namun agak sempit itu sambil merapatkan kedua kakinya ke pinggangku.

    Perlahan aku melakukan gerakan maju mundur sambil meremas-remas dua susunya. Hampir tiga puluh menit kemudian gerakanku makin lama main cepat. Rupanya aku hampir mencapai puncak.

    “Tan.. aku.. aku mauu.. keluar..” bisikku sambil mempercepat gerakanku.

    “Dikeluarkan di dalam saja, Dik!” balas tanteku sambil menggeleng-gelengkan kecil kepalanya dan menggoyangkan pantatnya secara beraturan. “Tan.. aku.. keluarr..” pekikku sambil menancapkan kemaluanku secara mendalam sambil masih memegangi susunya.

    Rupanya tanteku juga mengalami hal yang sama denganku, dia memajukan pantatnya agar kemaluanku dapat masuk seluruhnya sambil menyemburkan air surganya untuk ketiga kalinya.

    “Cret.. cret.. cret..” hampir lima kali aku memuntahkan air surga ke dalam lubang kemaluan tanteku dan itu juga di campur dengan air surga tanteku yang hampir berbarengan keluar bersamaku. “Cret.. cret.. cret.. ahh..” tanteku melengkungkan badannya ketika mengeluarkan air surga yang dari lubang kemaluannya.

    Akhirnya kami tergeletak di bawah dan tanteku secara perlahan bangun untuk berdiri sambil mencoba melihat kemaluannya yang masih dibanjiri oleh air surga. “Didik! kamu nakal sekali, berani sekali kami berbuat ini kepada Tante, tapi Tante senang kok, Tante puas atas kenakalan kamu,” bisik tanteku perlahan.

    Aku hanya bisa terseyum, sambil menaikkan kembali celanaku yang tadi dipelorotkan oleh tanteku. Tanteku akhirnya berjalan keluar, namun sebelum itu dia masih menyempatkan dirinya untuk memegang kemaluanku yang lumayan besar ini.

    Inilah pengalamanku yang pertama, dan sejak itu kami kadang mencuri waktu untuk mengulangi hal tersebut, apalagi jika aku atau tanteku ingin mencoba posisi baru dan pasti ketika Om-ku dan anak-anak tanteku berangkat sekolah. Sekarang hal itu sudah tidak kulakukan lagi karena tanteku sekarang ikut Om-ku yang mendapat tugas di daerah.

    Untuk saudara-saudara sekalian yang mau membutuhkan jasaku bisa anda hubungiku lewat e-mail yang ada di sini asalkan anda adalah wanita tulen, kalau bisa seperti tanteku.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Pelampiasan Nafsuku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sex Pelampiasan Nafsuku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1185 views

     

    Perawanku – namaku Vina aku seorang penyanyi cafe yang cukup di kenal. Dan kini aku sudah menikah dengan seorang pria yang sudah memiliki keluarga juga, umur kamipun terpaut jauh tapi karena aku melihatnya sebagai pria tajir akupun mau menikah dengannya. Dan aku biasa memanggilnya papi Irman, dia begitu memanjakan aku setelah kami menikah meski hanya di bawah tangan.

    Hari-hari yang kami lalui juga penuh dengan adegan cerita sex, aku harus memuaskan nafsu papi Irman hampir setiap hari dia minta di layani. Dan mau tidak mau akupun harus siap melayani permintaannya, dia membelikan aku sebuah rumah lengkap dengan perabotnya. Sungguh hidupku bergelimpang materi karena menikah dengannya, sedangkan aku yang berasal dari keluarga kurang mampu.

     

    Akhirnya begitu menikmati semua yang telah diberikan oleh papi Irman padaku, aku berasal dari kota ini namun aku hidup di lingkungan padat. Dengan memasuki gang-gang sempit setiap harinya. Aku anak kedua dari tiga bersaudara, kakakku sulungku seorang wanita yang kini sudah menikah dan hidup di kota lain sedangkan adikku seorang cowok yang masih duduk di bangku SMU.

    Sedangkan aku sudah berusia 23 tahun setelah lulus dari SMU aku terus bernyanyi dari cafe ke cafe. Hingga akhirnya aku menikah dengan papi Irman, pria dewasa yang kini sudah berusia 55 tahun. Aku pikir aku akan bahagia dengan banyaknya materi yang dia berikan padaku, tapi ketika aku mengenal sosok mas Bayu seorang pengusaha yang aku kenal di tempat Gym, pikiranku beralih padanya.

    Mas Bayu adalah pria yang masih berusia 27 tahun dengan bentuk tubuh yang atletis di tambah wajahnya yang begitu handsome membuat aku tertarik padanya. Dan akupun sering mencuri perhatiaannya tiap kali berada di tempat fitness yang sama, hingga akhirnya kamipun saling mengenal dan aku tahu kalau mas Bayu juga tertarik padaku, terbukti diapun selalu tersenyum padaku.

    Setiap pulang dari tempat fitness kami selalu pulang bareng, dengan mobilku aku mengantar mas Bayu ke rumahnya. Ternyata dia tinggal sendirian, dan dengan jujur dia bilang kalau itu bukan rumahnya melainkan rumah kontrakannya. Ternyata orangnya begitu supel karena itu aku menjadi lebih nyaman lagi jika bersamanya bahkan aku tidak malu menyatakan kalau aku suka padanya.

    Awalnya mas Bayu tidak menggubris kata-kataku, apalagi dia tahu kalau aku sudah memeiliki suami. Tapi akhirnya aku merasa harus menjebaknya juga, mungkin aku benar-benar menyukainya karena itu dengan segala cara aku ingin memiliki mas Bayu. Meskipun hanya sekedar pelampiasan nafsuku seperti dalam adegan cerita sex, karena bagaimanapun juga papi Irman sudah tidak kuat lagi.

    Malam ini aku pergi ke rumah mas Bayu tanpa sepengetahuannya, aku membawakan dia sebuah makanan yang baru saja aku beli dari salah satu restauran tempat biasa kami makan. Begitu aku keluar dari dalam mobil dan memencet bel, aku terkejut ternyata yang membukakan pintu bukan mas Bayu melainkan seorang wanita muda. Aku pura-pura tersenyum di depannya.

    Tapi dengan cepat aku langsung berpaling sambil memberikan makanan yang ada di tanganku “Ooh.. maaf.. ini..tolong kasihkan ke mas Bayu..” Akupun segera beranjak dari sana tapi begitu sampai di dalam mobil aku lihat mas Bayu setengah berlari menghampiriku “Vin.. tunggu.. ayomasuk dulu…” Tapi aku tersenyum dan berkata “Biar saya pergi saja mas.. cuma mampir..” Kataku.

    Aku tidak menduga kalau mas Bayu akan membuka pintu mobil dan menarikku. Di depan cewek tadi dia bilang “Dik kenalkan ini teman kakak..Vin..kenalkan ini adikku satu-satunya yang baru saja mau balik pulang.. tadi ngantar makanan dari mamaku..” Kata mas Bayu panjang lebar di depanku dan membuat aku malu saja di depan adik perempuannya itu.

    Setelah itu dia pergi dengan mengendarai motor yang di parkir dalam garasi mas Bayu. Kemudian kami berdua masuk ke dalam, baru saja di ruang tamu aku sudah memeluk tubuhnya dari belakang “Maaf.. mas.. tadi aku kira..” Mas Bayu membalikan tubuhnya dan dengan cepat dia mencium bibirku, akupun langsung membalasnya dengan penuh kehangatan.

    Tidak perlu lama bagi kami untuk melanjutkan adegan layaknya dalam cerita sex ini. Aku lumat bibir mas Bayu diapun mulai menggerayangi tubuhku dengan sentuhan lembut tangannya “OOouuggghh… maaas… aaaagggggghh… eeeeeuuummmppphhh… aaaagggghh… eeeeuuuummmpphhh… aaaaagggghhh… aaaagggghh.. ” Desahku karena begitu menikmati sentuhan mas Bayu.

    Sampai akhirnya kamipun sama-sama telanjang bulat, di ruang tamu tersebut. Dan dengan posisi menungging aku menyuruh mas Bayu memasukan kontolnya kedalam lubang memekku, aku yakin diapun pernah melakukan adegan layaknya dalam cerita sex. Karena dengan penuh kelembutan mas Bayu memasukkan kontolnya dan langsung menancap pada memekku yang terasa penuh aku rasa.

    Kini perlahan mas Bayu bergerak di belakangku dan akupun mendesah di buatnya “OOouuugggggghhh…. aaaaagggghhh… ooouugggghh… aaaaaagggggggghhh….. ooouuugggghh…”Rasa nikmat mengalir pada setiap tubuhku dan akupun berklai-kali menggelinjang menahan rasa nikmat di goyang dari belakang. Dan tidak lama kemudian aku terlentang di atas sofanya.

    Mas Bayu tersenyum dengan tatapan penuh nafsu, dia kembali menancapkan kontolnya pada memekku “OOouugghh… aaaagggghh.. yyyaaaaaaaccccchhhhhh… aaaagggghhh.. aaaaggghh…. aaaggggghh…. “Mas Bayu mengerang bahkan lebih keras dari desahanku, tubuhnya sudah mulai berkeringat bahkan dia memajamkan matanya ketika menekan lama kontolnya dalam memekku.

    Aku tahu dia akan segera mencapai puncak kenikmatan karena itu akupun ikut bergerak di bawahnya. Dan benar saja tidak berapa lama kemudian “Aaaagggghh… aaaaaggghh… aaaggggghhhh… aaaaaaggggghhh.. aaaaggghhh..” MUncrat semuanya dalam memekku dan aku merasakan hangat dalam memekku, bibr mas Bayu langsung menangkap bibirku kembali untuk dia lumat dalam mulutnya.Sungguh permainan adegan cerita sex yang sangat memuaskan aku, belum pernah aku menikmati hal ini bersama dengan suamiku. Tubuh mas Bayu terkulai lemas tapi masih berada di atas tubuhku, dan aku dekap dengan mesranya bahkan ketika dia berbisik “I love you…” Aku merasa seakan aku sedang bermimpi saat ini, aku peluk tubuhnya seolah tidak rela untuk aku lepaskan.

  • Cerita Sex Nikmat Gurih Istri Tetangga

    Cerita Sex Nikmat Gurih Istri Tetangga


    829 views

    Perawanku – Cerita Sex Nikmat Gurih Istri Tetangga, Aku seorang yang hypersex, setiap sehari sekali wajib melakukan hubungan seks, kalau istri sedang tidak berada di rumah, aku pusing sekali, namun kemarin ane gak dapat jatah dari istri sebab dia lagi pergi. Akhirnya timbul niat untuk mencari mangsa lain coz konti gw merasa cenat cenut kalau ga di turutin.

    Aku membuka selimut, maka saya mendekatinya dengan wajah saya, perlahan-lahan aku mencium dia sangat membangkitkan gairah. Aku benar-benar menyukai semua aroma tubuhnya saat tidur, karena aromanya natural bukan buatan, itulah salah satu alasan saya sangat mencintainya, tidak ada nilai-nilai yang minuspun tersedia baginya, wajah, tubuh, aroma, hati, sifat, semuanya PERFECT, maka ia rahmat yang paling indah yang saya miliki, tidak ada orang lain yang dapat menggantikannya, mungkin saya lebih cinta dari cinta sendiri, saya lebih rela kehilangan semua harta dari kerugian, dan karena itu banyak sifat-sifat masa lalu jelek, saya buang.

    Di masa lalu saya sering saling wanita, sering melakukan pesta seks dengan teman-teman, sering pemesanan model, beberapa artis, Perex luar (Cina / Taiwan / dll), mahasiswa, dll Tapi semua yang saya meninggalkan dia, banyak dari teman-teman yang kiri / tidak pernah menghubungi saya lagi, tapi saya tidak peduli, saya pikir, saya tidak hidup dari mereka, bahkan mereka yang banyak “mengambil” uang dari saya untuk “sewa” wanita tsb,. Aku mungkin telah menghabiskan puluhan miliar itu semua.

    Memang, aku masih suka curang, tapi kemudian saya lakukan jika dia tidak hadir atau pergi ke luar negeri sendiri, seperti minggu lalu. Saya kemudian melakukannya tidak ingin membiarkan dia tahu, jadi saya tidak pernah memberikan no telepon / ponsel, jika saya butuhkan, saya yang menyebut. Dan ada salah satu karyawan saya (pembantu, penjaga keamanan, pengawal) yang berani mengungkapkan bahwa, jika ada yang berani, saya jamin orang itu akan segera bertemu dengan “penulis”.

    Karena cinta, jika istri saya ingin belanja dan aku sibuk, jadi saya mengirim tiga pengawal untuk menemaninya.
    Saya sudah menyarankan semua pengawal, tidak ada yang harus mengganggu istri saya, jika mendapat sepotong rambut rontok yang disebabkan oleh seseorang, maka orang tersebut harus menerima “hadiah” yang berharga. Setelah ada kejadian yang diterbitkan di hampir semua surat kabar Jakarta, itu terjadi di depan Keris Gallery Menteng, istri saya diserang, dan orang-orang tanpa ampun mereka akan diberikan hadiah di dahinya dalam bentuk “timah”. Mereka melakukan itu semua karena perintah dari saya, karena saya pernah berkata: “Jika sampah di rumah tidak segera dibuang, halaman rumah akan terkandung kuman dan bakteri yang membuat penghuninya tidak sehat, negarapun seharusnya, jika ada” sampah masyarakat “harus segera dimusnahkan bahwa negara ini sehat”. Dan motto itu selalu lari saya, dan saya perintahkan ke semua pengawal untuk menjalankan, tidak ada satu orang yang pernah memegang / merampok keluarga saya ke dalam sel, tetapi selalu masuk ke tanah. Untuk apa orang seperti itu masuk ke sel, mengganggu masyarakat akan keluar lagi, jika ia pergi ke tanah, orang akan pergi diam-diam.

    Setelah puas mencium dia, aku perlahan membuka pakaian, ia selalu tidak pernah memakai pakaian. Aku membuka pahanya Perlan perlahan dan memperhatikan vaginanya, sangat indah, merah muda. Kenaikan gairah lagi, segera saya perlahan-lahan mencium mulutku dengan cepat terjebak kemaluannya ketat pada kedua bibir dan lidah menyapu dan menjilat gundukan kecil daging di bagian atas lubang kemaluannya. Segera merasa tubuhnya bergetar hebat dan kedua tangan mencengkeram saya, ternyata istri saya terbangun dari tidur. Dia ditekan dengan pahanya dikencangkan tegas.

    Cerita Sex Nikmat Gurih Istri Tetangga

    Cerita Sex Nikmat Gurih Istri Tetangga

    Sigh keluar dari mulutnya “Oohh .., oohh .., oohh ..!”
    Saya mengubah posisi 69, batang kemaluanku dipegang olehnya, dan kemudian saya merasakan ujung lidahnya mulai bermain-main di sekitar kepala penisku, perasaan menyenangkan tiba-tiba memancar dari bawah terus naik ke seluruh tubuh saya, sehingga untuk tidak merasa keluar erangan kenikmatan dari mulutku. Kami terus bermesraan, setiap hisap-menghisap, menjilat-jilat seakan berlomba-lomba ingin memberikan kepuasan satu sama lain. Setelah 8 menitan bertempur, istriku mulai mengejang dan berteriak.

    “Aahh .. aahh ..” jeritan disertai dengan merapatnya paha, dan pantat buah menggaruk-kaki.
    Satu setengah menit dia menjepit kepalaku, sampai akhirnya dia terpuruk, sementara aku terus dengan aksiku menjilati setiap tetes air yang mengalir dari kedalaman vaginanya.
    “Cukup .. Sayang .. auuow ..” keluhnya.
    Dia menjatuhkan diri telentang dan membiarkan pergi dengan menghela napas, matanya menatap langit-langit.
    “Ini bukan yach, karena meninggalkan satu minggu”, katanya.
    “Ya nich, satu minggu saya hanya bisa gigit jari, sekarang lu harus membayar semua” jawab saya.
    “He he he ..” istriku tersenyum manis.
    Beberapa saat kemudian saya menyuruhnya untuk menungging. Dalam keadaan menungging sehingga ia terlihat lebih fantastis!
    Potongan pantat putih dan halus itulah yang membuat saya tidak tahan. Aku memegang penisku dan langsung kuarahkan ke dalam vagina, maka segera kukayuh perlahan, setelah sekian lama Aku meraih tubuh terlihat telah melonggarkan. Aku memeluk dari belakang, saya meletakkan tangan saya di bawah payudaranya, dengan payudara kuurut agak kasar dari bawah ke atas dan meremas keras.
    “Eengghh .. oohh .. ohh .. aahh”, tidak lama setelah itu bendunganku rusak, kutusuk keras, dan sperma saya di penyemprotan lima kali.

    Setelah istirahat sejenak, kami kemudian pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Kemudian kembali ke tempat tidur. Saat tidur kita berbicara dan bercanda, sampai aku berbalik. Lalu saat aku menariknya ke belakang untuk saya, jadi sekarang dia sedang tidur telungkup di atas saya. Tubuhnya perlahan mendorongnya sedikit ke bawah dan kakinya kupentangkan. Kedua lutut saya dan pantat sedikit aku dibangkitkan, sehingga penisku panjang dan masih sangat tegang itu langsung terjepit di antara dua bibir kemaluannya. Dengan tekanan dengan tangan pada pantat dan menyentak sampai pantat saya, maka penisku segera menerobos masuk ke dalam lubang kemaluannya. Lenyap semua batangku.

    “Aahh ..!” Audible mendesah kenikmatan keluar dari mulutnya.
    Aku segera menggoyang pinggulku dengan cepat karena sepertinya ia akan klimaks. Saya menambahkan semangat juga diimbangi dengan gemetar pantatnya dan menggeliat di atas saya. Aku melihat wajahnya yang cantik, matanya setengah tertutup dan rambut panjang terurai, menjadi kedua payudara seksi yang bergoyang di atas saya.

    Ketika saya melihat cermin besar di lemari, tampak pinggul berayun ke arahku. Kontol saya secara singkat melihat hilang sebentar ketika dia bergerak naik dan turun di atasku. Hal ini membuat saya lebih terangsang. Tiba-tiba sesuatu yang mendesak dari ayam mencari jalan keluar, menciptakan perasaan yang menyenangkan di seluruh tubuh saya. Kemudian air dapat ditahan tanpa penyemprotan cum keras ke dalam lubang vaginanya, yang pada saat yang sama juga berdenyut dengan kekerasan dengan yang berada di atasku bergetar dengan hebat dan terpental. Tangannya mencengkeram tubuh saya sulit. Pada saat yang sama kami berdua mengalami orgasme dengan mengerikan. Akhirnya ia merosot di tubuhku dengan lemas terlihat dari mulutnya saat ia tersenyum puas.

    “Terima kasih yach, lu sudah menyediakan sarapan nikmat ..!” Dia berkata
    Saya menjawab dengan memberikan ciuman di dahi.
    “Sayang .. saya ingin mengatakan sesuatu” lanjutnya.
    “Sayang Apa?” Saya membalas
    “Anda harus janji 1”
    “Berjanjilah untuk apa?”
    “Janji tidak marah dengan saya”
    “Tidak aku bisa gila untuk madu,” kataku, mencium keningnya lagi.
    “OK .. aku hamil” katanya pelan.
    “APA .. Apakah Anda serius?”
    “Ya sayang”

    Mungkin karena terlalu senang, seperti kesurupan, saya langsung memeluknya erat dan mencium berulang kali.
    Kami berpelukan dan berciuman dengan tangan kita satu sama lain, membelai dan memijat satu sama lain, jadi kami terbangkit nafsu makan dengan cepat kembali. Lidah kita memutar dan menghisap satu sama lain, terasa begitu baik. Aku keluar-mendorong puting sambil terus berciuman. Sekarang mulutku pindah ke hirarki leher, leher dan tangan kujilat semakin sengit di dadanya. Istri saya berbalik dan berada di atas saya, dan kemudian ia mengambil posisi 69, dengan tanpa pamrih hal dijilatinya dari testis ke kepala, kemudian dimasukkan ke dalam mulutnya. Aku segera menjilat klitorisnya sudah basah dan dibalasnya dengan kelezatan jerami-jerami, ia membiarkan batang kemaluanku di dalam mulutnya dan bermain-main dengan lidahnya sambil mengisap, sementara aku dengan lembut menggigit bibir kemaluannya.

    Setelah 10 menit, karena saya tidak ingin orgasme cepat aku menyuruhnya berhenti. Kali ini dia tidur telentang, dan menempatkan saya di atas batang kemaluannya ke dalam liang perempuan. Aku mulai memompa. Aku pindah pantatku naik turun dan ia mulai mengikuti gerakan tubuh saya. Dia mulai mengerang suara sementara jari mengigiti, menggeleng, dan kaki yang melilit pinggang saya, kadang-kadang ia juga mencium bibirku.
    “Ohh .. mooree ..!”
    Gerakan semakin kupercepat, kita mendapatkan liar di tempat tidur, jika tidur murah mungkin runtuh karena guncangan yang kuat ini. 30 menit kami berada di posisi ini, tubuh kita bermandikan keringat. Akhirnya merasa dia mulai mengejang, kakinya semakin pinggang penjepit kuat, tangannya erat memeluk kukunya merasa bahkan mulai menggaruk punggungku, tapi aku diabaikan.

    Akhirnya saya merasa cairan hangat membasahi batang kemaluanku disertai dengan panjang lolongan. Tapi aku masih tidak orgasme, aku terus meningkat ini untuk 5 menit kemudian giliran maniku cerat dalam liang perempuan. Tubuhku mulai lemas, kami mencium satu sama lain sementara bergulir sekitar sampai akhirnya berbaring dengan nafas terengah-engah.
    “Saya sangat senang kau hamil!” Aku tergagap sebagai napas masih tidak bisa teratur.
    “Aku mencintaimu” katanya, menyeka keringat di dahi saya.
    Tiba-tiba ia mencium turun ke leher, dada, perut, akhirnya batang pangkal paha. Dikulumnya batang kemaluanku masih dioleskan dengan sperma dan liang perempuan cair rakus. Stem pangkal paha yang mulai kembali lamban dalam mulutnya diperketat. Saya mengubah posisi saya bersandar di tepi tempat tidur sehingga saya bisa memijat payudara berukuran sexsy.

    Setelah membersihkan batang kemaluanku, dia duduk di pangkuanku dengan posisi berlutut. Kuelus sementara ia membelai pantatnya perlahan menurunkan tubuhnya sampai batang kemaluanku tertanam di senggamanya kebiasaan. Tanpa kuperintah, ia segera bergerak tubuhnya naik turun seperti naik kuda. Payudaranya yang tepat di depan wajahku datang bergoyang-goyang atas dan ke bawah irama gerakannya. Saya merokok payudara kirinya sementara kanan pijat lembut memijat sesekali aku berbalik dan menarik puting merah muda sudah keras.

    Sebelum klimaks kedua kalinya aku mengatakan kepadanya untuk mengubah posisi. Kali ini ia menungging di depan saya, di belakang ternyata sekarang ingin bermain. Aku meletakkan batang kemaluanku dan tangan meremas-remas payudaranya menggantung itu. Genjotanku membuatnya mengerang sambil terus mendorong nikmat tubuhnya mengimbangi gerakan. Butir-butir keringat jatuh di tempat tidur.
    Setelah 15 menit bermain doggy style, kami orgasme bersama-sama, 2X penyemprotan sperma ke dalam rahimnya.

    Setelah kami istirahat satu jam, kami pergi ke restoran untuk merayakan kehamilan pertama ini. Ternyata istri saya di luar negeri tidak hanya untuk mengunjungi kakaknya, tetapi juga untuk memeriksa kehamilan.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Hadiah Teh Shara

    Cerita Sex Hadiah Teh Shara


    866 views

    Perawanku – Cerita Sex Hadiah Teh Shara, Teh Shara adalah anak tetangga nenekku di desa daerah Cilacap yg ikut dgn keluargaku di Kota Semarang sejak SMP, Waktu SD ia sekolah di desa, setelah itu ia diajak keluargaku di kota untuk melanjutkan sekolah sekaligus membantu keluargaku terutama merawat aku. Kami sangat akrab bahkan di juga sering ngeloni aku. Teh Shara ikut dgn keluargaku sampai dia lulus SMA atau aku kelas 2 SD dan dia kembali ke desa. Namanya juga anak kecil, jadi aku belum ada perasaan apaapa terhadapnya.

    Setelah itu kami jarang bertemu, palingpaling hanya setahun satu atau dua kali. Tiga tahun kemudian ia menikah dan waktu aku kelas dua SMP aku harus pindah luar Jawa ke Kota Makassar mengikuti ayah yg dipindah tugas. Setelah itu kami tidak pernah bertemu lagi. Kami hanya berhubungan lewat surat dan kabarnya ia sekarang telah memiliki seorang anak. pada waktu aku lulus SMA aku pulang ke rumah nenek dan berniat mencari tempat kuliah di Kota Yogya.

    Sesampai di rumah nenek aku tahu bahwa Teh Shara sudah punya rumah sendiri dan tinggal bersama suaminya di desa seberang. Setelah dua hari di rumah nenek aku berniat mengunjungi rumah Teh Shara. Setelah diberi tahu arah rumahnya (sekitar 1 km) aku pergi kirakira jam tiga sore dan berniat menginap. Dari sinilah cerita ini berawal.

    Setelah berjalan kurang lebih 20 menit, akhirnya aku sampai di rumah yg ciricirinya sama dgn yg dikatakan nenek. Sejenak kuamati kelihatannya sepi, lalu aku coba mengetok pintu rumahnya.

    Ya sebentar.. terdengar sahutan perempuan dari dalam.

    Tak lama kemudian keluar seorang perempuan dan aku masih kenal wajah itu walau lama tidak bertemu. Teh Shara terlihat manis dan kulitnya masih putih seperti dulu. Dia sepertinya tidak mengenaliku.

    Cari siapa ya? tanya Teh Shara.

    Anda Teh Shara kan? aku balik bertanya.

    Iya benar, anda siapa ya dan ada keperluan apa? Teh Shara kembali bertanya dgn raut muka yg berusaha mengingatingat.

    Masih inget sama aku nggak Teh? Aku Ridwan Teh, masak lupa sama aku, kataku.

    Kamu Ridwan anaknya Pak Tono? kata Teh Shara setengah nggak percaya.

    Ya ampun Rid, aku nggak ngenalin kamu lagi. Berapa tahun coba kita nggak bertemu. Kata Teh Shara sambil memeluk tubuhku dan menciumi wajahku.

    Aku kaget setengah mati, baru kali ini aku diciumi seorang perempuan. Aku rasakan buah dadanya menekan dadaku. Ada perasaan lain muncul waktu itu.

    Kamu kapan datangnya, dgn siapa kata Teh Shara sambil melepas pelukannya.

    Saya datang dua hari lalu, saya hanya sendiri. kataku.

    Eh iya ayo masuk, sampai lupa, ayo duduk. Katanya sambil menggeret tanganku.

    Kami kemudian duduk di ruang tamu sambil mengobrol sanasini, maklum lama nggak tetemu. Teh Shara duduk berhimpitan dgnku. Tentu saja buah dadanya menempel di lenganku. Aku sedikit terangsang karena hal ini, tapi aku coba menghilangkan pikiran ini karena Teh Shara sudah aku anggap sebagai keluarga sendiri.

    Eh iya sampai lupa buatin kamu minum, kamu pasti haus, sebentar ya.. kata Teh Shara ditengah pembicaraan.

    Tak lama kemudian ia datang,

    Ayo ini diminum, kata Teh Shara.

    Kok sepi, pada kemana Teh? Tanyaku.

    Oh kebetulan Mas Heri (suaminya Teh Shara) pergi kerumah orang tuanya, ada keperluan, rencananya besok pulangya dan si Dani (anaknya Teh Shara) ikut jawab Teh Shara.

    Belum punya Adik Teh dan Teh Shara kok nggak ikut? tanyaku lagi.

    Belum Rid padahal udah pengen lho.. tapi memang dapatnya lama mungkin ya, kayak si Dani dulu. Teh Shara ngurusi rumah jadi nggak bisa ikut katanya.

    Eh kamu nginep disini kan? Teh masih kangen lho sama kamu katanya lagi.

    Iya Teh, tadi sudah pamit kok kataku.

    Kamu mandi dulu sana, ntar keburu dingin kata Teh Shara.

    Lalu aku pergi mandi di belakang rumah dan setelah selesai aku lihatlihat kolam ikan di belakang rumah dan kulihat Teh Shara gantian mandi. Kurang lebih lima belas menit, Teh Shara selesai mandi dan aku terkejut karena ia hanya mengenakan handuk yg dililitkan di tubuhnya. Aku pastikan ia tidak memakai BH dan mungkin CD juga karena tidak aku lihat tali BH menggantung di pundaknya.

    Sayg Rid ikannya masih kecil, belum bisa buat lauk kata Teh Shara sambil melangkah ke arahku lalu kami ngobrol sebentar tentang kolam ikannya.

    Kulihat buah dadanya sedikit menyembul dari balutan handuknya dan ditambah bau harum tubuhnya membuatku terangsang. Tak lama kemudian ia pamit mau ganti baju. Mataku tak lepas memperhatikan tubuh Teh Shara dari belakang. Kulitnya benarbenar putih. Sepasang pahanya putih mulus terlihat jelas bikin kemaluanku berdiri. Ingin rasanya aku lepas handuknya lalu meremas, menjilat buah dadanya, dan menusuknusuk selangkangannya dgn kemaluanku seperti dalam bokep yg sering aku lihat. Sejenak aku berkhayal lalu kucoba menghilangkan khayalan itu.

    Haripun berganti petang, udara dingin pegunungan mulai terasa. Setelah makan malam kami nonton teve sambil ngobrol banyak hal, sampai tak terasa sudah pukul sembilan.

    Rid nanti kamu tidur sama aku ya, Teh kangen lho ngeloni kamu kata Teh Shara.

    Apa Teh? Kataku terkejut.

    Iya.. Kamu nanti tidur sama aku saja. Inget nggak dulu waktu kecil aku sering ngeloni kamu katanya.

    Iya Teh aku inget jawabku.

    Nah ayo tidur, Teh udah ngantuk nih kata Teh Shara sambil beranjak melangkah ke kamar tidur dan aku mengikutinya dari belakang, pikiranku beranganangan ngeres. Sampai dikamar tidur aku masih ragu untuk naik ke ranjang.

    Ayo jadi tidur nggak? tanya Teh Shara.

    Lalu aku naik dan tiduran disampingnya. Aku degdegan. Kami masih ngobrol sampai jam 10 malam.

    Tidur ya.. Teh udah ngantuk banget kata Teh Shara.

    Iya Teh kataku walaupun sebenarnya aku belum ngantuk karena pikiranku semakin ngeres saja terbaygbayg pemandangan menggairahkan sore tadi, apalagi kini Teh Shara terbaring di sampingku, kurasakan kemaluanku mengeras.

    Aku melirik ke arah Teh Shara dan kulihat ia telah tertidur lelap. Dadaku semakin berdebar kencang tak tahu apa yg harus aku lakukan. Ingin aku onani karena sudah tidak tahan, ingin juga aku memeluk Teh Shara dan menikmati tubuhnya, tapi itu tidak mungkin pikirku. Aku berusaha menghilangkan pikiran kotor itu, tapi tetap tak bisa sampai jam 11 malam. Lalu aku putus kan untuk melihat paha Teh Shara sambil aku onani karena bingung dan udah tidak tahan lagi.

    Dgn dada berdebardebar aku buka selimut yg menutupi kakinya, kemudian dgn pelanpelan aku singkapkan roknya hingga celana dalam hitamnya kelihatan, dan terlihatlah sepasang paha putih mulus didepanku beitu dekat dan jelas. Semula aku hanya ingin melihatnya saja sambil berkhayal dan melakukan onani, tetapi aku penasaran ingin merasakan bagaimana meraba paha seorang perempuan tapi aku takut kalau dia terbangun. Kurasakan kemaluanku melonjaklonjak seakan ingin melihat apa yg membuatnya terbangun. Karena sudah dikuasai nafsu akhirnya aku nekad, kapan lagi kalau tidak sekarang pikirku.

    Dgn hatihati aku mulai meraba paha Teh Shara dari atas lutut lalu keatas, terasa halus sekali dan kulakukan beberapa kali. Karena semakin penasaran aku coba meraba celana dalamnya, tetapi tibatiba Teh Shara terbangun.

    Ridwan! Apa yg kamu lakukan! kata Teh Shara dgn terkejut.

    Ia lalu menutupi pahanya dgn rok dan selimutnya lalu duduk sambil menampar pipiku. Terasa sakit sekali.

    Kamu kok berani berbuat kurang ajar pada Teh Shara. Siapa yg ngajari kamu? kata Teh Shara dgn marah.

    Aku hanya bisa diam dan menunduk takut. Kemaluanku yg tadinya begitu perkasa aku rasakan langsung mengecil seakan hilang.

    Tak kusangka kamu bisa melakukan hal itu padaku. Awas nanti kulaporkan kamu ke nenek dan bapakmu kata Teh Shara.

    Ja.. jangan Teh kataku ketakutan.

    Teh Shara kan juga salah kataku lagi membela diri.

    Apa maksudmu? tanya Teh Shara.

    Teh Shara masih menganggap saya anak kecil, padahal saya kan udah besar Teh, sudah lebih dari 17 tahun. Tapi Teh Shara masih memperlakukan aku seperti waktu aku masih kecil, pakai ngeloni aku segala. Trus tadi sore juga, habis mandi Teh Shara hanya memakai handuk saja didepanku. Saya kan lelaki normal Teh jelasku.

    Kulihat Teh Shara hanya diam saja, lalu aku berniat keluar dari kamar.

    Teh.. permisi, biar saya tidur saja di kamar sebelah kataku sambil turun dari ranjang dan berjalan keluar.

    Teh Shara hanya diam saja. Sampai di kamar sebelah aku rebahkan tubuhku dan mengutuki diriku yg berbuat bodoh dan membaygkan apa yg akan terjadi besok. Kurang lebih 15 menit kemudian kudengar pintu kamarku diketuk.

    Rid.. kamu masih bangun? Teh boleh masuk nggak? Terdengar suara Teh Shara dari luar.

    Ya Teh, silakan kataku sambil berpikir mau apa dia.

    Teh Shara masuk kamarku lalu kami duduk di tepi ranjang. Aku lihat wajahnya sudah tidak marah lagi.

    Rid.. Maafkan Teh ya telah nampar kamu katanya.

    Seharusnya saya yg minta maaf telah kurang ajar sama Teh Shara kataku.

    Nggak Rid, kamu nggak salah, setelah Teh pikir, apa yg kamu katakan tadi benar. Karena lama nggak bertemu, Teh masih saja menganggap kamu seorang anak kecil seperti dulu aku ngasuh kamu. Teh tidak menyadari bahwa kamu sekarang sudah besar kata Teh Shara.

    Aku hanya diam dalam hatiku merasa lega Teh Shara tidak marah lagi.

    Rid, kamu bener mau sama Teh? tanya Teh Shara.

    Maksud Teh? kataku terkejut sambil memandangi wajahnya yg terlihat bagitu manis.

    Iya.. Teh kan udah nggak muda lagi, masa sih kamu masih tertarik sama aku? katanya lagi.

    Aku hanya diam, takut salah ngomong dan membuatnya marah lagi.

    Maksud Teh.., kalau kamu bener mau sama Teh, aku rela kok melakukannya dgn kamu katanya lagi.

    Mendengar hal itu aku tambah terkejut, seakan nggak percaya.

    Apa Teh kataku terkejut.

    Bukan apaapa Rid, kamu jangan berpikiran enggakenggak sama Teh. Ini hanya untuk meyakinkan Teh bahwa kamu telah dewasa dan lain kali tidak menganggap kamu anak kecil lagi kata Teh Shara

    Lagilagi aku hanya diam, seakan nggak percaya. Ingin aku mengatakan iya, tapi takut dan malu. Mau menolak tapi aku pikir kapan lagi kesempatan seperti ini yg selama ini hanya bisa aku baygkan.

    Gimana Rid? Tapi sekali aja ya.. dan kamu harus janji ini menjadi rahasia kita berdua kata Teh Shara.

    Aku hanya mengangguk kecil tanda bahwa aku mau.

    Kamu pasti belum pernah kan? kata Teh Shara.

    Belum Teh, tapi pernah lihat di film kataku.

    Kalau begitu aku nggak perlu ngajari kamu lagi kata Teh Shara.

    Teh Shara lalu mencopot bajunya dan terlihatlah buah dadanya yg putih mulus terbungkus BH hitam, aku diam sambil memperhatikan, birahiku mulai naik. Lalu Teh Shara mencopot roknya dan paha mulus yg aku geraygi tadi terlihat. Tangannya diarahkan ke belakang pundak dan BH itupun terlepas, sepasang buah dada berukuran sedang terlihat sangat indah dipadu dgn puting susunya yg mencuat kedepan. Teh Shara lalu mencopot CD hitamnya dan kini ia telah telanjang bulat. Penisku terasa tegang karena baru pertama kali ini aku melihat perempuan telanjang langsung dihadapanku. Ia naik ke atas ranjang dan merebahkan badannya terlentang. Aku begitu takjub, baygkan ada seorang perempuan telanjang dan pasrah berbaring di ranjang tepat dihadapanku. Aku tertegun dan ragu untuk melakukannya.

    Ayo Rid.. apa yg kamu tunggu, Teh udak siap kok, jangan takut, nanti Teh bantu kata Teh Shara.

    Segera aku melepaskan semua pakaianku karena sebenarnya aku sudah tidak tahan lagi. Kulihat Teh Shara memperhatikan kemaluanku yg berdenyutdenyut, aku lalu naik ke atas ranjang. Karena sudah tidak sabar, langsung saja aku memulainya. Langsung saja aku kecup bibirnya, kulumatlumat bibirnya, terasa ia kurang meladeni bibirku, aku pikir mungkin suaminya tidak pernah melakukannya, tapi tidak aku hiraukan, terus aku lumat bibirnya. Sementara itu kuarahkan tanganku ke dadanya. Kutemukan gundukan bukit, lalu aku eluselus dan remas buah dadanya sambil sesekali memelintir puting susunya.

    Ooh.. Rid.. apa yg kau lakukan.. ergh.. sshh.. Teh Shara mulai mendesah tanda birahinya mulai naik, sesekali kurasakan ia menelan ludahnya yg mulai mengental. Setelah puas dgn bibirnya, kini mulutku kuarahkan ke bawah, aku ingin merasakan bagaimana rasanya mengulum buah dada. Sejenak aku pandangi buah dada yg kini tepat berada di hadapanku, ooh sungguh indahnya, putih mulus tanpa cacat sedikitpun, seperti belum pernah terjamah lelaki. Langsung aku jilati mulai dari bawah lalu ke arah putingnya, sedangkan buah dada kanannya tetap kuremasremas sehingga tambah kenyal dan mengeras.

    Emmh oh aarghh Teh Shara mendesah hebat ketika aku menggigit puting susunya.

    Kulirik wajahnya dan terlihat matanya merem melek dan giginya menggigit bibir bawahnya. Kini jariku kuarahkan ke selangkangannya. Disana kurasakan ada rumput yg tumbuh di sekeliling kemaluannya. Jarijariku kuarahkan kedalamnya, terasa lubang itu sudah sangat basah, tanda bahwa ia sudah benarbenar terangsang. Kupermainkan jarijariku sambil mencari klentitnya. Kugerakkan jarijariku keluar masuk di dalam lubang yg semakin licin tersebut.

    Aargghh.. eemhh.. Rid kam.. mu ngapainn oohh.. kata Teh Shara meracau tak karuan, kakinya menjejakjejak sprei dan badannya mengeliatgeliat. Tak kupedulikan katakatanya. Tubuh Teh Shara semakin mengelinjang dikuasai nafsu birahi. Kuarasakan tubuh Teh Shara menegang dan kulihat wajahnya memerah bercucuran keringat, aku pikir dia sudah mau klimaks. Kupercepat gerakan jariku didalam kemaluannya.

    Ohh.. arghh.. oohh.. kata Teh Shara dgn nafas tersengalsengal dan tibatiba..

    Oohh aahh.. Teh Shara mendesah hebat dan pinggulnya terangkat, badannya bergetar hebat beberapa kali. Terasa cairan hangat memenuhi kemaluannya.

    Ohh.. ohh.. emhh.. Teh Shara masih mendesahdesah meresapi kenikmatan yg baru diraihnya.

    Rid apa yg kamu lakukan kok Teh bisa kayak gini tanya Teh Shara.

    Kenapa emangnya Teh? Kataku.

    Baru kali ini aku merasakan nikmat seperti ini, luar biasa kata Teh Shara.

    Ia lalu bercerita bahwa selama bersama suaminya ia tidak pernah mendapatkan kepuasan, karena mereka hanya sebentar saja bercumbu dan dalam bercinta suaminya cepat selesai.

    Teh sekarang giliranku kubisikkan ditelinganya, Teh Shara mengangguk kecil.

    Aku mulai mencumbunya lagi. Kulakukan seperti tadi, mulai dari bibirnya yg kulumat, lalu buah dadanya yg aku nikmati, tak lupa jarijariku kupermainkan di dalam kemaluannya.

    Aarghh.. emhh.. ooh.. terdengar Teh Shara mulai mendesahdesah lagi tanda ia telah terangsang.

    Setelah aku rasa cukup, aku ingin segera merasakan bagaimana rasanya menusukkan kemaluanku ke dalam kemaluannya. Aku mensejajarkan tubuhku diatas tubuhnya dan Teh Shara tahu, ia lalu mengangkangkan pahanya dan kuarahkan kemaluanku ke kemaluannya. Setelah sampai didepannya aku ragu untuk melakukannya.

    Ayo Rid jangan takut, masukin aja kata Teh Shara.

    Perlahanlahan aku masukkan kemaluanku sambil kunikmati, bless terasa nikmat saat itu. Kemaluanku mudah saja memasuki kemaluannya karena sudah sangat basah dan licin. Kini mulai kugerakkan pinggulku naik turun perlahanlahan. Ohh nikmatnya.

    Lebih cepat Rid arghh.. emhh kata Teh Shara terputusputus dgn mata meremmelek.

    Aku percepat gerakanku dan terdengar suara berkecipak dari kemaluannya.

    Iya.. begitu.. aahh.. ter.. rrus.. arghh.. Teh Shara berkata tak karuan.

    Keringat kami bercucuran deras sekali. Kulihat wajahnya semakin memerah.

    Rid, Teh mau.. enak lagi.. oohh.. ahh.. aahh.. ahh.. kata Teh Shara sambil mendesah panjang, tubuhnya bergetar dan kurasakan kemaluannya dipenuhi cairan hangat menyiram penisku.

    Remasan dinding kemaluannya begitu kuat, akupun percepat gerakanku dan.. croott.. akupun mencapai klimaks aahh.., kubiarkan air maniku keluar di dalam kemaluannya. Kurasakan nikmat yg luar biasa, berkalikali lebih nikmat dibandingkan ketika aku onani. Aku peluk tubuhnya eraterat sambil mengecup puting susunya menikmati kenikmatan sex yg sesungguhnya yg baru aku rasakan pertama kali dalam hidupku. Setelah cukup kumenikmatinya aku cabut kemaluanku dan merebahkan badanku disampinya.

    Teh Shara, terima kasih ya.. kubisikkan lirih ditelinganya sambil kukecup pipinya.

    Teh juga Rid.. baru kali ini Teh merasakan kepuasan seperti ini, kamu hebat kata Teh Shara lalu mengecup bibirku.

    Kami berdua lalu tidur karena kecapaian.

    Kirakira jam 3 pagi aku terbangun dan merasa haus sekali, aku ingin mencari minum. Ketika aku baru mau turun dari ranjang, Teh Shara juga terbangun.

    Kamu mau kemana Rid.. katanya.

    Aku mau cari minum, aku haus. Teh Shara mau? Kataku.

    Ia hanya mengangguk kecil. Aku ambil selimut untuk menutupi anuku lalu aku ke dapur dan kuambil sebotol air putih.

    Ini Teh minumnya kataku sambil kusodorkan segelas air putih.

    Aku duduk di tepi ranjang sambil memandangi Teh Shara yg tubuhnya ditutupi selimut meminum air yg kuberikan.

    Ada apa Rid, kok kamu memandangi Teh katanya.

    Ah nggak Papa. Teh cantik kataku sedikit merayu.

    Ah kamu Rid, bisa aja, Teh kan udah tua Rid kata Teh Shara.

    Bener kok, Teh malah makin cantik sekarang kataku sambil kukecup bibirnya.

    Rid.. boleh nggak Teh minta sesuatu kata Teh Shara.

    Minta apa Teh? tanyaku penasaran.

    Mau nggak kamu kalau.. kata Teh Shara terhenti.

    Kalau apa Teh? kataku penuh tanda tanya.

    Kalau.. kalau kamu emm.. melakukannya lagi kata Teh Shara dgn malumalu sambil menunduk, terlihat pipinya memerah.

    Lho.. katanya tadi, sekali aja ya Rid.., tapi sekarang kok? kataku menggodanya.

    Ah kamu, kan tadi Teh nggak ngira bakal kayak gini katanya manja sambil mencubit lenganku.

    Dgn senang hati aku akan melayani Teh Shara kataku.

    Sebenarnya aku baru mau mengajaknya lagi, e.. malah dia duluan. Ternyata Teh Shara juga ketagihan. Memang benar jika seorang perempuan pernah merasa puas, dia sendiri yg akan meminta. Kami mulai bercumbu lagi, kali ini aku ingin menikmati dgn dgn sepuas hatiku. Ingin kunikmati setiap inci tubuhnya, karena kini aku tahu Teh Shara juga sangat ingin. Seperti tadi, pertamatama bibirnya yg kunikmati. Dgn penuh kelembutan aku melumatlumat bibir Teh Shara.

    Aku makin berani, kugunakan lidahku untuk membelah bibirnya, kupermainkan lidahku. Teh Shara pun mulai berani, lidahnya juga dipermainkan sehingga lidah kami saling beradu, membuatku semakin betah saja berlamalama menikmati bibirnya. Tanganku juga seperti tadi, beroperasi di dadanya, kuremasremas dadanya yg kenyal mulai dari lembah hingga ke puncaknya lalu aku pelintir putingnya sehingga membuatnya menggeliat dan mengelinjang. Dua bukit kembar itupun semakin mengeras. Ia menggigit bibirku ketika kupelintir putingnya.

    Aku sudah puas dgn bibirnya, kini mulutku mengulum dan melumat buah dadanya. Dgn sigap lidahku menarinari diatas bukitnya yg putih mulus itu. Tanganku tetap meremasremas buah dadanya yg kanan. Kulihat mata Teh Shara sangat redup, dan ia memagutmagut bibirnya sendiri, mulutnya mengeluarkan desahan erotis.

    Oohh.. arghh.. en.. ennak Rid.. emhh.. kata Teh Shara mendesahdesah.

    Tibatiba tangannya memegang tanganku yg sedang meremasremas dadanya dan menyeretnya ke selangkangannya. Aku paham apa yg diinginkannya, rupanya ia ingin aku segera mempermainkan kemaluannya. Jarijarikupun segera bergerilya di kemaluannya. Kugerakkan jariku keluar masuk dan kueluselus klentitnya membuatnya semakin menggelinjang tak karuan.

    Ya.. terruss.. aargghh.. emmhh.. enak.. oohh.. mulut Teh Shara meracau.

    Setiap kali Teh Shara terasa mau mencapai klimaks, aku hentikan jariku menusuk kemaluannya, setelah dia agak tenang, aku permainkan lagi kemaluannya, kulakukan beberapa kali.

    Emhh Rid.. ayo dong jangan begitu.. kau jahat oohh.. kata Teh Shara memohon.

    Mendengarnya membuatku merasa kasihan juga, tapi aku tidak akan membuatnya klimaks dgn jariku tetapi dgn mulutku, aku benarbenar ingin mencoba semua yg pernah aku lihat di bokep.

    Segera aku arahkan mulutku ke selangkangannya. Kusibakkan rumputrumpuat hitam yg disekeliling kemaluannya dan terlihatlah kemaluannya yg merah dan mengkilap basah, sungguh indah karena baru kali ini melihatnya. Aku agak ragu untuk melakukannya, tetapi rasa penasaranku seperti apa sih rasanya menjilati kemaluan lebih besar. Segera aku jilati lubang itu, lidahku kujulurkan keluar masuk.

    Rid.. apa yg kamu lakukan.. arghh itu kan ji.. jik emhh.. kata Teh Shara.

    Ia terkejut aku menggunakan mulutku untuk menjilati kemaluannya, tapi aku tidak pedulikan katakatanya. Ketika lidahku menyentuh kelentitnya, ia mendesah panjang dan tubuhnya menggeliat tak karuan dan tak lama kemudian tubuhnya bergetar beberapa kali, tangannya mencengkeram sprei dan mulutku di penuhi cairan yg keluar dari liang keperempuanannya.

    Ohmm.. emhh.. ennak Rid.. aahh.. kata Teh Shara ketika ia klimaks.

    Setelah Teh Shara selesai menikmati kenikmatan yg diperolehnya, aku kembali mencumbunya lagi karena aku juga ingin mencapai kepuasan.

    Gantian Teh diatas ya sekarang kataku.

    Gimana Rid aku nggak ngerti kata Teh Shara.

    Daripada aku menjelaskan, langsung aku praktekkan. Aku tidur telentang dan Teh Shara aku suruh melangkah diatas kemaluanku, tampaknya ia mulai mengerti. Tangannya memegang kemaluanku yg tegang hebat lalu perlahanlahan pinggangnya diturunkan dan kemaluannya diarahkan ke kemaluanku dan dalam sekejap bless kemaluanku hilang ditelan kemaluannya. Teh Shara lalu mulai melakukan gerakan naik turun, ia angkat pinggangnya dan ketika sampai di kepala penisku ia turunkan lagi. Mulamula ia pelanpelan tapi ia kini mulai mempercepat gerakannya.

    Kulihat wajahnya penuh dgn keringat, matanya sayu sambil merem melek dan sesekali ia melihat kearahku. Mulutnya mendesisdesih. Sungguh sangat sexy wajah perempuan yg sedang dikuasai nafsu birahi dan sedang berusaha untuk mencapai puncak kenikmatan. Wajah Teh Shara terlihat sangat cantik seperti itu apalagi ditambah rambut sebahunya yg terlihat acakacakan terombang ambing gerakan kepalanya. Buah dadanya pun terguncangguncang, lalu tanganku meremasremasnya. Desahannya tambah keras ketika jarijariku memelintir puting susunya.

    Oh emhh yaah.. ohh.. itulah katakata yg keluar dari mulut Teh Shara.

    Aku nggak kuat lagi Rid.. kata Teh Shara sambil berhenti menggerakkan badannya, aku tahu ia segera mencapai klimaks.

    Kurebahkan badannya dan aku segera memompa kemaluannya dan tak lama kemudian Teh Shara mencapai klimaks. Kuhentikan gerakanku untuk membiarkan Teh Shara menikmati kenikmatan yg diperolehnya. Setelah itu aku cabut penisku dan kusuruh Teh Shara menungging lalu kumasukkan kemaluanku dari belakang. Teh Shara terlihat hanya pasrah saja terhadap apa yg aku lakukan kepadanya. Ia hanya bisa mendesah kenikmatan.

    Setelah puas dgn posisi ini, aku suruh Teh Shara rebahan lagi dan aku masukkan lagi kemaluanku dan memompa kemaluannya lagi karena aku sudah ingin sekali mengakhirinya. Beberapa saat kemudian Teh Shara ingin klimaks lagi, wajahnya memerah, tubuhnya menggelinjang kesana kemari.

    Ahh.. oh.. Teh mau enak lagi Rid.. arrghh ahh.. kata Teh Shara.

    Tunggu Teh, ki kita bareng aku juga hampir kataku.

    Teh udah nggak tahan Rid.. ahh.. kata Teh Shara sambil mendesah panjang, tubuhnya bergetar hebat, pinggulnya terangkat naik. Cairan hangat menyiram kemaluanku dan kurasakan dinding kemaluannya seakanakan menyedot penisku begitu kuat dan akhirnya akupun tidak kuat dan croott.. akupun mencapai klimaks, oh my god nikmatnya luar biasa. Lalu kami saling berpelukan erat menikmati kenikmatan yg baru saja kami raih.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Seks Tolong Jilat Memekku

    Cerita Seks Tolong Jilat Memekku


    995 views

    Perawanku – Cerita Seks Tolong Jilat Memekku, Aku baru saja merekrut sekretaris baru karena sekretarisku yang lama sudah malas-malasan dan kurang profesional, apalagi setelah dia menikah. Oh ya, hampir lupa, aku bekerja di sebuah perusahaan swasta yang sedang naik daun, tepatnya di sebuah bank swasta. Tak kuduga, sekretaris baruku itu memang bukan saja masih perawan, tapi rajin, pintar dan yang paling penting lagi adalah bodinya yang montok dan parasnya yang cantik, dengan kulit putih bersih tanpa cela. Dari pandangan mata pertama kali ketika kuwawancarai aku langsung terpikat dan dari sorot matanya serta sikapnya terhadapku, aku juga faham jika dia suka padaku.

    Wah, cocok deh, rasanya pada minggu pertama hari-hari di kantor begitu indah dan rasanya sangat cepat berjalan. Namanya Indah Ningsih Purwati, oh… rasanya kerjaku semakin bersemangat. Setiap kali dia datang ke kamar kerjaku membawa surat atau minumanku, aku mulai menancapkan busur-busur asmaraku dari mulai menggenggam tangannya, mencium hidung dan keningnya tetapi masih cukup sopan, jangan sampai dia kaget atau marah. Tapi aku yakin, dia pun ingin diperlakukan demikian karena ternyata dia tak menolak bahkan kerjanya semakin rajin dan cekatan bahkan tak pernah bolos (termasuk ketika datang matahari, eh datang bulan). Kupikir tak apa, malah aku senang, toh aku belum mau pakai, yang penting bisa mencium bibirnya, hidungnya, keningnya dan dari hari ke hari kami semakin tenggelam dalam asmara. Ketika itu, tahun 1982, dia sudah punya pacar bahkan pacarnya terus memintanya untuk segera menikah. Herannya, menurut pengakuannya, dia semakin benci dan tidak berniat kawin dengan pacarnya itu. Weleh-weleh- weleh, rupanya jerat cintaku telah merasuki jiwanya.
    Sampai suatu hari (3 bulan kemudian), aku membeRenikan diri untuk mengajaknya pergi ke luar kota di hari minggu, karena tidak mungkin kami mencurahkan cinta kasih kami di kantor. Dia setuju dan berjanji untuk menungguku di sebuah pasar swalayan tak jauh dari rumahnya. Maka ketika mobil kami meluncur di toll Jagorawi menuju Bogor dan kemudian ke Pelabuhan Ratu Sukabumi, hati kami semakin berbunga-bunga sebab kami akan dapat mencurahkan segalanya tanpa takut diketahui orang atau pegawai lain di kantor maklum kedudukanku sebagai kepala cabang bank swasta terkemuka di samping sudah beristeri dan beranak dua.
    “Ning….” kataku pelan ketika mobilku keluar pintu toll.
    “Ada apa Pak?” Ningsih menjawab manis, sambil melirikku.
    “Sekarang jangan panggil bapak, panggil saja Papah, biar nanti orang mengira kita ini suami-isteri. ” Dia mencubit pahaku sambil tersenyum manja, dan tangannya kutahan untuk tetap memegang pahaku, dia mendelik manja tapi juga setuju.
    “Pah… kamu nakal deh”, sambil mencubit sekali lagi pahaku. Wah, rasanya aku seperti terbang ke langit mendengar Ningsih mengatakan “Papah” seperti yang kuminta. Sebaliknya, aku pun mulai saat itu memanggil Ningsih dengan sebutan “Mamah” dan kami saling memagut cinta sepanjang perjalanan ke Pelabuhan Ratu itu, laksana sepasang sejoli yang sedang mabuk cinta atau pengantin baru yang akan ber-“honey-moon” , sehingga tak terasa mobilku sudah memasuki halaman Hotel Samudera Beach. Pelabuan Ratu yang berada di tepi Samudra Hindia dengan ombaknya yang terkenal garang. Laksana suami isteri, aku dan Ningsih masuk dan menuju “reception desk” untuk check-in minta satu kamar yang menghadap ke laut lepas. Petugas resepsi dengan ramah dan tanpa rewel (mungkin karena aku ber-Mamah-Papah dan terlihat sebagai suami isteri yang sangat serasi, sama ganteng dan cantiknya) segera memberikan kunci kamar, sambil minta seorang room-boy mengantar kami ke ruangan hotel di lantai tiga kalau aku tak salah. Segera kututup pintu kamar, di-lock sekaligus dan pesan supaya kami tidak diganggu karena mau beristirahat. Aku dan Ningsih duduk berhadapan di pinggir tempat tidur sambil tersenyum mesra penuh kemenangan. Akhirnya, angan-angan yang selalu kuimpikan untuk berdua-duaan dengan Ningsih ternyata terlaksana juga. Kukecup hidungnya, keningnya, telinganya, Ningsih menggelinjang geli. Kusodorkan mulutku untuk meraih mulutnya, dia terpejam manja dan ketika bibir kami bersentuhan dan kuulurkan lidahku ke bibirnya, ternyata dia langsung menyedot dan melumat lidahku dalam-dalam. “Ooohhgghh, Paahh”, Ningsih mulai terangsang dan merebahkan badannya, aku segera saja menggumulinya dan menaiki badannya, Ningsih melenguh dan terpejam, kemaluanku bergesekan dengan selangkangannya dan bau harum parfumnya semakin merangsang nafsuku. “Paahh, kita buka pakaiannya dulu, nanti lecek.” Oh, harum sekali mulutnya, kulumat habis wajahnya, kupingnya, jidatnya dan mulutnya. “Paahh, bandel nih, kita buka dulu bajunya!” Aku masih terengah-engah menahan nafsuku yang membara, kemaluanku semakin menegang menggesek selangkangannya. “OK Mahh… yuuk dibuka dulu.”
    Karena sudah sama-sama ngebet, kami saling membukakan pakaian dan setelah T-Shirt-nya kulepas, terlihat sepasang gunung menyembul putih, dan mulus sekali. Kami berpandangan setelah tak selembar benang pun menempel. Kudekap Ningsih yang mulus, putih, harum itu, kujilati semuanya sambil berdiri, sementara kemaluanku sudah tegang memerah, apalagi ketika Ningsih mulai meraba dan meremas batang kemaluanku. Kutelentangkan dia di tempat tidur. Oh… betapa mulusnya badan Ningsih, sempurna sekali seperti bidadari. Pinggulnya yang montok, buah dadanya yang putih kencang dengan puting merona merah dan kemaluannya yang dijalari rambut kemaluan yang tidak terlalu lebat jelas menampakkan bentuknya yang sempurna tanpa cacat, dan kelentit yang merah terlihat rapi dan belum menonjol keluar karena memang Ningsih masih perawan. Kujilati dari ujung kaki sampai ujung jidatnya yang mulus, naik ke atas, berhenti lama di bawah kemaluannya. Kumainkan lidahku di antara selangkangannya, Ningsih melenguh, terus kukulum-kulum kemaluannya, klitorisnya yang merah dan beraroma harum, tambah lama tambah merambah ke dalam lubang kemaluannya yang merah.
    “Ogghh, Paahh, geliii.., terusss Pahh, ogghh, tapi jangan terlalu dalam Pahh…, saakiiit.”
    “Yaa, sayanggg”, sambil terus lidah dan mulutku mengulum kemaluan dan kelentitnya yang mulai terasa agak asin karena cairan kemaluan Ningsih mulai keluar.
    “Ogghh, Paah…, adduuhh, Paahh, gelii, Pahh, Mamah kayaak maauu… ogghh.” Aku terus menjilati seluruh kemaluannya dengan membabi buta, kuhirup seluruh cairannya yang wangi itu, sekali-kali lubang pantatnya kujilati dan Ningsih menggelinjang dan merintih setiap kali kujilat pantatnya.
    Penisku semakin tegang dan keras, urat-uratnya terlihat jelas menegang, aku tahan terus supaya tidak ejakulasi duluan. Aku ingin memuaskan Ningsihku yang tentunya baru merasakan kenikmatan surga dunia ini bersama lelaki yang dicintainya. “Paahh, eemmggghh.., teruss… Paahh, geellii…, oooggghh…, Pappaahh jaahhaatt!” aku masih saja terus melumat, memamah, menggigit-gigit kecil lubang kemaluan dan klitorisnya yang merah dan beraroma wangi, dan pantat Ningsih semakin cepat naik turun sepertinya mau agar lidahku semakin masuk ke lubang kemaluannya. “Paahh, naik Paahh, udaahh donnkk, Mamahh nggak tahaan”, sambil menarik tanganku. Matanya terpejam ayam, buah dadanya yang putih, mulus dan mengkel terlihat naik turun. Aku menaiki badannya dan penisku yang sudah seperti besi terasa menggesek bulu kemaluannya dan menempel hangat disela-sela kemaluannya yang semakin basah oleh ludahku dan cairan vaginanya. Kuremas dan kuhisap buah dadanya, kukulum puting susunya yang merah muda, terasa sedap dan manis. Ningsih menggelinjang dan semakin melenguh. “Maahh, masukin yaa, penis Papah”, dia mengangguk sambil tetap terpejam. Kubidikan penisku yang sudah keras itu kelubang kemaluannya, dan kujajaki sedikit-sedikit lubangnya, maklum Ningsih masih perawan, aku tak ingin menyakitinya. “PPPaahh, masukkaan cepatt… Mamah nggak tahan Paah aahh…” Kutancapkan penisku lebih dalam, Ningsih merintih nikmat, pantatku naik turun untuk mencari lubang kemaluannya yang masih belum tertembus penis itu, Ningsih terus menggoyangkan pantatnya naik turun sambil terus merintih. “Maahh, penis Papahh udahh masuukk, oogghh mahh, vaginanya lezat, menyedot-nyedottt. .. penis…” aku mulai merasakan kenikmatan yang luar biasa, karena disamping Ningsih masih perawan, vaginanya juga punya keistimewaan yang sering disebut “empot-empot ayam” itu. Tambah lama, penisku tambah melesak jauh ke dalam vagina Ningsih dan ada beberapa tetes darah sebagai tanda keperawanannya diberikan kepadaku, boss-nya, kekasih barunya. Oh, betapa bahagianya hati ini. “Paahh, saakkiitt, Paahh, tapi enaak, oooggghh.. Paahh, terus, goyang paahh…, oooghh, cepeetiinn paahh…” Aku semakin mempercepat goyangan pantatku naik turun dan penisku sudah bisa masuk semuanya ke lubang kemaluan Ningsih. Aku bangun dan duduk sambil kupeluk Ningsih untuk duduk berhadap-hadapan dengan tidak melepaskan penisku. Ningsih duduk di pangkuanku dengan kaki melonjor ke belakang pantatku. Penisku terus menancap di vaginanya dan Ningsih mulai menaik-turunkan pantatnya. “Paahh, oggghh… pahh”, sambil melumat bibirku dan menggigitnya. “mmaahh,oogghh, aememmhh… maahh, goyang terusss…, Papah mau keluarrrr.” Ningsih semakin beraksi menaik turunkan pinggulnya yang bahenol dan putih bersih dan aku pun meladeninya dengan menaik-turunkan pantat dan penisku semakin kencang juga.
    “Pppaahh… Papahh harus tanggung jawab yaa, kalau Ningsih hamil”, ucapnya di sela-sela nafasnya yang semakin ngos-ngosan.
    “Ningsiha… emmhhggg, sayang Pappaahh… biarin mengandung anak Papaah”, manjanya. Aku mengangguk saja sebab aku sangat mencintainya.
    “Paahh… oogghh… emmgghh… Ningsiha mauuu… keluaarrr… oomhh.” “Papahh.. jugaa… sayanggg…. “jawabku sambil telentang agi sedangkan Ningsih tetap nongkrong berada di atas badanku dan vagina serta pantatnya naik turun semakin cepat melumat habis batang penisku.
    “Paahh… Mamahh… oooghh… sssakittt, oooggghh… tapiii.. ennaakk”, ketika kubalikkan badannya dan kutancapkan penisku dari belakang. Kugenjot terus penisku keluar masuk lubang kemaluannya sambil kuremas-remas pinggulnya yang mulus dan montok seperti gitar itu, Ningsih semakin merintih, aku juga semakin tersengal-sengal menahan nafasku dan penisku yang semakin liar. Waktu sudah berjalan sekitar 50 menit sejak kami masuk kamar. Kuat juga pikirku, mungkin berkat latihan yogaku yang cukup teratur, sehingga bisa menahan emosi dan cukup nafas. Aku memang rada jago juga dalam bermain asmara di ranjang.
    “Terruusss.. . Paahh… eemmhh… ogghh… Paahh… Paahh, ggghh… Mamahh maaooo keluaarr… oogghh… bareng Paahh.” Kucabut dulu penisku dan Ningsih kuminta untuk telentang kembali dan lantas kutindih lagi sebab aku ingin menatap dan menciumi wajah kekasihku ketika kami sama-sama ejakulasi. Kutancapkan kembali penisku ke vaginanya yang terlihat semakin memerah, kujilati dulu lendir-lendir di kemaluannya sampai lumat dan kutelan dengan nikmat. Dia menggeliat,
    “Cepat dong masukan lagi penisnya Pah!” dan,
    “Bbbleess”, oh nikmat sekali rasanya vagina perawanku tercinta ini. Aku seperti di awang-awang, saling mencintai dan dicintai. Kugoyang terus pantatku semakin lama semakin kencang dan penisku keluar masuk vaginanya dengan gagah, Ningsih terus melenguh kenikmatan sambil tangannya memilin-milin puting susuku semakin membawa nikmat. Ningsih semakin menggila goyangannya mengimbangi keluar masuk penisku ke vaginanya, penisku terasa disedot-sedot dan dijepit dengan daging lunak yang ngepres sekali. Keringat kami semakin bercucuran dan semakin membangkitkan gairah cinta, kemudian tiba pada puncak gairah cinta dan surga dunia kami yang paling indah, paling berkesan sekali disaksikan laut kidul, dan kami berdua serempak berteriak dan mengejang, “Paahh… Maahh… oogghh… mauuu keluuuarrr.. . ogghh… baarrrreeengg. .. yuuu…, oooghh… sayaang.” Kami sama-sama mengejang, mengerang, merengkuh apa pun yang bisa direngkuh, sebuah klimaks dua manusia yang saling mencintai dan baru dipertemukan, meskipun sudah agak telat karena aku sudah berkeluarga.
    Sejak itu, aku terus memadu kasih kapan dan di mana saja (kebanyakan di luar kota) sampai Ningsih kawin dan keluar dari perusahaanku. Anak-anaknya adalah anak-anakku juga bahkan wajahnya mirip wajahku dan kadang-kadang kami masih bertemu memadu kasih karena kami tidak bisa melupakan saat-saat indah itu. Kapan akan berakhir perselingkuhan ini, kami tidak tahu sebab cinta kami sangat mendalam.
    Ningsih telah keluar dari kantor cabang bank yang kupimpin di bilangan Slipi, karena dia dipaksa kawin dengan seorang laki-laki yang tidak dicintainya. Namun sebagai anak yang patuh sama orang tua, terpaksa harus mengikuti keinginan orangtuanya dan ikut bersama suaminya setelah itu ke Bandung, karena suaminya bertugas di kantor pajak Jawa Barat. Sebulan sebelum menikah dia kuajak ke Singapore untuk operasi selaput dara, karena aku tidak ingin Ningsihku bermasalah dengan suaminya pada malam pengantinnya. Kami menginap di sebuah hotel di kawasan Orchard Road yang ramai dan penuh pertokoan selama tiga malam dan satu malam lainnya aku menungguinya di Rumah Sakit Elizabeth yang terkenal dan langsung ditangani oleh dr. Lie Tek Shih, spesialis operasi plastik, kenalan lama saya. Malam sebelum operasi selaput dara, kami menumpahkan seluruh kasih sayang semalam suntuk di hotel bintang empat itu, dan malam itu merupakan malam yang ke 24 (karena Ningsih rajin mencatat setiap pertemuan kami) kami memadu kasih dan terlarut dalam kebersamaan yang tiada tara sejak yang pertama di “Samudera Beach” Pelabuhan Ratu.
    “Papah”, Ningsih bersender manja di dadaku di kamar hotel itu.
    “Apa sayang?” jawabku sambil mencium rambutnya yang harum.
    “Mamah… Mamah nggak mau kawin dan meninggalkan Papah”, rengeknya manja.
    “Memangnya kenapa sayang?” jawabku sambil mengusap sayang payudaranya yang putih ranum.
    “Mamah nggak cinta sama calon suami pilihan Bapak, lagi pula Mamah nggak mau meninggalkan Papah sendirian di Jakarta.” Matanya terlihat mulai berkaca-kaca, “Mamah sangat sayaang sekali sama Papah, Mamah cintaa sekali sama Papah, Mamah tak rela tubuh dan segala milik Mamah dijamah dan dimiliki orang lain selain Papah, achh… kenapa Tuhan mempertemukan kita baru sekarang? setelah Papah punya isteri dan anak?” Ningsih terus bergumam sambil membelai dadaku dan sesekali mempermainkan puting susuku yang semakin keras.
    “Mahh, sudahlah, itu sudah diatur dari sananya begitu, kalau dipikir, Papah pun nggak rela kamu dijamah laki-laki lain, Papah tak kuasa membayangkan bagaimana malam pengantinmu nanti, tapi semuanya sudah akan menjadi kenyataan yang tidak mungkin kita robah.” Aku menciumi seluruh mukanya dengan segenap kasing sayang, seakan kami tidak ingin terpisahkan, air mata kami berlinangan campur menjadi satu dalam kesenduan dan kemesraan yang tak pernah berakhir setiap kali kami memadu kasih.
    “Papaahh, nikmatilah Ningsihmu sepuasmu Pahh, sebelum orang lain menjamah tubuhku.” Ningsih menarik tanganku ke buah dadanya dan merebahkan badannya ke kasur empuk sebuah double-bed. Aku beringsut mendekatinya, sambil kurebahkan badanku di samping tubuhnya yang putih mulus dan seksi itu. Kuusap-usap penuh mesra dan kasih sayang buah dadanya yang putih ranum dengan putingnya yang merona merah. Kujulurkan mulut dan lidahku ke puting buah dada kirinya yang menurutnya cepat membuat rangsangan berahinya timbul.
    “Paahh…, gelliii… sayaang… oooggghh, Paahh…, naikin Mamaahh… Paahh…” Matanya merem ayam dan dadanya semakin turun naik.
    “Iyyaa, yaanng…” aku segera menindihi badannya, dan penisku mulai kembali tegang. Tiba-tiba Ningsih membalikkan badannya dan mendadak merenggangkan kedua kakiku. Tak sampai satu menit, Ningsih sudah mengulum penisku yang semakin mengeras dan mengkilat kepalanya sampai batangnya amblas semua ke dalam mulutnya.
    “Oogghh, Paahh, sudah assiiinnn, Papah sudah ngiler nih, tapi nikmat kok, Mamah suka?” Aku semakin merem melek,
    “Ogghh, Mmaahh, geellii, sayaang, nikmaatt, ogghh.” Ningsih mengenyot biji pelirku dan menggigit-gigit sayang, hingga aku menggelinjang geli dan nikmat. Ningsih memang pintar, hebat, telaten dan cantik. Aku terkadang tak suka dan tak rela dia nanti ditiduri dan dijamah lelaki lain, walaupun itu suaminya. Aku terpikir untuk menggodanya.
    “Mah, apa nanti suamimu juga dijilati begini?” Ningsih berhenti melumat dan menjilat penis dan buah pelirku sejenak. Matanya mendelik dan mencubit pantatku keras sekali.
    “Jangan menyakiti hati Mamah ya Pah, Mamah sumpah nggak akan seperti ini, seperti main sama Papah, meskipun nanti lelaki itu resmi jadi suamiku”, Ningsih iseng mengusap-usap penisku penuh sayang sambil nyerocos lagi.
    “Percaya dech pah, Ningsih cuma cinta sama Papah, paling-paling kalau main nanti sama dia sekedar karena kewajiban, biar saja kayak gedebong pisang.”
    “Benar ya Mah, Papah nggak rela kalau kamu main sama dia dirasain, terus ikut goyang dan melenguh, Papah pasti merasakannya” , kataku menimpali.
    “Nggak bakal sayang, Mamah hanya manja dan menikmati semua kalau ngewe sama Papah, percaya dech sayang.” Ningsih kembali naik di atas badanku dan penisku terus diusap-usapnya dan sesekali dikocoknya persis di bagian kepalanya, sehingga langsung tegang dan berdiri perkasa menampakkan otot-ototnya. Ningsih mengangkat sedikit pantatnya ke atas dan menyelipkan penisku yang semakin perkasa ke lubang kemaluannya yang mulai basah dan licin. Penisku nggak begitu panjang memang, paling sekitar 15 sentimeter, tapi kerasnya seperti besi, dan Ningsih selalu menikmati klimaks dengan sangat bahagia bahkan bisa berkali-kali klimaks dalam setiap kali berhubungan denganku. Pantatnya mulai bekerja naik turun dan pantatku juga mengimbanginya dengan menekan-nekan ke atas, sehingga Ningsih semakin merem melek keasyikan. “Ppaahh, aagggghh… terus teken sayaang… Mamaahh eennnaakk adduuhh Paahh.., oogghh.., Mamaahh, cintaa.. yaangg…” Selalu saja Ningsih nyerocos mulutnya kalau lagi keasyikan vaginanya melumat penisku. Vaginanya mulai lagi menyedot-nyedot penisku dengan “empot ayamnya” yang tak bisa kulupakan.
    “mmaahh…. ooogghh… aduuhh, Maahh, nikmaat, sayaang.. teruuuss Maahh, goyaanng.” Aku mulai merasakan kenikmatan yang luar biasa. Kuremas-remas buah dada dan putingnya, hingga dia kegelian dan semakin kencang menaik-turunkan pantatnya, sampai bunyi gesekan penis dan vaginanya semakin terdengar. Ningsih membalikkan badannya dan membelakangiku tapi dengan posisi tetap di atas tubuhku tanpa mengeluarkan penisku dari kemaluannya. Aku paling bernafsu kalau melihat pantat Ningsih yang putih mulus dan bahenol turun naik di depan mataku sambil vaginanya terus menghisap-hisap batang penisku sampai amblas semuanya ke dasar kemaluannya. Tiba-tiba, “Pppaahh, oggghh, Papaahh, Mamahh maooo keluaarr…. ooghh… Papaahh… aa.. aa… aagghh aaggghh, Mamaahh duluaannn Pahh….” Ningsih terkulai lemas sambil menyubit keras pantatku dan berbalik kembali menindih tubuhku, sambil memegang penisku yang masih berdiri tegak dan belepotan lendirnya. “Bandel nich… ayo cepeten masukin lagi, Mamah yang di bawah!” perintahnya manja sambil menciumi wajahku. Kedua tubuh kami mandi keringat, rasanya puas sekali setiap bersetubuh dengan Ningsihku sayang.
    Aku tersenyum puas, aku memang nggak egois, biar Ningsihku dulu yang terkulai lemas menikmati klimaksnya, aku bisa menyusul kemudian dan Ningsih selalu melayaniku dengan penuh kasih sayang dan kesabaran. Kubalikkan tubuhnya, kujilati dengan kulumat lendir-lendir di vaginanya, kujilat, kugigit sayang klitoris dan vaginanya, dia menggelinjang kegelian. Kutelan semua lendir Ningsihku, sementara itu penisku masih berdiri tegak.
    “Cepat masukin penisnya sayang, Mamah mau bobo nich.., lemas, ngantuk”, kicaunya. Setelah kubersihkan vaginanya dengan handuk kecil, kumasukkan lagi penisku, aduh ternyata lubang vaginanya menyempit kering lagi, menambah nikmat terasa di penisku.
    “Mmaahh, eennaak… Maahh, oogghh, sempit lagi Maahh…” sambil terus kutekan ke atas dan ke bawah penisku.
    Aku sedikit mengangkat badanku tanpa mencabut penisku yang terbenam penuh di vagina Ningsih, kemudian kaki kanan Ningsih kuangkat ke atas dan aku duduk setengah badan dengan tumpuan kedua dengkulku. Ningsih memiringkan sedikit badannya dengan posisi kaki kanannya kuangkat ke atas. Dengan posisi demikian, kusodok terus penisku ke luar dan ke dalam lubang vaginanya yang merah basah. Ningsih mulai melenguh kembali dan aku semakin bernafsu menusukkan penisku sampai dasar vaginanya. “Ooggghh, Maahh, ooogghh.. nikmat sekali sayang”, lenguhku sambil memejamkan mataku merasakan kenikmatan vagina Ningsih yang menyut-menyut dan menyedot-nyedot. “Paahh.. Mamah enaak lagi, ooogghh… Paahh”, dia mulai melenguh lagi keenakan. Aku semakin bersemangat menusukkan penisku yang semakin tegang dan rasanya air maniku sudah naik ke ujung penisku untuk kusemburkan di dalam kemaluan Ningsih yang hangat membara. Kubalikkan tubuhnya supaya tengkurap dan dengan bertumpu pada kedua dengkulnya aku mau bersenggama dengan doggy style, supaya penisku bisa kutusukkan ke vaginanya dari belakang sambil melihat pinggul dan pantatnya yang putih dan indah. Dalam posisi senggama menungging begitu, aku dan Ningsih merasakan kenikmatan yang sangat sempurna dan dahsyat. Apalagi aku merasakan lubang vaginanya semakin sempit menjepit batang penisku dan sedotannya semakin menjadi-jadi. “Paahh… teruuuss genjoott.. Paahh…” Ningsih mulai mengerang lagi keenakan dan pantatnya semakin mundur maju sehingga lubang vaginanya terlihat jelas melahap semua batang penisku. “Blleesss, shhoottt… bleesss… srooottt, sreett crreeckkk… ” gesekan penisku dan vaginanya semakin asyik terdengar bercampur lenguhan yang semakin nyaring dari dua anak manusia yang saling dilanda cinta.
    “Maahh, ooggghh… adduuuhh, Yaangg… emghh, Papah enaakk, ooghh!” aku tergoncang-goncang dan dengkulku semakin lemas menahan kenikmatan dan nafsuku yang semakin menggelegak. Sementara itu keringatku semakin bercucuran membasahi kasur meskipun AC cukup dingin di kamar hotel itu.
    “Paahh, ooogghh, teruuusss tusuuk Paahh…” Ningsih merintih-rintih ke asyikan, kelihatannya akan klimaks lagi. Rupanya Ningsih nggak mau tahu kalau posisi persetubuhan saat itu akan berakhir 2-1 untuk kemenanganku, dan entah akan menghasilkan skor berapa sampai pagi hari nanti, soalnya mumpung ketemu sebelum dia dikawinkan. Ningsih memintaku untuk telentang lagi dan sementara dia berada jongkok di depanku, sehingga vaginanya yang merah basah sampai ke bulu-bulunya terlihat jelas di depan mataku. Aku memberi kode agar Ningsih mendekatkan vaginanya ke mukaku. Sesaat kemudian vaginanya sudah ditindihkan di mulutku dan kulumat habis cairan asin bercampur manis yang ada di selangkangan dan mulut vagina dan bulunya. Kujilati habis dan kutelan dalam-dalam. Ningsih melenguh keasyikan sambil menggoyangkan pinggulnya ke atas ke bawah dan membenamkan vaginanya ke mukaku.
    “Paahh…, ooghh, Paahh…, nikmaatt, yaangg… teruusss, aduuuhh…, ooggghh, eemmhh, gilaa…, emmhh”, mulai ramai lagi dia dengan lenguhannya yang semakin menambah semangatku untuk terus melumat, menjilat, menggigit-gigit kecil kemaluan dan klitorisnya, lidahku terus menggapai-gapai ke dalam kemaluannya dan sesekali menjilat lubang pantatnya, sehingga dia menggeliat dan melenguh keenakan. Lenguhan Ningsih kalau sedang senggama itu tak bisa kulupakan sampai saat ini.
    Ningsihku adalah isteriku yang sesungguhnya, meskipun secara resmi tidak dapat dilakukan karena keadaan kami masing-masing. Terkadang kami bingung apakah cinta kasih kami akan terus tanpa akhir sampai takdir memisahkan kami berdua? Ningsih kembali kuminta celentang, karena sudah kebiasaanku kalau aku klimaks harus melihat wajahnya dan mendengar lenguhannya di depan mataku, dan rasanya semua perasaan cintaku dan spermaku tumpah ruah di dalam vaginanya kalau aku ejakulasi sambil berada di atas tubuhnya yang mulus montok, terkadang sambil meremah buah dadanya yang putih padat.
    Kumasukkan lagi segera penisku yang sekeras besi dan berwarna coklat mengkilap itu kelubang vaginanya, “Blleeeessss. ” Aku sudah tak tahan lagi menahan gumpalan spermaku di ujung penisku. Kugenjot penisku keluar masuk vaginanya sampai ke ujung batang penisku, sehingga rambut kemaluan kami terasa bergesekan membuat semakin geli dan nikmat rasanya. Kuangkat kaki kanan Ningsih ke atas, sehingga aku semakin mudah dan bernafsu memaju mundurkan pinggulku dan penisku, Ningsih meringis dan melenguh keenakan. “Paahh… teruuss Paahh… oogghh, penis Papah eaakk… ooggghh, eeemmhh… emmhh… aduuuhh.” Keringat kami semakin bercucuran membasahi sprei, masa bodoh sudah bayar mahal ini. Aku semakin bernafsu menyodok dan menarik batang penisku dari vagina Ningsih yang semakin licin tapi tetap sempit seperti perawan.
    “Oooggghh… Maahh… ooggghh… Maahh… ikut goyang dong Sayaang…, oooghh… Papaahh maauu keluuuaarr.. .” aku semakin gila saja dibuatnya, keringat semakin bercucuran, nikmat dan nikmat sekali setiap bersetubuh dengan Ningsihku sayang. Air maniku rasanya tinggal menunggu komando saja untuk disemprotkan habis-habisan kelubang vagina Ningsih. “Paahh, aduuuhh, bareng yuuu.. Paahh… Mamah mmoo keluaarr lagi”, Ningsih minta aku menindihnya dan menciumnya. Segera kutimpa dia dari atas sambil melumat mulut, bibir dan lidahnya. “Ooogghh… yuu… baraeeng.. Paahh… aiiaaogghh.. . aduhh.. yuu Maahh.. Paahh…” badan kami saling meregang, berpelukan erat seakan tak mau lepas lagi. Air maniku kusemprotkan dalam-dalam ke lubang vagina Ningsih, rasanya nggak ada lagi tersisa. Kami terkulai lemas dalam pelukan hangat dan puas sekali. Sesekali penisku kutusukan ke dalam vaginanya, Ningsih menggelinjang geli dan melenguh “Paahh… udaahh… Mamahh geli…” matanya terpejam puas. Kuciumi dia, kubersihkan lagi vaginanya dengan jilatan lidah dan mulutku, ketimbang pakai handuk. Vaginanya tetap harum, manis dan wangi laksana melati.
    Sepulang dari Singapore, aku dan Ningsih masih selalu bertemu di beberapa motel di Jakarta dan sekitar Botabek. Aku seakan tidak rela melepas kekasihku untuk dikawinkan dengan lelaki lain. Tapi memang tidak ada jalan lain, sebab meskipun Ningsih telah menyatakan keikhlasannya untuk menjadi isteri keduaku, namun aku juga sangat cinta keluarga terutama anak-anakku yang masih butuh perhatian. Ningsih sangat maklum hal itu, namun dia juga tidak bisa menolak keinginan orangtuanya untuk segera menikah mengingat hal itu bagi seorang wanita adalah sesuatu yang harus mempunyai kepastian karena usianya yang semakin meningkat. Waktu itu Ningsih sudah berusia hampir 26 tahun dan untuk wanita seusia itu pantas untuk segera berumah tangga.
    Tanpa terasa hari pernikahan Ningsih sudah tinggal tersisa satu bulan lagi, bahkan undangan pesta pernikahan sudah mulai dicetak, dan dia membeNingsihhukan aku bahwa resepsi pernikahannya akan diselenggarakan di Balai Kartini. Hatiku semakin merasa kesepian, dari hari ke hari aku semakin sentimentil dan sering marah-marah termasuk kepada Ningsih. Aku begitu tak rela dan rasanya merasa cemburu dan dikalahkan oleh seorang laki-laki lain calon suami Ningsih yang sebenarnya tidak dia cintai. Tapi itulah sebuah kenyataan pahit yang harus kutelan. Itulah adat ketimuran kita, adat leluhur dan moyang kita. Barangkali kalau aku dan Ningsih hidup di sebuah negara berkebudayaan barat, hal ini tidak bakalan terjadi, sebab Ningsih bisa menentukan pilihannya sendiri untuk hidup bahagia bersamaku di sebuah flat tanpa bisik-bisik tetangga dan handai-taulan di sekitar kita.
    Tanpa terasa pula aku sudah menjalin cinta dan berhubungan intim dengan Ningsih hampir empat tahun lamanya, seperti layaknya suami isteri tanpa seorang pun yang mengetahui dan hebatnya Ningsih tidak sampai mengandung karena kami menggunakan cara kalender yang ketat sehingga kami bersenggama jika Ningsih dalam keadaan tidak subur.
    Pada suatu sore, Ningsih meneleponku minta diantarkan untuk mengukur gaun pengantinnya di sebuah rumah mode langganannya di kawasan Slipi. Kebetulan aku sedang agak rindu pada dia. Kujemput dia di sebuah toko di Blok M selanjutnya kami meluncur ke arah Semanggi untuk menuju ke Slipi. Di mobil dia agak diam, tidak seperti biasanya.
    “Ning, kok tumben nggak bersuara”, kataku memecah hening.
    Dia menatap mukaku perlahan, tetap tanpa senyum. Air matanya terlihat samar di pelupuk matanya.
    “Mah, kenapa sayang? kok kelihatannya bersedih”, kataku sekali lagi.
    Dia tetap menunduk dan air matanya mulai meluncur menetes di tanganku yang sedang mengelus mukanya.
    “Bertambah dekat hari pernikahanku, aku bertambah sedih Pah”, ujarnya.
    “Mamah membayangkan malam pengantin yang sama sekali tidak Mamah harapkan terjadi dengan lelaki lain. Sayang sekali kamu sudah milik orang lain. Kenapa kita baru dipertemukan sekarang?” Ningsih berceloteh setengah bergumam. Aku merasa iba, sekaligus juga mengasihani diriku yang tidak mampu berbuat banyak untuk membahagiakannya.
    Kugenggam tangannya erat-erat seolah tak ingin terlepaskan. Tanpa terasa, mobilku sudah memasuki pekarangan rumah mode yang ditunjukan Ningsih. Hampir setengah jam aku menunggu di mobil sambil tiduran, mesin dan pendingin mobilku sengaja tak kumatikan. Laser disk dengan lagu “Love will lead you back” mengalun sayup menambah suasana sendu yang menyelimuti perasaanku. Aku dikejutkan Ningsih yang masuk mobil dan membanting pintunya. Setelah berada di jalan raya kutanya dia mau ke mana lagi dan dia menjawab terserahku. Kuarahkan mobilku kembali ke jembatan Semanggi dan belok kiri ke jalan Jenderal Sudirman dan masuk ke Hotel Sahid. Sementara aku mengurus check-in di Reception Desk, Ningsih menungguku di lobby hotel. Kemudian kami naik lift menuju kamar hotel di lantai dua.
    “Pah, Mamah serahkan segalanya untukmu, Mamah khawatir sebentar lagi Mamah dipingit, nggak boleh keluar sendirian lagi, maklum tradisi kuno kejawen masih ketat.” Tanpa malu-malu lagi karena kami memang sudah seperti suami isteri, dia membuka satu persatu pakaian yang melekat di badannya sehingga kemontokan tubuhnya yang tak bisa kulupakan terlihat jelas di hadapanku. Tanpa malu-malu pula dia mulai memelorotkan celana panjang sampai celana dalamku, sehingga batang penisku yang masih tiduran terbangun. Tanpa menungguku membuka baju dan kaus singlet, Ningsih sudah membenamkan batang penisku ke mulutnya dan melumatnya dalam-dalam. Aku mulai merasakan kenikmatan yang luar biasa dan batang penisku mulai mengembang besar dan keras seperti besi.
    “Ogghh… Maahh…, isep terus yaang oooghh, aduuuuhh… gelli”, aku mulai melenguh nikmat dan Ningsih semakin cepat mengulum penisku dengan memaju-mundurkan mulutnya, penisku semakin terasa menegang dan aliran darah terasa panas di batang penisku dan Ningsih semakin semangat melumat habis batang penisku. “Oggghh, Paahh, enaakkk asiiin.. Paahh.” Wah, batang penisku makin terasa senut-senut dan tegang sekali rasanya cairan spermaku sudah berkumpul di ujung kepala penisku yang semakin merah mengkilat dikulum habis Ningsih. Aku minta Ningsih menghentikan hisapannya dulu, kalau tidak rasanya spermaku sudah mau muncrat di mulutnya.
    “Ooogghh, Maahh, sudah dulu doong, Papaahh moo… keluaar!” Ningsih menuruti eranganku dan beranjak rebah dan telentang di tempat tidur. Aku mengambil nafas dalam-dalam untuk menahan muncratnya spermaku. Aku ikut naik ke tempat tidur dan kutenggelamkan mukaku ke tengah selangkangannya yang mulus putih tiada cela tepat di depan kemaluannya yang merekah merah. Kujulurkan lidahku untuk kemudian dengan meliuk-liuk memainkan kelentitnya, turun ke bawah menjilat sekilas lubang pantatnya. Ningsih melenguh kegelian dan mulai menaik-turunkan pantatnya yang putih dan gempal.
    Kutarik ke atas lidahku dan kujilat langit-langit vaginanya yang mulai basah dan terasa manis dan asin. Kutegangkan lidahku agar terasa seperti penis, terus kutekan lebih dalam menyapu langit-langit vagina Ningsih. Ningsih semakin memundur-majukan pinggulnya sehingga lidahku menembus lubang vaginanya semakin dalam. Aku sebenarnya ingat bahwa hasil operasi selaput daranya tempo hari di Singapore bisa jebol lagi, tapi aku tak peduli kalau kenikmatan bersenggama dengan Ningsih telah memuncak ke ubun-ubunku. “Paahh… ooghh… wooowww… ooghh.. paahh, terus paahh… enaakkk… paahh lidahnya kayaak kontoooll… ” Goyangan pinggul Ningsih semakin menggila, aku pun tambah semangat membabi buta memainkan lidah dan mulutku melumat habis vagina dan klitorisnya sampai cairan Ningsih semakin banyak mengalir. Kuhisap dan kutelan habis cairan vagina Ningsih yang asin manis itu sehingga lubang vaginanya selalu bersih kemerahan. Ningsih terus menyodok-nyodokkan vaginanya ke mukaku sehingga lidahku terbenam semakin dalam di lubang vaginanya, sampai mulai terasa pegal rasanya lidahku terus kutegangkan seperti penis. “Paahh… sudah naik sayaang, Mamah sudah nggak tahan, masukkan penisnya sayang.” Ningsih menarik tanganku ke atas supaya aku segera menaikkan badanku di atas badannya.
    Penisku memang sudah terasa panas dan tegang sekali. Ningsih tak sabar memegang penisku dan menuntunnya ke lubang vaginanya yang sudah basah karena lendir kemaluan bercampur ludahku. Maka “bleeess”, “Ogghh… Paahh… tekan terus sayaang, Mamah udaahh rinduu… oogghh emmgghh… Paah… terus goyaag sayaang…. ooghh..” Pantat Ningsih mulai bergerak naik turun dengan liar dan penisku sebentar masuk sebentar keluar dari lubang vaginanya yang menyedot-nyedot lagi. Kunaikkan kaki kanannya dan dengan posisi setengah miring dan posisiku setengan duduk aku sodok vagina Ningsih dari belakang. Aku semakin bernafsu kalau melihat pantat dan pinggul Ningsih yang putih. Penisku semakin ganas dan tegang menyodok mantap vaginanya dari belakang.
    Ningsih membalikkan tubuhnya sehingga menungging membelakangiku dan penisku tak kucabut dari vaginanya. “Paahh.. teruuss dooong, Mamaah nikmaa… ogghh… teruuusss… sodoook sayaang… ogghh… Paahh…. aaoggghh… uuuggghh…” Pantatnya semakin menggila mundur maju dan aku pun semakin menggila menyodokkan penisku sampai rasanya mau patah. Memang setiap senggama sama Ningsih rasanya habis-habisan. Kutumpahkan semua kemampuan dan keperkasaanku untuk membahagiakan Ningsihku. Dia pun demikian, tidak ada yang tersisakan kalau kami bersenggama. Harus habis-habisan supaya puas. Keringat kami membanjiri sprei hotel seperti habis mandi.
    “Mmaahh… oooghh, teruuusss goyaang… oooggghh.. Maahh… Papaahh mooo keluaarr… gila Maahh… vaginanyaa.. . oooghh… nikmaat… sekalii…” Aku mulai ribut dan Ningsih melenguh semakin panjang. Mungkin tamu kamar sebelah mendengar lengkingan dan lenguhan kami.
    Masa bodoh! “Pahh… emmghh… oogghh… Paapaahh… adduuuhh.. Paahh… adduuhh… Mamaahh… mmooo kelluuaarr.. . emmggg… addduhh… Paahh aduuhh… Paahh… adduuhh”, Kugenjot terus penisku keluar masuk, vagina Ningsih yang semakin banjir dengan cairan vaginanya, terus kugenjot penisku sampai pegel aku tak peduli. Keringat kami terus membanjiri sprei.
    Kuminta Ningsih telentang kembali karena dengkulku mulai lemas. Dia tersenyum sambil tetap memejamkan matanya. Oh, cantiknya bidadariku, rasanya ingin kukeluarkan seluruh isi penisku untuknya. Ningsih baru sadar bahwa hasil operasi selaput daranya mungkin jebol lagi. Ningsih bilang masa bodoh, yang penting semuanya telah diberikan buat Papah. Biar saja suaminya curiga atau marah atau bahkan kalau mau cerai sekalipun kalau tahu dia nggak perawan lagi. Kali ini kami nggak menunggu waktu ketika Ningsih sedang tidak subur, karena Ningsih ingin mengandung anakku dan orang tidak akan curiga karena Ningsih akan punya suami. Memang kasihan nasib suami Ningsih nanti, tapi bukan salah kami karena dia merebut cinta kami, ya kan ?
    “Cepat pah masukan lagi ach… jangan mikirin orang lain!” Tuh kan betapa dia nggak ambil peduli tentang hari pernikahannya dan calon suaminya, sebab bagi dia akulah suami sesungguhnya dalam hati sanubarinya. Bleess…, “Ooogghh… Paahh, enaak… Paahh… aaoogghh.. uuhhgg.. uuughh… genjot terus Paah”, Aku tekan penisku sekuat-kuatnya sampai tembus semuanya ke lubang paling dalam vaginanya sampai terasa mentok. “Ooogghh… mmaahh… nikmaattt… istrikuu… sayaangg… oooggghh… aagghh… eemmgghh…” aku setengah berdiri lagi dengan tumpuan ke dua dengkulku dan kurenggangkan kedua kaki Ningsih, kusodokkan terus penisku keluar masuk vaginanya, bleeesss… sreeett… blleeess… sreeet…, vaginanya menimbulkan suara yang semakin memancing gairah kami berdua. Ningsih memejamkan dan mengigit-gigit bibirnya dan mencakar-cakar punggung dan tanganku ketika mulai meregang.
    “Ooooggghh.. . Paappaahh… emmggg… ooggghh… aduuuhh… Mamaah moo keeluuuuarr. . oooghh.. Paahh… teruuuss… saayyaang, keluuaarriiinn barreenng oogghh”,
    “Hayyyoo… Maahh… oogghh… hayoo… baarr… ooghh… reenng… Maahh… ooooghh”, teriakanku tak kalah serunya. Kami menggelepar, meregang, mengejang bersama-sama, serasa nafasku mau copot dan Ningsih melenguh panjang sambil merasakan cairan air maniku tertumpah ruah di lubang kemaluannya, terasa nikmat dan hangat katanya. Biasanya sehabis merasakan klimaks yang sangat dahsyat Ningsih selalu memukul dan mencubit sayang badanku, terus kelelahan mau tidur sehingga terbaring lunglai dengan keringat bercucuran. Aku selalu memeluk dan menciumi keningnya, hidungnya, mulutnya, rambutnya sampai ke pantatnya, biasanya dia menggelinjang dan marah-marah karena geli. Jika Ningsih sudah terpuaskan dan tertidur, aku rasanya lelaki yang sangat berbahagia di dunia ini. Sekian dulu (Akan kusambung setelah Ningsih kawin seminggu, tambah seru deh!).
    Telah seminggu Ningsih menikah dengan laki-laki pilihan orangtuanya. Resepsi pernikahannya di Balai Kartini cukup meriah, dan aku datang dengan isteriku untuk menyampaikan selamat. Ketika aku menyalaminya, dia tertegun dan terasa agak kikuk dan serba salah, aku pun merasakan hal yang sama. “Terima kasih ya Pak”, katanya hampir tak terdengar. Di hatiku berkecamuk seribu macam pikiran, tapi kuusahakan untuk tetap wajar. Ningsihku begitu cantik dan anggun dengan pakaian pengantinnya. Aku membayangkan bahwa sebentar lagi Ningsih kekasihku, isteriku, yang beberapa tahun telah memadu cinta denganku akan menjadi isteri orang.
    Meskipun kutahu bahwa dia tetap mencintaiku, tapi secara resmi dia akan menjadi isteri orang lain, tentu tidak akan sebebas dulu ketika dia masih single. Sebentar lagi Ningsih akan tidur berdua-duaan dengan lelaki lain, mungkin untuk selamanya, karena aku pun tak ingin dia menjadi janda dan kalau Ningsih menjadi janda tentu akan menjadi gunjingan orang. Tidak, aku tak rela Ningsihku menjadi gunjingan orang. Sekilas aku berpikir untuk mengakhiri saja hubunganku dengan Ningsih, karena dia telah menjadi isteri orang, tapi apakah bisa semudah itu aku melupakannya? Dunia rasanya sepi dan kejam, dan aku melangkah gontai meninggalkan pesta perkawinannya yang masih penuh tawa dan canda teman-teman dan keluarganya.
    Beberapa hari setelah pernikahannya aku membenamkan diri dengan pekerjaanku, siang dan malam kusibukkan diriku dengan pekerjaan dan mengurus anak-anaku. Aku tak mau membayangkan, dan memang tak sanggup membayangkan sedang apa Ningsih beberapa hari setelah pernikahannya. Aku cemburu, marah, masgul, gundah jika membayangkan dirinya sedang bersenang-senang dengan suaminya yang tentunya sudah tak sabar ingin menikmati kemontokan dan kemulusan tubuh Ningsih, yang sudah resmi jadi isterinya. Aku membayangkan Ningsih telanjang bulat bersama suaminya, manja, bersenggama bebas tanpa takut oleh siapapun dan melenguh mesra seperti ketika bersenggama denganku.
    Tiba-tiba aku sangat benci padanya, aku menganggap Ningsih nggak setia padaku, Ningsih telah mengkhianati cintaku, buktinya dia mau saja digilir oleh lelaki lain. Apakah itu yang namanya cinta dan kesetiaan? Aku bertekad untuk menjauhinya mulai sekarang, dan aku tak akan menerima teleponnya. Ningsih memang berjanji akan meneleponku paling lambat satu minggu setelah dia menikah dan sebelum ikut suaminya pindah ke Bandung.
    Tidak! aku tak akan menerimanya jika dia meneleponku, biar dia tahu rasa, aku tak mau bekas orang lain. Benar saja, pada hari kelima setelah kawin dia meneleponku.
    “Pak, ada telepon”, kata sekretarisku yang baru, pengganti Ningsih.
    Anehnya, meskipun dia berparas lumayan, aku tak tertarik sama sekali dengan sekretaris baruku itu. Aku memang bukan type “hidung belang” yang sekedar mau iseng bercumbu dengan perempuan. Aku hanya jatuh hati dua kali seumur hidupku, kepada isteriku dan kepada Ningsih.
    “Pak, kok melamun, ada telepon dari Ibu Ningsih, katanya bekas sekretaris bapak”, sekretaris baruku kembali mengagetkan lamunanku.
    “Ooh.. ya… ya.. sebentar Reni…, emh.. dari siapa? Ningsih? bilang saja Bapak sedang ke luar kantor ya!” aku mengajari dia bohong.
    “Lho, Pak, kenapa? kan kasihan Pak, katanya penting sekali, dan besok Ibu Ningsih mau pindah ke Bandung”
    Reni, sekretaris baruku itu mulai mendesakku untuk menerima saja telepon Ningsih itu. Aku sejenak merasa bingung, aku rasanya masih benci tapi juga sangat rindu sama Ningsih, apalagi kata Reni besok akan jadi pindah mengikuti suaminya yang bekerja di Bandung.
    Setelah berfikir sejenak… “OK, Reni, sambungkan ke sini!” dan aku agak gugup untuk kembali berbicara dengan Ningsih, untuk kembali mendengar suaranya, Ningsih yang sekarang sudah menjadi isteri orang lain.
    “Hallooo…, siapa nich?”, kataku agak malas.
    “Papah, ini Ningsih Pah, Papah kok gitu sih?” jawab Ningsih di ujung sana.
    “Oh, Nyonya Prayogo, saya kira Ningsih Prameswara kawanku”, kataku menggoda.
    “Nggak lucu ah…, Mamah sekarang tanya serius, apa Papah mau nemui Mamah nggak sebelum besok Mamah pindah ke Bandung?”, jawabnya lagi setengah mengancam. Aku bingung juga ditanya begitu, sebab jauh di dalam hatiku sebenarnya aku rindu berat sama Ningsih, tapi kebencian dan kekesalan masih menempel erat di benakku.
    Beberapa jenak, aku nggak bisa menjawab sampai Ningsih nyerocos lagi.
    “Mamah ngerti, Papah masih kesal dan benci sama Mamah, tapi kamu kan sudah setuju kalau Mamah terpaksa harus kawin, demi kebaikan hubungan kita dan demi menjaga nama baikmu juga. Papah, dengar! Mamah sudah seminggu nggak menstruasi lagi sampai sekarang. Ingat hubungan kita di Hotel Sahid terakhir kali? Sudahlah, nanti Mamah ceNingsihkan lebih lengkap, sekarang mau nggak jemput Mamah di toko biasa di Blok M? Soalnya mumpung si Yudi pulang agak larut malam” Nama suaminya memang Yudi Prayogo dan hanya selisih dua tahun dengan Ningsih, katanya sih ketemu di kursus Inggris LIA.
    Hatiku mulai melunak mendengar pengakuannya dan serta merta aku menyetujui untuk menjemputnya di Blok M. Aku memarkir mobilku di tempat parkir yang agak memojok dan sepi, maklum kami harus semakin berhati-hati, karena Ningsih sudah menjadi isteri orang. Ningsih segera hafal melihat mobilku dan setelah Ningsih duduk di sampingku, segera kukebut lagi keluar Blok M menuju ke utara melewati Sisingamangaraja, Sudirman, naik jembatan Semanggi terus memutar ke jalan Jenderal Subroto dan dengan cepat masuk ke halaman parkir Hotel Kartika Chandra. Ningsih terlihat lebih cantik, sedikit gemuk dan tambah bersih dan putih mukanya. Rambut dan bulu-bulu halus di sekitar jidatnya terlihat hilang, mungkin karena dikerok oleh perias pengantinnya.
    Dia mengenakan celana panjang merah dan T-Shirt putih kembang-kembang ditutupi blazer warna hitam. Terlihat serasi dengan kulitnya yang putih bersih. Banyak yang nyangka dia keturunan Tionghoa, padahal Jatul. Tahu jatul? Jatul itu “Jowo Tenan” atau “Jawa Tulen”. Ibunya dari Purwokerto dan bapaknya dari Surakarta , katanya sih masih kerabat Kesultanan Surakarta, masih trah langsung Raja Paku Bowono. Setelah check-in sebentar, aku sudah berdua-dua dengan Ningsih di kamar hotel, dan untuk pertama kalinya aku berduaan dengan isteri orang. Ada perasaan berdosa menyelinap di hatiku. Tapi semuanya menjadi hilang karena betapa besarnya cintaku pada Ningsih. Juga sebaliknya, jika Ningsih tak mencintaiku, mana mungkin dia beReni bertemu dengan lelaki lain padahal dia baru kawin lima hari lalu?
    “Papah, Ningsih sedang mengandung janin anakmu, biasanya tanggal lima minggu lalu Mamah menstruasi ternyata nggak keluar sampai sekarang”, Ningsih menambahkan keterangannya tadi di telepon, dan aku semakin cinta dan sayang rasanya. Tapi tetap saja ingin menggodanya dan mengetes cintanya padaku.
    “Oh, ya, hampir lupa, gimana dong bulan madunya kemarin, ceNingsihin dong Ning! pasti seru dan rame dengan lenguhan. Dan apa suamimu nggak ribut tanya perawanmu kaya Farid Hardja?” Ningsih mendelikkan matanya dan mencubit pahaku keras sekali.
    “Percaya atau tidak terserah Papah, yang pasti nggak ada lenguhan, nggak ada goyangan, persis kaya gedebong pisang. Si Yudi memang sempat marah-marah karena mungkin Mamah ternyata begitu dingin dan nggak gairah. Tapi memang nggak bisa dipaksakan. Mamah hanya bergairah kalau bersenggama dengan Papah. Dia nggak nanya tuh, kenapa nggak ada darah perawan Mamah di sprei, ah.. sudah.. sudah! nggak usah tanya gitu-gituan lagi. Nanti malah berantem terus. Pokoknya Mamah sayaang benar sama Papah, nggak ada duanya deh”.
    Seperti bisa dia mulai mencopoti pakaianku satu persatu, sampai CD-ku dia pelorotin juga. Begitu di buka CD-ku, penisku langsung bergerak liar dan setengah tegang begitu tersentuh tangan halus Ningsih. Tak buang waktu lama, Ningsih melemparkan semua pakaiannya ke lantai karpet sampai terlihat bodinya yang seksi, putih mulus dengan puting susu yang semakin ranum. Mungkin pengaruh dari kehamilannya meskipun baru beberapa hari mengandung anakku. Penisku yang masih setengah tertidur langsung dikulumnya ke dalam mulutnya dan dihisapnya dalam-dalam, padahal aku masih berdiri seperti patung dengan bersandar ke tembok. Dengan ganas dia menghisap, menggigit dan menyedot penisku dalam-dalam sampai penisku mentok ke langit-langit mulutnya. Tak lama penisku langsung tegang dan memerah dan mengkilap bercampur ludahnya.
    “Ooooggghh.. . Maahh…. terus Maahh… jilaat…. ooogghh…” Aku mulai terangsang dan kenikmatan setiap penisku dihisapnya. Ningsih memang suka sekali menjilat dan menghisap penisku, tapi ketika kutanya apakah dia juga menghisap penis suaminya, dia bilang amit-amit, nggak nafsu katanya. Mulut Ningsih pindah menghisap dan menjilat penisku, dia juga senang menggigit-gigit dua bakso penisku, sampai aku kesakitan campur geli dan nikmat bukan kepalang. “Ooooghh… Maahh… jangan digigit, Papah sakiiittt”. Aku minta Ningsih berhenti dulu mengulum batang penisku, aku juga sudah rindu untuk menjilat vagina dan klitorisnya. Kuminta Ningsih tiduran di pinggir tempat tidur empuk itu dengan kaki terjuntai ke bawah, dengan begitu aku bisa duduk di tengah-tengah selangkangannya. Vagina dan klitorisnya terlihat jelas kalau begitu. Oh, begitu indah dengan warna merah jambu klitoris dan lubang vaginanya terlihat jelas di hadapan mukaku. Kujilat dengkul dan pahanya, terus merayap kujilati selangkangannya yang mulus, sesekali kujilatkan lidahku ke lubang pantat, klitoris dan lubang vaginanya, Ningsih melenguh-lenguh tertahan. “Oooghh, Papaahh… eeemghh, aduuuhh…, teruuuss… Paahh… oooghh… enaakkk.” Kalau Ningsih sudah mulai melenguh begitu aku semakin bernafsu untuk terus menjilat, mengigit dan menyedot-nyedot klitoris dan lubang vaginanya sambil menyedot air maninya yang mulai meleleh keluar dan lubang vaginanya. Oh, nikmat… manis dan sedikit asin, kaya kuah asinan Bogor . Kukeraskan lidahku supaya semakin tegang dan kutusukkan ke dalam lubang vaginanya, Ningsih semakin melenguh keenakan, karena mungkin lidahku terasa seperti penis menyodok-nyodok semakin ke dalam lubang vaginanya. Cairan vaginanya semakin banyak keluar dan kuhisap dan kutelan dengan nikmat. Kadang-kadang rambut kemaluan Ningsih ada yang putus dan ikut termakan. “Paahh…. ooooghh…. Paahh…, enaakkk, teruuuusss.. .. Paahh… ooooggghh… aduuuhh”, Ningsih semakin ramai, barangkali suaranya terdengar tamu di sebelah atau room-boy yang sedang lewat. Kujilatkan lidahku ke lubang pantatnya berkali-kali Ningsih bergelinjang kegelian. “Papaahh… geliiii…” penisku menggesek pahanya yang mulus sehingga semakin tegang. “Paahh… penisnya geli tuch di paha Mamah, udahan dulu ngisepnya sayang…., kesini deh, cium Mamah dan masukin penisnya.”
    Kuhentikan jilatan lidahku, memang sudah mulai pegal juga menegangkan lidahku hampir seperempat jam. Kugeserkan badanku ke atas, sejajar dengan tubuh Ningsih dan sambil kulumat mulutnya dalam-dalam kugesekan penisku ke vaginanya yang basah, oh… betapa nikmatnya. Kukulum dan kugigit lidahnya. Ningsih menjeNing tertahan, kemudian kujulurkan juga lidahku dan dia balas menggigit lidahku dengan bernafsu. Aku gantian teriak, sampai keluar sedikit air mata. Untung kenang-kenangan kalau Ningsih di Bandung katanya. Kujilati kupingnya, jidatnya, hidungnya, matanya sampai Ningsih menggelinjang- gelinjang ketika kujilati dan kugigit kupingnya. “Tuuuuhh.. Paah lihat, sampai merinding, “katanya manja. “Paahh, masukin penisnya Paahh, Mamah sudah rinduuu.”
    Ningsih melenguh manja. Ningsih merenggangkan selangkangannya untuk membuka lubang vaginanya lebih lebar lagi. Penisku yang tambah keras nyasar-nyasar di lubang vaginanya setelah menembus bulu-bulu vaginanya yang mulai basah dan “Bleesssss.. .” Ningsih berteriak keenakan sambil menggigit bibirku. “Paahh…, ooogghh…, pelaan pelaannn… doongg.” Matanya terpejam, nafasnya yang harum dan bau mulutnya yang wangi masuk semua terhirup oleh hidungku. Kutarik dan kutekan penisku semakin kuat dan sering, keringatku semakin bercucuran, mungkin berkat bir hitam cap kucing yang kuminum sebelum bermain dengan Ningsih tadi. Ningsih juga semakin mengencangkan goyangan pinggul dan pantatnya turun naik sampai aku merasakan kepala penisku mentok di ujung lubang vaginanya. “Paappaahh.. .. ooogghh… teruuusss, cumbu Mamaah Paahh…, Mamaahh cintaa, Mamaahh.. sayyy… oooghh.. aduuhh… aanggg.” Ningsih semakin ramai mengerang dan melenguh tak peduli suaranya akan didengar orang. Kuminta Ningsih menungging setelah kucabut penisku. Ningsih menurut dan wow! aku selalu semakin bernafsu kalau melihat pantat dan pinggul Ningsih yang mulus dan seksi. Sambil setelah jongkok, aku menyodokan penisku dari belakang setelah membuka lubang vaginanya sedikit dengan tanganku dan, “Bleeeeezzzz” , Ningsih berteriak keenakan. “aaggghh, oooghh… Paahh… terus genjot Paahh… wooowww… enaakkk Paahh…” aku semakin mengencangkan sodokan penisku. Ningsih melenguh, merintih dan teriak-teriak kecil sementara itu keringat kami semakin bercucuran membasahi seprei. Aku merasakan kenikmatan yang luar biasa setiap mempraktekkan berhubungan badan dengan gaya “doggy style” sehingga spermaku mulai meleleh keluar, semakin meramaikan bunyi gesekan penisku dengan vagina Ningsih. Ningsih semakin menunggingkan pantatnya sehingga penisku semakin amblas di dalam vaginanya. Rasanya air maniku sudah mengumpul di kepala penisku menunggu dimuntahkan habis. “Maahh… oooghh…. aduuuhh… Maahh, vaginanya enaakk…, punya Papah yaa sayaang….” Ningsih menjawab sambil merintih “Iyaa… sayaangg, semuanya punya Papaahh.” Kusodokkan penisku semakin dalam. “Maahh…. adddduuhh… . Papaahh… moooo keluaarr! cabut dulu ya Maahh…” Ningsih setuju dan segera telentang kembali. Aku segera menggumulinya dari atas badannya, kulumat pentil buah dadanya. Ningsih kenikmatan dan minta penisku segera dimasukan kembali ke vaginanya. Dia minta aku merasakan kenikmatan bersenggama dengannya, sampai nanti bertemu lagi di Bandung dengan segala cara. Kumasukan kembali penisku ke vaginanya yang semakin basah dengan cairan sperma kami yang sudah bercampur satu.
    “Bleeessszzz, crroockkk… chhooozkk… breesszz… crrrockkk… . bunyinya semakin gaduh. Ningsih semakin membabi buta menggoyang dan menaik-turunkan pinggulnya dan aku juga demikian. Kutekan dan kucabut penisku yang panas dan keras ke lubang vaginanya. Ingin rasanya kutumpahkan semua sperma dan spermaku ke lubang vagina dan rahim Ningsih supaya anakku semakin sehat dengan tambahan vitamin dan mineral dari sperma bapaknya. Supaya kegantengan dan kepintarannya juga turun ke anakku yang ada di dalam rahim Ningsih. Tiba-tiba kami merasakan kenikmatan yang sangat luar biasa, kami meregang dan melenguh bersama-sama merasakan sorga dunia yang tiada taranya, meregang, meremas dan memeluk erat-erat dua badan anak manusia yang saling mencinta dan seakan tak mampu terpisahkan. Ningsih mengejang badannya dan menggigit bibir dan lidahku, pinggulnya terangkat sambil berteriak. “Papaahh…. oooghh… Mamaah… ooghh, keluaar… sayaangg”, sambil mencubit dan mencakar punggungku.
    Mendengar lenguhan dan teriakan ejakulasi Ningsih, aku pun mulai tak tahan menahan desakan air maniku di kepala penisku dan sambil menekan dalam-dalam penisku di vaginanya aku berteriak sambil mengejang, kugigit lidahnya, “Maahh… oooggghh… Papaahh… jugaa….. keeelluuuaarrr. … oooghh…. sayaanggg… . nikmaattt.” Kami tertidur sejenak sambil berpelukan dengan mesra dan tersenyum puas, waktu sudah menunjukkan jam delapan lewat lima menit, berarti kami bermain selama hampir dua jam lamanya. Oh, betapa nikmat dan puasnya. Aku memeluk dan menciumi Ningsih erat-erat seolah tak ingin berpisah dengan kekasihku dan isteriku tercinta, karena besok dia sudah akan pindah ke Bandung. Ningsih berjanji untuk membeNingsihhukan nomor telepon rumahnya di Bandung dan aku diminta untuk datang paling tidak seminggu sekali.
    Sudah satu bulan berlalu, sejak pertemuanku terakhir dengan Ningsih di Jakarta. Aku terkadang sangat rindu dengannya, tapi kutahan perasaanku dengan menyibukkan diriku pada pekerjaan yang semakin menumpuk sejak aku mempimpin cabang Slipi. Maklum, para pengusaha nasabah bank dimana aku bekerja semakin banyak saja, hal ini karena keberhasilan marketing-ku. Aku sengaja bekerja all-out siang malam, dengan menjamu langgananku sambil makan malam dan karaoke. Aku ingin melupakan Ningsihku yang sekarang sudah jadi isteri orang, tapi bayang-bayang kemesraan selama beberapa tahun dengannya seperti suami isteri tak mudah rupanya untuk dilupakan begitu saja. Sekretarisku yang baru memang cantik, lebih muda dan menarik, tapi anehnya aku sama sekali tak tertarik dengannya, barangkali memang aku bukan tipe lelaki “play-boy” yang gampang gonta-ganti pasangan. Cintaku sudah direbut oleh Ningsih tanpa peduli bahwa dia sudah menjadi isteri orang. Tapi aku tak menyesali pertemuan dengan Ningsih, aku tetap mencintainya dengan sepenuh hati.
    Oh, rupanya aku melamun terlalu lama, sehingga aku merasa malu ketika sekretarisku Reni masuk membawa setumpuk dokumen.
    “Pak, kok melamun?” sapanya ramah, sambil tersenyum manja.
    “Ah, oohh… eng.. nggak.. kok”, kataku tergagap.
    “Pak, dokumen-dokumen ini perlu segera ditanda-tangani Bapak, sebab nanti siang Pak Yusuf Pramono akan mengambilnya” , kata Reni lagi.
    “Okay, tinggalkan saja dulu, nanti saya panggil lagi kamu setelah kutandatangani” , kataku datar. Reni menaruh beberapa map “feasability study” untuk beberapa proyek pabrik konveksi yang mengambil kredit dari bank dimana aku bekerja. Dia keluar ruanganku dengan lirikan matanya yang semakin manja. Ah, boleh juga tuh cewek pikirku, bodinya cukup montok, hitam manis dengan buah dada yang terlihat menonjol besar keluar dari blousenya. Tapi setiap aku kepingin iseng-iseng menggoda Reni bayangan wajah Ningsih selalu berkelebat di depan mataku, seakan mengingatkan janji dan kesetiaanku. Ah, kamu mau menang sendiri Ning! gumamku dalam hati, sedangkan kamu nikmat-enakan dengan suamimu. Aku selalu membayangkan Ningsih telanjang bulat setiap malam dengan suaminya dan bermain cinta di ranjang berdua, tanpa takut ketahuan orang, tanpa takut diganggu orang karena memang suami-isteri sah dan lupa pada diriku. Kemudian pada akhir klimaks-nya Ningsih melenguh dan meregang sambil memuji sayang suaminya, sama seperti dilakukannya padaku. “Uuh! kamu memang nggak setia Ningsih! kamu tega meninggalkan aku sendirian di Jakarta , sedangkan kamu nikmat-enakan tiap malam ngentot dengan suamimu. Kamu bilang nggak cinta, tapi lama lama kamu suka juga dimasukin penisnya! Brengsek kamu Ningsih!!! dan bodohnya aku tetap saja setia menunggu barang bekasan lelaki lain.”
    Sekretarisku masuk lagi ke ruang kerjaku, ada apa pikirku, belum dipanggil kok masuk lagi. Jangan-jangan dia memang sudah kegatelan mau kucumbu. Aku sudah mempunyai pikiran buruk untuk menggodanya untuk mengobati kekesalanku pada Ningsih dan aku hampir yakin bahwa dia pun pasti menginginkan aku berbuat sesuatu yang mengasyikan padanya.
    “Ada apa lagi?” kataku pura-pura tetap berwibawa seperti biasanya.
    “Anu, Pak.. ada telepon dari Ibu Ningsih, Bandung!” katanya mengandung curiga. “Hah, Ningsih! Ada apa lagi dia, mau ceNingsih asyik-masyuk pengantin barunya dengan si Yudi itu?” pikirku dalam hati. “Cepat, sambungin ke sini!” jawabku cepat dan spontan. Heran, setiap kudengar nama dia, apalagi akan mendengar suaranya setelah hampir sebulan tidak ketemu, kebencian dan cemburuku pada suaminya seperti mendadak hilang tak berbekas. Sekretarisku bergegas keluar kembali untuk menyambungkan saluran telepon dari Ningsih, terlihat raut mukanya agak ditekuk. Aku yakin dia nggak begitu suka jika Ningsih telepon, mungkin juga cemburu, karena dia tahu aku punya hubungan khusus dengan bekas sekretarisku itu.
    “Hallo, Papah, ini Mamah, apa khabar sayang?” suara Ningsih di seberang sana terdengan merdu di kupingku.
    “Baik saja kok, kamu gimana?” kataku datar.
    “Pah, Mamah sangat rindu deh, kapan Papah mau ke Bandung?” jawabnya lagi.
    Tiba-tiba timbul pikiranku untuk menggodanya, sekaligus menumpahkan kekesalan dan kecemburuanku.
    “Ah, masa sih kamu kangen saya, kan tiap malam ada teman sekasur, nikmat lagi, nggak takut ketahuan orang, tiap jam, tiap saat mau mainkan tinggal buka celananya, penisnya gede lagi, pasti kamu melenguh keenakan!” jawabku nyerocos seenaknya dan rasanya plong hatiku setelah mengatakannya.
    “Papah, kok gitu sih? Papah jahat deh, Mamah nggak nyangka Papah bicara begitu, padahal setiap detik, setiap hari Mamah rindu padamu!” ungkapnya dengan nada agak tinggi. Aku terdiam, nggak tahu mau ngomong apa lagi.
    “Pah, kamu masih mau denger Mamah nggak?” Ningsih berkata lagi.
    “Pah, Mamah interlokal nih, jadi mesti menghemat, Mamah kan isteri pegawai kecil, mesti ngiNing, masih mau dengar nggak?”
    “Iya, iya, aku masih dengar kok, terus saja ngomong, aku dengerin”, kataku sekenanya.
    “Papah kok gitu sih, Papah kelihatannya nggak rindu sama Mamah? ya sudah, Mamah tutup teleponnya ya!” serunya mulai emosi. Aku masih saja mau menggodanya, rasanya kesal dan cemburuku belum hilang betul.
    “silakan, memangnya siapa yang telepon duluan?” lanjutku lagi.
    “Oh, gitu ya, kamu memang egois, kamu nggak mau ngerti, mau menang sendiri, kamu selalu mengungkit perkawinanku, padahal semuanya terjadi bukan karena mauku. Kenapa dulu Papah nggak beReni mengawini Mamah? Jawabnya karena Papah sudah punya anak, isteri dan kedudukan tinggi. Apakah itu bukan egois namanya? Tapi Mamah tetap menyintaimu dengan sepenuh hati, apa Papah pikir Mamah juga nggak cemburu, bertahun-tahun mencintai laki-laki yang sudah jadi suami orang? Apa Mamah harus jadi perawan tua dan hanya selingan kamu?”
    Terdengar suaranya mulai keras dan terbata-bata, mungkin menahan tangis.
    “Ya sudah, Mamah nggak bakalan telepon Papah lagi, biarlah Mamah menanggung rindu dan mencintai Papah sampai mati, Mamah nggak akan ganggu Papah lagi kalau memang sudah tidak dibutuhkan! Tapi kamu mesti ingat Pah, bahwa bayi di kandungan Mamah adalah anakmu, bayi ini adalah darah dagingmu, kamulah yang membentuk dan menjadikan janin anakmu ini, si Yudi bukan bapaknya yang sesungguhnya, dia nggak tahu bahwa aku sudah mengandung benih anakmu ketika kawin.”
    Ningsih terdengar menutupi kesedihannya dengan omelan panjang yang memerahkan kupingku. Ah, dasar perempuan, kalau sudah merajuk dan mengamuk, hatiku selalu luluh dengan perasaan cintaku kepadanya, cintaku yang memang sangat mendalam dan tidak bisa terlupakan, apapun yang terjadi dan bagaimanapun status Ningsih sekarang yang sudah menjadi Nyonya Yudi Prayogo. Aku takut Ningsih segera menutup teleponnya, makanya segera kularang dia.
    “Mah, tunggu! jangan tutup dulu teleponnya, oke…oke… , maafkan Papah, Papah juga rindu, Papah sayang, Papah selalu mencintaimu, kamu dengar itu sayang?” aku menyerocos tak terkendali, menumpahkan perasaanku yang sesungguhnya.
    “Ya sudah, tak apa, Mamah selalu memaafkan kamu, sekarang catat nomor telepon Mamah dan Mamah tunggu kamu di Bandung segera kalau Papah masih sayang Mamah, mumpung si Yudi lagi tugas seminggu ke Malang!” perintah Ningsih. Kucatat nomor teleponnya dan aku berjanji untuk segera datang ke Bandung menemuinya, kasihan Ningsihku kesepian dan sangat merindukanku. Aku janji untuk datang hari Jumat sore dengan kereta Parahyangan dan menginap di Hotel Kumala Panghegar. Aku sengaja tidak bawa mobil dan sopirku sebab bisa berabe nanti kalau sopirku tahu aku masih berhubungan dengan Ningsih.
    Pada Jum’at sore aku sudah tiba di stasiun kereta api Bandung dan temanku kepala cabang di Bandung telah siap menjemputku di stasiun. “Gila lu Zen, kau rupanya masih juga berhubungan sama Ningsihmu itu!” katanya sambil menepuk bahuku, setelah kami bertemu di stasiun. Aku hanya tersenyum saja. Togar Sihombing temanku itu memang satu-satunya sejawatku yang mengetahui hubungan intimku dengan Ningsih, sejak Ningsih masih menjadi sekretarisku. “Hati-hati kamu Zen, di sini kamu lagi bertamu, nanti ditangkep satpam suaminya tau rasa kau!” katanya meledek. Karena rahasiaku dan Ningsih memang sudah di tangannya, aku tak sungkan-sungkan meminta supaya Togar bisa jemput Ningsihku dari rumahnya di daerah Pasir Kaliki dan dibawa ke kamar hotelku. Aku suruh dia mengatur segalanya, termasuk keamanan hotel Kumala Penghegar, agar aku bisa tenang dan santai dengan Ningsihku semalam suntuk, bahkan kalau bisa sampai minggu pagi.
    Kira-kira satu setengah jam aku menunggu di kamar hotel, pintu diketuk dari luar dan waktu kubuka pintu kamarku, ternyata Ningsihku sudah berdiri sendirian. Dia tersenyum manis dengan lipstik merah tua tipis, kontras dengan mukanya yang putih mulus. Badannya semakin bersih dan montok, mungkin pengaruh kandungannya yang jalan dua bulan, sehingga buah dadanya terlihat semakin membesar dan pinggulnya semakin bulat berisi. Terlihat perutnya sedikit membesar dan itu semakin membangkitkan gairahku. Kata orang, wanita yang sedang hamil dua atau tiga bulan itu sedang cantik-cantiknya dan akan sangat menggemaskan laki-laki yang melihatnya, apalagi dalam keadaan polos. Kuraih tangannya dan kutarik dia ke kamarku. Setelah mengunci kamar dengan double-locked, kupeluk dan kucium dia dengan penuh kerinduan, Ningsih membalas hangat. Kuminta air liurnya seperti biasa ketika kami berciuman dan kutelan dalam-dalam ludahnya yang tetap wangi itu. Baru aku sadar untuk menanyakan kawanku Togar, setelah Ningsih melepaskan ciumanku yang menggebu-gebu sehingga terengah-engah kehabisan napas.
    “Kemana si batak itu?” tanyaku.
    “Dia pulang dulu katanya, setelah mengantar Mamah sampai ke pintu kamarmu”, jawab Ningsih. Tahu betul tuh batak satu.
    “Kok, Papah kelihatan kurusan? katanya lagi sambil memandangiku dari ujung kaki ke ujung rambut.
    “Masa? barangkali kurus mikirin kamu. Apa khabar sayang? senang ya hidup di Bandung?” dia merebahkan badannya di pelukanku, sehingga aku terdorong rebah ke ranjang karena Ningsih semakin berat badannya.
    “Apa kabarnya suamimu? Kok punya isteri cantik ditinggal-tinggal terus”, godaku muncul lagi.
    “Ah, sudahlah, nggak usah nanya dia, namanya juga pegawai rendahan, harus mau ditugaskan ke mana saja.” Jawab Ningsih.
    “Pah, Mamah kangen dan rindu banget deh”, katanya lagi sambil berbalik menindih tubuhku. Oh, Ningsihku semakin bahenol saja badannya, dan buah dadanya yang semakin montok menekan dadaku.
    “Hati-hati dengan perutmu sayang, nanti anak kita kejepit.” Ningsih tak peduli, dia terus merangsek dan menciumi seluruh mukaku dan kupingku sehingga seluruh tubuhku merinding dibuatnya.
    “Oooohh… Papah, Mamah gemes dan rindu deh!” ujarnya sambil menjulurkan lidahnya yang harum ke bibirku, tentu saja kusambut hangat dan segera menghisap lidahnya dalam-dalam sambil kugigit sayang. Ningsih melotot manja, “aachh… sakiiitt dong Paahh!” Kukulum lagi lidahnya dan kusedot sambil memejamkan mataku, Ningsih mulai melenguh bahagia sambil sekali lagi menumpahkan liurnya untuk kuhisap dan kutelan dalam. Kubalikkan badannya pelan-pelan karena Ningsih sedang berisi, dan segera saja kubuka pakaiannya. Ningsih diam saja dengan mata terpejam. Kulempar satu persatu roknya, blousnya, blazernya, dan terakhir celana dalamnya. Oh, Ningsihku semakin montok dan menggairahkan. Pahanya, betisnya yang putih bersih, ditumbuhi bulu-bulu halus, pinggulnya semakin montok berisi dan vaginanya dengan bulu-bulu hitam tipis kemerahan semakin menggairahkan. Kujilati badannya mulai dari ujung kaki, naik ke betis, paha dan bermuara di selangkangan dan vaginanya. Ningsih mulai menggeliat-geliat kegelian.
    “Paahh, ooogghh Mamah rindu jilatanmu seperti ini, oooogghh.” lenguhan Ningsihku baru lagi kudengar setelah dua bulan tidak ketemu. “Papah buka pakaiannya dong!” kata Ningsih mulai nggak sabar. Aku segera menanggalkan seluruh pakaian yang melekat dan ketika CD-ku kulepas, penisku langsung mencuat keluar dengan tegang. Ningsih tersenyum manja dan langsung menyergap penisku dengan kuluman mautnya.
    “Paahh… Mamah rindu penis iniiii, eeeemmggghh enaakkk Paahh, kok sudah assiinn?” Mulutnya menyedot-nyedot penisku sambil mundur maju, aku merasakan kenikmatan luar biasa. Ningsih mengigit-gigit batang penisku yang mulai menegang seperti kayu.
    “Maahh, ooogghh teruusss oooggghh, tapi jangaann oooghh, keras-keras gigitnya!” aku mulai merem-melek keasyikan. Ningsih semakin kencang menghisap-hisap penisku sambil memejamkan matanya, sementara buah-dadanya berayun-ayun ketika dia menaik-turunkan mulutnya sampai batang penisku masuk semua di mulutnya.
    “Paah, sudah keluar lendirnya, asiiiin!” sambil menelan cairan penisku, dan hisapannya semakin menjadi-jadi di kepala penisku sambil menghisap-hisap lendir penisku. “Eeeemmhh… enaak Paahh.” Aku semakin merem melek sambil menggapai buah dadanya, dan ketika tanganku berhasil meraihnya, kuremas-remas buah dadanya yang semakin kenyal dan kupilin putingnya yang kemarahan seperti buah delima matang.
    “Maahh.. ooogghh… udaahh duluuu yaang, Papah nggak tahaannn… oooghh.” Aku menggelinjang kuat ketika hisapannya semakin asyik di kepala penisku. “Sekarang giliran Mamah yang tidur.” Ningsih telentang pasrah, kedua kakinya kurenggangkan, kuusap-usap perutnya yang mulai kelihatan sedikit buncit mengandung anakku. Kubenamkan mukaku di selangkangannya sambil kujilat kedua selangkangannya dan dengan cepat kujilat pula lubang duburnya. Ningsih selalu nggak tahan kalau kujilat lubang pantatnya. Dia menggelinjang kegelian sambil merintih. “Aduuuhh, Papah jahaat!” Kumainkan klitorisnya dan lubang vaginanya dengan lidahku dan kukeluarkan ludahku membasahinya sehingga terasa semakin nikmat ketika kuhisap cairan vaginanya yang sudah mulai keluar bercampur ludahku. Asin, manis dan gurih. Kutelan dalam-dalam. Ningsih mulai menaik-turunkan pinggulnya kegelian.
    “Paahh, eeemmggghh.. .. ooogghh, teruuusss… Paahh, lidahnya kayak kontoool.” Dia terus melenguh seperti biasanya, dan lenguhannya ini yang tak bisa kulupakan. Lidahku yang tegang semakin kujulurkan ke dalam lubang vaginanya, kumainkan klitorisnya dengan lidah digetarkan, Ningsih menggelinjang hebat. Rongga-rongka vaginanya kulumat dan kujelajahi dengan lidahku, sementara bibirku melumat kelentitnya yang memerah.
    “Oooooghh… Papaahh… nikmaat… teruuusss Paahh! Ningsih menaik-turunkan pantatnya semakin tinggi, sehingga lidahku seperti penis menancap dalam di vaginanya.
    “Aduuhh… Paahh… oooogghh… Paahh, Mamaahh… oogghh… enaakkk!” mulai deh Ningsih melenguh panjang. “Paah, hayo naik deh, Mamah sudah nggak tahan, masukin cepet penisnya sayaang!” Ningsih semakin melebarkan selangkangannya dan menggapai badanku. Aku bangun dan menidurinya dengan hati-hati karena sekarang Ningsih sedang berbadan dua. penisku sudah keras seperti batu dan mengangguk-ngangguk gagah mencari mangsa. penis pun tahu bahwa kesukaannya ada di depannya, vagina Ningsih memang sudah tak asing lagi buat penisku sehingga begitu bersentuhan saja langsung mengeras bukan main. Seperti batu! Dan Ningsih memang nggak bakal lupa dengan keperkasaan penisku yang mulai dikenalnya sejak dia perawan, untuk pertama kali menikmati penis lelaki.
    Kugesekan penisku di pahanya, Ningsih kegelian, dan memberikan kode supaya langsung ditancapkan ke vaginanya yang sudah menganga, basah, hangat dan mulai menyedot-nyedot mencari mangsa. Kubenamkan kepala penisku sedikit demi sedikit, oh hangatnya vagina Ningsih dan vaginanya mulai bereaksi menyedot-nyedot, empot-ayamnya mulai main. Kutarik lagi penisku, sehingga pinggul Ningsih ikut naik karena sudah tidak sabar ingin melumat penisku. Kubenamkan lagi batang penisku perlahan, Ningsih menaikkan pinggulnya ke atas, sehingga batang penisku setengah ditelan vaginanya. Pinggulnya diputar-putarkan sambil mengeluarkan jurus “empot-ayamnya” .
    “Oooogggghh, Mamaahh… uughhgghh… nikmaattt aduhh.” Desahanku membuat Ningsih semakin semangat menaik-turunkan pinggulnya, hingga batang penisku semakin amblas ditelan vaginanya yang tetap saja sempit.
    “Paahh tekaannnn Paahh… Mamaahh… oogghh… nikmaattt sekalii.” Pinggul Ningsih dan badannya semakin bahenol dan seksi, perutnya yang sedikit membesar membuat nafsuku semakin menjadi-jadi. Kuganjal pantatnya dengan bantal dan aku setengah duduk dengan bertumpu pada dengkul menggenjot penisku keluar masuk vagina Ningsih yang semakin naik ditopang bantal sehingga seluruh rongga vaginanya terlihat jelas. “Bleeesss… creekkkk…. bleeees… creeekkk, gesekan dahsyat penis dan vaginanya yang empot ayam semakin ramai saja. Daging vaginanya terlihat seperti terbawa ketika kucabut batang penisku saking sempitnya. Dan “empot-ayam” -nya dikeluarkan kalau senggama dengan aku saja katanya, sedangkan dengan suaminya tetap seperti layaknya “gedebong pisang”.
    “Paah…, aduuhh, Paahh.., kontoolnya ooghh, Mamaahh… nggaak tahaan… Paahh!” Ningsih seperti nggak ingat sedang hamil, badannya bergetar, pinggulnya naik turun dengan cepatnya, miring ke kiri dan ke kanan merasakan kenikmatan penisku yang perkasa.
    “Paahh… ooghh…. eemmghh… oozzzhh… aauugghh… eeemmhh… teruuzshh… tusuuukk…. Paahhghh”, lenguhan itu yang sangat kudambakan. Aku seperti lelaki yang sangat dibutuhkan Ningsihku, tidak ada lelaki lain yang bisa memuaskannya lahir batin.
    Aku semakin gila menyodokkan penisku keluar masuk vagina Ningsih, kuangkat kaki kirinya ke atas dan kutenggelamkan seluruh batang penisku sampai terasa mentok di ujung lubang vaginanya.
    “Oooogghh… apaahh… uughhzz… Papaahh… nikmaatt… ooghh…. teruss… aduuuuhh… teruuss, Mamaahh… maooo… keluaarr!” Ningsih berteriak-teriak keras sekali sambil seluruh badannya bergetar dan bergoyang, keringat kami bercucuran seperti habis mandi membasahi sprei. “Paahh, kenapa dicabut?” Ningsih mendelik waktu penisku mendadak dicabut dari lubang vaginanya. Ningsih tersenyum lagi ketika kuminta dia menungging, supaya kami bisa bermain dengan “doggy style”. Wow, pinggulnya yang putih mulus semakin berisi dan bahenol saja menambah nafsuku semakin menjadi, ketika Ningsih menungging. Kuhisap dan kujilat lendir vaginanya dari belakang, sekalian lubang pantatnya, Ningsih melenguh panjang. Dia memang paling geli kalau dijilat lubang pantatnya. “Papaahh…. aduhh…. Mamaahh, nggak tahaan doongg… Cepat masukin penisnyaa!” teriak Ningsih sambil menunggingkan pantatnya, sehingga terlihat vaginanya yang merah jambu dan sedikit basah itu. Penisku yang lagi tegang-tegangnya kuarahkan ke lubang vaginanya seperti mengarahkan meriam “Si Jagur” siap menembak tank-tank belanda. Dan… “Bleeeesszzhh. ..” penisku menyeruak ke dalam “gua kenikmatan dunia” Ningsihku. Ningsih kembali melenguh panjang. “Paahh… oooggghh…, teruuss kocookk sayaang!” Aku mulai menarik dan membenamkan batang penisku keluar masuk lubang vaginanya yang terasa semakin sempit dan menyedot-nyedot kalau bersenggama dengan “doggy style” kesukaan kami berdua. “Oooggghh… Maahh, Papah enaakkk… ooooggghh… hhzzz… aahzzoogghh. .. duuh…. Maahh… aa… duuhh gilaa… yaangg, teruuss goyaang.. cakeeep!” Ningsih memundur-majukan pantat dan pinggulnya semakin cepat sehingga bed kamar hotelku berdeNing-deNing bunyinya. Keringat kami jatuh bercucuran. Nikmat sekali rasanya bersenggama dengan kekasihku tersayang ini. Jiwa raga kami rasanya bersatu-padu.
    “Aduuuhh… Papaahh… ooggghh… enaakkk… Paahh, teruusss Paahh genjot… teruuuss… aahh… lebih kenceng, oooggghh… aahhzzzzhh.. . duhh”, badan Ningsih berguncang-guncang keras, goyangan pinggul dan pantatnya tambah menggila dan lubang vaginanya seakan mau melumat habis dan mematahkan batang penisku. Air maniku rasanya sudah mengumpul di kepala penisku, siap disemprotkan kapan saja kalau mau, tapi aku mau agar Ningsihku dulu yang klimaks supaya dia puas. Belum tentu kami bisa ketemu seminggu sekali, padahal dia pernah bilang bahwa kalau kami bisa kawin mungkin bisa berhubungan badan setiap malam, karena penisku terasa nikmat sekali rasanya katanya suatu hari sambil melumat lendirku yang keluar di mulutnya, dan Ningsih nggak geli menelan semua air maniku.
    “Paahh… Mamaahh… ooggghh… Paahh… aaduuhh… oggzz… giillaa…. aahh.. ooogghh… Mamaahh…. ooghh… Maauu keluaarrr!”
    “Tungguu sayaangg.. Mamaah berbalik dulu telentang lagi”, perintahku, kami sudah hampir mencapai orgasme. Kucabut penisku, Ningsih kemudian telentang dengan kedua kaki dibuka lebar. Vagina dan lubang pantatnya kubersihkan dulu dengan jilatan lidahku penuh nafsu. Kutelan habis cairan vaginanya yang asin, wangi dan gurih itu. Dia menggelinjang sambil bergumam “Aduuuhh, ooogghh, Papah jahaat!” sambil tersenyum manja dan matanya merem-melek. “Cepetan masukin lagi penisnya Paahh, Mamah sudah nggak tahan nih!” Aku segera menaiki tubuhnya dengan hati-hati takut kandungannya tertekan dan anakku kesakitan. Kuarahkan lagi batang penisku yang sudah merah legam seperti batu dibakar untuk siap bertempur sampai titik darah putihku terakhir, demi untuk Ningsihku tersayang. Dan… “Bleeezzzhh” dan Ningsih melenguh panjang sekali “Oooogghh Paahh.. kocookkkhh yangghhzz..” Kutarik cepat penisku sampai kepalanya nongol ke permukaan vaginanya dan seketika itu juga kubenamkan habis batang penisku ke lubang vaginanya sampai terasa mentok. Ningsih melenguh panjang. “Oooggghh Paahh aduuuhh gilaa nikmaat.” Kucabut lagi batang penisku tiba-tiba dan kubenamkan lagi kuat-kuat ke dalam vaginanya, dengan style agak miring, terkadang dari lubang sebelah kanan, terkadang masuk dari lubang sebelah kirinya, membuat Ningsih terbuai kenikmatan luar biasa. “Ooooowww ooogghh aahh Papahh enaakkhh duhh ampuunnn duuhh ooghhz…. Paahhzz!” teriakannya melengking-lengking , seperti nggak peduli kalau ada yang dengar. Aku semakin bernafsu, keringatku bercucuran, penisku terasa semakin tegang dan mau meledak dan terasa panas sekali seperti gunung mau memuntahkan laharnya. “Maahh.. ooghhzz Maahh Nonooknya gilaa empot ayaamm!”
    “Goyaanggg teruusss oogghh yuuu bareeeng keluariiin Maahhggzz!
    Kami semakin menggila saja, aku menusukkan batang penisku dan mencabutnya setiap “setengah detik” sekali, dan goyangan pantat dan pinggul Ningsih semakin menjadi-jadi. Tempat tidur semakin ramai berdeNing-deNing, keringat kami bercucuran seperti mandi sambil bersenggama, atau bersenggama sambil mandi, bercampur menjadi satu menambah kenikmatan dan rasa menyatu yang bukan main indahnya. Ningsih semakin menggila, mengelepar-gelepar keasyikan, matanya merem-melek. Kucium dan kulumat seluruh wajahnya, bibirnya, jidatnya, ludahnya kusedot dalam-dalam. Ningsih menggigit lidahku keras sekali sampai aku menjeNing kesakitan. Itu tandanya Ningsihku mau ejakulasi dan klimaks. Kukuatkan agar cairan air sorgaku nggak muncrat dulu sampai Ningsihku mencapai klimaksnya. Tiba-tiba… “Paahh oooggghh aduuuhh Maamah keluuaarr ooghh aduuhh gilaa ooowwwhzz aahh Papaahh.. uuughh uughh uuugghh”, dia sekali lagi menggigit lidahku sampai berdarah barangkali, sambil mencubit keras pahaku, itu memang kebiasaannya kalau meregang menahan klimaks luar biasa. Aku tak peduli apapun yang dilakukan Ningsihku demi kepuasan kekasihku ini. Aku terus menggenjotkan penisku semakin gila dan rasanya sudah nggak tahan lagi menahan spermaku muncrat di vaginanya yang kusayangi. Ningsih sudah kepayahan rupanya, katanya vaginanya terasa ngilu kalau dia keluar duluan dan aku masih semangat menggenjotkan penisku keluar masuk vaginanya.
    “Cepeeet dooong yaang aach Mamaah capeee”, katanya dan akhirnya… “Ooogghh.. Maahh.. Papah jugaa keluaarrr… ooooghh.. oooghh… oooghh.. Mamaahh… aduuuuhh eemmhhzz! Kami sama-sama meregang, mengejang, mendelik, menggelepar, seakan jiwa raga kami terbang ke angkasa luas nan indah, ke alam surgawi dunia fana entah sampai kapan kami akan memagut cinta, tapi rasanya memang sulit berpisah. Kupeluk dan kucium Ningsihku yang terkulai puas dengan senyuman tersungging di bibirnya yang merah muda tanpa gincu. Kulumat lagi bibirnya habis-habisan, dia melenguh manja dengan mata tertutup letih tanda puas yang luar biasa. “Paahh, Mamah cinta… jangan tinggalin Mamah ya sayaang!” Aku mengangguk saja karena aku pun sangat mencintainya. Kemudian Ningsih dan aku rupanya tertidur pulas dalam keadaan berpelukan mesra dan bugil dan penisku masih sedikit menancap di vaginanya. Kulihat jam tanganku sudah menunjukan jam dua pagi. Hawa dingin kota Bandung dan ketika aku tersadar bahwa kekasihku masih tergolek mesra di pelukanku dengan telanjang bulat, nafsuku mulai bangkit kembali dan penisku sedikit demi sedikit mulai menegang dan keras kembali.
    Kubangunkan Ningsihku, dia terbangun kami sama-sama berciuman kembali walaupun belum gosok gigi. Tapi cinta mengalahkan segalanya, semuanya terasa indah dan harum wangi. Ningsih juga kemudian terangsang kembali dan kami bersenggama lagi habis-habisan sampai jam empat pagi sampai seluruh badan terasa lemas dan lunglai. Nggak apa, kami makan apa saja yang membuat tubuh segar kembali dengan memesan ke Room Service. Hari Sabtu pagi sampai siang hari kami terus tidur berpelukan mesra, pintu kamar terus berstatus “DO NOT DISTURB” sebab ada dua sejoli yang sedang memagut kasih, dan sampai Minggu pagi kami terus bercinta dan bersetubuh tak bosan-bosannya sampai tujuh kali. Minggu siang sekitar jam 12.00 Togar datang sesuai janji untuk mengantarkan Ningsih pulang, sambil mendropku di stasiun kereta api. Oh, setianya Batak satu ini, benar-benar kawan sejati dia. Dia cuma cengar-cengir penuh arti ketika bersalaman di stasiun dan berpisah denganku. Dari mobil, Ningsih melambaikan tangan dan menempelkannya di bibirnya. “Hati-hati kau bawa dia kawan, dia sedang mengandung anakku, cari jalan yang mulus!” perintahku pada Togar. “Siap boss, akan kulaksanakan perintahmu!” katanya tegas. Batak ini memang tegas dan kasar, tapi hatinya sangat lembut dan baik. Sekali lagi aku berpelukan dengan Togar, sebelum Kijangnya yang membawa Ningsih hilang dari pandanganku.
    Aku berjanji pada Ningsih untuk sesering mungkin datang ke Bandung, tak peduli apakah si Yudi keluar kota atau tidak sebab cinta kami begitu indah.
    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,