Author: perawanku

  • Cerita Hot Hadiah Istimewa Dihari Ulang Tahun Ke 21 – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Hot Hadiah Istimewa Dihari Ulang Tahun Ke 21 – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1795 views

    Perawanku – Kejadian ini terjadi ketika aku lulus dari sekolah tinggi. Untuk memperkenalkan diri, nama saya Aris. Kejadian ini tidak akan terlupakan karena ini adalah pertama kalinya aku merasakan nikmatnya seks yang sebenarnya. Pada saat itu saya bercinta dengan Ms Yuni yang usianya sekitar 10 tahun lebih tua dari saya.

    Wajahnya kulit manis dan putih. Ms Yuni adalah anak tetangga nenekku di daerah desa ?? Cilacap berpartisipasi dengan keluarga saya di Semarang sejak SMP. SD waktu dia sekolah desa, setelah itu ia mengundang keluarga saya di kota untuk menghadiri sekolah dan membantu keluarga saya terutama merawat saya. Kami sangat akrab bahkan terlalu sering ngeloni aku. Ms Yuni pergi dengan keluarga saya sampai ia lulus dari sekolah tinggi atau sekolah dasar aku kelas 2 dan dia kembali ke desa. Namanya juga anak kecil, jadi saya tidak punya apa-apa merasa terhadapnya.Setelah bahwa kita jarang melihat, paling banyak, hanya satu atau dua kali setahun. Tiga tahun kemudian ia menikah dan saya kelas delapan ketika saya harus pindah luar Jawa, Kota Makassar mengikuti ayah pindah tugas.

    Setelah itu kami tidak pernah bertemu lagi. Kami hanya menyentuh melalui surat dan kabarnya ia sekarang memiliki seorang putra. pada saat aku lulus SMA aku pulang ke rumah nenek dan berniat untuk menemukan sebuah perguruan tinggi di kota Yogyakarta. Sesampainya di rumah nenek aku tahu bahwa Ms Yuni sudah punya rumah sendiri dan hidup dengan suaminya di seberang desa. Setelah dua hari di rumah nenek aku berniat mengunjungi rumah Ms Yuni. Setelah diberitahu rumahnya (sekitar 1 km) aku pergi sekitar pukul tiga sore dan berniat untuk tinggal. Dari sini cerita ini berawal.Setelah berjalan sekitar 20 menit, akhirnya saya sampai di rumah yang karakteristiknya mirip dengan yang dikatakan nenek. Saya menyaksikan sejenak tampaknya tenang, dan kemudian saya mencoba untuk mengetuk pintu. “Ya sementara ..” datang jawaban dari wanita itu.

    Segera datang seorang wanita dan saya masih tahu wajah yang bahkan lama tidak bertemu. Ms Yuni terlihat manis dan kulit putih seperti sebelumnya. Dia tampaknya tidak mengenali saya. “Cari Siapa ini?” Tanya Ms Yuni. “Kamu Mbak Yuni bukan?” Saya bertanya. “Ya benar, Anda yang ya dan tidak perlu apa-apa?” Tanya Ms Yuni kembali kelurusan mencoba mengingat. “Masih ingat sama saya tidak ya? Aku Aris Mbak, masak lupa tentang saya,” kata saya. “Kamu anak Aris Pak Tono?” Kata Ms Yuni setengah tidak percaya. “Ya ampun Ris, saya tidak ngenalin lagi. Berapa tahun apakah kita mencoba untuk tidak bertemu.” Kata Ms Yuni memeluk saya dan mencium wajah saya. Saya terkejut, hanya saja kali ini aku mencium seorang wanita. Saya merasa payudaranya menekan dadaku. Ada perasaan lain muncul pada waktu itu. “Melihat kedatangan, dengan siapa” Mbak Yuni mengatakan, melepas pelukannya. “Saya datang dua hari lalu, saya hanya sendiri.” Saya bilang. “Eh iya datang di dalam, saya lupa, mari kita duduk.” Dia mengatakan hambatan tanganku.Kami kemudian duduk di ruang tamu sambil ngobrol sana-sini, panjang disarankan untuk tidak tetemu.

    Ms Yuni duduk berhimpitan dengan saya. Tentu saja buah dadanya menempel di lenganku. Aku sedikit gembira karena ini, tapi saya mencoba untuk menghilangkan pikiran ini karena Ms Yuni sudah saya anggap sebagai keluarga. “Eh iya lupa buatin Anda minum, Anda pasti haus, sebentar ya ..” kata Ms Yuni di tengah pembicaraan. Segera ia datang, “Mari kita minum”, kata Ms Yuni. “Bagaimana kesepian, di mana Mbak?” Saya bertanya. “Oh kebetulan Mas Heri (Ms Yuni suaminya) pergi ke rumah orang tuanya, ada kebutuhan, kembali rencana besok dan (anak Ms Yuni) Dani berpartisipasi” kata Ms Yuni. “Tidak memiliki adik laki-laki dan Mbak Mbak Yuni mengapa tidak datang?” Aku bertanya lagi. “Tidak ada Ris tapi sudah ingin tahu .. tetapi kegagalan oleh tua mungkin ya, seperti yang pertama Dani.

    Ms Yuni mengurus rumah sehingga saya dapat berpartisipasi” katanya. “Eh kamu nginep disini, kan? Ya tahu mereka merindukanku!” Katanya lagi. “Ya Bu, sudah mengucapkan selamat tinggal kok” kataku. “Anda mandi di sana, ntar semakin dingin” kata Suster Yuni.Lalu aku pergi mandi di belakang rumah, dan setelah selesai saya melihat di sekitar kolam ikan di belakang rumah dan melihat Ms Yuni ternyata mandi. Sekitar lima belas menit, Ms Yuni selesai mandi dan aku terkejut karena ia hanya mengenakan handuk melilit tubuhnya. Aku yakin dia tidak mengenakan bra dan mungkin CD juga karena saya tidak melihat tali bra tergantung di pundaknya. “Sayangnya ikan Ris masih kecil, tidak dapat membuat lauk” kata Ms Yuni sambil melangkah ke arahku dan kami berbicara untuk sementara tentang kolam ikan. Aku melihat payudaranya sedikit menonjol dari pembungkus handuk dan tubuhnya ditambah bau manis membuat saya terangsang. Tak lama setelah itu ia meninggalkan akan berubah. Mataku tidak lepas melihat tubuh Ms Yuni dari belakang. Kulitnya benar-benar putih. Sepasang paha putih mulus membuat berdiri burung saya terlihat jelas.

    Saya ingin off handuk dan meremas, menjilat payudaranya, dan menusuk selangkangannya dengan burung saya seperti porno yang sering saya lihat. Untuk sesaat aku membayangkan kemudian mencoba untuk menghilangkan khayalan itu.Haripun berubah senja, udara dingin pegunungan mulai terasa. Setelah makan malam kami menonton televisi sambil ngobrol banyak, sampai sudah ada sembilan. “Ris kemudian Anda tidur dengan saya ya, ya tahu ngeloni merindukanmu” kata Ms Yuni. “Apa Mbak?” Saya mengatakan terkejut. “Ya .. Anda akan tidur dengan aku sendiri. Jangan ingat sekali sebagai anak saya sering ngeloni Anda” katanya. “Ya Bu saya ingat” jawab saya. “Sekarang mari kita pergi tidur, Suster sudah mengantuk nih” kata Ms Yuni, naik langkah ke kamar tidur dan aku mengikutinya, pikiran saya melamun ngeres. tidur dikamar sampai aku masih ragu-ragu untuk masuk ke tempat tidur. “Mari kita tidak tidur?” Tanya Ms Yuni. Lalu aku naik dan berbaring di sampingnya. Saya senang. Kami masih berbicara dengan 10:00. “Tidur ya .. ya sudah sangat mengantuk” kata Ms Yuni. “Ya Bu” kataku meskipun aku tidak mengantuk karena pikiran saya semakin ngeres hanya ingat pemandangan jelas menarik sore ini, apalagi sekarang Ms Yuni berbaring di sampingku, aku merasa burung saya mengeras.

    Aku Ms Yuni melirik dan melihat ia tertidur pulas. Dadaku berdebar lebih dan tidak tahu apa yang harus saya lakukan. Saya ingin masturbasi karena tidak tahan, saya juga ingin memeluk ya Yuni dan menikmati tubuhnya, tapi itu pikiran tidak mungkin. Saya mencoba untuk menghapus pikiran kotor, tapi aku tidak bisa sampai 11. Lalu aku pecah hak untuk melihat Ms Yuni paha sementara aku masturbasi karena kebingungan dan sudah memiliki cukup. Dengan dada berdebar saya membuka selimut yang menutupi kakinya, lalu perlahan-lahan saya mengungkapkan roknya hingga celana hitam tampak, dan melihat bagian depan sepasang paha putih mulus beitu dekat dan jelas. Pada awalnya saya hanya ingin melihat dia sendirian dan masturbasi sambil berfantasi, tapi aku penasaran ingin merasakan bagaimana menyentuh paha seorang wanita tapi aku takut jika ia terbangun. Aku merasa burung saya melompat naik dan turun seolah-olah untuk melihat apa yang membuatnya terbangun.

    Karena itu adalah nafsu akhirnya aku putus asa, kapan lagi kalau bukan sekarang pikirku.Dengan hati-hati aku mulai meraba-raba paha Ms Yuni dari atas lutut dan di atas, terasa halus sekali dan kemudian saya melakukan beberapa kali. Karena semakin penasaran saya mencoba untuk meraba-raba celana dalamnya, tapi tiba-tiba terbangun Ms Yuni. “Tom! Apa yang kau lakukan!” Says Ms Yuni kejutan. Dia kemudian ditutup pahanya dengan rok dan selimut dan duduk, menampar pipiku. Sakit yang parah. “Anda benar-benar berani melakukan kurang ajar pada Ms Yuni. Ngajari Siapa kau?” Tanya Ms Yuni marah. Aku hanya bisa diam dan tampak ketakutan. burung saya itu begitu kuat sehingga saya merasa seolah-olah hilang menyusut segera. “Saya tidak pernah berpikir Anda bisa melakukan itu padaku Perhatian. Kemudian kulaporkan Anda untuk nenek dan ayah saya” kata Ms Yuni. “Ja .. jangan ya” aku takut. “Mbak Yuni juga salah satu” kataku membela diri. “Apa maksudmu?” Tanya Ms Yuni. “Mbak Yuni masih menganggap saya anak, ketika aku tidak sudah Mbak besar, sudah lebih dari 17 tahun. Tapi Ms Yuni masih memperlakukan aku seperti ketika aku masih kecil, aku ngeloni pakai semuanya. Kemudian sore ini, juga , kelelahan Ms Yuni mandi hanya mengenakan handuk hanya di depan saya. saya adalah pria normal Mbak “Mbak jelasku.Kulihat Yuni hanya diam, dan aku berniat untuk keluar dari ruangan. “Mbak .. maaf, biarkan aku tidur di kamar sebelah” kataku sambil turun dari tempat tidur dan berjalan keluar. Ms Yuni hanya diam saja. Sampai kamar sebelah saya merebahkan tubuhku dan mengutuki diriku yang melakukan bodoh dan membayangkan apa yang akan terjadi besok.

    Sekitar 15 menit kemudian aku mendengar ketukan di pintu. “Ris .. kau masih terjaga? Mbak tidak diperbolehkan dalam?” Ms. Suara Yuni dari luar. “Ya Bu, silakan” kataku, memikirkan apa yang dia. Ms Yuni ke kamar saya dan kami duduk di tempat tidur. Aku melihat wajahnya tidak lagi marah. “Ris .. maaf ya ya menampar Anda” katanya. “Saya harus meminta maaf untuk itu kurang ajar sama Ms Yuni” kataku. “Tidak Ris, Anda tidak salah, setelah ya berpikir, apa yang Anda katakan adalah benar. Karena lama tidak bertemu, ya masih berpikir Anda adalah seorang anak kecil seperti yang pernah pengasuh Anda. Mbak tidak menyadari bahwa Anda sekarang besar “kata Ms Yuni.

    Aku hanya menutup hati saya lega Ms Yuni tidak marah lagi. “Ris, Anda ingin Bener Mbak sama?” Tanya Ms Yuni. “Maksud Mbak?” Saya terkejut, melihat wajahnya yang terlihat bagitu manis. “Ya .. Mbak ini sudah tidak muda lagi, ‘neraka yang Anda masih tertarik padaku?” Katanya lagi. Aku terdiam, takut dengan cara yang salah dan membuatnya marah lagi. “Mbak .. Maksudku, jika Anda ingin Bener Mbak sama, aku bersedia untuk benar-benar melakukannya dengan Anda” katanya lagi. Mendengar itu saya lebih terkejut, jika tidak percaya. “Apa Mbak” Saya terkejut. “Bukan apa-apa Ris, Anda tidak berpikir sama bisbol-enggak Mbak. Ini hanya untuk membuat ya bahwa Anda telah tumbuh dan lain kali tidak menganggap Anda seorang anak kecil lagi,” kata Ms YuniLagi lagi, aku hanya diam-diam , seakan tidak percaya. Saya ingin mengatakan ya, tapi rasa takut dan malu. Mau menolak tapi saya pikir ketika kesempatan lain seperti ini yang selama ini saya hanya bisa membayangkan. “Bagaimana Ris? Tapi sekali aja ya .. dan kau harus berjanji ini menjadi rahasia kita” kata Ms Yuni. Aku hanya mengangguk tanda kecil yang saya inginkan. “Kau tidak pernah, kan?” Kata Ms Yuni. “Tidak Bu, tapi tidak pernah terlihat di film” kataku. “Lalu aku tidak membutuhkanmu lagi ngajari” kata Ms Yuni Yuni.Mbak kemudian melepas kemejanya dan melihat payudara putih mulus berbalut bra hitam, aku diam, menonton, birahiku mulai naik.

    Kemudian Ms Yuni melepas roknya dan membelai paha mulus yang saya telah melihat. tangannya diarahkan ke bahu belakang dan BH naik terpisah, sepasang payudara berukuran sedang terlihat sangat indah dikombinasikan dengan puting mencuat ke permukaan. Ms Yuni kemudian melepas CD hitamnya dan sekarang dia telanjang. Ayam tegang karena ini adalah pertama kalinya aku melihat wanita telanjang langsung di depan saya. Dia naik ke tempat tidur dan membaringkannya di punggungnya. Saya sangat kagum, bayangkan ada seorang wanita telanjang berbaring di tempat tidur dan membiarkan pergi tepat sebelum saya. Aku tertegun dan merasa bebas untuk melakukannya. “Ayo Ris .. apa yang kamu tunggu, Mbak Udak siap pula, jangan takut, saya akan membantu ya” kata Suster Yuni.Segera aku melepas semua pakaian saya karena sebenarnya saya tidak bisa tahan lagi. Aku melihat Ms Yuni melihat saya berdenyut burung, aku naik ke atas tempat tidur. Karena tidak sabar, aku baru saja mulai. Segera, saya mencium bibirnya, bibir kulumat-lumat, ia merasa kurang menunggu di bibirku, aku pikir mungkin suaminya tidak pernah melakukannya, tapi aku tidak memperhatikan, dan kemudian aku lumat bibirnya.

    tangan Sementara itu kuarahkan ke dadanya. Saya menemukan bukit-bukit sekitarnya, dan aku membelai dan meremas payudaranya sambil sesekali memutar putingnya. “Ooh .. Ris .. apa yang kamu lakukan .. .. sshh ergh ..” Mbak Yuni mulai mendesah tanda nafsu mulai meningkat, kadang-kadang merasa ia menelan ludah yang mulai menebal. Setelah puas dengan bibir, mulut sekarang kuarahkan ke bawah, aku ingin merasakan bagaimana rasanya mengisap payudara. Sejenak aku melihat payudaranya sekarang tepat di depan saya, ooh benar-benar indah, putih mulus tanpa cacat sedikit pun, seperti orang yang belum dimanfaatkan. Aku menjilat langsung dari tanah dan kemudian ke puting, sementara payudara kanannya tetap kuremas menambahkan kenyal dan diperas begitu keras. “Emmh oh aarghh” Mbak Yuni mendesah hebat ketika saya menggigit putingnya. Aku menatap wajahnya dan matanya tampak rem melek dan gigi menggigit bibir bawahnya. Sekarang kuarahkan saya ke selangkangannya. Saya merasa tidak ada rumput yang tumbuh di sekitar vagina. jari saya kuarahkan ke dalamnya, terasa lubang itu sudah sangat basah, tanda bahwa ia benar-benar terangsang. Kupermainkan jari saya sambil melihat klentitnya. Aku pindah jari saya masuk dan keluar dari lubang di semakin licin. “Eemhh Aargghh .. .. .. mu ngapainn Ris kam oohh ..” kata Ms Yuni karuan cadel, kakinya menjejak-jejak MENGELIAT sprei dan tubuh-peregangan. Tidak peduli kata-katanya. Ms Yuni tubuh semakin mengelinjang dikendalikan oleh nafsu.

    Ms Yuni Kuarasakan tubuh menegang dan aku melihat wajahnya memerah keringat, aku pikir dia akan klimaks. Gerakan jari kupercepat di vagina. “Ohh .. arghh .. oohh ..” kata Ms Yuni dengan mengi dan tiba-tiba .. “Oohh aahh ..” Mbak Yuni mendesah hebat dan mengangkat pinggulnya, mengguncang beberapa kali, Terasa cairan hangat memenuhi vagina. “Ohh .. ohh .. emhh ..” Mbak Yuni masih mendesah-desah meresapi kenikmatan yang baru dicapai. “Ris apa yang Anda lakukan benar-benar seperti ini bisa Mbak” tanya Ms Yuni. “Kenapa emangnya Mbak?” Saya bilang. “Baru kali ini saya merasa seperti nikmat ini, luar biasa” kata Ms Yuni. Dia kemudian mengatakan kepada saya bahwa selama ia dan suaminya tidak pernah mendapatkan kepuasan, karena mereka hanya sebentar cinta menggoda dan suaminya menetap cepat. “Mbak giliranku” bisikku di telinganya, Ms Yuni mengangguk kecil. Aku mulai membelai lagi. Saya lakukan seperti itu, mulai dari bibir kulumat, dan payudara yang saya nikmati, jangan lupa jari-jari saya di kupermainkan vaginanya. “Aarghh .. emhh .. ooh ..” Mbak terdengar desahan-desahan Yuni mulai lagi tanda ia telah terangsang, Setelah saya merasa cukup, saya ingin merasakan apa itu didorong masuk ke dalam vagina burung saya.

    Aku menyelaraskan diri di atas dan Ms Yuni tahu, ia kemudian mengangkang pahanya dan saya kuarahkan burung vagina. Setelah di depan saya ragu-ragu untuk melakukannya. “Ayo Ris jangan takut, cukup masukkan” kata Ms Yuni. Perlahan-lahan aku masukkan sementara aku menikmati burung saya, memberkati terasa baik pada saat itu. burung saya hanya memasuki vagina karena itu sangat basah dan licin. Sekarang mulai saya pindah pinggul saya naik dan turun perlahan-lahan. Ohh sukacita. “Lebih cepat Ris arghh .. emhh” kata Ms Yuni terputus-putus dengan rem mata-mata. Aku mempercepat gerakan dan suara memukul-mukul vagina. “Ya .. begitu .. aahh ter .. .. .. arghh rrus ..” kata Mbak Yuni tak karuan. keringat menetes deras sekali. Aku melihat wajahnya semakin memerah. “Ris, ya mau .. buruk lagi .. oohh .. ahh .. aahh .. ahh ..” Mbak Yuni berkata dengan napas panjang, tubuhnya bergetar dan saya merasa vagina diisi dengan hangat menyiram cairan penisku.

    Remasan vagina dinding begitu kuat, saya akan mempercepat gerakan dan croott .. .. .. aku akan mencapai aahh klimaks, membiarkan air keluar di cum vagina. Aku merasa nikmat yang luar biasa, banyak kali lebih lezat daripada ketika saya masturbasi. Aku memeluknya erat-erat, mencium putingnya menikmati kenikmatan seks nyata aku hanya merasa pertama kalinya dalam hidup saya. Setelah cukup kumenikmatinya aku cabut burung dan tubuhku terbaring di sampingnya. “Mbak Yuni, terima kasih ya ..” bisikku lembut di telinganya sambil mencium pipinya. “Mbak juga baru kali ini Ris .. ya merasakan kepuasan seperti ini, kamu hebat” kata Ms Yuni dan mencium bibirku. Kami berdua pergi tidur karena pukul kecapaian.Kira 3 pagi aku bangun dan merasa haus, saya ingin mencari minum. Ketika saya baru saja hendak keluar dari tempat tidur, Ms Yuni juga terbangun. “Kau akan di mana Ris ..” katanya. “Saya ingin minum air, aku haus. Yuni mau ya?” Kataku. Dia hanya mengangguk sedikit. Aku mengambil selimut untuk menutupi anuku lalu aku pergi ke dapur dan aku mengambil sebotol air. “Ini Mbak minum” kataku kaca kusodorkan air.

    Aku duduk di tepi tempat tidur menatap ya Yuni yang tubuhnya ditutupi dengan air minum selimut yang aku menyerah. “Apa Ris, mengapa kamu menatap ya” katanya. “Ah tidak Papa. Mbak cantik” kataku genit sedikit. “Ah kamu Ris, bisa aja, Mbak ini Ris sudah tua” kata Ms Yuni. “Bener-benar, Mbak bahkan lebih indah sekarang,” kataku sambil mencium bibirnya. “Ris .. ya seharusnya tidak meminta apa-apa” kata Ms Yuni. “Tanyakan apa Mbak?” Aku bertanya, penasaran. “Tidakkah kau tahu itu ..” kata Ms Yuni berhenti. “Jika apa Mbak?” Aku bertanya-tanya. “Jika .. erm .. jika Anda melakukannya lagi,” kata Ms Yuni malu-malu, melihat ke bawah, melihat pipi memerah. “Yah .. katanya tadi, pernah menulis itu Ris .., tapi kenapa sekarang?” Aku menggoda. “Ah kamu, yang Mbak terakhir tidak akan berspekulasi seperti ini” dia manja seperti dia mencubit lenganku. “Dengan senang hati aku akan melayani Ms Yuni” kataku.Sebenarnya Saya hanya ingin bertanya lagi, e .. bahkan dia dulu.

    Ternyata Ibu Yuni juga doyan. Memang benar bahwa jika seorang wanita tidak pernah puas, ia sendiri akan bertanya. Kami mulai bercumbu lagi, kali ini saya ingin menikmati dengan konten jantung. Ingin aku menikmati setiap inci tubuhnya, karena sekarang aku tahu Ms Yuni benar-benar ingin. Seperti sebelumnya, pertama-tama saya menikmati bibirnya. Dengan kelembutan I bibir melumat-lumat Yuni.Aku berani Mbak, saya menggunakan lidah saya untuk membagi bibir, lidah kupermainkan. Ms Yuni mulai berani, lidahnya juga dimanipulasi sehingga lidah kami saling beradu, hanya membuat saya lebih nyaman untuk berlama-lama menikmati bibirnya. Tanganku juga seperti sebelumnya, beroperasi di dada, meremas dadanya kuremas kenyal mulai dari lembah sampai ke puncak dan kemudian saya memutar putingnya sehingga membuat menggeliat dan mengelinjang. Dua bukit kembar dan bahkan kemudian mengeras.

    Dia menggigit bibir saya ketika puting kupelintir. Aku sudah puas dengan bibirnya, kini mengisap mulut saya dan hancur payudaranya. Dengan sigap lidahku menari di sebuah bukit putih mulus. Tanganku masih meremas-remas payudaranya benar. Aku melihat mata Ms Yuni sangat redup, dan ia memagut-magut bibirnya sendiri, mulutnya mengeluarkan desahan erotis. “Oohh .. arghh .. en .. ennak emhh Ris .. ..” kata Ms Yuni mendesah mendesah. Tiba-tiba, tangannya memegang tanganku yang meremas dadanya dan menyeretnya ke selangkangannya. Aku mengerti apa yang diinginkannya, rupanya ia ingin aku bermain-main dengan vagina. Jari-jarikupun segera pergi di vagina. Aku pindah jari saya dan membelai kuelus klentitnya membuatnya semakin menggelinjang tak karuan. “Ya .. .. emmhh aargghh terruss .. .. lezat .. oohh ..” Mbak mulut Yuni meracau. Setiap kali Ms Yuni terasa seperti klimaks, saya menusuk saya jari berhenti vagina, setelah ia agak tenang, aku permainkan lagi vaginanya, saya melakukan beberapa kali. “Emhh Ris .. ayo .. Anda tidak begitu jahat oohh ..” kata Ms Yuni mengemis, Mendengar itu membuat saya merasa kasihan juga, tapi aku tidak akan membuatnya klimaks dengan jariku tetapi dengan mulutku, aku benar-benar ingin mencoba semua yang pernah saya lihat di bokep.

    Segera menavigasi mulut untuk selangkangannya. Aku melempar vagina hitam rumput-rumpuat sekitar dan melihat vagina merah dan mengkilap basah, itu adalah indah untuk pertama kalinya untuk melihatnya. Saya agak ragu-ragu untuk melakukannya, tetapi rasa ingin tahu saya seperti apa sih rasanya lebih besar menjilati vagina. Segera aku menjilat lubang, saya terjebak lidahku. “Ris .. apa yang kamu lakukan .. arghh itu jik emhh ji .. ..” kata Ms Yuni. Dia terkejut saya menggunakan mulut untuk menjilat vagina, tapi aku tidak peduli kata-katanya. Ketika lidahku menyentuh klitorisnya, dia menghela napas dan tubuh menggeliat tak karuan dan tak lama kemudian tubuhnya bergetar beberapa kali, tangannya mencengkeram seprai dan mulut saya penuh dengan cairan yang keluar dari liang perempuan. “Ohmm .. ennak Ris emhh .. .. .. aahh” kata Ms Yuni saat ia klimaks. Setelah Ms Yuni selesai menikmati kenikmatan yang diperoleh, aku kembali mencumbunya lagi karena aku juga ingin mencapai kepuasan. “Mbak Gantian di atas ya sekarang,” kataku. “Bagaimana Ris Aku tidak mengerti” kata Suster Yuni.Daripada saya menjelaskan, segera saya berlatih. Aku sedang tidur di punggungnya, dan Ms Yuni saya tell menginjak burung saya, tampaknya ia mulai mengerti.

    Tangan memegang burung saya adalah ketegangan besar kemudian perlahan-lahan menurunkan pinggang dan vagina diarahkan ke burung saya dan langsung kehilangan burung saya memberkati vagina. Ms Yuni mulai gerakan naik turun, ia mengangkat timnya, dan ketika sampai di kepala penisku ke bawah lagi. Pertama dia perlahan tapi ia kini mulai mempercepat gerakannya.Kulihat wajahnya penuh keringat, matanya berkaca-kaca dengan merem melek dan sesekali ia menatapku. Mulutnya mendesis-desih. Ini wajah wanita sangat seksi ini sedang dibanjiri nafsu dan sedang berusaha untuk mencapai puncak kenikmatan. Wajah ms Yuni terlihat sangat cantik seperti yang apalagi ditambah rambut sebahu yang tampak gerakan kepala terhuyung-huyung acak-acakan. Payudaranya terguncang dan meremas tangan-meremas saya. Mendesah lebih keras ketika jari-jari saya memutar putingnya. “Oh ya emhh .. ohh ..” itulah kata-kata keluar dari mulut Ms Yuni. “Saya tidak kuat lagi Ris ..” kata Ms Yuni sambil berhenti bergerak tubuhnya, aku tahu ia segera mencapai klimaks. tubuh Kurebahkan dan saya segera dipompa vagina dan tak lama setelah itu Ms Yuni klimaks.

    Aku berhenti gerakan saya untuk membiarkan Ms Yuni menikmati kesenangan yang diperoleh. Setelah itu saya tarik penisku dan aku kirim ya Yuni menungging kemudian saya menempatkan burung saya dari belakang. Ms Yuni terlihat hanya pasrah diri untuk apa yang saya lakukan padanya. Dia hanya bisa mendesah kenikmatan. Setelah puas dengan posisi ini, saya katakan ya Yuni berbaring lagi dan lagi saya menaruh burung dan memompa vagina lagi karena saya ingin mengakhirinya. Beberapa saat kemudian Ms Yuni ingin klimaks lagi, wajahnya memerah, tubuhnya menggelinjang kesana kemari. “Ahh .. oh .. ya mau lebih enak arrghh Ris .. ahh ..” kata Ms Yuni. “Tunggu Mbak, kami ki dengan saya hampir” kataku. “Mbak belum tahan Ris .. ahh ..” kata Mbak Yuni sambil mendesah panjang, tubuhnya bergetar, pinggulnya diangkat. cairan hangat menyiram burung saya dan saya merasa seolah-olah dinding vagina menghisap penisku begitu kuat dan akhirnya aku tidak akan kuat dan croott .. aku akan mencapai klimaks, oh Tuhan yang luar biasa kesenangan saya. Lalu kami berpelukan erat menikmati kesenangan baru saja kita tercapai.

  • Cerita Porno Balada Anak Desa – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Porno Balada Anak Desa – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    9717 views


    Perawanku – Jangan sebut namaku Iwan kalau ngga bisa mendapatkan wanita.heheheheheee

    Maaf bukanya aku sombong tp semua juga tau kalo ada tips dan trik untuk menggaet wanita di ranjang

    Umurku 20 Thn Tinggi badan 175 wajah kata emak sih ganteng banget. Bapakku juragan hasil bumi. pengepul besar hasil pertanian sedangkan emak mengelola toko di pasar.
    Karena bapak dan emak super sibuk maka terciptalah anak yg super alim dan ganteng. Iwan si anak juragan Darman begitulah orangorang menyebutku.

    Selepas subuh bapak dan emak sdh ke pasar.
    Tinggal aku sama dik Yanti anaknya mbok karti pembantu di rumah kami.
    Dari sinilah awal kenakalanku di mulai.

    Aku dan Yanti tumbuh bersama sekolah juga bersama
    Biaya sekolah semua dari bapak mbok karti yg janda sdh tak mampu membiayai Yanti sekolah.
    Tp sebagai gantinya sepulang sekolah Yanti wajib membatu simboknya mengurusi kebutuhan kami sekeluarga.

    Walaupun gadis desa tp kecantikan Yanti sangat mempesona wajah dan tubuhnya warisan simboknya ayu dan montok..

    Sebenarya aku naksir Yanti bapak tahu dan merestui tp emak masih berwatak kolot ..
    Menginginkan anak mantu yg sederajat masih di berlakukan hukum bobot bibit bebet
    Simbok dan Yanti tak luput dari ancaman emak untuk jaga jarak dgnku.
    Namaku bukan Iwan kalo tdk nakal..

    Tiap pagi aku selalu di bangunkan simbok.

    mas Iwan. bangun dah siang..sarapannya dah siap..
    Ayo ma Bangun. nanti mbok di marahi bos e.. ( bos e sebutan buat emak )
    ahhh lagi males mbok ..inikan hari minggu ntar sejam lagi bangunin yahhhh.
    Huooooaaaaammmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
    e e mas Iwan ndak boleh gitu. sampean anak tunggal ..penerus keluarga. jangan malasmalasan begitu

    Aku yg semalam begadang sampai larut dan kemasukan air surganya orang desa (arak) alhasil masih keok walaupun dah jam sembilan Pagi

    Tubuhku di goyanggoyang sama simbok

    ayo mas bangun
    Iya mbokkkkkk.. aaaahhhhhmmmmmm .. Aku menguap dan membuka mata.

    Deeegggggg perasanku ndak karukaruan.panas dingin baru kali ini seumur hidupku melihat simbok hanya memakai kutang

    Aku hanya bisa melongo .dgn junior yg mengeras..

    ayo mas turundah di masakin air hangat sama Yanti .gih buruan mandi..

    Bentar mbok . masih ada pemandangan bIwan nih.

    e e e dasar bocah nakal . matanya jelalatantak bilangin bos e lho ya
    Jangan dong mbokkk.. pleaseeeeee

    Aku merayu dgn wajah purapura memelas

    ya udah buruan mandi keburu air nya dingin
    maunya di mandiin simbok.
    apa masih kurang to mas dari kecil sampe sebelum sunat di mandiin simbok. ?
    hehehehehe sekarang beda mbok.
    Justru sekarang mas Iwan ndak boleh mandi sama simbok.
    Simbok takut kalo mas Iwan jadi nakal

    Aahh simbokk. aku kan gak nakal ( aku terus merayunya dgn sedikit memaksa simbok untuk memandikanku.. tp gatot gagal total )

    Sambil berlalu dari kamarku simbok berbisik

    mandinya sama Yanti aja ya mas simbok malu dah tua Aku melongo untuk kedua kalinya.

    Dgn langkah yg sangat malas aku berjalan ke kamar mandi belakang

    Aku lebih suka mandi di kamar mandi belakang karena dari kecil terbiasa mandi di sana di mandikan oleh simbok..berdua dgn Yanti.

    Aaaahhhhhhhhmmmmmmmmmmmm.. Sialll masih ngantuk banget..

    Mas Iwan. mau mandi sama Yanti ?

    Karena masih ragu-ragu tak kupedulikan ajakan si Yanti.

    Begitu masuk ke kamar mandi otak kotorku bekerja dgn cepat

    Yan kalo mau mandi masuk aja pintunya ngga di kunci

    ya mas

    Kreekk. eehhhhh..

    Aku terkejut ternyata Yanti tdk main main.

    Aku malu dan gugup tubuhku panas dingin melihat Yanti melucuti pakainya .

    Terkesan lama banget untuk sekedar melepas babbydoll

    Kulitnya langsat bersih .kencang

    Dan.

    Aduh toketnya montok.belahannya tercetak jelas dgn hiasan kalung liontin emas hadiah dari emak. pas mantap seksi sekali Puting toketnya merah jambu kecil sekali Karena nafsu yg teramat besar aku nekat mendekapnya dari belakang dan menciumi pipinya

    Toketnya terasa empuk dan kenyal di tanganku

    Aku meremasnya dgn kuat

    duuhhhh mas sakiiittt.pelannnn maaasssssss.
    Hhhhhhhhhhhh maaf Yan aku mencintaimu
    Iya mas. Yanti tahu Yanti juga cinta sama mas

    Aku tatap matanya seolah meyakinkan cintaku kepadanya.

    Mata Yanti lalu terpejam. bibir tipisnya terbuka mengundangku untuk menciumnya.
    Hhhhmmmmmfffff
    Iniah ciuman pertamaku terkesan kaku
    Bahagia sekali rasanya..perasaanku melambung tinggi ke atas awan..
    Oooohhhhhhhhhhhhhhsssssss..maaaassssss .

    Tangan Yanti memegng penisku rasanya hangat geli-geli nikmat..

    massss.. hanya ini yg bisa Yanti berikan.sebagai bukti Yanti cinta sama mas.

    Sambil berciuman, perlahan penisku di kocok-kocok Yanti.membuat ku terasa dipermainkan nafsu

    Rasa nikmat di penisku membuat naluriku bekerja sendiri tanganku meremas-remas toket Yanti-menciumi bibir tipisnya..pipinya..lehernya-kedua toketnya..

    Karena tak tahan dgn nikmat di ujung penisku.aku langsung melumat dan menyedot puting toket Yanti..

    Oooohhhhsssssss.nafasku menderu deru.kupeluk Yanti kuciumi wajahnya dan kukatakan sayang padanya..

    Acara mandi bersama pagi itu sangat berkesan bagi kami
    Saling bercanda saling meraba dan saling memuaskan diri
    Ya walaupun sebatas itu tp sangat membuatku bahagia.

    Udah yuk mas. nanti simbok marah-marah kalo Yanti gak membantu di dapur..
    Ayo dehaku juga dah kedinginan nih.
    ..
    Begitu selesai berganti pakaian ku buka pintu kamar mandi

    Jleggg.simbok berdiri di depan kami dgn wajah memerah.

    Aku ngga tahu apakah marah atau bagaimana..

    YANTIII.masuk kamar !

    Air muka simbok memerah..
    Aku takut kalau dilaporkan sama bapak ato emak
    Takut menjadi aib keluarga kami takut dan serba salah
    Aku hanya menunduk tanpa bisa berkata apaapa .

    Simbok pun berlalu mengejar Yanti yg sedang menangis. samar-samar terdengar suara simbok yg menasehati Yanti..

    Aku makin serba salah.
    Aku merenung di kamar sendirian.mencari jawaban atas sikap simbok

    Di satu sisi simbok seolah mengijinkan aku mandi dgn Yanti satu sisi yg lain memarahi apa yg telah terjadi diantara aku dan Yanti.

    Bingung sekali..

    apa ya maunya simbok tadi ?
    Pusing kepala ini mikir .aaaahhhh lebih baik aku main air di sungai ujung sana siapa tahu bisa nembak burung atau ikan gabus.

    Dgn semangat juang 45 .semangat yg tak mau ambil pusing mau ada masalah mau lapor ke bapak mau di usir

    ahhhh bodo amat Pokoknya Iwan itu wajib.Di sini senang di sana senang
    Wakakakakakakakakkakak .

    Sambil bersiul ku panggul senapan angin merk sharp . senapan angin murahan sih..tp lumayan ok satu desa cuman aku tok yg punya model beginian ada teropong nya.

    30 menit berlalu tanpa terlihat satu ekor burung pun.

    Sdh jauh aku berjalan di pinggir sungai.

    aaaahhhhh hari ini sial banget .. ngga ada target yg bisa di tembak..Anjriitttt
    Mana udara panas lagi. uuufffff sapa suruh siang-siang gini cari burung.

    Aku terus melangkah menuju sungai yg paling dlm berharap banyak ikan gabus besar-besar.kalo nongol tinggal dorr kepalanya.

    Tp ternyata nasib sial masih setia menemaniku

    Akhirnya kuputuskan berenang di sungai sendirian.mandi untuk yg kedua kalinya..

    uuhhhh segarnyaa sungai ini jernih bersih dan segar airnya.
    Nunggu ibu-ibu mandi ato pulang ya.kok jadi horny gini.membayangkan ibu ibu mandi aja dah tegang.
    Uuuuffff pulang aja dah.

    Tak terasa terdengar suara adzan ashar.karena hari mulai sore maka aku bergegas untuk pulang melewati jalan pintas.

    Menerobos jalan setapak yg di penuhi alang alang menuju kebun bu lurah.

    Berharap nanti ketemu Yuyun anaknya bu lurah

    Yuyun gadis desa yg diamdiam Selalu melirik genit padaku. hhmmmmm akan ku manfaatkan jika SIPENIS PANJANGnya pas..alias situasi kondisi toleransi pandangan serta jangkauan nya pas.hehehehehehehehe.

    Sambil cengar cengir, aku melangkah terus ke depan

    Byuuurrrrrrr

    adduuuhhh ..siaalllll siapa yg buang air comberan .
    Ya ampun sial kok terus begini.

    Baunya seperti air rendaman cucian.busuk sekali..

    Hoeeeggggg..hoooeeeeeggg

    Seketika itu aku muntah muntah di tempat itu juga.karena tadi pas berfikir mesum aku senyum-senyum Dan tertawa sendiri. lalu bbbyyyuuuuurrrr ada air yg masuk ke mulut..

    siapa di situ

    maaf ngga sengaja ..

    Bu lurah keluar dgn terburu buru..

    ooo nak Iwan to,,kenapa nak Iwan ada di dekat sumur saya.tadi ngintip ya

    Maap bu lurah.sumpah saya ndak ngintip.tadi saya melamun ..ee tau-tau Ada di sini..

    wwooo ada perjaka melamun to. Ya udah mandi sana di dlm.nanti bajumu tak cucikan.

    Karena tak tahan dgn bau yg menyengat aku melangkah ke bilik mandi bu lurah.

    Ku lepaskan kaosku dan celanaku

    maaf bu nitip kaos sama celana
    Iya taruh situ aja wan.

    Aku langsung mandi dan tak berfikir apapun..berharap dgn mandi ketiga ini sialku juga luntur terbawa air.

    wan handuknya di gantungan itupakai saja..baru di cuci kok.
    Iya bu makasih.

    Begitu aku mengambil handuk , ada sesuatu yg jatuh dan tersangkut di tanganku..

    BH.uuffff kok gede sekali .punya siapa ya ? Apa bu lurah susunya sebesar kelapa..?

    Tak terasa penisku sdh tegang.hanya memegang bh saja.
    Gilaaaaa benar ini.masak ku perkosa saja bu lurah ?
    Mumpung sepi.mumpung ada kesempatan.mumpung bu lurah juga janda

    Aku nekat mengintip bu lurah mencuci kaos kududuknya mengangkang terlihat pahanya besargempal.
    Wahhhh pasti besar pula bokongnya..

    Wahhhh dasternya njeplak terkena air lho putingnya kok kelihatn gitu.alamak besarnya susu bu lurahku ini

    Sambil mengintip bu lurah ..tanganku tak kuasa untuk tdk mengocok penisku.

    Oooohhhhhhhhhssssss.. mmmmmmmm

    nak Iwan mana celana dalamnya.masak gak pakai celana dalam

    Ddeeegggg kaget sekali aku.

    Aa aanu bu.aku..ndak pernah pakai
    Lho kok ngga pakai celana dalam kenapa ?
    Anu bu.biar tambah besarrr..
    Coba sini ibu lihat dah seberapa besar..

    Tanpa sungkan bu lurah mendekati pintu kamar mandi.dan langsung membukanya.

    astaga penismu gede sekali wan ibu pegang ya.
    Aadddduuuuhhhhhhh bbbbuuuuu..Ennnnaakkkkkkkkocokkkk bu..

    Penisku bukan di kocok tp di urut ..dari pangkal terus ke ujung.nikmat tp sakit.
    teruss begitu sampai merah kehitaman.darah seperti terkumpul di penisku dan wow terlihat keras ..besar

    Hhaahhhhhhhhffffsssssssss.

    Nikkkmaaatttttt.nnnikkkmaaaattttttt bbbbbuuuuuuuu..

    Bu lurah jongkok dan menjilati penisku.ku jambak rambutnya ku paksa menelan utuh batang penisku.

    Rasa nikmat yg tak tertahankan membuat tanganku bernaluri liar mencari sasaran empuk.
    Toket bu lurah montok sekali ..mantap di tangan.ku remas-remas kiri kanan kadang ku pilin-pilin putingnya..
    ooohhhh massssss ..kulum toketku massss.

    Dgn tergesa gesa di buka dasternya

    Alamak besar sekali toketnya perutnya juga sdh besar untuk ukuran wanita 40 thn.
    Dgn rakus kujilati puting bu lurah sambil tanganku meremas-remas toket yg lainya
    Bu lurah mendesah keenakan.tanganya tak berhenti mengocok penisku..

    Kemudian tangan bu lurah menuntun tanganku menuju selakangannya.menuju memeknya.

    Terasa besar dan empuk

    Tp loh kok halus licin.ngga ada bulunya.

    Karena penasaran ku lihat ke bawah terasa panas dingin gemetar badanku memegang memek lurahku ini.

    Kemudian bu lurah mengangkat satu kakinya di bak mandi.

    di ciummmm ddi ssiiiniiiii mmassss..ddii jiiillaaatttttthhsssssss Kepalaku di paksa di selakangan bu lurah.mmmpphhhhhhh. .

    Terpaksa kujilati , dan akupun sangat menyukainya.

    Mmmmpphhhhhhhhh niikkkmaaattttttt.yyyyaaa pppaassss diiii sssiituuu massssssseeedddooottttt Oooohhhhhh akkkkuuu nnyaaaammmppeeekkkk mmassss. ssssshhhssssss

    Aku ngga tahu senikmat apa yg di rasakan bu lurah.kakinya bergetar lalu jatuh di lantai

    Dgn nafas yg masih tersenggal senggal seperti habis lari maraton..
    Wajahnya tampak ayu ke ibuan.lalu ku dekatkan penisku ke wajahnya..
    mmmpphhhhhh nikkkmaattt bbbuuuu..

    Aaaahhhhh ooohhhhhhh ahhhhssss

    sini masss ibu kasih yg lebih nikmaatttt

    Bu lurah berdiri membelakangiku dgn bertumpu pada bak mandi tangan bu lurah memegang penisku dan mengarahkan pada memeknya

    Terasa sangat basah licindan sempit.

    ooohhhhhhhhhhh..peellann msss.

    Dorong pelan pelannn.sakiiiitttsss.penismu bessaarrrrrrrrrr..

    Bleessssseeeesssddddhhhheeeeeeeggggggg

    Secara naluriah kugerakan penisku maju mundur Kadang cepat kadang lambat sambil tanganku meremas remas toket bu lurah yg bergoyang.

    Oooohhhhhhh. mmmppphhhhhh. ooohhhhhhh nyaammmpeeeeeeee. .llllaaaagggiiii mmmmaaassssss.
    Penisku terasa di jepit dan diurut memek bu lurah
    Sangat nikmat luar biasa
    Ku diamkan penisku beberapa saat.menunggu nafas bu lurah kembali normal.

    Bleeeeessssssss ..


    Aku kocok penisku di dlm memek bu lurah dgn cepat.
    Aku ingin secepatnya meraih nikmatku..
    Ooohhhhhh Ooohhhhhh Ooohhhhhh ..bbbuuu..meemmeekkkmuuu. niiikkmmaaattttt..
    Ooohhhhhh aaakkuuu nggaaaaa kkkuaaat. Bbbuuuukkkkkkkk..

    Ccccrrrrruuuuuuttttttttt.

    Hhhshs hhsahhshshs.

    Ku peluk bu lurah ku ciumi wajah dan bibirnya

    Makasih bu.. Nikmat sseekkaalllii
    Sama sama masssaku juga..3 kali keluar dapat perjaka ganteng pula..

    Ingin rasanya aku di dlm kamar mandi itu bersama bu lurah tp sayup-sayup adzan magrib berkumandang.

    bu aku pulang dulu
    Mas Iwan Pakai bajunya anto sajatuh di gantungan
    Iya bu.nitip baju yg tadi ya ?
    Okeee asal mas Iwan harus bayar.
    Kalo uang aku ngga punya bu. bayar pake penis saja ya bu ?
    hhuuuusssss ya udah cepetan kita keluar sebelum mak darni melihat kita di sini.
    ..
    Krreeeettttt .aaah. aman wancepet keluar.

    Aku pun crlingak celingukah aman batinku.

    Kemudian aku peluk lagi bu lurah aku mencium toketnya sekali lagingga nahan lihat montoknya

    Karena asik dgn buah dada bu lurahaku tdk menyadari kalo ada orang yg mengintip dari dlm dapur.

    Tp sekilas tetlihat sandal kuning darni.
    Aahhhh si darni..
    Sialan mak darni
    Bu lurah tak kuberitahu ..aku takut jadi masalah besar pada janda tua itu.

    Aku pun beranjak pulang lewat samping rumah bu lurah.

    Di tengah jalan aku ketemu mak darni.berpapasan.mak darni berbisik

    mas Iwan .. aku tahu apa yg terjadi di sumur tadi.
    Terus kenapa mak
    kalo mas Iwan gak bisa menutup mulut saya.. ya maaf kejadian ini akan sampai pada pak Darman berikut seluruh desa..
    Hhhaahhh. apa maunya mak darni?
    Saya ini janda .miskin pula

    Nah mas Iwan pikirkan caranya menutup mulut saya..!

  • Cerita Ngeseks Menginap Dirumah Tetangga Cantik Dan Bohay – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Ngeseks Menginap Dirumah Tetangga Cantik Dan Bohay – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    2473 views

    Perawanku – Aku biasa dipanggil Hendri (nama samaran). Saat ini aku kuliah di salah satu Akademi Pariwisata sambil bekerja di sebuah hotel bintang lima di Denpasar, Bali. Kisah yang aku ceritakan ini adalah kisah nyata yang terjadi saat aku masih duduk di kelas 2 SMA, di kota Jember, Jawa Timur.

    Saat itu aku tinggal di sebuah gang di pusat kota Jember. Di depan rumahku tinggalah seorang wanita, Nia R. namanya, tapi ia biasa dipanggil Ninik. Usianya saat itu sekitar 24 tahun, karena itu aku selalu memanggilnya Mbak Ninik. Ia bekerja sebagai kasir pada sebuah departemen store di kotaku. Ia cukup cantik, jika dilihat mirip bintang sinetron Sarah Vi, kulitnya putih, rambutnya hitam panjang sebahu.

    Namun yang paling membuatku betah melihatnya adalah buah dadanya yang indah. Kirakira ukurannya 36B, buah dada itu nampak serasi dengan bentuk tubuhnya yang langsing.

    Keindahan tubuh Mbak Ninik tampak semakin aduhai saat aku melihat pantatnya. Kali ini aku tidak bisa berbohong, ingin sekali kuremasremas pantatnya yang aduhai itu. Bahkan jika Mbak Ninik memintaku mencium pantatnya akan kulakukan. Satu hal lagi yang membuatku betah melihatnya adalah bibirnya yang merah. Ingin sekali aku mencium bibir yang merekah itu. Tentu akan sangat nikmat saat membayangkan keindahan tubuhnya.

    Setiap pagi saat menyapu teras rumahnya, Mbak Ninik selalu menggunakan kaos tanpa lengan dan hanya mengenakan celana pendek. Jika ia sedang menunduk, sering kali aku melihat bayangan celana dalamnya berbentuk segi tiga. Saat itu penisku langsung berdiri dibuatnya. Apalagi jika saat menunduk tidak terlihat bayangan celana dalamnya, aku selalu berpikir, wah pasti ia tidak memakai celana dalam.

    Kemudian aku membayangkan bagaimana ya tubuh Mbak Ninik jika sedang bugil, rambut vaginanya lebat apa tidak ya. Itulah yang selalu muncul dalam pikiranku setiap pagi, dan selalu penisku berdiri dibuatnya. Bahkan aku berjanji dalam hati jika keinginanku terkabul, aku akan menciumi seluruh bagian tubuh Mbak Ninik. Terutama bagian pantat, buah dada dan vaginanya, akan kujilati sampai puas.

    Malam itu, aku pergi ke rumah Ferri, latihan musik untuk pementasan di sekolah. Kebetulan orang tua dan saudaraku pergi ke luar kota. Jadi aku sendirian di rumah. Kunci kubawa dan kumasukkan saku jaket. Karena latihan sampai malam aku keletihan dan tertidur, sehingga terlupa saat jaketku dipakai Baron, temanku yang main drum. Aku baru menyadari saat sudah sampai di teras rumah.

    Waduh kunci terbawa Baron, ucapku dalam hati. Padahal rumah Baron cukup jauh juga. Apalagi sudah larut malam, sehingga untuk kembali dan numpang tidur di rumah Ferri tentu tidak sopan. Terpaksa aku tidur di teras rumah, ya itungitung sambil jaga malam.

    Lho masih di luar Hen.. Aku tertegun mendengar sapaan itu, ternyata Mbak Ninik baru pulang.

    Eh iya.. Mbak Ninik juga baru pulang, ucapku membalas sapaannya. Iya, tadi setelah pulang kerja, aku mampir ke rumah teman yang ulang tahun, jawabnya.
    Kok kamu tidur di luar Hen.

    Anu.. kuncinya terbawa teman, jadi ya nggak bisa masuk, jawabku. Sebetulnya aku berharap agar Mbak Ninik memberiku tumpangan tidur di rumahnya. Selanjutnya Mbak Ninik membuka pintu rumah, tapi kelihatannya ia mengalami kesulitaan. Sebab setelah dipaksapaksa pintunya tetap tidak mau terbuka. Melihat hal itu aku segera menghampiri dan menawarkan bantuan.

    Kenapa Mbak, pintunya macet..
    Iya, memang sejak kemarin pintunya agak rusak, aku lupa memanggil tukang untuk memperbaikinya. jawab Mbak Ninik.
    Kamu bisa membukanya, Hen. lanjutnya.
    Coba Mbak, saya bantu. jawabku, sambil mengambil obeng dan tang dari motorku.

    Aku mulai bergaya, ya sedikitsedikit aku juga punya bakat Mc Gayver. Namun yang membuatku sangat bersemangat adalah harapan agar Mbak Ninik memberiku tumpangan tidur di rumahnya.

    Kletek.. kletek akhirnya pintu terbuka. Aku pun lega.
    Wah pinter juga kamu Hen, belajar dari mana.
    Ah, nggak kok Mbak.. maklum saya saudaranya Mc Gayver, ucapku bercanda.
    Terima kasih ya Hen, ucap Mbak Ninik sambil masuk rumah.

    Aku agak kecewa, ternyata ia tidak menawariku tidur di rumahnya. Aku kembali tiduran di kursi terasku. Namun beberapa saat kemudian. Mbak Ninik keluar dan menghampiriku.

    Tidur di luar tidak dingin? Kalau mau, tidur di rumahku saja Hen, kata Mbak Ninik.
    Ah, nggak usah Mbak, biar aku tidur di sini saja, sudah biasa kok, jawabku basabasi.
    Nanti sakit lho. Ayo masuk saja, nggak apaapa kok.. ayo.
    Akhirnya aku masuk juga, sebab itulah yang kuinginkan.

    Mbak, saya tidur di kursi saja.
    Aku langsung merebahkan tubuhku di sofa yang terdapat di ruang tamu.
    Ini bantal dan selimutnya Hen.

    Aku tersentak kaget melihat Mbak Ninik datang menghampiriku yang hampir terlelap. Apalagi saat tidur aku membuka pakaianku dan hanya memakai celena pendek.

    Oh, maaf Mbak, aku terbiasa tidur nggak pakai baju, ujarku.
    Oh nggak papa Hen, telanjang juga nggak papa.
    Benar Mbak, aku telanjang nggak papa, ujarku menggoda.
    Nggak papa, ini selimutnya, kalau kurang hangat ada di kamarku, kata Mbak Ninik sambil masuk kamar.

    Aku tertegun juga saat menerima bantal dan selimutnya, sebab Mbak Ninik hanya memakai pakaian tidur yang tipis sehingga secara samar aku bisa melihat seluruh tubuh Mbak Ninik. Apalagi ia tidak mengenakan apaapa lagi di dalam pakaian tidur tipis itu.

    Aku juga teringat ucapannya kalau selimut yang lebih hangat ada di kamarnya. Langsung aku menghampiri kamar Mbak Ninik. Ternyata pintunya tidak ditutup dan sedikit terbuka. Lampunya juga masih menyala, sehingga aku bisa melihat Mbak Ninik tidur dan pakaiannya sedikit terbuka. Aku memberanikan diri masuk kamarnya.

    Kurang hangat selimutnya Hen, kata Mbak Ninik.
    Iya Mbak, mana selimut yang hangat, jawabku memberanikan diri.
    Ini di sini, kata Mbak Ninik sambil menunjuk tempat tidurnya.

    Aku berlagak bingung dan heran. Namun aku mengerti Mbak Ninik ingin aku tidur bersamanya. Mungkin juga ia ingin aku.., Pikiranku melayang kemanamana. Hal itu membuat penisku mulai berdiri. Terlebih saat melihat tubuh Mbak Ninik yang tertutup kain tipis itu.

    Sudah jangan bengong, ayo sini naik, kata Mbak Ninik.
    Eit, katanya tadi mau telanjang, kok masih pakai celana pendek, buka dong kan asyik, kata Mbak Ninik saat aku hendak naik ranjangnya.

    Kali ini aku benarbenar kaget, tidak mengira ia langsung memintaku telanjang. Tapi kuturuti kemauannya dan membuka celana pendek berikut cekana dalamku. Saat itu penisku sudah berdiri.

    Ouww, punyamu sudah berdiri Hen, kedinginan ya, ingin yang hangat, katanya.
    Mbak nggak adil dong kalau hanya aku yang bugil, Mbak juga dong, kataku.
    OK Hen, kamu mau membukakan pakaianku.

    Kembali aku kaget dibuatnya, aku benarbenar tidak mengira Mbak Ninik mengatakan hal itu. Ia berdiri di hadapanku yang sudah bugil dengan penis berdiri. Aku memang baru kali ini tidur bersama wanita, sehingga saat membayangkan tubuh Mbak Ninik penisku sudah berdiri.

    Ayo bukalah bajuku, kata Mbak Ninik.

    Aku segera membuka pakaian tidurnya yang tipis. Saat itulah aku benarbenar menyaksikan pemandangan indah yang belum pernah kualami. Jika melihat wanita bugil di film sih sudah sering, tapi melihat langsung baru kali ini.

    Setelah Mbak Ninik benarbenar bugil, tanganku segera melakukan pekerjaannya. Aku langsung meremasremas buah dada Mbak Ninik yang putih dan mulus. Tidak cuma itu, aku juga mengulumnya. Puting susunya kuhisap dalamdalam. Mbak Ninik rupanya keasyikan dengan hisapanku. Semua itu masih dilakukan dengan posisi berdiri.

    Oh, Hen nikmat sekali rasanya..

    Aku terus menghisap puting susunya dengan ganas. Tanganku juga mulai meraba seluruh tubuh Mbak Ninik. Saat turun ke bawah, tanganku langsung meremasremas pantat Mbak Ninik. Pantat yang padat dan sintal itu begitu asyik diremasremas. Setelah puas menghisap buah dada, mulutku ingin juga mencium bibir Mbak Ninik yang merah.

    Hen, kamu ahli juga melakukannya, sudah sering ya, katanya.
    Ah ini baru pertama kali Mbak, aku melakukan seperti yang kulihat di film blue, jawabku.

    Aku terus menciumi tiap bagian tubun Mbak Ninik. Aku menunduk hingga kepalaku menemukan segumpal rambut hitam. Rambut hitam itu menutupi lubang vagina Mbak Ninik. Bulu vaginanya tidak terlalu tebal, mungkin sering dicukur. Aku mencium dan menjilatinya. Tanganku juga masih meremasremas pantat Mbak Ninik. Sehingga dengan posisi itu aku memeluk seluruh bagian bawah tubuh Mbak Ninik.

    Naik ranjang yuk, ucap Mbak Ninik.

    Aku langsung menggendongnya dan merebahkan di ranjang. Mbak Ninik tidur dengan terlentang dan paha terbuka. Tubuhnya memang indah dengan buah dada yang menantang dan bulu vaginanya yang hitam indah sekali. Aku kembali mencium dam menjilati vagina Mbak Ninik. Vagina itu berwarna kemerahan dan mengeluarkan bau harum.

    Mungkin Mbak Ninik rajin merawat vaginanya. Saat kubuka vaginanya, aku menemukan klitorisnya yang mirip biji kacang. Kuhisap klitorisnya dan Mbak Ninik menggeliat keasyikan hingga pahanya sedikit menutup. Aku terjepit diantara paha mulus itu terasa hangat dan nikmat. cerita abg sange.

    Masih belum puas menjilatinya Hen.
    Iya Mbak, punyamu sungguh asyik dinikmati.
    Ganti yang lebih nikmat dong.

    Tanpa basabasi kubuka paha mulus Mbak Ninik yang agak menutup. Kuraba sebentar bulu yang menutupi vaginanya. Kemudian sambil memegang penisku yang berdiri hebat, kumasukkan batang kemaluanku itu ke dalam vagina Mbak Ninik.

    Oh, Mbak ini nikmatnya.. ah.. ah..
    Terus Hen, masukkan sampai habis.. ah.. ah..

    Aku terus memasukkan penisku hingga habis. Ternyata penisku yang 17 cm itu masuk semua ke dalam vagina Mbak Ninik. Kemudian aku mulai dengan gerakan naik turun dan maju mundur.

    Mbak Ninik.. Nikmaat.. oh.. nikmaattt seekaliii.. ah..
    Semakin lama gerakan maju mundurku semakin hebat. Itu membuat Mbak Ninik semakin menggeliat keasyikan.
    Oh.. ah.. nikmaatt.. Hen.. terus.. ah.. ah.. ah..

    Setelah beberapa saat melakukan maju mundur, Mbak Ninik memintaku menarik penis. Rupanya ia ingin berganti posisi. Kali ini aku tidur terlentang. Dengan begitu penisku terlihat berdiri seperti patung. Sekarang Mbak Ninik memegang kendali permainan. Diremasnya penisku sambil dikulumnya.

    Aku kelonjotan merasakan nikmatnya kuluman Mbak Ninik. Hangat sekali rasanya, mulutnya seperti vagina yang ada lidahnya. Setelah puas mengulum penisku, ia mulai mengarahkan penisku hingga tepat di bawah vaginanya. Selanjutnya ia bergerak turun naik, sehingga penisku habis masuk ke dalam vaginanya.

    Oh.. Mbak Ninik.. nikmaaatt sekali.. hangat dan oh..

    Sambil merasakan kenikmatan itu, sesekali aku meremasremas buah dada Mbak Ninik. Jika ia menunduk aku juga mencium buah dada itu, sesekali aku juga mencium bibir Mbak Ninik.

    Oh Hen punyamu Oke juga.. ah.. oh.. ah..
    Punyamu juga nikmaaat Mbaak.. ah.. oh.. ah

    Mbak Ninik rupanya semakin keasyikan, gerakan turun naiknya semakin kencang. Aku merasakan vagina Mbak Ninik mulai basah. Cairan itu terasa hangat apalagi gerakan Mbak Ninik disertai dengan pinggulnya yang bergoyang. Aku merasa penisku seperti dijepit dengan jepitan dari daging yang hangat dan nikmat.

    Mbak Ninik.. Mbaaakk.. Niiikmaaattt..
    Eh.. ahh.. ooohh.. Hen.. asyiiikkk.. ahh.. ennakk.. nikmaaatt..

    Setelah dengan gerakan turun naik, Mbak Ninik melepas penisku. Ia ingin berganti posisi lagi. Kali ini ia nungging dengan pantat menghadapku. Nampak olehku pantatnya bagai dua bantal yang empuk dengan lubang nikmat di tengahnya.

    Sebelum kemasukan penisku, aku menciumi dahulu pantat itu. Kujilati, bahkan hingga ke lubang duburnya. Aku tak peduli dengan semua hal, yang penting bagiku pantat Mbak Ninik kini menjadi barang yang sangat nikmat dan harus kunikmati.

    Hen, ayo masukkan punyamu aku nggak tahaan nih, kata Mbak Ninik.
    Kelihatannya ia sudah tidak sabar menerima hunjaman penisku.
    Eh iya Mbak, habis pantat Mbak nikmat sekali, aku jadi nggak tahan, jawabku.

    Kemudian aku segera mengambil posisi, kupegang pantatnya dan kuarahkan penisku tepat di lubang vaginanya. Selanjutnya penisku menghunjam dengan ganas vagina Mbak Ninik. Nikmat sekali rasanya saat penisku masuk dari belakang. Aku terus menusuk maju mundur dan makin lama makin keras.

    Oh.. Aah.. Hen.. Ooohh.. Aah.. Aaahh.. nikmaaatt Hen.. terus.. lebih keras Hen
    Mbak Ninik.. enak sekaliii.. niiikmaaatt sekaaliii..

    Kembali aku meraskan cairan hangat dari vagina Mbak Ninik membasahi penisku. Cairan itu membuat vagina Mbak Ninik bertambah licin. Sehingga aku semakin keras menggerakkan penisku maju mundur.Mbak Ninik berkelonjotan, ia memejamkan mata menahan rasa nikmat yang teramat sangat. Rupanya ia sudah orgasme. Aku juga merasakan hal yang sama.

    Mbak.. aku mau keluar nih, aku nggak tahan lagi..

    Kutarik penisku keluar dari lubang duburnya dan dari penisku keluar sperma berwarna putih. Sperma itu muncrat diatas pantat Mbak Ninik yang masih menungging. Aku meratakan spermaku dengan ujung penisku yang sesekali masih mengeluarkan sperma. Sangat nikmat rasanya saat ujung penisku menyentuh pantat Mbak Ninik.

    Oh, Mbak Ninik.. Mbaak.. nikmat sekali deh.. Hebat.. permainan Mbak benerbener hebat..
    Kamu juga Hen, penismu hebat.. hangat dan nikmat..

    Kami berpelukan di ranjang itu, tak terasa sudah satu jam lebih kami menikmati permainan itu. Selanjutnya karena lelah kami tertidur pulas. Esok harinya kami terbangun dan masih berpelukan. Saat itu jam sudah pukul 09:30 pagi.

    Kamu nggak sekolah Hen, tanya Mbak Ninik.
    Sudah terlambat, Mbak Ninik tidak bekerja?
    Aku masuk sore, jadi bisa bangun agak siang..

    Kemudian Mbak Ninik pergi ke kamar mandi. Aku mengikutinya, kami mandi berdua dan saat mandi kembali kami melakukan permainan nikmat itu. Walaupun dengan posisi berdiri, tubuh Mbak Ninik tetap nikmat.

    Akhirnya pukul 14:30 aku pergi ke rumah Baron dan mengambil kunci rumahku. Tapi sepanjang perjalanan aku tidak bisa melupakan malam itu. Itulah saat pertama aku melakukan permainan nikmat dengan seorang wanita.

    Kini saat aku kuliah dan bekerja di Denpasar, aku masih sering mengingat saat itu. Jika kebetulan pulang ke Jember, aku selalu mampir ke rumah Mbak Ninik dan kembali menikmati permainan nikmat. Untung sekarang ia sudah pindah, jadi kalau aku tidur di rumah Mbak Ninik, orang tuaku tidak tahu.

    Kubilang aku tidur di rumah teman SMA. Sekali lagi ini adalah kisah nyata dan benarbenar terjadi.

  • Cerita Ngentot Aku Terjebak Dalam Lautan Kenikmatan – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Ngentot Aku Terjebak Dalam Lautan Kenikmatan – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1261 views

    Perawanku – Gerimis turun, padahal mentari masih bersinar, membuai orangorang menikmati senja. Saya bergegas pulang. Keramaian taman makin menghilang. Sibuk orangorang menyelamatkan diri dari titiktitik air.

    Lalu menyelamatkan yang lainnya, jemuran pakaian dan kasur. Gerimis meningkatkan frekuensinya menjadi lebat, hujan deras.

    Di depan flatku seorang wanita muda mengangkati jemurannya yang cukup banyak. Kelihatannya kurang mengantisipasi akibat baru bangun tidur, masih memakai piyama.

    Wisnu, bantuin Tante dong!

    Tanpa bicara saya membantunya. Sprei, kelambu, baju, tshirt, dan ih, pakaian dalam.

    Bawa ke mana, Tante?

    Sekalian ke dalam aja!

    Tante Ningrum berjalan didepan saya. Menaiki tangga hingga lantai dua. Saya cukup puas menikmati irama pinggulnya yang saya kira agak dibuatbuat. Saat menghadap ke arah terang, siluet tubuhnya jelas membayang.

    Seakan telanjang. Kami masuk ke rumahnya. Tante Ningrum menggeletakkan jemuran di sudut kamarnya, saya pun mengikutinya.

    Makasih ya? Kamu mau minum apa? tanyanya yang langsung menghentikan maksud saya untuk langsung pulang.

    Apa aja deh, Tante. Asal anget

    Saya rebahkan diri di sofanya. Hmm, lumayan nyaman. Tante Ningrum belum mempunyai anak. Yang saya tahu, suaminya, Om yang tak saya tahu namanya itu hanya sekalikali pulang.

    Dengardengar pekerjaanya sebagai pelaut. Haha, pelaut. Di mana mendarat, di situ membuang jangkar. Sinis sekali saya.

    Om belum pulang, Tante? tanyaku basabasi sambil menerima teh hangat.

    Belum, nggak tentu pulangnya. Biasanya sih, hari Minggu. Tapi hari Minggu kemarin nggak pulang juga

    Tante nggak kemanamana?

    Mau kemana, paling cuma di rumah saja. Kalau ada Om baru pergipergi

    Eh, kamu nggak ada keperluan lain kan?

    Nggak, Tante, jawabku. Mau apa saya di rumah, sendirian, di tengah hujan yang semakin lebat begini.

    Temenin Tante ya. Ngobrol

    Kami pun terlibat dalam obrolan yang biasa saja. Sekedar ingin tahu kehidupan masingmasing. Dari ucapannya, saya tahu bahwa suaminya yang jarang pulang bernama Om Agus.

    Yang cukup membuat darah saya berdesir agak cepat adalah daster itu. Seakan saya bisa melihat dua titik di dadanya, yang timbul tenggelam ketika kami bercengkrama. Tangan Tante Ningrum cukup atraktif.

    Entah sengaja atau tidak sering menyentuh tangan saya, atau mampir di paha saya. Makin lama duduknya pun semakin dekat. Hingga

    Wisnu, mau nonton film nggak? Tante punya film bagus nih

    Wah untunglah. Rumah saya tidak mempunyai vcd player. Tante Ningrum menyalakan TV lalu memasang film. Dan, astaga ternyata dia benar tidak memakai BH dan celana dalam.

    Saya bisa melihatnya jelas karena dia cukup lama berdiri menyamping, cahaya TV membuat gaun tidurnya menjadi selaput transparan. Bentuk payudara beserta putingnya beserta rambut di pangkal paha. Saya lebih ternganga lagi karena film itu XXX.

    Kembali Tante Ningrum duduk di samping saya, malahan lebih dekat lagi. Tangannya mengusapusap lengan saya dengan lembut.

    Filmnya bagus ya? Bisiknya pelan.

    Namun terdengar di telinga saya bagaikan rayuan. Saya tak mampu menjawab karena bibir bawah saya menahan ekstasi yang kuat. Entah apa yang harus saya lakukan kini. Mata saya tak lepas dari wanita yang merintih di film itu, yang sudah distel suaranya pelan.

    Tante Ningrum menggenggam pergelangan tangan saya. Dan, astaga dibawanya tangan saya ke payudaranya. Didiktenya tangan ini ke daerah yang tak pernah dirasakan sebelumnya. Begitu pula tangan kiri saya.

    Kini masingmasing telapak tangan itu memegang rata masingmasing pasangannya, payudara. Pandangan saya masih ke arah TV. Saya tak berani menatap wajah Tante Ningrum. Tak pernah saya impikan hal ini terjadi. Sementara di TV desahan si gadis yang menghadapi dua batang penis makin membuat hot suasana.

    Wisnu, hadap sini dong, ujarnya manja.

    Saya hadapkan wajah saya. Saya lihat tatapan pengharapan di sana. Wajah Tante Ningrum cukup cantik, dengan kulit putih dan senyuman manis yang menghiasinya. Saya masih memegang payudara itu, hanya memegang dengan daster yang melapisinya.

    Ah, tak terasa daster itu. Hanya payudara besar ini fokus pikiran saya. Tangan saya masih canggung, sementara ada sesuatu yang mulai menggeliat di bawah sana.

    Tibatiba dia menghentikan saya, dengan cara yang sempurna. Tangannya merengkuh saya dalam pelukan, sementara bibirnya mencium lembut. Payudaranya menghimpit dada saya, membuat dada saya berdetak hingga saya merasa bisa mendengarnya.

    Ciumannya nikmat, berbeda sekali sekali dengan apa yang ada di TV. Seakan ingin mengaliri dengan hangat jiwanya. Kami berciuman lama sekali, tak terasa tangan saya ikut mendekapnya makin erat. Saya lepaskan dekapan saya untuk mulai mengontrol diri kembali. Berakhirlah sesi ciuman itu.

    Kenapa Wisnu? Kamu marah ya? tanyanya pelan.

    Tapi sialan, suarasuara di TV itu kembali mengacaukan saya. Melumpuhkan saya lagi dalam birahi.

    Maafin Tante ya? Tante Wajah itu mengeluarkan prana iba untuk dikasihi.

    Dia kembali mencium saya, cukup hangat. Namun tak sehangat tadi saya rasa. Saya pun tak mengharap ciuman kasih sayang, karena dari saya juga tinggal nafsu. Ciumanciuman itu pindah ke leher dan telinga.

    Ah, tak pernah saya bayangkan bahwa daerah ini lebih membuat saya bergidik. Saya pun menirunya. Kami saling menciumi leher, bahkan Tante Ningrum sempat mencium keras.

    Aduh, Tante

    Dia lalu tersenyum dan berdiri. Perlahan dia melepas daster itu, mulai dari tangannya. Satu demi satu tangan daster itu terlepas.

    Daster melorot, tertahan sebentar di bulatan payudaranya yang besar. Dia menarik ke bawah lagi daster itu. Terlihat payudara, tanpa BH. Putih, bulat, besar, dengan puting susu berwarna merah muda.

    Mulut saya menganga kagum seakan ingin memakannya. Saya menelan ludah.

    Diturunkannya lagi. Saya menikmati satu persatu sajian pemandangan itu. Perutnya putih dengan pinggang yang ramping. Pusarnya menjadi penghias di sana. Daster itu tertahan di pinggangnya.

    Oh, pantatnya menahan. Saya semakin berdebar, ingin mempercepat proses itu, saya ingin segera melihat kemaluannya. Diturunkan lagi, dan ah vagina itu muncul juga. Dihiasi rambut berbentuk segitiga yang tak begitu lebat. Bibir vaginanya merah segar, sedikit basah.

    Untuk pertama kalinya saya melihat wanita bugil. Dengan senyumnya, bangga membuat saya terkagumkagum.

    Sekarang, kamu juga buka ya? perintahnya manja.

    Saya membuka tshirt saya. Tante Ningrum membuka celana saya, Lepas jins saya, tapi Tante Ningrum tak segera membukanya. Dia jongkok lalu menjilati penis saya dari luar celana dalam.

    Tampak noda basah sperma yang makin ditambah oleh air ludah. Penis itu makin membesar dalam celana dalam, rasanya tak enak kerena tertahan. Segera saya buka dan hup keluarlah batang kemaluan diikuti dua bolanya. Tante Ningrum mengecupnya, si penis tampak membesar. Semakin tegaknya penis diikuti dengan jilatanjilatan lidah. Uhh, enak sekali.

    Kini gantian tangannya yang bekerja. Pertama dirabanya semua bagian penis, lalu mulai mengocoknya. Setelah kirakira telah utuh bentuknya, tegak dan besar, dimasukkannya ke dalam mulut. Tante Ningrum memandang ke atas, wajahnya berseriseri.

    Terus Tante

    Lidah Tante Ningrum menjilatjilat, kadang menggelitik penis saya. Lalu mulai memaju mundurkan mulutnya, seakan sebuah vagina menyetubuhi penis. Ini hebat sekali. Sekitar 15 menit permainan itu berlangsung, hingga

    Tante, saya mau keluar kata saya terengahengah.

    Tante Ningrum malah mempercepat kocokan mulutnya. Saya ikut memegang kepalanya. Dan keluarlah ia. Saya merasa ada 5 semprotan kencang. Tante Ningrum tidak melepasnya, ia menelannya.

    Bahkan terus mengocok hingga habis spermanya. Lega rasanya tapi lemas badan saya. Tante Ningrum berdiri, kemudian kami berciuman lagi.

    Sekarang gantian ya

    Kini saya menghadapi payudara siap saji. Pertama saya rabaraba dengan kedua tangan saya. Remasan itu saya buat berirama. Lalu saya mulai berkonsentrasi pada puting susu. Saya tariktarik hingga payudaranya terbawa dan saya lepaskan.

    Hmm, bagaimana rasanya ya? Saya mulai menjilatinya. Enak Jilatan saya pada satu payudara sementara tangan yang lain meremas satunya. Ketika saya hisaphisap putingnya, terasa makin mancung, mengeras, dan tebal puting itu. Saya lakukan pula pada payudara satunya.

    Oh, ternyata jika wanita terangsang, yang ereksi adalah puting susunya. Kirakira 5 menit saya melakukannya dengan nikmat.

    Kemudian jilatan saya turun, hingga vaginanya. Saya coba dengan jilatanjilatan. Saya sibakkan lagi rambut kemaluannya agar jilatan lebih sempurna.

    Ada seperti daging kecil yang menyembul. Yang saya tahu, itu adalah klitoris. Saya hisap seperti menghisap puting susu, eh Tante Ningrum merintih.

    Hmm, Wisnu, jangan dihisap. Geli. Tante nggak kuat

    Dan Tente Ningrum benarbenar lunglai. Tubuhnya rebah ke sofa. Dia terlentang dengan paha mengangkang memperlihatkan vagina terbuka dan payudara yang berputing tegak. Saya lanjutkan lagi kegiatan ini. Makin lama kemaluannya makin basah. Jilatan dan hisapan saya makin bersemangat, sementara disana Tante meremasremas payudaranya sendiri menahan geli.

    Tibatiba pahanya mendekap kepala saya dan, serr seperti ada aliran lendir dari vaginanya. Otot liang itu berkontraksi. Inikah orgasme? Hebat sekali, dan saya melihatnya dari dekat. Tak saya siasiakan lendir yang mengalir, saya hisap dan saya telan. Rasanya lebih enak dari sperma.

    Tubuh Tante Ningrum yang bergoyanggoyang akhirnya tenang kembali. Jepitan pahanya mulai melemah namun penis saya mulai ereksi lagi. Saya cium mesra vaginanya seperti saya mencium bibirnya. Tante Ningrum tersenyum. Bibirnya berkata Terima kasih namun tak mengeluarkan suara.

    Gambar di film itu merangsang kami. Wanita berpayudara besar terlentang diatas meja kantor. Diatasnya lakilaki dengan penis panjang dan besar menyetubuhi payudaranya. Tangan si wanita menekan payudaranya sendiri agar merapat, dan penis itu melewati celahnya. Saya pikir pasti asyik sekali.

    Saya menjilati dulu payudara Tante Ningrum, agar basah dan lengket. Tak lupa dengan hisapanhisapan di putingnya. Setelah merasa cukup, saya duduk di muka payudara itu. Tante Ningrum merapatkan celah payudaranya. Dia tersenyum senang.

    Saya mulai dengan pelan memasuki celah payudara, seakan itu adalah liang vagina. Uff, sensasinya luar biasa. Saya mulai memaju mundurkan penis dengan irama. Ujung penis saya terlihat saat saya maju. Kalau klimaks, pasti spermanya sampai ke wajah Tante.

    Tangan saya ikut memegang payudara untuk menguatkan hujaman penis. Kadang saya menariknarik puting susu. Saya mencium bibirnya, mengangkat paha di lehernya, kemudian menyerahkan lagi penis saya. Dihisap dan jilat lagi, seperti tak puas saja.

    Posisi saya duduk tak enak. Saya tak bisa duduk karena akan menekan lehernya, tangan sayapun tak bisa memaju mundurkan kepalanya. Oh, ada sandaran tangan. Empuk lagi. Apalagi kalau bukan payudara. Sambil saya meremasremasnya, penis seperti diremasremas juga.

    Tante Ningrum mengeluarkan kemaluan saya sebentar, mengajak posisi 69. Hm, saya pikir boleh juga. Maka saya berganti posisi lagi. Tubuh saya menghadap Tante Ningrum, tapi saling berlawanan. Penis saya di mulutnya, vaginanya di mulut saya.

    Sampai beberapa saat kami melakukan itu. Saya tak tahu apakah Tante mendapat orgasme lagi, tapi dia sempat diam mengulum penis saya, pahanya menekan rapat kepala saya, tapi tak ada cairan yang keluar.

    Wisnu, berhenti dulu deh serunya.

    Padahal saya sedang asyik dengan posisi ini. Tante Ningrum berdiri menuju ke dapur. Rupanya dia minum air dingin. Tante Ningrum datang membawa dua gelas air es dan menyodorkan dua tablet yang saya duga obat kuat. Kami meminumnya satusatu. Tante memperhatikan saya lalu melihat film itu.

    Kita bercumbu beneran, yuk, ajaknya.

    Di bathtub yuk.

    Dia memegang kemaluan saya seperti memegang tangan saya, untuk mengajak dengan menggandeng penis itu. Kami ke kamar mandinya. Bathtubnya cukup besar, Kami mulai lagi.

    Di bawah shower itu berpelukan sambil meraba dan menyabuni. Nikmat sekali menyabuni payudaranya, senikmat disabuni penis saya. Tak ada yang terlewatkan, termasuk vagina dan anus.

    Ketika air mulai penuh, kami berendam. Airnya tak diberi busa. Nyaman sekali. Lalu kami mulai saling merangsang, meninggikan tensi kembali. Tante Ningrum mengocok penis saya dalam air, sementara saya merabaraba vaginanya.

    Tak berapa lama dia duduk di pinggiran bathtub. Kelihatannya dia ingin vaginanya dijilat. Saya merangkak menjilatinya. Cairannya mulai keluar lagi.

    Pakai tangan juga dong, pintanya lanjut.

    Saya menuruti saja. Saya kocok dengan telunjuk kanan saya. Saya coba telunjuk dan jari tengah, semakin asyik. Tangan kiri saya mengusap klitorisnya. Tante memejamkan matanya menahan nikmat. Sebelum berlanjut lebih jauh, Tante menghentikan.

    Dia membalik badannya menjadi menungging dan membuka pantatnya. Ternyata dari tadi saya belum mengeksplorasi daerah anus. Saya pun mencobanya. Saya jilat anusnya, reaksi Tante mendukung. Saya jilatjilat lagi, dari anus hingga vagina. Lalu saya coba masukkan dua jari saya lagi ke vaginanya dan mengocoknya.

    Lidah saya menjilatjilat lagi. Daerah pantat yang menggembung berdaging kenyal seperti payudara. Saya pun suka. Tante Ningrum menunjukkan reaksi seperti akan orgasme lagi. Desahannya mulai keras.

    Wisnu, Tante mau keluar lagi nih. Cepat! Pakai kontolmu. Ayo masukin kontolmu. Cumbu Tante, Wisnu jeritnya tertahan putusputus.

    Astaga, dirty talk sekali. Membuat saya makin terangsang. Saya siapkan penis saya, walau agak bingung karena tak ada pengalaman. Tante Ningrum mengocok vaginanya sendiri sambil menunggu saya memasukkan penis. Penis sudah saya arahkan ke vagina.

    Tante, nggak bisa masuk nih tanya saya bingung.

    Tekan saja yang kuat. Tapi pelanpelan

    Saya ikuti sarannya, tetap saja susah. Dasar pemula. Jadinya penis saya hanya merangsang mulut vagina saja, mengggosok klitoris, tapi itu malah membuat Tante makin terangsang.

    Ayo masukkan, Tante sudah hampir keluar

    Dengan tenaga penuh saya coba lagi. Dan, berhasil. Kepala penis saya bisa masuk walau sempit sekali. Tante Ningrum bergoyang untuk merasakan gesekan karena klimaksnya semakin dekat.

    Ketika saya coba masukkan lebih dalam lanjut pantat Tante bergoyang hebat. Otot vaginanya seperti meremasremas. Penis saya yang walau baru kepalanya saja menikmati remasan vagina ini. Dan Tantevpun orgasme. Setelah itu dia jatuh dan berbaring dalam bathtub. Saya sudah melepaskan penis saya.

    Tante, maafin saya ya kata saya agak menyesal.

    Saya belum memasukkan seluruh penis saya dalam vaginanya saat dia orgasme.

    Nggak apaapa. Kepala kontolnya sudah nikmat, kok. Ayo kita coba lagi. Sekarang kontol kamu mau dikulum nggak? Tak usah bertanya. Ganti saya yang duduk di tepi bathtub.

    Tante merangkak dan mengulum penis saya. Ah, pose seperti ini membuat saya nyaman, seakan saya yang punya kuasa. Di ujung tubuh yang merangkak itu ada pantat.

    Wah, empuknya seperti payudara. Sayapun menjamah dan meremasremasnya. Kadang saya membandingkan dengan satu tangan tetap meremas pantat, tangan yang lain meremas payudara. Kenikmatan ganda. Kelihatannya Tante juga menikmati sekali.

    Ombak berdebur kecil di bathtub itu. Saya rasakan penis saya mulai megeluarkan tanda akan klimaks. Tumben cukup lama sekali saya bertahan. Mungkin karena obat yang diberikan Tante.

    Saya hentikan gerakan Tante, saya turunkan kepala saya ke wajahnya yang masih mengulum penis saya. Tante berdiri, saya mengikutinya. Tante membuka vaginanya, saya mengarahkan penis saya. Saya gosokgosokkan ke vaginanya.

    Saya temukan klitosinya. Seperti puting susu, saya masukkan klitoris itu ke dalam lubang penis saya. Rangsangannya kuat, sampaisampai Tante mau jatuh lagi seperti ketika klitorisnya saya hisap kuatkuat.

    Ok, sekarang saya mulai memasukkan penis saya. Tante Ningrum menggenggam penis saya, mengarahkan agar bisa masuk. Saya seperti orang bodoh yang harus diajari untuk melakukan gerakan yang saya pikir semua lakilaki juga bisa. Ternyata tidak mudah. Dengan susah payah akhirnya kepala penis saya masuk.

    Seperti tadi, saya coba goyang maju mundur untuk membuatnya siap melanjutkan misinya. Suasana begitu sepi, mungkin sudah malam. Tapi hujan masih menetes satusatu. Sunyi. Saat itu, tibatiba ada ketukan di pintu rumah. Toktoktok Dan kami diam seperti hendak dipotret saja.

    Ningrum Ningrum, ini aku. Bukain pintu dong teriak seorang lakilaki.

    Kami bagai tersambar geledek, mematung dalam badai. Hujan tadi berlanjut menjadi badai akibat suara itu.

    Mas Agus bisik Tante Ningrum pelan. Penis saya langsung lemas, keluar begitu saja dari vagina yang telah susah payah berusaha dijebolnya.

    Apa yang harus kita lakukan?

    Aku akan berpurapura

    Kalau saya?

    Sembunyi saja.

    Dimana? Katakata kami meluncur cepat nyaris tak bersuara. Kami berusaha berfikir. Agak sulit, karena sedari tadi hanya menggunakan nafsu.

    Ningrum, kamu tidur ya? Bukain dong, suara Om Agus seakan detikdetik bom waktu yang siap meledak. Wajah Tante Ningrum sedikit cerah.

    Aku ada akal

    Gimana? tanya saya tak sabar.

    Kamu di sini saja dulu. Jangan keluar sebelum kupanggil.

    Tante Ningrum merendam lagi dirinya dalam bathtub, kemudian keluar. Saya menutup pintu kamar mandi, tidak terlalu rapat agar bisa melihat keadaan. Saya lihat Tante Ningrum membawa pakaian saya dan menengelamkannya dalam tumpukan jemurannya.

    Mengelap lagi sofa dengan dasternya, melemparkan daster itu ke tumpukan jemuran. Kemudian membuka pintu. Apa yang dilakukannya?

    Dia sudah gila? Saya bisa mati jika suaminya tahu kami telah berbuat. Belum sih, tapi hampir menyetubuhi istrinya. Lalu? Adakah mantra untuk menghilang? Saya takut menghadapi kenyataan, saat ini, di tempat ini, dalam keadaan ini, dengan apa yang telah saya lakukan.

  • Cerita Sedarah Saudara Perempuanku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sedarah Saudara Perempuanku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1506 views

    Perawanku – Ceritaku, yang menurutku tidak hanya dilatari nafsu semata, tapi oleh rasa kasih yang menurutku aneh. Semuanya bermula sejak aku dikirim ke Medan untuk menemani pamanku yang tinggal sendirian ditinggal meninggal oleh istrinya. Memang sejak kecil, aku sudah sering berpindah tempat. Sekolah Dasar, aku lewati di Bandung, SMP, aku lalui di Balikpapan, dan SMA di Medan. Aku tidak tahu alasan orangtuaku yang memperlakukanku begitu. Aku punya asumsi mereka kurang menerima kehadiranku, aku benci mereka semua. Tapi tidak dengan kakakku Mira (Mira kakakku yang nomor 2, dan kakak satu-satunya, aku punya satu adik perempuan, dan dua saudara laki-laki). Aku sangat menyayangi Kak Mira, karena dia sangat pengertian, mau menghibur hatiku yang sering kalau rinduku sangat menggebu, karena kami sangat jarang bertemu. Sewaktu aku dikirim ke Medan, dia melanjutkan kuliah ke London. Kami kembali bertemu di Jakarta sewaktu aku tamat SMA, dan dia kembali dari London untuk persiapan pernikahannya.

    Tiga bulan kami banyak bersama, tapi dasar Kak Mira yang sangat pengertian, dia malah bukan mengurusi pernikahannya, eh malah mengurusi aku. Kami banyak bersama, aku sangat menyanginya. Saking sayangnya dia pernah menciumku, tapi tanpa sadar aku membalasnya dengan mencium bibirnya, dia memelukku dengan hangat. Tapi aneh kurasakan, dia tidak menolaknya, malah mulai memainkan lidahnya di mulutnya. Hmmm, sungguh indah saat itu. Tanpa sadar aku mulai meremas payudaranya yang besar menantang. Dia mulai menjerit lirih. Dari bibir, ciumanku turun ke lehernya, lama aku bermain di sana. Kak Mira menekan kepalaku seolah menuntunku untuk menciumi dadanya. Aku mulai nekat, membuka bra-nya dan muncullah pemandangan yang sangat indah. Mula-mula kuciumi ketiaknya, sementara tangan kiriku meremas bukit tanpa pelapis itu. Ciumanku berpindah ke payudaranya. Kucium perlahan pangkalnya, dia nyeletuk, “Ah.. Andre, nikmat sekali…” lalu kuciumi putingnya yang merah merekah. Ah, nikmat sekali waktu itu. Kami melakukannya hampir satu jam, sampai kami sama-sama sadar. Kejadian itu terhenti begitu saja setelah tiga bulan menikah. Kami kembali melakukannya. Saat itu kutahu Kak Mira kurang bahagia, karena setelah bulan madunya yang 2 minggu, suaminya harus kembali ke Pekanbaru. Tinggallah kakakku sendirian.

    Suatu malam, aku menemaninya menonton Selasa Drama di SCTV. Saat itu kembali dia memelukku, kami saling berciuman mesra sekali. Malu-malu aku mulai membuka pakaiannya. Dia membiarkan saja, bahkan mulai mengusap permukaan resleting celana panjangku dengan sangat bernafsu. Aku makin gemas dan bernafsu melihat tingkahnya, pakaiannya kupreteli sampai lembar terakhir. Tanganku meraih pinggulnya yang seksi dan kudekatkan ke arahku. Mukaku persis di depan selangkangannya sehingga aku dapat melihat gundukan bukit kemaluannya tepat didepan mata. Aku semakin tak sabar, aku memandang ke atas dan Kak Mira menatapku sambil tetap tersenyum. Wajahnya tampak memerah menahan malu. Tanpa aba-aba dariku Kak Mira menganggukan kepalanya perlahan, seolah mempersilakanku memmainkan kemaluannya. Dengan gemetar jemari kedua tanganku kembali merayap ke atas menelusuri dari kedua betisnya yang mulus terus ke atas sampai kedua belah pahanya yang putih mulus tanpa cacat sedikitpun. Halus sekali kulit pahanya dan begitu seksi dan padat. Aku mengusap perlahan dan mulai meremas. “Oooh…” Kak Mira merintih kecil, kemudian jemari kedua tanganku merayap ke belakang, kebelahan bokongnya yang bulat. Aku meremas gemas di situ. Aahh… begitu halus, kenyal dan padat. Tiba giliran lagi aku berhadapan dengan lubang kemaluannya.

    Sejenak aku berhenti, menikmati pemandangan itu. Bau alat kelaminnya langsung menyergap hidungku. Mmmm… harum. Kini terpampanglah sudah daerah “forbidden” itu, menggembung membentuk seperti sebuah gundukan bukit kecil mulai dari bawah pusarnya sampai ke bawah di antara kedua belah pangkal pahanya yang seksi. Sementara di bagian tengah gundukan bukit kemaluannya terbelah membentuk sebuah bibir tebal yang mengarah ke bawah dan masih tertutup rapat menutupi celah liang kemaluannya. Dan di sekitar situ aku mengagumui bulu-bulunya yang seperti kawanan domba di bukit. Aku hanya bisa melongo menyaksikan keindahan bukit kemaluannya dan tanpa terasa kedua tanganku sampai gemetar menyaksikan pemandangan yang baru pertama kalinya ini. “Oohh.. Kak Mira… indahnya…” Hanya kalimat itu yang sanggup kuucapkan saat itu. Selanjutnya aku masih melongo menikmati keindahan surga dunia milik Kakakku, Mira. Bau yang keluar dari alat kelamin miliknya membuat hidungku jadi kembang kempis menikmati aroma aneh namun terasa menyenangkan buatku. Aku mulai menciumi pahanya yang mulus, sementara tanganku sibuk mengusap-usap pahanya yang lain. Tangannya meremas rambutku sambil berteriak kenikmatan. Ciumanku mulai naik ke selangkangannya. Kak Mira tidak sabaran, dia menuntun kepalaku ke arah kemaluannya, aku hanya menuruti. Kuciumi kemaluannya, remasannya mulai keras, apalagi saat lidahku bermain di klitorisnya. Aku tak puas juga, aku mengisapnya sekuatnya, mungkin ciuman di lubang kemaluannya itu berlangsung lebih dari 15 menit.

    Kembali aku memandang ke wajahnya, walaupun wajahnya sedikit memerah karena malu. Ia berusaha untuk tetap tersenyum. Dadanya terlihat sangat menonjol. Alamak! Buah dadanya itu ternyata memang berbentuk bulat, ukurannya 34B, warnanya putih bersih, putingnya tampak berwarna merah muda kecoklatan. Aaah… cantiknya kakakku ini apalagi kalau sedang telanjang bulat seperti ini, “Kak…” bisikku lirih. Batang kemaluanku semakin berdenyut tak karuan. Lalu Kak Mira mengulurkan kedua tangannya kepadaku mengajakku berdiri lagi. Kini rasanya kami seperti Adam dan Hawa saja. Bertelanjang bulat satu sama lain seperti kaum nudis saja. “Aku tahu, kamu tidak pernah bahagia, aku ingin membahagianmu, dengan cara apapun itu.. kini nikmatilah!” bisiknya mesra. Aku merangkul tubuhnya yang telanjang merasa terharu. Badanku seperti kesetrum saat kulitku menyentuh kulit halusnya yang hangat dan mulus apalagi ketika kedua payudaranya yang bulat menekan lembut dadaku yang bidang. Aaah, aku merintih nikmat. Jemari tanganku tergetar saat mengusap punggungnya yang telanjang. Begitu halus dan mulus, aku tak sanggup menahan gejolak nafsuku. Aku tak tahan lagi, aku menyetubuhinya. “Aahh… Kak, kita lakukan di kamar yuk!” bisikku tanpa malu-malu lagi. Kak Mira tersenyum dalam pelukanku. “Terserah mau melakukannya dimana,” sahutnya mesra.

    Dengan penuh nafsu, aku segera meraih tubuhnya dan kugendong ke dalam kamar. Saat itu aku sempat melirik jam dinding ruangan, sudah hampir pukul 12:00. Kurebahkan tubuhnya yang telanjang bulat itu di atas kasur busa di dalam kamar tengah. Suasana dalam kamar kelihatan sangat romantis (maklum kamar pengantin baru). Jantungku berdegup kencang saat kunaiki ranjang dimana tubuh Kak Mira yang telanjang berada. Ia memandangku tetap dengan senyumnya yang manis. Aku merayap ke atas tubuhnya yang bugil dan menindihnya. Aku tak sabar ingin segera memasuki tubuhnya. Aku merasakan kehangatan saat kulitku bersentuhan dengan kulitnya yang halus mulus. Buah dadanya kelihatan sangat kencang dan bundar dengan puting-putingnya yang kemerahan sangat menawan hatiku, namun kutahan sementara keinginanku untuk menjamah buah terlarangnya itu. “Ah…” ia hanya melenguh pasrah saat aku setengah menindih tubuhnya dan batang kemaluanku yang tegang itu mulai menusuk celah bukit kemaluannya, mencari liang kemaluannya. Kurasakan bukit kemaluannya terasa lunak dan hangat. Aahh… tanganku tergetar saat kubimbing alat vitalku mengelus bukit kemaluannya yang empuk lalu menelusup di antara kedua bibir kemaluannya.

    “Pelan-pelan Ndree…” bisiknya pasrah. Lalu dengan jemari tangan kananku kuarahkan kepala kemaluanku yang sudah tak sabar ingin segera masuk. Kak Mira memeluk pinggangku mesra, sementara kulihat ia memejamkan kedua matanya seolah menungguku yang akan segera memasuki tubuhnya. Aku mencari liang kemaluannya di antara belahan bukit kemaluannya yang lunak. Aku tak dapat melihat celah kemaluannya karena posisi tubuhku yang memang tak memungkinkan untuk itu namun aku berusaha untuk mencari sendiri. Kucoba untuk menelusup celah bibir kemaluannya bagian atas namun setelah kutekan ternyata jalan buntu. “Agak ke bawah… aahh kurang ke bawah lagi, mmm… yah tekan di situ Ndre… aaawwww pelan-pelan… sakiit…” Kak Mira memekik kecil dan menggeliat kesakitan, namun segera kupegang pinggulnya agar jangan bergerak.

    Akhirnya aku berhasil menemukan celah kemaluannya itu setelah kakakku itu menuntunku. Aku pun mulai menekan ke bawah, “Hhgkghh…” kepala kemaluanku kupaksa untuk menelusup ke dalam liang kemaluannya yang sempit. Terasa hangat dan sedikit basah. Kukecup bibirnya sekilas, lalu aku berkonsentrasi kembali untuk segera dapat membenamkan batang kemaluanku sepanjang 16 cm itu seluruhnya ke dalam liang kemaluannya. Kak Mira mulai merintih dan memekik-mekik kecil ketika kepala kemaluanku yang besar mulai berhasil menerobos liang kemaluannya yang sangat-sangat sempit sekali. “Tahan Kak… Kak masukkan lagi! Hhgghh… ahhh sempit sekali Sayang aahhh…” erangku mulai merasakan kenikmatan dan “Sssrrtt,” kurasakan kepala batang kemaluanku berhasil masuk dan terjepit ketat sekali dalam liang kemaluannya. “Aaawww…” teriak Kak Mira memelas, tubuhnya menggeliat kesakitan. Aku berusaha menentramkannya sambil kukecup mesra bibir mungil yang basah merekah dan kulumat dengan perlahan. “Mmmm… cuupp… cuupppp.” Lalu… “Hhhgghh.. tahan sayang! kutekan lagi yaah…” bisikku di antara rasa pedih dan nikmat karena jepitan liang kemaluannya itu begitu ketat seolah-olah kepala batang kemaluanku diremas oleh sebuah daging yang sangat kuat cengkeramannya, walaupun terasa hangat dan lunak. Mmmm… nikmatnya saat batang kemaluanku menggesek celah kemaluannya.

    “Hhhh… liang kemaluan Kakak masih sangat sempit.”

    “Kemaluanku sakit… ” erang Kak Mira lirih.

    “Yahh… kita tahan dulu, mungkin pemanasannya kurang lama…” bisiknya bernafsu.

    Segera kurebahkan badanku di atas tubuhnya dan memeluknya dengan kasih sayang. “Aahhh…” aku menggelinjang nikmat merasakan kehangatan dan kehalusan kulitnya. Apalagi saat dadaku menekan kedua buah payudaranya yang montok rasanya begitu kenyal dan hangat. Puting-puting susunya terasa sedikit keras dan lancip. Mmm… mmm… kemudian kurasakan pula perut kami bersentuhan lembut dan yang paling merangsang adalah saat batang kemaluanku yang kucabut tadi kini menekan nikmat bukit kemaluannya yang empuk. Ingin rasanya aku mencoba untuk memasuki liang kemaluannya lagi dan mengeluarkan air maniku sebanyak-banyaknya di dalam situ, tapi aahh… aku tak ingin hanya diriku saja yang merasakan kenikmatan. Aku ingin mencumbunya ini dulu, mengulum bibirnya, meremas dan mengenyot-enyot kedua buah payudaranya, dan terakhir akan kucumbu seluruh tubuhnya dari atas sampai ke kaki, kukecup dan kucumbu alat kelaminnya, kujilati bibir kemaluan dan klitorisnya sampai Kak Mira merasakan kenikmatan seks sesungguhnya dan orgasme sepuasnya. Ia memandangku dari jarak yang kurang dari 10 senti dan tertawa renyah, “Mmmm… Kakak bahagia sekali bersamamu seperti ini…” Belum sempat ia selesai ngomong, aku sudah melumat bibirnya yang nakal itu. Kak Mira membalas ciumanku dan melumat bibirku dengan mesra. Kujulurkan lidahku ke dalam mulutnya dan Kak Mira langsung mengulumnya hangat, begitu sebaliknya. Semua terasa indah. Kurayapkan jemari tangan kiriku ke bawah menelusuri sambil mengusap tubuhnya mulai pundak terus ke bawah sampai ke pinggulnya yang hangat padat dan kuremas gemas.
    Ketika tanganku bergerak ke belakang ke bulatan bokongnya yang bulat merangsang, bersamaan dengan itu aku mulai menggoyangkan seluruh badanku menggesek tubuh Kak Mira yang bugil terutama pada bagian selangkangan dimana batang kemaluanku yang sedang tegang-tegangnya menekan gundukan bukit kecil milik Kak Mira yang empuk. Kugerakkan pinggulku secara memutar sambil kugesek-gesekkan batang kemaluanku di permukaan bibir kemaluannya yang empuk sambil sesekali kutekan-tekan nikmat. Kak Mira ikut-ikutan menggelinjang kegelian, namun ia sama sekali tak menolak walaupun beberapa kali kepala batang kemaluanku yang tegang salah sasaran memasuki belahan bibir kemaluan, seolah akan menembus liang kemaluannya lagi. Ia hanya merintih kesakitan dan memekik kecil kalau aku salah menekan. “Aawww… saakiit…” erangnya membuatku makin terangsang saja. “Aahhh… ssshhh…” aku melenguh keenakan. Setan-setan burik di belakangku semakin gila berjoget dangdut, seolah bernyanyi “Hangat terasa, terlena…”. Beberapa menit kemudian setelah kami puas bercumbu, bibirku menggeser tubuhku ke bawah sampai mukaku tepat berada di atas kedua bulatan payudara yang bundar bak buah apel. Kini ganti perutku yang menekan bukit kemaluannya yang empuk itu.

    Woow… enakk.
    Jemari kedua tanganku secara bersamaan mulai menggerayangi “Gunung Fuji” miliknya itu, seolah hendak mencakar kedua payudaranya. Kelima jemari masing-masing tanganku kurenggangkan satu sama lain dan membentuk seperti cakar burung dan aku mulai menggesekkan ujung-ujung jemariku mulai dari bawah payudaranya di atas perut terus menuju gumpalan kedua buah dadanya yang kenyal dan montok. Kak Mira merintih dan menggelinjang antara geli dan nikmat. “Mm.. mmm… iih geli…” erangnya lirih.Beberapa saat kupermainkan kedua puting-puting susunya yang kemerahan dengan ujung jemariku. Kak Mira menggelinjang lagi. Kupuntir sedikit putingnya dengan lembut. “Mmmm…” Kak Mira semakin mendesah tak karuan. Aku tak tahan, secara bersamaan akhirnya kuremas-remas gemas kedua buah dadanya dengan sepenuh nafsu. “Aawww… nnggg…” dia mengerang dan kedua tangannya memegangi kain sprei dengan kuat. Aku semakin menggila, tak puas kuremas lalu mulutku mulai menjilati kedua buah dadanya secara bergantian. Lidahku kujulur-julurkan menjilati seluruh permukaan susunya itu sampai basah, mulai dari payudara yang kiri lalu berpindah ke payudaranya yang kanan. Kugigit-gigit puting-puting susunya secara bergantian sambil kuremas-remas dengan gemas sampai dia berteriak-teriak kesakitan. “Sshhh… shhh… oohhh… oouwww… Ndre…” erangnya. Lima menit kemudian lidahku bukan saja menjilati, kini mulutku mulai beraksi menghisap kedua puting-puting susunya sekuat-kuatnya.

    Aku tak peduli Kak Mira menjerit dan menggeliat kesana kemari. Sesekali kedua jemari tangannya memegang dan mengeremasi rambut kepalaku yang bergerak liar. Sementara kedua tanganku tetap mencengkeram dan meremasi kedua buah dadanya bergantian sambil kuhisap-hisap dengan penuh rasa nikmat. Bibir dan lidahku dengan sangat rakus mengecup, mengulum dan menghisap kedua payudaranya yang kenyal dan padat. Di dalam mulut puting susunya kupilin-pilin dengan lidahku sambil terus menghisap sampai pipiku terasa kempot, aku mengkhayal meminum air susunya. Dia hanya bisa mendesis, mengerang, dan beberapa kali memekik kuat ketika gigiku menggigiti putingnya dengan gemas, hingga tak heran kalau di beberapa tempat di kedua bulatan susu-susunya itu tampak berwarna kemerahan bekas hisapan dan garis-garis kecil bekas gigitanku.

    Mmm, ini benar-benar nikmat. Cukup lama sekali aku menetek susunya, mungkin sekitar 15 menit, sampai setelah cukup puas bibir dan lidahku kini merayap menurun ke bawah. Kutinggalkan kedua belah payudaranya yang basah dan penuh dengan lukisan bekas gigitanku dan juga cupangan berwarna merah bekas hisapanku, sangat kontras sekali dengan warna kulitnya yang putih. Ketika lidahku bermain di atas pusarnya, dia mulai mengerang-erang kecil keenakan. Bau tubuhnya yang harum bercampur dengan keringatnya yang khas menambah nafsu seks-ku semakin memuncak. Kukecup dan kubasahi seluruh perutnya yang kecil sampai basah. Ketika aku bergeser ke bawah lagi dengan cepat lidah dan bibirku yang tak pernah lepas dari kulit tubuhnya itu telah berada di atas gundukan bukit kemaluannya yang indah mempesona. Aku mulai mencumbu alat kelaminnya itu. “Oooh…” Kak Mira hanya merintih lirih, kelihatannya dia sudah lemas kupermainkan sejak tadi, tapi aku tahu dia belum orgasme walaupun sudah sangat terangsang semenjak kuhisap kedua buah susunya. Sekarang ini aku ingin merasakan kelezatan cairan kewanitaan dari liang kemaluannya, sebab pernah sahabatku bilang terus terang kepadaku kalau ia sangat ketagihan untuk selalu meminum cairan lendir pacarnya ketika mereka sedang melakukan oral seks, katanya rasanya aneh tapi membuat dirinya bergairah.

    Aku membetulkan posisiku di atas selangkangan kakakku. Kak Mira membuka kedua belah pahanya lebar-lebar, ia sudah sangat terangsang sekali. Kini wajahnya yang manis kelihatan kusut dan rambutnya tampak awut-awutan. Kedua matanya tetap terpejam rapat namum bibirnya kelihatan basah merekah indah sekali. Kedua tangannya juga masih tetap memegangi kain sprei, kelihatannya dia tegang sekali. “I… m.. Ndree… e.. enaak…” katanya. Aku tersenyum senang, sebentar lagi kau akan merasakan kenikmatan yang luar biasa sayang, bisikku dalam hati. Aku akan menyetubuhimu sepuasnya. Kupandangi beberapa saat keindahan bentuk alat kelaminnya itu, baru pertama kali ini aku menyaksikan alat kelamin cewek. Ternyata di samping baunya sangat khas dan merangsang hidungku, keringat yang membasahi di sekitar selangkangannya pun berbau harum dan khas. Labia mayoranya kelihatan gemuk dan padat berwarna putih sedikit kecoklatan, sedangkan celah sempit yang berada di antara kedua labia mayoranya itu tertutup rapat sehingga aku tidak bisa melihat lubang kemaluannya sama sekali.

    Betapa nikmatnya nanti saat celah kemaluan dan liang kemaluannya menjepit batang kemaluanku, akan kutumpahkan sebanyak-banyaknya nanti air maniku ke dalam liangnya sebagai tanda hilangnya keperjakaanku. Aku juga ingin nantinya dia bisa merasakan semprotan air maniku yang hangat dan banyak agar ia dapat pula merasakan kenikmatan yang sedang kurasakan. Cukup lama aku melamun sambil memandangi keindahan alat kelaminnya sembari menikmati aroma khas yang keluar dari celah kemaluannya yang rapat.

    Tiba-tiba Kak Mira berbisik lirih menyadarkanku, “Ngapain sih… kok ngelamun… bau yaa Ndre..” tanyanya sambil tersenyum manis. Wajahnya walaupun sedikit kusut berkeringat tapi tetap manis sekali. Habis berkata begitu tangan Kak Mira bergerak memegang kepalaku dan mengucek-ucek rambut kepalaku. Aku tertawa geli. Selanjutnya tanpa kuduga kedua tangannya itu menekan kepalaku ke bawah, sontak mukaku terutama hidung dan bibirku langsung nyosor menekan bukit kemaluannya, “Mmff mffphh…” hidungku menyelip di antara kedua bibir kemaluannya, empuk dan hangat. Kuhirup sepuas-puasnya bau alat kelaminnya penuh perasaan, sementara bibirku mengecup bagian bawah labia mayoranya dengan bernafsu. Aku mulai mencumbui bibir kemaluannya yang tebal itu secara bergantian seperti kalau aku mencium bibir Kak Mira. Puas mengecup dan mengulum bibirnya bagian atas aku berpindah untuk mengecup dan mengulum bibir kemaluannya bagian bawah. Rasanya… “Mmm.. yummi…” ada sedikit manis dan asin. “Mmm… mmm…” bercampur bau kemaluannya yang memabukkan.

    Pokoknya dari Sabang sampai Merauke dah! tidak bisa di ungkapkan. Tidak heran karena ulahku Kak Mira sampai memekik-mekik nikmat tak karuan, tubuhnya menggeliat hebat dan terkadang meregang kencang. Beberapa kali kedua pahanya sampai menjepit kepalaku yang sedang asyik masyuk bercumbu dengan bibir kemaluannya. Kupegangi kedua belah bokongnya yang sudah berkeringat agar tidak bergerak terlalu banyak, bagaimanapun juga aku tak rela melepaskan pagutan bibirku pada labia mayoranya yang merangsang. Salah sendiri, pikirku, siapa dulu yang mulai. “Mmmm.. Ndree… aauuwww… auuuwww… aawww.. hgghhkhh… aduuh… e.. naaak…. aaahh aduuhhh… oouuuhh…” Kak Mira mengerang-erang dan tak jarang memekik cukup kuat saking nikmatnya. Kedua tangannya bergerak mengeremasi rambut kepalaku sampai kacau, sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya yang seksi. Kadang pantatnya dinaikkannya sambil mengejan nikmat atau kadang digoyangkan memutar seirama dengan jilatan lidahku pada seluruh permukaan alat kelaminnya yang montok itu.

    “Oouhhh… yaahh… yaha… huhuhu.. huhu…” Kak Mira berteriak makin keras, dan terkadang seperti orang menangis mungkin saking tak kuatnya menahan kenikmatan yang kuciptakan pada alat kelaminnya. Tubuhnya menggeliat hebat dan kulihat sambil mulutku tetap memagut bibir kemaluannya. Kepala kakakku, Kak Mira dipalingkan ke kiri dan ke kanan dengan cepat. Mulutnya mendesis dan mengerang tak karuan. Aku semakin bersemangat melihat tingkahnya, sebentar lagi dia pasti orgasme. Kini mulutku semakin buas. Dengan nafas setengah memburu kusibakkan bibir kemaluannya yang menawan dengan jemari tangan kananku. Mmm, hangat dan empuk. Kini kulihat daging berwarna merah muda yang basah oleh air liurku bercampur dengan cairan lendir kewanitaannya, agak sebelah bawah dagingnya itu barulah aku dapat melihat celah liang kemaluannya yang amat sangat kecil dan berwarna kemerahan pula.

    Aku mencoba untuk membuka bibir kemaluannya agak lebar agar aku dapat mengintip ke dalam liang kemaluan bagaimana bentuk selaput daranya. Namun Kak Mira tiba-tiba memekik kecil, ternyata aku terlalu lebar menyibakkan bibir kemaluannya itu sehingga ia mengerang kesakitan. “Aawww… iiih.. Ndre…” pekiknya kesakitan. Aku jadi terkejut dan menyesal. “Yaaa…” bisikku kuwatir. Kuusap dengan lembut penuh kemesraan bibir kemaluannya agar sakitnya hilang. Sebentar kemudian lalu kusibakkan kembali pelan-pelan bibir nakalnya itu, celah merahnya kembali terlihat, agak ke atas dari liang kemaluannya yang sempit itu. Aku melihat ada tonjolan daging kecil sebesar kacang hijau yang juga berwarna kemerahan, inilah klitorisnya bagian paling sensitif dari alat kelamin wanita.

    Mmm, ini dia biang kenikmatan bagi cewek, pikirku. Lalu secepat kilat dengan rakus lidahku kujulurkan sekuatnya keluar dan mulai menyentil-nyentil daging klitorisnya. Benar saja karena tiba-tiba Kak Mira memekik sangat keras sambil menyentak-nyentakkan kedua kakinya ke bawah. Kak Mira mengejan hebat, aku sampai kaget dibuatnya karena pinggulnya bergerak liar dan kaku, jilatanku pada klitorisnya jadi luput. Dengan gemas aku memegang kuat-kuat kedua belah pahanya yang putih mulus lalu kembali kutempelkan bibir dan hidungku di atas celah kedua bibir kemaluannya. Kujulurkan lidahku keluar sepanjang mungkin lalu kutelusupkan lidahku menembus jepitan bibir kemaluannya dan kembali menyentil nikmat klitorisnya dan…

    “Hgghggh… hghgh… ssshh…”

    Dia memekik tertahan dan mendesis panjang. Tubuhnya kembali mengejan sambil menghentak-hentakkan kedua kakinya yang kecil. Pantatnya diangkat ke atas sehingga memberi keuntungan bagiku untuk lebih dalam memasuki celah labia mayoranya menyentil-nyentil klitorisnya. Begitu singkat karena tak sampai satu menit tiba-tiba kurasakan Kak Mira amat tegang dan kurasakan di dalam mulutku terasa ada semburan lemah dari dalam liang kemaluannya berupa cairan hangat agak kental banyak sekali. Aku menyentil klitorisnya beberapa saat sampai kurasakan tubuh Kak Mira mulai terkulai lemah dan akhirnya pantatnya pun jatuh kembali ke kasur. Dia melenguh panjang pendek meresapi kenikmatan yang baru ia rasakan, kenikmatan sorga dunia miliknya.

    Sementara aku masih menyedot sisa-sisa lendir yang keluar hasil orgasmenya yang terasa asin manis dari celah kemaluannya yang kini tampak agak memerah. Seluruh selangkangannya itu tampak basah penuh air liur bercampur lendir yang kental. Mmm, aku menjilati seluruh permukaan bukit kemaluannya sampai agak kering. Cairan lendirnya itu membuatku makin bergairah. Perasaanku benar-benar fresh setelah menghirup dan menelan cairan lendir kemaluannya. Aku tak tahu apa memang cairannya itu mengandung vitamin atau obat perangsang? Masa bodoh, yang jelas kini nafsu seks-ku telah memuncak, aku akan melakukan tugasku sebagai seorang laki-laki. “Sekarang giliranku,” ucapku. Aku belum sempat bergerak, Kak Mira terlebih dahulu meraih batang kemaluanku, dia mengusapnya sambil berkata, “Ndree, ini gede sekali.. pantas tadi sakit. Punya abang iparmu tidak sebegini.” Aku mulai bangga, dia mengocok perlahan, mataku terpejam menahan kenikmatan. Dia berhenti, ku buka mataku, ah ternyata dia mendekatkan wajahnya ke batang kemaluanku. Aku berteriak ingin melarang, tapi terlambat. Terlebih dahulu dia menjilati batang kemaluanku. Ah, aku tidak bisa berkata apa-apa selain mengerang kenikmatan, apalagi dia mulai menjilati buah zakarku naik sampai ke helmnya. “Oh… nikmat sekali,” ujarku tanpa sengaja tapi itu belum seberapa, sewaktu dia mulai memasukkan batang kemaluanku ke mulutnya. Susah payah dia melakukannya, akhirnya berhasil. Dia memainkan batang kemaluanku di dalam mulutnya. Dia menghisapnya kuat-kuat. Ah, tanpa terasa aku hampir orgasme. Lalu dia berhenti. “Keluarkan saja di mulutku!” katanya sambil mengocok batang kemaluanku. Kemudian dia kembali mengisapnya.

    Aku mulai merasakan seluruh tubuhku tengang sekali. Rasanya darahku mengalir ke suatu titik. Yah.. hingga akhirnya aku melepaskannya di mulut kakakku. “Ah… ehhhh.. ohhh…” erangku sambil berusaha menyemburkan semua cairan kenikmatanku. Dia sangat menikmatinya. “Banyak sekali air Manimu Ndree…” ucapnya sambil mulai menjilati maniku yang tersembur di pipinya dan kini mulai menjilati sisanya yang ada di ujung kemaluanku. Oh, rasanya nikmat sekali. Kami istirahat sejenak, lalu dia berbisik, “Kamu masih kuat kan? Ayo lanjutkan lagi permainanmu… hancurkan aku dengan kenikmatan!” Tanpa komentar lagi aku menaiki tubuhnya. “Tahan sakitnya yah…” bisikku lagi tanpa menunggu jawabannya. Aku segera bangkit dan duduk setengah berlutut di atas tubuhnya yang telanjang berkeringat. Buah dadanya yang penuh lukisan hasil karyaku kelihatan turun naik mengatur nafas. Sebodo, pikirku. Dengan agak kasar kutarik kakinya ke atas dan kutumpangkan kedua pahanya pada pangkal pahaku sendiri sehingga kini selangkangannya menjadi terbuka lebar mempertontonkan alat kewanitaannya yang merangsang itu. Kutarik bokongnya ke arahku sehingga batang kemaluanku yang sudah sengsara cukup lama hampir satu jam itu langsung menempel di atas bukit kemaluan milik Kak Mira yang masih basah. Kuusap-usapkan kepala batang kemaluanku pada kedua belah bibir kemaluannya yang lunak. Kembali kubenamkan mesra ke dalam liang kemaluannya mili demi mili secara perlahan. “Aahhggh… sa… yangku… aaahghgh… nikmat sekali…” erangku pula. Kenikmatan yang kurasakan membuat jiwaku semakin tinggi terbang ke awang-awang, mataku merem-melek menahan rasa nikmat yang tiada tara.

    Aku mulai memompanya dengan gerakan naik turun. Badannya ikut bergoyang pelan naik-turun, bahkan terkadang sedikit memutar seirama dengan tarikan batang kemaluan dan goyangan pinggulku yang bergerak turun naik. Beberapa kali ia melepaskan ciumannya dan mendesah lembut melepas rasa nikmat, karena ia sudah terbiasa dengan gerakan senggama ini. Terasa begitu lama sekali kami saling mengadu alat kemaluan masing-masing, sampai akhirnya kira-kira 10 menit kemudian, tiba-tiba tubuh Kak Mira mengejan dan bergetar lembut, mulutnya mendesis dalam cumbuan bibirku, kedua kakinya tiba-tiba dihentakkan ke bawah dan meregang. Aku merasakan tiba-tiba pula liang kemaluan miliknya berkontraksi, mengerut mengecil membuat batang kemaluanku seakan diremas kuat seperti dipilin-pilin.

    Tubuhku berkelojotan ikut merasakan kenikmatan yang begitu sangat luaar biasa. Kubenamkan batang kemaluanku secara perlahan ke dalam liang kemaluan yang sedang berkontraksi itu sampai kandas, kuresapi setiap gesekan mili demi mili dengan daging kemaluannya. Bersamaan dengan itu pula sebuah cairan hangat dan licin mulai membasahi seluruh batang kemaluanku banyak sekali. Kak Mira memekik dan melenguh panjang. “Aaaghh… aaaghg… ooouuhhh….” erangnya nikmat. Kubiarkan kakakku menikmati orgasmenya yang indah, matanya terpejam rapat. Ia tak tahu kalau aku pun sebenarnya sedang meregang menahan rasa nikmat yang sedang ditimbulkannya pada alat kelelakianku. Air maniku sontak mengalir deras menuju batang kemaluanku dan mendesak-desak di ujung batang kemaluanku hendak muncrat keluar. Kucoba menahan sekuat tenaga agar jangan sampai muncrat, namun hanya 3 detik akhirnya aku menyerah kalah.

    Di saat Kak Mira sedang terbang menikmati orgasmenya yang panjang aku pun akhirnya ikut melepaskan rasa nikmat tertahan dan mencapai puncak, “Craatt… cratt… craat” air maniku menyembur-nyembur tumpah keluar di dalam liang kemaluannya. “Oougghh…” aku pun memekik keras, lepas sudah pendakian yang melelahkan itu. “Aaaghh… maniiikuu.. ke.. keluar Sayang… hggh…” aku menggeram keras sambil menyemburkan air mani ke dalam liang rahimnya. Tubuh kami berdua sama-sama bergetar dan meregang-regang merasakan puncak kenikmatan seks. Kedua alat kelamin kami sama-sama pula memuntahkan cairan kenikmatan hasil buah cinta kami sesaat. “Ooouuh… oouugghhh…” Kak Mira melenguh melepas orgasmenya. Dia memandangku tersenyum sambil berkata, “Kamu bahagia?” Aku mengangguk dan berkata, “Aku mencintai kau, Kakakku!” Malam itu kami melakukannya sampai pagi.

  • Cerita Seks ABG Kurenggut Keperawanan Adik Kelasku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Seks ABG Kurenggut Keperawanan Adik Kelasku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1220 views

    Perawanku – Nama saya Gunawan. Saya seorang mahasiswa di suatu universitas swasta yang cukup terkenal di Bandung. Suatu hari menjelang ujian akhir semester, saya diajak oleh adik kelasku untuk belajar bersama. Aku menerima saja, karena dari dulu semenjak ia masuk ke jurusanku, aku memang sudah ingin jadi pacarnya.

    Perawakannya cukup cantik, dengan tubuh yang ramping terawat, dan tentunya kulit yang putih karena ia keturunan Chinese. Sherlie namanya. Begitu Sherlie mengajakku, tentu saja kujawab, “Mau..” “Jam berapa?” tanyaku. “Jam 3 sore, di rumahku, jangan terlambat soalnya nanti nggak selesai belajarnya”, jawabnya. Wah, kesempatan nih, pikirku. Setahuku, ia tinggal berdua saja dengan pembantunya karena ayah dan ibunya yang sibuk mencari nafkah di luar pulau Jawa.

    Pulang kuliah, aku langsung bergegas pulang, karena kulihat sudah jam 14:30 WIB. Dengan cepat kumasukkan buku yang sekiranya akan dipakai ke dalam tas, karena takut terlambat. Sesampainya di rumah Sherlie, aku langsung memencet bel yang ada di gerbang depan rumahnya, rumahnya tidak terlalu besar, tapi cukup nyaman kelihatannya. Sempat aku bertanya, kok rumahnya sepi banget. Kalau begitu berarti bonyoknya lagi pada pergi, jawabku dalam hati.

    Tak lama setelah itu, Sherlie keluar membukakan pintu. Aku cukup kaget dengan penampilannya yang menarik, kali ini dia memakai kaos yang cukup ketat dan celana pendek ketat. Dia tersenyum lebar padaku, sambil mempersilakan aku masuk. Ketika masuk, aku merasakan rumahnya benar-benar sepi. “Langsung saja kita ke ruang tengah, yuk!” ajaknya.

    Sesampainya di ruang tengah, aku langsung duduk di karpet karena tidak ada sofa. Ruang tengahnya didesain ala Jepang dengan meja Jepang yang pendek yang disertai rak majalah di bawahnya.

    “Tunggu yah, aku mau mandi dulu”, katanya, “Habis keringatan abis senam nih!” Ternyata aku baru tahu kalau badannya bagus karena ia sering senam. “Kamu mulai aja dulu, nanti terangin ke aku yah”, katanya. “Kalo mau minum, ambil aja sendiri, soalnya pembantuku sedang sakit, dia lagi tiduran di kamarnya.”

    Cukup lama aku belajar sambil menunggunya dan akhirnya aku bosan dan melihat-lihat majalah yang ada di bawah meja di depanku. Kulihat semuanya majalah wanita, mulai dari kawanku, kosmo, dan majalah wanita berbahasa jepang. Tanpa sengaja, ketika kulihat-lihat kutemukan sebuah majalah yang berisikan foto cowok bugil dengan otot-otot yang bagus di tengah majalah bahasa jepang itu. Aku sempat kaget melihatnya. Bersamaan dengan itu, ia keluar dari kamar mandi yang letaknya di sudut kamar tengah di mana aku duduk. Dia keluar memakai kimono kain handuk putih. Karena keasyikan, aku tidak sadar kalau dia mendekatiku. Kupikir dia pasti masuk ke kamarnya untuk berpakaian terlebih dahulu. Aku sempat grogi, karena aku belum pernah didekati oleh wanita yang hanya menggunakan baju mandi, karena di rumahku tidak ada saudara perempuan, jadi aku merasa tidak biasa.

    “Ih, kamu, disuruh belajar malah liat-liat yang aneh-aneh.”
    “Ini mah nggak aneh atuh”, kataku, “Aku juga punya, dan badanku juga kayak gini loh!” bisikku sambil menunjuk ke salah satu model cowok di majalah tersebut.
    Aku memang sudah ikutan fitness sejak kelas 2 SMU, tak heran kalau aku lebih terkenal karena badanku yang bagus dibanding kegantenganku.
    “Ah, masa?” katanya, “Gua nggak percaya ah.”
    “Kamu kok tahan sih liat-liat kaya beginian?” tanyaku.
    “Mana ada yang tahan sih?” balasnya.
    “Tadi lagi nunggu kamu dateng ke sini saja aku sempet liat-liat dulu majalah itu lho! Jadi kamu tau khan, kenapa saya lama mandinya?” jawabnya sambil tersenyum mesum.
    “Ihh, kamu ini!” balasku, “Ternyata suka juga ya sama yang gituan.”
    “Iya dong, tapi, Gunawan katanya kalo maen langsung lebih enak ya dibanding masturbasi?” tanyanya. Saya sempat kaget ketika dia tanya hal yang begitu dalamnya.

    “Kata kamu, kamu mirip ama yang di foto majalah itu, buktiin dong.”
    Wah, kupikir ini cewek sudah horny banget. Aku sempat grogi untuk kedua kalinya, aku cuma bisa tersenyum.
    “Iya sih katanya, tapi khan…”
    Belum selesai aku bicara, dia langsung mencium bibirku.
    “Gunawan, tau nggak kalo aku tuh sebetulnya udah seneng banget ama kamu semenjak aku ketemu kamu”, bisiknya sambil mencium bibirku. Aku kaget dan responku cuma bisa menerima saja, soalnya enak sih rasanya. Terus terang aku belum pernah dicium oleh cewek sampai seenak itu, dia benar-benar ahli.

    Tanpa sadar, posisinya sudah berada di atas pangkuanku dengan paha yang menjepit perutku. Sambil menciuminya, kuelus-elus pahanya dari atas ke bawah, dan dia mendesah, “Akh… enak sekali!” Kuteruskan aksiku sampai ke kemaluannya, kuraba klitorisnya, dan kugosok-gosok. Desahannya semakin keras, dan tiba-tiba dia berhenti. “Wah, kok berhenti?” aku bertanya dalam hatiku. Langsung saja kubisikkan padanya bahwa aku juga betul-betul menginginkannya jadi pacarku sejak awal bertemu. “Lalu mengapa kamu nggak bilang ama aku?” tanyanya. “Karena aku takut kalau perasaan kita berbeda”, jawabku. Dia sempat terdiam sejenak.

    Langsung timbul pikiran kotorku. “Udah tanggung nih”, pikirku. Batang kemaluanku betul-betul sudah bedenyut-denyut sejak tadi. Langsung saja kubuka baju mandinya, dan kukulum dan kuhisap buah dadanya. Dia menerima saja, malah merasa keenakan, hal ini terlihat dari ekspresi wajahnya. Putingnya menjadi mengeras dan tak lama kemudian, dia mendesah, “Aakh…” saat kupegang liang kewanitaannya yang mulai basah.

    Aku semakin terangsang, batang kemaluanku benar-benar sakit rasanya. “Sayang, boleh kan kalau aku menjilati lubang keramatmu?” Dia mengangguk tanda setuju. Langsung saja kujilati liang kewanitaannya terutama daerah klitorisnya. Lumayan lama aku menjilatinya sampai aku merasa mulutku kering sekali. Akhirnya dia mendesah panjang, “Aakhhh… aku mau keluar Gunawan…” Terlihat cairan putih keluar dari liang senggamanya, baunya amat merangsang dan rasanya jauh lebih merangsang lagi.

    “Gunawan, maen beneran yuk?” ajaknya.
    “Wah, gila juga nih cewek”, pikirku.
    Karena batang kemaluanku sudah sakitnya bukan main, langsung saja aku iyakan. Lalu kubuka semua baju dan celanaku. Kubaringkan dia di lantai berkarpet, dan kulipat kakinya, kunaikkan ke bahuku, dan mulai kumasukkan batang kemaluanku yang sudah tegak itu. Sempit sekali, hampir tidak bisa jalan. Kutekan lebih keras. Dia menjerit kesakitan, “Stop Gunawan, sakit tau.” Aku tidak menghiraukannya dan terus menekan batang kemaluanku sampai rasanya kepala batang kemaluanku menabrak sesuatu. Lalu aku mulai memaju-mundurkan badanku ke depan dan ke belakang.

    Sherlie mulai merasa enak, dia sudah tidak menjerit lagi.
    “Tuh enak kan”, kataku.
    “Iyah”, jawabnya, “Bener! enak sekali.. lebih cepet dong Gunawan.”
    Kupercepat permainanku, dan dia mendesah, “Ah.. ah.. ah..” karena merasa nikmat. Lama juga aku mengocoknya.
    Tak lama kemudian, “Gunawan.. aku mau keluar lagi.”
    “Sama”, balasku.
    “Sedikit lagi, Gunawan… Aakkhhh… enak sekali Gunawan”, bersamaan dengan itu, aku pun keluar dan kukeluarkan seluruh spermaku di dalam liang kewanitaannya. Batang kemaluanku terasa hangat dan nikmat bercampur jadi satu. Kutarik batang kemaluanku keluar dan kulihat tetesan darah di karpet. Aku sempat kaget, berarti dia masih perawan. Aku sempat merasa senang banget waktu itu.

    Sherlie bangun dan dia kaget saat melihat batang kemaluanku yang cukup besar, panjang 15,5 cm diameter 3,5 cm. Langsung dia kulum batang kemaluanku, yang sudah mau tidur lagi. Begitu dikulum, batang kemaluanku berdiri lagi karena enaknya. Dia mainkan lidahnya di kepala batang kemaluanku dan menjilat seluruh bagian batang kemaluanku sampai masuk semua, sampai akhirnya aku merasa ada dorongan yang kuat pada batang kemaluanku dan, “Creeet.. creeet.. creet..” spermaku keluar, dia hisap dan sebagian muncrat ke wajahnya. “Hmmm.. enak sekali Gunawan”, terlihat ekspresi wajahnya yang senang.

    Kami pun kelelahan, dan berbaring bersama di ruang tengah sambil berpelukan dan mengucapkan kata-kata sayang. Tanpa terasa waktu sudah jam 6 sore. Kami mandi bersama, dan setelah itu kami makan malam bersama. Aku disuruhnya menginap, karena malammya kita mau mempraktekkan jurus yang lain katanya. Aku mengiyakan saja. Lalu kutelepon ke rumah dan bilang bahwa aku malam ini mau menginap di rumah teman, aku tidak bilang itu rumah Sherlie, karena sudah pasti tidak boleh.

    Begitu selesai, kita sempat tertawa bersama karena kita tidak belajar malah bermain seks. Tapi tidak masalah sekalian buat penyegaran menuju ujian. Dia balas dengan senyum. Karena kehabisan pembicaraan, akhirnya kami mulai terangsang lagi untuk berciuman. Kali ini aksinya lebih gila. Sambil berciuman kami saling membuka baju. Sampai tidak ada satu benang pun menempel di badan kita. Lalu di bicara, “Gunawan, kita ke kamarku yuk, biar lebih asyik.” Kugendong dia ke dalam kamarnya, dan kita lanjutkan lagi dengan berciuman. Tak lama kemudian kupegang liang kewanitaannya, sudah basah ternyata. Langsung saja kubalikkan badannya dan kumasukkan batang kemaluanku dari belakang. Kali tidak sulit. Dia mendesah enak ketika kumainkan batang kemaluanku di lubang senggamanya. Kumainkan terus sampai aku dan dia mau keluar.

    “Akkhhh…” kami berdua sama-sama keluar, kukeluarkan spermaku di luar, karena takut dia hamil. Tenyata Sherlie belum puas, dia membaringkan tubuhku di kasurnya. Dia langsung berdiri di atas tubuhku dan mulai memasukkan batang kemaluanku ke dalam liang senggamanya. “Ahhhh.. ” desahnya, “Gini lebih enak Gunawan..”

    Aku benar-benar lemas tapi karena permainannya yang begitu hebat, aku sampai lupa. Dia teruskan sampai spermaku keluar, cuma sedikit kali ini, tidak seperti sebelumnya. “Gunawan dikit lagi juga aku keluar”, bisiknya tertahan sambil menaik-turunkan tubuhnya di atas badanku. Akhirnya dia keluar juga. Batang kemaluanku terasa pegal sekali, badanku benar-benar lemas. Dia juga terlihat lemas sekali. Kami tertidur lelap sampai pagi di kasurnya sambil berpelukan dengan tidak berpakaian karena pakaian kami tertinggal di ruang tengah dan malas mengambilnya karena sudah capek.

    Besok paginya, kami bangun bersama, mandi bersama, sarapan dan pergi ke kampus sama-sama. Semenjak itu kamipun sering belajar bersama, walaupun ujung-ujungnya berakhir di kasur airnya yang empuk. Tapi aku jarang menginap, karena takut orang tuaku curiga, ini cuma rahasia kita berdua.

  • Cerita Sek Bergambar Dengan Pacar Kakakku Yang Manis – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sek Bergambar Dengan Pacar Kakakku Yang Manis – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1397 views

    Perawanku – Dimulаi dаri hubungan asmaraku bеrѕаmа Ami уаng tеruѕ bеrlаnjut dеngаn mеѕrа, аku jugа berhasil merajut hubungan gelap dengan kakanya si Meli. Suаtu hаri аku mеnсоbа untuk реrgi mаin ke rumah Ami.

    ing tоng”, “Ami? Ini аku Putra”,

    “Eеh ѕауаng, tumbеn kаmu mаin kеrumаhku, уееее”, iа lаngѕung mеmеluk ku dаn mеnсium рiрiku,

    “kаn kаmu ѕudаh ѕеring mаin kеrumаhku, ѕеkаrаng аku lаh уаng mаin kеrumаhmu dоng, hеhе,

    “Mаkаѕih kаmu udаh mаu kеѕini ѕауаng, tарi аku gаk biѕа lаmа, kаrеnа hаbiѕ ini mаu kеluаr ѕаmа kеluаrgа.”

    “Oооh, уа udаh аku рulаng аjа уа Bеb”,

    ‘jаngаn рulаng dulu dоng, kаmu diѕini аjа, kеbеtulаn kаkаk Meli gаk ikut kоk, kаmu tunggu ѕini ѕаmа kаkаk аku уаh”. Lаlu tеrlihаt оrаng tuаnуа kеluаr, аku ѕеmраt bеrѕаlаmаn dаn mеrеkа mеngаjаk Ami bеrаngkаt реrgi.

    “Kаmu tunggu dirumаh уа, аku ngаk lаmа kоk”,

    “Iуа, hаti-hаti уааа”. Kеmudiаn mеrеkа bеrаngkаt.

    Aduh аku jаdi bingung, mаѕа аku hаruѕ mеnunggu diѕini dеngаn kаkаknуа? Hufft рikirku.

    Sааt аku mаѕuk, аku kаgеt, tеrnуаtа kаkаknуа Ami itu ѕеоrаng mаhаѕiѕwi саntik !

    “Eееh, kаmu раѕti расаrnуа ѕi Ami уа, kеnаlin аku Meli, kаkаknуа”,

    “Hmmmm iуа kаk, аku Putra

    “Mаѕuk аjа, аnggар аjа rumаh ѕеndiri”. Lаlu аku mаѕuk kеdаlаm, bаru kuѕаdаri tеrnуаtа kаkаknуа ini ѕаngаt саntik, араlаgi iа mеmаkаi rоk mini dаn tеnktор kеtаt,tеntu ѕаjа bеntuk buаh dаdаnуа ѕаngаt jеlаѕ tеrраmраng.

    Sаmbil mаlu-mаlu аku mаѕuk dаn duduk dikаrреt ѕаmbil nоntоn tv.

    “Put, ini аdа minumаn, diminum аjа уа”,

    “iуа mаkаѕih kаk”. Lаlu mаѕuk kеkаmаrnуа dаn kеmbаli dеngаn mеmbаwа buku.

    Iа kini bеrрindаh kеѕеbеlаhku. Kаk Meli lаlu tidurаn ѕаmbil mеmbаса buku, iа bеrѕаndаr раdа bаntаl. Aku уg ѕеdikit dibеlаkаngnуа biѕа mеlihаt lubаng diаntаrа buаh dаdаnуа, kini tеnggоrоkаnku mulаi kеring.Bеbеrара mеnit kеmudiаn tеlроn rumаh bеrbunуi, Kаk Meli рun mеngаngkаtnуа.

    “Hаlо? Adа ара Ami? Aра? Gаk рulаng ѕеkаrаng? Hhhmm оkе оkе iуа аku kаѕih tаu diа kоk, Hаti-hаti di ѕаnа уаh”.

    Aku уаng mеndеngаr реrсаkараn itu lаngѕung bеrрikir”Wаh ѕереrtinуа Ami gаk biѕа рulаng ѕеkаrаng.

    “Put, Si Ami kауаknуа gаk biѕа рulаng hаri ini, “Oооh, уа udаh аku рulаng аjа уа kаk”,

    “Jаngаn dоng Put, tеmеnin kаkаk dini уаh, аku tаkut ѕеndiriаn” ѕаmbil mеringik dаn mеlоmраt mеmbuаt buаh dаdаnуа hаmрir kеluаr.

    “Yа udаh kаk”, “gini аjа, kitа nоntоn film аjа уuk, kаkаk аdа film bаguѕ niih,”

    “Okе dеh kаk”

    Lаlu kаk Meli mеnуаlаkаn kаѕеt dаn mulаi mеmutаr film. Tеrnуаtа film уаng diрutаr itu аdаlаh film hаntu Indоnеѕiа уаng аgаk bеrbаu ѕеkѕ dаn сеwеk-сеwеknуа mеmаkаi Hоtраnѕ, kаrеnа аdа аdеgаn bеrсiumаn, Pаѕ аdеgаn аdа hаntu уg munсul tibа-tibа, kаk Meli kаgеt.

    “Wааааааааааhhh”, Tibа-tibа iа mеrаngkul ku, kurаѕаkаn buаh dаdаnуа mеnеmреl bаhuku.

    “Eееh mааf уа Put, аku kаgеt tаdi”,

    “iуа, gрр”. Tibа раdа ѕааt сеwеk уg аdа difilm itu tidurаn, dаn аdа lаki-lаki уg bеrаdа diаtаѕnуа,

    Kеmudiаn kаmеrа bеrрindаh kеbаwаh dаn hаnуа mеnаmрilkаn rаnjаng уg bеrgоуаng bеѕеrtа ѕuаrа dеѕаhаn.”Ahhhh… Ahhhh… Ahhhh…”

    “Kоk gini ѕih Put? Mеrеkа ngараin ѕih? Kоk kаmеrаnуа diрindаh”uсар kаk Meli

    “Yа kаn mеrеkа bеrhubungаn ѕеx kаk, уа ngаk bоlеh dirеkаm dоng”

    “уаhh аku jаdi ngаk tаu dеh”,

    “mаѕа kаkаk gаk tаu? Putra аjа tаu ара уg mеrеkа lаkukаn”, Jаwаbku Pеdе”

    “Ngаk tаu Putra аѕli, еmаng ара уg mеrеkа lаkuin ѕih?”, Lаgi-lаgi аku bеrtеmu реrеmрuаn роlоѕ уg ѕiар dinikmаti tubuhnуа.

    “Gimаnа kаlо Putra рrаktеkin аjа kаk? Tарi ѕаmа kаkаk уа,”jаwаbku tеrtаwа

    Hhhhhmm…”tеrdеngаr ѕuаrаnуа ѕаmbil bеrрikir

    “Okе dеh Putra уuk kitа kеkаmаr. TV рun dimаtikаn dаn kini аku udаh ѕiар bеrаkѕi.

    “Kаk соbа tidurаn dеh di аtаѕ kаѕur”

    Lаlu tаnра bаѕа-bаѕi аku рrаktеr mеnсium bibir ѕеxуnуа kаk Meli, lаlu ku сium I lеhеr, ѕаmbil ku еluѕ-еluѕ раhа muluѕ miliknуа.

    “iih Putra gеli аhh… hаhаhа”diа tеrtаwа kееnаkаn

    “ini mаѕih аwаlnуа dоаng kаk, kаkаk bеlum tаu kаn kеnара rаnjаng difilm tаdi bеrgоуаng?”,

    “iуа Put, tеruѕin dоng”,

    Okе ѕеkаrаng kаkаk bukа bаju nуа уаа”. lаlu iа mеnuruti реrminаtааnku, еntаh kеnара сеwеk ini tidаk аdа реmbеrоntаkаnnуа, раdаhаl аku tidаk mеmрunуаi ilmu hiрnоtiѕ ѕаmа ѕеkаli. Iа mеlераѕ tаnktор dаn rоk mininуа.

    Tеrlihаtlаh tubuh indаh miliknуа, kulihаt tubuhnуа уg рutih muluѕ tеrаwаt tаnра bulu ini ѕiар untuk diѕаntар.”рikirku

    Lаngѕung аku nаik kеаtаѕ nуа kini kumulаi mеrеmаѕ kеduа buаh dаdа bundаr milik kаk Meli, tеrаѕа раdаt dаn kеnуаl ѕеkаli,

    “Uuuh, Put, еnаk bаngеt rаѕаnуа.

    Lаlu Pеniѕku kini mеnеmреl di реrutnуа, Aku lаnjut mеrеmаѕ buаh dаdаnуа, kujilаt dаn kugigit реlаn-реlаn рutingnуа. Tеrnуаtа аir kеjаntаnаnku ѕudаh mеmbаѕаhi реrut kаk Meli уаng ѕеxу itu.

    “Hmmmm.. еnаk bаngеt Put, “Uuuuuuh”.Kutеruѕkаn mеmutаr dаn mеnjilаti buаh dаdа kаk Meli ѕереrti mеnjilаt Iсе сrеаm уаng lеzаt.

    Sudаh сukuр lаmа аku bеrmаin dеngаn tоkеdnуа, kini аku kеbаgiаn раntаtnуа, Kаrеnа аku mеmilih mеnikmаti lubаng раntаtnуа. Lаlu juаngkаt kеduа kаki kаk Meli dаn bеrѕiар-ѕiар mеmаѕukkаn реniѕku kеdаlаm lubаng аnаlnуа itu.

    “Siар уа kаk”. Kini реniѕku mulаi mеmаѕuki lubаng аnаl itu ѕесаrа реrlаhаn-lаhаn.

    “Puttt…. Ouuhhhh…Hhhhmmmm..”dеѕаh kаk Meli kе еnаkаn.

    “Enаkkаn kаk? lаlu аku gеѕеk lаgi аjа biаr tаmbаh nikmаt”. Aku mulаi mеmреrсераt gеrаkаn mаju mundurku didаlаm lubаng аnаl Kаk Meli, ѕаmbil ku rеmаѕ-rеmаѕ buаh dаdаnуа уаng kеbеtulаn kаmi bеrmаin роѕiѕi dоggу ѕtуlе

    Sеkаrаng rаnjаng ini mulаi bеrgоуаng. Adеgаn ѕеkѕ film itu ѕudаh bеrhаѕilku рrаktеkаn bеrѕаmа kаk Meli уаng mеndеѕаh tеruѕ-tеrѕuаn diаtаѕ rаnjаng.

    “Hmmmmm…Awwwwww… Yееаааааhhh” tеrdеngаr ѕuаrа dеѕаhаnуа tеrdеngаr kеrаѕ.

    Tеruѕ kuhаjаr аjа lubаng itu ѕаmраi аku mеrаѕа рuаѕ. Bеbеrара ѕааt kеmudiаn аku bеrhеnti mеnikmаti lubаng Anаlnуа itu.

    “kаk, duduk ѕitu уа ѕаmbil mulutnуа dibukа dаn kеnуоt bаtаng ini”uсарku. Iа рun mеmbukа mulutnуа, lаngѕung kumаѕukаn реniѕku kеmulutnуа, kugеѕеk mаju mundur ѕаmbil kuреgаngi kераlаnуа.

    Kаrеnа аku ѕudаh mеrаѕа рuаѕ bеrmаin dаri tаdi, dаn bеbеrара mеnit kеmudiаn….

    Crоооt… Crоооt… Crоооtt…!!!

    “Uuuuhhhh… аir mаni ku munсrаt di dаlаm mulutnуа”

    “tеlаn аjа kаk, еnаk lоh”рintаku.

    Tаnра bаѕа-bаѕi раnjаng lеbаr, kаk Meli mеngikuti реtunjukku dаn mеngоmеntаri аir mаni tеrѕеbut.

    Kоk rаѕаnуа аdа аѕin-аѕin gitu уа Put?

    Iуа gрр kаk, itu untuk kеѕеhаtаn bаgi wаnitа аgаr аwеt mudа kаlаu minum аir mаni”uсарku ѕingkаt dаn lаlu tеrbаring di аtаѕ kаѕur bаrеngnуа.

  • Cerita Bokep Kehormatan yang Ternoda – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Bokep Kehormatan yang Ternoda – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1385 views

    Perawanku – Hari itu di depan gudang sebelah kantor, Beny sedang minum-minum anggur oplosan dengan pak Beben, pak Sawan, Jodi, Rico, dan Aldo. Padahal sedang bulan puasa, tapi mereka tidak puasa. Ini akibat hasutan Aldo yang sering mengajak minum-minum dan bersenang-senang. Beny adalah supervisor lapangan, sedangkan Aldo adalah manajer lapangan, atasan Beny. Mereka berdua sama-sama doyan mabuk dan main perempuan.

    Sambil main kartu mereka ngobrol. Ini kebiasaan yang dilakukan setiap selesai jam kantor menjelang maghrib. Kebiasaan ini muncul sejak Aldo bergabung di kantor ini dua bulan yang lalu. Posisi kantor ini adalah di area ruko, blok paling dalam kompleks dan berada di paling ujung deretan ruko. Kali ini mereka minum banyak sekali tidak seperti biasanya. Mereka membahas THR untuk lebaran yang belum diberikan dari perusahaan. Padahal lebaran tinggal seminggu lagi.

    Maka itu banyak karyawan yang kerja bermalas-malasan. Aldo membawa pengaruh buruk bagi karyawan kantor, dia sangat genit sering menggoda teman kantor wanita. Bahkan sering menggoda Ester, manajer finance yang sudah bersuami. Kelakuannya ini selalu memancing keluar sifat jelek yang dimiliki karyawan kelas bawah, seperti supir, tukang, dan OB. Contohnya adalah pak Sawan, bapak yang memiliki lima anak ini matanya sering jelalatan jika melihat karyawan wanita di kantor ini, tapi tidak berani macam-macam. Sama halnya dengan Rico dan pak Beben, kecuali Jodi yang paling muda di antara mereka, karena Jodi orang yang polos, bahkan Jodi sebenarnya bisa dibilang agak terbelakang mentalnya, dia bekerja di perusahaan ini dibantu oleh bu Meliana.

    Di samping karena orang tuanya yang bekerja sebagai pembantu di rumah bu Meliana. Ketika jam menunjukkan pukul tujuh malam, masih ada beberapa karyawan wanita yang baru keluar kantor mau pulang. Mereka adalah Linda dan Ester, sehabis lembur mengurus pembayaran supplier.

    Ester saat itu mengenakan kemeja putih tipis bermotif garis-garis hitam vertikal, BH nya yang berwarna hitam cukup menerawang. Dengan bawahan rok cokelat di atas lutut, terlihat sangat seksi sekali, wajahnya juga lumayan manis, seperti Mona Ratuliu.

    Berbeda dengan Linda, dia mengenakan kemeja hitam polos anggun dengan bawahan rok putih ketat sehingga dari luar tampak garis celana dalamnya cukup jelas tercetak. Linda orangnya tegas dan pendiam, wajah dan posturnya kurang lebih mirip artis jaman dulu yang bernama Ida Iasha waktu muda. Mata pak Sawan hampir tidak berkedip memandang tubuh dua wanita ini dari atas sampai kaki.

    “Hi cewe cantik.. baru pulang yaa..” goda Aldo, yang diiringi tawa lainnya.

    Ester memang terkenal ramah dan baik hati, dia tersenyum manis, “iya nih, yuk duluan yaa” jawabnya sambil berjalan mengikuti Linda. Sementara Linda tidak menghiraukan, terus berjalan menuju mobilnya yang diparkir persis di seberang kantor. Jarang ada yang berani menggoda Linda, selain orangnya tegas dan disegani, juga karena keluarga Linda memiliki latar belakang militer. Pamannya anggota aktif koppasus dengan pangkat kolonel dan ayahnya sendiri pensiunan perwira tinggi yang memiliki simbol pangkat bintang dua.

    Di lantai atas masih ada beberapa karyawan yang lembur, hanya sekitar empat orang termasuk bu Meliana. Pak Kevin, suami bu Meliana selaku direktur perusahaan sedang berada di luar negeri untuk kepentingan bisnis. Pak Kevin terkenal kasar dan galak, sering memarahi bawahan tanpa melihat tempat dan waktu.

    Tiba-tiba hp Rico berbunyi, rupanya bu Meliana mencari keberadaannya dengan nada marah di telepon. Segera saja Rico bangkit berdiri menuju lantai dua. Tidak lama kemudian Beny dan Aldo pun dipanggil ke ruang bu Meliana. Karena ada proyek yang bermasalah, mereka bertiga dimaki oleh bu Meliana. Diruangan itu mereka bertiga tertunduk berjejer menerima omelan sang ratu.

    Rico paling sering diomeli karena sering telat mengantar dokumen penting, terutama yang menyangkut tender. Rico sering tidak becus dalam bekerja, orangnya pemalas dan sering nonton video porno setiap kesempatan. Kata-kata bu Meliana cukup kasar dan menyinggung perasaan, sehingga tidak jarang karyawan wanita yang dimarahi sampai menangis.

    Rico yang sering dimarahi oleh bu Meliana menyimpan dendam karena merasa sakit hati. Kalau Beny kesal dengan bu Meliana karena pembayaran uang belanja material sulit diberikan, sehingga Beny sering diteror supplier. Bahkan kadang Beny beberapa kali menombok untuk membayar supplier. Setelah selesai marah, bu Meliana diam mengatur nafas, wajahnya merah padam, dadanya kembang kempis. Suasana mendadak hening, hanya terdengar nafas bu Meliana yang belum stabil. Sebenarnya bu Meliana ada mengidap penyakit asma, sehingga tiap kali marah selalu kumat asma nya. Bu Meliana yang masih diam berdiri tegap di samping meja ruangnya berkacak pinggang dengan mata yang judes menatap Aldo, Beny dan Rico.

    Mereka bertiga yang sudah agak mabuk terpaksa menahan sikap agar tidak ketahuan bu Meliana. Mereka hanya diam membisu, tak berani berbicara, takut bau alkohol tercium bu Meliana. Hari itu bu Meliana mengenakan blus tipis biru tua dengan bagian leher yang lebar memperlihatkan tali BH nya yang berwarna merah tua.

    Roknya berwarna putih bermotif kotak-kotak warna abu-abu tertutup sebagian oleh blusnya yang panjang. Roknya lebih pendek dibanding Ester dan Linda tadi, tinggi diatas paha memperlihatkan pahanya yang montok. Rambutnya disemir warna cokelat kekuningan dikuncir ekor kuda sehingga lehernya yang putih mulus terlihat sensual sekali. Bu Meliana terkenal modis, hampir setiap minggu mengganti model rambutnya. Pakaiannya yang dikenakan setiap hari selalu seksi dan menggoda.

    Seketika pandangan bu Meliana berkunang-kunang, dia berdiri sempoyongan berpegangan pada mejanya. Mereka bertiga saling berpandangan dan mencoba menolong.

    “bu..? Bu Melia, baik-baik aja?” Kata Beny.

    Bu Meliana menunduk pusing sambil tangannya memberi isyarat bahwa dia akan baik-baik saja. Ketika bu Meliana masih menunduk sambil mengumpulkan tenaga dan nafasnya, mata mereka bertiga jelalatan melihat paha bu Meliana padat putih mulus, betisnya membunting indah, tidak ada cacat sedikitpun pada tubuh bu Meliana ini.

    Kulitnya sedikit mengkilap berminyak namun terlihat putih cerah, sangat segar dipandang mata. Walaupun telah memiliki tiga orang anak, badannya masih sangat bagus dan terawat sempurna. Pinggangnya tergolong kecil untuk wanita montok seumurannya.

    Bu Meliana melihat seisi ruangan, lalu melihat Aldo, Rico, Beny, pandangannya semakin buram dan tiba-gelap, lalu terjatuh tak sadarkan diri. Beny dan Aldo berusaha menolong membopongnya, Rico hanya tersenyum sinis melihatnya. Beny segera keluar ruangan mencoba memberitahu karyawan lainnya untuk meminta bantuan. Rico segera menyusul Beny keluar ruangan tapi tangannya ditahan oleh Aldo.

    “Eh.. Ric.. kesempatan nih gerepe bu bos. Hehehe” kata Aldo memancing Rico.

    Tangan Aldo yang membopong tubuh bu Meliana, memeluk pinggangnya dan meraba ke area sensitifnya. Rico yang tadinya tidak terpikir akan kurang ajar kepada bos nya menjadi birahi melihat ulah Aldo. Tidak lama kemudian, Beny kembali masuk ruangan sambil berkata,

    “wah.. anak-anak udah pada balik nih. Di kantor udah gak ada orang”, seketika Beny terkejut melihat Aldo dan Rico.

    “Eh.. gila lu ngapain?!?” Beny terbelalak melihat posisi bu Meliana yang dibaringkan di atas meja kerjanya, sementara Aldo di depan meja berdiri disamping kursi mencium dada bu Meliana yang masih tertutup blus. Rico yang berada di samping meja kiri menghadap selangkangan bu Meliana dan meraba pahanya. Mereka berdua tertawa terkekeh. Beny berusaha menyadarkan mereka berdua,

    “Do..! Lu gila ya. Ini bu bos, jangan bikin ulahhh!” Teriaknya setengah berbisik.

    Aldo hanya cengengesan dengan wajah yang agak teler, “Ben.. lu tau kan bos kita ini… perlu dicicipi dikit”.

    Beny menjadi agak panik melihat ulah mereka.

    “Eh.. Ben. si Melia ini perlu kita kasih pelajaran.. betul gak coyy ” kata Rico yang wajahnya sudah memerah sambil bertatapan senyum dengan Aldo.

    “Bu bos emang rese, tapi gak gini juga perlakuan kita sama dia” jawab Beny.

    “Ah banci lo..!” Hardik Aldo.

    Beny hanya terdiam, dirinya juga merasa agak mabuk kebanyakan minum tadi. Melihat bu Meliana yang terbaring pingsan tak berdaya diatas meja, dalam hati Beny juga tegoda ingin mencicipi tubuh bosnya sendiri. Penis Beny pelan-pelan mulai mengeras dibalik celana jeans nya, pikirannya sudah terpengaruh oleh Aldo dan Rico. Beny mendekat ke meja, tangannya menjulur gemetaran memegang perut bu Meliana, dirinya tidak mengira akan menjamah tubuh indah bos nya ini.

    Lalu tangan Beny merayap ke arah payudaranya yang besar menyembul dibalik blus. Aldo tersenyum melihat Beny… sementara Rico sibuk mencium paha bu Meliana, tangannya masuk ke dalam rok, meraba vagina yang terbungkus celana dalam tipis berenda warna merah tua. Mereka bertiga sudah tidak bisa berpikir sehat lagi, pikirannya tenggelam oleh libido yang tinggi.

    Efek alkohol semakin lama semakin terasa, ditambah lagi dengan nafsu yang menggebu menjamah tubuh bu Meliana, benar-benar memabukkan. Mereka bertiga bergantian menjaga pintu kalau-kalau ada yang datang. Mereka agak parno karena pengaruh minuman.. Padahal sudah jam sembilan malam kantor di lantai dua ini sudah kosong dan sepi.

    Aldo merekam kejadian ini dengan hp nya yang diletakkan diatas lemari seberang meja, menyorot ke arah meja. Rico membuka resleting celana mengeluarkan penisnya yang mengeras. Mereka bertiga kini sudah dikuasai nafsu, sehingga tidak memperdulikan mangsanya yang seharusnya mereka hormati. Awalnya mereka hanya berniat meraba tubuh bu Meliana, namun Aldo terus memprovokasi Rico dan Benny,

    “kita ewek aja sekalian bro.. gimana? Kesempatan langka nih” kata Aldo berbisik.

    “Hah!? Gila lu” jawab Beny setengah terkejut.

    “Nanti kalau sadar gimana?” Rico menimpali jawaban Beny.

    Rico yang sebenarnya juga terpikir untuk menikmati tubuh bu Meliana..

    “ahh gampang, kita pake masker proyek aja yang ada di gudang, gih ambilin sana..” jawab Aldo seraya memerintah. Rico yang antusias mengangguk dan langsung keluar menuju gudang. Beny yang semakin horny, mulai mencium dada bu Meliana yang terbuka sampai bagian atas payudaranya.

    Aldo nekat menarik bagian leher blus kebawah sehingga payudara bu Meliana yang masih terbungkus BH menyembul. Beny kaget dan takjub karena ulah Aldo yang nekat itu. Bahkan Aldo kemudian menarik cup BH nya sehingga puting payudara itu kelihatan jelas berwarna merah muda dan cukup besar menggoda, seukuran kacang atom dua kelinci. Langsung saja Aldo menjilat dan mengulum payudara itu. Beny sampai terbengong melihat aksi Aldo yang luar biasa nekat.

    Tidak lama kemudian Rico muncul sambil membagikan masker dan beberapa kain bekas untuk bandana membungkus kepala agar wajah mereka tidak dikenali bila bu Meliana tersadar.

    Mereka bertiga sudah seperti maling yang memakai penutup wajah. Aldo memberi komando untuk saling menjaga pintu ruangan secara bergantian. Rico yang sudah tidak sabar langsung membuka celananya, tetapi bajunya masih dipakai. Rico memegang kedua betis montok bu Meliana dan membukanya sampai mengangkang, lalu Rico naik ke atas meja diatas posisi bu Meliana yang terlentang, dan menggesekkan penisnya di tubuh bu Meliana. Aldo tersenyum melihat ulah Rico.

    Sementara Beny melihat aksi mereka berdua sambil berdiri dekat pintu berjaga-jaga. Beny mengeluarkan hp, merekam aksi tersebut. Kini blus bu Meliana disingkap keatas oleh Rico, tangannya meraba celana dalam bu Meliana, terasa daging bibir vaginanya montok menggoda, lalu Rico menggeser bagian selangkangan celana dalam supaya lebih mudah memasukkan penis ke vaginanya. Sesaat kepala penis Rico menempel bibir vagina bu Meliana, penisnya mengeluarkan cairan bening dan berdenyut keras. Sejurus kemudian penis Rico ditenggelamkan ke dalamnya,

    “ahh.. ” desah Rico merasakan kenikmatan tiada tara.

    Rico berumur 25 tahun dan belum menikah, tubuhnya gendut besar, tingginya 165cm, kulitnya hitam dan banyak bekas koreng. Dia menahan permukaan meja dengan kedua tangan agar tubuhnya yang gendut tidak menindih bu Meliana. Sambil menyodokkan penisnya pelan-pelan. Aldo terkekeh,

    “hehehe.. gaya lu kaya beruang ngentot Co..”.

    Beny tertawa mendengar celaan Aldo. Rico yang sedang asik ikut tertawa sambil terus menggenjot bu Meliana. Tubuh bu Meliana terguncang pelan maju mundur karena goyangan tubuh Rico yang tambun. Aldo memegang tangan bu Meliana yang menggantung di sisi meja, tangan itu halus dan lentik, diciuminya dari jari sampai lengan yang montok itu, kemudian tangan lentik itu diarahkan masuk dalam celana Aldo, digesekkan ke penisnya. Pemandangan diruangan itu sungguh miris, seorang istri pengusaha yang cantik dan berkelas disetubuhi oleh bawahannya yang hanya berstatus kurir. Rico yang dari tadi menggenjot tanpa sadar goyangannya makin kencang membuat kaki meja berderit menggesek lantai ubin, seketika itu bu Meliana tersadar.. matanya membuka pelan. Dirinya masih belum sadar sepenuhnya, yang dirasakan tubuhnya berguncang-guncang, pandangannya buram dan kian jelas dia melihat sesosok pria besar tambun berada di atas tubuhnya yang sedang terlentang. Pandangan bu Meliana semakin jelas, dan dia masih mengumpulkan kesadarannya apa yang sedang terjadi.

    Dia mulai sadar posisinya sedang terlentang, namun dia agak terheran sosok pria diatas tubuhnya yang menggunakan masker dan penutup kepala, pria itu nampak sedang memejamkan mata sambil bergerak maju mundur dihadapan wajahnya. Akhirnya bu Meliana tersadar.. guncangan tubuhnya selaras dengan gerakan tubuh pria itu, dan diiringi vaginanya yang terasa dimasuki benda tumpul secara menyodok-nyodok. Sadar bahwa dirinya tengah disetubuhi oleh pria yang tak dikenal, bu Meliana panik dan bersuara lirih,

    “stop.. please.. stop it..”

    Rico yang sedang asik menikmati sambil memejamkan mata terkejut dengan suara itu, Rico membelalakkan mata dan terkejut bukan main…

    “anjing..! Bu bos udah sadar!” Batin Rico.

    Aldo yang sedang berada di belakang Rico sedang menunggu giliran, terheran melihat Rico tampak terkejut.

    “Kenapa lu Co..?” Tanyanya, dan Aldo sudah bisa menebak kalau bu Meliana tersadar dari pingsannya.

    Rico melompat mundur melepaskan penis dari kemaluan bu Melina. Rico yang mundur turun dari meja badannya terhuyung kehilangan keseimbangan. Bu Meliana berusaha bangkit, tangannya menekuk di samping tubuhnya agar tubuhnya terangkat, walau dengan posisi yang masih terlentang dan mengangkang.

    “siapa kalian!? Mau apa kalian?” teriaknya dengan suara yang masih lirih.

    Perlahan dia mulai mengingat kejadian terakhir sebelum pingsan. Bu Meliana terkejut bukan main setelah melihat pakaiannya tersingkap sampai diatas payudaranya. Apalagi dia melihat sosok pria tambun itu setengah telanjang tanpa memakai celana, sehingga terlihat penisnya yang gemuk dan menegang sekitar 10cm, dengan bulu jembut yang keriting lebat. Bu Meliana hampir tak percaya melihat pemandangan ini. Dia melihat sekeliling ruangan ada dua sosok pria lain yang berdiri disitu dengan menggunakan masker dan penutup kepala sehingga tidak mengenali mereka. Bu Meliana kemudian teringat terakhir sebelum pingsan, sedang memarahi Aldo, Beny, dan Rico.

    “Al.. Aldo..? Beny..?” Tanyanya terbata.

    Rico dan Beny terdiam salah tingkah. Sekonyong-konyong Aldo maju mendekat bu Meliana membekap mulutnya, sambil memberi isyarat pada Rico untuk melanjutkan menyetubuhi bu Meliana. Rico masih agak panik dan ketakutan terlihat ragu. Bu Meliana berontak sekuat tenaga sampai Aldo terdorong mundur. Beny yang juga panik melihat itu segera membantu Aldo untuk membekap bu Meliana. Sesaat mulutnya terlepas dari bekapan, bu Meliana menghardik,

    “lepaskan bajingan..! Kalian kurang aj.. mhff”. Mulutnya terbekap oleh tangan Aldo yang kekar.

    Perawakan Aldo tinggi sekitar 180cm, tubuhnya gagah dan tegap, kulitnya sawo matang dengan tato di lengan kanannya. wajahnya seperti Ahmad Dhani, hanya saja rambutnya cepak seperti ABRI. Umur Aldo sepantaran dengan Beny. Aldo menyuruh Beny memegangi tangan bu Meliana agar tidak berontak. Kemudian Aldo menarik blus biru tua itu sampai sobek, dan memperlihatkan gundukan payudara yang besar dan putih mulus itu bergoyang seperti puding.

    Payudaranya masih terbungkus BH, namun cup BH sebelah kiri terlipat kebawah membuat payudara dan putingnya terlihat jelas. Beny perawakannya kurus, kulitnya putih, wajahnya penuh jerawat, rambutnya cepak seperti jamur dan berwarna kecoklatan, tingginya 170 cm. Umurnya 30 tahun. Tubuhnya yang kerempeng tidak memiliki banyak tenaga untuk membekap bu Meliana yang lebih berisi dan montok. Beberapa detik bekapan tangan Beny terlepas, bu Meliana kembali berteriak,

    “hentikann.. bajingann! Mmpff”

    tangan Beny dengan cepat sudah membekap lagi bibir tipis lembut itu.

    Bu Meliana berontak sekuat-kuatnya, kakinya menendang ke segala arah hingga menyenggol kursi sampai terbentur kaca jendela. Rico menjadi bernafsu melihat bu Meliana yang berusaha memberontak, teringat video porno pemerkosaan yang sering ditontonnya. Di suasana yang panik dan gaduh itu, Rico segera mendekat menangkap kaki bu Meliana yang berontak. Sekitar sepuluh menit kegaduhan itu tiba-tiba di depan pintu ruangan muncul pak Sawan.

    “Ngapain kalian ini!?” bentaknya.

    Pak Sawan mengenali Aldo, Rico dan Beny walaupun mengenakan penutup wajah, dengan melihat postur dan bajunya. Belum selesai pak Sawan keheranan dengan pemandangan itu, Aldo memandang ke arahnya,

    “pak..sini bantuin!” Pak Sawan menurut saja mendekat, dan ketika melihat tubuh bu Meliana yang setengah telanjang meronta, nafsu pak Sawan bangkit. Karena dirinya setengah mabuk, pak Sawan sama sekali tidak takut dengan bu Meliana.

    Pak Sawan sempat ragu antara kebenaran dan kejahatan tapi yang ada dipikirannya sekarang ingin mencicipi tubuh wanita berkelas yang didambakan, terutama karena sosok itu adalah bu Meliana yang membuat pak Sawan selalu menahan air liur setiap kali melihatnya di kantor. Pak Sawan bertubuh tinggi kurus dengan kumis tebal, kulitnya coklat tua agak keriput, umurnya sudah 58 tahun.

    Pak sawan sudah berkeluarga dan memiliki istri lebih dari satu. Pertarungan semakin tidak imbang antara seorang wanita dengan empat orang pria yang sudah seperti kesetanan. Pak Sawan tertawa melihat tubuh bu Meliana yang mulus, tubuh yang selalu menjadi imajinasinya di saat melamun kini ada di depan mata terlentang menggiurkan. Sungguh malang nasib bu Meliana malam itu. Aldo membekap kuat sambil mengancam,

    “bisa diamm?!… atau saya bunuh kamu di sini!”, dengan suara yang diberat-beratkan agar tidak ketahuan jati dirinya.

    Beny memegang tangan kiri bu Meliana dengan kedua tangannya, sedangkan Rico memegang kedua kaki bu Meliana yang dibantu pak Sawan. Sementara Aldo sendiri memegang tangan kanan bu Meliana sambil tangan satunya membekap mulut bu Meliana, kedua pipi bu Meliana terjepit oleh cengkraman Aldo. Dengan posisi itu bu Meliana berusaha meronta terus. Semakin meronta, payudaranya terus bergoyang membuat pak Sawan terpukau. Penis pak Sawan mengeras, matanya yang merah melihat dengan binal.

    “Mampuslah kau kali ini cina pelit” batin pak Sawan.

    Ada ketidak puasan dari hati pak Sawan. Sebagai supir truk pengirim material, Pak Sawan sering tidak masuk kerja sehingga bu Meliana memarahi dan memotong upah hariannya agar lebih disiplin. Namum pak Sawan mendendam. Sifat pak Sawan dan Rico mirip, pemalas dan tidak tau diri bila dirinya melakukan kesalahan. Sering menggerutu, dan tidak pernah mau berubah menjadi lebih baik.

    Dalam hati bu Meliana merasa sedih dan takut, itu terlihat dari matanya yang mulai berkaca-kaca. Dia merasa sangat benci sekali perlakuan tak senonoh ini terjadi pada dirinya, dia memejamkan mata dan menjerit sebisa mungkin sambil meronta.. setelah itu terdiam pasrah.

    Pak Sawan membuka celananya mengeluarkan penisnya yang sudah tegang.. panjangnya 17 cm dan bentuknya bengkok dengan warna kulit yang hitam kecoklatan. Bu Meliana melotot melihat kemaluan pak Sawan, dan meronta lagi. Aldo melihat di atas meja bagian ujung dekat kepala bu Meliana masih ada beberapa alat tulis yang tidak terjatuh ke lantai, Aldo mengambil cutter yang ada di situ, lalu mengancam dengan menekan silet cutter itu di leher bu Meliana yang putih mulus.

    Bu Meliana mulai menangis, hatinya serasa hancur oleh perlakuan oleh bawahannya. BH bu Meliana ditarik paksa oleh pak Sawan dengan kasar sampai putus, payudaranya yang besar dan putih itu bergoyang, lalu dicium bagian dalam cup C BH nya itu. Pak Sawan menghirup wanginya sambil memejam mata. Yang lainnya melihat dengan takjub keberanian pak Sawan.

    Rico tidak mau kalah, dia melepaskan kaki bu Meliana, tangannya meraih celana dalam berenda itu kemudian menarik paksa sampai turun ke lutut bu Meliana. Karena kakinya meronta, sehingga agak susah dilucuti.. Rico menjadi emosi dan menariknya lebih kuat lagi sampai celana dalam itu robek dan terlepas dari kaki bu Meliana. Rico melepaskan masker mulutnya, mencium celana dalam itu sesaat lalu melempar asal ke belakang bersama maskernya.

    Pikirnya masa bodohlah bila wajahnya ketahuan, toh dia merasa yakin bu Meliana tidak mungkin menceritakan aib ini. Pakaian bu Meliana yang mahal itu sudah dilucuti satu persatu. Hanya tersisa rok mini di tubuhnya yang masih tersingkap melingkar di pinggulnya. Suasana semakin panas, mereka mulai meracau.. mengeluarkan bisikan kata-kata serapah bersahutan.

    “Wuih.. memeknya gemukk coyy” Rico menyengir, mukanya merah.

    “Teteknya nih… mantep” kata pak Sawan, sambil meremas dengan kasar payudara kiri bu Meliana.

    Beny yang sedari tadi nafsu kedua tangannya hanya bisa menahan tangan kanan bu Meliana, tidak berani melepas sedikitpun karena tenaganya kurang kuat untuk menahan ronta bu Meliana. Aldo masih tetap menekan cutter di leher itu, sambil tersenyum puas melihat yang lainnya sudah mabuk kesetanan. Bu Meliana kehabisan tenaga meronta terus dan hanya memejamkan mata.

    “Ya Tuhan.. tolonglah hamba Mu ini…” batinnya berdoa… air matanya meleleh di kedua sisi pipinya.

    Karena tenaganya untuk meronta semakin lemah, Beny mulai berani melepas satu tangan pegangannya dari lengan bu Meliana, dia meraba payudara kanan dan berusaha menjilati putingnya tapi tangan bu Meliana menahan leher Beny yang mau menyosor.

    Terdengar suara tangis bu Meliana yang tertahan cengkraman Aldo. Pak Sawan mendorong tubuh Rico untuk menyingkir dari hadapan selangkangan bu Meliana, pak Sawan kini berdiri persis di samping meja menghadap selangkangan bu Meliana, posisinya seperti dokter kandungan yang mau membantu persalinan. Lalu penisnya yang bengkok dan panjang itu di arahkan ke bibir vagina, di tempel dan digesekkan menyisir bulu halus di permukaan vagina. Cairan bening yang keluar dari kepala penis pak Sawan membasahi bulu-bulu itu. Dengan pelan dia memasukkan kepala penisnya itu menembus bibir vagina, sambil mendesah.

    “sshhh… ah” pak Sawan mulai mendorong masuk seluruh batang penisnya.

    Bu Meliana melotot terkejut dan berusaha menjerit sambil melihat ke arah pak Sawan. Vaginanya tidak terlalu sempit, tapi masih terasa rapat dan empuk memijit lembut batang penis yang tenggelam di dalamnya. Pak Sawan mulai menggenjot sambil memegang pinggang bu Meliana dengan kedua tangannya yang kemudian disambut riuh dan tawa suara Rico dan Aldo.

    Beny terpukau nafsu melihat pemerkosaan ini. Bu Meliana menggelengkan kepala menahan sakit di vaginanya. Lalu Aldo melepaskan cengkraman dari mulutnya, tapi cutter masih ditempelkan di leher bu Meliana. Tanpa sengaja leher yang putih mulus itu tergores kecil mengeluarkan sedikit darah saat bu Meliana menggelengkan kepalanya tadi. Kini bu Meliana hanya memejamkan mata dan mendesah kesakitan dengan nada tertahan,

    “ough.. sssh.. oughh..” seiring sodokkan penis pak Sawan.

    Tubuh Bu Meliana yang terlentang di atas meja itu bergoyang maju mundur searah dengan sodokkan dari penis pak Sawan.. dan kedua tangannya masih dipegangi oleh Aldo dan Beny. Pemandangan perkosaan ini sontak membangkitkan gairah yang lainnya.. terutama Rico, dia melihat wajah bu Meliana yang mendesah tak berdaya itu membuat nafsunya tak terbendung. Penisnya ditempelkan ke betis bu Meliana yang tergoyang oleh genjotan pak Sawan. Sudah sepuluh menit pak Sawan menggenjot bu Meliana masih belum juga mencapai klimaks. Pantat pak Sawan terlihat kurus dan kempot bergoyang maju mundur.

    Bu Meliana mulai sedikit terangsang akibat sodokan bertubi-tubi di vaginanya, padahal dipikiran sehatnya sangat tidak ingin birahinya muncul seperti ini, namun respon tubuhnya secara alamiah menjadi terangsang. kedua tangannya yang meronta tak bertenaga itu menjadi mengepal menahan hujaman penis pak Sawan. Payudaranya yang besar dan putih mulus terus berguncang seirama genjotan itu. Pak Sawan terkekeh melihat tubuh indah bos nya,

    “enakkk.. bannggeet… sssih memekmu..aghh” desah pak Sawan dengan nada tergoyang oleh genjotan tubuhnya sendiri.

    Aldo menyimpan cutter di sakunya dan mulai membuka resleting celananya lalu memaksa tangan kanan bu Meliana memegang penisnya yang masih terbungkus celana dalam. Beny yang melihat itu juga ikut-ikutan melakukan hal yang sama. Bu Meliana memalingkan wajahnya ke kiri sampai pipinya menempel di permukaan meja, matanya memejam sampai ekor matanya mengkerut.

    Bibirnya yang tipis dengan warna lipstik merah muda itu merapat erat masuk ke arah mulutnya. Pak Sawan terus mendesah dengan berbisik meracau menghujat bu Meliana berulang kali seolah pelacur. Perasaan bu Meliana sangat kesal dan membenci keadaan ini, harga dirinya semakin hancur namun libidonya menerima semua yang terjadi pada tubuhnya. Beberapa menit kemudian saat pak Sawan mau mencapai klimaksnya, dia mempercepat genjotan sampai desahan bu Meliana menjadi cepat dengan nada yang makin tinggi,

    “ahh.. ahh..”. Kepala bu Meliana menggeleng tidak karuan ke kanan dan kiri, rambutnya semakin acak-acakan.

    Beny yang terus melihat ekspresi wajah bu Meliana menjadi semakin memuncak nafsunya.

    Tiba-tiba pak Sawan memejamkan mata, kepalanya menghadap ke atas dan genjotannya behenti. Cairan maninya menyembur di liang vagina dengan deras. Seketika bu Meliana juga terdiam sambil terus memejamkan mata merasakan air mani pak Sawan menyemprot dinding rahimnya. Bibir manisnya sedikit terbuka merekah melepas letihnya. Tanpa sadar peluh keringat membasahi tubuhnya yang putih mulus. Jam dinding di ruangan itu menunjukkan pukul 9 malam. Suasana kantor sudah sepi sekali. Di luar jendela pemandangannya sudah gelap gulita, hanya terpantul bayangan mereka semua diruangan itu. Beberapa kali ada deringan suara telepon tidak terjawab, di luar ruangan. Rico yang sudah tidak sabar segera merebut posisi pak Sawan,

    “minggir pak.. aku juga mau” selorohnya.

    Lalu pak Sawan terkekeh berjalan sambil menaikkan celananya berjalan keluar ruangan itu. Bu Meliana yang masih terlentang di meja itu, terkejut ketika kedua kakinya ditarik kasar oleh Rico, sehingga meja itu ikut tergeser dari lantai. Bu Meliana melepaskan tangannya dari celana dalam Aldo dan Beny, lalu berusaha membangkitkan sedikit badannya.. sambil menatap Rico yang berdiri tegap didepannya, bu Meliana memelas.

    “stopp.. please..”.

    Rico yang sudah kesetanan oleh nafsu tidak perduli, penisnya yang gemuk pendek itu segera ditempelkan ke bibir vagina bu Meliana. Kepala penisnya sudah mengkilap licin siap menembus kemaluan bos nya, bu Meliana tak berdaya untuk menolak perkosaan lagi

    “aku mohon.. please..” lirihnya.

    Beberapa detik kemudian penis Rico membenam bibir vagina itu.

    “sshhh.. oohhh” Rico mendesah sambil menatap penisnya menerobos kemaluan bu Meliana, bersamaan desah nada tinggi suara bu Meliana seperti tertahan.. “aagh!”…

    Batang penis Rico membobol vaginanya masuk utuh ke dalam. Kedua tangan Rico memegang kedua paha montok bu Meliana seperti menggendong dua buah sak semen disamping pinggangnya yang gendut. Rico menggenjot dengan ganas, goyangannya kasar dan cepat membuat meja bergeser menimbulkan suara berderit-derit. Bu Meliana pasrah, kemaluannya harus menerima serangan lagi dari penis yang berbeda. Aldo mengambil kamera hp nya di atas lemari dan mengambil kursi, lalu duduk disamping pintu ruangan, kakinya menyilang sambil merekam pemerkosaan itu diam-diam. Beny yang belum mendapat giliran menyetubuhi bu Meliana menjadi gusar karena nafsu menggebu. Mukanya merah karena mabuk, lalu membuka masker mulutnya dan mencium bibir bu Meliana dengan paksa. Tangannya mencengkram kedua pipi bos nya itu supaya bibir manisnya berciuman dengan mulutnya yang berbau alkohol. Bu Meliana meronta, ekspresinya seperti mencium bau pesing.

    Lidah Beny menerobos bibir cantik itu dan menjilat-jilat gigi, lidah dan rongga mulut bosnya. Air liurnya membasahi mulut bu Meliana. Tangan bu Meliana menahan dada Beny supaya menjauh darinya.. tapi Beny terus berusaha mencumbu, kadang tangannya meremas payudara kenyal itu. Bu Meliana merasa tidak nyaman dan tubuhnya terus berguncang oleh tubuh Rico yang menggenjot tanpa henti. Beny yang sudah tidak sabar, menurunkan celana jeans dan celana dalamnya bersamaan. Diturunkan hanya sampai lutut, sambil melakukan onani. Kemudian memaksa tangan kiri bu Meliana untuk memegang penisnya yang masih ada kuncup belum disunat. Penisnya lebih panjang dari Rico tapi kurus dengan diameter sekitar 4 cm. Berbeda dengan diameter penis Rico yang mencapai 6 cm.

    Tiba-tiba pintu ruangan dibuka dari luar, muncul pak Sawan membawa pak Beben dan Jodi yang sudah mabuk berat. Mata pak Beben melotot melihat tubuh telanjang bu Meliana yang sedang digenjot terbaring di atas meja. Penisnya langsung tegang. Sedangkan Jodi hanya terbengong polos melihat pemandangan itu. Jodi yang agak idiot tidak berhenti melihat bu Meliana yang telanjang dan melihat Rico menyetubuhinya. Dia teringat adegan video porno dari hp Rico. Rico berkeringat, tubuhnya yang hitam legam basah dan mengkilap seperti babi. Bu Meliana mulai menangis sambil menutup mulut dengan tangannya. Badannya terus terguncang genjotan Rico. Tangan Rico meraih kedua buah dada bu Meliana dan meremasnya dengan gemas. Suara kecipakan terus berbunyi dari vagina dan penis yang beradu.

    “sudaa aah.. hu.. huhu.. ” tangis bu Meliana merengek.

    Bu Meliana sangat tertekan dan tidak percaya kejadian ini menimpa dirinya. Rico menyengir sambil melihat sinis.

    “sekarang cengeng lu ya… bu.. hughh ughh” ejek Rico sambil sesekali penisnya disodokkan dengan kuat.

    Pak Sawan menyender di pintu dengan teler berat. Sedangkan pak Beny dan Jodi masih terpesona melihat pemerkosaan itu. Sepuluh menit Rico menggenjot lalu mulai meracau.

    “aghh.. memek.. memekkkk!”. Kedutan dalam vagina membuat Rico semakin mempercepat genjotan dengan kuat hingga bu Meliana menjerit kesakitan.

    “auhh.. akh!”.. tubuhnya terguncang-guncang dengan cepat.

    Lalu genjotan Rico berhenti dan melenguh panjang, “ahhhhh… ssshhhh.. ahh!”

    Seketika air mani Rico menyembur di dalam liang vagina yang hangat dan basah itu. Semprotannya kelihatannya nampak banyak, karena pantat Rico terlihat bekedut cukup lama sampai sepuluh detik. Kemudian penisnya dilepaskan keluar dari mulut vagina itu diikuti cairan putih kental keluar mengalir dari bibir vagina bosnya. Anak-anak lain bersorak dan tertawa. Belum selesai bu Meliana melepas lelah. Beny segera menarik pinggang bu Meliana dari samping, menarik tubuh wanita montok itu ke pinggir meja dan membalikkan tubuh sintal itu sampai bu bu Meliana tengkurap di atas meja tapi bagian pantatnya di pinggir meja, kedua kaki indahnya jatuh menyentuh lantai, berdiri lemas. Payudaranya terlihat dari samping terjepit dengan meja dan tubuhnya yang mulus..

    Posisi yang dikehendaki Beny adalah dogy style. Beny tidak sabar memasukkan penisnya ke vagina bosnya yang gemuk dengan bulu-halus yang sudah sangat basah. Sebelumnya Beny mengelap selangkangan bu Meliana dengan baju kemejanya lalu kemejanya digulung ke atas agar tidak menghalangi penisnya. Setelah itu kedua tangan Beny memegang pinggang ramping bosnya sambil menyingkap rok mininya yang masih melingkar di pinggangnya dan mulailah kepala penis Beny dicelupkan. Kedua tangan bu Meliana berpegangan ke dua sudut meja sambil menangis dan pasrah karena dia tahu apapun yang diucapkan tidak akan digubris oleh pria-pria yang sudah dikuasai nafsu.

    Beny berbisik pelan “maaf bu Mel.. aku pengen banget sama kamu” diiringi penisnya yang menembus ke dalam vagina.

    Wajah Beny merah padam mabuk sambil menyengir. Bu Meliana hanya mendesah sambil menangis.

    “auhh.. huu.. hu hu.”

    Pantatnya yang putih besar dan kenyal dicengkram Beny dengan gemas sambil diguncangkan. Kini wajah bu Meliana menghadap arah pintu ruangan dimana pak Beben, pak Sawan dan Jodi berdiri menatapnya. Hatinya begitu pilu membayangkan semua karyawannya ini akan menyetubuhi dirinya bergantian. Wajah cantik berkeringat bergerak maju mundur karena sodokkan penis Beny dibelakangnya. Tubuh putih mulusnya yang tengkurap diatas meja memperlihatkan garis bentuk tubuhnya yang sintal dari belakang, pinggangnya kecil, pinggulnya melebar, dengan pantat yang besar dan montok, Beny sangat menikmati pemandangan itu, hanya tersisah rok mini yang masih melilit di pinggang mungil itu. Lalu Beny menarik rok itu dengan kasar, nafsunya tak terkontrol, merobek rok itu dan melempar ke samping meja. Rico yang sudah puas, duduk di kursi milik bu Meliana. Sedangkan Aldo dari samping hanya duduk tenang dengan wajah merah memandang pembantaian ini. Wajahnya menyeringai melihat aksi teman-temannya. Pak Beben agak ragu sambil maju membuka celananya, terlihat celana dalamnya yang dekil ada sedikit sobek-sobek memperlihatkan tonjolan penisnya yang tidak kalah besar dari milik Rico. Jalannya sedikit terhuyung mendekat wajah bu Meliana yang sejajar dengan tinggi posisi penisnya. Lalu pak Beben mengeluarkan batang penisnya yang berurat warna coklat kehitaman dengan urat yang banyak, panjangnya 15 cm dengan diameter 6 cm. Disekelilingnya ditumbuhi bulu lebat kasar. Bu Meliana melihat penis itu dari dekat sudah ketakutan dan panik tapi tidak tahu harus berbuat apa. Dia membayangkan penis yang lebih besar dari milik suaminya itu juga akan masuk ke vaginanya. Hatinya semakin tergores karena dirinya kini menjadi pemuas nafsu para bawahannya bahkan kelas terbawah yang tidak berpendidikan. Pak Beben menyodorkan penis ke bibir mungil bu Meliana supaya di oral. bu Meliana memejamkan mata dan merapatkan bibirnya.

    Namun pak Beben menjepit hidungnya yang putih mancung sehingga bu Meliana sulit bernafas dan terpaksa membuka mulutnya langsung saja penis gemuk dan kekar itu menerobos masuk sampai bu Meliana tersedak, seluruh batangnya disodokkan ke dalam rongga mulut. Ditambah sodokkan Beny dari belakang sehingga membuat penis pak Beben menembus makin dalam ke kerongkongan bu Meliana. Seketika bos cantik itu terbatuk gelagapan, matanya merah berair. Beny yang menggenjot dengan posisi berdiri itu mulai kelelahan, kemudian dia merebahkan tubuhnya ke punggung bu Meliana dengan posisi masih doggy style. Sodokkannya bergerak pelan, sambil mengatur nafas. wajahnya diusapkan ke pundak putih mulus itu. Beny melepaskan ikatan rambut bu Meliana sehingga rambut itu tergerai membuat wajah bu Meliana nampak sensual dengan keringatnya.

    Dengan posisi yang diserang depan belakang, bu Meliana sangat tersiksa sampai pandangannya buram dan nafasnya sesak. Pak Beben terus asik menyodokkan penis ke mulut wanita itu tanpa perduli keadaannya. Dan tak lama kemudian bu Meliana pingsan dengan posisi itu. Bukannya malah kasihan justru pak Beben malah menjambak rambut bu Meliana agar kepalanya tetap tegak dan terus menyodokkan penisnya.

    Tidak sampai sepuluh menit Beny mulai orgasme, kemudian dengan kedua tangan menahan permukaan meja, dia membangkitkan tubuhnya yang menindih punggung bu Meliana. Keringat di dadanya yang kerempeng itu menetes jatuh di punggung bu Meliana. Penisnya terus memompa vagina, suaranya berkecipakan. Beny membungkukkan kepala melihat penis yang tenggelam tertutup pantat putih besar. Pantat bu Meliana itu seperti bantal yang empuk ketika sodokan berlangsung, pantat montok itu tertekan kenyal sekali oleh dorongan bagian perut bawah, pangkal penis Beny. Dan tak lama kemudian Beny terdiam di posisinya memandang terus pantat putih mulus itu. Dia merasakan air maninya menyemprot deras di dalam liang vagina bosnya yang cantik. Setelah tuntas menyemprotkan air maninya. Beny mencabut penisnya dan duduk di lantai kelelahan, nafasnya tersenggal. Rasanya nikmat sekali. Pak Beben juga mencabut penisnya, kemudian membalikkan tubuh bu Meliana yang pingsan itu dan mencium-cium buas payudara bosnya. Ruangan yang berantakan segera dirapikan. Mereka beres-beres mematikan lampu ruangan dan meninggalkan ruangan itu. Bu Meliana tersadar kembali, pandangannya remang-remang buram melihat cahaya lampu kuning. Suasana pengap dan panas. Perlahan pandangannya semakin jelas. Dia melihat sosok pria besar dan kekar.

    Ya.. pria itu tak lain adalah pak Beben. Sosoknya tinggi besar dan kekar. Pak Beben adalah bagian instalasi kelistrikan. Umurnya 55 tahun. Warna kulitnya cokelat gelap kehitaman. Hidungnya besar dan pesek. Kepalanya botak hanya menyisakan rambut di samping kepalanya. Bu Meliana merasakan tubuhnya masih terus berguncang. Lama-lama kesadarannya pulih. Dia melihat dirinya sedang terlentang di kasur yang terletak di lantai ubin. disetubuhi pak Beben. Seketika itu juga bu Meliana merengek mencoba menangis walaupun air matanya kering tidak ada yang keluar. Hanya lirih sambil menatap pak Beben,

    “stop… hu.. hu.. stoop. Pleasee… uhuu hhu.” mohonnya memelas.

    Kini bu Meliana sadar dirinya berada di gudang lantai satu. Di sekeliling ruangan itu ada Aldo, Beny, Rico, pak Sawan dan Jodi. Mereka semua duduk lesehan di lantai mengelilingi pak Beben dan bu Meliana yang bersenggama. Tiba-tiba bu Meliana merasakan cairan panas menyembur di dalam liang vaginanya. Menyembur deras di dinding rahim. Wajah pak Beben saat itu merem melek dengan melongo kenikmatan sambil mendesah panjang.

    “Oohh..! Sshhh..”.

    Lalu merebahkan dirinya ke tubuh bu Meliana. Tubuhnya yang berat dan berkeringat bau apek sekali. Bu Meliana sampai mual dan sesak nafas tertindih pak Beben yang bongsor. Penisnya masih terasa menancap di dalam vagina berdenyut-denyut pelan. Bu Meliana berusaha mendorong tubuh tambun pak Beben dengan sekuat tenaga. Pak Beben hanya diam saja, sengaja bermalasan menimpa tubuh bos nya. Kemudian berusaha mencium bibir mungil cantik itu. Bu Meliana merasa jijik memalingkan muka. Sampai akhirnya pak Beben menyerah, mencabut penisnya dan berdiri melangkah mundur, bersandar dinding dan jongkok mengatur nafas, kelelahan.

    Dirinya merasa sudah hina menjadi pelacur para supir, tukang, dan kurir. Bu Meliana membenci dirinya. Dia membenci libidonya yang terbangkitkan oleh pemerkosaan atas dirinya. Dia merasa jijik dan tidak berharga lagi. Pandangannya sayu seakan kehilangan semangat, harapan dan masa depan perusahaannya. Aldo dan Rico kemudian mendorong tubuh Jodi, anak idiot yang bekerja sebagai Office Boy di kantor itu. Pak Sawan juga mendorong menyuruh Jodi melakukan gilirannya. Bu Meliana sampai sedih membayangkan dirinya masih harus diperkosa lagi, bahkan oleh Jodi, OB nya yang idiot itu. Teringat ibu kandung Jodi yang bekerja sebagai pembantu di rumah mewahnya. Perasaannya canggung melihat dirinya yang telanjang dipelototi oleh Jodi, anak pembantunya. Jodi hanya garuk-garuk kepala melihat bu Meliana, kemudian menoleh ke belakang melihat Aldo dan lainnya. Dia tersipu malu, cengar-cengir.

    “Jodii.. jangan.. kamu anak baik Jodi..” bu Meliana berusaha menyadarkan Jodi yang sudah jongkok di hadapannya.

    Jodi membungkuk melihat vagina, dia terheran dan takjub selama ini hanya nonton video porno.. kini di depan matanya terpampang persis dengan yang di lihatnya di video, benda yang membawa kenikmatan. Tangannya menunjuk pelan mencoba menyentuh bibir vagina yang basah itu. Jodi cengar cengir menoleh lagi ke belakang melihat teman-temannya. Lalu menoleh ke arah bu Meliana sambil tersenyum malu-malu.

    “Jodi.. tolong.. jangan jahat sama ibu” bujuk bu Meliana yang ketakutan akan di nodai oleh orang idiot.

    Jodi bisa dibilang memiliki fisik yang agak aneh, lain dari manusia normal. Bentuk tulang punggungnya tidak lurus,dan ada tonjolan daging besar yang bengkok di punggungnya. Tingginya 150 cm, kulitnya putih seperti albino, dan kurus sekali, matanya besar seperti orang melotot, rambutnya berwarna kuning dan tumbuh sedikit, seperti sapu ijuk. Bentuk gigi tidak beraturan. Umurnya 21 tahun. Namun bagaimanapun juga sebenarnya Jodi anak yang lugu. Tidak mengetahui mana yang buruk dan mana yang baik. Pergaulanlah yang membentuk perilaku Jodi. Bu Meliana merasa jijik sekali ketika Jodi telanjang hanya menggunakan celana pendek. Tubuhnya kelihatan aneh baginya. Sehingga bu Meliana berusaha menghindar sampai mepet ke dinding. Aldo dan kawan-kawan lainnya mulai riuh. Lalu mulailah mereka memegang kaki dan tangan bu Meliana agar tidak berkutik. Pak Beben dan Beny memegang kedua tangan bu Meliana, pak Sawan dan Rico memegang kedua kakinya, sedangkan Aldo merekam peristiwa ini dengan kamera hp. Bu Meliana menjerit sejadinya, namun posisi kantor ruko ini terletak di bagian blok paling dalam dan ujung, apalagi suasana daerah itu sudah sangat sepi. Waktu sudah menunjukkan jam satu subuh. Semua bersorak kepada Jodi.

    “Jodi… Jodi… Jodi….”, memberi semangat agar Jodi melakukan senggama dengan bosnya.

    Bu Meliana dengan wajah ketakutan dan terus meronta. Ingin menangis namun tak ada lagi air mata yang keluar.

    “Jo… Jodi… please.. jangan lakukan ini sama ibu..! teriaknya.

    Karena terus menjerit, pak Beben mengikat mulut bu Meliana dengan lap bekas di rak besi. Bu Meliana terus berusaha meronta, payudaranya, pahanya bergoyang kenyal. Jodi hanya cengar cengir melihat bu Meliana lalu Jodi menurunkan celananya yang disambuh riuh anak-anak.

    “assoy…. Jodii… Jodii… ayoo!”.

    Mereka semua terkejut melihat kemaluan Jodi, ukurannya kurang normal, dengan panjang 18 cm dan diameter sekitar 7 cm. Warnanya seperti albino bercorak atau seperti kulit babi. Penis Jodi tegang dan berminyak.

    Bu Meliana melihat sampai gemetaran. Jodi tidak sadar apa yang sedang dilakukannya. Semua temannya menghasut bahwa melakukan senggama dengan wanita dewasa akan menjadi hebat, pintar, dan lain-lain. Semua mempengaruhi jalan pikiran Jodi yang setengah mabuk itu. Seketika Jodi menempelkan penisnya di bibir vagina bu Meliana dan ia meneteskan liur sambil berteriak.

    “hoohh! Hoohhh!..” wajahnya seperti anak kecil yang akan mencoba mainan baru yang diimpikan.

    Sesaat kepala penis Jodi yang bulat mengkilap mulai menerobos liang vagina bu Meliana semakin meronta dengan sekuat tenaga. Tapi apa daya, anak-anak memegang dengan kuat, hanya begoyang kesana kemari yang malah membuat Jodi semakin nafsu melihat buah dada putih mulus yang kenyal itu. Bu Meliana menjerit sekeras-kerasnya dengan mulut terikat kain lap bekas.

    “Hmmffff!!!!” Dengan wajah ketakutan dan sakit.

    Sejurus kemudian seluruh batang penis Jodi dibenamkan seluruhnya..

    “hhmmmff!!!” Jerit bu Meliana yang menahan sakit, matanya melotot, badannya kejang.

    Jodi merasakan kenikmatan yang belum pernah dia rasakan seumur hidupnya di usia yang sekarang ini. Jodi menggenjot sambil matanya memutar ke atas, hanya terlihat putih bola matanya, air liurnya keluar menetes di perut bu Meliana.

    “Aargghh… arrghhhhh.!” Desah Jodi merasakan nikmat persetubuhan.

    Lalu Jodi menjilat dan mengulum payudara bu Meliana. Gerakan senggama Jodi agak kaku dan aneh, tapi Jodi sangat menikmatinya. Sementara anak-anak yang lain masih memegangi kaki dan tangan bu Meliana sambil menyoraki Jodi. Kali ini air mata bu Meliana bisa keluar lagi, dia menahan sakit di kemaluan, dinding rahimnya serasa mentok dan akan tertembus oleh penis Jodi. Tangan Jodi meremas-remas payudara yang besar dan kenyal itu dengan gemas. Lalu menciumi dada, leher, ketiak bu Meliana. Suara tangisan tertahan ikatan kain lap itu terdengar pilu.. Beny sempat merasa kasihan pada bos nya yang cantik itu. Anak-anak yang lain justru bersemangat.

    “Ayoo Jodi… genjoot terosss!” Teriak Rico.

    Pak Sawan terkekeh sambil berbisik.. “yang kenceng Jod… memek amoy nih.. barang langka”

    Bu Meliana yang merasa tersiksa, pelan-pelan mulai merasakan suatu yang aneh, sebenarnya sangat tabu di otaknya. Yaitu menjadi terangsang.

    Libidonya meninggi, vaginanya sudah beradaptasi dengan penis Jodi. Karena sebelumnya pun telah diserang oleh penis-penis yang lain, maka dirinya seperti dipermainkan oleh libido. Bu Meliana memejamkan mata, kepalanya membanting ke kanan dan ke kiri. Tangannya mengepal dan tanpa disadari kakinya berusaha memeluk paha Jodi yang kurus itu.

    Perlahan-lahan yang lainnya mulai melepaskan pegangan bu Meliana sambil menonton dengan nafsu. Pak Sawan yang sudah menikmati lebih dulu, kini terangsang lagi. Penisnya dikeluarkan dari celana dan mulai mengocok, begitu pula Rico dan pak Beben. Kedua tangan bu Meliana mencengkram kasur lantai itu dengan dua tangan, kepalanya terus menggeleng ke kanan dan ke kiri, pergumulan hebat antara otak dan nafsu dalam dirinya. Jodi terus berteriak seperti orang gila merasakan nikmat. Sementara pak Beben membuka ikatan mulut bu Meliana kemudian mengarahkan penisnya pada mulut indah bosnya. Menggesekkan di bibir sensual itu sambil mendesah

    “ayo issep dong bu.. sshhh”

    penisnya mengeras mengeluarkan cairan bening. Bu Meliana memalingkan muka ke kiri, namun di sebelah kiri, ada penis Rico juga sedang menunggu persis di depan wajahnya.

    “Ka ka.. kali ian ba.. ji. ingan!” Lirih bu Meliana nadanya terputus karena genjotan Jodi.

    Terpaksa juga akhirnya penis Rico yang beruntung berhasil membobol mulut bu Meliana. Rico merasa enak sangat, penisnya masuk di mulut bos cantiknya. Terasa hangat dan sentuhan lidah, gigi. Terasa nikmat.

    “Aghh.. enak bu.. enakk” desah Rico sambil memejamkan mata dan menahan kepala bu Meliana supaya tidak melepaskan penis dari mulutnya.

    Beberapa saat kemudian pak Sawan menahan Jodi untuk ganti posisi.

    “Tahan Jod.. bentar” sambil menarik pelan tubuh Jodi sehingga penisnya terlepas dari vagina.

    Mereka semua berpikiran sama menikmati bu Meliana bersamaan.

    pak Beben berseloroh, “indahnya berbagi..” sambil menyengir lebar.

    Posisi pak Beben terlentang di kasur lapuk itu, lalu bu Meliana digot
    ong ditelentangkan di atas tubuh pak Beben. Jodi tetap melakukan posisi misionaris, di hadapan bu Meliana, penisnya dimasukkan lagi ke dalam vaginanya. Pak Beben yang tertindih tubuh montok bu Meliana semakin buas. Pantat bu Meliana yang besar dan montok menekan penisnya.

    “Aghh.. enak banget bokong lu bos…” sambil berusaha memasukkan penis ke liang dubur bosnya.

    Belum sempat bu Meliana bersuara, mulutnya kembali disodok oleh penis Rico. Sambil mencengkram pipinya agar tetap pada posisi mengoral penis Rico. Bu Meliana mulai terhanyut dalam buasnya nafsu para bawahannya ini. Bau tak sedap dan apek di gudang itu mulai kalah oleh nafsunya yang makin memuncak. Tidak lama kemudian Jodi sudah ejakulasi. Dia teriak seperti orang hutan.

    “Argghh… hohhh… hohh” matanya membelalak, tubuhnya menegang, air maninya deras menyemprot liang vagina bu Meliana.

    Sementara pak Beben yang dibawah tubuh bu Meliana terus menggenjot dan Rico terus menyodok penisnya. Bu Meliana sudah terhanyut menikmati dirinya tenggelam dalam hinaan dan nista. Walaupun merasakan sakit pada beberapa bagian tubuhnya, ia mencoba menikmati. Jodi setelah ejakulasi, badannya terhiyung ke belakang dan terjatuh.

    “Hahahha… mantaappp Jodiii…” teriak pak Sawan.

    Jodi seketika lemas dan tiduran di lantai kehabisan tenaga. Lalu pak Sawan segera mengambil alih posisi Jodi tadi. Penisnya segera dimasukkan ke vagina bu Meliana..

    “Bu.. satu lagi nih.. kangen..” sambil menenggelamkan penisnya ke mulut vagina yang sudah basah dan licin itu. namun hebatnya liang vagina itu masih terasa menjepit hangat walaupun tidak sesempit awal diperkosa. Pak Sawan mendesah mengejek

    “aduhhh… enak banget memek cina” sambil menyodok penisnya dalam-dalam.

    Pak Beben yang berada dibawah tubuh bu Meliana menciumi leher putih mulus itu. Kedua tangannya meremas payudara bu Meliana dari belakang sambil terus mengucapkan kata-kata kotor yang dibisikkan dekat telinga bu Meliana..

    “Enakk kan bu.. kontol kita orang.. sshhh..” sambil menggoyang tubuh montok itu di atas dirinya.

    “Lobang pantat lo juga nikmat lho bu.. shhh ahh”

    Bu Meliana hanya terdiam karena mulutnya penuh dengan penis Rico.

    Pantat bu Meliana yang besar terasa empuk dan kenyal di pangkal kemaluan pak Beben. Kadang penis pak Sawan dan pak Beben bersentuhan saat menggenjot, karena jarak lubang kenikmatan yang berdekatan itu. Beny hanya berdiri menonton saja. Dirinya menunggu giliran sambil mengocok penisnya. Sambil melihat Aldo, bertanya.

    “Kok lu ga ngewe sih Do?”..

    Aldo masih terus merekam sambil mendekat Beny.

    “Gua udah pernah perkosa bu Mel sebelumnya” sambil menyengir.

    Beny terkaget.. “hah!? Kok bisa? Kapan Do? ” tanyanya hampir tak percaya.

    Aldo menjawab..” di rumahnya waktu gua masih kerja sama orang masang CCTV di rumahnya”.

    Beny masih terbengong, lalu Aldo menyeletuk.

    “lu pikir gimana gua bisa masuk kerja di sini?” Seraya tertawa tergelak.

    Tiba-tiba Rico berteriak sambil mengejang.

    “Ahhh. Anjing.. gw mau keluar… gw mau keluar!” Sambil menjambak rambut bu Meliana.. penisnya dikeluarkan dari mulut bos nya.. dan diarahkan ke wajahnya. Kemudian air mani Rico menyemprot hidung, mata, dahi bu Meliana tidak beraturan.

    “Ahh… anjing! Enak bangeett” desah Rico sambil terus mengocokkan penisnya.

    Disusul kemudian pak Beben.. “arghhh… nikmattt banget sih lu, cina” lirihnya menikmati ejakulasi di dalam dubur wanita berkelas itu.

    Bu Meliana hanya memejamkan mata dan mendesah “ughh.. shhhh”.

    Rico kemudian duduk di pinggir ruangan, lemas, mengatur nafas. Lalu pak Sawan menarik bu Meliana ke sudut ruangan seolah kini tubuh bosnya itu sekarang adalah miliknya seutuhnya. Pak Sawan mendorong bu Meliana ke tumpukan kardus di sudut ruangan itu, lalu mulai menghujamkan lagi penisnya dari belakang dengan posisi dogy style. Kedua tangannya memegang pinggang bu Meliana yang sintal. Payudara terlihat dari samping terjepit antara kardus dan tubuh pemiliknya terlihat kenyal dan menggemaskan. Sesekali pak Sawan menampar pantat besar mulus itu hingga memerah. Bu Meliana hanya mendesah “aghh..!” setiap kali ditampar, pantat besar itu bergoyang. Sambil terus menggenjot pak Sawan mengeluarkan kata kasar sambil mendesah.

    “Ahh shhh. Memekk ibu enak banget.. shhhh”

    Tangan kanannya meraih rambut bu Meliana dan menjambak seperti koboi yang menunggangi kuda dan menarik tali kekang.

    bu Meliana yang sudah terhanyut dalam nafsu tabu ini juga meracau..

    “Aghh.. bang.. bangsat ka kalian…” terbata-bata oleh genjotan pak Sawan.

    “Puas ka.. kaliannn… mem.. per perkosssa sa saya..”

    “Puas bu.. sshhh… ahh.. enak banget sih memekk mu.. sshh.. ahh” balas pak sawan merem melek sambil menggenjot.

    Tangan kiri pak Sawan meraba paha putih montok itu sambil meremas, tangan kanannya kembali memegang pinggangnya yang kecil. Seluruh daerah tubuh bu Meliana dijamah dengan meremas.

    Jodi, Rico, dan pak Beny tak disangka telah ketiduran di lantai. Karena kelelahan dan mabuk. Setelah 10 menit, pak Sawan mulai klimaks, mencabut penis dan menarik lengan bu Meliana agar berbalik badan. Menyuruhnya jongkok. bu Meliana tidak sadar menuruti saja. Lalu disemprotkannya air mani itu ke buah dada bu Meliana sambil mengoleskan penisnya di payudara putih mulus itu. Sesaat penis dioleskan, masih ada dua kali semprotan air mani terakhir membasahi leher dan dada bosnya.

    “Sshh ahhh… enak banget mekmekk lu bos.. sumpah.. shhh ah”. Desah pak Sawan sambil mengocokkan penis yang sudah ejakulasi.

    Saat itu Aldo sudah tidak ada di ruangan. Entah kemana.

    Bu Meliana sudah sangat lelah, tubuhnya berantakan tidak karuan, air mani pada wajah, rambut, dada, leher, payudara, lengan karena bekas semprotan. Beny ingin menyetubuhi lagi namun agak jijik dengan air mani di tubuh bu Meliana. Sehingga Beny hanya menyuruh bu Meliana melakukan oral pada penisnya. Awalnya bu Meliana agak menolak, namun akhirnya dilakukan juga walau kelihatan terpaksa. Posisinya bu Meliana duduk di lantai menyandar tembok, dan Beny berdiri di hadapannya, kedua tangannya menahan tembok seperti hendak push up. Bu Meliana mulai membuka bibirnya lidahnya keluar menjilat ujung kepala penis Beny.

    “arghh.. ssshhhhh” Beny terasa luar biasa merasakan nikmat.

    Karena bu Meliana mungkin merasa horny juga. Mengulum penis Beny dengan lembut, bibirnya rapat mengunci celah di pinggiran sekeliling penis lalu bergerak menyedot maju mundur perlahan. Lidahnya menjilat bagian bawah batang penis di dalam mulutnya. Sesekali terdengar liur menelan ludah di dalam mulut bu Meliana. Kedua tangan bu Meliana berpegangan pada paha Beny.

    “Ahh.. shhhh.. enak bu… shhh.. enakk”. desah Beny terus menerus.

    Beny menggoyangkan sedikit pantatnya maju mundur agar penisnya bermain dengan gerakan mulut bu Meliana. Tidak sampai 7 menit, Beny berteriak sambil berbisik.

    “Sshhh… mau keluarr bu.. shhhh”.

    Tangannya memegang kepala bu Meliana menahan agar penisnya tetap di dalam mulut dan air mani Beny keluar banyak di dalam mulut bos nya.

    “shhh.. agghhh.. shhhh” Beny terus mendesah selama air maninya menyemprot.

    Bu Meliana agak gelagapan dengan air mani Beny yang terus menyembur. Setelahnya, Beny mencabut penis perlahan keluar dari mulut bu Meliana sampai cairan kental membentang jarak antara kepala penis dan bibir mungil itu seperti keju mozzarella.

    Lalu Beny tiduran dekat tumpukan kardus sambil mengatur nafas. Mereka semua mabuk dan kelelahan, semua tidur di gudang itu bersama-sama. Hanya bu Meliana yang tidak bisa tidur. Mereka tidak perduli pada bu Meliana, karena semua yakin bahwa bu Meliana tidak akan menceritakan aibnya sendiri. Akhirnya bu Meliana pergi keluar gudang sendirian menuju kamar mandi membersihkan diri dan pulang. Dirinya sudah tidak ada semangat hidup lagi namun ada keganjalan. Ya.. libidonya menimbulkan candu dalam hatinya.

  • Cerita Sex Sedarah Ternyata Adikku Mengandung Benihku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sex Sedarah Ternyata Adikku Mengandung Benihku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1973 views


    Perawanku – Pada waktu sore rumah sedang kosong; bonyok lagi pergi dan kebetulan pembantu juga lagi nggak ada. Adek gua lagi pergi. Gua nyewa VCD bokep xxx dan x2. Gua seneng bgt, karena gak gangguan pas lagi nonton. Cerita x2 di VCD itu kebetulan bercerita tentang sex antara adek dan kakak.

    Gila bgt deh adegannya. Gua pikir kok bisa ya. Eh, gua berani gak ya ngelakuin itu ama adek gua yang masih SMP? tapi khan adek gua masih polos bgt, kalo di film ini mah udah jago and pro, pikir gua dalam hati.

    Lagi nonton plus mikir gimana caranya ngelakuin ama adek gua, eh, bel bunyi. Wah, teryata adek gua, si Dina ama temennya dateng. Sial, mana filmnya belum selesai lagi. Langsung gua simpen aja tuh VCD, trus gua bukain pintu. Dina ama temennya masuk. Eh, temennya manis juga lho.“Dari mana lo?” tanya gua. “Dari jalan donk. Emang kaya kakak, ngedekem mulu di rumah,” jawabnya sambil manyun. “Gua juga sering jalan tau, emang elo doank. Cuman sekarang lagi males,” kata gua. “Oh iya, kak. Kenalin nih temen gua, namanya Anti. temen sekelas gua,” katanya. akhirnya gua kenalan ama tuh anak. Tiba-tiba si Dina nanya.“liat VCD Boyzone gua gak?” “Tau’, cari aja di laci,” kata gua. Eh, dia ngebuka tempat gua naro VCD bokep. Gua langsung gelagapan.“Eh, bukan disitu…” kata gua panik. “Kali aja ada,” katanya. Telat. Belum sempet gua tahan dia udah ngeliat VCD xxx yang covernya lumayan hot itu, kalo yang x2 sih gak pake gambar. “Idih… kak. Kok nonton film kaya begini?” katanya sambil mandang jijik ke VCD itu. Temennya sih senyam-senyum aja. “Enggak kok, gua tadi dititipin ama temen gua,” jawab gua bohong. “Bohong bgt.Ngapain juga kalo dititipin nyasar ampe di laci ini,” katanya.“Kak, ini film jorok kan? Nnnggg… kaya apa sih?” tanyanya lagi.

    Gua ketawa aja dalam hati. Radi jijik, kok sekarang malah penasaran.“Elo mo nonton juga?” tanya gua. “Mmmmm…. jijik sih… tapi… penasaran kak…,” katanya sambil malu-malu. “Anti, elo mo nonton juga gak?” tanyanya ke temannya. “Gua mah asyik aja. Lagian gua udah pernah kok nonton film kaya begitu” jawab temannya.“Gimana… jadi nggak? keburu mama ama papa pulang nih,” desakku. “Ayo deh. Tapi kalo gua jijik, dimatiin ya?” katanya. “Enak aja lo, elo kabur aja ke kamar,” jawab gua. Lalu VCD itu gua nyalain. Jreeeeng… dimulailah film tsb. Gua nontonnya sambil sesekali mandangin adek gua ama temennya. Si Anti sih keliatannya tenang nontonnya, udah expert kali ya? Kalo adek gua keliatan bgt baru pertama kali nonton film kaya begitu.Dia keliatan takut-takut. Apalagi pas adegan rudalnya cowo diisep. Mana tuh rudal gedenya minta ampun. “Ih, jijik bgt…” kata Dina. Pas adegan ML kayanya si Dina udah gak tahan. Dia langsung kabur ke kamar.“Yeee, malah kabur,” kata Anti. “Elo masih mo nonton gak?” tanya gua ke si Anti. “Ya, terus aja,” jawabnya. Wah, boleh juga nih anak. Kayanya, bisa nih gua main ama dia. Tapi kalo dia marah gimana? pikir gua dalem hati. Ah, gak apa-apa kok. Gak sampe ML ini. Sambil nonton, gua duduknya ngedeket ama dia.Dia masih terus serius nonton. Lalu gua coba pegang tangannya.

    Pertama dia kaget tapi dia nggak berusaha ngelepas tangannya dari tangan gua. Kesempatan besar, pikir gua . Gua elus aja lehernya. Dia malah memejamkan matanya. Kayanya dia menikmatin bgt. Wow, tampangnya itu lho… manis!! Gua jadi pengan nekat. Waktu dia masih merem, gua deketin bibir gua ke bibir dia. Akhirnya bersentuhanlah bibir kita. Karena mungkin emang udah jago, si Anti malah ngajakin french kiss. Lidah dia masuk ke mulut gua dan bermain-main di dalem mulut.Sial, jagoan dia daripada gua. Masa gua dikalahin ama anak SMP sih. Sambil kita berfrench kiss, gua berusaha masukkin tangan gua ke balik bajunya. Nyari sebongkah buah dada imut. Ukuran toketnya gak begitu gede, tapi kayanya sih sexy. Soalnya badan si Anti itu gak gede tapi gak kurus, dan tubuhnya itu putih. Begitu ketemu toketnya, langsung gua pegang dan gua raba-raba. Tapi masih terbungkus ama bra-nya.“Baju elo gua buka ya?” tanya gua. Dia ngangguk aja sambil mengangkat tangannya ke atas. Gua buka bajunya. Sekarang dia tinggal pake bra warna pink dan celana panjang yang masi h dipake.Shit!! kata gua dalem hati. Mulus bgt! Gua buka aja bra-nya. toketnya bagus, runcing dan putingnya berwarna pink. Langsung gua jilatin toketnya… dia mendesah… Gua jadi makin terangsang.


    Gua jadi pengan ngent*tin dia. Tapi gua belom pernah ML jadi gua gak berani. Tapi kalo sekitar dada aja sih gua lumayan tau. Gimana ya? Tiba-tiba pas gua lagi ngejilatin toketnya si Anti, adik gua keluar dari kamar. Kita sama-sama kaget. Dia kaget ngeliat apa yang kakak dan temennya perbuat. Gua dan Anti kaget pas ngeliat Dina keluar dari kamar.Si Anti buru-buru pake bra dan bajunya lagi. Si Dina langsung masuk ke kamarnya lagi. Kayanya dia shock ngeliat apa yang kita berdua lakuin. Si Anti langsung pamit mo pulang.“Bilang ama Dina ya…. sorry,” kata Anti. “Gak apa-apa kok,” jawab gua. Akhirnya dia pulang. gua ketok kamarnya Dina. Gua pengen ngejelasin. Eh, dianya diem aja. Masih kaget kali ya, pikir gua. Gua tidur aja, dan ternyata gua ketiduran ampe malem. Pas kebangun, gua gak bisa tidur lagi. Gua keluar kamar.Nonton tv ah, pikir gua. Pas sampe di depan TV ternyata adek gua lagi tidur di kursi depan TV. Pasti ketiduran lagi nih anak, kata gua dalam hati. Gara-gara ngeliat dia tidur dengan agak “terbuka” tiba-tiba gua jadi keinget ama film x2 yang belom selesai gua tonton, yang ceritanya tentang hubungan sex antara adek dan kakak, ditambah hasrat gua yang gak kesampaian pas sama Anti tadi.

    Ketika adek gua ngegerakin kakinya membuat roknya tersingkap, dan terlihatlah CD-nya. Begitu ngeliat cd nya gua jadi semakin nafsu. Tapi gua takut. Ini kan adek gua sendiri masa gua ent*tin sih. Tapi dorongan nafsu semakin menggila. Ah, gua pelorotin aja cdnya.Eh, ntar kalo dia bangun gimana? ah, cuek aja. Begitu CD-nya turun semua, wow, bel ahan vaginanya terlihat masih amat rapet dan di hiasi bulu-bulu halus yang baru tumbuh. Gua coba sentuh… hmmm, halus sekali. Gua sentuh garis vagina-nya. Tiba-tiba dia menggumam. Gua jadi kaget. Gua ngerasa di ruang TV terlalu terbuka. Gua rapiin lagi pakaian adek gua, truss gua gendong ke kamarnya dia. Sampe di kamar dia… it’s show time, pikir gua. Gua tidurin dia di kasurnya. Gua bukain bajunya. Ternyata dia gak pake bra. Wah, payah juga nih adek gua.Ntar kalo toketnya jadi turun gimana. Begitu bajunya kebuka, toket mungilnya menyembul. Ih, lucu bentuknya. Masih kecil toketnya tapi lumayan ada. Gua coba isep putingnya… hmmm…. nikmat! Toket dan putingnya begitu lembut.

    Eh, tiba-tiba dia bangun!!“Kak… ngapain lo!!” teriaknya sambil mendorong gua. Gua kaget bgt. “Ngg… ngg… nggak kok, gua cuman pengen nerusin tadi pas sama si Anti. Gak papa kan?” jawab gua ketakutan.Gua berharap bonyok gua gak ngedenger teriakan adek gua yang agak keras tadi. Dia nangis. “Sorry ya Din. Gua salah, abis elo juga sih ngapain tidur di ruang TV dengan keadaan seperti itu. Gak pake bra lagi,” kata gua. “Jangan bilang sama mama dan papa ya, please…,” kata gua. Dia masih nangis. Akhirnya gua tinggalin dia. Aduh, gua takut ntar dia nga du. Sejak saat itu gua kalo ketemu dia suka canggung.Kalo ngomong paling seadanya aja. Tapi gua masih penasaran. Gua masih pengen nyoba lagi untuk ngegituin Dina. Sampai pada suatu hari, adek gua lagi sendiri di kamar. Gua coba masuk.“Din, lagi ngapain elo,” gua nyoba untuk beramah tamah. “Lagi dengerin kaset,” jawabnya. “Yang waktu itu, elo masih marah ya….” tanya gua. “….” dia diem aja. “Sebenernya gua… gua… pengen nyoba lagi….” gila ya gua nekat bgt. Dia kaget dan pas dia mo ngomong sesuatu langsung gua deketin mukanya dan langsung gua cium bibirnya.“Mmhhpp… kakk…. mmmhph…” dia kaya mo ngomong sesuatu. Tapi akhirnya dia diem dan mengikuti permainan gua untuk ciuman. Sambil ciuman itu tangan gua mencoba meraba-raba toketnya dari luar. Pertama ngerasain toketnya diraba, dia menepis tangan gua.

    Tapi gua terus berusaha sambil tetap berciuman. Setelah beberapa menit berciuman sambil meraba-raba toket, gua mencoba membuka bajunya. Eh, kok dia langsung mau aja dibuka ya? Mungkin dia lagi merasakan kenikmatan yang amat sangat dan pertama kali dirasakannya. Begitu dibuka, langsung gua buka bra-nya. Gua jilatin putingnya dan sambil mengusap dan mneremas- remas toket yang satunya. Walaupun toket adek gua itu masih agak kecil, tapi dapat memberikan sensasi yang tak kalah dengan toket yang gede.Ketika lagi di isep-isep, dia mendesah,“Sshh… ssshhhh…. ahhh, enak, kak….” Setelah gua isepin, putingnya menjadi tegang dan agak keras. Truss gua buka celana gua dan gua keluarin “adek” gua yang udah lumayan tegang. Pas dia ngeliat, dia agak kaget. Soalnya dulu kita pernah mandi bareng pas“punya” gua masih kecil. Sekarang kan udah gede donk. Gua tanya ama dia,“berani untuk ngisep punya gua gak? ntar punya elo juga gua isepin deh, kita pake posisi 69″ “69… apa’an tuh?” tanyanya. “Posisi di mana kita saling mengisap dan ngejilatin punyanya partner kita pada saat berhubungan.” jelas gua.“Oooo…” Langsung gua ngebuka celana dia dan CDnya dia. Kita langsung ngambil posisi 69.Gua buka belahan vaginanya dan terlihatlah klentitnya seperti bentuk kacang di dalem vaginanya itu. Ketika gua sentuh pake lidah, dia mengerang, “Ahhhh… kakak nyentuh apanya sih kok enak bgt….” tanyanya. “Elo mestinya ngejilatin dan ngisep punya gua donk. Masa elo doank yang enak,” kata gua. “Iya kak, abis takut dan geli sih…” jawabnya. “Jangan bayangin yang bukan-bukan dong.


    Bayangin aja keenakan elo,” kata gua lagi. Saat itu juga dia langsung menjilat punya gua. Dia ngejilatin kepala anu gua dengan perlahan. Uuhhh…. enak bener.Truss dia mulai ngejilatin seluruh dari batang gua. Lalu dia masukkin punya gua ke mulutnya dan mulai menghisapnya. Ooohhhh…. gila bener. Dia ternyata berbakat. Isepannya ngebuat gua jadi hampir keluar. “Stop… eh, Din, stop dulu,” kata gua. “lho knapa?” tanya nya. “T ahan dulu ntar gua keluar,” jawab gua. “Lho emang kenapa kalo keluar?” tanyanya lagi. “Ntar game over,” kata gua. Ternyata adek gua emang belom ngerti masalah seks. Bener-bener polos. Akhirnya jelasin kenapa kalo cowo udah keluar gak bisa terus pemainannya. Akhirnya dia mulai mengerti. Posisi kita udah gak 69 lagi, jadi gua aja yang bekerja. Kemudian gua terusin ngisepin vaginanya dan klentitnya. Dia terus menerus mendesah dang mengerang.“Kak Iwan… terus kak… disitu… iya disitu… oohhhhh…. ssshhhh….” Gua terus menghisap dan menjilatinya. Dia menjambak rambut gua. Sambil matanya merem melek. Akhirnya gua udah dalam kondisi fit lagi (tadi kan kondisinya udah mo keluar).Gua tanya sama adek gua, “Elo berani ML gak?” “…” dia diem. “Gua pengen ML, tapi terserah elo… gua gak maksa,” kata gua.“Sebenerya gua takut. Tapi udah kepalang tanggung nih…. gua lagi on air,” kata dia.“Ok… jadi elo mau ya?” tanya gua lagi. “…” dia diem lagi.“Ya udah deh, kayanya elo mau,” kata gua. “Tapi tahan sedikit. Nanti agak sakit awalnya. Soalnya elo baru pertama kali,” kata gua.“…” dia diem aja sambil menatap kosong ke langit-langit. Gua buka kedua belah pahanya lebar-lebar. Keliatan bibir vaginanya yang masih sempit itu.

    Gua arahin ke lobang vagina nya. Begitu gua sentuhin pala anu gua ke vaginanya, Dina menarik nafas panjang, dan keliatan sedikit mengeluarkan air mata.“Tahan ya din….” Langsung gua dorong anu gua masuk ke dalem vaginanya. Tapi masih susah, soalnya masih sempit bgt. Gua terus nyoba mendorong anu gua… dan… bleesss… Masuk juga pala anu gua. Dina agak teriak,“akhhh sakit kak….” “Tahan ya Din…” kata gua. Gua terus mendorong agar masuk semua. Akhirnya masuk semua anu gua ke dalam selangkangan adek gua sendiri.“Ahhh… kak… sakit kak… ahhhh.” Setelah masuk, langsung gua goyang maju mundur, keluar masuk vaginanya. “Ssshhh… sakittt kakk…. ahhh… enak… kak, terussss… goyang kakk…” Dia jadi mengerang tidak keruan. Setelah beberapa menit dengan posisi itu, kita ganti dengan posisi dog style. Dina gua suruh nungging dan gua masukkin ke vaginanya lewat belakang. Setelah masuk, terus gua genjot. Tapi dengan keadaan dog style itu ternyata Dina langsung mengalami orgasme. Terasa sekali otot-otot di dalam vaginanya itu seperti menarik anu gua untuk lebih masuk.“Ahhhhh… ahhha… gua lemess bgt… kak,” rintihnya dan dia jatuh telungkup. Tapi gua belom orgasme. Jadi gua terusin aja.

    Gua balik bad annya untuk tidur terlentang. Truss gua buka lagi belahan pahanya. Gua masukkin anu gua ke dalam vaginanya. Padahal dia udah kecapaian. “Kak, udah dong. Gua udah lemes…” pintanya. “Sebentar lagi ya…” jawab gua. Tapi setelah beberapa menit gua genjot, eh, dianya seger lagi.“kak, yang agak cepet lagi dong…” katanya. Gua percepat dorongan dan genjotan gua.“Ya… kaya… gitu dong… sssshh… ahhh.. uhuuh,” desahannya makin maut aja. Sambil ngegenjot, tangan gua meraba-raba dan meremas toketnya yang mungil itu. Tiba-tiba gua seakan mau meledak, ternyata gua mo orgasme.“Ahhh, Din gua mo keluar…. ahhh…” Ternyata saat yang bersamaan dia orgasme juga. Anu gua sperti dipijat- pijat di dalem. Karena masih enak, gua ngeluarinnya di dalem vaginanya.Ntar gua suruh minum pil KB aja supaya gak hamil, pikir gua dalam hati. Setelah orgasme bareng itu gua cium bibirnya sebentar. Setelah itu gua dan dia akhirnya ketiduran dan masih dalam keadaan bugil dan berkeringat di kamar gara-gara kecapaian. Ketika bangun, gua denger dia lagi merintih sambil menangis.“Kak, gimana nih. Punya gua berdarah banyak,” tangisnya. Gua liat ternyata di kasurnya ada bercak darah yang cukup banyak. Dan vaginanya agak sedikit melebar.Gua kaget ngeliatnya. Gimana nih jadinya?“Kak, gua udah gak perawan lagi ya?” tanyanya. “…” gua diem aja. Abis mo jawab apa. Gila… gua udah merenggut keperawanan adek gua sendiri. “Kak, punya gua gak apa-apakan?” tanyanya lagi.“Berdarah begini wajar untuk pertama kali,” kata gua. Tiba-tiba, gara-gara ngeliat dia gak pake CD dan memperlihatkan vaginanya yang agak melebar itu ke gua, anu gua “On” lagi. Gua elus-elus aja vagina adek gua itu. Truss gua suruh dia tiduran lagi.“Mo diapain lagi gua kak?” tanyanya. “Nggak, gua pengen liat apa punya elo baik-baik aja,” kata gua sambil bohong, padahal gua pengen menikmati lagi. Pas dia tiduran, gua buka belahan vaginanya.


    Emang sih jadi lebih lebar dan masih ada sisa sedikit darah mengering. Gua cari klitorisnya, gua jilatin lagi.“Kak, jangan dong. Masih perih nih,” larangnya. Yaaa… kok dia udah gak mau lagi. “Ya udah deh, kalo masih perih,” kata gua. Gua bingung nih, gua masih pengen lagi, tapi adek gua udah keburu gak mau.Sakit banget kali ya, pertama kali begituan. Ya udah deh, gua ajak mandi bareng aja siapa tau kalo udah seger nanti dia mau lagi. “Kita mandi bareng aja yuk,” pinta gua.“Ayo…” kata Dina. Kita mandi di kamar mandi adek gua. Gua idupin air shower yang anget. Wuihhh, nikmat banget pas kena air anget. Abis cape ML ama adek sen- diri, mandi air anget. Di bawah pancuran shower, gua pertama-tama ngambil posisi berada di belakangnya.Truss gua mulai nyabunin bela- kang tubuhnya. Setelah belakangnya selesai semua, masih dalam posisi gua di belakangnya, gua mulai nyabunin bagian depannya, mulai dari perut ke atas. Pas sampe bagian toketnya gua sabunin, dia mulai meng- gelinjang dan mendesah lagi. Gua ciumin bagian belakang lehernya sambil terus nyiumin leher adek gua itu. Puting adek gua, gua pilin- pilin pake ujung jempol dan ujung telunjuk.Eh, pada waktu gua nyabunin toket imutnya itu tangan dia menyentuh dan mulai meraba-meraba tubuh gua dan berusaha mencari punya gua. Begitu tersentuh punya gua langsung digenggam dan dipijat-pijat. Tangan gua yang satu lagi mulai bergerilya ke daerah selangkangannya. Dengan bermodalkan sabun, gua mulai nyabunin bagian vagina adek gua itu. Pertama, gua usap dari luar bibir vaginanya, lalu jari gua mulai mencoba masuk mencari klitorisnya. Adek gua tiba-tiba ngomong lagi tapi masih dalam keadaan kenikmatan karena masih gua ciumin lehernya dan putingnya gua pilin-pilin.“Kak, sshhh… Jangan dulu donk. Sshttss… ahhh…” erangnya. Ya udah, gua gosok-gosok aja dari luar. Ternyata belom lama setelah gua gosok-gosok itu ternyata adek gua orgasme.“Aahhh… ah…” dia merintih keenakan dan dia langsung lemas.

    Setelah dia orgasme itu, gua minta dia untuk memainkan anu gua pake tangannya. Dengan memakai sabun dia mengocok anu gua. Enak banget. Tangannya yang kecil itu menggenggam anu gua erat sekali. Akhirnya tak lama kemudian gua keluar juga. Selesai itu, kita langsung keluar kamar mandi. dan gua keluar dari kamarnya.Kini kami telah tumbuh dewasa dan telah memiliki pasangan masing-masing, dan beruntung bagi adekku mendapatkan seorang pria yang sangat mencintainya, dan gua juga sudah menikah dan dikaruniai seorang putra. Adek gua juga sudah memiliki seorang anak, hasil dari hubungan gelap kami, tetapi tidak ada seorangpun yang tahu selain kami berdua, karena pada saat itu, suaminya pergi keluar negeri selama 1 bulan dan pada saat itu kami ML setiap hari sampai dia mengandung anak gua.

  • Cerita Dewasa Tante Kesepian Pengen Ngentot – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Dewasa Tante Kesepian Pengen Ngentot – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1278 views

    Perawanku – Usia Bu Harjono sebenarnya tidak muda lagi. Mungkin menjelang 50 tahun. Sebab suaminya, Pak Harjono yang menjabat Ketua RT di kampungku, sebentar lagi memasuki masa pensiun. Aku mengetahui itu karena hubunganku dengan keluarga Pak Harjono cukup dekat. Maklum sebagai tenaga muda aku sering diminta Pak Harjono untuk membantu berbagai urusan yang berkaitan dengan kegiatan RT.

    Namun berbeda dengan suaminya yang sering sakit-sakitan, sosok istrinya wanita beranak yang kini menetap di luar Jawa mengikuti tugas sang suami itu, jauh berkebalikan. Kendati usianya hampir memasuki kepala lima, Bu Har (begitu biasanya aku dan warga lain memanggil) sebagai wanita belum kehilangan daya tariknya. Memang beberapa kerutan mulai nampak di wajahnya. Tetapi buah dadanya, pinggul dan pantatnya, sungguh masih mengundang pesona. Aku dapat mengatakan ini karena belakangan terlibat perselingkuhan panjang dengan wanita berpostur tinggi besar tersebut.Kisahnya berawal ketika Pak Harjono mendadak menderita sakit cukup serius. Ia masuk rumah sakit dalam keadaan koma dan bahkan berhari-hari harus berada di ruang ICU (Intensive Care Unit) sebuah RS pemerintah di kotaku. Karena ia tidak memiliki anggota keluarga yang lain sementara putri satu-satunya berada di luar Jawa, aku diminta Bu Har untuk membantu menemaninya selama suaminya berada di RS menjalani perawatan. Dan aku tidak bisa menolak karena memang masih menganggur setamat SMA setahun lalu.

    “Kami bapak-bapak di lingkungan RT memita Mas Rido mau membantu sepenuhnya keluarga Pak Harjono yang sedang tertimpa musibah. Khususnya untuk membantu dan menemani Bu Har selama di rumah sakit. Mau kan Mas Rido,?” Begitu kata beberapa anggota arisan bapak-bapak kepadaku saat menengok ke rumah sakit. Bahkan Pak Nandang, seorang warga yang dikenal dermawan secara diam-diam menyelipkan uang Rp 100 ribu di kantong celanaku yang katanya untuk membeli rokok agar tidak menyusahkan Bu Har. Dan aku tidak bisa menolak karena memang Bu Har sendiri telah memintaku untuk menemaninya.

    Hari-hari pertama mendampingi Bu Har merawat suaminya di RS aku dibuat sibuk. Harus mondar-mandir menebus obat atau membeli berbagai keperluan lain yang dibutuhkan. bahkan kulihat wanita itu tak sempat mandi dan sangat kelelahan. Mungkin karena tegang suaminya tak kunjung siuman dari kondisi komanya. Menurut dokter yang memeriksa, kondisi Pak Harjono yang memburuk diduga akibat penyakit radang lambung akut yang diderita. Maka akibat komplikasi dengan penyakit diabetis yang diidapnya cukup lama, daya tahan tubuhnya menjadi melemah.

    Menyadari penyakit yang diderita tersebut, yang kata dokter proses penyembuhannya dapat memakan waktu cukup lama, berkali-kali aku meminta Bu Har untuk bersabar. “Sudahlah bu, ibu pulang dulu untuk mandi atau beristirahat. Sudah dua hari saya lihat ibu tidak sempat mandi. Biar saya yang di sini menunggui Pak Har,” kataku menenangkan.

    Saranku rupanya mengena dan diterima. Maka siang itu, ketika serombongan temannya dari tempatnya mengajar di sebuah SLTP membesuk (oh ya Bu Har berprofesi sebagai guru sedang Pak Har karyawan sebuah instansi pemerintah), ia meminta para pembesuk untuk menunggui suaminya. “Saya mau pulang dulu sebentar untuk mandi diantar Nak Rido. Sudah dua hari saya tidak sempat mandi,” katanya kepada rekan-rekannya.

    Dengan sepeda motor milik Pak Har yang sengaja dibawa untuk memudahkan aku kemana-mana saat diminta tolong oleh keluarga itu, aku pulang memboncengkan Bu Har. Tetapi di perjalanan dadaku sempat berdesir. Gara-gara mengerem mendadak motor yang kukendarai karena nyaris menabrak becak, tubuh wanita yang kubonceng tertolak ke depan. Akibatnya di samping pahaku tercengkeram tangan Bu Har yang terkaget akibat kejadian tak terduga itu, punggungku terasa tertumbuk benda empuk. Tertumbuk buah dadanya yang kuyakini ukurannya cukup besar.

    Ah, pikiran nakalku jadi mulai liar. Sambil berkonsentrasi dengan sepeda motor yang kukendarai, pikiranku berkelana dan mengkira-kira membayangkan seberapa besar buah dada milik wanita yang memboncengku. Pikiran kotor yang semestinya tidak boleh timbul mengingat suaminya adalah seorang yang kuhormati sebagai Ketua RT di kampungku. Pikiran nyeleneh itu muncul, mungkin karena aku memang sudah tidak perjaka lagi. Aku pernah berhubungan seks dengan seorang WTS kendati hanya satu kali. Hal itu dilakukan dengan beberapa teman SMA saat usai pengumuman hasil Ebtanas.

    Setelah mengantar Bu Har ke rumahnya yang berjarak sekitar 100 meter dari rumahku, aku pamit pulang mengambil sarung dan baju untuk ganti. “Jangan lama-lama nak Rido, ibu cuma sebentar kok mandinya. Lagian kasihan teman-teman ibu yang menunggu di rumah sakit,” katanya.

    Dan sesuai yang dipesannya, aku segera kembali ke rumah Pak Har setelah mengambil sarung dan baju. Langsung masuk ke ruang dalam rumah Pak Har. Ternyata, di meja makan telah tersedia segelas kopi panas dan beberapa potong kue di piring kecil. Dan mengetahui aku yang datang, terdengar suara Bu Har menyuruhku untuk menikmati hidangan yang disediakan. “Maaf Nak Rido, ibu masih mandi. Sebentar lagi selesai,” suaranya terdengar dari kamar mandi di bagian belakang.

    Tidak terlalu lama menunggu, Ia keluar dari kamar mandi dan langsung menuju ke kamarnya lewat di dekat ruang makan tempatku minum kopi dan makan kue. Saat itu ia hanya melilitkan handuk yang berukuran tidak terlalu besar untuk menutupi tubuhnya yang basah. Tak urung, kendati sepintas, aku sempat disuguhi pemandangan yang mendebarkan. Betapa tidak, karena handuk mandinya tak cukup besar dan lebar, maka tidak cukup sempurna untuk dapat menutupi ketelanjangan tubuhnya.

    Ah,.. benar seperti dugaanku, buah dada Bu Har memang berukuran besar. Bahkan terlihat nyaris memberontak keluar dari handuk yang melilitnya. Bu Har nampaknya mengikat sekuatnya belitan handuk yang dikenakanannya tepat di bagian dadanya. Sementara di bagian bawah, karena handuk hanya mampu menutup persis di bawah pangkal paha, kaki panjang wanita itu sampai ke pangkalnya sempat menarik tatap mataku. Bahkan ketika ia hendak masuk ke kamarnya, dari bagian belakang terlihat mengintip buah pantatnya. Pantat besar itu bergoyang-goyang dan sangat mengundang saat ia melangkah. Dan ah, .. yang tak kalah syur, ia tidak mengenakan celana dalam.

    Bicara ukuran buah dadanya, mungkin untuk membungkusnya diperlukan Bra ukuran 38 atau lebih. Sebagai wanita yang telah berumur, pinggangnya memang tidak seramping gadis remaja. Tetapi pinggulnya yang membesar sampai ke pantatnya terlihat membentuk lekukan menawan dan sedap dipandang. Apalagi kaki belalang dengan paha putih mulus miliknya itu, sungguh masih menyimpan magnit. Maka degup jantungku menjadi kian kencang terpacu melihat bagian-bagian indah milik Bu Har. Sayang cuma sekilas, begitu aku membatin.

    Tetapi ternyata tidak. Kesempatan kembali terulang. Belum hilang debaran dadaku, ia kembali keluar dari kamar dan masih belum mengganti handuknya dengan pakaian. Tanpa mempedulikan aku yang tengah duduk terbengong, ia berjalan mendekati almari di dekat tempatku duduk. Di sana ia mengambil beberapa barang yang diperlukan. Bahkan beberapa kali ia harus membungkukkan badan karena sulitnya barang yang dicari (seperti ia sengaja melakukan hal ini).

    Tak urung, kembali aku disuguhi tontonan yang tak kalah mendebarkan. Dalam jarak yang cukup dekat, saat ia membungkuk, terlihat jelas mulusnya sepasang paha Bu Har sampai ke pangkalnya. Paha yang sempurna, putih mulus dan tampak masih kencang. Dan ketika ia membungkuk cukup lama, pantat besarnya jadi sasaran tatap mataku. Kemaluannya juga terlihat sedikit mengintip dari celah pangkal pahanya. Perasaanku menjadi tidak karuan dan badanku terasa panas dingin dibuatnya.

    Apakah Bu Har menganggap aku masih pemuda ingusan? Hingga ia tidak merasa canggung berpakaian seronok di hadapanku? Atau ia menganggap dirinya sudah terlalu tua hingga mengira bagian-bagian tubuhnya tidak lagi mengundang gairah seorang laki-laki apalagi laki-laki muda sepertiku? Atau malah ia sengaja memamerkannya agar gairahku terpancing? Pertanyaan-pertanyaan itu serasa berkecamuk dalam hatiku. Bahkan terus berlanjut ketika kami kembali berboncengan menuju rumah sakit.

    Dan yang pasti, sejak saat itu perhatianku kepada Bu Har berubah total. Aku menjadi sering mencuri-curi pandang untuk dapat menatapi bagian-bagian tubuhnya yang kuanggap masih aduhai. Apalagi setelah mandi dan berganti pakaian, kulihat ia mengenakan celana dan kaos lengan panjang ketat yang seperti hendak mencetak tubuhnya. Gairahku jadi kian terbakar kendati tetap kupendam dalam-dalam. Dan perubahan yang lain, aku sering mengajaknya berbincang tentang apa saja di samping selalu sigap mengerjakan setiap ia membutuhkan bantuan. Hingga hubungan kami semakin akrab dari waktu ke waktu.

    Sampai suatu malam, memasuki hari kelima kami berada di rumah sakit, saat itu hujan terus mengguyur sejak sore hari. Maka orang-orang yang menunggui pasien yang dirawat di ruang ICU, sejak sore telah mengkapling-kapling teras luar bangunan ICU. Maklum, di malam hari penunggu tidak boleh memasuki bagian dalam ruang ICU. Dan pasien biasanya memanfaatkan teras yang ada untuk tiduran atau duduk mengobrol. Dan malam itu, karena guyuran hujan, lahan untuk tidur jadi menyempit karena pada beberapa bagian tempias oleh air hujan. Sementara aku dan Bu Har yang baru mencari kapling setelah makan malam di kantin, menjadi tidak kebagian tempat.

    Setelah mencari cukup lama, akhirnya aku mengusulkan untuk menggelar tikar dan karpet di dekat bangunan kamar mayat. Aku mengusulkan itu karena jaraknya masih cukup dekat dengan ruang ICU dan itu satu-satunya tempat yang memungkinkan untuk berteduh kendati cukup gelap karena tidak ada penerangan di sana. Awalnya Bu Har menolak, karena posisinya di dekat kamar mayat. Namun akhirnya ia menyerah setelah mengetahui tidak ada tempat yang lain dan aku menyatakan siap berjaga sepanjang malam.

    “Janji ya Rid (setelah cukup akrab Bu Har tidak mengembel-embeli sebutan Nak di depan nama panggilanku), kamu harus bangunkan ibu kalau mau kencing atau beli rokok. Soalnya ibu takut ditinggal sendirian,” katanya.
    “Wah, persediaan rokokku lebih dari cukup kok bu. Jadi tidak perlu kemana-mana lagi,” jawabku.
    Nyaman juga ternyata menempati kapling dekat kamar mayat. Bisa terbebas dari lalu-lalang orang hingga bisa beristirahat cukup tenang. Dan kendati gelap tanpa penerangan, bisa terbebas dari cipratan air hujan karena tempat kami menggelar tikar dan karpet terlindung oleh tembok setinggi sekitar setengah meter. Sambil tiduran agak merapat karena sempitnya ruang yang ada, Bu Har mengajakku ngobrol tentang banyak hal. Dari soal kerinduannya pada Dewi, anaknya yang hanya bisa pulang setahun sekali saat lebaran sampai ke soal penyakit yang diderita Pak Harjono. Menurut Bu Har penyakit diabetis itu diderita suaminya sejak delapan tahun lalu. Dan karena penyakit itulah penyakit radang lambung yang datang belakangan menjadi sulit disembuhkan.

    “Katanya penyakit diabetes bisa menjadikan laki-laki jadi impotensi ya Bu?”
    “Kata siapa, Rid?”
    “Eh,.. anu, kata artikel di sebuah koran,” jawabku agak tergagap.
    Aku merasa tidak enak berkomentar seperti itu terhadap penyakit yang diderita suami Bu Har.
    “Rupanya kamu gemar membaca ya. Benar kok itu, makanya penyakit kencing manis di samping menyiksa suami yang mengidapnya juga berpengaruh pada istrinya. Untung ibu sudah tua,” ujarnya lirih.
    Merasa tidak enak topik perbincangan itu dapat membangkitkan kesedihan Bu Har, akhirnya aku memilih diam. Dan aku yang tadinya tiduran dalam posisi telentang, setelah rokok yang kuhisap kubuang, mengubah posisi tidur memunggungi wanita itu. Sebab kendati sangat senang bersentuhan tubuh dengan wanita itu, aku tidak mau dianggap kurang ajar. Sebab aku tidak tahu secara pasti jalan pikiran Bu Har yang sebenarnya. Tetapi baru saja aku mengubah posisi tidur, tangan Bu Har terasa mencolek pinggangku.

    “Tidurmu jangan memunggungi begitu. Menghadap ke sini, ibu takut,” katanya lirih.
    Aku kembali ke posisi semula, tidur telentang. Namun karena posisi tidur Bu Har kelewat merapat, maka saat berbalik posisi tanpa sengaja lenganku menyenggol buah dada wanita itu. Memang belum menyentuh secara langsung karena ia mengenakan daster dan selimut yang menutupi tubuhnya. Malangnya, Bu Har bukannya menjauh atau merenggangkan tubuh, tetapi malah semakin merapatkan tubuhnya ke tubuhku. Seperti anak kecil yang ketakutan saat tidur dan mencari perasaan aman pada ibunya.

    Akhirnya, dengan keberanian yang kupaksakan – karena ku yakin saat itu Bu Har belum pulas tertidur – aku mulai mencoba-coba. Seperti yang dimauinya, aku mengubah kembali posisi tidur miring menghadapinya. Jadilah sebagian besar tubuhku merapat ketat ke tubuhnya hingga terasa kehangatan mulai menjalari tubuhku. Sampai di situ aku berbuat seolah-olah telah mulai lelap tertidur sambil menunggu reaksinya.

    Reaksinya, Bu Har terbangkit dan menarik selimut yang dikenakannya. Selimut besar dan tebal itu ditariknya untuk dibentangkan sekaligus menutupi tubuhku. Jadilah tubuh kami makin berhimpitan di bawah satu selimut. Akhirnya, ketika aku nekad meremas telapak tangannya dan ia membalas dengan remasan lembut, aku jadi mulai berani beraksi lebih jauh.

    Kumulai dengan menjalari pahanya dari luar daster yang dikenakannya dengan telapak tanganku. Ia menggelinjang, tetapi tidak menolakkan tanganku yang mulai nakal itu. Malah posisi kakinya mulai direnggangkan yang memudahkanku menarik ke atas bagian bawah dasternya. Baru ketika usapan tanganku mulai menjelajah langsung pada kedua pahanya, kuketahui secara pasti ia tidak menolaknya. Tanganku malah dibimbingnya untuk menyentuh kemaluannya yang masih tertutup celana dalam.

    Seperti keinginanku dan juga keinginannya, telapak tanganku mulai menyentuh dan mengusap bagian membusung yang ada di selangkangan wanita itu. Ia mendesah lirih saat usapan tanganku cukup lama bermain di sana. Juga saat tanganku yang lain mulai meremasi buah dadanya dari bagian luar Bra dan dasternya. Sampai akhirnya, ketika tanganku yang beroperasi di bagian bawah telah berhasil menyelinap ke bagian samping celana dalam dan berhasil mencolek-colek celah kemaluannya yang banyak ditumbuhi rambut, dia dengan suka rela memereteli sendiri kancing bagian depan dasternya. Lalu seperti wanita yang hendak menyusui bayinya, dikeluarkannya payudaranya dari Bra yang membungkusnya.

    Layaknya bayi yang tengah kelaparan mulutku segera menyerbu puting susu sebelah kiri milik Bu Har. Kujilat-jilat dan kukulum pentilnya yang terasa mencuat dan mengeras di mulutku. Bahkan karena gemas, sesekali kubenamkan wajahku ke kedua payudara wanita itu. Payudara berukuran besar dan agak mengendur namun masih menyisakan kehangatan.

    Sementara Ia sendiri, sambil terus mendesis dan melenguh nikmat oleh segala gerakan yang kulakukan, mulai asyik dengan mainannya. Setelah berhasil menyelinap ke balik celana pendek yang kukenakan, tangannya mulai meremas dan meremas penisku yang memang telah mengeras. Kata teman-temanku, senjataku tergolong long size, hingga Ia nampak keasyikkan dengan temuannya itu. Tetapi ketika aku hendak menarik celana dalamnya, tubuhnya terasa menyentak dan kedua pahanya dirapatkan mencoba menghalangi maksudku.

    “Mau apa Rid,.. jangan di sini ah nanti ketahuan orang,” katanya lirih.
    “Ah, tidak apa-apa gelap kok. Orang-orang juga sudah pada tidur dan tidak bakalan kedengaran karena hujannya makin besar.”
    Hujan saat itu memang semakin deras.Entah karena mempercayai omonganku. Atau karena nafsunya yang juga sudah memuncak terbukti dengan semakin membanjirnya cairan di lubang kemaluannya, ia mau saja ketika celananya kutarik ke bawah. Bahkan ia menarik celana dalamnya ketika aku kesulitan melakukannya. Ia juga membantu membuka dan menarik celana pendek dan celana dalam yang kukenakan.

    Akhirnya, dengan hanya menyingkap daster yang dikenakannya aku mulai menindih tubuhnya yang berposisi mengangkang. Karena dilakukan di dalam gelap dan tetap dibalik selimut tebal yang kupakai bersama untuk menutupi tubuh, awalnya cukup sulit untuk mengarahkan penisku ke lubang kenikmatannya. Namun berkat bimbingan tangan lembutnya, ujung penisku mulai menemukan wilayah yang telah membasah. Slep.. penis besarku berhasil menerobos dengan mudah liang sanggamanya.

    Aku mulai menggoyang dan memaju-mundurkan senjataku dengan menaik-turunkan pantatku. Basah dan hangat terasa setiap penisku membenam di vaginanya. Sementara sambil terus meremasi kedua buah dadanya secara bergantian, sesekali bibirnya kulumat. Maka ia pun melenguh tertahan, melenguh dan mengerang tertahan. Ah, dugaanku memang tidak meleset tubuhnya memang masih menjanjikan kehangatan. Kehangatan yang prima khas dimiliki wanita berpengalaman.

    Dihujam bertubi-tubi oleh ketegangan penisku di bagian kewanitannya, Ia mulai mengimbangi aksiku. Pantat besar besarnya mulai digerakkan memutar mengikuti gerakan naik turun tubuhku di bagian bawah. Memutar dan terus memutar dengan gerak dan goyang pinggul yang terarah. Hal itu menjadikan penisku yang terbenam di dalam vaginanya serasa diremas. Remasan nikmat yang melambungkan jauh anganku entah kemana. Bahkan sesekali otot-otot yang ada di dalam vaginanya seolah menjepit dan mengejang.

    “Ah,.. ah.. enak sekali. Terus, ah.. ah,”
    “Aku juga enak Rid, uh.. uh.. uh. Sudah lama sekali tidak merasakan seperti ini. Apalagi punyamu keras dan penjang. Auh,.. ah.. ah,”
    Sampai akhirnya, aku menjadi tidak tahan oleh goyangan dan remasan vaginanya yang kian membanjir. Nafsuku kian naik ke ubun-ubun dan seolah mau meledak. Gerakan bagian bawah tubuhku kian kencang mencolok dan mengocok vaginanya dengan penisku.
    “Aku tidak tahan, ah.. ah.. Sepertinya mau keluar, shh, ah, .. ah,”
    “Aku juga Rid, terus goyang, ya .. ya,.. ah,”

    Setelah mengelojot dan memuntahkan segala yang tak dapat kubendungnya, aku akhirnya ambruk di atas tubuh wanita itu. Maniku cukup banyak menyembur di dalam lubang kenikmatannya. Begitupun Ia, setelah kontraksi otot-otot yang sangat kencang, ia meluapkan ekspresi puncaknya dengan mendekap erat tubuhku. Dan bahkan kurasakan punggungku sempat tercakar oleh kuku-kukunya. Cukup lama kami terdiam setelah pertarungan panjang yang melelahkan.
    “Semestinya kita tidak boleh melakukan itu ya Rid. Apalagi bapak lagi sakit dan tengah dirawat,” kata Ia sambil masih tiduran di dekatku.
    Aku mengira ia menyesal dengan peristiwa yang baru terjadi itu.
    “Ya Maaf,.. soalnya tadi,..”
    “Tetapi tidak apa-apa kok. Saya juga sudah lama ingin menikmati yang seperti itu. Soalnya sejak 5 tahun lebih Pak Har terkena diabetis, ia menjadi sangat jarang memenuhi kewajibannya. Bahkan sudah dua tahun ini kelelakiannya sudah tidak berfungsi lagi. Cuma, kalau suatu saat ingin melakukannya lagi, kita harus hati-hati. Jangan sampai ada yang tahu dan menimbulkan aib diantara kita,” ujarnya lirih.

    Plong, betapa lega hatiku saat itu. Ia tidak marah dan menyesal dengan yang baru saja terjadi. Dan yang membuatku senang, aku dapat melampiaskan hasrat terpendamku kepadanya. Kendati aku merasa belum puas karena semuanya dilakukan di kegelapan hingga keinginanku melihat ketelanjangan tubuhnya belum kesampaian.
    Dan seperti yang dipesankannya, aku berusaha mencoba bersikap sewajar mungkin saat berada diantara orang-orang. Seolah tidak pernah terjadi sesuatu yang luar biasa diantara kami. Kendati aku sering harus menekan keinginan yang menggelegak akibat darah mudaku yang gampang panas saat berdekatan dengannya. Dan sejak itu lokasi teras di belakang kamar mayat menjadi saksi sekitar tiga kali hubungan sumbang kami. Hubungan sumbang yang terpaksa kuhentikan seiring kedatangan Bu Hartini, adik Pak Harjono yang bermaksud menengok kondisi sakit kakaknya. Hanya terus terang, sejak kehadirannya ada perasaan kurang senang pada diriku. Sebab sejak Ia ada yang menemani merawat suaminya di rumah sakit, kendati aku tetap diminta untuk membantu mereka dan selalu berada di rumah sakit, aku tidak lagi dapat menyalurkan hasrar seksualku. Hanya sesekali kami pernah nekad menyalurkannya di kamar mandi ketika hasrat yang ada tak dapat ditahan. Itu pun secara kucing-kucingan dengan Bu Tini dan segalanya dilaksanakan secara tergesa-gesa hingga tetap tidak memuaskan kami berdua.

    Sampai suatu ketika, saat Pak Har telah siuman dan perawatannya telah dialihkan ke bangsal perawatan yang terpisah, Bu Tini menyarankan kepada Ia untuk tidur di rumah.
    “Kamu sudah beberapa hari kurang tidur Mbak, kelihatannya sangat kelelahan. Coba kamu kalau malam tidur barang satu dua hari di rumah hingga istirahat yang cukup dan tidak jatuh sakit. Nanti kalau kedua-duanya sakit malah merepotkan. Biar yang nunggu Mas Har kalau malam aku saja diteman Dik Rido kalau mau” ujarnya.
    Ia setuju dengan saran adik iparnya. Ia memutuskan untuk tidur di rumah malam itu. Maka hatiku bersorak karena terbuka peluang untuk menyetubuhinya di rumah. Tetapi bagaimana caranya pamit pada Bu Tini? Kalau aku ikut-ikutan pulang untuk tidur di rumah apa tidak mengundang kecurigaan? Aku jadi berpikir keras untuk menemukan jalan keluar. Dan baru merasa plong setelah muncul selintas gagasan di benakku.

    Sekitar pukul 22.00 malam, lewat telepon umum kutelepon rumahnya. Wanita itu masih terjaga dan menurut pengakuannya tengah menonton televisi. Maka nekad saja kusampaikan niatku kepadanya. Dan ternyata ia memberi sambutan cukup baik.
    “Kamu nanti memberi tanda kalau sudah ada di dekat kamar ibu ya. Nanti pintu belakang ibu bukakan. Dan sepeda motornya di tinggal saja di rumah sakit biar tidak kedengaran tetangga. Kamu bisa naik becak untuk pulang,” katanya berpesan lewat telepon.
    Untuk tidak mengundang kecurigaan, sekitar pukul 23.00 aku masuk ke bangsal tempat Pak Har dirawat menemani Bu Tini. Namun setengah jam sesudahnya, aku pamit keluar untuk nongkrong bersama para Satpam rumah sakit seperti yang biasa kulakukan setelah kedatangan Bu Tini. Di depan rumah sakit aku langsung meminta seorang abang becak mengantarku ke kampungku yang berjarak tak lebih dari satu kilometer. Segalanya berjalan sesuai rencana. Setelah kuketuk tiga kali pintu kamarnya, kudengar suara Ia berdehem. Dan dari pintu belakang rumah yang dibukakannya secara pelan-pelan aku langsung menyelinap masuk menuju ruang tengah rumah tersebut.

    Rupanya, bertemu di tempat terang membuat kami sama-sama kikuk. Sebab selama ini kami selalu berhubungan di tempat gelap di teras kamar mayat. Maka aku hanya berdiri mematung, sedang Ia duduk sambil melihat televisi yang masih dinyalakannya. Cukup lama kami tidak saling bicara sampai akhirnya Ia menarik tanganku untuk duduk di sofa di sampingnya. Setelah keberanianku mulai bangkit, aku mulai berani menatapi wanita yang duduk di sampingku. Ia ternyata telah siap tempur. Terbukti dari daster tipis menerawang yang dikenakannya, kulihat ia tidak mengenakan Bra di baliknya. Maka kulihat jelas payudaranya yang membusung. Hanya, ketika tanganku mulai bergerilya menyelusuri pangkal paha dan meremasi buah dadanya ia menolak halus.
    “Jangan di sini Rid, kita ke kamar saja biar leluasa,” katanya lirih.
    Ketika kami telah sama-sama naik ke atas ranjang besar di kamar yang biasa digunakan oleh suami dan dia, aku langsung menerkamnya. Semula Ia memintaku mematikan dulu saklar lampu yang ada di kamar itu, tetapi aku menolaknya. “Saya ingin melihat semua milikmu,” kataku.
    “Tetapi aku malu Rid. Soalnya aku sudah tua,.”

    Persetan dengan usia, dimataku, Ia masih menyimpan magnit yang mampu menggelegakkan darah mudaku. Sesaat aku terpaku ketika wanita itu telah melolosi dasternya. Dua buah gunung kembarnya yang membusung nampak telah menggantung. Tetapi tidak kehilangan daya pikatnya. Buah dada yang putih mulus dan berukuran cukup besar itu diujungnya terlihat kedua pentilnya yang berwarna kecoklatan. Indah dan sangat menantang untuk diremas. Maka setelah aku melolosi sendiri seluruh pakaian yang kukenakan, langsung kutubruk wanita yang telah tiduran dalam posisi menelentang. Kedua payudaranya kujadikan sasaran remasan kedua tanganku. Kukulum, kujilat dan kukenyot secara bergantian susu-susunya yang besar menantang. Kesempatan melihat dari dekat keindahan buah dadanya membuat aku seolah kesetanan. Dan Ia, wanita berhidung bangir dengan rambut sepundak itu menggelepar. Tangannya meremas-remas rambut kepalaku mencoba menahan nikmat atas perbuatan yang tengah kulakukan.

    Dari kedua gunung kembarnya, setelah beberapa saat bermain di sana, dengan terus menjulurkan lidah dan menjilat seluruh tubuhnya kuturunkan perhatianku ke bagian perut dan di bawah pusarnya. Hingga ketika lidahku terhalang oleh celana dalam yang masih dikenakannya, aku langsung memelorotkannya. Ah, vaginanya juga tak kalah indah dengan buah dadanya. Kemaluan yang besar membusung dan banyak ditumbuhi rambut hitam lebat itu, ketika kakinya dikuakkan tampak bagian dalamnya yang memerah. Bibir vaginanya memang nampak kecoklatan yang sekaligus menandakan bahwa sebelumnya telah sering diterobos kemaluan suaminya. Tetapi bibir kemaluan itu belum begitu menggelambir. Dan kelentitnya, yang ada di ujung atas, uh,.. mencuat menantang sebesar biji jagung.

    Tak tahan cuma memelototi lubang kenikmatan wanita itu, mulailah mulutku yang bicara. Awalnya mencoba membaui dengan hidungku. Ah, ada bau yang meruap asing di hidungku. Segar dan membuatku tambah terangsang. Dan ketika lidahku mulai kumainkan dengan menjilat-jilat pelan di seputar bibir vaginanya besar itu, Ia tampak gelisah dan menggoyang-goyang kegelian.
    “Ih,.. jangan diciumi dan dijilat begitu Rid. Malu ah, tapi, ah..ah.. ah,”
    Tetapi ia malah menggoyangkan bagian bawah tubuhnya saat mulutku mencerucupi liang nikmatnya. Goyangannya kian kencang dan terus mengencang. Sampai akhirnya diremasnya kepalaku ditekannya kuat-kuat ke bagian tengah selangkannya saat kelentitnya kujilat dan kugigit kecil. Rupanya ia telah mendapatkan orgasme hingga tubuhnya terasa mengejang dan pinggulnya menyentak ke atas.

    “Seumur hidup baru kali ini vaginaku dijilat-jilat begitu Rid, jadinya cepat kalah. Sekarang gantian deh Aku mainkan punyamu,” ujarnya setelah sebentar mengatur nafasnya yang memburu.
    Aku dimintanya telentang, sedang kepala dia berada di bagian bawah tubuhku. Sesaat, mulai kurasakan kepala penisku dijilat lidah basah milik wanita itu. Bahkan ia mencerucupi sedikit air maniku yang telah keluar akibat nafsu yang kubendung. Terasa ada senasi tersendiri oleh permainan lidahnya itu dan aku menggelinjang oleh permainan wanita itu. Namun sebagai anak muda, aku merasa kurang puas dengan hanya bersikap pasif. Terlebih aku juga ingin meremas pantat besarnya yang montok dan seksi. Hingga aku menarik tubuh bagian bawahnya untuk ditempatkan di atas kepalaku. Pola persetubuhan yang kata orang disebut sebagai permainan 69. Kembali vaginanya yang berada tepat di atas wajahku langsung menjadi sasaran gerilya mulutku. Sementara pantat besarnya kuremas-remas dengan gemas.

    Tidak hanya itu jilatan lidahku tidak berhenti hanya bermain di seputar kemaluannya. Tetapi terus ke atas dan sampai ke lubang duburnya. Rupanya ia telah membersihkannya dengan sabun baik di kemaluannya maupun di anusnya. Maka tak sedikit pun meruap bau kotoran di sana dan membuatku kian bernafsu untuk menjilat dan mencoloknya dengan ujung lidahku. Tindakan nekadku rupanya membuat nafsunya kembali naik ke ubun-ubun. Maka setelah ia memaksaku menghentikan permainan 69, ia langsung mengubah posisi dengan telentang mengangkang. Dan aku tahu pasti wanita itu telah menagih untuk disetubuhi. Ia mulai mengerang ketika batang besar dan panjang milikku mulai menerobos gua kenikmatannya yang basah. Hanya karena kami sama-sama telah memuncak nafsu syahwatnya, tak lebih dari 10 menit saling genjot dan menggoyang dilakukan, kami telah sama-sama terkapar. Ambruk di kasur empuk ranjang kenikmatannya. Ranjang yang semestinya tabu untuk kutiduri bersama wanita itu.

    Malam itu, aku dan dia melakukan persetubuhan lebih dari tiga kali. Termasuk di kamar mandi yang dilakukan sambil berdiri. Dan ketika aku memintanya kembali yang keempat kali, ia menolaknya halus.
    “Tubuh ibu cape sekali Rid, mungkin sudah terlalu tua hingga tidak dapat mengimbangi orang muda sepertimu. Dan lagi ini sudah mulai pagi, kamu harus kembali ke rumah sakit agar Bu Tini tidak curiga,” katanya.
    Aku sempat mencium dan meremas pantatnya saat Ia hendak menutup pintu belakang rumah mengantarku keluar. Ah,.. indah dan nikmat rasanya.

    Usia Pak Har ternyata tidak cukup panjang. Selama sebulan lebih dirawat di rumah sakit, ia akhirnya meninggal setelah sebelumnya sempat dibawa RS yang lebih besar di Semarang. Di Semarang, aku pun ikut menunggui bersamanya serta Bu Tini selama seminggu. Juga ada Mbak Dewi dan suaminya yang menyempatkan diri untuk menengok. Hingga hubunganku dengan keluarga itu menjadi kian akrab.

    Namun, hubungan sumbangku dengannya terus berlanjut hingga kini. Bahkan kami pernah nekad bersetubuh di belakang rumah keluarga itu, karena kami sama-sama horny sementara di ruang tengah banyak sanak famili dari keluarganya yang menginap. Entah kapan aku akan menghentikannya, mungkin setelah gairahnya telah benar-benar padam.

    Cerita Sex Tante | Cerita Hot Tante | Cerita Gairah Sex | Cerita Sex Terbaru

  • Pengalaman Ngentot Kenikmatan Yang Tak Terlupakan – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Pengalaman Ngentot Kenikmatan Yang Tak Terlupakan – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1670 views

    Perawanku – Ini adalah kisah perjalananku ke Kota Ma**ng dijawa timur.
    Liburan semester tiba,seperti tahun sebelumnya aku memutuskan untuk berlibur dikota Ma**ng,kebetulan disana sanak saudaraku tinggal.
    Aku sering,bahkan hampir setiap tahun liburan kesana dgn menggunakan Bus,kereta atau Pesawat.
    Tapi aku lebih sering memilih bus dan kereta karena lbh bsa menikmati perjalanan.

    Suasana sangat ramai disalah satu terminal dijakarta timur,aku langsung naik kedalam bus Pa** Ke** yg telah siap menanti calon penumpangnya..Duduk dikursi deret ke enam dari depan..”hah..Cape juga..”keluhku..
    Lumayan cape juga memang menggendong tas pundak yg berisikan pakaian dan keperluanku lainnya didalam tas.
    Sekitar 10menit aku duduk,kebetulan kursi bus tsb 1-2,sebelah kanan satu,sdgkan sebelah kiri untuk 2 orang(super eksekutif)!!
    Aku duduk dibangku yg diperuntukan 2 orang..
    Tiba2 datang seorang ibu beserta 1 anaknya yg aku perkirakan berumur 15 tahunan,namun tubuhnya tinggi dan berisi,terutama dibagian pantat dan dadanya..Anak itu manis,putih dan memakai soft lens dimatanya.
    “dik,titip anak saya ya??”ujar sang ibu..”oh iya bu!”ucapku kaget..Anak abg itupun duduk disebelahku.

    10 menit berselang,bus akan segera berangkat,sekali lagi sang ibu berkata “adik,turun dimana?”..”diMa**ng bu.”ujarku..”oh sama,anak saya juga mw turun diMa** ,kalo gitu tolong dijagain ya anak saya?Maklum ini pertama kali dia pergi jauh sendirian..”lanjut sang ibu.
    “beres bu,tenang aja..!”balasku dgn senyum.
    Ibu itupun segera turun dari bus setelah sblmnya mencium pipi kanan kiri anaknya,sambil memberikan wejangan2 buat anaknya..
    Bus berangkat pukul 16.00 tepat meninggalkan terminal..Anak itu melambaikan tangan kepada ibunya yg berada diluar bus.
    Setelah agak jauh dari terminal akupun membuka obrolan dgn abg itu..”nama kamu siapa?”…”mia..”jawabnya singkat..Terlihat senyum manis keluar dari wajahnya yg putih dan bersih,apalagi tatapnnya yg sedikit menggoda,aku yakin dia terbiasa berhadapn dgn laki2.
    “knp nyokap lo ga ikut?”tanyaku.
    “ga,nyokap kerja..Gua lagi liburan sekolah,dari pd dijakarta terus..Sumpek..”jawab dia.
    “emang ga takut pergi sendirian?”tanyaku dgn sedikit meledeknya..”ah,cuek aja..Emg takut knapa?”ucap dia dgn santainya.
    “eh,nama lo sapa?”tanya mia padaku..”gw boy..”jwbku.

    Hampir 2 jam perjalanan,ngobrol ngalor ngidul sambil bercanda ga jelas,akupun mulai terbiasa dgn mia..Sampai pada akhirnya bus berhenti untuk istirahat disalah satu restauran di daerah jawabarat..
    “mia,bawa dompet sama hape lo,jangan ditinggal di dalam tas..”
    “okey..”jwb mia sambil bergegas berdiri dari tempat duduknya.
    Aku beranikan diri memegang tangannya sambil berjalan turun dari bus.
    Direstauran,kami kembali duduk disatu meja sambil makan bersama..Selesai makan,mia ijin mw kekamar kecil,begitu juga aku yg dari tadi nahan kencing..(sbnrnya ada toilet juga dibus,tp sempit dan takut ga da airny pkrku..).

    Setelah kurang lebih 30menit,bus kembali melanjutkn perjalanan..Sedang aku dan mia makin akrab saja..Bahkan dia sudah berani bersandar dan memelukku dari samping!
    Waktu semakin malam,semakin gelap keadaan didalam bus,walau ada lampu kecil diatas tempat duduk,tapi aku lbh memilh tdk memanfaatkannya.
    Semakin malam semakin dingin,ditambah udara AC yg menambah dingin didalam bus..
    “lo kedinginan ga mia?”tanyaku..”iya dingin banget..”jwbnya.
    “pake aja selimutnya..”aku mulai memasang selimut ditubuhnya,tanpa persetujuan dari dia..Setelah itu aku jg memakai selimut yg memang telah disediakan didalam bus.
    Mia,menyandarkan kepalanya dipundaku,sambil tangannya yg ada dibalik selimut dilingkarkan dipinggangku..
    “wah,ni anak kayanya manja..”pkrku dalam hati.
    Tanpa berkatakata,akupun juga memeluk dia dari samping..Tubuh kami terasa hangat,walau udara didalam bus benar2 terasa dingin sblm kami berpelukan.
    Mia memejamkan matanya..Rupanya dia tertidur,akupun coba memejamkan mataku walau dlm keadaan menggebu2 didlm hati,apalagi ‘adik kecilku’ mulai resah dibalik celana ketika dada mia yg lumayan gede menempel disamping tubuhku..Dgn goyangn bus saat berbelok kekanan atau kekiri,makin rapat saja dadanya ditubuhku. Tapi aku tahan,dan mencoba tidur..

    Sekitar 30menitan aku coba tidur,akhrnya kebangun juga..Ga tenang bgt tidur dgn godaan yg membuat hasrat naik turun.
    Aku palingkan pandangan ke jalan,sambil menahan gejolak..Tiba2,”boy..”mia memanggil pelan..
    “udah bangun??”jwbku.
    Tanpa menjawab pertanyaanku mia lsng mengencangkan dekapannya..
    “dingin bgt boy” kata mia..”lha kan udah pake selimut??”jwbku
    “iya,tp masih kerasa dingin..Apalagi tanganku,dingin bgt..Aku masukin tangan aku kedalam baju kamu ya?” kaget mendengar permintaan mia yg diluar dugaanku itu..
    “iya..Yaudah..”jwbku gugup..
    Jujur aku ga kpkrn mcm2 malam itu,tp stlh mendengar kata2 mia itu aku lsg tambah bergejolak,malahan mulai berfikiran kotor deh.
    Mia memasukkan tanganku kedalam kausku,msh dalam keadaan berselimut..Seluruh tubuh kami tertutup selimut,hanya muka kami yg tdk tertutup.
    Perlahan tangan mia bergerilya menyusup ke dalam kausku..Ketika berhasil masuk,perlahan lahan pula dia mulai membelai lembut seluruh tubuhku,mulai dari dada sampai perut..Kadang memainkan puting dadaku lembut..Wah,makin memuncak saja hasrat nafsuku mlm itu.
    Aku terdiam tanpa bcara apapa,sambil menikmati kelakuan nakal mia itu..

    Mia tersenyum kecil memandang aku yg sedang ga karuan karna perbuatannya..”kamu knapa boy?”
    “ah.Anu,gapapa..”jwbku
    aku menatap wajah mia,,hmm manis juga nih cewe,apalagi lesung pipinya tampak menambah manisnya wajah mia saat tersenyum.
    Tiba2..Makin gila ku dibuatnya ketika tangan mia yg tanpa komando masuk kedalam celana jinsku..(Waktu itu aku memakai jins sedengkul)..Makin terbakar saja kepalaku,seakan ingin menerkam tubuh mia dan langsung ku perkosa..Tapi ga mungkin,keadaan bus yg tidak mungkin sulit untuk aku melakukan apa yg aku mau..Sebagian penumpang msh ada yg terjaga,mereka sedang menonton vcd yg diputar dibus.
    “boy..Kamu ga pernah deket sama cewe ya?”tanya mia memecah kebisuan.
    “pernh..”jwbku
    “pernah ML?”tanya mia lagi..
    “pernah sekali,tapi ga sampe slesai..Knp tnya itu?”jwbku heran.
    “gapapa..Tanya aja!”kata mia.
    Aku mulai berfikir,kalo mia adalah abg yg punya pengalaman dalam sex,mgkin dia pernah ngesex dgn pcrnya..Apalagi,belaian tangan mia yg lembut benar2 seperti ahlinya dlm memberikan rangsangan2 kepada laki2..Ga disangka tangan mia sampai didalam celanaku,bermain main diatas ‘adik kecilku’ yg masih tertutup celana dalam..Makin terasa membesar saja kontolku dipermainkan tangannya.
    Tanpa basa basi,mia lsg melepaskan tangannya dari dalam celana,dan membuka ikat

    pinggangku serta resleting celanaku..Lalu sekonyong konyong tangannya masuk lg kedalam celana,kali ini tidak terpisahkan celana dalamku lagi..Benar benar menyentuh kontolku.
    “mia,msh rame..Blum pada tidur..”aku kebingungan dgn kelakuan mia,makin gila aja kelakuan abg ini..
    “gapapa,cuek..Kan ketutup selimut..!”jwb mia enteng membelai dan mengocok halus kontolku..
    Aku diam,sambil menikmati permainan tangan mia yg lihai seperti sudah terbiasa melakukannya.
    Sekitar 30 menitan,aku mulai mencoba membiasakan diri dgn apa yg dilakukan tangan mia thd kontolku.
    Sambil ngobrol ga karuan,aku benar2 terhanyut dalam suasana yg penuh hasrat tsb..
    Ternyata didalam pembicaraanku dgn mia,mia mengaku,kalau dia sudah ga perawan lagi..Pacarnya yg mengambil kesuciannya,dan sudah melakukan hubungan sex berulang kali sampai sekarang..

    Mlm terus bertambah larut,ketika itu para penumpang lain satu persatu mulai terlelap!Hanya aku dan mia yg msh terjaga seakan akan ga kepengen sedetikpun melewatkan kebersamaan ini.
    “boy,gw nyaman deket lo!”ujar mia melirih..”gw juga,lo dewasa,walaupun umur lo msh 15 tahun.”jwbku
    lalu tanpa sadar kita sudah saling memandang,aku nekat mendekatkan wajahku ke wajahnya..Kucium bibir lembutnya sambil memejamkan mataku,begitupun juga mia yg pelan pelan memainkan lidahnya didalam mulutku..Sungguh sebuah saat yg indah buat aku,walau umurku 22 tahun waktu itu,serta mia yg 15 tahun tapi sikap serta perlakuannya mirip wanita dewasa yg lihai dalam membuai seorang laki2..
    Sekitar 5 menit kami berciuman mesra,tanganku mulai nekat masuk kedalam kaus merah jambu mia,kubelai halus naik hingga ke BH yg berisikan bukit indah nan besar itu..Kuusap lembut,dan kusingkap BH keatas agar payudara indah mia dapat kusentuh dgn tanganku..Oh,besar,lembut dan kenyal payudaranya..Apalagi putingnya yg berukuran lumayan besar untk ukuran gadis seumurnya..”hmm..!”mia mendesah lembut..”sshh..Terus boy..”semakin kecang dan keras aku rasakan payudara milik mia..
    Sementara,tangannya mia masih setia mendekap dan mengocok lembut kontolku sejak tadi..
    Semua itu kami lakukan dgn bebas karna tubuh kami msh tertutup selimut!

    “boy..Turunkan kebwah tangan lo..”pinta mia.
    Aku mengerti maksudnya,aku turunkan tangan kananku ke resleting clana jinsnya..Aku buka dan..Aku kaget,ternyata mia udah ga pakai Celana dalam lagi..
    “lo ga pake celana dalam??”bisikku.
    “hihi..Engga,gw copot waktu direstauran tadi!!”..Jwbnya cuek.
    “niat banget lo..”kataku heran..
    “bodo,gw udah nafsu waktu pertama kali ngliat lo boy,lo ganteng bgt!”..Jwbnya lagi.
    Rupanya mia adlh tipe cewe yg agresif,bahkan bsa dibilang hyper jg dalam urusan sex..
    “boy,copot celana lo ya,gw susah megangnya..”pinta mia..
    “ntr ketauan orang2 ah..”jwbku ragu..
    “engga deh,kan ketutup selimut..”
    aku msh ragu,tapi bener juga sih orang2 ga bakal liat,krn emang tubuh kita ketutup rapat selimut..Lgpula orang2 juga pada tidur dan kita duduk dideret paling blakang,jd ga ada yg merhatiin kita.
    Aku turunkan celanaku sedengkul,kuperhatikan mia pun menurunkan celana jinsnya kebawah..
    Lalu dia melepaskan tangannya dari kontolku,dan memutar tubuhnya membelakangiku..Posisinya aku menghadap mia,dan mia membelakangiku..Badan dia agak condong kedepan,serta pinggulnya didekatkn ke aku..
    “masukin boy..”pinta mia.
    Kaget dan bingung aku mendengar tantangan mia..”masukin apanya?”jwbku dgn bodohnya..”kontol kamu boy,cepet!”jwbnya santai..
    Gila,nekat bener ni cewe pikir ku dalam hati..Tp kapan lagi punya pengalaman yg kaya gini..Pelan pelan aku arahkan juniorku ke dalam vaginanya,aku nyodok dia dari belakang..
    Agak susah juga,karna bus yg terus goyang kekanan kadang kekiri.
    Akhrnya..Ujung kontolku sampai juga dilubang vaginanya..Dan,masuk perlahan2 amblas ditelan vagina mia..Agak,sempit rasanya..”mmhh,aaahh..”desah mia yg agak tertahan karna takut kedengaran penumpang lain..
    “boy,enak..Punya kmu lumayan gede,panjang pula,punya cowoku ga kaya bgini..”
    mendengar kata2 mia itu aku makin bersemangat..Aku senderkan punggungku kejendela bus (aku duduk samping jendela)..Sambil diam menikmati vagina mia yg membuat kontolku berdenyut denyut..Sengaja kontolku ga dikeluar masukan,karna goyangn bus sudah membuat nikmat dan membantu permainan kita berdua.
    Lama juga kita hanyut dalam goyangan bus,gelapnya suasana bus yg diselingi cahaya2 lampu mobil dari kaca jendela bus,benar2 suasana yg penuh kehangatan dan romantis wkt itu..(aku yakin penumpang lain lagi merasakan dinginnya AC menusuk tulang mereka!!)..Tp tidak dgn kami,justru yg terasa hangat,damai dan nikmat..Sekitar setengah jam kita mengikuti irama goyangan bus,lalu tanpa melepaskan kontolku didalam vagina mia,aku mencoba menarik tubuhnya ke belakang,dan bersandar ditubuh aku..Kini posisi mia berada diatas tubuhku,tp tetap membelakangiku..
    Aku mulai memainkan kontolku,aku keluar dan masukan kontolku didalam vaginanya..
    “mmh..Boy..Uh..Goyang terus boy..Enak!” erang mia lirih..
    “ssh..Iya,enak..Memek kamu enak mia..”kataku sambil terus menggoyangkan pinggulku..
    Aku bener2 ga lagi memikirkan sekitar,aku yakin penumpang lain ga akan sadar apa yg kita lakukan dibelakang!!
    “oh..Boy,terus!”..
    Sambil aku goyangkan pinggulku,tangan kananku memainkan klitoris mia,serta tangan kiriku memainkan puting payudaranya yg telah mengencang dan mengacung keatas..
    Makin mia ga tertahankan,dia terus bergeliat karna rangsangan yg aku berikan..Tp tetp kita mengatur dan berhati2 menjaga agar gerakan2 kita tidak membuat curiga penumpang lainnya!!
    “boy,aku mw keluar..”erang mia lirih,bahkan sedikit membisik..”ssh..Ah,boy goyang terus..Ak..Aku keluar”..Mia akhrnya merasakan orgasmenya yg pertama..Aku cuek dan terus kugoyang kontolku,sementara mia mengejang merasakan nikmat orgasmenya!!

    Aku hentikan goyanganku,melihat mia yg sedang mengatur nafasnya akupun tersenyum memandang tingkahnya yg bener2 sedang merasakan puncak kenikmatan..
    Ga lama kemudian,setelah selesai menikmati orgasmenya,aku menyuruh mia untuk tidur telentang menghadap keatas,kepalanya bersantar ke tangan kursi,serta Kedua Kakinya ditekuk..Aku mengatur posisi selimut yg sudah berantakan,dan kututup lagi tubuh mia dgn selimut hingga kekakinya yg mengangkang..Aku mengatur posisi dudukku,pinggul aku mengarah ke selangkangan mia..Dan kembali kumasukan kontolku ke dalam vaginanya.
    “blezz..”..Uh,kembali kontolku ditelan vagina mia..Aku goyangkan pelan pinggulku..
    “aahh..Mm..Enak!”..Miapun tampak kembali larut dlm kenikmatan setelah tadi dya merasakan orgasme. “oh..Mm..”..
    Kali ini,goyangan ku terasa lebih mantap,dan kontol terasa lebih basah,karna vagina mia sudah bener2 becek akibat orgasmenya tadi..Creek..Crek..!
    Tangan kiriku membelai dan memainkan klitorisnya..Terlihat mia menggigit bibir bawahnya,terkadang memainkan lidahny kebibirnya!!
    Sekitar 15 menit,mia pun mulai tampak gusar,kelihatannya dia akan orgasme lagi..Bgtu juga aku yang mulai merasakan desiran nikmat mengalir didalam tubuhku,mengalir dari atas hingga kebawah..”boy,a..a..aku mw keluar lagi..”mulutnya bicara tp matanya terpejam..”aku juga mia..”jwbku berbisik.
    “boy..Ga tahan..Mw keluar..!!”
    aku mempercepat goyangan kontolku keluar masuk vagina mia,dan tanganku jg makin cepat mempermainkan klitorisnya walau tidak beraturan iramanya!!
    “..Mia,aku mw keluar..”..Lirihku.
    “sama..Aku juga..Keluarin bareng boy!!”
    tiba2 tubuh mia kembali mengejang..Dan..”oouuhh..Aghh. .Enaak..”erang mia,ternyata orgasme keduanya telah sampai..
    Kini giliranku..Sambil terus ku goyang kontolku terasa mulai berdenyut2 kontolku..
    “keluarin dimana??”tanyaku lirih..”diluar boy!”jwb mia..
    Dan seketika terasa ada yg mengalir menuju lubang kontolku,buru2 kukeluarkan dari dalam vagina mia,dan..Croot..Croot..,air maniku keluar menumpahi perut mia dan sebagian mengenai selimut..
    “..Oouh..Mantap,enak bgt mia..”ujarku penuh kenikmatan..
    Terasa kontolku masih berdenyut pelan dan basah karena tersiram muncratan cairan orgasme didalam vagina mia tadi..
    Diam,lemas..Dan tanpa suara yg terjadi sekitar 5 menit.
    Kemudian aku ambil tisu dari kantong jaketku untuk mengelap air maniku yg membasahi perut mia..Bayangkan,kita bermandi keringat diantara dinginnya udara AC didalam bus!!
    Mia bergegas duduk dan membetulkan pakaian dan celananya,begitu jga aku!! Kita kembali duduk dan berdekapan,lalu tdk terasa tertidur pulas karna kecapean.

    Jam 5 pagi bus kembali istrht dan berhenti direstauran didaerah jawa timur..Seluruh penumpang turun,begitu jg aku dan mia..Kita lsg sarapan pagi dan minum kopi panas untk menghangatkan tubuh kita..Hehe,baru kita merasakan dinginnya udara pagi dikota Tuban yg letaknya dipinggr pantai tsb,padhal td mlm kita bermandikan keringat hanyut dlm kenikmatan!!
    Lumayan pegel2 jg badan rasanya..Mgkn karna posisi waktu ngentot td mlm kurang nyaman jdnya rontok jg rasanya badan ini.Mia bergegas ketoilet untuk memakai celana dalam..Kemudian kembali bus berangkat menyelesaikan sisa perjalanannya.

    Disisa perjalanan,kami habiskan untk bercanda dan bercerita..Terkadang diselingi gerakan nakal dari tangan mia yg menggoda kontolku.
    3 setengah jam kemudian,bus hampir tiba di Kota Ma**ng..Aku sempatkan untk bertukar nomor hape.
    Bus akhrnya sampai diterminal kota Ma**ng,tampak sepupu mia sudah menanti untk menjemputnya..Kita turun,dan saling berpisah,krn aku kembali melanjutkn perjalanan kerumah budeku..
    Tp aku dan mia tidak putus hubungan,sampai sekarang dijakarta aku mash sering ketemu,dan dia jadi pacarku sekarang,karena pacarnya lsg diputuskan setibanya dia dijakarta.
    Oya,urusan ngesex dgn mia..Hehe,masih jalan terus dikala ada kesempatan.

    Cerita Sex Dalam Bus | Cerita Sex | Cerita Hot |Terbaru 2106

  • Pengalaman Ngentot Tante Eva Memuaskanku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Pengalaman Ngentot Tante Eva Memuaskanku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1609 views

    Perawanku – Kejadian ini terjadi ketika aku kelas 3 SMP, yah aku perkirakan umur aku waktu itu baru saja 14 tahun . Aku gak tahu kenapa yah perkembangan ngentotnya begitu cepat sampai-sampai umur segitu stelah mau ngerasain yang enak-enak . Yah itu semua karena temen nyokap kali yah, Soalnya temen nyokap Aku yang namanya tante eva (biasa kupanggil dia begitu) orangnya buat nafsu banget, langsing dan juga awet muda bikin aku bergetar .

    tante eva ini tinggal dekat rumahku, cuma beda 5 rumahlah, nah tante eva ini cukup deket sama keluargaku meskipun enggak ada hubungan saudara . Dan dapat dipastikan kalau sore biasanya banyak ibu-ibu suka ngumpul di rumahku buat sekedar ngobrol bahkan suka ngocehin suaminya sendiri . Nah tante eva inilah yang bikin aku cepet besar (maklumlah anak masih puber kan biasanya suka yang cepet-cepet) .

    Biasanya tante eva kalau ke rumah Aku selalu menggunakan daster atau kadang-kadang celana pendek yang bikin aku ser . . ser . . ser . . Biasanya kalau telah sore tuh ibu-ibu suka ngumpul di ruang TV dan biasanya juga aku pura-pura nonton TV saja sambil lirak lirik . tante eva ini gak tahu sengaja atau nggak aku juga enggak tahu yah . Dia sering kalau duduk itu tuh mengangkang, kadang pacuma kebuka dikit bikin Aku ser . . ser lagi deh hmm .

    Apa keasyikan ngobrolnya apa emang sengaja Aku juga enggak bisa ngerti, tapi yang pasti sih aku kadang puas banget sampai-sampai kebayang kalau lagi tidur . Kadang kalau sgilag ngerumpi sampai ketawa sampai lupa kalau duduk nya tante eva ngangkang sampai-sampai celana dalemnya kesaritan (wuih aku suka banget nih) . Pernah aku hampir ketahuan pas lagi ngelirik wah rasanya ada perasaan takut malu sampai-sampai Aku enggak bisa ngoceh sampai panas dingin tapi tante eva malah diam saja malah dia tambahin lagi deh gaya duduknya . Nah dheri situ aku telah mulai suka sama tuh tante yang satu itu . Setiap hheri pasti Aku melihat yang namanya paha sama celana dalem tuh tante .

    Pernah juga Aku waktu jalan-jalan bareng ibu-ibu ke puncak nginep di apartment . Ibu-ibu cuma bawa anaknya, nah secara tidak sengaja Mami Aku ngajak Aku pasti tante eva pula ikut wah asyik juga nih pikir ku . Waktu hari ke-2 malam-malam sekitar jam 8-9 mereka ngobrol di luar deket taman sambil bakar jagung . Ternyata mereka sgilag bercerita tentang hantu, ih dasar ibu-ibu masih juga kaya anak kecil ceritanya yang serem-serem, pas waktu itu tante eva mau ke WC tapi dia takut . Tentu saja tante eva di ketawain sama gangnya karena enggak berani ke WC sendiri karena di apartment enggak ada orang jadinya takut sampai-sampai dia mau kencing di deket pojokan taman .

    Lalu tante eva menherik tangan Aku minta ditemenin ke WC, yah aku sih mau saja . Pergilah aku ke dalam apartment sama tante eva, sesampainya Aku di dalam apartment Aku nunggu di luar WC eh malah tante evan ngsajak masuk nemenin dia soalnya katanya dia takut .

    “Lex temenin tante yah tunggu di sini saja buka saja pintu nya enggak usah di tutup, tante takut nih”, kata tante eva sambil mulai berjongkok .

    Dia mulai menurunkan celana pendeknya sebatas betis dan juga celana dalamnya yang berwarna putih ada motif rendanya sebatas lutut juga . “Serr . . rr . . serr . . psstt”, kalau enggak salah gitu deh bunyinya . Jantungku sampai deg-degan waktu sarit tante eva kencing, dalam hatiku, kalau saja tante eva boleh ngasih sarit terus boleh memegangnya hmm . Sampai-sampai aku bengong ngesarit tante eva .

    “Heh kenapa kamu Lex kok diam gitu awas nanti kesambet” kata tante eva .
    “Ah enggak apa-apa tante ”, jawabku .
    “Pasti kamu lagi mikir yang enggak-enggak yah, kok melihatnya ke bawah terus sih?”, tanya tante eva .
    “Enggak kok tante , aku cuma gak pernah lihat cewek kencing dan kaya apa sih bentuk itunya cewek?” tanyaku .

    tante eva cebok dan bangun tanpa menaikkan celana sama CDnya .

    “Kamu mau lihat Lex? Nih tante kasih sarit tapi jangan bilang-bilang yah nanti tante enggak enak sama Mamamu”, kata tante eva .

    Aku cuma mengangguk mengiyakan saja . Lalu tanganku dipegang ke arah memeknya . Aku tambah deg-degan sampai panas dingin karena baru kali ini Aku megang sama melihat yang namanya memek . tante eva membiarkanku memegang-megang memeknya .

    “Sudah yah Lex nanti enggak enak sama ibu-ibu yang lain dikirain kita ngapain lagi” .
    “Iyah tante ”, jawabku .

    Lalu tante eva menaikan celana dalam juga celana pendeknya terus kami gabung lagi sama ibu-ibu yang lain .

    Esoknya aku masih belum bisa melupakan hal semalam sampai sampai aku panas dingin . Hheri ini semua pengen bteriakkat jalan-jalan dheri pagi sampai sore buat belanja oleh-oleh rekreasi . Tapi aku enggak ikut karena badanku enggak enak .

    “Lex, kamu enggak ikut?” tanya mamiku .
    “Enggak yah Mam aku enggak enak badan nih tapi aku minta di bawain kue mochi saja yah Mah” kataku .
    “Yah telah istirahat yah jangan main-main lagi” kata Mami .
    “Erni, kamu mau kan tolong jagain si Alex nih yah, nanti kalau kamu ada pesenan yang mau di beli biar sini aku beliin” kata Mami pada tante eva .
    “Iya deh Kak aku jagain si Alex tapi beliin aku tales sama sayuran yah, aku mau bawa itu buat balik besok” kata tante eva .

    Akhirnya mereka semua bteriakkat, cuma tinggal aku dan tante eva berdua saja di apartment, tante eva baik juga sampai-sampai aku di bikinin bubur buat sarapan, jam menunjukan pukul 9 pagi waktu itu .

    “Kamu sakit apa sih Lex? kok lemes gitu?” tanya tante eva sambil nyuapin aku dengan bubur ayam buatannya .
    “Enggak tahu nih tante kepalaku juga pusing sama panas dingin aja nih yang di rasa” kataku .

    tante eva begitu perhatian padaku, maklumlah di usia perkawinannya yang telah 5 tahun dia belum dikaruniai seorang buah hati pun .

    “Kepala yang mana Lex atas apa yang bawah?” kelakar tante eva padaku .
    Aku pun bingung, “Memangya kepala yang bawah ada tante ? kan kepala kita cuma satu?” jawabku polos .
    “Itu tuh yang itu yang kamu sering tutupin pake segitiga pengaman” kata tante eva sambil memegang si kecilku .
    “Ah tante bisa saja” kataku .
    “Eh jangan-jangan kamu sakit gara-gara semalam yah” aku cuma diam saja .

    Selesai sarapan badanku dibasuh air hangat oleh tante eva, pada waktu dia ingin membuka celanaku, kubilang, “ tante enggak usah deh tante biar Alex saja yang ngelap, kan malu sama tante ”
    “Enggak apa-apa, tanggung kok” kata tante eva sambil menurunkan celanaku dan CDku .

    Dilapnya si kecilku dengan hati-hati, aku cuma diam saja .
    “Lex mau enggak pusingnya hilang? Biar tante obatin yah”
    “Pakai apa Tan, aku enggak tahu obatnya” kataku polos .
    “Iyah kamu tenang saja yah” kata tante eva .

    Lalu di genggamnya kontol kontolku dan dielusnya langsung spontan detik itu juga kontolku berdiri tegak . Dikocoknya slow-slow tapi pasti sampai-sampai aku melayang karena baru pertama kali merasakan yang seperti ini .

    “Achh . . cchh . .” aku cuma mendesah slow dan tanpa kusadheri tanganku memegang memek tante eva yang masih di balut dengan celana pendek dan CD tapi tante eva cuma diam saja sambil tertawa kecil terus masih melakukan kocokannya . Sekitar 10 menit kemususan aku merasakan mau kencing .

    “ tante telah dulu yah aku mau kencing nih” kataku .
    “Sudah, kencingnya di mulut tante saja yah enggak apa-apa kok” kata tante eva .

    Aku bingung campur heran melihat kontolku dikulum dalam mulut tante eva karena tante eva tahu aku telah mau keluar dan aku cuma bisa diam karena merasakan enaknya .

    “Hhgg . .achh . . tante aku mau kencing nih bener ” kataku sambil meremas memek tante eva yang kurasakan berdenyut-denyut .
    tante evapun langsung menghjilat dengan ganasnya dan badanku pun menggelinjang keras .
    “Croott . . ser . . err . . srett . .” moncrotlah air maniku dalam mulut tante eva, tante eva pun langsung menyedot sambil menelan maniku sambil menjilatnya . Dan kurasakan memek tante eva berdenyut kencang sampai-sampai aku merasakan celana tante eva lembab dan agak basah .
    “Enak kan Lex, pusingnya pasti hilang kan?” kata tante eva .
    “Tapi tante aku minta maaf yah aku enggak enak sama tante nih soalnya tante . .”
    “Sudah enggak apa-apa kok, oh iya kencing kamu kok kental banget, wangi lagi, kamu enggak pernah ngocok Lex?”
    “Enggak tante ”

    Tanpa kusadheri tanganku masih memegang memek tante eva .

    “Loh tangan kamu kenapa kok di situ terus sih” . Aku jadi salah tingkah
    “Sudah enggak apa-apa kok, tante ngerti” katanya padaku .
    “ tante boleh enggak Alex megang itu tante lagi” pintaku pada tante eva .
    tante eva pun melepaskan celana pendeknya, saya lihat celana dalam tante eva basah gak tahu kenapa .
    “ tante kencing yah?” tanyaku .
    “Enggak ini namanya tante birahi Lex sampai-sampai celana dalam tante basah” .

    Dilepaskannya pula celana dalam tante eva dan mengelap memeknya dengan handukku . Lalu tante eva duduk di sampingku

    “Lex pegang nih enggak apa-apa kok telah tante lap” katanya . Akupun mulai memegang memek tante eva dengan tangan yang agak gemetar, tante eva cuma ketawa kecil .
    “Lex, kenapa? Biasa saja donk kok gemetar kaya gitu sih” kata tante eva .
    Dia mulai memegang kontolku lagi, “Lex tante mau itu nih” .
    “Mau apa tante ?”
    “Itu tuh”, aku bingung atas permintaan tante eva .
    “Hmm itu tuh, mempunyai kamu di memasukan ke dalam itunya tante kamu mau kan?”
    “Tapi Alex enggak bisa tante caranya”
    “Sudah, kamu diam saja biar tante yang ajherin kamu yah” kata tante eva padaku .

    Mulailah tangannya mengelus kontolku biar bangun kembali tapi aku juga enggak tinggal diam aku coba mengelus-elus memek tante eva yang di tumbuhi bulu mulus .

    “Lex jilatin donk mempunyai tante yah” katanya .
    “ tante Alex enggak bisa, nanti muntah lagi”
    “Coba saja Lex”

    tante pun langsung mengambil posisi 69 . Aku di bawah, tante eva di atas dan tanpa pikir panjang tante eva pun mulai mengulum kontolku .

    “Achh . . hgghhghh . . tante ”

    Aku pun sebenarnya ada rasa geli tapi ketika kucium memek tante eva tidak berbau apa-apa . Aku mau juga menjilatinya kurang lebih baunya memek tante eva seperti wangi daun pandan (asli aku juga bingung kok bisa gitu yah) aku mulai menjilati memek tante eva sambil tanganku melepaskan kaus u can see tante eva dan juga melepaskan kaitan BH-nya, kini kami sama-sama telanjang bulat .

    tante eva pun masih asyik mengulum kontolku yang masih layu kemususan tante eva menghentikannya dan berbalik menghadapku langsung mencium bibirku dengan nafas yang penuh birahi dan menderu .

    “Kamu tahu enggak mandi kucing Lex” kata tante eva .

    Aku cuma menggelengkan kepala dan tante eva pun langsung menjilati leherku menciuminya sampai-sampai aku menggelinjang hebat, ciumannya berlanjut sampai ke putingku, dikulumnya di jilatnya, lalu ke perutku, terus turun ke selangkanganku dan kontolku pun mulai bereaksi makin keras . Dijilatinya paha sebelah dalamku dan aku cuma menggelinjang hebat karena di bagian ini aku tak ada daya membatalkan rasa geli campur kepuasan yang begitu dahsyat . tante eva pun langsung menjilati kontolku tanpa mengulumnya seperti tadi dia menghjilat-hjilat bijiku dan juga terus sampai-sampai lubang pantatku pun dijilatinya sampai aku merasakan anusku basah .

    Kulihat toket tante eva makin keras, tante eva menjilati sampai ke betisku dan kembali ke bibirku dikulumnya sambil tangannya mengocok kontolku, tanganku pun meremas toket tante eva . Entah mengapa aku jadi ingin menjilati memek tante eva, langsung tante eva kubheringkan dan aku bangun, langsung kujilati memek tante eva seperti menjilati es krim .

    “Achh . . uhh . . hhghh . . acch Lex enak banget terus Lex, yang itu isep jilatin Lex” kata tante eva sambil menunjuk sesuatu yang menonjol di atas bibir memeknya .

    Aku langsung menjilatinya dan menghjilatnya, banyak sekali lendir yang keluar dheri memek tante eva tanpa sengaja tertelan olehku .

    “Lex memasukan donk tante enggak tahan nih”
    “ tante bagaimana caranya?”

    tante eva pun menyuruhku tidur dan dia jongkok di atas kontolku dan langsung menancapkannya ke dalam memeknya . tante eva naik turun seperti orang naik kuda kadang melakukan gerakan maju mundur . Setengah jam kami bercumbu dan tante eva pun menggelinjang hebat .

    “Lex tante mau keluar nih eghh . . huhh achh” teriak tante eva .

    Akupun di suruhnya untuk menaik turunkan pantatku dan tak lama kurasakan ada sesuatu yang hangat mengalir dheri dalam memek tante eva . Hmm sungguh pengalaman pertamaku dan juga kurasakan memek tante eva mungurut-urut kontolku dan juga menyedotnya . Kurasakan tante eva telah klimak dan permainan kami terhenti sejenak .tante eva tidak mencabut kontolku dan membiarkanya di dalam memeknya .

    “Lex nanti kalau mau kencing kaya tadi bilang ya” pinta tante eva padaku .

    Akupun langsung mengiyakan tanpa mengetahui maksudnya dan tante evapun langsung mengocok kontolku dengan memeknya dengan posisi yang seperti tadi .

    “Achh . . tante enak banget achh . ., gfggfgfg . .” kataku dan tak lama aku pun merasakan hal yang seperti tadi lagi .
    “ tante Alex kayanya mau kencing niih”

    tante eva pun langsung bangun dan mengulum kontolku yang masih lengket dengan cairan kecewekanya, tanpa malu dia menghjilatnya dan tak lama muncratlah cairan maniku untuk yang ke 2 kalinya dan seperti yang pertama tante eva pun menelannya dan menghjilat ujung kepala kontolku untuk menyedot habis maniku dan akupun langsung lemas tapi disertai kepuasan yang alang kepalang .

    Kami pun langsung mandi ke kamar mandi berdua dengan telanjang bulat dan kami melakukannya lagi di kamar mandi dengan posisi tante eva menungging di pinggir bak mandi . Aku melakukannya dengan cermat atas arahan tante eva yang hebat . Selasai itu jam pun menunjukan pukul 1 siang langsung makan siang dengan telur dadar buatan tante eva, setelah itu kamipun capai sekali sampai-sampai tertidur dengan tante eva di sampingku, tapi tanganku kumasukkan di dalam celana dalam tante eva . Kami terbangun pada pukul 3 sore dan sekali lagi kami melakukannya atas permintaan tante eva, tepat jam 4:30 kami mengakhiri dan kembali mandi, dan rombongan ibu-ibu pun balik pukul 6 sore .

    “Lex kamu telah oke?” tanya Mamiku .
    “Sudah mam, aku telah seger n fit nih” kataku .
    “Kamu kasih makan apa Ni, si Alex sampai-sampai langsung sehat” tanya Mami sama tante eva .
    “Hanya bubur ayam sama makan siang telur dadar terus kukasih saja obat anti panas” kata tante eva .

    Esoknya kamipun balik ke jakarta dan di mobil pun aku duduk di samping tante eva yang semobil denganku . Mami yang menyopir direkani Ibu Herman di depan . Di dalam mobilpun aku masih mencuri-curi memegang barangnya tante eva .

    Sampai sekarang pun aku masih suka melakukannya dengan tante eva bila rumahku kosong atau terkadang ke panasel dengan tante eva . Sekali waktu aku pernah mengeluarkan pejuhku di dalam sampai 3 kali . Kini tante eva telah dikarunia 2 orang anak yang mengnafsukan . Baru kuketahui bahwa suami tante eva rupanya menagalami ejakulasi dini . Sebenarnya kini aku bingung akan status anak tante eva .

    Yah, begitulah kisahku sampai sekarang aku tetap menjadi PIL tante eva bahkan aku jadi lebih suka dengan cewek yang lebih tua dheriku . Pernah juga aku menemani seorang kenalan tante eva yang nasibnya sama seperti tante eva, memmempunyaii suami yang ejakulasi dini dan suka daun muda buat obat awet muda, dengan menelan air mani pria muda .

  • Ngentot Mantan Murid – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Ngentot Mantan Murid – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1944 views

    Perawanku – Kisah dan Cerita Panas ini berawal dari keberanian manta muridku, Sandi. Tampaknya sejak SD dia sudah sering mengintip dan memperhatikan tubuhku yang molek. Sebenernya cerita dewasa ini tak layak diceritakan. Tapi, apa mau dikata perbuatan itu telah kami lakukan, dan kenikmatan itu ingin kami bagikan disini.

    “Aarrgghhh…!!!” aku menjerit.
    “Aku hampir keluar!” Sandi bergumam. Gerakannya langsung cepat dan kuat. Aku tidak bisa bergoyang dalam posisi seperti itu, maka aku pasrah saja, menikmati gecakan-gecakan keras batang kemaluan Sandi. Kedua tanganku mencengkeram sprei kuat-kuat.

    “Terus, Sayang…, teruuusss…!”desahku.
    “Ooohhh, enak sekali…, aku keenakan…, enak ‘bercinta’ sama Ibu!” Erang Sandi
    “Ibu juga, Ibu juga, vagina Ibu keenakaan…!” Balasku.
    “Aku sudah hampir keluar, Buu…, vagina Ibu enak bangeet… ”
    “Ibu juga mau keluar lagi, tahan dulu! Teruss…, yaah, aku juga mau keluarr!”

    Namaku Asmiati, tinggi 160 sentimeter, berat 56 kilogram, lingkar pinggang 65 sentimeter. Secara keseluruhan, sosokku kencang, garis tubuhku tampak bila mengenakan pakaian yang ketat terutama pakaian senam. Aku adalah Ibu dari dua anak berusia 44 tahun dan bekerja sebagai seorang guru disebuah SLTA di kota S.

    Kata orang tahi lalat di daguku seperti Berliana Febriyanti, dan bentuk tubuhku mirip Minati Atmanegara yang tetap kencang di usia yang semakin menua. Mungkin mereka ada benarnya, tetapi aku memiliki payudara yang lebih besar sehingga terlihat lebih menggairahkan dibanding artis yang kedua. Semua karunia itu kudapat dengan olahraga yang teratur.

    Kira-kira 6 tahun yang lalu saat usiaku masih 38 tahun salah seorang sehabatku menitipkan anaknya yang ingin kuliah di tempatku, karena ia teman baikku dan suamiku tidak keberatan akhirnya aku menyetujuinya. Nama pemuda itu Sandi, kulitnya kuning langsat dengan tinggi 173 cm. Badannya kurus kekar karena Sandi seorang atlit karate di tempatnya. Oh ya, Sandi ini pernah menjadi muridku saat aku masih menjadi guru SD.

    Sandi sangat sopan dan tahu diri. Dia banyak membantu pekerjaan rumah dan sering menemani atau mengantar kedua anakku jika ingin bepergian. Dalam waktu sebulan saja dia sudah menyatu dengan keluargaku, bahkan suamiku sering mengajaknya main tenis bersama. Aku juga menjadi terbiasa dengan kehadirannya, awalnya aku sangat menjaga penampilanku bila di depannya. Aku tidak malu lagi mengenakan baju kaos ketat yang bagian dadanya agak rendah, lagi pula Sandi memperlihatkan sikap yang wajar jika aku mengenakan pakaian yang agak menonjolkan keindahan garis tubuhku.

    Sekitar 3 bulan setelah kedatangannya, suamiku mendapat tugas sekolah S-2 keluar negeri selama 2, 5 tahun. Aku sangat berat melepasnya, karena aku bingung bagaimana menyalurkan kebutuhan sex-ku yang masih menggebu-gebu. Walau usiaku sudah tidak muda lagi, tapi aku rutin melakukannya dengan suamiku, paling tidak seminggu 5 kali. Mungkin itu karena olahraga yang selalu aku jalankan, sehingga hasrat tubuhku masih seperti anak muda. Dan kini dengan kepergiannya otomatis aku harus menahan diri.

    Awalnya biasa saja, tapi setelah 2 bulan kesepian yang amat sangat menyerangku. Itu membuat aku menjadi uring-uringan dan menjadi malas-malasan. Seperti minggu pagi itu, walau jam telah menunjukkan angka 9. Karena kemarin kedua anakku minta diantar bermalam di rumah nenek mereka, sehingga hari ini aku ingin tidur sepuas-puasnya. Setelah makan, aku lalu tidur-tiduran di sofa di depan TV. Tak lama terdengar suara pintu dIbuka dari kamar Sandi.

    Kudengar suara langkahnya mendekatiku.

    “Bu Asmi..?” Suaranya berbisik, aku diam saja. Kupejamkan mataku makin erat. Setelah beberapa saat lengang, tiba-tiba aku tercekat ketika merasakan sesuatu di pahaku. Kuintip melalui sudut mataku, ternyata Sandi sudah berdiri di samping ranjangku, dan matanya sedang tertuju menatap tubuhku, tangannya memegang bagian bawah gaunku, aku lupa kalau aku sedang mengenakan baju tidur yang tipis, apa lagi tidur telentang pula. Hatiku menjadi berdebar-debar tak karuan, aku terus berpura-pura tertidur.

    “Bu Asmi..?” Suara Sandi terdengar keras, kukira dia ingin memastikan apakah tidurku benar-benar nyeyak atau tidak.

    Aku memutuskan untuk pura-pura tidur. Kurasakan gaun tidurku tersingkap semua sampai keleher.

    Lalu kurasakan Sandi mengelus bibirku, jantungku seperti melompat, aku mencoba tetap tenang agar pemuda itu tidak curiga. Kurasakan lagi tangan itu mengelus-elus ketiakku, karena tanganku masuk ke dalam bantal otomatis ketiakku terlihat. Kuintip lagi, wajah pemuda itu dekat sekali dengan wajahku, tapi aku yakin ia belum tahu kalau aku pura-pura tertidur kuatur napas selembut mungkin.

    Lalu kurasakan tangannya menelusuri leherku, bulu kudukku meremang geli, aku mencoba bertahan, aku ingin tahu apa yang ingin dilakukannya terhadap tubuhku. Tak lama kemuadian aku merasakan tangannya meraba buah dadaku yang masih tertutup BH berwarna hitam, mula-mula ia cuma mengelus-elus, aku tetap diam sambil menikmati elusannya, lalu aku merasakan buah dadaku mulai diremas-remas, aku merasakan seperti ada sesuatu yang sedang bergejolak di dalam tubuhku, aku sudah lama merindukan sentuhan laki-laki dan kekasaran seorang pria. Aku memutuskan tetap diam sampai saatnya tiba.

    Sekarang tangan Sandi sedang berusaha membuka kancing BH-ku dari depan, tak lama kemudian kurasakan tangan dingin pemuda itu meremas dan memilin puting susuku. Aku ingin merintih nikmat tapi nanti amalah membuatnya takut, jadi kurasakan remasannya dalam diam. Kurasakan tangannya gemetar saat memencet puting susuku, kulirik pelan, kulihat Sandi mendekatkan wajahnya ke arah buah dadaku. Lalu ia menjilat-jilat puting susuku, tubuhku ingin menggeliat merasakan kenikmatan isapannya, aku terus bertahan. Kulirik puting susuku yang berwarna merah tua sudah mengkilat oleh air liurnya, mulutnya terus menyedot puting susuku disertai gigitan-gigitan kecil. Perasaanku campur aduk tidak karuan, nikmat sekali.

    Tangan kanan Sandi mulai menelusuri selangkanganku, lalu kurasakan jarinya meraba vaginaku yang masih tertutup CD, aku tak tahu apakah vaginaku sudah basah apa belum. Yang jelas jari-jari Sandi menekan-nekan lubang vaginaku dari luar CD, lalu kurasakan tangannya menyusup masuk ke dalam CD-ku. Jantungku berdetak keras sekali, kurasakan kenikmatan menjalari tubuhku. Jari-jari Sandi mencoba memasuki lubang vaginaku, lalu kurasakan jarinya amblas masuk ke dalam, wah nikmat sekali. Aku harus mengakhiri Sandiwaraku, aku sudah tak tahan lagi, kubuka mataku sambil menyentakkan tubuhku.

    “Sandi!! Ngapain kamu?”

    Aku berusaha bangun duduk, tapi tangan Sandi menekan pundakku dengan keras. Tiba-tiba Sandi mecium mulutku secepat kilat, aku berusaha memberontak dengan mengerahkan seluruh tenagaku. Tapi Sandi makin keras menekan pundakku, malah sekarang pemuda itu menindih tubuhku, aku kesulitan bernapas ditindih tubuhnya yang besar dan kekar berotot. Kurasakan mulutnya kembali melumat mulutku, lidahnya masuk ke dalam mulutku, tapi aku pura-pura menolak.

    “Bu.., maafkan saya. Sudah lama saya ingin merasakan ini, maafkan saya Bu… ” Sandi melepaskan ciumannya lalu memandangku dengan pandangan meminta.

    “Kamu kan bisa denagan teman-teman kamu yang masih muda. Ibukan sudah tua,” Ujarku lembut.

    “Tapi saya sudah tergila-gila dengan Bu Asmi.. Saat SD saya sering mengintip BH yang Ibu gunakan… Saya akan memuaskan Ibu sepuas-puasnya,” jawab Sandi.

    “Ah kamu… Ya sudah terserah kamu sajalah”

    Aku pura-pura menghela napas panjang, padahal tubuhku sudah tidak tahan ingin dijamah olehnya.

    Lalu Sandi melumat bibirku dan pelan-pelan aku meladeni permainan lidahnya. Kedua tangannya meremas-remas pantatku. Untuk membuatnya semakin membara, aku minta izin ke WC yang ada di dalam kamar tidurku. Di dalam kamar mandi, kubuka semua pakaian yang ada di tubuhku, kupandangi badanku di cermin. Benarkah pemuda seperti Sandi terangsang melihat tubuhku ini? Perduli amat yang penting aku ingin merasakan bagaimana sich bercinta dengan remaja yang masih panas.

    Keluar dari kamar mandi, Sandi persis masuk kamar. Matanya terbeliak melihat tubuh sintalku yang tidak berpenutup sehelai benangpun.

    “Body Ibu bagus banget.. ” dia memuji sembari mengecup putting susuku yang sudah mengeras sedari tadi. Tubuhku disandarkannya di tembok depan kamar mandi. Lalu diciuminya sekujur tubuhku, mulai dari pipi, kedua telinga, leher, hingga ke dadaku. Sepasang payudara montokku habis diremas-remas dan diciumi. Putingku setengah digigit-gigit, digelitik-gelitik dengan ujung lidah, juga dikenyot-kenyot dengan sangat bernafsu.

    “Ibu hebat…,” desisnya.

    “Apanya yang hebat..?” Tanyaku sambil mangacak-acak rambut Sandi yang panjang seleher.

    “Badan Ibu enggak banyak berubah dibandingkan saya SD dulu” Katanya sambil terus melumat puting susuku. Nikmat sekali.

    “Itu karena Ibu teratur olahraga” jawabku sembari meremas tonjolan kemaluannya. Dengan bergegas kuloloskan celana hingga celana dalamnya. Mengerti kemauanku, dia lalu duduk di pinggir ranjang dengan kedua kaki mengangkang. DIbukanya sendiri baju kaosnya, sementara aku berlutut meraih batang penisnya, sehingga kini kami sama-sama bugil.

    Agak lama aku mencumbu kemaluannya, Sandi minta gantian, dia ingin mengerjai vaginaku.

    “Masukin aja yuk, Ibu sudah ingin ngerasain penis kamu San!” Cegahku sambil menciumnya.

    Sandi tersenyum lebar. “Sudah enggak sabar ya ?” godanya.

    “Kamu juga sudah enggak kuatkan sebenarnya San,” Balasku sambil mencubit perutnya yang berotot.

    Sandi tersenyum lalu menarik tubuhku. Kami berpelukan, berciuman rapat sekali, berguling-guling di atas ranjang. Ternyata Sandi pintar sekali bercumbu. Birahiku naik semakin tinggi dalam waktu yang sangat singkat. Terasa vaginaku semakin berdenyut-denyut, lendirku kian membanjir, tidak sabar menanti terobosan batang kemaluan Sandi yang besar.

    Berbeda dengan suamiku, Sandi nampaknya lebih sabar. Dia tidak segera memasukkan batang penisnya, melainkan terus menciumi sekujur tubuhku. Terakhir dia membalikkan tubuhku hingga menelungkup, lalu diciuminya kedua pahaku bagian belakang, naik ke bongkahan pantatku, terus naik lagi hingga ke tengkuk. Birahiku menggelegak-gelegak.

    Sandi menyelipkan tangan kirinya ke bawah tubuhku, tubuh kami berimpitan dengan posisi aku membelakangi Sandi, lalu diremas-remasnya buah dadaku. Lidahnya terus menjilat-jilat tengkuk, telinga, dan sesekali pipiku. Sementara itu tangan kanannya mengusap-usap vaginaku dari belakang. Terasa jari tengahnya menyusup lembut ke dalam liang vaginaku yang basah merekah.

    “Vagina Ibu bagus, tebel, pasti enak ‘bercinta’ sama Ibu…,” dia berbisik persis di telingaku. Suaranya sudah sangat parau, pertanda birahinya pun sama tingginya dengan aku. Aku tidak bisa bereaksi apapun lagi. Kubiarkan saja apapun yang dilakukan Sandi, hingga terasa tangan kanannya bergerak mengangkat sebelah pahaku.

    Mataku terpejam rapat, seakan tak dapat lagi membuka. Terasa nafas Sandi semakin memburu, sementara ujung lidahnya menggelitiki lubang telingaku. Tangan kirinya menggenggam dan meremas gemas buah dadaku, sementara yang kanan mengangkat sebelah pahaku semakin tinggi. Lalu…, terasa sebuah benda tumpul menyeruak masuk ke liang vaginaku dari arah belakang. Oh, my God, dia telah memasukkan rudalnya…!!!

    Sejenak aku tidak dapat bereaksi sama sekali, melainkan hanya menggigit bibir kuat-kuat. Kunikmati inci demi inci batang kemaluan Sandi memasuki liang vaginaku. Terasa penuh, nikmat luar biasa.

    “Oohh…,” sesaat kemudian aku mulai bereaksi tak karuan. Tubuhku langsung menggerinjal-gerinjal, sementara Sandi mulai memaju mundurkan tongkat wasiatnya. Mulutku mulai merintih-rintih tak terkendali.

    “Saann, penismu enaaak…!!!,” kataku setengah menjerit.

    Sandi tidak menjawab, melainkan terus memaju mundurkan rudalnya. Gerakannya cepat dan kuat, bahkan cenderung kasar. Tentu saja aku semakin menjerit-jerit dibuatnya. Batang penisnya yang besar itu seperti hendak membongkar liang vaginaku sampai ke dasar.

    “Oohh…, toloongg.., gustii…!!!”

    Sandi malah semakin bersemangat mendengar jerit dan rintihanku. Aku semakin erotis.

    “Aahh, penismu…, oohh, aarrghh…, penismuu…, oohh…!!!”

    Sandi terus menggecak-gecak. Tenaganya kuat sekali, apalagi dengan batang penis yang luar biasa keras dan kaku. Walaupun kami bersetubuh dengan posisi menyamping, nampaknya Sandi sama sekali tidak kesulitan menyodokkan batang kemaluannya pada vaginaku. Orgasmeku cepat sekali terasa akan meledak.

    “Ibu mau keluar! Ibu mau keluaaar!!” aku menjerit-jerit.

    “Yah, yah, yah, aku juga, aku juga! Enak banget ‘bercinta’ sama Ibu!” Sandi menyodok-nyodok semakin kencang.

    “Sodok terus, Saann!!!… Yah, ooohhh, yahh, ugghh!!!”

    “Teruuss…, arrgghh…, sshh…, ohh…, sodok terus penismuuu…!”

    “Oh, ah, uuugghhh… ”

    “Enaaak…, penis kamu enak, penis kamu sedap, yahhh, teruuusss…”

    Pada detik-detik terakhir, tangan kananku meraih pantat Sandi, kuremas bongkahan pantatnya, sementara paha kananku mengangkat lurus tinggi-tinggi. Terasa vaginaku berdenyut-denyut kencang sekali. Aku orgasme!

    Sesaat aku seperti melayang, tidak ingat apa-apa kecuali nikmat yang tidak terkatakan. Mungkin sudah ada lima tahun aku tak merasakan kenikmatan seperti ini. Sandi mengecup-ngecup pipi serta daun telingaku. Sejenak dia membiarkan aku mengatur nafas, sebelum kemudian dia memintaku menungging. Aku baru sadar bahwa ternyata dia belum mencapai orgasme.

    Kuturuti permintaan Sandi. Dengan agak lunglai akibat orgasme yang luar biasa, kuatur posisi tubuhku hingga menungging. Sandi mengikuti gerakanku, batang kemaluannya yang besar dan panjang itu tetap menancap dalam vaginaku.

    Lalu perlahan terasa dia mulai mengayun pinggulnya. Ternyata dia luar biasa sabar. Dia memaju mundurkan gerak pinggulnya satu-dua secara teratur, seakan-akan kami baru saja memulai permainan, padahal tentu perjalanan birahinya sudah cukup tinggi tadi.

    Aku menikmati gerakan maju-mundur penis Sandi dengan diam. Kepalaku tertunduk, kuatur kembali nafasku. Tidak berapa lama, vaginaku mulai terasa enak kembali. Kuangkat kepalaku, menoleh ke belakang. Sandi segera menunduk, dikecupnya pipiku.

    “San.. Kamu hebat banget.. Ibu kira tadi kamu sudah hampir keluar,” kataku terus terang.

    “Emangnya Ibu suka kalau aku cepet keluar?” jawabnya lembut di telingaku.

    Aku tersenyum, kupalingkan mukaku lebih ke belakang. Sandi mengerti, diciumnya bibirku. Lalu dia menggenjot lebih cepat. Dia seperti mengetahui bahwa aku mulai keenakan lagi. Maka kugoyang-goyang pinggulku perlahan, ke kiri dan ke kanan.

    Sandi melenguh. Diremasnya kedua bongkah pantatku, lalu gerakannya jadi lebih kuat dan cepat. Batang kemaluannya yang luar biasa keras menghunjam-hunjam vaginaku. Aku mulai mengerang-erang lagi.

    “Oorrgghh…, aahh…, ennaak…, penismu enak bangeett… Ssann!!”

    Sandi tidak bersuara, melainkan menggecak-gecak semakin kuat. Tubuhku sampai terguncang-guncang. Aku menjerit-jerit. Cepat sekali, birahiku merambat naik semakin tinggi. Kurasakan Sandi pun kali ini segera akan mencapai klimaks. Maka kuimbangi gerakannya dengan menggoyangkan pinggulku cepat-cepat. Kuputar-putar pantatku, sesekali kumajumundurkan berlawanan dengan gerakan Sandi. Pemuda itu mulai mengerang-erang pertanda dia pun segera akan orgasme.

    Tiba-tiba Sandi menyuruhku berbalik. Dicabutnya penisnya dari kemaluanku. Aku berbalik cepat. Lalu kukangkangkan kedua kakiku dengan setengah mengangkatnya. Sandi langsung menyodokkan kedua dengkulnya hingga merapat pada pahaku. Kedua kakiku menekuk mengangkang. Sandi memegang kedua kakiku di bawah lutut, lalu batang penisnya yang keras menghunjam mulut vaginaku yang menganga.

    “Aarrgghhh…!!!” aku menjerit.

    “Aku hampir keluar!” Sandi bergumam. Gerakannya langsung cepat dan kuat. Aku tidak bisa bergoyang dalam posisi seperti itu, maka aku pasrah saja, menikmati gecakan-gecakan keras batang kemaluan Sandi. Kedua tanganku mencengkeram sprei kuat-kuat.

    “Terus, Sayang…, teruuusss…!”desahku.

    “Ooohhh, enak sekali…, aku keenakan…, enak ‘bercinta’ sama Ibu!” Erang Sandi

    “Ibu juga, Ibu juga, vagina Ibu keenakaan…!” Balasku.

    “Aku sudah hampir keluar, Buu…, vagina Ibu enak bangeet… ”

    “Ibu juga mau keluar lagi, tahan dulu! Teruss…, yaah, aku juga mau keluarr!”

    “Ah, oh, uughhh, aku enggak tahan, aku enggak tahan, aku mau keluaaar…!”

    “Yaahh teruuss, sodok teruss!!! Ibu enak enak, Ibu enak, Saann…, aku mau keluar, aku mau keluar, vaginaku keenakan, aku keenakan ‘bercinta’ sama kamu…, yaahh…, teruss…, aarrgghh…, ssshhh…, uughhh…, aarrrghh!!!”

    Tubuhku mengejang sesaat sementara otot vaginaku terasa berdenyut-denyut kencang. Aku menjerit panjang, tak kuasa menahan nikmatnya orgasme. Pada saat bersamaan, Sandi menekan kuat-kuat, menghunjamkan batang kemaluannya dalam-dalam di liang vaginaku.

    “Oohhh…!!!” dia pun menjerit, sementara terasa kemaluannya menyembur-nyemburkan cairan mani di dalam vaginaku. Nikmatnya tak terkatakan, indah sekali mencapai orgasme dalam waktu persis bersamaan seperti itu.

    Lalu tubuh kami sama-sama melunglai, tetapi kemaluan kami masih terus bertautan. Sandi memelukku mesra sekali. Sejenak kami sama-sama sIbuk mengatur nafas.

    “Enak banget,” bisik Sandi beberapa saat kemudian.

    “Hmmm…” Aku menggeliat manja. Terasa batang kemaluan Sandi bergerak-gerak di dalam vaginaku.

    “Vagina Ibu enak banget, bisa nyedot-nyedot gitu…”

    “Apalagi penis kamu…, gede, keras, dalemmm…”

    Sandi bergerak menciumi aku lagi. Kali ini diangkatnya tangan kananku, lalu kepalanya menyusup mencium ketiakku. Aku mengikik kegelian. Sandi menjilati keringat yang membasahi ketiakku. Geli, tapi enak. Apalagi kemudian lidahnya terus menjulur-julur menjilati buah dadaku.

    Sandi lalu menetek seperti bayi. Aku mengikik lagi. Putingku dihisap, dijilat, digigit-gigit kecil. Kujambaki rambut Sandi karena kelakuannya itu membuat birahiku mulai menyentak-nyentak lagi. Sandi mengangkat wajahnya sedikit, tersenyum tipis, lalu berkata,

    “Aku bisa enggak puas-puas ‘bercinta’ sama Ibu… Ibu juga suka kan?”

    Aku tersenyum saja, dan itu sudah cukup bagi Sandi sebagai jawaban. Alhasil, seharian itu kami bersetubuh lagi. Setelah break sejenak di sore hari malamnya Sandi kembali meminta jatah dariku. Sedikitnya malam itu ada 3 ronde tambahan yang kami mainkan dengan entah berapa kali aku mencapai orgasme. Yang jelas, keesokan paginya tubuhku benar-benar lunglai, lemas tak bertenaga.

    Hampir tidak tidur sama sekali, tapi aku tetap pergi ke sekolah. Di sekolah rasanya aku kuyu sekali. Teman-teman banyak yang mengira aku sakit, padahal aku justru sedang happy, sehabis bersetubuh sehari semalam dengan bekas muridku yang perkasa.

  • Cerita Ngentot Lagi Belajar Ngentot – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Ngentot Lagi Belajar Ngentot – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1371 views

    Perawanku – Aku anak tunggal namaku Dani umruku saat ini 17 tahun aku duduk di bangku SMU swasta di kotaku, sering
    aku tinggal di rumah sendirian diman Bapakku adalah pengusaha sukses yang cukup sibuk dalam mengelola
    bisnisnya skadang ibuku juga ikut bersama bapak.

    Aku akan berbgai pengalaman pertama hubungan seks dengan wanita dan ini untuk pertama kalinya, aku
    tinggal di komplek kelas menengah di sampingku rumah di diami oleh kepala RT orangnya cukup
    berpengaruh di komplek tersebut.

    Umurnya sekitar 60 tahun. tapi masih kelihatan gagah. Pak RT mempunyai dua orang istri. Yang pertama
    namanya Tante Is, wanita keturunan arab, kulitnya hitam manis, bodinya langsing. Meskipun usianya
    sudah 40-an, Tante Is masih kelihatan cantik, dia sangat pintar merawat diri.

    Dengan Tante Is, Pak RT mempunyai dua orang putri yang cantik-cantik, yang sulung namanya Erni
    sedangkan adiknya namanya Ana, umur keduanya hampir sebaya denganku. Istri keduanya namanya Tante
    Rena, orang Bandung, kulitnya putih bersih.

    Wajahnya mirip bintang sinetron Titi Kamal. Bodynya aduhai, montok, padat berisi. Mungkin karena dia
    sering fitness, apalagi Tante Rena senang berpakaian sexy yang menonjolkan lekuk-lekuk tubuhnya.
    Membuat laki-laki yang memandangnya terangsang dan ngeres.

    Tante Rena orangnya supel dan pintar bergaul, sering dia ngobrol-ngobrol dengan anak muda seusiaku,
    termasuk aku.

    Kejadian ini bermula ketika orang tuaku pergi seminggu keluar kota untuk keperluan bisnisnya. Aku
    ditinggal sendirian dirumah. Sedangkan pembantuku dipecat ibuku tiga hari sebelumnya karena ketahuan
    mencuri uang ibuku. aku yang sendirian merasa kesepian.

    Aku duduk diruang tamu sambil berkhayal. Untuk menghilangkan kesepianku, kuputar VCD porno yang baru
    aku pinjam dari temanku. Filmnya tentang seorang cewek bule yang sedang disetubuhi dua orang negro.

    Satu orang negro sedang dikulum kontolnya, sedangkan yang satunya lagi sedang ngentot cewek bule itu
    dari belakang dengan posisi nungging. Sekitar 20 menit mereka berganti posisi, satu orang negro sedang
    rebahan diranjang sambil memasukkan kontolnya kelubang anus cewek bule itu, yang telentang diatasnya.

    Sedangkan negro yang satunya lagi sedang menggenjot vagina cewek itu. Desahan dan erangan mereka
    membuatku terangsang. Kuraba-raba celana pendekku (aku sudah tidak pakai celana dalam), kontolku
    mengeras.

    Semakin lama kuraba semakin keras. Kukocok-kocok naik turun. Birahiku memuncak ingin disalurkan, tapi
    aku tidak tahu harus kemana menyalurkannya.

    “Lagi ngapain Dan?” suara seorang wanita mengejutkanku.

    Ternyata Tante Rena sudah berdiri disamping pintu. Dia berpakaian sangat sexy, dengan kaos ketat dan
    rok super mini. Dia memandang karah celanaku. Saking terkejutnya aku lupa menaikkan celanaku, sehingga
    dia dengan bebas bisa melihat kontolku yang sedang tegang penuh, mengacung-acung.

    “Maaf.. maaf.. Tante” sahutku terbata-bata.

    “Akh, nggak apa-apa kok, kamu khan udah gede”.

    “Wah, kontolmu gede banget, udah pernah dimasukkin kevaginanya cewek belum?” tanyanya cuek.

    “Be.. belum pernah Tante” sahutku.

    “Mau nggak dimasukin ke punya Tante?, Tante pingin nih ngerasain kontolmu” katanya meminta.
    Kemudian dia menutup pintu dan menguncinya. Dia berjalan mendekat kearahku. Duduk disampingku.

    “Tapi saya belum pernah Tante” jawabku.

    “Tante ajarin, mau khan?” katanya sedikit memaksa.

    Tanpa menunggu jawabanku, dia menaikkan kedua kakinya kepangkuanku. Tangannya meraba-raba kontolku,
    aku gemetar. Baru kali ini kontolku dipegang seorang wanita. Dia mendekatkan wajahnya kewajahku,
    diciumnya bibirku.

    Lidahku diisapnya. Aku membalas isapannya. Lidahku dan lidahnya tumpang, tindih saling isap. sesekali
    isapannya diarahkan keleherku. ditariknya tanganku, diletakannya dikedua buah dadanya yang sudah
    mengeras.

    Kuremas-remas buah dadanya, dia menggelinjang keenakan. Kutarik kaos ketatnya, aku terperangah, dia
    tidak memakai BH, buah dadanya padat dan kenyal. Kulepaskan isapan lidahnya, kuisap buah dadanya, dia
    melenguh, sambil tangannya terus mengocok-ngocok kontolku.

    Beberapa menit berlalu, dia berdiri, lalu melepaskan rok mininya. Maka terpampanglah pemandangan yang
    luar biasa. Aku bisa melihat dengan jelas vaginanya yang merah merekah, sangat indah. dicukur rapi dan
    bersih.

    Kemudian dia berlutut dilantai, dihadapanku. Wajahnya didekatkan keselangkanganku. Ditariknya celana
    pendekku. Bibirnya mendekati kepala kontolku, dan mulai menjilati kepala kontolku, terus kepangkalnya.

    “Akkh.. aow.. oohh.. nikmat Tante, enakk.. sekali” aku mengerang ketika dia mulai mengulum kontolku.

    Hampir seluruh batang kontolku masuk kemulutnya yang sexy. Kontolku keluar masuk dimulutnya. Nikmat
    sekali. Tak ketinggalan, buah pelirkupun diseruputnya. Puas mengulum kontolku, kemudian Tante Rena
    berdiri dihadapanku.

    Vaginanya berada pas diwajahku. Dia menarik kepalaku, mendekatkannya pada vaginanya. Aku mengerti
    maksudnya, minta dijilati vaginanya. Kujulurkan lidahku. Aku mulai dengan menjilati pangkal pahanya,
    terus mendekati bibir vaginanya.

    “Aow.. oohh.. nikmat.. sayang, teruss.. terus” dia mendesah-desah ketika aku memasukkan lidahku ke
    lubang vaginanya.

    Kusedot-sedot, kugigit-gigit kelentitnya. Dijepitnya kepalaku. Hampir seluruh isi vaginanya kujilati,
    vaginanya basah.

    “Akkhh.. akuu.. nggak kuatt.. sayang, kita mulai aja” ajaknya. cerita hot tante

    Dia menurunkan tubuhnya perlahan-lahan kepangkuanku. Dipegangnya kontolku, diarahkannya tepat kelubang
    vaginanya. Dia mulai memasukkan kontolku sedikit demi sedikit. Semakin lama semakin dalam.

    Sudah setengah batang kontolku masuk. Sampai disini dia berhenti sejenak mengatur posisi. Kakinya
    berlutut disofa. Aku tak mau ketinggal, kuambil kesempatan. Kusodokkan kontolku.

    Dia menjerit ketika kontolku amblas dilubang vaginanya. Dia mulai menaikturunkan pantatnya
    dipangkuanku. Kontolku serasa dijepit dan dipijit-pijit lubang vaginanya yang sempit.

    “Gimana sayang enak khan?” tanyanya.

    “Enakk sekali Tante, vagina Tante sempit sekali” jawabku.

    “Sudah lama sekali Tante tidak merasakannya sayang”.

    “Pak RT tak pernah memberiku kepuasan” dia menggerutu.

    “Emangnya Pak RT impoten Tante?” tanyaku.

    “Iya, iya sayang” jawabnya singkat.

    Kupeluk pinggangnya erat-erat. Bibirku menghisap-hisap buah dadanya. Kubantu gerakkannya dengan
    menyodok-nyodokan pantatku keatas. Dia mengerang-erang merasakan nikmat. Matanya merem melek.

    Semakin lama semakin cepat dia menggerak-gerakkan pantatnya, sesekali pantatnya diputar-putar. Aku
    merasakan nikmat yang tiada tara. Kontolku serasa dipelintir vaginanya. Sudah sekitar 30 menit kami
    berpacu dalam kenikmatan. Nafasnya dan nafasku saling memburu. Peluh kami bercucuran.

    “Akh.. oohh.. aku tidak kuat sayang, akuu.. mauu.. keluarr” dia menjerit-jerit.

    Kurasakan vaginanya berkedut-kedut.

    “Akuu.. juga Tante” sahutku ngos-ngosan.

    “Keluarin didalem aja sayang, aku ingin punya anak darimu” pintanya memelas.

    Crott! Crott! Crott! Aku menumpahkan sperma yang sangat banyak di lubang vaginanya.

    “Kamu puas khan sayang?” tanyanya.

    “Puas sekali Tante” sahutku pendek.

    Kami beristirahat sejenak. Kemudian kekamar mandi untuk membersihkan badan. Siraman air membuat
    badanku segar kembali.

    “Aku pingin lagi sayang, kamu mau khan?” tanyanya meminta..

    Aku tidak menjawabnya. Kubopong tubuhnya, kubawa kekamarku dan kurebahkan diranjangku. aku merangkak
    diatas tubuhnya dengan posisi ssungsang. Selangkanganku berada diatas wajahnya, sedangkan wajahku
    tepat diatas vaginanya.

    Aku mulai menjilati dinding vaginanya. Dia menggerinjal-gerinjal dan menjepit kepalaku. Seluruh
    dinding vaginanya kujilati. Kucari-cari tititnya. Kusedot-sedot dengan lidahku. Sesekali kugigit. Dia
    meringis.

    Dengan jari-jariku kutusuk-tusuk lubang anusnya. Sesekali kujilati lubang anusnya. Tante Rena tak mau
    ketinggalan. Dia menjilati kontolku, dari kepala sampai pangkal kontolku tak luput dari jilatannya.

    Sstt! Aku mendesah ketika dia mengulum kontolku. Dia sangat lihai memainkan lidahnya. Kontolku yang
    tadi mengecil, sedikit demi sedikit mengeras didalam mulutnya. luar biasa kenikmatan yang kudapatkan.
    Tante Rena memang benar-benar profesional. Seluruh batang kontolku dijilatinya.

    “Oohh.. aku tidak tahan sayang, kita mulai aja” pintanya.

    Kuturunkan tubuhku dari tubuhnya. Aku berdiri dipinggir ranjang. Kutarik tubuhnya kepinggir, hingga
    kedua kakinya menjuntai. Aku mendekatkan kontolku kelubang vaginanya. Sedikit demi sedikit kontolku
    masuk kelubang vaginanya.

    Sstt! Dia mendesis. Sudah seluruh batang kontolku amblas ditelan lubang vaginanya yang basah dan
    memerah. Kugoyang-goyangkan pantatku. Tante Rena membantuku dengan menggoyang-goyangkan tubuhnya. aku
    merasakan sensasi yang luar biasa. 10 menit berlalu, kuganti posisi. Kutarik kontolku. Kakinya
    kunaikkan keduanya. Aku memasukkannya lagi. Dan mulai menggenjotnya.

    “Akhh.. akuu.. mauu.. keluarr.. sayang” dia mengerang.

    Vaginanya berkedut-kedut. Vaginanya menjepit kontolku.

    “Akhh.. aku keluarr.. sayang” dia melenguh.

    kurasakan vaginanya basah oleh cairan. Tante Rena telah mencapai orgasme sedangkan aku belum apa-apa.
    Kubalikkan tubuhnya. Kuminta dia menungging. dia menuruti aja perintahku. Kudekatkan kontolku yang
    masih tegang ke lubang anusnya.

    “Kamu mau apain anusku sayang” tanyanya ketika kepala kontolku menyentuh lubang anusnya.

    “Jangan, jangan di lubang itu sayang, sakit” teriaknya.

    Aku tidak mempedulikannya. Kumasukkan kepala kontolku kelubang anusnya. Mulanya agak susah tapi
    akhirnya masuk juga. Kutekan pelan-pelan hingga seluruh batang kontolku amblas. Aku mulai menggerakkan
    pantatku maju mundur. Kutuk-tusuk lubang anusnya.

    “Oohh.. enakk.. sayang, kamu pintar” pujinya ketika dia sudah mulai merasakan nikmatnya disodomi.

    Sekitar 30 menit kontolku keluar masuk dilubang anusnya. Kurasakan kontolku berkedut-kedut.
    “Akkhh.. aku mau keluarr.. Tante” aku berteriak histeris.

    Crott! Crott! Crott! Kutumpahkan spermaku lubang anusnya. Kudiamkan beberapa saat. Lalu kutarik
    kontolku. Kuarahkan ke wajahnya. Kuminta dia menjilati spermaku. Dengan lahapnya Tante Rena menjilati
    sisa-sisa spermaku, sampai bersih dijilatinya. Tanpa rasa jijik sedikitpun.

    “Kamu hebat sayang, aku puas sekali” pujinya.

    “Kamu mau khan memberiku kepuasan seperti ini lagi?” pintanya.

    Aku mengangguk aja. Menyetujui permintaannya.

    “Kalo kamu pengin lagi, datang aja ke kamarku”.

    “Masuknya lewat jendela ya! Kalo lampu kamarku mati, berarti Pak RT nggak di rumah”.

    “Ketok kaca jendela tiga kali, akan kubukakan untukmu, OK” dia menerangkannya untukku.

    Kurebahkan tubuhku disampingnya. Kami tertidur setelah mencapai puncak kenikmatan yang luar biasa.
    Malam itu Tante Rena menginap dikamarku. Sampai pagi kami merengkuh kenikmatan.

  • Cerita Dewasa Menyetubuhi Mertuaku Yang Janda – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Dewasa Menyetubuhi Mertuaku Yang Janda – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    3086 views

    Perawanku – Keluarga istriku terdiri dari ibunya yang tak lain adalah mertuaku. Namanya Heny, umurnya baru 38 tahun, kelahiran tahun 1964. Mertuaku yang peracik jamu ini adalah istri ketiga dari camat di kampungya dari pernikahannya yang menghasilkan tiga anak. Anak pertama Cheny, 24 tahun, bekerja pada salah satu toko swalayan di Bandung, kedua Venny yang menjadi istriku, 22 tahun, seorang karyawati di perusahaan swasta dan ketiga Nony masih 20 tahun, baru lulus SMU dan masih menganggur. Ketiga wanita inilah yang pernah menjadi santapan seksualku.

    Mertuaku yang biasa kupanggil Mama ini pindah ke Bandung setelah suaminya meninggal dan tinggal di rumah anak dari istri pertama suaminya. Sebenarnya suaminya memiliki cukup banyak harta tetapi karena mertuaku kawin di bawah tangan, jadi dia tidak mendapatkan harta warisan apa-apa selain perhiasan-perhiasan dari suaminya itu. Karena ada perselisihan, mertuaku dan ketiga anaknya pindah dari rumah itu dan memulai usaha menjadi penjual jamu gendong untuk menafkahi ketiga anaknya. Namun karena sekarang ini dia merasa sudah tidak mempunyai tanggungan apa-apa lagi dan juga telah mempunyai rumah di pinggiran kota Bandung, dia sudah berhenti dari kegiatannya itu. Aku dan istri setiap akhir bulan selalu menyempatkan diri ke rumah mertuaku sekaligus membawa uang ala kadarnya sekedar untuk menambah biaya hidup sehari-hari.

    Namun pada hari itu, Sabtu, entah kenapa istriku tidak enak badan dan menyuruhku pergi sendiri saja. Kubawa motorku ke arah selatan kota Bandung hingga satu jam kemudian aku sampai di rumah yang sederhana tapi kokoh itu. Rumah itu sepi namun pintunya terbuka lebar-lebar. Seperti biasanya kurebahkan tubuhku di bangku bale-bale bambu yang ada di ruang tamu untuk melepas lelah. Tak lama kemudian mertuaku datang.

    “Eh, Dik Willy, sudah lama Dik?”
    Dia menyapaku memang kesannya basa-basi tetapi sebenarnya tidak.
    “Enggak, barusan kok”, jawabku menyambut sapaannya.
    “Mana Ida?”, tanyanya.
    “Lagi sakit, Ma. Katanya demam tuh, kusuruh istirahat saja” jawabku.
    “Oh, wah, wah, wah, jangan-jangan tanda-tanda mau punya anak tuh”, ujar mertuaku senang.
    Memang dia ini sangat mendambakan cucu dari pernikahan kami.
    “Mudah-mudahan, Ma”
    “Ya sudah, sudah makan belum. Mama punya sayur asem sama ikan asin pake sambel terasi, kamu mau nggak?”, mertuaku menawariku makan.
    “Iya, aku mau banget tuh”
    Bergegas aku ke ruang makan dan melihat hidangan yang ditawarkannya itu masih belum disentuh siapapun. Sambil makan kami mengobrol lagi.
    “Nony ke mana Ma?” tanyaku.
    “Katanya piknik sama temen-temennya ke luar kota, kemarin sore berangkatnya”
    “Oh”, jawabnya.

    Memang mertuaku hanya tinggal berdua dengan Nony karena Cheny lebih memilih kost di dekat tempatnya bekerja. Kami mengobrol tentang macam-macam sampai obrolan yang nyerempet-nyerempet.
    “Kamu ini sudah hampir dua tahun kok belum punya anak juga?”
    “Ya enggak tahu tuh, Ma”
    “Apa kamunya yang nggak bisa? Kalo nggak bisa sini Mama ajarin”
    “Ajarin apa, Ma?”
    “Mama buatin jamu biar subur”
    “Ah bisa aja Mama nih”
    Obrolan sengaja kupancing dan kuarahkan ke masalah seksual.
    “Ma saya boleh nanya nggak?”
    “Apa?”
    “Dulu Pa’e sering dibuatin jamu nggak?”
    “Ya kalo lagi sakit aja”
    “Untuk yang lain?”
    “Yang lain tuh apa?”
    “Jamu kuat lelaki misalnya?”
    “Ha, ha, ha, kamu ini ada-ada saja. Nggak usah pake begituan juga mertua lakimu itu sudah kuat, kok. Malah sebelum mati dia nambah lagi satu”
    “Jadi nggak pernah sama sekali, Ma?”
    “Pernah sich sekali-kali. Itu juga dia yang minta”
    “Terus Mamanya gimana?”
    “Ya tokcer lah, ha, ha, ha, eh, kamu kok tanya itu sih?”
    “Terus sekarang ini Mama kalo lagi pengen gimana?”

    Wajahnya sedikit memerah tetapi dijawabnya juga, “Ya, banyak-banyakin aja kerjaan, ya masak, nyuci piring, nyapu pekarangan, entar juga lupa, terus sudahnya, capek, ya tidur”
    “Oh”, jawabku.
    “Kamu ini nanyanya ngawur, aja”
    “He, he, he..”
    “Sudah sore sana mandi”
    “Iya Ma”

    Sementara aku mandi, kurasakan penisku yang sudah berdiri tegak. Kukocok penisku sambil membayangkan tubuh mertuaku. Mertuaku ini masih lumayan kencang walau sudah memiliki anak tiga. Menurut istriku, dia rajin luluran kulit sawo matang disertai dengan minum jamu rutin. Perutnya masih cukup ramping walaupun sudah ada sedikit lipatan-lipatan lemak. Buah dadanya yang berukuran 36B itu tetap kencang karena ramuan dari luar disertai jamu-jamuan demikian juga dengan bongkahan pantatnya. Satu hal lagi, dia ini tidak pernah memakai daster, atau baju apapun. Pakaian sehari-harinya adalah kain kebaya dengan kemben yang dililit hingga dadanya.
    “Dik Yanto, nanti kalau sudah airnya diisi lagi ya?”
    “Iya, Ma”.

    Setelah mandi kupompa air di luar kamar mandi sementara itu mertuaku berjongkok mencuci piring di bawah pancuran pompa tangan. Ember yang telah terisi kubawa ke kamar mandi untuk diisikan ke bak, begitu seterusnya hingga penuh. Sambil memompa kuperhatikan belahan buah dada mertuaku hingga membuat penisku berdiri lagi hingga tak sadar handukku terlepas.
    “Wah, semalem belum dikasih ‘makan’ ya?”, begitu sindir mertuaku.
    “Iya nih, Ma”
    “Kenapa sih kamu kok cuma liat nenek-nenek aja langsung berdiri?”
    “Abis Mama montok sih”, jawabku asal saja.
    “Hus, apanya yang montok”
    “Itu belahan teteknya, makanya saya jadi begini”
    “Oh ini, mau lihat?”
    “Iya, mau, mau Ma”
    Sejenak dia berbalik terus membuka kembennya hingga perutnya yang cukup ramping itu terbuka.
    “Nih, liat aja”, katanya sambil kupegang buah dadanya.
    “Eh katanya cuma liat?”
    “Ya liat sama pegang, Ma”
    Kuremas-remas buah dadanya hingga nafasnya tersengal.
    “Sudah To, sudah”
    Tapi aku terus saja meremasnya dengan bersemangat.
    “Sudah To, Mama mau mandi dulu”
    “Bener mau mandi apa mau yang lain?”
    “Bener Mama mau mandi”
    “Nanti lagi ya?”

    Mertuaku tidak menjawab, hanya berlalu ke kamar mandi.
    Aku tunggu di kamar tidurnya hingga beberapa menit kemudian mertuaku sudah masuk ke kamarnya lagi. Tubuhnya hanya berbalut kain saja. Yang membuatku kaget adalah mertuaku membuka begitu saja kainnya di hadapanku yang masih berbaring. Kulihat buah dada yang cukup sekal tadi disertai dengan perut yang ramping dan pantat yang montok. Yang membuatku tak tahan adalah belahan vaginanya yang berbulu sangat lebat berbentuk segitiga. Pelan-pelan kudekati dia dengan pelukan yang cukup hangat dan ciuman yang kuat di bibirnya, mertuaku hanya pasrah saja. Kuteruskan tindakan yang tadi kulakukan di luar. Kali ini aku berjongkok lalu kumainkan vaginanya dengan mulutku sementara tanganku naik turun bergantian. Kuremas-remas bongkahan pantatnya yang padat itu dengan tangan kanan dan tangan kiriku memelintir-melintir puting susunya dengan sesekali menjumput dan meremas buah dadanya itu. Begitu terus bergantian dengan tangan kanan dan kiri. Pada saat yang bersamaan kuhisap-hisap dengan gemas bibir vaginanya.
    “Aghh, aghh, aghh”, suara itu keluar dari mulut mertuaku di iringi dengan suara dari mulutku yang terus menghisap vaginanya yang banjir itu.
    Begitu seterusnya hingga, “Udahh, aghh, masukin aja punya kamu, To”.

    Aku rebahkan mertuaku ranjang dengan pantat dan pinggulnya berada di pinggir ranjang, kedua kakinya kuangkat ke bahuku. Aku berlutut di lantai dengan penisku berada tepat di pintu liang vagina itu. Kumain-mainkan dulu kepala penisku di kelentitnya dengan berputar-putar lalu baru kuturunkan ke vaginanya. Perlahan tapi pasti kumasukkan penisku ke liang vaginanya.
    “Eghh.., sstt, pelan-pelan, To”
    “Mama kayak perawan aja”
    Setiap dorongan sepertinya ada yang mengganjal penisku di dalam vaginanya.
    “Eghh, aduh sakit, To”
    “Hah, sakit?”

    Sambil mendorong kugoyang-goyangkan juga pinggulku ke kiri dan ke kanan supaya lorong vaginanya agak melebar. Setiap dorongan juga kutarik sedikit penisku keluar lalu kudorong lagi supaya bagian yang sulit ditembus itu agak terbuka. Lalu, sleb, sleb, sleb, dengan tiga kali dorongan penisku sudah masuk semua ke dalam rongga vagina mertuaku. Aku berdiam sesaat hingga kurasakan denyutan kecil seperti hisapan-hisapan lembut. Ternyata mertuaku mempunyai vagina yang bisa menghisap-hisap penis. Mungkin karena jamu-jamuan yang rutin diminumnya sehingga dia bisa seperti ini.
    “Ayo To, nunggu apa lagi?”

    Kutarik dengan diiringi helaan nafasku, lalu ku dorong lagi hingga bless, bless, bless, penisku tertancap hingga pangkalnya. Keluar juga suara kecipak dari vagina mertuaku. Dari mulut kami juga keluar suara-suara desahan dan lenguhan nafas kami mewarnai suasana yang erotis.
    “Aghh, aghh, aghh, shh, ohh, aghh”, begitu suara deru nafas mertuaku.

    Aku tetap berkonsentrasi supaya penisku tidak menembak lebih dahulu dan orgasme namun karena nikmatnya vagina mertuaku ini membuatku tak tahan. Namun dengan mengatur nafas aku bisa mengimbangi permainannya. Sudah hampir satu jam kami saling asyik masyuk sampai tanda-tanda akan orgasme terasa pada kami.

    Kulihat gerakan mengejang dari perut mertuaku dan juga wajahnya yang semakin terlihat gelisah disertai keringat dan matanya yang turun seperti fly, kepalanya yang bergeser ke kiri dan ke kanan, tangannya juga berusaha menggapai apa yang bisa diremas. Itu biasanya gejala wanita yang akan orgasme.
    Tak lama kemudian, “Aghh, cepetan To, aku mau nyampe nih”
    “Aku juga, aghh”
    “Iiihh, aghh, ehmm, aghh”
    Begitu jeritan kecil dari mulut mertuaku disertai deru nafasnya menandakan bahwa dia telah orgasme.
    “Ughh, ughh, ughh”, begitu sisa nafasnya menikmati sensasi orgasme yang tiada tara.

    Aku juga merasakan hal yang sama dengan mengejangnya seluruh tubuhku dan menyemprotnya spermaku, entah berapa kali kusemprotkan cairan penuh kenikmatan ini ke dalam rahim mertuaku.
    Tubuh kami langsung lunglai. Aku langsung berbaring telungkup diatas mertuaku dengan kondisi penis yang masih menancap di vaginanya. Tak lama kemudian peniskupun layu dan terlepas dengan sendirinya dari liang vagina yang nikmat itu.
    “Kamu hebat juga, To”
    “Iya dong, Ma”
    “Jangan panggil Mama lagi”
    “Siapa dong?”
    “Heny aja”
    “Iya Hen, ughh gimana enak nggak?”
    “Enak tenan, lho”

    Mata mertuaku langsung sayu dan terpejam lalu tertidur. Aku turun dari tubuhnya dan juga merasa mengantuk sekali hingga aku juga tertidur. Tak terasa kami tertidur hingga aku terbangun dan mertuaku masih di sisiku sambil memeluk tubuhku. Tubuh kami masih telanjang bulat ketika itu.
    Tiba-tiba, “Ehmm, he, he, gimana kamu puas nggak?”
    “Iya Hen, aku puas banget. Aku sudah pengen begini sama kamu sejak lama tapi nggak tahu harus gimana dan takut kamunya marah”
    “Hhh”, mertuaku menghela nafas lega.
    “Yah, kan sekarang sudah”, kataku.
    “Tapi To, aku masih serr-serran lho”, begitu katanya sambil menggenggam penisku yang sedari tadi agak lunglai terasa seperti ingin bangun lagi.
    Sepertinya mertuaku ini tahu bagaimana cara membangunkan kembali penis melalui tekanan-tekanan pada urat-urat di tempat lain. Aku langsung menciumi buah dadanya dan tanganku mengobok-obok vaginanya. Mertuaku mulai terangsang kembali dan dengan cepat aku berada di posisi siap di atas tubuhnya. Dengan sekali dorongan, penisku sudah menancap di dalam vagina yang sudah becek itu.
    Mertuaku berkata, “To, aku yang di atas yah?”
    “Emangnya bisa?”
    “Bisa dong, kan udah nontonn filmnya Cheny”, rupanya mertuaku sering menonton VCD blue film dengan anaknya, Cheny.

    Jadi tidak heran kalau dia faham posisi-posisi dalam bercinta. Dengan berguling kini posisi tubuhnya berbalik berada di atasku. Mertuaku mencoba duduk dengan melipat kakinya lalu dia mulai bergoyang maju-mundur dan memutar ditingkahi dengan suara dari vaginanya hingga menambah gairahnya untuk memacu goyangannya. Aku dari bawah hanya memegangi buah pantatnya dan tanganku yang satu memainkan kelentitnya yang berada tepat berada di perutku. Hanya sekitar setengah jam mertuaku mulai menampakkan gejala ingin orgasme. Dalam hitungan detik dia sudah orgasme. Tubuhnya kembali lunglai dan berbaring di atas dadaku. Namun aku belum, hingga secepat kilat aku berbalik dan berada di atasnya dan langsung bergoyang untuk mengejar orgasmeku.
    “Aduhh udahh To, aughh, gelii, To..”, hingga beberapa detik kemudian aku merasakan orgasmeku yang kedua begitu nikmat dengan tembakan spermaku yang masih cukup kuat.

    Kami kemudian mengobrol hal-hal yang berbau pornografi dan erotis hingga terangsang kembali dan kami bersenggama lagi, begitu seterusnya hingga subuh. Entah sudah berapa kali kami melakukan hal yang sebenarnya merupakan aib bagi keluarga kami sendiri. Sekarang ini mertuaku sudah mempunyai cucu dan lebih menjaga jarak denganku. Dia merasa hal yang sudah kami lakukan itu adalah aib dan tidak sepantasnya dilakukan, dan jika kusinggung soal hal itu dia nampaknya agak marah dan tidak suka. Dia telah menjadi nenek yang baik bagi anakku.

  • Cerita Ngewe Bercinta Di Kampus Ruang Komputer – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Ngewe Bercinta Di Kampus Ruang Komputer – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1228 views

    Perawanku – percaya bahwa hari telah larut malam. Aku masih berada di ruang komputer kampus sendirian. Pegal rasanya seharian menulis tugas yang harus diserahkan besok pagi. Untunglah akhirnya selesai juga. Sambil melepas lelah iseng-iseng aku buka internet dan masuk ke situs-situs porno. Aku membuka gambar-gambar orang bersenggama lewat anus. Mula-mula terasa aneh, tapi makin lama aku merasakan fantasi lain. Aku merasakan erangan perempuan yang kesakitan karena lubang duburnya yang sempit ditembus dengan kemaluan yang mengeras. Ah.. khayalanku semakin jauh.

    Tiba-tiba aku dikagetkan dengan suara pintu ruangan membuka dan menutup. Hii.. aku lihat sudah jam 22:30, malam-malam begini pikiranku jadi membayangkan hal-hal menakutkan. Tapi kemudian aku dikagetkan lagi ketika melihat seorang perempuan membawa map berisi beberapa lembar kertas dan dua buah buku tipis masuk kemudian menaruhnya di sebelah komputer, lalu menyalakan komputer dan mengetik. Komputernya terhalang tiga meja komputer di sebelahku. Aku jadi lega, sekarang ada teman, walaupun dia tidak memperhatikan aku sama sekali. Aku perhatikan dari samping, wajahnya manis dengan hidung yang kecil dan mancung. Kulitnya tidak terlalu putih, tapi mulus dengan jaket jeans lengan pendek yang dikenakannya, dia tampak cantik.

    Tapi, akh peduli amat. Aku melanjutkan buka-buka situs tadi, anganku semakin menerawang, kemaluanku agak menegang. Dan akhirnya aku melirik pada perempuan di ruangan itu, dan langsung aku melirik pantatnya. Besar! pikirku. Tiba-tiba saja aku membayang kalau kemaluanku merobek-robek pantatnya yang menggiurkan itu. Aku jadi deg-degan, semakin dibayangkan semakin menjadi-jadi kemaluanku menegang. Sampai akhirnya aku nekat mendekati dia. Aku mencoba menenangkan diriku agar tampak normal.

    “Ma’af.. sedang mengerjakan tugas?” suaraku sedikit bergetar.
    Dia melirikku sebentar lalu matanya tertuju lagi ke layar komputer, sambil menjawab,
    “Iya.. Mas.. aku kelupaan menuliskan beberapa judul buku dalam daftar kepustakaan, cuma dikit kok.”
    “Rumahnya deket sini?”
    “Iya di asrama, dan saya biasa kerja malam-malam begini,” jawabnya.
    “Nah.. selesai deh,” dia membereskan kertas-kertas, lalu terdengar suara mesin printer bekerja.

    Dia mengambil hasilnya dan kelihatan puas.
    “Bisa pulang sama-sama?” aku bertanya sambil mataku sebentar-sebentar mencuri pandang ke arah pantatnya yang kelihatan besar membayang dibalik celana trainning kain parasitnya. Aduh, dadaku mendesir.
    “Sebentar aku tutup dulu komputerku ya..”
    Aku bergegas pergi ke komputerku.
    “Mas sedang ngerjakan apaan?”
    Aku kaget tidak menyangka kalau dia mengikuti aku.
    “Ah.. ini.. iseng-iseng aja buka-buka internet, capek sih ngetik serius terus dari tadi.”
    “Eh.. gambar-gambar gituan yaa? Hi ih!” dia mengangkat bahunya, tapi mulutnya tersenyum.

    “Ah.. iseng-iseng aja.. Mau ikutan liat-liat?” tiba-tiba keberanianku muncul. Dan di luar dugaan dia tidak menolak.
    “Tapi bentar aja yaa.. entar keburu malam!” dia langsung duduk di kursi sebelahku.
    Makin lama kami makin asyik buka-buka gambar porno, sampai akhirnya,
    “Aku mau pulang deh Mas. Udah malem.. Aku bisa pulang sedirian.. deket kok.”
    Dia siap berdiri. Tapi dengan reflek tanganku cepat memegang pergelangannya. Dia terkejut. Aku sudah tidak memperdulikan apa-apa lagi, kecuali mempraktekkan gambar-gambar yang dilihat tadi. Kemaluanku sudah menegang.

    Tanpa basa basi aku langsung menduduki pahanya dan langsung melumat bibirnya. “Umh.. mh..” dia berusaha meronta dan menarik kepalanya ke belakang, tapi tangan kiriku cepat menahan belakang kepalanya, sementara tangan kananku sudah memegang buah dadanya, memutar-mutar, dan meremas-remas putingnya. Gerakan perempuan itu makin lama makin lemah, akhirnya aku berani melepaskan ciumanku, dan beralih menciumi bagian-bagian tubuh lain, leher, belakang telinga, kembali ke leher, lalu turun ke bagian belahan buah dadanya. Aku melihat dia juga menikmatinya. Matanya mulai sayu, bibirnya terbuka merekah.

    “Namamu siapa?” aku tampaknya agak bisa mengendalikan keadaan. Dia tidak menjawab. Hanya matanya yang sayu itu memandang kepadaku. Aku tidak mengerti maksudnya. Tapi ah tidak perduli aku mengangkat berdiri tubuhnya, lalu aku duduk di kursi, kutarik badannya dan dia duduk di pangkuanku. “Ehh.. hh..” dia berdesah ketika kepalaku menyeruduk buah dada yang masih terhalang T-shirt merah muda di balik jaket jeans yang terbuka kancingnya. Tanganku segera menaikkan kaosnya, sehingga tampak bagian bawah dadanya yang masih berada di balik BH. Kunaikkan BH-nya tanpa melepas, dan kembali mulutku beraksi pada putingnya, sementara tanganku meremas-remas pantatnya dan pahanya.

    “Oohh.. Mas.. Mas.. Aoohh..” aku semakin menggila mendengar desahnya. Lalu aku ingin melaksanakan niatku untuk menembuskan batang kemaluanku ke pantatnya. Kubalikkan badannya sehingga dia membelakangiku. Aku pun berdiri dan menurunkan celana trainingnya dengan mudah. Dengan tidak sabar celana dalamnya pun segera kuturunkan. Aku duduk dan kutarik badannya sehingga pantatnya menduduki kemaluanku. “Aghh.. Uhh” aku terkejut karena kemaluanku yang sedang menegang itu rasanya mau patah diduduki pantatnya. Tapi nafsuku menghilangkan rasa sakit itu.

    Aku genggam kemaluanku dan kutempelkan ke lubang duburnya, lalu kutekan. “Aaah..” dia menjerit, tubuhnya mengejang ke belakang. Tapi kemaluanku tidak bisa masuk. Terlalu sempit lubangnya. Keberingasanku makin menjadi. Aku dorong tubuhnya sehingga posisi badannya membungkuk pada meja komputer. Pantatnya kelihatan jelas, bulat. Pelukanku dari belakang tubuhnya membuat dia tertindih di meja. Kutempelkan kemaluanku pada lubang pantatnya. Sementara tangan kiriku meremas buah dada kirinya. Mulutku pun tidak henti-hentinya menggerayangi bagian belakang leher dan punggungnya.

    Dengan sekali hentak paksa, kudorong masuk kemaluanku. “Aih.. ah uh aoowww..” aku pun mersa sedikit kesakitan, tapi kenikmatan yang tiada taranya kurasakan. “Jangan.. aduh aahh sakiit, tidak deh.. ahh..” Aku semakin bernafsu mendengar rintihannya. Sambil memeluk buah dadanya., kutarik dia berdiri. Lalu aku pun menggerakan kemaluanku maju mundur, mulutku menciumi pipinya dari samping belakang, sementara tanganku meremas buah dadanya, seolah-olah ingin menghancur lumatkan tubuh perempuan yang sintal itu.

    Perempuan itu tidak henti-hentinya merintih, terutama ketika kemaluanku kudorong masuk. Beberapa tetes air mata menggelinding di pipinya. Mungkin kesakitan, aku tidak tahu. Tapi apa daya aku pun sudah tidak kuat menahan keluar air maniku lagi dan tubuhku mengejang, perempuan itupun mengejang dan merintih, karena tanganku dengan sangat keras meremas buah dadanya. Badannya ikut tertarik ke belakang, dan mulutku tanpa terasa menggigit lehernya. “Ouhh.. hh..” kenikmatan luar biasa ketika kemaluanku menyemburkan air maniku ke pantatnya. Hangat sekali. Aku terduduk dia pun terduduk di atas kemaluanku yang masih menancap di pantatnya. Kepalaku terkulai di punggungnya. Perempuan itu memandang ke arah layar komputer dengan pandangan kosong. Sementara tetes air matanya masih terus membasahi pipinya.

    “Ma’afkan aku.. Aku tidak kuat nahan diri,” aku mencoba menghiburnya. Tapi dia tidak menjawab.
    “Siapa namamu?” tanyaku dengan lembut. Kembali dia membisu.
    “Aku mau pulang.. kamu tidak perlu nganter aku.. biar orang-orang tidak tanya macem-macem,” katanya dengan suara perlahan.
    “Aku sebenarnya tau siapa kamu.. Mas,” dia berbicara tanpa menoleh ke arahku.
    “Ha.. aku..” aku tekejut.

    “Ya.. karena aku temen baru pacarmu, Yuni, aku pernah liat foto-fotomu di tempat dia.”
    Kali ini dia menatapku dengan tajam.
    “Tapi.. aku sama sekali tidak nyangka kelakuanmu seperti ini,” selesai dia menaikkan celana dan membetulkan BH dan T-shirtnya.
    “Tapi tidak usah khawatir aku tidak bakalan cerita kejadian ini, aku takut ini akan melukai hatinya. Dia setia sama kamu,” lanjutnya.
    “Kamu tidak.. kasian ama dia?”

    Aku terdiam, termangu, bahkan tidak menyadari kalau dia sudah berlalu.
    Akhir-akhir ini aku tahu nama gadis itu Rani, memang dia teman pacarku, Yuni. Aku menyesali perbuatanku. Rani tetap baik pada kami berdua. Kami bahkan menjadi kawan akrab. Seperti tidak pernah terjadi apa-apa. Entah sampai kapan dia akan menyimpan rahasia ini. Aku kadang-kadang khawatir, kadang-kadang juga memandang iba pada Rani. Oh, aku telah menghancurkan gadis yang tulus.

  • Kisah Sex Selingkuh Bersama Sopir Kontol Gede – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Kisah Sex Selingkuh Bersama Sopir Kontol Gede – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    2393 views

    Perawanku – Dalam kehidupanku gak ada masalah dalam rumah tangga maupun lingkungan kerjaku. Suamiku juga amat pengertian dan memenuhi segala kebutuhanku baik lahir maupun batin. Akupun dilahirkan dalam lingkungan yang memegang teguh agama dan adat jawa. Dan tidak heran setamat kuliah aku dan Mas Hendra memutuskan untuk nikah, karena kami telah lama pacaran. Dalam kehidupanku boleh dibilang berkecukupan, selain ayahku yang seorang pamong di daerah jawa tengah, orang tua Mas Hendra pun terbilang orang cukup berada dan menetap di jakarta. Setelah menempuh hidup bersama dalam rumah tangga kami selama 1,5 tahun, maka kami merencanakan menunda punya anak. Mas Hendra ingin aku mencurahkan perhatianku kepada pekerjaan dan ingin tetap menikmati kehidupan berdua dulu tanpa di ganggu anak dulu. Saat ini usiaku menginjak 27 tahun. tinggiku 158cm dan rambut sebahu. kulitku kata teman2ku sawo matang, karena jika putih pasti kalah denagn orang chines.

    Tidak heran selama aku kuliah dulu di daerah surakarta,banyak teman sekampusku yang coba endekati, namun hatiku terpaut pada Mas Hendra saja. Bukan materi yang aku kejar pada dirinya, namun karena sikapnya yang santun thdp aku. Teman2 bilang aku terlalu pilih2,namun semua itu salah, dan kebetulan Mas Hendra datang kekostku slalu pake BMW kadang mercy milik orang tuanya. Tapi aku lebih suka jika ia datang dan jemput pake sepeda motor saja. Bukan apa2, di kampungku orangtuaku juga punya mobil seperti itu. Kehidupan sexualku normal dan Mas Hendrapun tau ttg seleraku. Ia amat mengerti kapan kami bisa berhubungan badan dan kapan tidak. Akupun tidak mau Mas Hendra terlalu memporsir tenaganya untuk melakukan kewajibannya. Sebagai wanita jawa aku dituntut untuk nrimo dan pasrah saja. Kami tinggal di surakarta dan menempati rumah pemberian orang tua Mas Hendra. Di rumah yang luas dan asri ini, kami tinggal dan ditemani dua orang pembantu suami istri. Kedua pembantu itu telah lama ikut dengan orang tua Mas Hendra. Umur mereka kira2 65 tahun. yang perempuan bernama mak imah dan pak bidin. Kami mempercayakan rumah kepada mereka jika kami pergi kerja. Setiap hari aku kekantor kadang diantar Mas Hendra dan kadang aku nyetir sendiri. Suatu saat aku pulang kantor dan mau kerumah, aku tanpa sengaja menyerempet sebuah sepeda yang dikemudikan oleh seorang pria paro baya. Pria itu jatuh dan aku karena takut dan kaget, maka aku larikan saja mobilku kearah rumah.

    Sesampai dirumah aku, masukkan mobil dan diam di kamar. Masih terbayang olehku saat, pria itu jatuh dan memanggil manggil aku untuk berhenti, namun aku tancap gas. Dirumah perasanku tak tenang dan itu aku diamkan saja dari Mas Hendra. setelah kejadian itu besoknya aku minta diantar kekantor dengan Mas Hendra. hampir tiap malam aku bermimpi bertemu dengan pria yang ku tabrak itu. sampai2 Mas Hendra heran akan sikapku yang berubah dingin dan gelisah. Lalu Mas Hendra menanyakan sebab perubahan sikapku itu. Akupun berterus terang dan Mas Hendra memahaminya. Lalu ia sarankan aku untuk menagmbil seorang sopir, untuk mengantarku. Akupun setuju, sebab aku memang trauma sejak saat itu menyetir sendiri. Beberapa hari kemudian, datanglah sopir yang dicari Mas Hendra itu. Alangkah kagetnya aku, soalnya itu adalah orang yang aku tabrak tempo hari. Iapun kaget, namun aku berusaha menagatur sikapku, aku yakin iapun masih ingat denganku saat ku tabrak. Supaya Mas Hendra tak curiga pada orang yang ku tabrak itu, maka aku setuju saja jika ia jadi sopirku. Aku pikir itung2 balas jasa ataskesalahanku saat itu. Namanya Pak Rojak, umurnya kira2 66 tahun, namun masih kuat dan sehat. Sejak saat itu aku slalu diantar Pak Rojak kemana aku pergi, baik kekantor atau belanja. Setiap pagi ia telah ada di rumah, dan siap2 membersihkan mobilku. Sedang suamiku telah akrab dgn Pak Rojak. Suatu hari saat mengantar aku kekantor sambil bincang2 Pak Rojak, bilang padaku. Bu.. kalau ndak salah ibu dulu, nabrak saya dengan mobil ini kan?.. tanyanya. Aku terdiam dan Pak Rojakpun berkata, ibu,,, kejam dan tidak bertanggung jawab. Lalu ku jawab maaf pak.. waktu itu memang saya salah,, saya tergesa gesa saat itu, jawabku. Alahhhh kalian orang kaya memang begitu.. menganggap orang lain sampah, lanjutnya.. Lalu ku jawab.. janagn gitu pak? saya waktu itu benar2 khilaf kataku lagi. Lalu ia diam Aku pun diam saja saat itu, hingga sampai di rumah. Sejak kejadian itu sikapnya terhadapku jadi lain dan aku tidak ambil pusing.

    Aneh memang kenapa sejak saat Pak Rojak bertanya kepadaku saat itu, aku merasakan adanya sensasi tersendiri dalam hatiku saat menatap matanya. Perasaanku kepada Pak Rojak serasa ingin terus bersama dengannya. Jika ia pulang sore harinya,aku merasa ada yang hilang dalam hidupku. Dan pagi jika ia datang untuk mengantarku rasa itu jadi senang dan seperti kasmaran. Perasanku kepada Mas Hendra biasa saja. Jumat sore saat ia menjemputku, entah kenapa aku minta Pak Rojak untuk mampir dulu untuk singgah di sebuah restoran. Disitu aku mengambil tempat agak kesudut dan suasananya amat romantis. Pak Rojak kuajak makan. kami duduk berhadap hadapan, ia pandangngi terus mataku. Akupun demikian seperti aku memandang mas hedra. Tanpa ada kata2 ia genggam jemariku saat itu, aku merasa tenang seperti gadis remaja dengan pasangannya. Pak Rojak lalu meraih tanganku dan menciumnya. Baru kali ini, tanganku di pegang orang selain suamiku dan ada rasa hangat yang mengalir di sekujur tubuhku. Beberapa saat kami menikmati suasana yang tak aku hendaki itu terjadi. Setelah itu kami keluar dari restoran itu dan menuju kemobil. Dalam mobiku itu, aku terdiam dan bingung akan kejadian barusan, otakku tidak berjalan sebagai mana mestinya, soalnya aku bermesraan dengan sopirku yang tidak sepadan denganku dan ia dengan bebasnya meraih dan meremas tanganku. Dalam mobil sebelum berjalan, Pak Rojak menoleh kearahku,dan kembali meraih jemariku dan lalu ia rengkuh tubuhku lalu ia kecup bibirku. aku kembali seperti orang linglung. Sesampai dirumah aku terus terbayang sensasi kejadian tadi sore itu. Alangkah kurang ajarnya sopirku itu, bisik hatiku. Malam harinya, dengan separo hati, aku layani suamiku dengan apa adanya. Tidak ada lagi rasa nikmat yang aku rasakan saat Mas Hendra mencumbuku dan mensebadaniku. Hatiku slalu terbayang wajah Pak Rojak. Kalau pikiranku sehat saat itu, aku berpikir apa istimewanya Pak Rojak? gak ada rasanya. tapi aku slalu terbayang wajahnya, sampai2 saat suamiku saat berada diatas tubuhku saat melakukan hubungan badan, aku kira Pak Rojak yang diatas tubuhku, tapi untunglah aku masih bisa mengusai diri.

    Besoknya aku seperti biasa diantar olehnya, dan ia tambah berani dengan meraba paha dan dadaku, tangannya aku tepiskan, namaun ia hanya senyum. Setiap hari, matanya tidak luput memandangku dari ujung rambut sampai kaki. Entah kenapa setiap hari, ada2 saja yang ia pegang dari tubuhku, kadang dadaku, paha, kadang ia cium bibirku. Namun aku tidak berontak. Suatu ketika saat pulang kantor, mobil tidak ia arahkan kerumah tapi, kerumahnya di kawasan kartosuro. Disana, suasananya sepi dan jarang ada rumah penduduk. Entah kenapa akau, mau saja diajak turun dan amsuk kerumahnya, yang dikelilinggi pohon2 besar. Rumahnya terbuat dari kayu dan beratap genteng yang telah tua. Dalam rumah itu hanya ada dipan beralaskan tikar dan sebuah bantal. Lalu Pak Rojak menutup pintu rumah itu dan menyilahkan aku duduk di pinggiran dipan itu. Kalau dilihat, gubuknya seperti rumah dukun dan didindingnya ada semacam tulang2 dan bau menyan. Pak Rojak kebelakang dan tidak lama kemudian muncul dan duduk di sampingku. Bu beginilah keadaan saya, katanya oooo.. ndak apa lah pak? jawabku. Lalu tiba2 saja ia lingkarkan tangannya di bahuku. Aku merasa tidak enak.. buk saya,,, ingin merasakan kehanagatan tubuh ibu,,, katanya. Dulunya istri saya masih hidup jika tidak ibu tabrak saya saat itu, saya masih bisa menolongnya, namun ibu, membuat saya terlambat.. dan istri saya mati, terangnya. sekarang ibu,, lah yang menggantikannya.A lanjutnya lagi. Aku diam saja saat itu, aku begitu karena pikiranku sudah kosong dan dalam diriku ada semacam gairah yang menghentak untuk dituntaskan dan lepaskan. Setelah berkata begitu, satu persatu pakainanku jatuh kelantai dan setiap inci tubuhku ia raih dan remah hingga aku tidak berpenutup lagi.

    Aku ia baringkan di dipan kayu itu, lalu ia buka pakaiannya hingga, sama2 bugil denganku. saat itu aku sebelumnya hanya berpakaian kantor. lalu ia raih inci demi inci setiap rongga di tubuhku. Dan akhirnya ia hujamkan kejantanannya kekemaluanku berkali kali. ,hingga derit dipan itu terdengar. Aku hanya mendengus dan merasa terus dijadikan kuda pacu. Tubuh mulusku dijamah Pak Rojak berulang ulang, hingga akhirnya ia pancarkan cairan hangat itu didalam kemaluanku, ada rasa hangat dan tegang saat ia sampai klimaks. Aku pun tanpa kusadari dari tadi telah pula klimax. Tubuhku saat itu penuh dengan keringat dan bercampur dengan keringat Pak Rojak. Aku mersakan perih dan nyilu pada selangkanganku karena kejantanan Pak Rojak panjang dan besar juga. hampir seluruh kulit tubuhku merah2 dan putingku serasa panas akibat gigitan Pak Rojak. Beberapa saat kemudian aku di suruh berpakaian dan berbenah seperti biasa lagi. Lalu aku pulang diantarkanya dengan mobilku. Dalam mobil aku merasa sesal telah mengkhianati Mas Hendra, namun apa dayaku, sebab Pak Rojak amat berkuasa terhadap tubuhku, hingga ia berhasil menelanjangngi dan menyetubuhi ku. Sejak saat itu, bila ada waktu saat aku pulang kantor, Pak Rojak slalu menytubuhiku dan kadang jika suamiku ke jakarta, ia dengan seenaknya tidur di rumahku dan kamipun bersebadan dengan Pak Rojak di atas ranjang kami dengan Mas Hendra. Setiap ia menggauliku aku slalu merasakan puas dan pegal2 pada selangkangannku. Para pembantuku tidak curiga atas tindakan kami itu.

    Pak Rojak pun tampaknya bisa menutup mulut kedua pembantuku. Hampir selama 6 bulan aku menjadi bulan2an nafsu Pak Rojak, itu, akupun merasakannya. Namun aku sedikit tenang, aku tidak bakalan hamil, karena aku sudah memasang spiral. Dan itu aku sadari, karena hampir setiap berhubungan sex dengan Pak Rojak, ia slalu mengeluarkan air maninya dalam rahimku. Dan memang aku sempat mencium bau tidak enak saat ia berada diatas tubuhku. Bau keringatnya amat busuk, namun aku slalu mengganti sprei ranjangku setiap ia meniduriku, sebab bau keringatnya akan tinggal di kain sprei itu. kamarpun aku semprot dengan wewangian dan acnya slalu menyala. Dan sekian lama barulah aku mengetahui dari seorang teman bahwa Pak Rojak adalah seorang dukun dan aku telah di guna- gunainya. Atas saran dan bantuan seorang orang pintar di tempat rekan kerjaku itu, kini aku telah terbebas dari guna-guna Pak Rojak. Iapun lalu, aku pecat dan ia sempat mengancamku, akan membongkar hubungan sexku dengan ku kepada suamiku. Dengan minta duit sekitar 10 juta dari tabunganku aku, minta dia keluar. Sejak saat itu ia tidak pernah muncul lagi.

  • Cerita Hot Nafsuku Membara Melihat Ibu Kost Yang Bahenol – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Hot Nafsuku Membara Melihat Ibu Kost Yang Bahenol – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1643 views

    PerawankuIni adalah cerita yang menarik. Si Fandi pemuda lugu termakan rayuan ibu kostnya yang sangat menggoda Fandi sehingga Fandi melayani ibu kostnya tersebut. Langsung saja.

    Waktu itu Di kamar kost aku berbaring sambil ngelamun. Diluar gerimis yang turun sejak sore belum juga usai sehingga menambah dinginnya udara malam, dikota yang memang berhawa sejuk. Malam minggu tanpa pacar dan hujan pula membuat Fandi suntuk. Dicobanya memejamkan matanya membayangkan sesuatu. Yang muncul adalah seraut wajah cantik berkerudung. Teh Sarah, ibu kostnya (aku sering memanggil ibu kostku itu dengan sebutan teteh).

    Dibayangkannya wanita itu tersenyum manis sambil membuka kerudungnya, mengeraikan rambutnya yang hitam panjang. Membuka satu persatu kancing bajunya. Memperlihatkan kulit putih mulus dan sepasang buah dada montok yang disangga BH merah jambu. Dan buah dada itu semakin menampakkan keindahannya secara utuh ketika penyangganya telah dilepaskan. Sepasang gunung kembar padat berisi dengan puting merah kecoklatan di dua puncaknya menggantung indah.

    Lalu tangannya membuka kancing celana panjang yang segera meluncur kebawah. Tinggallah secarik celana dalam, yang sewarna BH, membungkus pinggul montok. Bagaikan penari strip-tease, secarik kain kecil itu segera pula ditanggalkan. Menampakkan selangkangannya yang membusung dihiasi bulu menghitam, kontras dengan kulitnya yang putih mulus. Dihadapannya kini berdiri perempuan telanjang dengan keindahan bentuk tubuh yang menaikan nafsu syhawat.

    Fandi bangkit berdiri sambil menggaruk batang kontol di selangkangnnya yang mulai tegak dan keluar dari kamarnya menuju dapur untuk membuat kopi. Setelah membuat kopi kemudian keruang duduk untuk nimbrung nonton TV bersama keluarga tempat ia kost. Baru sekitar 3 bulan ia kost dirumah keluarga Pak Totok setelah dia pindah dari tempat kostnya yang lama. Totok telah beristri dengan anak satu berumur 7 tahun.

    Ternyata ruang duduk itu sepi, TV nya juga mati. Mungkin Teh Sarah sudah tidur bersama anaknya karena Pak Totok sedang ke Jakarta menemani ibunya yang akan sedang sakit. Akhirnya Fandi duduk sendiri dan mulai meghidupkan TV. Ternyata hampir semua saluran TV yang ada gambarnya kurang bagus. Fandi mencoba semua saluran dan cuma Indosiar saja yang agak terlihat gambarnya meski agak berbintik.

    Mungkin antenanya kena angin, pikirnya.Dengan setengah terpaksa dinikmati sinetron yang entah judulnya apa, kerena Fandi selama ini tidak pernah tertarik dengan sinetron Indonesia.
    Tiba-tiba Fandi mendengar pintu kamar dibuka. Dan dari kamar keluarlah perempuan yang biasa dipanggil Teh Sarah. Fandi kaget melihat kehadiran perempuan itu yang tiba-tiba.

    “Eh, Teteh belum tidur? Keberisikan ya?” tanya Fandi tergagap
    “Ah, tidak apa-apa. Saya belum tidur kok” jawab perempuan itu dengan logat Sunda yang kental.

    Yang membuat Fandi kaget sebenarnya bukan kedatangan perempuan itu, tapi penampilannya yang luar dari kebiasaanya. Sehari-hari Sarah, seperti kebanyakan ibu rumah tangga di kota ini, selalu berkerudung rapat. Sehingga hanya wajahnya saja yang terlihat. Dan itulah yang pada awalnya membuatnya tertarik kost dirumah ini ketika bertamu pertama kali dan bertemu dengan Sarah.

    Dengan berkerudung justru semakin menonjolkan kecantikan wajah yang dimilikinya. Dengan alismatanya yang tebal terpadu dengan matanya yang bening indah, hidungnya mancung bangir dan bibirnya yang merah merekah. Dengan postur tubuh dibalik bajunya terlihat tinggi serasi.Entah mengapa Fandi selalu tertarik dengan perempuan cantik berkerudung.

    Pikiran nakalnya adalah apa yang ada dibalik baju yang tertutup itu. Dan pada saat itupun pikiran kotornya sempat melintas mencoba membayangkan Sarah tanpa busana. Tapi pikiran itu dibuangnya ketika bertemu dengan suaminya yang terlihat berwibawa dan berusia agak lebih tua dari Sarah yang masih dibawah tigapuluh tahun. Akhirnya jadilah ia kost di paviliun disamping rumah tersebut dan pikiran kotornya segera dibuang jauh, karena ia segan pada Pak Totok. Tapi secara sembunyi ia kadang mencuri pandang memperhatikan kecantikan Sarah dibalik kerudungnya dan kadang sambil membayangkan ketelanjangan perempuan itu dibalik bajunya yang tertutup, seperti tadi.

    Tapi malam ini Sarah berpenampilan lain, tanpa jilbab/kerudung! Rambutnya yang tak pernah terlihat, dibiarkan terurai. Demikian juga dengan bajunya, Sarah memakai daster diatas lutut yang sekilas cukup menerawang dan hanya dilapisi oleh kimono panjang yang tidak dikancing. Sehingga dimata Fandi, Sarah seperti bidadari yang turun dari khayangan. Cantik dan mempesona. Mungkin begitulah pakaiannya kalau tidur.

    “Gambar tivinya jelek ya?” tanya Sarah mengagetkan Fandi.
    “Eh, iya. Antenenya kali” jawab Fandi sambil menunduk.
    Fandi semakin berdebar ketika perempuan itu duduk disebelahnya sambil meraih remote control. Tercium bau harum dari tubuhnya membuat hidung Fandi kembang kempis. Lutut dan sebagian pahanya yang putih terlihat jelas menyembul dari balik dasternya. Fandi menelan ludah.
    “Semuanya jelek”, kata Sarah, “Nonton VCD saja ya?”.
    “Terserah Teteh” kata Fandi masih berdebar menghadapi situasi itu.
    “Tapi adanya film unyil, nggak apa?” kata Sarah sambil tersenyum menggoda.
    Fandi faham maksud Sarah tapi tidak yakin film yang dimaksud adalah film porno.
    “Ya terserah Teteh saja” jawab Fandi.

    Sarah kemudian bangkit dan menuju kamar anaknya. Fandi semakin berdebar, dirapikan kain sarungnya dan disadari dibalik sarung itu ia cuma pakai celana dalam. Diteguknya air digelas. Agak lama Sarah keluar dari kamar dengan membawa kantung plastik hitam.

    “Mau nonton yang mana?” tanyanya menyodorkan beberapa keping VCD sambil duduk kembali di samping Fandi.
    Fandi menerimanya dan benar dugaannya itu VCD porno.
    “Eh, ah yang mana sajalah” kata Fandi belum bisa menenangkan diri dan menyerahkan kembali VCD-VCD itu.
    “Yang ini saja, ada ceritanya” kata Sarah mengambil salah satu dan menuju alat pemutar dekat TV.
    Fandi mencoba menenangkan diri.
    “Memang Teteh suka nonton yang beginian ya?” tanya Fandi memancing
    “Ya kadang-kadang, kalau lagi suntuk” jawab Sarah sambil tertawa kecil
    “Bapak juga?” tanya Fandi lagi
    “Ngga lah, marah dia kalau tahu” kata Sarah kembali duduk setelah memencet tombol player.
    Memang selama ini Sarah menonton film-film itu secara sembunyi-sembunyi dari suaminya yang keras dalam urusan moral.
    “Bapak kan orangnya kolot” lanjut Sarah “dalam berhubungan suami-istri juga ngga ada variasinya. Bosen!”

    Fandi tertegun mendengar pengakuan Sarah tentang hal yang sangat rahasia itu. Fandi mulai faham rupanya perempuan ini kesepian dan bosan dengan perlakuan suaminya ditempat tidur. Dan mulai bisa menangkap maksud perempuan ini mengajaknya nonton film porno. Dalam hati ia bersorak girang tapi juga takut, berselingkuh dengan istri orang belum pernah dilakukannya.

    Film sudah mulai, sepasang perempuan dan lelaki terlihat mengobrol mesra. Tapi Fandi tidak terlalu memperhatikan. Matanya justru melirik perempuan disebelahnya. Sarah duduk sambil mengangkat satu kakinya keatas kursi dengan tangannya ditumpangkan dilututnya yang terlipat, sehingga pahanya yang mulus makin terbuka lebar. Fandi sudah tidak ragu lagi.

    “Teteh kesepian ya?” Tanya Fandi sambil menatap perempuan itu Sarah balik menatap Fandi dengan pandangan berbinar dan mengangguk perlahan.
    “Kamu mau tolong saya?” tanya Sarah sambil memegang tangan Fandi.
    “Bagaimana dengan Bapak ?” tanya Fandi ragu-ragu tapi tahu maksud perempuan ini.
    “Jangan sampai Bapak tahu” kata Sarah. “Itu bisa diatur” lanjut Sarah sambil mulai merapatkan tubuhnya.

    Cerita Seks Rayuan Ibu Kost – Fandi tak mau lagi berpikir, segera direngkuhnya tubuh perempuan itu. Wajah mereka kini saling berhadapan, terlihat kerinduan dan hasrat yang bergelora dimata Sarah. Dan bibirnya yang merah merekah basah mengundang untuk di kecup. Tanpa menunggu lagi bibir Fandi segera melumat bibir yang sudah merekah pasrah itu. Fandi semakin yakin bahwa perempuan ini haus akan sentuhan lelaki ketika dirasakan ciumannya dibalas dengan penuh nafsu oleh Sarah.

    Bahkan terkesan perempuan itu lebih berinisiatif dan agresif. Tangan Sarah memegang belakang kepala Fandi menekannya agar ciuman mereka itu semakin lekat melumat. Fandi mengimbangi ciuman itu dengan penuh gairah sambil mencoba merangsang perempuan itu lebih jauh, tangannya mulai merabai tubuh hangat Sarah. Dirabanya paha mulus yang sedari tadi menarik perhatiannya, diusapnya perlahan mulai dari lutut yang halus lembut terus keatas menyusup kebalik dasternya.

    Sarah bergetar ketika jemari Fandi menyentuh semakin dekat daerah pangkal pahanya. Tangan Fandi memang mulai merambah seputar selangkangan perempuan itu yang masih terbungkus celana dalam. Dengan ujung jarinya diusap-usap selangkangan itu yang makin terbuka karena Sarah telah merenggangkan kedua pahanya. Dan rupanya Sarah telah semakin larut hasratnya dan ingin merasakan rabaan yang langsung pada selangkangannya.

    Dengan sigap tanpa malu-malu ditariknya celana dalam itu, dibantu oleh Fandi dengan senang hati, sehingga terbuka poloslah lembah yang menyimpan lubang kenikmatan itu. Segera saja tangan Fandi merambahi kembali lembah hangat milik Sarah yang telah terbuka itu. Dirasakan bulu-bulu jembut yang lebat dan keriting melingkupi lembah sempit itu. Jemari Fandi membelai bulu jembut itu mulai dari bawah pusar terus kebawah.Sarah makin mendesah ketika jemari Fandi mulai menyentuh bibir memeknya. Itulah sentuhan mesra pertama dari jemari lelaki yang pernah Sarah rasakan pada daerah kemaluannya.

    Suaminya tidak pernah mau melakukan hal itu. Dalam bercinta suaminya tidak pernah melakukan pemanasan atau rabaan yang cukup untuk merangsangnya. Biasanya hanya mencium dan meraba buah dadanya sekilas dan ketika batang kontolnya sudah tegang langsung dimasukan ke lubang memek Sarah. Bahkan ketika lubang memek itu masih kering, sehingga rasa sakitlah yang dirasakan Sarah.

    Selama hampir delapan tahun menikah, Sarah belum pernah merasakan nikmatnya bercinta secara sesungguhnya. Semuanya dikendalikan dan diatur oleh suaminya. Berapa hari sekali harus bercinta, cara apa yang dipakai, dan sebagainya. Totok suaminya yang berusia hampir empatpuluhlima tahun ternyata lelaki yang ortodok dan tidak pernah memperhatikan keinginan istrinya. Apalagi ia menderita ejakulasi prematur. Sehingga sudah jarang frekuensinya, cepat pula keluarnya.

    Soal teknik bercinta, jangan ditanya. Tidak ada variasi dan dilarang istrinya berinisiatif. Baginya meraba kemaluan istri apalagi menciumnya adalah dosa. Melihat istri telanjang adalah saat memenuhi kewajiban suami istri di ranjang. Baginya bersenggama adalah memasukan batang kemaluannya yang tegang ke dalam kemaluan istri dengan tujuan mengeluarkan airmani didalam lubang itu secepatnya, tidak perlu bertanya istrinya puas atau tidak.

    Sehingga selama bertahun-tahun, Sarah tidak lebih dari benda yang mati yang punya lubang buat membuang airmani suaminya bila tangkinya sudah penuh. Sarah sebagai perempuan, yang ternyata mempunyai hasrat menggebu, cuma bisa berkhayal bercumbu dengan lelaki yang bisa memberikan kenikmatan dengan penuh fantasi.

    Selama bertahun-tahun. Hanya kira-kira setahun ini Sarah bertemu dengan seorang wanita sebayanya yang juga mengalami nasib hampir sama dengannya. Mereka kemudian berteman akrab, saling curhat dan bersimpati. Dari wanita ini, Lilis namanya, Sarah mendapatkan film-film porno yang dipinjamkan secara sembunyi-sembunyi. Hubungan mereka sangat akrab karena keduanya juga takut melakukan selingkuh dengan mencari lelaki lain. Yang berani mereka lakukan akhirnya kadang-kadang bermesraan berdua sebagai pasangan lesbian.

    Tetapi sebagai perempuan normal Sarah tidak terlalu mendapatkan kenikmatan yang diharapkan dari hubungan itu. Dan kini ketika jemari lelaki yang dengan penuh perasaan merabai daerah sensitifnya, semakin berkobarlah nafsu ditubuh Sarah. Seakan haus yang selama ini ada telah menemukan air yang dingin segar.

    “Ah..terus Fan..” desahnya membara.

    Kuluman bibir mereka terus saling bertaut. Lidah mereka saling menjilat, berpilin mesra. Fandi mengeluarkan semua kemampuannya, demikian juga dengan Sarah mencoba melepaskan hasrat yang dipendamnya selama ini. Selama bertahun-tahun Sarah dapat meredam hasratnya. Tak ada keberanian untuk menyeleweng, meski niat itu ada. Tapi sudah sejak beberapa bulan terakhir ini suaminya semakin jarang menyentuhnya. Sehingga hasratnya semakin menggumpal.Malam ini keberaniannya muncul ketika suaminya tidak ada dirumah. Sejak Fandi kost dirumahnya, Sarah telah memperhatikannya dan ia juga tahu pemuda itu juga memperhatikannya.

    Malam ini Sarah tidak perduli lagi dengan dosa apalagi suaminya. Ia ingin hasratnya terlampiaskan.Mulut mereka sudah saling lepas, dan mulut Fandi mulai menyusuri leher jenjang Sarah yang selama ini tertutup rapat. Mulut Fandi menciumi leher jenjang yang lembut itu beberapa saat terus kebawah sepertinya hendak kedaerah belahan dada Sarah, tapi tiba-tiba Fandi bergeser dari duduknya dan bersimpuh di lantai dan melepaskan ciumanya sehingga mukanya berada diantara paha Sarah yang mengangkang dimana bibir memeknya sedang dirabai jemari pemuda itu.Rupanya Fandi ingin memberikan rangsangan yang lebih lagi dan rupanya Sarah juga faham maksud Fandi.

    Dengan berdebar dan antusias ditunggunya aksi Fandi lebih lanjut terhadap selangkangannya dengan lebih lebar lagi mengangkangkan kedua kakinya. Sarah menunduk memperhatikan kepala Fandi dicondongkan kedepan dan mulutnya mulai mendekati selangkangannya yang terbuka. Dilihatnya TV yang juga sedang menayangkan gambar yang tidak kurang hotDihadapan Fandi selangkangan perempuan yang telah terkangkang bebas. Terlihat bulu jembut yang menghitam agak keriting menumbuhi lembah yang sempit diantara paha montok yang putih mulus.

    Fandi menelan ludah melihat pemandangan yang indah itu. LFandia mayoranya terlihat merekah basah, dihiasi bulu jembut menghitam ditepi dan atasnya. Kontras dan indah dipandang. Kedua tangannya memegang kedua paha yang telah mengangkang itu. Dijulurkan lidahnya menyentuh belahan kemerahan yang sudah terkuak itu. Tercium wangi harum dari lembah itu.Kedua tangan Fandi bergeser mendekati lubang memek itu untuk lebih menguakkannya
    “Ahhh.!” Sarah mendesah dan pinggulnya bergetar ketika ujung lidah itu menyentuh bibir memeknya.

    Desahannya semakin menjadi ketika lidah Fandi mulai menjilati bibir yang merekah basah itu dan dengan ujung lidahnya mengelitik kelentit yang tersembunyi dibelahannya. Dan itu semakin membuat Sarah blingsatan merasakan nikmat yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Pinggulnya dihentak-hentakkan keatas menikmati sentuhan yang belum pernah dirasakan tapi telah lama dihayalkan. Fandi terus melakukan jilatan yang nikmat itu dan tangannya yang satu mulai merambah keatas meremasi buah dada yang montok padat.

    Cerita Seks Rayuan Ibu Kost – Rupanya Sarah sudah merasa semakin panas meskipun diluar hujan masih turun. Segera dibuka kimono dan dasternya, juga BH yang membungkus sepasang bukit kembar, sehingga perempuan yang sehari-hari selalu berbaju tertutup dan terlihat alim ini kini duduk telanjang bulat disofa dengan kedua kakinya mengangkang dimana seorang pemuda bersimpuh sedang menjilati memeknya. Mata Sarah merem melek menikmati jilatan lidah dan rabaan tangan Fandi. Hasrat yang telah lama dihayalkan kini mulai terwujud. Ia bertekad untuk mewujudkan dan melaksanakan semua hayalan yang selama ini disimpannya. Banyak hayalan gila-gilaan yang pernah di rekanya, hasil dari pengamatannya menonton film-film porno.

    Demikian juga dengan Fandi, impiannya kini tercapai. Bukan hanya melihat perempuan berkerudung telanjang tapi juga bisa merabai tubuhnya bahkan mungkin sebentar lagi bercinta dengannya. Jilatan dan rabaan Fandi rupanya telah menaikkan nafsu Sarah makin tinggi hingga akhirnya dirasakan hasrat itu semakin memuncak. Sarah yang belum pernah merasakan orgasme selama berhubungan dengan suaminya, tapi dari rangsangan ketika berhubungan lesbian dengan Lilis dan ketika menonton film porno sambil merabai kemaluannya sendiri, ia tahu akan segera orgasme. Dengan ganas di tariknyanya kepala Fandi agar makin rapat keselangkangannya sambil menggerakkan pinggulnya naik turun, sehingga bukan hanya mulut Fandi yang mengesek memeknya tapi juga hidung dan dagu pemuda itu.

    “Ahhhduh..AAaaaHhhh….! Ahhh!!” jeritnya tertahan ketika akhirnya orgasme itu datang juga.
    Fandi sempat tidak bisa bernafas ketika mukanya dibenamkan rapat keselangkangan itu ditambah Sarah merapatkan kedua pahanya menjepit kepalanya. Beberapa saat Sarah menyenderkan kepalanya disandaran sofa dengan mata terpejam menikmati untuk pertama kali klimaks karena dicumbu lelaki, nafas memburu dan perlahan kedua kakinya yang menjepit kepala Fandi kembali membuka sehingga Fandi dapat melepaskan diri. Muka Fandi basah bukan hanya oleh keringat tapi juga oleh cairan yang keluar dari lubang kenikmatan Sarah.

    Fandi bangkit berdiri sambil membuka kausnya yang digunakan untuk mengelap mukanya. Tubuhnya berkeringat. Dipandangi perempuan telanjang itu yang duduk mengangkang. Baru ini dapat diamati tubuh telanjang perempuan itu secara utuh.
    “Hatur nuhun ya Fan” kata Sarah berterima kasih sambil membuka matanya sehFandis meresapi kenikmatan yang baru diraihnya.

    Dan matanya kembali berbinar ketika dilihatnya Fandi telah berdiri telanjang bulat dengan batang kontol mengacung keras. Batang kontol yang besar dan panjang. Jauh lebih besar dari punya suaminya. Ini untuk pertama kalinya ia melihat lelaki telanjang bulat selain suaminya. Fandi mendekat dan meraih tangan Sarah, dan menariknya berdiri. Kemudian Fandi mundur dua langkah mengamati tubuh telanjang perempuan itu lebih seksama.

    “Kenapa sih?” tanya Sarah sambil senyum-senyum.
    “Saya lagi memandangi tubuh indah sempurna yang selama ini tertutup” jawab Fandi yang memang terpesona dengan apa yang ada dihadapannya.

    Ternyata benar yang sering diangankannya tentang apa yang ada dibalik baju tertutup yang selama ini dipakai Sarah, bahkan lebih indah dari yang dibayangkannya karena ini benar-benar nyata. Tubuh Sarah memang nyaris sempurna. Badannya tinggi semampai dengan wajah yang cantik dan lekuk setiap tubuhnya saling mendukung dan proposional. Buah dadanya besar padat berisi, pinggangnya ramping dengan pinggul dan pantat yang montok serta sepasang kaki jenjang dengan paha yang padat berisi. Semuanya dibalut dengan kulit yang putih mulus tanpa cela. Dan sesuatu yang rimbun berbulu kehitaman di pangkal pahanya menambah pesona.

    Pemandangan itu semakin memperkeras acungan batang kontol Fandi. Dan Sarah yang sudah terpesona dengan benda itu dari tadi segera meraih dan mengenggamnya. Sarah kembali duduk sambil tetap menggengam batang kontol itu. Fandi mengikuti dan tahu maksudnya. Ternyata perempuan ini penuh dengan fantasi yang hebat, pikirnya. Dengan mata berbinar diperhatikan batang kontol yang tegang dihadapannya. Kontol yang jauh lebih besar dan panjang dari punya suaminya.
    Telah lama Sarah ingin merasakan mengulum kontol lelaki seperti yang dilihatnya difilm porno.

    Dipandangnya otot tegang dalam genggaman tangannya. Dengan ujung lidahnya dijilat perlahan kepala kontol yang mengkilap kecoklatan itu. Terasa aneh, tapi diulang lagi dan lagi sehingga hasratnya makin menggebu. Maka dengan perlahan dibuka mulutnya sambil memasukan batang kontol yang telah basah itu dan dikulumnya. Fandi meringis nikmat diperlakukan begitu. Apalagi Sarah mulai melumati batang kontol didalam mulutnya dengan semakin bernafsu.

    Sarah mencoba mempratekkan apa yang dilihatnya difilm. Ia tidak hanya menggunakan lidahnya tapi menggaruk batang kontol itu dengam giginya, membuat Fandi semakin meringis nikmat. Satu lagi ingin dirasakan Sarah adalah rasa air mani lelaki. Karena itu ia ingin merangsang Fandi agar pemuda itu orgasme dan menumpahkan cairan mani di mulutnya. Sarah yang selama ini kecewa dengan kehidupan sex bersama suaminya hingga terlibat hubungan lesbian dan sering menghayalkan fantasi-fantasi liar yang pernah ditontonnya di film.

    Kini ia punya kesempatan untuk mewujudkannya. Tak ada lagi rasa malu atau jijik. Telah dilepaskan semua atribut sebagai istri yang patuh dan saleh. Yang ada didalam benaknya adalah menuntaskan hasratnya.Fandi yang batang kontolnya dikulum sedemikian rupa semakin terangsang tinggi. Kuluman mulut Sarah meskipun baru untuk pertama kali melakukannya tapi cukup membuatnya mengelinjang nikmat. Sangat lain sensasinya. Hingga akhirnya.

    “Ah Teh, sudah mau keluar nih” desis Fandi mengingatkan sambil mencoba menarik pinggulnya.
    Tapi Sarah yang memang mau merasakan semburan mani dimulutnya malah semakin menggiatkan kulumannya. Hingga akhirnya tanpa bisa ditahan lagi, batang kontol itu menumpahkan cairan kenikmatan didalam mulut Sarah. Fandi meregang, dengkulnya terasa goyah. Dan Sarah semakin menguatkan kuluman bibirnya di kontol itu. Dirasakannya cairan hangat menyemprot didalam mulutnya, rasanya aneh sedikit tapi gurih. Enak menurutnya. Tanpa ragu Sarah semakin keras mengocok batang kontol itu dan dengan lahap ditelannya cairan yang muncrat dari lubang kontol Fandi, bahkan sampai tetes terakhir dengan menghisap batang kontol itu. Tanpa rasa jijik atau mual.

    “Bagai mana rasanya Teh?” tanya Fandi. Ia kagum ada perempuan yang mau menelan air maninya dengan antusias.
    “Enak, gurih” kata Sarah tanpa ragu. Keduanya duduk diatas sofa mengatur nafas. Kemudian Sarah bangkit.
    “Sebentar ya, saya buatkan minuman buat kamu” katanya sambil kedapur dengan hanya mengenakan kimono.

    Fandi sambil telanjang mengikuti dari belakang dan ke kamar mandi membersihkan batang kontolnya sambil kencing. Setelah itu didapatinya Sarah di dapur membuatkan minuman.
    Fandi mendekati dari belakang dan mendekapnya sambil tangannya meremas sepasang bukit kembar yang menggantung bebas. Sarah menggelinjang merasakan remasan di dadanya. Apalagi ketika kuduknya diciumi Fandi. Perlahan dirasakan batang kontol Fandi mulai bangkit lagi mengganjal dipantatnya. Sarah semakin mengelinjang ketika tangan Fandi yang satunya mulai merambahi selangkangannya.

    “Sudah nggak sabar ya” katanya sambil ketawa dan berbalik. Kembali keduanya berciuman dengan rakus.
    “Dikamar saja ya” ajak Sarah ketika ciuman mereka semakin larut. Mereka masuk kekamar yang biasanya untuk tamu.
    Disana ada tempat tidur besar dengan kasur empuk.

    Sarah mendorong tubuh Fandi keranjang dan jatuh celentang. Sarah juga segera menjatuhkan tubuhnya di ranjang menyusul Fandi. Keduanya kembali berciuman dengan buas. Tapi tidak lama karena Sarah mendorong kepala Fandi kebawah. Ia ingin Fandi mengerjai buahdadanya. Fandi menurut karena ia pun sudah ingin merasakan lembutnya sepasang bukit kembar yang montok berisi itu. Sarah mendesah sambil mengerumus rambut Fandi yang mulai menjilati dan menghisapi salah satu pentil buahdadanya. Sedangkan yang satunya diremasi tangan Fandi dengan lembut. Fandi merasakan buahdada yang lembut dan perlahan terasa semakin menegang dengan puting yang mengeras.

    “Oh Fan! Geliin..terus akh!” Tangan Fandi yang satunya mulai merambahi kembali selangkangan perempuan itu.
    Sarah menyambutnya dengan merenggangkan kedua kakinya.
    “Ahh..terus sayang!” desisnya ketika jemari pemuda itu mulai menyentuh kemaluannya.
    Jemari Fandi dengan perlahan menyusuri lembah berbulu dimana didalamnya terdapat bibir lembut yang lembab.

    Sarah semakin menggelinjang ketika ujung jari Fandi menyentuh kelentitnya. Kini mulut dan tangan Fandi secara bersamaan memberikan rangsangan kepada perempuan kesepian yang haus seks itu. Sementara Sarah juga sangat menikmati jilatan dan rabaan pemuda itu.Beberapa lama kemudian Fandi mengambil inisiatif setelah puas merambahi sepasang bukit ranum itu, perlahan mulutnya mulai bergerak kebawah menyusuri perut mulus Sarah dan berhenti di pusarnya.

    Sarah menggelinjang ketika pusarnya dijilat lidah pemuda itu. Sarah rupanya tidak mau nganggur sendiri. Ditariknya pinggul Fandi kearah kepalanya. Fandi faham maksudnya. Dengan segera dikangkangi kepala Sarah diantara kedua pahanya dan menempatkan pangkal pahanya dengan batang kontol yang menegang keras diatas muka Sarah. Yang segera disambut kuluman Sarah dengan bernafsu. Fandi juga sudah menempatkan kepalanya diantara paha Sarah yang mengangkang. Mulutnya mulai merambahi kembali lembah harum berjembut lebat itu. Keduanya melakukan tugas dengan nafsu yang semakin tinggi dan terus berusaha merangsang pasangan masing-masing.

    Cerita Seks Rayuan Ibu Kost – Sarah istri kesepian yang bertahun-tahun menyimpan hasrat, sehingga sekarang seakan mempunyai nafsu yang sepertinya tak hFandis-hFandis untuk ditumpahkan. Demikian juga dengan Fandi pemuda lajang yang cukup berpengalaman dalam urusan perempuan tapi baru kali ini bercinta dengan istri orang, sehingga fantasi yang dirasakan sangat beda dari yang pernah dialami sebelumnya.

    “Ooohhh! Fan, lakukanlah” desah Sarah mulai tak tahan menahan hasratnya. Fandi segera menghentikan jilatannya dan mengatur posisi. Sarah celentang pasrah dengan kedua paha terbuka lebar menantikan hujaman batang kontol Fandi pada lubang memeknya yang telah semakin berdenyut.

    Dadanya berdebar kencang, mengingatkannya pada malam pertama ketika untuk pertama kali diperawani suaminya. Usianya belum lagi tujuhbelas tahun waktu itu. Tak ada kemesraaan dan kenikmatan, yang ada hanya kesakitan ketika batang kontol Totok merobek lubang kemaluannya. Untung cuma berlangsung sebentar karena suaminya cepat keluar air maninya.

    Dilihatnya wajah puas suaminya ketika ada bercak darah disprei, tanda istrinya masih perawan.
    Sarah tersentak dari mimpi buruknya ketika terasa benda hangat menyentuh bibir memeknya. Direngkuhnya tubuh Fandi ketika perlahan batang kontol yang keras itu mulai menyusuri lubang memeknya.

    “Akh! enak Fan!” desahnya. Tangannya menekan pinggul Fandi agar batang kontol pemuda itu masuk seluruhnya.
    Fandi juga merasakan nikmat. Memek Sarah terasa sempit dan seret. Fandi mulai menggerakkan pinggulnya perlahan naik-turun dan terus dipercepat diimbangi gerakan pinggul Sarah. Keduanya terus berpacu menggapai nikmat.

    “Ayo Fan geyol terusss!” desah Sarah makin hilang kendali merasakan nikmat yang baru kali ini dirasakan. Fandi mengerakkan pinggulnya semakin cepat dan keras. Sesekali disentakkan kedepan sehingga batang kontolnya tuntas masuk seluruhnya kedalam memek Sarah.
    “Oh..Fan !”jerit Sarah nkmat setiap kali Fandi melakukannya.Terasa batang kontol itu menyodok dasar lubang memeknya yang terdalam.

    Semakin sering Fandi melakukannya, semakin bertambah nikmat yang dirasakan Sarah sehingga pada hentakan yang sekian Sarah merasakan otot diseluruh tubuhnya meregang. Dengan tangannya ditekan pantat Fandi agar hujaman bantang kontol itu semakin dalam. Dan terasa ada yang berdenyut-denyut didalam lubang memeknya.

    “Ahk..! Ahduh akhh!” teriaknya tertahan merasakan orgasme yang untuk pertama kali saat bersanggama dengan lelaki.

    Sangat nikmat dirasakan Sarah. Seluruh tubuhnya terasa dialiri listrik berkekuatan rendah yang membuatnya berdesir. Fandi yang belum keluar terus menggerakkan pinggulnya semakin cepat. Menyebabkan Sarah kembali berusaha mengimbangi.

    Diangkat kedua kakinya keatas dan dipegang dengan kedua tangannya, sehingga pinggulnya sedikit terangkat sehingga memeknya semakin menjengkit. Menyebabkan hujaman kontol Fandi semakin dalam. Fandi yang berusaha mencapai kenikmatannya, merasa lebih nikmat dengan posisi Sarah seperti itu. Demikian juga dengan Sarah, perlahan kenikmatan puncak yang belum turun benar naik lagi.Sarah mengangkat dan menumpangkan kakinya dipundak Fandi, sehingga selangkangannya lebih terangkat.

    Fandi memeluk kedua kaki Sarah, sehingga tubuhnya setengah berdiri. Dirasakan jepitan memek Sarah lebih terasa sehingga gesekan batang kontolnya menjadi semakin nikmat. Fandi semakin menghentakkan pinggulnya ketika dirasakan kenikmatan puncak sudah semakin dekat dirasakan.
    “Ahhh” Fandi mendesah nikmat ketika dari batang kontolnya menyembur cairan kenikmatannya.
    Dikocoknya terus batang kontol itu untuk menuntaskan hasratnya. Bersamaan dengan itu Sarah rupanya juga merasakan kenikmatan yang kedua kalinya.

    “Akhh!!” jeritnya untuk kedua kali merasakan orgasme berturut-turut.
    Tubuh Fandi ambruk diatas tubuh Sarah. Keduanya saling berdekapan. Kemaluan mereka masih bertaut. Keringat mengucur dari tubuh keduanya, bersatu. Nafas saling memburu.

    “Makasih ya Fan, makasih” kata Sarah terbata mengucapkan terima kasih diantara nafasnya yang memburu.
    Tuntas sudah hasratnya. Dua tubuh yang panas berkeringat terus berdekapan mengatasi dinginnya malam.

    Cerita Seks Rayuan Ibu Kost – Tak sampai 15 menit mereka saling berdekapan ketika dirasakan Fandi, batang kontolnya yang telah lepas dari lubang memek Sarah mulai dirabai dan diremas kembali oleh tangan Sarah. Rupanya perempuan ini sudah ingin lagi. Fandi tersenyum dalam hati, lembur nih ini malam! Memang Sarah sudah bangkit lagi hasratnya. Nafsunya yang lama terpendam seakan-akan segera muncul kembali meskipun baru terpenuhi. Sepertinya ia tidak ingin melepaskan kesempatan malam ini untuk bercinta sebanyak mungkin dengan Fandi sampai besok pagi, dengan berbagai teknik dan posisi yang selama ini cuma diangankannya.

    Dan malam itu mereka melewati malam panjang dengan penuh keringat, cumbuan, rabaan, hentakan nafas dan desahan nikmat berkali-kali sampai pagi.

    Fandi bangun ketika dirasakan sinar matahari menyinari tubuhnya yang masih telanjang cuma ditutupi selimut. Ia masih terbaring diranjang tempat dia bercinta sepanjang malam dengan Sarah. Dilihatnya sudah jam 10. Badannya terasa segar meskipun sepanjang malam mengeluarkan tenaga untuk melayani dan mengimbangi nafsu Sarah yang ternyata tak kenal puas. Tak kurang dari lima ronde dilewati oleh mereka dengan sebentar saja istirahat.

    Fandi selalu ingat setiap dua atau tiga ronde, Sarah selalu membuatkannya minuman sejenis jamu yang ternyata sangat berkhasiat memulihkan energinya sehingga sanggup melayani perempuan yang haus sex itu berkali-kali. Fandi masih berbaring. Dicobanya membayangkan kejadian tadi malam. Seperti mimpi tapi benar terjadi. Perempuan yang terlihat lembut tapi ternyata sangat ganas di Ranjang.

  • Kisah Seks Kenikmatan Kontol Mahasiswa – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Kisah Seks Kenikmatan Kontol Mahasiswa – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1452 views


    Perawanku – Sebut saja namaku Atika, seorang wanita yang telah berusia 40 tahun dan telah bersuami. Menurut banyak teman, aku adalah wanita yang cukup cantik dan berkulit putih bersih. Yang luar biasa adalah postur tubuhku yang masih terawat dan indah. Tinggi badanku 167 cm. Pantatku cukup bulat dan berisi dengan sepasang betis yang indah. Sepasang payudaraku berukuran 34 juga tampak padat dan serasi dengan bentuk tubuhku. Kata orang tubuhku seperti artis Minarti Atmanegara yang bentuk tubuhnya tetap indah diusia yang telah berkepala 4. Aku bekerja sebagai karyawati staff accounting pada sebuah toserba yang cukup besar dikotaku. Sehingga aku banyak mengenal banyak relasi dari para pekerja perusahaan lain yang memasok barang ketempatku bekerja. Aku juga menjadi instruktur senam BL ditempat aku fitness. Disinilah kisah yang akan kisah indah aku dan Indra pertama kali terjadi. Sebagai seorang istri, aku merupakan seorang wanita setia pada suami.

    Aku berprinsip, tidak ada laki-laki lain yang menyentuh hati dan tubuhku, kecuali suami yang sangat kucintai. Dan sebelum kisah ini terjadi, aku memang selalu dapat menjaga kesetiaanku. Jangankan disentuh, tertarik dengan lelaki lain merupakan pantangan buatku. Tetapi begitulah, beberapa bulan terakhir suamiku kurang dapat memuaskanku diatas ranjang. Kalaupun bisa, dia pasti kelelahan dan langsung istirahat. Mungkin karna usia kami yang terpaut 14 tahun, mau tak mau aku cuma bisa memainkan jari sambil membayangkan suamiku sedang memasukkan batang kejantanannya ke vaginaku. Tapi tak senikmat kenyataan. Sampai akhirnya datang seorang mahasiswa yang ingin PI (Praktek Industri) ditempatku. Dan aku ditunjuk sebagai pembimbing mahasiswa tersebut oleh bosku. Mahasiswa itu memperkenalkan dirinya bernama Indra. Kuperhatikan dia dari atas sampai bawah, cukup lumayan penampilannya. Indra berbadan tinggi besar dan atletis, tingginya sekitar 178 cm. Sungguh aku tidak mempunyai pikiran atau perasaan tertarik padanya. Pada awalnya hubungan kami biasa- biasa saja, bahkan cendrung agak kaku. Namun begitu, Indra selalu bersikap baik padaku.

    Kuakui pula, ia pemuda yang simpatik. Ia sangat pandai mengambil hati orang. Sehingga lama-kelamaan kekakuannya berkurang dan kami berdua menjadi akrab. Bahkan aku sering meminta Indra membantuku lembur dikantor. Dan jika begitu biasanya aku bercerita tentang kehidupan rumah tanggaku. Sampai-sampai urusan diatas tempat tidur kuceritakan padanya. Karna Indra sangat pandai memancing. Hingga suatu ketika, setelah sebulan Ia PI dikantorku. Sewaktu aku sedang lembur menghitung keuangan bulanan perusahaan, Indra datang menghampiriku. ” Misi Bu, bisa ganggu gak? ” Tegur Indra sopan. ” Ya ada apa Ndra? ” Jawabku. ” Ini.. ada beberapa yang saya gak ngerti bisa dijelaskan gak Bu? ” Indra bertanya lagi. ” Ooh bisa.. mana yang kamunya kurang paham ” aku menjawab lalu menyuruhnya untuk duduk disampingku disofa. Lalu aku memberikan penjelasan panjang lebar kepadanya. Katanya sih bahan yang dia minta penjelasan dariku itu akan dimasukkan dalam bahan laporannya. ” Bu, saya mo ngasih hadiah ulang tahun, Bu atika mau nerima gak? ” Tanyanya tiba-tiba. ” Boleh, syaratnya hadiahnya harus banyak ya” Jawabku bergurau. ” Saya juga punya syarat Bu, hadiah ini akan saya berikan kalo Bu Atika mau memejamkan mata. Mau gak? ” Tanyanya lagi. ” Serius nih? Oke kalo cuma itu syaratnya Ibu mau ” Kataku sambil memejamkan mata. ” Awas jangan buka mata sampai saya memberikan aba-aba..! ” Kata Indra lagi.

    Sambil terpejam aku penasaran dengan hadiah apa yang akan diberikannya. tetapi, ya ampun, pada saat mataku terpejam, tiba-tiba aku merasakan ada benda yang lunak menyentuh bibirku. Tidak hanya menyentuh, benda itu juga melumat bibirku dengan halus. Aku langsung tahu, Indra tengah menciumku. Maka aku langsung membuka mata, wajah Indra sangat dekat dengan wajahku dan tangannya merangkul pinggangku. Tetapi anehnya, setelah itu aku tidak berusaha mengindar. Untuk beberapa lama, Indra masih melumat bibirku. Kalo mau jujur aku juga ikut menikmatinya. Bahkan beberapa saat secara refleks aku juga membalas melumat bibir Indra. Sampai kemudian aku tersadar, lalu ku dorong dada Indra hingga ia terjengkang kebelakang. ” Ndra seharusnya ini gak boleh terjadi ” Kataku dengan nada bergetar menahanrasa malu dan sungkan yang menggumpal dihatiku. ” Maaf Bu Atika, mungkin saya terlalu nekat. Seharusnya saya sadar Ibu sudah bersuami. Tapi inilah kenyataannya, Aku sayang sama Bu Atika ” Ujarnya lirih sambil meninggalkanku. Seketika itu aku merasa sangat menyesal, aku merasa telah mengkhianati suamiku. Tapi uniknya peristiwa seperti masih terulang beberapa kali. Beberapa kali jika Indra konsultasi denganku, ia selalu memberikan “hadiah” seperti itu. Tentu itu dilakukannya jiak tak ada orang yang melihat. Meskipun pada akhirnya aku menolaknya, tapi anehnya, aku tidak pernah marah dengan perbuatan Indra itu.


    Entahlah, aku sendiri bingung. Aku tidak tahu, apakah ini dikarnakan permasalahanku dengan suami diatas ranjang sehingga menerima begitu saja semua perbuatannya padaku. Ataukah aku telah jatuh cinta pada pada Indra, pemuda yang usianya jauh berbeda namun sangat menarik perhatianku. Sekali lagi, aku tidak tahu. bahkan dari hari kehari, aku semakin dekat dan akrab dengan Indra. Hingga pada hari terakhir prakteknya, Indra mengajakku jalan- jalan. Awalnya aku menolaknya, aku khawatir kalau kedekatanku dengannya menjadi penyebab perselingkuahan yang sebenarnya. Dengan alasan bahwa itu hari terakhir praktek, Indra terus mendesakku. Akhirnya aku menyetujuinya.Tapi aku memintanya hari minggu. Dengan syarat tidak boleh ada orang kantor yang mengetahuinya. Begitulah, pada hari Minggu, aku dan Indra akhirnya berangkat jalan-jalan. Agar suamiku tidak curiga, aku katakan padanya aku pergi ketempat seorang kawan untuk menyelesaikan lemburan kantor. Ikut juga teman kuliah Indra bersama pacarnya.

    Awalnya aku protes, setelah dijelaskan panjang lebar akhirnya aku mau ikut pergi juga. Oh ya, kami berempat menggunakan mobil milik kawan Indra. Berempat kami jalan- jalan kesuatu lokawisata pegunungan yang cukup jauh dari kotaku. Kami sengaja memilih tempat yang jauh dari kota, agar tidak mengundang kecurigaan tetangga, keluarga dan terutama suamiku. Setelah lebih satu jam kami berputar-putar disekitar lokasi wisata, Indra dan kawannya mengajak istirahat disebuah losmen. Kawan Indra tadi dan pacarnya menyewa satu kamar, dan kedua orang itu langsung hilang dibalik pintu yang tertutup. Maklum keduanya baru dimabuk cinta. Aku dan suamiku dulu waktu pacaran juga begitu, jadi aku maklum saja. Indra menyewa juga satu kamar disebelahnya. Aku sebenarnya juga berniat menyewa kamar sendiri akan tetapi indra melarangku. ” Ngapain boros-boros? kalau sekedar istirahat satu kamar saja. Tuh bed- nya ada dua ” Ujarnya. Akhirnya aku mengalah, aku numpang dikamar yang disewa Indra. Walaupun sebenarnya aku merasa sangat tidak enak hati. Kami mengobrol tertawa cekikikan membicarakan kawan Indra dan pacarnya dikamar sebelah. Apalagi, kawan Indra dan pacarnya sengaja mendesah-desah hingga kedengaran ditelinga kami. Sejujurnya aku deg- degan juga mendengar desahan dari kamar sebelah yang mirip suara orang terengah-engah itu. Entah kenapa dadaku semakin berdegup kencang ketika aku mendengar desahan itu dan membayangkan apa ayng sedang mereka lakukan dikamar sebelah. Untuk beberapa saat, aku dan Indra diam terpaku.

    Tiba-tiba Indra menarik tanganku sehingga aku terduduk dipangkuan Indra yang saat itu sedang duduk ditepi tempat tidur. Tanpa berkata apa-apa dia langsung mencium bibirku. Aku tidak sempat menghindar, bahkan aku juga membiarkan ketika bibir dan kumis halus Indra menempel kebibirku hingga beberapa saat. Dadaku semakin berdegub kencang ketika kurasakan bibir halus Indra melumat mulutku. Lidah Indra menelusup kecelah bibirku dan menggelitik hampir semua rongga mulutku. Mendapat serangan mendadak itu darahku seperti berdesir, sementara bulu tengkukku merinding. Namun tiba-tiba timbul kesadaranku. Kudorong dada indra supaya ia melepaskan pelukannya padak diriku. ” Ndra, jangan Ndra, ini enggak pantas kita lakuakan..! ” kataku terbata-bata. Indra memang melepas ciumannya dibibirku, tetapi kedua tangannya yangm kekar dan kuat masih tetap memeluk pinggang rampaingku denagn erat. Akujuga masih terduduk dipangkuannya. ” Memang nggak pantas Bu, toh Bu Tika gak puas sama suami Ibu. Aku akan muasin Ibu ” Ujar Indra yang terdengar seperti desahan. Setelah itu Indra kembali mendaratkan ciuman.

    Ia menjilati dan menciumi seluruh wajahku, lalu merambat keleher dan telingaku. Aku memang pasif dan diam, namun perlahan tapi pasti nafsu birahi semakin kuat menguasaiku. Harus kuakui, Indra sangat pandai mengobarkan birahiku. Jilatan demi jilatan lidahnya keleherku benar- benar telah membuatku terbakar dalam kenikmatan. Bahkan dengan suamiku sekalipun belum pernah aku merasakn rangsangan sehebat ini. Indra sendiri tampaknya juga mulai terangsang. Aku dapat merasakn napasnya mulai terengah-engah. Sementara aku semakin tak kuat unruk menahan erangan. Maka aku pun mendesis-desis untuk menahan kenikmatan yang mulai membakar kesadaranku. Setelah itu tiba-tiba tangan Indra yang kekar itu membuka kancing bajuku. Tak ayal lagi, buah dadaku yang berwarna putih bersih itu terbuka didepan Indra. Secara refleks aku masih coba berontak. ” Cukup Ndra! Jangan sampai kesitu Ibu takut..” Kataku sambil meronta dari pelukannya. ” Takut dengan siapa Bu? Toh gak ada yang tahu, percaya sama Indra Bu. Aku akan memuaskan Bu Tika ” Jawab Indra dengan napas memburu. Seperti tidak perduli dengan protesku, Indra yang telah melepas bajuku, kini ganti sibuk melepas BH- ku. Meskipun aku berusaha meronta, namun tidak berguna sama sekali.

    Sebab tubuh Indra yang tegap dan kuat itu mendekapku dengan sangat erat. Kini, dipelukan Indra, buah dadaku terbuka tanpa tertutup sehelai kainpun. Aku berusaha menutupi dengan mendekapkan lengan didadaku, tetapi dengan cepat tangan Indra memegangi lenganku dan merentangkannya. Setelah itu Indra mengangkat dan merebahkan tubuhku ditempat tidur. Tanpa membuang waktu, bibir Indra melumat salah satu buah dadaku sementara salah satu tangannya juga langsung meremas-remas buah dadaku yang lainnya. Bagaikan seekor singa buas ia menjilati dan meremas buah dada yang kenyal dan putih ini. Kini aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain megap-megap dan mengerang karena kenikmatan yang mencengkeramku. Aku menggeliat- geliat seperti cacing kepanasan karena rasa geliu dan nikmat ketika bibir dan lidah Indra menjilat dan melumat puting susuku. ” Bu.. da.. dadamu putih dan in.. indah sekali. A.. aku makin nggak ta.. tahan.. ,sayang.. , ” Kata Indra terputus-putus karna nafsu birahi yang kian memuncak. Kemudian Indra juga menciumi perut dan pusarku. Dengan lidahnya, ia pandai sekali mengelitik buah dada hingga perutku. Sekali lagi aku hanya mendesis-desis mendapat rangsangan yang menggelora itu. Kemudian tanpa kuduga, Dengan cepat Indra melepas celana dan celana dalamku dalam sekali tarikan. Lagi-lagi aku berusaha melawan, tetapi dengan tubuh besar dan tenaga kuat kuat yang dimiliki Indra, dengan mudah ia menaklukkan perlawananku. Sekarang tubuhku yang ramping dan putih itu benar-benar telanjang total dihadapan Indra. Sungguh, aku belum pernah sekalipun telanjang dihadapan laki-laki lain, kecuali dihadapn suamiku. Sebelumnya aku juga tak pernah terpikir akan melakukan perbuatan seperti ini. Tetapi kini, Indra berhasil memaksaku. Sementara aku seperti pasrah tanpa daya. ” Ndra, untuk yang satu ini jangan Ndra. Aku tidak ingin merusak keutuhan perkawiananku..! ” Pintaku sambil meringkuk diatas tempat tidur, untuk melindungi buah dada dan vaginaku yang kini tanpa penutup. ” Bu.. apa.. kamu.. nggak kasihan padaku sayang.. , aku sudah terlanjur terbakar.. , aku nggak kuat lagi sayang, please aku.. mohon ” Kata Indra masih dengan terbata- bata dan wajah yang memelas. Entah karna tidak tega atau karena aku sendiri juga telah terlanjur terbakar birahi, aku diam saja ketika Indra kembali menggarap tubuhku.

    Bibir dan salah satu tangannya menggarap kedua buah dadaku, semenatar tangan yanga satunya lagi mengusap-usap paha dan selangkangan kakiku. Mataku benar-benar merem-melek merasakan kenikamatan itu. Sementara napasku juga semakin terengah-engah. Tiba-tiba Indra beranjak dan denagn cepat melepas semua pakaian yang menempel ditubuhnya. Kini ia sama denganku, telanjang bulat-bulat. ya ampun, aku tidak dpat percaya, kini aku telanjang dalam satu kamar denagn laki-laki yang bukan suamaiku, ohh. Aku melihat tubuh Indra yang memang benar-benar atletis, besar dan kekar terutama otot-otot perutnya. Ia lebih tinggi dan lebih besar dibandingkan dengan suamiku yang berperawakan sedag-sedang saja. Tetapi yang membuat dadaku berdegub lebih keras adalah benda diselangkangan Indra. Benda yang besarnya hampir sama denagn lenganku itu berwarna coklat muda dan kinin tegak mengacung. Panjangnya kutaksir tidak kurang dari 22 cm, atau hampir dua kali lipat dibanding milik suamiku, sementara besarnya sekitar 3 sampai 4 kali lipatnya. Sungguh aku tak percaya, laki-laki semuda Indra memiliki penis sebesar dan sepanjang ini.

    Perasaanku bercampur baur antara ngeri, gemes dan penasaran. Kini tubuh telanjang Indra mendekapku. Darahku seperti terkesiap ketika merasakan dada bidang Indra menempel erat dadaku. Ada sensasi hebat yang melandaku, ketika dada yang kekar itu merapat dengan tubuhku. Ohh, baru kali ini kurasakan dekapan lelaki lain selain suamiku. Ia masih meciumi sekujur tubuhku, sementara tangannya juga tidak kenal lelah meremas-remas buah dadaku yang semakin kenyal. Sekali lagi, sebelumnya tidak pernah kurasakan sensasi dan rangsangan sedahsyat ini. Aku tersentak ketika kurasakan ada benda yang masuk dan menggelitik lubang vaginaku. Ternyata Indra nekat memasukkan jari tangannya kecelah vaginaku.Ia memutar-mutar telunjuknya didalam lubang vaginaku, sehingga aku benar-benar hampir tidak kuat lagi menahan kenikmatan yang menderaku. Mendapat serangan yang luar biasa nikmat itu, secara refleks aku memutar-muatarkan pantatku. Toh, aku masih berusaha menolaknya. ” Ndra, jangan sampai dimasukkan jarinya, cukup diluaran saja..! ” Pintaku. Tetapi lagi-lagi Indra tidak menggubrisku. Selanjutnya ia menelusupkan kepalanya di selangkanganku, lalu bibir dan lidahnya melumat habis vaginaku. Aku tergetar hebat mendapatkan rangsangan ini. Tidak kuat lagi menahan kenimatan itu, tanpa sadar tanganku menjambak rambut Indra yang masih terengah-engah di selangkanganku.


    Kini aku telah benar- benar tenggelam dalam birahi. Ketika kenikmatan birahi benar- benar menguasaiku, dengan tiba-tiba, Indra melepaskanku dan berdiri di tepi tempat tidur. Ia mengocok- ngok batang penisnya yang berukuran luar biasa tersebut. ” Udah hampir setengah jam, dari tadi aku terus yang aktif, capek nih. Sekaran ganti Bu Atika dong yang aktif..! ” Kata Indra denagn manja. ” Ibu nggak bisa Ndra, lagian Ibu masih takut..! ” Jawabku dengan malu-malu. ” oke kalo gitu pegang aja iniku, please, kumohon sayang..” Ujarnya sambil menyodorkan batang penis besar itu kehadapanku. Dengan malu-malu kupegang batang yang besar dan berotot itu. Lagi-lagi berdebar-debar dan darahku berdesir ketika tanganku mulai memegang penis Indra. Sejenak aku sempat membayangkan bagaimana nikmatnya jiak penis yang besar dan keras itu dimasukkan kelubang vagina perempuan, apalagi jika perempuan itu aku. ” Besaran mana sama milik suami Ibu..? ” Goda Indra. Aku tidak menjawab walau dalam hati aku mengakui, penis Indra jauh lebih panjang dan lebih besar dibandingkan milik suamiku. Padahal usia Indra jauh lebih muda. ” Diapakan nih Ndra..? Sumpah Ibu gak bisa apa-apa ” Kataku berbohong sambil memegang penis Indra. ” Oke, biar gampang, dikocok aja sayang. Bisakan..? ” Jawab Indra dengan lembut. Dengan dada berdegub kencang, kukocok perlahan-lahan penis yang besar milik Indra. Ada sensasi tersendiri ketika aku mulai mengocok buah zakar Indra yang sangat besar tersebut. Gila, tanganku hampir tidak cukup memegangnya. Aku berharap dengan kukocok penisnya, sperma Indra cepat muncrat, sehingga ia tidak berbuat lebih jauh kepada diriku. Indra yang kini telentang disampingku memejamkan matanya ketika tanganku mulai naik turun mengocok batang zakarnya. Napasnya mendengus-dengus, tanda kalau nafsunya sudah meningkat lagi. Aku sendiri juga terangsang melihat tubuh tinggi besar dihadapanku seperti tidak berdaya dikuasai rasa nikmat.

    Tiba-tiba ia memutar tubuhnya, sehingga kepalanya kini etapt berada diselangkanganku sebaliknya kepalaku juga tepat menghadap selangkangannya. Indra kembali melumat lubang kemaluanku. Lidahnya menjilat-jilat tanpa henti di rongga vaginaku. Sementara aku masih terus mengocok batang zakar Indra dengan tanganku. Kini kami berdua berkelejotan, sementara napas kami juga saling memburu. Setelah itu Indra beranjak dan dengan cepat ia menindihku. Dari kaca lemari yang terletak disebelah samping tempat tidur, aku bisa melihat tubuh rampingku seperti tenggelam dikasur busa ketika tubuh Indra yang tinggi besar mulai menindihku. Dadaku deg-degan melihat adegan kami melalui kaca lemari itu. Gila batinku, kini aku yang telanjang digumuli oleh lelaki yang juga sedang telanjang, dan laki-laki itu bikan suamiku. Indra kembali melumat bibirku. kali ini teramat lembut. Gilanya lagi, aku tanpa malu lagi membalas ciumannya. Lidahku kujulurkan untuk menggelitik rongga mulut Indra. Indra terpejam merasakan seranganku, sementara tanganku kekarnya masih erat memelukku, seperti tidak akan dilepas lagi.

    Bermenit-menit kami terus berpagutan saling memompa birahi masing-masing. Peluh kami mengucur deras dan berbaur ditubuhku dan tubuh Indra. Dalam posisi itu tiba- tiba kurasakan ada benda yang kenyal mengganjal diatas perutku. Ohh, aku semakin terangsang luar biasa ketika kusadari benda yang mengganjal itu adalah batang kemaluan Indra. Tiba-tiba kurasakan batang zakar itu mengganjal tepat dibibir lubang kemaluanku. Rupanya Indra nekat berusaha memasukkan batang penisnya kevaginaku. Tentu saja aku tersentak. ” Ndra.. jangan dimasukkan..! ” Kataku sambil tersengal-sengal menahan nikmat. Aku tidak tahu apakah permintaan aku itu tulus , sebab disisi hatiku yang lain sejujurnya aku juga ingin merasakan betapa nikmatnya ketika batang kemaluan yang besar itu masuk kelubang vaginaku. ” Oke.. kalau nggak boleh diamasukkan, kugesek-gesekkan dibibirnya saja ya..? ” Jawab Indra juga dengan napas yang terengah-engah. Kemudian Indra kembali memasang ujung penisnya tepat dicelah vaginaku. Sungguh aku deg-degan luar biasa ketika merasakn kepala batang penis itu menyentuh bibir vaginaku. Namun karna batang zakar Indra memang berukuran super besar, Indra sangat sulit memasukkannnya kedalam celah bibir vaginaku. Padahal jika aku bersetubuh denagn suamiku penis suamiku masih terlalu kekecilan untuk ukuran lubang senggamaku. Setelah sedikit dipaksa, akhirnya ujung kemaluan Indra berhasil menerobos bibir vaginaku. Ya ampun, aku menggeliat hebat ketika ujung penis yang besra itu mulai menerobos masuk. Walau pun mulanya sedikit perih, tetapi selanjutnya rasa nikmatnya sungguh tada tiara. Seperti janji Indra, penisnya berukuran jumbo itu hanya hanya digesek-gesekan dibibir vagina saja. Meskipun hanya begitu, kenikamatan yang kurasa betul-betul membuatku hampir teriak histeris. Sungguh batang zakar Indra itu luar biasa nikmatnya.

    Indra terus menerus mamaju- mundurkan batang penis sebatas dibibir vagina. keringat kami berdua semakin deras mengalir, semenatara mulut kami masih terus berpagutan. ” Ayoohh.. ngoommoong saayang, giimaanna raasaanyaa..? ” Kata Indra tersengal-sengal. ” Oohh.. teeruuss.. Ndraa.. teeruss..! ujarku sama-sama tersengal. Entah bagaimana awal mulanya, tiba- tiba kurasakan batang kemaluan yang besar itu telah amblas semua kevaginaku. Bless, perlahan tapi pasti abtang kemaluan yang besar itu melesak kedalam libang kemaluanku. Vaginaku terasa penuh sesak oleh batang penis Indra yang sangat- sangat besar itu. “ Lohh..? Ndraa..! Dimaassuukiin seemmua yah..? ” Tanyaku. ” Taanguung, saayang. Aku nggak tahhan..! ” Ujarnya dengan terus memompa vaginaku secara perlahan. Entahlah,kali ini aku tidak protes. Ketika batang penis itu amblas semua divaginaku, aku hanya dapat terengah-engah dan merasakan kenikmatan yang kini semakin tertahankan. Begitu besarnya penis si Indra, sehingga lubang vaginaku terasa sangat sempit. Sementara karna tubuhnya yang berat, batang penis Indra semakin tertekan kedalam vaginaku dan melesak hingga kedasar rongga vaginaku. Sangat terasa sekali bagaimana rasanya batang zakar menggesek-gesek dinding vaginaku.

    Tanpa sadar aku pun mengimbangi genjotan Indra dengan menggoyang pantatku. Kini tubuh rampingku seperti timbul tenggelam diatas kasur busa ditindih oleh tubuh besar dan kekearnya Indra. Semakin lama, genjotan Indra semakin cepat dan keras, sehingga badanku tersentak- sentak dengan hebat. Clep.. , clep.. , clep.. , cleep.. , begitulah bunyi batang zakar Indra yang terus memompa selangkanganku. ” Teerruss Nndraa..! Aakuu.. nggaak.. kuuaatt..! ” Erangku berulang-ulang. Sungguh ini permainan seks yang paling nikmat yang pernah kurasakan dalam sepuluh tahun ini. Aku sudah tidak berpikir lagi tentang kesetiaan kepada suamiku. Indra benar-benar telah menenggelamkan aku dalam gelombang kenikmatan. Persetan, toh suamiku sendiri sudah tak bisa lagi memberikan aku kepuasan sedahsyat dan kenikmatan seperti ini. Tidak berapa lama kemudian, aku merasakan nikmat yang luar biasa disekujur tubuhku. Badanku mengelepar-gelepar dibawah genjcetan tubuh Indra. Seketika itu seperti tidak sadar, kuciumi lebih berani bibir Indra dan kupeluk erat- erat. ” Nndraa.. aakkuu.. haampiir.. oorrgaassmmee..! ” desahku ketika hampir mencapai puncak kenikamatan. Tahu aku hampir orgasme, Indra semakin kencang menghunjam-hunjamkan batang kejantanannya keselangkanganku. Saat itu tubuhku semakin meronta- ronta dibawah dekapan Indra yang kuat. Akibatnya, tidak lama kemudian aku benar-benar mencapai klimaks. ” Kaalauu.. uudahh.. orrgassme.. ngoommoong.. saayaang.. biaarr.. aakuu.. ikuut.. puuaas.! ” Desah indra. ” ooh.. aauuhh.. aakkuu.. klimaks.. Nndraa..! ” Jawabku. Seketika dengan refleks tangan kananku menjambak rambut Indra, sedangkan tangan kiriku memeluknya erat-erat.

    Pantatku kunaikkan keatas agar batang kemaluan si Indra dapat menancap sedalam- dalamnya. Setelah kenikmatan puncak itu, tubuhku melemas denagn sendirinya. Indra juga menghentikan genjotannya. ” Aku belum keluar sayang.. Tahan sebentar ya.. Aku terusin dulu..! ” Ujarnya lembut sambil mengecup pipiku. Gila aku bisa orgasme walaupun posisiku dibawah. Padahal jika dengan suamiku, untuk orgasme aku harus berposisi diatas dulu. Tentu saja ini semua karna Indra yang ajuh lebih perkasa diabandingkan suamiku. Walau pun usia mereka trerpaut jauh dan Indra jauh lebih muda. Selain itu batan kejantanannya memang sangat luar biasa besar dan nikmat luar biasa buat vagina perempuan. Meskipun kurasakan sedikit ngilu, kubiarkan Indra memompa terus lubang vaginaku. Karena lelah, aku pasif saja saat Indra terus menggumuliku. Tanpa perlawanan, kini badanku yang kecil dan ramping benar-benar tenggelam ditindih tubuh atletis Indra. Clep.. clep.. clep.. clep. Kulirik kebawah untuk melihat vaginaku yang dihajar batang kejantanan Indra. Gila, vaginaku dimasuki penis sebesar itu. Dan yang lebih gila lagi, batang zakar besar seperti itu nikmatnya tiada terkira. Indra semakin lama semakin kencang memompanya penisnya. Sementara mulutnya tidak henti-hentinya menciumi pipi, bibir dan buah dadaku. Mendapat rangsangan tanpa henti seperti itu tiba-tiba nafsuku bangkit kembali.


    Kurasakan kenikmatan mulai merambat lagi dari selangkanganku yang dengan kencang dipompa si Indra. Maka aku balik membalas ciuman Indra, semantara pantatku kembali berputar-putar mengimbangi penis Indra yang masih perkasa menusuk-nusuk lubang vaginaku. ” Iibuu ingiin.. lagii..? ” Tanya Indra. ” Eehh..” Hanya itu jawabku. Kini kami kembali mengelapar-gelepar bersama. Tiba-tiba Indra bergulung, sehingga posisinya kini berbalik, aku diatas, Indra dibawah. ” Ayoohh gaantii..! Iibu seekaarang di ataass..” Kata Indra. Dengan posisi tubuh diatas Indra, pantatku kuputar-putar, maju- mundur, kiri-kanan, untuk mengocok batang penis Indra yang masih mengacung dilubang vaginaku. Dengan masih malu-malu aku juga ganti menjilati leher dan puting Indra. Indra yang telentang dibawahku hanya dapat merem-melek karna kenikmatan yang kuberikan. ” Tuuh.. biisaa kaan..! Kaatanya taa.. dii.. nggak.. bisa.. , ” Kata si Indra sambil membalas menciumku dan meremas-remas buah dadaku. Hanya selang lima menit saat aku diatas tubuh Indra, lagi-lagi kenimatan tak terkira menderaku. Aku semakin kuat menghunjam- hunjamkan vaginaku kebatang penis Indra. Tubuhku yang ramping makin erat mendekap Indra. Aku juga semakin liart membalas ciuman Indra. ” Nddraa.. aakuu.. haampiir.. orgasme.. laaggii.. ssaayaang..! ” Kataku terengah-engah. Tahu kalau aku akan orgasme untuk yang kedua kalinya, Indra langsung bergulung membalikku, sehingga aku kembali dibawah. Dengan napas yang terengah-engah, Indra yang telah berada diatas tubuhku semakin cepat memompa selangkanganku. Tak ayal lagi, rasa nikmat tiada tara terasa disekujur tubuhku.

    Lalu rasa nikmat itu seperti mengalir dan berkumpul ke selangkanganku. Indra kupeluk sekuat tenaga, sementara napasku semakin tak menentu. ” Kalau mau 0rgasmee ngomong sayang, biaar lepaass..! ” Desah indra. Karna tidak kuat lagi menahan nikmat, aku pun mengerang keras. ” Teruss.. , teruss.. , akuu.. orgasmee Ndraa..! ” Desahku, sementara tubuhku masih terus menggelepar- gelepar dalam tindihan tubuh Indra. Belum reda kenikmatan klimaks yang kurasakan, tiba-tiba Indra mendengus-dengus semakin cepat. Tangan kekarnya mendekapku erat- erat seperti ingin meremukkan tulang-tulangku. Ia benar-benar membuatku tak bisa bergerak, dan napasnya terus memburu. Genjotannya di vaginaku semakin cepat dan keras. Kemudian tubuhnya bergetar hebat. ” Buu.. , akuu.. , maauu.. , keluuarr sayang..! ” Erangnya tidak tertahankan lagi. Melihat Indra yang hampir keluar, pantatku kuputar-putar semakin cepat. Aku juga semakin erat memeluknya. Crot.. crot.. crot..! Sperma Indra terasa sangat deras muncrat dilubang vaginaku. Indra memajukan pantatnya sekuat tenaga, sehingga batang kejantanannya benar-benar menancap sedalam-dalamnya di lubang kemaluanku. Aku merasa lubang vaginaku terasa sangat hangat oleh cairan sperma yang mengucur dari kemaluan si Indra. Gila, sperma Indra luar biasa banyaknya, sehingga seluruh lubang vaginaku terasa basah kuyup. Bahkan karna sangking banyaknya, sperma Indra belepotan hingga ke bibir vagina dan pahaku. Berangsur-angsur gelora kenikmatan itu mulai menurun.

    Untuk beberapa saat Indra masih menindihku, keringat kami pun masih bercucuran. setelah itu ia berguling kesampingku. Aku termenung menatap langit-langit kamar. Begitu pun dengan Indra. Ada sesal yang mengendap dihatiku. Kenapa aku harus menodai kesetiaan terhadap perkimpoianku, itulah pertanyaan yang bertalu-talu mengetuk perasaanku. ” Maafkan aku Bu Tika. Aku telah khilaf dan memaksa Ibu melakukan perbuatan ini ” Ujar Indra denagn lirih. Aku tidak menjawab, kami berdua kembali termenung dalam alm pikiran masing-masing. Bermenit-menit kemudian tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut kami berdua. ” Heei suadah siang lho.. ayo pulang..! ” Teriak kawan Indra disertai ketoak pada pintu. Denagn masih tetap diam, aku dan Indra segera beranjak, berbenah lalu berjalan keluar kamar. Tanpa kata- kata pula Indra mengecup bibirku saat pintu kamar akan dibuka. ” Hayo Ndra, kamu apain Bu Atika sampai pintunya ditutup segala ” Kelakar kawan Indra. ” Ah nggak apa-apa kok, kami cuma ketiduran tadi ” Jawabku degan perasaan malu. Sementara Indra cuma tersenyum.


    Seminggu sejak kejadian itu rasa sesal masih menderaku. Tetapi menginjak minggu kedua muncul rasa rindu pada Indra. Dadaku sering berdebar-debar kalau mengingat kenikamatan luar biasa yang telah diberikan Indra. Aku selalu terbayang keperkasaan Indra diatas ranjang, yang itu semua tidak dimiliki oleh suamiku yang dimakan usia. Sementara aku yang rajin merawat tubuh malah makin ingin merasakan kenikmatan yang lebih. Maka sejak itu aku sering jalan-jalan dengan Indra. Bahkan hampir rutin sebulan 2 sampai 4 kali aku melepas hasrat pada Indra yang selalu melayaniku. Dan dtiap kencan selalu saja ada hal-hal baru yang membuatku semakin terikat oleh keperkasaannya.

  • Cerita Ngentot Tante Betty Menggodaku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Ngentot Tante Betty Menggodaku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1469 views


    Perawanku – Suasana rumah Tante Betty petang itu masih lengang. Hanya tampak satu sepeda motor milik Randy dan sebuah mobil Kijang terbaru yang baru saja memasuki garasi. Randy dan kakaknya, Susan, berlibur di rumah Tante Betty untuk mengisi liburan kenaikan kelas. Tante Betty sebagai wanita karier sering merasa kesepian karena ia belum bersuami. Ia sangat senang apabila ponakan-ponakannya berkunjung ke rumahnya, apalagi sampai menginap lama seperti yang dilakukan anak dari kakak pertama dan keduanya itu.

    Susan baru saja pulang dari rumah Nina saat waktu menunjukkan pukul setengah delapan malam. Melihat suasana rumah sedang kosong ia segera masuk kamar. Matanya tampak sembab menandakan ia baru saja menangis. Meskipun jauh-jauh hari Susan sudah merasakan perubahan sikap Ari, namun tetap saja kaget dengan keputusan kekasihnya itu untuk tidak meneruskan hubungan mereka lagi. Apalagi di telepon tadi, Ari yang mengatakan bahwa mereka tidak cocok seperti dibuat-buat saja. Tapi Susan juga bukan gadis yang lemah. Baginya, tidak ada alasan baginya untuk menjadi gadis yang cengeng diusianya yang telah menginjak delapan belas.
    Pintu kamar Susan tiba-tiba saja terbuka. Kepala Randy muncul dari balik pintu sambil tersenyum.

    Baru datang, Kak, tanya Randy sambil ngeloyor masuk meski kakaknya sedang berganti pakaian. Randy berjalan acuh tak acuh.
    Iya.., jawab Susan singkat. Pikirannya masih sumpek dengan kejadian tadi siang. Segera saja direbahkan badannya di kasur setelah mengganti baju perginya dengan daster tipis.
    Kok, lesu gitu.., Kenapa, Randy yang baru kelas dua SMP itu menghampiri Susan. Ia juga kemudian merebahkan badannya disamping kakaknya tersebut. Susan hanya diam saja seolah tidak mendengar pertanyaan adiknya. Matanya menerawang melihat langit-langit kamar. Randy pun akhirnya memperhatikan sepupunya tersebut. Susan memang benar-benar cantik. Kadang-kadang ia merasa lebih senang kalau Susan bukan saudaranya. Mungkin karena seringkali ia tanpa sadar mengagumi tubuh Susan. Entah mengapa akhir-akhir ini minatnya terhadap wanita begitu meningkat. Ia bahkan suka sekali melihat-lihat pose wanita di majalah kosmopolitan milik kakaknya itu. Biasanya ia jadi terangsang dan onani di kamar mandi.

    Sret.., Sepersekian detik posisi tangan Susan bergerak memangku kepalanya sendiri dan tanpa ia sadari belahan baju di dadanya menjadi terbuka. Melihat hal demikian Randy jadi sedikit canggung. Ia kebingungan sekaligus menyukai pemandangan itu. Randy agak berdebar-debar ketika ia semakin jelas melihat lekuk buah dada kakaknya yang tampak ranum dan indah. Apalagi tampak tonjolan puting di balik daster tipis itu. Batang kon**lnya terasa sedikit mengeras.
    Karena dorongan hasratnya, Randy memberanikan diri perlahan-lahan mendekati tubuh Susan. Ia merangkul pinggang kakaknya tersebut. Merasakan sentuhan di tubuhnya, membuat rasa sedih Susan semakin mendalam. Air matanya mulai keluar dan ia segera membalikkan badan membelakangi adiknya. Ia tidak mau menangis di hadapan Randy. Posisi demikian membuat Randy bisa merangkul Susan dengan leluasa dari belakang.
    Kamu cantik deh.., malam ini.., ucap Randy tanpa sadar. Susan pun hanya diam saja. Yang ia butuhkan saat ini hanyalah ada orang yang menyayanginya.
    Randy kemudian melingkarkan tangannya ke pinggang Susan. Gadis yang merasa sedang bersedih itu sedikit bergerak lebih mendekatkan badannya ke dalam pelukan Randy. Ia ingin ada orang yang menghiburnya disaat-saat seperti ini. Respon Susan ini membuat Randy berani menggerakan tangannya dengan lembut untuk menyentuh bagian bawah buah dada sepupunya. Susan hanya memejamkan mata saja. Posisi tubuh yang berhimpitan itu membuat pikiran Randy semakin tidak menentu. Apalagi batang kon**lnya yang berhimpitan dengan pantat Susan. Perlahan ia mulai meremas dengan halus buah dada sepupunya tersebut.


    Susan pun dalam keadaan sedang sedih menjadi merasa sangat tenang karena adiknya seperti mengerti kesedihannya. Ia tahan terhadap seorang sepupu. Ia juga membiarkan telapak tangan Randy membelai-belai buah dadanya yang memang tidak memakai beha. Belaian Randy pada bagian tubuhnya yang sensitif tersebut membuat jantung Susan sedikit berdebar-debar. Tapi ia segera menganggap wajar sentuhan kasih sayang sepupunya tersebut.

    Randy pun mulai berani menciumi bagian tengkuk leher Susan sambil memasukkan tangannya ke dalam daster Susan. Perasaan Susan menjadi sedikit tidak karuan. Ia mulai menyadari bahwa sentuhan sepupunya bukan lagi sentuhan kasih sayang, tapi di satu sisi ia amat menikmati sentuhan itu. Terutama remasan telapak tangan Randy terhadap puting susunya. Perasaan sedih yang sedang ia alami seperti berganti dengan keinginan untuk terus dibelai. Ia ingin menghentikan Randy, namun sentuhan itu membangkitkan perasaan lain dalam kesedihannya. Sentuhan-sentuhan halus itu membuat bulu tengkuknya berdiri. Buah dadanya pun menjadi agak mengeras oleh karena sentuhan dan remasan lembut tangan Randy.
    Ran, mmh.., udah ah.., aku kegelian, akhirnya Susan berusaha menyudahi aktivitas itu.
    Ah, aku kan sayang sama kamu, sahut Randy sambil sedikit ngos-ngosan. Ia masih saja merabai tubuh sepupunya.

    Engh, badanku jadi lemas semua nih, tanpa sadar Susan berucap sambil setengah merengek. Kemaluannya bagian bawah pun mulai terasa hangat dan lembab.
    Randy tidak menghiraukan perkataan sepupunya tersebut, ia masih terus meremas-remas payudara Susan. Malah ia mulai memasukkan satu tangannya ke dalam celana dalam sepupunya. Bulu-bulu halus di memek Susan pun terasa di telapak tangan Randy. Iapun menyentuh bibir memek sepupunya itu. Susan menggelinjang. Nafasnya mulai tidak terkontrol. Kesadarannya pun mulai hilang. Sekilas ia hanya menyadari bahwa ia sedang dicumbui oleh sepupunya sendiri. Memeknya sudah mulai berdenyut-denyut.
    Randy secara lembut namun penuh nafsu mulai merebahkan tubuh Susan. kon**lnya seperti ingin membutuhkan sesuatu. Ditindihnya tubuh sepupunya dengan birahi yang mulai tidak terkontrol. Segera saja ia buka kancing daster sepupunya. Tampak dengan jelas kedua belah buah dada sepupunya yang indah itu dengan putingnya yang telah berdiri tegak. Ia langsung mengulumi puting buah dada sepupunya tersebut.
    Ran.., ngmhhnghh.., udah dong.., sshh, ucap Susan ketika sekilas kesadarannya datang. Namun Randy sudak asyik dengan aktivitas birahinya. Lidahnya mempermainkan puting susu sepupunya dengan penuh perasaan. Mata Susan terpejam dan tangannya membelai kepala Randy, merasakan kenikmatan jilatan-jilatannya.

    Randy akhirnya mulai tak sabar, ditariknya turun celana dalam sepupunya tersebut. Susan sudah benat-benar dikuasai nafsu. Ia tidak sadar ketika celana dalamnya terlepas. Randy pun segera memelorotkan celana pendeknya sendiri sampai batang kon**lnya terlihat tegak. Dikangkangkannya kedua kaki Susan dengan perlahan. kon**lnya segera ia arahkan ke dalam pangkal paha Susan. Sleep!, Setengah detik kemudian kon**l Randy mulai memasuki liang memek Susan. Terasa hangat dan empuk. Sesaat Susan seperti tersadar apa yang sedang terjadi, namun kesadarannya langsung hilang ketika Randy mulai menggerakan pinggangnya naik turun.
    Napas Randy semakin ngos-ngosan tatkala tubuhnya mulai bergerak menindih tubuh sepupunya yang mulus itu. Buah dada Susan bergoyang-goyang karena gerakan sodokan Randy terhadap tubuhnya. Semuanya seperti tidak dapat dihentikan begitu saja. Kesadaran Susan pun telah musnah berganti kebutuhan untuk dicumbui. Ia akhirnya juga merespon gerakkan yang dilakukan sepupunya tersebut. Memek Susan berdenyut-denyut ketika kon**l sepupunya terus bergerak dalam liang memeknya. Pinggangnya bergerak berputar-putar dan sambil merintih penuh rasa nikmat.

    Ran.., nghh enghhnak.., enghh terusshhsshh, rintih Susan dalam kenikmatan.
    Desahan Susan membuat nafsu Randy semakin menjadi-jadi. Ia sama sekali tidak menyadari bahwa gadis yang sedang ia entot adalah kakak sepupunya sendiri. Konsentrasi Randy hanyalah pada gerakan tubuhnya yang maju mundur. Batang kon**lnya seperti dipijit-pijit di dalam lubang memek Susan. Ia semakin mempercepat gerakannya karena terasa sesuatu yang mendesak batang kon**lnya.
    Engghh.., yang.., engghh lebihhss kerassh..sshh, Susan mendesah merasa saat itu dirinya telah membubung tinggi. Randy semakin mempercepat gerakannya. Bunyi kecepak-kecepuk menjadi semakin berirama. Randy merasa kon**lnya seperti akan meledak. Gerakannya kini telah menjadi hentakan-hentakan. Susan masih terus memeluk erat tubuh sepupunya sambil matanya terus terpejam.
    Esshh.., Ahh.., ahh..ampirr.., ashh, Susan mendesah-desah. Ia merasa tubuhnya sudah hampir mencapai puncak. Gerakan tubuh keduanya menjadi sangat cepat.

    Tiba-tiba Randy menghentakkan badannya dengan keras dan lama ke dalam tubuh sepupunya. Kedua tubuh itu tampak bergetar. Tangan Susan pun memeluk tubuh Randy tak kalah eratnya. Keduanya telah sampai dipuncak kenikmatan.
    Adegan kedua sepupu itu tanpa disadari sebenarnya dilihat oleh Tante Betty dari balik pintu. Tante Betty benar-benar bingung dengan apa yang dilihatnya. Ia sebenarnya ingin segera memasuki kamar itu namun ia segera menyadari bahwa hal itu dapat memperburuk keadaan. Beberapa saat kemudian Tante Betty melihat keduanya tampak tertidur. Kedua ponakannya itu terkulai lemas dalam keadaan telanjang. Dengan perlahan ia memasuki kamar itu dan mendekati ranjang tempat dua ponakannya tertidur lelap.

    Ia mulai menatap wajah kedua ponakannya dengan rasa galau. Mungkin karena aku terlalu sibuk sehingga hal ini sampai terjadi ucapnya dalam hati. Dengan perlahan ia mulai menaiki kasur dan mendekatkan badannya pada tubuh Susan. Dipeluknya gadis ponakannya itu dengan penuh rasa kasih sayang. Melihat tubuh gadisnya yang sintal dengan buah dada yang ranum membuatnya tersadar bahwa Susan memang mungkin sudah saatnya dewasa. Benar-benar kesalahanku, keluhnya.
    Randy yang merasa ada orang datang mulai terbangun. Kelopak matanya terbuka perlahan dan tampak tantenya memakai daster biru membelakanginya. Lekuk tubuh tantenya tampak indah dalam keremangan kamar. Dalam keadaan setengah sadar, ia masih merasakan kenikmatan yang baru saja dilaluinya bersama Susan. Tak terasa beberapa saat kemaluannya menegang kembali.

    Kebutuhan yang mulai mendesak itu membuat Randy mulai salah tingkah. Tiba-tiba saja ia ingin menyentuh tubuh tantenya yang berada di hadapannya. Apalagi lekuk tubuh tantenya terlihat sangat indah. Namun ia sangat takut apabila tantenya marah. Maka iapun berpura-pura tidur dan memejamkan mata. Dalam keadaan yang mulai birahi kembali Randy memutar otaknya agar dorongannya tersebut terpuaskan. Maka dengan pura-pura dalam keadaan tidur Randy menggerakan badannya untuk dapat memeluk tubuh tantenya.

    Tante Betty yang merasa tubuh Randy bergerak segara membalikkan badan dan memeluk tubuh Randy. Buah dadanya yang hanya dibalut daster biru terasa menyentuh bagian muka Randy. Tante Betty pun mulai membelai kepala Randy dengan penuh kelembutan. Diperhatikan ponakan laki-lakinya dari atas kepala dan turun ke bawah. Pasti banyak yang naksir, ucap tante Betty dalam hati melihat kepolosan wajah ponakannya itu.
    Tiba-tiba wajah Tante Betty memerah. Tak sengaja matanya menyapu kon**l Randy yang agak menegang. Ia berusaha menenangkan diri bahwa yang dihadapannya adalah keponakannya sendiri. Namun jantungnya semakin berdebar-debar. Apalagi diusia yang telah memasuki usia tiga puluh tahun ini ia belum pernah disentuh laki-laki. Kebutuhan seksualnya selama ini ia alihkan dengan menyibukkan diri pada pekerjaan. Sebagai wanita matang, selama ini ia belum pernah melihat tubuh laki-laki dewasa dalam keadaan telanjang. Tubuh Randy pun juga mulai mekar di usia enam belas tahun itu. Tiba-tiba kepala tante Betty terasa agak berkunang-kunang.
    Tanpa sadar tangan Tante Betty mulai bergerak mendekati batang kon**l Randy. Dengan perlahan-lahan agar Randy tidak terbangun, Tante Betty mulai menyentuh batang kon**l Randy. Terasa hangat dan agak keras. Dibelai-belai batang kon**l itu dengan penuh kelembutan. Ia membayangkan andai saja batang kon**l itu mendesak-desak di lubang memeknya. Matanya mulai terpejam. Tanpa sadar tangannya yang sebelah meremas buah dadanya sendiri. Terasa ada cairan hangat mengalir di dalam kemaluannya. Mau tidak mau Tante Betty mengakui bahwa ia mulai terangsang setelah menyentuh batang kon**l Ponakannya.


    Tiba-tiba saja tangan Randy bergerak. Rasa kaget itu membuat Tante Betty menghentikan sentuhannya. Ia memejamkan mata sambil berbaring dalam keadaan memeluk ponakannya. Harapannya adalah Randy menganggapnya tidur.
    Merasakan apa yang baru saja dilakukan tantenya terhadap kon**lnya, Randy menjadi berani. Dibukanya ritsluiting atas daster tantenya. Tampak di depan matanya buah dada yang lebih besar dari kepunyaan Susan. Tampak pula tonjolan mungil puting Tante Betty yang berwarna merah kecoklat-coklatan. Randy sudah tidak sabar. Ia langsung mengulum puting susu tantenya yang sudah mulai menegang itu. Buah dada tantenya pun mulai terasa mengeras.

    Tante Betty kebingungan dengan apa yang dilakukan ponakannya itu. Sekilas hampir saja ia beranjak bangun. Seharusnya ia menegur yang dilakukan ponakannya itu. Tapi jangan-jangan ia tahu apa yang tadi kulakukan, pikir Tante Betty. Ia menjadi takut sendiri kalau hal itu benar-benar terjadi. Pasti bisa memalukan dirinya jika ponakannya melapor pada mamanya.
    Akhirnya dengan pasrah, Tante Betty tetap berpura-pura tidur. Apalagi sentuhan lidah Randy pada putingnya membawa kenikmatan yang luas biasa. Bahkan ia mulai menikmati sepenuhnya ketika kuluman Randy disertai gigitan kecil. Tante Betty pun mengigit bibir karena cumbuan ponakannya.

    Ssshh.., tanpa sadar Tante Betty mendesah penuh kenikmatan saat Randy mengulum puting buah dadanya. Ia pun memegangi kepala ponakannya dengan penuh kelembutan seperti tidak boleh membiarkan aktivitas itu berhenti. Kesadarannya mulai kabur dan seluruh sendi tubuhnya menjadi sangat lemas.
    Randy tahu bahwa tantenya berpura-pura tidur. Ia juga tahu kalau tantenya benar-benar menikmati semua yang dia lakukan pada tubuh tantenya itu. Hal ini semakin membangkitkan keberaniannya. Ia segera membuka daster Tante Betty sambil terus mengulum puting serta meremas-remas tubuh Tante Betty. Dijilatinya seluruh tubuh tantenya.

    Enghh.., ahhng.., ahh.., nggssh, Tante Betty mendesah tanpa mampu menahan apa yang dilakukan ponakannya tersebut. Tubuhnya seperti tidak mau berhenti dijilati. Saat ini dia hanya ingin terus disentuh dengan penuh kemesraan.
    Napas Randy mulai ngos-ngosan. Kebutuhannya untuk memuaskan dorongan kebutuhannya membuat ia segera membuka celana dalam Tante Betty. Pemandangan bulu-bulu halus di sekitar kemaluan tantenya membuat Randy semakin bernafsu. Diarahkan batang kon**lnya ke dalam selangkangan tante Betty.
    Sleep!, Batang kon**lnya pun telah masuk ke dalam lubang memek tantenya. Tante Betty merasakan tubuhnya dimasuki sesuatu yang terasa luar biasa enaknya. Matanya terpejam sangat dalam. Tubuhnya mulai merespon gerakan naik turun Randy. Nafasnya tidak teratur dipenuhi dengan dorongan nafsu yang mulai tinggi.
    Aahh.., esshh.., ahh, Tante Betty mulai mengerang kenikmatan. Ia pun memegangi pantat Randy untuk membantu gerakan naik turun. Mendengar suara desahan-desahan Susan pun terbangun. Ia sedikit terhenyak melihat tubuh tantenya dalam keadaan telanjang ditindih oleh Randy. Dilihatnya Randy dengan penuh nafsu menyetubuhi Tante Betty. Susan pun agak bingung bahwa Tantenya itu justru merepon dengan desahan-desahan. Tangan Randy memegangi paha Tante Betty dan pinggangnya terus bergerak di sela-sela selangkangan tantenya itu. Melihat adegan sepupu serta desahan tantenya dalam ruangan yang remang-remang ini membuat Susan mulai terangsang.
    Tanpa sadar Susan mendekati wajah tantenya itu. Diciumnya bibir Tante Betty. Tante Betty pun dalam keadaan yang sudah di awang-awang segera merespon ciuman itu dengan lumatan yang penuh birahi. Randy sudah asyik dengan aktivitas maju-mundur untuk meningkatkan kenikmatannya.
    Eng.., ssh.., nikmat.., Ran, desah Tante Betty sambil disela-sela ciumannya dengan Susan. kon**l Randy terasa semakin tersedot-sedot. Suara kecepak kecepok menjadi semakin keras dan berirama sering dengan gerakan kon**l Randy memasuki liang memek Tante Betty.
    Susan semakin larut dengan permainan tante dan sepupunya itu. memeknya pun telah menjadi basah karena terangsang melihat adegan sepupu dan tantenya itu. Kepala Susan kemudian bergerak turun. Bibirnya mengulum puting dan tangannya meremas-remas buah dada tantenya.

    Enghss.., enghh.., terusshhin.., engshh, Tante Betty semakin merasa terbang di awang-awang. Gerakan Randy membuat memeknya terasa sangat nikmat. Jilatan lidah Susan pada putingnya semakin membuat nafsunya menjadi-jadi. Nafasnya menjadi semakin tidak teratur. Cumbuan kedua ponakannya memenuhi kebutuhan seksualnya yang sudah tertahan belasan tahun. Tubuhnya pun ikut maju-mundur seiring dengan gerakan Randy. Ia pun semakin mempererat pelukannya pada Randy. Gerakan maju-mundur Randy diimbangi dengan gerakan bergoyang-goyang oleh Tante Betty. Aktivitas ini membuat ia merasa ada sesuatu yang mendesak. Tante Betty semakin mempercepat goyangannya. Ia memeluk Randy sangat erat sambil terus mengoyangkan pinggulnya dengan cepat. Tiba-tiba tubuh Tante Betty menegang dan memeknya berdenyut-denyut seperti meledakkan sesuatu. Ia merasa tubuhnya hancur berkeping-keping dalam kenikmatan.
    Ran.., ganti aku aja.., Tante udah lemas tuh, ucap Susan tanpa malu-malu. Ia segera mengangkangkan kakinya. Nafsunya sudah memuncak dan harus dipenuhi. Seluruh bagian tubuhnya seperti menuntut untuk dicumbui.
    Randy pun menarik kon**l dari kemaluan tantenya yang telah terkulai itu. Diarahkannya batang kon**lnya itu ke arah lubang memek Susan yang telah mengangkang itu. Sleep!, kon**lnya langsung terasa tersedot-sedot. Ditindihnya tubuh sepupunya itu.

    Mereka sudah dikuasai oleh birahi yang tak tertahankan. Kebutuhan itu saling memuaskan membuat tidak ada lagi kecanggungan diantara mereka. Randy menciumi buah dada Susan sambil pinggang melakukan gerakan naik turun. Susan melingkarkan tangannya pada punggung Randy.
    Enghh terusshh.., Ran.., masukin terus.., enggsshh, desah Susan sambil matanya masih terus terpejam. Dengan perlahan Randy menarik tubuh Susan agar duduk di atas pinggang Randy. Posisi ini semakin membuat kon**l Randy lebih bisa masuk lebih dalam lagi. Tangan Randy memegangi pantat sepupunya itu. Susan juga merasa memeknya terisi lebih penuh oleh batang kon**l Randy.
    Randy semakin merasa kon**lnya disedot-sedot oleh kemaluan sepupunya. Susan yang berada di atas tubuh Randy mulai menggerakkan badannya. Keduanya telah larut dalam gerakan berirama. Randy semakin memperdalam gerakannya pada selangkangan sepupunya. Susan pun mencontoh gerakan tantenya dengan menggoyang-goyang pinggangnya.
    Enghh.., terus.., Ran.., Enghh enaahkk, mata Susan terpejam dan bibirnya mendesah. Randy terus menggerakan pinggangnya semakin cepat. Goyangan Susan pun menjadi samakin cepat pula. Kedua tubuh itu telah menyatu dalam kebutuhan yang tak tertahankan. memeknya terasa semakin berdenyut-denyut oleh sodokan-sodokan kon**l sepupunya itu.

    Lebihh kerashh.., enghh lagi, Susan merasakan tubuhnya akan meledak. Gerakan keduanya menjadi semakin cepat dan keras. Tiba-tiba saja tubuh keduanya menegang secara bersamaan tanda mereka mencapai puncak kenimatan bersamaan. Beberapa saat kemudian ketiganya sudah tertidur pulas dalam keadaan telanjang.
    Peristiwa semalam tampaknya dianggap seperti tidak pernah ada oleh Tante Betty. Saat makan pagi, tante Betty tampak berusaha bersikap santai.
    Ran, kamu mau kemana hari ini, tanya Tante Betty sambil mengoleskan mentega pada roti tawarnya. Ia sudah mengenakan busana kerja. Blus krem dan rok span abu-abu.
    Mungkin ke toko buku, ada novel Shedney Shieldon yang baru, ucap Randy sambil berpura-pura membaca koran. Ia masih sungkan dengan Tante Betty mengingat apa yang dilakukannya semalam. Ia takut kalau sampai Tante Betty lapor ke mamanya. Bisa-bisa aku dibunuh oleh Papa, pikirnya.
    Kalau gitu ini buat beli novelnya, ucap Tante Betty sambil menyodorkan dua lembar uang lima puluh ribuan. Randy pun mendongakan kepalanya sambil terheran-heran. Dilihatnya Tante Betty mengangguk. Tanda ia harus menerima uang itu.
    Makasih ya, Tante, ucap Randy sambil menyorongkan badannya memeluk Tante Betty, Merekapun berangkulan erat.
    Tiba-tiba Tante Betty berbisik, Yang tadi malem jangan kasih tau siapa-siapa ya, Ran.

    Iya, Tante. Kemaluan Randy terasa mengeras.
    Terus kalau Randy takut tidur sendirian, tidur di kamar Tante aja ya, ucap Tante Betty dengan nada datar. Ia tidak mau Randy menangkap keinginannya. Namun bagi Randy kata-kata itu seperti undangan yang sangat jelas maksudnya.
    Randy pun sedikit melonggarkan pelukannya dan melihat wajah Tante Betty tampak agak memerah. Hasrat untuk melakukan aktivitas seperti semalam menggelegak dalam dirinya. Tanpa sadar diciumnya bibir Tante Betty. Pertama lembut namun kemudian semakin ganas. Kebutuhannya mulai tak tertahankan. Tante Betty sempat gelagapan dengan apa yang dilakukan oleh Randy. Ia tidak mengira Randy sudah berani terang-terangan. Namun sekian detik kemudian ia mulai membalas ciuman itu. Mereka saling melumat lidah dan menghisap. Ia bahkan membiarkan tangan Randy membuka kancing blusnya. Tangan Randy segera menyisihkan BH dan meremasi buah dadanya. Semakin lama buah dada itu terasa mengeras.

    Sudah, Ran. Tante mau ke kantor, ucap Tante Betty sambil berpura-pura tidak mau. Namun tampaknya Randy tidak peduli. Ia mulai menciumi leher tante Betty dengan lembut. Tangannya yang satu bahkan mulai mengangkat span abu-abu itu hingga celana dalam tante Betty terlihat. Tangan Randy pun mulai menggerayangi sesuatu yang ada di balik celana dalam itu.

    Ash.., neghh, udah, Ran, desah Tante Betty. Ia tidak ingin terlambat. Tender proyek dua M itu bisa hilang, pikir tante Betty. Namun apa yang dilakukan ponakannya ini benar-benar terasa nikmat. Akhirnya ia membalikkan badan dan segera menurunkan celana dalamnya.
    Udah, Ran dari belakang aja, ucap Tante Betty sunguh-sungguh. Rani, teman kantornya, pernah mengatakan kalau pria bersetubuh lewat belakang akan cepat ejakulasi. Paling tidak ia masih sempat merasakan persetubuhan dan tidak terlambat ke kantor.


    Kesempatan itu tidak disia-siakan Randy. Dipelorotkannya celana pendeknya. Batang kon**lnya tampak sudah sangat tegang. Perlahan diarahkannya kon**lnya ke memek Tante Betty. Slepp!, kon**l Randy mulai memasuki lubang memek Tante Betty. Lututnya seperti hampir copot ketika kon**l itu masuk ke dalam lubang memek Tante Betty. Tante Betty juga segera merasa lemas. Ia pun segera menahan badannya pada sandaran sofa. Posisinya seperti orang yang akan naik kuda.
    Eenghh.., nikmat, terusshh, desah Tante Betty sambil memejamkan mata. Randy memegangi pinggang tantenya dan terus menyodok-nyodokan kon**lnya ke memek Tante Betty. kon**lnya terasa seperti dipijat-pijat dan disedot-sedot. Ia kemudian ikut membungkukkan badan agar tangannya dapat meremas buah dada Tante Betty yang ranum menggantung.

    Gerakan mereka makin lama makin cepat. Tante Betty sudah tertelungkup di sandaran sofa dan Randy menyetubuhinya dari belakangnya. Kenikmatan itu semakin membuat ia lupa urusan kantornya.
    Terusshh, Ran.., enakk, desah Tante Betty.
    Beberapa saat kemudian Randy mempercepat gerakannya. Ia memeluk erat tubuh Tante Betty namun pinggangya masih melakukan gerakan maju-mundur. Tiba-tiba tubuhnya mengejang sambil kon**lnya disorongkan secara mendalam ke lubang memek Tante Betty. Ia telah sampai di pucak kenikmatan. Cret.., cret.., cret, sperma Randy membasahi lubang memek Tante Betty. Ia kemudian menarik kon**lnya dan segera menjatuhkan badannya ke sofa.

    Tante Betty segera menaikkan celana dalamnya dan merapikan blus serta rok mininya. Dilihatnya ponakannya memandang dengan mesra. Tampaknya kecanggungan diantara mereka sudah luntur dan berganti hubungan dua lawan jenis yang saling membutuhkan. Tante Betty pun mau tidak mau mulai mengakui bahwa ia tidak lagi melihat Randy sebagai ponakannya namun tak lain sebagai pria yang mampu memberikan kepuasan seksualnya.
    Udah, ya Tante ke kantor dulu, ucap Tante Betty sambil mendekati Randy. Mereka berciuman dengan mesra seperti seorang kekasih. Setelah melihat jam di dinding, Tante Betty segera beranjak ke garasi. Ia sudah terlambat sepuluh menit. Tak lama kemudian deru suara mobil pun berbunyi dan semakin lama semakin menghilang. Randy pun segera memakai celananya dan tertidur di sofa.

  • Cerita Sex Sedarah Mbak Desy Pelampiasan Seks – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sex Sedarah Mbak Desy Pelampiasan Seks – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1449 views

    Perawanku – Nama aku Randi 19 tahun, aku dua bersaudara, aku anak kedua dimana kakakku perempuan berusia 5 tahun lebih tua dariku. Aku ngin menceritakan kejadian yang menimpa kehidupan seks aku 3 tahun yang lalu.

    Pada waktu itu aku berumur 16 tahun masih 1 smu, sedangkan kakak aku berusia 22 tahun dan sudah kuliah. Kakakku orangnya memakai jilbab. Meskipun kakakku memakai jilbab dia sangat sexy, orang bilang mukanya sexy banget, demikian pula postur tubuhnya, tinggi 160 cm, kulit putih dan bra aku kira 36-an, tapi yang paling menyolok dari dia adalah pantatnya yang bulat besar dan bahenol, ini dapat aku nilai karena aku sering mengintip dia waktu dia sedang mandi atau sedang ganti pakaian. Jika berjalan ke mal ataupun kemanapun dia pergi, dia selalu pakai baju yang agak ketat meskipun dia memakai jilbab, orang selalu memandang goyangan pinggul dan pantatnya.

    Sampai-sampai aku sebagai adik kandungnyapun sangat menyukai pantat dan pinggul kakakku itu.Meskipun kakakku memakai jilbab, kebetulan kakakku menyukai baju-baju model agak ketat dan celana agak ketat pula sehingga agak mencetak kemontokan dan keindahan tubuhnya. Apalagi jika dirumah, meskipun dia selalu memakai jilbab atau kerudung, dia selalu memakai baju tidur yang panjang tapi agak tipis sehingga agak terlihat belahan pantat dan celana dalamnya. Sebagai remaja yang baru puber dan juga olok-olok dari teman-temanku diam-diam aku sangat terangsang bila melihat pinggul kakakku. Sebaga efek sampingnya aku sering melakukan onani di kamarku atau di kamar mandi sambl membayangkan gimana rasanya kemaluanku dijepit diantara pantat montoknya.Keinginan itu kurasakan sejak aku duduk di bangku 1 smu ini, aku sering mencuri-curi pandang untuk mengitip CD-nya apabila dia memakai rok. Dia mempunyai pacar yang berumur setahun lebih muda dari padanya. Aku sering memergoki mereka pacaran di ruang tamu, saling meremas tangan sampai mereka berciuman. Suatu hari aku memergoki pacarnya sedang menghisap buah dada kakakku di kamar tamu meskipun baju dan jilbabnya tetap terpasang di badannya, kakakku hanya mengeluarkan buah dadanya dari kancing yang terlepas sebagian, mereka langsung belingsatan buru-buru merapihkan bajunya.

    Malam harinya kakakku mendatangi kamarku dan memohon kepadaku agar tidak menceritakan apa yang aku lihat ke orang-orang terutama pada ayah dan ibuku.Dik, jangan bilang-bilang yah, abis tadi si Hendra (pacarnya) memaksa Mbak, katanya. Aku Cuma mengganguk dan melongo karena kakakku masuk kekamarku menggunakan jilbab dan baju yang longgar(daster) tetapi agak tipis sambil membawa sebuah novel, sehingga paha dan dadanya yang montok terlihat karena dikamarku agak gelap sedangkan diluar lampu terang benderang. “hai, kok melongo???? “ …aku jadi gelagapan dan bilang “ia- ia mbak, aku ngga akan bilang-bilang” kataku.Tiba-tiba dia rebahan di ranjangku dengan tertelungkup sambil membaca novel, aku memandanginya dari belakang membuat kemaluanku ngaceng karena pantat kakakku seolah-olah menantang kemaluanku.

    Berkali-kali aku menelan ludah. Dan pelan-pelan aku meraba kemaluanku yang tegang. Sampai kira-kira lima menit, dia menoleh ke arahku dan aku langsung melepas tanganku dari kemaluanku dan berpura-pura belajar. Kakakku mengajakku lari pagi besok hari dan dia memintaku menbangunkannya jam 5 pagi. Aku mengiakannya. Ketika dia keluar kamarku, aku melihat goyangan pinggulnya sangat sexy, dan begitu dia menutup pintu, aku langsung mengeluarkan kemaluanku dan mengocoknya, tapi sialnya tiba-tiba kakakku balik lagi dan kali ini da melihatku mengocok kemaluanku. Dia pura-pura tidak melihat dan berkata “jangan lupa bangunin mbak jam 5 pagi “. Lagi-lagi aku gelagapan “ia- ia – ia” kataku. Kakakku langsung pergi lagi sambil ngelirik ke-arah kemaluanku dan tersenyum. Malam itu aku ngga jadi beronani karena malu dipergoki kakakku.Pagi harinya jam 5 pagi aku ke kamarnya dan kudapari dia sedang tidur mengakang…. Lagi-lagi aku melotot melihat pemandangan itu dan aku mulai meraba-raba pahanya, sampai kira-kira 2 menit dan ku-remas paha montoknya dia terbangun danku buru-buru melepaskan tanganku dari pahanya.

    Singkat cerita kami lari pagi, dia mengenakan jilbab atau kerudung sedangkan bajunya dia mengenakan training yang agak ketat sehingga setiap lekuk pinggul dan pantatnya terlihat sexy sekali dan tiap laki-laki yang berpapasan selalu melirik pantat itu. Begitu selesai lari pagi, kita pulang naik angkutan bus dan kebetulan penuh sesak, akibatnya kita berdesak-desak. Entah keberuntungan atau bukan, kakaku berada di depanku sehingga pantat montoknya tepat di kemaluanku . Perlahan-lahan kemaluanku berdiri dan aku yakin kakakku merasakannya. Ketika bus semakin sesak, kemaluanku makin mendesak pantatnya dan aku pura-pura menoleh ke-arah lain. Tiba-tiba kakakku mengoyangkan pantatnya, karuan aku kenikmatan. ‘dik, kamu kemarin ngapain waktu mbak ke kamar kamu?” katanya “kamu onani yah??? Katanya lagi aku diam seribu basa karena malu. ‘makanya buru-buru cari pacar” katanya. “emang kalo ada pacar bisa digini yah?” kataku nekat sabil menonjokkan kemaluanku dipantatnya. “setidaknya ada pelampiasan” timpal kakakku. . “wah enak dong mbak ada pelampiasan?”tanyaku. “tapi ngga sampe gini” kata kakakku lagi sambil menggoyangkan lagi pantatnya. “kenapa” tanyaku.

    Sebelum dia menjawab kami sudah sampai tempat tujuan.Pada sore hari itu, ketika aku pulang sekolah, kudapat rumah sepi sekali dan perlahan-lahan aku masuk rumah dan ternyata kakakku dan pacarnya sedang diruang tamu saling cium dan saling raba. Aku terus mengintip dari balik pintu, selembar demi selembar pakaian pacar kakakku terlepas sedangkan kakakku masih memakai jilbab dan baju jubahnya masih terpasang tetapi sudah tersingkap sampai sebatas perut, sehingga terlihat CD hitamnya yang mini dan sexy dan pacarnya sudah tinggal memakai CD saja. Kulihat tangan kakakku menelusup ke dalam CD pacarnya dan meremas serta mengocok kemaluan pacarnya yang tegang.Pelan-pelan tangan pacarnya membuka CD kakakku dan terbukalah pantat bahenol nan montok milik kakakku. Pacarnya meremas-remas sambil meringis karena kocokan kakakku pada kemaluannya. ‘oh, aku udah ngga tahan” kata pacarnya “aku pengen masukin ke memekmu” katanya sambil mendorong kakakku sehingga tertelungkup di sofa. Ku lihat dia semakin mengangkat baju kakakku tetapi jilbabnya tetap terpasang tetapi sudah agak kusut dan menindihinya dari belakang kan berusaha menyodokan kemaluannya ke kemaluan kakakku dari arah belakang.

    Tapi begitu nempel di pantatnya, kuliha ar maninya tumpah ke pantat kakakku. “ohhh” dia melenguh dan kakakku menoleh kebelakang” kok udah” tanyanya Pacarnya bilang “maaf aku ngga tahan” katanya . Tiba-tiba lampu padam dan telepon HP sang pacar berdering dan di balik pintu aku sedang beronani ria sambil melihat kemontokan tubuh kakakku. Setelah menerima HP, sang pacar menyalakan sebatang lilin kecil diatas lemari dan dia berpakaian dan buru-buru pamit. “Aku ngga anterin kedepan pintu yah “ kata kakakku sambil tetap tertelungkup di sofa…..

    Begitu sang pacar hilang , nafsuku sudah ke ubun-ubun, di kegelapan remang-remang aku mendekati kakakku dan setelah dekat, dari jarak kira-kira satu meter aku memandangi bagian belakang tubuh telanjang kakakku, berkali-kali menelan ludah melihat pantat bahenol kakakku.Karena udah ngga tahan, aku pelan-pelan membuka celanaku sampai copot dan kulihat kemaluanku yang besar dan panjang (itu menurut teman-temanku sewaktu kami berenang dan membandingkan kemaluan kami) berdenyut-denyut minta pelampiasan.

    Aku langsung menindihinya dari belakang, dan untungnya kakakku mengira sang pacar belum pulang dan masih ingin ngentot dia. “aw…., dra (nama pacarnya hendra) kok ngga jadi pulang” tanyanya , karena kondisi ruangan sangat gelap sehingga dia tidak menyadari bahwa adiknya sedang berusaha menempelkan kemaluannya ke kemaluanya. “aw dra jangan dimasukan aku masih perawan katanya ditempelin aja dra aku masih perawan’ katanya memohon. Karena aku udah tahan, maka pelan-pelan ku bimbing tangannya untuk menggengam kemaluanku dan agar ditutun ke kemaluannya. Begitu dia megang “dra, kok gede amat sih”katanya heran (soalnya punya pacarnya jauh lebih kecil daripada punyaku)sambil membimbing kemaluanku dan menempelkan kekemaluannya. “gosok pelan-pelan dra”, aku menekan dan gila bener-bener nikmat. Setelah kira kira dua menit aku menggosokkan kemaluanku ke kemaluan kakakkut akhirnya aku mencapai klimaksnya dan crot…crot..crot…spermaku menyembur ke pantat kakakku.Aku tetap memeluk tubuh kakakku dan pelan-pelan aku meninggalkannya. “dra, mau kemana?” teriaknya aku buru-buru memungut celana dan memasuki kamarku dan masih celana dan CD ku belum kupakai aku rebahan di ranjangku sambil kututupi dengan selimut tipis membayangkan kenikmatan yang barusan terjadi.

    Tba-tiba telepon berdering dan lampu menyala. kudengar kakaku menerima telepon itu dia herannya setengah mati karena yang menelepon adalah pacarnya si henra. “dra, kok kamu udah ada di rumah lagi jangan main-main yah kamu dimana, udah enak langsung lari” Beberapa saat kemudian kudengar bunyi telpon dibanting. Dan dikamarku, aku cepat-cepat mematikan lampu dan pura-pura tidur. Semenit kemudian kakakku masuk ke kamarku dan melihat aku tidur berselimut dia menghampriku dan duduk di tepi ranjangku. Di kegelapan kamarku kuintip kakakku masih memakai pakai dan jilbab yang tadi dia pakai,dia ngga berani membagunkanku malahan rebahan disampingku. Kesunyian sekitar 15 menit, kemudian kuintip ternyata kakakku tertidur. Akupun tertidur sampai keesokan harinya.Setelah kejadian hari itu aku selalu membayangkan betapa enaknya tubuh kakakku meskipun hanya menempelkan dan menggosokan kemaluanku pada kemaluannya saja.

    Pada suatu siang, aku ingin meminjam kaset lagunya. Karena sudah biasa, aku pun masuk tanpa mengetuk pintunya. Dan betapa terkejutnya aku ketika kulihat mbak Desi kakakku sedang tidur-tiduran sambil memejamkan matanya. Tangannya masuk kedalam CD nya sedangkan jilbab dan bajunya masih terpasang, hanya bajunya sudah tersingkap sebatas perut. Spontan, ia terkejut ketika melihatku. Aku segera keluar.Tak sampai satu menit, mbak Desi keluar (pakaiannya sudah rapi meskipun jilbabnya agak kusut). Ia memintaku agar merahasiakan hal itu dari ayah ibuku.

    Lalu kujawab:“Aku janji ga bakal bilangin hal ini ke ayah ibu koq.”“Thank’s ya dik.”“Eh, emangnya onani itu dosa ya?”Bukan jawaban yang kudapatkan, malah tatapan kakaku yang lain dari biasanya. Bagai disihir, aku diam saja saat dia menempelkan bibirnya ke bibirku. Dilumatnya bibirku dengan lembut. Dikulumnya, lalu lidahnya mulai menembus masuk ke dalam mulutku. Aku segera menarik diri darinya, tapi ia malah memegang tanganku lalu mengarahkannya ke dadanya dan kurasakan betapa empuknya buah dada kakakku. Refleks aku berontak karena aku malu. Tetapi kakakku bilang,”lakukanlah dik seperti yang kau lakukan tempo hari padaku”.Aku kaget “ja..jadi mbak tahu apa yang kulakukan pada mbak tempo hari.” jawabku gugup.“ya” jawab kakakku.“maafkan aku mbak…” ucapkuBelum selesai aku berkata, ia sudah melumat bibirku.

    Dan kali ini lidahnya berhasil memasuki mulutku. Kami berciuman sangat lama. Setelah puas berciuman, Ia malah menarikku ke kamarnya. Disana aku direbahkan, dan ia membuka celana dan CD ku. Kakakku tersenyum melihat kemaluanku yang sudah mengacung tegak. Ukurannya sekitar 18 cm. Lebih panjang dari punya pacar kakakku, Hendra.Melihat kakakku tersenyum, aku mulai menarik ke atas baju kakakku. Rupanya kakakku sudah membuka Branya sehingga akupun bisa langsung melihat payudaranya yang berukuran 36B itu. Kumulai menyentuh dan meremas Payudara kakakku yang lembut, sementara baju dan jilbabnya masih terpasang walaupun agak kusut. Kakakku menggelinjang merasakan kenikmatan dan mendesah keenakan.

    Setelah aku melihat kakaku sudah terangsang, Aku membuka CD warna hitam kakakku sehingga kini terpangpanglah kemaluan kakakku yang berbulu lebat tapi halus itu.Sekarang aku memegang kemaluanku dan mengarahkan kemaluanku ke mulutnya. Dia menutup mulutnya rapat-rapat.“Ayo donk mbak! Isep! Kayak mbak ngelakuinnya buat pacar mbak.”“Koq kamu tahu?”“Ya tahu donk..kan aku sering ngintipin mbak begituan ama pacar mbak”“Ayo mbak.” Rengekku.Kakakku pun mulai tertantang mempraktekkan kemampuan lidahnya. Kemaluanku segera diaremas-rems. Setelah itu dijilati dengan penuh gairah, seolah itu adalah lollipop yang manis. Kakakku pun mulai memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya. Tidak bisa semua, tapi setidak-tidaknya sudah setengah yamg masuk. Di gigit-gigit kecil kepala kemaluanku sambil memainkan buah pelirnya. Akupun memejamkan mata keenakan.Kakakku melepaskan kemaluanku dari mulutnya, tangannya mengangkat baju panjangnya dan menempelkan kemaluanku ke payudaranya aku pun membuka mataku. Lalu meraih kuraih kemaluanku, kuarahkan kemaluan itu ke kekemaluannya yang sedari tadi sudah basah. Kugosok-gosoknya ke klitorisnya, aku jadi merinding dibuatnya. Desahan tak karuan pun keluar dari mulutku.

    Di satu sisi aku tahu ini salah, tapi di sisi lain, aku benar-benar menikmatinya.Setelah puas bermain-main dingan klitorisnya, kemaluanku segera ku arahkan ke lubang kemaluannya. Tetapi kakakku bilang “Jangan dimasukan, aku masih perawan. Ditempelkan dan digosokan aja seperti tempo hari”Akupun mengangguk dan segera ku tempelkan dan kugosokan kemaluanku ke kemaluan kakakku. Setelah beberapa saat kemaluanku ku tekan tekan ke lubang kemaluan kakakku maka crot…crot.. crott spermaku menyembur di perut kakakku.Dengan kemaluan masih menempel di perut kakakku, kami mulai bercumbu lagi, kujilat payudara kakaku sampai perutnya. Setelah itu kami mengambil posisi 69. Aku pun mulai menjilati kemaluannyanya yang sudah basah oleh cairan kewanitaannya. Sementara ia menjilati kemaluanku.

    Kami saling berpelukan bugil, setelah puas bermain, kami pun menuju kamar mandi, namun belum sempat bermain di kamar mandi, kudengar suara mobil orangtuaku. KAmi cepat-cepat kembali ke kamar dan berpakaian. Saat orangtua kami masuk, aku sudah berpakaian lengkap sedang kakaku pun sudah berpakaian lengkap dengan jilbabnya. Sejujurnya saat itu aku sedang tegang dan gugup. Untunglah orangtuaku tak curiga. Kami pun ternsenyum berdua dengan penuh arti. Sejak saat itu kami saling memuaskan walupun tidak sampai memasukan kemaluanku kedalam kemaluannya karena aku takut kakakku kehilangan keperawanannya. Kadang-kadang kami juga main di sofa, di lantai, dan kamar mandi.

  • Skandal Sex Dua Tante Ini Minta Di Puasin Gan – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Skandal Sex Dua Tante Ini Minta Di Puasin Gan – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1445 views

    Perawanku – Pukul 20:00 WIB bel pintu rumah kontrakanku berdering, ketika itu aku di dapur sedang membuat mie rebus kesukaanku. Dengan berlari kecil menuju pintu depan, lalu aku membuka pintu, ternyata yang datang ke rumahku adalah Tante Lisa berserta temannya, aku belum kenal siapa dia.

    “Hi Dedi.. apa kabar Sayang,” kata Tante Lisa.
    “Ooo Tante, Silakan masuk Tan,” balasku sambil mempersilakan mereka duduk di sofa panjang di ruang tamu.
    “Tan, maaf yach di tinggal dulu mo matiin kompor soalnya lagi masak mie nich..” kataku.
    “Oh ya Ded.. silakan.” balasnya.
    Seketika itu juga aku beranjak ke dapur. Dua menit kemudian aku kembali ke ruang tamu lagi. Lalu aku di kenalkan dengan temannya oleh Tante Lisa.
    “Ded, kenalin nich temen tante,” katanya.
    “Nining..” katanya.
    “Dedi..” balasku.

    Lalu terjadilah perbincangan antara kami bertiga, hingga akhirnya Tante Lisa mengajakku untuk ML bersama-sama.
    “Ded, puasin kita dong.. mau khan?” kata Tante Lisa.
    “Boleh.. kapan?” tanyaku pura-pura bodoh.
    “Yach sekarang dong.. masa tahun depan sich,” kata Tante Nining.
    “Ded.. Tante Lisa udah cerita tentang kamu, dan Tante Nining tertarik mau nyobain permainan kamu Ded,” katanya.
    “Ah, Tante Nining ini ada-ada aza,” candaku.

    Kemudian aku berdiri menuju sofa, dan aku duduk di tengah-tengah mereka, tanganku mulai memegang dan meremas-remas payudara Tante Nining dari luar bajunya, dan kulihat Tante Nining mendesis, dan dia hanya diam saja sewaktu tanganku memainkan payudaranya. Lalu aku mulai mencium bibirnya, bibirku dibalas oleh TanteNining dengan ganasnya. Lidah kami saling berpautan dan air ludah kami saling telan. Melihat aku dengan TanteTining sedang asyik bercumbu, tangan Tante Lisa mulai bergerilya, meremas-remas batang kejantananku dari luar celanaku.

    Tiga menit setelah aku selesai menikmati bibir dan aksi remasanku di payudara Tante Nining, lalu aku mengajak mereka masuk ke dalam kamar tidurku. Lalu kami bertiga masuk ke kamarku. Di dalam kamarku mereka berdua melepaskan pakaiannya masing-masing hingga bugil. Alamak aku sempat tertegun melihat kedua tubuh mereka dan kedua payudara serta liang kewanitaan mereka yang indah itu. Payudara mereka sama besarnya, cuma perbedaan dari mereka adalah bulu kemaluannya, bulu kemaluan Tante Lisa sangat lebat dan hitam, sedangkan kewanitaan Tante Nining bersih tanpa bulu.
    Setelah mereka bugil, lalu mereka melucuti seluruh pakaianku satu-persatu serta celanaku hingga bugil. Lalu aku naik ke atas tempat tidurku. Aku mengatur posisi, posisiku tiduran terlentang, Tante Nining kusuruh naik ke atas wajahku dan berjongkok lalu aku mulai mejilat-jilat liang kewanitaannya dengan lidahku, sesekali jariku memainkan klitorisnya dan memasukkan jariku ke dalam liang kewanitaannya yang sudah basah itu, sedangnkanTante Lisa kusuruh mengerjai batang kejantananku. Batang kejantananku di kocok-kocok, dijilat-jilat dan dikulum ke dalam mulutnya hingga semua batang kejantananku masuk ke dalam mulutnya. Terasa nikmat sekali ketika batang kejantananku dikenyot-kenyot oleh Tante Lisa.

    Selang 10 menit aku melihat Tante Lisa mulai mengubah posisinya, dia berjongkok di atas selangkanganku dan batang kejantananku diarahkan ke liang kewanitaannya dengan tangannya dan.., “Bleesss.. bleesss..” masuklah batang kejantananku ke liang senggamanya dan terasa hangat dan sudah basah. Lalu Tante Lisa menaik-turunkan pantatnya, terdengar suara desahan-desahan nikmat yang keluar dari mulut Tante Lisa, “Hhhmm.. aaakkhh.. aaakkhh.. hmmm..” Tante Lisa terus menaik-turunkan pantatnya dan sesekali memutar-mutar pantatnya.

    Saat menikmati hangatnya liang kewanitaan Tante Lisa, aku masih terus menjilat-jitat dan mengocok jariku ke liang kewanitaan Tante Nining. Ketika sedang asyiknya menjilat liang kewanitaan Tante Nining, lidahku merasakan suatu cairan kental yang keluar dari liang kewanitaan Tante Nining, lalu kusedot dan kutelan air kenikmatan Tante Nining itu dan kubersihkan liang kewanitaannya dengan lidahku. Sepuluh menit kemudian kulihat Tante Lisa sudah tidak tahan lagi dan akhirnya, “Crreeett.. crreeett..” air maninya mangalir deras membasahi batang kejantananku, seketika itu Tante Lisa kerkulai lemas di sampingku dan kini batang kejantananku sudah terlepas dari liang senggamanya.

    Lalu aku mngubah posisi, kini Tante Nining kusuruh menungging dan dari belakang kuarahkan batang kejantananku ke liang senggamanya, “Bleeesss.. bleeess…” aku mulai mengocok-ngocok batang kejantananku di liang kewanitaannya dari belakang, aku terus memaju-mundurkan batang kejantananku, sembari tanganku meremas-remas payudara yang menggantung dan bergoyang-goyang itu. Rintihan nikmat pun terdengar dari mulutnya, “Aakhhh.. aakkkhhh.. terus sayang.. enak.. aaakkkh.. hhhmmm..” Ketika batang kejantananku keluar masuk di liang kewanitaannya, di balas juga oleh Tante Nining dangan memaju-mundurkan pantatnya. Selang 20 menit aku merubah posisi lagi, kini kuatur posisi Tante Nining tiduran terlentang lalu kuangkat kedua kakinya ke atas, kubuka lebar-lebar pahanya, lalu kuarahkan kembali batang kejantananku ke liang kewanitaannya dan.., “Bleess.. blesss..” batang kenikmatanku masuk ke liang kewanitaannya lagi, aku mulai mamaju-mundurkan pinggulku.

    Sepuluh menit kemudian dia sudah tidak tahan lagi ingin keluar, “Aakhhh.. akhhh.. Say, Tante udah nggak tahan lagi pengen keluar..” rengeknya. “Dedi belom mo keluar nich Tan.. kalo mo keluar keluarin aza,” kataku dan akhirnya, “Creet.. creettt.. creettt..” dia sudah mencapai puncak kenikmatannya. Dan dia pun terlihat lelah karena puas. Karena aku belum mencapai puncak kenikmatan lalu aku merubah posisi dengan gaya “side to side”, (satu kaki Tante Nining diangkat ke atas sedangkan kaki satunya tidak diangkat, sedangkan posisi tubuh miring).

    Kukocok-kocokkan batang kejantananku dengan tempo sedang di liang senggamanya, dan 20 menit kemudian aku merasakan sepertinya aku akan menemui puncak kenikmatan, lalu aku mempercepat gerakanku, kukocok dengan tempo cepat dan agak kasar di liang kewanitaannya dan terdengar rintihan kesakitan dan rasa nikmat yang terdengar dari mulutnya. “Ouw.. aaahhkkk.. aaakkhhh.. aakhhh..” kemudian kucabut dan kuarahkan batang kejantananku ke wajah Tante Nining dan, “Creet.. creett.. creeett..” spermaku muncrat di wajahnya.

    Lalu batang kejantananku kuarahkan ke mulutnya minta dibersihkan oleh Tante Nining dengan lidahnya dan aku pun terkulai lemas di tengah kedua tante itu.
    Lima belas menit setelah mengatur nafas dan melihat kemolekan kedua tubuh tante itu, batang kejantananku sadah mulai berdiri lagi dan mengeras, kini sasaranku adalah Tante Lisa. Kuangkat tubuh Tante Lisa dan aku menyuruhnya menungging, lalu batang kejantananku kuarahkhan ke lubang pantatnya dan, “Bleesss.. bleess..” batang kejantananku sudah masuk ke dalam lubang pantatnya, aku mulai mengocok-ngocok kembali batang kejantananku di pantatntya, “Aaakkhhh.. aaakkhhh.. hhmmm..” cuma itu yang keluar dari mulut Tante Lisa saat aku menusuk-nusuk pantatnya.
    Selang 5 menit aku kembali merubah posisi, aku duduk di pinggir ranjang dan Tante Lisa duduk di atas selangkanganku menghadapku.

    Lalu, “Bless.. bleesss..” kini batang kejantananku bukan di lubang pantatnya lagi tetapi dimasukkan ke liang kewanitaannya. Tante Lisa mulai menaik-turunkan pantatnya di atas selangkanganku dan sambil menikmati gerakan dari posisi itu aku meremas-remas kedua payudaranya dan kusedot-sedot bergantian, kugigit-gigit puting susunya dan dari payudara itu keluar suatu cairan dari putingnya. Ternyata yang keluar itu adalah air susunya, langsung saja kusedot dan rasanya nikmat sekali. Ketika aku menyedot air susunya semakin kuat desahan Tante Lisa. Setengah jam kemudian kami sama-sama mencapai puncak kenikmatan dan, “Creettt.. crreeettt.. creettt..” kami berdua keluar dan terkulai lemas di tempat tidur dengan batang kejantananku yang masih menancap di liang kewanitaannya.

    Kami bertiga akhirnya tertidur kelelahan, keesokan paginya kami pun melakukan hubungan lagi bertiga di kamar tidur maupun di kamar mandi saat kami mandi bersama. Setelah permainan dan mandi bersama itu selesai kemudian kedua tante itupun pulang.

    Nah bagi pencinta anda boleh percaya atau tidak dengan pengalaman seks saya sebagai Gigolo di Bandung, itu hak anda untuk tidak percaya maupun percaya tetapi ini benar kejadian yang kurasakan sendiri, 100% kejadian benar.

    Bagi cewek-cewek atau bila ada juga tante-tante, mbak-mbak, teteh-teteh yang ingin menikmati malam panjang bersama saya, dapat menghubungi saya via e-mail. Dan saya akan membalas e-mail yang masuk, tetapi saya tidak akan membalas e-mail yang hanya sekedar iseng. Sekali lagi saya sangat berterima kasih karena diberikan kesempatan untuk menuliskan kembali pengalaman saya.

  • Foto Sexy Cewek Super Cantik Pakai Bikini Minim di Pantai

    Foto Sexy Cewek Super Cantik Pakai Bikini Minim di Pantai


    2882 views

    Perawanku –  Kali ini admin menampilkan cewek super cantik, lagi-lagi berasal dari jepang, yang suka berfoto hot memamerkan tubuh mulus sexy nya sambil bergaya layaknya artis porno yang siap di entot kontol besar

    kelakuan remaja masa kini berpose menggairahkan yang menggemparkan dunia maya kulit mulus nya dan payudara masih kencang sangat nikmat untuk di remas

    inilah gambar terbaru dari seorang cewek kekinian yang sering mengumbar tubuh seksi nya dan sangat cantik menggoda untuk memacari dan mesum sepuasnya. Siapkan tisu agar tidak berserah yah guyyss. hehe

    Mau lihat yang lebih disertai cerita seks yang gak kalah hot nya dari foto-foto barusan? Klik Cerita Seks yang ada di bagian Related Videos atau langsung aja ke halaman utama guysss. Dijamin bakalan ngiler-ngiler kontolnya. Kunjungi 139.99.33.211 setiap hari dan dapatkan cerita-cerita bergambar baru yang update tiap hari nya. Makin sering mampir di 139.99.33.211 semakin banyak update nya lohh.

  • Foto Bugil Toket Gede Shunka Ayami (Awas Ngecrot)

    Foto Bugil Toket Gede Shunka Ayami (Awas Ngecrot)


    2619 views

    Perawanku – Buat para sobat muda yang pengen lihat foto toket yang gedek terutama pilihan dari Asia. Coba deh lihat aksi Shunka Ayami berpose di bawah ini, dijamin akan membuat coli anda menjadi luar biasa.

    Cewek hot berwajah cantik pada akhir-akhir ini memang paling banyak dicari karena selain muda dan bertenaga, cewek semok ini juga masih sedikit yang ngentot dengannya sangat beda sama tante tante girang yang sudah sangat sering ngentot sehingga memek sempit berubah menjadi memek yang longar dan menganga. Alat kemaluan cewek memang sangat menarik untuk kita perbincangkan, apalagi jika melihat toket besar kencang dan padat yang tentunya bikin kita gemas pengen remas dua gunung ajaib cewek seperti itu.
    Daripada kebayang-bayang terus, nih admin bagikan foto bugil cewek yang mempunyai toket gede.

    Mungkin anda akan tertarik juga untuk membaca cerita seks kami cukup klik halaman utama dan anda dapat melihat banyak cerita-cerita menarik yang bikin kamu pengen croottt maksimal.

    Semoga kamu senantiasa terhibur dengan apa yang kami sajikan.

  • Kisah Ngentot Bu Kost Nikmat – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Kisah Ngentot Bu Kost Nikmat – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1295 views

    Perawanku – Pagi itu kulihat Bu Yeyen sedang merapikan tanaman di kebun, dipangkasnya daun-daun yang mencuat tidak beraturan dengan gunting. Kutatap wajahnya dari balik kaca gelap jendela kamarku. Belum terlalu tua, umurnya kutaksir belum mencapai usia 50 tahun, tubuhnya masih sekal, wajahnya segar dan cukup cantik. Rambut dan beberapa sudah terselip uban.

    Hari itu memang aku masih tergeletak di kamar kostku. Sejak kemarin aku tidak kuliah karena terserang flu. Jendela kamarku yang berkaca gelap dan menghadap ke taman samping rumah membuatku merasa asri melihat hijau taman, apalagi di sana ada seorang wanita setengah baya yang sedang kukagumi. Memang usiaku saat itu baru menginjak dua puluh satu tahun dan aku masih duduk di semester enam di fakultasku dan sudah punya pacar yang selalu rajin mengunjungiku di malam minggu. Toh tidak ada halangan apapun kalau aku menyukai wanita yang jauh di atas umurku.
    Tiba-tiba ia memandang ke arahku, jantungku berdegup keras. Tidak, dia tidak melihatku dari luar sana. Bu Yeyen mengenakan kaos singlet dengan BH putih dan celana pendek, dari pangkal lengannya terlihat bahunya yang masih kecang. Hari memang masih pagi sekitar jam 9:00, teman sekamar kostku telah berangkat sejak jam 6:00 tadi pagi demikian pula penghuni rumah lainnya, temasuk Pak Yuda suaminya yang karyawan swasta.
    Memang Bu yeyen kegiatannya lebih banyak di rumah kerana tidak aktif sebagai pegawai,justru kerena itu ia lebih banyak waktu untuk mengurus dirinya. Bahkan tak jarang dia yang menyiapkan sarapan pagi untuk kami semua anak kost-nya. Yaitu roti dan selai disertai susu panas. Kedua anaknya sudah kuliah di luar kota. Kami anak kost yang terdiri dari 3 orang mahasiswa sangat akrab dengan induk semang. Mereka memperlakukan kami seperti anaknya.

    Walaupun biaya indekost-nya tidak terbilang murah, tetapi kami menyukainya karena kami seperti di rumah sendiri. Bu Yeyen telah selesai mengurus tamannya, ia segera hilang dari pemandanganku, ah seandainya dia ke kamarku , aku pasti akan senang, aku lebih membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari obat-obatan. Biasanya ibuku yang yang mengurusku dari dibuatkan bubur sampai memijit-mijit badanku. Ah.. andaikan BU Yeyen yang melakukannya…

    Kupejamkan mataku, kunikmati lamunanku sampai kudengar suara siulan dan suara air dari kamar mandi. Pasti Bu Yeyen sedang mandi, kubayangkan tubuhnya tanpa baju di kamar mandi, lamunanku berkembang menjadi makin hangat, hatiku hangat, kupejamkan mataku ketika aku diciumnya dalam lamunan, oh indahnya.

    Lamunanku terhenti ketika tiba-tiba ada suara ketukan di pintu kamarku, segera kutarik selimut yang sudah terserak di sampingku.
    “Masuk..!” kataku. Tak berapa lama kulihat Bu Yeyen sudah berada di ambang pintu masih mengenakan baju mandi. Senyumnya mengambang,
    “Bagaimana D? Ada kemajuan..?” dia duduk di pinggir ranjangku, tangannya diulurkan ke arah keningku. Aku hanya mengangguk lemah. Walaupun jantungku berdetak keras, aku mencoba membalas senyumnya. Kemudian tangannya beralih memegang tangan kiriku dan mulai memjit-mijit.
    “D mau dibikinkan susu panas?” tanyanya.
    “Terima kasih Bu, D sudah sarapan tadi,” balasku.”Enak dipijit seperti ini?” aku mengangguk.Dia masih memijit dari tangan yang kiri kemudian beralih ke tangan kanan, kemudian ke pundakku. Ketika pijitannya berpindah ke kakiku aku masih diam saja, karena aku menyukai pijitannya yang lembut, disamping menimbulkan rasa nyaman juga menaikkan birahiku.

    Disingkirkannya selimut yang membungkus kakiku, sehingga betis dan pahaku terbuka, bahkan ternyata dasterku yang tipis agak terangkat ke atas mendekati pangkal paha, aku tidak mencoba membetulkannya, aku pura-pura tidak tahu.
    “D kakimu mulus sekali ya.”
    “Ah.. Bu bisa aja, kan kulit Pak Yuda lebih mulus lagi,” balasku sekenanya.Tangannya masih memijit kakiku dari bawah ke atas berulang-ulang. Lama-lama kurasakan tangannya tidak lagi memijit tetapi mengelus dan mengusap pahaku, aku diam saja, aku menikmatinya, birahiku makin lama makin bangkit.
    ” D, Ibu jadi terangsang, gimana nih?” suaranya terdengar kalem tanpa emosi.
    “Jangan Bu, nanti Bapak marah..”Mulutku menolak tapi wajah dan tubuhku bekata lain, dan aku yakin Bu Yeyen sebagai Wanita sudah matang dapat membaca bahasa tubuhku.

    Aku menggelinjang ketika jari tangannya mulai menggosok pangkal paha dekat kemaluanku yang terbungkus CD. Dan… astaga! ternyata dibalik baju mandinya Bu Yeyen tidak mengenakan celana dalam sehingga bulu memeknya terlihat,tanpa disadarinya. Nafasku sesak melihat benda yang hitam dan mengunung itu. Ingin rasanya aku memegang dan mengelusnya. Tetapi kutahan hasratku itu, rasa maluku masih mengalahkan nafsuku.

    Bu Yeyen membungkuk menciumku, kurasakan bibirnya yang hangat menyentuh bibirku dengan lembut. Kehangatan menjalar ke lubuk hatiku dan ketika kurasakan lidahnya mencari-cari lidahku dan maka kusambut dengan lidahku pula, aku melayani hisapan-hisapannya dengan penuh gairah. Separuh tubuhnya sudah menindih tubuhku, kemaluannya menempel di pahaku sedangkan tangan kirinya telah berpindah ke buah dadaku. Dia meremas dadaku dengan lembut sambil menghisap bibirku.

    Tanpa canggung lagi kurengkuh tubuhnya, kuusap punggungnya dan terus ke bawah ke arah pahanya . Dadaku berdesir enak sekali, tangannya sudah menyelusup ke balik dasterku, remasan jarinya sangat ahli, kadang putingku dipelintir sehingga menimbulkan sensasi yang luar biasa.
    Nafasku makin memburu ketika dia melepas ciumannya. Kutatap wajahnya, aku kecewa, tapi dia tersenyum dibelainya wajahku.
    “D kau cakep sekali..” dia memujaku.
    “Aku ingin menyetubuhimu, tapi apakah kamu masih perjaka..?” aku mengangguk lemah.Memang aku masih perjaka, walaupun aku pernah “petting” dengan kakak iparku sampai kami orgasme tapi sampai saat ini aku belum pernah melakukan persetubuhan.

    Dengan pacarku kami sebatas ciuman biasa, dia terlalu alim untuk melakukan itu. Sedangkan kebutuhan seksku selama ini terpenuhi dengan mansturbasi, dengan khayalan yang indah. Biasanya dua orang obyek khayalanku yaitu kakak iparku dan yang kedua adalah Bu Yeyen induk semangku, yang sekarang setengah menindih tubuhku. Sebenarnya andaikata dia tidak menanyakan soal keperjakaan, pasti aku tak dapat menolak jika ia menyetubuhiku, karena dorongan birahiku kurasakan melebihi birahinya. Kulihat dengan jelas pengendalian dirinya, dia tidak menggebu dia memainkan tangannya, bibirnya dan lidahnya dengan tenang, lembut dan sabar. Justru akulah yang kurasakan meledak-ledak.

    “Bagaimana D? kita teruskan?” tangannya masih mengusap rambutku, aku tak mampu menjawab.Aku ingin, ingin sekali, tapi aku tak ingin perawanku hilang. Kupejamkan mataku menghindari tatapanya.
    “Bu… pakai tangan saja,” bisikku kecewa.Tanpa menunggu lagi tangannya sudah melucuti seluruh dasterku, aku tinggal mengenakan celana dalam, dia juga telah telanjang utuh. Seluruh tubuhnya mengkilat karena keringat, payudaranya yg putih dan mulai kendur nampak bergelantungan minta disentuh,sedangkan memeknya yg menggunduk nampak merekah diantara kedua pahanya sangat mulus.

    Diangkatnya pantatku dilepaskannya celana dalamku yang telah basah sejak tadi. Kubiarkan tangannya membuka selangkanganku lebar-lebar. Kulihat kontolku telah mengkilat lembab penuh air mani, bonggolnya mengeras sudah membesar dan memerah, di dalam lubang kemaluanku telah terbanjiri oleh lendir yang siap melumasi, setiap barang yang akan dimasuki.

    Bu Yeyen membungkuk dan mulai memasukan kemaluanku dimulutnya….nyyeerrr…darahklu berdesir merasakan hangatnya mulut Bu Yeyen yg mengulum batangku.
    ” OOouuhhkk,…Buuuu….” rintihku sambil mencengkram rambutnya tanpa sadar. Ia semakin agresif menjilat dinding kiri dan kanan kemaluanku, terasa nikmat sekali aku semakin menggeliat geliat, lidahnya menggeser makin ke atas ke arah kepala kontolku, kupegang kepalanya makin erat seolah ingin Bu Yeyen memasukna kontolku ke seluruh tenggorokannya. Bu Yeyen seolah olah mengerti,sambil tak henti henti menyedot dan menjilat kontolku,dikuluumnya kontolku dalam dalam hingga terasa dinding tenggorokannya menyentuh kepala kontolku,dan aku semakin merintih kenikmatan. Berapa lama dia menggeserkan lidahnya di atas kepala kontolku yang makin membengkak.

    Karena kenikmatan itu, tanpa terasa aku telah menggoyang pantatku, kadang kuangkat kadang ke kiri dan ke kanan. Tiba-tiba Bu Yeyen melakukan sedotan kecil di liang kontolku, kadang disedot kencang, kadang dipermainkan dengan ujung lidah. Kenikmatan yang kudapat luar biasa, seluruh kelamin sampai pinggul, gerakanku makin tak terkendali, “Buuu… aduh.. Buuu… D mau keluar….” Kuangkat tinggi tinggi pantatku, aku sudah siap untuk berorgasme, tapi pada saat yang tepat dia melepaskan kuluman di kontolku.

    Dia menarikku bangun dan menyorongkan kemaluannya yang gemuk itu kemulutku.
    ” Gantian ya D.. aku ingin kau jilat kemaluanku.” Kutangkap pantatnya, terasa empuk dan hangat dalam pelukanku. Bu Yeyen sudah terlentang dengan membuka kedua pahanya selebar lebarnya,sehingga lubang memeknya yg coklat kemerah merahan nampak terbuka dihadapanku, dan posisiku segera membungkuk siap untuk menjilat kelaminnya.

    Aku sering membayangkan dan aku juga beberapa kali menonton dalam film biru. Tetapi baru kali inilah aku melakukannya.
    Birahiku sudah sampai puncak. Kutelusuri pangkal kemaluannya dengan lidahku dari pangkal sampai ke sisi memeknya yang mengkilat berkali-kali.
    “Ahhh… Enak sekali D…” dia berdesis. Kemudian kujilat klitorisnya dan kusedot-sedot dengan lidah sedangkan lubang kemaluannya kuelus dengan jariku.

    Suara desahan Bu Yeyen membuatku tidak tahan menahan birahi. Kusudahi permainan di kelaminnya, tiba-tiba aku sudah setengah mengangkang di atas tubuhnya, memeknya berlendir yg merah melongo persis di depan depan kontolku.
    ” Bu, D masukin dikit ya Bu, D pengen sekali.” Dia hanya tersenyum.
    “Hati-hati ya… jangan terlalu dalam…” Aku sudah tidak lagi mendengar kata-katanya. Kupegang kemaluanku, kutempelkan pada bibir kemaluannya, kusapu-sapukan sebentar di klitoris dan bibir bawah, dan… oh, ketika kepala kemaluanku kumasukan dalam lubangnya, aku hampir terbang. Beberapa detik aku tidak berani bergerak tanganku masih memegangi kemaluanku, ujung kemaluanku masih menancap dalam lubang vaginanya. Kurasakan kedutan-kedutan kecil dalam kepala kontolku, aku tidak yakin apakah kedutan berasal dariku atau darinya.

    Kuangkat sedikit pantatku, dan gesekan itu di bibir dalam klitoris dan bibir dalam memeknya yg lembut dan hangat, sangat besar terasa menggeser kepala dan batang kontolku yg tergenggam erat oleh memeknya. Kudorong pinggulku ke bawah makin dalam, kenikmatan terasa makin dalam, separuh batang kemaluanku sudah melesak dalam kemaluannya. Kutekan seluruh pantatku sehingga terasa seluruh bonggolku menacap sepenuhnya di dalam memek bu Yeyen…terasa kenikmatan yg belum pernah kualami menyerang seluruh syaraf batang kontolku….aku hanya merintih sambil merebahkan seluruh tubuhku diatas tubuh Bu Yeyen yg segera menciumi mulutku sambil mendekap tubuhku erat sekali….

    ” OOooouhhh,,,,Bu,….eeennnak sekaliii……” rintihku lemas,sementara Bu Yeyen menyambut pantatku sehingga terasa kontolku semakin dalam dan sesuatu ditubuhku seolah olah akan meledak….

    Aku diam sejenak menikmati nikmatnya lubang hangat dan lembut yg menggenggam erat kontolku,lalu..,kukocokkan kemaluanku naik-turun, ternyata terasa amat nikmat sehingga aku hanya mampu mendesis desis. Jepitan kemaluannya cukup ketat dan menggenggam erat batang kontolku.

    Kulepas kembali…kumasukan lagi..kulepas…,kumasukan lagi..begitu berulang ulang…

    “Oh.. D kau hebat, Tusukanmu nimat sekali.” Kudengar Bu Yeyen mendesis-desis, payudaranya kuremas-remas dan membuatnya semakin merintih-rintih ketika dalam tusukanku itu. Dia mengocokkan kemaluannya dari bawah. Aku merintih, mendesis, mendengus, dan akhirnya kehilangan kontrolku. Kudorong pinggulku ke bawah, terus ke bawah sehingga memek Bu Yeyen sudah kemabali sepenuhnya ditanami batang kontolku,sungguh kurasakan kenikmatan yang meledak-ledak.

    Dari posisi telungkup semakin kurubuhkan badanku di atas badannya, susunya semakin menempel didadaku sehingga terasa amat lembut, perutku melekat pada perutnya. Kudekap Bu Yeyenerat-erat. Tangan kiri Bu Yeyen mendekap punggungku, sedang tangan kanannya mengusap-usap bokongku dan analku. Aku makin kenikmatan. Sambil merintih-rintih kukocok dan kugoyang pinggulku, sedang kurasakan benda hangat kenyal dan besar menggenggam erat dan mengocok ngocok kontolku dari bawah.

    Tiba-tiba aku tidak tahan lagi, kedutan yg tadinya kecil terasa semakin keras,aku berusaha mempertahankan diriku ,namun… dalam lenguhan yg panjang aku mengejang..dan akhirnya meledaklah kontolku mengeluarkan cairan mani yg banyak membasahi memek Bu Yeyen.
    ” AAAooouuuhhhkkk….Buuuuuu………” aku mengejang sejadi jadinya merasakan nikmat yg tak terhingga yg menguasai kontolku.

    Kutekan kontolku memenuhi memeknya, kedutannya keras sekali, nikmat sekali. Dan hampir bersamaan dari dalam vaginanya terasa keluar cairan hangat, membasahi batang kontolku,lalu beberapa kali terasa kedutan kedutan kecil mulut dan dinding memeknya meremas remas batang kontolku.
    “OoohhhD…..Ibu juga keluaaarrrr ssssaaayaaangghhhh….…” Bu Yeyen juga juga mengejang,pantatnya ditekan keatas seolah ingin memasukan seluruh batang kontolku di memeknya, matanya nampak merem melek sementara mulutnya setengah terbuka. Urat urat lehernya terlihat mengeras menerima ejakulasinya,sementara punggungnya melengkung lengkung seperti udang sambil memelukku erat erat,ia telah orgasme pada saat yang bersamaan denganku. Rupanya dia terangsang dengan orgasmeku,sehingga ketika tadi aku mengejang dan menyepak nyepak sepeerti sekarat, Bu Yeyen juga merasakan hal yg sama sehingga mengeluarkan air lendir dari memeknya.

    Beberapa menit aku masih berada di atasnya, dan kemaluanku masih menyesaki vaginanya. Kurasakan kontolku masih berkedut kedut dan makin lama makin lemah. Tapi kelaminku masih menyebarkan kenikmatan.

    Bu YYeyen cuma tersenyum mamandangku….
    ” Gimana D ? ” Enak ??? ”
    Aku tersenyum malu,dan ketika dirasa kontolku mengecil,aku segera turun dari tubuhnya. Pagi itu keperjakaanku hilang oleh memek tua Bu Yeyen yg empuk,tapi aku tidak menyesal.

    Cerita Sex Bu Kost,Ngentot Ibu Kost,Cerita Sex Terbaru

  • Cerita Bokep Tetangga Tante Titik Yang Sexy – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Bokep Tetangga Tante Titik Yang Sexy – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1784 views

    Perawanku – Namaku Didi. Sekarang saya berkerja di salah satu perusahaan multinasional di kota B dan tinggal di daerah J sejak tahun 1995. Cerita yang akan saya tuturkan di bawah ini adalah kisah nyata yang terjadi beberapa tahun yang silam. Dulu saya tinggal bersama kedua orang tuaku di sebuah kompleks kecil milik sebuah instansi pemerintah dan dihuni oleh beberapa keluarga saja di dalam satu pagar. Tetangga yang paling dekat dengan kami adalah Om Yan dan Tante Titik yang mempunyai 2 orang anak laki-laki yang masih kecil-kecil, yang besar berumur 3 tahun dan yang kecil berumur 1 tahun.

    Pada saat saya kelas 3 SMA, Om Yan secara kebetulan ditugaskan oleh kantornya untuk belajar ke Jepang (terakhir saya baru tahu kalau Om Yan bertugas selama 1 tahun lebih). Dan tinggallah Tante Titik dan 2 orang anaknya beserta 1 orang pembantunya. Keadaan tersebut membuat saya berhasrat untuk selalu bertandang ke rumahnya dengan alasan ingin bermain dengan kedua anaknya. Alasan tersebut cukup kuat karena orang tua saya dan Tante Titik tidak pernah curiga sama sekali. Seringkali saya juga memergoki Tante Titik sedang berganti pakaian di kamar dengan tidak menutup pintunya, atau mandi dengan tidak menutup pintunya.

    Sampai pada suatu ketika, saat saya sedang bertandang ke rumahnya dan hanya Tante Titik yang ada di rumah. Kedua anaknya dan pembantunya di-hijrah-kan ke daerah KD, sebelah timur kota BT karena Tante Titik sering berpergian. Dan kebetulan juga orang tua saya saat itu sedang ditugaskan ke luar daerah. Dengan ikutnya ibu dan kakak saya, yang berarti saya juga hanya tinggal sendiri di rumah.

    Sekedar gambaran, Tante Titik itu mempunyai tinggi badan sekitar 165 cm, mempunyai pinggul yang besar, buah pantat yang bulat, pinggang yang ramping, dan perut yang agak rata (ini dikarenakan senam aerobic, fitness, dan renang yang diikutinya secara berkala), dengan didukung oleh buah dada yang besar dan bulat (belakangan saya baru tahu bahwa Tante Titik memakai Bra ukuran 36B untuk menutupinya). Dengan wajah yang seksi menantang dan warna kulit yang putih bersih, wajarlah jika Tante Titik menjadi impian banyak lelaki baik-baik maupun lelaki hidung belang.

    Hingga pada suatu sore, saat saya mendengar ada suara langkah kaki di luar, kemudian saya intip dari jendela dan ternyata Tante Titik baru pulang. Tidak lama kemudian saya ingin ke kamar mandi (kamar mandinya terletak di luar masing-masing rumah dan ada beberapa tempat yang berjejer). Di saat saya keluar dari kamar mandi, saya berpapasan dengannya. Dia memakai kimono tipis warna biru muda dengan handuk di pundak dan rambut yang diikat agak ke atas sehingga leher jenjangnya terlihat seksi sekali. Sedangkan saya hanya memakai celana pendek tanpa kaos (memang kalau di rumah, saya jarang memakai kaos/baju).

    “Malem Tante”, saya sapa dia agar terlihat agak sopan.
    “Malem Mas Dio.. kok belum tidur..?” balasnya.
    Dan tanpa saya sadari tiba-tiba dia mencekal tangan saya.
    “Mas Dio..” katanya tiba-tiba dan terlihat agak sedikit ragu-ragu.
    “Ya Tante..?” Jawab saya.
    “Eee.. nggak jadi deh..” Jawabnya ragu-ragu.
    “Ada yang bisa saya bantu, Tante..? Tanya saya agak bingung karena melihat keragu-raguannya.

    “Eee.. nggak kok. Tante cuma mau nanya..” jawabnya dengan ragu-ragu lagi.
    “Mas Dio di rumah lagi ngapain sekarang..?” tanya dia.
    “Lagi nonton. Emangnya kenapa Tante..?” saya tanya dia lagi.
    “Lagi nonton apa sih..?” tanya dia agak menyelidik.
    “Lagi nonton BF Tante”, kata saya yang tidak tahu dari mana tiba-tiba saya mendapat keberanian untuk bilang begitu.
    “BF..? tanya dia agak kaget.
    “Maksudnya Blue Film..?”
    “Iya.. emangnya ada apa sih Tante? Kalo tidak ada apa-apa saya mau nerusin nonton lagi nih..” kata saya dengan agak memaksa.
    “Eee.. mau bantuin Tante nggak..? Soalnya Tante agak takut sendirian di rumah. Kalau kamu mau sambil nonton juga boleh kok. Bawa aja filmnya ke rumah, Tante juga punya beberapa film seperti itu. Nanti Tante temenin nontonnya deh”, kata dia agak merajuk.
    “Iya deh Tante, saya pilihin dulu yang bagus”, kataku tanpa ba bi Bu langsung setuju dengan ajakannya.

    Pucuk di cinta ulam tiba, sesuatu yang sangat aku impikan sejak lama untuk bisa berdua dengan Tante Titik. Hari ini aku akan berdua dengannya sambil menonton Film Biru dengan harapan bisa melihat keindahan ragawi seorang wanita yang aku puja-puja dari dulu dan bahkan (mungkin) merasakan kenikmatannya juga.

    Singkat kata saya langsung memilah-milah video yang bagus-bagus (Maklum, waktu itu masih jamannya Betamax, belum VCD). Kemudian saya masuk rumah Tante Titik lewat pintu dapurnya. Saya setel lebih dulu video yang tadi saya tonton dan belum habis. Beberapa menit kemudian Tante Titik masuk lewat pintu dapur juga dengan wangi tubuh yang segar, apalagi rambutnya juga kelihatan basah seperti habis keramas. Saya selidiki tiap sudut tubuhnya yang masih terbalut kimono tipis biru muda yang agak menerawang tersebut, sehingga dengan leluasa mata saya melihat puncak buah dadanya karena dia tidak memakai Bra. Tanpa kusadari, di antara degupan jantungku yang terasa mulai keras dan kencang, kejantananku juga sudah mulai menegang. Dengan santai dia duduk tepat di sebelahku, dan ikut menonton film BF yang sedang berlangsung.

    “Cakep-cakep juga yang main..” akhirnya dia memberi komentarnya.
    “Dari kapan Mas Dio mulai nonton film beginian..? tanyanya.
    “Udah dari dulu Tante..” kataku.
    “Mainnya juga bagus dan tidak kasar. Mas Dio udah tahu rasanya belum..? tanya dia lagi.
    “Ya belum Tante. Tapi kata temen-temen sih enak. Emang kenapa Tante, mau ngajarin saya yah? Kalau iya boleh juga sih”, kataku.
    “Ah Mas Dio ini kok jadi nakal yah sekarang”, katanya sambil mencubit lenganku.
    “Tapi bolehlah nanti Tante ajarin biar kamu tahu rasanya”, tambahnya dengan sambil melirik ke arahku dengan agak menantang.

    Tidak lama berselang, tiba-tiba Tante Titik menyenderkan kepalanya ke bahuku. Seketika itu pula aku langsung kaget dan bingung karena belum pernah sama sekali melakukan perbuatan itu. Tapi aku hanya bisa pasrah saja oleh perlakuannya. Sebentar kemudian tangan Tante Titik sudah mulai mengusap-ngusap daerah tubuhku sekitar dada dan perut (karena lagi-lagi aku tidak memakai kaos saat itu). Rangsangan yang ditimbulkan dari usapannya cukup membuat aku nervous karena itu adalah kali pertama aku diperlakukan oleh seorang wanita, apalagi wanita tersebut tidak lain adalah Tante Titik. Kejantananku sudah mulai semakin berdenyut-denyut siap bertempur.

    Kemudian Tante Titik mulai menciumi leherku, lalu turun ke bawah sampai dadaku. Sampai di daerah dada, dia menjilat-jilat ujung dadaku, secara bergantian kanan dan kiri. Tangan kanan Tante Titik juga sudah mulai masuk ke dalam celanaku, dan mulai mengusap-usap kejantananku.

    Karena dalam keadaan yang sudah sangat terangsang, aku mulai memberanikan diri untuk membuka kimono yang dia pakai. Aku remas payudaranya, dan aku pilin-pilin ujung dari payudara yang berwarna kecoklatan dan sangat sensitif itu, terkadang aku juga mengusap ujung-ujung tersebut dengan ujung jariku. “Ssshh.. ya situ sayang..” katanya setengah berbisik. “Ssshh.. oohh..”

    Tiba-tiba dia memaksa lepas celana pendekku, dan diusapnya kejantananku. Akhirnya bibir kami saling berpagutan dengan penuh nafsu yang sangat membara. Dan dia mulai menjulur-julurkan lidahnya di dalam mulutku. Sambil berciuman tanganku mulai bergerilya ke bawah sampai pada permukaan celana dalamnya, yang rupanya sudah mulai menghangat dan agak lembab. Aku melepaskan celana dalam Tante Titik, sehingga kami berdua menjadi telanjang bulat. Kutempelkan jariku di ujung atas permukaan kemaluannya. Dia kelihatan agak kaget ketika merasakan jariku bermain di daerah seputar klitorisnya. Lama kelamaan Aku masukkan satu jariku, lalu jari kedua dan kemudian aku tambah satu jari lagi sehingga menjadi tiga ke dalam liang kemaluannya. “Aaahh.. sshh.. oohh.. terus sayang.. terus..” bisik Tante Titik.

    Ketika jariku terasa mengenai akhir lubangnya, tubuhnya terlihat agak bergetar. “Ya.. terus sayang.. terus.. aahh.. sshh.. oohh.. aahh.. terus.. sebentar lagi.. teruuss.. oohh.. aahh.. aarrgghh..” kata Tante Titik.

    Seketika itu pula dia memeluk tubuhku dengan sangat erat sambil menciumku dengan penuh nafsu. Aku merasakan bahwa tubuhnya agak bergetar (yang kemudian baru aku tahu bahwa dia sedang mengalami orgasme). Beberapa saat tubuhnya mengejang-ngejang menggelepar dengan hebatnya. Yang diakhiri dengan terkulainya tubuh Tante Titik yang terlihat sangat lemas di sofa.
    “Saya kapan Tante, kan saya belum..?” Rujukku.
    “Nanti dulu yah sayang, sebentar.. beri Tante waktu untuk istirahat sebentar aja”, kata Tante Titik.
    Tapi karena sudah sangat terangsang, kuusap-usap bibir kemaluannya sampai mengenai klitorisnya, aku dekati payudaranya yang menantang itu sambil kujilati ujungnya, sesekali kuremas payudara yang satunya. Sehingga rupanya Tante Titik juga tidak tahan menerima paksaan rangsangan-rangsangan yang kulakukan terhadapnya. Sehingga sesekali terdengar suara erangan dan desisan dari mulutnya yang seksi. Aku usap-usapkan kejantananku yang sudah sangat amat tegang di bibir kemaluannya sebelah atas. Sehingga kemudian dengan terpaksa dia membimbing batang kemaluanku menuju lubang kemaluannya. Pelan-pelan saya dorong kejantananku agar masuk semua.

    Kepala kejantananku mulai menyentuh bibir kewanitaan Tante Titik. “Ssshh..” rasanya benar-benar tidak bisa kubayangkan sebelumnya. Lalu Tante Titik mulai menyuruhku untuk memasukan kejantananku ke liang kewanitaannya lebih dalam dan pelan-pelan. “Aaahh..” baru masuk kepalanya saja aku sudah tidak tahan, lalu Tante Titik mulai menarik pantatku ke bawah, supaya batang kejantananku yang perkasa ini bisa masuk lebih dalam. Bagian dalam kewanitaannya sudah terasa agak licin dan basah, tapi masih agak seret, mungkin karena sudah lama tidak dipergunakan. Namun Tante Titik tetap memaksakannya masuk. “Aaagghh..” rasanya memang benar-benar luar biasa walaupun kejantananku agak sedikit terasa ngilu, tapi nikmatnya luar biasa. Lalu terdengar suara erangan Tante Titik.

    Lalu Tante Titik mulai menyuruhku untuk menggerakkan kemaluanku di dalam kewanitaannya, yang membuatku semakin gila. Ia sendiri pun mengerang-ngerang dan mendesah tak karuan. Beberapa menit kami begitu hingga suatu saat, seperti ada sesuatu yang membuat liang kewanitaannya bertambah licin, dan makin lama Tante Titik terlihat seperti sedang menahan sesuatu yang membuat dia berteriak dan mengerang dengan sejadi-jadinya karena tidak kuasa menahannya. Dan tiba-tiba kemaluanku terasa seperti disedot oleh liang kewanitaan Tante Titik, yang tiba-tiba dinding-dinding kewanitaannya terasa seperti menjepit dengan kuat sekali. Aduuh.. kalau begini aku makin tidak tahan dan.. “Aaarrgghh.. sayaang.. Tante keluar lagii..” jeritnya dengan keras, dan makin basahlah di dalam kewanitaan Tante Titik, tubuhnya mengejang kuat seperti kesetrum, ia benar-benar menggelinjang hebat, membuat gerakannya semakin tak karuan. Dan akhirnya Tante Titik terkulai lemas, tapi kejantananku masih tetap tertancap dengan mantap.

    Aku mencoba membuatnya terangsang kembali karena aku belum apa-apa. Tangan kananku meremas payudaranya yang sebelah kanan, sambil sesekali kupilin-pilin ujungnya dan kuusap-usap dengan ujung jari telunjukku. Sedang payudara kirinya kuhisap sambil menyapu ujungnya dengan lidahku. Tiba-tiba seperti ada sesuatu yang keluar dan terasa hambar dari ujung payudaranya, yang ternyata susu. “Ssshh.. shh..” desahan Tante Titik sudah mulai terdengar lagi. Aku memintanya untuk berganti posisi dengan doggy style. Awalnya dia menolak dengan alasan belum pernah bersetubuh dengan gaya itu, setelah aku beritahu alasanku, akhirnya dia mau juga dengan berpesan agar aku tidak memasukkan air maniku ke dalam liang kewanitaannya.

    Aku mencoba untuk menusukkan kejantananku ke dalam liang kewanitaannya, pelan tapi pasti. Kepala Tante Titik agak menengok ke belakang dan matanya melihat mataku dengan sayu, sambil dia gigit bibir bawahnya untuk menahan rasa sakit yang timbul. Sedikit demi sedikit aku coba untuk menekannya lebih dalam. Kejantananku terlihat sudah tertelan semuanya di dalam kewanitaan Tante Titik, lalu aku mulai menggerakkan kejantananku perlahan-lahan sambil menggenggam buah pantatnya yang bulat. Dengan gaya seperti ini, desahan dan erangannya lebih keras, tidak seperti gaya konvensional yang tadi.

    Aku terus menggerakkan pinggulku dengan tangan kananku yang kini meremas payudaranya, sedangkan tangan kiri kupergunakan untuk menarik rambutnya agar terlihat lebih merangsang dan seksi. “Ssshh.. aarrgghh.. oohh.. terus sayaang.. terus.. aarrgghh.. oohh..” Tante Titik terus mengerang.

    Beberapa menit berlalu, kemudian Tante Titik merasa akan orgasme lagi sambil mengerang dengan sangat keras sehingga tubuhnya mengejang-ngejang dengan sangat hebat, dan tangannya mengenggam bantalan sofa dengan sangat erat. Beberapa detik kemudian bagian depan tubuhnya jatuh terkulai lemas menempel pada sofa itu sambil lututnya terus menyangga pantatnya agar tetap di atas. Dan aku merasa kejantananku mulai berdenyut-denyut dan aku memberitahukan hal tersebut padanya, tapi dia tidak menjawab sepatah kata pun. Yang keluar dari mulutnya hanya desahan dan erangan kecil, sehingga aku tidak berhenti menggerakkan pinggulku terus.

    Aku merasakan tubuhku agak mengejang seperti ada sesuatu yang tertahan, sepertinya semua tulang-tulangku akan lepas dari tubuhku, tanganku menggenggam buah pantat Tante Titik dengan erat, yang kemudian diikuti oleh keluarnya cairan maniku di dalam liang kewanitaan Tante Titik. Mata Tante Titik terlihat agak terbelalak ketika merasakan ada cairan yang memenuhi bagian dalam dari kewanitaannya. Sesaat kemudian aku ambruk di atas tubuhnya, tubuhku terasa sangat lemas sekali. Setelah kami berdua merasa agak tenang, aku melepaskan kejantananku dari liang nikmat milik Tante Titik.

    Dengan agak malas Tante Titik membalikkan tubuhnya dan duduk di sampingku sambil menatap tajam mataku dengan mulut yang agak terbuka, sambil tangan kanannya menutupi permukaan kemaluannya.
    “Kok dikeluarin di dalem sih Mas Dio..? tanyanya dengan suara yang agak bergetar.
    “Tadi kan saya sudah bilang ke Tante, kalau punya saya berdenyut-denyut, tapi Tante nggak ngejawab sama sekali..” kataku membela diri.
    “Ya kan terasa kalau sudah mau keluar..” katanya.
    “Saya mana tahu rasanya kalau mau keluar.. ini kan yang pertama buat saya. Jadi saya belum tahu rasanya..” jawabku.
    “Terus entar kalau jadi gimana?” katanya lagi.
    “Nggaakk tahu Tante..” jawabku dengan suara yang agak terbata-bata karena takut dengan resiko tersebut.
    “Ya sudahlah.. tapi lain kali kalau sudah kerasa kayak tadi itu langsung buru-buru dicabut dan dikeluarkan di luar ya..?” katanya menenangkan diriku yang terlihat takut.
    “I.. iiya Tante..” jawabku sambil menunduk.

    Lalu Tante Titik berdiri menghampiri video dan TV yang masih menyala, dan mematikannya. Kemudian tangannya dijulurkan, mengajakku pindah ke kamar untuk tidur. Akhirnya kami tertidur pulas sampai pagi sambil saling berdekapan dalam keadaan polos tanpa sehelai benang pun.

    Itulah awal dari perbuatan-perbuatan saya bersama Tante Titik. Selama hampir 2 tahun Tante Titik memberi saya banyak pelajaran dan kenikmatan yang sangat luar biasa. Terkadang jika Tante Titik sedang sangat menginginkannya, aku selalu siap melayaninya, kecuali jika keadaanku sedang tidak fit atau sedang ada keperluan keluarga atau sekolah. Dan jika aku yang sedang menginginkannya, Tante Titik sangat tidak keberatan melayaniku, bahkan dia terlihat sangat senang. Tidak jarang aku diajak pergi untuk melakukan fitness atau olah raga atau hanya sekedar jalan-jalan atau ngerumpi bersama teman-temannya. Akhirnya aku baru tahu kalau Tante Titik sebenarnya sangat haus akan seks, dia adalah wanita yang bertipe agak mendewakan seks. Dan dia akan melakukan apa saja demi seks. Tapi sebenarnya pula dia tidak begitu kuat dalam bersetubuh, sehingga dia bisa berkali-kali mengeluarkan cairannya dan berkali-kali pula tubuhnya terkulai lemas.

    Cerita Sex Tante | Cerita Sex Tetangga | Cerita Sex Ngentot 2016

  • Cerita Ngentot Cinta Pertama Ku Yang Masih Perawan

    Cerita Ngentot Cinta Pertama Ku Yang Masih Perawan


    3217 views

    Perawanku – Saat itu aku masih sekolah kelas 3 SMK di Solo. Saat itu aku bertemu dengan kawanku saat SMP. Dia sebenarnya adalah cinta pertama bagiku yang yang saat itu belum pernah aku ungkapkan walaupun sebenarnya aku tahu diapun juga mencintaiku sebut saja namanya Novi. Waktu itu kami bertemu di sebuah emperan toko daerah Coyudan.

    Kami sama-sama berteduh karena saat itu hujan mengguyur kota Solo sangat deras. Kami ngobrol panjang lebar dan angka arlojinya sudah menunjukkan pukul 6 sore, tetapi hujan tetap saja mengguyur walaupun tidak terlalu deras.

    Karena saat itu dia sedang menunggu bis, dan aku naik sepeda motor maka agar tidak kemalaman aku antar dia pulang tetapi tanpa jas hujan. Sampai di rumahnya ternyata rumahnya dalam keadaan kosong karena keluarganya sedang menghadiri pesta pernikahan pamannya.

    “Aduh.. gimana nih Vi.. bisa masuk ke dalam nggak?”, tanyaku.
    “Tenang, biasanya kuncinya ada di bawah pot ini, nah ini dia, masuk yuk di luar dingin, lagian baju kamu basah semua”, katanya sambil membuka pintu rumah.
    “Sebentar aku ambilkan handuk”, katanya sambil jalan ke belakang rumah.

    Rumah yang sederhana tetapi sangat rapi dengan sofa ditengah ruangan.

    Dia keluar dengan menggenakan daster kuning transparan. Samar-samar aku lihat lekuk-lekuk tubuhnya yang sangat sempurna membuat jantungku berdebar kencang. Kulitnya yang putih mulus terlihat sangat serasi dengan daster yang dipakainya.

    “Ini handuknya”, dia memecahkan lamunanku.

    Karena baju dan celanaku basah maka aku buka bajuku dan aku pinjam salah satu kaosnya, tetapi bagaimana dengan celana panjangku? “Pake punyaku aja Fa, aku punya jeans basic yang mungkin pas kamu pakai”, sahutnya. Aku tidak kaget karena dia tergolong cewek bertubuh tinggi besar. Aku masuk ke dalam kamarnya dan mulai membuka celana panjangku, tinggal CD-ku yang masih basah.

    “Vi.. sorry nich aku boleh pinjem CD-mu nggak? Yang penting dapat dipakai”, tanyaku.
    “Boleh, tapi di almari coklat yang kuncinya masih aku bawa, boleh aku masuk?”, sahutnya.

    Saat dia masuk kamar, aku hanya dililit selembar handuk bergambar Hello Kitty kepunyaannya. Saat dia membuka almarinya dia menyuruh aku untuk memilih sendiri, dan karena letak CD-nya ada di bagian bawah, aku harus jongkok.

    Tanpa aku sadari setelah aku berdiri, handuk yang melilit tubuhku terlepas dan aku hanya bisa diam terpaku. Dia juga diam memandang tubuhku yang telah telanjang bulat. Dia terus memandang penisku yang memang telah berdiri.

    Kemudian dengan perlahan dia mengambil handuk yang berada persis di bawah penisku. Kemudian tanganku mengusap kepalanya dan kepalanya tertahan tepat di depan penisku. Selanjutnya dia mencium kepala penisku, membuatku semakin kelabakan. Dia terus mencium penisku dengan lembut dan penuh perasaan, bisa aku rasakan itu.

    Kemudian dia berdiri dan giliranku menjilat bibirnya yang sangat lembut, dan diapun membalas dengan memasukkan lidahnya ke dalam mulutku. Untuk beberapa saat aku menikmati bibir dan lidahnya, aku lanjutkan permainan lidahku di sekitar telinganya, aku kulum telinganya, dia hanya bisa medesis kegelian. Aku lanjutkan dengan mencium dan menjilati sekitar lehernya.

    Aku mulai membuka resliting daster yang berada di belakang dan dengan perlahan aku tanggalkan daster kuningnya. Sekarang hannya tinggal BH dan CD-nya saja yang tersisa. Perlahan aku ciumi dan gigit payudara bagian atas sambil tanganku berusaha melepaskan BH-nya. Dia hanya terdiam dan terpejam menikmati gigitan lembut bibirku.

    Setelah BH-nya terlepas terlihat sepasang bukit yang sangat indah yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Begitu putih, lembut, kencang, padat dan kedua putingnya berwarna coklat masih bersembunyi di dalam pucuk payudaranya. Perlahan aku usap lembut kedua payudaranya dan aku hisap puting susunya agar mau keluar dan aku kulum lembut putingnya. Dia hanya bisa mendesis keenakan.

    Karena capek berdiri, aku tidurkaan dia di atas ranjangnya sambil mulutku terus menghisap kedua puting susunya secara bergantian dengan lembut. Selanjutnya ciuman dan jilatanku aku lanjutkan ke bawah menuju pusar dan paha bagian dalam. Dia lagi-lagi hanya mendesis, “Akh.. Fa.. aku nggak tahan..”, desisnya.

    Mendengar itu aku semakin bersemangat menjilati paha, lutut, betis dan jemari kakinya aku kulum sehingga dia semakin kelojotan menahan nikmat, terus aku kulum jari-jari kakinya yang putih bersih sambil tanganku mulai melepaskan CD-nya.

    Saat CD-nya terlepas, terlihat kemaluannya yang telah berbulu agak lebat. Perlahan aku raba daerah paha dan kemaluannya sambil kulanjutkan mengulum jari kakinya. Aku temukan klitorisnya terasa lunak dan agak basah, aku pilin-pilin daging kecil tersebut dia semakin mengerang menahan nikmat. Lidahku mulai bergerak dari jari kaki menuju betis, paha dan akhirnya pada daerah sekitar kemaluan.

    Walaupun kulitnya putih bersih, tetapi daerah kemaluannya berwarna coklat. Aku angkat kedua pahanya dan lidahku mulai menuju daerah duburnya, sesaat kemudian ke daerah vagina yang saat itu terasa basah dan berasa agak asin serta berbau khas menambah nafsuku semakin menjadi.

    Aku menghisap lendir yang keluar dari vaginanya dan kukeluarkan di sekitar klitorisnya, dan klitorisnya pun aku hisap-hisap. Tanpa kuduga kedua pahanya menjepit kepalaku yang saat itu sedang menikmati gurihnya klitoris dan tangannya menekan kepalaku agar aku menghisap lebih dalam lagi.

    Saat itu aku merasakan dia menegang dan seperti menjerit, “Akh.. uh..”, teriaknya. Aku tak tahu apa yang sedang dia rasakan saat itu, kemudian lidahku aku pindah ke bawah tepat pada liang vaginanya ternyata pada liang vaginanya telah keluar cukup banyak lendir yang selanjutnya kuhisap dan kutelan sampai habis.

    Dia mundur sehingga terpaksa aku lepaskan hisapanku. “Fa.. naik sini..”, dia menarikku yang saat itu masih jongkok dan menyuruhku tidur telentang di ranjangnya. Aku ditindih dan mulutnya mulai mengulum bibirku, seperti tidak mau kalah denganku, diapun menghisap dan mengulum telingaku terasa geli dan hangat.

    Dia lanjutkan dengan menghisap puting susuku, sambil tangannya meremas-remas penisku. Tanpa aku duga mulutnya mulai bergerilnya di sekitar paha dalamku, terasa sangat geli dan menambah kenikmatan. Lidahnyapun mulai menyapu duburku, “Okh..”, aku setengah berteriak, ya ampun.. nikmat sekali.

    Sepertinya dia tahu yang aku rasakan saat lidahnya menyentuh sekitar duburku, dan sekitar 5 menit lamanya dia menyapukan lidahnya di sekitar duburku, dan selanjutnya naik menuju pangkal penisku. Dia jilat pangkal penisku sampai ke ujung kepala penisku berulang-ulang sampai aku rasakan seluruh bulu-bulu tubuhku merinding.

    Selanjutnya dia memasukkan kepala penisku ke dalam mulutnya sambil sesekali dihisap, tetapi sayang dia tidak dapat mengulum lebih dalam lagi. Karena aku sudah tidak kuat menahan nikmat, maka aku minta dia untuk tidur telentang dan perlahan aku letakkan kepala penisku di depan lubang vaginanya.

    Aku gesek-gesekkan kepala penisku pada lubang vagina sampai aku temukan lubang yang benar untuk memasukkan penisku. Setelah aku rasa tepat perlahan aku tekan penisku agar dapat masuk ke dalam lubang vaginanya. Dia memejamkan mata seolah sedang menahan sesuatu, aku tak tahu pasti.

    Terasa sangat sempit dan agak susah memasukkan penisku sampai pada kira-kira setengah panjang penisku Novi si cinta pertama ku berteriak, “Aakhh..”, aku menahan tekanan penisku dan aku lihat darah segar telah mengalir dari vaginanya aku lanjutkan takananku sampai seluruh penisku tenggelam dalam vagina yang telah banjir darah perawan dan kutahan penisku di dalamnya.

    “Sakit Vi?”, bisikku.
    “Nggak apa-apa lanjutin aja Fa.. aku menikmatinya kok”, dia balas berbisik.

    Aku mulai mengayun-ayunkan penisku keluar masuk vagina, terasa sangat nikmat dan hangat tetapi kulit penisku terasa agak perih. Kira-kira 5 menit aku mengayunkan penisku dan kelihatannya Novi si cinta pertama ku mulai menikmatinya, dia goyang-goyangkan pinggulnya dan kupercepat ayunan penisku sampai suatu ketika Novi berteriak, “Akh.. oh..”. Novi memejamkan matanya dalam-dalam.

    Tidak lama setelah itu akupun mulai merasakan kesemutan di kepalaku dan, “Ccreet..”, maniku keluar tetapi masih di dalam vaginanya. Dia memelukku erat dan berkata, “Fafa.. aku sayang kamu..”. Aku tidur di atasnya tetapi penisku masih berada di dalam vagina yang lama-kelamaan keluar sendiri karena mulai melunak, terasa agak geli jika penis yang lunak masuk dalam vagina.

    Aku terbangun dengan tubuh masih telanjang bulat ketika suara telepon berbunyi, aku lihat jam pukul 10 malam. Aku bangunkan Novi si cinta pertama ku yang masih tertidur tanpa selembar kainpun menutupi tubuhnya agar mengangkat telepon yang ternyata dari keluarganya dan berencana akan pulang besok siang.

    Jadi aku gunakan malam itu untuk tidur semalam dengan Novi tanpa selembar kainpun menutupi tubuh kami.

  • Cerita Ngewe Mertua Nafsu Melihat Kontolku Yang Gede – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Ngewe Mertua Nafsu Melihat Kontolku Yang Gede – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1770 views

    Perawanku – Aku seorang laki-laki biasa, hobiku berolah raga, tinggi tubuhku 178 cm dengan bobot tubuh 78 kg. Aku mempunyai fisik yang ideal untuk seorang pria, tinggi, tegap, padat dan atletis. Tidak heran kalau banyak wanita yang menggoda dan mengajakku tidur karena sex appeal-ku ini. Empat tahun yang lalu saya menikah dan menetap di rumah mertuaku. Hari-hari berlalu kami lewati tanpa adanya halangan walaupun sampai saat ini kami memang belum dianugerahi seorang anak pendamping hidup kita berdua. Kehidupan berkeluarga kami sangat baik, tanpa kekurangan apapun baik itu sifatnya materi maupun kehidupan seks kami. Tetapi memang nasib keluarga kami yang masih belum diberikan seorang momongan.

    Di rumah itu kami tinggal bertiga, aku dengan istriku dan Ibu dari istriku. Sering aku pulang lebih dulu dari istriku, karena aku pulang naik kereta sedangkan istriku pulang naik kendaraan umum. Jadi sering pula aku berdua di rumah dengan mertuaku sampai dengan istriku pulang. Mertuaku berumur sekitar kurang lebih 45 tahun, tetapi dia mampu merawat tubuhnya dengan baik, aktif dengan kegiatan sosial dan rutin berolahraga bersama teman-temannya yang lain. Sering kulihat Ibu mertuaku pakai baju tidur tipis dan tanpa BH. Melihat bentuk tubuhnya yang masih lumayan dengan kulitnya yang putih, sering membuatku seperti kehilangan akal sehat.

    Pernah suatu hari selesai Ibu mertua mandi, telepon berdering. Lalu dia pun keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan sehelai handuk yang dililitkan ke tubuhnya. Aku yang sedang berolahraga angkat beban di luar, juga bermaksud mengangkatnya. Sesampainya aku di dekat telepon, ternyata kulihat Ibu mertuaku sudah mengangkatnya. Saat itulah aku melihat pemandangan yang menggiurkan. Dari belakang kulihat bentuk pangkal pahanya sampai ke bawah kakinya yang begitu bersih tanpa ada bekas goresan sedikitpun. Aku tertegun dan menelan ludah, terangsang melihat kaki Ibu mertuaku. Dalam hati berpikir “Kok, sudah tua begini masih mulus aja ya..?”

    Aku terhentak dari lamunanku begitu Ibu mertuaku menaruh gagang telepon. Lalu aku bergegas kembali ke luar, meneruskan olahragaku yang tertunda. Beberapa menit setelahnya aku hentikan olahragaku, masuk ke kamar, ambil handuk dan mandi. Saat aku hendak ke kamar mandi, kembali aku melihat pemandangan yang menggairahkan. Melalui celah pintu kamarnya yang tak tertutup, kuintip ke dalam, kulihat bagian belakang Ibu mertuaku yang bugil karena handuknya sudah dilepas dari tubuhnya. Serta merta Kontol ku mulai bangkit, dan gairahku memuncak. Segera kutenangkan pikiranku yang mulai kotor karena pemandangan itu.

    Selesai mandi aku membuat kopi dan langsung duduk di depan TV nonton acara yang lumayan untuk ditonton. Tidak lama Ibu mertuaku menyusul ikutan nonton sambil mengobrol denganku.

    “Bagaimana kerjaanmu, baik-baik saja?” tanya Ibu mertuaku.

    “Baik, Bu. Lho Ibu sendiri gimana?” tanyaku kembali. Kami mengobrol sampai istriku datang dan ikut bergabung mengobrol dengan kami berdua.
    Besok malamnya, sekitar jam 11.30 malam aku keluar kamar untuk minum. Kulihat TV di ruang keluarga masih menyala. Saat itu terlihat Ibu mertuaku ternyata sudah tertidur di depan TV. Ketika aku hendak mematikan televisi, tidak sengaja aku melihat ke arah rok Ibu mertuaku. Rok Ibu mertuaku tersibak sampai celana dalamnya kelihatan sedikit. Kulihat kakinya masih begitu mulus, iseng kuintip roknya dan terlihatlah gumpalan daging kemaluan yang ditutupi celana dalamnya. Ingin sekali rasanya kupegang dan kuremas gumpalan daging memek Ibu mertuaku itu, tetapi buru-buru aku ke dapur ambil minum lalu membawa ke kamar. Sebelum masuk kamar sambil berjalan pelan kulirik Ibu mertuaku sekali lagi dan Kontol ku langsung ikut bereaksi pelan.

    Aku masuk kamar dan coba mengusir pikiranku yang mulai kerasukan ini. Esoknya aku telat bangun, dan kulihat istriku sudah tidak ada. Langsung aku bergegas ke kamar mandi. Selesai mandi sambil mengeringkan rambut yang basah, aku berjalan pelan dan tanpa sengaja kulihat Ibu mertuaku berganti baju di kamarnya tanpa menutup pintu kamar. Aku kembali tertegun dan terangsang menatap keseluruhan bentuk tubuh Ibu mertuaku. Cuma sebentar aku masuk kamar, berganti pakaian kerja dan segera berangkat.

    Hari ini aku pulang cepat, di kantorpun tidak ada lagi kerjaan yang aku harus kerjakan. Saat pulang aku tidak melihat Ibu mertuaku, tampaknya dia berada di kamarnya karena pintunya tertutup. Sampai di rumah aku langsung berganti pakaian dengan kaus olahraga, dan mulai melakukan olahraga rutin yang biasa aku lakukan tiap pulang kerja. Sedang asyik-asyiknya aku melatih otot-otot dada dan lenganku, tiba-tiba kudengar suara teriakan. Itu adalah suara teriakan Ibu mertuaku. Kusudahi latihanku, dan aku segera bergegas menuju suara teriakan yang berasal dari kamar Ibu mertuaku. Langsung tanpa pikir panjang kubuka pintu kamar. Kulihat Ibu mertuaku berdiri di atas kasur sambil teriak

    “Awas tikusnya keluar..!” tandas Ibu mertuaku.
    “Tikus? Ada tikus di sini Bu?” tanyaku menegaskan.
    “Iya…ada tikus, tolong carikan!” katanya panik.

    Aku pun mulai mencari tikus itu.

    “Lho.. kok pintunya di buka terus? Nanti tikusnya susah ditangkap!” tandas Ibu mertuaku.

    Sambil kututup pintu kamar, kubilang “Mana.. mana tikusnya..?”

    “Coba kamu lihat di bawah kasur atau di sudut sana..” kata Ibu mertuaku sambil menunjuk meja riasnya. Kuangkat seprei kasur dekat meja rias. Memang ada seekor tikus kecil di situ yang tiba-tiba mencuit dan melompat ke arahku. Aku kaget dan spontan lompat ke atas kasur.

    Ibu mertuaku tertawa kecil melihat tingkahku dan mengatakan “Kamu takut juga ya?” Sambil menggerutu pelan kembali kucari tikus kecil itu, sesekali mataku nakal melirik ke arah kaki Ibu mertuaku yang roknya terangkat itu.

    Saat sedang mencari tikus itu, tiba-tiba Ibu mertuaku kembali teriak dan melompat ke arahku, ternyata tikusnya ada di atas kasur. Ibu mertuaku mendekapku dari belakang, entah disengaja atau tidak, namun kurasakan payudara nya menempel di punggungku, terasa hangat dan kenyal-kenyal. Kuambil kertas dan kutangkap tikus yang sudah mulai kecapaian itu terus kubuang keluar.

    “Udah dibuang keluar belum?” jelas Ibu mertuaku.

    “Udah, Bu.” Jawabku dari luar kamar.

    “Kamu periksa lagi, mungkin masih ada yang lain… soalnya Ibu dengar suara tikusnya ada dua” tegas Ibu mertuaku.

    “Walah, tikus maen pake ajak temen segala!” gumamku.

    Aku kembali masuk ke kamar dan mengendus-endus di mana temennya itu tikus seperti yang dibilang Ibu mertuaku. Ibu mertuaku duduk di atas kasur sedangkan aku sibuk mencari. Begitu aku mencari di bawah kasur sepertinya tanganku ada yang meraba-raba di atas kasur. Aku kaget dan kusentakkan tanganku, ternyata tangan Ibu mertuaku yang merabanya. Aku pikir temennya tikus tadi. Ibu mertuaku tersenyum penuh misteri dan kembali meraba tanganku. Aku memandang aneh kejadian itu, tetapi kubiarkan dia merabanya terus.

    “Gak ada tikus lagi, Bu..!” kataku setelah berkali-kali mencari. Tidak ada sahutan. Lalu tanpa berkata apa pun Ibu mertuaku beranjak dari kasur dan langsung memelukku. Aku kaget dan mulai panas dingin. Dalam hati aku berkata “Kenapa nih orang?”

    Rambutku dibelai, diusap seperti usapan seorang ibu pada anaknya. Dipeluknya aku erat-erat seperti takut kehilangan.

    “Ibu kenapa?” tanyaku.

    “Ah.. nggak! Ibu cuma mau membelai kamu” jawabnya sambil tersenyum genit.

    “Udah ya.. Bu, belai-belainya..!” kataku.

    “Kenapa, kamu nggak suka dibelai sama Ibu” rajuk Ibu mertuaku.

    “Bukan nggak suka, Bu. Cumakan…” alasanku lagi.

    “Cuma apa… ayo.. cuma apa..!?” potong Ibu mertuaku. Aku diam saja, dalam hati biar sajalah tidak ada ruginya kok dibelai sama dia. Siapa juga lelaki yang tidak mau diraba dan diusap-usap sama wanita seksi seperti dia?

    Sambil membelaiku, kulihat pancaran birahi tersiar dari matanya. Aku merasa maklum, dengan kaos olahraga tipis yang melekat di tubuhku, tampilan otot-otot kekar di baliknya pasti terlihat dengan jelas. Hal itu ditopang dengan keringatku yang membekas di kaos itu. Pasti terlihat sangat menggairahkan bagi wanita mana saja yang melihatnya. Kuperhatikan Ibu mertuaku masih terus membelaiku. Belaiannya lalu berpindah, dari rambut terus turun ke leher sambil diciumnya perlahan. Aku merinding menahan geli, sementara tangan halusnya bergerilya menyusuri tubuhku. Kaos olahragaku diangkat dan dibukanya, bukit dadaku diusap dengan sesekali digigiti. Pentil dadaku dipegang, diusap dan dicium. Kudengar nafas Ibu mertuaku semakin tidak beraturan. Dituntunnya aku ke atas ranjang, mulailah pikiranku melanglang buana. Dalam hati aku berpikir “Jangan-jangan Ibu mertuaku lagi kesepian dan minta disayang-sayang ama laki-laki”.

    Aku bersikap pasif, tidak membalas tindakan mesra Ibu mertuaku itu. Aku berbaring di atas ranjang dengan posisi terlentang. Ibu mertuaku masih terus mengusap-usap dadaku yang lalu turun ke bagian perutku. Dicium, dijilati, dan terus dielusnya dada dan perutku. Aku menggelinjang geli dan berkata pelan berkata “Bu, sudah ya…”

    Dia diam saja, sementara tangan kanannya mulai masuk ke dalam celanaku. Aku mengeluh pelan. Kurasakan tangan kanannya meraba-raba dan sedikit meremas-remas Kontol ku dari luar celana dalamku. Merasakan hal itu, Kontol ku pun mulai mengeras dan membesar. Sambil terus meremas dan meraba Kontol ku yang sudah tegang, tangan kirinya berusaha untuk menurunkan celana pendekku. Aku pun beringsut membantunya untuk menurunkan celana pendekku. Tidak lama celanaku sudah lepas berikut celana dalamku.

    Kontol ku pun sudah berdiri kencang, terus memanjang dan membesar seiring dengan rabaan dan remasan tangan Ibu mertuaku di batangnya.

    “Besar sekali burungmu, Do, panjang pula…!” puji Ibu mertuaku sambil menoleh kepadaku dan tersenyum mesum. Mulut Ibu mertuaku pun mulai beraksi di Kontol ku. Kepala Kontol ku diciumnya, sambil tangan kirinya memijit bijiku. Aku mengeluh, mengerang, dan mendesis nikmat, merasakan gerakan erotis yang dibuat Ibu mertuaku.

    “Ah, ah.. hhmmh… teruss..” itu saja yang keluar dari mulutku. Ibu mertuaku terus melanjutkan permainan birahinya dengan mengulum Kontol ku. Aku benar-benar terbuai dengan kelembutan yang diberikan Ibu mertuaku kepadaku. Kupegang kepala Ibu mertuaku yang bergerak naik turun. Bibirnya benar-benar lembut, gerakan kulumannya begitu pelan dan teratur. Aku merasa seperti disayang, dicintai dengan gerakan mesra Ibu mertuaku.

    Setelah dikulum sekitar 15 menit lebih, aku mulai tidak tahan. “Ah, Bu.. aku nggak tahan lagi Bu..” erang nikmatku.

    “Hhmm.. mmh, heh..” suara Ibu mertuaku menjawabku. Gerakan kepala Ibu mertuaku masih pelan dan teratur. Aku semakin menggelinjang dibuatnya. Tubuhku menekuk, meliuk dan bergetar-getar menahan gejolak yang tak tahan kurasakan. Tak lama tubuhku mengejang keras. Kurasakan nikmat yang luar biasa, seiring dengan menyemburnya spermaku ke mulut Ibu mertuaku.

    “Aggghhh…oohhh…akkuuu keeluuaarrr…Buu…”
    “Crroootttt… cccrrrroootttt… ccrrrooottttt…”

    Kulihat Ibu mertuaku masih bergerak pelan, bibirnya masih menelan kepala kontol ku dengan kedua tangannya yang berlepotan sperma, memegang batang Kontol ku. Dia melihatku dengan tatapan sayunya dan kemudian kembali menciumi Kontol ku, geli yang kurasakan sampai ke ubun-ubun kepala.

    “Banyak banget kamu keluarnya, Do..!” tandas Ibu mertuaku sambil menatap mataku.

    Aku terdiam lemas sambil melihat Ibu mertuaku datang menghampiriku dan memelukku dengan mesra. Aku balas pelukannya dan kucium dahinya. Kubantu dia membersihkan mulutnya yang masih penuh spremaku dengan menggunakan kaos olahragaku tadi. Aku duduk di ranjang, telanjang bulat dan berkeringat, menghirup minuman yang entah kapan sudah tersedia di meja riasnya. Sedang Ibu mertuaku, tiduran dekat dengan Kontol ku.

    “Kenapa jadi begini, Bu..?” tanyaku sambil tersenyum.

    “Ibu cuma pengen aja kok..” balas Ibu mertuaku genit. Diusap-usapnya dengan mesra batang Kontol ku, sambil tersenyum khas wanita nakal.

    Aku belai rambutnya dan kuelus-elus pahanya sambil berkata “Ibu mau juga?” godaku sambil tersenyum. Dia menggangguk pelan, kusudahi minumku dan lalu kucium bibir Ibu mertuaku.
    Dia balas ciumanku dengan mesra, aku melihat tipe Ibu mertuaku bukanlah tipe wanita yang haus akan seks, melainkan dia haus akan kasih sayang. Berhubungan intim pun sepertinya senang yang pelan-pelan bukannya seperti seekor serigala di musim kawin. Aku ikut pola permainan Ibu mertuaku, pelan-pelan kucium dia mulai dari bibirnya terus ke bagian leher dan belakang kupingnya, dari situ aku ciumi terus ke arah dadanya. Kubantu dia membukakan pakaiannya, kulepas semua pakaiannya. Kali ini aku benar-benar melihat semuanya. Kulitnya masih mulus, tak seperti kulit wanita seumurannya. Payudaranya masih kencang dan kenyal, perutnya rata dan singset, pinggang dan pinggulnya tampak montok, paha, betis dan kakinya kencang karena sering aerobik dan jogging dengan teman-teman arisannya.

    Kuraba dan kuusap semua tubuhnya dari pangkal paha sampai ke toket nya. Aku kembali ciumi dia dengan pelan dan beraturan. Kunikmati dengan pelan seluruh bentuk tubuhnya dengan mencium, menjilat, dan membelai setiap senti bagian tubuhnya. Payudaranya kupegang, kuremas pelan dan lembut, kucium dan kugigiti putingnya. Kudengar desahan nikmat dan nafasnya yang tidak beraturan. Puas beraksi di dada aku terus menyusuri bagian perutnya, kujilati perutnya yang indah itu, serta memainkan ujung lidahku di atasnya dengan putaran lembut yang membuat dia sedikit berkejang-kejang. Tangannya terus meremas dan menjambak rambutku, sementara lidahku melata pelan ke arah memeknya.

    Sampai akhirnya bibirku mencium daerah berbulu miliknya, tercium aroma memeknya yang harum lalu kujilati bibir memeknya. “Oucchh.. terus sayang, kamu lembut sekali.. tee.. teruss..” kudengar suara erotisnya pelan.
    Kumainkan ujung lidahku menyusuri dinding memeknya, kadang masuk kadang menjilat membuat dia seperti berada di awang-awang. Kujilati klitorisnya dan semua yang ada di daerah kemaluannya. Kusedoti cairan yang membanjir dari memeknya. Kulakukan ini terus menerus, dan kudengar desahan erotiknya yang semakin keras. Beberapa menit kemudian, ketika dia mulai di ambang orgasmenya tiba-tiba dengan tak sabar ditariknya kepalaku dan dia kembali melumat bibirku dengan panas. Dia membalikkan tubuhku dan mulai bergerak merayap ke atas tubuhku. Dipegangnya kembali Kontol ku yang sudah kembali siap menyerang. Lalu diarahkannya Kontol ku yang sudah siap tempur itu ke lobang memeknya…

    Setelah beberapa kali dicoba, ”Blesshhh…” masuk sudah seluruh batang Kontol kuku tertelan memek ibu mertuaku. Diangkat dan digoyang pantatnya. Dia memutar-mutar pinggulnya, berusaha untuk mendapatkan kenikmatan dari batangku seperti yang dia mau.

    “Ah.. uh, nikmat banget ya..!” kata Ibu mertuaku. Dengan gerakan seperti itu tak lepas kuremas payudaranya dengan mesra.

    “Aahhh…uuhh…bessarr…banggett…punnyaa…muuhh…Do ohh!” gerakan naik turunnya makin cepat.

    “Ohh…nikmaattt…ahhh…uhhh…dahsyaaatt…” desah Ibu mertuaku terus naik turun menikmati pompaan Kontol ku. Dicakarnya dengan gemas otot-otot kekar di dada dan di perutku….
    “Ohhh…aahhh…miiliikk…Ibu…juggaa…ennakk” erangku penuh nikmat sambil tak lepas kuremas-remas payudaranya.
    “Sempiitt…ohhhh…terusshh…jepiitt buruuunggkuu…ohhh…Buuhhh…” erangku berlanjut merasakan hisapan memeknya pada Kontol ku. Memek Ibu mertuaku memang masih nikmat kurasakan. Walau sudah berumur, rasanya tidak kalah dengan memek para perempuan lain yang pernah kutiduri sebelumnya. Tampaknya Ibu mertuaku sangat pintar menjaga kemaluannya itu.

    Setelah cukup lama naik-turun keluar-masuk, Ibu mertuaku mulai menunjukkan tanda-tanda.

    “Aduh, Ibu nggak tahan lagi sayang…” kata Ibu mertuaku. Aku mencoba membantunya mendapatkan kepuasan yang mungkin belum pernah dia alami sebelumnya. Gerakannya semakin cepat dari sebelumnya, dan tak lama dia berhenti sambil menarik tanganku agar aku bangkit. Diarahkannya wajahku ke arah payudaranya sambil berujar;
    “Ayyooo Ddoohhh… hisap dan susui toketku…” Kupenuhi permintaannya dengan senang hati. Kuhisap, kujilat dan kugigit gemas payudaranya yang bagus itu. Ibu mertuaku mengerang-erang merasakan nikmatnya perbuatanku itu….

    “Aaaahhh… aahhh… aaahhh… pintaarrsss kamuuhhh Sayanngghhh…”

    Kurangkul tubuhnya lembut dan terus

    menggoyangkan batang Kontol ku yang masih di dalam dengan keras dan bertenaga. Hingga akhirnya…

    “Ahh.. ah.. ahhss..” desah nikmat Ibu mertuaku. Keluarlah cairan kewanitaannya membasahi Kontol ku yang masih terbenam di liang memeknya.

    “Ahhss…ohhhh…nikmaattnya burungmu…Ddoohh!” desahnya lagi sambil tubuhnya yang mengkilat karena keringatnya itu berkejat-kejat, menerima gelombang kenikmatan yang datang menderanya. Kami sama ambruk ke ranjang. Kupeluk dia sambil kuciumi bibirnya dan kuelus-elus punggung mulusnya. Dia terdiam dalam dekapanku. Kubiarkan dia menikmati sisa-sisa orgasmenya.
    Setelah kurasa dia sudah cukup beristirahat, kugoda dia lagi

    “Enak ya.. Bu… Mau lagi..?” Dia menoleh dan tersenyum sambil telunjuknya mencoel ujung hidungku.

    “Kenapa? Kamu juga mau lagi?” canda Ibu mertuaku.

    Tanpa banyak cerita kumulai lagi gerakan-gerakan panas, kuangkat Ibu mertuaku dan aku menidurkannya sambil mencium bibirnya kembali. Untuk sesaat kami saling berciuman dengan panas, saling tukar lidah dan ludah. Tangan-tanganku dan Ibu mertuaku bergerak nakal, tetapi tetap dengan gerakan yang lembut menggerayangi tubuh pasangannya. Kami juga tak lepas berciuman dalam posisi ini. Kemudian kembali kumasukkan Kontol ku ke memeknya. Hanya sebentar aku bermain dalam posisi itu, lalu kutuntun dia untuk bermain di posisi yang lain.
    Kuajak dia berdiri di samping ranjangnya. Awalnya dia bingung dengan posisi baru ini. Tetapi untuk menutupi kebingungannya kuciumi tengkuk lehernya dan kujilati kupingnya. Kuputar tubuhnya untuk membelakangiku, kurangkul dia dari belakang. Tangan kanannya memegang batang Kontol ku sambil mengocoknya pelan, sementara kedua tanganku memainkan payudaranya. Kemudian kuangkat kaki kanannya dan kupegangi kakinya. Sepertinya dia mulai mengerti bagaimana aku akan bermain. Tangan kanannya menuntun Kontol ku ke arah memeknya, pelan dan pasti kumasukkan batang Kontol ku dan masuk dengan lembut… ”Bleeeppp…” Ibu mertuaku melenguh dan mendesah nikmat, kutarik dan kudorong pelan Kontol ku, sambil mengikuti gerakan pantat yang diputar-putar Ibu mertuaku.
    Luar biasa nikmat kurasakan pengaruhnya pada Kontol ku. Kutambah kecepatan gerakanku pelan-pelan, masuk-keluar, masuk-keluar, semakin lama semakin cepat. Kupegang erat-erat kaki kanannya agar tidak jatuh, kudekap Ibu mertuaku dengan tangan kiriku, sambil kumainkan payudara kirinya. Sesekali kuciumi tengkuk lehernya.

    “Ah.. ah.. Dod.. Dodo, kammuu..!” desahan erotis Ibu mertuaku mulai keras terdengar.

    Cukup lama kupompa memeknya, kurasakan tubuh Ibu mertuaku bergetar.

    “Ibu mau keluar lagi.. Do…” jeritnya. Mendengar kata-katanya, semakin kutambah kecepatan sodokan batangku dan…

    “Acchh…aaahhh…ooochhh” keluarlah cairan ejakulasi dari memek Ibu mertuaku, turun membasahi tangan dan pahaku. Ibu mertuaku berteriak-teriak erotis dalam pelukanku. Tubuhnya berkejat-kejat liar, bergetar lemas dan langsung jatuh ke kasur.
    Sesampainya di kasur kubalik tubuhnya dan kucium balik bibirnya. Kembali kumasukkan Kontol ku ke memeknya. Dia balas memelukku dan menjepit pinggang rampingku dengan kedua kakinya. Kuayun pantatku naik turun tambah cepat membuat Ibu mertuaku semakin meringkih kegelian.

    “Ayo Do, kamu lama banget sih.. Ibu geli banget nih..” kata Ibu mertuaku.

    “Dikit lagi, Bu..!” sahutku. Ibu mertuaku membantuku keluar dengan menambah gerakan erotisnya. Pantatnya berputar-putar mengimbangi pompaanku. Bermenit-menit kukocok kemaluannya, aku mulai merasakan tanda-tanda. Kurasakan kenikmatan itu datang tak lama lagi. Tubuhku bergetar dan menegang, sementara Ibu mertuaku memutar-mutar pantatnya dengan cepat. Akhirnya…

    “Crrootttt… cccrrrrooottttt… ccrrroootttttt….”

    Kuhamburkan seluruh spermaku dalam-dalam ke memeknya. Ada sekitar 7 kali semburan pejuhku ke dalam memeknya.

    “Ahhcckk.. ahhk.. aduhh.. nikmatnya” kataku. Ibu mertuaku meresponnya dengan memelukku dengan erat.

    “Waduh banyak juga kayaknya kamu keluarkan pejuhmu untuk Ibu…” kata Ibu mertuaku sambil tersenyum.

    Kucabut Kontol ku yang sudah kembali ciut ukurannya dari jepitan memeknya, lalu berbaring di sampingnya. Aku terkulai lemas di sisi ibu mertuaku. Kemudian Ibu mertuaku mendekatiku dan merebahkan kepalanya di dadaku. Tangan halusnya membelai-belai perut sixpackku lalu bergerak turun untuk meremasi batang Kontol ku. Dia mainkan sisa cairan di ujung batangku. Aku sedikit kegelian begitu tangan Ibu mertuaku mengusap-usap kepala Kontol ku yang sudah kembali menciut.Sesaat kami saling bercanda sambil berciuman mesra. Setelah puas, kucium bibir Ibu mertuaku lembut, kemudian pamit keluar kamar untuk mandi. Tak lama ibu mertuaku ikut menyusulku mandi.

    Begitu istriku pulang, kami bersikap seolah-olah tak ada yang terjadi. Kami bertiga asyik mengobrol dan bercanda-canda. Namun saat kami berpandangan, dapat kulihat sorot matanya menatapku yang seakan-akan ingin mengulanginya kembali bersamaku.
    Semenjak hari itu aku sering mengingat kejadian itu. Bayangan Ibu mertuaku yang mendesah-desah nikmat merasakan pompaan Kontol ku ini sering menghiasi mimpi-mimpiku. Saat aku sedang menyetubuhi istrikupun, tetap saja ingatanku melayang ke situ. Kadang kalau aku tak sengaja menatap cermin meja rias istriku, terbayang peristiwa nikmat di hari yang indah itu. Bayangan aku dan Ibu mertuaku yang sedang asyik bergelut menimba gairah birahi.

    Kami saling mencabik, bergelut liar, dan mengerang-erang penuh kenikmatan. Kalau sudah begitu, Kontol ku akan bangun-tegak membesar memanjang-menuntut untuk dipuaskan kesenangan biologisnya. Akhirnya terpaksalah aku beronani untuk meredam kehausan seksual burung kesayanganku ini.
    Sudah empat hari ini Ibu mertuaku pergi dengan teman-temannya dalam acara koperasi Ibu-Ibu di daerah itu. Otomatis aku hanya bisa bertemu dengannya malam saja. Hingga sampai suatu hari. Saat itu Kamis jam 05.00 sore aku sudah ada di rumah, kulihat rumah sepi seperti biasanya.

    Sesampainya di rumah aku bergegas untuk mandi, karena aku sudah mampir dulu di sebuah gym tadi. Sebelum masuk ke kamar tidurku kulihat di kamar mandi ada orang yang mandi. Aku bertanya “Siapa di dalam?”

    “Ibu! Kamu sudah pulang Do..” balas Ibu mertuaku.

    “O, iya. Kapan sampainya Bu?” tanyaku lagi sambil masuk kamar.
    “Baru setengah jam sampai!” jawab Ibu mertuaku.
    Kuganti pakaianku dengan pakaian rumah, celana pendek dan kaos oblong. Aku berjalan ke dapur hendak mengambil handukku untuk mandi. Begitu handuk sudah kuambil aku bermaksud kembali lagi ke kamar, mau ambil pakaian kotor sekaligus ingin mengecek HPku sebelum mandi. Saat lewat kamar mandi, kulihat Ibu mertuaku keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk yang dililitkan ke tubuhnya. Aku menunduk mencoba untuk tidak melihatnya, tetapi dia tampak sengaja menubrukku.

    “Kamu mau mandi ya?” tanya Ibu mertuaku kepadaku.

    “Iya, emang kenapa Bu”? tanyaku. Mataku langsung saja tertumbuk pada payudaranya yang putih dan montok itu. Ingin rasanya kujilati dan kususui sepuasnya sampai dia keluar… aku menelan ludahku membayangkan itu.
    Dia langsung peluk aku dan cium pipi kananku, sambil berbisik dia berkata genit “Mau Ibu mandiin nggak?!”

    “Eh, Ibu. Emang bayi pake dimandiin segala” candaku.

    “Ayo sini.. biar bersih mandinya..” jawab Ibu mertuaku sambil mengerling nakal dan menarikku masuk ke kamar mandi.

    Sampai di kamar mandi aku taruh handukku sedangkan Ibu mertuaku membantu melepaskan kausku. Sekarang aku telanjang bulat, dan langsung mengguyur tubuhku dengan air. Ibu mertuaku melepaskan handuknya dan kitapun telanjang bulat bersama. Matanya bersinar-sinar memandangi tubuh telanjangku, seakan-akan dia ingin menelan habis diriku.

    Melihat tubuhnya yang telanjang, aku spontan menelan ludahku. Kontol ku mulai naik pelan-pelan melihat suasana merangsang seperti itu. “Eh, belum diapa-apain sudah berdiri?” kata Ibu mertua menggodaku dengan mencubit pelan batang Kontol ku. Aku mengisut malu-malu diperlakukan seperti itu. Kuambil sabun dan kugosok tubuhku dengan sabun mandi.
    Kita bercerita-cerita tentang hal-hal yang kita lakukan beberapa hari ini. Si Ibu bercerita tentang teman-temannya, sedangkan aku bercerita tentang pekerjaan, aktivitas olahraga, dan lingkungan kantorku. Ibu mertuaku terus menyabuni aku dengan lembut, sepertinya dia ingin membuat pengalaman mandiku kali ini istimewa.

    Sambil terus bercerita, Ibu mertuaku tetap menyabuniku sampai ke pelosok-pelosok tubuhku. Kadang sambil menyabuni, tangannya nakal bergerilya di tubuhku. Dicakarinya bukit dadaku. Kontol ku yang sudah tegang, dipegangnya dan disabuninya dengan lembut.
    Selesai disabun aku guyur kembali tubuhku dan sesudah itu mengeringkannya dengan handuk. Begitu mau pakai celana, Ibu mertuaku melarang dengan menggelengkan kepalanya sambil tersenyum nakal. Kami lilitkan handuk di tubuh masing-masing. Setelah itu ditariknya diriku ke kamarnya.

    Sesampainya di sana, didorongnya dadaku ke atas kasurnya. Dia sendiri langsung mengunci pintu kamarnya. Aku tersenyum melihatnya seperti itu. Dia dekati aku, lalu dia lepaskan handuk di tubuhku dan tubuhnya. Kontol ku memang sudah hampir total berdiri. Dia langsung bergerak ke arah Kontol ku dan mulai mengulum Kontol ku. Pelan tapi pasti kurasakan batang Kontol ku yang sudah berdiri, tambah mengeras, memanjang, dan membesar seiring kulumannya di Kontol ku. Gairahku pun turut memuncak. Kupegangi kepalanya yang naik turun sambil mendesah-desah nikmat. Mataku merem melek merasakan kulumannya itu.
    Cuma sebentar dia ciumi Kontol ku, sekitar 10 menitan, langsung dia menaikiku kembali. Dia arahkan Kontol ku ke memeknya. ”Sleeppp…slleepp…sslleepp…” tiga kali tusukan, masuk sudah seluruh Kontol ku terbenam dalam memeknya. Dalam hati aku berpikir kalau Ibu mertuaku memang sudah rindu sekali ingin melakukannya lagi denganku. Dia angkat dan dia turunkan pantatnya dengan gerakan yang stabil. Aku pegang dan remas-remas payudaranya membuat dia seperti terbang ke awang-awang kenikmatan.
    Tak lama kuubah posisi bercintaku. Aku bangkit, kudekap dia sambil terus memompa Kontol ku dalam-dalam ke memeknya, bibir dan tanganku bermain-main di payudaranya. Desahan nikmatnya tambah keras dan goyangan pantatnya tambah liar merasakan rambahan mulut dan tanganku di payudaranya. Dan efeknya, putaran pantatnya membuatku seperti gila, matanya merem melek keenakan, dan aku jadi tambah bersemangat untuk menyodok memeknya.
    Menit-menit berlalu, gerakannya semakin cepat dan dia bersuara pelan “Oh… oh… ahcch…” tibalah dia ke puncak kenikmatannya. Dan tak lama kemudian tubuhnya menegang kencang dan dia jatuhkan diri ke pelukanku yang sudah kembali berbaring. Kupeluk dia erat-erat sambil mengatakan

    “Waduh.. enak banget ya?”

    “He-eh, enak” balasnya.

    “Emang ngeliat siapa di sana sampai begini?” godaku.

    “Ah, nggak ngeliat siapa-siapa, cuma kangen aja…” bisik mesranya ke telingaku. Kali ini aku kembali bergerak, kuciumi dia terlebih dahulu sambil kuremasi payudaranya. Kubuat dia mendesah geli dengan rabaan tanganku di punggung dan pinggulnya, dan kubangkitkan gairahnya kembali.

    Kutidurkan dia, lalu kunikmati kembali sekujur tubuhnya senti demi senti, mulai dari payudara hingga ke pangkal pahanya. Sampai di daerah memeknya, kujilati dinding memeknya sambil memainkan lobang memeknya dengan tanganku. Kujilati klitorisnya, kusedoti cairan memeknya yang mulai membanjir, dan kutusukkan memeknya dengan jari-jariku.

    Ibu mertuaku mendesis-desis seperti kepedasan dan mengeluh nikmat karena gerakanku itu. Terkadang dia membuka dan merapatkan pahanya yang indah untuk mendekap wajahku, seakan-akan dia ingin agar kepalaku masuk ke lobang memeknya. Sekitar 10 menit kumainkan kemaluannya, Ibu mertuaku mulai tidak sabar.

    “Ayo ah.. kamu ngebuat Ibu gila nanti…” kata Ibu mertuaku.

    Aku beranjak bangun dan menindihnya sambil mengarahkan Kontol ku masuk ke dalam memeknya. Kugesek-gesekkan dahulu kepala Kontol ku di kelentitnya, lalu pelan mulai kumasukkan Kontol ku ke lobang memeknya.

    Sleppp…sleppp… Pelan-pelan aku goyangkan Kontol ku, kadang kutekan pelan dengan irama-irama lembut. Tak lama masuk sudah Kontol ku ke dalam dan Ibu mertuaku mendesis seperti ular cobra. Kugoyang pantatku, kunaikkan dan kutekan kembali Kontol ku masuk ke dalam memeknya.

    Aku terus bergerak monoton dengan ciuman-ciuman mesra ke arah bibir Ibu mertuaku. Sambil kuciumi mulutnya, kumainkan kembali payudaranya. Kuraba dan kuremas payudaranya dengan lembut. Sesekali kumainkan juga kelentitnya. Ibu mertuaku hanya mengeluarkan desahan-desahan nikmat dengan matanya yang merem melek.

    Kulihat dia begitu nikmat merasakan pompaan Kontol ku di dalam memeknya. Dia jepit pinggangku erat dengan kedua kakinya untuk membantuku menekan batang Kontol ku, yang sejak tadi masih aktif mengocok lobang memeknya. Kedua tangannya memainkan rambut dan puting dadaku, sementara aku asyik menjilati lehernya. Cukup lama kami bermain, gerakan Ibu mertuaku bertambah liar.

    “Aku nggak kuat, Do..” desah ibu mertuaku. Tak lama kemudiannya, tubuhnya mulai kejang-kejang. Rupanya dia sudah mendekati puncaknya.

    “Ahhh…ohhh…Dohh…aku keluarrrr…” erang nikmat Ibu mertuaku.

    Pelukannya mengetat, dijambaknya rambutku yang membasah karena keringatku dengan tangan kanannya, dan dicakarnya punggungku dengan tangan kirinya. Dibenamkan wajahnya di dada bidangku. Digigitinya putingku, dan dihisapnya lembut. Lalu kurasakan batangku tersiram cairan memeknya yang meleleh karena orgasmenya yang kedua. Aku hentikan pompaanku di memeknya, kuberikan kesempatan dia untuk istirahat sejenak setelah keluar tadi.

    Setelahnya kuminta dia berganti posisi. Kali ini aku memintanya untuk menungging. Aku ingin menggaulinya dengan gaya doggie style. Ibu mertuaku tersenyum mendengar permintaanku.

    “Ohh…Puasin Ibu Doh…!”

    “Iya buh!” jawabku parau. Begitu dia menungging, kusaksikan pemandangan yang luar biasa dari posisi ini. Pantat Ibu mertuaku yang begitu bulat dan montok, begitu terawat berkat ketekunannya berolahraga dan minum vitamin, lobang kemaluannya yang begitu menggoda, dengan rambut kemaluannya yang terpotong rapi. Glekk… kutelan ludahku melihat pemandangan indah itu.

    Kujilati sebentar daerah kemaluan dan lobang anusnya itu. Kujilat dan kusedot-sedot memeknya dari belakang. Kumainkan juga lobang anusnya dengan lidah dan jari-jari tanganku secara bergantian. Ibu mertuaku mendesah-desah nikmat merasakan kenakalan tangan dan mulutku itu.

    “Ayyyoohhh…Ddohhh…Cepetannn masukiiinnn burungmuhh ituhhh…” Ibu mertuaku memohon dengan nada memelas. Sebenarnya aku masih ingin bermain di daerah miliknya, tapi khawatir istriku akan pulang sebelum perbuatan mesum kami ini selesai. Kuposisikan Kontol ku ke arah memeknya. Kumasukkan perlahan demi perlahan Kontol ku ke dalam miliknya. Sleeppp…sleep…bleeppp…masuk sudah seluruh Kontol ku tertelan memeknya, dan mulai kupompa dia.

    Tak lama kurasakan memeknya mulai membasah, seiring dengan semakin cepatnya pompaan Kontol ku di memeknya. Desah dan rintih penuh kenikmatan mulai terdengar kembali dari mulut kami berdua, seiring dengan meningkatnya intensitas persetubuhan itu. Keringat deras mulai bercucuran di sekujur tubuhku, dan beberapa di antaranya berjatuhan di tubuh Ibu mertuaku, yang juga sudah licin oleh keringatnya sendiri.

    “Dohh…ohhh…ahhh….ennaakkk…terusss…” desah nikmat Ibu mertuaku merasakan pompaan Kontol ku yang semakin cepat dan liar di memeknya. Kuremas-remas payudaranya dari belakang. Kumainkan juga lobang anusnya dengan jari tengahku.

    “Ohhh…aahhh…asshh…beginihh…Buhhh…?” tanyaku sambil terus memompa, sesekali menghujam-hujamkan Kontol ku hingga melesak jauh ke dalam memeknya.

    “Oohh…ahhh…Iyaahhhh…kaya…gituuhhh…” balas Ibu mertuaku, penuh kenikmatan. Aku semakin menambah kecepatan gerakanku apalagi setelah Ibu mertuaku memintaku untuk keluar berbarengan, aku menggeliat menambah erotis gerakanku. Hampir sejam sudah kami bergelut, bermandi keringat, lalu…

    “Acchh.. sshh.. ahhh.. ohhh” desah Ibu mertuaku sambil menjepit erat-erat Kontol ku dalam memeknya. Keluar sudah cairannya membanjiri Kontol ku. Semenit kemudian ketika aku hampir keluar, kutekan dalam-dalam Kontol ku ke dalam memeknya. Dengan jeritan yang keras, kuhamburkan spermaku keluar dan masuk ke dalam memek Ibu mertuaku.

    “Crrroooottttt… ccrrrrooottttt…. Cccrrrrrooottttt….”

    “Ahhcckk.. ahhk.. aduhh.. oohh…nikmatnya” desahku. Aku benar-benar puas dibuat Ibu mertuaku, sepertinya spermaku benar-benar banyak keluar, membasahi lobang dan dinding memek Ibu mertuaku. Untuk sesaat kami masih mempertahankan posisi seperti ini, sambil merasakan sisa-sisa nikmatnya orgasme. Aku terus memegang erat pinggulnya erat-erat sambil sesekali menekan Kontol ku dalam-dalam, memastikan tak ada spermaku yang tersisa di kepala Kontol ku. Lalu kutarik Kontol ku dari dalam memeknya.

    Kuperhatikan spermaku dan cairan birahinya, meluap keluar dari lobang memeknya saat kutarik Kontol ku dari sana.

    “Mungkin nggak ketampung makanya tumpah” komenku dalam hati.

    Ibu mertuaku langsung berbalik posisi dan berbaring disusul aku kemudian. Dia langsung merebahkan kepalanya di dadaku sambil memeluk diriku mesra. Tangannya membelai-belai dadaku dan puting-putingnya. Sesaat kami masih saling bercanda, sambil berciuman mesra, dan meremas anggota seksual pasangannya. Sesudahnya aku beranjak bangkit, pamit ke kamar mandi lalu mandi lagi.Kubersihkan sekujur tubuhku dari sisa-sisa keringat dan sperma di Kontol ku. Ibu mertuaku pun menyusul mandi tak lama kemudian.

    Setelah peristiwa nikmat yang kedua di hari itu, hubunganku dengan Ibu mertuaku menjadi tambah mesra saja. ‘Kuhajar’ dia di mana saja, di kamar mandi, kamarnya, kamarku, dapur, dan di ruang tamu kalau suasananya mendukung. Kadang kalau lagi nafsu-nafsunya dia sering mengajakku bercinta secara kilat di mana saja dia mau. Sebenarnya aku berusaha menghindar untuk berkencan lagi dengannya, tetapi kita hanyalah manusia biasa yang terlalu mudah tergoda dengan hal itu.
    Aku selalu terangsang dengan kemolekan tubuh, kemampuan oral, dan jepitan memeknya. Sebaliknya dia tergila-gila dengan tubuh atletis, ukuran burung, dan keperkasaanku di atas ranjang. Hubungan mesum kami terus berlanjut selama enam bulan ke depan, hingga akhirnya dia memutuskan pindah dari rumahku. Ibu mertuaku pindah ke rumah anaknya yang sulung, aku tahu maksudnya. Tetapi istriku tidak menerimanya dan berperasangka negatif bahwa dia tidak mampu menjaga ibunya yang satu itu.

    Cerita Sex Mertua | Cerita Sex Selingkuh | Cerita Ngentot Mertua

  • Cerita Panas Sepupuku Lisa Yang Kena Entot

    Cerita Panas Sepupuku Lisa Yang Kena Entot


    1375 views

    Perawanku – Ini adalah kisahku sebenarnya. Dalam cerita ini aku buat nama-nama tokoh kisah ini dengan nama yang berbeda, karena aku takut orang yang bersangkutan dengan cerita ini mengetahui, makanya aku buat demikian. Kisah ini adalah pengalamanku sebenarnya yang terjadi sekitar bulan januari 1982 dimana namaku (tokoh) dan tempat kejadiannya kurubah.

    Jika ada di antara pembaca merasa terbawa dalam kisahku ini aku mohon maaf kepada saudara/i. Sebelumnya aku perkenalkan diriku dulu. Namaku Sultan, wajahku lumayan lah. Kata teman-temanku, aku tampan. Itu kata mereka, kalau menurutku, aku biasa-biasa saja. Aku anak dari seorang pejabat. Papaku bekerja di suatu kantor pemerintahan, waktu itu ayah menjabat sebagai wakil walikota.

    Awal kisah ini terjadi sekitar awal Januari, dimana waktu itu aku sedang sendiri di rumah, sedang nonton TV tiba-tiba aku di kejutkan oleh suara bel berbunyi.Kringg.. kring.. suara bel berbunyi itu membuat aku terkejut.Kemudian aku membuka pintu, aku melihat seorang gadis berdiri menggunakan baju kaos berwarna putih dan rok mini berwarna hijau sampai ke lutut, wajahnya cantik dan sedap dipandang mata.Aku bertanya, Cari siapa dik..?Dia balas dengan bertanya, Benarkah ini rumah paman Rizal..?Aku terkejut, karena nama yang dia sebutkan adalah nama papaku. Kemudian aku bertanya lagi.Adik ini siapa?Dia hanya tersenyum. Senyumannya manis sekali, lalu aku jawab, Benar, ini rumah paman Rizal, sambungku lagi.Dan sekali lagi dia tersenyum, manis sekali, membuat hatiku dag dig dug.Aku bertanya lagi, Adik ini siapa sih..?Sambil terseyum dia memperkenalkan dirinya, Namaku Lisa, kata-katanya terhenti, Aku datang kemari disuruh mama untuk menyampaikan sesuatu untuk paman Rizal.Oh iyah.. aku sampai lupa mempersilakan dia masuk ke rumah. Lalu kusuruh dia masuk.Silakan masuk, kataku.Aku persilakan dia masuk, Kan ngga enak bicara di depan pintu, apa lagi tamu.Setelah berbicara sebenter di depan pintu, dia masuk dan duduk di kursi ruang tamu. Setelah kupersilakan duduk, aku mulai bertanya lagi tentang dia, dan siapa dia bagaimana hubungannya dengan papaku.Kalau boleh tau, adik ini siapa yah..?Hihihi.. dia tertawa, aku jadi heran, tetapi dia malah tertawa.Kalau ngga salah, pasti abang ini bang.. Sultan yah? sambungnya.Aku terkejut, dari mana dia tahu namaku, lalu aku bertanya, Kog adik tau nama abang?Lalu dia tertawa lagi, Hihihi ..tau dong.Masa abang lupa sama aku? lanjutnya. Aku Lisa, bang. Aku anaknya tante Maria, celotehnya menjelaskan.Aku terkejut, ..ah.. jadi kamu anaknya tante Maria? tambahku.

    Aku jadi termangu. Aku baru ingat kalau tante Maria punya anak, namanya Lisa. Waktu itu aku masih SMP kelas 3 dan Lisa kelas 1 SMP. Kami dulu sering bermain di taman bersama. Waktu itu kami belum tahu tentang apa yang namanya cinta/sex dan kami tidak berjumpa lagi karena waktu itu aku pergi ke Australia sekitar 2 tahun. Sekembalinya dari Autralia aku tidak pernah ke rumahnya karena sibuk sekolah. Sudah kira-kira 3 tahun kami tidak berjumpa, sampai aku mahasiswa tingkat 2, aku tidak ingat namanya lagi, kini bertemu sudah besar dan cantik lagi.Lalu kubertanya kembali menghamburkan lamunanku sendiri, Bagaimana kabar mamamu? tanyaku.Baik jawabnya.Kamudian dia mengulangi maksud dan tujuannya. Katanya, papaku diminta mamanya untuk datang ke rumahnya untuk membicarakan sesuatu hal.Lalu aku balik bertanya dengan penasaran, Kira-kira yang akan dibicarakan apa sih..?Dia menjawab sambil tersenyum manis nan menggoda. Sambil tersenyum, aku memperhatikan dirinya penasaran.

    Tiba-tiba dia bicara, Ternyata abang ganteng deh, ternyata mama ngga salah bilang.Aku jadi salah tingkah dan wajahku memerah karena dipuji. Adik ini ada-ada saja pikirku. Kemudian aku sambut kata-katanya, Ternyata tante Maria punya anak cantik juga. dia hanya tersenyum saja.Paman Rizal kemana bang? dia bertanya membuka keheningan.Belum pulang kerja. jawabku.Hmmm gumamnya.Ya udah deh, titip pesen aja gitu tadi, ya bang! memastikan.Iya oke. jawabku pasti.Jangan lupa yah..! lebih memastikan.Iya.. aku tegaskan lagi.Oke deh.. kalau gitu Lisa pamit dulu yah.. ngga bisa lama-lama nih.. mama bilang jangan lama-lama. jelasnya. Pamit yah bang! tambahnya.Oke deh, mengiyakan. Hati-hati yah! sambungku seperti cowok-cowok lain pada cewek umumnya.Dia hanya tersenyum menjawabnya, Iya bang

    Nah, detik itu jugalah momen itu terjadi. Tidak tahu kenapa dia tiba-tiba menarik tanganku dan mencium pipiku. Bercampur rasa bingung dan asyik di hatiku.Waduh buat apa itu tadi? tanyaku bodoh. Dia hanya tersenyum.Abang ganteng deh, jelasnya sambil melepaskan pegangan tangannya.Nah, itu dia, karena menurutku aji mumpung perlu diterapkan, aku menangkap tangannya dan balik mencium pipinya. Dia menjadi kaget dan aku hanya tersenyum saja, memasang wajah innocent yang jauh dari sempurna. Balas dendam pikirku. Karena kepalang keasyikan dan sudah timbul nafsu. Aku memberanikan diri lagi untuk mencium bibirnya mengusik kediamannya karena kaget pada ciuman pertamaku tadi.

    Mumpung rumah sepi kesempatan nih.. pikirku dalam hati.Aku memberanikan diri untuk lebih lagi dengan meraba tonjolan yang ada di dadanya yang terbungkus bra dari luar.Dia mendesah, ..ahh..hem..Tonjolannya agak lumayan kalau tidak salah taksir, kira-kira 32b besarnya. Karena sudah sangat bernafsu, dan ego kelelakianku meningkat, hasrat itu pun timbul. Aku belai tubuhnya perlahan dan terus menaik sampai ke lehernya. Kubuka baju yang dia pakai hingga terlepas. Dan aku terus meraba bongkongnya yang lumayan juga besarnya kalau tidak salah taksir dapurnya kira-kira 61.Seperti penyanyi saja, gumamku dalam hati.

    Karena keadaan kurang memungkinkan, kugendong dia ke kamarku sambil kami berciuman terus. Kurebahkan dia di kasur dan kutindih dia. Kubuka perlahan-lahan kaos yang dia pakai dan BH-nya aku buka hingga polos. Terpampang di depanku sebuah pemandangan yang indah, sebuah gunung dua yang sangat indah dengan pucuknya berwarna merah ranum. Aku dengan rakusnya meremas dan mengulum kanan dan kiri. Tanganku dengan aktif terus menjalar ke rok yang dia pakai. Perlahan-lahan aku turunkan hingga terbuka semuanya. Aku melihat kodam (kolor,dalam) warna putih dengan berenda bunga. Kubuka perlahan-lahan dengan sabar, hati-hati dan lembut. Tiba-tiba dia menepis tanganku.Jangan bang..! Jangan bang..! dia memohon, tetapi aku yang sudah dirasuki setan tidak ambil pikir.Kemudian kucium bibirnya dan kuremas kembali gunungnya. Dia terangsang. Kucoba mengulang kembali, kutarik kodamnya (kolor,dalam) perlahan-lahan. Dia tidak menepis tanganku, terus kubuka dan kuterpana melihat pemandangan yang begitu indah yang tidak bisa dikatakan dengan kata-kata. Aku melihat sebuah kemaluan yang masih gundul yang hanya dikelilingi dengan rambut yang masih belum lebat.

    Kusibak hutan yang masih agak gundul. Ada cairan bening yang keluar dari dalam hutannya. Dia sudah terangsang. Kubuka bajuku tergesa-gesa. Pakaianku hanya tinggal kodam (kolor dalam) saja tetapi Ucokku (kejantananku) sudah mau lompat saja, ingin mencari sasaran. Sudah tidak tahan ucokku sehingga aku langsung meraba hutannya. Kusibak (buka) hutannya dan aku menciumnya. Kemudian kujilat semacam daging yang keluar dari kemaluannya. Kujilat terus kelentitnya hingga dia meyilangkan kakinya ke leherku.Ahh.. ohh.. yaa.. desahnya.Kumasukan jari tanganku satu dan kukorek-korek dalam hutanya. Dia semakin merapatkan kakinya ke leherku sehingga mukaku terbenam dalam hutannya. Aku tidak bisa bernafas. Aku terus hajar hutannya.

    Hauhh.. ahh.. yahh.. huhhh.. terdengar suara desahya.Aku terus hisap sehingga timbul suara yang entah dia dengar atau tidak. Kemudian perlahan-lahan kakinya agak melonggar sehingga aku bisa nafas dengan bebas kembali. Aku terus menghisap dalam hutannya. Setelah puas kubermain di hutanya, kuhisap lagi gunung kembarnya, kiri dan kanan.Bang.. aku udah ngga tahan nih.. mau keluar.. desahnya.Kupercepat lagi hisapanku, dia merintih.Ahh.. oohhh.. yahh.. serrrr.. dia lemas. Ternyata dia sudah klimaks.Kubuka kodamku dan kejantananku ini kukeluarkan. Taksiranku, kejantananku kira-kira 18 cm panjangnya kalau sudah tegang. Kubimbing kejantananku (ucok) ke arah hutannya. Kugesek-gesekan kejantananku pada liang kelaminnya, kusodok perlahan-lahan. Awalnya meleset, tidak masuk. Wah, ternyata dia masih perawan. Kucoba lagi perlahan-lahan, tidak juga bisa masuk. Kuberi air ludah ke batang kejantananku agar tambah licin. Kemudian kucoba lagi, hanya masuk ujung kepalanya saja, dia merintih.

    Aduh.. sakit bang.. sakit.. rintihnya.Aku berhenti sejenak, tidak melanjutkan sodokanku, kukulum lagi gunungnya, dadanya terangkat ke atas. Tidak lama dia terangsang lagi, lalu kucoba lagi untuk meyodok (seperti permainan bola billyard). Kusodok terus dengan hati-hati, aku tidak lupa memberi ludahku ke kejantananku. Karena hutannya becek akibat klimaks tadi jadi agak licin sehingga kepala kejantananku bisa masuk dia merintih.Aduh.. sakit bangTahan dikit yah.. adikku manis..`ngga sakit kok.. cuman sebentar aja sakitnya bisikku di daun telinganya.Dia diam saja. Kusodok lagi, akhirnya masuk juga kepala si ucok, terus kusodok agak keras biar masuk semua.Slupp.. blesss.. dan akhirnya masuk juga ucokku. Dia menggigit bibirnya menahan sakit. Karena kulihat dia menahan sakit aku berhenti menunggu dia tidak kesakitan lagi. Ucokku masih terbenam dalam hutannya, kulihat dia tidak menggigit bibirnya lagi. Kusodok lagi ucokku perlahan-lahan dan lembut, ternyata dia meresapinya dan kembali terangsang. Kusodok terus.

    Ahh.. auuohhh.. yahh.. terus bang.. pintanya karena dia teransang hebat sambil mengoyangkan pinggulnya ke kiri kanan. Rupanya dia sudah tidak kesakitan lagi. Semakin kuat kusodok.Auoohhh.. ahhh.. yahh.. uhhh.. terus bang! kakinya dililitkan ke leherku.Ahh.. yaa.. rintihnya lagi, terus kusodok agak keras.Selupp.. selup.. suara ucokku keluar masuk, aku juga merasakan ada denyutan dalam hutannya seperti menghisap (menarik) ucokku. Rasanya tidak bisa dikatakan dengan kata-kata.Yahh.. aouuhh yahh.. suaraku tanpa sadar karena nikmatnya.Bang.. enak bang. kusodok terus.Uohh.. ahhh.. yahh.. terusss bang! Yahh.. yahh.. ngga tahan nih bang.. dia terus berkicau keenakan, oohh.. yahh aouuhh.. yaa.. i coming.. yes.. terus dia berkicau.Entah apa katanya, aku tidak tahu karena aku juga merasakan sedotan dalam hutanya semakin kuat.

    Dia meremas kain penutup tilam sampai koyak. Aku terus meyodok dan terus tidak henti-henti.Aouhhh.. ahhh.. yahh.. yaa.. mau keluar nih bang.. dan, Slerrrr dia keluar, terasa di kepala ucokku. Dia klimaks yang kedua kalinya.Aku terus memacu terus mengejar klimaksku, Yahh.. aouuu.. yahh.. ada denyutan di kepala ucokku.Yahh.. ahhh.. aku keluar, kutarik ucokku keluar, kuarahkan ke perutnya.Air maniku sampai 3x menyemprot, banyak juga maniku yang keluar, lalu kukecup keningnya.Terima kasih.. aku ucapkan.Kulihat ada bercak darah di sprei tilam, ternyata darah perawanya. Lalu kuajak dia membersihkan diri di kamar mandi, dia mengangguk. Kami mandi bersama. Tiba-tiba ucokku bangkit lagi melihat bongkongnya yang padat dan kenyal itu. Kutarik bokongnya dan kutunggingkan. Kusodok dari belakang.Aduh.. gumamnya karena masih agak sempit dan masih terasa ngilu karena baru hilang keperawanannya.

    Dia terangsang kembali, kuremas gunung kembarnya, aku berdengus. Ahh.. aouhhh.. yaaa.Crottt.. croottt.. crottt.. kukeluarkan maniku dan kutumpahkan di bokongnya.Kami terus bermain sampai 3 kali. Aku teringat kalau sebentar lagi mama akan pulang, lalu kusuruh cepat-cepat si Lisa mandi dan mengenakan pakaiannya. Kami tersenyum puas.Terima kasih yah bang, aku tersenyum saja dan aku mencium bibirnya lagi serta membisikkan ke telinganya, Kapan-kapan kita main lagi yah!Dia hanya tersenyum dan, ..iya, jawabnya.Setelah berpakain dan merapihkan diri, kuantar dia ke depan rumah. Dan ciuman manis di bibir tidak lupa dia berikan kepadaku sebelum pergi. Aku hanya bisa melihat dia berjalan pergi dengan langkah yang agak tertatih karena merasakan nyeri di selangkangannya.Oh nikmatnya dunia hari ini. pikirku dalam hati sambil menutup pintu.

  • Kisah Sex Antara Bagus Dan Mbak Mirna Yang Montok – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Kisah Sex Antara Bagus Dan Mbak Mirna Yang Montok – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1540 views

    Perawanku – Namaku Bagus, 28 tahun, kisah ini terjadi 3 tahun lalu ketika aku memulai karir baru sebagai auditor di PTPN IV di kawasan perkebunan Teh di Jawa Barat.

    Aku tinggal seorang diri di rumah dinas mungil dan asri semi permanen di sekitar kebun. Untuk keperluan bersih2 rumah dan mencuci pakaian aku mempekerjakan seorang pembantu harian, mbak Mirna.

    Wanita ini berumur 44 tahun, hitam manis, tinggi skitar 160 dan tubuhnya sedikit gempal. Mbak Mirna asli Solo, dia menikah dan ikut suami yg bekerja di perkebunan ini. 5 tahun yg lalu suaminya wafat dan meninggalkan seorang balita perempuan berumur 5 tahun. Mbak Mirna mengontrak rumah kecil di desa sekitar perkebunan bersama ibu mertuanya yg sdh tua.

    5 bulan mbak Mirna melayani keperluanku dgn baik, meski agak pendiam dan memang kami jarang bertemu kecuali di akhir pekan. Gaji yg aku berikan sebenarnya diatas pasaran, ttp mungkin karena besarnya kebutuhan beliau sesekali meminjam uang dariku. Belakangan mbak Mirna meminjam uang lebih besar dari biasanya, setelah aku tanya dgn detail akhirnya dia mengakui telah terjebak rentenir akibat kebiasanya membeli togel dan arisan.

    Tidak mengerankan, hanya beberapa bulan berlalu mbak Mirna telah meminjam uangku lebih dari 2 jt, dan pada usahanya meminjam terakhir aku menolaknya dengan halus.

    Pagi itu dia sangat bingung dan panik, dengan meneteskan air mata beliau mencoba terus memohon utk memberinya pinjaman sekitar 1,5 jt utk menutupi tuntutan hutang dari bandar judi togel di desa.
    Aku kembali menolak dengan tegas, dan mbak Mirna terus terisak.

    Aku memperhatikan wanita paruh baya ini dgn seksama, wajahnya seperti kbanyakan wanita jawa pada umumnya,tdk cantik tp aku akui masih terlihat lebih muda dari umurnya. Dan sebenarnya selama ini juga aku sesekali melirik tubuh bawahnya yg msh kencang dan bahenol walau pikiran kotorku tdk melangkah lebih jauh.

    Semalam, aku dan beberapa temanku sempat iseng nonton film blue sambil makan sate kambing dari warung makan Pak Kirun di ujung desa dan minum beberapa botol anker bir.
    Pagi itu terasa akumulasinya. Kesadaranku belum begitu pulih.

    Aku mencoba menepis pikiran itu, bagaimanapun itu bukan diriku yang sebenarnya. Mbak Mirna juga jauh dari tipe wanita yg aku inginkan. Terlebih aku takut dengan akibat yg bisa saja terjadi. Bagaimana kalau dikemudian hari kenekatanku akan berbalik menjadi bencana utk diriku dan karir.

    Pikiranku masih silih berganti antara pertimbangan kotor dan waras. Mbak Mirna masih duduk bersimpuh di depanku sambil melelehkan air mata. Ruangan menjadi sunyi. Well, aku tidak mungkin tega menolak permohonanya, tapi setidaknya dia harus belajar utk berfikir panjang.
    “Jangan duduk di lantai mbak, dikursi aja, saya jadi gak enak” aku memulai bicara.
    “Nggih Den..”

    Dia bangkit untuk berdiri,bagian bawah pada daster lusuh itu sedikit tersingkap ketika dia berdiri, ada bagian yg tidak sengaja menyangkut pada tonjolan kepala peniti pada kancing terbawahnya,sebagian pahanya yang besar dan lututnya terkuak
    dihadapanku beberapa detik. Buru2 dia menariknya kebawah begitu tersadar. Pikiranku kembali kacau.

    “Hmm…bingung saya mbak..”Jawabku, kepalaku masih terasa pusing hasil minum2 semalam, aku menekan sisi kiri kepalaku.
    “Kenapa den, pusing?” Tanya mbak Mirna.
    “Iyah, semalem begadang sm temen2..” Jawabku.
    “Mbak ambilin aer putih sebentar..”Serunya sambil segera berlalu ke dapur.

    Sekelebat aku masih sempat melihatnya melangkah pelan, setan makin kuat mempermainkan pikiranku. Bongkahan pantat itu bergoyang2 dibalik daster, mungkin pakaian dalamnya sdh sempit, dan bayangan tentang pahanya yg td sempat terlihat itu makin menggangguku.

    “Makasih mbak” ujarku ketika menerima segelas air putih dan meminumnya perlahan.

    Mbak Mirna masih berdiri di depanku, menungguku selesai minum. Aku menyumpahinya dalam hati, melihat tubuhnya lebih dekat seperti itu pikiranku makin terpuruk.
    “Duduk aja mbak, santai aja, kita bicarain dengan tenang ” ujarku.
    “Iya den..” Jawabnya pelan.
    “Gak kebanyakan mbak mo minjem segitu?, terus terang saya keberatan, kayaknya yg kemaren2 sudah cukup..” Ujarku memulai kembali pembicaraan.
    “Sebenernya utangnya sejuta tuju ratus den, tapi mbak nambain pake simpenan dirumah, tolong banget den, mbak sebenernya malu banget tp kepaksa..”Jawabnya dengan suara lirih.

    “Waduh..”Jawabku terputus.
    Aku kembali terdiam, kepalaku masih terasa pusing. Aku menatap pemandangan luar dari jendela. Sebenarnya tidak jadi soal utk soal jumlah uangnya, cuma sisi gelapku masih mencoba meyakinkanku utk mengambil kesempatan.

    Mbak Mirna menatap ke lantai, pikiranya masih kalut. Dia menanti jawabanku dengan putus asa. Aku akhirnya menyerah, biarlah, ini utk terakhir aku membantunya, dan berharap dia segera pulang agar sesuatu yg terburuk tidak terjadi pagi ini.
    “Okay mbak, sebenarnya ini berat buat saya..” Ujarku.
    “Mbak rela ngelakuin apa aja den supaya den percaya mbak mau balikin uangnya..”Sergahnya.

    “Apa aja..” Waduh, kata2 itu sangat menggelitik benakku. Perempuan bodoh, seruku dalam hati.
    “Ngelakuin apa aja maksudnya apa nih mbak..”Tanyaku sambil tersenyum.
    “Apa aja yg den Bagus minta mbak kerjain ..”Jawabnya lugu.
    “Selain urusan rumah memang apa lagi yg bisa mbak kasih ke saya?” Kalimatku mulai menjebak.
    “Hehe..apa aja den..” Jawabnya sambil tersipu.
    “Mbak..mbak..hati2 klo ngomong..”Aku menghela nafas menahan gejolak batin.
    “Maksudnya apa den..”Tanyanya heran.
    “Saya ini laki2 mbak, nanti kalo saya minta macem2 gimana..”Lanjutku mulai berani.
    “Mbak gak paham den..” Wajahnya masih bingung.
    “Yaa gak usah bingung, katanya mau ngelakuin apa aja..”Godaku.
    “Yaa sebut aja den, nanti mbak usahain kalo memang agak berat dikerjain..”Jawabnya.
    “Walah..mbak..mbak..yaa sudah saya ambil uangnya sebentar, tapi janji yah dikembaliin secepatnya”aku berusaha menyudahi percakapan ini.
    “Makasih den..makasih banget..”Jawabnya lega.
    “Tapi emangnya den Bagus tadi mau ngomong apa,mungkin mbak bisa bantu?”Lanjutnya.

    Aku yg tengah berjalan menuju kamar terhenti, kali ini pikiranku sudah tidak terkontrol lagi, kalimat itu seperti akan meledak keluar dari mulutku.

    Aku membalikan badan, menatapnya dengan seringai aneh.
    “Mbak yakin mau nurutin apa aja kemauan saya?”Sergahku.
    “Iya den, ngomong aja..”Jawabnya.

    Dasar perempuan bodoh ujarku dalam hati.
    ” Saya kepengen mbak masuk ke kamar saya..”Kalimat selanjutnya seperti tercekat ditenggorokan.
    “Terus Den?” Tanyanya penasaran.
    ” Mbak temenin saya tidur..”Ucapanku serasa melayang diudara, jantungku berdegup kencang.

    Wajahnya sontak kaget dan bingung. Aku tau dia pasti akan bereaksi seperti itu, tapi salahnya sendiri. Aku sudah berusaha keras utk menahan diriku utk tidak berniat aneh pada dirinya tapi kesadaranku belum penuh utk melawan kegilaan ini.

    “Maksudnya..maksudnya apa den..mbak kok jadi takut..”Wajahnya mulai memucat.
    “Iya temenin saya di ranjang, saya lagi kepengen gituan dengan perempuan sekarang..”Jawabku, aku tau mukaku memerah.

    “Mmm…tapi..tapi itu kan gak mungkin den..”Ujarnya dengan suara pelan.
    “Mungkin aja kalo itu syaratnya mbak mau pinjem uang..”Jawabku .

    Ruangan kembali sunyi, mbak Mirna tertunduk, menggenggam kedua tanganya dengan gelisah. Ada rasa sesal telah mengucapkan kalimat tadi, tapi sudah terlanjur. Aku sudah tidak mungkin menariknya, sekarang biar sisi gelapku yg bertindak.
    “Gimana mbak?” Tanyaku sambil kembali duduk dikursiku.
    “Tapi itu gak mungkin Den..gak mungkin..mbak bukan perempuan kaya gitu..” Jawabnya, suaranya kembali lirih.
    “Hhhh…” Aku menghela nafas berat.

    Mbak Mirna wajahnya kembali muram, matanya menatap ke luar pintu, kosong, sperti berpikir keras.
    “Mbak gak nyangka kok aden bisa2nya minta yang kaya gitu..mbak ini sdh tua..gak pantes ..”
    Aku diam beberapa saat. Ada rasa amarah tanpa alasan bermain dipikiranku.
    “Itulah laki2 mbak..” Hanya itu kalimat yg bisa meluncur dari mulutku.

    Dia mungkin menyesal telah mengucap kata2 yg tadi memancing kenekatanku. Tapi situasinya sudah terjepit, wanita lain mungkin akan menghardiku dan segera pergi menjauh, sementara mbak Mirna tidak punya pilihan lain.

    “Sekarang terserah mbak, saya tetep kasih uang yg mbak minta, kalo mbak mau menuhin kemauan saya okay, gak juga silahkan..”Jawabku pelan sambil melangkah ke kamar.

    Aku kembali ke ruang tamu dengan sejumlah uang ditangan. Aku meletakanya pelan di atas meja kecil di depannya. Wajahnya masih terlihat tegang, dia hanya melirik sebentar ke arah meja kemudian kembali tenggelam dalam pikiranya.

    Kami kembali sama2 membisu. Sesekali aku menatapnya, dia menyadari tengah diperhatikan olehku.

    “Den…apa aden yakin …?” Tiba2 dia berucap.
    “Sebetulnya saya gak tega mbak, tapi entahlah..itu yg ada dalam otak saya sekarang..terserah mbak de..”Jawabku dengan tenang.

    Matanya berkaca2 menatap langit2 ruangan, perasaanya pasti tertekan. Dia kembali terdiam.

    “Hmmmm…baiklah Den..mbak gak tau lagi mo ngomong apa, atau harus kaya mana sekarang..kalo itu maunya aden..terserahlah..jujur aja mbak teh takut banget..mbak bukan prempuan gitu den..mbak memang janda..tapi bukan..”
    “Sudahlah mbak, klo memang bersedia, skarang saya tunggu di kamar, kalo keberatan, silahkan ambil uangnya dan segera pulang..”Ujarku tegas, kemudian aku bangkit berdiri dan melangkah ke kamar.

    Aku membaringkan tubuhku di kasur, trus terang aku pun dilanda ketakutan.Aku tengah dilanda gairah, tapi was2 dengan kemungkinan buruk yg bisa saja terjadi.

    Butuh beberapa menit menunggu, pintu kamarku yg memang tidak terkunci perlahan2 bergerak terbuka. Mbak Mirna melangkah masuk sambil tertunduk, terlihat sangat kikuk.

    Dia berdiri menatapku di samping ranjang, tatapanya penuh arti. Well, kalo saja aku tidak terlanjur berpikiran mesum mungkin aku segera berlari keluar kamar, aku merasakan takut yg sama seperti yg dirasa mbak Mirna.

    Tapi aku berusaha tenang, aku bangkit dan duduk di pinggir kasur.
    “Mbak yakin mau ngelakuin ini”?tanyaku.
    “Hhh..sekarang smuanya terserah aden aja..”Jawabnya pasrah.

    Aku menatapnya lekat2, pandanganku menelusuri seluruh tubuhnya, seperti ingin menelannya hidup2.

    Tangan kananku meraih jemari kiri tanganya. Aku memegangnya pelan, jemari itu terasa dingin dan gemetar.

    Memang sudah harus kejadianya seperti ini, apa lagi yg aku tunggu ujarku dalam hati. Makin cepat makin baik, setan itu membisiki bertubi2.

    Aku menarik tangan itu agar tubuhnya mendekat. Niatku sebelumnya ingin memeluknya terlebih dahulu, tapi nafsuku sudah tidak tertahankan. Aku segera meneruskan dorongan tubuhnya yg limbung terhempas ke atas kasur.

    Begitu dia terhenyak di sampingku, aku langsung menerkamnya, menghimpitnya dibawah tubuhku dan ciumanku langsung mendarat dibibirnya.

    Aku tidak memberikanya waktu utk berpikir, aku melumat2 bibirnya, menciumi dengan kasar lehernya dan trus bergerak menjelajahi bagian dadanya.

    Nafasnya tersengal, wajah itu masih terkaget2 dengan apa yg sedang aku lakukan. Jemariku segera beraksi, aku menjamah bongkahan pahanya dibawahku, daster itu telah tersingkap ke atas.

    Aku seperti kesetanan menciumi pahanya yg besar, mengecup berkali2 selangkanganya dan jemari tanganku yg lain langsung meremas buah dadanya. Gerakanku cepat terburu nafsu.

    Sebentar saja seluruh tubuhnya telah ku jamah. Aku masih menciuminya membabi buta. Tak lama kemudian aku bergerak cepat membuka lepas pakaianya.

    “Den..jangan den..sudaah..” Serunya ketika aku kembali menciuminya,hanya hanya bra dan celana dalamnya yg tersisa menutupi tubuhnya. Seraya kedua tanganya berusaha mendorong tubuhku.

    Aku tidak memperdulikan perlawananya. Aku menduduki perutnya sambil kedua tanganku bergerak melepas bajuku.

    Nafasku memburu, yg keluar dari mulutku hanyalah desahan penuh nafsu angkara murka. Wanita ini makin ketakutan melihatku.

    Kemudian aku bangkit berdiri di atasnya. Kedua tanganku bergerak cepat melepas celana pendek dan celana dalamku. Mbak Mirna menangis.

    Aku tidak perduli lagi, kejantananku telah berdiri mengacung di atasnya, mbak Mirna makin panik melihatku. Jemariku bergerak2 mengocok2 cepat batang penisku sehingga semakin keras berdiri, matanya terpejam basah.

    “Den..sudahlah den…jangan..sudahlah..mbak gak jadi pinjem uang..sudaaah..”Jeritnya ketika aku kembali menduduki perutnya. Dia berusaha meronta tapi kedua tanganku dengan kuat menahan tanganya pada kedua sisi bantal.

    “Sudah telat mbak” Suaraku bergetar menghardiknya.

    Aku memaksa kedua paha sekel itu terbuka, dia masih berusaha menutupnya rapat. Kami bergumul beberapa saat, begitu ada celah aku segera menekan kuat selangkanganku di dalam jepitan pinggul mbak Mirna.

    Dengan gerakan kasar aku menarik ke samping paha kirinya. Tanganku langsung bergerak menuntun penisku ke arah vaginanya.

    Aku sempat salah memposisikanya, dorongan penisku menggesek keluar di atas permukaan kemaluanya. Pada percobaan kedua kepala penis itu langsung menusuk masuk.

    Mbak Mirna menjerit terperikan oleh rasa sakit..Wajahnya meringis,matanya menyipit menahan perih diselangkanganya. Dia sangat terkejut ketika benda itu menerobos masuk.

    “Ahhh…shhh…oohhh..” Desahku,terasa nikmat menjalar melalui kejantananku hingga naik ke otak, aku seperti terbakar. Melihat kemaluan mbak Mirna yg berbulu lebat membuatku makin bernafsu. Tubuh kami masih terdiam kaku beberapa saat.

    Aku sedikit menarik penisku dan menusuknya kembali di dalam, mbak Mirna kembali tersedak,urat lehernya menegang, matanya menatap ke arah selangkangan, lelehan air mata itu masih mengalir dipipinya.

    Aku kembali mengulanginya, kali ini aku mendorongnya lebih keras. Mbak Mirna makin menjadi tangisnya.
    “Ouhh..huuhuu..huhuu..deen..sudah denn…sudaaah..” Rintihnya sambil memegang bahuku keras.

    ….Selanjutnya aku lupa diri, aku meliuk2 menyodok selangkanganya. Penuh tenaga, makin lama makin cepat gerakanku. Bunyi derit ranjang kayu itu menambah seru suasana.

    Wanita ini memiliki tubuh yg cukup menawan. Meski sudah berumur tapi kulitnya masih kencang, bokongnya tebal dan bahenol. Pahanya yg besar itu mulus meski tidak putih, melingkari pinggulku.

    Aku beringas menghempas2 tubuhnya di bawahku. Mbak Mirna telah berhenti menangis, matanya terpejam, hanya terdengar suara nafasnya yg terputus2, buah dadanya bergoyang2 mengikuti gerakanku. Wanita ini sudah pasrah dengan apa yg tengah terjadi.

    Bahkan ketika aku merubah posisi, mengangkat kedua pahanya ke atas, menahanya tergantung di udara dengan kedua lenganku,kembali penisku terbenam,mbak Mirna hanya diam. Hujamanku makin bebas dan dalam menjajah vaginanya yg terkuak lebar.
    “.. Plok..plok..plok..” Suara gesekan selangkangan itu terdengar jelas ditelingaku.

    Kemaluan mbak Mirna yg basah makin menghangatkan batang penisku di dalam. Sesaat lagi aku sudah tidak kuat menahan desakan, aku seperti kesetanan menggenjotnya. Mbak Mirna seperti mengerti apa yg akan segera terjadi.

    “Den..tolong.. jgn keluarin di dalem den..tolongg…” Serunya memohon dengan suara gemetar.

    Aku tidak menjawab, aku tengah fokus ingin menuntaskan aksiku. Sedikit lagi akan sampai.

    Mbak Mirna memekik menyebut namaku saat tusukanku tiba2 berhenti, tubuhku tengah meregang.
    “Deenn..cabut deen…” Serunya panik sambil menekan perutku ke belakang.

    Aliran sperma itu bergerak naik mendekati pangkal penisku, jemariku telah kuat mencengkram sprei. Beruntung aku masih sempat menarik batang penisku keluar dan tepat sedetik kemudian semprotan pertamanya melompat keluar.
    “Ahhhhh…sshhhhhh…mbaaak…aduuhhhh…..” Jeritku panik.

    Belasan kali cairan hangat itu menghantam sebagian perut mbak Mirna. Aku terpapar kenikmatan luar biasa, mataku terpejam beberapa saat hingga akhirnya semuanya usai.

    Mbak Mirna melihat proses akhir tadi dengan seksama, dia memperhatikan wajahku yg meregang, matanya was2 melihat penisku memuntahkan cairan kental itu membaluri perutnya.

    “Sudah den..sudah puas ?” Ujarnya beberapa saat ketika aku masih tersengal diam di atasnya, air mata itu kembali mengalir dari pinggir pipinya.Kalimat itu serasa menamparku.

    Rasa penyesalan perlahan2 merayap . My gosh, aku baru saja menodai perempuan ini. Bagaimana mungkin hingga aku bisa sebejat itu.

    “Maafin saya mbak..saya bener2 khilaf..” Jawabku bingung.
    Aku beringsut mundur, memungut seluruh pakaianku, melangkah ke kamar dan meninggalkanya terbaring di ranjang.

    Aku melepas kekalutan pikiranku dengan menghisap sebatang rokok di ruang tamu. Mudah2an mbak Mirna tidak memperkarakanku, menganggapnya selesai hanya di sini. Aku menepuk2 keningku menyesali kebodohanku.

    Mbak Mirna keluar kamar beberapa menit kemudian. Matanya sembab, dia duduk di kursi di sampingku, tanpa bicara. Suasana hening, aku tidak berani menatapnya atau memulai pembicaraan.

    “Ini uangnya saya ambil den, nanti diusahain dikembaliin kok..” Ujarnya pelan, suaranya berat,hidungnya seperti tersumbat cairan.
    “Iya mbak, gak usah dipikirin soal kembalianya..dan..maaf soal yg tadi..”Jawabku tanpa menoleh kepadanya.
    “Gak papa den..gak papa..”Jawabnya, tangisnya kembali pecah sedetik kemudian, bahunya terguncang2, aku hanya bisa terdiam.

    “Sekali lagi maaf mbak..”

    Dia mengangguk pelan sambil menunduk,tetes2 air mata itu masih berjatuhan dipangkuanya. Aku meraih uang itu, melipatnya,kemudian memasukanya ke dalam kantung dasternya.

    Jemariku menyentuh pangkal tangannya, menepuknya pelan kemudian tanpa bicara aku melangkah masuk ke kamar sambil menutup pintu. Aku tidak sanggup lagi melihat wanita itu menangis. Aku terbaring,penat terasa, pinggangku nyeri.

    Aku melihat Jam di dinding, pukul 2 siang, aku mungkin telah tertidur lebih dari 2 jam. Perutku sangat lapar, aku melangkah keluar kamar. Mbak Mirna mungkin telah lama pulang. Aku kembali didera pikiran buruk. Dendamkah dia padaku, bisa saja tiba2 orang sekampung muncul mendatangiku dengan tuduhan cabul atas laporan darinya. Hhhh..sudah terjadi, yg nanti urusan nanti.

    Aku pergi kerja agak telat keesokan harinya, aku sengaja menunggu mbak Mirna datang, memastikan bahwa kekawatiranku tidak terjadi. Jam 8 mbak Mirna tiba, perasaanku tidak karuan ketika dia membuka pintu depan.

    “Loh belum kerja den?” Tanyanya, wajah itu terlihat datar, malah ada senyuman kecil menghias bibirnya.
    “Ini dah mau jalan mbak, sengaja nunggu mbak dateng..”Jawabku berusaha tenang.
    “Hehe..kenapa, takut saya gak bakal dateng lagi ya?” Tertawanya membuatku lega.
    “Iya mbak..takut aja, …mm..”
    “Mm.. Apa den..?” Lanjutnya sambil masih berdiri di depanku.
    “Maaf yg kmaren mbak…”Jawabku.
    “…..ya ndak papa den…mmm..yo wis..lupain aja..” Serunya, dia melangkah ke dapur tanpa menunggu reaksiku selanjutnya.

    Yah sudahlah, yg jelas tidak akan ada masalah, dia sudah menerima perlakuanku kemarin. Aku segera berlalu menuju kantor.

    Hari2 selanjutnya berlangsung normal, kami hanya bertemu di akhir pekan, tidak ada bahasan lagi soal peristiwa itu. Mbak Mirna tetap melakukan pekerjaanya dengan baik. Kami hanya sesekali mengobrol basa basi.

    Satu bulan berlalu, aku mulai melupakan peristiwa itu. Kerjaanku makin banyak mendekati akhir tahun. Aku juga makin sering menghabiskan waktu di luar bersama teman2 di akhir pekan.

    Hingga pada suatu pagi di hari sabtu aku terbangun dan terjebak dalam lamunan tentang mbak Mirna. Malam itu aku mimpi erotis, dengan mbak Mirna, cairan sperma itu sebagian telah mengering memenuhi celana dalamku.
    Dalam mimpi itu aku menggauli mbak Mirna dari belakang, bongkahan pantat itu terpapar jelas dalam penglihatanku. Damn it, kenapa hal ini kembali menggangguku.

    Jam 9 pagi, wanita itu telah datang seperti biasanya. Aku baru saja selesai mandi dan tengah bersiap utk sarapan.
    ” Dah sarapan mbak? Ayo ini saya tadi beli dua bungkus nasi uduknya, satu utk mbak..” ujarku sambil tersenyum ramah.
    “Makasih den..nanti aja, mbak mau beres2 cucian pakaian dulu..” Jawabnya.
    “Santai aja dulu..temenin saya sarapan dulu..” Ntah kenapa pagi itu aku agresif.
    “Nggih den, sebentar ambil piring dan sendok dulu..” Jawabnya seraya melangkah ke dapur.

    Aku melihat tubuhnya dari belakang, rok merah sepanjang bawah betis itu cukup jelas mencetak lekukan pinggul, pantat dan pahanya. My gosh, darahku berdesir, mimpi semalam membuat hayalanku makin parah.

    Otaku segera bereaksi, mencari jalan pintas, berandai2 seandainya hari ini aku kembali bisa memperdayainya. Aku segera menepis pikiran buruk itu.

    Mbak Mirna telah kembali, duduk bersebrangan di depanku dan telah bersiap utk makan.

    “Gimana kabar orang rumah mbak, sehat semua?” Tanyaku basa basi.
    “Sehat den…” Jawabnya santai.
    “Anaknya kapan mulai sekolah mbak, taun depan?”
    “Iya den, rencana taun depan..mdh2an rejekinya lancar..”
    “Yaa selagi saya di sini tetep aja kerja di sini mbak..klo mbak mau tambahan, mungkin coba mulai masak katering utk anak2 sini, kemaren ada obrolan kita di sini soal itu. Pada bosen katanya makan masakan luar, lebih boros juga…” Lanjutku.
    “Wahh bBagus tu den..tapi perlu modal, ibu mertua saya pinter masak..”Jawabnya semangat.
    “Gampang soal modal, nanti saya pinjemin..klo mau mulai depan mbak..nanti saya tawarin temen2 saya..”
    “Gak enak klo dipinjemin melulu, kasian den Bagus..” Jawabnya.
    “Yaa klo utk bisnis kenapa gak mbak, sama2 bantu..saya jg nanti minta harga diskon dong..hehe..” Jawabku.
    “Hehe..untuk den Bagus gratis aja..lha uangnya kan dari aden jg..”
    “Yaa gak boleh gitu mbak, bisnis tetep bisnis..”Jawabku.
    “Duh saya makin banyak utang budi dong den..”Lanjutnya.
    “Jgn berpikir gitu..saling bantu wajar aja mbak..”
    “Yo wis, nanti tak bilangin sama ibu mertua, dia pasti seneng..”
    “Iya mdh2an jalan mbak..semangat yg penting..”Jawabku.

    Obrolan pagi itu terasa menyenangkan, spertinya dia benar2 melupakan kejahatanku waktu itu. Aku merasa lega, walau dalam hati aku menginginkan kehangatanya lagi. Pasti nanti ada jalannya, sabar aja, setan itu kembali membisiki.

    Minggu pagi, keesokan harinya, mbak Mirna datang membawa anak perempuanya ke rumah.
    “Maaf yaa den, si Rini saya bawa, mbahnya td pagi dijemput ipar saya ke Solo, mau ada acara kawinan sodaranya.”
    “Yaa gak papa mbak, biar dia bisa maen di sini, hei pa kabar cantik..” Seruku sambil tersenyum ramah kepada anaknya.
    Bocah itu tersipu dan bersembunyi dibalik kaki ibunya.
    “Saya mau jalan dulu ya mbak, ada acara kawinan anak kantor..siang baru pulang..”
    “Nggih den….monggo..” Jawabnya.

    Aku segera berlalu, mbak Mirna terlihat manis pagi ini, rambutnya terurai ikal menjuntai ke bahu. Paduan kaos biru dan celana jeans ketatnya itu membuatnya terlihat lebih muda. Well..well..well..kapan kita bisa bisa berdua di kamar lagi mbak, ucapku dalam hati.

    Hujan turun dengan lebatnya sesampainya aku kembali di rumah. Sebagian kemeja dan celanaku telah basah kuyup.
    “Waah keujanan den..ini dipake handuknya dulu, nanti mbak bikinin aer panas..”Serunya ketika membuka pintu.

    “Makasih mbak..” Aku langsung berlalu ke kamar, mengelap kepala dan tubuhku dengan handuk dan mengganti pakaian.
    “Rini kemana mbak, kok sepi..” Ujarku ketika duduk diruang tamu.
    ” Barusan tidur di kamar belakang den..sudah kenyang tidur dia..wah..kenceng ya anginya..”Jawabnnya.
    “Iya mbak, sudah lama jg gak ujan..”

    “Ini mbak bikinin teh anget pake jahe den..diminum..” Lanjutnya.
    ” mantep nih..makasih mbak..”Jawabku sambil menerima cangkir dari tanganya.

    Teh itu tidak terlalu lama mengepul, udara dingin perkebunan ini membuatnya segera tidak begitu panas lagi. Udara diluar gelap seperi senja. Angin menerpa atap seng,menimbulkan suara berisik.

    “Masih sibuk mbak, santai aja dulu duduk2 di sini..”Ujarku melihatnya mondar mandir.
    “Iya den, sebentar mau mindahin air panas ke termos..”Jawabnya.

    Tak lama dia menghampiriku dengan membawa sepiring biskuit dan teh utk dirinya. Kami belum memulai obrolan. Aku masih sibuk membalas sms teman2ku.

    “Mbak gimana kabarnya, urusan yg dulu itu sudah selesai..” Ujarku memulai pembicaraan.
    Dia sedikit terusik dengan pertanyaanku.
    “Sudah den..mbak sudah kapok gak mau lagi maen gituan..gak ada gunanya..”Jawabnya.
    “Hehe..iya mbak, ngapain jg..dikerjain bandar aja kalo togel sih..”Jawabku tersenyum.
    “Uangnya nanti pelan2 mbak angsur yaa den..maaf..”Lanjutnya.
    “Gak papa mbak, santai aja, nanti klo kateringnya lancar mbak bisa dapet tambahan..tenang aja..” Jawabku.
    “Makasih den..”

    Kami kembali terdiam. Tiba2 aku tergelitik utk bertanya tentang peristiwa dulu itu. Sedikit ragu jika itu membuatnya tidak nyaman tapi kalimat itu mengalir tanpa bisa kutahan.
    “Mbak..maaf boleh saya nanya..”
    “Boleh den..mo nanya apa..”Jawabnya.
    “Yg kemaren itu..mbak gak marah dengan saya ?” Lanjutku.
    Dia terdiam beberapa saat,aura wajahnya berubah.
    “Mmm..mbak ikhlas kok den..salah mbak juga..sudahlah gak papa..”jawabnya pelan sambil mengalihkan pandangan ke arah jendela.
    “Boleh nanya lagi mbak..” Lanjutku.
    “Monggo den..”
    “Apa yg mbak rasa waktu itu,..mm..waktu di kamar..” kalimatku makin menjebak.
    “….mmmm…gimana ya..gak tau den..”Jawabnya, wajahnya terlihat canggung.
    ” Sakit..atau jijik mbak..”
    “Jijik kenapa..sakit sih iya..” Jawabnya pelan.
    “..aden kok bisa begitu waktu itu..mbak ini jauh lebih tua..kok bisa..” Lanjutnya.
    ” ..nafsu laki2 mbak..liar..kadang gak bisa kontrol..”Jawabku.
    “Soal tua sih gak jadi soal..jujur aja, mbak masih menarik kok..”Lanjutku makin berani.
    “Menarik apanya..aden masih muda..cari pacar yang muda, cantik..gak susah..”Jawabnya.
    “…well..saya masih belum tertarik utk pacaran lagi mbak..”
    ” Apa yg aden pikir semenjak kejadian itu soal mbak..”Tanyanya kembali.
    ” Maksudnya..?”
    “Yaa apa aden pikir mbak ini jadi perempuan gimanaa gitu di pandangan den Bagus..”
    “Saya nyesel sesudahnya mbak, gak tega bikin mbak gitu..yaa selanjutnya saya masih respek kok sama mbak..”Jawabku.
    “..mbak juga nyesel..”
    ” tapi kalo boleh jujur..maaf yaaa mbak..”
    “Apa den..ngomong aja..”Jawabnya penasaran.
    “.. Saya pengen ngulangin lagi..saya tau itu gak mungkin..maaf yaa mbak..”Suaraku sedikit bergetar, jantungku berdetak cepat.
    “….mmm…apa yg aden cari..mbak seperti ini, perempuan kampung, gak cantik..dah tua lagi..” Wajahnya lekat2 menatapku.
    ” ..masih tetep menarik kok mbak..saya masih suka inget2 kejadian itu..”Jawabku.

    Mbak Mirna tersenyum tipis, aku penasaran apa yg ada dalam pikiranya.
    “Apa yg aden inget waktu kejadian itu..” Ujarnya.
    “Yaa indah mbak..malem sabtu kemaren saya sempet mimpiin mbak gituan sama saya..sorry..”Jawabku.
    “hehe..aden masih muda, wajar kalo pikiran ke arah itunya masih kuat, jadi..”
    “Sekarang jg lagi mikirin itu mbak..”Aku memotong kalimatnya.
    “..hmm…yaaa mbak berat hati utk begitu lg ..takut den..”Jawabnya.
    “Kalo saya minta tolong supaya mbak gak takut lagi gimana..”Responku mencecar pikiranya.
    “Yaaaa..gimana den..gak usah de..yg sudah yaa sudah..”Jawabnya.

    Aku paham dia tengah dilanda kebingungan, di satu sisi dia segan menepis godaanku, di sisi lain dia tidak ingin terjerembab dalam perzinahan bersamaku lagi.

    Aku menggeserkan dudukku mendekat. Tanganku memegang jemari tanganya. Wanita ini terkesiap dgn kenekatanku.
    “Mbak..gak perlu takut..mbak bisa minta apa aja dari saya..” Ujarku sambil menatap kedua matanya lekat2.
    ” Jangan den..dosa….”Jawabnya ketakutan.

    Tapi dia sudah terlambat, ciuman bibirku telah mendarat di bibirnya. Aku memagut2 bibir itu pelan.

    Wajahnya pucat pasi..antara kaget dan bingung dengan apa yg dia tengah rasa. Aku kembali menciumi wajahnya, bibir kami kembali bertemu, tanganku telah melingkar dengan manis di lehernya.

    Dia hanya terdiam..tanpa reaksi. Tidak ada penolakan, aku makin berani merapatkan tubuhku. Kali ini tidak hanya bibir dan sekitar wajahnya, ciumanku mendarat di leher dan belakang telinganya. Mbak Mirna bergidik, tubuhnya merinding.

    Mendung semakin gelap diluar, petir sesekali menggelegar diiringi deru angin kencang. Aku berdiri, kedua tanganku menggapai tanganya, menariknya keatas kemudian membawanya melangkah mengikutiku, ke arah kamar…

    Mbak Mirna sama sekali tidak bereaksi, dia kikuk mengikuti langkahku. Wajahnya takut2 melihatku ketika pintu kamar itu tertutup rapat.
    Ruangan kamar cukup gelap, hanya sebagian tubuh atas kami yg terlihat jelas. Tidak perlu lagi berkata2, segera tuntaskan apa yg ada dalam hati.

    Aku membimbingnya utk berbaring diranjang. Wajahnya menatapiku tanpa henti,menanti kejutan2 selanjutnya. Aku kembali menciumi bibir itu, tidak ada balasan berarti darinya. Seluruh leher dan bagian dadanya yg tertutup kaos itu habis ku kecup. Nafas mbak Mirna terdengar menderu.

    Tidak perlu lagi basa basi, aku segera melepas habis pakaian yg dikenakanya. Hanya tertinggal bra dan celana dalam lusuh itu menutupi. Tubuhku pun telah hampir telanjang, pakaianku berserakan di lantai. Aku langsung menindih tubuhnya.

    Mbak Mirna mendesah, jantungnya terdengar cepat berdetak di telingaku, mulutku tengah puas mencium dan menggigit2 payudaranya yg lumayan besar.

    Kulit kami saling menempel, bulu2 diperutku mungkin membuatnya makin merinding. Tanganku telah kesana kemari meraba tubuhnya, jemariku lincah menggosok2 sekitar selangkanganya.

    Penisku telah sedari tadi diruang tamu mengacung keras, diranjang ini dia semakin garang menempel dan kadang2 menggesek tepat ditengah2 selangkangan mbak Mirna. Dia makin terbuai oleh rangsangan dariku. Wanita ini siap sedia untuku hari ini, aku sangat beruntung.

    Akhirnya kami sudah sama2 siap tempur. Vaginya sudah terkuak lebar dan basah. Permainan lidahku tadi di situ telah membuatnya tanpa sungkan2 merintih dan mencengkram erat kepalaku.

    Pahanya terkulai lebar ke samping, aku sudah bersiap menusuk. Sedikit demi sedikit batang itu terbenam diiringi dengan rintihan mbak Mirna dan desis yg keluar dari mulutku. Kami berpelukan erat ketika penis itu telah berhasil menyentuh dasar vaginanya. Oh my gosh, nikmat sekali.

    Kami kembali berpagutan, pelan2 aku menarik ulur selangkanganku. Mbak Mirna hingga memeluk pantatku merasakan sensasi itu.

    “Nikmatilah mbak,nikmati yg sudah lama tidak kau rasakan. Usiaku memang terlalu muda untukmu, tapi aku sanggup memberimu kepuasan,” ujarku dalam hati.

    Aku ingin menikmati moment ini lebih lama, aku mengaduk2 kewanitaanya perlahan dan lembut. Suasana begitu romantis.
    “Uhh..uhh..shhh..hhhh…” Mbak Mirna mendesah setiap kali aku menusuk selangkanganya. Tanganya lembut memeluk punggungku.

    Kami terus berpagutan, pantatku meliuk2 menghantam. Makin lama gerakanku makin cepat. Tenagaku seperti tidak habis membawanya pada kenikmatan. Mungkin lebih dari 15 menit berlangsung, mbak Mirna mulai kewalahan. Jepitan pahanya makin kuat sementara pantatnya tidak henti bergerak ke atas menyambut penisku, nafasnya sudah tersengal. Mungkin tidak lama lagi mbak Mirna mencapai klimaks.

    “Buuuk..ibuuuk..di manaaa…rini pengen pipis..” Tiba2 suara anaknya terdengar nyaring di depan pintu kamar.

    Kami yg tengah melambung terkesiap kaget dan melepas pelukan. Sekejap saja kami telah berdiri, saling bertatapan dalam kebingungan.
    “Buuk…ibuuuk..”Lanjut bocah itu.

    Damn it..aku menyumpah dalam hati.
    “Iya sebentar naaaak..pipis aja di dapur..ada kamar mandi di situ..ibu lagi beresin kamar..sebentar lagi keluar..” Jawab mbak Mirna panik berusaha memungut pakaianya yg berserakan di kasur.

    “Iya buk..” Jawab bocah itu.
    “Nanti baring aja lagi di kamar, ibu nanti nyusul..”Jawabnya sambil berusaha meraih celana dalamnya.

    Aku menahan tanganya, “biar aja mbak..tanggung sebentar lagi..” Ujarku.
    “Jangan..nanti dia curiga..” Jawabnya menepis tanganku.
    “Nggak..sebentar lagi..tenang aja..”Seruku.
    “Jangan Den..” Jawabnya, tapi kalimat itu terpotong.

    Aku menarik tubuhnya, nafsuku sudah memuncak. Aku mendorong tubuh telanjangnya menghadap meja kecil di hadapan kami. Dengan sekali kibasan seluruh benda2 kecil di atasnya berlompatan jatuh ke lantai dengan suara yg berisik.

    “Den..nanti den…sabar..” Jawabnya kebingungan.

    Aku tidak memperdulikan ucapanya. Tubuhnya ku dorong merapat ke pinggir meja, kedua kakinya aku paksa untuk melebar, pantatnya aku tarik ke belakang. Posisi mbak Mirna sudah menungging di depanku, belahan pantat itu mempertontonkan lubang anusnya.

    Aku menjadi kian brutal, pantat besar dan bahenol itu ku angkat, bagian vagina dan rambut2 halus itu terpampang didepan selangkanganku. Penisku langsung mendekat, langsung menghujam masuk. Pemandangan dibawaku membuatku makin bernafsu.Batang penis itu perlahan menghilang diantara bongkahan pantatnya.

    O gosh..nikmat sekali, aku mendesis2 menahan geli. Segera saja tubuhku menyodok2 dengan kuat. Tubuh mbak Mirna maju mundur terpapar seranganku. Sebentar saja dia kembali merintih.

    Permainan kami berlangsung cepat, kekagetan tadi itu menambah selera, bunyi gesekan kemaluan kami mengiringi. Mbak Mirna memutar2 pinggulnya berusaha segera meraih akhir perjuangan. Peniskupun sudah seperti ingin meledak.

    Tubuhku semakin kuat menekannya kedepan, mbak Mirna gemulai memutar pantatnya kesana kemari, makin liar dan binal dan akhirnya dia meraih klimaks.

    “Uhhhh…uhhh…dennn….aduuuhh..uuhh..huhhu..huh uuu..uuhh..” Jeritnya sambil terisak.

    Kedua pahanya mengejang kaku,kepalanya hingga terbaring dipermukaan meja sambil terus merintih tiada henti. Cairan hangat kewanitaanya membasahi penisku di dalam.

    Aku ingin segera merasakan hal yg sama, sodokanku makin cepat melabraknya.Beberapa kali ayunan akhirnya pantatku berhenti bergerak bersiap meregang, tanganku kuat mencengkram pinggulnya.
    “Cabut den..cabut…jangan didalem..”Serunya panik.

    Aku masih sempat menarik penisku keluar tepat ketika spermaku datang menerjang.
    “Ahhhhh….mbakkk..oooh…shhh..ahhh…”Jeritk u ketika sperma itu menyemprot panas tepat diatas bongkahan pantat bahenol mbak Mirna.

    Sebagian mendarat di dalam belahan pantatnya, mengalir turun menelusuri permukaan anusnya. Jari tangan mbak Mirna menyelusup dibagian situ, menahan aliran sperma itu mendekati vaginanya dan menyekanya dengan cepat.

    Kami terkesima dengan nafas tersengal. Nikmat masih menjalari benak kami dalam bisu. Akhirnya permainan ini usai.

    Aku terduduk lemas di pinggir ranjang menatap mbak Mirna yg masih berdiri dari belakang, badanya limbung memegang pinggiran meja. Cairan sperma itu berkilauan pada bagian pantatnya. Juga terlihat cairan putih kental dari dalam vaginanya yg tertahan bulu lebat kemaluan mbak Mirna.

    Hujan telah reda ketika kami duduk di ruang tamu. Bocah kecil itu tengah serius menonton tivi di belakang kami. Dia tidak menyadari bahwa ibunya baru saja telah bertarung hebat di kamar bersamaku.

    Mata kami yg hanya berbicara saat itu, apa yg sudah terjadi tadi membungkam kami tenggelam dalam pikiran masing2.

    Semenjak hari itu hubungan kami berada dalam suasana yg baru. Usaha katering yg kujanjikan berjalan sukes, tarah hidup mbak Mirna meningkat lebih baik.

    Hingga hari ini mbak Mirna masih menemani gairah mudaku yg tak kenal batas. Ada terbersit dalam hati untuk menikahinya suatu hari nanti, biarlah waktu yg menentukan akhirnya. Udara dingin perkebunan teh ini membuat kami terus larut.

    Cerita Sexs | Cersex | Cerita Hot | Cerita Dewasa | Cerita Sex Terbaru

  • Pengalaman Ngentot Tante Linda Super Montok – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Pengalaman Ngentot Tante Linda Super Montok – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    2245 views

    Perawanku – Namaku Ade, umurku waktu itu sekitar 19 tahun, aku kini kuliah di OSU, Amerika. Kebetulan aku kost di salah satu kenalan Oom aku di sana yang bernama Tante Linda. Wuih, dia itu orangnya baik benar kepadaku. Kebetulan dia seorang istri simpanan bule yang kaya raya tapi sudah tua.

    Jadilah aku kost di rumahnya yang memang agak sepi, maklumlah di sana jarang memakai pembantu sih. Tante Linda ini orangnya menurutku sih seksi sekali. Buah dadanya besar bulat seperti semangka dengan ukuran 36C. Sedangkan tingginya sekitar 175 cm dengan kaki langsing seperti peragawati. Sedangkan perutnya rata soalnya dia belum punya anak, yah maklumlah suaminya sudah tua, jadi mungkin sudah loyo. Umurnya sekitar 33 tahun tapi kulitnya masih mulus dan putih bersih. Hal ini yang membuatku betah berlama-lama di rumah kalau lagi nggak ada urusan penting, aku malas keluar rumah. Lagian aku juga bingung mau keluar rumah tapi nggak tahu jalan.

    Dan sehari -harinya aku cuma mengobrol dengan Tante Linda yang seksi ini. Ternyata dia itu orangnnya supel benar nggak canggung cerita-cerita denganku yang jauh lebih muda. Dari cerita Tante Linda bisa aku tebak dia itu orangnya kesepian banget soalnya suaminya jarang pulang, maklum orang sibuk. Makanya aku berupaya menjadi teman dekatnya untuk sementara suaminya lagi pergi. hari demi Hari keinginanku untuk bisa mendapatkan Tante Linda semakin kuat saja, lagi pula si Tante juga memberi lampu hijau kepadaku. Terbukti dia sering memancingmancing gairahku dengan tubuhnya yang seksi itu. Kadang-kadang kupergok Tante Linda lagi pas sudah mandi, dia hanya memakai lilitan handuk saja, wah melihat yang begitu jantungku deg – degan rasanya, kepingin segera membuka handuknya dan melahap habis tubuh seksinya itu. Kadang- kadang juga dia sering memanggilku ke kamarnya untuk mengancingkan bajunya dari belakang. Malah waktu itu aku sempat mengintip dia lagi mandi sambil masturbasi. Wah pokoknya dia tahu benar cara mancing gairahku.

    Sampai pada hari itu tepatnya hari Jumat malam, waktu itu turun hujan gerimis, jadi aku malas keluar rumah, aku di kamar lagi main internet, melihat gambar-gambar porno dari situs internet, terus tanpa sadar kukeluarkan kemaluanku yang sudah tegang sambil melihat gambar perempuan bugil. Kemudian kuelus-elus batang kemaluanku sampai tegang sekali sekitar 15 cm, habis aku sudah terangsang banget sih. Tanpa kusadari tahu-tahu Tante Linda masuk menyelonong saja tanpa mengetuk pintu, saking kagetnya aku nggak sempat menutup batang kemaluanku yang sedang tegang itu. Tante Linda sempat terbelalak melihat batang kemaluanku yang sedang tegang, langsung saja dia bertanya sambil tersenyum manis.

    “Hayyoo lagi ngapain kamu De?”
    “Aah, nggak Tante lagi main komputer”, jawabku sekenanya.
    Tapi Tante Linda sepertinya sadar kalau aku saat itu sedang mengelus-elus batang kemaluanku.
    “Ada apa sih Tante?” tanyaku.
    “Aah nggak, Tante cuma pengen ajak kamu temenin Tante nonton di ruang depan.”
    “Ohh ya sudah, nanti saya nyusul yah Tan”, jawabku.
    “Tapi jangan lama-lama yah”, kata Tante Linda lagi.
    Setelah itu aku berupaya meredam ketegangan batang kemaluanku, lalu aku beranjak keluar kamar tidur dan menemani Tante Linda nonton film semi porno yang banyak mengumbar adegan-adegan syuuurr.

    Melihat film itu langsung saja aku jadi salah tingkah, soalnya batang kemaluanku langsung saja bangkit lagi nggak karuan. Malah malam itu Tante Linda memakai baju yang seksi sekali, dia memakai baju yang ketat dan gilanya dia nggak pakai bra, soalnya aku bisa lihat puting susunya yang agak muncung ke depan. Karuan saja, gairahku memuncak melihat pemandangan seperti itu, tapi yah apa boleh buat aku nggak bisa apa-apa. Sedangkan batang kemaluanku semakin tegang saja sehingga aku mencoba bergerak-gerak sedikit guna membetulkan letaknya yang miring. Melihat gerakan-gerakan itu Tante Linda langsung menyadari sambil tersenyum ke arahku.

    “Lagi ngapain sih kamu De?”
    “Ah nggak Tante..”
    Sementara itu Tante Linda mendekatiku sehingga jarak kami semakin dekat dalam sofa panjang itu.
    “Kamu terangsang yah De, lihat film ini?”
    “Ah nggak Tante biasa aja”, jawabku mencoba mengendalikan diri. Bisa kulihat payudaranya yang besar menantang di sisiku, ingin rasanya kuhisap -hisap sambil kugigit putingnya yang keras. Tapi rupanya hal ini tidak dirasakan olehku saja, Tante Linda pun rupanya juga sudah agak terangsang sehingga dia mencoba mengambil serangan terlebih dahulu.

    “Menurut kamu Tante seksi nggak De?” tanyanya.
    “Wah seksi sekali Tante”, kataku.
    “Seksi mana sama yang di film itu?” tanyanya lagi sambil membusungkan buah dadanya sehingga terlihat semakin membesar.
    “Wah seksi Tante dong, abis Tante bodynya bagus sih.” kataku.
    “Ah masa sih?” tanyanya.
    “Iya bener Tante, sumpah…” kataku.

    Jarak duduk kita semakin rapat karena Tante Linda terus mendekatkan dirinya padaku, lalu dia bertanya lagi kepadaku,
    “Kamu mau nggak kalo diajak begituan sama Tante?”
    “Mmaaauu Tante…” Ah seperti dapat durian runtuh kesempatan ini tidak aku sia-siakan, langsung saja aku memberanikan diri untuk mencoba mendekatkan diri pada Tante Linda.
    “Wahhhh barang kamu gede juga ya De…” katanya.
    “Ah Tante bisa aja deh… Tante kok kelihatannya makin lama makin seksi aja sih.. sampe saya gemes deh ngeliatnya…” kataku.
    “Ah nakal kamu yah De”, jawab Tante Linda sambil meletakkan tangannya di atas kemaluanku, lalu aku mencoba untuk tenang sambil memegang tangannya.
    “Waah jangan dipegangin terus Tante, nanti bisa tambah gede loh”, kataku.
    “Ah yang bener nih?” tanyanya.
    “Iya Tante.. ehhh, eehhh saya boleh pegang itu Tante nggak?” kataku.
    “Pegang apa?” tanyanya.
    “Pegang itu tuh..” kataku sambil menunujukkan ke arah buah dada Tante yang besar itu.
    “Ah boleh aja kalo kamu mau.”

    Wah kesempatan besar nih, tapi aku agak sedikit takut pegang buah dadanya, takut dia marah tapi tangan si Tante sekarang malah sudah mengelus-elus kemaluanku sehingga aku memberanikan diri untuk mengelus buah dadanya.
    “Ahhh.. arghhh enak De.. kamu nakal yah”, kata Tante sembari tersenyum manis ke arahku, spontan saja kulepas tanganku.
    “Loh kok dilepas sih De?”
    “Ah, takut Tante marah”, kataku.
    “Ooohh nggak sayang… kemari deh.”

    Tanganku digenggam Tante Linda, kemudian diletakkan kembali di buah dadanya sehingga aku pun semakin berani meremas -remas buah dadanya. “Aaarrhh… sshh”, rintihan Tante semakin membuatku penasaran, lalu aku pun mencoba mencium Tante Linda, sungguh diluar dugaanku, Tante Linda menyambut ciumanku dengan beringas, kami pun lalu berciuman dengan mesra sekali sambil tanganku bergerilya di buah dadanya yang sekal sekali itu. “Ahhh kamu memang hebat De.. terusin sayang.. malam ini kamu mesti memberikan kepuasan sama Tante yah.. ahhh.. arhhh.”
    “Tante, saya boleh buka baju Tante nggak?” tanyaku.
    “Oohhhh silakan sayang”, lalu dengan cepat kubuka bajunya sehingga buah dadanya yang besar dengan puting yang kecoklatan sudah berada di depan mataku, langsung saja aku menjilat-jilat buah dadanya yang memang aku kagumi itu. “Aahhh… arghhh…” lagi-lagi Tante mengerangerang keenakan. “Teruss.. terusss sayang… ahhh enak sekali…” lama aku menjilati buah dada Tante Linda, hal ini berlangsung sekitar 10 menitan sehingga tanpa kusadari batang kemaluanku juga sudah mulai mengeluarkan cairan bening pelumas di atas kepalanya.

    Lalu sekilas kulihat tangan Tante Linda sedang mengelus-elus bagian klitorisnya sehingga tanganku pun kuarahkan ke arah bagian celananya untuk kupelororti. “Aahhh buka saja sayang… jangan malu-malu… ahhhh…” nafas Tante Linda terengah -engah menahan nafsu, seperti kesetanan aku langsung membuka celananya dan kuciumi CD-nya. Waah, dia lagsung saja menggelinjang keenakan, lalu kupelorotkan celana dalamnya sehingga sekarang Tante Linda sudah bugil total. Kulihat liang kemaluannya yang penuh dengan bulu yang ditata rapi sehingga kelihatan seperti lembah yang penuh dengan rambut. Lalu dengan pelan -pelan kumasukan jari tengahku untuk menerobos lubang kemaluannya yang sudah basah itu. “Aahrrrh… sshh… enak De.. enak sekali”, jeritnya. Lalu kudekatkan mukaku ke liang kemaluannya untuk menjilati bibir kemaluannya yang licin mengkilap itu, lalu dengan nafsu kujilati liang kemaluan Tante dengan lidahku turun naik sepeti mengecat saja. Tante Linda semakin kelabakan, dia menggoyangkan kepalanya ke kanan dan ke kiri sambil memeras buah dadanya sendiri. “Aahhh… sshhh come on baby.. give me more, give me more… ohhhh”, dengan semakin cepat kujilati klitorisnya dan dengan jari tanganku kucoblos lubang kemaluannya yang semakin lama semakin basah.

    Beberapa saat kemudian tubuhnya bergerak dengan liar sepertinya dia mau orgasme. Lalu kupercepat tusukan-tusukan jariku sehingga dia merasa keenakan sekali lalu seketika dia menjerit, “Oohh aaahh… Tante sudah keluar sayang… ahhh”, sambil menjerit kecil pantatnya digoyang-goyangkan untuk mencari lidahku yang masih terus menjilati bagian bibir kemaluannya sehingga cairan orgasmenya kujilati sampai habis. Kemudian tubuhnya tenang seperti lemas sekali, lalu dia menarik tubuhku ke atas sofa. “Wah ternyata kamu memang hebat sekali, Tante sudah lama tidak sepuas ini loh…” sambil mencium bibirku sehingga cairan liang kemaluannya berlepotan ke bibir Tante Linda. Sementara itu batang kemaluanku yang masih tegang di eluselus oleh Tante Linda dan aku pun masih memilin-milin puting Tante yang sudah semakin keras itu. “Aahh..” desahnya sambil terus mencumbu bibirku. “Sekarang giliran Tante sayang… Tante akan buat kamu merasakan nikmatnya tubuh Tante ini.

    Tangan Tante Linda segera menggerayangi batang kemaluanku lalu digenggamnya batang kemaluanku dengan erat sehingga agak terasa sakit, tapi kudiamkan saja habis enak juga diremas-remas oleh tangan Tante Linda. Lalu aku juga nggak mau kalah, tanganku juga terus meremas-remas payudaranya yang indah itu. Terus terang aku paling suka dengan buah dada Tante Linda karena bentuknya yang indah sekali, juga besar berisi alias montok. “Aahhh… shhh,”, rupanya Tante Linda mulai terangsang kembali ketika tanganku mulai meremas-remas buah dadanya dengan sesekali kujilati dengan lidah pentilnya yang sudah tegang itu, seakanakan seperti orang kelaparan kuemut-emut terus puting susunya sehingga Tante Linda menjadi semakin blingsatan.
    “Ahh kamu suka sekali sama dada Tante yah De?”
    “Iya Tante, abis tetek Tante bentuknya sangat merangsang sih, terus besar tapi masih tetep kencang…”
    “Aahhh kamu emang pandai muji orang De..”

    Sementara itu tangannya masih terus membelai batang kemaluanku yang kepalanya sudah berwarna kemerahan tetapi tidak dikocok hanya dielus-elus. Lalu Tante Linda mulai menciumi dadaku terus turun ke arah selangkanganku sehingga aku pun mulai merasakan kenikmatan yang luar biasa sampai pada akhirnya Tante Linda jongkok di bawah sofa dengan kepala mendekati batang kemaluanku. “Wahh batang kemaluanmu besar sekali De… nggak disangka kamu nggak kalah besarnya sama punya orang bule”, Tante Linda memuji-muji batang kemaluanku.

    Sedetik kemudian dia mulai mengecup kepala batang kemaluanku yang mengeluarkan cairan bening pelumas dan merata tersebut ke seluruh kepala batang kemaluanku dengan lidahnya. Uaah, tak kuasa aku menahan erangan merasakan nikmatnya service yang diberikan Tante Linda malam itu. Lalu dia mulai membuka mulutnya lalu memasukkan batang kemaluanku ke dalam mulutnya sambil menghisap-hisap dan menjilati seluruh bagian batang kemaluanku sehingga basah oleh ludahnya. Aku pun nggak mau kalah, sambil mengelus-elus rambutnya sesekali kuremas dengan kencang buah dadanya yang montok sehingga Tante Linda bergelinjang menahan kenikmatan. Selang beberapa menit setelah Tante melakukan hisapannya, aku mulai merasakan desiran -desiran kenikmatan menjalar di seluruh batang kemaluanku lalu kuangkat Tante Linda kemudian kudorong perlahan sehingga dia telentang di atas karpet. Dengan penuh nafsu kuangkat kakinya sehingga dia mengangkang tepat di depanku.
    “Ahh De ayolah masukin batang kemaluan kamu ke Tante yah.. Tante udah nggak sabar mau ngerasain tempe Tante disodok-sodok sama batangan kamu yang besar itu.”
    “Iiiya Tante”, kataku.

    Lalu aku mulai membimbing batang kemaluanku ke arah lubang kemaluan Tante Linda tapi aku nggak langsung memasukkannya tapi aku gesek-gesekan ke bibir kemaluan Tante Linda sehingga Tante Linda lagi-lagi menjerit keenakan, “Aahhh.. yes.. yes.. oh good.. ayolah sayang jangan tanggung-tanggung masukinnya…” lalu aku mendorong masuk batang kemaluanku. Uh, agak sempit rupanya lubang kemaluan Tante Linda ini sehingga agak susah memasukkan batang kemaluanku yang sudah besar sekali itu. “Aahh.. shhh.. aoh.. oohhh pelan-pelan sayang.. terusterus… ahhh”, aku mulai mendorong kepala batang kemaluanku ke dalam lubang kemaluan Tante Linda sehingga Tante Linda merasakan kenikmatan yang luar biasa ketika batang kemaluanku sudah masuk semuanya.

    Kemudian batang kemaluanku mulai kupompakan dengan perlahan tapi dengan gerakan memutar sehingga pantat Tante Linda juga ikut-ikutan bergoyang-goyang. “Aahhh argghhh.. rasanya nikmat sekali karena goyangan pantat Tante Linda menjadikan batang kemaluanku seperti dipilin-pilin oleh dinding liang kemaluannya yang seret itu dan rasanya seperti empotan ayam. “Uuaahhh..” sementara itu aku terus menjilati puting susu Tante Linda dan menjilati lehernya yang dibasahi keringatnya. Sementara itu tangan Tante Linda mendekap pantatku keras-keras sehingga kocokan yang kuberikan semakin cepat lagi. “Ooohh shhh sayang… enak sekali ooohhh yess… ooohh good… ooh yes…” mendenganr rintihannya aku semakin bernafsu untuk segera menyelesaikan permainan ini, “Aahh… cepat sayang Tante mau keluar ahh”, tubuh Tante Linda kembali bergerak liar sehingga pantatnya ikut-ikutan naik rupayanya dia kembali orgasme, bisa kurasakan cairan hangat menyiram kepala batang kemaluanku yang lagi merojokrojok lubang kemaluan Tante Linda. “Aahh… shhsss.. yess”, lalu tubuhnya kembali agak tenang menikmati sisa-sisa orgasmenya.

    “Wahh kamu memang bener-bener hebat De… Tante sampe keok dua kali sedangkan kamu masih tegar.”
    “Iiya Tante… bentar lagi juga Ade keluar nih…” sambil terus aku menyodok-sodok lubang kemaluan Tante Linda yang sempit dan berdenyut-denyut itu.
    “Ahh enak sekali Tante.. ahhh…”
    “Terusin sayang.. terus… ahhh.. shhh”, erangan Tante Linda membuatku semakin kuat merojok – rojok batang kemaluanku ke dalam liang kenikmatannya.
    “Aauwh pelan-pelan sayang ahhh.. yes.. ahh good.”
    “Aduh Tante, bentar lagi keluar nih…” kataku.
    “Aahh Ade sayang… keluarin di dalam aja yah sayang.. ahhh.. Tante mau ngerasin.. ahhh… shhh mau rasain siraman hangat peju kamu sayang…”
    “Iiiyyaa… Tante..” lalu aku mengangkat kaki kanan Tante sehingga posisi liang kemaluannya
    lebih menjepit batang kemaluanku yang sedang keluar masuk lobang kemaluannya.
    “Aahhh… ohhh ahhh.. ssshhh.. Tante Ade mau keluar nih.. ahhh”, lalu aku memeluk Tante Linda sambil meremas-meremas buah dadanya. Sementara itu, Tante Linda memelukku kuat-kuat sambil mengoyang-goyangkan pantatnya. “Ah Tante juga mau keluar lagi ahhh… shhh…” lalu dengan sekuat tenaga kurojok liang kemaluannya sehingga kumpulan air maniku yang sudah tertahan menyembur dengan dahsyat. “Seeerr.. serr… crot.. crot…” “Aahhh enak sekali Tante… ahhh harder.. harder… ahhh Tante…” Selama dua menitan aku masih menggumuli tubuh Tante Linda untuk menuntaskan semprotan maniku itu. Lalu Tante Linda membelai-belai rambutku. “Ah kamu ternyata seorang jagoan De…” Setelah itu ia mencabut batang kemaluanku yang masih agak tegang dari lubang kemaluannya kemudian dimasukkan ke dalam mulutnya untuk dijilati oleh lidahnya. Ah, ngilu rasanya batang kemaluanku dihisap Tante Linda.

    Setelah kejadian ini kami sering melakukan hubungan seks yang kadang-kadang meniru gaya-gaya dari film porno yang banyak beredar di sana. Sekian, semoga ceritaku ini bisa jadi bahan bagi anda yang suka bersenggama dengan tante-tante.

  • Foto Ngentot Cewek Bookingan Akemi Vanessa di Hotel

    Foto Ngentot Cewek Bookingan Akemi Vanessa di Hotel


    17606 views

    Perawanku – Buat para lelaki, nonton bokep itu bukanlah sesuatu yang baru lagi. Sejak remaja kebanyakan pria sudah berburu tontonan dewasa ini. Walau cenderung basi dan gerakannya itu-itu saja tapi adegan ngentot artis bokep tetaplah digandringi kaum adam. Itu terbukti dengan tingginya angka pengunjung dari tanah air yang membuka situs lendir ternama (menurut statistic kunjungan ke web mereka). Hal tersebut membenarkan bahwa walau acting artis bokep dikenal sangat pas-pasan, tapi tetap saja selalu bisa membuat netizen tanah air menjadi sange.

    Berikut koleksi foto artis bokep yang pernah dibooking untuk ngentot di salah satu Hotel di Indonesia

    Mungkin anda akan tertarik juga untuk membaca cerita seks kami cukup klik halaman utama dan anda dapat melihat banyak cerita-cerita menarik yang bikin kamu pengen croottt maksimal.

    Semoga kamu senantiasa terhibur dengan apa yang kami sajikan.