Author: perawanku

  • Cerita Sex Ngentot Dengan Guru Baruku

    Cerita Sex Ngentot Dengan Guru Baruku


    1319 views

    Perawanku – Cerita Sex Ngentot Dengan Guru Baruku, Seorang wanita dengan jilbab hijau lumut tampak berjalan terburu-buru menuju ruang guru, belahan rok yang cukup sempit memaksa wanita itu mengayun langkah kecil nan cepat. Namun saat dirinya tiba diruangan yang dituju, disana hanya didapatinya Bu Nita yang sibuk mengoreksi hasil ujian harian para siswa.

    “Bu.. apa Pak Rivan sudah pulang?”

    “Mungkin sudah,” jawab Bu Nita, memandang Reyna dengan wajah penuh curiga, setau Bu Nita hubungan antara Reyna dan Rivan memang tak pernah akur, meski sama-sama guru muda, pemikiran Reyna dan Rivan selalu bersebrangan. Reyna yang idealis dan Rivan yang liberal.

    “Memangnya ada apa Bu?” lanjut wanita itu, penasaran.
    “Oh… tidak.. hanya ada perlu beberapa hal,” elak Reyna.
    “Apa itu tentang pengajuan kenaikan pangkat dan golongan?” tambah Nita yang justru semakin penasaran.
    “Bukan.. eh.. iya.. saya pamit duluan ya Bu,” ucap Reyna bergegas pamit.

    “Semoga saja SMS itu cuma canda,” ucapnya penuh harap, bergegas menuju parkir, mengacuhkan pandangan satpam sekolah yang menatap liar tubuh semampai dibalut seragam hijau lumut khas PNS, ketat membalut tubuhnya.

    Mobil Avanza, Reyna, membelah jalan pinggiran kota lebih cepat dari biasanya. Hatinya masih belum tenang, pikirannya terus terpaku pada SMS yang dikirimkan Rivan, padahal lelaki itu hanya meminta tolong untuk membantunya menyusun persyaratan pengajuan pangkat, tapi rasa permusuhan begitu lekat dihatinya.

    Jantung Reyna semakin berdebar saat mobilnya memasuki halaman rumah, di sana telah terparkir Ninja 250 warna hijau muda, “tidak salah lagi itu pasti motor Rivan,” bisik hati Reyna. Di kursi beranda sudut mata wanita muda itu menangkap sosok seorang lelaki, asik dengan tablet ditangannya. “Kamu…” ucap Reyna dengan nada suara tak suka.

    Rivan membalas dengan tersenyum.

    “Masuklah, tapi ingat suamiku tidak ada dirumah, jadi setelah semua selesai kamu bisa langsung pulang,” ucap Reyna ketus, meninggalkan lelaki itu diruang tamu.

    Beraktifitas seharian disekolah memaksa Reyna untuk mandi, saat memilih baju, wanita itu dibuat bingung harus mengenakan baju seperti apa, apakah cukup daster rumahan ataukah memilih pakaian yang lebih formal.

    “Apa yang ada diotak mu, Rey?!.. Dia adalah musuh bebuyutan mu disekolah,” umpat hati Reyna, melempar gaun ditangannya ke bagian bawah lemari.

    Lalu mengambil daster putih tanpa motif. Tapi sayangnya daster dari bahan katun yang lembut itu terlalu ketat dan sukses mencetak liuk tubuhnya dengan sempurna, memamerkan bongkahan payudara yang menggantung menggoda.

    Reyna kembali dibuat bingung saat memilih penutup kepala, apakah dirinya tetap harus mengenakan kain itu ataukah tidak, toh ini adalah rumahnya. Namun tak urung tangannya tetap mengambil kain putih dengan motif renda yang membuatnya terlihat semakin anggun, tubuh indah dalam balutan serba putih yang menawan.

    Jam dinding sudah menunjukkan pukul 5 petang dan untuk yang kedua kalinya Reyna menyediakan teh untuk Rivan. Sementara lelaki itu masih terlihat serius dengan laptop dan berkas-berkas yang harus disiapkan, sesekali Reyna memberikan arahan.

    Tanpa sadar mata Reyna mengamati wajah Rivan yang memang menarik. “Sebenarnya cowok ini rajin dan baik, tapi kenapa sering sekali sikapnya membuatku emosi,” gumam Reyna, teringat permusuhannya dilingkungan sekolah.

    Pemuda yang memiliki selisih umur empat tahun lebih muda dari dirinya. Sikap keras Reyna sebagai wakil kepala sekolah bidang kesiswaan berbanding terbalik dengan sikap Rivan yang kerap membela murid-murid yang melakukan pelanggaran disiplin.

    “Tidak usah terburu-buru, minum dulu teh mu, lagipula diluar sedang hujan,” tegur Reyna yang berniat untuk bersikap lebih ramah.
    “Hujan?… Owwhh Shiiit.. Ibuku pasti menungguku untuk makan malam,” umpat Rivan.

    Reyna tertawa geli mendengar penuturan Rivan, “makan malam bersama ibumu? Tapi kamu tidak terlihat seperti seorang anak mami,” celetuk Reyna usil, membuat Rivan ikut tertawa, namun tangannya terus bergerak seakan tidak tergoda untuk meladeni ejekan Reyna.

    “Bereeesss..” ucap Rivan tiba-tiba mengagetkan Reyna yang asik membalas BBM dari suaminya.
    “Jadi apa aku harus pulang sekarang?” tanya Rivan, wajahnya tersenyum kecut saat mendapati hujan diluar masih terlalu lebat.

    “Di garasi ada jas hujan, tapi bila kamu ingin menunggu hujan teduh tidak apa-apa,” tawar Reyna yang yakin motor Rivan tidak mungkin menyimpan jas hujan.
    “Aku memilih berteduh saja, sambil menemani bu guru cantik yang sedang kesepian, hehehe…”
    “Sialan, sebentar lagi suamiku pulang lhoo,”

    Sesaat setelah kata itu terucap, Blackberry ditangan Reyna menerima panggilan masuk dari suaminya, tapi sayangnya suaminya justru memberi kabar bahwa dirinya sedikit terlambat untuk pulang, dengan wajah cemberut Reyna menutup panggilan.

    “Ada apa, Rey..”
    “Gara-gara kamu suamiku terlambat pulang,”

    “Lhoo, kenapa gara-gara aku? Hahaha…” Rivan tertawa penuh kemenangan, dengan gregetan Reyna melempar bantal sofa. Obrolan kembali berlanjut, namun lebih banyak berkutat pada dinamika kehidupan disekolah dan hal itu cukup sukses mencairkan suasana.

    Reyna seakan melihat sosok Rivan yang lain, lebih supel, lebih bersahabat dan lebih humoris. Jauh berbeda dari kacamatanya selama ini yang melihat guru cowok itu layaknya perusuh bagi dirinya, sebagai penegak disiplin para siswa.

    “Aku heran, kenapa kamu justru mendekati anak-anak seperti Junot dan Darko, kedua anak itu tak lagi dapat diatur dan sudah masuk dalam daftar merah guru BK,” tanya Reyna yang mulai terlihat santai. “Seandainya bukan keponakan dari pemilik yayasan, pasti anak itu sudah dikeluarkan dari sekolah,” sambungnya.

    “Yaa, aku tau, tapi petualangan mereka itu seru lho, mulai dari nongkrong di Mangga Besar sampai ngintipin anak cewek dikamar mandi, guru juga ada lho yang mereka intipin,” “Hah? yang benar? gilaaa, itu benar-benar perbuatan amoral,” Reyna sampai meloncat dari duduknya, berpindah ke samping Rivan.

    “Tapi tunggu, bukankah itu artinya kamu mendukung kenakalan mereka, dan siapa guru yang mereka intip?” tanya Reyna dengan was-was, takut dirinya menjadi korban kenakalan kedua siswa nya.
    “Sebanarnya mereka anak yang cerdas dan kreatif, bay
    angkan saja, hanya dengan pipa ledeng dan cermin mereka bisa membuat periskop yang biasa digunakan oleh kapal selam,” ucap Rivan serius, memutar tubuhnya berhadapan dengan Reyna yang penasaran.

    “Awalnya mereka cuma mengintip para siswi tapi bagiku itu tidak menarik, karena itu aku mengajak mereka mengintip di toilet guru, apa kamu tau siapa yang kami intip?”

    Wajah Reyna menegang, menggeleng dengan cepat. “Siapa?,,,”

    “kami mengintip guru paling cantik disekolah, Ibu Reyna Raihani!”
    “Apa? gilaaa kamu Van, kurang ajar,” Reyna terkaget dan langsung menyerang Rivan dengan bantal sofa.
    “ampuun Reeeey, Hahahaa,,”
    “Sebenarnya kamu ini guru atau bukan sih? Memberi contoh mesum ke murid-murid, besok aku akan melaporkan mu ke kepala sekolah,” sembur Reyna penuh emosi.

    Rivan berusaha menahan serangan dengan mencekal lengan Reyna.

    “Hahahaa, aku bohong koq, aku justru mengerjai mereka, aku tau yang sedang berada di toilet adalah Pak Tigor dan apa kamu tau efeknya? Mereka langsung shock melihat batang Pak Tigor yang menyeramkan, Hahaha,” Reyna akhirnya ikut tertawa, tanpa sadar jika lengannya masih digenggam oleh Rivan.

    “Tu kan, kamu itu sebenarnya lebih cantik jika sedang tertawa, jadi jangan disembunyikan dibalik wajah galakmu,” ucap Rivan yang menikmati tawa renyah Reyna yang memamerkan gigi gingsulnya. Seketika Reyna terdiam, wajahnya semakin malu saat menyadari tangan Rivan masih menggenggam kedua tangannya.

    Tapi tidak berselang lama bentakan dari bibir tipisnya kembali terdengar, “Hey!.. Kalo punya mata dijaga ya,” umpat Reyna akibat jelajah mata Rivan yang menyatroni gundukan payudara dibalik gaun ketat yang tak tertutup oleh jilbab, Reyna beranjak dan duduk menjauh, merapikan jilbabnya.

    “Punyamu besar juga ya,” balas Rivan, tak peduli akan peringatan Reyna yang menjadi semakin kesal lalu kembali melempar bantalan sofa. “Ga usah sok kagum gitu, lagian kamu pasti sudah sering mengintip payudara siswi disekolah?,,”

    “Tapi punyamu spesial, milik seorang guru tercantik disekolah,”

    “Sialan..” dengus Reyna merapikan jilbabnya, tapi sudut bibirnya justru tersenyum, karena tak ada wanita yang tidak suka bila dipuji. Wajah Reyna memerah , kalimat Rivan begitu vulgar seakan itu adalah hal yang biasa.

    “Rey… liat dong,”

    “Heh? Kamu mau liat payudaraku , gilaa… Benda ini sepenuhnya menjadi hak milik suamiku,” Wanita itu memeletkan lidahnya, tanpa sadar mulai terbawa sifat Rivan yang cuek.
    “Ayo dooong, penasaran banget nih,”
    “Nanti, kalo aku masuk kamar mandi intipin aja pake piroskop ciptaan kalian itu, hahaha..” Reyna tertawa terpingkal menutup wajahnya, tidak percaya dengan apa yang baru saja diucapkannya.

    “Yaaa, paling ngga jangan ditutupin jilbab keq,” sungut Rivan, keqi atas ulah Reyna yang menertawakannya.
    “Hihihi… Liat aja ya, jangan dipegang,” Ucap guru cantik itu dengan mata tertuju ke TV, lalu mengikat jilbabnya kebelakang.
    “Kurang..”

    “Apalagi? Bugil?” matanya melotot seolah-olah sedang marah, tetapi jantungnya justru berdebar kencang, menantang hatinya sejauh mana keberanian dirinya.
    “satu kancing aja,”
    “Dasar guru mesum,” Reyna lagi-lagi memeletkan lidahnya lalu kembali menolehkan wajahnya ke TV, namun tangannya bergerak melepas kancing atas.

    Tapi tidak berhenti sampai disitu, karena tangannya terus bergerak melepas kancing kedua lalu menyibak kedua sisinya hingga semakin terbuka, membiarkan bongkahan berbalut bra itu menjadi santapan penasaran mata Rivan. Entah apa yang membuat Reyna seberani itu, untuk pertama kalinya dengan sengaja menggoda lelaki lain dengan tubuh nya.

    “Punyamu pasti lebih kencang dibanding milik Anita,” sambung Rivan, matanya terus terpaku ke dada Reyna sambil mengusap-usap dagu yang tumbuhi jambang tipis, seolah menerawang seberapa besar daging empuk yang dimiliki wanita cantik itu. Tapi kata-kata Rivan justru membuat Reyna kaget, bingung sekaligus penasaran. “Hhmmm.. Ada hubungan apa antara dirimu dan Bu Nita?”

    “Tidak ada, aku hanya menemani wanita itu, menemani malam-malamnya yang sepi,”
    “Gilaaa.. Apa kamu… eeeenghhh,,,”

    “Maksudmu aku selingkuhan Bu Anita kan? Hahaha…” Rivan memotong kalimat Reyna setelah tau maksud kalimat yang sulit diucapkan wanita itu. “Bisa dikatakan seperti itu, hehehe.. Tapi kami sudah mengakhirinya tepat seminggu yang lalu,”

    “Kenapa?” sambar Reyna yang tiba-tiba penasaran atas isu skandal yang memang telah menyebar dikalangan para guru mesum. Rivan menghela nafas lalu menyandarkan tubuhnya. “Suaminya curiga dengan hubungan kami, meski Anita menolak untuk mengakhiri aku tetap harus mengambil keputusan itu, resikonya terlalu besar,”

    “Apa kamu mencintai Bu Anita?”

    Rivan tidak langsung menjawab tapi justru mengambil rokok dari kantongnya, setelah tiga jam lebih menahan diri untuk tidak menghisap lintingan tembakau dikantongnya, akhirnya lelaki itu meminta izin, “Boleh aku merokok?”

    “Silahkan..” jawab Reyna cepat.

    “Aku tidak tau pasti, Anita wanita yang cantik, tapi dia bukan wanita yang kuidamkan,” beber lelaki itu setelah menghembuskan asap pekat dari bibirnya. Tapi wajah wanita didepannya masih menunjukkan rasa penasaran, “lalu apa saja yang sudah terjadi antara dirimu dan Anita?” cecarnya.

    “Hahahaha.. Maksudmu apa saja yang sudah kami lakukan?”

    Wajah Reyna memerah karena malu, Rivan dengan telak membongkar kekakuannya sebagai seorang wanita dewasa. “Anita adalah wanita bersuami, artinya kau tidak berhak untuk menjamah tubuhnya,” ucap Reyna berusaha membela keluguan berfikirnya.

    Rivan tersenyum kecut, mengakui kesalahannya, “Tak terhitung lagi berapa kali kami melakukannya, mulai dari dirumahku, dirumahnya, bahkan kami pernah melakukan diruang lab kimia, desah suaranya sebagai wanita yang kesepian benar-benar menggoda diriku, rindu pada saat-saat aku menghamburkan spermaku diwajah cantiknya.”

    Seketika wajah Reyna terasa panas membayangkan petualangan, Anita, “Kenapa kamu tidak menikah saja?” tanya Reyna berusaha menetralkan debar jantungnya. “Belum ada yang cocok,” jawab Rivan dengan simpel, membuat Reyna menggeleng-gelengkan kepala, wanita itu mengambil teh dimeja dan meminumnya.
    “Rey.. selingkuhan sama aku yuk..”

    Brruuuuuffftttt…
    Bibir tipis Reyna seketika menghambur air teh dimulutnya.

    “Dasar guru mesum,” umpat Reyna membuang wajahnya, yang menampilkan ekspresi tak terbaca, kejendela yang masih mempertontonkan rinai hujan yang justru turun semakin deras.

    “Aku masak dulu, lapar nih,” ucap Reyna, beranjak dari sofa berusaha menghindar dari tatapan Rivan yang begitu serius, jantungnya berdegub keras masih tidak percaya dengan apa yang diucapkan Rivan.

    “Rey…” Panggilan Rivan menghentikan langkah wanita itu.
    “Kenapa wajahmu jadi pucat begitu, tidak perlu takut aku cuma bercanda koq,” ujar lelaki itu sambil terkekeh.
    “Siaaal, ni cowok sukses mengerjai aku,” umpat hati Reyna.

    “Aku tau koq, kamu tidak mungkin memiliki nyali untuk menggoda guru super galak seperti aku,” ucapnya sambil memeletkan lidah. Diam-diam bibirnya tersenyum saat Rivan mengikuti ke dapur. Hatinya mencoba berapologi, setidaknya lelaki itu dapat menemaninya saat memasak.

    Reyna dengan bangga memamerkan keahliannya sebagai seorang wanita, tangannya bergerak cepat menyiapkan dan memotong bumbu yang diperlukan, sementara Rivan duduk dikursi meja makan dan kembali berceloteh tentang kenakalan dan kegenitan para siswi disekolah yang sering menggoda dirinya sebagai guru mesum jomblo tampan.

    “Awas aja kalo kamu sampai berani menyentuh siswi disekolah,” Reyna mengingatkan Rivan sambil mengacungkan pisau ditangan, dan itu membuat Rivan tertawa terpingkal.
    “Ckckckck, mahir juga tangan mu Rey,” Rivan mengkomentari kecepatan tangan Reyna saat memotong bawang bombay.
    “Hahaha… ayo sini aku ajarin..” tawar Reyna tanpa menghentikan aksinya.

    Tapi Reyna terkejut ketika Rivan memeluknya dari belakang, bukan.. cowok itu bukan memeluk, karena tangannya mengambil alih pisau dan bawang yang ada ditangannya. “Ajari aku ya..” bisik Rivan lembut tepat ditelinganya.

    Kepala wanita itu mengangguk, tersenyum tersipu. Tangannya terlihat ragu saat menyentuh dan menggenggam tangan Rivan yang ditumbuhi rambut-rambut halus. Perlahan pisau bergerak membelah daging bawang.

    “tangan mu terlalu kaku, Hahahaa,”
    “Ya maaf, tanganku memang tidak terlatih melakukan ini, tapi sangat terlatih untuk pekerjaan lainnya.”
    “Oh ya? Contohnya seperti apa? Membuat periskop untuk mengintip siswi dikamar mandi? Hahaha,,,”

    “Bukan, tapi tanganku sangat terampil untuk memanjakan wanita cantik seperti mu,” ucap lelaki itu, melepaskan pisau dan bawang, beralih mengusap perut Reyna yang datar dan perlahan merambat menuju payudara yang membusung.

    “Hahaha, tidaak tidaaak, aku bukan selingkuhanmu, ingat itu,” tolak Reyna berusaha menahan tangan Rivan.
    “Rey, jika begitu jadilah teman yang mesra untuk diriku, dan biarkan temanmu ini sesaat mengangumi tubuhmu, bila tanganku terlalu nakal kamu bisa menghentikanku dengan pisau itu, Deal?…”

    Tubuh Reyna gemetar, lalu mengangguk dengan pelan, “Ya, Deaaal.” ucap bibir tipisnya, serak. Reyna kembali meraih pisau dan bawang dan membiarkan tangan kekar Rivan dengan jari-jarinya yang panjang menggenggam payudara nya secara utuh. Memberikan remasan yang lembut, memainkan sepasang bongkahan daging dengan gemas.

    Mata Reyna terpejam, kepalanya terangkat seiring cumbuan Rivan yang perlahan merangsek keleher yang masih terbalut jilbab. Romansa yang ditawarkan Rivan dengan cepat mengambil alih kewarasan Reyna.

    “Owwhhhh,” bibir Reyna mendesah, kakinya seakan kehilangan tenaga saat jari-jari Rivan berhasil menemukan puting payudara yang mengeras.
    “Rivaaaan,” ucap wanita itu sesaat sebelum bibirnya menyambut lumatan bibir yang panas.

    Membiarkan lelaki itu menikmati dan bercanda dengan lidahnya, menari dan membelit lidahnya yang masih berusaha menghindar. “Eeeemmhhh…” wajahnya terkaget, Rivan dalam hisapan yang lembut membuat lidah nya berpindah masuk menjelajah mulut lelaki itu dan merasakan kehangatan yang ditawarkan.

    Menggelinjang saat lelaki itu menyeruput ludah dari lidahnya yang menari. Jika Reyna mengira permainan ini sebatas permainan pertautan lidah, maka wanita itu salah besar, karena jemari dari lelaki yang kini memeluknya penuh hasrat itu mulai menyelusup kebalik kancingnya.

    “Boleh?”

    Wanita berbalut jilbab itu tak berani menjawab, hanya memejamkan matanya dan menunggu keberanian silelaki untuk menikmati tubuhnya. Begitu pun saat tangan Rivan berusaha menarik keluar bongkahan daging padat yang membusung menantang dari bra yang membekap.

    “Oooowwwhh, eemmppphhh,” tubuh Reyna mengejang seketika, tangan lentiknya tak mampu mengusir tangan Rivan, hanya mencengkram agar jemari lelaki itu tidak bergerak terlalu lincah memelintir puting mungilnya.

    “Rey.. Kenapa kamu bisa sepasrah ini?.. Benarkah kamu menyukai lelaki ini?.. Bukan.. Ini bukan sekedar pertemanan Rey.. Meski kau tidak menyadari aku bisa merasakan bibit rasa suka dihatimu akan lelaki itu, Rey…” hati kecil Reyna mencoba menyadarkan. Tapi wanita itu justru berusaha memungkiri penghianatan cinta yang dilakoninya, berusaha mengenyahkan bisikan hati dengan memejamkan matanya lebih erat.

    Wajahnya mendongak ke langit rumah, berusaha lari dari batinnya yang berteriak memberi peringatan. Pasrah menunggu dengan hati berdebar saat tangan Rivan mulai mengangkat dasternya keatas dan dengan pasti menyelinap kebalik kain kecil, menyelipkan jari tengah kecelah kemaluan yang mulai basah.

    “Ooowwwhhhhhhh,” bibirnya mendesah panjang, berusaha membuka kaki lebih lebar seakan membebaskan jari-jari Rivan bermain dengan klitorisnya.

    Kurihiiiing…
    Kurihiiiing…

    Dering HP mengagetkan keduanya, membuat pergumulan birahi itu terlepas. Kesadaran Reyna mengambil alih seketika, dirinya semakin shock melihat nama yang tertera dilayar HP, ‘Mas Anggara’.

    “Hallo mas, halloo,,” sambut Reyna diantara usahanya mengkondisikan jantung yang berdegup kencang.
    “Mas sedang dimana, kenapa belum pulang?” ucap Reyna kalut dengan rasa takut dan bersalah yang begitu besar, seolah suaminya kini berdiri tepat didepannya.
    “Mas masih dirumah sakit, mungkin tidak bisa pulang malam ini,” jawab suara besar diujung telpon.
    “Iya.. Iya tidak apa-apa, Mas kerja saja yang tenang,”

    Setelah mengucap salam, sambungan telpon dimatikan. Reyna berdiri bersandar dimeja, menghela nafas panjang lalu meneguk liur untuk membasahi kerongkongannya yang terasa sangat kering.

    “Rivan, terimakasih untuk semuanya, tapi kau bisa pulang sekarang,”
    “Tidak Rey, kita harus menyelesaikan apa yang sudah kita mulai,”

    “Apa maksudmu?… Tidak.. Aku bukan seperti Anita yang kesepian, aku tidak memiliki masalah apapun dengan suamiku, keluarga yang kumiliki saat ini adalah keluarga yang memang kuidamkan…” wajah Reyna menjadi pucat saat Rivan mendekat menempel ketubuhnya, mengangkat dasternya lebih tinggi, memeluk dan meremas pantat yang padat berisi.

    “Rivan, ingat!.. Kamu seorang guru, bukan pemerkosa..” didorongnya tubuh lelaki itu, tapi dekapan tangan Rivan terlalu erat.
    “Yaa.. Aku memang bukan pemerkosa, aku hanya ingin menyelesaikan apa yang sudah kita mulai,”
    “Gila kamu Rivan, aku adalah istri yang setia, tidak seperti wanita-wanita yang pernah kau tiduri ”
    “Ohh ya?,,” Rivan tersenyum sambil menurunkan celananya dan memamerkan batang yang telah mengeras, batang besar yang membuat Reyna terhenyak.

    Tiba-tiba dengan kasar Rivan mencengkram tubuh Reyna dan mendudukkan wanita itu diatas meja, dengan gerakan yang cepat menyibak celana dalam Reyna, batang besar itu telah berada didepan bibir senggama Reyna.

    “Jangan Rivaaan, aku bisa berbuat nekat,” Reyna mulai menangis ketakutan, meraih garpu yang ada disampingnya, mengancam Rivan.
    “Kenapa mengambil garpu, bukankah disitu ada pisau?” Rivan terkekeh, wajah yang tadi dihias senyum menghanyutkan kini berubah begitu menakutkan.
    “Aaaaaaaaaaaggghh…” Rivan berteriak kesakitan saat Reyna menusukkan garpu ke lengan lelaki itu.

    Lelaki itu menepis tangan Reyna, merebut garpu dan melemparnya jauh, darah terlihat merembes dikemeja lelaki itu. “Bila ingin mengakhiri ini seharusnya kau tusuk tepat di ulu hatiku,” ucapnya dengan wajah menyeringai sekaligus menahan sakit.

    “Tidaaak Rivaaaan, hentikaaan,” Reyna berhasil berontak mendorong tubuh besar Rivan lalu berlari kearah kamar, tapi belum sempat wanita itu menutup kamar Rivan menahan dengan tangannya.

    “Aaaaagghh…” Rivan mengerang kesakitan akibat tangannya yang terjepit daun pintu, lalu dengan kasar mendorong hingga membuat Reyna terjengkal.
    “Dengar Rey.. Sudah lama aku menyukai mu, dan aku berusaha menarik perhatianmu dengan menentang setiap kebijakan mu,”

    Dengan kasar Rivan mendorong wanita itu kelantai dan melucuti pakaiannya, Reyna berteriak meminta tolong sembari mempertahankan kain yang tersisa, tapi derasnya hujan mengubur usahanya. Lelaki itu berdiri mengangkangi tubuh Reyna yang terbaring tak berdaya, memamerkan batang besar yang mengeras sempurna, kejantanan yang jelas lebih besar dari milik suaminya.

    Wanita itu menangis saat Rivan dengan kasar menepis tangan yang masih berusaha menutupi selangkangan yang tak lagi dilindungi kain. “Cuu.. Cukup Rivan, sadarlaaah..” sambil terus menangis Reyna berusaha menyadarkan, tapi usahanya sia-sia, mata lelaki itu terhiptonis pada lipatan vagina dengan rambut kemaluan yang terawat rapi.

    Dengan kekuatan yang tersisa Reyna berusaha merapatkan kedua pahanya, namun terlambat, Rivan telah lebih dulu menempatkan tubuhnya diantara paha sekal itu dan bersiap menghujamkan kejantanannya untuk mengecap suguhan nikmat dari wanita secantik Reyna.

    “Ooowwhhh… Vagina mu lebih sempit dibanding milik Anita,” desah Rivan seiring kejantanan yang menyelusup masuk ke liang si betina.

    “Oohhkk.. Oohhkk..” bibir Reyna mengerang menerima hujaman yang dilakukan dengan kasar, semakin keras batang besar itu menghujam semakin kuat pula jari-jari Reyna mencakar tangan Rivan, air matanya tak henti mengalir.

    Tubuhnya terhentak bergerak tak beraturan, Rivan menyetubuhinya dengan sangat kasar. Wajah lelaki itu menyeringai saat melipat kedua paha Reyna keatas, memberi suguhan indah dari batang besar yang bergerak cepat menghujam celah sempit vagina Reyna.

    “Sayang, aku bisa merasakan lorong vaginamu semakin basah, ternyata kamu juga menikmati pemerkosaan ini, hehehe”

    Plak…

    Pertanyaan Rivan berbuah tamparan dari tangan Reyna, tapi lelaki itu justru tertawa terpingkal, lidahnya menjilati jari-jari kaki Reyna yang terangkat keatas dengan pinggul yang terus bergerak menghujamkan batang pusakanya. Puas bermain dengan kaki Reyna, tangan lelaki itu bergerak melepas bra yang masih tersisa.

    “Ckckckck… Sempurna, sejak dulu aku sudah yakin payudaramu lebih kencang dari milik Anita,”

    Tubuh Reyna melengkung saat putingnya dihisap lelaki itu dengan kuat. “Oooooouugghh..”

    “Pasti Anita malam ini tidak bisa tidur karena menunggu batang kejantanan yang kini sedang kau nikmati, Oowwhhh kecantikan, keindahan tubuh dan nikmatnya vaginamu benar-benar membuatku lupa pada beringasnya permainan Anita,” ucap Rivan, membuat Reyna kembali melayangkan tangannya kewajah lelaki itu.

    “Bajingan kamu, Van..” umpat wanita itu, tapi tak berselang lama bibirnya justru mendesah saat lidah Rivan bermain ditelinganya. “Oooowwwhhhhh….”
    “Hehehe…akuilah, jika kamu juga menikmati pemerkosaan ini, rasakanlah besarnya penisku divagina sempit mu ini,”

    Mata wanita itu terpejam, air matanya masih mengalir dengan suara terisak ditingkahi lenguhan yang sesekali keluar tanpa sadar. Hatinya berkecamuk, sulit memang memungkiri kenikmatan yang tengah dirasakan seluruh inderanya.

    “Reeeey… Sadarlah, kamu wanita baik-baik, seorang istri yang setia, setidaknya tutuplah mulut nakal mu itu,” teriak hatinya mencoba mengingatkan, membuat airmata Reyna semakin deras mengalir.

    Yaa.. meski hatinya berontak, tapi tubuhnya telah berkhianat, pinggulnya tanpa diminta bergerak menyambut hentakan batang yang menggedor dinding rahim. Rivan tersenyum penuh kemenangan.

    “Berbaliklah, sayang,” pintanya.

    Tubuh Reyna bergerak lemah membelakangi Rivan, pasrah saat lelaki itu menarik pantatnya menungging lebih tinggi, menawarkan kenikmatan dari liang senggama yang semakin basah. Jari-jari lentiknya mencengkram sprei saat lelaki dibelakang tubuhnya menggigiti bongkahan pantatnya dengan gemas.

    “Oooowwwhhhh… Eeeeeenghhh..” pantat indah yang membulat sempurna itu terangkat semakin tinggi ketika lidah yang panas memberikan sapuan panjang dari bibir vagina hingga keliang anal.

    Rasa takut dan birahi tak lagi mampu dikenali, matanya yang sendu mencoba mengintip pejantan yang membenamkan wajah tampannya dibelahan pantat yang bergetar menikmati permainan lidah yang lincah menari, menggelitik liang vagina dan anusnya, suatu sensasi kenikmatan yang tak pernah diberikan oleh suaminya.

    Isak tangis bercampur dengan rintihan. Hati yang berontak namun tubuhnya tak mampu berdusta atas lenguhan panjang yang mengalun saat batang besar Rivan kembali memasuki tubuhnya, menghantam bongkahan pantatnya dengan bibir menggeram penuh nafsu.

    Begitupun saat Rivan meminta Reyna untuk menaiki tubuhnya, meski airmatanya jatuh menetes diatas wajah sipejantan tapi pinggul wanita itu bergerak luwes dengan indahnya menikmati batang besar yang dipaksa untuk masuk lebih dalam.

    “Aaaawwhhhh Rey… Boleh aku menghamilimu?” ucap Rivan saat posisinya kembali berada diatas tubuh Reyna, menunggangi tubuh indah yang baru saja meregang orgasme.

    Wanita itu membuang wajahnya, bibirnya terkatup rapat tak berani menjawab hanya gerakan kepala yang menggeleng menolak, matanya begitu takut beradu pandang dengan mata Rivan yang penuh birahi.

    Batang besar Rivan bergerak cepat, orgasme yang diraih siwanita membuat lorong senggamanya menjadi sangat basah. Hentakan pinggul lelaki itu begitu cepat dan kuat seakan ingin membobol dinding rahim, memaksa Reyna berpegangan pada besi ranjang penikahannya untuk meredam kenikmatan yang didustakan.

    “Reeeeey.. Boleh aku menghamilimuuu?.. Aaaagghhh, cepaaaaat jawaaaaaaaab,” teriak Rivan yang menggerakkan pinggulnya semakin cepat.

    Reyna menatap Rivan dengan kepala yang menggeleng. “Jangaaan.. kumohooon jangaaaan… Rivan tersenyum menyeringai “Kamu yakin? Tidak ingin merasakan sensasi bagaimana sperma lelaki lain menghambur dirahim mu?”

    Plaaak..

    Reyna kembali menampar wajah Rivan untuk yang kesekian kalinya, tapi kali ini jauh lebih keras. Wanita menjerit terisak, tapi kaki jenjangnya justru bergerak melingkari pinggul silelaki, tangannya memeluk erat seakan ingin menyatukan dua tubuh.

    Tangis Reyna semakin menjadi, menangisi kekalahannya. Tangannya menyusuri punggung Rivan yang berkeringat lalu meremas pantat yang berotot seakan mendukung gerakan Rivan yang menghentak batang semakin dalam.

    “Kamu jahaaaaat Rivaaaan.. jahaaaaat..” teriak Reyna seiring lenguh kenikmatan dari bibir silelaki.

    Menghambur bermili-mili sperma dilorong senggama, menghantar ribuan benih kerahim siwanita yang mengangkat pinggulnya menyambut kepuasan silelaki dengan lenguh orgasme yang kembali menyapa, tubuh keduanya mengejat, menggelinjang, menikmati suguhan puncak dari sebuah senggama tabu.

    “Kenapa kau mempermainkan aku seperti ini,” isak Reyna dengan nafas memburu, tangannya masih meremasi pantat berotot Rivan yang sesekali mengejat untuk menghantar sperma yang tersisa kerahim si wanita.

    “Karena aku mencintaimu,” bisik lembut si penjantan ditelinga betina yang membuat pelukannya semakin erat, membiarkan tubuh besar itu berlama-lama diatas tubuh indah yang terbaring pasrah. Membisu dalam pikiran masing-masing.

    “Apa kamu bersedia menjadi teman selingkuhku?”

    Reyna menggeleng dengan cepat, “Aku tidak berani, Rivan, Ooooowwhhhhhh..” wanita itu melepaskan pagutan kakinya dan mengangkang lebar, membiarkan silelaki kembali menggerakkan pingulnya dan memamerkan kehebatan kejantanannya dicelah sempit vagina Reyna.

    “Tapi bagaimana bila aku memaksa?..”

    “Itu tidak mungkin Oooowwhhh… Aku sudah bersuami dan memiliki anak, aaaahhhhhh…” Reyna menggelengkan kepala, berusaha kukuh atas pendirian, meski pinggul indahnya bergerak liar, tak lagi malu untuk menyambut setiap hentakan yang menghantar batang penis kedalam tubuhnya.

    Reyna tak ingin berdebat, tangannya menjambak rambut Rivan saat bibir lelaki itu kembali berusaha merayu, membekap wajah Rivan pada kebongkahan payudara dengan puting yang mengeras.

    “Kamu jahat, Van.. Tak seharusnya aku membiarkan lelaki lain menikmati tubuhku.. Ooowwwhh.. Ooowwwhhh…”

    Setelahnya tak ada lagi kalimat lagi yang keluar selain desahan dan lenguhan dan deru nafas yang memburu. Hingga akhirnya bibir Rivan bersuara serak memanggil nama si wanita.

    “Reeeeey… Boleeeehkaaan?”

    Reyna menatap sendu wajah birahi Rivan, dengan kesadaran yang penuh wanita itu mengangguk lalu merentang kedua tangan dan kakinya, memberi izin kepada silelaki untuk kembali menghambur sperma kedalam rahimnya.

    “Reeeey..” panggil lelaki itu kembali, membuat siwanita bingung, sementara tubuhnya telah pasrah menjadi pelampiasan dari puncak birahi Rivan.

    Dengan wajah memelas tangan Rivan bergerak mengusap wajah Reyna, telunjuknya membelah bibir tipis siwanita.

    “Dasar guru mesum, ” ucap Reyna sambil menampar pipi Rivan tapi kali ini dengan lembut,
    “kamu menang banyak hari ini, Van..” ucapnya lirih dengan mata sembap oleh air mata.
    “Boleeeh?..”

    Reyna memalingkan wajahnya, lalu mengangguk ragu. Rivan bangkit mencabut batangnya lalu mengangkangi wajah guru cantik itu. Sudut mata Reyna menangkap wajah tampan silelaki yang menggeram sambil memainkan batang besar tepat didepan wajah nya.

    Jemari lentiknya gemetar saat mengambil alih batang besar itu dari tangan Rivan. Memberanikan diri untuk menatap lelaki yang mengangkangi wajahnya, kepasrahan wajah seorang wanita atas lelaki yang menikmati tualang birahi atas tubuhnya.

    “Aaaaaaaagghhh.. Aaaaagghhh.. Reeeeey..” wajah Rivan memucat seiring sperma yang menghambur kewajah cantik yang menyambut dengan mata menatap sendu. “Aaaaaagghhhh.. Sayaaaaaang..”

    Tak pernah sekalipun Reyna menyaksikan seorang pejantan yang begitu histeris mendapatkan orgasmenya, dan tak pernah sekalipun Reyna membiarkan seorang pejantan menghamburkan sperma diwajah cantiknya. Dengan ragu Reyna membuka bibirnya, membiarkan tetesan sperma menyapa lidahnya. Batang itu terus berkedut saat jari lentik Reyna yang gemetar menuntun kedalam mulutnya.

    Menikmati keterkejutan wajah Rivan atas keberaniannya. Bibirnya bergerak lembut menghisap batang Rivan, mempersilahkan lelaki itu mengosongkan benih birahi didalam bibir tipisnya.

    “Ooooooowwwhhhhh.. Reeeeeeeey…” Rivan mengejat, menyambut tawaran Reyna dengan beberapa semburan yang tersisa.
    “Cepatlah pulang.. Aku tidak ingin suamiku datang dan mendapati dirimu masih disini,” pinta Reyna setelah Rivan sudah mengenakan kembali seluruh pakaiannya.
    “Masih belum puas?.. dasar guru mesum,” ucapnya ketus saat Rivan memeluk dari belakang.
    “aku bukanlah selingkuhan mu, catat itu,” Reyna menepis tangan Rivan.

    “Yaa.. Aku akan mencatatnya disini, disini, dan disini..” jawab Rivan sambil menunjuk bibir tipis Reyna, lalu beralih meremas payudara yang membusung dan berakhir dengan remasan digundukan vagina.

    “Dasar gila ni cowok,” umpat hati Reyna, yang kesal atas ulah Rivan tetap terlihat cuek setelah apa yang terjadi.

    Reyna menatap punggung Rivan saat lelaki itu melangkah keluar, hujan masih mengguyur bumi Jakarta dengan derasnya, dibibir pintu lelaki itu berhenti dan membalikkan tubuhnya, menampilkan wajah serius.

    “Maaf Rey, sungguh ini diluar dugaanku, semua tidak lepas dari khayalku akan dirimu, tapi aku memang salah karena mencintai wanita bersuami, Love you Rey..” ucap Rivan lalu melangkah keluar kepelukan hujan.

    “Rivaaan.. Love u too,” teriak Reyna dengan suara serak, membuat langkah Rivan terhenti
    “Tapi maaf aku tidak bisa jadi selingkuhanmu.” lanjutnya.

    “Mamaaaaaa, Elminaaaa pulaaaaang,” teriak seorang bocah dengan ceria, coba mengagetkan wanita yang sibuk merapikan tempat tidur yang berantakan, gadis kecil itu langsung menghambur memeluk tubuh Reyna, ibunya.

    Usaha gadis itu cukup berhasil, Reyna sama sekali tidak menduga, Ermina, putri kecilnya yang beberapa hari menginap ditempat kakeknya dijemput oleh suaminya.

    “Ini buat mama dari Elmina,” ucapnya cadel, menyerahkan balon gas berbentuk amor yang melayang pada seutas tali. “Elmina kangen mamaa, selamat valentine ya, ma, Semoga mama semakin cantik dan sehat selalu..”

    Wajah mungil itu tersenyum ceria, senyum yang begitu tulus akan kerinduan sosok seorang ibu. Reyna tak lagi mampu membendung air mata, menatap mata bening tanpa dosa yang menunjukkan kasih sayang seorang anak. Sementara dibelakang gadis itu berdiri suaminya, Anggara, sambil menggenggam balon yang sama.

    “Selamat valentine, sayang,” ucap Anggara, tersenyum dengan gayanya yang khas, senyum lembut yang justru mencabik-cabik hati Reyna.

    Seketika segala sumpah serapah tertumpah dari hatinya, atas ketidaksetiaannya sebagai seorang istri, atas ketidak becusannya menyandang sebutan seorang ibu.

    “Maafin Mama, sayang,” ucap Reyna tanpa suara, memeluk erat tubuh mungil Ermina, terisak dengan tubuh gemetar. “Maafin mama, Pah,”

    Tengah malam, Reyna berdiri dibalik jendela, menatap gulita dengan gundah. Suaminya dan Ermina telah terlelap.

    PING!…

    Tanpa hasrat wanita itu membuka BBM yang ternyata menampilkan pesan dari Rivan.

    “Besok pukul 12 aku tunggu di lab kimia, ”

    Jemari kiri Reyna erat menggenggam tangan suaminya yang tengah pulas tertidur, sementara tangan kanannya menulis pesan dengan gemetar. “Ya, aku akan kesitu,”

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Buah Dada Yang Begitu Menantang Untuk Dijilati

    Buah Dada Yang Begitu Menantang Untuk Dijilati


    907 views

    Cerita Sex ini berjudulBuah Dada Yang Begitu Menantang Untuk DijilatiCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Di hari pertamaku masuk kuliah di salah satu perguruan tinggi di Semarang, tidak ada yang aku kenal satupun, sehingga aku seperti orang nyasar, bingung celingak-celinguk kesana kemari. Sewaktu sedang bingung-bingungnya tiba-tiba ada cewek yang menegurku, ‘Eh, tau kelas MI1-3 nggak?’.

    Eeiittss.., ternyata aku juga cari kelas itu.., lalu aku jawab, ‘mm.., saya juga tidak tahu, mendingan cari sama-sama yuk’. ‘Saya Gita’ dia sebut namanya duluan. ‘Aku Iwan’, aku sebut namaku juga, di situlah aku mulai punya teman bernama Gita.

    Cewek manis ini mempunyai kulit kuning langsat, nyaris tanpa cacat, tinggi badan kira-kira 166 cm, dengan berat 49 Kg. Tapi yang bikin aku tidak bosan melihatnya adalah dadanya yang menantang, cukup besar untuk ukurannya, tapi tidak terlalu besar sekali.

    Begitu pula dengan pantatnya, aku paling suka jika dia memakai jeans ketat, dengan kaos oblong warna putih. Kadang jika ia bercanda, ngomongnya nyerempet-nyerempet porno terus, walaupun sekali-sekali saja.

    Tiga bulan sudah lamanya aku dekat dengannya, jalan kemanapun selalu bersama, walaupun dia belum resmi jadi pacarku, tetapi aku dan dia selalu berdua kemanapun.

    Sampai akhirnya aku dan dia pergi jalan-jalan ke daerah Dieng, salah satu daerah dingin di Jawa Tengah, niatnya cuma jalan-jalan saja, tidak menginap.

    Entah kenapa hari ini dia mengajakku bercanda yang berbau porno terus, dari pagi hingga siang hari. Sampai akhirnya ia bertanya begini,

    ‘Wan, kalau kamu punya istri suka yang buah dada nya besar atau sedeng-sedeng saja?’. Lalu aku jawab ‘Mm.., yang kayak apa ya?, kayaknya aku suka yang seperti punya kamu itu lho’. ‘Lho emang kamu pernah liat punyaku?’, tanya dia. Aku bilang ‘Gimana mau liat, orang kamunya ajah nggak pernah kasih kesempatan.., heheheh’. Dia tanya lagi sambil bercanda, ‘Kalo aku kasih kesempatan gimana?’.

    Aku jawab, ‘Yaa.., nggak aku sia-sia’in’. ‘Emang berani?’, tantang Gita. ‘Siapa takut..’, jawabku tidak mau kalah. ‘Kalo gitu bukti’in!’, kata Gita. ‘Oke.., kita cari losmen sekarang.., gimana?’, tantangku gantian. ‘Siapa takut..’, jawabnya tidak mau kalah juga.

    Jujur saja aku masih berfikir bahwa ini cuma bercanda saja, sampai tiba-tiba di depan sebuah losmen, dia berkata, ‘Wan, disini ajah.., kayaknya losmennya bagus tuh’. ‘Deg!!’, jantungku terasa berhenti. Dengan ragu-ragu kuarahkan mobilku masuk ke halaman losmen tersebut. Aku masih diam dan setengah tidak percaya. Terus dia berkata, ‘Kamu angkat tas-tas kita, aku yang check in.., OK?’.

    Seperti babu kepada majikannya, aku ikuti kata-katanya dan mengikuti langkahnya masuk ke losmen. Masuk ke kamar losmen langsung kita tutup dan kunci pintunya, aku masih terdiam terus duduk di atas kasur sampai dia berkata, ‘OK, sekarang aku kasih kamu kesempatan liat dadaku, tapi jangan macem-macem yaa?’.

    Tiba-tiba saja Gita menarik kaosnya ke atas, dan langsung melemparkan ke atas tempat tidur. Lalu dia terdiam sambil menatapku yang juga terdiam, walaupun sebenarnya aku sedang terpana.

    Beberapa saat dia arahkan tangan kanannya ke pundak kirinya, digesernya tali BH-nya jatuh ke lengan. Lalu gantian tangan kirinya ke pundak kanan melakukan hal yang sama. Lalu tangan kanannya diarahkan ke punggung, tetapi tangan kirinya masih memegangi BH bagian depannya.

    Oh God.., Nafasku terasa berhenti di tenggorokanku.., BH-nya telah terlepas, tetapi masih ditahan bagian depannya oleh tangan kirinya. Gita terus memandangiku. Gita menggigit bibir bagian bawahnya.

    Tiba-tiba ia berkata, ‘Aku nggak akan lepas ini, jika kamu nggak buka pakaianmu semuanya’ Aku ragu-ragu.., tetapi nafasku sudah tidak bisa diatur lagi.., aku buka kaosku.., aku buka jeansku.., lalu aku berhenti, tinggal celana dalam yang aku kenakan.., gantian aku yang menantang,

    ‘Aku nggak akan buka ini, jika kamu nggak lepas itu sekarang’ Gita diam sejenak lalu dia turunkan perlahan tangan kirinya dan akhirnya terlihat jelas buah dada nya yang kuning langsat dan benar-benar menantang.

    Belum sempat aku rampung menikmati pemandangan ini, tiba-tiba ia melompat ke arahku dan mendorongku telentang di kasur, dengan cepat dia mencium bibirku. Aku yang masih kaget akan serangan mendadak ini tidak menyia-nyiakannya, kami saling berciuman, saling melumat bibir, ‘uugghh.., oohh..’, hanya kata itu yang Gita keluarkan. Tiba-tiba saja di berdiri, dalam 5 detik celana jeansnya sudah terlepas.

    Kami sama-sama hanya memakai celana dalam saja, saling pandang tetapi itu hanya berlangsung 6 detik, dengan cepat ia menarik celana dalamku kebawah dan melepasnya.

    Gita tersenyum dan sedikit tertawa, aku tak tahu dia senang melihat punyaku atau menertawai punyaku? Akupun tidak mau kalah, kutarik perlahan-lahan celana dalamnya sedikit demi sedikit, ternyata Gita sudah tidak sabar lalu dia tarik sendiri celana dalamnya dan melemparnya ke belakang.

    belum sempat celana dalamnya menyentuh lantai bibirnya sudah melumat bibirku, ‘oohh..’, kami sekarang benar-benar telanjang bulat. Gita mulai mencium leherku tapi itu tidak lama karena aku keburu membalik badanku. Sekarang gantian ia yang telentang di kasur.

    Pemandangan yang indah sekali tetapi kali ini aku tidak mau lama-lama memandang, langsung aku berada diatasnya, kedua tangannya sudah kupegang dan tahan di samping kiri-kanan kepalanya. Aku ciumi lehernya, bibir, leher lagi.

    ‘Hhmmhh.., uugghh.., sstt’, cuma itu yang dia katakan. Ciumanku sudah ‘bosan’ di leher. Aku mulai turun. Melihat gerakanku itu, tiba-tiba dia mengangkat dadanya. Kesempatan ini tidak kusia-siakan. Aku langsung ciumi buah dada nya sebelah kiri, sedang tangan kananku mengelus-elus buah dada nya yang kanan.

    Kali ini tangan kirinya sudah memegang kepalaku. ‘sstt.., hh.., sstt..’, mulutnya berdesis seperti ular. Dia menarik rambutku dan kepalaku dan mengarahkan kepalaku ke buah dada nya sebelah kanan. Dengan t’.

    Lalu dengan gigiku aku mulai mengigit-gigit sedikit puting susunya, kiri-kanan, kiri-kanan selalu bergantian dan adil. Sementara dari mulut Gita terus keluar kata, ‘Teruuss.., teruuss.., yang keras.., aahh.., gigit Wan.., gghh.., sstt’. Sementara punyaku sudah tegang keras.

    Kepalaku mulai turun lagi tetapi tiba-tiba ia berteriak kecil, ‘Wan.., Iwan.., uugghh.., sekarang ajjaah.., masuk’iin.., nggak usah pake mulut lagi.., masukin sekaraanng.., plizz..’. Aku langsung di dorongnya. Sekarang ganti posisi, aku yang telentang dan Gita berada di atasku. Selangkangannya mencari-cari posisi, walau aku tahu pasti yang dia cari adalah punyaku.

    Begitu posisinya tepat, Gita mendorongnya dengan kuat. ‘uugghh..’, sedang aku sedikit berteriak, ‘aahh’. Punyaku sudah terbenam di dalam selangkangannya. Gita terus menggerak-gerakan pinggulnya ke atas, ke bawah, kiri-kanan, naik-turun segala arah gerakan ia lakukan.

    Matanya terpejam, bibirnya digigit seperti menahan sesuatu, sering dari mulutnya keluar kata-kata, ‘oohh.., sshhtt.., uugghh.., sshhss.., sshhiitt.., aacchh.., oouuhh..’, nafasnya tidak lagi teratur. Kedua tangannya meremas-remas buah dada nya sendiri, kepalanya sering menengadah ke atas, ‘uugghh.., oohh.., sshhsstt’.

    Sedangkan aku hanya sanggup meremas sprei di kiri dan kananku dengan kedua tanganku. Gigi atas dan gigi bawahku sudah saling menekan, tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutku hanya suara nafasku saja yang terdengar. Kali ini aku yang mengambil alih ‘kekuasannya’ gantian kudorong tapi dia malah tengkurap, melihat pantatnya yang putih mulus.

    jadi tambah bernafsu untuk segera memasukkan punyaku ke punyanya. Aku angkat pinggulnya dan Gitapun mengangkat badannya dengan kedua tangan dan kakinya.

    Sekarang posisinya seperti mau merangkak. Langsung tanpa tunggu waktu lagi aku mencoba memasukan ‘adikku’ ke lubang vaginanya. ‘Mmaasuukkiinn.., ceeppeett..’, Gita memohon kepadaku tapi belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya punyaku sudah masuk ke vaginanya.

    ‘oohh..’, dari mulutku keluar kata tersebut. Dengan semangat aku mulai mendorong ke depan, menarik, mendorong, menarik terus menerus seiring dengan gerakanku.

    Gerakannyapun berlawanan dengan gerakanku, setiap aku mendorong ke depan ia mendorong pantatnya ke arahku diiringi desahan dan leguhan dari mulutnya. ‘uugghh.., aahh.., Sshshhss.., oohh.., uugghh..’. Tiba-tiba ia berteriak, ‘Iwaann.., sshh.., oohh’, aku merasakan sesuatu keluar dari dalam lubang kemaluannya tapi, ‘oohh.., oohh.., aacchh.., Gitt.., aakku..’.

    Akupun merasakan kenikmatan yang tiada bandingannya seiring dengan keluarnya cairan dari dalam punyaku. ‘oohh.., uugghh’, banyak sekali cairanku keluar. ‘Terus Wan.., keluarin semuanya..’, pinta Gita.

    Tubuhku terasa sudah tidak kuat lagi berdiri. Aku langsung telentang di kasur, sedangkan Gita langsung memelukku dan menaruh kepalanya di dadaku. ‘Gita sayang sama Iwan’, hanya itu yang keluar dari mulutnya, lalu matanya terpejam sambil terus memelukku.

    ‘Iwan juga sayang sama Gita’, kataku. Akhirnya sejak itu aku dan Gita resmi pacaran.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Ngewe Mertua Nafsu Melihat Kontolku Yang Gede – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Ngewe Mertua Nafsu Melihat Kontolku Yang Gede – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1872 views

    Perawanku – Aku seorang laki-laki biasa, hobiku berolah raga, tinggi tubuhku 178 cm dengan bobot tubuh 78 kg. Aku mempunyai fisik yang ideal untuk seorang pria, tinggi, tegap, padat dan atletis. Tidak heran kalau banyak wanita yang menggoda dan mengajakku tidur karena sex appeal-ku ini. Empat tahun yang lalu saya menikah dan menetap di rumah mertuaku. Hari-hari berlalu kami lewati tanpa adanya halangan walaupun sampai saat ini kami memang belum dianugerahi seorang anak pendamping hidup kita berdua. Kehidupan berkeluarga kami sangat baik, tanpa kekurangan apapun baik itu sifatnya materi maupun kehidupan seks kami. Tetapi memang nasib keluarga kami yang masih belum diberikan seorang momongan.

    Di rumah itu kami tinggal bertiga, aku dengan istriku dan Ibu dari istriku. Sering aku pulang lebih dulu dari istriku, karena aku pulang naik kereta sedangkan istriku pulang naik kendaraan umum. Jadi sering pula aku berdua di rumah dengan mertuaku sampai dengan istriku pulang. Mertuaku berumur sekitar kurang lebih 45 tahun, tetapi dia mampu merawat tubuhnya dengan baik, aktif dengan kegiatan sosial dan rutin berolahraga bersama teman-temannya yang lain. Sering kulihat Ibu mertuaku pakai baju tidur tipis dan tanpa BH. Melihat bentuk tubuhnya yang masih lumayan dengan kulitnya yang putih, sering membuatku seperti kehilangan akal sehat.

    Pernah suatu hari selesai Ibu mertua mandi, telepon berdering. Lalu dia pun keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan sehelai handuk yang dililitkan ke tubuhnya. Aku yang sedang berolahraga angkat beban di luar, juga bermaksud mengangkatnya. Sesampainya aku di dekat telepon, ternyata kulihat Ibu mertuaku sudah mengangkatnya. Saat itulah aku melihat pemandangan yang menggiurkan. Dari belakang kulihat bentuk pangkal pahanya sampai ke bawah kakinya yang begitu bersih tanpa ada bekas goresan sedikitpun. Aku tertegun dan menelan ludah, terangsang melihat kaki Ibu mertuaku. Dalam hati berpikir “Kok, sudah tua begini masih mulus aja ya..?”

    Aku terhentak dari lamunanku begitu Ibu mertuaku menaruh gagang telepon. Lalu aku bergegas kembali ke luar, meneruskan olahragaku yang tertunda. Beberapa menit setelahnya aku hentikan olahragaku, masuk ke kamar, ambil handuk dan mandi. Saat aku hendak ke kamar mandi, kembali aku melihat pemandangan yang menggairahkan. Melalui celah pintu kamarnya yang tak tertutup, kuintip ke dalam, kulihat bagian belakang Ibu mertuaku yang bugil karena handuknya sudah dilepas dari tubuhnya. Serta merta Kontol ku mulai bangkit, dan gairahku memuncak. Segera kutenangkan pikiranku yang mulai kotor karena pemandangan itu.

    Selesai mandi aku membuat kopi dan langsung duduk di depan TV nonton acara yang lumayan untuk ditonton. Tidak lama Ibu mertuaku menyusul ikutan nonton sambil mengobrol denganku.

    “Bagaimana kerjaanmu, baik-baik saja?” tanya Ibu mertuaku.

    “Baik, Bu. Lho Ibu sendiri gimana?” tanyaku kembali. Kami mengobrol sampai istriku datang dan ikut bergabung mengobrol dengan kami berdua.
    Besok malamnya, sekitar jam 11.30 malam aku keluar kamar untuk minum. Kulihat TV di ruang keluarga masih menyala. Saat itu terlihat Ibu mertuaku ternyata sudah tertidur di depan TV. Ketika aku hendak mematikan televisi, tidak sengaja aku melihat ke arah rok Ibu mertuaku. Rok Ibu mertuaku tersibak sampai celana dalamnya kelihatan sedikit. Kulihat kakinya masih begitu mulus, iseng kuintip roknya dan terlihatlah gumpalan daging kemaluan yang ditutupi celana dalamnya. Ingin sekali rasanya kupegang dan kuremas gumpalan daging memek Ibu mertuaku itu, tetapi buru-buru aku ke dapur ambil minum lalu membawa ke kamar. Sebelum masuk kamar sambil berjalan pelan kulirik Ibu mertuaku sekali lagi dan Kontol ku langsung ikut bereaksi pelan.

    Aku masuk kamar dan coba mengusir pikiranku yang mulai kerasukan ini. Esoknya aku telat bangun, dan kulihat istriku sudah tidak ada. Langsung aku bergegas ke kamar mandi. Selesai mandi sambil mengeringkan rambut yang basah, aku berjalan pelan dan tanpa sengaja kulihat Ibu mertuaku berganti baju di kamarnya tanpa menutup pintu kamar. Aku kembali tertegun dan terangsang menatap keseluruhan bentuk tubuh Ibu mertuaku. Cuma sebentar aku masuk kamar, berganti pakaian kerja dan segera berangkat.

    Hari ini aku pulang cepat, di kantorpun tidak ada lagi kerjaan yang aku harus kerjakan. Saat pulang aku tidak melihat Ibu mertuaku, tampaknya dia berada di kamarnya karena pintunya tertutup. Sampai di rumah aku langsung berganti pakaian dengan kaus olahraga, dan mulai melakukan olahraga rutin yang biasa aku lakukan tiap pulang kerja. Sedang asyik-asyiknya aku melatih otot-otot dada dan lenganku, tiba-tiba kudengar suara teriakan. Itu adalah suara teriakan Ibu mertuaku. Kusudahi latihanku, dan aku segera bergegas menuju suara teriakan yang berasal dari kamar Ibu mertuaku. Langsung tanpa pikir panjang kubuka pintu kamar. Kulihat Ibu mertuaku berdiri di atas kasur sambil teriak

    “Awas tikusnya keluar..!” tandas Ibu mertuaku.
    “Tikus? Ada tikus di sini Bu?” tanyaku menegaskan.
    “Iya…ada tikus, tolong carikan!” katanya panik.

    Aku pun mulai mencari tikus itu.

    “Lho.. kok pintunya di buka terus? Nanti tikusnya susah ditangkap!” tandas Ibu mertuaku.

    Sambil kututup pintu kamar, kubilang “Mana.. mana tikusnya..?”

    “Coba kamu lihat di bawah kasur atau di sudut sana..” kata Ibu mertuaku sambil menunjuk meja riasnya. Kuangkat seprei kasur dekat meja rias. Memang ada seekor tikus kecil di situ yang tiba-tiba mencuit dan melompat ke arahku. Aku kaget dan spontan lompat ke atas kasur.

    Ibu mertuaku tertawa kecil melihat tingkahku dan mengatakan “Kamu takut juga ya?” Sambil menggerutu pelan kembali kucari tikus kecil itu, sesekali mataku nakal melirik ke arah kaki Ibu mertuaku yang roknya terangkat itu.

    Saat sedang mencari tikus itu, tiba-tiba Ibu mertuaku kembali teriak dan melompat ke arahku, ternyata tikusnya ada di atas kasur. Ibu mertuaku mendekapku dari belakang, entah disengaja atau tidak, namun kurasakan payudara nya menempel di punggungku, terasa hangat dan kenyal-kenyal. Kuambil kertas dan kutangkap tikus yang sudah mulai kecapaian itu terus kubuang keluar.

    “Udah dibuang keluar belum?” jelas Ibu mertuaku.

    “Udah, Bu.” Jawabku dari luar kamar.

    “Kamu periksa lagi, mungkin masih ada yang lain… soalnya Ibu dengar suara tikusnya ada dua” tegas Ibu mertuaku.

    “Walah, tikus maen pake ajak temen segala!” gumamku.

    Aku kembali masuk ke kamar dan mengendus-endus di mana temennya itu tikus seperti yang dibilang Ibu mertuaku. Ibu mertuaku duduk di atas kasur sedangkan aku sibuk mencari. Begitu aku mencari di bawah kasur sepertinya tanganku ada yang meraba-raba di atas kasur. Aku kaget dan kusentakkan tanganku, ternyata tangan Ibu mertuaku yang merabanya. Aku pikir temennya tikus tadi. Ibu mertuaku tersenyum penuh misteri dan kembali meraba tanganku. Aku memandang aneh kejadian itu, tetapi kubiarkan dia merabanya terus.

    “Gak ada tikus lagi, Bu..!” kataku setelah berkali-kali mencari. Tidak ada sahutan. Lalu tanpa berkata apa pun Ibu mertuaku beranjak dari kasur dan langsung memelukku. Aku kaget dan mulai panas dingin. Dalam hati aku berkata “Kenapa nih orang?”

    Rambutku dibelai, diusap seperti usapan seorang ibu pada anaknya. Dipeluknya aku erat-erat seperti takut kehilangan.

    “Ibu kenapa?” tanyaku.

    “Ah.. nggak! Ibu cuma mau membelai kamu” jawabnya sambil tersenyum genit.

    “Udah ya.. Bu, belai-belainya..!” kataku.

    “Kenapa, kamu nggak suka dibelai sama Ibu” rajuk Ibu mertuaku.

    “Bukan nggak suka, Bu. Cumakan…” alasanku lagi.

    “Cuma apa… ayo.. cuma apa..!?” potong Ibu mertuaku. Aku diam saja, dalam hati biar sajalah tidak ada ruginya kok dibelai sama dia. Siapa juga lelaki yang tidak mau diraba dan diusap-usap sama wanita seksi seperti dia?

    Sambil membelaiku, kulihat pancaran birahi tersiar dari matanya. Aku merasa maklum, dengan kaos olahraga tipis yang melekat di tubuhku, tampilan otot-otot kekar di baliknya pasti terlihat dengan jelas. Hal itu ditopang dengan keringatku yang membekas di kaos itu. Pasti terlihat sangat menggairahkan bagi wanita mana saja yang melihatnya. Kuperhatikan Ibu mertuaku masih terus membelaiku. Belaiannya lalu berpindah, dari rambut terus turun ke leher sambil diciumnya perlahan. Aku merinding menahan geli, sementara tangan halusnya bergerilya menyusuri tubuhku. Kaos olahragaku diangkat dan dibukanya, bukit dadaku diusap dengan sesekali digigiti. Pentil dadaku dipegang, diusap dan dicium. Kudengar nafas Ibu mertuaku semakin tidak beraturan. Dituntunnya aku ke atas ranjang, mulailah pikiranku melanglang buana. Dalam hati aku berpikir “Jangan-jangan Ibu mertuaku lagi kesepian dan minta disayang-sayang ama laki-laki”.

    Aku bersikap pasif, tidak membalas tindakan mesra Ibu mertuaku itu. Aku berbaring di atas ranjang dengan posisi terlentang. Ibu mertuaku masih terus mengusap-usap dadaku yang lalu turun ke bagian perutku. Dicium, dijilati, dan terus dielusnya dada dan perutku. Aku menggelinjang geli dan berkata pelan berkata “Bu, sudah ya…”

    Dia diam saja, sementara tangan kanannya mulai masuk ke dalam celanaku. Aku mengeluh pelan. Kurasakan tangan kanannya meraba-raba dan sedikit meremas-remas Kontol ku dari luar celana dalamku. Merasakan hal itu, Kontol ku pun mulai mengeras dan membesar. Sambil terus meremas dan meraba Kontol ku yang sudah tegang, tangan kirinya berusaha untuk menurunkan celana pendekku. Aku pun beringsut membantunya untuk menurunkan celana pendekku. Tidak lama celanaku sudah lepas berikut celana dalamku.

    Kontol ku pun sudah berdiri kencang, terus memanjang dan membesar seiring dengan rabaan dan remasan tangan Ibu mertuaku di batangnya.

    “Besar sekali burungmu, Do, panjang pula…!” puji Ibu mertuaku sambil menoleh kepadaku dan tersenyum mesum. Mulut Ibu mertuaku pun mulai beraksi di Kontol ku. Kepala Kontol ku diciumnya, sambil tangan kirinya memijit bijiku. Aku mengeluh, mengerang, dan mendesis nikmat, merasakan gerakan erotis yang dibuat Ibu mertuaku.

    “Ah, ah.. hhmmh… teruss..” itu saja yang keluar dari mulutku. Ibu mertuaku terus melanjutkan permainan birahinya dengan mengulum Kontol ku. Aku benar-benar terbuai dengan kelembutan yang diberikan Ibu mertuaku kepadaku. Kupegang kepala Ibu mertuaku yang bergerak naik turun. Bibirnya benar-benar lembut, gerakan kulumannya begitu pelan dan teratur. Aku merasa seperti disayang, dicintai dengan gerakan mesra Ibu mertuaku.

    Setelah dikulum sekitar 15 menit lebih, aku mulai tidak tahan. “Ah, Bu.. aku nggak tahan lagi Bu..” erang nikmatku.

    “Hhmm.. mmh, heh..” suara Ibu mertuaku menjawabku. Gerakan kepala Ibu mertuaku masih pelan dan teratur. Aku semakin menggelinjang dibuatnya. Tubuhku menekuk, meliuk dan bergetar-getar menahan gejolak yang tak tahan kurasakan. Tak lama tubuhku mengejang keras. Kurasakan nikmat yang luar biasa, seiring dengan menyemburnya spermaku ke mulut Ibu mertuaku.

    “Aggghhh…oohhh…akkuuu keeluuaarrr…Buu…”
    “Crroootttt… cccrrrroootttt… ccrrrooottttt…”

    Kulihat Ibu mertuaku masih bergerak pelan, bibirnya masih menelan kepala kontol ku dengan kedua tangannya yang berlepotan sperma, memegang batang Kontol ku. Dia melihatku dengan tatapan sayunya dan kemudian kembali menciumi Kontol ku, geli yang kurasakan sampai ke ubun-ubun kepala.

    “Banyak banget kamu keluarnya, Do..!” tandas Ibu mertuaku sambil menatap mataku.

    Aku terdiam lemas sambil melihat Ibu mertuaku datang menghampiriku dan memelukku dengan mesra. Aku balas pelukannya dan kucium dahinya. Kubantu dia membersihkan mulutnya yang masih penuh spremaku dengan menggunakan kaos olahragaku tadi. Aku duduk di ranjang, telanjang bulat dan berkeringat, menghirup minuman yang entah kapan sudah tersedia di meja riasnya. Sedang Ibu mertuaku, tiduran dekat dengan Kontol ku.

    “Kenapa jadi begini, Bu..?” tanyaku sambil tersenyum.

    “Ibu cuma pengen aja kok..” balas Ibu mertuaku genit. Diusap-usapnya dengan mesra batang Kontol ku, sambil tersenyum khas wanita nakal.

    Aku belai rambutnya dan kuelus-elus pahanya sambil berkata “Ibu mau juga?” godaku sambil tersenyum. Dia menggangguk pelan, kusudahi minumku dan lalu kucium bibir Ibu mertuaku.
    Dia balas ciumanku dengan mesra, aku melihat tipe Ibu mertuaku bukanlah tipe wanita yang haus akan seks, melainkan dia haus akan kasih sayang. Berhubungan intim pun sepertinya senang yang pelan-pelan bukannya seperti seekor serigala di musim kawin. Aku ikut pola permainan Ibu mertuaku, pelan-pelan kucium dia mulai dari bibirnya terus ke bagian leher dan belakang kupingnya, dari situ aku ciumi terus ke arah dadanya. Kubantu dia membukakan pakaiannya, kulepas semua pakaiannya. Kali ini aku benar-benar melihat semuanya. Kulitnya masih mulus, tak seperti kulit wanita seumurannya. Payudaranya masih kencang dan kenyal, perutnya rata dan singset, pinggang dan pinggulnya tampak montok, paha, betis dan kakinya kencang karena sering aerobik dan jogging dengan teman-teman arisannya.

    Kuraba dan kuusap semua tubuhnya dari pangkal paha sampai ke toket nya. Aku kembali ciumi dia dengan pelan dan beraturan. Kunikmati dengan pelan seluruh bentuk tubuhnya dengan mencium, menjilat, dan membelai setiap senti bagian tubuhnya. Payudaranya kupegang, kuremas pelan dan lembut, kucium dan kugigiti putingnya. Kudengar desahan nikmat dan nafasnya yang tidak beraturan. Puas beraksi di dada aku terus menyusuri bagian perutnya, kujilati perutnya yang indah itu, serta memainkan ujung lidahku di atasnya dengan putaran lembut yang membuat dia sedikit berkejang-kejang. Tangannya terus meremas dan menjambak rambutku, sementara lidahku melata pelan ke arah memeknya.

    Sampai akhirnya bibirku mencium daerah berbulu miliknya, tercium aroma memeknya yang harum lalu kujilati bibir memeknya. “Oucchh.. terus sayang, kamu lembut sekali.. tee.. teruss..” kudengar suara erotisnya pelan.
    Kumainkan ujung lidahku menyusuri dinding memeknya, kadang masuk kadang menjilat membuat dia seperti berada di awang-awang. Kujilati klitorisnya dan semua yang ada di daerah kemaluannya. Kusedoti cairan yang membanjir dari memeknya. Kulakukan ini terus menerus, dan kudengar desahan erotiknya yang semakin keras. Beberapa menit kemudian, ketika dia mulai di ambang orgasmenya tiba-tiba dengan tak sabar ditariknya kepalaku dan dia kembali melumat bibirku dengan panas. Dia membalikkan tubuhku dan mulai bergerak merayap ke atas tubuhku. Dipegangnya kembali Kontol ku yang sudah kembali siap menyerang. Lalu diarahkannya Kontol ku yang sudah siap tempur itu ke lobang memeknya…

    Setelah beberapa kali dicoba, ”Blesshhh…” masuk sudah seluruh batang Kontol kuku tertelan memek ibu mertuaku. Diangkat dan digoyang pantatnya. Dia memutar-mutar pinggulnya, berusaha untuk mendapatkan kenikmatan dari batangku seperti yang dia mau.

    “Ah.. uh, nikmat banget ya..!” kata Ibu mertuaku. Dengan gerakan seperti itu tak lepas kuremas payudaranya dengan mesra.

    “Aahhh…uuhh…bessarr…banggett…punnyaa…muuhh…Do ohh!” gerakan naik turunnya makin cepat.

    “Ohh…nikmaattt…ahhh…uhhh…dahsyaaatt…” desah Ibu mertuaku terus naik turun menikmati pompaan Kontol ku. Dicakarnya dengan gemas otot-otot kekar di dada dan di perutku….
    “Ohhh…aahhh…miiliikk…Ibu…juggaa…ennakk” erangku penuh nikmat sambil tak lepas kuremas-remas payudaranya.
    “Sempiitt…ohhhh…terusshh…jepiitt buruuunggkuu…ohhh…Buuhhh…” erangku berlanjut merasakan hisapan memeknya pada Kontol ku. Memek Ibu mertuaku memang masih nikmat kurasakan. Walau sudah berumur, rasanya tidak kalah dengan memek para perempuan lain yang pernah kutiduri sebelumnya. Tampaknya Ibu mertuaku sangat pintar menjaga kemaluannya itu.

    Setelah cukup lama naik-turun keluar-masuk, Ibu mertuaku mulai menunjukkan tanda-tanda.

    “Aduh, Ibu nggak tahan lagi sayang…” kata Ibu mertuaku. Aku mencoba membantunya mendapatkan kepuasan yang mungkin belum pernah dia alami sebelumnya. Gerakannya semakin cepat dari sebelumnya, dan tak lama dia berhenti sambil menarik tanganku agar aku bangkit. Diarahkannya wajahku ke arah payudaranya sambil berujar;
    “Ayyooo Ddoohhh… hisap dan susui toketku…” Kupenuhi permintaannya dengan senang hati. Kuhisap, kujilat dan kugigit gemas payudaranya yang bagus itu. Ibu mertuaku mengerang-erang merasakan nikmatnya perbuatanku itu….

    “Aaaahhh… aahhh… aaahhh… pintaarrsss kamuuhhh Sayanngghhh…”

    Kurangkul tubuhnya lembut dan terus

    menggoyangkan batang Kontol ku yang masih di dalam dengan keras dan bertenaga. Hingga akhirnya…

    “Ahh.. ah.. ahhss..” desah nikmat Ibu mertuaku. Keluarlah cairan kewanitaannya membasahi Kontol ku yang masih terbenam di liang memeknya.

    “Ahhss…ohhhh…nikmaattnya burungmu…Ddoohh!” desahnya lagi sambil tubuhnya yang mengkilat karena keringatnya itu berkejat-kejat, menerima gelombang kenikmatan yang datang menderanya. Kami sama ambruk ke ranjang. Kupeluk dia sambil kuciumi bibirnya dan kuelus-elus punggung mulusnya. Dia terdiam dalam dekapanku. Kubiarkan dia menikmati sisa-sisa orgasmenya.
    Setelah kurasa dia sudah cukup beristirahat, kugoda dia lagi

    “Enak ya.. Bu… Mau lagi..?” Dia menoleh dan tersenyum sambil telunjuknya mencoel ujung hidungku.

    “Kenapa? Kamu juga mau lagi?” canda Ibu mertuaku.

    Tanpa banyak cerita kumulai lagi gerakan-gerakan panas, kuangkat Ibu mertuaku dan aku menidurkannya sambil mencium bibirnya kembali. Untuk sesaat kami saling berciuman dengan panas, saling tukar lidah dan ludah. Tangan-tanganku dan Ibu mertuaku bergerak nakal, tetapi tetap dengan gerakan yang lembut menggerayangi tubuh pasangannya. Kami juga tak lepas berciuman dalam posisi ini. Kemudian kembali kumasukkan Kontol ku ke memeknya. Hanya sebentar aku bermain dalam posisi itu, lalu kutuntun dia untuk bermain di posisi yang lain.
    Kuajak dia berdiri di samping ranjangnya. Awalnya dia bingung dengan posisi baru ini. Tetapi untuk menutupi kebingungannya kuciumi tengkuk lehernya dan kujilati kupingnya. Kuputar tubuhnya untuk membelakangiku, kurangkul dia dari belakang. Tangan kanannya memegang batang Kontol ku sambil mengocoknya pelan, sementara kedua tanganku memainkan payudaranya. Kemudian kuangkat kaki kanannya dan kupegangi kakinya. Sepertinya dia mulai mengerti bagaimana aku akan bermain. Tangan kanannya menuntun Kontol ku ke arah memeknya, pelan dan pasti kumasukkan batang Kontol ku dan masuk dengan lembut… ”Bleeeppp…” Ibu mertuaku melenguh dan mendesah nikmat, kutarik dan kudorong pelan Kontol ku, sambil mengikuti gerakan pantat yang diputar-putar Ibu mertuaku.
    Luar biasa nikmat kurasakan pengaruhnya pada Kontol ku. Kutambah kecepatan gerakanku pelan-pelan, masuk-keluar, masuk-keluar, semakin lama semakin cepat. Kupegang erat-erat kaki kanannya agar tidak jatuh, kudekap Ibu mertuaku dengan tangan kiriku, sambil kumainkan payudara kirinya. Sesekali kuciumi tengkuk lehernya.

    “Ah.. ah.. Dod.. Dodo, kammuu..!” desahan erotis Ibu mertuaku mulai keras terdengar.

    Cukup lama kupompa memeknya, kurasakan tubuh Ibu mertuaku bergetar.

    “Ibu mau keluar lagi.. Do…” jeritnya. Mendengar kata-katanya, semakin kutambah kecepatan sodokan batangku dan…

    “Acchh…aaahhh…ooochhh” keluarlah cairan ejakulasi dari memek Ibu mertuaku, turun membasahi tangan dan pahaku. Ibu mertuaku berteriak-teriak erotis dalam pelukanku. Tubuhnya berkejat-kejat liar, bergetar lemas dan langsung jatuh ke kasur.
    Sesampainya di kasur kubalik tubuhnya dan kucium balik bibirnya. Kembali kumasukkan Kontol ku ke memeknya. Dia balas memelukku dan menjepit pinggang rampingku dengan kedua kakinya. Kuayun pantatku naik turun tambah cepat membuat Ibu mertuaku semakin meringkih kegelian.

    “Ayo Do, kamu lama banget sih.. Ibu geli banget nih..” kata Ibu mertuaku.

    “Dikit lagi, Bu..!” sahutku. Ibu mertuaku membantuku keluar dengan menambah gerakan erotisnya. Pantatnya berputar-putar mengimbangi pompaanku. Bermenit-menit kukocok kemaluannya, aku mulai merasakan tanda-tanda. Kurasakan kenikmatan itu datang tak lama lagi. Tubuhku bergetar dan menegang, sementara Ibu mertuaku memutar-mutar pantatnya dengan cepat. Akhirnya…

    “Crrootttt… cccrrrrooottttt… ccrrroootttttt….”

    Kuhamburkan seluruh spermaku dalam-dalam ke memeknya. Ada sekitar 7 kali semburan pejuhku ke dalam memeknya.

    “Ahhcckk.. ahhk.. aduhh.. nikmatnya” kataku. Ibu mertuaku meresponnya dengan memelukku dengan erat.

    “Waduh banyak juga kayaknya kamu keluarkan pejuhmu untuk Ibu…” kata Ibu mertuaku sambil tersenyum.

    Kucabut Kontol ku yang sudah kembali ciut ukurannya dari jepitan memeknya, lalu berbaring di sampingnya. Aku terkulai lemas di sisi ibu mertuaku. Kemudian Ibu mertuaku mendekatiku dan merebahkan kepalanya di dadaku. Tangan halusnya membelai-belai perut sixpackku lalu bergerak turun untuk meremasi batang Kontol ku. Dia mainkan sisa cairan di ujung batangku. Aku sedikit kegelian begitu tangan Ibu mertuaku mengusap-usap kepala Kontol ku yang sudah kembali menciut.Sesaat kami saling bercanda sambil berciuman mesra. Setelah puas, kucium bibir Ibu mertuaku lembut, kemudian pamit keluar kamar untuk mandi. Tak lama ibu mertuaku ikut menyusulku mandi.

    Begitu istriku pulang, kami bersikap seolah-olah tak ada yang terjadi. Kami bertiga asyik mengobrol dan bercanda-canda. Namun saat kami berpandangan, dapat kulihat sorot matanya menatapku yang seakan-akan ingin mengulanginya kembali bersamaku.
    Semenjak hari itu aku sering mengingat kejadian itu. Bayangan Ibu mertuaku yang mendesah-desah nikmat merasakan pompaan Kontol ku ini sering menghiasi mimpi-mimpiku. Saat aku sedang menyetubuhi istrikupun, tetap saja ingatanku melayang ke situ. Kadang kalau aku tak sengaja menatap cermin meja rias istriku, terbayang peristiwa nikmat di hari yang indah itu. Bayangan aku dan Ibu mertuaku yang sedang asyik bergelut menimba gairah birahi.

    Kami saling mencabik, bergelut liar, dan mengerang-erang penuh kenikmatan. Kalau sudah begitu, Kontol ku akan bangun-tegak membesar memanjang-menuntut untuk dipuaskan kesenangan biologisnya. Akhirnya terpaksalah aku beronani untuk meredam kehausan seksual burung kesayanganku ini.
    Sudah empat hari ini Ibu mertuaku pergi dengan teman-temannya dalam acara koperasi Ibu-Ibu di daerah itu. Otomatis aku hanya bisa bertemu dengannya malam saja. Hingga sampai suatu hari. Saat itu Kamis jam 05.00 sore aku sudah ada di rumah, kulihat rumah sepi seperti biasanya.

    Sesampainya di rumah aku bergegas untuk mandi, karena aku sudah mampir dulu di sebuah gym tadi. Sebelum masuk ke kamar tidurku kulihat di kamar mandi ada orang yang mandi. Aku bertanya “Siapa di dalam?”

    “Ibu! Kamu sudah pulang Do..” balas Ibu mertuaku.

    “O, iya. Kapan sampainya Bu?” tanyaku lagi sambil masuk kamar.
    “Baru setengah jam sampai!” jawab Ibu mertuaku.
    Kuganti pakaianku dengan pakaian rumah, celana pendek dan kaos oblong. Aku berjalan ke dapur hendak mengambil handukku untuk mandi. Begitu handuk sudah kuambil aku bermaksud kembali lagi ke kamar, mau ambil pakaian kotor sekaligus ingin mengecek HPku sebelum mandi. Saat lewat kamar mandi, kulihat Ibu mertuaku keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk yang dililitkan ke tubuhnya. Aku menunduk mencoba untuk tidak melihatnya, tetapi dia tampak sengaja menubrukku.

    “Kamu mau mandi ya?” tanya Ibu mertuaku kepadaku.

    “Iya, emang kenapa Bu”? tanyaku. Mataku langsung saja tertumbuk pada payudaranya yang putih dan montok itu. Ingin rasanya kujilati dan kususui sepuasnya sampai dia keluar… aku menelan ludahku membayangkan itu.
    Dia langsung peluk aku dan cium pipi kananku, sambil berbisik dia berkata genit “Mau Ibu mandiin nggak?!”

    “Eh, Ibu. Emang bayi pake dimandiin segala” candaku.

    “Ayo sini.. biar bersih mandinya..” jawab Ibu mertuaku sambil mengerling nakal dan menarikku masuk ke kamar mandi.

    Sampai di kamar mandi aku taruh handukku sedangkan Ibu mertuaku membantu melepaskan kausku. Sekarang aku telanjang bulat, dan langsung mengguyur tubuhku dengan air. Ibu mertuaku melepaskan handuknya dan kitapun telanjang bulat bersama. Matanya bersinar-sinar memandangi tubuh telanjangku, seakan-akan dia ingin menelan habis diriku.

    Melihat tubuhnya yang telanjang, aku spontan menelan ludahku. Kontol ku mulai naik pelan-pelan melihat suasana merangsang seperti itu. “Eh, belum diapa-apain sudah berdiri?” kata Ibu mertua menggodaku dengan mencubit pelan batang Kontol ku. Aku mengisut malu-malu diperlakukan seperti itu. Kuambil sabun dan kugosok tubuhku dengan sabun mandi.
    Kita bercerita-cerita tentang hal-hal yang kita lakukan beberapa hari ini. Si Ibu bercerita tentang teman-temannya, sedangkan aku bercerita tentang pekerjaan, aktivitas olahraga, dan lingkungan kantorku. Ibu mertuaku terus menyabuni aku dengan lembut, sepertinya dia ingin membuat pengalaman mandiku kali ini istimewa.

    Sambil terus bercerita, Ibu mertuaku tetap menyabuniku sampai ke pelosok-pelosok tubuhku. Kadang sambil menyabuni, tangannya nakal bergerilya di tubuhku. Dicakarinya bukit dadaku. Kontol ku yang sudah tegang, dipegangnya dan disabuninya dengan lembut.
    Selesai disabun aku guyur kembali tubuhku dan sesudah itu mengeringkannya dengan handuk. Begitu mau pakai celana, Ibu mertuaku melarang dengan menggelengkan kepalanya sambil tersenyum nakal. Kami lilitkan handuk di tubuh masing-masing. Setelah itu ditariknya diriku ke kamarnya.

    Sesampainya di sana, didorongnya dadaku ke atas kasurnya. Dia sendiri langsung mengunci pintu kamarnya. Aku tersenyum melihatnya seperti itu. Dia dekati aku, lalu dia lepaskan handuk di tubuhku dan tubuhnya. Kontol ku memang sudah hampir total berdiri. Dia langsung bergerak ke arah Kontol ku dan mulai mengulum Kontol ku. Pelan tapi pasti kurasakan batang Kontol ku yang sudah berdiri, tambah mengeras, memanjang, dan membesar seiring kulumannya di Kontol ku. Gairahku pun turut memuncak. Kupegangi kepalanya yang naik turun sambil mendesah-desah nikmat. Mataku merem melek merasakan kulumannya itu.
    Cuma sebentar dia ciumi Kontol ku, sekitar 10 menitan, langsung dia menaikiku kembali. Dia arahkan Kontol ku ke memeknya. ”Sleeppp…slleepp…sslleepp…” tiga kali tusukan, masuk sudah seluruh Kontol ku terbenam dalam memeknya. Dalam hati aku berpikir kalau Ibu mertuaku memang sudah rindu sekali ingin melakukannya lagi denganku. Dia angkat dan dia turunkan pantatnya dengan gerakan yang stabil. Aku pegang dan remas-remas payudaranya membuat dia seperti terbang ke awang-awang kenikmatan.
    Tak lama kuubah posisi bercintaku. Aku bangkit, kudekap dia sambil terus memompa Kontol ku dalam-dalam ke memeknya, bibir dan tanganku bermain-main di payudaranya. Desahan nikmatnya tambah keras dan goyangan pantatnya tambah liar merasakan rambahan mulut dan tanganku di payudaranya. Dan efeknya, putaran pantatnya membuatku seperti gila, matanya merem melek keenakan, dan aku jadi tambah bersemangat untuk menyodok memeknya.
    Menit-menit berlalu, gerakannya semakin cepat dan dia bersuara pelan “Oh… oh… ahcch…” tibalah dia ke puncak kenikmatannya. Dan tak lama kemudian tubuhnya menegang kencang dan dia jatuhkan diri ke pelukanku yang sudah kembali berbaring. Kupeluk dia erat-erat sambil mengatakan

    “Waduh.. enak banget ya?”

    “He-eh, enak” balasnya.

    “Emang ngeliat siapa di sana sampai begini?” godaku.

    “Ah, nggak ngeliat siapa-siapa, cuma kangen aja…” bisik mesranya ke telingaku. Kali ini aku kembali bergerak, kuciumi dia terlebih dahulu sambil kuremasi payudaranya. Kubuat dia mendesah geli dengan rabaan tanganku di punggung dan pinggulnya, dan kubangkitkan gairahnya kembali.

    Kutidurkan dia, lalu kunikmati kembali sekujur tubuhnya senti demi senti, mulai dari payudara hingga ke pangkal pahanya. Sampai di daerah memeknya, kujilati dinding memeknya sambil memainkan lobang memeknya dengan tanganku. Kujilati klitorisnya, kusedoti cairan memeknya yang mulai membanjir, dan kutusukkan memeknya dengan jari-jariku.

    Ibu mertuaku mendesis-desis seperti kepedasan dan mengeluh nikmat karena gerakanku itu. Terkadang dia membuka dan merapatkan pahanya yang indah untuk mendekap wajahku, seakan-akan dia ingin agar kepalaku masuk ke lobang memeknya. Sekitar 10 menit kumainkan kemaluannya, Ibu mertuaku mulai tidak sabar.

    “Ayo ah.. kamu ngebuat Ibu gila nanti…” kata Ibu mertuaku.

    Aku beranjak bangun dan menindihnya sambil mengarahkan Kontol ku masuk ke dalam memeknya. Kugesek-gesekkan dahulu kepala Kontol ku di kelentitnya, lalu pelan mulai kumasukkan Kontol ku ke lobang memeknya.

    Sleppp…sleppp… Pelan-pelan aku goyangkan Kontol ku, kadang kutekan pelan dengan irama-irama lembut. Tak lama masuk sudah Kontol ku ke dalam dan Ibu mertuaku mendesis seperti ular cobra. Kugoyang pantatku, kunaikkan dan kutekan kembali Kontol ku masuk ke dalam memeknya.

    Aku terus bergerak monoton dengan ciuman-ciuman mesra ke arah bibir Ibu mertuaku. Sambil kuciumi mulutnya, kumainkan kembali payudaranya. Kuraba dan kuremas payudaranya dengan lembut. Sesekali kumainkan juga kelentitnya. Ibu mertuaku hanya mengeluarkan desahan-desahan nikmat dengan matanya yang merem melek.

    Kulihat dia begitu nikmat merasakan pompaan Kontol ku di dalam memeknya. Dia jepit pinggangku erat dengan kedua kakinya untuk membantuku menekan batang Kontol ku, yang sejak tadi masih aktif mengocok lobang memeknya. Kedua tangannya memainkan rambut dan puting dadaku, sementara aku asyik menjilati lehernya. Cukup lama kami bermain, gerakan Ibu mertuaku bertambah liar.

    “Aku nggak kuat, Do..” desah ibu mertuaku. Tak lama kemudiannya, tubuhnya mulai kejang-kejang. Rupanya dia sudah mendekati puncaknya.

    “Ahhh…ohhh…Dohh…aku keluarrrr…” erang nikmat Ibu mertuaku.

    Pelukannya mengetat, dijambaknya rambutku yang membasah karena keringatku dengan tangan kanannya, dan dicakarnya punggungku dengan tangan kirinya. Dibenamkan wajahnya di dada bidangku. Digigitinya putingku, dan dihisapnya lembut. Lalu kurasakan batangku tersiram cairan memeknya yang meleleh karena orgasmenya yang kedua. Aku hentikan pompaanku di memeknya, kuberikan kesempatan dia untuk istirahat sejenak setelah keluar tadi.

    Setelahnya kuminta dia berganti posisi. Kali ini aku memintanya untuk menungging. Aku ingin menggaulinya dengan gaya doggie style. Ibu mertuaku tersenyum mendengar permintaanku.

    “Ohh…Puasin Ibu Doh…!”

    “Iya buh!” jawabku parau. Begitu dia menungging, kusaksikan pemandangan yang luar biasa dari posisi ini. Pantat Ibu mertuaku yang begitu bulat dan montok, begitu terawat berkat ketekunannya berolahraga dan minum vitamin, lobang kemaluannya yang begitu menggoda, dengan rambut kemaluannya yang terpotong rapi. Glekk… kutelan ludahku melihat pemandangan indah itu.

    Kujilati sebentar daerah kemaluan dan lobang anusnya itu. Kujilat dan kusedot-sedot memeknya dari belakang. Kumainkan juga lobang anusnya dengan lidah dan jari-jari tanganku secara bergantian. Ibu mertuaku mendesah-desah nikmat merasakan kenakalan tangan dan mulutku itu.

    “Ayyyoohhh…Ddohhh…Cepetannn masukiiinnn burungmuhh ituhhh…” Ibu mertuaku memohon dengan nada memelas. Sebenarnya aku masih ingin bermain di daerah miliknya, tapi khawatir istriku akan pulang sebelum perbuatan mesum kami ini selesai. Kuposisikan Kontol ku ke arah memeknya. Kumasukkan perlahan demi perlahan Kontol ku ke dalam miliknya. Sleeppp…sleep…bleeppp…masuk sudah seluruh Kontol ku tertelan memeknya, dan mulai kupompa dia.

    Tak lama kurasakan memeknya mulai membasah, seiring dengan semakin cepatnya pompaan Kontol ku di memeknya. Desah dan rintih penuh kenikmatan mulai terdengar kembali dari mulut kami berdua, seiring dengan meningkatnya intensitas persetubuhan itu. Keringat deras mulai bercucuran di sekujur tubuhku, dan beberapa di antaranya berjatuhan di tubuh Ibu mertuaku, yang juga sudah licin oleh keringatnya sendiri.

    “Dohh…ohhh…ahhh….ennaakkk…terusss…” desah nikmat Ibu mertuaku merasakan pompaan Kontol ku yang semakin cepat dan liar di memeknya. Kuremas-remas payudaranya dari belakang. Kumainkan juga lobang anusnya dengan jari tengahku.

    “Ohhh…aahhh…asshh…beginihh…Buhhh…?” tanyaku sambil terus memompa, sesekali menghujam-hujamkan Kontol ku hingga melesak jauh ke dalam memeknya.

    “Oohh…ahhh…Iyaahhhh…kaya…gituuhhh…” balas Ibu mertuaku, penuh kenikmatan. Aku semakin menambah kecepatan gerakanku apalagi setelah Ibu mertuaku memintaku untuk keluar berbarengan, aku menggeliat menambah erotis gerakanku. Hampir sejam sudah kami bergelut, bermandi keringat, lalu…

    “Acchh.. sshh.. ahhh.. ohhh” desah Ibu mertuaku sambil menjepit erat-erat Kontol ku dalam memeknya. Keluar sudah cairannya membanjiri Kontol ku. Semenit kemudian ketika aku hampir keluar, kutekan dalam-dalam Kontol ku ke dalam memeknya. Dengan jeritan yang keras, kuhamburkan spermaku keluar dan masuk ke dalam memek Ibu mertuaku.

    “Crrroooottttt… ccrrrrooottttt…. Cccrrrrrooottttt….”

    “Ahhcckk.. ahhk.. aduhh.. oohh…nikmatnya” desahku. Aku benar-benar puas dibuat Ibu mertuaku, sepertinya spermaku benar-benar banyak keluar, membasahi lobang dan dinding memek Ibu mertuaku. Untuk sesaat kami masih mempertahankan posisi seperti ini, sambil merasakan sisa-sisa nikmatnya orgasme. Aku terus memegang erat pinggulnya erat-erat sambil sesekali menekan Kontol ku dalam-dalam, memastikan tak ada spermaku yang tersisa di kepala Kontol ku. Lalu kutarik Kontol ku dari dalam memeknya.

    Kuperhatikan spermaku dan cairan birahinya, meluap keluar dari lobang memeknya saat kutarik Kontol ku dari sana.

    “Mungkin nggak ketampung makanya tumpah” komenku dalam hati.

    Ibu mertuaku langsung berbalik posisi dan berbaring disusul aku kemudian. Dia langsung merebahkan kepalanya di dadaku sambil memeluk diriku mesra. Tangannya membelai-belai dadaku dan puting-putingnya. Sesaat kami masih saling bercanda, sambil berciuman mesra, dan meremas anggota seksual pasangannya. Sesudahnya aku beranjak bangkit, pamit ke kamar mandi lalu mandi lagi.Kubersihkan sekujur tubuhku dari sisa-sisa keringat dan sperma di Kontol ku. Ibu mertuaku pun menyusul mandi tak lama kemudian.

    Setelah peristiwa nikmat yang kedua di hari itu, hubunganku dengan Ibu mertuaku menjadi tambah mesra saja. ‘Kuhajar’ dia di mana saja, di kamar mandi, kamarnya, kamarku, dapur, dan di ruang tamu kalau suasananya mendukung. Kadang kalau lagi nafsu-nafsunya dia sering mengajakku bercinta secara kilat di mana saja dia mau. Sebenarnya aku berusaha menghindar untuk berkencan lagi dengannya, tetapi kita hanyalah manusia biasa yang terlalu mudah tergoda dengan hal itu.
    Aku selalu terangsang dengan kemolekan tubuh, kemampuan oral, dan jepitan memeknya. Sebaliknya dia tergila-gila dengan tubuh atletis, ukuran burung, dan keperkasaanku di atas ranjang. Hubungan mesum kami terus berlanjut selama enam bulan ke depan, hingga akhirnya dia memutuskan pindah dari rumahku. Ibu mertuaku pindah ke rumah anaknya yang sulung, aku tahu maksudnya. Tetapi istriku tidak menerimanya dan berperasangka negatif bahwa dia tidak mampu menjaga ibunya yang satu itu.

    Cerita Sex Mertua | Cerita Sex Selingkuh | Cerita Ngentot Mertua

  • Foto Ngentot Nungging Ngangkang Luar Ruangan – Foto Jepang Ngentot Hot 2018

    Foto Ngentot Nungging Ngangkang Luar Ruangan – Foto Jepang Ngentot Hot 2018


    2547 views

    Perawanku – Niat pengen buang birahi ujung-ujung nya malah menyiksa diri sendiri. Mending kamu berfantasi menggunakan Foto Ngentot Nungging Ngangkang Luar Ruangan.

    Dah, jangan banyak mikir lagi kalo dah sange cukup ambil smartphone, buka 139.99.33.211 lihat Foto Ngentot Nungging Ngangkang Luar Ruangan, lalu berimajinasi sesuai imajinasi masing-masing. Sederhana kan? Nexiasbet

  • Cerita Sex Liana Adalah ABG Polos

    Cerita Sex Liana Adalah ABG Polos


    918 views

    Perawanku – Cerita Sex Liana Adalah ABG Polos, Pada kesempatan ini gw ingin berbagi pengalaman ketika bercinta dengan Liana, sahabatku yang masih ABG. Usia Liana berkisar 19 tahun. Bodinya begitu semok dengan pantat yang montok sekali.

    liana memiliki tinggi badan sekitar 173, rambut yang lurus, bertubuh sexy dan ukuran payudara yang tidak begitu besar namun
    padat berisi. Liana k
    uliah di salah satu Universitas di Ibu Kota Indonesia. Orangnya termasuk pendiam, tidak banyak bergaul kerana sedikit memiliki teman, bisa dikatakan anak rumahan kerana kebanyakan waktunya dirumah saja serta latar belakang keluarga keluarga yang lumayan berkecukupan, walaupun tidak bisa dibilang kaya raya.

    Singkat kata singkat cerita dewasa ini Pada Suatu hari Liana sedang bersantai di kantin kampus tersebut, ada lelaki yang mengajak berkenalan bernama Yudik. Sontak Liana sedikit shock, karena tidak ada angin dan ujan badai tiba-tiba ada lelaki yang mengajak berkenal dengannya. Karena Liana bukan termasuk tipe cewek yang bergaul, dia pun agak salah tingkah ketika diajak berkenalan oleh Yudik, akhirnya berjabat tanganlah keduanya. Yudik termasuk mahasiswa lawas dan memiliki nama di kampus tersebut karena termasuk dari sebuah geng ternama di Kampus itu. Dia tidak ganteng, hanya memiliki postur tubuh yang menarik dan pandai bergaul. 1 Bulan setelah mereka berkenalan, maka hubungan mereka pun semakin dekat. Suatu ketika Yudik mengajak Liana untuk main ke rumahnya, karena kedua orang tua Yudik sedang pergi keluar kota. Tadinya Liana menolak dan ragu, tapi berkat kemahiran Yudik bersosialisasi dengan berbagai ribu macam alasan akhirnya Liana bersedia main ke tempat tinggalnya si Yudik

    Cerita Seks Remaja – Di tempat tinggalnya si Yudik inilah Cerita Dewasa kepolosan dan Keluguan ABG ini dimula berawal ketika Yudik meminta izin waktu sebentar kepada Liana untuk kebelakang berganti pakaian. Beberapa saat kemudia keluarlah Yudik dari kamarnya menggunakan celana boxer dan kaos putih oblong. Karena Liana memang memiliki body yang sexy dan tampang yang lumayan, tiba-tiba saja Yudik mulai berpikiran mesum, tanpa ia sadari kontolnya sudah tegang. Dengan keluguan & kepolosannya Liana bertanya kepada Yudik “dik, itu yang dibawah kenapa tiba-tiba berdiri?”. Karena itu sesuatu yang tidak bisa dikontrol, Yudik pun bingung bagaimana harus menjawabnya. Akhirnya dijawablah apaadanya oleh Yudik, “oh.. ya namanya juga cowok…”. Memang Liana itu perempuan yang polos dan rada-rada tulalit, jadi hal-hal seperti itu masih tanda tanya untuk dia. Kemudian Liana bertanya kembali, “Kayak gimana sih itu? Penasaran deh… aku soalnya belum pernah liat seumur idup aku…”. Sebetulnya Yudik tidak ada niatan untuk berbuat jahat kepada Liana, tapi karena pertanyaan yang begitu ekstrim membuat Yudik pun menjadi terangsang.

    ketika yudik terbawa irama keluarlah jawaban yang menjebak dari Yudik, “ Mau liat? Kamu yakin? Nanti kaget lagi…”. Liana karena saking penasarannya dan dogol, meyakinkan Yudik untuk memperlihatkan kontolnya. Dibukalah boxer Yudik dan terlihatlah kontol yang sudah menegang. “Oh kaya gitu ya punya laki-laki tuh…. lucu… boleh dipegang gak?”. Komentar Liana ini memanglah sangat polos, tapi karena Yudik pun sudah terlanjur terangsang dia dekatilah kontolnya kearah Liana. Dengan tanpa rasa bersalah Liana menyentuh ujung kontol Yudik dan memperhatikan bentuk kontol tersebut. Setelah beberapa saat mengamati kontol Yudik, Yudik berbalik bertanya dengan pura-prau bodoh “Emangnya kalo punya kamu kaya apa? Boleh liat?”. Tanap ragu-ragu Liana yang pada saat itu menggunakan Rok, melepaskan semua pakaiannya. Dengan payudara yang sekel dan bulu halus di memeknya, Yudik semakin lepas kendali. “Boleh dipegang ga itunya?” kata Yudik. Liana meiyakan dan Yudik pun mulai menyentuh dan memainkan memek Liana. Tidak lama setelah itu mulai terlihat Liana terbawa oleh permainan Yudik dan mulai terangsang, memeknya pun sudah mulai basah.

    mungkin merasa sudah konak dan tidak tahan lagi melihat kejadian ini si Yudik pun meminta izin kepada Liana untuk segera memasukkan kontolnya, Liana pun bingung untuk apa gunanya memasukkan kontol kedalam memeknya. Tapi Yudik meyakinkan Liana dengan menjelaskan bahwa akan ada kenikmatan tersendiri jika kontol nya masuk kedalam memek Liana. Akhirnya Liana pun mengizinkan dan dimasukkan lah kontol Yudik secara perlahan. Karena itu awal kali bagi Liana, sontak Liana mendesah dan teriak. Tetapi Yudik berusaha menenangkan Liana dan mulailah “genjotan” Yudik semakin dipercepat. Ternyata setelah 1 menit berlalu, Keisah mulai menikmati kegiatan itu dan kesakitan yang ia rasakan berubah menjadi desahan halus. 15 menit berlalu dengan berbagai gaya yang diarahkan oleh Yudik, Yudik mencabut kontolnya dan meminta Liana membuka mulutnya, dikeluarkan lah sperma nya kedalma mulut Liana. Liana sedikit kaget, tapi Yudik kembali meyakinkan dia bahwa cairan tersebut tidak berbahaya. Setelah selesai semuanya, Liana diantar balik ke rumah oleh Yudik. Tidak lama setelah Yudik drop Liana dirumahnya, Yudik mendapat SMS yang berisikan “Thanks ya dik.. tadi enak banget rasanya.. gw aja baru tau.. lain kali kalau ada waktu luang kita coba lagi ya! nikmat banget rasannya liana pengen nyoba lagi!

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Seks Kelakuan Ayah Sambungan – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Seks Kelakuan Ayah Sambungan – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    2643 views

    Perawanku – Cerita di bawah ini mengisahkan gadis belia yg hidupnya malang dimana perawan yg ranum di cicipi oleh ayah tirinya mau tau kisah sex serunya bagaimana simak yuk: tokoh Vita eksekusi Djalal.

    Vita wanita yg mau beranjak ABG sangat kasihan dimana dia dari sejak kelas SD sudah di tinggal oleh ayah kandungnya meninggal dunia sdangkan ibunya memilih untuk kawin lagi dgn laki laki lain sepeninggalan suaminya, ternyata umur ayah tiri Vita yg bernama Djalal masih berusia 30 an tahun masih Nampak muda dan belum tua.

    Dari pernikahannya sama ibu Vita , Djalal sudah memendam rasa ingin sekali mencoba lubang perawan dari Vita dan baru kali ini di usianya yg ke 17 tahun Djalal sudah mempertontonkan gerak gerik dimana setiap vita kalau sdang membersihkan rumah atau lagi ngepel mata Djalal selalu melihat pantat yg menari nari sangat indah. cerita sex bokep terbaru

    Timbullah hasratnya untuk menyaksikan tubuh sang anak tiri yg indah polos tanpa pakaian. Djalal mendapat akal, suatu hari ketika Vita dan ibunya sdang keluar rumah, Djalal bekerja keras membuat lubang di dinding kamar mandi yg hanya terbuat dari papan.

    Suatu hari ketika Vita hendak pergi mandi Djalal bersiap menunggu sambil mengintip dari lubang kamar mandi yg telah dibuatnya, Vita memasuki kamar mandi dgn hanya mengenakan handuk melilit di tubuhnya, setelah mengunci pintu kamar mandi dgn tanpa ragu Vita melepaskan handuknya,

    Djalal menelan liurnya menyaksikan pemandangan indah yg terpampang di depan matanya, pemandangan indah yg berasal dari tubuh indah anak tirinya, tubuh yg begitu sekal padat, ramping dan mulus itu membuat gairah Djalal bergejolak, apalagi sepasang payudara yg begitu mulus dgn sepasang puting susu berwarna merah jambu menghias indah di puncak payudara yg sekal itu,

    Mata Djalal melirik ke arah selangkangan gadis itu tampak bulu-bulu halus indah menghias di sekitar belahan kemaluan perawan itu yg membukit rapat. Semua itu membuat dada Djalal bergetar menahan nafsu, membuatnya semakin penasaran ingin menikmati keindahan yg sdang terpampang di depan matanya. Djalal tahu Vita sering keluar dari kamarnya pada malam hari untuk pipis.

    Pada malam berikutnya, Djalal dgn sabar menunggu. Begitu Vita memasuki kamar mandi, Djalal membarenginya dgn memasuki kamar Vita. Djalal menunggu dgn jantung berdebar keras, begitu Vita masuk kembali ke dalam kamarnya dan mengunci pintu Djalal muncul dari balik lemari,

    Vita terbelalak, mulutnya menganga, buru-buru Djalal meletakkan telunjuk ke mulutnya, isyarat agar Vita jangan berteriak, Vita mundur beberapa langkah dgn ketakutan. Djalal maju dan tiba-tiba menyergapnya Vita siap menjerit, tetapi Djalal dgn cepat menutup mulutnya.

    “Jangan menjerit!”, Djalal mengancam. Vita semakin ketakutan, badannya gemetar.

    Djalal memeluk gadis yg masih murni itu, menciumi bibirnya bertubi-tubi. Vita terengah-engah.

    “Jangan takut, nanti kuberi uang”, kata Djalal dgn nafas menggebu-gebu.

    Bibir Vita terus diciumi, gadis itu memejamkan matanya, merasakan nikmat, dgn mulut terbuka. Tanpa sadar, rontaan Vita mulai melemah, bahkan kedua lengannya memanggut bahu Djalal.

    Sekilas terbayg adegan di buku porno yg pernah dilihatnya.

    Alangkah gembiranya Djalal ketika Vita mulai membalas ciuman-ciumanya dgn tak kalah gencarnya.
    “Pak, Pak jangan…!”, Walaupun mulutnya berkata jangan, tetapi Vita tidak mengadakan perlawanan ketika gaunnya di lepas.

    Dalam sekejap, Vita hanya mengenakan beha dan celana dalam saja, itupun tidak bertahan lama. Djalal mencopoti bajunya sendiri. Vita menghambur ke tempat tidur dan menutupi tubuhnya dgn selimut, Vita menghadap tembok, menunggu dgn dada bergetar, di hatinya terjadi pertentangan antara nafsu dan keinginan untuk mempertahankan kehormatannya, namun nafsulah yg menang.

    Selimut yg menutupi tubuh ditarik, Vita dipeluk dari belakang dan dirasakannya hangatnya pisang ambon Djalal mengganjal dan menggesek-gesek di belahan pantatnya, Vita menggigil.

    Dgn bernafsu Djalal menciumi kuduk Vita, gadis itu menggelinjang-gelinjang, rasa nikmat menyelusup ke pori-porinya. Djalal membalikkan tubuh Vita hingga telentang, gadis itu meronta hendak melepaskan diri, Djalal menindihnya, tangannya meraba-raba bongkahan buah dada Vita. Dada yg ranum dan sehat, yg selama beberapa hari ini mengisi khayalan Djalal.

    Kembali rontaan-rontaan Vita melemah, dirasakannya kenikmatan pada buah dadanya, yg diciumi Djalal dgn berganti-gantian. Dada yg kenyal dan masih segar itu bergetar-getar, Djalal membuka mulutnya dan melahap putingnya yg merah jambu.

    Vita menjerit lirih, tetapi segera tenggelam dalam erangan kenikmatan. “Pak, mm.., mm.., ja..ngan ssshh mmphh…, sshh..”.

    Akhirnya Vita tidak lagi memberontak, dibiarkannya payudara kiri dan kanannya dijilati dan dihisap oleh Djalal. Aroma harum yg terpancar dari tubuh perawan itu benar-benar menyegarkan, membuat rangsangan birahi Djalal semakin naik.

    Kedua bukit indah Vita semakin mengeras dan membesar, puting yg belum pernah dihisap mulut bayi itu kian indah menawan, Djalal terus mengulum dan mengulumnya terus.

    “Pak, Saya.., takuut”, Suara Vita mendesah lembut.

    “Jangan takut, tidak apa-apa nanti kuberi uang..”, dgn napas memburu.

    “Ibu, pak. Nanti ibu bangun.., sshh.., aah..”.

    “aakh.., ibumu tidak akan bangun sampai besok pagi, ia sudah kuberi obat tidur”.

    Vita mulai mendesah lebih bergairah ketika tangan Djalal mulai bermain di bukit kemaluannya yg membengkak. Djalal menekan-nekan bukit indah itu. “Kue apemmu hebat sekali”, bisik Djalal sambil berkali-kali meneguk air liurnya, tangan Djalal menguak belahan kue apem itu.

    Vita yg semula mengatupkan pahanya rapat-rapat kini mulai mengendurkannya, bagaimana tidak? Sentuhan-sentuhan tangan Djalal yg romantis mendatangkan rasa nikmat bukan kepalang apalagi batang kemaluan lelaki yg tegak itu, menggesek-gesek hangat di paha Vita dan berdenyut-denyut.

    Sebenarnya Vita ingin sekali menggenggam batang kemaluan yg besarnya luar biasa itu.

    Sementara itu Djalal menggosok-gosokkan tangannya ke bukit kemaluan yg ditumbuhi rambut halus yg baru merintis indah menghiasi bukit itu. “Sssssh…, mmh…, sssh…, aakh..”, Mata Vita membeliak-beliak dan pahanyapun membuka.

    Djalal menggesek-gesekkan kepala kontolnya di bibir memek Vita yg masih rapat walau sudah dikangkangkan. Secara naluriah Vita menggenggam batang kontol Djalal, ia merasa jengah, keduanya saling berpandangan, Vita malu sekali dan akan menarik kembali tangannya tetapi dicegah oleh Djalal, sambil tersenyum, lelaki yg cukup ganteng itu berkata,

    “Tidak apa-apa, Vita! Genggamlah sayg, berbuatlah sesuka hatimu!”. Dan dgn dada berdegup Vita tetap menggenggam batang kontol yg keras itu. Djalal merem-melek menikmati belaian dan remasan lembut pada batang kontolnya.

    Sementara itu tangan Djalal mulai menjelajahi bagian dalam kemaluan Vita, gadis itu menjerit kecil berkali-kali. Bagian dalam kemaluannya telah basah dan licin, ujung jari Djalal menyentuh-nyentuh clitoris Vita. Vita menggelinjang-gelinjang.

    “Bagaimana Vit?”, tanya Djalal.

    “Enaakh…, Paak!”, Jawab Vita.

    Djalal semangkin gencar menggempur memek Vita dgn jari tangannya. Lalu Djalal menundukkan kepalanya ke arah selangkangan Vita. Dipandanginya belahan memek yg begitu indahnya, menampakkan bagian dalamnya yg kemerahan dan licin.

    Djalal menguakkan bibir-bibir kemaluan itu, maka kelihatanlah clitorisnya, mengintip dari balik bibir-bibir kemaluan Vita, Djalal tidak dapat menahan dirinya lagi, diciumnya clitoris Vita dgn penuh nafsu. Vita menjerit kecil.

    “Kenapa Vita? Sakit?”, tanya Djalal di sela kesibukannya.

    Vita menggelengkan kepalanya sambil mengangkat kakinya. Dgn bernafsu Djalal menjilati memek Vita dan lidahnya menerobos menjilati bagian dalam dari kemaluan Vita, melilit dan membelai clitorisnya.

    Vita semakin tidak tahan menerima gempuran lidah Djalal, tiba-tiba dirasakannya dinding bagian dalam kemaluannya berdenyut-denyut serta seluruh tubuhnya terasa menegang dan bersamaan dgn itu ia merasakan sesuatu seperti akan menyembur dari bagian kemaluannya yg paling dalam.

    “aakh…, uuggh…, Paakk..”, Vita mendesah seiring menyemburnya air mani dari dasar lubuk kemaluannya. Sementara Djalal tetap menjilati kemaluan Vita bahkan Djalal menghisap cairan yg licin dan kental yg menyembur dari kemaluan Vita yg masih suci itu, dan menelannya.

    “Sungguh nikmat air manimu Mar”, bisik Djalal mesra di telinga Vita. Sementara Vita memandang memelas ke arah Djalal, dan Djalal mengerti apa yg diingini gadis itu, karena iapun sudah tidak tahan seperti Vita.

    Batang kemaluan Djalal sudah keras sekali. Besar dan sangat panjang. Sdangkan bukit kemaluan Vita sudah berdenyut-denyut ingin sekali dimasuki kontol Djalal yg besar. Maka Djalalpun mengatur posisinya di atas tubuh Vita. Mata Vita terpejam, menantikan saat-saat mendebarkan itu. Batang kontol Djalal mulai menggesek dari sudut ke sudut, menyentuh clitoris Vita.

    Vita memeluk dan membalas mencium bibir ayah tirinya bertubi-tubi. Dan akhirnya topi baja Djalal mulai mencapai mulut lubang kemaluan Vita yg masih liat dan sempit. Dan Djalalpun menekan pantatnya. Vita menjerit. Bagaikan kesetanan ia memeluk dgn kuat. Tubuhnya menggigil.

    “Paak, oukh.., akh…, aakh…, ooough…, sakit Pak..”, Vita merintih-rintih, pecahlah sudah selaput daranya. Sdangkan Djalal tidak menghiraukanya ia terus saja menyodokkan seluruh batang kemaluannya dgn perlahan dan menariknya dgn perlahan pula, ini dilakukannya berulang kali. Sementara Vita mulai merasakan kenikmatan yg tiada duanya yg pernah dirasakannya.

    “Goygkan pinggulmu ke kanan dan ke kiri sayg!”, bisik Djalal sambil tetap menurun-naikkan pantatnya.

    “Eeegh…, yaa…, aakkhh…, oough..”, jawab Vita dgn mendesah. Kini Vita menggoygkan pinggulnya menuruti perintah ayahnya. Dirasakannya kenikmatan yg luar biasa pada dinding-dinding kemaluannya ketika batang kontol Djalal mengaduk-aduk lubang memeknya.

    “Teee…, russ…, Paak…, eeggh…, nikmat…, ooough..!”, erang Vita. Djalal semakin gencar menyodok-nyodok memek Vita, semakin cepat pula goygan pinggul Vita mengimbanginya hingga,

    “Ouuuughh…, sa.., saya…, mmaau…, keluar.., Paak..”.

    “Tahan…, sebentar…, sayg…, ooouggh..”.

    Djalal mulai mengejang, diapun hampir mencapai klimaksmya. “aaGhh…”, jerit Vita sambil menekan pantat Djalal dgn kedua kakinya ketika ia mencapai puncak kenikmatannya. Bersamaan dgn tekanan kaki Vita Djalal menyodokkan kontolnya sedalam-dalamnya sambil menggeram kenikmatan, “Eeegghh…, Ooouugh..”. “Creeeet…, creeet…, creeeeeeeet..”.

    Mengalirlah air mani Djalal membasahi lubang kemaluan Vita yg sudah dibanjiri oleh air mani Vita. Merekapun mencapai puncak kenikmatannya. Keduanya terkulai lemas tak berdaya dalam kenikmatan yg luar biasa dgn posisi tubuh Djalal masih menindih Vita dan batang kontolnya masih menancap dalam lubang kemaluan Vita.

  • Cerita Seks Merawanin Pacarku yang Binal

    Cerita Seks Merawanin Pacarku yang Binal


    919 views

    Perawanku – Cerita Seks Merawanin Pacarku yang Binal, Cеritа уаng аku аlаmi ini tеrjаdi ѕааt аku masih duduk di bangku SMA, Sеbut ѕаjаlаh nаmаku Rio, Aku ingin bеrbаgi pengalamanku kераdа kаliаn ѕеmuа. Dulu раdа wаktu аku SMA аku bеrрасаrаn dеngаn gаdiѕ ѕаtu sekolahku… ѕеbut ѕаjа nаmа расаrku Wulan…

    Diа аnаknуа ѕuреl, рintеr, саntik dаn mеmрunуаi bоdу уаng арik ѕеrtа muluѕ dеngаn ukurаn brа 36b. Aku mеnjаlаni mаѕа расаrаn dеngаn Wulan kurаng lеbih ѕеlаmа 3 bulаn. Aku ѕukа bеrtukаr рikirаn dеngаn расаrku tеntаng bеrbаgаi mасаm hаl tеrmаѕuk hаl уаng bеrbаu ѕеkѕuаl.

    Kаrеnа реngеtаhuаn ѕеx ku luаѕ jаdi аku biѕа mеnjеlаѕkаn bеrmасаm2 iѕtilаh, Pоѕiѕi, ѕеrtа tеmраt2 dimаnа kеgiаtаn bеjаd itu еnаk untuk dilаkukаn kаrеnа аku ѕеring mеlihаt film bоkер n mеmbаса buku2 tеntаng ѕеx.

    Suаtu hаri расаrku аku аjаk kе rumаhku. Kеbеtulаn wаktu itu ѕеkоlаh bаru ѕаjа ѕеlеѕаi mеngаdаkаn ujiаn аkhir.

    Aku bеrtаnуа “Wulan kаmu tidаk kе rumаh ku ѕеkеdаr mеngоbrоl”.
    Wulan mеnjаwаb “аku mаu2 ѕаjа kаlаu di rumаh kаmu tidаk аdа оrаng”.

    Aku lаngѕung сurigа kеtikа Wulan bеrkаtа ѕереrti itu. Kеbеtulаn rumаhku ѕiаng ini lаgi tidаk аdа оrаng kаrеnа ѕmuа kеluаrgаku ѕеdаng аdа undаngаn kе реrkаwinаn ѕаudаrа di ѕukаbumi. Jаdi di rumаhku hаnуа аdа реmbаntuku ѕаjа.

    Lаlu аku mеmbаlаѕ “Yа ѕudаh kitа bеrаngkаt ѕеkаrаng уаh kе rumаhku”.

    Sеѕаmраinуа di rumаhku аku lаngѕung mеngаjаk diа kе kаmаrku уаng tеrlеtаk di lаntаi аtаѕ. Aku mеnуаlаkаn kоmрutеrku dulu untuk mеndеngаrkаn lаgu dаri winаmр. Sеdаng расаrku kе kаmаr mаndi untuk gаnti bаju dаn buаng аir.

    Kеtikа diа kеluаr dаri kаmаr mаndi аku tаkjub mеlihаt раkаiаn уаng dikеnаkаn оlеh Wulan расаrku itu. Dеngаn tаnk tор bеrwаrnа hitam diраdu dеngаn jаkеt tiрiѕ dаn сеlаnа jеаnѕ.

    Aku bеrtаnуа kераdа Wulan “kоk kаmu tumbеn раkе bаju уg ѕеdikit kеbukа ?”.

    Diа hаnуа tеrѕеnуum mаniѕ dаn duduk di раhаku. Aku lаngѕung tеrаngѕаng kеtikа Wulan duduk diраngkuаnku dеngаn раkаin уаng ѕереrti itu dаn wаngi tubuhnуа mеnggеlitik bulu hidungku.

    Aku bеrbаѕа bаѕi “jаkеt kаmu dilераѕ аjа kаn сumа аku уаng biѕа ngеliаt kаmu”.
    Dibukаlаh jаkеt itu dаn mulаi tеrlihаt tubuh ѕintаl bеrwаrnа kесоklаtаn itu.

    Lаngѕung ѕаjа аku сium lеhеr bеlаkаngnуа. Lаlu аku tiuр dаn jilаt tеlingаnуа ѕереrti mеnjilаt iсе сrеаm. Aku rаѕа diа jugа tеrаngѕаng dеngаn реrbuаtаnku itu. Diа bеrbаlik bаdаn kеаrаhku ѕеhinggа wаjаhku bеrtеmu dеngаn wаjаhnуа.

    Diа bеrkаtа “ih gеli tаu digituin”.

    Aku hаnуа tеrѕеnуum ѕаjа. Aku lаlu mеnсium bibirnуа уаng mеrаh dаn tiрiѕ. Tеrnуаtа diа mеmbаlаѕ сiumаnku. Lаlu аku bеrѕilаt lidаh dеngаnnуа. Tеrnуаtа wаlаu diа bаru реrtаmа kаli bеrсiumаn tарi ѕudаh mаhir mеngikuti irаmа реrmаinаn bibirku.

    Mungkin kаrеnа ѕеring аku jеlаѕkаn раnjаng lеbаr tеntаng hаl itu. hеhе… Sеlаmа kurаng lеbih 3 mеnit itu аku mеlаkukаn frеnсh kiѕѕ dеngаn diа diаtаѕ bаngku. Diа tаmраknуа kurаng рuаѕ hаnуа dеngаn frеnсh kiѕѕ. Lаlu diа bеrtаnуа mеnаntаngku ѕаmbil digеѕеk gеѕеkаnnуа раntаtnуа tераt diаtаѕ kоntоlku..

    “kаtаnуа kаmu mаhir dаlаm ѕеkѕ соbа kаmu buаt аku tеrkеѕаn dеngаn реrmаinаnmu ?” Kоntоl ku lаngѕung mеngеrаѕ dаn mеnеgаng ѕеkеtikа.

    Aku аjаk ѕаjа diа kе kаѕur. Dеngаn роѕiѕi tidurаn ѕаling bеrhаdараn kаmi mеlаkukаn frеnсh kiѕѕ lg tр kаli ini diѕеrtаi dеngаn tаngаn2ku уаng bеrgеrilуа mulаi dаri tubuh bаgiаn аtаѕnуа. Tеrdеngаr bunуi аir liur dаn kесuраn kеduа bibir kаmi. Pеrlаhаn аku turunkаn tаli tаnktор itu аgаr tеrlihаt рауudаrаnуа. Tарi diа mеnghеntikаn реrmаinаn ѕеbеntаr lаlu bеrtаnуа ѕаmbil bеrсаndа…

    “еitѕ mаu liаt tоkеtku ?” Aku mеngiуаkаn реrtаnуааn Wulan.

    Tеrbukаlаh bаgiаn аtаѕ tubuh Wulan dеngаn рауudаrа уаng mаѕih раdаt dаn mоlеk. Sаmbil mеlаlukаn frеnсh kiѕѕ аku mеmаinkаn рауudаrа nуа dеngаn mеrеmаѕ2 dаn mеmеnсеt рuting ѕuѕu рауudаrа расаrku dеngаn kеduа tаngаnku.

    Diа tаmраk ѕеdikit ѕаkit tарi еnаk dеngаn реrbuаtаnku itu. Lаlu аku mеnjilаti рауudаrа dаn mеnggigit рuting ѕuѕunуа. Lаgi2 diа tаmраk еnjоу tаnра bеrbuаt ара2 ѕеlаin mеndеѕаh nikmаt
    “аhh еnаk, tеruѕin аjа уаh”.

    Kаrеnа diа tаmраk mulаi hоt tаngаnku mulаi mеnggеrаnуаngi bаgiаn bаwаh tubuhnуа ѕеmbаri mеnjiаlаti рауudаrаnуа. Kаrеnа Wulan mеnggunаkаn сеlаnа jеаnѕ аku ѕuѕаh mеmаѕukkаn jаri2ku kе dаlаm liаng vаginаnуа. Pеrmаinаn bеrhеnti ѕеjеnаk.

    Aku bеrtаnуа “Kаmu уаkin nggа mаu mеlераѕ gеlаr реrаwаnmu раdаku ? Kаlо mаu kitа bеrduа bugil ?”
    Diа mеngаngguk реrtаndа diа mаu.

    Akhirnуа kаmi bеrduа mеlераѕkаn раkаiаn kаmi dаn kаmi ѕаling mеmаndаng mеngаgumi tubuh kаmi mаѕing2. Wulan dеngаn tubuhnуа уаng аduhаi dаn аku уаng tubuhnуа ѕеdikit gеmuk dаn рutih. Kаmi kеmbаli kе kаѕur untuk mеlаnjutkаn реrtеmрurаn.

    Kаmi mеlаkukаn kiѕѕing lg ѕеmbаri tаngаnku bеrmаin di liаng vаginа dаn рауudаrаnуа. Aku mаѕukkаn kеduа jаri tаngаn kаnаnku kе liаng vаginаnуа dаn саirаn hаngаt tеrаѕа di dlm vаginаnуа. Aku mеngосоk ѕеmbаri mеmbоrbаrdir vаginа Wulan dеngаn kеduа jаriku itu.

    Diа tеrаѕа lеbih hоt kаli ini wаlаu hаnуа mеndеѕаh tidаk bеrѕuаrа. Tарi ѕkаrаng Wulan ѕudаh bеrаni mеmеgаng kоntоlku wаlаu tаk bеgitu bеѕаr.

    Lаlu аku bеrkаtа “еhh ѕау kitа gаnti роѕiѕi аjа уu jd роѕiѕi 69 ?” Wulan mеngаngguk lg.
    Kаmi аkhirnуа bеrtukаr роѕiѕi dаn wаh tеrlihаt jеlаѕ vаginа Wulan уаng mѕh ѕеmрit dаn wаngi ditutuрi bulu2 jеmbinуа уg lеbаt.

    Aku mеnjilаti ѕаmbil mеmаinkаn jаriku di vаginаnуа ѕеdаngkаn Wulan bеrkаrаоkе dibаwаh. Aku gigit ѕеѕеkаli bibir vаginаnуа dаn Wulan рun mеmbаlаѕ dеngаn mеnggigit bаtаngku.

    “аww ѕаkit tр еnаk dе…. аhh…Angga tеruѕin…. аhhh !!!”

    Tibа2 саirаn hаngаt dаri vаginа Wulan kеluаr kаrеnа rеflеk аku tеlаn саirаn itu ѕаking еnаknуа di kаrаоkе. Kоntоlku jugа mеnjаdi ѕаntараn уg lеzаt bаgi Wulan. Wulan mеngulum dаn mеngосоk kоntоlku ѕереrti ѕеоrаng аhli ѕеx. Mаntаb rаѕаnуа.

    Sеlаmа 10 mеnit kаmi mеlаkukаn роѕiѕi 69 Wulan bеruсар
    “Rio, аku реngеn nуоbа dimаѕukkin dоng.”

    Aku sangat bеrѕеmаngаt ѕekаli Wulan bеrkаtа ѕереrti itu. Aku lаngѕung mеngаngkаt Wulan kеаtаѕ tubuhku dаn mеnеmраtkаn vаginаnуа tераt diаtаѕ kоntоlku. Wаlаu аgаk liсin tарi kоntоlku lаngѕung mаѕuk di lubаng vаginаnуа. Wulan mеnjеrit kеѕаkitаn..

    “оuсh реrih Rio… kаmu араin niе ?”
    аku mеnjаwаb “tеnаng kаn bаru реrtаmа kаli jаdi аgаk ѕuѕаh mаѕuknуа.”
    Wulan hаnуа mеndеѕаh lg ѕеdаng аku mеnаmbаh kесераtаnku nаik turun ѕеmbаri mеrеmаѕ2 рауudаrаnуа.

    “uuh аhh оuсh ihh ѕаkit ѕаkit… еnаk…. uuh…” Wulan ѕudаh tаmраk lеmаѕ.
    Aku ubаh роѕiѕiku dеngаn роѕiѕi tubuh Wulan mеnungging dаn аku bеrаdа diаtаѕnуа. Lаgi2 аku mеngаtur kесераtаnku аgаr ѕtаbil.

    Wulan hаnуа mеnjеrit dаn nikmаt. Lаlu аku bеrtаnуа
    “kаmu udаh mаu оrgаѕmе blum ?”
    Wulan mеnjаwаb “аku bеntаr lg nih kауаknуа mаu kеluаr.”

    Aku lаngѕung mеngаntiѕiраѕi hаl itu. Aku аjаk diа duduk ѕаling bеrhаdараn mаѕih dеngаn kоntоlku уаng bеrаdа didаlаm vаginа. Dеngаn bеgini kаn раѕti lеbih еnаk jеlаѕku. Kаrеnа diа ѕudаh mаu kеluаr аku реrсераt ѕаjа gеrаkаnku. Sаmbil сiumаn dаn tаngаnku уg mеrеmаѕ рауudаrаnуа аku tеruѕ mеmреrсераt gеrаkаnku.

    “аhh Rio… оh уеаh… tеruѕ Rioo…”, kаtа Wulan.
    Lаlu аku mеrаѕаkаn vаginа Wulan ѕереrti mеnуеmрit dаn аdа саirаn hаngаt уg mеnуеntuh kоntоlku.
    “аduh аku kеluаr jugа dеh Rio аkhirnуа”, kаtа Wulan. Aku hаnуа mеngiуаkаn dаn mеlаnjutkаn реrmаinаn раnаѕ kаmi.

    Sеtеlаh bеbеrара lаmа kаmi bеrmаin роѕiѕi itu kаmi gаnti роѕiѕi lаgi. Kаli ini dеngаn tubuh Wulan уаng tеrbаring dibаwаh kаrеnа lеmаѕ dаn аku bеrаdа diаtаѕ. Kаki аku mеnеkuk dаn kаki Maya di рundаkku ѕеhinggа lubаng vаginа Wulan tеrbukа. Aku соblоѕ lg vаginа Wulan..

    “аhhhhhh uuuuuuhhhhhh еnаааааааkkk уеаааааh…..”

    Aku tаrik ulur kоntоlku реlаn2 kаrеnа аku mеlihаt mukа Wulan уаng ѕudаh tеrkulаi lеmаѕ tаk bеrdауа. Aku kаѕihаn ѕаmа Wulan kаrеnа ini аdаlаh реngаlаmаn реrtаmаnуа. Jаdi kuрikir аkаn kuhеntikаn ѕаjа реrmаinаnku ini.

    Kаn mаѕih аdа hаri еѕоk рikirku. Kаrеnа аku bеlum kеluаr аku mеnуuruh Wulan mеngulum dаn mеngосоk kоntоlku. Bеbеrара mеnit kеmudiаn саirаn ѕреrmаku аkhirnуа kеluаr di dаlаm mulut Wulan.

    “mаntаb banget Lann…”, рujiku.
    Kаmi bеrduа аkhirnуа tеrtidur lеlар ѕеlераѕ mеlаkukаn реrbuаtаn bеjаd itu dеngаn tubuh kаmi bеrduа уаng mаѕih tеlаnjаng.

    Tаk tеrаѕа hаri ѕudаh mеnjеlаng mаghrib, kаmi tеrbаngun dеngаn tubuh уаng tеlаnjаng dаn mаndi bеrduа. Sеtеlаh itu аku аntаr diа рulаng kе rumаhnуа tераt ѕеbеlum kеluаrgаku dаtаng. Mеmаng реrmаinаn itu mеruраkаn реngаlаmаn реrtаmа bаgi diа tарi tidаk bаgi аku.

    Sеtеlаh kеjаdiаn itu kаmi ѕеring mеlаkukаnnуа di rumаhnуа аtаu di mоbil dаlаm wаktu реrjаlаnаn. Tеntu ѕаjа реrmаinаn Wulan ѕkаrаng ѕudаh mеngаlаmi kеmаjuаn.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Keenakan Jahil Dengan Teman Sekelas Ketika Pingsan – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018

    Keenakan Jahil Dengan Teman Sekelas Ketika Pingsan – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018


    3543 views

    Perawanku – Perkenalkan sobat semua, sebelumnya gw mau bilang nama-nama orang dibawah ini hanya samaran, kalau ada kesamaan nama mohon dimaklumi. nama gw Ferdi, cerita ini terjadi saat saya masih kelas 2 SMP tahun 2003 di salah satu kota besar. dulu belum ada istilah modus, cowo dan cewek masih saling percaya, ya kaya belum ada pembatas lah…. saat saya belum tahu-menahu tentang namanya sex. teman saya semua juga belum tau, cuma guru selalu bercerita sebagaimana cewek dan cowok saat masa pubertas. saya dan teman tidak terlalu menghiraukan layaknya masih bocah yg belum tau apa-apa.

    suatu hari saya lupa kapan, teman saya namanya Shelly pingsan di kelas, memang sih saat dia masuk aja udah jaket-an, trus kaya kedinginan gitu (cuacanya gerah banget padahal) pucet. shelly pingsan baru disadari saat guru saya berusaha membangunkanya (saat jam pulang) saat itu saya masih membereskan kelas atau piket, tiba-tiba guru saya manggil saya. “ferdii…tolongin ibu, kayanya shelly pingsan deh”. “wahh gawat tuh bu, saya harus berbuat apa ?” “sudah tolong kamu gendong si shelly ke uks, soalnya mungkin yang lain sudah pulang.”

    “baik bu” saat itu ide setan belum ada di benak saya, yang ada cuma harus membawa shelly ke uks (jujur aja sob, dia orang yang saya sukai di kelas, mau nembak malu mulu). ibu guru saya lalu lapor mengambil kunci uks menyusul saya ke uks, setelah sampai saya baringkan shelly. jujur saja, saat saya menggendong shelly, posisi menggendong saya agak enak, tangan kiri saya di ketiaknya jadi setengah memegang payudaranya dan tangan kanan saya tepat di pantatnya. saya saat itu ga banyak pikir, mau nyentuh apanya yang penting bisa nyelamatin dia.

    begitu di periksa sama guru UKS saya, hanya bilang dia kurang tidur dan kelelahan. selebihnya dia baik-baik saja, biarkan dia istirahat sejenak saja. saat itu juga temen-temen saya datang ke ruang UKS. nina,hendri,lila dan rido. guru uks saya pamit soalnya mau rapat buat tour sekolah kami. saat itu juga hendra ngingetin ada rapat osis “oh ya kan ada rapat, gimana nih ?” (saya dan temen-temen saya tuh masuk Osis sob, bisa dibilang best friend lah kemana-mana bareng, makan bareng belajar bareng). kita bingung juga siapa yang jaga, akhirnya gw disuruh jagain shelly “dah lu aja yang jagain shelly, nanti kita kasih tau kabar selajutnya,” “ocedeh pak boss” saat itu gw ditinggal sendiri buat jaga shelly. gw baca-baca aja koran bekas… tiba-tiba mata gw tertuju pada shelly, sama guru uks, gesper,dasi dan kancing agak dilonggarin, otomatis saya bisa melihat jendolan dadanya dari balik kaos pinknya.

    si dede jadi sakit, kayanya tegang berat sampai-sampai jadi sakit, dan pikiran setan pun muncul, perlahan-lahan saya coba memegang payudaranya dengan 1 tangan dari kursi saya, begitu megang enak banget gitu namun saya belum tau apa-apa. tangan kanan saya pun mencoba memegang yang satunya. dan wow, luar biasa, ukuran normal anak smp bisa terpegang oleh saya. saya coba goyang-goyangkan payudaranya, enak sekali rasanya, trus saya usap-usap. tiba-tiba saya merasa ada jendolan gitu (maklum masih pake miniset bukan BH).

    saya coba usap jendolan tersebut. saya kaget bukan main, tiba-tiba dia seperti mendesah gitu. begitu melihat aman, gw coba sentuh dede gw yg masih di dalam celana sekolah gw di payudaranya (nonjol gede banget dede saya, padahal dah dilapisi pengaman). pelahan-lahan menyentuh dan wow… luar biasa sekali rasanya. saya tekan-tekan penis saya, lalu memutarnya di jendolan pentilnya. setelah itu saya kecup kedua dadanya dan bibirnya. saya akhirnya menonton TV (takut ada orang masuk, ga berani lama-lama). sekitar 30 menitan temen saya balik dan menyampaikan hal-hal osis. dan saat itupula si shelly siuman, setelah siuman saya antar kerumahnya dan pulang masih memikirkan hal barusan terjadi. Fastbet99

    beberapa hari kemudian, disaat sekolah sudah sepi, saya dan shelly masih membereskan ruang osis (piket), setelah selesai, kamipun memutuskan ngerjain pr di ruang UKS (soalnya ada TV, bisa jadi hiburan dan kebetulan kunci uks di kita). saat kami belajar, tiba-tiba si shelly mulai iseng, dia senggol tangan saya sampai kertas kecoret sata lagi nulis, saya bales, lalu jadinya main kelitik-kelitikan, saat saya mengkelitik ketiaknya tanpa sengaja menyentuh puting susunya.

    tiba-tiba dia mengerang “aahhh….” “kenapa ?” “ahh..kok lu kelitik gw dibagian ini malah enak ya ?” sambil nunjuk dadanya, “ga tauh deh…” tiba tiba “lagi dong kelitik gw disini, enak banget rasanya” darah mulai terpompa cepat, saya putusin lakuin hal kemarin aja, saya pegang tuh kedua payudara,

    saya goyang-goyang,usap-usap. dia mengerang kenikmatan. entah kenapa setiap dia mengerang saya menjadi makin deg-degan. si dede ngamuk di dalam celana. saya iseng aja niat setan “coba kalau kamu buka baju, mungkin lebih enak.a” ternyata dia nurut, dia buka baju,minisetnya. dan wow luar biasa indah payudaranya. saya langsung menciuminya dan secara naluri saya menjilatnya juga.terutama dibagian puting. tanpa saya sadari dia telah menanggalkan roknya.

    dan sekarang dia setengah telanjang, hanya menggunakan celana dalam saja.saya buka buka baju saya juga samai CD doang.dia agak malu gitu, saya cium saja dia, dan membisikan, gw suka sama lu, tiba-tiba dia membalas ciuman lebih hot.lalu dia menjatuhkan gw seperti posisi woman on top, dia membuka celana dalamnya dan wow, tanpa bulu masih rapat… saya juga buka baju saya, lalau shelly memegang mencium dan menjilat itu saya seperti professional. diapun mengarahkan dede saya ke liangnya dalam hati saya bergumam “*eeh gila nih perawanin cara WOT*”

    saya sudah tau tentang keperawanan dari guru biologi saya, namun prosesnya agak lama perawaninya. pertama neken-neken,masuk kepala,masuk masuk lalu jleeeb masuk semua, dia seperti nahan sakit, saya remas payudaranya lalu darah menetes ga banyak, saya ambil tisu dan melapnya (agar ga jatuh ke seprei.)dia lalu memompa penis saya, makin cepet trus trus sampai “eh sel gw mau kencing nih” “gw juga fer,…” namun kami ga bisa berhenti dan croott… muncrat semua…

    lumayan banyak cairan saya, buru-buru saya lapyang menetes keluar. setelah itu kita berpakaian lagi dan membereskan uks, secara resmi kita jadian dan selalu melakukanya jika ada kesempatan. END

  • Cerita Bokep Bapak Kost Sangat Buas Ketika di Ranjang – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Bokep Bapak Kost Sangat Buas Ketika di Ranjang – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    2460 views

    Perawanku – Pagi itu kulihat Oom Pram bapak kost ku sedang merapikan tanaman di kebun, dipangkasnya daun-daun yang mencuat tidak beraturan dengan gunting. Kutatap wajahnya dari balik kaca gelap jendela kamarku. Belum terlalu tua, umurnya kutaksir belum mencapai usia 50 tahun, tubuhnya masih kekar wajahnya segar dan cukup tampan.

    Rambut dan kumisnya beberapa sudah terselip uban. Hari itu memang aku masih tergeletak di kamar kostku. Sejak kemarin aku tidak kuliah karena terserang flu. Jendela kamarku yang berkaca gelap dan menghadap ke taman samping rumah membuatku merasa asri melihat hijau taman, apalagi di sana ada seorang laki-lai setengah baya yang sering kukagumi.

    Memang usiaku saat itu baru menginjak dua puluh satu tahun dan aku masih duduk di semester enam di fakultasku dan sudah punya pacar yang selalu rajin mengunjungiku di malam minggu. Toh tidak ada halangan apapun kalau aku menyukai laki-laki yang jauh di atas umurku.

    Tiba-tiba ia memandang ke arahku, jantungku berdegup keras. Tidak, dia tidak melihaku dari luar sana. Oom Pram mengenakan kaos singlet dan celana pendek, dari pangkal lengannya terlihat seburat ototnya yang masih kecang. Hari memang masih pagi sekitar jam 9:00, teman sekamar kostku telah berangkat sejak jam 6:00 tadi pagi demikian pula penghuni rumah lainnya, temasuk Tante Pram istrinya yang karyawati perusahaan perbankan.

    Memang Oom Pram bapak kost ku sejak 5 bulan terakhir terkena PHK dengan pesangon yang konon cukup besar, karena penciutan perusahaannya. Sehingga kegiatannya lebih banyak di rumah. Bahkan tak jarang dia yang menyiapkan sarapan pagi untuk kami semua anak kost-nya.

    Yaitu roti dan selai disertai susu panas. Kedua anaknya sudah kuliah di luar kota. Kami anak kost yang terdiri dari 6 orang mahasiswi sangat akrab dengan induk semang. Mereka memperlakukan kami seperti anaknya. Walaupun biaya indekost-nya tidak terbilang murah, tetapi kami menyukainya karena kami seperti di rumah sendiri.

    Oom Pram telah selesai mengurus tamannya, ia segera hilang dari pemandanganku, ah seandainya dia ke kamarku dan mau memijitku, aku pasti akan senang, aku lebih membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari obat-obatan. Biasanya ibuku yang yang mengurusku dari dibuatkan bubur sampai memijit-mijit badanku. Ah.. andaikan Oom Pram yang melakukannya…

    Cerita Bokep – Kupejamkan mataku, kunikmati lamunanku sampai kudengar suara siulan dan suara air dari kamar mandi. Pasti Oom Pram sedang mandi, kubayangkan tubuhnya tanpa baju di kamar mandi, lamunanku berkembang menjadi makin hangat, hatiku hangat, kupejamkan mataku ketika aku diciumnya dalam lamunan, oh indahnya.

    Lamunanku terhenti ketika tiba-tiba ada suara ketukan di pintu kamarku, segera kutarik selimut yang sudah terserak di sampingku. “Masuk..!” kataku. Tak berapa lama kulihat Oom Pram bapak kost ku sudah berada di ambang pintu masih mengenakan baju mandi.

    Senyumnya mengambang “Bagaimana Lina? Ada kemajuan..?” dia duduk di pinggir ranjangku, tangannya diulurkan ke arah keningku. Aku hanya mengangguk lemah. Walaupun jantungku berdetak keras, aku mencoba membalas senyumnya. Kemudian tangannya beralih memegang tangan kiriku dan mulai memjit-mijit.

    “Lina mau dibikinkan susu panas?” tanyanya.
    “Terima kasih Oom, Lina sudah sarapan tadi,” balasku.

    “Enak dipijit seperti ini?” aku mengangguk. Dia masih memijit dari tangan yang kiri kemudian beralih ke tangan kanan, kemudian ke pundakku. Ketika pijitannya berpindah ke kakiku aku masih diam saja, karena aku menyukai pijitannya yang lembut, disamping menimbulkan rasa nyaman juga menaikkan birahiku.

    Disingkirkannya selimut yang membungkus kakiku, sehingga betis dan pahaku yang kuning langsat terbuka, bahkan ternyata dasterku yang tipis agak terangkat ke atas mendekati pangkal paha, aku tidak mencoba membetulkannya, aku pura-pura tidak tahu.

    “Lin kakimu mulus sekali ya.”
    “Ah.. Oom bisa aja, kan kulit Tante lebih mulus lagi,” balasku sekenanya.

    Tangannya masih memijit kakiku dari bawah ke atas berulang-ulang. Lama-lama kurasakan tangannya tidak lagi memijit tetapi mengelus dan mengusap pahaku, aku diam saja, aku menikmatinya, birahiku makin lama makin bangkit.

    “Lin, Oom jadi terangsang, gimana nih?” suaranya terdengar kalem tanpa emosi.
    “Jangan Oom, nanti Tante marah..”

    Mulutku menolak tapi wajah dan tubuhku bekata lain, dan aku yakin Oom Pram bapak kost ku sebagai laki-laki sudah matang dapat membaca bahasa tubuhku. Aku menggelinjang ketika jari tangannya mulai menggosok pangkal paha dekat vaginaku yang terbungkus CD. Dan… astaga! ternyata dibalik baju mandinya Oom Pram tidak mengenakan celana dalam sehingga penisnya yang membesar dan tegak, keluar belahan baju mandinya tanpa disadarinya.

    Nafasku sesak melihat benda yang berdiri keras penuh dengan tonjolan otot di sekelilingnya dan kepala yang licin mengkilat. Ingin rasanya aku memegang dan mengelusnya. Tetapi kutahan hasratku itu, rasa maluku masih mengalahkan nafsuku.

    Oom Pram bapak kost ku membungkuk menciumku, kurasakan bibirnya yang hangat menyentuh bibirku dengan lembut. Kehangatan menjalar ke lubuk hatiku dan ketika kurasakan lidahnya mencari-cari lidahku dan maka kusambut dengan lidahku pula, aku melayani hisapan-hisapannya dengan penuh gairah. Separuh tubuhnya sudah menindih tubuhku, kemaluannya menempel di pahaku sedangkan tangan kirinya telah berpindah ke buah dadaku.

    Dia meremas dadaku dengan lembut sambil menghisap bibirku. Tanpa canggung lagi kurengkuh tubuhnya, kuusap punggungnya dan terus ke bawah ke arah pahanya yang penuh ditumbuhi rambut. Dadaku berdesir enak sekali, tangannya sudah menyelusup ke balik dasterku yang tanpa BH, remasan jarinya sangat ahli, kadang putingku dipelintir sehingga menimbulkan sensasi yang luar biasa.

    Nafasku makin memburu ketika dia melepas ciumannya. Kutatap wajahnya, aku kecewa, tapi dia tersenyum dibelainya wajahku.
    “Lin kau cantik sekali..” dia memujaku.
    “Aku ingin menyetubuhimu, tapi apakah kamu masih perawan..?” aku mengangguk lemah.

    Memang aku masih perawan, walaupun aku pernah “petting” dengan kakak iparku sampai kami orgasme tapi sampai saat ini aku belum pernah melakukan persetubuhan. Dengan pacarku kami sebatas ciuman biasa, dia terlalu alim untuk melakukan itu.

    Sedangkan kebutuhan seksku selama ini terpenuhi dengan mansturbasi, dengan khayalan yang indah. Biasanya dua orang obyek khayalanku yaitu kakak iparku dan yang kedua adalah Oom Pram induk semangku, yang sekarang setengah menindih tubuhku.

    Sebenarnya andaikata dia tidak menanyakan soal keperawanan, pasti aku tak dapat menolak jika ia menyetubuhiku, karena dorongan birahiku kurasakan melebihi birahinya. Kulihat dengan jelas pengendalian dirinya, dia tidak menggebu dia memainkan tangannya, bibirnya dan lidahnya dengan tenang, lembut dan sabar. Justru akulah yang kurasakan meledak-ledak.

    “Bagaimana Lin? kita teruskan?” tangannya masih mengusap rambutku, aku tak mampu menjawab.
    Aku ingin, ingin sekali, tapi aku tak ingin perawanku hilang. Kupejamkan mataku menghindari tatapannya.
    “Oom… pakai tangan saja,” bisikku kecewa.

    Tanpa menunggu lagi tangannya sudah melucuti seluruh dasterku, aku tinggal mengenakan celana dalam, dia juga telah telanjang utuh. Seluruh tubuhnya mengkilat karena keringat, batang kemaluannya panjang dan besar berdiri tegak. Diangkatnya pantatku dilepaskannya celana dalamku yang telah basah sejak tadi.

    Kubiarkan tangannya membuka selangkanganku lebar-lebar. Kulihat vaginaku telah merekah kemerahan bibirnya mengkilat lembab, klitorisku terasa sudah membesar dan memerah, di dalam lubang kemaluanku telah terbanjiri oleh lendir yang siap melumasi, setiap barang yang akan masuk.

    Oom Pram membungkuk dan mulai menjilat dinding kiri dan kanan kemaluanku, terasa nikmat sekali aku menggeliat, lidahnya menggeser makin ke atas ke arah klitosris, kupegang kepalanya dan aku mulai merintih kenikmatan. Berapa lama dia menggeserkan lidahnya di atas klitosriku yang makin membengkak. Karena kenikmatan tanpa terasa aku telah menggoyang pantatku, kadang kuangkat kadang ke kiri dan ke kanan. Cerita Dewasa

    Tiba-tiba Oom Pram bapak kost ku melakukan sedotan kecil di klitoris, kadang disedot kadang dipermainkan dengan ujung lidah. Kenikmatan yang kudapat luar biasa, seluruh kelamin sampai pinggul, gerakanku makin tak terkendali, “Oom… aduh.. Oom… Lin mau keluar….” Kuangkat tinggi tinggi pantatku, aku sudah siap untuk berorgasme, tapi pada saat yang tepat dia melepaskan ciumannya dari vagina. Dia menarikku bangun dan menyorongkan kemaluannya yang kokoh itu kemulutku.

    ” Gantian ya Lin.. aku ingin kau isap kemaluanku.” Kutangkap kemaluannya, terasa penuh dan keras dalam genggamanku. Oom Pram sudah terlentang dan posisiku membungkuk siap untuk mengulum kelaminnya. Aku sering membayangkan dan aku juga beberapa kali menonton dalam film biru. Tetapi baru kali inilah aku melakukannya.

    Birahiku sudah sampai puncak. Kutelusuri pangkal kemaluannya dengan lidahku dari pangkal sampai ke ujung penisnya yang mengkilat berkali-kali. “Ahhh… Enak sekali Lin…” dia berdesis. Kemudian kukulum dan kusedot-sedot dan kujilat dengan lidah sedangkan pangkal kemaluannya kuelus dengan jariku.

    Suara desahan Oom Pram bapak kost ku membuatku tidak tahan menahan birahi. Kusudahi permainan di kelaminnya, tiba-tiba aku sudah setengah jongkok di atas tubuhnya, kemaluannya persis di depan lubang vaginaku. “Oom, Lin masukin dikit ya Oom, Lin pengen sekali.” Dia hanya tersenyum. “Hati-hati ya… jangan terlalu dalam…” Aku sudah tidak lagi mendengar kata-katanya.

    Kupegang kemaluannya, kutempelkan pada bibir kemaluanku, kusapu-sapukan sebentar di klitoris dan bibir bawah, dan… oh, ketika kepala kemaluanya kumasukan dalam lubang, aku hampir terbang. Beberapa detik aku tidak berani bergerak tanganku masih memegangi kemaluannya, ujung kemaluannya masih menancap dalam lubang vaginaku. Kurasakan kedutan-kedutan kecil dalam bibir bawahku, aku tidak yakin apakah kedutan berasal dariku atau darinya.

    Kuangkat sedikit pantatku, dan gesekan itu ujung kemaluannya yang sangat besar terasa menggeser bibir dalam dan pangkal klitoris. Kudorong pinggulku ke bawah makin dalam kenikmatan makin dalam, separuh batang kemaluannya sudah melesak dalam kemaluanku. Kukocokkan kemaluannya naik-turun, tidak ada rasa sakit seperti yang sering aku dengar dari temanku ketika keperawanannya hilang, padahal sudah separuh.

    Kujepit kemaluannya dengan otot dalam, kusedot ke dalam. Kulepas kembali berulang-ulang. “Oh.. Lin kau hebat, jepitanmu nimat sekali.” Kudengar Oom Pram mendesis-desis, payudaraku diremas-remas dan membuat aku merintih-rintih ketika dalam jepitanku itu. Dia mengocokkan kemaluannya dari bawah.

    Aku merintih, mendesis, mendengus, dan akhirnya kehilangan kontrolku. Kudorong pinggulku ke bawah, terus ke bawah sehingga penis Oom Pram sudah utuh masuk ke vaginaku, tidak ada rasa sakit, yang ada adalah kenikmatan yang meledak-ledak.Dari posisi duduk, kurubuhkan badanku di atas badannya, susuku menempel, perutku merekat pada perutnya. Kudekap Oom Pram erat-erat.

    Tangan kiri Oom Pram bapak kost ku mendekap punggungku, sedang tangan kanannya mengusap-usap bokongku dan analku. Aku makin kenikmatan. Sambil merintih-rintih kukocok dan kugoyang pinggulku, sedang kurasakan benda padat kenyal dan besar menyodok-nyodok dari bawah.

    Tiba-tiba aku tidak tahan lagi, kedutan tadinya kecil makin keras dan akhirnya meledak. “Ahhh…” Kutekan vaginaku ke penisnya, kedutannya keras sekali, nimat sekali. Dan hampir bersamaan dari dalam vagina terasa cairan hangat, menyemprot dinding rahimku.

    “Ooohhh…” Oom Pram juga ejakulasi pada saat yang bersamaan. Beberapa menit aku masih berada di atasnya, dan kemaluannya masih menyesaki vaginaku. Kurasai vaginaku masih berkedut dan makin lemah. Tapi kelaminku masih menyebarkan kenikmatan.

  • Cerita Sex Rekan Bisnisku Memilik Anak Gadis Bahenol

    Cerita Sex Rekan Bisnisku Memilik Anak Gadis Bahenol


    662 views

    Perawanku – Cerita Sex Rekan Bisnisku Memilik Anak Gadis Bahenol, Aku adalah seorang mahasiswa tingkat akhir di perguruan tinggi di Bandung, dan sekarang sudah tingkat akhir. Untuk saat ini aku tidak mendapatkan mata kuliah lagi dan hanya mengerjakan skripsi saja. Oleh karena itu aku sering main ke tempat abangku di Jakarta.

    Suatu hari aku ke Jakarta. Ketika aku sampai ke rumah kakakku, aku melihat ada tamu, rupanya ia adalah teman kuliah kakakku waktu dulu. Aku dikenalkan kakakku kepadanya. Rupanya ia sangat ramah kepadaku. Usianya 40 tahun dan sebut saja namanya Firman. Ia pun mengundangku untuk main ke rumahnya dan dikenalkan pada anak-istrinya. Istrinya, Dian, 7 tahun lebih muda darinya, dan putrinya, Rina, duduk di kelas 2 SMP.

    Kalau aku ke Jakarta aku sering main ke rumahnya. Dan pada hari Senin, aku ditugaskan oleh Firman untuk menjaga putri dan rumahnya karena ia akan pergi ke Malang, ke rumah sakit untuk menjenguk saudara istrinya. Menurutnya sakit demam berdarah dan dirawat selama 3 hari. oleh karena itu ia minta cuti di kantornya selama 1 minggu. Ia berangkat sama istrinya, sedangkan anaknya tidak ikut karena sekolah.

    Setelah 3 hari di rumahnya, suatu kali aku pulang dari rumah kakakku, karena aku tidak ada kesibukan apapun dan aku pun menuju rumah Firman. Aku pun bersantai dan kemudian menyalakan VCD. Selesai satu film. Saat melihat rak, di bagian bawahnya kulihat beberapa VCD porno. Karena memang sendirian, aku pun menontonnya. Sebelum habis satu film, tiba-tiba terdengar pintu depan dibuka. Aku pun tergopoh-gopoh mematikan televisi dan menaruh pembungkus VCD di bawah karpet.

    “Hallo, Oom Ryan..!” Rina yang baru masuk tersenyum.
    “Eh, tolong dong bayarin Bajaj.. uang Rina sepuluh-ribuan, abangnya nggak ada kembalinya.”
    Aku tersenyum mengangguk dan keluar membayarkan Bajaj yang cuma dua ribu rupiah.

    Saat aku masuk kembali.., pucatlah wajahku! Rina duduk di karpet di depan televisi, dan menyalakan kembali video porno yang sedang setengah jalan. Mia memandang kepadaku dan tertawa geli.
    “Ih! Oom Ryan! Begitu, tho, caranya..? Rina sering diceritain temen-temen di sekolah, tapi belon pernah liat.”
    Gugup aku menjawab, “Rina.. kamu nggak boleh nonton itu! Kamu belum cukup umur! Ayo, matiin.”
    “Aahh, Oom Ryan. Jangan gitu, dong! Tu, liat.. cuma begitu aja! Gambar yang dibawa temen Rina di sekolah lebih serem.”

    Tak tahu lagi apa yang harus kukatakan, dan khawatir kalau kularang Rina justru akan lapor pada orangtuanya, aku pun ke dapur membuat minum dan membiarkan Rina terus menonton. Dari dapur aku duduk-duduk di beranda belakang membaca majalah.

    Sekitar jam 7 malam, aku keluar dan membeli makanan. Sekembalinya, di dalam rumah kulihat Rina sedang tengkurap di sofa mengerjakan PR, dan.. astaga! Ia mengenakan daster yang pendek dan tipis. Tubuh mudanya yang sudah mulai matang terbayang jelas. Paha dan betisnya terlihat putih mulus, dan pantatnya membulat indah. Aku menelan ludah dan terus masuk menyiapkan makanan.

    Setelah makanan siap, aku memanggil Rina. Dan.., sekali lagi astaga.. jelas ia tidak memakai BH, karena puting susunya yang menjulang membayang di dasternya. Aku semakin gelisah karena penisku yang tadi sudah mulai “bergerak”, sekarang benar-benar menegak dan mengganjal di celanaku.

    Selesai makan, saat mencuci piring berdua di dapur, kami berdiri bersampingan, dan dari celah di dasternya, buah dadanya yang indah mengintip. Saat ia membungkuk, puting susunya yang merah muda kelihatan dari celah itu. Aku semakin gelisah. Selesai mencuci piring, kami berdua duduk di sofa di ruang keluarga.

    “Oom, ayo tebak. Hitam, kecil, keringetan, apaan..!”
    “Ah, gampang! Semut lagi push-up! Khan ada di tutup botol Fanta! Gantian.. putih-biru-putih, kecil, keringetan, apa..?”
    Mia mengernyit dan memberi beberapa tebakan yang semua kusalahkan.
    “Yang bener.. Rina pakai seragam sekolah, kepanasan di Bajaj..!”
    “Aahh.. Oom Ryan ngeledek..!”
    Mia meloncat dari sofa dan berusaha mencubiti lenganku. Aku menghindar dan menangkis, tapi ia terus menyerang sambil tertawa, dan.. tersandung!

    Ia jatuh ke dalam pelukanku, membelakangiku. Lenganku merangkul dadanya, dan ia duduk tepat di atas batang kelelakianku! Kami terengah-engah dalam posisi itu. Bau bedak bayi dari kulitnya dan bau shampo rambutnya membuatku makin terangsang. Dan aku pun mulai menciumi lehernya. Rina mendongakkan kepala sambil memejamkan mata, dan tanganku pun mulai meremas kedua buah dadanya.

    Nafas Rina makin terengah, dan tanganku pun masuk ke antara dua pahanya. Celana dalamnya sudah basah, dan jariku mengelus belahan yang membayang.
    “Uuuhh.. mmhh..” Rina menggelinjang.
    Kesadaranku yang tinggal sedikit seolah memperingatkan bahwa yang sedang kucumbu adalah seorang gadis SMP, tapi gariahku sudah sampai ke ubun-ubun dan aku pun menarik lepas dasternya dari atas kepalanya.
    Aahh..! Rina menelentang di sofa dengan tubuh hampir polos!

    Aku segera mengulum puting susunya yang merah muda, berganti-ganti kiri dan kanan hingga dadanya basah mengkilap oleh ludahku. Tangan Rina yang mengelus belakang kepalaku dan erangannya yang tersendat membuatku makin tak sabar. Aku menarik lepas celana dalamnya, dan.. nampaklah bukit kemaluannya yang baru ditumbuhi rambut jarang. Bulu yang sedikit itu sudah nampak mengkilap oleh cairan kemaluan Rina. Aku pun segera membenamkan kepalaku ke tengah kedua pahanya.

    “Ehh.. mmaahh..,” tangan Rina meremas sofa dan pinggulnya menggeletar ketika bibir kemaluannya kucium.
    Sesekali lidahku berpindah ke perutnya dan mengemut perlahan.
    “Ooohh.. aduuhh..,” Rina mengangkat punggungnya ketika lidahku menyelinap di antara belahan kemaluannya yang masih begitu rapat.
    Lidahku bergerak dari atas ke bawah dan bibir kemaluannya mulai membuka. Sesekali lidahku akan membelai kelentitnya dan tubuh Rina akan terlonjak dan nafas Rina seakan tersedak. Tanganku naik ke dadanya dan meremas kedua bukit dadanya. Putingnya sedikit membesar dan mengeras.

    Ketika aku berhenti menjilat dan mengulum, Rina tergeletak terengah-engah, matanya terpejam. Tergesa aku membuka semua pakaianku, dan kemaluanku yang tegak teracung ke langit-langit, kubelai-belaikan di pipi Rina.
    “Mmmhh.. mmhh.. oohhmm..,” ketika Rina membuka bibirnya, kujejalkan kepala kemaluanku.
    Mungkin film tadi masih diingatnya, jadi ia pun mulai menyedot. Tanganku berganti-ganti meremas dadanya dan membelai kemaluannya.

    Segera saja kemaluanku basah dan mengkilap. Tak tahan lagi, aku pun naik ke atas tubuh Rina dan bibirku melumat bibirnya. Aroma kemaluanku ada di mulut Rina dan aroma kemaluan Rina di mulutku, bertukar saat lidah kami saling membelit.

    Dengan tangan, kugesek-gesekkan kepala kemaluanku ke celah di selangkangan Rina, dan sebentar kemudian kurasakan tangan Rina menekan pantatku dari belakang.
    “Ohhmm, mam.. msuk.. hh.. msukin.. Omm.. hh.. ehekmm..”
    Perlahan kemaluanku mulai menempel di bibir liang kemaluannya, dan Rina semakin mendesah-desah. Segera saja kepala kemaluanku kutekan, tetapi gagal saja karena tertahan sesuatu yang kenyal. Aku pun berpikir, apakah lubang sekecil ini akan dapat menampung kemaluanku yang besar ini. Terus terang saja, ukuran kemaluanku adalah panjang 15 cm, lebarnya 4,5 cm sedangkan Rina masih SMP dan ukuran lubang kemaluannya terlalu kecil.

    Tetapi dengan dorongan nafsu yang besar, aku pun berusaha. Akhirnya usahaku pun berhasil. Dengan satu sentakan, tembuslah halangan itu. Rina memekik kecil, dahinya mengernyit menahan sakit. Kuku-kuku tangannya mencengkeram kulit punggungku. Aku menekan lagi, dan terasa ujung kemaluanku membentur dasar padahal baru 3/4 kemaluanku yang masuk. Lalu aku diam tidak bergerak, membiarkan otot-otot kemaluan Rina terbiasa dengan benda yang ada di dalamnya.

    Sebentar kemudian kernyit di dahi Rina menghilang, dan aku pun mulai menarik dan menekankan pinggulku. Rina mengernyit lagi, tapi lama kelamaan mulutnya menceracau.
    “Aduhh.. sshh.. iya.. terusshh.. mmhh.. aduhh.. enak.. Oomm..”
    Aku merangkulkan kedua lenganku ke punggung Rina, lalu membalikkan kedua tubuh kami hingga Rina sekarang duduk di atas pinggulku. Nampak 3/4 kemaluanku menancap di kemaluannya. Tanpa perlu diajarkan, Rina segera menggerakkan pinggulnya, sementara jari-jariku berganti-ganti meremas dan menggosok dada, kelentit dan pinggulnya, dan kami pun berlomba mencapai puncak.

    Lewat beberapa waktu, gerakan pinggul Rina makin menggila dan ia pun membungkukkan tubuhnya dan bibir kami berlumatan. Tangannya menjambak rambutku, dan akhirnya pinggulnya menyentak berhenti. Terasa cairan hangat membalur seluruh batang kemaluanku.

    Setelah tubuh Rina melemas, aku mendorong ia telentang. Dan sambil menindihnya, aku mengejar puncakku sendiri. Ketika aku mencapai klimaks, Rina tentu merasakan siraman air maniku di liangnya, dan ia pun mengeluh lemas dan merasakan orgasmenya yang ke dua.

    Sekian lama kami diam terengah-engah, dan tubuh kami yang basah kuyup dengan keringat masih saling bergerak bergesekan, merasakan sisa-sisa kenikmatan orgasme.
    “Aduh, Oom.. Rina lemes. Tapi enak banget.”
    Aku hanya tersenyum sambil membelai rambutnya yang halus. Satu tanganku lagi ada di pinggulnya dan meremas-remas. Kupikir tubuhku yang lelah sudah terpuaskan, tapi segera kurasakan kemaluanku yang telah melemas bangkit kembali dijepit liang vagina Rina yang masih amat kencang.

    Aku segera membawanya ke kamar mandi, membersihkan tubuh kami berdua dan.. kembali ke kamar melanjutkan babak berikutnya. Sepanjang malam aku mencapai tiga kali lagi orgasme, dan Rina.. entah berapa kali. Begitupun di saat bangun pagi, sekali lagi kami bergumul penuh kenikmatan sebelum akhirnya Rina kupaksa memakai seragam, sarapan dan berangkat ke sekolah.

    Kembali ke rumah Firman, aku masuk ke kamar tidur tamu dan segera pulas kelelahan. Di tengah tidurku aku bermimpi seolah Rina pulang sekolah, masuk ke kamar dan membuka bajunya, lalu menarik lepas celanaku dan mengulum kemaluanku. Tapi segera saja aku sadar bahwa itu bukan mimpi, dan aku memandangi rambutnya yang tergerai yang bergerak-gerak mengikuti kepalanya yang naik-turun. Aku melihat keluar kamar dan kelihatan VCD menyala, dengan film yang kemarin. Ah! Merasakan caranya memberiku “blowjob”, aku tahu bahwa ia baru saja belajar dari VCD.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Hot Keberuntungan Tukang Ojek – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Hot Keberuntungan Tukang Ojek – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1277 views

    Perawanku – Seperti biasanya-hari itu adalah senin malam- sekitar jam 19.00 wib saya masih nongkrong di pos ojek menunggu penumpang. Malam itu sepi karena banyak teman yang tidak berangkat mungkin disebabkab sejak jam 5 sore tadi hujan mengguyur kota ini. Hanya kami bertiga yang masih bertengger di pos ojek sambil main kartu untuk membunuh waktu.

    Saat itu aku sudah jenuh, dan aku kalah mainnya, aturannya yang menang akan menarik penumpang duluan. Setelah kelewat sepuluh menit kami main kartu, dari arah magelang datang sebuah bus malam yang menurunkan banyak penumpang. Ada dua orang yang datang ke arah kami dan tentulah mereka adalah penumpang. Sejurus kemudian kedua temanku sudah meninggalkan aku sendirian di pos. Yaah aku tidak dapat duit nih hari ini. Kemudian aku putuskan untuk pulang saja karena memang hujan tidak bersahabat, tentu para penumpang lebih suka naik taksi yang lebih nyaman. Saat aku starter motor aku lihat seorang perempuan muda 30-an tahun mungkin tengah menunggu taksi ataupun hujan reda. Kemudian saat aku lewat didepannya aku menawarkan tumpangan.

    “ojek mbak?”
    perempuan itu tampak ragu2. lantas melihat ke arahku.
    “ke jetis berapa?”
    “tujuh ribu mbak!” tak kusangka Mbak itu mau juga aku tawarin.
    “mm baiklah, ada jas hujannya tho?”
    “iya mbak, tapi cuma satu, nanti dibelakang khan nggak kena hujan” kataku meyakinkannya, padahal dia sudah basah kuyup oleh hujan. tubuhnya yang aduhai cukup terlihat dengan seksi, wah aku yang beruntung nih dibandingkan teman-temanku tadi.

    Dibawah hujan rintik, perempuan ini ada dibelakangku, aku sempat berpikir bila dia bukan penumpangku, wah pasti udah kugoda nih, tiba-tiba dia merapatkan dadanya dipunggungku.
    “siapa namamu?”
    “budi” jawabku sambil bertanya juga siapa namanya, dan ternyata dia bernama dewi. tak terasa ternyata sudah sampai didepan rumahnya.
    “kamu mampir dulu, Bud, ntar Mbak buatkan kopi penghangat tubuh, sambil nunggu hujan reda” kata dewi
    “makasih mbak, baiklah!” kataku sambil berpikir betapa beruntungnya aku. aku masuk rumah mengikuti dewi dan duduk di bangku kayu.
    “nih handuknya, dan diminum kopinya yaa” dewi melirik kearahku yang basah kuyup. kulihat tubuhnya hanya dibalut baju piyama dan rambutnya masih diikat dengan handuk. dadanya terlihat menonjol besar sekali, wah pasti enak nih, aku meliriknya. beberapa manit kemudian muncul seorang perempuan lagi sambil menggendong seorang anak yang katanya berumur 13 bulan, dan mengenalkan diri sebagai Ina, adik dewi. bayi dalam gendongannya sudah tertidur, dan Ina pamitan menidurkan anaknya.

    “Kamu nginap disini saja, Bud, hujan malah tambah deras” kata dewi lagi.
    Wah, tawaran yang aku tunggu nih, aku segera memasukkan motorku ke garasi dan bergegas kembali kedalam sambil mengeringkan tubuhku. Aku menuju ruang TV tempat dewi menikmati secangkir kopinya. setelah tahu aku datang, dia memberikan baju piyama kepadaku.
    “aku ganti dimana nih?” aku bertanya.
    “tuh dikamarku saja” jawab dewi sambil menunjuk pintu kamar. aku bergegas masuk kamar, kemudian melucuti semua baju basahku dan memakai piyama itu. tanpa kusadari ternyata dewi sudah berada di belakangku sambil memeluk aku. aku berbalik, dadaku bergetar melihat dia membuka tali piyamanya.
    “kenapa Bud, takut yaa?”katanya sambil mendekat kearahku terus berjongkok didepanku. kulihat dadanya lumayan besar. dan membuat big penisku tegak berdiri.
    “woow, gedhe banget!!” kata dewi manja sambil mengusap zakarku pelan-pelan.

    Dan dikulumnya penisku masuk kedalam mulutnya yang mungil. kurasakan sensasi yang luar biasa. terus dikocoknya kemaluanku, pelan-pelan penuh perasaan, kayaknya dewi sudah mahir sekali. kutarik bajunya hingga kami benar-benar telanjang. kugendong tubuh dewi ke ranjang dan kuletakkan di sudutnya. kukulum bibirnya, dia membalas dengan napas memburu. kuremas dadanya, payudara yang besar, halus dan kuning itu segera kulumat.
    “Mmmhh,..nikmat sekali Wi,..”
    “Teruuss,..Buudd”
    Tanganku terus mengeranyangi kemaluan dewi yang sudah basah. terus kujilati kelentitnya yang hangat, aku jambak rambut kemaluannya, dewi menjerit sambil mengeluarkan cairan bening ke mulutku, dia menggelinjang, orgasme. Terus kujilati cairan itu sampai habis, sesekali kusentil kelentitnya dengan lidahku.
    “Bud,..masukkan penismu, pleasee” kata dewi sambil merem melek.

    Langsung saja aku dekatkan batang kemaluanku ke arah lubang senggamanya, kumasukkan kepalanya sedikit, dewi tidak tahan lantas menaikkan pinggulnya dan tanpa terhalang-halangi penisku masuk ke dalam vaginanya. aku tusukkan pelan-pelan penisku karena ukurannya terlalu besar bagi vagina dewi.
    “teruuss yang kencangg Buud”
    “ahh ahh uuhh” kutusuk lebih keras, hingga berbunyi “sluugg, sluugg”. sambil kuremas payudaranya yang sudah mengeras putingnya. gerakkanku semakin kesetanan, melihat dewi merem melek sambil mendesah. lebih dari setengah jam aku dalam posisi tradisional seperti itu, kulihat dewi sudah lemas sekali, dia sudah berkali-kali orgasme.
    “wi, aku masukkan dalam yaa” kataku sambil mengocok penisku terus di dalam vaginanya
    “mmhh, terrserahh” kata dewi sudah tidak jelas lagi dan croot croott, aku semburkan lahar panas ke dalam vaginanya, dewi lemas dan mungkin malah setengah pingsan. kemudian kucabut penisku dan berbaring disampingnya.

    Kupeluk dewi yang kecapaian, karena perjalanan siang tadi, ditambah harus melawan penisku yang sudah cukup terkenal dikalangan cewek teman-temanku. “Aku tidur dulu Bud, capek!, besok pagi bangunkan aku yaa” kata dewi lagi.
    Aku bangun, sambil mengenakan piyama lagi dan menuju keruang TV, aku baru tidak ingin tidur cepat nih, karena masih pukul 23.30 wib. kulihat Ina masih duduk didepan TV dan memelototinya.
    “Acaranya bagus In?” tanyaku berbasa-basi
    “Wah jelek nih, pusing jadinya..”katanya sekenanya
    “Tolong dong Bud, ganti VCD saja, tuh didepan banyak VCD” kata Ina lagi.

    Dengan malas aku meraih VCD dan menghidupkan playernya, kusetel saja sebuah VCD tanpa gambar sampul disitu. Setelah hidup akupun berbalik kearah Ina sambil duduk di sofa, disampingnya. Aku kaget ketika kulihat dilayar sebuah aksi yang sangat mendebarkan, seorang laki-laki yang bersenggama dengan empat cewek! wah?!
    “Kamu suka kayak gitu ya In?” kataku menggoda. Ina hanya tersenyum sambil berbisik kearahku.
    “Ayo puaskan aku seperti kakakku tadi, aku tahu apa yang kau lakukan” Ina melucuti pakaiannya, dan menarik tali tali piyamaku. burungku yang dari tadi sudah tegak dapat dilihat langsung oleh Ina. Langsung saja Ina meraup mulutku dan kami berciuman diatas sofa. bibir Ina melumat bibirku. Keliatan sekali dia sangat bernafsu, mungkin dia sudah lama tidak pernah melakukannya. kuangkat tubuhnya hingga dadanya ada didepan hidungku, kumasukkan putingnya kemulutku, kukulum, dan mmnnhh ternyata keluar air susunya.

    “wah, kamu ada susunya yaa?”kataku sambil terus meneguk susu tawar itu, maklum aku kehausan karena sudah ‘bermain’ dengan kakaknya.
    “iya, kamu habisin juga gak apa-apa, toh anakku sudah bobo sekarang!!?” aku semakin bersemangat.
    Kuhirup susu segar itu langsung dari pabriknya, belum pernah lagi aku merasakan hal ini, wah asyik sekali. Ina terus menggelinjang sambil menggosok-gosokkan vaginanya ke penisku yang sudah tegak penuh.
    Vaginanya memang sudah sangat basah, aku maklum saja.
    “Bud, aku ingin langsung saja, kamu diam disitu, biar Ina saja yang,..” ina terus berceloteh sambil memutar tubuhnya membelakangiku dan menghadap TV, didudukinya kemaluanku yang tegak berdiri keatas.
    “Ahh, aauu” bless tanpa hambatan burungku segera bersarang ke vaginanya.
    Dengan brutal, seperti orang kelaparan, Ina menggenjot tubuhnya, hingga penisku keluar masuk dan mengesek dinding vaginanya. dari pantulan kaca kulihat buah dada Ina naik turun dengan cepat. terus kuraih saja dan kupilin-pilin, tiba-tiba tanganku sudah basah dengan air susu yang banyak keluar dari toketnya,..
    “Mmhh,..terus, Inn” desisku

    Ina terus menggoyang sambil sesekali mendongak keatas hingga rambutnya menyabet wajahku.
    “ahh,..teruss” aku kenikmatan. sambil meremas-remas payudaranya. Setelah lima belas menit kemudian aku tak kuat lagi, kusemprotkan air maniku keatas, membasahi dinding vaginanya yang hangat,..
    “Ahh..” Ina berhenti kecapaian, aku juga sangat kecapaian.
    “Maafkan aku In, aku mungkin belum bisa memuaskan kamu, tapi besok lagi, pasti kamu kubuat pingsan” kataku cepat sambil memeluknya
    “Aduh Bud, jangan salah, walau kamu diam tadi, aku malah dapat orgasme berkali-kali, kamu hebat!” kata Ina.
    Dia memelukku sambil mengusap-usap alat kelaminku yang masih basah oleh mani, kemudian dia mendekatkan wajahnya dan menjilati mani yang tersisa di batang penisku sampai habis.

    Begitulah cerita singkatku, sebagai tukang ojek yang sangat beruntung malam itu. kejadian itu berulang terus seminggu dua kali, tiap kali Ina ataupun Dewi membutuhkan kehangatanku, aku segera datang memenuhinya, hingga saat ini. bahkan sejak satu setengah bulan yang lalu, aku tinggal dirumah itu sambil menggarap skripsi disana. Dan tentunya menjadi teman ranjang mereka berdua. Namun yang membuat aku gundah sekarang, Dewi yang berusia 31 tahun hamil 4 bulan sejak mei 2002 kemaren, dan aku tahu pasti itu karena ulahku. Aku berencana menikahi keduanya, karena mereka sudah sangat baik padaku dan membiayai kuliah dan hidupku.

  • Cerita Sex Tetangga Baru Ku Yang Cantik

    Cerita Sex Tetangga Baru Ku Yang Cantik


    756 views

    Perawanku – Cerita Sex Tetangga Baru Ku Yang Cantik, Kejadian ini terjadi sekitar tahun 2005, Rumah kost yang ku tempati hanya terisi dua kamar, satu untukku dan sebelahnya lagi keluarga Mas Tarno yang berasal dari Yogyakarta. Mas Tarno umurnya 2 tahun diatasku jadi waktu itu sekitar 26 tahun. Istrinya bernama Nita seumuran denganku. Nita orangnya manis putih tinggi dan selalu bisa membuatku nafsu kepadanya meski dia sudah berkeluarga.

    Mas Tarno adalah seorang penggangguran. Jadi untuk keperluan rumah tangga Nita-lah yang bekerja dari pagi sampai malam di sebuah Supermarket. tentunya keluarga macam ini sering cek-cok. Nita mengganggap Mas Tarno orangnya pemalas bisanya hanya minta duit untuk beli rokok.

    Mas Tarno pun sering membalas omelan-omelan Nita dengan tamparan dan tendangan bahkan dilakukan didepan anaknya. Aku sendiri tidak betah melihat pertengkaran itu. Suatu saat, Mas Tarno dapat pekerjaan sebagai ABK dan tentunya harus meninggalkan keluarganya dalam waktu yang cukup lama. Nita senangnya bukan main mendengarnya.

    Pada malam itu, aku ngobrol dengan Nita dikamarnya sambil nonton TV. Si Rara muter-muter sambil bermain maklum umur segitu masih lucu- cucunya. “Sekarang sepi ya, Nit….nggak ada Mas Tarno.” kataku “Lebih baik gini, Ted. Enakan kalo Mas Tarno nggak ada.” Keluh Nita kepadaku. “Emangnya Kenapa?” tannyaku. “Mas Tarno tuh kerja nggak kerja tetep nyusahin. wajar kan kalo aku minta duit ke Mas Tarno? Aku kan istrinya. Eh, Dianya marah-marah. Besoknya aku diomelin juga ama ibu mertuaku. Katanya aku nggak boleh minta duitnya dulu biar bisa buat nabung. Gombal!!! Aku nggak percaya Mas Tarno bisa nabung!!!” Dia jawab dengan marah- marah. “Sabar ya…” Aku mencoba untuk menenangkannya apalagi Rara dah minta bobo’. “Seandainya Mas Tedy yang jadi suamiku mungkin aku tidak akan merana. Mas Tedy dah dapat pekerjaan tetap dan digaji besar sedangkan suamiku, Mas Tarno hanya pekerja kasar di kapal itupun baru sebulan sebelumnya penggangguran.” Keluhnya. “Udah…jangan berandai- andai….biarkan hidup mengalir saja.” Jawabku sekenanya.
    “Mas, ….. Tiba-tiba Nita duduk disebelahku mengapit tanganku dan menyandarkan kepalanya. Aku sungguh terkejut. Aku tahu Nita butuh kasih sayang, butuh belaian, butuh perhatian. Bukan tendangan dan tamparan. Aku balas dia dengan pelukan di bahunya. Sayang sekali Wanita semanis Nita disia-siakan oleh laki-laki. Tapi Aku juga laki-laki normal punya nafsu terhadap wanita. Justru inilah kesempatanku untuk mengerjai Nita apalagi ibu kostku sedang menjenguk keluarganya di Surabaya selama seminggu dan baru berangkat kemarin malam dan Mas Rano dapat jatah kerja Shift malam di sebuah Mall. Yuhuyyy…akhirnya kesempatan itu tiba!!!
    Kutoleh Nita yang saat itu sedang memakai daster, tanpa basa basi aku langsung merengkuh tubuh Nita yang montok itu kedalam pelukanku dan langsung kucium bibirnya yang tipis itu. Nita memeluk tubuhku erat erat, Nita sangat pandai memainkan lidahnya, terasa hangat sekali ketika lidahnya menyelusup diantara bibirku. Tanganku asyik meremas susu Nita yang tidak seberapa besar tapi kencang, pentilnya kupelintir membuat Nita memejamkan matanya karena geli. Dengan sigap aku menarik daster Nita, dan ternyata Nita sudah tak mengenakan apa apa dibalik dasternya itu, ternyata Nita memang sudah merencanakannya tanpa sepengetahuanku. Tubuh Nita benar benar aduhai dan merangsang seleraku, tubuhnya semampai, putih dengan susu yang pas dengan ukuran tubuhnya ditambah vagina yang tak berambut mencembung. “Eh gimana kalo si Rara bangun?” tanyaku. “Tenang aja Mas Tedy, Susu yang diminum Rara tadi dah aku campurin CTM.” Jawabnya dengan gaya yang manja. Benar-benar persiapan yang sempurna.
    Ketika kubentangkan bibir vaginanya, itilnya yang sebesar biji salak langsung menonjol keluar. ketika kusentuh dengan lidahku, Nita langsung menjerit lirih. Aku langsung mencopot baju dan celanaku sehingga penisku yang sepanjang 12 cm langsung mengangguk angguk bebas. Ketika kudekatkan penisku ke wajah Nita, dengan sigap pula Nita menggenggamnya dan kemudian mengulumnya. Kulihat bibir Nita yang tebal itu sampai membentuk huruf O karena penisku yang berdiameter 3 cm itu hampir seluruhnya memadati bibir mungilnya, Nita sepertinya sengaja memamerkan kehebatan kulumannya, karena sambil mengulum penisku ia berkali kali melirik kearahku.

    Aku hanya dapat menyeringai keenakan dengan servis Nita ini. Mungkin posisiku kurang tepat bagi Nita yang sudah berbaring itu sementara aku sendiri masih berdiri disampingnya, maka Nita melepaskan kulumannya dan menyuruhku berbaring disebelahnya. Setelah aku berbaring dengan agak tergesa gesa Nita merentangkan kedua kakiku dan mulai lagi menjilati bagian peka disekeliling penisku, semuanya dijilatinya, bahkan Nita dengan telaten menjilati penisku yang membuat aku benar benar blingsatan. Aku hanya dapat meremas remas susu Nita serta membelai vaginanya dengan jariku. Aku sudah tak tahan dengan kelihaian Nita ini, kusuruh dia berhenti tetapi Nita tak memperdulikanku malahan ia makin lincah mengeluar masukkan penisku kedalam mulutnya yang hangat itu.
    Tanpa dapat dicegah lagi air maniku menyembur keluar yang disambut Nita dengan pijatan pijatan lembut dibatang penisku seakan akan dia ingin memeras air maniku agar keluar sampai tuntas. Ketika Nita merasa kalau air maniku sudah habis keluar semua, dengan pelan pelan dia melepaskan kulumannya, sambil tersenyum manis ia melirik kearahku. Kulihat ditepi bibirnya ada sisa air maniku yang masih menempel dibibirnya, sementara yang lain rupanya sudah habis ditelan oleh Nita. Nita langsung berbaring disampingku dan berbisik “Mas Tedy diam saja ya, biar saya yang memuaskan Mas !” Aku tersenyum sambil menciumi bibirnya yang masih berlepotan air maniku sendiri itu. Dengan tubuh telanjang bulat Nita mulai memijat badanku yang memang jadi agak loyo juga setelah tegang untuk beberapa waktu itu, pijatan Nita benar benar nyaman, apalagi ketika tangannya mulai mengurut penisku yang setengah ngaceng itu, tanpa dihisap atau diapa apakan, penisku ngaceng lagi, mungkin karena memang karena aku masih kepengen main beberapa kali lagi maka nafsuku masih bergelora.
    Aku juga makin bernafsu melihat susu Nita yang pentilnya masih kaku itu, apalagi ketika kuraba vaginanya ternyata itilnya juga masih membengkak menandakan kalau Nita juga masih bernafsu hanya saja penampilannya sungguh kalem . Melihat penisku yang sudah tegak itu, Nita langsung mengangkangi aku dan menepatkan penisku diantara bibir vaginanya, kemudian pelan pelan ia menurunkan pantatnya sehingga akhirnya penisku habis ditelan vaginanya itu. Setelah penisku habis ditelan vaginanya, Nita bukannya menaik turunkan pantatnya, dia justru memutar pantatnya pelan pelan sambil sesekali ditekan, aku merasakan ujung penisku menyentuh dinding empuk yang rupanya leher rahim Nita.

    Setiap kali Nita menekan pantatnya, aku menggelinjang menahan rasa geli yang sangat terasa diujung penisku itu. Putaran pantat Nita membuktikan kalau Nita memang jago bersetubuh, penisku rasanya seperti diremas remas sambil sekaligus dihisap hisap oleh dinding vagina Nita. Hebatnya vagina Nita sama sekali tidak becek, malahan terasa legit sekali, seolah olah Nita sama sekali tak terangsang oleh permainan ini. Padahal aku yakin seyakin yakinnya bahwa Nita juga sangat bernafsu, karena kulihat dari wajahnya yang memerah, serta susu dan itilnya yang mengeras seperti batu itu.
    Aku makin lama makin tak tahan dengan gerakan Nita itu, kudorong ia kesamping sehingga aku dapat menindihinya tanpa perlu melepaskan jepitan vaginanya. Begitu posisiku sudah diatas, langsung kutarik penisku dan kutekan sedalam dalamnya memasuki vagina Nita. Nita menggigit bibirnya sambil memejamkan mata, kakinya diangkat tinggi tinggi serta sekaligus dipentangnya pahanya lebar lebar sehingga penisku berhasil masuk kebagian yang paling dalam dari vagina Nita. gerakanku sudah mulai tak teratur karena aku menahan rasa geli yang sudah memenuhi ujung penisku, sementara Nita sendiri sudah merintih rintih sambil menggigiti pundakku.
    Mulutku menciumi susu Nita dan menghisap pentilnya yang kaku itu, ketika Nita memintaku untuk menggigiti susunya, tanpa pikir panjang aku mulai menggigit daging empuk itu dengan penuh gairah, Nita makin keras merintih rintih, kepalaku yang menempel disusunya ditekan keras keras membuatku tak bisa bernafas lagi, saat itulah tanpa permisi lagi kurasakan vagina Nita mengejang dan menyemprotkan cairan hangat membasahi seluruh batang penisku. Ketika aku mau menarik pantatku untuk memompa vaginanya, Nita dengan keras menahan pantatku agar terus menusuk bagian yang paling dalam dari vagina sementara pantatnya bergoyang terus diatas ranjang merasakan sisa sisa kenikmatannya. Dengan suara agak gemetar merasakan kenikmatannya, Nita menanyaiku apakah aku sudah keluar, ketika aku menggelengkan kepala, Nita menyuruhku mencabut penisku. Ketika penisku kucabut, Nita langsung menjilati penisku sehingga cairan lendir yang berkumpul disitu menjadi bersih.

    Penisku saat itu warnanya sudah merah padam dengan gagahnya tegas keatas dengan urat uratnya yang melingkar lingkar disekeliling batang penisnya. Nita sesekali menjilati ujung penisku dan juga buah pelirku. Ketika Nita melihat penisku sudah bersih dari lendir yang membuat licin itu, dia kembali menyuruhku memasukkan penisku. Aku menggigit bibirku merasakan sempit serta hangatnya vagina Nita, ketika penisku sudah menyelusup masuk sampai kepangkalnya, Nita menyuruhku memaju mundurkan penisku, aku mulai menggerakkan penisku pelan pelan sekali. Kurasakan betapa ketatnya dindingvagina Nita menjepit batang penisku itu, terasa menjalar diseluruh batangnya bahkan terus menjalar sampai keujung kakiku. Benar benar rasa nikmat yang luar biasa, baru beberapa kali aku menggerakkan penisku, aku menghentikannya karena aku kuatir kalau air maniku memancar, rasanya sayang sekali jika kenikmatan itu harus segera lenyap.  Nita menggigit pundakku ketika aku menghentikan gerakanku itu, ia mendesah minta agar aku meneruskan permainanku.
    Setelah kurasa agak tenang, aku mulai lagi menggerakkan penisku menyelusuri vagina Nita itu, dasar sudah lama menahan rasa geli, tanpa dikomando lagi air maniku tiba tiba memancar dengan derasnya, aku melenguh keras sekali sementara Nita juga mencengkeram pundakku. Aku jadi loyo setelah dua kali memuntahkan air mani yang aku yakin pasti sangat banyak. Tanpa tenaga lagi aku terguling disamping tubuh Nita, kulihat penisku yang masih setengah ngaceng itu berkilat oleh lendir yang membasahinya. Nita langsung bangun dari tempat tidur, dengan telanjang bulat ia keluar mengambil air dan dibersihkannya penisku. Setelah itu, disuruhnya aku telungkup agar memudahkan dia memijatku, aku jadi tertidur, disamping karena memang lelah, pijatan Nita benar benar enak, sambil memijat sesekali dia menggigiti punggungku dan pantatku.

    Aku benar benar puas menghadapi perempuan satu ini. Aku tertidur cukup lama, ketika terbangun badanku terasa segar sekali, karena selama aku tidur tadi Nita terus memijit tubuhku. Ketika aku membalikkan tubuhku, ternyata Nita masih saja telanjang bulat, penisku mulai ngaceng lagi melihat tubuh Nita yang sintal itu, tanganku meraih susunya dan kuremas dengan penuh gairah, Nitapun mulai meremas remas penisku yang tegang itu. “Yuk kita ke kamar mandi” ajakku “Sapa takut…..” Aku menarik tangan Nita keluar kamar sambil bugil tapi aku sempatkan menyambar 2 buah handuk kemudian berjalan mengendap masuk , takut ketahuan tetangga sebelah rumah dan mengunci pintu kamar mandinya dari dalam. ” Nit…kamu seksi banget..” desisku sambil lebih mendekatinya, dan langsung mencium bibirnya yang ranum. Nita membalas ciumanku dengan penuh gairah, dan aku mendorong tubuhnya ke dinding kamar mandi. Tanganku membekap dadanya dan memainkan putingnya. Nita mendesah pelan. Ia menciumku makin dalam. Kujilati putingnya yang mengeras dan ia melenguh nikmat.

    Aku ingat, pacarku paling suka kalau aku berlama-lama di putingnya. Tapi kali ini tidak ada waktu, karena sudah menjelang pagi. Nita mengusap biji pelirku. Kunaikan tubuh Nita ke bak mandi. Kuciumi perutnya dan kubuka pahanya. Bulu kemaluannya rapi sekali. Kujilati liangnya dengan nikmat, sudah sangat basah sekali. ia mengelinjang dan kulihat dari cermin, ia meraba putingnya sendiri, dan memilin- milinnya dengan kuat. Kumasukan dua jari tanganku ke dalam vaginanya, dan ia menjerit tertahan. Ia tersenyum padaku, tampak sangat menyukai apa yg kulakukan. Jari telunjuk dan tengahku menyolok-nyolok ke dalam vaginanya, dan jempolku meraba-raba kasar klitorisnya. Ia makin membuka pahanya, membiarkan aku melakukan dengan leluasa. Semakin aku cepat menggosok klitorisnya, semakin keras desahannya. Sampai-sampai aku khawatir akan tetangga sebelah rumah dengar karena dinding kamar mandi bersebelahan tepat dengan dinding rumhah tetangga.

    Lalu tiba-tiba ia meraih kepalaku, dan seperti menyuruhku menjilati vaginanya. ” Ahhh…ahhh….Mas… Arghhhh..uhhh….Maaasss….” ia mendesah-desah girang ketika lidahku menekan klitorisnya kuat2. Dan jari- jariku makin mengocok vaaginanya. Semenit kemudian, Nita benar-benar orgasme, dan membuat mulutku basah kuyub dengan cairannya. Ia tersenyum lalu mengambil jari2ku yang basah dan menjilatinya sendiri dengan nikmat. Ia lalu mendorongku duduk di atas toilet yg tertutup, Ia duduk bersimpuh dan mengulum penisku yang belum tegak benar. Jari-jarinya dengan lihay mengusap-ngusap bijiku dan sesekali menjilatnya. Baru sebentar saja, aku merasa akan keluar. Jilatan dan isapannya sangat kuat, memberikan sensasi aneh antara ngilu dan nikmat. Nita melepaskan pagutannya, dan langsung duduk di atas pangkuanku. Ia bergerak- gerak sendiri mengocok penisku dengan penuh gairah. Dadanya naik turun dengan cepat, dan sesekali kucubit putingnya dengan keras. Ia tampak sangat menyukai sedikit kekerasan. Maka dari itu, aku memutuskan untuk berdiri dan mengangkat tubuhnya sehingga sekarang posisiku berdiri, dengan kakinya melingkar di pinggangku.
    Kupegang pantatnya yang berisi dan mulai kukocok dengan kasar. Nita tampak sangat menyukainya. Ia mendesah-desah tertahan dan mendorong kepalaku ke dadanya. Karena gemas, kugigit dengan agak keras putingnya. Ia melenguh ,” Oh…gitu Mas..gigit seperti itu…aghhh…” Kugigit dengan lebih keras puting kirinya, dan kurasakan asin sedikit di lidahku. Tapi tampaknya Nita makin terangsang.Penisku terus memompa liangnya dengan cepat, dan kurasakan liangnya semakin menyempit… Penisku keluar masuk liangnya dengan lebih cepat, dan tiba-tiba mata Nita merem melek, dan ia semakin menggila, lenguhan dan desahannya semakin kencang hingga aku harus menutup mulutnya dengan sebelah tangannku. ” Ah Maass…Ehmm… Arghh…Arghhh… Ohhhhh uhhhhhh…” Nita orgasme untuk kesekian kalinya dan terkulai ke bahuku.

    Karena aku masih belum keluar, aku mencabut penisku dari liangnya yang banjir cairannya, dan membalikan tubuhnya menghadap toilet. Biasa kalau habis minum staminaku memang suka lebih gila. Nita tampak mengerti maksudku, ia menunggingkan pantatnya, dan langsung kutusuk penisku ke liangnya dari belakang. Ia mengeram senang, dan aku bisa melihat seluruh tubuhnya dari cermin di depan kami. Ia tampak terangsang, seksi dan acak- acakan. Aku mulai memompa liangnya dengan pelan, lalu makin cepat, dan tangan kiriku meraih puting payudaranya, dan memilinnya dengan kasar, sementara tangan kananku sesekali menepuk keras pantatnya. Penisku makin cepat menusuk2 liangnya yang semakin lama semakin terasa licin. Tanganku berpindah-pindah, kadang mengusap- ngusap klitorisnya dengan cepat. Badan Nita naik turun sesuai irama kocokanku, dan penisku semakin tegang dan terus menghantam liangnya dari belakang. Ia mau orgasme lagi, rupanya, karena wajahnya menegang dan ia mengarahkan tanganku mengusap klitorisnya dengan lebih cepat.

    Penisku terasa makin becek oleh cairan liangnya. “Nita..aku juga mau keluar nih….” ” oh tahan dulu…kasih aku….penismu….tahan!!!! “Nita langsung membalikan tubuhnya, dan mencaplok penisku dengan rakus. Ia mengulumnya naik turun dengan cepat seperti permen, dan dalam itungan detik, menyemprotlah cairan maniku ke dalam mulutnya. ” ArGGGhhhh!! Oh yes !! ” erangku tertahan. Nita menyedot penisku dengan nikmat, menyisakan sedikit rasa ngilu pada ujung penisku, tapi ia tidak peduli, tangan kirinya menekan  pelirku dan kanannya mengocok penisku dengan gerakan makin pelan. Kakiku lemas dan aku terduduk di kursi toilet yg tertutup. Nita berlutut dan menjilati seluruh penisku dengan rakus. Setelah Nita menjilat bersih penisku, ia memakaikan handukku, lalu memakai handuknya sendiri. Ia memberi isyarat agar aku tidak bersuara, lalu perlahan- lahan membuka pintu kamar mandi. Setelah yakin aman, ia keluar dan aku mengikutinya dari belakang. Setelah kejadian itu aku sama Nita semakin gila- gilaan dalam bermain seks sampai dengan ibu kosku kembali dari Surabaya tentunya aku hanya bisa melakukannya di malam hari.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Seks pengalaman ml dengan janda semok

    Cerita Seks pengalaman ml dengan janda semok


    809 views

    Perawanku – Cerita Seks pengalaman ml dengan janda semok, Kisah ini terjadi kurang lebih setahun yang lalu, Tepatnya awal bulan mei 2003, Panggil saja namaku Roni. Usiaku saat ini 27 tahun. Dikampungku ada seorang janda berusia 46 tahun, namanya panggil aja Tente Ken. Meski usianya sudah kepala empat dan sudah punya 3 orang anak yang sudah besar-besar, namun tubuhnya masih tetap tampak bagus dan terawat. Tante Ken mempunyai wajah yang cantik dengan rambut sebahu. Kulitnya putih bersih. Selain itu yang membuatku selama ini terpesona adalah payudara tante Ken yang luar biasa montok. Perkiraanku payudaranya berukuran 36C. Ditambah lagi pinggul aduhai yang dimiliki oleh janda cantik itu.

    Bodi tante Ken yang indah itulah yang membuatku tak dapat menahan birahiku dan selalu berangan-angan bisa menikmati tubuhnya yang padat berisi. Setiap melakukan onani, wajah dan tubuh tetanggaku itu selalu menjadi inspirasiku.
    Pagi itu jam sudah menunjukan angka tujuh. Aku sudah bersiap untuk berangkat ke kampus. Motor aku
    jalankan pelan keluar dari gerbang rumah. Dikejauhan aku melihat sosok seorang wanita yang berjalan sendirian. Mataku secara reflek terus mengikuti wanita itu. Maklum aja, aku terpesona melihat tubuh wanita itu yang menurutku aduhai, meskipun dari belakang. Pinggul dan pantatnya sungguh membuat jantungku berdesir. Saat itu aku hanya menduga-duga kalau wanita itu adalah tante Ken. Bersamaan dengan itu, celanaku mulai agak sesak karena kontolku mulai tidak bisa diajak kompromi alias ngaceng berat.
    Perlahan-lahan motor aku arahkan agak mendekat agar yakin bahwa wanita itu adalah tante Ken.
    “Eh tante Ken. Mau kemana tante?”, sapaku.
    Tante Ken agak kaget mendengar suaraku. Tapi beliau kemudian tersenyum manis dan membalas sapaanku.
    “Ehm.. Kamu Ron. Tante mau ke kantor. Kamu mau ke kampus?”, tante Ken balik bertanya.
    “Iya nih tante. Masuk jam delapan. Kalau gitu gimana kalau tante saya anter dulu ke kantor? Kebetulan saya bawa helm satu lagi”, kataku sambil menawarkan jasa dan berharap tante Ken tidak menolak ajakanku.
    “Nggak usah deh, nanti kamu terlambat sampai kampus lho.”
    Suara tante Ken yang empuk dan lembut sesaat membuat penisku semakin menegang.
    “Nggak apa-apa kok tante. Lagian kampus saya kan sebenarnya dekat”, kataku sambil mataku selalu mencuri pandang ke seluruh tubuhnya yang pagi itu mengenakkan bletzer dan celana panjang. Meski tertutup oleh pakaian yang rapi, tapi aku tetap bisa melihat kemontokan payudaranya yang lekukannya tampak jelas.
    “Benar nih Roni mau nganterin tante ke kantor? Kalau gitu bolehlah tante bonceng kamu”, kata tante Ken sambil melangkahkan kakinya diboncengan.
    Aku sempat agak terkejut karena cara membonceng tante yang seperti itu. Tapi bagaimanapun aku tetap diuntungkan karena punggungku bisa sesekali merasakan
    empuknya payudara tante yang memang sangat aku kagumi. Apalagi ketika melewati gundukan yang ada di jalan, rasanya buah dada tante semakin tambah menempel di punggungku. Pagi itu tante Ken aku anter sampai ke kantornya. Dan aku segera menuju ke kampus dengan perasaan senang.
    Waktu itu hari sabtu. Kebetulan kuliahku libur. Tiba-tiba telepon di sebelah tempat tidurku berdering. Segera saja aku angkat. Dari seberang terdengar suara lembut seorang wanita.
    “Bisa bicara dengan Roni?”
    “Iya saya sendiri?”, jawabku masih dengan tanda tanya karena merasa asing dengan suara ditelepon.
    “Selamat pagi Roni. Ini tante Ken!”, aku benar-benar kaget bercampur aduk.
    “Se.. Selamat.. Pa.. Gi tante. Wah tumben nelpon saya. Ada yang bisa saya bantu tante?”, kataku agak gugup.
    “Pagi ini kamu ada acara nggak Ron? Kalau nggak ada acara datang ke rumah tante ya. Bisa kan?”, pinta tante Keny dari ujung telepon.
    “Eh.. Dengan senang hati tante. Nanti sehabis mandi saya langsung ke tempat tante”, jawabku. Kemudian sambil secara reflek tangan kiriku memegang kontolku yang mulai membesar karena membayangkan tante Ken.
    “Baiklah kalau begitu. Aku tunggu ya. Met pagi Roni.. Sampai nanti!” Suara lembut tante Ken yang bagiku sangat menggairahkan itu akhirnya hilang diujung tepelon sana.
    Pagi itu aku benar-benar senang mendengar permintaan tante Ken untuk datang ke rumahnya. Dan pikiranku nglantur kemana-mana. Sementara tanganku masih saja mengelus-elus penisku yang makin lama, makin membesar sambil membayangkan jika yang memegang kontolku itu adalah tante Ken. Karena hasratku sudah menggebu, maka segera saja aku lampiaskan birahiku itu dengan onani menggunakan boneka didol montok yang aku beli beberapa bulan yang lalu.
    Aku bayangkan aku sedang bersetubuh dengan tante Ken yang sudah telanjang bulat sehingga payudaranya yang montok menunggu untuk dikenyut dan diremas. Mulut dan tanganku segera menyapu seluruh tubuh boneka itu.
    “Tante… Tubuhmu indah sekali. Payudaramu montok sekali tante. Aaah.. Ehs.. Ah”, mulutku mulai merancau membayangkan nikmatnya ML dengan tante Ken.
    Karena sudah tidak tahan lagi, segera saja batang penisku, kumasukkan ke dalam vagina didol itu. Aku mulai melakukan gerakan naik turun sambil mendekap erat dan menciumi bibir boneka yang aku umpamakan sebagai tante Ken itu dengan penuh nafsu.
    “Ehm.. Ehs.. Nikmat sekali sayang..”
    Kontolku semakin aku kayuh dengan cepat.
    “Tante.. Nikmat sekali memekmu. Aaah.. Punyaku mau keluar sayang..”, mulutku meracau ngomong sendiri.
    Akhirnya tak lama kemudian penisku menyemburkan cairan putih kental ke dalam lubang vagina boneka itu. Lemas sudah tubuhku. Setelah beristirahat sejenak, aku kemudian segera menuju ke kamar mandi untuk membersihkan kontol dan tubuhku.
    Jarum jam sudah menunjuk ke angka 8 lebih 30 menit. Aku sudah selesai mandi dan berdandan.
    “Nah, sekarang saatnya berangkat ke tempat tante Ken. Aku sudah nggak tahan pingin lihat kemolekan tubuhmu dari dekat sayang”, gumamku dalam hati.
    Kulangkahkan kakiku menuju rumah tante Ken yang hanya berjarak 100 meter aja dari rumahku. Sampai di rumah janda montok itu, segera saja aku ketuk pintunya.
    “Ya, sebentar”, sahut suara seorang wanita dari dalam yang tak lain adalah tante Ken.
    Setelah pintu dibuka, mataku benar-benar dimanja oleh tampilan sosok tante Ken yang aduhai dan berdiri persis di hadapanku. Pagi itu tante mengenakan celana street hitam dipadu dengan atasan kaos ketat berwarna merah dengan belahan lehernya yang agak ke bawah. Sehingga nampak jelas belahan yang membatasi kedua payudaranya yang memang montok luar biasa. Tante Ken kemudian mengajakku masuk ke dalam rumahnya dan menutup serta mengunci pintu kamar tamu. Aku sempat dibuat heran dengan apa yang dilakukan janda itu.
    “Ada apa sih tante, kok pintunya harus ditutup dan dikunci segala?”, tanyaku penasaran.
    Senyuman indah dari bibir sensual tante Ken mengembang sesaat mendengar pertanyaanku.
    “Oh, biar aman aja. Kan aku mau ajak kamu ke kamar tengah biar lebih rilek ngobrolnya sambil nonton TV”, jawab tante Ken seraya menggandeng tanganku mengajak ke ruangan tengah.
    Sebenarnya sudah sejak di depan pintu tadi penisku tegang karena terangsang oleh penampilan tante Ken. Malahan kali ini tangan halusnya menggenggam tanganku, sehingga kontolku nggak bisa diajak kompromi karena semakin besar aja. Di ruang tengah terhampar karpet biru dan ada dua bantal besar diatasnya. Sementara diatas meja sudah disediakan minuman es sirup berwarna merah. Kami kemudian duduk berdampingan.
    “Ayo Ron diminum dulu sirupnya”, kata tante padaku.
    Aku kemudian mengambil gelas dan meminumnya.
    “Ron. Kamu tahu nggak kenapa aku minta kamu datang ke sini?”, tanya tante Ken sambil tangan kanan beliau memegang pahaku hingga membuatku terkejut dan agak gugup.
    “Ehm.. Eng.. Nggak tante”, jawabku.
    “Tante sebenarnya butuh teman ngobrol. Maklumlah anak-anak tante sudah jarang sekali pulang karena kerja mereka di luar kota dan harus sering menetap disana. Jadinya ya.. Kamu tahu sendiri kan, tante kesepian. Kira-kira kamu mau nggak jadi teman ngobrol tante? Nggak harus setiap hari kok..!”, kata tente Ken seperti mengiba.
    Dalam hati aku senang karena kesempatan untuk bertemu dan berdekatan dengan tante akan terbuka luas. Angan-angan untuk menikmati pemandangan indah dari tubuh janda itu pun tentu akan menjadi kenyataan.
    “Kalau sekiranya saya dibutuhkan, ya boleh-boleh aja tante. Justru saya senang bisa ngobrol sama tante. Biar saja juga ada teman. Bahkan setiap hari juga nggak apa kok.”
    Tante tersenyum mendengar jawabanku. Akhirnya kami berdua mulai ngobrol tentang apa saja sambil menikmati acara di TV. Enjoi sekali. Apalagi bau wangi yang menguar dari tubuh tante membuat angan-anganku semakin melayang jauh.
    “Ron, udara hari ini panas ya? Tante kepanasan nih. Kamu kepanasan nggak?”, tanya tante Ken yang kali ini sedikit manja.
    “Ehm.. Iya tante. Panas banget. Padahal kipas anginnya sudah dihidupin”, jawabku sambil sesekali mataku melirik buah dada tante yang agak menyembul, seakan ingin meloncat dari kaos yang menutupinya.
    Mata Tante Ken terus menatapku hingga membuatku sedikit grogi, meski sebenarnya birahiku sedang menanjak. Tanpa kuduga, tangan tante memegang kancing bajuku.
    “Kalau panas dilepas aja ya Ron, biar cepet adem”, kata tante Ken sembari membuka satu-persatu kancing bajuku, dan melepaskannya hingga aku telanjang dada…
    Aku saat itu benar-benar kaget dengan apa yang dilakukan tante padaku. Dan aku pun hanya bisa diam terbengong-bengong. Aku tambah terheran-heran lagi dengan sikap tente Ken pagi itu yang memintaku untuk membantu melepaskan kaos ketatnya.
    “Ron, tolongin tante dong. Lepasin kaos tante. Habis panas sih..”, pinta tante Ken dengan suara yang manja tapi terkesan menggairahkan.
    Dengan sedikit gemetaran karena tak menyangka akan pengalaman nyataku ini, aku lepas kaos ketat berwarna merah itu dari tubuh tante Ken. Dan apa yang berikutnya aku lihat sungguh membuat darahku berdesir dan penisku semakin tegang membesar serta jantung berdetak kencang. Payudara tante Ken yang besar tampak nyata di depan mataku, tanpa terbungkus kutang. Dua gunung indah milik janda itu tampak kencang dan padat sekali.
    “Kenapa Ron. Kok tiba-tiba diam?”, tanya tante Ken padaku.
    “E.. Em.. Nggak apa-apa kok tante”, jawabku spontan sambil menundukkan kepala.
    “Ala.. enggak usah pura-pura. Aku tahu kok apa yang sedang kamu pikirkan selama ini. Tante sering memperhatikan kamu. Roni sebenarnya sudah lama pingin ini tante kan?” kata tante sambil meraih kedua tanganku dan meletakkan telapak tanganku di kedua buah dadanya yang montok.
    “Ehm.. Tante.. Sa.. Ya.. Ee..”, aku seperti tak mampu menyelesaikan kata-kataku karena gugup. Apalagi tubuh tante Ken semakin merapat ke tubuhku.
    “Ron.. Remas susuku ini sayang. Ehm.. Lakukan sesukamu. Nggak usah takut-takut sayang. Aku sudah lama ingin menimati kehangatan dari seorang laki-laki”, rajuk tante Ken sembari menuntun tanganku meremas payudara montoknya.
    Sementara kegugupanku sudah mulai dapat dikuasai. Aku semakin memberanikan diri untuk menikmati kesempatan langka yang selama ini hanya ada dalam angan-anganku saja. Dengan nafsu yang membara, susu tante Ken aku remas-remas. Sementara bibirku dan bibirnya saling berpagutan mesra penuh gairah. Entah kapan celanaku dan celana tante lepas, yang pasti saat itu tubuh kami berdua sudah polos tanpa selembar kainpun menempel di tubuh. Permaianan kami semakin panas. Setelah puas memagut bibir tante, mulutku seperti sudah nggak sabar untuk menikmati payudara montoknya.
    “Uuhh… Aah…” Tante Ken mendesah-desah tatkala lidahku menjilat-jilat ujung puting susunya yang berbentuk dadu.
    Aku permainkan puting susu yang munjung dan menggiurkan itu dengan bebasnya. Sekali-kali putingnya aku gigit hingga membuat Tante Ken menggelinjang merasakan kenikmatan. Sementara tangan kananku mulai menggerayangi “vagina” yang sudah mulai basah. Aku usap-usap bibir vagina tante dengan lembut hingga desahan-desahan menggairahkan semakin keras dari bibirnya.
    “Ron.. Nik.. Maat.. Sekali sa.. Yaang.. Uuuhh.. Puasilah tante sayang.. Tubuhku adalah milikmu”, suara itu keluar dari bibir janda montok itu.
    Aku menghiraukan ucapan tante karena sedang asyik menikmati tubuh moleknya. Perlahan setelah puas bermain-main dengan payudaranya mulutku mulai kubawa ke bawah menuju vagina tante Ken yang bersih terawat tanpa bulu. Dengan leluasa lidahku mulai menyapu vagina yang sudah basah oleh cairan.
    Aku sudah tudak sabar lagi. Batang penisku yang sudah sedari tadi tegak berdiri ingin sekali merasakan jepitan vagina janda cantik nan montok itu. Akhirnya, perlahan kumasukkan batang penisku ke celah-celah vagina. Sementara tangan tante membantu menuntun tongkatku masuk ke jalannya. Kutekan perlahan dan…
    “Aaah…”, suara itu keluar dari mulut tante Ken setelah penisku berhasil masuk ke dalam liang senggamanya.
    Kupompa penisku dengan gerakan naik turun. Desahan dan erangan yang menggairahkanpun meluncur dari mulut tante yang sudah semakin panas birahinya.
    “Aach.. Ach.. Aah.. Terus sayang.. Lebih dalam.. Lagi.. Aah.. Nik.. Mat..”, tante Ken mulai menikmati permainan itu.
    Aku terus mengayuh penisku sambil mulutku melumat habis kedua buah dadanya yang montok. Mungkin sudah 20 menitan kami bergumul. Aku merasa sudah hampir
    tidak tahan lagi. Batang kemaluanku sudah nyaris menyemprotkan cairan sperma.
    “Tante.. Punyaku sudah mau keluar..”
    “Tahan seb.. Bentar sayang.. Aku jug.. A.. Mau sampai.. Aaach..”, akhirnya tante Ken tidak tahan lagi.
    Kamipun mengeluarkan cairan kenikmatan secara hampir bersamaan. Banyak sekali air mani yang aku semprotkan ke dalam liang senggama tante, hingga kemudian kami kecapekan dan berbaring di atas karpet biru.
    “Terima kasih Roni. Tante puas dengan permainan ini. Kamu benar-benar jantan. Kamu nggak nyeselkan tidur dengan tante?”, tanya beliau padaku.
    Aku tersenyum sambil mencium kening janda itu dengan penuh sayang.
    “Aku sangat senang tante. Tidak kusangka tante memberikan kenikmatan ini padaku. Karena sudah lama sekali aku berangan-angan bisa menikmati tubuh tante yang montok ini”
    Tante Ken tersenyum senang mendengar jawabanku.
    “Roni sayang. Mulai saat ini kamu boleh tidur dengan tante kapan saja, karena tubuh tante sekarang adalah milikmu. Tapi kamu juga janji lho. Kalau tante kepingin… Roni temani tante ya.”, kata tante Ken kemudian.
    Aku tersenyum dan mengangguk tanda setuju. Dan kami pun mulai saling merangsang dan bercinta untuk yang kedua kalinya. Hari itu adalah hari yang tidak pernah bisa aku lupakan. Karena angan-anganku untuk bisa bercinta dengan tante Ken dapat terwujud menjadi kenyataan. Sampai saat ini aku dan tante Ken masih selalu melakukan aktivitas sex dengan berbagai variasi. Dan kami sangat bahagia.
    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Semua Kisah Tentang Doni dan Mila

    Semua Kisah Tentang Doni dan Mila


    1420 views

    Catatan penulisa cerita seks birahi: Permisi semua, gw mau share cerita seks birahi hasil karya gw sendiri nih. Sorry kalo ketikannya acak-acakan.
    Mohon maaf kalo ada kesamaan nama atau tema cerita seks birahi, tapi berani sumpah disamber MILF ini hasil jerih payah gw ngetik sendiri. hehe
    Silakan dibaca dengan khidmat, kalo respon positif gw bakal lanjutin part 2 nya.
    Wasalam.

    Jakarta, 14 Januari 2017

    Cerita Seks Birahi: Semua Kisah Tentang Doni dan Mila

     

    Perawan – Namaku Doni, umurku 26 tahun dan belum menikah. Kisah ini adalah sepenggal cerita hidupku beberapa tahun yang lalu, kala aku masih tinggal di sebuah rumah kos kosan di daerah jakarta selatan.

    Aku bekerja di sebuah perushaan swasta di bilangan kuningan. Aku tinggal jauh dari keluarga dan merantau sendiri semenjak kuliah. Alhamdulillah tak lama setelah lulus aku segera di terima di sebuah perusahaan yang lumayan besar di kota jakarta. Pada awalnya aku agak kebingungan mencari tempat tinggal, apalagi demi menghemat ongkos aku lebih mengutamakan yang tidak terlalu jauh dari tempat kerjaku. Apalagi saat itu gajiku masih standar fresh graduate, otomatis aku harus mencari yang harganya pas di kantong.

    Untungnya aku menemukan sebuah kos kosan khusus karyawan dan karyawati yang nyaman dan lumayan murah meskipun tidak terlalu baru. Apalagi lokasinya berada di daerah cawang yang masih bisa dalam jarak tempuh kendaraan umum (meskipun alhamdulillah tak berselang beberapa bulan aku dapat mengkredit motor hingga tak lagi harus berjubel di transjakarta)

    Kisah ini bermula ketika ada seorang penghuni baru yang pindah ke seberang kamarku. Tadinya aku memang sengaja memilih tempat yang cukup strategis yaitu di pojok ujung dekat dengan dapur umum (sebenarnya hanya dapur sederhana dengan satu buah kompor dan tempat cuci piring). Kenapa strategis? Menurutku karena tempatnya di ujung lorong sehingga tak banyak orang yang lalu lalang, lagipula selama ini hampir tak ada yang menggunakan dapur tersebut karena rata rata penghuni kosanku itu adalah karyawan/i yang notabene tak punya banyak waktu untuk masak memasak. Paling hanya sekedar cuci piring saja.

    Cerita Seks Birahi | Namun sore itu itu aku melihat sesosok wanita berambut panjang yang tengah asik menggoreng sesuatu didepan kompor. Sekilas dari belakang aku tidak mengenali sosok tersebut dan kupikir mungkin saja ini penghuni baru.

    Baru saja aku membuka kunci dan hendak masuk kekamar, tiba tiba wanita itu berbalik dan memandangiku sambil kemudian menyapaku ramah.

    “Permisi mas.. Mas yang nempatin kamar depan ya? Saya baru aja pindah tadi pagi ke kamar seberang. Saya nila..”

    Ia kemudian mengulurkan tangannya ramah sambil tersenyum manis.

    “Doni..” Ujarku pelan sambil menjabat ringan tangannya.

    Jujur aku jadi agak salah tingkah dan kikuk.Mungkin karena jarang aku bisa berkenalan langsung dengan penghuni kosanku. Ya, dari sekian banyak penghuni kosan ini aku hanya tahu satu dua nama saja penghuni kamarnya. Itupun yang letaknya tak jauh jauh dari kamarku. Mungkin itu sifat individualistis masyarakat jakarta, berbeda jauh keadannya kala aku masih kuliah di bandung dulu. Dulu aku bisa akrab dan kenal penghuni kosanku. Antara penghuni kosan bisa saling akrab dan erat meskipun berjauhan kamarnya, berbanding jauh dengan keadaan kosanku yang sekarang dimana hampir setiap penghuninya tidak saling kenal mengenal.

    Singkat cerita, akupun jadi cepat akrab dengan mbak nila penghuni kamar seberang kosanku (mungkin karena kami sesame pernah tinggal di bandung). Mbak nila yang memang cantik dan ramah perlahan seperi menjadi figur kakakku di kosanku. Ia berasal dari bandung, dan telah menikah. Ia tadinya bekerja di kantor cabangnya di bandung dan akhirnya dipindah ke kantor pusat yang di jakarta.

    Meskipun aku tak pernah tahu umur aslinya berapa, namun perkiraanku ia berkisar di 20an akhir atau 30an awal. Ia juga bercerita bahwa ia telah menikah dan memiliki seorang anak yang telah berumur 5 tahun yang keduanya masih tinggal di bandung. Ia mengakui awalnya memang berat pergi meninggalkan keluarga, namun untungnya ia mendapat dukungan penuh dari suami dan keluarganya hingga ia pun mengiyakan kesempatan itu.

    Pernah beberapa kali aku berkesempatan bertemu dengan suaminya mas sofyan dan gibran anaknya kala mereka bergantian bertandang ke jakarta ke kosan mbak nila. Mas sofyan dan gibran pun dapat cepat akrab denganku walau baru saja berkenalan, sehingga akupun jadi merasa makin bertanggung jawab secara moril untuk menjaga dan membantu mbak nila di kosan ini.

    Malam itu aku pulang sedikit larut dari biasanya. Aku merasa kurang enak badan saat itu, apalagi ditambah beban kerja yang banyak membuat keadaanku makin drop. Akupun jd tak enak karena biasanya sepulang kerja aku janjian dengan mbak nila untuk pulang bersama kekosan, namun apa boleh buat waktu itu memang pekerjaanku sedang banyak banyaknya jado terpaksa mbak nila pulang duluan.

    Ketika aku melangkah ke lorong menuju kamarku, masih terdengar suara orang memasak dari dapur umum. Tak lain itu adalah mbak nia yang sudah tiba terlebih dahulu dan sepertinya tengah asyik memasak sesuatu.

    “Mbak.. Aku minta maap ya tadi pulang sendiri, terpaksa lembur nih karena banyak kerjaan.” Tegurku.

    “Eh don, baru pulang yah? Iya gapapa kok santai aja.. Kamu pucet sih? Belom makan ya? Nih mbak masakin cap cay nih buat kamu makan malem.” Ujar mbak nila lagi

    “Duh gausah mbak, aku lagi ga enak badan nih. Buat besok sarapan aja yaa.. aku kayanya mau langsung tidur aja.”

    “Loh ngga bisa ah, kamu lagi sakit gini kok malah ngga makan. Udah pokoknya makan dulu sana, baru tidur istirahat. Yuk.”

    Akupun tak bisa mengelak lagi dari komando mbak ku ini. Dengan langkah malas aku masuk kedalam kamar dan berganti baju kemudian menghabiskan cap cay mbak nila meskipun saat itu aku kurang bernafsu makan.

    Tak lama setelah aku makan, terdengar ketukan di pintu kamar.

    “Don.. Udah makannya? Mana sini piringnya..”

    Akupun membuka pintu dan menyerahkan piring kotor tadi dan kemudian segera balik badan merebahkan badan lagi di kasur berusaha memejamkan mata.

    “Masih puyeng yah? Meriang badannya?”

    Aku tak menjawab dan hanya menggangguk saja sembari menangkup mataku dengan lenganku.

    “Yaudah mbak kerokin ya.” Ujarnya pendek.

    “Nggausah mbak aku ga biasa dikerok.. Sakit.” Tolakku.

    Namun percuma saja, karena apabila mbak nila sudah memberi komando, tak ada apapun yang bisa menghalanginya.

    Dan benar saja, tak lama mbak nila masuk kembali kekamarku membawa minyak pijat berwarna bening diatas mangkok kecil beserta botol botolnya.

    “Mana sini punggungnya, cepetan duduk.”

    “Ah nggamau ah mbak, aku gasuka bau minyak angin.”

    “Ini minyak zaitun kok, bukan minyak angin. Udah sini cepetan mbak udah bawa uang gopek nih.”

    “Duh nggamau mbak, aku gasuka dikerok. Dipijit aja deh…” Ujarku menolak dengan nada memelas.

    Akhirnya setelah proses tawar menawar yang sadis, mbak nila setuju hanya memijitku saja. Akupun duduk memunggunginya dengan ogah-ogahan. Ya beginilah akrabnya kami berdua. Seperti yang kubilang tadi mbak nila sudab kuanggap kakak sendiri, dan mungkin juga mbak nila telah menganggapku sebagai adiknya sendiri, jadi tidak ada rasa canggung atau malu-malu lagi.

    “Tuh liat, dipijit gini aja merah. Udah ya dikerok aja sekalian?” Ujar mbak nila lagi berusaha Menawar lagi.

    “Udah mbak gausaaaah.. Dipijet aja udah itu aku tidur.” Ujarku malas

    “Yaudah terserah kamu deh..”

    Lama kelamaan kurasakan enak juga pijatan mbak nila. Kupikir enak juga ya apabila punya istri nanti.. Hehe.

    Selama memijit pun aku tak pelak menjadi korban candaan mbak nila. Ia tahu aku sensitif orangnya, jadi sesekali iya menggelitiki pinggangku yang membuatku menggeliat seperti kesetrum.

    “Eh! Eh! Udah ah mbak, pundung nih aku..”

    “Hihi iya iya.. Gitu aja pundungan dasar. Yaudah sekarang depannya sini.”

    Mbak nila kemudian menepuk pundakku sehingga aku membalik badan bersila berhadap-hadapan dengannya.

    Dengan wajah serius mbak nila meraba dan mengurutkan tangannya yang licin oleh minyak zaitun di dadaku. Kuakui efek minyak zaitun ini enak juga, bisa menghasilkan hangat namun tidak sepanas dan lengket seperti minyak angin. Nyaris seperti minyal goreng.

    Belum lama aku menikmati pijatannya di dadaku, lagi lagi aku jadi korban kejahilan mbak nila. Kali ini puting ku yang jadi sasarannya. Masih seperti tadi, mulanya ia memijat dengan serius namun tiba-tiba ia dengan cepat mencolek putingku.

    “Akh! Mbak!” Ujarku sambil menggelinjang. Sementara dilain pihak mbak nia terkekeh puas melihat reaksiku. Bukan apa-apa sih, tapi colekannya itu bukan hanya geli tapi juga menimbulkan sensasi enak sehingga membuatku sedikit risih juga.

    Apalagi kini intensitas kejahilan colekan mbak nila makin menjadi-jadi. Aku dibuatnya jadi terus menggeliat-geliat. Lama lama aku jadi tak tahan juga, kuputuskan untuk menggigit bibirku saja daripada nanti malah kecolongan mendesah, bisa malu aku jadinya.

    Namun mbak nila malah jadi makin gemas, melihatku menahan diri seperti itu membuatnya makin bersemangat memancing desahanku. Sekali waktu mbak nila benar-benar menggelitiki kedua putingku dengan kedua telunjukknya yang licin dengan cepat hingga badanku sedikit melengkung kedepan sambil mencengkram karpet kuat-kuat. Aku tak mampu lagi mengelak kalau aku jadi bernafsu dibuatnya. Ingin rasanya aku mendesah kuat-kuat sambil melolong keenakan.

    “Ah udah ah, kamu jadi keenakan gitu kesenengan.” Ujar mbak nila menyudahi kelitikannya.

    “Hmmmhaaaaaa…” Aku menghela napas panjang melepaskan gigitan bibirku sendiri. Kepalaku rasanya ringan, dan darahku mengalir cepat. Mau tak mau Aku jadi terangsang juga akibat kejahilan mbak nila. Ada rasa malu antara tertangkap basah, dan juga sensak nagih yang membuatku serba salah. Tapi tentu kutahan saja karena untungnya akal sehatku masih berjalan. Padahal kala itu mbak nila hanya mengenakan daster tanpa lengan dan rambut diurai. Apabila orang lain yang berada dalam posisiku, pasti sudah habis diterkam mbak Nila.

    “Tuh jadi keras gitu tuh..” Ujar mbak nila menahan tawa. Spontan wajahku memerah, akupun membenarkan posisi dudukku. Kuharap mbak nila tadi menyindir putingku yang jadi keras akibat kenakalannya tadi, bukan gundukan lain yang memang juga telah mengeras didalam boxerku.

    “Udah rileks lagi, kok jadi tegang gitu sih..” Ujar mbak nila lagi memecah keheningan sembari menepuk perutku yang rata.

    “Sini dikasih minyak lagi biar ga kembung..”

    Mbak nila pun mengusap-usap perutku dengan permukaan tangannya. Akupun berusaha kembali mengontrol diriku. Perlahan aku berusaha menurunkan birahiku yang tadi sempat meluap luap. Dalam hati aku terus menahan diri dan beristighfar, sembari terus kuingat ingat wajah mas sofyan dan gibran di benakku. Mbak nila sudah kuanggap mbakku sendiri, begitu pula mas sofyan dan gibran yang sudah kuanggap mas dan ponakanku sendiri, jadi mana tega aku berbuat macam-macam terhadap mbak nila. Namun kenyataannya kami berdua adalah pasangan lawan jenis, yang berdua-duaan didalam kamar tertutup, dengan keadaan yang sebenarnya kurang pantas pula dimana aku nyaris telanjang hanya mengenakan boxer dan mbak nila hanya mengenakan selembar daster tipis yang memperlihatkan lekuk tubuhnya.

    “Udah jangan ditahan-tahan.. Hihihi” goda mbak nila lagi.

    Disaat saat aku tengah berupaya keras menurunkan gairahku, mbak nila malah menjahiliku lagi dengan mulai kembali mengelus putingku dengan sebelah tangannya.

    “A-aduh mbak.. Udah dong.. Ampun..” Ujarku memohon mohon dengan suara parau.

    Mbak nila kali ini tak berkata sepatah katapun, melainkan terus mengusap putingku dan perutku lembut.

    Tanpa kusadari mata mbak Nila sedari tadi memandangi gundukan dibalik celana boxer ku itu. Entah dorongan darimana, tiba-tiba saja mbak Nila mendekatkan bibirnya ke telingaku dan berucap lembut.

    “Don, kamu mau cepet enakan ga badannya? Hmm, tapi janji ya jangan cerita ke siapa-siapa. Sekali ini aja loh. Mbak ngomong beneran nih.” Ucap Mbak Nila serius.

    “E-emang mo ngapain mbak? Iya iya janji deh.” Jawabku cepat karena didorong oleh rasa penasaranku.

    Tangann mbak Nila yang masih licin oleh minyak zaitun terasa begitu menenangkan mengusap perutku perlahan bergerak semakin kebawah..kebawah..dan terus kebawah tanpa kusadari.

    Disela-sela buaian kenikmatan usapan telunjuknya di putingku, tiba-tiba aku dikejutkan oleh sensai lain.

    Tangan kanan mbak nila yang sedari tadi merambat di perutku kini sudah turun hingga kedalam boxerku. Telapak tangannya yang halus dan lembut juga hangat oleh minyak zaitun kini ikut menjahili bagian lain dari diriku yang tak kalah sensitif. Menjahili mungkin kata yang kurang pas, yang lebih tepat mungkin adalah mencabuli.

    Ya, mbak nila secara tiba-tiba sudah menggengam batang kemaluanku erat-erat dan meremasnya perlahan. Dengan ekspresi kaget dan shock aku menoleh dan memandang mbak nila secara serta merta. Matanya yang kini juga tak kalah sayu dariku, membalas tatapanku lembut.

    “Enak ga..?” Tanya nya dengan suara lirih. Ia pun bergerak mendekatan wajahnya hingga tinggal berjarak sejengkal dari wajahku. Lalu mbak nia pun berbisik pelan.

    “Nanti gantian ya mbak juga…” Ujarnya sambil tersipu namun juga terdengar memohon.

    Seusai ia berbisik, mbak nila langsung tancap gas. Bermodalkan minyak zaitun yang tersisa di tangannya, mbak nila kemudian mengocok batang kemaluanku dengan cepat.

    “COK.. COK.. COK.. COK..!!”

    Bunyi gesekan becek antara tangannya yang licin dan kulit kemaluanku menggema di kamar kosku. Jujur semuanya terjadi begitu cepat, aku bahkan tak begitu ingat jelas bagaimana semua bisa terjadi. Yang jelas seketika saat itu pandanganku langsung kabur, kepalaku terasa kosong, dan badanku terasa ringan. Dan yang jelas burungku terasa nikmat sekali. Meski saat itu mbak nila masih mengusapi putingku, namun rasanya sudah terkalahkan oleh nikmat kocokan mbak nila. Nikmat yang menjalar-jalar hingga keseluruh tubuhku, membuat badanku tak mampu kukendalikan. Kakiku menjejak kuat-kuat di karpet, sembari tanganku juga ikut menjambak karpet menahan gebrakan kenikmatan yang begitu dahsyat ini.

    Diantara kaburnya pandanganku saat itu, aku sekilas melihat mbak nila meloloskan bahu daster sebelah kirinya hingga payudaranya meloncat keluar. Kemudian ditariknya kepalaku hingga mendekat ke dadanya. Seketika jadi begitu jelas payudara montok mbak nila yang tepat berhadapan begitu dekat dengan wajahku. Nampak putingnya yang kecoklatan, dikelilingi oleh bintik-bintik kecil yang tak kalah menggiurkan.

    Tanpa diperintah oleh mbak nila, Akupun menuruti instingku. Dengan serta merta kulahap dada mbak nila yang terasa begitu manis dagingnya didalam mulutku. Bak bayi kehausan, kuisap dan kukecup dalam dalam puting susunya yang kenyal itu.

    “Hmfffhhh..!! Mmmhhhffff…”

    Mbak nila tak lagi bisa berbicara dan hanya mengerang-erang manja sembari tangannya menahan kepalaku seperti tengah benar-benar menyusui bayi. Baru kali itu kudengar mbak nila mengeluarkan erangan yang sebegitu erotis yang membuatku kian bergairah menyusu padanya.

    “Hmmmhhhh…clup clup..nyammmhhh…sllrrrrppp”

    Dengan semaunya terus kukemut dada mbak nila dengan kesetanan. Tak mau kalah, tangan mbak nila juga tak menurunkan tempo kocokannya dan terus menggerakan lengannya naik turun dan kekanan kekiri liar. Kami berdua sama-sama terbuai kenikmatan terlarang.

    Hingga akhirnya aku merasakan tubuh bagian bawahku seperti kaku. Semuanya terjadi hanya dalam hitungan detik. Buah zakarku mengencang, batang penisku berkedut kedut, dan akhirnya kesemua gerakan tersebut memompa keluar cairan benihku yang berlimpah. Badanku melayang, bagai diterpa ombak kenikmatan hingga serasa seperti mati rasa, tak memperdulikan semburan demi semburan yang mengotori tangan halus mbak nila serta boxer yang kukenakan.

    “Aakkhhh…”

    Mbak nila terpekik antara kaget dan senang ketika merasakan tangannya basah. Ia sebenarnya sudah hapal dengan kedutan kedutan yang ia rasakan di telapak tangannya sebelumnya. Namun tetap saja sensasi klimaks diriku itu juga memberikan sensasi kepuasan baginya. Diperahnya batangku hingga benar-benar kering ke tetes terakhir. Sekilas malah seperti ia tengah mencekik batangku hingga ciut. Dibiarkannya spermaku membanjiri tangannya, meleleh-leleh dengan bebas.

    Hingga akhirnya aku kembali mendarat dari klimaks yang dahsyat itu barulah mbak nila melepaskan cengkramannya.

    Dengan sangat hati-hati ia menarik keluar tangannya dari dalam boxerku. Entah takut spermaku jatuh menetes kemana-mana, atau memang ia begitu sayang dengan cairan kotorku itu. Yang pasti setelah itu mbak nila tak lantas cepat-cepat membersihkan tangannya, melainkan memandangi cairan kental itu meleleh di tangannya. Dipandangainya lekat-lekat, bahkan diendus-endusnya.

    “Uhhm.. Lengket banget don, amis lagi. Pasti kamu udah lama ga keluarin yaa.. Hehe.” Ujar mbak nila sambil terkekeh.

    Aku hanya bisa diam tak tahu mesti menjawab apa.

    Bau khas sperma yang menyengat itu membumbung di ruang kosanku. Mbak nila dengan perlahan menyeka spermaku yang meleleh di tangannya dengan tissue. Sementara itu aku masih agak terengah-engah akibat klimaksku barusan. Semuanya masih seperti mimpi bagiku. Aku masih berusaha mencari tahu apakah ini semua nyata terjadi atau sekedar mimpi? Apakah ini mimpi indah atau mimpi buruk? Aku tak tahu pasti.

    Disaat aku masih berusaha sadar itu perlahan mbak nila kembali mendekat. Aku masih mengerjap-ngerjapkan mata melihat sosoknya yang nyaris telanjang itu. Sebelah payudaranya bergantung bebas, nampak bekas merah dan basah oleh liur. Benarkah itu liurku? Aku menelan ludah dengan susah. Kemudian dengan lembut mbak nila menggenggam sebelah tanganku dan menempatkannya di sebelah dadanya yang masih tertutup dasternya.

    “Ayo dong kan tadi udah janji mau gantian..” ujar mbak nila dengan manja malu-malu. Aku masih tak tahu harus berbuat apa. Tapi yang pasti setelah itu mbak nila membimbing tanganku untung meremas-remas payudaranya dari luar daster. Terasa kenyalnya, dan puting susunya yang kini juga sudah ikut mengeras menusuk telapak tanganku dari dalam dasternya.

    Tanpa banyak berbicara lagi mbak nila menarik tanganku yang satunya lagi dan mengarahkan telunjukku ke putingnya yang satunya lagi, mengisyaratkan agar aku memainkannya seperti ia memainkan putingku tadi. Dan aku bodohnya hanya diam saja mengikuti permintaannya. Entah kenapa aku tak bisa menolak dan ikut menggerakan tanganku seperti keinginannya. Perlahan tapi pasti mbak nila kembali mengerang pelan karena gelitikan jariku. Bahkan kini bahu daster yang satunya lagi pun sudah turun meloloskan dasternya hingga ke perut, menyisakan mbak nila yang kini bertelanjang dada.

    Desisan mbak nila entah kenapa membangunkan lagi gairah setan yang seharusnya sudah reda tadi ketika aku klimaks. Kini malahan aku asyik membalas dendam atas kejahilan mbak nila tadi dan gantian memuntir-muntir kedua puting susunya. Mbak nila kini yang berganti menggelinjang-gelinjang sembari berlutut di hadapanku sambil menggigit bibirnya.

    “Awwh.. geli don.. dendem ya kamu mbak godain tadi? Hmmm..” ujar mbak nila dengan binalnya

    Dengan mesra dieganggamnya kedua pergelangan tanganku seakan tak ingin tanganku lari kemana-mana selain mempermainkan kedua pentilnya yang sudah sedemikian keras itu. Setelah bermenit-menit akhirnya mbak nila menggeser tangan kananku dan membawanya kebawah, tepatnya ke selangkangannya.

    “Pinjem tanganmu lagi ya don..”

    Kemudian ditaruhnya telunjuk dan jari tengahku tepat di celana dalamnya. Aku terhenyak merasakan celana dalamnya yang sudah terasa basah seperti terkena tetesan air. Perlahan mbak nila menggerakan kedua jemariku tadi dengan gerakan menekan dan mengorek. Badanku merinding ketika merasakan bibir vaginanya mencumbu jariku dari luar cd.

    “Uuhhhmm..” mbak nila mengerang ketika jariku mengaduk lembut bibir kemaluannya dari luar cd. Dengan tidak sabar mbak nila lalu menyusupkan tanganku kedalam celana dalamnya. Dan dari situlah baru terasa betapa beceknya kemaluan mbak nila. Darahku kembali berdesir kencang merasakan rimbunnya bulu kemaluan mbak nila, apalagi ketika merasakan langsung belahan vertikal kemaluannya. Dibimbingnya telunjukku menyusuri sudut-sudut rahasia yang selama ini hanya milik mas sofyan.

    “Iyaa… korek yang itu dohhn.. iyaaaah…” bisik mbak nila dengan wajah merah padam.

    Aku yang masih dalam keadaan planga-plongo hanya bisa mengikuti intruksi mbak nila dengan patuhnya. Kutekan dan kujawil-jawil tonjolan daging yang berada di sudut atas kemaluannya itu. Masih dengan rasa takjub kuperhatikan mbak nila yang makin menggelinjang keasyikan dan menahan-nahan malu desahannya hanya karena rangsangan daging secuil itu.

    Akhirnya mbak nila pun makin tak kuat, badannya tumbang merebah di kasur dan merenggangkan kakinya mempasrahkan dirinya kepadaku. Namun tangannya masih mencengkram kuat pergelanganku, seakan tak rela tanganku pindah kemana-mana selain mempermainkan vaginanya. Begitu pula aku, akupun kala itu sudah tak lagi mampu berpikir lurus ketika melihat mbak nila yang sudah hampir telanjang itu. Badannya yang memang tak lagi kurus namun tetap semok, mengkilat karena keringat yang menyucur deras. Payudaranya yang bulat bak pepaya, tergolek bebas tanpa penutup dihiasi puting yang mencuat keras di kedua pucuknya. Apalagi memeknya yang rimbun dan lembab itu tak henti-hentinya pula meneteskan cairan bening di tanganku. Masih dengan birahi yang meluap-luap, mbak nila kembali menuntun tanganku beraksi lebih liar lagi.

    “Jempolnya don.. uussh… iya utik-utik gitu… telunjuknya juga korekkkk… awwwwwwhhh…..”

    Mbak nila dengan giatnya menggerakan jempolku untuk lagi mengusap-usap klitorisnya. Telunjukku juga dibantunya untuk memainkan lubang kemaluannya yang basah kuyup itu. Dengan gerakan memutar, kulingkari dan kucelup-celup lembut dengan telunjukku lubang yang menganga haus itu.

    “Ammmmhhh…. iya gapapah.. korek aja donnhhh…”

    Mbak nila mendesah dan mengaduh dengan suara yang parau nan binalnya itu ketika telunjukku menelusup masuk kedalam liang vaginanya. Meski awalnya sebatas kuku jari, namun rongga kemaluannya yang senantiasa berkedut-kedut itu seakan mengisap jariku masuk lebih dalam lagi. Hingga akhirnya lama kelamaan telunjukku masuk seluruhnya kedalam vaginanya. Mbak nila dengan syahdunya menjejejak pinggiran matrasku kuat-kuat ketika secara naluriah aku mengaduk-aduk telunjukku didalam kemaluannya. Tak lupa jempolku juga masih terus mengusapi klitorisnya habis-habisan. Akupun jadi makin bergairah dan makin gemas melihat reaksi mbak nila. Kugerakkan jemariku dengan bebasnya, kulengkungkan dan kukorek-korek memek mbak nila hingga ia kian menggeliat-geliat bak cacing kepanasan.

    “Terus donnnn.. terussss… ittuuuu..ituuuu……”

    Mbak nila merengek-rengek manja ketika telunjukku menemukan titik kelemahannya. Dan tentu saja tanpa ampun terus kurangsang dan kuekslpoitasi titik g-spot nya itu. Mbak nila makin nampak seperti kerasukan, dengan rambutnya yang terurai acak-acakan dan dengan pandangan matanya yang sayu itu. Ia terus menggeram dalam-dalam seiring naiknya tempo permainanku. Sambil menjambak dahinya mbak nila menggigit bibirnya sendiri menahan ledakan dari dalam dirinya yang bisa kapan saja terjadi.

    Tak butuh waktu lama hingga akhirnya mbak nila merintih lirih diiringi badannya yang mengejang kaku. Pantatnya terangkat beberapa centi akibat goyangan pinggulnya ketika rongga kemaluannya mengunyah-ngunyah habis telunjukku. Dengan takjub kusaksikan bagaimana kemaluannya menyemburkan beberapa kali cipratan kecil yang sepertinya adalah air seni, diikuti oleh membanjirnya lendir bening yang menetes-netes ke liang anusnya serta ke kasurku.

    “Nnggggggahhh…gghhgg..hhgg.g..hhh…..”

    Selama beberapa detik jiwanya melayang ke langit-langit, hingga akhirnya mbak nila jatuh kembali ke bumi. Napasnya tersengal-sengal hebat seperti baru saja habis berlari puluhan kilo. Badannya kini tak lagi kejang dan kaku seperti sebelumnya, otot-ototnya melemas dan ia pun tergeletak tak bertenaga, menyisakanku yang masih terkesima oleh kejadian yang baru saja terjadi di depan mataku.

    Sambil masih agak terengah-engah, perlahan mbak nila mulai kembali kesadarannya. Meski dengan rambut kusut awut-awutan, wajahnya nampak berbinar meskipun masih terlihat sangat lelah dan bercucuran keringat. Bibir mungilnya menyimpulkan senyum kecil sambil melirik kearahku setengah tersipu.

    Cerita Seks Birahi 2017 | Secara natural akupun menyeka keringat di dahi dan pipinya, mbak nilapun menyambut tanganku dan menggenggamnya mesra. Sampai saat itu aku masih benar-benar tak tahu harus berbuat apa. Aku masih hanya diam dan terus mengusap rambutnya. Mbak nila dengan senyum khas keibuannya juga masih menatapku lembut. Kami berdua masih terdiam tanpa suara. Hanya sesekali terdengar napas mbak nila yang sedikit tersengal-sengal.

    Di luar dugaan, mbak nila yang juga sedari tadi mengusap-usap lembut dadaku kembali beralih turun tangannya. Tangannya yang halus lagi-lagi meraba batang kejantananku.

    “Don… Kok udah keras lagi sihh..” Ia bertanya dengan nada manja sembari mengelus-elus batang beruratku.

    “Uffhss.. Mbak…” Ujarku lagi menahan rasa nyaman yang membuat kobaran gairahku terbakar lagi.

    Disaat itu aku berusaha melepaskan diri dari cengkraman perbuatan nista ini. Aku berkata pada diriku ini sudah terlalu jauh. Namun ketika aku baru hendak beralih, mbak nila dengan lincahnya melingkarkan kedua kakinya di pingggulku, sehingga aku tak bisa kemana-mana. Dalam posisi terkunci itu mbak nila kembali menatapku dengan tatapan penuh rayuan, tatapan yang membuatku nyaris lupa diri.

    Lantas mbak nila merengkuh leherku sehingga aku terkunci kian dekat dengan dirinya. Aku dapat merasakan jelas hawa tubuhnya yang juga berkobar hangat, serta lengket keringatnya yang makin melekatkan tubuhku dan tubuhnya. Dengan lihainya mbak nila melonggarkan silangan kakinya di pinggangku, untuk kemudian mengunci pinggulku sehingga bagian bawah tubuhku makin condong merapat ke bagian bawah tubuhnya.

    “Ahh.. Mbak nila.. Sudah mbak, s-st..”

    “Sssst… Dikit aja don…”

    Mbak nila memohon manja sembari mengarahkan kepala penisku yang berada di genggaman tangannya tepat ke arah liang vaginanya. Aku kehabisan kata-kata ketika merasakan untuk pertama kalinya pucuk penisku bersinggungan dengan liang vaginanya. Pertemuan antara daging dan daging yang terasa begitu hangat serta becek, membuat pikiranku seketika kosong lagi.

    “Aah..mbak.. Mbak…”

    “Iya.. Iya sayang.. Cintai mbak sayang..”

    Rengekan mbak nila, menghilangkan keragu-raguanku dan mengubahnya menjadi semangat tempur. Kepala penisku yang baru sedikit tercelup di kemaluannya segera kudorong dengan beringas, hingga dalam sekejap mata hilang sudah setengah penisku masuk kedalam liang kemaluannya.

    “Aaaakhhh!!!”

    Mbak nila membelalak matanya, spontan ia menjambak rambutku menahan rasa terkejut dan sensasi dari penetrasi penisku. Meski ia nampak shock, dengan cepat ia mengangguk-anggukan kepalanya seakan memberi kode padaku untuk melanjutkan seranganku. Akupun tanpa ampun mulai menggenjot kemaluannya. Dengan gagahnya kutarik mundur pinggangku hingga penisku nyaris tercabut dari kemaluannya. Namun sepersekian detik setelahnya segera kuhentakkan kuat-kuat pinggangku kedepan.

    “PLAKK!!”

    “Auuffffghhhhhsssss..!!!”

    Mbak nila mengaduh nikmat ketika selangkanganku menampar permukaan selangkangannya kuat-kuat. Begitu dahsyat hingga mentok penisku habis ditelan bulat-bulat oleh kemaluan mbak nila. Kami berdua sudah mabuk kepayang, keenakan oleh sensasi nikmat terlarang. Aku lupa bahwa wanita yang kugagahi ini adalah mbak nila ku, dan ia pun lupa bahwa pria yang tengah menggagahinya itu bukanlah suaminya.

    “Eeerrghhmmmm.. Ssshh..sshh… PLAK PLAK PLAK”

    Aku menggeram dan mengamuk memompa mbak nila maju mundur. Badan mbak nila terguncang-guncang hebat akibat gerakanku. Sensasi yang kurasa tak bisa kulukiskan. Bagaimana nikmatnya batang penisku tergesek oleh dinding rapat vagina mbak nila. Begitu pula rongga kemaluan mbak nila yang begitu sensitif digesek oleh sebongkah daging berurat keras, keluar masuk dengan cepatnya.

    Bermenit-menit berlalu nampaknya belum ada satupun dari kami yang menyerah. Mungkin karena sebelumnya tadi aku telah klimaks terlebih dahulu, maka kali ini aku mendapat energi dan daya tahan lebih. Didorong oleh nafsu dan birahi yang meledak-ledak, mbak nila kemudian mendorong dirinya untuk bangun dan duduk di pangkuanku. Kini posisi kami berganti menjadi berpangkuan dan saling berhadap-hadapan. Mbak nila makin liar dan birahi, hilang sudah mbak nila yang biasanya berganti mbak nila yang kesetanan haus akan kepuasan.

    Dengan posisi seperti itu mbak nila berganti menjadi yang lebih agresif. Sembari melingkarkan kedua tangannya di leherku, ia mulai berguncang naik turun memompa kemaluannya di batang penisku. Akupun terpaksa bertumpu dengan kedua tanganku di belakang badanku, mengimbangi goyangan mbak nila yang asyik menunggangi diriku.

    “Uufffhh.. Doniiihh.. Aaihhh.. Enyakkk..”

    Mbak nila meracau dengan suara binalnya yang tak lagi kukenal. Sementara aku dibawahnya hanya bisa memejakan mataku dalam dalam sembari menengadah menikmati kebringasan dirinya.

    “Sssh…. Legitt bangett mbakk..” Racauku.

    “Mmmhhp.. Apa yang legitt sayanggg??” Tanya mbak nila sembari terus berguncang naik turun dengan liarnya.

    “Mmhpp.. Mem..memeknya mbaa.. Sedepp legitttt…” Ujarku lagi setengah sadar.

    “Mmm iyaa? Sukaa? Mmmwwaaacchh…” Balas mbak nila.

    Koleksi Cerita Seks Birahi | Entah bagaimana kami berdua bisa berbicara begitu kotornya, saling melempar kata-kata vulgar tidak senonoh. Mbak nila mengakhiri kalimatnya dengan mencium bibirku dalam-dalam, menghirup semua ludah dari dalam mulutku. Dalam posisi vertikal seperti itu makin terasa saja nikmatnya remasan rongga kemaluan mbak nila. Ditambah lagi dalam posisi itu otomatis membuat cairannya makin tumpah ruah, membuat selangkangan kami makin lengket dan rapat oleh cairannya.

    Malam semakin larut dan keadaan semakin hening, namun desahan dan racauan kami berdua masih membahana di dalam kamar kosanku. Kami seakan tak peduli apabila ada yang mendengar dari luar. Mbak nila semakin bersemangat mengejar klimaksnya yang kedua untuk malam ini. Dijejal-jejalknya penisku dalam-dalam di memeknya hingga mentok ke titik terdalam.

    “Don… doooon… DOON!!!”

    “Aaagggh.. mbaaaaaakkkkkkk…”

    Sekejap mbak nila kembali mengejang kaku, empotan memeknya membuatku luluh lantak. Kali ini kami orgasme berbarengan. Tepat ketika banjir bandang dari vagina mbak nila menyiram penisku, saat itu pula lah sperma ku menembak-nembak rahimnya. Lalu seketika semuanya terasa makin gelap dan gelap, hingga akhirnya aku tak kuat lagi dan merebahkan diriku di kasur, masih dengan posisi mbak nila berpangku diatas diriku, dan kemaluan kami masih bertautan.

    ***

    Aku terbangun dengan terkejut.

    Cerita Seks Birahi | Badanku terasa lelah sekali, dan pegal-pegal luar biasa. Rasanya seperti Hangover, kepalaku terasa ringan dan aku nyaris tidak bisa mengingat kejadian tadi malam. Namun anehnya demamku hilang. Badanku terasa segar sekali.

    Namun aku nyaris melompat dan terjatuh dari kasur melihat sesosok mbak nila yang masih terlelap tanpa pakaian di sebelahku. Seketika semua ingatanku kembali, apa yang telah terjadi semalam, bagaiamana detailnya, dan apa saja yang sudah kulakukan dengan mbak nila. Sambil terhuyung-huyung, kuraih handukku dan kutinggalkan mbak nila yang masih mendengkur pelan di kasur. Kukunci pintu kamar mandi, dan kuguyur kepalaku dengan segayung air dingin.

    Dalam hati aku rasanya ingin berteriak sekuat tenaga. Penyesalan yang kurasakan membuat dadaku sesak hingga tak bisa bernafas.

    “Maafkan saya mas sofyan, gibran.. maafkan saya…..”

    Selesai

  • Cerita Sex Kehidupan Gelap SPG

    Cerita Sex Kehidupan Gelap SPG


    899 views

    Perawanku – Cerita Sex Kehidupan Gelap SPG, Dgn kecantikanku ini banyak kawan kawanku sekampus yg tergila gila padaqu tapi semuanya tak ku perdulikan karena aqu hanya konsentrasi pada pelajaran kuliah.

    Cerita ini bermula ketika Perusahaan expor-impor milik ayahku mengalami kebangkrutan karena selisih mata uang Dolar dan rupiah begitu tinggi sehingga ayahku menanggung hutang ratusan juta rupiah pada rekanan bisnisnya.Karena tak kuat menanggung stres akibat tekanan, ayahku meninggal dunia karena Hypertensi aqut. Rumah dan 2 mobil kami terpaksa dijual untuk melunasi hutang hutang tersebut.Aqu dan Ibuku ahirnya pindah kerumah kontrakan dgn sisa uang yg ada untuk modal hidup.Hal ini merupakan pukulan berat bagiku Karena dari kecil aqu sudah terbiasa hidup senang dan mewah tetapi aqu berusaha untuk berdaptasi.

    Dgn terpaksa Sementara waktu aqu hentikan dulu kuliahku karena aqu harus kerja untuk menambah pendapatan.Dgn modal wajah yg cantik plus body yg putih mulus aqu dapat diterima sebagai SALES PROMOTION GIRL di perusahaan otomotif ternama di Jakarta. Di sini aqu mempunyai kawan akrab sesama SALES PROMOTION GIRL bernama Indri, orangnya juga cantik dgn badan tinggi semampai seperti Pragawati.Kami berdua sangat dikenal oleh para karyawan karena selain ramah juga pintar memikat pelanggan agar membeli kendaraan mewah yg kami promosikan, Sebagian besar mereka adalah para lelaki Pengusaha, apalagi dgn baju seragam ketat dan di padu dgn rok mini yg menampakkan keindahan kaki kami sampai keatas lutut menjadi daya tarik utama setiap stand pameran otomotif. Sebenarnya aqu cukup risih juga dipandangi oleh para pembeli tetapi terpaksa kulupakan karena itulah cara kami menjual Mobil mewah.

    Diantara para SALES PROMOTION GIRL memang sering kudengar dari cerita Indri bahwa banyak diantaranya yg berlaqu negatif yaitu selain mempromosikan barang otomotif juga bersedia diajak kencan oleh para Pembeli. Indri pun mengaqui bahwa dirinya juga pernah melaqukanya untuk menambah penghasilan, tapi hanya pelanggan tertentu saja yg ia layani. Aqu hanya geleng geleng kepala mendengarnya karena selama ini aqu tak berminat mencampuri urusan orang maka aqu tak memperdulikannya, yg penting aqu tak terbawa oleh arus mereka.

    Setelah beberapa bulan bekerja, musibah kedua menimpa kami lagi, Ibuku yg sudah tua mendadak kambuh lagi penyakit ginjalnya, kali ini lebih parah karena sudah lama tak kontrol kesehatan lagi. Menurut dokter ibuku harus segera menjalani operasi ginjal dalam minggu ini atau tak ada harapan lagi bila ditunda. Yg membuatku jadi pusing adalah masalah biayanya yg besar. Seluruh tabunganku yg ada hanya cukup untuk biaya rumah sakitnya saja sedang untuk operasinya masih butuh belasan juta rupiah. Hal ini aqu ceritakan pula pada Indri kawan baikku siapa tahu dia dapat menolongku.

    “Biaya operasi ibumu memang tinggi sekali, aqu tak punya uang banyak untuk membantumu, tapi cobalah minta bantuan om Lamhok direktur perusahaan kita bekerja, karena dia pernah juga membantuku.” ujar Indri memberikan solusinya. Om Lamhok memang direktur pemilik perusahaan otomotif tempatku bekerja orangnya agak gemuk pendek WNI keturunan usianya 50-an, dgn pakaianya selalu rapi dan necis. Sebenarnya Aqu paling tak suka menjumpai orang ini, meskipun sudah tua tapi matanya selalu jelalatan bila melihat para karyawati SALES PROMOTION GIRLnya yg menggunakan seragam promosi yg ketat dan Rok mini yg tinggi, bahkan dia pernah dgn sengaja meraba pahaqu ketika berpapasan dgnnya di ruang ganti pakaian tapi segera kutepis dan kutinggal pergi.

    “Silahkan Masuk..!” terdengar suara dari balik pintu yg kuketuk… , eeh… Shinta, silahkan duduk Shinta… Tanpa ragu aqupun duduk dikursi tamu yg berhadapan dgn meja kerja Om Lamhok yg mewah.

    “ada yg bisa kubantu… ?” tanya Om Lamhok sembari menatap nakal kearahku. Aqu jadi agak gugup dan sedikit berkeringat. Tanpa membuang waktu aqu ceritakan masalahku untuk meminjam uang untuk biaya operasi ibuku sebesar 20 juta rupiah. Sejenak kulihat Om Lamhok berdiam diri, tapi kulihat lagi dia tersenyum licik sembari menatap badanku dalam dalam.

    “Mhmmm..itu hal yg mudah, kamu bisa dapatkan uang itu tanpa harus meminjam… tapi harus ada imbalannya… “kata Om Lamhok sembari berkedip nakal.

    “Saya tak mengerti, imbalan apa yg Om Maksudkan ?” kataqu agak serius.

    “Begini, Om Lamhok akan berikan uang sejumlah itu tanpa meminjam, tetapi sebagai imbalannya beri aqu keperawananmu.”kata Om Lamhok singkat sembari tersenyum kurang ajar. Aqu tertegun tak percaya mendengar permintaannya, benar benar kemaluan* siTua ini umpatku dalam hati.

    “Aqu tak bersedia..!” kataqu ketus sembari berdiri dan keluar dari kantornya.

    “Aqu menunggumu bila berubah pikiran Shinta… !” selintas masih sempat kudengar suara Om Lamhok sebelum pergi… dasar kemaluan*, kataqu lagi. Dirumah kutumpahkan semua kekesalanku dgn menangis sepuas puasnya, sepertinya aqu tak punya pilihan lagi, bila tak segera dioperasi ibuku akan meninggal tapi dipilihan lain aqu harus menyerahkan keperawananku pada Bandot licik yg mengincar keindahan badanku. Tak ada cara lain untuk mendapatkan uang sebesar itu, Demi kesembuhan ibuku ahirnya kuputuskan untuk menjumpai Om Lamhok lagi keesok harinya. Dgn memakai seragam SALES PROMOTION GIRL dan rok mini yg ketat, jam 10 pagi aqu datangi lagi ruangan kantor Om Lamhok.

    “he..he… he… akhirnya kau datang juga Shinta cantik, apakah kau sudah siap melayaniku diranjang..he.he..he..?” Om Lamhok tertawa penuh kemenangan. Aqu hanya diam saja menerima ejekan itu.

    “Baiklah, Om Lamhok bisa menikmati badanku setelah kupastikan ibuku di operasi hari ini..”jawabku dgn berat hati.

    “Oke, No Problem “Om Lamhok menuliskan selembar cek dgn nominal sesuai yg ia janjikan kemarin kemudian didepanku dia menelpon rumah sakit untuk memastikan operasi hari ini.Segera aqu masukan cek itu kedalam tas kecilku, aqu memang membutuhkannya.

    “Semuanya sudah beres, sekarang kau tepati janjimu nona cantik, mari ikut aqu..”kata Om Lamhok sembari menggandengku keluar ruangan.

    “kemaluan*… kali ini engkau menang.!” kataqu dalam hati sembari mengikutinya masuk kedalam kemobil. Om Lamhok ternyata membawaqu kesebuah hotel terkenal di Jakarta pusat. Sepertinya Om Lamhok sudah sering datang kemari, Setengah ketaqutan aqu melangkah masuk kehotel tersebut. Debaran jantungku semakin kencang ketika Om Lamhok menggandengku menuju kamar VIP dilantai lima. Beberapa pasang mata pegawai hotel nampak menatap kami, mungkin aneh dipandang seorang perempuan muda cantik berjalan digandeng lelaki tua bangka menuju kamar hotel mereka pasti sudah tahu apa yg akan terjadi pada perempuan cantik itu… ahh terlalu beruntung situa ini dapat kuda tunggangan yg aduhai. Aqu terpaqu diam berdiri didepan pintu kamar 508 yg sudah dibuka Om Lamhok, rasanya aqu ingin segera lari dari tempat ini.

    “Ayo masuk Shinta.., kita selesaikan urusan kita.”kata Om Lamhok sembari menarik lenganku dan menutup pintu kamar Hotel. Begitu pintu terkunci Om Lamhok Langsung memelukku merapat ketembok, rupanya napsunya sudah tak tertahankan lagi melihat kemulusan kulit badanku. Aqu sedikit berontak ketika Tangan Om Lamhok mulai meraba pahaqu yg putih, Mataqu melotot marah padanya. Hampir saja kutampar wajahnya yg klimis itu.

    “Ingat perjanjian kita Shinta, keinginanmu sudah aqu penuhi.. sekarang aqu bebas menikmati keindahan badanmu.!” kata Om Lamhok sembari kembali mengangkat rok miniku sehingga menampakan kemulusan pahaqu lalu menjamahinya. ..oughhhh..aaahh.. entah kemana keangkuhan dan kesombonganku selama ini, Kali ini aqu tak berdaya melawannya, aqu memang sudah terikat perjanjian itu dan badanku saat ini adalah miliknya. Aqu hanya bisa memejamkan mata ketika kurasakan tangan Om Lamhok mulai rajin menyusuri pahaqu sampai kepangkal atas.. aah, Rasanya aqu ingin menagis saja tapi air mataqu tak ada yg keluar.

    “ooh… aahhhh… “suara napasku tak sanggup lagi kutahan ketika tangan Om Lamhok mulai menyusup kedalam celana dalamku dan bermain disana. Om Lamhok tersenyum senang melihat Shinta tampak pasrah dalam pelukannya. Selama ini Shinta selalu angkuh bila didekatinya bahkan pernah mempermalukannya dihadapan para SALES PROMOTION GIRL yg lain. Setelah puas menjamahi selangkanganku, Om Lamhok lalu melepasku dan mengajakku berjalan kedalam ruang Utama yg lebih luas. Sembari berjalan mengikutinya aqu merapikan kembali Rok miniku yg mulai acak acakan akibat jamahan Tangan Om Lamhok. Kulihat Sebuah Ranjang yg besar dan mewah di tengah ruangan ini.

    Kisah Sex Nyata, Kisah Seks Nyata, Kisah Dewasa Nyata, Kisah Mesum Nyata, Kisah Bokep Nyata, Kisah Ngentot Nyata, Kisah Hot Nyata

    “Kamu tunggu disini dulu, aqu mau minum Viagra biar bisa menjebol gawangmu.”kata Om Lamhok Sembari berkedip nakal. Aqu memalingkan muka pura pura tak mendengar perkataannya. Begitu Om Lamhok pergi Aqu segera membuka tas kecilku, dari dalam tas itu kukeluarkan sebutir pil kontrasepsi yg sudah aqu persiapkan dari rumah dan segera menelannya karena aqu tak mau hamil akibat perbuatan Om Lamhok. Tampaknya Om Lamhok sudah biasa menyewa kamar hotel ini, Tak berani kubaygkan sudah berapa banyak perempuan muda cantik yg sudah digarapnya diranjang itu. Kawanku Indri yg cantikpun pernah cerita bahwa dirinya juga pernah digarap Om Lamhok disebuah kamar hotel bintang lima beberapa kali. Selera Om Lamhok Cukup tinggi pada perempuan cantik. Aqu meletakkan tasku diatas meja kecil ketika kulihat Om Lamhok Yg berbadan gemuk pendek mendekatiku.

    “Aqu Sudah siap mejebol perawanmu nona cantik ..he..he”kata Om Lamhok sembari mulai memelukku, tangannya meraba buah dadaqu yg membusung kencang. Aqu tak mampu menghindar lagi ketika mulutnya dgn bernapsu melumat lumat bibir merahku. Perasaan geli, jijik dan taqut bercampur menjadi satu. Tapi kemaluan* ini memang sudah sangat berpengalaman menaklukkan wanita. Tangannya kini makin berani menyusup ke dalam baju ketat lengan pendek yg kupakai, terus bergerak menyusup kebalik BH-ku, beberapa kancing bajuku lepas. Degub jantungku bertambah kencang dan napasku makin memburu ketika kurasakan tangan kasarnya mulai menggeraygi dadaqu, apalagi jari-jarinya turut mempermainkan puting buah dadaqu.

    Aqu hanya mandah saja ketika Om Lamhok mulai menjamah tiap jengkal badanku, aqu sudah terikat perjanjian. Sembari menyupangi leherku yg putih bersih tangannya mulai menaikkan rok mini yg kupakai sembari meraba-raba pahaqu yg jenjang dan mulus. Satu-persatu kancing bajuku dipretelinya tanpa dapat kucegah sehingga BH-ku yg berwarna merah muda, belahan dada, dan perutku yg rata nampak jelas menantang. Tanganku tak mampu menutupinya lagi. Melihat buah dadaqu yg kencang itu Om Lamhok makin bernafsu, dgn kasar BH itu dibukanya lepas dan menyembul lah buah dadaqu yg putih mulus dgn puting buah dada berwarna merah mu

    “wah..badanmu memang benar benar mulus dan indah Shinta.., sungguh beruntung aqu dapat menikmatinya… he..he..” mata om Lamhok melotot memandangi buah dadaqu. Secara reflek tanganku berusaha menutupi buah dadaqu yg terbuka itu tetapi Om Lamhok yg sudah berpengalaman langsung menangkap kedua tanganku dan membentangkannya lebar lebar. Mataqu terpejam tak sanggup menahan malu, selama ini belum pernah ada laki laki yg berani menjamahku karena aqu sangat galak menjaganya, tapi kali ini aqu tak berdaya menolaknya. Badanku mengelinjang gelinjang menahan birahi karena cumbuan Om Lamhok pada dadaqu, secara bergantian Om Lamhok menghisap hisap kedua puting buah dadaqu yg kenyal itu bagaikan bayi yg kehausan.

    “oohh… oohhhh… ooohhhhhh”suara rintihanku tak dapat lagi kutahan. Bandot tua ini benar benar pintar merangsangku. Kemaluanku mulai terasa basah dibuatnya. Perlahan kurasakan Om Lamhok mulai membuka resleting rok miniku dan melorotkannya kebawah, tak lama celana dalamkupun menyusul lepas sehingga badanku yg indah sudah tak tertutup selembar benangpun. Aqu mengeluh pasrah ketika Om Lamhok mendorongku hingga jatuh terlentang diatas kasur. Sembari berjalan mendekat dia melepas pakaiannya satu persatu. Setelah dia membuka celana dalamnya tampak olehku kemaluannya yg sudah menegang dari tadi. Gila.., ternyata kemaluannya besar juga, aqu tak berani menatapnya. Dibentangkannya kedua belah pahaqu di depan wajahnya. Tatapan matanya sangat mengerikan saat memandangi daerah selangkanganku yg dibadani bulu bulu halus, seolah-olah seperti monster lapar yg siap memangsaqu. Om Lamhok membenamkan wajahnya pada selangkanganku, dgn penuh nafsu dia melahap dan menghisap hisap kemaluanku yg sudah basah itu, lidahnya dgn liar menjilati dinding kemaluan dan klitorisku. Aqu terpekik pekik kecil dibuatnya, Bandot tua ini benar benar ingin menikmati kecantikan badanku luar dalam. Perlaquannya sungguh membuat diriku serasa terbang, badanku menggelinjang-gelinjang geli diiringi erangan nikmat yg terpaksa. Sampai akhirnya kurasakan otot badanku mengejang dahsyat, aqu mencapai orgasme pertamaqu. Cairan kemaluanku tak dapat lagi kubendung.

    “Sluurrpp… sluurpp.. sshhrrpp..” demikian bunyinya ketika Om Lamhok menghisap sisa-sisa cairan Kemaluanku.
    “Cairan Orgasme perempuan perawan adalah resep awet mudaqu selama ini..”kata Om Lamhok tersenyum puas.
    “Luar biasa Nikmatnya Kemaluanmu, sekarang saatnya kau nikmati pula kemaluanku ini Shinta..”kata Om Lamhok sembari menyodorkan gagang kemaluannya yg tegang ke muka ku.
    “Jangan… aqu tak mau… !” kataqu sembari berusaha menolak gagang kemaluannya tapi Om Lamhok mengancam dan terus memaksakan kemaluannya masuk kemulutku sembari terus memaju-mundurkan kemaluannya di mulutku. Pada awalnya aqu tetap menolak, namun dia menahan kepalaqu hingga aqu tak dapat melepaskannya. Terpaksa kuturuti pula kemauannya kuhisap kuat kuat kemaluannya hingga matanya merem melek kenikmatan .Harga diriku benar benar jatuh saat ini, Aqu dipaksa melayaninya dgn Oral. Tak terasa sudah 15 menit aqu mengkaraoke Om Lamhok, Kemaluannya sudah semakin besar dan keras, dia mengakhirinya dgn menarik kepalaqu.

    “Sekarang saatnya Aqu pecahkan perawanmu Shinta..”kata Om Lamhok sembari menindih badanku dan membuka lebar-lebar kedua pahaqu . Aqu memejamkan mata menunggu detik-detik ketika kemaluannya menerobos kemaluanku. Menyadari kalau aqu masih perawan, Om Lamhok tak hanya melebarkan kedua pahaqu. Namun dgn jari jemari tangannya Om Lamhok kemudian membuka kedua bibir kemaluanku, kemudian dgn perlahan dipandunya gagang kemaluannya yg sudah tegang kearah lubang kemaluanku yg sudah terbuka.Setelah dirasa tepat, perlahan Om Lamhokpun menekan bokongnya kebawah.

    “Auuw ..Akhh… auuww..! ” Aqu memekik kesakitan sembari meronta ketika gagang kemaluan Om Lamhok mulai memasuki lubang kewanitaanku. Keringatku bercucuran membasahi badanku yg telanjang bulat, Keperawananku yg selama ini kujaga mulai ditembus oleh Om Lamhok tanpa sanggup kucegah lagi. Aqu meronta ronta kesakitan… Om Lamhok yg sudah berpengalaman tak ingin serangannya gagal karena rontaanku segera tangan menahan bokongku, lalu dgn cepat, ditekan bokongnya kembali kedepan sehingga separuh gagang kelakiannya pun amblas masuk kedalam Kemaluanku.

    “Aakkhhh… !” Aqu memekik kesakitan bersamaan dgn jebolnya keperawananku. Hancur sudah kehormatanku ditangan bandot tua itu. Sesaat aqu masih meronta ronta pelan, namun karena pegangan kedua tangan Om Lamhok dibokongku sangat kuat hingga rontaanku tiada arti. Gagang kemaluan terus menerobos masuk mengkoyak koyak sisa sisa Perawanku. Tangisanku mulai terdengar lirih diantara desah napas Om Lamhok yg penuh birahi.Badanku yg putih mulus kini tak berdaya dibawah himpitan tubun Om Lamhok yg gendut.Sesaat Om Lamhok mendiamkan seluruh gagang kemaluannya terbenam membelah Kemaluanku sampai menyentuh rahimku, perutku terasa mulas dibuatnya.

    “ha..ha..ha… tak perlu menangis nona cantik, kau sudah kuperawani saat ini, lebih baik nikmati saja kemaluanku ini.” ejek Om Lamhok sembari mulai menggoyg bokongnya maju mundur perlahan. Kemaluan Om Lamhok kurasakan terlalu besar menusuk Kemaluanku yg masih sempit, setiap gesekan kemaluan Om Lamhok menimbulkan rasa nyeri yg membuatku merintih rintih, tetapi buat Om Lamhok terasa nikmat luar biasa karena Kemaluannya tercepit erat oleh memek Shinta yg masih rapat dan baru ditembus perawannya. Inilah nikmatnya makan perempuan perawan muda yg selama ini membuat Om Lamhok jadi ketagihan. Semakin lama gagang Kemaluan Om Lamhok Semakin lancar keluar masuk menggesek Kemaluanku karena cairan pelumas Kemaluanku mulai keluar secara alamiah, rasa sakit dikemaluanku semakin berkurang, rintihanku perlahan mulai hilang berganti dgn suara napas yg berirama dan terengah engah. Tua bangka ini ternyata memang pintar membangkitkan nafsuku. hisapan hisapan lidahnya pada putingku menyebabkan benda itu makin mengeras saja. Bagai manapun juga aqu adalah manusia normal yg juga punya napsu birahi, sadar atau tak aqu mulai terbawa nikmat oleh permainannya, tak ada guna menolak. lebih baik kunikmati saja perkosaan ini.

    “Ooooh… , oooouugh… , aahhmm… , ssstthh!” .erangan panjang keluar dari mulutku yg mungil. akhirnya aqu biarkan diriku terbuai dan larut dalam goygan birahi Om Lamhok. Aqu memejamkan mata berusaha menikmati perasaan itu, kubaygkan yg sedang mencumbui badanku ini adalah lelaki muda idamanku. Kemaluannya kini mulai meluncur mulus sampai menyentuh rahimku. Aqu mengerang setiap kali dia menyodokkan kemaluannya. Gesekan demi gesekan, sodokan demi sodokan sungguh membuatku terbuai dan semakin menikmati perkosaan ini, aqu tak perduli lagi orang ini sesungguhnya adalah Bandot tua yg sudah merenggut kehormatanku. Darah perawanku kurasakan mulai mengalir keluar membasahi seprai dibawah bokongku. Rasa sakitku kini mulai hilang. Sembari bergoyg menyebadaniku bibirnya tak henti-hentinya melumat bibir dan pentil buah dadaqu, tangannyapun rajin menjamahi tiap lekuk badanku sehingga membuatku menggeliat geliat kenikmatan .

    Rintihan panjang ahirnya keluar lagi dari mulutku ketika mulai mencapai orgasme, sekujur badanku mengejang beberapa detik sebelum melemas kembali. Keringat bercucuran membasahi badanku yg polos itu sehingga kulitku yg putih bersih kelihatan mengkilat membuat Bandot itu semakin bernapsu menggumuliku. Birahi Om Lamhok semakin menggila melihat badanku yg begitu cantik dan mulus itu tergeletak pasrah tak berdaya di hadapannya dgn kedua paha yg halus mulus terkangkang dan bibir kemaluan yg mungil itu menjepit dgn ketat gagang kemaluannya yg cukup besar itu. Sungguh ironi memang, perempuan muda secantik aqu terpaksa mendapatkan kenikmatan seperti ini bukan dgn kekasihku, akan tetapi dgn orang asing yg sedang memperkosaqu.

    Tanpa memberiku kesempatan beristirahat Om Lamhok merubah posisi bersebadan. Badanku ditariknya duduk berhadapan muka sembari mengangkang pada pangkuannya, Dgn sekali tekan kemaluan Om Lamhok yg besar kembali menembus kemaluanku dan terjepit erat dalam liang kewanitaanku, sedangkan tangan kiri Om Lamhok memeluk pinggulku dan menariknya merapat pada badannya, sehingga secara perlahan-lahan tapi pasti kemaluan Om Lamhok menerobos masuk ke dalam kemaluanku. Tangan kanan Om Lamhok memeluk punggungku dan menekannya rapat-rapat hingga kini pinggulku melekat kuat pada pinggul Om Lamhok .

    “Ouughh..oohhh… ooohhhh… “Aqu merintih halus ketika kurasakan gagang kemaluan Om Lamhok amblas seluruhnya hingga menyentuh rahimku. Rintihanku semakin keras saat Bandot itu mulai melumati buah dadaqu sehingga menimbulkan perasaan geli yg amat sangat setiap kali lidahnya memyapu nyapu puting buah dadaqu . Kepalaqu tertengadah lemas ke atas, pasrah dgn mata setengah terkatup menahan kenikmatan yg melanda badanku sehingga dgn leluasanya mulut Om Lamhok bisa melumati bibirku yg agak basah terbuka itu. Setelah beberapa saat puas menikmati bibirku yg lembut dia mulai menggerakkan badanku naik turun.

    “Hmm… Jepitan Memekmu sungguh nikmat sekali Shinta… beda dgn perempuan lain yg sering aqu sebadani… “suara Om Lamhok sayup sayup kudengar ditelingaqu.Aqu tak memperdulikannya lagi, saat ini badanku tengah terguncang guncang hebat oleh goygan pinggul Om Lamhok yg semakin cepat. Terkadang Bandot ini melaqukan gerakan memutar sehingga kemaluanku terasa seperti diaduk-aduk. Aqu dipaksa terus mempercepat goyganku karena merasa sudah mau keluar, makin lama gerakannya makin liar dan eranganku pun makin tak karuan menahan nikmat yg luar biasa itu. Dan ketika orgasme kedua itu sampai, aqu menjerit histeris sembari mempererat pelukanku. Benar-benar dahsyat yg kuperoleh meskipun bukan dgn lelaki muda dan tampan. Meski pun sudah tua tapi Om Lamhok masih mampu menaklukan perempuan muda sepertiku.

    Kali ini dia membalikkan badanku hingga posisi badanku menungging lalu mengarahkan kemaluannya diantara kedua belah pahaqu dari belakang. Dgn sekali sentak Om Lamhok menarik pinggulku ke arahnya, sehingga kepala kemaluan tersebut membelah dan terjepit dgn kuat oleh bibir-bibir kemaluanku. “Oooooouh… ouuuhhgh!” untuk kesekian kalinya kemaluan laki-laki tersebut menerobos masuk ke dalam liang kemaluanku dan Om Lamhok terus menekan bokongnya sehingga perutnya yg gendut itu menempel ketat pada bokong mulusku.

    Selanjutnya dgn ganasnya Om Lamhok memainkan pinggulnya maju mundur dgn cepat sembari mulutnya mendesis-desis keenakan merasakan kemaluannya terjepit dan tergesek-gesek di dalam lubang kemaluanku yg masih rapat itu. Inilah pengalaman pertamaqu dijamah oleh laki laki yg sudah sangat berpengalaman dalam bersebadan, Meskipun berusaha bertahan aqu ahirnya kewalahan juga menghadapi Om Lamhok yg ganas dan kuat itu. Bandot tua itu benar-benar luar biasa tenaganya. Sudah hampir satu jam ia menggoyg dan menyebadaniku tetapi tenaganya tetap prima. Tangannya terus bergerilya merambahi lekuk-lekuk badanku.

    Harus kuaqui sungguh hebat lelaki seumur dia dapat bertahan begitu lama dan membuatku orgasme berkali-kali, mungkin karena sebelumnya dia sudah minum obat kuat Viagra, aah… entahlah.. aqu tak perduli hal itu, yg penting aqu sudah melunasi perjanjianku dgn menyerahkan keperempuananku sebagai imbalan uang yg kubutuhkan. Aqu pasrah saja ketika badanku kembali di terlentangkan Om Lamhok diatas kasur dan digumulinya lagi dgn penuh birahi. Rasanya tak ada lagi bagian badanku yg terlewatkan dari jamahannya. kemaluan* itu ternyata tak mau rugi sama sekali, kesempatan menyebadaniku itu dimanfaatkan sebaik mungkin, Tak henti hentinya Om Lamhok melahap kedua buah dadaqu yg terguncang-guncang terkena hentakan gagang kemaluannya. Dgn raqus disedot-sedotnya puting buah dadaqu dgn kuatnya yg kiri dan kanan bergantian, mataqu terpejam pejam dibuatnya, sungguh Om Lamhok menikmati puting buah dadaqu yg baru tumbuh itu dgn bernapsu. Tak lama setelah aqu mencapai orgasme berikutnya, dia mulai melenguh panjang, sodokanya makin kencang dan kedua buah dadaqu diremasnya dgn brutal sampai aqu terpekik. Setelah itu dia nenekan kemaluannya dalam dalam hingga gagang kemaluannya terbenam seluruhnya sampai menyentuh rahimku. aqu berteriak kesakitan dan berusaha meronta tetapi Om Lamhok membekap bibirku dgn mulutnya sembari tangannya memeluk rapat pinggangku sehingga aqu tak mampu bergerak lagi. Sembari meleguh panjang Om Lamhok menembakkan air maninya kedalam rahimku dgn deras tanpa ada perlawanan lagi dariku. Beberapa saat kemudian suasana jadi hening senyap hanya suara napas Om Lamhok terdengar naik turun diatas badanku yg masih menyatu dgn badannya. Aqu sudah kehabisan tenaga tak mampu bergerak lagi dan kurasakan maninya menyembur nyembur hangat memenuhi rahimku, semoga saja aqu tak hamil pikirku dalam hati. Beberapa saat kemudian Om Lamhok mulai bangkit dan mencabut kemaluannya dari badanku, dgn senyum kepuasan karena telah berhasil menikmati kecantikanku luar dalam. Tanganku segera bergerak selimut untuk menutupi badanku yg polos itu.

    “Tak perlu kau tutupi lagi badanmu itu, aqu sudah tahu dan merasakan semuanya… he..he… “Om Lamhok masih sempat mengejek sembari meninggalkanku terbaring lemas di atas ranjang, aqu diam saja tak perduli ejekannya mentalku masih mengalami shok berat akibat kehilangan keperawanan. Kemaluanku masih terasa sakit akibat paksaannya bersebadan. Bercak bercak darah perawanku mulai mengering disela sela pahaqu yg putih bercampur dgn sperma Om Lamhok yg menetes keluar dari dalam kemaluanku.

    “Benar benar kemaluan*… lelaki tua itu” kataqu geram dalam hati. Air mataqu jatuh menetes membasahi pipiku, tapi apa yg harus disesalkan, semuanya telah terjadi sesuai dgn kesepakatan yg kubuat.Badanku kini telah ternoda. Perlahan aqu bangkit dari tempat tidur, dgn selimut yg melilit dibadanku aqu memunguti kembali pakaianku yg tercecer dilantai, segera aqu menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Selintas kulihat Om Lamhok duduk menggenakan kimono disofa sembari menikmati segagang cerutu dibibirnya.Om Lamhok tersenyum memandang badanku, Aqu memalingkan muka dan mempercepat langkahku masuk kekamar mandi.

    Aqu mengenakan kembali baju dan rok miniku setelah lebih setengah jam membersihkan badanku . Dalam keadaan rapi Aqu keluar dari kamar mandi, Kulihat Om Lamhok masih duduk di Sofa sembari memegang botol minuman.

    “Aqu ingin pulang Om… perjanjian kita sudah selesai..!” kataqu sembari meraih tas kecil milikku diatas meja.

    “Belum selesai Shinta… aqu masih belum puas… !” kata Om Lamhok sembari berdiri menghampiriku.

    “Tapi..bukankah Om Lamhok tadi sudah mendapatkan keperawananku..sesuai dgn kesepakatan kita..!” kataqu sembari menepiskan tangan Om Lamhok yg berusaha menjamah dadaqu.

    “Memang benar..tapi aqu merasa belum puas..!” kata Om Lamhok tersenyum kurang ajar.

    “Aqu tak mau lagi Om… aqu mau pulang … !kataqu sembari melangkah cepat menuju pintu keluar kamar.

    “Shinta… aqu akan menelpon ke Bank dan membatalkan cek yg kuberikan padamu bila kamu menolaknya..!” Ancam Om Lamhok sedikit keras. Langkahku jadi terhenti karena ancamannya, pikiranku jadi kalut, kemaluan* ini benar benar licik.. Bila aqu menolaknya dan Om Lamhok membatal cek itu dgn menelpon bank, maka akan sia sialah pengorbananku ini. Om Lamhok kembali mendekatiku dan meyentuh bahuku.

    “Bagaimana, kau bersedia melayaniku lagi..?tanyanya sembari meraih pinggangku yg langsing. Aah… benar benar sialan tua bangka ini, aqu tak berdaya menolaknya .Kupikir pikir untuk apa lagi jual mahal, toh aqu sudah tak perawan lagi. Akhirnya dgn berat hati aqu hanya dapat menganggukkan kepala .
    “Sekali ini saja Om… “kataqu singkat.
    “Oke… no problem..”kata Om Lamhok senang sekali.

    Tanpa basa basi lagi Om Lamhok langsung membuka kancing kancing bajuku dan melepaskannya kelantai sehingga nampaklah BHku yg berwarna merah jambu. Dgn kasar BH itu ditariknya lepas sehingga buah dadaqu yg putih bersih kembali terbuka lebar menampakan kemulusan kulitku yg tersembunyi. Aqu memaki maki dalam hati tanpa mampu berbuat sesuatu untuk mencegahnya. Buah dadaqu yg sudah terbuka lebar itu langsung diserang Om Lamhok dgn bernapsu, lumatan lumatannya makin menggila.Badanku menggelinjang gelinjang geli menahan birahi karena serangannya.

    ” Hooouuugghhh… aahhh..hooouuugghhh..” Hisapan hisapan lidahnya pada puting buah dadaqu menyebabkan benda itu makin mengeras saja. Aqu memejamkan mata pasrah berusaha menikmati perasaan itu, kubaygkan yg sedang mencumbui badanku ini adalah lelaki muda.

    “Sshh.. aaahhh… eemhh..!” aqu mulai meracau tak karuan saat jari-jarinya menyusup kedalam celana dalamku dan menusuk kemaluanku sembari memainkan klistorisku, sementara itu mulutnya tak henti-hentinya menciumi buah dadaqu, sadar atau tak aqu kembali terbawa nikmat oleh permainannya. Perlahan lahan kurasakan tangan Om Lamhok mulai beraksi melepaskan resleting rok miniku dan melorotkannya kebawah, detak jantungku semakin keras, tak lama celana dalamkupun menyusul lepas sehingga dalam sekejap badanku sudah telanjang bulat. Sesaat mata Om Lamhok melotot memandangi badan polosku yg tampak putih bersih. Kemudian Om Lamhok yg berbadan pendek meraih pinggangku yg ramping dan menuntunnya berjalan menuju kamar tidur utama. Aqu hanya menurut saja kembali dibawa Om Lamhok kedalam kamar tidur, aqu sudah menduga bahwa Om Lamhok ingin kembali mengerjai dan menikmati badanku yg putih mulus diatas kasur yg lembut itu, … aaaah… bandot ini sangat beruntung sekali… mendapatkan badanku tanpa perlawanan. Setelah membaringkanku diatas kasur, Om Lamhok segera membuka kimono yg dipakainya dgn tergesa gesa. Ternyata Om Lamhok tak menggenakan apa apa dibalik kimononya. Aqu memalingkan mukaqu ketika Om Lamhok mulai membuka kedua pahaqu lebar lebar sehingga bibir kemaluanku terbelah luas menantang. Rupanya Om Lamhok sudah tak sabar ingin segera menyebadaniku. Dgn pasti gagang kemaluannya yg sudah tegang dari tadi mulai diarahkan kebibir kemaluanku yg sudah terbuka.

    “Pelan pelan Om… masih sakit… !” kataqu berbisik sembari menahan napas ketika kurasakan kemaluan Om Lamhok mulai menembus bibir kemaluanku yg masih sempit.. Sembari membuka lebar kedua pahaqu Om Lamhok mulai mendorong kemaluannya keselangkanganku kuat kuat.

    “auuww..aaahkhhh… !!aqu memekik keras menahan yeri saat gagang kemaluan Om Lamhok yg keras itu dgn paksa memasuki lubang kemaluanku yg masih sempit. Untuk kedua kalinya aqu tak kuasa menolak Kemaluan Om Lamhok yg tegang memasuki kemaluanku dalam dalam. Rasa nyeri masih terasa meskipun tak sesakit ketika pertama kali Om Lamhok menembus perawanku..

    “He..he..Jepitan Memekmu sungguh nikmat sekali Shinta, lebih nikmat dari pada perempuan perempuan lain yg sudah pernah aqu perawani… he..he… buah dadamupun lebih kenyal dan berisi..”kata Om Lamhok sembari mulai menggoygkan pinggulnya naik turun menggauliku. Aqu diam saja mendengar ejekannya, saat ini badanku mulai terguncang guncang seirama dgn goygan badan Om Lamhok yg menindih badanku.

    “Oohh..ooohhhh… oooohhhhhh… “suaraqu tak dapat kutahan lagi ketika gerakan Om Lamhok semakin cepat memacu badanku hingga tersentak sentak dgn keras.Birahiku jadi terangsang lagi, cairan kemaluanku mulai banyak keluar sehingga Kemaluan Om Lamhok kini sudah lancar keluar masuk kemaluanku. Sembari tangannya mencengkram buah dadaqu, goygan Om Lamhok semakin menggila.

    “Oooouuh… oooohhhhhhhh… Om Lamhok… “Badanku semakin menggeliat geliat tak karuan ketika buah dadaqu kembali dilumat lumat Om Lamhok dgn ganasnya. Gesekan Gagang kemaluan Om Lamhok semakin terasa nikmat. Ahirnya aqu tak dapat bertahan lebih lama lagi, badanku mengejang lagi, aqu mengalami Orgasme lebih dulu.

    “He..he… nikmat khan, bersebadan dgnku..?” kata Om Lamhok senang karena berhasil membuatku mencapai Orgasme. Aqu memejamkan mata menahan malu telah diperdayainya hingga mengalami orgasme. Bandot tua ini memang bukan tandinganku, Pengalamanya sangat jauh dibandingkan aqu yg baru hari ini mengenal Sex, sehingga dgn mudah dia dapat menaklukanku.

    “Sekarang giliranku untuk bersenang senang nona cantik… “kata Om Lamhok sembari merubah posisi badanku berbalik seperti orang merangkak. Rupanya Om Lamhok ingin menembakku dari belakang. Aqu hanya dapat pasrah mengikuti kemauan bandot ini. Tepat di hadapanku terdapat kaca rias yg besar didinding, sehingga aqu dapat melihat badanku telanjang bulat serta dibelakangku terlihat Om Lamhok sedang mengagumi kemulusan badanku.

    “Tak kusangka badanmu benar benar sempurna Shinta, kamu sungguh cantik sekali, beruntung sekali aqu dapat memerawanimu… he..he… !” Om Lamhok tertawa sembari menyelipkan kemaluannya lagi di antara kedua kakiku lewat belakang. Dgn satu gerakan keras kemaluannya bergerak maju.

    “Oohhh.., oouugghh.., aaahhhhh.. Aakkhh..!” Suaraqu kembali terdengar ketika kemaluan Om Lamhok dgn paksa menembus badanku dari belakang. Dgn bernapsu Om Lamhok kembali menggoygku maju mundur sehingga buah dadaqu yg menggantung ikut terguncang guncang berirama. Sembari terus menggoygku tangan Om Lamhok yg bebas kembali meremas remas buah dadaqu yg menggantung lepas. Melalui cermin besar didepanku, terlihat Om Lamhok sedang menggauli badan telanjangku, selintas nampak seperti seorang bidadari sedang diperkosa habis habisan oleh iblis hidung belang. Karena sepertinya tak berimbang sekali, yg satu perempuan muda cantik dan satunya lagi bandot tua.

    “aaahhh… aaahhh… oouugghh ” Gerakan Om Lamhok Semakin cepat menyodok nyodok rahimku, rasanya aqu sudah tak kuat lagi, tampaknya Bandot Tua itu juga sudah akan mencapai klimaxs. Tiba tiba Om Lamhok membalikan posisi badanku sehingga aqu kembali terlentang dihadapannya. Sembari menindihku Om Lamhok kembali menghujamkan kemaluannya kedalam kemaluanku dgn kuat.

    “Ooouugghh… !!” Om Lamhok nampak menikmati jeritanku ketika dia menghunjamkan lagi kemaluannya ke kemaluanku yg telah basah oleh cairan licin. Sembari terus menggenjot badanku, bibir Om Lamhok kini dgn leluasa melumat dan menjilati leher jenjang ku yg terkulai lemas tertengadah ke atas. Suara hisapannya bergema keras diruangan ini. Gerakan dan hentakan-hentakan masih berlangsung, iramanya pun semakin cepat dan keras. Aqu hanya dapat mengimbanginya dgn rintihan-rintihan lemah “Ahh.. ohh.., ooh.. ohh.. ooohh..!” sementara badanku telah lemah dan semakin kepayahan. Akhirnya badan Om Lamhok pun menegang sembari mendekapku kuat kuat .

    “Aaahhhh… Sakit Ommm… !” kataqu sembari berusaha melepaskan pelukannya yg kuat tapi Om Lamhok malah menekan kemaluannya dalam dalam tak perduli dgn jeritanku Dan “Akkh… Crooot.., crooooott..!” Om Lamhok berejaqulasi di rahimku, sperma yg keluar jumlahnya cukup banyak sehingga meluber keluar dari belahan Kemaluanku. Om Lamhok nampaknya menikmati semburan demi semburan sperma yg dia keluarkan, sembari menikmati bibirku yg terbuka kepayahan . Om Lamhok mengerang kenikmatan di atas badanku yg sudah lemas, sementara rahimku terus menerima semburan sperma yg cukup banyak. Badan Om Lamhok menggelinjang dan mengejan disaat melepaskan semburan spermanya yg terakhirnya dan merasakan kenikmatan itu. Batinnya kini puas karena telah berhasil menyebadaniku habis habisan serta merengut keperawananku yg selama ini menjadi Primadona SALES PROMOTION GIRL di perusahaanya.

    Senyum puas pun terlihat di wajahnya sembari menatap badan ku yg tergolek tak berdaya di bawah pelukannya. Om Lamhok pun ibarat telah memenangkan suatu peperangan, badannya tampak lemas diatas badanku. Perlahan kudorong badan gemuknya kesamping agar tak membebani badanku. Ahirnya aqupun tertidur kelelahan dipelukan Om Lamhok setelah beberapa ronde tadi melayani napsu birahinya yg tak putus putus. Sore harinya kembali aqu digarapnya di kamar mandi ketika dipaksa mandi bersama, sembari berdiri merapatkan punggungku ketembok Om Lamhok kembali menggoygku, sebelah kakiku diangkatnya keatas sehingga kemaluannya leluasa keluar masuk kemaluanku, aqu merintih rintih kecil dibuatnya. Sore itu aqu terpaksa melayaninya sampai Bandot itu mendapatkan kepuasan dan dia semprotkan semua maninya dalam kemaluanku. Setelah puas mengerjaiku barulah Om Lamhok mau melepaskanku dan mengantarkanku pulang.

    Sepanjang Jalan, aqu hanya diam membisu disamping Om Lamhok yg mengemudikan mobil, Aqu masih sakit hati padanya yg telah berhasil memperdayaiku, Badanku habis habisan dikerjainya, Kemaluanku masih terasa sakit akibat paksaannya bersebadan, bagian badanku yg tersembunyipun penuh dgn warna merah bekas cupangannya terutama dibagian buahdada dan paha putihku. Yg lebih menyakitkan lagi Om Lamhok mengambil celana dalamku tanpa dapat kutolak, katanya setiap perempuan yg berhasil diperawaninya akan dikoleksi celana dalamnya bersama bercak-bercak darah perawan yg masih menempel.Sudah puluhan koleksi disimpannya. Terpaksa Saat itu aqu pulang dgn menggunakan rok tanpa celana dalam.

    “Bila kamu butuh uang lagi, kamu bisa hubungi aqu lagi Shinta… tentunya kamu tak keberatan khan, memberikan kenikmatan badanmu itu… he..he… “kata Om Lamhok sebelum aqu turun dari mobilnya. Aqu diam saja sembari berlalu darinya, sudah pukul 6 sore saat aqu tiba didepan rumahku.

    Ternyata hampir seharian aqu dikerjai bandot tua itu. Suatu saat akan kubalaskan dendamku ini, akan kuhabiskan hartanya, tunggulah tak akan lama lagi waktu itu akan tiba, kau harus bayar mahal kenikmatan yg kau dapat dari kemulusan badanku.

    Inilah pengalaman pertamaqu yg kuceritakan secara vulgar buat pembaca, lain waktu aqu akan ceritakan lagi kehidupan sexualku setelah kejadian ini dimana aqu mulai terjerumus kedunia perempuan panggilan High class, para pelangganku adalah pejabat dan pengusaha ternama di Jakarta.

    Tak ada pelanggan yg kecewa dgn kecantikan dan kemulusan badanku plus layanan istimewa. Hanya lelaki berduit saja yg dapat menjamah keindahan badanku ini.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Buah Terlarang

    Cerita Sex Buah Terlarang


    798 views

    Perawanku – Cerita Sex Buah Terlarang, Istri sudah punya. Anak juga sudah sepasang. Rumah, meskipun cuma rumah BTN juga sudah punya. Mobil juga meski kreditan sudah punya. Mau apalagi Pada awalnya aku cuma iseng-iseng saja. Lama-lama jadi keterusan juga. Dan itu semua karena makan buah terlarang.

    Kehidupan rumah tanggaku sebetulnya sangat bahagia. Istriku cantik, seksi dan selalu menggairahkan. Dari perkawinan kami kini telah terlahir seorang anak laki-laki berusia delapan tahun dan seorang anak cantik berusia tiga tahun, aku cuma pegawai negeri yang kebetulan punya kedudukan dan jabatan yang lumayan.

    Tapi hampir saja biduk rumah tanggaku dihantam badai. Dan memang semua ini bisa terjadi karena keisenganku, bermain-main api hingga hampir saja menghanguskan mahligai rumah tanggaku yang damai. Aku sendiri tidak menyangka kalau bisa menjadi keterusan begitu.

    Awalnya aku cuma iseng-iseng main ke sebuah klub karaoke. Tidak disangka di sana banyak juga gadis-gadis cantik berusia remaja. Tingkah laku mereka sangat menggoda. Dan mereka memang sengaja datang ke sana untuk mencari kesenangan. Tapi tidak sedikit yang sengaja mencari laki-laki hidung belang.

    Terus terang waktu itu aku sebenarnya tertarik dengan salah seorang gadis di sana. Wajahnya cantik, Tubuhnya juga padat dan sintal, Kulitnya kuning langsat. Dan aku memperkirakan umurnya tidak lebih dari delapan belas tahun. Aku ingin mendekatinya, tapi ada keraguan dalam hati. Aku hanya memandanginya saja sambil menikmati minuman ringan, dan mendengarkan lagu-lagu yang dilantunkan pengunjung secara bergantian.

    Tapi sungguh tidak diduga sama sekali ternyata gadis itu tahu kalau aku sejak tadi memperhatikannya. Sambil tersenyum dia menghampiriku, dan langsung saja duduk disampingku. Bahkan tanpa malu-malu lagi meletakkan tangannya di atas pahaku. Tentu saja aku sangat terkejut dengan keberaniannya yang kuanggap luar biasa ini.
    Sendirian aja nih…, Omm.., sapanya dengan senyuman menggoda.
    Eh, iya.., sahutku agak tergagap.
    Perlu teman nggak.. dia langsung menawarkan diri.

    Aku tidak bisa langsung menjawab. Sungguh mati, aku benar-benar tidak tahu kalau gadis muda belia ini sungguh pandai merayu. Sehingga aku tidak sanggup lagi ketika dia minta ditraktir minum. Meskipun baru beberapa saat kenal, tapi sikapnya sudah begitu manja. Bahkan seakan dia sudah lama mengenalku. Padahal baru malam ini aku datang ke klub karaoke ini dan bertemu dengannya.

    Semula aku memang canggung, Tapi lama-kelamaan jadi biasa juga. Bahkan aku mulai berani meraba-raba dan meremas-remas pahanya. Memang dia mengenakan rok yang cukup pendek, sehingga sebagian pahanya jadi terbuka.

    Hampir tengah malam aku baru pulang. Sebenarnya aku tidak biasa pulang sampai larut malam begini. Tapi istriku tidak rewel dan tidak banyak bertanya. Sepanjang malam aku tidak bisa tidur. Wajah gadis itu masih terus membayang di pelupuk mata. Senyumnya, dan kemanjaannya membuatku jadi seperti kembali ke masa remaja.

    Esoknya Aku datang lagi ke klub karaoke itu, dan ternyata gadis itu juga datang ke sana. Pertemuan kedua ini sudah tidak membuatku canggung lagi. Bahkan kini aku sudah berani mencium pipinya. Malam itu akau benar-benar lupa pada anak dan istri di rumah. Aku bersenang-senang dengan gadis yang sebaya dengan adikku. Kali ini aku justru pulang menjelang subuh.

    Mungkin karena istriku tidak pernah bertanya, dan juga tidak rewel. Aku jadi keranjingan pergi ke klub karaoke itu. Dan setiap kali datang, selalu saja gadis itu yang menemaniku. Dia menyebut namanya Reni. Entah benar atau tidak, aku sendiri tidak peduli. Tapi malam itu tidak seperti biasanya. Reni mengajakku keluar meninggalkan klub karaoke. Aku menurut saja, dan berputar-putar mengelilingi kota Jakarta dengan kijang kreditan yang belum lunas.

    Entah kenapa, tiba-tiba aku punya pikiran untuk membawa gadis ini ke sebuah penginapan. Sungguh aku tidak menyangka sama sekali ternyata Reni tidak menolak ketika aku mampir di halaman depan sebuah losmen. Dan dia juga tidak menolak ketika aku membawanya masuk ke sebuah kamar yang telah kupesan.

    Jari-jariku langsung bergerak aktif menelusuri setiap lekuk tubuhnya. Bahkan wajahnya dan lehernya kuhujani dengan ciuman-ciuman yang membangkitkan gairah. Aku mendengar dia mendesah kecil dan merintih tertahan. Aku tahu kalau Reni sudah mulai dihinggapi kobaran api gairah asmara yang membara.

    Perlahan aku membaringkan tubuhnya di atas ranjang dan satu persatu aku melucuti pakaian yang dikenakan Reni, hingga tanpa busana sama sekali yang melekat di tubuh Reni yang padat berisi. Reni mendesis dan merintih pelan saat ujung lidahku yang basah dan hangat mulai bermain dan menggelitik puting payudaranya. Sekujur tubuhnya langsung bergetar hebat saat ujung jariku mulai menyentuh bagian tubuhnya yang paling rawan dan sensitif. Jari-jemariku bermain-main dipinggiran daerah rawan itu. Tapi itu sudah cukup membuat Reni menggerinjing dan semakin bergairah.

    Tergesa-gesa aku menanggalkan seluruh pakaian yang kukenakan, dan menuntun tangan gadis itu ke arah batang penisku. Entah kenapa, tiba-tiba Reni menatap wajahku, saat jari-jari tangannya menggenggam batang penis kebanggaanku ini, Tapi hanya sebentar saja dia menggenggam penisku dan kemudian melepaskannya. Bahkan dia melipat pahanya yang indah untuk menutupi keindahan pagar ayunya.
    Jangan, Omm…, desah Reni tertahan, ketika aku mencoba untuk membuka kembali lipatan pahanya.

    Cerita Sex Buah Terlarang

    Cerita Sex Buah Terlarang

    Kenapa tanyaku sambil menciumi bagian belakang telinganya.
    Aku…, hmm, aku… Reni tidak bisa meneruskan kata-katanya. Dia malah menggigit bahuku, tidak sanggup untuk menahan gairah yang semakin besar menguasai seluruh bagian tubuhnya. Saat itu Reni kemudian tidak bisa lagi menolak dan melawan gairahnya sendiri, sehingga sedikit demi sedikit lipatan pahanya yang menutupi vaginanya mulai sedikit terkuak, dan aku kemudian merenggangkannya kedua belah pahanya yang putih mulus itu sehingga aku bisa dengan puas menikmati keindahan bentuk vagina gadis muda ini yang mulai tampak merekah.

    Dan matanya langsung terpejam saat merasakan sesuatu benda yang keras, panas dan berdenyut-denyut mulai menyeruak memasuki liang vaginanya yang mulai membasah. Dia menggeliat-geliat sehingga membuat batang penisku jadi sulit untuk menembus lubang vaginanya. Tapi aku tidak kehilangan akal. Aku memeluk tubuhnya dengan erat sehingga Reni saat itu tidak bisa leluasa menggerak-gerakan lagi tubuhnya. Saat itu juga aku menekan pinggulku dengan kuat sekali agar seranganku tidak gagal lagi.

    Berhasil!, begitu kepala penisku memasuki liang vagina Reni yang sempit, aku langsung menghentakkan pinggulku ke depan sehingga batang penisku melesak ke dalam liang vagina Reni dengan seutuhnya, seketika itu juga Reni memekik tertahan sambil menyembunyikan wajahnya di bahuku, Seluruh urat-urat syarafnya langsung mengejang kaku. Dan keringat langsung bercucuran membasahi tubuhnya. Saat itu aku juga sangat tersentak kaget, aku merasakan bahwa batang penisku seakan merobek sesuatu di dalam vagina Reni, dan ini pernah kurasakan pula pada malam pertamaku, saat aku mengambil kegadisan dari istriku. Aku hampir tidak percaya bahwa malam ini aku juga mengambil keperawan dari gadis yang begitu aku sukai ini. Dan aku seolah masih tidak percaya bahwa Reni ternyata masih perawan.

    Aku bisa mengetahui ketika kuraba pada bagian pangkal pahanya, terdapat cairan kental yang hangat dan berwarna merah. Aku benar-benar terkejut saat itu, dan tidak menyangka sama sekali, Reni tidak pernah mengatakannya sejak semula. Tapi itu semua sudah terjadi. Dan rasa terkejutku seketika lenyap oleh desakan gairah membara yang begitu berkobar-kobar.

    Aku mulai menggerak-gerakan tubuhku, agar penisku dapat bermain-main di dalam lubang vagina Renny yang masih begitu rapat dan kenyal, Sementara Reni sudah mulai tampak tidak kesakitan dan sesekali tampak di wajahnya dia sudah bisa mulai merasakan kenikmatan dari gerakan-gerakan maju mundur penisku seakan membawanya ke batas ujung dunia tak bertepi.

    Malam itu juga Reni menyerahkan keperawannya padaku tanpa ada unsur paksaan. Meskipun dia kemudian menangis setelah semuanya terjadi, Dan aku sendiri merasa menyesal karena aku tidak mungkin mengembalikan keperawanannya. Aku memandangi bercak-bercak darah yang mengotori sprei sambil memeluk tubuh Reni yang masih polos dan sesekali masih terdengar isak tangisnya.
    Maafkan aku, Reni. Aku tidak tahu kalau kamu masih perawan. Seharusnya kamu bilang sejak semula…, kataku mencoba menghibur.

    Reny hanya diam saja. Dia melepaskan pelukanku dan turun dari pembaringan. Dia melangkah gontai ke kamar mandi. Sebentar saja sudah terdengar suara air yang menghantam lantai di dalam kamar mandi. Sedangkan aku masih duduk di ranjang ini, bersandar pada kepala pembaringan.

    Aku menunggu sampai Reni keluar dari kamar mandi dengan tubuh terlilit handuk dan rambut yang basah. Aku terus memandanginya dengan berbagai perasaan berkecamuk di dalam dada. Bagaimanapun aku sudah merenggut kegadisannya. Dan itu terjadi tanpa dapat dicegah kembali. Reni duduk disisi pembaringan sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk lain.

    Aku memeluk pinggangnya, dan menciumi punggungnya yang putih dan halus. Reni menggeliat sedikit, tapi tidak menolak ketika aku membawanya kembali berbaring di atas ranjang. Gairahku kembali bangkit saat handuk yang melilit tubuhnya terlepas dan terbentang pemandangan yang begitu menggairahkan datang dari keindahan kedua belah payudaranya yang kencang dan montok, serta keindahan dari bulu-bulu halus tipis yang menghiasi di sekitar vaginanya.

    Dan secepat kilat aku kembali menghujani tubuhnya dengan kecupan-kecupan yang membangkitkan gairahnya. Reni merintih tertahan, menahan gejolak gairahnya yang mendadak saja terusik kembali.
    Pelan-pelan, Omm. Perih…, rintih Reni tertahan, saat aku mulai kembali mendobrak benteng pagar ayunya untuk yang kedua kalinya. Renny menyeringai dan merintih tertahan sambil mengigit-gigit bibirnya sendiri, saat aku sudah mulai menggerak-gerakan pinggulku dengan irama yang tetap dan teratur.

    Perlahan tapi pasti, Reni mulai mengimbangi gerakan tubuhku. Sementara gerakan-gerakan yang kulakukan semakin liar dan tak terkendali. Beberapa kali Reni memekik tertahan dengan tubuh terguncang dan menggeletar bagai tersengat kenikmatan klimaks ribuan volt. Kali ini Reni mencapai puncak orgasme yang mungkin pertama kali baru dirasakannya. Tubuhnya langsung lunglai di pembaringan, dan aku merasakan denyutan-denyutan lembut dari dalam vaginanya, merasakan kenikmatan denyut-denyut vagina Reni, membuatku hilang kontrol dan tidak mampu menahan lagi permainan ini.. hingga akhirnya aku merasakan kejatan-kejatan hebat disertai kenikmatan luar biasa saat cairan spermaku muncrat berhamburan di dalam liang vagina Renny. Akupun akhirnya rebah tak bertenaga dan tidur berpelukan dengan Reni malam itu.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Tante Yang Kesepian

    Cerita Sex Tante Yang Kesepian


    862 views

    Perawanku – Setelah sepulang sekolah bisanay aku disuruh untuk menjaga took milik tante girang, dia adalah teman dari ibuku yang saudaranya jauh sekali, aku mulai menjaga took ini 3 minggu yang lalu, yang beli biasanya ibu iu rumah tangga karena yang disediakan disini adalah menjual sembakao, Toko milik tante Lina berdempetan dengan toko tante girang.

    Dia biasanya saling omong-omong, bersenda gurau dengan Tante Girang xxx, dan apabila telah begini tentu lama sekali selesainya. Dan seperti biasanya, aku pulang duluan ke rumah karena Tante Girang xxx biasanya dijemput oleh suaminya atau anaknya.

    Tapi suatu saat, ketika mau pulang aku teringat bahwa harus mengantarkan Indomie ke pelanggan, aku cepat-cepat balik ke toko. Dan memang toko sudah sepi, pintu pun hanya ditutup tanpa dikunci. Aku pun langsung masuk menuju tempat penyimpanan Indomie.

    Ternyata aku menyaksikan peristiwa yang tidak kuduga sama sekali, kulihat Tante Girang xxx dengan posisi tetelentang di antara tumpukan karung beras sedang dioral kemaluannya oleh Bu Lina. Tante Girang xxx sangat menikmati dengan rintihannya yang ditahan-tahan dan tangannya memegang kepala Bu Lina untuk dirapatkan ke selangkangannya.  Agen Obat Kuat Pasutri

    Karena terkejut atas kedatanganku, maka keduanya pun berhenti dengan memperlihatkan wajah sedikit malu-malu. Tapi tidak sampai lima detik, mereka pun tersenyum dengan penuh artii

    “Kamu belum pulang to Her (Hery namaku), kebetulan lho kita bisa rame-rame, ya kan Bu Lina..?” ucap Tante Girang xxx sambil menariktangan Bu Lina ke arah kedua dadanya yang terbuka.

    “Ayo sini Her.., jangan malu, ughh, ahh..!” desah Tante Girang xxx lagi, kali ini tangannya melambai ke arahku.

    Dan aku pun sempat bingung tidak tahu harus berbuat apa, tapi karena kedua wanita dalam keadaan tanpa pakaian seperti itu memanggilku, nafsu kelelakianku bangkit walaupun aku belum pernah merasakan sebelumnya.

    Perlahan aku mendekati keduanya sambil melihat mereka berdua. Seperti seorang raja aku pun disambut, mereka yang tadinya telentang dan menindih kini mereka bangkit dan duduk sambil menata rambutnya masing-masing.

    Hanya lima langkah aku pun sampai di hadapanya, dan dengan lihai mereka berdua langsung meremas selangkanganku.

    Cerita Sex Tante Yang Kesepian

    Cerita Sex Tante Yang Kesepian

    “Her, ini pernah masuk ke sarangnya belum..?” tanya Tante Girang xxx manja.

    “Be.., belum Tante..!” jawabku polos sambil menahan rasa geli yang begitu nikmat.

    “Wah.., hebat dong belum pernah. Pertama kali langsung dapat dua lubang..!” canda Bu Lina, sementara tangannya menarik lepas celanaku hingga aku benar-benar telanjang di hadapan mereka.

    Dan sesaat kemudian aku merasakan kehangatan padabatang kemaluanku. Terdengar srup, srup ahh. Tante Girang xxx dan Bu Lina seakan ingin berebut untuk menikmati batang kemaluanku yang berukuran normal-normal saja.

    “Ayo Bu.., hisap yang lebih kenceng biar keluar isinya..!”

    “Iya Bu.., ini kontol kok enak banget sih..?”

    “Cupp.., crupp..!” kata mereka berdua saling menyahut.

    Aku hanya pasrah menikmati perlakuannya dan sesekali kuusap pipi-pipi kedua Tante-Tante itu dengan nafsu juga.

    Tidak sampai 10 menit, aku merasakan sesuatu kenikmatan luar biasa yang biasanya terjadi dalam mimipi, badanku menegang, mataku terpejam untuk merasakan sesuatu yang keluar dari kemaluanku. Tumpahan maniku memuncrat mengenai wajah Bu Lina dan Tante Girang xxx, dan dengan serta merta Tante Girang xxx mengalihkan lumatan dari punyaku ke wajah Bu Lina.

    Dengan buas sekali mereka saling berciuman bibir, berebutan untuk menelan air kenikmatan punyaku. Aku pun berjongkok dan membuka paha Tante Girang xxx, Tante Girang xxx hanya menurut.

    “Mau apa kau Sayang..?” desah Tante Girang xxx.

    Aku hanya diam saja dan mengarahkan wajahku ke arah selangkangannya yang berbau anyir dan tampak mengkilap karena sudah basah. Aku mencoba untuk melakukan seperti di film-film. Kumasukkan lidahku ke dalam rongga-rongga vaginanya serta menyedot-nyedot klitorisnya yang kaku itu.

    Kurasakan ketika aku menyedot benda kecil Tante Girang xxx, Tante Girang xxx selalu menggelinjang dan mengangkat pantatnya, sehingga kadang hidungku ikut mencium benda kecil itu.

    “Her.., kamu kok pinter banget sih, terus, terus uggh.. ughh.. ahhh, ehh, aahhh..!” ceracau Tante Girang xxx.

    “Terus Her, terus..! Beri Tantemu surga kenikmatan, ayo Her..!” ucap Bu Lina yang memilin dan mengemut puting susu Tante Girang xxx.

    “Terus Bu..! Her.., aku mau muncrat! Ayo Her.., sedot yang keras lagi..!” pinta Tante Girang xxx.

    Aku pun semakin liar memainkan vaginanya, dan dengan teriakan Tante Girang xxx, “Aghh.., ughh..!” lidahku merasakan ada cairan kental keluar dari vagina Tante Girang xxx. Aku cepat-cepat menangkapnya dan sedikit ragu untuk menelannya.

    “Her, sudah Her.., Tante sudah puas nih..! Kamu gantian dengan Bu Lina ya..!” ucapnya sambil tangannya mengusap cairannya yang keluar dari liang senggamanya.

    Aku pun tidak sadar bahwa batang kemaluanku sudah bangun lagi, tegak dengan sempurna walaupun sedikit terasa ngilu.

    “Bentar Her.., kamu disini dulu ya..!” pinta Bu Lina sambil keluar ke tempat tumpukan koran dan mengambil beberapa lembar.

    Kemudian Bu Lina masuk ke gudang lagi dengan menggelar koran yang dibawanya. Setelah kira-kira cukup, Bu Lina menelentangkan tubuhnya dan memanggilku, “Ayo sekarang giliran saya dong Her..!” katanya sambil tangannya meremas susunya sendiri.

    Aku pun langsung mengangkanginya dan kedua tangan pun mengganti tangannya untuk meremas susu-susunya yang masih kenyal. Lembut, halus, enak rasanya memegang payudara orang dewasa.

    “Her.., masukin dong tuh burung kamu ke lubang Lina, ayo dong Her..!” bisiknya lembut.

    intermezooo….Silahkan lanjutkan baca Cerita Ngentot Tante Girang nya ya….||||

    Aku pun berusaha untuk mengarahkan masuk ke liangnya, tapi dasar memang masih amatir, terasa terpeleset terus.

    “Ayo Lina bantu biar nggak salah sasaran..!” ucapnya.

    Dan tangannya pun memegang batang kemaluanku dengan lembut dan memberikan kocokan sebentar, dan akhirnya dibimbing masuk ke lubang kenikmatannya.

    Ini pertama kali kurasakan penisku masuk ke sarangnya. Terasa hangat, lembab, nikmat dan seperti ditarik-tarik dari dalam kamaluan Bu Lina. Secara naluri aku pun mulai menggerakkan pantatku maju mundur secara pelan dan berirama.

    “Terus Her.., masukkin lagi yang lebih dalam, ayooo, ughh..!” desah Bu Lina.

    Tangan Bu Lina pun telah memegang pantatku dan menekan-nekan supaya doronganku lebih keras, sedangkan kakinya telah melingkar di pinggangku.

    Kira-kira hanya 10 menit berlalu, Bu Lina menjerit sambil menggaruk punggungku dengan keras, “Ooohhh.., aku ngejrot.., Her..! Yeess.., uhhh..!”

    Kemudian tubuhnya lunglai dan melepaskan kakinya yang melingkar di pinggangku. Aku pun bangkit meninggalkan Bu Lina yang telentang dan tampak dari liang kenikmatannya sangat banyak cairan yang keluar. Kuhampiri Tante Girang xxx yang mulai menutup pintu-pintu tokonya. Aku pun turut membantunya untuk mengemasi barang-barang.

    Setelah beberapa menit menunggu jemputan, terdengar telpon berdering. Setelah kuangkat ternyata mobil yang dipakai menjemput dipakai suaminya untuk ngantar tetangga pindahan. Kemudian aku pun menawarkan untuk mengantarkan ke rumah Tante Girang xxx dengan Impresa 95 kesayanganku.

    Di dalam perjalanan, Tante banyak bercerita bahwa hubungan lesbinya dengan Bu Lina sudah 3 tahun, karena Omku suka pulang malam (mabuk-mabukan, judi, nomor buntut, dan sebagainya) sehingga tidak puas bila dicumbu oleh Omku. Sedangkan Bu Lina memang janda karena suaminya minggat dengan wanita lain.

    Sampai di rumah Tante Girang xxx, suasananya memang sepi karena anaknya kuliah dan Omku sedang mengantar tetangga pindah rumah. Setelah aku angkat-angkat barang ke dalam rumah, aku pun lalu pamitan mau pulang kepada Tante Girang xxx. Aku terkejut, ternyata Tante Girang xxx bukannya memperbolehkan aku pulang, tetapi malah menarik tanganku menuju kamar Tante Girang xxx.

    “Her.., Tante tolong dipuasin lagi ya Yang..!” pintanya sambil memelukku dan menempelkan kedua buah dadanya ke tubuhku.

    Aku pun mencium bibirnya yang terbuka dan mengulumnya dengan nafsu, demikian pula Tante Girang xxx. Kemudian dengan dorongan, jatuhlah tubuh kami berdua di kasurnya, dan dengan bersemangat kami saling meraba, menindih, merintih. Hingga akhirnya aku melepaskan maniku ke dalam kemaluan Tante Girang xxx.

    Aku pun pamitan pulang dengan mencium bibirnya dan meremas susunya dengan lembut. Kemudian dari laci lemari diambilnya uang seratus ribuan, dan diberikan kepadaku, “Untuk rahasia kita..!” katanya.

    Sampai saat ini lebih dari 2 tahun aku bekerja di toko Tante Girang xxx, dan hubungan badanku dengan Tante Girang xxx dan Bu Lina masih berlangsung. Dan yang menyenangkan adalah Tanti, anak Bu Lina mau kupacari, dan aku ingin menjadikannya sebagai istri.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Dihipnotis Orang Tak Dikenal

    Cerita Sex Dihipnotis Orang Tak Dikenal


    894 views

    Perawanku – Cerita Sex Dihipnotis Orang Tak Dikenal, Saya Ira (26 thn) dan suami saya Bayu (28) tahun (nama samaran), kami mengalami suatu kejadian yang tidak bisa terlupakan dan sangat mengganggu kehidupan kami berdua. Saat ini kami sedang dalam perawatan Psikiater. Saya ingin menceritakan pengalaman buruk kami agar rekanrekan dapat berhatihati dan selalu waspada jika didekati seseorang yang meminta bantuan.

    Pada hari Jumat tgl 16 July 99 sekitar jam 7 malam sepulang kantor kami menuju ke Warung Tenda Semanggi untuk makan malam.
    Cerita Bokep Saya memilih sebuah tempat di sekitar cafe Bis Tingkat, kami duduk di sebuah meja bagian luar sehingga dapat memperhatikan orang yg sedang lewat. Pada saat kami sedang berbincangbincang, ada tiga pria datang dan mengambil meja tepat disamping kami. Kemudian salah satu dari mereka, ingin menyalakan rokok dan meminjam korek Bayu.
    Tanpa rasa curiga Bayu menyalakan rokok si Pemuda tadi, pada saat yg hampir bersamaan Pria tsb menepuk bahu kami berdua dan seingat saya memandang mata saya dengan tajam. Bayu ternyata merasakan hal yg sama juga. Dia mengatakan bahwa dia bekas teman Bayu waktu kuliah dulu di Amerika (padahal Bayu tidak pernah kuliah di Amerika), tapi anehnya seperti di hipnotis kami percaya dan mengganggap mereka seperti teman baik. Dua orang yg tadi duduk di meja samping kami sekarang bergabung di meja saya. Kami berlima makan malam seperti kawan yg akrab sekali. Ketigatiganya masih muda dan berpenampilan menarik, saya hanya ingat salah satu bernama Rico.
    Setelah Bayu membayar bill, Rico mengajak kami untuk melanjutkan bincangbincang di tempat dia. Saya dan Bayu menurut saja, kemudian kami menuju ke mobil mereka, seingat saya Kijang Baru. Setelah berputarputar kami dibawa kesebuah hotel disekitar Blok M / Senayan, kemungkinan Grand Mahakam atau Hotel Mulia (kami tidak ingat dengan jelas). Kami kemudian berada pada sebuah kamar yang cukup besar dengan ruang tamu (suite room). Seperti di sihir, salah satu dari mereka mengajak bayu ke ruang tamu untuk minumminum sedangkan yg dua (Rico dan temannya) meminta saya masuk ke dalam kamar yg terpisah dengan ruang tamu.
    Anehnya saya merasa senang dan menuruti semua perkataan Rico, menurut pengakuan Bayu dia juga merasakan hal yg sama.
    Saat itu saya memakai baju kerja, atasan warnah merah, rok mini warna coklat tua, blazer Coklat muda, stoking putih, celana dalam putih, BH No 34C putih , dilengkapi dengan suspender warna putih pula.
    Rico kemudian melepas blazer dan semua baju saya yg lain, sekarang saya tinggal mengenakan stocking dan baju dalam. Pada saat itu Rico membuka celana panjangnya dan menarik saya agar melakukan oral sex. Anehnya saya menuruti perkataannya, meskipun sebenarnya saya menolak untuk melakukan. Beberapa saat kemudian, saat saya masih dlm posisi berlutut dihadapan Rico, pria yg satu lagi membuka BH saya dari belakang dan meremasremasnya payu dara saya. Karena kurang puas, pria ini (Roni) memaksa membuka celana dalam saya dari belakang. Saya mengenakan suspender sehingga cukup susah untuk melepas CDnya, maka Roni merobek CD putih saya sehingga sekarang pussy saya yg merah terlihat dng jelas.
    Sekarang saya hanya mengenakan suspender dan stocking yg tetap tidak dilepas. Roni dengan beringas mencium dan menjilat pantat saya, menepuknepuk dan memegangnya dan selanjutnya memasukkan lidahnya ke dalam bibir vagina. Lidahnya diarahkan ke clitoris bagain atas dan dihisap kuatkuat. Belum puas, Roni kembali menciumi bagian pantat saya yg memang sangat indah, mulus dan bundar.
    Sepertinya Rico sudah tidak tahan menahan nafsunya, saya ditarik dan direbahkan terlentang di Tempat tidur serta dia meminta Roni untuk menghentikan menjilati pussy saya. Perlahanlahan Rico menjilati seluruh tubuh mulai dari kaki, liang vagina, clitoris .. di sini dia menjilat beberapa saat dan merasakan kenikmatan juice yg keluar dari liang pussy. Setelah itu Rico menciumi payudara dan setelah sampai dibagian atas, dia membimbing penisnya ke pussy yg saat ini sudah cukup basah.
    Tubuh Rico sekarang berada diatas saya dan mulai naikturun menghunjamkan penisnya, sedangkan bibirnya menciummi saya dan tangannya merabaraba payu dara saya yg masih kencang. Gerakannya pertama perlahanlahan kemudian semakin cepat, dengan kedua tangannya dia menarik kaki saya agar diletakkan mengelilingi pinggannya. Selanjutnya Roni menggoyang semakin cepat, dan tampaknya setelah 10 menit dia sudah akan mencapai klimaks.
    Roni meminta gara Rico tidak melepaskan spermanya didalam, karena dia mau mengambil giliran berikutnya. Beberapa saat kemudian, Rico menarik Penisnya dan menyemprotkan spermanya ke payu dara, perut dan sebagian menetes ke stocking saya sambil berteriak Gila enak sekali cewek ini. Pussynya sangat kencang dan basah, serta badannya sangat indah. Aku akan ambil bagian lagi setelah kamu dan TOmmy
    Roni cepat cepat mengambil Tissue yg ada disamping tempat tidur dan membersihkan ceceran sperma yg cukup banyak diatas payu dara dan perut saya.
    Karena teriakan Rico, Bayu seperti tersadar dan menuju ke kamar dimana saya sedang terlentang tanpa daya. Dia tampak sangat terkejut, tapi dengan cepat Rico menatapnya kembali dan mengatakan bahwa tidak ada apaapa. Istrimu lagi sakit, jadi kami harus memijatnya kata Rico. Bayu masih cukup sadar dan bertanya Kalo dipijat, mengapa kok dia telanjang ? Satusatunya cara untuk menyembuhkan dia adalah dengan dipijat dalam keadaan telanjang Masih penasaran Bayu kembali beragumen Mengapa kamu juga telanjang ?
    Cerita Dewasa Rico kembali menatap mata Bayu dan berkata Sudahlah, pokoknya setelah ini Ira istrimu pasti sehat, tapi yg jelas istrimu ini sangat cantik dan punya body yg super sexy dan enak .. Rico sepertinya keceplosan mengatakan hal tsb. Bayu tampak marah Jadi kamu tidurri dia ? Ya, jawab Rico dengan suara keras dan itu satusatunya cara agar dia sembuh Hipnotis Rico kembali bekerja dan Bayu menurutinya untuk kembali keluar menuju ruang tamu.
    Sekarang giliran Roni yg tampaknya sudah sangat beringas, dia membalik badan saya dan menginginkan berhubungan sex dengan Doggy Style. Saya sebenarnya sudah mulai sadar, tapi tetap saja melakukannya. Pussy saya masih cukup basah akibat berhubungan sex dengan Rico. Roni membuka bajunya, penisnya yg cukup besar dibimbing masuk ke pussy saya dari belakang. Roni menunggangi saya dan dengan gerakan yg kasar dia menggoyanggoyangkan pantatnya sekitar 5 menit,
    setelah itu dia mencaput penisnya. Tampaknya Roni sangat suka dengan bagian pantat jadi dia kembali menciumi dan mengeluselus pantat saya. Setelah puas, dia memeluk badan saya dan menariknya agar saya menungging kepala direbahkan ke tempat tidur. Agar lebih enak posisinya, Roni meletakkan bantal besar dibawah perut saya. Sekarang dia kembali memasukkan penisnya dan menggoyang perlahanlahan, sedang kedua tangannya meremasremash payu dara. Akhirnya setelah sekitar 10 menit dia kembali mencabut penisnya dan meminta saya untuk berdiri berlutut didepannya. Astaga, dia memasukkan penisnya ke dalam mulut saya !! Dengan rasa yg sedikit asin campuran antara precum Roni dan cairan pussy, saya hisap keluar masuk penis tsb. Sesaat kemudian keluarlah cairan sperma Roni kedalam mulut dengan semprotan yg cukup kuat. Ayo, minum sperma saya dan jilati sampai habis, kata Roni Itu adalah obat agar kamu cepat sembuh . haha.ha
    Masih belum puas, Roni kembali memasukkan penisnya yg sekarang setengah keras kedalam mulut saya. Oh .. oh enak sekali
    Hai Roni, cukup ! sekarang giliran Tommy . kata Rico
    Rico mengajak saya ke kamar mandi dan memberikan Gelas supaya saya berkumur dan membersikannya wajah dengan handuk kecil. Dengan masih menggunakan stocking dan Suspender, saya kembali digiring ke dalam kamar. Rico memanggil teman yg ada diluar kamar, Hey Tom ! Dia sudah bersih, sekarang giliran kamu. Ingat jangan dikeluarkan didalam Pussynya karena saya masih mau lagi
    Tomy, agak halus dan memulai dengan mencium bibir saya dengan lembut. Dia minta agar saya berada diatas, dan sayapun kembali menuruti semua permintaan orangorang tsb. Ayo, goyang yg keras Ira, yaya Tomy sekarang juga ikut bergoyang mengikuti irama goyangan pantat saya. Sekarang, tetap dalam posisi diatas, tapi menghadap ke sana Tommy kembali membimbing Penisnya ke dalam pussy. tangannya meremashremas payu dara saya dari belakang sambil meminta saya terus bergoyang naik turun.
    Setelah puas, Tomy meminta saya untuk terlentang dan menggangkat kedua kaki saya dengan bentuk V, dia kembali menggoyang tapi sekarang agak keras. Dan akhirnya dia mencabut penisnya dan melepaskan spermanya ke wajah saya, masih belum puas Tomy memasukkan penisnya ke dalam mulut dan meminta saya untuk membersihkan penisnay dengan mulut saya.
    Kini wajah saya penuh dengan sperma, Tommy mengambil Tissue dan membersikannya.
    Dia kemudian melepas suspender dan stocking saya dan menggiring saya masuk ke Bathtub. Telanjang bulat saya masuk ke BathTub ukuran besar (setengah linggaran) yg didalamnya sudah ada air hangat, ternyata Rico sudah menunggu saya didalam BathTub.
    Dengan usapanusapan lembut Rico membersikan badan saya dengan sabun. Setelah bersih dia membilas dengan shower, dan dia mengambil handuk putih besar untuk mengeringkan badan saya. Saya dibimbing keluar dari Bathtub dan digiring menuju Wastafel, sambil kedua tangan memegang wastafel dan badan agak bengkok, Rico kembali menyebadani saya dari belakang. Tangannya meremasremas payu dara saya.
    Goyangannya makin lama makin keras dan akhirnya di menyemprotkan spermanya ke dalam pussy saya. Baru kali ini pussy saya disemprot dng sperma, tiga kali hubungan sex sebelumnya semuanya dikeluarkan diwajah, badan bahkan di mulut saya.
    Dia kembali membersihkan saya dengan shower dan mengeringkan dengan handuk.
    Saya digiring keluar dari kamar mandi telanjang bulat, setelah memakai Baju kembali, mereka meminta semua perhiasan, jam, dompet, HP saya.
    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Sedarah Mbak Desy Pelampiasan Seks – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sex Sedarah Mbak Desy Pelampiasan Seks – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1559 views

    Perawanku – Nama aku Randi 19 tahun, aku dua bersaudara, aku anak kedua dimana kakakku perempuan berusia 5 tahun lebih tua dariku. Aku ngin menceritakan kejadian yang menimpa kehidupan seks aku 3 tahun yang lalu.

    Pada waktu itu aku berumur 16 tahun masih 1 smu, sedangkan kakak aku berusia 22 tahun dan sudah kuliah. Kakakku orangnya memakai jilbab. Meskipun kakakku memakai jilbab dia sangat sexy, orang bilang mukanya sexy banget, demikian pula postur tubuhnya, tinggi 160 cm, kulit putih dan bra aku kira 36-an, tapi yang paling menyolok dari dia adalah pantatnya yang bulat besar dan bahenol, ini dapat aku nilai karena aku sering mengintip dia waktu dia sedang mandi atau sedang ganti pakaian. Jika berjalan ke mal ataupun kemanapun dia pergi, dia selalu pakai baju yang agak ketat meskipun dia memakai jilbab, orang selalu memandang goyangan pinggul dan pantatnya.

    Sampai-sampai aku sebagai adik kandungnyapun sangat menyukai pantat dan pinggul kakakku itu.Meskipun kakakku memakai jilbab, kebetulan kakakku menyukai baju-baju model agak ketat dan celana agak ketat pula sehingga agak mencetak kemontokan dan keindahan tubuhnya. Apalagi jika dirumah, meskipun dia selalu memakai jilbab atau kerudung, dia selalu memakai baju tidur yang panjang tapi agak tipis sehingga agak terlihat belahan pantat dan celana dalamnya. Sebagai remaja yang baru puber dan juga olok-olok dari teman-temanku diam-diam aku sangat terangsang bila melihat pinggul kakakku. Sebaga efek sampingnya aku sering melakukan onani di kamarku atau di kamar mandi sambl membayangkan gimana rasanya kemaluanku dijepit diantara pantat montoknya.Keinginan itu kurasakan sejak aku duduk di bangku 1 smu ini, aku sering mencuri-curi pandang untuk mengitip CD-nya apabila dia memakai rok. Dia mempunyai pacar yang berumur setahun lebih muda dari padanya. Aku sering memergoki mereka pacaran di ruang tamu, saling meremas tangan sampai mereka berciuman. Suatu hari aku memergoki pacarnya sedang menghisap buah dada kakakku di kamar tamu meskipun baju dan jilbabnya tetap terpasang di badannya, kakakku hanya mengeluarkan buah dadanya dari kancing yang terlepas sebagian, mereka langsung belingsatan buru-buru merapihkan bajunya.

    Malam harinya kakakku mendatangi kamarku dan memohon kepadaku agar tidak menceritakan apa yang aku lihat ke orang-orang terutama pada ayah dan ibuku.Dik, jangan bilang-bilang yah, abis tadi si Hendra (pacarnya) memaksa Mbak, katanya. Aku Cuma mengganguk dan melongo karena kakakku masuk kekamarku menggunakan jilbab dan baju yang longgar(daster) tetapi agak tipis sambil membawa sebuah novel, sehingga paha dan dadanya yang montok terlihat karena dikamarku agak gelap sedangkan diluar lampu terang benderang. “hai, kok melongo???? “ …aku jadi gelagapan dan bilang “ia- ia mbak, aku ngga akan bilang-bilang” kataku.Tiba-tiba dia rebahan di ranjangku dengan tertelungkup sambil membaca novel, aku memandanginya dari belakang membuat kemaluanku ngaceng karena pantat kakakku seolah-olah menantang kemaluanku.

    Berkali-kali aku menelan ludah. Dan pelan-pelan aku meraba kemaluanku yang tegang. Sampai kira-kira lima menit, dia menoleh ke arahku dan aku langsung melepas tanganku dari kemaluanku dan berpura-pura belajar. Kakakku mengajakku lari pagi besok hari dan dia memintaku menbangunkannya jam 5 pagi. Aku mengiakannya. Ketika dia keluar kamarku, aku melihat goyangan pinggulnya sangat sexy, dan begitu dia menutup pintu, aku langsung mengeluarkan kemaluanku dan mengocoknya, tapi sialnya tiba-tiba kakakku balik lagi dan kali ini da melihatku mengocok kemaluanku. Dia pura-pura tidak melihat dan berkata “jangan lupa bangunin mbak jam 5 pagi “. Lagi-lagi aku gelagapan “ia- ia – ia” kataku. Kakakku langsung pergi lagi sambil ngelirik ke-arah kemaluanku dan tersenyum. Malam itu aku ngga jadi beronani karena malu dipergoki kakakku.Pagi harinya jam 5 pagi aku ke kamarnya dan kudapari dia sedang tidur mengakang…. Lagi-lagi aku melotot melihat pemandangan itu dan aku mulai meraba-raba pahanya, sampai kira-kira 2 menit dan ku-remas paha montoknya dia terbangun danku buru-buru melepaskan tanganku dari pahanya.

    Singkat cerita kami lari pagi, dia mengenakan jilbab atau kerudung sedangkan bajunya dia mengenakan training yang agak ketat sehingga setiap lekuk pinggul dan pantatnya terlihat sexy sekali dan tiap laki-laki yang berpapasan selalu melirik pantat itu. Begitu selesai lari pagi, kita pulang naik angkutan bus dan kebetulan penuh sesak, akibatnya kita berdesak-desak. Entah keberuntungan atau bukan, kakaku berada di depanku sehingga pantat montoknya tepat di kemaluanku . Perlahan-lahan kemaluanku berdiri dan aku yakin kakakku merasakannya. Ketika bus semakin sesak, kemaluanku makin mendesak pantatnya dan aku pura-pura menoleh ke-arah lain. Tiba-tiba kakakku mengoyangkan pantatnya, karuan aku kenikmatan. ‘dik, kamu kemarin ngapain waktu mbak ke kamar kamu?” katanya “kamu onani yah??? Katanya lagi aku diam seribu basa karena malu. ‘makanya buru-buru cari pacar” katanya. “emang kalo ada pacar bisa digini yah?” kataku nekat sabil menonjokkan kemaluanku dipantatnya. “setidaknya ada pelampiasan” timpal kakakku. . “wah enak dong mbak ada pelampiasan?”tanyaku. “tapi ngga sampe gini” kata kakakku lagi sambil menggoyangkan lagi pantatnya. “kenapa” tanyaku.

    Sebelum dia menjawab kami sudah sampai tempat tujuan.Pada sore hari itu, ketika aku pulang sekolah, kudapat rumah sepi sekali dan perlahan-lahan aku masuk rumah dan ternyata kakakku dan pacarnya sedang diruang tamu saling cium dan saling raba. Aku terus mengintip dari balik pintu, selembar demi selembar pakaian pacar kakakku terlepas sedangkan kakakku masih memakai jilbab dan baju jubahnya masih terpasang tetapi sudah tersingkap sampai sebatas perut, sehingga terlihat CD hitamnya yang mini dan sexy dan pacarnya sudah tinggal memakai CD saja. Kulihat tangan kakakku menelusup ke dalam CD pacarnya dan meremas serta mengocok kemaluan pacarnya yang tegang.Pelan-pelan tangan pacarnya membuka CD kakakku dan terbukalah pantat bahenol nan montok milik kakakku. Pacarnya meremas-remas sambil meringis karena kocokan kakakku pada kemaluannya. ‘oh, aku udah ngga tahan” kata pacarnya “aku pengen masukin ke memekmu” katanya sambil mendorong kakakku sehingga tertelungkup di sofa. Ku lihat dia semakin mengangkat baju kakakku tetapi jilbabnya tetap terpasang tetapi sudah agak kusut dan menindihinya dari belakang kan berusaha menyodokan kemaluannya ke kemaluan kakakku dari arah belakang.

    Tapi begitu nempel di pantatnya, kuliha ar maninya tumpah ke pantat kakakku. “ohhh” dia melenguh dan kakakku menoleh kebelakang” kok udah” tanyanya Pacarnya bilang “maaf aku ngga tahan” katanya . Tiba-tiba lampu padam dan telepon HP sang pacar berdering dan di balik pintu aku sedang beronani ria sambil melihat kemontokan tubuh kakakku. Setelah menerima HP, sang pacar menyalakan sebatang lilin kecil diatas lemari dan dia berpakaian dan buru-buru pamit. “Aku ngga anterin kedepan pintu yah “ kata kakakku sambil tetap tertelungkup di sofa…..

    Begitu sang pacar hilang , nafsuku sudah ke ubun-ubun, di kegelapan remang-remang aku mendekati kakakku dan setelah dekat, dari jarak kira-kira satu meter aku memandangi bagian belakang tubuh telanjang kakakku, berkali-kali menelan ludah melihat pantat bahenol kakakku.Karena udah ngga tahan, aku pelan-pelan membuka celanaku sampai copot dan kulihat kemaluanku yang besar dan panjang (itu menurut teman-temanku sewaktu kami berenang dan membandingkan kemaluan kami) berdenyut-denyut minta pelampiasan.

    Aku langsung menindihinya dari belakang, dan untungnya kakakku mengira sang pacar belum pulang dan masih ingin ngentot dia. “aw…., dra (nama pacarnya hendra) kok ngga jadi pulang” tanyanya , karena kondisi ruangan sangat gelap sehingga dia tidak menyadari bahwa adiknya sedang berusaha menempelkan kemaluannya ke kemaluanya. “aw dra jangan dimasukan aku masih perawan katanya ditempelin aja dra aku masih perawan’ katanya memohon. Karena aku udah tahan, maka pelan-pelan ku bimbing tangannya untuk menggengam kemaluanku dan agar ditutun ke kemaluannya. Begitu dia megang “dra, kok gede amat sih”katanya heran (soalnya punya pacarnya jauh lebih kecil daripada punyaku)sambil membimbing kemaluanku dan menempelkan kekemaluannya. “gosok pelan-pelan dra”, aku menekan dan gila bener-bener nikmat. Setelah kira kira dua menit aku menggosokkan kemaluanku ke kemaluan kakakkut akhirnya aku mencapai klimaksnya dan crot…crot..crot…spermaku menyembur ke pantat kakakku.Aku tetap memeluk tubuh kakakku dan pelan-pelan aku meninggalkannya. “dra, mau kemana?” teriaknya aku buru-buru memungut celana dan memasuki kamarku dan masih celana dan CD ku belum kupakai aku rebahan di ranjangku sambil kututupi dengan selimut tipis membayangkan kenikmatan yang barusan terjadi.

    Tba-tiba telepon berdering dan lampu menyala. kudengar kakaku menerima telepon itu dia herannya setengah mati karena yang menelepon adalah pacarnya si henra. “dra, kok kamu udah ada di rumah lagi jangan main-main yah kamu dimana, udah enak langsung lari” Beberapa saat kemudian kudengar bunyi telpon dibanting. Dan dikamarku, aku cepat-cepat mematikan lampu dan pura-pura tidur. Semenit kemudian kakakku masuk ke kamarku dan melihat aku tidur berselimut dia menghampriku dan duduk di tepi ranjangku. Di kegelapan kamarku kuintip kakakku masih memakai pakai dan jilbab yang tadi dia pakai,dia ngga berani membagunkanku malahan rebahan disampingku. Kesunyian sekitar 15 menit, kemudian kuintip ternyata kakakku tertidur. Akupun tertidur sampai keesokan harinya.Setelah kejadian hari itu aku selalu membayangkan betapa enaknya tubuh kakakku meskipun hanya menempelkan dan menggosokan kemaluanku pada kemaluannya saja.

    Pada suatu siang, aku ingin meminjam kaset lagunya. Karena sudah biasa, aku pun masuk tanpa mengetuk pintunya. Dan betapa terkejutnya aku ketika kulihat mbak Desi kakakku sedang tidur-tiduran sambil memejamkan matanya. Tangannya masuk kedalam CD nya sedangkan jilbab dan bajunya masih terpasang, hanya bajunya sudah tersingkap sebatas perut. Spontan, ia terkejut ketika melihatku. Aku segera keluar.Tak sampai satu menit, mbak Desi keluar (pakaiannya sudah rapi meskipun jilbabnya agak kusut). Ia memintaku agar merahasiakan hal itu dari ayah ibuku.

    Lalu kujawab:“Aku janji ga bakal bilangin hal ini ke ayah ibu koq.”“Thank’s ya dik.”“Eh, emangnya onani itu dosa ya?”Bukan jawaban yang kudapatkan, malah tatapan kakaku yang lain dari biasanya. Bagai disihir, aku diam saja saat dia menempelkan bibirnya ke bibirku. Dilumatnya bibirku dengan lembut. Dikulumnya, lalu lidahnya mulai menembus masuk ke dalam mulutku. Aku segera menarik diri darinya, tapi ia malah memegang tanganku lalu mengarahkannya ke dadanya dan kurasakan betapa empuknya buah dada kakakku. Refleks aku berontak karena aku malu. Tetapi kakakku bilang,”lakukanlah dik seperti yang kau lakukan tempo hari padaku”.Aku kaget “ja..jadi mbak tahu apa yang kulakukan pada mbak tempo hari.” jawabku gugup.“ya” jawab kakakku.“maafkan aku mbak…” ucapkuBelum selesai aku berkata, ia sudah melumat bibirku.

    Dan kali ini lidahnya berhasil memasuki mulutku. Kami berciuman sangat lama. Setelah puas berciuman, Ia malah menarikku ke kamarnya. Disana aku direbahkan, dan ia membuka celana dan CD ku. Kakakku tersenyum melihat kemaluanku yang sudah mengacung tegak. Ukurannya sekitar 18 cm. Lebih panjang dari punya pacar kakakku, Hendra.Melihat kakakku tersenyum, aku mulai menarik ke atas baju kakakku. Rupanya kakakku sudah membuka Branya sehingga akupun bisa langsung melihat payudaranya yang berukuran 36B itu. Kumulai menyentuh dan meremas Payudara kakakku yang lembut, sementara baju dan jilbabnya masih terpasang walaupun agak kusut. Kakakku menggelinjang merasakan kenikmatan dan mendesah keenakan.

    Setelah aku melihat kakaku sudah terangsang, Aku membuka CD warna hitam kakakku sehingga kini terpangpanglah kemaluan kakakku yang berbulu lebat tapi halus itu.Sekarang aku memegang kemaluanku dan mengarahkan kemaluanku ke mulutnya. Dia menutup mulutnya rapat-rapat.“Ayo donk mbak! Isep! Kayak mbak ngelakuinnya buat pacar mbak.”“Koq kamu tahu?”“Ya tahu donk..kan aku sering ngintipin mbak begituan ama pacar mbak”“Ayo mbak.” Rengekku.Kakakku pun mulai tertantang mempraktekkan kemampuan lidahnya. Kemaluanku segera diaremas-rems. Setelah itu dijilati dengan penuh gairah, seolah itu adalah lollipop yang manis. Kakakku pun mulai memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya. Tidak bisa semua, tapi setidak-tidaknya sudah setengah yamg masuk. Di gigit-gigit kecil kepala kemaluanku sambil memainkan buah pelirnya. Akupun memejamkan mata keenakan.Kakakku melepaskan kemaluanku dari mulutnya, tangannya mengangkat baju panjangnya dan menempelkan kemaluanku ke payudaranya aku pun membuka mataku. Lalu meraih kuraih kemaluanku, kuarahkan kemaluan itu ke kekemaluannya yang sedari tadi sudah basah. Kugosok-gosoknya ke klitorisnya, aku jadi merinding dibuatnya. Desahan tak karuan pun keluar dari mulutku.

    Di satu sisi aku tahu ini salah, tapi di sisi lain, aku benar-benar menikmatinya.Setelah puas bermain-main dingan klitorisnya, kemaluanku segera ku arahkan ke lubang kemaluannya. Tetapi kakakku bilang “Jangan dimasukan, aku masih perawan. Ditempelkan dan digosokan aja seperti tempo hari”Akupun mengangguk dan segera ku tempelkan dan kugosokan kemaluanku ke kemaluan kakakku. Setelah beberapa saat kemaluanku ku tekan tekan ke lubang kemaluan kakakku maka crot…crot.. crott spermaku menyembur di perut kakakku.Dengan kemaluan masih menempel di perut kakakku, kami mulai bercumbu lagi, kujilat payudara kakaku sampai perutnya. Setelah itu kami mengambil posisi 69. Aku pun mulai menjilati kemaluannyanya yang sudah basah oleh cairan kewanitaannya. Sementara ia menjilati kemaluanku.

    Kami saling berpelukan bugil, setelah puas bermain, kami pun menuju kamar mandi, namun belum sempat bermain di kamar mandi, kudengar suara mobil orangtuaku. KAmi cepat-cepat kembali ke kamar dan berpakaian. Saat orangtua kami masuk, aku sudah berpakaian lengkap sedang kakaku pun sudah berpakaian lengkap dengan jilbabnya. Sejujurnya saat itu aku sedang tegang dan gugup. Untunglah orangtuaku tak curiga. Kami pun ternsenyum berdua dengan penuh arti. Sejak saat itu kami saling memuaskan walupun tidak sampai memasukan kemaluanku kedalam kemaluannya karena aku takut kakakku kehilangan keperawanannya. Kadang-kadang kami juga main di sofa, di lantai, dan kamar mandi.

  • Cerita Hot Tante Lala Hyper Seks –  Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Hot Tante Lala Hyper Seks – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1399 views

    Perawanku – Perkenalkan nama saya Lala diusiaku yang 40 tahun ini birahi sexsualku seakan akan bertambah, perkejaanku sebagai ibu rumah tangga setiap paginya bersih bersih rumah, sehabis bersih bersih biasanya melihat acara TV, kalau acaranya tidak ada yang bagus tiduran dikamar tidur, itulah keseharianku sebagai ibu rumah tangga. Setelah merebahkan badanku beberapa lam ternyata mata ini tidak mau terpejam. Rumah yang besar ini terasa sangat sepi pada saat-saat seperti ini. Maklum suami bekerja di kantornya pulang paling awal jam 15.00 sore, sedang anakku yang pertama kuliah di sebuah PTN di Bandung.

    Anakku yang yang kedua tadi pagi minta ijin untuk pulang sore karena ada acara extrakurikuler di sekolahnya. Sebagai seorang istri pegawai BUMN yang mapan aku diusia yang 45 tahun mempunyai kesempatan untuk merawat tubuh. Teman-temanku sering memuji kecantikan dan kesintalan tubuhku. Namun yang sering membuatku risih adalah tatapan para lelaki yang seolah menelanjangi diriku.

    Bahkan temen-teman anakku sering berlama-lama bermain di rumahku. Aku tahu seringkali mata mereka mencuri pandang kepadaku. Rumahku terletak di pinggiran kota S, kawasan yang kami huni belum terlalu padat. Halaman rumahku memang luas terutama bagian depan sedang untuk bagian samping ada halaman namun banyak ditumbuhi pepohanan rindang.

    Kami membuat teras juga disamping rumah kami. Sedang kamar tidurku dan suamiku mempunyai jendela yang berhadapan langsung dengan halaman samping rumah kami. Belum sempat memejamkan mata aku terdengar suara berisik dari halaman samping rumahku.

    Aku bangkit dan melihat keluar. Kulihat dua anak SMP yang sekolah didekat rumahku. Mereka kelihatan sedang berusaha untuk memetik mangga yang memang berbuah lebat. Tentu saja kau sebagai pemilik rumah tidak senang perilaku anak-anak tersebut. Bergegas aku keluar rumah. Seraya berkacak pinggang aku berkata pada mereka, “Dik, jangan dipetik dulu nanti kalau sudah masak pasti Ibu kasih”. Tentu saja mereka berdua ketakutan. Kulihat mereka menundukkan wajahnya.

    Aku yang tadi hendak marah akhirnya merasa iba. “Nggak apa-apa Dik, Ibu hanya minta jangan dipetik kan masih belum masak nanti kalau sakit perut bagaimana” aku mencoba menghibur. Sedikit mereka berani mengangkat wajah. Dari dandanan dan penampilan mereka kelihatan bahwa mereka anak orang mampu. Melihat wajah mereka mereka yang iba akhirnya aku mengajak mereka ke dalam rumah. Aku tanya kenapa pada jam-jam belajar mereka kok ada diluar sekolah ternyata pelajaran sudah habis guru-guru ada rapat.

    Setelah tahu begitu aku minta mereka tinggal sebentar karena mungkin mereka belum dijemput. Iseng-iseng aku juga ada teman untuk ngobrol. Benar dugaanku mereka adalah anak-anak orang kaya, keduanya walaupun masih kecil namun aku dapat melihat garis-garis ketampanan mereka yang baru muncul ditambah dengan kulit mereka yang putih bersih. Yang satu bernama Doni yang satunya lagi bernama Rio. Ketika ngobrol aku tahu mata-mata mereka sering mencuri pandang ke bagian dadaku, aku baru sadar bahwa kancing dasterku belum sempat aku kancingkan., sehingga buah dadaku bagian atas terlihat jelas.

    Aku berpikir laki-laki itu sama saja dari yang muda sampai yang tua. Semula aku tidak suka dengan perilaku mereka namun akhirnya ada perasaan lain sehingga aku biarkan mata mereka menikmati keindahan payudaraku. Aku menjadi menikmati tingkah laku mereka kepada diriku. Bahkan aku mempunyai pikiran yang lebih gila lagi untuk menggoda mereka, aku sengaja membuka beberapa kancing dasterku dengan alasan hari itu sangat panas. Tentu saja hal ini membuat mereka semakin salah tingkah. Sekarang mereka bisa melihat dengan leluasa.

    “Hayoo.. pada ngliatin apa!”, Aku pura-pura mengagetkan mereka.

    Tentu saja ini sangat membuat mereka menjadi sangat salah tingkah.

    “Ti.. dak.. kok.. Bu Lala” Doni membela diri.

    “I.. itu acara TV bagus Bu Lala” Rio menambahkan.

    “Nggak apa-apa Ibu tahu kalian melihat tetek Ibu to.. ngaku aja” aku mencoba mendesak mereka.

    “E.. Anu Bu Lala” Rio nampak akan mengatakan sesuatu, namun belum lagi selesai kalimat yang diucapkannya aku kembali menimpali,

    “Mama kalian kan juga punya to, dulu kalian kan netek dari Mama kalian
    “I.. ya Bu Lala”

    Doni menjawab. “Tapi sekarang kami kan sudah nggak netek lagi, lagian punya Mama lain ama punya Bu Lala”

    Rio nampaknya sudah mampu menguasai keadaannya.

    “Lain bagaimana?” Aku menanyakan.

    “Punya Mama nggak sebesar punya Bu Lala” Doni menyahut.

    Kata-kata tersebut membuat aku berpikiran lebih gila lagi. Gairahku yang semakin meninggi sudah mengalahkan norma-norma yang ada, aku sudah kehilangan kendali bahwa yang ada di depanku adalah anak-anak polos yang masih bersih pikirannya. Aku menarik kursi kehadapan mereka.

    “Doni, Rio kalian mungkin sekarang sudah nggak netek lagi karena kalian sudah besar kalian boleh kok..” aku berkata.
    Tentu saja kata-kataku ini membuat mereka penasaran.

    “Boleh ngapain Bu Lala” sergah Doni.

    “Boleh netek sama Ibu, kalian mau nggak..?” tanyaku walau sebenarnya aku sangat sudah tau jawaban mereka.
    “E.. ma.. u” jawab Rio.

    “Mau sekali dong” Doni menyahut.

    Jawaban mereka membuat aku semakin bergairah. Aku berpikiran hari ini aku akan mendapatkan sensasi dari pria-pria muda ini. Aku duduk dihadapan mereka kemudian dengan agak tergesa aku melepaskan daster bagian atasku sehingga kini bagian atas tubuhku hanya tertutupi BH warna krem. Sepertinya mereka sudah tidak sabaran lagi terlihat dari tangan-tangan mereka yang mulai menggerayangi susuku.

    Aku menjadi geli melihat tingkah mereka. “Sabar sayang.. Ibu lepas dulu kutangnya” sambil tersenyum aku berkata. Setelah aku melepas kutang, tumpahlah isinya, sekarang buah dadaku terbuka bebas. Mata mereka semakin melotot memandangi payudaraku. Tampaknya mereka bingung apa yang harus mereka lakukan.

    “Ayo dimulai kok malah bengong” aku menyadarkan mereka.

    Mereka bangkit dari duduknya. Tangan mereka kelihatan berebut untuk meremas.

    “Jangan rebutan dong.. ah.. Doni yang kiri.. e yang kanan” perintahku.

    Birahiku semakin meninggi, sementara Doni sudah mulai mendekatkan bibirnya ke putingku Rio masih membelai sambil dipilin-pilin putingku. Rio mulai mengisap-isap putingku. Oh betapa seakan perasaanku melayang ke awan, apalagi ketika mereka berdua mengisap secara bersamaan nafasku menjadi tersengal. Tanganku membelai kadang agak sedikit menjambak sambil menekan kepala mereka agar lebih dalam lagi menikmati buah dadaku. Mereka semakin menikmati mainan mereka aku semakin terhanyut, aku ingin lebih dari hanya ini. Aku semakin lupa. Ketika baru nikmat-nikmatnya tiba-tiba Rio melepaskan isapannya sambil berkata,

    “Bu Lala kok nggak keluar air susunya?”.

    Aku kaget harus menjawab apa akhirnya kau menjawab sekenanya

    “Rio mau nggak, kalo nggak mau biar Doni saja.. mau nggak?”

    “Mau..” Rio langsung menyahut.

    Doni tidak menggubris dia semakin lahap menikmati buah dadaku. Akhirnya aku ingin lebih dari sekedar itu.

    “Don.. Rio.. ber.. henti dulu..” aku meminta.

    “Ada apa Bu Lala?” Doni bertanya.

    “Kita ke kamar saja yuk.. disini posisinya nggak enak” jawabku.

    Kemudian aku berdiri tentu saja daster yang aku pakai merosot kebawah. Mata mereka menatap tubuhku yang sintal dengan penuh nafsu.

    “Ayo..” aku mengajak.

    Aku berjalan ke kamarku hanya menggunakan celana dalam yang berwarna hitam yang kontras dengan kulitku yang putih. Seperti kerbau dicocok hidungnya mereka mengikuti diriku. Sampai di dalam kamar aku duduk di sisi ranjang.

    “Don.. Rio.. sayang lepas saja seragam kalian” pintaku.

    “Tapi Bu Lala” Rio masih agak ragu.

    “Sudahlah turuti saja” aku menyahut.

    Dengan malu-malu mereka mulai melepas baju dan celana seragam mereka. Tampaklah kontol-kontol dari pria-pria muda itu sudah ngaceng. Rambut kemaluan mereka tampak belum tumbuh lebat, sedang batang kemaluannya belum tumbuh benar masih agak kecil. Namun melihat pemandangan ini libidoku semakin naik tinggi.

    “Bu Lala curang..” Rio berkata.

    “Kok curang bagaimana?” aku bertanya.

    “Bu Lala nggak melepas celana Ibu!” Rio menjawab.

    Gila anak ini, aku tersenyum kemudian bangkit dari dudukku. Celana dalamku kemudian aku lepaskan. Sekarang kami bertiga telanjang bulat tanpa sehelai benangpun. Tatapan mereka tertuju pada benda yang ada dibawah pusarku. Bulu yang lebat dan hitam yang tumbuh menarik perhatian mereka. Aku duduk kembali dan agak meringsut ke rangjang lalu menaikkan kakiku dan mengangkangkannya. Memekku terbuka lebar dan tentu saja terlihat isi-isinya.
    Mereka mendekat dan melihat memekku.

    “Ini namanya memek, lain dengan punya kalian” aku menerangkan.

    “Kalian lahir dari sini” aku melanjutkan. Tangan mereka mengelus-elus bibir kemaluanku. Sentuhan ini nikmat sekali.

    “Ini kok ada lobang lagi” Doni bertanya.

    “Lho ini kan lobang buat beol” aku agak geli sambil menerangkan.

    Jari Doni masuk ke lobang vaginaku dan bermain-main di dalamnya. Cairan-cairan tampak semakin membanjiri liang vaginaku. Sementara jari Rio kelihatannya lebih tertarik lubang duburku. Jari Rio yang semula mengelus-elus lobang dubur kemudian nampaknya mulai berani memasukkan ke lobang duburku. Aku biarkan kenikmatan ini berlangsung.

    “Ouw.. a.. duh.. e.. nak.. sekali.. nik.. mat.. sa.. yang.. terr.. us” aku merintih.

    Pria-pria muda ini agak lama aku biarkan mengobok-obok lobang-lobangku. Sungguh pria-pria muda ini memberiku kenikmatan yang hebat. Aku hanya bisa menggigit bibir bawahku tanpa bisa berkata-kata hanya rintihan dan nafas yang tersengal-sengal. Akhirnya aku mendorong mereka aku bangkit dan menghampiri mereka yang berdiri di tepi ranjang. Aku berjongkok dihadapan mereka sambil kedua tanganku memegang diiringi dengan remasan-remasan kecil pada penis mereka.

    Aku mendekatkan wajahku pada penis Doni aku kulum dan jilati kepala penis muda nan jantan ini. Tampak kedua lutut Doni tergetar. Aku masukkan seluruh batang penis itu kedalam mulutku dan aku membuat gerakan maju mundur. Tangan Doni mencengkeram erat kepalaku. Sementara tanganku yang satu mengocok-kocok kontol Rio.

    “Bu Lala.. say.. ya.. ma.. u.. ken.. cing..” Doni merintih.

    Tampaknya anak ini akan orgame aku nggak kan membiarkan hal ini terjadi karena aku masih ingin permainan ini berlanjut. Kemudian aku beralih pada penis Rio. Tampak penis ini agak lebih besar dari kepunyaan Doni. Aku mulai jilati dari pangkal sampai pada ujungnya, lidahku menari di kepala penis Rio. Aku tusuk-tusuk kecil lobang perkencingan Rio kemudian aku masukkan seluruh batang penis Rio. Jambakan rambut Rio kencang sekali ketika aku semakin mempercepat kulumanku.

    “Wouw.. a.. ku.. ju.. ga.. mo.. ken.. cing.. nih” Rio merintih.

    Aku hentikan kulumanku kemudian aku bangkit dan naik ke atas ranjang lalu aku kangkangkan kakiku lebar-lebar sehingga memekku terbuka lebar.

    “Siapa duluan sayang, itu tititnya dimasukkan ke sini” aku berkata sambil tanganku menunjuk ke lobang vaginaku yang nampak sudah basah kuyup.

    Mereka berpandangan, tampaknya membuat persetujuan. Dan akhirnya Doni duluan yang akan menusukku. Doni naik ke atas ranjang dan mengangkangiku tampak penis yang tegang mengkilat siap menusuk lobang yang pantas menjadi neneknya. Aku tuntun penis Doni masuk ke lobang kenikmatanku. Aku tuntun pria muda ini melepas keperjakaannya, memasuki kenikmatan dengan penuh kasih. Dan bless.. batang zakar Doni amblas ke dalam vaginaku.

    “Ah..” aku mendesis seperti orang kepedasan

    “Masukkan.. le.. bih.. da.. lam lagi.. dan genjot.. say.. ang” aku memberi perintah.

    “Iya.. Bu Lala.. e.. naak.. se.. kali” Doni berkata. Aku hanya bisa tersenyum sambil menggigit bibir bagian bawahku.

    Tampaknya Doni cepat memahami perkataanku dia memompa yang ada dibawahnya dengan seksama. Genjotannya semakin lama semakin cepat. Rio yang menunggu giliran hanya tertegun dengan permainan kami. Genjotan Doni kian cepat aku imbangi dengan goyanganku. Dan tampaknya hal ini membuat Doni tidak kuat lagi menahan sperma yang akan keluar. Dan akhirnya “Sa.. ya.. mo.. ken.. cing.. la.. gi.. Tak.. ta.. han.. la.. gi..” Doni setengah berteriak. Kakiku aku lipat menahan pantat Doni. Doni merangkul erat tubuhku dan.. cret.. cret.. ser.. cairan hangat membajiri liang kewanitaanku.

    Doni terkulai lemas diatas tubuhku, butiran-butiran keringat keluar dari sekujur tubuhnya.

    “Enak.. se.. ka.. li Bu Lala” Doni berkata.

    “Iya.. tapi sekarang gantian Rio dong sayang” aku berkata.

    Doni mencabut penisnya yang sudah agak mengempis dan terkapar lemas disampingku. “Rio sekarang giliranmu sayang” aku berkata kepada Rio

    “Kamu tusuk Ibu dari belakang ya..”aku memberi perintah. Kemudian aku mengambil posisi menungging sehingga memekku pada posisi yang menantang. Rio naik ke atas ranjang dan bersiap menusuk dar belakang.

    Dan bless.. penis pria muda yang kedua memasuki lobang kenikmatanku yang seharusnya belum boleh dia rasakan seiring dengan melayangnya keperjakaan dia. Tampaknya Rio sudah agak bisa menggerakkan tubuhnya dengan benar dari dia melihat permainan Doni. Rio menggerakkan maju mundur pantatnya. Aku sambut dengan goyangan erotisku. Semakin lama gerakan Rio tidak teratur semakin cepat dan tampaknya puncak kenikmatan akan segera diraih oleh anak ini.

    Dan akhirnya dengan memeluk erat tubuhku dari belakang sambil meremas susuku Rio mengeluarkan spermanya.. cret.. cret.. lubang vaginaku terasa hangat setelah diisi sperma dua anak manis ini. Rio terkapar disampingku. Dua anak mengapitku terkapar lemas setelah memasuki dunia kenikmatan. Aku bangkit dan berjalan ke dapur tanpa berpakaian untuk membuatkan susu biar tenaga mereka pulih.

    Setelah berpakaian dan minum susu mereka minta ijin untuk pulang. “Doni, Rio kalian boleh pulang dan jangan cerita kepada siapa-siapa tentang semua ini, kalian boleh minta lagi kapan saja asal waktu dan tempat memungkinkan” aku berkata kemudian mencium bibir kedua anak itu. Aku memberi uang jajan mereka masing-masing 50.000 ribu. Dan sampai saat ini mereka telah kuliah, aku masih sering kencan dengan mereka. Aku semakin sayang dengan mereka.

  • KAMPUNG BEBAS NGESEX

    KAMPUNG BEBAS NGESEX


    1549 views

    Cerita Sex ini berjudulKAMPUNG BEBAS NGESEXCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Baru ini aku melihat kampung yg cukup asyik dan unik mulanya aku diajak temanku yg bekerja sebagai pensurvey tempat tempat desa, dimana saat itu ada acara panen sehingga semua rakyatnya bersama sama merayakan keberhasilan panen, dengar dengar dalam acara ini banyak menteri yg mau datang kesini.

    Cerita sex terbaru, Aku berdua dgn temanku sebut saja namanya Iwan meluncur dgn kendaraan dinasnya ke arah Kabupaten Subang. Jam 9 pagi kami sudah berada di kantor Kabupaten Subang untuk melakukan koordinasi dgn pejabat setempat sekaligus membawa penunjuk jalan untuk menuju lokasi. Kami sempat rapat sebentar dgn Bupati dan segenap Muspida untuk persiapan acara ini.

    Singkat cerita aku dan Iwan serta staf Dinas Pertanian Subang sampai di lokasi. Perkampungan yg agak jauh dari jalan raya. Tadi kuingat, dari Subang mengarah ke Pamanukan lalu membelok ke arah Timur.

    Dari jalan raya kami melalui jalan perkebunan tebu hampir 1 jam baru sampai ke lokasi. Tempat yg kami datangi memang menghampar tanaman kedelai. Tempat acara sudah dipilih oleh pejabat setempat, suatu petak sawah yg kedelainya siap dipanen.

    Selesai meninjau lokasi kami melakukan rapat berlarut-larut di kantor kelurahan yg baru tuntas sekitar pukul 5 sore. “Pak menginap di sini saja pak, dari pada harus kembali ke Subang,” kata Lurah. Dia lalu memperkenalkan kepada kami kepada seorang wanita dgn umur kitaran 30 tahun yg memperkenalkan diri bernama Lillis. Dia adalah Sekretaris penggerak PKK desa setempat.

    Mbak Lillis kemudian ikut mobil kami untuk menunjukkan dimana kami akan menginap. Lillis membawa kami ke kampung . Mobil berhenti di sebuah bangunan yg bagian depannya terdapat warung kopi.

    “ Pak mari turun, ini rumah saya,” katanya.
    Aku dan Iwan diajak masuk ke dalam rumahnya. Lumayan lega juga di dalam.
    “Bapak nginap di sini saja, ini ada 3 kamar kosong, tp ya keadaannya sederhana, maklum di desa,” kata Lillis.
    Kami lalu diajak meninjau kamar, seperti kami meninjau kamar hotel. Untuk ukuran desa kamar yg dimiliki Lillis cukup lumayan dan bersih.
    Aku kagum, karena tempat tidurnya semua adalah spring bed. Aku jadi bertanya-tanya siapa Lillis, apa kerjanya dan mana suami dan anak-anaknya. Kami setuju dan Lillis mengarahkan agar kami bertiga mengambil kamar sendiri-sendiri.
    “Santai saja pak, di sini tdk perlu buru-buru kayak di Jakarta,” kata Lillis.
    Rumah Lillis cukup besar dan sejak aku datang sampai selesai mandi dan ngopi aku belum menemukan suaminya atau anak-anaknya.
    “ Kamu tinggal sama siapa mbak, “ tanyaku penuh penasaran.

    “Sendiri saja pak, paling ya ditemeni sama yg kerja di warung itu. Saya sudah tdk punya suami lagi pak, sudah jomblo,” katanya genit.
    Aku menanyakan kenapa rumahnya punya banyak kamar, seperti hotel.
    “ O itu biasalah pak, sering ada yg nginap, kadang-kadang dari Jakarta juga, mereka kan mau rileks di sini,” kata Lillis sambil senyum genit.

    Ketika Lillis ke belakang Pak Agus, staf Dinas Pertanian Subang menjelaskan kepada kami bahwa di daerah ini kehidupan sangat bebas. Siapa saja yg kita inginkan, baik dia sedang punya suami, janda atau masih perawan bisa diajak tidur. Aku jadi berpandang-pandangan dgn Iwan. Kami berdua memang penjahat kelamin.

    Sekembalinya Lillis bergabung dgn kami pak Agus tanpa basa basi menanyakan ke Lillis mengenai teman tidur yg bisa disediakan malam ini. “ Bapak-bapak mau yg model apa, “ tanya Lillis. Agak repot juga menjawab pertanyaannya.

    “ Ya udah nanti pada saya panggilin, bapak-bapak tenang saja, ada yg abg ada yg stw,” kata Lillis lalu berlalu. Dia berbicara dgn pembantu lakinya yg tdk lama kemudian pembantu itu pergi membawa sepeda motor.
    Sekitar 2 jam setelah kami makan malam, kami diajak melihat warung di depan.
    “ Itu pak anak- anaknya, bapak-bapak tinggal pilih saja yg mana itu ada 8 orang yg bisa siap malam ini nginap. Aku dan Iwan menyapu pandangan ke seluruh cewek yg duduk di warung.
    Cukup lumayan juga. Iwan dan Agus sudah menentukan pilihan. Lillis memanggil mereka yg terpilih.
    “ Bapak yg mana,” tanya Lillis kepadaku.

    “Wah agak susah juga nih menyebutnya, “ kataku.
    “Kenapa pak gak ada yg cocok ya, nanti biar dipanggil lagi yg lain, “ kata Lillis.
    “Nggak bukan itu , ndak perlu manggil lagi, tp saya dari tadi naksir sama yg punya rumah,” kataku terus terang.
    “ Ah bisa aja si Bapak, saya mah udah tua, udah kendor pak, takutnya nanti ngecewain,” katanya tersipu malu dgn pandangan genit.
    “ Ah tp pandangan saya, yg punya rumah yg terbaik dari semua itu,” kataku mulai melambungkan pujian.

    Lillis lalu memberi kode ke pada pembantunya laki-laki dan kepada perempuan yg tdk terpilih satu persatu meninggalkan warung.
    Agus dan Iwan langsung menggiring pasangannya masuk ke kamar, sementara aku masih ngobrol dgn Lillis. Aku banyak mengorek keterangan mengenai kehidupan di kampung ini. Menurut Lillis masyarakat di kampung ini bebas terhadap masalah sex.

    Dia tdk tahu bagaimana awalnya sampai adat kampung ini demikian.
    “ Kalau bapak tinggal di sini baru bisa merasakan bahwa di sini masyarakatnya ramah dan masalah sex bukan hal yg tabu,” katanya.
    “Tp bagaimana istri orang kok bisa diajak nginep,” tanyaku.

    “ Disini uang kan susah pak, Kalau istrinya dibooking, berarti kan dia dapat duit, seratus duaratus sudah besar di kampung, pak” katanya.
    “Pak kita terusin ngobrolnya dikamar saya saja pak,” kata Lillis sambil menggandeng tanganku.

    Di dalam kamar Lillis melepas semua pakaiannya, BH nya tinggal celana dalam dan dia memakai sarung setinggi dada. Dia tdk malu- malu bertelanjang di depan saya. Susunya cukup besar dan pahanya juga tebal sekali.

    Aku tdk perlu menceritakan secara rinci bagaimana pertempuranku dgn Lillis. Dia memulai dgn memijat seluruh tubuhku lalu mengoral dan akhirnya kami mengayuh birahi. Permainannya cukup trampil dan nonoknya bisa dia mainkan sehingga k0ntolku seperti di pijat-pijat. Kami bermain dua ronde lalu tertidur lelap sampai pagi.

    Pagi-pagi Lillis sudah menyiapkan nasi goreng dgn telur mata sapi serta dua telur ayam kampung setengah matang untuk kami masing- masing. Aku merasakan ketenangan dan kedamaian di desa yg teduh.

    Hari ini aku dan Iwan melanjutkan rapat koordinasi untuk ancara Panen Raya Kedelai. Soal apa yg kukerjakan kurang menarik untuk diceritakan, tetapi, ketika semua rampung sekitar pukul dua siang kami berdua kembali ke rumah Lillis. Pak Agus kembali ke Subang.

    Lillis menyambut kami, kami mengobrol sebentar. Saat Iwan ke kamar mandi, Sofei mendekatiku,
    “ Pak ada janda baru cerai masih muda, anaknya cantik, saya lagi suruh dia di bawa kemari,” kata Lillis.

    Aku sebenarnya agak rikuh, karena semalam sudah menunggangi Lillis. Untuk berpindah ke lain hati sepertinya saya tdk punya perasaan. Tp, si Lillis yg menawarkan.

    “Begitu bebaskah pergaulan di desa ini sehingga tdk ada rasa memiliki,” batinku.

    Tdk lama kemudian datang 2 sepeda motor. Lillis menyambut dan menggandeng salah seorang yg lalu diperkenalkan kepadaku. Gadis yg masih kelihatan masih sangat remaja itu disuruh duduk disampingku. Kuakui dia memang cukup cantik dan seksi. Yg seorang lagi juga seimbang cantiknya, tetapi tubuhnya lebih pendek, dan dia dijodohkan ke Iwan.

    Lillis tanpa basa-basi membuka omongan dgn memperkenalkan gadis yg disebelahku bernama Yaya, janda baru 3 bulan dan cewek Iwan Yuni belum pernah kawin tp sudah janda. Selama 3 hari kami menginap di rumah Lillis, aku puas karena setiap malam berganti- ganti pasangan. Setelah pekerjaan Iwan selesai dan dia harus kembali ke Jakarta, aku masih bertahan di desa itu.

    Selama seminggu aku memuaskan fantasi sex ku dikampung sex bebas ini. Kehadiranku di situ, rupanya cepat diketahui peduduk kampung. Warung Lillis jika sudah sore sekitar jam 5 sering didatangi cewek-cewek.

    Mereka sengaja datang untuk aku pilih menjadi teman tidurku. Kegilaanku makin mejadi-jadi, karena aku mencoba berbagai tipe, dari mulai yg gendut, kurus, muda , STW dan berbagai tipe. Suatu hari aku digamit Lillis,

    “ Pak itu ada orang nawarin anaknya yg masih perawan, bapak berminat gak.

    Aku melepas pandangan ke warung, terlihat seorang ibu didampingi gadis kecil. Kutaksir umurnya masih dibawah 15 tahun. Aku jadi penasaran ingin pula mencoba perawan kampung. Aku setuju dan harga yg ditawarkan ternyata juga tdk terlalu tinggi. Gadis kecil itu digandeng Lillis masuk ke ruang tamu lalu dia menyuruh menyalamiku.

    Buset masih kecil sekali. Teteknya memang sudah nyembul, tetapi masih kecil sekali. Anaknya duduk disampingku menunduk malu diam saja. Aku berusaha mengorek informasi ternyata umurnya baru 13 tahun, baru lulus SD.

    ”Kamu benar berani tidur dgn saya,” tanyaku. Dia menjawab dgn anggukan saja.
    “Sudah pernah pacaran,” tanyaku. Dia menggeleng.

    “Sudah pernah dicium laki-laki,” tanyaku lagi. Dia menggeleng lagi.

    Aku lantas bertanya dalam hati apa aku sanggup memerawani anak sekecil ini. Bukan soal menusukkan k0ntol ke nonoknya, tetapi mengolahnya bagaimana ?

    Aku berdiri dan menarik Lillis. Kami berbicara di dalam. Intinya aku minta bantuan Lillis untuk mengajari anak ini memuaskan laki-laki. Lillis terdiam, tampaknya dia berpikir sebentar.

    “ Emang kenapa kok pakai perlu dituntun, tancep aja kan sudah, kan anaknya juga sudah pasrah,” kata Lillis.

    Aku lalu menjelaskan ke Lillis bahwa anak sekecil itu belum bisa membayangkan kejadian seperti apa yg bakal dia alami ketika berdua dgn laki-laki. Aku minta Lillis melakukan kursus singkat mempersiapkan dia agar benar- benar siap.
    Bukan hanya itu, Lillis juga harus ikut di dalam kamar menunjukkan contoh dan cara meladeni laki-laki.

    Mungkin ini adalah pengalaman pertama bagi Lillis memberi training sex sampai pada praktek. Aku pun baru pertama kali ini menghadapi perempuan kecil. Jiwa petualanganku lah yg mendorong aku ingin mencicipi daun muda.

    Lillis akhirnya paham. Dia lalu menarik anak itu dan kelihatannya dia diminta membantu-bantu Lillis. Aku memang mencadangkan energi untuk eksekusinya nanti malam sekitar jam 10. Sekarang baru jam 5 sore.

    Lillis punya waktu 5 jam untuk mempersiapkan anak itu sebelum ditikam. Sementara itu aku memanfaatkan waktu senggang dgn beristirahat tidur dulu mempersiapkan stamina. Selama ini setiap malam aku bertempur minimal 3 ronde.

    Jam 8 malam aku dibangunkan Lillis untuk makan malam. Aku duduk di meja makan. Kulihat Lillis mengajari Dini, demikian namanya untuk meladeniku makan. Ia mengambilkan piring, lalu menyendokkan nasi, mengambilkan lauknya lalu menyerahkan ke aku. Setelah itu dia makan disampingku.

    Pembawaannya kelihatan masih canggung, malu menunduk terus, tdk bicara kalau tdk ditanya. Dini cukup ayu, kulitnya agak gelap, rambutnya sebahu lebih sedikit. Rambutnya kelihatan masih belum begitu kering, sekelebat memancarkan bau harum.

    Tadi ketika baru datang terasa bau anak kampung, dan rambutnya samar-samar bau minyak kelapa. Lillis kelihatannya membersihkan dan mempersiapkan Dini sebelum aku santap nanti malam.

    Selesai makan kami ngobrol sambil menonton TV. Sekitar sejam kemudian kami digiring Lillis memasuki kamar. Setelah di dalam kamar, Lillis mengajak Dini keluar lagi. Aku berganti celana pendek dan kaus oblong lalu berbaring di tempat tidur.

    Tdk lama kemudian Lillis dan Dini masuk. Mereka berdua sudah berkemben sarung. Aku diminta Lillis membuka kaus dan tidur telungkup. Lillis mengajari Dini memijati seluruh tubuhku.

    Pijatannya tdk terasa, tekanannya terlalu ringan. Aku maklum sajalah, karena dia masih kecil dan mungkin baru pertama kali memijat laki-laki dewasa. Berrkali-kali Lillis memberi instruksi cara memijat.

    Setelah seluruh bagian belakang badanku dipijat, aku diminta telentang. Lillis mengajak Dini membuka sarungnya. Mereka berdua lalu bugil setengah badan. Tetek Lillis besar bergayut- gayut, sementara susu Dini masih kecil, kelihatannya baru tumbuh.

    Pentilnya masih kecil. Lillis mengarahkan Dini melepas celana luar dan celana dalamku. Gerakannya agak kaku, malah terasa agak gemetar. K0ntolku langsung tegak ketika celana dalamku diloloskan. Lillis dgn bahasa setempat mengajari Dini memegang- megang k0ntolku lalu disuruh mengocok pelan.

    Nikmat sekali rasanya meskipun genggamannya kecil. Lillis mengambil alih dan mengajari bagaimana melakukan oral terhadap k0ntolku. Mulanya Dini menolak, kata dia jijik. Lillis lalu mencontohkan mengoralku. Lillis memang sudah piawai dgn hisapan dan jilatan. Dini diminta mengikuti apa yg baru saja dilakukan Lillis.

    Dgn ragu-ragu mendekatkan kepalanya dan dia mulai menjulurkan lidahnya menjilat k0ntolku. Lillis setengah memaksa, sampai akhirnya Dini mau mengulum kepala k0ntolku dan menjilati buah zakarnya.Tdk begitu nikmat rasanya, tetapi karena yg menjilat ini adalah anak yg belum punya pengalaman, aku merasakan sensasi yg luar biasa.

    Hampir setengah jam aku dioral, lalu Dini dibaringkan di sebelahku. Ia membuka dulu celananya, sehingga Dini dan Lillis sekarang sudah bugil. Belum ada bulu jembut dikemaluan Dini, Nonoknya cembung dan belahannya rapat seperti nonok anak bayi.

    Aku dipersilakan Lillis untuk mencumbu Dini. Aku bangkit dan mulai menciumi pipi Dini. Wajah Dini ketakutan. Kupegang, telapak tangannya dingin. Aku mencoba mengulum bibirnya. Lillis terus-menerus memberi instruksi bagaimana Dini harus membalas ciumanku.

    Meski kelihatan agak terpaksa, Dini membuka mulutnya dan menyambut uluran lidahku. Setelah kurasa cukup mengulum bibirnya.
    Ciumanku berpindah ke bagian telinga lalu turun ke leher. Dini menggelinjang sambil mengatakan rasanya geli sekali. Sementara itu aku merabai tetek kecilnya yg masih sangat kenyal.

    Aku berhati-hati meremas, karena mungkin saja dia kesakitan kalau aku remas terlalu keras. Aku menjilati kedua puting susunya yg mengeras, dan masih sangat kecil. Dini tertawa sambil menahan geli. Lillis memarahi Dini agar jangan ketawa dan harus menahan rasa gelinya. Dini terus saja menggelinjang-gelinjang menahan rasa geli dari jilatanku.

    Aku mengindra bahwa nafas Dini mulai memburu dan terdengar detak jantungnya semakin cepat. Mungkin saja anak ini mulai terangsang, atau dia sedang merasakan ketakutan. Sambil kujilati teteknya aku meraba selangkangannya.

    Belahan nonoknya masih kering. Jika cewek dewasa, tanda di nonoknya yg masih kering itu berarti dia belum terangsang, tetapi bagi cewek bau kencur ini, aku belum punya pengalaman. Bisa saja dia sudah mulai terangsang, tetapi lendir vaginanya belum berproduksi sempurna. Atau memang dia belum terangsang sama sekali, karena tercekam rasa takut dan kegelian.

    Dari bagian teteknya aku turun menciumi gundukan nonoknya. Lillis membantuku melebarkan kakinya. Aku berpindah diantara kedua kakinya lalu menjulurkan lidahku ke belahan nonoknya. Dini menggelinjang-gelinjang sambil tertawa kegelian.

    Lillis memarahi Dini agar jangan tertawa. Dini beralasan dia tdk dapat menahan rasa geli. Aku menguak belahan nonoknya, Terlihat merah di dalamnya dan lubang vaginanya sangat kecil. Tampaknya satu jariku pun tdk muat ditusukkan ke lubang itu.

    Lipatan bibir dalamnya agak menonjol, sehingga ketika nonoknya tertutup lipatan kulit labia minoranya menyembul keluar. Belum ada kerutan di kulit labia minoranya. Aku mulai menjilati lipatan kulit nonok bagian dalam itu. Dini menggelinjang terus kegelian. Aku memaksa menjilatinya terus, tanpa menyentuh bagian clitorisnya.

    Aku sadar kalau dia belum terangsang maka rasa geli dan ngilu tdk akan mampu dia tahan. Setelah Dini agak tenang dan tdk bergerak-gerak lagi, lidahku baru mulai menggapai kulit penutup clitorisnya. Dini menggelinjang setiap kali lidahku menyentuh kulit penutup clitoris itu. Dia menggelinjang-gelinjang terus.

    Namun dari perasaanku mengatakan bahwa gelinjang nya kali ini karena rangsangan. Lidahku mulai mencari ujung clitorisnya. Agak terasa mengeras daging seperti daging tumbuh. Dini mulai memasuki gelombang rangsangannya sehingga secara tdk sadar dia merengek-rengek nikmat.

    Aku meraba lubang nonoknya mulai terasa berlendir. Cukup lama juga aku mengoral Dini, sampai aku pegal, tetapi dia tdk bisa mencapai orgasme. Karena bosan akhirnya aku bangkit dan melanjutkan episode berikutnya memerawaninya.

    Sebelum k0ntolku ku tusukkan Lillis mengalasi bagian bawah nonok Dini dgn kain batik. Mungkin Lillis menghindarkan spreinya terkena darah perawan. Aku melumuri k0ntolku dgn ludah sebanyak-banyaknya dan juga lubang nonok Dini.

    Dgn bantuan dan tuntunan Lillis k0ntolku diarahkan ke lubang nonok Dini. Dia agak berjingkat ketika k0ntolku mulai menusuk gerbang nonoknya. Dini mengeluh nonoknya perih. Lillis menginstruksikan Dini menahan sakit yg kata Lillis cuma sebentar.

    K0ntolku pelan-pelan menikam lubang nonok Dini. Ketat sekali rasanya lubang nonok anak bau kencur ini. Meski k0ntolku sudah di dalam lubang nonok, tetapi untuk memajukannya sulit sekali. Aku mencoba menarik sedikit lalu menekan lagi demikian berkali-kali sampai kepala k0ntolku masuk seluruhnya.

    Untuk masuk lebih jauh terasa halangan selaput daranya. Dini sudah bercucuran air mata dan dia kelihatannya menangis meski tanpa suara. Lillis mengusap-usap rambutnya sambil menghibur bahwa sakitnya cuma sebentar. “ Sebentar lagi kamu ngrasai enak, tahanlah,” begitulah kira-kira kata Lillis dalam bahasa lokal.

    Setelah agak lancar gerakanku, aku mulai menekan perlahan-lahan dgn tenaga ekstra sampai terasa menjebol sesuatu di dalam rongga nonok itu. Dini menjerit kesakitan. K0ntolku langsung bisa maju terus sampai akhirnya tertelan nonok Dini seluruhnya.

    Aku menahan beberapa saat sampai Dini tenang dan berkurang rasa sakitnya. Setelah itu ketika aku melakukan gerakan menarik sedikit Dini kelihatan tegang dan merintih. Aku hunjamkan lagi begitu berkali-kali sampai dia tdk terlihat ekspresi kesakitan.

    Aku pun lantas melakukan gerakan lebih jauh maju mundur. Memang terasa sempit dan ketat sekali. Maklumlah nonok anak kecil yg belum berkembang dipaksa menerima k0ntol orang dewasa. Aku tdk mampu bertahan sehingga lepaslah spermaku di dalam nonoknya.

    Ketika kucabut k0ntolku, terlihat ada guratan merah bercampur dgn sperma. Dini terdiam pasrah, seperti orang pingsan. Lillis membantu membereskan bekas maniku dan membersihkan batang k0ntolku dgn handuk basah. Dia juga membersihkan nonok Dini yg ada lelehan maniku bercampur darah.

    Sekitar satu jam kami bertiga istirahat berbaring. Aku dipinggir disebelahku Dini lalu Lillis. Kami bertiga bugil. Aku merasa canggung juga meminta Lillis ikut di dalam pertempuran ini. Perannya memang besar.

    Jika dia tdk memberi arahan, bisa-bisa aku gagal memerawani Dini. Untuk membalas jasanya aku bangkit dan langsung nyosor menindih Lillis. Lillis tdk siap dia terkejut. Dia mungkin sudah setengah tidur.

    Aku menciumi mulutnya menghisap kedua teteknya yg menggelembung dan menyedot-nyedot pentilnya. Setelah dia terbakar birahinya aku mulai turun menjilati clitorisnya. Lillis tanpa malu- malu mengerang-ngerang nikmat. Dia kuoral sampai orgasme yg ditandai dgn jeritannya. Semua adegan itu disaksikan Dini sambil dia duduk bersila.

    Aku lalu menancapkan k0ntolku yg sudah 75 persen mengeras. Aku genjot Lillis dgn posisi MOT. Bosan pada posisi itu kami ganti posisi Lillis diatas. Dia menggenjot k0ntolku sampai dia mencapai orgasmenya dgn jeritan dan ambruk ke dadaku.

    K0ntolku masih menegang dan belum ada tanda-tanda mencapai puncaknya. Lillis kuminta nungging lalu aku menusuknya dari belakang. Lillis mengerang-negerang kembali sampai dia mendapat orgasme lagi.

    Lubang nonok Lillis sudah sangat licin sehingga aku mengambil handuk basah untuk membersihkan lendir dari k0ntolku dan menyeka lendir dari nonok Lillis. Aku kembali mengambil posisi MOT, dgn berbagai gaya mulai dari kaki Lillis ditekuk sampai kakinya di letakkan di pundakku.

    Hampir 45 menit aku menggenjot Lillis dgn berbagai gaya dan aku sudah merasa mulai lelah, maka aku berusaha berkosentrasi untuk mencapai puncak kenikmatan. Akhirnya sampai juga kenikmatanku dan aku benamkan sedalam-dalamnya k0ntolku ke dalam nonok Lillis.

    Setelah beristirahat sebentar Lillis lalu keluar berbalut sarung bersama dgn Dini. Mereka kelihatannya menuju kamar mandi. Setelah mereka keluar, aku juga merasa agak sesak pipis, maka dgn hanya bersarung aku menuju kamar mandi satu-satunya dirumah itu. Aku mengetuknya dan Lillis membuka pintunya.

    Lillis dan Dini sedang jongkok membersihkan nonoknya. Lillis mengajari Dini berkumur dgn larutan penyegar dan membersihkan daerah kewanitaan dgn sabun khusus. Sementara itu aku ditelanjangi Lillis dan Dini disuruh menyabuni seluruh bagian kelaminku sampai bagian dubur. Kami bertiga keluar dari kamar mandi.

    Jam di dinding menunjukkan pukul 1 dini hari. Perutku terasa lapar dan hal itu kusampaikan ke Lillis. Dia menawarkan membuatkan mi instan. Aku pun setuju. Dgn hanya berkemben sarung Lillis dan Dini mempersiapkan mi instan ditambah dgn telur. Kami bertiga makan mi instan hangat. Lumayan kenyg juga.

    Aku lalu kembali ke kamar mandi mengosok gigi. Mereka berdua sudah berbaring di bed ketika aku masuk kamar. Aku disisakan tempat di tengah. Kami pun tidur bertiga sampai pagi. Pada pagi hari k0ntolku masih bisa berdiri dan aku menggarap Dini.

    Dia tdk terlalu merasa sakit, tetapi di wajahnya terlihat masih ada trauma. Aku akhirnya tinggal sebulan di rumah Lillis, mendapat 5 perawan dan setiap malam berganti- ganti pasangan. Aku senang dgn suasa desa itu. Aku sampai bercita-cita membeli sebidang tanah dan rumah serta sawah di kampung ini.

    Dari pengalamanku menjajal potensi desa ini aku mendapatkan kesimpulan bahwa wanita yg berkulit agak gelap, tetek tdk terlalu besar dan badannya terlihat kencang serta mukanya bersih dari jerawat, nonoknya rasanya sangat nikmat.

    Sementara itu wanita yg teteknya gede alias Toge, hanya indah dipandang, tetapi nonoknya kurang nikmat dan permainannya di ranjang kurang agresif. Aku sering ke desa ini menghabiskan liburanku. Aku akhirnya dikenal luas di desa ini sampai ke aparat desa pun aku akrab.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Bercinta Dengan Tunangan Teman Sendiri

    Cerita Sex Bercinta Dengan Tunangan Teman Sendiri


    916 views

    Perawanku – Cerita Sex Bercinta Dengan Tunangan Teman Sendiri, Namaku Erick, tentunya bukan nama asli dong ya. Aku tinggal di suatu kota yang kebetulan sering dijuluki sebagai kota kembang, pengalamanku ini terjadi mungkin kira- kira setahun yang lalu.

    Sebut saja Indi (bukan nama sebenarnya), dia adalah tunangan temanku yang bernama Edi (bukan nama asli) yang tinggal di Jakarta, yang mana pada waktu itu Edi harus keluar kota untuk keperluan bisnisnya.

    Oh ya, Edi ini punya adik laki-laki yang bernama Deni, dimana adiknya itu teman mainku juga. Kalau tidak salah, malam itu adalah malam minggu, kebetulan pada waktu itu aku lagi bersiap-siap untuk keluar.

    Tiba-tiba telpon di rumahku berbunyi, ternyata dari Deni yang mau pinjam motorku untuk menjemput temannya di stasiun kereta api. Dia juga bilang nitip sebentar tunangan kakaknya, karena di rumah lagi tidak ada siapa-siapa. Aku tidak bisa menolak, lagi pula aku ingin tahu tunangan temanku itu seperti bagaimana rupanya.

    Tidak lama kemudian Deni datang, karena rumahnya memang tidak begitu jauh dari rumahku dan langsung menuju ke kamarku. “Hei Rick..! Aku langsung pergi nih.. mana kuncinya..?” kata Deni. “Tuh.., di atas meja belajar.” kataku, padahal dalam hati aku kesal juga bisa batal deh acaraku. “Oh ya Rick.., kenalin nih tunangan kakakku.

    Aku nitip sebentar ya, soalnya tadi di rumah nggak ada siapa-siapa, jadinya aku ajak dulu kesini. Bentar kok Rick.., ” kata Deni sambil tertawa kecil. “Erick.., ” kataku sambil menyodorkan tanganku. “Indi.., ” katanya sambil tersenyum. “Busyeett..! Senyumannya..!” kataku dalam hati.

    Jantungku langsung berdebar- debar ketika berjabatan tangan dengannya. Bibirnya sensual sekali, kulitnya putih, payudaranya lumayan besar, matanya, hidungnya, pokoknya, wahh..! Akibatnya pikiran kotorku mulai keluar.

    “Heh..! Kok malah bengong Rick..!” kata Deni sambil menepuk pundakku. “Eh.. oh.. kenapa Den..?” kaget juga aku. “Rick, aku pergi dulu ya..! Ooh ya Ndi.., kalo si Erick macem-macem, teriak aja..!” ucap Deni sambil langsung pergi. Indi hanya tersenyum saja. “Sialan lu Den..!” gerutuku dalam hati.

    Seperginya Deni, aku jadi seperti orang bingung saja, serba salah dan aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Memang pada dasarnya aku ini sifatnya agak pemalu, tapi kupaksakan juga akhirnya. “Mo minum apa Ndi..?” kataku melepas rasa maluku. “Apa aja deh Rick. Asal jangan ngasih racun.” katanya sambil tersenyum. “Bisa juga bercanda nih cewek, aku kasih obat perangsang baru tau..!” kataku dalam hati sambil pergi untuk mengambil beberapa minuman kaleng di dalam kulkas.

    Akhirnya kami mengobrol tidak menentu, sampai dia menceritakan kalau dia lagi kesal sekali sama Edi tunangannya itu, pasalnya dia itu sama sekali tidak tahu kalau Edi pergi keluar kota. Sudah jauh-jauh datang ke Bandung, nyatanya orang yang dituju lagi pergi, padahal sebelumnya Edi bilang bahwa dia tidak akan kemana-mana.

    “Udah deh Ndi.., mungkin rencananya itu diluar dugaan.., jadi Kamu harus ngerti dong..!” kataku sok bijaksana. “Kalo sekali sih nggak apa Rick, tapi ini udah yang keberapa kalinya, Aku kadang suka curiga, jangan-jangan Dia punya cewek lain..!” ucap Indi dengan nada kesal.

    “Heh.., jangan nuduh dulu Ndi, siapa tau dugaan Kamu salah, ” kataku. “Tau ah.., jadi bingung Aku Rick, udah deh, nggak usah ngomongin Dia lagi..!” potong Indi. “Terus mau ngomong apa nih..?” kataku polos. Indi tersenyum mendengar ucapanku.

    “Kamu udah punya pacar Rick..?” tanya Indi. “Eh, belom.. nggak laku Ndi.. mana ada yang mau sama Aku..?” jawabku sedikit berbohong. “Ah bohong Kamu Rick..!” ucap Indi sambil mencubit lenganku. Seerr..! Tiba- tiba aliran darahku seperti melaju dengan cepat, otomatis adikku berdiri perlahan- lahan, aku jadi salah tingkah.

    Baca Juga :  Main Dengan Pembantu Sebagai Balas Budi Bagian Dua

    Sepertinya si Indi melihat perubahan yang terjadi pada diriku, aku langsung pura-pura mau mengambil minum lagi, karena memang minumanku sudah habis, tetapi dia langsung menarik tanganku.

    “Ada apa Ndi..? Minumannya sudah habis juga..?” kataku pura-pura bodoh. “Rick, Kamu mau nolongin Aku..?” ucap Indi seperti memelas. “Iyaa.., ada apa Ndi..?” jawabku. “Aku.., Aku.. pengen bercinta Rick..?” pinta Indi. “Hah..!” kaget juga aku mendengarnya, bagai petir di siang hari, bayangkan saja, baru juga satu jam yang lalu kami berkenalan, tetapi dia sudah mengucapkan hal seperti itu kepadaku.

    “Ka.., Kamu..?” ujarku terbata-bata. Belum juga kusempat meneruskan kata- kataku, telunjuknya langsung ditempelkan ke bibirku, kemudian dia membelai pipiku, kemudian dengan lembut dia juga mencium bibirku.

    Aku hanya bisa diam saja mendapat perlakuan seperti itu. Walaupun ini mungkin bukan yang pertama kalinya bagiku, namun kalau yang seperti ini aku baru yang pertama kalinya merasakan dengan orang yang baru kukenal. Begitu lembut dia mencium bibirku, kemudian dia berbisik kepadaku,

    “Aku pengen bercinta sama Kamu, Rick..! Puasin Aku Rick..!” Lalu dia mulai mencium telinganku, kemudian leherku, “Aahh..!” aku mendesah. Mendapat perlakuan seperti itu, gejolakku akhirnya bangkit juga. Begitu lembut sekali dia mencium sekitar leherku, kemudian dia kembali mencium bibirku, dijulurkan lidahnya menjalari rongga mulutku.

    Akhirnya ciumannya kubalas juga, gelombang nafasnya mulai tidak beraturan. Cukup lama juga kami berciuman, kemudian kulepaskan ciumannya, kemudian kujilat telinganya, dan menelusuri lehernya yang putih bak pualam. Ia mendesah kenikmatan, “Aahh Rick..!”

    Mendengar desahannya, aku semakin bernafsu, tanganku mulai menjalar ke belakang, ke dalam t- shirt-nya. Kemudian kuarahkan menuju ke pengait BH-nya, dengan sekali sentakan, pengait itu terlepas. Kemudian aku mencium bibirnya lagi, kali ini ciumannya sudah mulai agak beringas, mungkin karena nafsu yang sudah mencapai ubun- ubun, lidahku disedotnya sampai terasa sakit, tetapi sakitnya sakit nikmat.

    “Rick.., buka dong bajunya..!” katanya manja. “Bukain dong Ndi.., ” kataku. Sambil menciumiku, Indi membuka satu persatu kancing kemeja, kemudian kaos dalamku, kemudian dia lemparkan ke samping tempat tidur.

    Cerita Sex Bercinta Dengan Tunangan Teman Sendiri

    Cerita Sex Bercinta Dengan Tunangan Teman Sendiri

    Dia langsung mencium leherku, terus ke arah puting susuku. Aku hanya bisa mendesah karena nikmatnya, “Akhh.., Ndi.” Kemudian Indi mulai membuka sabukku dan celanaku dibukanya juga. Akhirnya tinggal celana dalam saja. Dia tersenyum ketika melihat kepala kemaluanku off set alias menyembul ke atas.

    Indi melihat wajahku sebentar, kemudian dia cium kepala kemaluanku yang menyembul keluar itu. Dengan perlahan dia turunkan celana dalamku, kemudian dia lemparkan seenaknya. Dengan penuh nafsu dia mulai menjilati cairang bening yang keluar dari kemaluanku, rasanya nikmat sekali.

    Setelah puas menjilati, kemudian dia mulai memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya. “Okhh.. nikmat sekali, ” kataku dalam hati, sepertinya kemaluanku terasa disedot-sedot. Indi sangat menikmatinya, sekali- sekali dia gigit kemaluanku. “Auwww.., sakit dong Ndi..!” kataku sambil agak meringis. Indi seperti tidak mendengar ucapanku, dia masih tetap saja memaju- mundurkan kepalanya.

    Mendapat perlakuannya, akhirnya aku tidak kuat juga, aku sudah tidak kuat lagi menahannya, “Ndi, Aku mau keluar.. akhh..!” Indi cuek saja, dia malah menyedot batang kemaluanku lebih keras lagi, hingga akhirnya, “Croott.. croott..!” Aku menyemburkan lahar panasku ke dalam mulut Indi.

    Dia menelan semua cairan spermaku, terasa agak ngilu juga tetapi nikmat. Setelah cairannya benar-benar bersih, Indi kemudian berdiri, kemudian dia membuka semua pakaiannya sendiri, sampai akhirnya dia telanjang bulat.

    Baca Juga :  Menikmati pantat montok pembantu ibuku yang manis

    Kemudian dia menghampiriku, menciumi bibirku. “Puasin Aku Rick..!” katanya sambil memeluk tubuhku, kemudian dia menuju tempat tidur. Sampai disana dia tidur telentang. Aku lalu mendekatinya, kutindih tubuhnya yang elok, kuciumi bibirnya, kemudian kujilati belakang telinga kirinya.

    Dia mendesah keenakan, “Aahh..!” Mendengar desahannya, aku tambah bernafsu, kemudian lidahku mulai menjalar ke payudaranya. Kujilati putingnya yang sebelah kiri, sedangkan tangan kananku meremas payudaranya yang sebelah kiri, sambil kadang kupelintir putingnya. “Okkhh..! Erick sayang, terus Rick..! Okhh..!” desahnya mulai tidak menentu.

    Puas dengan bukit kembarnya, badanku kugeser, kemudian kujilati pusarnya, jilatanku makin turun ke bawah. Kujilati sekitar pangkal pahanya, Indi mulai melenguh hebat, tangan kananku mulai mengelus bukit kemaluannya, lalu kumasukkan, mencari sesuatu yang mungkin kata orang itu adalah klitoris.

    Indi semakin melenguh hebat, dia menggelinjang bak ikan yang kehabisan air. Kemudian aku mulai menjilati bibir kemaluannya, kukuakkan sedikit bibir kemaluannya, terlihat jelas sekali apa yang namanya klitoris, dengan agak sedikit menahan nafas, kusedot klitorisnya. “Aakkhh.. Rick.., ” Indi menjerit agak keras, rupanya dia sudah orgasme, karena aku merasakan cairan yang menyemprot hidungku, kaget juga aku. Mungkin ini pengalaman pertamaku menjilati kemaluan wanita, karena sebelumnya aku tidak pernah.

    Aku masih saja menjilati dan menyedot klitorisnya. “Rick..! Masukin Rick..! Masukin..!” pinta dia dengan wajah memerah menahan nafsu. Aku yang dari tadi memang sudah menahan nafsu, lalu bangkit dan mengarahkan senjataku ke mulut kemaluannya, kugesek-gesekkan dulu di sekitar bibir kemaluannya. “Udah dong Rick..! Cepet masukin..!” katanya manja.

    “Hmm.., rupanya ni cewek nggak sabaran banget.” kataku dalam hati. Kemudian kutarik tubuhnya ke bawah, sehingga kakinya menjuntai ke lantai, terlihat kemaluannya yang menyembul. Pahanya kulebarkan sedikit, kemudian kuarahkan kemaluanku ke arah liang senggama yang merah merekah. Perlahan tapi pasti kudorong tubuhku. “Bless..!” akhirnya kemaluanku terbenam di dalam liang kemaluan Indri.

    “Aaakkhh Rick..!” desah Indi. Kaget juga dia karena sentakan kemaluanku yang langsung menerobos kemaluan Indi. Aku mulai mengerakkan tubuhku, makin lama makin cepat, kadang- kadang sambil meremas- remas kedua bukit kembarnya. Kemudian kubungkukkan badanku, lalu kuhisap puting susunya.

    “Aakkhh.., teruss.., Sayangg..! Teruss..!” erang Indi sambil tangannya memegang kedua pipiku. Aku masih saja menggejot tubuhku, tiba- tiba tubuh Indi mengejang, “Aaakkhh.. Eriicckk..!” Ternyata Indi sudah mencapai puncaknya duluan. “Aku udah keluar duluan Sayang..!” kata Indi. “Aku masih lama Ndi.., ” kataku sambil masih menggenjot tubuhku.

    Kemudian kuangkat tubuh Indi ke tengah tempat tidur, secara spontan, kaki Indi melingkar di pinggangku. Aku menggenjot tubuhku, diikuti goyangan pantat Indi. “Aakkhh Ndi.., punya Kamu enak sekali.” kataku memuji, Indi hanya tersenyum saja. Aku juga heran, kenapa aku bisa lama juga keluarnya.

    Tubuh kami berdua sudah basah oleh keringat, kami masih mengayuh bersama menuju puncak kenikmatan. Akhirnya aku tidak kuat juga menahan kenikmatan ini. “Aahh Ndi.., Aku hampir keluar.., ” kataku agak terbata-bata. “Aku juga Rick..! Kita keluarin sama- sama ya Sayang..!” kata Indi sambil menggoyang pantatnya yang bahenol itu.

    Goyangan pantat Indi semakin liar. Aku pun tidak kalah sama halnya dengan Indi, frekuensi genjotanku makin kupercepat, sampai pada akhirnya, “Aaakkhh.., Ericckk..!” jerit Indi sambil menancapkan kukunya ke pundakku. “Aakhh, Indii.., Aku sayang Kamuu..!” erangku sambil mendekap tubuh Indi.

    Kami terdiam beberap saat, dengan nafas yang tersenggal-senggal seperti pelari marathon. “Kamu hebat sekali Rick..!” puji Indi. “Kamu juga Ndi..!” pujiku juga setelah agak lama kami berpelukan.

    Kemudian kami cepat- cepat memakai pakain kami kembali karena takut adik tunangannya Indi keburu datang.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • NIKMATNYA NGENTOT DENGAN MAMA WINDA IBU TIRIKU

    NIKMATNYA NGENTOT DENGAN MAMA WINDA IBU TIRIKU


    2036 views

    Cerita Sex ini berjudulNIKMATNYA NGENTOT DENGAN MAMA WINDA IBU TIRIKUCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Namaku Kemal, lahir di kota Tegal 25 tahun yang lalu. Aku menyelesiakan kuliah di fakultras kedokteran 3,5 tahun yang lalu, dilanjutkan dengan praktek asisten dokter (koas) selama setahun dan kemudian mengikuti ujian profesi dokter. Kini aku sudah resmi menyandang gelar dokter di depan namaku dan sebagai tahap terakhir, aku kini sedang mengikuti praktek di puskemas di daerah terpencil sebagai bentuk pengabdian sebelum mendapatkan izin praktek umum.

    Aku dibesarkan di kota kelahiranku sampai SMU dan kemudian menjutkan kuliah di Jogja. Keluargaku sebenarnya bukan keluarga broken home, namun karena ayahku yang berpoligami jadi aku agak jarang berinteraksi dengan ayahku, lebih banyak dengan ibuku dan 2 orang adikku.
    Seperti kebanyakan orang sukses di kotaku, Ayah adalah seorang pengusaha warung makan yang lebih dikenal dengan sebutan Warteg.

    Sejak aku SMP, ayahku sudah punya 2 warteg di kota asalku, 4 di Jakarta dan 2 gerai di Jogja. Berbekal kesuksesan itulah Ayah yang dulu hanya beristrikan ibuku, mulai buka cabang di Jakarta dan Jogja. Alasannya sederhana: butuh tempat singgah waktu memantau jalannya usaha. Pada awalnya, aku sebagai anak sulung, menjadi anaknya yang menentang poligami Ayah.

    Waktu itu aku masih duduk di bangku kelas 3 SMU dan Ayah pertama kalinya berpoligami dengan menikahi seorang gadis yang usianya hanya terpaut 10 tahun dariku. Namun justru ibuku yang mendamaikan perselisihanku dengan Ayah dengan alasan klasik yaitu Ayah sudah berjanji untuk tetap membiayai hidup kami dan sebagai jaminannya, 2 warteg di Tegal secara penuh menjadi milik Ibu.

    Berbekal pendapatan dari usaha warteg itulah, aku bisa kuliah sampai menjadi dokter saat ini, dan tentu saja ibuku sangat bangga karena aku sebagai putra sulungnya berhasil mandiri dan menjadi contoh buat adik-adikku.

    Lalu bagaimana dengan perselisihanku dengan Ayah? Wah, sejak Ibu sudah memaklumi Ayah, aku pun sudah tidak pernah mengungkitnya lagi. Hubunganku dengan Ayah, bahkan dengan dua isteri muda Ayah baik-baik saja. Bahkan Ayah menyempatkan diri hadir dalam wisudaku dulu.
    Isteri kedua ayah, yang berarti ibu tiriku, bernama Nurlela, tinggal di sebuah perumahan di daerah Bintaro.

    Dari hasil pernikahan dengan Mama Lela (begitu Ayah menyuruhku memanggilnya), Ayah dikaruniai 2 orang anak. Setelah 5 tahun menikah dengan Nurlela, Ayah kemudian “buka cabang” lagi di Jogja, kali ini dengan seorang janda beranak satu, bernama Windarti, yang kupanggil dengan Mama Winda, usianya bahkan hanya terpaut 6 tahun denganku.

    Sebagai seorang lelaki, aku harus jujur untuk mengacungkan jempol buat Ayah dalam memilih isteri muda. Kedua “gendukan”-nya, meskipun tidak terlalu cantik, namun punya kemiripan dalam hal body, yaitu “toge pasar”. Rupanya selera ayah mengikuti tren selera pria masa kini yang cenderung mencari “susu” yang montok dan goyangan pantat yang bahenol.

    Dari dua ibu tiriku itu, tentu saja aku lebih akrab dengan Mama Winda, karena selama aku kuliah di Jogja, setiap akhir bulan aku menyempatkan bermalam di rumahnya yang juga lebih sering ditinggali Ayah. Maklum Mama Winda adalah isteri termuda, meskipun berstatus janda.

    Bagiku sebenarnya sangat canggung memanggil Winda dengan sebutan Mama, jauh lebih cocok kalau aku memanggilnya Mbak Winda, karena usianya memang hanya lebih tua 6 tahun dariku. Wajahnya manis selayaknya orang Jogja, dan yang membuatku betah bermalam di rumahnya adalah “toge pasar” yang menjadi keunggulannya.

    Suatu saat, ketika aku masih kuliah. Seperti biasa, pada akhir pekan di minggu terakhir, aku membawa sepeda motorku dari kost menuju rumah Ayah dan Mama Winda. Rupanya saat itu Ayah sedang “dinas” ke Jakarta, mengunjungi Mama Nurlela, sehingga hanya ada Mama Winda dan anaknya dari suami pertamanya yang berusia 5 tahun bernama Yoga. Seperti biasa pula, aku membawakan cokelat buat adik tiriku itu.

    Saat datang, aku disambut oleh Yoga, sementara ibunya ternyata sedang mandi. Karena belum tahu kalau aku datang, Mama Winda keluar kamar mandi dengan santainya hanya berbalut handuk yang hanya “aspel” – asal tempel. Melihat kehadiranku di ruang tengah, sontak Mama Winda kaget dan salah tingkah.

    “Eh… ada Mas Kemal..”, serunya sedikit menjerit dan melakukan gerakan yang salah sehingga handuknya melorot hingga perut sehingga payudaranya yang sebesar pepaya tumpah keluar.

    “Glek..”, aku menelan ludah dan menatap nanar pada ibu tiriku yang bertoket brutal itu. Sayang sekali pemandangan indah itu hanya berlangsung sebentar karena Mama Winda segera berlari ke kamar.

    Dadaku berdegup kencang, birahiku langsung naik ke ubun-ubun. Ingin rasanya aku ikut berlari mengejar Mama Winda ke kamarnya, menubruknya dan meremas buah dada pepayanya. Sayang aku belum berani melakukannya.

    Aku hanya bisa “manyun” sambil bermain dengan adik tiriku sampai akhirnya sang ibu tiri keluar kamar. Tidak tangung-tanggung, dia membungkus tubuh montoknya yang baru saja kulihat toket brutalnya dengan pakaian muslim, lengkap dengan jilbabnya. Mama Winda sehari-harinya memang mengenakan jilbab. Birahiku langsung “watering down”… layu sebelum berkembang.

    Sebagai pelampiasan, pada saat mandi aku menyempatkan diri untuk masturbasi, kebetulan ada tumpukan pakaian dalam kotor milik Mama Winda di dalam ember. Awalnya aku mengambil bra warna hitam dengan tulisan ukuran 36BB yang mulai memudar. ‘Pantas besar seperti pepaya’ pikirku membayangkan dua buah dada besar milik Mama Winda yang sempat kulihat beberapa waktu lalu.

    Sambil membayangkan buah dada Mama Winda, aku mengambil celana dalam hitam Mama Winda dan menciuminya. Aroma khas vagina masih tertinggal di sana, mengantarkan masturbasiku dengan sabun mandi sampai akhirnya menyemprotkan sperma di dinding kamar mandi.

    Sesudah mandi aku menonton TV bersama Mama Winda dan adik tiriku. Kami mengobrol akrab sampai sekitar jam 8 adik tiriku minta ditemani mamanya untuk tidur. Sebelum menemani anaknya tidur, Mama Winda masuk kamarnya untuk bertukar pakaian tidur baru kemudian masuk kamar anaknya.

    Setelah anaknya tidur, Mama Winda keluar kamar dengan kostum tidurnya yang sama sekali berbeda dengan kostumnya tadi sore. Pakaian muslimnya yang tertutup berganti dengan gaun tidur warna putih yang meskipun tidak tipis tapi memperlihatkan bayangan lekuk tubuh montoknya, termasuk warna bra dan celana dalamnya yang berwarna ungu. Kontan birahiku langsung naik kembali.

    “Wow… Mbak Winda cantik sekali”, pujiku tulus terhadap ibu tiriku yang memang tampak cantik dengan gaun tidur putih itu. Rambut panjangnya tergerai indah menghiasi wajah manisnya.

    “Huss… kalau Bapakmu tahu, bisa dimarahin kamu, panggil Mbak segala”, serunya agak ketus namun tetap ramah.

    “Bapak lagi ngelonin Mama Lela, mana mungkin dia marah”, pancingku.

    “Ih, apa sih hebatnya si Lela itu? Aku belum pernah ketemu”, sergah Mama Winda. Nadanya mulai agak tinggi.

    “Hmm… menurut saya sih… dan Bapak pernah cerita bahwa dia suka buah dada Mama Lela yang besar”, sadar pancinganku mengena, aku segera melanjutkannya. Padahal tentu saja aku berbohong kalau bapak pernah cerita, tapi kalau ukuran buah dada, mana kutahu dengan pasti. Yang kutahu buah dada Mama Lela memang besar.

    “Oh ya?… “, benar saja, emosi Mama Winda semakin meninggi. Dadanya ditarik seakan ingin menunjukkan padaku bahwa buah dadanya juga besar.

    “Bapak kalau di rumah Mama Lela suka lupa diri, pernah mereka ML di dapur, padahal waktu itu ada saya”, cerita bohongku berlanjut,”mereka asyik doggy style dan tidak sadar kalau saya melihat mereka”.

    “Gila bener… pasti si Lela itu gatelan dan tidak tahu malu ya?”, sergah Mama Winda dengan emosi.

    “Apanya yang gatelan Mbak?”, tanyaku.

    “Ya memeknya…. “, karena emosi, Mama Winda sudah tidak peduli omongan jorok yang keluar dari mulutnya,”pasti sudah kendor tuh memeknya si Lela!”

    “Kalau punya Mbak pasti masih rapet ya?”, tantangku.

    “Pasti dong… saya kan baru punya anak satu”, kilahnya,”…dan saya kan sering senam kegel, Bapakmu gak akan kuat nahan sampai 5 menit, pasti KO”.

    “Ya lawannya udah tua…, pasti Mbak menang KO terus”, aku terus menyerang sambil menghampiri Mama Winda sehingga kami duduk berdekatan.

    “Maksudmu apa Kemal?”, Mama Winda mulai mengendus hasratku. Matanya membalas tatapan birahiku pada dirinya.

    “Sekali-kali Mbak harus uji coba dengan anak muda doong”, jawabku enteng sambil tersenyum.

    “Welehh… makin berani kamu ya?…”, tangannya menepis tanganku yang mulai mencoba menjamah lengannya.

    “Enggak berani ya Mbak?”, tantangku semakin berani,”melawan anak muda?”.

    “Gendeng kamu… aku ini kan ibu tirimu”, katanya berdalih.

    “Ibu tiri yang cantik dan seksi”, puji dan rayuku.

    “Gombal kamu”, serunya dengan wajah agak merah pertanda rayuanku mengena.

    “Mbak Winda…”, aku terus berusaha,”coba bayangkan Bapak sedang ML sama Mama Lela sekarang dan sementara Mbak Winda ‘nganggur’ di sini”.

    “Terus?…”, pancingnya.

    “Ya… saya bisa memberikan sentuhan dan kepuasan yang lebih buat Mbak daripada yang diberikan Bapak…”, kataku persuatif.

    “Kamu sudah gila Kemal”, ibu tiriku masih nyerocos, namun tangannya kini tidak menolak ketika kupegang dan kuarahkan ke penisku yang sudah mengeras.

    “Mungkin saya memang gila Mbak, tapi Bapak lebih gila, mungkin dia sekarang sedang nyedot susunya Mama Lela yang besar… atau mungkin sedang jilat-jilat memeknya”, aku terus membakar Mama Winda.

    “Huh… Bapakmu enggak pernah jilat memek, ngarang kamu..”, sergahnya.

    “Oh ya?… tapi dia pernah cerita kalau di hobby sekali menjilat memek Mama Lela..”, aku terus berbohong sementara tanganku sudah aktif menarik rok Mama Winda ke atas sehingga kini pahanya yang montok dan putih sudah terlihat dan kubelai-belai.

    “Kamu bohong…”, katanya pelan, suaranya sudah bercampur birahi.

    “Ih… bener Mbak, Bapak suka cerita yang begitu pada saya sejak saya kuliah di kedokteran”, ceritaku.

    “Awalnya Bapak ingin tahu apakah klitoris Mama Lela itu normal atau tidak, karena menurut Bapak, klitoris Mama Lela sebesar jari telunjuk”. Tanganku semakin jauh menjamah, sampai di selangkangannya yang ditutup celana dalam ungu. Mama Winda sedikitpun tidak memberi penolakan, bahkan matanya semakin sayu.

    “Stop Kemal, jangan ceritakan lagi si Lela sialan itu…,” pintanya,”Kalau tentang aku, Bapakmu cerita apa?”

    “Eh… maaf ya Mbak… kata Bapak, memek Mbak agak becek…”, kataku bohong,”Pernah Bapak bertanya pada saya apakah perlu dibawa ke dokter”.

    “Sialan Bapakmu itu… waktu itu kan cuma keputihan biasa”, sergah Mama Winda. Bagian bahwa gaun tidur putihnya sudah tersingkap semua, memperlihatkan pahanya yang montok dan putih serta gundukan selangkangannya yang tertutup kain segitiga ungu. Sungguh pemandangan indah, terlebih beberapa helai pubis (jembut) yang menyeruak di pinggiran celana dalamnya.

    “Hmm… coba saya cek ya Mbak…”, kataku sembari menurunkan wajah ke selangkangannya.

    “Crup…”, kukecup mesra celana dalam ungu tepat di tengah gundukannya yang sudah tampak sedikit basah. Tersibak aroma khas vagina Mama Winda yang semakin membakar birahiku.

    Dengan sedikit tergesa aku menyibak pinggiran celana dalam ungu itu sehingga terlihatlah bibir surgawi Mama Winda yang sudah basah… dikelilingi oleh pubis yang tumbuh agak liar.

    “slrupp…. slrupp..”, tanpa menunggu lama aku sudah menjulurkan lidahku pada klitoris Mama Winda dan menjilatnya penuh nafsu.
    Mama Winda menggelinjang dan meremas kepalaku,”Kamu…kamu bandel banget Kemal….okh… okh…”.

    “Kenapa saya bandel Mbak… slruppp…”, tanyaku disela serangan oralku pada vagina Mama Winda.

    “Okh…kamu… kamu menjilat memek ibu tirimu…Okhhh….edannn… kamu apakan itilku Kemal…??”, teriaknya ketika aku mengulum dan menyedot klitorisnya.

    Kini 100% aku sudah menguasai Mama Winda. Wanita itu sudah pasrah padaku, bahkan dia membantuku melucuti celana dalamnya sehingga aku semakin mudah melakukan oral seks. Sambil terus menjilat, aku memasukkan jari telunjukku ke liang vaginanya yang sudah terbuka dan basah.

    “Oooohh…. edannn…. enak Kemal…”, jeritnya sambil menggelinjang, menikmati jariku yang mulai keluar masuk liang vaginanya.
    Bahasa tubuh Mama Winda semakin menggila tatkala jari tengahku ikut ‘nimbrung’ masuk liang kenikmatannya bersama jari telunjuk. Maka tak sampai 5 menit, aku berhasil membuat ibu tiriku berteriak melepas orgasmenya.

    “Okh….. edannn….aku puassss….okh…..”, tubuh Mama Winda melejat-lejat seirama pijatan dinding vaginanya pada dua jariku yang berada di dalamnya.
    Setelah selesai menggapai orgasmenya, bahasa tubuh Mama Winda memberi sinyal padaku untuk dipeluk. Akupun memeluk dan mencium bibirnya dengan mesra. Dia membalas ciumanku dengan penuh semangat.

    “Enak kan Mbak?”, tanyaku basa-basi.

    “He’eh…”, dia mengangguk dan terus menciumiku.

    “Tapi saya belum selesai periksanya lho Mbak…,” kataku manja.

    “He3x… kamu benar-benar calon dokter yang bandel Kemal…,” dia terkekeh senang,”Kamu mau periksa apa lagi heh?”

    “Periksa yang ini Mbak…”, kataku seraya meremas buah pepaya yang masih terbungkus gaun tidur dan bra.

    “Ohh… iya tuh… sering nyeri Dok…”, candanya,”minta diremas-remas… he3x…”.

    Sejenak kemudian Mama Winda sudah melucuti gaun tidurnya dan mempersilahkanku untuk membuka bra ungunya yang tampak tak sanggup menahan besar buah dadanya.

    “Hmmm… slrupp… “, dengan penuh nafsu aku segera menciumi buah dada besar itu dan mengulum putingnya yang juga besar. Warna putingnya sudah gelap menghiasi buah dadanya yang masih lumayan kencang. ‘Pantas Bapak ketagihan’ pikirku sambil terus menikmati buah dada impianku itu.

    “Kemal….”, panggil Mama Winda mesra,”Mana kontolmu?… ayo kasih lihat ibu tirimu ini, hi3x…”.
    Aku segera menurut dan menanggalkan celana panjang dan sekaligus celana dalamku, memperlihatkan batang penisku yang dari tadi sudah mengeras dan mengacung ke atas.

    “woww… lebih besar punya kamu Mal… daripada punya Bapakmu”, puji Mama Winda seraya menggenggam penisku. Sejenak kemudian ibu tiriku sudah mengemut penisku penuh nafsu.

    “Weleh…. udah kedut-kedut kontolnya… minta memek ya?”candanya,” Sini… masuk memek Mama…”

    Mama Winda mengangkang, membuka pahanya lebar-lebar di sofa tengah, membuka jalan penisku memasuki liang surgawinya yang sudah becek. Setelah penisku melakukan penetrasi, kedua kakinya dirapatkan dan diangkat sehingga liang vaginanya terasa sempit, membuat penisku semakin ‘betah’ keluar masuk.

    Seperti promosinya di awal, Mama Winda mengerahkan kemampuannya melakukan kontraksi dinding vagina (kegel) sehingga penisku terasa terjepit dan terhisap, namun seperti sudah kuduga, aku bukan tipe yang mudah dikalahkan. Aku bahkan balik menyerang dengan mengusap dan memijit klitorisnya sambil terus memompa vaginanya.

    “Okh… kamu sudah ahli ya Kemal?…. kamu sering ngentot ya…?”, Mama Winda mulai mengelinjang-gelinjang lagi, menikmati permainan penis dan pijatan pada klitorisnya. Semakin lama aku rasakan dinding-dinding vaginanya semakin mengeras pertanda dia sudah dengan dekat orgasme keduanya. Aku semakin mempercepat kocokan penisku pada vaginanya, berupaya meraih orgasme bersamaan.

    “Mbak… saya semprot di dalam ya?..” tanyaku basa-basi.

    “Semprot Kemal…okh… semprot aja yang banyak…okh….” Mama Winda terus mendesah-desah, wajahnya semakin mesum. Akhirnya dia kembali berteriak.

    “Okhhh….. ayo…. okh…. semprot Kemal… semprot memek Mama….”, jeritan jorok, wajah mesumnya dan sedotan vaginanya membuatku juga tidak tahan lagi.

    “Yesss…..yess….”, akupun menjerit kecil menikmati orgasmeku dengan semprotan mani yang menurutku cukup banyak ke dalam rahim Mama Winda, ibu tiriku.

    Orgasme yang spektakuler itu berlangsung hampir menit dan disudahi lagi dengan pelukan dan ciuman mesra.
    “Terima kasih Kemal…,” katanya mesra,”Enak banget, hi3x….”

    “Sama-sama Mbak, nanti saya kasih obat anti hamil…”, jawabku sambil melihat lelehan maniku di vaginanya.

    “Hi3x… enggak apa lagi… tapi peju kamu memang banyak banget nihhh…hi3x…” Mama Winda terkekeh girang melihat lelehan mani putihku di vaginanya.

    “Kapan-kapan pakai kondom ya…. mahasiswa kedokteran kok enggak siap kondom, hi3x….” candanya.

    “Yaa… saya kan alim Mbak… he3x…”

    “Ha3x…. bohong banget, kamu jago gitu… pasti udah sering ngentot ya?…”, tanyanya penuh keingintahuan.

    “Pernah sih sekali dua kali… waktu main di Jakarta…” kataku jujur sambil mengingat PSK di panti pijat yang pernah kudatangi di Jakarta.

    “Jakarta?… heeee…. jangan2x… kamu…. main sama Lela sialan itu, iya???” sorot matanya berubah, agak emosi,”pantes kamu cerita buah dada Lela besar, klitorisnya juga besar… jangan2x kamu sudah main sama Lela juga ya?….”

    “Enggak Mbak…. bukan sama Mama Lela… sumpah!” seruku berkilah.

    “Awas kamu kalau main sama Lela…” serunya dengan nada cemburu. Wajahnya yang mesum tampak manja.

    “Saya janji tidak akan main sama Mama Lela kalau Mbak rutin kasih jatah saya…he3x….”, pintaku manja.
    Mama Winda memeluk dan menciumku mesra,”Baik… kalau Bapak enggak ada, aku SMS aku ya….”

    “Siip… saya bawa kondom deh…he3x….” kataku girang.

    Kami bermesraan sampai akhirnya “on” kembali dan melanjutkan satu ronde pertempuran sebelum pergi tidur. Itu adalah pengalaman pertamaku dengan ibu tiriku, dan tentu saja bukan yang terakhir. Setiap ada waktu, Mama Winda dengan semangat mengirim SMS dan aku segera datang memenuhi hasrat binal ibu tiriku.

    Bahkan saking ‘ngebetnya’, pernah Mama Winda mengajak aku bertemu di luar rumah karena ada Bapak di rumah. Bagaimana kisahnya? Nantikan edisi berikutnya. Petualanganku juga tak berhenti pada Mama Winda, karena aku masih punya satu ibu tiri di Jakarta, Mama Lela, yang juga tak kalah montok dengan Mama Winda.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Dewasa Gairah ABG 17 Tahun Berjilbab

    Cerita Sex Dewasa Gairah ABG 17 Tahun Berjilbab


    2413 views

    Perawanku – Sebentar lagi 17 tahun” “Oooh…udah gede-gede ya” kataku sambil melirik payudara gina, uh penisku perlahan lahan mengeras, membayangkan bisa meremas2 empat buah payudara dibalik jilbab gadis gadis ini. “ya iyalah om, kan udah sma” jawab gita yang tak sadar apa sebenarnya yang aku maksud.

    “kalian nggak pulang, udah sore begini masak gadis2 cantik seperti kalian masi blum pulang” “om bisa aja ah, masi mau minum2 dulu om bentar lagi juga pulang” jawab gina sambil ngobrol kuperhatikan kedua gadis ini, walaupun kembar namun aku mulai bisa membedakan antara gina dengan gita.

    Gina yang berusia lebih tua beberapa menit dari gita ini memiliki buah dada yang sedikit lebih besar dari adiknya.selebihnya tak ada perbedaan. “ ah seandainya bisa kutelanjangi kedua gadis berjilbab ini, apa mungkin rasa jepitan vagina 2 orang saudara kembar berbeda yah” kataku dalam hati yang sudah penuh nafsu. “Kalian udah punya pacar belum ??” tanyaku.

    “gina udah tuh om, nama pacarnya andi, hihi…” “Iiih….apaan sih git, dia tuh cuma temen deket aja juga…” katanya malu kulihat ada yang aneh dengan kedua remaja berjilbab ini. Mengapa sepertinya sangat mudah akrab dengan orang yang belum dikenal seperti aku. Aku mulai berpikir sepertinya dua gadis ini bisa kupakai malam ini.

    Akupun mulai mengeluarkan jurus mautku. “Kalian udah pernah pacaran kan ?” “Iya udah Om…tapi ya gitu deh namanya juga anak sma.” jawab gita

    “Umm tapi maaf nih yah, kalian udah pernah begitu belum ??” tanyaku sambil tersenyum nakal. Gina sedikit kaget “begitu gimana om??” “umm begini.. kayak ciuman pelukan, dan main2 itu sama pacar kalian belum” Sejenak mereka kaget dengan pertanyaanku lalu gita balas menjawab

    “Iiiih…om apaan sih…kok nanyanya begituan” “Ya kan om mau tau ??” Mereka terdiam sejenak kemudian saling berbisik. “Emang bener om mau tau ???” tanya gina menggoda. “ya iya dong dik gina yang cantik” kataku sambil mengedipkan mata sepertinya mereka sadar maksud gerak gerikku, lalu dengan tersenyum nakal gita menjawab.
    “om, kalau mau kita bisa jalan2 sama om tapi kaloo…  Agen Obat Kuat Pasutri

    ” gita berhenti berbicara lalu mengambil handponnya dan mengetik lalu memberikan handponnya padaku. Astaga pikirku, inilah saatnya. Saat yang dari tadi kunantikan. Gita ternyata meminta sejumlah uang dan persyaratan. Kesempatan ini tak boleh kulewatkan. Akupun tersenyum lebar dan jantungku semakin berdegup kencang.

    Tiba2 aku tersadar suatu hal “eh maaf yah gina, gita, kalo kalian mau nemenin om kok kenapa kalian memakai jilbab” “oh ini, ini kan ketentuan wajib disekolah harus pakai jilbab om” jawab gina oh aku baru menyadari segala sesuatunya, kenapa menjelang malam hari kerja kedua gadis berjibab ini masi dipusat perbelanjaaan, kenapa mereka memakai barang2 mahal, kenapa mereka mudah sekali untuk diajak ngobrol sampai ke hal2 yang nakal.

    “ok kalo gitu yuk kita pergi, om ke atm dulu ngambil uang saku untuk gadis2nya om” kataku sambil mengedipkan mata yang dijawab dengan sedikit tawa dan tatapan nakal.

    Sekitar jam 6 sore, aku ersama kedua gadis berjilbab ini keluar dari mall dan menuju sebuah atm dibasement mall tersebut. Ternyata basement tersebut agak sepi, hanya berisi mobil2 dan beberapa supir, tukang parkir dan satpam yang sempat memandangku iri, karena aku yang asyik bercanda dengan kedua gadis berjiblab ini.

    Cerita Sex Dewasa Gairah ABG 17 Tahun Berjilbab

    Cerita Sex Dewasa Gairah ABG 17 Tahun Berjilbab

    Atm tersebut ternyata cukup tertutup, dengan ruangan yang cukup besar. Akupun mulai mengakses mesin tersebut sambil berbincang2 dengan kedua gadis berjilbab ini. Sambil memencet tombol2 aku lirik keadaan diluar, tampaknya posisiku cukup tertutup dan tak ada orang yang melihat, ah aku yang sudah tak tahan dari tadi mulai melancarkan aksiku.

    Kedua gadis berjilbab ini berdiri dikanan kiriku, sambil menunggu mesin atm bekerja, aku tarik kedua tanganku kebelakang lalu meremas2 kedua buah pantat gina dan gita yang kenyal itu. “ iihh om nakal, masi dibasement juga” jawab gita dan sebuah cubitan kecil dipinggangku oleh gina.

    “Iya deh iya deh om nggak nakal” jawabku sambil menarik tanganku dari pantat kedua gadis ini, lalu kurangkul pinggang kedua gadis berjilbab ini dan menarik mereka kearah tubuhku, uhhhh payudara payudara dibalik jilbab kedua gadis berjilbab ini sungguh sama kenyal dan nikmatnya.

    “ihhh si om ini nakal banget sih” kata mereka dengan senyum manja. Lalu tanganku mulai meraba naik kepunggungnya lalu bergeser masuk keketiak mereka menyelusup kebelakang jilbab mengikuti alur bh mereka dan menggenggam payudara payudara gadis gadis ini yang tidak bersentuhan dengan dadaku.” iiiiihh si ooomm daritadi bandel banget sihhh” kata gina sambil kedua gadis ini mencoba melepaskan diri dari genggaman tanganku pada buah dada mereka.

    “duh gina gita, jangan begitu dong, ini uangnya” kataku ketika tiba2 mesin atm tersebut mengeluarkan uang beberapa juta rupiah” akupun mengambil uang tersebut lalu memperlihatkan uang tersebut kepada mereka, tampaknya kali ini mereka luluh dan mata mereka tampak berbinar2 melihat uang yang cukup banyak tersebut dan mulai tersenyum genit.

    Akupun dengan nakalnya menyampirkan jilbab gina dan gita kepundaknya lalu membuka 3 buah kancing paling, dan kulihat yang daritadi membuat penisku sangat keras, empat buah payudara gadis smu yang sangat menggemaskan terbungkus bra yang sangat sexy dengan jilbab yang menutupi kepala mereka, akupun menyelipkan beberapa lembar ratusan ribu rupiah kedalam bra mereka sambil merasakan kenyalnya payudara mereka lalu aku lanjutkan dengan meremas2 payudara montok kedua gadis ini.

    “uhhhh, dada gina lebih besar sedikit tapi sama nikmatnya dan sama cantiknya dengan gita, om udah bener bener nggak kuat nih, ini uangnya dp dulu yah nanti kalo udah selese nemenin om semua uang ini boleh kalian miliki” kataku dengan penuh nafsu.

    Gita dan ginapun hanya tersenyum genit sambil keenakan menikmati remasan demi remasan dan plintiran pada payudara dan putting mereka. Tanpa disadari ada orang mengetuk pintu atm. Kami bertigapun kaget bukan kepalang, aku baru menyadari ada orang antri menunggu dari tadi.

    Akupun segera menarik kedua tanganku dari payudara mereka, gita dan ginapun kaget luar biasa dan langsung mengancingkan kembali baju mereka dan menjulurkan jilbab mereka untuk menutupi buah dada montoknya. “ih om si, untung nggak dibuka pintunya kan malu om” kata gita “iya deh maaf, tapi om udah nggak kuat nih, kita cari tempat yuk nanti disambung lagi deh ditempat om” kataku “ih si om, kita cantik sih jadi om nggak kuat deh” kata gina dan disambut tawa mereka cekikian.

    “yaudah, yuk, eh ayo gandeng tangan om dong” bisikku manja kekeduanya kamipun keluar dari kotak atm yang sudah ditunggu 3 orang yang mengantri dari tadi.mereka tampak kesal namun agak kaget ketika melihat seorang lelaki digandeng dua orang gadis smu kembar yang masih segar dan berjilbab.
    Ah biarin ajah, emang gua pikirin, akupun menarik kedua daun muda yang sungguh menggemaskan ini kesudut lapangan parkir tempat mobilku berada yang jauh dari tempat tunggu supir dan satpam. Sambil berjalan kedua lengan atasku merasakan lembutnya bagian luar buah dada gina dan gita yang terus bersenggolan dengan tanganku yang mereka rangkul.

    Aduh sungguh nikmat rasanya, batang penisku semakin tak kuat ingin segera menikmati kedua gadis kembar ini. Gedung parkir di mall ini hanya setengah mobil kebawah yang tertutupi tembok, selebihnya hanya ditutupi oleh kawat2 besi sehingga walaupun gelap namun samar2 bisa terlihat dari luar gedung parkir.

    Ide gilapun muncul dikepalaku aku akan menikmati kedua gadis berjilbab ini ditempat terbuka sebelum nanti kutelanjangi, kumandikan dan kusabuni setiap inci tubuh mereka dirumahku nanti. Setelah sampai disudut tempat mobilku diparkir akupun mendorong perlahan kedua gadis berjilbab ini hingga bersandar ditembok dengan kedua tanganku menekan sebuah payudara gina dan gita.

    “gina, gita, kita main disini dulu yuk, kan gelap nggak ada orang, om udah nggak tahan nih, nanti uang jajannya om tambah deh, tapi nanti malem main kerumah om dulu kita main2 lagi, besok pagi baru om anter kesekolah, gimana?”

    gita dan gina hanya berpandangan lalu salah satunya mengangguk, “boleh om tapi ati2 yah kalo ada orang, kan malu om diliatin orang” akupun tersenyum dan tanpa basa basi langsung kusampirkan jilbab gina dan gita, langsung kubuka kancing2 bajunya dan kubuka seragam sekolah mereka, dan langsung kulepas bra mereka, kulemparkan bra mereka kejok belakang mobilku lalu kupakaikan kembali baju seragam mereka tanpa kukancingi lagi, sungguh indah tubuh saudara kembar ini.

    Dengan jilbab putih yang masih mereka kenakan dan payudara yang putih dan empat buah putting berwarna coklat yang kecil sungguh indah sekali, akupun tak mampu menahan nafsuku, segera kumainkan empat buah payudara gadis kembar ini bergantian, dari remasan, plintiran pada puting2 payudara mereka hingga hisapan hisapan dan gigitan2 kecil membuat mereka menggelinjang mendesah menikmati permainanku.

    Lalu kuhentikan permainanku, kuperintahkan kedua gadis ini untuk mengangkat kedua roknya perlahan. Pelan2 kulihat kaki mungil mereka yang dibungkus sepatu dan kaus kaki menutup betis mereka, lutut, dan aww, paha paha yang putih dan mulus lalu kemaluan yang masih tertutup celana dalam putih yang tipis. Aku sungguh tak kuat, langsung kutarik turun celana dalam mereka dan kupandangi vagina gina dan gita yang kecil karena umur mereka yang masih 16 tahun. Kuambil celana dalam mereka dan kulemparkan ke jok belakang mobil. Lalu kututup pintu mobilku.

    “lho om kok kita nggak dimobil om ajah, kan takut ada yang ngeliat om” kata gita khawatir dengan keadaanya yang berjilbab namun baju seragam yang terbuka yang memperlihatkan dua buah payudaranya yang menggantung sambil mengangkat rok sampai pinggang yang memperlihatkan vaginanya.

    “Nggak papa gina, nanti kamu tau, jauh lebih nikmat rasanya kalo ditempat begini lho” kataku sambil menarik kedua gadis itu dan kusuruh duduk dikap depan mobilku yang posisinya didinding lapangan parkir, yang hanya tertutup jeruji2 besi dan tampak dari luar samar2.

    “iii om malu” jawab gita sambil duduk dan menutup rok dan bajunya sambil melipat tangan didadanya. Tampak didepanku dua orang gadis kembar berjilbab yang siap kunikmati beberapa saat lagi, disebuah gedung parkir, dan gilanya lagi walaupun agak gelap tapi pasti secara samar2 terlihat dari jalan raya diluar gedung. Tanpa memperdulikan ucapan gita akupun menarik kepala kedua gadis berjilbab ini dan mencium bibir merkea bersamaan, ah nikmat rasanya saat mencium mereka bersamaan.

    Tampaknya mereka menyukainya, lalu tanpa basa basi kuangkat rok sekolah gina dan kujilat2 vaginanya, juga tangan kananku masuk kedalam rok diantara kaki gita dan mengelitik vagina dan klitorisnya sambil aku memuaskan kakaknya. Kedua gadis berjilbab ini hanya bisa menggelinjang dan mendesah pelan, perlahan nafsu mulai merasuki keduanya yang tampaknya sudah tak malu lagi dan mulai meremas remas payudara mereka sendiri.

    Kurasakan cairan mulai membasahi vagina kedua saudara kembar ini. Akupun semakin tak tahan, langsung kubuka celanaku dan mengeluarkan penisku dan kumasukkan kedalam vagina gina sambil terus mengaduk2 vagina gita dengan 3 buah jariku. Ahh penisku serasa dipijit2 didalam vaginanya.

    Walaupun sempit tapi ketika mulai kusodok pelan2 serasa tak ada yang menghalangi, ternyata gina sudah tidak perawan lagi, begitujuga dengan gita yang sedari tadi pasrah penuh kenikmatan dengan tiga buah jariku divaginanya. Akupun dengan cepat memajumundurkan penisku didalam vagina gina bergantian dengan gita.

    Wajah mereka yang terbungkus jilbab sungguh tampak menggemaskan membuatku semakin bernafsu meremas2 payudara2 mereka.

    Aku memerintahkan kedua saudara ini untuk menunduk dan bertumpu pada terali2 besi gedung parkir. Kuangkat rok panjang mereka dan kulipat dan kuselipkan dipinggang mereka, sehingga dengan bebasnya aku bisa melihat pantat, vagina dan bagian kaki gadis gadis ini.

    Mungkin karnea kedua gadis kembar ini belum orgasme mereka tampak mau melakukan apa saja asalkan terus kuaduk2 vagina mereka. Mereka tak malu walaupun samar2 terlihat dari jalan raya didepan gedung parkir ini. Akupun semakin bernafsu dengan menyodokkan penisku kedalam vagina gita dan gina bergantian dari belakang sambil kutarik jilbab mereka yang membuat mereka mendongak keatas sambil menikmati hentakan demi hentakan penisku dilubang vagina mereka secara bergantian.

    Tak lama kemudian gina merintih2 “om oomm remes payudaraku yang keras, terus masukin penisnya cepetan sedikit aku udah nggak tahan mau keluar” akupun yang memang penuh nafsu segera menuruti permintaan gina, kucengkram kedua payudaranya dari belakang, dan kupercepat hentakan penisku jauh lebih dalam kelubang vaginanya.yang membuat gina semakin menjerit2 kecil menikmatinya.
    Tiba2 dari jauh kulihat seseorang haltebus yang mengarah kegedung parkir diseberang jalan tampaknya melihat adegan yang kulakukan, dan gina walaupuan daritadi merem melek menikmati permainanku menyadari ada seseorang yang ikut menikmati tubuhnya dari jauh. “om ada orang tuh dihalte ngeliatin kita, tapi aku udah nggak kuat om dikit lagi mau keluaarr.

    Ah biarin ajaaaahhh…” jawabnya yang tampak semakin bernafsu karena dilihat orang tersebut. Akupun semakin bernafsu mempertontonkan adegan mesra ini keorang tersebut yang semakin membuatku terpacu.tiba2 “ahhhh ahhhh ahhh” gina merintih dan kurasakan vaginanya mengeluarkan cairan yang sangat banyak dan akhirnya gina terdiam lemas walaupun aku tetap memacu penisku kevaginanya.

    Akupun menghentikan aksiku. “duh om udah nggak kuat, om lanjutin sama gita aja yah..” katanya dengan tersenyum penuh kepuasan. “Iyah nggak papa sayang,tapi kamu disini aja ya temenin om main dengan adikmu ini” kataku sambil menjulurkan rok gina sehingga menutupi bagian bawah tubuhnya lalu kubalikkan tubuhnya kucium mesra, dan kupandangi adiknya.
    “ihh omm kan udah sama kak gina tadi, aku dicuekin, daritadi udah nggak tahan om” katanya dengan cemberut nakal. Ternyata walaupun payudara gita sedikit lebih kecil dari kakaknya, namun hasrat sexnya jauh melebihi kakaknya. “gita juga mau om, ayo cepet tu orang dihalte depan lagi ngeliatin, gita udah nggak tahann ayo omm cepettt” kata gita memelas. Wah ternyata adiknya jauh lebih agresif dan maniak dari kakaknya.

    Akupun langsung menancapkan penisku kevagina gita dari belakang yang sudah memasang posisi menunduk dengan menumpukan tangannya pada jeruji besi didinding gedung parkir ini.sambil kugenjot vaginanya, kuremas2 payudara kiri gita dari belakang dengan tangan kiriku sementara tangan kananku kugunakan untuk memeluk gina sambil mencium bibirnya dan meraba2 payudaranya.tak disangka gita ternyata begitu exebisionis, dalam genjotanku dia melambaikan tangan dan tersenyum genit kepada lelaki yang menatap aksi kita dari tadi.akupun tak peduli terus saja kupermainkan vaginanya.

    Tapi lama kelamaan aku bosan dengan posisi ini, kubalikkan tubuh gita, dan kugendong lalu kududukkan ditepi kap depan mobil jeepku dan kusandarkan gina berdiri disampingnya, akupun melanjutkan aksiku menancapkan penisku kevagina gita sambil mencium dan menjilat jilat putting payudaranya bergantian dengan mencium bibir gina kakaknya, sambil tangan kiriku meremas2 payudara gina.

    ohhh sungguh berlipat2 rasanya menikmati tubuh dua orang gadis kembar yang masih mengenakan jilbab putih namun 4 buah payudara mereka terbuka bebas dan sedang kujamah, sedangkan vagina gita sedang kunikmati dengan penisku dan vagina gina sesekali kuremas2 dari balik rok yang kuangkat keatas.

    Tak lama kemudian, gitapun mencapai titik puncaknya,dia menggelinjang dan mendongak keatas sambil memeluk kepalaku diantara dua buah payudaranya dengan erat dan tiba2 tiga kali kurasakan semprotan cairan didalam vagina gita bersamaan dengan semprotan spermaku didalamnya.. “aahahhchhhhh ommmm aku ahhhhh” jeritnya… ginapun hanya tersenyum melihat ulah adiknya yang sedang dalam titik puncaknya.
    Setelah beberapa saat kurapihkan pakaian kedua gadis kembar ini, kurapihkan rok mereka, lalu kukancingkan kembali baju mereka, kujulurkan lagi jilbab mereka menutupi payudara dan vagina yang kini tak mengenakan bh dan celana dalam. “Yuk kita belanja, kita nonton juga yuk, nanti kita lanjut lagi dirumah om yah” kataku genit.

    Gina dan gita hanya tersipu malu. Lalu kedua gadis kembar ini kurangkul dan kuajak kedalam mall sambil dengan nakalnya kuraba payudara mereka yang kali ini dengan mudah kuplintir dari luar pakaian mereka putting yang menonjol dibalik bajunya, namun sengaja ditutupi jilbab mereka agar tak ketahuan, namun buah dada buah dada yang tak disanggah itu tampak lebih menggoda bergoyang goyang dibalik pakaian mereka walaupun sudah ditutupi jilbab, gesekan demi gesekan dan remasan tanganku dipayudara mereka sungguh nikmat, walaupun batang kemaluanku sudah lemas, tapi aku masih ingin menikmati tubuh gadis kembar berjilbab ini. film dewasa klik disini

    Kamipun masuk kedalam mall dan mulai jaga image, gina dan gita jalan disampingku dengan biasa2 saja agar tak terlalu menarik perhatian.. kamipun menuju bioskop dilantai atas dan membeli tiket film, tapi sebelum masuk ke bioskop, gita mengajak kakaknya ketoilet untuk membersihkan sisa2 cairan vagina dan spermaku yang masih membasahi vagina nya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Bercinta Dengan Pembantu Yang Hyper

    Cerita Sex Bercinta Dengan Pembantu Yang Hyper


    745 views

    Perawanku – Cerita Sex Bercinta Dengan Pembantu Yang Hyper,Di dalam ruangan itu terlihat sunyi beberapa dari mereka tidak sanggup melihat dua orang suami istri terbujur kaku, sedangkan di sampingnya terdapat anak yang masih berusia 11 tahun yang sedang menangisi ke dua orang tuanya, karena merasa kasihan aku meminta izin suamiku untuk menemuinya,

    setelah mendapat izin aku lalu menghampiri anak tersebut berharap dapat menenangkan hati anak tersebut, “Al..” panggilku pelan sambil duduk di sampingnya, “sudah jangan nagis lagi, biarkan kedua orang tuamu beristirahat” Anak itu tetap menangis, beberapa detik dia memandangku dan tidak lama kemudian dia langsung memelukku dengan air mata yang bergelinang,

    “tante, hiks…hiks… Aldi ga mau sendirian, Aldi mau mama, papa…” dengan penuh rasa kasih sayang aku mengelus punggungnya berharap dapat meringankan bebannya, “tante… bangunin mama,”katanya sambil memukul pundakku, aku semakin tak kuasa mendengar tangisnya, sehingga air matakupun ikut jatuh,

    “Aldi, jangan sedih lagi ya? Hhmm… kan masih ada tante sama om,” aku melihat ke belakang ke arah suamiku sambil memberikan kode, suami ku mengangguk bertanda dia setuju dengan usulku, “mulai sekarang Aldi boleh tinggal bersama tante dan om, gi mana?” tawarku sambil memeluk erat kepalahnya, Sebelum lebih jauh mohon izinkan aku untuk memperkenalkan diri, namaku Lisa usia 25 tahun aku menikah di usia muda karena kedua orang tuaku yang menginginkannya, kehidupan keluargaku sangaatlah baik,

    baik itu dari segi ekonomi maupun dari segi hubungan intim, tetapi seperti pepata yang mengatakan tidak ada gading yang tak retak, begitu juga dengan hidupku walaupun aku memiliki suami yang sangat mencintaiku tetapi selama 4 tahun kami menikah kami belum juga dikaruniai seorang anak sehingga kehidupan keluarga kami terasa ada yang kurang,
    tetapi untungnya aku memiki seorang suami yang tidak perna mengeluh karena tidak bisanya aku memberikan anak untuknya untuk membalas budi baik kakakku, aku dan suamiku memutuskan untuk merawat anaknya Aldi karena kami pikir apa salah menganggap Aldi sebagai anak sendiri dari pada aku dan suamiku harus mengangkat anak dari orang lain,

    Sudah satu minggu Aldi tinggal bersama kami, perlahan ia mulai terbiasa dengan kehidupannya yang baru, aku dan suamiku juga meresa sangat senang sekali karena semenjak kehadirannya kehidupan kami menjadi lebih berwarna, suamiku semakin bersemangat saat bekerja dan sedangkan aku kini memiliki kesibukan baru yaitu merawat Aldi,

    “Bi…. tolong ambilin tasnya Aldi dong di kamar saya,” kataku memanggil bi Mar Hari ini adalah hari pertama Aldi bersekolah sehingga aku sangat bersemangat sekali, setelah semuanya sudah beres aku meminta pak Rojak untuk mengantarkan Aldi ke sekolahnya yang baru, beberapa saat Aldi terseyum ke arahku sebelum dia berangkat ke sekolah.

    Seperti pada umumnya ibu rumah tangga, aku berencana menyiapkan makanan yang special untuk Aldi sehingga aku memutuskan untuk memasak sesuatu di dapur, tetapi saat aku melangkah ke dapur tiba-tiba kakiku terasa kaku saat melihat kehadiran pak Isa yang sedang melakukan hubungan intim dengan mba Ani, mereka yang tidak menyadari kehadiranku masih asyik dengan permainan mereka, “Hmm… APA-APAAN INI?” bentakku ke pada mereka, mendengar suaraku mereka terlihat tanpak kaget melihat ke hadiranku,

    “kalian benar-benar tidak bermoral, memalukan sekali!” Mereka tanpak terdiam sambil merapikan kembali pakaian mereka masing-masing, beberapa saat aku melihat penis pak Isa yang terlihat masih sangat tegang, sebenarnya aku sangat terkejut melihat ukuran penis pak Isa yang besar dan berurat, berbeda sekali dengan suamiku,

    “maafin kami Bu,” kini Ani membuka mulutnya, sedangkan pak Isa masih terdiam, “Maaf… kamu benar-benar wanita murahan, kamu tahu kan pak Isa itu sudah punya istri kenapa kamu masih juga menggoda pak Isa, kamu itu cantik kenapa tidak mencari yang sebaya denganmu?” emosiku semakin memuncak saat mengingat bi Mar istri dari pak Isa,

    “saya tidak menyangka ternyata anda yang sangat saya hormati ternyata tidak lebih dari binatang, betapa teganya anda menghianati istri anda sendiri,” beberapa kali aku menggelengkan kepalahku, sambil menunjuk ke arahnya, “maaf Bu ini semua salah saya, jangan salahkan Ani” kata pak Mar yang membela Ani,

    “mulai sekarang kalian saya PECAT, dan jangan perna menyentuh ataupun menginjak rumah ini, KELUAR KALIAN SEMUA!!” bentakku Mendengar perkataanku Ani terlihat pucat tidak menyangkah kalau kelakuan bisa membuatnya kehilangan pekerjaan, sedangkan pak Isa terlihat tenang-tenang saja malahan pak Isa tanpak terseyum sinis, “he..he… Ibu yakin dengan keputusan Ibu,” pak Isa tertawa mendengar perkataanku, perlahan pak Isa mendekatiku,

    “jangan perna main-main dengan saya Bu,” ancamnya dengan sangat sigap pak Isa menangkap kedua tanganku, “apa-apaan ini lepaskan saya, atau saya akan berteriak,” aku mencoba mengancam balik mereka yang sedang mencoba mengikat kedua tanganku, “teriak saja Bu, tidak akan ada orang yang mendengar,” timpal Ani sambil membantu pak Isa mengikat kedua tanganku.

    Apa yang di katakan Ani ada benarnya juga, tetapi walaupun begitu aku tidak mau menyerah begitu saja dengan susah paya aku berusaha melepaskan diri tapi sayangnya tenagaku kalah besar dari mereka berdua, tanpa bisa berbuat apa-apa aku hanya dapat mengikuti mereka saat membawaku ke dalam kamar pak Isa.

    Sesampai di kamar aku di tidurkan di atas kasur yang tipis, sedangkan Ani mengambil sebuah Hp dan ternyata Hp itu di gunakan untuk merekamku, sehingga kehawatiranku semakin menjadi-jadi. “kalian biadab, tidak tau terimakasih ****** kalian!” air mataku tidak dapat kubendung lagi saat jari-jemari pak Isa mulai merabahi pahaku yang putih, “ja-jangan, mau apa kalian lepaskan saya ku mohon jangan ganggu saya,” kataku di sela-sela isak tangis,

    “siapa suruh ikut campur urusan saya, he…he… maaf bu ternyata hari ini adalah hari keberuntungan saya, dan hari yang sial bagi Ibu,” semakin lama aku merasa tangannya semakin dalam memasuki dasterku, “tidak di sangkah impian saya akhirnya terkabul juga,”” sambungnya sambil meremasi paha bagian dalamku, “makanya Bu jangan suka ikut campur urusan orang,” kini giliran Ani yang menceramahiku,

    “ya, saya ngaku salah tolong lepasin saya,” kini aku hanya dapat memohon agar mereka sedikit iba melihatku, tetapi sayangnya apa yang kuharapkan tidak terjadi, pak Isa tanpa semakin buas memainkan diriku Aku hanya dapat melihat pasrah saat dasterku terlepas dari tubuhku, kedua payudaraku yang memang sudah tidak tertutupi apa-apa lagi dapat dia nikmati, jari-jarinya yang kasar mulai memainkan selangkanganku,

    “sslluupss…sslluuppss… hhmm…. ayo Bu puaskan saya?” pinta pak Isa, sambil mengulum payudaraku beberapa kali lidahnya menyapu putting susuku yang mulai mengeras, “ko’ memiawnya basah bu, he…he…” memang harus diakui, tubuhku tidak dapat membohonginya walaupun bibirku berkata tidak,

    “wa…wa… Ibukan sudah punya suami ko’ masih juga menggoda laki orang lain, ga malu ya Bu,” Ani melotottiku seolah-olah ingin membalas perkataanku tadi, “dasar wanita munafik, sekarang Ibu tau kan kenapa saya menyukai pak Isa,”bentak Ani kepadaku, sehingga membuat hatiku terasa amat sakit mendengarnya, “aahhkk… pak, hhmm…. pak sudah jangan di terusin…” kataku dengan kaki yang tidak dapat diam saat jarinya menyelusup kedalam vaginaku yang sudah banjir, perlahan kurasakan jari telunjuknya menyelusuri belahan vaginaku,

    “oo… enak ya? he…he…” pa Isa tertawa melihatku yang sudah semakin terangsang, leherku terasa basah saat lidah pak Isa menjilati leherku yang jenjang, Dengan sangat kasarnya pak Isa menarik celana dalamku, sehingga vaginaku yang tidak di tumbuhi rambut sehelaipun terlihat olehnya, aku memang sangat rajin mencukur rambut vaginaku agar terlihat lebih bersi dan seksi.

    Ani berjongkok di sela-sela kakiku, kamera Hp di arahkan persis di depan vaginaku yang kini sudah tidak ditutupi oleh sehelai kain, tanpa memikirkan perasaanku pak Isa membuka bibir vaginaku sehingga bagian dalam vaginaku dapat di rekam jelas oleh Ani, beberapa kali jari telunjuk pak Isa menggesek clitorisku, “ohk pak plisss.. jangan…? saya malu…” aku merasa sangat malu sekali di perlakukan seperti itu, baru kali ini aku bertelanjang di depan orang lain bukan suamiku sendiri,

    “Ha…ha… malu kenapa Bu? ****** aja tidak malu ga pake baju masa ibu malu si…” katanya yang semakin merendahkan derajatku, setelah puas mempertontonkan vaginaku di depan kamera, pak Isa bertukar posisi dengan Ani untuk memegangi kakiku sedangkan pak Isa berjongkok tepat di bawa vaginaku, Dengan sangat lembut pak Isa menciumi pahaku kiri dan kanan secara bergantian, semakin lama jilatannya semakin ke atas menyentuh pinggiran vaginaku,

    Cerita Sex Bercinta Dengan Pembantu Yang Hyper

    Cerita Sex Bercinta Dengan Pembantu Yang Hyper

    “aahkk… sudah pak, rasanya sangat geli hhmm…” aku berusaha sekuat tenaga mengatupkan kedua kakiku tetapi usahaku sia-sia saja, dengan sangat rakus pak Isa menjilati vaginaku yang berwarna pink, sedangkan Ani tanpa puas melihat ke adaanku yang tak berdaya, “nikmatin aja Bu, he..he.. saya dulu sama seperti ibu selalu menolak tapi ujung-ujungnya malah ketagihan” kata Ani tanpa melepaskan pegangannya terhadap kakiku,

    Semakin lama aku semakin tidak tahan, tiba-tiba aku merasa tubuhku seperti di aliri listrik dengan tegangan yang tinggi, kalau seandainya Ani tidak memegang kakiku dengan sangat erat mungkin saat ini wajah pak Isa sudah menerima tendanganku, mataku terbelalak saat orgasme melandah tubuhku dengan sangat hebat, cairan vaginaku meleleh keluar dari dalam vaginaku, sehingga tubuhku terasa lemas,

    “ha…ha… bagaimana Bu, mau yang lebih enak….” pak Isa tertawa puas, aku hanya dapat menggelengkan kepalaku karena aku sudah tidak mampu lagi untuk mengeluarkan suara dari mulutku, perlahan pak Isa berdiri sambil memposisikan penisnya tepat di depan vaginaku, “aahkk… sakit…” aku memikik saat kepala penisnya menerobos liang vaginaku, “uuhk… hhmm… pelan-pelan pak…” pintaku sambil menarik napas menahan rasa sakit yang amat sangat di vaginaku karena ukuran penis pak Isa jauh lebih besar dari penis suamiku,

    “tahan Bu, bentar lagi juga enak ko’ “ kata Ani yang kini melepaskan ikatan di tanganku, setelah ikatanku terlepas Ani kembali merekam adegan panas yang kulakukan, Dengan sangat cepat pak Isa menyodok vaginaku sehingga terdengar suara “plokkss….ploskkss…” saat penisnya mentok ke dalam vaginaku yang mungil,

    “aahhkk… aahhkk… aaahh… oooo…”semakin cepat sodokannya suaraku semakin lantang terdengar, “oh yeeaa… enak Bu, hhmm… ternyata memiaw Ibu masih sempit sekali walaupun sudah perna menikah,” katanya memujiku, tetapi mendengar pujiannya aku tidak merasa bangga melainkan aku meresa jijik terhadap diriku sendiri,

    Aku merasa vaginaku seperti di masuki benda yang sangat besar yang mencoba mengorek isi dalam vaginaku, rasanya memang sangat sakit sekali tetapi di sisi lain aku merasa sangat menikamati perkosaan rehadap diriku, selama ini aku belum perna merasakan hal seperti ini dari suamiku sendiri, “ayo sayang, bilang kalau tongkol saya enak…” dengan sangat kasar pak Isa meremasi kedua payudaraku, “ti-tidak…. ahk… hhmm…” aku di buat merem melek olehnya,

    “ha..ha.. kamu mau jujur atau tidak, kalau tidak hhmm… saya akan adukan semua ini kepada suamimu, ha…ha…” katanya mengancamku dengan tawa yang sangat menjijikan, “ja-jangan pak,” aku memohon ke padanya, karena takut dengan ancamannya akhirnya aku menyerah juga “iya, aahhkk… aku suka…” kataku dengan suara yang hampir tidak terdengar, “APA… SAYA TIDAAK MENDENGAR?” pak Isa berteriak dengan sangat kencang sehingga gendang telingaku terasa mau pecah mendengar teriakannya,

    “IYA PAK, ENAK SEKALI SAYA SUKA SAMA tongkol BAPAK….aahhk…uuhhkk!!” dengan sekuat tenaga aku berusaha tegar dan berharap semuanya cepat berlalu, Setelah berapa menit kemudian tubuhku kembali merasa tersengat oleh aliran listrik saat aku kembali mengalami orgasme yang ke dua kalinya, Dengan sangat kasarnya pak Isa menarik tubuhku sehingga aku berposisi menungging, pantatku yang bulat dan padat menghadap dirinya,

    “hhmm… indah sekali pantatmu sayang” katanya sambil meremasi bongkahan pantatku, “pak, saya mohon cepat lakukan,” “ha..ha.. kenapa Bu, sudah ga tahan” berkali-kali pantatku menerima pukulan darinya, sebenarnya aku tidak menyangka dengan kata-kataku tadi bisa membuatku semakin renda di mata mereka, sebenarnya aku hanya bermaksud agar semua permainan ini segera berakhir tapi sayangnya pak Isa tidak menginginkan itu,

    “tenang Bu, santai saja dulu?” Pak Isa sangat pintar memainkan tubuhku, dengan sangat lembut jari kasarnya menyelusuri belahan pantatku dari atas hingga ke bawah belahan vagianaku, gerakan itu di lakukan berkali-kali sehingga pantatku semakin terlihat membusung ke belakang, “ohhkk… pak, hhhmm….” ku pejamkan mataku saat jarinya mulai menerobos lubang anusku, dengan gerakan yang sangat lembut jarinya keluar masuk dari dalam anusku,

    “ahhkk….ooo… ssstt…uuuuu… pak” ternyata rintihanku membuat pak Isa semakin mempercepat gerakan jarinya, pak Isa dengan rakusnya kembali menjilati vaginaku dari belakang sedangkan jari-jarinya masih aktif mengocok anusku. Pada saat aku sangat terangsang tiba-tiba kami mendengar suara ketukan yang kuyakini itu adalah pak Rojak yang baru pulang dari mengantar Aldi,

    “Pak Rojak tolongin saya…” kataku berharap ia bisa membantuku untuk lepas dari pelecehan yang ku alami, dengan santainya Ani membukakan pintu tanpa rasa takut kalau pak Rojak mengadukan kejadian ini ke pada suamiku, pak Rojak tanpak kaget saat melihat keadaanku yang sedang di gagahi oleh pak Isa, “pak, tolong ku mohon,” kataku memelas, “Wa…wa…. apa-apaan ini, “ beberapa kali pak Rojak menggelengkan kepalahnya dengan mata yang tak henti-hentinya memandangi tubuh mulusku,

    “Udah pak, jangan sok mau jadi pahlawan kalau bapak mau embat aja, dia sudah menjadi budaknya saya,” pak Isa mulai membujuk pak Rojak dan aku hanya bisa berharap pak Rojak tidak memperdulikan tawaran pak Isa, “kenapa bengong? sini ikutan!” ajaknya lagi “jangan pak saya mohon tolongin saya,” aku mengiba ke pada pak Rojak, tetapi pak Isa tidak mau kalah kedua jarinya membuka bibir vaginaku, “bapak liat ni, memiawnya sudah basa banget… wanita ini munafik” pak Rojak terdiam seperti ada yang sedang di piirkannya,

    “memiawnya masih sempit lo, apa lagi anusnya kayaknya masih perawan,” bujuk pak Isa berharap pak Rojak mau bergabung dengannya untuk menikmati tubuhku, Akhirnya pak Rojak tidak tahan melihat vaginaku yang becek terpampang di depannya, “hhmm… oke lah tapi boolnya buat saya ya, ” tubuhku semakin terasa lemas, kini aku sudah tidak tau harus meminta tolong ke pada siapa lagi, perlahan pak Rojak mendekatiku,

    “sekarang Ibu dudukin tongkol saya, cepat…” perintah pa Isa sambil tidur telentang dengan penis yang mengancung ke atas, dengan sangat pelan aku menuduki penis pak Isa, “eennnggkk…. “ aku menggigit bibir bawahku saat kepala penis pak Isa kembali menembus vaginaku, perlahan penis itu amblas ke dalam vaginaku, dengan sangat erat pak Isa memeluk pinggangku agar tidak dapat bergerak,

    Setelah melepas semua pakaian yang ada di tubuhnya, pak Rojak mendekatiku dengan penis berada di depan anusku beberapa kali pak rojak menamparkan penisnya ke pantatku, “pak sakit… aahhkk… aahkk… ja-jangan pak saya belum pernah” aku berusaha melepaskan diri saat pak Rojak mulai berusaha memasuki anusku, sempat beberapa kali ia gagal meembus anusku yang memang masih perawan,

    “ha…ha… ayo dong Pak, masak kalah sama cewek si…” kata pak Isa mmemanas-manasi pak Rojak agar segera membobol anusku, pak rojak yang mendengar perkataan pak Isa menjadi lebih beringas dari sebelumnya, “AAAAAA….” aku berteriak sekencang-kencangnya saat penis pa Rojak berhasil menerobos anusku, tanpa memberikan aku nafas ia menekan penisnya semakin dalam,

    “aahkk…. oohhkk… pak, hhmm…” aku merintih ke sakitan saat pak Rojak mulai memaju mundurkan penisnya di dalam anusku, “gi mana pak? Enak kan?” tanya pak Isa yang kini ikutan memaju mundurkan penisnya di dalam vaginaku, “eehhkknngg… mantab pak, enak banget he….he… hhmm….” semakin lama kedua pria tersebut semakin mempercepat tempo permainan kami,

    Sudah beberapa menit berlalu kedua orang pria ini belum juga menunjukan kalau mereka ingin ejakulasi, sedangkan diriku sedah beberapa kali mengalami orgasme yang hebat sehingga tubuhku terasa terguncang oleh orgasmeku sendiri. Setelah beberapa menit aku mengalami orgasme tiba-tiba pak Isa menunjukan bahwa dia juga ingin mencapai klimaks. Dengan sekuat tenaga pak Isa semakin menenggelamkan penisnya ke dalam vaginaku dalam hitungan beberapa detik kurasakan cairan hangat membasahi rahimku,

    “aahkk… enak…. hhmm…” gumamnya saat menyemburkan sperma terakhirnya, setelah puas menodaiku pak Isa melepas penisnya di dalam vaginaku begitu juga dengan pak Rojak yang melepaskan penisnya di dalam anusku, “buka mulutmu cepetan,” perintah pak Rojak sambil menarik wajahku agar menghadap ke arah penisnya yang terlihat berdeyut-deyut,

    aku sangat kaget sekali saat pak Rojak memuntahkan spermanya ke arah wajahku, sehingga wajahku ternodai oleh sperma pak Rojak, Kini aku benar-benar sudah tidak memiliki tenaga sedikitpun, untuk mengangkat tubuhku saja terasa sangat berat sekali, sedangkan mereka tanpa puas memandangku yang sedang berpose mengangkang di depan mereka karena kedua kakiku kembali dipegangi Ani,

    sperma yang tadi di muntahkan pak Isa terasa mengalir keluar dari dalam vaginaku, ******** Aku duduk di atas sofa sambil melihat anak angkatku Aldi yang sedang di temani suamiku belajar, wajah mereka terlihat sangat cerah sekali bertanda bahwa mereka sangat bahagia, entah kenapa tiba-tiba di pikiranku terlintas kembali apa yang terjadi tadi pagi yang menimpa diriku,

    semakin aku berusaha melupakannya rasanya ingatan itu semakin menghantuiku, aku tidak bisa membayangkan kalau sampai suamiku mengetahui kalau aku di perkosa oleh ketiga pembantuku sendiri, “hhmm… gi mana Aldi sudah negerti belom” kataku sambil mengucek rambutnya yang sedang sibuk menghitung soal yang di berikan suamiku,

    “ya sudah kalau begitu mama bikinin minuman dulu ya, buat kalian,” kataku yang di sambut dengan teriakan mereka berdua, Baru satu langkah aku keluar dari kamar tiba-tiba pergelangan tanganku terasa sakit saat pak Rojak menarik tanganku, “bapak apaan sih!?” bentakku dengan suara yang sangat pelan, “ssstt… jangan berisik…” kata pak Rojak dengan jari telunjuk di bibirnya, “nanti suami dan anak mu dengar, hhmm… bapak cuman mau ini Bu,” katanya lagi sambil mencubit payudaraku, dengan sigap aku mundur ke belakang,

    “jangan main-main pak,” beberapa kali aku memandang pintu kamarku yang tidak tertutup rapat, tetapi pak Rojak tidak kehabisan akal dia balik mengancamku dengan mengatakan akan membongkar semua rahasiaku ke pada suamiku, sehingga nyaliku menjadi ciut, “oke, hhmm… kalau begitu bapak ikut saya” kataku dengan suara yang bergetar, karena sudah tidak tahu lagi harus melakukan apa, dia terseyum puas melihatku tak berdaya dengan permintaanya,

    “maaf Bu, saya inginnya di sini bukan di tempat lain,” katanya dengan suara yang cukup jelas, setelah berkata seperti itu pak Rojak langsung memelukku dengan erat sehingga aku sulit bernafas, “hhmm… bauh tubuh ibu benar-benar menggoda saya,” perlahanku rasakan lidahnya menjulur ke leherku “pak ku mohon, jangan di sini” pintaku ke padanya, Pak Rojak yang mengerti kekhawatiranku langsung membalik tubuhku menghadap daun pintu kamarku yang sedikit terbuka,

    “Ibu bisa bayangkan kalau sampai orang yang sedang di dalam kamar Ibu mengetahui apa yang sedang Ibu lakukan,” ancamnya sambil menarik rambutku sehingga aku harus menutup mulutku dengan telapak tanganku agar suara terikanku tidak terdengar oleh suami dan anakku, “Pak ku mohon jangan di sini,” aku hanya bisa menurut saja saat pak Rojak menyuruhku untuk menungging dengan tangan yang menyentuh lantai, sedangkan wajahku menghadap ke celah pintu kamarku yang terbuka,

    “tahan ya Bu,” katanya sambil menyingkap dasterku, sehingga celana dalamku yang berwarna hitam terpampang di depan matanya, dengan sangat kasar pak Rojak meremas kedua buah pantatku yang padat sehingga aku tak tahan untuk tidak mendesah, “aahkk.. pak hhmm.. ja-jangan di sini pak,” pak Rojak diam saja tidak mendengar kata-kataku melainkan pak Rojak semakin membuatku terangsang dengan mengelus belahan vaginaku dari belakang,

    “kalau kamu tidak mau ketahuan jangan bicara,” bentak pak Rojak sambil memukul pantatku “ta-tapi pak, oohhkk… aku ga kuat,” kataku dengan suara yang sangat pelan, “ku mohon pak mengertilah,” Pak Rojak seolah-olah tidak mau tahu, kini dengan rakusnya pak Rojak menjilati vaginaku yang masih tertutup celana dalamku, sehingga aku merasa celana dalamku tampak semakin basah oleh air liurnya.

    Setelah puas menciumi vaginaku pak Rojak memintaku untuk membuka celana dalamku sendiri masih dengan posisi menungging. Sangat sulit bagiku untuk melepaskan celana dalamku dengan posisi menungging belum lagi aku harus bekonsentrasi agar suaraku tidak keluar dengan keras walaupun pada akhirnya aku berhasil menurunkan celana dalamku sampai ke lutut, “hhuuu… mantab….” katanya sambil merabahi vaginaku dari belakang,

    “kamu mau tahukan gimana rasanya ngent*t di depan suamimu sendiri,” katanya lagi sambil menunjuk ke arah suamiku yang sedang mengajari anaku Aldi, “pak, ja-jangan…” aku sangat takut sekali kalau suamiku melihat ke arahku, tiba-tiba aku di kejutkan dengan jari telunjuk pak Rojak yang langsung memasuki vaginaku sehingga aku terpekik cukup keras,

    “sayang… ada apa?” kata suamiku dari dalam, saat mendengar suaraku. “aahkk… tidak pa, cuman hhmm.. tadi ada tikus lewat,” jawabku asal-asalan agar suamiku tidak curiga ke padaku, tetapi untungnya suamiku tidak melihat ke arahku, dalam ke adaan terjepit seperti ini pak Rojak masih asyik mempermainkan vaginaku dari belakang.

    “ada tikus??” katanya lagi seolah-olah tidak percaya, “apa perlu papa yang usir,” mendengar tawarannya nafasku teras berhenti tetapi untungnya aku masih banyak akal, “aahhgg… ga usah hhmm.. pa…” kataku terputus-putus menahan rasa nikmat yang di berikan pak Rojak kepadaku, untungnya suamiku tidak curiga dengan suaraku, “asyikan Bu, ngobrol dengan suami sambil di mainin memiawnya,” aku memandangnya dengan wajah yang memerah karena nafsuku sudah di puncak,

    “ko’ diam cepat ajak suami Ibu ngobrol,” mendengar perkataanya aku langsung melotot ke arahnya, “Ibu mau kalau suami Ibu tau apa yang sekarang Ibu lakuin,” mendengar ancamannya aku kembali terdiam, Dengan sangat terpaksa aku kembali mengajak suamiku mengobrol, walaupun di dalam hati aku merasa was-was takut kalau suamiku menyadari suaraku yang berubah menjadi desahan,

    “paaa… ma-mau minum apa?” tanyaku yang kini sedang diperkosa oleh pak Rojak, tanpa kusadari pak Rojak sudah memposisikan penisnya di depan ibir vaginaku sehingga beberapa kali aku terpanjat saat pak rojak menghantamkan penisnya dengan sangat keras ke dalam vaginaku, “terserah mama saja… papa sama Aldi ikut aja,”

    “iya ma, apa aja asalkan enak,” sambung Aldi, Waktu demi waktu telah berlalu sehingga sampai akhirnya sikapku berubah menjadi sedikit liar dan mulai menyukai cara pak Rojak memperkosaku walaupun pada awalnya hatiku terasa miris sekali di perlakukan seperti ini,

    “aahk…. pak hhmm.. enak,” aku melenggu panjang saat orgasme melandahku, kini perkosaan yang ku alami berganti dengan perselingkuhanku dengan pembantuku, “ohhk… memiaw istri majikan ternyata enak sekali, ahhkk…” katanya yang terus-terusan menggoyang penisnya di dalam vaginaku, “pak… aahhkk… eehkk… aku, hhmm… ingin keluarrr, uuhhkk…” kali ini suaraku terdengar sangat manja

    Beberapa menit kemudian kami mengerang bersamaan saat kenikmatan melanda kami berdua, setelah merasa puas aku dan pak Rojak kembali merapikan pakaian kami masing-masing, sebelum pak Rojak pergi meninggalkanku sempat terlihat seyumannya yang tersungging di bibirnya. Setelah membuatkan minuman aku kembali ke kamarku menemui anak dan suamiku, mereka terlihat tanpak senang sekali melihatku hadir dengan membawa minuman dan makanan kecil,

    “ini di minum dulu, nanti baru di lanjutin lagi,” kataku sambil meletakan cangkir dan piring di atas meja kecil yang di gunakan Aldi untuk belajar, “makasi mama…” kata Aldi yang langsung saja menyambar minuman yang baru ku bikin, entah kenapa setiap kali melihat Aldi hatiku terasa menjadi damai, dan semua masalah seperti terlupakan,

    Aku merasa sedikit aneh, saat suamiku memandangku dengan tatapan mencurigakan sehingga aku memberanikan diri untuk bertanya ke padanya, “ada pa, ko memandang mama seperti itu” kataku sambil mengupas jeruk untuk Aldi yang sedang menulis, suamiku mendekatkan mulutnya ke telingaku,

    “hhmm.. sayang ko’ kamu bau hhmm… gitulah…” mendengar pertanyaannya jantungku terasa berhenti, “bau, bau apa pa?” tanyaku untuk memastikan apa maksud dari pertanyaan suamiku, “kamu tadi ko’ lama ma,” kami terdiam beberapa saat, “mama abis dari kamar mandi ya, hhmmm… papa jadi curiga ni,” katanya sambil tertawa memandangku, mendengar perkataanya aku menjadi sedikit lega,

    “Iya ni pa, abis kangen si…” kataku manja sambil mencubit penis suamiku, Setelah yakin Aldi tertidur pulas, suamiku mengjakku untuk melayaninya semalaman suntuk. Tubuhku memang terasa lelah karena seharian harus mengalami orgasme, tetapi di sisi lain aku sangat senang karena suamiku tidak mencurigai aku karena bau tubuhku seperti bau orang yang habis bercinta.

    Hampir tiap hari aku merengkuh kenikmatan bersama para pembantuku, kenikmatan yang tidak aku dapatkan dari suamiku yang membuat aku semakin liar.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Dukun Cabul Bercinta Dengan Calon Pejabat Hot

    Dukun Cabul Bercinta Dengan Calon Pejabat Hot


    1763 views

    Cerita Sex ini berjudulDukun Cabul Bercinta Dengan Calon Pejabat HotCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Cerita panas dukun cabul ini merupakan sebuah kisah mengenai seorang wanita yang berniat untuk melancarkan niatnya agar terpilih dalam pemilu calon anggota dewan legislatif di daerahnya. Karena merasa tidak begitu percaya diri, maka dirinya pergi ke mbah dukun yang terkenal untuk mendapatkan ‘pegangan’ agar dirinya bisa lolos pada pemilu tersebut.

    “Din, setelah 2 orang ibu-anak itu, aku mau istirahat.” ujar Mbah Marjono dari dalam kamar prakteknya setelah memberikan susuk pada seorang pasien.

    Baharudin bergegas keluar menghampiri dua pasien berikutnya dan mempersilahkan masuk ke ruang praktek Mbah Marjono. Mbah Marjono adalah seorang dukun kondang di daerah Jatim.

    Keahliannya sangat tersohor, dari pelet sampai santet. Dari penglaris sampai jabatan, dia tiada bandingannya. Ruang prakteknya yang padat oleh benda-benda pusaka, dan segenap wewangian kemenyan dan sesaji untuk iblis sesembahannya menambah keangkeran dukun berumur 60 tahun dengan jambang lebat memenuhi wajah.

    Pasien berikutnya adalah Nyonya Rusmi dan diantar oleh puterinya Nina.

    Nyonya Rusmi adalah wanita berusia 45 tahun yang sangat anggun. Dia sengaja datang ke Jawa Timur selain untuk makan resepsi karibnya kemarin, juga sayang Sang Dukun yang sakti mandraguna ini. Sengaja dia minta antar puterinya, karena kesibukan suami sebagai pengusaha yang sedang melakukan perjalanan bisnis ke Eropa.

    Jilbab kuning yang membungkus kepala menambah kanggunan wanita berparas cantik ini. Di sampingnya adalah puteri sulungnya Nina yang tercatat sebagai mahasiswi di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta.

    Menurun dari ibunya, Nina yang masih 18 tahun ini juga memiliki kecantikan yang tidak kalah dengan Sang Ibu. Gadis ini tampil santai dengan kaos merek Zara yang ketat lengkap dengan jeans hitam yang lekat dengan pahanya yang ramping.

    “Silahkan duduk Nyonya Rusmi dan Dik Nina ….” kata Mbah Marjono mempersilahkan kedua pasien terakhirnya ini untuk duduk di karpet tepat di depan meja praktiknya.

    Mata bernyanyi dukun yang tadinya lelah sontak kembali berbinar. Amboi, cantik benar 2 makhluk ini. Mulus, berdada montok, dan ah … .ternyata tidak ada mata bernyanyi dukun yang berbinar, penis Mbah Marjono pun ikut memberi isyarat soal santapan malam yang indah dari dua wanita cantik ini. Belum sempat dua pasiennya kekagetan dengan kemampuan Sang Dukun menebak nama-nama mereka.

    Mbah Marjono kembali berujar.

    “Nyonya Rusmi tidak usah kuatir. Nyonya pasti bisa jadi anggota dewan tahun ini … .Bukankah begitu yang nyonya inginkan? “

    “Jadilah..benar … Mbah Dukun. Gimana mbah bisa tau maksud saya? “Tanya Nyonya Rusmi makin kaget sekaligus makin percaya pada kesaktian sang dukun.

    Nyonya Rusmi memang salah satu caleg dari parpol pada pemilu tahun ini. Dan di saat peraturan tidak lagi pada nomor urut, pelan suara penuh, buat nyonya menjadi ketar-ketir.

    “Hahahaha … iblis, setan dan jin tahu semua maksud di hati.” Kata Mbah Marjono Klaim.

    “Tapi, ini tidak gampang, nyonya ….” katanya lagi.

    “Maksud Mbah Dukun? Bagaimana caranya? Apa saja yang akan saya lakukan untuk itu Mbah. “Kata Nyonya Rusmi tidak sabar.

    “Aura kharisma Nyonya tertutupi oleh tabir gelap dengan tidak keluar. Harus ada banyak pengorbanan, dan sesembahan agar itu semua keluar. Tapi itu ada ritualnya, bisa diakali, Nyonya tidak perlu kuatir. “Kali ini Mbah Marjono mulai ngawur.

    Semua kalimatnya sengaja dirancang untuk mendapatkan keuntungan dari dua wanita cantik ini. “Kamu dan puterimu harus total mengikuti ritual yang akan saya siapkan. Sanggup? “” Sanggup, Mbah “” Dik Nina siap membantu Mama? “Tanya dukun yang sedang horny ini pada puterinya.

    “Sanggup, Mbah.” Sahut Nina demi sang mama tercintanya.

    Mulailah Muji Marjono komat-kamit sambil melempar kemenyan pada penghargaannya. Matanya tiba-tiba melotot. Dan suaranya menjadi parau.

    “Kalian berdua ikut aku ke ruang sebelah … .Sebelumnya Nyonya minum udara dalam kendi ini. Air suci dari negeri jin Timur Tengah. “Mbah Marjono menyodorkan bentuk kendi yang memang khusus, dengan rerempahan yang mengandung unsur perangsang yang sangat kuat.

    Niat kotornya sudah mulai dijalankan. Di sebelah ruang praktik utama ada gentong besar berisi bunga-bunga aneka macam. Dan sebuah dipan kayu, dan meja kecil di dekatnya. Lebih mirip kamar mandi Mbah Marjono menyuruh Nyonya Rusmi masuk mendekati gentong. Dan memberi perintah agar Nina melihat dari depan pintu ruangan.

    “Kita mulai dengan membersihkan semua tabir itu, Nyonya. Rapal terus mantra ini dalam hati sambil aku mengguyur badan Nyonya … .Mojopahit agung, Ratu sesembahan jagad. Hong Silawe, Hong Silawe. “Lanjut Marjono.

    Tangannya mengambil gayung di gentong dan mengguyur pada tubuh Nyonya Rusmi. Air kembang pun dalam sekejap membasahi jilbab dan gamis hitam Nyonya Rusmi. Semakin mencengangkan lekuk-lekuk tubuh nyonya ini yang masih ramping dan terjaga.

    “Edan..ngaceng penisku rek.” Batin Mbah Marjono.

    Tangannya yang satu bergerak menggosok tubuh yang sudah basah itu. Dari ujung kepalan Nyonya Rusmi yang masih terbalut jilbab kuning, dahi, hidung, bibir, leher, dan merambat ke dua gundukan di dada Nyonya Rusmi. Sempat Nyonya Rusmi terkaget dengan sentuhan tangan kasar sang dukun, tapi buru-buru dia konsentrasi lagi dengan rapalannya.

    “Bagus terus konsentrasi Nyonya. Jangan sampai gagal, karena akan percuma ritual kita … Sekarang lepas baju Nyonya biar reramuan kembang ini meresap dalam kulit Nyonya. “Perintah Mbah Marjono yang langsung dituruti oleh Nyonya yang sudah ngebet jadi anggota dewan ini.

    Nyonya Rusmi benar-benar telanjang bulat sekarang. Tubuh putih mulus dengan kulit yang masih kencang. Melihat mangsanya dalam kendali, Mbah Marjono semakin berani. Badannya dirapatkan, agar penisnya menempel di belahan pantat Sang Nyonya yang montok. Jemarinya makin nakal memainkan putonya Nyonya Rusmi.

    Terus turun ke sela-sela paha Nyonya Rusmi, main vagina Sang Nyonya. Setelah 5 menit, tampak tubuh Nyonya Rusmi bergetar, tanda-tanda ramuan perangsang sudah mulai bekerja.

    Mbah Marjono menuntun Nyonya Rusmi ke dipan kayu yang ada di ruangan itu dengan semua letupan birahi yang semakin tidak tertahankan. Perhitungannya, tak lama lagi, Sang Nyonya tidak akan mampu berdiri karena melayang di antara alam sadar dan bawah sadarnya. Setelah membaringkan mangsanya, Mbah Marjono dituntut rangsangannya.

    Bibir tebalnya terus dicium seluruh tubuh Sang Nyonya. Wewangian kembang buat nafsunya semakin tidak tertahankan lagi. Bibir dan lidahnya menyerbu bibir vagina Sang Nyonya.

    Edan, orang kaya emang beda. Jembutnya aja ditata. Wanginya juga beda, batin Mbah Marjono sesaat setelah melihat vagina Nyonya Rusmi. Nyonya anggun ini mulai terangsang hebat.

    Tubuhnya menggeliat-geliat setiap sapuan lidah Marjono putar-mutar klitorisnya. Pantatnya naik turun karena ingin lidah Mbah Marjono tertancap lebih dalam.

    “Eeeemmm ….” Desah Nyonya Rusmi penuh kenikmatan.

    “Ini saatnya.” Pikir Mbah Marjono buka pakaian dan celananya dengan buru-buru lalu naik ke atas dipan, ambil posisi di sela paha Rusmi.

    “Apa yang Mbah lakukan pada Mama?” Tiba-tiba semua perhatian Mbah Marjono terbelah oleh pertanyaan Nina.

    Iya, ada anaknya yang nonton dari tadi. Beda ama ibunya, Nina tentu saja masih sangat sadar.

    “Tenang cah ayu. Mamamu wajib melakukan ritual kharisma asmaradana. Aku harus menyatu lewat persenggamaan untuk membongkar tabir jahat pada Mamamu. Mamamu harus ditolong. Kamu mau pengorbanan Mamamu tidak sia-sia bukan, Nduk? “

    “Iya, Mbah.” “Sekarang diam di situ. Dan bantu perjuangan Mbah dan Mama dengan rapalan tadi …. “Perintah Mbah Marjono sambil menutup konsentrasinya pada penisnya yang sudah berdiri tegak.

    Urat-urat penisnya makin membesar, pertanda sudah sangat siap untuk melakukan penetrasi. Kepala penis Mbah Marjono yang mirip jamur raksasa berwarna hitam itu kini sudah berada di bibir vagina Nyonya Rusmi.

    Bibir vagina yang sudah basah karena cairan itu merekah saat kepala penis Sang Dukun mulai membelah masuk. Mbah Marjono mengatur napasnya. Perjuangannya untuk menembus vagina Nyonya satu ini ternyata cukup sulit. Diameter penisnya terlalu besar untuk vagina Nyonya Rusmi. Baru kepala penisnya yang bisa masuk.

    “Aaaaah … seret juga milikmu, Rusmi sayang. penis suamimu payah rupanya Tahan sedikit ya. Mbah akan beri kenikmatan hebat … “bisik Marjono pada telinga Rusmi.

    Dilingkarkannya tangan gempal Sang Dukun pada pantat montok Nyonya Rusmi. Dadanya bersandar pada dua payudara Rusmi. Dan dengan hentakan keras, dibantu tekanan, penis Marjono melesak masuk.

    “Eeeemmmphmm, … mm..mm.” Desah Rusmi sambil merem melek. Pengaruh ramuan perangsang plus hentakan kemarin rupanya sensasi luar biasa bagi Rusmi.

    Marjono pun merasa nikmat luar biasa. Dibanding milik istri mudanya pun, milik Rusmi masih lebih legit. Mungkin karena orang kota pandai menanggap diri, pikir Marjono sambil menikmati pijatan vagina Rusmi.

    “Plok … plok … plok … plak … plak … plak ..” suara perut Mbah Marjono bertemu kulit putih Rusmi.

    Sesekali Mbah Marjono menelan ludahnya sendiri melihat batang besarnya yang hitam pekat masuk vagina Rusmi yang putih mulus. Kontras, menimbulkan sensasi yang luar biasa.

    “Ooooh … Mbah.” Rusmi ngebut panjang.

    Tubuhnya mengejang hebat. Orgasme melanda wanita molek ini rupanya, batin Marjono. Terasa cairan hangat mengalir deras membasahi batang penis Marjono. Marjono mengejamkan lumayan sensasi hebat ini. Ia sengaja mengantarkan Rusmi menggelinjang dalam orgasmenya.

    “Sekarang saatnya, sayang. Jurus entotan mautku. 6 isteriku sendiri tidak ada yang bisa tahan … “Bisik Mbah Marjono sambil tersenyum setelah melihat orgasme Rusmi sudah reda.

    Marjono mulai mempercepat genjotannya. Naik turun tanpa lelah. Pantat Rusmi pun mengikuti irama genjotan Mbah Marjono. Ses2 sengaja dia tarik penisnya hingga hanya menyisakan kepala.

    Membuat pantat Nyonya Rusmi terangkat karena tidak rela barang besar itu keluar dari vaginanya. Mbah Marjono menarik tubuh Rusmi agar mengubah posisi menjadi duduk. Sambil memeluk pinggul Rusmi, Marjono menjalani sodokannya.

    Rusmi pun mengimbangi dengan meliuk-liukkan pinggulnya. Gerakan pantat Rusmi membuat penis dukun tua itu seperti diremas-remas. Karena hasratnya yang sudah memuncak. Nyonya Rusmi mendorong Marjono rebah. Dan kini Nyonya anggun itu mengambil kendali dengan pembohongnya. Rambut panjangnya terurai berkibar-kibar. Peluwetan kulit putihnya sedang mengkilap. “Hong Silawe, … uuuggh … mmm..mmmph … Hong Silawe … aaaaahhh …” Dalam gerakan pembohongnya pun Rusmi tidak lupa membaca manteranya.

    Mbah Marjono tersenyum dan menikmati itu sebagai pemandangan yang begitu erotis. Dua pasang meraih dua payudara Rusmi yang terayun turun naik. Meremasnya dengan gemas.

    Sesekali terangkat untuk memberi kesempatan bibirnya mengulum dua puting yang menggoda itu. Nyonya Rusmi mengerang dengan hebatnya. Sebuah percumbuan yang hebat ini mungkin baru kali ini dia alami seumur hidup.

    “Ooooohh … .ooohh … uuuggh … Hong … .aaaaah … Silawe..Ratu … j agaaaad … aaaah” Rusmi semakin meracau tak karuan.

    Tubuhnya mulai tak kuasa kembali menahan kenikmatan dahsyat ini. Rusmi terus meliuk di atas tubuh tua Sang Dukun. Pantatnya mengayun dengan irama yang semakin kacau. Dan, kedua jas panjangnya panjang.

    “Bagus, sayang … terus rapal.rapal … aaah … rapal..kita sampai bareng, Rusmiku …. hhhhmmpphh ..” Mbah Marjono pun merasakan penisnya mulai berkedut.

    Sambil mencengkram keras pinggul Nyonya Rusmi. Mbah Marjono membantu mempercepat kocokan dari bawah. Tubuh Mbah Marjono mulai menegang. Dan sambil bangkit mendekap Nyonya Rusmi, Mbah Marjono ngobrol keras.

    “Aaaaaaaaagghhh … ghh … Rusmi …” “aaaaagggh … .mmmmph … mmmp … aaaaah.” Nyonya Rusmi pun menyambut pelukan Sang Dukun.

    Tubuhnya bergetar untuk kedua kalinya. Rupanya kali ini Rusmi mendapat orgasme hebat di dipan kayu ini. Badan seksi Nyonya yang anggun ini pun ambruk didekapan Marjono yang masih merem melek menikmati sisa orgasmenya dari caleg cantik ini.

    Dua-tiga menit ia memeluk Rusmi, membiarkan penisnya menikmati hangatnya liang peranakan Rusmi. Setelah menidurkan Nyonya Rusmi yang sedang hamil di dipan, Sang Dukun melepaskan penisnya dari vagina Nyonya Rusmi.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Diperkosa Malah Ketagihan

    Cerita Sex Diperkosa Malah Ketagihan


    1247 views

    Perawanku – Cerita Sex Diperkosa Malah Ketagihan, Sebut saja namaku Lilis. Sudah dua tahun lebih aku bekerja sebagai seorang pembantu di keluarga Pak Dimas, seorang kepala desa yang sangat dihormati oleh warga setempat. Dan selama itu pulalah aku merasakan pahit-manisnya menjadi seorang pembantu, termasuk manisnya di perkosa.Malam itu udara terasa panas, sampai-sampai aku susah sekali untuk tidur.

    Baru setelah aku ganti pakaian dengan daster tipis dan menyalakan kipas angin, barilah aku bisa tertidur. Dalam tidur aku sempat bermimpi, Pak Jali, yang merupakan sopir pribadi keluarga Pak Dimas, datang menemuiku. Lucunya, Pak Jali datang menemuiku dalam keadaan telanjang bulat. Meskipun usianya sudah paruh baya, dan berbadan agak pendek, namun beliau masih memiliki postur tubuh yang kekar dan berotot.

    Khas orang desa yang suka bekerja keras. Dan yang membuatku geli adalah “buah terong” yang menggantung indah di pangkal pahanya. Ih…, begitu menggemaskan.Perlahan-lahan beliau mendekatiku dan langsung meremas remas buah dadaku yang telah terbuka bebas. Entah kenapa belaian Pak Jali terasa begitu nyata, seperti bukan dalam mimpi. Bahkan ketika bibir tebalnya mulai melumat kupingku aku sempat tersentak dan perlahan-lahan terjaga dari tidurku.
    Namun betapa terkejutnya aku saat mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Ternyata apa yang aku rasakan tadi bukan sekedar mimpi. Dihadapanku ternyata benar-benar ada sosok Pak Jali yang memeluk tubuhku.

    ”Pak Jali…! Apa yang Bapak lakukan…?” Aku mendorong tubuh Pak Jali kuat-kuat sehingga dia terjengkang ke belakang. Segera aku menutupi tubuhku yang ternyata juga nyaris telanjang dengan selimut.

    ”Tenang, Lis! Sudah lama aku memendam nafsuku terhadapmu…!” Kembali Pak Jali mencoba merengkuh tubuhku. Namun kembali aku mendorong tubuhnya kuat-kuat ke belakang.

    ”Pergi…!” bentakku.”Atau saya akan teriak!”Silahkan teriak! Percuma saja kamu teriak. Karena tidak akan ada orang yang mendengarmu. Apa kamu lupa, Pak Dimas dan keluarga tadi sore sudah berangkat ke Bandung untuk liburan! Jadi lebih baik kamu turuti saja keinginanku!

    ”Pak Jali tersenyum sinis.Aku semakin ketakutan ketika Pak Jali kembali mendekatiku. Segera saja aku melompat dari ranjang dan mencoba berlari ke arah pintu dengan kondisi telanjang. Namun sial! Aku kalah cepat dengan Pak Jali. Dengan cepat, ia menyergapku dari belakang dan menghimpitkan tubuhku ke arah dinding. Kedua tangannya mencengkeram kuat lenganku ke atas tembok, sedangkan kedua kakinya mengunci kakiku sehingga aku sulit untuk bergerak. Aku mencoba untuk meronta sekuat tenaga. Namun percuma, tenaga Pak Jali memang jauh lebih kuat dibandingkan tenagaku yang hanya seorang wanita.

    Semakin kuat aku meronta, semakin kuat cengkeraman Pak Jali di Tubuhku.”Tolong, Pak! Lepaskan saya!” aku menangis dan mengemis kepada Pak Jali. Namun percuma saja. Beliau tidak mendengarkan perkataanku. Bahkan dengan liar Pak Jali menghunjamiku dengan ciuaman mautnya. Lama kelamaan tanagaku terkuras habis. Tubuhku menjadi lemas. Aku sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Yang bisa aku lakukan hanyalah pasrah dan menuruti aturan mainnya Pak Jali.Perlahan-lahan cengkeraman Pak Jali mulai mengendor.

    Perlakuannya yang semula kasar mulai melunak dan berubah menjadi lembut. Bahkan aku mulai masuk dalam permainannya ketika dengan lembut Pak Jali mulai menggesek-gesekkan batan kejantanannya ke atas pahaku. Seketika itu kakiku terasa lemas dan lunglai. Aku tak kuat lagi menopang berat badanku sendiri, sehingga aku mulai terkulai. Namun dengan sigap, Pak Jali segera menangkap tubuhku, mengangkatnya lalu membopongku ke atas ranjang.Sesaat terlintas di wajah Pak Jali sebuah senyum kemenangan. Kemudian dengan lembut ia mulai melumat bibirku. Entah kenapa aku tidak kuasa untuk menolaknya. Bahkan ada dorongan kuat dari dalam diriku untuk membalas lumatannya itu.

    “Nah…, begitu dong Lis! Kalau begini kan lebih enak!” kata Pak Jali senang.Aku tersenyum tersipu-sipu.”Bapak benar, mungkin lebih baik saya menuruti bapak dari pertama tadi. Lagipula, sudah lama juga saya tidak mendapatkan sentuhan laki-laki”Kembali Pak Jali tersenyum senang.”Trus, ngapain kamu tadi pake coba berontak, Lis?

    ””Tadi saya cuma kaget saja. Di balik penampilan bapak yang bersahaja, kok tega-teganya bapak mencoba memperkosa saya. Tapi…, ah sudahlah! Yang pentingkan sekarang saya sudah menjadi milik Bapak!”Kembali Pak Jali mulai mencumbuku. Ciumannya mulai merambat melalui leherku kemudian turun ke buah dadaku.

    Kumis tebalnya yang kasar menyapu kulit dadaku sehingga menimbulkan sensasi tersendiri yang semakin membuatku serasa terbang ke angkasa.Ciuman dan jilatan Pak Jali terus bergerak turun. Sementara tangan kirinya meremas-remas buah dadaku, tangan kanannya tengah sibuk di pangkal pahaku membuat pilinan-pilinan yang kurasa nikmat.

    ”Oh…, Pak Jali! Jangan siksa aku seperti ini!” rengekku.

    Pak Jali tidak memperdulikan ucapanku. Justru ia malah menyibakkan rumput-rumput liar yang menghalangi pintu goa darbaku.

    ”Wah…, Lis! Indah sekali memiaw kamu. Warnanya merah muda dengan baunya yang semerbak. Oh…, sungguh mempesona. Bagaikan sekuntum mawar merah yang tengah merekah di pagi hari. Pasti kamu merawatnya dengan baik. Oh…, Lis! Aku suka sekali dengan memiaw yang seperti ini…!

    ”Perlahan-lahan Pak Jali menjulurkan lidahnya dan menyapu permukaan klitorisku. Terasa kasar, memang. Tapi nikmat

    !”Ayolah, Pak…! Ouhh…, aku sudah tidak tahan lagi. Aku terus mengemis kepada Pak Jali.

    Namun dia terus mempermainkan emosiku. Akhirnya aku mencari inisiatif lain.Aku mencoba menggerayangi tubuh kekar Pak Jali sambil mencari-cari buah terong yang menggantung di pangkal pahanya.Dan tidak susah bagiku untuk menemukan buah terong sebesar itu. Dengan lembut dan manja, aku mulai mengocok batang kont*l Pak Jali di sertai dengan pijatan-pijatan yang membuat beliau merem melek.

    Perlahan aku membimbing kont*lnya menuju ke memiawku yang sudah basah. Namun dengan nakal, Pak Jali hanya menempelkan dan menggesek-gesekkan ujung kepala kont*lnya di atas bibir vaginaku. Terasa geli, memeng. Tapi sensasi yang aku rasakan terasa begitu nikmat. Belum pernah aku merasakan yang seperti ini.

    ”Oh…, Pak Jali! Ayolah….aku udah nggak tahan lagi…, cepet masukin dong!
    ”Aku sudah tak bisa tahan diperlakukan seperti itu.’ ‘

    Perlahan aku menaikkan pantatku ke atas untuk menyambut kejantanan Pak Jali yang sudah ngaceng. Kemudian aku menekan pantat Pak Jali ke bawah supaya kont*l itu bisa masuk dengan sempurna.

    ”Aaarrrghhh…!” aku menjerit kecil ketika batang kont*l

    Pak Jali yang besar itu menembus liang vaginaku. Awalnya terasa seret dan perih, karena ukuran k*ntol Pak Jali memang besar dan panjang bila dibandingkan dengan milik suamiku. Namun setelah buah terong itu tertanam beberapa saat di dalam liang vaginaku, rasa perih itu perlahan berubah menjadi rasa nikmat.Perlahan-lahan Pak Jali mulai mengayunkan pantatnya naik dan turun.

    ”Hooohh.., Pak! Ssstt…, enak Pak!” aku jadi ngomong tak karuan.
    ”A…yo, Lis!Goyangkan ju…ga pan..tatmu! Ooohhh…!”Aku menuruti kata Pak Jali.

    Kucoba untuk mengikuti irama dan gerakan-gerakan nikmat yang dilakukan Pak Jali. Gesekan-gesekan halus antara batang kont*l

    Pak Jali dengan dinding vaginaku terasa begitu nikmat.
    ”Ohhh…, Lis! Ya…begitu…! Te…rus…goyangkan pantatmu! Uuuhh…, oohh…, yes…!
    ”Pak Jali tampak begitu menikmati permainan kami.

    Kulihat wajahnya menengadah dengan mata terpejam, seolah meresapi sedotan dari vaginaku. Sesekali dari bibirnya terdengar lenguhan dan desisan kenikmatan.Akupun juga menikmati sodokan-sodokan mantap batang k*ntol Pak Jali. Bahkan aku memeluk tubuh kekar Pak Jali dengan erat. Seolah tak ingin berhenti dari permainan itu. Keringat mengalir deras melalui pori-pori tubuh kami, sehingga dada bidang Pak Jali yang berbulu lembut tampak mengkilat karena basah oleh keringat.

    Aku tidak menyangka, ternyata di usianya yang mencapai setengah abad itu, Pak Jali masih memiliki stamina yang prima. Sampai-sampai aku kewalahan menghadapi goyangan dan sodokan mautnya. Hingga akhirnya aku merasakan ada sesuatu yang berdenyut dari dalam rahimku.

    ”Ooohh…, Pak! Saya…, mau ke..luar…!Ssshhhtt…, Arrhhhggg…!”

    Aku tidak kuat lagi menahan sesuatu yang mendesak keluar dari dalam rahimku. Namun Pak Jali masih terus mengayunkan kont*lnya keluar masuk dan menusuk-nusuk goa darbaku.

    Dan beberapa saat kemudian, aku juga merasakan batang k*ntol Pak Jali mulai berdenyut-denyut didalam vaginaku. Sampai akhirnya….

    ”Aaaoouuhhh…, Lis! Nikmat bangeet!”Cairan putih kental menyembur deras dari ujung tongkol Pak Jali.

    Pak Jalipun kemudian menjatuhkan diri ke sisi tubuhku. Nafasnya tampak terengah-engah dan terlihat kecapean.”Oh…,

    Pak Jali! Bapak memang benar-benar hebat. Sudah lama saya tidak merasakan nikmat seperti ini.

    Terima kasih ya Pak!” Aku memeluk tubuh Kekar Pak Jali.Kusandarkan kepalaku di dada bidang Pak Jali sambil mengelus-elus bulu-bulu lembut yang berbaris rapi sampai ke pangkal pahanya. Dengan lembut pula Pak Jali membelai rambutku yang sedikit oleh keringat. Ah…, ternyata dip

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Seks Sekretaris Pribadi Bosku

    Cerita Seks Sekretaris Pribadi Bosku


    802 views

    Perawanku – Cerita Seks Sekretaris Pribadi Bosku, Aku bаru kеrjа 5 bulаn di реruѕаhааn Asuransi di Samarinda, kаlаu bоѕ аku nаmаnуа Pak Rizal, masih cukup muda umurnуа ѕih ѕеkitаr 35 tаhunаn gitu. Dеngаn wаktu уаng сераt, ѕеmuа kаrуаwаn ѕudаh kеnаl dеkаt dеngаn Pak.Rizal, biаѕаnуа jugа diраnggil ѕереrti itu.

    Tарi kаlаu nаmа аku Nindi уаng bеrаѕаl dаri Samarinda jugа уаng bеrumur 27 tаhun, Mеjа kаntоr аku mеmаng di dеѕаin dеngаn nуаmаn аgаr реkеrjааn сераt ѕеlеѕаi. di mеjа kеrjаku рulа. Pak Rizal mеlihаt fоtоku, ѕесаrа ѕроntаn diа mеmuji kесаntikаnku dаn ѕеjаk ѕааt itu рulа аku mеngаmаti kаlаu Pak.Rizal ѕеring mеlirik kе fоtо itu, kаlаu kеbеtulаn diа mаmрir kе ruаng kеrjа ѕауа.

    Suаtu hаri Pak Rizal mеngundаng аku untuk mаkаn mаlаm di rumаhnуа, kаtаnуа ѕih untuk mеmbаhаѕ ѕuаtu kerjaan,

    “Hаllо Nindi, nаnti mаlаm dаtаng kе rumаhku уа, ingаt jаngаn luра” uсарnуа уаng bаhаѕаnуа ѕеmu-ѕеmu bulе
    “Adа асаrа ара bоѕѕ?” kаtаku ѕоk аkrаb.
    “Adа kerjaan уg hаruѕ di biсаrаkаn”
    “Okеlаh!”, kаtаku.

    Pаdа mulаnуа аku аgаk ѕеgаn untuk реrgi, tарi аku соbа уаkinkаn untuk dаtаng kе rumаhnуа dеngаn реrсауа diri. Sеѕаmраi di Aреrtеmеn tеrѕеbut, аku ѕеgеrа mеnеkаn bеl уаng bеrаdа di dераn рintu. Bеgitu рintu tеrbukа, аku di ѕаmbutnуа untuk mеmаѕuki kаmаr араrtеmеnt itu.

    Hаllо Nindi, ѕini mаѕuk ѕаjа kе dаlаm” uсарnуа tеrраtаh-раtаh

    Di ѕеlа-ѕеlа реmbiсаrааn kаmi mеmbаhаѕа реkеrjааn, Aku mеrаѕа еxсitеd ѕеkаli, bаru kаli itu diѕеrаhi tugаѕ untuk mеngkоrdinir реmbuаtаn iklаn ѕkаlа bеѕаr.

    Sаmbil tеrѕеnуum-ѕеnуum, Pak.Rizal mеnаtарku реnuh tаjаm ѕаmbil mеnеguk ѕеgеlаѕ bir “Gimаnа оkе kаn реkеrjааn ini…? tаnуа nуа

    Okе lаh (Pak)” jаwаbku ѕingkаt ѕаmbil mеnikmаti mаkаn mаlаm уаng diа ѕаjikаn.

    Tарi, nаmаnуа аku mаnuѕiа mеmрunуаi ѕуаhwаt, аku mеmbауаngkаn tаmраng dаn реrkаѕа bаdаn bоѕku ini, аku mаlаh mеnjаdi tеrаngѕаng. Pаling-раling ѕеlаmа ini аku hаnуа biѕа mеmbауаngkаn ѕаjа уаng аdа di film ѕеx luаr nеgri ѕаnа” рikirku

    Tарi dilаin рihаk kаlаu ѕеmраt tеrjаdi, аku tidаk аkаn mеlаwаn dаri ѕеrаngаn ѕеnjаtаnуа уаng ѕаngаt bеѕаr dаn Huuummm… kауаknуа ѕih lеgit kаlаu bеѕаr-bеѕаr gitu” рikirаnku mulаi jоrоk.

    Sеlаnjutnуа асаrа mаkаn mаlаm bеrjаlаn lаnсаr. dаn jugа rеnсаnа реkеrjаn dаri Pak.Rizal.

    Sеtеlаh mаkаn mаlаm ѕеlеѕаi, kеlihаtаnnуа bоѕku ini bеrubаh tingkаh, diа kеlihаtаn аgаk gеliѕаh, dаn mеnginginkаn ѕеѕuаtu. duduknуа jugа kеlihаtаn tidаk tеnаng.

    Mеlihаt tаndа-tаndа itu, Pak.Rizal mеngеdiрkаn mаtаnуа раdаku dаn bеrkаtа “Nin…ѕini duduk di dераn TV уuk!”, dаn tаnра mеnunggu jаwаbаn аku lаngѕung duduk di ѕаmрingnуа. Sеmеntаrа аku уаng ѕеkаrаng mеnjаdi gеliѕаh, ѕеbаb реrmаinаn ара уаng аkаn diа lаkukаn kераdаku di араrtеmеnt ini” рikirku. Bаdаnnуа bеrgеrаk ѕеdikit mеndеkаti tubuhku, ѕереrti оrаng уаng ѕеdаng mеnуеngоl-nуеngоl gitu.

    Sеkаrаng Aku раѕrаh ѕаjа ѕеаkаn-аkаn ngаk mеnуаdаri kеаdааn ѕеkitаr itu. bеrbаrеngаn dеngаn gаirаh mеnеrраku, аku mеmlihаt аrаh tаngаn Pak.Rizal mеnggаndеngku ѕаmbil bеrkаtа” rilеx аjа Nindi, gрр kоk mаlаm ini kitа аkаn ѕеnаng-ѕеnаng” uсар Pak.Rizal

    Mеndеngаr uсараn dаn реrbuаtаn уаng tеngаh diреrbuаt оlеh ѕi bulе ini, mаkа аku mеrаѕа kераlаng tаnggung. аku jugа tidаk mаu tеrbаwа аruѕ, ѕеgеrа kuаlihkаn tаtараn mаtаku kе wаjаhnуа Pak.Rizal уаng tаmраn. Niаt untuk mеrаѕаkаn kudа рutih miliknуа mungkin ѕеgеrа аkаn tеrwujudkаn.

    Dеngаn wаktu уаng ѕаmа, реrlаhаn-lаhаn jеmаrinуа mеmbukа рintu mаѕuk kе lоrоng kеwаnitааnku, dеngаn lеmbut jugа jаri tеngаhnуа mеnеkаn dаn mеnсоlеk-соlеk bаgiаn klitоriѕnуа. Mаkа dеѕаhаn lеmbut kеluаr dаri mulutku

    ” Sѕѕhhhh… Hhhmmmm…” ѕuаrа dеѕаhаn

    Aku mеnуаdаri, kаlаu tеknik реrmаinаn ѕеkѕ bulе ini ѕаngаt рrоfеѕiоnаl, diа ѕеngаjа mеngосоk-ngосоk vаginаku ѕuрауа tаmbаh liсin, аgаr diа nаntinуа dеngаn mudаh mеmаѕukkаn реniѕnуа kе dаlаm vаginаku. Sеbаb bаtаng реniѕnуа tеrlаlu bеѕаr dаri ukurаn оrаng indоnеѕiа.

    Mаkа ѕеbаgаi tingkаt реrmulааn diа mеnеluѕuri dаdаku mеnggunаkаn tаngаnnуа уаng ѕаtu lаgi. Sаѕаrаnnуа аdаlаh рuting ѕuѕuku уаng ѕudаh mulаi mеngеrаѕ.

    Ouuuhhhh… Sѕѕѕѕhhh… Hmmmm…” ѕuаrа dеѕаhаnku kеtikа реrmаinаn аtаѕ bаwаh di milikinуа.

    Mеnjilаti bibir vаginаku dаn mеmреrmаinkаn ѕеѕеkаli bаgiаn kliѕtоriѕnуа mеmbuаtku mаbuk kерауаng. kоntаn ѕаjа dеѕаhаnku tеrdеngаr lаgi

    ” Aааhhhhh… ”

    Sеmеntаrа wаjаhnуа tеruѕ tеrtuju iѕi dаlаm lubаng kеwаnitааnku, tаnра mеmреrdulikаn nаfаѕku уаng ѕudаh mulаi tidаk bеrаturаn.

    Di jilаt-jilаtnуа… Di gigit-gigitnуа… Di еmut-еmutnуа…

    Pеrmаinаn itu mеmbuаt аku tеruѕ mеnjеrit-jеrit kееnаkаn. Kаlаu аku ѕеndiri mаkin ѕibuk mеnjаmbаk-jаmbаk rаmbutnуа Pak.Rizal. Sеtеlаh bеbеrара lаmа diа bеrfоkuѕ di bаgiаn bаwаh tubuhku, kini diа dеngаn ѕеndirinуа mеmbukа сеlаnа уаng di раkаi. Bеgitu сеlаnа itu tеrlераѕ, аku ѕеkаrаng biѕа mеlihаt bаtаng реniѕnуа, dаn iа ѕеngаjа mеnуоdоrkаn реniѕ itu untuk mintа di kulum.

    Nin… Kulum dulu ini, ѕuрауа nаnti tidаk kеѕеt” uсар Pak.Rizal

    Okе bоѕ” jаwаbku ѕingkаt

    Tарi ѕауаngnуа, kulumаn itu hаnуа ѕеbеntаr ѕаjа, ѕеbаb bоѕku itu реngеn buru-buru mеrаѕаkаn lubаng intimku, Tubuhnуа уаng ѕudаh bеrkеringаt mеnindih tubuhku ѕаmbil mеngаrаhkаn bаtаng реniѕnуа tераt di dераn рintu mеmеkku. Di оlеѕ-оlеѕ dаn di gеѕеk-gеѕеknуа ujung kераlа реniѕnуа di bаgiаn bibir mеmеkku уаng mеmbuаt аku kееnаkаn.

    Bеgitu реniѕ itu di dоrоng mаѕuk kе dаlаm. “Blеееѕѕ…”

    Aku mаbuk kерауаng, ѕеbаb реniѕnуа tеrlаlu bеѕаr mеrоbеk lubаng vаginаku уаng ѕеmрit.Akаn tеtарi diа tеtар bеruѕаhа mеndоrоng реlаn-реlаn hinggа mаѕuk ѕеmuа реniѕnуа kе dаlаm.

    Aduuuuhhh… ѕеmрit dаn kеѕеt jugа уа” kоmеntаr Pak.Rizal tеntаng vаginаku

    Iуа lаh, kаn аku jаrаng bаngеt hubungаn bаdаn ѕаmа оrаng lаin” bаlаѕku

    Sеtеlаh itu, Pak.Rizal mеmоmра vаginаku, ѕаmраi bеnаr-bеnаr lubаng vаginаku tеrbiаѕа аkаn tuѕukаn реniѕnуа уаng tеrlаlu bеѕаr.

    Di tеkаnnуа… Di саbutnуа lаgi…Di dоrоngnуа lаgi… Di kеluаrkаnnуа lаgi…

    Bеgitu tеruѕ ѕаmраi аku mеndеѕаh-dеѕаh mеnikmаti реrmаinаn ѕеx dаri bulе уаng tаmраn ini.

    Mungkin, еntаh kаrеnа ukurаn реniѕ Pak.Rizal уаng tеrlаlu bеѕаr, mаkа аku mеrаѕаkаn ukurаn lubаng vаginаku mеmbеѕаr рulа

    Ouuhh… Ahhhh… Sѕѕѕhhh…” ѕuаrа dеѕаhаnku

    “Aduuh… реlаn-реlаn, kеѕаkitаn nih…”, uсараnku mеngеluh mеrаѕаkаn реniѕnуа уаng tеrlаlu bеѕаr.

    Bеntаr Nin… Bеntаr… !!!

    Sеbеntаr lаgi mаu kеluаr nih” аbа-аbа dаri Pak.Rizal kаlаu diа аkаn оrgаѕmе. Bеgitu mаu kеluаr, diа саbut bаtаng реniѕnуа dаn mеngаrаhkаn kе bеlаhаn bibir mеmеkku.

    Crоооt… Crоооt… Crоооt…” tеrѕеmрrоt ѕеmuа ѕреrmа рunуа diа di bаgiаn mеmеkku, ѕаmраi-ѕаmраi mеmеkku lаh уаng ѕеdаng mаndi kuуuр di buаtnуа.

    Pаntаt Pak Rizal tеrkеdut-kеdut, ѕеmеntаrа реniѕnуа mеnуеmрrоtkаn tеruѕ ѕiѕа-ѕiѕа ѕреrmаnуа. Sеtеlаh itu diа mеmbеrikаn аku tiѕuе untuk mеmbеrѕikаn ѕреrmа.

    Nih tiѕuе… “uсарnуа

    Bukаnnуа bаntu bеrѕihkаn ѕреrmаnnуа itu, diа mаlаh gоlеk-gоlеk di ѕеbеlаhku, dаn аku bеrkаtа” idiiihh… mаlаѕ аmаt bеrѕihin ”

    Hеhеhе… Mааf Nindi ѕауаng, аku lаgi lеmаѕ nih, mаu gоlеk-gоlеk dulu bеntаr уа, Muаасhhh” uсарnуа ѕаmbil mеnсium lеhеrku dаri bеlаkаng dаn tаngаnnуа mеrеmаѕ-rеmаѕ tоkеdku.

    Lаlu Pak Rizal tidurаn lаgi, tеtарi tаngаnnуа mаѕih tеtар mеrеmаѕ-rеmаѕ tоkеdku kеtikа аku tеrtidur jugа di ѕеbеlаhnуа ѕаmраi раgi hаri tibа.

    Bеgitu аku bаngun” Cilukbаааа… Mаkаѕih ѕауаng Nindi” uсарnуа mеmеlukku еrаt-еrаt ѕаmbil mеnаrikku mеngаjаk ѕаrараn раgi уаng mаѕih dаlаm kеаdааn bugil.

    Sеtеlаh ѕаrараn, lаlu mеmаkаi bаju, mаkа аku bеrgеgаѕ рulаng kе rumаhku untuk mеninggаlkаn ареrtеmеnt tеmраt tinggаlnуа.

    Udаh уа Pak, аku mаu реrgi dulu… Muааасhhh… Kiѕѕ bуе аku kе bibirnуа.

    Sаmраi ѕеkаrаng аku mаѕih jаdi wаnitа ѕimраnаnnуа уаng bеkеrjа ѕеbаgаi ѕеkrеtаѕriѕ рribаdinуа di реruѕаhааn Samarinda sekaligus pelayan seksnya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Menghamili Suster Polos

    Cerita Sex Menghamili Suster Polos


    1414 views

    Perawanku – Cuaca malam itu sungguh tidak bersahabat diman sejak jam sebelas tadi hujan gak kunjung berhenti deras
    sekali disertai petir yang menyambar, di depan pintu kamar periksa ada pak Yoga, dia seorang dokter
    yang sedang piket terlihat dia sedang asyk membaca buku. Umurnya yang kepala tiga masih nampak cakep
    dan gagah.

    Hampir delapan tahun dia bekerja di rumah sakit ini, dia mempunyai istri yang masih muda dikarunia dua
    anak yang masih lucu lucu, karena sudah delpan tahun bekerja disini maka kesepian udah menjadi
    makanannya setiap hari apabila dia saat jaga terdengar suara aneh sosok bayangan tapi hal itu di buat
    biasa karena sudah kebal.

    Pak dokter Yoga masih terus juga membaca buku yang sengaja dia bawa dari rumah. Hening sekali suasana
    di sana, bunyi yang terdengar hanya bunyi rintik hujan, angin. Tak lama kemudian terdengar bunyi lain
    di lorong itu, sebuah suara orang melangkah, suara itu makin mendekat sehingga mengundang perhatian
    dokter itu.

    “Siapa tuh ya, malem-malem ke sini ?” tanya dokter Yoga dalam hati.

    Suara langkah makin terdengar, dari tikungan lorong muncul lah sosok itu, ternyata seorang gadis
    cantik berpakaian perawat dan berjilbab lebar. Di luar seragamnya dia memakai jaket cardigan pink
    berbahan wol untuk menahan udara dingin malam itu. Suster itu ternyata berjalan ke arahnya.

    “Permisi, Pak” sapanya pada Yoga dengan tersenyum manis.

    “Malam Sus, lagi ngapain nih malem-malem ke sini” balas Yoga.

    “Ohh…hehe…anu Pak abis jaga malam sih, tapi belum bisa tidur, makannya sekalian mau keliling-keliling
    dulu”

    Dokter Yoga bingung sebab tidak tahu kalau suster itu juga jaga. Maka Yoga bertanya, “Oh iya kok saya
    rasanya baru pernah liat Sus disini yah ?” tanya Yoga.

    “Iya Pak, saya baru pagi tadi sampai disini, pindahan dari rumah sakit *****” jawabnya, “jadi sekalian
    mau ngenal keadaan disini juga

    “Oo…pantes saya baru liat, baru toh” kata Pak dokter Yoga.    Agen Obat Kuat Pasutri

    “Emang bapak kira siapa ?” tanyanya lagi sambil menjatuhkan pantatnya pada bangku panjang dan duduk di
    sebelah Yoga.

    “Wow, hoki gua” kata pria itu dalam hati kegirangan.

    “Dikirain suster ngesot yah, hahaha” timpal dokter Yoga mencairkan suasana. “Hehehe dikira suster
    ngesot, nggak taunya suster cantik” sambung Yoga lagi tertawa untuk menghangatkan suasana.

    “Kalau ternyata memang iya gimana Pak” kata gadis itu dengan suara pelan dan kepala tertunduk yang
    kembali membuat pria itu merasa aneh.

    Tiba-tiba gadis itu menutup mulutnya dengan telapak tangan dan tertawa cekikikan.
    “Hihihi…bapak dokter ini lucu ah, sering jaga malam kok digituin aja takut” tawanya.

    “Wah-wah suster ini kayanya kebanyakan nonton film horror yah, daritadi udah dua kali bikin kita nahan
    napas aja” kata Pak Yoga.

    “Iya nih, suster baru kok nakal ya, awas Bapak laporin loh” kata Yoga menyenggol tubuh samping gadis
    itu. Sebentar kemudian suster itu baru menghentikan tawanya, dia masih memegang perutnya yang
    kegelian.

    “Hihi…iya-iya maaf deh pak, emang saya suka cerita horror sih jadi kebawa-bawa deh” katanya.

    “Sus kalau di tempat gini mending jangan omong macem-macem deh, soalnya yang gitu tuh emang ada loh”
    sahut dakter Yoga dengan wajah serius.

    “Iya Pak, sori deh” katanya “eh iya nama saya Farah Puspita, panggil aja Farah, suster baru disini,
    maaf baru ngenalin diri…emmm Bapak dokter siapa yah?” sambil melihat ke dokter itu.

    “Kalau saya Suherman, tapi biasa dipanggil Yoga aja, saya yang jadi dokter jaga di sini malam” pria
    setengah baya itu memperkenalkan diri.

    “Omong-omong Sus ini sudah lama di RS ini?” tanya si dokter.

    Cerita Sex Menghamili Suster Polos

    Cerita Sex Menghamili Suster Polos

    “Ya belum sih” kata Suter Farah.

    “Pantas baru saya lihat, saya sudah lihat namanya dalam jadwal tapi baru inilah saya lihat orangnya.
    Cantik!” kata Yoga sambil memandang wajah cantik yang sedang mengobrol dengannya itu.

    Malam itu dokter Yoga merasa beruntung sekali mendapat teman ngobrol seperti suster Farah, biasanya
    suster-suster lain paling hanya tersenyum padanya atau sekedar memberi salam basa-basi. Maklumlah
    mereka semua tahu kalau dokter Yoga sudah beristri dan punya dua anak.

    Mereka pun terlibat obrolan ringan, pria itu tidak lagi mempedulikan buku bacaannya dan mengalihkan
    perhatiannya pada suster Farah yang ayu itu. Sejak awal tadi dokter Yoga sudah terpesona dengan gadis
    ini.

    Pria normal mana yang tidak tertarik dengan gadis berkulit putih mulus berwajah kalem seperti itu,
    rambut hitamnya disanggul ke belakang tampak terbayang walau tertutup dengan jilbab panjangnya yang
    putihnya, tubuhnya yang padat dan montok itu lumayan tinggi (168 cm), pakaian perawat dengan bawahan
    rok panjang itu menambah pesonanya.

    Suster Farah sendiri baru berusia 24 tahun dan belum menikah. Untuk gadis secantik Farah sebenarnya
    tidak begitu susah mendapat pasangan ditambah lagi dengan bodinya yang montok dan padat, tentu banyak
    lelaki yang mau dengannya.

    Tapi sejauh ini belum ada pria yang cocok di hati Suster Farah. Sebagai wanita alim berjilbab dia
    sangat menjaga pergaulannya dengan lawan jenis. Namun malam ini dia gelisah juga melihat dokter Yoga
    yang tampan dan gagah itu.

    Sayang dia sudah beristri, keluh Suster Farah dalam hati. Namun hati kecilnya tidak dapat dibohongi
    bahwa dia suka pada dokter Yoga itu.

    Yoga, si dokter, makin mendekatkan duduknya dengan gadis itu sambil sesekali mencuri pandang ke arah
    belahan dadanya membayang di balik baju panjang dan jilbab panjangnya.

    Suasana malam yang dingin membuat nafsu pria itu mulai bangkit, apalagi Pak Yoga sudah seminggu tidak
    ngentot istrinya karena lagi datang bulan dan walaupun istri Yoga lebih cantik dari Suster Farah, tapi
    dalam hal bodinya tentu saja kualitasnya kalah dengan suster muda di sebelahnya ini.

    Semakin lama dokter Yoga semakin berani menggoda suster muda yang alim itu dengan guyonan-guyonan
    nakal dan obrolan yang menjurus ke porno. Suster Farah sendiri sepertinya hanya tersipu-sipu dengan
    obrolan mereka yang lumayan jorok itu.

    “Terus terang deh Sus, sejak Sus datang kok disini jadinya lebih hanget ya” kata Yoga sambil
    meletakkan tangannya di lutut Farah dan mengelusnya ke atas sambil menarik rok panjang suter berjilbab
    itu sehingga pahanya mulai sedikit tersingkap.

    “Eh…jangan gitu dong Pak, mau saya gaplok yah ?!” Farah protes tapi kedua tangannya yang dilipat tetap
    di meja tanpa berusaha menepis tangan pria itu yang mulai kurang ajar.

    “Ah, Sus masa pegang gini aja gak boleh, lagian disini kan sepi gini, dingin lagi” katanya makin
    berani, tangannya makin naik dan paha yang mulus itupun semakin terlihat.

    “Pak saya marah nih, lepasin gak, bapak kan sudah punya istri, saya itung sampai tiga” wajah Farah
    kelihatannya BT, matanya menatap tajam si dokter yang tersenyum mesum.

    “Jangan marah dong Sus, mendingan kita seneng-seneng, ya?” sahut Dokter Yoga, entah sejak kapan tiba-
    tiba saja pria tidak tau malu itu sudah di sebelahnya .

    Dokter jaga itu dengan berani merangkul bahu Farah dan tangan satunya menyingkap rok suster muda itu
    di sisi yang lain. Suster itu tidak bergeming, tidak ada tanda-tanda penolakan walau wajahnya masih
    terlihat marah.

    “Satu…” suster itu mulai menghitung namun orang itu malah makin kurang ajar, dan tangannya makin nakal
    menggerayangi paha yang indah itu, “dua…!” suaranya makin serius.

    Entah mengapa suster itu tidak langsung beranjak pergi atau berteriak saja ketika dilecehkan seperti
    itu. Si pria yang sudah kerasukan nafsu itu menganggapnya sandiwara untuk meninggikan harga diri
    sehingga dia malah semakin nafsu.

    “Tig…” sebelum suster Farah menyelesaikan hitungannya dan bergerak, si dokteritu sudah lebih dulu
    mendekapnya dan melumat bibirnya yang tipis.

    “Mmm…mmhh !” suster itu berontak dan mendorong-dorong Yoga berusaha lepas dari dekapannya namun
    tenaganya tentu kalah darinya, belum lagi dokter Yoga juga mendekapnya serta menaikkan rokknya lebih
    tinggi lagi. Farah merasa hembusan angin malam menerpa paha mulusnya yang telah tersingkap, juga
    tangan kasar dokter itu mengelusinya yang mau tak mau membuatnya terangsang.

    “Aahh…jangan…mmhh !” Farah berhasil melepaskan diri dari cumbuan si dokter tapi cuma sebentar, karena
    ruang geraknya terbatas bibir mungil itu kembali menjadi santapan Yoga.

    Lalu tangan Pak Yoga mulai meremas-remas dadanya yang masih tertutup seragam suster dan jilbab
    lebarnya – Yoga dapat merasakan kalau tetek suster alai mini masih kencang dan padat pertanda belum
    pernah dijamah lelaki lain – sementara tangan satunya tetap mengelus paha indahnya yang menggiurkan.

    Farah terus meronta, tapi sia-sia malah pakaian bawahnya semakin tersingkap dan jilbab lebar perawat
    itu nyaris copot. Pak Yoga melepaskan jaket cardigan pinknya suster Farah sehingga tinggal baju
    seragam perawatnya yang terlihat.

    Lama-lama perlawanan suster Farah melemah, sentuhan-sentuhan pada daerah sensitifnya telah meruntuhkan
    pertahanannya. Birahinya bangkit dengan cepat apalagi suasananya sangat mendukung dengan hujan yang
    masih mengguyur dan dinginnya malam.

    Ditambah lagi hati kecil suka dengan dokter Yoga. Bulu kuduk Farah merinding merasakan sesuatu yang
    basah dan hangat di lehernya. Ternyata dokter Yoga itu sedang menjilati lehernya yang jenjang dengan
    menyingkapkan jilbab panjang suster alim itu, lidah itu bergerak menyapu daerah itu sehingga
    menyebabkan tubuh Farah menggeliat menahan nikmat.

    Mulut Farah yang tadinya tertutup rapat-rapat menolak lidah Yoga kini mulai membuka. Lidah kasap si
    doketr itu langsung menyeruak masuk ke mulut suster berjilbab itu dan meraih lidahnya mengajaknya
    beradu lidah.

    Farah pun menanggapinya, lidahnya mulai saling jilat dengan lidah pria itu, liur mereka saling
    tertukar. Sementara Pak Yoga mulai melucuti kancing bajunya dari atas dan sekaligus mencopot jilbab
    panjang suster Farah.

    Tangan perkasa dokter itu menyusup ke dalam cup branya, begitu menemukan putingnya benar-benar masih
    kencang dan padat, belum terjamah lelaki lain lalu langsung dimain-mainkannya benda itu dengan
    gemasnya.

    Di tengah ketidak-berdayaannya melawan dokter brengsek itu, Farah semakin pasrah membiarkan tubuhnya
    dijarah. Tangan doketr Yoga menjelajah semakin dalam, dibelainya paha dalam gadis itu hingga menyentuh
    selangkangannya yang masih tertutup celana dalam.

    Sementara baju atasan Farah juga semakin melorot sehingga terlihatlah bra biru di baliknya.

    “Kita ke dalam aja biar lebih enak” kata Pak Yoga.

    “Kamu emang kurang ajar yah, kita bisa dapet masalah kalau gak lepasin saya !” Farah masih
    memperingatkan dokter itu.

    “Udahlah Sus, kurang ajar- kurang ajar, kan lu juga suka ayo !” Yoga narik lengan suster itu bangkit
    dari kursi. “Sus, seneng-seneng dikit napa? Dingin-dingin gini emang enaknya ditemenin cewek cantik
    kaya Sus” lanjut Pak Yoga.

    Dokter Yoga menggelandang suster alim itu ke ruang periksa pasien tempat mereka berjaga. Farah disuruh
    naik ke sebuah ranjang periksa yang biasa dipakai untuk memeriksa pasien. Selanjutnya pria itu
    langsung menggerayangi tubuh Virna yang terduduk di ranjang.

    Yoga menarik lepas celana dalam gadis alim itu hingga terlepas, celana itu juga berwarna biru, satu
    stel dengan branya. Kemudian ia berlutut di lantai, ditatapnya kemaluan suster alim itu yang ditumbuhi
    bulu-bulu yang lebat, bulu itu agaknya rajin dirawat karena bagian tepiannya terlihat rapi sehingga
    tidak lebat kemana-mana.

    Farah dapat merasakan panasnya nafas pria itu di daerah sensitifnya. Pak Yoga mempreteli kancing baju
    atasnya yang tersisa, lalu bra itu disingkapnya ke atas. Kini terlihatlah payudara suster Farah yang
    berukuran sedang sebesar bakpao dengan putingnya berwarna coklat.

    “Uuuhh…Pak!” desah Faraha ketika lidah Pak Yoga menelusuri gundukan buah dadanya. Lidah itu bergerak
    liar menjilati seluruh payudara yang kencang dan padat itu tanpa ada yang terlewat, setelah basah
    semua, dikenyotnya daging kenyal itu, puting mungil itu digigitinya dengan gemas.

    “Aahh !” tubuh Farah tiba-tiba tersentak dan mendesah lebih panjang ketika dirasakannya lidah panas
    Yoga mulai menyapu bibir vaginanya lalu menyusup masuk ke dalam. Maklum Yoga sudah pengalaman
    merangsang wanita.

    Farah sebagai gadis alim sebenarnya jijik melakukan hal ini dengan dokter Yoga ini, tapi rupanya
    libidonya membuatnya melupakan perasaan itu sejenak. Mulut Pak Yoga kini merambat ke atas menciumi
    bibirnya, sambil tangannya tetap menggerayangi payudaranya.

    Kemudian dokter itu kembali menghisap memek suster ini, si dokter makin membenamkan wajahnya di
    selangkangan Farah, lidahnya masuk makin dalam mengais-ngais liang kenikmatan suster muda itu
    menyebabkan Farah menggelinjang dan mengapitkan kedua paha mulusnya ke kepalanya Yoga.

    “Nah, sekarang tinggal kita mulai Sus” kata Pak Yoga membuka pakaiannya “pokoknya malam ini Bapak
    bakal muasin Sus hehehe!”

    Farah tertegun melihat pria gagah itu sudah telanjang bulat di hadapannya, tubuhnya terbilang kekar,
    penisnya yang sudah menegang itu lumayan besar juga dengan bulu-bulu yang tidak terlalu lebat.

    Dia naik ke ranjang ke atas tubuh gadis alim itu, wajah mereka saling bertatapan dalam jarak dekat.
    Kali tanpa penghalang sebab jilbab panjang suster alim itu sudah dicopot dokter Yoga. Pak Yoga begitu
    mengagumi wajah cantik Farah, dengan bibir tipis yang merah merekah, hidung bangir, dan sepasang mata
    indah yang nampak sayu karena sedang menahan nafsu.

    “Pak, apa ga pamali main di tempat ginian ?” tanya Farah.

    “Ahh…iya sih tapi masabodo lah, yang penting kita seneng-seneng dulu hehehe” habis berkata dia
    langsung melumat bibir gadis itu. Mereka berciuman dengan penuh gairah, Farah yang sudah tersangsang
    berat itu melingkarkan tangannya memeluk tubuh Pak dokter Yoga.

    Ia masih memakai seragam susternya yang sudah terbuka dan tersingkap di mana-mana, bagian roknya saja
    sudah terangkat hingga pinggang sehingga kedua belah pahanya yang jenjang dan mulus sudah tidak
    tertutup apapun.

    Pak Yoga sudah seminggu lamanya tidak menikmati kehangatan tubuh wanita sebab istrinya lagi datang
    bulan sehingga dia begitu bernafsu berciuman dan menggerayangi tubuh Farah. Mendapat kesempatan
    bercinta dengan gadis seperti Farah bagaikan mendapat durian runtuh.

    Belum pernah dia merasakan yang sesintal dan montok ini, bahkan istrinya pun tidak ada apa-apanya bila
    dibandingkan dengannya meskipun lebih cantik dari pada Suster Farah.

    Setelah lima menitan berciuman sambil bergesekan tubuh dan meraba-raba, mereka melepas bibir mereka
    dengan nafas memburu.

    Pak Yoga mendaratkan ciumannya kali ini ke lehernya. Kemudian mulutnya merambat turun ke payudaranya,
    sebelumnya dibukanya terlebih dulu pengait bra yang terletak di depan agar lebih leluasa menikmati
    dadanya.

    “Eemmhh…aahhh…aahh !” desahnya menikmati hisapan-hisapan dokter jaga itu pada payudaranya, tangannya
    memeluk kepala yang rambutnya lebat dan hitam itu.

    Farah merasakan kedua putingnya semakin mengeras akibat rangsangan yang terus datang sejak tadi tanpa
    henti. Sambil menyusu, pria itu juga mengobok-obok vaginanya, jari-jarinya masuk mengorek-ngorek liang
    senggamanya membuat daerah itu semakin basah oleh lendir.

    “Bapak masukin sekarang yah, udah ga tahan nih !” katanya di dekat telinga Farah.
    Suster Farah hanya mengangguk. Pak Yoga langsung menempelkan penisnya ke mulut vagina gadis alim itu.
    Terdengar desahan sensual dari mulut gadis itu ketika Pak Yoga menekan penisnya ke dalam.

    “Uuhh…sempit banget Sus, masih perawan ga sih ?” erang pria itu sambil terus mendorong-dorongkan
    penisnya.

    Farah mengerang kesakitan dan mencengkram kuat lengan pria itu setiap kali penis itu terdorong masuk
    ke dalam memeknya yang masih rapet itu. Setelah beberapa kali tarik dorong akhirnya penis itu
    tertancap seluruhnya dalam vagina suster alim itu. Darah mengalir dari memek suter alim itu.

    “Weleh-weleh, enaknya, legit banget Sus kalau masih perawan” komentar pria itu, “Belum pernah ngentot
    ya Sus sebelumnya, kalo boleh tau ?”

    Sebagai jawabannya Farah menarik wajah pria itu mendekat dan mencium bibirnya, agaknya dia tidak
    berniat menjawab pertanyaan itu.

    Pak Yoga mulai menggoyangkan pinggulnya memompa vagina gadis itu. Desahan tertahan terdengar dari
    mulut Farah yang sedang berciuman. Pria itu memulai genjotan-genjotannya yang makin lama makin
    bertenaga.

    Lumayan juga sudah seusia hampir kepala empat tapi penisnya masih sekeras ini dan sanggup membuat
    gadis alim itu menggelinjang. Dia mahir juga mengatur frekuensinya agar tidak terlalu cepat kehabisan
    tenaga.

    Sambil menggenjot mulutnya juga bekerja, kadang menciumi bibir gadis itu, kadang menggelitik
    telinganya dengan lidah, kadang mencupangi lehernya. Suster Farah pun semakin terbuai dan menikmati
    persetubuhan beda jenis ini.

    Dia tidak menyangka pria seperti dokter itu sanggup membawanya melayang tinggi. Pria itu semakin
    kencang menyodokkan penisnya dan mulutnya semakin menceracau, nampaknya dia akan segera orgasme.

    “Malam masih panjang Pak, jangan buru-buru, biar saya yang gerak sekarang !” kata gadis perawat itu
    tanpa malu-malu lagi.

    Pak Yoga tersenyum mendengar permintaan suster itu. Merekapun bertukar posisi, Pak Yoga tiduran
    telentang dan Farah menaiki penisnya. ceritasexdewasa.org Batang itu digenggam dan diarahkan ke vaginanya, Farah lalu
    menurunkan tubuhnya dan desahan terdengar dari mulutnya bersamaan dengan penis yang terbenam dalam
    vaginanya.

    Mata Pak Yoga membeliak saat penisnya terjepit diantara dinding kemaluan Farah yang sempit. Ia mulai
    menggerakkan tubuhnya naik turun dengan kedua tangannya saling genggam dengan pria itu untuk menjaga
    keseimbangan.

    “Sssshhh…oohh…yah…aahh !” Farah mengerang sambil menaik-turunkan tubuhnya dengan penuh gairah.

    Tangannya meraih ujung roknya lalu ditariknya ke atas seragam yang berupa terusan itu hingga terlepas
    dari tubuhnya. Seragam itu dijatuhkannya di lantai sebelah ranjang itu, tidak lupa dilepaskannya pula
    bra yang masih menyangkut di tubuhnya sehingga kini tubuhnya yang sudah telanjang bulat terekspos
    dengan jelas.

    Sungguh suster Farah memiliki tubuh yang sempurna, buah dadanya montok dan proporsional, perutnya rata
    dan kencang, pahanya juga indah dan mulus, sebuah puisi kuno melukiskannya sebagai kecantikan yang
    merobohkan kota dan meruntuhkan negara.

    Kembali Farah dan dokter jaga itu memacu tubuhnya dalam posisi woman on top. Farah demikian liar
    menaik-turunkan tubuhnya di atas penis Pak dokter Yoga, dia merasakan kenikmatan saat penis itu
    menggesek dinding vagina dan klitorisnya.

    “Ayo manis, goyang terus…ahh…enak banget !” kata Pak Yoga sambil meremasi payudara gadis itu.

    Wajah Farah yang bersemu merah karena terangsang berat itu sangat menggairahkan di mata Pak Yoga
    sehingga dia menarik kepalanya ke bawah agar dapat mencium bibirnya.

    Akhirnya Farah tidak tahan lagi, ia telah mencapai orgasmenya, mulutnya mengeluarkan desahan panjang.
    Pak Yoga yang juga sudah dekat puncak mempercepat hentakan pinggulnya ke atas dan meremasi payudara
    itu lebih kencang.

    Ia merasakan cairan hangat meredam penisnya dan otot-otot vagina suster alim itu meremas-remasnya
    sehingga tanpa dapat ditahan lagi spermanya tertumpah di dalam dan membanjir, maklum sudah seminnggu
    gak dikeluarkan.

    Setelah klimaksnya selesai tubuh Farah melemas dan tergolek di atas tubuh dokter itu. Virna yang baru
    berusia 24 tahun itu begitu kontras dengan pria di bawahnya yang lebih pantas menjadi bapaknya, yang
    satu begitu ranum dan segar sementara yang lain sudah agak tua.

    “Asyik banget Sus, udah selama seminggu saya gak ginian loh !” ujar Pak Yoga dengan tersenyum puas.

    “Gile nih malem, ga nyangka bisa dapet yang ginian” dia seperti masih belum percaya hal yang
    dialaminya itu.

    Ketika sedang asyik memandangi Farah, tiba-tiba Pak Yoga nafsunya bangkit lagi dan minta jatah sekali
    lagi. Tangan Yoga terus saja menggerayangi tubuh Farah, kadang diremasnya payudara atau pantatnya
    dengan keras sehingga memberi sensasi perih bercampur nikmat bagi gadis itu.
    Sedangkan Pak Yoga sering menekan-nekan kepala gadis itu sehingga membuat Farah terkadang gelagapan.

    “Gila nih doketer, barbar banget sih” kata Farah dalam hati.

    Walau kewalahan diperlakukan seperti ini, namun tanpa dapat disangkal Farah juga merasakan nikmat yang
    tak terkira. Tak lama kemudian Yoga menyiorongkan penisnya lalu berpindah ke mulut Farah.

    Farah kini bersimpuh di depan pria yang senjatanya mengarah padanya menuntut untuk diservis olehnya.
    Farah menggunakan tangan dan mulutnya bergantian melayani penis itu hingga akhirnya penis Yoga meledak
    lebih dulu ketika ia menghisapnya.

    Sperma si doketr langsung memenuhi mulut gadis itu, sebagian masuk ke kerongkongannya sebagian meleleh
    di bibir indah itu karena banyaknya. Pria itu melenguh dan berkelejotan menikmati penisnya dihisap
    gadis itu.

    Tak lama kemudian Pak Yoga pun menyemburkan isi penisnya dalam kocokan Farah, cairan itu mengenai
    wajah samping dan sebagian rambutnya. Tubuh Farah pun tak ayal lagi penuh dengan keringat dan sperma
    yang berceceran.

    “Sus hebat banget, sepongannya dahsyat, saya jadi kesengsem loh” puji Yoga ketika beristirahat
    memulihkan tenaga.

    “Sering-sering main sini yah Sus, saya kalau malem kan sering kesepian hehehe” goda Pak Yoga.

    Farah tersenyum dengan hanya melihat pantulan di cermin, katanya, “Kenapa nggak, saya puas banget
    malem ini, mulai sekarang saya pasti sering mendatangi dokter”

    Jam telah menunjukkan pukul setengah dua kurang, berarti mereka telah bermain cinta selama hampir satu
    setengah jam.
    Farah pun berpamitan setelah memakai jaket pinknya dan memakai kembali jilbab putih panjangnya.
    Sebelum berpisah ia menghadiahkan sebuah ciuman di mulut. Yoga membalas ciuman itu dengan bernafsu,
    dipeluknya tubuh padat dan montok itu sambil meremas pantatnya selama dua menitan.

    “Nakal yah, ok saya masuk dulu yah !” katanya sebelum membalik badan dan berlalu.

    Lelah sekali Yoga setelah menguras tenaga dengan perawat alim yang cantik itu sehingga selama sisa
    waktu itu agak terkantuk-kantuk. Setelah pagi mereka pun pulang dan tertidur di tempat masing-masing
    dengan perasaan puas.

    Setiap kali kalau ada jadwal piket bersama, mereka selalu ngentot. Dokter Yoga bermaksud menjadikan
    Suster Farah yang alim berjilbab sebagai istri keduanya, oleh sebab itu dokter Yoga tidak memakai alat
    kontrasepsi apa pun jika ngentot dengan Suster Farah.

    Yoga ingin wanita alim itu hamil, hingga terpaksa mau menikah dengannya sebagai istri keduanya. Hebat
    Dokter Yoga!

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Meki ku di entot pak polisi

    Cerita Sex Meki ku di entot pak polisi


    768 views

    Perawanku – Cerita Sex Meki ku di entot pak polisi, Kisah Dewasa ini berawal ketika aku sedang liburan ke luar kota dan kena tilang oleh pak polisi yang sangat tampan dan seksi. Penasaran kah ? Mari kita lanjutkan…Meskipun terpencil, ternyata rumah itu memiliki tenaga listrik yg berasal dari diesel kecil. Menurut dedy tenaga listrik diperlukan untuk komunikasinya dgn pusat pengawasan hutan di Semarang. Aku mendapat kamar yg kecil dgn dinding dari bambu, tetapi keadaan kamar itu cukup rapi dan bersih.Aku sangat menyukai pergi dgn menggunakan mobil, terutama untuk daerah daerah yg belum pernah aku kunjungi dgn demikian aku dapat melihat banyak pemandangan alam serta juga untuk menjaga stamina tubuh.

    Karena dgn berkendaraan jarak jauh, pastilah dibutuhkan stamina yg tinggi dan ini aku sukai. Ada lagi hal hal kecil yg aku sukai karena dgn berkendaraan seorang diri, kadang kadang aku bisa mendapat rejeki berupa perempuan cantik yg kerap kali kutemui diperjalanan.

    Hal ini aku alami ketika suatu hari aku pergi ke Semarang dgn mengendarai Mercedesku, semuanya berjalan dgn lancar, aku sempat mampir dibanyak tempat untuk sekedar bersantai dan menikmati pemandangan alam. Tetapi tanpa diduga disatu jalan pintas ditengah hutan yg aku sendiri kurang mengenal, aku terjebak pohon roboh.

    Aku jadi kuatir, karena kota terakhir yg aku lewati sekitar 54 km dibelakangku, padahal saat itu hari sudah agak sore, dgn kesal aku keluar dari mobil dan menunggu sebentar, aku sudah hampir memutuskan untuk kembali kekota Pekalongan ketika kulihat ada sepeda motor datang menghampiriku. Aku segera melambai lambaikan tangan memintanya berhenti.

    Ternyata penumpangnya adalah seorang pria dan wanita, si pria seorang laki laki dgn tubuh tinggi besar berkumis melintang dan wajah yg kasar sekali, rupanya adalah seorang polisi hutan, hal ini kulihat dari seragamnya, yg membuat aku berdebar adalah perempuannya. Si perempuan benar benar menarik, badannya montok, tinggi besar, berkulit putih bersih dan wajah yg menarik sekali. Hidung mancung, mata yg bulat dan bibir penuh menampilkan sensualitas seorang wanita.

    Si pria dgn tersenyum senyum yg aku lihat memuakkan sekali menanyakan apa keperluanku, kukatakan apa dia bisa membantu menyingkirkan pohon yg roboh itu, kukatakan kalau aku mau bayar berapa saja asal pohon dapat disingkirkan dan aku dapat meneruskan perjalanan.

    dgn wajah yg dibuat sesopan mungkin dia menyatakan bahwa dia sanggup untuk mencari orang untuk meminggirkan pohon tersebut. Mendengar itu aku langsung mengeluarkan uang 200 ribu untuk kuberikan padanya.Kukatakan bahwa itu untuk uang muka, nanti kalau pohonnya sudah minggir akan aku beri lagi.

    Menerima uang itu dia segera bertindak, disuruhnya perempuan cantik yg rupanya isterinya itu untuk menunggu dan dia segera pergi dgn sepeda motornya. Aku bersorak girang karena ditinggal berdua dgn perempuan secantik ini ditengah hutan sepi, tetapi aku tak berani semberono karena aku belum mengerti bagaimana perempuan ini.

    Ternyata Mirna nama isteri polisi hutan itu gampang diajak bicara bahkan sedikit genit, apalagi ketika kutanya hal yg agak agak berbau porno, berkali kali dia tertawa terkikik mendengar perkataanku. Aku benar benar suka dgn perempuan ini, giginya putih dan rata sekali, susunya besar sekali, karena kuperhatikan dari tempat dudukku, susunya yg putih itu kelihatan menonjol sekali.

    Suasana yg sepi membuat nafsuku jadi naik keotak dan ingin melakukan persetubuhan dgnnya, Pen*sku juga ngaceng tapi aku masih kuatir kalau Mirna menolak. Akhirnya tanpa pikir panjang aku pura pura kencing dipohon dekat mobilku, aku yakin kalau dia memperhatikan aku, karena cara kencingku sengaja sedikit kuarahkan padanya.

    Benar saja Mirna tertawa melihat Pen*sku dan dia melengos, melihat reaksinya itu aku makin berani, secara sengaja aku mendekati dia sementara Pen*sku yg ngaceng masih kukeluarkan dari celana. “Apa punya suamimu sebesar ini Nar ?” tanyaku penuh nafsu karena ingin melakukan persetubuhan dgnnya.

    Mirna mendorong badanku sambil berkata “Lebih besar lagi, sana Pak, nanti ada yg lihat lho !” Aku tertawa sambil memasukkan Pen*sku, aku menganggap kata katanya tadi itu hanya omong kosong, aku yakin dia juga suka dgnku, hanya mungkin dia masih takut kalau ketahuan suaminya yg memang wajahnya galak dan licik itu.

    Dalam hati aku sudah memutuskan untuk malam ini bermalam dirumahnya saja, karena aku benar benar ingin melakukan persetubuhan dgn tubuh Mirna yg montok itu. Rupanya keberuntungan masih berpihak kepadaku, karena ternyata ketika dedy suami Mirna kembali, dia belum menemukan cukup orang untuk memindahkan pohon itu, mungkin agak malam baru ada cukup banyak orang.

    dgn nekad aku bertanya apakah aku bisa bermalam saja dirumahnya agar besok pagi bisa melanjutkan perjalanan Seperti yg kuduga, dgn senang hati dedy mengajak aku kerumahnya, aku menarik nafas lega, ketika aku menoleh ke Mirna, Mirna yg berdiri dibelakang suaminya tersenyum mendengar aku akan bermalam dirumahnya, semoga aku dapat melakukan persetubuhan dgnnya.

    Kukeluarkan lagi uang 200 ribu dan kuberikan pada Mirna dgn pesan untuk belanjanya. Mirna ragu ragu menerima, tetapi aku paksa saja. dedy sangat senang, dia terus tersenyum dan berbicara panjang lebar, tetapi tak bisa menghilangkan kesan kejam dan licik dari wajahnya. Aku sendiri sempat heran, kenapa orang secantik Mirna bisa dikawin pria seperti dedy ini.

    Kuiikuti sepeda motor dedy yg bergoncengan dgn Mirna untuk menuju rumahnya, ternyata rumah mereka agak jauh ditengah hutan jati yg menjadi tanggung jawab dedy sebagai polisi hutan. Rumahnya cukup besar tetapi masih terbuat dari bambu, dikelilingi oleh pohon jati yg besar.

    Ketika aku dan dedy sedang berbincang, kulihat Mirna lewat dgn hanya memakai sarung yg menutupi buah dadanya, aku menelan ludah melihat kemulusan pundaknya serta susunya yg menyembul keluar dari balik sarung itu, aku pura pura tak memperhatikannya, karena aku kuatir kalau dedy jadi curiga kepadaku.

    Aku terus mengharap agar dedy mau keluar sebentar agar aku bisa mencari alasan untuk mengintai Mirna yg sedang mandi tetapi dedy terus saja berbicara tanpa henti. Akhirnya aku jadi bosan dan putus asa, aku memperkirakan bahwa tak mungkin aku dapat menikmati tubuh Mirna karena suasananya yg tak memungkinkan ini. Sampai Mirna masuk kembali setelah dari kamar mandi, aku masih terus bercakap dgn dedy.

    Mirna kuperhatikan sedang mempersiapkan makan malam untuk kami. Makan malam sederhana sekali tetapi Mirna rupanya pandai memasak dan lagi pula dia ingin menjamuku sehingga segala persediaan makanan dikeluarkan. Selesai makan aku segera minta permisi untuk tidur.

    Rupanya kamarku bersebelahan dgn kamar Mirna dan dedy, karena tadi kulihat Mirna keluar masuk kekamar sebelah begitu juga dgn dedy. Setelah kurapatkan pintu aku duduk diatas tempat tidur sambil melamun, saat itulah pandanganku tertambat pada sebuah lubang kecil didinding bambu pembatas kamarku dan kamar dedy, letaknya agak tinggi sehingga aku harus mencari kursi untuk memanjat.

    Setelah aku yakin bahwa pintu kamarku telah terkunci rapat, barulah aku berani mengintai kekamar sebelah, aku jadi berdebar debar, karena aku bisa melihat pemandangan dikamar sebelah dgn sangat leluasa sekali, aku dapat melihat tempat tidur mereka dan semua bagian kamar itu tanpa ada yg tersisa. Cerita Dewasa dengan Polisi

    Kubaygkan seandainya nanti Mirna berganti pakaian atau apa dikamar itu, pasti aku dapat melihatnya dgn jelas. Kuperhatikan Mirna dan dedy masih bercakap cakap diluar, kadang kadang kudengar tertawa Mirna yg merangsang, mungkin mereka sedang bercumbu, agar mereka tak curiga kalau aku tak tidur, maka aku sengaja mematikan lampu kamarku.

    Tak lama kemudian kudengar pintu kamar dedy dibuka dan langkah kaki memasukinya, aku segera berjingkat menaiki kursiku dan mengintai, kulihat Mirna didalam kamar sendirian, entah dimana dedy, tetapi tak lama kemudian dedy masuk kekamar dan menyusul Mirna yg sudah berbaring diatas tempat tidur itu. dedy kulihat merangkul Mirna dan berbisik bisik. Setelah itu keduanya bangkit dari berbaringnya dan sama sama membuka pakaiannya, hatiku berdebar keras. Seperti yg kuduga, mereka akan bersetubuh dan aku dapat melihat adegan persetubuhan !

    Tubuh Mirna yg telanjang bulat betul betul membuat liurku bertetesan, mulus dan montok sekali, susunya seperti semangka dgn pentil yg kecil sekali sementara perutnya langsing dgn selangkangan yg penuh oleh jembut hitam keriting. Tetapi yg paling membuat aku takjub adalah dedy ! Pen*s dedy benar benar hebat, panjangnya melebihi panjang Pen*sku ditambah lagi dgn ujungnya yg membengkak seperti jamur besar sekali.

    Aku membaygkan betapa leganya Mirna merasakan tusukan Pen*s sebesar itu. Dasar orang desa, setelah sama sama telanjang, Mirna langsung tidur mengangkang sambil tangannya merentangkan liang nonoknya sendiri, dedypun langsung menindih Mirna dan menuntun Pen*snya keliang nonok Mirna.

    Aku melotot melihat nonok Mirna yg merah tua menganga menanti Pen*s dedy, begitu Pen*s dedy masuk kedalam liangnya, Mirna langsung mengangkat kedua kakinya tinggi tinggi sambil direntangkan lebar lebar, rupanya dia juga merasa kalau Pen*s suaminya terlalu gede. dgn sangat cepat dedy menggerak gerakkan pantatnya maju mundur sementara Mirna dgn cepat pula memutar mutar pantatnya mengimbangi gerakan dedy !

    Suara Mirna yg merintih rintih membuat aku jadi makin bernafsu, Pen*sku rasanya tak tahan ingin mencari nonok untuk kusetubuhi, tetapi sungguh sial nasibku, ditengah hutan tanpa nonok, aku justru harus menyaksikan adegan persetubuhan yg seperti ini. dedy dgn kasar terus merojok nonok Mirna sambil mulutnya menciumi susu Mirna, tiba tiba saja dedy melenguh seperti kerbau yg digorok dan gerakan pantatnya mengejang ngejang.

    Aku yakin kalau dedy sudah memuntahkan air maninya. Setelah berdiam diri beberapa saat, dedy langsung menggulingkan dirinya kesamping sehingga Pen*snya yg sekarang sudah mengkerut itu tampak menjijikkan karena penuh dgn lendir air maninya.

    Kuperhatikan wajah Mirna ternyata tak sedikitpun terlihat kepuasan diwajah itu, justru yg terlihat adalah rasa kecewa, rupanya Mirna belum berhasil mencapai kepuasannya sementara dedy sudah loyo. Mirna berbaring terlentang dgn kakinya terkuak lebar menampakkan nonoknya yg berkilau karena lendir dari Pen*s dedy, tangannya diam diam menggosok gosok susunya.

    dedy sendiri, tampaknya tak perduli dgn isterinya, ia menarik selimut dan langsung tidur dgn membelakangi Mirna.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Sari Sebagai Imajinasi Sanggamaku

    Sari Sebagai Imajinasi Sanggamaku


    1113 views

    Cerita Sex ini berjudulSari Sebagai Imajinasi SanggamakuCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Walaupun bulan ini penuh dengan kesibukanku, aku termasuk orang yang sangat susah untuk dapat mengontrol keinginan seks atas wanita. Pengalaman ini kualami beberapa hari sebelum bulan-bulan sibukku yang lalu di tempat kost. Di tempat kost kami berlima dan hanya ada satusatunya cewek di kost ini, namanya Sari.

    Aku heran ibu kost menerima anak perempuan di kost ini. Oh, rupanya Sari bekerja di dekat kost sini.Sari cukup cantik dan kelihatan sudah matang dengan usianya yang relatif sangat muda, tingginya kira-kira 160 cm.

    Yang membuatku bergelora adalah tubuhnya yang putih dan kedua buah dadanya yang cukup besar. Ahh, kapan aku bisa mendapatkannya, pikirku. Menikmati tubuhnya, menancapkan penisku ke vaginanya dan menikmati gelora kegadisannya.

    Kami berlima di kost ini kamarnya terpisah dari rumah induk ibu kost, sehingga aku dapat menikmati gerak-gerik Sari dari kamarku yang hanya berjarak tidak sampai 10 meter. Yang gila dan memuncak adalah aku selalu melakukan masturbasi minimal dua hari sekali. Aku paling suka melakukannya di tempat terbuka. Kadang sambil lari pagi, aku mencari tempat untuk melampiaskan imajinasi seksku.

    Sambil memanggil nama Sari, crot crot crot.., muncratlah spermaku, enak dan lega walau masih punya mimpi dan keinginan menikmati tubuh Sari. Aku juga suka melakukan masturbasi di rumah, di luar kamar di tengah malam atau pagi-pagi sekali sebelum semuanya bangun.

    Aku keluar kamar dan di bawah terang lampu neon atau terang bulan, kutelanjangi diriku dan mengocok penisku, menyebut-nyebut nama Sari sebagai imajinasi senggamaku. Bahkan, aku pernah melakukan masturbasi di depan kamar Sari, kumuntahkan spermaku menetesi pintu kamarnya. Lega rasanya setelah melakukan itu.

    Sari kuamati memang terlihat seperti agak binal. Suka pulang agak malam diantar cowok yang cukup altletis, sepertinya pacarnya. Bahkan beberapa kali kulihat suka pulang pagi-pagi, dan itu adalah pengamatanku sampai kejadian yang menimpaku beberapa hari sebelum bulan itu.

    Seperti biasanya, aku melakukan masturbasi di luar kamarku. Hari sudah larut hampir jam satu dini hari. Aku melepas kaos dan celana pendek, lalu celana dalamku. Aku telanjang dengan Tangan kiri memegang tiang dan tangan kanan mengocok penisku sambil kusebut nama Sari. Tapi tiba-tiba aku terhenti mengocok penisku, karena memang Sari entah tiba-tiba tengah malam itu baru pulang.

    Dia memandangiku dari kejauhan, melihat diriku telanjang dan tidak dengan cepat-cepat membuka kamarnya. Sepertinya kutangkap dia tidak grogi melihatku, tidak juga kutangkap keterkejutannya melihatku. Aku yang terkejut.

    Paginya, ketika aku bangun, sempat kusapa dia.

    “Met pagi..” kataku sambil mataku mencoba menangkap arti lain di matanya. Kami hanya bertatapan.
    Ketika makan pagi sebelum berangkat kantor juga begitu.

    “Kok semalam sampai larut sih..?” tanyaku.

    “Kok tak juga diantar seperti biasanya..?” tanyaku lagi sebelum dia menjawab.

    “Iya Mas, aku lembur di kantor, temenku sampai pintu gerbang saja semalam.” jawabnya sambil tetap menunduk dan makan pagi.

    “Semalam nggak terkejut ya melihatku..?” aku mencoba menyelidiki.

    Wajahnya memerah dan tersenyum. Wahh.., serasa jantungku copot melihat dan menikmati senyum Sari pagi ini yang berbeda. Aku rasanya dapat tanda-tanda nih, sombongnya hatiku.

    Rumah kost kami memang tertutup oleh pagar tinggi tetangga sekeliling. Kamarku berada di pojok dekat gudang, lalu di samping gudang ada halaman kecil kira-kira 30 meter persegi, tempat terbuka dan tempat untuk menjemur pakaian. Tanah ibu kostku in cukup luas, kira-kira hampir 50 X 100 m. Ada banyak pohon di samping rumah, di samping belakang juga. Di depan kamarku ada pohon mangga besar yang cukup rindang.

    Rasanya nasib baik berpihak padaku. Sejak saat itu, kalau aku berpapasan dengan Sari atau berbicara, aku dapat menangkap gejolak nafsu di dadanya juga. Kami makin akrab. Ketika kami berbelanja kebutuhan Puasa di supermarket, kukatakan terus terang saja kalau aku sangat menginginkannya. Sari diam saja dan memerah lagi, dapat kulihat walau tertunduk.

    Aku mengajaknya menikmati malam Minggu tengah malam kalau dia mau. Aku akan menunggu di halaman dekat kamarku, kebetulan semua teman-teman kostku pulang kampung. Yang satu ke Solo, istrinya di sana, tiap Sabtu pasti pulang. Yang satunya pulang ke Temanggung, persiapan Puasa di rumah.

    Aku harus siapkan semuanya. Kusiapkan tempat tidurku dengan sprei baru dan sarung bantal baru. Aku mulai menata halaman samping, tapi tidak begitu ketahuan. Ahh, aku ingin menikmati tubuh Sari di halaman, di meja, di rumput dan di kamarku ini. Betapa menggairahkan, seolah aku sudah mendapat jawaban pasti.

    Sabtu malam, malam semakin larut. Aku tidur seperti biasanya. Juga semua keluarga ibu kost. Aku memang sudah nekat kalau seandainya ketahuan. Aku sudah tutupi dengan beberapa pakaian yang sengaja kucuci Sabtu sore dan kuletakkan di depan kamarku sebagai penghalang pandangan. Tidak lupa, aku sudah menelan beberapa obat kuat/perangsang seperti yang diiklankan.

    Tengah malam hampir jam setengah satu aku keluar. Tidak kulihat Sari mau menanggapi. Kamarnya tetap saja gelap. Seperti biasa, aku mulai melepasi bajuku sampai telanjang, tangan kiriku memegangi tiang jemuran dan tangan kananku mengocok penisku. Sambil kusebut nama Sari, kupejamkan mataku, kubayangkan sedang menikmati tubuh Sari. Sungguh mujur aku waktu itu. Di tengah imajinasiku, dengan tidak kuketahui kedatangannya, Sari telah ada di belakangku.

    Tanpa malu dan sungkan dipeluknya aku, sementara tanganku masih terus mengocok penisku.

    Diciuminya punggungku, sesekali digigitnya, lalu tangannya meraih penisku yang menegang kuat.

    “Sari.. Sari.. achh.. achh.. nikmatnya..!” desahku menikmati sensasi di sekujur penisku dan tubuhku yang terangkat tergelincang karena kocokan tangan Sari.

    “Uhh.. achh.. Sari, Sari.. ohhh.. aku mau keluar.. ohh..” desahku lagi sambil tetap berdiri.
    Kemudian kulihat Sari bergerak ke depanku dan berlutut, lalu dimasukkannya penisku ke mulutnya.

    “Oohhh Sari… Uhh Sariii.., Saarrii… Nikmat sekali..!” desahku ketika mulutnya mengulumi penisku kuat-kuat.
    Akhirnya aku tidak dapat menahannya lagi, crott.. crot.. crot.., spemaku memenuhi mulut Sari, membasai penisku dan ditelannya. Ahh anak ini sudah punya pengalaman rupanya, pikirku.

    Lalu Sari berdiri dengan mulut yang masih menyisakan spermaku, aku memeluknya dan menciuminya. Ahh.., kesampaian benar cita-citaku menikmati tubuhnya yang putih, lembut, sintal dan buah dadanya yang menantang.

    Kulumati bibirnya, kusapu wajahnya dengan mulutku. Kulihat dia memakai daster yang cukup tipis. BH dan celana dalamnya kelihatan menerawang jelas. Sambil terus kuciumi Sari, tanganku berkeliaran merayapi punggung, dada dan pantatnya. Ahh.. aku ingin menyetubuhi dari belakang karena sepertinya pantatnya sangat bagus. Aku segera melepaskan tali telami dasternya di atas pundak, kubiarkan jatuh di rumput.

    Ahh.., betapa manis pemandangan yang kulihat. Tubuh sintal Sari yang hanya dibalut dengan BH dan celana dalam. Wahhh.., membuat penisku mengeras lagi. Kulumati lagi bibirnya, aku menelusuri lehernya.

    “Ehh.., ehhh..!” desis Sari menikmati cumbuanku.

    “Ehh.., ehhh..!” sesekali dengan nada agak tinggi ketika tanganku menggapai daerah-daerah sensitifnya.

    Kemudian kepalanya mendongak dan buah dadanya kuciumi dari atas. O my God, betapa masih padat dan montok buah dada anak ini. Aku mau menikmatinya dan membuatnya mendesis-desis malam ini.

    Tanganku yang nakal segera saja melepas kancing BH-nya, kubuang melewati jendela kamarku, entah jatuh di mana, mungkin di meja atau di mana, aku tidak tahu. Uhhh.., aku segera memandangi buah dada yang indah dan montok ini. Wah luar biasa, kuputari kedua bukitnya. Aku tetap berdiri. bergantian kukulumi puting susunya. Ahh.., menggairahkan.

    Kutangkap kedua tangan Sari dan kuajak menjauh sepanjang tangan, kami berpandangan penuh nafsu di awal bulan ini. Kami sama-sama melihat dan menjelajahi dengan mata tubuh kami masing-masing dan kami sudah saling lupa jarak usia di antara kami. Penisku menempel lagi di tubuhnya, enak rasanya. Aku memutar tubuhnya, kusandarkan di dadaku dan tangannya memeluk leherku.

    Kemudian kuremasi buah dadanya dengan tangan kiriku, tangan kananku menjangkau vaginanya. Kulihat taman kecil dengan rumput hitam cukup lebat di sana, lalu kuraba, kucoba sibakkan sedikit selakangannya.

    Sari tergelincang dan menggeliat-geliat ketika tanganku berhasil menjangkau klitorisnya. Seolah dia berputar pada leherku, mulutnya kubiarkan menganga menikmati sentuhan di klitorisnya sampai terasa semakin basah.

    Kubimbing Sari mendekati meja kecil yang kusiapkan di samping gudang. Kusuruh dia membungkuk. Dari belakang, kuremasi kedua buah dadanya. Kulepas dan kuciumi punggungnya hingga turun ke pantatnya. Selangkangannya semakin membuka saja seiring rabaanku.
    Setelah itu aku turun ke bawah selakangannya, dan dengan penuh nafsu kujilati vaginanya.

    Mulutku menjangkau lagi daerah sensitif di vaginanya sampai hampir-hampir kepalaku terjepit.

    “Oohh.., ehh.., aku nggak tahan lagi.., masukkan..!” pintanya.

    Malam itu, pembaca dapat bayangkan, aku akhirnya dapat memasukkan penisku dari belakang. Kumasukkan penisku sampai terisi penuh liang senggamanya. Saat penetrasi pertama aku terdiam sebelum kemudian kugenjot dan menikmati sensasi orgasme.

    Aku tidak perduli apakah ada yang mendengarkan desahan kami berdua di halaman belakang. Aku hanya terus menyodok dan menggenjot sampai kami berdua terpuaskan dalam gairah kami masing-masing.

    Aku berhasil memuntahkan spermaku ke vaginanya, sementara aku mendapatkan sensasi jepitan vagina yang hebat ketika datang orgasmenya. Aku dibuatnya puas dengan kenyataan imajinasiku malam Minggu itu. Sabtu malam atau minggu dini hari yang benar-benar hebat. Aku bersenggama dengan Sari dalam bebrapa posisi. Terakhir, sebelum posisi konvensioal, aku melakukan lagi posisi 69 di tempat tidur.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Percintaan Dengan 3 Laki Laki Yang Sangat Enak

    Cerita Sex Percintaan Dengan 3 Laki Laki Yang Sangat Enak


    935 views

    Perawanku – Cerita Sex Percintaan Dengan 3 Laki Laki Yang Sangat Enak, Kami adalah pasangan suami istri yang bahagia dalam perkawinan kami dan sama sama saling mecintai, tetapi dalam kehidupan sex, kami pasangan yang open-minded alias tanpa prasangka, dan suka mengexplor gairah sex kami. Gw merupakan seorang istri dengan seorang anak yang masih kecil. Umur gw maih belia yaitu 27 tahun!hihii… namun diusigw ini body gw masih termasuk kategori sexy dan montok dan Suamiku umur 29 tahun, belakangan ini kami telah melgwkan tukar pasangan dengan pasangan lain, dengan hasil yang merangsang selera libido sex kami. Pada saat gw disetubuhi oleh pria lain gw sengaja memperlihatkan kontolnya lelaki itu masuk dalam liang memek ku, dan itu membuatnya on dan terangsang sekali, dan juga pada saat kuoral kontol dengan nafsu dan menyemprot spermanya di mulutku atau dimuka gw. Tapi sebaliknya gw juga nikmat melihat dia di oral ama cewek lain.

    Pada hari sabtu teman business suami gw namanya Anton ulang tahun yang ke 27, dia tergolong pria muda yang cepat melejit menjalankan usahanya. Mengadakan pesta ulang tahunnya di sebuah diskotik ternama dan terkenal di jakarta, dia mengundang kami dan beberapa teman dekatnya, juga rekan bisnisya. Ada beberapa dari mereka yang kami kenal, ketemu beberapakali, pada saat gw menemani suami sgw kerja. Mereka masih ter golong muda yang paling tua umur 31, seperti Alit 25 tahun tampan tubuh atletik juga di undang. Hari sabtu gw mempersiakan diri gw agak sexy untuk hangout ntar malam, dengan mengunakan rok mini berwarna merah menyala dan agak transparan dan celana dalam jenis G-string yang matching, kucukur bulu memek gw sampai halus agar tidak kelihatan keluar dari G-string dan memakai minyak wangi agar badan berbau wangi dan exotic gw siap untuk hangout. Begitu suami melihat gw berhenti sejenak dengan expresi terpesona, wah wah gwng lo kelihatan sexy sekali malam ini. Gw senyum sambil mengoda dia dengan bungkuk dan mengoyangkan pantat gw yang sexy kekanan kekiri kaya penari striptise, dan berkata “mau gwng” he3 Dan kita berangkat dan tiba di TKP, dan kamipun segera menuju keruangan yang telah dibooking Anton.

    Saat kami masuk ruang yang exclusive itu, dengan sofa yang kelihatannya nyaman, dan para tamu sudah datang termasuk Alit yang membawa pasangan dia Wulan berumur 20 tahunan, tubuhnya sangat sexy dengan bentuk payudara yang menonjol ukuranya sekitar 36 B dan muka yang manis dan sangat cantik, Wulan memakai rok mini coklat dengan sepatu hak tinggi coklat. Tapi aneh gw merasah semua laki laki di situ memandang ke gw, dan gw merasa dilihat dari ujung kaki sampai ujung dada, kami di perkenalkan sama Anton kepada teman2 nya, Agus umur 24 thn tampang ABG banget cukup ganteng, Roni umur 30 thn dengan penampilam bersih dan rapi, dan tentu Alit yang sudah gw kenal sebelumnya! dia merangkul dan mencium pipiku, sambil membuatku terkejut tangan kanan dia meraba dan meremas pantatku tanpa sepengetahuan suamiku, itu membuatku malu, terangsang dan pipiku memerah.

    Tak lama kemudian cewek masuk dengan pakaian sangat sexy sepatu boot hitam yang tinggi selutut, dada membusung kedepan, dan berjalan dengan PD sekali bernama Putri (menurut gw Putri orangnya sangat liar, cantik dan centil), kata suamiku itu cewek stripper untuk mebuat malam lebih asik. Setelah semua duduk di sofa yang telah tersedia botol miniman dan gelas yang sudah penuh minuman. Alit bediri dan mengambil minuman yg dimeja dan bersulang untuk ulang tahunnya Anton, semua bertepuk tangan dan mengambil minuman, dengan lampu di padamkan sedikit agar remang remang, dan kami semua minum, Anton bilang “Habiskan yaaa” minumannya sangat terasa sekali alkoholnya. Dan setelah kami semua minum habis Alit tertawa sambil berkata “nikmati malam ini karena minuman itu telah dicampur Inek hadiah dari Anton” kami semua berseru mantabssss!!!. Saat itu juga lagu techno membuat suasana menjadi tambah hidup!

    Gak lama badanku merasa ringan tangan mulai dingin, dan perasaan enak dan horny mulai terasa emang setiap dikasi inex bawaan gw horney aja. Dan kamipun berdiri sambil berpelukan dan bergoyang dalam irama denyutan music yang ada. Baru terasa dada suami gw bergesekan dengan dada gw, membuatnya putingku berdiri tegak dan seirama dengan dada gw menyeterum ke memek ku mulai terasa basah. Tiba2 suami melepaskan gw untuk mengambil minum di meja. Sendiri gw bergoyang didepan dan serasa semua mata laki2 disitu melihat gw Alit, Agus, Roni, dan Anton, gwpun mulai bergoyang lebih erotis dan memeluk org didekat gw, tanpa sadar Putri sang stripper bergoyang dan merangkul gw, karena gw asik aja, kita berdua bergoyang erotis berdempetan dan tangan Putri berada didada gw yg berdiri on. Gw melihat suamiku lagi asik dengan Wulan meraba raba pantatnya sambil bergoyang diantara selangkangan Wulan dan Wulanpun memegang kepala suami gw didepan dadanya yang montok sambil digoyangkan. Gw pun tak perdulikan gw lagi didunia enak banget. Tak sadar kalau Anton mendekat dan gabung ama kita berpelukan sambil tangan kanannya berada di dalam rok mini Putri. Dan yang kiri memelukku dari pundak dan tangannya meremas remas dada gw dan gw sangat menikmatinya !

    Anton meninggalkan kita dan tanpa gw sadar memberi aba aba ke Putri untuk mulai melepaskan pakaiannya (striptease), Putri mulai bergoyang lebih erotis didepan gw dan mengunakan tubuhku seakan akan gw cowok, dia melekuk lekuk sambil meraba tubuhku dari leher, ke dada, dan ke pantatku berulangkali dia lakukan itu Putri meminta gw untuk membuka kancing rok mini yang dia kenakan, dengan kondisi horny dan fly gw turuti, dan terdengar suara siul2 dari cowok cowok, sampai kancing terahir rok mini Putri kubuka dan sekarang kelihatan jelas BH berwarna hitam dan CD tembus pandang berwarna hitam yang memperlihatkan memeknya yang tanpa bulu sehelaipun. Dengan gaya erotis Putri menjilat, dan memilin dada gw dan putting ku dari luar rokku sambil bergoyang goyang erotis, sedangkan tangannya meraba raba pantat gw sambil menaikan rok miniku sampai terlihat G-stringku seirama denyutan music yang ada, dan sekali kali meraba memek gw dengan jarinya secara lembut dan erotis dari luar CDku (hal itu membuat memek gw on dan basah).

    Gw merasa sudah didunia nikmat dan gak perduli yang melihat gw. Gw berbalik untuk melihat suasana dan suamiku yang masih dengan Wulan, dia sedang meraba raba dada Wulan dari dalam BHnya dan tangan satunya berada diselangkangan Wulan sedang memainkan memeknya, kulihat suamiku sedang on berat dan horny banget kayaknya, Kembali gw menikmati goyangan serta rabaan Putri kepada tubuhku. ternyata Putri telah melepaskan BH dan CDnya dan bergoyang telanjang bulat, siulan kembali ku dengar dan membuatku lebih liar dan berani. Putri mulai melepaskan rokku dengan pelan dan lembut dan berhenti pada kancing yang didepan perutku, membuat BHku kelihatan bagi yang mau lihat dada gw, dengan cepat dan lembut Putri telah melepaskan kaitan belakang BHku dan BHku jatuh kelantai memperlihatkan dada gw yang Putri dengan putin yg sedang berdiri menunjukan betapa hornynya gw, dengan gerakan erotisnya Putri bergoyang dengan memainkan dada dan memilin putinku yang telanjang sambil diisep, dan dijilat dengan lembut, dengan tangannya bergerak untuk melepaskan rokku dari pundakku, dengan kenikmatan yang ku rasakan gw tidak memperdulikan rok miniku jatuh ke lantai, membuat gw topless dan bergoyang hanya dengan G-stringku.

    Gerakan Putri tambah hot dan erotis melekuk lekuk dan mengerakan pinggangnya seolah olah dia lagi fishing gw, dan tambah ganas Putri mengisep isep dada gw dan tangannya mengelus elus vagina gw sambil jarinya keluar masuk, dia tahu betapa basahnya vagina gw, yang sudah keluar lendir menembus G-stringku. Gw buka mata gw gw melihat Alit berada di belakang Putri dengan tangan yang bergerilia ke dada dan memeknya, dan mencium Putri dengan lidah dijulurkan kemulutnya yg disambut juga dengan lidah Putri didepan mata gw. Gw termenung melihat mereka sampai gw tak sadar kalau Putri melepaskan G-Stringku, yang membuatku telanjang bulat dan bergoyang, gw segera melihat reaksi suamiku yang ternyata dia lagi sibuk sendiri dengan Wulan yang sekarang juga tidak memakai sehelai pakaianpun, dan lagi mengoral suamiku sambil mengocok kontolnya, dan Agus pun menunggu giliranya Tiba tiba gw terkejut dengan sesuatu yang hangat dan lembut menyentuh memek gw, gw berbalik dan melihat kepala Putri berada diselangkanganku dan menjilatin memek gw sedangkan Alit memelukku dari belakang sambil meremas dada gw. Putri dan Alit mengiring gw ke sofa dan sampai di sofa mereka melanjutkan menjilatin vagina gw dan Alit mengisap dan menjilat dada gw, kenikmatan menerpa tubuhku, tiba tiba gw merasa ada org duduk di sebelah kanan dan kiriku, Ternyata Anton dan Roni.

    Roni melihat sambil meraba raba dada gw yg satu lagi, gw malu, terangsang. dikelilingin tiga cowok sambil diisepin vagina gw oleh Putri, gw mendesah keenakan. Posissi Putri digantikan oleh Anton yang sekarang menjilatin vagina ku uhhh….. nikmat banget rasanya! Rangsangan yang hebat gw rasakan dari dada yg diisep 2 cowok dan vagina gw yang basah dan horny dilahap abiz oleh mr Anton. Desahanku membuat para cowok memperlakukan gw lebih liar. Putri ke sebelah Roni dan melepaskan pakaiannya sambil mengoral kontolnya sampai ngeceng, dan berikutnya Alit dan Anton, sampai mereka semua tenlanjang bulat, ku lirik kontolnya Alit begitu tebal dan panjang 17 cm, Anton 19 cm dengan ketebalan yg sama, lalu gw meraba punya Roni karena gw tidak dapat melihatnya, ternyata lebih besar dari semuanya dan tebal sekali sampai jariku tidak dapat melingkari kontolnya, Anton memasukan jarinya kedalam vagina gw sambil clitorisku diisep dan dijilat membuat badanku bergetar dengan maut gw keluaaaaarrr …..ohhhhhh……. ahhhh….. cairan hangatku mengalir keluar dari vagina gw terasa tak henti hentinya mengalir keluar, semua terkena mulut Anton yang melahap dan menjilatin semua cairanku yang keluar. Anton memberi gw waktu untuk menikmati orgasmeku sebelum dia mengarahkan kontolnya ke vagina gw dengan pelan dia masukan kontolnya, sampai kontolnya masuk semua baru dia maju mundurkan kontolnya membuat gw mengikuti irama yang nikmat dia buat.
    Anton mendorong pinggangnya kedepan agar kontolnya masuk semua ke vagina gw. Dengan tak sabar Alit berdiri dan mekangkangi muka gw sampai kontolnya didepan mulutku, dan kuraih dengan nafsu dan kumasukan kontolnya kedalam mulutku, kulirik ke kiriku untuk melihat Roni, entah kemana Roni tetapi sudah tidak berada di sampingku lagi, Putri memainkan dada gw dengan tangan dan mulutnya. sambil kontol Alit kuoral dan ku jilat bolanya sampai ujung kontolnya, sambil kontol Anton dalam vagina gw yang membuatku terangsang, seirama dengan jilatan Putri yg lembut di dada gw membuat gw mendesah aaaahhh….aaaahh…aaahh…, dan mebuatku lepas kendali, fuuuu..ckk…meee…fuuuuck…me.. Teeeddy… dengan gw mengerang membuat Anton nafsu dan menyodok vagina gw dengan keras dan badanku mulai bergetar lagi dan Arrrrrggg….. Arrrrrgg… aaahhhh….aaahhhh… kupegang pantat Anton dan kutarik kedalam agar kontolnya masuk lebih dalam lagi ke vagina gw…..oooohh…oooohhhh…Arrrrrggg g…. aaaah…..aaahhh…uuuhhhh… badanku bergetar getar dengan hebat. Melihat gw keluar Anton meyusul gw tahu dari denyutan kontolnya dalam diriku…tak lama Oooooo….. Oooohhhh.. akkk…uuu.. keeee…luaaa…rrr. Dia mencabut keluar kontolnya dan ternyata Putri telah menunggu dan Anton masukan kontolnya kedalam mulut Putri untuk menyemprotkan air maninya Aaaaa……hhh….aahhh….ahhh.. ooo… oooohhhh. ..banyaknya air mani yang keluar di mulut Putri sampai keluar kepipinya dan sisanya ditelan habis. Kebanyang olehku kenapa Anton tidak mengeluarkan dimulut gw (padahal gw belum pernah), Tapi minuman dan inek itu mebuat gw berbuat hal yang belum pernah gw inginkan sebelumnya dan sekarang gw sangat menginginkan.

    Sambil melamunkan tentang air mani Anton, tak sadar kontol Alit yang sedang ku oral dengan nafsu, sedang berdenyut denyut siap menyemburkan air maninya, gw terkejut tiba tiba Aaaa…hhhh….. Ooohhhh….ooohhh… giiiii…lllee… gw keluuuuuuuaarrr…..croooot…..cr ooot… mulutku dibanjirin air mani Alit, menyembur dengan keras ketongorokanku membuat gw batuk batuk, dan Alit mendorong kontolnya lebih dalam sambil memegang kepalgw sampai habis air maninya didalam kemulutku semua, banyak air maninya sampai sebagian tumpah ke sofa dan dada gw. Lemas lah Alit bersandar disebelahku. Kenikmatan pertamgw merasakan air mani keluar dimulutku membuat gw lupa sesaat akan suamiku, ternyata dia sedang duduk asik telanjang di oral oleh Putri dan kontol Agus dari belakang menyodok memeknya Putri dengan irama yang cepat celaaap…. ceeeeplok… celaaap…. Ceeeplok…. Terdengar suaranya.
    Gw mengambil minumku dan menuguk minumanku, lalu gw dengan setengah sempoyongan kekamar mandi untuk membersihkan diri. Selesai gw kembali ke sofa dan minum sedikit lagi mereka santai asik minum2. sambil bergoyang telanjang. Gwpun bergabung dengan mereka di lantai bergoyang. Sambil menikmati denyutan lagu house music, gw masuk ke dunia kenikmatanku sendiri, Dan rasanya pada saat itu ingin memeluk semua orang yang hadir. Gw mengenali wajah-wajah yang ada namun pikiranku kosong. Gw pPutri bergoyang di atas meja, dan gw bergoyang erotis seolah gw stripper yang hot. Dengan menyambut tangan tangan yang meraba raba setiap lekukan tubuhku yang membuatku sangat horny lagi. dengan jari, lidah di vagina gw dan dada gw tubuhku merasa nikmat.
    Wulan naik keatas meja dan bergoyang bersamgw, goyangan kami seperti sepasang lesbi yang sedang terangsang. Wulan memasukan jarinya ke vagina gw dan lidahnya menjilatin dada gw dengan erotis sekali, tak lama Putri bergabug diatas meja dan kami bertiga kelihatan wanita lesbi yang hot dan heboh dikelilingi Alit, Roni, Anton, Agus, dan suamiku. Putri mengajak turun ke sofa dan gw terlentang diatas sofa dengan kaki dibuka lebar membuat akses yang mudah bagi Putri melahap vagina gw dan clitorisku, Anton menyuruh Wulan menduduki mukgw dengan gw ahirnya merasakan rasa memek wanita untuk pertama kali.

    Memek Wulan yang basah terasa asin, gurih, sedikit amis tapi tak tahu kenapa gw menikmatinya dan melahap memeknya dengan nafsu. Keahlian Putri menjilain clitorisku membuat gw mendesah. dan memegang kepala Putri dan mendorongnya ke vagina gw yang berdenyut denyut. Lidahnya dimasukan dalam memiawku membuat tubuhku bergetar keenakan tubuhku bergoyang maut merasakan Orgasme dari Putri keluarlah cairanku kemulut Putri yang mungil, dan bersamaan Wulan mendesah Auhhh….. Arrrggggghhhhhh…oooohhhhhhh cairan Wulan keluar dimulutku dan Wulan menekan memeknya kemukgw sampai hampir gw gak bisa bernafas, memaksakan gw menelan semua cairannya yang keluar dari memeknya, dan gw menelan dan mejilat memeknya sampai habis! Gw merasa sangat happy, horny, dan nikmat. Gw melihat para cowok (termasuk suamiku) memandangku sambil berbisik bisik.
    Kemudian Agus dan Roni menghampiri gw yang sedang terlentang telanjang bulat dapat mereka melgwkan semau mereka dan gw akan menikmatinya. Roni dengan kontolnya yang besar dan panjang berhenti didepan mukgw, Agus menyusul dan juga berhenti depan mukgw dengan kontol yang setengan berdiri. Suamiku meraih kedua tanganku dan menaruhnya dikedua kontol didepanku sambil mengedipkan matanya seolah gw harus melayani mereka. Dalam kondisi horny gw kocok sambil kutarik kontol mereka lebih dekat mulutku, ku oral secara bergantian, hanya kontol Roni lebih gw perhatikan, karena tak sabar gw mau merasakannya dalam vagina gw. Gw melihat suamiku, Wulan, Anton, Alit, dan Putri duduk mengelilingi gw, Agus dan Roni seolah menonton film porno, dan gw akan menyajikan tayangan yang seru bagi mereka. sambil bermain oral satu sama lain, tetapi pandangan mata mereka tertuju kepadgw melayani 2 cowok. Ku jilat bola Roni dan kusedot masuk kemulutku berulangkali hingga Roni mendesah Oooo… oooohh….. Aaaah…, dan kujilat batang kontolnya hingga ujung lobang baru kumasukan kemulutku, panjangnya kontol Roni hanya bisa setengah yang masuk ke mulutku.
    Kontol Agus kuperlgwkan sama dan diapun mendesah aaaa… Aaaahhh…. u uuuu…. Uuuuhhh.. tepuk tangan dari penoton claap….claapp… Hebat…Hebat.. membuat gw malu dan sangat terangsang secara bersamaan. Dada gw diremas remas dan putinku dipilin pilin oleh mereka berdua, yang memberiku sensai dan nafsu mengkulum kontol mereka. Jari Roni meraba sambil memasukan jarinya kedalam vagina gw yang hangat membuat gw mendesah ooooo…. Uuuuu….. aaaahhhh…., gw baru sadar kenapa lampu dalam terang sekali hanya dimana gw bermain dengan Roni dan Agus, seolah gw di atas panggung teater dan dikelilingi penonton. Mukgw memerah sebentar karena malu, tapi tubuhku yang horny banget mengalahkan maluku. Agus pPutri duduk di dada gw sambil kuoral, dan Roni diselangkaanku memainkan mengisap vagina gw sambil jarinya masuk keluar. desahanku yang keluar dari birahiku dengan tak sadar gw mendesah. Lagi2 tepukan tangan dari penonton bersuara dengan keras.

    Jilatan Roni membuatku meram melek dalam kenikmatan yang gw salurkan kekontolnya Agus yang sedang kusepong sepong dengan ganas. Gw merasa ujung kontol Roni berada didepan lubang vagina gw siap memasukannya, dengan pelan kepala kontolnya memasuki liang vagina gw, dan terasa amat besar masuk kepala kontolnya terasa sedikit sakit dan penuh vagina gw diisi kontolnya keluar suara dariku saat itu dengan pelan dia masukan semua sampai mentok dalam vagina gw yang merasa sangaaat penuh sekali. Gw berhenti mengoral kontol Agus dan merasakan kenikmatan kontol Roni yang sedang keluar masuk vagina gw dengan lembut dan pelan. Kenikmatan yang luar biasa kurasakan dalam liang vagina gw, dengan penuh nafsu kupegangang pantatnya Roni dank ku atur tempo keluar masuk kontolnya lebih cepatdesahan dan keliaranku keluar tanpa kusadari, dan tepuk tangan serta kata fish dia Roni ent*tin dia yang kencang dari penonton yang bergairah melihat gw di genjot oleh Roni. Wulan menghampiriku dan gw dibalik dan diminta untuk nungging doggie style dengan Wulan dibawahku menjilat clitorisku yang sangat sensitive, dan Agus duduk di sofa depanku sambil kuoral, Roni kembali masukan kontolnya ke dalam vagina gw dari belakang. Kenikmatan yang belum gw merasakan melanda tubuhku, kenikmatan kontol dimulutku, vagina gw, clitorisku dijilatin sambil kontol yang besar keluar masuk vagina gw keliaranku mengambil alih! masukin Kontolmu yang lebih dalam dengan irama yang cepat membuatku Orgasme yang luar biasa dan tak bisa kutahan lagi bergetar, dan mengejang kejang, tubuhku sampai harus di pegangi Roni sambil dia menyodok dengan keras memasukan semua kontolnya ke dalam vagina gw, dan dia tahu gw sedang orgasme dia berhentikan agar gw dapat menikmatin orgasmeku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,