Author: perawanku

  • Menyetubuhi Gadis Pingsan Yang Masih Perawan

    Menyetubuhi Gadis Pingsan Yang Masih Perawan


    1489 views

    Cerita Sex ini berjudulMenyetubuhi Gadis Pingsan Yang Masih PerawanCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Namaku Bastian, aku adalah seorang ABG yang berusia 17 tahun. Aku mempunyai tinggi badan sekitar 170 cm, berat badan 58 kg, cukup ideallah postur tubuhku.

    Disini aku akan berbagi cerita sex yang hot dari pengalaman saya dengan seorang wanita. Bisa dibilang pengalaman Sexs-ku ini sangat jarang dialami oleh orang lain, dan saya yakin para pembaca-pun mengatakan seperti itu setelah membaca cerita sexs-ku ini.

    Tian nama panggilanku, selain berpostur tubuh ideal, aku juga memiliki wajah yang sedikit ganteng,hhe. Saya kira cukup pembukaan ceritanya, sekarang menuju pada cerita sex mesum pribadi Mas Bastian yang paling Ganteng. Pada suatu hari pihak sekolahku mengadakan Study Tour di sebuah pantai di daerah Jabar ( jawa barat). Kami semua sampai di lokasi sekitar pukul 03.00 dini hari.

    Karena kami sampai di lokasi wisata pada Pukul 03.00 dini hari, teman satu sekolahku dan semua guru-pun lelah dan langsung tidur di penginapan yang sebelumnya sudah dibooking. Namul hal itu tidak terasa olehku, karena ketika perjalanan ke objek wisata aku sempat tidur. Maka dari itu sesampianya disana akupun bisa tertidur 1 jam kemudian tepatnya pada pukul 05.00 dini hari.

    Tidak terasa waktupun berlalu, sampai pada akhirnya aku terbangun sekitar Pukul 08.45 pagi. Namun ketika aku terbangun aku merasa bingung, karena pada saat itu teman-teman sekamarku sudah tidak ada di kamar. Wah nampaknya aku ketinggalan deh ini, ucapku. Saat itu aku-pun segera keluar kamar dan melihat bus sudah tidak ada, hal itu menandakan bahwa mereka sudah pergi ketempat wisata.

    Karena merasa kurang yakin aku-pun sempat menanyakan kepada staff hotel, setelah bertanya ternyata benar rombongan sekolahku telah berangkat ke lokasi wisata. Sekitar jam 07.00 pagi mereka sudah berangkat. Saat itu merasa sangat kesal akan hal itu. Aku kesal sekali tidak bisa ikut dan yang paling membuat aku jengkel adalah, mengapa teman sekamarku tidak membangunkan aku. Benar-benar keterlaluan mereka.

    Untuk menghilangkan rasa kesalku, akupun langsung keluar dan bejalan-jalan di pantai. Kebetulan sekali hotel tempat kami menginap berdekatan dengan sebuah pantai. Sesampainya di pantai, aku merasa aneh saat itu, karena pantai ini suasana-nya sangat sepi, bahkan tak ada seorangpun kecuali aku. Lalu aku berfikir, mungkin pantai ini sepi karena pantai ini bukanlah tempat wisata.

    Saat itu terlihat banyak sampah dan tanaman bakau yang cukup lebat di tepi pantai ini. Mungkin saja hal itu yang menyebabkan orang tidak suka berkunjung di pantai ini. Dengan bertelanjang kaki saat itu mulai menelusuri pantai, tak jarang sepanjang pantai aku banyak menemukan berbagai jenis sampah. Tanpa aku duga ditengah perjalanku dikagetkan dengan adanya sesosok orang yang terkapar di tepi pantai.

    Karena aku penasaran, maka aku-pun segera menghampirinya, dan segera menepikanya di bawah pohon tepi pantai yang cukup rindang. Setelah kuperhatikan secara seksama, ternyata dia adalah seorang gadis yang usianya sebaya denganku. Saat itu aku coba memeriksa denyut nadinya, ternyata setelah aku periksa denyut nadinya masih berdenyut dan tubuhnya-pun masih hangat.

    Karena dia masih hidup aku-pun mengamati lagi gadis itu. Sungguh sebuah rejeki aku bisa menemukan gadis yang berparas cantik, berkulit putih, bertubuh sintal dan berambut panjang. Pada saat itu Gadis itu memakai hanya mengenakan pakaian renang yang cukup indah dan mahal nampaknya. Dalam hening aku merasa bingung karena memikirkan darimana datangnya gadis ini.

    Saat itu aku mencoba memeriksa memeriksa sekujur tubuhnya, dengan maksud siapa tahu ada identitas yang terselip di baju renangnya. Namun ketika aku aku memeriksa tubuhnya, spontan terlintas ide ngeres di otakku. Saat itu sesekali aku menyentuh buah dada-nya yang lumayan kenyal dan besar bagi gadis seumurannya. Saat itu aku juga memperhatikan area kewanitaan-nya yang nampak menyembul indah.

    Karena aku laki-laki normal, saat itu tidak terasa kejantananku sudah ereksi hebat, dan seketika timbullah niat buruk untuk menyetubuhi gadis itu. Karena saat itu hanya ada aku dan gadis pingsan yang aku temukan tadi, tanpa buang waktu niat cabulku-pun kulancarkan. Mulailah aku melucuti celana renangnya yang menutupi tubuh dan kewanitaan-nya yang menyembul indah.

    Stelah terlepas, maka terlihatlah kewanitaan dengan bulu kewanitaan yang sangat terawat dihadapanku. Tanpa berfikir panjang akupun mulai menyentuh bibir kewanitaan-nya, berhubung aku si otong (penis) sudah tidak tahan lagi, maka aku-pun bergegas melepas celana pendek, celana dalamku. Sembari memandangi indahnya tubuh gadis itu, kejantanankukupun aku gesek-gesekkan pada kewanitaan gadis itu.

    “ Beuhhh, nikmat sekali ternyata rasanya… ”

    Sembari masih menggesek-gesekan kejantananku pada kewanitaann gadis itu, tak lupa tanganku meraih buah dada-nya yang kenyal lalu aku remas-remas dengan penuh gairah. Sesekali aku juga memainkan puting susu-nya yang berwarna kemerah-merahan itu. sembari tangan kiriku memegang buah dada-nya, tangan kanan-kupun sekarang bergerak menuju liang senggamanya. Saat itu aku mencoba menusuk-nusukkan jemariku kedalam liang senggama yang masih sempit itu.

    Secara perlahan aku menusukan jariku kedalam liang senggama gadis itu, setelah beberapa saat pada akhirnya jemariku berhasil masuk ke dalam liang senggama-nya.

    Tidak kusangka ternyata dia masih Virgin, dan keluarlah sebercak darah yang mengalir dari liang senggamanya. Saat itu aku sempat terkejut karena tiba-tiba gadis itu bergerak, mungkin saja dia merasakan sakit ketika jariku menembus selaput daranya.

    Seketika aku-pun langsung menghentikan perbuatanku, karena aku takut dia sadarkan diri dan akan berteriak jika melihat aku sedang melakukan hal cabul ketika dia tersadar. Setelah beberapa saat aku hentikan, ternyata dia masih tidak sadarkan diri. Saat itu aku masih sempat menunggu sekitar 10 menit untuk memastikan jika dia benar-benar masih tidak sadarkan diri.

    Lalu setelah benar-benar yakin dia masih pingsan, aku-pun kembali melanjutkan bermain di arena kewanitaan-nya dengan jemariku. Setelah itu aku-pun mencoba bermain dengan gaya lain, ketika itu aku mendekatkan wajahku ke depan bibir kewanitaan-nya gadis itu. Kulihat bibir kewanitaan-nya berlumur sedikit bercak darah akibat sodokan jariku yang menembus selaput daranya tadi.

    Karena aku sudah terlanjur nafsu dan khilaf akupn tidak perduli dengan bercak darah itu, dan aku-pun langsung melahap kewanitaan gadis itu sembari kedua tanganku membuka lebar dinding bibir kewanitaan-nya. Setelah beberapa saat aku menciumi kewanitaan-nya, aku mulai lidahku menjulurkan lidahku untuk memainkan clitoris-nya. Masih dengan keadaan pingsan, aku mendengar nafas gadis itu memburu.

    Seketika itu hembusan nafasnya menjadi lebih cepat dan tidak beraturan. Ketika nafasnya makin tidak beraturan, tiba-tiba dari lubang itu keluar cairan putih bening yang hangat membasahi lidahku. Sungguh hebat sekali gadis itu, dalam keadaan yang tidak sadarkan diri dia bisa orgasme, hha… mantap.

    Berhubung gadis itu sudah orgasmen dan masih tidak sadarkan diri, aku-pun langsung mempersiapkan kejantananku yang sudah mencapai ukuran maksimal itu, untuk memcoba memasuki liang senggama-nya. Aku langsung mencoba memasukkan kejantananku ke dalam kewanitaan itu dengan menggesek-gesekan kejantananku terlebih dahulu, tapi ketika aku akan memasukan kejantananku ke dalam liang senggama-nya ternyata liang senggama-nya masih sangat sempit.

    Saat itu terasa sangat sulit sekali memasukan kejantananku kedalam Vagina Gadis itu, sampai-samapi kejantananku yang sudah ereksi maksimal tidak kuat untuk menembus kewanitaan gadis itu. Huffttt, sunguh susah menembus memek perawan. Namun aku tidak menyerah begitu saja, secara perlahan aku terus mencoba menusukan kejantananku. Setelah susah payah akhirnya,

    “ Zlebbbbbbbbbb ”,

    Terbenamlah seluruh kejantananku didalam vagina itu. Setelah berhasil masuk kedalam lubang kewanitaan itu, kurasakan seakan kejantananku seperti dipijat-pijat oleh dinding Vagina gadis itu,

    “ Ouhhhhhhhhh…. Nikmatnya surga dunia ini… ”, ucapku puas.

    Setelah terbenam seluruhnya kurasakan hangatnya lubang kewanitaan membuat kejantananku semakin keras saja. Lalu aku langsung mengangkat pinggul gadis itu sejajar dengan kejantananku. Dengan perlahan aku gerakan kejantananku keluar masuk dari liang senggamanya,

    “ Eughhhhh… Nikmat sekali… Sssss… Aghhhhh… ”, desahku merasa nikmat.

    Setelah sekitar 15 aku menggenjot kewanitaan gadis itu dengan tempo pelan, kini aku mempercepat genjotanku dengan liar dan penuh nafsu,

    “ Ouhhh… Sssss… Aghhh… Plak… Plak… Plak… ”, desahku bercampur suara hentakan kulit kami yang menempel ketika aku menggoyangkan pinggulku.

    Tidak lama kemudian kurasakan ada sesuatu yang mendesak pada pembulu darah pada kejantananku, dan,

    “ Aghhhhh… Crotttt… Crotttt… Crotttt… ”,

    Pada akhirnya tersemburlah semua spermaku di dalam liang senggama gadis itu, aku merasa nikmat dan melayang-layang. Sungguh luar biasa orgasme yang kurasakan saat itu. seketika itu aku-un langsung terkulai lemas di atas pasir pantai. Sejenak aku membaringkan tubuhku di samping gadis itu. Aku barbaring sambil memandang ke atas dan sesekali aku memandang wajah gadis itu yang terlelap dengan wajahnya yang lugu. Dan sesekali aku memegang buah dada-nya yang sangat menggoda.

    Tidak terasa haripun sudah sore, saat itu aku terus memainkan tubuhnya karena aku tak mau melewatkan kesempatan ini. Beberapa saat aku berpikir untuk menemani dia hingga sadar. Tapi kadang aku merasa takut akan apa yang telah aku lakukan tadi. Tapi setelah berpikir beberapa kali, akhirnya aku memutuskan untuk menemani gadis itu hingga siuman.

    Ditemani api unggun dan debur ombak, sambil bersandar di pohon aku memeluk gadis itu dari belakang. Dan walaupun begitu pikiran kotorku tak pernah hilang. Sambil aku memeluknya, mencoba untuk menghangatkannya, tanganku tak henti-hentinya memegangi buah dada-nya yang waktu itu dia masih telanjang karena aku tidak ingat untuk memakaikan pakaian renangnya

    Pada waktu itu aku melihat jam tanganku menunjukan tepat pukul 19.00 malam. Beberapa saat kemudian akhirnya gadis itupun siuman, dia terkejut ketika dia melihat aku disampingnya dan sadar bahwa dirinya telah telanjang bulat,

    “ Hah… Kamu siapa, kenapa kamu disini dan mengapa aku telanjang ??? kamu melakukan apa padaku ?? ”, ucapnya kaget bercampur kemarahan.

    “ Sudah-sudah tenang dulu, tolong diam sebentar dandengarkan aku !!! tenanglah, aku akan menjelaskan semuanya kepadamu ”, ucapku dengan santainya.

    Kemudian akupun menjelaskan semuanya, dari mulai aku menemukan dia sampai dia siuman. Mendengar ceritaku dia sempat meneteskan air mata. Dengan air mata bercucuran, dia menceritakan semuanya kepada aku. Dari ceritanya aku mengetahui ternyata dia adalah putri dari seorang jutawan dari kota B dan tak lupa kamipun berkenalan. Gadis itu ternyata bernama Dila.

    Saat itu dia mengatakan kepadaku mengapa dia tidak sadarkan diri, ternyata dia terseret ombak ketika dia sedang berenang di pantai hingga tidak sadarkan diri. Kemudian kamipun mulai akrab dan Dila-pun berkata,

    “ Tian, kamu bisa tolongin aku nggak… ”, ucap-nya.

    “ Apa saja pasti akan akau lakukan Dil ”, jawabku.

    “ Terima kasih sebelumnya ya Tian, aku kedinginan sekali nih tian, dan aku tidak bawa pakaian, hanya baju renang ini saja yang aku bawa ”, ucapnya memelas kepadaku.

    “ Yasudah sini aku peluk kamu biar kamu hangat ”, ucapku menawarkan kehangatan.

    Kemudian dia mulai mendekat dan dan aku mulai memeluk nya di dalam pelukanku,

    “ Dil, kalau kamu cuma begini saja, kamu pasti masih akan kedinginan ”, ucapku penuh dengan pikiran cabul lagi.

    “ Lalu aku harus bagaimana Tian biar aku nggak kedinginan ? ”, tanyanya padaku polos.

    “ Agar kamu tidak kedinginan kamu harus menggerakan tubuh kamu ”, ucapku.

    Lalu Dila-pun mulai menggerakan tubuhnya, sesekali dia melompat lompat agar dia merasa hangat. Namun hal itu percuma saja, karena selain dia telah lama terendam air laut, dan juga suasana dipantai dingin sekali karena angin diapun berkata padaku,

    “ Tian… Kenapa aku masih dingin ya ”, ucapnya padaku.

    Lalu aku memberanika diri untuk menawarkan hal lain kepadanya,

    “ Masih dingin ya Dil, Eummmm… gimana yah… Eeeeee… gmana kalau kita itu aja… Eummmm… ML maksudky ”, ucapku agak ragu.

    “ Hah, Apa ?!!! ”, ucapnya kaget.

    “ Gimana Dil kamu mau nggak, aku yakin kalau kita ML pasti tubuh kamu nanti terasa hangat? ”, ucapku penuh trik dan pikiran cabul .

    “ Eummm… giman ya Tian… aku takut kalau begituan… tapi… ”, ucapnya bingung.

    “ Sudah nggak udah takut, kita coba lakukan saja… ”, kataku sambil memeluk dan menciumnya dengan lembut.

    Beberapa saat kamu berciuman dengan tubuh tanpa busana. Sesekali tanpa disengaja kejantananku yang sedang berdiri menyentuh-nyentuh perutnya. Setelah beberapa menit kami berciuman, aku langsung menarik mulutku dari mulutnya. Aku langsung menyuruhnya untuk mengulum kejantananku yang dari tadi Ereksi,

    “ Sekarang kamu coba sepongin kontol aku yah !!! ”, pintaku.

    Tanpa banyak bicara dia langsung menuruti semua apa yang saya katakan. Dia langsung mengulum kejantananku. Pertama dia masih ragu, tetapi setelah beberapa saat dia mengulum kejantananku akhirnya dia menikmatinya dan nafas-nyapun mulai tidak beraturan,

    “ Ya gitu… terus Dil… Ssss… bagus sekali… Oughhh… ”, desahku.

    Setelah beberapa menit dia mengulum kejantananku, serasa aku akan menyemburkan lahar panasku, namun aku tidak rela jika harus orgasme dengan sebuah kuluman. Lalu aku-pun mengeluarkan kejantanku dari dalam mulutnya dan,

    “ Dil, sekarang aku jilatin memek kamu yah !!! ”, ucapku.

    Tanpa banyak bicara Dila-pun kemudian dia langsung merebah di pasir dan membuka selangkangannya lebar-lebar. Kemudian aku memulai dengan menciumi pahanya lalu berpindah ke dadanya lalu ke perutnya lalu aku manciumi bibir kewanitaan-nya. Setelah seluruh permukaan bibir kewanitaan-nya aku jilati, aku mencoba membuka kewanitaan-nya lebar lebar dan langsung menghisap clitoris-nya yang sudah mengeras,

    “ Oughhhh… geli sekali tian… Ssss… Aghhhh…. ”, ucapnya geli-geli nikmat.

    Saat itu aku memainkan clitoris-nya yang tersasa hangat dimulutku. Diapun mengeluarkan desahan-desahan kecil yang membuatku semakin ingin melumat seluruh kewanitaan-nya. Setelah beberapa saat aku melumat kewanitaan-nya itu, aku langsung menghentikan permainanku itu,

    “ Ihhhh… kenapa berhenti sih Tian, Lagi enak-enaknya tau… huhhh… ”, ucapnya sedikit kecewa.

    “ Udah jangan cemberut gitu dong, aku bakal kasih kamu yang lebih nikmat… ”, ucapku.

    Tanpa banyak bicara lagi, aku langsung meraih kejantananku yang sudah berdiri lagi. Aku langsung mengarahkan kejantananku kearah kewanitaan-nya yang sudah terlihat basah sekali. Dan ketika aku memasukannya ternyata kali ini lebih mudah dari sebelumnya. Diiringi desahan yang sedikit keras, aku tanamkan kejantananku dalam-dalam,

    “ Aowww… aduh, Sakit Tian… ”, ucapnya kesakitan.

    Lalu dengan perlahan aku mulai manggenjot pinggulku. Secara perlahan desahan sakit yang keluar dari mulut Dila-pun berubah menjadi desahan nikmat,

    “ Sssss… Oughhh… enak Tian… ayo terus… Aghhhh… ”, desahnya mulai menikmati hubungan sex kami.

    Ditengah aku sedang menggenjot kewanitaan-nya, aku langsung menyuruhnya untuk bangkit,

    “ Dila… kita coba dogy style Yuk !!! ”, pintaku.

    “ Apa tuh Tian… ? ”, ucapnya polos.

    “ Sekarang kamu nungging seperti anjing kencing yah ”, ucapku mengarahkannya.

    “ Oh itu ya Tian, baiklah… ”, ucapnya menggiyakan permintaanku.

    Kemudian dia menungging dan aku langsung menyambut kewanitaan-nya dari
    belakang. Lalu akupun langsung menggenjot kembali pinggulku ini,

    “ Aghhhhh… Aghhhhh… enak, Oughhh… Eummmm… ”, desah Dila.

    Setelah hampir mencapai puncak, aku langsung mempercepat genjotanku yang membuat timbulnya suara benturan pinggulku dengan pantatnya,

    “ Sssss… Aghhh… Plakkk… Plakkk… Plakkk… Oughhhh yeah… ”,

    Diiringi desahan panjang dari mulut Dila,aku merasakan cairan hangat membasahi kejantananku yang masih berada dalam liang senggama Dila. Hal itu menandakan Dila telah Orgasme. Saat itu aku-pun makin mampercepat genjotanku dan tidak lama kemudian,

    “ Crottttttttt… Crottttttttt… Crottttttttt… ”,

    Pada akhirnya aku pun kembali memuntahkan lahar panasku didalam didalam liang senggama-nya Dila. Sungguh orgasme yang luar biasa kali ini. Karena orgasmemu kali ini aku lakukan dengan keadaan Dila yang sudah sadarkan diri. Kemudian kamipun langsung terkulai lemas di atas pasir pantai. Lalu kamipun barbaring sambil saling berpelukan.

    Saat itu kamipun tertidur lelap di tepi pantai disaksikan oleh cahaya bulan dan deburan ombak. Pagi-pagi sekali kami terbangun dan dia segera memakai pakaian renangnya kembali sedangkan aku langsung mengantarnya pulang ke villanya yang letaknya ternyata tidak jauh dari hotel tempat aku menginap.

    Sesampainya Di Vila Dila, sebelum kami berpisah kami sempat bertukaran no. Handphone. Setelah sampai di hotel, aku melihat rombongan sekolahku telah kembali ke hotel dan bersiap untuk pulang. Setelah kami semua selesai berkemas, kemudian kamipun pulang. Sesampainya di rumah aku langsung menelefon Dila. Saat itu ternyata dia juga sedang ada di kotaku.

    Saat itu kamipun segera menentukan tempat untuk ketemuan. Dan yang pasti setelah kami ketemuan, kami melakukannya hubunngan sex lagi. Setelah kejadian itu kami-pun akhirnya berpacaran hingga sekarang. Untuk menjaga agar hubungan kami tidak rusak karena hamilnya Dila, aku memintanya agar Dila meminum pil KB sebelum dan sesudah berhubunga Sex.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Terbaru Pengalaman Pertama Masturbasi

    Cerita Sex Terbaru Pengalaman Pertama Masturbasi


    2052 views

    Perawanku – Sebelum aku mengisahkan tentang pengalaman pertamaku bermain sex dengan pasangan, ada baiknya aku ceritakan dulu pengalaman pertamaku bermain sex solo atau bermasturbasi, karena jauh hari sebelum aku melakukan hubungan sex, aku sudah sering melakukan masturbasi.

    Aku sejak kecil memang sudah tidak suka dan tidak pernah mau memakai BH. Kebiasaan ini berlanjut hingga kini. Hal ini tentu membuat kedua orang tuaku jadi kelabakan. Sejak duduk di bangku Sekolah Dasar, aku hanya memakai kaos singlet di dalam hem seragam sekolahku. Mungkin kebiasaan memakai singlet sejak kecil inilah yang membuatku hingga saat ini lebih leluasa memakai T Shirt yang lebih mirip singlet itu.

    Demikian pula saat aku duduk di bangku SMU, aku juga hanya memakai kaos singlet di dalam hem seragam sekolahku. Memang agak mending sih, ketimbang aku hanya langsung memakai hem saja tanpa BH di dalamnya, jadi fungsi kaos singletku adalah sebagai pengganti BH.

    Soal CD memang sejak usiaku masih anak-anak, aku lebih suka yang model sexy, namun saat SD aku tidak bisa berkutik karena Mamaku yang selalu membelikan semua kebutuhanku. Baru sejak SMP aku sudah bisa memilih model CD kesukaanku sendiri, karena saat itu aku sudah dipercaya untuk membeli kebutuhanku sendiri, walau uangnya tetap kudapat dari kedua orang tuaku.

    Pada awalnya saat aku masih SMP, model CD yang kubeli masih biasa-biasa saja, karena untuk CD yang mini seperti model berenda atau G String rata-rata harganya masih sangat mahal untuk anak seusiaku, apa lagi aku dari kalangan keluarga yang hidupnya hanya pas-pasan.

    Baru saat SMU aku bisa membeli dan memakai CD yang kuidam-idamkan dari sejak masih kecil, karena saat itu uang sakuku juga sudah mulai agak banyak, jadi aku bisa menabung dulu untuk membeli penutup alat vital yang kuidam-idamkan itu. Dan saat SMU-lah aku mulai terbiasa dengan memakai rok mini sebagai seragam sekolah.  Agen Obat Kuat Pasutri

    Pokoknya sejak aku SMU-lah aku merasakan merdeka, bisa memiliki dan memakai CD berenda atau G String yang kuidam-idamkan. Bayangkan saja modelnya, keduanya hampir sama mininya, hanya yang satu berenda dan yang lainnya G String terbuat dari seutas tali nylon. Saat kukenakan melingkari pinggangku, yang model G String sedikit ada perbedaan, ada ikatannya di samping kanan dan kiri pinggangku.

    Semua modelnya seperti bikini yang amat sangat mini, hanya ada secarik kain berbentuk segi tiga di bagian depan, fungsinya hanya mampu menutupi bagian depan liang vaginaku. Sedangkan CD berenda yang kumiliki bagian depannya berbentuk hati kecil dengan renda di pinggirannya.

    Waktu SMP masih belum seberapa, namun baru saat aku SMU banyak teman sekolahku, baik teman sekelas atau dari kelas lain termasuk para guruku, sering menelan ludah saat aku lewat di hadapan mereka. Karena saat SMP rok bawahanku masih biasa-biasa seperti layaknya murid wanita yang lain, namun saat SMU aku sudah berani memakai rok mini saat sekolah.

    Cerita Sex Terbaru Pengalaman Pertama Masturbasi

    Cerita Sex Terbaru Pengalaman Pertama Masturbasi

    Awalnya pihak sekolah memang melarang, namun lama kelamaan pihak sekolah mungkin bosan juga, atau mungkin juga kepala sekolahku merasa ada baiknya bisa ikut menikmati memandang pahaku yang mulus (Haa.. Haa.. Haa..!). Bukan GR lho, aku sejak kecil memang sudah cantik dan selalu menjadi bintang sekolah, bukan hanya bintang di kelas saja. Banyak cowok teman sekolahku yang menaksirku tapi mereka harus mundur dengan patah hati karena aku memang tidak mau terikat sejak dulu. Aku paling tidak suka dengan cowok yang egois, yang jika merasa sudah dekat denganku lalu yang lain tidak boleh lagi mendekatiku. Aku ingin dapat berteman tanpa ada ikatan apa lagi paksaan.

    Pertama kali aku mengenal permainan sex adalah saat aku masih SMU, bukan sex sungguhan sampai ML. Maksudku, kami hanya sampai petting hingga oral sex saja, istilahku saat itu SSKTR (Sex Sex Kecil Tanpa Resiko). Bagaimana kisahnya, nanti akan kuceritakan pada kisahku yang akan datang, untuk kali ini aku akan menceritakan pengalaman masturbasiku yang pertama.

    Aku pertama kali melakukan masturbasi saat masih duduk di bangku SMP. Aku sudah lupa waktunya, namun aku masih ingat saat itu aku masih duduk di bangku kelas dua SMP. Sebenarnya ada teman sekelasku yang kutaksir saat itu, namanya Joko. Anaknya pandai. Dia menjadi temanku saat kelas dua, karena saat masih kelas satu dia bersekolah di Solo, dan baru pada kelas dua orang tuanya pindah tugas ke Surabaya hingga Joko pun harus ikut pindah sekolah.

    Banyak teman-teman cewekku yang juga menaruh perhatian pada Joko namun Joko anaknya cuek saja. Tidak seperti teman-teman cowokku yang saat itu yang sudah mulai puber dan banyak tingkahnya, Joko anaknya tenang, lebih pendiam dan sedikit berwibawa. Mungkin ini juga yang membuat teman-teman cewek lainnya jadi penasaran padanya.

    Saat-saat aku di rumah, aku sering membayangkan bagaimana kalau seandainya Joko mencium bibirku, meremas payudaraku yang sudah tumbuh membesar itu. Bahkan aku juga membayangkan bagaimana kalau seandainya jari-jari tangan Joko membelai selangkanganku, menyentuh vaginaku yang bagian luarnya sudah mulai ditumbuhi bulu-bulu halus. Aku hanya bisa berandai-andai saja, namun aku juga tidak mengerti apakah itu yang dinamakan cinta atau hanya nafsu. Namun itulah yang kurasakan saat itu.

    Saat mandi aku mulai sering meraba-raba payudara, selangkangan dan daerah erogenku yang lainnya. Namun aku belum pernah melakukan sesuatu sampai satu saat aku mengalami orgasme, bahkan saat itu aku pun belum tahu apa itu orgasme dan sebagainya. Aku semakin hari semakin asyik merabai tubuhku sendiri hingga aku mulai tahu dimana saja letak bagian tubuhku yang paling nikmat kalau disentuh.

    Aku paling senang memainkan klitorisku dengan ujung jari sambil meremas-remas payudaraku. Liang vaginaku selalu becek kalau aku melakukan hal seperti itu. Ada cairan bening merembes keluar dari dalam liang vaginaku keluar membasahi sekitar selangkanganku.

    Aku semakin berani menggesek-gesekkan jari ke belahan bibir vaginaku, sambil membayangkan kalau semua ini dilakukan oleh Joko. Kalau di kamar mandi aku selalu mengoleskan sabun cair dulu di seputar bagian luar vaginaku. Lain lagi kalau kulakukan di atas tempat tidur, sering kugunakan hand body lotion dulu, kulumuri di seputaran selangkanganku baru aku melakukan aktifitas.

    Licinnya sabun cair atau body lotion tersbut menjadi lebih licin lagi saat bercampur dengan cairan bening yang mengalir keluar dari dalam liang vaginaku saat aku sudah mengalami nafsu yang sangat tinggi. Kumainkan klitorisku dengan ujung jari, kugesek-gesekkan sambil tanganku yang satu lagi tetap meremas-remas payudaraku dan memilin-milin puting susuku.

    Aku merasakan sesuatu yang terasa akan meledak keluar dari dalam tubuhku, desakannya semakin lama semakin kuat hingga membuatku menggeliat tidak karuan. Bibirku terus mendesah menceracau bagaikan anak kecil yang tiba-tiba terserang demam yang tinggi, sampai akhirnya aku mengalami rasa ingin pipis, namun yang terjadi adalah adanya kedutan-kedutan di vaginaku.

    Badanku menggigil hebat sekali, kurasakan ada sesuatu yang tumpah keluar dari dalam rahimku memenuhi seluruh bagian dalam liang vaginaku, membasahi dinding-dinding dalam vaginaku. Aku tidak tahu apakah ini yang dinamakan orgasme? Yang jelas setelah itu aku mengalami kelegaan yang amat sangat luar biasa. Bebanku menjadi hilang, badanku menjadi ringan, pokoknya sulit dilukiskan dengan kata-kata.

    Belakangan baru kutahu bahwa itulah yang dinamakan orgasme, karena hal-hal itu makin sering kualami, paling tidak tiga kali dalam seminggu aku mengalami hal seperti itu, karena hampir tiga kali dalam seminggunya aku selalu melakukan masturbasi.

    Terus terang saat masih SMP aku belum berani membiarkan teman cowokku menyentuhku walau sebanarnya dalam hati ingin sekali, namun aku masih takut akan aturan dan norma-norma pada saat itu. Apa lagi saat itu aku masih perawan dan pada anak seusiaku sudah ditanamkan betapa pentingnya arti sebuah keperawanan bagi anak gadis.

    Ini pun mempengaruhi juga caraku melakukan masturbasi. Aku tidak berani memasukkan ujung jariku ke dalam liang vaginaku, karena aku takut keperawananku akan terenggut oleh jari-jariku sendiri. Padahal pada saat-saat tertentu saat bermasturbasi, ingin sekali rasanya aku memasukkan jariku ke dalam liang vaginaku yang terasa sangat gatal ingin digaruk saja rasanya. Biasanya hal ini terjadi pada saat aku hampir mengalami orgasme. Dorongan seperti itu datangnya kuat sekali. Tapi untungnya semua mampu kuatasi, aku bisa mencapai puncak kepuasan hanya dengan memainkan klitorisku dengan ujung jariku. Sementara jari tangan kiriku memainkan klitoris, jari tangan kananku menggosok-gosok belahan bibir vaginaku. Atau saat jari sebelah tanganku memainkan klitoris, tanganku yang lain meremas-remas payudaraku sambil sesekali memilin-milin puting susuku. Libidoku sejak SMP memang sudah sangat tinggi, aku paling tidak tahan kalau tidak melakukan masturbasi tiga kali dalam seminggu, rasanya selalu ingin uring-uringan saja.

    Demikianlah sedikit pengalamanku pertama kalinya melakukan masturbasi. Kisah ini kutulis untuk memenuhi beberapa rekan pembaca wanita yang mengirimkan emailnya padaku. Sekali lagi aku mohon maaf kepada para pembaca yang mengirimkan email padaku, kali ini aku tidak dapat memberikan nomor HP-ku dulu sebelum kalian penuhi persyaratan yang kuajukan, terima kasih!

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Selingkuh Ngentot Bu Patty Majikanku Yang Mempunyai Tubuh Mulus

    Cerita Sex Selingkuh Ngentot Bu Patty Majikanku Yang Mempunyai Tubuh Mulus


    1126 views
    Perawanku – Cerita Sex Selingkuh Ngentot Om Akhsan, paman Bram, sudah 1 bulan ini sakit-sakitan. Bram merasa bersalah. Dua tahun dia menumpang di rumah pamannya ini, untuk kuliah di sebuah kursus pendidikan komputer. Istri Om Akhsan, Bibi Ena, menanggung seluruh beban keluarga, dengan Bram dan 3 orang anak mereka yang masih kecil. Sebelum sakit-sakitan, Paman bekerja sebagai supir di keluarga Wijaya. Cukup lama, sekitar 5 tahunan. Bi Ena yang bekerja sebagai buruh cuci pun bekerja ekstra keras untuk sekedar bisa makan. Aku? aku mengandalkan kiriman orang tuaku, lebih tepatnya ibuku karena aku anak yatim, yang tak seberapa dari kampung, juga untuk sekedar sumbangan bagi Paman dan Bibi.
    Cerita Sex Selingkuh Ngentot – “Om, boleh ga aku tanya sesuatu?” Bram berkata suatu hari kepada pamannya yang tergolek lesu di ranjang sempit.
    Penyakitnya didiagnosis sebagai pneumonia, dan dia harus istirahat total di rumah, jika tidak, paru-parunya bakal terisi banyak cairan, dan dia bakal lebih lemas lagi. Untungnya keluarga WIjaya baik hati, mereka menanggung seluruh biaya rumah sakit Om. Sayangnya itu berarti Om Akhsan harus berhenti total dari pekerjaannya. Jika tidak, hanya masalah waktu sebelum pneumoninya kambuh lagi.
    “Apa Bram?”
    “Yang gantiin om di rumah pak Wijaya siapa?”
    “Ya, kemarin si Cipto bersedia gantiin, tapi ternyata ga betah. Katanya kebanyakan nganterin, mending bawa kontener katanya” kata Om Akhsan lesu.
    “Kalo aku aja gimana Om?”  Agen Obat Kuat Pasutri
    “Maksud lo?”
    “Boleh ga, aku gantiin paman jadi sopir di rumah Wijaya?” tanya Bram.
    “Heh? emang kamu bisa nyetir? ini Mercy lho, sedan, bukan bis.”
    “Emangnya Sumber Kencono, om?”
    Mereka tertawa bersama.
    “Bisalah om, ni liat,” Bram memperlihatkan SIM Anya.
    “Bram, Aku tidak bisa mengijinkan hal itu,” kata Paman dengan berat hati.
    “karena Om udah janji sama almarhum Bapak kan? Aku ga bisa liat Bi Ena terus-terusan kaya gitu Om, dan lagian kuliahku di BSI sudah hampir selesai,” kata Bram lagi.
    Pamannya mengingat perjanjiannya dengan ayah Bram, ketika mereka masih kuliah. Dia berjanji bahwa ketika ada sesuatu terjadi pada ayah Bram, dia akan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap hidup Bram, dan itu berarti bahwa dia tidak akan mungkin memaksa Bram untuk bekerja, membantu rumah tangganya.
    Cerita Sex Selingkuh Ngentot Bu Patty Majikanku Yang Mempunyai Tubuh Mulus

    Cerita Sex Selingkuh Ngentot Bu Patty Majikanku Yang Mempunyai Tubuh Mulus

    “Paman, aku harus bekerja! Aku benar-benar tidak tega melihat Bi Ena menanggung semuanya sendiri.”
    Sekilas mereka berdua melihat ke arah Bi Ena yang sedang sibuk menyuapi anak terkecil mereka. Istri Om Akhsan memandang mereka, dan bagaimanapun kuat seorang lelaki, pandangan itu meluluhkan hati Om Akhsan.
    “OK, Bram, aku akan menelepon pak Wijaya untuk mengabarkan penggantiku.”
    Rumah keluarga Wijaya di bilangan Pondok Indah, Jakarta Selatan, sungguh mewah dan sangat luas. Bram hanya bisa terkagum-kagum melihat isi rumah seperti istana itu. Rumahnya punya lobi, seperti hotel, dan sebuah mobil mewah Mercedes ada di situ.
    Bram masuk setelah dibukakan pintu oleh bi Minah. Kikuk dengan suasana yang sama sekali berbeda dengan rumah Om Akhsan, Bram duduk tepekur, sementara Pak Philip duduk di depannya sambil menerima telepon dari seorang rekan bisnisnya. Sebelum itu, Pak Philip berkata bahwa dia sudah tahu mengenai akan datangnya pengganti Pak Akhsan.
    “OK, Bram, kamu mulai bekerja besok pagi. Tugasmu adalah mengantar ketiga anakku dan istriku kemanapun mereka pergi. Kamu boleh menginap di sini, atau kamu boleh pulang pergi. Tapi, kamu harus standby di rumah ini mulai jam 6 pagi, mencuci mobil, dan setelahnya, kamu harus siap kapanpun anak-anakku atau istriku memanggilmu. Itu jika kamu memilih untuk pulang pergi.”
    “Baik, pak. Om menyarankan saya untuk menginap di sini saja pak. Ini juga saya sudah bawa baju gantinya,” jawab Bram.
    “Minah akan mengantarmu ke kamar sopir. Minah!” panggil pak Philip kepada satu-satunya pembantu di rumah besar itu.
    Seorang wanita muda dengan dandanan sederhana kemudian muncul sembari tersenyum manis kepada Bram. “Mari mas Bram, saya bantuin angkat barangnya,” kata Minah.
    Hari-hari berlangsung cepat dalam minggu itu. Bram dengan cepat menyesuaikan diri di rumah keluarga Wijaya, setelah sebelumnya berkenalan dengan ketiga anak keluarga Wijaya, yang secara mengejutkan mempunyai kepribadian yang sangat menyenangkan, tak seperti bayangan Bram semula tentang anak-anak orang kaya yang mungkin sombong, pilih-pilih teman. Yang tertua, Sisca, benar-benar pribadi yang mengagumkan. Cantik, pintar, rendah hati, dan humoris. Steven, nomer dua, benar-benar konyol dan seorang penggila sepakbola. Tifanny, si bungsu, benar-benar anak yang manis, penurut, dan lebih suka bermain di dalam dunianya sendiri. Bram belum pernah bertemu dengan istri pak Philip, karena Ibu Patty, panggilan istri pak Philip, sedang berada di Singapura untuk urusan bisnis.
    Bram menjalankan aktivitasnya setiap hari, mengantar ketiga anak itu kemanapun mereka mau pergi, dan harus diakui, pekerjaan itu benar-benar melelahkan. Sisca, seorang siswi SMA Internasional terkenal di Jakarta Selatan, paling sering pergi membawa mobil, tentu saja dengan Bram sebagai sopirnya.
    “Mas Bram, nanti tolong anterin Sisca ke hotel P*****n dong, ada pesta Prom Night nih,” rayu Sisca suatu sore ketika Bram sedang duduk santai di teras belakang, ngobrol dengan Minah.
    Sore itu matahari sungguh indah, memancar menjelang tenggelam. Sinarnya berwarna keemasan menyinari sosok Sisca yang sempurna. Kuning langsat, dengan tubuh yang menawan. Dia mengenakan tanktop warna biru muda dengan tali kecil, dengan celana putih super pendek, seperti kebiasaannya. Tali BHnya terlihat di bahunya. Warnanya biru.
    “Gitu aja kok harus nanya sih non. OK deh non, mau jam berapa berangkatnya?” tanya Bram, tampak terlalu semangat.
    “Jam 7 kita berangkat ya mas. aku dah pamit ama papa kok.”
    Cerita Sex Selingkuh Ngentot- Dia kemudian duduk jongkok sambil bermain air di kolam ikan di dekat tempat duduk Bram dan Minah. Bram terpana. Itu bukan pemandangan yang dilihat Bram setiap hari, bahkan seumur hidup Bram. Oh Tuhan, pikir Bram dengan jantung yang berdegup kencang. Tanpa disadari Sisca, posisinya membuat belahan dadanya terlihat. dan itu bukan belahan dada yang biasa. Belahan itu dalam, membentuk jalur yang panjang dari pangkal dada ke arah baju tanktop. Begitu indah, dengan kulit kuning langsat tanpa cela. Belahan dada itu berguncang-guncang mengikuti gerakan lengan Sisca yang bermain air kolam. Bahkan sekilas Bram melihat renda BH Sisca.
    Pemandangan itu sayangnya tidak berlangsung lama. Tiba-tiba Minah beranjak dari tempat duduknya dan mengajak Sisca masuk ke dalam rumah. Tidak baik anak cewek di luar pas Maghrib, katanya.
    “mas Bram, Pak Akhsan gimana kabarnya sekarang?” tanya Sisca membuka percakapan. Malam itu Bram mengantar Sisca ke Prom Night di sebuah hotel berbintang di Jakarta Pusat.
    Sisca mengenakan baju malam yang sangat mewah, dengan model kemben terusan, dan rok sedikit di atas dengkul. Model yang cukup pendek, sehingga setiap orang pasti bisa melihat keindahan kaki jenjang Sisca yang mulus berkilat itu. Bram berusaha tidak melihat fakta itu, mengingat Sisca adalah anak majikannya.
    Lobby Hotel yang gemerlap itu penuh sesak dengan anak-anak ABG tajir yang merayakan Prom Night ketika mereka sampai di sana. Mobil yang disupiri Bram berhenti tepat di depan lobby, setelah ngantri beberapa saat karena semua anak ABG itu diantarkan oleh sopir atau orangtuanya. Bram bergegas keluar, dan membukakan pintu untuk Sisca, sebuah kebiasaan baru yang dipelajarinya dari Om Akhsan.
    Bram sungguh menyukai kebiasaan baru itu, karena ketika dia membukakan pintu Sisca, dia melihat kembali pemandangan indah yang dilihatnya sore itu. Ketika Sisca keluar dari mobil, kaki kirinya melangkah pelan keluar dari mobil. kakinya yang jenjang terlihat jelas ditimpali lampu lobby hotel yang terang benderang. Pahanya sekilas terlihat, benar-benar tanpa cacat cela. Belum lagi pemandangan selanjutnya, benar-benar memukau. Ketika Sisca sedikit membungkuk untuk keluar dari mobil, dadanya yang hanya ditutupi baju malam model kemben membentuk lekukan dalam berbentuk V terbalik. Renda BHnya mengintip dari belahan dada itu. sepertinya BH tersebut tidak kuasa menahan volume bukit indah Sisca.
    Bram masturbasi malam itu, pertama kali dalam sejarah hidupnya …
    “Mami, kenalin, ini mas Bram, sopir kita yang baru,” kata Tiffany menyeret ibunya.
    “Saya Bram bu, pengganti pak Akhsan,” kata Bram sambil menyalami Bu Patty.
    “Hallo,” sapanya singkat.
    Oh, jadi ini istri pak Philip, Ibu Patty. Bram sudah pernah melihat foto sebelumnya.
    Bu Patty adalah seorang wanita yang mencerminkan anggapan Bram selama ini mengenai wanita kaya. Glamor, dengan pakaian yang terlihat mewah, perhiasan yang kentara, dengan make up yang luar biasa. Umurnya sepertinya akhir 40an. Yang membuat heran Bram, dengan umurnya, Bu Patty sungguh luarbiasa menawan. Jantung Bram berdegup jencang ketika tangan dia menyentuh tangan bu Patty. Kulitnya sungguh halus, dengan tubuhnya yang begitu harum, membuat Bram terpaku. Seumur hidupnya, belum pernah dia melihat sosok wanita seperti itu. Maklum, orang kampung. Dia mengenakan baju kerja hem ketat warna pink. Roknya pendek sebatas lutut, menampilkan kaki jenjang dengan sepatu hak tinggi.
    Seperti cerita Tiffany, bu Patty baru saja pulang dari Singapura. Bu Patty segera meninggalkan Bram dan Tiffany, menemui teman-temannya di ruang tamu. Bram mengintip dari dapur, mengamati percakapan di ruang tamu. Teman-teman bu Patty tidak jauh beda dari bu Patty. Elegant, glamor, setengah baya, namun super seksi.
    Bram tidak tahu mengapa. Sejak saat itu dia terobsesi dengan wanita setengah baya.
    Bram masturbasi malam itu, sungguh nikmat …
    membayangkan bu Patty dengan segala kelembutannya, keharumannya, membayangkan wanita itu mengeluarkan penis Bram dari celana, mengelusnya dengan tangannya yang lembut …
    Sejak bu Patty datang, kegiatan Bram didominasi dengan acara mengantarkan bu Patty kemanapun dia pergi. Ya, dan Bram mendapatkan partner supir baru, mas Yanto yang bertugas mengantar anak-anak.
    Pak Philip mau orang yang bisa dipercaya untuk mengantar bu Patty, bukan orang baru. Bukannya apa-apa, bu Patty sering membawa barang-barang berharga karena pergaulannya. Arisan berlianlah, arisan wisatalah.
    Setiap hari ada saja acara bu Patty, dari mulai bertemu dengan kolega sampai makan malam di restoran atau hotel mewah. Dan sungguh, mengantarkan bu Patty benar-benar membuat Bram kecanduan. Bu Patty mempunyai kebiasaan mengenakan gaun-gaun mewah yang seksi, yang dipastikan selalu menampilkan lekuk tubuhnya, dengan pinggang yang indah, kaki jenjang, dan dada yang membusung indah. Dada bu Patty bisa dibilang istimewa, besar, tampak padat, dan Bram tidak pernah melewatkan kesempatan untuk mengamatinya, baik ketika di mobil ataupun di rumah.
    Pernah Suatu kali ketika Bram mengantar bu Patty ke sebuah pesta, bu Patty mengenakan busana malam warna hitam dengan dengan belahan yang sangat rendah, memperlihatkan hampir seluruh bulatan dadanya. Bram bersumpah, dia melihat sekilas puting susu bu Patty pada saat dia keluar dari mobil. Warnanya merah kecoklatan, dengan lingkaran sekitar puting yang berwarna sama. Bram merasakan penisnya memberontak seketika begitu melihat pemandangan yang mendebarkan itu. Penis itu tidak menyusut sampai malamnya mereka kembali ke rumah Wijaya.
    Rumah Wijaya kembali sepi sore itu. Hari yang dingin, dan hujan yang sangat deras. Pak Philip dan ketiga anaknya pergi ke Hongkong untuk berwisata, meninggalkan Bram, Minah, dan bu Patty.
    Bram duduk di kamarnya seorang diri, menonton TV. Tangannya aktif mengelus penisnya yang tegang sedari tadi. Minah sudah terlelap tidur kelelahan setelah seharian membantu packing anak-anak Wijaya. Sejak melihat pemandangan terakhir itu, Bram menjadi terus-menerus terangsang setiap hari, dan selalu akhirnya, masturbasi lah yang menjadi pelarian.
    Petir menggelegar. Bram keluar dari kamarnya dan menuju ruang cucian. Dia perlu pelampiasan setelah terangsang terus-menerus. Entah setan apa saja yang membujuk dirinya, ada sebuah dorongan yang mendorong dia pergi ke tempat cucian. Dorongan kuat yang membuat dirinya sendiri heran. Dia mulai mencari-cari sesuatu dalam tumpukan pakaian. Sesuatu yang bisa dia pakai untuk melampiaskan nafsu birahinya.
    Tidak lama, diapun menemukannya. Tumpukan BH dan celana dalam, yang dia tahu pasti bukan milik Minah ataupun Tiffany, karena bentuknya. Bram mengambil salah satu BH. BH itu berwarna merah dengan bahan sutra, dengan renda-renda di bagian cupnya. Tali bahu dan penahan belakangnya kecil, seukuran 1 cm. Bram mencium BH itu. Bau harum Sisca yang khas langsung merebak. Tangan kiri Bram meraba penisnya yang sangat tegang, sedangkan tangan kanannya memegang BH itu di depan hidungnya. Bram menciumnya. Sedapp sekali.
    Bram benar-benar terangsang. Dia kemudian membuka celana pendeknya, mengeluarkan penisnya dan mulai meremas-meremasnya. Ooh, begitu nikmatnya. Kemudian dia mencari-cari lagi. Sebuah celana dalam seksi, dengan potongan pinggang yang tinggi menjadi pilihannya. Pasti itu milik Bu Patty. Celana itu merah, tipis dengan bahan sutra yang sangat halus. Rendanya benar-benar membuat Bram terangsang. Renda itu berada di bagian depan, dan di bagian elastisnya. Renda di bagian depan mempunyai bagian yang sedikit tembus pandang yang apabila dipakai, hampir pasti menampilkan bulu-bulu lembut vagina wanita. Tangan Bram segera membawa celana dalam itu ke depan hidungnya. Bram mencium bau pesing yang mengherankannya, tidak membuat dia mual, tapi jadi semakin terangsang.
    Bram mulai mengeluskan celana dalam itu ke penisnya yang sangat tegang. Sensasi halus bahan celana dalam itu membuatnya tidak bertahan lama. Sebentar saja, cairan putih lengket menempel di celana dalam itu. Sperma Bram. Lega rasanya.
    Dari pengalaman itu, Bram mengetahui bahwa bu Patty menggunakan BH ukuran 36C, dan Sisca 34B.
    Keesokan harinya Minah mencuci pakaian-pakaian di ruang cuci. Bram beruntung. Minah tidak menemukan celana dalam yang ditempeli sperma Bram.
    Patty bukannya tidak buta. Sopir baru itu, Bram, masih muda. Tinggi, atletis, sepertinya Bram memang bukan anak kampung kebanyakan. Dari matanya terlihat dia orang yang cerdas. Bram sangat tanggap atas perintah Patty.
    Patty sungguh terkesan dengan segala tingkah lakunya. Pak Akhsan memang benar-benar mendidiknya untuk menjadi sopir yang baik. Bagi Patty, mempunyai sopir yang gentleman menjadi sebuah kebanggaan yang dapat ia tunjukkan ke teman-temannya.
    Tiba-tiba Patty jadi sering memperhatikan Bram. Bukan tanpa sengaja. Patty melihat bahwa Bram pun sering mencuri-curi pandang dia. Kadang jika Patty melihat Bram dengan sengaja, Bram tampaknya langsung malu dan memalingkan muka. Dan entah kenapa Patty merasakan sesuatu yang lain. Ada suatu perasaan yang dia sudah lama tidak rasakan. Perasaan diinginkan. Oleh seorang laki-laki muda. Patty merasakan tubuhnya menggigil. Sendirian. di ranjang super King di kamar utamanya. Bukan karena kedinginan, tapi karena nafsu. Tak tertahankan. Tangannya menyelip saja di dalam hotpants. Mencari pelepasan.
    Hujan deras, dengan petir menggelegar.
    Patty keluar dari kamar. Sore itu sungguh dingin, karena hujan yang begitu deras. Dia perlu menghangatkan dirinya dengan secangkir coklat. Panas dan manis. I really need that, pikirnya.
    Patty tidak terlalu peduli dengan baju yang dikenakannya. Toh, lagipula tidak ada orang di rumah sebesar itu. Minah dan Bram ada di belakang, dan tidak mungkin mereka berani masuk rumah utama, pada saat Patty hanya sendirian di rumah. Sebuah tank top warna pink, cukup ketat, dengan bawahan hotpants. Patty merasa diri sangat seksi. Kostum wajibnya di rumah, yang dulu selalu disukai Philip. Ya, dulu. Kini tidak lagi. Philip terlalu sibuk dengan acara akuisisi, merger, ekspansi di sektor properti, valuta asing.
    Patty beranjak ke dapur. Dia menjerang air di sebuah teko kecil, sambil mengambil coklat di kitchen set, dekat dengan ruang cucian. Dan dia terkejut melihat pemandangan di tempat cucian. Dari sisi dapur, ruang cucian terlihat jelas, tapi orang yang di ruang cucian pasti tidak bisa melihat siapa yang ada di dapur. Dan Patty melihat sesosok tubuh laki-laki. Apa yang sedang dia lakukan di ruang cucian pada saat hujan deras? Yang pasti bukan untuk mencuci pakaian. Sejenak Patty curiga.
    Ya, itu pasti Bram.
    Patty mengintip, dan merasakan kakinya melemah, ketika melihat apa yang sedang dilakukan Bram.
    Bram sedang memegang celana dalamnya. Tidak hanya itu saja, celana dalam Patty diusap-usapkan, sepertinya ke penis Bram. Patty tidak bisa melihat dengan jelas, karena dia hanya bisa melihat tubuh Bram dari belakang. Dan tubuh itu sungguh tubuh ideal. Patty melihat bahwa Bram mempunyai pantat yang sungguh berotot. Celana Bram turun sampai ke lutut kaki. Ya, Bram sedang bermasturbasi dengan celana dalamnya.
    Ooh, rasa itu muncul lagi. Patty merasakan putingnya mulai mengeras. Tidak tahan melihat pemandangan itu, Patty secara tidak sadar mulai meremas-remas dadanya. Pertama kali dalam hidupnya, dia merasa sangat terangsang tanpa ada seseorangpun di dekatnya. Tangan kanannya menyusuri bagian dalam pahanya, kemudian masuk pelan-pelan ke dalam lubang kaki celana hotpantsnya. Tangan yang tiba-tiba lihai itu mencari sesuatu yang basah di bawah sana, dan mulai masuk ke dalamnya. Oooh, feels great, really great, pikir Patty ketika tangannya mulai beraksi, merangsang tonjolan kecil di vaginanya. Patty semakin cepat merangsang dirinya, sementara di tempat cucian, Bram juga sepertinya semakin mendekati puncak kenikmatan, terlihat dari tangannya yang semakin cepat. Jantung berdegup semakin cepat, mata Patty nanar, dan meledaklah orgasmenya. Satu kali setelah sekian lama. Sepertinya Bram pun hendak mencapai ejakulasinya, tatkala dari jauh, terlihat tubuhnya bergetar hebat.
    Patty berusaha mengendalikan tubuhnya setelah orgasme yang hebat. Dia terduduk di depan kitchen set, dan mendengar Bram beranjak pergi dari tempat cucian. Ketika Bram sudah tidak terlihat, Patty cepat-cepat berlari menuju tempat cucian. Dia mengambil celana dalamnya yang tadi digunakan Bram untuk masturbasi. Celana itu penuh dengan cairan putih bening berbau pandan.
    Tiba-tiba Patty teringat dengan teko airnya…
    ————-
    Bram mengamati bu Patty. Lebih sering dari biasanya. Seakan-akan dunia hanya ada bu Patty. Bram pun merasa bahwa Bu Patty semakin memperhatikan dirinya. Bertanya, berbasa-basi, dan bahkan mengobrol dengan dia dan Minah di belakang rumah. Sebelumnya tak pernah sekalipun bu Patty menyapa dan mengajak ngobrol mereka, paling banter hanya sapaan basa-basi ketika masuk mobil.
    Tidak hanya itu, Bram merasakan bahwa ada sesuatu yang terjadi di antara mereka berdua. Bram pernah berpikir bahwa Bu Patty mungkin menggoda dia. Ketika berjalan di depan Bram misalnya, sepertinya bu Patty melenggok-lenggokkan jalannya secara tidak wajar.
    Bram juga semakin sering diberi pemandangan, pemandangan indah tepatnya, bagian-bagian tubuh bu Patty. Awalnya seperti tidak disengaja oleh bu Patty. Sesuatu jatuh, dan bu Patty mengambilnya, tepat di depan Bram. Cara mengambilnya pun sepertinya lebih lama dari biasanya, memastikan bahwa Bram dapat melihat dengan jelas keindahan payudara besar yang berbalut BH berenda yang sepertinya kekecilan untuk volume sebesar itu. Suatu saat bahkan bu Patty sengaja duduk di kursi, ketika ngobrol bersama Bram dan Minah, menumpangkan kaki. Tentu saja rok mini itu tidak kuasa menutupi keindahan kaki bu Patty. Indah, tanpa cacat, putih, dan berkilat.
    Hingga pada suatu saat …
    Pagi itu Bram selesai mengantar pak Philip ke bandara. Jam masih menunjukkan pukul 9.00. Anak-anak sudah berangkat ke sekolah. Minah sibuk mencuci cucian kotor di ruang cucian, kedengaran suara mesin cuci yang bising. Minah pasti tidak mendengar Bram masuk garasi. Bram bertekad. Hari ini atau tidak sama sekali. Akal sehatnya sudah hilang. Dia bersedia mengambil resiko untuk sesuatu yang mungkin akan dia sesali seumur hidup. Tapi dia harus mengambil resiko itu. Sekali seumur hidup. Dia merogoh sakunya. Dia siap.
    Dia bergegas naik tangga ke lantai dua. Bram tahu pasti, bu Patty belum berangkat kerja. Dengan dada yang berdegup kencang, pelan-pelan Bram mendekati pintu kamar utama, tempat pak Philip dan bu Patty. Pintu itu terbuka sedikit. Bram jongkok dan mengintip. Dilihatnya bu Patty sedang melihat pemandangan kebun belakang dari balkon. Inilah saatnya. Kepalanya seakan melayang, pusing karena degup jantung yang terlalu keras. Telinganya panas.
    Bram pelan membuka pintu, berjalan tanpa suara, dia sudah sampai di belakang bu Patty, menutup mulutnya, sambil menodongkan sebuah pisau kecil ke pinggang bu Patty.
    “Maaf Bu, aku tidak segan-segan melukai ibu jika ibu menolak permintaanku,” kata Bram tegang. Seumur hidupnya, belum pernah dia melakukan kejahatan, sekecil apapun. Tapi nafsu birahi yang begitu tinggi tak tertahankan bagi Bram yang muda itu. Tubuh sintal itu meronta dalam dekapan Bram. Bram menekan kembali pisaunya ke pinggang Bu Patty. Tentu dia hati-hati sekali untuk tidak menekan dengan sisi yang tajam.
    “Bu, ingat, sekali ibu berteriak minta tolong, pisau ini akan menembus tubuh ibu. Ibu paham itu?”
    “IBU PAHAM ITU?”
    Patty mengangguk.
    Bram merasakan tubuh itu melemah dalam dekapannya. dan kemudian gemetar. Tangan Bram melepas mulutnya, dan mulai bergerak membelai bagian dada Patty, perlahan sekali. Tangan itu menyelusup di sela kerah baju kerja Patty yang berbelahan agak rendah.
    “Sudah lama aku membayangkan saat seperti ini bu,” bisik Bram. Tangan kirinya menemukan bongkahan susu yang tertutup half cup bra. Segera saja tangan itu itu liar meremas. Patty mendesah.
    “Bram, kamu mau apa? Jika uang, aku bisa berikan sekarang juga, berapapun kamu mau, tapi jangan …” suara Patty bergetar. Lemah. Seperti tanpa penolakan yang berarti.
    “Ibu tahu persis apa yang aku mau …,” bisik Bram. Bram tiba-tiba saja begitu berani.
    “Bram, kamu ga akan lolos dari semua ini. Kamu bakal masuk penjara lama, aku bisa memastikan hal itu. Oohhhhhhh!!!” Patty masih mengancam, tapi suaranya semakin lemah, terlebih setelah dia merasakan jari Bram memilin puting kanannya.
    “Ibu yakin?”
    Patty tak menjawab. Dia merasakan tonjolan keras yang menempel di bokongnya yang padat. Dia merasakan hembusan nafas Bram yang begitu dekat, ada di belakang lehernya. Bulu kuduk Patty langsung tegak. Kakinya lemas. Tapi dia tahu betul, bukan ketakutan lagi yang menguasai, tapi birahinya. Patty merasakan kegatalan yang luar biasa di vaginanya.
    Bram tampaknya sadar bahwa korbannya sudah menyerah. Pisaunya dia jatuhkan, dan kedua tangannya pun beraksi lebih jauh. Sekarang keduanya meremas kedua bola daging milik Patty, sementara Mulutnya dengan ganas mencium kuduk Patty, dan akibatnya Patty pun mendesah. Kali ini cukup keras. Patty yang awalnya menolak, tak mampu mempertahankan penolakannya itu. Kepalanya berbalik dan menyongsong bibir ganas Bram, dan tangannya menyambut kedua tangan Bram yang agresif menyerang kedua payudaranya. Baju kemeja yang semula rapi itu pun terbuka kancingnya, pula BH yang menutup warna hitam yang ada di dalamnya. Kedua payudara itu pun sekarang tanpa penghalang.
    Tangan Patty bersandar pada teralis beranda yang sempit itu. Otomatis tubuhnya membungkuk, dan Bram seakan paham apa yang dia harus lakukan selanjutnya.
    Pemandangan di depan Bram sungguh mempesona. Sejenak Bram menyadari begitu beruntungnya dia. Rok mini itu tak kuasa membalut kepadatan bokong Patty, juga kaki mulus yang jenjang. Dalam posisi membungkuk itu, garis celana dalamnya tak kelihatan! Apakah Patty tak memakai celana dalam?
    Tangan Bram pelahan menaikkan rok mini itu ke atas, memunculkan bongkahan pantat indah. Tiba-tiba tangan Patty menahannya.
    “Bram …”
    Bram berhenti.
    “Sebaiknya kita berhenti saja …”
    Bram segera menampar pantat bu Patty.
    “Ohhhhh! sakitttt!”
    “Ibu masih mau mundur setelah begitu jauh?”
    “Jangan Bram … kumohon …”
    Tapi sayangnya mulut Patty berbanding terbalik dengan tangannya. Tangannya melepas tangan Bram, dan tangan bram dengan leluasa menaikkan rok mini itu, sekarang di pinggang Patty.
    Bram baru tahu bahwa bu Patty menggunakan celana dalam, tapi kecil sekali, tampak hanya seperti garis di belahan pantatnya. Kelak Bram tahu itu namanya thong. Dengan mudahnya Bram merobak celana dalam itu.
    “ugh,” jerit Bu Patty lirih. air mata menetes di pipinya. Bram tahu dia berkuasa atas tubuh indah ini.
    Bram membuka ikat pinggang celananya, dan kemudian celana dalamnya. Penisnya merasakan udara bebas. Tegak keras mengacung dengan kepalanya yang berkilat. Urat-uratnya tampak jelas. Ketika suara ikat pinggangnya jatuh, spontan bu Patty menengok ke belakang.
    “Ooooh, tii..daakk…itu terlalu besar,” sambil berulangkali menggelengkan kepalanya.
    “Bu Patty, siapa yang menyuruh ibu menengok ke belakang, heh?” Tangan Bram melayang lagi ke pantatnya.
    Patty menjerit kecil.
    Bram mengelus pantat mulus itu, ketika tangannya bersentuhan dengan kulit lembut pantat bu Patty. Tangannya yang kasar serasa sengatan listrik di tubuh bu Patty. Bu Patty gemetar hebat.
    Bram menyentuh bagian dalam paha bu Patty, kemudian naik ke arah vagina bu Patty. Mulut Vagina itu terpampang jelas di depan Bram. Tercukur halus, dengan bukit yang tidak terlalu menonjol. Benar-benar sebuah figur yang sempurna. Tangan Bram membelai vagina itu, jarinya meraih lipatan labia yang sudah basah itu, dan menemukan klitorisnya. Patty menjerit kecil.
    Penis Bram berdenyut kencang, seakan-akan suatu saat bakalan muncrat.
    Bram tidak tahan. Dia harus masuk sekarang. Bram mengarahkan ujung penisnya ke lipatan vagina bu Patty. ePerlahan, penis itu mulai masuk, menerobos ke dalam.
    “Bram, pelannn …”
    Bu Patty menggoyangkan pantatnya. Bram yakin itu. Kepala penis Bram semakin mudah masuk ke dalam vagina yang sudah sangat basah itu. Begitu semuanya masuk dalam vagina bu Patty, Bram berhenti. Dia ingin menghayati momen-momen ini. Mungkin yang terakhir dalam hidupnya, apabila setelah ini dia dipenjara atas tuduhan perkosaan.
    Dia serasa mendengar gelegar petir ketika kemudian mendengar suara.
    “Bram, ayoo,” bisik bu Patty.
    Bram tersadar.
    Pantatnya mulai bergoyang, maju mundur pelan sekali, takut bahwa bu Patty kesakitan dan berubah pikiran. Juga dengan kenyataan bahwa penisnya sudah begitu sensitif setelah tegang cukup lama.
    “Bramm …,” tangan bu Patty meraih pantat Bram. Bram paham bahwa Bu Patty ingin goyangannya lebih cepat.
    Dan kemudian terjadilah. Dua tubuh sempurna bergerak seirama. Bram memegang pinggang bu Patty, dan kedua tangan bu Patty mencengkeram erat kusen jendela balkon. Bu Patty mendesah, dengus nafasnya semakin cepat, seperti halnya Bram.
    Dua tubuh itu bergerak semakin cepat. Bram benar-benar menikmati persetubuhan ini, dan dia merasakan bahwa bu Patty pun juga. Tangan Bram merengkuh kedua payudara gempal itu, dan Patty menyambutnya dengan memegang tangan kekar itu.
    Lenguhan bu Patty semakin cepat dan tiba-tiba, tubuh bu Patty bergetar. Bram merasakan denyutan vagina mencengkeram penisnya. Bu Patty menjerit kecil.
    “Ooh, uhm, uhm.”
    Bram tahu dia terpuaskan. Bram berhenti sejenak sampai denyutan itu melemah.
    “Teruskan Bram, aku tahu kamu belum …,” bisik Patty lemah.
    Bram pun kembali menggenjot, merasakan bahwa dirinya semakin dekat. Tak berapa lama, Bram pun mencapai puncak. Dia ejakulasi. Di dalam vagina bu Patty. Bram menarik penisnya yang sekarang lemas tak berdaya. Bu Patty duduk tersimpuh. Kakinya lemah akibat orgasme yang tadi begitu hebat. Tampak cairan cinta mereka berdua menetes di lantai.
    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Panas Selingan Ranjangku Part 13 – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018

    Cerita Panas Selingan Ranjangku Part 13 – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018


    1421 views

    Perawanku – Beberapa jam sebelum berangkat ke hotel Shantika yg disewakan oleh teman istriku untuk kegiatan tukar guling yg akan kami lakukan, aku kembali duduk pada kursi di depan TV sambil membaca kembali yg menjadi larangan yg tidak boleh dilakukan dan intinya adalah sesuai kesepakatan antar pasangan, jadi semacam larangan yg ada bisa tidak berlaku kalau pasanganku mau melakukan. namun yg cukup digaris bawahi adalah diantaranya BDSM seperti dalam film 50 Shades of Grey, kekerasan, pemaksaan dan memperlakukan pasangan bukan seperti istri sendiri baik kekerasan verbal yg menyakiti hati mapun kekerasan fisik. Selain itu yg lainnya adalah intinya atas persetujuan pasangan masing-masing. aku masih berharap tidak melewati batas saja, karena jika ada yg sampai mengandung karena kegiatan ini maka akan jadi tanggungjawab suami sahnya.

    Waktu sudah menunjukkan pukul 18.20 malam, janjian berkumpulnya adalah pukul 19.30 di private lobby hotel Shantika, katanya nanti tanya pada resipsionis untuk diarahkan ke private lobby. kencan akan dimulai malam ini hingga selesai pada hari minggu, 2 malam yg bakal panas. istriku sedang berdandan di dalam kamar, entah apa saja yg dia lakukan, akupun penasaran untuk melihatnya.
    “wangi banget sayang”, ujarku sambil mencium lehernya.
    “hehe apaan sih mas”, ujarnya sambil dia memegangi pipiku dari depan, “kamu kok belum siap-siap”, lanjutnya.
    “perlu bawa ganti gak sih”, tanyaku. Situs Judi Online
    “kamu bawa dong buat jaga-jaga, kalau malas bawa tas, ditaruh di mobil aja, kalau butuh baru diambil, aku bawa tas ini, lumayan muat beberapa”, terangnya, yg aku tak melihat apa saja yg dia bawa.
    setelah istriku selesai berdandan, dia cukup cantik dan anggun, pakaian yg dia gunakan atasan lengan panjang sedikit longgar dan celana jeans ketat dan katanya akan menggunakan highheelsnya yg berwarna krem. lalu istriku ke dapur untuk berbicara dengan kedua pembantuku memberi instruksi terkait selama kami berdua tidak dirumah, kedua anakku justru malah senang karena bisa bermain bebas.
    aku berdandan layaknya akan bertemu my worst enemy, itu tips yg diberikan bosku saat akan bertemu dengan orang yg baru untuk memberikan kesan wow saat first impression. aku memilih menggunakan pakaian lengan panjang dan celana chinosku ditambah sepatu kulit buaya berwarna hitam kehijauanku. parfum Bvlgari aku semprotkan pada leher dan kedua ketiakku, tak lupa aku membawa parfum Bvlgariku yg lain yg berukuran travel size.

    Setelah berpamitan pada kedua pembantu dan anakku, istriku duduk pada kursi penumpang dan aku menyalakan mobil C-Classku serta memasukkan tas kecilku ke dalam bagasi dan kuarahkan jalan keluar komplek, namun sebelumnya aku berhenti pada pos satpam mengingatkankan mereka bahwa aku akan pulang hari minggu karena ada tugas diluar.
    “pak, saya dan istri ada keperluan luar kota, pulang minggu. anak-anak dan pembantu dirumah, mohon diawasi lebih ya”, ujarku sambil membuka jendela.
    “siap, ndan!!”, balasnya dengan memberi hormat.
    “pak, ini buat beli kopi dan rokok untuk kalian berempat”, ujarku sambil memberikan 5 lembar uang bergambar proklamator kita.
    lalu mobil kuarahkan pada hotel yg kami tuju, istriku hanya diam saja, begitupun juga aku, rasanya seperti akan pertama kali berkencan.
    “diem aja yang”, ujarku memecah keheningan.
    “hehe nervous mas”, balasnya singkat, yg lalu aku memegang tangannya sangat dingin, “nervous karena pertama kali aja”, lanjutnya.
    lantas setelah beberapa menit, kami tiba pada hotel yg dimaksud. hotel dengan khas warna pencahayaannya dengan berwarna kekuning-kuningan dimaksudkan agar terlihat mewah. aku memarkirkan mobilku pada basement dan berjalan menuju lobby.

    pada lobby terlihat beberapa orang lalu lalang, lalu kita disambut oleh temannya yg aku tak tau namanya, dia wajahnya sangat oriental dan badannya langsing namun payudaranya sangat besar dan menarik. turut ada disebelahnya lelaki berkacamata dengan bertubuh tegap.
    “kenalkan Mario”, ujarnya sambil mengulurkan tangannya dengan memberi senyum.
    “Heri”, balasku dengan bersalaman menggunakan kedua tangan dengan tangan kiriku diatas kedua tangan kami saat berjabat tangan, artinya adalah persahabatan.
    “Claudia”, ujar wanita yg ada didepanku tadi bernama Claudia yg tak lain adalah istri dari Mario.
    lalu beberapa saat kemudian satu pasangan lagi hadir juga, kali ini seorang pria dan istrinya yg juga berhijab, dia memperkenalkan dirinya sebagai Petra, dan aku tak berkenalan dengan istrinya. lalu Claudia, istriku dan istrinya Petra berjalan duluan untuk menuju ruangan yg dimaksud diawal. sedangkan kami bertiga berjalan beberapa langkah dibelakangnya. saat kami masuk, ternyata semua sudah ada didalam, dan semuanya sudah lengkap. akupun lantas berkenalan dengan sesama pria dan sedikitpun tidak berkenalan dengan para wanitanya, namun aku diam-diam mengamati para wanita itu. menurutku yg paling menggairahkan adalah Claudia.

    Cerita Panas Selingan Ranjangku

    “oke ladies and gentlement, selamat datang, nerveous yah atau excited”, ujar Claudia memecah keheningan, “jadi disini saya dan suamiku yg akan membacakan beberapa rules of the game yg sepertinya sudah kalian baca semua”, terangnya dengan jelas. lantas dia sibuk membaca semua peraturannya yg isinya persis dengan yg aku baca tadi sebelum berangkat.
    “jadi untuk pembagian kamarnya….ini bagian yg paling seru”, ujar Claudia dengan sangat excited, “ini ada 12 kunci, 1 kamar ada 2 kunci, yg kunci sebelah kiri akan diambil oleh para wanita, dan yg kanan adalah para pria”, terangnya.
    “jadi nanti yg wanita akan mengambil dulu, lalu berjalan ke kamar masing-masing, baru nanti yg pria giliran ngambil”, ucapnya.
    dalam pikiranku sudah gak bisa tenang, kira-kira siapa yg akan menjadi teman tidurku untuk 2 malam kedepan, dan tentunya siapa yg akan meniduri istriku. wajahnya yg sungguh kalem dan hanya senyum-senyum disana, aku tak bisa membayangkan jika ada pria yg menumpahkan spermanya pada wajahnya selain aku.

    aku berdiri dengan para pria sambil kami sedikit berbasa-basi terkait latar belakang kita dan kenalan tentunya. namun aku bersyukur bahwa para pria ini nampaknya cowok yg lurus-lurus dan bukan tipe cowok yg doyan ngeseks atau selingkuh selain dengan istrinya.
    “hmmm tanya dong mbak, bagaimana untuk memastikan bahwa itu bukan istri sendiri?”, tanya pria yg berbaju putih polo itu, yg lalu kuketahui namanya Tama.
    “oh iya ya, bagaimana pah?”, ujar Claudia yg lalu berbisik dengan suaminya. lalu kami semua pada saling berbicara mencarikan solusi.

    “hmm gini saja ya, kalau gitu, nanti wanita ngambil satu per satu, ngambil kartu lalu ditunjukin pada suaminya kamar berapa. setelah wanita ngambil semua, gantian si pria ngambil, kalau dapat nomor yg sama, maka nanti minta tukar kartu. ingat yah, hanya ditunjukin pada suami, setelah ditunjukin pada suami, langsung jalan menuju kamar yah”, terang Claudia dengan jelas, yg lalu kami ikuti dengan manggut-manggut kepala kita, “nah, nanti aku terakhir aja, berarti cowok yg dapet kamar kosong, berarti dapat aku hihi, gitu yah paham?”, lanjut Claudia dengan sangat jelas.
    “ini dilakukan biar gak tau suaminya siapa tidur dengan istri siapa, biar tetap anynomous”, terang Mario yg sekarang aku paham.

    “oh iya hampir lupa, nanti yg wanita bawa tas itu yak”, lantas Claudia mengambil salah satunya dan mengeluarkan isinya, “isinya kondom 3 pack, 1 pack-nya isinya 6 kondom, dan tiap packnya jenis kondomnya beda-beda, ada yg biasa, adanya super tipis dan ada yg dotted. lalu ada durex pelicin, lalu obat perangsang dan obat kuat. obat perangsang ini yg warnanya pink, bisa bikin basah dan hot haha dan yg obat kuat bisa bikin keras cukup lama walau udah keluar”, lanjutnya.
    “woooooo hahhhaa”, lalu diiringi dengan riuh tawa dan canda kami semua.
    “hahaha tenang-tenang, udah jam setengah 9 nih, gimana udah siap??”, tanya Claudia pada kami semua.
    “udaaaaaaaaahhh”, teriak para pria.
    “haha yg pria semangat sekali ya”, ujar Claudia sambil tertawa lepas.

    “yauda yuk ladies, silahkan ambil kartunya dan tasnya itu”, ajak Claudia, lalu majulah wanita yg wajahnya putih kecil dan imut tak berjilbab itu, dan dia mengambil kartu yg disediakan lalu dia berjalan kearah suaminya sambil menunjukkan nomor kartunya sambil meminta cium di pipi. setelah itu, dia berjalan keluar untuk menuju kamarnya. lalu satu per satu semua wanita melakukan hal yg sama, termasuk istriku. dia menggambil kartu dan tas, lalu dia berjalan kearahku sambil memelukku meminta cium, dia menunjukkan nomer kamarnya yaitu kamar 207. hingga akhirnya semua wanita mendapat kartu dan berjalan ke kamarnya, hanya tersisa mbak Claudia.
    “mas Mario, kamu pertama sini”, lalu Mario mengambil kartu dan istrinya hanya tersenyum dan memberi ciuman. dan berjalanlah Mario menuju kamarnya.

    “siapa yg mau ngamar sama aku haha”, ujar Claudia sambil berwajah genit.
    “haha udah aku aja mbak!”, teriak salah satu pria itu dan akhirnya kami semua pada mau.
    “kasian dong yg lainnya nunggu dan gak kunjung datang pasangannya haha”, terangnya sambil tertawa.
    badan Claudia ini sungguh sempurna, paha yg tebal, perut rata, wajah cantik dan payudara yg besar, suara yg imut jadi membayangkan jika dia berada dibawahku dengan kontol tebalku mengobok-obok vaginanya.
    “yuk para pria, buruan ambil kartu”, perintah Claudia, “ingat ya yg dapet kamar kosong, udah pasti aku hihi”, ujarnya genit.
    “ddduuhhh semoga aku nih”, ujar pria yg tadi bertemu denganku di lobby.
    lalu semua pria berjalan kedepan dan mengambil kartu yg dimaksud, setelah mengambil semua berdiri dan membuka kartunya apakah nomornya sama dengan istrinya.
    “nomornya bagaimana, beda semua?”, tanya Claudia.
    “beda sih”, ujarku lalu disetujui oleh para pria yg lain.
    “yauda, havefun boys, boys will be boys, udah sana hush hush”, ujar Claudia.
    “lho mbak Claudia mau kemana?”, ujar salah satu pria.
    “mau ke resiptionis sebentar mengembalikan kunci ini”, ujarnya sambil berjalan kearah yg berlawanan dengan kami.
    lalu satu per satu para pria berjalan menuju kamarnya, ada memegangi kartuku dengan berdebar kira-kira siapa yg akan aku tiduri, yg jelas bukan istriku. aku mendapat nomor 611, entah siapa yg ada didalamnya, yg jelas bukan cowok.

    aku menuruni lift yg berada di lantai 6, aku berjalan menuju nomor kamar berdasarkan arahan di dinding dimana letak nomor kamar 611, yaitu belok kanan setelah keluar dari lift. dengan pikiran yg campur dam jantung berdebar, rasanya seperti pertama kali melakukam hubungan seks. rasanya sungguh excited dan sedikit takut.
    aku berdiri tepat di depan kamar 611, aku berdiam sesaat untuk menyaksikan pakaianku, kerapian dan kewangiannya.
    “KNOCK KNOCK KNOCK”, suaraku mengetuk pintu kamar itu, walau sebenarnya aku bisa membukanya dari luar.
    “yaaaaaaaaa”, balas dari dalam dengan suara lembut dan merdu, aku masih belum bisa menebak kira-kira wanita yg mana.
    “ahh bukan kosong, berarti bukan mbak Claudia”, pikirku dalam hati.
    dan pintu itu dibukanya dari dalam..

    (POV HERI)

    aku berdiri tepat di depan kamar 611, aku berdiam sesaat untuk menyaksikan pakaianku, kerapian dan kewangiannya.
    “KNOCK KNOCK KNOCK”, suaraku mengetuk pintu kamar itu, walau sebenarnya aku bisa membukanya dari luar.
    “yaaaaaaaaa”, balas dari dalam dengan suara lembut dan merdu, aku masih belum bisa menebak kira-kira wanita yg mana.
    “ahh bukan kosong, berarti bukan mbak Claudia”, pikirku dalam hati.
    dan pintu itu dibukanya dari dalam……….
    terlihatlah sosok wanita yg berhijab, wajahnya putih dengan kemerahan dipipinya hasil dari makeup yg dia kenakan, bodi badannya yg lebih berisi dari istriku dan tinggi badannya yg hampir setinggi diriku karena menggunakan highheels tinggi berwarna merah tua dengan model tertutup layaknya sepatu yg digunakan karyawan kantoran. highheels tidak hanya berhak pada bagian tumit, namun juga pada bagian depannya.
    “silahkan masuk mas”, ujar dia sambil mempersilahkan aku masuk. memasuki kamar hotel, bentuknya sama seperti hotel pada umumnya, setelah pintu utama, sebelah kanan terdapat pintu kamar mandi, namun lorong hingga menuju kamar panjangnya berbeda dengan hotel umumnya, maka aku menafsirkan hotel ini menawarkan kamar mandi yg luas. saat melewati dirinya, sangat terasa bau parfum yg dia gunakan, sungguh wangi. dia menutup dan mengunci pintunya saat aku sudah melewati dirinya. pada ruang utama terdapat kasur double yg cukup besar, disebelah kanan kirinya ada meja lampu dan tepat diatas kasur ada kaca yg cukup besar yg melintang sepanjang lebar kasur.

    “terimakasih mbak. hmm maaf dengan mbak siapa ya, belum kenalan tadi?”, ujarku sambil mengulurkan tanganku.
    “hmm Stella, mas. kalau mas?”, balasnya dengan sedikit malu-malu.
    “Heri”, balasku dengan singkat.
    “oh iya, hmmm silahkan duduk mas”, mintanya kembali.
    “oh iya heehe”, aku merasakan awkward sekali, sambil berjalan melihat di jendela dan melihat-lihat ruangan dan Stella hanya berdiri di pojokan di depan lorong pintu masuk sambil bingung akan bagaimana, “maaf mbak, saya akward hehe”, lanjutku sambil melihat dia.
    “hehe sama mas”, balasnya dengan tawa yg awkward.
    “sama mbak, hmmm kalau boleh tanya mbak, jadi mbak juga setuju dengan kegiatan ini?”, tanyaku.
    “hmm hehe iya mas”, balasnya dengan singkat yg diiringi dia berjalan dan duduk diatas kasur, “mas sudah pernah melakukan seperti ini selain dengan istri?”, lanjutnya.
    “belum mbak, mbak sendiri?”, tanyaku berusaha memecah keheningan, sambil aku duduk di kursi didepan kasur.
    “belum mas, pertama kali ini, nanti pelan-pelan ya mas”, ujarnya sambil menunduk.
    “iya mbak, saya juga masih amatir kok”, balasku, “udah punya momongan mbak?”, lanjutku.
    “sudah mas 2, mas sendiri?”, tanyanya.
    “sama mbak”, balasku.

    aku merasa sangat aneh, dan bingung bagaimana harus memulai, secara mbak Stella sungguh pasif dan diam saja, mungkin aku harus memancingnya dengan obrolan yg nakal.
    “hmm mbak, sebelum mulai hehe ada pantangan gak, misal enggak suka apa atau apa?”, tanyaku mulai nakal.
    “hmm apa ya mas hehe enggak ada nampaknya”, balasnya dengan malu-malu.
    lalu setelah beberapa saat melewati awkard, aku berdiri dan berjalan mendekat kearahnya dia duduk, aku mengulurkan tanganku, dia menerima tanganku dan aku ajaknya berdiri. aku memeluk badannya dengan melingkarkan tanganku pada pinggangnya, pinggul kami saling bergoyang kiri dan kanan layaknya sedang berdansa. mata kami saling pandang, kepala kami saling mendekat, dan bibir kami bersentuhan.
    “smooooccccchhhhh”, bibir lembutnya menyentuh bibirku. kami saling berciuman dengan mersa, dia sedikit membuka mulutnya, mata kami terpejam menikmati ciuman ini. lidah kami saling bertemu, nafas dia mulai bersuara. tanganku meremas pantatnya dengan nakal, namun bibir kami tak saling lepas.

    dia lalu sedikit mendorong badanku dan aku terduduk di kursi tadi. Stella berdiri tepat didepanku dengan tatapan mulai sange, dalam hatiku liar juga dia. lalu dia bertulut di depanku, dan mulai sibuk melepaskan ikat pinggangku dan celanaku, dia menarik kebawah celanaku beserta celana dalamku lalu terbukalah penisku yg sudah tersimpan.
    “woooaahh mas, ini gede banget”, ujarnya terkaget sambil tertawa kecil. aku tak menjawab apapun, lalu dia membuka mulutnya dan mulai memasukkan penisku pada mulutnya.
    “wooahh mbak Stella ahhh”, desahku saat kontolku masuk ke dala mulutnya. dia dengan lembut memainkan kontolku beserta tangannya mengurut-urut dengan lembut. setelah beberapa kali dorongan dengan memainkan lidahnya saat kontolku berada didalamnya.

    “mulutku sampai penuh mas”, ujarnya sambil tersenyum padaku
    “enak yah”, ujarku singkat, lalu dia sedikit mengangkat tubuhnya dan berusaha menelan kontolku hingga pangkalnya. mulutnya terbuka dengan maksimal, matanya terpejam berusaha fokus, nafas dari hidungnya sangat terasa di pangkal penisku, namun usahanya tidak membuahkan hasil. dia mengeluarkan kontolku kembali setelah beberapa kali mencoba memasukkan semua hingga akhirnya tersedak.
    “uhuuk..uhuuukk..uhuuukkkk hihi gak muat masuk semua mas”, katanya sambil mulutnya penuh dengan ludah.
    lalu aku memegangi dagunya, dan menariknya kearah bibirku, namun dia berusaha menolak, tapi akhirnya bibir kami bersentuhan, “smoooccchhhhh”.
    “mas, kok mau nyium aku setelah bibirku nyepongin penismu”, ujarnya setelah berciuman.
    “lha emangnya kenapa, kan gapapa”, balasku sembari berdiri dan melepas baju dan celanaku hingga akhirnya aku telanjang bulat, sedangkan Stella masih lengkap dari jilbabnya, baju lengan panjang dan jeansnya yg bewarna hitam ketat membungkus pahanya yg tebal.

    “sini mbak”, perintahku dia mengarahkan pada kasur. kedua tanganku sibuk melepas jilbabnya, terlihatlah rambut bergelombangnya sepanjang punggung bagian atas. lalu aku melepas bajunya, BH berwarna pink itu sungguh cocok menempel dibadannya. dan langsung saja aku melepas celana jeansnya saat dia terbaring dikasur, celana dalam berwarna sama dengan BH nya, model celana dalam seperti celana ini sungguh seksi di badannya. aku menarik celananya namun kesusahan karena ada heelsnya.
    “mas, heelsnya dilepas dulu”, perintahnya.
    “aku pengin kamu pakai heels”, balasku
    “dilepas dulu, nanti dipakai lagi setelah celananya lepas”, ujarnya dan aku langsung melakukannya. setelah terlepas, aku memasang kembali heelsnya, dan aku menjatuhkan diriku diatara pahanya untuk melahap vaginanya yg masih tertutup celana dalam.

    “mas Heri dilepas aja semua, biar tambah enak”, ujarnya genit, dan aku melepas semua yg tersisa dibadannya. aku lalu langsung menyibukkan diri pada vaginanya, dan Stella hanya merancu dan mendesah sambil memegangi kepalaku.
    “oh mas Heri, enak sekali mas”
    “ahh mas terus mas, jilat memek Stella mas”
    “puasin Stella mas, ooh mas enak mas awh awh awhh mas awwh”, desahnya tak karuan, aku menikmati vaginanya yg berbau khas vagina dan bersih dari bulu yg nampaknya sudah dipersiapkan sebelum kegiatan ini. klirotis dan bibir vaginanya tak ada yg luput dari jilatanku. Stella terus mendesah mendesah dan mendesah tanpa malu walau aku bukan suaminya, tangan kirinya sambil meremat susunya, kepalanya sudah khayang dan matanya merem melek keenakan. lidahku bermain pada klitorisnya sedangkan jariku sedikit membuka memeknya, yg aku juga serang bagian pintu menuju surga dunianya. badannya yg sedikit berisi membuatnya nampak sempurna saat dia telanjang ditambah dengan kulitnya yg putih, selain itu wajahnya yg nampak innocent. namun sebenarnya memiliki nafsu yg sungguh tinggi.

    Cerita Panas Selingan Ranjangku

    “mas…”, ujar Stella dengan lembut, lalu aku menatap dia dari diantara pahanya, “Stella sudah gak kuat mas, ayo setubuhin aku mas”, ujarnya dengan nakal.
    lalu aku langsung bangkit dan bersiap untuk memasukkannya namun sebelumnya aku kembali melahap bibirnya.
    “mas, aku gak biasa pakai kondom, enak gak?”, tanya dia dengan polos.
    “aku juga belum pernah mbak”, balasku dengan jujur.
    “lha ini gimana pakai gak?”, tanya dia.
    “pakai aja mbak, biar aman”, balasku, lalu aku mengambil tas kecil yg dibagikan tadi, lalu mengambil kondom yg superthin dan aku gunakannya.
    tanpa menunggu, aku langsung mengarahkan penisku pada bibir vagina Stella. dia hanya memejamkan matanya saat ujung penisku menyentuh bibir vaginanya dan perlahan memasuki tubuhnya. dia menggerutkan dahinya saat seluruh tubuh penisku memasuki tubuhnya.
    “awwhhhh bentar mas, jangan di goyang dulu”, desah Stella sambil terus memejamkan matanya dan menggigit bibir bagian bawahanya. hampir 30 detik dia memintaku untuk diam, “ayo mas, pelan-pelan”, lanjut dia, lalu aku mulai memajumundurkan pinggulku dengan sangat pelan. aku menarik kontolku hingga ujung kepalanya dan memasukkan hingga sangat dalam.
    “awwhh panjang banget awwhhhh”
    “ehhmm enak banget mass”
    “iya mas pelan-pelan saja”
    aku menjatuhkan tumpuanku, dada kami saling bersentuhan dan Stella memelukku melingkarkan kakinya pada pinggulku.
    “mas ahhh kerasa banget sampai rahimku ahhh mass, mas agak kencengan mas…”, minta dia, lalu aku kembali bertumpu pada telapak tanganku dan masuk pada gigi 5.

    PLOK PLOK PLOK PLOK
    PLOK PLOK PLOK PLOK
    PLOK PLOK PLOK PLOK
    “awhh mass awhh mas ahh enak mass ahhh yaampun enak banget siihh ahhh ahhh ahhh”, teriak dia sungguh liar, aku terus memompa dia tanpa henti hingga pinggangku mulai mati rasa, aku terus maju dan mundur, hingga berpikir kok dia gak segera orgasme, bisa-bisa aku duluan ini.
    “masih jauh mbak Stella?”, tanyaku sambil terus memompa.
    “enggak mas, gitu terus mas ahh ahhh ahhh whhh ahhh ahh”
    aku masih pada kecepatan yg sama, Stella mulai merancu semakin kencang dan dia mulai meremas remas susunya sendiri sambil merem melek, vaginanya mulai terasa hangat dan memijat pijat. pinggul bergerak maju dan mundur layaknya piston mesin yg sedang dipacu, keringat sudah mulai keluar dari dalam pori-pori badanku. aku memandangi Stella yg innocent sedang keenakan dan aku juga ingin segera memuaskan diriku dengan memandangi dan menikmati istri sementaraku.

    beberapa saat kemudian, badannya mulai meregang, dia mulai bergeliat seperti cacing kepanasan, ototnya semakin mengencang, kakinya yg melingkar semakin mencengkramku, wajahnya jadi super sange dan akhirnya dia meledak.
    “AWWWHHHH MASSSS AWWHHHH YAAMPUUUNN AHH AKU GAK KUAAAT AHHHH AHHHH OOOWHHH AHHHH”, teriakan yg sangat keras beserta badan yg seperti kerasukan.
    “awwhhhhh Stellaaaaa ahhhhh jepitanmu enak bangeeett”, aku juga turut mendesah karena vaginanya meremas remas dengan kencang.
    “ahh hossh hoosh hoosshh istirahat bentar mas, maaf dicabut dulu ya mas”, ujar dia memintaku untuk mencabut.
    dia lalu hanya terbaring di kasur sambil menutup wajahnya dengan bantal.
    “mbak, aku ambilkan minum ya”, ujarku sambil berusaha membuka bantalnya.
    “makasih mas, aku malu mas, bisa teriak sampai seperti tadi hehe”, balasnya.
    “dashyat banget ya mbak”, candaku sambil mengulurkan air padanya.
    “aku meledak mas hahahha gila, jangan cerita siapa-siapa ya mas, malu”, mintanya.
    “aman mbak, yg terjadi disini tetap disini”, balasku sambil aku mendekatkan bibirku pada keningnya.

    “mau posisi gimana mas?”, ucap dia saat dia sudah kembali mendapatkan tenaga untuk kembali bersenggama, hubungan tanpa obat kuat maupun perangsang ini ternyata juga cukup menggairahkan jika kedua insan manusia saling bisa menikmati indahnya bercinta.
    “tengkurap aja mbak, sampai aku keluar ya”, mintaku pada Stella, lalu dia tengkurap pada dadanya. dan aku memasukkan kontolku dari posisi belakang, dan kali ini Stella bisa melihat dirinya dan diriku melalui kaca yg ada di atas kasur kami.
    setelah penisku masuk, aku lalu memompanya tanpa ampun. Stella hanya memejamkan mata dan kadang melihat dirinya sedang dipompa oleh cowok yg baru dia kenal beberapa saat lalu, dia tidak mendesah, namun terus menggigit bibirnya pertanda keenakan.
    aku masuk posisi gigi sedang, udah tak mampu pada gerakan tertinggi, pinggulku sudah mau copot, keringat pada tubuhku terus bercucuran, dan Stella juga turut berkeringat. aku terus mempompanya hingga entah berapa menit, kontol tebalku ditambah lapisan tipis ini berhasil menunda aliran pejuh yg seharusnya harus segera keluar. aku sudah tak kuat dengan pinggul dan badanku, aku terus konsentrasi agar segera keluar. akhirnya yg ditunggu sudah mengantri untuk keluar.
    badanku mulai menegang, ototku jadi lebih kencang, penisku jadi semakin tebal dan Stella mengetahuinya, dia lalu melihatku yg akan orgasme melalui kaca.

    CROOT CROOT CROOT CROOOT CROOOOT CROOOT CROOOTT
    “ARRGGHHHHH ARRRGGHHHH AHHHHWWWWHHH OOWWHHHHH AWWHHH AWRRGGHHHHH”, desahku sambil bertumpu pada tanganku, aku terus menggerutu dan memompa penisku dengan perlahan hingga tetes terakhir yg tertampung pada kondom.
    “haha sampai menggerutu gitu ya mas”, tanya Stella sambil tersenyum.
    “iya mbak, pas mau keluar vaginamu malah semakin njepit”, ujarku.
    “iya mas enak yah hihi”, candanya, yg lalu aku menimpa badannya dan menciumi lehernya. lantas aku melepas kondomku yg menampung beberapa cc benih cintaku, Stella memintanya yg memainkan untuk beberapa saat dengan mencium baunya dan memasukkan jarinya pada kubangan pejuhku.
    “tadi mending di crootin dibadanku aja mas”, ujarnya dengan innocent.
    “haha next time lah, mana tau kalau kamu doyan”, balasku sambil duduk di kasur dengan wajah sedikit terlelah dan penuh dengan kerigat walau ruangan kamar ini sudah ber-AC.

    setelah selesai dengan obrolan ringan pasca seks perdana, aku memberesi kondomku dan merapikan baju kami yg tercecer untuk dilipat, Stella berada di kamar mandi untuk mencuci vaginanya dan badannya. kami berdua lalu tiduran di dalam selimut sambil pelukan diatas kasur dengan tanpa baju satu helaipun, dan mengobrolkan masalah yg ringan-ringan. hingga pada malam itu kami melanjutkan untuk nambah satu ronde lagi hingga kami baru tertidur pukul setengah 12 malam.

    keesokan harinya setelah selesai sarapan dan aku telah menyelesaikan mandi sebelum Stella. aku hanya duduk diatas kasur hanya menggunakan celana dalamku sambil nonton TV channel luar negeri menunggu Stella sedang mandi.
    setelah beberapa saat, lalu dia keluar dari kamar mandi hanya menggunakan semacam lingerie.
    “kok pakai baju gituan, ntar aku nafsu lho”, ujarku memuji badannya yg sungguh seksi.
    “hehe hanya bawa baju kemarin dan ini mas, masa mau telanjang”, pembelaannya. lalu dia duduk diatas kasur berada disebelahku.
    “mas, apa yg membuatmu mau ikutan ini?”, tanya Stella memecah keheningan selain suara TV.
    “diajak istri dan hmm jarang berhubungan juga mbak, istriku kurang menikmati penisku yg gede ini, kalau mbak?”, tanyaku kembali setelah menjawab.
    “sama sih mas, udah bosan mungkin aku dan suami haha, lhaah yaampun penis segede itu idaman wanita lho”, balasnya, “katanya karena apa mas?”, lanjutnya.
    “katanya kurang menikmati aja”, balasku padanya.
    “yaampun, mungkin istrimu belum tau caranya menghandle penis besar mungkin hihi”, ucapnya sambil tertawa kecil.
    “emang caranya gimana mbak?”, tanyaku penasaran.
    “seperti aku kemarin hehe di diemin dulu mas, biar memeknya penyesuaian sama biar basah dulu, penis suamiku gak sebesar kamu mas, tapi aku punya dildo yg gedenya segitu mas, tapi jangan bilang-bilang lho, awalnya juga sakit, tapi karena tau tehniknya, jadi enak banget”, terang Stella yg membuatku berpikir bahwa walau dia hijaber, namun cukup nakal juga sampai punya dildo, “ya karena bosan itu sih mas, akhirnya aku memberanikan diri beli toys seks untuk memuaskan hasrat terpendam, kadang main sendiri sampai orgasme beberapa kali hingga badan lemas hihi, tapi emang lebih enak dengan yg nyata seperti malam ini hihi”, lanjutnya dengan polos.

    pada hari sabtu ini, kami terus saling pompa dan bersenggama hingga tak dihitung lagi Stella orgasme berapa kali dan juga aku. dikarenakan volume pejuh yg keluar semakin dikit dan dikit hingga akhirnya hanya berupa tetesan saja, maka kami berani untuk tidak menggunakan kondom agar lebih intim karena kulit kontolku dan dinding rahim Stella bersentuhan. mulai posisi yg biasa hingga yg tak biasa kami lakukan dan kami eksplore. Stella wanita yg nampaknya pendiam dan pemalu, namun saat sudah diberi daging yg bernama kontol, dia seakan berubah menjadi sosok yg super liar dan nakal. pengalaman pertama berhubungan selain dengan istriku sungguh luar biasa, hubungan ini bisa melupakan sesaat apa yg dilakukan istriku pada pasangan mesumnya.

    saking tak ingin terbuang waktu untuk bercinta, untuk makan siang dan malam kami order fastfood yg diantarkan oleh Gojek, bahkan pakaian kami terus tertanggal, agar tak masuk angin, kami tak menggunakan AC namun membuka balcony selebar mungkin agar udara bisa masuk dengan bebas. keringat demi keringat, pejuh demi pejuh terus membasahi badan kami. teriakan demi desahan kami keluarkan dari mulut kami untuk menggambarkan betapa nikmatnya kegiatan tukar guling ini. selain untuk menghilangkan kebosanan namun juga untuk mengeluarkan binatang buas yg tersimpan pada tubuh kami.

    “AHHHHHHH MBAK STELLAAAA AHHHH NIKMAT BANGEEET AWWHHH OWWHHH”
    “MAS HERIII AHHHH PEJUHIN AKU TERUS DENGAN KONTOLMU YG JUMBO AHH MASSSS”, desah panjang kami menutup adegan seks terakhir pada hari sabtu, pukul 23.17 malam dengan pejuh yg tak lagi menetes dan Stella yg orgasme yg seperti harimau yg sudah tak diberi daging bertahun-tahun, lalu memakan daging. sungguh buas dan liar. aku dan Stella terbaring diatas kasur dengan telentang, badan Stella dan aku penuh dengan cairan kelamin, kontolku terlemas diantara pahaku. Stella menaruh kepalanya di pundakku dan kami mulai tertidur.

    bangun keesokan harinya, setelah selesai sarapan, kami berdua mulai untuk beres-beres sebelum dikembalikan pada pasangan masing-masing. seperti pada kesepakatan saat sebelum kami memasuki kamar masing-masing bahwa kegiatan ini akan berakhir pada hari minggu jam 10 pagi dan berkumpul di private lobby. seperti saat kami mulai, para wanita terlebih dulu berjalan ke lobby setelah 10 menit baru yg para pria ke lobby, untuk menyembunyikan siapa tidur dengan siapa biar tidak ada kecemburuan. ide yg brilian.

    Stella masih di kamar mandi dengan pintu terbuka sudah menggunakan bajunya lengkap, sama denganku juga, aku sudah duduk di kasur menunggu Stella bersolek. namun penisku berkata lain, dia masih ingin bersarang pada memek Stella sebelum kami berpisah. karena sudah lumayan tegang, aku berjalan menuju kamar mandi.
    “hi mbak, masih berdandan”, tanyaku saat dia sedang merapikan jilbabnya.
    “udah nih, yuuk”, ujarnya sambil akan berjalan keluar karena sudah mendekati pukul 10.
    “mbak, quicky yuk bentar aja”, ajakku.
    “yah mas, udah rapi ini, ntar berantakan lagi aku”, ujarnya sambil menolak. tapi aku sudah memegangi pinggulnya.
    “jeansnya aja diturunkan dikit, yg penting bisa masuk”, ujarku.
    “hmm yauda yuuk, ambil pelicinnya mas, belum basah ini, langsung masukin aja”, ajaknya dan aku berjalan menuju kamar menggambil pelicin.
    Stella sudah memposisikan diri dengan sedikit nungging, lalu dari belakang, tanganku meraih kancing jeansnya, melepasnya. dan menariknya kebawah hingga sebatas paha. lalu aku gantian melepas celanaku aku turunkan hingga bawah karena longgar.
    penisku aku beri pelicin dan langsung kuarahkan pada memek Stella.
    “shhhhh ahhhhh, langsung aja mas”, perintahnya yg aku langsung bergerak maju mundur dengan kecepatan sedang. Stella terlihat sedang merem melek keenakan dan mengigit bibirnya, terlihat jelas dari kaca yg besar ini. lalu agar sama-sama segera keluar, aku menaikkan tempo sodokanku.

    PLOK PLOK PLOK PLOK
    PLOK PLOK PLOK PLOK
    PLOK PLOK PLOK PLOK
    Stella memegangi dengan erat wastafel hotel ini, matanya terpejam, punggungnya sudah maju kedepan, memeknya sungguh terasa sedang memijat pijat dan mulai hangat, mulai terasa badannya akan orgasme, namun dia hanya diam saja.
    “ssshhhhhhhhhhhhh ehhhmmmm shhhhhhhh ehhmmmm shhhhhhh”, dia bergetar cukup hebat namun tak mengeluarkan desahnya, hanya menggegam dengan erat wastefel itu.
    “mbak, orgasme yah hehe”, ujarku dengan canda.
    “hehe mas, buruan”, balasnya dengan memintaku lebih cepat. lalu aku ngentotin dengan tempo cepat dan setelah beberapa kali sodokan, akhirnya akan terasa pejuh yg sudah kutunggu.
    “ahh aku mau keluar, keluar dimana mbak?”, tanyaku mengingat aku tak menggunakan kondom.
    “di dalem aja mas gapapa, paling gak banyak”, ujarnya sambil terus menahan desah sambil mengigit bibirnya.
    badanku lalu merasa menegang dan otot penisku semakin terasa mengembang.

    Cerita Panas Selingan Ranjangku

    CRIIT CRIIT
    “arrghhhhhh aooowhhhhh arrgggghhhhh”, desahku sambil mencengkram pantat Stella yg bulat itu. aku istirahat sejenak di dalam vaginanya yg lalu aku mengambil tisu yg berada d sebelah Stella. lalu aku mencabut penisku diikuti dengan membersihkan vagina Stella dengan tissue itu. setelah cukup bersih, Stella menarik celana jeansnya naik ke atas.
    “tadi dikit yah mas”, tanyanya sambil berkaca dan merapikan bajunya.
    “iya dikit banget mbak”, balasku.
    “wiih udah jam 10, aku turun sekarang ya mas”, ujarnya sambil melihat jam di lengannya.
    “yahh, ntar kalau aku kangen bagaimana mbak hehe?”, tanyaku sambil bercanda dan membetulkan celanaku.
    “semoga bulan depan, dapet kamu lagi mas, penismu jelas nagih hehe”, ujarnya sambil meraih kedua pipiku dan mendekatkannya pada bibirnya, “SMOOCCHHH, love you mas, bye”, ujarnya. “love you too, mbak”, balasku singkat.
    dia melambaikan tangannya sambil mengambil tasnya dan berjalan menuju pintu keluar kamar.

    aku kembali memasuki kamar untuk last check apakah ada yg tertinggal, kuperhatikan kondom dan obat-obatnya tidak ada, mungkin dibawa oleh Stella untuk digunakan lagi pada tukar pasangan selanjutnya. aku menunggu hingga 10 menit, lalu aku keluar dari kamar dan berjalan menuju lift. di dalam lift aku bertemu dengan seorang pria yg turut ikut kegiatan ini, namun aku lupa namanya.
    “eh mas, haha, gimana?”, tanyaku pada pria itu.
    “dahsyat mas, mantab banget, kamu gimana?”, ujarnya dengan sambil memberiku tepukan di punggung.
    “haha rasanya seperti mengeluarkan binatang buas mas”, balasku.
    “hahaa bener-bener”, lanjutnya lagi sambil tertawa bebas.
    tibalah kami pada lantai Ground, keluar dari lift dan berjalan menuju di private lobby. tiba disana sudah ada istriku, Stella atau lebih tepatnya semua wanita. beberapa langkah setelah aku masuk, pria lainnya juga baru saja tiba. kami tutup pintu lobby dan aku bersalaman dengan semua pria yg ada disana, dan menebak-nebak mana yg meniduri istriku, dan bagaimana sikap istriku selama didalam dengan pria itu. tapi tebakanku tidak membuahkan hasil, mereka menutup rapat-rapat dengan siapa mereka tidur.

    “hello, ladies and gents hehe, gimana masih mau lagi?”, canda Claudia memulai.
    “hahaha massiiiiihhhhhhhhh”, ujar lantang para pria yg diikuti tawa dari semuanya.
    “wah yg cowok pada mau nambah ini ladies, gimana?”, canda Claudia, lalu diiringi dengan tawa dan canda dari kita semua.
    “hmmm kegiatan hmmm apa ya…tukeran haha..pertama udah berakhir, semoga tidak ada yg kapok dan bisa mengikuti kegiatan ini lagi bulan depan, hati-hati dijalan dan jangan lupa bawa pasangan sahnya haha thankyou”, ujar Claudia menutup acara tukar guling perdana yg berjalan sesuai dengan rencana, intinya sukses.
    lalu semua berpamitan dan istriku datang kearahku memberi peluk dan cium. lalu dari sebelah mataku aku melihat Stella yg turut menyambut suaminya. masing-masing pasangan sah lalu meninggalkan ruangan itu, begitu pula denganku.
    “gimana yang haha”, basa-basiku dengan istriku saat berjalan menuju mobilku yg terparkir di basement.
    “apaan sih mas, nanti aja tanya-tanyanya, masa tanya di tempat seperti ini”, candanya sambil menjiwit lenganku.
    lalu kami memasuki mobilku, menunggu untuk panas dan mengarahkan mobil berjalan menuju rumah. ada rasa awkward sedikit dengan istriku namun aku berusaha untuk membuat santai dan tidak baper dengan apa yg baru saja kita lakukan. semoga selingan ini membawa keutuhan dan semakin erat keluarga masing-masing..

  • Impian Sang Suami – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018

    Impian Sang Suami – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018


    1554 views

    Perawanku – Pada Kesempatan Malam ini Cerita Dewasa Lokal Indonesia akan bercerita dewasa lagi tentang pengalaman bercinta hot dan panas. Bercerita tentang Impian sang suami.. Pasti suami yang satu ini bermain pikiran agar istrinya di kimpoi orang lain. Heemmm.. zaman semakin gila ya, tapi disimak sajalah..

    Saat itu, aku mengantarkan istriku di sebuah seminar dua hari di sebuah hotel berbintang dan aku menginap di suatu penginapan di kota itu, untuk menghemat ongkos kamarnya cukup bagus dan kamar yang tersisa hanya kamar double beds. Istriku ditunjuk sebagai wakil dosen di universitasnya dan rencananya seminar itu akan siadakan dua hari dimana dimuali pukul 8 pagi sampai pukul 2 siang.

    IstrIku yang bahenol saat itu mengenakan blaser kuning berleher rendah sehingga kedua payudara montoknya tampak dari balik blaser kuningnya dan tampak remang remang puting susu istriku di balik blasernya karena saat itu istriku yang sudah berumur 40 tahun memakai BH tipis dan pantat bahenolnya begitu menggoda saat berjalan dengan goyangannya karena istriku memakai rok span elastis hitam walaupun perutnya sudah tak kecil lagi dan memakai sepatu bertumit tinggi.

    Sering aku berpikiran buruk agar istriku menyeleweng dan aku dapat menemuinya dengan mengintip bagaimana saat istriku “digarap” lelaki tua. Istriku memang pernah cerita kalau salah satu mahasiswanya di kelas yang berada di luar kota pernah “mempermainkan” daerah sensitifnya di selangkangannya, sehingga istriku tak berani berdiri lama-lama di kelas dan duduk di meja pengajar yang ditutup oleh taplak meja saja. Agen Judi Bola Terpercaya

    “Mas nanti nggak usah dijemput karena sudah disediakan angkutan oleh panitia. Mas, capai tidur saja, kalau mau pijit saja, biar nanti malam tambah ‘greng’,tapi jangan dipijit cewek lho” kata istriku “Yah, cari tukang pijit kakek kakek, sekalian mijit mijit anumu ?.” kataku berseloroh “Biar, selain memijit juga menyuntik iniku,” kata istriku tertawa sambil menunjuk selangkangannya “Bener ?”kataku “Boleh kan, mas? tanya istriku “Kau memang pingin to, dik?” tanyaku “Ya, aku pingin mas,” kata istriku vulgar menatapku dengan tajam “Boleh, kan?” kata istriku merayu “Kalau kau suka dan senang ?” jawabku

    Sesampai di penginapan, aku minta resepsionis untuk mencarikan tukang pijit. Sampai aku makan siang, barulah muncul tukang pijit itu, orangnya tua memakai ikat kepala dan membawa tas kulit kumal, berbaju hitam, dan celana komprang selutut, dia menyuruhku memakai sarung.

    “Siapa namanya, pak,” aku bertanya saat tukang pijit mulai memijitku. “Orang memanggil saya, Mbah Demo, mas,” katanya Menurut ceritanya, dia ahli pijit urat dan bisa membuat lelaki tambah greng dan dia mampu memperbesar kemaluan laki laki dan segudang cerita lainnya, bahkan ada cerita Mbah Demo yang membuatku bergidik, yaitu kalau dia bisa membangkitkan gairah seorang wanita tanpa menyentuh. Dia bahkan pernah membuat salah satu istri pejabat jauh- jauh datang dan menginap di rumahnya di desa untuk minta dipuaskan.

    Mbah Demo terus memijit dan akhirnya aku disuruh bersandar di tempat tidur dan menyuruh menyingkapkan sarungku dan kurasakan kesakitan pada saat aku dipijit batang kemaluanku dan beberapa saat kemudian kulihat batang kemaluanku membesar dan kudengar pintu dibuka, Mbah Demo cepat-cepat menutup sarungku, kulihat istriku masuk. “Simpananmu, mas?”tanyanya berbisik saat melihat istriku. “Istri saya, mbah,”kataku “Ah, jangan bohong, perempuan ini bisa “dipakai”,”katanya. Belum sempat aku menjawab “Aku juga bisa membuat mas tak berkutik,”katanya dan aku meringis kesakitan saat kurasakan perut kebawah seperti mengejang dan aku tak dapat bergerak.

    “Sudah pijatnya, mas,”kata istriku “Belum, jeng,” Mbah Demo yang menjawab. “Kenalkan ini istri saya, Mbah Demo,”kataku. “Bener to, jeng?katanya. “Lho, iya mbah kan hotel ini nggak boleh bawa-bawa, memang apa mbah melihat saya oang yang nggak bener” kata istriku sambil menjulurkan tangan kanannya untuk bersalaman dengan Mbah Demo. “Saya istrinya,” istriku memperkenalkan diri mendekati Mbah Demo yang duduk di pinggir ranjangku. “Saya, Mbah Demo,”katanya dan tangannya bersalaman dengan tangan istriku. “Heeh ?”kudengar istriku mendesis lirih.

    “Saya kira jeng wanita simpanan kang mas ini,”kata Mbah Demo. “Wah, kebetulan saya bawa surat nikah, mbah,”kata istriku mengambil surat nikah dari tasnya dan menyodorkan setengah membungkuk dan kulihat mata Mbah Demo langsung tertuju di blaser kuning istriku yang berleher rendah dan Mbah Demo menatap tajam gundukan daging payudara istriku bagian atas.

    “Jeng, pijet ya,” kata Mbah Demo “Saya, nggak biasa dipijat ?.”kata istriku terputus “Nggak Mbah Demo nggak perlu megang?.”katanya sambil berdiri dan menuju ranjang satunya, aku tak dapat berbuat apa apa saat istriku merebahkan dirinya di kasur empuk itu tanpa melepas sepatu tumit tingginya. Mbah Demo duduk dipinggir ranjang pantatnya bersebelahan dengan pantat bahenol istriku yang rebahan. Kulihat Mbah Demo membuka telapak tangannya dan hanya segenggam jaraknya dari tubuh istriku bergerak diatas tangan kanan istriku, tangan kirinya dan kedua betis istriku.

    “Gimana jeng, enak”tanya Mbah Demo “Waah, kok bisa ya nggak nyentuh rasanya seperti dipijit “kata istriku “Enak kan jeng,” Mbah Demo bertanya lagi “Ya ?”kata istriku “Ya apanya?”tanya Mbah Demo “Enak rasanya..”kata istriku “Jeng, Siapa namanya?”tanya Mbah Demo “Yati, mbah?”jawab istriku “Jeng Yati, tadi enak, kan?tanya Mbah Demo lagi “Iya, mbah enak,” kata istriku “Kalau ini nggak enak Jeng Yati, tapi nikmat..”kata Mbah Demo

    Kulihat Mbah Demo mengembangkan telapak tangannya diatas kedua payudara istriku dan “Mbaaaah ?”istriku mendesah saat Mbah Demo menutup telapak tangannya dan membuka lagi seolah Mbah Demo tengah meremas remas payudara montok istriku. “Mbaaah jangaaan, mbaaah,” istriku mendesis dan kedua tangan istriku menekan dibawah ketiaknya sehingga kedua payudara montoknya semakin menggelembung dari balik blaser nya. “ooh mbbaaaaah Demoooo ?.”istriku merintih ketika tangan Mbah Demo semakin cepat membuka menutup meremas dari jauh kedua payudara montok istriku yang masih terbalut blaser kuningnya. “Hhhheeeggghhhhhh ??”istriku mendesah saat salah satu tangan Mbah Demo seolah memelintir puting susu istriku dan tampak jelas kedua puting susu istriku tersembul dari balik blaser nya. “maaas mbaaaah Demooooo tolooong maaass heeqqhhhh ?..”rintih istriku dan tersentak saat tangan Mbah Demo sepertinya memelintir sambil menarik kedua puting susu istriku.

    Mbah Demo semakin lama semakin menguasai istriku dan rupanya istriku hanya bisa mendesis dan mendesah oleh perlakuan Mbah Demo. “Ayo buka kancingnya,”perintah Mbah Demo Istriku yang mengerang “Ngaaaaak mauuuu mbaaaah ?.engaaaaak ??.” istriku seperti ada yang menarik tubuhnya dan terduduk di ranjang walaupun mulutnya menolak tapi kedua tangannya membuka satu kancing blaser kuningnya dan aku tertegun saat istriku melepas kaitan BHnya di belakang dan menarik BHnya sendiri hingga tali talinya terputus. “Ayo mbah haus,” kata Mbah Demo.

    istriku membuka tiga kancing blaser nya dan dengan sendirinya kedua payudara montok istriku dimana kedua puting susunya yang menegang tersembul keluar dari blaser kuningnya.

    “Aku haus Jeng Yati, aku dari tadi capek mijit kangmasmu, tapi gak dikasih minum, aku pingin minum,”kata Mbah Demo sambil seolah mengusap kedua payudara istriku yang langsung mengerang “mbaaah ??.. ngaaaaak mauuuuuuu ?.”, tapi istriku memegang paayudara kanannya bagian bawah dan menyodorkan ke mulut Mbah Demo dan Mbah Demo langsung mencaplok payudara kanan istriku yang disodorkan ke mulutnya. “Mbaaaaaah akuuuuu kooook oooohhhh rasanyaaaa air susukuuuu mau keluaaaar ?.mbaaaaah ??.”dan bunyi “srep srep” kudengar mulut Mbah Demo menyedot nyedot payudara kanan istriku yang mengeluarkan air susu. Mbah Demo menarik tubuh istriku hingga turun dari ranjang dan istriku kini berdiri menyorongkan badannya di depan Mbah Demo yang duduk di ranjang karena tangan kiri Mbah Demo memeluk punggung istriku sedangkan tangan kanan Mbah Demo meremas remas payudara kiri istriku.

    “Maaaas akuuu koook jadiiii beginiiiii??..”desis istriku “oooooh enaaak mbaaaaaah??.”rintih istriku dan kedua tangan istriku memeluk kepala Mbah Demo yang mengenakan ikat kepala. Rupanya sedotan Mbah Demo pada payudara kanan istriku begitu kuat dan cepat hingga beberapa menit saja air susu payudara kanan istriku pun habis dan Mbah Demo langsung melahap payudara kiri istriku dan kembali suara “srep srep” terdengar lagi saat Mbah Demo dengan ganasnya menyedot air susu payudara kiri istriku yang terus mengerang tak karuan. Begitu ganasnya Mbah Demo menyedot air susu payudara kiri istriku, istriku pun menekan kepala Mbah Demo ke dadanya hingga ikat kepala Mbah Demo terlepas dan kulihat kepala botak berambut jarang itupun tampak, gilanya istriku memeluk kepala Mbah Demo. Tampak kedua mata istriku terpejam mendapat perlakuan ganas Mbah Demo pada payudara kiri istriku dan Mbah Demo menghentikan sedotannya saat air susu istriku habis.

    “Nikmat kan Jeng Yati,”tanya Mbah Demo Istriku hanya diam dan menoleh padaku kemudian mendesis kembali saat telapak tangan kanan Mbah Demo di depan selangkangan istriku. Ttangan kanan Mbah Demo seolah menggosok selangkangan istriku sehingga istriku berjinjit karenanya. Rupanya Mbah Demo mempermainkan istriku dan Mbah Demo membiarkan istriku terus berjinjit jinjit sementara selangkangan istriku terangkat angkat ke atas sementara tangan kirinya meraih tas kulit kumalnya dan kudengar dari selangkangan istriku berbunyi “cek cek cek” menandakan lendir vagina istriku sudah keluar.

    “Mbaaaah sudaaaaah mbaaaaah ampuuuun jangaaan teruuuskannn hghghgh ?.”desis istriku dan tubuh istriku limbung dan Mbah Demo memeluk istriku dan mendudukan istriku di samping kiri Mbah Demo. Kini istriku yang sudah lunglai tengah duduk dipeluk tangan kiri Mbah Demo, kepala istriku bersandar dibahu kiri Mbah Demo, kedua payudara montoknya keluar dari blaser kuningnya, sementara kedua kakinya yang bersepatu hak tinggi terkangkang lebar, sehingga celana dalam sutera putihnya tampak. Tangan kanan Mbah Demo meraih bungkusan putih itu dan aku begitu ngeri dan jijik melihat sesuatu entah apa namanya, sesuatu sebesar batang kemaluan orang dewasa seperti ulat hijau mempunyai gurat gurat melingkar seperti sekrup dan mempunyai seperti duri duri di sana sini.

    Bungkusan di tangan kanan Mbah Demo didekatkan pada selangkangan istriku dan pluk benda itu melompat di paha kiri istriku yang langsung menjerit tertahan “Apa mbaaah ?..”erang istriku dan Mbah Demo menyingkap rok span hitam elastis istriku dan begitu melihat sesuatu yang merambat dipaha kirinya, istriku langsung lunglai dipelukkan Mbah Demo. “Lihat Jeng Yati,”katanya sambil memaksa istriku melihat benda yang merayap ke selangkangan nya. “Glek” kudengar istriku menelan ludah “Apaa ini yang merayaap mbaaaah jangaaan ?.mbaaaah ? ampuuun ? ” rintih istriku menghiba. Mbah Demo bukannya mengambil benda itu, tapi malah menundukkan kepala istriku agar bisa melihat sedang apa benda yang semakin mendekati selangkangan istriku dan Mbah Demo meyingkap celana dalam sutera istriku ke kanan sehingga bulu bulu kemaluan istriku yang lebat terlihat.

    Benda itu mendengus dan tampak olehku asap seluar dari liang berbibirnya menyembur bulu bulu kemluan istriku yang langsung memejamkan kedua matanya dan mendesis “Mmmmpppppfffzzzzzz ??.” Tiba ?tiba benda itu mematuk ke bagian atas kemaluan istriku dan “Itiiiilkuuuuuu mbaaaaaah ?..”meluncur kata kata istriku seperti seorang pelacur saat lubang berbibir benda itu melahap kelentit istriku. “Mbaaah ? ooohh ?.. hgggghhhh ?. mmmmmppppffzzzz?,”istriku merintih rintih dan pantat bahenolnya berguncang tangan kirinya meremas sprei dan tangan kanan istriku memeluk pinggang Mbah Demo kencang. Keringat istriku mengucur deras nafasnya menderu deru menahan nafsu birahinya

    Rupanya benda itu semakin ganas mengulum dan menyedot nyedot kelentit istriku sehingga tubuh istriku benar benar bergetar hebat, tangan kiri istriku meremas sprei ranjangnya hingga “mmmmppppffzzzz akuuuuuuu ngaaaaaak tahaaaaaan mbaaaaaah ?. akuuuuuu keluaaaaaar ??..”erang istriku dan pantat bahenol istriku tersentak sentak dan kedua kakinya mengejang lurus terkangkang mencapai orgasme di sore hari itu.

    Mbah Demo membiarkan istriku sampai nafasnya tenang dan kemudian menegakkan tubuh istriku yang lunglai berdiri dan memeluk istriku dari belakang dimana kedua payudara istriku keluar dari blaser kuningnya dan rok spannya tersingkap sampai diperutnya. Mbah Demo menuntun istriku ke ranjangku. Kulihat benda itu membujur sepanjang bibir vagina istriku dan Mbah Demo memelorotkan celana dalam sutera istriku sampai di lututnya. Aku hanya dapat menelan ludah saat benda itu mulai bergerak seperti gerakan mengempot bibir vagina istriku yang langsung mendesis desis “hhhheggggghhhhh enaaaaak enaaaaak maaaas akuuu dikempoooot ?.ennnaaaaak hhhhhghghghghg ?.”Pantat bahenol istriku bergoyang ke kiri kenan dan ke atas merasakan kenikmatan empotan benda itu pada bibir vaginanya. Tak lama kemudian desis istriku semakin keras dan “itiiiilkuuuuuuu ?.eehehghghghgghhh eeeempiiiiikuuuu ?. maaaas akuuuu keluaaaar ??”kembali untuk kedua kalinya pantat bahenol istriku tersentak sentak begitu kerasnya saat orgasme keduanya berlangsung.

    Mbah Demo tetap memegang tubuh istriku yang lemas dengan tangan kirinya di perut istriku, sementara tangan kanannya menarik paha kanan istriku hingga berdiri terkangkang. Kulihat benda ulat itu tetap mengulum kelentit istriku dan tiba tiba ekor ulat itu mengacung ke atas dan tangan kanan Mbah Demo langsung membuka lebar bibir vagina istriku yang basah dan ulat itupun melingkarkan bagian ekornya saat Mbah Demo membuka lebar-lebar Akupun merinding aaat ekar ulat itu menempel di bibir vagina istriku yang terbuka itu dan “Eeeeegggghhhhhh ?. `istriku mendesah saat ujung ekor ulat itu merambat menembus liang vagina istriku. “Mbaaaaah jangaaaaaan eeehhhgggggghhhhh ?..”istriku mendesah keras saat ekor ulat itu semakin dalam menusuk liang vagina istriku.

    Secara refleks istriku membuka kedua kakinya dan tubuhya menyorongkan tubuhnya ke depan sehingga kedua payudara montok istriku yang menggantung segera ditangkap oleh tangan kanan Mbah Demo dan meremas remas payudara istriku, sedangkan tangan kirinya yang menopang tubuh istriku ikut ikutan meremas remas payudara istriku. Tubuh istriku mengelinjang tak karuan menerima tiga sengatan birahi sekaligus, dimana kedua payudaranya secara bergantian di remas remas tangan mbah Demo, sedangkan kelentitnya dikulum dan disedot sedot mulut ulat itu dan liang vagina istriku dijejali tubuh ulat yang berbulu seperti duri dan bergurat di tubuh ulat itu. Pantat istriku menungging nungging dan kedua tangan istriku ke belakang memegang kencang pinggul Mbah Demo yang menggesek gesekkan selangkangannya ke pantat istriku. “Ngngnghhhhhh ?.. mbaaaaahhh ?..zzzzzzzz eeeeeccchhhhhhh ? enaaaaaaaak ?.. xxzzzz ? heeeh ? mmmmmpppffzzzzz ?..” istriku mendesis desis tak karuan, sekali kali gerakan pinggulnya maju mundur dengan cepatnya.

    “Akuuuuuuu nggaaaak heh heh keluuuaaaaaaaaaaaaar ?? ngngngngngng ?..”istriku mengerang saat orgasme ketiganya dan tubuh istriku terhuyung ke depan dan tersungkur di lantai, sedangkan kedua kakinya menekuk kedua lututnya menopang tubuhnya yang bersimba peluh di lantai, sehingga posisi istriku menungging. Istriku benar-benar tak kuasa karena baru kali ini istriku orgasme lebih dari dua kali dan kulihat Mbah Demo yang menopang tubuh istriku mengikuti arah tubuh istriku tersungkur di belakang tubuh istriku dan melihat istriku menungging, Mbah Demo langsung membuka kedua bulatan pantat bahenol istriku sehingga anus istriku terlihat. Mbah Demo semakin membuka pantat istriku dan anus istriku pun terbuka dan tanpa jijik Mbah Demo menjilati anus istriku yang membuat tubuh istriku berkelejot dan tersentak, “Mbaaaah jangaaaaaan anuuuusskuuuuu ?..heeeeghghgh ?..oooh .. oooh ? enaaaaak ?..zzzzzzccccchh ??.” istriku mengerang erang tak karuan tubuhnya seolah menggigil dan pantat istriku seolah disengat oleh listrik ribuan volt goyangannya menggetarkan pantat bahenolnya. “Uuuuuummmpppppffffzzzz ??”istriku melenguh saat Mbah Demo menjulurkan lidahnya menembus masuk lubang anus istriku dan kepala Mbah Demo maju mundur mengeluar masukkan lidahnya yang panjang ke dalam anus istriku.

    Erangan istriku semakin kencang dan tubuh nya bergetar hebat menerima rangsangan di lubang anusnya, kelentit dan liang vaginanya bersamaan, sehingga desisan istriku seolah seperti orang yang menangis tersedu sedu merasakan nikmatnya rangsangan Mbah Demo dan ulat yang menyumpal liang vaginanya.. “Ngngngngccchhhhhhhheeehhhhhhhhh ???”istriku mengigit bibirnya matanya terpejam dan kedua tangannya tergenggam erat dan “Wwwwwuuuuooooooooogggghhhhhh ??..’istriku mengerang dan pantat bahenolnya tersentak sentak saat mencapai orgasmenya yang ke empat dan tubuh istriku tengkurap dan tersungkur di lantai. Hanya pantat bahenol istriku yang sekali kali bergetar hebat dan tubunya tak kuasa bergerak dan nafas istriku masih memburu, kedua matanya tertutup, mulutnya masih mendesis desis lemah menikmati kenikmatan baru dimana ketiga serangan birahi di daerah paling sensitif istriku di serang dengan gencarnya.

    Tiba tiba Mbah Demo memelorotkan celana pendek komprang hitamnya dan tersembullah batang kemaluannya yang sudah menegang kaku sebesar lampu TL 40 watt dan mempunyai ujung seperti jamur besar itupun di pegang oleh tangan kanannya dan menarik kedua pangkal paha depan istriku sehingga istriku menungging kembali dan kedua tangannya kembali membuka kedua bulatan pantat bahenol istriku sehingga lubang anus istriku menganga kembali dan Mbah Demo meludahi lubang anus istriku dan lidahnya menjulur lagi menerobos masuk ke lubang anus istriku dan Mbah Demo terus meludahi dan mengeluar masukkan lidahnya hingga benar-benar penuh ludah Mbah Demo.

    Mbah Demo memegang batang kemaluannya kembali dan “Zzzzzzaaaaangaaaaaaan mbbbaaaaahhh aaammmpppfffuuunn heeeeegghhhhhh ?”desis istriku lemah saat Mbah Demo dengan tenaganya yang masih greng itu menekan kepala jamur penisnya ke lubang anus istriku. istriku mengerang dan mengernyitkan dahinya dan “Mmmmmpppfpff ??.” pantat istriku bergetar lagi saat ulat itu mulai merangsang kelentit dan liang vagina istriku dan “Heeeeeeccccccgggghhhh ??”istriku melenguh saat kepala jamur batang kemaluan Mbah Demo perlahan tapi pasti melesak ke lubang anus istriku. “Amppuuuuuucccccchhhhhh ?.ampuuuuuun mbaaaaaah saaaakkkiiiii eeeeeeeh ?.. “pantat istriku bergetar lagi, rupanya setiap Mbah Demo menekan penisnya ke lubang anus istriku, ulat yang menyumpal di liang vagina istriku bergetar dan mulut ulat itu menyedot kelentit istriku bersaamaan sehingga batang kemaluan Mbah Demo semakin lama semakin dalam di lubang anus istriku. Begitu batang kemaluan Mbah Demo masuk seluruhnya di lubang anus istriku, Mbah Demo pun mulai menarik kembali dan memasukkan kembali batang kemaluannya di dalam lubang anus istriku dan suara “slep slep slep” semakin lama semakin cepat terdengar dan tubuh istriku kedepan ke belakang mengikuti genjotan pantat Mbah Demo mengeluar masukkan batang kemaluannya di lubang dubur istriku.

    “Mbbbbbaaaaah akuuuuuu ??.” rintih istriku “Akuuuu jugaaaa jeng Yatiiiiii ??.” erang Mbah Demo semakin cepat menggenjot batang kemaluannya di lubang vagina istriku dan “Mbaaaaaah Demooooooooooo ??.”istriku mengerang lirih dan Mbah Demo menghujam batang kemaluannya dalam dalam ke lubang anus istriku yang mengalami orgasme ke lima dan tangan Mbah Demo menarik pangkal paha istriku hingga pantat Mbah Demo menyodok nyodok pantat bahenol istriku karena air manimya muncrat di dalam anus istriku dan bunyi “preeeet preeeet” seperti orang buang angin terdengar dari lubang anus istriku dan rupanya air mani Mbah Demo keluar dari tekanan lubang anus istriku yang tersumpal oleh batang kemaluan Mbah Demo yang cukup besar itu. Mereka kemudian menggelepar dan tersungkur bersamaan tubuh tua renta itu menindih tubuh sintal istriku yang benar benar lunglai melayani lelaki tua itu.

    Keduanya pun tertidur karena kelelahan.

    Sekitar pukul tujuh malam, istriku terbangun dan langsung mandi keramas. Istriku mengenakan stelan blaser dan rok span coklat muda malam itu dan kulihat istriku tanpa mengenakan BH dan celana dalamnya berhias diantara dua ranjang berdiri di depan cermin. Mbah Demo tak lama kemudian bangun dan mandi. Begitu istriku selesai berhias, Mbah Demo pun selesai mandinya tanpa menggunakan apapun sehingga batang kemaluannya yang sebesar lampu TL 40 watt dan ujungnya yang seperti jamur besar itu sudah menegang kaku. Mbah Demo mendekati istriku dari belakang dan memeluk tubuh istriku, tangan kirinya langsung meremas payudara kiri istriku, sedang tangan kanan Mbah Demo langsung menelusuri perut istriku dan kemudian menyingkap rok span istriku bagian depan dan menyusupkan tangan kanannya menggerayangi selangkangan istriku. Tak lama kemudian bunyi kecepak “cek cek cek” di selangkangan istriku pun terdengar dan istriku mulai mendesis desis “Heeeeh heeeh heeeeh mbaaaaah ???” Pantat bahenol istriku pun mulai menungging nungging dan tangan kiri Mbah Demo membuka resleting rok span istriku dan menariknya ke atas, kedua kaki istriku semakin terkangkang karena tangan kanan Mbah Demo semakin gencar mengocok dan mengelus bibir vagina istriku yang semakin basah yang menimbulkan suara kecepak yang semakin keras di selangkangan nya. Tangan kiri Mbah Demo mendorong tubuh istriku ke depan sehingga tubuhnya bertumpu di meja rias dan punggung istriku sejajar dengan kepalanya yang mendekati cermin meja rias.

    Mbah Demo kemudian memegang pangkal batang kemaluannya yang menegang kaku dan dari belakang mengarahkan ujung batang kemaluannya yang seperti jamur ke liang vagina istriku dan rintihan istriku pun terdengar: “Mbaaaaah jaaaanggggggg ?. uuuppppppffff besaaaar mbaaaaah oooooh maaas ?. akuuu disetubuhi mbaaah Demoooo ?.ooooh maaass mekaaaar membesaaaaar hheghghghgh sesaaak liang kuuuu maaaaas ??.ooooh menjuluuuuur ke dalam liaaangkuuu eeeeh eh eh eh akuuu ngaaaak kuaaaat maaaas akuuu keluaaaaaarrr ??..ngngngngngngngng ?..”istriku mengerang dengan hebatnya,pantat bahenolnya tersentak sentak sehingga batang kemaluan Mbah Demo secara otomatis amblas seluruhnya ke dalam liang vagina istriku. “Mmmmmppppfffffff kok membesssaaaaar ?.. oooooh ?.. semakiiin dalaaaaam maaaas ?..maaaas hheeeeghhh ?. mekaaaaaar ?.. ffffff ?. akuuuu mmmmmmngngngngngngngng ??.”istriku kembali mencapai orgasmenya ke dua malam itu atau ke tujuh sejak siang tadi disetubuhi Mbah Demo. Tubuh istriku limbung dan Mbah Demo memeluk istriku yang sempoyongan karena lutut istriku tak kuat menahan berat tubuhnya sendiri karena tenaga istriku terkuras melayani nafsu syahwat lelaki tua itu yang terus mengenjot menyetubuhi istriku tanpa ampun.

    Tubuh istriku pun terjatuh di ranjangku dan posisi kakinya di kepalaku sehingga terlihat jelas batang kemaluan Mbah Demo tengah menyumpal liang vagina istriku yang tertelungkup. “Mbaaaaah aku diboooooooor ???” rintih istriku dan kulihat Mbah Demo tanpa mengenjot pantatnya, batang kemaluannya terlihat dengan jelas membesar mengecil dan rupanya memanjang memendek seperti mata bor melubangi kayu. “Mbaaaaaah akuuuuu keluaaaaar lagiiiiiiii ??”rintih istriku mencapai orgasme yang ketiga malam itu dan batang kemaluan Mbah Demo terus mengebor liang vagina istriku, dan istriku merintih berkali kali. Selanjutnya istriku terus menerus mengerang dan orgasme ke 4 kalinya, Mbah Demo menyetubuhi istriku sampai pagi dan entah berapa kali istriku mengalami orgasme, sehingga keesokkan paginya istriku sulit berjalan, kata istriku bibir vaginanya membengkak, hingga dengan terpaksa istriku tak memakai celana dalamnya pada hari ke dua seminar itu.

  • Cerita Sex Hot ML Dengan Istri dan Mantanku

    Cerita Sex Hot ML Dengan Istri dan Mantanku


    8611 views

    Perawanku – Cerita Sex Hot ML Ini aku alami waktu berlibur di kota S bersama istriku. Saat itu aku ketemu mantanku waktu kerja di kota itu. Namanya Maya, sebut saja demikian. Aku dan istriku waktu itu menginap di hotel ‘S’, kami berdua sudah hampir 3 hari menginap untuk sedikit refresing dari kota J.

    Hari keempat setelah usai makan malam, aku dan istriku mulai iseng seperti biasa suami istri saling cium, saling hisap walaupun dengan pakaian setengah telanjang, namun nafsu liar kami berdua tidak ada habis-habisnya (maklum tiap hari pikiran ini dipenuhi pekerjaan kantor, jadi wajar kalau tiap hari waktu liburan kami senantiasa berhubungan).

    Kata teman-temanku aku punya libido seks tinggi atau nafsu liar, makanya istriku kadang-kadang tidak kuat meladeni diriku di ranjang. Tengah asyik-asyiknya kami penetrasi pintu kamar hotelku diketuk, aku langsung beranjak tanpa mempedulikan istriku yang sudah ngos-ngosan tidak karuan.

    Betapa terkejutnya aku waktu kubuka pintu, sesosok badan montok berdiri di depanku dengan celana jeans ketat dan kaos putih ketat terawang. Aku hampir terpesona “Maya..” kataku setengah gugup. “Ayo masuk,” pintaku, tanpa sadar aku sudah setengah telanjang (walau hanya memakai celana pendek waktu itu). Dia mengikutiku masuk ruangan hotel, istriku pun tengah rebahan dan hanya ditutup oleh selimut hotel.

    “Ini Maya, Mah kenalin,” mereka pun saling berjabat tangan.
    “Oh, kalian sedang asyik yah, maaf kalo aku mengganggu?” kata Maya kemudian.  Agen Obat Kuat Pasutri
    Kami pun agak kikuk, namun Maya dengan santai pun berkata,
    “Lanjutin aja, cueklah kalian kan sudah suami istri, ayo lanjutin aja!”

    Aku dan istriku heran melihat hal itu, namun dengan sedikit kikuk tanpa aku pikirkan siapa dia, aku mulai lagi penetrasi dengan istriku (walaupun agak canggung). Kulumat bibir istriku, turun ke bawah di antara dua payudara nan indah yang kumiliki selama ini (ukurannya sih 34B) kujilat-kugigit puting susu istriku, dengan terpejam istriku mendesah,
    “Aaahh.. aahh..” dia pun tidak memperdulikan sekelilingnya juga termasuk Maya.

    Mulutku mulai turun ke arah di lubang kemaluan istriku dengan tangan kanan dan kiri meremas-remas kedua payudaranya. Kujilati lubang kemaluan istriku, dia pun mulai bergoyang-goyang. “Mas.. itilnya.. aahh enak.. Mas.. terus..” Aku sempat melirik Maya, dia pun melihat adegan kami berdua seakan-akan ingin ikut menikmatinya.

    Cerita Sex Hot ML Dengan Istri dan Mantanku

    Cerita Sex Hot ML Dengan Istri dan Mantanku

    “Mas, ayo mulai.. aku.. udah nggak.. kuat.. nih..” lalu penisku yang sudah mulai tegak berdiri mulai masuk ke lubang vagina istriku, “Bleess.. sleepp..” begitu berulang-ulang, tiba-tiba tanpa aku sadari Maya sudah melepas semua penutup tubuhnya, dia beranjak dari tempat duduk dan mendekati istriku, dilumatnya bibir mungil istriku. Edan! pikirku, namun ini memang pengalaman baru bagi kami berdua dan lebih ada variasinya.

    Istriku pun ternyata membalas ciuman Maya dengan bergairah, tangan Maya pun asyik memainkan puting susu istriku. Hampir satu jam aku naik-turun di tubuh istriku, dan tubuh istriku mulai mengejang “Mas.. aku.. ke.. lu.. aagghh..” Tubuh istriku tergeletak lemas di ranjang, Maya tahu kalau aku belum sampai puncak, ditariknya diriku agar duduk di tepi ranjang, dengan penis yang masih tegak dan basah oleh sperma istriku.

    Maya mulai menjilati penisku dengan bergairah, “Enak Mas cairan istrimu ini,” katanya. Istriku yang melihat hal itu hanya senyum-senyum penuh arti, Maya masih dengan bergairah mengulum-ulum penisku yang panjang dan besar itu, “May, aku pengen..” Dia tahu apa yang kuminta, tanpa bertanya pada istriku Maya naik di antara kedua kaki, rupanya lubang kemaluannya sudah basah melihat adeganku dan istriku tadi.

    Lalu “Bleess..” penisku sudah masuk ke vagina Maya. Istriku melihat itu hanya terdiam, namun kemudian dia bangkit dan mendorongku sehingga aku di posisi terlentang di ranjang. Ia mulai naik ke tubuhku dengan posisi lubang vaginanya tepat di atas kepalaku.
    “Jilati Mas..” pintanya manja. Aku mulai menjilati lubang kemaluan istriku dan klitorisnya yang indah itu, istriku dengan posisi itu ternyata lebih bisa menikmati dengan Maya, mereka saling berciuman dan posisi Maya pun naik-turun di atas penisku.

    Istriku dengan bergairah melumat kedua puting payudara indah milik Maya, setelah setengah jam tubuh Maya mengejang, “Mas.. aku.. mau.. ke.. aahh..” cairan panas menerpa penisku, begitu pula aku sudah ingin mencapai puncak dan tak tahan lagi spermaku tumpah di dalam lubang vagina Maya.
    Maya kemudian beringsut dari tempat tidur, dia berjalan ke arah tas yang ia bawa tadi, lalu mengeluarkan sebuah benda coklat panjang dengan tali melingkar, itukah yang dinakan “dildo”, aku dan istriku baru tahu waktu itu.

    Maya mulai mengenakan dildonya, persis seperti laki-laki, dia berjalan ke arah istriku yang sejak tadi rebahan di sampingku. Maya mulai beraksi, dia menciumi istriku dengan bergairah, melumat puting susu istriku yang tegak, turun ke vaginanya, dijilatinya dengan puas, klitorisnya dimainkan dengan ujung lidahnya, istriku tak tahan dia mendesah-desah kenikmatan.
    “May.. terus..” Maya kemudian melepas vagina istriku yang tadi dijilat dan digigitnya, dia naik di atas tubuh istriku, lalu tangannya membimbing dildo yang dia pakai tepat di atas lubang vagina istriku, dengan sekali tekan masuklah dildo itu,
    “Aauugghh..” teriak istriku.

    “Enak Mas.. lebih enak dari punyamu..” katanya, aku hanya tersenyum.
    Maya seakan bergairah sekali dalam permainan itu, seakan-akan dia seorang laki-laki yang sedang menyetubuhi wanita, istriku pun menikmatinya. Aku sudah tidak tahan melihat adegan itu, tanpa minta ijin dulu dengan posisi membelakangi Maya aku melihat warna merah indah vagina milik Maya terpampang di depanku. Dengan sekali genjot penisku sudah masuk ke lubang itu, “Bleess..” Mata Maya sampai terpejam-pejam menikmati itu.
    Setelah beberapa lama tubuh istriku tampak mengejang dan,
    “Ahh.. May.. sayang..”

    Dia lemas untuk kedua kalinya. Maya tiba-tiba menahanku, sehingga aku terdiam, dia bangkit berdiri dari posisi di atas istriku, dia mendorongku ke tempat tidur, dia melepas dildonya dan naik ke tubuhku, dia mulai lagi dengan posisi seperti awal tadi, wow nikmat sekali. Istriku bangkit dari ranjang, dia iseng mengenakan dildo yang dikenakan Maya tadi, lalu berjalan membelakangi Maya, istriku melihat dengan indah pantat Maya yang putih mulus dan halus itu.

    Dibelainya dengan lembut, dia mendorong tubuh Maya sehingga terjerambab, dengan posisi itu kami dapat saling berciuman dengan bergairah. Istriku lalu mengambil posisi, dengan perlahan-lahan dia memasukkan dildonya di dubur Maya (dia ingin anal seks rupanya dengan Maya), dengan gerakan lembut dildo itu masuk ke dubur Maya, Maya pun berteriak,
    “Aagghh sa.. kit..”

    istriku pun berhenti sebentar, lalu dengan gerakan maju-mundur secara pelan dildo itu akhirnya lancar masuk ke dubur Maya. Mata Maya pun sampai terpejam-pejam,
    “Mas.. aku.. udah.. nggakk.. ku.. at.. la..” kembali cairan panas menyerang penisku.
    Istriku sudah berhenti memainkan dildonya takut Maya menderita sakit. Tubuh Maya terbaring di ranjang sebelahku, istriku yang nafsu liar nya masih menggebu langsung menyerangku, dia dengan posisi seperti Maya tadi mulai naik-turun dan tanganku pun tak ketinggalan memilin kedua puting susunya.

    Setelah hampir satu jam kami bergumul, akhirnya klimaks kami berdua sama-sama mengeluarkan cairan di dalam satu lubang. Istriku kemudian beringsut, dia ingin mengulum penisku yang masih tegak berdiri dan basah oleh cairan kami berdua, Maya pun tak ketinggalan ikut mengulum-ngulum penisku. Betapa nikmatnya malam ini, pikirku.
    Akhirnya kami bertiga tertidur karena kecapaian dengan senyum penuh arti semoga permainan ini dapat kami teruskan dengan didasari rasa sayang bukan karena nafsu liar semata di antara kami bertiga.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Nafsuku Di Puaskan Anak Sulung

    Cerita Sex Nafsuku Di Puaskan Anak Sulung


    785 views

    Perawanku – Cerita Sex Nafsuku Di Puaskan Anak Sulung, Bukan salahku kalau aku masih menggebu-gebu dalam berhubungan seks. Sayangnya suamiku sudah uzur, kami beda umur hampir 15 tahun, sehingga dia tidak lagi dapat memberi kepuasan kepadaku. Dan bukan salahku pula kemudian aku mencari pelampiasan pada pria-pria muda di luar, untuk memenuhi hasrat seks-ku yang kian menggebu di usia kepala 3 ini.

    Namun sepandai-pandainya aku berselingkuh akhirnya ketahuan juga. Suamiku marah bukan kepalang memergoki aku berpelukan dengan seorang pria muda sambil telanjang bulat di sebuah motel. Dan ultimatum pun keluar dari suamiku. Disinilah cerita ewe ini dimulai.

    Aku dilarang olehnya beraktivitas di luar rumah tanpa pengawalan. Entah itu dengan suamiku ataupun kedua anakku. Tak sedikitpun aku lepas dari pengawasan mereka bertiga. Secara bergantian ketiganya mengawasiku. Tommy anak sulungku yang baru masuk kuliah dapat giliran mengawasi di pagi hari karena dia masuk siang.

    Siangnya giliran Bagus yang duduk di kelas dua SMA, untuk mengawasiku. Dan malamnya suamiku kena giliran. Tentu saja aktivitas seks-ku pun terganggu total. Hasratku sering tak terlampiaskan, akibatnya aku sering uring-uringan. Memang sih aku bisa masturbasi, tapi kurang nikmat. Dua minggu berlalu aku masih bisa menahan diri.

    Sebulan berlalu aku sudah stres berat. Bahkan frekuensi masturbasiku terus bertambah, sampai pernah sehari 10 kali kulakukan. Tapi tetap saja tak pernah mencapai kepuasan yang total. Aku masih butuh kemaluan laki-laki!

    Seperti pada pagi hari Senin, saat bangun pagi jam 8 rumah sudah sepi. Suamiku dan Bagus sudah pergi, dan tinggal Tommy yang ada di bawah. Aku masih belum bangkit dari tempat tidurku, masih malas-malasan untuk bangun.

    Tiba-tiba aku tersentak karena merasa darahku mengalir dengan cepat. Ini memang kebiasaanku saat bangun pagi, nafsu seks-ku muncul. Sebisanya kutahan-tahan, tapi selangkanganku sudah basah kuyup. Aku pun segera melorotkan CD-ku dan langsung menyusupkan dua jari tangan kananku ke lubang kemaluanku.

    Aku mendesis pelan saat kedua jari itu masuk, terus kukeluar-masukkan dengan pelan tapi pasti. Aku masih asyik bermasturbasi, tanpa menyadari ada sesosok tubuh yang sedang memperhatikan kelakuanku dari pintu kamar yang terbuka lebar. Dan saat mukaku menghadap ke pintu aku terkejut melihat Tommy, anak sulungku, sedang memperhatikanku bermasturbasi.

    Tapi anehnya aku tidak kelihatan marah sama sekali, tangan kanan masih terus memainkan kemaluanku, dan aku malah mendesah keras sambil mengeluarkan lidahku. Dan Tommy tampak tenang-tenang saja melihat kelakuanku.

    Aku jadi salah tingkah, tapi merasakan liang vagina yang makin basah saja, aku turun dari tempat tidur dan berjalan ke arah Tommy. Anak sulungku itu masih tenang-tenang saja, padahal saat turun dari tempat tidur aku sudah melepas pakaian dan kini telanjang bulat. Aku yang sudah terbuai oleh nafsu seks tak mempedulikan statusku lagi sebagai mamanya.

    Saat kami berhadapan tangan kanan langsung meraba selangkangan anak sulungku itu.

    “Bercintalah dengan Mama, Tommy!” pintaku sambil mengelus-elus selangkangan Tommy yang sudah tegang.

    Tommy tersenyum, “Mama tahu, sejak Tommy berumur 17 Tommy sudah sering membayangkan bagaimana nikmatnya kalo Tommy bercinta dengan Mama…”

    Aku terperangah mendengar omongannya.

    “Dan sering kalo Mama tidur, Tommy telanjangin bagian bawah Mama serta menjilatin kemaluan Mama.”

    Aku tak percaya mendengar perkataan anak sulungku ini.

    “Dan kini dengan senang hati Tommy akan entot Mama sampai Mama puas!”.

    Tommy langsung memegang daguku dan mencium bibirku dan melumatnya dengan penuh nafsu. Lidahnya menyelusuri rongga mulutku dengan ganas. Sementara kedua tangannya bergerilya ke mana-mana, tangan kiri meremas-remas payudaraku dengan lembut sementara tangan kanannya mengelus permukaan kemaluanku. Aku langsung pasrah diperlakukan anakku sedemikian rupa, hanya sanggup mendesah dan menjerit kecil. Puas berciuman, Tommy melanjutkan sasarannya ke kedua payudaraku.

    Kedua puting susuku yang waktu kecil pernah Tommy hisap, kembali dihisap anak sulungku itu dengan lembut. Kedua permukaan payudaraku dijilati sampai mengkilat, dan aku sedikit menjerit kecil saat putingku digigitnya pelan namun mesra. Aduh, tak henti-hentinya aku mendesah akibat perlakuan Tommy.

    Ciuman Tommy berlanjut ke perut, dan anakku itu pun berjongkok sementara aku tetap berdiri. Aku tahu apa yang akan Tommy lakukan dan ini adalah bagian di mana aku sering orgasme. Yah, aku paling tak tahan kalau kemaluanku di oral seks.

    Tommy tersenyum sebentar ke arahku, sebelum mulutnya mencium permukaan lubang tempat di mana dia dulu pernah keluar. Lidahnya pun menari-nari di liang vagina mamanya, membuatku melonjak bagai tersetrum. Kedua tanganku terus memegangi kepalanya yang tenggelam di selangkanganku, saat lidahnya menjilati klitorisku dengan lembut.

    Dan benar saja, tak lama kemudian tubuhku mengejang dengan hebatnya dan desahanku semakin keras terdengar. Tommy tak peduli, anak sulungku itu terus menjilati kemaluanku yang memuncratkan cairan-cairan kental saat aku berorgasme tadi.

    Aku yang kelelahan langsung menuju tempat tidur dan tidur telentang. Tommy tersenyum lagi. Anakku itu kini melucuti pakaiannya sendiri dan siap untuk menyetubuhi mamanya dengan penisnya yang telah tegang. Tommy bersiap memasukkan penisnya ke lubang vaginaku, dan aku menahannya, “Tunggu sayang, biar Mama kulum burungmu itu sebentar.”

    Tommy menurut, di sodorkannya penis yang besar dan keras itu ke arah mulutku yang langsung mengulumnya dengan penuh semangat. Penis anakku itu kini kumasukkan seluruhnya ke dalam mulutku sementara anakku membelai rambutku dengan rasa sayang. Batangnya yang keras kujilati hingga mengkilap.

    “Sekarang kau boleh entot kemaluan Mama, Tom..” kataku setelah puas mengulum penisnya. Anakku itu mengangguk. Penisnya segera dibimbing anakku menuju lubang kemaluan tempat Tommy lahir. Vaginaku yang basah kuyup memudahkan penis Tommy untuk masuk ke dalam dengan mulus.

    “Ahh.. Tomm!” aku mendesah saat penis Tommy amblas dalam kemaluanku. Tommy lalu langsung menggenjot tubuhnya dengan cepat, lalu berubah lambat tapi pasti. Diperlakukan begitu kepalaku berputar-putar saking nikmatnya.

    Apalagi Tommy seringkali membiarkan kepala penisnya menggesek-gesek permukaan kemaluanku sehingga aku kegelian. Berbagai macam posisi diperagakan oleh Tommy, mulai dari gaya anjing sampai tradisional membuatku orgasme berkali-kali.

    Tapi anak sulungku itu belum juga ejakulasi membuatku penasaran dan bangga. Ini baru anak yang perkasa. Dan baru saat aku berada di atas tubuhnya, Tommy mulai kewalahan. Goyangan pinggulku langsung memacunya untuk mencapai puncak kenikmatan.

    Dan saat Tommy memeluk dengan erat, saat itu pula air mani anak sulungku itu membasahi kemaluanku dengan derasnya, membuatku kembali orgasme untuk yang kesekian kalinya. Selangkanganku kini sudah banjir tidak karuan bercampur aduk antara mani Tommy dengan cairanku sendiri. Tommy masih memelukku dan mencium bibirku dengan lembut.

    Dan kami terus bermain cinta sampai siang dan baru berhenti saat Bagus pulang dari sekolah. Sejak saat itu aku tak lagi stress karena sudah mendapat pelampiasan dari anakku. Setiap saat aku selalu dapat memuaskan nafsuku yang begitu besar.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Cepetan Papa

    Cerita Sex Cepetan Papa


    4333 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Cepetan PapaCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Kejadian yang pernah aku alami setahun yang lalu dimana tubuhku dirasakan oleh ayahku sendiri, karena ayahku sekarang udah pensiun dari pekerjaan sedangkan ibuku adalah wanita karir, peristiwa ini terjadi saat pulang sekolah dan sampai sekarang selalu diulangi lagi, sampainya aku hamil dengan benih dari papaku dan ibuku tahunya kalau aku dihamili oleh mantan pacarku.

    Peristiwa yang kualami tahun yang lalu dan sampai kini masih terus terulang, entah sampai kapan aku bisa menghentikan semua ini.

    Cerita ini bermula ketika aku masih duduk dibangku kelas 2 SMA, saat itu pulang sekolah aku dapati rumah dalam keadaan sepi, aku nggak tahu mama yang biasanya dirumah siang itu tidak kujumpai dan papaku memang jam segitu biasanya masih sibuk dikantor, beliau adalah seorang guru di sebuah sekolah swasta d kota MLG. Situs Judi Bola

    Siang itu udara sangat panas, aku bergegas masuk kerumahku, aku memang setiap hari membawa kunci pintu rumah sendiri sehingga aku nggak perlu bingung seandainya aku pulang kerumah dan dirumah tidak ada orang.

    Aku masuk ke rumah dan langsung menuju ruang makan, aku melihat hidangan makan siang sudah disediakan oleh mama, tanpa pikir panjang, aku langsung makan dengan lahapnya, maklum aku sangat kelaparan siang itu ditambah lagi perjalan pulang kerumah dari sekolahku lumayan jauh.

    Selesai makan aku menuju ke kamar mandi, sekedar mencuci muka, tangan dan kakiku kemudian aku menuju ke kamarku untuk mengganti baju seragamku.

    Entah kenapa siang itu tidak seperti biasanya badanku terasa lelah sekali, aku rebahkan tubuhku ditempat tidur dan mencoba untuk tidur namun aku tidak juga bisa memejamkan mataku, aku malah teringat pada pacarku

    Aku ingat beberapa hari yang lalu aku dipaksa melakukan hubungan intim oleh pacarku yang satu sekolah denganku, semula aku menolak tapi karena aku diancam akan diputuskan dan karena aku sangat mencintai pacarku akhirnya kamipun melakukan hubungan yang dilarang oleh agama itu.

    Dan siang ini tiba-tiba aku kangen sekali dengan pacarku, ingin sekali rasanya aku melakukan hubungan intim itu lagi. Aku mulai berkhayal dan gairahkupun mulai muncul. Kumasukkan tanganku kedalam celana dalamku dan mulai kumainkan jari-jariku di itilku, oh… rasanya nikmat sekali, tanganku yang satupun mulai meremas payu daraku.

    Siang itu aku melakukan masturbasi dikamarku karena aku tidak mampu membendung hasratku yang menggebu-gebu karena ingin bercinta. Aksiku tidak cukup sampai disitu, udara yang panas menuntunku untuk melepas seluruh pakaianku.

    Kubuka bajuku, celanaku, celana dalam, juga BHku. Rasanya lebih nyaman masturbasi dengan telanjang bulat. Aku terus menggelitik itilku dan sesekali memasukkan jariku kedalam memekku dan terus kurema-remas payudaraku sampai akhirnya aku klimaks. Tanpa terasa akhirnya aku tertidur setelah aku berhasil memuaskan diriku sendiri.

    Udara dingin kurasakan menyentuh kulitku,aku berusaha membuka mataku ,rupanya aku tertidur cukup lama, dan udara sore yang dingin telah membangunkan aku. Kubuka mataku perlahan pelan-pelan dan aku terkejut karena didepanku, disamping tempat tidurku kulihat seorang laki-laki berdiri dalam keadaan telanjang bulat sepertiku dan sedang menggenggam kontolnya dan mengocoknya.

    Hampir aku tidak percaya bahwa orang yang sedang melakukan onani itu adalah papaku sendiri sambil mengamati tubuhku yang telentang dalam keadaan telanjang. Aku dan papa sama-sama terkejut, segera kuraih bantal untuk menutupi tubuhku ini.

    Papa mendekatiku dan duduk disisi tempat tidurku sambil tangannya yang satu masih tetap memegangi kontolnya dan tangan kirinya mencoba mengelus rambutku.

    “Kenapa kamu tidur telanjang sayang?” Tanya papaku sambil membelai rambutku. Aku diam saja. Kubiarkan tangan papaku membelai rambutku.

    Seperti tersihir, sore itu aku diam saja dan tidak berusaha memberontak ketika papa berusaha membaringkan aku lagi, papa mengambil bantal yang kupakai untuk menutupi sebagian tubuhku, akupun tidak berusaha mempertahankan bantal itu.

    Kini aku benar-benar telanjang dan ditelanjangi oleh mata papaku. Papa berusaha berbaring dengan posisi menghadap kepadaku, dibelainya wajahku dan papa mengecup keningku.

    Melihat aku hanya diam papakupun makin berani beraksi, aku agak terkejut ketika tiba-tiba papa melumat bibirku, kali ini aku sedikit berontak namun tidak lama setelah itu akupun luluh dan mulai menikmati ciuman bibir bersama papaku. Tangan papa mulai bergerilya, disentuhnya dadaku dan diremas-remas.

    ”Oh…” nikmat sekali rasanya. Jari papa juga memelintir puting susuku yang masih kecil, aku tak kuasa untuk menolak perlakuan papaku itu. Mungkin karena aku tidak bereaksi dan bahkan terkesan menikmati makanya papa berani menindih tubuhku, kurasakan sesuatu yang nikmat ketika kulit kami saling bersentuhan, papa terus melumat bibirku

    Memagut leherku dan kecupan bibirnya semakin kebawah hingga akhirnya sampai di buah dadaku yang sudah mengencang karena Menahan birahi, kedua tangan papa meremas-remas payudaraku dan sedangkan lidah dan mulutnya berusah menjilati dan mengulum pentilku yang ranum.

    Aku hanya bisa mendesah dan menggelinjang, rasanya nikmat sekali. Puas mempermaikan susuku papa mendekatkan mulutnya ke selangkanganku, dilebarkannya kakiku dan “Oh…zzzz.. ah…” papa menjilati memekku, lidah papa menjilat dari bagian memekku yang paling bawah sampai yang paling atas dan sesekali berhenti di itilku, digelitikknya itilku dengan gerakan lidahnya yang lincah.

    Aku benar-benar tak mampu berontak, aku benar-benar menikmati permainan papaku. Sesaat setelah itu papa mendekatkan kontolnya ke wajahku, tangan papa membimbing tanganku agar aku mau memegangnya dan mengulumnya.

    Aku lakukan saja, kontol papaku cukup besar dan panjang, lebih besar 2 kali lipat disbanding kontol pacarku yang masih SMA. Masih dalam posisi telentang kukocok dan kukulum kontol papa yang hampir tidak muat dimulutku, sesekali lidahku menyusuri kontol papa dan kudengar papa mendesah keenakan.

    Puas dengan aksiku papa mendekatkan kontolnya ke memekku, Kakiku yang dalam posisi mengangkang memudahkan papa untuk mendekatkan kontolnya di memekku, awalnya papa hanya menggesek-gesekkan kontolnya di itilku yang sudah basah.

    “Masukin pa.. “ pintaku lirih.

    “Iya sayang, sebentar ya..”

    “Ayo pa..ratna udah nggak tahan nih pa..oh…”

    Papa mulai mengarahkan kontolnya ke lubang memekku, ditekannya pelan-pelan, ditarik lagi, diulang-ulang karena memang memekku masih sempit. Papa agak kesulitan untuk memasukkan kontolnya dan aku juga merasa perih di memekku tapi aku tahan karena kalah oleh birahiku yang menggebu.

    Berulang-ulang dan akhirnya,”bles..” kontol papa berhasil masuk ke memekku seluruhnya, rasanya sungguh luar biasa dan tidak bisa kugambarkan. Sesaat papa membiarkan kontolnya ditelan oleh memekku kemudian dengan hati-hati papa mulai melakukan gerakan maju mundur.

    “Enak nggak sayang?” Tanya papaku.

    “Enak sekali pa..oh….terus pa…”

    Entah berapa kali kontol papa mengocok memekku sampai akhirnya akupun berhasil mencapai klimaks.

    “Papa… oh.. lebih cepat pa.. “pintaku.

    Uuuugh..hah… ayo pa.. oh.. oh… Aku berhasil klimaks, urat-urat ditubuhku yang sempat menegang akhirnya mulai mengendur. Melihat aku lunglai tak berdaya papa menghentikan gerakan maju mundurnya dan menarik kontolnya keluar.

    “Oh sayang,..tolong dikocok sayang…” pinta papaku. Segera kuraih kontol papa yang masih kaku, kugenggam dan kukocok-kocok sampai akhirnya papa mendesah tertahan bersamaan dengan itu cairan putih dan kental menyembur dan mengenai dadaku. Banyak sekali cairan itu dan rupannya papa sangat puas dengan apa yang kulakukan. Agen Sbobet

    Setelah itu papa merebahkan diri disampingku, tubuhku dipeluknya erat sampai akhirnya kami tertidur bersamaan karena kelelahan. Malam kami baru bangun dan aku baru sadar bahwa seharian aku tidak melihat mama.

    “Mama kemana sih pa?” tanyaku ke papa.

    “Mama baru kerumah nenek di kampung”.

    Malam itu kuhabiskan waktu bersama papa sampai pagi, berkali-kali aku dan papa ngentot dengan berbagai gaya, dalam hati aku kagum dengan papaku yang sangat perkasa sampai akhirnya di pagi harinya aku bolos sekolah karena kecapekkan bercinta dengan papaku sendiri.

    Setelah peristiwa itu aku dan papa sering ngentot, bahkan sampai sekarang namun saat ini aku kuliah diluar kota jadinya kami tidak bisa sesering dulu melakukannya. Entah sampai kapan semua ini bisa berakhir, kadang aku tersiksa oleh perasaan bersalah dan dosa tapi aku sulit sekali untuk menghentikannya apalagi kalau ada papa didekatku. Habisnya enak banget sich xi xi xi.

    Apalagi kini aku telah mempunyai seorang putri buah cintaku dengan papaku, yang cantik, dan sehat. Mungkin kelak aku akan berhenti bila ada laki-laki yang mampu menerima keadaanku ini apa adanya, serta mencintaiku juga putriku dengan setulus hati

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Ngintip Tetangga Suami Istri Sedang Main

    Cerita Sex Ngintip Tetangga Suami Istri Sedang Main


    1635 views

    Perawanku – Cerita Sex Ngintip Tetangga Suami Istri Sedang Main, Awal April yang lalu aku mendapat pengalaman yang mana awal mulanya aku diajak temanku untuk potong rambut di salon dekat dengan kampus, aku dengar dari masyarakat sekitar bahwa rata rata yang bekerja di salon tersebut wanitanya bisa diajak kencan, pada suatu hari pukul 15.00 kami janjian dengan temanku bertemu di salon tersebut untuk potong rambut.

    Sejenak aku melirik jam tangan, terlihat jam satu kurang beberapa menit saja dan kuputuskan untuk masuk. Seperti halnya salon-salon biasa, suasana salon ini normal tidak ada yang luar biasa dari tata ruangnya serta kegiatannya.

    Pada pertama kali aku masuk, aku langsung menuju ke tempat meja reception dan di sana aku mengatakan niat untuk potong rambut. Dikatakan oleh wanita cantik yang duduk di balik meja reception agar aku menunggu sebentar sebab sedang sibuk semua.

    Sambil menunggu, aku mencoba untuk melihat-lihat sekitar siapa tahu ada temanku, tapi tidak terlihat ada temanku di antara semua orang tersebut. Mungkin dia belum datang, pikirku. Kuakui bahwa hampir semua wanita yang bekerja di salon ini cantik-cantik dan putih dengan postur tubuh yang proporsional dan aduhai.

    Kalau boleh memperkirakan umur mereka, mereka berumur sekitar 20-30 tahun. Aku jadi teringat dengan omongan temanku, Hanni, bahwa mereka bisa diajak kencan. Namun aku sendiri masih ragu sebab salon ini benar-benar seperti salon pada umumnya.

    Setelah beberapa menit menunggu, aku ditegur oleh reception bahwa aku sudah dapat potong rambut sambil menunjuk ke salah satu tempat yang kosong. Aku pun menuju ke arah yang ditentukan. Beberapa detik kemudian seorang wanita muda nan cantik menugur sambil memegang rambutku.

    “Mas, rambutnya mau dimodel apa?” katanya sambil melihatku lewat cermin dan tetap memegang rambutku yang sudah agak panjang.

    “Mmm.. dirapi’in aja Mbak!” kataku ********

    Lalu seperti halnya di tempat cukur rambut pada umumnya, aku pun diberi penutup pada seluruh tubuhku untuk menghindari potongan-potongan rambut. Beberapa menit pertama begitu kaku dan dingin. Aku yang diam saja dan dia sibuk mulai motong rambutku. Sangat tidak enak rasanya dan aku mencoba untuk mencairkan suasana.

    “Mbak.. udah lama kerja di sini?” tanyaku.

    “Kira-kira sudah enam bulan, Mas.. ngomong-ngomong situ baru sekali ya potong di sini?” sambungnya sambil tetap memotong rambut.

    “Iya.. kemarenan saya lewat jalan ini, terus kok ada salon, ya udah dech, saya potong di sini. Ini juga janjian sama temen, tapi mana ya kok belum datang?” jawabku sedikit berbohong.

    “Ooo..” jawabnya singkat dan berkesan cuek.

    “Hei..” terdengar suara temanku sambil menepuk pundak.

    “Eh.. elo baru dateng?” tanyaku.

    “Iya nih.. tadi di bawah jembatan macet, mm.. gue potong dulu yach..” jawabnya sambil berlalu.

    Ngobrol punya ngobrol, akhirnya kami dekat, dan belakangan aku tahu Siska namanya, 22 tahun, dia kost di daerah situ juga, dia orang Manado, dia enam bersaudara dan dia anak ketiga. Kami pun sepakat untuk janjian ketemu di luar pada hari Senin.

    Untuk pembaca ketahui setiap hari Senin, salon ini tutup. Setelah aku selesai, sambil memberikan tips sekedarnya, aku menanyakan apakah ia mau aku ajak makan. Dia menyanggupi dan ia menulis pada selembar secarik kertas kecil nomor teleponnya.

    Sambil menunggu Hanni, aku ngobrol dengan Siska, aku sempat diperkenalkan oleh beberapa temannya yang bernama Susi, Icha dan Yana. Ketiganya cantik-cantik tapi Siska tidak kalah cantik dengan mereka baik itu parasnya juga tubuhnya.

    Susi, ia berambut agak panjang dan pada beberapa bagian rambutnya dicat kuning. Icha, ia agak pendek, tatapannya agak misterius, dadanya sebesar Siska namun karena postur tubuhnya yang agak pendek sehingga payudaranya membuat ngiler semua mata laki-laki untuk menikmatinya.

    Sedangkan Yana, ia tampak sangat merawat tubuhnya, ia begitu mempesona, lingkar pinggangnya yang sangat ideal dengan tinggi badannya, pantatnya dan dadanya-pun sangat proporsional.

    Akhirnya kami ketemu pada hari Senin dan di tempat yang sudah disepakati. Setelah makan siang, kami nonton bioskop, filmnya Jennifer Lopez, The Cell. Wah, cakep sekali ini orang, batinku mengagumi kecantikan Siska yang waktu itu mengenakan kaos ketat berwarna biru muda ditambah dengan rompi yang dikancingkan dan dipadu dengan celana jeans ketat serta sandal yang tebal. Kami serius mengikuti alur cerita film itu,

    Hingga akhirnya semua penonton dikagetkan oleh suatu adegan. Siska tampak kaget, terlihat dari bergetarnya tubuh dia. Entah ada setan apa, secara reflek aku memegang tangan kanannya. Lama sekali aku memegang tangannya dengan sesekali meremasnya dan ia diam saja.

    Singkat cerita, aku mengantarkan dia pulang ke kostnya, di tengah jalan Siska memohon kepadaku untuk tidak langsung pulang tapi putar-putar dulu. Kukabulkan permintaannya karena aku sendiri sedang bebas, dan kuputuskan untuk naik tol dan putar-putar kota Jakarta. Sambil menikmati musik, kami saling berdiam diri, hingga akhirnya Siska mengatakan,

    “Mmm.. Will, aku mau ngomong sesuatu sama kamu, memang semua ini terlalu cepat, Will.. aku suka sama kamu..” katanya pelan tapi pasti.

    Seperti disambar petir mendengar kata-katanya, dan secara reflek aku menengok ke kiri melihat dia, tampaknya dia serius dengan apa yang barusan ia katakan. Dia menatap tajam.

    “Apa kamu sudah yakin dengan omonganmu yang barusan, Tel?” tanyaku sambil kembali konsentrasi ke jalan.

    “Aku nggak tau kenapa bahwa aku merasa kamu nggak kayak laki-laki yang pernah aku kenal, kamu baik, dan kayaknya perhatian and care. Aku nggak mau kalo setelah aku pulang ini, kita nggak bisa ketemu lagi, Will. Aku nggak mau kehilangan kamu,” jawabnya panjang lebar.

    “Mmm.. kalo aku boleh jujur sich, aku juga suka sama kamu, Tel.. tapi kamu mau khan kalo kita nggak pacaran dulu?” tegasku

    “Ok, kalo itu mau kamu, mm.. boleh nggak aku ‘sun’ kamu, bukti bahwa aku nggak main-main sama omonganku yang barusan?” tanyanya.

    Wah rasanya seperti mau mati, jantungku mau copot, nafas jadi sesak. Edan ini anak, seperti benar-benar! Sekali lagi, aku menengok ke kiri melihat wajahnya yang bulat dengan bola mata yang berwarna coklat, dia menatapku tajam dan serius sekali.

    “Sekarang?” tanyaku sambil menatap matanya, dan dia menganguk pelan.

    “OK, kamu boleh ‘sun’ aku,” jawabku sambil kembali ke jalanan.

    Beberapa detik kemudian dia beranjak dari tempat duduknya dan mengambil posisi untuk memberi sebuah “sun” di pipi kiriku. Diberilah sebuah ciuman di pipi kiriku sambil memeluk. Lama sekali ia mencium dan ditempelkannya payudaranya di lengan kiriku.

    Ooh, empuk sekali, mantap!Payudaranya yang cukup menantang itu sedang menekan lengan kiriku. Edan, enak sekali, aku jadi terangsang nih. Secara otomatis batang kemaluanku pun mengeras. Dengan pelan sekali, Siska berbisik, “Will, aku suka sama kamu,” dan ia kembali mencium pipiku dan tetap menekan payudaranya pada lengan kiriku.

    Konsentrasiku buyar, sepertinya aku benar-benar sudah terangsang dengan perlakuan Siska, dan beberapa kendaraan yang melaluiku melihat ke arahku menembus kaca filmku yang hanya 50%. “Kamu terangsang ya, Will?” tanyanya pelan dan agak lirih.

    Aku tidak menjawab. Tangan kirinya mulai mengelus-elus badanku dan mengarah ke bawah. Aku sudah benar-benar terangsang. Sekali lagi Siska berbisik, “Will, aku tau kamu terangsang, boleh nggak aku lihat punyamu? punya kamu besar yach!” aku mengangguk.

    Dibukalah celana panjangku dengan tangan kirinya, seperti ia agak kesulitan pada saat ingin membuka ikat pinggangku sebab dia hanya menggunakan satu tangan. Aku bantu dia membuka ikat pinggang setelah itu aku kembali memegang setir mobil.

    Dielus-elus batang kemaluanku yang sudah keras dari luar. Tidak lama kemudian ditelusupkan telapak kirinya ke dalam dan digenggamlah kemaluanku. “Ooohh..” desahku pelan. Sedikit demi sedikit wajahnya bergerak.

    Pertama, ia cium bibirku dari sebelah kiri lalu turun ke bawah. Ia cium leherku, dan ia sempat berhenti di bagian dadaku, mungkin ia menikmati aroma parfum BULGARI-ku. Ia makin turun dan turun ke bawah. Beberapa kali Siska melakukan gerakan mengocok kemaluanku.

    Pertama-tama dijilatinya pangkal batang kemaluanku lalu merambat naik ke atas. Ujung lidahnya kini berada pada bagian biji kejantananku. Salah satu tangannya menyelinap di antara belahan pantatku, menyentuh anusku, dan merabanya.

    Siska melanjutkan perjalanan lidahnya, naik semakin ke atas, perlahan-lahan. Setiap gerakan nyaris dalam beberapa detik, teramat perlahan. Melewati bagian tengah, naik lagi. Ke bagian leher batangku. Kedua tanganku tak kusadari sudah mencengkeram setir mobil.

    Ujung lidahnya naik lebih ke atas lagi. Pelan-pelan setiap jilatannya kurasakan bagaikan kenikmatan yang tak pernah usai, begitu nikmat, begitu perlahan. Setiap kali kutundukkan wajahku melihat apa yang dilakukannya setiap kali itu pula kulihat Siska masih tetap menjilati kemaluanku dengan penuh nafsu.

    Sesaat Siska kulihat melepaskan tangannya dari kemaluanku, ia menyibakkan rambutnya ke samping tiga jarinya kembali menarik bagian bawah batang kemaluanku dengan sedikit memiringkan kepalanya. Siska kemudian mulai menurunkan wajahnya mendekati kepala kejantananku.

    Ia mulai merekahkan kedua bibirnya, dengan berhati-hati ia memasukkan kepala kemaluanku ke dalam mulutnya tanpa tersentuh sedikitpun oleh giginya. Kemudian bergerak perlahan-lahan semakin jauh hingga di bagian tengah batang kemaluanku. Saat itulah kurasakan kepala kejantananku menyentuh bagian lidahnya.

    Tubuhku bergetar sesaat dan terdengar suara khas dari mulut Siska. Kedua bibirnya sesaat kemudian merapat. Kurasakan kehangatan yang luar biasa nikmatnya mengguyur sekujur tubuhku. Perlahan-lahan kemudian kepala Siska mulai naik.

    Bersamaan dengan itu pula kurasakan tangannya menarik turun bagian bawah batang tubuh kejantananku hingga ketika bibir dan lidahnya mencapai di bagian kepala, kurasakan bagian kepala itu semakin sensitif.

    Begitu sensitifnya hingga bisa kurasakan kenikmatan hisapan dan jilatan Siska begitu merasuk dan menggelitik seluruh urat-urat syaraf yang ada di sana. Kuraba punggungnya dengan tangan kiriku, kuelus dengan lembut lalu mengarah ke bawah.

    Kudapatkan payudara sebelah kanan. Kubuka telapak tanganku mengikuti bentuk payudaranya yang bulat. Kuremas dengan lembut. Kubuka satu persatu kancing rompinya, dan kembali aku membuka tepak tangan mengikuti bentuk payudaranya.

    Sambil tetap mengulum, tangan kanannya bergerak menyentuh tanganku, ia tarik baju ketatnya dari selipan celana panjangnya. Dipegangnya tanganku dan diarahkannya ke dalam. Di balik baju ketatnya, aku meremas-remas payudaranya yang masih terbungkus BH. Kuremas satu persatu payudaranya sambil mendesah menikmati kuluman pada kemaluanku.

    Kuremas agak kuat dan Siska pun berhenti mengulum sekian detik lamanya. Kuelus-elus kulit dadanya yang agak menyembul dari BH-nya dengan sesekali menyelipkan salah satu jariku di antara payudaranya yang kenyal.

    “Aghh..” desahku menikmati kuluman Siska yang makin cepat. Aku turunkan BH-nya yang menutupi payudara sebelah kanan, aku dapat meraih putingnya yang sudah mengeras. Kupilin dengan lembut.

    “Ooh.. esst..” desahnya melepas kuluman dan terdengar suara akibat melepaskan bibirnya dari kemaluanku.

    Menjilat, menghisap, naik turun. Ia begitu menikmatinya. Begitu seterusnya berulang-ulang. Aku tak mampu lagi melihat ke bawah. Tubuhku semakin lama semakin melengkung ke belakang kepalaku sudah terdongak ke atas. Kupejamkan mataku.

    Siska begitu luar biasa melakukannya. Tak sekalipun kurasakan giginya menyentuh kulit kejantananku. Gila, belum pernah aku dihisap seperti ini, pikirku. Pikiranku sudah melayang-layang jauh entah ke mana. Tak kusadari lagi sekelilingku oleh gelombang kenikmatan yang mendera seluruh urat syaraf di tubuhku yang semakin tinggi.

    Aku berhenti sejenak meraba payudaranya. Kutengok ke bawah, tangan kanannya menggenggam dengan erat persis di bagian leher batang kemaluanku, dan ia terlihat tersenyum kepadaku. “Kamu luar biasa, Tel,” bisikku sambil menggeleng-gelengkan kepala terkagum-kagum oleh kehebatannya. Siska tersenyum manis dan berkesan manja.

    “Eh, bisa keluar aku kalo kamu kayak gini terus,” bisikku lagi merasakan genggaman tangannya yang tak kunjung mengendur pada kemaluanku. Siska tersenyum.

    “Kalo kamu udah nggak pengen keluar, keluarin aja, nggak usah ditahan-tahan,” jawabnya dan setelah itu menjulurkan lidahnya keluar dan mengenai ujung batang kemaluanku. Rupanya ia mengerti aku sedang berjuang untuk menahan ejakulasiku.

    “Aaghh..” desahku agak keras menahan rasa ngilu. Bukan kepalang nikmat yang kurasakan, tubuhnya bergerak tidak karuan, seiring dengan gerakan kepalanya yang naik turun, kedua tangannya tak henti-henti meraba dadaku, terkadang ia memilin kedua puting susuku dengan jarinya, terkadang ia melepaskan kuluman untuk mengambil nafas sejenak lalu melanjutkannya lagi.

    Semakin lama gerakannya makin cepat. Aku sudah berusaha semaksimal untuk menahan ejakulasi. Kualihkan perhatianku dari payudaranya. Aku meraba ke arah bawah. Kubuka kancing celananya. Agak lama kucoba membuka dan akhirnya terlepas juga. Pelan-pelan kuselipkan tangan kiriku di balik celana dalamnya.

    Cerita Sex Ngintip Tetangga Suami Istri Sedang Main

    Cerita Sex Ngintip Tetangga Suami Istri Sedang Main

    Aku dapat rasakan rambut kemaluannya tipis. Mungkin dipelihara, pikirku dalam hati. Kuteruskan agak ke bawah. Siska mengubah posisinya. Tadinya ia yang hanya bersangga pada satu sisi pantatnya saja, sekarang ia renggangkan kedua kakinya.

    Dengan mudah aku dapat menyentuh kemaluannya. Beberapa saat telunjukku bermain-main di bagian atas kemaluannya. Aku naik-turunkan jari telunjukku. Ugh, nikmat sekali nih rasanya, pikirku. Sesekali kumasukkan telunjukku ke dalam lubang kemaluannya.

    Aku jelajahi setiap milimeter ruangan di dalam kemaluan Siska. Aku temukan sebuah kelentit di dalamnya. Kumainkan klitoris itu dengan telunjukku. Ugh, pegal juga rasanya tangan kiriku. Sejenak kukeluarkan jariku dari dalam. Lalu aku menikmati setiap kuluman Siska. Rasanya sudah beberapa tetes spermaku keluar. Aku benar-benar dibuat mabuk kepayang olehnya.

    Kembali kumasukkan jariku, kali ini dua jari, jari telunjuk dan jari tengahku. Pada saat aku memasukkan kedua jariku, Siska tampak melengkuh dan mendesah pelan. Semakin lama semakin cepat aku mengeluar-masukkan kedua jariku di lubang kemaluannya dan Siska beberapa menghentikan kuluman pada batang kemaluanku sambil tetap memegang batang kemaluanku.

    Entah sudah berapa orang yang melihat kegiatan kami terutama para supir atau kenek truk yang kami lewati, namun aku tidak peduli. Kenikmatan yang kurasakan saat itu benar-benar membiusku sehingga aku sudah melupakan segala sesuatu.

    Kembali Siska menjilat, menghisap dan mengulum batang kemaluanku dan entah sudah berapa lama kami melakukan ini.

    Kutundukkan kepalaku untuk melihat yang sedang dikerjakan Siska pada kemaluanku. Kali ini Siska melakukan dengan penuh kelembutan, ia julurkan lidahnya hingga mengenai ujung kepala kemaluanku lagi. Ia memutar-mutarkan lidahnya tepat di ujung lubang kemaluanku.

    Sungguh dashyat kenikmatan yang kurasakan. Beberapa kali tubuhku bergetar namun ia tetap pada sikapnya. Sesekali ia masukkan semua batang kemaluanku di dalam mulutnya dan ia mainkan lidahnya di dalam. “Ooh.. Tel.. enakk..” desahku sambil melepaskan tangan kiriku dari lubang kemaluannya. Kupegang kepalanya mengikuti gerakan naik turun.

    “Siska, aku sudah nggak tahann..” kataku agak lirih menahan ejakulasi. Namun gerakan Siska makin cepat dan beberapa kali ia buka matanya namun tetap mengulum dan terdengar suara-suara dari dalam mulutnya.

    “Aaagghh..” desahku keras diiringi dengan keluarnya sperma dari dalam batang kemaluanku di dalam mulutnya. Keadaan mobil kami saat itu sedikit tersentak oleh pijakan kaki kananku. Aku menikmati setiap sperma yang keluar dari dalam kemaluanku hingga akhirnya habis. Siska tetap menjilati kemaluanku dengan lidahnya.

    Dapat kurasakan lidahnya menyapu seluruh bagian kepala kemaluanku. Ugh, nikmat sekali rasanya. Setelah membersihkan seluruh spermaku dengan lidahnya, Siska bergerak ke atas. Kulihat dia, tampak ada beberapa spermaku menempel di sebelah kanan bibirnya dan pipi kirinya.

    Aku mulai bergerak memperbaiki posisi dudukku, perlahan-lahan. Sambil tetap digenggamnya batang kemaluanku yang sudah lemas, Siska beranjak ke atas melumat bibirku, masih terasa spermaku. Sekian detik kami bercumbu dan aku memejamkan mata.

    Akhirnya ia merapikan posisinya, ia duduk dan merapikan pakaiannya. Aku pun merapikan pakaianku sekedarnya. Aku kenakan celana panjangku namun tidak kumasukkan kemejaku.

    Beberapa hari setelah itu, aku main ke kost Siska dan pada saat itu pula kami mengikat tali kasih. Awal bulan Maret lalu Siska kembali dari Manado setelah 2 minggu ia berada di sana dan ia tidak kembali lagi bekerja di salon itu.

    Sekarang kami hidup bersama di sebuah tempat di daerah Grogol, sekarang ia diterima sebagai operator di salah satu perusahaan penyedia jasa komunikasi handphone. Sedangkan aku tetap sebagai animator yang bekerja di sebuah perusahaan di daerah Kedoya tapi aku harus meninggalkan kostku.

    Setelah kami hidup seatap, Siska mengakui padaku bahwa selama enam bulan ia bekerja di salon itu, ia pernah melayani pelanggannya dan ia mengatakan bahwa semua pekerja yang bekerja di salon itu juga pekerja seks. Siska tidak mengetahui bagaimana asal mulanya.

    Siska sendiri tidak tahu apakah salon merupakan sebuah kedok atau seks adalah sebuah tambahan. Dia mengatakan bahwa untuk mengajak keluar salah satu karyawati di situ, seseorang harus membayar di muka sebesar Rp 500.000.

    Rasanya Jakarta hanya milik kami berdua, tiap malam setelah mandi sepulang dari kerja atau setelah makan malam, kami melakukan hubungan seks. Entah sampai kapan semua ini akan berakhir. Kami sungguh menikmati setiap hari yang akan kami lalui dan telah kami lalui bersama.

    Aku sungguh tidak peduli dengan asal-usulnya pekerjaan Siska sebab makin hari aku makin terbius oleh kenikmatan seks dan mataku seolah-seolah tertutup oleh rasa sayangku pada dia.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Orgasme Terbawa Kenikmatan Yang Luar Biasa

    Cerita Sex Orgasme Terbawa Kenikmatan Yang Luar Biasa


    1071 views

    Perawanku – Pengalaman ini terjadi 7 tahun yang lalu aku mempunyai banayk cerita seksku dimana kali ini aku akan ceritakan satu persatu, saat ini aku berusia 39 tahun dan aku bekerja di kota Kalimantan aku sudah menikah sajak 17 tahun yang lalu dimana umurku masih 22 tahun sekarng sudah mempunyai 2 orang anak.

    Dulu sehabis kuliah selesai aku pernah bekerja di perusahaan swasta, karena tuntunan pekerjaan aku diharuskan berpindah pindah kota. Pada saat itu istri dan anakku tidak ikut serta karena istriku harus bekerja dan terikat kontrak kerja yg tidak memperkenankannnya mengundurkan diri atau bermohon pindah sebelum 5 tahun masa kerjanya.

    Sehingga jadilah aku sendiri di sana dan tinggal di salah satu rumah orang tuaku yg mereka beli untuk investasi. Krn kebutulan aku pindah ke sana maka aku tinggal sendiri.

    Rumah tersebut berada di kompleks perumahan yg cukup luas namun cenderung sepi krn kebanyakan hanya menjadi tempat investasi alternatif saja, dan kalau ada yg tinggal adalah para pendatang yg mengontrak rumah di sana. Jadi lingkungan relatif apatis di sana.

    Pada beberapa kesempatan aku kadang-kadang berkunjung ke tempat nenekku yg tinggal di suatu kabupaten (sekitar 4 jam dari kota tempat aku tinggal sekarang) utk sekedar silaturahmi dengan famili di sana.

    Pada salah satu kunjungan saya ke sana, saya sempat bertemu dengan salah seorang yg dalam hubungan kekerabatan bisa disebut nenekku juga di rumah salah satu famili, sebetulnya bukan nenek langsung.

    Persisnya ia adalah adik bungsu dari istri adik kakekku (susah ya ngurutnya). Usianya lebih tua sekitar 8-9 tahunan dariku. Profil mukanya seperti Yati Octavia (tentu Yati Octavia betulan lebih cantik), dengan kulit cenderung agak gelap, dan badannya sekarang sedikit agak gemuk.  Agen Judi Bola

    Walaupun terhitung nenekku, ia biasanya saya panggil bibi saja krn usianya ia risih dipanggil nenek. Pertemuan tsb sebetulnya biasa saja, tapi sebetulnya ada beberapa hal yg sedikit spesial terkait pertemuan tersebut.

    Pertama, saya baru tau kalau suaminya baru meninggal sekitar 1 tahunan yg lalu. Ia yg berstatus honorer di sebuah instansi pemerintah sedikit mengeluhkan kondisi kehidupannya (untung ia hidup di kota kabupaten yg kecil) dengan 2 anak perempuannya yg berusia 12 dan 8 tahun.

    Saat itu aku bilang akan mencoba utk membantu memperbaiki status honorernya dgn mencoba menghubungi beberapa relasi/kolegaku. Hal spesial yg lain adalah sedikit pengalamanku di masa lalu dgn dia yg sebetulnya agak memalukan bila diingat (saat itu saya berharap ia lupa).

    Wkt saya masih di bangku SMA, ia dan kadang bersama famili yg lain sering berkunjung ke rumahku krn ia pernah kuliah di kota kelahiranku namun kost di tempat lain. Ia kadang2 menginap di rumahku.

    Pada waktu ia nginap dengan beberapa famili yg lain, aku sering ngintip mereka mandi dan tidur. Sialnya sekali waktu, saat malam2 aku menyelinap ke kamarnya (di rumahku kamar tidur jarang di kunci), dan menyingkap kelambunya (dulu kelambu masih sering digunakan).

    Saya menikmati pemandangan di mana ia tidur telentang dan dasternya tersingkap sampai keliatan celana dalam dan sedikit perutnya. Saat itu saya mencoba mengusap tumpukan vaginanya yg terbungkus celana dalam dan pahanya.

    Setelah beberapa kali usapan ia tiba2 terbangun dan saya pun cepat2 menyingkir keluar kamar. Sepertinya ia sempat melihat saya, hanya saja ia tidak berteriak. Hari2 berikutnya saya selalu merasa risih bertemu dia, namun iapun bersikap seolah2 tdk terjadi apa2.

    Sejak saat itu saya tdk pernah coba2 lagi ngintip ia mandi dan tidur. Hal itu akhirnya seperti terlupakan setelah saya kuliah ke Jawa, ia menikah dan sayapun akhirnya menikah juga. Inilah pertemuan saya yg pertama sejak saya kuliah meninggalkan kota kelahiran saya.

    Beberapa wkt kemudian pada beberapa instansi ada program perekrutan pegawai termasuk yg eks honorer termasuk pada instansi nenek mudaku tersebut.

    Pada suatu pembicaraan seperti yg pernah saya singgung sebelumnya, nenek mudaku tersebut sempat minta tolong agar ia bisa diangkat sbg pegawai tetap dan akupun kasak-kusuk menemui kenalanku agar nenek mudaku tersebut dapat dialihkan status honorernya menjadi pegawai.  Agen Judi Bola

    Aku beberapa kali menelpon nenek mudaku tersebut untuk meminta beberapa data dan dokumen yg diperlukan. Entah karena bantuan kenalanku atau bukan, akhirnya ia dinyatakan diterima sebagai pegawai. Nenek mudaku itu beberapa kali menelponku utk mengucapkan terima kasih, dan aku yg saat itu memang tulus membantunya juga ikut merasa senang.

    Beberapa bulan kemudian aku mendapat telpon lagi dari nenek mudaku tersebut yang mengabarkan bhw ia akan ke kota tempatku bertugas karena ia harus mengikuti pelatihan terkait dengan pengangkatannya sebagai pegawai di salah satu balai pelatihan yang tempatnya relatif dekat dengan rumahku. Waktu itu ia menginformasikan akan menginap di balai pelatihan tersebut namun akan berkunjung ke rumahku juga.

    Pada suatu hari Sabtu sore ia tiba di rumahku dengan membawa koper dan oleh2 berupa penganan khas daerahnya tinggal dan buah2an. Ia mengatakan hari pelatihannya dimulai hari Senin namun ia takut terlambat dan akan segera ke balai pelatihan tersebut malamnya.

    Aku tawarkan untuk istirahat dulu dan menginap satu malam. Namun karena kekahwatiran tersebut ia menolak untuk menginap dan hanya beristirahat saja. Maka ia kutunjukkan kamar tidur yang ada di samping kamar tidurku utk istirahat sejenak.

    Tidak ada kejadian apa2 sampai saat itu, dan pada malam harinya ia kuantar ke balai latihan. Namun di balai latihan tersebut suasananya masih sepi dan baru 3 orang yang melapor itupun masih keluar jalan2.

    Melihat keraguan untuk masuk ke balai latihan tersebut kembali aku tawarkan untuk menginap di rumah dulu dan nanti Senin pagi baru kembali. Ia langsung menerima tawaranku sambil menambahkan komentar bahwa ia dengar balai pelatihan tersebut agak angker.

    Cerita Sex Orgasme Terbawa Kenikmatan Yang Luar Biasa

    Cerita Sex Orgasme Terbawa Kenikmatan Yang Luar Biasa

    Malam minggu ia menginap dan tidak ada kejadian yg spesial kecuali kami mengobrol sampai malam dan ia menyiapkan makanan/minumanku. Sampai saat itu belum terlintas apa2 dalam pikiranku. Namun ketika ia selesai mencuci piring dan melintas di depanku yaitu antara aku dan televisi yg sedang aku tonton ia berhenti untuk melihat acara televisi sejenak.

    Saat itu aku melihat silhuote tubuhnya di balik daster katunnya yang agak tipis diterobos cahaya monitor televisi. Saat itulah pikiranku mulai mengkhayalkan yang tidak2. Maklum aku jauh dari istri dan kalau ngesekspun dengan orang lain juga kadang2 (aku pernah ngeseks dengan PSK yg agak elit dan beberapa mahasiswi tapi frekuensinya jarang krn biaya tinggi).

    Saat itu ia saya suruh duduk dekat saya utk nonton TV bersama2. Kami pun ngobrol ngalor ngidul sampai malam dan ia pun pamit utk tidur.

    Malam Seninnya juga tidak terjadi apa2 kecuali saat ngobrol sudah mulai bersifat pribadi tentang masalah-masalahnya seperti anaknya yg perlu uang sekolah dan lainnya. Aku katakan bahwa aku akan bantu sedikit keuangannya dan iapun berterima kasih berkali2 dan mengatakan sangat berhutang budi padaku.

    Senin paginya ia kuantar ke balai pelatihan tersebut dan dengan membawakan kopernya saya ikut masuk ke kamarnya yang mestinya bisa untuk 6 orang. Dengan menginapnya ia di sana, maka buyarlah angan2 erotisku pd dirinya dan akupun terus ke kantorku utk kerja seperti biasa.

    Namun pada sore hari aku menerima telpon yang ternyata dari nenek mudaku tersebut. Ia mengatakan bahwa agak ragu2 menginap di balai pelatihan tersebut krn ternyata semua teman2 perempuannya tidak menginap di situ, tapi di rumah familinya masing2 yg ada di kota ini sehingga di kamar yg cukup utk 6 orang itu ia tinggal sendiri kecuali jam istirahat siang baru beberapa rekan perempuannya ikut istirahat di situ.

    Dgn bersemangat aku menawarkan ia menginap di rumah lagi sambil melontarkan kekhawatiranku kalau ia sendiri di situ (sekedar akting). Ia terima tawaranku dan aku berjanji akan menjemput dia sepulang kantor.

    Akhirnya iapun menginap di rumahku dan rencananya akan sampai sebulan sampai pelatihan selesai. Angan2ku kembali melambung namun aku masih tdk berani apa2 mengingat penampilannya yg sdh sangat keibuan, kedudukannya dalam kekerabatan kami yg terhitung nenek saya, dan sehari2nya kalau keluar rumah pakai kerudung (tapi bukan jilbab).

    Aku betul2 memeras otak namun tdk pernah ketemu bagaimana cara bisa menyetubuhinya tanpa ada resiko penolakan. Aku sedikit melakukan pendekatan yg halus. Sekedar utk memberi perhatian dan sedikit akal bulus sempat aku belikan ia baju dan daster.

    Utk daster aku pilihkan ia yg cenderung tipis dan model you can see. Hampir setiap malam ia aku ajak keluar makan malam atau belanja (walupun pernah ia sekali menolak dgn alasan capek). Kalau ada kesempatan aku kadang2 mendempetkan badanku ke badannya bila lagi jalan kaki bersama atau duduk makan berdua di rumah makan.

    Aku juga sering keluar kamar mandi (kamar mandi di rumahku ada di luar kamar tidur) dgn hanya melilitkan handuk di badan. Selain itu aku juga kadang menyapa dan memujinyaa sambil memegang salah satu atau kedua pundaknya bila ia memasak sarapan pagi di dapur.

    Dari semua itu saya belum bisa menangkap apakah responnya positif terhadap aku. Dan setelah hampir 1 minggu, yaitu pada hari Sabtu pagi iapun pamit pulang ke kotanya untuk menengok anaknya yg agak sakit dan akan kembali minggu malamnya. Iapun pulang dan aku yg sendirian di rumah akhirnya juga keluar kota ke kota kelahiranku yg jaraknya cuma 1 jam dr kota tinggalku utk main2 dgn teman2 masa SMAku serta silaturahmi ke rumah orang tuaku.

    Saat bertemu teman2 lamaku aku agak banyak minum bir dan waktu tidurku agak kurang. Sore menjelang Maghirib akupun pulang ke kota di mana aku tinggal, terlintas sebuah rencana utk menggauli nenek mudaku yg saya perkirakan akan lebih duluan sampai di rumahku (ia kukasihkan kunci duplikat rumah utk antisipasi seandainya aku tdk ada dirumah bila ia datang).

    Sayapun sampai di rumah dan memang benar ia sudah ada di rumah. Ia bertanya kepadaku kenapa aku pucat dan keringatan dan saat ia pegang dahi dan tanganku ia bilang agak hangat (mugkin krn pengaruh begadang).

    Aku hanya berkomentar bhw aku mau cerita tapi tdk enak dan minta agar malam ini makan malam di rumah saja krn aku tdk enak badan. Ia tdk keberatan dan tanya aku mau makan apa, aku bilang aku cuma mau makan indomie telur dan iapun setuju. Seperti kebiasaannya ia selalu buatkan aku kopi dan teh utk dirinya, tak terkecuali malam itu.

    Melihat aku masih pucat ia menawarkan obat flu tapi aku bilang aku tdk flu dan tdk bisa cerita sambil pergi dengan pura2 sempoyongan ke kamarku dan bilang aku mau istirahat. Aku masuk kamar dan membuka baju dan berbaring di tempat tidur dgn hanya pakai celana pendek.

    Iapun menyusulku ke kamarku dan dgn iba bertanya kenapa dan apa yg bisa ia bantu. Dalam hatiku aku mulai tersenyum dan mulai melihat suatu peluang.

    Ia bahkan menawarkan utk memijat atau mengerik punggungku, tapi aku mau langsung ke sasaran saja dengan mempersiapkan sebuah cerita rekayasa.

    Akhirnya aku menatap ia dan menanyakan apakah ia mau tau kenapa aku begini dan mau menolong saya. Ia segera menjawab bahwa ia akan senang sekali bisa menolong saya krn saya sudah banyak membantunya.

    Iapun kusuruh duduk di tempat tidur dan dengan memasang mimik serius dan memelas sambil memegang salah satu tangannya akupun bercerita. Aku karang cerita bhw aku baru saja kumpul2 sama teman2ku waktu ke luar kota tadi sore.

    Terus ada salah satu temanku yg bawa obat perangsang yg aku kira adalah obat suplemen penyegar badan. Karena tdk tau, obat itu aku minum dan skrg efeknya jadi begini di mana aku kepingin ML dgn perempuan.

    Aku karang cerita bhw bila tdk tersalur itu akan membahayakan kesehatanku sementara istriku tdk ada di sini. Aku juga mengarang cerita bhw aku sudah mengupayakan onani tapi tdk berhasil dan tdk mungkin aku mencari PSK krn tdk biasa. Aku katakan bhw dgn terpaksa dan berat hati aku mengajak ia bersedia utk ML denganku utk kepentingan kesehatanku.

    Mendengar ceritaku ia terdiam dan menundukkan wajahnya, tapi salah satu tangannya tetap kupegang sambil kubelai dengan lembut.

    Melihat itu, aku lanjutkan dgn berkata bhw kalau ia tdk bersedia agar tdk usah memaksakan diri dan aku mohon maaf dgn sikapku krn ini pengaruh obat perangsang yg terminum olehku.

    Selain itu kusampaikan bahwa biarlah kutanggung akibat kesalahan minum obat tersebut dan aku katakan lagi bhw aku sadar kalau permintaanku itu tdk pantas tapi aku tdk bisa melihat jalan keluar lain sambil minta ia memikirkan solusi selain yg kutawarkan.

    Ia tetap diam, namun kurasakan bhw nafasnya mulai memburu dan dengan lirih ia berkata apa aku benar2 mau ML sama dia padahal ia merasa ia sudah agak tua, tdk terlalu cantik, agak sedikit gemuk dan berasal dari kampung.

    Aku jawab bahwa ia masih menarik, namun yg penting aku harus menyalurkan hasratku. Ia diam lagi dan aku duduk dikasur sambil tanganku merangkul dan membelai pundaknya yg terbuka karena dasternya model you can see.

    Kulitnya terasa masih halus dan sedikit kuremas pundaknya yg agak lunak dagingnya. Mukanya pucat dan bersemu merah berganti2, ia juga terlihat gelisah.

    Sedikit lama situasi seperti itu terjadi tapi aku tdk tau entah berapa lama, sampai aku mengulang pertanyaanku kembali (walaupun aku sudah yakin ia tdk akan menolak) dan akhirnya ada suara pelan dan lirih dari mulutnya.

    Aku tdk tau apa yg ia katakan tapi instingku mengatakan itu tanda persetujuan dan dengan pelan aku dekatkan mukaku ke wajahnya. Mula2 aku cium dahinya, setelah itu mulutku menuju pipinya. Ia hanya memejamkan mata, namun gerakan wajahnya yg sedikit maju sudah menjadi isyarat bhw ia tdk keberatan.

    Sedikit lama aku mencium kedua pipinya dan aku sejenak mencium hidungnya (di situ kurasakan desah nafasnya agak memburu) lalu akhirnya aku mencium bibirnya yg sudah agak terbuka sejak tadi. Sambil melakukan itu kedua tanganku juga beraksi dengan halus.

    Tangan kananku merangkulnya melewati belakang kepalanya kadang di bahu kanannya dan kadang di tengkuknya di belakang rambutnya yg terurai. Sedang tangan kiriku merangkul punggungnya dan mengusap paha kanannya secara bergantian.

    Ciuman bibir mulai kuintensifkan dengan memasukan lidahku ke mulutnya. Ia gelagapan namun tangan kananku memegang tengkuknya untuk meredam gerakan kepalanya. Ternyata ia tidak biasa dicium dgn memasukan lidah ke mulut yg kelak baru saya ketahui belakangan.

    Tangan kiriku terus bergerilya, aku menarik bagian bawah dasternya yg ia duduki agar tangan kiriku bisa masuk ke sela2 antara daster dan punggungnya. Berhasil, tanganku mengusap punggungnya yg halus namun masih kurasakan tali BH nya di situ.

    Dengan pelan2 kubuka tali BH nya. Terasa ada sedikit perlawanan dari dia dengan menggerak2an punggungnya sedikit. Iapun hampir melepaskan mulutnya dari mulutku. Namun bibirku terus mengunci bibirnnya dan tugas tangan kiriku membuka pengait BH nya dibelakan sudah terlaksana.

    Tangan kananku langsung berpindah dengan menyelinap di balik daster bagian depan dan menuju BH nya yg sudah terbuka. Aku biarkan BH tsb dan tangan kananku menyelinap di antara BH dan payudaranya.

    Aku elus2 dan cubit2 pelan payudara di sekitar putingnya beberapa saat sebelum akhirnya menuju puting sampai akhirnya payudara yang memang sudah tidak terlalu kencang tapi cukup besar itu kuremas2 bergantian kiri dan kanan.

    Saat itu mulutnya menggigit bibirku, aku terkaget2, dan dengan cepat kutanggalkan daster dan BHnya dan ia kutelentangkan dikasurku. Ia rebah di kasurku dengan hanya mengenakan celana dalam yg sudah tua dan sedikit lubangnya di bagian selangkangannya.

    Aku langsung menggumulinya dengan mulutku langsung menuju mulutnya. Ia sempat melenguhkan suara yg sepertinya menyebut namaku.

    Aku tidak peduli. Mulutku bergeser ke lehernya dan kudengar ia berkata dgn tidak jelas …. ?aduh kenapa kita jadi begini??.

    Aku tdk peduli dan mulutkupun bergeser ke payudaranya secara bergantion. Akhirnya suaranya yg awalnya seperti keberatan menjadi berganti dengan lenguhan dan desahan yg lirih.

    Aku bangkit dr badannya sejenak utk melepaskan celanaku sampai akupun telanjang bulat. Kulihat ia sedikit kaget dan matanya terbuka melihatku seolah2 tak rela aku melepaskan tubuhnya. Namun secepat kilat setelah aku telanjang bulat aku kembali menggumulinya dan melumat bibirnya habis2an.

    Kedua tanganku merangkulnya dengan memegang erat bahu dan belakang kepalanya. Kupeluk ia erat2 dan iapun membalas ciuman bibirku dengan hangat bahkan liar. Matanya terpejam dan kedua tangannyapun memeluk diriku dan kadang megusap punggungku.

    Mulutku beralih ke payudaranya. Sekarang aku baru bisa melihat jelas bentuk payudara dan tubuhnya yg lain. Memang bukan bentuk yg ideal sebagaimana umumnya diceritakan di cerita2 saru lainnya. Payudaranya memang besar (aku tidak tau ukurannya) tapi sedikit turun dan tdk kencang.

    Tubuhnya masih proporsional walaupun cenderung gemuk dengan adanya lipatan2 lemak di pinggangnya dan perut yg kendur karena bekas melahirkan (mungkin), namun kulitnya begitu halus. Mulutku lalu melumat puting payudaranya yg kiri dan tangan kiriku meremas payudara yg kanan.

    Sedang tangan kananku bergerilya ke selangkangannya dan mengusap2 bagian yg masih terbungkus celana dalam tersebut.

    Jari2 tanganku menemukan lubang pada robekan celana dalamnya yg sudah tua sehingga jari2ku tsb bisa mengakses ke bagian selangkangannya yang mulai lembab pd rambutnya yg kurasakan cukup lebat.

    Jari2 kananku memainkan klitorisnya dan kadang2 kumasukkan ke dalam lubangnya sambil menggesaek2annya. Kurasakan desahan dan lenguhannya sedikit lebih keras menceracau. Sekilas kulihat kepalanya bergoyang ke kiri dan ke kanan dengan pelan tapi mulai liar.

    Tangan kirinya dia angkat sehingga jarinya ada didekat telinga kirinya sambil meremas2 seprai dan ujung bantal tidak karuan. Tangan kanannya mengusap kepala dan menarik2 rambutku.

    Akupun mulai tdk bisa menahan diri lagi karena penisku sudah berdiri tegak sejak tadi. Ukuran penisku biasa2 saja (sebetulnya aku agak heran dgn ceritaa erotis yg bilang sampai 20 cm, aku tdk pernah mengukur sendiri).

    Kutarik celana dalamnya sampai lepas. Kemudian aku melepaskan tubuhnya dan mengambil posisi di antara dua pahanya.

    Waktu kulepas tubuhnya sejenak tadi ia sempat tersetak dan matanya terbuka seolah2 bertanya kenapa. Tapi begitu melihat aku sudah dalam posisi siap mengeksekusi dirinya iapun mulai memejamkan matanya lagi.

    Sambil kuremas2 payudaranya sebelum memasukan rudalku ke liangnya aku sedikit berbasa basi dan menanyakan apa ia ikhlas aku setubuhi malam ini. Dengan lirih ia mempersilakan dan bibirnya sedikit tersenyum.

    Kedua tangannya menarik badanku dan akupun mulai memasukkan penisku ke lubangnya. Walaupun sudah lembab dan ia pernah melahirkan, ternayata aku tdk bisa langsunga memasukkan penisku. Sampai2 tangan wanita yg telah lama menjanda dan kehidupan sehari2nya begitu kolot ini ikut membantu mengarahkan rudalku ke lubangnya.

    Rupanya nafsunya sudah membuat ia terlupa. Di luar terdengar hujan mulai turun dengan lebat menambah liarnya suasana di kamarku dan pintu kamarku masih terbuka krn aku yakin tdk ada siapa2 lagi di rumah tipe 60 milik orang tuaku ini.

    Ujung rudalku mencoba merangsek kelubangnya scr pelan2 dgn gerakan maju mundur dan kadang2 berputar di area mulut lubangnya. Tidak terlalu lama rudalku mulai menembus liang senggamanya. Kepalanya bergerak ke kiri dan kanan.

    Matanya merem dan kadang setengah terbuka. Tangannya ke sana kemari kadang meremas seprai dan ujung bantal, kadang meremas rambutku dan kadang mengusap punggung dan bahkan mencakar punggung atau dadaku.

    Pinggulnya kadang menyentak maju menuju rudalku seolah2 sangat ingin agar rudalku segera masuk. Akhirnya rudalku yg sudah masuk sepertiganya ke liang senggamanya kucabut tiba2. Terlihat ia kaget dan membuka matanya.

    Ia memanggil namaku dengan suara yg sudah dikuasai birahi dan bertanya ada apa. Namun sebelum selesai pertanyaannya aku langsung dengan cepat dan sedikit tekanan menghujamkan rudalku ke liangnya yg walaupun sedikit seret tapi akhirnya bisa masuk seluruhnya ke dalam lubangnya dan aku memeluknya dengan mukaku begitu dekat dengan mukanya sambil menatap wajahnya yg penuh kepasrahan namun juga dikuasai birahi yg kuat.

    Ia tersentak dan melenguh keras ………….. aaaaaaaahh …. sejenak aku mendiamkannya dengan posisi seperti itu. Ia mencoba menggerakkan pinggulnya maju dan mundur dengan ruang gerak yg terbatas.

    Aku pun mulai menggerakkan pinggulku ke belakang dan ke depan dengan gerakan pelan tapi pasti. Tanganku mulai mempermainkan kedua payudaranya dengan liar. Ia menceracau dan terus mendesah dan pinggulnya mencoba utk membawa diriku menggoyangnya lebih cepat lagi.

    Entah beberapa kali namaku ia sebut. Ia juga menceracau ia sayang dan mencintaiku. Dan aku yg sudah terbawa gelombang birahipun tidak memanggil ia ?bibi? lagi (ia sebetulnya terhitung nenekku, namun krn usianya tdk terlalu tua maka ia sering dipanggil bibi). Ya … dalam keadaan birahi tsb aku juga kadang menceracau memanggil namanya saja. Seperti tdk ada perbedaan usia dan kedudukan di antara kami.

    Entah berapa lama aku menggoyangnya dengan gerakan yang sedang2 saja, tiba2 kedua tangannya merangkul tubuhku utk lebih merapat dengan dia. Aku pun melepaskan payudaranya dan juga akan merangkul tubuhnya.

    Kurasakan betapa lunak dan empuk tubuhnya yg agak gemuk dan memang sudah tidak terlalu sexy itu ketika kudekap. Semua bagian tubuhnya tidak ada yg kencang lagi.

    Namun kelunakan tubuhnya dan kehalusan kulitnya ditambah pertemuan dan gesekan antara kulit dadaku dgn kedua payudaranya membawa sensasi yg luar biasa bagi diriku. Irama gerakan pinggulku dan pinggulnya tetap stabil.

    Tiba2 ia mendesah dengan suara yg agak berbeda dan kedua matanya memejam rapat2. Ia mempererat dekapannya dan mengangkat pinggulnya agar selangkangannya lebih rapat dengan selangkanganku.

    Setelah itu kedua kakinya mencoba mengkait kedua kakiku. Gerakan bibir dan raut mukanya menunjukan kelelahan tercampur dengan kenikmatan yg amat sangat. Rupanya ia sudah orgasme. Ia membuka matanya dan wajahnya ia dekatkan ke wajahku sambil bibirnya terbuka dan memperlihatkan isyarat utk minta aku cium.

    Bibirkupun menyambar bibirnya dan saling melumat. Ketika lidahku masuk kemulutnya, ternyata ia sudah bisa mengimbangi walaupun dengan terengah2.

    Terbayang reaksinya waktu orgasme tadi maka gairahku menjadi meningkat. Walaupun tau ia sudah orgasme beberapa saat setelah itu aku mulai meningkatkan kecepatan irama gerakan pinggulku utk membawa rudalku menghujam2 liang senggamanya.

    Walaupun sambil berciuman aku tetap mempercepat gerakan pinggulku. Awalnya pinggulnya mencoba mengikuti gerakan pinggulku. Namun tiba2 ia melepaskan mulutku dan kepalanya bergerak kekiri dan diam dengan posisi miring ke kiri sehingga aku hanya bisa mencium pipi kanannya.

    Matanya merem melek. Dekapan tangannya ketubuhkupun ia lepaskan dan ia angkat ke atas sehingga jari2 kedua tangannya hanya meremas2 seprai di atas kepalanya. Kedua kakinya berubah gerakan menjadi mengangkang dengan seluas2nya.

    Aku jadi mempecepat gerakan pinggulku. Bahkan gerakan rudalku menjadi lebih ganas yaitu saat aku memundurkan pinggulku maka rudal keluar seluruhnya sampai di depan mulut liang senggamanya namun secepat kilat masuk lagi ke dalam lubangnya dan begitu seterusnya namun tdk pernah meleset.

    Tangan kiriku kembali meraba payu daranya dan kadang2 ke klitorisnya. Ia menceracau dan kali ini tidak menyebut namaku namun berkali bilang ?aduh …. ampun … sayang …? atau ?kasian aku sayang? dan bahkan ia bilang sudah tidak tahan lagi. Namun aku tau ia terbawa kenikmatan yg luar biasa yang sekian tahun tidak pernah ia rasakan. Malam dingin dan AC di kamarku tdk bisa menahan keluarnya keringat di tubuh kami.

    Tiba2 kembali ia melenguh, kali ini lebih keras dan mulutnya maju mencari bibirku. Ya, ia kembali orgasme. Aku tidak menghiraukan mulutnya namun lebih berkosentrasi utk mempercepat gerakan pantatku sambil aku putar.

    Putus asa ia mencoba mencium bibirku ia rebah kembali, namun pd saat itu akupun mencapai puncaknya dan rudalku menyemburkan sperma yang banyak ke liang senggamanya. Sementara liang senggamanya berdenyut menerima sperma hangatku.

    Aku terkulai di atas tubuhnya dengan rudalku masih di dalam liang senggamanya. Kami berpelkan dgn sangat erat seolah2 tubuh kami ingin menjadi satu. Kami berciuman dan saling membelai.

    Berkali2 kami saling mengucapkan sayang. Iapun mengungkapkan betapa bahagianya ia krn selain bisa menolongku menyalurkan libidoku, juga ia merasa terpuaskan kebutuhan yang tdk pernah ia rasakan sekian tahu.

    Apalagi ketika setelah itu ia semapat bercerita betapa almarhum suaminya begitu kolot dalam bercinta dan sekedar mengeluarkan sperma saja. Ia baru tau bahwa bercinta dengan laki2 dapat lebih nikmat dibanding yg pernah ia rasakan.

    Kami tertidur sambil berpelukan. Paginya ketika terbangun jam 8 pagi kami bercinta lagi dengan sebelumnya menelpon ke tempat diklatnya utk memberitahukan bahwa ia tdk enak badan. Ia adalah tipe wanina yg juga agak kolot.

    Beberapa variasi ia lakukan dgn kikuk. Ia sering tdk bersedia bila vaginanya aku oral dgn alasan tdk sampai hati melihat aku yg banyak menolongnya mengoral vaginanya. Tapi ia mau mengoral penisku kadang2. Biasanya ia mau kalau ia sudah tdk bisa mengimbangi permainanku sedang aku masih mau bercinta.

    Selama sebulan ia tinggal di rumahku dan kami sudah seperti suami istri …. bahkan percintaan kami sering lebih panas. 2 hari setelah percintaan kami yg pertama aku malah sempat mengantar ia ke dokter utk pasang spiral agar tdk terjadi hal2 yg tdk diinginkan.

    Hal yg kusuka darinya adalah ia ternyata pandai menyembunyikan hubungan kami. Jadi bila ada tamu atau famili datang ke rumahku, sikap kami biasa2 saja.

    Memang aku sempat mendoktrin dia bhw hubungan kami ini adalah hubungan terlarang, namun krn awalnya menolongku maka tdk apa2 dilanjutkan krn ia harus mengerti dgn kebutuhanku sbg laki2 drpd aku kena penyakit bercinta di luaran maka ia tdk perlu tanggung2 menolongku.

    Selain itu hal yg kusukai dr dia adalah sikapnya yg berbakti kepadaku bila kami berdua saja. Hampir semua permintaanku mau ia terima selama ia anggap permainan normal. Ia bilang itu ia lakukan krn aku banyak menolongnya.

    Kadang2 aku memutarkan kaset video BF utk memperlihatkan beberapa variasi padanya. Aku bahkan sempat melakukan penetrasi di anusnya. Sebetulnya kesediaannya utk disodomi itu dilakukan dgn terpaksa krn pd saat kami melakukan foreplay ternyata ia menstruasi.

    Melihat aku sudah di puncak birahi ia mencoba melakukannya dengan tangan dan mulut tapi tdk berhasil krn ia mmg tdk terlalu lihay. Akhirnya dengan dibantu hand body cream maka anusnya lah yg jadi sasaranku.

    Sebetulnya aku kasian juga melihat ia menitikan airmata waktu aku mulai menusukan rudalku ke anusnya. Tapi karena aku sudah berada di ujung kenikmatan maka aku tetap melakukannya.

    Krn di rumah hanya kami berdua maka kami melakukannya di mana saja, bisa di kamar mandi, bisa di depan TV, dan lainnya.

    Hal yg paling mengesankan adalah suatu hari pada saat saya pulang jam istirahat siang, ternyata iapun baru pulang juga utk istirahat di rumah krn ada informasi instrukturnya akan datang terlambat sekitar setengah atau satu jam.

    Mendengar penyampaiannya itu aku langsung mutup pintu rumah dan menyergapnya. Aku baringkan ia di atas hambal di ruang tengah depan TV. Ia gelagapan dan berteriak2 senang sambil berpura2 protes.

    Aku hanya menurunkan celana tidak sampai lepas dan iapun cuma kusingkapkan rok panjangnya dan melepaskan celana dalamnya. Baju PNS nya hanya kubuka kancingnya dan menarik BHnya ke atas. Kerudungnya aku biarkan terpasang.

    Sehingga kamu bercinta dgn tdk sepenuhnya telanjang. Mungkin krn agak tegang permainan kami menjadi lebih lama dr permainan biasanya. Akhirnya kami istirahat di rumah dengan hanya makan nasi dan telur dadar krn waktu istirahat tersita utk bercinta.

    Pada saat ia kembali ke kotanya kami masih berhubungan sebulan 3-4 kali dalam sebulan. Namun setelah aku pindah ke kota lain hubungan kami jadi sangat jarang. Terakhir ia menikah lagi dengan seorang duda yang usianya 7 tahun lebih tua dari dia.

    Itupun ia terima setelah aku yg mendorong utk menerimanya wkt ia menceritakan bhw ada orang yg mau melamarnya.

    Demikianlah ceritaku. Sebetulnya sampai saat ia bersuamipun aku tau kalau aku datang kepada dirinya dan ia punya waktu maka ia akan bersedia melayaniku. Tunggu kisah selanjutnya dariku semoga tidak ada yang tersinggung dalam ceritaku diatas tadi.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Sandra Dengan Tukang Kebun Saat Dirumah Kosong

    Cerita Sex Sandra Dengan Tukang Kebun Saat Dirumah Kosong


    2307 views

    Perawanku – Cerita Sex Sandra Dengan Tukang Kebun Saat Dirumah Kosong, Namaku Sandra, umurku baru 14, tinggal bersama kedua orangtuaku di sebuah kompleks perumahan elite di Jakarta. Tapi karena kesibukan yang padat, kedua orangtuaku sering tidak dirumah.

    Biar ku ceritakan dahulu mengenai aku, agar kalian punya gambarannya. Tinggiku 147cm, beratku hanya 45kg, kulitku putih mulus tanpa cacat sekecil apapun, maklum, aku anak keturunan chinese yang sangat terawat. aku anak tunggal kesayangan yang bisa dibilang agak ‘kuper’, dikarenakan lingkunganku yang selalu dibatasi oleh kedua ortu ku. teman-2x ku pun hanya beberapa, itupun kebanyakan cewek semua. Jadi pengetahuanku mengenai kehidupan sangat sedikit, apalagi mengenai sex, bisa dibilang nol besar. sampai umur seginipun aku tak pernah tahu apa itu sex, kehamilan, kontol anak laki, ciuman, dll. selebihnya bayangin aja sendiri betapa ‘kuper’nya aku ini.

    Ok, aku lanjutkan ceritaku. Dirumahku yang lumayan besar itu, hanya ada aku dan pembantu-2x ku. yang 2 orang adalah pembantu rumah tangga, yang satu Bi Yem, orangnya udah tua banget, sedang satunya adalah cucunya yang berumur 1 tahun dibawah umurku, 13 thn, panggilannya No, adalah kacungku. seorang lagi adalah tukang kebunku yang sudah tua, Pak Mat, umurnya sudah sekitar 65 tahun, dan seorang lagi sopir papaku, namanya Bang Jun, umurnya sekitar 30 tahunan. Itulah isi rumahku saat ortuku tidak dirumah.

    Pada suatu hari, aku pulang dari sekolah, kedua ortuku udah bepergian keluar negeri lagi untuk waktu yg tidak tentu. sopirku minta ijin untuk pulang karena ada suatu urusan, bi Yem sepagian pergi dengan cucunya untuk menengok saudaranya di Tangerang selama 1 hari. Jadilah aku dan pak Mat berdua aja.

    Selesai makan siang, aku duduk-2x di halaman belakangku yang luas. Disana pak Mat sedang menyirami kebun. Iseng-2x aku jalan-2x didekat pak Mat, dan kugoda dia dengan menginjak selang airnya. Bingung karena air tidak keluar, dia lihat kebelakang da ketahuan bahwa selang airnya sedang ku injak, setelah injakkan kulepas, pak Mat mengarahkan air yang telah menyembur tadi ke arahku sambil ketawa-tawa.

    Tapi apa yg terjadi, air membasahi tubuh dan kausku, pada saat itu aku hanya mengenakan kaus panjang sebatas atas lutut, tanpa mengenakan BH, hanya celana dalam aja. Kontan, bentuk tubuhku terlihat jelas dari balik kausku tsb. Buah dadaku yg cukup besar untuk ukuran tubuh dan umurku itu terlihat jelas sekali menantang, bayangkan, 32B dengan tinggiku yg hanya 147cm dan agak ceking, maklum, bagaimana sih tubuh anak perempuan yg masih SMP. Tubuhku yang masih sangat muda dan ranum belum tersentuh itu, dipandangi oleh pak Mat dengan melongo. Entah gimana mulanya, tahu-2x pak Mat telah mendekati ku dan meremas buah dadaku, aku hanya bisa diam dan bengong krn aku tidak pernah diperlakukan seperti itu sebelumnya. pak Mat adalah tukang kebun keluarga kami yg telah lama ikut keluargaku, bisa dibilang, dia sudah ada sejak aku masih bayi. Jadi, keluarga kami sangat mem-percayainya. pak Mat berkata ‘non, susu non besar juga yah…, enak nggak diginiin?’ sambil tangannya terus meremas-remas susuku. Aku yg belum mengerti apa yg sedang dilakukannya menjawab ‘agak geli pak, tapi koq enak ya… pak Mat sedang mijitin aku yahh?’ tanyaku manja. ‘iya. kan dari kecil pak Mat yg ngerawat kamu. Mau nggak pa Mat ajarin sesuatu?’ tanyanya. ‘ajarin apa sih, pak?’ tanyaku polos. ‘setiap anak yang mau dewasa harus diajarin ini supaya nanti nggak malu ama temen-2x kamu, mau nggak?’ desaknya. ‘iya deh’ sahutku. Tanpa banyak bicara lagi, pak Mat mengajakku ke biliknya di ujung halaman belakang rumahku yg besar itu. Memang bilik untuk pegawai kami ada diujung belakang rumahku.

    Setelah masuk kebiliknya, dia tutup pintunya lalu dikuncinya dari dalam. ‘non tahu apa itu kontol?’ pancingnya. ‘apa sih kontol itu, pak Mat. koq aku nggak pernah dengar sih?’ tanyaku dengan wajah serius. Setelah itu dia melepas seluruh pakaian dan celananya sampai telanjang bulat. aku yang masih polos itu diam aja sambil memperhatikan dengan seksama, aku sama sekali tidak mengerti bahwa aku akan mendapat pengalaman yg tak terlupakan sampai sekarang. Setelah telanjang, dia menggenggam kontolnya dan menunjukkan padaku, ‘Nah, ini adalah kontol, non. Semua anak yg mau dewasa harus tahu ini. bukan hanya tahu tapi juga harus merasakannya. coba non pegang, nanti aku ajarkan lagi’ ujarnya sambil gemetar menahan nafsu. Aku coba pegang kontolnya yang besar itu, ya ampun aku hampir tak dapat memegangnya dengan kedua tanganku. ‘Sekarang coba kocokkan seperti ini’ sambil memberi contoh’ aku laksanakan perintahnya, kukocok kontolnya dengan gemas, habis makin lama makin besar dan panjang sih. ‘Nah, non pernah ngemut permen kan? coba sekarang kau lakukan seperti itu pada kontolku’ nadanya semakin bergetar. Dia berdiri disamping tempat tidurnya dan aku duduk disamping tempat tidurnya sambil membimbing kontol yg ada di genggamanku ke arah mulut ku yg mungil dan merah itu. Aku masukkan kedalam mulutku dengan susah payah, besar sekali pikirku. jadi kujilati dulu kepala kontolnya dengan seksama. pak Mat mendesah-2x sambil mendongakkan kepalanya. kutanya ‘kenapa pak, sakit ya, maafkan aku pak.’ ‘ah nggak koq, malah enak sekali lho, terusin, terusin, jangan berhenti, nanti kalo kau masukkan kedalam mulutmu, kontol ku jangan terkena gigimu yah, terusin’ ujarnya sambil merem melek kenikmatan. Aku teruskan aksiku, aku jilatin kontolnya mulai dari kepala kontolnya sampai ke pangkal batang, aku terusin ke buah pelirnya, semua aku jilatin seperti aku jilatin permen kesukaan ku, sekarang aku coba untuk memasukkan kedalam mulutku lagi, udah bisa masuk, udah licin terkena ludahku, aku mulai menyukai ajarannya. Pak Mat memegangi kepalaku dengan satu tangannya sambil memaju-mundurkan pantatnya, seperti orang ngentot. Sedang tangan satunya lagi meremas susuku sebelah kanan. Gerakannya semakin lama semain cepat, akhirnya dia berkata ‘aduh non, sebentar lagi aku mau keluarin pejuh ku, nanti kau rasakan gimana rasanya yah. setelah itu harus kau telan’ perintahnya, tapi belum lama dia berkata itu, aku merasakan suatu cairan keluar dari kontolnya, rasanya aneh, kurasakan sekali lagi lalu kutelan dengan 2 kali telan karena pejuhnya ternyata banyak sekali. pada saat pejuhnya keluar, terdengar suara pak Mat menggeram keras dan panjang. ‘ Nnnnggghhh…….ggnnnnnhh….hhhkkkkhh…’

    ‘Aduh non, enak sekali mulutmu itu. kontol pak Mat enak nggak?’ tanyanya dengan terputus-2x kepuasan. ‘Mmmhh, enak pak. pejuh nya juga enak, aku nggak pernah makan seperti ini, ada lagi nggak pak?’ tanyaku kurang puas. ‘sebentar lagi non akan merasakan yag lebih enak dari tadi, mau nggak?’ tanyanya sambil melepasi kaus dan celana dalamku. setelah aku telanjang, dia tidurkan aku diatas ranjangnya, sambil susuku diremasnya terus. Dia jilati seluruh tubuhku, mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki. dijilatinya pula seluruh bongkah susuku, disedotnya pentilku sampai aku gemetar. Kakiku dan kedua pahaku yg mulus itu dibukanya sambil dielus-2x dengan satu tangan masih di susuku. Setelah itu memekku dijilatin dengan lidahnya yg kasar. wuihh rasanya nggak keruan, geli banget deh, rasanya pengen pipis. Bukan hanya bibir memekku aja yg dijilatinnya, tapi lidahnya juga masuk kelubang memekku, aku jadi menggelinjang-2x nggak terkontrol, wajahku merah sekali sambil terdongak keatas. Sementara itu diapun naik ke atas ranjang sambil mengarahkan kontolnya ke wajahku, aku tahu apa yg diinginkannya, ku pegang kontolnya yg sudah agak mengecil. kusedot lagi kontolnya, masih ada sisa pejuhnya diujung kepala kontolnya, kujilatin. Jadi posisi ku ada dibawahnya sambil menjilati kontolnya, dia ada diatas ku sambil memasukkan lidahnya kelubang memekku. Setelah kontolnya sudah keras dan panjang lagi, dan memekku sudah banjir dengan ludahnya, dia cabut kontolnya dari mulutku.

    Dia berbalik posisi, sekarang wajahnya diatas wajahku, dan kontolnya mengarah ke memekku. Pak Mat berkata ‘non akan merasakan sakit sedikit, tapi setelah itu non akan merasakan kenikmatan yg luar biasa. Non kuat menahan sakit kan?’ aku merasa tertantang dan menjawab singkat ‘kuat pak’.

    Setelah itu dia mulai memasukkan kontolnya yg besar dan panjang itu ke lubang memekku. pantatnya semakin didorong dan didorong, sampai aku merem menahan sakit dan perih di memekku. setelah itu dia gerakkan kontolnya keluar dan masuk dimemekku yg masih sempit itu. ‘wuah, non, sempit betul memekmu, sampai sakit kontolku dibuatnya, ini memang rejekiku, dapat memek gadis sekecil dirimu, tak pernah terbayang dibenakku aku akan menikmati tubuhmu, keperawananmu, memekmu yg sempit ini, ternyata ngentot dengan anak juragan lebih enak dari segalanya. ooohhhh….mmhhh…aaahhh….’ pak Mat menggumam tak keruan.

    Aku mulai merasakan nikmat yg tak terkatakan, luar biasa enak sekali rasanya. secara naluri aku gerakkan pantatku ke kanan dan ke kiri, mengikuti gerakan kontolnya yg keluar masuk, wuihh tambah nikmat. kulihat wajah pak Mat yg sudah tua dan kempot itu serasa menikmati sekali gesekkan kontolnya dilubang memekku itu. Apabila ada yang melihat kejadian itu, pasti mereka bakal mengira bahwa aku sedang diperkosa oleh orang tua itu, karena kalau dilihat fisiknya, aku lebih cocok jadi cucunya, umurnya udah 65thn, sedang umurku baru 14thn, wajahnya dan tubuhnya udah keriput dan kempot, kulitnya kasar dan hitam karena sering terbakar matahari, selain itu dia juga orang pribumi. Sedang tubuhku yg masih muda ini, putih bak pualam, karena aku seorang putri seorang boss, keturunan chinese, terawat bersih, kulitku mulus, wajah ku yg imut ini cantik seperti anak orang jepang. Sungguh perpaduan yg sangat berbeda, Tapi bila dilihat lebih dekat, ternyata si orang tua itu tidak memperkosaku, tubuhnya yg hitam berada di atas tubuhku yang putih mulus, bergoyang-goyang maju mundur, kepalanya memperhatikan kontolnya sendiri yang sedang keluar masuk dilubang memek seorang anak kecil baru berusia 14 thn, anak juragannya sendiri, seorang anak keturunan chinese, rupanya dia tidak habis pikir bagaimana untung nasibnya mendapat kesempatan mencicipi tubuh anak juragannya yang masih perawan itu.

    Selang beberapa saat, pak Mat mengajak ganti posisi, aku pasrah aja. Aku disuruhnya nungging seperti anjing, dan dia menyodokkan kontolnya dari arah belakang ke memek ku. Nikmat sekali permainan ini pikirku. ‘Ennngghh… mmhh.. mmmhh…’ desahnya tak keruan. Belakangan aku baru tahu bahwa pak Mat telah menduda selama 7 tahun ditinggal istrinya meninggal. pantas saja dia melampiaskan nafsunya padaku, yang cocoknya jadi cucunya itu.

    Sambil menggoyang pantatnya maju mundur, dia memegangi pinggulku dengan erat, kalian pasti tidak tahu bagaimana enaknya rasaku pada saat itu. selama tubuhku dinikmatinya, aku telah mencapai puncak sampai 4 kali, sampai lemas tubuhku dibuatnya. Tapi pak Mat tidak mau tahu, dia tetap menggarap tubuhku dengan nikmat.

    Tidak kurang dari 15 menit di genjot tubuhku dari belakang seperti itu, setelah itu dia cepat-cepat lepas kontolnya dari memekku dan memasukkan kemulutku sambil mengerang keras. Aku tahu apa yg diinginkannya, aku sedot keras kontolnya, pejuhnya muncrat didalam mulutku berulang-ulang, banyak sekali. ‘crottt, croooth.., crooootttthh…’ hampir penuh oleh pejunya mulutku dibuatnya. aku sedot lagi sampai habis, wah enak sekali, aku makin terbiasa makan pejuhnya, dan rasanya tambah terasa nikmat. Terutama aku sangat suka melihat reaksi nya saat pejuhnya keluar. Aku merasa memekku agak membengkak akibat disodok oleh kontol pak Mat yg besar itu.

    Setelah istirahat beberapa menit, dia bertanya padaku ‘gimana non? enak kan?’, ‘enak sekali pak, rasanya nikmat sekali, tak dapat dilukiskan dengan kata-2x’ sahutku. ‘Kapan-2x ajarkan aku lagi ya, pak? boleh kan?’ tanyaku polos, pak Mat terkejut ‘wah, non pengen lagi yah? boleh, boleh, kapan saja non mau, panggil saja pak Mat. Tapi non jangan bilang siapa-siapa ya. nanti aku tak bisa mengajarkan non yg lain lho.’ dalam hati pak Mat berpikir, wah, lumayan juga kalo aku bisa menikmati tubuhnya setiap hari, aku bisa jadi muda lagi, nih. Sambil memandangiku dan tubuhku, dia berkata dalam hati, tak pernah terbayangkan olehku bakal bisa mendapatkan keperawanan dan menikmati tubuh non-ku, anak juraganku sendiri, padahal aku tahu dia dari kecil. Ternyata nikmat juga tubuhnya yg mungil ini, tahu gini sudah dari umur 12 dulu seharusnya kunikmati tubuhnya. Udah putih, mulus, tanpa cacat sedikitpun bak pualam, wajahnya yg cantik mungil, mulutnya yg kecil dan selalu merah, hmmm, ternyata enak juga ngentot dengan anak kecil, apalagi keturunan chinese, kaya’an nya lebih hot deh, membuat kontolku jadi lebih muda dan segar saja, pikirnya.

    Setelah berpakaian, aku kembali kekamarku dan tertidur kelelahan. Setelah kejadian hari itu, aku sering di entot pak Mat, dimana saja, di kamarnya, dikamarku sendiri, diruang tamu, digudang, di dapur, bahkan di kamar mandi sekalipun, pokoknya dimana saja dan dimana ada kesempatan, pak Mat tidak menyia-2xkan tubuhku yg mungil itu. Dan aku semakin lama semakin ketagihan kontolnya.

    Akhir-2x ini aku baru sadar bahwa aku telah menyerahkan keperawananku, tubuhku dan segalanya kepada tukang kebunku sendiri. Apalagi orangnya udah tua agak peyot, tapi kontolnya masih boleh juga. Sejak saat itu, aku jadi ketagihan dan ingin merasakan kontol-2x orang lain, tidak pandang bulu. Aku bahkan lebih terangsang dengan orang dari kalangan yang bukan orang berada. Entah kenapa aku lebih suka memberikan tubuhku yang masih muda dan mungil ini untuk dinikmati mereka, rasanya ada sesuatu didalam tubuhku yang membuatku lebih terangsang. Mungkin karena pengalaman pertamaku dengan tukang kebunku sendiri, kali.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Kania ABG Bertubuh Mulus Dan Haus Seks

    Kania ABG Bertubuh Mulus Dan Haus Seks


    1364 views


    Perawanku – Awalnya aku tidak pernah menduga kalau akhirnya aku akan melakukan adegan seperti dalam cerita ngentot, di saat usiaku baru menginjak 18 tahun. Saat ini aku masih duduk di kelas 3 bangku SMU, namaku Bima dari dulu aku memang banyak di dekati cewek baik di sekolah maupun di lingkungan rumahku. Namun aku tidak pernah menanggapi mereka karena aku tidak suka untuk menjalin hubungan.

    Pikirku dengan pacaran tidak akan membawa apa-apa, apalagi aku seorang gamer hampir setiap ada kesempatan aku selalu di depan gadgetku. Untuk main game dan itu adalah hobiku sejak aku masih SMP hingga saat ini, meskipun penampilanku memakai kaca mata namun tidak membuatku terlihat cupu karena dengan tinggi badan yang profesional di tambah bentuk tubuh yang lumayan atletis.

    Akupun terlihat keren dan bukannya membanggakan diri sendiri, tapi memang sejak dulu aku sering di dekati cewek. Namun hatiku belum terbuka untuk melkaukannya, hingga akhirnya akupun sering membuka situs dewasa, dengan seringnya membaca cerita sex abg dan lainnya membuat aku terkadang ingin menikmatinya tapi aku masih belum bisa melakukannya karena aku masih malu.

    Pernah sekali aku membawa teman cewek ke kamarku, saat itu memang tidak ada orang di rumah. Tapi aku hanya mencium pipinya dan melihat dia tertunduk malu akupun menjadi tidak berani melanjutkannya, apalagi aku dengar dari temanku si Beni kalau kita akan melakukan adegan seperti dalam cerita ngentot mengalir saja tanpa harus ada yang memaksa itu baru nyaman dan begitu terasa.

    Sampai akhirnya akupun mengenal sosok cewek yang lebih tua dariku, Kania namanya dia sudah duduk di bangku kuliah. Sebenarnya akupun tidak begitu menyukai Kania namun karena dia begitu agresif akupun tergiur padanya, tidak jarang Kania menyentuhku dengan cubitan kecil “Iiihh..lucunya kamu Bim..” Katanya ketika kami bertemu di sebuah cafe tempat kami biasa makan.

    Perkenalan kamipun berlanjut dan membuat aku semakin mengenalnya lebih dekat lagi, hingga pada suatu hari aku di ajak Kania ke rumah temannya. Sampai di sana ternyata ada empat orang cewek termasuk Kania, dan cuma aku cowok diantara mereka. Kania dengan manja memperkenalkan aku sebagai pacarnya akupun hanya tersenyum di depan mereka, dan ada salah satu temannya yang mengodaku.

    Tapi aku berlagak seperti cowok yang sudah dewasa, padahal aku belum pernah sekalipun melakukan adegan seperti dalam adegan cerita sex ngentot abg. Hingga akhirnya aku di bawa masuk kedalam kamar teman Kania “Di dalam aja yuk BIm.. bentar lagi cowok mereka pada datang..”Malas juga kalau harus ngbrol dengan teman cowok Kania, yang notabene bukan teman selistingku.

    Akupun masuk ke dalam kamar teman Kania, rupanya rumah itu memang di tempati cewek yang tadi dia perkenalkan padaku. Di dalam kamar itu Kania sibuk dengan gadgetnya karena merasa di kacangin akhirnya akupun merampas gadget yang dia pegang, ternyata Kania sedang membaca cerita ngentot. Kini aku yang menjadi salah tingkah di depannya tanpa tahu harus berbuat apa, akupun mengembalikan hpnya.

    Dia mendekat lalu memelukku dari belakang “Kenapa..emangnya Bima belum pernah membaca hal ginian..” Akupun menjawab “Kata siapa..itu mah.. biasa dah aku baca..” Kataku dengan sombongnya “Kalau gitu Bima tahu dong caranya..” Glek.. mati aku, pikirku ketika Kania berkata seperti itu, diapun mendekat dan wajahnya pas berada di depan wajahku.

    Perlahan dia lepas kaca mata yang aku pakai, kemudian dia mendaratkan bibirnya pada bibirku “Bima.. aku sayang kamu..” Kembali dia melumat bibirku dan kamipun berciuman dengan mesranya di dalam kamar itu, meski terdengar suara candaan teman Kania dari luar aku tidak perduli. Aku benar-benar terbuai dengan lumatan bibir Kania yang menggairahkan.

    Tangannya mulai meraba-raba tubuhku hingga dia temukan kontolku, perlahan namun pasti menggeliat juga kontolku di remasnya “Oooouuuggggggghhhhhh…… oooouuugggghhh… aaaaggggggghh… Kaniaaaaa… aaaagggghh…” Aku tidak berbuat apa-apa kecuali menikmati sentuhan tangannya pada kontolku, seperti dalam adegan cerita ngentot yang sering aku baca.

    Ketika kontolku membesar dan semakin panjang diapun menyuruhku untuk berbaring di atas tempat tidur. Bagai kerbau yang sudah jinak aku mengikuti perintahnya, dan aku lihat Kania naik ke atas tubuhku dan dia mencoba memasukkan kontolku ke dalam memeknya, dan tidak butuh lama untuk melakukan hal itu, aku terbelalak ketika pantatnya mulai bergoyang di atas tubuhku.

    Aku begitu menikmatinya “Ooouuuuuggggghhh… aaaaaaaagggggghh…. aaaaaggggghh… Kaaaniiiiaaaa… aaaggghh.. teruuuuusss… sayaaaang…. aaaggggghhh..” Rasanya tidak dapat aku bayangkan, ternyata seperti ini kenikmatan yang di ceritakan Beni padaku, Kania semakin bergelinjangan bahkan dia memutar-mutar tubuhnya dan juga semakin dalam kontolku dalam memeknya.

    Diapun mendesah panjang sambil terus berpegangan pada dadaku “OOoouuggggghh… aaaaaaaggggghhh… ooooouuugggghh… aaaagggggghh.. sayaaaaang… aaaaagggghh..” Desahnya membuat aku semakin tidak dapat menahan kenikmatan, aku berusaha menahannya dengan cara memejamkan mataku. Karena dari tad aku tidak tahan juga melihat tubuh mulus kania yang terus bergoyang di atasku.

    Tubuhnya sudah bersimbah keringat namun dia tetap seperti kuda binal yangterus bergerak layaknya dalam adegan cerita ngentot “Oooouuuggggggghhhh… aaaaagggghh…. ooouuuggggghh.. aaaggghh..” Tiba-tiba aku merasa selangkanganku tidak dapat menahan kenikmatan, kontolku semakin mengeras dan akhirnya memuncratkan sesuatu yang terasa hangat dari dalam.

    Kania tsenyum ambil berbisik lirih di telingaku “OOoouuugggghh.. Bimaaa.. sayaang… aku puas…. sayaaang….” Dia tidak lag bergerak namun tetap di atas tubuhku, dan aku mendekapnya dengan erat, seakan tidak ingin melepasnya. Aku tahu kalau di luar teman-temannya pasti tahu apa yang kami lakukan, tapi aku tidak takut kalau sampai mereka menggoda kami, karena aku benar-benar terpuaskan oleh kania.

  • Ngentot Tante Montok Di Hotel

    Ngentot Tante Montok Di Hotel


    1522 views


    Perawanku – Pertama kali aku bekerja, aku mendapatkan posisi sebagai petugas kebersihan kamar hotel, saat itulah cerita ini dimulai, terus terang aku bukan si jelek atau si tampan, tapi sedap dipandang mata kata ibuku (boleh dong memuji diri sendiri), keluargaku bukan “orang berpunya” dan aku juga tak pandai berkata-kata, mungkin itu pula sebabnya aku jadi sering kikuk, minder kalau bertemu dengan seorang wanita, apalagi wanita itu cantik dan aku tertarik padanya, duh! pasti aku tak ubahnya sebuah patung yang bisa berkeringat!

    Bisa ditebak, bahwa aku belum pernah merasakan yang namanya pacaran! ah kacian deh gue, tapi tunggu dulu! bukan berarti aku tidak tertarik dengan sex, justru libidoku termasuk tinggi, dibuktikan saat aku membersihkan sebuah kamar yang dihuni oleh pasangan pria dan wanita, pastilah orang lain akan geli melihatku, karena rudalku mengeras, membatu, membesar tanpa terkendali membayangkan pergumulan penuh birahi diantara mereka, hingga aku tidak bisa bekerja dengan posisi berdiri tegak, badanku agak membungkuk bukan karena sopan, tapi aduh! malu kalau ketahuan horny.

    Suatu hari aku membersihkan kamar hotel yang dihuni 4 orang ABG yang sedang berlibur di Jakarta, mereka berasal dari pulau Sulawesi, wuih! kulit mereka putih bersih bersinar, tinggi 160an membuat mereka terlihat semampai dengan berat 47an, lincah, cantik, aih sungguh menggemaskan dengan usia meranum. ‘Sweetseventen’.

    Siang itu mereka sudah melesat ke mall, meninggalkan kamar dengan berbagai atribut ABGnya yang berserakan diseantero kamar.


    “Ah anak manja! apa susahnya sih merapikan barangnya sendiri,” pikirku sambil geleng kepala, setelah kurapikan kamarnya, tiba saatnya aku membersihkan kamar mandi.
    “Hah, berantakan juga rupanya!”

    Terlihat baju-baju bergoyang-goyang di belakang pintu kamar mandi saat aku masuk ke dalam dan kututup pintu kamar mandinya, goyangan itu membuat celana dalam dan BH yang berada di balik baju-baju itu tersembul menggoda, berwarna cerah dan bermotif lucu-lucu. Sikat gigi, sabun mandi, handuk tergeletak begitu saja, mereka benar-benar ingin bersenang-senang hingga tak ada waktu buat sedikit merapikan kamar, “Toh akan ada yang membereskan,” begitu mungkin pikirnya.

    Semua sudah kembali ke tempatnya, kecuali baju kotor, CD dan BH aku biarkan di gantungan, ‘malu ah!’ menyentuhnya, seakan ada getaran aneh, seakan-akan mereka sendiri yang dihadapanku, tetapi kemudian rasioku bekerja menyadarkanku bahwa itu hanyalah seonggok pakaian.

    “Hei! kenapa malu, meskipun kau cium pun tak akan berteriak!” begitu bunyi kepalaku saat memandang segitiga-segitiga lucu dan kacamata mungil penutup dada itu.

    Sesaat aku memandangnya lagi, dan mulai tergoda untuk menjamahnya, tanpa sadar tanganku bergerak meraihnya untuk sekedar mengelusnya, tanganku bergetar hebat saat memegangnya lalu tiba-tiba muncul perasaan horny yang meluap-luap hingga aku mulai mengendus, mencium celana dalam warna putih yang berhiaskan bunga-bunga kecil itu dengan birahi yang menggelora. Ooh! betul-betul birahiku memuncak saat kuhirup dalam-dalam aroma kewanitaan para gadis belia itu, kupenuhi rongga dadaku seakan tak ingin kusisakan ruang kosong paru-paru ini tanpa wangi tubuh dan keringat sedap yang menempel di CD dan BH itu. Kakiku terasa lemas sementara batangku semakin mengeras.

    Kuremas-remas dengan gemas dan sekali lagi kuhirup dalam-dalam kesegaran aroma keringat yang melekat erat di celana dalam dan BH itu, aku jadi ingat saat para gadis itu bererobik tadi pagi, “mmhh.. Mmhh aah ssh.. ” aku bernafas dengan hidung tertutup kain berenda itu, secuil aroma pipis menambah rasa birahiku menjadi-jadi, seakan aku benar-benar melumat vagina para gadis itu.
    Aku semakin larut dengan fantasiku, celana dalam dan BH kotor yang digantungan sebanyak 4 pasang plus baju-baju kotor dengan wangi badan penuh sensasi gadis remaja membalut seluruh tubuhku yang tanpa sadar sudah polos telanjang! Benar!, seolah aku bersetubuh dengan mereka, berempat sekaligus, aku tersandar di dinding kamar mandi sambil mengusap-usapkan ke penisku dengan lembut celana dalam tipis itu bergantian dengan tangan kiriku sambil terus beronani, tangan kananku membenamkan BH dengan bau asam keringat yang segar itu ke hidungku, sementara kaos-kaos centil yang saat dipakai akan memamerkan ketiaknya yang putih bersih dan tak cukup untuk menutupi keindahan perut dan pusar pemakainya itu kututupkan diseluruh tubuhku yang terus bergetar hebat.

    Kulihat bagian CD yang menyempit diselangkangan, terdapat noda-noda samar dan lendir bening tipis diatasnya, kuhirup dengan nikmat! kujilat, kuhisap seolah menjilat vaginanya dengan gemas, agak asin rasanya. Kulahap dengan ganas, kutarik, kugigit, oohh nikmatnya..

    Kubentangkan CD yang mungil itu dan kutempelkan bagian selangkangan penutup vagina itu di penisku, woow! besarnya kotolku terlihat tak sebanding dengan lebar penutup vagina dibagian bawah celana dalam itu, rudalku terlihat terlalu besar untuk ukuran selangkangan para gadis itu, nafsuku menjadi meledak membayangkan begitu sesaknya jika rudalku memasuki vaginanya! tiba-tiba badanku bergetar hebat, sensasi yang luar biasa!!, penisku tak kuasa menahan muntahan lahar kenikmatan yang berdenyut-denyut mendesak keluar itu dan “Ah..! ah! nikmat sekali!”. Terasa berliter-liter melesat keluar dibarengi sengatan gairah birahi dan terus kukocok-kocokkan serta kugesek-gesekkan rudalku pada celana dalam dan BH itu hingga getaran yang menyerang seluruh tubuhku membuat diriku terkejang-kejang tak terkendali.

    Peluhku berluncuran diseluruh tubuhku, lemas, lega, bercampur aduk membuat rasa sensasi yang luar biasa di benakku, kubiarkan nafasku yang memburu perlahan berangsur normal, setelah beberapa menit terkulai lemas, aku mulai bangun, beranjak merapikan baju-baju kotor para gadis itu yang ikut terlempar berserakan saat aku mencapai orgasme hebat, kubersihkan ledakan dan ceceran lahar yang menempel pada CD dan BH dengan tissue agar tersamar, bagaimanapun aku tak ingin mereka tahu bahwa ‘daleman’ mereka telah kujadikan bulan-bulanan alat pemuas nafsu birahi dan yang pasti supaya mereka tidak curiga sehingga aku tetap bisa leluasa “menikmati” celana dalam dan BH kotor mereka selama menginap di hotel tempatku bekerja.

    Sejak saat itulah aku menjadi tergila-gila untuk menciumi celana dalam kotor para gadis, katakanlah ada seorang gadis dengan bodi aduhai, cantik, menarik dan saat duduk roknya terbuka sampai terlihat celana dalamnya atau pada pantatnya terlihat garis celana dalamnya maka aku tidak terlalu tertarik padanya, yang ada di pikiranku justru,

    “Andai aku bisa menciumi, menjilati, merasakan kelembutan celana dalamnya ah.. Betapa nikmatnya”.

    Celana dalam yang menjadi korbanku pun semakin banyak berjatuhan, aku semakin terobsesi untuk merasakan segala tipe cewek lewat celana dalam dan BHnya, aku merasa sudah ‘ merasakan’ seorang wanita hanya dengan mencumbu dalemannya, bukankah celana dalam dan BH adalah barang yang paling pribadi? seolah dengan mendapatkannya aku pun telah menikmati tubuhnya.


    Mulai dari wanita pribumi sampai dengan wanita bule kuperkosa dalemannya, ada yang aku ambil dari kopernya, cantelan kamar mandi, dan sebagainya. Aku tidak tertarik jika wanita itu sedang mens (soalnya enggak ada aromanya, pake softex sih), sehabis atau sebelum mens juga males! kurang menggairahkan aromanya, wanita yang habis ditiduri (merasa didahului), gemuk!, terlalu jorok, yang jelas aku suka yang sehabis dipakai wanita muda dan model CD atau BHnya tidak aneh-aneh.

    Juga yang paling aku sukai adalah cara penyimpanannya karena kadang CD atau BH setelah dipakai dan belum dicuci tersebut disimpan rapi jali, tersembunyi sekali, menjadikan aku berdebar-debar saat mencarinya, ada sensasi tersendiri setelah agak susah mencarinya. Pernah suatu ketika aku mencarinya sampai isi tas aku ubek-ubek, ada duit 10 jeti disimpan disitu, ah tapi aku tak tertarik tuh! Gile ya.. Aku lebih senang si segitiga itu! Akhirnya tetap juga tidak aku temukan, hingga aku baru tahu, ternyata dia memakai segitiga yang dibikin dari kertas tissu yang banyak dijual di swalayan, waah! Dan dibuang di tempat sampah, ini juga aku tidak suka, aku lebih suka kain biasa yang mungkin di benakku terlintas bahwa celana dalam tissue tidak mempunyai nilai historis, pakai sekali langsung buang!

    Kebiasaanku semakin parah saat aku bertugas di laundry, yang tadinya aku perlu mengetahui siapa pemilik celana dalam dan BH itu, agar pada saat berfantasi benar-benar nyata, maka sekarang celana dalam dan BH wanita siapapun asal ukurannya tidak besar, tidak sedang haid, dan baru saja dipakai, menjadi santapanku saat membongkar laundry bag. Aku mempunyai ruangan tersendiri yang bisa kukunci, sehingga aku dengan santainya membawa celana dalam dan BH itu keruanganku, biasanya kulakukan saat malam hari, wah kadang ada belasan celana dalam dan BH dalam semalam! berwarna-warni, menggairahkan! sampai-sampai aku perlu membuat catatan dahulu, supaya tidak tertukar-tukar saat mengembalikan ke dalam keranjangnya masing-masing.

    Aku semakin bertambah berani dengan menyemprot CD dan BH itu dengan lahar kenikmatanku (toh pemiliknya tidak bakalan tahu), aku merasa puas saat melihat CD dan BH yang tak berdaya itu berbasah-basah dengan spermaku.
    Apakah semua itu aneh? Apakah kebiasaan itu bisa hilang setelah aku berpacaran atau menikah? Ah.. Sudahlah yang penting sekarang libidoku tersalurkan supaya tidak jerawatan dan tidak menjadi pemerkosa yang sebenarnya. Aku merasa dengan daleman wanita untuk beronani perasaanku menjadi lebih santai (mungkin karena tidak akan ada penolakan, protes atau semacamnya, merasa bebanku lebih ringan karena tidak ada pihak yang dirugikan toh aku bermain dengan fantasi, lebih pribadi karena aku lebih tahu fantasi apa yang kusukai, aku merasa cukup hanya dengan mendapatkan ‘daleman’ wanita, serasa aku berhasil melumat kewanitaanya tanpa harus berkenalan, pendekatan dan sebagainya, mungkin karena aku suka minder dihadapan mereka ya? Dan yang pasti lebih murah! karena tinggal nyomot aja.

  • Cerita Sex Bokep Dosen Nakal

    Cerita Sex Bokep Dosen Nakal


    1022 views

    Perawanku – Saya dilahirkan di kota Pekanbaru di propinsi sumatera, kota yang panas karena terletak di dataran rendah. Selain tinggi badan seukuran orang-orang bule, kata temanku wajahku lumayan. Mereka bilang Saya hitam manis. Sebagai laki-laki, Saya juga bangga karena waktu SMA dulu Saya banyak memiliki teman-teman perempuan.

    Walaupun Saya sendiri tidak ada yang tertarik satupun di antara mereka. Mengenang saat-saat dulu Saya kadang tersenyum sendiri, karena walau bagaimanapun kenangan adalah sesuatu yang berharga dalam diri kita.

    Apalagi kenangan manis.Sekarang Saya belajar di salah satu perguruan tinggi swasta di kota S, mengambil jurusan ilmu perhotelan. Saya duduk di tingkat akhir. Sebelum berangkat dulu, orangtua Saya berpesan harus dapat menyelesaikan studi tepat pada waktunya. Joker123

    Maklum, keadaan ekonomi orangtuSaya juga biasa-biasa saja, tidak kaya juga tidak miskin. Apalagi Saya juga memiliki 3 orang adik yang nantinya juga akan kuliah seperti Saya, sehingga perlu biaya juga. Saya camkan kata-kata orangtuSaya. Dalam hati Saya akan berjanji akan memenuhi permintaan mereka, selesai tepat pada waktunya.

    Tapi para pembaca, sudah kutulis di atas bahwa segala sesuatu yang terjadi pada Saya tanpa Saya dapat menyadarinya, sampai saat ini pun Saya masih belum dapat menyelesaikan studiku hanya gara-gara satu mata kuliah saja yang belum lulus, yaitu mata kuliah yang berhubugan dengan hitung berhitung.

    Walaupun sudah kuambil selama empat semester, tapi hasilnya belum lulus juga. Untuk mata kuliah yang lain Saya dapat menyelesaikannya, tapi untuk mata kuliah yang satu ini Saya benar-benar merasa kesulitan.  Agen Obat Kuat Pasutri

    “Coba saja kamu konsultasi kepada dosen pembimbing akademis..,” kata temanku Andi ketika kami berdua sedang duduk-duduk dalam kamar kost. “Sudah, Di. Tapi beliau juga lepas tangan dengan masalahku ini. Kata beliau ini ditentukan oleh dirimu sendiri.” Kata Saya sambil menghisap rokok dalam-dalam. “Benar juga apa yang dikatakan beliau, Gi, semua ditentukan dari dirimu sendiri.” sahut Andi sambil termangu, tangannya sibuk memainkan korek api di depannya.

    Lama kami sibuk tenggelam dalam pikiran kami masing-masing, sampai akhirnya Andi berkata, “Gini saja, Gi, kamu langsung saja menghadap dosen mata kuliah itu, ceritakan kesulitanmu, mungkin beliau mau membantu.” kata Andi.

    Mendengar perkataan Andi, seketika Saya langsung teringat dengan dosen mata kuliah yang menyebalkan itu. Namanya Ibu Frisca, umurnya kira-kira 35 tahun. Orangnya lumayan cantik, juga seksi, tapi banyak temanku begitu juga Saya mengatakan Ibu Frisca adalah dosen killer, banyak temanku yang dibuat sebal olehnya. Maklum saja Ibu Frisca belum berkeluarga alias masih sendiri, perempuan yang masih sendiri mudah tersinggung dan sensitif.

    “Waduh, Di, bagaimana bisa, dia dosen killer di kampus kita..,” Kata Saya bimbang. “Iya sih, tapi walau bagaimanapun kamu harus berterus terang mengenai kesulitanmu, bicaralah baik-baik, masa beliau tidak mau membantu..,” kata Andi memberi saran. Saya terdiam sejenak, berbagai pertimbangan muncul di kepala Saya. Dikejar-kejar waktu, pesan orang tua, dosen wanita yang killer. Akhirnya Saya berkata, “Baiklah Di, akan kucoba, besok Saya akan menghadap beliau di kampus.” “Nah begitu dong, segala sesuatu harus dicoba dulu,” sahut Andi sambil menepuk-nepuk pundakku.

    Cerita Sex Bokep Dosen Nakal

    Cerita Sex Bokep Dosen Nakal

    Siang itu Saya sudah duduk di kantin kampus dengan segelas es teh di depanku dan sebatang rokok yang menyala di tanganku. Sebelum bertemu Ibu Frisca Saya sengaja bersantai dulu, karena bagaimanapun nanti Saya akan gugup menghadapinya, Saya akan menenangkan diri dulu beberapa saat. Tanpa Saya sadari, tiba-tiba Andi sudah berdiri di belakangku sambil menepuk pundakku, sesaat Saya kaget dibuatnya.

    “Ayo Chris, sekarang waktunya. Bu Frisca kulihat tadi sedang menuju ke ruangannya, mumpung sekarang tidak mengajar, temuilah beliau..!” bisik Andi di telingSaya. “Oke-oke..,” Kata Saya singkat sambil berdiri, menghabiskan sisa es teh terakhir, kubuang rokok yang tersisa sedikit, kuambil permen dalam sSaya, kutarik dalam-dalam nafasku. Saya langsung melangkahkan kaki. “Kalau begitu Saya duluan ya, Chris. Sampai ketemu di kost,” sahut Andi sambil mFriscanggalkanku. Saya hanya dapat melambaikan tangan saja, karena pikiranku masih berkecamuk bimbang, bagaimana Saya harus menghadapai Ibu Frisca, dosen killer yang masih sendiri itu.

    Perlahan Saya berjalan menyusupi lorong kampus, suasana sangat lengang saat itu, maklum hari Sabtu, banyak mahasiswa yang meliburkan diri, lagipula kalau saja Saya tidak mengalami masalah ini lebih baik Saya tidur-tiduran saja di kamar kost, ngobrol dengan teman. Hanya karena masalah ini Saya harus bersusah-susah menemui Bu Frisca, untuk dapat membantuku dalam masalah ini.

    Kulihat pintu di ujung lorong. Memang ruangan Bu Frisca terletak di pojok ruangan, sehingga tidak ada orang lewat simpang siur di depan ruangannya. Kelihatan sekali keadaan yang sepi. Pikirku, “Mungkin saja perempuan yang belum bersuami inginnya menyendiri saja.” Perlahan-lahan kuketuk pintu, sesaat kemudian terdengar suara dari dalam, “Masuk..!” Saya langsung masuk, kulihat Bu Frisca sedang duduk di belakang mejanya sambil membuka-buka map. Kutup pintu pelan-pelan. Kulihat Bu Frisca memandangku sambil tersenyum, sesaat Saya tidak menyangka beliau tersenyum ramah padSaya. Sedikit demi sedikit Saya mulai dapat merasa tenang, walaupun masih ada sedikit rasa gugup di hatiku.

    “Silakan duduk, apa yang bisa Ibu bantu..?” Bu Frisca langsung mempersilakan Saya duduk, sesaat Saya terpesona oleh kecantikannya. Bagaimana mungkin dosen yang begitu cantik dan anggun mendapat julukan dosen killer. Kutarik kursi pelan-pelan, kemudian Saya duduk. “Oke, Christoper, ada apa ke sini, ada yang bisa Ibu bantu..?” sekali lagi Bu Frisca menanyakan hal itu kepadSaya dengan senyumnya yang masih mengembang. Perlahan-lahan kuceritakan masalahku kepada Bu Frisca, mulai dari keinginan orangtua yang ingin Saya agak cepat menyelesaikan studiku, sampai ke mata kuliah yang saat ini Saya belum dapat menyelesaikannya.

    Kulihat Bu Frisca dengan tekun mendengarkan ceritSaya sambil sesekali tersenyum kepadSaya. Melihat keadaan yang demikian Saya bertambah semangat bercerita, sampai pada akhirnya dengan spontan Saya berkata, “Apa saja akan kulSayakan Bu Frisca, untuk dapat menyelesaikan mata kuliah ini. Mungkin suatu saat membantu Ibu membersihkan rumah, contohnya mencuci piring, mengepel, atau yah, katakanlah mencuci baju pun Saya akan melSayakannya demi agar mata kuliah ini dapat saya selesaikan. Saya mohon sekali, berikanlah keringanan nilai mata kuliah Ibu pada saya.”

    Mendengar kejujuran dan perkataanku yang polos itu, kulihat Bu Frisca tertawa kecil sambil berdiri menghampiriku, tawa kecil yang kelihatan misterius, dimana Saya tidak dapat mengerti apa maksudnya. “Apa saja Christoper..?” kata Bu Frisca seakan menegaskan perkataanku tadi yang secara spontan keluar dari mulutku tadi dengan nada bertanya. “Apa saja Bu..!” kutegaskan sekali lagi perkataanku dengan spontan.

    Sesaat kemudian tanpa kusadari Bu Frisca sudah berdiri di belakangku, ketika itu Saya masih duduk di kursi sambil termenung. Sejenak Bu Frisca memegang pundakku sambil berbisik di telingSaya. “Apa saja kan Christoper..?” Saya mengangguk sambil menunduk, saat itu Saya belum menyadari apa yang akan terjadi. Tiba-tiba saja dari arah belakang, Bu Frisca sudah menghujani pipiku dengan ciuman-ciuman lembut, sebelum sempat Saya tersadar apa yang akan terjadi. Bu Frisca tiba-tiba saja sudah duduk di pangkuanku, merangkul kepalSaya, kemudian melumatkan bibirnya ke bibirku. Saat itu Saya tidak tahu apa yang harus kulSayakan, seketika kedua tangan Bu Frisca memegang kedua tanganku, lalu meremas-remaskan ke payudaranya yang sudah mulai mengencang.

    Saya tersadar, kulepaskan mulutku dari mulutnya. “Bu, haruskah kita..” Sebelum Saya menyelesaikan ucapanku, telunjuk Bu Frisca sudah menempel di bibirku, seakan menyuruhku untuk diam. “Sudahlah Christoper, inilah yang Ibu inginkan..” Setelah berkata begitu, kembali Bu Frisca melumat bibirku dengan lembut, sambil membimbing kedua tanganku untuk tetap meremas-remas payudaranya yang montok karena sudah mengencang.

    Akhirnya timbul hasrat kelelakianku yang normal, seakan terhipnotis oleh reaksi Bu Frisca yang menggairahkan dan ucapannya yang begitu pasrah, kami berdua tenggelam dalam hasrat seks yang sangat menggebu-gebu dan panas. Saya membalas melumat bibirnya yang indah merekah sambil kedua tanganku terus meremas-remas kedua payudaranya yang masih tertutup oleh baju itu tanpa harus dibimbing lagi. Tangan Bu Frisca turun ke bawah perutku, kemudian mengusap-usap kemaluanku yang sudah mengencang hebat. Dilanjutkan kemudian satu-persatu kancing-kancing bajuku dibuka oleh Bu Frisca, secara reflek pula Saya mulai membuka satu-persatu kancing baju Bu Frisca sambil terus bibirku melumat bibirnya.

    Setelah dapat membuka bajunya, begitu pula dengan bajuku yang sudah terlepas, gairah kami semakin memuncak, kulihat kedua payudara Bu Frisca yang memakai BH itu mengencang, payudaranya menyembul indah di antara BH-nya. Kuciumi kedua payudara itu, kulumat belahannya, payudara yang putih dan indah. Kudengar suara Bu Frisca yang mendesah-desah merasakan kFriscakmatan yang kuberikan. Kedua tangan Bu Frisca mengelus-elus dadSaya yang bidang. Lama Saya menciumi dan melumat kedua payudaranya dengan kedua tanganku yang sesekali meremas-remas dan mengusap-usap payudara dan perutnya.

    Akhirnya kuraba tali pengait BH di punggungnya, kulepaskan kancingnya, setelah lepas kubuang BH ke samping. Saat itu Saya benar-benar dapat melihat dengan utuh kedua payudara yang mulus, putih dan mengencang hebat, menonjol serasi di dadanya. Kulumat putingnya dengan mulutku sambil tanganku meremas-remas payudaranya yang lain. Puting yang menonjol indah itu kukulum dengan penuh gairah, terdengar desahan nafas Bu Frisca yang semakin menggebu-gebu. “Oh.., oh.., Christoper.. teruskan.., teruskan Christoper..!” desah Bu Frisca dengan pasrah dan memelas. Melihat kondisi seperti itu, kejantananku semakin memuncak. Dengan penuh gairah yang mengebu-gebu, kedua puting Bu Frisca kukulum bergantian sambil kedua tanganku mengusap-usap punggungnya, kedua puting yang menonjol tepat di wajahku. Payudara yang mengencang keras.

    Lama Saya melSayakannya, sampai akhirnya sambil berbisik Bu Frisca berkata, “Angkat Saya ke atas meja Christoper.., ayo angkat Saya..!” Spontan kubopong tubuh Bu Frisca ke arah meja, kududukkan, kemudian dengan reflek Saya menyingkirkan barang-barang di atas meja. Map, buku, pulpen, kertas-kertas, semua kujatuhkan ke lantai dengan cepat, untung lantainya memakai karpet, sehingga suara yang ditimbulkan tidak terlalu keras.

    Masih dalam keadaan duduk di atas meja dan Saya berdiri di depannya, tangan Bu Frisca langsung meraba sabukku, membuka pengaitnya, kemudian membuka celanSaya dan menjatuhkannya ke bawah. Serta-merta Saya segera membuka celana dalamku, dan melemparkannya ke samping. Kulihat Bu Frisca tersenyum dan berkata lirih, “Oh.. Christoper.., betapa jantannya kamu.. kemaluanmu begitu panjang dan besar.. Oh.. Christoper, Saya sudah tak tahan lagi untuk merasakannya.” Saya tersenyum juga, kuperhatikan tubuh Bu Frisca yang setengah telanjang itu.

    Kemudian sambil kurebahkan tubuhnya di atas meja dengan posisi Saya berdiri di antara kedua pahanya yang telentang dengan rok yang tersibak sehingga kelihatan pahanya yang putih mulus, kuciumi payudaranya, kulumat putingnya dengan penuh gairah, sambil tanganku bergerilya di antara pahanya. Saya memang menginginkan pemanasan ini agak lama, kurasakan tubuh kami yang berkeringat karena gairah yang timbul di antara Saya dan Bu Frisca. Kutelusuri tubuh Bu Frisca yang setengah telanjang dan telentang itu mulai dari perut, kemudian kedua payudaranya yang montok, lalu leher. Kudengar desahan-desahan dan rintihan-rintihan pasrah dari mulut Bu Frisca.

    Sampai ketika Bu Frisca menyuruhku untuk membuka roknya, perlahan-lahan kubuka kancing pengait rok Bu Frisca, kubuka restletingnya, kemudian kuturunkan roknya, lalu kujatuhkan ke bawah. Setelah itu kubuka dan kuturunkan juga celana dalamnya. Seketika hasrat kelelakianku semakin menggebu-gebu demi melihat tubuh Bu Frisca yang sudah telanjang bulat, tubuh yang indah dan seksi, dengan gundukan daging di antara pahanya yang ditutupi oleh rambut yang begitu rimbun. Terdengar Bu Frisca berkata pasrah, “Ayolah Christoper.., apa yang kau tunggu..? Ibu sudah tak tahan lagi.”

    Kurasakan tangan Bu Frisca menggenggam kemaluanku, menariknya untuk lebih mendekat di antara pahanya. Saya mengikuti kemauan Bu Frisca yang sudah memuncak itu, perlahan tapi pasti kumasukkan kemaluanku yang sudah mengencang keras layaknya milik kuda perkasa itu ke dalam vagina Bu Frisca. Kurasakan milik Bu Frisca yang masih agak sempit. Akhirnya setelah sedikit bersusah payah, seluruh batang kemaluanku amblas ke dalam vagina Bu Frisca. Terdengar Bu Frisca merintih dan mendesah, “Oh.., oh.., Christoper.. terus Christoper.. jangan lepaskan Christoper.. Saya mohon..!” Tanpa pikir panjang lagi disertai hasratku yang sudah menggebu-gebu, kugerakkan kedua pantatku maju-mundur dengan posisi Bu Frisca yang telentang di atas meja dan Saya berdiri di antara kedua pahanya. Judi Slot online 

    Mula-mula teratur, seirama dengan goyangan-goyangan pantat Bu Frisca. Sering kudengar rintihan-rintihan dan desahan Bu Frisca karena menahan kFriscakmatan yang amat sangat. Begitu juga Saya, kuciumi dan kulumat kedua payudara Bu Frisca dengan mulutku. Kurasakan kedua tangan Bu Frisca meremas-remas rambutku sambil sesekali merintih, “Oh.. Christoper.. oh.. Christoper.. jangan lepaskan Christoper, kumohon..!” Mendengar rintihan Bu Frisca, gairahku semakin memuncak, goyanganku bertambah ganas, kugerakkan kedua pantatku maju-mundur semakin cepat. Terdengar lagi suara Bu Frisca merintih, “Oh.. Christoper.. kamu memang perkasa.., kau memang jantan.. Christoper.. Saya mulai keluar.. oh..!” “Ayolah Bu.., ayolah kita mencapai puncak bersama-sama, Saya juga sudah tak tahan lagi,” keluhku.

    Setelah berkata begitu, kurasakan tubuhku dan tubuh Bu Frisca mengejang, seakan-akan terbang ke langit tujuh, kurasakan cairan kFriscakmatan yang keluar dari kemaluanku, semakin kurapatkan kemaluanku ke vagina Bu Frisca. Terdengar keluhan dan rintihan panjang dari mulut Bu Frisca, kurasakan juga dadSaya digigit oleh Bu Frisca, seakan-akan nmenahan kFriscakmatan yang amat sangat. “Oh.. Christoper.. oh.. oh.. oh..” Setelah kukeluarkan cairan dari kemaluanku ke dalam vagina Bu Frisca, kurasakan tubuhku yang sangat kelelahan, kutelungkupkan badanku di atas badan Bu Frisca dengan masih dalam keadan telanjang, agak lama Saya telungkup di atasnya.

    Setelah kurasakan kelelahanku mulai berkurang, Saya langsung bangkit dan berkata, “Bu, apakah yang sudah kita lSayakan tadi..?” Kembali Bu Frisca memotong pembicaraanku, “Sudahlah Christoper, yang tadi itu biarlah terjadi karena kita sama-sama menginginkannya, sekarang pulanglah dan ini alamat Ibu, Ibu ingin cerita banyak kepadamu, kamu mau kan..?” Setelah berkata begitu, Bu Frisca langsung menyodorkan kartu namanya kepadSaya. Kuterima kartu nama yang berisi alamat itu.

    Sejenak kutermangu, kembali Saya dikagetkan oleh suara Bu Frisca, “Christoper, pulanglah, pakai kembali pakaianmu..!” Tanpa basa-basi lagi, Saya langsung mengenakan pakaianku, kemudian membuka pintu dan keluar ruangan. Dengan gontai Saya berjalan keluar kampus sambil pikiranku berkecamuk dengan kejadian yang baru saja terjadi antara Saya dengan Bu Frisca. Saya telah bermain cinta dengan dosen killer itu. Bagaimana itu bisa terjadi, semua itu diluar kehendakku. Akhirnya walau bagaimanapun nanti malam Saya harus ke rumah Bu Frisca. Cerita mesum

    Kudapati rumah itu begitu kecil tapi asri dengan tanaman dan bunga di halaman depan yang tertata rapi, serasi sekali keadannya. Langsung kupencet bel di pintu, tidak lama kemudian Bu Frisce sendiri yang membukakan pintu, kulihat Bu Frisca tersenyum dan mempersilakan Saya masuk ke dalam. Kuketahui ternyata Bu Frisca hidup sendirian di rumah ini. Setelah duduk, kemudian kami pun mengobrol. Setelah sekian lama mengobrol, akhirnya kuketahui bahwa Bu Frisca selama ini banyak dikecewakan oleh laki-laki yang dicintainya. Semua laki-laki itu hanya menginginkan tubuhnya saja bukan cintanya. Setelah bosan, laki-laki itu mFriscanggalkan Bu Frisca. Lalu dengan jujur pula dia memintSaya selama masih menyelesaikan studi, Saya dimintanya untuk menjadi teman sekaligus kekasihnya. Akhirnya Saya mulai menyadari bahwa posisiku tidak beda dengan gigolo.

    Kudengar Bu Frisca berkata, “Selama kamu masih belum wisuda, tetaplah menjadi teman dan kekasih Ibu. Apa pun permintaanmu kupenuhi, uang, nilai mata kuliahmu agar lulus, semua akan Ibu penuhi, mengerti kan Christoper..?” Selain melihat kesendirian Bu Frisca tanpa ada laki-laki yang dapat memuaskan hasratnya, Saya pun juga mempertimbangkan kelulusan nilai mata kuliahku. Akhirnya Saya pun bersedia menerima tawarannya.

    Akhirnya malam itu juga Saya dan Bu Frisca kembali melSayakan apa yang kami lSayakan siang tadi di ruangan Bu Frisca, di kampus. Tetapi bedanya kali ini Saya tidak canggung lagi melayani Bu Frisca dalam bercinta. Kami bercinta dengan hebat malam itu, 3 kali semalam, kulihat senyum kepuasan di wajah Bu Frisca. Walau bagaimanapun dan entah sampai kapan, Saya akan selalu melayani hasrat seksualnya yang berlebihan, karena memang ada jaminan mengenai kelulusan mata kuliahku yang tidak lulus-lulus itu dari dulu.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Memek Rapat Jablay Gadis

    Cerita Sex Memek Rapat Jablay Gadis


    584 views

    Perawanku – Cerita Sex Memek Rapat Jablay Gadis, Kehidupan di dunia memang berjalan seperti nasehat Sang Budha di atas. Setidaknya itulah romantika kehidupan yang dialami kedua tokoh dalam cerita kita kali ini. Tokoh yang pertama adalah Faried, seorang sopir taksi berusia 31 tahun yang melewatkan hari demi hari kehidupannya dengan beragam nuansa: terkadang sangat melodramatis, romantis, sentimentil, bahkan lucu.

    Selama bekerja sebagai sopir taksi di ibukota selama beberapa tahun Faried telah banyak menemui kejadian yang menegaskan fenomena itu. Suatu ketika, ia mengembalikan dompet seorang ibu yang ketinggalan di taksinya.Sesungguhnya, ia tidak mengharapkan keuntungan apa-apa dari situ, sebab baginya kejujuran dan kepolosan sudah menjadi bagian integral dari jiwa, tubuh dan segenap aktifitas kesehariannya.

    Kalau pun kemudian, si ibu dengan ekspresi wajah lega dan ucapan terima kasih tak terhingga, lalu memberikan uang sebagai penghargaan atas ‘jasa’ nya, dan kemudian dengan halus si sopir itu menolaknya, itu semata-mata karena apa yang telah ia lakukan sudah menjadi tugasnya. Komitmen Faried untuk menjunjung tinggi ‘harkat ke-supir taksi-an’ saya, tak lebih. Pada kesempatan lain, ia menolong seorang korban kecelakaan lalu lintas di depan kampus sebuah perguruan tinggi.

    Ia segera membawanya ke unit gawat darurat rumah sakit terdekat, dengan tidak memperhitungkan lagi berapa tarif taksi yang dapat diperolehnya bila ia tetap mengabaikan kejadian itu. Semua terasa seperti tindakan ‘bawah sadar’ yang telah terbentuk sedemikian rupa selama bertahun-tahun, sejak ayahnya yang telah almarhum menanamkan nilai-nilai kearifan tradisional dalam diri Faried.

    Hari itu Faried kembali menjalani rutinitasnya seperti biasa. Untuk yang satu ini memang bukan rutinitas yang lazim, karena setiap petang tiba, ia menjemput Ayu (25 tahun), tokoh sentral berikutnya, yang adalah seorang wanita panggilan ‘kelas atas’ yang tinggal di sebuah rumah mewah di sebuah kompleks pemukiman real estate, untuk kemudian membawanya ke suatu tempat, di mana saja, yang telah disepakati sebelumnya oleh pelanggan setianya itu. Ayu sudah menyewa taksi Faried selama enam bulan.

    Jadi pada jam-jam tertentu–biasanya petang hari–Faried menjemputnya di rumah tersebut, membawanya ke tempat yang senantiasa berbeda-beda tergantung mana yang ditunjuk wanita itu, lantas mengantarnya kembali pulang setelah ‘bisnis’-nya usai pada jam-jam tertentu pula. Ayu membayar cukup mahal untuk tugas tersebut dan Faried menerima itu sebagai bagian tak terpisahkan dari harkat ‘ke-supir taksi-an’ nya. Ia tidak menganggap itu sebagai kerja yang hina lantaran menerima bayaran dari hasil desah dan keringat maksiat Ayu. Ini bagian dari tugas, demikian ia mencari alasan pembenarannya. Faried selalu menganggap persetan dengan semua anggapan sinis tentang dirinya. Baginya, ia tetap memiliki hak untuk menentukan sikap dan melakukan apa yang terbaik bagi

    dirinya sendiri. Prinsip sederhana memang tapi logis. Sudah empat bulan lamanya Faried melakukan ‘tugas rutin’ itu. Ia sudah berusaha menghilangkan beban psikologis apa pun termasuk perasaan cinta. Terus terang sebagai seorang pria, Faried memang tidak dapat mengingkari kata hati bahwa Ayu memang cantik dan diam-diam ia telah jatuh cinta pada pandangan pertama. Dengan rambut sebahu, wajah oval proporsional, hidung bangir, kulit putih dan postur tubuh ramping semampai, Ayu tampil mempesona mata setiap pria yang melihatnya, termasuk dirinya. Sebagai lelaki bujangan dan normal, Faried tidak dapat menepis getar-getar aneh saat wangi parfum Ayu yang khas menyerbu hidung ketika ia masuk ke taksinya. Tapi ia berusaha menekan perasaan itu sekuat-kuatnya.

    Terlebih, ketika muncul rasa cemburu, saat Ayu terlihat digandeng oom-oom kaya yang lebih pantas menjadi ayahnya. Faried seyogyanya harus menempatkan diri pada posisi yang benar: ia adalah pelanggan dan saya hanya supir taksi. Maka ia mematuhi ‘rambu-rambu’ itu secara konsisten. Terlebih secara fisik dan finansial ia kalah jauh dibanding Ayu, mana mungkin wanita gedongan dan sudah terbiasa menikmati kemewahan seperti Ayu mau dengan sopir taksi miskin dengan tampang ndeso seperti dirinya, bukankah itu bagaikan pungguk merindukan bulan? Faried cukup tahu diri mengenai hal ini. Percakapan mereka pun, baik ketika pergi maupun pulang, biasa-biasa saja.

    Tak ada yang istimewa, bahkan nyaris bersifat rutin. Faried berusaha menjaga jarak dengan Ayu agar tidak terlibat lebih jauh ke masalah yang sifatnya terlalu pribadi. Namun belakangan ini sudah ada sedikit ‘peningkatan kualitas pembicaraan’. Tidak hanya sekedar, ‘Mau ke mana?’ atau ‘Jam berapa mau dijemput?’, dan sebagainya. Ayu mulai menanyakan latar belakang pribadi sang sopir langganannya itu hingga menanyakan ada berapa jumlah penumpang di taksinya untuk hari ini. Tentu Faried pun ada rasa gembira pada perkembangan menarik ini. Mulanya sang sopir agak rikuh tapi perlahan ia mulai dapat menyesuaikan diri dan menjadi pembicara atau pun pendengar yang baik.

    Seiring berjalannya waktu, hubungan emosional mereka pun berlangsung hangat. Ayu mulai tak canggung-canggung mengungkap riwayat hidupnya pada si sopir. Ia ternyata produk keluarga broken home. Ayah dan ibunya bercerai ,ibunya kabur bersama pria lain sehingga ia ikut ayahnya yang pemabuk dan tukang main pukul. Ia tidak tahan dan prihatin dengan kondisi seperti itu sehingga memutuskan untuk minggat dari rumahnya dan mengadu nasib ke ibukota. Kuliahnya pun tidak selesai. Awalnya ia tinggal di rumah seorang famili jauhnya dan mulai mencari pekerjaan agar dapat mandiri.

    “Saya harus terus hidup dan berjuang”, kata Ayu menetapkan hati.

    Bermodalkan kecantikan dan keindahan tubuhnya, ia menjadi SPG lalu tak lama mulai memasuki dunia model. Foto-foto dirinya pernah menghiasi majalah fashion, lifestyle hingga majalah pria dewasa. Selain itu ia juga mendapat peran kecil dalam beberapa sinetron lokal. Namun, tanpa disadarinya, perlahan namun pasti ia terjerumus ke lembah nista. Kehidupan malam dan hingar bingar pesta, sepertinya memberikan keleluasaan baru dan ia bagai memperoleh jati diri di sana. Sejak itu Ayu pun dikenal sebagai model plus-plus, ia menjadi primadona di kalangan atas. Hampir semua klien-nya siap melakukan apa pun untuk berkencan dengannya. Belakangan, ia kemudian menjadi ‘simpanan’ seorang direktur sebuah bank swasta ternama di negeri ini, dengan tip dan bayaran yang sangat besar plus rumah mewah komplit segala isinya. Sang Direktur hanya datang pada waktu-waktu tertentu saja untuk menemui Ayu. Meskipun begitu, profesinya tak juga ditinggalkan, selain menjadi model ia menjadi wanita panggilan kelas atas.

    “Saya menyukai pekerjaan ini,” katanya suatu ketika, suaranya terdengar serak dan terkesan dipaksakan.
    Faried melirik melalui kaca spion, wanita cantik itu duduk santai di belakang, menyelonjorkan kaki dan menyalakan rokok. Faried tersenyum dan kembali mengalihkan pandangan ke depan. Ayu tak menjelaskan lebih jauh pernyataan yang telah dikeluarkan. Hanya kepalanya terangguk-angguk pelan menikmati lagu melankolis ‘When A Man Loves A Woman’-nya Michael Bolton yang mengalun dari radio di tape mobil Faried.

    “Omong-omong…Abang sudah punya pacar atau udah berkeluarga?” tanyanya tiba-tiba.

    Kontan Faried gelagapan dan agak kehilangan konsentrasi mengemudi.

    “Saya sih udah cerai Mbak” ia menjawab tersipu, “ya waktu masih di kampung dulu sampai sekarang yah ginilah, masih sendiri”

    Sebuah jawaban yang jujur terlontar dari mulut si sopir itu. Ayu terkekeh. Ia menghirup rokoknya dalam-dalam. Rimbun asapnya mengepul-ngepul, memenuhi kabin taksi. Faried menelan ludah.

    “Kalau Mbak Ayu sendiri bagaimana?” ia balik bertanya.

    “Abang tahu sendiri, kan? Banyak. Banyak sekali,” sahut Ayu, suaranya terdengar hambar, kedengarannya ia seperti melontarkan sebuah lelucon atau apologi? entahlah

    “Banyak memang. Tapi hampa,” Faried menanggapi dengan getir.

    Untuk beberapa saat Ayu terdiam. Ia mematikan rokoknya, lalu merenung…lama. Hanya deru mesin mobil dan getar alat air conditioner taksi terdengar. Lalu lintas di larut malam itu memang telah sepi. Sebagian lampu jalan telah dipadamkan. Faried tiba-tiba menyadari kecerobohan dan kelancanganya, maklum sebagai orang kampung ia terbiasa bicara ceplas-ceplos apa adanya.

    “Eh…maaf ya Mba,apa saya….”

    “Nggak apa-apa Bang. Itu emang benar, mereka hampa, cuma punya tubuh dan nafsu, bukan jiwa dan cinta,” Ayu bertutur dengan lirih.

    Faried menghela nafas panjang, ia merasa dadanya sesak, simpati pada nasib wanita secantik Ayu harus bernasib demikian.

    “Hidup menawarkan banyak pilihan, Mbak.”

    “Tapi saya tak punya pilihan!” sangkal Ayu dengan nada suaranya meninggi.

    “Kearifan menyikapi dengan landasan moral, itu kunci untuk memilih. Kita memang tak akan pernah tahu apakah pilihan hidup kita sudah tepat. Tapi setidaknya, kita mesti punya pegangan yang kokoh untuk menentukan ke mana kita mesti melangkah,” Faried berkata lembut berusaha menghiburnya.

    Terdengar nafas berat Ayu di belakang. Suasana terkesan kering dan kaku.Keduanya tak bercakap-cakap lagi hingga taksi Faried tiba di gerbang depan rumah yang dituju.

    Ayu hanya mengucapkan ‘Selamat malam. Sampai jumpa besok sore’.

    Faried pun pulang ke rumah kontrakannya dengan rasa bersalah yang bertumpuk, sepertinya ia telah menyinggung wanita itu dengan omongannya. Ketika selesai tugas malam itu, ia menemukan sebuah lipstick di lantai belakang taksinya.

    Keesokan harinya

    Hari itu adalah hari terakhir kontrak sewa Faried dengan Ayu. Ia menjalani rutinitas ekstranya seperti biasa, ia menjemput Ayu pada waktu dan tempat yang sama.

    “Maaf, apa ini punya Mbak? Kemarin saya nemuin di belakang” kata Faried sambil menunjukkan lipstick yang dipungutnya kemarin

    “Ohh…iya benar, makasih ya Bang, sepertinya jatuh waktu saya ngambil rokok kemarin” Ayu tersenyum berterima kasih seraya mengambil lipstick itu.

    Kekakuan komunikasi akibat ‘insiden’ semalam berangsur-angsur lenyap. Faried pun berusaha untuk lebih hati-hati berkata-kata agar menjaga perasaan Ayu.

    “Apa Mbak tidak bosan dengan rutinitas seperti ini?” ia membuka percakapan,

    “Apa Abang punya ide yang baik?” wanita cantik itu balas bertanya.

    “Yah… misalnya rutinitas yang baru. Kawin dengan lelaki yang mampu memberi nafkah cukup lahir batin–tidak sekedar limpahan materi yang semu belaka, hidup bahagia, punya anak dan menikmati kehidupan,” Faried mengucapkan kalimat tersebut sesantai mungkin tanpa beban, ia ingin mendengar pendapat Ayu mengenai hal ini.

    Sejenak Ayu terdiam. Faried kembali melirik ke belakang lewat kaca spion mobil. Wanita itu terlihat sangat cantik dengan make up tipisnya, parasnya yang memukau seperti bercahaya, dibanding para pelacur warung remang-remang atau pinggir jalan tentu ibarat bumi dan langit. Ia melepas pandang ke luar melalui kaca jendela taksi yang buram, sepertinya memikirkan sesuatu.

    “Itu angan-angan yang terlalu ideal, Bang,” jawabnya pada akhirnya.

    “Jangan melihat ini sebagai sesuatu yang naif, Mbak. Saya rasa pendapat saya cukup realistis. Gak mengada-ada. Setiap orang, baik lelaki maupun wanita, pasti pernah berpikir mengenai hal itu: Kebahagiaan hidup berkeluarga. Semuanya akan kembali pada prinsip dan keinginan orang yang bersangkutan, sepanjang ia sadar dan yakin hal itu bakal memberikan ketenteraman bagi jiwanya, hatinya dan segenap aktifitas kesehariannya,” Faried mencoba berargumen.

    “Kita punya takaran penilaian yang berbeda Bang. Tak akan bisa bertemu. Jangan terlalu banyak bermimpi. Kita hidup berada dalam kemungkinan-kemungkinan. Apa yang bakal terjadi kemudian, kita gak bisa menebak. Dan itu sering tidak persis sama seperti yang kita bayangkan,” ujar Ayu lirih dengan bibir bergetar.

    Faried menarik nafas, putus asa.

    “Apakah Mbak menganggap bahwa lakon hidup yang Mbak lakukan selama ini sama persis seperti yang Mbak bayangkan sebelumnya?”

    “Memang gak sama Bang. Bahkan sangat jauh berbeda. Saya gak pernah mengimpikan menjalani kehidupan seperti ini. Tapi, bukankah ini bagian dari kemungkinan-kemungkinan hidup? Gak berarti saya mengatakan bahwa saya menolak kehidupan berkeluarga. Saya bukan orang yang munafik lah, terus terang dalam hati saya tetap mendambakan seorang suami yang dapat menyayangi dan memanjakan saya serta anak sebagai tambatan hati. Namun, kalau saya telah menemukan ketenangan pada profesi yang saya lakoni saat ini, bagi saya bukanlah suatu pilihan yang keliru. Setiap orang memiliki cara masing-masing untuk memaknai hidupnya.”

    “Apa Mbak merasa bahagia dengan memaknai hidup dengan jalan ini?”

    “Saya gak bisa menjawabnya Bang. Abang gak akan pernah tahu ukuran dan nilai kebahagiaan bagi saya seperti apa. Begitu pula sebaliknya. Kita punya ‘nilai rasa’ yang berbeda dalam menakar kebahagiaan,” Ayu bertutur pelan dengan tidak mengalihkan pandangan ke arah luar taksi.

    Faried terdiam, ia tak bisa berkata apa-apa lagi. Ia sadar, wanita itu cukup konsisten memegang prinsipnya. Mendadak, kesedihan merambah dalam hati sopir taksi itu. Hari ini adalah hari terakhirnya bersama Ayu. Besok, Ayu akan berangkat berlibur ke Singapura dan Australia mendampingi sang direktur selama sebulan. Ia tidak tahu apakah Ayu akan menyewa ‘jasa’ nya lagi kelak atau mungkinkah mereka bisa bertemu lagi kelak. Baginya itu tidak penting. Kebersamaan dengan wanita penghibur kelas atas itu selama ini, tanpa sadar membangkitkan rasa cinta dan keinginan melindungi dalam hatinya. Wanita itu bukan hanya sekedar langganan, namun telah menjadi teman baginya. Melalui kaca spion mobil, ia melirik Ayu. Ia begitu cantik, sangat cantik, mengapa bunga yang begitu indah harus terhanyut dalam kubangan kotor? Faried membatin sekaligus nelangsa. Tak lama kemudian, mereka telah sampai ke tujuan. Faried segera mematikan mesin mobil dan pikirannya galau sepanjang menanti panggilan dari Ayu untuk mengantarnya pulang, tak terasa lima puntung rokok telah habis sampai kotak rokoknya kosong. Hujan deras mengguyur ibukota di tengah perjalanan pulang mengantarkan wanita itu. Setibanya di rumah Ayu, Faried turun dan mengeluarkan payung sebelum membuka pintu belakang dan memayungi wanita itu hingga ke gerbang.

    “Bang, masuk dulu aja, minum dulu sambil tunggu hujan reda!” tawar Ayu setelah membuka gembok.

    “Tapi Mbak…”

    “Sudahlah Bang, masuk saja, hujannya terlalu deras, mana ada yang numpang saat-saat gini?” Ayu malah menarik lengan Faried memasuki pekarangan rumahnya.

    Faried tidak bisa menolak lagi ajakan wanita itu, malah hati kecilnya merasa girang. Mereka berlari kecil ke pintu. Ayu membuka pintu dan mempersilakan sopir taksi itu masuk. Faried langsung merasakan kehangatan begitu memasuki rumah itu. Ayu memang pandai menata interior ruangan sehingga kelihatan menarik dan nyaman. Dekorasi ruangan tamunya bertema oriental, beberapa buah patung menghiasi berbagai sudut. Faried terbengong-bengong memandangi sekitar ruangan itu, entah perlu gaji berapa puluh tahun baru bisa membeli rumah seperti ini.

    “Duduk Bang!” Ayu mempersilakannya duduk di sofa “mau minum apa nih? Teh? Kopi? Juice?” tawarnya sambil ke mini bar dekat situ.

    “Kopi panas aja Mbak, makasih ya!” jawab Faried sambil menjatuhkan diri di sofa.

    Ada beberapa majalah dan surat kabar di bawah meja ruang tamu. Faried pun membuka-buka sebuah majalah sambil menunggu Ayu membuatkan minum. Di sebuah sudut ruangan nampak sebuah koper besar dan sebuah yang kecil, Ayu memang telah selesai mengepak barang-barang yang akan dibawa sehingga besok tinggal diangkut ke mobil.

    “Silakan Bang, diminum dulu kopinya” tiba-tiba Ayu sudah berada di depannya dan meletakkan segelas kopi yang masih mengepul atas meja di depanku.

    Badannya agak membungkuk, sehingga sopir taksi itu bisa melihat sekelebatan tonjolan dua bukit dadanya yang kencang dan dibalut bra hitam lewat gaun terusannya yang longgar. Sejenak dadanya berdesir dan ia merasa celananya tiba-tiba menjadi sempit.

    “Makasih ya Mbak!”

    Ayu kemudian duduk di sebelahnya cukup dekat untuk ukuran seorang sopir taksi dan penumpangnya. Keduanya mulai mengobrol dan bercerita tentang apa saja, juga saling bertukar lelucon dan mereka tertawa lepas.

    “Ini hari terakhir kita bertemu Bang! Besok saya pergi…makasih ya bantuannya selama ini” kata Ayu berkata sambil menghela nafas.

    Hingga suatu saat, Faried memberanikan diri dengan dada berdebar keras memegang jemari tangan wanita itu, ia ingin memberinya penghiburan sebelum pergi jauh dalam waktu relatif lama. Ayu agak tertegun, tapi tidak menolak.

    “Mbak…jaga diri di sana ya” kata Faried singkat.

    Ayu tersenyum, “Ya…makasih, Abang juga, semoga dapat jodoh yang baik” balasnya.

    Tiba-tiba Ayu melepaskan tangan sopir taksi itu lalu berdiri kemudian menuju kamarnya.

    “Tunggu bentar ya Bang!” katanya sambil tersenyum penuh arti, ia lalu mengambil remote TV di meja ruang tamu dan menyalakan TV di depan mereka, “nonton aja dulu ya sambil nunggu!” lalu ia masuk ke kamarnya.

    Di ruang tamu, Faried mendengar sayup-sayup suara air yang mengucur deras dari dalam kamar itu. Rupanya di dalam ada kamar mandi dalam. Tak lama kemudian, Ayu keluar dari kamarnya, kini ia sudah memakai kimono sutra berwarna biru. Sungguh cantik dan menggairahkan ia dalam balutan pakaian tersebut, belahan pahanya memperlihatkan pahanya yang indah.

    “Ayo sini Bang!” ajak Ayu sambil menggandeng tangan Faried.

    “Tapi Mbak…mau apa?” Faried gugup dengan ajakan wanita tersebut.

    Ia menurut saja walau merasa canggung karena baru pernah seorang wanita mengajaknya masuk ke kamarnya seperti ini.

    “Eeennggg….kamarnya bagus ya Mbak!” pujinya sambil menutup kegugupan, “kita mau apa Mbak?”

    Ayu hanya menjawab terima kasih, dia terus menuntun Faried hingga memasuki kamar mandinya. Di dalam kamar mandi, ia melihat air kran masih mengucur deras hampir memenuhi separuh dari bathtub. Wangi harum dari bubble bath segera memenuhi paru-paru pria itu.

    “Bang…makasih ya atas bantuannya selama ini” kata Ayu lalu tiba-tiba merangkul sambil mendorong Faried ke belakang sehingga tubuh pria itu terhimpit ke tembok, tangannya lalu meraba sekujur tubuh sopir itu, “abang orang baik, tulus, jarang saya temui orang seperti abang jaman sekarang ini, apalagi di dunia saya”

    “Eeee…apaan nih Mbak?” Faried mencoba menghindar antara mau dan tidak.

    “Anggap ini hadiah perpisahan dari saya Bang…sekaligus terima kasih untuk mengembalikan lipstik saya itu” habis berkata Ayu lalu mencium Faried dengan bernafsu sekali sambil tangannya meremas-remas selangkangan pria itu.

    Iman Faried pun dengan cepat runtuh. Ia pun membalasa mencium dan memagut bibir indah Ayu sambil tangannya meremas lembut pantatnya. Ayu mulai melepaskan satu persatu kancing seragam sopir Faried. Belaian tangan lembut wanita itu pada dadanya sungguh membangkitkan gairah si sopir taksi, kelelakiannya terasa makin keras sehingga celana panjangnya terasa semakin sesak. Tangannya agak gemetar dan mulai berani meraba dan meremas lembut bukit dada Ayu. Wanita itu melenguh dan semakin ganas dengan permainan “french kiss” nya. Sebentar saja seragam sopir itu sudah lepas dan jatuh ke lantai. Ayu melanjutkan dengan membuka celana panjang pria itu. Faried pun mulai melepaskan tali pinggang yang membalut kimono Ayu. Payudaranya yang sudah membusung dengan putingnya yang tegak telah membayang di balik kimononya, terlihat jelas ia sudah tidak memakai bra lagi.

    Ayu meraba dan meremas lembut batang kemaluan Faried yang masih dibalut celana dalamnya. Dia memainkan jemarinya dan mulai merogoh masuk celana dalam itu, menjemput batang kelelakian si sopir taksi. Dengan sekali tarik, terbukalah kimono Ayu, wanita itu lalu meloloskan tangannya sehingga kimono itu segera jatuh ke lantai. Betapa indah tubuh di baliknya yang sudah tidak memakai apa-apa lagi, kulitnya putih mulus dan begitu terawat. Kemaluannya ditumbuhi bulu-bulu yang halus dan dicukur rapi, tidak terlalu lebat, tapi juga tidak terlalu tipis. Celah kewanitaannya membayang di balik bulu-bulu tersebut. Telanjang sudah wanita cantik itu di depan Faried yang selama ini mengisi fantasinya. Bukit dadanya yang ranum dengan putingnya yang berwarna kemerahan telah menegang seolah menantang untuk mengulumnya. Perlahan, Faried mulai menyusuri bukit dadanya yang sebelah kiri dengan lidahnya. Ia memainkan lidahnya hingga ke putingnya. Ayu pun mendesis saat lidah pria itu menyentil dan mengitari putingnya, sementara tangan kiri pria itu meremas lembut dan memainkan bukit dada dan putingnya yang kanan. Ayu mendesah nikmat. Tangannya merenggut celana dalam Faried dan menurunkannya dengan cepat hingga terlepas ke lantai. Dengan ganas ia memainkan dan mengocok batang kelelakian yang telah ereksi maksimal itu.

    “Yuk…kita sambil berendam aja!” Ayu “menuntun” penis Faried menuju bathtub.

    Faried hanya bisa pasrah tidak bisa berkata-kata menikmati pelayanan Ayu. Ia merebahkan diri ke dalam bathtub dan Ayu dengan perlahan mengocok dan mengurut penisnya di antara busa-busa sabun dan air hangat. Wanita duduk di antara dua kakinya sambil masih terus mengurut dan mengocok penisku. Faried memejamkan mata menikmati setiap sensasi yang menjalari sekujur tubuhnya. Rasa geli yang nikmat ia rasakan setiap gerakan lembut tangan Ayu beraksi naik turun.

    “Eeemmmhhh…enak Mbak…!” erang Faried.

    Entah berapa lama ia menikmati permainan tangan Ayu. Lalu ia menarik bahu wanita itu dan membalikkan badannya ke arah badannya. Dipeluknya Ayu dari belakang. Kini gilirannya untuk memberikan kenikmatan buat wanita itu. Tangannya memainkan payudaranya dengan jalan meremas, meraba dan memilin-milin lembut dengan tangan kanannya. Sementara tangan kirinya juga tidak tinggal diam, memainkan paha, lipat paha dan daerah gerbang kewanitaan Ayu. Ayu mengerang, mendesis dan melenguh. Hidung dan lidah Faried menciumi dan menjilati daerah di belakang daun telinga Ayu dan sekitar tengkuknya. Jari-jari kasarnya memilin dan memencet-mencet lembut klitoris dan labia mayora wanita itu.

    “Oohhhhhh….Bang, enak Bang…terushhh…saya milikmu malam ini!” desah Ayu

    Faried sedang menciumi leher Ayu, tangannya meremas lembut payudara montok itu. Ayu yang sudah sangat berpengalaman dalam hal ini, tak mau kalah. Ia mengocok pelan penis Faried. Sopir bertampang ndeso itu pun semakin buas karena terangsang, ia memutar wajah wanita itu ke belakang lantas bibir mereka bertemu, saling pagut, saling gigit, lidah keduanya berbelitan dan air ludah mereka bercampur

    Akhirnya setelah seperempat jam, mereka pun menyudahi pemanasan yang penuh gairah itu karena kulit mereka mulai keriput disebabkan oleh terlalu lamanya kami berendam dalam air bubble bath. Ayu menciumi wajah ndeso itu dengan penuh kelembutan dan akhirnya keduanya melakukan “french kiss” lagi dengan posisi saling mendekap. Setelah puas melakukan “french kiss”, Ayu berdiri dan memutar kran shower untuk membilas tubuh mereka. Di bawah derai siraman air shower, keduanya kembali berpelukan dan melakukan “french kiss” lagi. Saling meraba, saling mengelus dan menyusuri tubuh pasangan masing-masing.

    Rupanya Ayu sudah birahi tinggi. Ia menaikkan satu kakinya ke pinggir bathtub dan menuntun penis Faried ke arah gerbang kewanitaannya.

    “Saya udah kepengen banget Bang, ayo setubuhi saya…buat saya menggelepar keenakan!” pintanya.Faried membantunya sambil tangan kirinya memilin-milin puting payudara kanannya. Ia menggeser-geserkan ujung kepala kemaluannya pada klitorisnya. Perlahan, ia mendorong masuk penisnya ke dalam liang kemaluan Ayu. Pelan.. lembut.. perlahan.. sambil terus mengulum bibir merahnya. Ayu mendekap si sopir taksi sambil mendesis di sela-sela ciuman mereka.

    Akhirnya amblaslah kira-kira tiga per empat dari panjang kemaluan Faried, dan mulai maju-mundur menggenjot vagina wanita itu. Ayu memejamkan matanya sambil terus mendesis dan melenguh. Ia memeluk pria itu semakin kencang. Faried mengayunkan pantatnya semakin cepat dengan tusukan-tusukan dalam yang ia kombinasikan dengan tusukan-tusukan dangkal. Ayu membantu dengan putaran pinggulnya, membuat batang kemaluan Faried seperti disedot dan diputar oleh liang kemaluannya. Guyuran air shower menambah erotis suasana dan nikmatnya sensasi yang mereka alami.

    Faried merasakan lubang kemaluan Ayu semakin licin dan semakin mudah baginya untuk melakukan tusukan-tusukan kenikmatan yang mereka rasakan bersama. Setelah agak lama melakukan posisi ini, Ayu menarik pantatnya sehingga batang kemaluan pria itu terlepas dari lubang kemaluannya. Kemudian ia membalikkan badannya dan agak membungkuk, menahan tubuhnya dengan berpegangan pada dinding kamar mandi. Rupanya dia ingin merasakan posisi “rear entry” atau yang lebih populer dengan istilah “doggy style”. Kemaluannya yang berwarna merah jambu sudah membuka, menantang, dan terlihat licin basah. Perlahan Faried memasukkan batang kemaluannya yang tegang kaku dan keras ke dalam lubang kemaluan Ayu.

    “Aaaahh….yahhh!” desis Ayu dengan tubuh mengejang.

    Faried mulai mengayunkan pantatnya maju-mundur, menusuk-nusuk lubang kemaluan Ayu. Ayu merapatkan kedua kakinya sehingga batang kemaluan pria itu semakin terjepit di dalam liang kemaluannya. Faried merasakan kenikmatan yang luar biasa dan sensasi yang sukar dilukiskan dengan kata-kata setiap kali ia menghujamkan kemaluannya. Tangannya meremas-remas pantat Ayu bergantian dengan remasan-remasan pada payudaranya. Sesekali, ia menggigit-gigit kecil di daerah sekitar tengkuk dan pundak wanita itu.

    Setelah cukup lama bergumul dalam posisi doggie, tiba-tiba Ayu meminta berhenti lalu membalik badannya dari posisi “rear entry” ke posisi berhadapan.

    “Nikmati aku sepuas-puasnya malam ini Bang, mungkin ini pertama dan terakhir kalinya buat kita!” katanya dengan nafas tersenggal-senggal.

    Habis berkata Ayu langsung mencium Faried dengan ganasnya sambil mencengkeram erat punggung pria itu, merapatkan tubuhnya dan meraih penisnya yang masih menegang. Faried mengangkat kaki kiri wanita itu dan mengarahkan penisnya ke liang kemaluannya. Dengan sekali dorong penis itu pun kembali memasuki liang kewanitaan Ayu yang sudah sangat berlendir itu. Setelah penisnya masuk, Faried pun menyentak-nyentaik batang kemaluannya lagi, semakin keras, semakin cepat dan bertenaga. Keduanya semakin lepas kontrol, erangan mereka sahut-menyahut berpadu dengan suara shower akibat dilanda nikmat yang luar biasa.

    “Aaaarrgghh….entot memekku, Bang…, yah…gituuuuuhh…yang keras, yang keras….oohhhh, kontol Abang enak bangettthhh!” ceracau Ayu tidak karuan

    Faried pun jadi merasa sangat perkasa dan semakin bergairah karena merasa berhasil membuat wanita itu keenakan. Maka ia semakin kuat menyodoki batang kemaluannya di dalam vagina Ayu. Seiring dengan semakin kuatnya rintihan dan erangannya. Ayu merasakan klimaksnya sudah sangat dekat.

    “Saya keluaarr Bang..! Aaagghh..!” serunya sambil memeluk Faried erat-erat.

    Ayu merasakan liang kemaluannya berdenyut-denyut seperti menghisap-hisap kemaluan Faried. Pria itu juga merasakan tubuh Ayu yang menjadi lemas setelah mengalami wanita orgasme. Namun ia masih saja memompa kemaluannya sambil menyangga tubuhnya. Mulutnya menghisap-hisap puting payudaranya, kiri-kanan sambil lidahnya berputar-putar pada ujungnya. Sesekali jari-jariku meraba dan memutar-mutar klitorisnya. Ayu seperti orang yang sedang tak sadarkan diri. Dia hanya ber-ah-uh saja sambil sesekali menciumi bibir tebal Faried. Setelah beberapa saat, mendadak dia mengejang lagi, melenguh dan mengerang,

    “Aaagghh..! Ooohh Bang…saya keluaarr lagii..!”

    Ayu engalami orgasmenya yang kedua kalinya atau istilahnya multiple orgasm. Ayu menciumi pria itu dengan ganasnya sebagai ekspresi kenikmatan orgasme yang diraihnya.

    “Mbak..tahan yah.. saya juga mau keluar sedikit lagi..” kata Faried sambil memacu pantatnya lebih cepat lagi menghujam liang kemaluan Ayu.

    Ayu hanya bisa pasrah. Akhirnya, Faried pun merasakan sebuah gelombang besar yang mencari jalan keluar. Ia mencoba untuk menahannya selama mungkin, tapi gelombang itu semakin besar dan semakin kuat, maka ia mengatur pernapasan, berkonsentrasi penuh. Tangannya yang kokoh mendekap erat tubuh Ayu.

    “Aaahhh…saya keluar Mbaaakkk!” erangnya melepas orgasme

    Faried merasakan kenikmatan yang luar biasa menjalari sekujur tubuhnya. Ada rasa hangat menyelubungi tubuhku. Kemaluannya berdenyut-denyut di dalam liang kemaluan Ayu. Perasaan yang baru pernah dirasakannya seumur hidup, bahkan dengan mantan istrinya di kampung yang lugu dan gagap seks. Ayu menjerit kecil merasakan semburan hangat memenuhi vaginanya memberinya sensasi nikmat yang luar biasa.

    “Fantastis…beneran nih Abang cuma pernah main sama mantan istri Abang dulu?” Ayu setengah tak percaya.

    “Iya sumpah Mbak, emang kenapa?” tanya pria itu keheranan.

    “Jajan juga gak pernah?” tanya Ayu lagi sambil meraih penis Faried yang masih tegang yang baru saja lepas dari himpitan vaginanya

    Faried menggeleng, menatap wajah Ayu yang semakin cantik pasca orgasme dan dalam keadaan basah di bawah siraman shower.

    “Saya percaya, orang seperti Abang gak ada bakat untuk bohong” Ayu tertawa renyah.

    Faried hanya nyengir kuda lalu mencium lembut kening wanita itu. Ketika mencuci batang kelelakiannya di bawah shower. Ayu memeluk Faried dari belakang dan membantu mencuci batang itu. Setelah selesai mandi bareng, mereka saling mengeringkan diri dengan handuk. Ketika Faried hendak mengenakan pakaiannya kembali, Ayu melarangnya dan menawarkan untuk bermalam di situ.

    “Abang capek? Malam ini nginep aja di sini…hujannya juga belum berhenti!” tawar Ayu

    “Eerrr…Mbak!” Faried menepuk pundak Ayu yang membelakanginya

    “Iya…eeemmm!”

    Saat Ayu menoleh, Faried mencuri sebuah ciuman dan dibopongnya Ayu ke arah tempat tidurnya yang berukuran queen size dengan warna serba pink. Diletakkannya tubuh telanjang Ayu perlahan di tempat tidurnya. Ia ciumi sekujur tubuhnya. Setelah puas, ia berbaring di sebelahnya, tangannya mendekap tubuh wanita itu dan mulutnya menciumi di sekitar daun telinganya sambil tangannya mengelus-elus punggungnya. Tak lama kemudian Ayu tertidur dengan senyum di bibirnya. Faried mengecup lembut bibirnya, lalu ikut tidur di sampingnya, beredekapan, telanjang di bawah selimut.

    Keesokan pagi

    Faried terbangun saat ia merasakan ada jari-jari halus meraba-raba dadanya dan ciuman di keningnya. Ayu telah lebih dahulu bangun dan dia membangunkan pria itu. Ayu mengecup bibir tebal itu perlahan dan mereka pun terlibat dalam sebuah “french kiss”. Tangan Faried mengelusi punggung putih mulus Ayu sementara Ayu mengelus-elus rambutnya.

    “Mbak…bukannya hari ini harus ke bandara? Nanti telat” kata Faried.

    “Masih ada waktu…” jawab Ayu “pesawatnya berangkat sore jam lima, kenapa gak kita habiskan bersama saja?”

    “Apa gak akan ada orang lain lagi ke sini? Kalau kita ketauan kan gak enak” Faried agak was-was kalau ketahuan ia sedang meniduri wanita simpanan orang kaya, bisa-bisa digebuki seperti di film-film.

    “Nggak…dia terlalu sibuk jam-jam segini, nanti baru nyusul di bandara” Ayu tersenyum lalu mengecup kembali bibir Faried. “pokoknya Bang…sekarang ini waktu cuma buat kita berdua, santai dan nikmati aja!”

    Ayu mulai menciumi sekujur tubuh sopir taksi itu, menjilati dadanya dan menggelitiki putingnya dengan lidahnya. Tangannya menjalari sekujur tubuhnya dan meraba-raba batang kelelakian Faried, memainkannya, mengelus dan mengurutnya sehingga penis itu pun bangun dari tidurnya. Ayu tersenyum. Perlahan, disusurinya perut, pusar dan pinggangku dengan lidahnya.

    “Eeemmhh…Mbak!” desah Faried yang merasakan geli-geli nikmat yang membuatnya merinding. Ia mengusap-usap kepala Ayu dengan penuh kelembutan. Disisirnya rambut wanita itu dengan jari-jarinya dan sesekali diraba-raba tengkuk dan balik telinganya.

    Perlahan jilatan lidah Ayu semakin turun ke arah selangkangan Faried. Dengan jemari tangan kirinya yang halus, ia menggenggam penis Faried, mendongakkannya, dan dia mulai menjilati daerah pangkalnya. Disusurinya penis itu dengan lidahnya hingga ke ujungnya yang bersunat. Ia memutar-mutar ujung lidahnya ke arah lubang dan sekitarnya pada ujung batang penis pria itu. Ia memang profesional dalam membuat Faried merasa seperti melayang.

    Dari ujung penis itu, Ayu kembali menyusurinya hingga ke bawah, menjilat-jilat buah pelirnya, sesekali mengecup dan agak menghisapnya. Rasa aneh antara sakit, geli, dan enak membuat Faried menggeliat-geliat.

    “Enakkhh…Mbak…geli…uuhh” desah Faried sambil meremasi rambut Ayu.

    Ayu memandang pria itu dengan pandangan mata yang menggemaskan

    “Sungguh bidadari sejati.. betapa cantiknya kamu Ayu!” kata Faried dalam hatinya

    Tiba-tiba Ayu berhenti melakukan oral seksnya. Dia mendekati wajah Faried. Menciumnya dengan mesra dan lembut bibir tebal pria itu. Kemudian ia membalikkan badannya dan membelakangiku, seperti posisi “69”. Ia memegangi penis Faried dan mulai menghisap, mengulum dan menjilatinya.

    Kembali rasa geli dan nikmat mendera pria itu. Ia mencium wangi harum yang khas dari gerbang kewanitaan Ayu yang terpampang menantang di depan wajahnya. Gerbangnya sudah mulai terbuka, berwarna merah muda dengan dihiasi bulu-bulu halus dan dicukur rapi. Penisnya berdenyut-denyut di antara hisapan dan geseran lidah wanita itu. Ia memegangi dan mengelus pantat Ayu dengan kedua tangannya. Ia arahkan gerbang kewanitaannya ke arah mulutnya. Dijilatinya bibir vagina itu dan daerah sekitarnya. Ayu mengerang di antara hisapan-hisapannya pada batang kemaluan Faried. Vagina itu mulai licin dan basah, serta terus menebarkan aroma yang khas harum karena rajin dirawat.

    Faried mendapati sebuah tonjolan kecil di antara belahan gerbang kewanitaannya, dijilatinya benda itu. Ayu pun mengerang dan mendesis, sejenak melepaskan batang kelelakian itu dari mulutnya. Faried menjilat dengan lembut dan sesekali lidahnya menggeser-geser tonjolan kecil yang ada di belahan gerbang kewanitaan Ayu. Ayu mendongakkan kepalanya dan mendesis-desis kenikmatan sambil menggoyang-goyangkan pantatnya.

    “Oooh Bang… kok jilatannya enak bangethhh!” kata Ayu di antara erangannya.

    Ayu mengurut dan mengocok penis itu makin cepat sambil mulutnya menghisap ujungnya. Kedua tangan Faried tidak tinggal diam saat lidahnya beraktivitas. Terkadang jari-jari tangannya menggaruk mesra punggung Ayu dengan lembut, atau meraba, mengusap dan memainkan payudaranya yang menggantung menantang di atas perutnya.

    Setelah beberapa lama saling menjilat, menghisap dan menikmati permainan ini, Ayu beranjak dari posisinya.

    “Bang…sekarang yah!” katanya sambil memegang penis yang tegang tegak kaku menghadap langit-langit.

    Ayu mengangkangi Faried sambil memunggunginya. Ia mengarahkan batang kelelakian itu ke gerbang kewanitaannya. Faried menggeser-geserkan ujung penisnya pada tonjolan kecil di antara belahan gerbang kewanitaannya untuk membantu penisnya masuk. Ayu memejamkan matanya sambil mendesah saat penis pria itu memasuki liang kemaluannya yang sudah licin basah. Pelan.. lembut.. Ayu perlahan menurunkan pantatnya, membuat penis itu masuk semakin dalam. Terus turun hingga akhirnya mentok dan menyisakan kira-kira seperempat dari panjang penis pria itu.

    Ayu agak terpekik saat ujung penis itu menyentuh dinding rahimnya. Kemudian Ayu mulai menggoyangkan pantatnya naik-turun-naik-turun. Pada mulanya perlahan hingga beberapa gerakan, akhirnya Ayu semakin cepat. Mereka menikmati sensasi yang luar biasa saat kedua alat kelamin keduanya menyatu dan saling bergesekan. Ayu berulang kali mendesah, melenguh, mendesis, meracaukan kata-kata yang tak jelas. Faried juga menikmatinya dengan pikiran yang melayang meresapi rasa geli dan nikmat yang menjalari sekujur tubuhnya.

    Beberapa menit kemudian, Faried mengangkat badannya sekitar 45 derajat dan bersandar pada kepala tempat tidur Ayu. Ayu sambil membelakangi bertumpu pada perut pria itu dan terus mengayuh tubuhnya naik-turun pada selangkangan pria itu divariasikan dengan memutar-mutar pinggulnya.

    “Aaaghh.. Mmmbbakkk..” teriak Faried sambil memegangi pinggangnya yang ramping dan putih mulus karena penisnya serasa dipelintir ketika Ayu meliuk-liukkan tubuhnya.

    Ia meraih tubuh Ayu dari belakang. Ia remas-remas lembut kedua payudaranya yang terasa keras tapi kenyal. Putingnya ia pilin-pilin dengan mesra. Ayu menghentikan sejenak ayunan pantatnya. Dia mendesah, mendesis. Faried merasakan batang kemaluannya dan liang kemaluan Ayu sama-sama berdenyut-denyut. Diciuminya tengkuk wanita itu, sesekali digigit-gigit ringan tengkuk, bahu kanannya, dan belakang telinganya.

    “Putar sini Mbak!” pinta Faried pada Ayu untuk membalikkan posisinya.

    Wanita itu berbalik tanpa melepaskan batang kemaluan Faried dari liang kemaluannya. Batang kemaluan itu pun serasa ada yang memuntirnya. Sekarang keduanya berhadapan. Mereka saling memeluk, saling meraba. Faried mereasakan penisnya masih berdenyut-denyut di dalam liang kemaluan Ayu yang juga terasa berdenyut-denyut seperti menghisap batang kemaluan itu. Mereka berpagutan, saling menggigit, menghisap dan mengulum. Tangan dan jemari Faried dengan lincahnya bergerak di sekujur badan Ayu, membuat wanita itu kegelian dan merinding. Sekitar setengah jam dalam posisi demikian, akhirnya Faried merasakan ada sensasi luar biasa yang membuat tubuhnya serasa mau meledak. Ia mengerang dan mengatur napasnya. Rasanya ada gelombang besar dari pinggangnya yang hendak mencari jalan keluar melalui batang kemaluannya.

    “Mbak Ayu sayang…saya hampir keluar sedikit lagi..” kata Faried terengah-engah.

    “Barengan ya Bang!” jawab Ayu lalu memagut bibir tebal pria itu

    Faried pun balas menciumnya. Mereka sama-sama diam dalam posisi berciuman sambil terus memacu tubuh. Faried merasakan seperti ada aliran listrik mulai merayapi sekujur tubuhnya. Sekujur tubuhnya terasa hangat, begitu juga dengan tubuh Ayu. Sambil terus bermain lidah, mereka menikmati sensasi yang luar biasa itu.

    “Aaaaahhhhh….!!” erang Faried melepas ciuman

    “Iyaahhhh….teruusss…..teruussshhh!!”Ayu juga merasakan hal yang sama

    Faried merasa seperti melayang ke langit. Senyap, pandangan matanya berkunang-kunang walaupun memejamkan matanya. Rasa nikmat yang aneh disertai oleh rambatan sensasi menjalari setiap bagian tubuh mereka. Mereka mengejang hingga akhirnya merasakan suatu yang sangat melegakan. Nikmat…cahaya terang yang membuat berkunang-kunang itu berubah menjadi kegelapan. Ia rubuh menindih tubuh Ayu, mereka terdiam dengan nafas naik turun. Ayu menatap wajah ndeso si sopir taksi, dia tersenyum penuh arti dan kemudian mencium keningnya. Faried balas memagut kecil dagu Ayu. Tak lama, Ayu mendorong tubuh pria itu hingga berbaring saling bersebelahan.

    “Istirahat dulu yuk, abis ini kita makan!” kata Ayu lalu mengajak Faried kembali ke balik selimut. Mereka berpelukan sambil masih dalam kondisi sama-sama telanjang bulat.

    Sore harinya

    Satu hal yang mengganjal di hati Faried sejak peristiwa semalam dan tadi pagi, ia ingin mengungkapkan perasaannya pada Ayu namun belum ada keberanian untuk itu. Faried memang pria yang tulus, namun pengetahuannya tentang wanita terbilang minim. Kepada mantan istrinya dulu saja ia tidak pernah mengatakan ‘saya cinta kamu’ karena memang mereka dijodohkan. Pasangan yang ketika itu masih sangat hijautidak pernah merasakan saat-saat romantis hingga akhirnya perceraian mereka. Sepanjang perjalanan ke bandara ia tidak ada kesempatan untuk itu karena Ayu sibuk bicara melalui ponselnya, yang pertama dengan seorang teman, yang kedua dengan si direktur.

    yang membakar api cemburu dalam hati Faried. Ketika taksi yang dikemudikannya akhirnya tiba di bandara, Faried turun duluan dan menurunkan barang bawaan Ayu dari bagasi, saat itu Ayu masih berbicara di ponselnya. Ini adalah saat terakhir, juga mumpung antrian kendaraan di gerbang keberangkatan tidak terlalu padat, maka Faried pun membulatkan tekadnya, ia masuk ke jok kemudi. Ayu baru saja hendak membuka handle pintu belakang ketika sopir taksi itu akhirnya berseru.

    “Ayu, tunggu!” pertama kali ia memanggil wanita itu dengan namanya.

    Ia mengurungkan niatnya dan memandang nya. Matanya bertanya. Dada pria itu berdegup kencang.

    “Saya mencintai kamu, Ayu,” Faried mengungkapkan perasaan itu dengan tenggorokan tercekat.

    Ayu menatap tak percaya. Faried segera meraih tangannya, meraba jemarinya yang halus, mengalirkan keyakinan. Mata mereka saling bertatapan tanpa berkata-kata, hening selama beberapa saat

    “Hentikan semua ini, Ayu. Kamu seharusnya hidup lebih layak, terhormat dan bernilai. Apa yang kamu lakukan selama ini hanya akan membuat hidupmu didera kesalahan dan dosa. Hiduplah dengan saya. Kita kawin. Saya berjanji akan membahagiakan kamu.”

    Ayu menggigit bibir. Ia tampaknya memikirkan sesuatu. Faried berharap-harap cemas dalam hatinya, ia menggigit bibir bawahnya dan jantungnya berdebar kencang sekali, inilah pertama kalinya dalam hidup ia terus terang mengungkapkan cinta pada seorang wanita. Ia sudah menabah-nabahkan hati untuk siap menerima kemungkinan terburuk. Matanya memandang Ayu dengan tajam dan penuh harap.

    Ayu akhirnya tersenyum, ia mempererat genggaman tangan si sopir taksi. Tatapan matanya seperti menyiratkan sesuatu. Sesuatu yang sangat misterius sebelum akhirnya berkata,

    “Baiklah Bang….” ia berhenti sesaat, “saya memang harus menentukan pilihan, pada akhirnya. tapi kita hidup dalam dunia yang berbeda. Bang, Abang tak akan bisa memahami saya, seperti saya pun tak bisa memahami Abang. Terima kasih atas ketulusan tawaran Abang. Saya menghargainya. Biarkan saya memilih dan melewati jalan yang menurut saya terbaik. Abang orang baik, terus terang, saya suka Abang, seandainya takdir mempertemukan kita lebih awal atau di tempat yang lain dari sekarang, kita mungkin bisa bersatu. Saya doakan Abang kelak mendapat jodoh yang baik…jauh lebih baik dan suci, tidak seperti wanita di depanmu ini. Maafkan saya…selamat tinggal!” Ayu mengucapkannya dengan bibir bergetar, pelupuk matanya basah, namun ia menyekanya cepat-cepat, lalu membuka handle pintu tergesa-gesa dan pergi. Faried tak bisa mencegahnya lagi.

    Ia hanya sempat memandangi punggungnya serta gaunnya yang berkibar ditiup angin berjalan memasuki bandara ke gerbang keberangkatan, untuk terakhir kali tanpa menoleh ke belakang, dengan pandangan kosong. Terasa ada yang hilang dalam dirinya, bak istana pasir yang diterpa ombak dan lenyap seketika, sesuatu yang tak dapat ia ungkapkan bagaimana adanya. Dua puluh menit Faried termenung di taksinya di luar bandara, matanya kosong menatap langit biru. Sebagian dirinya serasa hilang bersama wanita itu. Tiga batang rokok telah dihabiskannya sejak Ayu meninggalkannya tadi.

    “Faried…ayo kamu bisa! Dunia belumlah kiamat, kehidupan terus berjalan! Bangkit!! Bangkit!! Jangan harap Bapak akan menemui kamu di akhirat nanti kalau kamu sampai bunuh diri gara-gara patah hati! Bangkit…bangkit…bangg…bangg” Faried sekonyong-konyong mendapat seruan itu dalam lamunannya, almarhum ayahnya seperti sedang menyemangatinya

    “Bang….bang…narik ga nih?” tiba-tiba saja sebuah suara dari sebelah menyadarkannya, rupanya ia setengah tertidur di tengah lamunannya.

    “Ooohh….iya…iya Pak, narik lah…ayo silakan masuk!” ia membukakan pintu belakang untuk pria berumur empat puluhan itu, “kemana nih Pak?”

    “Sudirman, cuma lagi ada demo deket situ…bisa ga Bang? Saya buru-buru nih, daritadi udah dua sopir nolak!” jawab pria yang menenteng tas laptop itu.

    “Beres Pak…saya coba lewat jalan tikus, moga-moga keburu!” sahut Faried lalu segera tancap gas dari situ,

    “Ayo Faried, kamu bisa, semangat!!” ia kembali menyemangati dirinya, ia harus tegar seperti apa yang selalu ayahnya ajarkan sejak kecil.

    Delapan tahun kemudian
    Foodcourt sebuah mall

    “Oke..oke…, kamu urus saja, yang ginian gak usah pakai lapor, belajar lah memutuskan sendiri!” Faried berbicara lewat ponsel dengan seseorang, “pokoknya pastikan jangan sampai terlambat, ketepatan waktu yang bikin perusahaan kita dipercaya orang, ngerti?!”

    “Baik Pak…saya usahakan sebaik mungkin, Bapak tenang aja, nanti saya kabari lagi” jawab suara di seberang sana.

    “Gitu dong….oke ditunggu kabar baiknya, sampai nanti ya!” ia menuntup pembicaraan lalu melanjutkan makannya yang tinggal sedikit lagi.

    Faried yang sekarang sudah berbeda dari Faried yang dulu, rambutnya kini telah dicukur cepak dan rapi, sebagian kecil nampak telah beruban, di atas bibirnya yang tebal itu telah tumbuh kumis tipis. Soal level kegantengan yang di bawah rata-rata sih memang tidak terlalu mengalami kemajuan, tapi kini ia terlihat lebih dewasa. Pakaian yang melekat di tubuhnya bukan lagi seragam sopir taksi seperti dulu, melainkan sebuah kaos berkerah merek ternama dan ponsel yang dipakainya bukan lagi barang seken atau murahan lagi, melainkan keluaran terbaru yang masih mulus. Hasil kerja keras, pengalaman dan tabungannya selama ini telah mengubah nasibnya, kini ia telah memiliki sebuah perusahaan travel yang sangat berkembang, bahkan telah membuka cabang di kota lain. Ia baru saja menyeruput minumannya ketika sesuatu tiba-tiba membentur sepatunya. Ia melongok ke bawah meja dan menemukan sebuah mobil-mobilan. Seorang bocah laki-laki mengejar dari belakang dan hendak mengambil mobil itu.

    “Michael…Mom said don’t play it here…now you see!” sahut seorang wanita

    Faried memungut mainan itu dan memberikannya kembali pada si bocah berparas blasteran bule itu.

    “Thank you sir!” kata si anak.

    “Maaf ya Pak…come say sorry to uncle!” kata wanita itu, “Hah….kamu!”

    Faried juga tertegun begitu melihat ibu dari anak itu, mereka saling tatap selama beberapa saat seperti tidak percaya pengelihatan masing-masing.

    “Faried? Bang Faried?” wanita itu membuka suara duluan.

    “Iya…Ayu kan?” yang dijawab wanita itu dengan anggukan kepala.

    Tidak banyak yang berubah pada wanita itu, ia tetap cantik dan tubuhnya masih langsing walau telah memiliki anak. Rambutnya kini agak bergelombang dan disepuh kecoklatan. Pakaian yang dikenakannya serta wajahnya dengan make up tipis membuat penampilannya jadi keibuan.

    “Eeemmm…sudah lama ga jumpa ya…gimana kabarnya sekarang?” sapa Faried yang merasa senang kembali bertemu dengan wanita itu, ia sangat penasaran dengan kabarnya selama tujuh tahun ini yang tidak pernah kedengaran lagi, “ayo duduk dulu!”

    Ayu duduk di depan Faried dan keduanya saling berpandangan dengan gembira.

    “Kelihatannya banyak yang sudah berubah” kata Ayu melihat penampilan pria yang dulu menjadi sopir langganannya itu yang juga pernah menghabiskan semalam penuh gairah bersamanya.

    “Ya…banyak, sangat banyak, kehidupan ini memang dramatis” jawab Faried “kamu di mana saja selama ini? Pulang kampung?”

    “Bukan…jauh…jauh sekali, benar kata Abang kehidupan itu dramatis, selain itu juga penuh misteri”

    Ayu kini telah menikah dengan seorang bule Inggris. Setahun setelah perpisahan mereka di bandara, ia berhenti menjadi wanita simpanan si direktur yang mulai berpindah ke lain hati. Di tengah kesepiannya, ia berkenalan dengan ekspatriat asal Inggris, hubungan mereka makin serius. Pria itu ternyata tulus mencintai Ayu tanpa memandang masa lalunya yang kelam, ia sendiri seorang duda tanpa anak. Hubungan mereka pun berlanjut ke pernikahan dan pria itu memboyong Ayu ke negaranya. Demikian pula Faried yang kini telah sukses, ia sudah menikah empat tahun yang lalu dan memiliki seorang putri berusia tiga tahun. Mereka berbagi cerita sambil tertawa-tawa, sesekali Ayu memperingatkan anaknya yang asyik dengan mainannya agar tidak jauh-jauh darinya.

    “Akhirnya, hari ini saya benar-benar lega” kata Faried,

    “rasa penasaran selama ini selesai sudah dan kamu menemukan kebahagiaan kamu, seperti yang dulu kita obrolin di taksi, ingat?”

    “Ya…doa saya agar Abang mendapat jodoh yang baik pun sudah terjawab. Tuhan memang kadang terlalu baik pada umatnya Bang, saya tidak pernah bermimpi wanita seperti saya akhirnya bisa menjadi ibu dan istri seperti sekarang ini, bagi wanita seperti saya, ini lebih dari yang saya harapkan” mata Ayu nampak berkaca-kaca, nampaknya ia antara sedih dan gembira membandingkan dirinya dulu dan sekarang.

    “Satu misteri kehidupan yang saya akhirnya singkap hari ini, kadang memang ada dua orang saling mencintai tapi tidak ditakdirkan untuk bersatu, seperti ada jurang yang dalam yang memisahkan mereka, namun pada akhirnya mereka akan menemukan kebahagiaannya di jalannya masing-masing dan bersama pasangannya yang lain yang berada di satu tebing dengan mereka” Faried berfilsafat.

    “…..dan kebahagiaan mereka pun bertambah ketika melihat cinta lamanya di seberang jurang itu akhirnya berbahagia walau bersama orang lain” Ayu menyambung lalu mereka hening, saling tatap selama kira-kira sepuluh detik sementara Michael asyik membuka tutup pintu mobil-mobilannya.

    “Ahahha…abang ambil kuliah filsafat ya setelah saya pergi?” Ayu tiba-tiba tertawa renyah sambil menangkap mobil-mobilan yang diluncurkan anaknya padanya di meja.

    “Hehe…sopir taksi kaya saya umur waktu itu udah kepala tiga mana sempat kuliah lagi, filsafat itu kadang keluar dari pengalaman hidup kita kok Lin, kan para filsuf sama nabi juga mendapatkannya dari pengalaman hidup dan lingkungan mereka dulu, cuma mereka lebih pandai merenungkan dan mengutarakan pada orang banyak”

    “Tuh…kan berfilsafat lagi…hihihi….!” mereka saling tertawa lepas, lega setelah beban di hati masing-masing akhirnya terangkat.

    Tiba-tiba BB Ayu berbunyi dan ia permisi untuk mengangkatnya.

    “Ok baby…we’ll meet you soon!” kata Ayu lalu menuntup pembicaraan

    “Papanya…udah nunggu di depan ngejemput!” kata Ayu, “Oke Bang…kita sudah harus berpisah lagi, tapi kali ini perpisahan yang melegakan, ya kan?” wanita itu lalu bangkit dan berpamitan pada Faried, “Michael, say goodbye to uncle!” katanya pada buah hatinya.

    “Eeeii…Ma…udah selesai salonnya?” Faried tiba-tiba melambai ke arah belakang Ayu pada seorang wanita lain yang menghampiri mereka, “ini istri saya, Anita!” ia memperkenalkan wanita itu pada Ayu, “Ini Ayu…langganan taksi dulu waktu narik hehehe….”

    “Ya udahlah, rapiin rambut aja ngapain pake lama?” jawab wanita itu lalu beralih menyapa Ayu dan anaknya, “Hai….”

    Anita dengan senyum ramah menjabat tangan Ayu dan juga membelai anak itu, gemas akan wajah indo-nya yang imut-imut. Secara fisik memang Anita kalah dibanding Ayu, kulitnya tidak terlalu putih dan agak gemuk, apalagi kini sedang hamil empat bulan. Namun, wanita inilah yang banyak membantu Faried mencapai sukses, ia adalah pedagang kecil di pasar yang adalah tetangga di dekat kontrakan Faried. Seorang wanita yang rajin dan ulet, sudah terbiasa kerja keras membantu perekonomian keluarga dengan berjualan kue di rumahnya dan secara online, belakangan ia mulai membuat kuenya sendiri.

    Anita dan keluarganya juga cocok dengan Faried yang jujur dan pekerja keras, hubungan mereka semakin dalam terutama setelah Faried berpisah dari Ayu dulu hingga akhirnya mereka menikah dan mempunyai anak. Dari seluruh keuntungan usaha jualan kue keringnya lah Anita membantu Faried mendirikan usahanya sendiri hingga akhirnya sukses setelah melalui jalan yang cukup terjal dan berliku. Mereka pun akhirnya berpisah setelah ngobrol basa-basi sebentar.

    “Ayo Pa, kalau telat, nanti kasian Lina nunggu sendirian di sekolah, udah mau jamnya nih!” kata Anita mengajak suaminya untuk segera meninggalkan mall itu.

    “Oke Ma, yukk!!” Faried menggandeng tangan istrinya dan mempercepat langkah.

    “Omong-omong Papa punya langganan cantik juga ya…pantes Papa betah lama-lama jadi sopir taksi dulu hehehe” canda Anita sambil tetap berjalan.

    Faried hanya tertawa nyengir, hatinya tenang kini, ia dan Ayu telah menemukan kebahagiaannya masing-masing. Segala sesuatu memang ada waktunya masing-masing, manusia hanya perlu berusaha sebaik-baiknya, kelak karma dan darma akan datang pada saatnya kelak.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Virginku Telahku Lepas Pada Orang Yang Telah Membuatku Bahagia

    Cerita Sex Virginku Telahku Lepas Pada Orang Yang Telah Membuatku Bahagia


    692 views

    Perawanku – Cerita Sex Virginku Telahku Lepas Pada Orang Yang Telah Membuatku Bahagia, Namaku Rahayu,temen-temenku biasa memanggilku ayu, masih duduk di kelas 2 SMU. Boleh di bilang aku sedang melewati masa puber, yang kata orang-orang masa pendawasaan.aku orangnya gak tinggi bahkan terkesan ndut, melar ke samping gak ke atas (kayak iklan deh). Sebenarnya aku minder dengan tubuh seperti ini, aku sering merasa iri jika melihat tubuh temen-temenku, saat kita ganti pakaian. mereka dengan tenang dan PD ganti baju tanpa harus minder seperti aku, sedang aku malu banget. Karena itu biasanya kalau ganti pakaian aku sering di kamar mandi dan bukannya di tempat ganti pakaian seperti yang laen. Dibandingkan dengan temen yang laen, badanku jauh banget badan ndut, payudara besar, pokong juga besar, kata temen-temen seperti emak-emak yang abis melahirkan. tapi ya sudah deh aku trima aja, namanya juga pemberian Tuhan, pasti suatu saat ada hikmahnya.

    Hari ini jam olah raga, “haduuuuuh…. (kataku dalam hati)” ini saat yang membuat aku minder dan malu. Seperti biasa aku tunggu temen-temenku masuk ruang ganti, setelah semuanya masuk aku cepet-cepet keluar kelas dan menyelinap ke kamar mandi. Ok, saatnya olah raga..pemanasan…gerakan-gerakan pemanasan bikin ubuh ndutku tambah menonjol, mulai membusungkan dada, trus jongkok trus berdiri lagi membuat semua tubuhku bergerak-gerak dan semua mata temen-temenku melihat ke arahku sambil mereka bilang “mak ati-ati ntar bayinya keguguran” hiii… tambah malu nih. tp akhirnya 1 jam sudah kulewati, “hah akhirnya” kataku.

    Hari ini aku pulang sekolah capek banget, maka cepat-cepat aku pulang. kalau sore gini orang tuaku belum pada pulang, karena biasanya mereka baru pulang setelah magrib. aku hempaskan tubuhku di kasurku “huh lega banget..” tak lama berbaring tiba-tiba bel rumahku berbunyi, aku bangun tergopoh-gopoh membuka pintu cos biasanya gak ada tamu kalau jam segeni.

    Segera aku buka pintu, dan ternyata tamu itu adalah Ari, temen sekelasku. orangnya cupu, pakai kacamata dan sering menyendiri. aku kaget dan cuman melongo aja memandanginya yang datang tak di undang. sesaat kemudian aku tersadar dan mulai membuka pembicaraan “ada apa Ari tumben?” kataku. lalu dengan terbata-batu di jawab “ehh..anu..ehh..ini dompet kamu terjatuh, ini punyakamu kan?” kata Ari. “OOOhhh..iya Ari makasih ya, untung ada kamu, yok masuk dulu” kataku, kemudian kamipun masuk keruang tamu. “Bentar ya Ar, aku buatin minum” kataku, “oh iya makasih Yu. lalu aku masuk kedalam untuk buatin minum, setelah selesai minum kami mulai ngobrol-ngobrol, tp satu hal, ada yang aneh dari Ari cos gak biasanya dia gak mau ngobrol banyak ma orang, tapi ternyata Ari sebenarnya enak juga di ajak ngobrol dan ngerasa buat aku nyaman banget. “ehh..Yu..maaf ya i cuman mau bilang..ehh” kata Ari, “mau bilang apa?” jawabku cepat, “eh itu..maaf itu ada yang kebuka” kata Ari. OMG ternyata di kasih tau aku kalau beberapa kancing bajuku terbuka, sehingga dadaku yang besar nyaris kelihatan. Dengan malu cepat-cepat aku kancing bajuku, sedang Ari hanya tersipu-sipu saja melihatku. Sesaat kemudian aku mulai mengalihkan perhatian, aku bercerita (sebenarnya Curhat sih) tentang diriku kalau di sekolah tentang minderku sama temen-temen yang laen. Ari mendengar dengan serius semua ceritaku, sehingga aku merasa nyaman dan diperhatikan, tak terasa air mataku mengalir karena sedih. Aku pun tak sadar aku sudah menangis di pelukan Ari, meski badanku ndut tp dia bs merangkul seluruh tubuhku sehingga aku makin terbuai dan merasa tenang.

    Sesaat kemudian kami berpandangan, jari-jarinya mulai mungusap air mataku dengan lembut, pelan-pelan Ari mengusap mata dan pipiku yang basah, akupun terbuai, aku merasa hidup,aku merasa ada. Setelah mengusap air mataku dia memeluk kepalaku di pundaknya, kemudian dia berbisik halus dan berkata “aku tau perasaanmu, karena akupun seperti itu, biarkan aku jadi orang yang akan selalu menemani sedihmu, maukan?”. uuuuhh..rasanya melayang baru kali ini ada cowok yang berkata seperti itu kepadaku, meski orangnya cupu, gak keren tp dia baik banget, aku bahagia mendengarnya. Aripun memelukku lebih erat dan aku sangat menikmatinya.

    Cerita Sex Virginku Telahku Lepas Pada Orang Yang Telah Membuatku Bahagia

    Cerita Sex Virginku Telahku Lepas Pada Orang Yang Telah Membuatku Bahagia

    Aku didekapnya, erat banget. sehingga tubuhku yang subur ini menempel semua di dadanya, Payudarakupun terasa meluber didadanya. tak terasa ada getaran di tubuh Ari, perutku merasakan sesuatu yang mengganjal saat kami berpelukan. oh ternyata batang Ari menegang,terasa besar. pikiranku mulai dipenuhi bayangan. Ari mulai merenggangkan pelukannya, kemudian memandangi wajahku, dia elus wajahku dengan lembut,trus ke leherku, dan…dia berhenti saat jarinya akan menyentuh payudaraku. entah setan apa yg lewat akupun berkata pada Ari “Ar..aku mau seperti yang laen, aku ingin merasakan seperti yang laen,tolong bikin aku seperti yang laen ar” kataku. “Sebenarnya, aku juga seperti kamu, kita sama, kta punya kesedihan yang sama..ehhhh..boleh aku..eehh” kata Ari. akupun hanya mengangguk tanda setuju, Ari pun mulai membuka kancing baju ku satu persatu dengan lembut. Ari melepas baju seragamku yang masih menempel dengan halus, kemudia dia kecup pundak dengan mesra aku terpejam menikmatinya. Leherku di kecupnya pelan, kemudia pipiku yang cempluk digigitnya dengan halus, aku pun merasa melayang. Tangan Ari aku bimbing menuju Payudaraku yang besar, aku taruh di ujung dadaku, kemudian Ari mulai meremas payudaraku yang masih terbungkus BH…Uhhhh Ar…Ari mulai menarik tali BHku turun lalu dengan halus dia membelai satu payudaraku, dia memainkan jari-jarinya di putingku aku hanya diam dan terpejam melayang. Karena sudah tak sabar dengan cumbuan Ari aku buka kancing BH ku, tanpa malu lagi aku tarik wajah ari aku benamkan di antara SUSUku, aku geser-geser ke wajahnya aku dekap kepalanya lebih dalam..”ayo Ar gigit Ar” pintaku. Sessat kemudian dia menjilat puntingku, “uuuhhhAr..Ayo gigit ar yang kenceng..jangan brenti”semakin aku menjadi-jadi.

    Sambil aku dekap kepalanya, aku buka celana sekolah Ari cepat…aku plorot dengan buas..oohh..ternyata Ari tidak memakai celana dalam..langsung aja aku kocok2 dengan tanganku, sementara ari masih menggigit-gigit payudaraku dengan nafsu. Aku ludain jariku kemudian aku kocoknya jari2ku ke batang Ari dengan cepat, Ari pun menggelinjang “UUhhh..Yu…uuhh..aku dah mau keluar..uuhhh”. “Ayo ar keluarin” pintaku. akupun mendorong tubuh ari agak kebelakang dan langsung aku lumat batangnya, aku masukkan batangnya pek tenggorokan lalu aku biarkan didlam mulutku, karena aku ingin meminumnya. Sesaat kemudian, ari memeras Susuku dengan keras dan Ari menggelinjang..dan keluarlah Air mani itu di mulutku. “Ahhhhhhhh..yuuuuuuuu”, setelah mulutku penuh dengan maninya aku lepaskan batangnya dari mulutku, dan akupun memperlihatkan air mani dalam mulutku ke Ari, trus dengan mulut penuh mani aku cium bibir Ari dalam-dalam, kamipun menikmati Air mani itu bersama-sama sampai habis. “uh nikmatnya..” kata kami hampir bersamaan.

    Kamipun tersenyum,aku bilang ke Ari “Ar makasih ya, udah bikin aku bahagia, dan makasih karena kamu bisa menahan diri hingga aku tidak kehilangan perawanku”. Ari pun berbisik kepadaku dan berkata “Perawanmu aku aku ambil nanti,setelah kamu aku nikahi”. ooo betapa terkejutnya aku mendengar kata itu. dan saat itu juga kami jadian meski tidak ada orang yang tau, beberapa tahun kemudian ketika kami sudah dewasa, Ari membuktikan kata-katanya. kamipun menikah dan hidup bahagia, Virginku telah aku lepas pada orang yang telah membuatku bahagia.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Menguji Kesetiaan Wanita Dari Godaan

    Cerita Sex Menguji Kesetiaan Wanita Dari Godaan


    624 views

    Perawanku – Cerita Sex Menguji Kesetiaan Wanita Dari Godaan, Awalnya aku tak terlalu tertarik dengan pasangan suami-istri muda yang baru tinggal di samping rumahku itu. Suaminya yang bernama Bram, berusia sekitar 32 tahun, merupakan seorang pria dengan wajah tirus dan dingin. Sangat mahal senyum.

    Sedang istrinya, seorang wanita 23 tahun, bertubuh sintal yang memiliki sepasang mata membola cantik, raut wajah khas wanita Jawa. Tak beda jauh dengan suaminya, dia juga terlihat kaku dan tertutup. Tapi watak itu, agaknya lebih disebabkan oleh sikap pendiam dan pemalunya.

    Maryati Sehari-harinya, dia selalu mengenakan pakaian kebaya. Latar belakang kehidupan pedesaan wanita berambut ikal panjang ini, terlihat masih cukup kental, Jakarta tak membuatnya berubah. Aku hanya sempat bicara dan bertemu lebih dekat dengan pasangan ini, dihari pertama mereka pindah.

    Saat mengangkat barang-barangnya, aku kebetulan baru pulang dari jogging dan lewat di depan pintu pagar halaman rumah yang mereka kontrak. Setelah itu, aku tak pernah lagi kontak dengan keduanya. Aku juga tak merasa perlu untuk mengurusi mereka.

    Perasaan dan pikiranku mulai berubah, khususnya terhadap si Istri yang bernama Maryati, ketika suatu pagi bangun dari tidur aku duduk di balik jendela. Dari arah sana, secara kebetulan, juga melalui jendela kamarnya, aku menyaksikan si Istri sedang melayani suaminya dengan sangat telaten dan penuh kasih.

    Mulai menemani makan, mengenakan pakaian, memasang kaos kaki, sepatu, membetulkan letak baju, sampai ketika mencium suaminya yang sedang bersiap-siap untuk turun kerja, semua itu kusaksikan dengan jelas. Aku punya kesimpulan wanita lumayan cantik itu sangat mencintai pasangan hidupnya yang berwajah dingin tersebut.

    Agen Togel Entah mengapa, tiba-tiba saja muncul pertanyaan nakal di otakku. Apakah Istri seperti itu memang memiliki kesetiaan yang benar-benar tulus dan jauh dari pikiran macam-macam terhadap suaminya? Sebutlah misalnya berhayal pada suatu ketika bisa melakukan petualangan seksual dengan lelaki lain?

    Apakah seorang istri seperti itu mampu bertahan dari godaan seks yang kuat, jika pada suatu ketika, dia terposisikan secara paksa kepada suatu kondisi yang memungkinkannya bermain seks dengan pria lain? Apakah dalam situasi seperti itu, dia akan melawan, menolak secara total meski keselamatannya terancam?

    Atau apakah dia justru melihat godaan seks sebagai peluang untuk dimanfaatkan, dengan dalih ketidakberdayaan karena berada dibawah ancaman? Pertanyaan-pertanyaan itu, secara kuat menyelimuti otak dudaku yang memang kotor dan suka berhayal tentang penyimpangan seksual.

    Sekaligus juga akhirnya melahirkan sebuah rencana biadab, yang jelas sarat dengan resiko dosa dan hukum yang berat. Aku ingin memperkosa Maryati! Wuah! Tapi itulah memang tekad yang terbangun kuat di otak binatangku. Sesuatu yang membuatmu mulai hari itu, secara diam-diam melakukan pengamatan dan penelitian intensif terhadap pasangan suami istri muda tersebut.

    Kuamati, kapan keduanya mulai bangun, mulai tidur, makan dan bercengkrama. Kapan saja si Suami bepergian ke luar kota lebih dari satu malam, karena tugas perusahaannya sebuah distributor peralatan elektronik yang cukup besar. Dengan kata lain, kapan Maryati, wanita dengan sepasang buah dada dan pinggul yang montok sintal itu tidur sendirian di rumahnya.

    Untuk diketahui, pasangan ini tidak punya pembantu. Saat itulah yang bakal kupilih untuk momentum memperkosanya. Menikmati bangun dan lekuk-lekuk tubuhnya yang memancing gairah, sambil menguji daya tahan kesetiaannya sebagai istri yang bisa kukategorikan lumayan setia.

    Sebab setiap suaminya bepergian atau sedang keluar, wanita ini hanya mengunci diri di dalam rumahnya. Selama ini bahkan dia tak pernah kulihat meski hanya untuk duduk-duduk di terasnya yang besar. Itu ciri Ibu Rumah Tangga yang konservatif dan kukuh memegang tradisi sopan-santun budaya wanita timur yang sangat menghormati suami.

    Meski mungkin mereka sadar, seorang suami, yang terkesan sesetia apapun, jika punya peluang dan kesempatan untuk bermain gila, mudah terjebak ke sana. Aku tahu suaminya, si Bram selalu bepergian keluar kota satu atau dua malam, setiap hari Rabu.

    Apakah benar-benar untuk keperluan kantornya, atau bisa jadi menyambangi wanita simpanannya yang lain. Dan itu bukan urusanku. Yang penting, pada Rabu malam itulah aku akan melaksanakan aksi biadabku yang mendebarkan. Semua tahapan tindakan yang akan kulakukan terhadap wanita yang di mataku semakin menggairahkan itu, kususun dengan cermat.

    Aku akan menyelinap ke rumahnya hanya dengan mengenakan celana training minus celana dalam, serta baju kaos ketat yang mengukir bentuk tubuh bidangku. Buat Anda ketahui, aku pria macho dengan penampilan menarik yang gampang memaksa wanita yang berpapasan denganku biasanya melirik. Momen yang kupilih, adalah pada saat Maryati akan tidur.

    Karena berdasarka hasil pengamatanku, hanya pada saat itu, dia tidak berkebaya, cuma mengenakan daster tipis yang (mungkin) tanpa kutang. Aku tak terlalu pasti soal ini, karena cuma bisa menyaksikannya sekelebat saja lewat cara mengintip dari balik kaca jendelanya dua hari lalu.

    Kalau Maryati cuma berdaster, berarti aku tak perlu disibukkan untuk melepaskan stagen, baju, kutang serta kain yang membalut tubuhnya kalau lagi berkebaya. Sedang mengapa aku cuma mengenakan training spack tanpa celana dalam, tahu sendirilah.

    Aku menyelinap masuk ke dalam rumahnya lewat pintu dapur yang terbuka petang itu. Saat Maryati pergi mengambil jemuran di kebun belakangnya, aku cepat bersembunyi di balik tumpukan karton kemasan barang-barag elektronik yang terdapat di sudut ruangan dapurnya. Dari sana, dengan sabar dan terus berusaha untuk mengendalikan diri, wanita itu kuamati sebelum dia masuk ke kamar tidurnya. Dengan mengenakan daster tipis dan ternyata benar tanpa kutang kecuali celana dalam di baliknya.

    Si Istri Setia itu memeriksa kunci-kunci jendela dan pintu rumahnya. Dari dalam kamarnya terdengar suara acara televisi cukup nyaring. Nah, pada saat dia akan masuk ke kamar tidurnya itulah, aku segera memasuki tahapan berikut dari strategi memperkosa wanita bertubuh sintal ini.

    Dia kusergap dari belakang, sebelah tanganku menutup mulutnya, sedang tangan yang lain secara kuat mengunci kedua tangannya. Maryati terlihat tersentak dengan mata terbeliak lebar karena terkejut sekaligus panik dan ketakutan.

    Dia berusaha meronta dengan keras. Tapi seperti adegan biasa di film-film yang memperagakan ulah para bajingan, aku cepat mengingatkannya untuk tetap diam dan tidak bertindak bodoh melakukan perlawanan. Hanya bedanya, aku juga mengutarakan permintaan maaf.

    “Maafkan saya Mbak. Saya tidak tahan untuk tidak memeluk Mbak. Percayalah, saya tidak akan menyakiti Mbak. Dan saya bersumpah hanya melakukan ini sekali. Sekali saja,” bisikku membujuk dengan nafas memburu akibat nafsu dan rasa tegang luar biasa.

    Maryati tetap tidak peduli. Dia berusaha mengamuk, menendang-nendang saat kakiku menutup pintu kamarnya dan tubuhnya kepepetkan ke dinding.

    “Kalau Mbak ribut, akan ketahuaan orang. Kita berdua bisa hancur karena malu dan aib. Semua ini tidak akan diketahui orang lain. Saya bersumpah merahasiakannya sampai mati, karena saya tidak mau diketahui orang lain sebagai pemerkosa,” bisikku lagi dengan tetap mengunci seluruh gerakan tubuhnya.

    Tahapan selanjutnya, adalah menciumi bagian leher belakang dan telinga wanita beraroma tubuh harum merangsang itu. Sedang senjataku yang keras, tegang, perkasa dan penuh urat-urat besar, kutekankan secara keras ke belahan pantatnya dengan gerakan memutar, membuat Maryati semakin terjepit di dinding. Dia mencoba semakin kalap melawan dan meronta, namun apalah artinya tenaga seorang wanita, di hadapan pria kekar yang sedang dikuasai nafsu binatang seperti diriku.

    Aksi menciumi dan menekan pantat Maryati terus kulakukan sampai lebih kurang sepuluh menit. Setelah melihat ada peluang lebih baik, dengan gerakan secepat kilat, dasternya kusingkapkan. Celana dalamnya segera kutarik sampai sobek ke bawah, dan sebelum wanita ini tahu apa yang akan kulakukan, belahan pantatnya segera kubuka dan lubang anusnya kujilati secara buas.

    Maryati terpekik. Sebelah tanganku dengan gesit kemudian menyelinap masuk diantara selangkangannya dari belakang dan meraba serta meremas bagian luar kemaluannya, tapi membiarkan bagian dalamnya tak terjamah.

    Strategiku mengingatkan belum waktunya sampai ke sana. Aksi menjilat dan meremas serta mengusap-usap ini kulakukan selama beberapa menit. Maryati terus berusaha melepaskan diri sambil memintaku menghentikan tindakan yang disebutnya jahanam itu. Dia berulang-ulang menyebutku binatang dan bajingan. Tak soal. Aku memang sudah jadi binatang bajingan. Dan sekarang sang bajingan sudah tanpa celana, telanjang sebagian.

    “Akan kulaporkan ke suamiku,” ancamnya kemudian dengan nafas terengah-engah.

    Aku tak menyahut sambil bangkit berdiri serta menciumi pundaknya. Lalu menempelkan batang perkasaku yang besar, tegang dan panas diantara belahan pantatnya. Menekan dan memutar-mutarnya dengan kuat di sana. Sedang kedua tanganku menyusup ke depan, meraba, meremas dan memainkan puting buah dada besar serta montok wanita yang terus berjuang untuk meloloskan diri dari bencana itu.

    “Tolong Mas Dartam, lepaskan aku. Kasihani aku,” ratapnya.

    Aku segera menciumi leher dan belakang telinganya sambil berbisik untuk membujuk, sekaligus memprovokasi.

    “Kita akan sama-sama mendapat kepuasan Mbak. Tidak ada yang rugi, karena juga tidak akan ada yang tahu. Suamimu sedang keluar kota. Mungkin juga dia sedang bergulat dengan wanita lain. Apakah kau percaya dia setia seperti dirimu,” bujukku mesra.

    “Kau bajingan terkutuk,” pekiknya dengan marah.

    Sebagai jawabannya, tubuh putih yang montok dan harum itu (ciri yang sangat kusenangi) kali ini kupeluk kuat-kuat, lalu kuseret ke atas ranjang dan menjatuhnya di sana. Kemudian kubalik, kedua tangannya kurentangkan ke atas.

    Selanjutnya, ketiak yang berbulu halus dan basah oleh keringat milik wanita itu, mulai kuciumi. Dari sana, ciumanku meluncur ke sepasang buah dadanya. Menjilat, menggigit-gigit kecil, serta menyedot putingnya yang terasa mengeras tegang.

    “Jangan Mas Darta. Jangan.. Tolong lepaskan aku.”

    Wanita itu menggeliat-geliat keras. Masih tetap berusaha untuk melepaskan diri. Tetapi aku terus bertindak semakin jauh. Kali ini yang menjadi sasaranku adalah perutnya. Kujilat habis, sebelum pelan-pelan merosot turun lebih ke bawah lalu berputar-putar di bukit kemaluannya yang ternyata menggunung tinggi, mirip roti. Sementara tanganku meremas dan mempermainkan buah dadanya, kedua batang paha putih dan mulusnya yang menjepit rapat, berusaha kubuka.

    Maryati dengan kalap berusaha bangun dan mendorong kepalaku. Kakinya menendang-nendang kasar. Aku cepat menjinakkannya, sebelum kaki dan dengkul yang liar itu secara telak membentur dua biji kejantannanku. Bisa celaka jika itu terjadi. Kalau aku semaput, wanita ini pasti lolos.

    Setelah berjuang cukup keras, kedua paha Maryati akhirnya berhasil kukuakkan. Kemudian dengan keahlian melakukan cunnilingus yang kumiliki dari hasil belajar, berteori dan berpraktek selama ini, lubang dan bibir kelamin wanita itu mulai menjadi sasaran lidah dan bibirku.

    Tanpa sadar Maryati terpekik, saat kecupan dan permainan ujung lidahku menempel kuat di klitorisnya yang mengeras tegang. Kulakukan berbagai sapuan dan dorongan lidah ke bagian-bagian sangat sensitif di dalam liang senggamanya, sambil tanganku terus mengusap, meremas dan memijit-mijit kedua buah dadanya. Maryati menggeliat, terguncang dan tergetar, kadang menggigil, menahan dampak dari semua aksi itu. Kepalanya digeleng-gelengkan secara keras. Entah pernyataan menolak, atau apa.

    Sambil melakukan hal itu, mataku berusaha memperhatikan permukaan perut si Istri Setia ini. Dari sana aku bisa mempelajari reaksi otot-otot tubuhnya, terhadap gerakan lidahku yang terus menyeruak masuk dalam ke dalam liang senggamanya. Dengan sentakan-sentakan dan gelombang di bagian atas perut itu, aku akan tahu, di titik dan bagian mana Maryati akan merasa lebih terangsang dan nikmat.

    Gelombang rangsangan yang kuat itu kusadari mulai melanda Maryati secara fisik dan emosi, ketika perlawanannya melemah dan kaki serta kepalanya bergerak semakin resah. Tak ada suara yang keluar, karena wanita ini menutup bahkan menggigit bibirnya.

    Geliat tubuhnya bukan lagi refleksi dari penolakan, tetapi (mungkin) gambaran dari seseorang yang mati-matian sedang menahan kenikmatan. Berulang kali kurasakan kedua pahanya bergetar. Kemaluannya banjir membasah.

    Ternyata benar analisa otak kotorku beberapa pekan lalu akan godaan seks. Bahwa sesetia apapun seorang Istri, ada saat di mana benteng kesetiaan itu ambruk, oleh rangsangan seksual yang dilakukan dalam tempo relatif lama secara paksa, langsung, intensif serta tersembunyi oleh seorang pria ganteng yang ahli dalam masalah seks.

    Maryati telah menjadi contoh dari hal itu. Mungkin juga ketidakberdayaan yang telah membuatnya memilih untuk pasrah dr godaan seks. Tetapi rasanya aku yakin lebih oleh gelora nafsu yang bangkit ingin mencari pelampiasan akibat rangsangan yang kulakukan secara intensif dan ahli di seluruh bagian sensitif tubuhnya.

    Aksiku selanjutnya adalah dengan memutar tubuh, berada di atas Maryati, memposisikan batang kejantananku tepat di atas wajah wanita yang sudah mulai membara dibakar nafsu birahi itu. Aku ingin mengetahui, apa reaksinya jika terus kurangsang dengan batang perkasaku yang besar dan hangat tepat berada di depan mulutnya. Wajahku sendiri, masih berada diantara selangkangannya dengan lidah dan bibir terus menjilat serta menghisap klitoris dan liang kewanitaannya.

    Paha Maryati sendiri, entah secara sadar atau tidak, semakin membuka lebar, sehingga memberikan kemudahan bagiku untuk menikmati kelaminnya yang sudah membanjir basah. Mulutnya berulangkali melontarkan jeritan kecil tertahan yang bercampur dengan desisan. Aksi itu kulakukan dengan intensif dan penuh nafsu, sehingga berulang kali kurasakan paha serta tubuh wanita cantik itu bergetar dan berkelojotan.

    Beberapa menit kemudian mendadak kurasa sebuah benda basah yang panas menyapu batang kejantananku, membuatku jadi agak tersentak. Aha, apalagi itu kalau bukan lidah si Istri Setia ini. Berarti, selesailah sudah seluruh perlawanan yang dibangunnya demikian gigih dan dari godaan seks tadi.

    Wanita ini telah menyerah dr godaan seks. Namun sayang, jilatan yang dilakukannya tadi tidak diulanginya, meski batang kejantananku sudah kurendahkan sedemikian rupa, sehingga memungkinkan mulutnya untuk menelan bagian kepalanya yang sudah sangat keras, besar dan panas itu.

    Boleh jadi wanita ini merasa dia telah menghianati suaminya jika melakukan hal itu, menghisap batang kejantanan pria yang memperkosanya! Tak apa. Yang penting sekarang, aku tahu dia sudah menyerah dr godaan seks. Aku cepat kembali membalikkan tubuh.

    Memposisikan batang kejantananku tepat di depan bukit kewanitaannya yg sudah merekah dan basah oleh cairan dan air ludahku. Aku mulai menciumi pipinya yg basah oleh air mata dan lehernya. Kemudian kedua belah ketiaknya. Maryati menggelinjang liar sambil membuang wajahnya ke samping. Tak ingin bertatapan denganku.

    Buah dadanya kujilati dengan buas, kemudian berusaha kumasukan sedalam-dalamnya ke dalam mulutku. Tubuh Maryati mengejang menahan nikmat. Tindakan itu kupertahankan selama beberapa menit. kemudian batang kejantananku semakin kudekatkan ke bibir kemaluannya.

    Ah.., wanita ini agaknya sudah mulai tidak sabar menerima batang panas yg besar dan akan memenuhi seluruh liang sanggamanya itu. Karena kurasa pahanya membentang semakin lebar, sementara pinggulnya agak diangkat membuat lubang sanggamanya semakin menganga merah.

    “Mbak Mar sangat cantik dan merangsang sekali. Hanya lelaki yg beruntung dapat menikmati tubuhmu yg luar biasa ini,” gombalku sambil menciumi pipi dan lehernya.

    “Sekarang punyaku akan memasuki punya Mbak. Aku akan memberikan kenikmatan godaan seks yg luar biasa pada Mbak. Sekarang nikmatilah dan kenanglah peristiwa ini sepanjang hidup Mbak.”

    Setelah mengatakan hal itu, sambil menarik otot di sekitar anus dan pahaku agar ketegangan kelaminku semakin meningkat tinggi, liang kenikmatan wanita desa yg bermata bulat jelita itu, mulai kuterobos. Maryati terpekik, tubuhnya menggeliat, tapi kutahan. Batang kejantananku terus merasuk semakin dalam dan dalam, sampai akhirnya tenggelam penuh di atas bukit kelamin yg montok berbulu itu.

    Untuk sesaat, tubuhku juga ikut bergetar menahan kenikmatan luar biasa pada saat liang kewanitaan wanita ini berdenyut-deyut menjepitnya. Tubuhku kudorongkan ke depan, dengan pantat semakin ditekan ke bawah, membuat pangkal atas batang kejantananku menempel dengan kuat di klitorisnya. Maryati melenguh gelisah. Tangannya tanpa sadar memeluk tubuhku dengan punggung melengkung. Kudiamkan dia sampai agak lebih tenang, kemudian mulailah gerakan alamiah untuk coitus yg membara itu kulakukan.

    Maryati kembali terpekik sambil meronta dengan mulut mendesis dan melengguh. Tembakan batang kejantananku kulakukan semakin cepat, dengan gerakan berubah-ubah baik dalam hal sudut tembakannya, maupun bentuknya dalam melakukan penetrasi.

    Kadang lurus, miring, juga memutar, membuat Maryati benar-benar seperti orang kesurupan. Wanita ini kelihatanya sudah total lupa diri. Tangannya mencengkram pundakku, lalu mendadak kepalanya terangkat ke atas, matanya terbeliak, giginya dengan kuat menggigit pundakku.

    Dia orgasme! Gerakan keluar-masuk batang kejantananku kutahan dan hanya memutar-mutarnya, mengaduk seluruh liang sanggama Maryati, agar bisa menyentuh dan menggilas bagian-bagian sensitif di sana. Wanita berpinggul besar ini meregang dan berkelonjotan berulang kali, dalam tempo waktu sekitar dua puluh detik. Semuanya kemudian berakhir. Mata dan hidungnya segera kuciumi. Pipinya yg basah oleh air mata, kusapu dengan hidungku.

    Tubuhnya kupeluk semakin erat, sambil mengatakan permintaan maaf atas kebiadabanku. Maryati cuma membisu. Kami berdua saling berdiaman. Kemudian aku mulai beraksi kembali dengan terlebih dahulu mencium dan menjilati leher, telinga, pundak, ketiak serta buah dadanya. Kocokan kejantananku kumulai secara perlahan. Kepalanya kuarahkan ke bagian-bagian yg sensitif atau G-Spot wanita ini. Hanya beberapa detik kemudian, Maryati kembali gelisah.

    Kali ini aku bangkit, mengangkat kedua pahanya ke atas dan membentangkannya dengan lebar, lalu menghujamkan batang perkasaku sedalam-dalamnya. Maryati terpekik dengan mata terbeliak, menyaksikan batang kejantananku yg mungkin jauh lebih besar dari milik suaminya itu, berulang-ulang keluar masuk diantara lubang berbulu basah miliknya. Matanya tak mau lepas dari sana. Kupikir, wanita ini terbiasa untuk berlaku seperti itu, jika bersetubuh. Wajahnya kemudian menatap wajahku.

    “Mas…” bisiknya.

    Aku mengangguk dengan perasaan lebih terangsang oleh panggilan itu, kocokanbatang kejantananku kutingkatkan semakin cepat dan cepat, sehingga tubuh Maryati terguncang-guncang dahsyat. Pada puncaknya kemudian, wanita ini menjatuhkan tubuhnya di tilam, lalu menggeliat, meregang sambil meremas sprei. Aku tahu dia akan kembali memasuki saat orgasme keduanya.

    Dan itu terjadi saat mulutnya melontarkan pekikan nyaring, mengatasi suara artis yg sedang menyanyi di pesawat televisi di samping ranjang. Pertarungan seru akan godaan seks itu kembali usai. Aku terengah dengan tubuh bermandi keringat, di atas tubuh Maryati yg juga basah kuyup.

    Matanya kuciumi dan hidungnya kukecup dengan lembut. Detak jantungku terasa memacu demikian kuat. Kurasakan batang kejantananku berdenyut-denyut semakin kuat. Aku tahu, ini saat yg baik untuk mempersiapkan orgasmeku sendiri.

    Tubuh Maryati kemudian kubalikkan, lalu punggungnya mulai kujilati. Dia mengeluh. Setelah itu, pantatnya kubuka dan kunaikkan ke atas, sehingga lubang anusnya ikut terbuka. Jilatan intensifku segera kuarahkan ke sana, sementara jariku memilin dan mengusap-usap klitorisnya dari belakang.

    Maryati berulang kali menyentakkan badannya, menahan rasa ngilu itu. Namun beberapa menit kemudian, keinginan bersetubuhnya bangkit kembali. tubuhnya segera kuangkat dan kuletakkan di depan toilet tepat menghadap cermin besar yg ada di depannya. Dia kuminta jongkok di sana, dengan membuka kakinya agak lebar.

    Agen Bandar Togel Setelah itu dengan agak tidak sabar, batang kejantananku yg terus membesar keras, kuarahkan ke kelaminnya, lalu kusorong masuk sampai ke pangkalnya. Maryati kembali terpekik. Dan pekik itu semakin kerap terdengar ketika batang kejantananku keluar masuk dengan cepat di liang sanggamanya. Bahkan wanita itu benar-benar menjerit berulangkali dengan mata terbeliak lupa akan godaan seks, sehingga aku khawatir suaranya bisa didengar orang di luar.

    Wanita ini kelihatannya sangat terangsang dengan style bersetubuh seperti itu. Selain batang kejantananku terasa lebih dahsyat menerobos dan menggesek bagian-bagian sensitifnya, dia juga bisa menyaksikan wajahku yg tegang dalam memompanya dari belakang. Dan tidak seperti sebelumnya, Maryati kali ini dengan suara gemetar mengatakan dia akan keluar.

    Aku cepat mengangkat tubuhnya kembali ke ranjang. menelentangkannya di sana, kemudian menyetubuhinya habis-habisan, karena aku juga sedang mempersiapkan saat orgasmeku. Aku akan melepas bendungan sperma di kepala kejantananku, pada saat wanita ini memasuki orgasmenya. Dan itu terjadi, sekitar lima menit kemudian. Maryati meregang keras dengan tubuh bergetar. Matanya yg cantik terbeliak.

    Maka orgasmeku segera kulepas dengan hujaman batang kejantanan yg lebih lambat namun lebih kuat serta merasuk sedalam-dalamnya ke liang kewanitaan Maryati. Kedua mata wanita itu kulihat terbalik, Maryati meneriakkan namaku saat spermaku menyembur berulang kali dalam tenggang waktu sekitar delapan detik ke dalam liang sanggamanya. Tangannya dengan kuat merangkul tubuhku dan tangisnya segera muncul. Kenikmatan luar biasa itu telah memaksa wanita ini menangis karena jatuh kedalam godaan seks.

    Aku memejamkan mata sambil memeluknya dengan kuat, merasakan nikmatnya godaan seks akan orgasme yg bergelombang itu. Ini adalah orgasmeku yg pertama dan penghabisanku dengan wanita ini. Aku segera berpikir untuk berangkat besok ke Kalimantan, ke tempat pamanku. Aku tidak boleh lagi mengulangi godaan seks ini. Tidak boleh, meski misalnya Maryati memintanya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Ngewek Mengintip Istri Tetangga – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Ngewek Mengintip Istri Tetangga – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    2245 views

    Perawanku – Aku adalah seorang karyawan yang bekerja di Perusahaan Multimedia, sedangkan istriku adalah sales sebuah produk jamu dari Madura. Kami telah dikaruniai seorang anak laki-laki berusia 6 tahun yang sudah duduk di kelas 1 SD.

    Di depan rumahku tinggallah pasangan muda suami istri yang telah memiliki seorang putra berusia 4 tahun yang diasuh oleh seorang pembantu yang datang jam 7 pagi pulang jam 4 sore. Tetanggaku ini adalah seorang wiraswasta bidang percetakan sedangkan istrinya adalah karyawati di sebuah instansi.

    Dari cerita yang pernah mereka ucapkan, dulu mereka pernah mengikuti suatu aliran yang sangat fanatik, itulah sebabnya istri tetanggaku ini selalu mengenakan jilbab lebar yang selalu menutupi kepala dan dadanya dan juga selalu mengenakan pakaian longgar yang panjang sampai ke mata kaki.

    Dari cerita istriku, kuketahui bahwa sang istri sangat memperhatikan masalah hubungan suami istri untuk menjaga keharmonisan rumah tangga mereka. Hal ini karena istri tetanggaku ini merupakan pelanggan tetap istriku dalam membeli jamu dari Madura, terutama jamu yang berhubungan dengan hubungan suami istri seperti “sari rapet”, “Pria perkasa” ataupun jamu lainnya yang selalu berhubungan dengan hubungan suami istri.

    Walaupun selalu mengenakan jilbab lebar, tetap saja tidak bisa menutupi kecantikan, keanggunan dan putihnya kulit istri tetanggaku ini, sehingga aku sering membayangkan bagaimana keadaan tubuhnya bila tidak mengenakan busana, pastilah sangat seksi dan sangat menggairahkan.

    Disamping sebagai seorang wiraswasta, tetanggaku ini aktif di sebuah LSM yang memperhatikan perkembangan perekonomian masyarakat. Karena persaingan bisnis yang semakin ketat, akhirnya usaha tetanggaku ini bangkrut, dan akhirnya ia lebih memfokuskan diri untuk mengeluti LSM yang ia ikuti. Dan ternyata di LSM yang digelutinya ini, ia mendapatkan kepercayaan untuk mengawasi pencairan dana masyarakat di luar kota dengan honor yang lumayan untuk menghidupi keluarganya. Sehingga ia harus kerja di luar kota dan seminggu sekali baru pulang ke rumah.

    Pada suatu hari istriku berkata bahwa komputer tetanggaku bermasalah dan minta tolong padaku untuk segera memperbaikinya, sebab tidak mungkin harus menunggu suaminya pulang dan lagi pula banyak pekerjaan mendesak yang harus dikerjakannya. Dan katanyanya walaupun ia sedang ada dikantor, aku dipersilahkan untuk memperbaiki komputer di siang hari, sebab ada pengasuh anaknya di rumah.

    Obsesiku terhadap istri tetanggaku ini seperti mendapat peluang. Aku menyanggupi untuk memperbaiki komputernya.

    “besok akan ku kerjakan..” kataku pada istriku.

    Keesokan harinya sebelum aku ke rumah tetanggaku, aku persiapkan beberapa spy cam (“Kamera pengintai”) ukuran kecil tanpa kabel yang aku hubungkan ke komputerku.

    Ternyata sistem operasi komputer tetanggaku ini bermasalah, maka harus ku install ulang supaya normal kembali. Pada saat penginstallan sedang berlangsung, aku menanti pengasuh tetanggaku ini lengah atau keluar memberi makan asuhannya. Saat pengasuh anak tersebut keluar, maka kugunakan kesempatan ini untuk masuk ke kamar tetanggaku dan meletakkan 2 buah spy cam ditempat yang tepat dan tersembunyi yang bisa menangkap aktivitas tempat tidur dan sekitarnya.

    Setelah perbaikan sistem operasi komputer tetanggaku selesai, aku segera pulang dan menyalakan komputer untuk mengetes apakah spy cam yang aku letakkan berfungsi dengan baik. Dan ternyata alat kecil memang benar-benar canggih, selain bentuknya kecil dan tanpa kabel, ternyata daya tangkap gambarnya pun nyaris sempurna dan yang lebih canggihnya lagi adalah kemampuannya melakukan zoom.

    Mulailah pada jam-jam tertentu aku memantau keadaan kamar tersebut. Dari hasil pantauan tersebut, tedapat beberapa moment yang aku rekam, diantaranya merekam tubuhnya yang sedang telanjang bulat dan berlenggang lenggok didepan cermin sehabis mandi, merekam kegiatan dirinya yang sedang terangsang di malam hari pada saat suaminya di luar kota, bahkan sempat ku rekam bagaimana ganasnya ia di tempat tidur pada saat suaminya pulang dari luar kota.

    Rupanya dibalik keanggunan dan kealiman penampilan luar istri tetanggaku ini, ternyata dalam berhubungan suami istri dia sangat ganas dan binal membuat suaminya kewalahan, dan sering kali terlihat dia masih bernafsu tetapi suaminya sudah ambruk dan akhirnya dia hanya bisa gelisah tidak bisa diam melihat suaminya tidur kecapaian.

    Akhir-akhir ini kesibukan tetanggaku ini semakin padat, sehingga jadwal kepulangannya menjadi tak menentu, terkadang dua minggu sekali bahkan pernah sampai dua bulan baru pulang. Bahkan pernah secara bercanda istri tetanggaku ini berkata pada istriku :

    “Bu…, saya mah jablay…(jarang dibelai maksudnya) “

    “Kenapa gitu ?” tanya istriku pada.

    “Habis si Bapak jarang pulang, dan kalo pulangpun hanya satu malam setelah itu pergi lagi.. Saya mah punya suami… tapi jarang sekali bermesraan “ katanya dengan nada sedih.

    Pada suatu hari, istriku cerita padaku bahwa pada tadi siang ketika istriku bertamu ke tetanggaku, dia melihat istri tetanggaku sedang menangis. Dan ketika ditanya mengapa, istri tetanggaku menjawab terisak “Si Bapak, tadi malam pulang, tapi belum ngapa-ngapain dia sudah pergi lagi dengan temannya malam itu juga dan sampai sekarang belum pulang. Padahal saya lagi pingin-pinginnya..”

    Mendengar cerita istriku, aku menjadi tergoda untuk mengisi kekosongan kasih sayang ini. Tapi bagaimana caranya? dan tak mungkin aku dapat menggoda seorang istri yang selalu taat menjalankan perintah agama. Apalagi dia selalu mengenakan jilbab dan tidak pernah memberi kesempatan kepada bukan muhrimnya untuk berbicara bebas dengannya.

    Akhirnya aku punya ide untuk mengancamnya akan menyebarkan video rekaman dirinya yang sedang telanjang dan yang sedang berhubungan dengan suaminya. Rekaman tersebut aku simpan di CD.

    Pada malam hari ketika istriku sudah tidur, kuletakkan CD rekaman tersebut di depan pintunya dan kuhubungi HP istri tetanggaku ini dari HP-ku dengan menggunakan nomor yang baru kubeli siang tadi

    “Bu…, Coba ibu buka pintu depan dan ambil amplop yang tersimpan dibawah pintu, sekarang..! Isinya adalah CD berisi video rekaman yang harus ibu tonton di komputer” kataku memerintah tanpa memberi kesempatan padanya untuk bertanya siapa yang menelepon.

    Aku mengintip dari dalam rumahku, tak lama kemudian aku melihat pintu depannya terbuka, kemudian dia keluar dengan jilbab lebar dan baju longgar yang biasa dikenakan kemudian melihat keadaan sekitarnya, lalu setelah yakin tidak ada seorangpun, lalu dia melihat ke bawah dan mengambil amplop yang aku simpan dan dengan tergesa-gesa pintu itupun dia tutup kembali.

    Kira-kira setengah jam kemudian, HP-ku bunyi dan setelah kulihat ternyata istri tetanggaku menghubungiku. Begitu aku tekan tombol terima, langsung terdengar suara serak seperti orang yang sangat marah tapi tak berdaya

    “Anda siapa ? Dan apa maksudnya memperlihatkan video ini pada saya ? “ tanyanya.

    “Saya hanyalah seorang penggemar berat ibu. Dan saya ingin semua orang tahu bahwa tubuh ibu sangat menggairahkan dan ibu sangat binal dan ganas di tempat tidur” jawabku santai.

    “Apa maksudnya…?” katanya dengan nafas yang mulai tersekat

    “Akan saya perbanyak CD ini dan akan saya bagikan ke setiap rumah di lingkungan ini, juga akan kirim ke internet agar orang sedunia tahu apa dan bagaimana ibu. “ jawabku masih dengan nada santai dan kalem.

    “Ja…jangan…jangan…!” potongnya mulai gugup.

    “Apa yang sebenarnya kamu inginkan…, mau uang…? Berapa…?” katanya memelas dan suara melemah.

    “Saya nggak mau uang…” jawabku

    “Lalu apa..?” susulnya

    “Saya hanya ingin bisa menikmati tubuh ibu yang sangat menggairah…” kataku menggodanya.

    “Tidak mungkin …..Aku nggak sudi….”

    “Ya…nggak apa-apa.. Tapi ibu jangan kaget kalau esok hari semua tetangga akan ribut karena memiliki rekaman tersebut..” jawabku mengancam

    “jangan…jangan dilakukan ….tolonglah kasihani saya…” katanya lagi memelas

    “Tidak akan saya lakukan…asal ibu memenuhi keinginan saya” kataku lagi.

    Lama dia tidak menjawab…

    Dan akhirnya…

    “Baiklah… saya menyerah…, tapi kumohon…. Kamu harus menghapus semua rekaman ini “ katanya dengan nada yang sangat berat dan pasrah karena kalah

    “Baiklah…, sekarang ibu harus membuka pintu depan, kemudian ibu harus menunggu saya di kamar ibu. Kalu tidak ibu lakukan maka saya tidak akan datang” jawabku memberikan perintah.

    Tak lama kemudian, kulihat pintu depan terbuka sedikit dan beberapa menit kemudian kulihat dimonitor bahwa dia telah ada di dalam kamar dan duduk gelisah diatas kasur menunggu apa yang akan terjadi.

    Kumatikan komputerku dan aku keluar rumah secara mengendap-ngendap menuju rumah tetanggaku melalui pintu depan yang terbuka, kemudian kututup dan kukunci. Lalu dengan perasaan deg-degan aku menghampiri kamarnya kubuka pintunya dan kututup kembali serta kukunci. Begitu melihatku dia langsung berdiri dan berkata kaget dan marah

    “Ohh..ternyata bapak..! Kenapa bapak melakukan ini padaku. Apa bapak tak takut kalau saya laporkan ke istri bapak ?” Ancamnya

    “Laporkan saja dan saya akan menyebarkan rekaman itu. Yang paling rugi kan bukan saya, tapi ibu sendiri ?” jawabku menekannya

    “Jadi gimana ? mau batal ?” sambil aku membalikkan badan seolah-olah akan keluar kamar.

    “Jangan…saya menyerah…” katanya pelan dan terisak meneteskan air mata.

    “Baiklah kalau begitu…” kataku sambil menghampirinya.

    Dia duduk mematung di pinggir tempat tidur ketika kuhampiri. Aku duduk disampingnya, dia menggeserkan badannya seperti yang ketakutan, tapi aku menahannya sambil berkata

    “Ingat, jika ibu tidak melayaniku malam ini, maka ancamanku akan kulaksanakan !” kataku mengancam. Akhirnya dia diam dengan badan menggigil ketakutan dan mata yang terpejam.

    Tangan kananku memeluknya dari belakang. Kudekatkan wajahku ke wajahnya. Dia masih memejamkan matanya. Ohhh betapa cantik wajahnya, bibirnya yang tipis dan basah menggodaku untuk menciumnya

    Dia diam saja mematung, bahkan badannya terasa sangat dingin. Tapi aku tak peduli, aku terus mengulum bibirnya yang tertutup rapat dan terkadang lidahku menjilati bibirnya. Dia mulai bereaksi tapi hanya sekilas setelah itu dia tetap diam sambil memejamkan mata.

    Tanganku membuka jilbab lebar yang ia kenakan dan melemparkannya ke lantai, maka tampaklah rambut indah dengan leher jenjang merangsang menopang wajahnya yang terlihat sangat cantik dan menggemaskan, walaupun dengan mata terpejam dan ekspresi wajah yang tegang.

    Bibirku mulai menciumi dagu, pipi, dan seputar lehernya yang sangat merangsang, beberapa kali kurasakan ada reaksi dari dirinya dengan keluarnya keluhan dari mulutnya.

    “Euh….euh….”

    Hanya segitu, lalu dia diam lagi seperti sedang bertahan untuk tidak tergoda atas rangsangan yang kulakukan pada dirinya. Lalu tanganku menarik seleting baju panjang yang terdapat dipunggungnya dan bajunya kutarik ke bawah, tampaklah tubuh putih mulus yang harum dengan buah dada yang montok terhalang oleh BH yang masih menahannya agar tidak tumpah. Kutarik pengait BH hingga BH tersebut terlepas dan kulemparkan ke lantai, maka tampaklah buah dada yang benar-benar montok menggairahkan tergantung bebas dihadapanku.

    Badannya semakin kaku, kudorong paksa agar dia berbaring di kasur, lalu dengan tergesa-gesa karena bernafsu tanganku mulai meremas buahdada indah tersebut yang kiri dan kanan secara bergantian.

    Ouh… betapa mengasyikkan dan puasnya dapat mempermainkan buah dada dari seorang wanita yang biasanya tertutup baju longgar dan jilbab yang lebar. Mulutku mulai menjilati dan menciumi seluruh permukaan kulis halus di sekujur tubuh terbukanya. Terkadang disertai dengan kecupan serta hisapan yang mengasyikan. Dan akhirnya bibirku menuju buah dadanya . Buah dada sekal dan montok itu aku hisap dan gigit-gigit gemas penuh nafsu, kemudian aku kebagian puting susunya yang sudah mulai tegak menantang. Kupilin-pilin dengan bibir dan lidahku..

    “Ouh…ouh…euh…..euh… ssstt…hhhssstttt…” Erangan halus dan desis nikmat keluar dari mulutnya tanpa disadarinya

    Tapi segera diam kembali setelah dia menyadarinya apa yang sedang terjadi. Tampak sekali terjadi pergulatan batin yang sangat hebat antara mempertahankan harga diri dan kehormatan melawan gairah nafsu yang sudah mulai bangkit mempengaruhinya. Hal ini tampak dari gerakan tubuhnya mulai menggelinjang dan merespon setiap sentuhan dan rangsangan yang kuberikan padanya. Peperangan antara rasa terhina dan rasa nikmat yang ia terima demikian hebatnya sehingga tampak dari keringat yang mulai bercucuran dari tubuhnya.

    Badan dan tubuhnya sangat menikmati rangsangan yang kuberikan tetapi pikirannya melarang untuk merespon, sehingga reaksi yang diberikan menjadi tidak konstan, terkadang melenguh menikmati dan terkadang lagi diam mematung tidak memberikan respon atas rangsangan yang kuberikan padanya. Tapi aku terus memberikan rangsangan-rangsangan kenikmatan padanya dengan terus memilin dan meremas buah dadanya yang indah.

    Usahaku memberikan hasil. Dia menjadi lebih sering mendesah dan melenguh menahan nikmat yang dirasakan, walaupun dengan malu-malu sambil tetap berusaha menjaga harga dirinya agar tidak jatuh dihadapanku.

    “Ouh… oohh…ouh….” Erangan nikmatnya menjadi lebih sering kudengar.

    Kedua tangannya mencengkram kasur dengan sangat kuat hingga urat-urat halus tangannya menonjol menandakan bahwa dia sedang dilanda kenikmatan dan rangsangan birahi yang teramat sangat.

    Aku mulai menanggalkan baju longgarnya dari tubuhnya dan menjatuhkannya kelantai. Mataku nanar diliputi nafsu yang semakin menggebu melihat tubuh bugil merangsang di hadapanku yang hanya menyisakan CD yang menghalangi keindahan vaginanya. Lalu kutanggalkan CD yang menghalangi pemandangan indah ini. Dan…. Terpampanglah tubuh telanjang yang benar-benar indah membangkitkan gelora birahi yang semakin tak tertahankan. Penisku semakin tegang melihat pemandangan itu

    Tanpa membuang waktu, aku menciumi kedua paha indah yang putih, mulus serta harum ini. Kugunakan lidahku untuk mengulas semua permukaan paha baik yang kiri maupun yang kanan secara bergantian.

    Erangannya menjadi semakin nyaring dan sering

    “Ouh…ohhh…Pak…ouh….ouh…” rupanya rasa malu dan marahnya sudah semakin kalah oleh rasa nikmat yang kuberikan.

    Bibir dan lidahku, lalu naik keatas kebagian selangkangannya yang menjanjikan berjuta-juta kenikmatan. Vagina itu begitu indah dikelilingi oleh rimbunnya jembut hitam nan halus. Kujilati jembut indah itu. Dia mengerang keras….

    ”Aaahh….ohhh”

    Badannya mulai bergetar seperti dialiri listrik, mulutnya ternganga dengan nafas seperti tertahan, lalu

    “Aahhh…ouh….ouh…” erangannya semakin keras menandakan bahwa harga dirinya semakin kalah oleh rasa nikmat yang kuberikan

    Kusibakkan bibir vagina yang menutupi liang vagina indahnya, terlihatlah lorong sempit memerah yang basah berlendir. Lidahku terjulur untuk mengkait-kait lorong itu. Badannya semakin bergetar dan erangannya sudah berganti menjadi jeritan-jeritan tertahan.

    “Aahh….Aahhh….Ouhh…nikmat…ouh….” mulutnya mulai meracau.

    Jempol tangan kananku tak diam, kugunakan untuk menekan dan memutar-mutar klentitnya yang semakin menonjol keras. Gerakannya sudah semakin menggila dan tangannya sudah tak malu-malu lagi mengusap dan menekan-nekan kepalaku agar lebih dalam memasukkkan lidahku kedalam liang vaginanya kurasakan semakin berkedut.

    “Aahh…aahhh… ouh…. Pak….ouh…..terusssss…ouh…” jeritannya semakin keras, pantatnya semakin maju menekan wajahku…

    Akhirnya dengan tak sabar kedua kakinya dia naikkan keatas pundakku dan menjepit leherku dengan keras sambil melonjak-lonjak tak karuan dan menjerit-jerit menjemput nikmat yang bertubi-tubi datang padanya hingga akhirnya ia menjerit panjang

    “Aaaaaaahhhhh…………….” Badannya melenting, pantatnya terangkat dan tangannya mencengkram kaku di kepalaku serta kakinya semakin keras menjepitku seperti tang raksasa .

    Lalu beberapa detik kemudian pantatnya berkedut-kedut dan liang vaginanya berkontraksi sangat hebat dan melamuri lidahku dengan cairan kenikmatan.

    Dan setelah itu badannya terhempas ke kasur, cengkraman tangannya dikepalaku melemah demikian juga dengan jepitan kakinya di leherku. Setelah itu yang kudengar adalah helaan nafas yang tersengal-sengal seperti orang baru selesai melakukan lari sprint 100 meter.

    Tanpa dia kehendaki, istri tetanggaku ini telah mengalami orgasme yang sangat hebat yang aku berikan dalam sesi pemanasan ini.

    Aku berdiri dipinggir kasur, kuperhatikan bahwa matanya terbuka dengan pandangan yang menggambarkan orang yang baru saja mendapatkan kenikmatan orgasme.

    “Bagaimana bu ? Enak khan..?” tanyaku menggodanya

    Dia hanya diam dan membuang muka, tapi dari wajahnya, kutahu dia tidak menampik dengan apa yang kuucapkan padanya. Dia hanya membuang muka…. malu….

    Aku mulai menanggalkan seluruh pakaian yang kukenakan. Kini akupun sudah telanjang bulat. Aku naik ke tempat tidur dan merangkak menghampiri dirinya, sambil berbisik

    “Sudahlah..Bu…, tak perlu malu…., nikmati saja…. Apalagi yang Ibu pertahankan dariku ? Semua bagian tubuh Ibu yang paling rahasiapun sudah aku jelajahi , bahkan Ibu sudah mendapatkan puncak kenikmatan orgasme yang akhir-akhir ini jarang Ibu dapatkan…” Kataku mempengaruhi pendiriannya , sambil kembali merangsang dirinya dengan memberikan ciuman hangat pada bibirnya dan meremas buah dadanya yang tak membosankan untuk diremas dan dipilin-pilin.

    Rupanya kata-kataku mempengaruhi pendiriannya sehingga akhirnya dia membalas ciumanku dengan sangat ganas dan bernafsu ditambah lagi bahwa dirinya memang sudah terbakar nafsu berahi setelah sekian lama aku berikan rangsangan-rangsangan yang mengantarnya mencapai orgasme yang sangat hebat.

    Ciumannya padaku semakin panas dan menggairahkan, bahkan tangannya sudah berani meremas dan mengocok penisku yang sudah sangat tegang. Akhirnya badannku kuputar 180 derajat sehingga kepalaku yang berada di atas menghadap vaginanya dan wajahnya yang berada di bawah menghadap penisku.

    Kurengkuh pantatnya yang montok lalu kembali lidah dan bibirku mempermainkan vaginanya sekali lagi dengan cara yang berbeda. Kembali dia melenguh..

    “Ouh….ouh…..Aku tak tahan…aku tak tahan…Ouhhh” erangnya.

    Tak kupedulikan erangannya, aku terus menjilati dan menghisap vaginanya dan terkadang aku tusukkan lidahku kedalam liang vaginanya yang beraroma khas. Gerakan pantatnya semakin menjadi. Dan tiba-tiba aku merasa bibirnya mulai melumat penisku dengan penuh nafsu.

    Aku…melayang…dengan apa yang dia lakukan sehingga bibir dan lidahku diam bekerja…. Jilatan dan hisapan pada penisku semakin bervariasi

    “Ouhh….” Akupun melenguh nikmat..

    Aku takut. Bahwa pertahannanku akan bobol, maka aku konsentrasikan mengoral kembali vaginanya dengan ganas dan cepat. Dia menjerit…

    “Aaah…pak…aku tak tahan……aku tak tahan.. masukkan…. Sekarang auh…”

    Tak kupedulikan permintaannya, aku semakin bersemangat mengoral vagina indah ini. Tiba-tiba badannya menghentak menggulingkan tubuhku kemudian dia bangun , memutarkan badannya , kemudian dalam posisi menungging dia mengarahkan penisku yang sedang berdiri tegak ke arah liang vaginanya yang sudah sangat basah, lalu menekan pantatnya ke bawah dan…

    Blessshh….Penisku mulai memasuki liang vaginanya perlahan-lahan. Mataku nanar berkunang-kunang merasakan kenikmatan yang sukar ‘tuk dibayangkan. Perlahan-lahan pantatnya mulai turun naik, sementara kedua tangannya merengkuh pundakku dari belakang sambil bibirnya dengan penuh nafsu menciumi dan menghisap bibirku.

    Gerakan pantatnya semakin cepat, kepala sudah mulai terdongak sambil mengeluarkan nafas mendengus seperti orang orang yang sedang ‘pushup’

    “Ehh..euh…hekks…hekss…euh…” dengusan itu terus menerus keluar seiring dengan hempasan pantatnya menekan selangkanganku sehingga penisku seperti dikocok-kocok, dipelintir dan dihisap-hisap dengan sangat nikmat. Mataku terbeliak-beliak menahan nikmat yang tak terperi

    Merasa kakinya kurang nyaman, akhirnya istri tetanggaku meluruskan kakinya sehingga dia telungkup menindih tubuhku. Tangannya masih meraih pundakku sebagai pegangan dan buah dadanya ditempelkan pada dadaku. Kemudian kembali memaju mundurkan pantatnya agar vaginanya dapat bergesekan dengan penisku dan penisku dapat keluar masuk hingga sampai ke pangkalnya.

    Gerakannya semakin cepat, kedua kakinya mulai kejang-kejang lurus dan erangannya semakin memburu

    “ Ouh…hekss….heks…heks…”

    Dan akhirnya…dia kembali menjerit panjang

    “Aaaaaahhhhkkkks……….”

    Badannya kembali melenting terdiam kaku, mulutnya menggigit pundakku dan kedua tangannya menarik pundakku dengan sangat keras dan kaku, dan beberapa detik kemudian keluar helaan nafas panjang darinya seperti melepas sesuatu yang sangat nikmat…

    ”Ouhhhhhh…”

    Pantatnya berkedut-kedut, dan terjadi konstraksi yang sangat hebat di dalam vaginanya yang kurasakan sangat mencengkram kuat-kuat seluruh batang penisku dan diakhiri dengan kedutan-kedutan dinding vagina yang memijit penisku membuatku diriku melenguh menerima sensasi yang sangat nikmat dari vagina istri tetanggaku ini.

    “ohh….” Keluhku.

    Kedutan pantatnya makin lama makin melemah dan akhirnya tubuhnya ambruk menindih tubuhku

    Cukup lama dia menikmati sensasi orgasme sambil telungkup lemas diatas tubuhku. Kemudian mata terbuka menatapku sambil berkata

    “Sudah sangat lama ..aku tak merasakan sensasi orgasme yang demikian nikmat…makasih pak ! “ katanya sambil mengecup bibirku. Sudah hilang rasa malu dan marahnya padaku.

    Aku hanya tersenyum manis padanya sambil membalas kecupannya dengan menghisap bibirnya dalam-dalam.

    Kedua tanganku memeluknya dan meletakkan telapak tanganku pada kedua pundaknya yang masih telungkup menindih tubuhku. Lalu pantatku, kugerakan keatas dan kebawah sambil kedua tanganku menarik pundaknya kebawah membuat penisku yang masih tegang menggesek dinding vagina dan memberikan kenikmatan padaku dan padanya. Penisku dengan lancar keluar masuk liang vaginanya yang masih tetap sempit menjepit dan meremas-remas penisku dengan ketat. Sensasi kenikmatan mulai kembali menjalari seluruh urat syarafku dan akupun mulai mendengus nikmat

    “Ouhhh…ouhh…”

    Akibat gerakanku ini, membangkitkan kembali gairahnya yang baru saja mendapatkan orgasme dan gesekan-gesekan ini memberikan kenikmatan-kenikmatan padanya sehingga akhirnya pantatnya kembali bergerak maju mundur dan keatas kebawah meraih kenikmatan yang lebih.

    Dia kembali memompakan tubuhnya diatas tubuhku, dan gerakannya makin lama semakin cepat dan kembali erangan nikmat nya yang khas keluar dari mulutnya

    “Ehh..euh…hekks…hekss…euh…” dengusan itu terus menerus keluar seiring dengan hempasan pantatnya menekan selangkanganku sehingga penisku seperti dikocok-kocok, dipelintir dan dihisap-hisap dengan sangat nikmat. Dan kembali mataku terbeliak-beliak menahan nikmat.

    Gerakannya semakin cepat, dan tak lama kemudian kembali kedua kakinya kejang-kejang lurus dan erangannya semakin memburu

    “ Ouh…hekss….heks…heks…”

    Dan akhirnya…dia kembali menjerit panjang

    “Aaaaaahhhhkkkks……….”

    Badannya kembali melenting terdiam kaku, mulutnya menggigit pundakku dan kedua tangannya menarik pundakku dengan sangat keras dan kaku, dan beberapa detik kemudian keluar helaan nafas panjang darinya seperti melepas sesuatu yang sangat nikmat…

    ”Ouhhhhhh…”

    Pantatnya berkedut-kedut, dan terjadi konstraksi yang sangat hebat di dalam vaginanya yang kurasakan sangat mencengkram kuat-kuat seluruh batang penisku dan diakhiri dengan kedutan-kedutan dinding vagina yang memijit penisku membuatku diriku melenguh kembali menerima sensasi yang sangat nikmat dari vagina istri tetanggaku ini.

    “ohh….” Keluhku.

    Kedutan pantatnya makin lama makin melemah dan akhirnya tubuhnya kembali ambruk menindih tubuhku untuk kesekian kalinya.

    Pencapaian orgasme yang ia dapatkan di atas tubuhku, terus dilakukannya berulang-ulang, hingga akhirnya untuk yang kesekian kalinya dia benar-benar ambruk diatas tubuhku dan tidak bisa bergerak lagi karena kehabisan tenaga.

    Dia menggelosorkan tubuhnya disamping tubuhku, sambil berbaring miring saling berhadapan dan berpelukan. Dia berkata padaku dengan tersengal-sengal kehabisan napas

    “Pak …aku sangat lelah… namun sangat puas…..tapi kepuasanku belum sempurna kalau vaginaku belum disemprot oleh ini..” katanya sambil meraih penisku yang masih tegang menantang.

    Luar biasa besar nafsu sex yang dimiliki istri tetanggaku yang berjilbab lebar ini. Apakah karena dia memang jarang mendapatkan nafkah batin dari suaminya yang jarang pulang, atau seperti dugaanku bahwa dia memiliki nafsu yang sangat besar karena buktinya dia sering membeli jamu-jamu kuat pada istriku.

    Aku yang belum mencapai puncak, tidak ingin berlama-lama istirahat takut nafsuku surut dan penisku melemah, maka aku mulai menindihnya dan tanganku kembali meremas-remas buah dada indah miliknya serta memilin-milin putting susunya yang menjulang menantang. Kemudian kembali bibirku menciumi bibirnya dengan penuh nafsu.

    Nafsunya bangkit kembali walaupun dengan tenaga yang masih lemah, tangannya meraih penisku dan diarahkan kedepan liang vaginanya, pahanya terbuka lebar memberi jalan pada penisku untuk segera menelusuri liang nikmat vaginanya. Ku dorong pantatku begitu kepala penisku tepat berada di liang vaginanya . Dan

    Blessh…., penisku kembali menjelajahi liang sempit yang sudah sangat basah milik istri tetanggaku ini dan “ouhh…” lenguh kami berbarengan menahan nikmat.

    Pantatku mulai mengayuhkan penisku agar lancar keluar masuk menggesek-gesek dinding vagina yang selalu memberikan sensasi nikmat. Gerakanku makin lama makin cepat dan berirama.

    Pinggulnya mulai bergerak membalas setiap gerakannku, sehingga lenguhanku dan erangan nikmat dari terdengar saling bersahutan

    “Ouh…ohhh…enak…banget…ohhhh…” dengusku..

    “Auh…auh…makasih Pak….ouh….nikmat…oh…” erangnya

    Gerakanku makin lama makin cepat dan keras tak beraturan sehingga terdengar suara yang cukup keras dari beradunya dua selangkangan

    Plok…plok…plok…

    Demikian pula dengan gerakan pinggulnya semakin keras menyambut setiap gerakan pantatku., sehingga bunyi beradunya selangkangan semakin keras

    Plok…plok…plok…

    Dan akhirnya mulutku mulai meracau..

    ”Ouh…Bu…Aku …mau … keluar, aku mau… keluar ouh…”

    Dan dia juga meracau sambil menarik-narik tubuhku dengan keras

    “ Ayo.. pak… bareng… bareng…”

    Dan akhirnya secara bersamaan kami menjerit bersahutan melepas nikmat mencapai orgasme. Badanku dan badannya melenting dan menjerit

    “Aaaaahhhh….”

    Dan …cret…cret…cret sperma kentalku terpancar beberapa kali membasahi seluruh rongga vagina istri tetanggaku ini dan dibalas dengan kontraksi dan kedutan-kedutan yang hebat didalam liang vaginanya yang menandakan kami mendapat puncak orgasme yang tak terlukiskan nikmatnya.

    Lalu badanku ambruk jatuh menimpa tubuhnya dan kugelosorkan kesamping tubuhnya agar tidak membebaninya. Kami berbaring sambil berpelukan dan merasakan sisa-sisa kenikmatan orgasme dengan mata terpejam dan nafas tersengal-sengal seperti habis berlari dikejar harimau.

    Tak lama kemudian , matanya terbuka dan memandangku dengan tatapan penuh kepuasan serta berkata dengan suara yang lemah

    “Baru kali ini aku dapat merasakan berkali-kali orgasme yang luar biasa nikmatnya dalam satu kali persetubuhan..huhh… benar-benar melelahkan namun sangat memuaskan dan tak mungkin terlupakan…” Katanya sambil mencium mesra bibirku.

    Lalu sambungnya lagi “Kalau tahu senikmat dan sepuas ini yang kudapat dari Bapak.. Bapak tidak perlu mengancamku segala…” katanya sambil tersenyum.

    “Dan aku rela … menanggung segala akibatnya asal aku bisa mendapatkan nikmat seperti ini dari Bapak…” katanya mulai melantur…

    Kuperhatikan jam dinding sudah menunjukkan jam 1.30 malam, sudah larut. Aku harus segera pulang. Maka aku berdiri dan mengenakan pakaianku dan bertanya padanya “Apakah kita bisa mengulanginya lain waktu ?”

    “Tentu…Pak, bahkan malah aku yang meminta pada bapak untuk bisa memberikan kenikmatan seperti tadi lagi dan lagi “ katanya sambil mencubit mesra pinggangku.

    Kemudian dia juga mengenakan pakaiannya kembali lengkap dengan jilbab lebarnya dan kami keluar kamar berbarengan. Sampai di ruang tamu, dia berhenti sejenak dan memberi isyarat padaku agar aku diam dulu di tempat dan dia akan keluar rumah melihat situasi di luar apakah ada orang. Dan setelah yakin tidak ada orang diluar dan memberi isyarat padaku bahwa di luar aman. Sebelum aku keluar dari rumah dia memberikan kecupan yang hangat dan mesra di bibirku sambil berbisik

    “Jangan lupa ya… seminggu 2 kali bapak harus memberi kenikmatan padaku…”

    Wah… nekad juga rupanya istri tetanggaku yang alim ini, jika sudah tahu sesuatu yang sangat nikmat yang bisa dia dapatkan dari diriku. Dengan mengendap-ngendap aku masuk ke rumahku dan kudapati istriku masih tidur dengan nyenyaknya.

    Sejak saat itu kami selalu menyempatkan diri secara sembunyi-sembunyi untuk berpacu meraih nikmat. Dan hal itu berlangsung sampai sekarang , tanpa aku tahu kapan hal ini akan berakhir. Tapi tingkah lakunya di lingkungan tidak berubah. Dia tetap tampak sebagai istri yang solehah dengan jilbab lebar dan baju longgar panjang yang selalu dikenakan. Tapi jika sudah berduaan denganku, dia bagaikan kuda liar dan binal yang bisa membuat diriku melayang-layang meraih nikmat.

    Ada kejadian mendebarkan yang pernah kami lakukan. Saat itu adalah hari sabtu dan istri tetanggaku pulang kerja jam 1 siang, sedangkan bagiku hari sabtu adalah hari libur. Istriku tidak ada di rumah mengajak jalan-jalan anakku sambil mengambil pesanan barang. Sedangkan pada saat itu aku sangat ingin menyetubuhi tetanggaku, karena hampir seminggu tidak ada kesempatan menikmati tubuhnya.

    Pada saat aku duduk di ruang tamu, kulihat tetanggaku menghampiri rumahku dan kemudian mengetuk pintu. Pintu kubuka, Dia terlihat kaget dan senang karena yang membuka adalah aku. Lalu dia bertanya

    “Ada Ibu , Pak ?”

    “Mau cari Ibu atau cari saya…?” kataku sambil berbisik.

    “Ibu bisa …, bapak juga boleh…” jawabnya sambil tersenyum. Lalu “Tapi kalau ketemu Ibu keperluannya beda..dengan bila bertemu dengan Bapak..” lanjutnya dengan penuh arti.

    “Masuk dulu, Bu ! ‘Nggak enak dilihat tetangga..” kataku mempersilahkan masuk.

    Diapun masuk dan duduk di kursi tamu yang membelakangi jendela, sementara itu pintu rumahku tetap terbuka, akupun bertanya padanya

    “Ada perlu apa, ke Ibu ?”

    “Biasalah… Pak, keperluan perempuan…, saya mau beli jamu kuat dan jamu khusus untuk wanita…, siap-siap… karena hari ini suami saya pulang…”

    “Kalau gitu…, jatah saya kapan..? padahal saya lagi pingin nich..!”

    “Sebenarnya saya juga lagi pingin…, tapi… gimana yah…?” dia menjawab dengan bingung.

    “Kalau sekarang.., gimana ? “ kataku sambil mengahmpiri dirinya dan duduk disebelahnya dan langsung menciumnya dengan nafsu.

    Dia membalas ciumanku, kemudian melepaskan ciumanku sambil mendorong tubuhku dan berkata

    “Ihh, nekad..!”

    “Habis…, udah ‘ga tahan sich..!” jawabku sambil mencubit dagunya dengan gemas

    “Sebenarnya…, saya juga udah ‘ga tahan…., tapi dimana…?, orang lain pasti akan curiga, kalau kita lakukan sekarang di kamar bapak ?” bisiknya dengan nafas yang mulai tersengal-sengal didorong hawa nafsu yang mulai sudah menguasainya.

    “Kita main disini saja, di ruang tamu, sehingga dari jendela kita bisa melihat kalau ada yang datang. Dan biarkan pintu terbuka… biar orang lain tak curiga…” Usulku nekad.

    Kebetulan pintu tamuku sejajar dengan pintu pagar, sehingga dari jendela akan terlihat kalau ada yang akan masuk ke halaman rumahku. Tetapi posisi ruang tamuku agak tersembunyi sehingga segala aktivitas di dalamnya tidak terlhat dari luar.

    “Jangan ah.., Pak. Berbahaya….” Jawabnya, namun nampaknya dia sudah mulai tergoda dengan usulku.

    “’Ngga lah… asal kitanya jangan bersuara….., saya ingin merasakan sensasi nikmat bercampur rasa takut ketahuan…….” Aku semakin memaksanya sambil kembali melumat bibirnya dengan nafsu yang membara.

    Nampaknya gairah nafsu berahi sudah menguasainya sehigga melupakan rasa takutnya dan dia membalas lumatan bibirku dengan ganas dan kedua tangannya merengkuh kepalaku agar semakin rapat bibir kami menempel. Tanganku meremas buah dadanya yang terhalang oleh baju longgar dan jilbab yang dikenakannya. Matanya terpejam menikmati ciuman yang panas bergelora. Dan dia semakin liar menciumku sambil menahan agar erangan nikmat tak keluar dari mulutnya.

    Nafas kami berdua semakin tersengal-sengal, tanganku beralih ke bawah, kutarik baju panjang yang menutup kaki dan pahanya dan tanganku langsung menyusup keselangkangannya. Kurasakan CD-nya sudah sangat basah, rupanya sensasi bercinta sambil was-was takut ketahuan membuat gairah rangsangan melayang tinggi begitu cepat dan membanjiri vaginanya.

    Kusisipkan jari-jariku dari pinggir CD yang dikenakan, sehingga jari tanganku menyentuh permukaan vagina yang ditumbuhi jembut lembut yang merangsang. Dengan penuh nafsu tanganku mengusap bahkan mengobok-obok permukaan vigina yang semakin memacu gairahku. Jari-jariku mempermainkan lipatan vaginanya yang basah. Tetanggaku mengatupkan bibirnya rapat-rapat dan giginya gemeretak menahan nikmat yang menimpa dirinya dan menahan nafas agar suara erangan nikmatnya tak keluar.

    Lalu jempol memutar dan menekan klitorisnya yang menonjol keras, badannya bergetar…, mulutnya semakin rapat tertutup.., kepala terdongak dengan mata yang terpejam. Nafasnya semakin terengah-engah menahan nikmat yang tak terhingga.

    Sementara jempolku memberikan rangsangan kenikmatan pada dirinya, jari tengahku kuputar dengan gerakan mengebor menembus liang vagina yang semakin basah dan licin. Tubuhnya bergelinjang hebat dan melonjak-lonjak melambungkan dirinya sehingga melayang-layang. Gerakan jari tengahku yang menerobos liang vagina sambil berputar terus kuperdalam dan badannya semakin bergelijang hebat, kepalanya semakin keras menekan sandaran kursi sehingga pinggangnya melenting, dengan suara yang tertahan keluar lenguhan nikmat tanpa dapat dia tahan

    “Uuhhhhh……”

    Jempolku terus menekan dan memutar klitorisnya, sedangkan jari tengahku semakin cepat memutar dan mengocong liang vaginanya. Tubuhnya semakin hebat terguncang hingga akhirnya melenting kejang dan kaku, dan dari mulutnya keluar suara tercekik..

    ”Akkkhhhhh…..”. Jari tengahku terasa seperti dijepit oleh dinding basah dengan sangat kuat disertai dengan kedutan-kedutan yang keras dan cepat.

    Lalu tubuhnya melemas dan punggungnya terhempas pada sandara kursi.

    Nafasnya tersengal-sengal seperti atlit yang baru mencapai finish. Ya…, tetanggaku baru saja mencapai finish dengan memperolah kenikmatan orgasme yang sangat sensasional.

    Aku mencabut jariku dari liang vaginanya yang becek, ku arahkan jari tengahku pada hidungku dan kuhirup dalam-dalam aroma lendir vagina yang menempel pada jari tengahku yang basah kuyup itu . Aroma itu begitu merangsang berahiku dan membuatku nikmat. Aku begitu menikmati aroma vagina itu lalu dengan penuh perasaan kujilati lendir vagina yang menempel dijariku dengan jilatan-jilatan yang rakus hingga jari tengahku kesat bersih dari lendir vagina yang menempel.

    Di dalam kelelahannya, tetanggaku memperhatikan apa yang kulakukan, dia merasa puas dan bangga melihat aku dengan rakusnya menjilati lendir vaginanya yang menempel di jariku. Gairahnya gembali bangkit mengalahkan rasa lelah yang menderanya. Tubuhya bangkit, Tangannya membuka sleting celana panjangku dan mengeluarkan batang penisku yang sangat keras dan tegang dari pinggir CD yang kukenakan.

    Penisku langsung berdiri bebas dengan gagahnya terbebas dari kungkungan celanaku. Tetanggaku menggenggam pangkal penisku dengan jari-jarinya yang halus dan secara perlahan dan pasti lidahnya terjulur menjilati kepala penisku, bahkan seluruh batang penisku dijilatinya dengan penuh gairah seperti sedang menjilati es krim yang sangat nikmat. Akupun melenguh pelan menahan

    nikmat..”Uhhh…”.

    Jilatannya begitu lincah bergairah dan membuatku melayang-layang nikmat pantatku melonjak-lonjak sehingga kepala penisku menekan-nekan mulutnya, seperti sedang mengejar sesuatu yang lebih nikmat. Nafasku semakin memburu ketika dengan asyik dan penuh gairah dia terus menjilati kepala penisku tanpa memperhatikan gelinjang tubuhku yang semakin keras menekan mulutnya. Lalu

    “Akhhhhs…” Suaraku seperti tercekik dan nafas sesak, ketika secara tiba-tiba mulut tetanggaku mencaplok batang penisku.

    Rongga mulutnya terasa panas dan sangat nikmat sehingga membuat mulutku ternganga, badanku kaku dan dadaku sesak susah bernafas.

    Dengan lincahnya, tetanggaku terus mengocok dan menghisap penisku membuatku semakin melayang. Jilbab yang dikenakannya bergoyang-goyang menampilkan pemandangan yang sangat erotis dari seorang wanita berjilbab lebar yang sedang asyik memberikan kenikmatan oral pada diriku.

    Penisku yang berada dalam genggaman tangan dan mulutnya terasa makin membengkak keras. Menyadari itu tetanggaku semakin bergairah mengoralku dan berharap mulutnya dapat disemprot oleh spermaku pada saat aku orgasme. Sebagaimana yang sering terjadi jika dia mengoral suaminya dan dia sangat puas, bahagia dan bangga jika dapat membuat suaminya orgasme oleh oralnya. Dan selama ini dia selalu berhasil membuat suaminya orgasme.

    Gerakan oralnya semakin bevariasi membuatku semakin melayang dan penis yang semakin membengkak. Namun aku belum juga mencapai puncak, hanya nafasku saja yang semakin tersengal-sengal dan batang penis yang semakin keras membengkak.

    Akhirnya dia tak tahan oleh nafsunya sendiri yang terus meningkat minta dipuaskan, vaginanya terasa sangat basah dan gatal. Dia bangkit melepaskan penisku dari mulutnya kemudian melepaskan CD-nya yang sudah sangat basah. CD itu dimasukkannya ke dalam saku baju longgar yang masih menempel di tubuhnya. Kemudian berdiri membelakangiku.

    Aku tahu apa yang dilakukannya. Kuhentikan gerakannya dan dudukku pindah ke kursi yang langsung menghadap jendela sehingga kami bisa lihat jika ada yang mau masuk ke pagar rumahku. Aku masih berpakaian lengkap, hanya penisku saja yang menerobos keluar dari sleting celana yang terbuka.

    Istri tetaggaku berdiri mengangkangi pahaku dengan paha yang terbuka lebar, dia menarik ujung bawah baju longgarnya hingga ke pinggang dan kubantu pegangi ujung baju itu agar tidak melorot jatuh. Lututnya menekuk agar pantatnya mendekati selangkanganku, dia raih penisku dan diarahkan ke mulut liang vaginanya yang sangat basah. Lalu….

    Blesshhh…. perlahan-lahan dia menurunkan pantatnya hingga kepala penisku menerobos liang vaginanya. Gerakannya demikian perlahan, sehingga penerobosan kepala penisku pada liang vaginanya begitu lama dan sangat nikmat, mataku terpejam menikmati nikmat yang kurasakan dan dengan pelan mulutku mengeluh.

    “Uhhh…..”

    Gerakan penerobosan itu terhenti ketika pantatnya menekan sangat rapat bagian bawah perutku sehingga batang penisku amblas hingga kepangkalnya. Dia menekan cukup lama vaginanya, kurasakan sambutan meriah dilakukan oleh dasar liang vaginanya terhadap kepala penisku. Kepala penisku serasa dihisap dan diremas nkmat oleh vagina tetanggaku ini. Dinding vaginanya tak henti-hentinya berkedut memberikan sensasi nikmat pada ujung-ujung syarat nikmat yang ada pada seluruh permukaan kepala dan batang penisku.

    Secara perlahan pinggulnya berputar agar batang penisku mengucek dan mengocok dinding vaginanya, kenikmatan semakin melambungkanku. Semakin lama gerakan pinggulnya semakin bervariasi, berputar, melonjak, bergoyang, patah-patah bahkan maju-mundur membua batang penisku seperti diplintir dan digiling oleh mesin penggilingan nikmat.

    Semakin lama gerakannya semakin cepat, dan nafasnya semakin memburu dan tak lama kemudian badannya melonjak-lonjak keras dan diakhiri dengan tekanan vagina yang sangat kuat sehingga penisku masuk sedalam-dalamnya, dinding vaginanya dengan dahsyat memeras dan menjepit batang penisku dengan sangat kuat serta kedutan-kedutan dinding vagina begitu cepat.

    Badannya terdiam kaku, mulutnya terkatup rapat menahan agar jeritan nikmatnya tak keluar dan kepalanya ditekankan pada pundakku, lalu beberapa detik kemudian badannya terhempas lunglai diatas tubuhku, nafasnya terengah-engah. Kusibakan jilbab lebar yang menutupi wajahku, tetanggaku menoleh kearahku dan menciumku lembut dan mesra sebagai tanda bahwa sangat puas dengan orgasme yang baru digapainya.

    Sambil berciuman kurasakan bahwa jepitan dan kedutan dari dinding vaginanya semakin melemah, pantatku menghentak keatas, sehingga batang penisku yang masih tegang menggesek dinding vagina yang semakin basah dan licin, rasa nikmat kembali menjalar ditubuhku mengakibatkan pantatku tanpa dapat kukendalikan pantatku menghentak-hentak agar gesekan dan kocokan penisku di dalam vaginanya terus-menerus memberikan rasa nikmat pada penisku.

    Hentakan-hentakan tubuhku menyebabkan gairah kembali bangkit dan dia membalas hentakan-hentakan pantatku dengan gerakan pinggul yang liar, semakin lama semakin liar dan tak lama kemudian kembali dia mengejang menggapai nikmat dengan mulut yang terkatup rapat ditandai dengan remasan dan jepitan yang kuat dari dinding vaginanya pada batang penisku.

    Beberapa kali dia mencapai orgasme dalam posisi seperti itu dalam jeda waktu hanya beberapa menit untuk setiap pencapaian orgasme berikutnya.Hingga akhirnya dia benar-benar terkulai lemah tidak mampu membalas hentakan-hentakanku. Kubiarkan dia terkulai beberapa menit di atas tubuhku sambil badannya kepeluk dari belakang dan pipinya kucium dan secara perlahan kuremas-remas buahdadanya dari luar baju longgarnya.

    Setelah kurasakan tenaganya terkumpul, kuangkat tubuhnya agar kerdiri bersamaaan dengan tubuhku, namun kutahan agar penisku tidak lepas dari vaginanya, kudorong tubuhnya agar mendekat ke kursi tamu yang berada tepat membelakangi jendela, kutekan punggungnya agar membungkukkan badan dengan memegang bagian atas sandaran kursi yang berada di pinggir jendela sebagai pegangan untuk menjaga keseimbangan tubuhnya, Sedangkan penisku masih menusuk vaginanya dari belakang melalui belahan pantatnya, suatu posisi dogy style sambil berdiri. Ujung baju lebar yang ia kenakan semakin aku sibakkan ke arah pinggangnya sehingga kedua tanganku dapat memegang pantatnya yang putih bulat menggairahkan.

    Perlahan aku mulai mengerakkan pantatku agar penisku menusuk-nusuk vaginanya lebih dalam. Cengkraman vaginanya dalam posisi seperti ini semakin kuat menjepit membuat kenikmatanku semakin bertambah, basah dan licinnya vagina membuat gesekan dan kocokan penisku begitu lancar di dalam vaginanya. Kepalanya terangguk-angguk menerima hentakan dan dorongan pinggulku.

    Kenikmatan kembali menjalar ke seluruh pebuluh darahnya, dia membalas sodokan penisku dengan menggoyang dan memutar pinggulnya laksana seorang penari dangdut membuat kenikmatan yang kuterima semakin bertambah. Semakin lama goyang pinggulnya semakin liar dan menghentak-hentak dan tak memerlukan waktu lama kembali tubuhnya kejang kaku, tangannya mencengkram sandaran kursi dengan sangat kuat, kepalanya terdongak ke atas. Dengan jerit tertahan kembali dia mengalami orgasme yang hebat. Kudiamkan sejenak ketika dia menikmati sensasi orgasmenya, karena pada saat itu aku sangat menikmati cengkraman, jepitan dan kedutan-kedutan dinding vagina pada penisku.

    Setelah kedutan dan cengkraman dinding vaginanya melemah, kembali aku menusuk-nusukkan penisku. Setelah beberapa detik kemudian pinggulnya kembali bergerak liar membalas sodokan-sodokan penisku, dan hanya beberapa menit berselang kembali dia mengalami orgasme untuk yang entah keberapa kalinya pada saat itu.

    Beberapa kali ia orgasme dalam posisi seperti itu hingga akhirnya tubuhnya ambruk ke atas kursi dan mengeluh pelan dan panjang.

    “Uuhhhhhhh………”

    Pada saat itu, aku merasa orgasme akan menghampiriku, maka tubuhnya langsung kubalik agar telentang dengan kepala berada pada sandaran kursi bagian tengah. Kedua tanganku kugunakan untuk membuka lebar-lebar pahanya sehingga vaginanya yang basah dan licin semakin jelas terlihat mempesona. Kuarahkan kepala penisku pada mulut liang vaginanya dan dengan cepat kudorong penisku hingga amblas sampai ke pangkalnya. Lalu dengan semangat yang menggila aku pompa tubuhnya dengan hentakan-hentakan yang liar dan tak terkendali.

    Beberapa saat sebelum aku meraih puncak orgasmeku, samar-samar kulihat istri dan anakku pulang dan sedang ngobrol dengan temannya beberapa meter sebelum tiba di depan rumah. Rasa takut yang datang tiba-tiba menyebabkan aku menjerit tertahan dan spermakupun muntah tanpa dapat kubendung. Cret…..cret…. cretttt……. Uhhh…. suatu pencapaian oragsme yang sangat mendebarkan dan membuat jatung ini serasa mau copot.

    Dengan tergesa-gesa aku mencabut penisku yang masih beberapa kali memancarkan sperma, sehingga beberapa tetes sperma menempel pada baju longgar yang dikenakan tetanggaku. Kumasukkan penisku yang masih setengah tegang ke balik celanaku dan kutarik sleting. Aku sedikit khawatir karena bagian depan celanaku begitu basah oleh cairan kenikmatan tetanggaku. Aku langsung mengeluarkan beberapa dus jamu dari dalam lemari dan menyimpannya di atas meja, sementara tetanggaku berusaha merapihkan baju longgar dan jilbabnya agar tidak mencurigakan. Ada sedikit basah di sana-sini oleh keringat kami yang membanjir.

    Tetanggaku berusaha duduk tenang, dan tak lama kemudian istri dan anak-anakku masuk ke rumah melalui pintu yang sengaja terbuka.

    “Eehhh… ada tamu…! Udah lama, Bu ?” kata istriku seraya matanya melirik beberapa dus jamu yang kusimpan di atas meja.

    “Ahh…., ‘Ngga… baru saja…., Anu bu …, saya mau beli jamu yang biasa…, namun ternyata bapak tidak tahu, malah akhirnya dia perlihatkan semuanya pada saya…” Sahut tetanggaku berbohong dengan lihainya, sambil berusaha menutupi kegugupannya….

    “Oohhh…, emangnya bapak udah pulang ? ” tanya istriku dengan senyum penuh arti

    “Kabarnya malam ini dia pulang…” jawab tetanggaku pula

    “Harus siap-siap dong…., biar asyik !” goda istriku sambil tertawa genit pada tetanggaku, kemudian dia menambahkan lagi “Panas sekali udara saat ini, Badan saya saya basah oleh keringat…” Kata istriku memperlihatkan bajunya yang basah oleh keringat.

    “Betul.., Bu ! Akan turun hujan barangkali…..” jawab tetanggaku seolah-olah mendapatkan alasan yang tepat atas keringat yang membasahi baju longgarnya.

    Kutinggalkan mereka berdua di ruang tamu dan aku masuk ke kamarku sambil berbaring dan merenung kejadian luar biasa yang baru saja terjadi. Tak lama kemudian tetanggaku pulang dan istriku menghampiriku. Dia duduk di pinggir tempat tidur dan berkata

    “Pah…, kalau pipis jangan jorok…, malu kan sama tetangga, lihat tuh bagian depan celana Papah basah !” sambil menunjuk bagian depan celanaku.

    “Anu…, Mah tadi tersiram dari gayung…, waktu papah pipis” kataku berbohong.

    Kejadian itu betul-betul mendebarkan, namun aku merasakan sensasi yang luar biasa pada waktu melakukannya, apalagi hampir-hampir saja istriku memergoki apa yang kami lakukan. oleh sebab itu sejak hari itu, aku selalu berhati-hati jika ingin bercinta dengan tetanggaku.

    Cerita Panas Tetangga,Cerita Bokep,Cerita Ngentot,Cerita Dewasa,Cerita Seks,Cerita Sedarah,Cerita Sex Tante,Cerita Sex ABG,Cerita Sex Mesum.

  • Cerita Sex Birahi Terpesona Dengan Pemandangan Pantat Empuk

    Cerita Sex Birahi Terpesona Dengan Pemandangan Pantat Empuk


    1131 views

    Perawanku – Dunia sex yang mana saya sudah melang melintang lokasi panas sexsualitas yang ada di ibu kota sudah
    pernah aku datangi, tapi ada satu tempat yang menjadi favoritku di daerah Jakarta Timur, cewek disana
    banyak yang muda muda dan masih polos kelihatannya dari desa, penampilannya juga masih kayak orang
    kampung.

    Aku akhirnya punya langganan, namanya Katem, tapi lalu kuganti namanya jadi Ami. Jadi aku panggil dia
    Ami. Dia akhirnya terbiasa. Suatu hari dia bercerita ingin pulang kampung. Aku menawarkan diri
    mengantarnya sampai ke rumahnya.

    Dia dengan senangnya menyambut tawaranku. Kami akhirnya janjian untuk berangkat bersama. Kami janjian
    ketemu di halte mikrolet di dekat pasar. Dari situ kami menuju Pulo Gadung untuk mengambil bus jurusan
    Cirebon. Baru sekali itu aku naik bus dari Pulo Gadung dan bersama cewek.

    Sorry aku lupa menggambarkan bagaimana profil Mia. Usianya sekitar 15 tahun, mukanya manis, kulitnya
    agak gelap tingginya sekitar 155 cm. Rambut lurus sebahu. Bicara kurang lancar berbahasa Indonesia,
    dia sekolah sampai kelas 4 SD.

    Sekitar 3 jam setengah akhirnya kami sampai di pemberhentian sebelum kota Indramayu. Sebut saja KS,
    kami menyeberang jalan, dan di situ sudah ada puluhan ojek. Mia menyebut nama kampungnya dan kami
    menyewa 2 ojek dengan ongkos masing-masing 20 ribu. Rupanya tempatnya jauh juga masuk kedalam.

    Di kampung-kampung Indramayu dan Karawang, cukup banyak orang tua yang menganjurkan anaknya jadi
    pelacur. Jadi mereka sama sekali tidak keberatan ketika anaknya punya tamu. Bagi ortunya tamu itu
    adalah rejeki dan ini masuk area bisnis jadinya.

    “Nak, nginep disini aja, pulang ke jakarta besoklah, ngapain buru-buru pulang,” kata bapaknya.
    Jadi sebelum aku memohon sudah ditawari so ya why not kan. Lantas aku keluarin Rp 100k kasi langsung
    sama emaknya.

    “Mak ini buat beli makanan, nanti malam saya makan disini.”  Agen Judi Bola

    Wah itu emak langsung buru-buru pergi, pulangnya nenteng ayam hidup, lalu bapaknya suruh motong tuh
    ayam. Malamnya hidangannya adalah ayam goreng, sambel dan lauk berkuahnya 2 bungkus indomi direbus
    dengan banyak air. Yang makan berenam.

    Adik si cewek ada 2 soalnya. Aku gak bisa makan banyak, tapi dipaksa juga. Aku kurang selera, karena
    ayamnya masih keras dan masih bau amisnya ayam. Aku telen-telenin aja, abis kepaksa. Mau makan
    indomienya. Biasanya dua bungkus aku makan sendiri, ini dua bungkus dimakan berenam. Wah aku jadi gak
    enak body.

    Abis makan aku keluarin 50 k kasi ke bapaknya untuk beli rokok dan 50k lagi aku kasi ke dia juga
    dengan pesen untuk keamanan. Wekkk rumah tuh bapak akhirnya dijagain 2 hansip kampung semalaman.

    Buset deh, jadi raja minyak aku di kampung ini. Abis makan bukan terus tiarap, ngobrol dulu ama
    bokapnya ke utara-selatan. Yah bisa-bisa aku menerka minat obrolan dia. Begitu aku tau dia tertarik
    ama pertanian.

    Aku keluarin jurus-jurus dewa mabok aku untuk mengimbangi percakapannya. Bukan mau sombong sih diajak
    ngomong soal apa aja dari mulai menanam padi sampai nuklir korea utara aku bisa njabani. Kalo soal
    olah raga aku nyerah deh, gak hobi. Namanya ilmu dewa mabuk, si bapak jadi kalah ilmu ama aku,
    wakakakak.

    Aku inget hari itu dia nanya-nanya nanem apa yang hasilnya lumayan. Aku bilang semangka tanpa biji
    bagus tuh pasarnya. Dia bingung, semangka tanpa biji yang ditanam apanya. Aku bilang ya biji, ada tuh
    bibitnya di jual kalengan cuma harganya rada mahal.  Agen Judi Bola

    “mau dong” kata bapaknya.

    “Yah nanti deh kalo saya kemari lagi.”

    Ngobrol sampai jam 10 an sambil minum kopi dan makan kacang garuda. Akhirnya tuh bapak nyadar juga dan
    nyuruh aku istirahat.

    “Kamarnya udah disiapi, silahkan nak istirahat dulu.”

    Jam 10 malam di kampung, sunyinya kayak orang tuli, mana gelap lagi. Tapi aku PD aja meski rada was-
    was juga, Gimana gak PD rumah dijagai 2 hansip. Kayaknya hansip kelurahan. Was-wasnya kalau ada apa-
    apa aku lari kemana.

    Aku kan gak bawa kendaraan. Oh ya aku lupa. Kalo masuk kampung pedalaman gitu dan mau nginep jangan
    bawa mobil, mencolok bo. Orang jadi banyak perhatiin kita. Kalo kita datang naik ojek, kita jadi
    membaur dan gak kelihatan mentang-mentang.

    Si bapak nunjuki kamar tidur untuk aku, dan anak perempuannya udah tiduran di situ. Kamarnya cuma
    diterangi lampu minyak dan yang istimewa tempat tidurnya pake kelambu. buset dah seumur-umur aku baru
    pernah kali itu tidur pake kelambu.

    Tadinya pengen malu, tapi karena bapaknya nganjurin aku tidur ama anaknya, aku jadi bingung pengen
    malu ama siapa wakakakakak.

    Besok paginya aku rada kesiangan bangunnya, malemnya kebanyakan tiarap kali ya. eh si cewek walau udah
    bangun tapi dia belum keluar dari tempat tidur.Mungkin nunggu sampai aku juga bangun.Wah setia banget.

    Di luar udah disiapi kopi dan nasi goreng. Wuissh raja minyak diservice abis. Aku salut ama diri aku
    sendiri, sebab petualangan itu aku jalani sendiri tanpa kawan. nekat abis. Aku akhirnya nginep lagi
    semalem, mengingat dana dikantong masih mencukupi dan aku rasa aman-aman aja.

    Seharian di kampung aku ditemani tetangganya (laki-laki) nyewa motor muter-muter di kampung. Eh dia
    malah nunjuki potensi cewek di desanya.

    Jadi aku dikenali ama banyak cewe. Buset banget, ternyata banyak yang ok. Gilanya dia nawari perawan.
    Bukan satu, kalo aku nggak salah inget ada 3 semuanya dikenali ke aku.

    Tetangga sebelah si Mia ini rupanya juga lagi pulang kampung. Gilanya dia kelihatan lebih muda,
    mungkin usianya masih 13 – 14 tahun. Aku diperkenalkan dan dia mengaku kerja (melacur) di daerah
    Cilincing. Tempat yang dia sebutkan itu belum pernah aku datangi.

    Cerita Sex Birahi Terpesona Dengan Pemandangan Pantat Empuk

    Cerita Sex Birahi Terpesona Dengan Pemandangan Pantat Empuk

    Setelah nginap semalam aku kemudian pamit kepada orang tua si Mia. Diantar oleh tetangganya aku
    berangkat dari rumah Mia. Heri begitu nama tetangga Mia yang menjadi penunjuk jalan.

    Aku bukan sungguh-sungguh pulang tapi pindah nginap di kampung yang letaknya jauh lebih ke pelosok.
    Tujuannya adalah rumah Nani. Anaknya manis agak tinggi sekitar 160 usianya juga masih amat belia
    sekitar 15 tahun.

    Dia termasuk stok baru, karena belum pernah dikaryakan. Kata Heri Nani baru cerai. Padahal mereka
    belum genap 3 bulan kawin. Seperti diceritakan Heri, orang-orang di kampung itu banyak yang kawin
    singkat hanya untuk mengejar status janda. Dengan status janda, dia bisa punya KTP dan bisa kerja ke
    kota.

    Rumah Nani tidak begitu besar, berdinding separuh tembok separuh bambu anyaman (gedek). Kami disambut
    seorang wanita usianya sekitar 32 tahun, dia adalah ibunya Nani.

    “Mari mas masuk,” katanya mempersilahkan kami.

    Aku memilih duduk di bale-bale (amben) bambu di teras rumahnya. Sementara itu Heri masuk bersama
    ibunya Nani, sepertinya ada yang mereka rembukkan.

    “Dari mana mas,” tanya ibu si Nani.

    “Jakarta,” jawabku singkat.

    Maknya si Nani ini kelihatan akrab sekali, sedangkan aku masih rada kikuk. Aku merasa malu karena
    niatku akan menginap di rumah itu, kayaknya vulgar banget. Tapi Bu Karta begitu dia mengenalkan
    namanyam dia pintar sekali mencairkan suasana, dan dia sudah tau betul niatku .

    “Mas tunggu sebentar ya, si Nani lagi mandi, katanya.

    Kami mengobrol macam-macam sampai aku tahu bahwa Bu Karta ini juga janda dengan 2 anak. Anak yang
    pertama laki-laki sekarang kerja di Jakarta.. Jadi mereka hanya tinggal berdua.

    “Masnya jadikan menginap di sini,” tanya Bu Karta.

    “ Kalau ibu boleh, ya saya mau,” kataku.

    “Ya boleh lah mas, hotel dari sini jauh, tapi disini rumah kampung, nggak ada listrik, rumahnya juga
    jelek, nggak kayak rumah di Jakarta, gedongan semua,” katanya merendah.

    Heri memberi kode agar aku ikuti dia. Heri membrief aku, bahwa semuanya oke dan ada juga uang
    keamanan. Dia mau pamit, dan aku minta dia datang lagi besok jam 10 pagi. Heri kemudian pamit kepada
    mak nya Nani dan segera ngacir.

    Perutku sudah rada kroncongan karena sekarang udah jam 1 siang. Kutarik 5 lembar uang 20 ribuan dan
    kuserahkan ke Bu Karta.

    “Ini bu untuk beli makanan, siang ini ibu beli indomi bangsa 5 bungkus, minyak goreng dan kalau ada
    sedikit tepung sagu (kanji), lainnya beliin tempe dan cabe rawit ijo juga bawang putih.”

    Ibunya masuk ke dalam rumah sebentar dan keluar lagi membawa secangkir kopi. Tak lama kemudian datang
    belanjaan. Rupanya Bu karta minta tetangganya untuk belanja , pantesan dia gak beranjak dari tadi.

    “Mas tepung sagunya mau dibuat apa ya,” katanya.

    “Mau buat mi bu,” kata ku.

    “Ah jangan panggil bu ah, panggil mbak aja, kayaknya kok jadi tua banget,” katanya sambil matanya
    genit.

    “Boleh saya masak mi nya di dapur bu,”

    “Eh masnya pinter masa yaa, tapi dapurnya jelek dan kotor” katanya lalu membibimbingku ke bagian
    belakang rumahnya.

    Aku berpapasan dengan Nani yang berbalut handuk masuk dari belakang rumah. Dia malu-malu menundukkan
    muka , langsung masuk kamar. Aku meminta 3 bungkus indomi untuk digoreng.

    “Sini mas kita saja yang goreng,” kata bu karta.

    Orang di Indramayu ini menyebut kita untuk aku.

    Setelah mi di goreng aku minta dia merebus air dan pinjem mangkuk untuk mencampur air dengan tepung
    sagu.“ Segini cukup gak mas airnya.

    “Kurangi dikit mbak.”

    Setelah air menggelegak aku masukkan air campuran dengan kanji dan bumbu mi instannya. Setelah
    mendidih dan kuah agak mengental kuminta dipindahkan ke tempat lain. Sekarang makanannya sudah siap.

    Mas kita cuma punya nasi ama ikan asin. Lalu kami pun mengelilingi meja makan yang posisinya
    ditempelkan ke tembok dengan 4 kursi. Aku duduk di tengah, disamping ku Nani, dan di kiriku Bu karta.

    “Wah enak mi-nya mas, masnya pinter masak juga ya,”

    “Ini namanya ifumi, tapi sebenarnya bumbunya lebih lengkap dari ini ada sayur, ada bakso, baso ikan,
    dan udang segala, tapi karena adanya ini ya begini aja lah,” kata ku .

    “Enak ya mak, kita jadi pengin nambah mi nya lagi,” kata Nani yang makan sambil duduk kakinya diangkat
    satu (metingkrang).

    “Mas itu ada tempe mau diapain, biar kita yang ngerjain,” kata mak Karta.

    “Digoreng aja biasa mbak,” kata ku.

    Dia lalu menghilang ke belakang tinggal aku dan Nani di ruang yang rada gelap. Kami ngobrol dan aku
    mengorek banyak informasi. Katanya dia sudah ditawari kerja ke Jakarta, Tapi maknya belum ngasih
    karena sendirian di rumah. Gak terasa sudah jam 4 sore, cuaca mulai teduh.

    “ E mas-e mau mandi kan, ayu bareng kita ke belakang saya unjukin tempatnya.” kata mak Karta.
    Aku segera mengorek isi tas ku mengambil sabun cair, handuk dan celana pendek serta kaus oblong, juga
    sikat gigi.

    Maknya Nani juga kelihatannya bawa perlengkapan mandi nani juga. Mereka masing masing menjinjing ember
    kecil. Mereka mau mandi juga nampaknya.

    Kami sampai di halaman belakang yang jaraknya sekitar 10 m dari rumah ditengh kebun singkong. Di situ
    hanya ada ponpa tangan dan ember yang lebar. Tidak ada dinding, sehingga sama sekali terbuka.

    Aku melihat ke sekeliling, tidak ada bangunan apa pun . Ternyata kamar mandinya ya di pompa itu. Di
    situ hanya ada dua tonggak yang dihubungkan dengan kawat. Maksudnya mungkin untuk jemuran. Mereka
    berdua lalu melampirkan handuk, dan baju-baju mereka.

    Kulihat mereka gak bawa sarung, aku jadi mikir nih mereka mandinya gimana. Aku diam aja sambil pura-
    pura terlihat biasa sambil menyampirkan baju-bajuku dan membuka semua pakaianku kecuali celanda dalam
    yang memang bentuknya boxer.

    Si mak giat sekali memompa. Aku segera mengambil alih memompa. Astaga mereka berdua membuka semua
    bajunya sampai telanjang bulat di depan ku lalu jongkok di pinggir ember.

    Dengan gayung bekas kaleng susu mereka membasahi semua badannya lalu menyabuni tubuhnya Aku terus
    memompa sambil pura-pura cuek, padahal dedeku mulai mengembang.

    “Udah itu mas air juga udah penuh masnya juga mandi sini, kata si mak,”

    Aku tidak mau kalah dengan aksi mereka, Aku berbalik dan segera melepaskan celana dalam, dan
    kugantungkan dengan bajuku. Kututup burungku lalu aku jongkok berhadapan dengan mereka. Pembatas kami
    hanya ember.

    “Wah masnya gak biasa mandi di kampung jadi masih malu ya mas,” kata Mak karta.

    Aku hanya nyengir,

    “Ah nggak mbak, Cuma burungku susah diatur,” kataku berkilah.

    Mas nya gak biasa sih jadi burungnya kaget kali,” kata bu Karta.

    Ibu nya si Nani ini tampak makin cantik ketika semua rambutnya dibasahi. Toketnya cukup montok mungkin
    ukuran 38 , perutnya agak gendut sedikit, tapi masih bisa digolongkan ramping untuk seumuran dia,
    pantanya buset gede banget, begitu juga pahanya. Badannya putih mulus pula.

    Nani badan gadis remaja Teteknya masih mancung menantang dengan putting kecil yang belum berkembang,
    jembutnya masih jarang sekali, berbeda sama jembut ibunya. Karena mereka cuek, aku juga cuek aja,
    meski pun barangku ngacung terus. Ah normal aja pikir ku, laki-laki dekat perempuan telanjang pula
    pastilah on.

    “Gitu dong mas jangan malu-malu,” Komentar ibunya sambil dia mengambil semacam sabut untuk
    menggosokkan badannya. Aku diberinya satu sabut yang kuperhatikan bentukunya bulat panjang seperti
    gambas atau oyong.

    Aku tenang saja menggosok badan ku sambil berdiri dan mereka berdua juga akhirnya berdiri sih. Mas
    sini aku gosok punggungnya dan mas gosok punggunya Nani. Kami pun lalu berbaris saling menggosok.

    Mulanya aku menggosok punggung Nani, Tapi lama-lama tangan ku gak tertahan meremas pula tetek si Nani.
    Tapi dia diem aja. Si Ibu masih terus menggosok, tapi tidak hanya punggung juga sampai ke kaki-kaki
    pula Eh lama-lama naik sampai ke dekat dede ku.

    Di bagian vital itu disabuninya pula tapi gak pake sabut. Aku jadi menggelinjang gak karuan. Eh dia
    malah lama sekali berputar-putar menyabuni dedeku. Aku jadi gelap mata kutarik si Nani lalu kucium.
    Nani membalas. Aku udah kehilangan akal, sampai gak terasa kalau dedeku dibasuh air. Tapi aduh
    ternyata burungku dilomot sama si ibu. Buset kok jadi orgi di kebun singkong gini.

    Aku tidak bertahan lama segera muncrat di dalam mulut si ibu. Dia buang air mani ku. Aku segera
    menempelkan barang ku ke pantat si nani yang kupeluk dari belakang sementera tanganku sudah dari tadi
    mengorek-korek itil si Nani sampai dia muncak juga nampaknya. Aku kemudian berbalik ke si emak dan
    kurangkul dia lalu kucium mulutnya. Dia membalas dengan ganas.

    Tangan ku tak hanya meremas teteknya yang super toge, tapi juga mulai mengelus-elus mekinya. Aku mau
    balas dendam. Perlahan-lahan kujilati tubuhnya kebawah sampai akhirnya aku berlutut dan di depanku
    terpampang mem3k berjembut lebat.

    Lidahku mencari sendiri belahan mem3k sambil tanganku menyibak hutan rimba. Mem3knya tidak ada baunya,
    malah cenderung bau sabun. Mulutku kubekap ke mem3knya dan kaki kirinya kupanggul dipundakku.

    Si emak berpegangan ke tiang sambil mendesis-desis. Gak sampai 2 menit dia sudah muncak dan sambil
    mengerang. Barangku jadi keras lagi aku segera berdiri dan kusuruh si emak membungkuk dengan sekali
    tusuk masuklah si dede ke meki emaknya dari belakang.

    Aku sungguh terpesona dengan pemandangan pantat yang demikian besar membulat aku tabrak-tabakkan badan
    ku ke pantat si emak dan si emak mengimbanginya dengan mendesis-desis.

    Nani yang jongkok sambil mengguyur badannya memperhatikan kelakuan kami. Kupanggil dia agar mendekat.
    Nani menurut lalu aku sambil memompa emaknya aku gerayangi badannya. Sekitar 5 menit si emak sudah
    bilang

    “udah-udah mas ampun mas saya lemes banget,” katanya setelah dia meregang puncak orgasme.

    Sementara aku masih nanggung.Kini nani ku minta nungging dan segera dedeku kuarahkan ke mem3knya dari
    belakang. Beda banget mem3k sianak dengan si Mak, Si Emak tadi mudah sekali mencoblosnya. Kalau sianak
    pake rada dituntun baru bisa pelan-pelan masuk.

    Aku kembali memompa dan karena ketatnya liang nani aku tidak mampu bertahan lama baru sekitar 5 menit
    aku sudah merasa akan meledakkan lahar. Kucabut dari meki si Nani lalu ku tembakkan ke udara bebas.

    Si emak lagi di duduk dilantai lemes.

    “Si emas jago banget maennya,” kata emak.

    Kami lalu menuntaskan mandi dan segera kemlai ke rumah. Kami jadi makin akrab dan aku segera dibawanya
    masuk ke ruang tidur. Kamar tidur itu adalah satu-satunya kamar tidur di rumah itu.

    Di situ terbentang 2 kasur yang didempetkan namun dengan dua sprei yang berbeda corak. Aku disuruhnya
    istirahat tiduran. Dan mereka berdua juga ikut tidur mengapit aku.

    Si emak ini agresif sekali. Kalau bicara sebentar-sebentar nyium pipiku.

    “Aku gemes sama si emas abis cakep sih,” katanya.

    Karena matahari masih mencorong dan kami di dalam kamar yang tidak berventilasi, dengan birahi tinggi
    maka badanku cepat sekali berkuah alias berkeringat.

    “Panas banget boleh gak kita buka baju,“ kata ku menyebut diriku dengan kita menyesuaikan bahasa
    mereka.

    Tanpa menunggu jawaban dari mereka aku segera bangkit dan melepas tidak hanya baju tetapi semua busana
    ku sampai aku telanjang bulat.

    “Kok dibuka semuanya,” kata si Nani.

    “Abis panas, lagian kan tadi udah pada liat di sumur, jadi malunya udah ilang,” kata ku.

    “Idih,” kata Nani.

    Aku kembali mengambil posisi di antara mereka dan diam saja tidak bereaksi. Si emak langsung meremas
    tol ku sambil menciumi pipiku.

    Kelihatannya dia menginstruksikan anaknya untuk juga menciumiku dari sisi lain. Nani gerakannya masih
    canggung, tapi aku diam saja. Emaknya bangkit sambil duduk mengintrusikan anaknya untuk menciumi
    seluruh badan ku.

    Aku protes agar mereka juga telanjang sehingga kita bertiga sama posisinya. Emaknya lalu berdiri
    membuka semua bajunya dan dia juga menyuruh anaknya untuk membuka semua bajunya juga..
    Si emak kembali mengajari anaknya bagaimana caranya menyenangkan laki-laki, sampai akhirnya anaknya
    disuruh ngemut tool-ku.

    “Jangan sampai kena giginya, nanti masnya ngrasa sakit. Mulanya si Nani agak ragu. Tapi kemudian
    ibunya memberi contoh dengan cara mempraktekkannya langsung lengkap menjilat kedua kantong zakarku
    sampai ke lubang matahari

    Aku yang menjadi bahan praktikum, mengelinjang-gelinjang nikmat. Nani tampaknya berbakat, karena dalam
    waktu relatif singkat dia sudah menguasi ilmu oral-mengoral. Setelah sekitar 10 menit kutarik tubuhnya
    ke atas lalu kusuruh dia duduk di dadaku kusuruh maju sedikit sampai mekinya tepat jangkauan lidahku.

    Kukuak mem3knya yang masih gundul dan baru berambut sedikit. Benjolan kecil nampak menonjol di ujung
    atas bibir dalamnya. Itu tanda dia sudah cukup terangsang, Segera lidahku menggapai clitoris sambil
    kedua tanganku menahan pinggulnya yang kalau kulepas gerakannya terlalu liar.

    Nani mendesis sambil mengerang. Dia kelihatannya lebih rame dari pada ibunya. Ibunya yang dari tadi
    duduk saja memperhatikan permainan kami tiba-tiba bangkit. Aku tidak bisa jelas melihatnya, tapi aku
    merasa dia duduk mengangkangi badanku sambil menuntun tool ku yang lagi siaga ke dalam mekinya.

    Blebesss, masuk semua barang ku kedalam mekinya dan dia segera memaju mundurkan pinggulnya. Toolku
    seperti diulek atau dikacau (stir). Kosentrasiku jadi terbelah. Tapi aku berusaha memuatkan serangan
    lidahku secara konstan di ujung clitoris si Nani. Nani makin hot terlihat dari gerakannya yang melawan
    tahanan tanganku.

    Aku semakin keras menahan pinggul nani agar dia tidak menggelinjang terlalu liar. Akhirnya Nani sampai
    dan dia menjerit.

    Aku lalu membenamkan mulutku di meki nani. Ibunya nampaknya terpengaruh dengan teriakan Nani sehingga
    dia pun lalu mempercepat gerakkannya dan semakin liar sampai akhirnya dia juga berhenti dengan liang
    vaginanya berkedut. Dia memeluk anaknya.

    Keduanya aku minta tidur telentang untuk istirahat. Aku mengambil alih dengan mencolokkan jari tengah
    kanan ke Nani dan jari tengah kiri ke emaknya. Aku meraba titik G spot mereka. Keduanya akhirnya
    teraba.

    Lalu ku usap halus. Mereka mulai bereaksi dan pinggulnya di gerakkan gak beraturan, kadang maju mundur
    kadang kiri-kanan, sampai tiba-tiba Nani teriak sekencang-kencangnya gak sampai semenit Emaknya juga
    ikut teriak panjang.

    Mereka berdua seperti orang tak berdaya lemas dan pasrah. Aku segera mengambil alih untuk memuaskan
    diriku. Pertama kupilih meki emaknya, kugenjot sampai sekitar 10 menit, kemudian aku pindah ke nani
    dan kugenjot terus sampai akhirnya aku memuntahkan lahar putih jauh di dalam meki si Nany.

    Kami tertidur bertiga dalam keadaan bugil.

    Aku tidak sadar berapa lama tertidur sampai kudengar suara samar-samar emak si nani bangun .dia
    mencari lampu untuk dihidupkan, karena seisi rumah itu gelap gulita. Lampu yang dinyalakan adalah
    lampu minyak.

    Aku pun lalu bangun dan akhirnya kami bertiga dengan obor menuju ke sumur untuk membersihkan diri. Aku
    merasa kayak punya dua istri dua di kampung ini. Tapi uniknya kedua istri itu anak dan ibu. Keduanya
    berlaku manja sekali dan sering menggelendot.

    “Mas tempenya udah digoreng, mau dimasak apaan” kata si emak.

    ”Diulek pake 1 siung besar bawang putih dan cabe rawit ijo, tapi cabe dan bawangnya diulek dulu sama
    garam, jangan terlalu alus baru tempenya di teken-teken ke sambelnya,” kata ku.

    Dengan lauk tempe itu kami bertiga makan malam dengan lahapnya. “Enak banget ya padahal Cuma gitu aja
    bikinnya, “ kata si emak.

    Selesai makan kami duduk di beranda rumahnya sambil aku dibuatkan kopi dan singkong rebus. Kami
    ngobrol sampai sjam 11 malam. Lalu kembali masuk rumah dan menutup pintu. Kami bertiga kembali
    berbaring dan aku selalu ditempatkan diantara mereka berdua.

    Kami malam itu bertempur lagi sampai jam 2. Sampai akhirnya bangun agak kesiangan. Jam 7 baru kami
    terjaga dari tidur nyenak. Lalu kami buru-buru berkemas dan kembali ke sumur untuk membersihkan diri.
    Di sumur tidak terjadi insiden.

    Jam 10 si Heri datang untuk menjemput aku. Si emak minta agar aku memperpanjang waktu dan minta Heri
    datang besok lagi.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Mencium Vaginanya Miruko

    Cerita Sex Mencium Vaginanya Miruko


    1287 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Mencium Vaginanya MirukoCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Dulu aku sering mengerim cerita disini karena kali ini aku mendapat pengalaman baruku, maka aku akan share disini lagi kisah ini berbeda dari yang sebelumnya tentang perkenalanku dengan cewek lewat aplikasi MIRC, kisah ku ini terjadi Beijing dimana saat aku kesana musimnya dingin jadi aku kalau kemana mana pakai pakaian tebal supaya tidak kedinginanan.

    Saat itu adalah hari ke 2 saya berada di Beijing dan saya sudah mengetahui tempat makan, tempat jalan dan saya sudah mencoba naik bis di kota Beijing.

    Saya sempat tergiur melihat cewek-cewek Beijing yang berlalu lalang di dalam sekolah tempat saya belajar bahasa Mandarin. Seandainya bahasa Mandarin saya sudah bagus, tentunya saya bisa berkenalan dengan mereka.

    Saat itu saya belum mengenal siapa-siapa selain agen perjalanan yang mengatur di mana saya tinggal dan di mana saya akan mendapatkan pendidikan bahasa Mandarin. Karena tidak ada kerjaan, saya berjalan-jalan di aula sekolah tersebut dan saya melihat sepucuk kertas kecil berisikan nama dan nomor telepon yang menempel di sebuah papan pengumuman.

    Kertas itu bertuliskan dalam bahasa Inggris sehingga saya dapat membacanya dengan jelas. Pemilik kertas itu bernama Zhang Jing Jing atau Miruko (ini adalah nama asli dia, tetapi tidak usah diedit supaya lebih asyik dan menarik).

    Setelah hari berganti senja, saya memberanikan mencoba menelpon Zhang Jing Jing atau Miruko. Dengan bermodalkan bahasa mandarin saya yang pas-pasan dan bahasa Inggris, saya mengutarakan maksud saya untuk belajar bahasa Mandarin dan saya akan membayar dia untuk menjadi guru private saya.

    Dia menawarkan diri untuk mengajar saya bahasa mandarin dengan biaya 10 RMB (Rp 8,000) per 1 jam. Setelah saya setuju dengan harga, dia menawarkan supaya saya datang ke rumah dia keesokan harinya karena kebetulan dia tidak ada kelas dan saya juga belum mulai sekolahnya.

    Tibalah saat waktu les dengan Miruko, saya mandi, makan dan merapikan diri. Setelah semuanya selesai, saya membawa buku tulis dan buku cetak beserta alat tulis ke tempat Miruko. Untuk menemukan tempat Miruko karena saya masih baru sekali di Beijing, saya bertanya letak tempat dia kepada orang-orang sekitar dengan menggunakan bahasa Inggris dan bahasa Mandarin jika mereka tidak mengerti bahasa Inggris.

    Akhirnya setelah berapa lama, saya dapat menemukannya. Setibanya di depan pintu kamar Zhang Jing Jing, saya mengetuk pintu kamar dia dan tak lama, seorang gadis bermata sipit yang memiliki tubuh yang bahenol dan berambut panjang membukakan pintu.

    Wajahnya cantik sekali karena terlihat tidak ada noda atau jerawat di wajahnya. Dengan gugup, saya memperkenalkan diri dengan bahasa Mandarin yang belepotan karena bahasa Inggris dia juga tidak terlalu bagus walaupun saya mengerti maksud dia kalau dia bicara bahasa Inggris.

    Akhirnya masuklah saya ke dalam kamarnya yang sangat kecil itu. Saya sempat terperanjat ketika saya masuk dan melihat dia sedang asyik menonton sebuah VCD Cina porno.

    Terlihat di layar televisinya sepasang laki-laki dan cewek chinese yang sedang asyik berpelukan tanpa busana. Sempat terlintas di pikiran saya bahwa guru privat les saya ini sedang “horny”.

    Setelah Miruko melihat saya memperhatikan layar televisi, dia buru-buru mematikan pesawat televisi dan mengajak saya duduk di ranjang sambil menanyakan apa yang saya ingin pelajari.Setelah itu, saya mencoba bicara kepada dia.

    “Wo Yao Wen Ni (aku mau tanya nih)”, tetapi karena saya melafalkan dengan nada yang salah, dia tersenyum kepada saya sambil mengecup bibir saya dengan bibirnya. Saya kaget bercampur senang dan menanyakan kenapa.

    Dia menjelaskan bahwa saya barusan ngomong kalau saya mau cium dia, makanya dia suka saja karena dia bilang saya tampan seperti bekas pacarnya yang sudah meninggal karena kecelakaan di pesawat terbang.Melihat gelagatnya yang menguntungkan buat saya, saya membalas ciuman bibirnya sambil tangan saya mengelus-elus payudara dia yang ternyata sudah mengeras dan mungkin saja akibat pengaruh VCD yang dia tonton di TV.

    Sambil terus memainkan tangan saya di dada Miruko, saya mengulum bibirnya dan saya sempat surprise karena dia mahir sekali memainkan lidahnya.Beberapa menit kemudian, dia melepaskan ciumannya dan dia memberitahu arti kata “ciuman” di dalam bahasa Mandarin.

    Dia juga mengenalkan bagian tubuhnya dan tubuh saya dalam bahasa Mandarin. Saya hanya mengangguk sambil berusaha bertanya pada Miruko dengan menggunakan bahasa Mandarin. Setelah itu, saya menyuruhnya untuk berbaring dan saya mendekatkan mulut ke dalam vaginanya dan sebelum saya mencium vaginanya, saya menyuruh dia untuk ngomong kotor dalam bahasa Mandarin seandainya dia merasa nikmat walaupun saya cuma tahu sedikit kata kata kotor dalam bahasa Mandarin.

    Kemudian, saya mencium klitorisnya dan memainkan lidah saya di klitoris cewek Beijing ini. Miruko merintih-rintih dengan penuh kenikmatan dan dia mulai mendesah-desah dan mengeluarkan bahasa “dewa”nya dan saya tahu bahwa dia sedang berbicara kotor karena merasakan kenikmatan yang maha dahsyat ini.

    “Slurpp”, lidah saya terus merajalela menjelajahi lubang kenikmatan Miruko dan 15 menit kemudian, kepala saya dijepit dengan kuat oleh Miruko sehingga saya menjadi susah bernafas dan pada saat yang bersamaan, dia berteriak dan mengeluarkan bahasa Mandarin yang artinya,

    “Gue klimakss.., sayy..” dan tubuh dia bergetar secara hebat.Saya tidak puas dengan permainan ini walaupun saya tahu dia sudah puas, saya mulai mengeluarkan “burung” saya dari dalam CD dan saya mulai memasukkan penis saya di dalam vaginanya tanpa memberitahukan dia yang masih menikmati momen-momen kenikmatan itu.

    Saat saat memasukkan penis ke dalam vaginanya, dia kaget dan berteriak lirih dalam bahasa Mandarin yang artinya, “Joee.., sakitt..”, tapi aku diam saja dan terus memasukkan penis saya sampai kira-kira menyentuh rahimnya.

    Setelah sampai di ujung liang kenikmatannya, saya mencium bibirnya dan dia membalas ciuman saya dengan panas dan agresif dan tangan saya bermain-main dengan liarnya di payudaranya.

    “Hmm.., Ahh.., inii pertama kali saya main dengan orang Indonesia”, katanya dalam bahasa Mandarin yang kadang-kadang bercampur dengan bahasa Inggris. Saya memainkan penis saya di dalam liang surgawinya, cukup lama sekitar 1 jam, tapi saya tahu bahwa dia sudah mencapai puncak surgawi sekitar 4 kali.

    Tetapi saya belum merasa puas (terus terang saya termasuk Hiperseks apalagi ini adalah kesempatan pertama kali bisa merasakan liang surgawi seorang gadis cina asli), saya meminta dia untuk membelakangi saya dan saya mulai memasukkan penis saya ke anusnya.

    Tiba-tiba dia berteriak dengan penuh sensasi dan berkata, “Joe.., kamu adalah pria terhebat.., bahkan eks saya tidak bisa memuaskan saya begini banyak.., arghh.., ohh..”, sambil menggoyang-goyangkan pantatnya yang membuat saya menjadi semakin nikmat.

    Setelah beberapa lama, saya merasa tidak kuat lagi menahan kenikmatan ini dan saya mengeluarkan “senjata” saya dari anusnya dan menyuruh dia untuk menghisap penis saya. Saya sungguh kaget karena dia menyambut tawaran saya dengan senang hati dan saya tiduran sementara penis saya dihisap oleh Miruko dengan nafsunya.

    Dia menghisap hisap penis saya seperti anak kecil yang sedang mengemut permen loli atau ice cream. Makin lama dia menghisap, makin cepat hisapan dia yang membuat saya merasakan sensasi yang luar biasa dan di suatu waktu, saya mempercepat gerakan saya sehingga Miruko juga mempercepat hisapannya dan,

    “Arghh.., guee keluarr.., Mirukol”, teriak saya dalam bahasa Mandarin dan di saat saya sedang bergetar hebat, saya bisa melihat sperma saya sedang memenuhi mulut Miruko dan setelah dia melepaskan penis saya dari mulutnya, saya melihat dia menelan sperma saya semuanya dan perasaan saya sungguh puas sekali dengan perlakuannya.

    Akhirnya saya tidak jadi les privat karena sudah terlalu lama bercinta dengannya. Saya kecapaian dan tertidur sambil memeluk dia di atas dada saya. Sekali-kali saya mencium kening dan mulutnya dan dia membalasnya dengan mesra dan dia hanya berkata “Xie Xie.., Ni Hen Li Hai (Terima kasih, kamu hebat sekali)”.

    Sesudah kejadian ini, saya dan Miruko menjadi sangat akrab seperti orang pacaran walaupun kami tidak pacaran dan hubungan ini terputus karena dia akan pindah sekolah ke Guang Zhou untuk menemani nenek dan adiknya.

    Sewaktu dia akan pergi meninggalkan Beijing, saya menemani dia ke Airport dan kami berciuman dengan mesranya sebelum dia masuk ke pesawat untuk terbang ke Guang Zhow. Wo Zhen De Hen Xiang Ta (Aku benar benar merindukan dia.., terutama liang surganya yang asyik)

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Gara – Gara Kunci Rumah Dibawa Teman – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sex Gara – Gara Kunci Rumah Dibawa Teman – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1365 views

    Perawanku – Namaku Hendriansyah, biasa dipanggil Hendri. Saat ini aku kuliah di salah satu Akademi Pariwisata sambil bekerja di sebuah hotel bintang lima di Denpasar, Bali. Kisah yang aku ceritakan ini adalah kisah nyata yang terjadi terjadi saat aku masih duduk di kelas II SMA, di kota Jember, Jawa Timur.

    Saat itu aku tinggal di sebuah gang di pusat kota Jember. Di depan rumahku tinggalah seorang wanita, Nia Ramawati namanya, tapi ia biasa dipanggil Ninik. Usianya saat itu sekitar 24 tahun, karena itu aku selalu memanggilnya Mbak Ninik. Ia bekerja sebagai kasir pada sebuah departemen store di kotaku. Ia cukup cantik, jika dilihat mirip bintang sinetron Sarah Vi, kulitnya putih, rambutnya hitam panjang sebahu. Namun yang paling membuatku betah melihatnya adalah buah dadanya yang indah. Kira-kira ukurannya 36B, buah dada itu nampak serasi dengan bentuk tubuhnya yang langsing.
    Keindahan tubuh Mbak Ninik tampak semakin aduhai saat aku melihat pantatnya. Kali ini aku tidak bisa berbohong, ingin sekali kuremas-remas pantatnya yang aduhai itu. Bahkan jika Mbak Ninik memintaku mencium pantatnya akan kulakukan. Satu hal lagi yang membuatku betah melihatnya adalah bibirnya yang merah. Ingin sekali aku mencium bibir yang merekah itu. Tentu akan sangat nikmat saat membayangkan keindahan tubuhnya.

    Setiap pagi saat menyapu teras rumahnya, Mbak Ninik selalu menggunakan kaos tanpa lengan dan hanya mengenakan celana pendek. Jika ia sedang menunduk, sering kali aku melihat bayangan celana dalamnya berbentuk segi tiga. Saat itu penisku langsung berdiri dibuatnya. Apalagi jika saat menunduk tidak terlihat bayangan celana dalamnya, aku selalu berpikir, wah pasti ia tidak memakai celana dalam. Kemudian aku membayangkan bagaimana ya tubuh Mbak Ninik jika sedang bugil, rambut vaginanya lebat apa tidak ya. Itulah yang selalu muncul dalam pikiranku setiap pagi, dan selalu penisku berdiri dibuatnya. Bahkan aku berjanji dalam hati jika keinginanku terkabul, aku akan menciumi seluruh bagian tubuh Mbak Ninik. Terutama bagian pantat, buah dada dan vaginanya, akan kujilati sampai puas.

    Malam itu, aku pergi ke rumah Ferri, latihan musik untuk pementasan di sekolah. Kebetulan orang tua dan saudaraku pergi ke luar kota. Jadi aku sendirian di rumah. Kunci kubawa dan kumasukkan saku jaket. Karena latihan sampai malam aku keletihan dan tertidur, sehingga terlupa saat jaketku dipakai Baron, temanku yang main drum. Aku baru menyadari saat sudah sampai di teras rumah.

    “Waduh kunci terbawa Baron,” ucapku dalam hati. Padahal rumah Baron cukup jauh juga. Apalagi sudah larut malam, sehingga untuk kembali dan numpang tidur di rumah Ferri tentu tidak sopan. Terpaksa aku tidur di teras rumah, ya itung-itung sambil jaga malam.

    “Lho masih di luar Hen..” Aku tertegun mendengar sapaan itu, ternyata Mbak Ninik baru pulang.

    “Eh iya.. Mbak Ninik juga baru pulang,” ucapku membalas sapaannya. “Iya, tadi setelah pulang kerja, aku mampir ke rumah teman yang ulang tahun,” jawabnya.
    “Kok kamu tidur di luar Hen.”

    “Anu.. kuncinya terbawa teman, jadi ya nggak bisa masuk,” jawabku. Sebetulnya aku berharap agar Mbak Ninik memberiku tumpangan tidur di rumahnya. Selanjutnya Mbak Ninik membuka pintu rumah, tapi kelihatannya ia mengalami kesulitaan. Sebab setelah dipaksa-paksa pintunya tetap tidak mau terbuka. Melihat hal itu aku segera menghampiri dan menawarkan bantuan.

    “Kenapa Mbak, pintunya macet..”
    “Iya, memang sejak kemarin pintunya agak rusak, aku lupa memanggil tukang untuk memperbaikinya.” jawab Mbak Ninik.
    “Kamu bisa membukanya, Hen.” lanjutnya.
    “Coba Mbak, saya bantu.” jawabku, sambil mengambil obeng dan tang dari motorku.
    Aku mulai bergaya, ya sedikit-sedikit aku juga punya bakat Mc Gayver. Namun yang membuatku sangat bersemangat adalah harapan agar Mbak Ninik memberiku tumpangan tidur di rumahnya.

    “Kletek.. kletek…” akhirnya pintu terbuka. Aku pun lega.
    “Wah pinter juga kamu Hen, belajar dari mana.”
    “Ah, nggak kok Mbak.. maklum saya saudaranya Mc Gayver,” ucapku bercanda.
    “Terima kasih ya Hen,” ucap Mbak Ninik sambil masuk rumah.
    Aku agak kecewa, ternyata ia tidak menawariku tidur di rumahnya. Aku kembali tiduran di kursi terasku. Namun beberapa saat kemudian. Mbak Ninik keluar dan menghampiriku.
    “Tidur di luar tidak dingin. Kalau mau, tidur di rumahku saja Hen,” kata Mbak Ninik.
    “Ah, nggak usah Mbak, biar aku tidur di sini saja, sudah biasa kok, “jawabku basa-basi.
    “Nanti sakit lho. Ayo masuk saja, nggak apa-apa kok.. ayo.”
    Akhirnya aku masuk juga, sebab itulah yang kuinginkan.

    “Mbak, saya tidur di kursi saja.”
    Aku langsung merebahkan tubuhku di sofa yang terdapat di ruang tamu.
    “Ini bantal dan selimutnya Hen.”
    Aku tersentak kaget melihat Mbak Ninik datang menghampiriku yang hampir terlelap. Apalagi saat tidur aku membuka pakaianku dan hanya memakai celena pendek.
    “Oh, maaf Mbak, aku terbiasa tidur nggak pakai baju,” ujarku.
    “Oh nggak pa-pa Hen, telanjang juga nggak pa-pa.”
    “Benar Mbak, aku telanjang nggak pa-pa,” ujarku menggoda.
    “Nggak pa-pa, ini selimutnya, kalau kurang hangat ada di kamarku,” kata Mbak Ninik sambil masuk kamar.

    Aku tertegun juga saat menerima bantal dan selimutnya, sebab Mbak Ninik hanya memakai pakaian tidur yang tipis sehingga secara samar aku bisa melihat seluruh tubuh Mbak Ninik. Apalagi ia tidak mengenakan apa-apa lagi di dalam pakaian tidur tipis itu. Aku juga teringat ucapannya kalau selimut yang lebih hangat ada di kamarnya. Langsung aku menghampiri kamar Mbak Ninik. Ternyata pintunya tidak ditutup dan sedikit terbuka. Lampunya juga masih menyala, sehingga aku bisa melihat Mbak Ninik tidur dan pakaiannya sedikit terbuka. Aku memberanikan diri masuk kamarnya.

    “Kurang hangat selimutnya Hen,” kata Mbak Ninik.
    “Iya Mbak, mana selimut yang hangat,” jawabku memberanikan diri.
    “Ini di sini,” kata Mbak Ninik sambil menunjuk tempat tidurnya.
    Aku berlagak bingung dan heran. Namun aku mengerti Mbak Ninik ingin aku tidur bersamanya. Mungkin juga ia ingin aku.., Pikiranku melayang kemana-mana. Hal itu membuat penisku mulai berdiri. Terlebih saat melihat tubuh Mbak Ninik yang tertutup kain tipis itu.

    “Sudah jangan bengong, ayo sini naik,” kata Mbak Ninik.
    “Eit, katanya tadi mau telanjang, kok masih pakai celana pendek, buka dong kan asyik,” kata Mbak Ninik saat aku hendak naik ranjangnya.
    Kali ini aku benar-benar kaget, tidak mengira ia langsung memintaku telanjang. Tapi kuturuti kemauannya dan membuka celana pendek berikut cekana dalamku. Saat itu penisku sudah berdiri.
    “Ouww, punyamu sudah berdiri Hen, kedinginan ya, ingin yang hangat,” katanya.
    “Mbak nggak adil dong kalau hanya aku yang bugil, Mbak juga dong,” kataku.
    “OK Hen, kamu mau membukakan pakaianku.”
    Kembali aku kaget dibuatnya, aku benar-benar tidak mengira Mbak Ninik mengatakan hal itu. Ia berdiri di hadapanku yang sudah bugil dengan penis berdiri. Aku memang baru kali ini tidur bersama wanita, sehingga saat membayangkan tubuh Mbak Ninik penisku sudah berdiri.

    “Ayo bukalah bajuku,” kata Mbak Ninik.
    Aku segera membuka pakaian tidurnya yang tipis. Saat itulah aku benar-benar menyaksikan pemandangan indah yang belum pernah kualami. Jika melihat wanita bugil di film sih sudah sering, tapi melihat langsung baru kali ini.

    Setelah Mbak Ninik benar-benar bugil, tanganku segera melakukan pekerjaannya. Aku langsung meremas-remas buah dada Mbak Ninik yang putih dan mulus. Tidak cuma itu, aku juga mengulumnya. Puting susunya kuhisap dalam-dalam. Mbak Ninik rupanya keasyikan dengan hisapanku. Semua itu masih dilakukan dengan posisi berdiri.

    “Oh, Hen nikmat sekali rasanya..”
    Aku terus menghisap puting susunya dengan ganas. Tanganku juga mulai meraba seluruh tubuh Mbak Ninik. Saat turun ke bawah, tanganku langsung meremas-remas pantat Mbak Ninik. Pantat yang padat dan sintal itu begitu asyik diremas-remas. Setelah puas menghisap buah dada, mulutku ingin juga mencium bibir Mbak Ninik yang merah.

    “Hen, kamu ahli juga melakukannya, sudah sering ya,” katanya.
    “Ah ini baru pertama kali Mbak, aku melakukan seperti yang kulihat di film blue,” jawabku.
    Aku terus menciumi tiap bagian tubun Mbak Ninik. Aku menunduk hingga kepalaku menemukan segumpal rambut hitam. Rambut hitam itu menutupi lubang vagina Mbak Ninik. Bulu vaginanya tidak terlalu tebal, mungkin sering dicukur. Aku mencium dan menjilatinya. Tanganku juga masih meremas-remas pantat Mbak Ninik. Sehingga dengan posisi itu aku memeluk seluruh bagian bawah tubuh Mbak Ninik.

    “Naik ranjang yuk,” ucap Mbak Ninik.
    Aku langsung menggendongnya dan merebahkan di ranjang. Mbak Ninik tidur dengan terlentang dan paha terbuka. Tubuhnya memang indah dengan buah dada yang menantang dan bulu vaginanya yang hitam indah sekali. Aku kembali mencium dam menjilati vagina Mbak Ninik. Vagina itu berwarna kemerahan dan mengeluarkan bau harum. Mungkin Mbak Ninik rajin merawat vaginanya. Saat kubuka vaginanya, aku menemukan klitorisnya yang mirip biji kacang. Kuhisap klitorisnya dan Mbak Ninik menggeliat keasyikan hingga pahanya sedikit menutup. Aku terjepit diantara paha mulus itu terasa hangat dan nikmat.

    “Masih belum puas menjilatinya Hen.”
    “Iya Mbak, punyamu sungguh asyik dinikmati.”
    “Ganti yang lebih nikmat dong.”
    Tanpa basa-basi kubuka paha mulus Mbak Ninik yang agak menutup. Kuraba sebentar bulu yang menutupi vaginanya. Kemudian sambil memegang penisku yang berdiri hebat, kumasukkan batang kemaluanku itu ke dalam vagina Mbak Ninik.

    “Oh, Mbak ini nikmatnya.. ah.. ah..”
    “Terus Hen, masukkan sampai habis.. ah.. ah..”
    Aku terus memasukkan penisku hingga habis. Ternyata penisku yang 17 cm itu masuk semua ke dalam vagina Mbak Ninik. Kemudian aku mulai dengan gerakan naik turun dan maju mundur.
    “Mbak Ninik.. Nikmaat.. oh.. nikmaattt seekaliii.. ah..”
    Semakin lama gerakan maju mundurku semakin hebat. Itu membuat Mbak Ninik semakin menggeliat keasyikan.
    “Oh.. ah.. nikmaatt.. Hen.. terus.. ah.. ah.. ah..”

    Setelah beberapa saat melakukan maju mundur, Mbak Ninik memintaku menarik penis. Rupanya ia ingin berganti posisi. Kali ini aku tidur terlentang. Dengan begitu penisku terlihat berdiri seperti patung. Sekarang Mbak Ninik memegang kendali permainan. Diremasnya penisku sambil dikulumnya. Aku kelonjotan merasakan nikmatnya kuluman Mbak Ninik. Hangat sekali rasanya, mulutnya seperti vagina yang ada lidahnya. Setelah puas mengulum penisku, ia mulai mengarahkan penisku hingga tepat di bawah vaginanya. Selanjutnya ia bergerak turun naik, sehingga penisku habis masuk ke dalam vaginanya.

    “Oh.. Mbak Ninik.. nikmaaatt sekali.. hangat dan oh..”
    Sambil merasakan kenikmatan itu, sesekali aku meremas-remas buah dada Mbak Ninik. Jika ia menunduk aku juga mencium buah dada itu, sesekali aku juga mencium bibir Mbak Ninik.
    “Oh Hen punyamu Oke juga.. ah.. oh.. ah..”
    “Punyamu juga nikmaaat Mbaak.. ah.. oh.. ah…”
    Mbak Ninik rupanya semakin keasyikan, gerakan turun naiknya semakin kencang. Aku merasakan vagina Mbak Ninik mulai basah. Cairan itu terasa hangat apalagi gerakan Mbak Ninik disertai dengan pinggulnya yang bergoyang. Aku merasa penisku seperti dijepit dengan jepitan dari daging yang hangat dan nikmat.

    “Mbak Ninik.. Mbaaakk.. Niiikmaaattt..”
    “Eh.. ahh.. ooohh.. Hen.. asyiiikkk.. ahh.. ennakk.. nikmaaatt..”
    Setelah dengan gerakan turun naik, Mbak Ninik melepas penisku. Ia ingin berganti posisi lagi. Kali ini ia nungging dengan pantat menghadapku. Nampak olehku pantatnya bagai dua bantal yang empuk dengan lubang nikmat di tengahnya. Sebelum kemasukan penisku, aku menciumi dahulu pantat itu. Kujilati, bahkan hingga ke lubang duburnya. Aku tak peduli dengan semua hal, yang penting bagiku pantat Mbak Ninik kini menjadi barang yang sangat nikmat dan harus kunikmati.

    “Hen, ayo masukkan punyamu aku nggak tahaan nih,” kata Mbak Ninik.
    Kelihatannya ia sudah tidak sabar menerima hunjaman penisku.
    “Eh iya Mbak, habis pantat Mbak nikmat sekali, aku jadi nggak tahan,” jawabku.
    Kemudian aku segera mengambil posisi, kupegang pantatnya dan kuarahkan penisku tepat di lubang vaginanya. Selanjutnya penisku menghunjam dengan ganas vagina Mbak Ninik. Nikmat sekali rasanya saat penisku masuk dari belakang. Aku terus menusuk maju mundur dan makin lama makin keras.

    “Oh.. Aah.. Hen.. Ooohh.. Aah.. Aaahh.. nikmaaatt Hen.. terus.. lebih keras Hen…”
    “Mbak Ninik.. enak sekaliii.. niiikmaaatt sekaaliii..”
    Kembali aku meraskan cairan hangat dari vagina Mbak Ninik membasahi penisku. Cairan itu membuat vagina Mbak Ninik bertambah licin. Sehingga aku semakin keras menggerakkan penisku maju mundur.Mbak Ninik berkelonjotan, ia memejamkan mata menahan rasa nikmat yang teramat sangat. Rupanya ia sudah orgasme. Aku juga merasakan hal yang sama.

    “Mbak.. aku mau keluar nih, aku nggak tahan lagi..”
    Kutarik penisku keluar dari lubang duburnya dan dari penisku keluar sperma berwarna putih. Sperma itu muncrat diatas pantat Mbak Ninik yang masih menungging. Aku meratakan spermaku dengan ujung penisku yang sesekali masih mengeluarkan sperma. Sangat nikmat rasanya saat ujung penisku menyentuh pantat Mbak Ninik.
    “Oh, Mbak Ninik.. Mbaak.. nikmat sekali deh.. Hebat.. permainan Mbak bener-bener hebat..”
    “Kamu juga Hen, penismu hebat.. hangat dan nikmat..”

    Kami berpelukan di ranjang itu, tak terasa sudah satu jam lebih kami menikmati permainan itu. Selanjutnya karena lelah kami tertidur pulas. Esok harinya kami terbangun dan masih berpelukan. Saat itu jam sudah pukul 09:30 pagi.

    “Kamu nggak sekolah Hen,” tanya Mbak Ninik.
    “Sudah terlambat, Mbak Ninik tidak bekerja.”
    “Aku masuk sore, jadi bisa bangun agak siang..”
    Kemudian Mbak Ninik pergi ke kamar mandi. Aku mengikutinya, kami mandi berdua dan saat mandi kembali kami melakukan permainan nikmat itu. Walaupun dengan posisi berdiri, tubuh Mbak Ninik tetap nikmat. Akhirnya pukul 14:30 aku pergi ke rumah Baron dan mengambil kunci rumahku. Tapi sepanjang perjalanan aku tidak bisa melupakan malam itu. Itulah saat pertama aku melakukan permainan nikmat dengan seorang wanita.

    Kini saat aku kuliah dan bekerja di Denpasar, aku masih sering mengingat saat itu. Jika kebetulan pulang ke Jember, aku selalu mampir ke rumah Mbak Ninik dan kembali menikmati permainan nikmat. Untung sekarang ia sudah pindah, jadi kalau aku tidur di rumah Mbak Ninik, orang tuaku tidak tahu. Kubilang aku tidur di rumah teman SMA. Sekali lagi ini adalah kisah nyata dan benar-benar terjadi.

  • Majalah Sex Ajakan Bercinta Dengan Istri Bossku Yang Kesepian

    Majalah Sex Ajakan Bercinta Dengan Istri Bossku Yang Kesepian


    1892 views

    Perawanku – Namaku Eko ( bukan nama sebenarnya ). Aku tinggal di Lombok. Ceritaku ini terjadi pada awal tahun 2016. Pada waktu itu aku kuliah di sebuah di salah satu Perguruan Tingi Swasta di Lombok.

    Aku ambil cuti kuliah untuk bekerja di sebuah radio swasta yang sudah terkenal di kota itu. Waktu itu aku bekerja sebagai kru produksi. Pekerjaannya sangat sederhana yaitu merekam lagu, membuat iklan radio, dan mempersiapkan segala hal yang sifatnya off-air.

    Pemilik radio itu namanya Bapak Wirata! Dia mempunyai istri yang sangat cantik. Aku biasa menyebutnya dengan Ibu Diah, .Ibu Diah tingginya kira-kira 170 cm, bahkan lebih tinggi dari suaminya. Ibu Diah bekerja di sebuah perusahaan swasta di Lombok.

    Sejak pertama kali bekerja di radio itu, aku udah jatuh cinta ama Ibu Diah untuk pertama kalinya. Ibu Diah ini sangat cantik, mungkin sensual. Tinggi kira-kira 170cm, Payudaranya tidak besar, sama sekali tidak besar. Tapi justru payudaranya yang kecil itu yang membuatku sangat penasaran. Aku selalu terobsesi dengan payudara yang kecil!hihihii..

    Suatu ketika ibu Diah menyuruh aku ke rumahnya untuk memperbaiki komputernya yang rusak.Sesampai di dalam rumah aku tidak menemukan siapa pun. Dimana Mbak Diah, pikirku. Kulangkahkan kakiku ke ruang tengah. Kosong juga. Wah, di mana nih. Perlahan aku berjalan ke dapur sambil berharap ketemu dengan sang idola. Kalo udah pada tidur ya aku pulang aja. Sampai aku dikejutkan oleh sepasang tangan yang melingkar dipinggangku dari belakang.

    “malam ini temenin Mbak ya”, terdengar bisikan di telingaku.

    Tanpa basa-basi aku segera memutar tubuhku dan di depanku telah berdiri Mbak Diah dengan paras yang sangat cantik. Wajah Mbak Diah persis di depanku. Hidungku nyaris bersentuhan dengan hidung Mbak Diah. Terasa hangat di wajahku ketika Mbak Diah menghembuskan nafas. Aku benar-benar dibuat terpesona.

    Mbak Diah sudah berganti pakaian dengan kimono warna pink. Matanya sayu menatapku. Entah keberanian dari mana yang mendorong wajahku sehingga bibirku mengecup lembut bibir Mbak Diah. Tidak ada perlawanan dari Mbak Diah. Bibirku terus bermain di bibir Mbak Diah beberapa lama. Kurasakan tangan Mbak Diah membuka lembut kemejaku.

    Aku mencoba melingkarkan tanganku di punggung Mbak Diah. Kuusap perlahan punggungnya sambil terus memainkan bibirku. Lidahku mulai menerobos masuk ke dalam mulut Mbak Diah. Bibir Mbak Diah lembut sekali, wangi dan itu membuatku semakin bernapsu.

    Lidahku semakin liar bermain. Kuciumi lagi bibirnya, hidungnya, matanya, keningnya, pipinya, dagunya. Dan semuanya terasa lembut. Napas Mbak Diah semakin memburu. Tanganku bergerak ke bawah mencari2 tali kimono. Setelah ketemu, kubuka talinya pelan. Ketika berhasil kulepaskan, kimono tersebut merosot jatuh ke lantai, Kumundurkan tubuhku dan nampaklah pemandangan yang sangat indah yang sering kubayangkan selama ini.

    Mbak sudah tidak memakai bra dan cd. Payudara yang selama ini hanya ada dalam imajinasiku kini terpampang jelas di hadapanku. Tampak puting yang kecil berwarna coklat dan merah muda pada ujungnya. Bener-bener sesuai ama selera dan harapanku. Payudaranya kecil, mungkin ukuran 34a. Tapi aku suka banget ama yang segitu.

    “Eko Kenapa berhenti?”, ucapnya lirih seraya matanya yang sayu memandangku.

    Tanpa pikir panjang kuhampiri Mbak Diah dan berlutut di depannya. Aku membungkuk dan mencium lembut jari kaki sebelah kirinya sementara tangan kananku membelai lembut betis kanan Mbak Diah.
    Yang kudengar saat itu hanya lenguhan nikmat dari Mbak Diah. Kudongakkan kepalaku menatap Mbak Diah. Mbak Diah hanya menatapku sayu dengan nafas yang memburu. Kuarahkan perhatianku lagi ke bawah. Kuciumi lagi kaki kiri dan kanan berganti sementara tanganku mengusap lembut betisnya.

    Mbak Diah terus mendesis sampai suatu saat Mbak Diah hampir terduduk karena menahan kenikmatan dari ciuman dan belaian di betisnya. Aku bangkit dan kusandarkan tubuh Mbak Diah di tembok dapur dengan posisi tubuh berdiri. Aku berlutut lagi dan kini yang menjadi sasaranku adalah pahanya. Kuciumi pelan paha kanan Mbak Diah. Tangan kanan Mbak Diah mencengkeram tembok. Kuciumi terus mulai dr atas lutut sampai mendekati pangkal pahanya.

    Tercium aroma yang membuatku semakin mabuk asmara ketika menciumi sekitar pangkal paha. Mbak Diah berusaha mengatupkan pahanya tapi aku menahannya dengan kedua tangan supaya tetap terbuka. Ciumanku pindah ke paha yang kiri sementara tangan kananku bergerak ke atas ke wilayah perut dan mengusap pelan dengan ujung jariku. Mbak Diah semakin mendesis tidak karuan.

    “Oh… Eko… Shh… sh…”
    Ciumanku terus naik mendekati pangkal pahanya. Dengan gerakan sedikit menyentak kurenggangkan lagi paha Mbak Diah.

    Oughhh… Mbak Diah melenguh panjang menerima perlakuanku yang tiba2. Kupandangi sejenak gundukan di depanku. Jembutnya lebat sekali dan baunya wangi. Sambil tetap memegangi kedua lutut Mbak Diah, kujulurkan hidungku menyapu jembutnya. Tubuh Mbak Diah bergetar menerima sapuan hidungku. Tampak samar belahan daging dan kucoba menjilat pelan membelah hutan jembut yang lebat itu.

    “Ouhh… Eko…”, tangannya meraih rambutku dan menjambak pelan. Lidahku terus menjilat mencari-cari daging nikmat. Kurasakan ada cairan menempel dilidahku. Gurih terasa di mulutku. Mulutku pun mulai menghisap gundukan indah Mbak Diah.

    “oh… Sshh… Sshh… Eko… enak banget kooooo…”,

    desah Mbak Diah. Desahan itu membuatku semakin ganas. Kontolku sudah tegang dari tadi tapi aku ingin bermain dengan Mbak Diah. Hisapanku di memek Mbak Diah semakin liar. Sementara Mbak Diah meliuk-liuk menerima serangan di memeknya.

    “Eko.. Kamu kok pinter banget sih…”,

    kata Mbak Diah manja. Aku hanya tersenyum aja mendengarnya.
    Perlahan ciumanku naik ke perut Mbak Diah. Tidak lama di situ aku berniat untuk langsung menyerbu payudara Mbak Diah. Aku segera bangkit. Kupandangi sejenak payudara Mbak Diah yang sedari tadi belum kusentuh sama sekali. Lalu kupandangi wajah Mbak Diah, titik2 keringat bermunculan di keningnya.
    Kumajukan wajahku ke arah payudara Mbak Diah, tanpa mengalihkan pandangan dari matanya. Sampai di payudara yang sebelah kiri kukecup pelan putingnya. Mbak Diah mendongakkan wajahnya menerima sensasi kecil di putingnya. Kukulum puting payudara kiri Mbak Diah. Terasa hangat di dalam mulutku. Mbak

    Diah mulai mendesis lagi.
    “terusin kooooooo… terusin”,

    Aku semakin gencar mengulum puting payudara Mbak Diah. Sesekali kusedot dengan keras.

    “Ahh.!” Mbak Diah berteriak kecil.

    Aku melirik ke payudara yang sebelah kanan. Segera kuarahkan bibirku ke puting kanan. Perlakuanku beda kali ini. Aku menyerbu payudara kanan Mbak Diah dengan sangat liar sementara tangan kananku memegang dengan kuat payudara yang kiri.

    Menerima perlakuanku yang berubah drastis, Mbak Diah berteriak keras dengan menggoyangkan kepalanya kiri kanan. Keliaranku itu bertahan selama 10 menitan sementara kontolku sengaja kugesek-gesekkan ke memek Mbak Diah.

    Mbak Diah terus menerus meracau. Tidak jelas apa yang diucapkan. Aku sudah tidak tahan lagi. Segera kubalik tubuh Mbak Diah kupaksa untuk menungging. Mbak Diah menahan tubuhnya dengan tangan di tembok. Kuarahkan kontolku ke memek Mbak Diah. Pelan aku coba menerobos liang memek Mbak Diah.

    Agak susah juga mencari posisi lubang vagini Mbak Diah. Setelah beberapa saat akhirnya kontolku sudah berada dalam jepitan memek Mbak Diah.

    “Mbak…” aku menahan sebentar kontolku. Mbak Diah melenguh panjang.
    “ouhh…hss…koooooooooo…”

    aku segera menarik kontolku pelan sampai tersisa kepalanya dalam memeknya. Lalu kutusuk lagi dengan gerakan cepat. Mbak Diah lagi-lagi melenguh panjang. Kulakukan berulang kali sampai 15 menit. Tanpa berganti posisi aku percepat gerakanku. Tanganku kubiarkan bebas menggantung.

    Kontolku terus kupacu di dalam memek Mbak Diah. Sampai suatu ketika tubuh Mbak Diah mengejang hebat dan Mbak Diah melolong hebat merasakan orgasme pertamanya. Tubuh Mbak Diah bergetar beberapa saat. Aku harus menahan tubuhnya karena seperti mau terjatuh ke lantai. Sebenarnya aku juga sudah hampir sampai tapi sekuat tenaga aku bertahan. Aku tidak mau permainan ini cepat selesai.

    Kudiamkan sebentar kontolku di dalam memek Mbak Diah dan membiarkan Mbak Diah mengatur napasnya, menikmati orgasmenya. Beberapa saat kemudian, aku melanjutkan lagi serbuanku ke memek

    Mbak Diah.

    “Oh…uh…oh…uh”, suara Mbak Diah keenakan.
    “Ko, enak banget”, tambahnya lagi.

    Tangan kirinya meraih tangan kiriku dan meletakkannya di payudaranya. Sensasi di dua wilayah sensitifnya membuat mbak Diah ga semakin ga karuan. Sodokanku di memeknya kupercepat sementara tanganku semakin kuat di payudaranya. Akhirnya, aku mengeluarkan senjataku yang terakhir.

    Tangan kananku yang bebas kuarahkan ke lubang anusnya. Kuludahi anusnya dan kuusap keras bagian anus Mbak Diah. Sekarang 3 bagian sensitifnya habis aku garap. Mbak Diah semakin menikmati permainanku. Kepalanya terayun-ayun menambah keseksiannya. Badannya terus terguncang-guncang menerima sodokan kontolku. Aku pun mulai kacau merasakan sensasi di kontolku.

    “Mbak, enak banget Mbak”, kataku?
    “heh…uh… terusin ko. Ahh…”

    Jariku mencoba menerobos ke liang anus Mbak Diah. Aku tidak berani terlalu dalam. Takut menyakiti Mbak Diah. Kontolku terus menghunjam di memek Mbak Diah. Sampai akhirnya aku merasakan gelombang sangat kuat yang siap menerobos keluar dari kontolku.

    “Mbak… Aku dah mo keluar Mbak… Mphhh…”
    Iiiiyyaaaa ko… mbak juga… aaayooo koooo…”

    Kupercepat gerakanku. Kontolku terus menerobos memek sampai akau tidak kuat lagi menahan gejolakku…

    Croot…croot…croot… Ah… Ah… Ah…

    Gerakan kontolku kuhentikan di dalam memek Mbak Diah. Dan tubuh Mbak Diah pun bergetar sangat hebat. Tangan kirinya mencengkeram tangan kiriku yang bermain di payudaranya dengan sangat kuat.
    “AHHH…ekooooo”, teriaknya memenuhi ruangan dapur.

    Kujatuhkan kepalaku ke punggung Mbak Diah. Kutarik kontolku pelan-pelan, dan kuhunjamkan lagi ke dalam memek Mbak Diah tapi dengan gerakan yang sangat pelan. kedua tanganku memegang lembut payudara Mbak Diah. Nikmat banget. Sumpah nikmat banget. Kuciumi pelan punggung Mbak Diah sementara Mbak Diah ga tahan menerima orgasmenya.

    Setelah beberapa saat, aku tetap membiarkan kontolku bertahan di dalam memek Mbak Diah. Lalu, pelan-pelan kutarik kontolku. Mbak Diah melenguh merasakan gesekan pelan di memeknya.

    “Mbak… Nikmat banget. Mbak cantik sekali”, bisikku pelan.
    “Eko… Kamu hebat. Hhh…mbak nggak ngira kamu mau ama mbak”, katanya sambil membalikkan tubuhnya dan kini duduk terkulai lemas di lantai.

    Aku tersenyum aja mendengarnya.
    “Kapan-kapan, kalo mbak pengen, Eko mau ya nemenin Mbak lagi?”
    “Mmmmm… Siap Mbak! Apapun buat Mbak!”, jawabku sambil tersenyum manis.
    this is the fisrt my sex story with Mbak Diah, istri bosku. Setelah hari itu, selama empat hari aku nemenin Mbak Diah tiap malam. Ga jadi nyesel deh, Pak Wir banyak ijinnya. Ijin terus aja Pak wirrrrr…
    Setiap bosku keluar kota aku selalu menemani Mbak Diah dan memberinya kepuasan.

  • Cerita Sex ABG Pertama Kaliku Waktu Masih SMP

    Cerita Sex ABG Pertama Kaliku Waktu Masih SMP


    1306 views

    Perawanku Cerita Sex ABG Pertama Kali Ini Ketika Aku mempunyai cewek yang bernama Siska yang bersekolah satu SLTP denganku dan juga satu desa dan bahkan satu RT denganku. Siska orangnya imut, juga manis. Payudara Siska berukuran 32b.

    Cerita Sex ABG Pertama Ini adalah kisah semasa aku masih di SLTP (sekarang aku kelas dua SMU). Perkenalkan dahulu namaku Indra, aku bersekolah di SLTP 3 Klaten. Aku orangnya manis (kata banyak temen temen cewekku) kayak bintang film India. Aku bertinggi badan 172 cm, berat badan 54 kg dan aku juga seorang model sehingga banyak cewek yang ingin menjadi pacarku. Cerita seks terbaru hanya ada di ceritapanas.com.Ini pengalaman ML-ku dengannya yang begitu indah, unik, dan mengasyikkan.
    Begini awalnya, saat itu aku sedang di rumah sendirian pada sore hari (kebiasaanku kalau sore hari aku ditinggal berjualan oleh ibuku jadi aku sendirian di rumah sedangkan ayahku sudah meninggal sejak aku kelas 2 SLTP). Saat itu aku sedang nonton TV sendirian (saat itu hari Minggu) Siska datang ke rumahku dan memintaku untuk menemaninya karena dia takut dirumah sendirian sebab ortunya pergi ke Semarang dan lusa baru pulang. Singkat cerita aku langsung menuju ke rumahnya.
    Aku langsung melanjutkan menonton acara TV yang sempat tertunda tadi sedangkan Siska berganti baju di kamarnya. Karena hawanya dingin aku langsung menutup pintu depan rumah jadi dirumah hanya ada kami berdua. Saat itu Siska selesai berganti baju, saat dia keluar aku langsung menatap tak berkedip karena Siska memakai baju yang begitu sexy dan merangsang. Saat itu Siska hanya memakai tanktop putih transparan (sebenarnya itu kaos dalam yang dipakai untuk melapisi BH) tanpa memakai BH lagi di dalamnya sehingga payudaranya terlihat jelas di dalamnya dan bawahannya memakai rok kaos mini yang menampakkan keindahan pahanya. Jika ada cowok yang ada didekatnya pasti cowok itu akan menelan ludah dan langsung beronani takkan tahan dengan tubuh indah Siska. Aku yang disuguhi pemandangan indah itu hanya bisa melotot tak berkedip.
    Siska langsung duduk disampingku dengan cueknya yang saat itu sedang terbengong. Dia langsung ikutan menonton TV.
    “Hai Ndra bengong aja”, tegurnya sambil mengibaskan tangannya.  Agen Obat Kuat Pasutri
    “Eh.. nggak kok”, jawabku terbata bata.
    Kami nonton TV sambil mengobrol berdua hingga pestanya habis. Kebetulan di rumahnya ada VCD jadi kami melanjutkan dengan menonton VCD karena acara TV-nya jadi membosankan. Kami menonton film yang baru dia sewa dari rental yang berjudul “007 – The World Is Not Enough”. Kami menikmati film itu berdua kebetulan di tengah film ada adegan ML yang dilakukan oleh James Bond dengan seorang pemeran cewek. Kami langsung terdiam memperhatikan adegan itu dengan penuh perhatian.
    Tanganku langsung menggenggam tangan Siska yang berada diatas pahaku. Tanpa sadar aku sudah melumat bibir Siska yang kelihatan sayu (mungkin dia terangsang juga). Aku langsung menindih Siska sambil tetap berciuman. Kami bermain bibir dan lidah lama sampai tak terasa tanganku sudah berada di atas payudaranya yang masih ditutupi oleh tanktopnya. Aku masih mengelusnya saja takut dia akan marah tapi ternyata dia malah meremas tanganku yang ada di payudaranya sambil merintih.
    “Ih.. mhh Ndra kok nikmat yah kamu elusin tadi”, katanya sambil meremas tanganku yang ada di susunya.
    Aku diam saja sambil terus meremas payudaranya karena telah mendapat “ijin”nya. Saat aku meremas remas payudaranya, dia meraba raba punggungku, terus ke bawah hingga sampai di daerah pahaku. Saat tiba didaerah pangkal pahaku tangannya berhenti dan meremas kontolku (aku masih memakai celanaku lengkap) yang sudah sejak pertama melihat penampilan Siska tadi telah ngaceng. Dia meremas remas terus.
    “Akhh.. mhh terus sayang”, kataku sambil meremas remas payudaranya keras keras karena rasa nikmatku di daerah kontolku sehingga tak sadar aku meremas kuat kuat payudaranya sampai sampai dia merintih kesakitan.
    “Akkhh Ndra jangan keras keras, sakit tau”, katanya setengah marah. Aku langsung minta maaf. Tangannya memasuki celana satinku (saat itu aku memakai kaos oblong terus bawahnya memakai celana satin tipis dengan celana dalam yang terbuat dari nilon tipis) dan langsung menggenggam kontolku. Karena terasa mengganggu aku menyuruhnya melepas saja celanaku.
    “Sis lepasin aja celanaku biar nggak ngganggu”, kataku sambil menurunkan celanaku. Dia terus membantu dengan meloloskan celanaku sampai terlapas hingga aku telanjang. Dan akupun mematikan TV karena suaranya mengganggu.
    Ndra kok besar banget”, katanya sambil memegang kontolku. Kontolku berukuran panjang 17 cm dengan diameter 4 cm.
    “Iya Sis dan hitam lagi”, kataku sambil bercanda.
    Cerita Sex ABG Pertama Kaliku Waktu Masih SMP

    Cerita Sex ABG Pertama Kaliku Waktu Masih SMP

    “Kocokin dong sayang”, kataku sambil menaik turunkan tangannya yang berada di kontolku. Dia langsung mengocok kontolku dengan kasar, maklum dia baru lihat kontol cowok jadi seperti mendapat mainan baru. Kocokannya terasa kasar tetapi malah membuat sensasi nikmat tersendiri.
    “Yang, kamu buka dong kaosmu biar aku lihat payudaramu masa aku saja yang telanjang”, kataku sambil mengangkat tanktopnya. Dia hanya tersenyum menggodaku. Aku langsung saja membuang tanktopnya sembarangan.
    “Yang, payudaramu indah banget sambil aku meremas remas payudaranya.”
    “Kamu kocokin dong kontolku, nah.. teruss yang”, kataku keenakan ketika dia melanjutkan kocokan di kontolku. Kami melakukan saling remas dengan berdiri berhadapan di depan kursi panjang, tanganku bosan meremas payudaranya langsung turun ke daerah pahanya dan mengelusi paha mulusnya tapi dia masih mengocok kontolku sampai kontolku terasa sakit. Aku menghentikan tangannya agar tidak menyakiti kontolku. Tangannya langsung memelukku dan badan kami langsung menyatu. Aku terus mengelusi pahanya. Hingga aku mendudukkan dia di kursi panjang.
    “Sis kamu duduk aja yah, aku mau ciumin tempik (vagina) kamu”, kataku tanpa basa basi. Aku langsung menaikkan roknya keatas tanpa melepasnya hingga terlihatlah celana dalamnya berwarna merah jambu dengan gambar bunga bunga kecil merangsangku semakin hebat saja. Aku langsung mencium tempiknya yang masih terbungkus celana dalamnya menghirup wangi khas tempiknya (aku paling suka mengintip celana dalam cewek kecil atau mini set, BH mini yang bergambar lucu lucu). Aku lama lama memandangi daerah tempiknya yang masih terbungkus dengan celana dalam bergambar bunga itu. Lalu tanganku pun menurunkan celana dalamnya sampai terlepas hingga terlihat tempik sempit nan indah dengan bulu tipis tipis. Sehingga tanpa sadar aku pun berkata takjub.
    “Sis.. oh Sis kok semakin indah sih sayang, aku boleh menciumnya nggak sih?”, tanyaku sambil meraba tempik Siska.
    “Iya sayang, cium dan, milikilah aku sudah nggak tahan”, kata Siskaku menahan gairahnya.
    Lalu akupun menciumnya perlahan lahan. Aku menciumnya dan tanganku yang kanan naik meremas payudaranya yang sudah tak berpenutup itu. Lama lama aku menjilati tempiknya dengan sedikit melumatnya kasar sehingga Siska merintih rintih kenikmatan.
    “Shh.. Ndraa.. ayo yang keras enak banget Ndra..”, rintihnya sambil meremas remas rambutku dan menekan kepalaku ke tempiknya. Aku melepas jilatanku pada tempiknya saat dia menikmati jilatanku dengan tiba tiba hingga membuatnya terengah engah.
    “Ndraa ayo kenapa kamu hentikan sayang”, katanya sambil terengah engah.
    “Yang kamu jilatin juga dong kontolku”, kataku sambil menurunkan lepas kaos dan roknya yang mini itu.
    “Gimana caranya”, tanyanya karena belum pernah.
    “Pinggangku di atas kepalamu dan pinggangmu tepat di bawah mukaku jadi seperti angka 69″, kataku karena aku ingin mempraktekkan gaya yang ada di film Bokep.
    “Lalu kamu mengulum kontolku lalu aku menjilati tempikmu sayang”, tambahku sambil mengatur posisiku di atas kepala Siska.
    “Ih.. yang, geli”, katanya menggenggam kontolku.
    “Iya sayang, kamu kulum itu”, kataku menyuruh Siska mengulum kontolku. Lalu Siska mengulum kontolku dan akupun mulai menjilati tempiknya dengan rakus karena kegelian.
    “Mhh.. nghh..”, suaranya Siska merintih sambil mengulum batang kontolku.
    “Shh.. mhh.. shh.. terus sayang”, kataku sambil kegelian dan jilatin tempiknya. Kami melakukannya lama sekali hingga Siska sampai pada puncaknya.
    “Akhh say aku mau pipis..”, katanya sambil melepas kulumannya. Aku pun tak mau melepas jilatanku malah semakin menjilat keras keras.
    “Yanghh udahh.. enak yang”, ceracaunya tak jelas. Lalu.. crot.. crot.. crot.. crot. Empat kali air maninya menyembur hingga meleleh kepahanya akupun menjilati tempiknya hingga bersih menikmati air maninya yang rasanya melebihi air madu itu hingga ke pahanya.
    “Shh udah sayang, geli memek ku kamu jilatin terus”, katanya mendorong mukaku menjauhi tempiknya yang indah itu.
    “Yang kamu gantian dong ngemut aku”, kataku sambil menyodorkan kontolku. Lalu Siska memegang kontolku dan menjilati kepalanya yang gundul. Lalu Siska memasukkan ke mulutnya dan ngemut seperti ngemut permen saja hingga aku mendesah desah keenakan.
    “Ahh sishh mhh enak sayang, kamu hebat”, kataku sambil tanganku meremas payudaranya yang menggantung kebawah karena Siska membungkuk. Lalu tanpa sadar akupun segera sampai.
    “Akhh.. shh.. mhh crot croot croot croot croot..”, 5 kali aku menembakkan sperma ke mulut Siska hingga meleleh keluar dari mulutnya. Aku sengaja tidak memberi tahu Siska kalau aku sampai karena aku ingin Siska merasakan air maniku. Kata orang Irian Jaya yang masih pedalaman, jika cewek pasangannya meminum air mani cowoknya dia akan setia pada pasangan cowoknya. Itu terbukti karena sampai sekarang Siska tidak mau pisah denganku.
    “Ih kamu “pipis” nggak bilang bilang, tapi kok enak yah sayang, kayak santan”, kata Siska sambil mengelap air mani yang keluar lewat pipinya.
    “Mhh.. enak kan sayang, mau yang enak lagi nggak”, kataku. Lalu tanpa minta izin dulu aku lalu melebarkan pahanya hingga dia agak mengangkangkan pahanya memperlihatkan bentuk tempiknya yang berbulu halus dan membukit indah itu.
    “Tahan yah sayang, tapi pasti enak kok. Kontolku akan aku masukkan ke tempikmu”, kataku
    “Iya deh masukin aja tapi pelan pelan yah biar aku liat masuknya”, katanya. Setelah itu aku langsung memasukkan kontolku perlahan lahan.
    Pertama tama seperti ada benda empuk yang menolak kontolku. Dua kali gagal lalu aku menarik tempik Siska ke kanan dan ke kiri agar bisa masuk dan aku menyuruh Siska memegang dan memasukkan kontolku kearah tempiknya.
    “Sis bantu dong sayang biar cepet masuk. Ini pegang kontolku dan aku menarik tempikmu agar bisa masuk”, kataku sambil menarik narik tempiknya. Lalu Siska memegang kontolku dan mengarahkan kontolku ke lubang tempiknya yang masih sempit perawan itu. Lalu.. 1,2,3 Bleesshh kepala kontolku baru masuk. Kepala kontolku saja yang masuk tapi sudah memberikan sejuta rasa bagi kami. Siska mendesah dan memegang pantatku dan aku menjerit kecil karena aku juga baru pertama menusuk tempik cewekku.
    “Ndra, sakit sayang..”, kata Ssika menahan perih.
    “Tahan yah sayang ntar juga enakan kok”, kataku.
    “Mhh nggak apa apa kok terusin sayang masukin kontolmu ayo”, kata Siska memberiku semangat agar lebih dalam memasukkan kontolku. Akupun segera mendorong pantatku maju agar kontolku segera masuk.
    Sleep.. pelan pelan kontolku masuk ke tempik Siska. Terasa sekali tempiknya memijat mijat kontolku memberikan kenikmatan yang membuatku seperti terbang hingga aku merasa ada selaput yang menahan masuknya kontolku.
    “Apaan sih, ini kok nahan sayang?”, tanyaku padanya (maklum baru pertama jadi aku tak tau yang namanya selaput dara.
    Cerita Sex ABG Pertama “Udah Ndra terusin aja deh”, jawabnya sambil menggigit bibir bawahnya. Lalu aku mendorong perlahan kontolku agar masuk lagi tetapi selaput itu masih menghalangi. Lalu aku memasukan kontolku dan mendorongnya kuat kuat. Sleep.. breett mirip kain sobek rasanya ketika kontolku menembus selaput itu.
    “Akhh shh.. sakiit sekali Ndra”, kata Siska sambil memelukku erat erat. Aku yang baru merasakan juga merasa sedikit perih pada kontolku seperti lecet memajukan kontolku pelahan lahan saja karena belum masuk semuanya dan setelah masuk semua baru aku mendiamkan kontolku di dalam tempik Siska. Rasanya memang sangat indah, nikmat, sakit, gatal, enak, perih semua berkumpul jadi satu tak bisa diungkapkan dengan kata kata.
    “Sis enak sekali rasanya tempikmu menjepit jepit kontolku”, kataku pada Siska karena memang tempik Siska memijati kontolku.
    “Perih Ndra, tapi nggak apa apa”, katanya menahan perih di tempiknya karena keperawanannya baru saja hilang.
    Lalu perlahan lahan aku memaju mundurkan kontolku hingga aku mendesah dan Siska menjerit karena merasa perih dan nikmat bercampur.
    “Shh.. Siiss enak Sis tempikmu asik bangethh”, kataku tak jelas.
    “Mhh akhh.. sshh sakiit, periihh yang, kontolmu besar banget”, katanya.
    Gerakanku makin lama makin cepat saja. Slep.. slepp.. bleeshh.. blesshh.. bleshh.. cplokk.. cplokk irama senggama kami romantis banget.
    Sudah dua kali kami berganti posisi dari pertama aku diatas tubuh Siska lalu Siska berganti di atas tubuhku dan menggerakkan tubuhnya naik turun seperti naik kuda. Lalu tak terasa ada yang mau keluar dari dalam kontolku lagi.
    “Yang aku mau pipishh..”, kataku menahan gerakan pinggulnya.
    Cerita Sex ABG Pertama “Bentar sayang aku jugaa..”, teriaknya sambil meremas payudaranya sendiri. Hingga tak sabar aku membalikkan tubuh Siska dan melepas kontolku lalu menunggingkan tubuhnya lalu memasukkan kontolku ke dalam tempiknya lagi dan menggenjotnya kuat kuat karena aku merasa akan segera sampai.
    “Sleep.. slepp.. sleep cplok cplokk cplok.. shh akhh sshh aakhh”, desahan Siska dan bunyi persetubuhan kami beriringan lalu.
    “Croott.. croott.. crroott.. suurr.. suurr.. suurr”, kami saling melepaskan air mani kami dan aku memeluk pinggang Siska agar tidak tumpah air mani kami. Lalu aku berguling sambil tetap memeluk Siska agar kontolku tetap menancap di tempiknya dan membiarkan Siska diatas tubuhku.
    “Mhh Siska, kamu hebat, aku sayang kamu, “kataku sambil tetap memeluknya.
    “Shh.. kamu juga sayang , ini pertama kali aku lakuin enaak banget. Pantesan Papa sama Mama sering bertelanjang bareng kayak gini tak taunya enak ya, Yang”, katanya di atasku.
    “Memang kamu pernah lihat Papa sama Mama kamu main ginian?”, tanyaku.
    “Sering benget Ndra, hampir tiap hari ginian bahkan kalau di dapur atau di depan TV kalau aku sudah tidur”, katanya polos.
    “Ceritain dong”, aku memintanya bercerita sambil menarik tubuhku karena kontolku sudah mengecil di dalam tempiknya.
    “Bentar ya Yang, aku ganti baju dulu”, katanya.
    “Iya deh, aku tunggu disini”, kataku sambil duduk didepan TV yang mati. Aku mengelus elus kontolku yang masih basah mengkilat itu.
    Cerita Sex ABG Pertama Kontolku masih terasa nikmat sisa kenikmatan yang tadi. Lalu Siska keluar dari dalam dan memakai daster tipis dari bahan nilon berwarna merah jambu (kelihatanya warna kesukaan Siska) tanpa memakai apapun lagi di dalamnya sehingga transparan memperlihatkan semua keindahan tubuhnya dan membuat kontolku berdiri lagi.
    “Kekamarku yuk Yang, di sini dingin”, katanya.
    “Iya deh”, aku berdiri dan masuk kekamarnya tanpa memakai pakaianku karena aku kegerahan.
    “Ayo dong, ceritain”, kataku saat kami sudah sama sama berbaring berhadapan di ranjangnya Siska.
    “Dulu saat aku pulang sekolah Papa sama Mama lagi di dapur memasak berdua, tidak tau kalau aku udah datang, nah waktu itu aku denger suara mirip orang nangis tapi kok aneh karena penasaran aku deketin suara itu apa Papa sama Mama bertengkar ya, pikirku lalu aku intip dari dalam kamarku ini, kuintip dari celah ini (sambil menunjuk celah cendela yang menuju ke dapur rumahnya) lalu aku perhatiin.. kok Papa memangku Mama dari atas meja dapur dan Mama di atas Papa, mereka semua pada nggak pakai baju, baju mereka ada dibawah kaki Papa. Waktu itu Mama bergerak naik turun diatas perut Papa dan merintih rintih kayak orang nangis tapi kok mukanya kaya orang bahagia gitu..”, cerita Siska terputus dan tangannya memegang kontolku yang berdiri lagi karena memperhatikan cerita Siska lalu meremasnya. Lalu aku mendekat dan memasukkan tanganku kedalam rok dasternya mencari tempiknya lagi dan memasukkan jari jariku kedalam tempiknya.
    “Pelan pelan Yang masih sakit”, katanya sambil menahan tanganku agar tidak menusuk nusuknya keras keras.
    “Lanjutin dong sayang”, kataku sambil menusuk nusukkan tanganku ke tempiknya perlahan lahan.
    “Lalu Papa menjilati puting payudara Mama dan mengemutnya, tiba tiba Papa dan Mama saling peluk dan mereka menjerit bersama sama.. akhh Paa kata Mama, lalu Mama turun dari Papa lalu Mama mengemut kontolnya Papa yang besar banget..
    “Segini..”, kataku sambil menunjuk kontolku yang tegang membesar dalam genggaman tangan Siska.
    “Besaar lagi”, katanya sambil mendesah desah karena merasa geli dalam tempiknya ada benda asing.
    “Lalu? lanjutin dong”, kataku.
    “Lalu Mama menjilatin kontol Papa sampai bersih, kok nggak jijik ya, pikirku saat itu tapi ternyata memang enak ya sayang? (dia nyengir) lalu Mama bilang udah Pa, ntar Siska pulang lho, lalu aku lepasin semua baju dan aku ganti baju”, ceritanya polos sekali. Tangannya lalu mulai menaik turunkan kontolku.
    “Kalau di TV?”, tanyaku lagi.
    “Dulu saat aku mau tidur, tapi Papa sama Mama masih nonton TV berdua, lalu aku intip Papa sama Mama saling raba raba, Papa meraba ke payudara Mama dan tempik Mama tapi Mama meraba kontol Papa yang masih tertutup celana pendek Papa, lalu Papa menarik daster Mama sampai Mama nggak pakai apa apa lagi, ternyata Mama nggak pakai pakaian dalam, lalu Papa meremas payudara Mama dan menciuminya. Mama mendesah dan memandang ke atas seperti keenakan lalu Mama melepasi semua baju Papa sampai Papa telanjang dan mengulum kontol Papa seperti mengulum permen. Papa keenakan sambil meremas rambut Mama sampai berantakan, lalu Mama berbaring di sofa TV dan Papa menaiki tubuh Mama dan memasukkan kontol Papa ke tempik Mama yang bulunya lebat lalu bergerak naik turun berkali kali, kayaknya mereka sama sama keenakan hingga Papa sama Mama menjerit jerit dan mendesah, lalu setelah lama Papa naik turun Papa turun dari tubuh Mama dan menjilati tempiknya Mama lalu aku masuk dan menutup kamarku, saat itu aku langsung melepas semua pakaian dalamku dan kembali memakai dasterku lalu aku mengelusi tempikku sendiri naik turun karena sudah gatel banget tempikku, Yang”, katanya polos sekali.
    “Seperti ini?”, kataku sambil mengelusi tempik Siska.
    “Yahh.. shh kaya gitu, enakhh, Yang”, katanya sambil memegang tanganku.
    Lalu di luar ada bel pintu berbunyi.
    “Yang, bukain dulu, siapa tuch di depan”, kataku karena takut kalau ortu Siska pulang. Lalu Siska berlari keluar sambil membenahi dasternya yang berantakan lalu membuka pintu rumahnya ternyata Desi tetangga kami yang juga kelas tiga SLTP tapi beda sekolah dengan kami. Lalu Desi masuk dan Siska mengajak Desi main bersama kami asal Desi jaga rahasia dan ternyata memang Desi mau jaga rahasia, jadi kami main lagi bertiga. Lalu Desi masuk kekamar Siska.
    “Kamu Ndra ngapain di sini, tanpa baju lagi”, katanya terkejut melihatku telanjang bulat.
    “Ssstt jangan keras keras, yang penting ayo main”, kataku membungkam mulut Desi.
    “Iya Des, kita main ginian yuk, katanya kamu pingin nyobain”, ajak Siska.
    “Iya sih tapii..”, kata Desi.
    “Nggak apa apa deh, ntar kita jaga bertiga rahasia ini”, kata Siska lagi.
    Lalu Desi diam saja tak tau apa yang mesti dia perbuat. Lalu aku mendekatinya dan memeluknya dari depan memegang meremas payudaranya tapi dia masih saja diam lalu aku menurunkan kaos ketatnya hingga terlihat BH-nya yang berwarna putih bersih. Desi mulai ada tanggapan padaku, dia lalu memelukku dan meraba raba punggungku lalu aku memeluknya dan meraba punggungnya juga.
    Lalu Siska bergabung dan berjongkok dibawahku untuk mengemut kontolku yang sejak tadi tegang terus. Aku lalu meremasi payudara Desi yang berukuran 34 itu (memang lebih besar dari Siska tapi runcing diputingnya) yang masih ditutupi BH dan menarik BH-nya sampai kaitanya terputus lalu membuangnya sembarangan.
    “Pelan pelan Ndra, nanti BH-ku gimana?”, kata Desi takut kalau BH-nya rusak. Aku diam saja karena melihat keindahan payudara cewek selain punya Siska terus meremas payudara Desi. Setelah puas meremasnya aku segera saja melumat putingnya yang sedikit mengeras pertanda Desi mulai terangsang. Sedang Siska masih mempermainkan kontolku dibawah
    Aku meremas payudara kiri Desi sedang payudara kanan Desi aku lumat habis habisan. Desi tak sadar meremas remas kepalaku sampai rambutku berantakan.
    Lalu aku mencabut kuluman Siska pada kontolku dan membaringkan Desi diranjang Siska lalu menurunkan celananya 3/4 hingga terlihat celana dalam Desi yang mini sekali berwarna hitam berenda. Karena memakai tali disamping kiri kanannya hingga hanya mampu menutupi tempik Desi saja. Lalu aku mulai mengerjai tempik Desi yang masih terbungkus celana dalam sexynya itu. Desi hanya melihat dari atas karena belum pernah melakukannya. Sedang Siska hanya menonton kami bermain.
    Aku menjilat, mencium, dan menggigit kecil pada tempiknya hingga Desi merem melek keenakan. Lalu aku mulai menarik celana dalam Desi hingga tali talinya terlepas dan membuangnya sembarangan. Lalu aku kembali menjilati tempik Desi yang ternyata sangat indah menggunduk tebal dengan bulu yang lebat jauh lebih lebat dari punya Siska yang mulai basah cairan kenikmatan Desi. Aku menjilatinya naik turun kekiri den kekanan pada itilnya yang nyempil bikin geregetan aku saja. Desi yang keenakan mendesah desah tak karuan.
    “Ndra nikmat terushh.. Ndraa”, katanya mendesah merangsang. Aku sesekali menjilat sesekali menyedot tempik Desi hingga lama sampai tak terasa.
    “Akhh.. Ndra aku mau pipis Ndra”, desahnya telah sampai pada puncaknya. Lalu aku memeluk pinggangnya dan suurr.. suurr.. suurr.. ssuurr empat kali cairan putihnya menyembur dari tempiknya. Aku menjilati semua cairannya sampai habis karena rasanya enaak sekali. Kayaknya punya Desi lebih manis dari punya Siska tapi sedikit encer.
    “Uumhh Ndra, enak banget deh, tadi Siska pasti keenakan”, katanya.
    “Iya dong, kamu mau yang lebih enak lagi nggak?”, kataku. Sedangkan Siska sedang memainkan tempiknya sendiri dan meremas payudaranya di atas meja belajarnya karena terangsang berat melihat permainan kami.
    Cerita Sex ABG Pertama“Ndra, aku ingin rasain air pejuh (sperma) kamu boleh nggak?”, tanyanya.
    “Boleh, kenapa tidak”, kataku. Lalu Desi mendekatkan wajahnya ke kontolku karena tadi melihat Siska mengulum kontolku. Lalu dengan pelahan terus menerus Desi ngemut kontolku sampai tak terasa kontolku kembali akan mengeluarkan airnya.
    “Des, aku nyampe lhotelan yah”, kataku memegangi kepala Desi. Lalu crot.. croott..crot 3 kali kontolku menembakkan pejuh kedalam mulut Desi lalu Siska mendekati Desi.
    “Des, bagi dong aku mau nih”, katanya lalu mencium bibir Desi dan berebut air pejuhku. Aku istirahat sebentar karena kelelahan.
    “Ndra, aku mau dong kaya yang ada di BF itu”, katanya.
    “Gimana?”, tanyaku pura pura tidak mengerti.
    “Itu lho yang cowok memasukkan tititnya (Desi menyebut kontol dengan titit) ke dalam tempik ceweknya”, katanya.
    “Emang kamu mau?”, tanyaku.
    “Iya aku pingin banget ngerasain kata Kak Sinta (kakak Desi) enak banget kaya di surga”, katanya lagi.
    “Iya deh, tapi kamu siap siap dong”, kataku sambil naik ke tubuh Desi dan mengangkangkan paha Desi kaya Siska tadi lalu menarik tempik Desi ke kanan dan kekiri.
    “Des, bantuin dong, masukin kontolku gih”, kataku. Lalu Desi memegang kontolku dan menempelkanya ke tempiknya.
    Aku lalu mendorong kontolku.. bleeshh.. kepala kontolku masuk duluan.
    “Akhh.. Ndra emhh enak”, kata Desi berbeda dengan Siska yang kesakitan saat aku masukin kontolku. Tangannya mendorong pantatku agar kontolku lebih memasuki tempiknya dan slleepp.. kontolku pelahan lahan memasuki tempiknya tapi anehnya Desi malah keenakan nggak kesakitan.
    “Shh.. terusin Ndraa enaak”, katanya terus menekan pinggulku hingga kontolku kembali menyentuh selaput tipis seperti punya Siska.
    “Tahan yah Des”, kataku.
    “Udah Ndra, masukin cepetan aku tak tahan”, katanya kembali menekan pinggulku. Aku lalu menekan pinggulku kuat kuat dan.. breet ada seperti kain tipis kembali terlewati kontolku.
    “Akhh shh perriih”, Desi baru berteriak kesakitan.
    “Pelan dulu Ndra, Memeku perih”, katanya. Aku lalu mendiamkan kontolku di dalam tempik Desi dan menikmati jepitan jepitan tempik Desi pada kontolku.
    Aku melihat kearah Siska yang sedang masturbasi sambil mengangkat roknya keatas menggunakan HP 8250 milik Desi yang kecil dan mengeluar masukan HP itu. Aku merasa kasihan banget karena dia sudah terangsang banget lalu aku menyuruhnya berdiri menghadapkan tempiknya ke mukaku agar tempiknya dapat aku puaskan. Lalu aku menaik turunkan pinggulku pelahan lahan sambil menikmati remasan remasan tempik Desi.
    “Shh.. akhh.. shh.. akkhh”, desahan Desi keras keras membuat aku makin semangat menyetubuhinya.
    “Shh.. Ndraa ukhh”, desahan Siska tak kalah indah sambil meremas kepalaku. Aku menggenjot tempik Desi dan sambil melumat tempik Siska sungguh pengalaman bersetubuhku yang indah dan baru pertama kali. Gerakan pinggulku dari perlahan menjadi semakin cepat dan semakin cepat hingga Desi memeluk pinggangku erat erat tanda Desi akan sampai dan..
    “Shh akkhh surr.. suurr.. suurr.. ssuur”, Desi sampai untuk yang kedua kalinya.
    Lalu aku mencabut kontolku dari tempik Desi dan membaringkan Siska di ranjangnya lalu kembali memasukan kontolku ke dalam tempik Siska dan menggenjotnya kuat kuat.
    “Shh.. mhh.. sshh.. akhh”, desahan Siska.
    “Mhh.. ahh Siska, tempikmu nikmathh”, rintihanku menahan kenikmatan.
    Lalu serr.. serr.. serr.. Siska telah sampai duluan.
    Sleep.. sleep.. clleepp.. clleepp suara kocokan antara kontolku dan tempik Siska merdu.
    “Ndra sudah yang aku capek, geli Yang, udah”, katanya tapi aku tak peduli dan terus menggerakan pinggulku kesetanan
    “Nggh.. hhaahh.. maahh.. gelii”, desahan Siska malah membuat aku nggak sampai sampai. Sedangkan Desi hanya diam menonton saja sambil mengelus elus tempik dan payudaranya yang basah oleh keringat.
    Hingga akhirnya, “Sis mhh.. yahh.. clep.. sllepp clleepp croot crot crot croot crroott”, aku sampai juga.
    Ranjang Siska morat marit tidak karuan dan banyak bercak darah dan lendir putih disana sini berbau aneh. Bercak darah dari Desi dan Siska yang telah aku perawani.
    Akhirnya kami bertiga tidur bersamaan dan tidak memakai baju sama sekali. Aku terbangun pada tengah malam karena udara terasa dingin banget dan menyenggol kaki Desi hingga terbangun.
    “Des, dingin yah”, kataku.
    “Iya Ndra”, jawabnya.
    “Des pakaian dalammu rusak biar besok aku ganti yah”, kataku sambil mengambil pakaian dalam Desi dan menyimpannya.
    “Iya deh, tapi besok aku gimana?”, tanyanya.
    “Besok kamu nggak usah pakai dulu, terus aja pulang dan ganti baju, lagi pula punya Siska kan kekecilan karena kamu lebih besar dari Siska”, kataku.
    “Tapi payudaraku kelihatan dong, ntar dilihatin Mamaku gimana”, katanya lalu mendekatiku dan duduk di sampingku.
    “Besok kamu pakai aja jaketnya Siska biar payudaramu tertutup lalu kamu pakai celanamu itu, nggak bakalan kelihatan memekmu kok, karena celanamu kan tebel”, kataku
    “Oklah, Ndra sini aku mau liat titit kamu”, katanya lalu memegang kontolku.
    “Kok bisa yah bikin puas orang padahal kan benda ini kecil”, katanya sambil menimang nimang kontolku dan aku hanya tiduran menciumi bibir Siska yang kecil mungil berwarna merah jambu itu.
    “Iya dong kan itu burung dewa”, kataku sambil meremas payudara Siska yang menggelantung ke kanan karena tidur Siska ke arah kanan (aku mulai terangsang lagi karena kontolku dimainin lagi).
    Lalu Desi kembali mengulum kontolku dan saat itu Siska terbangun karena remasanku terlalu keras
    “Ndra, sakit”, katanya lalu bangun dan aku bangun juga.
    “Desi, kamu keenakan dari tadi aku juga mau dong”, lalu Siska ikutan berebut ngemut kontolku. Saat itu rasanya seperti dijalari beribu semut dan dialiri listrik ribuan watt.
    “Sudah kalau tak tahan masukin aja kontolku ke tempik kalian”, kataku lalu aku tiduran dan Siska naik ke selangkanganku dan menduduki kontolku hingga masuk semua dan bergerak semakin lama semakin cepat. Mereka bergantian memasukkan kontolku ke dalam tempiknya menjadikanku seperti mainan hingga mereka puas.
    Kami melakukan skandal ini hingga sekarang. Aku biasa bermain bertiga antara aku, Siska, Desi. Terkadang juga hanya aku dengan Desi, terkadang hanya aku dengan Siska, terkadang di rumah Siska terkadang di rumah Desi atau terkadang di rumahku. Kami melakukan semua itu tanpa bosan bosannya

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

    .

  • Cerita Bokep Ngentot Cewek SMA Pake Obat Perangsang – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Bokep Ngentot Cewek SMA Pake Obat Perangsang – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    2522 views

    Perawanku – Selesai mandi aku ke ruang tamu nonton bola, beberapa orang tetanggaku datang ke rumahku seperti biasanya kalau ada pertandingan bola live rumahku rame layaknya bioskop.

    Di sela-sela nonton kami sering mengobrol mulai update politik, kabar tetangga sampai urusan wanita.

    Pak Salman adalah seorang tetanggaku yang tekenal suka bercanda tapi yang berbau pornografi, dia tiba-tiba nyeletuk katanya dia membeli sebuah obatperangsang wanita Cair yang harganya mahal, diapun mulai cerita panjang lebar tentang khasiat obat Perangsang Cair itu katanya bisa meningkatkan libido wanita dengan cepat, akupun iseng-iseng minta ke dia obat perangsang wanita itu pengin buktikan, karena kami memang sudah cukup akrab diapun tanpa pikir panjang memberikan sebotol kecil obat perangsang wanita itu, tapi pesannya jangan dipakai semua, sisanya dia minta dikembalikan, percaya ga percaya akupun mengambilnya, meski dalam hati bertanya juga mau dicobain ke siapa ya, wanita di rumahku Cuma ada pembantuku sementara istriku sedang pulang ke rumah orang tuanya…. ah sudahlah sementara disimpan dulu…

    Pertandingan bola sudah berlangsung 45 menit, televisi sudah menghadirkan komentator dan diselingi iklan, di waktu jeda seperti itu bapak-bapak biasanya juga ikut komentar sambil ngobrol satu sama lain. Akupun ke luar sebentar untuk menjernihkan mataku yang sedikit pedes, aku keluar di halaman rumah untuk beberapa saat. Kemudian muncullah dua anak SMA masih dengan seragamnya menyapaku karena lewat depan rumahku, aku mengenali mereka berdua anak tetangga RT sebelah, namanya Fera dan Dita. Setelah berjalan beberapa langkah melewati rumahku tiba-tiba mereka berhenti dan sepertinya saling berbisik kemudian kembali lagi mendekatiku, mereka menyodorkan sebuah Proposal untuk kegiatan Karangtaruna, aku terima proposalnya dan aku suruh mereka kembali lagi nanti sore untuk ambil uangnya.

    Akupun masuk ke rumah melanjutkan nonton TV pertandingan sepakbola, semakin seru dan sesekali bapak-bapak bersorak ketika tim kesayangannya berhasil menjebol gawang lawan. Beberapa menit kemudian pertandinganpun selesai dengan hasil imbang 2-2. Satu persatu mulai pamit pulang dan rumahkupun kembali sepi. Pembantuku mulai membersihkan ruangan dan mencuci gelas-gelas kotor karena memang tadi tetanggaku banyak sekali yang datang. Perutku mulai terasa lapar dari tadi belum makan, akupun menuju ruang makan.

    Pembantuku membuatkan teh panas dan menaruhnya di dekatku, ide jahil muncul dalam pikiranku, aku ingin menguji keampuhan obat perangsang cair yang diberi Pak Salman tadi, kuteteskan obat Perangsang cair ke dalam teh panas dan aku memanggil pembantuku, “Dina, ini tehnya buat kamu aja, aku dari tadi sudah terlalu banyak minum manis, aku air putih saja”. Dina pun memberikan air putih kepadaku dan membawa teh panas itu ke dapur. “Jangan dibuang lo Din, sayang, kamu minum aja gapapa”, kataku.

    Dan jebakanku pun berhasil, kuperhatikan dari ruang makan, Dina meminum teh panas yang sudah kucampur dengan obat perangsang wanita tadi. Hampir setengah gelas ia teguk, dan ia melanjutkan mencuci gelas dan piring, beberapa saat kemudian ia meminum lagi teh itu dan menghabiskannya, mungkin karena gelasnya mau sekalian dicuci.

    Wah, jebakanku berhasil, Dina sudah meminum semua, aku tinggal menunggu reaksi obat perangsang wanita itu. Beberapa menit kemudian Dina mengambil sapu untuk membersihkan ruang tamu, aku pura-pura cuek masuk ke kamar dan membaca koran, tapi pintu kamar kubiarkan terbuka untuk memperhatikan gerak-gerik Dina dari kejauhan, ternyata benar gelagat Dina mulai tampak aneh, dia menyapu tak selincah biasanya, tatapannya seperti melamun mirip orang yang sedang memikirkan sesuatu.

    Dina meletakkan sapunya dan masuk ke dalam kamarnya.
    Aku keluar kamar pura-pura ke kamar mandi, sesampai di depan kamar Dina kuintip dia dari lubang yang di pintu.

    Wah….dugaanku benar, Dina masturbasi untuk memuaskan nafsunya, ternyata khasiat
    obat perangsang wanita itu sudah terbukti, kulanjutkan mengintip Dina mencoba tak mengeluarkan suara, takut mengganggu konsentrasi Dina, lagipula aku menikmati pemandangan itu, ternyata tubuh Dina indah juga, wajahnya nampak cantik sewaktu melakukan masturbasi, dia membuka lebar-lebar pahanya, selangkangannya diraba-raba dengan tangannya sendiri dan satu lagi tangannya meremas-remas payudaranya.

    Matanya terpejam bibirnya sedikit tergigit seperti menahan nikmat yang begitu hebat. Kemudian jarinya ia masukkan ke dalam Vaginanya yang lebat dengan rambut hitam di sekelilingnya. Dikocok-kocoknya memek Dina jarinya keluar masuk semakin cepat kemudian melambat dan kemudian dipercepat lagi, dimainkannya itil yang sedikit nampak berwarna merah, diputar-putar kemudian digesek-gesek. Wajahnya mendongak ke atas dengan mata tetap terpejam Dina mempercepat jarinya keluar masuk ke dalam vaginanya.

    Terus terang akupun mulai terangsang, aku membuka perlahan retsletingku dan kukeluarkan kontolku, dengan tangan kananku kuurut-urut penisku maju mundur, aku onani di depan pintu kamar Dina.

    Sambil terus mengintip dari lubang pintu itu kubayangkan aku sedang meniduri Dina, aku berada di atas tubuh Dina dan memasukkan penisku ke dalam memeknya, bayangan itu semakin jelas dalam pikiranku yang semakin kotor, aku mengocok penisku terus menerus tapi berusaha tak mengeluarkan suara, takut Dina mengetahuinya, beberapa saat kemudian Dina sedikit mengerang tapi mencoba menahan suaranya, pinggulnya naik sedikit ke atas kepalanya merebah ke samping tangannya keluar masuk memeknya semakin cepat dan kemudian terhenti, Dina terkulai lemas sepertinya dia sudah mencapai puncaknya, Dina orgasme, sementara aku masih onani karena nanggung penisku sedang nikmat-nikmatnya dikocok, kuintip Dina masih terkulai lemas dengan pahanya masih terbuka lebar, kukocok-kocok kembali semakin cepat sambil kuperhatikan gundukan memeknya yang basah, oh menggairahkan sekali, tak lama kemudian aku pun mengeluarkan sperma di depan pintu Dina, cepat-cepat kubersihkan dengan keset di dekat pintu kamarnya dan kumasukkan kembali kontolku, aku pun kembali ke kamarku berpura-pura tidak terjadi apa-apa.

    Dari kamar kulihat Dina melanjutkan menyapu lantai ruang tamu, kuperhatikan Dina dan kuingat pemandangan tadi ternyata Dina cantik juga sewaktu telanjang.

    Jam menunjukkan pukul 5 sore, aku keluar dari kamar untuk memberi makan ikan-ikanku di akuarium, Dina mendekatiku membawa sebuah tas kecil, dia tampak cantik sepertinya segar habis mandi dan berdandan dengan sedikit make up di wajahnya, dia pamit mau pulang karena di rumahnya ada hajatan mungkin besok sore baru bisa kembali lagi.

    aku memberi uang Rp.50.000 untuk naik angkot dan ojek. Dina pun berlalu dari pandanganku dan kuperhatikan dari belakang bokongnya yang tampak sintal dan seksi, kubayangkan dia telanjang seperti tadi sore waktu dia aku intip sedang masturbasi. Dina memang cantik untuk ukuran seorang pembantu, sayang mungkin karena faktor ekonomi jadi orangtuanya tidak mampu membiayainya sekolah.

    Beberapa saat kemudian pintu rumahku diketuk, sepertinya ada tamu.
    Ternyata Dita, anak SMA yang tadi memberiku proposal dan aku janji mau memberikan sumbangan sore ini, aku menyuruhnya masuk. “Mana Fera?”,tanyaku. “Fera ke rumah Pak RW ngambil sumbangan juga, kami bagi tugas”,jawab Dita. Aku pun masuk ke dapur dan membuat Dita minuman, saat memasukkan gula ke dalam gelas, muncul niat jahilku, aku teringat dengan obat tetes yang tadi sukses mengerjai Dina pembantuku.

    Akupun mencoba untuk ngerjain Dita, kuteteskan beberapa tetes ke dalam teh yang aku buat untuk Dita dan kubawa ke ruang tamu. Aku mempersilakannya minum dan kukatakan padanya bahwa pembantuku sedang ada perlu dan pulang ke rumahnya, jadi aku yang membuatkan minuman. “Ah jadi ngrepotin om, makasih ya”, Dita meminum seteguk dan kami pun ngobrol, kuperhatikan Dita menjelaskan panjang lebar tentang kegiatan yang akan dilaksanakan sambil kuperhatikan sesekali dia meneguk minuman yang kucampur obat tetes itu.

    Aku menunggu reaksinya tapi berpura-pura memperhatikan apa yang dia omongkan. Beberapa menit kemudian Dita mulai tersedak, omongannya mulai sedikit gagap dan sebentar-bentar terhenti, aku tersenyum kecil dan dalam hati bersorak karena
    obat perangsang wanita itu mulai menunjukkan reaksinya, kaki Dita bergerak-gerak kecil seperti menggesekkan pahanya ke memeknya, tapi dia berusaha menyembunyikannya dariku, padahal aku tahu itu karena libidonya mulai naik. “Minumnya dihabiskan mumpung masih anget, apa aku tambah lagi?” kataku.

    “ah u…udah ga usah ma…makasih”, jawabnya sambil sedikit terbata dan menghabiskan minumnya, Dita berdiri dan mau pamit. Dia mengulurkan tangannya untuk bersalaman, kupegang tangannya dan kurasakan sedikit bergetar.

    “Nanti aja pulangnya, kita ngobrol dulu”, kudekati tubuhnya dan kupegang tangannya yang satu lagi. kami pun berpegangan tangan dan berdiri berhadapan, Dita mulai salah tingkah, kutarik tubuh pelan-pelan dan sedikit menyentuh tubuhku, kurasakan dadanya berdegup kencang dia menundukkan pandangannya. Kuangkat dagunya dan dia menatapku, kami bertatapan dengan mesra kusentuh bibirnya yang mungil, Dita diam saja dan kurasakan dadanya semakin berdegup kencang.

    Kudekatkan tubuhku hingga tubuh kami bersentuhan kupegang pinggulnya, dan menariknya ke tubuhku pelan-pelan. Kudekatkan bibirku ke wajahnya, kusentuh bibirnya dengan bibirku, Dita diam saja malah memejamkan matanya seolah mengijinkan aku menciumnya, selanjutnya bibir kami pun berpagutan, kami berciuman cukup mesra layaknya dua orang yang saling mencintai. Tanganku mulai bergerilya, kuremas-remas bokongnya dengan tanganku, kontolku mulai ereksi karena bersentuhan dengan memeknya yang kenyal. Tubuh kami bergerak-gerak seperti sedang mencari kenikmatan yang mulai terasa mengalir ke darah kami masing-masing.

    Kudorong tubuhnya ke pintu kupeluk dia dan ciuman ku turunkan ke lehernya, kuciumi lehernya yang putih dan itu membuat Dita semakin pasrah dalam kenikmatan, kuturunkan lagi wajahku menciumi dadanya, sambil perlahan tanganku mengangkat kaosnya ke atas, kuremas dadanya dengan tanganku, Dia menggelinjang kuciumi kembali lehernya dan kubuka pengait BHnya dari belakang.

    Kini puting susunya nampak jelas di depanku, kumainkan dengan jariku dan kuremas-remas kemudian kuhisap-hisap, Dita menggelinjang dan menggoyang-goyangkan tubuhnya. Dita mulai kesetanan, aku semakin bernafsu saja melihat Dita yang pasrah menyerahkan tubuhnya untuk kunikmati.

    Tanganku turun ke bawah menyelinap ke dalam celana Dita, kurasakan kehangatan memek Dita yang masih mungil, kugesek-gesek dengan jariku dan kucoba memasukkan dengan lembut jariku ke dalam memeknya.

    Dita memegang tanganku seperti menahan dan menyuruhku memasukkan jariku dengan perlahan. Akupun memasukkan jariku jauh lebih ke dalam, Dita mendesah semakin nikmat. Aku juga semakin bersemangat mengocok-ngocok jariku ke dalam vaginanya.

    Tanganku ingin semakin bebas meraba-raba memeknya sehingga aku turunkan saja celana Dita sekaligus celana dalamnya, Dita memelukku erat seperti tidak ingin kehilangan kenikmatan itu. Kubalas pelukannya dengan memeluknya juga semakin erat, kuraba-raba memeknya dan kujilati puting susunya. Aku sangat menikmati permainan itu.

    Kugendong tubuh Dita masuk ke dalam kamarku, kurebahkan dia di atas kasur, kutelanjangi dia dan dia diam saja hanya sedikit menutup vaginanya dengan tangannya mungkin malu. Akupun melepaskan baju dan celanaku, sehingga kami berdua sama-sama telanjang bulat. Aku tidak menyangka bisa mendapatkan rejeki nomplok sehebat ini.

    Seorang cewek cantik SMA yang tentunya sedang nikmat-nikmatnya kini bertelanjang bulat di depanku dan pasrah aku entot. Oh ini berkat obat perangsang wanita Potenzol dari Pak Salman. Aku membuka pahanya lebar-lebar dan menidurinya, kuciumi bibirnya sambil tanganku meremas-remas kedua belah dadanya, penisku seperti menemukan sarangnya, tangan Dita memegang penisku dan mengarahkan ke dalam lubang senggamanya, beberapa saat kemudian sleeppppp penisku masuk ke dalam vagina Dita, dinding vagina yang masih sempit memberikan sensasi kenikmatan yang luar biasa bagiku. penisku seperti disedot-sedot oleh memeknya, sempit kenyal dan hangat,oh nikmat sekali.

    Kukeluar masukkan Penisku dengan lembut karena takut menyakiti Dita, kukocok-kocok dengan perlahan kukeluarkan dan kumasukkan lebih ke dalam. Dita mengerang kenikmatan, bibirnya digigit dengan giginya, aku juga semakin nikmat saja. Kuangkat pahanya ke atas, kutarik penisku dan kumasukkan dari arah atas memeknya, kumasukkan lagi perlahan dan sleepp… kontolku masuk lagi ke lubang memeknya yang semakin hangat, kini penisku menancap semakin dalam di lubang vagina Dita.

    Dita memelukku semakin erat, terus saja kukocok-kocok kontolku keluar masuk dan semakin cepat kemudian semakin cepat dan penisku terasa panas spermaku seperti mau keluar, cepat-cepat kucabut penisku takut spermaku masuk di dalam, nanti Dita hamil. Kugesek-gesekkan kontolku di belahan dada Dita, tangan Dita membantu mengurut-urut penisku, dan cuuurrrr spermaku pun keluar membasahi dada Dita.

    Kukocok-kocok terus untuk membersihkan sisa-sisa sperma di dalam penisku.
    Oh nikmat sekali ngentot memek anak SMA, kapan-kapan akan kuulangi lagi, Dita sudah bersedia menyerahkan tubuhnya ke aku, ah siapa tahu besok Fera atau temannya kesini akan kuberi obat perangsang Ampuh juga dan akhirnya … kuentot juga… ahhh ahhh aaaahhh nikmatnya….

  • Cerita Dewasa Selingan Ranjangku Part 11 – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018

    Cerita Dewasa Selingan Ranjangku Part 11 – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018


    1212 views

    Perawanku – aku berdiri di depan kaca kamar mandi yg besar dengan badan telanjang tanpa sehelai apapun, badan masih segar setelah terkena air hangat dan wangi dari sabun mandi batangan yg kuusapkan pada seluruh tubuhku. badanku yg berotot dan proporsional pertanda kesehatanku yg bugar, otot di lenganku akan sangat mudah mengangkat wanita seukuran istriku untuk aku bawa ke kasur. aku lihat diantara selangkanganku, ada benda yg tak tertulang yg bahkan tetap menunjukkan gagahnya walau tidak dalam keadaan tegang. otot dan guratan jelas menghiasi barell pada kontolku, jika dalam bokep, justru tonjolan itu yg membuat sensasi yg berbeda saat berhubungan.

    aku berjalan keluar setelah mengenakan celana dan baju, diruang tengah ada kedua anakku sedang memainkan game edukatif, bukan dari layar gadget, namun semacam lego. aku melarang anakku untuk mengenal gadget pada usia dini, menurut penelitian sangat tidak baik untuk tumbuh kembangnya. aku berjalan melewati mereka, lalu duduk di meja makan, makanan yg sudah disiapkan oleh istriku dan pembantu.
    “ayo anak-anak, makan malam”, ujar istriku pada anakku. yg lalu mereka berjalan kearah kemari sambil menginspeksi apa yg disajikan di meja makan, kedua anakku sudah seperti Bupati yg sidak di kantor saat urusan makanan, sangat pilih-pilih, namun baiknya mereka suka dengan sayuran.
    istriku mengambilkan nasi pecel dengan kerupuk dan disajikannya dihadapanku, setelah berdoa sesaat, kami semua menyantap makan malam itu. hanya anakku yg kecil saja masih disuapin oleh ibunya.

    “enak yang, ini lho udangnya bisa renyah banget”, pujiku pada masakannya tadi.
    “iyalah, disini tempatnya seafood yg enak dan berkualitas”, ujar sambil menyuapi anakku yg kecil.
    setelah selesai, aku lantas duduk sejenak di meja makan sebelum aku melangkahkan kaki untuk duduk di kursi favoritku di depan TV sambil membaca buku yg menceritakan seorang pemain saham yg pandai memainkan pasar saham demi keuntungannya sendiri, buku itu berjudul “Catching the Wolf of Wall Street” karangan Jordan Belfort. saat aku membaca aku bisa terbius hingga tak mendengar apa yg ada disekitarku. istriku pun duduk disebelahku juga turut membaca koran disambi dengan menonton TV dan terkadang diganggu oleh anakku untuk menemaninya bermain.

    Cerita Dewasa Selingan Ranjangku Part 11

    seorang Jordan Belfort pernah menjadi orang yg sangat kaya sebelum akhirnya praktik pencucian uangnya terbongkar, dia memiliki istri yg sangat cantik bak model catwalk yg bernama Nadine, hingga mereka memiliki dua anak. namun setelah dia ditangkap tangan, istrinya meninggalkannya. dan memang istrinya memang cewek matre, lalu dia berujar bahwa cewek matre memang layaknya penambang emas, dia akan terus menambang hingga cadangan emasnya habis dan jika sudah habis akan berpindah tempat yg memiliki potensi mineralnya kaya.
    “ayoo anak-anak, sudah jam 9. tidur tidur!”, teriak lembut istriku yg membuyarkan lamunanku.
    “udah jam 9, mainnya besok lagi ya, Nak”, ujarku, yg lalu kedua anakku berjalan menuju kamarnya. sehingga hanya aku seorang yg duduk diruang tengah ini.
    “yang, aku pindah di kamar ya”, ujarku memberitahu istriku.
    setelah mendapati sudah sepi diruangan ini, aku berpindah ke teras kecil yg berada di dalam kamarku untuk melanjutkan baca setidaknya hingga jam 11 malam, dan tidur setelahnya.
    aku menaruh pantatku di kursi santai di dalam teras kamar, istriku seperti sudah hafal dengan rutinitasku sebelum tidur, maka dia setelah selesai dengan urusan anak-anak, dia mendatangiku sambil membawakan kopi yg encer agar aku tak terkantuk saat membaca namun juga bisa tidur setelah selesai membaca buku.

    dia sebelumnya sudah mengunci semua pintu dan termasuk pintu kamar. dia lantas duduk di kursi santai sebelahku sambil memandangi atas.
    “gimana harimu yang?”, ujarku sambil mata masih terfokus pada buku.
    “hmm ya gak gimana-gimana mas haha ngurusi rumah”, balasnya dengan nada lembut.
    “terimakasih ya sayang, udah bikin aku bersyukur memiliki kamu”, balasku dengan memberinya ciuman di keningnya.
    aku kembali pada buku bacaanku dan mendiamkan istriku pada pelukanku di dada.
    “mas, aku pengin memperbaiki kualitas seks kita yg……”, ujar istriku, tapi yg kuperhatikan dia seperti ada sesuatu yg akan ada dibicarakan namun bingung mengutarakannya, terlihat dari sorot matanya yg nampak tegang dan bingung.
    “nah tumben bahas seks”, ujarku yg lalu aku menutup buku dan menaruhnya di meja sebelah kopi dimana tadi istriku menaruhnya.
    “iya mas, nampaknya kurang banget ya”, ujarnya dengan lirih.
    “iya, banget yang. aku juga gak tega dengan kamu tiap selesai pasti nyeri karena kering gitu”, ujarku sambil membelai rambutnya.
    “tapi kamu enggak kecewa, bosan atau apa mas?”, ujarnya yg aku tak tau akan kearah mana dia membawa obrolan ini.
    “hmm kecewa hmm bosan? enggak lah, biasa aja sih yang hanya aja kita gak pernah rutin, kenapa sih tumben haha”, ujarku yg lalu membuat istriku sedikit grogi dan aku juga sedikit menaruh curiga karena dia tak pernah membahas seks sebelumnya.
    “gapapa mas hehe”, balasnya salting, “hmm jadi gini mas, temenku mau ngajakin kumpul buat saling menyelesaikan masalah ranjang gitu, temenku ternyata juga pada punya masalah”, lanjutnya.
    sedangkan aku masih menebak arah obrolan ini, maksudnya ngajak kumpul bagaimana.
    “ngobrolin gitu? ayok aja biar sekalian kenal teman-temanmu, ngobrol dikasur aja yuk sambil tiduran”, balasku serta mengajak istri untuk berbaring dikasur. istriku berjalan sambil memelukku dari belakang dan bermanja-manja.

    setibanya dikasur, aku masih sibuk merapikan selimut dan bantal agar pas dan memberikan posisi paling nyaman untuk aku tiduri. istriku berbaring disebelahku masih menyaksikan kesibukanku yg tak kunjung selesai. dia juga turut membantuku untuk aku segera berbaring. aku berbaring sambil merentangkan tangan dan kepala istriku berada pada dadaku, dengan lembut turut aku cium kepalanya.
    “temenku to mas, hubungan diranjang dengan suaminya kurang dan lalu mereka bersekperimen untuk menstimuli seks mereka yg akhirnya jadi doyan seks gitu”, cerita istriku berada di pelukanku.
    “hmmm stimulinya semacam apaan?”, balasku dengan tenang dan kalem karena masih bingung.
    “kencan dengan pasangan temennya mas, dan saling memberi solusi serta meningkatkan stimuli mas”, terang dia dan sekarang aku sedikit paham, jadi mungkin dia maksudnya aku disuru curhat sama temennya agar memberi solusi.
    “ooo jadi, semacam saling ngobrol gitu ya, umpama aku ngobrol dengan temen wanitamu dan sebaliknya gitu ya”, jawabku dengan nada yg memahami.

    “nah iya mas, konon katanya bisa meningkatkan hubungan ranjang dengan pasangan yg sedikit kendor”, balasnya.
    “tapi bukannya masalah kita karena ukuranku yg besar ya, masa aku mau cerita itu ke temen wanitamu”, lanjutku yg masih bimbang, serta berpikir jika aku menceritakan ukuran penisku, malah bisa-bisa si wanita itu ingin melihat bahkan mencoba, bisa gawat.
    “hmmm ya memang gitu sih mas”, balasnya yg sedikit bergetar karena aku semakin penasaran dibuatnya dan istriku telah dirasuki apaan sama temennya, “bukan hanya ngobrol doang sih mas”, lanjutnya.
    “haaahh, lantas gimana???”, tanyaku dengan sedikit meninggi karena penasaran.
    “kencan, kencan itu mas, kencan masss…”, jawabnya dengan sedikit takut. aku terkaget dan memandangi istriku dari atas walau dia berada di pelukanku, istriku melingkarkan badannya pertanda dia sedikit takut mengucapkan kata-kata tadi.
    “HAAAHH GILA KAMU YANG??!!!! OGAH!!!, kamu telah di rasuki apa sama temenmu? kok caranya gitu, jangan melewati batas kamu!”, ujarku dengan nada meninggi. dan istriku hanya terdiam dengan wajah sangat takut, “ah jangan aneh-aneh to yang, ya..”, lanjutku dengan nada melembut dan istriku hanya mengangguk dan aku memeluknya untuk memberi rasa nyaman dan tidak lagi takut karena kemarahanku.
    “ayo tidur aja yok”, ajakku pada istriku. dia hanya terdiam dan aku melepaskan pelukannya dan berbalik badan kearah berlawanan dimana istriku berada, nampaknya dia mengetahui kekesalanku dan tak ingin memperkeruh suasana.

    “mas…..”, sapa istriku dengan lirih, “aku minta maaf, aku hanya berusaha untuk…..”, lanjutnya sambil dia bertumpu pada lenganku dan menyaksikanku yg sedikit badmood dengan apa yg baru saja dia katakan.
    “iya sayang, aku paham, tapi ya gak harus sampai kencan gitu to”, terangku dengan lembut dan berbalik arah, kini aku menatapnya.
    “iya mas, aku paham”, balasnya dengan pelan.
    “hmmm jadi maksudmu aku kencan dengan tanda kutip dengan temenmu dan suami temenmu kencan dengan kamu”, tanyaku dengan sedikit shock sambil menyakan klarifikasi, siapa tau aku salah tangkap dengan apa yg dia maksud sebenarnya.
    “iya. tapi kalau mas gak mau gapapa”, ujarnya.

    Cerita Dewasa Selingan Ranjangku Part 11

    “siapa sih yang, yg kuat mengetahui istrinya ditiduri oleh cowok lain”, tanyaku sambil menatap matanya dalam-dalam.
    “iya mas, paham, tapi mas juga melakukan yg sebaliknya juga”, balasnya dengan masih sedikit takut namun tetep aja ngeyel untuk menjelaskan, seperti yg kita ketahui wanita selalu benar, “kan maksudnya gini mas, ibarat rumah, orang yg biasa tinggal dirumah yg besar, pasti kn ingin juga sesekali waktu main ke rumah yg kecil, nanti setelah itu kan akan lebih bersyukur dengan rumah yg besar”, terangnya.
    “haha rumah yg besar ini maksudmu kontolku yah yang”, candaku untuk mencairkan suasana serta ilustrasi dia yg membuatku ingin tertawa.
    “hmmm tau aja sih mas, nah gitu dong tertawa”, lalu istriku memelukku, “ini lho temenku mas”, ujar dia sambil mengambil HP nya dan menunjukkan temennya yg akan berpartisipasi. istriku tetap aja memaksa untuk aku melihat fisik dari teman-temannya.
    “lho kok banyak sekali temenmu, ada 6 termasuk kamu”, ujarku sambil terus menggeser kanan dan kiri untuk menyaksikan teman-temannya, dalam hati boleh juga temen-temannya, hampir semua cantik dan seksi, “termasuk yg berkerudung itu”, tanyaku.
    “iya, ada 3 yg berhijab dan yg 3 kagak”, jawabnya. pikiranku jadi nakal dengan apa yg akan terjadi jika aku setuju.
    “hmmm aku ngantuk yang, tidur aja yok”, ajakku pada istriku.
    “hmm yook, gak bermaksud nakal aku mas, hanya siapa tau kalau kamu mau, jika mas kagak mau, yauda gapapa, aku juga enggak”, balasnya dengan sambil tersenyum memelukku.

    aku sungguh dirundung kebimbangan, dilema dan tak tau harus bagaimana. jika aku menyetujui artinya aku juga harus siap menerima istriku akan digauli oleh suami para wanita ini. aku juga harus siap membayangkan istriku orgasme keenakan karena kontol mereka.
    “dari foto yg ditunjukkan istriku tadi, hampir semua cakep dan seksi, selain itu pasti mereka belum pernah melihat pusaka segede punyaku, bisa dengan mudah aku buat mereka meronta-ronta, apalagi semua ibu rumah tangga dan nampaknya bukan wanita nakal, pasti punya kebuasan yg tersembunyi…hmm berarti istriku juga sebenarnya buas ya..hanya saja aku belum bisa sepenuhnya membongkar itu….”, pikirku dalam hati disebelah istriku yg sudah memejamkan mata dan tidur.

    namun benang merahnya adalah siapa yg mempunyai ide bermain seperti ini, memang aku sering mendengar ada komunitas tukar guling, tapi lantas kenapa aku dihadapkan dengan situasi yg real dan benar ada di depan mataku serta jarak antara setuju dan tidak hanya satu ucap dari mulutku. lalu aku juga berpikir, apakah istriku juga tertarik, jelas dia tertarik, jika gak tertarik, mana mau dia merayuku hingga gigih walau aku setengah marah dengan kelakuannya. aku tak menyangka istriku yg begitu lembut, halus dan anggun memiliki fantasi yg sangat liar dan berani melakukan diluar batas seperti ini. padahal dulu masih perawan, jelas gak banyak melakukan aneh-aneh, berarti fantasi nakalnya timbul setelah menikah denganku….
    entahlah, aku pingin tidur…

    apakah Heri akan menerima dan bergabung dengan perkumpulan teman Bella?

  • Cerita Seks Birahi Muda Mudi

    Cerita Seks Birahi Muda Mudi


    831 views

    Perawanku – Cerita Seks Birahi Muda Mudi, Nama aku Herman, aku berusia 23 tahun dan saat ini aku kuliah dan bekerja, Cerita ini bermula pada saat aku jalan-jalan dgn kawan-kawan aku di suatu kawasan di Jakarta yg memang sudah cukup terkenal di kalangan anak muda.

    Saat aku sedang melintas di jalan Sudirman aku melihat seorang perempuan dan aku menghentikan kendaraan aku lalu kita pun berkenalan.

    Perempuan tersebut bernama Nia dan dia masih berumur 19 tahun dgn tinggi kurang lebih sekitar 175 dan dgn ukuran bra sekitar 36 C akhirnya aku menawarkan dia untuk mengantar pulang dan dia pun setuju, maka akhirnya kita jalan pulang tanpa ada apa-apa.
    Kesokan harinya pada pukul 10.00 Nia menghubungi aku via HP aku

    “Hallo, Herman ya?”
    “Siapa nih?”, tanya aku
    “Nia, masa lupa yg semalam kenalan..”
    “Oh, iya.. lagi dimana nih.”
    “Lagi di Blok M, kamuh ada acara nggak hari ini?”
    “Ehmm, nggak ada tuh kenapa?”, jawab aku
    “Bisa jemput?”
    “Ya udah dimana?”
    “Di McDonald Blok M aja ya jam 11.00”
    “Ok”

    Singkat cerita langsung aku meluncur ke arah Blok M Sesampainya disana kita ngobrol sejenak lalu kita memutuskan untuk pergi.

    “Mau kemana nih?” tanya aku
    “Terserah kamuh aja..”
    “Main kerumahku sebentar yuk mau nggak?”
    “Ok”, jawabnya dgn santai.
    “Ga takut?”, tanya aku
    “Takut apa?”
    “Kalo diperkosa gimana?” Tapi dia dgn santainya menjawab,
    “Ga usah diperkosa juga mau kok.. he.. he..” sambil melirik kearahku dan mencubit manja pinggangku. Kemudian aku bertanya,
    “Bener nih?” Dia menjawab,
    “Siapa takut?”

    Lalu segera kita meluncur ke arah rumahku di bilangan Tebet yg memang sehari-harinya selalu kosong. Begitu sampai aku lalu mempersilahkan Nia untuk masuk lalu kita duduk bersebelahan dan aku menggoda dia.
    “Bener nih nggak takut diperkosa?”
    Dia malah menjawab, “Mau perkosa aku sekarang?” ujarnya sambil membusungkan dadanya yg montok itu.

    Aku tak tahu siapa yg memulai tiba-tiba bibir kita sudah saling bertemu dan saling melumat, dan memainkan lidah nya di mulutku. Tangan kirinya melepas bajuku dan aku tak mau ketinggalan, aku ikut membuka kaos ketatnya itu dan melepas BH nya.

    Ciumanku menjalar menyusuri leher dan belakang kupingnya.
    “Ahh.. esst.. terus yg..”, Nia udah mulai meracau tak jelas saat lidah aku turun ke dadanya diantara kedua bukitnya.
    Lidah aku terus menjalar di buah dadanya namun tak sampai pada pentilnya.
    Nia mendesah-desah, “Man isep Man ayo Man gue pingin elo isep Man..”
    Namun aku tak memperdulikannya dan masih be……rmain di sekitar pentilnya dan turun ke perut sambil perlaha-lahan tanganku membuka celananya dan masih tersisa celana dalamnya. Akhirnya kepalaku ditarik Nia dan ditempelkannya buah dadanya ke mulutku.
    “Ayo Man isep Man jangan siksa gue Man..”
    Akhirnya mulutku menghisap buah dada sebelah kirinya sedangkan tangan kanan ku meremas-remas buah dada sebelah kanannya.
    “Ohh.. aah.. esst.. enak Man terus sedot yg keras Man gigit Man ohh..”, racaunya.

    Sambil kusedot buah dadanya bergantian kiri dan kanan tanganku bergerilya di bagian pangkal pahanya sambil menggosok- gosok klitorsnya dari bagian luar celana dalamnya.
    Nia pun tak sabar, akhirnya dia membuka celanaku termasuk celana dalamku sehingga mencuatlah ‘kemaluanku’ yg sudah berdiri tegak itu dan Nia terpana.
    “Gila gede banget Man punya elo..”
    Dan tanpa dikomando langsung Nia memasukan kontolku ke dalam mulutnya yg mungil, terasa penuh sekali mulut itu, Nia menjilat-jilat ujung kemaluanku terus turun ke bawah sampai selurh batangnya terjilat olehnya.
    “Ah.. enak Ni terus Ni” aku pun menahan nikmat yg luar biasa.
    Akhirnya aku berinisiatif dan memutar badanku sehingga posisi kita menjadi 69. Sesaat aku menjilati bagian bibir kemaluannya Nia mendesah.
    “Ah.. enak Man esst.. terus Man..”
    Akhirnya Nia menggelinjang hebat ketika lidahku menyentuh bagian klitorisnya.

    “Ahh.. Man aku sampai Man..” sambil mulutnya terus mengelum kemaluanku sedotan Niapun semakin cepat dan kuat pada kemaluanku maka aku merasakkan denyut-denyut pada kemaluanku.
    “Ni, gue juga mau sampai Ni ahh..”
    “Barengan ya..”
    Mendengar itu Nia makin bernafsu menyedot-nyedot dan menjilati kemaluanku dan akhirnya..
    “Acchh.. ach..”, crot.. crot.. crott.., 8 kali kemaluanku menyemprotkan sperma dalam mulut Nia dan dia menelan semuanya sehingga kitapun keluar secara bersamaan. Agen BandarQ
    Akhirnya Niapun menggelimpang disampingku setelah menjilati seluruh kemaluanku hingga bersih.
    “Makasih ya Man aku dah lama nggak orgasme sejak suami gue kabur..”, kata Nia
    “Emang suami kamuh kemana?”
    “Ga tau tiba-tiba dia ngilang setelah gue ngelahirin anak gue”
    “Lho kamuh dah punya anak?”
    “Udah umur setahun, Man”

    Kemudian Nia memeluk aku dgn eratnya. Lalu dia mendongakkan kepalanya ke arah aku, lalu aku cium bibirnya lembut dia pun membalasnya tapi lama-kelamaan ciuman itu berubah menjadi ciuman penuh nafsu. Kemudian Nia memegang kemaluan aku yg masih terbuka dan meremas-remasnya sehingga secara otomatis ‘adikku’ langsung berdiri dan mengeras. Kemudian Nia menaiki badan aku lal……u menjilati habis seluruh badan aku mulai dari mulut hingga ujung kaki.
    “Ach..” desahku sejalan dgn jilatan di badanku.
    Kemudian Nia mengulum kemaluanku terlihat jelas dari atas bagaimana kemaluanku keluar masuk mulutnya yg mungil itu.
    “Ah. sst.. enak Sayg terus sedot Sayg achh..” desahanku semakin mengeras.
    Lalu kuputar badanku sehingga posisi 69 dgn Nia diatas badanku lalu aku menjilati kemaluan Nia dan kuisep klitoris Nia.
    “Ahh.. enak Man terus Sayg, aku Sayg kamuh achh..” desah Nia meninggi.

    Kemudian Nia memutar badannya kembali dan dia memegang ‘adikku’ yg sudah siap tempur itu, dipaskannya ke liang kemaluan setelah pas perlahan-lahan diturunkannya pantat Nia. Sehingga perlahan-lahan masuklah kemaluan aku ke liang senggama Nia
    “Auw.. sst.. ohh.. geede banget sih punya kamuh yg” lirih Nia.
    “Punya kamuh juga sempit banget Yg, enak.. ah..” kataku.
    Perlahan-lahan aku tekan terus kemaluanku ke dalam kemaluannya yg sempit itu. Akhirnya setelah amblas semuanya Nia mulai mengerakan pinggulnya naik turun sehingga membuat kemaluan aku seperti disedot-sedot. Nia berada diatasku sekitar 15 menit sebelum akhirnya dia mengerang.
    “Ahh.. Sayg aku keluar Yg, ahh..” racaunya.
    Setelah itu badan dia melemas dan memeluk aku namun karena aku sendiri juga mengejar puncak ku maka langsung kubalik badannya tanpa melepas kemaluanku yg ada di dalam kemaluannya. Setelah aku berada diatasnya maka langsung kugenjot Nia dari atas terus menerus hampir kurang lebih 20 menit hingga akhirnya Nia mengalami orgasme yg ketiga kali dalam waktu yg singkat ini.
    “Ahh.. Sayg aku keluar lagi Sayg ahh..” Desah Nia.
    “Kamuh lama banget sih Sayg” desah Nia sambil terus menggoygkan pinggulnya memutar.
    “Ahh terus Sayg sstt enak Sayg terus..” racaunya.
    “Iya aku juga enak Sayg terus Sayg ahh.. enak Sayg mentok banget ah..” racauku tak kalah hebatnya.
    Akhirnya setelah aku menggenjot Nia selama kurang lebih 40 menit aku merasakan seperti ada yg mendesak ingin keluar dari bagian kemaluanku.

    “Sayg, aku mau keluar Sayg”
    “Mau di dalam atau diluar Sayg?” kataku.
    “Bentar Sayg aku juga mau keluar lagi nih ahh..” desah Nia.
    “Di dalem aja Sayg biar aku tambah puas” desah Nia lagi.
    “Ahh.. sst.. Sayg aku keluar Sayg ahh..” racauku
    “Barengan Sayg aku juga sampai ah.. ahh.. oh..” desah Nia.
    “Ahh.. Sayg aku keluar Sayg ahh.. sst.. ohh..” desahku.
    “Aahh” menyemprotlah spermaku sebanyak 9 kali.
    “Emmhh..” saat itu juga si Nia mengalami orgasme….”Makasih ya Sayg” kata Nia sambil mencium bibirku mesra.

    Setelah itu kita langsung membersihkan diri di kamar mandi dan didalam kamar mandi pun kita sempat ‘main’ lagi ketika kita saling membersihkan punya pasangan kita masing-masing tiba-tiba Nia jongkok dan mengulum punyaku kembali dan au dalam posisi berdidi mencoba menahan nikmatnya. Namun aku tak tahan menahan gejolak yg ada maka aku duduk di ws dan Nia duduk di atasku dgn posisi menghadapku dan dia memasukkan kembali kemaluannya kedalam kemaluannya.

    “Bless.. ahh.. sst.. enak Sayg ahh..” racaunya mulai menikmati permainan.
    Namun setelah 15 menit aku merasa bosan dgn posisi seperti itu maka aku suruh memutar badannya membelakangi aku dan aku angkat perlahan tanpa melepas kemaluanku dan aku suruh Nia menungging dgn berpegangan pada tepian bak mandi dan ketika dia menungging langsung aku genjot maju mundur sambil meremas-remas buah dadanya yg mengayun-ayun.

    “Ah.. Man aku mau keluar Man..” desahnya.
    “Man aah..”, terasa cairan orgasme Nia kembali membasahi kemaluanku.
    Karena kondisi Nia yan lemas maka aku memutuskan untuk melepaskan kemaluanku dan Nia melanjutkannya dgn mengulum kemaluanku hingga akhirnya..
    “Ni aku mau keluar Sayg.. ah..”, Sambil kutekan dalam-dalam kepalanya ke arah kemaluanku sehingga terlihat kemaluanku amblas semua ke mulutnya yg mungil itu.

    Dan ketika Nia menyedot kemaluanku maka.. “Ah.. Ni..” akhirnya aku semprotkan seluruh spermaku ke mulut Nia dan aku lihat Nia menelan semua spermaku tanpa ada yg tumpah dari mulutnya bahkan dia membersihkan kemaluanku dgn menjilati sisa-sisa seluruh sperma yg ada.
    Setelah itu kita saling membersihkan badan kita masing-masing dan kita kembali ke kamar dgn badan yg sama-sama telanjang bulat dan kita tiduran sambil berpelukan tanpa sehelai benang pun yg menutupi badan kita dan kita saling mencium dan meraba serta ngobrol-ngobrol sejenak.

    Tanpa terasa kita sudah berada di rumahku hampir selama 4 jam. Maka akhirnya kita mengenakan baju kita masing-masing dan setelah itu aku mengantarkan Nia pulang ke kostannya di daerah Blok M dan berjanji untuk saling menghubungi. Hingga saat ini diturunkan kita masih sering melakukan hubungan intim.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Ngentot Hot Dengan Kasir

    Ngentot Hot Dengan Kasir


    1381 views

    Cerita Sex ini berjudulNgentot Hot Dengan KasirCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.


    Desy yang masih berumur 25 tahun tidak menyadari bahayanya bekerja sebagai kasir disebuah toko serba ada di Jakarta. Dengan semangat dan keinginan untuk mandiri membuat dirinya tidak mempedulikan nasehat orang tuanya yang merasa risau melihat putriya sering mendapat giliran jaga dari malam hingga pagi.

    Desy lebih memilih bekerja pada shift tersebut, karena dari saat tengah malam sampai pagi, jarang sekali ada pembeli, sehingga Desy bisa belajar untuk kuliahnya siang nanti.

    Sampai akhirnya pada suatu malam, Desy mendapati dirinya ditodong oleh sepucuk pistol tepat di depan matanya. Yang berambut Gondrong, dan yang satu lagi berkumis tebal. Mereka berdua, menerobos masuk membuat Desy yang sedang berkonsentrasi pada bukunya terkejut.

    “Keluarin uangnya!” perintah si Gondrong, sementara si Kumis memutuskan semua kabel video dan telepon yang ada di toko itu.

    Tangan Desy gemetar berusaha membuka laci kasir yang ada di depannya, saking takutnya kunci itu sampai terjatuh beberapa kali. Setelah beberapa saat, Desy berhasil membuka laci itu dan memerikan semua uang yang ada di dalamnya, sebanyak 100 ribu kepada si Gondrong, Desy tidak diperkenankan menyimpan uang lebih dari 100 ribu di laci tersebut.

    Karena itu setiap kelebihannya langsung dimasukan ke lemari besi. Setelah si Gondrong merampas uang itu, Desy langsung mundur ke belakang, ia sangat ketakutan kakinya lemas, hampir jatuh.

    “Masa cuma segini?!” bentak si Gondrong.

    “Buka lemari besinya! Sekarang!” Mereka berdua menggiring Desy masuk ke kantor manajernya dan mendorongnya hingga jatuh berlutut di hadapan lemari besi. Desy mulai menangis, ia tidak tahu nomor kombinasi lemari besi itu, ia hanya menyelipkan uang masuk ke dalam lemari besi melalui celah pintunya.

    “Cepat!” bentak si Kumis, Desy merasakan pistol menempel di belakang kepalanya. Desy berusaha untuk menjelaskan kalau ia tidak mengetahui nomor lemari besi itu. Untunglah, melihat mata Desy yang ketakutan, mereka berdua percaya.

    “Brengsek! Nggak sebanding sama resikonya! Iket dia, biar dia nggak bisa manggil polisi!” Desy di dudukkan di kursi manajernya dengan tangan diikat ke belakang. Kemudian kedua kaki Desy juga diikat ke kaki kursi yang ia duduki. si Kumis kemudian mengambil plester dan menempelkannya ke mulut Desy.

    “Beres! Ayo cabut!”

    “Tunggu! Tunggu dulu cing! Liat dia, dia boleh juga ya?!”.

    “Cepetan! Ntar ada yang tau! Kita cuma dapet 100 ribu, cepetan!”.

    “Gue pengen liat bentar aja!”.

    Mata Desy terbelalak ketika si Gondrong mendekat dan menarik t-shirt merah muda yang ia kenakan. Dengan satu tarikan keras, t-shirt itu robek membuat BH-nya terlihat. Payudara Desy yang berukuran sedang, bergoyang-goyang karena Desy meronta-ronta dalam ikatannya.

    “Wow, oke banget!” si Gondrong berseru kagum.

    “Oke, sekarang kita pergi!” ajak si Kumis, tidak begitu tertarik pada Desy karena sibuk mengawasi keadaan depan toko.

    Tapi si Gondrong tidak peduli, ia sekarang meraba-raba puting susu Desy lewat BH-nya, setelah itu ia memasukkan jarinya ke belahan payudara Desy. Dan tiba-tiba, dengan satu tarikan BH Desy ditariknya, tubuh Desy ikut tertarik ke depan, tapi akhirnya tali BH Desy terputus dan sekarang payudara Desy bergoyang bebas tanpa ditutupi selembar benangpun.

    “Jangan!” teriak Desy. Tapi yang tedengar cuma suara gumaman. Terasa oleh Desy mulut si Gondrong menghisapi puting susunya pertama yang kiri lalu sekarang pindah ke kanan. Kemudian Desy menjerit ketika si Gondrong mengigit puting susunya.

    “Diem! Jangan berisik!” si Gondrong menampar Desy, hingga berkunang-kunang. Desy hanya bisa menangis.

    “Gue bilang diem!”, sembari berkata itu si Gondrong menampar buah dada Desy, sampai sebuah cap tangan berwarna merah terbentuk di payudara kiri Desy. Kemudian si Gondrong bergeser dan menampar uang sebelah kanan. Desy terus menjerit-jerit dengan mulut diplester, sementara si Gondrong terus memukuli buah dada Desy sampai akhirnya bulatan buah dada Desy berwarna merah.

    “Ayo, cepetan cing!”, si Kumis menarik tangan si Gondrong.

    “Kita musti cepet minggat dari sini!” Desy bersyukur ketika melihat si Gondrong diseret keluar ruangan oleh si Kumis. Payudaranya terasa sangat sakit, tapi Desy bersyukur ia masih hidup. Melihat sekelilingnya, Desy berusaha menemukan sesuatu untuk membebaskan dirinya. Di meja ada gunting, tapi ia tidak bisa bergerak sama sekali.

    “Hey, Roy! Tokonya kosong!”.

    “Masa, cepetan ambil permen!”.

    “Goblok lo, ambil bir tolol!”.

    Tubuh Desy menegang, mendengar suara beberapa anak-anak di bagian depan toko. Dari suaranya ia mengetahui bahwa itu adalah anak-anak berandal yang ada di lingkungan itu. Mereka baru berusia sekitar 12 sampai 15 tahun. Desy mengeluarkan suara minta tolong.

    “sstt! Lo denger nggak?!”.

    “Cepet kembaliin semua!”.

    “Lari, lari! Kita ketauan!”.

    Tiba-tiba salah seorang dari mereka menjengukkan kepalanya ke dalam kantor manajer. Ia terperangah melihat Desy, terikat di kursi, dengan t-shirt robek membuat buah dadanya mengacung ke arahnya.

    “Buset!” berandal itu tampak terkejut sekali, tapi sesaat kemudian ia menyeringai.

    “Hei, liat nih! Ada kejutan!”

    Desy berusaha menjelaskan pada mereka, menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia berusaha menjelaskan bahwa dirinya baru saja dirampok. Ia berusaha minta tolong agar mereka memanggil polisi. Ia berusaha memohon agar mereka melepaskan dirinya dan menutupi dadanya. Tapi yang keluar hanya suara gumanan karena mulutnya masih tertutup plester. Satu demi satu berandalan itu masuk ke dalam kantor. Satu, kemudian dua, lalu tiga. Empat. Lima! Lima wajah-wajah dengan senyum menyeringai sekarang mengamati tubuh Desy, yang terus meronta-ronta berusaha menutupi tubuhnya dari pandangan mereka. Berandalan, yang berumur sekitar 15 tahun itu terkagum-kagum dengan penemuan mereka.

    “Gila! Cewek nih!”.

    “Dia telanjang!”.

    “Tu liat susunya! susu!”.

    “Mana, mana gue pengen liat!”.

    “Gue pengen pegang!”.

    “Pasti alus tuh!”.

    “Bawahnya kayak apa ya?!”.

    Mereka semua berkomentar bersamaan, kegirangan menemukan Desy yang sudah terikat erat. Kelima berandal itu maju dan merubung Desy, tangan-tangan meraih tubuh Desy. Desy tidak tahu lagi, milik siapa tanga-tangan tersebut, semuanya berebutan mengelus pinggangnya, meremas buah dadanya, menjambak rambutnya, seseorang menjepit dan menarik-narik puting susunya. Kemudian, salah satu dari mereka menjilati pipinya dan memasukan ujung lidahnya ke lubang telinga Desy.

    “Ayo, kita lepasin dia dari kursi!” Mereka melepaskan ikatan pada kaki Desy, tapi dengan tangan masih terikat di belakang, sambil terus meraba dan meremas tubuh Desy. Melihat ruangan kantor itu terlalu kecil mereka menyeret Desy keluar menuju bagian depan toko. Desy meronta-ronta ketika merasa ada yang berusaha melepaskan kancing jeansnya.

    Mereka menarik-narik jeans Desy sampai akhirnya turun sampai ke lutut. Desy terus meronta-ronta, dan akhirnya mereka berenam jatuh tersungkur ke lantai. Sebelum Desy sempat membalikkan badannya, tiba-tiba terdengar suara lecutan, dan sesaat kemudian Desy merasakan sakit yang amat sangat di pantatnya. Desy melihat salah seorang berandal tadi memegang sebuah ikat pinggang kulit dan bersiap-siap mengayunkannya lagi ke pantatnya!

    “Bangun! Bangun!” ia berteriak, kemudian mengayunkan lagi ikat pinggangnya. Sebuah garis merah timbul di pantat Desy. Desy berusaha berguling melindungi pantatnya yang terasa sakit sekali. Tapi berandal tadi tidak peduli, ia kembali mengayunkan ikat pinggang tadi yang sekarang menghajar perut Desy.

    “Bangun! naik ke sini!” berandal tadi menyapu barang-barang yang ada di atas meja layan hingga berjatuhan ke lantai. Desy berusaha bangun tapi tidak berhasil. Lagi, sebuah pukulan menghajar buah dadanya. Desy berguling dan berusaha berdiri dan berhasil berlutut dan berdiri. Berandal tadi memberikan ikat pinggang tadi kepada temannya. “Kalo dia gerak, pukul aja!”

    Langsung saja Desy mendapat pukulan di pantatnya. Berandal-berandal yang lain tertawa dan bersorak. Mereka lalu mendorong dan menarik tubuhnya, membuat ia bergerak-gerak sehingga mereka punya alasan lagi buat memukulnya. Berandal yang pertama tadi kembali dengan membawa segulung plester besar.

    Ia mendorong Desy hingga berbaring telentang di atas meja. Pertama ia melepaskan tangan Desy kemudian langsung mengikatnya dengan plester di sudut-sudut meja, tangan Desy sekarang terikat erat dengan plester sampai ke kaki meja. Selanjutnya ia melepaskan sepatu, jeans dan celana dalam Desy dan mengikatkan kaki-kaki Desy ke kaki-kaki meja lainnya. Sekarang Desy berbaring telentang, telanjang bulat dengan tangan dan kaki terbuka lebar menyerupai huruf X.

    “Waktu Pesta!” berandal tadi lalu menurunkan celana dan celana dalamnya. Mata Desy terbelalak melihat penisnya menggantung, setengah keras sepanjang 20 senti. Berandal tadi memegang pinggul Desy dan menariknya hingga mendekati pinggir meja. Kemudian ia menggosok-gosok penisnya hingga berdiri mengacung tegang.

    “Waktunya masuk!” ia bersorak sementara teman-teman lainnya bersorak dan tertawa. Dengan satu dorongan keras, penisnya masuk ke vagina Desy. Desy melolong kesakitan. Air mata meleleh turun, sementara berandal tadi mulai bergerak keluar masuk. Temannya naik ke atas meja, menduduki dada Desy, membuat Desy sulit bernafas.

    Kemudian ia melepaskan celananya, mengeluarkan penisnya dari celana dalamnya. Plester di mulut Desy ditariknya hingga lepas. Desy berusaha berteriak, tapi mulutnya langsung dimasuki oleh penis berandal yang ada di atasnya. Langsung saja, penis tadi mengeras dan membesar bersamaan dengan keluar masuknya penis tadi di mulut Desy.

    Pandangan Desy berkunang-kunang dan merasa akan pingsan, ketika tiba-tiba mulutnya dipenuhi cairan kental, yang terasa asin dan pahit. Semprotan demi semprotan masuk, tanpa bisa dimuntahkan oleh Desy. Desy terus menelan cairan tadi agar bisa terus mengambil nafas.

    Berandal yang duduk di atas dada Desy turun ketika kemudian, berandal yang sedang meperkosanya di pinggir meja bergerak makin cepat. Ia memukuli perut Desy, membuat Desy mengejang dan vaginanya berkontraksi menjepit penisnya. Ia kemudian memegang buah dada Desy sambil terus bergerak makin cepat, ia mengerang-erang mendekati klimaks.

    Tangannya meremas dan menarik buah dada Desy ketika tubuhnya bergetar dan sperma pun menyemprot keluar, terus-menerus mengalir masuk di vagina Desy. Sementara itu berandal yang lainnya berdiri di samping meja dan melakukan masturbasi, ketika pimpinan mereka mencapai puncaknya mereka juga mengalami ejakulasi bersamaan. Sperma mereka menyemprot keluar dan jatuh di muka, rambut dan dada Desy.

    Desy tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya, ketika tahu-tahu ia kembali sendirian di toko tadi, masih terikat erat di atas meja. Ia tersadar ketika menyadari dirinya terlihat jelas, jika ada orang lewat di depan tokonya. Desy meronta-ronta membuat buah dadanya bergoyang-goyang.

    Ia menangis dan meronta berusaha melepaskan diri dari plester yang mengikatnya. Setelah beberapa lama mencoba Desy berhasil melepaskan tangan kanannya. Kemudian ia melepaskan tangan kirinya, kaki kanannya. Tinggal satu lagi.

    “Wah, wah, wah!” terdengar suara laki-laki di pintu depan. Desy terkejut dan berusaha menutupi dada dan vaginanya dengan kedua tangannya.

    “Tolong saya!” ratap Desy.

    “Tolong saya Pak! Toko saya dirampok, saya diikat dan diperkosa! Tolong saya Pak, panggilkan polisi!”

    “Nama lu Desy kan?” tanya laki-laki tadi.

    “Bagaimana bapak tahu nama saya?” Desy bingung dan takut.

    “Gue Roy. Orang yang kerjaannya di toko ini lo rebut!”.

    “Saya tidak merebut pekerjaan bapak. Saya tahu dari iklan di koran. Saya betul-betul tidak tahu pak! Tolong saya pak!”.

    “Gara-gara lo ngelamar ke sini gue jadi dipecat! Gue nggak heran lo diterima kalo liat bodi lo”.

    Desy kembali merasa ketakutan melihat Roy, seseorang yang belum pernah dilihat dan dikenalnya tapi sudah membencinya. Desy kembali berusaha melepaskan ikatan di kaki kirinya, membuat Raoy naik pitam. Ia menyambar tangan Desy dan menekuknya ke belakang dan kembali diikatnya dengan plester, dan plester itu terus dilitkan sampai mengikat ke bahu, hingga Desy betul-betul terikat erat. Ikatan itu membuat Desy kesakitan, ia menggeliat dan buah dadanya semakin membusung keluar.

    “Lepaskan! Sakit! aduuhh! Saya tidak memecat bapak! Kenapa saya diikat?”

    “Gue tadinya mau ngerampok nih toko, cuma kayaknya gue udah keduluan. Jadi gue rusak aja deh nih toko”.

    Ia kemudian melepaskan ikatan kaki Desy sehingga sekarang Desy duduk di pinggir meja dengan tangan terikat di belakang. Kemudian diikatnya lagi dengan plester.

    Kemudian Roy mulai menghancurkan isi toko itu, etalase dipecahnya, rak-rak ditendang jatuh. Kemudian Roy mulai menghancurkan kotak pendingin es krim yang ada di kanan Desy. Es krim beterbangan dilempar oleh Roy. Beberapa di antaranya mengenai tubuh Desy, kemudian meleleh mengalir turun, melewati punggungnya masuk ke belahan pantatnya. Di depan, es tadi mengalir melalui belahan buah dadanya, turun ke perut dan mengalir ke vagina Desy. Rasa dingin juga menempel di buah dada Desy, membuat putingnya mengeras san mengacung. Ketika Roy selesai, tubuh Desy bergetar kedinginan dan lengket karena es krim yang meleleh.

    “Lo keliatan kedinginan!” ejek Roy sambil menyentil puting susu Desy yang mengeras kaku.

    “Gue musti kasih lo sesuatu yang anget.”

    Roy kemudian mendekati wajan untuk mengoreng hot dog yang ada di tengah ruangan. Desy melihat Roy mendekat membawa beberapa buah sosis yang berasap. “Jangaann!” Desy berteriak ketika Roy membuka bibir vaginanya dan memasukan satu sosis ke dalam vaginanya yang terasa dingin karena es tadi.

    Kemudian ia memasukan sosis yang kedua, dan ketiga. Sosis yang keempat putus ketika akan dimasukan. Vagina Desy sekarang diisi oleh tiga buah sosis yang masih berasap. Desy menangis kesakitan kerena panas yang dirasakannya.

    “Keliatannya nikmat!” Roy tertawa.

    “Tapi gue lebih suka dengan mustard!” Ia mengambil botol mustard dan menekan botol itu. Cairan mustard keluar menyemprot ke vagina Desy. Desy menangis terus, melihat dirinya disiksa dengan cara yang tak terbayangkan olehnya.

    Sambil tertawa Roy melanjutkan usahanya menghancurkan isi toko itu. Desy berusaha melepaskan diri, tapi tak berhasil. Nafasnya tersengal-sengal, ia tidak kuat menahan semua ini. Tubuh Desy bergerak lunglai jatuh.”

    “Hei! Kalo kerja jangan tidur!” bentak Roy sambil menampar pipi Desy.

    “Lo tau nggak, daerah sini nggak aman jadi perlu ada alarm.”

    Desy meronta ketakutan melihat Roy memegang dua buah jepitan buaya. Jepitan itu bergigi tajam dan jepitannya keras sekali. Roy mendekatkan satu jepitan ke puting susu kanan Desy, menekannya hingga terbuka dan melepaskannya hingga menutup kembali menjepit puting susu Desy. Desy menjerit dan melolong kesakitan, gigi jepitan tadi menancap ke puting susunya. Kemudian Roy juga menjepit puting susu yang ada di sebelah kiri. Air mata Desy bercucuran di pipi.

    Kemudian Roy mengikatkan kawat halus di kedua jepitan tadi, mengulurnya dan kemudian mengikatnya ke pegangan pintu masuk. Ketika pintu itu didorong Roy hingga membuka keluar, Desy merasa jepitan tadi tertarik oleh kawat, dan membuat buah dadanya tertarik dan ia menjerit kesakitan.

    “Nah, udah jadi. Lo tau kan pintu depan ini bisa buka ke dalem ama keluar, tapi bisa juga disetel cuma bisa dibuka dengan cara ditarik bukan didorong. Jadi gue sekarang pergi dulu, terus nanti gue pasang biar pintu itu cuma bisa dibuka kalo ditarik. Nanti kalo ada orang dateng, pas dia dorong pintu kan nggak bisa, pasti dia coba buat narik tuh pintu, nah, pas narik itu alarmnya akan bunyi!”

    “Jangan! saya mohoon! mohon! jangan! jangan! ampun!”


    Roy tidak peduli, ia keluar dan tidak lupa memasang kunci pada pintu itu hingga sekarang pintu tadi hanya bisa dibuka dengan ditarik. Desy menangis ketakutan, puting susunya sudah hampir rata, dijepit. Ia meronta-ronta berusaha melepaskan ikatan. Tubuh Desy berkeringat setelah berusaha melepaskan diri tanpa hasil.

    Lama kemudian terlihat sebuah bayangan di depan pintu, Desy melihat ternyata bayangan itu milik gelandangan yang sering lewat dan meminta-minta. Gelandangan itu melihat tubuh Desy, telanjang dengan buah dada mengacung.

    Gelandang itu mendorong pintu masuk. Pintu itu tidak terbuka. Kemudian ia meraih pegangan pintu dan mulai menariknya.

    Desy berusaha menjerit “Jangan! jangan! jangan buka! jangaann!”, tapi gelandangan tadi tetap menarik pintu, yang kemudian menarik kawat dan menarik jepitan yang ada di puting susunya. Gigi-gigi yang sudah menancap di daging puting susunya tertarik, merobek puting susunya. Desy menjerit keras sekali sebelum jatuh di atas meja. Pingsan.

    Desy tersadar dan menjerit. Sekarang ia berdiri di depan meja kasir. Tangannya terikat ke atas di rangka besi meja kasir. Sedangkan kakinya juga terikat terbuka lebar pada kaki-kaki meja kasir. Ia merasa kesakitan. Puting susunya sekarang berwarna ungu, dan menjadi sangat sensitif. Udara dingin saja membuat puting susunya mengacung tegang.

    Memar-memar menghiasi seluruh tubuhnya, mulai pinggang, dada dan pinggulnya. Desy merasakan sepasang tangan berusaha membuka belahan pantatnya dari belakang. Sesuatu yang dingin dan keras berusaha masuk ke liang anusnya. Desy menoleh ke belakang, dan ia melihat gelandangan tadi berlutut di belakangnya sedang memegang sebuah botol bir.

    “Jangan, ampun! Lepaskan saya pak! Saya sudah diperkosa dan dipukuli! Saya tidak tahan lagi.”

    “Tapi Mbak, pantat Mbak kan belon.” gelandangan itu berkata tidak jelas.

    “Jangan!” Desy meronta, ketika penis gelandangan tadi mulai berusaha masuk ke anusnya. Setelah beberapa kali usaha, gelandangan tadi menyadari penisnya tidak bisa masuk ke dalam anus Desy. Lalu ia berlutut lagi, mengambil sebuah botol bir dari rak dan mulai mendorong dan memutar-mutarnya masuk ke liang anus Desy.

    Desy menjerit-jerit dan meronta-ronta ketika leher botol bir tadi mulai masuk dengan keadaan masih mempunyai tutup botol yang berpinggiran tajam. Liang anus Desy tersayat-sayat ketika gelandangan tadi memutar-mutar botol dengan harapan liang anus Desy bisa membesar.

    Setelah beberapa saat, gelandangan tadi mencabut botol tadi. Tutup botol bir itu sudah dilapisi darah dari dalam anus Desy, tapi ia tidak peduli. Gelandang itu kembali berusaha memasukan penisnya ke dalam anus Desy yang sekarang sudah membesar karena dimasuki botol bir.

    Gelandang tadi mulai bergerak kesenangan, sudah lama sekali ia tidak meniduri perempuan, ia bergerak cepat dan keras sehingga Desy merasa dirinya akan terlepar ke depan setiap gelandangan tadi bergerak maju. Desy terus menangis melihat dirinya disodomi oleh gelandangan yang mungkin membawa penyakit kelamin, tapi gelandangan tadi terus bergerak makin makin cepat, tangannya meremas buah dada Desy, membuat Desy menjerit karena puting susunya yang terluka ikut diremas dan dipilih-pilin.

    Akhirnya dengan satu erangan, gelandang tadi orgasme, dan Desy merakan cairan hangat mengalir dalam anusnya, sampai gelandangan tadi jatuh terduduk lemas di belakang Desy.

    “Makasih ya Mbak! Saya puas sekali! Makasih.” gelandangan tadi melepaskan ikatan Desy. Kemudian ia mendorong Desy duduk dan kembali mengikat tangan Desy ke belakang, kemudian mengikat kaki Desy erat-erat. Kemudian tubuh Desy didorongnya ke bawah meja kasir hingga tidak terlihat dari luar.

    Sambi terus mengumam terima kasih gelandangan tadi berjalan sempoyongan sambil membawa beberapa botol bir keluar dari toko. Desy terus menangis, merintih merasakan sperma gelandangan tadi mengalir keluar dari anusnya. Lama kemudian Desy jatuh pingsan kelelahan dan shock. Ia baru tersadar ketika ditemukan oleh rekan kerjanya yang masuk pukul 6 pagi.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Cinta Satu Malam Dengan Bawahan Di Kantor

    Cerita Sex Cinta Satu Malam Dengan Bawahan Di Kantor


    700 views

    Perawanku – Cerita Sex Cinta Satu Malam Dengan Bawahan Di Kantor, Kejadian ini saat aku belum menikah dan masih bekerja di perusahaan distribusi makanan. Aku saat itu menjadi Chief Account Officer dan salah seorang stafku yang baru bekerja 4 bulan namanya Inge, dia seorang sarjana ekonomi yang baru setahun lulusnya umurnya masih 23 tahun.

    Dulu saat pertama kali masuk kantor kulihat sering diantar dan dijemput pakai motor oleh pacarnya, tetapi sudah ada seminggu terakhir Inge selalu mengendarai motor sendiri. Memang Inge berwajah manis, hanya sayang kurang tinggi sedikit.

    Yang menarik buat lelaki semacam saya adalah bibirnya yang selalu kelihatan basah terus karena lidahnya sering dipakai membasahi bibirnya dan selain itu model rambutnya yang pakai gaya sedikit yang terurai di dekat telinga dan diberi jelly hingga kelihatan basah.

    Juga yang kelihatan sensual adalah cara berpakaiannya karena Inge selalu pakai baju atau kaos yang agak ketat sehingga perutnya kelihatan ramping dan buah dadanya terlihat agak menonjol. Memang buah dadanya sendiri tak terlalu besar tetapi cukup bagus bila pakai baju atau kaos yang ketat.

    Suatu saat aku tegur dia,
    “Inge, kenapa sekarang kamu naik motor sendiri?”
    “Yaahh, yang antarin sudah nggak ada”, sahutnya.
    “Masak iya, kemana pacarmu itu?” tanyaku.
    “Aach, nggak tahu pergi kemana dia, biarin saja”, jawabnya dengan nada kesal.

    Beberapa hari kemudian, saat makan siang, aku melewati kamarnya, kebetulan cuma Inge seorang diri dan sedang makan, rupanya yang lain makan keluar, segera kumasuk dan duduk di depan mejanya.

    “Makan sendirian saja?”
    “Iya Pak, sahutnya. Sambil makan, Inge melihat-lihat iklan bioskop di koran. Tiba-tiba Inge berbicara,
    “Waah, film Mandarin ini bagus Pak, Inge kepingin nonton tapi nggak ada teman sekarang.”
    “Kalau memang nggak ada teman nanti saya temani” kataku.
    “Ah, Bapak bisa saja, nanti pacar Bapak marah lho!” sahutnya.
    “Yaa, jangan sampai ketahuan dong, sekali-kali kan nggak apa-apa”, kataku.
    “Kalau sungguh, kapan Bapak bisanya? asal jangan yang malam-malam, paling lambat yang pukul 7.00 malam”, jelas Inge.
    “Besok malam? Pokoknya jangan Sabtu dan Minggu malam itu acara Bapak sudah patent” kataku.

    “Kalau gitu besok malam ya Pak?”
    “Boleh, Bapak jemput jam berapa?”
    “Inge sampai kost jam 5 sore, lalu mandi dulu, jadi kira-kira pukul 6 sore ya!”
    “Oke”, sahutku.

    Besok sorenya setelah saya pulang ke kost dan mandi lalu siap ke kostnya Inge. Sampai di sana ternyata Inge belum selesai hingga kutunggu beberapa menit, kemudian kita langsung berangkat. Karena baru pukul 6.10 padahal filmnya mulai pukul 7, maka kita putar-putar kota dulu.

    Dalam mobil aku bilang dengan Inge kalau lagi nggak dinas begini jangan panggil aku Pak, sebab umur kami paling hanya berbeda 7 tahun, aku jadi nggak enak dong. Akhirnya setelah putar-putar kita langsung ke bioskop dan beli tiket lalu masuk, aku memang sengaja minta tempat duduk yang di pinggir. Rupanya filmya kurang bagus, sebab sampai saat mulai penontonnya hanya sedikit.

    Memang artis-artis yang main seksi-seksi, apalagi film Mandarin terhitung banyak yang berani juga actionnya. Kalau pas adegan yang hot Inge tiba-tiba memegang tanganku, suatu saat kalau adegan panas sebelum tangannya Inge yang beraksi kupegang dulu telapak tangannya erat-erat.

    Walaupun adegan panas sudah berlalu tangannya tetap kupegang terus dan perlahan-lahan tangannya kuletakkan di atas pahanya. Ketika Inge masih diam saja atas aksi ini, maka jari-jariku kupakai untuk mengutik-utik pahanya yang sudah terbuka karena roknya yang agak pendek itu naik kalau buat duduk. Beberapa menit hal itu kulakukan dan Inge pun masih diam, lalu tangannya kutarik ke paha lebih atas sekaligus untuk menyingkap roknya supaya naik ke pangkal paha.

    Setelah kulihat roknya menyingkap sampai hampir pangkal pahanya sehingga paha yang mulus itu terlihat remang-remang dengan penerangan cahaya dari film saja. Aku pura-pura diam sebentar, kebetulan ada adegan panas lagi dan tanganku segera memegang pahanya dan tangan Inge memegang bagian atas tanganku.

    Kupikir Inge akan melarang kegiatan tanganku itu, tetapi tangannya hanya ditumpangkan saja di tanganku. Kuberanikan lagi operasi ini, tanganku kuusapkan ke pahanya dari atas lutut sampai ke atas dekat pangkal pahanya. Sudah ada 5 menit aku melakukan ini bergantian paha kanan dan kiri, tapi Inge tetap diam hingga nafasku yang mulai memburu.

    Akhirnya kuberanikan tanganku untuk mengusap pahanya sampai ke selakangannya hingga menyentuh CD-nya dan bagian kemaluannya kugelitik dengan 2 jariku. Saat itu Inge kelihatan mendesah sambil membetulkan duduknya. Kugelitik terus clitorisnya dengan jari dan kadang-kadang jariku kumasukkan ke dalam lubang vaginanya, ternyata lubangnya sudah basah juga.

    Belum beberapa lama, Inge menggeliat duduknya dan bilang, “Oom, Jangan digitukan nanti basah semua vagina Inge juga CD-nya, sebab Inge punya banyak keluarnya.” Lalu tanganku kutarik dan kupindahkan ke pahanya saja.

    Aku bisiki, “Nanti lain kali saja sambil santai di hotel ya?”.
    Inge mengangguk dan berkata, “Kira-kira minggu depan saja sebab kalau sering pergi malam nanti nggak enak dengan tante kost”.

    Setelah film selesai sambil jalan keluar, kurangkul pundaknya dan Inge pun memegang pinggangku sambil kepalanya disandarkan ke bahuku. Kuajak Inge makan malam sekalian sambil ngobrol macam-macam. Aku bertanya,

    “Inge, biasanya kamu diajak pacarmu santai di mana?”

    “Yaah,kadang-kadang di hotel P atau Hotel NP di atas Candi kadang-kadang juga di Hotel R di bawah kalau malas jauh-jauh.” Dengan jawaban Inge itu, aku sudah dapat mengambil kesimpulan bahwa Inge saat ini sudah bukan perawan lagi, jadi aku berani untuk mengajaknya ke hotel minggu depan.

    Selesai makan kuantarkan Inge pulang, sebelum turun mobil kupeluk dia dan dia pun membalasnya dengan merangkul leherku kuat-kuat untuk menerima ciuman dan kecupan-kecupan pada bibirnya dan selesai itu dengan sedikit teknik tanganku menyambar dan memijit buah dadanya.

    “Acch.. nakal ya Oom? katanya, dan “Bye… bye….” Pada keesokan harinya saya bertemu Inge di kantor dan kita bersikap biasa-biasa saja sehingga tak ada teman yang curiga kalau kita telah pacaran semalam. Saat kutanya kenapa sang pacar tak mengantar lagi, Inge bilang kalau pacarnya sekarang lagi renggang walaupun belum putus 100 % karena pacarnya yang SH itu dan bekerja sebagai salesman electronic itu belakangan suka tersinggung tanpa sebab yang jelas.

    Mungkin iri atau malu karena Inge dapat kerjaan dengan gaji yang semetara ini lebih besar dari padanya. Suatu siang di hari Rabu seminggu setelah kita menonton, kebetulan Inge datang ke kamarku dengan membawa laporan-laporan yang kuharus tanda tangani. Inge bertanya,

    “Pak, nanti malam Bapak ada waktu?”
    “Kenapa?” tanyaku pura-pura sebab dalam hatiku saat-saat inilah yang kunantikan.
    “Kalau Bapak ada waktu, Inge kepingin makan di luar tapi kok nggak ada teman”, sahutnya.
    “Oke, kalau Inge yang ngajak saya bersedia. Jam 6 sore seperti minggu lalu saya datang ke kost, ya Inge?” kataku.
    “Terima kasih ya Pak.”

    Sore itu aku cepat-cepat pulang dan segera mandi. Jam 5.30 sore aku siap berangkat ke kost Inge, karena terlalu pagi Inge belum siap dan kutunggu di ruang tamu. Baru kira-kira 10 menit kemudian Inge keluar. Aku sempat terpesona beberapa saat, karena Inge yang saya tahu biasanya memakai rok agak mini dengan baju atau kaos pendek perutnya dan agak ketat.

    Kali ini tampil dengan memakai gaun panjang warna ungu dengan belahan yang agak tinggi di bagian paha sebelah kirinya, sehingga kalau jalan pahanya yang kiri dan putih bersih itu kelihatan dengan jelas dan bagian dalam pahanya kanan juga tampak samar-samar.

    “Ceeek…. ceekkk…. ceeekkk”, komentarku. Inge bahkan tersenyum manis dan kemudian memutar tubuhnya dan bagian punggungnya terbuka lebar sampai ke bawah dengan model huruf V sampai di atas pinggulnya. Aku yakin sekali kalau Inge pasti tidak pakai bra sekarang. Tanpa duduk, Inge langsung mengajak berangkat. kurangkul pinggangnya, Inge jadi agak kikuk takut kalau tante kostnya tahu.

    Begitu masuk mobil kuminta untuk mengecup dulu bibirnya yang merah merekah dan basah terus itu, sambil punggungnya yang terbuka itu kuusap-usap dan ternyata dugaanku benar saat dadanya kutekan erat-erat ke dadaku terasa gumpalan daging yang kenyal dengan nama payudara tanpa terlindungi spons BH menempel di dadaku. Denyut jantungku langsung berdetak cepat. Kemudian mobil mulai kujalankan dan tangan Inge diletakkan di atas paha kiriku sambil kadang-kadang memijit pahaku.

    “Mau makan kemana Inge?”
    “Terserah Bapak”, katanya.
    Memang Inge tetap tak mau panggil aku dengan sebutan lain, ia pilih dengan “Pak” karena takut salah ngomong kalau di kantor nanti.
    “Kalau makan sate kambing apakah Inge suka?” tanyaku.
    “Mau Pak, malah sebenarnya Inge sudah lama tak pernah makan itu karena pacar Inge tak suka daging kambing”, katanya.

    Akhirnya kita ke rumah makan sate kambing. Saat turun dari mobil dan masuk ke rumah makan sekarang ganti Inge yang selalu merangkul pingganku. Inge duduk di sebelah kananku. memang kuatur demikan supaya tangan kananku bisa dekat dengan paha kirinya yang terbuka sampai ke atas untuk kuraba-raba.

    Memang kali ini Inge berbeda dengan waktu nonton film, kali ini Inge tampak ceria dan manja. Saat duduk makan Inge duduknya merapatkan tubuhnya ke tubuhku serta tangannya memegang pahaku. Tanganku sebelum beraksi di pahanya kupakai untuk mengusap-usap punggungnya yang terbuka.

    Untuk saat itu rumah makan masih sepi pengunjung,jadi aku agak bebas berkarya. Setelah puas meraba punggungnya tanganku kususupkan ke dalam roknya ke daerah pinggang dan turun di sana tanganku meraba CD-nya.

    Kemudian tanganku bergerak ke atas dan menyusup ke bawah ketiaknya dan menuju ke samping depan sehingga ujung jariku dapat menyentuh samping payudaranya yang benar-benar masih kenyal. Pekerjaan tanganku berhenti saat pelayan membawa makanan ke meja kami. Saat makan tanganku kadang mulai meraba pahanya kiri yang terbuka itu.

    Inge betul-betul penuh pengertian saat tangan kananku sibuk meraba pahanya, ia yang menyuapkan nasi ke mulutku hingga tanganku diberi keleluasaan untuk bermain di pahanya dan sampai vaginanya pun kuraba-raba dengan penuh kemesraan.

    Kadang-kadang tangan kananku kupakai untuk menyendok makanan lagi, tapi lebih sering kupakai untuk berkarya di paha dan lubang vaginanya sedang Inge yang terus dengan kasih sayangnya menyuapiku dengan makanan sampai suatu saat Inge mendesah dan memegang tanganku yang berkarya erat-erat seraya berkata, “Pak, karya tangan Bapak benar-benar hebat bisa membuat Inge basah.”

    Lalu kuraba vaginanya ternyata CD-nya juga sudah basah apalagi lubang vaginanya, ujung jar-jariku kumasukkan ke lubangnya untuk bisa mengkait lendir yang menempel di bibir vaginanya, ternyata usahaku itu berhasil juga. Kulihat ada lendir kental mirip cendol menempel di ujung telunjukku, segera kujilati lendir itu dan kutelan bersama makanan yang disuapkan oleh Inge.

    Aku betul-betul merasa “hot” makan daging kambing dicampur lendir Inge, kurebahkan kepalaku ke kepalanya Inge sambil berbisik, “Inge sayang, saya menyayangimu.” Inge menjawab, “Pak, sebentar lagi Inge menjadi kepunyaan Bapak seluruhnya, Inge akan memberikan segalanya yang terbaik untuk Bapak nanti. Percayalah!” sambil mencium pipiku.

    Selesai makan, kita langsung menuju Hotel CB di kota atas yang banyak pemandangannya walaupun itu hotel kuno. Kita langsung check in. Inge tetap manja, jalan sambil merangkul pinggangku dengan badannya disandarkan ke tubuhku. Pintu kamar segera kukunci setelah pelayan menyiapkan air minum, sabun dan handuk.

    Inge ganti kupeluk dan ia pun merangkul leherku erat-erat hingga permainan ciuman mulut, bibir dan lidah berlangsung dengan hangatnya dan penuh kemesraan. Karena saat aku menciumnya, kukecup dalam-dalam bibirnya dengan penuh perasaan hingga Inge bukan merasakan kenikmatan saja tetapi juga merasakan kasih sayangku.

    Setelah berciuman dengan mesranya untuk beberapa saat, maka tanganku kupakai untuk meraba punggungnya yang terbuka, kurasakan tubuh Inge cukup hangat lalu kupegang rok bagian kedua pundaknya dan kutarik ke depan, Inge pun membantu dengan meluruskan tangannya ke depan sehingga roknya bagian atas langsung lepas dan payudaranya yang masih kenyal dan hangat kalau diraba itu terlihat dengan jelas di depan mataku ditambah putingnya yang kelihatan mulai membesar dan tegang dengan warna merah padma membuatku terpesona.

    Cerita Sex Cinta Satu Malam Dengan Bawahan Di Kantor

    Cerita Sex Cinta Satu Malam Dengan Bawahan Di Kantor

    Walaupun aku sudah sering menelanjangi dan meniduri pacarku di hotel, tetapi bentuk tubuhnya yang berbeda itu mempunyai daya rangsang yang tersendiri. Hanya karena kebiasaan yang sudah sering melihat pacarku dalam keadaan telanjang bulat itu yang bisa membuat aku mengendalikan emosi dan gelora nafsu mudaku.

    Roknya terus kutarik ke bawah sehingga terlepas semua kemudian kuambil dan kutaruh di atas meja dan Inge kuangkat untuk kutidurkan di ranjang dengan masih memakai CD saja. Tapi CD-nya pun kulorot untuk dilepas dan vaginanya yang seperti bukit kecil itu tertutup oleh rambut yang cukup lebat.

    Aku kemudian melepas T-Shirtku dan celana panjang serta CD-ku sambil memandangi tubuh Inge yang telentang di ranjang dengan pose yang menggiurkan ditambah lidahnya yang sering membasahi bibirnya itu. Kudekati Inge kemudian kuciumi seluruh wajahnya dengan tangan menjelajahi seluruh daerah dadanya termasuk lembah dan bukit maupun puncak payudaranya sampai ke pusarnya dan perut bagian bawah.

    Setelah ciumanku berpindah ke bagian dadanya terutama bukit-bukit payudaranya, tanganku mulai beraksi di sekitar vaginanya serta pahanya serta sekali-kali rambut bawahnya kutarik pelan-pelan sambil jari tengahku menggelitik clitorisnya yang mulai nongol. Lalu kuciumi terus perutnya bawah sampai rambut kemaluannya dan daerah sekitar vaginanya dan pahanya serta tanganku terus mengusap dan memijit betis serta telapak kakinya.

    Ciumanku terus ke lututnya, kemudian ke betis, tumit kaki lalu telapak kakinya sampai jari-jari kakinya pun kuhisap satu persatu semua baru aku balik naik menghisap daerah selakangannya dengan membuka lebar-lebar pahanya lalu daerah antara anus dan vagina itu kucium dan kukecup serta kujilati sehingga Inge mendesah kenikmatan dan terasa ada cairan lendir yang menyemprot keluar dari lubang vaginanya. Setelah kulihat benar terlihat dari lubangnya vagina mengalir keluar cairan lendir dengan bau khusus.

    Langsung kucucup lubangnya dan kusedot kuat-kuat hingga sruuuuttt… lendirnya masuk ke dalam mulutku dan kugelitik terus selangkangannya supaya cairan nya keluar lagi lebih banyak dan kusedot terus dan ternyata benar Inge masih mengeluarkan lendirnya yang masuk kemulutku. Rasanya asin2, asem dengan bau khas seperti juga milik pacarku, aku memang jadi semangat dengan minum lendirnya.

    Langsung saja Inge kuajak main dengan pose 69, aku segera naik ke atas tubuhnya dan penisku kupaskan dihadapan mulut Inge supaya mudah ia untuk mempermainkan penisku dengan lidah dan mulutnya sedang aku sendiri segera menyingkap rambut kemaluannya yang rimbun itu untuk menjilati clitorisnya.

    Lalu kugigit-gigit dan kutarik-tarik juga clitorisnya dengan bibirku. Inge tampak terangsang sekali dengan permainan mulutku di daerah vaginanya, apalagi pahanya sekarang kubuka lebar-lebar dan selangkangannya antara anus dan vaginanya kugosok terus dengan jari-jariku dan kadang-kadang kujilati.

    Begitu clitorisnya kugetarkan dengan ujung lidahku yang bergerak begitu cepat (seperti lidah cecak katanya pacarku) hanya semenit saja Inge sudah berontak dengan kakinya dan pantatnya digerakan kesana kemari kemudian mengaduh,

    “Aduuuuh Pak, Inge nggak tahan… sudah keluar dan lemas Pak.” Saat itu terasa lendirnya menyemprot dan mengenai hidungku, segera kucucup lagi lubang vaginanya untuk kusedot semua lendirnya yang sudah keluar di lubang vaginanya. Aku merasakan kenikmatan juga dari semprotan lendirnya itu dan vaginanya jadi basah semua.

    Aku sekarang membelai rambutnya dan mengusap keringat yang banyak dikeningnya serta bertanya,

    “Inge sayang, apakah Inge sudah capai?”
    “Belum Pak, Inge cuma lemas saja karena tak kuat menahan kenikmatan yang luar biasa dari permainan lidah Bapak tadi, rasanya sampai ujung rambut dan ujung kaki Pak” sahutnya.
    “Kalau begitu kita main lagi ya?” kataku.

    Inge mengganggukan kepala. Lalu aku naik lagi ketubuhnya dan kumasukkan penisku pelan-pelan ke lubang vaginanya, kemudian kutarik keluar lagi pelan-pelan setelah masuk keluar ini lancar berulang-ulang lalu penisku langsung kubenamkan seluruhnya ke dalam vaginanya, sampai Inge menghela napas panjang menahan sakit dan nikmatnya karena katanya masuknya terlalu dalam.

    Setelah itu kugerakan pantatku memutar searah jarum jam sehingga Inge menjerit kenikmatan terus karena clitorisnya tergesek oleh rambut kemaluanku dan dinding dalam vaginanya tergesek oleh batang penisku yang mengeras sehingga ia berbisik, “Aduuuh Pak, nikmat rasanya luar biasa. Aku mau orgasme Pak.”

    Mendengar itu aku langsung menciumi payudaranya yang sebelah kiri, karena Inge bilang lebih sensitive dari pada yang kanan dan putingnya langsung kugetarkan lagi dengan ujung lidahku. Tanpa basa basi lagi hanya beberapa detik terasa vaginanya mencengkeram penisku dan berdenyut-denyut serta ada lendir hangat yang menyiram penisku. Inge sudah klimaks, ia tampak terkulai lemas.

    “Capai Inge, sayang?” tanyaku.
    “Iya… Pak” sahutnya lirih manja.
    “Tolong Inge diberi air maninya Pak” pintanya.
    “Sekarang?” tanyaku.
    “Iya Pak.”
    “Tahan sebentar lagi iya, nanti aku semprotkan”.

    Lalu aku mengkonsentrasikan segenap pikiranku pada segala keindahan tubuh Inge yang sedang kunaiki ini dan tingkah polanya yang merangsang sambil memandang bibirnya yang merah basah merangsang.

    Kugenjot terus gerakan penisku naik turun dan semakin lama semakin cepat sampai Inge menggeliat, menggelinjang tak karuan sambil menarik lepas sprei dan meremas-remasnya dan akhirnya, crruuuutttt… cruuuuuttttt… crrruuuutt, maniku menyemprot kedalam vaginanya sambil kutekan terus penisku dalam-dalam ke vaginanya.

    “Sssseeetttt…. aacccchh, Inge merasakan kehangatan yang luar biasa dari air mani Bapak.” Dan Inge pun orgasme lagi karena penisku merasakan vaginanya berdenyut-denyut lagi. Setelah beberapa menit kita istirahat dengan tidur bertindihan sambil berpelukan, kita bangun tidak terasa jam telah menunjukkan pk 9.30. Karena sudah agak malam Inge cepat-cepat bangun dan mengambil handuk yang dibasahi lalu membersihkan penisku dan kemudian vaginanya. Kita tak cuci karena makan waktu lama.

    Segera Inge memakai roknya lagi, demikian juga aku. Sedang CD-nya dilipat dan dimasukkan ke dompetnya karena masih basah kena lendir saat kugosok clitorisnya di rumah makan tadi. Dalam perjalanan pulang Inge sempat bertanya,

    “Bapak jadi kawin kapan?”
    “Iya masih 2-3 tahun lagi, tunggu pacarku selesai kuliah”, sahutku.
    “Kenapa?” tanyaku. Inge merebahkan kepalanya ke bahuku sambil berkata,
    “Inge tak akan kawin dulu kok tunggu kalau mungkin ada mukjizat.”
    “Maksud Inge?” tanyaku.

    “Siapa tahu suatu saat Inge dapat kabar gembira dari Bapak. Sebab Inge malam ini benar-benar merasakan kenikmatan yang hebat dari Bapak dan lebih dari itu Inge merasakan Bapak meniduri Inge dengan penuh kasih dan kemesraan yang layaknya suami istri yang dipenuhi rasa cinta. Kapan-kapan Inge boleh merasakan lagi ya Pak?”

    “Kapan saja Inge kangen saya bersedia, tapi Inge harus benar-benar atur waktunya jangan sampai Inge hamil yaa!” pesanku.

    Saat mobil sampai di rumah kost, Inge tak segera turun ia malah merangkul leherku dan ditariknya aku, lalu diciuminya seluruh wajahku dengan penuh perasaan hatinya dan terlihat matanya memerah dan berkaca-kaca. Aku jadi terenyuh dibuatnya, kubelai rambutnya dan kuusap matanya yang berair lalu kubisiki,

    “Inge jangan sedih, kan tiap hari kita masih bertemu. Inge malam ini capai nanti langsung istirahat ya, jangan melamun macam-macam ya sayang?” pesanku sambil kubelai sayang dari rambutnya pipinya terus payudaranya sampai pahanya yang terbuka itu, baru Inge mau turun dengan senyum kecil.

    Esok harinya di kantor pagi-pagi saat kupanggil Inge untuk memberikan tugas, ia masuk ke kamarku dengan senyum-senyum manja, setelah kujelaskan tugas-tugas yang harus dikerjakan kutanya kenapa kok senyum-senyum.

    Inge menjawab sambil mendekat ke sisiku, “Pak, air maninya semalam baru keluar tadi saat Inge duduk di kantor, sekarang CD Inge jadi basah.” Karena Inge sudah mendekat tandanya minta untuk dibuktikan, maka kuraba melalui bawah roknya dan benar CD bagian vaginanya basah juga sela-sela pahanya basah agak licin dan ternyata baunya memang seperti maniku.

    Aku bilang, “Inge kamu cuci dulu sana ya.” Inge menggelengkan kepalanya dan berkata, “Biarin saja Pak, Inge toch nggak punya CD lagi di kantor malah nggak enak kalau dilepas CD-nya, sampai nanti sore juga tak apa-apa malah nanti siang mungkin sudah kering sendiri.” Lalu tanganku digenggam erat-erat dan memandang tajam penuh arti dan berkata,

    “Kapan Bapak mau memberikan kemesraan dan kepuasan lagi pada Inge?”
    “Kapan saja terserah Inge”, kataku.

    Semenjak itu aku sering diajak kencan hampir tiap minggu sekali dan setelah pacarnya baik kembali hubungannya, hubungan seks tetap berlangsung terus kira-kira tiap bulan sekali sambil cerita-cerita apa saja yang dilakukan suaminya padanya.

    Sampai sekarang sudah hampir sepuluh tahun berlalu dan aku sudah pindah kerja di bank, sedang Inge menggantikan jabatanku dan kami masing-masing telah berkeluarga dan punya anak, tapi hubungan intim itu masih tetap berlangsung di siang hari saat jam makan siang, hanya frekuensinya jauh berkurang kira-kira 3-4 bulan sekali.

    Tapi justru karena waktu yang lama itu menyebabkan tiap kali hubungan intim itu tambah mesra saja dan bukan menjadi kebosanan.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Ngentot Pacarku dan Adiknya

    Cerita Sex Ngentot Pacarku dan Adiknya


    728 views

    Perawanku – Cerita Sex Ngentot Pacarku dan Adiknya, Berawal ketika aku pacaran dengan Dian. Dian adalah seorang gadis mungil dengan tubuh yang seksi dan dibalut oleh kulit yang putih mulus. Walaupun payudaranya tidak terlalu besar, ya… kira-kira berukuran 34 lah.

    Selama pacaran, kami belum pernah berhubungan badan. Hanya saja kalau nafsu sudah tidak bisa ditahan, biasanya kami melakukan oral seks. Dian memiliki dua orang adik perempuan yang cantik. Adiknya yang pertama, namanya Elsa, juga mempunyai kulit yang putih mulus.

    Namun payudaranya jauh lebih besar daripada kakaknya. Menurut kakaknya, ukurannya 36B. Inilah yang selalu menjadi perhatianku kalau aku sedang ngapel ke rumah Dian. Payudaranya yang berayun-ayun kalau sedang berjalan, membuat penisku berdiri tegak karena membayangkan betapa enaknya memegang payudaranya. Sedangkan adiknya yang kedua masih kelas 2 SMP.

    Namanya Agnes. Tidak seperti kedua kakaknya, kulitnya berwarna sawo matang. Tubuhnya semampai seperti seorang model cat walk. Payudaranya baru tumbuh. Sehingga kalau memakai baju yang ketat, hanya terlihat tonjolan kecil dengan puting yang mencuat. Walaupun begitu, gerak-geriknya sangat sensual. Pada suatu hari, saat di rumah Dian sedang tidak ada orang, aku datang ke rumahnya.

    Wah, pikiranku langsung terbang ke mana-mana. Apalagi Dian mengenakan daster dengan potongan dada yang rendah berwarna hijau muda sehingga terlihat kontras dengan kulitnya. Kebetulan saat itu aku membawa VCD yang baru saja kubeli. Maksudku ingin kutonton berdua dengan Dian. Baru saja hendak kupencet tombol play, tiba-tiba Dian menyodorkan sebuah VCD porno. “Hei, dapat darimana sayang?” tanyaku sedikit terkejut.

    “Dari teman. Tadi dia titip ke Dian karena takut ketahuan ibunya”, katanya sambil duduk di pangkuanku. “Nonton ini aja ya sayang. Dian kan belum pernah nonton yang kayak gini, ya?” pintanya sedikit memaksa. “Oke, terserah kamu”, jawabku sambil menyalakan TV. Beberapa menit kemudian, kami terpaku pada adegan panas demi adegan panas yang ditampilkan. Tanpa terasa penisku mengeras. Menusuk-nusuk pantat Dian yang duduk di pangkuanku.

    Dian pun memandang ke arahku sambil tersenyum. Rupanya dia juga merasakan. “Ehm, kamu udah terangsang ya sayang?” tanyanya sambil mendesah dan kemudian mengulum telingaku. Aku hanya bisa tersenyum kegelian. Lalu tanpa basa-basi kuraih bibirnya yang merah dan langsung kucium, kujilat dengan penuh nafsu. Jari-jemari Dian yang mungil mengelus-elus penisku yang semakin mengeras. Lalu beberapa saat kemudian, tanpa kami sadari ternyata kami sudah telanjang bulat. Segera saja Dian kugendong menuju kamarnya.

    Di kamarnya yang nyaman kami mulai melakukan foreplay. Kuremas payudaranya yang kiri. Sedangkan yang kanan kukulum putingnya yang mengeras. Kurasakan payudaranya semakin mengeras dan kenyal. Kuganti posisi. Sekarang lidahku liar menjilati vaginanya yang basah. Kuraih klitorisnya, dan kugigit dengan lembut. “Aahh… ahh… sa.. sayang, Dian udah nggak kuat… emh… ahh… Dian udah mau keluar… aackh… ahh… ahh!” Kurasakan ada cairan hangat yang membasahi mukaku. Setelah itu, kudekatkan penisku ke arah mulutnya.

    Tangan Dian meremas batangku sambil mengocoknya dengan perlahan, sedangkan lidahnya memainkan buah pelirku sambil sesekali mengulumnya. Setelah puas bermain dengan buah pelirku, Dian mulai memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Mulutnya yang mungil tidak muat saat penisku masuk seluruhnya. Tapi kuakui sedotannya memang nikmat sekali. Sambil terus mengulum dan mengocok batang penisku, Dian memainkan puting susuku.

    Sehingga membuatku hampir ejakulasi di mulutnya. Untung masih dapat kutahan. Aku tidak mau keluar dulu sebelum merasakan penisku masuk ke dalam vaginanya yang masih perawan itu. Saat sedang hot-hotnya, tiba-tiba pintu kamar terbuka. Aku dan Dian terkejut bukan main. Ternyata yang datang adalah kedua adiknya. Keduanya spontan berteriak kaget. “Kak Dian, apa-apan sih? Gimana kalau ketahuan Mama?” teriak Agnes. Sedangkan Elsa hanya menunduk malu. Aku dan Dian saling berpandangan. Kemudian aku bergerak mendekati Agnes.

    Melihatku yang telanjang bulat dengan penis yang berdiri tegak, membuat Agnes berteriak tertahan sambil menutup matanya. “Iih… Kakak!” jeritnya. “Itunya berdiri!” katanya lagi sambil menunjuk penisku. Aku hanya tersenyum melihat tingkah lakunya. Setelah dekat, kurangkul dia sambil berkata, “Agnes, Kakak sama Kak Dian kan nggak ngapa-ngapain. Kita kan lagi pacaran. Yang namanya orang pacaran ya… kayak begini ini.

    Nanti kalo Agnes dapet pacar, pasti ngelakuin yang kayak begini juga. Agnes udah bisa apa belum?” tanyaku sambil mengelus pipinya yang halus. Agnes menggeleng perlahan. “Mau nggak Kakak ajarin?” tanyaku lagi. Kali ini sambil meremas pantatnya yang padat. “Mmh, Agnes malu ah Kak”, desahnya. “Kenapa musti malu? Agnes suka nggak sama Kakak?” kataku sambil menciumi belakang lehernya yang ditumbuhi rambut halus.

    “Ahh, i.. iya. Agnes udah lama suka ama Kakak. Tapinya nggak enak sama Kak Dian”, jawabnya sambil memejamkan mata. Tampaknya Agnes menikmati ciumanku di lehernya. Setelah puas menciumi leher Agnes, aku beralih ke Elsa. “Kalo Elsa gimana? Suka nggak ama Kakak?” Elsa mengangguk sambil kepalanya masih tertunduk. “Ya udah. Kalo gitu tunggu apa lagi”, kataku sambil menggandeng keduanya ke arah tempat tidur.

    Elsa duduk di pinggiran tempat tidur sambil kusuruh untuk mengulum penisku. Pertamanya sih dia nggak mau, tapi setelah kurayu sambil kuraba payudaranya yang besar itu, Elsa mau juga. Bahkan setelah beberapa kali memasukkan penisku ke dalam mulutnya, Elsa tampaknya sangat menikmati tugasnya itu. Sementara Elsa sedang memainkan penisku, aku mulai merayu Agnes. “Agnes, bajunya Kakak buka ya?” pintaku sedikit memaksa sambil mulai membuka kancing baju sekolahnya. Lalu kulanjutkan dengan membuka roknya.

    Ketika roknya jatuh ke lantai, terlihat CD-nya sudah mulai basah. Segera saja kulumat bibirnya dengan bibirku. Lidahku bergerak-gerak menjilati lidahnya. Agnes pun kemudian melakukan hal yang sama. Sambil tetap menciumi bibirnya, tanganku bermaksud membuka BH-nya. Tapi segera ditepiskannya tanganku. “Jangan Kak, malu.

    Dada Agnes kan kecil”, katanya sambil menutupi dadanya dengan tangannya. Dengan tersenyum kuajak dia menuju ke kaca yang ada di meja rias. Kusuruh dia berkaca. Sementara aku ada di belakangnya. “Dibuka dulu ya!” kataku membuka kancing BH-nya sambil menciumi lehernya. Setelah BH-nya kujatuhkan ke lantai, payudaranya kuremas perlahan sambil memainkan putingnya yang berwarna coklat muda dan sudah mengeras itu.

    “Nah, kamu lihat sendiri kan. Biar dada kamu kecil, tapi kan bentuknya bagus. Lagian kamu kan emang masih kecil, wajar aja kalo dada kamu kecil. Nanti kalo udah gede, dada kamu pasti ikutan gede juga”, kataku sambil mengusapkan penisku ke belahan pantatnya. Agnes mendesah keenakan. Kepalanya bersandar ke dadaku.

    Tangannya terkulai lemas. Hanya nafasnya saja yang kudengar makin memburu. Segera kugendong dia menuju ke tempat tidur. Kutidurkan dan kupelorotkan CD-nya. Bulu kemaluannya masih sangat jarang. Menyerupai bulu halus yang tumbuh di tangannya. Kulebarkan kakinya agar mudah menuju ke vaginanya. Kucium dengan lembut sambil sesekali kujilat klitorisnya. Sementara Elsa kusuruh untuk meremas-remas payudaranya adiknya itu.

    “Aahh… ach… ge… geli Kak. Tapi nikmat sekali, aahh terus Kak. Jangan berhenti. Mmh… aahh… ahh.” Setelah puas dengan vagina Agnes. Aku menarik Elsa menjauh sedikit dari tempat tidur. Dian kusuruh meneruskan. Lalu dengan gaya 69, Dian menyuruh Agnes menjilati vaginanya. Sementara itu, aku mulai mencumbu Elsa.

    Kubuka kaos ketatnya dengan terburu-buru. Lalu segera kubuka BH-nya. Sehingga payudaranya yang besar bergoyang-goyang di depan mukaku. “Wow, tete kamu bagus banget. Apalagi putingnya, merah banget kayak permen”, godaku sambil meremas-remas payudaranya dan mengulum putingnya yang besar.

    Sedangkan Elsa hanya tersenyum malu. “Ahh, ah Kakak, bisa aja”, katanya sambil tangan kirinya mengelus kepalaku dan tangan kanannya berusaha manjangkau penisku. Melihat dia kesulitan, segera kudekatkan penisku dan kutekan-tekankan ke vaginanya. Sambil mendesah keenakan, tangannya mengocok penisku.

    Karena kurasakan air maniku hampir saja muncrat, segera kuhentikan kocokannya yang benar-benar nikmat itu. Harus kuakui, kocokannya lebih nikmat daripada Dian. Setelah menenangkan diri agar air maniku tidak keluar dulu, aku mulai melorotkan CD-nya yang sudah basah kuyup. Begitu terbuka, terlihat bulu kemaluannya lebat sekali, walaupun tidak selebat Dian, sehingga membuatku sedikit kesulitan melihat vaginanya.

    Setelah kusibakkan, baru terlihat vaginanya yang berair. Kusuruh Elsa mengangkang lebih lebar lagi agar memudahkanku menjilat vaginanya. Kujilat dan kuciumi vaginanya. Kepalaku dijepit oleh kedua pahanya yang putih mulus dan padat. Nyaman sekali pikirku. “aahh, Kak… Elsa mau pipiss…” erangnya sambil meremas pundakku. “Keluarin aja. Jangan ditahan”, kataku. Baru selesai ngomong, dari vaginanya terpancar air yang lumayan banyak. Bahkan penisku sempat terguyur oleh pipisnya. Wah nikmat sekali jeritku dalam hati.

    Hangat. Setelah selesai, kuajak Elsa kembali ke tempat tidur. Kulihat Dian dan Agnes sedang asyik berciuman sambil tangan keduanya memainkan vaginanya masing-masing. Sementara di sprei terlihat ada banyak cairan. Rupanya keduanya sudah sempat ejakulasi. Karena Dian adalah pacarku, maka ia yang dapat kesempatan pertama untuk merasakan penisku. Kusuruh Dian nungging.

    “Sayang, Dian udah lama nunggu saat-saat ini”, katanya sambil mengambil posisi nungging. Setelah sebelumnya sempat mencium bibirku dan kemudian mengecup penisku dengan mesra. Tanpa berlama-lama lagi, kuarahkan penisku ke vaginanya yang sedikit membuka.

    Lalu mulai kumasukkan sedikit demi sedikit. Vaginanya masih sangat sempit. Tapi tetap kupaksakan. Dengan hentakan, kutekan penisku agar lebih masuk ke dalam. “Aachk! Sayang, sa… sakit! aahhck… ahhck…” Dian mengerang tetapi aku tak peduli. Penisku terus kuhunjamkan.

    Sehingga akhirnya penisku seluruhnya masuk ke dalam vaginanya. Kuistirahatkan penisku sebentar. Kurasakan vaginanya berdenyut-denyut. Membuatku ingin beraksi lagi. Kumulai lagi kocokan penisku di dalam vaginanya yang basah sehingga memudahkan penisku untuk bergerak. Kutarik penisku dengan perlahan-lahan membuatnya menggeliat dalam kenikmatan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.

    Makin kupercepat kocokanku. Tiba-tiba tubuh Dian menggeliat dengan liar dan mengerang dengan keras. Kemudian tubuhnya kembali melemas dengan nafas yang memburu. Kurasakan penisku bagai disemprot oleh air hangat. Rupanya Dian sudah ejakulasi. Kucabut penisku dari vaginanya.

    Terlihat ada cairan yang menetes dari vaginanya. “Kok ada darahnya sayang?” tanya Dian terkejut ketika melihat ke vaginanya. “Kan baru pertama kali”, balas Dian mesra. “Udah, nggak apa-apa. Yang penting nikmat kan sayang?” kataku menenangkannya sambil mengeluskan penisku ke mulut Elsa. Dian cuma tersenyum dan setelah kucium bibirnya, aku pindah ke Elsa. Sambil mengambil posisi mengangkang di atasnya, kudekatkan penisku ke mulutnya. Kusuruh mengulum sebentar. Lalu kuletakkan penisku di antara belahan payudaranya.

    Kemudian kudekatkan kedua payudaranya sehingga menjepit penisku. Begitu penisku terjepit oleh payudaranya, kurasakan kehangatan. “Ooh… Elsa, hangat sekali. Seperti vagina”, kataku sambil memaju-mundurkan pinggulku. Elsa tertawa kegelian. Tapi sebentar kemudian yang terdengar dari mulutnya hanyalah desahan kenikmatan. Setelah beberapa saat mengocok penisku dengan payudaranya, kutarik penisku dan kuarahkan ke mulut bawahnya. “Dimasukin sekarang ya?” kataku sambil mengusapkan penisku ke bibir kewanitaannya.

    Kusuruh Elsa lebih mengangkang. Kupegang penisku dan kemudian kumasukkan ke dalam kewanitaannya. Dibanding Dian, vagina Elsa lebih mudah dimasuki karena lebih lebar. Kedua jarinya membuka kewanitaannya agar lebih gampang dimasuki. Sama seperti kakaknya, Elsa sempat mengerang kesakitan.

    Tapi tampaknya tidak begitu dipedulikannnya. Kenikmatan hubungan seks yang belum pernah dia rasakan mengalahkan perasaan apapun yang dia rasakan saat itu. Kupercepat kocokanku. “Aahh… aahh… aacchk… Kak terus Kak… ahh… ahh… mmh… aahh… Elsa udah mau ke… keluar.” Mendengar itu, semakin dalam kutanamkan penisku dan semakin kupercepat kocokanku. “Aahh… Kak… Elsa keluar! mmh… aahh… ahh…” Segera kucabut penisku. Dan kemudian dari bibir kemaluannya mengalir cairan yang sangat banyak.

    “Elsa, nikmat khan?” tanyaku sambil menyuruh Agnes mendekat. “Enak sekali Kak. Elsa belum pernah ngerasain yang kayak gitu. Boleh kan Elsa ngerasain lagi?” tanyanya dengan mata yang sayu dan senyum yang tersungging di bibirnya. Aku mengangguk. Dengan gerakan lamban, Elsa pindah mendekati Dian.

    Yang kemudian disambut dengan ciuman mesra oleh Dian. “Nah, sekarang giliran kamu”, kataku sambil merangkul pundak Agnes. Kemudian, untuk merangsangnya kembali, kurendahkan tubuhku dan kumainkan payudaranya. Bisa kudengar jantungnya berdegup dengan keras. “Agnes jangan tegang ya. Rileks aja”, bujukku sambil membelai-belai vaginanya yang mulai basah. Agnes cuma mengangguk lemah.

    Kubaringkan tubuhku. Kubimbing Agnes agar duduk di atasku. Setelah itu kuminta mendekatkan vaginanya ke mulutku. Setelah dekat, segera kucium dan kujilati dengan penuh nafsu. Kusuruh tangannya mengocok penisku. Beberapa saat kemudian, “Kak… aahh… ada yang… mau… keluar dari memek Agnes… aahh… ahh”, erangnya sambil menggeliat-geliat. “Jangan ditahan Agnes. Keluarin aja”, kataku sambil meringis kesakitan.

    Soalnya tangannya meremas penisku keras sekali. Baru saja aku selesai ngomong, vaginanya mengalir cairan hangat. “Aahh… aachk… nikmat sekali Kak… nikmat…” jerit Agnes dengan tangan meremas-remas payudaranya sendiri. Setelah kujilati vaginanya, kusuruh dia jongkok di atas penisku. Begitu jongkok, kuangkat pinggulku sehingga kepala penisku menempel dengan bibir vaginanya.

    Kubuka vaginanya dengan jari-jariku, dan kusuruh dia turun sedikit-sedikit. Vaginanya sempit sekali. Maklum, masih anak-anak. Penisku mulai masuk sedikit-sedikit. Agnes mengerang menahan sakit. Kulihat darah mengalir sedikit dari vaginanya. Rupanya selaput daranya sudah berhasil kutembus. Setelah setengah dari penisku masuk, kutekan pinggulnya dengan keras sehingga akhirnya penisku masuk semua ke vaginanya.

    Hentakan yang cukup keras tadi membuat Agnes menjerit kesakitan. Untuk mengurangi rasa sakitnya, kuraba payudaranya dan kuremas-remas dengan lembut. Setelah Agnes merasa nikmat, baru kuteruskan mengocok vaginanya. Lama-kelamaan Agnes mulai menikmati kocokanku. Kunaik-turunkan tubuhnya sehingga penisku makin dalam menghunjam ke dalam vaginanya yang semakin basah. Kubimbing tubuhnya agar naik turun.

    “Aahh… aahh… aachk… Kak… Agnes… mau keluar… lagi”, katanya sambil terengah-engah. Selesai berbicara, penisku kembali disiram dengan cairan hangat. Bahkan lebih hangat dari kedua kakaknya. Begitu selesai ejakulasi, Agnes terkulai lemas dan memelukku. Kuangkat wajahnya, kubelai rambutnya dan kulumat bibirnya dengan mesra. Setelah kududukkan Agnes di sebelahku, kupanggil kedua kakaknya agar mendekat.

    Kemudian aku berdiri dan mendekatkan penisku ke muka mereka bertiga. Kukocok penisku dengan tanganku. Aku sudah tidak tahan lagi. Mereka secara bergantian mengulum penisku. Membantuku mengeluarkan air mani yang sejak tadi kutahan. Makin lama semakin cepat. Dan akhirnya, crooottt… croott… creet… creet! Air maniku memancar banyak sekali. Membasahi wajah kakak beradik itu.

    Kukocok penisku lebih cepat lagi agar keluar lebih banyak. Setelah air maniku tidak keluar lagi, ketiganya tanpa disuruh menjilati air mani yang masih menetes. Lalu kemudian menjilati wajah mereka sendiri bergantian. Setelah selesai, kubaringkan diriku, dan ketiganya kemudian merangkulku. Agnes di kananku, Elsa di samping kiriku, sedangkan Dian tiduran di tubuhku sambil mencium bibirku.

    Kami berempat akhirnya tertidur kecapaian. Apalagi aku, sepanjang pengalamanku berhubungan seks, belum pernah aku merasakan yang senikmat ini. Dengan tiga orang gadis, adik kakak, masih perawan pula semuanya. That was the best day of my live.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Nikmatnya Bersetubuh Dengan Tante Nakal

    Cerita Sex Nikmatnya Bersetubuh Dengan Tante Nakal


    804 views

    Perawanku – Cerita Sex Nikmatnya Bersetubuh Dengan Tante Nakal, Namaku Roy Dian Putra, saya pertama kali berbicara tentang ceritanya hari ini, saya berusia 18 tahun, dan saat ini tercatat sebagai mahasiswi sebuah universitas swasta ternama di Jakarta.

    Ini adalah cerita dewasa panas yang paling seru. Datang dari rumah keluarga yang rusak, kedua orang tua saya yang sebenarnya bercerai sejak saya berusia 6 tahun. Saya tinggal dengan ayah saya, cerpen sampai suatu hari dia mendapat masalah di luar negeri dan kemudian saya tinggal di rumah teman saya yang menjadi teman baik ayah saya juga, sedangkan teman masa kecil saya sekarang dia kuliah di Malang, sebulan sekali dia baru pulang, , Ibu teman saya dan pembantu wanita yang baik juga bodynya.

    Ibu teman saya sangat seksi dan cantik meski berusia 32 tahun, Hampir setiap hari saya melakukan masturbasi karena ga tahan terhadap gejolak seks untuk melihat keramahan tubuh ibu teman saya, sampai akhirnya muncul.

    Setelah 3 minggu saya tinggal bersama mereka, timbul nafsu saya untuk bercinta dengan ibu teman saya. Bagaimana tidak terangsang untuk melihat wajah cantik orang dewasa dan menarik serta tubuh seksi yang luar biasa (mungkin karena pergi ke senam). Setiap ibu temanku mandi, aku selalu meluangkan waktu untuk mengintipnya. Sambil mengawasiku masturbasi ke titik di mana semprotanku ada di lantai tempat aku mengintip.

    Di situlah setiap hari saya melakukan aktivitas ini tanpa takut tertangkap oleh ibu dan saudara perempuan dan asisten saya. Terkadang jika saya tidak punya waktu, saya tidak membersihkan jejak saya karena takut ibu teman saya datang lebih dulu. Saya tidak tahu dia sadar akan hal ini atau tidak, tapi yang pasti sampai 3 minggu ini masih aman.

    Pagi harinya ibu temanku menyiapkan sarapan untukku, aku duduk di meja makan sambil menunggu sarapan tiba. Saat itu pembantu sudah berangkat ke pasar. Saya melihat ibu teman saya hanya mengenakan celana dalamnya, sedangkan bagian atas dia hanya mengenakan kaus oblong, jadi tonjolan dadanya terlihat satu kali. Mungkin dia tidak nyaman berpakaian jadi karena seluruh rumah biasanya hanya wanita, tapi saya yang melihatnya membuat jantungku berdegup kencang dan darah mudaku mendesis. Terutama sarapan yang saya makan kebanyakan menambahkan libido, jadi loftier saya semakin tinggi.

    “Say .., celana kamu kenapa ..?” Dia bertanya.

    Memang pada saat itu batang ketegangan saya tumbuh sekali terlihat dari luar celana. Saya sangat terkejut bertanya, gelas yang saya minum tumpah, keberuntungan tidak pecah.

    “Kalau kamu minum perlahan dong, sayang ..” katanya sambil mendekati aku dan menyeka tumpahan air di bajuku.
    Begitu dia mendekat, aku merasa sudah cukup. Aku langsung berdiri dan memeluknya dan mengisap lehernya. Pada saat itu otak saya mendung dan tidak peduli apa

    “Katakan, tidak … aku ibu temanmu ..” hanya itu yang dia katakan, tapi dia tidak berkelahi sedikit, malah biarkan aku membuka bajunya agar tubuhnya yang cantik itu terlihat.

    Aku mulai membelai seluruh tubuhnya, payudaranya yang besar mengisap seperti saat aku masih bayi, dan tanganku digunakan untuk memijat payudaranya dan memeluknya.

    Setelah itu daerah erotis lainnya saya langsung menikmati seperti dadanya, ketiak, sampai akhirnya saya duduk tepat di celana dalamnya. Saya melihat bahwa CD itu basah kuyup, lalu saya menarik CD ke bawah dan segera saya melakukan oral seks di lubang feminin wanita teman saya. Saat itu ada bau khas seorang wanita yang sangat tidak menyenangkan, namun baunya adalah bau paling indah yang pernah saya baunya karena nafsu saya telah memuncak.

    Aku mencium permukaan kemaluannya saat lidahku menari di daerahnya yang paling sensitif, tindakanku membuatnya melompat seperti sengatan listrik.

    “Cukup Roy, hentikan .. aah ..” katanya tapi tangannya terus menahan kepalaku tenggelam di selangkangannya, bahkan menahanku untuk terus menjilatnya.

    Saat lidahku menjilat klitorisnya dengan lembut, tidak lama setelah tubuh ibu teman saya berputar keras, dan napasnya semakin kencang. Saya tidak peduli lagi dan terus menjilat alat kelamin teman saya yang menyembur cairan kental saat ia mencapai orgasme tadi. Aku mengisap semua cairan keluar, meski rasanya aneh di lidah tapi rasanya enak.

    Lalu ibuku yang tampak lelah melepaskan kepalaku dan duduk di kursi makan. Saya segera berdiri dan melucuti pakaian saya. Dia tampak terkesan melihat pangkal paha besar saya dengan panjang sekitar 15 cm dan diameter 4 cm. Ketika saya mendekat, ibu teman saya mendorong saya jadi saya duduk di kursi makan dengan sisa energi lemasnya. Kupikir ibu temanku menolak dan akan marah, tapi dia langsung berlutut ke tangkai laki-laki saya. Mulutnya begitu dekat dengan pangkal pahaku tapi dia tidak mengatakan apapun. Saya yang tidak tahan langsung mendorong kepalanya ke arah batang pria saya.

    Ibu teman saya langsung mengisap senjata saya dengan penuh nafsu. Itu terlihat dari kuluman liar dan ritmisnya dan tangannya menggosok pangkal pahaku. Saat melakukannya, saya membelai rambutnya dan merasakan kenikmatan yang luar biasa, tak terukur dan tak terlukiskan. Sampai akhirnya saya merasa tidak bisa lagi, air saya muncrat di mulut ibu teman saya.

    Dia segera memuntahkannya, dan kemudian membersihkan sisa-sisa air mani yang menetes di batang laki-laki saya dengan mulutnya. Melihat batang laki-laki saya masih tegang, dia langsung naik ke pangkuan saya dan membimbing burung saya ke sarang. Akhirnya tenggelam semua batang selangkangan saya ke dalam lubang senggamanya. Gila .., rasanya luar biasa. Meski saya sering camilan, tapi saya akui beban pemakaman ibu teman saya terasa lebih menakjubkan dari pada yang lain.

    Dia mulai naik turun sambil menggosok tangkai jantanku saat dia memeluk kepalaku sehingga aku benar di sisi payudaranya. Itu kumanfaatkan untuk dinikmati di sekitar area dada.

    Akhirnya dia berada di puncak orgasme, dan langsung mengerang kenikmatan. Aku mulai terbebani dengan goyangan liar, dan akhirnya menyemburkan air mani untuk kedua kalinya di lubang senggamanya. Kami kemudian saling mencium sayang. Kemudian tanpa mengucapkan sepatah kata pun, ia langsung menuju kamar mandi dan membersihkan tubuhnya.

    Pada waktu itu saya menyadari bahwa saya telah meniduri ibu teman saya sendiri, merasa bersalah karena segera menyerahkannya ke perguruan tinggi setelah dibersihkan, saat dia masih berada di kamar mandi. Saya tidak tahu apa yang akan saya lakukan dan bingung untuk menghadapi semua.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Galeri Foto Gadis Muda Doyan Telan Sperma

    Galeri Foto Gadis Muda Doyan Telan Sperma


    2300 views

    PerawankuBagi yang lagi galau karena belum mendapat pasangan, galeri ini akan menjadi pelipur lara walau hanya untuk dijadikan bahan masturbasi saja. Tidak masalah bermasturbasi menggunakan foto Gadis Muda Doyan Telan Sperma ini.

    Agar tidak semakin galau mending langsung liat kebawah ya guys karena dijamin bakal bikin kamu celana kamu sesak.

    C

  • Cerita Sex Pecah Perawan

    Cerita Sex Pecah Perawan


    1561 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Pecah Perawan ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Sepertinya aku harus mengubur dalam-dalam impianku untuk menjadi satu-satunya perempuan dengan gelar MBA di kampung ini. Sia-sia sudah semua jerih payah selama masa kuliah dulu. Semuanya berawal dari datangnya musim kemarau yang berkepanjangan tahun lalu.

    Untuk mengembangkan usahanya, Abah telah mendapatkan kredit yang lumayan besar dari sebuah bank swasta. Semula, Abah tidak mengalami kesulitan untuk membayar cicilan kreditnya karena hasil yang diperoleh Abah dari perkebunannya yang luas dan modern sangat berlimpah. Karena itulah Abah dapat mengirim aku ke Jawa untuk kuliah di sebuah universitas terkemuka di negeri ini.

    Namu, musim kemarau berkepanjangan tahun lalu telah menghancurkan semuanya. Semua tanaman di ladang dan kebun Abah mati kekeringan. Karena stress, Abah terkena stroke dan aku pun harus membatalkan niatku untuk melanjutkan kuliah di tingkat S2.

    Semakin hari kondisi Abah tambah menurun. Kami sekeluarga harus menjual barang-barang berharga kami untuk biaya pengobatan dan membayar cicilan kredit ke bank. Pada bulan ke-enam, kami sudah tidak punya apa-apa lagi yang dapat kami jual, sementara rumah dan lading sudah diagunkan Abah ke bank untuk mendapatkan kredit sehingga tidak mungkin kami menjualnya.

    Sebulan yang lalu, beberapa orang petugas bank datang menagih pembayaran cicilan kredit yang sudah tidak lagi dapat kami bayar selama tiga bulan. Mereka mengancam akan menyita rumah dan lading apabila kami tidak dapat melunasi tunggakan pembayaran dalam waktu dua minggu. Kami hanya bisa menangis, memohon belas kasihan orang-orang bank itu. Namun, mereka hanya petugas rendahan yang tidak memiliki wewenang besar, sehingga mereka tidak dapat membantu kami.

    Di tengah kekalutan, datang seorang laki-laki paruh baya yang bersedia membantu kami. Dia adalah salah seorang terkaya di kampung kami, yang juga sekaligus merupakan saingan usaha Abah. Kami mengenal pria ini sebagai Pak Kusrin. Semua hutang-hutang kami dibayar lunas oleh Pak Kusrin pada hari itu juga. Kami semua sangat senang dan berterima kasih pada Pak Kusrin, karena tanpa dia, kami mungkin harus tinggal di kolong jembatan atau emperan toko. HokiJudiQQ

    Malam itu Pak Kusrin datang ke rumah kami dan aku menemani Mak untuk menemuinya. Tak disangka, ketika Mak pergi menengok Abah di kamar, Pak Kusrin mengatakan hal yang tidak pernah terlintas di pikiranku.

    “Kamu sadar, kan … Wati, Utang abah kamu besar sekali. Saya harus mengeruk tabungan untuk melunasinya. Tentunya saya tidak mau itu dianggap amal jariah. Saya harus mendapatkan sesuatu. Saya ingin mendapatkan kamu, Wati,” kata Pak Kusrin.

    “Ma …. Mmaa …maksud Pak Kusrin, bapak mau mengambil saya sebaga istri?” tanya ku terbata-bata.

    “Wati … Wati …Kalau saya mengambil kamu sebagai istri, maka hubungan utang piutang di antara kita akan hilang. Saya tidak mau itu. Saya bilang kan tadi saya ingin mendapatkan kamu, tubuh kamu persisnya. Saya ingin menikmati tubuh kamu sampai saya anggap utang itu lunas,” kata Pak Kusrin sambil menyeringai.

    Begitu mendengar keinginan Pak Kusrin, Mak langsung meminta Pak Kusrin pergi dari rumah kami, namun Pak Kusrin membalas ucapan Mak dengan mengatakan bahwa dial ah yang sebenarnya berhak untuk mengusir kami dari rumah ini. Pak Kusrin benar dan kami tidak punya alasan lain untuk membantahnya. Aku dan Mak menangis sambil berpelukan. Namun aku sadar bahwa dengan merelakan tubuhku, aku akan dapat menyelamatkan kedua orang tuaku yang sangat aku sayangi. Karena itu, aku mengiyakan permintaan Pak Kusrin.

    Malam itu, Pak Kusrin menjadi lelaki pertama yang menyetubuhi aku. Aku merelakan keperawananku untuk membayar utang Abah.
    Di sini, di kamar ini, untuk pertama kalinya aku melayani laki-laki. Pak Kusrin bahkan tidak mau repot-repot menghabiskan uang untuk menyewa kamar hotel untuk menikmati tubuhku. Begitu aku mengiyakan niatnya, dia meminta aku bersiap-siap di kamarku sambil menunggu obat kuat yang diminumnya bereaksi. Aku masih duduk di ujung tempat tidur ketika Pak Kusrin masuk ke kamarku. Dia langsung menghampiri aku tanpa peduli bahwa dia membiarkan pintu kamarku terbuka lebar dan kemudian membelai rambutku. Tiba-tiba dia membuka retsleting celananya dan mengeluarkan kontolnya yang sudah tegang. Aku terkesiap. Itu adalah kali pertama aku melihat kontol, dan kontol itu ada di depan wajahku.

    Pak Kusrin meminta aku mengulum kontolnya. Dengan tangan gemetar aku memegang kotol Pak Kusrin dan memasukkannya ke mulutku. Air mataku berlinang. Betapa tidak, aku yang berpendidikan tinggi ini pada akhirnya terpaksa harus mengulum kotol laki-laki tua. Pak Kusrin menjambak rambutku dan memaksa aku untuk mengocok kontolnya dengan mulutku. Meski sempat tersedak, aku berusaha untuk menyenangkan lelaki tua bangka ini. Pak Kusrin menikmati layananku sambil mendesah dan mendesis. Setelah beberapa menit berlalu, kotol Pak Kusrin menjadi semakin tegang dan Pak Kusrin memegang kepalaku dengan kedua tangnnya sambil mendorong kontolnya ke dalam mulutku. Dia mencapai klimaks dan air maninya menyembur keluar di dalam mulut ku. Karena kepalaku tertahn kedua tangan Pak Kusrin, aku terpaksa menelan peju yang keluar agar aku tetap bisa bernafas. Sebagian peju Pak Kusrin meleleh keluar dari mulutku ketika Pak Kusrin menarik keluar kontolnya dan tumpah membasahi bajuku.

    Kemudian Pak Kusrin meminta aku membuka semua pakaian yang aku kenakan. Pak Kusrin menjadi lelaki pertama yang pernah melihat aku telanjang bulat. Dia memandangi tubuh mulusku sejenak dan meminta aku rebah di atas tempat tidur, sementara dia melucuti pakaiannya sendiri. Dia naik ke atas tempat tidur dan kedua tangannya mulai mengeranyangi dadaku. Dia meremas payudaraku dengan lembut sambil memainkan pentilnya. Aku terdiam bagaikan patung. Aku berusaha untuk mengabaikan rasa geli yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya pada buah dadaku. Salah satu tangannya meraih ke selangkanganku dan membelai lembut memekku. Sementara itu, dia memainkan lidahnya pada salah satu payudaraku. Aku begitu marah pada diriku sendiri karena aku seharusnya tidak menikmati apa yang dia lakukan pada tubuhku, namun aku tidak kuasa menahannya. Pak Kusrin telah memberikan sensasi yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya. Sensasi yang membuat aku melambung ke awing-awang.

    Tanpa sadar aku membuka lebar-lebar kedua pahaku dan mengerak-gerakkan pantatku. Pak Kusrin membuka bibir memekku dan dengan jari-jarinya dia mulai menggosok-gosok itilku dengan lembut. Mulutnya tak henti-hentinya menyedot pentil buah dadaku. Tubuhku sudah di luar kendaliku sendiri karena nafsu birahi telah menguasaiku. Kini aku yang mendesah dan mendesis. Perlahan-lahan kepala Pak Kusrin berpindah dari dadaku, turun ke perutku dan akhirnya dia menempatkan kepalanya di selangkanganku. Kini dengan lidah dan bibirnya dia melahap memekku. Habis sudah pertahananku. Aku kini bahkan menyodor-nyodorkan memekku sambil memembelai dan sesekali merenggut rambutnya. Sensasi yang tak pernah aku rasakan itu begitu indah dan nikmat.

    Melihat aku sudah sangat terangsang, Pak Kusrin berhenti dan mengambil posisi di antara kedua pahaku. Kontolnya dia gesek-gesekkan ke itil dan lubang memekku. Aku yang sudah dikendalikan nafsu justru mengangkat pantatku sehingga ujung kotol Pak Kusrin menyodok masuk ke lubang memekku. Aku tersentak. Sensasi yang aku rasakan ternyata jauh lebih nikmat sehingga tanpa sadar aku memohon Pak Kusrin untuk cepat-cepat memasukkan kontolnya ke memekku yang sudah basah oleh cairanku endiri dan liur Pak Kusrin.

    “Masukin, Pak … Masukin …. Aku sudah gak tahan lagi,” kataku.

    “Hehehehe … Siapa tadi yang menagis tersedu-sedu gak mau melayani aku? Hahahaha … Nih, aku kasih ….” katanya sambil melesakkan kontolnya ke lubang memekku yang masih sempit. “Agak sakit sedikit, kamu tahan ya …”

    “Ahhhhhhh …… Shhhhhhh …. Enakkk …Pak,” kataku. Separuh kotol Pak Kusrin kini sudah masuk ke dalam memekku. Dia mengerakkan pingulnya maju mundur dengan perlahan. Aku meracau dilanda kenikmatan yang timbul karena gesekan dinding memekku dengan kotol Pak Kusrin. Tiba-tiba Pak Kusrin mengigit leherku dan menyentak pinggulnya maju sehingga kontolnya masuk semuanya ke memekku.

    “Aaaaauuu …. Sakit …. …Pak!” aku tersentak. Selaput daraku kini sudah tembus di dorong kotol Pak Kusrin. Namun rasa pedih di leher dan rasa kaget karena digigit secara tiba-tiba membuat aku tidak terlalu merasakan pedih yang timbul karena sobeknya selaput daraku. Pak Kusrin cuma terkekeh.

    “Gimana? Gak terlalu sakit kan memek kamu?”
    “Enggak Pak, tapi pelan-pelan keluar masuknya. Masih agak nyeri …”
    Kemudian Pak Kusrin mulai melakukan gerakan memompanya. Awalnya perlahan-lahan dan kemudian semakin cepat.

    “Ahhhhh Watiiiii …. Nimaaat bangeeeet ….. “ kata Pak Kusrin.
    Aku tidak menjawabnya. Aku terlalu sibuk menikmati persetubuhan itu dan sesekali aku mengangkat pantatku untuk menyambut tusukan kotol Pak Kusrin di memekku. Aku merangkul dan membelai-belai punggung Pak Kusrin. Aku sudah memperlakukan Pak Kusrin seperti seorang suami. Pak Kusrin mempercepat gerakannya dan aku pun semakin melambung ke angkasa. Aku merasakan dorongan yang sangat kuat di bagian rahimku yang membuat aku seperti mengejan. Reluruh otot-otot di tubuhku mengejang. Memekku berdenyut-denyut.

    “AAAAAAAAAAH ……. AAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHH …” aku menjerit keras ketika aku mencapai orgasme pertamaku. Hal yang semula aku lakukan karena terpaksa untuk menyelamatkan martabat orang tuaku ternyata begitu nikmat. Mungkin ini adalah kompensasi yang diberikan Tuhan atas pengorbananku. Tubuhku begitu rileks setelah puncak kenikmatan bersetubuh itu aku capai. Aku terbujur di atas tempat tidur sambil meresapi setiap sensasi yang aku rasakan.

    Pak Kusrin yang belum mencapai klimaks tidak terlalu suka dengan kondisi memekku yang sangat basah serta tubuhku yang lemas tanpa reaksi. Dia mencabut kontolnya dari memekku dan berganti posisi. Dia menempatkan kontolnya di antara kedua buah dadaku. Dia memegang buah dadaku dengan kedua tangannya sehingga kontolnya terjepit kedua benda lembut tapi kenyal itu. Lalu dia menggerakkan pinggulnya dan memperlakukan celah di antara kedua buah dadaku seperti yang dia lakukan pada memekku. Aku yang masih lemas karena orgasmeku hanya terdiam memandangi kepala kotol Pak Kusrin yang timbul tenggelam dari celah itu. Setelah beberapa menit Pak Kusrin mempercepat gerakkannya dan akhirnya air maninya menyembur membasahi wajah, leher dan payudaraku. Dia pun ambruk di sisiku sambil mengatur nafasnya.

    “Bukan main! Asyik sekali yang barusan itu ….” kata Pak Kusri sambil kembali mengenakan pakaiannya. “Mulai hari ini sampai batas waktu yang aku tentukan nanti, kita akan sering melakukannya. Kamu harus siap kapan pun saya ingin menyelipkan kotol ini di memek kamu,” sambungnya sambil berjalan meninggalkan aku yang terbujur lemas di atas tempat tidur.

    Begitu aku sadar tentang apa yang telah terjadi, air mataku menitik keluar. Aku tidak menyesali pengorbananku, namun aku menyesali mengapa aku begitu menikmati persetubuhan itu. Aku merasa jijik pada diriku sendiri, tetapi aku tidak bisa memungkiri bahwa kenikmatan yang aku dapat dari persetubuhan itu memang begitu indah. Aku bahkan tidak menyeka mukaku yang berlumuran air mani Pak Kusrin yang bercampur air mataku.

    Mak yang rupanya sempat menyaksikan detik-detik terakhir persetubuhanku dengan Pak Kusrin dengan setengah berlari menghambur masuk ke kamar dan menghampiriku “Watiiii …… Maafkan Mak dan Abah ya nak. Karena kami kau harus melakukan ini,” kata Mak sambil membersihkan wajah. Leher dan dadaku dari air mani Pak Kusrin dengan sapu tangan yang diambilnya dari meja riasku. (Aku masih menyimpan sapu tangan bernoda air mani Pak Kusrin itu dan sesekali aku menciumi aroma laki-laki yang samar-samar masih tersisa di sana). Aku hanya diam mematung di atas tempat tidurku, tak mapu untuk berkata apa-apa. Mak menutup tubuh telanjangku dengan selimut dan menyuruh aku untuk tidur. Aku pun terlelap sampai pagi.

    Sebelum pergi meninggalkan rumah kami, Pak Kusrin sempat menaruh beberapa lembar uang ratusan ribu di atas meja riasku. Aku pergunakan uang itu untuk biaya pengobatan Abah dan makan sehari-hari. Sejak saat itu, aku telah menjadi gundik pemuas nafsu birahi Pak Kusrin untuk waktu yang aku pun tidak tahu berapa lama.

    Pagi tadi, ketika aku kembali dari pasar, aku bertemu Pak Kusrin di tengah jalan. Dia sedang berdiri sambil mengobrol dengan Pak Jono, sopirnya. Rupanya Pak Kusrin sedang meninjau pembuatan sumur bor di tengah ladangnya. Jalan di desa kami memang tidak pernah terlalu ramai, sehingga Pak Kusrin bisa memarkir mobilnya di bahu jalan tanpa menghalangi orang yang lalu lalang. Pak Kusrin menyapaku dan meminta aku untuk berhenti sebentar.

    “Wah baru selesai belanja rupanya …” kata Pak Kusrin.

    “Ya, Pak … Untuk makan siang dan makan malam Abah dan Mak nanti,” jawabku.

    “Sini kamu. Aku kepingin sarapan dulu,” katanya sambil menarik tanganku untuk mendekatinya.

    Menyadari posisiku yang lemah, aku tidak berani melawan. Begitu aku berdiri di sampingnya, Pak Kusrin membuka retsleting celananya dan aku mengerti apa yang dia mau. Aku berjongkok dan mulai mengulum kontolnya. Sambil terus mengawasi orang-orang yang sedang membuat sumur bor, Pak Kusrin menikmati “sarapan pagi” yang sedang aku berikan. Aku pegang kontolnya dan aku gerak-gerakkan kepalaku maju mundur sehingga kepala kontolnya keluar masuk dari mulutku. Sesekali aku jilati ujung kontolnya sambil beristirahat. Pak Kusrin begitu menikmatinya sehingga dia mengerang, mendesis bahkan kadang bergumam tidak jelas. Suaranya membuat orang-orang yang sedang membuat sumur bor menoleh ke arah kami. Malu juga rasanya ditonton orang, walau hanya cuma beberapa kepala saja.

    kotol Pak Kusrin sudah begitu tegang dan keras. Dia meminta aku berdiri dan melepas celana dalamku. Semula aku menolak. “Masak di sini sih, Pak … Kan gak enak ditonton orang,” kataku. “Tenang saja … Ayo cepat buka,” katanya sambil mengocok-ngocok kontolnya dengan tangannya sendiri. Aku angkat rokku dan aku copot celana dalamku dengan hat-hati agar memekku tidak terlihat oleh orang-orang di lading atau Pak Jono yang berdiri tidak jauh dari kami, setelah itu aku lipat dan taruh di keranjang belanjaanku. Pak Kusrin meminta aku berdiri di samping mobil dan menaruh kedua tanganku di atas kapnya. Pak Kusrin kemudian berdiri di belakangku dan menyingkap bagian belakang rokku. Pantatku yang telanjang terasa dingin diterpa angin. Aku malu sekali karena pantatku bisa dilihat oleh banyak orang sekarang. Akan tetapi bayangan akan disetubuhi di udara terbuka dan disasksikan orang banyak membuat aku agak terangsang. Pak Kusrin sempat tersenyum begitu dia menyentuh memekku dari belakang, karena memekku ternyata sudah cukup basah.

    “Wah sudah basah nih, sudah kepingin ya?” katanya. “Baguslah, coba bungkukkan badanmu sedikit biar saya gampang masuk,” sambungnya. Aku mnegikuti keinginannya. Badanku aku bungkukkan sedikit sehinga pantatku agak menonjol ke belakang. Kakiku dilebarkan. Akhirnya, hal itu pun terjadilah. kotol Pak Kusrin masuk ke dalam memekku yang masih sempit ini. Pak Kusrin masih agak kesulitan menembus lubang di selangkaganku. Pelan-pelan dengan dibimbing tangannya kotol Pak Kusrin akhirnya melesak masuk. Badanku agak bergetar begitu aku merasakan gesekan kotol Pak Kusrin pada dinding-dinding dalam memekku. Perlahan-lahan Pak Kusrin mulai menggenjot kontolnya keluar masuk memekku.

    “Ahhhhh ….. Aaaaahhhhhhh …. Aaaaaaahhhhhhh….” desahku pada setiap tusukan. Aku menggoyang pinggulku untuk mengimbangi genkotan Pak Kusrin. “Shhhhhhh …. Yeeeeeaaahhhhhh …… Aaaaaaahhhh …” aku terus mendesah.

    “Nikmat sekali … Goyang terus, Wati … Yaaaa …… Kayak gituuuuu …… Uuuuuuuhhhhhhh …..” kata Pak Kusrin. Tangan Pak Kusrin memegangi pinggangku setiap kali dia mendorong kontolnya masuk ke memekku. Sesekali dia meremas buah dadaku dari balik baju.

    Sensasi bersetubuh di pinggir jalan dengan beberapa orang yang menyaksikannya sangat luar biasa buat aku. Aku merasa seperti wanita jalang yang hanya punya satu tujuan hidup: seks. Aku sangat menikmati persetubuhan itu sehingga tanpa sadar aku mengeleng-gelengkan kepalaku sambil terus mendesah, mendesis dan bahkan berteriak. Kenikmatan itu sudah mengambil alih kendali atas tubuhku.

    “Lebih cepat, Pak …. Lebih cepat ….. Yeeeeeaaaaaahhhh …. Shhhhh …. Genjot lebih cepaaaaat …. Aku sudah mau keluar …” Pak Kusrin pun memenuhi permintaanku. Kontolnya bergerak lebih cepat keluar masuk memekku. Aku merasa sudah hampir mencapai orgasme. Tubuhku mengejang dan melengkung ke belakang hingga berhimpitan dengan tubuh Pak Kusrin.

    “Aku mau keluar Pak …. Aku mau keluaaaaarrrrr …. AAAAAHHHHH …. AAAAAAAAHHHHHHHH …..AAAAAAHHHHHHHHHHH ….” Aku berteriak melepaskan semua rasa ketika orgasme meledak-ledak di dalam tubuhku. Orang yang lewat dan para tukang yang sedang bekerja di lading membuat sumur bor mengalihkan perhatian mereka ke arah kami berdua. Aku sudah tidak peduli lagi. Kenikmatan seksual ini jauh lebih berharga bagiku. Sesaat setelah tubuhku kembali melemas, Pak Kusrin mencabut kontolnya dari memekku dan meminta aku melakukan oral lagi. Hanya beberapa menit saja aku mengulum, mengenyot dan menjilari kotol Pak Kusrin hingga akhirnya kotol itu menumpahkan air mani kental berwarna putih. Sebagian air mani itu membasahi bajuku dan rambutku. Lalu aku menjilati sisa air mani dari kotol Pak Kusrin hingga bersih.

    Setelah itu aku membenahi rok dan bajuku dan minta ijin Pak Kusrin untuk pulang. Celana dalam sengaja tidak aku pakai lagi. Di sepanjang jalan, ada beberapa orang yang menoleh ke arahku ketika berpapasan. Aroma air mani segar yang tumpah di bajuku mungkin yang menarik perhatian mereka. Aku terus bejalan tanpa mempedulikan mereka. Sesampai di rumah aku memberika belanjaanku kepada Mak yang bingung melihat ceceran air mani di bajuku. Tapi dia tidak banyak tanya. Selitas aku melihat air matanya berlinang. Aku pun tidak peduli. Kalau memng aku harus menjadi budak seks Pak Kusrin untuk menolong orangtuaku, mengapa tidak sekalian saja aku menikmati setiap persetubuhan yang aku lakukan. Bagaimanapun, aku toh harus melakukannya ….

    Hari ini aku kembali membawa Abah ke rumah sakit untuk melanjutkan pengobatannya. Syukurlah, dokter bilang kondisi Abah sudah banyak kemajuan. Aku menyempatkan diri ketika sedang berada di rumah sakit untuk mengunjungi dokter kandungan. Aku minta pada dokter itu untuk memasangkan spiral di rahimku. Semula dokter menganjurkan aku untuk mengurungkan niatku, namun dengan sedikit kebohongan dia pun bersedia melakukannya. Aku katakana pada dokter itu bahwa aku sedang menyelesaikan kuliah S2-ku. Kehamilan pasti akan sangat mengganggu. Entah aku dapat ide dari mana untuk mengarang cerita bohong itu. Dengan spiral di rahimku, aku tidak akan takut lagi persetubuhanku dengan Pak Kusrin berakhir dengan kehamilan.

    Setelah beberapa hari tidak menyentuh tubuhku, sore tadi Pak Kusrin bertandang ke rumah. Aku tahu apa maksud kedatangannya dan aku pun sudah menyiapkan diriku untuk kembali melayaninya. Bayangan akan kenikmatan orgasme membuat aku menjadi bergairah. Aku sambut Pak Kusrin di pintu depan dan menyilakannya duduk di ruang tamu. Setelah menghidangkan secangkir teh, aku menemani Pak Kusrin berbicang-bincang sebentar.

    “Wati, kita ngewek di taman belakang sana yuk …” kata Pak Kusrin. “Sudah lama kan kita gak ngewek.” “Terserah Bapak saja … Saya kan gak bisa nolak,” jawabku pasrah. Pak Kusrin bangkit dari kursi tamu dan menarik tanganku untuk mengikutinya ke taman belakang rumah. Taman di belakang rumah tidak terlalu terbuka. Pagar sampingnya lumayan tinggi, tetapi bagian belakangnya sengaja hanya dipagari dengan pohon perdu setinggi pinggang yang selalu dipangkas rapi. Di taman itu, ada beberapa buah kursi taman dari batu tanpa sandaran serta sebuah meja batu besar. Di sekelilingya ditumbuhi berbagai tanaman hias dan bunga. Ah, bersetebuh di udara terbuka, membayangkannya saja aku sudah terangsang. Tanpa disentuh pun, memekku sudah basah ….

    Pak Kusrin meminta aku menanggalkan semua pakaianku. Dia agak kaget melihat ternyata aku sudah tidak memakai celana dalam. Setelah tidak ada benang sehelai pun yang menempel di kulitku, Pak Kusrin meminta aku duduk di pinggir meja batu besar. Dia juga mencopot pakaiannya, sehingga kami pun berdua bugil seperti bayi baru lahir. Dia berjongkok di hadapanku dan mengangkat kedua kakiku. Ternyata dia ingin menciumi dan menjilati memek dan itilku. “Ssssshhhhhh …. Yahhhhhhhhhh ….. Itilnya, Pak ……… Itilnya ………… Yahhhhhh ……. Ohhhhhhhhhhhh ………” kataku sambil terus mendesis menikmati setiap sapuan lidahnya di itilku.

    Setelah memekku benar-benar basah, Pak Kusrin duduk di salah satu kursi batu dan meminta aku duduk di pangkuannya. Dengan mudah kontolnya masuk ke memekku ketika aku menurunkan pantatku. Dengan bertumpu pada pundak Pak Kusrin aku bergerak naik turun sehingga kotol Pak Kusrin bergerak bebas keluar masuk memekku. Sebentar saja aku sudah tenggelam dalam kenikmatan birahi. Aku terus mendesah dan mendesis. Ternyata Pak Kusrin sangat menyukai tingkahku setiap kali dia menyetubuhiku. Istrinya atau wanita lain yang sering dia setubuhi biasanya hanya diam saja menerima segala perlakuan Pak Kusrin. Desahan dan teriakanku membuatnya lebih bergairah. Sambil duduk seperti itu, itilku selalu bergesekan dengan jembut Pak Kusrin yang kasar setiap kali aku bergerak turun.

    Setelah bermain dengan posisi duduk selama beberapa puluh menit, Pak Kusrin meminta aku rebah di meja batu besar dan dia pun menyodokkan kontolnya ke memekku sambil berdiri. Kedua kakiku dilipat ke atas dan ditopang oleh kedua tangannya. Dengan begitu, memekku menjadi menyembul ke atas dan lebih keras menjepit kotol Pak Kusrin. “Aaaaahhhhhh …… Ini baru enaaaaaakk ….” Kata Pak Kusrin sambil terus menggenjot pinggulnya. “Genjot yang kuat, Pak …. Ayo … dong ….” Kataku memberi semnagat. Satu tanganku menjulur ke bawah untuk meraih itilku sendiri. Sambil terus menikmati setiap tusukan kotol Pak Kusrin di lubang memekku, aku menggosok-gosok dan memilin-milin itilku. Sementara tangan yang satu lagi aku pergunakan untuk memilin-milin pentil buah dadaku.

    Tanpa sadar mulutku terbuka lebar mendapatkan kenikmatan rangsangan itu. “Ahhhhhh … ahhhhhhh …. Ahhhhhh ….. ahhhhh ….” Keluar dari mulutku setiap kali Pak Kusrin menyodokkan kontolnya. “Kocok yang cepat, Pak … Lebih cepat, lebih cepat …. Tolong, Pak … Kocok lebih cepaaaattt ….. Aku sudah mau keluaaaarrrr ……Ahhhhhh ……” seperti yang sudah-sudah Pak Kusrin pun memenuhi permintaanku. Dia menarik dan mendorong kontolnya lebih cepat. Ergesekan kotol Pak Kusrin dan memekku mengeluarkan bunyi berdecak-decak. Tubuh kami sudah bermandi keringat. Entah pada sodokan yang keberapa aku pun mencapai orgasme. “AAAAAAHHHHHHHHHHHHHH …………… AHHHHHHHHHHHHHH …. AAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHH ….. EENNNNNNAAAAAKKKKKHHH !!!” teriakku. Kakiku kaku menjulur ke atas dan pahaku mengatup. kontol Pak Kusrin tak bisa lagi bergerak. kotol itu berdenyut-denyut di dalam memekku dan akhirnya menyemburkan cairan kental memenuhi rahimku. “AAAARRRRGGHHHHHH ……” Pak Kusrin pun berteriak sambil memancarkan cairan spermanya. “WATIIIII …. SAYA JUGA KELUARRRRR…”

    Pak Kusrin tertunduk lemas sambil bertopang pada meja batu dengan kedua tangannya. Kedua kakiku kini menjuntai lemas. Namun Pak Kusrin sepertinya sengja tidak mencabut kontolnya dari memekku. Bahkan dia beberapa kali mendorongnya agar masuk lebih dalam. Ketika kontolnya sudah benar-benar lemas lunglai, barulah Pak Kusrin mencabutnya dan rebah disampingku.

    “Wati, kamu tadi menjepit kotol saya sehingga saya tidak bisa mencabutnya. Air mani saya tumpah semua di dalam memek kamu. Apa kamu sengaja agar kamu hamil?” tanya Pak Kusrin. “Tenang Pak. Aku sudah pasang spiral . Kecil kemungkinannya aku hamil,” jawabku. “Ohhhh … sukurlah. Aku agak kaget tadi,” kata Pak Kusrin lega dan untuk pertama kalinya dia mencium keningku.

    Setelah merenggut keperawananku dan menyetubuhiku berulang kali, inilah kali pertama Pak Kusrin menciumku. Aku memegang wajahnya dan membelainya. Entah siapa yang memulai, kami kemudian berpagutan. Kami berciuman dengan lembut dan tidak tergesa-gesa. Indah sekali … Lima menit kami berciuman. Lidah kami bertemu dan bergelut di dalam mulutku. Karena ciuman itu Pak Kusrin dan aku kembali terangsang.

    Tangan Pak Kusrin kembali beraksi meremas payudaraku dan memainkan itilku secara bergantian. Sementara aku membelai dan mengocok kotol Pak Kusrin agar tegang kembali. Begitu kontolnya kembali tegang, aku mendorong Pak Kusrin agar rebah di atas meja batu dan aku naik ke atas tubuhnya. Dengan sekali sentakan, kotol Pak Kusrin kembali masuk ke memekku yang masih basah oleh air maninya tadi. Dan kami pun terhanyut kembali dalam gelombang birahi Desahan dan teriakan kenikmatan kembali keluar dari mulut kami.

    Sore itu, dua kali Pak Kusrin menumpahkan air maninya di dalam memekku dan dua kali pula aku menguyur kotol Pak Kusrin dengan cairan memekku ketika kami orgasme. Setelah puas, Pak Kusrin kembali berpakaian dan pamit pulang. Tak lupa dia menyelipkan beberapa lembar uang ratusan ribu di tanganku. Aku menerimanya. Aku butuh untuk pengobatan Abah, membayar listrik dan makan sehari-hari.

    Aku sengaja tetap tinggal di taman belakang, rebahan di atas meja batu, telanjang bulat. Air mani Pak Kusrin menetes keluar dari memekku. Mungkin aku sempat terlelap di atas meja batu itu, karena begitu aku tersadar tubuhku sudah tertutup kain batik. Mungkin Mak yang menyellimuti aku tadi. Aku pun bangkit dan pergi ke kamar mandi untuk memberihkan badanku dari keringatku dan keringat Pak Kusrin. Setelah itu, aku masuk ke kamar dan rebahan di atas tempat tidur hanya berbalut daster. Aku mencoba memutar kembali rekaman persetubuhan kami tadi dalam benakku. Nikmat sekali …. Sejenak aku bisa melupakan semua kesulitan dan masalah yang membelit keluargaku. … Terima kasih, Tuhan…

    Aku mendapat kabar dari Pak Jono tadi siang ketika dia membawakan satu kardus penuh berisi jamu-jamuan untuk wanita bahwa Pak Kusrin dan istrinya bertengkar hebat karena ada yang melaporkan “kegiatan” kami berdua di pinggir jalan tempo hari. Istri Pak Kusrin mengancam untuk mengajukan gugatan cerai, tapi Pak Kusrin cuma tersenyum saja mendengar ancaman itu. Aku sempat bingung ketika Pak Jono bilang terima kasih kepadaku. Ternyata setelah pertengkaran itu, istri Pak Kusrin sudah beberapa kali mengajak Pak Jono bersebadan.

    “Saya sebenarnya berharap bisa ngewek sama Neng Wati, tapi itu kan gak mungkin. Tapi, dapat sering-sering ngewek sama Ibu saja saya sudah senang … Hehehehe … Buat selingan, Neng. Bosan juga sama yang di rumah,” kata Pak Jono.

    Tadi sore Pak Kusrin datang berkunjung untuk mendapatkan pelayanan seperti biasa. Kali ini dia tidak pakai basa-basi lagi. Begitu aku duduk di sampingnya di sofa, dia langsung menyergap aku dan kami pun berciuman. Selama beberapa puluh menit bibir dan lidah kami bertautan. Sementara itu tangan Pak Kusrin terus bergerilya di setiap bagian tubuhku. Baju kami pun stu per satu lepas dari badan kami, sehingga kami berdua benar-benar telanjang seperti bayi yang baru lahir.

    Di sana, di atas sofa di ruang tamu, ketika sinar matahari sore masih menerangi ruangan itu, aku dan Pak Kusrin kembali terhanyut dalam panasnya gelora birahi. Tanpa mempedulikan bahwa kami dapat menjadi tontonan orang yang lewat di jalan depan rumah, kami terus bergelut di atas sofa yang kini mulai basah dengan keringat kami.

    Pak Kusrin mendorong tubuhku hingga rebah di sofa. Kedua kakiku diangkatnya, lalu disangga dengan bahunya. Perlahan-lahan dia mengarahkan kontolnya ke memekku. Aku membantu membimbing ujung kotol Pak Kusrin agar tepat sasaran. Sekali dorong, kotol Pak Kusrin pun menerobos masuk liang sanggamaku. Sambil memegang kedua betisku,Pak Kusrin mulai melakukan gerakan maju mundur sehingga kontolnya timbul tenggelam dalam memekku. Buah dadaku berguncang-guncang seirama dengan setiap sodokan kotol Pak Kusrin ke dalam memekku.

    Aku meraih sebuah bantal sandaran sofa untuk menyangga kepalaku. Dengan posisi begitu, aku bisa melihat gerakan kotol Pak Kusrin yang keluar masuk memekku. Setiap kali Pak Kusrin mendorong masuk kontolnya, memekku menjadi agak kempot dan ketika kotol itu ditarik keluar, memekku menjadi agak gembung. Aku sangat terkesan dengan apa yang aku lihat di selangkanganku. Semua itu membuat aku semakin terangsang.

    “Kamu suka melihatnya, Wati?” tanya Pak Kusrin sambil terus bergoyang. “Ahhhhhh ……Iya, Ahhhhhhhhh …….. tapi aku lebih suka rasanya. Ahhhhhh …. Yeahhhhh …. Sssssshhhh …. Yeahhhhh …. Ahhhhhhh ….” Jawabku di sela-sela desahan kenikmatan. Setelah sekitar sepuluh menit, kakiku terasa pegal. Pak Kusrin menekuk lututku sehingga sekarang pahaku bertumpu pada perut dan dadaku. Namun baru lima menit disodok dengan posisi seperti itu, gentian Pak Kusrin yang merasa pegal dan dia minta ganti posisi. Aku menyuruhnya berbaring di sofa dengan kedua kaki lurus di atas sofa. Aku naik ke atas tubuhnya dan menancapkan kontolnya kembali ke memekku. Aku merasa seperti seorang koboi yang sedang menunggang kuda.
    “Oooooohh … yeahhhhhhh …. Hussss …. Hussssss,” kakatu sambil bergaya seperti koboi. “Ya … Goyang terus, Wati …. Enak sekali …. Teruuuuuss ….” Ujar Pak Kusrin sambil menggapai buah dadaku dan meremasnya.

    Aku terus menggerakkan pantatku naik turun sehingga kotol Pak Kusrin bisa terus bergesekan dengan dinding-dinding dalam memekku. Setiap gesekan memberi kami sensasi yang luar biasa dan tidak terbayang nikmatnya. Keringat semakin deras mengucur dari tubuh kami. Aku mempercepat gerakkanku karena kau merasa sudah hampir mencapai klimaks. “Ahhhhh …. Ahhhhhh … Ahhhhhh ….. Aku sudah mau sampai, Pak …. Aahhhhh …. Ahhhh …” kataku. “Saya juga ..” kata Pak Kusrin sambil menggerakkan pantatnya sehingga gesekan antara memekku dan kontolnya semakin cepat. Tak lama kemudian puncak itu pun tercapai. “YEEAAAAHHHHH…. AAAAAHHHHHHHHH …….AHHHHHHHHHHH,” kami pun berteriak bersamaan melepas semua rasa. Badanku mengejang dan menekuk ke belakang sehingga aku harus bertumpu pada kedua kaki Pak Kusrin yang juga menjadi kaku. Tubuhku bergetar hebat dan akhirnya aku tumbang dan rebah di atas dada Pak Kusrin. Nafas kami memburu cepat, secepat detakan jatung kami.

    Kami berpelukan dan kembali berciuman selama beberapa menit. Tangan Pak Kusrin mengelus-elus punggungku sementara aku terus berbaring di atas badannya. Aku biarkan kotol Pak Kusrin tetap di dalam memekku walaupun kotol itu sudah tidak lagi tegang. Aku ingin lebih lama merasakan kehadiran kotol itu di memekku. Ketika akhirnya aku bangkit berdiri, air mani Pak Kusrin yang bercampur cairan dari memekku sendiri merembes keluar dan mengalir di sisi dalam kedua pahaku. Aku duduk di sofa dan aku biarkan cairan kami itu membasahi sofa.

    Setelah berpakaian kembali, Pak Kusrin menghampiriku yang masih terduduk lemas di sofa dan telanjang bulat. Pak Kusrin mengecup keningku dan mengucapkan terima kasih atas kenikmatan yang baru saja dia dapatkan dari tubuhku. Sebelum melangkah keluar, Pak Kusrin seperti biasa mengeluarkan beberapa lembar uang ratusan ribu dari dompetnya. Kali ini uang itu dia gulung dan diselipkannya ke dalam memekku yang masih saja mengucurkan sisa-sia air maninya.

    Setelah hilang lemasku, aku raih pakaianku yang terserak di lantai dan berjalan masuk menuju kamarku sambil tetap telanjang. Setelah melempar pakaianku ke atas tempat tidur, aku ambil selembar handuk. Aku keluar kamar dengan handuk di tangan menuju ke kamar mandi. Di ruang makan, aku bertemu Mak. Aku berikan uang pemberian Pak Kusrin yang telah basah terkena air mani dan cairan memekku tadi ke Mak. Hari ini, uang yang kami butuhkan untuk makan itu benar-benar keluar dari memekku ….

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.