Author: perawanku

  • Kisah 1 Hati 2 Cinta Bag 3 – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Kisah 1 Hati 2 Cinta Bag 3 – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1309 views

    Perawanku – Lidahku terus bergerak menyapu seluruh permukaan kulit Neng Shinta. Dan begitu sampai ke gundukan bukit kemaluannya yang membusung, lidahku segera menyeruak masuk ke dalam celah sempit yang tadi kulihat berwarna merah jingga. Segera lidahku merasakan ada cairan yang terasa sedikit asin namun nikmat! Tanpa rasa jijik segera saja kusedot bibir kemaluan Neng Shinta dengan gemas. Kutelan habis cairan yang keluar membasahi permukaan liang kemaluan Neng Shinta tanpa rasa jijik. Pantat Neng Shinta terangkat seolah menyambut juluran lidahku hingga wajahku semakin ketat menempel di selangkangannya.

    Lidahku menyusup semakin dalam ke lubang kemaluan Neng Shinta yang pantatnya terangkat-angkat seolah menyambut juluran lidahku. Mulut Neng Shinta tak henti-hentinya mendesis-desis dan entah disadari atau tidak, kedua tangan Neng Shinta mulai menjambak-jambak rambutku dan kedua kakinya mengait leherku dan menekankannya ke arah selangkangannya. Pantatnya terus diangkat-angkat seolah-olah memintaku lebih dalam memasukkan lidahku ke dalam lubang kemaluannya. Aku yang memang ingin memberikan sensasi lain kepada majikanku segera bertindak.

    Kedua ibu jari tanganku mencoba membentangkan bibir kemaluan Neng Shinta agar terbuka lebih lebar dan kugesekkan mulutku dengan liar pada gundukan bukit kemaluan Neng Shinta yang membusung. Reaksinya sungguh luar biasa. Neng Shinta semakin liar menggerak-gerakkan pantatnya dan kakinya semakin ketat menjepit leherku. Erangannya semakin keras dan tubuhnya terhentak-hentak. Tubuhnya terus berkelojotan selama beberapa saat lalu gerakannya semakin melemah dan akhirnya kedua pahanya terkulai lemah menyandar di punggungku. Aku tahu kalau Neng Shinta telah mencapai klimaks yang kedua kalinya di malam menjelang pagi ini.

    Aku yang belum mengalami orgasme segera saja menempatkan diriku sejajar dengan tubuh Neng Shinta. Tubuh telanjangku menindih tubuhnya. Kontolku yang ukurannya biasa saja seperti ukuran pria kebanyakan, sudah sangat keras dan siap tempur. Ukurannya sebetulnya biasa saja, tetapi yang membanggakanku adalah bentuknya yang agak membengkok saat ereksi. Jadi kalau dilihat sepintas mirip-mirip pisang Ambon yang bentuknya agak melengkung.

    Dengan perlahan kutusukkan ujung kepala kontolku (palkon) ke tengah-tengah gundukan bukit kemaluan Neng Shinta yang munjung itu. Lubang kemaluan Neng Shinta yang sudah sangat licin memudahkan ujung palkonku tergelincir masuk. Napasku terasa sesak saat kepala kontolku mulai terjepit kehangatan bibir kemaluan Neng Shinta. Sambil menahan napas, kudorong pantatku pelan-pelan hingga sedikit demi sedikit batang kontolku melesak ke dalam lubang kemaluan Neng Shinta. Hangat sekali rasanya. Apalagi lubang kemaluan Neng Shinta sudah basah oleh lendir akibat orgasmenya tadi.

    “Shh.. Ohh.. Mm.. Aangghh” mulut Neng Shinta tak henti-hentinya merintih saat batang kontolku menerobos lubang kemaluannya.

    Aku tahu Neng Shinta mungkin agak menyesal karena telah terjerumus dalam jebakan nafsuku. Neng Shinta hanya pasrah dan dengan terpaksa ia menikmati rahimnya aku tusuk dengan batang kontolku berulang kali. Aku tahu ia amat menyesali atas apa yang terjadi malam itu, terlihat dari air matanya yang keluar saat aku berpesta di atas tubuhnya yang telanjang.

    Kulihat air mata mulai mengembang di pelupuk matanya. Namun semuanya telah terlambat. Kontolku sudah telanjur memasuki lubang yang seharusnya hanya menjadi hak suaminya. Aku pun tak peduli, bagiku yang terpenting adalah melepaskan desakan napsu yang terus mendesak-desak dari dalam tubuhku. Di atas ranjang kamarnya yang mewah itu, aku berhasil membenamkan kemaluanku yang lumayan masih cukup perkasa ke dalam rahimnya yang masih sempit itu.

    “Hkkhh..” napasku tertahan saat seluruh kontolku dari ujung hingga pangkal telah terbenam seluruhnya di dalam jepitan lubang kemaluan Neng Shinta.

    Air mata Neng Shinta sudah mulai jatuh satu persatu. Namun aku tak peduli. Kehangatan yang aku rasakan pada kemaluanku saat masuk kedalam tubuh Neng Shinta amat membuatku lupa diri. Perlahan-lahan kutarik pantatku hingga batang kontolku tertarik keluar dan hanya ujungnya saja yang masih menancap dalam jepitan lubang kemaluan Neng Shinta. Lalu dengan kuat kudorong pantatku yang otomatis batang kontolku melesak dalam-dalam ke dalam lubang kemaluannya.

    “Ughh..” tanpa sadar Neng Shinta mendengus saat ujung kepala kontolku seperti menumbuk sesuatu yang empuk dan hangat di dalam sana.

    Aku terus menarik dan mendorong pantatku di atas tubuh Neng Shinta. Perlahan-lahan kurasakan Neng Shinta mulai ikut mengimbangi gerakanku. Secara perlahan pantatnya bergerak memutar mengikuti irama ayunan pantatku. Batang kontolku serasa diurut dan diremas-remas dalam jepitan lubang kemaluan Neng Shinta yang sempit. Rupanya Neng Shinta sudah mulai terangsang lagi. Rasa sedih yang ditandai dengan melelehnya air matanya seakan-akan sirna dengan goyangannya mengiringi ayunan pantatku.

    Bibir Neng Shinta kembali mendesis-desis dan mengerang. Aku yang sudah tidak tahan segera menyergap bibirnya yang setengah terbuka dan menyusupkan lidahku ke dalam mulutnya. Lidahku mengorek-ngorek mulutnya mencari-cari lidahnya. Sungguh sangat segar rasanya bibir perempuan muda. Aku serasa kembali menjadi muda lagi. Semangat baru seolah terpompa dalam darahku. Aku semakin bersemangat menggenjot pantatku menghunjamkan batang kontolku ke dalam lubang kemaluannya. Gerakan pantat Neng Shinta semakin kencang. Pantatnya bergoyang ke kanan dan ke kiri seirama dengan ayunan pantatku.

    “Shh.. Mmaangg.. Hh shh.. Oohh..” antara sadar dan tidak Neng Shinta merintih-rintih menambah gairahku semakin membara.

    Aku merasa betapa jari-jari Neng Shinta mencengkeram kulit punggungku yang sudah mulai keriput dimakan usia. Agak sakit memang, tetapi apalah artinya bagiku dibanding keberhasilanku menggauli dan menikmati kemolekan tubuh anak majikanku itu. Lidahku yang masuk jauh ke dalam mulut Neng Shinta mulai menemukan perlawanan dari lidah Neng Shinta. Lidahku didorong-dorong oleh lidahnya.

    Perlahan gairah dalam tubuhku mulai mendesak-desak dan menggelegak. Lalu gerakan ayunan pantatku kuhentikan sesaat untuk mengambil bantal dan mengganjal pantat Neng Shinta agar lebih tinggi. Dengan posisi terganjal bantal, batang kontolku terasa masuk hingga maksimal. Aku juga semakin leluasa menghunjamkan batang kontolku ke dalam lubang kemaluannya.

    Gerakan pantat Neng Shinta seperti kesetanan. Jeritannya semakin keras dan menggairahkan. Kedua tanganku segera kutempatkan di bawah kedua bongkahan pantat Neng Shinta dan meremas-remasnya sambil terus mengayunkan pantatku naik turun. Aku merasa betapa desakan gejolak meletup-letup dari bagian bawah perutku. Perutku terasa mulai kejang karena menahan desakan yang terus menggelora.

    “Ohh.. Shh.. Nenggh.. Ter.. Ruhhsshh oohh.. Neengghh!”

    Tanpa sadar aku menggeram dan merintih meminta Neng Shinta agar terus menggoyangkan pantatnya kencang-kencang. Neng Shinta pun rupanya sudah hampir mencapai orgasmenya. Gerakan pantatnya sudah tidak terkendali. Cengkeraman kuku jarinya semakin kencang di kulit punggungku.

    “Aakhh.. Ouchh.. Shh.. Oohh..”

    Dengan diiringi desisan yang panjang akhirnya tubuh Neng Shinta terhentak. Pantatnya terangkat dan mengejat-ngejat. Dadanya terguncang hebat menandakan ia sudah tidak mampu menahan orgasmenya. Kurasakan betapa batang kontolku terjepit kencang dan lubang kemaluannya mengedut-ngedut. Tubuh Neng Shinta bergetar hebat dan berkelojotan selama beberapa saat.

    “Ter.. Rushh.. Neenghh.. Aarrghh”

    Akhirnya tubuhku ikut terguncang. Seluruh tubuhku terasa kejang dan mataku mulai nanar. Cratt.. Cratt.. Cratt.. Cratt.. Crrt.. Crrtt..!! Akhirnya tanpa dapat kutahan lagi batang kontolku menyemburkan air maniku yang sangat kental dan banyak sekali ke dalam lubang kemaluan Neng Shinta hingga sebagian tumpah keluar saking banyaknya. Ya aku telah mencapai puncak kenikmatanku setelah sekian lama berpuasa dan hanya onani. Tubuhku berkejat-kejat di atas perut Neng Shinta lalu ambruk menindih tubuh telanjangnya.

    Neng Shinta amat sempurna saat ia berada di bawah tubuhku saat aku genjot tadi. Memang benar kata orang orang bahwa seorang wanita baru terlihat cantik dan menawan jika ia telah berada di bawah tubuh laki-laki saat kemaluannya di masuki kemaluan pria. Keringat kami pun akhirnya menyatu dan kain sprei yang kami pakai akhirnya lembab karena basah oleh percampuran keringat dan juga air mata Neng Shinta ditambah lelehan spermaku yang tumpah tadi.

    Aku benar-benar merasa puas sekali telah berhasil menikmati kemulusan tubuh majikanku yang cantik ini. Neng Shinta rupanya terlalu capai hingga ia membiarkan saja tubuh telanjangnya kupeluk. Ia telah tertidur karena kecapaian setelah pergumulan tadi.

    Saat itu jam di kamar Neng Shinta sudah menunjukkan hampir pukul 04.30. Kamar Neng Shinta yang dingin karena AC membuat tubuhku menggigil soalnya aku tidak terbiasa tidur dengan AC. Apalagi saat itu aku masih telanjang bulat dan di sisiku tergolek tubuh telanjang Neng Shinta yang sudah mendengkur halus. Cantik sekali wajah Neng Shinta saat dalam kondisi tidur seperti itu. Wajahnya kelihatan begitu damai dalam tidurnya. Aku sendiri sejak tadi belum mampu memejamkan mataku sepicingpun.

    Melihat tubuh telanjang Neng Shinta yang telentang tanpa sehelai benang pun menutupi tubuhnya yang mulus, gairah kelelakianku kembali bangkit. Batang kontolku mulai menggeliat bangun. Sungguh pemandangan yang terpampang di depanku begitu mempesona. Kulit Neng Shinta yang putih mulus begitu mengundang gairah lelaki manapun yang memandangnya. Dadanya yang putih turun naik seiring dengan napasnya yang begitu teratur. Tanpa dapat menahan diri lagi tanganku segera mengelus kedua buah dada Neng Shinta yang lembut. Kupermainkan kedua puting payudaranya dengan jemariku hingga sedikit-demi sedikit mulai mengeras.

    “Mmhh..” hanya lenguhan kecil yang keluar dari mulut Neng Shinta saat tanganku sibuk mempermainkan kedua puting payudaranya. Lalu setelah tanganku puas bermain-main di kedua bukit payudaranya, mulutku pun mengambil alih permainan. Kini mulutku mulai mengulum kedua puting payudara Neng Shinta secara bergantian. Tanganku secara otomatis bergerak turun ke arah selangkangan Neng Shinta yang terbuka lebar. Tubuh Neng Shinta mulai menggeliat namun matanya masih tetap terpejam.

    Mulutku terus bergerak menyapu setiap jengkal tubuh Neng Shinta. Mulutku menjalar dari dada terus turun ke perut dan berakhir di selangkangan Neng Shinta. Kembali lidahku menyeruak masuk ke dalam gundukan bukit kemaluan Neng Shinta. Kedua pahanya semakin terbuka lebar seolah mengundangku untuk semakin dalam memasukinya. Pagi itu aku kembali menyetubuhi tubuh anak majikanku beberapa kali hingga aku benar-benar puas.

    Semenjak kejadian di malam itu. Neng Shinta mulai mengambil jarak dariku dan tampaknya berusaha menghindariku. Suaminya tidak tahu tentang peristiwa malam itu. Tampaknya Neng Shinta memang merahasiakannya. Aku tahu diri dan tidak berupaya memperlihatkan kepada Neng Shinta tentang bagaimana perasaanku padanya. Aku pun bertindak seperti biasanya seolah-olah tidak terjadi apa-apa antara aku dengan Neng Shinta.

    Kadang saat malam aku rindu untuk mengulangi lagi saat kebersamaan dengan Neng Shinta namun aku pendam saja. Dan sebagai pelampiasannya, aku terus mengintip Neng Shinta bersebadan dengan suaminya. Tampaknya Neng Shinta amat menikmati persetubuhan dengan suaminya itu. Aku jadi merasa iri.

    Suatu hari suami Neng Shinta pun kembali bertugas keluar kota lagi. Tampaknya Neng Shinta biasa biasa saja. Ia tidak memberikan tanggapan apa pun saat itu. Dan malam saat suaminya tugas, aku berusaha mendatangi kamar Neng Shinta dan meminta berbicara. Neng Shinta memberiku waktu bicara dan dengan kepintaranku, malam itupun akhirnya aku pun kembali dapat menikmati kehangatan tubuhnya di kamarnya. Neng Shinta pun semakin larut olehku. Ini terlihat saat suatu malam tanpa aku duga ia mendatangi kamarku dan kami pun bersetubuh di kamarku hingga beberapa kali malam itu.

    Sampai saat ini pun di saat suaminya tidak ada di rumah, aku selalu memberinya kenikmatan ragawi yang mungkin tidak ia dapati dari suaminya. Aku pun setelah menikmati kemulusan dan kehangatan tubuh Neng Shinta, punya keinginan untuk dapat merasakan kehangatan tubuh saudaranya Neng Siska.

    *****

    Itulah pembaca, sekelumit cerita yang dialami salah satu pembacaku. Aku sangat senang bisa membantu para pembaca yang mempunyai pengalaman menarik namun sulit untuk menuangkannya agar dapat berbagi dengan pembaca lain. Kalau ada pembaca yang mempunyai kisah unik dan merasa kesulitan, kirim saja ke emailku. Aku dengan segala senang hati akan membantu menuliskannya untuk anda.

  • Kisah Ngentot Bu Kost Nikmat – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Kisah Ngentot Bu Kost Nikmat – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1295 views

    Perawanku – Pagi itu kulihat Bu Yeyen sedang merapikan tanaman di kebun, dipangkasnya daun-daun yang mencuat tidak beraturan dengan gunting. Kutatap wajahnya dari balik kaca gelap jendela kamarku. Belum terlalu tua, umurnya kutaksir belum mencapai usia 50 tahun, tubuhnya masih sekal, wajahnya segar dan cukup cantik. Rambut dan beberapa sudah terselip uban.

    Hari itu memang aku masih tergeletak di kamar kostku. Sejak kemarin aku tidak kuliah karena terserang flu. Jendela kamarku yang berkaca gelap dan menghadap ke taman samping rumah membuatku merasa asri melihat hijau taman, apalagi di sana ada seorang wanita setengah baya yang sedang kukagumi. Memang usiaku saat itu baru menginjak dua puluh satu tahun dan aku masih duduk di semester enam di fakultasku dan sudah punya pacar yang selalu rajin mengunjungiku di malam minggu. Toh tidak ada halangan apapun kalau aku menyukai wanita yang jauh di atas umurku.
    Tiba-tiba ia memandang ke arahku, jantungku berdegup keras. Tidak, dia tidak melihatku dari luar sana. Bu Yeyen mengenakan kaos singlet dengan BH putih dan celana pendek, dari pangkal lengannya terlihat bahunya yang masih kecang. Hari memang masih pagi sekitar jam 9:00, teman sekamar kostku telah berangkat sejak jam 6:00 tadi pagi demikian pula penghuni rumah lainnya, temasuk Pak Yuda suaminya yang karyawan swasta.
    Memang Bu yeyen kegiatannya lebih banyak di rumah kerana tidak aktif sebagai pegawai,justru kerena itu ia lebih banyak waktu untuk mengurus dirinya. Bahkan tak jarang dia yang menyiapkan sarapan pagi untuk kami semua anak kost-nya. Yaitu roti dan selai disertai susu panas. Kedua anaknya sudah kuliah di luar kota. Kami anak kost yang terdiri dari 3 orang mahasiswa sangat akrab dengan induk semang. Mereka memperlakukan kami seperti anaknya.

    Walaupun biaya indekost-nya tidak terbilang murah, tetapi kami menyukainya karena kami seperti di rumah sendiri. Bu Yeyen telah selesai mengurus tamannya, ia segera hilang dari pemandanganku, ah seandainya dia ke kamarku , aku pasti akan senang, aku lebih membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari obat-obatan. Biasanya ibuku yang yang mengurusku dari dibuatkan bubur sampai memijit-mijit badanku. Ah.. andaikan BU Yeyen yang melakukannya…

    Kupejamkan mataku, kunikmati lamunanku sampai kudengar suara siulan dan suara air dari kamar mandi. Pasti Bu Yeyen sedang mandi, kubayangkan tubuhnya tanpa baju di kamar mandi, lamunanku berkembang menjadi makin hangat, hatiku hangat, kupejamkan mataku ketika aku diciumnya dalam lamunan, oh indahnya.

    Lamunanku terhenti ketika tiba-tiba ada suara ketukan di pintu kamarku, segera kutarik selimut yang sudah terserak di sampingku.
    “Masuk..!” kataku. Tak berapa lama kulihat Bu Yeyen sudah berada di ambang pintu masih mengenakan baju mandi. Senyumnya mengambang,
    “Bagaimana D? Ada kemajuan..?” dia duduk di pinggir ranjangku, tangannya diulurkan ke arah keningku. Aku hanya mengangguk lemah. Walaupun jantungku berdetak keras, aku mencoba membalas senyumnya. Kemudian tangannya beralih memegang tangan kiriku dan mulai memjit-mijit.
    “D mau dibikinkan susu panas?” tanyanya.
    “Terima kasih Bu, D sudah sarapan tadi,” balasku.”Enak dipijit seperti ini?” aku mengangguk.Dia masih memijit dari tangan yang kiri kemudian beralih ke tangan kanan, kemudian ke pundakku. Ketika pijitannya berpindah ke kakiku aku masih diam saja, karena aku menyukai pijitannya yang lembut, disamping menimbulkan rasa nyaman juga menaikkan birahiku.

    Disingkirkannya selimut yang membungkus kakiku, sehingga betis dan pahaku terbuka, bahkan ternyata dasterku yang tipis agak terangkat ke atas mendekati pangkal paha, aku tidak mencoba membetulkannya, aku pura-pura tidak tahu.
    “D kakimu mulus sekali ya.”
    “Ah.. Bu bisa aja, kan kulit Pak Yuda lebih mulus lagi,” balasku sekenanya.Tangannya masih memijit kakiku dari bawah ke atas berulang-ulang. Lama-lama kurasakan tangannya tidak lagi memijit tetapi mengelus dan mengusap pahaku, aku diam saja, aku menikmatinya, birahiku makin lama makin bangkit.
    ” D, Ibu jadi terangsang, gimana nih?” suaranya terdengar kalem tanpa emosi.
    “Jangan Bu, nanti Bapak marah..”Mulutku menolak tapi wajah dan tubuhku bekata lain, dan aku yakin Bu Yeyen sebagai Wanita sudah matang dapat membaca bahasa tubuhku.

    Aku menggelinjang ketika jari tangannya mulai menggosok pangkal paha dekat kemaluanku yang terbungkus CD. Dan… astaga! ternyata dibalik baju mandinya Bu Yeyen tidak mengenakan celana dalam sehingga bulu memeknya terlihat,tanpa disadarinya. Nafasku sesak melihat benda yang hitam dan mengunung itu. Ingin rasanya aku memegang dan mengelusnya. Tetapi kutahan hasratku itu, rasa maluku masih mengalahkan nafsuku.

    Bu Yeyen membungkuk menciumku, kurasakan bibirnya yang hangat menyentuh bibirku dengan lembut. Kehangatan menjalar ke lubuk hatiku dan ketika kurasakan lidahnya mencari-cari lidahku dan maka kusambut dengan lidahku pula, aku melayani hisapan-hisapannya dengan penuh gairah. Separuh tubuhnya sudah menindih tubuhku, kemaluannya menempel di pahaku sedangkan tangan kirinya telah berpindah ke buah dadaku. Dia meremas dadaku dengan lembut sambil menghisap bibirku.

    Tanpa canggung lagi kurengkuh tubuhnya, kuusap punggungnya dan terus ke bawah ke arah pahanya . Dadaku berdesir enak sekali, tangannya sudah menyelusup ke balik dasterku, remasan jarinya sangat ahli, kadang putingku dipelintir sehingga menimbulkan sensasi yang luar biasa.
    Nafasku makin memburu ketika dia melepas ciumannya. Kutatap wajahnya, aku kecewa, tapi dia tersenyum dibelainya wajahku.
    “D kau cakep sekali..” dia memujaku.
    “Aku ingin menyetubuhimu, tapi apakah kamu masih perjaka..?” aku mengangguk lemah.Memang aku masih perjaka, walaupun aku pernah “petting” dengan kakak iparku sampai kami orgasme tapi sampai saat ini aku belum pernah melakukan persetubuhan.

    Dengan pacarku kami sebatas ciuman biasa, dia terlalu alim untuk melakukan itu. Sedangkan kebutuhan seksku selama ini terpenuhi dengan mansturbasi, dengan khayalan yang indah. Biasanya dua orang obyek khayalanku yaitu kakak iparku dan yang kedua adalah Bu Yeyen induk semangku, yang sekarang setengah menindih tubuhku. Sebenarnya andaikata dia tidak menanyakan soal keperjakaan, pasti aku tak dapat menolak jika ia menyetubuhiku, karena dorongan birahiku kurasakan melebihi birahinya. Kulihat dengan jelas pengendalian dirinya, dia tidak menggebu dia memainkan tangannya, bibirnya dan lidahnya dengan tenang, lembut dan sabar. Justru akulah yang kurasakan meledak-ledak.

    “Bagaimana D? kita teruskan?” tangannya masih mengusap rambutku, aku tak mampu menjawab.Aku ingin, ingin sekali, tapi aku tak ingin perawanku hilang. Kupejamkan mataku menghindari tatapanya.
    “Bu… pakai tangan saja,” bisikku kecewa.Tanpa menunggu lagi tangannya sudah melucuti seluruh dasterku, aku tinggal mengenakan celana dalam, dia juga telah telanjang utuh. Seluruh tubuhnya mengkilat karena keringat, payudaranya yg putih dan mulai kendur nampak bergelantungan minta disentuh,sedangkan memeknya yg menggunduk nampak merekah diantara kedua pahanya sangat mulus.

    Diangkatnya pantatku dilepaskannya celana dalamku yang telah basah sejak tadi. Kubiarkan tangannya membuka selangkanganku lebar-lebar. Kulihat kontolku telah mengkilat lembab penuh air mani, bonggolnya mengeras sudah membesar dan memerah, di dalam lubang kemaluanku telah terbanjiri oleh lendir yang siap melumasi, setiap barang yang akan dimasuki.

    Bu Yeyen membungkuk dan mulai memasukan kemaluanku dimulutnya….nyyeerrr…darahklu berdesir merasakan hangatnya mulut Bu Yeyen yg mengulum batangku.
    ” OOouuhhkk,…Buuuu….” rintihku sambil mencengkram rambutnya tanpa sadar. Ia semakin agresif menjilat dinding kiri dan kanan kemaluanku, terasa nikmat sekali aku semakin menggeliat geliat, lidahnya menggeser makin ke atas ke arah kepala kontolku, kupegang kepalanya makin erat seolah ingin Bu Yeyen memasukna kontolku ke seluruh tenggorokannya. Bu Yeyen seolah olah mengerti,sambil tak henti henti menyedot dan menjilat kontolku,dikuluumnya kontolku dalam dalam hingga terasa dinding tenggorokannya menyentuh kepala kontolku,dan aku semakin merintih kenikmatan. Berapa lama dia menggeserkan lidahnya di atas kepala kontolku yang makin membengkak.

    Karena kenikmatan itu, tanpa terasa aku telah menggoyang pantatku, kadang kuangkat kadang ke kiri dan ke kanan. Tiba-tiba Bu Yeyen melakukan sedotan kecil di liang kontolku, kadang disedot kencang, kadang dipermainkan dengan ujung lidah. Kenikmatan yang kudapat luar biasa, seluruh kelamin sampai pinggul, gerakanku makin tak terkendali, “Buuu… aduh.. Buuu… D mau keluar….” Kuangkat tinggi tinggi pantatku, aku sudah siap untuk berorgasme, tapi pada saat yang tepat dia melepaskan kuluman di kontolku.

    Dia menarikku bangun dan menyorongkan kemaluannya yang gemuk itu kemulutku.
    ” Gantian ya D.. aku ingin kau jilat kemaluanku.” Kutangkap pantatnya, terasa empuk dan hangat dalam pelukanku. Bu Yeyen sudah terlentang dengan membuka kedua pahanya selebar lebarnya,sehingga lubang memeknya yg coklat kemerah merahan nampak terbuka dihadapanku, dan posisiku segera membungkuk siap untuk menjilat kelaminnya.

    Aku sering membayangkan dan aku juga beberapa kali menonton dalam film biru. Tetapi baru kali inilah aku melakukannya.
    Birahiku sudah sampai puncak. Kutelusuri pangkal kemaluannya dengan lidahku dari pangkal sampai ke sisi memeknya yang mengkilat berkali-kali.
    “Ahhh… Enak sekali D…” dia berdesis. Kemudian kujilat klitorisnya dan kusedot-sedot dengan lidah sedangkan lubang kemaluannya kuelus dengan jariku.

    Suara desahan Bu Yeyen membuatku tidak tahan menahan birahi. Kusudahi permainan di kelaminnya, tiba-tiba aku sudah setengah mengangkang di atas tubuhnya, memeknya berlendir yg merah melongo persis di depan depan kontolku.
    ” Bu, D masukin dikit ya Bu, D pengen sekali.” Dia hanya tersenyum.
    “Hati-hati ya… jangan terlalu dalam…” Aku sudah tidak lagi mendengar kata-katanya. Kupegang kemaluanku, kutempelkan pada bibir kemaluannya, kusapu-sapukan sebentar di klitoris dan bibir bawah, dan… oh, ketika kepala kemaluanku kumasukan dalam lubangnya, aku hampir terbang. Beberapa detik aku tidak berani bergerak tanganku masih memegangi kemaluanku, ujung kemaluanku masih menancap dalam lubang vaginanya. Kurasakan kedutan-kedutan kecil dalam kepala kontolku, aku tidak yakin apakah kedutan berasal dariku atau darinya.

    Kuangkat sedikit pantatku, dan gesekan itu di bibir dalam klitoris dan bibir dalam memeknya yg lembut dan hangat, sangat besar terasa menggeser kepala dan batang kontolku yg tergenggam erat oleh memeknya. Kudorong pinggulku ke bawah makin dalam, kenikmatan terasa makin dalam, separuh batang kemaluanku sudah melesak dalam kemaluannya. Kutekan seluruh pantatku sehingga terasa seluruh bonggolku menacap sepenuhnya di dalam memek bu Yeyen…terasa kenikmatan yg belum pernah kualami menyerang seluruh syaraf batang kontolku….aku hanya merintih sambil merebahkan seluruh tubuhku diatas tubuh Bu Yeyen yg segera menciumi mulutku sambil mendekap tubuhku erat sekali….

    ” OOooouhhh,,,,Bu,….eeennnak sekaliii……” rintihku lemas,sementara Bu Yeyen menyambut pantatku sehingga terasa kontolku semakin dalam dan sesuatu ditubuhku seolah olah akan meledak….

    Aku diam sejenak menikmati nikmatnya lubang hangat dan lembut yg menggenggam erat kontolku,lalu..,kukocokkan kemaluanku naik-turun, ternyata terasa amat nikmat sehingga aku hanya mampu mendesis desis. Jepitan kemaluannya cukup ketat dan menggenggam erat batang kontolku.

    Kulepas kembali…kumasukan lagi..kulepas…,kumasukan lagi..begitu berulang ulang…

    “Oh.. D kau hebat, Tusukanmu nimat sekali.” Kudengar Bu Yeyen mendesis-desis, payudaranya kuremas-remas dan membuatnya semakin merintih-rintih ketika dalam tusukanku itu. Dia mengocokkan kemaluannya dari bawah. Aku merintih, mendesis, mendengus, dan akhirnya kehilangan kontrolku. Kudorong pinggulku ke bawah, terus ke bawah sehingga memek Bu Yeyen sudah kemabali sepenuhnya ditanami batang kontolku,sungguh kurasakan kenikmatan yang meledak-ledak.

    Dari posisi telungkup semakin kurubuhkan badanku di atas badannya, susunya semakin menempel didadaku sehingga terasa amat lembut, perutku melekat pada perutnya. Kudekap Bu Yeyenerat-erat. Tangan kiri Bu Yeyen mendekap punggungku, sedang tangan kanannya mengusap-usap bokongku dan analku. Aku makin kenikmatan. Sambil merintih-rintih kukocok dan kugoyang pinggulku, sedang kurasakan benda hangat kenyal dan besar menggenggam erat dan mengocok ngocok kontolku dari bawah.

    Tiba-tiba aku tidak tahan lagi, kedutan yg tadinya kecil terasa semakin keras,aku berusaha mempertahankan diriku ,namun… dalam lenguhan yg panjang aku mengejang..dan akhirnya meledaklah kontolku mengeluarkan cairan mani yg banyak membasahi memek Bu Yeyen.
    ” AAAooouuuhhhkkk….Buuuuuu………” aku mengejang sejadi jadinya merasakan nikmat yg tak terhingga yg menguasai kontolku.

    Kutekan kontolku memenuhi memeknya, kedutannya keras sekali, nikmat sekali. Dan hampir bersamaan dari dalam vaginanya terasa keluar cairan hangat, membasahi batang kontolku,lalu beberapa kali terasa kedutan kedutan kecil mulut dan dinding memeknya meremas remas batang kontolku.
    “OoohhhD…..Ibu juga keluaaarrrr ssssaaayaaangghhhh….…” Bu Yeyen juga juga mengejang,pantatnya ditekan keatas seolah ingin memasukan seluruh batang kontolku di memeknya, matanya nampak merem melek sementara mulutnya setengah terbuka. Urat urat lehernya terlihat mengeras menerima ejakulasinya,sementara punggungnya melengkung lengkung seperti udang sambil memelukku erat erat,ia telah orgasme pada saat yang bersamaan denganku. Rupanya dia terangsang dengan orgasmeku,sehingga ketika tadi aku mengejang dan menyepak nyepak sepeerti sekarat, Bu Yeyen juga merasakan hal yg sama sehingga mengeluarkan air lendir dari memeknya.

    Beberapa menit aku masih berada di atasnya, dan kemaluanku masih menyesaki vaginanya. Kurasakan kontolku masih berkedut kedut dan makin lama makin lemah. Tapi kelaminku masih menyebarkan kenikmatan.

    Bu YYeyen cuma tersenyum mamandangku….
    ” Gimana D ? ” Enak ??? ”
    Aku tersenyum malu,dan ketika dirasa kontolku mengecil,aku segera turun dari tubuhnya. Pagi itu keperjakaanku hilang oleh memek tua Bu Yeyen yg empuk,tapi aku tidak menyesal.

    Cerita Sex Bu Kost,Ngentot Ibu Kost,Cerita Sex Terbaru

  • CERITA DEWASA PUNYA IBU TIRI ITU TERNYATA ENAK

    CERITA DEWASA PUNYA IBU TIRI ITU TERNYATA ENAK


    1658 views

    Cerita Sex ini berjudulCERITA DEWASA PUNYA IBU TIRI ITU TERNYATA ENAKCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Namaku Kemal, lahir di kota Tegal 25 tahun yang lalu. Aku menyelesiakan kuliah di fakultras kedokteran 3,5 tahun yang lalu, dilanjutkan dengan praktek asisten dokter (koas) selama setahun dan kemudian mengikuti ujian profesi dokter.

    Kini aku sudah resmi menyandang gelar dokter di depan namaku dan sebagai tahap terakhir, aku kini sedang mengikuti praktek di puskemas di daerah terpencil sebagai bentuk pengabdian sebelum mendapatkan izin praktek umum. Aku dibesarkan di kota kelahiranku sampai SMU dan kemudian menjutkan kuliah di Jogja.

    Keluargaku sebenarnya bukan keluarga broken home, namun karena ayahku yang berpoligami jadi aku agak jarang berinteraksi dengan ayahku, lebih banyak dengan ibuku dan 2 orang adikku. Seperti kebanyakan orang sukses di kotaku, Ayah adalah seorang pengusaha warung makan yang lebih dikenal dengan sebutan Warteg. Sejak aku SMP, ayahku sudah punya 2 warteg di kota asalku, 4 di Jakarta dan 2 gerai di Jogja.

    Berbekal kesuksesan itulah Ayah yang dulu hanya beristrikan ibuku, mulai buka cabang di Jakarta dan Jogja. Alasannya sederhana: butuh tempat singgah waktu memantau jalannya usaha. Pada awalnya, aku sebagai anak sulung, menjadi anaknya yang menentang poligami Ayah.

    Waktu itu aku masih duduk di bangku kelas 3 SMU dan Ayah pertama kalinya berpoligami dengan menikahi seorang gadis yang usianya hanya terpaut 10 tahun dariku. Namun justru ibuku yang mendamaikan perselisihanku dengan Ayah dengan alasan klasik yaitu Ayah sudah berjanji untuk tetap membiayai hidup kami dan sebagai jaminannya, 2 warteg di Tegal secara penuh menjadi milik Ibu. Joker123

    Berbekal pendapatan dari usaha warteg itulah, aku bisa kuliah sampai menjadi dokter saat ini, dan tentu saja ibuku sangat bangga karena aku sebagai putra sulungnya berhasil mandiri dan menjadi contoh buat adikadikku. Lalu bagaimana dengan perselisihanku dengan Ayah? Wah, sejak Ibu sudah memaklumi Ayah, aku pun sudah tidak pernah mengungkitnya lagi.

    Hubunganku dengan Ayah, bahkan dengan dua isteri muda Ayah baikbaik saja. Bahkan Ayah menyempatkan diri hadir dalam wisudaku dulu. Isteri kedua ayah, yang berarti ibu tiriku, bernama Nurlela, tinggal di sebuah perumahan di daerah Bintaro.

    Dari hasil pernikahan dengan Mama Lela (begitu Ayah menyuruhku memanggilnya), Ayah dikaruniai 2 orang anak. Setelah 5 tahun menikah dengan Nurlela, Ayah kemudian buka cabang lagi di Jogja, kali ini dengan seorang janda beranak satu, bernama Windarti, yang kupanggil dengan Mama Winda, usianya bahkan hanya terpaut 6 tahun denganku.

    Sebagai seorang lelaki, aku harus jujur untuk mengacungkan jempol buat Ayah dalam memilih isteri muda. Kedua gendukannya, meskipun tidak terlalu cantik, namun punya kemiripan dalam hal body, yaitu toge pasar. Rupanya selera ayah mengikuti tren selera pria masa kini yang cenderung mencari susu yang montok dan goyangan pantat yang bahenol.

    Dari dua ibu tiriku itu, tentu saja aku lebih akrab dengan Mama Winda, karena selama aku kuliah di Jogja, setiap akhir bulan aku menyempatkan bermalam di rumahnya yang juga lebih sering ditinggali Ayah. Maklum Mama Winda adalah isteri termuda, meskipun berstatus janda.

    Bagiku sebenarnya sangat canggung memanggil Winda dengan sebutan Mama, jauh lebih cocok kalau aku memanggilnya Mbak Winda, karena usianya memang hanya lebih tua 6 tahun dariku. Wajahnya manis selayaknya orang Jogja, dan yang membuatku betah bermalam di rumahnya adalah toge pasar yang menjadi keunggulannya. Suatu saat, ketika aku masih kuliah.

    Seperti biasa, pada akhir pekan di minggu terakhir, aku membawa sepeda motorku dari kost menuju rumah Ayah dan Mama Winda. Rupanya saat itu Ayah sedang dinas ke Jakarta, mengunjungi Mama Nurlela, sehingga hanya ada Mama Winda dan anaknya dari suami pertamanya yang berusia 5 tahun bernama Yoga. Seperti biasa pula, aku membawakan cokelat buat adik tiriku itu.

    Saat datang, aku disambut oleh Yoga, sementara ibunya ternyata sedang mandi. Karena belum tahu kalau aku datang, Mama Winda keluar kamar mandi dengan santainya hanya berbalut handuk yang hanya aspel asal tempel. Melihat kehadiranku di ruang tengah, sontak Mama Winda kaget dan salah tingkah.

    Eh ada Mas Kemal.., serunya sedikit menjerit dan melakukan gerakan yang salah sehingga handuknya melorot hingga perut sehingga payudaranya yang sebesar pepaya tumpah keluar. Glek.., aku menelan ludah dan menatap nanar pada ibu tiriku yang bertoket brutal itu. Sayang sekali pemandangan indah itu hanya berlangsung sebentar karena Mama Winda segera berlari ke kamar.

    Dadaku berdegup kencang, birahiku langsung naik ke ubunubun. Ingin rasanya aku ikut berlari mengejar Mama Winda ke kamarnya, menubruknya dan meremas buah dada pepayanya. Sayang aku belum berani melakukannya.

    Aku hanya bisa manyun sambil bermain dengan adik tiriku sampai akhirnya sang ibu tiri keluar kamar. Tidak tangungtanggung, dia membungkus tubuh montoknya yang baru saja kulihat toket brutalnya dengan pakaian muslim, lengkap dengan jilbabnya.

    Mama Winda sehariharinya memang mengenakan jilbab. Birahiku langsung watering down layu sebelum berkembang. Sebagai pelampiasan, pada saat mandi aku menyempatkan diri untuk masturbasi, kebetulan ada tumpukan pakaian dalam kotor milik Mama Winda di dalam ember. Awalnya aku mengambil bra warna hitam dengan tulisan ukuran 36BB yang mulai memudar.

    Pantas besar seperti pepaya pikirku membayangkan dua buah dada besar milik Mama Winda yang sempat kulihat beberapa waktu lalu. Sambil membayangkan buah dada Mama Winda, aku mengambil celana dalam hitam Mama Winda dan menciuminya. Aroma khas vagina masih tertinggal di sana, mengantarkan masturbasiku dengan sabun mandi sampai akhirnya menyemprotkan sperma di dinding kamar mandi.

    Sesudah mandi aku menonton TV bersama Mama Winda dan adik tiriku. Kami mengobrol akrab sampai sekitar jam 8 adik tiriku minta ditemani mamanya untuk tidur.

    Sebelum menemani anaknya tidur, Mama Winda masuk kamarnya untuk bertukar pakaian tidur baru kemudian masuk kamar anaknya. Setelah anaknya tidur, Mama Winda keluar kamar dengan kostum tidurnya yang sama sekali berbeda dengan kostumnya tadi sore. Pakaian muslimnya yang tertutup berganti dengan gaun tidur warna putih yang meskipun tidak tipis tapi memperlihatkan bayangan lekuk tubuh montoknya, termasuk warna bra dan celana dalamnya yang berwarna ungu.

    Kontan birahiku langsung naik kembali. Wow Mbak Winda cantik sekali, pujiku tulus terhadap ibu tiriku yang memang tampak cantik dengan gaun tidur putih itu. Rambut panjangnya tergerai indah menghiasi wajah manisnya.

    Huss kalau Bapakmu tahu, bisa dimarahin kamu, panggil Mbak segala, serunya agak ketus namun tetap ramah. Bapak lagi ngelonin Mama Lela, mana mungkin dia marah, pancingku. Ih, apa sih hebatnya si Lela itu? Aku belum pernah ketemu, sergah Mama Winda.

    Nadanya mulai agak tinggi. Hmm menurut saya sih dan Bapak pernah cerita bahwa dia suka buah dada Mama Lela yang besar, sadar pancinganku mengena, aku segera melanjutkannya. Padahal tentu saja aku berbohong kalau bapak pernah cerita, tapi kalau ukuran buah dada, mana kutahu dengan pasti. Yang kutahu buah dada Mama Lela memang besar.

    Oh ya? , benar saja, emosi Mama Winda semakin meninggi. Dadanya ditarik seakan ingin menunjukkan padaku bahwa buah dadanya juga besar. Bapak kalau di rumah Mama Lela suka lupa diri, pernah mereka ML di dapur, padahal waktu itu ada saya, cerita bohongku berlanjut,mereka asyik doggy style dan tidak sadar kalau saya melihat mereka.

    Gila bener pasti si Lela itu gatelan dan tidak tahu malu ya?, sergah Mama Winda dengan emosi. Apanya yang gatelan Mbak?, tanyaku. Ya memeknya. , karena emosi, Mama Winda sudah tidak peduli omongan jorok yang keluar dari mulutnya,pasti sudah kendor tuh memeknya si Lela! Kalau punya Mbak pasti masih rapet ya?, tantangku.

    Pasti dong saya kan baru punya anak satu, kilahnya,dan saya kan sering senam kegel, Bapakmu gak akan kuat nahan sampai 5 menit, pasti KO. Ya lawannya udah tua, pasti Mbak menang KO terus, aku terus menyerang sambil menghampiri Mama Winda sehingga kami duduk berdekatan. Maksudmu apa Kemal?, Mama Winda mulai mengendus hasratku. Matanya membalas tatapan birahiku pada dirinya.

    Sekalikali Mbak harus uji coba dengan anak muda doong, jawabku enteng sambil tersenyum. Welehh makin berani kamu ya?, tangannya menepis tanganku yang mulai mencoba menjamah lengannya. Enggak berani ya Mbak?, tantangku semakin berani,melawan anak muda?. Gendeng kamu aku ini kan ibu tirimu, katanya berdalih. Ibu tiri yang cantik dan seksi, puji dan rayuku.

    Gombal kamu, serunya dengan wajah agak merah pertanda rayuanku mengena. Mbak Winda, aku terus berusaha,coba bayangkan Bapak sedang ML sama Mama Lela sekarang dan sementara Mbak Winda nganggur di sini. Terus?, pancingnya.

    Ya saya bisa memberikan sentuhan dan kepuasan yang lebih buat Mbak daripada yang diberikan Bapak, kataku persuatif. Kamu sudah gila Kemal, ibu tiriku masih nyerocos, namun tangannya kini tidak menolak ketika kupegang dan kuarahkan ke penisku yang sudah mengeras.

    Mungkin saya memang gila Mbak, tapi Bapak lebih gila, mungkin dia sekarang sedang nyedot susunya Mama Lela yang besar atau mungkin sedang jilatjilat memeknya, aku terus membakar Mama Winda. Huh Bapakmu enggak pernah jilat memek, ngarang kamu.., sergahnya. Oh ya? tapi dia pernah cerita kalau di hobby sekali menjilat memek Mama Lela.., aku terus berbohong sementara tanganku sudah aktif menarik rok Mama Winda ke atas sehingga kini pahanya yang montok dan putih sudah terlihat dan kubelaibelai.

    Kamu bohong, katanya pelan, suaranya sudah bercampur birahi. Ih bener Mbak, Bapak suka cerita yang begitu pada saya sejak saya kuliah di kedokteran, ceritaku. Awalnya Bapak ingin tahu apakah klitoris Mama Lela itu normal atau tidak, karena menurut Bapak, klitoris Mama Lela sebesar jari telunjuk. Tanganku semakin jauh menjamah, sampai di selangkangannya yang ditutup celana dalam ungu.

    Mama Winda sedikitpun tidak memberi penolakan, bahkan matanya semakin sayu. Stop Kemal, jangan ceritakan lagi si Lela sialan itu, pintanya,Kalau tentang aku, Bapakmu cerita apa? Eh maaf ya Mbak kata Bapak, memek Mbak agak becek, kataku bohong,Pernah Bapak bertanya pada saya apakah perlu dibawa ke dokter. Sialan Bapakmu itu waktu itu kan cuma keputihan biasa, sergah Mama Winda.

    Bagian bahwa gaun tidur putihnya sudah tersingkap semua, memperlihatkan pahanya yang montok dan putih serta gundukan selangkangannya yang tertutup kain segitiga ungu.

    Sungguh pemandangan indah, terlebih beberapa helai pubis (jembut) yang menyeruak di pinggiran celana dalamnya. Hmm coba saya cek ya Mbak, kataku sembari menurunkan wajah ke selangkangannya. Crup, kukecup mesra celana dalam ungu tepat di tengah gundukannya yang sudah tampak sedikit basah.

    Tersibak aroma khas vagina Mama Winda yang semakin membakar birahiku. Dengan sedikit tergesa aku menyibak pinggiran celana dalam ungu itu sehingga terlihatlah bibir surgawi Mama Winda yang sudah basah dikelilingi oleh pubis yang tumbuh agak liar. slrupp. slrupp.., tanpa menunggu lama aku sudah menjulurkan lidahku pada klitoris Mama Winda dan menjilatnya penuh nafsu.

    Mama Winda menggelinjang dan meremas kepalaku,Kamukamu bandel banget Kemal.okh okh. Kenapa saya bandel Mbak slruppp, tanyaku disela serangan oralku pada vagina Mama Winda. Okhkamu kamu menjilat memek ibu tirimuOkhhh.edannn kamu apakan itilku Kemal??, teriaknya ketika aku mengulum dan menyedot klitorisnya.

    Kini 100% aku sudah menguasai Mama Winda. Wanita itu sudah pasrah padaku, bahkan dia membantuku melucuti celana dalamnya sehingga aku semakin mudah melakukan oral seks. Sambil terus menjilat, aku memasukkan jari telunjukku ke liang vaginanya yang sudah terbuka dan basah. Oooohh. edannn. enak Kemal, jeritnya sambil menggelinjang, menikmati jariku yang mulai keluar masuk liang vaginanya.

    Bahasa tubuh Mama Winda semakin menggila tatkala jari tengahku ikut nimbrung masuk liang kenikmatannya bersama jari telunjuk. Maka tak sampai 5 menit, aku berhasil membuat ibu tiriku berteriak melepas orgasmenya.

    Okh.. edannn.aku puassss.okh.., tubuh Mama Winda melejatlejat seirama pijatan dinding vaginanya pada dua jariku yang berada di dalamnya. Setelah selesai menggapai orgasmenya, bahasa tubuh Mama Winda memberi sinyal padaku untuk dipeluk.

    Akupun memeluk dan mencium bibirnya dengan mesra. Dia membalas ciumanku dengan penuh semangat. Enak kan Mbak?, tanyaku basabasi. Heeh, dia mengangguk dan terus menciumiku. Tapi saya belum selesai periksanya lho Mbak, kataku manja.

    He3x kamu benarbenar calon dokter yang bandel Kemal, dia terkekeh senang,Kamu mau periksa apa lagi heh? Periksa yang ini Mbak, kataku seraya meremas buah pepaya yang masih terbungkus gaun tidur dan bra. Ohh iya tuh sering nyeri Dok, candanya,minta diremasremas he3x.

    Sejenak kemudian Mama Winda sudah melucuti gaun tidurnya dan mempersilahkanku untuk membuka bra ungunya yang tampak tak sanggup menahan besar buah dadanya. Hmmm slrupp , dengan penuh nafsu aku segera menciumi buah dada besar itu dan mengulum putingnya yang juga besar. Warna putingnya sudah gelap menghiasi buah dadanya yang masih lumayan kencang.

    Pantas Bapak ketagihan pikirku sambil terus menikmati buah dada impianku itu. Kemal., panggil Mama Winda mesra,Mana kontolmu? ayo kasih lihat ibu tirimu ini, hi3x. Aku segera menurut dan menanggalkan celana panjang dan sekaligus celana dalamku, memperlihatkan batang penisku yang dari tadi sudah mengeras dan mengacung ke atas.

    woww lebih besar punya kamu Mal daripada punya Bapakmu, puji Mama Winda seraya menggenggam penisku. Sejenak kemudian ibu tiriku sudah mengemut penisku penuh nafsu. Weleh. udah kedutkedut kontolnya minta memek ya?candanya, Sini masuk memek Mama Mama Winda mengangkang, membuka pahanya lebarlebar di sofa tengah, membuka jalan penisku memasuki liang surgawinya yang sudah becek.

    Setelah penisku melakukan penetrasi, kedua kakinya dirapatkan dan diangkat sehingga liang vaginanya terasa sempit, membuat penisku semakin betah keluar masuk. Seperti promosinya di awal, Mama Winda mengerahkan kemampuannya melakukan kontraksi dinding vagina (kegel) sehingga penisku terasa terjepit dan terhisap, namun seperti sudah kuduga, aku bukan tipe yang mudah dikalahkan. Aku bahkan balik menyerang dengan mengusap dan memijit klitorisnya sambil terus memompa vaginanya.

    Okh kamu sudah ahli ya Kemal?. kamu sering ngentot ya?, Mama Winda mulai mengelinjanggelinjang lagi, menikmati permainan penis dan pijatan pada klitorisnya. Semakin lama aku rasakan dindingdinding vaginanya semakin mengeras pertanda dia sudah dengan dekat orgasme keduanya. Aku semakin mempercepat kocokan penisku pada vaginanya, berupaya meraih orgasme bersamaan.

    Mbak saya semprot di dalam ya?.. tanyaku basabasi. Semprot Kemalokh semprot aja yang banyakokh. Mama Winda terus mendesahdesah, wajahnya semakin mesum. Akhirnya dia kembali berteriak. Okhhh.. ayo. okh. semprot Kemal semprot memek Mama., jeritan jorok, wajah mesumnya dan sedotan vaginanya membuatku juga tidak tahan lagi.

    Yesss..yess., akupun menjerit kecil menikmati orgasmeku dengan semprotan mani yang menurutku cukup banyak ke dalam rahim Mama Winda, ibu tiriku. Orgasme yang spektakuler itu berlangsung hampir menit dan disudahi lagi dengan pelukan dan ciuman mesra.

    Terima kasih Kemal, katanya mesra,Enak banget, hi3x. Samasama Mbak, nanti saya kasih obat anti hamil, jawabku sambil melihat lelehan maniku di vaginanya. Hi3x enggak apa lagi tapi peju kami memang banyak banget nihhhhi3x Mama Winda terkekeh girang melihat lelehan mani putihku di vaginanya.

    Kapankapan pakai kondom ya. mahasiswa kedokteran kok enggak siap kondom, hi3x. candanya. Yaa saya kan alim Mbak he3x Ha3x. bohong banget, kamu jago gitu pasti udah sering ngentot ya?, tanyanya penuh keingintahuan. Pernah sih sekali dua kali waktu main di Jakarta kataku jujur sambil mengingat PSK di panti pijat yang pernah kudatangi di Jakarta. Jakarta? heeee. jangan2x kamu. Agen Joker123

    main sama Lela sialan itu, iya??? sorot matanya berubah, agak emosi,pantes kamu cerita buah dada Lela besar, klitorisnya juga besar jangan2x kamu sudah main sama Lela juga ya?. Enggak Mbak. bukan sama Mama Lela sumpah! seruku berkilah. Awas kamu kalau main sama Lela serunya dengan nada cemburu. Wajahnya yang mesum tampak manja. Saya janji tidak akan main sama Mama Lela kalau Mbak rutin kasih jatah sayahe3x., pintaku manja.

    Mama Winda memeluk dan menciumku mesra,Baik kalau Bapak enggak ada, aku SMS aku ya. Siip saya bawa kondom dehhe3x. kataku girang. Kami bermesraan sampai akhirnya on kembali dan melanjutkan satu ronde pertempuran sebelum pergi tidur. Itu adalah pengalaman pertamaku dengan ibu tiriku, dan tentu saja bukan yang terakhir. Setiap ada waktu, Mama Winda dengan semangat mengirim SMS dan aku segera datang memenuhi hasrat binal ibu tiriku.

    Bahkan saking ngebetnya, pernah Mama Winda mengajak aku bertemu di luar rumah karena ada Bapak di rumah. Bagaimana kisahnya? Nantikan edisi berikutnya. Petualanganku juga tak berhenti pada Mama Winda, karena aku masih punya satu ibu tiri di Jakarta, Mama Lela, yang juga tak kalah montok dengan Mama Winda.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Seks Cicipi meki anak pelajar SMP

    Cerita Seks Cicipi meki anak pelajar SMP


    1517 views

    Perawanku – Cerita Seks Cicipi meki anak pelajar SMP, Suatu hari aku ke Jakarta, Ketika aku sampai ke rumah kakakku, aku melihat ada tamu, rupanya ia adalah teman kuliah kakakku waktu dulu. Aku dikenalkan kakakku kepadanya. Rupanya ia sangat ramah kepadaku.

    Usianya 40 tahun dan sebut saja namanya Diky. Ia pun mengundangku untuk main ke rumahnya dan dikenalkan pada anak-istrinya. Istrinya, Aivi, 7 tahun lebih muda darinya, dan putrinya, Sinta, duduk di kelas 2 SMP.

    Kalau aku ke Jakarta aku sering main ke rumahnya. Dan pada hari Senin, aku ditugaskan oleh Diky untuk menjaga putri dan rumahnya karena ia akan pergi ke Malang, ke rumah sakit untuk menjenguk saudara istrinya.

    Menurutnya sakit demam berdarah dan dirawat selama 3 hari. oleh karena itu ia minta cuti di kantornya selama 1 minggu. Ia berangkat sama istrinya, sedangkan anaknya tidak ikut karena sekolah.

    Setelah 3 hari di rumahnya, suatu kali aku pulang dari rumah kakakku, karena aku tidak ada kesibukan apapun dan aku pun menuju rumah Diky. Aku pun bersantai dan kemudian menyalakan VCD. Selesai satu film.

    Saat melihat rak, di bagian bawahnya kulihat beberapa VCD porno. Karena memang sendirian, aku pun menontonnya. Sebelum habis satu film, tiba-tiba terdengar pintu depan dibuka. Aku pun tergopoh-gopoh mematikan televisi dan menaruh pembungkus VCD di bawah karpet.

    Hallo, Oom Chandra..!” Sinta yang baru masuk tersenyum.
    “Eh, tolong dong bayarin Bajaj.. uang Sinta sepuluh-ribuan, abangnya nggak ada kembalinya.”

    Aku tersenyum mengangguk dan keluar membayarkan Bajaj yang cuma dua ribu rupiah.
    Saat aku masuk kembali.., pucatlah wajahku! Sinta duduk di karpet di depan televisi, dan menyalakan kembali video porno yang sedang setengah jalan. Dia memandang kepadaku dan tertawa geli.

    “Ih! Oom Chandra! Begitu, tho, caranya..? Sinta sering diceritain temen-temen di sekolah, tapi belom pernah liat.”
    Gugup aku menjawab, “Sinta.. kamu nggak boleh nonton itu! Kamu belum cukup umur! Ayo, matiin.”
    “Aahh, Oom Chandra. Jangan gitu, dong! Tu, liat.. cuma begitu aja! Gambar yang dibawa temen Sinta di sekolah lebih serem.”

    Tak tahu lagi apa yang harus kukatakan, dan khawatir kalau kularang Sinta justru akan lapor pada orangtuanya, aku pun ke dapur membuat minum dan membiarkan Sinta terus menonton. Dari dapur aku duduk-duduk di beranda belakang membaca majalah.

    Sekitar jam 7 malam, aku keluar dan membeli makanan. Sekembalinya, di dalam rumah kulihat Sinta sedang tengkurap di sofa mengerjakan PR, dan.. astaga! Ia mengenakan daster yang pendek dan tipis.

    Tubuh mudanya yang sudah mulai matang terbayang jelas. Paha dan betisnya terlihat putih mulus, dan pantatnya membulat indah. Aku menelan ludah dan terus masuk menyiapkan makanan.
    Setelah makanan siap, aku memanggil Sinta.

    Dan.., sekali lagi astaga.. jelas ia tidak memakai BH, karena puting susunya yang menjulang membayang di dasternya. Aku semakin gelisah karena penisku yang tadi sudah mulai “bergerak”, sekarang benar-benar menegak dan mengganjal di celanaku.

    Selesai makan, saat mencuci piring berdua di dapur, kami berdiri bersampingan, dan dari celah di dasternya, buah dadanya yang indah mengintip. Saat ia membungkuk, puting susunya yang merah muda kelihatan dari celah itu. Aku semakin gelisah. Selesai mencuci piring, kami berdua duduk di sofa di ruang keluarga.

    “Oom, ayo tebak. Hitam, kecil, keringetan, apaan..!”
    “Ah, gampang! Semut lagi push-up! Khan ada di tutup botol Fanta! Gantian.. putih-biru-putih, kecil, keringetan, apa..?”
    Sinta mengernyit dan memberi beberapa tebakan yang semua kusalahkan.
    “Yang bener.. Sinta pakai seragam sekolah, kepanasan di Bajaj..!”
    “Aahh.. Oom Chandra ngeledek..!”
    Sinta meloncat dari sofa dan berusaha mencubiti lenganku. Aku menghindar dan menangkis, tapi ia terus menyerang sambil tertawa, dan.. tersandung!

    Ia jatuh ke dalam pelukanku, membelakangiku. Lenganku merangkul dadanya, dan ia duduk tepat di atas batang kelelakianku! Kami terengah-engah dalam posisi itu. Bau bedak bayi dari kulitnya dan bau shampo rambutnya membuatku makin terangsang.

    Dan aku pun mulai menciumi lehernya. Sinta mendongakkan kepala sambil memejamkan mata, dan tanganku pun mulai meremas kedua buah dadanya.

    Nafas Sinta makin terengah, dan tanganku pun masuk ke antara dua pahanya. Celana dalamnya sudah basah, dan jariku mengelus belahan yang membayang.
    “Uuuhh.. mmhh..” Sinta menggelinjang.

    Kesadaranku yang tinggal sedikit seolah memperingatkan bahwa yang sedang kucumbu adalah seorang gadis SMP, tapi gairahku sudah sampai ke ubun-ubun dan aku pun menarik lepas dasternya dari atas kepalanya.

    Aahh..! Sinta menelentang di sofa dengan tubuh hampir polos!
    Aku segera mengulum puting susunya yang merah muda, berganti-ganti kiri dan kanan hingga dadanya basah mengkilap oleh ludahku. Tangan Sinta yang mengelus belakang kepalaku dan erangannya yang tersendat membuatku makin tak sabar.

    Aku menarik lepas celana dalamnya, dan.. nampaklah bukit kemaluannya yang baru ditumbuhi rambut jarang. Bulu yang sedikit itu sudah nampak mengkilap oleh cairan kemaluan Sinta. Aku pun segera membenamkan kepalaku ke tengah kedua pahanya.

    “Ehh.. mmaahh..,” tangan Sinta meremas sofa dan pinggulnya menggeletar ketika bibir kemaluannya kucium.
    Sesekali lidahku berpindah ke perutnya dan mengemut perlahan.
    “Ooohh.. aduuhh..,” Sinta mengangkat punggungnya ketika lidahku menyelinap di antara belahan kemaluannya yang masih begitu rapat.

    Lidahku bergerak dari atas ke bawah dan bibir kemaluannya mulai membuka. Sesekali lidahku akan membelai kelentitnya dan tubuh Sinta akan terlonjak dan nafas Sinta seakan tersedak. Tanganku naik ke dadanya dan meremas kedua bukit dadanya. Putingnya sedikit membesar dan mengeras.

    Ketika aku berhenti menjilat dan mengulum, Sinta tergeletak terengah-engah, matanya terpejam. Tergesa aku membuka semua pakaianku, dan kemaluanku yang tegak teracung ke langit-langit, kubelai-belaikan di pipi Sinta.

    “Mmmhh.. mmhh.. oohhmm..,” ketika Sinta membuka bibirnya, kujejalkan kepala kemaluanku.
    Mungkin film tadi masih diingatnya, jadi ia pun mulai menyedot. Tanganku berganti-ganti meremas dadanya dan membelai kemaluannya.

    Segera saja kemaluanku basah dan mengkilap. Tak tahan lagi, aku pun naik ke atas tubuh Sinta dan bibirku melumat bibirnya. Aroma kemaluanku ada di mulut Sinta dan aroma kemaluan Sinta di mulutku, bertukar saat lidah kami saling membelit.

    Dengan tangan, kugesek-gesekkan kepala kemaluanku ke celah di selangkangan Sinta, dan sebentar kemudian kurasakan tangan Sinta menekan pantatku dari belakang.
    “Ohhmm, mam.. msuk.. hh.. msukin.. Omm.. hh.. ehekmm..”

    Perlahan kemaluanku mulai menempel di bibir liang kemaluannya, dan Sinta semakin mendesah-desah. Segera saja kepala kemaluanku kutekan, tetapi gagal saja karena tertahan sesuatu yang kenyal. Aku pun berpikir, apakah lubang sekecil ini akan dapat menampung kemaluanku yang besar ini.

    Terus terang saja, ukuran kemaluanku adalah panjang 15 cm, lebarnya 4,5 cm sedangkan Sinta masih SMP dan ukuran lubang kemaluannya terlalu kecil.

    Tetapi dengan dorongan nafsu yang besar, aku pun berusaha. Akhirnya usahaku pun berhasil. Dengan satu sentakan, tembuslah halangan itu. Sinta memekik kecil, dahinya mengernyit menahan sakit. Kuku-kuku tangannya mencengkeram kulit punggungku.

    Aku menekan lagi, dan terasa ujung kemaluanku membentur dasar padahal baru 3/4 kemaluanku yang masuk. Lalu aku diam tidak bergerak, membiarkan otot-otot kemaluan Sinta terbiasa dengan benda yang ada di dalamnya.

    Sebentar kemudian kernyit di dahi Sinta menghilang, dan aku pun mulai menarik dan menekankan pinggulku. Sinta mengernyit lagi, tapi lama kelamaan mulutnya menceracau.
    “Aduhh.. sshh.. iya.. terusshh.. mmhh.. aduhh.. enak.. Oomm..”

    Aku merangkulkan kedua lenganku ke punggung Sinta, lalu membalikkan kedua tubuh kami hingga Sinta sekarang duduk di atas pinggulku. Nampak 3/4 kemaluanku menancap di kemaluannya. Tanpa perlu diajarkan, Sinta segera menggerakkan pinggulnya, sementara jari-jariku berganti-ganti meremas dan menggosok dada, kelentit dan pinggulnya, dan kami pun berlomba mencapai puncak.

    Lewat beberapa waktu, gerakan pinggul Sinta makin menggila dan ia pun membungkukkan tubuhnya dan bibir kami berlumatan. Tangannya menjambak rambutku, dan akhirnya pinggulnya menyentak berhenti. Terasa cairan hangat membalur seluruh batang kemaluanku.

    Setelah tubuh Sinta melemas, aku mendorong ia telentang. Dan sambil menindihnya, aku mengejar puncakku sendiri. Ketika aku mencapai klimaks, Sinta tentu merasakan siraman air maniku di liangnya, dan ia pun mengeluh lemas dan merasakan orgasmenya yang ke dua.

    Sekian lama kami diam terengah-engah, dan tubuh kami yang basah kuyup dengan keringat masih saling bergerak bergesekan, merasakan sisa-sisa kenikmatan orgasme.

    “Aduh, Oom.. Sinta lemes. Tapi enak banget.”

    Aku hanya tersenyum sambil membelai rambutnya yang halus. Satu tanganku lagi ada di pinggulnya dan meremas-remas. Kupikir tubuhku yang lelah sudah terpuaskan, tapi segera kurasakan kemaluanku yang telah melemas bangkit kembali dijepit liang vagina Sinta yang masih amat kencang.

    Aku segera membawanya ke kamar mandi, membersihkan tubuh kami berdua dan.. kembali ke kamar melanjutkan babak berikutnya. Sepanjang malam aku mencapai tiga kali lagi orgasme, dan Sinta.. entah berapa kali.

    Begitupun di saat bangun pagi, sekali lagi kami bergumul penuh kenikmatan sebelum akhirnya Sinta kupaksa memakai seragam, sarapan dan berangkat ke sekolah.

    Kembali ke rumah Diky, aku masuk ke kamar tidur tamu dan segera pulas kelelahan. Di tengah tidurku aku bermimpi seolah Sinta pulang sekolah, masuk ke kamar dan membuka bajunya, lalu menarik lepas celanaku dan mengulum kemaluanku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Antara Adik Dan Kakak

    Cerita Sex Antara Adik Dan Kakak


    4123 views

    Perawanku – Cerita Sex Antara Adik Dan Kakak, Gila bgt deh adegannya. Gua pikir kok bisa ya. Eh, gua berani gak ya ngelakuin itu ama adek gua yang masih SMP? tapi khan adek gua masih polos bgt, kalo di film ini mah udah jago and pro, pikir gua dalam hati. Lagi nonton plus mikir gimana caranya ngelakuin ama adek gua, eh, bel bunyi. Wah, teryata adek gua, si Dina ama temennya dateng. Sial, mana filmnya belum selesai lagi. Langsung gua simpen aja tuh VCD, trus gua bukain pintu. Dina ama temennya masuk. Eh, temennya manis juga lho.

    “Dari mana lo?” tanya gua. “Dari jalan donk. Emang kaya kakak, ngedekem mulu di rumah,” jawabnya sambil manyun. “Gua juga sering jalan tau, emang elo doank. Cuman sekarang lagi males,” kata gua. “Oh iya, kak. Kenalin nih temen gua, namanya Anti. temen sekelas gua,” katanya. akhirnya gua kenalan ama tuh anak. Tiba-tiba si Dina nanya.
    “liat VCD Boyzone gua gak?” “Tau’, cari aja di laci,” kata gua. Eh, dia ngebuka tempat gua naro VCD bokep. Gua langsung gelagapan.
    “Eh, bukan disitu…” kata gua panik. “Kali aja ada,” katanya. Telat. Belum sempet gua tahan dia udah ngeliat VCD xxx yang covernya lumayan hot itu, kalo yang x2 sih gak pake gambar. “Idih… kak. Kok nonton film kaya begini?” katanya sambil mandang jijik ke VCD itu. Temennya sih senyam-senyum aja. “Enggak kok, gua tadi dititipin ama temen gua,” jawab gua bohong. “Bohong bgt.
    Ngapain juga kalo dititipin nyasar ampe di laci ini,” katanya.
    “Kak, ini film jorok kan? Nnnggg… kaya apa sih?” tanyanya lagi. Gua ketawa aja dalam hati. Radi jijik, kok sekarang malah penasaran.
    “Elo mo nonton juga?” tanya gua. “Mmmmm…. jijik sih… tapi… penasaran kak…,” katanya sambil malu-malu. “Anti, elo mo nonton juga gak?” tanyanya ke temannya. “Gua mah asyik aja. Lagian gua udah pernah kok nonton film kaya begitu” jawab temannya.
    “Gimana… jadi nggak? keburu mama ama papa pulang nih,” desakku. “Ayo deh. Tapi kalo gua jijik, dimatiin ya?” katanya. “Enak aja lo, elo kabur aja ke kamar,” jawab gua. Lalu VCD itu gua nyalain. Jreeeeng… dimulailah film tsb. Gua nontonnya sambil sesekali mandangin adek gua ama temennya. Si Anti sih keliatannya tenang nontonnya, udah expert kali ya? Kalo adek gua keliatan bgt baru pertama kali nonton film kaya begitu.
    Dia keliatan takut-takut. Apalagi pas adegan rudalnya cowo diisep. Mana tuh rudal gedenya minta ampun. “Ih, jijik bgt…” kata Dina. Pas adegan ML kayanya si Dina udah gak tahan. Dia langsung kabur ke kamar.
    “Yeee, malah kabur,” kata Anti. “Elo masih mo nonton gak?” tanya gua ke si Anti. “Ya, terus aja,” jawabnya. Wah, boleh juga nih anak. Kayanya, bisa nih gua main ama dia. Tapi kalo dia marah gimana? pikir gua dalem hati. Ah, gak apa-apa kok. Gak sampe ML ini. Sambil nonton, gua duduknya ngedeket ama dia.
    Dia masih terus serius nonton. Lalu gua coba pegang tangannya. Pertama dia kaget tapi dia nggak berusaha ngelepas tangannya dari tangan gua. Kesempatan besar, pikir gua . Gua elus aja lehernya. Dia malah memejamkan matanya. Kayanya dia menikmatin bgt. Wow, tampangnya itu lho… manis!! Gua jadi pengan nekat. Waktu dia masih merem, gua deketin bibir gua ke bibir dia. Akhirnya bersentuhanlah bibir kita. Karena mungkin emang udah jago, si Anti malah ngajakin french kiss. Lidah dia masuk ke mulut gua dan bermain-main di dalem mulut.
    Sial, jagoan dia daripada gua. Masa gua dikalahin ama anak SMP sih. Sambil kita berfrench kiss, gua berusaha masukkin tangan gua ke balik bajunya. Nyari sebongkah buah dada imut. Ukuran toketnya gak begitu gede, tapi kayanya sih sexy. Soalnya badan si Anti itu gak gede tapi gak kurus, dan tubuhnya itu putih. Begitu ketemu toketnya, langsung gua pegang dan gua raba-raba. Tapi masih terbungkus ama bra-nya.
    “Baju elo gua buka ya?” tanya gua. Dia ngangguk aja sambil mengangkat tangannya ke atas. Gua buka bajunya. Sekarang dia tinggal pake bra warna pink dan celana panjang yang masi h dipake.
    Shit!! kata gua dalem hati. Mulus bgt! Gua buka aja bra-nya. toketnya bagus, runcing dan putingnya berwarna pink. Langsung gua jilatin toketnya… dia mendesah… Gua jadi makin terangsang. Gua jadi pengan ngent*tin dia. Tapi gua belom pernah ML jadi gua gak berani. Tapi kalo sekitar dada aja sih gua lumayan tau. Gimana ya? Tiba-tiba pas gua lagi ngejilatin toketnya si Anti, adik gua keluar dari kamar. Kita sama-sama kaget. Dia kaget ngeliat apa yang kakak dan temennya perbuat. Gua dan Anti kaget pas ngeliat Dina keluar dari kamar.
    Si Anti buru-buru pake bra dan bajunya lagi. Si Dina langsung masuk ke kamarnya lagi. Kayanya dia shock ngeliat apa yang kita berdua lakuin. Si Anti langsung pamit mo pulang.
    “Bilang ama Dina ya…. sorry,” kata Anti. “Gak apa-apa kok,” jawab gua. Akhirnya dia pulang. gua ketok kamarnya Dina. Gua pengen ngejelasin. Eh, dianya diem aja. Masih kaget kali ya, pikir gua. Gua tidur aja, dan ternyata gua ketiduran ampe malem. Pas kebangun, gua gak bisa tidur lagi. Gua keluar kamar.
    Nonton tv ah, pikir gua. Pas sampe di depan TV ternyata adek gua lagi tidur di kursi depan TV. Pasti ketiduran lagi nih anak, kata gua dalam hati. Gara-gara ngeliat dia tidur dengan agak “terbuka” tiba-tiba gua jadi keinget ama film x2 yang belom selesai gua tonton, yang ceritanya tentang hubungan sex antara adek dan kakak, ditambah hasrat gua yang gak kesampaian pas sama Anti tadi. Ketika adek gua ngegerakin kakinya membuat roknya tersingkap, dan terlihatlah CD-nya. Begitu ngeliat cd nya gua jadi semakin nafsu. Tapi gua takut. Ini kan adek gua sendiri masa gua ent*tin sih. Tapi dorongan nafsu semakin menggila. Ah, gua pelorotin aja cdnya.
    Eh, ntar kalo dia bangun gimana? ah, cuek aja. Begitu CD-nya turun semua, wow, bel ahan vaginanya terlihat masih amat rapet dan di hiasi bulu-bulu halus yang baru tumbuh. Gua coba sentuh… hmmm, halus sekali. Gua sentuh garis vagina-nya. Tiba-tiba dia menggumam. Gua jadi kaget. Gua ngerasa di ruang TV terlalu terbuka. Gua rapiin lagi pakaian adek gua, truss gua gendong ke kamarnya dia. Sampe di kamar dia… it’s show time, pikir gua. Gua tidurin dia di kasurnya. Gua bukain bajunya. Ternyata dia gak pake bra. Wah, payah juga nih adek gua.
    Ntar kalo toketnya jadi turun gimana. Begitu bajunya kebuka, toket mungilnya menyembul. Ih, lucu bentuknya. Masih kecil toketnya tapi lumayan ada. Gua coba isep putingnya… hmmm…. nikmat! Toket dan putingnya begitu lembut. Eh, tiba-tiba dia bangun!!
    “Kak… ngapain lo!!” teriaknya sambil mendorong gua. Gua kaget bgt. “Ngg… ngg… nggak kok, gua cuman pengen nerusin tadi pas sama si Anti. Gak papa kan?” jawab gua ketakutan.
    Gua berharap bonyok gua gak ngedenger teriakan adek gua yang agak keras tadi. Dia nangis. “Sorry ya Din. Gua salah, abis elo juga sih ngapain tidur di ruang TV dengan keadaan seperti itu. Gak pake bra lagi,” kata gua. “Jangan bilang sama mama dan papa ya, please…,” kata gua. Dia masih nangis. Akhirnya gua tinggalin dia. Aduh, gua takut ntar dia nga du. Sejak saat itu gua kalo ketemu dia suka canggung.
    Kalo ngomong paling seadanya aja. Tapi gua masih penasaran. Gua masih pengen nyoba lagi untuk ngegituin Dina. Sampai pada suatu hari, adek gua lagi sendiri di kamar. Gua coba masuk.
    “Din, lagi ngapain elo,” gua nyoba untuk beramah tamah. “Lagi dengerin kaset,” jawabnya. “Yang waktu itu, elo masih marah ya….” tanya gua. “….
    ” dia diem aja. “Sebenernya gua… gua… pengen nyoba lagi….” gila ya gua nekat bgt. Dia kaget dan pas dia mo ngomong sesuatu langsung gua deketin mukanya dan langsung gua cium bibirnya.
    “Mmhhpp… kakk…. mmmhph…” dia kaya mo ngomong sesuatu. Tapi akhirnya dia diem dan mengikuti permainan gua untuk ciuman. Sambil ciuman itu tangan gua mencoba meraba-raba toketnya dari luar. Pertama ngerasain toketnya diraba, dia menepis tangan gua. Tapi gua terus berusaha sambil tetap berciuman. Setelah beberapa menit berciuman sambil meraba-raba toket, gua mencoba membuka bajunya. Eh, kok dia langsung mau aja dibuka ya? Mungkin dia lagi merasakan kenikmatan yang amat sangat dan pertama kali dirasakannya. Begitu dibuka, langsung gua buka bra-nya. Gua jilatin putingnya dan sambil mengusap dan mneremas- remas toket yang satunya. Walaupun toket adek gua itu masih agak kecil, tapi dapat memberikan sensasi yang tak kalah dengan toket yang gede.
    Ketika lagi di isep-isep, dia mendesah,
    “Sshh… ssshhhh…. ahhh, enak, kak….” Setelah gua isepin, putingnya menjadi tegang dan agak keras. Truss gua buka celana gua dan gua keluarin “adek” gua yang udah lumayan tegang. Pas dia ngeliat, dia agak kaget. Soalnya dulu kita pernah mandi bareng pas
    “punya” gua masih kecil. Sekarang kan udah gede donk. Gua tanya ama dia,
    “berani untuk ngisep punya gua gak? ntar punya elo juga gua isepin deh, kita pake posisi 69″ “69… apa’an tuh?” tanyanya. “Posisi di mana kita saling mengisap dan ngejilatin punyanya partner kita pada saat berhubungan.” jelas gua.
    “Oooo…” Langsung gua ngebuka celana dia dan CDnya dia. Kita langsung ngambil posisi 69.
    Gua buka belahan vaginanya dan terlihatlah klentitnya seperti bentuk kacang di dalem vaginanya itu. Ketika gua sentuh pake lidah, dia mengerang, “Ahhhh… kakak nyentuh apanya sih kok enak bgt….” tanyanya. “Elo mestinya ngejilatin dan ngisep punya gua donk. Masa elo doank yang enak,” kata gua. “Iya kak, abis takut dan geli sih…” jawabnya. “Jangan bayangin yang bukan-bukan dong. Bayangin aja keenakan elo,” kata gua lagi. Saat itu juga dia langsung menjilat punya gua. Dia ngejilatin kepala anu gua dengan perlahan. Uuhhh…. enak bener.
    Truss dia mulai ngejilatin seluruh dari batang gua. Lalu dia masukkin punya gua ke mulutnya dan mulai menghisapnya. Ooohhhh…. gila bener. Dia ternyata berbakat. Isepannya ngebuat gua jadi hampir keluar. “Stop… eh, Din, stop dulu,” kata gua. “lho knapa?” tanya nya. “T ahan dulu ntar gua keluar,” jawab gua. “Lho emang kenapa kalo keluar?” tanyanya lagi. “Ntar game over,” kata gua. Ternyata adek gua emang belom ngerti masalah seks. Bener-bener polos. Akhirnya jelasin kenapa kalo cowo udah keluar gak bisa terus pemainannya. Akhirnya dia mulai mengerti. Posisi kita udah gak 69 lagi, jadi gua aja yang bekerja. Kemudian gua terusin ngisepin vaginanya dan klentitnya. Dia terus menerus mendesah dang mengerang.
    “Kak Iwan… terus kak… disitu… iya disitu… oohhhhh…. ssshhhh….” Gua terus menghisap dan menjilatinya. Dia menjambak rambut gua. Sambil matanya merem melek. Akhirnya gua udah dalam kondisi fit lagi (tadi kan kondisinya udah mo keluar).
    Gua tanya sama adek gua, “Elo berani ML gak?” “…” dia diem. “Gua pengen ML, tapi terserah elo… gua gak maksa,” kata gua.
    “Sebenerya gua takut. Tapi udah kepalang tanggung nih…. gua lagi on air,” kata dia.
    “Ok… jadi elo mau ya?” tanya gua lagi. “…” dia diem lagi.
    “Ya udah deh, kayanya elo mau,” kata gua. “Tapi tahan sedikit. Nanti agak sakit awalnya. Soalnya elo baru pertama kali,” kata gua.
    “…” dia diem aja sambil menatap kosong ke langit-langit. Gua buka kedua belah pahanya lebar-lebar. Keliatan bibir vaginanya yang masih sempit itu. Gua arahin ke lobang vagina nya. Begitu gua sentuhin pala anu gua ke vaginanya, Dina menarik nafas panjang, dan keliatan sedikit mengeluarkan air mata.
    “Tahan ya din….” Langsung gua dorong anu gua masuk ke dalem vaginanya. Tapi masih susah, soalnya masih sempit bgt. Gua terus nyoba mendorong anu gua… dan… bleesss… Masuk juga pala anu gua. Dina agak teriak,
    “akhhh sakit kak….” “Tahan ya Din…” kata gua. Gua terus mendorong agar masuk semua. Akhirnya masuk semua anu gua ke dalam selangkangan adek gua sendiri.
    “Ahhh… kak… sakit kak… ahhhh.” Setelah masuk, langsung gua goyang maju mundur, keluar masuk vaginanya. “Ssshhh… sakittt kakk…. ahhh… enak… kak, terussss… goyang kakk…” Dia jadi mengerang tidak keruan. Setelah beberapa menit dengan posisi itu, kita ganti dengan posisi dog style. Dina gua suruh nungging dan gua masukkin ke vaginanya lewat belakang. Setelah masuk, terus gua genjot. Tapi dengan keadaan dog style itu ternyata Dina langsung mengalami orgasme. Terasa sekali otot-otot di dalam vaginanya itu seperti menarik anu gua untuk lebih masuk.
    “Ahhhhh… ahhha… gua lemess bgt… kak,” rintihnya dan dia jatuh telungkup. Tapi gua belom orgasme. Jadi gua terusin aja. Gua balik bad annya untuk tidur terlentang. Truss gua buka lagi belahan pahanya. Gua masukkin anu gua ke dalam vaginanya. Padahal dia udah kecapaian. “Kak, udah dong. Gua udah lemes…” pintanya. “Sebentar lagi ya…” jawab gua. Tapi setelah beberapa menit gua genjot, eh, dianya seger lagi.
    “kak, yang agak cepet lagi dong…” katanya. Gua percepat dorongan dan genjotan gua.
    “Ya… kaya… gitu dong… sssshh… ahhh.. uhuuh,” desahannya makin maut aja. Sambil ngegenjot, tangan gua meraba-raba dan meremas toketnya yang mungil itu. Tiba-tiba gua seakan mau meledak, ternyata gua mo orgasme.
    “Ahhh, Din gua mo keluar…. ahhh…” Ternyata saat yang bersamaan dia orgasme juga. Anu gua sperti dipijat- pijat di dalem. Karena masih enak, gua ngeluarinnya di dalem vaginanya.
    Ntar gua suruh minum pil KB aja supaya gak hamil, pikir gua dalam hati. Setelah orgasme bareng itu gua cium bibirnya sebentar. Setelah itu gua dan dia akhirnya ketiduran dan masih dalam keadaan bugil dan berkeringat di kamar gara-gara kecapaian. Ketika bangun, gua denger dia lagi merintih sambil menangis.
    “Kak, gimana nih. Punya gua berdarah banyak,” tangisnya. Gua liat ternyata di kasurnya ada bercak darah yang cukup banyak. Dan vaginanya agak sedikit melebar.
    Gua kaget ngeliatnya. Gimana nih jadinya?
    “Kak, gua udah gak perawan lagi ya?” tanyanya. “…” gua diem aja. Abis mo jawab apa. Gila… gua udah merenggut keperawanan adek gua sendiri. “Kak, punya gua gak apa-apakan?” tanyanya lagi.
    “Berdarah begini wajar untuk pertama kali,” kata gua. Tiba-tiba, gara-gara ngeliat dia gak pake CD dan memperlihatkan vaginanya yang agak melebar itu ke gua, anu gua “On” lagi. Gua elus-elus aja vagina adek gua itu. Truss gua suruh dia tiduran lagi.
    “Mo diapain lagi gua kak?” tanyanya. “Nggak, gua pengen liat apa punya elo baik-baik aja,” kata gua sambil bohong, padahal gua pengen menikmati lagi. Pas dia tiduran, gua buka belahan vaginanya. Emang sih jadi lebih lebar dan masih ada sisa sedikit darah mengering. Gua cari klitorisnya, gua jilatin lagi.
    “Kak, jangan dong. Masih perih nih,” larangnya. Yaaa… kok dia udah gak mau lagi. “Ya udah deh, kalo masih perih,” kata gua. Gua bingung nih, gua masih pengen lagi, tapi adek gua udah keburu gak mau.
    Sakit banget kali ya, pertama kali begituan. Ya udah deh, gua ajak mandi bareng aja siapa tau kalo udah seger nanti dia mau lagi. “Kita mandi bareng aja yuk,” pinta gua.
    “Ayo…” kata Dina. Kita mandi di kamar mandi adek gua. Gua idupin air shower yang anget. Wuihhh, nikmat banget pas kena air anget. Abis cape ML ama adek sen- diri, mandi air anget. Di bawah pancuran shower, gua pertama-tama ngambil posisi berada di belakangnya.
    Truss gua mulai nyabunin bela- kang tubuhnya. Setelah belakangnya selesai semua, masih dalam posisi gua di belakangnya, gua mulai nyabunin bagian depannya, mulai dari perut ke atas. Pas sampe bagian toketnya gua sabunin, dia mulai meng- gelinjang dan mendesah lagi. Gua ciumin bagian belakang lehernya sambil terus nyiumin leher adek gua itu. Puting adek gua, gua pilin- pilin pake ujung jempol dan ujung telunjuk.
    Eh, pada waktu gua nyabunin toket imutnya itu tangan dia menyentuh dan mulai meraba-meraba tubuh gua dan berusaha mencari punya gua. Begitu tersentuh punya gua langsung digenggam dan dipijat-pijat. Tangan gua yang satu lagi mulai bergerilya ke daerah selangkangannya. Dengan bermodalkan sabun, gua mulai nyabunin bagian vagina adek gua itu. Pertama, gua usap dari luar bibir vaginanya, lalu jari gua mulai mencoba masuk mencari klitorisnya. Adek gua tiba-tiba ngomong lagi tapi masih dalam keadaan kenikmatan karena masih gua ciumin lehernya dan putingnya gua pilin-pilin.
    “Kak, sshhh… Jangan dulu donk. Sshttss… ahhh…” erangnya. Ya udah, gua gosok-gosok aja dari luar. Ternyata belom lama setelah gua gosok-gosok itu ternyata adek gua orgasme.
    “Aahhh… ah…” dia merintih keenakan dan dia langsung lemas. Setelah dia orgasme itu, gua minta dia untuk memainkan anu gua pake tangannya. Dengan memakai sabun dia mengocok anu gua. Enak banget. Tangannya yang kecil itu menggenggam anu gua erat sekali. Akhirnya tak lama kemudian gua keluar juga. Selesai itu, kita langsung keluar kamar mandi. dan gua keluar dari kamarnya.
    Kini kami telah tumbuh dewasa dan telah memiliki pasangan masing-masing, dan beruntung bagi adekku mendapatkan seorang pria yang sangat mencintainya, dan gua juga sudah menikah dan dikaruniai seorang putra. Adek gua juga sudah memiliki seorang anak, hasil dari hubungan gelap kami, tetapi tidak ada seorangpun yang tahu selain kami berdua, karena pada saat itu, suaminya pergi keluar negeri selama 1 bulan dan pada saat itu kami ML setiap hari sampai dia mengandung anak gua.
    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Masturbasi Merupakan Caraku Satu-Satunya untuk Meredam Nafsu Birahi – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Masturbasi Merupakan Caraku Satu-Satunya untuk Meredam Nafsu Birahi – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1200 views

    Perawanku – Perkenalkan namaku Ditta aku akan menceritakan cerita masturbasi yang pernah kualami, aku hidup sendirian dengan cara yang jauh lebih sederhana daripada ketika masih bersama orang tuaku. Sebagian besar gajiku habis untuk makan sehari-hari dan membeli pakaian.

    Sewaktu masih tinggal bersama keluarga, aku tidak begitu peduli dengan pakaian, sehingga tak banyak membelinya. Kini, setelah bekerja, aku memerlukan pakaian-pakaian yang sesuai. Selain itu, aku juga mulai menata masa depan: aku sekolah lagi, kursus bahasa Inggris. Setiap akhir bulan, hanya sedikit yang bisa kusisakan untuk menambah tabungan.

    Paviliun tempat tinggalku tertata apik. Ada satu kamar tidur, dapur kecil, kamar mandi dan ruang tamu. Sepi sekali rasanya hidup sendirian pada bulan-bulan pertama. Tetapi entah kenapa, aku menyukai kesendirian itu. Terlebih lagi, baru kali ini aku merasa mengurus diriku sendiri, setelah sejak lahir diurus orang lain. Bahkan semasa remaja sampai menikah pun hidupku selalu diintervensi orang lain. Kini aku bebas, dan ternyata melegakan!

    Kehidupan seks-ku kini muncul kembali, setelah lama tak tersentuh. Aku tidak mempunyai teman khusus pria, dan perlahan-lahan kebutuhan seks kupenuhi secara mandiri. Betul-betul lengkap rasanya kesendirianku, tak ada suami pemberi nafkah, tak ada laki-laki pemuas dahaga birahi. Semuanya kujalankan sendiri saja.

    Jika birahiku datang, pada saat sendirian menonton televisi, aku akan menutup semua korden. Volume TV kubesarkan, lampu kumatikan. Duduk di sofa, kuangkat kedua kakiku, bersandar santai ke jok yang empuk. Di dalam rumah, aku tak pernah memakai pakaian dalam, dan daster longgar adalah satu-satunya pembalut tubuhku. Dengan kaki terkangkang dan mata setengah terpejam, aku menikmati tangan dan jariku sendiri.

    Aku biasanya mulai dengan mengelus-elus daerah sekitar kewanitaanku yang terasa hangat. Telapak tanganku dengan ringan menekan-nekan bagian atas, tempat bulu-bulu halus yang menghitam lebat. Pada saat seperti itu, kedua tanganku aktif di bawah sana. Yang satu mengusap-usap bagian atas, yang lain meraba bibir-bibirnya, menguak sedikit dan menyentuh-nyentuh bagian dalam yang cepat sekali menjadi basah.

    Dengan pangkal ibu jari, kutekan-tekan pula klitoris-ku, yang selalu tersembunyi di balik kulit kenyal. Aku sering mendesis nikmat setiap kali klitoris itu seperti tergelincir ke kiri ke kanan akibat perlakuan tanganku. Dengan cepat, rasa hangat menyebar ke seluruh tubuhku, dan cairan-cairan cinta terasa merayap ke bawah, ke liang kewanitaanku.

    Mataku akan terpejam, menikmati kegelian itu. Kadang-kadang aku membayangkan almarhum kekasihku, tetapi akhir-akhir ini semakin sulit rasanya. Aku lebih mudah membayangkan sembarang pria, atau bintang film pujaanku, atau sama sekali seorang yang tak pernah kutemui. Seseorang yang hanya ada dalam khayalanku.

    Tak berapa lama, bibir kewanitaanku terasa menebal, dan saling menguak seperti bunga yang merekah. Dengan jari tengah dari tangan yang lain, kutelusuri celah-celah kewanitaanku. Aku tidak pernah memelihara kuku hingga panjang, karena selain menghalangiku mengetik dengan cepat, juga karena aku malas merawatnya. Cerita masturbasi.

    Tanpa kuku, jari tengahku dapat leluasa menimbulkan geli dan gatal di bawah sana. Turun ke bawah, sampai mendekati lubang pelepasanku, lalu naik lagi, melewati liang senggamaku yang mulai berdenyut-denyut lemah, melewati lubang air seni, terus.. naik lebih tinggi, bertemu telapak tanganku yang lain yang masih mengusap-usap klitoris-ku. Oh.. betapa nikmat permainan yang perlahan-lahan dan sepenuhnya dalam kendaliku ini.

    Terkadang jauh lebih nikmat daripada dilakukan orang lain!

    Lama-lama, aku tak tahan lagi. Sekaligus dua jari kumasukkan ke dalam liang kewanitaanku. Aku memutar-mutar kedua jari itu di dalam, agar dinding-dinding kewanitaanku mendapat sentuhan-sentuhan. Mula-mula sentuhan itu cukup ringan saja.

    Tetapi lalu aku mulai mengerang, karena geli-gatal semakin memenuhi seluruh tubuhku, dan rasanya ingin digaruk dan diurut di bawah sana. Terutama di dinding bagian atas, tempat sebuah bagian yang sangat sensitif, entah bagian apa namanya.

    Bagian itu membuat tubuhku mengejang jika tersentuh jari. Ke sanalah jari tengahku menuju, mengurut-urut dan menekan-nekan. Semakin lama semakin cepat dan keras. Aku bahkan sampai merasa perlu mengangkat pinggulku, membuat posisi dudukku semakin terkangkang.

    Pada saat seperti itu, tak ada yang bisa menghentikanku. Kalau telpon berdering, aku biarkan.

    Kalau pun ada yang mengetuk pintu, barangkali juga akan kudiamkan (tetapi belum pernah ada tamu pada saat seperti ini!). gempa bumi pun tak kan mampu mengehentikanku. Tanganku bergerak dengan cepat dan keras. Mataku terpejam erat, mulutku tak berhenti mengerang, karena itu aku perlu mengeraskan volume televisi.

    Lalu klimaks akan datang dengan cepat, menyerbu seluruh tubuhku, berawal dari dalam liang kewanitaanku, tempat kedua jariku (kadang-kadang tiga jari) mengaduk-aduk. Tanganku yang lain tak lagi sanggup berada di atas klitoris, karena pada saat klimaks aku perlu berpegangan ke sofa, kalau tidak ingin jatuh bergelimpangan ke lantai.


    Klimaksku selalu menggelora, selalu membuatku mengejang dan menggelinjang hebat. Kedua kakiku akhirnya terhempas ke lantai, menegang dan menekan seperti hendak melompat. Tubuhku berguncang. Nafasku memburu. Kenikmatanku tak mudah tergambarkan kata-kata.

    Lalu timbul perasaan nyaman, tetapi gatal dan geli belum hilang. Maka biasanya aku langsung mematikan TV dan pergi ke kamar tidur. Di ranjang, aku melanjutkan lagi kegiatan itu, kali ini dengan bantuan bantal guling. Kujepit erat bantal guling yang terbungkus kain halus dan licin. Kugesek-gesekan kewanitaanku di sana, sehingga seringkali bungkus bantal harus kucuci keesokan paginya.

    Setelah menggesek-gesek dengan bantal guling, kembali kumasukkan jari-jari tanganku. Dengan cepat jari-jari itu membawaku mencapai klimaks yang berikutnya, yang seringkali lebih nikmat daripada yang pertama, apalagi karena kulakukan sambil tidur, dengan kedua kaki terangkat sampai kedua lutut menyentuh payudaraku.

    Barulah kemudian aku tertidur dengan rasa letih yang nyaman. Otot-otot tubuhku terasa bagai sehabis dipijat. Seperti sehabis berolahraga, lalu dipijat seorang yang ahli. Nyaman dan damai sekali tidurku, dengan senyum kepuasan membayang tipis di bibirku.

    Biasanya aku baru terbangun di pagi hari. Sendirian. Tanpa siapa pun di sisiku.

  • Cerita Sex Dipakasa ML Dengan Teman Kuliahku

    Cerita Sex Dipakasa ML Dengan Teman Kuliahku


    610 views

    Perawanku – Cerita Sex Dipakasa ML Dengan Teman Kuliahku, Aku memang terlahir dari keluarga yg bisa dibilang cukup berada. Aku anak laki laki satu-satuya. Dan juga anak terakhir. Dua kakakku perempuan semuanya. Dan jarak umur antara kami cukup jauh juga. Antara lima dan enam tahun. Karena anak bungsu dan juga satu-satunya laki laki, jelas sekali kalo aku sangat dimanja. Apa saja yg aku inginkan, pasti dikabulkan. Seluruh kasih sayg tertumpah padaku.

    Dari kecil aku selalu dimanja, sampai besarpun aku terkadang masih suka minta dikeloni. Aku suka kalo tidur sembari memeluk Ibu, Mbak Lisa atau Mbak Indira. Namun aku tak suka kalo dikeloni Bapak. Entah kenapa, mungkin badan Bapak besar dan tangannya ditumbuhi rambut-rambut halus yg cukup lebat. Padahal Bapak paling sayg padaku. Karena apapun yg aku ingin minta, selalu saja diberikan. Aku memang tumbuh menjadi anak yg manja. Dan sikapku juga terus seperti anak balita, meski umurku sudah cukup dewasa.

    Pernah aku menangis semalaman dan mengurung diri di dalam kamar hanya karena Mbak Indira menikah. Aku tak rela Mbak Indira jadi milik orang lain. Aku benci dgn suaminya. Aku benci dgn semua orang yg bahagia melihat Mbak Indira diambil orang lain. Setengah mati Bapak dan Ibu membujuk serta menghiburku. Bahkan Mbak Indira menjanjikan macam-macam agar aku tak terus menangis. Memang tingkahku tak ubahnya seorang anak balita.

    Tangisanku baru berhenti setelah Bapak berjanji akan membelikanku motor. Padahal aku sudaH punya mobil. Namun memang sudah lama aku ingin dibelikan motor. Hanya saja Bapak belum bisa membelikannya. Kalo mengingat kejadian itu memang menggelikan sekali. Bahkan aku sampai tertawa sendiri. Habis lucu sih.., Soalnya waktu Mbak Indira menikah, umurku sudah 21 tahun.

    Hampir lupa, Saat ini aku masih kuliah. Dan kebetulan sekali aku kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta yg cukup keren. Di kampus, sebenarnya ada seorang perempuan yg perhatiannya padaku begitu besar sekali. Namun aku sama sekali tak tertarik padanya. Dan aku selalu menganggapnya sebagai kawan biasa saja. Padahal banyak kawan-kawanku, terutama yg laki laki bilang kalo perempuan itu menaruh hati padaku.

    Sebut saja namanya Lidya. Punya wajab cantik, kulit yg putih seperti kapas, badan yg ramping dan padat berisi serta dada yg membusung dgn ukuran cukup besar. Sebenarnya banyak laki laki yg menaruh hati dan mengharapkan cintanya. Namun Lidya malah menaruh hati padaku. Sedangkan aku sendiri sama sekali tak peduli, tetap menganggapnya hanya kawan biasa saja. Namun Lidya tampaknya juga tak peduli. Perhatiannya padaku malah semakin bertambah besar saja. Bahkan dia sering main ke rumahku, Bapak dan Ibu juga senang dan berharap Lidya bisa jadi kekasihku.

    Begitu juga dgn Mbak Lisa, sangat cocok sekali dgn Lidya Namun aku tetap tak tertarik padanya. Apalagi sampai jatuh cinta. Anehnya, hampir semua kawan mengatakan kalo aku sudah pacaran dgn Lidya, Padahal aku merasa tak pernah pacaran dgnnya. Hubunganku dgn Lidya memang akrab sekali, meskipun tak bisa dikatakan berpacaran.

    Seperti biasanya, setiap hari Sabtu sore aku selalu mengajak Bobby, anjing pudel kesayganku jalan-jalan mengelilingi Monas. Perlu diketahui, aku memperoleh anjing itu dan Mas Herlambang, suaminya Mbak Indira. Karena pemberiannya itu aku jadi menyukai Mas Herlambang. Padahal tadinya aku benci sekali, karena menganggap Mas Herlambang telah merebut Mbak Indira dan sisiku. Aku memang mudah sekali disogok. Apalagi oleh sesuatu yg aku sukai. Karena sikap dan tingkah laku sehari-hariku masih, dan aku belum bisa bersikap atau berpikir secara dewasa.

    Tanpa diduga sama sekali, aku bertemu dgn Lidya. Namun dia tak sendiri. Lidya bersama Mamanya yg umurnya mungkin sebaya dgn Ibuku. Aku tak canggung lagi, karena memang sudah saling mengenal. Dan aku selalu memanggilnya Tante Amanda.

    “Bagus sekali anjingnya..”, piji Tante Amanda.
    “Iya, Tante. diberi sama Mas Herlambang”, sahutku bangga.
    “Siapa namanya?” tanya Tante Amanda lagi.
    “Bobby”, sahutku tetap dgn nada bangga.

    Tante Amanda meminjamnya sebentar untuk berjalan-jalan. Karena terus-menerus memuji dan membuatku bangga, dgn hati dipenuhi kebanggaan aku meminjaminya. Sementara Tante Amanda pergi membawa Bobby, aku dan Lidya duduk di bangku taman dekat patung Pangeran Diponegoro yg menunggang kuda dgn gagah. Tak banyak yg kami obrolkan, karena Tante Amanda sudah kembali lagi dan memberikan Bobby padaku sembari terus-menerus memuji. Membuat dadaku jadi berbunga dan padat seperti mau meledak. Aku memang paling suka kalo dipuji.

    Oh, ya.., Nanti malam kamu datang..”, ujar Tante Amanda sebelum pergi.

    “Ke rumah..?”, tanyaku memastikan.
    “Iya.”
    “Memangnya ada apa?” tanyaku lagi.
    “Lidya ulang tahun. Namun nggak mau dirayakan. Katanya cuma mau merayakannya sama kamu”, kata Tante Amanda Iangsung memberitahu.
    “Kok Lidya nggak bilang sih..?”, aku mendengus sembari menatap Lidya yg jadi memerah wajahnya. Lidya hanya diam saja.
    “Jangan lupa jam tujuh malam, ya..” kata Tante Amanda mengingatkan.
    “Iya, Tante”, sahutku.

    Dan memang tepat jam tujuh malam aku datang ke rumah Lidya. Suasananya sepi-sepi saja. Tak terlihat ada pesta. Namun aku disambut Lidya yg memakai baju seperti mau pergi ke pesta saja. Tante Amanda dan Oom Joko juga berpakaian seperti mau pesta. Namun tak terlihat ada seorangpun tamu di rumah ini kecuali aku sendiri. Dan memang benar, ternyata Lidya berulang tahun malam ini. Dan hanya kami berempat saja yg merayakannya.

    Perlu diketahui kalo Lidya adalah anak tunggal di dalam keluarga ini. Namun Lidya tak manja dan bisa mandiri. Acara ulang tahunnya biasa-biasa saja. Tak ada yg istimewa. Selesai makan malam, Lidya membawaku ke balkon rumahnya yg menghadap langsung ke halaman belakang.

    Entah disengaja atau tak, Lidya membiarkan sebelah pahanya tersingkap. Namun aku tak peduli dgn paha yg indah padat dan putih terbuka cukup lebar itu. Bahkan aku tetap tak peduli meskipun Lidya menggeser duduknya hingga hampir merapat dgnku. Keharuman yg tersebar dari badannya tak membuatku bergeming.

    Lidya mengambil tanganku dan menggenggamnya. Bahkan dia meremas-remas jari tanganku. Namun aku diam saja, malah menatap wajahnya yg cantik dan begitu dekat sekali dgn wajahku. Begitu dekatnya sehingga aku bisa merasakan kehangatan hembusan napasnya menerpa kulit wajahku. Namun tetap saja aku tak merasakan sesuatu.

    Dan tiba-tiba saja Lidya mencium bibirku. Sesaat aku tersentak kaget, tak menygka kalo Lidya akan seberani itu. Aku menatapnya dgn tajam. Namun Lidya malah membalasnya dgn sinar mata yg saat itu sangat sulit ku artikan.

    “Kenapa kau menciumku..?” tanyaku polos.
    “Aku mencintaimu”, sahut Lidya agak ditekan nada suaranya.
    “Cinta..?” aku mendesis tak mengerti.

    Entah kenapa Lidya tersenyum. Dia menarik tanganku dan menaruh di atas pahanya yg tersingkap Cukup lebar. Meskipun malam itu Lidya mengenakan rok yg panjang, namun belahannya hampir sampai ke pinggul. Sehingga pahanya jadi terbuka cukup lebar. Aku merasakan betapa halusnya kulit paha perempuan ini. Namun sama sekali aku tak merasakan apa-apa.

    Dan sikapku tetap dingin meskipun Lidya sudah melingkarkan tangannya ke leherku. Semakin dekat saja jarak wajah kami. Bahkan badanku dgn badan Lidya sudah hampir tak ada jarak lagi. Kembali Lidya mencium bibirku. Kali ini bukan hanya mengecup, namun dia melumat dan mengulumnya dgn penuhl gairah. Sedangkan aku tetap diam, tak memberikan reaksi apa-apa. Lidya melepaskan pagutannya dan menatapku, Seakan tak percaya kalo aku sama sekali tak bisa apa-apa.

    “Kenapa diam saja..?” tanya Lidya merasa kecewa atau menyesal karena telah mencintai laki-laki sepertiku.

    Namun tak.., Lidya tak menampakkan kekecewaan atau penyesalan Justru dia mengembangkan senyuman yg begitu indah dan manis sekali. Dia masih melingkarkan tangannya ke leherku. Bahkan dia menekan dadanya yg membusung padat ke dadaku.

    Terasa padat dan kenyal dadanya. Seperti ada denyutan yg hangat. Namun aku tak tahu dan sama sekali tak merasakan apa-apa meskipun Lidya menekan dadanya cukup kuat ke dadaku. Seakan Lidya berusaha untuk membangkitkan gairah kejantananku. Namun sama Sekali aku tak bisa apa-apa. Bahkan dia menekan dadanya yg membusung padat ke dadaku.

    “Memangnya aku harus bagaimana?” aku malah balik bertanya.
    “Ohh..”, Lidya mengeluh panjang.

    Dia seakan baru benar-benar menyadari kalo aku bukan hanya tak pernah pacaran, namun masih sangat polos sekali. Lidya kembali mencium dan melumat bibirku. Namun sebelumnya dia memberitahu kalo aku harus membalasnya dgn cara-cara yg tak pantas untuk disebutkan. Aku coba untuk menuruti keinginannya tanpa ada perasaan apa-apa.

    “Ke kamarku, yuk..”, bisik Lidya mengajak.
    “Mau apa ke kamar?”, tanyaku tak mengerti.
    “Sudah jangan banyak tanya. Ayo..”, ajak Lidya setengah memaksa.
    “Namun apa nanti Mama dan Papa kamu tak marah, Lin?”, tanyaku masih tetap tak mengerti keinginannya.

    Lidya tak menyahuti, malah berdiri dan menarik tanganku. Memang aku seperti anak kecil, menurut saja dibawa ke dalam kamar perempuan ini. Bahkan aku tak protes ketika Lidya mengunci pintu kamar dan melepaskan bajuku. Bukan hanya itu saja, dia juga melepaskan celanaku hingga yg tersisa tinggal sepotong celana dalam saja Sedikitpun aku tak merasa malu, karena sudah biasa aku hanya memakai celana dalam saja kalo di rumah.

    Lidya memandangi badanku dan kepala sampai ke kaki. Dia tersenyum-senyum. Namun aku tak tahu apa arti semuanya itu. Lalu dia menuntun dan membawanya ke pembaringan. Lidya mulai menciumi wajah dan leherku. Terasa begitu hangat sekali hembusan napasnya.

    “Lidya..”

    Aku tersentak ketika Lidya melucuti pakaiannya sendiri, hingga hanya pakaian dalam saja yg tersisa melekat di badannya. Kedua bola mataku sampai membeliak lebar. Untuk pertama kalinya, aku melihat sosok badan sempurna seorang perempuan dalam keadaan tanpa busana. Entah kenapa, tiba-tiba saja dadaku berdebar menggemuruh Dan ada suatu perasaan aneh yg tiba-tiba saja menyelinap di dalam hatiku.

    Sesuatu yg sama sekali aku tak tahu apa namanya, Bahkan seumur hidup, belum pernah merasakannya. Debaran di dalam dadaku semakin keras dan menggemuruh saat Lidya memeluk dan menciumi wajah serta leherku. Kehangatan badannya begitu terasa sekali. Dan aku menurut saja saat dimintanya berbaring. Lidya ikut berbaring di sampingku. Jari-jari tangannya menjalar menjelajahi sekujur badanku. Dan dia tak berhenti menciumi bibir, wajah, leher serta dadaku yg bidang dan sedikit berbulu.

    Tergesa-gesa Lidya melepaskan penutup terakhir yg melekat di badannya. sehingga tak ada selembar benangpun yg masih melekat di sana. Saat itu pandangan mataku jadi nanar dan berkunang-kunang. Bahkan kepalaku terasa pening dan berdenyut menatap badan yg polos dan indah itu. Begitu rapat sekali badannya ke badanku, sehingga aku bisa merasakan kehangatan dan kehalusan kulitnya. Namun aku masih tetap diam, tak tahu apa yg harus kulakukan. Lidya mengambil tanganku dan menaruh di dadanya yg membusung padat dan kenyal.

    Dia membisikkan sesuatu, namun aku tak mengerti dgn permintaannya. Sabar sekali dia menuntun jari-jari tanganku untuk meremas dan memainkan bagian atas dadanya yg berwarna coklat kemerahan. Tiba-tiba saja Lidya. menjambak rambutku, dan membenamkan Wajahku ke dadanya. Tentu saja aku jadi gelagapan karena tak bisa bernapas. Aku ingin mengangkatnya, namun Lidya malah menekan dan terus membenamkan wajahku ke tengah dadanya. Saat itu aku merasakan sebelah tangan Lidya menjalar ke bagian bawah perutku.

    “Okh..?!”.

    Aku tersentak kaget setengah mati, ketika tiba-tiba merasakan jari-jari tangan Limda menyusup masuk ke balik celana dalamku yg tipis, dan..

    “Lidya, apa yg kau lakukan..?” tanyaku tak mengerti, sembari mengangkat wajahku dari dadanya.

    Lidya tak menjawab. Dia malah tersenyum. Sementara perasaan hatiku semakin tak menentu. Dan aku merasakan kalo bagian badanku yg vital menjadi tegang, keras dan berdenyut serasa hendak meledak. Sedangkan Lidya malah menggenggam dan meremas-remas, membuatku mendesis dan merintih dgn berbagai macam perasaan berkecamuk menjadi satu. Namun aku hanya diam saja, tak tahu apa yg harus kulakukan. Lidya kembali menghujani wajah, leher dan dadaku yg sedikit berbulu dgn ciuman-ciumannya yg hangat dan penuh gairah membara.

    Memang Lidya begitu aktif sekali, berusaha membangkitkan gairahku dgn berbagai macam cara. Berulang kali dia menuntun tanganku ke dadanya yg kini sudan polos.

    “Ayo dong, jangan diam saja..”, bisik Lidya disela-sela tarikan napasnya yg memburu.
    “Aku.., Apa yg harus kulakukan?” tanyaku tak mengerti.
    “Cium dan peluk aku..”, bisik Lidya.

    Aku berusaha untuk menuruti semua keinginannya. Namun nampaknya Lidya masih belum puas. Dan dia semakin aktif merangsang gairahku. Sementara bagian bawah badanku semakin menegang serta berdenyut.

    Entah berapa kali dia membisikkan kata di telingaku dgn suara tertahan akibat hembusan napasnya yg memburu seperti lokomotif tua. Namun aku sama sekali tak mengerti dgn apa yg d ibisikkannya. Waktu itu aku benar-benar bodoh dan tak tahu apa-apa. Meski sudah berusaha melakukan apa saja yaang dimintanya.

    Sementara itu Lidya sudah menjepit pinggangku dgn sepasang pahanya yg putih mulus. Lidya berada tepat di atas badanku, sehingga aku bisa melihat seluruh lekuk badannya dgn jelas sekali.

    Entah kenapa tiba-tiba sekujur badanku menggelelar ketika penisku tiba-tiba menyentuh sesuatu yg lembab, hangat, dan agak basah. Namun tiba-tiba saja Lidya memekik, dan menatap bagian penisku. Seakan-akan dia tak percaya dgn apa yg ada di depan matanya. Sedangkan aku sama sekali tak mengerti. PadahaI waktu itu Lidya sudah dipengaruhi gejolak membara dgn badan polos tanpa sehelai benangpun menempel di badannya.

    “Kau..”, desis Lidya terputus suaranya.
    “Ada apa, Lin?” tanyaku polos.

    “Ohh..”, Lidya mengeluhh panjang sembari menggelimpangkan badannya ke samping. Bahkan dia langsung turun dari pembaringan, dan menyambar pakaiannya yg berserakan di lantai. Sembari memandangiku yg masih terbaring dalam keaadaan polos, Lidya mengenakan lagi pakaiannya. Waktu itu aku melihat ada kekecewaan tersirat di dalam sorot matanya. Namun aku tak tahu apa yg membuatnya kecewa.

    “Ada apa, Lin?”, tanyaku tak mengerti perubahan sikapnya yg begitu tiba-tiba.
    “Tak.., tak ada apa-apa, sahut Lidya sembari merapihkan pakaiannya.

    Aku bangkit dan duduk di sisi pembaringan. Memandangi Lidya yg sudah rapi berpakaian. Aku memang tak mengerti dgn kekecewannya. Lidya memang pantas kecewa, karena alat kejantananku mendadak saja layu. Padahal tadi Lidya sudah hampir membawaku mendaki ke puncak kenikmatan.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Istriku Main Catur

    Istriku Main Catur


    950 views

    Cerita Sex ini berjudulIstriku Main CaturCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Seperti halnya umumnya orang lain, setelah selesai Kuliah kemudian cari kerja dan nikah. Demikian pula dengan kehidupan yang kujalani, sejak setamat dari SLTA di Kotaku di Jawa Tengah, aku melanjutkan Kuliah di Bandung di suatu Universitas ternama.

    Tahun 1994 adalah tahun kelulusanku dan di tahun itu pula aku diterima di suatu Perusahaan BUMN setelah melalui penyaringan beberapa kali dan sangat ketat.

    Kehidupan ini kujalani seolah tanpa hambatan, lancarlancar saja, tidak seperti yang kebanyakan orang bilang bahwa kehidupan ini penuh perjuangan dan sulit untuk mencari kerja. Hal ini pernah aku syukuri bahwa ternyata aku diberikan banyak kemudahankemudahan oleh Tuhan didalam mengarungi kehidupan dijaman serba sulit ini.

    Karena telah merasa cukup dan sedikit mempunyai kemampuan untuk membina Rumah Tangga maka pada tahun 1995 aku memberanikan diri untuk melamar dan melakukan kesepakatan untuk menikah dengan seorang wanita Cantik idamanku yang sejak semester pertama kuliah aku mengenalnya dan sejak saat itu pula aku bersepakat untuk pacaran.

    Sebut saja namanya Erna, gadis asal Jawa Barat dengan kulit putih bersih yang sangat terawat dengan rambut hitam. Hal ini sangatlah wajar karena ditunjang dengan kemampuan materi Orang Tuanya yang sebagai pengusaha. Perbedaan usia hanya satu tahun antara aku dan Erna yang sekarang sudah menjadi istriku, aku lebih tua dan kini usiaku 36 tahun.

    Banyak temantemanku bilang bahwa aku adalah lakilaki yang sangat beruntung bisa beristrikan seorang wanita seperti Erna istriku. Disamping orangnya baik, supel, cantik, padat berisi, kaya lagi. Bulubulu halus tumbuh agak lebat dilengannya yang sangat mulus. Pernah seorang teman bilang bahwa dijalan raya saja banyak kendaraan apalagi diterminal.

    Cerita Hot | Hal itu memang suatu kenyataan dan merupakan gaya tarik yang sangat luar biasa yang bisa menimbulkan birahi yang menggebugebu bila melihat istriku Erna telah melepaskan semua pakaian yang menutupinya, dengan kulit yang putih mulus dan bulubulu hitam lebat diantara pangkal kedua belah pahanya yang sangat kontras, sungguh hal ini yang membuat aku semakin tak tahan untuk berpisah lamalama dengan istriku. Tinggi badan istriku 167 cm dan beratnya saat ini sekitar 53 kg.

    Kehidupan rumah tanggaku telah kujalani dengan penuh kebahagiaan selama kurang lebih delapan tahun, apalagi pada tahun ketiga pernikahanku telah lahir seorang anak lakilaki yang tumbuh dengan sehat dan lucu yang kini telah berusia 5 tahun. Ditambah lagi pada tahun keenam pernikahan, kami pindah ke rumah yang kami beli dari hasil jerih payahku sendiri selama ini walau hanya merupakan rumah KPR bertype 45.

    Kalau dibandingkan dengan rumah mertua sangatlah tidak seimbang dan istriku sangat menyukainya karena segala sesuatunya dialah yang mengaturnya tanpa harus campur tangan orang lain seperti sebelumnya yaitu di rumah orang tuanya.

    Dirumah kami inilah awal dari segala perubahan kehidupan yang aku rasakan sangat bahagia menjadi suatu siksaan dan tekanan bathin yang menimpa diriku hingga kini.

    Awalnya setelah hampir setahun tinggal dirumah sendiri, istriku berangsuransur sudah mempunyai kebebasan, keleluasaan termasuk untuk menyampaikan unegunegnya yang selama ini terpendam, yang aku sendiri sebagai suami telah disadarkan bahwa ternyata didalam kehidupan sexual istriku masih banyak ketidak puasan atas sikap dan kemampuanku sebagai seorang suami selama ini.

    Memang selama ini aku didalam melakukan hubungan senggama tidak bisa bertahan lama, paling lama mungkin hanya 20 menit itupun kalau aku dalam kondisi fit.

    Walau sebelumnya sudah melakukan pemanasan dan aku sering melihat, merasakan bahwa memek istriku sudah basah pertanda adanya rangsangan. Tragisnya bila pemanasan dilakukan terlalu lama maka semakin aku tak tahan untuk berlamalama. Aku telah berusaha berkalikali untuk pengaturan waktu agar terjadi kelambatan dan penundaan dalam penyemprotan (ejakulasi), semua itu pasti mengalami kegagalan.

    Yang aku rasakan bila sedang berhadapan dengan istriku dalam melakukan senggama adalah gairahku yang menggebu dan kenikmatankenikmatan yang tiada tara bila penisku telah kumasukan dalam memeknya, dan berikutnya aku slalu tidak bisa mengendalikan diri lagi sehingga dalam tempo yang singkat pertahananku pasti tak terbendung lagi.

    Perlu diketahui bahwa sejak pernikahan hingga kini hampir tiada perubahan atas alat kewanitaan istriku, selalu terasa sempit dan nikmat. Hal ini dimungkinkan karena pada saat melahirkan anakku satusatunya dengan cara Caesar sehingga secara phisik tidak banyak perubahan.

    Aku telah berusaha untuk mengkonsumsi obatobatan dan sering pula untuk konsultasi ke dokter tetapi hasilnya belum juga adanya hasil dan perubahan yang diharapkan atas daya tahanku. Pada awalawal pernikahan dulu, aku bisa melakukan senggama berulangulang hingga 4 atau 5 ronde dalam semalam dan itupun umumnya yang ke 4 atau ke 5 yang mempunyai daya tahan dan dapat mengimbangi kemauan istriku.

    Tapi saat ini dua rondepun sangat sulit aku lakukan, biasanya bila telah mengeluarkan sperma, badanku terasa lunglai dan ngantuk yang amat sangat. Mungkin hal ini akibat berat badanku yang sudah tidak seimbang lagi dengan tinggi badanku dimana perutku sudah membuncit dan sama sekali tidak atletis. Tinggiku 170 cm dan beratku 83 kg.

    Sejak masa SLTP aku mempunyai kegemaran atau hobby yang hingga kini masih sering aku lakukan.

    Kegemaran tersebut adalah bermain Catur. Kegemaran ini sering aku lakukan dengan orangorang atau teman pada saatsaat senggang dan sudah merupakan rutinitas hingga kini yaitu pada setiap Jumat malam aku bermain catur dengan seorang tetanggaku yang bernama Usman.

    Kadang Sabtu malampun bila samasama tidak mempunyai acara lain yang lebih penting kami asyik bermain Catur hingga kami betulbetul sudah capek dan suntuk. Sabtu dan minggu kebetulan samasama merupakan hari libur buat kami berdua.

    Dia kami kenal sejak pindah di perumahan yang kami tinggali saat ini dan Usman ini walau sudah bekerja, mempunyai rumah sendiri dan berusia mendekati angka 33 belum juga menikah.

    Orangnya tampan dan mempunyai tinggi tidak beda jauh dengan diriku, hanya saja badannya lebih atletis. Disamping mempunyai kegemaran bermain Catur, dia juga mempunyai jadwal rutin untuk bermain tennis. Usman inilah yang akhirnya semakin membuat bathinku menjadi tertekan dan tak berkutik untuk menghadapai gelombang percaturan cinta istriku hingga kini.

    Dengan media papan catur ini, hubungan antara keluargaku dengan Usman menjadi akrab dan dekat. Kedekatan yang masih dalam batas wajarwajar saja, begitupun hubungan antara istriku Erna dengan Usman, masih dalam etika kewajaran tanpa ada sesuatu yang perlu dicurigai.

     

    Sudah menjadi kebiasaan istriku, bila kami sedang bermain catur dan anakku sudah lelap tidur, istriku ikut juga menemani sambil memberikan dukungan untuk menyediakan secangkir kopi dan aneka camilan.

    Karena sudah terbiasa dan akrab, dalam menemani kami bermain catur, istrikupun dalam berpakaian juga biasa saja yaitu kadang pakai celana pendek ataupun baju tidur dan biasanya istriku hanya mampu menemani hingga jam 12 malam yang selanjutnya berpamitan untuk tidur lebih dulu. Permainan catur ini kami lakukan diruang keluarga dengan beralaskan karpet dan kadang dalam menemani kami, istriku menggelar kasur lipat sambil nonton TV.

    Aku pernah beberapa kali melihat mata Usman mencuricuri pandang pada bagianbagian tubuh indah istriku pada saat menemani kami bermain catur ataupun pada saat istriku sedang tiduran dikasur lipat tapi semua itu aku abaikan.

    Dan pernah aku rasakan permainan catur Usman sangat tidak bagus dan kurang kosentrasi, dan setelah aku cari tahu penyebabnya ternyata aku melihat bahwa matanya sering terarah ke paha mulus istriku yang saat itu duduk disebelahku.

    Inipun aku abaikan bahkan aku merasa bangga mempunyai istri yang memang penuh dengan kekaguman. Tapi suatu Jumat malam kirakira enam bulan yang lalu, pada saat permainan catur baru beberapa babak, aku merasakan kantuk yang amat sangat setelah minum kopi yang disediakan istriku dan hal ini kusampaikan pada istriku yang saat itu menemani kami.

    Ma.. Papa kok ngantuk berat yaa..
    Masak sih.. Papa khan udah minum kopi? Masak masih ngantuk juga..

    Dan berikutnya aku nggak bisa tahan lagi, aku terlelap dan tak ingat apaapa lagi. Apakah Usman langsung pamitan pulang, akupun tak tahu. Yang aku tahu pagipagi aku bangun dalam posisi ditempat tidurku dalam kondisi badan yang sangat segar.

    Jumat malam berikutnya berjalan biasa saja, permainan caturku dengan Usman berakhir hingg jam 3 pagi dan Usman berpamitan untuk pulang. Begitu juga dengan Jumat malam selanjutnya tanpa ada rasa kantuk tapi Sabtu malam kami bermain catur lagi karena samasama tidak mempunyai acara masingmasing dan rasa kantuk menyerang aku lagi sekitar jam masih menunjukan pkl 10.15 malam.

    Kali ini aku pamitan untuk tidur dan Usman kuanjurkan untuk pulang. Pada saat masih tersisa kesadaran sebelum terlelap, aku sempat istriku berbicara sama seseorang sesaat setelah mengantarku ke

    kamar tidur dan kejadian selanjutnya aku tak tahu apaapa.

    Timbul tandatanya dan curiga pada diriku, kenapa rasa kantuk begitu tibatiba, dan akhirnya aku sempat curiga telah terjadi sesuatu pada istriku apalagi akhirakhir ini tampilannya tambah seksi dan merias diri. Aku tidak mau sembrono dengan semua ini dan aku tidak mau menyakiti istriku atas kekeliruan akibat kesalah dugaanku yang tanpa bukti.

    Maka pada saat menjelang tiba jadwal catur rutinku dengan Usman, aku mempersiapkan diri mengatur strategi agar semua apa yang ada dibalik kecurigaanku bisa terjawabkan. Sekitar jam 7 malam, aku telah mengkonsumsi (minum) obat anti kantuk. Hal ini aku lakukan karena aku telah curiga bahwa didalam minuman kopi yang disediakan istriku telah dicampuri obat tidur.

    Permainan catur dimulai sekitar jam 19.30, semua berjalan seperti biasanya. Istriku menemani dengan tampilan terkesan sangat ceria. Kopipun aku minum seperti biasanya tapi hanya seperempat gelas saja. Sekitar jam 10.00 malam, aku merasa sedikit kantuk, dan sesuai strategi dan rencana, aku purapura ngantuk sekali dan selanjutnya aku purapura tak tahan lagi sehingga istriku memapahku ketempat tidur.

    Beberapa saat kemudian, sayupsayup terdengar istriku melakukan dialog dengan seseorang dan dengan perlahanlahan aku intip dari lubang kunci, ternyata istriku sedang duduk berhadaphadapan diantara papan catur dengan Usman. Mereka seolaholah lagi bermain catur.

    Beberapa menit kemudian istriku beranjak menuju kekamar tidurku dan buruburu aku segera memposisikan diri seolah tertidur lelap. Istriku menggoyanggoyangku seolah mau membangunkanku.

    Pa.. Pa.. gimana nih caturnya? Mau dilanjutin?

    Aku diam seolah pulas sekali dan istriku keluar kamar yang sebelumnya menyelimutiku dan menghidupkan lampu tidur dikamarku.

    Sekitar dua menit kemudian, aku mencoba mengintip lagi dari lubang kunci, ternyata papan catur telah ditinggalkan begitu saja. Diantara kerasnya suara TV, aku masih sedikit mendengar bahwa istriku telah melakukan aktifitas, apa itu, akupun belum tahu.

     

    Kemudian aku ambil kursi rias yang ada dikamarku secara perlahan dan kutaruh dekat pintu. Dengan harapan aku bisa melihat aktifitas istriku melalui ventilasi diatas pintu kamarku. Betapa terkejutnya aku, ternyata istriku sedang berpagutan mesra diatas kasur lipat dengan Usman. Badanku secara mendadak menggigil dan mengeluarkan keringat dingin.

    Aku bingung dan serba salah, apa yang harus aku lakukan, aku tak tahu. Sejenak aku ingin membuka pintu dan menghentikan tindakan pengkianatan yang dilakukan istriku dan Usman, tapi keberanian itu menjadi padam begitu aku teringat bahwa istriku sering mengeluh atas ketidak mampuanku untuk bertahan lama dalam senggama.

    Aku bingung dan kulihat lagi mereka yang ternyata tangan kanan Usman telah menyelinap didalam celana pendek istriku.. Och.. semakin aku tak mampu berbuat apaapa.

    Sekilas sempat aku berpikir mungkin perbuatan mereka kali ini bukan yang pertama kali dan semakin aku yakin bahwa selama ini istriku telah sengaja memasukan obat tidur pada kopiku sehingga mereka leluasa untuk bermain catur birahi dan dengan demikian maka tetangga yang lain tak akan pernah curiga.

    Usman dengan semangatnya melahap bergantian kedua puting susu dihadapannya dan tangannya telah berhasil memelorotkan celana pendek istriku. Aku hanya termangu menyaksikan aksi mereka berdua yang nampak saling semangat dan saling menyerang.

    Jantungku semakin berdebar. Sesaat kemudian mereka berdiri sambil melepaskan pakaian masingmasing, sesaat kemudian baik istriku dan Usman telah telanjang bulat.

    Kontol Usman telah berdiri kencang dan tegak, diameternya tidak beda jauh dengan punyaku tapi panjangnya mungkin sedikit lebih panjang punya Usman.

    Istriku dipepetkan ditembok, mereka saling berciuman dengan ganas sekali, tangan kanan istriku meremasremas kontol Usman dan tangan kanan Usman menggeseknggesek memek istriku. Terlihat istriku tidak sabaran, kontolnya Usman diarahkan ke memeknya dengan sedikit kaki kiri istriku diangkat Usman maka masuklah senjata Usman pada memeknya, terlihat istriku memejamkan mata.

    Oooch.. kocok Dik Usman.. kocok..

    Dengan gerakan naik turun, Usman mengocok berulangulang dan badan mereka berdua semakin mengkilap karena keringat.

    Cek.. cek.. pleek.. plek.. ceck..

    Sesaat kemudian kocokan Usman berhenti

    Mbak Erna.. enak sekali memeknya.. terasa kenyuutkenyuut..
    Kontolmu juga Dik Usman.. gagah perkasa..

    Kemudian gantian kaki kanan istriku diangkat dengan tangan kiri Usman dan kocokan dilanjutkan lagi.

    Och.. ooch.. enak Dik.. teeruuss.. kocok teruuss..
    Mbak.. aku mau keluar Mbak..
    Jangan dulu Dik Usman.. jangaann.. akuu masih pingiinn lamalama Dik
    Nggak tahaann Mbaak.. aku nggaak tahan.. uenaakk Mbakk..

    Terlihat Usman menghentikan kocokannya dan semakin menekan dalamdalam kontolnya dalam memek istriku..

    Maaf Mbak.. aku nggak tahaann.. maaaf.. oocchh.. oocchh..

    Istriku memeluk eraterat tubuh Usman seolah nggak mau dilepas seterusnya..

    Kenapa buruburu dikeluarin Dik.., aku belum dapet lho..
    Sabar Mbak.. betulbetul aku nggak tahaann.. wuennaakk buuanget.. memek Mbak hangett sekali dan waouw.. suereett Mbaak..

    Sesaat kemudian terlihat kontol Usman terlepas dari memek istriku dan dibarengi tetesan sperma dari dalam vagina istriku dan istriku mengambil handuk kecil untuk mengeringkan keringat serta membersihkan memeknya.

    Oochh hanya segitu kemampuan si Usman (pikirku), aku agak lega ternyata kemampuannya tidak beda jauh dengan kemampuanku. Aku menghela nafas panjang, dan berharap mudahmudahan istriku menjadi kapok karena tidak terpuaskan oleh Usman dengan begitu pasti tidak akan mengulanginya lagi. Tapi.. kenyataannya lain dari dugaanku..

    Usman betulbetul dapat layanan spesial dari istriku, diambilkannya segelas air minum dingin dan diminum bergantian dengan istriku. Sambil bersandar di dinding, kaki Usman diselonjorkan dan istriku mendekati Usman dengan duduk berhadapan diatas pangkuannya

    Mbak.. susunya masih kenceng dan bulubulu memek Mbak yang lebat ini (sambil tangan kanan Usman mengelus mesra memek istriku), membuatku ingin tiap malam bertandang kerumah Mbak ini..
    Sama Dik Usman.. aku sendiri tiap hari rindu sama kontolmu yang ini.., (sambil tangan kanan istriku mengelus kontol Usman yang masih lunglai)..

    Mereka saling kecup dan saling pagut kembali, tangan kiri Usman memeluk punggung istriku dan tangan kanannya mengeluselus secara bergantian gumpalan bokong istriku yang mulus dan menggairahkan, sesekali jari tengah Usman mengusap memek dan permukaan anus istriku sehingga istriku melakukan gerakangerakan berkedut akibat geligeli nikmat

    Ouuw.. ouucwww.. woouuwww.. geli Dik Usman..

    Tak kalah lihainya, tangan kanan istriku meremasremas Kontol Usman yang sudah agak mulai mempunyai semangat baru.
    Badan Usman bergeser kearah kasur lipat yang sedari tadi belum dimanfaatkan sambil istriku tetap dipangkuannya. Dan sekarang istriku dalam posisi diatas dan masih menunduk karena pagutan yang terlihat mulai panas kembali.

    Kedua tangan Usman meremasremas bongkahan bokong istriku yang semakin lama bergerak berputarputar tak karuan.

    Istriku terlihat mulai bangkit lagi semangatnya yang terpendam akibat belum terpuaskan. Kecupan demi kecupan istriku menjalar dari bibir Usman, ke leher, ke dada dan puting Usman dan terakhir berhenti sejenak mengulum membasahi helm kontol Usman yang sudah berdiri tegak siap perang kembali.

    Istriku terlihat sudah nggak tahan begitu melihat kontol Usman tegak menantang, dan segera dituntun untuk dimasukkan kedalam memeknya. Diputarputar kepala kontolnya di bibir memeknya yang sedikit berlendir dengan tangan kanannya dan sesaat kemudian, blless.., istriku sedikit menjerit histeris.

    Woouuwww.. heehhii.. heehhii..

    Badan istriku sedikit bergetar dan diam sejenak sambil kedua tangannya bertumpu pada dada Usman, sebaliknya kedua tangan Usman meremasremas buah dada istriku.

    Mulanya dengan gerakan sedikit memutar dan kemuadian istriku menaik turunkan pantatnya.

    Teruuss Mbak.. terruuss Mbak.. teerruuss..
    Kocok Mbak Erna sayang.. kocokk.. putaarr.. dan.. teerruuss..
    Woouwww.. woouwww.. enakk Dik.. woouwww..

    Sambil sedikit membungkuk, istriku melakukan gerakan tarik tekan berulangulang, semakin lama semakin cepat dan beberapa saat kemudian..

    Woouuwww.. woouuwww.. akuu mau keluar Dik Usman.. woouwww..

    Gerakan tarik tekan istriku semakin kenceng dan mendadak terdiam sambil pantatnya berdenyutdenyut menekannekan..

    Woouuwww.. woouwww.. aakkuu keluar Dik Usman saayyaanngg..

    Mereka saling berpelukann erat dan pantat istriku masih berdenyuutt kenyuutt menekannekan seolaholah Kontol Usman akan dilahap dimasukkan kedalam memeknya sedalamdalamnya tanpa sisa..

    Wwoouuwww..

    Napas istriku terlihat tersengalsengal dan berangsurangsur menjadi diam tanpa gerakan sedikitpun karena lunglai kenikmatan yang habis diraupnya. Bibir Usman dikecupnya berulangulang..

    Terimakasih Dik Usman.. terimaksih.. wuennaakk sekali..

    Usman mulai sedikit melakukan gerakan menaik turunkan kontolnya dimemek istriku perlahanlahan dan gerakan itu rupanya disambut oleh istriku yang masih ingin mencari kenikmatankenikmatan yang sudah lama tidak didapatkan dari aku suaminya.

    Dengan posisi sedikit dirubah, istriku bertumpuh dengan kedua lututnya disamping pinggul kiri kanan Usman, istriku mulai memompa dan menggosokgosokan memeknya pada tiang kemerdekaan Usman. Perlahan tapi pasti dan semakin lama semakin cepat kocokankocokan yang dilakukan mereka berdua. Istriku dengan gerakan angkat tekan dan Usman gerakan tarik dorong keatas sekencangkencangnya dan itu semua menimbulkan bunyi.

    Istriku mulai terpancing lagi dan..

    Zzhh.. woouwww.. zzhh.. woouwww.. zzhh.. woouwww..
    Terruuss.. yyaa.. teerruuss.. hmemmhh.. yaa..

    Gerakan mereka berdua semakin berpacu.. kencang.. dan keraass seolah mereka mau mengakhiri semuanya dan..

    Aku mau keluar lagi Dik Usman sayaangg.. teerruuss.. teerruuss..

    Mendadak istriku memeluk erat dada Usman, gerakan sama sekali berhenti dan kembali lagi bongkahan pantat istriku berdenyutdenyut menekannekan tanda kenikmatan yang tiada tara.

    Mbak Erna.. memeknya semakin licin dan kenyuuttkennyuutt Mbak

    Wuenakk Mbak.. kontolku terasa dipijitpijit.. Mbak Erna sayaang..

    Setelah berhenti melakukan gerakan beberapa saat, istri langsung dibalik oleh Usman sehingga posisinya dibawah. Ternyata Usman belum sampai final. Dengan rakusnya Usman menghisap puting susu istriku yang semakin memerah dan kenceng.

    Istriku menggelinjangnggelinjang keenakan dan pantat Usman mulai memompa naik turun.

    Gerakan Usman memompa naik turun lama sekali. Kemudian Usman menghentikan kocokannya dan akhirnya kaki kiri istriku diangkat tegak lurus dan ditekantekannya kontolnya sekencangkencangnya.

    Teruuss.. teruuss.. Dik Usman.. teruuss.. dinding rahimku terasa tersundulsundul.. wuennaakk Dik.. teruuss dikk..

    Usman mengganti kaki kanan istriku yang sekarang diangkat dan tekanan demi tekanan semakin membuat keringat mereka berdua bercucuran.

    Dalam hatiku, edan tenan tetanggaku ini. Di satu sisi dia sebagai lawan seru caturku. dan disisi lain ternyata dia menjadi lawan tanding birahi sex istriku. Aku mangaku kalah dalam mengontrol daya tahan tetapi aku tak boleh menyerah.. aku harus bisa.. tapi.. apa mungkin aku bisa.

    Aku sedari tadi diam tertegun melihat keganasan mereka berdua dan aku hanya bisa meremasremas kontolku yang basah karena lendir akibat terangsang hebat. Badanku terasa kelu dan kaku karena depresi, tegang dan amarah yang menjadi satu.

    Kulihat lagi permainan mereka, dan ternyata kini kedua kaki istriku diangkat dengan cara tangan kiri Usman memegang pergelangan kaki kanan istriku dan sebaliknya tangan kanan Usman memegang pergelangan kaki kiri istriku. Yang menjadi iri dan aku tertegun, selain Usman masih mengocok kontolnya, kedua kaki istriku dimainkan dengan cara dirapatkan tegak lurus dan kemudian dikangkangkan, begitu terus berulang dan terlihat dari mimik wajah istriku, dia menikmati semua gerakan yang dilakukan oleh Usman.

    Ech.. ouw.. ouw.. yaou.. teruuss.. terruss.. oeii..

    Beberapa menit kemudian gerakan maju mundur Usman semakin kencang dan..
    Mbak.. aku nggak kuat lagi Mbak.. aku keluarin didalam yaa..
    Nggak papa Dik.. semprotkan semuanya di dalam.. ayoo..

    Dan gerakan Usman mendadak berhenti sambil memeluk kedua kaki istriku, pantatnya semakin ditekankan kedepan dan berkedutkedut.

    Oochh.. ouch.. creett.. creutt.. cruutt..

    Usman rebah dipelukan istriku.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Selingkuhi Tetangga Sampai Hamil – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sex Selingkuhi Tetangga Sampai Hamil – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1414 views

    Perawanku – Sebut saja aku Gladis. Aku berusia 28 tahun. Aku sudah menikah namun belum dikaruniai anak. Kata orang aku cantik dan memiliki daya tarik. Kadang aku selalu menutup auratku dengan berhijab Namun kadang aku juga tak mengenakannya. Aku memang masih dalam tahap penyesuaian untuk benar-benar berhijab. Kulit putih dan tubuh sintalku selalu aku tutupi dengan pakaian modis ala hijabers atau baju yang sopan jika aku sedang tidak berhijab. Selain wajahku yang cantik aku memiliki payudara yang termasuk besar namun aku tak suka memamerkannya aku malah risih dan menginginkan payudara yang berukuran kecil. Entah saat aku mengenakan hijab atau tidak payudaraku selalu memiliki daya tarik tersendiri dan menjadi santapan para pria nakal. Dasar Pria, pikirannya selalu cabul.

    Aku merupakan seorang ibu rumah tangga. Sebelumnya aku merupakan seorang wanita karir namun setelah menikah Mas Reza menyuruhku untuk berada di rumah saja. Mas Reza lah yang berhasil meminangku. Kini usia pernikahan kami memasuki 1 Tahun. Banyak yang bilang kami pasangan yang serasi yang satu cantik dan yang satu tampan. umurnya pun tak beda jauh dariku. Mas Reza bekerja sebagai pimpinan di sebuah Bank. Secara financial kami bisa dibilang mapan.
    Aku memang sudah lama berpacaran dengan Mas Reza. Bahkan kami sudah melakukan hubungan terlarang sebelum kami menikah. Mas Reza memang pintar merayu ku dan berhasil menggodaku untuk menyerahkan keperawananku pada saat itu. Mas Reza memang memiliki nafsu sex yang tinggi. Disetiap ada kesempatan Mas Reza selalu menyetubuhiku, entah itu di rumahku, dirumahnya atau kadang kita menyewa kamar di Hotel. Mas Rezalah yang mengajariku bercinta dari yang tadinya pasif hingga aku aktif bermain dalam bercinta. Namun walau aku sudah mengenal nikmatnya bercinta hanya dengan Mas Rezalah aku melakukannya. Setelah 5 tahun berpacaran kami akhirnya menikah.

    Setelah beberapa bulan tinggal rumah orang tuaku, akhirnya kami berhasil membeli rumah walaupun berada di pinggiran ibu kota. Rumah minimalis 2 lantai tersebut berada di sebuah Cluster yang didalamnya hanya ada terdapat beberapa rumah dengan bentuk yang sama tanpa pagar pembatas.

    Mas Reza semakin giat bekerja, gairah keintiman kami mulai berkurang seiring dengan beban pekerjaannya yang kian bertambah. Apalagi sekarang Mas Reza selalu pulang malam dan pergi pagi sekali. Karena memang jarak dari rumah ke kantor memang agak jauh. Seperti pada malam ini kulihat suami ku yang berada disebelahku nampak sudah tertidur pulas. Padahal aku sedang bergairah. Ku pelorotkan celana pendeknya dan ku telanjangi bagian bawah tubuhnya. Kulihat penisnya yang nampak sedang tertidur. Ku pegang batang lemah penisnya itu, ku genggam dan kubelai lalu ku kocok secara perlahan. Secara alamiah semakin lama penisnya terasa mengeras akibat kocokan tanganku. Aku mulai menjulurkan lidahku, kujilati kepala penisnya lalu turun batang penisnya. Lalu setelah itu ku kulum batang penisnya.

    “Hmmmmm Mah…”
    suami ku mulai bereaksi dan mulai membuka kedua matanya.

    “Aduh mah besok kan papah mesti kerja. Nanti aja pas weekend papah bakalan puasin mamah”ujar suamiku

    “Pah, mamah lagi on. Please pah sekali saja”ujarku

    “ya udah mah maen cepet aja. Mamah aja yang gerak papah capek”ujarnya

    Aku langsung menurunkan CD ku. Ku angkat gaun tidurku lalu ku posisikan diriku diatas tubuh suamiku dalam posisi WOT. Liang senggamaku yang sudah basah mulai menyentuh kepala penisnya yang sudah tegang karena ulahku. Ku genggam penisnya dan kuarahkan masuk ke liang memekku sambil kuturunkan tubuhku.

    “Blessss”

    “Hhhhhmmm Pahhhh”desahku

    Kurasakan penis suamiku sudah masuk seutuhnya tertelan di dalam liang memekku. Aku mulai menggoyangkan pinggulku maju mundur menggoyang penisnya. Penisnya terasa penuh diliang senggamaku. Semakin aku menggoyang pinggulku rasa nikmat semakin menjalar ke seluruh tubuhku.

    “hmmm, ooohhhhh, ahhhhhhhh”

    “Pah, mainin toked mamah dong Pahhhhh jangan tidur terus”

    “Ohhhhhh, Ahhhhhhhhh”

    Aku terus menggerakan pinggulku. Sambil satu tanganku meremas-remas payudaraku. Satu-satunya penis yang selalu menusuk di liang memekku itu bergerak mengikuti irama goyanganku.

    “Hhhhmmmm Masssss”

    “Bangun Massssss”

    “Entotin aku Masssss”

    Mas Reza mulai terpancing ajakanku. mungkin dia juga merasakan kenikmatan atas jepitan liang memekku. Mas Reza nampak mulai membangunkan badannya lalu kami pun berciuman dengan ganasnya. Mas Reza mulai aktif bermain. Tangannya mulai menuruni kedua tali gaun tidurku lalu memelorotkannya. Kedua payudaraku tak dibiarkan bergelantung dengan bebas. Tangannya langsung menangkap, meremas-remas dan kadang memilin kedua putingku. Aku semakin bergairah kareba mendapat rangsangan darinya.

    “nakal kamu Mah. Kamu harus dihukum”ujarnya setelah menyudahi aksi ciuman kami

    Aku masih bergoyang dan bibirnya kini mulai mengulum dan menyedot-nyedot putingku. Membuat tubuhku semakin sensitif dan terasa begitu nikmat.

    “Ohhhhhhh Pahhh, terus hisap puting mamahhh.. Ohhhh”desahku

    Aku semakin tak tahan. Liang memekku semakin basah saja. Aku sedang mengejar Orgasmeku. Gerakan pinggulku semakin liar dan Lidah Mas Reza semakin menari2 dan menggelitik diputingku. Aku tak tahan lagi.

    “ohhhhhhhh, ahhhhhhhhhh, ahhhhhhhhh”

    “Pah, aku mau hmmmmm aku mau…..”

    “aku mau sampe pahhhh”desahku sambil menjambak rambut suamiku

    “Aaaaaaahhhhhhhhhhh”

    Kurasakan orgasme menerpaku. Rasa nikmat menjalar keseluruh tubuhku dengan reaksi cairan cintaku yang semakin membanjiri liang memekku. Mas Reza, cerita seks selingkuh dengan tetangga menyadari bahwa aku sudah mencapai klimaksnya. lalu kini dia yang mengambil alih permainan bercinta kami. Aku lalu ditidurinya dibukanya kedua kakiku lalu mas Reza kini sudah berada diatasku Lalu penisnya kembali melesat didalam liang memekku.

    “Ohhhhhhh Pahhhhhh”desahku

    Mas Reza mulai memompa penisnya di liang memekku. Pinggulnya bergerak maju mundur dengan cepat di liang senggamaku. Mas Reza sepertinya ingin buru-buru menuntaskan permainan cinta kami.

    “PlakkkkkPlokkkkkkPlakkkkkkk”

    “Ahhhhhhhh,Ohhhhhhh,Ahhhhhhh”

    “Ohhhhh mahhhh Papah”

    Kurasakan Penisnya mulai berdenyut di dalam liang memekku. Mas reza sedang mengejar orgasmenya.

    “Papah, papah sampeeeee”

    “Ohhhhhhhhhh”

    “crotzzz,crotzzzz,crotZzzz”

    Mas Reza pun menumpahkan cairan cintanya di dalam liang memekku.

    Samar-samar ku dengar bel rumahku berbunyi. Aku mulai terbangun dari tidurku. Kulihat Mas Reza sudah tak berada di sampingku lagi. Kulihat ke arah jam ternyata sudah menunjukan jam 10 pagi. Ternyata aku kesiangan, tubuhku masih telanjang dan kurasakan ada bercak-bercak sperma di perutku. Mas Reza pasti sudah menggauliku lagi. Aku beranjak dari tempat tidurku. Berjalan cepat ke Kamar mandi untuk membilas tubuhku. Lalu ku kenakan gaun tidurku lagi tanpa mengenakan pakaian dalam. Aku rerburu-buru karena bel rumah ku terus berbunyi lalu ada suara orang memanggil-manggil namaku.

    “Gladisss”

    “Ting Tong Ting Tong”

    “iya, sebentar”jawabku

    Ku buka pintu rumahku ku dapati. Sella dan Mas Baim tetangga rumahku nampak bengong melihat kearahku. Aku pun mulai tersadar karena sinar matahari tepat kearahku dan nampak menerangi tubuhku yang masih mengenakan pakaian yang sexy. Aku jadi risih sendiri mendapat tatapan nakal tetanggaku terutama dari Mas Baim yang nampak mesum menatap tubuhku terutama kedua tokedku. Aku biasanya selalu mengenakan pakaian sopan. Mungkin baru kali ini Mas Baim melihatku dengan pakaian seperti ini.
    “Hello Sella, Mas Baim ada apa ya kok malah pada bengong”jawabku

    “Oh my god Gladis kamu sexy banget say, pantes Mas Reza betah dirumah mana toked kamu gede banget lagi say”jawab sella lalu melihat ke arah suaminya yang nampak masih terbengong

    “Auwwwww”ujar Mas Baim karena mendapat cubitan dari Sella

    “Mata dijaga ya. Awas ya Pah kalau sampai konak ngeliatin Gladis nggak aku kasih jatah sebulan”ujar Sella

    “yah jangan dong Mah. Lagian kan yang ngegoda papah Gladis tuh”ujar Mas Baim yang tak mau disalahkan

    “eh enak aja ya Mas Baim”jawabku sambil tertawa

    Sella lalu mengusir Mas Baim yang nampaknya sedikit kecewa. Kuajak Sella masuk kedalam rumahku dan kami pun mulai asik mengobrol. Sella ternyata ingin memberiku oleh-oleh karena dia habis berlibur ke Bali bersama misuanya. Sella dan aku memang mulai memiliki hubungan yang dekat. Begitupun Mas Baim dan juga Mas Reza. Mungkin karena kami seusia dan rumah kami juga bersebelahan. Sella tak kalah cantik denganku. Bahkan aku iri dengan tubuh Sella yang nampak proporsional dengan ukuran payudaranya yang pas tidak begitu besar dan juga kecil. Sella sama sepertiku belum memiliki anak dan juga merupakan seorang ibu rumah tangga. Namun yang berbeda adalah pekerjaan suami kami. Mas Reza merupakan pegawai kantoran sedangkan Mas Baim merupakan kontraktor yang bekerja jika memang sedang ada proyek.

    Setelah asik mengobrol Sella kembali kerumahnya sedangkan aku kembali beraktifitas sebagai ibu rumah tangga. Tak hanya Sella dan Mas Baim saja namun aku juga masih memiliki tetangga yang belum begitu ku ke kenal. Sebagai warga baru aku memang harus aktif berkenalan dengan para tetanggaku yang lainnya.

    Seperti biasa sore ini Mas Reza mengabariku bahwa dia akan pulang malam. Kulihat kearah luar hari sudah menjelang sore. Aku bingung mengisi waktuku dengan apa. Memang sudah waktunya aku memiliki anak, Namun Tuhan belum memberikannya. Padahal aku dan Mas Reza selalu mencoba dan aku pun tahu kalender kesuburanku. aku mulai mempelajarinya semenjak pacaranku dengan Mas Reza sudah tak sehat lagi, aku tak mau kebobolan apalagi sampai hamil diluar nikah. Apalagi Mas Reza pada waktu itu malas sekali mengenakan kondom. Dasar Pria maunya enaknya saja gilaran tekdung pada lepas tanggungjawab. Cerita Sex Tetangga,Kisah Seks Tetangga,Tetangga Hamil,Kisah Seks Tetangga,Cerita Dewasa Tetangga,Ngentot Tetangga

    Akhirnya sore itu kuputuskan untuk berkunjung ke rumah Sella.

    “Ting Tong Ting Tong”bel rumah Sella

    “Sellaaaaaaa”ujarku

    “iya sebentar Dis”jawab suami Sella dari dalam rumah

    Kulihat Mas Baim membukakan pintu rumah. Mas Baim nampak memamerkan tubuh atletisnya dengan lilitan handuk yang menutupi tubuh bagian bawahnya

    “Mau main ya Dis. Masuk aja”ujarnya

    “ih Mas abis mandi ya. Sellanya ada di rumah nggak”tanyaku

    “ya nih abis mandi, mau dimandiin sekalian nggak Dis. Sella juga lagi mandi tuh”ujarnya

    “Ih Mas Baim nakal, aduin ke Sella nih”ujarku

    “Ye, jangan Dis bahaya, kan Mas cuma bercanda. Ya udah masuk aja yuk”ajaknya

    “nggak deh Mas. Kalau gitu nanti malem aja aku mainnya”ujarku lalu kembali ke rumahku

    Malam harinya aku kembali bermain ke rumah Sella. Kini aku sudah berada didalam rumahnya. Ku lihat Sella nampak sedang di pijit oleh terapis pria.

    “Mas Baim keluar ya Sell”ujarku

    “Iya lagi ada penawaran proyek katanya”jawab Sella

    “gila berani juga Sella dipijit ma terapis cowok nggak ada suaminya”ujarku dalam hati

    Namun aku salah sangka. Tenyata terapis itu bukannya cowok tulen. tetapi cowok melambai.

    “Sis, ikutan di pijit yuk. Tince jamin ueeeenak dan bikin badan seger”tawar sang terapis

    “Ya udah Dis. Abis Tince mijit aku dia mijit kamu ya say”ujar Sella

    “aduh gimana ya. Aku nggak pernah di pijit cowok say”jawabku

    “yeeee, tince ini cewek yang menjelma jadi cowok say. Jadi nggak bakal bisa konak dia. Lagian dia udah langganan aku say. Aku jamin aman”jawab Sella

    “tapi kalau kamu mau dipijit jangan disini. Nanti si Baim nepsong Lagi liat kamu telanjang Say. Kita pindah ke kamar aja yuk”ujar Sella

    Kami pun beranjak ke dalam kamar Sella. Sella sudah tak malu Lagi dan melepaskan kainnya yang menutupi tubuh telanjangnya. Tubuhnya begitu putih dan mulus. Mungkin kalau si Tince lelaki Tulen Sella sudah di cabulinya atau bahkan di perkosanya. Sella kini sudah tidur tengkurep diatas kasurnya lalu tangan Tince dengan cekatan mulai kembali memijitnya. Sella nampak relax dan semakin lama sepertinya dia sudah tertidur. Tak terasa waktu terus berjalan. Aku yang sedang sibuk main Hp diberitahu Tince kini giliranku untuk dipijit namun aku ragu jika harus telanjang apalagi ini di rumah orang. cerita seks ml dengan tetangga sexy enak dan nikmat.

    “udah sis nggak usah takut ma Tince. Kalau pijitan Tince nggak enak sis nggak usah bayar”ujarnya

    “tapi jangan dsini Tince. Pindah ke rumahku aja yuk”jawabku

    “kasian dong sis masa Sella kita tinggal gitu aja. Udah disni aja nggak apa-apa”ujar Tince

    “ya udah deh”jawabku

    “tapi jangan kenceng-kenceng ya Say. Aku nggak begitu suka dipijit”jawabku sambil membuka pakaian yang ku kenakan

    “badannya bagus banget Sis, perawatan ya. Itu melon apa toked gede bingitz”ujar Tince

    “Apaan sih Tince, iyalah tubuh harus dirawat biar suami nggak berpaling”jawabku

    “alah sis cowok mah kalau dasarnya nakal mau secantik apa istrinya tetep aja maen juga diluaran”ujar Tince

    “hihihi iya juga sih”jawabku sambil menikmati pijatan tangan Tince

    Aku mulai merasa relax dan nyaman. Pijatan tangan Tince begitu nikmat memijat badanku. Pantas saja Sella dengan cepat langsung tertidur. Aku semakin lama semakin tenggelam dalam pijatan tangan Tince yang membuatku relax dan mengantuk lama-lama aku pun tertidur.

    “Ahhhhh, Ohhhhhhh teruss Ko, sodokin memek Sella”desah Sella

    Samar-samar kudengar Sella terus mendesah mengganggu tidurku saja. Aku mulai membuka mataku ternyata kamar ini nampak terang. Kulihat disebelahku Sella nampak sedang disetubuhi oleh seorang pria yang tak ku kenal. Namun pria itu bukan Mas Baim. Sella pun menyadari bahwa aku sudah terbangun. Dan menghentikan permainan cintanya bersama pria asing itu.

    “Sella, whattt??”ujarku kaget segera kulihat tubuhku yang masih telanjang namun ternyata terselimuti dengan baik oleh bed covernya.

    “hihihi Dis, pake acara bangun kamu. Ganggu aku aja. nyenyak juga ya tidur kamu”

    “UdahTenang aja aku nggak ngapain-ngapain kamu kok”ujar Sella

    “Tapi Sell, kok kamu gituan sama cowok lain. Kamu selingkuh Sell”ujarku

    “No,no,no tuh Mas Baim lagi duduk disana”ujar Sella

    Kulihat kearah Mas Baim yang sedang duduk di pojokan dengan tubuh telanjangnya tangannya memegang penisnya namun penisnya terlihat tak berereksi.

    “mba temennya boleh juga tuh”ujar pria asing itu

    “lo sentuh dia. Lo gue end”jawab Sella

    “Cuma bercanda mba Sella”jawab pria itu

    Cowok itu nampak memandangku dengan penuh nafsu. Sekarang aku malah bingung untuk bertindak.

    “jadi gini Dis. Aku dan Mas Baim punya masalah dalam hubungan Sex. Mas Baim penisnya susah untuk berereksi. Dan ini Riko temannya Mas Baim yang selalu membantu kami dalam hubungan sex”ujar Sella

    Aku mulai menangkap apa yang dimaksud Sella. Jadi Mas Baim ternyata penisnya tidak bisa berereksi. Aku tak menyangka padahal tubunya terlihat Atletis, maco dan tampan. Sedangkan pria bernama Riko itu badannya biasa saja penisnya tidak begitu besar namun panjang dan terlihat agak bengkok keatas.

    “sudah berapa lama kalian begini”selidikku

    “sudah lama Dis. Memang malam ini sudah dijadwalkan. Namun aku lupa memberitahu Mas Baim bahwa ada kamu disini. Tolong jaga rahasia ini ya Dis dari Mas Reza juga”ujar Sella

    “ya Sell aku janji bakal jaga rahasia ini. Ya udah aku kalau gitu pulang aja deh Sell”ujarku

    “okey. Aku mau pindah kamar. kamu pake buju dulu Say”ujarnya

    “Pahh anter Gladis dulu ya”ujar Sella lalu bangkit dan mengajak Riko untuk pindah kamar

    “Iya Mah tenang aja”jawab Mas Baim

    “Mas Baim kok nggak keluar. Aku mau pake baju nih”ujarku

    “nggak usah malu Dis. aku udah lihat kamu telanjang. Percuma juga burung ku tetep nggak bangun tuh. Ya udah aku tunggu diluar deh”ujarnya

    “tunggu, tunggu Mas. Jadi pas aku tidur tadi Sella ngasih lihat tubuh telanjangku gitu”ujarku terkaget

    “Iya Dis tapi tenang aja kita nggak aneh-aneh kok. Aku penasaran sama tokedmu kali aja bisa ngebangkitin burungku, ternyata zonk juga”ujarnya lagi

    “Masa sih Mas, udah ngeliat toked aku nggak bangun juga. Nih aku kasih lihat lagi tokedku apa bener itu kamu nggak bisa bangun Mas”ujarku sambil memperlihatkan kedua bongkahan payudaraku

    Mas Baim nampak menelan ludahnya.

    “jujur aku Nafsu Dis tapi percuma juga kalau punyaku nggak bisa bangun”ujar Mas Baim dengan mimik kecewa

    Dan benar saja kulihat burung Mas Baim masih nampak layu. Kasian juga aku melihatnya. Kutangkap ekspresi putus asa di wajahnya. Mas Baim pun melangkah keluar kamar. Aku mulai menyadari kegilaan ku yang dengan spontan memamerkan kedua tokedku sama mas Baim. Gila juga aku. Aku segera mengenakan baju ku. Lalu aku beranjak untuk kembali ke rumahku. Sebelum keluar rumah Sella, aku mendengar samar-samar suara desahan Sella yang sedang bersetubuh dari kamarnya. Kasian juga Mas Baim tidak bisa menikmati istri cantiknya. Tega juga Sella bercinta di depan suaminya.

  • Cerita Sex Kisah Pemerkosaan Yang Ngeri

    Cerita Sex Kisah Pemerkosaan Yang Ngeri


    940 views

    Perawanku – Cerita Sex Kisah Pemerkosaan Yang Ngeri, Ide cerita ini diambil dari teman teman saya , dan salah satu teman saya adalah penggila cerita hot, dari situ saya mencari fakta fakta kisah ini benar benar terjadi, dari warga setempat atau teman dekatnya, mau tau kisah lanjutnya gimana mari kita simak bersama :

    ” Teng..Teng..Teng !!! ” Suara bel bergema ke segala penjuru sekolah

    Waktu telah menunjukkan pukul 5 sore… dari dalam kelas kuamati sahabat mulai berhamburan keluar dari kelas mereka menuju ke arah tempat parkir motor sekolah.

    ” Ahh.. ! ” Saya mendesah melanjutkan lamunanku sambil mengusap lebam diwajahku, mengusir kegalauan dari dalam hati ini.

    Teringat kejadian sewaktu istirahat, Duta berkelahi denganku.

    ” Freddy, jangan kamu ganggu Claudia ! ” Duta berteriak sambil berjalan ke arahku yang sedang merokok di belakang bangunan sekolah dekat kamar mandi.

    ” Kenapa kamu, Duta ? ” Saya keheranan melihat tingkah Duta, karna kami berteman sedari kecil dan tidak pernah perangainya berubah sekasar ini.

    ” Ah, jangan banyak bacot kamu ! Anggap aza gua ga punya teman seperti kamu !! ” Duta berkata sambil sekonyong-konyong melayangkan tinjunya ke arah wajahku.

    ” Duhk” Kerasnya tinju Duta menghantam wajahku, saya terkejut dan terdiam hanya memandangi wajah sahabatku yang tampak sungguh beringas.. ” Duhk! ” sekali lagi tinjunya melayang memukul pelipisku hingga berdarah…

    Saya berteriak sambil berbalik mendekap tangannya dari belakang

    ” Duta, apa gua ada buat kesalahan ke Claudia ? ”

    Tiba-tiba Claudia muncul entah darimana, dan tangannya memegang lenganku mencoba melepaskan Duta dari dekapanku yang kuat.

    ” Freddy lepaskan Duta, dia baik ! ” Saya tetap bertahan pada posisiku dan kutinju wajah Duta dari belakang karna saya cemas Duta akan mengamuk kembali.

    ” Plak!! ” Claudia menamparku !!!

    Perlahan tapi pasti kulepas dekapanku, kulihat Duta tersimpuh ke tanah. Matanya memerah, dan kudengar ia berkata dengan suara tersendat ” Fred..lebih baik kamu pergi..tinggalin gua dan Claudia disini..

    Saya pun melangkah pelan meninggalkan mereka berdua, karna saya tahu sifat keras sahabatku ini yang bila telah emosi tidak dapat didinginkan.

    ” Fred, sampeyan ora mulih ? Nanti saya kemalaman loh! ” Yati menyapaku, sambil mencoba mencubit kumis tipisku

    akhirnya buyarlah lamunanku tentang tadi siang..

    Saya hanya tersenyum, lalu kugandeng kekasihku menuju ke tempat parkiran motor kuacuhkan pertanyaannya tentang lebam di wajahku dan tentang perkelahianku dengan sahabatku..
    Kunyalakan motor NSR-ku, dan saya pun membawa kami berdua melesat dalam kecepatan yang tinggi ke arah desa kami..

    Malamnya, saya tidak dapat tidur walaupun telah berusaha… semua adalah karna perbuatan Claudia yang membela Duta dan ia telah tidur nyenyak di kamarnya di lantai bawah..

    Claudia adalah Anak Adopsi ibuku yang rindu akan kehadiran anak perempuan…

    Ia diambil dari sebuah panti asuhan di jakarta ( ketika itu kami sekeluarga masih tinggal di jakarta )..
    Ibuku tertarik mengadopsinya karna kasihan melihat nasib anak bayi ini, claudia lahir dari seorang perempuan yang diperkosa oleh orang asing dan kemudian bunuh diri tak lama setelah anaknya lahir.

    Yach benar… kuakui Claudia yang baru berumur 16 tahun yang lebih muda 2 tahun daripadsaya ini cantik.. berkulit putih, wajahnya tirus, berbadan langsing dan tinggi, berhidung mancung ( tipikal arab, mungkin ayahnya orang Arab ).

    Saya tidak terlalu mengenalnya karna sedari 3 tahun sampai kelas 6 SD saya dititipkan ke pamanku yang ada di Bandung, selepas SMP baru saya dan pamanku pindah ke Jakarta tetapi keluargsaya justru pindah ke Cilacap. Jadi kami tak pernah tinggal bersama2, www.bukasex.com , dan jika orangtusaya mengunjungiku kami tidak pernah bertemu karna saya sering keluar untuk bermain dan orang tusaya tidak pernah menginap di rumah pamanku.

    Kembali Anganku melayang….

    1 bulan yang lalu, ibuku menjemputku ke Jakarta karna ia ingin agar saya menyelesaikan kelas 3 SMU ku di kampung.

    Maksudnya adalah menemani ayahku yang telah tua renta, sekaligus menjaga Claudia dari pergaulan yang buruk karna ia telah mulai remaja..

    Ketika saya pulang, saya terkejut karna bisa smelihat kehadiran seorang adik wanita yang cantik lagi dirumah orangtuaku.

    Ia memanggilku dengan sebutan ” Mas ! ”

    Saya merasa lucu, karna perempuan dengan wajah indo ini fasih sekali dengan bahasa jawa dibandingkan dengan saya yang hanya bisa bahasa sunda ( karna tinggal di Bandung )…lama kelamaan Saya juga merasa jatuh cinta terhadap Claudia, sering pakaian dalamnya saya sembunyikan dan saya cium2i sambil bermasturbasi untuk memuaskan nafsuku, dan kadang2 saya bercanda peluk2 dia sambil menjamah2 bagian tubuhnya waktu ayah dan ibuku sedang tidak ada di rumah walau terkadang kutahu itu salah.seharusnya saya telah menganggap dia adalah adikku.

    Dan juga ketika masuk sekolah saya gembira karna Duta, temanku yang dari Bandung ternyata juga pindah satu sekolah denganku..

    Suara rintik hujan..membangunkanku dari mimpi tentang masa laluku..

    saya turun berjalan ke arah dapur untuk menyeduh kopi..

    Sebelum sampai dapur, kulihat Pintu Kamar Claudia terbuka, dan ranjangnya kosong…

    Marah, khawatir akan keselamatan adik kecilku yang cantik segera kuurungkan niatku menyeduh kopi dan kucari ia ke bagian depan di teras halaman rumah. Ternyata ia tidak ada,

    Lalu Saya kembali ke dapur.

    Kutemukan surat kubaca isinya Ya…Tuhanku !

    ” Claudia, ini peringatan terakhir ! telah cukup penolakanmu! Layani ayah kalau tidak akan ayah usir kamu dari rumah!

    Dasar anak pungut! Ayah Tunggu di Kebun Belakang!!! ”

    Kutemukan Claudia meringkuk di depan kamar mandi, tubuhnya gemetaran dan wajahnya pucat pasi..

    Kudekati dia, kupeluk tubuhnya yang gemetaran itu.

    Tiba-tiba Claudia menangis dalam pelukanku,ia merebahkan kepalanya sesenggukan didadaku..
    Saya merasakan ada perasaan nyaman saat memeluknya.

    ” Mas, atur nuwun! ”

    ” Saya ra iso balas budi ke Bapak, karna Bapak wis saya anggap dadi Bapakku dewe! Saya durhaka,mas! ”
    Ia kemudian meraung-raung, dan saya membekap mulutnya karna takut kedengaran tetangga terlebih ibuku.

    ” Kamu mau nama bapak tercemar? ” tanysaya pelan.

    Dia menggeleng lemah, saya gandeng dia ke arah kamarnya. Kuselimuti dia yang masih gemetaran, tampak kulitnya yang telah putih semakin putih karna pucat..

    Claudia pun mencoba tidur kembali karna waktu baru menunjukkan pukul 2.

    Saya menjaganya dengan duduk di samping tempat tidur, cemas akan ayah yang tiba-tiba mendobrak masuk..
    Entah jam berapa, saya terbangun dari tidurku kulihat Claudia masih tertidur dengan lelapnya..
    Desah nafasnya yang lembut membangkitkan gairahku yang selama ini belum pernah kusalurkan ke wanita manapun. Karna selama ini wanita-wanita yang kupacari adalah sebagai gengsi belaka jarang sekali kusentuh, paling jauh hanya berciuman bibir dan memegang payudaranya karna mereka kuanggap sebagai pelengkap dan penjaga gengsi dari hubungan sosial dengan kelompok motorku.

    Masa seorang lelaki tampan tidak mempunyai pacar? Tetapi Claudia ini berbeda…saya mempunyai perasaan yang sama sekali berbeda..

    Saya membungkuk dan kudekatkan wajahku ke arah wajahnya sampai hampir menempel, cantik sekali…
    Tiba-tiba matanya terbuka, mulut Claudia tiba-tiba terbuka seperti orang yang akan menjerit. Kubekap mulutnya dengan tanganku dan saya berbisik kepadanya ” Kulepaskan tanganku, tapi kamu jangan menjerit ! ”

    Tetapi Claudia adikku ini terus saja meronta-ronta, karna kesal dan takut ketahuan akhirnya telah kepalang basah. Saya melepaskan tanganku dan langsung menyumpal bibirnya dengan bibirku, tetapi apa yang kupikirkan tidak berjalan dia menggigit bibirku hingga berdarah. Sambil berusaha melepaskan bibirku dari gigitannya, saya menutup kembali mulutnya dengan tanganku..

    ” Ya Allah ! Tolonglah hambamu ini ! Ya Allah ! Hik…hik ! ” ketika berhasil melepaskan bibirku dar gigitannya sempat kudengar suaranya yang cepat diiringi sesenggukan sambil berlinang air mata. Setan telah menguasai alam pikiranku, tangan kananku bergerak memiting kedua tangannya.. dan kakiku mencoba naik ke perutnya mencopot celana panjang karet yang ia kenakan.

    Dengan susah payah akhirnya berhasil, kini Claudia hanya mengenakan Kaos oblong dengan celana dalam saja.

    Kulihat pahanya yang jenjang dan putih, kemaluannya masih tertutupi celana dalam berwarna krem.

    Dengan cepat, kulepaskan pitinganku di tangannya dan mencoba meraih celana dalam krem itu untuk melepaskannya..

    Claudia histeris ia meronta-ronta meraung-raung tangannya mencakar-cakar dan menampar wajahku. Saya berhasil melepaskan celana dalamnya dengan mudah karna ia hanya fokus berontak ke arah wajahku. Emosi karna kesakitan akibat cakaran dan tamparannya, kutampar wajahnya..

    Claudia langsung terdiam dan sesenggukan, rontaannya melemah. Mungkin ia terkejut dengan kekasaranku, atau ia shock telah kutampar. saya melepaskan bajunya dengan mudah.. kulucuti pula BH berukuran 34B itu..tampak toket Claudia yang putih dan menggunung dengan indah Kubisiki dia ” Kalau kamu tidak mampu membalas budi kepada bapak, balas kepadsaya saja ! ”

    Kuremas payudaranya dan kucium beberapa kali dengan lembut, namun ketika putingnya kuhisap. Ia kembali meronta dan berteriak ” Tolobbbh ! ” Teriakannya berhenti karna kusumpal mulutnya dengan Selimut.

    Tangan kananku bergerak memiting kedua tangan Claudia ke atas kepalanya, tangan kiriku bergerak ke bawah mencoba menemukan lubang kelaminnya.

    Saya sulit bergerak karna rontaannya, kutampar dua kali wajahnya dan Claudia akhirnya terdiam. Kulepas pakaianku, lalu kupeluk dengan erat tubuhnya yang gemetar karna rasa takut yang hebat.

    Kuarahkan kelaminku ke dalam lubang kelaminnya, ” Jlebh!”

    sulit sekali memasukkan kelaminku kedalam lubang kelaminnya karna ini adalah saat pertamaku. setelah 10 menit, usahsaya mulai membuahkan hasil. Ujung Kelaminku mulai masuk ke dalam lubangnya, kulihat kepala Claudia menoleh ke kiri dan kekanan rontaannya semakin hebat.

    Kupaksakan masuk ke liang kelaminnya, meskipun kurasakan perih di ujung kelaminku. Kurasakan ujung kelaminku sulit untuk masuk lebih dalam karna terganjal oleh sesuatu didalam liang kelamin Claudia.
    Kuacuhkan rasa perihku dan kudorong masuk dengan sekuat usaha, ” Sleepp ! ”

    Kelaminku telah masuk semua ke dalam, kurasakan badan Claudia terdorong ke atas sampai mengangkat badanku ia berteriak dengan keras tetapi suara yang keluar tidak terlalu jelas karna tersumpal dengan selimut..

    Kudiamkan kelaminku beberapa saat karna rasa sakit pada kelaminku, mungkin kelaminku lecet akibat perbuatanku sendiri yang kasar.

    Kugoyangkan pinggulku kebelakang dan ke depan, kupompa kelaminku nikmat terasa meskipun masih ada terasa perih sedikit karna terjepit di dalam dinding liang kelamin Claudia. Tidak kurasakan basah sedikitpun, hanya ada rasa hangat yang menyelimuti.

    Detak jantungku berdetak dengan keras seperti sedang lomba lari marathon.

    ” Ooh, Claudia. Akhirnya kau kumiliki ! ”

    Dengan kaku, kucabut kelaminku dari lubang kelamin Claudia lalu kubalikkan tubuhnya membelakangi tubuhku.

    Kumasukkan kembali kelaminku ke dalam liangnya, Claudia telah tidak meronta lagi bahkan matanya terpejam karna sakit, frustasi dan shock akibat pemerkosaan ini.

    Tidak beberapa lama kemudian, saya merasakan ada sensasi aneh ? Ada perasaan yang mendorong, memakssaya untuk mengeluarkan raga ini dari tubuh. Seperti ingin buang air kecil tetapi ini jauh lebih nikmat.

    Apakah ini..? Kudorong dan Kupompa pinggangku lebih kencang dan lebih kuat..Claudia berteriak kembali kesakitan..Dan, nikmatnya kurasakan ketika sesuatu menyembur dari kelaminku menyemprot kedalam liang kelamin Claudia..

    Setelah selesai, saya meminta maaf kepadanya. Ia memukul, mencakar, menamparku sembari menangis dengan histeris. Pintu kamar tiba-tiba terbuka, kulihat sesosok tubuh yang kukenal berdiri dan bertolak pinggang di depan pintu. Ia adalah ayahku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Ngentot Adik Ipar Lebih Nikmat Ketimbang Istri Sendiri

    Cerita Sex Ngentot Adik Ipar Lebih Nikmat Ketimbang Istri Sendiri


    1573 views

    Perawanku – Cerita Sex Ngentot Adik Ipar Lebih Nikmat Ketimbang Istri Sendiri, Saya, Andry (bukan nama sebenarnya) adalah seorang pria berumur 35 tahun dan telah berkeluarga, istri saya seumur dengan saya dan kami telah dikarunia 2 orang putra. Istri saya adalah anak ke 2 dari empat saudara yang kebetulan semuanya wanita dan semuanya telah menikah serta dikarunia putra-putri yang relatif masih kecil, diantara saudara-saudara istri, saya cukup dekat dengan adik istri saya yang kurang lebih berumur 34 tahun namanya Siska (bukan nama sebenarnya).

    Keakraban ini bermula dengan seringnya kami saling bertelepon dan makan siang bersama pada saat jam kantor (tentunya kami saling menjaga rahasia ini), dimana topik pembicaraan berkisar mengenai soal pekerjaan, rumah tangga dan juga kadangkala masalah seks masing-masing.

    Perlu diketaui istri saya sangat kuno mengenai masalah seks, sedangkan Siska sangat menyukai variasi dalam hal berhubungan masalah seks dan juga terbuka kalau berbicara mengenai masalah seks, juga kebetulan dikeluarga istri saya dia paling cantik dan sensual, sebagai ilustrasi tingginya kurang lebih 165 cm, kulit putih mulus, hidung mancung, bibir agak sedikit kelihatan basah serta ukuran dada 34A.

    Keakraban ini dimulai sejak tahun lalu dan berlangsung cukup lama dan pada tahun ini sekitar Juni, pembicaraan kami lebih banyak mengarah kepada masalah rumah tangga, dimana dia cerita tentang suaminya yang jarang sekali memperlihatkan perhatian, tanggung jawab kepada dia dan anak-anak, bahkan dalam soal mencari nafkahpun Siska lebih banyak menghasilkan daripada suaminya ditambah lagi sang suami terlalu banyak mulut alias cerewet dan bertingkah laku seperti orang kaya saja.

    Menurut saya kehidupan ekonomi keluarga Siska memang agak prihatin walaupun tidak dapat dikatakan kekurangan, tetapi boleh dikatakan Siskalah yang membanting tulang untuk menghidupi keluarganya. Disamping itu sang suami dengan lenggang keluyuran dengan teman-temannya baik pada hari biasa maupun hari minggu dan Siska pernah mengatakan kepada saya bahwa lebih baik suaminya pergi keluar daripada di rumah, karena kalau dia dirumah pusing sekali mendengarkan kecerewetannya.

    Saya menasihati dia agar sabar dan tabah menghadapi masalah seks ini, karena saya seringkali juga menghadapi masalah seks yang kurang lebih sama dengannya hanya saja penekanannya berbeda dengan kakaknya. Istri saya seringkali ngambek yang tidak jelas sebabnya dan bilamana itu terjadi seringkali saya tidak diajak berbicara lama sekali.

    Akhirnya Siska juga menceritakan keluhannya tentang masalah seks dengan suaminya, dimana sang suami selalu minta jatah naik ranjang 2-3 kali dalam seminggu, tetapi Siska dapat dikatakan hampir tidak pernah merasakan apa yang namanya orgasme sejak menikah sampai sekarang, karena sang suami lebih mementingkan kuantitas hubungan seks dibandingkan kualitas.

    Siska juga menambahkan sang suami sangat kaku dan tidak pernah mau belajar mengenai apa yang namanya foreplay, walaupun sudah sering saya pinjami xxx film, jadi prinsip suaminya langsung colok dan selesai dan hal itupun berlangsung tidak sampai 10 menit.

    Siska lalu bertanya kepada saya, bagaimana hubungan saya dengan kakaknya dalam hal hubungan seks, saya katakan kakak kamu kuno sekali dan selalu ingin hubungan seks itu diselesaikan secepat mungkin, terbalik ya kata Siska.

    Suatu hari Siska telepon saya memberitahukan bahwa dia harus pergi ke Bali ada tugas dari kantornya, dia menanyakan kepada saya apakah ada rencana ke Bali juga, karena dia tahu kantor tempat saya bekerja punya juga proyek industri di Bali, pada awalnya saya agak tidak berminat untuk pergi ke Bali, soalnya memang tidak ada jadwal saya pergi ke sana. Namun dengan pertimbangan kasihan juga kalau dia seorang wanita pergi sendirian ditambah lagi kan dia adik istri saya jadi tidak akan ada apa-apa, akhirnya saya mengiyakan untuk pergi dengan Siska.

    Pada hari yang ditentukan kita pergi ke Bali berangkat dari Jakarta 09.50, pada saat tiba di Bali kami langsung menuju Hotel Four Season di kawasan Jimbaran, hotel ini sangat bernuansa alam dan sangat romantis sekali lingkungannya, pada saat menuju reception desk saya langsung menanyakan reservasi atas nama saya dan petugas langsung memberikan saya 2 kunci bungalow,

    pada saat itu Siska bertanya kepada saya, oh dua ya kuncinya, saya bilang iya, soalnya saya takut lupa kalau berdekatan dengan wanita apalagi ini di hotel, dia menambahkan ngapain bayar mahal-mahal satu bungalow saja kan kita juga saudara pasti tidak akan terjadi apa-apa kok, lalu akhirnya saya membatalkan kunci yang satu lagi, jadi kita berdua share 1 bungalow.

    Saat menuju bungalow kami diantar dengan buggy car (kendaraan yang sering dipakai di lapangan golf) mengingat jarak antara reception dengan bungalow agak jauh, di dalam kendaraan ini saya melihat wajah Siska, ya ampun cantik sekali dan hati saya mulai bergejolak, sesekali dia melemparkan senyumnya kepada saya, pikiran saya, dasar suaminya tidak tahu diuntung sudah dapat istri cantik dan penuh perhatian masih disia-siakan.

    Di dalam bungalow kami merapikan barang dan pakaian kami saya menyiapkan bahan meeting untuk besok, sementara dia juga mempersiapkan bahan presentasi. Pada saat saya ingin menggantungkan jas saya tanpa sengaja tangan saya menyentuh buah dadanya karena sama-sama ingin menggantungkan baju masing-masing, saya langsung bilang sorry ya Sis betul saya tidak sengaja, dia bilang sudah tidak apa-apa anggap saja kamu dapat rejeki. Wow, wajahnya memerah tambah cantik dia.

    Lalu kita nonton TV bersama filmya up close and personal, pada saat ada adegan ranjang saya bilang sama Siska wah kalau begini terus saya bisa tidak tahan nih, lalu saya berniat beranjak dari ranjang mau keluar kamar (kami menonton sambil setengah tiduran di ranjang), dia langsung bilang mau kemana sini saja,

    tidak usah takut deh sambil menarik tangan saya lembut sekali seakan memohon agar tetap di sisinya, selanjutnya kita cerita dan berandai-andai kalau dulu kita sudah saling ketemu dan kalau kita berdua menikah dan sebagainya Saya memberanikan diri bicara, Sis kamu kok cantik dan anggun sih,

    Siska menyahut nah kan mulai keluar rayuan gombalnya, sungguh kok sih saya tidak bohong, saya pegang tangannya sambil mengelusnya, oww geli banget, Andry come on nanti saya bisa lupa nih kalau kamu adalah suami kakak saya. Biarin saja kata saya.

    Perlahan tapi pasti tangan saya mulai merayap ke pundaknya terus membelai rambutnya tanpa disangka dia juga mulai sedikit memeluk saya sambil membelai kepala dan rambut saya. Akhirnya saya kecup keningnya dia bilang Andry kamu sungguh gentle sekali. Oh, indahnya kalau dulu kita bisa menikah saya bilang, Abis kamunya sih sudah punya pacar.

    Lalu saya kecup juga bibirnya yang sensual, dia juga membalas kecupan saya dengan agresif sekali dan saya memakluminya karena saya yakin dia tidak pernah diperlakukan sehalus ini. Kami berciuman cukup lama dan saya dengar nada nafasnya mulai tidak beraturan, tangan saya mulai merambat ke daerah sekitar buah dadanya. Dia sedikit kaget dan menarik diri walaupun mulut kami masih terus saling berciuman.

    Kali ini saya masukkan tangan saya langsung ke balik BH-nya, dia menggelinjang. Saya mainkan putingya yang sudah mulai mengeras dan perlahan saya buka kancing bajunya dengan tangan saya yang kanan, setelah terbuka saya lepas BH-nya.

    Cerita Sex Ngentot Adik Ipar Lebih Nikmat Ketimbang Istri Sendiri

    Cerita Sex Ngentot Adik Ipar Lebih Nikmat Ketimbang Istri Sendiri

    Woww, betapa indah buah dadanya, ukurannya kurang lebih mirip dengan istri saya namun putingnya masih berwarna merah muda mungkin karena dia tidak pernah menyusui putranya, Siska terhenyak sesaat sambil ngomong, Andry kok jadi begini.

    Sis saya suka ama kamu, terus dia menarik diri. Saya tidak mau berhenti dan melepaskan kesempatan ini, langsung saya sambar lagi buah dadanya kali ini dengan menggunakan lidah saya sapu bersih buah dada beserta putingnya. Siska hanya mendesah-desah sambil tangannya mengusap-ngusap kepala saya dan saya rasakan tubuhnya semakin menggelinjang kegelian dan keringat mulai mengucur dari badannya yang harum dan putih halus.

    Lidah saya masih bermain diputingnya sambil menyedot-nyedot halus. Dia semakin menggelinjang dan langsung membuka baju saya pada saat itu saya juga membuka kancing roknya dan terlihat paha yang putih mulus nan merangsang, kita sekarang masing-masing tinggal CD saja, tangannya mulai membelai pundak dan badan saya, sementara itu lidah saya mulai turun ke arah pangkah paha.

    Dia semakin menggelinjang, Oww Andry nikmat dan geli sekali. Perlahan saya turunkan CD-nya, dia bilang Andry jangan bilang sama siapa-siapa ya terutama kakak sayaSaya bilang emang saya gila kali, pakai bilang-bilang kalau kita. setelah CD-nya saya turunkan saya berusaha untuk menjilat clitorisnya yang berwarna merah menantang. Pada awalnya dia tidak mau, katanya dia belum pernah begituan, nah sekarang saatnya kamu mulai mencoba.

    Lidah saya langsung menari-nari di clitorisnya, dia meraung keras, Ohh,Andry, enaakk sekali, saya, saya tidak pernah merasakan ini sebelumnya kamu pintar sekali sih,. Kemudian saya jilat clitoris dan lubang vaginanya, tidak berapa lama kemudian dia menjerit, Auuww saya keluar Andry Oohh nikmat sekali, dia bangkit lalu menarik dengan keras CD-ku.

    Langsung dia sambar penis saya dan dilumatnya secara hot dan agresif sekali. Terus terang istri saya tidak perah mau melakukan oral seks dengan saya, dia terus memainkan lidahnya dengan lincah sementara tangan saya memainkan puting dan kelentitnya. Tiba-tiba ia mengisap penis saya keras sekali ternyata dia orgasme lagi, dia lepaskan penis saya, Andry ayo dong masukin ke sini, sambil menunjuk lubangnya.

    Perlahan saya tuntun penis saya masuk ke vaginanya, dia terpejam saat penis saya masuk ke dalam vaginanya sambil dia tiduran dan mendesah-desah. Ohh Andry biasanya suami saya sudah selesai dan saya belum merasakan apa-apa, tapi kini saya sudah dua kali keluar, kamu baru saja mulai. Waktu itu kami bercinta sudah kurang lebih 30 menit sejak dari awal kita bercumbu.

    Sekarang saya angkat ke dua kakinya ke atas lalu ditekuk, sehingga penetrasi dapat lebih dalam lagi sambil saya sodok keluar masuk vaginanya. Dia terpejam dan terus menggelinjang dan bertambah liar. Saya tidak pernah menyangka orang seperti Siska yang lemah lembuh ternyata bisa liar di ranjang. Dia menggelinjang terus tak karuan.

    Ohh Andry saya keluar lagi. Saya angkat perlahan penis saya dan kita berganti posisi duduk, terus dia yang kini mengontrol jalannya permainan, dia mendesah sambil terus menyebut, Ohh Andry,ohh Andry. Dia naik turun makin lama makin kencang sambil sekali-kali menggoyangkan pantatnya, tangannya memegang pundak saya keras sekali.

    Iihh, uuhh Andry saya keluar lagi, kamu kok kuat sekali,come on Andry keluarin dong saya sudah tidak tahan nih.Biar saja, kata saya, Saya mau bikin kamu keluar terus, kan kamu bilang sama saya, bahwa kamu tidak pernah orgasme sama suami kamu sekarang saya bikin kamu orgasme terus.Iya sih tapi ini betul-betul luar biasa Andry, ohh betapa bahagianya saya kalau bisa setiap hari begini sama kamu.Ayo jangan ngaco ah, mana mungkin lagi, kata saya.

    Saya bilang, Sekarang saya mau mencoba doggy style.Apa tuh, katanya.Ya ampun kamu tidak tau.Tidak tuh, katanya. Lalu saya pandu dia untuk menungging dan perlahan saya masukkan penis saya ke vaginanya yang sudah banjir karena keluar terus, pada saat penis saya sudah masuk sempurna mulailah saya tusuk keluar masuk dan goyangin makin lama makin kencang.

    Dia berteriak dan menggelinjang dan mengguncangkan tubuhnya. Andry, ampuun deh saya keluar lagi nih. Waktu itu saya juga sudah mau keluar.Saya bilang,Nanti kalau saya keluar maunya di mulut Siska.Ah jangan Siska belum pernah dan kayaknya jijik deh.Cobain dulu ya, akhirnya dia mengangguk.

    Tiba saatnya saya sudah mau orgasme saya cabut penis saya dan sambil dia jongkok saya arahkan kepala penis saya ke mulutnya sambil tangan dia mengocok-ngocok penis saya dengan sangat bernafsu. Sis, Ketika mau keluar langsung penis saya dimasukkan ke dalam mulutnya tidak lama lagi.

    Creett, creett, crett, creett, penuhlah mulut dia dengan sperma saya sampai berceceran ke luar mulut dan jatuh di pipi dan buah dadanya. Dia terus menjilati penis saya sampai semua sperma saya kering saya tanya dia, Gimana sis nikmat tidak rasanya.Dia bilang, Not bad.Kita berdua tertidur sampai akhirnya kita bangun jam 21.30.

    Siska mengecup halus bibir saya, Andry, thanks a lot, saya benar-benar puas sama apa yang kamu berikan kepada saya, walaupun ini hanya sekali saja pernah terjadi dalam hidup saya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • DI ENTOT SAMA 2 LELAKI

    DI ENTOT SAMA 2 LELAKI


    2171 views

    Cerita Sex ini berjudulDI ENTOT SAMA 2 LELAKICerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Setelah dilanda badai yang sangat dahsyat tadi mereda, akupun mengajak mereka naik ke lantai dua. Sambil mengelap tubuh seksi ku yang basah kuyup, aku berjalan menuju kamar mandi. Mereka mengikutiku dan ikut mandi bersama. Disana aku cuma duduk, merekalah yang menyiram, menggosok, dan menyabuniku tentunya sambil menggerayangi. Memek dan toketku paling lama mereka sabuni sampai aku menyindir

    Lho.. kok yang disabun disitusitu aja sih, mandinya ga beresberes dong, dingin nih disambut gelak tawa kami.

    Setelah itu, giliran akulah yang memandikan mereka, saat itulah nafsu mereka bangkit lagi, akupun mengemut kontol mereka secara bergantian sehingga langsung saja napsu mereka memuncak. aku segera diseret ke ranjang. Mas Barno mendapat giliran pertama, kelihatannya mereka dia main berdua aja dengan ku.

    Jembutku yang lebat langsung menjadi sasaran, kemudian salah satu jarinya sudah mengelus² Memekku. Otomatis aku mengangkangkan pahaku sehingga dia mudah mengakses Memekku lebih lanjut. Segera kontolnya yang besar, panjang dan sangat keras aku genggam dan kocok².

    War, diisep dong, pintanya. Kepalanya kujilat² sebentar kemudian kumasukkan ke mulutku. Segera kekenyot pelan², dan kepalaku mengangguk² memasukkan kontolnya keluar masuk mulutku, kenyotanku jalan terus.

    Ah, enak War, baru diisep mulut atas aja udah nikmat ya, apalagi kalo yg ngisep mulut bawah, erangnya keenakan.

    Tangannya terus saja mengelus² Meki ku yang sudah basah karena napsuku sudah memuncak.

    War, kamu udah napsu banget ya, Memek kamu udah basah begini, katanya lagi.

    kontolnya makin seru kuisep²nya. Kulihat Wishnu sedang mengelus² kontolnya yang sudah ngaceng berat melihat Mas Barno menggarap aku. Tiba² dia mencabut kontolnya dari mulutku dan segera menelungkup diatas badanku. kontolnya diarahkan ke Memekku, ditekannya kepalanya masuk ke Memekku.

    terasa banget Memekku meregang kemasukan kepala kontol yang besar, dia mulai mengenjotkan kontolnya pelan, keluar masuk Memekku. Tambah lama tambah cepat sehingga akhirnya seluruh kontolnya yang panjang ambles di Memekku. Agen Judi

    Enak Mas , kontol Mas bikin Memek Mawar sesek, dienjot yang keras Mas , rengekku keenakan.

    enjotan kontolnya makin cepat dan keras, aku juga makin sering melenguhkenikmatan, apalagi kalo dia mengenjotkan kontolnya masuk dengan keras, nikmat banget rasanya. Gak lama dientot aku udah merasa mau nyampe

    Mas lebih cepet ngenjotnya dong, Mawar udah mau nyampe, rengekku.

    Cepat banget War, Mas belum apa²? jawabnya sambil mempercepat lagi enjotan kontolnya. Akhirnya aku menjerit keenakan Mas, Mawar nyampe mas , aah, aku menggelepar kenikmatan.

    Dia masih terus saja mengenjotkan Kontolnya keluar masuk dengan cepat dan keras. Tiba² dia mencabut kontolnya dari Memekku.

    Kok dicabut Mas, kan belum ngecret, protesku.

    Dia diem saja tapi menyuruh aku menungging di pinggir ranjang, rupanya dia mau gaya anjing.

    Mas, masukkin diMemek Mawar aja ya, kalo dipantat gak asik, pintaku.

    Dia diam saja. Segera kontolnya ambles lagi di Memekku dengan gaya baru ini. Dia berdiri sambil memegang pinggulku. Karena berdiri, enjotan kontolnya keras dan cepat, lebih cepat dari yang tadi, gesekannya makin kerasa di Memekku dan masuknya rasanya lebih dalem lagi,

    Mas , nikmat, erangku lagi.

    Jarinya terasa mengelus² pantatku, tiba² salah satu jarinya disodokkan ke lubang pantatku, aku kaget sehingga mengejan. Rupanya Memekku ikut berkontraksi meremas kontol besar panjang yang sedang keluar masuk,

    Aah War, nikmat banget, empotan Memek kamu kerasa banget, erangnya sambil terus saja mengenjot Memekku.

    Sementara itu sambil mengenjot dia agak menelungkup di punggungku dan tangannya meremas² toketku, kemudian tangannya menjalar lagi ke memek ku, sambil dientot memek ku dikilik²nya dengan tangannya. Nikmat banget dien tot dengan cara seperti itu.

    Mas , nikmat banget ngentot sama Mas , Mawar udah mau nyampe lagi. Cepetan enjotannya Mas , erangku saking nikmatnya.

    Dia sepertinya juga udah mau ngecret, segera dia memegang pinggulku lagi dan mempercepat enjotan kontolnya. Tak lama kemudian.

    Mas, Mawar mau nyampe lagi, Mas , cepetan dong enjotannya, aah, akhirnya aku mengejang lagi keenakan.

    Gak lama kemudian dia mengentotkan kontolnya dalem² di Memekku dan terasa pejunya ngecret.

    Aah War, nikmat banget, diapun agak menelungkup diatas punggungku.

    Karena lemas, aku telungkup diranjang dan dia masih menindihku, kontolnya tercabut dari Memekku.

    Mas , nikmat deh, sekali entot aja Mawar bisa nyampe ² kali. Abis ini giliran Wishnu ya, kataku.

    Iya, jawabnya sambil berbaring disebelahku.

    Aku memeluknya dan dia mengusap² rambutku.

    Kamu pinter banget muasin lelaki ya War, katanya lagi.Aku hanya tersenyum

    Mas, Mawar mau ke kamar mandi, lengket badan rasanya, aku pun bangkit dari ranjang dan menuju ke kamar mandi.

    Selesai membersihkan diri, aku keluar dari kamar mandi telanjang bulat, kulihat Mas Barno sudah tidak ada dikamar. Wishnu sudah berbaring diranjang. Aku tersenyum saja dan berbaring disebelahnya. Dia segera mencium bibirku dengan penuh napsu. kontolnya ku elus².

    Lidahku dan lidahnya saling membelit dan kecupan bibir berbunyi saking hotnya berciuman. Tangannya juga mengarah kepahaku. Aku segera saja mengangkangkan pahaku, sehingga dia bisa dengan mudah mengobok² Memekku. Sambil terus mencium bibirku, tangannya kemudian naik meremas² toketku. Pentilku diplintir²nya

    Wish enak, Mawar udah napsu lagi nih, erangku. Agen Judi

    Tanganku masih mengocok kontolnya yang sudah keras banget. Kemudian ciumannya beralih ke toketku. Pentilku yang sudah mengeras segera diemutnya dengan penuh napsu

    Wish, nikmat banget , erangku.

    Diapun menindihku sambil terus menjilati pentilku. Jilatannya turun keperutku, kepahaku dan akhirnya mendarat di Memekku.

    Aah Wish , enak banget, belum dientot aja udah nikmat banget, erangku.

    Aku menggeliat² keenakan, tanganku meremas² sprei ketika dia mulai menjilati Memek dan i tilku. Pahaku tanpa sengaja mengepit kepalanya dan rambutnya kujambak, aku mengejang lagi, aku nyampe sebelum dientot. Dia pinter banget merangsang napsuku. Aku telentang terengah², sementara dia terus menjilati Memekku yang basah berlendir itu.

    Dia bangun dan kembali mencium bibirku, dia menarik tanganku minta dikocok kontolnya. Dia merebahkan dirinya, aku bangkit menuju selangkangannya dan mulai mengemut kontolnya.

    War, kamu pinter banget sih, dia memuji.

    Cukup lama aku mengemut kontolnya. Sambil mengeluar masukkan di mulutku, kontolnya kuisep kuat². Dia merem melek keenakan. Kemudian aku ditelentangkan dan dia segera menindihku. Aku sudah mengangkangkan pahaku lebar². Dia menggesek²kan kepala kontolnya di bibir Memekku, lalu dienjotkan masuk,

    Wish , enak, erangku.

    Dia mulai mengenjotkan kontolnya keluar masuk pelan² sampai akhirnya blees, kontolnya nancep semua di Memekku.

    War, Memekmu sempit banget, padahal barusan kemasukan kontol berkali²ya, katanya.

    Tapi enak kan, abis kontol kamu gede dan panjang sampe Memek Mawar kerasa sempit, jawabku terengah.

    Dia mulai mengenjotkan kontolnya keluar masuk dengan cepat, bibirku diciumnya.

    Enak Wish, aah, erangku keenakan.

    enjotannya makin cepat dan keras, pinggulku sampe bergetar karenanya. Terasa Memekku mulai berkedut²,

    Wish lebih cepet dong, enak banget, Mawar udah mau nyampe, erangku.

    Cepet banget War, aku belum apa²?, jawabnya.

    Abisnya kontol kamu enak banget sih gesekannya, jawabku lagi.

    enjotannya makin keras, setiap ditekan masuk amblesnya dalem banget rasanya. Itu menambah nikmat buat aku

    Terus Wish , enak. Toketku diremas² sambil terus mengenjotkan kontolnya keluar masuk.

    Terus Wish , lebih cepat, aah, enak Wish, jangan brenti, aakh akhirnya aku mengejang, aku nyampe nikmat banget rasanya.

    Padahal dengan Mas Barno, aku udah nyampe ² kali, nyampe kali ini masih terasa nikmat banget. Aku memeluk pinggangnya dengan kakiku, sehingga rasanya makin dalem kontolnya nancep. Memekku kudenyut²kan meremas kontolnya sehingga dia melenguh

    Enak War, empotan Memek kamu hebat banget, aku udah mau ngecret, terus diempot War, erangnyasambil terus mengenjot Memekku.Akhirnya bentengnya jebol juga. Pejunya ngecret didalam Memekku, banyak banget kerasa nyemburnya War, aakh, aku ngecret War, nikmatnya Memek kamu, erangnya. Dia menelungkup diatas badanku, bibirku diciumnya.

    Trima kasih ya War, kamu bikin aku nikmat banget. Setelah kontolnya mengecil, dicabutnya dari Memekku dan dia berbaring disebelahku. Aku lemes banget walaupun nikmat sekali. Tanpa terasa aku tertidur disebelahnya.

    Aku terbangun karena merasa ada jilatan di Memekku, ternyata Mas Barno yang masih pengen ngentotin aku lagi. kulihat kontolnya sudah ngaceng lagi. Memekku dijilatinya dengan penuh napsu. Pahaku diangkatnya keatas supaya Memekku makin terbuka.

    Mas , nikmat banget mas jilatannya, erangku.

    Ngantukku sudah hilang karena rasa nikmat itu. Aku meremas² toketku sendiri untuk menambah nikmatnya jilatan di Memekku. Pentilku kuplintir² juga. Kemudian memek ku diisep²nya sambil sesekali menjilati Memekku, menyebabkan Memekku sudah banjir lagi. Aku menggelepar² ketika itilku diemutnya. Cukup lama memek ku diemutnya sampai akhirnya kakiku dikangkangkan.

    Mas, masukin dong Mas , Mawar udah pengen dientot, rengekku. Dia langsung menindih tubuhku, kontolnya diarahkan ke Memekku. Begitu kepala kontolnya menerobos masuk,

    Yang dalem Mas , masukin aja semuanya sekaligus, ayo dong Mas , rengekku karena napsuku yang sudah muncak.

    Dia langsung mengenjotkan kontolnya dengan keras sehingga sebentar saja kontolnya sudah nancap semuanya diMemekku. Kakiku segera melingkari pinggangnya sehingga kontolnya terasa masuk lebih dalem lagi.

    Ayo Mas , dienjot dong, rengekku lagi.

    Dia mulai mengenjot Memekku dengan cepat dan keras, uuh nikmat banget rasanya. enjotannya makin cepat dan keras, ini membuat aku menggeliat² saking nikmatnya

    Mas , enak Mas , terus Mas , Mawar udah mau nyampe rasanya, erangku. Dia tidak menjawab malah mempercepat lagi enjotan kontolnya. Toketku diremas²nya, sampe akhirnya aku mengejang lagi, Agen Judi

    Mas enak, Mawar nyampe Mas , aah, erangku lemes.

    Kakiku yang tadinya melingkari pinggangnya aku turunkan ke ranjang. Dia tidak memperdulikan keadaanku, kontolnya terus saja dienjotkan keluar masuk dengan cepat, napasnya sudah mendengus². Memekku kudenyut²kan meremas kontolnya. Dia meringis keenakan.

    War, terus diempot War, nikmat banget rasanya. Terus empotannya biar Mas bisa ngecret War, pintanya.

    Sementara itu enjotan kontolnya masih terus gencar meroWish Memekku. Toketku kembali diremas²nya, pentilnya diplintir²nya.

    Mas , Mawar kepengin ngerasain lagi disemprot peju Mas , kataku.

    Terus saja kontolnya dienjotkan keluar masuk Memekku dengan cepat dan keras, sampai akhirnya

    War, aku mau ngecret War, aah, erangnya dan terasa semburan pejunya mengisi bagian terdalam Memekku. Nikmat banget rasanya disemprot peju anget. Dia ambruk dan memelukku erat²,

    War, nikmat banget deh ngentot ama kamu, katanya.

    Setelah beristirahat sebentar, aku segera membersihkan diri dan berpakaian. Kami kembali ke Jakarta. Diperjalanan pulang aku hanya terkapar saja dikursi mobil. Lemes banget abis dien tot ² cowok berkali².

    Mas, jangan lupa orbitin Mawar ya, kataku.

    Jangan kawatir, selama Mas masih bisa ngerasain empotan Memek kamu, pasti kamu melejit keatas deh. Bener gak Wish, jawabnya.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Dewasa Pelipur Hati Sedihku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Dewasa Pelipur Hati Sedihku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1331 views

    Perawanku – Ditinggal mati oleh isteri di usia 39 tahun bukan hal yang menyenangkan. Pembaca perkanalkan dulu namaku Ardy, berasal dari kawasan Timur Indonesia, tinggal di Surabaya. Isteriku Lia yang terpaut lima tahun dariku telah dipanggil menghadap hadirat penciptanya. Tinggal aku seorang diri dengan dua orang anak yang masih membutuhkan perhatian penuh. Aku harus menjadi ayah sekaligus ibu bagi mereka. Bukan hal yang mudah. Sejumlah teman menyarankan untuk menikah lagi agar anak-anak memperoleh ibu baru. Anjuran yang bagus, tetapi saya tidak ingin anak-anak mendapat seorang ibu tiri yang tidak menyayangi mereka.

    Kehadiran anak-anak jelas merupakan hiburan yang tak tergantikan. Anita kini berusia sepuluh tahun dan Marko adiknya berusia enam tahun. Anak-anak yang lucu dan pintar ini sangat mengisi kekosonganku. Namun kalau anak-anak lagi berkumpul bersama teman-temannya, kesepian itu senantiasa menggoda. Ketika hari telah larut malam dan anak-anak sudah tidur, kesepian itu semakin menyiksa. Sejalan dengan itu, nafsu birahiku yang tergolong besar itu meledak-ledak butuh penyaluran. Beberapa teman mengajakku mencari wanita panggilan tetapi aku tidak berani. Resiko terkena penyakit mengendurkan niatku. Terpaksa aku bermasturbasi. Sesaat aku merasa lega, tetapi sesudah itu keinginan untuk menggeluti tubuh seorang wanita selalu muncul di kepalaku.

    Tidak terasa tiga bulan telah berlalu. Perlahan-lahan aku mulai menaruh perhatian ke wanita-wanita lain. Beberapa teman kerja di kantor yang masih lajang kelihatannya membuka peluang. Namun aku lebih suka memiliki mereka sebagai teman. Karena itu tidak ada niat untuk membina hubungan serius. Di saat keinginan untuk menikmati tubuh seorang wanita semakin meningkat, kesempatan itu datang dengan sendirinya.

    Senja itu di hari Jumat, aku pulang kerja. Sepeda motorku santai saja kularikan di sepanjang Jalan Darmo. Maklum sudah mulai gelap dan aku tidak terburu-buru. Di depan hotel Mirama kulihat seorang wanita kebingungan di samping mobilnya, Suzuki Baleno. Rupanya mogok. Kendaraan-kendaraan lain melaju lewat, tidak ada orang yang peduli. Ia menoleh ke kiri dan ke kanan, tidak tahu apa yang hendak dilakukan. Rupanya mencari bantuan. Aku mendekat.

    “Ada yang bisa saya bantu, Mbak?” tanyaku sopan.

    Ia terkejut dan menatapku agak curiga. Saya memahaminya. Akhir-akhir ini banyak kejahatan berkedok tawaran bantuan seperti itu.

    “Tak usah takut, Mbak”, kataku.”Namaku Ardy. Boleh saya lihat mesinnya?”

    Walaupun agak segan ia mengucapkan terima kasih dan membuka kap mesinnya. Ternyata hanya problema penyumbatan slang bensin. Aku membetulkannya dan mesin dihidupkan lagi. Ia ingin membayar tetapi aku menolak. Kejadian itu berlalu begitu saja. Tidak kuduga hari berikutnya aku bertemu lagi dengannya di Tunjungan Plaza. Aku sedang menemani anak-anak berjalan-jalan ketika ia menyapaku. Kuperkenalkan dia pada anak-anak. Ia tersenyum manis kepada keduanya.

    “Sekali lagi terima kasih untuk bantuan kemarin sore”, katanya,”Namaku Mei. Maaf, kemarin tidak sempat berkenalan lebih lanjut.”
    “Aku Ardy”, sahutku sopan.

    Harus kuakui, mataku mulai mencuri-curi pandang ke seluruh tubuhnya. Wanita itu jelas turunan Cina. Kontras dengan pakaian kantor kemarin, ia sungguh menarik dalam pakaian santainya. Ia mengenakan celana jeans biru agak ketat, dipadu dengan kaos putih berlengan pendek dan leher rendah. Pakaiannya itu jelas menampilkan keseksian tubuhnya. Buah dadanya yang ranum berukuran kira-kira 38 menonjol dengan jujurnya, dipadu oleh pinggang yang ramping. Pinggulnya bundar indah digantungi oleh dua bongkahan pantat yang besar.

    “Kok bengong”, katanya tersenyum-senyum,”Ayo minum di sana”, ajaknya.

    Seperti kerbau dicocok hidungnya aku menurut saja. Ia menggandeng kedua anakku mendahului. Keduanya tampak ceria dibelikan es krim, sesuatu yang tak pernah kulakukan. Kami duduk di meja terdekat sambil memperhatikan orang-orang yang lewat.

    “Ibunya anak-anak nggak ikut?” tanyanya.

    Aku tidak menjawab. Aku melirik ke kedua anakku, Anita dan Marko. Anita menunduk menghindari air mata.

    “Ibu sudah di surga, Tante”, kata Marko polos. Ia memandangku.
    “Isteriku sudah meninggal”, kataku. Hening sejenak.
    “Maaf”, katanya,”Aku tidak bermaksud mencari tahu”, lanjutnya dengan rasa bersalah.

    u aku sangat hati-hati.

    Pokok pembicaraan beralih ke anak-anak, ke sekolah, ke pekerjaan dan sebagainya. Akhirnya aku tahu kalau ia manajer cabang satu perusahaan pemasaran tekstil yang mengelola beberapa toko pakaian. Aku juga akhirnya tahu kalau ia berusia 32 tahun dan telah menjanda selama satu setengah tahun tanpa anak. Selama pembicaraan itu sulit mataku terlepas dari bongkahan dadanya yang menonjol padat. Menariknya, sering ia menggerak-gerakkan badannya sehingga buah dadanya itu dapat lebih menonjol dan kelihatan jelas bentuknya. Beberapa kali aku menelan air liur membayangkan nikmatnya menggumuli tubuh bahenol nan seksi ini.

    “Nggak berpikir menikah lagi?” tanyaku.
    “Rasanya nggak ada yang mau sama aku”, sahutnya.
    “Ah, Masak!” sahutku,”Aku mau kok, kalau diberi kesempatan”, lanjutku sedikit nakal dan memberanikan diri.”Kamu masih cantik dan menarik. Seksi lagi.”
    “Ah, Ardy bisa aja”, katanya tersipu-sipu sambil menepuk tanganku. Tapi nampak benar ia senang dengan ucapanku.

    Tidak terasa hampir dua jam kami duduk ngobrol. Akhirnya anak-anak mendesak minta pulang. Mei, wanita Cina itu, memberikan alamat rumah, nomor telepon dan HP-nya. Ketika akan beranjak meninggalkannya ia berbisik,

    “Saya menunggu Ardy di rumah.”

    Hatiku bersorak-sorak. Lelaki mana yang mau menolak kesempatan berada bersama wanita semanis dan seseksi Mei. Aku mengangguk sambil mengedipkan mata. Ia membalasnya dengan kedipan mata juga. Ini kesempatan emas. Apalagi sore itu Anita dan Marko akan dijemput kakek dan neneknya dan bermalam di sana.

    “OK. Malam nanti aku main ke rumah”, bisikku juga, “Jam tujuh aku sudah di sana.” Ia tersenyum-senyum manis.

    Sore itu sesudah anak-anak dijemput kakek dan neneknya, aku membersihkan sepeda motorku lalu mandi. Sambil mandi imajinasi seksualku mulai muncul. Bagaimana tampang Mei tanpa pakaian? Pasti indah sekali tubuhnya yang bugil. Dan pasti sangatlah nikmat menggeluti dan menyetubuhi tubuh semontok dan selembut itu. Apalagi aku sebetulnya sudah lama ingin menikmati tubuh seorang wanita Cina. Tapi apakah ia mau menerimaku? Apalagi aku bukan orang Cina. Dari kawasan Timur Indonesia lagi. Kulitku agak gelap dengan rambut yang ikal. Tapi.. Peduli amat. Toh ia yang mengundangku. Andaikata aku diberi kesempatan, tidak akan kusia-siakan. Kalau toh ia hanya sekedar mengungkapkan terima kasih atas pertolongaku kemarin, yah tak apalah. Aku tersenyum sendiri.

    Jam tujuh lewat lima menit aku berhasil menemukan rumahnya di kawasan Margorejo itu. Rumah yang indah dan mewah untuk ukuranku, berlantai dua dengan lampu depan yang buram. Kupencet bel dua kali. Selang satu menit seorang wanita separuh baya membukakan pintu pagar. Rupanya pembantu rumah tangga.

    “Pak Ardy?” ia bertanya, “Silahkan, Pak. Bu Mei menunggu di dalam”, lanjutnya lagi.

    Aku mengikuti langkahnya dan dipersilahkan duduk di ruang tamu dan iapun menghilang ke dalam. Selang semenit, Mei keluar. Ia mengenakan baju dan celana santai di bawah lutut. Aku berdiri menyambutnya.

    “Selamat datang ke rumahku”, katanya.

    Ia mengembangkan tangannya dan aku dirangkulnya. Sebuah ciuman mendarat di pipiku. Ini ciuman pertama seorang wanita ke pipiku sejak kematian isteriku. Aku berdebaran. Ia menggandengku ke ruang tengah dan duduk di sofa yang empuk. Mulutku seakan terkunci. Beberapa saat bercakap-cakap, si pembantu rumah tangga datang menghantar minuman.

    “Silahkan diminum, Pak”, katanya sopan, “Aku juga sekalian pamit, Bu”, katanya kepada Mei.
    “Makan sudah siap, Bu. Saya datang lagi besok jam sepuluh.”
    “Biar masuk sore aja, Bu”, kata Mei, “Aku di rumah aja besok. Datang saja jam tiga-an.”

    Pembantu itu mengangguk sopan dan berlalu.

    “Ayo minum. Santai aja, aku mandi dulu”, katanya sambil menepuk pahaku.

    Tersenyum-senyum ia berlalu ke kamar mandi. Di saat itu kuperhatikan. Pakaian santai yang dikenakannya cukup memberikan gambaran bentuk tubuhnya. Buah dadanya yang montok itu menonjol ke depan laksana gunung. Pantatnya yang besar dan bulat berayun-ayun lembut mengikuti gerak jalannya. Pahanya padat dan mulus ditopang oleh betis yang indah.

    “Santai saja, anggap di rumah sendiri”, lanjutnya sebelum menghilang ke balik pintu.

    Dua puluh menit menunggu itu rasanya seperti seabad. Ketika akhirnya ia muncul, Mei membuatku terkesima. Rambutnya yang panjang sampai di punggungnya dibiarkan tergerai. Wajahnya segar dan manis. Ia mengenakan baju tidur longgar berwarna cream dipadu celana berenda berwarna serupa.

    Tetapi yang membuat mataku membelalak ialah bahan pakaian itu tipis, sehingga pakaian dalamnya jelas kelihatan. BH merah kecil yang dikenakannya menutupi hanya sepertiga buah dadanya memberikan pemandangan yang indah. Celana dalam merah jelas memberikan bentuk pantatnya yang besar bergelantungan. Pemandangan yang menggairahkan ini spontan mengungkit nafsu birahiku. Kemaluanku mulai bergerak-gerak dan berdenyut-denyut.

    “Aku tahu, Ardy suka”, katanya sambil duduk di sampingku, “Siang tadi di TP (Tunjungan Plaza) aku lihat mata Ardy tak pernah lepas dari buah dadaku. Tak usah khawatir, malam ini sepenuhnya milik kita.”

    Ia lalu mencium pipiku. Nafasnya menderu-deru. Dalam hitungan detik mulut kami sudah lekat berpagutan. Aku merengkuh tubuh montok itu ketat ke dalam pelukanku. Tangaku mulai bergerilya di balik baju tidurnya mencari-cari buah dadanya yang montok itu. Ia menggeliat-geliat agar tanganku lebih leluasa bergerak sambil mulutnya terus menyambut permainan bibir dan lidahku. Lidahku menerobos mulutnya dan bergulat dengan lidahnya.

    Tangannya pun aktif menyerobot T-shirt yang kukenakan dan meraba-raba perut dan punggungku. Membalas gerakannya itu, tangan kananku mulai merayapi pahanya yang mulus. Kunikmati kehalusan kulitnya itu. Semakin mendekati pangkal pahanya, kurasa ia membuka kakinya lebih lebar, biar tanganku lebih leluasa bergerak. Peralahan-lahan tanganku menyentuh gundukan kemaluannya yang masih tertutup celana dalam tipis. Jariku menelikung ke balik celana dalam itu dan menyentuh bibir kemaluannya. Ia mengaduh pendek tetapi segera bungkam oleh permainan lidahku. Kurasakan badannya mulai menggeletar menahan nafsu birahi yang semakin meningkat.

    Tangannyapun menerobos celana dalamku dan tangan lembut itu menggenggam batang kemaluan yang kubanggakan itu. Kemaluanku tergolong besar dan panjang. Ukuran tegang penuh kira-kira 15 cm dengan diameter sekitar 4 cm. Senjata kebanggaanku inilah yang pernah menjadi kesukaan dan kebanggaan isteriku. Aku yakin senjataku ini akan menjadi kesukaan Mei. Ia pasti akan ketagihan.

    “Au.. Besarnya”, kata Mei sambil mengelus lembut kemaluanku.

    Elusan lembut jari-jarinya itu membuat kemaluanku semakin mengembang dan mengeras. Aku mengerang-ngerang nikmat. Ia mulai menjilati dagu dan leherku dan sejalan dengan itu melepaskan bajuku. Segera setelah lepas bajuku bibir mungilnya itu menyentuh puting susuku. Lidahnya bergerak lincah menjilatinya. Aku merasakan kenikmatan yang luar biasa. Tangannya kembali menerobos celanaku dan menggenggam kemaluanku yang semakin berdenyut-denyut. Aku pun bergerak melepaskan pakaian tidurnya. Rasanya seperti bermimpi, seorang wanita Cina yang cantik dan seksi duduk di pahaku hanya dengan celana dalam dan BH.

    “Ayo ke kamar”, bisiknya, “Kita tuntaskan di sana.”

    Aku bangkit berdiri. Ia menjulurkan tangannya minta digendong. Tubuh bahenol nan seksi itu kurengkuh ke dalam pelukanku. Kuangkat tubuh itu dan ia bergayut di leherku. Lidahnya terus menerabas batang leherku membuat nafasku terengah-engah nikmat. Buah dadanya yang sungguh montok dan lembut menempel lekat di dadaku. Masuk ke kamar tidurnya, kurebahkan tubuh itu ke ranjang yang lebar dan empuk. Aku menariknya berdiri dan mulai melepaskan BH dan celana dalamnya.

    Ia membiarkan aku melakukan semua itu sambil mendesah-desah menahan nafsunya yang pasti semakin menggila. Setelah tak ada selembar benangpun yang menempel di tubuhnya, aku mundur dan memandangi tubuh telanjang bulat yang mengagumkan itu. Kulitnya putih bersih, wajahnya bulat telur dengan mata agak sipit seperti umumnya orang Cina. Rambutnya hitam tergerai sampai di punggungnya. Buah dadanya sungguh besar namun padat dan menonjol ke depan dengan puting yang kemerah-merahan. Perutnya rata dengan lekukan pusar yang menawan. Pahanya mulus dengan pinggul yang bundar digantungi oleh dua bongkah pantat yang besar bulat padat. Di sela paha itu kulihat gundukan hitam lebat bulu kemaluannya. Sungguh pemandangan yang indah dan menggairahkan birahi.

    “Ngapain hanya lihat tok,” protesnya.
    “Aku kagum akan keindahan tubuhmu”, sahutku.
    “Semuanya ini milikmu”, katanya sambil merentangkan tangan dan mendekatiku.

    Tubuh bugil polos itu kini melekat erat ditubuhku. Didorongnya aku ke atas ranjang empuk itu. Mulutnya segera menjelajahi seluruh dada dan perutku terus menurun ke bawah mendekati pusar dan pangkal pahaku. Tangannya lincah melepaskan celanaku. Celana dalamku segera dipelorotnya. Kemaluanku yang sudah tegang itu mencuat keluar dan berdiri tegak. Tiba-tiba mulutnya menangkap batang kemaluanku itu. Kurasakan sensai yang luar biasa ketika lidahnya lincah memutar-mutar kemaluanku dalam mulutnya. Aku mengerang-ngerang nikmat menahan semua sensasi gila itu.

    Puas mempermainkan kemaluanku dengan mulutnya ia melepaskan diri dan merebahkan diri di sampingku. Aku menelentangkannya dan mulutku mulai beraksi. Kuserga buah dada kanannya sembari tangan kananku meremas-remas buah dada kirinya. Bibirku mengulum puting buah dadanya yang mengeras itu. Buah dadanya juga mengeras diiringi deburan jantungnya. Puas buah dada kanan mulutku beralih ke buah dada kiri. Lalu perlahan tetapi pasti aku menuruni perutnya. Ia menggelinjang-linjang menahan desakan birahi yang semakin menggila. Aku menjilati perutnya yang rata dan menjulurkan lidahku ke pusarnya.

    “Auu..” erangnya, “Oh.. Oh.. Oh..” jeritnya semakin keras.

    Mulutku semakin mendekati pangkal pahanya. Perlahan-lahan pahanya yang mulus padat itu membuka, menampakkan lubang surgawinya yang telah merekah dan basah. Rambut hitam lebat melingkupi lubang yang kemerah-merahan itu. Kudekatkan mulutku ke lubang itu dan perlahan lidahku menyuruk ke dalam lubang yang telah basah membanjir itu. Ia menjerit dan spontan duduk sambil menekan kepalaku sehingga lidahku lebih dalam terbenam. Tubuhnya menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan. Pantatnya menggeletar hebat sedang pahanya semakin lebar membuka.

    “Aaa.. Auu.. Ooo..”, jeritnya keras.

    Aku tahu tidak ada sesuatu pun yang bakalan menghalangiku menikmati dan menyetubuhi si canting bahenon nan seksi ini. Tapi aku tak ingin menikmatinya sebagai orang rakus. Sedikit demi sedikit tetapi sangat nikmat. Aku terus mempermainkan klitorisnya dengan lidahku. Tiba-tiba ia menghentakkan pantatnya ke atas dan memegang kepalaku erat-erat. Ia melolong keras.

    Pada saat itu kurasakan banjir cairan vaginanya. Ia sudah mencapai orgasme yang pertama. Aku berhenti sejenak membiarkan ia menikmatinya. Sesudah itu mulailah aku menjelajahi kembali bagian tersensitif dari tubuhnya itu. Kembali erangan suaranya terdengar tanda birahinya mulai menaik lagi. Tangannya terjulur mencari-cari batang kejantananku. Kemaluanku telah tegak sekeras beton. Ia meremasnya. Aku menjerit kecil, karena nafsuku pun sudah diubun-ubun butuh penyelesaian.

    Kudorong tubuh bahenon nan seksi itu rebah ke kasur empuk. Perlahan-lahan aku bergerak ke atasnya. Ia membuka pahanya lebar-lebar siap menerima penetrasi kemaluanku. Kepalanya bergerak-gerak di atas rambutnya yang terserak. Mulutnya terus menggumam tidak jelas. Matanya terpejam. Kuturunkan pantatku. Batang kemaluanku berkilat-kilat dan memerah kepalanya siap menjalankan tugasnya. Kuusap-usapkan kemaluanku di bibir kemaluannya. Ia semakin menggelinjang seperti kepinding.

    “Cepat.. Cepat.. Aku sudah nggak tahan!” jeritnya.

    Kuturunkan pantatku perlahan-lahan. Dan.. BLESS!

    Kemaluanku menerobos liang senggamanya diiringi jeritannya membelah malam. Tetangga sebelah mungkin bisa mendengar lolongannya itu. Aku berhenti sebentar membiarkan dia menikmatinya. Lalu kutekan lagi pantatku sehingga kemaluanku yang panjang dan besar itu menerobos ke dalam dan terbenam sepenuhnya dalam liang surgawi miliknya. Ia menghentak-hentakkan pantatnya ke atas agar lebih dalam menerima diriku. Sejenak aku diam menikmati sensasi yang luar biasa ini. Lalu perlahan-lahan aku mulai menggerakkan kemaluanku. Balasannya juga luar biasa.

    Dinding-dinding lubang kemaluannya berusaha menggenggam batang kemaluanku. Rasanya seberti digigit-gigit. Pantatnya yang bulat besar itu diputar-putar untuk memperbesar rasa nikmat. Buah dadanya tergoncang-goncang seirama dengan genjotanku di kemaluannya. Matanya terpejam dan bibirnya terbuka, berdesis-desis mulutnya menahankan rasa nikmat. Desisan itu berubah menjadi erangan kemudian jeritan panjang terlontar membelah udara malam. Kubungkam jeritannya dengan mulutku. Lidahku bertemu lidahnya. Sementara di bawah sana kemaluanku leluasa bertarung dengan kemaluannya, di sini lidahku pun leluasa bertarung dengan lidahnya.

    “OH..”, erangnya, “Lebih keras sayang, lebih keras lagi.. Lebih keras.. Oooaah!”

    Tangannya melingkar merangkulku ketat. Kuku-kukunya membenam di punggungku. Pahanya semakin lebar mengangkang. Terdengar bunyi kecipak lendir kemaluannya seirama dengan gerakan pantatku. Di saat itulah kurasakan gejala ledakan magma di batang kemaluanku. Sebentar lagu aku akan orgasme.

    “Aku mau keluar, Mei”, bisikku di sela-sela nafasku memburu.
    “Aku juga”, sahutnya, “Di dalam sayang. Keluarkan di dalam. Aku ingin kamu di dalam.”

    Kupercepat gerakan pantatku. Keringatku mengalir dan menyatu dengan keringatnya. Bibirku kutekan ke bibirnya. Kedua tanganku mencengkam kedua buah dadanya. Diiringi geraman keras kuhentakkan pantatku dan kemaluanku membenam sedalam-dalamnya. Spermaku memancar deras. Ia pun melolong panjang dan menghentakkan pantatnya ke atas menerima diriku sedalam-dalamnya. Kedua pahanya naik dan membelit pantatku. Ia pun mencapai puncaknya. Kemaluanku berdenyut-denyut memuntahkan spermaku ke dalam rahimnya. Inilah orgasmeku yang pertama di dalam kemaluan seorang wanita sejak kematian isteriku. Dan ternyata wanita itu adalah Mei yang cantik bahenol dan seksi.

    Sekitar sepuluh menit kami diam membatu mereguk semua detik kenikmatan itu. Lalu perlahan-lahan aku mengangkat tubuhku. Aku memandangi wajahnya yang berbinar karena birahinya telah terpuaskan. Ia tersenyum dan membelai wajahku.

    “Ardy, kamu hebat sekali, sayang”, katanya, “Sudah lebih dari setahun aku tidak merasakan lagi kejantanan lelaki seperti ini.”
    “Mei juga luar biasa”, sahutku, “Aku sungguh puas dan bangga bisa menikmati tubuhmu yang menawan ini. Mei tidak menyesal bersetubuh denganku?”
    “Tidak”, katanya, “Aku malah berbangga bisa menjadi wanita pertama sesudah kematian isterimu. Mau kan kamu memuaskan aku lagi nanti?”
    “Tentu saja mau”, kataku, “Bodoh kalau nolak rejeki ini.” Ia tertawa.
    “Kalau kamu lagi pingin, telepon saja aku,” lanjutnya, “Tapi kalau aku yang pingin, boleh kan aku nelpon?”
    “Tentu.. Tentu..”, balasku cepat.
    “Mulai sekarang kamu bisa menyetubuhi aku kapan saja. Tinggal kabarkan”, katanya.

    Hatiku bersorak ria. Aku mencabut kemaluanku dan rebah di sampingnya. Kurang lebih setengah jam kami berbaring berdampingan. Ia lalu mengajakku mandi. Lapar katanya dan pingin makan.

    Malam itu hingga hari Minggu siang sungguh tidak terlupakan. Kami terus berpacu dalam birahi untuk memuaskan nafsu. Aku menyetubuhinya di sofa, di meja makan, di dapur, di kamar mandi dalam berbagai posisi. Di atas, di bawah, dari belakang. Pendek kata hari itu adalah hari penuh kenikmatan birahi. Dapat ditebak, pertemuan pertama itu berlanjut dengan aneka pertemuan lain. Kadang-kadang kami mencari hotel tetapi terbanyak di rumahnya. Sesekali ia mampir ke tempatku kalau anak-anak lagi mengunjungi kakek dan neneknya. Pertemuan-pertemuan kami selalu diisi dengan permainan birahi yang panas dan menggairahkan.

    Satu malam di kamar tidurnya. Setelah beberapa kali orgasme iseng aku menggodanya.

    “Mei”, kataku, “Betapa beruntungnya aku yang berkulit gelap ini bisa menikmati tubuhmu bahenol, seksi, putih dan mulus seorang wanita Cina.”
    Ia malah tertawa. tahu apa jawabannya? “Tulisan yang paling indah di atas kertas putih justru harus dengan tinta hitam.”

  • Cerita Bergambar Di Kala Waktu Malam Minggu – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Bergambar Di Kala Waktu Malam Minggu – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1358 views

    Perawanku – Namaku Cynthia. Ini baru pertama kali aku coba buat ngirim cerita seksku. Sudah sejak 3 tahun lalu, aku selalu “haus seks”. Entah itu karena keperawananku yang diambil oleh mantan cowokku ato itu karena libidoku yang besar. Sejak saat itu, aku selalu mencari cowok yang bisa aku ajak nge-seks. Aku tidak peduli itu cowok apa, yang penting dia punya barang yang bisa memuasin aku. Banyak sekali teman teman cowok ku yang datang di apartemenku kalo aku lagi tidak ada kelas. Begitulah hidupku di LA. Sekarang aku mau cerita tentang pengalaman seks ku yang tak terlupakan.

    “Hmph, capek nih” umpatku dalam hati.
    Hari itu aku kuliah sampai jam 9 malam. Parkiran mobil pun sudah gelap. Sambil melihat kanan kiri, aku pun berlari-lari kecil menuju ke mobilku yang ku parkir di belakang gedung science. Ketika sampai di mobil, HP ku berbunyi. Ternyata si Rei.

    “Halo Cyn, lagi ngapain?” tanya si Rei.
    “Ini nih, lagi mo pulang baru aja selesai kelas” sahutku sambil menstater mobil.
    “Ooh, mo ke sini ga? Kita ntar mo ngadain pesta nih. Kan hari sabtu, masa di rumah aja sih?” Si Rei pun nyerocos.
    “Oh ya? Mau donk, kalo gitu gue ke sana sekarang deh” jawabku dengan senangnya.
    “OK deh. Bye”

    Sejak hidup di LA, aku selalu suka dengan kehidupan malam. Pesta, diskotik ataupun pergaulan bebas. Akupun mulai merapikan rambut dan pakaianku. Kemudian, aku mulai membubuhkan make-up tipis di mukaku. Setalah selesai, aku pun mengendarai mobilku ke tempat Rei. Rei adalah anak orang kaya. Apartemenya yang terletak di daerah BH itu sangat mahal harganya. Aku pun memberhentikan mobilku di depan Liquor Store. Ketika aku turun dari mobil, banyak cowok bule yang melihat dan bersiul kepadaku. Saat itu aku hanya mengenakan rok pendek dan kaos putih ketat. Payudaraku yang berukuran 34 c itu pun tampil kian menggoda. Memang payudaraku cukup besar untuk orang seukuranku. Ketika aku sedang mencari cari liquor kesukaanku, Hp ku pun berbunyi lagi. Ketika kulihat nama Rei, aku segera menjawab. Hanya percakapan kecil yang terjadi, ternyata dia minta dibelikan beberapa botol bir. Aku pun segera mengambil sebotol XO dan 12 botol corona. Setelah membayar, aku pun segera mengemudikan mobilku ke tempat Rei. Dengan kemacetan LA aku pun tiba di tempat Rei setelah setengah jam di mobil. Rei pun menyambut ku dengan gembira. Ketika aku masuk, ternyata tidak ada seorang pun di situ selain aku dan Rei.

    “Kok ga ada anak anak? Katanya mo pesta?” tanyaku keheranan.
    “Ntar lagi juga pasti datang” jawabnya sambil tersenyum.
    “Siapa aja sih?” kejarku.
    “Cowok-cowok lah, 7 orang deh kayaknya.” katanya sambil berjalan ke dapur.
    “Jadi gue cewek sendiri nih?” tanyaku keheranan.
    Dengan santainya dia cuma menjawab “Yup, kenapa? Loe ga suka? Kan loe biasanya suka main keroyokan. Apalagi kalo ceweknya cuman loe sendiri.”
    “Loe gila ya? loe bikin pesta buat cuman ngentotin gue rame rame?” tanyaku dengan kaget.
    “Bukannya loe suka kayak gituan, apalagi barang mereka gede gede lagi. Tenang aja, dijamin puas” imbuhnya sambil ketawa nyengir.
    Aku cuma diam saja. Rei memang sering nge-seks denganku, tapi kita tidak pacaran. Aku juga pernah nge-seks dengan Rei dan dua temannya. Tapi kali ini TUJUH orang. Aku takut tapi aku juga terangsang. Aku memang sangat suka menjadi pusat perhatian apalagi gangbang. Rei tau itu. Rei tau semua tentang aku. Tapi aku cuma tau sedikit tentang Rei. Dia sangat suka melihat cewek di entot rame rame.

    “Kenapa? kok bengong?” tanya Rei sambil mengusap usap tangannya ke pantat kiriku.
    “Ga kenapa kenapa kok” jawabku singkat.
    Aku memang sudah biasa dengan kelakuan Rei. Tangan Rei yang tadi cuman memegang pantat kiriku, kini meremas remas pantatku dengan kerasnya.
    “Udah lah Rei, siapin dulu donk makanan buat pestanya” kataku sambil menepis tangannya.
    “Kok gitu sih? Ayo donk kan udah lama gue ga liat loe telanjang” katanya santai.
    “Ya udah kalo loe mau, tapi siapin dulu donk makanannya. Habis itu kalo ada waktu gue mau mau aja. Gimana? Mau ga?” tanyaku menggoda.
    “Hahaha. Kita cuma makan chips doank kok malem ini. Tuh chipsnya udah ada. Tinggal dibuka doank” katanya sambil memasang muka mesum.
    “Iiih, benci gue ama loe” kataku sambil mencuekin muka mesum dia.
    “Ya udah gue bikinin salad deh. Mau ga?”
    “Bikin lah kalo loe mau” katanya singkat.

    Ketika aku membuat salad di meja dapur, tangan tangan Rei menjelajahi pantatku. Aku yang sudah biasa dengan itu cuma mendesah desah kecil. Aku merasakan kedua tangannya mengangkat rok ku sampai ke pinggangku. Dia hanya bersiul ketika melihat pantatku yang penuh. Waktu itu aku memakai G-string jadi dia bisa melihat semuanya. “Auw” jeritku ketika Rei memukul pantatku sambil ketawa. Aku pun meneruskan mengaduk salad ketika dia menurunkan g-stringku sampai ke lantai. Aku segera mengangkat kakiku dan menendang g string itu ke belakang. Aku kira Rei akan segera memasukan penisnya ke dalama memekku, tetapi dia hanya menurunkan rok ku dan merapikannya.

    Aku terheran heran ketika dia melakukan itu tapi aku tidak mengatakannya. Kini tangan Rei mulai meraba raba dan meremas payudaraku sambil mulutnya menciumi leherku. Aku hanya melenguh kecil ketika dia meremas payudaraku dengan agak keras. Aku memberhentikan kerjaanku dan mencoba menikmati rangsangan Rei. Rei pun mulai melepas baju ketatku. Rei hanya diam ketika dia melihat tubuhku yang setengah telanjang. Aku yang sudah sangat terangsang mulai memijit mijit penis Rei dari luar celananya. Rei pun melenguh keenakan ketika aku remas remas dan kukocok penisnya perlahan. Rei tidak diam saja, dia langsung melepas behaku dan melemparkannya. Aku yang hanya memakai rok mencoba membuka baju Rei. Tapi Rei cuman menepis tanganku. Rei pun ketawa ketika melihatku kebingungan. Rei pun mulai membungkuk dan mengambil beha dan g stringku yang berserakan di lantai. Kemudian dia berjalan ke kamarnya meninggalkan aku yang kebingungan dan sangat terangsang. Ketika aku tersadar bahwa payudaraku terpampang bebas, aku pun kembali mengenakan kaos putih ketatku. Aku merasa kalau putingku tercetak jelas dengan baju itu. Tapi aku tidak punya pilihan lain. Rei pun kembali ke dapur dan kulihat bahwa beha dan g stringku telah dia sembunyikan.

    “Boleh juga toket loe, lebih keliatan gede lho” katanya sambil meremas remas toketku.
    “Mau loe apa sih Rei? Mau ngentot ga sih loe?” tanyaku sudah tidak sabar.
    “Oh, loe mau ngentot?” tanya nya dengan muka sok innocent.
    Aku pun menjadi malu sendiri. Belum sempat aku menjawab telpon apartement Rei berbunyi. Aku tau kalo teman temannya sudah ada di luar. Mereka cuma minta dibukain pintu saja.
    “Nih kalo loe mau ngentot, mending loe sekarang emut kontol gue sampe gue keluar” tantangnya
    “Ada tamu Rei” kataku sambil kebingungan.
    Rei pun segera memencet tombol untuk membuka pintu apartemen. Apartemen Rei ada di lantai 8.
    “Masih ada waktu kok”, kata Rei sambil meringis, “ayo mau ga?”
    “Ntar kalo mereka liat gimana?” kataku sambil melihat ke pintu.
    “Cuek aja lah. Mereka juga udah tau kalo loe suka nge seks, apalagi gue udah kasih tau mereka kalo loe suka di gangbang. Udah nyerah aja, ntar juga loe pasti ngemut kontol mereka juga”.

    Aku pun hanya diam dan berjongkok di depan dia. Tanganku mulai membuka resletingnya dan ku keluarkan penis dia yang terbilang besar itu. Tanpa ragu ragu, aku pun segera melahap batang itu dan menghisapnya. Rei hanya melenguh kecil sambil menjambak rambutku ketika aku memasukkan penisnya sampai masuk ke tenggorokanku. Aku memang pandai sekali memberi Deep Throat. Ketika aku memberi dia deep throat, Rei pun segera melenguh panjang dan menembakkan air maninya ke mulutku yang langsung kutelan. Aku memang suka menelan air mani cowok. Rei hanya tersenyum ketika aku menjilat jilat batangnya yang perlahan mengecil. Rei pun memasukan senjatanya kembali ke celananya dan aku hanya mengusap bibirku dengan tissue. Tak lama, Pintu apartemen Rei pun terbuka dan masuklah tujuh orang yang tidak aku kenal. Mereka semua berbadan bagus dan bertampang yang lebih dari biasa.
    “Halo Rei, siapa tuh ceweknya?” tanya teman si Rei yang akhirnya kuketahui namanya Donny.
    “Oh dia Cynthia, temen gue” Kata Rei santai “Kenalan sana”

    Singkat kata, aku pun berkenalan dengan mereka semua. Aku tidak bisa mengingat nama mereka semua karena mereka terlalu banyak. Rei pun segera bercakap cakap dengan mereka sementara aku masih di dapur menyiapkan makanan. Ketika aku sedang mencari cari tempat buat chips, aku merasakan ada tangan yang memegang pantat ku. Aku kira itu tangan milik si Rei, jadi aku hanya diam dan meneruskan kerjaanku.

    “Hmm, boleh juga pantat loe”
    Ketika aku mendegar bahwa itu bukan suara Rei aku pun kaget dan segera menepis tangan itu.
    “Pinter juga si Rei kalo cari cewek” ternyata itu si Donny.
    “Udah ga usah sok jual mahal, Rei udah ngomong kalo loe itu suka seks” imbuhnya.
    Aku sangat sakit kaget ketika dia ngomong secara terus terang. Aku hanya diam saja sambil menunduk malu.
    “Loe tau kenapa loe di sini?” tanyanya lagi.
    Aku hanya menggelengkan kepala saja.
    “Loe itu di sini buat muasin kita kita. Mending loe sekarang ikutin aja apa yang aku bilang ato loe bakalan diperkosa rame rame ama mereka.” katanya mengancam.
    Aku yang tidak punya pilihan lain hanya mengangguk menurut.
    “Hehehehe.. bagus. Sekarang loe temenin mereka ngobrol trus gue bakalan siapin minumannya.” suruhnya.

    Aku pun hanya mengangguk dan mengambil salad yang tadi aku buat. Ternyata mereka lagi berjudi. Aku tidak tau apa yang mereka mainkan tapi mereka menyuruhku duduk dan ikut main. Mereka pun segera menjelaskan peraturannya. Aku baru tau kalo mereka itu bermain poker, tapi yang menang bisa menyuruh salah satu dari yang kalah untuk melepas baju. Aku pun mengiyakan aja meskipun aku tau kalo aku kalah dua kali maka aku akan telanjang bulat. Aku pun tersadar, jadi ini maksud Rei mengambil beha dan g stringku. Aku hanya melirik ke Rei yang tersenyum kemengangan. Tak lama, Donny pun datang membawa minuman. Dia memberiku sebotol corona yang tadi kubeli dan kuminum pelan pelan. Ketika ronde pertama di mulai, mereka pun segera dengan cepatnya mengatur kartu mereka. Aku yang tidak tau apa apa, cuma melihat kartuku dan meminum coronaku. Aku merasa bahwa salah satu dari mereka menang, mereka pasti akan menyuruhku membuka bajuku.

    Ternyata benar, aku tidak tau apa nama kartuku tetapi meraka ngomong kalo aku kalah. Maka salah satu dari mereka menyuruhku melepas bajuku. Ketika aku membuka bajuku, mereka hanya berkomentar tentang toketku yang besar itu. Aku yang setengah telanjang hanya menunduk malu dan menutupi putingku dengan tanganku. Tak lama kemudian, mereka memulai ronde yang kedua. Aku merasa bahwa muka dan badanku mulai memanas, aku tidak tau apakah itu reaksi dari bir atau sorotan sorotan mereka. Aku yang mulai merasa canggung, mulai meminum birku sampai habis. Tak lama kemudian, ronde ke dua berakhir dengan melayangnya rok ku. Memekku yang tak berambut itu sudah tidak tertutupi apa apa. Aku merasa memekku mulai gatal, dan aku tersadar kalo Donny telah mencampurkan obat perangsang ke dalam bir ku. Aku yang sudah tidak bisa menahan gatalnya mulai menggesek gesekkan pahaku.

    “Hehehehehe, terangsang ya cyn?” tanya si Rei dengan santainya.
    Aku cuma diam saja dan menunduk.
    “Kalo mau ngerasain kontol kita kita bilang aja Cyn” imbuhnya.
    Aku sangat malu, tapi aku juga terangsang dengan hebatnya. Aku yang masih menggesek gesekan pahaku tanpa sadar mengeluh terangsang. Mereka cuma tertawa melihatku seperti itu.
    Aku pun berkata ke Rei “Rei, please masukin kontol loe”.
    Mereka yang mendengar itu hanya tertawa dan mulai mengeluarkan kontolnya.
    Rei pun menjawab “Kalo loe mau dientot, loe ngomong ama mereka semua, jangan cuma gue doank. Ntar yang lain kan iri” katanya mengejek.
    “Pls entot gue, gue udah ga tahan lagi” kataku sambil merangkak ke salah satu dari mereka dan mulai meremas remas kontolnya.
    Mereka hanya ketawa dan memanggilku “maniak seks”, “cewek gila kontol” dan lain lain nya.

    Aku pun segera memasukan kontol yang kupegang itu ke mulutku. Kumulai dengan mencium kepala kontolnya dan menjilat jilat batangnya yang sudah tegang. Empunya kontol itu pun segera mengeluh tertahan dan memegang kepalaku dan memaksaku memasukan kontolnya yang panjang itu ke mulutku. Aku hanya memejamkan mata ketika aku merasakan kontol lain menerobos dinding vaginaku. “Ooh”, lenguhku tertahan. Seseorang yang mengentotku dari belakang itu segera memaju-mundurkan kontolnya di memekku. Aku merasa kalo tiap kali dia mendorong pantatnya, kepala kontolnya menyentuh dinding rahimku. Salah seorang dari mereka memukul pantatku hingga merah dan memasukan salah satu jarinya ke dalam anusku. Aku pun hanya melenguh keenakan. Ketika aku masih keenakan merasakan jari di anusku, kontol yang ada di mulutku segera menyemprotkan air maninya dan langsung kutelan. Aku pun mulai menjilati kontol itu dengan maksud membersihkannya. Cowok yang kujilati kontolnya itu hanya tersenyum dan meremas toketku.

    Dengan tiba tiba, cowok yang memompaku dari belakang menarik kontolnya. Aku yang masih belum keluar menoleh dengan protes tapi kulihat kalo itu ternyata si Donny yang memompaku dan Donny hanya berdiri dan meninggalkanku sambil tersenyum. Dia pun menyuruhku untuk menungging dengan tangan di meja makan. Aku pun menurut saja. Ketika aku sudah dalam posisi menungging, Donny pun dengan kasarnya memasukkan kontolnya di anusku. Aku pun menjerit menahan sakit yang luar biasa itu. Setelah dua menit kesakitan, aku pun mulai merasa nikmatnya anal seks. Aku pun segera mengikuti irama Donny, dan Donny pun segera mengangkat kedua pahaku dengan kontol yang masih di anusku. Aku pun tidak punya pilihan lain selain bersandar kebelakang supaya tidak jatuh. Donny dengan pelannya menaik turunkan tubuhku sambil memutar badannya. Maka memekku pun terpampang dengan jelas ke cowok cowok yang laen. Aku sangat kaget ketika aku melihat si Rei merekam kejadian itu dan temannya memfotoku.

    Tapi, kenikmatan yang aku dapatkan dari Donny menelan kekagetanku dan membuatku orgasme. Aku segera menggerang gerang keenakan sambil memilin milin puting kananku. Aku merasa ada cairan vaginaku yang menetes keluar. Kemudian, aku merasa si Donny mulai mempercepat kocokannya di anusku. Aku yang takut jatuh segera menyenderkan tubuhku ke belakang dan membiarkan toketku meloncat loncat dengan bebas. Aku pun juga melihat lampu lampu flash kamera yang mengabadikan kejadian itu. Donny pun segera menjatuhkan tubuhku di kasur yang sudah disiapkan cowok cowok lain di ruang tamu. Aku jatuh dengan telungkup dengan kontol yang masih di anusku. Dengan cepatnya, si Donny mencabut kontol itu dan segera mengeluarkan spermanya di dalam gelas wine yang bening. Aku yang kelelahan cuma melihat itu dengan penuh tanda tanya.

    Belum sempat aku mengatur nafas, Donny menyuruhku menjilati kontolnya sampai bersih. Aku menjilati kontol itu dengan perasaan yang jijik. Kemudian salah satu dari mereka segera mengangkatku dan memasukkan kontolnya ke memekku. Aku pun cuma melenguh tertahan. Cowok itu segera memaju mundurkan kontolnya dengan aku keadaan berdiri. Aku hanya bisa berteriak teriak kecil karena kontol itu sangat besar diameternya. Aku merasa ada kontol laen yang menerobos anusku. Aku merasa seperti sandwich karena diapit kedua cowok besar itu. Tak lama kemudian aku pun orgasme lagi dan lagi. Tiap kali mereka mau keluar, mereka segera mencabut kontolnya dan mengeluar kan air mani merek di dalam gelas wine. Aku masih bingung dengan itu, tapi ketiga orang yang belom mengentotku segera mengeroyokku. Ada yang memasukkan kontolnya ke memekku, ke mulutku ataupun mengentot toketku. Aku sudah seperti di dalam sorga dunia.

    Aku tidak tahu sudah berapa kali aku orgasme malam itu. Mereka mengentotku dengan nonstop. Selalu ada kontol yang mengisi vaginaku. Ketika mereka semua sudah selesai mengentotku, mereka menaruhku di sofa dengan kepala di bawah. Aku sudah tidak tahu apa yang terjadi tapi dengan samar samar aku lihat Donny memasukan leher botol bir yang masih penuh isinya ke vaginaku. Aku pun segera terasadar dengan adanya benda dingin di vaginaku, tapi aku sudah terlalu capek untuk berontak. Aku hanya bisa melihat Donny menaik turunkan botol itu di vaginaku. Kemudian, aku merasakan bir yang meleleh turun dari vaginaku ke toketku. Kemudian, Donny segera menarik botol bir itu dan menyuruhku membuka bibir memekku dengan tanganku. Akupun hanya menurut saja. Kemudian, aku melihati Donny memasukan sedotan ke dalam memekku yang penuh dengan bir dan dengan segera aku merasakan bir itu disedot oleh Donny dan ditelannya. Mereka semua tertawa ketika melihatku melenguh menandakan aku orgasme lagi. Aku yang sudah terlalu capek, mulai merangkak ke atas kasur di lantai ruang tamu dan aku pun tertidur.

    Keesokan paginya, aku pun terbangun dengan sebuah mentimun di memekku. Aku kebingungan dan aku lihat cowok cowok itu sudah tertidur dengan lelapnya di sebelahku dan di sofa. Aku pun segera mengeluarkan mentimun itu dari memekku. Ketika aku bangun, aku baru merasakan panasnya anusku dan sakitnya memekku. Dengan sedikit tertatih aku berjalan mencari baju baju ku. Aku menemukan kaos putihku dan rok ku yang langsung kukenakan. Akupun berjalan ke arah kamar mandi untuk merapikan diri. Ketika aku sedang menyisir rambutku yang acak acakan, pintu kamar mandi terbuka dengan tiba tiba dan aku lihat Donny menyeruak masuk. Aku cuma melihat apa yang bakalan dia lakuin. Tak kuduga, dia dengan tanpa malu mulai kencing dengan enaknnya. Aku yang melihat itu hanya menggelengkan kepala dengan jijik. Setelah aku selesai menyisir rambutku, aku segera keluar secepat mungkin dari kamar mandi itu sebelum si Donny menyuruhku berbuat yang macam macam.

    Aku pun segera mencari dompet dan kunci mobilku ketika Rei memegang tanganku dan menyuruhku minum pregnancy pil. Rei menyuguhkan pil itu dan segelas air putih yang langsung kuminum.
    “Hebat juga lo Cyn semalem” pujinya
    “Sakit semua nih Rei” jawabku sambil meringis “Gue pulang dulu ya capek nih”
    “Ya udah tapi minum ini dulu ya?” katanya sambil menyogorkan gelas yang penuh dengan sperma “gue tau loe pasti suka”
    “Aduh Rei gue laper banget, dari kemaren malem gue blom makan” jawabku mengiba.
    “Enggak, minum dulu baru boleh pulang. Udah lah cepet minum” tegasnya.
    “Iih maksa banget sih” gerutuku.

    Rei pun segera mengambil video camnya dan menyuruhku bergaya seolah olah aku menikmati minum sperma. Aku pun hanya tersenyum sambil menegak habis sperma itu.

    Rei pun tersenyum dan berkata “Mulai hari ini kalo loe ke mana mana usahain jangan pake beha ato celana dalem, ok? jadi ntar kalo gue kepengen ngentot, cuma tinggal masukin doank” katanya sambil ketawa.
    “Gila loe” umpatku sambil ngeloyor pergi.

  • Cerita Sex Main Dengan Putri Dari Keraton

    Cerita Sex Main Dengan Putri Dari Keraton


    783 views

    Perawanku – Cerita Sex Main Dengan Putri Dari Keraton, Panas terik di jalan lurus beberapa kilometer memasuki kota Cirebon tidak menghalangiku untuk terus memacu kendaraan dengan kecepatan cukup tinggi dari arah ibukota pada siang hari itu.

    ..demikian, yach sambil istirahat setelah seharian nyangkul begitu, suara centil manja itu memancar dari frekuensi radio komunikasi yang terus kubuka dari tadi sambil menscan frekuensi yang sedang dipergunakan.

    Segera kumatikan modul scan di pesawatku agar tetap dapat memonitor frekuensi tersebut..

    Jadi sekarang sudah di 85 correct? suara seorang pria sejurus kemudian yang meminta konfirmasi apakah sudah ada di rumah
    104?, kembali suara manja itu menjawab yang berarti membenarkan
    Wah.. wah.. wah.. wah.. sudah banyak duitnya nich siang begini sudah ada di rumah, kembali sang pria menimpali..
    Ya ngga jugalah.. duit mach tetap butuh.

    Break, sahutku menyela pembicaraan di antara spasi
    Kirain sudah punya banyak duit.. ya dibagibagi ke sini, sahut pria tersebut
    Mas, ada yang mau masuk tuch silahkan di handle dulu sayanya 1023 sebentar, suara centil manja tersebut menginformasikan kehadiranku kepada rekannya..
    Yang break silahkan masuk,
    Selamat siang.. di sini Elmo Mas dalam line bergerak menuju Cirebon, sahutku segera memperkenalkan diri

    Selamat siang juga yang handle di sini Boom.. darimana hendak ke mana Mas?
    Dari Kotaraja menuju ke Cirebon gitu, penjelasanku padanya
    Silahkan dipergunakan frekuensinya mungkin ada sesuatu yang ingin di sampaikan, sahutnya memberikan kesempatan padaku
    Oh.. tidak ada Mas cuma ingin nimbrung saja, sehubungan klo ngga ada yang ada di ajak bicara sayanya suka ngantuk nich.
    Emang berapa personil di gerobak dan dalam rangka apa nich? Liburan begitu..?

    Negatif Mas.. dalam rangka dinas begitu dan di gerobak sendiri saja, makanya perlu teman ngobrol begitu
    Mas Elmo.. Boom kembali di sana ada lowongan ngga Mas klo ada boleh donk ajakajak saya, pintanya
    Hmm.. anda itu memakai kacamata ngga? apakah penglihatannya masih cukup jelas? tanyaku padanya
    Masih.. masih jelas, tidak memakai kacamata.
    Pendengaran gimana, baik atau sudah menggunakan alat bantu?
    Masih baik.
    Rambut.. apakah sudah memutih?

    Ya.. Mas, rambut mach masih hitam semua belum ada yang putih umur juga baru kepala 2?, sahutnya kembali menegaskan
    Berarti masih kuat lari betul?
    Betul.. ngomongngomong mau dikasih kerjaâ„¢an apa sich koq bertanya begitu..?

    Lha.. saya ini khan raja maling, makanya saya bertanya itu supaya memenuhi persyaratan.. mata harus awas, supaya saat kebagian tugas jaga bisa mengawasi kloklo ada hansip atau ronda lewat, telinga harus baik biar saat tugas buka gembok atau kunci tetap bisa mendengar suara klo ada yang mau nangkap, rambut juga harus hitam biar bisa sembunyi dalam kegelapan ngga ketahuan.. dan terakhir ya harus bisa lari cepat klo ketahuan.. klo ngga khan ya ketangkep begitu.. dik jelasku padanya..

    Hahaha.. hahahaha.. hahahaha.., suara centil manja itu kembali berkumandang
    Ujug buneeng.., Boom tertawa kecil juga..
    Ya.., salam kenal juga buat Mas Elmo yang sedang dalam perjalanan hatihati semoga selamat sampai di tujuan, katanya menyalami ku..
    Salam kenal juga semoga sehat selalu.. klo boleh tahu siapa nich yang handle? tanyaku pada pemilik suara centil manja itu..

    Di sini Vera gitu Mas Elmo.
    Vera.. Elmo kembali.., iya dach salam buat keluarga yang di rumah semoga sejahtera selalu.
    Mas Elmo kayanya.. humoris yach.
    hahaha.. yach tergantung situasi begitu neng Vera, kadang serius kadang bercanda juga, klo serius terus mach bisa mati muda nanti
    Berapa lama begitu Mas di kota udang?
    Rencana sich cuma seminggu aza, .. tapi lihat nanti aza dach.
    Sudah sering ke Cirebon gitu Mas Elmo?

    Jarang juga.., .. ngomongngomong apa yach makanan yang khas dan enak gitu?
    Hmm.. di sana ada nasi lengko, ada juga nasi jamblang.. trus empal gentong juga enak.. sama tahu gejrot dach, sahutnya berpromosi
    Klo siangsiang begini enaknya makan apa yach..?
    Itu aza Mas Elmo.. nasi lengko yang ada di xx, informasinya..
    Terimakasih atas informasinya.. mau ikut menemani? ajakku padanya

    Lain kali dech Mas Elmo.. sekarang sich saya sedang sibuk.
    Oh ya sudah.. mudahmudahan lain kali kita bisa kopi darat begitu.
    Harapan Vera juga begitu yach.. hatihati sajalah.. jadi makan siang di sana?
    Yup, .. dan terimakasih nich atas obrolannya siang hari ini yang telah menemani saya hingga masuk ke Cirebon.
    Samasama.. Vera juga senang bisa ngobrol dengan dirimu dan silahkan masuk ke frekuensi ini lagi klo ada waktu, ajaknya manja..

    Demikianlah sepenggal pembicaraan siang hari itu, dan sesungguhnya apa yang dikatakan Vera itu tidaklah salah memang tempat makan yang ditunjukkan adalah favoritku juga dan itu tidaklah asing oleh karena cukup sering saya mengunjungi kota Cirebon ini.

    Nasi lengkonya 1 porsi Mas, pintaku di pintu masuk sesaat setibanya di sana
    Kemudian kupilih salah satu meja yang kosong di tengah
    Minumnya apa Mas Elmo? tanya suara halus dari belakang

    Kontan saja aku terkejut oleh karena tidak banyak yang mengenal namaku demikian dan dalam diamku kemudian dia menyodorkan tangannya

    Vera, seraya tersenyum manis
    Oh.. ugh.. oh, aku tergagap mendapat kejutan seperti itu

    Sungguh tak ku kira kini di hadapanku hadir seorang wanita berkulit putih dengan rambut tergerai sedikit melewati bahu dan postur tubuh yang cukup tinggi untuk ukuran orang Indonesia namun berimbang.

    Koq.. bengong aza, ujarnya mengingatkanku
    Abis.. ada bidadari sich.. yuk silahkan duduk, sahutku seraya menggeser tempat duduk dan mempersilahkannya untuk berada di sampingku

    Koq tahu mengenai aku? tanyaku setelah dia duduk
    Yach khan katanya jadi makan di sini terus tadi aku sudah tiba duluan dan lihat mobil kamu yang lengkap dengan antenenya trus plat nomornya juga B, sahutnya seraya memonyongkan bibir tipisnya..

    Demikianlah siang itu akhirnya aku makan siang bersama denganVera yang hingga usai santap siang tersebut belum bersedia untuk mengungkapkan nama sebenarnya dan akupun tidak memaksanya, sebaliknya saat dia minta no HPkupun tidak kuberikan.. wah bisa berabe boo, kalau pas dia telp nantinya pada saat aku bersama istriku.. bisa perang dunia.. namun aku informasikan di mana aku bermalam nantinya.

    Begitulah, ketika jarum jam menunjukkan pukul 23. 15 telp di kamarku berdering, ternyata Vera yang menghubungiku.. dan membuat janji untuk kembali berjumpa esok harinya..

    Tanpa terasa beberapa hari telah berlalu dan hampir setiap santap siang kulakukan bersama dengan Vera, sedangkan malam hari tidak kulakukan sehubungan dengan tugas yang harus kukerjakan bersama anak buahku untuk mengunjungi klien. Pekerjaankulah yang menuntut demikian, yaitu sebagai sales manager dari sebuah perusahaan farmasi sehingga pada malam hari aku harus mengunjungi dokter dan berbicara banyak mengenai produk dan hal lainnya, terkadang baru usai lewat tengah malam terutama bila harus berkunjung kepada dokter yang memiliki pasien banyak sehingga baru usai pada dini hari.

    Kapan kau kembali? tanyanya suatu saat setelah beberapa hari ini kita hampir selalu makan siang bersama
    Lusa nich, besok masih masih ada beberapa urusan kantor lagi yang harus kukerjakan, sahutku
    Oh.., ada nada kecewa yang dapat kutangkap..

    Entah tanpa terasa dalam waktu yang demikian singkat hubunganku dengan Vera nampak sangat akrab dan dekat sekali, walaupun sesungguhnya akupun masih gelap mengenai kehidupan pribadinya yang kutahu hanya sosok dia yang aku kenal apa adanya tanpa melihat kehidupan pribadinya sebaliknyapun demikian, ..

    Nanti malam masih kerja juga? tanyanya masih ada nada protes

    Hgh.., aku terhenyak dengan pertanyaan semacam itu yang menurutku sudah terlalu dalam terbawa emosi

    Sambil tersenyum menggoda

    , Kenapa.. mau ngajak kemana emangnya?
    Jalan yuk.., ajaknya
    Kemana..? tanyaku
    Ada waktu ngga?
    Nâ„¢tar malam begitu? tanyaku bingung

    Iyalah.. emangnya kapan lagi?
    OK.. aku jemput di mana nich? tanyaku kemudian..
    Hmm di sini dech.. jam 5′an yach, jawabnya seraya menulis suatu tempat di atas kertas yang kemudian di serahkannya padaku..Nanti tunggu aza di halaman parkir ngga usah masuk, pintanya kemudian

    Ternyata tempat yang diberikan adalah nama sebuah bank pemerintah yang cukup besar di kota ini, entah apa jabatannya di sana namun penekanannya yang terakhir memberikan arti bahwa dia adalah salah seorang karyawan di sana.
    Sekitar jam 5 sore aku telah tiba di tempat kerja Vera dan lahan parkir sudah cukup lenggang, kemudian aku parkir di tempat teduh yang agak terlindung dari pandangan pos satpam maupun pintu keluar masuk gedung tepatnya dekat dengan bilik ATM sehingga tidak mengundang banyak kecurigaan orang lain.

    Tak lama Vera keluar dan segera masuk ke dalam mobilku..

    Yup.. jalan.., sesaat setelah masuk ke dalam mobil..
    Kemana? tanyaku bego..
    Bawalah daku pergi.., senandung centilnya keluar lagi..
    Dari derita ini.., timpalku menyambut senandungnya.. dan kamipun tertawa tergelak pada sore hari itu.

    Dalam keraguan itu akhirnya aku arahkan saja kendaraanku menuju ke arah kota Tegal masuk ke Jawa Tengah dengan kecepatan sedang, pemikiranku klo aku bawa dia masuk ke daerah Kuningan seperti Linggarjati misalnya rasanya terlalu riskan mungkin akan banyak orang yang mengenalnya oleh karena kota Cirebon ini khan kecil banget.. segala sesuatunya mudah tersebar.. bisa berabe nantinya..

    Kemana..? tanyanya setelah kami sempat terdiam cukup lama dan sibuk dengan pemikiran masing masing
    Ke arah Tegal aza yach.., saranku
    Hhhmm.. ok, sahutnya menyetujui saranku

    Kembali kami tenggelam dalam lamunan masingmasing dan kemudian terbersit dalam ingatanku untuk mengajaknya ke Comal, di sana khan ada rumah makan dengan masakan khas kepitingnya yang sangat lezat.

    Kita makan kepiting yach.., aku memecah keheningan
    Boleh.. di mana?
    Pernah ke Comal ngga..? di sana ada rumah makan yang masakan kepitingnya enak lho, promosiku..
    Belum pernah nich.
    Kenapa sich kamu.. sakit gigi yach? tanyaku dengan nada bergurau..Abis ngomong cuma sepotongpotong gitu.
    Ach.. Mas Elmo bingung dan malu nich soalnya belon pernah pergi kaya gini nich, suaranya bergetar manja..

    Aku hanya tersenyum saja dan sempat kuperhatikan kembali sebuah cincin melingkar di jari manis kanannya

    Emang suami kamu ngga pernah ngajak pergi berdua untuk makan malam bersama gitu? tanyaku dengan gaya yakin yang seyakinyakinnya
    Pernah sich, akhirnya Vera mulai mengungkapkan kehidupan pribadinya..
    Trus sekarang suami kamu mana? Koq ngga diajak sekalian?
    Mas Bram.. masih di Jakarta, sudah seminggu.. mungkin lusa baru kembali.
    Oh..
    Dinas, lanjutnya kembali
    Sudah punya putra berapa? lanjutku kemudian

    Vera hanya menggeleng perlahan dan ada setitik air mata yang bergulir di sudut matanya, namun segera di hapusnya perlahan.. sambil menghela nafas panjang

    Sudah berapa tahun sich kamu menikah?
    Jalan 7 tahun, sahutnya perlahan dengan nada lembut dan bergetar menahan emosi
    Hhmm.. sudah konsultasikan ke dokter? aku terus mengejarnya
    Sudah.. dari diriku semuanya normal.
    Trus suami kamu?
    Tidak tahu, jawabnya singkat..

    Kembali kami terdiam dalam renungan yang dalam sementara lampu penerangan jalan sudah mulai menyala menambah sendunya suasana sore hari ini.

    Mas Bram adalah lingkaran dalam keraton Kxx, dan layaknya keluarga ningrat mereka selalu menyalahkanku yang tidak mampu memberikan keturunan buat mereka. Dahulu kami tinggal di dalam keraton, namun sekarang tidak lagi sebab saya tidak tahan dengan perlakuan mereka, namun saya juga tidak bisa memaksa Mas Bram untuk berkonsultasi ke dokter.., keluhnya dengan nada kelu dan tertekan..

    Apakah kamu pernah meminta suamimu untuk memeriksakan dirinya? tanyaku melanjuti
    Tidak mungkin Mas, dalam keluargaku istri harus tunduk pada suami dan yach itulah takdirku, bicaranya mulai tak jelas dan berakhir dengan ledakan tangisnya

    Kubiarkan Vera menangis untuk menumpahkan kegundahannya hanya saja kuberanikan diri untuk mulai mengusap rambutnya dan berusaha menenangkannya.. usapan lembut dan penuh kasih sayang itu dapat menenangkan emosinya.

    Tanpa terasa kota Tegalpun sudah tertinggal di belakang dan 2 jam telah berlalu hingga kami tiba di tempat yang dituju dan suasana rumah makan yang temaram dengan lampu penerangan secukupnya menambah romantisnya suasana malam itu, sementara pikirankupun terus bermain entah apa maksudnya Vera menceritakan semua hal itu terlebih dengan upayanya untuk mengajakku kencan malam hari ini. Instingku mengatakan Vera menginginkan benih dariku untuk menyemai rahimnya yang tidak pernah tersentuh benih hidup yang membuktikan jati dirinya sebagai wanita.

    Sikapku yang mesra dan gentle seperti membukakan pintu mobil tadi saat dia masih sibuk memperbaiki dandannya di mobil kemudian menarikkan kursi untuk Vera duduk, dapat sedikit menghilangkan kekakuan sikap kami bahkan sudah mirip seperti sepasang merpati yang sedang memadu kasih terlebih daerah yang kumasuki ini tidak banyak berhubungan dengan tempat tinggal Vera sehingga lebih memudahkan kami untuk beradapatasi.

    Selesai santap malam, kembali sikap gentle kutunjukkan dengan membukakan pintu mobil baginya dan Vera membalas dengan senyum manisnya, dan sebuah kecupan tipis mendarat di pipiku sesaat setelah aku duduk di belakang kemudi.

    Thanks yach, ucapnya lembut dengan mata sendunya

    Aku hanya tersenyum dan membalas dengan mengusap lembut pipinya.. Kemudian kuarahkan mobilku untuk kembali menuju ke kota Tegal dengan satu tekad yang berkecamuk di benakku untuk dapat meniduri Vera malam hari ini. Tidak sulit bagiku untuk mendapatkan hotel yang terbaik di kota ini oleh karena memang bagian tugas dariku untuk harus berkeliling sehingga hubungan bisnis perusahaanku dengan hotel cukup baik sehingga tidak sulit untuk mendapatkan kamar yang kumau. Satu hal yang mendukung rencanaku juga adalah Vera tidak bertanya dan nampaknya diapun siap untuk menerima resiko tersebut, sementara pikiranku berencana demikian peniskupun sudah tidak mau kompromi lagi dengan mengembang maksimal sehingga ada juga rasa nyeri

    Sesaat pintu kamar hotel kukunci segera kupeluk Vera yang diam pasrah dengan mata tertutup rapat.. kukecup lembut keningnya tepat di belakang pintu kamar hotel, turun sedikit kecupan kuarahkan ke mata kanan, kiri, hidung dan pipi..

    Dengan tangan kiri kuangkat dagunya perlahan sempat Vera membuka matanya dan memandang sayu, sebelum tertutup kembali. Semakin dekat bibirku ke bibirnya desah nafas hangat yang memburu menerpa sebagian wajahku, kemudian dengan lembut kuletakkan bibirku di atas bibirnya yang merekah membuka basah siap dan pasrah. Kecupan lembut tersebut menambah riak gelombang birahi untuk semakin memuncak dan dengan perlahan kujulurkan lidahku untuk menyentuh ujung lidahnya yang tersentak berdetak sebelum maju perlahan menelusuri panjang lidahku ditambah dengan hisapan lembut membuat lenguhnya muncul perlahan disertai dengan tubuh yang melemas..

    Hhmmhh.., desahnya saat kulepaskan bibirku dari pagutannya yang sedikit mulai liar..

    Perlahan kususupkan jari jemariku mulai dari punggung ke tengkuk dan terus naik ke atas menyibakan rambut sebahunya dan secara bersamaan Vera menengadah memberikan lehernya yang jenjang untuk kukecup.. jilat perlahan mulai dari leher sebelah kiri menuju ke telinga belakang kiri diiringi dengan nafasku yang semakin memburu.. dan berakhir dengan lenguhan panjang dari Vera.

    Aaagghh..

    Kemudian kulepaskan blazer biru tuanya sehingga segera nampak pangkal lengannya yang mulus oleh karena Vera menggunakan lengan buntung dan kembali kukecup pangkal lengan sebelah kiri tersebut sementara jari jemari tangan kananku mengusap lembut pangkal lengan yang satunya dan berakhir dengan genggaman tangan kami yang menyatu.

    Mas Elmoo.. aagghh, desah Vera bergetar

    Matanya kembali memandangku sayu dan perlahan dalam pelukanku kutuntun dia untuk mendekati ranjang. Kubukakan kancing demi kancing bajunya sementara Vera terus memandangku sayu seolah mengatakan lakukanlah. Dan segera setelah seluruh kancing baju tersebut terbuka, kudapati dadanya yang sangat putih mulus dengan bra berwarna gading dengan rendarenda kecil di bagian atasnya. Kukecup.. kujilat seluruh bidang dada yang tidak tertutup bra. Kuhirup dalamdalam bau harum lembut yang semakin santer menerpa hidungku membuatku melayang untuk senantiasa memperlakukannya secara lembut dan bersama menari di atas ombak gelora cinta yang menjilat bak lidah api.. berakhir dengan dekapan eratku pada Vera.

    Kubuka tali pengait branya dan segeralah tersembul buah dada yang selama ini mungkin hanya dilihat oleh suaminya. Tidak besar dengan puting berwarna merah muda yang menjungkit menantang untuk di sentuh. Kulanjutkan untuk membuka risleting roknya sebelum perlahan ku baringkan Vera di atas ranjang yang empuk.. sementara suhu ruangan masih belum terasa dingin oleh karena hembusan lembut udara ac belum cukup lama untuk menyejukkan udara kamar.

    Vera hingga saat ini masih bersikap pasif dan pasrah seperti layaknya putri keraton yang menerima keadaannya.. dan sekarang kutindih tubuhnya dengan sebagian tubuhku dan kembali kupermainkan leher jenjang kanannya hingga ke belakang telinga dengan iringan rintihan Vera yang mendesah lembut laksana irama jazz. Kecupankupun terus turun menuruni garis lehernya secara perlahan untuk kembali mendaki bukit gunung kembar yang mungkin selama ini hanya mengenal sentuhan seorang lelaki, sementara aku adalah lelaki ke dua yang beruntung untuk bisa menyentuh dan menghisapnya dengan lembut.. di iringi belaian ringan jarijariku mengusap seluruh permukaan kulit bukit kembar tersebut

    Hentakan tubuh Vera diiringi dengan gerak reflex tangan yang berusaha menangkap tanganku dan menekannya secara kuat ke payudaranya disertai dengan tekukan lututnya serta mata terpejam dengan kuat dan rapat menandakan gejolak dalam birahinya yang tak tertahankan berusaha menerobos keluar. Ketelusuri lekuk tubuhnya untuk menggapai tepi celana dalamnya dan segera kuturunkan dibantu oleh Vera yang mengangkat pinggulnya.

    Oh.. indah sekali bentuk rambut halus hitam yang tertata rapi bagaikan hamparan rumput hitam dengan panjang yang seragam dan terawat baik. Tekanan ringan pada kedua pinggulnya serta hisapan lembut di pundaknya kembali menyentakan Vera disertai dengan jeritan lirih.

    Arrgghh.., diiring dengan tekanan pinggul Vera untuk melawan ke atas. Jilatan demi jilatan kembali merayap menuruni belahan tengah buah dadanya. Menuju ke perut dan secara reflekpun Vera mempersiapkan jalanku dengan membentangkan kedua belah pangkal pahanya dengan gerakan alami. Tanpa kesulitan dan dengan perlahan kecupan bibirku bisa sampai di belahan tengah bibir bawahnya. Yang disambut dengan mengalirnya cairan putih bening kental dalam jumlah cukup banyak berkelokkelok seperti anak sungai membasahi rerumputan akibat terbukanya bendungan yang menjadi tanggul dari cairan tersebut.

    Jilatan sedikit kasar untuk mengangkat cairan tersebut dan diakhiri dengan hisapan kuat untuk membersihkan seluruh aliran kental anak sungai ini terasakan bagai dibetotnya sesuatu yang ada di dalam dan meluluh lantakan tulang belulang di tubuh..

    El.. mo.., jeritan Vera diiringi dengan gerak liar pinggulnya dan tarikan kuat mencengkram bed cover yang belum diangkat saat kulakukan hisapan kuat tadi.
    El.. mo.. masukkan aku ngga kuat lagi, pintanya dalam nada bergetar mengharap.

    Segera kubuka kaos yang sedari tadi belum kulepaskan demikian juga seluruh pakaian yang masih menyelimuti tubuhku. Ketika aku mulai menindih tubuh mulus Vera, sensasi kulit nan lembut menyengat seluruh saraf sensitive di tubuhku dan mengakibatkan uraturat di penisku menyembul dengan kuat memberikan guratan biru tegas membekas. Secara reflek Vera kembali menekukkan lututnya dan bebas membuka memberikan jalan bagi penisku untuk segera memasuki relung vaginanya.

    Vera kembali memandangku sayu dan berkata perlahan,

    Lakukanlah.. aku rela bersamamu.

    Perlahan kuarahkan penisku untuk bisa mulai menelusuri lorong kenikmatan dengan relungnya yang kuyakin akan menjepit kuat. Ketika kujumpai ujung lorong tersebut perlahan kuturunkan penis tersebut untuk mulai menerobos lorong kenikmatan membor layaknya paku bumi. Diiringi dengan mata Vera yang terus meredup dan terpejam seiring dengan gigitan pada sudut bibirnya untuk menambah sensasi kenikmatan yang mulai berjalan. Sebaliknya kurasakan juga sodokan perlahan penisku serasa membuka lipatanlipatan lunak yang tak berujung terus ke dalam diikuti dengan jepitan kuat sesudahnya memberikan sensasi yang tak terkirakan.

    Aaakkhh.., erangan panjang Vera disertai dengan mengejang kakunya seluruh tungkai kaki Vera yang panjang mengakhiri perjalanan penisku untuk mencapai lorong yang paling dalam sementara remasan kuat di bed cover menandakan perjalanan kenikmatan Vera yang masih belum berakhir.

    Buah dada kenyal tepat berada di bawah dada bidangku dan bisa kurasakan kehangatannya yang terus berdenyut mengalir membawa gelombang birahi bertalutalu. Sunggingan senyum manis Vera menghias ujung bibirnya ketika mata bening itu bertatapan dengan mataku dalam jarak yang begitu dekat diiringi dengan lenguh nafasnya yang tetap memburu semakin menggila dan kedutan halus malumalu dilakukannya dengan tetap memandangku diiringi dengan senyum manisnya.

    Hebat.. teruskan, pujiku untuk menambah kepercayaan dirinya bahwa apa yang dilakukannya bukanlah suatu hal yang tabu dan memang diperlukan untuk dapat menambah nikmatnya hubungan kami. Pujianku memberikan keberaniannya untuk segera melakukan manuver tersebut dan seiring dengan kembali terpejamnya mata lentik tersebut. Remasan kuat berirama mengurut penisku yang membangkitkan seluruh titik saraf di tubuhku untuk terpusat pada gerakannya.. remasannya..

    Perlahan kulakukan perlawanan dengan menggenjot penisku untuk mengimbangi remasannya diiringi dengan lenguh nafas yang terus memburu seperti derak bantalan rel kereta yang dilalui.

    Hhshshshhshhs.., dengus nafasku tak dapat kekendalikan
    Uuugghh.. uugghh.., Vera tak kalah serunya merintih

    Buliran keringat sebesar jagung mulai membasahi keningku dan menetes di dadanya. Demikian juga butiran keringat Vera mulai membasahi tubuhnya khususnya di pundaknya sehingga geraian rambut yang basah dan menempel pada pundaknya menambah pesona memompa birahiku untuk mendaki mencapai puncaknya

    Gerakanku semakin seirama dengan hentakan pinggul Vera apakah demikian kuatnya ikatan emosi. Sehingga tak terlalu lama bagi kita untuk menyatukan irama gerakan kami akupun tak tahu namun hentakan menghunjam semakin kuat dan cepat dan berakhir dengan..

    Ellmmoo, teriakan Vera sesaat sebelum aku mencapai puncaknya

    Tubuh Vera mengejang sesaat sebelum akhirnya membujur lemas diam tak bergerak, wajah ayunya meninggalkan buliran keringat halus yang membentuk guratan halus ketika kuraba menuruni leher jenjangnya dan berkilap tertimpa cahaya lampu kamar. Tak bosan kupandang wajahnya yang memang ayu. Tak lama Vera mulai membuka matanya dan memandangku kembali dengan senyum khasnya.Sebagai balasannya ku angkat penisku perlahan dan secara reflek Vera berusaha menahanku untuk tetap berada di dalamnya. Namun tetap kuangkat perlahan dan segera kubalikan tubuh lemas Vera.

    Kupandang punggung halusnya dengan beberapa helai rambut yang tetap menempel basah oleh keringat. Kuraba perlahan menyingkap helaihelai rambut tersebut untuk mendapatkan punggungnya secara utuh. Buliran keringat nampak jelas pada kedua belah bahunya menggodaku untuk kembali menjilatnya dan terus merayap ke atas menelusuri leher jenjangnya dan membasahi rambutrambut halus yang tumbuh di sekitar tengkuknya dengan air liurku.

    Rintihan nikmat kembali terdengar seiring dengan bangkit kembalinya gelora gairah yang sempat mendatar tadi setelah mencapai puncaknya,

    Eegghh.

    Permainan jarijariku yang merayap naik turun menelusuri seluruh lekuk tubuh Vera segera memicu kembali adrenalinku. Terlebih rintihan nikmat tersebut semakin cepat memburu dan hanya membutuhkan waktu yang teramat singkat untuk segera membangkitkannya.

    Kembali kutindih tubuh Vera dari belakang dan kuarahkan kembali penisku yang sedari tadi tetap menegang. Sementara belahan kaki yang tampak sangat indah tersebut kembali terbuka lebar menyisakan lubang yang masih terbuka dan berdenyut halus dengan lendir yang membasahi sekelilingnya. Kuingin memasukinya kembali secara perlahan dan menikmati sensasi kenikmatan saat kumasuki relungnya tersebut secara perlahan dengan jepitan yang kurasakan lebih kuat lagi..

    El.., cee.. pat lakukan, aku tak tahan.. Eeell, rintihnya perlahan namun terdengar jelas.

    Perlahan namun pasti terus kudorong masuk penisku hingga mencapai jarak terjauhnya dan segera kuayunkan berirama.

    Gerakanku kali ini diimbangi dengan lenguhannya tiap kali ujung penisku menyentuh mulut rahimnya,

    Arrkkh.., terus El.. arrkkhh.

    Semakin lama genjotanku semakin kuat bertenaga seiring dengan memuncaknya sensasi yang kurasakan mulai menumpuk di ujung penis untuk menyemburkan sperma yang sedari tadi tertahan, dan jepitan liang vagina Verapun semakin mantap kurasakan.

    Butiran keringat bak pasir di tepi pantai yang membasahi pundaknya kembali keluar dengan derasnya yang segera berubah membesar menyerupai butiran jagung tersebar merata hingga ke punggungnya.. berkilap tertimpa cahaya lampu. Hingga ketika tiba saatnya, ujung penisku berdenyut kencang dan dalam 1.. 2.. tusukan terakhir aku hunjamkan sekuat tenaga dan sedalamnya. Yang diiringi dengan teriakan Vera disertai gelengan kepalanya yang ke kiri dan ke kanan dengan cepat dan. srett.. srett.. srett.. semburan maniku menelusuri panjang penisku dan menerjang masuk menabrak dinding rahimnya melemparkan puncak kenikmatan hingga keujungnya dan jatuh demikian terjal dalam kelelahan nikmat yang tak berujung.

    Aaacchh.., jeritan terakhir Vera sebelum dia kembali terjatuh dan diam dalam kelelahan yang teramat sangat.

    Peluh yang bercucuran bercampur jadi satu ketika tubuhku ambruk dan menindih tubuh mulus Vera. Bau harum keringat segera membuaiku dalam mimpi terindah bersama Vera.

    Thanks Ver, ucapku sesaat sebelum ku terlelap
    Thanks juga El, sahutnya lemah

    Luluh lantak rasanya tubuhku malam itu dan terkuras habis staminaku setelah sebelumnya banyak tersita oleh urusan dinas. Namun apa yang kuberikan saat itu memberikan makna dan kesan yang sangat mendalam di lubuk hati Vera. Oleh karena baru kali ini dia merasa begitu dihargai dan diperlakukan manja sebagaimana layaknya seorang istri yang memiliki kedudukan sama.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Bokep Bergambar Aku Tidak Kuat Menahan Birahiku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Bokep Bergambar Aku Tidak Kuat Menahan Birahiku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1638 views

    Perawanku – Aku ini termasuk jauh dari keluarga yang berada di kota lain, siswa kelas 2 SMUN ini berjuang menuntut ilmu di kota yang dahulu banyak orang menjulukinya kota kembang nan indah dan permai tetapi sekarang sudah berubah total menjadi kota mall dan factory outlet, panas dan gersang. Aku sementara tinggal bersama keluarga Pak Sis yang sudah menganggapku anak sendiri, karena beliau memang sudah sedemikian lama memiliki hubungan baik juga dengan orangtuaku.

    Pak Sis sendiri merupakan salah seorang pimpinan perusahaan yang sangat sibuk dan jarang berada di rumah karena tuntutan tugasnya, tetapi tidak sama halnya dengan istrinya yang merupakan ibu rumah tangga yang baik dan setia terhadap suaminya dan selalu siap di rumah untuk mengurus segala keperluan rumah tangga. Ibu dan bapak Sis mempunyai dua orang anak perempuan yang cantik-cantik, mereka bernama Tia yang baru berusia 7 tahun dan Sonya yang berusia 11 tahun. Aku sangat akrab dengan keduanya dan aku selalu berusaha untuk menyayangi dan melindungi mereka.

    Aku biasanya akan marah terhadap mereka apabila mereka mendengarkan dan menonton berita-berita tentang kekerasan yang suka ditayangkan di TV swasta pada tengah hari bolong. Biasanya, segera kumatikan TVnya dan kusuruh mereka masuk kamar dan mengerjakan PR. Setelah suasana aman..TVnya dengan suara yang sangat kukecilkan kunyalakan kembali untuk kutonton sendiri. Sering aku berpikir, mengapa sih acAara kekerasan, pembunuhan, incest, pemerkosaan apalagi yang dilakukan terhadap anak kecil kok ditayangkan di TV pada siang hari di mana para anak kecil masih bisa ikut menonton dan mencerna siaran itu?

    Kenapa bukan pada tengah malam saja? Karena menurutku apabila jam siarannya tidak segera dipindah, maka banyak tunas muda bangsa yang moralnya akan menjadi ternoda atau bahkan rusak nantinya. “Ah.. biarlah orang yang berwenang yang menjawab semua permasalahan itu, yang penting sekarang moral kedua gadis cantik itu masih bisa kulindungi”, nuraniku berkata. Hari-hari pun berlalu dan seperti biasanya, di sekolah aku dikenal oleh teman-temanku sebagai anak bandel yang sering bolos pada jam-jam pelajaran tertentu tetapi walaupun begitu aku memiliki nilai raport yang wajar-wajar saja karena aku malu kepada orangtuaku dan juga kepada keluarga Pak Sis kalau sampai nilaiku jatuh, jadi aku tetap berusaha keras. Suatu hari di sekolah, temanku becerita padaku kalau dia punya film seks Indonesia yang judulnya BLA dan yang mainnya mahasiswa dan mahasiswi perguruan tinggi top.

    Kontan saja seketika itu aku terkejut dan mengatakan bahwa temanku itu pembohong tapi temanku bilang kalau tidak percaya, pulang sekolah kita tonton rame-rame. Siang itu, kami berbondong-bondong menuju rumah temanku, ia anak orang kaya, kedua orangtuanya sangat sibuk sehingga kalau siang hari jarang ada di rumah. Ruang kamarnya juga cukup besar dan dilengkapi berbagai peralatan seperti komputer, PS, TV dan VCD player. Hal itu membuat kami leluasa menikmati film itu. Adegan awal diperlihatkan seperti ada semacam kerja kelompok dan ada beberapa mahasiswa dan mahasiswi yang sedang mengerjakan tugas dan makan-makan.

    Menurutku si wanitanya cakep juga dan karena nontonnya rame-rame, teman-temanku pada ribut merequest agar adegan ngobrolnya dipercepat dan langsung menuju adegan syuurnya.. sekarang terlihat mereka sedang duduk di sofa, menghadap kamera dan saling berciuman mesra, saling memainkan, mempertautkan lidah pasangannya ahh..nikmat sekali kelihatannya kemudian adegan di tempat tidur di mana si wanita tidur telentang hanya di tutupi sehelai kain handuk, sementara si pria yang memegang kamera mengatakan kepada si wanita untuk membuka handuk tadi dan memperlihatkan kemaluan dan tubuhnya yang sexy. Malu-malu si wanita itu membuka handuknya dan dengan cepat menutupnya kembali. “Ahh.. yang itu sih biasa”, begitu terdengar temanku berkata dan ia pun mempercepat filmnya sampai adegan oral sex di kamar mandi.

    Terlihat si pria duduk di atas jam!ban lalu si wanita menghisap-hisap penisnya sampai akhirnya si pria tidak tahan lagi dan mengeluarkan spermanya lalu adegan selanjutnya si pria dan wanita tadi membersihkan badan masing-masing dan mengucapkan salam berpisah. “Waah.. ngga nyangka ya, hebat juga mereka bisa buat film seperti itu” kataku. “Uuh.. itu sih kurang hot ah.. kalau cuman pake kamera begituan, kita-kita juga bisa dong buat yang lebih hot lagi iya ngga teman-teman!” kudengar temanku si Ucok menyahut. “Alaah Cok.. lu jangan sembarangan ngomong, buktiin doong!” begitu kata teman yang lain. “Beres.. pokoknya aku akan buat yang lebih bagus lagi dari ini dan kalo udah selesai kalian wajib nonton!” janji Ucok, lalu kita semua tertawa mendengar bualannya itu.

    Aku lalu berpikir, waah.. para mahasiswa ini memang hebat! Mereka sudah jadi pionir seni film seks yang akan membuka jalan untuk karya-karya indah kategori film seni seksual Indonesia yang lainnya, sejujurnya aku salut buat ide, karya serta keberanian! para pemeran utamanya. Sepulangnya dari rumah temanku, kulihat di halaman rumah ada mobil Honda CRV milik Pak Sis, “kok tumben Pak Sis sudah pulang siang hari gini?” pikirku. Aku segera masuk rumah dan kulihat bapak dan ibu Sis sudah bersiap-siap dengan kopernya masing-masing, kulihat juga Tia juga membawa tas kecil yang berisi banyak makanan ringan. “Ibu mau ke mana?” tanyaku bingung. “Ooh.. ibu dan bapak mau ke Jakarta, menemani bapak dalam acara seminar yang diadakan oleh kantor bapak selama tiga hari” jawab ibu Sis. “Lho, apa Tia juga diajak?” tanyaku. “Oh.. iya, kebetulan sekolahnya Tia lagi ada libur seminggu, jadi Tia bapak ajak biar nanti Tia bisa jalan-jalan sama ibunya ke Dufan” jawab Pak Sis. “Iih.. papa curang! Masa Sonya ngga diajak! Sonya kan juga pengen ke Dufan!” tiba-tiba Sonya keluar dari kamarnya. “Sonya sayang, nanti kalo Sonya sudah waktu libur sekolah pasti papa ajak” jawab Pak Sis meyakinkan Sonya. Pak Sis kemudian memberikan Sonya sebuah boneka beruang. “Sudah dong sayang, jangan cemberut begitu ayo senyum doong” kata Pak Sis membujuk Sonya.

    Sonya lalu merebut boneka beruang itu dari tangan ayahnya lalu berkata “papa janji ya, jangan lupa lho!” kata Sonya. “Iya sayang, papa janji!” jawab Pak Sis sambil mencium kening Sonya. “Sonya sayang, mama juga berjanji akan mengajak Sonya bersenang-senang di Dufan kalau Sonya sudah libur” kata Ibu Sis sambil mencium pipi kanan dan kiri Sonya. “Was, sudah kamu taruh koper bapak dan ibu di mobil?” tanya Pak Sis pada pembantunya. “Sudah semuanya pak” jawab si Was. “Oh Was juga ikut ke Jakarta ya bu?” tanyaku. “Iya untuk membantu menjaga Tia di sana nah, sekarang kami mau berangkat, bapak dan ibu titip Sonya dan rumah padamu, jaga Sonya dan bantu dia dalam belajar dan mengerjakan PR, mengerti?” begitu pesan Ibu Sis yang disampaikannya padaku. “Baik bu” jawabku. Akhirnya hanya tinggal aku dan Sonya yang ada di rumah.

    Wah.. aku berpikir asyik nih kalo bisa menikmati film seni seks yang kemarin itu sendiri di ruang TV, karena selain di kamar bapak dan ibu Sis, di ruang tengah ada juga VCD player jadi setelah Sonya kusuruh tidur, aku bisa menikmatinya sendirian hehehe.. malam itu aku segera menuju rumah temanku untuk meminjam film VCD itu darinya lalu cepat-cepat pulang ke rumah. Sesampainya di rumah aku segera membantu Sonya mengerjakan PR-nya lalu setelah selesai aku menyuruhnya untuk tidur. Dalam pikiranku saat itu hanyalah aku akan menikmati film indah murni karya anak bangsa ini sendirian.

    Kira-kira pukul 12 malam setelah kupastikan kembali bahwa Sonya sudah tertidur nyenyak lalu segera kunyalakan VCD playernya dan kunikmati film itu dengan memakai Earphone sehingga walau suaranya kubesarkan Sonya tidak akan terbangun. Tidak terasa sudah pukul 2 pagi dan aku masih saja mempercepat, menghentikan sebuah adegan untuk kuperhatikan dengan sungguh-sungguh dan mengulang setiap adegan yang aku anggap syuur untuk kunikmati kembali. Setelah puas menonton segera kumatikan VCD playernya lalu menuju ke kamar mandi untuk.. olahraga pagi.. Tak lama setelah selesai, aku merasa ngantuk sekali dan aku langsung menuju kamarku untuk tidur. “Baang.. abaang.. bangun udah jam setengah tujuh nih, abang ngga sekolah ya?” sayup-sayup kudengar suara Sonya yang berusaha membangunkan aku. Hah! Segera aku tersadar dari tidurku dan kulihat Sonya yang sudah rapi dengan seragam sekolahnya siap untuk berangkat sementara aku kalang kabut segera cuci muka, gosok gigi, pake seragam dan sisiran.

    Setelah siap, aku segera mengantarkan Sonya ke sekolahnya dan setibanya di sekolah Sonya kuajak dia ke kantin sekolahnya untuk sarapan pagi dan setelah itu baru aku berangkat ke sekolahku.Siang itu, saat pelajaran ke-dua tengah berlangsung tiba-tiba..aku teringat bahwa Keping CD film itu masih terdapat di dalam VCD player dan belum kukeluarkan, apabila Sonya sudah pulang, dia pasti bisa melihat film itu karena dia sudah terbiasa menonton koleksi VCD kartun dengan menyetelnya sendiri. Aku yang sudah gelisah lalu berusaha untuk keluar dari kelas dan secepatnya pulang ke rumah untuk membereskan segalanya. Setibanya di rumah, betapa terkejutnya aku melihat Sonya yang sudah berada di dalam rumah dan berada di depan televisi, dan terlihat sepertinya dia menonton sesuatu yang sangat menarik perhatiannya.

    Jantungku serasa berhenti berdetak melihatnya.. jangan-jangan Sonya sedang melihat film itu.. Aku berusaha untuk tenang dan bertanya, “S.. Sonya kok udah pulang?” tanyaku gugup. “Eh abang, iya nih tadi ada pengumuman kalau hari ini ada rapat para guru untuk persiapan Ebtanas anak kelas tiga jadi murid-murid boleh pulang, tapi besok belajar lagi seperti biasanya, tadi Sonya dianterin ibunya Ani pulang” jawab Sonya. “Ooh begitu.. eh, Sonya sedang nonton film apa?” tanyaku lagi. “Film kartun” jawab Sonya. Ahh.. lega perasaanku tapi tiba-tiba Sonya berkata, “ini film VCD punyanya abang ya?” pertanyaan Sonya ini membuatku terkejut setengah mati tak bisa menjawab. “Tadi Sonya nonton filmnya, iih ada laki dan perempuan yang ciuman sambil telanjang, emang ini film apa sih bang?” Sonya kembali bertanya.

    Aku yang masih bingung kemudian menjawab aja dengan nekad, “itu film seks Sonya, film untuk orang dewasa, anak kecil tidak boleh menonton” jawabku seraya mengambil CD film itu dari tangannya. “Tapi papa mama bilang kalau Sonya sudah besar sekarang, jadi Sonya boleh dong nonton film itu” kata Sonya. “Lho, bukannya tadi udah nonton sendiri sekarang mau abang simpen” jawabku. “Iya Sonya udah liat tapi kenapa kok telanjang? Kok beda dengan film yang di TV?” Tanya Sonya. “Okelah abang akan kasih tahu Sonya tapi Sonya harus berjanji sama abang, janji pertama Sonya tidak boleh bilang sama siapapun apalagi pada papa dan mama Sonya bahwa abang yang mengajari Sonya berhubungan seperti di film itu, mau ngga?” tanyaku. “Kenapa papa dan mama ngga boleh dikasih tau?” Sonya bertanya.

    Saat itu aku bingung untuk menjawabnya, tapi karena aku rajin menonton berita-berita pemerkosaan terhadap anak kecil di TV-TV swasta siang hari bolong aku langsung menjawab, “Karena kalau Sonya kasih tau papa dan mama nanti papa dan mama bisa sakit terkena serangan jantung lalu meninggal dunia, Sonya ngga ingin menjadi anak yatim piatu yang nanti tinggal di panti asuhan kan?” Kembali aku bertanya. “Engga mau bang.. iih Sonya takut, Sonya kan sayang sama papa mama kalau begitu Sonya janji engga mau bilang siapa-siapa” terlihat ekspresi wajah Sonya berubah menjadi sedikit ketakutan. “Sonya juga harus janji untuk selalu menurut kata-kata abang, tidak boleh protes atau melawan agar Sonya mudah mempelajari seperti yang Sonya tonton di film tadi, janji?” kataku seraya memajukan jari kelingking kananku. “I.. iya bang, Sonya janji” jawab Sonya sambil mempertautkan kelingkingnya dengan kelingkingku sebagai tanda perjanjian antara kita berdua. “Fiuhh.. gila, ternyata ada gunanya juga tayangan-tayangan pemerkosaan itu dibahas dengan detil di TV secara nasional tengah hari bolong itu” pikirku. “Sonya, abang lihat keingintahuanmu sangat tinggi mengenai hubungan seks, kalo begitu pelajaran akan abang mulai malam ini” kataku. “Tapi Sonya siap belajar sekarang bang” Sonya mulai protes. “Iya abang tau, tapi sebaiknya sekarang Sonya ganti baju dan istirahat sementara abang akan pergi sebentar beli makan siang, ayo sana nurut ya cantik” jawabku.

    Kulihat Sonya merengut, tapi ia menurutiku. Setelah makan siang kusuruh Sonya untuk istirahat, sementara aku menyendiri di kamarku, merenung. Terjadi perang batin dalam jiwaku apakah yang harus aku lakukan, hal ini sangat gila dan beresiko tinggi dan bisa menghancurkan seluruh masa depanku dan Sonya. Aku yang sudah sangat dipercaya oleh keluarga ini akankah menjadi penghancur? Akankah aku juga akan menjadi salah satu aktor realita yang membintangi berita-berita pemerkosaan anak kecil? Apa yang harus kuperbuat dengan Sonya nanti malam? Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul lima sore dan aku harus pergi ke luar untuk membeli makan malam untuk kami berdua. Kulihat Sonya masih tertidur, dan setelah kukunci semua pintu aku berangkat untuk membeli makan malam dan setelah itu aku menuju ke rumah temanku untuk meminjam film porno barat yang ia miliki, setelah itu aku pulang. Sesampainya di rumah, kulihat Sonya sudah bangun, dari rambutnya yang sebatas bahu kulihat agak basah pertanda ia baru mandi. “Abaang.. dari mana, kok Sonya ditinggalin sendirian, takuut nih!” kata Sonya manja. “Aduuh Sonya sayang, abang baru beli makan malam buat Sonya dan abang juga pinjam film baru buat Sonya belajar nanti” kataku. “Liaat doong baang!” kembali sonya berkata dengan manja yang membuat darahku berdesir. “Ssst.. liatnya nanti aja sekarang kita makan dan setelah itu Sonya kerjakan dulu semua tugas rumah untuk sekolah besok!”perintahku. “Yaah abaang!” kata Sonya kecewa. “Eeeit, inget lho Sonya harus nurut sama abang soalnya kalau tidak, abang tidak jadi deh ngajarinnya” jawabku sambil mengibas-ngibaskan keping VCD porno itu. “Iya deh bang, Sonya mau nurut kok!” jawab Sonya sambil merengut. “Nah, begitu dong Sonya cantik!” jawabku sambil tersenyum. Selama makan malam aku masih terus berpikir, jantungku berdegup kencang, aku merasa kebingungan..apa yang harus aku lakukan. Setelah makan aku menemani Sonya di ruang tengah untuk membantunya mengerjakan tugas rumahnya dan aku juga mengerjakan tugas rumahku, tapi aku benar-benar tidak bisa konsentrasi.

    Sekitar pukul 19.45 tiba-tiba, Sonya bertanya padaku, “Bang incest itu apa sih?” “Hey, dari mana kamu dapat kata-kata itu?” tanyaku terperanjat. “Dari TV, kalo perkosaan itu apa bang?” kembali Sonya bertanya. Ini pasti pengaruh tayangan TV itu, pikirku. “Wah, akan abang jelaskan saat belajar nanti, tapi yang jelas perkosaan punya pengaruh yang sangat buruk bagi anak perempuan dan abang harap tidak boleh sampai terjadi sama Sonya ataupun Tia, eh ngomong-ngomong sudah selesai belum tugasnya?” tanyaku. “Sudah bang, dan sekarang Sonya siap belajar seperti yang di film” kata Sonya meyakinkanku. “Eeh.. ehm.. iya, s.. sekarang beresin dulu semua bukunya sementara abang nyiapin filmnya” jawabku dengan suara yang bergetar menahan nafsuku yang sudah mulai meningkat. Sejujurnya, aku sangat menyayangi Sonya dan Tia sehingga tidak pernah terpikir untuk berhubungan seks dengan mereka, tapi.. setelah lama aku berpikir tentang kejadian yang memang salahku pada awalnya ini, sudah kepalang basah.. aku harus melakukannya dengan sangat hati-hati.. Segera aku membawa film yang tadi kupinjam, bantal serta guling ke ruang tengah lalu kutaruh di karpet di depan TV agar menontonnya jadi lebih nyaman dan segera kunyalakan film pornonya. “Sonya, ini film yang baru kamu harus perhatikan baik-baik nanti kalau sudah selesai kita sambung ke film yang udah Sonya liat tadi siang, setuju?” tanyaku. “Setuju bang” jawab Sonya.

    Kuminta Sonya untuk duduk diatas guling yang kusediakan di depan TV untuk dapat memperhatikan setiap adegan di film itu dengan baik sementara aku duduk persis di sampingnya untuk memberikan pengertian dari film yang ia lihat. Adegan awal dari film diperlihatkan dua orang wanita bule yang cantik yang sudah telanjang bulat saling berciuman dengan mesranya, saling menghisap lidah pasangannya. Aku melirik ke arah Sonya yang begitu serius memperhatikan adegan indah tadi lalu pada adegan berikutnya salah seorang wanita itu membenamkan wajahnya diantara selangkangan wanita pasangannya.

    Pengambilan gambarnya cukup bagus karena adegan tadi di close-up sehingga Sonya dan aku dapat melihat jelas apa yang dilakukan oleh wanita tadi dengan selangkangan pasangannya. Ia dengan lahapnya menghisap dan menjilati vagina pasangannya. Adegan itu aku pause untuk menjelaskan pada Sonya, “Ini namanya oral sex atau kita singkat “os”, rasanya nikmaat sekali, kalau Sonya mau, bilang sama abang bahwa Sonya mau di “os”, mau coba Sonya?” tanyaku. Sonya terlihat mengangguk pelan sambil tersipu tetapi kemudian dia bertanya,”Bang, kenapa kok yang mainnya cewek sama cewek?” tanya Sonya antusias. “Pertama, itulah yang disebut lesbian dan kedua, karena indah dan aman” jawabku. “Indah? Maksudnya?” tanya Sonya kembali. “Menurut Sonya cewek-cewek di film itu cantik atau jelek?” tanyaku. “Cantik!” jawab Sonya. “Yak betul, cantik seperti Sonya.. ingatlah bahwa kecantikan perempuan itu sangatlah indah” jawabku. Kembali Sonya tersenyum, “lalu kenapa aman?” tanya Sonya lagi. “Jawabannya setelah kita nonton adegan selanjutnya ya!”kataku.

    Adegan pun berlanjut dengan tak lama kemudian ada seorang laki-laki besar muncul dihadapan kedua wanita tadi. Ia segera membuka seluruh pakaiannya dan memperlihatkan burungnya yang besar itu pada kedua wanita tadi. Wanita-wanita itu terlihat saling berebutan untuk menghisapi burung laki-laki itu. Laki-laki itu kemudian merebahkan seorang wanita tadi di kasur dan memasukkan burungnya ke dalam vagina si wanita sementara wanita yang satu lagi menciumi bibir si wanita yang tengah di garap itu.

    Aku kembali mem-pause adegan itu dan Sonya bertanya padaku, “Abang apa itu, kok burungnya di masukin ke..” aku segera memotong kata-kata Sonya, “lubang vagina itu namanya Sonya, Sonya juga punya dan inilah yang dinamakan hubungan seksual yang indah itu Sonya” “Apa nanti burung abang akan dimasukkan ke vagina Sonya? Sakit ngga bang?” tanya Sonya. Aku mulai melihat ada mimik kecemasan di wajahnya. “Tenang Sonya, tentu saja tidak sakit, malahan terasa nikmaat sekali buat abang dan buat Sonya, nanti kita praktekkan, sabar ya sayang” kataku meyakinkannya.

    Aku agak mempercepat adegan itu sampai pada adegan di mana laki-laki itu akan berejakulasi, dengan cepat ia mengeluarkan burungnya yang basah oleh cairan vagina wanita yang ia garap dan mengarahkannya ke wajah kedua wanita yang telah siap menunggu dengan mulut menganga. “Bang laki-lakinya mau ngapain?” tiba-tiba suara Sonya memecah kesunyian. “Perhatikan baik-baik Sonya!” jawabku. Pada adegan itu terlihat wanita yang hanya menciumi teman wanitanya yang tengah digarap tadi, mengocok batang burung si lelaki sambil mulutnya menghisapi kepala burung tersebut, dan tak berapa lama.. croot.. croot.. croot.. menyemburlah cairan putih kental dari burung si lelaki kearah wajah dan mulut wanita tadi. Cairan sperma yang meleleh dari wajah wanita yang sedang menyedotnya juga tumpah sebagian kewajah dan mulut yang menganga serta lidah yang menjulur keluar dari wanita yang digarap laki-laki tadi.

    Setelah semprotan spermanya habis, wanita yang menyedot sebagian besar sperma di dalam mulutnya tadi segera membaginya dengan wanita pasangannya dengan cara melelehkan cairan kental putih itu tumpah keluar perlahan dari mulutnya agar jatuh tepat di lidah dan dalam mulut wanita itu. Aku kembali menghentikan adegan tadi agar Sonya dan aku bisa membahas dan melihatnya dengan lebih jelas lagi. “Iih.. bang, kok cewek-cewek itu mau sih dikencingin sama laki-laki itu?” Sonya bertanya. “Sonya, itu bukan sembarang kencing sayang, itu sperma namanya dan sangat dibutuhkan dan disukai oleh banyak wanita, rasanya kalau kata teman-teman cewek abang sangat enak dan harganya mahal kalau dijual. Cewek-cewek di film itu beruntung dikasih yang gratis sama laki-laki itu, entar Sonya juga kalau mau pasti abang kasih gratis ngga usah takut, soalnya abang sangat sayang sama Sonya” kembali gadis mungil yang cantik dan sexy itu tersenyum manis. Adegan pesta bagi-bagi sperma antar wanita tadi aku putar ulang 3 kali, agar Sonya bisa lebih menikmatinya.

    Adegan selanjutnya ternyata adegan sado masochist di mana laki-lakinya membawa cambuk dan mencambuki si wanita yang tengah digagahinya. Dengan cepat aku langsung mematikan VCD itu karena teriakan-teriakan si wanita yang kesakitan tadi sangat mempengaruhi Sonya yang segera menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Setelah kumatikan TV dan playernya aku langsung memeluk Sonya untuk menenangkannya.

    “Sonya jangan takut ya manis, itulah sebabnya mengapa abang bilang kalau hubungan sex sesama wanita itu indah dan aman karena banyak sekali laki-laki yang jahat dan yang kamu lihat barusan itu adalah pemerkosaan, kamu mengerti sekarang cantik?” kulihat ia mengangguk. “Abang memperlihatkan kejahatan tadi pada Sonya agar setelah Sonya belajar seks sama abang, Sonya tidak lalu mencari teman laki-laki apakah pacar Sonya atau siapapun dia untuk lalu Sonya ajak main seks karena hal itu sangatlah berbahaya bagi gadis cantik sepertimu, mereka bisa memukulimu, menyakitimu, membuatmu hamil lalu meninggalkanmu begitu saja” kataku. “Apa? hamil Bang?” tanya Sonya. “Iya sayang, karena itulah abang tidak ingin kamu berhubungan seks dengan laki-laki manapun sebelum kamu menikah, supaya Sonya tidak disakiti dan jika pacar Sonya nanti mengajak Sonya untuk main seks padahal Sonya dan dia belom menikah atau hanya memberi Sonya janji-janji menikah sebaiknya putuskan saja sebelum Sonya disakitinya seperti yang sudah Sonya lihat” kataku lagi. Aku melihat jam di dinding dan ternyata menunjukkan pukul 22.00. Aku bertanya pada Sonya, “Abang lihat Sonya sudah cape, sekarang Sonya mau istirahat atau mau terusin belajar praktek main seksnya?” tanyaku. “Kayaknya besok aja ya bang, soalnya Sonya ngantuk banget” jawab Sonya. Dengan tersenyum aku mencium bibir Sonya dengan lembut, sementara tanganku masuk ke dalam celana piyamanya meraba bagian kemaluan Sonya yang masih ditutupi celana dalamnya yang ketika kusentuh dengan jariku.. wah sudah basah yang berarti ia terangsang hebat saat menonton tadi.

    Sentuhanku membuat Sonya agak terkejut, lalu aku berkata, “Abang lepas saja celana dalammu ya soalnya sudah basah” Sonya menolak pada awalnya, “ah abang, Sonya khan malu” kemudian kujawab, “Sonya tidak perlu malu sama abang, khan di sini tidak ada siapa-siapa lagi”. Saat celana dalam putih itu sudah kulepas, darahku kembali mendidih.. ingin rasanya langsung kuterkam dan nikmati gadis kecil yang cantik dan menantang ini, tapi sekuat tenaga aku menahan nafsuku itu dan akhirnya dengan susah payah aku berhasil memakaikan celana dalam yang masih bersih untuknya dan celana piyamanya lalu kugendong dia ke tempat tidur. Aku duduk di sampingnya setelah menyelimutinya sambil membelai lembut rambutnya. Tak berapa lama ia pun tertidur dengan pulasnya.

    Aku memperhatikan wajahnya, uuhh.. cantik sekali! Setelah itu akupun keluar untuk membereskan ruang tengah setelah itu ke kamar mandi untuk.. biasa, soalnya jika tidak kukeluarkan, bisa gila aku dibuatnya.. lalu tidur.Keesokan paginya setelah sarapan dan bersiap, aku mengantar Sonya ke sekolahnya lalu berangkat ke sekolahku. Sepulang sekolah aku membeli persiapan makan siang serta makan malam biar sekalian. Sesampainya di rumah kudapati Sonya telah berada di ruang tengah sambil menonton film kartun kesukaannya. Melihatku pulang, ia menyambutku dengan ceria dan dengan manja berkata, “Abang kok baru pulang, Sonya sudah menunggu abang dari tadi”. “Maaf ya, abang telat tapi ini abang bawakan makan siang, kita makan yuk!” ajakku. Setelah makan siang kusuruh Sonya untuk ganti baju dan tidur siang supaya nanti malam ia sudah segar dan siap mengerjakan PR-nya.

    Malam harinya, selepas makan malam kembali aku menemaninya mengerjakan tugas rumahnya dan setelah selesai aku segera masuk ke kamarku dan menutup pintunya sementara Sonya masih membereskan buku-bukunya. Aku sengaja meninggalkannya karena sebenarnya aku tidak ingin mempraktekkan apa yang aku ajarkan padanya kemarin secara lebih jauh dan aku berharap dia juga merasa begitu agar semuanya tetap aman dan damai. Aku juga merasa yakin bahwa Sonya akan memegang janjinya untuk tetap merahasiakan hal ini.

    Kira-kira 15 menit aku berada di kamarku, tak lama terdengar ketukan dan suara Sonya memanggilku, “Abaang.. abang kok udah tidur sih?” Segera aku menuju ke pintu dan membukanya, “Eh.. ada apa Sonya?” tanyaku. “Abang kan janji mau nerusin pelajaran yang kemarin yaang “os” itu lho” katanya dengan pelan sambil agak menunduk. “Apa boleh buat.. kalau sudah begini, terpaksa harus kuhadapi!” pikirku. Aku kemudian mengangkat dagunya perlahan agar ia bisa menatapku, “Apa Sonya sudah siap?” tanyaku. Sonya mengangguk pelan. “Apa Sonya pernah melakukan seperti yang Sonya lihat di film sebelum ini?” Tanyaku lagi. Ia menggeleng. “Waah.. hebat, masih sangat murni nih cewek” pikirku. “Baik, kita mulai tapi Sonya harus selalu menepati janji-janjinya yaa!” pintaku. Ia kembali mengangguk. “Nah, coba julurkan lidahmu seperti ini!” kataku mencontohkan.

    Kulihat ia agak bingung tapi ia ikuti juga menjulurkan lidahnya. Setelah lidahnya menjulur keluar aku segera menempelkan ujung lidahku dengan lidahnya. Sonya agak terkejut tapi lalu ia tersenyum. Segera kuangkat dengan gemas tubuh gadis kecil nan cantik itu ke atas tempat tidurku, lalu kuminta ia membuka baju dan celana piyamanya kecuali celana dalamnya yang kali ini berwarna pink itu. Kurebahkan ia di tempat tidurku dan kuatur posisi pinggulnya agar lebih terangkat dengan meletakkan guling di bawahnya.

    Dihadapanku kini terlihat seorang gadis kecil yang cantik dengan rambut sebahu tersenyum malu-malu padaku dengan lesung pipit yang indah, bibir yang tipis, kulit yang putih bersih, payudara yang belum tumbuh besar tetapi sangat sexy, betis dan paha yang indah serta bagian surganya yang paling misterius kerana masih tertutup oleh celana dalam pinknya yang tipis itu sehingga secara samar aku bisa melihat belahan kemaluannya yang putih bersih dan sangat feminin itu. “Sonya, kamu cantik sekali malam ini sayang” kataku. Ia hanya tersenyum malu dan agak menunduk. “Apakah kamu pernah melakukan hubungan seperti di film yang kamu liat sebelum ini sayang?” tanyaku. Sonya menggeleng. “Waah.. gadis ini benar-benar masih murni, belum mengenal seks sama sekali” pikirku.

    Setelah juga melepas baju serta celanaku dan hanya menyisakan celana dalamku aku berkata padanya, “Sonya, sekarang Sonya tenang dan nikmati pelajaran “os” yang akan abang berikan dan kalau Sonya merasa mau pipis, pipiskan saja jangan ditahan-tahan, mengerti cantik?” tanyaku sambil membelai lembut pipinya. “Hmmh, mengerti bang!” jawabnya dengan napas yang sudah mulai memburu.

    Inilah yang paling aku sukai, berhubungan seks dengan seorang gadis yang masih muda, murni belum tersentuh oleh siapapun dan tentunya kemaluannya yang masih “bersih” sama sekali belum ditumbuhi bulu membuatku sangat bergairah. Aku segera menciumi daun telinga kirinya, memainkan lidahku menggelitiki lubang kupingnya sambil tanganku mengusap lembut perutnya lalu perlahan naik ke arah payudaranya.

    Sonya merasa geli sehingga ia agak menjauhkan kepalanya agar daun telinganya terlepas dari sedotan dan jilatan lembutku. Ciumanku kemudian bergerak ke arah pipi kirinya, dagunya, lehernya yang jenjang kemudian naik ke bibirnya yang tipis menggemaskan. Kusentuh bibirnya yang masih menutup itu dengan bibirku, lidahku bermain-main mengikuti belahan horizontal bibirnya yang sedikit demi sedikit semakin membuka. Perlahan lidahku merayap ke dalam mulutnya dan Sonya pun megerti apa yang kuinginkan, ia segera menghisap lidahku sehingga membuat kami bisa saling mempertautkan lidah. Kadang kusedot lidahnya ke mulutku bergantian dan bisa kurasakan hangat nafas gadis kecil cantik ini menerpa wajahku yang membuat burungku berdiri tegang sekali di balik celana dalamku.

    Kedua tangan Sonya memegang kepalaku seakan tak mau mengakhiri ciuman indah ini, sementara tangan kananku mulai mengusap-usap paha kanan dalam yang putih mulus milik Sonya itu. Lidahku yang sedang dihisap kutarik ke atas secara perlahan hingga terpisah dari mulut Sonya dengan masih tetap kujulurkan, Terlihat Sonya mengejar lidahku dengan menaikkan kepalanya, dan ketika lidahku mulai tersentuh oleh bibirnya, kembali kutarik ke atas hingga terlepas lagi dan akhirnya Sonya pun menyerah dan merebahkan kembali kepalanya. Aku tersenyum melihat dirinya yang sudah mulai bangkit gairah birahinya. Selepas itu aku segera menciumi, menjilati kembali lehernya lalu turun ke dadanya. Terasa detak jantung gadis kecil ini berdebar cepat ketika aku memainkan lidahku di puting payudara kirinya yang masih belum tumbuh sempurna, tetapi sangat kusukai itu. “Sssh.. aah.. g.. geli baang! E.. enak!” desahnya.

    Beberapa kali aku menghisap dan menjilati sepasang payudara “rata” tetapi sangat sexy milik gadis kecil cantik ini. Setelah puas dengan payudaranya, ciuman dan jilatan lidahku pun turun ke arah perutnya dan bermain-main di sekitar pusarnya. Tanganku yang mengusapi bagian paha dalamnya, kali ini mulai menyentuh bagian kemaluannya yang masih tertutup celana dalam pink itu. Ketika menyentuh bagian vaginanya, kurasakan tubuh Sonya agak tersentak sedikit tapi kurasakan juga bahwa kain celana dalamnya sudah basah yang berarti dia sudah terangsang hebat.

    Mengetahui hal itu aku segera menggigit karet celana dalam pinknya itu dan menariknya ke bawah dengan perlahan. Kedua tanganku menopang pinggul Sonya agar Celana dalam itu bisa kulepaskan dengan mulutku. Perlahan tapi pasti, celana dalam pink itu pun bisa bergeser terbuka dan semakin ke bawah, mulai terlihat belahan vertikal dari daerah yang paling rahasia dan paling feminin bagi seorang gadis. Sementara menarik celana dalam itu dengan mulutku, aku menyentuhkan ujung hidungku dengan lembut menyusuri daerah belahan vertikal yang masih gundul itu turun-naik. Hal itu membuat Sonya agak merapatkan kedua pahanya.

    Kali ini aku sangat menikmati harum alami semerbak kemaluan seorang gadis perawan kecil cantik ini dan setelah kulepas celana dalamnya, segera kubuka lebar kedua paha Sonya sementara kedua tanganku berada di bawahnya. Tangan kiriku yang melingkari paha kirinya dari bawah kuarahkan ke pangkal pahanya agar dapat membuka bibir vagina Sonya sementara tangan kananku memainkan payudara kanannya.

    Kini terlihat jelas di hadapanku vagina seorang gadis kecil yang berwarna merah muda, lalu dengan klitoris sebesar biji kacang hijau dan lubang vagina kecilnya yang basah dan terlihat mengeluarkan cairan bening. Tidak kusia-siakan kesempatan emas untuk merasakan seorang gadis perawan, segera kuarahkan mulutku ke lubang vaginanya yang hangat dan basah untuk kujilati, kuhisap lalu kutelan seluruh cairan kenikmatannya, “srruup.. sruup.. srrup!” Terdengar suara rintihan Sonya!

    “Aaah.. e.. enak.. aah.. abanghh!” bersamaan dengan rintihan itu kurasakan Sonya menjepit kepalaku dengan kedua pahanya dengan keras tanda ia benar-benar menikmati permainanku. Walau kepalaku terjepit aku tetap meneruskan permainanku kemudian hisapanku kuarahkan ke “kacang kecilnya” yang kini seolah – olah berdiri menantang, sambil menghisap lidahku juga sibuk “mengelus” klitorisnya.

    Hal ini membuat Sonya menggelinjang-gelinjang tak terkontrol sehingga terkadang hisapanku jadi agak mengendor. Aku segera menahan goyang pinggul Sonya yang seksi itu agar permainan jilatan dan hisapan intensku bisa lebih dirasakannya. Setelah goyangan pinggul Sonya berhasil kuredam, kudengar ia mendesah keras, “Baang.. geli bangeet.. Sonya ngga kuat, rasanya mau pipiis!” mendengar itu kuarahkan kembali hisapanku ke lubang vaginanya sementara jari jempol kiriku tetap memainkan klitorisnya agar rangsangan terhadap Sonya tetap konstan sementara Sonya dengan kedua tangannya menekan kepalaku agar tidak terlepas dari kemaluannya dan.. “A.. aah.. aah.. S.. Sonya pi.. pipis baanghh..!”

    Dapat kurasakan cairan hangat yang keluar dari lubang vagina Sonya banyak sekali dan hal ini juga membuat aku terangsang hebat. Kurasakan beberapa kali tubuh Sonya tersentak-sentak karena mengalami orgasme hebat. Orgasme hebat Sonya ditandai dengan banyaknya cairan kenikmatannya yang keluar langsung menuju mulutku, aku sangat menyukai dan menikmatinya.

    Aku, yang juga terangsang hebat, mencoba sekuat tenaga untuk bertahan agar tidak ikut “pipis” sekarang karena ini bukan saat yang tepat. Setelah aku rasakan jepitan kedua paha Sonya sudah mulai merenggang dan tangannya juga sudah terlepas dari kepalaku, aku segera membuka celana dalamku yang juga sudah agak basah, berlutut dengan dada Sonya berada dia tengah kedua lututku, kemudian kuraih tangan kanan Sonya yang walau terlihat lelah tapi juga terkejut melihat tingkahku lalu dengan bantuan tanganku kubuat tangan Sonya mengocok burungku yang sudah sangat tegang sekali.

    “Aaah.. Sonya.. kamu cantik sekali!” erangku sambil semakin cepat menggerakkan tangan Sonya untuk mengocok burungku. “Aaah.. a.. aah.. crroot.. croot.. crroot” Akhirnya spermaku pun muncrat dan sebagian mengenai wajah dan bibir Sonya dan sebagian lain jatuh di dadanya. “Aaah” desahku puas. Aku pun lalu merebahkan diri di sampingnya dan kulihat Sonya saat itu sedang dengan perlahan mencoba mengeluarkan lidahnya untuk merasakan nikmatnya spermaku. “Emmh.. Bang, kok agak asin ya rasanya?” tanya Sonya. “Tapi Sonya suka kan? Mau ngga ngerasain langsung dari burung abang seperti yang di film?” tanyaku.

    Ia hanya tersenyum. “Ah, mungkin lain kali ya sayang, soalnya abang lihat kamu sudah lelah sekarang” kataku yang lagipula aku memang tidak ingin memaksanya karena aku sangat menyayangi gadis kecil cantik ini, nanti kalau dia sudah siap dan memintanya baru aku beri. Setelah selama beberapa saat kupeluk dan kubelai dirinya aku segera turun dari tempat tidurku lalu mengambil tissue untuk membersihkan badan Sonya yang terciprat oleh spermaku. Setelah badannya bersih kubantu Sonya untuk berpakaian kembali dan sebelum menggendong ke kamarnya aku bertanya,”Bagaimana Sonya sayang, apa Sonya suka dengan pelajaran “os” tadi?” Ia mengangguk sambil tersenyum terlihat rona mukanya yang cantik itu sedikit memerah. “Bagaimana rasanya sayang, sakit nggak?” tanyaku lagi. “Emmh.. enggak kok bang, malahan terasa enak sekali, tapi yang paling enak waktu Sonya pipis, maaf ya Bang abis Sonya udah nggak tahan” jawabnya jujur. “Ooh, ngga pa pa kok, justru abang pengen nyobain pipisnya Sonya, agak asin gurih rasanya tapi enak sekali buat abang, abang sampe jadi pengen lagi nih!” kataku menggodanya sambil memperagakan seolah lidahku sedang menjilati kemaluannya.

    Mendengar jawabanku dan melihat tingkahku, kulihat ia tersenyum malu sambil sedikit menunduk. “Nah, sekarang abang mau menjawab pertanyaan-pertanyaan Sonya tentang kenapa abang perlihatkan filmnya yang main seks cewek sama cewek” kataku. “Oh iya, kenapa tuh bang?” tanya Sonya antusias. “Sonya sekarang sudah tau bagaimana enaknya di kasih “os” sama abang tapi mungkin suatu saat abang tidak akan ada di sini bareng keluarga Sonya terus karena abang mungkin tidak lama lagi harus pisah dengan Sonya dan Tia. Kalau abang tidak ada dan Sonya pengen minta “os” kan jadi susah, iya kan?” tanyaku. “Iya bang, apa lagi ngga boleh ada yang tau selain abang!” jawab Sonya. “Betul, apalagi Sonya ngga boleh minta tolong sama laki-laki siapapun dia kecuali kalau dia sudah menikahi Sonya ingat kan Sonya?” tanyaku kembali. “Iya bang, Sonya ngga mau disakitin kayak lalu ditinggalin kayak di film itu!” Sonya menjawab dengan semangat. “Karena itulah sekarang abang mau minta ijin Sonya supaya abang juga boleh ngajarin main seks ke Tia supaya nanti kalau abang udah ngga ada Sonya bisa minta tolong sama Tia, lagipula abang yakin kalau Tia juga pasti suka di kasih “os” seperti Sonya” bujukku. “Sama Tia, bang?” tanya Sonya terkejut. “Iya kalau Tia sudah pandai main seks kaya Sonya sekarang, Sonya ngga akan repot cari orang yang bisa tolong Sonya, Iya kan cantik?” aku ingin melihat reaksinya.

    Ia terdiam sejenak lalu berkata, “kalau begitu Tia juga harus jaga rahasia nanti ya bang?”tanya Sonya. “Iya dong sayang, gimana, setuju ngga?” “setuju deh bang!” jawab Sonya. “Naah, begitu dong cantik!” jawabku gembira. “Oh ini satu lagi jawaban pertanyaan Sonya” aku menambahkan. “Apa tuh bang?” tanya Sonya. “kalau nanti Sonya dan Tia sudah main seks bersama itu dinamakan incest” jelasku. “maksudnya?” tanya Sonya. “Maksudnya hubungan seks antara Sonya kakaknya Tia dengan Tia adiknya Sonya atau keluarga sedarah begitu, mengerti kan?” tanyaku. “Iya bang, Sonya ngerti sekarang!” jawabnya.

    Sambil tersenyum, kugendong Sonya dan kubawa ke kamarnya untuk istirahat. Setibanya di kamar Sonya, sebelum kurebahkan dia di tempat tidurnya, aku kembali bertanya padanya untuk menegaskan, “Sonya, sebelum tidur abang minta Sonya untuk selalu mengingat dan menepati janji Sonya ya!” Kulihat ia tersenyum dan berkata, “Iya Bang Sonya janji soalnya kan Sonya sayaang sama papa mama!” Aku tersenyum senang, “Abang percaya sama Sonya”

    Ia pun tersenyum dan menjulurkan lidahnya yang maksudnya untuk mengikat janji kami. Sambil tersenyum aku pun menjulurkan lidahku dan mempertautkan lidahku dengannya. Ciuman hangat itu mengakhiri pelajaran yang kuberikan padanya hari itu.Keesokan harinya, aku masih sempat mengabulkan permintaan Sonya dengan memberinya “os” sore itu sebelum kedua orang tua Sonya pulang malam harinya. Aku juga sudah berjanji pada diri sendiri dan dengan sekuat tenaga berusaha untuk selalu menepatinya, untuk tidak memasukkan burungku ke vagina Sonya ataupun Tia supaya tidak merusak keperawanan maupun masa depan gadis-gadis muda cantikku ini.

    Awalnya aku sempat gelisah kalau-kalau orang tuanya mengetahui hubungan kami tetapi ternyata Sonya benar-benar menepati janjinya. Sonya juga bahkan sudah mulai mendekati adiknya Tia dan memberitahunya untuk belajar “sesuatu” dariku tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya. Mungkin pada kisah selanjutnya aku bisa berkesempatan untuk menceritakan bagaimana indahnya hubunganku dengan kedua gadis kecil kakak beradik yang cantik itu.

  • Lengah Dan Terbuai

    Lengah Dan Terbuai


    1319 views

    Cerita Sex ini berjudulLengah Dan TerbuaiCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Aku seorang wanita walau belum pernah menikah tapi sempat berhubungan intim dengan seorang pria kekasihku beberapa tahun yang lalu. Hubungan kami terpaksa berhenti setahun yang lalu ketika orang tuanya yang kaya raya tidak menyetujui hubungan kami tersebut.

    Terakhir ku dengan mantan kekasihku itu telah menikah dan pindah kekota lain yang tidak ingin kuketahui persisnya dimana. Saat ini umurku 28 tahun dan bekerja sebagai salah satu karyawan di perusahaan swasta asing sebagai salah satu staf public relation.

    Gaji yang kuterima cukup lumayan untuk tamatan sarjana publikasi, kemampuanku untuk berkomunikasi dengan baik dan ramah terhadap siapa saja membuat aku dipercaya untuk menghadapi persoalan persoalan pelik, dan menerima tamu tamu penting.

    Suatu hari aku dipanggil oleh big bossku, dia mengeluh karena ada inspektor dari kantor pusat di Australia yang datang dan nampaknya boss kewalahan menghadapi pertanyaanpertanyaannya. Aku ditugasi untuk menemani tamu tersebut selama di Jakarta. Terus terang hatiku agak bergetar ketika pertama kali bertemu dengan Steve.

    Dia mempunyai sex appeal yang luar biasa, matanya tajam, mukanya bersih dan bicaranya jernih ditambah pakaiannya yang selalu rapih dan bermerk, termasuk wewangian yang digunakan. Mulamula aku nervous juga di buatnya, tetapi setelah lamalama hubungan kami makin relaks.

    Aku berusaha untuk menyembunyikan ketertarikanku padanya, tetapi dia nampak malah sengaja menggodaku. Mulamula dia ajak aku makan beberpa kali sampai aku rileks. Terus satu hari dia ajakain aku ke cafe, nemenin dia minum, aku habis dua gelas wine kali padahal aku nggak pernah minum.

    Aku rasanya nggak mabuk tapi badan aku rada hangat dan rileks. Terus dia ngajakin nonton, aku mau aja karena nggak terlalu malam. Karena yang nonton sepi, dia bebas rangkulrangkul aku. Anehnya aku diem aja, rasanya nyaman dipelukin dia. Ngeliat aku diem aja dia makin berani, mukanya mulai di deketin ke aku tapi aku nolak kalau dia mau cium bibir aku.

    Tapi tambah parah karena yang dia cium kuping dan leher aku lamalama lagi. Padahal itu termasuk daerah sensitif. Kelihatannya dia tahu aku mulai ser.. ser an.. Tangannya mulai turun ke dada aku dari bahu. Tangannya lihai banget meskipun dari luar putaranputaran jarinya mampu membuat aku sesak karena buah dadaku mengeras.

    Tangannya terus aku pegang, tapi yang satu ketahan yang lain aktif, dia berhasil buka kancingkancing bajuku bagian atas, tangannya mutermuter diatas BHku yang tipis, malu juga rasanya kalau dia tahu pentilku keras banget.

    Bibirnya yang bermain dileherku, mulai turun ke bahu, dan.. Wah gawat ternyata dia sudah menurunkan tali beha dan bajuku sampai ke pinggang, bibirnya bermain dia atas behaku, dan sekali rengut buah dada kiriku terekspos pada bibirnya..

    Begitu buah dada aku terekspos dia nggak langsung caplok tapi pentil aku yang keras disengolsengol dulu sama hidungnya. Napasnya yang hangat aja sudah berhasil membuat putingku makin keras. Terus dia ciumin pelan pelan buah dadaku yang 34C itu mulamula bagian bawah terus melingkar sehingga hampir semua bagian buah dadaku dicium lembut olehnya. Belum puas menggoda aku lidahnya kemudian mulai menarinari di atas buah dadaku.

    Aku tak tertahan mulai mendesah. Akhirnya apa yang aku khawatirkan terjadi lidahnya mulai menyapu sekitar puting dan akhirnya.. Akh.. Putingku tersapu lidahnya.. Perlahan mula mula, makin lama makin sering dan akhirnya putingku dikulumnya. Ketika akau merasa nikmat dia melepaskannya.. Dan kemudian mulai mengecup dari bagian tepi lagi.. Perlahan mendaki ke atas dan kembali ditangkapnya putingku.

    Kali ini putingku digigit perlahan sementara lidahnya berputar putar menyapu puting itu. Sensasi yang ditimbulkan luar biasa, semua keinginanku yang kupendam selama ini serasa terpancing keluar dan berontak untuk segera dipuasi. Melihat aku mendesah di tambah berani.

    Selain menggigitgigit kecil putingku sembari lidahnya menyapunyapu, tangannya mulai bermain di lututku. Terus terang aja selama menjanda aku belum pernah ML lagi. Perasaan yang kupendam selama ini kelihatannya mulai bergolak. Itu membuatku membiarkan tangannya menggerayangi lutut dan pahaku. Dia tahu tubuhku merinding menahan nikmat, karena kulitku mulai seperti strawbery titik titik.

    Dengan lihai tangannya mulai mendaki dan kini berada diselangkanganku. Dengan lembut dia mengusapusap pangkal pahaku dipinggiran CDku. Hal ini menimbulkan sensasi dan nikmat yang luar biasa. Aku tak dapat duduk tenang lagi, sebentar bentar menggelinjang. Aku sudah tak dapat lagi menyembunyikan kenikmatan yang kualami. Agen Judi Bola

    Hal ini dia ketahui dengan lembabnya CDku. Jarinya yang besar itu akhirnya tak mampu kutahan ketika dia memaksa menyelinap dibalik CDku dan langsung menemukan clitku. Dengan gemulai di amemainkan jarinya sehingga aku terpaksa menutup bibirku agar lenguhan yang keluar tak terdengar oleh penonton lain. Jarinya lembut menyentuh clitku dan gerakannya memutar membuat tubuhkupun serasa berputarputar.

    Akhirnya pertahananku jebol, cairan kental mulai mengalir keluar di vaginaku. Dan dia tahu persis sehingga dia mengintensifkan serangannya. Akhirnya puncak itu datang, kepeluk kepalanya dengan erat dan kuhujamkan bibirku ke bibirnya dan tubuhku bergetar. Dia dengan sabar tetap mengelus clitku membuatku bergetar getar seolah tak berhenti.

    Lubang vaginaku yang basah dimanfaatkan denga baik olehnya. Sementara jari jempolnya tetap memainkan clitku, jari tengahnya mengorekngorek lubangku mensimulasi apa yang dapat dilakukan lakilaki terhadap wanita. Aku menggap menggap dibuatnya. Entah berapa lama dia membuatku seperti itu dan sudah beberapa kali aku mengalami orgasme, tapi tidak ada tandatanda bagaimana dia akan mengakhiri permainan ini.

    Akhirnya aku yang memulai.. Gila.. Entah apa yang mendorongku, tanganku tahu tahu merabaraba selangkangannya.. Disana jemariku menemukan gundukan yang mulai mengeras. Begitu tersapu oleh belaianku, gundukan itu berubah menjadi batang hangat yang mengeras.

    Entah mengapa aku jadi senang menggodanya, jariku terus membelai turun naik sepanjang batang tersebut yang menurutku agar luar biasa ukurannya. Secara perlahan batang tersebut bertambah panjang dan besar menimbulkan getarangetaran yang membuatku kembali mencapai orgasme. Ketika orgasme tanganku secara tak sengaja meremasremas bolabolanya sehingga dia pun terangsang.

    Sambil mengecup daun telingaku Steve berbisik.. Shall we.. Go.. Aku tak tahu harus bagaimana.. Dan menurutinya saja ketika dia menarik tanganku bangkit dari tempat duduk dan berjalan mengikutinya.. Keluar bioskop.. Melewati mall dan akirnya sampai di lobi sebuah hotel yang menyatu dengan bioskop dan mall tersebut.

    Langkahku agak tersendat ketika melewati lobi.. tetapi jari tanganku tergengam erat padanya dan dia dengan sangat pasti menggiringku kerah lift yang mengantarkan kami ke kamar yang ternyata telah dipersiapkan sebelumnya olehnya.

    Di dalam lift Steve sempat mencium bibirku dengan lembut.. Seperti mencium kekasihnya.. Ini membuat tubuhku bertambah lunglai. Aku tertegun berdiri di depan kamar yang telah dibuka pintunya oleh Steve, dan dia dengan sopan mempersilahkan aku masuk. Beberapa saat aku berdiam di depan pintu bimbang. Melihat kebimbanganku Steve tidak memberi kesempatan dianggkatnya tubuhku dengan kedua tangannya yang kekar dan dibopongnya kau masuk.

    Dengan cekatan dia menutup dan mengunci pintu. Aku sempat berontak tetapi kembali bibirnya melumat bibirku cukup lama dan dalam sehingga kenikmatan tak tuntas di bioskop tadi kembali muncul. Sambil membopong aku Steve terus melumat bibirku dan perlahan namun pasti dia berjalan ke rah tempat tidur ukuran king size yang ada dalam ruang suite tersebut.

    Aku agak gelisah melihat situasi ini. Steve menyadari hal itu dan tanpa melepaskan ciumannya dia menurunkan tubuhku dengan perlahan tepat dipinggir ranjang. Kami berhadapan berpandangan sejenak, dia tersenyum dan kembali bibirnya mengecup ngecup bibir bawah dan atasku bergantian dan berusaha membangkitkan gairahku kembali.

    Aku berdesah kecil ketika tangannya memeluk pinggangku dan menarik tubuhku merapat ketubuhnya. Bibirnya perlahan mengecup bibirku, lidahnya merambat diantara dua bibirku yang tanpa sadar merekah menyambutnya. Lidah itu begitu lihai bermain diantara kedua bibirku mengorekngorek lidahku untuk keluar.

    Sapuan lidahnya menimbulkan sensasi sensasi nikmat yang belum pernah kurasakan, sehingga perlahan lidahku dengan malumalu mengikuti gerakan lidahnya mencari dan mengikuti kemana lidahnya pergi. Dan ketika lidahku menjulur memasuki mulutnya dengan sigap dia mengulumnya dengan lembut, dan menjepit lidahku diantara lidah dan langitlangit. Tubuhku menggeliat menahan nikmat yang timbul.

    Aku merasa melayang tak berpijak, pengaruh minuman juga menambah aku kehilangan kontrol. Pada saat itulah aku merasa Steve membuka kancingkancing gaun malamku yang terletak dipunggung. Tubuhku sedikit menggigil ketika, angin dingin dari mesin AC menerpa tubuhku yang perlahanlahan terbuka ketika Steve berhasil melorotkan gaun malamku kelantai.

    Aku membuka mataku perlahanlahan dan kulihat Steve sedang menatap tubuhku dengan tajam. Dia nampak tertegun melihat tubuh mulusku yang hanya terbungkus pakaian dalam yang ketat. Sorotoan matanya yang tajam menyapu bagianbagian tubuhku secara perlahan. Pandangannya agak lama berhenti pada bagian dadaku yang membusung.

    BH ku yang berukuran 34D memang hampir tak sanggup menampung bongkahan dadaku, sehingga menampilkan pemandangan yang mengundang syahwat lelaki. Tatapan matanya cukup membuat tubuhku hangat, dan dalam hati kecilku ada perasaan senang dan bangga dipandangi lelaki dengan tatapan penuh kekaguman.

    Aku terseret maju ketika lengan Steve kembali merangkul pinggangku yang ramping dan menariknya merapat ketubuhnya. Tanganku terkulai lemas ketika sambil memelukku Steve mengecup bagian bagian leherku sambil tak henti hentinya membisikan pujianpujian akan kecantikan bagianbagian tubuhku.

    Akhirnya kecupannya sampai di daerah telingaku dan lidahnya secara lembut menyapu bagian belakang telingaku. Aku menggelinjang, tubuhku bergetar sedikit dan rintihan kecil lepas dari kedua bibirku.

    Steve telah menyerang salah satu daerah sensitifku, dan dia tahu itu sehingga hal itu dilakukannya berkalikali. Dengan sangat mempesona Steve berbisik bahwa dia ingin menghabiskan malam ini dengan bercinta denganku, dan di amemohon agar aku tak menolaknya, kemudia bibirnya kembali menyapu bagian belakang telingaku hingga pangkal leherku.

    Aku tak sanggup menjawab, tubuhku terasa ringan, tanpa sadar tanganku kulingkarkan di lehernya. Rupanya bahasa tubuhku telah cukup dimengerti oleh Steve sehingga dia menjadi lebih berani.

    Tangannya kini telah membuka kaitan BHku, dan dalam sekejap BH itu sudah tergeletak di lantai. Tubuhku terasa melayang, ternyata Steve telah mengangkat tubuhku, dibopongnya ke tempat tidur dan dibaringkan secara perlahan. Kemudian Steve menjauhi ku dan dengan perlahan mulai melepaskan pakaiannya secara perlahan.

    Anehnya aku menikmati pemandangan buka pakaian ini. Tubuh Steve yang kekar dan sedikit berotot tanpa lemak ini menimbulkan gairah tersendiri. Dengan hanya mengenakan celana dalam kemudian Steve duduk di ujung ranjang.

    Aku berusaha mendugaduga apa yang akan dilakukannya. Kemudian dia membungkuk dan mulai menciumi ujunungujung jari kakiku. Aku menjerit kegelian dan berusaha mencegah, namun Steve memohon agar dia dapat melakukannya dengan bebas. Karena penasaran dengan sensasi yang ditimbulkan.

    Akhirnya aku biarkan dia menciumi, menjilat dan mengulum jari jari kakiku. Aku merasa, geli, tersanjung dan sekaligus terpancing untuk terus melanjutkan kenikmatan ini. Bibirnya kini tengah sibuk di betisku yang menurutnya sangat indah itu. Mataku terbelalak ketika kurasakan perlahan tapi pasti bibirnya makin bergerak ke atas menyusuri paha bagian dalamku.

    Rasa geli dan nikmat yang ditimbulkan membuat aku lupa diri dan tanpa sadar secara perlahan pahaku terbuka. Steve dengan mudah memposisikan tubuhnya diantara kedua pahaku. Pertahananku benarbenar runtuh ketika Steve menyapunyapukan lidahnya dipangkal pangkal pahaku. Aku berteriak tertahan ketika Steve mendaratkan bibirnya diatas gundukan vaginaku yang masih terbungkus celana dalam.

    Tanpa memperdulikan adanya celana dalam Steve terus melumat gundungkan tersebut dengan bibirnya seperti dia sedang menciumkum. Aku berkalikali menjerit nikmat, dan persaan yang telah lama hilang kini muncul kembali getarangetaran orgasme mulai bergulunggulung, tanganku meremasremas apa saja yang ditemuinya, sprei, bantal dan bahkan rambut Steve, tubuhku tak bisa diam bergetar, menggeliat, dan gelisah, mulutku mendesis tak sengaja, pinggulku meliukliuk erotis secara reflek dan beberapa kali terangkat mengikuti gerakan kepala Steve.

    Untuk kesekian kalinya pinggulku terangkat cukup tinggi dan pada saat itu Steve tidak menyianyiakan kesempatan untuk menarik celana dalamku lepas. Aku agak tersentak, tetapi puncak orgasme yang semakin dekat membuat aku tak sempat berpikir atau bertindak apapun. Bukit vaginaku yang sudah lama tak tersentuh lelaki terpampang di depan mata Steve.

    Dengan perlahan lidah Steve menyentuh belahannya, aku menjerit tak tertahan dan ketika lidah itu bergerak turun naik di belahan vaginaku, puncak orgasme tak tertahankan. Tanganku memegang dan meremas ramput Steve, tubuhku bergertagetar dan melonjaklonjak.

    Steve tetap bertahan pada posisinya, sehingga lidahnya tetap bisa menggelitik klitorisku, ketika puncak itu datang. Aku merasadindingdinding vaginaku mulai lembab, dan kontraksikontraksi khas pada lorong mulai terasa. Itulah salah satu kelebihanku lorong vaginaku secara refleks akan membuat gerakangerakan kontraksi, yang bisa membuat lelaki tak bisa bertahan lama.

    Steve nampaknya dapat melihat kontraksikontraksi itu, sehingga membuat bertambah nafsu. Kini lidah nya semakin ganas dan liar menyapu habis daerah selangkanganku, bibirnya ikut mengecup dan bahkan bagian cairanku yang mulai mengalir disedot habis olehnya. Nafasnya mulai memburu.

    Aku tak lagi bisa menghitung berapa kali aku mencapai puncak orgasme. Steve kemudian bangkit, dengan posisi setengah duduk dia melepaskan celana dalamnya, beberapa saat kemudian aku merasa batang hangat yang sangat besar mulai menyentuh, nyentuh selangkanganku yang basah.

    Steve membuka kakiku lebih lebar, dan mengarahkan kepala kemaluannya ke bibir vaginaku. Meskipun tidak terlihat olehku, aku bisa merasakan betapa keras dan besarnya milik Steve itu.

    Dia mempermainkan kepala penisnya di bibir kemaluanku di gerakan ke atas ke bawah dengan lembut, untuk membasahinya. Tubuhku seperti tak sabar menanti tindakan yang selanjutnya. Kemudian gerakan itu berhenti. Dan akau merasa sesuatu yang hangat mulai mencoba menerobos lubang kemaluanku yang sempit.

    Tetapi karena liang itu sudah cukup basah, kepala penis itu perlahan tapi pasti terbenam, makin lamamakin dalam. Aku merintih panjang ketika Steve membenamkan seluruh batang kemaluannya. Aku merasa sesak, tetapi sekaligus nikmat luar biasa, seakan seluruh daerah sensistif dalam liang itu tersentuh.

    Batang kemaluan yang keras dan padat itu disambut oleh kehangatan dinding vaginaku yang telah lama tidak tersentuh. Cairancairan pelumas mengalir dari dindingdindingnya dan gerakan kontraksi mulai berdenyut, membuat Steve membiarkan kemaluannya terbenam agak lama merasakan kenikmatan denyutan vaginaku.

    Kemudian Steve mulai menariknya keluar perlahanlahan dan mendorongnya lagi, makin lama makin cepat. Sodokansodokan yang demikian kuat dan buas membuat gelombang orgasme kembali membumbung, dinding vaginaku kembali berdenyut, kombinasi gerakan ini dengan gerakan maju mundur membuat batang kemaluan Steve seolaholah diurut, kenikmatan tak bisa disembunyikan oleh Steve, gerakannya semakin liar, mukanya menegang, dan keringat menetes dari dahinya. Melihat hal ini, timbul keinginanku untuk membuatnya mencapai nikmat.

    Pinggulku kuangkat sedikit dan kemudian membuat gerakan memutar manakala Steve melakukan gerak menusuk. Steve nampaknya belum terbiasa dengan gerakan dangdut ini, mimik mukanya bertambah lucu menahan nikmat, batang kemaluannya bertambah besar dan keras, ayunan pinggulnya bertambah cepat tetapi tetap lembut.

    Akhirnya pertahanannya bobol, kemaluannya menghujam keras dalam vaginaku, tubuhnya ambruk menindihku, tubuhnya bergetar dan mengejang ketika spermanya mencemprot keluar dalam vaginaku berkalikali. Akupun melenguh panjang ketika untuk kesekian kalinya puncak orgasmeku tercapai. Sesaat dia membiarkan batangnya di dalamku hingga nafasnya kembali teratur.

    Tubuhku sendiri lemas luar biasa, namun harus kuakui kenikmatan yang kuperoleh sangat luar biasa dan belum pernah kurasakan sebelumnya. Kami kemudian terlelap kecapean setelah mereguk nikmat.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • CERITA SEX OM KU SUAMI KEDUAKU

    CERITA SEX OM KU SUAMI KEDUAKU


    1203 views

    Cerita Sex ini berjudulCERITA SEX OM KU SUAMI KEDUAKUCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Suatu pagi, selasa pagi, setelah mas Doni ke kantor. entah setelah pesta itu, gw semakin berLia aja berpakaian, gw sering banget gak make bra, kalo keluar kemana2.. karena kompleks rumah kami dekat ama pasar, gw memutuskan untuk ke pasar, hanya make daster, dan itupun tanpa bra.. setelah pulang dari pasar, gw lucuti daster gw, tinggal make CD doank, sambil masak.. selesai masak, gw nyantai nonton dvd semiblue..

    Gak lama kemudian bel rumah berbunyi, kontan gw kaget, gw kecilin volumenya, lantas ke belakang ngambil baju handuk trus ke pintu.. pas gw buka ternyata om gw ( adik nyokap gw ). om gw ini emang akrab banget ama gw, bisa dibilang gw ponakan paling disayang lah..hehehe ( maklum imut ), doi emang sering mampir ke rumah.

    dia sendiri udah berkeluarga dan mempunyai 2 anak, masih kecilkecil tapi, dulu sebelum married gw sering banget nginep di rumahnya buat ngurusin anaknya, maklum mereka berdua pada bekerja sebagai PNS, lagian dulu waktu gw masih kecil om gw sering ngurusin gw. om gw di dephankam sedang istrinya di depkominfo gw kaget aja liat om gw, maklum keadaan gw lagi sedang in,

    eh om.. darimana.. ini tadi
    dari kantor tapi gak ada kerjaan ya om mampir aja kesini sekalian nengokin kamu,
    gimana udah isi belom ?.. isi apaan? wong mas Doni sibuk melulu.

    sambil melangkah ke ruang dalam..

    Lia lagi ngapain nih, baru abis mandi? Agen Poker
    baru abis masak, mau juga mandi.. oya om mau makan gak? Lia tadi masak udang tuh?..
    udah om tadi baru makan di kantor, minum aja deh.. gw lantas kebelakang,buatin kopi.

    gw balik k ruang tamu, nyediain kopi, otomatis gw nunduk didepan doi, baju handuk gw talinya rada kendor, so doi bisa ngeliat nenen gw.. gw mikir ah biasalah.. doi langsung ngomong..

    doi emang blak blakan orangnya dan sangat dekat ama gw.. weh udah gede aja itu, sambil matanya tertuju ke payudara gw, dulu waktu kamu masih kecil om yg ngurusin kencing beraknya,

    gak nyangka sekarang udah besar..
    idih om bisa aja, yee lagian dulu om udah liat donkh, Lia malah blom liat punyanya om..hihihi..
    eh, tambah pintar aja sekarang?
    gimana kabar papa mama? ..
    tuh kan paling pintar alihkan perbincangan,
    baikbaik aja kok om.. diminum kopinya..
    iya, udah kamu mandi aja sana,
    om mo liat tv bentar..
    gak mau mandiin nih om? tantang gw sambil nyalain tv..
    eh kamu mulai berani ya?
    kan sekarang udah gede, jadi bisa mandi sendiri..
    alah bilang aja takut ada yang bangun..
    eh nakal kamu ya, awas om bilangin papa loh.. udah sana mandi..
    duh lagi malas mandi nih om, kan enak kalo bau keringat gini, lagian kalo ada yg bangun, ntar Lia yg beresin deh..
    beresin apanya..
    ah om masa perlu penjelasan lagi ( om gw biar kulitnya kecoklat2an/hitam tapi badannya tegap banget kayak tentara ) ..
    beresin baju maksud kamu .. bikin tenang yang bangun lah om gimana sih..
    emang kamu bisa tenanginnya..
    yaelah om, emang Lia masih kecil apa..
    siapa yg ngajarin kamu lia?
    Gak ada suami kamu juga kok ngomongngomong yg engakenggak..

    Cerita Dewasa Om Ku Suami Keduaku

    nah tuh kan pasti udah mulai tegang tuh, lagian Lia jarang gituan om, mas Doni sibuk melulu trus sedari kuliah, Lia suka terkagumkagum ama bodynya om.. ingat gak waktu kita berenang dulu, Lia suka meluk om dari belakang kan..

    ah kamu bisa aja, sana kamu mandi.. emang abis mandi mau diapain Lia?
    eh nih anak, biar segar lah
    masa sih gak tertarik ama Lia om?
    hush.. tertarik sih tertarik, tapi ingat kamu kan ponakan saya,
    masa om tega sih ama ponakan kalo Lia yang mau gimana?..
    hush ngaco kamu, udah sana mandi.. gw lantas berdiri, tapi gak ke belakang, gw ke pintu dpan, nutupin pintu trus gw locked, ga balik lagi ke ruang tamu tengah, gw liat om gw lagi nonton tv, gw buka aja tali baju handuk..bluup baju handuknya

    sekarang gak terikat, trus gw jalan ke depan om gw sambil ngambil remote.. om motornya diparkir disamping kan.. om gw tampak kaget..

    an kamu ngapain.. kunci
    pintu depan om biar aman.. sambil gw lepasin baju handuk gw di depan om gw..
    trus ngapain kamu buka handuknya..
    lha tadi katanya disuruh mandi gimana sih..
    iya kamu kan bisa lepasin di dalam kamar mandi.. Agen Poker
    lha katanya waktu kecil udah ngeliat punya Lia kan.. emang beda ya om sama waktu kecil.. sambil tangan gw nurunin CD gw..

    gw benarbenar polos, jembi yg sedkit bulunya, ditambah payudara gw yg masih mengkal, kulit
    putih gw, udah gitu gw naikin tangan gw buat rapihin rambut gw, otomatis bulubulu halus di ketiak gw pun kelihatan..

    om gw tambah bengong, tak berkedip ngeliat gw.. gw langsung duduk di sampingnya..

    lia kkkkaaamu bennnneran nnihh..

    gw yg udah in, langsung aja tangan gw merayap ke paha om gw..

    om mau kan puasin Lia? kita jaga deh rahasianya.. inget gak waktu kita sering berenang.. berempat ama diki dan layla ( kedua anaknya yg masih sd kls satu dan tk ), waktu tante gak bisa ikut..

    tangan gw langsung remasremas kontolnya..

    Cerita Mesum Om Ku Suami Keduaku

    udah gitu kita perginya siang jam 2an, kolam renangnya masih sepi banget, trus gw peluk om dari belakang abis tubuhnya sexy abis sih.. trus waktu di kamar mandi, om nyuruh gw mandiin diki dan layla, padahal itu kan kamar mandi cowok, tapi karena sepi dan butuh org buat ngurusin mereka.

    trus om buka celana renang om sambil menghadap ke tembok, mandi, padahal om tau ada gw disitu, yg jelas saat itu gw kan udah gak kecil lagi, gw udah kuliah semester 7, tapi om seolah cuek aja, iya sih waktu itu gw gak ngeliat kontol om, karena om menghadap ke tembok tapi otomatis gw ngeliat pantat om, yang tembem itu, trus hitam mengkilat diterpa air.. maksud om apaan..

    sambil tangan gw turunin resleting baju pnsnya..

    abis itu, om cuma ngelilit handuk doankh di pinggang trus berbalik.. Lia tau om, baju renang Lia emang sexy, om bisa leluasa ngeliat buah dada Lia kan.. karena Lia tau om konak, waktu pura makein baju buat dicky, Lia ngeliat bagian depannya kok nonjol banget.. udah gitu om purapura berdiri di belakang Lia.. sambil dempetin punya om kan..

    Lia ngerasa ada yang keras banget di belahan pantat Lia, apalagi Lia masih make baju renang, yg cuman celada dalam dan bra gitu.. trus om suruh dicky tunggu di luar, padahal om gesek2in punya om persis di belahan pantat Lia, padahal kalo om mau bantuin make baju si layla, harusnya kan kta berhadapan..

    tau gak om Lia sampe ngumpet dalam hati, gila pasti besar banget nih..udah gitu om julurin tangan alasan buat megang baju si layla padahal om nyenggol toket Lia kan, udah gitu om suruh layla tunggu di luar, tangan om megang pinggul Lia sambil om terus gesek2in kontol om di pantat Lia..pasti om tau Lia juga menikmatinya, makanya Lia gak mau beranjak..Lia tau kalo saat itu om juga udah habis akal, Lia kan dengar suara om udah ngos2an..

    tapi Lia sama sekali gak protes kan.. malah Lia bantu om kan, Lia sengaja goyanggoyangin pantat.. coba om pikir dalam kamar mandi cowok, cowok hanya make handuk megang pinggul cewek yg hanya make baju renang berduaan sendirian.. tapi Lia tetap gak beranjak..untung kamar mandinya gak ada pintu, gak ada lampu dan kita sedikit terbantu dengan suasana sepi..

    inget gak, waktu om udah gak nahan lagi, kontol om udah tegang banget, tapi om gak juga mau nyingkirin handuk, dan om semakin cepat nusuk pantat Lia, tangan om sampai meluk perut Lia..kenapa om gak mau nyentuh susu Lia?..sampai si dicky masuk trus teriak papa lagi ngapain..lalu om kaget..cepatcepat masuk ke kamar kecil..ingat gak?,,

    Lia tau om tanggung, makanya pas pulang waktu di mobil, Lia sengaja make rok mini tanpa CD, biar d mobil om bisa liatin punya Lia kan..terbukti pas di mobil Lia duduk depan, Lia narik naik rok Lia..om ngeliatin aja meqi Lia tangan gw udah ngocokngocokin kontol om gw, yg emang gede, panjang, keras, berurat dan hitam kecoklatcoklatan ..

    sekarang om gakperlu canggung karena Lia udah dewasa dan kita samasama mau kan?..
    iyaaaa liaaaa tapi kalo kamu hamil gimana?
    jgn takut om, gak bakal, kan sekarang bukan masa subur, lagian banyak dokter ahli kan.

    om gw mulai horny, bajunya doi lepas tangan gw masih ngocokin kontolnya, abis itu gw jongkok didepan dia, turunin celananya, langsung gw isap kontolnya, dari telur, gw mainin lidah gw di ujung kontolnya.. kontol om gede banget, tau gak dari dulu Lia udah pengen ngerasainnya.. abis gw kulum kontolnya, gw merangkak naik jilatin dadanya, pentil susunya yg hitam gw sedot..mmh bau keringat lelaki semakin bikin Agen Poker

    gw bergairah..om gw keliatan kaku banget tapi doi menikmati, gak lama kemudian, tangan doi megang tubuh gw, ditidurin gw di sofa, tangan gw diangkat keatas, doi jilat ketiak gw, tangannya mainin susu gw..Lia gak papa nih om rasain punya Lia..gak papa om, Lia mauu ommm, Lia mau kontol om.. abis diremasremas, doi jilatin susu gw, turun ke pusar, ke perut gw, abis itu doi mainin meqi gw, dari bibirnya sampe kedalamdalam nya..

    mmh punya Lia wangi..
    emang punya tante gak om..
    ah punya tante banyak bulunya..
    kontol om juga enak ..
    kan kontol om hitam, lebih putih suami kamu kan..
    ah mas Doni gak ada apapanya om, punya om 3 kali lipatom masukin donk..
    iya ponakan sayang..

    lantas doi ngangkat pinggul gw dan.. bluuupp, masukin kontolnya yg udah tegang pelanpelan.. lamalama gerakan makin liar..

    mmmhhhh ommmm..sambil gw goyangin pantat gw..
    liaaa punya kamu enak banget..
    yg benar ahhh om..
    kontol om gede banget.. Lia suka kontol om?..suka ommom juga suka meqi Lia.. om terus omm..

    om gw lalu menunduk, akhirnya kita berpagutan mulut, sambil terus memompa dan gw pun terus goyanggoyangin pantat gw..

    enak an? ..
    enak ommm.. om seringsering kesini ya..
    ntar kalo ketauan gimana..
    udah om yg penting kesini aja dulu ntar kita liat sikonkontol om enakk banggeeett, lagi ommmmmmmoooommmmmmmmm,

    Ahirnya gw cengkeram leher om gw..mmmmhh gw rasain orgasme yg dasyhat om gw masih terus memompa..

    liaaaaa keluar ommmmmm..

    om gw lantas cabut kontolnya, ganti posisi, gw nungging dan doi masukin dari belakangmmmhhh gak lama kemudian om gw muncrat..

    liaaaaaa oomm tumppaahhh..
    tumpahin om di memek Lia, genjot trus ommm

    setelah kontolnya ditarik gw langsung balik badan, mengulum sisasisa spema di kontol om gw.. dan kita terkulai lemas

    makasih om..
    kamu nakal lia..
    yee..

    cerita mesum dan cerita dewasa

    gak lama kemudian om gw bangkit menuju kamar mandi, liat pantatnya yg montok hitam mengkilat, gw jadi horny lagi, gw ikutin ke belakang, sampai di kamar mandi gw jongkok di pantatnya, gw jilatin sampe ke duburduburnya..

    enak Liaaaa..kamu masih mau sayang..
    iya om..om

    gw lalu berbalik suruh gw balik badan, gentian doi yg jilatin pantat gw..

    egghh ommm ennnaaaaakkkkk..

    gak lama kemudian telpon berdering.. gw buruburu lari ke ruang tengah( mas Doni emang suka nelpoan siangsiang ) ngangkat telpon, lagi bicara di telepon eh tautaunya om gw udah nyusul, doi jongkok di belakang gw sambil jilatin pantat gw Agen Poker

    mmmhh..an kamu ngapain?
    nggak gpp kok, lagi ngantuk nih, ntar sore aja telpon lagi ya mas..
    ooo oke deh bye.. bye too.klek
    egghh ommm enak bangetttttttssss

    Gak lama kemudian hp om gw bunyi, doi cepatcepat ngangkat, ngeliat kontol om gw yg
    udah pada ngaceng llagi, gw cepatcepat jongkok,

    isapinom gw gak bisa nahan..

    doi mendesah di telepon, apalagi gw naiki tubuhnya, mainin lidah gw di telinga sebelahnya.. om gw menahan nafas ( awal dari masalah )..

    kamu dimana ? nnneennnnggak.. kok telpon di kantor gak ada.. gak kok aakku di di rumah Liaaaa.. ngapainn.. mampir aja koko ya udah.. klek, gw langsung kulum mulut om gwpantat gw pas diatas kntolnya..dan blup begitu kontolnya masuk gw goyanggoyangin sambil berciuman gak lama kemudian. pintu ada yg gedor.. dan.crot.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Mesum Dengan Tetangga

    Cerita Sex Mesum Dengan Tetangga


    736 views

    Perawanku – Cerita Sex Mesum Dengan Tetangga, Malam semakin larut jam dinding menujukan pukul 23.30.mata ini tak bisa rasanya untuk terpejam membayang kan wajah mbak Anun yang cantik,dengan toket yang membusung yang ingin rasanya aku selalu meremas toket tersebut.tapi malam ini aku hanya sendirian gak ada temen bahkan tetangga idolaku juga gak ada..Akhirnya kulalui malam ini dengan sendiri lagi..dan akhirnya rasa ngantuk menyerangku hingga aku terlelap dan di buai oleh mimpi-mimpi indah bersama mbak Anun..

    Matahari tlah terbit,aku terbangun oleh gaduhnya suasana didepan kontrakanku..kucoba untuk bangun dari tmpat tidurku untuk sekedar mengetahui, kucoba untuk mengintip dari celah gorden kaca depan,ternyata mbak anun baru datang..dan eh siapa itu..oo ternyata teman mbak Anun..

    Aku kembali ketempat tidurku,baru beberapa langkah ..pintu diketuk seseorang “ ardi..ardi kamu sudah bangun.?” Suara itu tak lain adalah suara Mbak Anun. “iya ..Mbak.” kataku kemudian aku melangkah kedepan pintu dan kubuka pintu .” ada apa mbak?”kataku “ kamu hari ini ada rencana mau jalan gak?” katanya..”kayanya gak ,mbak..kenapa” kataku, “ bisa temanin kami gak..itu temanku mau ngajak jalan-jalan keLoksado..”katanya, “kapan, hari ini?”kataku..”tahun depan..ya hari ini lah..rencananya kami mau nginap disana”katanya lagi sambil tersenyum.” Ok ..aku mandi dulu ya mbak..”kataku..”ya sudah kami tunggu kamu..jangan lama-lama “ katanya” ok mbak..”kataku sambil berlalu.

    Setelah semua siap kami berangkat menuju tempat wisata Loksado,di perjalan kami hanya bertiga aku nyetir dan mbak anun dan temannya duduk diibelakang .mereka asik bercanda dan pembicaraan mereka mengarah pembicaraan sex..aku hanya senyum-senyum aja melihat tigkah laku mereka..kadang-kadang mbak Anun tersenyum padaku..o iya nama teman mbak Anun ini Nita..orangnya gak kalah cantiknya sama mbak Anun ..toketnya lumayan gede tapi yang bikin berbeda sama mbak Anun adalah pantatnya yang besar,sesekali aku melirik dari kaca ..pikiranku sudah kemana-mana memikirkan apa yang akan terjadi di sana.

    Satu jam sudah perjalan menuju Loksado akhirnya kami sampai di tempat wisata tersebut..dan langsung memesan kamar peginapan yang ada disana.”mbak , mau berapa kamar..dua?kataku..
    saja gak papakan..?”katanya “gak papalah..malah aku senang..”sambil tersenyum..terus aku ngambil kunci kamar ,,dan masuk kamar yang sudah tersedia diikuti oleh mbak anun danmbak nita..kubuka pintu kamar dan memasukan barang bawaan kami..mereka langsung merebahkan diri di kasur yang empuk..” eh cape banget nih di, mau gak pijitin aku” kata mbak anun..”boleh, apanya yang dipijit..mbak..?” kataku “punggunku rasanya pegel banget di “ katanya sambil membuka baju nya..dan kini dia hanya pakai BH..”ok ..mbak..” aku mulai memijit dari pundaknya..pijitannku kulakukan sebaik mungkin “ ooh di pijitanmu enak banget ,,rasanya urat-urat pada pundakku yang tdi tegang sudah rada enakan,di kalo Bhnya ngalangin pijitan kamu ..buka aja .gpp kok”katanya..
    dengan cepat kelepaskan bhnya dari tubuh mbak anun..dari pundak pijitanku kuturunkan kepunggung mbak anun.sesekali tanganku menyentuh pinggiran gundukan gunung kembar yang
    masih padat dan kencang..”eeh ardi tangan kamu nakal,ya..”katanya manja..”tapi suka kan mbak” kataku..dan tanganku masih memijat punggungnya..”iya sih abis pijitan kamu enak bgt ,di”
    “mau yang lebih enak lagi ya mbak?” kataku dan tanganku sudah ada di gundukan kembar itu dan sambil meremas gundukan itu terdengar ritihan kecil dari mulut dia”ooh di enak bgt remasan kamu..ooh di terus di “rintihnya..kemudian dia membalikanbadan dan telentang dantampaklah bukit kembar yang mempesona di hadapanku dan langsung saja kulumat gundukan itu dan diapun mengelinjang ” ouuh di ..lumat terus isep yang kecang di..ouuhh nikmat banget .”mulutku kuturunkan kebawah dan akhirnya sampai kesela-sela selangkangannya..dan mulai kujulurkan lidahku diantara belahan memeknya yang bersih..”ouuhhh..diii….nikmat baget ya terus terus dii jilat terus ..ya yang itu di nikmat banget…ouuhh…oouughh….dii…aku hmapir gak tahan dii aku mau keluar…”tubuhnya mengejang ngejang…dan akhirnya..menyeburlah cairan bening dari dalam memeknya dengan derasnya dan membasahi muka ku..dan dengan besemangat aku jilat sampai licin cairan itu…” ouuh di..nikmat banget,kamu pintar sekali menjilatnya..” katanya tersenyum..
    Mbak nita yang dari tadi memperhatikan kami hanya senyum-senyum.

    dan akhirnya dia mendekat kekami dan dia melepaskanseuruh pakainanya sampai bugil..dan ak terpana akan bodynya yang aduhai..”boleh aku ikutan” katanya” gabung aja ta..”kata mbak anun..” di sekarang giliran kamu..langsung saja mbak anun meraih kontolku yang sedari tadi sudah tegak berdiri di lumatnya dengan ganas tak ketinggalan biji nya dijilat dan di emutnya..”oohhh mbak ..enak bgt “aku hanya bisa terpejam meninkmati jilatan dan isapan mltnya..dan mbak nita sekarang sudah ada di hadapanku sampil mengarahkan memeknya di hadapan mukaku dan langsung saja kuisep dankujilat memek itu…oohh dii…enak bgt nikmat bgt dii…oohhh..terus di” mbak nita meracau..”mbak..memek kamu enak banget,ooh “ memek itu terasa legit dan aku menjilatnya samapi puas …” di..aku gak tahan lagi, maikan sodokan kontolmu ke memek ku di..” kata mbak Anun..aku merubah posisi sekarang aku telentang dan mbakanun siap mengangkagi aku dan menuntun kontolku ke lobang kenikmatannya dan akhirnya masuklah kontolku ke lobang itu.”uoohh di nikmat …punyamu keras banget di..dia sambil menaik turunkan tubuhnya..dengan cepat dan sesekali dia gayangkan dan terasa kontolku terputar-putar, tak lama kemudian dia mengejang tubuhnya kelojotan kaya cacing kepanasan “ di aku gak tahan lagi..mau keluar dii.. uooohhhgg nikmat ..di terasa ada yang berdenyut denyut memijit kontolku..sementara itu aku masih asik mengisap memek mabak nita.”

    Di sekarang giliranku ,sodokan punya kamu di aku sudah gak tahan nih..”mbak anun tergolek lemas di samping kami..dan mbak nita siap menerima sodokanku dengan gaya nungging..dan kuarahkan kontolku ke lobangnya dan “ bless” masuklah semua kedalam memeknya dan mulai ku genjot secara pelan pelan dan sesekali ku goyangkan kontolku dalam “ oohhh di..nikmat banget…kontolmu bisa bergerak dalam memekku..oggghhhh nikamat iya terus di sodok yang kencang..”memek mbak juga nikmat banget..”kataku..tidak berapa lama” dii..aku sudah mau keluar..di kamu masih lama kah.” Katanya” iya, mba tapi kalo mbak mau saya keluarin sekarang ayo juga” ok di kita bareng keluarnya ya…” he eh mba” sodokanku kupercepat “ di..sekarang dii…ooohhhggghhh…aku keluar..nikmat di..ouuhhh “ terasa hangat cairan yang keluar dari dalam lobang memek itu” iya mbak sebentar lagi sodokanku semakin kupercepat dan akhirnya” oooohhhhgg mbak aku mau keluar.di keluarin dimana mbak..?”

    “Di luar aja di..aku ingin minum peju kamu” katanya..dan kucabut kontolku dari dalam memeknya dan dia langsung mengulum dan mengisap dengan buasnya..” iya mbak…aku keluar..croot croot dan tumpahlah pejuku dalam mulautnya dan ditelannya sampai habis..” peju kamu enak banget di..banyak lagi..sampai luber di mulutku..”katanya sambil terus sibuk menjilat sisa mani yang masih ada sampai bersih..

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Jeritan Yang Membuatku Bertambah Horny

    Cerita Sex Jeritan Yang Membuatku Bertambah Horny


    1187 views

    Perawanku – Cerita Sex Jeritan Yang Membuatku Bertambah Horny, Sebut saja namaku Rio. Disekolah gue tergolong cowok yang ganteng dan digemari para cewek.. Mengapa tidak, gue yang tingginya 175cm, hidung mancung, kulit putih,trus pandai bermain Basket.

    Pada waktu itu gue sangat dekat dengan teman gue sebut saja namanya Hendra. Kami berteman sangat dekat sekali. Karena kami berteman dari kami masih SMP sampai SMA pun kami bersama-sama. Suatu hari gue bermain kerumahnya angga.

    Sesampai di rumah angga gue di kejutkan oleh sesosok cewek cantik yang tidak lain adalah adik temanku Hendra. Sebut saja namanya Sella. pada saat itu Sella terlihat sangat manis sekali. karena pakaian yang di kenakannya terlalu minim,dan kebetulan sekali Sella pada saat itu sedang membersihkan halaman rumah.

    Kuperhatikan mukanya yang manis,putih, tinggi mungkin 160cm. bisa di katakan Sella adalah cewek tercantik di sekolahnya. Sejenak kuperhatikan buah dadanya yang montok dan bodynya yang aduhai montok itu yang membuat nafasku tak beraturan.

    aku sangat kaget melihat Sella. karena setiap kali gue bermain ke rumahnya Hendra, jarang sekali gue melihat Sella. Pada saat itu Sella berumur 14 tahun. pada saat gue masuk rumah Hendra, Sella menegurku.”eh kakak Rio” sejenak gue terdiam, dan berfikir dalam hati

    “tumben – tumbennya Sella menegurku” gue pun membalasnya “eh Sella, Hendra nya ada nga…?” “oh kakak, ada tuh di dalam sedang mandi mungkin. bentar ya Sella panggilin. Kakak Rio duduk aja dulu di teras.” gue pun langsung duduk diteras. Tiba-tiba Sella keluar “Kakak Rio bentar ya, kakakku lagi mandi tuh.”

    Katanya gue temenin kakak Rio dulu.” gue pun sangat senang, mengapa tidak, gue bisa mengobrol dengan adik teman gue yang cantik. gue pun mulai memperhatikan Sella dari ujung kakinya sampai kepalanya. Memang cantik benar adik temanku ini gumamku. kulitnya yang mulus dan putih, trus gue pun melihat pahanya yang putih semakin membuat nafasku tak beraturan.

    Tiba-tiba Sella tersenyum dan menegurku “kakak Rio kok lihatin Sella trus..?” gue pun kaget lalu kujawab saja dengan nada yang kecil “oh itu soalnya Sella cantik sih…. trus Sella sekarang udah kelas berapa…?” Sella pun menjawabnya ” kelas 3 SMP ka.” “oh kelas 3 SMP ya….!” kami berdua pun mengobrol sampai akhirnya Hendra pun keluar.

    “Oi Rio, maap yah lama soalnya air kerannya macet jadi harus ngambil air di tetangga ni.” dengan sedikit kesal sih,aku pun menjawab ” nga apa-apa soalnya kan ada adik kamu tuh yang temanin gue ngobrol.” Kami berdua pun berangkat karena kami harus menghadiri acara ulang tahunnya temen sekelas kami. Tapi gue sangat sedikit menyesal. Karena kapan lagi gue bisa mengobrol sama adik temanku ini.

    Pada suatu hari akhirnya gue bisa mengobrol sama adik temanku dan dimulai dari situlah kejadiannya..

    Pada saat itu gue berencana pergi ke rumah Hendra mau bikin tugas, Karena sudah kelas 3 jadi tugas yang diberikan sangatlah banyak. Jadi gue berencana untuk membuat tugas dirumahnya Hendra. Sesampainya di rumah Hendra, Gue pun mengetuk pintu rumahnya. Yang keluar ternyata adiknya angga yaitu Sella. Nonton Film Semi

    Kulihat Sella yang sedang memakai celana pendek dan baju yang hanya se utas tali. ketika kutanya tentang Hendra dan tujuanku kerumahnya, Hendra nya nga ada, kebetulan sekali, pada saat itu orang tua Hendra sering keluar kota untuk urusan bisnis, sedangkan Hendra sedang keluar sama pacarnya.

    Akupun langsung menghubungi Hendra. Dan ternyata hendra pulangnya sedikit kemalaman. sedangkan pada waktu itu jam masi menunjukkan pukul 15:30. Hendra menyuruh adiknya untuk menemani gue sampai angga pulang dari kencannya. Adiknya hanya setuju-setuju saja.

    Akupun disuruh masuk sama Sella, Karena berhubung Sella lagi sedang menonton Film Korea. gue pun menemani Sella menonton Film Korea. Tiba-tiba dalam film tersebut ada adegan saling berciuman. Serentak Sella pun malu. Trus waktu gue melihat mukanya yang merah, gue pun langsung mengajak ngobrol.

    “Sella pernah ciuman nga seperti di film itu….?” kulihat wajahnya tambah merah, bisa dikatakan seperti kepiting rebus. Sella pun hanya menggelengkan kepala. gue pun senang mengetahuinya. Kulihat bibirnya yang berwarna merah muda, yang keliatan sekali masih belum di sentuh oleh laki-laki. gue pun coba memancing untuk mengetahui apakah Sella mau ciuman denganku atau tidak, jika tidak gue akan pasrah dengan keaadan ini.

    “Sella mau ga coba ciuman kek di film…?” Wajah Sella memerah, dan hanya berkata “Malu kak, soalnya Sella nga pernah Ciuman.” gue pun kebingungan, gue pun mencoba mendekati Sella perlahan-lahan. Kemudian gue membisikkan ketelinganya ” Ga usah malu kan cuman kita berdua. kakak kamu sedang pergi, sedangkan orang tua kamu sedang keluar kota.”

    Kemudian kudekapkan bibirku kebibir Sella. kupikir Sella bakalan menjauhin bibirnya, ternyata tidak malahan Sella membalas ciuman saya.tak disangka bibirnya Sella halus trus lembut juga. kami berduapun saling berciuman selama 10menit.

    Tiba-tiba nga di sengaja Sella menyentuh anuku yang sedang lagi dalam keadaan tegak lurus ke atas. Sontak Sella kaget karena menyentuh kontolku. Gimana kontolku ga mo tegap melihat Sella yang begitu seksi dan bibirnya yang lembut. “maap kak, Sella nga sengaja beneran kok” gue pun menjawab dengan nada yang sopan ”oh nga apa-apa kok”

    Akupun berpikir bagaimana caranya agar Sella bisa menyentuh lagi dan memainkan kontolku ini. gue pun memberanikan diri ” Sella mau coba pegang anuku ga….?” wah tidak disangka Sella tidak menolaknya… gue pun langsung membuka celanaku. kulihat Sella sedikit malu dan kaget dengan menutup setengah wajahnya karena melihat kontolku yang berukuran 15 Cm dan berdiameter 4 cm.

    Kemudian gue pun mengambil tangannya dan menyentuhnya ke kontolku. Wah serasa di surga. mengapa Tidak, ternyata bukan cuma bibirnya saja yang lembut dan halus, tapi tangannya juga. kulihat Sella sedikit keasikan memainkan kontolku. Kemudian sambil Sella memainkan kontolku, gue mencium bibirnya kembali. Cerita Dewasa

    Aku pun sedikit-sedikit coba menyentuh dadanya yang menonjol. Kemudian gue pun coba memasukkan tanganku kedalam bajunya dan ternyata Sella tidak memakai Bra. Waktu kuremas buah dadanya udah mengeras yang tandanya Sella pun menikmatinya. Tak dihitung lagi gue langsung memainkan buah dadanya yg berukuran sekitar 34 A. Dan juga tak Lupa gue memainkan putingnya yang masih mekar itu.

    “Ah… Ah… Ah.. Ah…. enak ka… Ah… Ah…” Kulihat Sella semakin keenakan.. gue pun langsung membuka bajunya. kali ini gue melihat sesuatu yang sangat di luar pikiran saya. yaitu putingnya yang masih berwarna merah muda yang pengen sekali gue melumatnya.

    Akupun tak menyianyiakan kesempatan yang begitu beruntung ini.
    “Coba donk masukkan ke mulut Sella“
    “ takut kak”…
    ” takut kenapa..?.. Nga apa-apa, dah to dicoba dulu …” pintaku
    “ Rasanya gimana kak… ?” tanyanya
    “ Dah to di coba nanti kan tahu rasanya ..”

    Lalu dengan sedikit ragu dia mengarahkan ujung kontolku ke mulutnya, mula-mula bibirnya yang lembut itu menempel di ujung kontolku, kemudian dia membuka sedikit bibirnya lalu kepala kontolku sudah masuk ke mulutnya, lalu dilepas lagi dan berkata

    “Kok asin ya kak“ tanyanya, “ Iya nga apa-apa memang rasanya begitu. Selanjutnya dimasukkannya lagi kontolku ke mulutnya sedikit demi sedikit, dengan pelan-pelan gue membantu mendorong agar kontolku bisa masuk semua di mulutnya.

    Lalu ku gerak-gerakkan sehingga kontolku maju mundur di mulutnya, dan dia juga mulau mengimbangi dengan memaju mundurkan mulutnya. “ Sel… enak sekali Sel …” gue merasa keenakan kontolku di emut Sella… ketika ujung kontolku berada di bibirnya; “ Sel, disedot dong alonya “ …. gue meminta dia untuk menyedot dan ternyata walaupun belum pengalaman sedotannya enak sekali …

    Pada saat itu gue pun pengen ngerasain vaginanya.. karena gue belom pernah melihat yang real.. biasanya gue melihat yang begituan lewat internet atau nga lewat DVD or Hp teman. gue pun coba memasukkan tanganku ke celana mininya.

    Dan tak disangka ternyata waktu gue menyentuh Vaginanya telah basah. Itu pertanda Sella menikmati nya selama ini.. gue pun langsung membuka Celananya.. setelah gue membuka celananya, terlihat jelas Cd nya yg sudah basah. Tak kusiasiakan kesempatan ini.. gue langsung membuka Cdnya..

    Yang tampak disana adalah vagina yang halus dan basah. gue pun coba memasukkan jari telunjukku ke vaginanya. tak disangka, ternyata Sella masih perawan tulen, takkan kubiarkan keperawanannya di ambil orang lain. kemudian gue coba memainkan jari telunjukku ke lobang vaginannya.

    “Ah…. sakit ka.. ah.. ah… sakit.. ka..”

    Akupun makin bersemangat memainkan jari telunjukku. gue hanya diam sambil mempercepat sedotan mulut dan gesekkan jari tanganku di kedua daerah sensitifnya, lalu. “Ahhh. ahhh. mmmmmhgh.” secara tiba-tiba Sella mengejang sambil tubuhnya terangkat tinggi keatas, yang tandanya Sella mau Orgasme. gue pun dengan cepatnya menggoyangkan tanganku… Tiba-tiba Sella Orgasme.

    Itu kurasakan karena ada sesuatu cairan yang panas. “Sel, kamu orgasme ya…?” Sella pun menjawab dengan wajah yang malu ” ia kak gue orgasme,makasih ya kak….!!”kulihat Sella mulai lemas. ketika gue melihat Sella orgasme gue pun ingin orgasme juga tapi gue ingin merasakan vaginanya..

    “Sel, kamu kan udah orgasme, kakak belum ni. Sella maukan bantu kakak orgasme…? ” ia kak nnti Sella bantu..trus Sella musti ngapain..?” mendengar itu gue pun gembira… nafasku lebih tak beraturan… “Aku pengen rasain kontolku di masukin ke vagina Sella…!!! bisa nga…?” “takut kak sakit”  “tenang aja kakak nanti akan pelan-pelan kok.”

    Akupun langsung menyuruh Sella gaya belakang. Pelan-pelan kumasukkan.. sedikit sulit untuk memasukkannya, karena Sella masi perawan jadi vaginanya masih tertutup lobang yang kecil.. Tapi karena vaginanya sudah basah, gue pun coba-coba memasukkannya dengan perlahan-lahan sampai masuk 1/3 kontolku.

    Pada saat kontolku masuk sepenuhnya, Kumulai mengenjot-enjot vaginanya sampai vaginanya mengeluarkan darah bercampur maninya… “ah.. ah.. ah.. sakit.. ah… sakit.. kha.. “sakit… cuman kata-kata itu yang kudengar keluar dari mulutnya.

    Mendengar suaranya yang lembut gue lebih cepat mengenjot vaginanya… kemudian gue membaringkannya dengan kedua kakinya di dadaku.. gue pun mulai mengenjotnya dengan cepat.. Tiba-tiba Sella menyempitkan kakinya yang pertanda Sella mau orgasme untuk yang kedua kali… “khaa,,, khaa.. Sella mau pipisss… ahh… enak kha,,, tapi Sella mau pipis nhi…. udah ga tahan kha…” Mendengar kata itu gue semakin bergairah dan mempercepat enjotan ku..

    “Sabar Sel… kita keluarin sama-sama…kha juga udah mau keluar nhi.. sabar yah..” mendengar itu Sella pun berusaha untuk menahan nya… gue pun langsung mengenjotnya dengan cepat. “Sel, kakak udah mau keluar ni.. Sel gimana..?” “Sella juga udah mau keluar…” “crott… crottt… crottt… crottt…” kamipun orgasme bersamaan, Tapi gue menumpahkannya di atas perut Sella..

    Kemudian gue memeluk Sella sambil mencium keningnya. “Sel, gue sayang sama kamu” “Aku juga sayang sama kakak. sebenarnya gue sudah meyukai kakak waktu Sella kelas 1 SMP..” kami jadian pada saat itu.

    Setelah itu kami membersihkan diri kami masing-masing.. Tak berapa lama kakaknya Sella datang. Tapi kami berdua hanya diam-diam saja seperti tidak terjadi apapun. Karena berhubung orang tua Hendra ngga ada, Hendra meminta gue untuk menemaninya tidur dengan nya malam ini..

    Tanpa banyak basa basi gue langsung menerimanya.. Kulihat wajah Sella juga senang. Pada malam harinya waktu Hendra tidur, gue menggunakan kesempatan dalam kesempitan.. Kami berdua pun melakukan kejadian yang serupa waktu sore tadi..

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Dengan Pembantu Yang Seksi

    Cerita Sex Dengan Pembantu Yang Seksi


    676 views

    Perawanku – Cerita Sex Dengan Pembantu Yang Seksi, Maukan kamu mijit Bapak lagi ? Pegal2 nih kan udah seminggu? Bisa Pak, jam berapa Bapak pulang ? Sekarang? Baik Pak, tapi saya mau mandi dulu? Agak lama aku menunggu di depan pintu baru Tini membukanya. Maaf Pak, tadi baru mandi Kata Tini tergopohgopoh. Ah, penisku mulai bergerak naik. Tini mengenakan daster yang basah di beberapa bagian dan jelas sekali bentuk bulat buah kembarnya sebagai tanda dia tak memakai BH. Mungkin buruburu. Engga apaapa.

    Bisa mulai ? Bisa pak saya ganti baju dulu? Hampir saja aku bilang, engga usah, kamu gitu aja. Untung tak jadi, ketahuan banget ada maksud lain selain minta pijit. Aku masuk kamar dan segera bertelanjang bulat. Terbawa suasana, penisku udah tegak berdiri. Kututup dengan belitan handuk. Pintu diketok. Tini masuk. Mengenakan rok terusan berbunga kecil warna kuning cerah, agak ketat, agak pendek di atas lutut, berkancing di depan tengah sampai ke bawah, membuatnya makin tampak bersinar. Warna roknya sesuai benar dengan bersih kulitnya.

    Dada itu kelihatan makin menonjol saja. Penisku berdenyut. Siap Tin? Ya pak? Dengan hanya berbalut handuk, aku rebah ke tempat tidur, tengkurap. Tini mulai dengan memencet telapak kakiku. Ini mungkin urutan yang benar. Cara memijat tubuhku bagian belakang sama seperti pijatan pertama minggu lalu, kecuali waktu mau memijat pantat, Tini melepaskan handukku, aku jadi benar2 bugil sekarang. Wangi sabun mandi tercium dari tubuhnya ketika ia memijat bahuku. Selama telungkup ini, penisku bergantiganti antara tegang dan surut. Bila sampai pada daerah sensitif, langsung tegang. Kalau ngobrol basabasi dan serius?, surut. Kalau ngobrolnya menjurus, tegang lagi.

    Depannya Pak? Dengan tenang aku membalikkan tubuhku yang telanjang bulat. Bayangkan, terlentang telanjang di depan pembantu. Penisku sedang surut. Tini melirik penisku, lagi2 hanya sekilas, sebelum mulai mengurut kakiku. Sekarang aku dengan jelas bisa melihatnya. Bayanganku akan bentuk buah dadanya di balik pakaiannya membuat penisku mulai menggeliat. Apalagi ketika ia mulai mengurut pahaku. Batang itu sudah tegak berdiri. Cara mengurut paha masih sama, sesekali menyentuh buah pelir. Bedanya, Tini lebih sering memandangi kelaminku yang telah dalam kondisi siap tempur. Kenapa Tin ? Aku mulai iseng bertanya.

    Ah engga katanya sedikit gugup.?Cepet bangunnya hi ..hi..hi..? katanya sambil ketawa polos. Iya dong. Kan masih sip kata kamu? Ada bedanya lagi. Kalau minggu lalu sehabis dari paha dia terus mengurut dadaku, kali ini dia langsung menggarap penisku, tanpa kuminta ! Apakah ini tanda2 dia akan bersedia kusetubuhi ? Jangan berharap dulu, mengingatkesetiaan?nya kepada isteriku. Cara mengurut penisku masih sama, pencet dan urut, hanya tanpa kocokan.

    Jadi aku tak sempatmendaki?, cuman pengin menyetubuhinya ! Udah. Benar2 masih sip, Pak? Mau coba sipnya ? kataku tiba2 dan menjurus. Wajahnya sedikit berubah. Jangan dong Pak, itu kan milik Ibu. Masa sih sama pembantu? Engga apaapa asal engga ada yang tahu aja ? Tini diam saja. Dia berpindah ke dadaku. Artinya jarak kami makin dekat, artinya rangsanganku makin bertambah, artinya aku bisa mulai menjamahnya. Antara 2 kancing baju di dadanya terdapat celah terbuka yang menampakkan daging dada putih yang setengah terhimpit itu. Aduuuhhh. Aku mampu bertahan engga nih. Apakah aku akan melanggar janjiku ? Seperti minggu lalu juga tangan kiriku mulai nakal. Kuusapusap pantatnya yang padat dan menonjol itu. Seperti minggu lalu juga, Tini menghindar dengan sopan.

    Tapi kali ini tanganku bandel, terus saja kembali ke situ meski dihindari berkalikali. Lama2 Tini membiarkannya, bahkan ketika tanganku tak hanya mengusap tapi mulai meremasremas pantat itu, Tini tak berreaksi, masih asyik mengurut. Tini masih saja asyik mengurut walaupun tanganku kini sudah menerobos gaunnya mengeluselus pahanya. Tapi itu tak lama, Tini mengubah posisi berdirinya dan meraih tangan nakalku karena hendak mengurutnya, sambil menarik nafas panjang. Entah apa arti tarikan nafasnya itu, karena memang sesak atau mulai terangsang ? Tanganku mulai diurut. Ini berarti kesempatanku buat menjamah daerah dada. Pada kesempatan dia mengurut lengan atasku, telapak tanganku menyentuh bukit dadanya. Tak ada reaksi. Aku makin nekat.

    Tangan kananku yang sedari tadi nganggur, kini ikut menjamah dada sintal itu. Paak Katanya pelan sambil menyingkirkan tanganku. Okelah, untuk sementara aku nurut. Tak lama, aku sudah tak tahan untuk tak meremasi buah dada itu. Kudengar nafasnya sedikit meningkat temponya. Entah karena capek memijat atau mulai terangsang akibat remasanku pada dadanya. Yang penting : Dia tak menyingkirkan tanganku lagi. Aku makin nakal. Kancing paling atas kulepas, lalu jariku menyusup. Benar2 daging padat. Tak ada reaksi. Merasa kurang leluasa, satu lagi kancingnya kulepas. Kini telapak tanganku berhasil menyusup jauh sampai ke dalam BHnya, Ah putting dadanya sudah mengeras ! Tini menarik telapak tanganku dari dadanya. Bapak kok nakal sih Katanya, dan .. tibatiba dia merebahkan tubuhnya ke dadaku.

    Aku sudah sangat paham akan sinyal ini. Berarti aku akan mendapatkannya, lupakan janjiku. Kupeluk tubuhnya erat2 lalu kuangkat sambil aku bangkit dan turun dari tempat tidur. Kubuka kancing blousenya lagi sehingga BH itu tampak seluruhnya. Buah dada sintal itu terlihat naik turun sesuai irama nafasnya yang mulai memburu. Kucium belahan dadanya, lalu bergeser ke kanan ke dada kirinya. Bukan main dada wanita muda ini. Bulat, padat, besar, putih. Kuturunkan tali Bhnya sehingga putting tegang itu terbuka, dan langsung kusergap dengan mulutku.Aaahhffffhhhhh. Paaaaak? rintihnya. Tak ada penolakan.

    Aku pindah ke dada kanan, kulum juga. Kupelorotkan roknya hingga jatuh ke lantai. Kulepaskan kaitan BHnya sehingga jatuh juga. Dengan perlahan kurebahkan Tini ke kasur, dada besar itu berguncang indah. Kembali aku menciumi, menjilati dan mengulumi kedua buah dadanya. Tini tak malu2 lagi melenguh dan merintih sebagai tanda dia menikmati cumbuanku. Tanganku mengusapi pahanya yang licin, lalu berhenti di pinggangnya dan mulai menarik CDnya Jangan Pak.

    Kata Tini terengah sambil mencegah melorotnya CD. Wah engga bisa dong aku udah sampai pada point noreturn, harus berlanjut sampai hubungan kelamin. Engga apaapa Tin ya. Bapak pengin. Badan kamu bagus bener ? Waktu aku membuka Cdnya tadi, jelas kelihatan ada cairan bening yang lengket, menunjukkan bahwa dia sudah terangsang. Aku melanjutkan menarik CDnya hingga lepas sama sekali. Tini tak mencegah lagi. Benar, Tini punya bulu kelamin yang lebat. Kini dua2nya sudah polos, dan dua2nya sudah terangsang, tunggu apa lagi.

    Kubuka pahanya lebar lebar. Kuletakkan lututku di antara kedua pahanya. Kuarahkan kepala penisku di lubang yang telah membasah itu, lalu kutekan sambil merebahkan diri ke tubuhnya. Auww. Pelan2 Pak. Sakit.!? Bapak pelan2 nih ? Aku tarik sedikit lalu memainkannya di mulut vaginanya. Bapak sabar ya. Saya udah lamaa sekali engga gini ? Ah masa ? Benar Pak? Iya deh sekarang bapak masukin lagi ya. Pelan deh..? Benar Bapak engga bilang ke Ibukan ? engga dong gila apa? Terpaksa aku pegangi penisku agar masuknya terkontrol. Kugesergeser lagi di pintu vaginanya, ini akan menambah rangsangannya.

    Baru setelah itu menusuk sedikit dan pelan. Aaghhhhfff? serunya, tapi tak ada penolakan kaya tadi Sakit lagi Tin Tini hanya menggelengkan kepalanya. Terusin Pakperlahan? sekarang dia yang minta. Aku menekan lagi. AH bukan main sempitnya vagina wanita muda ini. Kugosokgosok lagi sebelum aku menekannya lagi. Mentok. Kalau dengan isteriku atau Si Ani, tekanan segini sudah cukup menenggelamkan penisku di vaginanya masingmasing.

    Tini memang beda. Tekan, goyang, tekan goyang, dibantu juga oleh goyangan Tini, akhirnya seluruh batang panisku tenggelam di vagina Tini yang sempit itu. Benar2 penisku terasa dijepit. Aku menarik penisku kembali secara amat perlahan. Gesekan dinding vagina sempit ini dengan kulit penisku begitu nikmat kurasakan. Setelah hampir sampai ke ujung, kutekan lagi perlahan pula sampai mentok. Demikian seterusnya dengan bertahap menambah kecepatan. Tingkah Tini sudah tak karuan.

    Selain merintih dan teriak, dia gerakkan tubuhnya dengan liar. Dari tangan meremas sampai membanting kepalanya sendiri. Semuanya liar. Akupun asyik memompa sambil merasakan nikmatnya gesekan. Kadang kocokan cepat, kadang gesekan pelan. Penisku mampu merasakan relung2 dinding vaginanya. Memang beda, janda muda beranak satu ini dibandingkan dengan isteriku yang telah kali melahirkan. Beda juga rasanya dengan Ani yang walaupun juga punya anak satu tapi sudah 30 tahun dan sering dimasuki oleh suaminya dan aku sendiri.

    Aku masih memompa. Masih bervariasi kecepatannya. Nah, saat aku memompa cepat, tiba2 Tini menggerakgerakan tubuhnya lebih liar, kepalanya berguncang dan kuku jarinya mencengkeram punggungku kuatkuat sambil menjerit, benar2 menjerit ! Dua detik kemudian gerakan tubuhnya total berhenti, cengkeraman makin kuat, dan penisku merasakan ada denyutan teratur di dalam sana.

    Ohh nikmatnya.. Akupun menghentikan pompaanku. Lalu beberapa detik kemudian kepalanya rebah di bantal dan kedua belah tangannya terkulai ke kasur, lemas. Tini telah mencapai orgasme ! Sementara aku sedang mendaki. Paaak ooohhhh..? Kenapa Tin ? Ooohh sedapnya ? Lalu diam, hening dan tenang. Tapi tak lama. Sebentar kemudian badannya berguncang, teratur. Tini menangis ! Kenapa Tin ? Air matanya mengalir. Masih menangis. Kaya gadis yang baru diperawani saja. saya berdosa ama Ibu? katanya kemudian Engga apaapa Tin.. Kan Bapak yang mau? Iya .. Bapak yang mulai sih.

    Kenapa Pak ? Jadinya saya engga bisa menahan Aku diam saja. Saya khawatir Pak Sama Ibu ? Bapak engga akan bilang ke siapapun? Juga khawatir kalo kalo ? Kalo apa Tin ? Kalo saya ketagihan Oh jangan khawatir, Pasti Bapak kasih kalo kamu pengin lagi. Tinggal bilang aja? Ya itu masalahnya? Kenapa ? Kalo sering2 kan lama2 ketahuan ..? Yaah harus hati2 dong? kataku sambil mulai lagi menggoyang. Kan aku belum sampai. Ehhmmmmmm reaksinya. Goyang terus. Tarik ulur. Makin cepat. Tini juga mulai ikut bergoyang. Makin cepat.

    Aku merasakan hampir sampai di puncak. Tin Ya Pak Bapak. hampir. sampai ? Teruus Pak? Kalo.. keluar .gimana ? Keluarin..aja Pak Engga. apaapa? Engga.. usah dicabut? Jangan.. pak . aman.. kok? Aku mempercepat genjotanku. Gesekan dinding vaginanya yang sangat terasa mengakibatkan aku cepat mencaki puncak. Kubenamkan penisku dalam2 Kusemprotkan maniku kuat2 di dalam. Sampai habis. Sampai lunglai. Sampai lemas. Beberapa menit berikutnya kami masih membisu. Baru saja aku mengalami kenikmatan luar biasa.

    Suatu nikmat hubungan seks yang baru sekarang aku alami lagi setelah belasan tahun lalu berbulan madu dengan isteriku. Vagina Tini memanggurih?, dan aku bebas mencapai puncak tanpa khawatir resiko. Tapi benarkah tanpa resiko. Tadi dia bilang aman. Benarkah ? Tin Ya .. Pak? Makasih ya benar2 nikmat? Samasama Pak. Saya juga merasakan nikmat? Masa ..? Iya Pak. Ibu benar2 beruntung mendapatkan Bapak? Ah kamu ? Baner Pak. Sama suami engga seenak ini? Oh ya ? Percaya engga Pak. Baru kali ini saya merasa kaya melayanglayang ? Emang sama suami engga melayang, gitu? Engga Pak. Seperti yang saya bilang punya Bapak bagus banget? Katamu tadi.

    Udah berapa lama kamu engga begini ..? Sejak.ehm.. udah 4 bulan Pak? Lho. Katanya kamu udah cerai 5 bulan? Benar ? Trus ? Waktu itu saya kepepet Pak? Sama siapa? Sama tamu. Tapi baru sekali itu Pak. Makanya saya hanya sebulan kerja di panti pijat itu. Engga tahan diganggu terus? Cerita dong semuanya? Ada tamu yang nafsunya gede banget. Udah saya kocok sampai keluar, masih aja dia mengganggu. Saya sampai tinggalin dia. Trus akhirnya dia ninggalin duit, lumayan banyak, sambil bilang saya ditunggu di Halte dekat sini, hari Sabtu jam 10.00.

    Dia mau ajak saya ke Hotel. Kalo saya mau, akan dikasih lagi sebesar itu? Trus ? Saya waktu itu benar2 butuh buat bayar rumah sakit, biaya perawatan adik saya. Jadi saya mau? Pernah sama tamu yang lain ? Engga pernah Pak. Habis itu trus saya langsung berhenti? Kapan kamu terakhirmain ? Ya itu sama tamu yang nafsunya gede itu, 4 bulan lalu. Setelah itu saya kerja jadi pembantu sebelum kesini. Selama itu saya engga pernah?main?, sampai barusan tadi sama Bapak .

    Enak banget barusan kali karena udah lama engga ngrasain yaPak atau emang punya Bapak siip bangethi..hi..? Polos banget anak ini. Aku juga merasakan nikmat yang sangat. Dia mungkin engga menyadari bahwa dia punya vagina yanglegit?, lengketlengket sempit, dan seret.Kamu engga takut hamil sama tamu itu ? Engga. Sehabis saya melahirkan kan pasang aiyudi (maksudnya IUD, spiral alat KB). Waktu cerai saya engga lepas, sampai sekarang.

    Bapak takut saya hamil ya? Aku lega bukan main. Berarti untuk selanjutnya, aku bisa dengan bebas menidurinya tanpa khawatir dia akan hamil. Jam berapa Pak ? Jam 4 lewat 5? Pijitnya udah ya Pak. Saya mau ke belakang dulu? Udah disitu aja? kataku sambil menyuruh dia ke kamar mandi dalam kamarku. Dengan tenangnya Tini beranjak menuju kamar mandi, masih telanjang. Goyang pantatnya lumayan juga. Tak lama kemudian Tini muncul lagi.

    Baru sekarang aku bisa jelas melihat sepasang buah dada besarnya. Bergoyang seirama langkahnya menuju ke tempat tidur memungut BHnya. Melihat caranya memakai BH, aku jadi terangsang. Penisku mulai bangun lagi. Aku masih punya sekitar 45 menit sebelum isteriku pulang, cukup buat satu ronde lagi. Begitu Tini memungut CDnya, tangannya kupegang, kuremas. Bapak pengin lagi, Tin? Ah nanti Ibu keburu dateng , Pak? Masih ada waktu kok? Ah Bapak nih gede juga nafsunya? katanya, tapi tak menolak ketika BH nya kulepas lagi.

    Sore itu kembali aku menikmati vagina legit milik Tini, janda muda beranak satu, pembantu rumah tanggaku.. Hubungan seks kami selanjutnya tak perlu didahului oleh acara pijitan. Kapan aku mau tinggal pilih waktu yang aman (cuma Tini sendirian di rumah) biasanya sekitar jam 2 siang. Tini selalu menyambutku dengan antusias, sebab dia juga menikmati permainan penisku.

    Tempatnya, lebih aman di kamarnya, walaupun kurang nyaman. Bahkan dia mulaiberani? memanggilku untuk menyetubuhinya. Suatu siang dia meneleponku ke kantor menginformasikan bahwa Uci udah berangkat sekolah dan Ade pergi less bahasa Inggris, itu artinya dia sendirian di rumah, artinya dia juga pengin disetubuhi. Terbukti, ketika aku langsung pulang, Tini menyambutku di pintu hanya berbalut handuk. Begitu pintu kukunci, dia langsung membuang handuknya dan menelanjangiku ! Langsung saja kita main di sofa ruang tamu.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Diperkosa Mbak Sifa Dan Mbak Bunga

    Cerita Sex Diperkosa Mbak Sifa Dan Mbak Bunga


    614 views

    Perawanku – Cerita Sex Diperkosa Mbak Sifa Dan Mbak Bunga, Namaku Dani, Aku seorang pria lajang berumur 20 th dengan tinggi 175 cm berat 70 kg yang masih kuliah di salah satu PTN di daerahku. Aku tinggal di kost-kost’an. Aku termasuk anak yang pemalu alias kuper (kurang pergaulan). Hal ini membuatku lebih betah berada di kost’anku, sesekali aku juga sering menonton film BF untuk memuaskan hasrat birahi kudengan cara beronani.

    Pengalaman pertamaku melakukan hubungan badan dari tempat kost dimana aku tinggal. Disebelah kamar kostku tinggal seorang wanita muda berumur sekitar 25 tahun bernama Sifa tinggi badannya 160 dengan berat 50. Dia sudah bersuami. Sumainya bekerja sebagai supir taksi. Mereka menikah sudah hampir 7 tahun tapi belum juga dikarunia seorang anak. Sebelah kamar Sifa ditempati oleh seorang wanita berumur 35 tahun dengan tinggi badan 165 dan berat badan 60 kg dia sudah memiliki 2 orang anak yang berumur 7 dan 5 tahun yang semuanya perempuan, wanita itu bernama Bunga. Nah, dari sinilah semuanya berawal.
    Seperti biasa pada pagi hari semua penghuni kost sibuk di belakang ada yang mandi ataupun mencuci. Perlu diketahui bahwa kondisi di rumah ini memiliki 5 kamar mandi terpisah dari rumah dan 2 buah sumur timba, maklum yang punya rumah belum punya Sanyo. Aku yang sudah terbiasa mandi paling pagi sedang duduk santai sambil nonton TV. Lagi asik nonton terdengar olehku gemercik air seperti orang sedang mandi.

    Mulanya sih aku cuek, tapi lama kelamaan penasaran juga. Aku mencoba melihat dari balik celah pintu belakang rumahku, dan betapa kagetnya aku ketika melihat Mbak Sifa yang sedang mengeringkan tubuhnya dengan handuk. Aku tidak tahu mengapa ia begitu berani untuk membuka tubuhnya pada tempat terbuka seperti itu. Mbak Sifa yang sedikit kurus itu ternyata memiliki payudara sekitar 32b dan sangat seksi sekali. Dengan bentuknya yang kecil beserta puting berwarna merah jambu untuk orang yang sudah menikah bentuknya masih sangat kencang.

    Aku terus mengamatinya dari balik celah pintu, tanpa kusadari batang kontolku sudah mulai tegang. Karena tak tahan melihat pemandangan tersebut aku langsung saja melakukan onani sambil membayangkan bercinta dengan Mbak Sifa ditempat terbuka tersebut. Semenjak itu, aku jadi ketagihan untuk selalu mengintip Mbak Sifa jika ada kesempatan. Keesokan harinya, aku masih terbayang-bayang akan bentuk tubuh Mbak Sifa.

    Hari itu adalah hari minggu dan aku bangun sedikit kesiangan. Ketika aku keluar untuk mandi, aku melihat Mbak Bunga sedang mencuci pakaian. Dengan posisinya yang menjongkok terlihat jelas olehku belahan toketnya yang terlihat sudah agak kendor dengan ukuran 34b. Setiap kali aku memperhatikan bokongnya, entah mengapa aku langsung bernafsu dibuatnya (mungkin pengaruh film BF dengan doggy style yang kebetulan favoritku). Kembali batang kontolku seketika langsung tegang dan seperti biasa aku langsung melakukan onani di kamar mandi.

    Dua hari kemudian terjadi keributan pada rumah tangga yaitu Mbak Bunga. Dia bertengkar hebat dengan suaminya (seorang agen). Kulihat Mbak Bunga dan kemudian suaminya langsung pergi entah kemana. Aku yang kebetulan berada disitu tidak bisa berbuat apa-apa. Keesokan harinya Mbak Bunga pergi dengan kedua anaknya yang katanya mau ke rumah ibunya Mbak Bunga dan kembali sorenya.

    Sore itu aku baru akan mandi, begitu juga dengan Mbak Bunga. Seusai mandi aku langsung buru-buru keluar dari kamar mandi karena kedinginan. Diluar dugaanku ternyata aku menabrak orang yang ternyata adalah Mbak Bunga. Kebetulan juga waktu itu sangat gelap karena mati listrik sehingga kami saling bertubrukan. Mbak Bunga sampai hampir terjatuh. Secara reflek aku langsung menangkap tubuhnya. Dan tanpa sengaja aku telah menyentuh toketnya.

    “Maaf Mbak, nggak sengaja” ucapku.
    “Gakpapa kog lagian yang salah aku gak jalan gak liat-liat” balasnya.
    Cerita Dewasa, Sejenak kami terdiam dikeheningan yang pada saat itu sama-sama merasakan dinginnya angin malam. Tanpa aba-aba, tubuh kami kembali saling berdekatan setelah tadi sempat malu karena kecerobohan kami berdua. Aku sangat deg-degan dibuatnya dan tidak tahu harus berbuat apa pada posisi seperti ini. Sepertinya Mbak Bunga mengetahui bahwa aku belum pengalaman sama sekali. Dia kemudian mengambil inisiatif dan langsung memegang batang kontolku yang berada dibalik handuk. “Sssthhh…aaahhh…” aku mengerang keenakan. Belum selesai aku merasakan belaian tangannya, tiba-tiba kepala kontolku terasa disentuh oleh sesuatu yang lembut dan hangat. Ternyata Mbak Bunga sudah berada dibawahku dengan posisi jongkok sambil mengulum kontolku.

    “Aaaah….nikmaaaat…terus mbaaakkk…” desahku. Sekarang aku sudah telanjang bulat dibuatnya.
    Hampir 10 menit sudah kemaluanku dikulum oleh Mbak Bunga. Aku yang tadi seorang pemalu sekarang mulai berani mengambil tindakan. Mbak Bunga kusuruh berdiri dihadapanku dan langsung kulumat bibirnya dengan lembut. Dia mendesah ketika bibir kami saling berpagutan satu sama lain. Ciumanku kini sekarang telah berada pada lehernya. Tercium bau sabun mandi yang masih melekat pada tubuhnya menambah gairahku. Kepalanya tengadah keatas menahan nikmat. Kini tiba saat yang kutunggu. Handuk yang masih menutupi tubuhnya langsung kubuka tanpa hambatan. Secara samar-samar dapat kulihat bentuk toketnya. Kuremas dan kukecup dengan lembut, Mbak Bunga terus-terusan mendesah.

    Cerita Sex Diperkosa Mbak Sifa Dan Mbak Bunga

    Hingga akhirnya ciumanku sampai pada saerah memeknya. Aku agak ragu untuk menjilati memeknya yang sudah basah itu. Aku akan mencoba menjilati memek Mbak Bunga, meniru adegan dalam film BF yang sering aku tonton. Kucpba menjilat sedikit dengan ujung lidahku, rasanya ternyata sedikit asin dan berbau amis. Tetapi itu tidak menghentikanku untuk terus menjilatinya. Semakin lama rasa jijik yang ada berubah menjadi rasa nikmat yang tiada tara.

    “Aaahhh…yesss…aahhhh…jilat terus Daaannnn…aaaahhh” desah Mbak Bunga mengungkapkan rasa nikmat yang dia terima.
    Sesekali aku juga memasukkan jari tengahku ke dalam lubang memeknya.
    “Aduuuud Dannn…Mbak mau keluar sayang…aaahhh…” racaunya.
    Tak berapa lama tiba-tiba keluar cairan hangat dan kental dari dalam memeknya yang belakangan ku tahu kalau itu cairan kewanitaan atau sperma wanita. Sperma Mbak Bunga aku jilati sampai bersih.

    Puas aku menjilati memeknya kemudian langsung aku angkat dia ke dalam rumahnya menuju kamar tidurnya. Benar-benar tak habis pikir olehku, wanita segede ini bisa kuangkat dengan mudah. Sesampai di kamarnya aku langsung terbaring dengan posisi terlentang. Mbak Bunga tanpa diperintah sudah tahu apa yang kumau dan langsung mengambil posisi berada diatasku. Oh ..ya pembaca, bahwa ukuran kontolku standar ukuran orang Indonesia. Aku yang berada di bawah saat itu sengaja diam tak berbuat apa-apa dan membiarkan Mbak Bunga mengambil inisiatif untuk memuaskanku.
    Tanpa menunggu lama Mbak Bunga langsung memegang batang kontolku dan mencoba memasukkannya ke dalam lubang memeknya.
    “Bleeesss…..” tanpa hambatan batang kontolku masuk tenggelam seluruhnya ke dalam lubang memeknya Mbak Bunga. Aku memejamkan mataku sambil merasakan kontolku seperti diperas-peras dan hangat sekali rasanya. Aku tak menyangka bahwa kenikmatan bersenggama dengan wanita lebih nikmat dibanding dengan aku beronani. Mbak BUnga mulai menggenjot pantatnya secara perlahan tapi pasti. Mbak Bunga terus melakukan gerakan yang sangat erotis. Desahan demi desahan yang keluar dari mulut Mbak Bunga membuatku semakin bernafsu ditambah dengan toketnya bergoyang kesana-kemari. Lama kelamaan aku tak bisa lagi tinggal diam. Aku berusaha mengimbangi genjotan Mbak Bunga sehingga irama genjotan itu sangat merdu dan konstan. Tanganku pun tidak mau kalah dengan pantatku. Aku berusaha mencapai kedua Toketnya yang ada di depan mataku itu, “Benar-benar indah pemandangan ini” ucapku dalam hati.

    Tidak puas dengan hanya menyentuh toket Mbak Bunga, aku langsung mengambil posisi duduk sehingga toket Mbak Bunga tepat berada di depan wajahku. Kembali aku melumat putingnya dengan lembut kiri dan kanan bergantian. Terlihat Mbak Bunga tak tahan menahan nikmat dengan perlakuanku ini.
    Sehingga lama kelamaan genjotan Mbak Bunga semakin cepat dan dia akhirnya mencapi klimaksnya untuk yang kedua kalinya. Aku yang belum apa-apa merasa kesal tidak bisa klimaks secara bersamaan. Akhirnya aku meminta Mbak Bunga untuk kembali mengulum kontolku. Mbak Bunga yang sudah mendapat kepuasan menuruti aja apa yang aku pinta, dia dengan semangat mengulum dan menjilati kontolku. Aku mendesah agak keras ketika Mbak Bunga semakin mempercepat kuluman dan kocokannya pada kontolku. Sepertinya dia ingin segera memuaskanku dan menikmati air kejantananku.
    Selang beberapa menit “Croooot…crooot…crooottt…” akhirnya aku bisa memuntahkan spermaku. Seluruh spermaku tertumpah di wajah serta di tubuh Mbak Bunga. Dengan penuh gairah Mbak Bunga menjilati seluruh spermaku tersebut. Aku sangat ngilu dibuatnya tapi sungguh masih sangat nikmat sekali.

    Setelah merasakan kepuasan yang tiada tara kami berdua langsung jatuh terkulai diatas kasur. Mbak Bunga tampakn sangat kelelahan dan langsung tertidur pulas dengan keadaan telanjang bulat. Aku yang takut nanti ketahuan orang lain langsung keluar dari kamar tersebut dan mengambil handukku menuju kamar kostku. Ketika hendak keluar dari kamar Mbak Bunga, alangkah kagetnya aku ketika dihadapanku ada seorang wanita yang kuduga sudah berdiri disitu dari tadi dan menyaksikan semua perbuatan kami.Dan wanita itu adalah Mbak Sifa.

    “Permisi Mbak, aku mau keluar” ucapku pura-pura tidak terjadi apa-apa.
    Sambil berjalan tergesa-gesa aku langsung menuju kamarku untuk menghindari introgasi dari Mbak Sifa.
    Dan Tiba-tiba
    “Tunggu” teriak Mbak Sifa.
    Badanku mendadak jadi panas dingin dibuatnya. Aku takut kalau Mbak Sifa akan melaporkan perbuatan kami ke suami Mbak Bunga. “Aduh gawat nih” ucapku dalam hati.

    “Ada apa ya Mbak?” tanyaku dengan sedikit gemetar. Mbak Sifa langsung mendekatiku dan berkata,
    “Aku sudah melihat apa yang kalian perbuat, apa mau kamu aku laporkan ke suami Bunga atau kepala desa” ucap Mbak Sifa.
    “Tapi Mbak, kami mekaukannya atas dasar suka sama suka kog mbak?” jawabku dengan ketakutan.
    Tapi Mbak Sifa malah tertawa terbahak-bahak melihat aku yang ketakutan. Aku semakin bingung dibuatnya.
    “Dani, Dani gitu aja kog takut, gak usah takut sayang. Sekarang kamu tetap berdiri disitu dan jangan sekali-kali bergerak” pinta Mbak Sifa.
    “Apa yang akan Mbak lakukan pada saya?” ucapku semakin bingung.
    Tanpa menjawab Mbak Sifa lalu mendekatiku. Kami dekat sekali hampir tak ada jarak diantara kami. Mbak sifa kemudian melepaskan handuk yang melilit di tubuhku sehingga aku kembali telanjang bulat.

    “Mbak Sifa mau ngapain?” tanyaku bingung.
    “Udah kamu tenang saja” jawabnya. Mbak Sifa pun lalu berjongkok dan mulai mengocok batang kontolku.
    Kontolku yang tadi lemas sekarang kembali bergairah dibuatnya. Belum lagi aku selesai merasakan nikmatnya kocokan lembut dari tangan Mbak Sifa, aku kembali merasakan ada benda lembut, hangat dan basah menyentuh kepala kontolku. Aku langsung tahu bahwa itu adalah kuluman dan jilatan dari mulut Mbak Sifa setelah tadi aku merasakannya dengan Mbak Bunga. Kuluman dan jilatan Mbak Sifa ternyata lebih nikmat dari Mbak Bunga. Aku yakin bahwa Mbak Sifa telah melakukan berbagai macam gaya dan variasi dengan suaminya untuk memperoleh keturunan.
    “Sssthhh…aahhhh…” desahku menahan hebatnya kuluman Mbak SIfa.

    15 menit sudah Mbak Sifa mengulum kontolku dan sekarang Mbak Sifa berganti posisi dengan menungging. Pantatnya yang kecil namun berisi itu sekarang menantangku untuk ditusuk dengan rudalku.
    “Ayo Dan…cepetan sodok, Mbak tahu kog kamu sudah lama menginginkan ini…aku tau kamu sering ngintip dari celah pintu itu..ayoo sekarang masukin kontolmu dong” ucapnya dengan manja.

    Mendengar itu aku jadi malu dibuatnya bahwa selama ini dia tahu kalau aku sering mengintipnya. Tanpa pikir panjang aku langsung mencoba memasukkan batang kontolku ke liang kenikmatan Mbak Sifa. Dan…
    “Bleeessss….” sulurh batang kontolku masuk ke dalam liang kewanitaannya.
    “Gila nih perempuan…ternyata lubang kemaluannya masih sempit sekali” ucapku dalam hati.
    Perlahan aku coba menyodokkan pantatku mau-mundur.
    “Ooooohhh…aaahhhh…” desah Mbak Sifa merasakan nikmat.
    Melihat body tubuh Mbak Sifa dari belakang membuatku semakin bergairah dan memang ini adalah gaya fovoritku.
    Akupun mempercepat sodokkanku sehingga keluar suara
    “Ploook…plookkk…plookkk…” bunyi hentakan kontolku menyodok memeknya.

    MBak Sifa terus-terusan mendesah. Desahanya pun semakin kencang. Melihat toketnya yang bergelantung dan bergoyang-goyang membuatku ingin mewujudkan impianku selama ini. Sambil terus menggenjot Mbak Sifa aku berusaha meraih toketnya dari belakang. Kuremas-remas dengan garangnya seolah meremas santan kelapa membuat Mbak Sifa menjerit kesakitan.

    “Aaauuuhh…sakiittt…aaaahhh…” tapi aku tidak memperdulikannya dan tetap menggenjot dengan cepat.
    Setelah 15menit kemudian aku mengganti posisi dengan menggendong Mbak Sifa didepanku.
    “Bleeesss….” kembali batang kejantananku masuk ke dalam liang senggamanya.
    “Aaahhhhh….” desah Mbak Sifa menahan nikmat. Kulumat bibir dan kuciumi seluruh leher dan kukecup kedua puting susunya yang merah itu. Mendapat perlakuan demikian bertubi-tubi akhirnya Mbak Sifa tak sanggup lagi menahan klimaksnya.

    “Yeesss…aaarrrgghhh…aaahhh…aku keluaaarrrr….” jerit Mbak Sifa mencapai klimaksnya.
    Tidak lama kemudian aku merasakan ada denyut-denyut di ujung batang kontolku dan
    “Crooot..crooot..crooot…” tumpahlah seluruh air maniku ke dalam liang senggamanya.
    Setelah itu kami berciuman sambil merasakan sisa-sisa nikmat yang ada dan kembali ke kamar masing-masing. Keesokan harinya ketika bertemu, kami seolah-olah tidak terjadi sesuatu.

    Pembaca sekalian rupanya Mbak Bunga tidak mau lagi berbicara denganku semenjak kejadian itu tapi aku terkadang masih melakukan hubungan sex ini hanya dengan Mbak Sifa saja ketika saya sedang ingin atau dia sedang sangat ingin melakukannya.
    Sekarang aku sudah selesai kuliah dan tidak lagi tinggal rumah kost itu. Sebenarnya aku masih sangat merindukan untuk kembali berhubunagn sex dengan Mbak Sifa ataupun dengan Mbak Bunga karena mereka telah membuatku tidak perjaka lagi.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • CERITA PANAS SEPUPUKU DAN ADIKNYA MASIH PERAWAN

    CERITA PANAS SEPUPUKU DAN ADIKNYA MASIH PERAWAN


    911 views

    Cerita Sex ini berjudulCERITA PANAS SEPUPUKU DAN ADIKNYA MASIH PERAWANCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Waktu itu tahun 1996, bulan September, aku baru saja pulang dari KKN di desa, di daerah Kabupaten Blora (sekarang masuk Kabupaten Cepu), dua hari setelah sampai di rumah, ada telepon dari salah satu sepupuku, katanya dia sedang Study Tour ke kotaku. Sepupuku ini masih sekolah di SMUK di daerah Madiun, sebenarnya aku belum pernah bertemu langsung dengan dia, jangan heran ya, sebab dia sepupu jauh sekali.

    Sepupuku ini baru sempat bertemu dengan orang tuaku dan kakakku saja sewaktu mereka pergi ke daerah asal sepupuku di Jawa Timur. Nah, ketika dia Study Tour ke kotaku, dia ingin mampir dan menginap di rumahku, terus dia minta dijemput di depan salah satu bank di dekat Jalan yang jadi trade marknya kotaku. Maka, aku bersama kakakku menjemput dia.

    Jam 4:25 sore, aku sampai di depan bank tersebut. Mobil kuparkir, lalu aku bersama kakakku sambil membawa dua payung menghampiri bisbis yang diparkir di depan bank, agak lama juga aku mencari sepupuku ini, maklum aku belum pernah bertemu dia dan kakakku sendiri agak lupa dengan wajahnya. Setelah kurang lebih 5 menit, akhirnya bertemu juga.

    Kemudian kami pulang ke rumahku, dia senang sekali bisa bertemu denganku. Awalnya dia berencana mau menginap 1 hari tetapi kemudian dirubah jadi 2 hari. Sepupuku ini tidak punya saudara lakilaki, jadi ketika kami bertemu, dia senang sekali dan menganggap aku seperti kakak kandungnya. Selama dia menginap di rumah, dia selalu ingin dekat denganku terus. Aku menganggap biasabiasa saja dan tidak ada pikiran lain.

    Ketika dia mau pulang, dia mau pulang sendirian, orang tuaku sepertinya tidak tega melepas dia pulang sendirian, akhirnya aku disuruh mengantar dia pulang ke Jawa Timur, padahal waktu itu aku sedang berobat jalan karena aku mengidap alergi serpihan kulit manusia (aneh ya..? aku saja dulu tidak percaya).

    Aku harus datang ke dokter pribadiku setiap hari Selasa dan Jumat buat disuntik. Tetapi, menurutku tidak apaapa karena kupikir nanti jika sudah sampai di sana, aku langsung pulang saja pikirku. Jadilah aku mengantar dia pulang ke Jawa Timur. O.. iya, sebelum terlalu jauh aku bercerita, kuperkenalkan dahulu diriku, namaku Padi dan nama sepupuku Ana. Di jalan kami bercerita tentang daerah asalnya yang ternyata ada di kawasan pantai utara Jawa Timur.

    Kami mampir ke Madiun dulu, karena katanya dia mau mengambil bajubajunya yang mau dibawa sekalian dicuci di rumah. Sampai di Madiun, kirakira pukul 5:00 sore, kami menuju tempat kosnya yang sederhana di komplek Akabri. Setelah selesai dengan urusan di Madiun, kami langsung pergi lagi meneruskan perjalanan. Di perjalanan, aku bertanya dengan dia.

    Eh, An.. dari sini sampai ke kotamu berapa lama sih..? tanyaku.
    Ya mungkin kirakira 8 jam Mas.. katanya.
    Dalam hati aku berpikir, Wah, bakalan capek di jalan nih.. sialan

    Waktu berlalu, kirakira pukul 9 malam, kami masih ada di atas bis jurusan ke kotanya. Malam itu kurasakan sangat dingin, apalagi ditambah tiupan angin yang sangat kencang. Di dalam bis yang lumayan penuh itu, aku duduk di kursi kedua dari belakang sejajar dengan Ana. Pintu bis yang ada di sebelah kananku ternyata tidak bisa ditutup, karena kuncinya rusak kata kernetnya.

    Ana yang merasa kedinginan terkena tiupan angin, bingung mau bagaimana sebab dia tidak membawa jaket atau sweater buat penghangat, sedangkan aku sendiri tidak masalah. Kemudian kutawarkan dia untuk pindah tempat duduk di sebelah kananku, yah.. lumayan dia terlindung dari angin oleh badanku.

    Sekitar 10 menit setelah itu, dia bilang katanya dia merasa mengantuk, aku tawarkan dia untuk tidur saja di pangkuanku. Dia mau dan langsung dia rebahkan kepalanya di pahaku, waktu itu aku sebenarnya agak kawatir dengan penumpang lainnya. Janganjangan ada yang berpikiran macammacam tentang kami, meskipun begitu aku akhirnya memutuskan untuk santai saja. Si Ana dengan cepat tertidur dengan pulasnya, tanganku kutaruh di atas punggungnya biar dia merasa lebih hangat.

    Tawaranku untuk tidur di pahaku ternyata berbekas sekali di hati sepupuku ini, sepertinya dia merasa ada sesuatu yang lain yang dirasakannya setelah dia merebahkan kepalanya di pahaku. Mungkin karena dia masih anak SMU yang belum pernah merasakan kasih sayang dari seorang cowok, tetapi kok ya kebetulan justru dengan kakak sepupunya sendiri.

    Tidak terasa, bis telah memasuki terminal di kotanya. Waktu itu jam 1 pagi. Kami langsung mencari becak untuk pulang ke rumahnya. Sampai di rumahnya yang sederhana (bapaknya bekerja sebagai sipir penjara dan ibunya guru SD), aku langsung disambut oleh Omku. Kami berbincangbincang sejenak sambil nonton MTV.

    Tidak lama kemudian, Omku minta diri untuk tidur. Aku mempersilakan Omku untuk tidur. Aku sendirian yang belum merasa mengantuk dan meneruskan melihat TV. Si Ana sendiri ada di kamarnya sedang bicara dengan adiknya. Kirakira 5 menit kemudian, kudengar ada orang datang masuk ke ruang TV dimana aku berada, yang Ternyata Ana.

    Aku bertanya pada dia, Lho.. An, kamu ngga tidur? Kan udah malem, bahkan pagi nih!
    Lah.. mas sendiri gimana? Kok ngga tidur juga? dia balik bertanya.
    Mas kan udah biasa melek sampai pagi, lagian acaranya bagus nih, MTV music Awards.
    Iya deh tapi Ana boleh nemenin Mas ngga?
    Boleh aja, asal bikinin Mas kopi panas dong
    Ih.. Mas curang.. Oke deh Ana buatin.

    Kemudian dia beranjak pergi ke dapur untuk membuatkan kopi untukku. Sewaktu dia jalan ke dapur, dia melewati ruangan makan yang gelap, sedangkan ruang dapurnya sendiri dibiarkan terang, sebab Omku orangnya suka makan, jadi kalau malam dia sering ke dapur untuk cari makanan.

    Sewaktu dia melewati kamar makan yang kebetulan bisa terlihat dari tempat dudukku, aku agak kaget karena kulihat dasternya kelihatan menerawang terkena cahaya dari dapur.

    Si Ana ini sebenarnya tidak hanya manis tetapi juga cantik, tubuhnya agak gemuk, tinggi sekitar 158 cm, ukuran dadanya berapa ya? Tidak tahu.. Kulitnya sawo matang dan yang paling menarik adalah matanya yang khas cewek Jawa, tidak besar juga tidak kecil. Sekilas kulihat bentuk tubuhnya sewaktu dia melewati ruang makan. Jantungku merasa agak berdebar karena aku kan lakilaki, jadi lihat yang seperti itu kan, ya gimana gitu.

    Selesai dia membuat kopi, segera dia menuju ke arahku, terus dia bergabung nonton MTV. Sejenak aku lupa akan kejadian yang mendebarkan tadi (menurutku lumayan mendebar kan lho).

    Kami berbincangbincang sambil mengomentari pemenangpemenang yang sedang diumumkan di TV.
    Tibatiba dia nyeletuk, Mas.. tadi enak lho tiduran di pangkuannya Mas..
    Kenapa emangnya? Mau lagi ya, sini deketdeket Mas..? kataku.
    Oke deh!

    Kemudian dia mendekat ke arahku dan merebahkan kepalanya di pahaku lagi. Nah, sekarang aku mulai berpikiran macammacam nih, karena kan dia hanya memakai daster dan di dalam dasternya hanya ada CD dan BH saja. Mau tidak mau batangku mulai bereaksi pelanpelan, tetapi dia tidak tahu.

    Masih sekitar 10 menit kami berbincangbincang, tanganku kutaruh di atas pinggulnya, dan kurasa dia tidak keberatan. Lamalama sepertinya dia mengantuk dan mulai sembarangan kalau menjawab pertanyaan atau komentarku.

    An.. geser dikit dong, soalnya pahaku kesemutan nih! Sebentar, ganti pake bantal aja yah?

    Kemudian kuangkat kepalanya, kupindahkan dia ke bantal yang ada di sofa, sedangkan kakinya kuangkat ke atas pahaku. Singkat cerita, dia sudah tertidur dengan pulas.

    Pikiranku mulai keluar pikiran iseng, tanganku aku rabakan di kakinya. Sambil purapura memijat, dari bawah pelanpelan naik ke atas, terus turun lagi, naik lagi lamalama aku memijatnya terlalu naik sampai hampir menyentuh pangkal pahanya. Rupanya dia terbangun.

    Ngapain Mas..?

    Eh.. ngga kok cuman mijitin, kan kamu capek barusan abis naik bis jarak jauh?
    Mmm.., boleh juga.. tapi mijitnya jangan keraskeras ya Mas
    Oke An..

    Nah, aku teruskan kembali memijatnya, tetapi kali ini mijatnya lain, aku kan sedikitsedikit pernah baca tentang pijatan erotis, maka aku mencoba untuk mempraktekkannya sekarang. Pertama kuletakkan tanganku di telapak kakinya, terus kucari simpul yang bisa membangkitkan gairah seksnya.

    Nah, ketemu nih batinku.
    Pelanpelan kupijat bagian itu sambil tanganku yang satunya juga memijatmijat paha kanannya.

    Setengah sadar dia bertanya, Mas, kok enak banget sih pijitannya?
    Tenang aja deh, yang ini belum apaapa, entar ada yang lebih hebat. jawabku.
    Lama kelamaan dia jadi tidak merasa ngantuk, tetapi menikmati pijatanpijatan tanganku sambil mengeluarkan suara lenguhan yang sangat merangsang, Nngggh ngghh enak loh Mas agak naik dikit Mas.. yang ini lho di atas dengkul, ya.. di situ terus.. terus..

    Aku tahu dia tidak sadar kalau sedang aku kerjain. Lamalama kulihat dia sepertinya mau bangkit dari tidurnya. Kemudian waktu kubiarkan, ternyata dia tibatiba memelukku dan berusaha mencium bibirku. Aku sendiri menyambut ciumannya dengan bersemangat.
    Wah, lha ini nih yang kunanti, batinku.

    Ciumannya lumayan dahsyat, sampai lidahnya masuk ke mulutku seperti ular. Lidahku sendiri jadi tidak mau kalah menyambut lidahnya yang masuk ke mulutku (heran juga anak ini kok bisa senekat ini pikirku). Dan ternyata, kok luar biasa ciummannya untuk ukuran anak SMU yang belum pernah pacaran, tangannya melingkar di punggungku dan berusaha masuk ke dalam tshirtku.

    Gerakan tubuhnya terlihat sekali terbakar oleh rangsangan yang kuberikan melalui pijatan tadi, tubuhnya naik turun sambil sesekali bergoyang ke kiri dan ke kanan. Lamalama daster yang dia kenakan tertarik ke atas oleh karena gerakannya tersebut, dan tanganku pun bisa leluasa untuk memegang pantatnya. Dia memakai celana dalam yang tipis berenda.

    Pelanpelan kumasukkan tanganku ke dalam CDnya dari atas. Aku berhasil memegang pantatnya, wah.. seketika aku merasakan suatu gelora dalam diriku, sepertinya aku sendiri mulai terserang rangsangan yang sangat kuat. Aku pijatpijat pantatnya, sementara kami masih saling berpagut, dia sendiri terlihat sangat menikmati pijatan tanganku pada pantatnya.

    Lalu aku mulai menaikkan tanganku, berusaha untuk membuka dasternya. Tanpa hambatan, aku berhasil menaikkan dasternya sampai ke bagian leher, kudorong dia pelanpelan ke belakang, dia berusaha untuk tetap memelukku.

    Aku berbisik padanya, An.. tolong kamu mundur sebentar, aku tolong kamu nglepasin dastermu.
    Dia mengangguk pelan, lalu kubuka dasternya. Kulihat tubuhnya yang mulus hanya ditutupi BH dan CD saja.
    An.. gimana kalo semuanya aku buka? tanyaku.
    Ternyata ia mengangguk mengiyakan, Silakan Mas
    Kubuka pelanpelan BHnya sambil kubelai dua bukit di dadanya dengan lembut.
    Ehm Mas.., Ana sayang sama Mas katanya.
    Aku tidak menjawab perkataannya.

    Kemudian kudekatkan wajahku ke buah dadanya dan mulai mengulumngulum pucuk bukitnya. Dia terlihat sangat menikmati perlakuanku tersebut, matanya terlihat sayu dan sepertinya mengharap yang lebih dari sekedar dikulum pucuk bukitnya.

    Aku menengok ke arah jam dinding yang terletak di atas pintu, jarum menunjukkan pukul 12:08 malam. Aku sempat berpikir, sebenarnya bahaya kalau tibatiba Om atau Tanteku memergoki kami yang sedang asik di sini. Sekejap aku memutar otak, aku lalu berbisik ketelinga Ana.
    An.. kita pindah ke kamarku aja yah?

    Dia tersentak mendengar bisikanku. Aku sendiri kaget, Apaan nih? Kok jadi medadak berubah?

    Aku rasakan ternyata Ana sepertinya tersadar atas apa yang sedang diperbuatnya. Dengan terburuburu, dia menyambar pakaiannya dan berusaha lari menuju kamarnya. Cepat sekali kejadian itu berlalu, aku sendiri tidak sempat melakukan apaapa, aku hanya melongo seperti Mandra diputus Munaroh.

    Gila, pembaca tahu sendiri kan? Lagi enakenak bercumbu, tidak tahunya putus di tengah jalan. Tetapi aku sendiri maklum, sebenarnya Ana adalah anak yang taat beribadah. Dan kuyakin yang barus saja kualami, sebenarnya dia melakukannya di bawah sadar.

    Paginya, aku bangun sekitar pukul 9:00, ternyata aku semalam ketiduran di depan TV. Aku ngucekucek mataku sambil mencari dimana kacamataku, agak lama kucari, tetapi tidak ada.

    Mana ya? aku bergumam pelan.
    Kebetulan Tante yang berjalan melewati ruang TV menuju dapur mendengar gumamanku.
    Cari apa Di? tanya Tanteku.
    Tante liat kacamata Padi ngga?
    Ngga tuh.. mungkin jatuh di bawah meja, coba cari lagi, sambil dia berjalan menuju ke arahku ingin membantu mencari.
    Dicaricari sudah lama, tetap tidak ketemu, Yep.. nanti dicari lagi deh Tante.. biar Padi mandi dulu. kataku.
    Oke lah, nanti Tante bantu lagi carinya.
    Oke Tante.. sahutku.
    Aku bergegas menuju ke kamarku, mengambil peralatan mandiku.

    Kamarku terletak di sebelah kamar Ana, sempat kulihat dari celah kamar yang tidak tertutup semua. Ana masih kelihatan pulas tidurnya. Mungkin dia tidak bisa tidur setelah kejadian tadi malam. Habis mandi aku menuju ke ruang TV lagi untuk mencari kacamataku yang masih sembunyi. Ternyata tante sudah ada di sana sedang nonton TV.

    Aku tanya ke tante, Ketemu ngga kacamatanya Tante?
    Ngga tuh Di.. udah tante cari dimanamana ngga ada, sampaisampai sekalian Tante ngebersihin ruang ini deh.
    Waduh gimana nih susah deh. Aku kan ngga bisa baca kalo ngga pake kacamata, pikirku, Ya apa mau dikata, kalo lagi apes, gini deh jadinya.

    Pukul 9:30, kulihat kamar Ana sudah terbuka, beberapa menit kemudian Reni (ini nama adiknya) bergabung dengan kami di ruang TV sambil membawa nampan berisi 4 gelas teh.

    Aku tanya dia, Kok cuman empat gelasnya Ren?
    Ooo, Papa kan udah berangkat kerja Mas.., jadi Reni bikinnya cuman 4. jawabnya.
    Gitu ya? sahutku.
    Kami lalu berkumpul membicarakan keadaan Kota Tuban, tibatiba si Reni bertanya ke Tante.
    Ma.. kacamata yang di kamar Reni itu punya siapa sih? tanyanya.
    Eit! lha ini dia nih si kacamata.. ternyata ngumpet di sana, spontan aku menyahut, Heh! Itu pasti kacamataku.
    Betul.. itu pasti kacamatanya Mas Padi, Ren! sahut Tante, Sana cepet ambilin!
    Reni lalu berdiri dan mesuk kamar untuk mengambil kacamataku. Aku berpikir, mungkin kacamataku semalam kesangkut di bajunya Ana.

    Sesaat kemudian Reni kembali membawa kacamataku, aku sempat waswas, mogamoga Tante tidak curiga kenapa kok kacamataku sampai bisa mampir kesana. Memang ternyata dia tidak curiga sama sekali.

    Pukul 10:00, Tante pamit mau berangkat ke pasar yang tidak terlalu jauh jaraknya dari rumahnya, si Reni ikut. Aku ditinggal sendirian. 5 menit waktu berlalu, aku mulai bosan, terus aku menuju teras depan ingin merokok. Di teras ternyata ada koran edisi hari itu, aku tertarik untuk membacanya. Kubolakbalik halamannya, tidak ada yang menarik.

    Bosan lagi deh, ngelamun jadinya. Aku teringat kejadian tadi malam.
    Dalam hati aku berpikir, Sekarang di rumah cuman ada aku berdua sama Ana. Wuih! kalo hehehe kalo misalnya aku iseng gimana ya?
    Akhirnya, ternyata aku nekat juga.

    Aku bangkit dari tempat dudukku, masuk ke dalam. Sampai di depan pintu kamarku, aku punya ide. Mmmm harusnya pintu depan kututup ya, terus aku pasangkan kaleng krupuk di bagian dalam, biar kalo kebuka dari luar kalengnya kegeser dan bikin suara brisik. pikirku.
    Cepatcepat kukembali ke ruang tamu dan melakukan rencanaku. Setelah itu, aku kembali lagi ke kamar, hatihati kuintip ke dalam kamarnya Ana, ternyata dia masih pulas tertidur.

    Aku berjingkat masuk ke kamarnya, perlahan aku duduk di samping tidurnya. Dia tidurnya mengorok hingga aku mau tertawa waktu itu, tetapi kutahan karena takut dia terbangun. Dengan hanya diterangi lampu baca (kamarnya tidak ada jendelanya), kupandangi wajahnya lama. 5 menit lebih kupandangi dia, semakin lama semakin manis.

    Gila ya, dengan adik sepupu kok seperti itu? tapi pikirku, Biarin aja lah, isengiseng berhadiah.

    Kemudian aku mulai mencoba membelai rambutnya, pelan tetapi pasti. Dia tidak bereaksi, dia tidurnya brukut (memakai selimutnya sampai menutupi leher). Aku berusaha membuka selimutnya perlahan, kutarik ke bawah dan dia tetap tidak bereaksi. Kumasukkan tanganku ke dalam selimutnya sambil berusaha mencari payudaranya. Dengan tanpa kesulitan, tanganku sudah memegang payudaranya, tetapi masih terhalang dasternya.

    Eit nanti dulu ternyata dia ngga pake BH! Berarti semalam dia ngga pake BHnya lagi dong, wah asik nih pikirku.
    Lalu kumasukkan tanganku melalui lubang di antara kancing dasternya. Tidak susah juga, tanganku sudah memegang daging empuk dengan tonjolan di puncaknya.

    Ana menggeliat, agak keras menggeliatnya, dia terbangun.
    Mampus gua, pikirku.
    Dia melotot sambil teriak, Lepasin dong Mas apaapaan nih Mas?
    Aku gelagapan berusaha mencari alasan, An kamu ngga inget semalem ya?
    Lupain aja Mas! Ana ngga mau lagi, ngga boleh, entar dosa Mas!
    Tapi Ana semalem udah ngelakuin dosa lho kenapa ngga sekalian aja? rayuku.
    Kali ini dia benarbenar marah. Ana teriakteriak menyuruhku keluar dari kamarnya. Aku turut saja, untung letak rumahnya berjauhan dengan tetangga, jadi aku tidak takut teriakannya terdengar tetangganya.

    Wah gagal nih ceritanya.., aku akhirnya hanya merabataba batang kemaluanku yang menganggur karena tidak jadi dipakai. Aku duduk di ruang TV lagi. Melihat acara tarian Bangkok, lumayan lah buat obat, melihat penyanyi Thailand yang cantikcantik. Sebentar kemudian Ana keluar dari kamarnya, dia menuju ke arahku. Aku berusaha tidak peduli, dia lalu duduk di dekatku.

    Katanya, Mas maapin Ana ya? Ana udah bentakbentak Mas
    Ngga papa An.., Mas yang salah. balasku.
    Sebenarnya Ana sayang sama Mas, tapi kita kan masih bersaudara, apalagi nanti kalo ketahuan ama PapaMama kan bisa berabe Mas! jelasnya.
    Ya sudah.. lupain aja An, toh kamu masih muda. Nanti juga pasti ada cowok lain yang lebih pantas buat kamu. lanjutku.
    Iya Mas, Mas Ana mau ngasih sesuatu buat Mas.
    Apa An? tanyaku.
    Liat sini deh Mas.. (dia mulai tidak kaku lagi)

    Aku menoleh ke arahnya, tibatiba dia mendekatkan bibirnya ke arah bibirku.
    Mmpphh
    Plas! jantungku spontan berdegup keras, Kok tautau nyium sih? pikirku, tetapi kunikmati saja, enak sih.

    Pertamanya dia hanya mau mengecup saja, tetapi kulingkarkan tanganku di lehernya, dan kudekap dia. Dengan lembut kukecup bibirnya, dia tidak berontak ternyata, aku pererat dekapanku, dada kami sudah saling menempel. Aku merasakan kalau dia masih belum memakai BHnya.

    Dengan perlahan kubelai punggungnya, dasternya yang terbuat dari sutera terasa halus sekali, sensasinya justru membuatku jadi semakin ON saja. Coba saja pasangan anda disuruh pakai lingerie yang bahannya sutera, ditanggung kalau diraba pasti enak sekali. Lama kami berciuman dengan posisi itu, akhirnya capai juga aku. Kulepas pelukanku dan mengakhiri ciuman.

    Aku berkata pada Ana, Sini An Mas pangku..
    Ngga ah Mas nanti kayak tadi malem deh jadinya!
    Percaya deh sama Mas ngga sampe ngelakuin yang nggangga kok, okey?

    Dia akhirnya mengalah, mungkin dia masih ada rasa ingin juga, dia juga tahu kalau sekarang kami hanya berdua saja di rumah, So? Why not?. Dia duduk di pangkuanku menghadap TV, tanganku bergerak dengan bebas di dadanya.

    Kuraba dadanya sambil berkata, An.. Ana ngga marahmarah lagi nih?
    Biarin lah Mas.. udah terlanjur nih, tapi janji ya jangan kebablasen pintanya.
    Okey An!

    Dari belakang, sambil tanganku membelai payudaranya, kulihat dia memejamkan matanya menikmati belaian tanganku. Tanganku meraba payudaranya dengan hatihati, penuh perasaan aku membelainya, aku sendiri memejamkan mataku jadinya.

    Pelan tapi pasti, tanganku bergerak turun menuju perutnya. Agak dekat dengan Vnya kugunakan kuku jariku yang agak panjang untuk membangkitkan rangsangan di perutnya. Kulirik dia, terlihat dia menahan perutnya dengan membuat kaku daerah itu.

    Dia menikmati perbuatanku, perlahan dasternya kutarik ke atas, dia diam saja, ujung dasternya sudah sampai ke pahanya. Sedikit lagi pasti aku bisa meraih celana dalamnya. Akhirnya sampai juga, CDnya sudah tidak tertutup lagi, sekilas kulihat bercak basah di ujung Vnya. Tanpa berpikir lama, kupindahkan tanganku ke sana, tanganku merasakan memang di daerah itu sudah basah. Kusimpulkan pasti dia sudah terangsang berat.

    Lalu kuselipkan tanganku ke dalam CDnya, tetapi dia kali ini menahan tanganku supaya tidak masuk ke sana. Aku urungkan niatku untuk itu, tanganku hanya menggosokgosok dari luar saja. Kemudian terlihat dia mengeluarkan lenguhan dan badannya menegang, seperti menahan sesuatu. Orgasme rupanya. Lalu badannya melemas lunglai di pelukanku.

    Tanganku yang masih berada di selangkangannya merasakan kalau CDnya bertambah basah. Kemudian Ana memandangiku. Lama kami berpandangan.

    Ana kemudian bicara, Mas, kita lakukan yuk. Ana udah ngga tahan
    Wah, benarbenar kejutan..! Ana tibatiba berubah pikiran. Hal ini tidak akan kusiasiakan. Tanpa bicara lagi, langsung kucium dan kuremas dadanya yang masih tertutup daster.

    Ana melenguh keenakan karena remasan itu. Kemudian aku melepas remasannya. Kupandangi dadanya di balik dasternya, kupandangi seluruh tubuhnya, kulitnya yang sawo matang. Kemudian aku melepas dasternya karena akan merepotkan saja.

    Kini ia polos tanpa satu benang pun menutupi tubuhnya. Kemudian aku membopongnya ke kamar tidurku dan kubaringkan ia di tempat tidur, lalu kuciumi seluruh tubuhnya. Tubuh Ana bergetar hebat, menandakan bahwa dia baru pertama kali ini melakukan hubungan seks dengan lawan jenisnya. Kemudian aku mencium dan menjilat bagian perutnya dan mulai ke bawah dan mulai meraba serta membuka kedua pahanya degan kedua tanganku.

    Tangan kananku membuka belahan vaginanya sedangkan seluruh bagian mulutku mulai mengolah bibirbibir vaginanya. Tangan kiriku masih meremas buah dadanya yang sebelah kanan. Aku merasakan adanya cairan yang mulai membasahi permukaan bibir vaginanya. Aku terus menyedot dan menggigitgigit perlahan labia mayoranya dengan asyik, sedangkan tangan kiriku sekarang merabaraba klitorisnya dengan cairan pelumas dari lubangnya.

    Asyik sekali, karena terlalu keasyikannya, secara tidak sadar, ada dua tangan menjambak rambutku, aku tidak menghentikan aktivitasku. Mulanya kupikir hanya gerakan kenikmatan yang diterimanya secara erotis.

    Eh, kok tambah lama terasa ada goyangan perlahan di bagian selangkangannya. Begitu pula tanpa kusadari, ada suarasuara nafas tertahan dan jambakan di rambutku bukan lagi jambakan pasif, tetapi mulai membelai dan memegang kupingku. Aku tibatiba sadar. Dia benarbenar menikmatinya. Aku termanggu duduk di antara selangkangannya dan melihat ke arah wajahnya.

    Kok.., berhenti Mas..? suaranya berat perlahan dengan tatapan wajah yang sayu.
    Ehh.. terusin Mas hhh kurang dikit lagi..! suaranya tertahan.

    Aku masih terduduk bingung dan memandangnya dengan pandangan bodoh. Dan yang menjengkelkan, batang kejantananku tidak berkompromi. Dia tegak mengacung, sehingga mencuat di antara kaosku. Kepalanya tampak licin karena cairan bening yang keluar. Sebenarnya batang kejantananku lumayan besar dan panjang, sehingga tampak mencuat tinggi. Tibatiba Ana bangun, dan duduk di hadapanku, memandangku dengan sayu. Tibatiba tangannya mulai bergerak ke arah batangku, dan memegang lama sambil tersengalsengal sehabis melumatnya. Kemudian memandangku perlahan dan meletakkan dirinya telentang di ranjang. Ana berdiri di atas tempat tidur dan berjongkok di depanku. Kemudian dia membuka kedua pahanya dan mengangkat lututnya ke atas sehingga lubangnya terlihat.

    Ia meraba permukaan vaginanya sambil perlahan memandangku dan berkata, Ayo Mas masukin..!

    Aku seperti tersihir, antara bingung dan nafsu, menggerakkan diri untuk berlutut di antara kedua pahanya dan memegang kepala batangku yang licin terkena ludahnya dan mengarahkannya ke lubang merah mengkilat itu. Sejenak aku lupa bahwa dia masih belasan tahun, yang kurasakan secara reflek setelah dikenyot habishabisan olehnya, ialah bahwa ia sudah tidak perawan lagi.

    Dan, Ssleeeppp.. ketat tetapi tidak begitu menjepit dan tanpa hambatan sama sekali (benar dugaanku). Aku menusukkan seluruh panjang batangku ke dalam lubang itu, dan hebatnya seluruh panjangnya batang kejantananku itu masuk total ke dalamnya serta membiarkannya sejenak merasakan denyutan hangatnya.

    Ana melenguh agak keras. Aku khawatir juga karena dia akan merasakan sakit di bagian dalam vaginanya. Tetapi karena malaikat nafsu lebih berkuasa, ya sudah aku santai saja dan mulai menarik batangku itu dari dalam lubangnya dan memasukkannya lagi seluruhnya.

    Entah karena apa, aku tidak begitu merasakan rasa nikmat yang cepat naik. Memang terasa basah, licin dan enak tetapi, ya lebih karena ini memang sedang bersetubuh. Aku mulai berpraktek dengan berbagai macam cara menusuk dan arah tusukan ke dalam lubang vaginanya. Yang mulai mencemaskanku, Ana sama sekali tidak berusaha menahan suaranya.

    Ia mulai melenguh dan mengerang keraskeras ketika aku mulai mempercepat gerakanku. Aku antara cemas dan mulai nikmat, tidak peduli lagi. Lagi pula suaranya mulai merangsangku dan ini membuatku menusuknusuk dengan gerakan yang cepat dan keras.

    Aaahhh aayooo Mass aaduhh cepat Masss..! pintanya dengan nafsu.

    Dia mengangkat kedua tangannya ke atas kepalanya. Bunyi beradunya kemaluan kami mulai terdengar keras, berkecepakkecepak dan aku mulai merasakan lereng gunung telah kucapai. Tinggal mendaki cepat dan sampai di puncak.

    Tibatiba Ana menghentikan gerakanku, dan menutup kedua pahanya sehingga terasa ada jepitan yang luar biasa di sekujur batangku. Kemudian dia memandangku sayu. Aku tahu apa yang dimaksudkannya dan mulai menggenjot lagi. Aku menjepitkan kedua betisnya di antara leherku dan bertumpu pada kedua tangan, sedang aku membentuk busur dengan tubuhku, merapatkan kedua pahaku sehingga terasa batangku membesar dan mulai menusuknusuknya cepat.

    Aaahhh sss terdengar bunyibunyian antara suaranya yang merangsang dan bunyi kecepakan kemaluan kami yang beradu, sedangkan aku sendiri mengeluarkan suara helaan nafas yang cepat.

    Beberapa menit kemudian, aku merasakan aliran yang semakin cepat memenuhi pinggul dan seluruh tubuhku. Keringatku telah mengucur deras.

    Dan, Annn Annaaa aaadduuhhh ssss Ann..! spermaku menyemprot deras ke arah perutnya. Aku mengerang keras dan terus mengocok batang kemaluanku. Kemudian tanganku yang mulai begerak ke arah vaginanya segera menusuknusukannya.

    Lama aku terus menusuknusuk lubangnya karena rasa nikmatnya terus mengalir hingga tidak berapa lama kemudian Anna berkata, Masss aaa Maass ssshhh aaddduuhh..!

    Ana menaikkan pelvisnya dan menerima tusukantusukan terakhirku dengan denyutan dinding vagina yang terasa cepat dan kenyal. Aku menindih tubuhnya yang kecil dan merasakan detak jantung yang cepat di dadanya dan dengusan nafas hangat di ubunubunku. Jariku masih menancap dalam di dalam vaginanya dan merasakan denyutan yang tidak kunjung reda.

    Kemudian aku tergeletak di sampingnya, aku berkata kepada Ana, An kamu sekarang mandi saja ya..? Kayaknya kamu bau deh
    Sialan iya deh, Ana mandi, makasih ya Mas Ana udah dikasih pelajaran sama Mas.
    Samasama An..

    Aku tidak merasa menyesal karena tidak dapat seperti yang kubayangkan (gadis yang benarbenar perawan). Yah, lumayanlah bisa merabaraba kan? Ana lalu berdiri hendak menuju ke kamar mandi, sebelum dia pergi dia menoleh ke arahku lalu menunduk dan menciumku sebentar. Aku belaikan tanganku ke dadanya dan Vnya.

    Dia tersenyum memandangku, lalu bergegas menuju kamar mandi. Saat dia menutup kamar mandi, aku sempat dengar langkah kaki berlari menjauh dari arah pintu ruang tamu. Aku cepatcepat menuju ruang tamu ingin mengetahui siapa yang baru saja dari sana. Sempat kulihat warna bajunya, biru seperti yang dipakai Reni. Mungkinkah..? batinku.

    Aku kembali ke ruang TV, sambil menebaknebak, Apa iya.. tadi itu si Reni, terus kalau benar, berarti dia tahu dong kita lagi ngapain..? Waduh, terlalu serius sih tadi jadinya begini deh.

    Kurang lebih 20 menit, Tante dan Reni datang dari pasar, Tante katanya mau masak Sop buntut dan membuat Rujak cingur. Siang jam 12:30, Ana mengajakku untuk makan. Saat makan, Reni kelihatan agak canggung melihatku, pikiranku lalu menghubungkan dengan peristiwa yang tadi kualami.

    Berarti tadi memang benar Reni.. pikirku.

    Kami tidak bicara banyak saat di meja makan. Akhirnya sore pun tiba, Omku sudah datang sejak jam 3:00 tadi. Aku lewatkan seharian dengan bermain playstation dengan Ana, sedangkan Reni dari tadi berada di dalam kamarnya. Tidak tahu sedang berbuat apa dia, betahbetahnya di dalam kamar terus. Tante sendiri ke rumah tetangga untuk membantu masak, kebetulan tetangga ada yang sedang punya hajat.

    Jam 8:00 malam, aku membacabaca majalah di ruang tamu. Ana dan Reni di ruang TV sedang nonton HBO, tidak tahu apa filmnya. Tante sudah tidur di kamar belakang, lelah sehabis membantu tetangga. Si Om malam ini mendapat tugas jaga malam. Jam 9:00, Ana ke ruang tamu, dia bicara padaku kalau mau tidur duluan, Reni masih mau nonton TV menunggu opera sabun kegemarannya di HBO kata Ana.

    Ana suruh aku menemani Reni di ruang TV, soalnya si Reni anaknya sedikit penakut katanya. Jadi aku pindah ke ruang TV, kubawa majalah yang sedang kubaca. Aku rebahkan badanku di sofa panjang di depan TV. Reni sendiri duduk di kursi favoritnya, tanpa sekali pun menengok ke arahku. Aku teruskan baca artikel yang sempat terputus tadi, sambil sekalisekali aku melihat ke arah televisi. Aku lihat ke arah jam tanganku, ternyata sudah jam 11:13.

    Aku berkata kepada Reni, Ren.. kamu ngga ngantuk?
    Dia tidak menjawab, kuulangi lagi dua kali baru dia menjawab, Belum ngantuk kok Mas, lagian filmnya barusan mulai nih.
    Oke.. kalau gitu Mas pergi tidur dulu ya..?
    Ntar dulu dong Mas, tunggu filmnya abis kan Reni takut nonton sendirian, filmnya agak horor nih! pintanya.
    Sofanya dibuka aja jadiin tempat tidur, Mas tidur di situ aja. katanya lagi.
    Emang bisa Ren..? Oke deh Mas coba.

    Aku coba deh usul Reni, dan aku akhirnya tidur di sofa yang sudah diubah menjadi tempat tidur itu. Tidak tahu berapa lama aku tertidur di situ, tibatiba aku terbangun merasakan tanganku ada yang memegang. Aku buka mataku sedikitsedikit, terlihat olehku Reni memegang tanganku, digosokgosokkannya tanganku ke selangkangannya.

    Terasa olehku bulubulu halus di ujung jariku. Kulirik mukanya, dia mendesah amat pelan. Wajahnya menghadap ke arah televisi, aku jadi curiga, janganjangan?

    Aku lalu mencoba melihat ke layar televisi, ternyata di sana terlihat filmnya sudah bukan HBO lagi. Kesimpulanku, si Reni ternyata suka nonton sampai malam berarti hanya untuk menyetel VCD porno. Wow! berarti kakaknya kalah dong sama adiknya.

    Perlu diketahui, jarak umur antara Ana dengan Reni hanya 1 tahun lebih sedikit, apalagi Reni anaknya agak bongsor, tingginya sepundakku, tidak begitu gemuk tetapi cukup berisi. Singkat kata, aku beruntung kali ini, karena mendapat daun muda nih. Perlahan, tanganku yang masih bebas berusaha melorotkan celana dalamku ke bawah.

    Sementara Reni masih asyik dengan kegiatannya yang semakin lama semakin menjadi, dia seperti terobsesi dengan film dari VCD tersebut. Lenguhannya kadangkadang terdengar keras.

    Lalu perlahanlahan tanganku yang dia pegang kutarik ke arah kemaluanku. Setelah dekat, tanganku yang satunya dengan cepat kurangkulkan ke pinggangnya dan menariknya ke atas tubuhku.

    Dia kaget sekali, hampir dia berontak, tetapi selanjutnya dia justru memegang batang kejantananku dan mulai mengocokngocok dengan lembut. Aku pun lalu mengimbanginya, kuubah posisiku agar lebih enak dengan bersandar ke belakang, ke sandaran sofa. Dia menoleh ke arahku, terlihat wajahnya yang khas ABG, mengingatkanku kepada cewekcewek yang suka nongkrong di mallmall.

    Posisi tubuh kami akhirnya saling berhadapan, dia menggesekkan tubuhnya naik turun. Payudaranya ditempelkan ke dadaku. Nafasnya terdengar keras, khas orang yang sedang terangsang berat, Sshhhsshhsshhss seperti itu deh kalau tidak salah.

    Tshirtnya yang gombrong mulai basah terkena keringatnya, memang malam itu udara terasa sangat panas, aku sendiri juga merasa kepanasan. Aku peluk dia, tanganku kutelusupkan ke dalam tshirtnya dari belakang, sedangkan bibirku tidak tinggal diam begitu saja, kucium belakang kupingnya dengan pelan, kuhembuskan nafas secara perlahan ke daun telinganya.

    Terasa olehku Reni semakin menggila, terasa dari gerakan tubuhnya yang turun naik dengan cepat, digesekkannya dadanya ke dadaku, juga selangkangannya dia gesekgesekkan ke kemaluanku dengan bernafsu. Tanganku yang berada di punggungnya, akhirnya kugeser ke pantatnya, dari atas punggung kugerakkan ke bawah, masuk ke celananya sebelum sampai ke pantat.

    Kuputar ke samping dengan agak cepat, lalu kuteruskan ke pinggang mencari celana dalamnya, kuraba dari luar celana dalamnya, pantatnya yang empuk kuremas dengan gemas. Aku menyesuaikan dengan irama gerakannya yang maju mundur. Kontan dia makin menggila, tangannya naik ke atas, rambutnya menyuguhkan gerakan yang erotis sekali. Dia berusaha menanggalkan tshirtnya.

    Setelah tshirtnya lepas, dia pegang kepalaku, menariknya ke arahnya dan melumat bibirku dengan sangat bernafsu. Reni tidak memakai BH, payudaranya yang berukuran lumayan besar terlihat mengkilat karena basah oleh keringat. Aku menjilatjilat payudaranya, kukulum putingnya yang kecil dan tidak begitu menonjol.

    Dia berteriak pelan, Mas..!
    Aku lalu berpindah ke bibirnya yang mungil, kulumat dengan bernafsu bibirnya itu. Dia mendesah keenakan, akhirnya dia tidak tahan lagi.
    Ayo Mas, kayak yang di VCD itu lho Mas pintanya.
    Kujawab, Yang gimana Ren..?
    Cepetan dong Mas Reni udah ngga tahan nih..
    Emang Reni udah pernah..?
    Belum Mas makanya Reni pengen coba, cepetan dong Mas

    Kami lalu berdiri berhadapan, aku melepas pakaian yang melekat di tubuhku, dia begitu juga melepas semua pakaian di tubuhnya. Dengan bernafsu dia pegang batang kemaluanku untuk dikocokkocok, sensasinya, wuah! Tidak tergambarkan.

    Dipegang oleh anak baru umur 18 tahun! Lalu sebentar kemudian, dia melepas batang kemaluanku dan membalikkan tubuhnya, berpegangan pada lemari buku. Posisinya sekarang agak menungging membelakangiku, pantatnya yang belum begitu besar terlihat kenyal.

    Dari belakang, aku melihat kemaluannya sudah merekah, ada daging yang keluar dari kemaluannya, entah apa itu namanya. Mungkin itu kli yang dinamakan clitoris. Tetapi pemandangan itu menjadikan batang kejantananku menjadi berdenyutdenyut ingin merasakannya.

    Kudekati dia, kugesekgesekkan kepala senjataku ke daging yang menyembul keluar itu. Tangan Reni dengan tergesagesa menarik batang kejantananku untuk segera dimasukkan ke dalam liang kemaluannya.

    Terasa agak sulit untuk memasukinya, kutusukkan dengan keras karena aku sudah sangat bernafsu. Aku melihat ke arah wajahnya. Pandangannya ternyata ke arah layar televisi, sambil sesekali bibirnya mengeluarkan desahandesahan merangsang.

    Gila! pikirku, Dia ternyata maniak sama VCD porno.

    Aku tingkatkan kecepatanku dalam menggoyang. Lamalama aku merasa pinggangku capek, dan aku coba mengarahkan dia untuk mengganti posisi classic, aku tiduran dan dia yang di atasku. Dia menurut. Sambil memegang pantatnya, aku tiduran dan menikmati goyangannya. Badannya terlihat mungil bila dibandingkan dengan tubuhku, suara desahannya terdengar melengking lirih di telingaku.

    Pada puncak kenikmatannya, dia melengkungkan tubuhnya ke belakang, tangannya menahan berat badan tubuhnya dengan gemetar. Rasa hangat yang terasa oleh batang kejantananku menjadi bertambah seiring dengan tercapainya puncak kenikmatannya. Sedangkan aku sendiri belum merasakan puncak. Reni merangkulku dengan lemas. Setelah itu, dia berbisik ke kupingku.

    Makasih ya Mas, Mas telah memberi Reni melebihi dari mbak Ana

    Jreng! Terkuaklah kebenaran peristiwa siang tadi, ternyata memang benar. Reni telah melihatku bermesraan dengan kakaknya. daliam hatiku.
    Loh, jadi tadi Reni ngelihat Mas padi gituan sama mbak Ana to?
    Heeh Mas Reni kepingin, lagian Reni sering ngeliat di VCD. Kayaknya enak banget deh Mas dan ternyata memang bener.
    Oke deh, tapi Mas Padi belom sampai puncak nih.. gimana dong? Kan kasihan Reni udah capek.

    Begini aja Mas dari tadi siang emang Reni udah merencanakan ini, gini rencana Reni, tadi waktu Reni ngeliat Mas sama Mbak Ana gituan, sebenarnya Reni mo ngambil Dompet Mama yang ketinggalan. Trus Reni punya rencana, Reni beli CTM (obat tidur) buat dikasih ke minuman Mama ama Mbak Ana, nah.. tadi Mbak Ana sama Mama udah minum obatnya (dicampur sama teh) masingmasing 3 butir.. hehehe.

    Terus gimana dong? sahutku.
    Sekarang Mbak Ana kan pasti pules banget tidurnya, diapaapain pasti ngga bangun deh. Kan tempat tidur sebelahnya lagi kosong
    Heh! aku spontan tahu apa yang dimaksudkannya, Sip deh! Oke Ren! Sekarang kita pindah aja ke kamarmu
    Ayo..!

    Kemudian kami berdua berdiri dan menuju ke arah kamar Ana. Memang benar Ana tertidur lelap. Hanya iseng saja, aku membuka dasternya dan menyentuh kewanitaannya Ana dan memasukkan jari telunjuk dan tengah.

    Ternyata memang tidak bangun! Hanya saja dia mengeluarkan sedikit lenguhanlenguhan nikmat yang dia rasakan. Kemudian aku mulai memainkan vaginanya sampai basah. Tetap saja Ana tidak bangun sama sekali.

    Mas, udah dong. Kok malah Mbak Ana yang dimaenin. Giliran Reni dooong keluh Reni karena sudah terbalut nafsu yang tinggi.
    Padahal tadi sudah puas. Lagipula aku juga sudah bernafsu karena tadi dalam permainan pertama belum selesai.

    Kemudian aku melepaskan jilatan pada vagina Ana dan berpaling ke Reni ysng sudah mulai memuncak nafsunya. Kemudian aku mulai naik ke atas ranjang dan menidurkan Reni. Secara intense, kami pun mulai pagutan. Tetapi ketika kami berciuman, beda sekali dengan yang pertama.

    Seperti disirap, kucium pipinya, mulutnya, berhenti lama di situ. Mulut kami berpagut seperti memecah ribuan rindu. Lidah kami bermain di sana. Tidak lama kemudian, kuturunkan lidahku ke arah lehernya, dia menggelinjang, matanya terpejam, tangannya bergidik seperti menahan gelombang perasaannya sendiri.

    Ketika putingnya kuraba, dia mulai melenguh. Dengan gerakan halus, aku mulai meremasremas sehingga Reni merasa keenakan. Sementara bibirku sudah beralih, tidak lagi di bibirnya tetapi sudah menjilati telinga, dan lehernya.

    Karena buah dadanya sudah terbuka, mulutku pun bergeser ke puting susunya yang sudah menegang. Ketika kumainkan dengan lidahku, lenguhannya semakin panjang. Tangan kananku pindah ke arah vaginanya dan mulai meremasnya.

    Sambil memainkan klitorisnya, aku terus menjilati kedua payudaranya. Ketika aku merasakan kemaluannya sudah sangat basah, aku mulai bernafsu untuk melakukan foreplay yang lebih lama. Tidak lama kemudian, mulutku menjilat ke arah perut, pinggang dan sasaran terakhir adalah klitorisnya yang merah. Karena tidak tahan, Reni berontak dan ingin merubah posisi.

    Ren, duduk di depan mukaku pintaku sambil menolongnya berpindah posisi.

    Dia pun kemudian duduk dan menempatkan liang kenikmatannya tepat di wajahku. Lidah dan mulutku kembali memberikan kenikmatan baginya. Responnya mengejutnya.

    Aughhh setengah berteriak dan kedua tangannya meremas buah dadanya. Kuhisap dan kujilati terus, semakin basah liang kenikmatannya.

    Tibatiba Reni berteriak, keras sekali, Aahhh ahhh, matanya terpejam dan pinggulnya bergerakgerak di wajahku.
    Aku.. keluar, sambil terus menggoyangkan pinggulnya dan tubuhnya seperti tersentaksentak.

    Mungkin inilah orgasme wanita yang paling jelas kulihat. Dan tibatiba, keluar cairan membanjir dari liang kenikmatannya. Ini bisa kurasakan dengan jelas, karena mulutku masih menciumi dan menjilatinya.

    Aduh Mass.. enak banget. Lemes deh. katanya. Dia terkulai menindihku.
    Enak?, tanyaku.
    Enak banget, kamu pinter yah. Ngga pernah lho aku klimaks kayak tadi.
    Akh, yang bener..? Kamu kan tadi udah ngerasain. kataku mengingatkan pada permainan pertama kami.
    Tapi, uuhh lebih enak yang ini..
    Ternyata Reni masih menikmati sisasisa klimaksnya. Tetapi karena belum puas, langsung saja kujilat kembali liang kemaluannya. Semakin lama semakin asyik dan sangat enak, dan dia pun merintihrintih kecil.
    Mass nakal ahhh kok akkhh dimaenin lagi ouuchh siiich uwuuhh ooo sstt akhs akhs akhs ooohhh aahh sstth, sambil tubuhnya agak bergerak tidak karuan, mungkin jilatanku tidak seberapa tetapi kulihat dia sedang keasyikan menikmati jilatanku.

    Lalu dia berdiri dan menarik tubuhku ke lantai. Di situ kami berciuman lagi, entah kenapa aku merasakan sesuatu yang hangat di sekitar liang kemaluannya, kuingin batang kemaluanku dimasukkannya ke lubang kemaluannya. Soalnya aku masih ragu. Walaupun tadi sih berani. Tetapi takut si Ana bangun. Kemudian aku memberanikan untuk bicara.

    Ren, aku masukin lagi yaaa Tadi kan belum puass

    Reni tidak menjawab. Dia hanya merintih keenakan. Karena malas bermain sambil berdiri, aku mendorong Reni hingga tertindih oleh badanku. Reni mengerang keras karena vagina tertindih oleh adikku yang sudah menegang tinggi. Kemudian mulai lagi kugerakkan tanganku mencakar halus pinggangnya sampai ke payudaranya. Reni meremas kedua tanganku, menahan geli yang ditimbulkannya.

    Ssshh ssshhh! Reni mendesis berkalikali menahan kenikmatan itu.
    Kembali aku memainkan klitorisnya dengan tanganku, sementara kujilati kedua pahanya.
    Aaahhh ssshhh, Reni mengerang lirih.
    Aku menikmati aroma kewanitaannya yang semerbak bersamaan keluarnya cairan dari liang kemaluannya. Kubenamkan wajahku ke liang kemaluannya sambil menjilati bibir kemaluannya. Klitorisnya yang berwarna merah jambu kukulum sambil kumainkan dengan lidahku. Tubuh Reni menggelinjang bergetar.
    Uuuhffsss aaahhh! Reni menjerit menahan kenikmatan sambil tangannya menggenggam tepi ranjang.
    Kurasakan cairan kemaluannya deras mengalir dan kuhisap dengan penuh kepuasan.

    Masss masukin sekarang.. aku ngga tahan nih.. Reni lirih memohonku untuk segera memasuki tubuhnya.

    Aku segera menempatkan tubuhku di atas tubuhnya yang ramping, seksi serta kencang itu. Berdesir darahku melihat Reni terbaring polos telanjang. Ini bukan kesekian kalinya aku mengaguminya. Badan Reni kurus tetapi kencang dan atletis seperti pelari sprinter tetapi untungnya tidak sampai berotot.

    Maass cepat doong aakkhh.. ngga tahan nih
    Ok, tenang aja..

    Sejenak sempat kudengar Reni mendesis saat meraih kemaluanku.
    Uuu besar dan kuat.. ujarnya setengah berbisik seperti berbicara pada dirinya sendiri.

    Begitu ujung kepala batang kejantananku menempel di bibir kewanitaannya, kurasakan getaran listrik yang mulai menjalar di seluruh tubuhku. Lalu perlahan kudorongkan ke dalam liang kemaluannya.

    Uuhhss yess, Masss uuuffssh, Reni mengerang sambil mendongakkan kepalanya.
    Dengan satu dorongan berikutnya, batang kemaluanku sudah masuk secara penuh ke dalam liang kenikmatan Reni yang hangat dan tebal. Reni mengalungkan kedua tangannya di leherku dan kedua kakinya melingkar di pinggangku.

    Aku mulai gerakan memompa liang kemaluannya.
    Yess ufff Maas Reni menjerit halus sambil memejamkan matanya.
    Gerakanku semakin lama semakin cepat dengan tekanan yang semakin kuat menerobos kedalaman liang kemaluan Reni yang merespon dengan berdenyutdenyut seperti memijit batang kemaluanku.
    Tibatiba Reni membuka matanya dan berbisik lirih, Mas ganti posisi aku mau nih keluar nih..
    Kami segera ganti posisi, badan Reni membalik dalam posisi menungging (doggy style). Katanya dia biasa orgasme dalam posisi ini.

    Aku menuruti permintaan Reni yang jelas dalam posisi ini aku jadi bisa melihat postur Reni lebih lengkap. Biarpun Reni ramping, tetapi dia memiliki pantat yang padat dan berisi sehingga dengan pinggangnya yang ramping makin membuat pantatnya montok. Aku segera mengarahkan batang kemaluanku kembali, kali ini penetrasi dari belakang.

    Srrrt makin lancar penetrasiku kali ini soalnya bagian luar liang kemaluan Reni makin basah.

    Reni menggenggam pegangan ranjang degan kedua tangannya. Aku menciumi lehernya dari belakang sambil kadangkadang menggigit pundaknya. Ternyata Reni sangat aktif dalam posisi ini. Dia semakin aktif bergerak, selain mengikuti gerakan maju mundurku, pinggulnya pun bergoyang mengocok batang kemaluanku.

    Reni pinggul kamu hebat banget, aku berbisik terengahengah.
    Reni menjawabnya dengan eranganerangan, dia menoleh kepadaku sambil menggigit bibir bawahnya. Terlihat peluh membasahi wajahnya yang makin memerah.

    Sesaat kemudian dia berbisik kepadaku, Ouuchhh.. sayang lebih cepat! suaranya diikuti deru nafas yang memburu. Rupanya dia sudah semakin mendekati klimaks.

    Aku pun meresponnya dengan gerakan yang lebih cepat dan keras. Kutusukkan batang kemaluanku makin dalam ke liang kemaluannya seiring perasaan klimaks yang sudah di ambang.

    Aaahhh Uuuh Sssh teruuus Mas ahhh Reni menjerit sambil bergerak makin liar sampai ranjangnya berderikderik.

    Kuteruskan gerakanku dengan mengerahkan sekuat tenaga mengimbangi gerakan liar Reni.
    Ana masih tidur ketika Reni tibatiba menjerit, Aaah uuhhhfffssshhh Masss kepalanya mendongak, tubuhnya bergetar hebat dan kurasakan semburan hangat dari liang kewanitaannya merembes sampai ke buah kemaluanku.

    Aku pun melepaskan jutaan spermaku menyemprot kencang memenuhi karet kondom yang kupakai.
    Uuu yess Reni mengakhiri gelombang kenikmatan dan mengerang sambil menikmati sisasisa orgasmenya.
    Ouuhhh.. Masss, kamu hebat sekali aahh

    Mungkin bisa dibilang ini adalah permainan terbaikku dibandingkan dengan Ana. Kemudian kami pun sempat tertidur berpelukan di kamar Ana.

    Jam 5 pagi Reni balik ke kamarnya dan aku pun tidur di kamarku sendiri. Pukul 10:00, aku bangun dan mempersiapkan diri untuk kembali pulang ke kotaku. Aku diantar Om ke terminal bus, aku tidak sempat pamit dengan Ana dan Reni karena mereka belum bangun.

    Reni kelelahan karena habis bertempur denganku sepanjang malam, sedang Ana masih terpengaruh CTM. Tante sendiri belum bangun juga. Si Reni memang gila seks. Hari itu hari Kamis, jadwalku adalah harus berobat ke dokter spesialisku.

    Tetapi sial, di jalan perutku terasa sakit, sepertinya diare. Aku terpaksa turun di jalan dan mencari restoran terdekat untuk buang hajat. Sampai di rumahku pukul 8 malam dan itu berarti aku tidak jadi ke dokter. Tetapi aku tetap tersenyum simpul, kalau mengingat baru saja aku mendapatkan dua perawan tingting.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Saat Diriku Bercinta Dengan Cewek Majalah Dewasa

    Cerita Sex Saat Diriku Bercinta Dengan Cewek Majalah Dewasa


    609 views

    Perawanku – Cerita Sex Saat Diriku Bercinta Dengan Cewek Majalah Dewasa, Insiden itu terjadi sekitar tahun 2002, nama saya Agnes, wajtu usia saya baru berumur 20 tahun tapi aku sudah meninggalkan papah dan mamahku karena mereka berdua meninggal karena kecelakaan pesawat yang mereka alami. Setelah papah dan mamahku harus mati, saya tidak punya saudara yang harus saya hidup untuk menjadi mentor kehidupan berikutnya.

    Tapi setelah saya semalan berpikir tentang siapa aku harus mengeluh semua aku merasa, tiba-tiba aku teringat dengan seorang teman papah sangat akrab dengan keluarga dan tentu saja dengan saya, nama Pak John. Kembali ketika papahku masih hidup, mereka bekerja sama dengan satu sama lain dan pak sering maen John kerumahku sehingga yohanes paket dengan mamahku dan saya sangat akrab sekali.

    Setelah jumlah yohanes pak, saya langsung menelepon dia dan aku mengambil sebungkus John untuk bertemu dan membahas lebih lanjut nasibku. Dan setelah saya bertemu dengan yohanes pack dan mengatakan semua yang saya merasa Sir John menawarkan saya untuk tinggal di apartemennya dan ia berjanji untuk membayar sekolah saya sampai saya lulus. Dalam keadaan bingung, akhirnya saya menerima tawarannya. Aku pergi untuk tinggal di apartemennya, sendirian dengan dia.

    Beberapa bulan kemudian saya tinggal dengan dia, tiba-tiba satu malam, Sir John masuk ke kamar saya. Saat itu saya baru saja memasuki ruangan dan belum terkunci. Saya terkejut karena dia tidak mengetuk kamar saya pertama, dan pada saat itu aku hanya mengenakan polos kuning daster tipis. Dalam hal itu saya tidak mengenakan bra dan hanya mengenakan celana saja. Sesaat Mr. John tersentak pada saya, tapi ia terjebak dengan saya. Saya spontan memeluk bantal untuk menutupi dada saya.

    Mr John dan berkata kepada saya, “Agnes, silakan ayah, anak, istri Anda sudah lama meninggal, Ayah tidak dilayani. Kau tidak meminta segala macam. Ayah hanya meminta Agnes bersedia untuk melayani Anda.”

    Wajahnya berkaca-kaca dengan keringat di dahinya. Saya tidak tega melihatnya. Saya pikir dia tidak bersedia untuk membiayai sekolah saya. Selain itu, keperawanan saya hilang sejak aku masih kecil ketika ia jatuh dari sepeda.

    Mr John terus mencari dan menunggu jawaban saya, sementara saya tidak bisa mengatakan apa-apa. Kemudian Sir John menyambar saya bantal peluk untuk menutupi dada saya dan meletakkannya di tempat tidur. Lalu dia diam dan menatapku.

    Aku melihat diam, dia lalu berkata, “Jika Anak Agnes diam, Mr. Agnes rasa jawabannya ‘ya’.” Dia masih menatapku. Tiba-tiba ia meraih dan memeluk tubuh saya dan mengusap punggung saya. “Terima kasih, Nak.” Katanya sambil menatapku dengan hangat.

    Setelah itu ia mulai mencium kening dan pipi saya. Lalu menjulurkan lidah saat berciuman telinga dan bibir saya. Dibersihkan ciuman, lidahnya bermain liar di mulut saya, seperti yang dilakukan tambang. Tangannya telah memeluk punggung saya mulai turun membelai pantat dan meremas. Kemudian kepala ke leher saya, mencium dada masih tertutup daster kuning saya. Aku mulai terangsang. Terutama ketika mulutnya berhenti di puting saya hanya ditutupi dengan polos kuning tipis daster itu. Dia mengisap dan menggigit puting saya.

    “Uuh … aahh … Pak … Uh ..!” Aku tidak tahan lagi.

    Rasa dada kesemutan ini dimanipulasi seperti itu oleh Sir John. Saya spontan membuka empat tombol daster yang terletak di depan itu, dan melihat kedua bukit kembar saya gemuk, ukuran 36B dengan puting merah muda gelap menempel menantang untuk menghadapi Sir John. Ia langsung tergencet, gigitan kecil, kemudian memasukkannya ke dalam mulutnya. Ternyata mulut Pak Yohanes terlalu lebar, bukti dadaku bukit 36B masuk semua ke dalam mulutnya.

    “Aduuh … Pak, geli ah … enaa..gh ..!” Aku meraung keenakan.

    Mr John menurunkan daster terus ke bawah dan mencium datar perut saya sering sit-up itu. tangan kirinya bergerak untuk menurunkan daster, dan tangan kanannya membelai bokong dan paha saya yang halus. Daster turun setelah semua, tangan kirinya mengangkat kaki kanan saya dan lipat ke tempat tidur. Lalu ia berjongkok dan membuka tangan kirinya sebagian menutupi celana kain di kemaluan saya. Seketika itu segera melihat kemaluan bulu saya sedikit itu, sehingga dia tidak perlu repot-repot menjilati klitoris saya.

    Lihat Juga:  Beauty And Sexy japanese Girl Nammi Tanaka

    “Oohh … Sir … enaakkk ..!” Aku berkata, mencengkeram kepalanya.

    Aku tidak peduli lagi siapa dia. Mr John terus menjilati klitoris saya dan memasuki satu jari tangan kanannya ke dalam vagina, dan memindahkannya keluar. Aku benar-benar kenyamanan. pantat saya bergerak naik dan turun mengikuti gerakan jari. Tiba-tiba sesuatu meledak dalam diriku.

    “… Saya ingin keluarga Aaa..gh panas … ar ..!” Saya air kesenangan jari basah dan mulut. Dia inhalasi habis.

    Kemudian yang tak terduga, ia sebagian merobek kain celana saya yang menutupi kemaluan saya dan kemudian membuka celana dalamnya. Melihat senjata besar rambut ditumbuhi sangat tebal. Aku tidak tahan melihatnya.

    “Ooh … masuk, Pak, cepat Pak ..!” Aku berkata, mengelus kemaluan saya yang sudah basah.

    Ternyata Mr. John sudah tidak kuat. Dia segera menyodorkan penisnya ke dalam vagina saya.

    “Aaah … sakiit ..! Enaaggh ..!” Aku mulai merasakan sakit tapi sangat lezat di bawah itu.

    Mr John up dan drop off penisnya. Ternyata melakukan sambil berdiri enak juga. Kedua tangan meremas-remas kedua payudara saya. Tanganku tak mau kalah dan meremas-remas pantat. Segera saya mendapat orgasme kedua, dan segera dia baik. Akhirnya kami jatuh memeluk tertidur di tempat tidur. Hari berikutnya, kami melakukannya lagi di kamar mandi. Kita masing-masing orgasme dua kali. Setelah itu saya pergi ke sekolah dan ia pergi ke kantor.

    Sejak itu hidup saya telah berubah. Kami mencari layaknya suami istri di apartemen kami. Ternyata untuk orang seusianya, dia masih sangat kuat untuk melakukannya selama berjam-jam. Aku bahkan melarang memakai ketika dalam apartemen. Tapi aku selalu menggodanya hanya mengenakan sehelai kain di tubuh. Misalnya, hari ini saya hanya mengenakan bra saja, sedangkan bagian tubuh lainnya mengoda polos. Lalu aku duduk di depannya dengan selangkangan terbuka lebar, jadi saya menantang alat kelaminnya. Dia selalu tidak tahan dan diundang untuk bermain lagi.

    Hari berikutnya aku hanya mengenakan celana berwarna hitam dan bahan yang berlubang, berlubang, sehingga rambut kemaluan keluar dan klitoris merah muda juga terlihat ketika saya mengangkang, sementara payudara saya menggantung indah di dada. Jika demikian, maka dia memeluk dan membawa saya ke tempat tidur, mulutnya mengisap payudara dan tarik puting. Ini kami lakukan hampir setiap hari tampak seperti pengantin baru sampai saya lulus SMA. Tapi Sir John tidak pernah mati kekuatan untuk berhubungan seks dengan seorang gadis muda seperti saya, dan saya selalu membuat bahagia dengan itu.

    Suatu hari ketika saya baru saja selesai mandi, seperti biasa, aku keluar dari ruangan tanpa pakaian, dan sementara mengeringkan rambut masih basah, saya pergi ke dapur untuk minum. Tanpa saya sadari, ternyata ada dua teman Sir John yang berkunjung. Mereka berdua tampak terkejut melihat saya bulat telanjang itu. Begitu juga I. Tapi shock saya tidak saya menunjukkan dan saya langsung pergi ke dapur cepat.

    Di malam hari ketika tidur, Mr. John berkata kepada saya.

    “Agnes, tidak akan menjadi model ..?” Tangannya membelai puting saya.
    “Model ..? Model seperti di majalah itu ..?” Tanya saya.
    “Yah, tapi ini berbeda. Anda lihat, teman ayah saya yang memiliki itu berasal dari Singapura. Satu nama adalah Mr. Michel, yang lain adalah Sir Richard. Mr. Michel masyarakat Indonesia yang sebenarnya, tapi tinggal di Singapura. Dia adalah editor majalah, sementara Mr Richard adalah direktur. ”

    “Tujuannya adalah majalah Singapore ..?”
    “Nah jadi. Mereka berdua menjadi tertarik setelah melihat dan menawarkan sebagai model. Tapi Anda tidak perlu pergi ke Singapura. Anda hanya hidup di Indonesia, untuk studio foto di Indonesia.”

    Lihat Juga:  ONASIS SPA BALI

    “Tapi malu Agnes, Agnes telanjang di depan mereka.”
    “Em .., jadi Agnes tidak perlu malu, karena .. eh … majalah mereka majalah porno .. eh tapi itu terserah Agnes, mereka hanya ditawarkan untuk Agnes tertarik. Jika Agnes tidak ingin untuk itu, juga tidak apa-apa. ”

    Saya melihat. Mereka telah melihat tubuh saya dan mereka tertarik. Aku begitu bingung.

    “Honornya cukup besar Anda tahu, Sal. Bapak tidak akan bertanya mengapa. Jika nanti ingin Agnes, honorarium tetap untuk Agnes, karena Agnes bekerja. Jadi terserah Pak Agnes sendiri. Jika Anda ingin mencobanya.” Dia lanjutnya.
    Aku mulai tertarik.
    “Agnes harus datang di mana, Pak ..?” Dia tersenyum dan mengatakan alamatnya.

    Keesokan harinya saya datang ke studio foto. Tempat ini seperti rumah biasa, cukup besar untuk menutupi pagar tinggi rumah. Tersebut tidak kantor atau studio foto. Lalu aku pergi dan meminta keinginan resepsionist untuk bertemu dengan Mr. Richard. Seseorang mendorong saya ke kantor Mr. Richard. Mr Richard terseyum menyambut saya. Ternyata dia adalah seorang pemuda berusia 30-an. Tidak begitu tampan tapi di tubuhnya yang putih ditutupi dengan bulu tebal. Dilihat dari tangan dan daerah dada. Tapi senyumnya terlihat menarik.

    “Selamat siang, Agnes, silakan duduk ..!”
    Aku duduk di depan mejanya. Dia telah duduk.
    “Secara singkat, sehingga Anda tertarik ..?”
    “Ya pak.”
    “Jangan panggil aku Pak. Panggil aku kakak sendiri. Aku benar-benar berasal dari Indonesia juga. Semua orang yang disebut Bang Richard.” Aku tersenyum.

    “Oke, kita kembali ke topik semula. Berikut Agnes, menjadi model ada beberapa persyaratan. Pertama, kita harus mengedit tubuh Anda terlebih dahulu.”
    “Mengedit saya ..?”
    “Yah, kita harus tahu bagaimana tubuh Anda, apa. Kekurangannya akan ditutupi kekurangannya dan kekuatan, kelebihan akan disorot. Jadi nanti ketika difoto akan melakukannya dengan baik. Mengerti ..?”
    Aku mengangguk.
    “Sekarang buka seluruh pakaian Anda, saya akan menelepon editor kami, Michel Bang.” Dia keluar dari kantornya.

    Aku merasa canggung. Tapi akhirnya saya membuka baju satu persatu sampai hanya bra dan celana dalam. Tiba-tiba pergi dan Bang Bang Michel Richard.

    “Mengapa, benar-benar, pakaian dan bra-nya tidak dibuka ..? Tidak perlu malu. Tugas Anda tidak memerlukan pakaian kemudian. Saya pikir, Sir John sudah menjelaskan itu bukan ..?”

    Aku mengangguk seperti orang bodoh. Kemudian celana terbuka dan bra saya. Saya tidak perlu malu, namun mereka sudah melihat saya telanjang di apartemen Sir John.

    Setelah telanjang, aku berdiri menantang. Mereka melihat saya tanpa berkedip. Aku tahu ‘adek-adek’ mereka sudah berdiri melihat saya. Tiba-tiba aku merasa percaya diri. Ini adalah permainan yang menyenangkan. Selain itu, saya senang menggoda Sir John. Mengapa saya tidak bisa menggoda mereka juga? Saya kemudian menghapus klip rambut dan rambut terurailah saya yang sangat padat dan indah. Aku berdiri menggoda di depan mereka sambil bermain sedikit rambut saya di dalam mulut. Bang Michel mulai mendekati. Dia membelai tangan dan pipiku. Kemudian dia mengitari tubuh saya dan mengelus punggung dan pantat saya. Lalu tangannya mulai memegang saya 36B payudara dan puting mereka menempel ke depannya. Lalu ia berjongkok dan mengelus pahanya dan membuka selangkangan saya. Lalu ia berdiri lagi, tiba-tiba ia mencium leher saya.

    Tangannya meremas-remas kedua payudara saya. Aku mulai terangsang. Kemudian beralih ke tangan kirinya di antara kedua kaki saya sudah mulai basah itu dan berhenti klitoris. Dia membelai klitoris saya. tangan kanannya membelai anus saya.

    “Uuhh .. Eehh .. ahh ..!” Aku sengaja meratap, tanpa saya sadari telah ikutan Bang Richard menghisap puting dan puting saya tangan kanan memegang yang lain.
    Michel Bang tangan kiri dimasukkan ke dalam vagina saya dan pindah. Kami melakukan ini sambil berdiri sebagai pertama kalinya aku melakukannya dengan Sir John. Aku benar-benar terangsang.

    Lihat Juga:  Masih ABG Pembantuku Yang Binal

    Bang Michel mencium bibirku dan memainkan lidahnya di mulut saya. Erangan Aku terjebak di mulutnya. Kemudian Bang Michel berjongkok dan mencium lidah klitorisnya dan bermain di sana, tapi jari-jarinya masih bermain di vagina. Posisi itu digantikan oleh Bang Bang Michel Richard yang ciuman-lumat dan melumat bibirku. Tiba-tiba aku merasakan sesuatu keluar. Meskipun saya erangan teredam oleh bibir Bang Richard, tapi mereka tahu bahwa orgasme pertama saya getaran tubuh saya.

    Kemudian Bang Michel membuka celananya, juga Bang Richard. Michel Bang Penis sangat besar dan hitam. Richard juga bang besar tapi putih. Masih berdiri, Bang Michel memasukkan penisnya ke dalam anus saya. Sangat menyakitkan. Aku mengerang kesakitan, tapi tiba-tiba Bang Richard memasukkan penisnya ke dalam vagina. Aku mengerang berubah menjadi makanan lezat. Mereka berdua bermain penis mereka keluar dari anus saya dan vagina. Rasanya baik sekali kacau dua orang sekaligus. permainan kami cukup lama.

    Aku mengalami orgasme tiga kali ketika mereka berdua orgasme untuk pertama kalinya. Akhirnya mereka menarik penis mereka dan melemparkan tubuh mereka di bangku sofa. Sementara aku bersenderan di dinding dan menutup matanya. Aku merasa lemah semua melayani dua orang sekaligus. Tiba-tiba Bang Richard diadakan bahu saya.

    “Terima kasih, Agnes ..!”

    Aku hampir marah untuk menyambut saya untuk melayani mereka berdua pertama. Tapi ketika diberi kesenangan yang baru saja saya terima, saya bisa menyimpan dendam.

    Kemudian hanya memakai bra, saya dibawa Bang Michel ke sebuah ruangan yang penuh dengan beberapa jenis bar in situ. Di dalamnya ada banyak wanita yang tidak memakai sama sekali. Ruangan itu ternyata menjadi satu dengan studio fotonya, sehingga model yang haus dapat langsung memesan minum di sana. Saya diberitahu untuk duduk di bangku bar yang tinggi dan diminta untuk mengisi formulir lembar dan lembar kerja sama. Kemudian Bang Michel meninggalkan saya sendirian di sana.

    Ketika saya mengisinya, seseorang mencubit saya dari belakang. Ketika saya berbalik, melihat seorang pemuda menatapku dan tersenyum. Tanpa basa-basi lagi, pemuda mendekatkan wajahnya ke vagina saya dan menjilat klitoris saya. Saya terkejut dan ingin menghindari. Tapi bar tinggi bangku yang membuat saya kesulitan saya menginjakkan kaki ke lantai, sehingga membuat selangkangan saya tanpa celana dalam terbuka lebar membuat saya kesulitan untuk turun. Pemuda itu masih menjilati selangkangan saya. vagina saya masih merasa kesemutan dalam serangan Bang Michel akhirnya basah lagi dan saya mulai merasa keenakan.

    Segera saya orgasme lagi di bar tempat duduk, sehingga kursi yang terbuat dari kulit yang menjadi basah dengan cairan yang saya kenikmatan.

    “Salam, Mbak. Saya Roy, model pria di sini. Mbak namanya?” Tanyanya kemudian.
    “Agnes” kataku lemah.
    “Nanti kita akan selalu bertemu, dan kita pasti akan melakukannya lagi.”

    Saya tidak bisa mengatakan apa-apa lagi dan mulai mengisi formulir lagi.

    Tidak lama Bang Michel datang dan mengambil bentuk yang saya isi itu. Dia menunjukkan kehormatan saya dan pekerjaan saya. Untuk pertama kalinya pada hari pertama yang saya difoto bugil di depan orang. Rupanya ini adalah pekerjaan baru saya. Menyenangkan pula, selama tidak hamil saja. Karena ketika difoto berpasangan, tidak jarang kami menyatukan alat kelamin kami, sehingga gambar yang lebih baik dan tidak terlihat kaku. “Model telanjang Virgin”

    Kadang-kadang saya juga bermain dengan atau Bang Bang Michel Richard atau keduanya. Tapi di rumah saya tetap menjadi ‘istri’ Sir John. Itu pengalaman saya. foto-foto saya ditampilkan dalam banyak majalah porno di Singapura, dan tentu saja tidak dijual bebas. Hanya kelompok tertentu yang menerimanya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Ngentot Kemontokan Sri Si Janda Kembang – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Ngentot Kemontokan Sri Si Janda Kembang – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1519 views

    Perawanku – Telah belasan tahun berpraktek aku di kawasan kumuh ibu kota, tepatnya di kawasan Pelabuhan Rakyat di Jakarta Barat. Pasienku lumayan banyak, namun rata-rata dari kelas menengah ke bawah.

    Jadi sekalipun telah belasan tahun aku berpraktek dengan jumlah pasien lumayan, aku tetap saja tidak berani membina rumah tangga, sebab aku benar-benar ingin membahagiakan isteriku, bila aku memilikinya kelak, dan kebahagiaan dapat dengan mudah dicapai bila kantongku tebal, simpananku banyak di bank dan rumahku besar.

    Namun aku tidak pernah mengeluh akan keadaanku ini. Aku tidak ingin membanding-bandingkan diriku pada Dr. Susilo yang ahli bedah, atau Dr. Hartoyo yang spesialis kandungan, sekalipun mereka dulu waktu masih sama-sama kuliah di fakultas kedokteran sering aku bantu dalam menghadapi ujian. Mereka adalah bintang kedokteran yang sangat cemerlang di bumi pertiwi, bukan hanya ketenaran nama, juga kekayaan yang tampak dari Baby Benz, Toyota Land Cruiser, Pondok Indah, Permata Hijau, Bukit Sentul dll.

    Dengan pekerjaanku yang melayani masyarakat kelas bawah, yang sangat memerlukan pelayanan kesehatan yang terjangkau, aku memperoleh kepuasan secara batiniah, karena aku dapat melayani sesama dengan baik. Namun, dibalik itu, aku pun memperoleh kepuasan yang amat sangat di bidang non materi lainnya.

    Suatu malam hari, aku diminta mengunjungi pasien yang katanya sedang sakit parah di rumahnya. Seperti biasa, aku mengunjunginya setelah aku menutup praktek pada sekitar setengah sepuluh malam. Ternyata sakitnya sebenarnya tidaklah parah bila ditinjau dari kacamata kedokteran, hanya flu berat disertai kurang darah, jadi dengan suntikan dan obat yang biasa aku sediakan bagi mereka yang kesusahan memperoleh obat malam malam, si ibu dapat di ringankan penyakitnya.

    Saat aku mau meninggalkan rumah si ibu, ternyata tanggul di tepi sungai jebol, dan air bah menerjang, hingga mobil kijang bututku serta merta terbenam sampai setinggi kurang lebih 50 senti dan mematikan mesin yang sempat hidup sebentar. Air di mana-mana, dan aku pun membantu keluarga si ibu untuk mengungsi ke atas, karena kebetulan rumah petaknya terdiri dari 2 lantai dan di lantai atas ada kamar kecil satu-satunya tempat anak gadis si ibu tinggal.

    Karena tidak ada kemungkinan untuk pulang, maka si Ibu menawarkan aku untuk menginap sampai air surut. Di kamar yang sempit itu, si ibu segera tertidur dengan pulasnya, dan tinggallah aku berduaan dengan anak si ibu, yang ternyata dalam sinar remang-remang, tampak manis sekali, maklum, umurnya aku perkirakan baru sekitar awal dua puluhan.

    “Pak dokter, maaf ya, kami tidak dapat menyuguhkan apa apa, agaknya semua perabotan dapur terendam di bawah”, katanya dengan suara yang begitu merdu, sekalipun di luar terdengar hamparan hujan masih mendayu dayu.
    “Oh, enggak apa-apa kok Dik”, sahutku.
    Dan untuk melewati waktu, aku banyak bertanya padanya, yang ternyata bernama Sri.

    Ternyata Sri adalah janda tanpa anak, yang suaminya meninggal karena kecelakaan di laut 2 tahun yang lalu. Karena hanya berdua saja dengan ibunya yang sakit-sakitan, maka Sri tetap menjanda. Sri sekarang bekerja pada pabrik konveksi pakaian anak-anak, namun perusahaan tempatnya bekerja pun terkena dampak krisis ekonomi yang berkepanjangan.

    Saat aku melirik ke jam tanganku, ternyata jam telah menunjukkan setengah dua dini hari, dan aku lihat Sri mulai terkantuk-kantuk, maka aku sarankan dia untuk tidur saja, dan karena sempitnya kamar ini, aku terpaksa duduk di samping Sri yang mulai merebahkan diri.

    Tampak rambut Sri yang panjang terburai di atas bantal. Dadanya yang membusung tampak bergerak naik turun dengan teraturnya mengiringi nafasnya. Ketika Sri berbalik badan dalam tidurnya, belahan bajunya agak tersingkap, sehingga dapat kulihat buah dadanya yang montok dengan belahan yang sangat dalam. Pinggangnya yang ramping lebih menonjolkan busungan buah dadanya yang tampak sangat menantang. Aku coba merebahkan diri di sampingnya dan ternyata Sri tetap lelap dalam tidurnya.

    Pikiranku menerawang, teringat aku akan Wati, yang juga mempunyai buah dada montok, yang pernah aku tiduri malam minggu yang lalu, saat aku melepaskan lelah di panti pijat tradisional yang terdapat banyak di kawasan aku berpraktek. Tapi Wati ternyata hanya nikmat di pandang, karena permainan seksnya jauh di bawah harapanku. Waktu itu aku hampir-hampir tidak dapat pulang berjalan tegak, karena burungku masih tetap keras dan mengacung setelah ’selesai’ bergumul dengan Wati. Maklum, aku tidak terpuaskan secara seksual, dan kini, telah seminggu berlalu, dan aku masih memendam berahi di antara selangkanganku.

    Aku mencoba meraba buah dada Sri yang begitu menantang, ternyata dia tidak memakai beha di bawah bajunya. Teraba puting susunya yang mungil. dan ketika aku mencoba melepaskan bajunya, ternyata dengan mudah dapat kulakukan tanpa membuat Sri terbangun. Aku dekatkan bibirku ke putingnya yang sebelah kanan, ternyata Sri tetap tertidur.

    Aku mulai merasakan kemaluanku mulai membesar dan agak menegang, jadi aku teruskan permainan bibirku ke puting susu Sri yang sebelah kiri, dan aku mulai meremas buah dada Sri yang montok itu. Terasa Sri bergerak di bawah himpitanku, dan tampak dia terbangun, namun aku segera menyambar bibirnya, agar dia tidak menjerit. Aku lumatkan bibirku ke bibirnya, sambil menjulurkan lidahku ke dalam mulutnya. Terasa sekali Sri yang semula agak tegang, mulai rileks, dan agaknya dia menikmati juga permainan bibir dan lidahku, yang disertai dengan remasan gemas pada ke dua buah dadanya.

    Setalah aku yakin Sri tidak akan berteriak, aku alihkan bibirku ke arah bawah, sambil tanganku mencoba menyibakkan roknya agar tanganku dapat meraba kulit pahanya. Ternyata Sri sangat bekerja sama, dia gerakkan bokongnya sehingga dengan mudah malah aku dapat menurunkan roknya sekaligus dengan celana dalamnya, dan saat itu kilat di luar membuat sekilas tampak pangkal paha Sri yang mulus, dengan bulu kemaluan yang tumbuh lebat di antara pangkal pahanya itu.

    Kujulurkan lidahku, kususupi rambut lebat yang tumbuh sampai di tepi bibir besar kemaluannya. Di tengah atas, ternyata clitoris Sri sudah mulai mengeras, dan aku jilati sepuas hatiku sampai terasa Sri agak menggerakkan bokongnya, pasti dia menahan gejolak berahinya yang mulai terusik oleh jilatan lidahku itu.

    Sri membiarkan aku bermain dengan bibirnya, dan terasa tangannya mulai membuka kancing kemejaku, lalu melepaskan ikat pinggangku dan mencoba melepaskan celanaku. Agaknya Sri mendapat sedikit kesulitan karena celanaku terasa sempit karena kemaluanku yang makin membesar dan makin menegang.

    Sambil tetap menjilati kemaluannya, aku membantu Sri melepaskan celana panjang dan celana dalamku sekaligus, sehingga kini kami telah bertelanjang bulat, berbaring bersama di lantai kamar, sedangkan ibunya masih nyenyak di atas tempat tidur.

    Mata Sri tampak agak terbelalak saat dia memandang ke arah bawah perutku, yang penuh ditumbuhi oleh rambut kemaluanku yang subur, dan batang kemaluanku yang telah membesar penuh dan dalam keadaan tegang, menjulang dengan kepala kemaluanku yang membesar pada ujungnya dan tampak merah berkilat.

    Kutarik kepala Sri agar mendekat ke kemaluanku, dan kusodorkan kepala kemaluanku ke arah bibirnya yang mungil. Ternyata Sri tidak canggung membuka mulutnya dan mengulum kepala kemaluanku dengan lembutnya. Tangan kanannya mengelus batang kemaluanku sedangkan tangan kirinya meremas buah kemaluanku. Aku memajukan bokongku dan batang kemaluanku makin dalam memasuki mulut Sri. Kedua tanganku sibuk meremas buah dadanya, lalu bokongnya dan juga kemaluannya. Aku mainkan jariku di clitoris Sri, yang membuatnya menggelinjang, saat aku rasakan kemaluan Sri mulai membasah, aku tahu, saatnya sudah dekat.

    Kulepaskan kemaluanku dari kuluman bibir Sri, dan kudorong Sri hingga telentang. Rambut panjangnya kembali terburai di atas bantal. Sri mulai sedikit merenggangkan kedua pahanya, sehingga aku mudah menempatkan diri di atas badannya, dengan dada menekan kedua buah dadanya yang montok, dengan bibir yang melumat bibirnya, dan bagian bawah tubuhku berada di antara kedua pahanya yang makin dilebarkan. Aku turunkan bokongku, dan terasa kepala kemaluanku menyentuh bulu kemaluan Sri, lalu aku geserkan agak ke bawah dan kini terasa kepala kemaluanku berada diantara kedua bibir besarnya dan mulai menyentuh mulut kemaluannya.

    Kemudian aku dorongkan batang kemaluanku perlahan-lahan menyusuri liang sanggama Sri. Terasa agak seret majunya, karena Sri telah menjanda dua tahun, dan agaknya belum merasakan batang kemaluan laki-laki sejak itu. Dengan sabar aku majukan terus batang kemaluanku sampai akhirnya tertahan oleh dasar kemaluan Sri. Ternyata kemaluanku cukup besar dan panjang bagi Sri, namun ini hanya sebentar saja, karena segera terasa Sri mulai sedikit menggerakkan bokongnya sehingga aku dapat mendorong batang kemaluanku sampai habis, menghunjam ke dalam liang kemaluan Sri.

    Aku membiarkan batang kemaluanku di dalam liang kemaluan Sri sekitar 20 detik, baru setelah itu aku mulai menariknya perlahan-lahan, sampai kira-kira setengahnya, lalu aku dorongkan dengan lebih cepat sampai habis. Gerakan bokongku ternyata membangkitkan berahi Sri yang juga menimpali dengan gerakan bokongnya maju dan mundur, kadangkala ke arah kiri dan kanan dan sesekali bergerak memutar, yang membuat kepala dan batang kemaluanku terasa di remas-remas oleh liang kemaluan Sri yang makin membasah.

    Tidak terasa, Sri terdengar mendasah dasah, terbaur dengan dengusan nafasku yang ditimpali dengan hawa nafsu yang makin membubung. Untuk kali pertama aku menyetubuhi Sri, aku belum ingin melakukan gaya yang barangkali akan membuatnya kaget, jadi aku teruskan gerakan bokongku mengikuti irama bersetubuh yang tradisional, namun ini juga membuahkan hasil kenikmatan yang amat sangat. Sekitar 40 menit kemudian, disertai dengan jeritan kecil Sri, aku hunjamkan seluruh batang kemaluanku dalam dalam, kutekan dasar kemaluan Sri dan seketika kemudian, terasa kepala kemaluanku menggangguk-angguk di dalam kesempitan liang kemaluan Sri dan memancarkan air maniku yang telah tertahan lebih dari satu minggu.

    Terasa badan Sri melamas, dan aku biarkan berat badanku tergolek di atas buah dadanya yang montok. Batang kemaluanku mulai melemas, namun masih cukup besar, dan kubiarkan tergoler dalam jepitan liang kemaluannya. Terasa ada cairan hangat mengalir membasahi pangkal pahaku. Sambil memeluk tubuh Sri yang berkeringat, aku bisikan ke telinganya,
    “Sri, terima kasih, terima kasih..”

    Cerita Sex Janda,Cerita Panas Janda,Cerita Bokep Janda,Cerita Janda Kembang,Cerita Dewasa Selingkuh,Cerita Janda Selingkuh,Cerita Panas Janda,Cerita Bokep Janda

  • Cerita Sex Ngentot Dengan Tetangga Yang Body Nya Oke Banget

    Cerita Sex Ngentot Dengan Tetangga Yang Body Nya Oke Banget


    624 views

    Perawanku – Cerita Sex Ngentot Dengan Tetangga Yang Body Nya Oke Banget, Kurasa tidak perlu aku ceritakan tentang nama dan asalku, serta tempat dan alamatku sekarang. Usiaku sekarang sudah mendekati empat puluh tahun, kalau dipikir-pikir seharusnya aku sudah punya anak, karena aku sudah menikah hampir lima belas tahun lamanya. Walaupun aku tidak begitu ganteng, aku cukup beruntung karena mendapat isteri yang menurutku sangat cantik. Bahkan dapat dikatakan dia yang tercantik di lingkunganku, yang biasanya menimbulkan kecemburuan para tetanggaku.

    Isteriku bernama Resty. Ada satu kebiasaanku yang mungkin jarang orang lain miliki, yaitu keinginan sex yang tinggi. Mungkin para pembaca tidak percaya, kadang-kadang pada siang hari selagi ada tamu pun sering saya mengajak isteri saya sebentar ke kamar untuk melakukan hal itu. Yang anehnya, ternyata isteriku pun sangat menikmatinya. Walaupun demikian saya tidak pernah berniat jajan untuk mengimbangi kegilaanku pada sex. Mungkin karena belum punya anak, isteriku pun selalu siap setiap saat.

    Kegilaan ini dimulai saat hadirnya tetangga baruku, entah siapa yang mulai, kami sangat akrab. Atau mungkin karena isteriku yang supel, sehingga cepat akrab dengan mereka. Suaminya juga sangat baik, usianya kira-kira sebaya denganku. Hanya isterinya, wooow busyet.., selain masih muda juga cantik dan yang membuatku gila adalah bodynya yang wah, juga kulitnya sangat putih mulus.
    Mereka pun sama seperti kami, belum mempunyai anak. Mereka pindah ke sini karena tugas baru suaminya yang ditempatkan perusahaannya yang baru membuka cabang di kota tempatku. Aku dan isteriku biasa memanggil mereka Mas Agus dan Mbak Dini. Selebihnya saya tidak tahu latar belakang mereka. Boleh dibilang kami seperti saudara saja karena hampir setiap hari kami ngobrol, yang terkadang di teras rumahnya atau sebaliknya.
    Pada suatu malam, saya seperti biasanya berkunjung ke rumahnya, setelah ngobrol panjang lebar, Agus menawariku nonton VCD blue yang katanya baru dipinjamnya dari temannya. Aku pun tidak menolak karena selain belum jauh malam kegiatan lainnya pun tidak ada. Seperti biasanya, film blue tentu ceritanya itu-itu saja. Yang membuatku kaget, tiba-tiba isteri Agus ikut nonton bersama kami.
    “Waduh, gimana ini Gus..? Nggak enak nih..!”
    “Nggak apa-apalah Mas, toh itu tontonan kok, nggak bisa dipegang.
    Kalau Mas nggak keberatan, Mbak Res diajak sekalian.” katanya menyebut isteriku.
    Aku tersinggung juga waktu itu. Tapi setelah kupikir-pikir, apa salahnya? Akhirnya aku pamit sebentar untuk memanggil isteriku yang tinggal sendirian di rumah.
    “Gila kamu..! Apa enaknya nonton gituan kok sama tetangga..?” kata isteriku ketika kuajak.
    Akhirnya aku malu juga sama isteriku, kuputuskan untuk tidak kembali lagi ke rumah Agus. Mendingan langsung tidur saja supaya besok cepat bangun. Paginya aku tidak bertemu Agus, karena sudah lebih dahulu berangkat. Di teras rumahnya aku hanya melihat isterinya sedang minum teh. Ketika aku lewat, dia menanyaiku tentang yang tadi malam. Aku bilang Resty tidak mau kuajak sehingga aku langsung saja tidur.
    Cerita Sex
    Mataku jelalatan menatapinya. Busyet.., dasternya hampir transparan menampakkan lekuk tubuhnya yang sejak dulu menggodaku. Tapi ah.., mereka kan tetanggaku. Tapi dasar memang pikiranku sudah tidak beres, kutunda keberangkatanku ke kantor, aku kembali ke rumah menemui isteriku. Seperti biasanya kalau sudah begini aku langsung menarik isteriku ke tempat tidur. Mungkin karena sudah biasa Resty tidak banyak protes. Yang luar biasa adalah pagi ini aku benar-benar gila. Aku bergulat dengan isteriku seperti kesetanan. Kemaluan Resty kujilati sampai tuntas, bahkan kusedot sampai isteriku menjerit. Edan, kok aku sampai segila ini ya, padahal hari masih pagi.Tapi hal itu tidak terpikirkan olehku lagi.
    Isteriku sampai terengah-engah menikmati apa yang kulakukan terhadapnya. Resty langsung memegang kemaluanku dan mengulumnya, entah kenikmatan apa yang kurasakan saat itu. Sungguh, tidak dapat kuceritakan.
    “Mas.., sekarang Mas..!” pinta isteriku memelas.
    Akhirnya aku mendekatkan kemaluanku ke lubang kemaluan Resty. Dan tempat tidur kami pun ikut bergoyang.
    Setelah kami berdua sama-sama tergolek, tiba-tiba isteriku bertanya, “Kok Mas tiba-tiba nafsu banget sih..?”
    Aku diam saja karena malu mengatakan bahwa sebenarnya Dini lah yang menaikkan tensiku pagi ini.
    Sorenya Agus datang ke rumahku, “Sepertinya Mas punya kelainan sepertiku ya..?” tanyanya setelah kami berbasa-basi.
    “Maksudmu apa Gus..?” tanyaku heran.
    “Isteriku tadi cerita, katanya tadi pagi dia melihat Mas dan Mbak Resty bergulat setelah ngobrol dengannya.”
    Loh, aku heran, dari mana Dini nampak kami melakukannya? Oh iya, baru kusadari ternyata jendela kamar kami saling berhadapan.
    Agus langsung menambahkan, “Nggak usah malu Mas, saya juga maniak Mas.” katanya tanpa malu-malu.
    “Begini saja Mas,” tanpa harus memahami perasaanku, Agus langsung melanjutkan, “Aku punya ide, gimana kalau nanti malam kita bikin acara..?”
    “Acara apa Gus..?” tanyaku penasaran.
    “Nanti malam kita bikin pesta di rumahmu, gimana..?”
    “Pesta apaan..? Gila kamu.”
    “Pokoknya tenang aja Mas, kamu cuman nyediain makan dan musiknya aja Mas, nanti minumannya saya yang nyediain. Kita berempat aja, sekedar refresing ajalah Mas, kan Mas belum pernah mencobanya..?”
    Malamnya, menjelang pukul 20.00, Agus bersama isterinya sudah ada di rumahku. Sambil makan dan minum, kami ngobrol tentang masa muda kami. Ternyata ada persamaan di antara kami, yaitu menyukai dan cenderung maniak pada sex. Diiringi musik yang disetel oleh isteriku, ada perasaan yang agak aneh kurasakan. Aku tidak dapat menjelaskan perasaan apa ini, mungkin pengaruh minuman yang dibawakan Agus dari rumahnya.
    Tiba-tiba saja nafsuku bangkit, aku mendekati isteriku dan menariknya ke pangkuanku. Musik yang tidak begitu kencang terasa seperti menyelimuti pendengaranku. Kulihat Agus juga menarik isterinya dan menciumi bibirnya. Aku semakin terangsang, Resty juga semakin bergairah. Aku belum pernah merasakan perasaan seperti ini. Tidak berapa lama Resty sudah telanjang bulat, entah kapan aku menelanjanginya. Sesaat aku merasa bersalah, kenapa aku melakukan hal ini di depan orang lain, tetapi kemudian hal itu tidak terpikirkan olehku lagi. Seolah-olah nafsuku sudah menggelegak mengalahkan pikiran normalku.
    Kuperhatikan Agus perlahan-lahan mendudukkan Dini di meja yang ada di depan kami, mengangkat rok yang dikenakan isterinya, kemudian membukanya dengan cara mengangkatnya ke atas. Aku semakin tidak karuan memikirkan kenapa hal ini dapat terjadi di dalam rumahku. Tetapi itu hanya sepintas, berikutnya aku sudah menikmati permainan itu. Dini juga tinggal hanya mengenakan BH dan celana dalamnya saja, dan masih duduk di atas meja dengan lutut tertekuk dan terbuka menantang.
    Perlahan-lahan Agus membuka BH Dini, tampak dua bukit putih mulus menantang menyembul setelah penutupnya terbuka.
    “Kegilaan apa lagi ini..?” batinku.
    Seolah-olah Agus mengerti, karena selalu saya perhatikan menawarkan bergantian denganku. Kulihat isteriku yang masih terbaring di sofa dengan mulut terbuka menantang dengan nafas tersengal menahan nafsu yang menggelora, seolah-olah tidak keberatan bila posisiku digantikan oleh Agus.
    Cerita Sex
    Kemudian kudekati Dini yang kini tinggal hanya mengenakan celana dalam. Dengan badan yang sedikit gemetar karena memang ini pengalaman pertamaku melakukannya dengan orang lain, kuraba pahanya yang putih mulus dengan lembut. Sementara Agus kulihat semakin beringas menciumi sekujur tubuh Resty yang biasanya aku lah yang melakukannya.
    Ngentot Bareng Tetangga
    Perlahan-lahan jari-jemariku mendekati daerah kemaluan Dini. Kuelus bagian itu, walau masih tertutup celana dalam, tetapi aroma khas kemaluan wanita sudah terasa, dan bagian tersebut sudah mulai basah. Perlahan-lahan kulepas celana dalamnya dengan hati-hati sambil merebahkan badannya di atas meja. Nampak bulu-bulu yang belum begitu panjang menghiasi bagian yang berada di antara kedua paha Dini ini.
    “Peluklah aku Mas, tolonglah Mas..!” erang Dini seolah sudah siap untuk melakukannya.
    Tetapi aku tidak melakukannya. Aku ingin memberikan kenikmatan yang betul-betul kenikmatan kepadanya malam ini. Kutatapi seluruh bagian tubuh Dini yang memang betul-betul sempurna. Biasanya aku hanya dapat melihatnya dari kejauhan, itu pun dengan terhalang pakaian. Berbeda kini bukan hanya melihat, tapi dapat menikmati. Sungguh, ini suatu yang tidak pernah terduga olehku. Seperti ingin melahapnya saja.
    Kemudian kujilati seluruhnya tanpa sisa, sementara tangan kiriku meraba kemaluannya yang ditumbuhi bulu hitam halus yang tidak begitu tebal. Bagian ini terasa sangat lembut sekali, mulut kemaluannya sudah mulai basah. Perlahan kumasukkan jari telunjukku ke dalam.
    “Sshh.., akh..!” Dini menggelinjang nikmat.
    Kuteruskan melakukannya, kini lebih dalam dan menggunakan dua jari, Dini mendesis.
    Cerita Sex Ngentot Dengan Tetangga Yang Body Nya Oke Banget

    Cerita Sex Ngentot Dengan Tetangga Yang Body Nya Oke Banget

    Kini mulutku menuju dua bukit menonjol di dada Dini, kuhisap bagian putingnya, tubuh Dini bergetar panas. Tiba-tiba tangannya meraih kemaluanku, menggenggam dengan kedua telapaknya seolah takut lepas. Posisi Dini sekarang berbaring miring, sementara aku berlutut, sehingga kemaluanku tepat ke mulutnya. Perlahan dia mulai menjilati kemaluanku. Gantian badanku sekarang yang bergetar hebat.
    Cerita Sex
    Dini memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya. Ya ampun, hampir aku tidak sanggup menikmatinya. Luar biasa enaknya, sungguh..! Belum pernah kurasakan seperti ini. Sementara di atas Sofa Agus dan isteriku seperti membentuk angka 69. Resty ada di bawah sambil mengulum kemaluan Agus, sementara Agus menjilati kemaluan Resty. Napas kami berempat saling berkejaran, seolah-olah melakukan perjalanan panjang yang melelahkan. Bunyi Music yang entah sudah beberapa lagu seolah menambah semangat kami.
    Kini tiga jari kumasukkan ke dalam kemaluan Dini, dia melenguh hebat hingga kemaluanku terlepas dari mulutnya. Gantian aku sekarang yang menciumi kemaluannya. Kepalaku seperti terjepit di antara kedua belah pahanya yang mulus. Kujulurkan lidahku sepanjang-panjangnya dan kumasukkan ke dalam kemaluannya sambil kupermainkan di dalamnya. Aroma dan rasanya semakin memuncakkan nafsuku. Sekarang Dini terengah-engah dan kemudian menjerit tertahan meminta supaya aku segera memasukkan kemaluanku ke lubangnya.
    Cepat-cepat kurengkuh kedua pahanya dan menariknya ke bibir meja, kutekuk lututnya dan kubuka pahanya lebar-lebar supaya aku dapat memasukkan kemaluanku sambil berjongkok. Perlahan-lahan kuarahkan senjataku menuju lubang milik Dini.
    Ketika kepala kemaluanku memasuki lubang itu, Dini mendesis, “Ssshh.., aahhk.., aduh enaknya..! Terus Mas, masukkan lagi akhh..!”
    Dengan pasti kumasukkan lebih dalam sambil sesekali menarik sedikit dan mendorongnya lagi. Ada kenikmatan luar biasa yang kurasakan ketika aku melakukannya. Mungkin karena selama ini aku hanya melakukannya dengan isteriku, kali ini ada sesuatu yang tidak pernah kurasakan sebelumnya.
    Tanganku sekarang sudah meremas payudara Dini dengan lembut sambil mengusapnya. Mulut Dini pun seperti megap-megap kenikmatan, segera kulumat bibir itu hingga Dini nyaris tidak dapat bernapas, kutindih dan kudekap sekuat-kuatnya hingga Dini berontak. Pelukanku semakin kuperketat, seolah-olah tidak akan lepas lagi. Keringat sudah membasahi seluruh tubuh kami. Agus dan isteriku tidak kuperhatikan lagi. Yang kurasakan sekarang adalah sebuah petualangan yang belum pernah kulalui sebelumnya. Pantatku masih naik turun di antara kedua paha Dini.
    Luar biasa kemaluan Dini ini, seperti ada penyedot saja di dalamnya. Kemaluanku seolah tertarik ke dalam. Dinding-dindingnya seperti lingkaran magnet saja. Mata Dini merem melek menikmati permainan ini. Erangannya tidak pernah putus, sementara helaan napasnya memburu terengah-engah.Posisi sekarang berubah, Dini sekarang membungkuk menghadap meja sambil memegang kedua sisi meja yang tadi tempat dia berbaring, sementara saya dari belakangnya dengan berdiri memasukkan kemaluanku. Hal ini cukup sulit, karena selain ukuran kemaluanku lumayan besar, lubang kemaluan Dini juga semakin ketat karena membungkuk.
    Kukangkangkan kaki Dini dengan cara melebarkan jarak antara kedua kakinya. Perlahan kucoba memasukkan senjataku. Kali ini berhasil, tapi Dini melenguh nyaring, perlahan-lahan kudorong kemaluanku sambil sesekali menariknya. Lubangnya terasa sempit sekali. Beberapa saat, tiba-tiba ada cairan milik Dini membasahi lubang dan kemaluanku hingga terasa nikmat sekarang. Kembali kudorong senjataku dan kutarik sedikit. Goyanganku semakin lincah, pantatku maju mundur beraturan. Sepertinya Dini pun menikmati gaya ini.
    Buah dada Dini bergoyang-goyang juga maju-mundur mengikuti irama yang berasal dari pantatku. Kuremas buah dada itu, kulihat Dini sudah tidak kuasa menahan sesuatu yang tidak kumengerti apa itu. Erangannya semakin panjang. Kecepatan pun kutambah, goyangan pinggul Dini semakin kuat. Tubuhku terasa semakin panas. Ada sesuatu yang terdorong dari dalam yang tidak kuasa aku menahannya. Sepertinya menjalar menuju kemaluanku. Aku masih berusaha menahannya.
    Segera aku mencabut kemaluanku dan membopong tubuh Dini ke tempat yang lebih luas dan menyuruh Dini telentang di bentangan karpet. Secepatnya aku menindihnya sambil menekuk kedua kakinya sampai kedua ujung lututnya menempel ke perut, sehingga kini tampak kemaluan Dini menyembul mendongak ke atas menantangku. Segera kumasukkan senjataku kembali ke dalam lubang kemaluan Dini.
    Pantatku kembali naik turun berirama, tapi kali ini lebih kencang seperti akan mencapai finis saja. Suara yang terdengar dari mulut Dini semakin tidak karuan, seolah menikmati setiap sesuatu yang kulakukan padanya. Tiba-tiba Dini memelukku sekuat-kuatnya. Goyanganku pun semakin menjadi. Aku pun berteriak sejadinya, terasa ada sesuatu keluar dari kemaluanku. Dini menggigit leherku sekuat-kuatnya, segera kurebut bibirnya dan menggigitnya sekuatnya, Dini menjerit kesakitan sambil bergetar hebat.
    Mulutku terasa asin, ternyata bibir Dini berdarah, tapi seolah kami tidak memperdulikannya, kami seolah terikat kuat dan berguling-guling di lantai. Di atas sofa Agus dan isteriku ternyata juga sudah mencapai puncaknya. Kulihat Resty tersenyum puas. Sementara Dini tidak mau melepaskan kemaluanku dari dalam kemaluannya, kedua ujung tumit kakinya masih menekan kedua pantatku. Tidak kusadari seluruh cairan yang keluar dari kemaluanku masuk ke liang milik Dini. Kulihat Dini tidak memperdulikannya.
    Perlahan-lahan otot-ototku mengendur, dan akhirnya kemaluanku terlepas dari kemaluan Dini. Dini tersenyum puas, walau kelelahan aku pun merasakan kenikmatan tiada tara. Resty juga tersenyum, hanya nampak malu-malu. Kemudian memunguti pakaiannya dan menuju kamar mandi.
    Hingga saat ini peristiwa itu masih jelas dalam ingatanku. Agus dan Dini sekarang sudah pindah dan kembali ke Jakarta. Sesekali kami masih berhubungan lewat telepon. Mungkin aku tidak akan pernah melupakan peristiwa itu. Pernah suatu waktu Dini berkunjung ke rumah kami, kebetulan aku tidak ada di rumah. Dia hanya ketemu dengan isteriku. Seandainya saja…
    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Kisah Sex Hilang Perawan di Usia Muda – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Kisah Sex Hilang Perawan di Usia Muda – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1105 views

    Perawanku – Perkenalkan nama saya Neria di situs ini saya ingin menceritakan pengalaman seksual pertama saya untuk kalian semua. Aku tidak akan pernah melupakan pengalaman, keperawanan diambil pada pesta seks dengan teman sekolah di SMA.

    Sebelumnya saya akan memberitahu Anda apa yang pertama saya kepada Anda. Hmm … menurut banyak orang, wajahku cantik dengan kulit putih dan tubuh yang seksi. Mataku sayu sering membuat pria tergila-gila padaku.
    Saya tidak GR, tapi saya merasa banyak pria yang ingin berhubungan seks dengan saya. Aku ja senang karena pada dasarnya saya juga senang berhubungan seks.

    Saya dibesarkan dalam keluarga religius. Dari SD hingga SMP saya disekolahkan di latar belakang agama. Agen Judi Bola
    Sebenarnya, dari kelas 6, libido saya sangat tinggi tetapi saya selalu berhasil menekannya dengan membaca buku. Selesai SMP tahun 1989, saya pergi ke sekolah tinggi di negara Bulungan, Jakarta Selatan.

    Pada hari pertama sekolah tinggi, saya segera akrab dengan teman baru bernama Gina, Angki dan Nia. Mereka cantik, kaya dan cerdas.
    Dari ketiga, yang terus terang yang paling indah adalah Gina tersebut. Tubuh saya cenderung normal, tetapi karena buah pertama dari lemak dada saya, tetapi berkat diet ketat dan olahraga seperti gila, saya kehilangan berat badan tetapi payudaraku masih besar.

    Pada suatu hari Sabtu, kami tinggal setelah sekolah ke rumah di Pondok Indah Gina. Gina besar rumah dan memiliki kolam renang.
    Gina di rumah, gadis kita berbicara segala macam hal sambil duduk-duduk di sofa. Pada sore hari, kami berempat ganti baju untuk berenang. Gina di dalam ruangan, dengan Gina acuh tak acuh, dan Nia Angki telanjang di depan saya untuk berpakaian.

    Pada mulanya saya sedikit tidak nyaman tetapi saya ikut-ikutan keren. Aku melirik teman saya tubuh ketiga adalah langsing. Selangkangan saya lirik mereka dan rambut kemaluan mereka rapi Gina bahkan mencukur habis rambut kemaluannya.
    Nia tiba-tiba berteriak pada saya ..

    “Gile, rambut sangat lebat Neria kemaluan” Kas dan Angki Gina melihat ke arahku.
    Saya sedikit malu. “Shaved dong Neria, celana bisbol di malu tuh sama?” Kata Angki.

    “Saya tidak pernah mencukur rambut kemaluan” kataku.
    “Ini sebuah gunting dan alat cukur, cukur menulis jika Anda ingin” kata Gina.
    Saya menerima gunting dan alat cukur dan mencukur di Gina mandi jembutku. Angki dan Nia tidak menunggu lebih lama lagi, mereka langsung terjun ke kolam renang sementara aku tinggal bersama Gina.
    Setelah mencoba untuk memperpendek rambut kemaluan, Gina masuk ke kamar mandi dan melihat hasil saya.

    “Kurang pendek, Neria. Abisin menulis” kata Gina.
    “Tidak berani, takut lecet” jawab saya. “Di sini saya bantuin” kata Gina.
    Gina dan berjongkok di depan saya. Posisi saya sendiri duduk di kursi toilet. Gina membuka lebar kaki saya dan kemudian menerapkan krim cukur ke vagina.
    Ada sensasi getaran menyelubungi tubuhku saat jari Gina menyentuh vagina. Gina cepat menyapu alat cukur untuk mencukur semua bulu jembutku dan daerah kelaminku. Jangan merasa dalam 5 menit, Gina telah selesai dengan karyanya. Ia mengambil handuk kecil dibasahi dengan air kemudian ia membersihkan sisa-sisa krim cukur dari selangkangan saya.

    “Bagus bukan?” Kata Gina. Aku menunduk dan melihat pus gundul seperti bayi.
    OK pekerjaan juga. Gina lalu jongkok kembali di kaki saya dan kaki saya sedikit pembersihan. “Neria, elo masih perawan ya?” Kata Gina.
    “Ya, benar-benar tahu?” “Vagina elo rapat benar-benar” kata Gina.
    Jari Gina sesekali bibir vagina saya terbuka. Menahan napas mulai memburu getaran dalam tubuh saya. Apa ini? Saya bertanya pada diri sendiri. Gina menatapku dan kemudian jari-jarinya kembali memainkan vagina.

    “Ooh, Gina, geli ah” Gina nyengir nakal, tapi jari-jarinya masih mengelus vagina saya. Saya benar-benar marah itu untuk menahan perasaan ini.
    Saya tidak merasakan rambut Gina dan Gina menjadi semakin agresif bermain jari di vagina saya. Dan sekarang perlahan mulai menjilat vagina saya.
    “Memek Anda mencium” “Jangan Gina” pinta saya, tapi hati ingin terus menjilat.
    Gina menjilat vagina saya. Bibir vagina saya dibuka dan lidahnya menyapu seluruh vagina saya. Clit tersedot begitu keras sehingga dendeng napas.
    Aku memejamkan mata menikmati lidah Gina di vaginaku. Tak lama saya merasakan lidah Gina mulai naik menuju perut dan dada. Hatiku berdebar menunggu karya-karya Gina berikutnya.

    Tangan Gina lembut membuka bra-ku dan kemudian tangan kanannya mulai meremas payudara kiriku sedangkan payudara kananku dikulum oleh Gina.
    Apakah ini nama seks? Saya bertanya pada diri sendiri. 18 tahun saya mencoba membayangkan kenikmatan seks dan saya tidak membayangkan bahwa akan menjadi pengalaman pertama saya dengan seorang wanita.
    Tapi kesenangan luar biasa. Gina menghisap puting saya sementara tangan kanannya kembali ke selangkangan saya dan memainkan klitorisku. Saya menikmati menggeliat sensualitas dalam diri saya.

    Tiba-tiba menelepon dari luar Nia .. “Woi, dalam waktu yang sangat lama Ingin berenang atau tidak.?” Gina tersenyum dan berdiri.
    Aku merasa malu dan kemudian saya bergegas memakai baju berenang dan kami berdua mengikuti dua teman yang sudah berenang. Di malam hari saat makan malam, kami berempat menonton ruang TV Gina. Oiya, orang tua Gina sedang keluar negeri sedangkan kakak Gina Gina lain di luar kota sehingga rumah kosong.
    Ketika Aku bosan menonton TV, kita bergosip tentang orang-orang di sekolah. Pembicaraan kami tentang apa-apa sampai Gina ngalor-membuat topik baru dengan siapa kita ingin melakukan hubungan intim di sekolah.

    Angki dan Nia sudah tidak perawan sejak SMP. Mereka berdua mengatakan pengalaman seksual mereka dan Gina juga menceritakan pengalaman seksual mereka, saya hanya mendengarkan cerita mereka.
    “Jika saya, saya sulit terangsang Ari anak kelas I-6” kata Nia.
    “Ya dong sama, tapi aku tangguh Marcel terangsang berat. Saya berpikir besar kontolnya deh” kata Angky.

    “Terus terang, ya, aku selalu terangsang Aris benar-benar sulit Apakah benar-benar cocok saya membayangkan dia yang bisbol kontol di vagina saya.. Maaf Gina ya, aku tahu anakku Aris elo” kataku sambil tersenyum.
    “Hahaha, itu tidak ada lagi Banyak sulit dia sebenarnya horny.. Para BIN juga Angky dan horny” kata Gina.
    Kami berempat lalu tertawa bersama. Pada hari Senin setelah pulang sekolah, Gina menarik tangan saya.

    “Eh Neria, benar-benar berpikir tentang Aris elo ya?”
    “Ya, kenapa Oke saya? Berkata begitu?” Tanyaku.
    “Tidak apa-apa. Saya santai orang tersebut menulis” kata Gina.
    “Pernah ingin kepikiran bisbol ML?” Gina bertanya.
    “Hah Dengan siapa?” Aku bertanya dengan takjub.
    “Dengan Aris Semalam cerita saya ke Aris dan Aris. Ingin bercinta dengan kamu aja”
    “Ah gila loe Gina” jawab saya.

    “Apakah Anda ingin bisbol?” Mendesak Gina. “Terus saya bagaimana?” Saya bertanya dengan heran. “Saya masih bodoh menulis.
    Jika Anda dapat membuat teman Anda bahagia, mengapa tidak?” Kata Gina. “Ya, semoga aja deh” kataku bersemangat.
    “Pergi sekarang di rumahku?” Kata Gina.

    “Mei” Gina dan aku pergi kami berdua pergi ke Pondok Indah. Setelah tiba, saya mandi di kamar mandi karena panas sekali. Sementara mandi, perasaan saya dari ketegangan, seperti, dinginkan. Semuanya campuran.
    Keluar dari kamar mandi, saya meninggalkan kamar mandi mengenakan bra dan celana dalam. Saya pikir tidak ada orang di dalam ruangan. Aku duduk di meja rias menyisir rambut panjangnya. Tiba-tiba saya terkejut bahwa Gina dan Aris muncul dari balkon Gina kamar.

    Rupanya mereka berdua sedang menunggu saya sambil mengobrol di balkon. “Halo Neria” kata Aris sambil tersenyum. Aku tersenyum kembali dan berdiri. Aris menyadari bahwa hanya ditutupi bra dan celana dalam.
    Tubuh Aris tinggi dan lurus. Aris masih campuran Belanda Menado sehingga terlihat sangat tampan. “Hayo, langsung aja. Jangan gugup” kata Gina seperti germo. Aris kemudian datang dan kemudian dia mencium bibirku.

    Ini adalah pertama kalinya saya mencium di bibir. Perasaan hangat menyelimuti getaran seluruh tubuh saya. Aris menciumku dan kami berpelukan satu sama lain berciuman. Aku melirik dan saya melihat Gina Gina sedang mengganti seragam ke daster.
    Aris mulai meremas-remas buah dadanya ukuran 34C. Aku membuka bra-ku sehingga Aris dengan mudah dapat meremas seluruh payudara. Tangan kirinya diselipkan ke celana saya dan vagina saya tidak tercakup oleh sehelai rambut dari gosokkan dengan lembut.

    Aku menggelinjang Aris merasa jari pada selangkangan saya. Aris lalu mengangkat saya dan berbaring di tempat tidur. Aris membuka seragam sekolahnya sampai dia telanjang bulat di depan saya.
    Mulutku terbuka lebar untuk melihat Aris penis besar. Sejauh ini, saya membayangkan kontol Aris dan sekarang saya melihat dengan mata sendiri Kapala Aris kontol yang berdiri di depan wajahku. Aris menyodorkan kontolnya ke wajahku.

    Saya langsung menyambutnya dan mulai mengisap kontolnya. Hal ini tidak mungkin bahwa semua kontolnya masuk dalam mulutku tetapi saya mencoba yang terbaik untuk mengisap seluruh batang penis.
    Aku merasakan tangannya kembali memainkan vaginaku. Kegembiraan saya mulai membangun dan hisapanku semakin kencang. Saya melihat Aris dan melihat dia memejamkan mata menikmati kontolnya merokok.
    Aku melirik Gina dan Gina tidak mengenakan baju sama sekali dan dia duduk di tempat tidur. Aris kemudian berbalik sehingga aku berada dalam posisi menungging. Saya agak bingung karena saya melihat Gina bersila di belakang.
    Ah ternyata Gina kembali menjilat vagina saya. Saya berburu dengan napas keras menikmati menjilati vagina saya Gina. Di sebelah kanan saya ada segelas besar dipaku ke dinding. Aku melirik cermin dan aku melihat Aris menjadi kacau dalam gaya posisi doggy Gina Gina dirinya saat menjadi kacau dalam keadaan menikmati vagina saya.

    Yah ini adalah pertama kalinya saya melihat ini. Aku melihat wajah Aris tampan sedang sibuk telanjang dengan Gina. Wajah Aris membuat saya ingin lebih dan lebih horny. Aloe Gina sesekali menjilat anus saya dan memukulnya head-banging ke pantat saya karena tekanan dari tubuh Aris ke tubuh Gina.
    Belum lama, Aris menjerit dengan keras sedangkan Gina tubuhnya mengejang. Saya melihat kontol Aris keluar dari Gina vagina. Semen tumpah ke ranjang. Aris terlihat terengah-engah tetapi matanya terpaku pada vagina saya.

    Seperti sapi yang akan dipotong, dengan bermata liar Aris Gina mendorong ke samping dan ia mendekati saya. Aris mengarahkan kontolnya yang masih berdiri ke vagina. Saya sering mendengar pertama kali seks akan sakit dan saya mulai merasakannya.
    Aku memejamkan mata erat-erat merasakan kontol Aris masuk ke vaginaku. Saya menangis sambil memegang membakar besar kontol Aris mencoba memasuki vagina saya masih ketat. Gina meremas lenganku untuk membantu rasa sakit.
    “Oh, tunggu dong, sakit nih” keluh saya. Aris kemudian diterbitkan kembali kontolnya dia segera dimasukkan ke dalam vagina saya.

    Kali ini rasa sakit hilang dan perlahan-lahan mulai berubah nikmat kerasa. Kenikmatan surgawi Oh adalah nama Saya berpikir sendiri. Aris merasa seperti kontol mengisi seluruh vagina. Dalam posisi nungging, saya merasakan energi Aris yang sangat besar.
    Saya mencoba untuk menjaga gerakan tubuh Aris sambil bergerak tubuh saya bolak-balik tapi Aris menampar pantatku.

    “Anda masih menulis, enggak harus pindah” katanya tegas.
    “Jangan galak galak-dong, takut nih Neria” katanya sambil tertawa. Aku tertawa juga. Gina berbaring di samping saya dan kemudian ia mendekatkan wajahnya ke dalam diriku dan kemudian ia mencium bibirku! Nah, rentetan perasaan menyerang saya.
    Aku benar-benar merasakan semua perasaan seks dengan pria dan wanita dalam satu hari. Awalnya saya membiarkan Gina menjilat bibirku tapi seiring waktu saya mulai membuka mulutku dan lidah kami saling beradu.

    Aku merasakan tangan meremas-remas buah dadanya yang sangat besar sementara tangan Gina membelai rambutku. Saya tidak ingin ketinggalan, saya mulai mengambil Gina aku meremas payudara ukuran tubuhnya penilai 32c.
    Sekitar lima menit kami bertiga saling memberi kenikmatan duniawi lainnya sampai ia mencapai puncak dan ia ejakulasi. Saya sendiri merasa sudah orgasme sekitar 4 kali. Aris kontolnya dikeluarkan langsung dari vagina dan Gina kontolnya menghisap dan menelan semua air mani dari penis Aris.

    Saya melihat Aris meraih kantong celananya dan mengambil sesuatu seperti obat. Dia mengambil obat dengan segelas air di meja rias Gina. Saya melihat kontol Aris yang masih berdiri. Dalam hati saya bertanya-tanya setiap kali seorang pria berejakulasi tidak yakin kontolnya menjadi lemah?

    Mengapa Aris lemah-lemah? Kemudian saya tahu dibutuhkan jenis obat yang dapat membuat Aris kontolnya terus tegang. Setelah minum obat, Gina memberitahu Aris berbaring di tepi tempat tidur dan Aris kembali telanjang dengan Gina dalam posisi missionary.

    Gina memanggil saya dan saya diminta untuk berbaring di tubuh Gina. Dengan terheran-heran saya ikuti kemauan Gina. Tubuhku menindih Gina Gina tetapi karena kaki berada dalam posisi ngangkang sebagai gay, terpaksa kaki saya ke Gina lutut kiri dan kanan.

    Saya langsung mencium Gina dan Gina melingkarkan lengannya di sekeliling saya dan kami berdua berciuman mesra. Aris merasa tangan meraih pantat seluruh saya. Dia membuka bagian pantat saya dan saya merasa jari-jarinya bermain anusku.

    Aku bergumam ketika mencoba menusuk jarinya ke anusku tetapi Aris tidak melanjutkan. Beberapa menit kemudian, Gina menjerit keras. Tubuhnya mengejang saat air mani Aris kembali tumpah dalam vaginanya.
    Aku mencoba turun dari Gina, tapi lengan Gina memeluk saya begitu keras sampai saya tidak bisa bergerak. Tak disangka, Aris menyodorkan kontolnya kembali ke dalam vagina saya. Saya dalam posisi di atas tubuh Gina nungging tidak dapat menolak untuk menerima kontol Aris.

    Aris kembali memompakan kontolnya dalam vaginaku. Aku benar-benar merasa lemah dan akhirnya saya hanya mengundurkan diri Aris kacau liar. Tapi dalam hati saya saya dientotin senang. Aris kontol berulang kali masuk dan keluar dari vagina saya sementara Gina terus menerus mencium bibirku.
    Kali ini saya rasa tidak sampai 3 menit Aris telanjang dengan saya karena saya merasakan cairan hangat dari penis dan vagina memenuhi Aris Aris berseru dengan keras merasakan kenikmatan yang diperoleh.

    Saya sendiri melenguh keras. Setiap otot di vagina saya terasa seperti kram. Aku meraih Gina dengan tubuh keras menikmati sensual dalam diriku. Aris kemudian berbaring dalam kelelahan ke tempat tidur.
    Gina menyambutnya sambil mencium bibirnya. Mereka berdua saling mencium. Aku berbaring di sisi kiri tepat di samping Aris, sementara Gina. Tiga dari kami tidur sampai jam 5 sore. Setelah itu saya diantar pulang oleh Gina.

  • Cerita Sex Kugoda Pembantuku Yang Montok

    Cerita Sex Kugoda Pembantuku Yang Montok


    913 views

    Perawanku – Cerita Sex Kugoda Pembantuku Yang Montok, Aku sedang melamun sendiri dikamar, istri dan anakku sejak kemarin pulang ke kampungnya di Jawa, Aku sendiri malas keluar, walaupun hari ini kantor libur hari sabtu. Tiba-tiba saja kudengar pintu kamarku diketok oleh orang.

    ” Pak , permisi, Siti mau cuci kamar mandi bapak” terdengar suara pembantuku
    ” Yah Masuk aja ” jawabku
    Siti pembantuku pun masuk sambil membawa ember kecil dan yang membuat saya kaget, dia hanya memakai handuk besar yang membungkus dadanya yang besar dan pantatnya yang bahenol.
    ” Waduh, pake handuk aja ti” kataku sambil menelan liur karena menyaksikan pemandangan yang membangkitkan adekku.

    ” Iya pak, biar ngak basah baju Siti ” jawabnya sambil tersenyum manis dan lirikan matanya yang genit menuju adekku yang hanya di bungkus celana dalam saja.
    Kurang lebih 15 menit kudengar suara air yang disiram ke dinding kamar mandi
    Wah berarti dia sudah selesai mencuci kamar mandi, akupun cepat-cepat mencopot
    celana dalamku, dan langsung kutarik pintu geser kamar mandiku yang memang tidak pakai konci.

    ” Eh ,pak, ” Siti terkejut, ketika melihat aku masuk dalam keadaan bugil, dia segera jongkok dengan keadaan telanjang bulat, sambil menutupi susunya dan menghadap kedinding kamar mandi membelakangiku.
    Tapi tetap aja terlihat pantatnya yang bahenol, terlihat mengkilap , hitam, karena sekujur tubuhnya basah kena air ketika mencuci kamar mandi.
    Akupun langsung mendekati closet sambil mengacungkan adekku
    ” Iya Ti, bapak mau kencing nih , udah ngak tahan , kamu sih lama banget cucinya”
    Aku sambil pura-pura, mau kencing, tapi boro-boro mau keluar airnya, namanya juga
    adek lagi bediri , mana mau keluar kencingnya, mana mata sambil terus melihat kearah Siti yang telanjang bulat sambil jongkok.
    ” Udah Ti, ngak usah malu, ngak ada orang kok, cuma kita, Bapak aja ngak malu”
    Kulihat dia mulai berani mengintip kearah adekku, dia kaget melihat adekku yang sengaja kuacung-acungkan.
    ” Ti, tolong minta air dong , untuk cuci ini adek bapak ” kataku, sambil menyodorkan adekku kuhadapannya.
    Dengan takut- takut dan malu, tangan satunya mengambil shower dan tangan satunya tetap menutupi susunya.
    ” Ayo dong sekalian dicuciin” kataku

    Diapun mulai berdiri, dan menyirami adekku dengan shower, sambil matanya terus melihat adekku yang sudah tegang, Adekku ukurannya panjangnya sih biasa saja sekitar 15 cm,tapi gemuk banget , sudah banyak wanita yang kaget dengan ukuran diameter dan bentuk kepalanya yang membesar seperti pukulan gong.
    ” Ayo jangan cuma di siram, ambil itu sabun sekalian disabunin dong ”
    Kulihat dia agak kagok, tapi diambilnya juga sabun cair, dan dia mulai menyabuni
    adekku .
    ” Ahhhh,,, enak Ti, Cucinya yang bersih Ti ”
    ” Yah pak.” jawabnya sambil terus tertunduk dan menatap adekku.
    Sekarang dia juga dalam keadaan telanjang bulat, tidakbisa lagi menutupi susunya , karena kedua tangannya sibuk menyabuni dan menyirami adekku.
    Susunya kelihatan benar besar ,masih bulat sekali dan keras sekali dengan pentil yang masih kecil tapi kelihatan sudah berdiri. sedang memeknya kelihatan berupa garis, karena bulunya sudah tidak ada, mungkin dia sering mencukurnya, tapi terlihat jelas bekas bulu yang baru dicukur, makin membuatku nafsu.

    Tangankupun mulai memegang susunya dan mengelusnya sambil berkata
    ” TI, Susu kamu bagus yah. masih montok banget”
    ” Pak Siti malu pak”
    ” Ahhhh… . pak……jangan pak….”
    Tanganku memelintir pentilnya yang keras, dan tangan satunya sibuk memutar -mutar
    susu yang satunya.
    ” Auwww pak……pakk….”
    Dia mulai mendesah, dan pegangannya ke adekku bukan hanya mengelus lagi,tapi mulai meremas dengan kencang.
    Mulutkupun mulai bergerilya menciumi susunya dan mulai lidahku mebelit-belit pentil susunya, pelan tanganku yang satunya turun meluncur kearah memeknya.
    Jariku menemukan bibir memeknya yang udah licin, bibirnya tipis, aku, mulai mengorek-orek memeknya dan mencari-cari kelentitnya.
    ” Auuu pak…geli pakk….,Siti geli pak ”
    Aku terus menjilati pentilnya dan tanganku, menemukan kelentitnya yang cukup besar, terasa sebesar biji kacang tanah, keras, licin dan enak sekali dimaenin dengan tangan.
    ” Pakkkkkk…Auuuuu…ZZZZZZ. pak Siti………..ngak tahan pak”
    Tangannya sudah dengan kasar menggosoj adekku dan sampai kebijinya diperas dengan keras, sampai aku agak terasa sakit.
    ” Pakkkk….ampun ….pak…Siti….enak.pakkk” desahnya, terus menerus.
    ” Pelan kuangkat sebelah kakinya , kusandarkan kakinya yang satu di atas bak mandi, lalu lulutku mulai turun kebawah mencari lubang memeknya.
    Kujilati bibir memeknya, dan sambil lidahku masuk menjelajahi lubang memeknya yang terasa masih kecil sekali. Lalu lidahku mulai menjilati dan mengulum biji kelentitnya yang sebesar kacang tanah, dan terasa keras serta licin sekali karena air nikmatnya yang banyak keluar.

    ” Aduhhhhhhhhh………..pak…….Siti ngak tahan pakkkkkkkkkk”
    ” Auuuuuu……pakk Ampun pak………Siti enak banget pakkkkk, Memek Siti diapain pak……. Auuuuuuuuuu ”
    ” Memang belum pernah diginiin Ti”
    ” Belummmmpakkkk….enak ….banget pakkk.”
    ” Auuuuuuzzzzzzzzzzz…… enak pakkkkkkkkkkk”
    ” Yuk kita keranjang Ti .” sambil keseret kekamarku
    Langsung kurebahkan dia diranjangku. langsung kuserbu susunya kujilati dan kugigit
    gigit kecil pentilya,
    ” Pakkkkk……. enak pak…..UZZZzzzz….”
    Lidahkupun mulai meluncur kebawah, mulai kujilati bibir memeknya, kutarik dengan bibirku , pelan kubuka memeknya yang hitam, sesuai dengan kulitnya yang hitam manis, bibir memeknya pun hitam dengan bekas bulu yang dickur, makin membuat aku nafsu, pelan kubuka memeknya, terlihatlah dalam memeknya yang berwarna merah tua segar dengan keadaan basah sekali, sangat kontras dan menarik dengan warna bibir memeknya yang hitam , ,kujilati dalam memenya, dan terlihat kelentitnya yang menonjol dengan menantang merah dan licin sekali, langsung kujilati dan kukulum biji kelentitnya.
    ” Pakkkkkkkkkkk…..aduh pak…..enak……ohhhhhhhhh..ohhhhhh”
    Siti menggerakkan memeknya mendekati bibirku, terasa agak asin cairan yang keluar dari memenya, aku suka sekali melihat biji kelentitnya yang keras dan licin, terus kukulum, sehingga dia terus teriak dan mengangkat memeknya tinggi-tinggi
    ” Aduh pak…ampun pak…..Siti ngak tahan pak…Ngentotin Siti pak”
    Akupun berputat dalam posisi 69, dia dengan segera menarik adekku dan langsung dengan rakus mengulum batangnya, lalu turun kebijinya, kedua bijiku disedotnya, bukan main rasanya.
    ” auuuuuuuu enak ti, terus ti……”

    Aku terus menjilati dan menggigit biji kelentitnya, sambil menyedot cairanyang keluar,
    tiba-tiba kepalaku dikepitnya dengan keras, dan terasa adekku disedot dan digigit dengankeras oleh Siti,
    ” Pakkkkkkk….Siti keluar pak…….Aya u……..uuuuu ”
    Dijepitnya dengan keras kepalaku , lalu ia lemas dan kakinya mulai terbuka lagi.
    ” Aduh pak, enak banget pak, Siti belum pernah diginiin sampe keluar”
    “Emang kamu udah sering Ti, ” selidikku
    ” Ngak pak , Siti baru pernah sekali dientot sama pacar dikampung, eh abis dientot di takut Siti Hamil, jadi dia lari dari kampung.
    Aku mulai menjilati lagi, memeknya yang semakin merah dalamnya, dan aku
    menggigit kecil kelentitnya.
    ” Aduh..pak….kok..jadi enak lagi yah..”
    ” Siti rasanya mau enak lagi nih pak”
    Setelah puas kujilati semua lubang dalam memeknya, aku pun berputar dan mulai menindih tubuhnya. Pelan kugesek kepala kontolku ke bibir memeknya,
    ” Auiuuuu,,,,,,pak,,,,,kok,,,enak lagi yah…..aduh pa kkkk”
    Pelan kucoba memasukkan adekku kedalam memeknya , sulit sekali sebab lubangnya masih kecil sekali.
    ” Auu pak…pelan..pak…sakit….****** bapak gede banget…”

    ” emang ****** pacarmu kecil Ti”
    ” Kecil pak, punya bapak gede banget apalagi kepalanya segede tinju Siti”
    ” Bisa-bisa sobek memek Siti pak….”
    Pelan kudoron adekku memasuki memeknya, terasa pedih karena sempit
    ” Auuuu pak,,,sakit pakk,,,,,pelan pelan pak”
    Pelan-pelan kepala kontolku berhasil masuk sebatas kepalanya.
    Dia sudah menjerit-jerit kesakitan dan keenakan.
    ” Aduh pakkk….sakir,,,,enak….sakit…pak tapi enak:”
    “Gimana mau diterusin ngak Ti, katanya sakit”
    ” Terus pak biarin , mau jebol juga ngak apa yang penting enak”
    katanya sambil memelukku dengan erat.
    Dengan tiba-tiba kudorong semua kontolku kedalam memeknya.
    ” Auuuuuuuuuuuu. poakkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk”

    Kudiamkan kontolku masuk kedalam memeknya terasa mentok sampai rahimnya
    Siti juga terdiam, matanya melotot, sambil menggigit bibir bawahnya,
    Aku senang sekali melihat gadis yang melotot ketika kontolku mentok masuk kememeknya.
    ” Pakkkkkkk…..sakit,,,,tapi enak banget pak, ****** bapak gede banget, sampe penuh memek Siti.
    pelan mulai kugenjot keluar masuk memeknya,
    ” Auusss…sekarang enak banget pakkkkk..au….pakkkk”
    Matanya tetap melotot setiap kali kepala kontolku masuk mentok ke memeknya
    ” Au…..Auu…..Au….” setiap kali kugenjot memeknya Siti terus mengoce dan teriak
    Aku senang sekali dengan cewe yang berisik ketika di entot.
    Lalu kuputar kaki satunya sehingga keatas, lalu dengan posisi miring kutusuk lagi memeknya.
    ” Aduh……….pakkk…….auuuu”
    Siti lebih menjerit dan melotot lagi, karena kontolku makin masuk kedalam mentok.
    ” Pak ….k Siti udah ngak tahan mau keluar”
    ” Sebentar Ti, Bapak juga……….aaaaaa”
    Kupercepat genjotanku dengan cepat sekali
    ” Au–…au…auu……au…………………… pakkkkkkkkkkkk”
    Siti mengejang dan terasa memeknya memijit dengan keras kontolku, seakan kontolku diperas. lalu akupun merasa sudah mau keluar, dengan hentakan terakhir
    kutekan keras memeknya sambil menyemburkan maniku kememeknya.
    ” Auuuuuuuuuuuutiiiiiiiiiiii. bapak keluarrrrrrrrrrrrrrr”
    ” Siti juga pakkkkkkkkkkkkkAZZZZZZZZZZzzzzzzzzzzzzz”
    Lalu saya pun terjatuh diatas badanya.lemas, tapi enak banget,
    Memang memek hitam dan merah dalamya enak banget,legit dan empot ayam lagi…

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Ngentot Cewek Dalam Keadaan Pingsan

    Cerita Sex Ngentot Cewek Dalam Keadaan Pingsan


    650 views

    Perawanku – Cerita Sex Ngentot Cewek Dalam Keadaan Pingsan, Aku akan bercerita sesuai pengalamanku yang pernah aku lalui, sebenarnya aku tidak berani untuk menceritakan hal tersebut setelah aku mengirim kisahku ke situs tempatceritasex aku menyuruh untuk menyamarkan nama sebagai figure yang aku ceritakan di bawah ini, saat itu aku berstatus pelajar sebagai mahasiswa yang semester 6.

    Dan di cerita ini banyak yang terlibat dalam ceritaku, mungkin lagi yang bersangkutan atau korban juga membaca kisah ini, tapi apa salah jika aku berbagi cerita sex kepada pembaca yang suka dengan pengalamannya, oke berikut dan simak dengan seksama.

    Jujur saja dalam kehidupanku aku jarang mempunyai teman cewek, karena aku kurang pede atau kaku jika bersama cewek, kebanyakan temanku cowok entah itu dari mengerjakan tugas main keluar bareng tapi lama kelamaan aku mendapat kenalan itu juga cewek satu kelasku,
    Namanya Yuli, dia seorang cewek yang di kelas sering memakai jilbab kalau di kampus dia menjadi pengurus rohis, sebenarnya aku malah dekat dengan teman temannya karena dia biasa biasa saja kalau memakai pakaian jilbab, bentuk tubuhnya yang menarik itu tertutup, tapi lama kelamaan kami semakin dekat dan aku juga pernah disuruh maen ke rumah kontrakannya.
    Dirumah yuli bersama kakaknya yang sama memakai jilbab, keluarganya dia banyak saudaranya yang memakai jilbab, yang aku ketahui dari yuni, yuni bisa memposisikan dirinya seringkali dia malah medengarkan lagu lagu yang alirannya keras seprti megadeath, metalica, disitu yang membuat aku bisa nyaman dan nyambung soalnya aku juga gak dalam dalam banget mempelajari agama.
    Kita semakin dekat sering kita mengahabiskan waktu bersama, dimana rasa rasa bukan cinta itu muncul aku ingin sekali mencium bibirnya yang mungil dan wajahnya yang manis kalau tidak dandan, aku ada rasa seperti itu karena mencium aromnya yang membuat aku nafsu, dia belum tau kalau aku menyimpan rasa seperti ingin menyetubuhi dia.
    Sering sekali aku membayangkan jika dia lepas jilbab gimana bentuk wajahnya dan gimana bentuk tubuhnya jika dia lepas baju atau bugil dihadapanku, itu hanya khayalanku yang membuat aku bergairah sampai kalau di kamarku sendiri aku selalu mengocok penisku sambil membayangkan dan melihat foto dia di hapeku membayangkan mulutnya di hadapan penisku dan blowjob penisku.
    Kadang juga aku selingi dengan membuka situs porn dan menonton bokep , sampai foto yuli aku juga rekayasa dengan mengganti wajah dia dengan tubuh asia memakai software, jadilah foto wajah Yuli yang sedang memaki jilbab tapi bagian bawahnya bugil, saat mengeditnya pun aku sempat onani dalam meja komputerku.
    Dan kejadian itu sampai suatu ketika aku maen kerumahnya lagi, aku ingin mencuri pakain yang sering dipakai dia, saat dia mencuci piring di belakang aku diam diam masuk ke kamarnya dan mengambil kaos tersebut yang di letakkan di belakang pintu, aku masukkan ke dalam tasku dan ingin membuat bahan sebagai cokliku di kamar nanti.
    Kaos Yuli aku cium cium bau aromnya yang menggugah kalau aku onani sering aku muncratkan ke kaosnya sampai banyak, dan kejadian it uterus aku khayalkan hingga saat ini aku waktu main kerumahnya lagi aku sengaja waktu itu hujan deras banget dan berteduh di rumahnya, dia dirumah sendiri saat itu karena kakaknya juga ada kuliah.
    Dimana sedang menunggu hujan terang aku pura pura tidur di ruang tamunya, tadinya dia berkata kalau mau mandi , aku masih berpura pura merem, dan waktu dia masuk ke kamar mandi dengan suara air yang jatuh aku bangun dan ingin sekali mengintip tubuh Yuli bugil saat mandi, aku cari celah lewat mana aku bisa mengintip dia.
    Tak ada lubang yang bisa mengintip kecuali di lubang pintu, aku pastikan dia tidak menyadari kehadiranku di depan pintunya, aku intip deh dari celah kunci walaupun sedikit, uhhhh saat dia mengebyakkan rambutnya uhhhh seksi sekali rupanya tubuh yuli saat telanjang, karena tidak tahan akibat melihat tubuh bugil yuli.
    Rasanya ingin aku onani tapi dengan cara spermaku ingin aku keluarkan di dalam kamarnya , aku cari benda yang bisa aku taruh spermaku, aku melihat gelas di atas meja kamarnya rupanya tehh yang dibuatnya tadi pagi, entah dapat pikiran dari mana sampai aku taruhkan spermaku ke dalam gelasnya intinya aku ingin yuli menelan spermaku.
    Aku kembali ke ruangan tengah dan sadar bahwa yuli sudah masuk ke dalam kamarnya , saat keluar dari kamarnya dia mengahampiriku dengan masih memaki jilbab, hujan sudah reda rupanya aku berpamitan untuk pulang , dan aku gak tahu yang jelas spermaku tertinggal di kamar yuli entah dia minum atau gak , aku gak urusan, kalaupun yang meminum kakaknya juga oke.
    Dan itu juga kakaknya yuli juga menjadi bahan onaniku di kamar, suatu ketika aku mendapat kabar bahwa yuli pingsan karena di tabrak motor lain, dwaktu itu dia langsung dibawa dirumahnya, aku yang dapat kabar tersebut langsung menghampiri dia di rumah bersama temanku, aku lihat tubuh yuli yang lecet lecet dan pipinya yang memar.
    Melihat kondisi yuli seperti itu aku malah ada rasa yang lain, dimana kondisi dia yang lemas aku ingin memegang toketnya , penisku sudah mulai berdiri akibat pikiran kotorku, dan malah menjadi kenyataan yang aku pikirkan diman temanku dan salah seorang yang menjaga yuli dikamarnya meminta temanku untuk dihantarkan dia ke apotik dan menghubungi sauda lainnya.
    Dia keluar bersama temanku, aku pun dimintai pertolongan untuk menjaga yuli, baiklah aku akan menjaga yuli disini percayakan padaku, pernyataan yang membuat teman yuli percaya, setelah keduanya pergi meninggalkna rumah aku kunci pintu kamar yuli, aku dekatkan wajahku ke wajahnya yuli baunya wangi sekali membuat aku bergairah.
    Aku panggil panggil namanya belum sadar aku pastikan untuk mengelus wajahnya juga belum sadar, kemudian aku cium bibirnya dan aku buka mulutnya supaya lidahku bisa masuk ke dalam mulutnya, aku jilati dari mulut hidung sampai telinganya.pikiranku sat itu adalah ingin menyemprotkan spermaku di wajahnya.
    Tapi tanganku ingin memegang toketnya yang rupanya ukurannya besar dan empuk sat aku pegang, aku singkapkan rok yang dia pakai kulihat memeknya terbungkus celana dalam berwarna pink, aku buka celana dalamnya dan melihat memeknya yang diselimuti oleh bulu tebalnya, kemudian penisku aku keluarkan dari celanaku dan menumpang tubuh dia.
    Ingin cepat cepat aku masukkan penisku ke dalam memeknya, aku gesek gesekkan rasanya kental dan empuk , tapi masih susah untuk aku masuki, ekhh ekhhhh aku sodorkan penisku masuk ke memeknya karena bayangku takut temanku sudah datang aku percepat penisku untuk maju mundur kira kira 40 detik spermaku keluar di dalam memek yuli, terasa hangat dan dia juga belum siuman,
    Saat aku keluarkan penisku aku melihat darah yang menempel di penisku akau kaget rupanya darah yang keluar dari memk yuli, kemudian aku ambil tisu di sekitar meja yuli aku bersihkan sperma dan darah yang menempel di sekalangan yuli. Lekas aku kembalikan seperti semula aku kenakan celana dalamnya seperti semula.
    Setelah kejadian itu aku merasa deg degakan dan merasa puas sudah bisa menyetubuhi yuli walaupun dia dalam keadaan pingsan, setelah kejadian tiu setiap melihat yuli aku tidak tertarik lagi, melihat wajah dan aromanya sudah tak ada rasanya lagi, kemudian tak berpaa lama temanku datang dia tidak menaruh curiga terhadapku.
    Setelah kejadian itu 3 bulan yuli merasa ada yang aneh dia merasa hamil dan sering mutah mutah, samapi disitu yuli jarang masuk ke kampus kabar tekhir dia , dia mengalami depresi karena dia tidak merasa belum pernah berhubungan badan sama siapapun, sampai saat ini aku gak tau nasib =nya yuli, dia melahrikan atau tidak.
    Kalau melahirkan dia anaku, aku merasa bersalah saat itu tapi aku juga cuek mengahadapi masalah ini, demikian ceritaku yang pernah aku alami, terimakasih para pembaca yang sudah meluangkan waktunya.
    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Beruntung Bisa Ngentot Pacar Sekaligus Ibunya

    Cerita Sex Beruntung Bisa Ngentot Pacar Sekaligus Ibunya


    915 views

    Perawanku – Cerita Sex Beruntung Bisa Ngentot Pacar Sekaligus Ibunya, Didalam cerita pengalaman saya yang pertama yang saya beri judul “Masa kecil saya di Solo”, saya menceritakan bagaimana saya diperkenalkan kepada kenikmatan senggama pada waktu saya masih berumur 13 tahun oleh Nadia, seorang wanita tetangga kami yang telah berumur jauh lebih tua. Saya dibesarkan didalam keluarga yang sangat taat dalam agama. Saya sebelumnya belum pernah terekspos terhadap hubungan laki-laki dan perempuan. Pengetahuan saya mengenai hal-hal persetubuhan hanyalah sebatas apa yang saya baca didalam cerita-cerita porno ketikan yang beredar di sekolah ketika saya duduk di bangku SMP.

    Pada masa itu belum banyak kesempatan bagi anak lelaki seperti saya walaupun melihat tubuh wanita bugil sekalipun. Anak-anak lelaki masa ini mungkin susah membayangkan bahwa anak seperti saya cukup melihat gambar-gambar di buku mode-blad punya kakak saya seperti Lana Lobell, dimana terdapat gambar-gambar bintang film seperti Ginger Roberts, Jayne Mansfield, yang memperagakan pakaian dalam, ini saja sudah cukup membuat kita terangsang dan melakukan masturbasi beberapa kali.

    Bisalah dibayangkan bagaimana menggebu-gebunya gairah dan nafsu saya ketika diberi kesempatan untuk secara nyata bukan saja hanya bisa melihat tubuh bugil wanita seperti Nadia, tetapi bisa mengalami kenikmatan bersanggama dengan wanita sungguhan, tanpa memperdulikan apakah wanita itu jauh lebih tua. Dengan hanya memandang tubuh Nadia yang begitu mulus dan putih saja sucah cukup sebetulnya untuk menjadi bahan imajinasi saya untuk bermasturbasi, apalagi dengan secara nyata-nyata bisa merasakan hangatnya dan mulusnya tubuhnya. Apalagi betul-betul melihat kemaluannya yang mulus tanpa jembut. Bisa mencium dan mengendus bau kemaluannya yang begitu menggairahkan yang kadang-kadang masih berbau sedikit amis kencing perempuan dan yang paling hebat lagi buat saya adalah bisanya saya menjilat dan mengemut kemaluannya dan kelentitnya yang seharusnyalah masih merupakan buah larangan yang penuh rahasia buat saya.

    Mungkin pengalaman dini inilah yang membuat saya menjadi sangat menikmati apa yang disebut cunnilingus, atau mempermainkan kemaluan wanita dengan mulut. Sampai sekarangpun saya sangat menikmati mempermainkan kemaluan wanita, mulai dari memandang, lalu mencium aroma khasnya, lalu mempermainkan dan menggigit bibir luarnya (labia majora), lalu melumati bagian dalamnya dengan lidah saya, lalu mengemut clitorisnya sampai si wanita minta-minta ampun kewalahan. Yang terakhir barulah saya memasukkan batang kemaluan saya kedalam liang sanggamanya yang sudah banjir.

    Setelah kesempatan saya dan Nadia untuk bermain cinta (saya tidak tahu apakah itu bisa disebut bermain cinta) yang pertama kali itu, maka kami menjadi semakin berani dan Nadia dengan bebasnya akan datang kerumah saya hampir setiap hari, paling sedikit 3 kali seminggu. Apabila dia datang, dia akan langsung masuk kedalam kamar tidur saya, dan tidak lama kemudian sayapun segera menyusul.

    Biasanya dia selalu mengenakan daster yang longgar yang bisa ditanggalkan dengan sangat gampang, hanya tarik saja keatas melalui kepalanya, dan biasanya dia duduk dipinggiran tempat tidur saya. Saya biasanya langsung menerkam pNadiadaranya yang sudah agak kendor tetapi sangat bersih dan mulus. Pentilnya dilingkari bundaran yang kemerah-merahan dan pentilnya sendiri agak besar menurut penilaian saya. Nadia sangat suka apabila saya mengemut pentil susunya yang menjadi tegang dan memerah, dan bisa dipastikan bahwa kemaluannya segera menjadi becek apabila saya sudah mulai ngenyot-ngenyot pentilnya.

    Mungkin saking tegangnya saya didalam melakukan sesuatu yang terlarang, pada permulaannya kami mulai bersanggama, saya sangat cepat sekali mencapai klimaks. Untunglah Nadia selalu menyuruh saya untuk menjilat-jilat dan menyedot-nyedot kemaluannya lebih dulu sehingga biasanya dia sudah orgasme duluan sampai dua atau tiga kali sebelum saya memasukkan penis saya kedalam liang peranakannya, dan setelah saya pompa hanya beberapa kali saja maka saya seringkali langsung menyemprotkan mani saya kedalam vaginanya. Barulah untuk ronde kedua saya bisa menahan lebih lama untuk tidak ejakulasi dan Nadia bisa menyusul dengan orgasmenya sehingga saya bisa merasakan empot-empotan vaginanya yang seakan-akan menyedot penis saya lebih dalam kedalam sorga dunia.

    Nadia juga sangat doyan mengemut-ngemut penis saya yang masih belum bertumbuh secara maksimum. Saya tidak disunat dan Nadia sangat sering menggoda saya dengan menertawakan “kulup” saya, dan setelah beberapa minggu Nadia kemudian berhasil menarik seluruh kulit kulup saya sehingga topi baja saya bisa muncul seluruhnya. Saya masih ingat bagaimana dia berusaha menarik-narik atau mengupas kulup saya sampai terasa sakit, lalu dia akan mengobatinya dengan mengemutnya dengan lembut sampai sakitnya hilang. Setelah itu dia seperti memperolah permainan baru dengan mempermainkan lidahnya disekeliling leher penis saya sampai saya merasa begitu kegelian dan kadang-kadang sampai saya tidak kuat menahannya dan mani saya tumpah dan muncrat ke hidung dan matanya.

    Kadang-kadang Nadia juga minta “main” walaupun dia sedang mens. Walaupun dia berusaha mencuci vaginanya lebih dulu, saya tidak pernah mau mencium vaginanya karena saya perhatikan bau-nya tidak menyenangkan. Paling-paling saya hanya memasukkan penis saja kedalam vaginanya yang terasa banjir dan becek karena darah mensnya. Terus terang, saya tidak begitu menikmatinya dan biasanya saya cepat sekali ejakulasi. Apabila saya mencabut kemaluan saya dari vagina Nadia, saya bisa melihat cairan darah mensnya yang bercampur dengan mani saya. Kadang-kadang saya merasa jijik melihatnya.

    Satu hari, kami sedang asyik-asyiknya menikmati sanggama, dimana kami berdua sedang telanjang bugil dan Nadia sedang berada didalam posisi diatas menunggangi saya. Dia menaruh tiga buah bantal untuk menopang kepala saya sehingga saya bisa mengisap-isap pNadiadaranya sementara dia menggilas kemaluan saya dengan dengan kemaluannya. Pinggulnya naik turun dengan irama yang teratur. Kami rileks saja karena sudah begitu seringnya kami bersanggama. Dan pasangan suami isteri yang tadinya menyewa kamar dikamar sebelah, sudah pindah kerumah kontrakan mereka yang baru.

    Saya sudah ejakulasi sekali dan air mani saya sudah bercampur dengan jus dari kemaluannya yang selalu membanjir. Lalu tiba-tiba, pada saat dia mengalami klimaks dan dia mengerang-erang sambil menekan saya dengan pinggulnya, anak perempuannya yang bernama Linda ternyata sedang berdiri dipintu kamar tidur saya dan berkata, “Ibu main kancitan, iya..?” (kancitan = ngentot, bahasa Solo)

    Saya sangat kaget dan tidak tahu harus berbuat bagaimana tetapi karena sedang dipuncak klimaksnya, Nadia diam saja terlentang diatas tubuh saya. Saya melirik dan melihat Linda datang mendekat ketempat tidur, matanya tertuju kebagian tubuh kami dimana penis saya sedang bersatu dengan dengan kemaluan ibunya. Lalu dia duduk di pinggiran tempat tidur dengan mata melotot.

    “Hayo, ibu main kancitan,” katanya lagi.

    Lalu pelan-pelan Nadia menggulingkan tubuhnya dan berbaring disamping saya tanpa berusaha menutupi kebugilannya. Saya mengambil satu bantal dan menutupi perut dan kemaluan saya .

    “Linda, Linda. Kamu ngapain sih disini?” kata Nadia lemas.

    “Linda pulang sekolah agak pagi dan Linda cari-cari Ibu dirumah, tahunya lagi kancitan sama Bang Johan,” kata Linda tanpa melepaskan matanya dari arah kemaluan saya. Saya merasa sangat malu tetapi juga heran melihat Nadia tenang-tenang saja.

    “Linda juga mau kancitan,” kata Linda tiba-tiba.

    “E-eh, Linda masih kecil..” kata ibunya sambil berusaha duduk dan mulai mengenakan dasternya.

    “Linda mau kancitan, kalau nggak nanti Linda bilangin Abah.”

    “Jangan Linda, jangan bilangin Abah.., kata Nadia membujuk.

    “Linda mau kancitan,” Linda membandel. “Kalo nggak nanti Linda bilangin Abah..”

    “Iya udah, diam. Sini, biar Johan ngancitin Linda.” Nadia berkata.

    Saya hampir tidak percaya akan apa yang saya dengar. Jantung saya berdegup-degup seperti alu menumbuk. Saya sudah sering melihat Linda bermain-main di pekarangan rumahnya dan menurut saya dia hanyalah seorang anak yang masih begitu kecil. Dari mana dia mengerti tentang “main kancitan” segala?

    Nadia mengambil bantal yang sedang menutupi kemaluan saya dan tangannya mengelus-ngelus penis saya yang masih basah dan sudah mulai berdiri kembali.

    “Sini, biar Linda lihat.” Nadia mengupas kulit kulup saya untuk menunjukkan kepala penis saya kepada Linda. Linda datang mendekat dan tangannya ikut meremas-remas penis saya. Aduh maak, saya berteriak dalam hati. Bagaimana ini kejadiannya? Tetapi saya diam saja karena betul-betul bingung dan tidak tahu harus melakukan apa.

    Cerita Hot – Tempat tidur saya cukup besar dan Nadia kemudian menyutuh Linda untuk membuka baju sekolahnya dan telentang di tempat tidur didekat saya. Saya duduk dikasur dan melihat tubuh Linda yang masih begitu remaja. PNadiadaranya masih belum berbentuk, hampir rata tetapi sudah agak membenjol. Putingnya masih belum keluar, malahan sepertinya masuk kedalam. Nadia kemudian merosot celana dalam Linda dan saya melihat kemaluan Linda yang sangat mulus, seperti kemaluan ibunya. Belum ada bibir luar, hanya garis lurus saja, dan diantara garis lurus itu saya melihat itilnya yang seperti mengintip dari sela-sela garis kemaluannya. Linda merapatkan pahanya dan matanya menatap kearah ibunya seperti menunggu apa yang harus dilakukan selanjutnya.

    Saya mengelus-elus bukit venus Linda yang agak menggembung lalu saya coba merenggangkan pahanya. Dengan agak enggan, Linda menurut, dan saya berlutut di antara kedua pahanya dan membungkuk untuk mencium selangkangan Linda.

    “Ibu, Linda malu ah..” kata Linda sambil berusaha menutup kemaluannya dengan kedua tangannya.

    “Ayo, Linda mau kancitan, ndak?” kata Nadia.

    Saya mengendus kemaluan Linda dan baunya sangat tajam.

    “Uh, mambu pesing.” Saya berkata dengan agak jijik. Saya juga melihat adanya “keju” yang keputih-putihan diantara celah-celah bibir kemaluan Linda.

    “Tunggu sebentar,” kata Nadia yang lalu pergi keluar kamar tidur. Saya menunggu sambil mempermainkan bibir kemaluan Linda dengan jari-jari saya. Linda mulai membuka pahanya makin lebar.

    Sebentar kemudian Nadia datang membawa satu baskom air dan satu handuk kecil. Dia pun mulai mencuci kemaluan Linda dengan handuk kecil itu dan saya perhatikan kemaluan Linda mulai memerah karena digosok-gosok Nadia dengan handuk tadi. Setelah selesai, saya kembali membongkok untuk mencium kemaluan Linda. Baunya tidak lagi setajam sebelumnya dan sayapun menghirup aroma kemaluan Linda yang hanya berbau amis sedikit saja. Saya mulai membuka celah-celah kemaluannya dengan menggunakan lidah saya dan Linda-pun merenggangkan pahanya semakin lebar. Saya sekarang bisa melihat bagian dalam kemaluannya dengan sangat jelas. Bagian samping kemaluan Linda kelihatan sangat lembut ketika saya membuka belahan bibirnya dengan jari-jari saya, kelihatanlah bagian dalamnya yang sangat merah.

    Saya isap-isap kemaluannya dan terasa agak asin dan ketika saya mempermainkan kelentitnya dengan ujung lidah saya, Linda menggeliat-geliat sambil mengerang, “Ibu, aduuh geli, ibuu.., geli nian ibuu..”

    Saya kemudian bangkit dan mengarahkan kepala penis saya kearah belahan bibir kemaluan Linda dan tanpa melihat kemana masuknya, saya dorong pelan-pelan.

    “Aduh, sakit bu..,” Linda hampir menjerit.

    “Johan, pelan-pelan masuknya.” Kata Nadia sambil mengelus-elus bukit Linda.

    Saya coba lagi mendorong, dan Linda menggigit bibirnya kesakitan.

    “Sakit, ibu.”

    Nadia bangkit kembali dan berkata,”Johan tunggu sebentar,” lalu dia pergi keluar dari kamar.

    Saya tidak tahu kemana Nadia perginya dan sambil menunggu dia kembali sayapun berlutut didepan kemaluan Linda dan sambil memegang batang penis, saya mempermainkan kepalanya di clitoris Linda. Linda memegang kedua tangan saya erat-erat dengan kedua tangannya dan saya mulai lagi mendorong.

    Cerita Panas – Saya merasa kepala penis saya sudah mulai masuk tetapi rasanya sangat sempit. Saya sudah begitu terbiasa dengan lobang kemaluan Nadia yang longgar dan penis saya tidak pernah merasa kesulitan untuk masuk dengan mudah. Tetapi liang vagina Linda yang masih kecil itu terasa sangat ketat. Tiba-tiba Linda mendorong tubuh saya mundur sambil berteriak, “Aduuh..!” Rupanya tanpa saya sadari, saya sudah mendorong lebih dalam lagi dan Linda masih tetap kesakitan.

    Sebentar lagi Nadia datang dan dia memegang satu cangkir kecil yang berisi minyak kelapa. Dia mengolesi kepala penis saya dengan minyak itu dan kemudian dia juga melumasi kemaluan Linda. Kemudian dia memegang batang kemaluan saya dan menuntunnya pelan-pelan untuk memasuki liang vagina Linda. Terasa licin memang dan saya-pun bisa masuk sedikit demi sedikit. Linda meremas tangan saya sambil menggigit bibir, apakah karena menahan sakit atau merasakan enak, saya tidak tahu pasti.

    Saya melihat Linda menitikkan air mata tetapi saya meneruskan memasukkan batang penis saya pelan-pelan.

    “Cabut dulu,” kata Nadia tiba-tiba.

    Saya menarik penis saya keluar dari lobang kemaluan Linda. Saya bisa melihat lobangnya yang kecil dan merah seperti menganga. Nadia kembali melumasi penis saya dan kemaluan Linda dengan minyak kelapa, lalu menuntun penis saya lagi untuk masuk kedalam lobang Linda yang sedang menunggu. Saya dorong lagi dengan hati-hati, sampai semuanya terbenam didalam Linda. Aduh nikmatnya, karena lobang Linda betul-betul sangat hangat dan ketat, dan saya tidak bisa menahannya lalu saya tekan dalam-dalam dan air manikupun tumpah didalam liang kemaluan Linda. Linda yang masih kecil. Saya juga sebetulnya masih dibawah umur, tetapi pada saat itu kami berdua sedang merasakan bersanggama dengan disaksikan Nadia, ibunya sendiri.

    Linda belum tahu bagaimana caranya mengimbangi gerakan bersanggama dengan baik, dan dia diam saja menerima tumpahan air mani saya. Saya juga tidak melihat reaksi dari Linda yang menunjukkan apakah dia menikmatinya atau tidak. Saya merebahkan tubuh saya diatas tubuh Linda yang masih kurus dan kecil itu. Dia diam saja.

    Setelah beberapa menit, saya berguling kesamping dan merebahkan diri disamping Linda. Saya merasa sangat terkuras dan lemas. Tetapi rupanya Nadia sudah terangsang lagi setelah melihat saya menyetubuhi anaknya. Diapun menaiki wajah saya dan mendudukinya dan menggilingnya dengan vaginanya yang basah, dan didalam kami di posisi 69 itu diapun mengisap-ngisap penis saya yang sudah mulai lemas sehingga penis saya itu mulai menegang kembali.

    Wajah saya begitu dekat dengan anusnya dan saya bisa mencium sedikit bau anus yang baru cebok dan entah kenapa itu membuat saya sangat bergairah. Nafsu kami memang begitu menggebu-gebu, dan saya sedot dan jilat kemaluan Nadia sepuas-puasnya, sementara Linda menonton kami berdua tanpa mengucapkan sepatah katapun. Saya sudah mengenal kebiasaan Nadia dimana dia sering kentut kalau betul-betul sedang klimaks berat, dan saat itupun Nadia kentut beberapa kali diatas wajah saya. Saya sempat melihat lobang anusnya ber-getar ketika dia kentut, dan sayapun melepaskan semburan air mani saya yang ketiga kalinya hari itu didalam mulut Nadia. “Alangkah lemaknyoo..!” saya berteriak dalam hati.

    “Ugh, ibu kentut,” kata Linda tetapi Nadia hanya bisa mengeluarkan suara seperti seseorang yang sedang dicekik lehernya.

    Hanya sekali itu saja saya pernah menyetubuhi Linda. Ternyata dia masih belum cukup dewasa untuk mengetahui nikmatnya bersanggama. Dia masih anak kecil, dan pikirannya sebetulnya belum sampai kepada hal-hal seperti itu. Tetapi saya dan Nadia terus menikmati indahnya permainan bersanggama sampai dua atau tiga kali seminggu. Saya masih ingat bagaimana saya selalu merasa sangat lapar setelah setiap kali kami selesai bersanggama. Tadinya saya belum mengerti bahwa tubuh saya menuntut banyak gizi untuk menggantikan tenaga saya yang dikuras untuk melayani Nadia.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Office Boy Yang Beruntung Ngentot Aku

    Office Boy Yang Beruntung Ngentot Aku


    1541 views

    Cerita Panas – Office Boy Yang Beruntung Ngentot Aku

    Perawan – Sebut saja namaku Linda (samaran). Aku saat ini bekerja sebagai seorang senior marketing di suatu perusahaan multinasional yang berkantor di salah satu gedung di kawasan Jakarta Selatan. Usiaku saat ini 31 tahun. Aku sudah berkeluarga dengan satu anak yang baru berumur 2 tahun, Rio. Ia sedang lucu-lucunya.Suamiku, sebut saja Mas Edi, bekerja sebagai seorang junior manager di salah satu perusahaan swasta di kawasan CBD dekat Semanggi.

    Aku dan suamiku saat ini sudah mampu memiliki rumah sendiri di kawasan Cimanggis. Dengan kesibukan kami masing-masing, praktis waktu kebersamaan kami hanyalah dua hari dalam satu minggu, yakni hari Sabtu dan Minggu. Untuk itu kami memanfaatkan waktu kebersamaan sebaik-baiknya.

    Bagiku hubungan seks dengan suami tidak mengutamakan kuantitas. Kualitas jauh lebih penting, karena dengan kualitas hubungan yang baik maka kenikmatan yang aku peroleh justru sangat maksimal. Jadi dalam hal hubungan seks, antara aku dan suamiku tidak ada masalah. Yang menjadi masalah adalah kadang-kadang aku berfantasi ingin melakukan hubungan seks dengan orang dari kalangan lower class!! Aku sering berfantasi dan sangat terobsesi untuk berhubungan dengan orang yang memiliki gairah liar. Hal ini disebabkan karena suamiku selalu memperlakukanku dengan lembut. Itulah masalahnya!!

    Aku sering membayangkan bagaimana rasanya berhubungan badan dengan orang-orang yang kasar. Mungkin ini semacam fantasi liarku yang terpendam. Ini mungkin timbul dari keadaanku yang sejak kecil selalu bergaul dengan perempuan! Soalnya dari keluargaku semuanya terdiri dari anak perempuan! Dari tiga bersaudara sekandung aku merupakan anak pertama, kedua adikku perempuan dan sejak aku berumur 16 tahun ayahku meninggal sehingga praktis kami berempat termasuk ibuku perempuan semua dalam satu rumah. Begitu pula saat bekerja, di kantorku jumlah karyawan terbanyak adalah perempuan! Karyawan laki-laki hanya beberapa orang termasuk satpam, sopir serta office boy.

    Kata orang penampilanku sangat menarik! Aku tidak menyombongkan diri memang begitulah kenyataannya. Kulitku putih bersih. Ukuran tubuhku sangat ideal menurut pendapatku. Tinggi badanku 165 cm dan berat badanku 55 kg, dan ukuran dadaku 36B. Dengan keadaan fisik seperti ini tidak sulit bagiku untuk menaklukkan lelaki yang kuinginkan.

    Di kantorku ada satu orang office boy yang membuatku tertarik akan kejantanannya. Orang itu namanya Parjo, berasal dari Tegal, satu kampung denganku. Ia baru berusia 21 tahun. Orangnya tinggi besar dan wajahnya lumayan ganteng. Hal yang membuatku kadang terpesona oleh kejantanannya adalah bau keringatnya yang menyengat dan asli khas bau lelaki. Aku kerap kali membayangkan bagaimana bila aku disetubuhi olehnya. Aku sering kali memimpikan bahwa mem*kku digenjot oleh batang kont*lnya yang dari luar celananya tampak menggembung menandakan besarnya.

    Pembaca jangan membayangkan kalau ruang khusus di kantorku ruangnya tertutup sama sekali. Tidak, ruang kantorku sebenarnya mirip-mirip aula yang luas! Cuma disekat-sekat dengan partisi. Ruang khusus yang kumaksudkan adalah dalam satu ruangan yang disekat partisi dengan luas kira-kira 2,5 x 2 m hanya diperuntukkan bagiku. Karyawan lain yang tingkatannya masih di bawahku biasanya menempati satu ruang yang disekat secara bersama-sama sekitar 3 atau 4 orang dalam satu ruangan. Dengan demikian aku mempunyai lebih banyak privacy di kantorku ini.

    Aku kerap kali membuka-buka internet terutama saat-saat istirahat pada jam-jam menjelang kerja lembur. Soalnya dengan membaca kisah- kisahnya fantasiku bisa melayang sesuai dengan alur cerita yang dibawakan si penulis! Aku tak peduli kalau itu kisah nyata atau cuma karangan si penulis.. Yang penting bagiku bisa memuaskan imajinasiku, titik! Oh ya.. Karena kesibukanku, aku kerap kali harus bekerja lembur sore hari hingga sampai jam 20.00 aku baru keluar kantor. Dalam satu minggu, mungkin aku kerja lembur selama 3 hari. Bagiku lembur lebih baik dibandingkan harus terkena macet di jalan yang tiap hari selalu menghantui Jakarta. Yach.. Dari pada waktu terbuang karena macet di jalanan, mendingan kerja lembur bisa dapat tambahan uang belanja, iya kan?

    Suatu sore, seperti biasanya saat menjelang lembur aku mulai asyik membuka-buka kisah-kisah erotis di situs ini. Suasana kantor sudah mulai sepi karena karyawan sudah mulai meninggalkan tempatnya masing-masing. Hal ini sudah biasa bagiku dan tidak menjadi sesuatu yang istimewa sehingga aku cuma menyahut kecil saat satu-demi satu rekan-rekanku pamitan mau pulang duluan.

    Aku mulai terangsang saat membaca kisah- kisah yang benar-benar erotis.Ingatanku jadi melayang pada fantasi liar yang selalu mengobsesiku. Entah karena kebetulan atau memang nasib sedang mujur.. Ternyata office boy yang menjadi incaranku saat itu sedang membersihkan ruang meeting yang besok pagi akan digunakan untuk rapat evaluasi bulanan. Ruang meeting itu persis berada di samping ruanganku sehingga saat si Parjo lewat, keringatnya yang baunya menusuk sempat tercium olehku. Fantasiku kian menggelora begitu mengendus aroma keringatnya itu.

    Aku segera mencari akal bagaimana caranya agar si Parjo mendekatiku. Akhirnya aku punya akal untuk menyuruhnya membersihkan ruanganku yang sengaja kubuat berantakan. Ini kumaksudkan agar Parjo berada dekat denganku dan aku bisa terus mengendus keringatnya yang seksi itu.

    Dengan patuh akhirnya Parjo datang juga ke ruanganku dan mulai membereskan tempatku yang memang berantakan. Aku masih tetap membuka situs ngeres ini sambil menghirup aroma keringatnya yang semakin menyengat saat ia mulai bekerja. Aku sempat meliriknya saat ia mencuri-curi pandang ke arah pahaku yang setengah terbuka. Aku memang memakai rok pendek sehingga pahaku yang putih jenjang kelihatan sangat indah dan sangat kontras dengan rok pendekku yang berwarna gelap. Parjo memalingkan wajahnya dengan malu saat kutangkap basah mencuri- curi pandang ke arah pahaku.

    Aku tetap pura-pura sibuk melihat monitor sambil membaca cerita erotis yang tersaji di depanku. Parjo yang sedang berjongkok membersihkan kolong mejaku tampak berhenti bergerak. Dengan sudut mataku kulihat ia sedang memperhatikan kedua pahaku dari kolong mejaku. Kubiarkan saja hal itu terjadi. Iseng-iseng aku menggodanya agar ia pusing sendiri melihat keindahan pahaku.

    Aku tidak menduga kalau ternyata Parjo seberani itu. Tiba-tiba aku merasa ada benda hangat menyentuh pahaku yang setengah terbuka. Aku tercekat mendapati ia senekat itu, padahal sempat kudengar masih ada suara orang lain yang sedang bercakap-cakap di ruang sebelah. Ternyata masih ada dua orang kolegaku yang belum keluar. Mereka sedang bersiap-siap pulang dan sedang berjalan mendekat ke ruanganku untuk pamitan. Aku tidak berani berteriak saat tangan Parjo yang nakal mulai menggerayangi pahaku dari kolong mejaku. Aku hanya berusaha mengatupkan kedua pahaku agar tangannya tidak bergerak terlalu jauh. Aku menggigit bibirku menahan geli saat tangannya yang kasar mengelus-elus paha bagian dalamku dan tangannya yang terjepit kedua pahaku berusaha bergerak- gerak ke atas.

    “Mbak Linda.. Mau lembur lagi” terdengar suara Ida salah seorang staf bagian purchasing menyapaku dari luar ruangan. “Ehh.. Ii.. Iya habis buat persiapan meeting besok” aku tergagap menjawab pertanyaannya.

    Aku khawatir kalau-kalau si Ida dan Dewi yang saat itu belum pulang masuk ke ruanganku dan tahu apa yang terjadi. Yang kurang ajar lagi, ternyata tangan Parjo terus memaksa bergerak ke atas hingga aku tak mampu menahannya lagi. Kini tangannya sudah mulai meraba dan meremas vaginaku dari luar CD nylonku. Aku yang tadi sudah terangsang karena bacaan cerita ngeres semakin terangsang lagi dengan perlakuan Parjo itu.

    “Kita pulang duluan ya Mbak.. Sampai ketemu besok! Salam buat Rio si kecil”.

    Suara Dewi sedikit melegakanku, karena kekhawatiranku kalau mereka akan nyelonong ke ruanganku tidak terjadi. Mereka berdua langsung keluar ruangan.Kini di kantor hanya tinggal aku dan Parjo yang saat itu masih sibuk meremas vaginaku dari luar CD-ku.

    Aku yang sudah sangat terangsang tidak dapat menolak lagi apa yang ia perbuat. Tanpa sadar aku membuka kedua pahaku agak lebar. Mendapat angin seperti itu, jari Parjo yang nakal segera menyusup ke dalam CD- ku dan mulai mengorek-ngorek lubang vaginaku yang sudah mulai basah. Napasku sudah mulai memburu menahan gejolak yang mulai mendesak.

    Konsentrasiku membaca sudah mulai hilang karena pandangan mataku mulai kabur menerima rangsangan Parjo. Kini bukan hanya tangannya yang aktif bergerilya di selangkanganku yang sedikit terbuka. Lidah Parjo pun mulai bergerak menjilati kedua pahaku sambil bersimpuh di depan kursiku. Rok pendekku dipaksanya terbuka hingga pahaku semakin terbuka.

    Lidah Parjo yang panas menggelora mulai bergerak-gerak liar menyapu seluruh permukaan kulit pahaku yang sangat sensitif. Tubuhku semakin menggigil menahan geli saat lidahnya menyusuri kulit

    pahaku disertai dengan gigitan-gigitan kecil.Gila, Parjo rupanya tahu kalau aku sedang membuka cerita ngeres saat ia masuk dan kusuruh membersihkan ruanganku sehingga ia berani berbuat kurang ajar padaku. Aku sebetulnya tadi cuma menggoda saja. Aku tidak menduga kalau akan sejauh ini.

    “Jo.. Jang.. anhh” aku mendesis tapi tidak berani berteriak karena takut kalau ada orang yang mendengar. Namun Parjo rupanya sudah kesetanan. Pantatku ditariknya ke bawah hingga aku terduduk di ujung kursiku. Hal ini memudahkan Parjo menyingkap rokku dan menarik CD-ku hingga ke lututku. Tanpa membuang waktu, Parjo mengangkat kedua pahaku dan mementangkannya di atas

    kepalanya. Wajahnya menyuruk ke selangkanganku dan lidahnya menghunjam ke dalam lubang vaginaku yang sudah sangat basah. Aku tak mampu bergerak lagi. Tangannya yang kokoh memegang erat kedua pahaku hingga tak bisa lagi bergerak. Aku takut memberontak karena aku sudah duduk di ujung kursi, jadi kalau bergerak dengan keras aku mungkin bisa jatuh.

    Aku hanya pasrah dan menikmati saja apa yang seharusnya tidak boleh kulakukan.

    Aku memang terobsesi bercinta dengan orang kasar seperti dia, namun itu hanya sebatas fantasi liarku. Aku tidak ingin mengkhianati suamiku. Desakan birahi semakin menyergapku saat lidah Parjo menyeruak masuk ke dalam lubang vaginaku dan bergerak kasar menggesek-gesek menggelitik lubang vaginaku. Lidahnya yang kasar bergerak liar semakin dalam ke dalam lubang kemaluanku. Napasnya
    yang menggemuruh kurasakan menghembus bibir vaginaku.

    Mataku mulai berkunang-kunang menahan gejolak nafsuku yang kian meledak-ledak.

    Perutku sudah mulai kejang karena bibir Parjo mulai menyedot-nyedot itilku yang sudah sangat membengkak. Aku hampir saja mencapai orgasme saat tiba-tiba telepon di mejaku berdering.

    “Jo.. Stop.. Stopp” Seolah-olah tersadar akan keadaanku, aku segera berteriak keras menghentikan aktivitas Parjo. “Ma.. Maaf Bu..” ujarnya.

    Mungkin karena takut aku akan berteriak, Parjo segera berhenti dan langsung keluar ruanganku serta menghilang ke dalam meeting room. Aku segera membereskan pakaianku yang acak-acakan dan mengatur napas sebelum mengangkat telepon.

    “Halloo..” sapaku di telepon. “Mah.. Ini aku Edy! Mau pulang sama-sama enggak?” terdengar suara suamiku di seberang sana. “I.. Iya.. Aku tunggu Pah..” akhirnya aku memutuskan untuk jadi lembur hari itu.

    Aku merasa bersalah dengan suamiku. Untung saja tadi suamiku menelepon hingga aku tidak berbuat terlalu jauh dengan si Parjo. Untuk menutupi rasa bersalahku sekaligus menuntaskan apa yang tadi telah dimulai oleh Parjo, malam itu aku mengajak suamiku bermain cinta. Aku melayani suamiku secara total. Kami yang biasanya bermain cinta sekali, malam itu aku meminta suamiku menyetubuhiku hingga tiga kali. Gila! Untung saja suamiku tidak terlalu curiga dengan keganjilan ini. Hari ini aku selamat dari perbuatan selingkuh.

    Waktu berjalan begitu cepat. Tak terasa sudah hampir satu bulan sejak kejadian waktu aku hampir saja mengkhianati suamiku dengan kejadian di ruangan kantorku. Aku pun sudah mulai dapat melupakan kejadian itu soalnya selama ini aku juga hampir tidak pernah melihat Parjo. Aku pun tidak berusaha ingin mengetahui keberadaannya.

    Kira-kira satu minggu menjelang bulan puasa kegiatanku semakin bertambah sibuk.Aku harus banyak mempersiapkan kegiatan promosi menjelang penjualan untuk hari raya lebaran nanti. Untuk itu aku banyak melakukan lembur seperti biasanya.

    Aku masih ingat saat itu hari Kamis tanggal 7 Oktober, aku seperti biasanya lembur di kantor. Saat itu yang ada di kantor hanyalah aku dan Ida yang juga sedang lembur menyelesaikan tugasnya. Kira-kira pukul 18.00, Ida mendatangi ruanganku dan mengajakku pulang bersama-sama, namun aku yang masih harus menyelesaikan beberapa laporan memintanya untuk pulang duluan, sehingga praktis di kantor hanya tinggal aku sendirian. Aku tidak takut karena sudah terbiasa, lagi pula ada security yang selalu berjaga-jaga di lobby bawah di lantai satu.

    Entah karena ruangan AC yang dingin atau mungkin karena sejak sore tadi aku belum ke rest room maka aku merasa ingin sekali buang air kecil. Karena desakan itu aku pun meninggalkan ruanganku dan pergi ke rest room yang letaknya di luar ruangan kantor namun masih satu lantai dengan kantorku. Karena aku yakin sudah tidak ada orang lain, maka aku melepas CD-ku dan memasukannya ke tasku sebelum ke rest room. Hal ini kulakukan agar mudah melepas hajatku nanti. Praktis saat itu aku tanpa mengenakan CD saat pergi ke rest room. Toh rok pendekku cukup tebal, jadi kalau pun masih ada orang tidak bakalan ketahuan, pikirku.

    Keadaan memang sepi di kantor. Saat aku melewati koridor di samping kantorku pun tidak tampak ada satu orang pun di sana. Aku lalu masuk ke rest room dan menutup pintu kemudian langsung menghambur masuk ke salah satu toilet yang berjajar di sana. Aku merasa lega sekali setelah hajatku yang sedari tadi merongrongku terlepas sudah. Kini aku bisa kembali bekerja dengan tenang.
    Saat itu aku sedang merapikan pakaianku di depan cermin di ruangan rest room.

    Aku terkejut setengah mati saat aku tersadar bahwa ternyata di rest room sudah ada orang lain selain diriku. Yang lebih mengejutkan ternyata orang itu adalah Parjo yang sedari tadi memperhatikan diriku saat mematut diriku di depan cermin.

    Belum sempat hilang rasa terkejutku, Parjo sudah mendatangi dan langsung memeluk tubuhku. Aku yang termasuk sudah cukup tinggi untuk ukuran wanita ternyata masih terlalu kecil bila dibandingkan dengan Parjo. Mungkin tingginya sekitar 175-an lebih karena ternyata tinggi tubuhku hanya sebatas hidungnya saja. Selain tinggi, tubuh Parjo sangat kekar dan tegap hingga aku tak mampu bergerak saat kedua tangannya yang kokoh menyergapku.

    Aku mulai terangsang saat lidah Parjo yang bergerak liar di dalam mulutku mulai mendorong-dorong lidahku dan tangannya yang tadinya meremas-remas buah pantatku mulai menyingkap rokku ke atas. Rokku ditariknya ke atas hingga pantatku yang tidak tertutup CD segera tersentuh langsung oleh telapak tangannya yang kasar.Aku menggerinjal karena tangannya yang kasar terasa geli di pantatku yang halus.

    “Hhsshh.. Oughh..” tanpa sadar aku sedikit melenguh karena tangan kasar Parjo meremas buah pantatku yang terbuka dengan gemasnya. Napasku mulai memburu dan gairahku mulai terusik. Apalagi bau keringat Parjo yang menusuk sangat maskulin dalam penciumanku.

    “Ja.. Jangan.. Joo.. Ohh.. Sshh” antara sadar dan tidak aku masih sempat meronta dan mulutku masih mencoba mencegah perbuatan Parjo lebih jauh. Namun seolah tak peduli dengan desisanku atau mungkin karena penolakanku tidak begitu sungguh sungguh, Parjo tetap saja merangsekku dengan serbuan-serbuan erotisnya.

    Lidah Parjo terus saja menjilat-jilat mulutku dan turun ke daguku. Aku semakin gelisah menerima rangsangan ini, apalagi tangan Parjo yang tadinya meremas remasa pantatku kini bergeser ke depan dan mulai mengelus-elus daerah perut di bagian bawah pusarku. Tubuhku bergoyang-goyang kegelian menahan serbuan tangan nakal Parjo yang sudah mulai merambah daerah selangkanganku.

    “Joo.. Jang.. Jangannhh.. Ohh..” aku semakin mendesis antara menolak dan tidak.

    Tangan Parjo yang nakal semakin liar mengaduk-aduk daerah sensitifku. Mulutnya kian gencar menyedot-nyedot leherku. Seolah tak peduli dengan rengekanku, Parjo terus saja bergerak. Kini tangannya bahkan mulai meremas-remas labia mayoraku yang sudah mulai basah berlendir.

    Tubuhku tersentak saat jari tangan Parjo mulai menyusup ke dalam labia mayoraku dan mulai mengorek-korek tonjolan kelentitku. Digerakannya jarinya berputar putar menggesek kelentitku. Kakiku seolah sudah tak bertenaga hingga tubuhku sudah tersandar sepenuhnya di pelukan Parjo. Sambil terus memutar-mutar jarinya di tonjolan kelentitku, Parjo mulai mendorong tubuhku dan diangkat untuk didudukkan di atas toilet rest room yang dingin itu. Aku yang sudah mulai pasrah hanya diam saja atas perlakuannya.

    Parjo lalu melepaskan jarinya dari selangkanganku dan ia mulai berjongkok di hadapanku. Wajahnya berada dekat sekali dengan selangkanganku yang terbuka lebar.

    “Aw.. Ohh..” tubuhku kembali tersentak saat tiba-tiba Parjo menyurukkan wajahnya ke selangkanganku dan mulutnya menyedot-nyedot bibir kemaluanku.

    Lidahnya yang panas menerobos masuk di antara labia mayoraku dan mengais-ngais daging hangat lubang vaginaku. Tanpa sadar aku meremas rambut Parjo yang jabrik itu. Tanpa bicara, Parjo terus bekerja! Ya sedikit bicara banyak bekerja!! Ini benar- benar tepat untuk keadaan Parjo saat itu. Lidahnya kini mulai mempermainkan kelentitku yang sudah semakin mengembang. Perutku mulai kejang karena menahan kenikmatan yang hampir meledak.

    “Shh.. Ouhh.. Shh.. Ter.. Rushh Jo..” bibirku tak henti-hentinya berdecap menahan kenikmatan yang mulai naik ke ubun-ubunku.

    Aku yang tadinya berkata jangan, sekarang meminta Parjo untuk terus! Tanganku tanpa sadar merengkuh kepala Parjo agar semakin ketat menempel ke selangkanganku. Rupanya Parjo tahu kalau aku sudah hampir mencapai orgasme. Lidahnya semakin gila mempermainkan kelentitku. Bibirnya menyedot seluruh cairan yang semakin membuat vaginaku basah. Aku hampir saja
    mencapai klimaks saat tiba tiba Parjo menarik kepalanya dari selangkanganku. Aku hampir saja terjatuh dari dudukku karena pantatku tanpa sadar bergerak maju mengejar wajah Parjo yang
    ditariknya.

    Parjo benar-benar mempermainkan aku. Saat aku sudah menjelang orgasme, tiba-tiba ia menghentikan pekerjaannya yang belum tuntas. Napasku sudah ngos-ngosan karena didera nafsu. Parjo yang sudah berdiri di depanku mulai melepas gespernya dan memerosotkan celana sekaligus CD-nya hingga ke lututnya. Aku benar-benar terkejut melihat kont*l Parjo yang luar biasa. Besar dan panjang..

    Luar biasa.Aku ngeri melihatnya. Jangan-jangan vaginaku bisa jebol dibuatnya. Benar-benar sesuai dengan ukuran tubuhnya yang perkasa.kont*l Parjo yang perkasa berdiri tegak mengacung ke arah wajahku yang terpaku melihatnya. Tanpa memberi kesempatan padaku untuk berlama-lama melihat kont*lnya yang perkasa, Parjo segera menarik tubuhku dan membaliknya. Kini aku berdiri menghadap cermin. Kedua tanganku bertumpu di atas toilet yang tadi kududuki. Tangan Parjo yang kekar mendorong punggungku sedikit membungkuk hingga pantatku agak menungging. Lalu kedua kakiku digesernya agar lebih membuka.

    Bulu-bulu di tubuhku mulai merinding saat ada benda hangat dan tumpul mulai bergesek-gesek di bibir kemaluanku mencoba masuk. Lubang vaginaku yang sudah licin sangat membantu penetrasi yang dilakukan Parjo dari arah belakang.

    “Oghh..” kudengar Parjo menahan napas saat ujung kont*lnya yang seperti topi baja mulai terjepit labia mayoraku. Aku pun tak mampu bernapas karena benda itu terasa sesak sekali mengganjal selangkanganku. “Hkk.. Hh.. Shh.. Ouchh” aku mendesis tercekat.

    Parjo agak kesulitan mendorong kont*lnya masuk ke dalam lubang vaginaku yang agak kesempitan menerima serbuannya. Aku sendiri heran, aku yang sudah pernah melahirkan terasa seperti perawan

    saja saat ditembus batang kont*lnya. Terus terang ukurannya jauh lebih besar dibandingkan dengan milik suamiku. Aku menjadi lupa diri saat itu. Yang kutahu aku harus menuntaskan gairah napsuku.

    Berkali-kali Parjo terus mendorong batang kont*lnya. Tanpa sadar aku ikut membantunya dengan menggeser pantatku hingga kont*l Parjo terdorong masuk. Tubuhku bergetar karena seluruh lubang vaginaku seperti tergesek oleh besarnya kont*l Parjo yang baru masuk kira-kira setengahnya saja.

    “Ouchh.. Hhahh..” aku berkali-kali pula mendesis menahan nikmat yang kembali naik ke kepalaku.

    Dengan pelan Parjo kembali menarik batang kont*lnya dari jepitan lubang vaginaku. Didorongnya lagi hingga bertambah dalam batang itu menerobos masuk ke dalam lubang vaginaku yang sudah mulai bisa beradaptasi dengan besarnya kont*l Parjo. Sekarang gerakan maju mundur batang kont*l Parjo mulai lancar.

    “Hugghh..” kami sama-sama menahan napas saat kurasakan seluruh batang kont*l Parjo sudah masuk ke dalam jepitan lubang vaginaku hingga ke pangkalnya. Itu aku rasakan karena pantatku menempel ketat pada kantung biji telur kemaluan Parjo.Lubang vaginaku terasa berdenyut-denyut meremas batang kont*l Parjo yang memenuhi lubang vaginaku. Panjang sekali batang kont*lnya hingga mulut rahimku seolah-olah seperti tersodok benda tumpul. Tubuh kami terdiam seperti terpatok satu sama lain oleh pasak yang menyumpal lubang kemaluanku.

    Tangan Parjo yang tadinya memegang kedua sisi pinggulku mulai menyusup ke dalam gaunku dan bergerak meremas kedua payudaraku. Tangannya yang kasar membuat tubuhku menggelinjang saat meremas payudaraku yang sudah terlepas dari BH-ku.Kait BH-ku memang ada di depan hingga mudah bagi Parjo melepas penjepitnya.

    Mataku terpejam menahan desakan napsu yang mulai mendesak dari perutku. Dengan pelan Parjo mulai menarik batang kont*lnya dari jepitan lubang vaginaku lalu mendorongnya kembali. Tubuhku mulai bergetar saat batang kont*lnya menggesek gesek seluruh dinding vaginaku.

    Sambil berpegangan pada kedua payudaraku, Parjo terus mendorong dan menarik pantatnya. Gerakan batang kont*l Parjo dalam lubang kemaluanku semakin lancar karena sudah banyak sekali cairan pelicin keluar dari lubang kemaluanku. Mulut Parjo yang tak henti- hentinya menjilati kudukku terasa semakin membuatku melayang ke awan tak bertepi.

    Tangan Parjo yang tadinya meremas payudaraku dilepasnya dan menarik wajahku agar menengok ke belakang. Bibirku langsung dipagutnya dengan bibirnya yang tebal begitu wajahku menoleh. Lidah Parjo segera didorong masuk ke dalam mulutku dan mulai menggelitik rongga mulutku. Aku jadi ingat saat membaca majalah porno yang dibawa suamiku dulu. Ini rupanya yang disebut posisi 99. Baru kali ini aku merasakannya.

    Posisi 99 dilakukan dengan kedua pasangan menghadap ke arah yang sama, laki-laki di belakang dan perempuan di depan. Penis laki-laki menusuk vagina atau anus si perempuan dari arah belakang, sementara tangan si lelaki meremas-remas payudara si perempuan dan keduanya saling berpagutan bibir. Indah sekali!!
    Aku tidak pernah membayangkan kalau akhirnya aku melakukan hubungan seks dengan posisi seperti ini. Tangan Parjo kembali menyusup ke dalam gaun kerjaku dan mulai mengerjakan tugasnya meremas-remas kedua payudaraku. Bibirnya memagut bibirku dengan lidahnya mendorong-dorong lidahku. Sementara batang kont*lnya terus menghunjam lubang vaginaku tanpa ampun. Berkali-kali rambut kemaluan Parjo yang kasar seperti habis dicukur menggaruk-garuk pantatku saat kont*lnya melesak ke dalam lubang vaginaku hingga ke pangkalnya. Aku pun berkali-kali mengerang tanpa rasa malu-malu lagi. Aku memang selalu ribut kalau sedang bersenggama.

    Tanpa harus diperintah, aku mulai menggoyangkan pantatku mengikutiirama tusukan kont*l Parjo. Tubuhku mulai terhentak-hentak dan gerakan pantatku sudah tidak terkendali. Pantatku semakin cepat bergoyang dan mundur menyambut dorongan kont*l Parjo hingga masuk sedalam-dalamnya ke dalam jepitan lubang vaginaku.

    “Ter.. Rushh.. Joo.. Oohh” aku terus mendesis-desis tak terkendali. Tubuhku seolah melayang dan ringan. Parjo semakin cepat menarik dan mendorong kont*lnya menghunjam lubang vaginaku. Aku tersentak. Perutku terasa kejang menahan desakan yang hampir meledak.

    “Terushh Linn.. Terushh..” kudengar Parjo menggeram sambil menusuk-nusuk lubang vaginaku kian kencang. Lalu mulutnya kembali melumat bibirku dan tanpa dapat kutahan lagi tubuhku berkelojotan melepaskan ledakan birahi yang sudah tidak terbendung lagi. Aku menggigit bibir Parjo yang melumat bibirku. Pada saat yang sama, tubuh Parjo pun menggeliat dan tersentak-sentak seperti penari breakdance.Tubuh bagian bawah kami yang saling menempel menggeliat secara bersamaan. Pantatku yang menempel ketat dan seperti terpaku pada tulang kemaluan Parjo memutar tak terkendali.

    “Arghh.. Shh..” seperti suar koor, kami berdua menggeram secara bersamaan.

    Otot-otot vaginaku berdenyut-denyut mencengkeram kont*l Parjo yang tertanam sepenuhnya didalamnya. Cratt.. Cratt.. Cratt.. Crat.. Crat.. Akhirnya kont*l Parjo mengedut-ngedut dan hampir

    lima kali menyemburkan cairan hangat yang menyiram ke dalam mulut rahimku. Terasa begitu kencang semburan air mani Parjo menyemprot dalam lubang vaginaku. Kami terus bergerak hingga tuntas sudah air mani Parjo terperas denyutan lubang vaginaku.

    Akhirnya kami sama-sama terdiam lemas tak berdaya. Napas kami saling memburu.

    Denyut jantungku berdentum setelah bekerja keras memburu kenikmatan. Aku yang kelelahan tak mampu bergerak lagi dan ambruk di atas toilet. Kubiarkan saja kont*l Parjo yang masih menancap erat dalam lubang vaginaku. Tubuh Parjo pun ambruk menindihku. Pantatku tetap menempel ketat pada tulang kemaluannya. Aku merasakan betapa banyak cairan air mani yang disemprotkan Parjo ke dalam lubang vaginaku hingga sebagian meleleh ke pahaku.

    Perlahan-lahan kont*l Parjo mulai melembek dan akhirnya terlepas dari jepitan lubang vaginaku dengan sendirinya. Beberapa saat kemudian Parjo bangkit dan masuk ke WC. Kudengar suara gemericik air, mungkin ia sedang membersihkan kont*lnya yang lengket oleh cairan kami berdua. Ia juga mengambil tissue dari WC dan kemudian membersihkan lelehan air maninya yang membasahi pahaku dengan telaten. Beberapa kali ia mondar- mandir ke WC mengambil tissue dan membersihkan semua cairan dari selangkanganku. Geli sekali rasanya saat tangannya yang kasar dengan nakal meremas-remas vaginaku saat membersihkan dengan tissue.

    “Terima kasih Lin.. Sorry aku sudah tidak tahan ingin menikmati keindahan tubuhmu” ia tidak lagi memanggilku dengan ibu tapi langsung namaku begitu saja. Aku hanya terdiam. Aku sebenarnya menyesal juga telah melakukan pengkhianatan pada suamiku. Tapi semua sudah telanjur. Aku hanya mengangguk saja saat ia meminta maaf untuk yang kedua kalinya.

    Aku merapikan pakaianku dan kembali ke ruanganku dengan langkah gontai akibat kelelahan setelah bersetubuh sambil berdiri tadi. Parjo pun segera membersihkan lantai dari lelehan air maninya yang tercecer di rest room itu.

    Jarum jam sudah menunjukkan pukul 19.30 malam saat aku masuk ruanganku. Jadi hampir satu jam aku bersetubuh dengan Parjo di rest room tadi. Aku masih sangat lelah hingga tak mampu lagi berkonsentrasi dengan pekerjaanku. Aku hanya terpaku di depan mejaku menatap layar monitor yang tetap menyala.

    Aku tersentak dari lamunanku saat HP-ku berdering. Kulihat di layar ternyata suamiku menelpon.

    “Hallo mah.. Kemana saja kamu? Dari tadi kutelepon kok tidak diangkat?” terdengar suara suamiku di seberang sana. “Oh.. Eh.. Anu.. Tadi aku ke toilet.. Habis perutku rasanya mulas setelah makan siang” jawabku mencari alasan yang tepat. “Tapi.. Kamu enggak apa- apa kan?” terdengar suara Mas Edy agak khawatir “Enggak apa-apa kok pah..” jawabku. “Ya sudah kalau enggak apa-apa.. Mau pulang bareng enggak?” kata suamiku lagi. “Enggak ah.. Aku masih mau lembur soalnya laporan musti selesai malam ini juga” aku yang memang berniat mau meneruskan pekerjaanku meminta suamiku tidak usah menjemputku.

    Aku kembali menatap monitor yang menyala di depanku. Pikiranku belum bisa diajak berkonsentrasi. Aku sangat merasa bersalah telah mengkhianati suamiku yang begitu mencintaiku. Di sisi lain aku merasa ada rasa aneh saat mengingat kejadian tadi. Pikiranku masih melayang ke tempat lain saat ada tangan kuat memelukku dari belakang. Aku kembali tersadar dari lamunanku.

    “Eh.. Su.. Sudah Jo.. Jangan lagi” aku berusaha berontak setelah aku tahu bahwa pemilik tangan kekar itu ternyata Parjo yang memelukku dari belakang. “Enggak apa-apa Lin.. Aku sayang sama kamu..” bisik Parjo sambil memelukku. Aku tak mampu melawan Parjo yang sudah mulai bernafsu lagi. Apalagi tubuhku masih terasa lemas sekali sejak digoyang Parjo di rest room tadi.

    Napas Parjo yang memburu terasa panas menghembus di leherku saat lidahnya mulai menjalar menjilati kudukku. Aku masih berusaha menghindar saat bibirnya berusaha mencium pipiku. Tetapi tangan Parjo yang kokoh segera memaksa wajahku menghadapnya dan bibirnya yang tebal segera melumat bibirku. Aku hanya mampu menutup bibirku erat-erat sebagai upaya penolakanku. Namun lidah Parjo tak putus asa berusaha menggesek bibirku dan menyusupkannya ke dalam mulutku. Akhirnya pertahananku bobol juga. Lidah Parjo berhasil menyusup ke dalam mulutku dan mulai mendorong-dorong lidahku. Tangannya yang kokoh mulai meremas-remas payudaraku dari luar gaun.

    Mendapat rangsangan seperti itu, perlahan- lahan gairahku mulai bangkit lagi.Lidahku akhirnya membalas dorongan lidahnya hingga kami saling berpagutan. Sambil tetap menciumi lidahku, Parjo mengangkat tubuhku dan memondongku dibawa ke ruang meeting VIP yang khusus dipakai menjamu tamu VIP. Ruangan itu cukup luas dan dilengkapi dengan sofa yang empuk.

    Tubuhku segera dihempaskan ke sofa itu dan kembali Parjo mencumbuku dengan ganasnya. Dengan sikap posesif, Parjo terus mencumbuku di ruang meeting VIP itu.Seluruh tubuhku mulai bergelora dan tergelitik. Tangan Parjo yang terampil mulai melepaskan kancing gaunku satu persatu. Sekarang aku hanya mengenakan rok ketat dan BH. Kembali Parjo menggumuliku di sofa empuk itu. Lidahnya yang tadinya menggelitik lidahku mulai bergeser turun ke leherku, sementara itu tangannya segera melepaskan pengait BH-ku dan melepaskan BH tersebut hingga tubuh bagian atasku sudah tanpa penutup lagi.

    Lidah Parjo terus bergeser turun dari leher ke bahuku yang terbuka lebar. Tangan Parjo secara otomatis bergerak ke dadaku yang sudah terbuka dan bermain-main di sana. Kedua payudaraku terasa agak sakit karena Parjo meremasnya dengan kasar dan gemas.

    “Ohh..” tanpa sadar aku menggumam saat kedua puting payudaraku yang didekatkan satu sama lain dilumat mulut Parjo dengan rakus secara bersamaan. Lidahnya yang kasar dan panas mempermainkan kedua puting payudaraku. Tubuhku terasa bergetar menahan gairah.

    Aku tak henti-hentinya mendesis menahan geli dan nikmat saat mulut Parjo melumat payudaraku dengan gemasnya. Tangan Parjo lalu melepaskan satu-satunya penutup tubuhku. Rokku dilepasnya hingga aku betul- betul telanjang bulat. Aku baru kali ini telanjang bulat di kantorku sendiri. Aku berbaring telentang di sofa sambil tanganku berusaha menutupi selangkanganku karena jengah. Mata Parjo tak pernah lepas dari tubuhku ketika ia membuka pakaiannya satu demi satu.

    Aku menahan napas melihat Parjo yang sudah telanjang bulat di depanku. Perutnya datar dan keras. Tungkai dan lengannya yang kokoh sangat lebat ditumbuhi rambut. Tubuhnya tegap berotot, urat-urat darah yang kuat terlihat jelas di lengannya.Parjo lalu duduk di dekat tubuh telanjangku.

    “Tubuhmu seksi sekali Lin..” bisik Parjo di telingaku.

    Tangannya segera bergerak mengelus dadaku. Ibu jarinya melakukan gerakan melingkar di atas payudaraku hingga membuatku menggelinjang kegelian. Tangannya lalu meraba perutku dan terus bergeser turun dan menyingkirkan tanganku yang menutupi selangkangan. Ditangkupkannya telapak tangannya di bukit vaginaku dan ditekankannya tangannya di sana sambil meremas pelan.

    “Ohh..” aku hanya mendesis menahan gairah.

    Parjo lalu menundukkan wajahnya dan merangkak di atasku dengan posisi terbalik.Mulutnya segera menyerbu payudaraku. Lidahnya menyapu-nyapu seluruh permukaan kulit payudaraku dan menyedot putingku dengan gemasnya. Tanpa sadar tanganku bergerak meremas-remas rambut kepalanya. Parjo pun semakin bersemangat begitu mendapat respons dariku.

    Lidahnya terus merayap turun hingga ke perutku. Kini wajahku menghadap dadanya yang bidang. Mulutku yang menempel ketat di dadanya secara otomatis mulai merespons. Keringat Parjo yang berbau menyengat menjadi obsesiku. Aku tak menyia-nyiakan untuk merasakan keringatnya. Lidahku tanpa malu-malu lagi mulai menjilati puting dada Parjo yang hitam kecoklatan.

    Lidah Parjo terus turun ke selangkanganku. Otomatis wajahku kini menghadap ke arah selangkangannya yang merangkak di atasku dengan posisi terbalik. Batang kont*lnya yang berukuran super menggantung bergoyang-goyang di depan mulutku seperti terong. Karena ujungnya menyentuh-nyentuh mulutku, aku terusik untuk membuka mulutku dan mulai menjilati ujung topi bajanya.

    “Ouchh.. Jo..” tubuhku tersentak saat lidah Parjo mulai menjilati vaginaku dan lidahnya menyeruak ke dalam lubang vaginaku menjilati dinding- dindingnya.Pantatku terangkat secara otomatis. “Arghh..” Parjo pun melenguh saat mulutku menyedot-nyedot ujung kepala kont*lnya yang sudah sangat keras.

    Setelah puas saling menjilat dan mencumbu, Parjo membalikkan tubuhnya menghadap ke arahku. Tangan Parjo segera menguakkan kedua pahaku lebar-lebar. Ia menempatkan tubuhnya di antara kedua pahaku dan mulai menyatukan tubuhnya ke tubuhku. Kulit Parjo yang sudah licin oleh keringatnya yang berbau menyengat tampak mengkilap. Titik-titik keringat bermunculan di kening dan lehernya. Parjo menghunjamkan tubuhnya dalam-dalam berulang kali ke dalam hingga kedua tulang kemaluan kami saling melekat satu sama lain.

    Aku Selingkuh Dengan Office Boy Mulut Parjo segera melumat bibirku yang setengah terbuka karena merasa sesak napas saat selangkanganku terganjal kont*l Parjo yang melesak ke dalam lubang vaginaku hingga ke pangkalnya. Dalam sekali rasanya hingga mulut rahimku terasa agak ngilu tersodok ujung kont*lnya.

    Aku yang sudah sangat terangsang berusaha ikut bergerak mengimbangi tusukan tusukan Parjo di selangkanganku dengan menggerakkan pantatku yang tercengkeram oleh kedua tangannya. Parjo terus mengayunkan pantatnya naik-turun di atas perutku dengan seluruh berat tubuhnya tertumpu di atas perutku. Dadanya yang bidang ketat menghimpit kedua payudaraku. Napasku terasa sesak sulit bernapas karena tertindih berat tubuhnya. Apalagi mulut Parjo yang masuk melumat bibirku berusaha menyedot-nyedot lidahku.

    Aku bisa bernapas lega saat Parjo melepaskan kont*lnya dari jepitan lubang vaginaku dan bangun. Ia duduk di tepi sofa dan mengangkat tubuhku agar duduk di pangkuannya. Tubuhku kembali direngkuhnya dan bibirku kembali dipagutnya dengan rakus. Aku yang duduk di atas pangkuan Parjo dengan mengangkangkan kaki di antara kedua pahanya tidak dapat bergerak karena kedua tangannya melingkar erat di punggungku dan menariknya ketat hingga payudaraku kembali tergencet dadanya yang bidang itu.

    kont*l Parjo yang berukuran super itu tergencet di antara perutku dan perutnya sendiri. Lalu kedua tangan Parjo bergeser ke pantatku dan mengangkatnya hingga aku setengah berdiri menghadap ke arahnya. Kemudian satu tangannya mengarahkan ujung kepala kont*lnya dan diarahkan ke selangkanganku. Tubuhku diturunkannya dengan pelan hingga sedikit demi sedikit ujung kont*lnya mulai terbenam kembali ke dalam lubang vaginaku.

    Aku menahan napas saat batang kont*l Parjo mulai terjepit dinding lubang vaginaku dan melesak ke dalamnya. Seluruh bulu tubuhku merinding karena batang kont*lnya yang begitu besar serasa menggesek seluruh celah dinding vaginaku.

    “Ahh..” hampir secara bersamaan kami menghela napas lega saat seluruh batang kont*l Parjo akhirnya masuk tertelan lubang vaginaku. Pantatku terasa geli tertusuk-tusuk rambut kemaluan Parjo yang agak tajam karena dicukur cepak. Aku merasa geli karena kantung telur Parjo yang lunak dan hangat menempel ketat di bawah pantatku.

    Dengan dibantu kedua tangannya yang kokoh yang menyangga kedua buah pantatku, tubuhku bergerak naik turun di atas pangkuan Parjo. kont*lnya yang terjepit ketat dalam lubang vaginaku menggesek seluruh relung dinding vaginaku. Aku harus menggigit bibirku kuat-kuat agar dapat menahan kenikmatan yang mulai menggerogoti sumsum tulang belakangku.

    Parjo menundukkan wajahnya dan segera menyurukkannya ke dadaku yang berayun-ayun seiring dengan gerakan tubuhku yang seperti menari-nari di atas pangkuannya.Kedua payudaraku dilumatnya dengan bibirnya yang tebal bergantian. Lidah Parjo yang kasar dan panas mengilik-ngilik puting payudaraku yang dijepitnya dengan bibirnya. Aku merasa seperti melayang menerima rangsangan ganda seperti ini.

    “Ohh.. Joo..” tanganku segera merengkuh kepala Parjo dan menekankannya ke dadaku. Perutku mulai merasa kejang-kejang. Gerakanku mulai tak terkendali di atas pangkuan Parjo. Dinding vaginaku terasa mulai berdenyut-denyut meremas kont*l Parjo yang terjepit di dalamnya. Gerakanku semakin liar dan kepalaku seperti tersentak ke atas.

    “Terrushh Joo.. Oohh” aku menjerit panjang saat ada sesuatu yang pecah di dalam perutku. Aku sudah tidak mampu menahan jebolnya gairahku. Pantatku berputar liar di atas pangkuan Parjo seperti ingin menggesek dan menggerus kont*lnya yang terbenam di dalamnya. Tangan Parjo membantuku memutar pantatku. Aku melayang dan terhempas ke tempat kosong.

    Napasku tinggal satu-satu. Lelah sekali rasanya tubuhku. Aku terkulai lesu di atas pangkuan Parjo. Kedua tanganku memeluk erat lehernya untuk menuntaskan sisa-sisa kepuasan yang benar-benar melelahkan. Dinding-dinding vaginaku mengedut-ngedut selama beberapa saat lalu aku terdiam dan ambruk di atas pangkuan Parjo.

    Parjo memberiku kesempatan untuk mengatur napasku dengan membiarkan aku terkulai di pangkuannya. kont*lnya yang masih sangat keras tetap kokoh memaku lubang vaginaku.

    “Masih capai Lin..?” bisik Parjo di telingaku. “He.. Eh..” aku tak berani melihat wajahnya karena malu, soalnya tadi aku menolak tetapi akhirnya aku berhasil ditundukkannya. Aku malu sekali padanya.

    Perlahan-lahan Parjo mengangkat tubuhku dari pangkuannya. Serr.. Nikmat sekali saat batang kont*lnya yang tadi menyumbat lubang kemaluanku tertarik keluar menggesek dinding vaginaku. Aku sempat melirik batang kont*l Parjo yang begitu basah dan licin mengkilat karena hasil orgasmeku tadi. Aku lalu disuruhnya merangkak dengan menghadap ke sofa. Parjo berlutut di belakang tubuhku yang membelakanginya.

    Tubuhku menggelinjang saat lidah Parjo mulai menjalari tulang belakangku.Lidahnya menjelajah seluruh permukaan kulit punggungku. Bulu romaku dibuat merinding oleh ulahnya.

    “Ughh..” aku melenguh pelan saat mulut Parjo membuat gigitan ringan di atas pinggulku. Otot-otot perutku serasa ditarik karena rangsangan itu. Mulut Parjo tidak berhenti di situ. Mulutnya terus bergeser turun hingga kini kedua buah pantatku digigit-gigitnya dengan gemas. Seluruh tubuhku bergetar menerima perlakuannya. Apalagi saat lidah Parjo mulai menyapu-nyapu daerah sekitar lubang anusku.

    “Ja.. Jangan Jo..” namun terlambat. Aku tidak mampu mencegah saat lidah Parjo mulai menusuk-nusuk dan mengilik-ngilik lubang anusku. Geli sekali rasanya.Pantatku tidak dapat bergerak karena dicengkeram kedua tangannya yang kokoh. Aku hanya bisa pasrah dan menikmati jilatan lidahnya di lubang anusku.

    Setelah puas menikmati lubang anusku dengan lidahnya, Parjo mulai mengarahkan kont*lnya ke lubang vaginaku. Ia menusuk vaginaku dengan kont*lnya di antara kedua buah pantatku. Aku harus menahan napas lagi saat kepala kont*lnya mulai menerobos lubang vaginaku. Agak perih dan ngilu rasanya.

    Lubang vaginaku mulai mengeluarkan cairan pelicin lagi saat Parjo mengocoknya dengan ujung kepala kont*lnya yang digesek-gesekkan di antara bibir vaginaku. Hal ini membuat tusukannya bertambah lancar.

    “Ughh.. Hkkhh” Parjo menggumam saat seluruh kont*lnya berhasil masuk ke dalam lubang vaginaku. Aku pun dapat bernapas lega setelah seluruh batang kont*lnya melesak masuk. Ia terdiam beberapa saat menikmati denyutan dinding vaginaku yang melumat kont*lnya.

    Nafsuku kembali bangkit saat Parjo berkali- kali memaju-mundurkan pantatnya menarik dan mendorong kont*lnya di dalam lubang vaginaku. Aku kembali tergerak menikmati tusukan-tusukannya dengan ikut menggerakkan pantatku. Pantatku maju mundur berlawanan arah mengikuti irama tusukannya. Jika ia menarik mundur aku maju dan jika ia maju aku mendorong pantatku ke belakang menyongsong tusukannya.Plok.. Plok.. Plokk.., begitulah setiap kali pantatku beradu dengan tulang kemaluannya selalu terdengar suara seperti tepukan. Kedua payudaraku berguncang guncang setiap kali vaginaku disodok kont*l Parjo.

    Darahku mulai menggelegak terbakar nafsu. Tangan Parjo yang tadinya mencengkeram kedua buah pantatku sekarang berpindah dan meremas kedua payudaraku yang berguncang-guncang. Jari-jarinya memilin kedua puting payudaraku.

    “Ohh.. Joo.. Ter.. Russhh.. Terushh” tanpa malu-malu lagi aku mendesis meminta Parjo terus memompakan kont*lnya. Pantatku yang tadinya maju-mundur kini bergerak memutar seolah hendak memeras. Dinding vaginaku kembali berdenyut denyut. Aku memejamkan mataku berusaha menahan ledakan yang sudah hampir sampai.Aku berusaha menahan lebih lama lagi. Kelentitku yang sudah mengembang tergesek gesek oleh tusukan kont*l Parjo yang perkasa.

  • Cerita Porno Balada Anak Desa – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Porno Balada Anak Desa – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    9717 views


    Perawanku – Jangan sebut namaku Iwan kalau ngga bisa mendapatkan wanita.heheheheheee

    Maaf bukanya aku sombong tp semua juga tau kalo ada tips dan trik untuk menggaet wanita di ranjang

    Umurku 20 Thn Tinggi badan 175 wajah kata emak sih ganteng banget. Bapakku juragan hasil bumi. pengepul besar hasil pertanian sedangkan emak mengelola toko di pasar.
    Karena bapak dan emak super sibuk maka terciptalah anak yg super alim dan ganteng. Iwan si anak juragan Darman begitulah orangorang menyebutku.

    Selepas subuh bapak dan emak sdh ke pasar.
    Tinggal aku sama dik Yanti anaknya mbok karti pembantu di rumah kami.
    Dari sinilah awal kenakalanku di mulai.

    Aku dan Yanti tumbuh bersama sekolah juga bersama
    Biaya sekolah semua dari bapak mbok karti yg janda sdh tak mampu membiayai Yanti sekolah.
    Tp sebagai gantinya sepulang sekolah Yanti wajib membatu simboknya mengurusi kebutuhan kami sekeluarga.

    Walaupun gadis desa tp kecantikan Yanti sangat mempesona wajah dan tubuhnya warisan simboknya ayu dan montok..

    Sebenarya aku naksir Yanti bapak tahu dan merestui tp emak masih berwatak kolot ..
    Menginginkan anak mantu yg sederajat masih di berlakukan hukum bobot bibit bebet
    Simbok dan Yanti tak luput dari ancaman emak untuk jaga jarak dgnku.
    Namaku bukan Iwan kalo tdk nakal..

    Tiap pagi aku selalu di bangunkan simbok.

    mas Iwan. bangun dah siang..sarapannya dah siap..
    Ayo ma Bangun. nanti mbok di marahi bos e.. ( bos e sebutan buat emak )
    ahhh lagi males mbok ..inikan hari minggu ntar sejam lagi bangunin yahhhh.
    Huooooaaaaammmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
    e e mas Iwan ndak boleh gitu. sampean anak tunggal ..penerus keluarga. jangan malasmalasan begitu

    Aku yg semalam begadang sampai larut dan kemasukan air surganya orang desa (arak) alhasil masih keok walaupun dah jam sembilan Pagi

    Tubuhku di goyanggoyang sama simbok

    ayo mas bangun
    Iya mbokkkkkk.. aaaahhhhhmmmmmm .. Aku menguap dan membuka mata.

    Deeegggggg perasanku ndak karukaruan.panas dingin baru kali ini seumur hidupku melihat simbok hanya memakai kutang

    Aku hanya bisa melongo .dgn junior yg mengeras..

    ayo mas turundah di masakin air hangat sama Yanti .gih buruan mandi..

    Bentar mbok . masih ada pemandangan bIwan nih.

    e e e dasar bocah nakal . matanya jelalatantak bilangin bos e lho ya
    Jangan dong mbokkk.. pleaseeeeee

    Aku merayu dgn wajah purapura memelas

    ya udah buruan mandi keburu air nya dingin
    maunya di mandiin simbok.
    apa masih kurang to mas dari kecil sampe sebelum sunat di mandiin simbok. ?
    hehehehehe sekarang beda mbok.
    Justru sekarang mas Iwan ndak boleh mandi sama simbok.
    Simbok takut kalo mas Iwan jadi nakal

    Aahh simbokk. aku kan gak nakal ( aku terus merayunya dgn sedikit memaksa simbok untuk memandikanku.. tp gatot gagal total )

    Sambil berlalu dari kamarku simbok berbisik

    mandinya sama Yanti aja ya mas simbok malu dah tua Aku melongo untuk kedua kalinya.

    Dgn langkah yg sangat malas aku berjalan ke kamar mandi belakang

    Aku lebih suka mandi di kamar mandi belakang karena dari kecil terbiasa mandi di sana di mandikan oleh simbok..berdua dgn Yanti.

    Aaaahhhhhhhhmmmmmmmmmmmm.. Sialll masih ngantuk banget..

    Mas Iwan. mau mandi sama Yanti ?

    Karena masih ragu-ragu tak kupedulikan ajakan si Yanti.

    Begitu masuk ke kamar mandi otak kotorku bekerja dgn cepat

    Yan kalo mau mandi masuk aja pintunya ngga di kunci

    ya mas

    Kreekk. eehhhhh..

    Aku terkejut ternyata Yanti tdk main main.

    Aku malu dan gugup tubuhku panas dingin melihat Yanti melucuti pakainya .

    Terkesan lama banget untuk sekedar melepas babbydoll

    Kulitnya langsat bersih .kencang

    Dan.

    Aduh toketnya montok.belahannya tercetak jelas dgn hiasan kalung liontin emas hadiah dari emak. pas mantap seksi sekali Puting toketnya merah jambu kecil sekali Karena nafsu yg teramat besar aku nekat mendekapnya dari belakang dan menciumi pipinya

    Toketnya terasa empuk dan kenyal di tanganku

    Aku meremasnya dgn kuat

    duuhhhh mas sakiiittt.pelannnn maaasssssss.
    Hhhhhhhhhhhh maaf Yan aku mencintaimu
    Iya mas. Yanti tahu Yanti juga cinta sama mas

    Aku tatap matanya seolah meyakinkan cintaku kepadanya.

    Mata Yanti lalu terpejam. bibir tipisnya terbuka mengundangku untuk menciumnya.
    Hhhhmmmmmfffff
    Iniah ciuman pertamaku terkesan kaku
    Bahagia sekali rasanya..perasaanku melambung tinggi ke atas awan..
    Oooohhhhhhhhhhhhhhsssssss..maaaassssss .

    Tangan Yanti memegng penisku rasanya hangat geli-geli nikmat..

    massss.. hanya ini yg bisa Yanti berikan.sebagai bukti Yanti cinta sama mas.

    Sambil berciuman, perlahan penisku di kocok-kocok Yanti.membuat ku terasa dipermainkan nafsu

    Rasa nikmat di penisku membuat naluriku bekerja sendiri tanganku meremas-remas toket Yanti-menciumi bibir tipisnya..pipinya..lehernya-kedua toketnya..

    Karena tak tahan dgn nikmat di ujung penisku.aku langsung melumat dan menyedot puting toket Yanti..

    Oooohhhhsssssss.nafasku menderu deru.kupeluk Yanti kuciumi wajahnya dan kukatakan sayang padanya..

    Acara mandi bersama pagi itu sangat berkesan bagi kami
    Saling bercanda saling meraba dan saling memuaskan diri
    Ya walaupun sebatas itu tp sangat membuatku bahagia.

    Udah yuk mas. nanti simbok marah-marah kalo Yanti gak membantu di dapur..
    Ayo dehaku juga dah kedinginan nih.
    ..
    Begitu selesai berganti pakaian ku buka pintu kamar mandi

    Jleggg.simbok berdiri di depan kami dgn wajah memerah.

    Aku ngga tahu apakah marah atau bagaimana..

    YANTIII.masuk kamar !

    Air muka simbok memerah..
    Aku takut kalau dilaporkan sama bapak ato emak
    Takut menjadi aib keluarga kami takut dan serba salah
    Aku hanya menunduk tanpa bisa berkata apaapa .

    Simbok pun berlalu mengejar Yanti yg sedang menangis. samar-samar terdengar suara simbok yg menasehati Yanti..

    Aku makin serba salah.
    Aku merenung di kamar sendirian.mencari jawaban atas sikap simbok

    Di satu sisi simbok seolah mengijinkan aku mandi dgn Yanti satu sisi yg lain memarahi apa yg telah terjadi diantara aku dan Yanti.

    Bingung sekali..

    apa ya maunya simbok tadi ?
    Pusing kepala ini mikir .aaaahhhh lebih baik aku main air di sungai ujung sana siapa tahu bisa nembak burung atau ikan gabus.

    Dgn semangat juang 45 .semangat yg tak mau ambil pusing mau ada masalah mau lapor ke bapak mau di usir

    ahhhh bodo amat Pokoknya Iwan itu wajib.Di sini senang di sana senang
    Wakakakakakakakakkakak .

    Sambil bersiul ku panggul senapan angin merk sharp . senapan angin murahan sih..tp lumayan ok satu desa cuman aku tok yg punya model beginian ada teropong nya.

    30 menit berlalu tanpa terlihat satu ekor burung pun.

    Sdh jauh aku berjalan di pinggir sungai.

    aaaahhhhh hari ini sial banget .. ngga ada target yg bisa di tembak..Anjriitttt
    Mana udara panas lagi. uuufffff sapa suruh siang-siang gini cari burung.

    Aku terus melangkah menuju sungai yg paling dlm berharap banyak ikan gabus besar-besar.kalo nongol tinggal dorr kepalanya.

    Tp ternyata nasib sial masih setia menemaniku

    Akhirnya kuputuskan berenang di sungai sendirian.mandi untuk yg kedua kalinya..

    uuhhhh segarnyaa sungai ini jernih bersih dan segar airnya.
    Nunggu ibu-ibu mandi ato pulang ya.kok jadi horny gini.membayangkan ibu ibu mandi aja dah tegang.
    Uuuuffff pulang aja dah.

    Tak terasa terdengar suara adzan ashar.karena hari mulai sore maka aku bergegas untuk pulang melewati jalan pintas.

    Menerobos jalan setapak yg di penuhi alang alang menuju kebun bu lurah.

    Berharap nanti ketemu Yuyun anaknya bu lurah

    Yuyun gadis desa yg diamdiam Selalu melirik genit padaku. hhmmmmm akan ku manfaatkan jika SIPENIS PANJANGnya pas..alias situasi kondisi toleransi pandangan serta jangkauan nya pas.hehehehehehehehe.

    Sambil cengar cengir, aku melangkah terus ke depan

    Byuuurrrrrrr

    adduuuhhh ..siaalllll siapa yg buang air comberan .
    Ya ampun sial kok terus begini.

    Baunya seperti air rendaman cucian.busuk sekali..

    Hoeeeggggg..hoooeeeeeggg

    Seketika itu aku muntah muntah di tempat itu juga.karena tadi pas berfikir mesum aku senyum-senyum Dan tertawa sendiri. lalu bbbyyyuuuuurrrr ada air yg masuk ke mulut..

    siapa di situ

    maaf ngga sengaja ..

    Bu lurah keluar dgn terburu buru..

    ooo nak Iwan to,,kenapa nak Iwan ada di dekat sumur saya.tadi ngintip ya

    Maap bu lurah.sumpah saya ndak ngintip.tadi saya melamun ..ee tau-tau Ada di sini..

    wwooo ada perjaka melamun to. Ya udah mandi sana di dlm.nanti bajumu tak cucikan.

    Karena tak tahan dgn bau yg menyengat aku melangkah ke bilik mandi bu lurah.

    Ku lepaskan kaosku dan celanaku

    maaf bu nitip kaos sama celana
    Iya taruh situ aja wan.

    Aku langsung mandi dan tak berfikir apapun..berharap dgn mandi ketiga ini sialku juga luntur terbawa air.

    wan handuknya di gantungan itupakai saja..baru di cuci kok.
    Iya bu makasih.

    Begitu aku mengambil handuk , ada sesuatu yg jatuh dan tersangkut di tanganku..

    BH.uuffff kok gede sekali .punya siapa ya ? Apa bu lurah susunya sebesar kelapa..?

    Tak terasa penisku sdh tegang.hanya memegang bh saja.
    Gilaaaaa benar ini.masak ku perkosa saja bu lurah ?
    Mumpung sepi.mumpung ada kesempatan.mumpung bu lurah juga janda

    Aku nekat mengintip bu lurah mencuci kaos kududuknya mengangkang terlihat pahanya besargempal.
    Wahhhh pasti besar pula bokongnya..

    Wahhhh dasternya njeplak terkena air lho putingnya kok kelihatn gitu.alamak besarnya susu bu lurahku ini

    Sambil mengintip bu lurah ..tanganku tak kuasa untuk tdk mengocok penisku.

    Oooohhhhhhhhhssssss.. mmmmmmmm

    nak Iwan mana celana dalamnya.masak gak pakai celana dalam

    Ddeeegggg kaget sekali aku.

    Aa aanu bu.aku..ndak pernah pakai
    Lho kok ngga pakai celana dalam kenapa ?
    Anu bu.biar tambah besarrr..
    Coba sini ibu lihat dah seberapa besar..

    Tanpa sungkan bu lurah mendekati pintu kamar mandi.dan langsung membukanya.

    astaga penismu gede sekali wan ibu pegang ya.
    Aadddduuuuhhhhhhh bbbbuuuuu..Ennnnaakkkkkkkkocokkkk bu..

    Penisku bukan di kocok tp di urut ..dari pangkal terus ke ujung.nikmat tp sakit.
    teruss begitu sampai merah kehitaman.darah seperti terkumpul di penisku dan wow terlihat keras ..besar

    Hhaahhhhhhhhffffsssssssss.

    Nikkkmaaatttttt.nnnikkkmaaaattttttt bbbbbuuuuuuuu..

    Bu lurah jongkok dan menjilati penisku.ku jambak rambutnya ku paksa menelan utuh batang penisku.

    Rasa nikmat yg tak tertahankan membuat tanganku bernaluri liar mencari sasaran empuk.
    Toket bu lurah montok sekali ..mantap di tangan.ku remas-remas kiri kanan kadang ku pilin-pilin putingnya..
    ooohhhh massssss ..kulum toketku massss.

    Dgn tergesa gesa di buka dasternya

    Alamak besar sekali toketnya perutnya juga sdh besar untuk ukuran wanita 40 thn.
    Dgn rakus kujilati puting bu lurah sambil tanganku meremas-remas toket yg lainya
    Bu lurah mendesah keenakan.tanganya tak berhenti mengocok penisku..

    Kemudian tangan bu lurah menuntun tanganku menuju selakangannya.menuju memeknya.

    Terasa besar dan empuk

    Tp loh kok halus licin.ngga ada bulunya.

    Karena penasaran ku lihat ke bawah terasa panas dingin gemetar badanku memegang memek lurahku ini.

    Kemudian bu lurah mengangkat satu kakinya di bak mandi.

    di ciummmm ddi ssiiiniiiii mmassss..ddii jiiillaaatttttthhsssssss Kepalaku di paksa di selakangan bu lurah.mmmpphhhhhhh. .

    Terpaksa kujilati , dan akupun sangat menyukainya.

    Mmmmpphhhhhhhhh niikkkmaaattttttt.yyyyaaa pppaassss diiii sssiituuu massssssseeedddooottttt Oooohhhhhh akkkkuuu nnyaaaammmppeeekkkk mmassss. ssssshhhssssss

    Aku ngga tahu senikmat apa yg di rasakan bu lurah.kakinya bergetar lalu jatuh di lantai

    Dgn nafas yg masih tersenggal senggal seperti habis lari maraton..
    Wajahnya tampak ayu ke ibuan.lalu ku dekatkan penisku ke wajahnya..
    mmmpphhhhhh nikkkmaattt bbbuuuu..

    Aaaahhhhh ooohhhhhhh ahhhhssss

    sini masss ibu kasih yg lebih nikmaatttt

    Bu lurah berdiri membelakangiku dgn bertumpu pada bak mandi tangan bu lurah memegang penisku dan mengarahkan pada memeknya

    Terasa sangat basah licindan sempit.

    ooohhhhhhhhhhh..peellann msss.

    Dorong pelan pelannn.sakiiiitttsss.penismu bessaarrrrrrrrrr..

    Bleessssseeeesssddddhhhheeeeeeeggggggg

    Secara naluriah kugerakan penisku maju mundur Kadang cepat kadang lambat sambil tanganku meremas remas toket bu lurah yg bergoyang.

    Oooohhhhhhh. mmmppphhhhhh. ooohhhhhhh nyaammmpeeeeeeee. .llllaaaagggiiii mmmmaaassssss.
    Penisku terasa di jepit dan diurut memek bu lurah
    Sangat nikmat luar biasa
    Ku diamkan penisku beberapa saat.menunggu nafas bu lurah kembali normal.

    Bleeeeessssssss ..


    Aku kocok penisku di dlm memek bu lurah dgn cepat.
    Aku ingin secepatnya meraih nikmatku..
    Ooohhhhhh Ooohhhhhh Ooohhhhhh ..bbbuuu..meemmeekkkmuuu. niiikkmmaaattttt..
    Ooohhhhhh aaakkuuu nggaaaaa kkkuaaat. Bbbuuuukkkkkkkk..

    Ccccrrrrruuuuuuttttttttt.

    Hhhshs hhsahhshshs.

    Ku peluk bu lurah ku ciumi wajah dan bibirnya

    Makasih bu.. Nikmat sseekkaalllii
    Sama sama masssaku juga..3 kali keluar dapat perjaka ganteng pula..

    Ingin rasanya aku di dlm kamar mandi itu bersama bu lurah tp sayup-sayup adzan magrib berkumandang.

    bu aku pulang dulu
    Mas Iwan Pakai bajunya anto sajatuh di gantungan
    Iya bu.nitip baju yg tadi ya ?
    Okeee asal mas Iwan harus bayar.
    Kalo uang aku ngga punya bu. bayar pake penis saja ya bu ?
    hhuuuusssss ya udah cepetan kita keluar sebelum mak darni melihat kita di sini.
    ..
    Krreeeettttt .aaah. aman wancepet keluar.

    Aku pun crlingak celingukah aman batinku.

    Kemudian aku peluk lagi bu lurah aku mencium toketnya sekali lagingga nahan lihat montoknya

    Karena asik dgn buah dada bu lurahaku tdk menyadari kalo ada orang yg mengintip dari dlm dapur.

    Tp sekilas tetlihat sandal kuning darni.
    Aahhhh si darni..
    Sialan mak darni
    Bu lurah tak kuberitahu ..aku takut jadi masalah besar pada janda tua itu.

    Aku pun beranjak pulang lewat samping rumah bu lurah.

    Di tengah jalan aku ketemu mak darni.berpapasan.mak darni berbisik

    mas Iwan .. aku tahu apa yg terjadi di sumur tadi.
    Terus kenapa mak
    kalo mas Iwan gak bisa menutup mulut saya.. ya maaf kejadian ini akan sampai pada pak Darman berikut seluruh desa..
    Hhhaahhh. apa maunya mak darni?
    Saya ini janda .miskin pula

    Nah mas Iwan pikirkan caranya menutup mulut saya..!