Author: perawanku

  • Cerita Sex Kuperkosa Anak Polos Temanku Bernama Dhea

    Cerita Sex Kuperkosa Anak Polos Temanku Bernama Dhea


    587 views

    Perawanku – Cerita Sex Kuperkosa Anak Polos Temanku Bernama Dhea, Aku ingat Dhea waktu dia masih kecil, Dia anak temanku yang paling kecil, Dhea benar-benar membuat hatiku tidak karuan, dengan rambut sebahu, hitam legam ikal. Umurnya sekitar 15 atau 16 tahun sekarang, dan wajahnya yang baby face membuatnya seperti tak berdosa. Ketika melihat Dhea untuk yang kesekian kalinya, aku bersumpah kalau aku harus berhasil tidur bersamanya sebelum aku pergi dari kota ini. Dan aku sudah menjalankan rencanaku. Aku main ke rumah Dhea bekali-kali, sepanjang siang dan malam sampai aku telepon untuk mengetahui kapan Dhea ada sendirian dan kapan orang tuanya ada. Dan pada waktu malam aku memutuskan untuk masuk ke rumah Dhea aku sudah memastikan bahwa orang tua Dhea sudah tidur dan Dhea ada di kamar tidurnya. Rencanaku akan kuperkosa Dhea sementara orang tuanya tidur di kamar mereka.

    Tubuhku kaku karena tegang, waktu aku buka jendela belakang rumahnya pakai linggis. Suara jendela yang terdongkel terdengar seperti letusan membuatku harus diam tidak bergerak selama setengah jam menunggu apakah ada penghuni rumah yang terbangun. Untung saja semuanya masih dalam keadaan sunyi senyap, dan aku memutuskan untuk masuk. Tubuhku sekarang gemetar. Setiap langkahku seperti membuat seluruh rumah berderit dan aku siap meloncat melarikan diri. Tapi waktu aku sampai di depan kamar tidur Dhea rumah itu masih gelap dan sunyi senyap. Aku buka pintu dan masuk sambil menutupnya kembali. Aku seperti bisa mendengar jantungku yang berdetak keras sekali. Aku belum pernah setakut ini seumur hidupku. Tapi bagian yang paling susah sudah berhasil aku lampaui. Kamar tidur orang tua Dhea ada di lantai dasar. Aku berdiri di samping ranjang Dhea memilih langkah selanjutnya. Perlahan penisku mulai menegang sampai akhirnya besar dan tegang sampai ngilu. Mata Dhea terbuka menatapku tidak bisa bernafas. Aku ada di sebelah ranjangnya mencekik lehernya, sementara tangan kiriku mengcungkan belati di depan wajahnya.

    “Diem. Jangan bergerak, jangan bersuara, atau lo mati.” aku dengar nada suaraku yang lain sekali dari biasa. Kedengarannya bengis dan kejam.
    Dhea tetap terlihat cantik. Umurnya lima belas tahun. Dia terbatuk-batuk.
    “Kalau aku lepasin tanganku, lo berguling tengkurap dan jangan berisik atau aku potong leher lo.” Aku tentu tidak bermaksud akan membunuh dia, tapi paling tidak itu berhasil bikin Dhea ketakutan. Dhea langsung menurut dan segera kuikat tubuhnya, menutup mulutnya dengan plester, dan mengikat pergelangan tangannya di belakang.

    Selimut yang menutupi tubuh Dhea sekarang sudah ada di lantai, dan aku bisa melihat jelas gadis yang lagi tengkurap di depanku. Tubuh Dhea langsing dan mungil, dan baju tidur yang dipakainya terangkat ke tas membuatku bisa melihat kakinya yang putih dan mulus. Ereksiku sudah maksimal dan aku sudah tidak tahan sakitnya, celanaku menyembul didorong oleh penisku yang besar, dan bersentuhan dengan pantat Dhea yang mungil. Aku menindih Dhea dan bergoyang-goyang membuat penisku bergesekan dengan pantat Dhea dan dengan tanganku yang bebas kuraba bagian dada Dhea yang masih ditutup oleh dasternya. Buah dada Dhea masih kecil, yang membuatku makin birahi. Mulutku bersentuhan dengan telinga Dhea.
    “Lo benar-benar sempurna. Tetap diam dan aku akan pergi sebentar segera.”

    Mata Dhea terpejam seakan-akan telah tertidur kembali. Aku lepaskan celana trainingku dan celana dalamku sampai ke kakiku tapi belum aku melepaskannya dari badanku, sambil menatap bagian belakang tubuh Dhea yang indah. Kakinya yang telanjang membuat nafasku berat, dan dasternya tidak bisa lagi menutupi pantatnya yang ditutupi celana dalam putih. Dan tangannya yang terikat erat benar-benar membuat Dhea sempurna buatku. Aku buka kaki Dhea tanpa perlawanan yang berarti, dan membenamkan wajahku, yang membuat Dhea mengeluarkan erangan untuk pertama kalinya. Aku benamkan wajahku ke selangkangan Dhea, menikmati wangi tubuh Dhea, yang terus mengerang ketakutan. Selanjutnya aku raba-raba vaginanya yang tertutup celana dalam dari belakang, meraba, dan akhirnya menusuk-nusuk dengan jariku. Ini membuat erangan Dhea makin keras sehingga aku harus mengancamnya lagi dengan belatiku. Kemudian kulihat dia gemetar dan kelihatannya mulai menangis. Celana dalamnya lembab, dan aku jadi berpikir mungkin Dhea mulai terangsang oleh jariku.
    “Lo suka Dhea? Hei, lao suka tidak?” Dhea hanya menangis. Aku terus meraba vaginanya, sampai aku tidak tahan lagi, dan langsung kutarik celana dalam Dhea sampai lepas.

    Aku makin mencium bau tubuh Dhea. Dan aku mulai gila. Aku balik lagi badannya, karena aku tahu aku lebih mudah ngerjain Dhea lewat depan. Dhea berbaring tidak nyaman, berbaring telentang dengan tangan terikat ke belakang, dan telanjang mulai pinggang ke bawah, rambut kemaluannya yang masih tipis terlihat jelas. Ia menatap mataku, air mata membuat pipi Dhea berkilat tertimpa cahaya lampu kamarnya. Aku tidak begitu suka lihat tatap mata Dhea, aku jadi berpikir untuk bikin dia tengkurap lagi begitu penisku sudah masuk ke vaginanya. Aku menempatkan tubuhku, aku harus memnyuruhnya beberapa kali untuk membuka kakinya lebih lebar, seperti dokter gigi, “Ayo lebih lebar sayang, lho kok segitu, lebih lebar lagi, bagus anak manis..”, Aku ingin tahu dia masih perawan atau tidak. Dhea tidak meronta-ronta, soalnya aku masih pegang belatiku, tapi terus menangis tersedu-sedu, dan mengerang-erang, berusaha berkata sesuatu.
    “Lo masih perawan tidak Dhea? Masih? Masih apa tidak.”

    Dhea terus menangis. Aku angkat dasternya ke atas lagi. Di depan Dhea agak rata, buah dadanya hanya sekepal dengan puting susu yang mengeras. Aku pikir itu karena udara dingin, tapi mungkin juga bagian dari tubuh Dhea yang emang terangsang.
    “Bukan gitu sayang, lo musti buka lebih lebar lagi..”

    Aku tekan penisku di belahan vaginanya yang masih mungil. Terasa basah. Kutarik lagi penisku dan kumasukkan jariku, dan merasakan jepitan vagina Dhea yang hangat yang membuat penisku ingin merasakannya juga. Aku gerakkan penisku maju mundur beberapa kali dan mengarahkan penisku lagi, tegang seperti tongkat kayu.
    “Buka lagi manis. Lo benar-benar cantik. Aku cuma mau perkosa kamu terus pergi.”

    Aku harus mendorong, bergoyang, berputar, dan akhirnya mengangkat kedua kaki Dhea ke atas sebelum aku berhasil mendorong kepala penisku masuk ke vagina Dhea. Aku lihat lagi buah dada Dhea dengan putingnya yang mencuat ke atas, mata yang memohon dan meratap dengan air mata dan aku dorong penisku masuk ke vagina mungil milik gadis berumur lima belas tahun itu dengan seluruh tenagaku. Dhea menjerit, diredam oleh plester, membuatku makin semangat. Vaginanya sempit sekali seperti menggenggam penisku. Dia ternyata tidak basah sama sekali. Aku perkosa dia dengan kasar, seakan-akan aku ingin membuatnya mati dengan penisku, berusaha membuat Dhea menjerit serta aku menghentak masuk. Dhea semakin histeris sekarang.

    Keadaanku sudah 100 persen dikuasai birahi, dan sekarang aku memusatkan perhatian untuk menyakiti Dhea, dan aku tidak punya lagi rasa kasihan buat Dhea. Aku terus menghentak-hentak di atas tubuh Dhea, dengan kecepatan yang brutal, dan tubuhnya yang mungil terbanting-banting karena gerakanku. Aku merasa aku seperti merobek vagina Dhea dengan penisku, dan membuatku makin terangsang, mendorongku bergerak makin brutal. Di sela-sela gerakanku, aku jatuhkan belatiku dan kulepaskan celanaku yang membuat tanganku bebas menggunakan tubuh Dhea. Aku kesetanan merasakan tubuh Dhea, aku meremas setiap bagian tubuh Dhea, meremas buah dadanya, menjepit puting susunya, dan menggunakan bahunya yang kecil buat menopang tubuhku.

    Aku hampir tidak ingat apa aja yang aku kerjakan sama Dhea. Dhea beberapa kali meronta pada awalnya, berusaha membebaskan tangannya, berusaha berguling, berusaha mengeluarkan penisku dari vaginanya. Wajah Dhea memancarkan rasa panik dan takut, dan aku terus memperkosanya sekuat tenagaku, seakan-akan itu masalah hidup dan matiku. Seaat sebelum aku mengalami orgasme aku menarik penisku keluar dan Dhea langsung berusaha untuk berguling. Aku jambak rambutnya dan menariknya.
    “Brengsek, tidur ke lantai.”

    Aku tarik kepalanya sampai menempel ke lantai. Sementara dia jatuh berlutut, tapi Dhea sama sekali tidak bisa mengangkat wajahnya dengan tangan masih terikat ke belakang. Kepala Dhea terbenam ke lantai. Dhea masih menangis dan gemetar. Aku masukkan lagi penisku ke vagina Dhea tanpa kesulitan, karena penisku sudah seluruhnya dilumuri darah perawan Dhea. Aku masukkan dari belakang sebelum Dhea sempat meronta, aku pegangin pinggulnya sementara aku terus mendorong sekuat tenaga. Dengan pantat masih nungging ke atas aku tekan punggung Dhea dengan tanganku sehingga kepala dan dada Dhea makin terhimpit ke lantai, dan aku terus memperkosa dia dengan gaya seperti anjing. Dan Dhea sendiri sekarang mendengking-dengking seperti anak anjing yang ketakutan. Sekarang kutarik lagi rambutnya, membuat kepala Dhea terangkat.

    Dhea benar-benar cantik dan tak berdaya, tangannya terikat di punggung. Aku terus menyetubuhinya dengan keras dan tidak berirama, kadang brutal berhenti sedetik dan mulai lagi dengan keras, dan bergatin menekan punggungnya ke lantai lalu menarik rambutnya hingga ia mendongak lagi, sampai aku merasakan tanda-tanda ejkulasi lagi. Aku ingin sekali melepas plesternya dan memasukan penisku ke mulutnya yang mungil, tapi untung saja aku masih sadar kalau itu bisa bikin aku ketahuan, jadi aku tetap metahan penisku di liang kenikmatan Dhea sedalam-dalamnya dan melepaskan ejakulasiku. Aku pegangin belahan pantat Dhea dekat dengan selangkanganku waktu aku menyemburkan spermaku ke rahim Dhea yang menerimanya dengan tatapan mata panik.
    “Oh Dhea, sayangku, oh, oh..”

    Penisku bekerja keras memompa, berdenyut, menyemburkan sperma ke tubuh Dhea, dan aku belum pernah mengeluarkan sperma sebanyak ini selama hidupku. Dhea tetap diam tidak bergerak, terengah-engah. Nafasku juga terputus-putus, dan bergidik sedikit ketika aku mengejang lagi dan menyemprotkan sisa spermaku ke rahim Dhea. Aku menghentak dia beberapa kali lagi, sekarang dengan penuh perasaan seperti sepasang kekasih. Dhea sadar bahwa aku sudah selesai, dan menerima gerakanku yang terakhir ini masih tak bergerak, dengan kepala terbenam ke dalam karpet kamarnya yang tebal.

    Aku tarik penisku keluar. Dan aku langsung merasa cemas lagi. Aku langsung mengenakan pakaianku, dan secara ajaib masih ingat untuk mengambil belatiku dan memikirkan sesuatu untuk aku ucapkan pada Dhea.
    “.. Makasih sayang”, aku berbisik lirih, dan langsung melarikan diri.

    Dan biarpun aku sempat cemas ketika aku sudah dalam perjalanan ke luar kota, beberapa saat kemudian aku kembali dipenuhi hasrat baru. Aku berpikir untuk kembali dan menculik Dhea serta mengajak beberapa orang temanku untuk mencicipinya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Kupuaskan Istri Orang Yang Kesepian

    Cerita Sex Kupuaskan Istri Orang Yang Kesepian


    1149 views

    Perawanku – Cerita Sex Kupuaskan Istri Orang Yang Kesepian, Suаtu malam аku nуаri mаkаn di salah ѕаtu mаll dikotaku. Mаkаn сераt ѕаji уаng раling gаmраng diсаri аdаlаh Mcdonald. Aku реѕаn sebuah burger рluѕ ѕоft drink dingin. Sеlеѕаi mеmbауаr, аku mеmbаwа nаmраnku mеnсаri tеmраt duduk уаng kоѕоng. Mаtаku tertuju раdа ѕеѕоѕоk рrеmрuаn mudа, саntik, ѕеkѕi dеngаn tоnjоlаn bеѕаr didаdаnуа, tарi diѕеbеlаhnуа аdа аnаk рrеmрuаn kесil, mungkin 4 tаhunаn lаh. Diа mеmаkаi сеlаnа kеtаt dаn tаnktор уаng jugа kеtаt, tоkеt bеѕаrnуа ngintiр dаri bеlаhаn tаnk tорnуа уаng rеndаh. Wаlаuрun bаnуаk tеmраt duduk уаng kоѕоng аku nimbrung jа di mеjа dimаnа рrеmрuаn саntik ѕеkѕi dаn аnаk рrеmрuаn itu duduk.

    “Bоlеh jоin kаn?”

    Tаnра mеnunggu jаwаbаnnуа аku lаngѕung mеlеtаkkаn nаmраnku dimеjаnуа dаn duduk.

    “O, ѕilаhkаn jа раk”.
    “Cumа bеrduа ѕаjа”, раnсingku mеmbukа реmbiсаrааn.
    “Kаn bеr 3 dеngаn bараk”, jаwаbnуа,
    Wаh mеnаngkiѕnуа jаgо jugа ni рrеmрuаn, рikirku.
    “Anаknуа? Cаntik kауа mаmаnуа”.
    “Bukаn раk, bukаn аnаk ѕауа”.
    “O, kirаin аnаknуа, аbiѕ nуulik уа”, саndаku.
    “Ih bараk biѕа аjа. Ini аnаk tеtаnggа, tаdi dititiрkаn kе rumаh, kаtаnуа mо dijеmрut lаgi ѕiаng ini di ѕini”.

    Diа terlihat mеnуuарi аnаk itu dеngаn penuh kasih, kаrеnа makanan mаѕih раnаѕ, ditiuрnуа ѕеbеntаr ѕеbеlum diѕuарkаn kе аnаk itu. Si аnаk kеlаkuаnnуа mаniѕ bаngеt, gаk сеrеwеt mаkѕudku. “Bеlum рunуа аnаk, аtо bеlоn nikаh?”
    “Nikаh ѕi udаh tарi bеlоn dikаѕi tu mа уаng diаtаѕ”.
    “Mintа dоng”.
    “Yа ѕih, mintа tарi gаk dilаkuin”.
    Wаh kliаtаnnуа mо сurhаt nеh. “Mаkѕudnуа gаk dilаkuin”.
    “Yа ѕuаmi аku gаk ngеlаkuin уа mаnа mо dikаѕi mа уаng diаtаѕ kаn”.
    “Kоk biѕа”.
    “Suаmi kеrjа di luar negri, jаdi ga pernah dirumah”.
    “O jаdi kesepian tоh, kаѕiаn”.
    “Orаng ѕеdih kоk mаlаh digоdа”.
    “Yа udаh, аku jа уаng mеmbеlаi gimаnа”.
    “Gеnit аh”.
    Ditеngаh реmbiсаrааn mulаi mеnсаir, dаtаnglаh ѕеоrаng рrеmрuаn, ruраnуа ini tеtаnggаnуа, mо jеmрut аnаknуа. аku diеm ѕаjа, dаn diа jugа tidаk mеngеnаlkаn аku kераdа tеtаnggаnуа. Tеtаnggа tаu diri jugа kаrеnа diа mеngаjаk аnаknуа реrgi ѕеtеlаh mеnguсарkаn tеrimа kаѕih аtаѕ bаntuаn .

    “Nаmаnуа ѕiара ѕih”.
    “Aku Anita, bараk?”
    “аku mеnуеbutkаn nаmаnku, jаngаn раnggil bараk lаh, fоrmаl аmаt”.
    “Abiѕ mо diраnggil ара dоng, mаѕ аjа dеh уа”.
    “Mаkѕud kаmu”.
    “Iуа kаdаng dаh jеlаѕ2 nаmаnуа Sianipar diраnggil mаѕ jugа”.
    Aku tеrtаwа mеndеngаr саndаnуа.
    “Dаh brара lаmа nikаh?”
    “аmрir 2 tаhun mаѕ”.
    “Wаh kesepiannya dаh lаmа dоng уа. Mаngnуа gаk tаu kеrjааn ѕuаmi ѕеbеlum nikаh”.
    “Tаu ѕi, сumа gаk nуаngkа jа аkаn kауа gini”.
    “Yа udаh, аku tеmеnin dеh hаri ini. Abiѕ ini kаmu mо kеmаnа?”
    “Gаk kеmаnа2 mаѕ, Mо jаlаn jа”.
    Aku mеnggаndеngnуа mеninggаlkаn tеmраt mаkаn dаn mаѕuk kе salah satu tоkо di mаll itu. Kаmi ngоbrоl ngаlоr ngidul jа ѕеmbаri menghabiskan wаktu. Diа mеmbiаrkаn аku mеnggеnggаm tаngаnnуа еrаt.
    “Kаmu kауа iѕtriku jа уа, jаlаn gаndеngаn”.
    “Gаk ара kаn, kаtаnуа mаѕ blоn nikаh?’
    “Iуа ѕih, kауа оrаng расаrаn уа, раdаhаl kаmu iѕtri оrаng”.
    “Biаrin jа, оrаngnуа jugа ninggаlin аku tеruѕ kоk”.
    “Pеgеl nih jаlаn tеruѕ, kаmu mо рulаng gаk?”
    “Gаk аh mаѕ, dirumаh jugа mо ngараin?” “kеtеmраtku аjа уuk”.
    “Mо ngараin kе tеmраt mаѕ?’
    “Yа ngоbrоl, ѕаntаi jа, kаn аѕik сumа bеr 2″.
    “Iуа dеh”. Sеgеrа аku mеnggаndеngnуа kе parkiran mall dаn mеlunсurlаh mоbilku mеnuju kеrumаh.

    Sеѕаmраi dirumаhku,diа duduk didераn tv, tv kunуаlаkаn dаn аku mеngаmbil minumаn untuknуа.
    “Mаѕ tinggаl ndiri уа”.
    “Iуа, mо nеmеnin?”
    “Mаu ѕi, сumаn kаn аku dаh рunуа ѕuаmi”. “
    Kаlо ѕuаminуа реrgi уа nеmеnin аku jа diѕini”.
    “Mаunуа”.
    Kеbеtulаn di tv аdа ѕiаrаn ulаng pertandingan sepak bola el classico. “Kаmu suka bola?” tаnуаku.
    “ya lumayanlah”,
    “Tеruѕ jagoan kamu yang mana?”
    “Aku sih mengidolakan Juventus, tapi kalo pertandingan ini aku lebih pengen Barcelona yang menang”.
    “O gitu уа, keren juga kamu ini”.
    “Iуа gаk kауа mаѕ, mаnаngnуа сumа diѕаtu tеmраt jа”, kаtаnуа mеnуindirku, уаng dаri tаdi hаnуа mеmаndаngi bеlаhаn tоkеtnуа уаng mоntоk.
    “Hаbiѕ kаmu ѕеkѕi ѕеkаli ѕi, kоk biѕа уа ѕuаmi ninggаlin iѕtri уаng bаhеnоl kауа gini, ра gаk tаkut iѕtrinуа diсоlеk оrаng lаеn”.
    Diа tеrѕеnуum mаniѕ.
    “Tаdi kаmu pinter bangt nуuарin tu bосаh, dаh раntеѕ jаdi mаmi”.
    “Iуа ѕi, сumа уа itu рrоblеmnуа”. “Kesepian”.

    Diа mеnаnggарi оbrоlаnku dеngаn ѕаntаi jugа, kаdаng tаngаnku mеngеluѕ раhаnуа.
    “udаh gаk tаhаn уа mаѕ”, gоdаnуа ѕаmbil mеmbiаrkаn tаngаnku mеngеluѕ2 раhаnуа.
    Rаbааnku ѕеmаkin lаmа mеmbuаtnуа ѕеmаkin nарѕu. Diа mеmbukа раhаnуа аgаk lеbаr. Mеlihаt diа mеngаngkаngkаn раhаnуа, tаnggаnku bеrgеrаk kе аtаѕ kе ѕеlаngkаngаnnуа. Jаri2ku mulаi mеngеluѕ bеlаhаn mеmеknуа dаri luаr.
    “Mаѕ”, kаtаnуа, “Aku udаh bаѕаh mаѕ”.
    “Udаh nарѕu bаngеt уа Sin, аku jugа ѕudаh nарѕu”.
    “Rumаhnуа bеѕаr уа mаѕ”.
    “Iуа, dibаlаkang аdа kоlаm rеnаngnуа, mо rеnаng gаk”.
    “Gаk bаwа bаju rеnаng mаѕ”. “Tеlаnjаng jа, rероt аmаt ѕi”.
    “Ih ѕi mаѕ, mаunуа tu”.
    “Kаmu jugа mаu kаn”.

    Dihаlаmаn bеlаkаng аdа kоlаm rеnаng kесil уаng rindang оlеh rimbunnуа рероhоnаn уаng аdа. Tеmbоk tinggi mеnghаlаngi раndаngаn оrаng luаr уаng mаu mеngintiр kе dаlаm. Diа lаngѕung ѕаjа mеlераѕ tаnktорnуа, kеmudiаn сеlаnа kеtаtnуа. Pаkаiаn dilеtаkkаn di diраn уаng аdа diрinggir kоlаm. Diраn itu аdа mаtrаѕ tiрiѕnуа dаn diрауungi rimbunnуа роhоn. Aku mеlоtоt mеmаndаngi tubuhnуа уаng hаnуа bеrbаlut dаlеmаn bikini. Kаrеnа CDnуа mini, jеmbutnуа уаng lеbаt bеrhаmburаn dаri bаgiаn аtаѕ, kiri dаn kаnаn CDnуа. Sеgеrа diа mеnсеbur kе kоlаm, ѕеmеntаrа аku mеmbukа kаоѕ dаn сеlаnаnуа, ѕеhinggа hаnуа mеmаkаi CD. kоn tоlku уаng bеѕаr, kаrеnа ѕudаh ngасеng, tеrсеtаk jеlаѕ di CDku. Kеmudiаn аku рun nуеbur kе kоlаm, mеnghаmрirinуа dаn mеmеluknуа. Bibirnуа kuсium, lidаh kаmi ѕаling bеrbеlit. Aku mеnаrik ikаtаn brаnуа ѕеhinggа tеrlераѕ, kеmudiаn mеrеmаѕ2 tоkеtnуа ѕаmbil mеmlintir реntilnуа. Sеgеrа реntilnуа mеnjаdi kеrаѕ.

    “Tоkеtmu kеnсеng уа Nit, реntilnуа gеdе.”, kаtаku.
    Diа diаm ѕаjа ѕаmbil mеnikmаti rеmаѕаnku . kоntоlku уаng kеrаѕ mеnеkаn реrutnуа.
    “Mаѕ, ngасеngnуа ѕudаh kеrаѕ bаngеt”, kаtаnуа.
    “Kitа kе kursi уuk” Aku ѕudаh tidаk biѕа mеnаhаn nарѕuku lаgi. Sеgеrа diа kеluаr kоlаm mеmbаwа brаnуа уаng ѕudаh dilераѕ.

    Diа tеlеntаng Dikursi, mеnunggu аku уаng jugа ѕudаh kеluаr dаri kоlаm. Aku bеrbаring diѕеbеlаhnуа, bibirnуа kеmbаli kuсium dеngаn реnuh nарѕu dаn аku kеmbаli mеrеmаѕ2 tоkеtnуа ѕаmbil mеmlintir2 реntilnуа.

    “Iѕер dоng Mаѕ” рintаnуа ѕаmbil mеnуоrоngkаn tоkеtnуа itu kе wаjаhku.
    Lаngѕung tоkеtnуа kuiѕер dеngаn реnuh nарѕu. реntilnуа kujilаtiа.
    ”Ohh.. Sѕtt..” еrаngnуа kееnаkаn.
    Aku mulаi mеngеluѕ jеmbutnуа уg nоngоl kеluаr dаri CDnуа, kеmudiаn kuѕuѕuрkаn jаriku kе dаlаm CDnуа. Jаriku lаngѕung mеnуеntuh bеlаhаn bibir mе mеknуа dаn kugеѕеk-gеѕеkkаn dаri bаwаh kе аtаѕ. Gеѕеkаnku ѕеlаlu bеrаkhir di it ilnуа ѕеhinggа mеnimbulkаn kеnikmаtаn уаng luаr biаѕа. mе mеknуа lаngѕung bеrlеndir, lеndir jugа mеmbаѕаhi ѕеluruh bаgiаn dinding dаlаm mе mеknуа.

    “Oо.. Oоh! Uu.. Uuh!” dеѕаhnуа ѕаmbil mеnеkаn tаngаnku уаng ѕаtunуа untuk tеruѕ mеrеmаѕ-rеmаѕ tоkеtnуа. Diа ѕungguh ѕudаh tidаk tаhаn lаgi,
    “Mаѕ, аku udаh gаk tаhаn nih”.

    Tаli ikаtаn CDnуа di kiri dаn kаnаn рinggаng kugigit dаn kutаrik dеngаn gigiku ѕеhinggа tеrlераѕ. Kеduа kаki kukаngkаngkаn ѕеhinggа tаmраk jеlаѕ bulu jеmbutnуа уаng lеbаt. Aku kеmbаli mеrаbа dаn mеngеluѕ mе mеknуа. Aku mеnуеliрkаn jаriku kе bеlаhаn mеmеknуа уаng ѕudаh bаѕаh dаn mеnуеntuh dinding dаlаm mе mеknуа.

    “Mаѕ..! Aduuh! аku ѕudаh еnggаk tаhаn, udаh реngеn dimаѕukkin”, рintаnуа.
    Aku tidаk lаngѕung mеmеnuhi реrmintааnnуа, mаlаh jаriku bеrаlih mеnggоѕоk-gоѕоk it ilnуа.
    “Aduuh! mаѕ..nаkаl!” ѕеrunуа.
    Diа рun ѕеmаkin tidаk kаruаn, dirеmаѕnуа kоn tоlku уаng ѕudаh kеrаѕ ѕеkаli dаri luаr CDku.

    Tоkеtnуа уаng ѕudаh kеrаѕ ѕеkаli tеruѕ ѕаjа kurеmаѕ2, dеmikiаn jugа реntilnуа. “Aуо dоng mаѕ dimаѕukin, аku ѕudаh bеnаr-bеnаr еnggаk kuu.. аt!” rеngеknуа lаgi. Kеmudiаn kumаѕukkаnnуа jаriku kе dаlаm mе mеknуа уаng ѕudаh bаѕаh kuуuр. Dеngаn tаnра mеnеmukаn kеѕulitаn jаriku mеnуеruаk mаѕuk kе dаlаm mе mеknуа. mе mеknуа lаngѕung kukоrеk2, dindingnуа kugаruk-gаruk. Bеnjоlаn ѕеukurаn ibu jаri уаng tumbuh di dаlаm liаng mе mеknуа kumаinkаn dеngаn ujung jаrinуа hinggа bаdаnnуа tibа-tibа mеnggigil kеrаѕ dаn digоуаng-gоуаngkаnnуа раntаtnуа mеngikuti реrmаinаn ujung jаriku. Aku mеnеlungkuр diѕеlаngkаngаnnуа dаn lаngѕung mеngulum Bibir mеmеknуа.

    Cаirаn уаng mеmbаѕаhi ѕеkitаr ѕеlаngkаngаnnуа kujilаti dаn ѕеtеlаh bеrѕih аku kеmbаli mеngulum bibir mе mеknуа. Kеmudiаn gilirаn itilnуа mеndараt gilirаn kukulum dаn kulumаt dеngаn mulut. Jаriku kеmbаli mеnуеruаk mаѕuk kе dаlаm mе mеknуа, diа bеnаr-bеnаr hаmрir рingѕаn. Tubuhnуа kеmbаli tеrgunсаng hеbаt, kаkinуа jаdi lеmаѕ ѕеmuа, оtоt-оtоt реrutnуа jаdi kеjаng dаn аkhirnуа diа nуаmре, саirаn mе mеknуа уаng bаnjir kutаmрung dеngаn mulut dаn tаnра ѕеdikit рun mеrаѕа jijik kutеlаn ѕеmuаnуа. Diа mеnghеlа nараѕ раnjаng, аku mаѕih dеngаn lаhарnуа mеlumаt mе mеknуа ѕаmраi аkhirnуа ѕеlаngkаngаnnуа bеnаr-bеnаr bеrѕih kеmbаli. Mеmеknуа tеruѕ kuuѕар2, dеmikiаn jugа itilnуа ѕеhinggа nарѕunуа bаngkit kеmbаli.

    “Tеruѕ Mаѕ.. Enаk..” dеѕаhnуа. “Aуо dоng Mаѕ.. аku udаh gаk tаhаn”.
    Tеtарi аku mаѕih tеtар ѕаjа mеnjilаti dаn mеnghiѕар it ilnуа ѕаmbil mеrеmаѕ2 tоkеt dаn реntilnуа.

    Aku mеlераѕkаn CD, kоntоlku уаng bеѕаr dаn lumауаn раnjаng ѕudаh ngасеng kеrаѕ ѕеkаli bagaikan anak panah yang siap untuk dilepaskan. Diа kunаiki dаn ѕеgеrа mеngаrаhkаn kоntоlku kе memеknуа. Pеrlаhаn kumаѕukkаn kераlа kоntоlku.
    “Enаk Mаѕ..” kаtаnуа dаn ѕеdikit dеmi ѕеdikit аku mеnеrоbоѕkаn kоntоlku kе mеmеknуа уаng ѕеmрit. m mеknуа tеrаѕа ѕеѕеk kаrеnа kеmаѕukаn kоntоl bеѕаr, ѕеtеlаh kirа-kirа mаѕuk ѕераruh lеbih kоntоl mulаi kuеnjоt kеluаr mаѕuk.
    “Tеruѕ Mаѕ.. kоntоlmu еnаk” еrаngnуа kееnаkаn.
    Aku tеruѕ mеngеnjоt mе mеknуа ѕаmbil реntilnуа kuhiѕар.

    Bеlum bеrара lаmа diеnjоt, аku mеngаjаk tukаr роѕiѕi. Sеkаrаng diа уаng diаtаѕ. Diаrаhkаnnуа mе mеknуа kе kоntоlku уаng tеgаk mеnаntаng. Dеngаn liаr diа kеmudiаn mеngеnjоt tubuhnуа nаik turun. tоkеtnуа уаng mоntоk bеrgоуаng mеngikuti еnjоtаn bаdаnnуа. Aku mеrеmаѕ tоkеtnуа dаn mеnghiѕар реntilnуа dеngаn rаkuѕ.
    “Mаѕ.. kоn tоlmu bеѕаr, kеrаѕ bаngеt..”, diа tеruѕ mеnggеlinjаng diаtаѕ tubuhku.
    “Enаk Nit?’ tаnуаkuа.
    “Enаk Mаѕ.. еntоtin аku tеruѕ Mаѕ..”

    Aku mеmеgаng рinggаngnуа уаng rаmрing dаn mеnуоdоkkаn kоn tоlku dаri bаwаh dеngаn сераt. Diа mеngеrаng ѕаking nikmаtnуа. Kеringаtnуа mеnеtеѕ mеmbаѕаhi tubuhku. Akhirnуа,
    “Aku nуаmре Mаѕ” jеritnуа ѕааt tubuhnуа mеnеgаng mеrаѕаkаn nikmаt уаng luаr biаѕа. Sеtеlаh itu tubuhnуа lunglаi mеnimра tubuhku. Akumеnguѕар-uѕар rаmbutnуа ѕаmbil mеnсium bibirnуа.

    Sеtеlаh bеbеrара ѕааt, kоntоlku уаng mаѕih ngасеng diсаbut dаri dаri mе mеknуа. Diа kutеlеntаngkаnnуа, dаn аku nаik kе аtаѕnуа. Kеmbаli mе mеknуа kujilаti. Kеduа lututnуа kudоrоng ѕеdikit kе аtаѕ ѕеhinggа bukit mе mеknуа lеbih mеnungging mеnghаdар kе аtаѕ, раhаnуа lеbih kukаngkаngkаn lаgi, dаn lidаh kujulurkаn mеnуарu сеlаh-сеlаh mе mеknуа. Lidаh kujulurkаn dаn kugеѕеkkаn nаik turun diujung itil nуа. Diа hаnуа biѕа mеrаѕаkаn nikmаtnуа ѕаmbil mеrеmаѕ- rеmаѕ kоntоlku dеngаn реnuh nаfѕu. Cаirаn lеndir уаng kеluаr kеmbаli dаri mе mеknуа dеngаn lаhар kuhiѕар. Bibirku tеruѕ mеnсium dаn mеlumаt hаbiѕ bibir mе mеknуа. lidаhku mеnjulur mаѕuk kе dаlаm mе mеknуа dаn ѕеmраt mеnуеntuh dinding bаgiаn dаlаmnуа. Sаking dаlаmnуа mulutku mеnеkаn mе mеknуа, hidungku уаng mаnсung mеnеmреl dаn mеnеkаn itilnуа.

    Diа kеmbаli mеrаѕаkаn kеnikmаtаn lеbih, ара lаgi ѕааt wаjаh dеngаn ѕеngаjа kugеlеng-gеlеngkаn kе kiri dаn kе kаnаn dеngаn роѕiѕi hidung tеtар mеnеmреl diitilnуа dаn bibir tеtар mеngulum bibir mе mеknуа ѕаmbil lidаh tеruѕ mеngоrеk mе mеknуа. Diа tаk kuаѕа mеmbеndung nарѕunуа.

    “Oоссh!Mаѕ.. Tеruu.. Uuѕ! Aku nуаmре lаgi mаѕ”, ѕuаrаnуа ѕеmаkin раrаu ѕаjа.

    Digоуаngkаnnуа раntаtnуа mеngikuti irаmа gеѕеkаn wаjаhku уаng tеrbеnаm di ѕеlаngkаngаnnуа. Dijерitnуа kераlаku dеngаn раhаnуа, bаdаnnуа mеnggigil hеbаt bаgаikаn оrаng kеjаng. iа mеnаrik nаfаѕ раnjаng ѕеkаli, ѕеmuа саirаn mе mеknуа kuhiѕар dаn kutеlаn hinggа hаbiѕ ѕеmuа саirаn уаng аdа di ѕеkitаr mеmеknуа. Aku tеtар dеngаn аѕуiknуа mеnjilаti mе mеknуа.

    Kеmudiаn jilаtаnku nаik kе аtаѕ, kе аrаh реrutnуа. Lidаhku bеrmаin-mаin di рuѕаrnуа, ѕаmbil mеrаbа dаn mеrеmаѕ kеduа tоkеtnуа, jilаtаnku jugа ѕеmаkin nаik mеnuju tоkеtnуа. Jеngkаl dеmi jеngkаl jilаtаnku ѕеmаkin nаik. Mulutku ѕudаh ѕаmраi kе dаdаnуа. Kini gilirаn tоkеtnуа kujilаti, lidаhku kini mеnаri-nаri di ujung реntilnуа. Sаmbil аku mеrаbа-rаbа dеngаn tаngаn kаnаn kеѕеlаngkаngаnnуа, mеnggеѕеk- gеѕеk itilnуа hinggа mе mеknуа bаѕаh lаgi, nаfѕunуа nаik kеmbаli.

    Sеmеntаrа tаngаn kiri tеtар mеrеmаѕ tоkеtnуа, bibirnуа kulumаt. Diа mеmbаlаѕ lumаtаn bibirku dеngаn реnuh nаfѕu, kujulurkаn lidаhku mаѕuk kе rоnggа mulutnуа. Diа mеnghiѕар lidаhku, ѕесаrа bеrgаntiаn diа jugа mеnjulurkаn lidаhnуа kе dаlаm mulutku dаn kubаlаѕ dеngаn hiѕараn рulа.

    Kini аku mеmbеtulkаn роѕiѕi ѕеhinggа bеrаdа di аtаѕnуа, kоn tоl ku ѕudаh mеngаrаh kе hаdараn mеmеknуа. Diа mеrаѕаkаn ѕеntuhаn ujung kоn tоlku di mе mеknуа, kераlа kоn tоl ku tеrаѕа kеrаѕ ѕеkаli. Dеngаn ѕеkаli dоrоngаn, kераlа kоn tоlku lаngѕung mеnuѕuk mе mеknуа. Kutеkаn ѕеdikit kuаt ѕеhinggа kераlа kоn tоlku tеrbеnаm kе dаlаm mе mеknуа. Wаlаu kоntоl bеlum mаѕuk ѕеmuа, diа mеrаѕаkаn gеtаrаn-gеtаrаn уаng mеmbuаt оtоt mеmеknуа bеrdеnуut, саirаn уаng mеmbаѕаhi mеmеknуа mеmbuаt kоn tоlku уаng bеѕаr mudаh ѕеkаli mаѕuk kе dаlаm mе mеknуа hinggа dеngаn ѕеkаli dоrоngаn lаgi mаkа kоn tоlku mаѕuk kеdаlаm ѕаrаngnуа,

    Blее.. еѕѕ..

    Bеgitu mеrаѕа kоntоlku ѕudаh mеmаѕuki mеmеk nуа, kubаlik bаdаnnуа ѕеhinggа kеmbаli diа bеrаdа di аtаѕ tubuhku, didudukinуа bаtаng kоntоlku уаng сukuр раnjаng itu. Digоуаngkаn раntаtnуа, diрutаr-рutаr, dikосоk nаik turun hinggа kоn tоlku kеluаr mаѕuk mе mеknуа, аku mеrеmаѕ- rеmаѕ kеduа tоkеtnуа. Lеbih nikmаt rаѕаnуа ngеn tоt dеngаn роѕiѕi wоt buаt diа, kаrеnа diа biѕа mеngаrаhkаn gеѕеkаn kоn tоl bеѕаrku kе ѕеluruh bаgiаn mе mеknуа tеrmаѕuk it ilnуа. Kini gilirаn аku уаng tidаk tаhаn lаgi dеngаn реrmаinаnnуа, аku mеnggеlеngkаn kераlа mеnаhаn nikmаt уаng ѕеbеntаr lаgi tаmраknуа аkаn ngесrеt. Aku mеmbеrikаn аbа-аbа раdаnуа bаhwа аku аkаn ngесrеt.

    “Kitа nуаmре ѕаmа-ѕаmа..mаѕ”, rintihnуа ѕаmbil mеmреrсераt kосоkаn dаn gоуаngаn раntаtnуа.
    “Aа.. Aассh!”

    Diарun nуаmре lаgi, kаli ini ѕесаrа bеrѕаmааn dеngаn diа, bibir mеmеknуа bеrkеdutаn hinggа mеrеmаѕ kоn tоlku. Pеjuku dаn lеndir mе mеknуа bеrсаmрur mеnjаdi ѕаtu mеmbаnjiri mе mеknуа. Kаrеnа роѕiѕinуа bеrаdа diаtаѕ, mаkа саirаn kеnikmаtаn itu mеngаlir kеluаr mеrеmbеѕ mеlаlui kоntоlku ѕеhinggа mеmbаѕаhi ѕеlаngkаngаnku, bаnуаk ѕеkаli dаn kurаѕаkаn ѕеdikit lеngkеt-lеngkеt аgаk kеntаl саirаn уаng mеrеmbеѕ kеluаr itu tаdi.

    Kаmi bеrduа аkhirnуа tеrkulаi lеmаѕ di diраn. Pоѕiѕinуа tеngkurар di ѕаmрingku уаng tеrkulаi tеlеntаng mеmаndаng rimbunnуа dеdаunаn.

    “Mаѕ, рintеr bаngеt ѕih ngеrаngѕаng аku ѕаmре bеrkаli2 nуаmре, udаh gitu kоntоl mаѕ kаlо udаh mаѕuk tеrаѕа ѕеkаli gеѕеkаnnуа, аbiѕ gеdе bаngеt ѕih”, kаtаnуа.
    “Mеmеkmu jugа nikmаt ѕеkаli Nit, реrеt bаngеt dеh, kеrаѕа ѕеkаli сеngkеrаmаnnуа kе kоntоlku”, jаwаbku ѕаmbil mеmеluknуа.
    Kаmi bеrduа ѕеmраt tеrtidur сukuр lаmа kаrеnа kеlеlаhаn dаn tiuраn аngin ѕеjuk ѕероi2. Kеtikа tеrbаngun, kаmi mаѕuk kе rumаh, аku mеngаjаknуа mаndi.
    “Kitа mаndi ѕаmа-ѕаmа уuk!” аjаkku, “Bаdаnku lеngkеt kаrеnа kеringаt”.

    Kаmi mаѕuk kе rumаh mеnuju kе kаmаr mаndi bеriringаn ѕаmbil bеrреlukаn, bеrtеlаnjаng bulаt. Kаmаr mаndinуа tidаk tеrlаlu bеѕаr nаmun сukuр bаguѕ, аdа ruаngаn bеrbеntuk ѕеgi еmраt di dаlаm kаmаr mаndi, didalamnya ada tempat untuk berendamnya. Kаmi bеrduа mаѕuk kе dаlаmnуа dаn mеnуаlаkаn ѕhоwеr, аku dаn diа ѕаling bеrgаntiаn mеnggоѕоk tubuh kаmi, dеmikiаn рulа ѕааt mеnуаbuni tubuh kаmi lаkukаn bеrgаntiаn, ѕаling rаbа, ѕаling rеmаѕ, bibir kаmi ѕаling раgut bеrgаntiаn. Diа mеnjulurkаn lidаhnуа kе dаlаm mulutku уаng kuѕаmbut dеngаn hiѕараn, dаn ѕесаrа bеrgаntiаn рulа kujulurkаn lidаhku kе dаlаm mulutnуа. Diарun mеnуаmbutnуа dеngаn lumаtаn. Rаbааn tаngаnku bеrрindаh kе tоkеtnуа. Kurеmаѕ-rеmаѕnуа tоkеtnуа уаng mulаi mеngеnсаng lаgi реrtаndа nарѕunуа bаngkit lаgi. Diа рun tidаk mаu kаlаh, dirаihnуа kоn tоlku уаng kеmbаli ѕudаh bеrdiri tеgаk dаn dikосоk-kосоk lеmbut. Ujung kоntоlku ѕеѕеkаli mеnуеnggоl bаgiаn dераn раngkаl раhаnуа.

    “Bеtul kаn, kаlо сеwеk jеmbutnуа lеbаt раѕti nарѕunуа bеѕаr, kауа kаmu уа Nit”, kаtаnуа.

    Kuаrаhkаn kоntоlku kе bеlаhаn bibir mе mеknуа. Dеngаn mеnggunаkаn tаngаnku, kugеѕеk- gеѕеkkаn ujung kоn tоlku kе bеlаhаn bibir mе mеknуа. Kutеmреlkаn ujung kоn tоlku kе ujung it ilnуа dаn kugеѕеk-gеѕеkkаn nаik turun. Kini mеmеknуа kеmbаli mеngеluаrkаn саirаn bеning. Lаlu аku mеmаtikаn ѕhоwеr ѕаmbil duduk di ѕаmрing bаthtub. Diа kuраngku dеngаn роѕiѕi mеmunggungiku. kоntоlku уаng ѕudаh ngасеng kеrаѕ kеmbаli kumаѕukkаn kе dаlаm mеmеknуа dаlаm роѕiѕi ѕереrti itu. Kаrеnа kоndiѕi bаthtub уаng ѕеmрit mеnghаruѕkаn роѕiѕinуа mеrараtkаn раhаnуа, mаkа mеmеknуа mеnjаdi kiаn ѕеmрit ѕаjа. Awаlnуа аgаk ѕulit jugа kоntоlku mаѕuk kеdаlаm mеmеknуа.

    Tеtарi dеngаn ѕеdikit bеrѕuѕаh рауаh аkhirnуа ujung kоntоlku bеrhаѕil mеnуеruаk kе dаlаm mе mеknуа уаng dibаntu diа dеngаn ѕеdikit mеnеkаn bаdаnnуа kеbаwаh, dаn diаngkаtnуа kеmbаli раntаtnуа hinggа lаmа kеlаmааn аkhirnуа bеrhаѕil jugа kоntоlku аmblаѕ ѕеmuа kе dаlаm mеmеknуа. Dеngаn роѕiѕi bеgini mеmbuаtnуа hаruѕ аktif mеngосоk kоntоlku ѕереrti di kоlаm rеnаng tаdi dеngаn саrа mеngаngkаt dаn mеnurunkаn kеmbаli раntаtnуа, ѕеhinggа mе mеknуа biѕа mеrеmаѕ dаn mеngосоk-ngосоk kоntоlku. kоntоlku tеrаѕа ѕеkаli mеnggеѕеk-gеѕеk dinding bаgiаn dаlаm mе mеknуа. Sааt diа duduk tеrlаlu kе bаwаh, kоn tоlku tеrаѕа ѕеkаli mеnuѕuk kеrаѕ mе mеknуа, nikmаt уаng kurаѕаkаn tidаk dараt kulukiѕkаn dеngаn kаtа-kаtа lаgi.

    mеmеknуа ѕеmаkin lаmа ѕеmаkin bаѕаh ѕеhinggа kеbеrаdааn kоntоlku dаlаm mеmеknуа ѕudаh tidаk ѕеѕеѕаk tаdi. Kini diа рun ѕudаh tidаk kuаt lаgi mеnаhаn nарѕuku. Diа tidаk mаmрu lаgi mеngаngkаt dаn mеnurunkаn раntаtnуа ѕереrti tаdi, kini diа hаnуа biѕа tеrduduk dаlаm роѕiѕi kоntоlku mаѕih tеrtаnсар di dаlаm mе mеknуа. Digоуаng-gоуаngkаn ѕаjа раntаtnуа ѕаmbil duduk di раngkuаnku.

    Aku ѕеdаri tаdi аѕуik mеrеmаѕ kеduа tоkеtnуа. реntilnуа kuсubit dаn kuрilin-рilin ѕеhinggа mеnimbulkаn ѕеnѕаѕi tеrѕеndiri bаginуа. Aku tidаk mаmрu bеrtаhаn lаmа mеrаѕаkаn gоуаngаn уаng diа lаkukаn.

    “Aduuh..! Nit, hеbаt bаngеt еmроtаn mеmеk kаmu! Aku hаmрir ngесrеt niсh!” ѕеruku ѕаmbil tеtар mеmilin реntilnуа.
    “Kitа kеluаrin ѕаmа-ѕаmа уuk!” ѕаhutnуа ѕаmbil mеmреrсераt gоуаngаnnуа.

    Aku ѕudаh bеnаr- bеnаr tidаk mаmрu bеrtаhаn lеbih lаmа lаgi hinggа diа kudоrоng ѕеdikit kе dераn ѕаmbil аku bеrdiri, ѕеhinggа роѕiѕinуа mеnungging mеmbеlаkаngiku, tеtарi kоntоlku mаѕih mеnаnсар di dаlаm mеmеknуа. Aku bеrdiri ѕаmbil mеngаmbil аlih реrmаinаn, аku mеngосоk-ngосоkkаn kоntоlku kеluаr mаѕuk mеmеknуа dаlаm роѕiѕi menungging.

    “Aа.. Aассh!”

    Kini gilirаnnуа уаng mеnуеrасаu tidаk kаruаn. Aku mеrаѕаkаn kеdutаn-kеdutаn di dаlаm mеmеknуа, tеrаѕа ѕеkаli ѕеmburаn hаngаt уаng mеnеrра dinding mеmеknуа, реjuku lаngѕung munсrаt kеluаr mеmеnuhi mеmеknуа. Bеrѕаmааn dеngаn itu, diа рun mеngаlаmi hаl уаng ѕеruра, kurаѕаkаn kеdutаn mеmеknуа bеrkаli- kаli ѕааt diа nуаmре. Kаmi nуаmре dаlаm wаktu hаmрir bеrѕаmааn hinggа mеmеknуа kеmbаli реnuh dеngаn саirаn birаhi kаmi bеrduа, ѕаking реnuhnуа ѕеhinggа tidаk tеrtаmрung ѕеluruhnуа. Cаirаn kаmi уаng tеlаh tеrсаmрur itu, mеlеlеh kеluаr mеlаlui сеlаh mеmеknуа dаn mеrеmbеѕ kеluаr hinggа mеmbаѕаhi реrutnуа kаrеnа роѕiѕinуа mаѕih ѕеtеngаh mеnungging ѕааt itu. Kаmi рun mеlаnjutkаn mаndi bеrѕаmа-ѕаmа bаgаikаn ѕераѕаng реngаntin bаru.

    Sеtеlаh ѕеlеѕаi mаndi dаn mеngеringkаn tubuh kаmi mаѕing-mаѕing dеngаn hаnduk, dеngаn bеrtеlаnjаng bulаt kаmi mеnuju kе ruаng mаkаn. Aku mеngеluаrkаn makanan dаri lеmаri еѕ dаn bеrkаtа

    “Kаmu mаkаn makanan ringan ini dulu уа, nаnti аku bеlikаn mаkаnаn”.
    “аku mаu tidur ѕаjа, саре diеnjоt tеruѕ ѕаmа mаѕ”, kаtаnуа.
    “Tарi еnаkkаn?” kаtаku lаgi ѕаmbil mеngеnаkаn раkаiаnnуа.
    “Enаk bаngеt mаѕ, аku mаѕih mаu lаgi lо mаѕ”, jаwаbnуа ѕаmbil mulаi mеnguраѕ buаh.
    “Sо раѕti, аku аjаk kаmu kеѕini kаn untuk ngеntоt ѕаmре lоуо. Aku реrgi dulu уа”, ѕаmbil mеnсium рiрinуа.
    “Hаti2 уа mаѕ, аku nungguin lо”.

    Sереrginуа аku, diа bеrbаring ѕаmbil ngemil makanan. Diа mаkаn bеbеrара роtоng ѕеhinggа аkhirnуа diа mеrаѕа kеnуаng dаn mеngаntuk lаgi. Diа bеrbаring di ѕоfа dаn аkhirnуа tеrtidur.

    Kеtikа аku kеmbаli mеmbаwа mаkаnаn, diа mаѕih tеrtidur. Tеrаngѕаng jugа аku mеlihаt diа tеrkараr tеrlеlар dаlаm kеаdааn tеlаnjаng bulаt ѕереrti itu. Tоkеtnуа уаng bеѕаr turun nаik ѕеirаmа tаrikаn nараѕnуа. Pеrutnуа уаng rаtа dihiаѕi dеngаn рuѕеr уаng ѕеkѕi dаn diѕеlаngkаngаnnуа bеrgеrоmbоl jеmbut уаng lеbаt. Kоntоl lаngѕung bеrеаkѕi dеngаn ѕikар ѕеmрurnа, аliаѕ ngасеng lаgi. Tеtарi реrut dh mintа diiѕi. Aku mеmbаngunkаnnуа dеngаn mеngеluѕ2 tоkеtnуа.

    “Mаkаn уuk”.
    “Abiѕ itu mаеn lаgi уа mаѕ”.
    “Bоlе jа, аѕаl kаmu gаk lеmеѕ”.
    “Gаk ара lеmеѕ mаѕ, аku kаn gаk реrnаh ngеrаѕаin nikmаt diеntоt ѕереrti ѕеkаrаng ini. Mаѕ ѕеring2 ngеn tоtin аku уа mаѕ”.
    “Itu mаh biѕа diаtur kоk, kаlо ѕuаmi kаmu реrgi”.
    Kаmi mеnуаntар mаkаnаn уаng аku bеli ѕаmре tаndаѕ. Sаmа2 lареr kаrеnа еnеrѕi tеrkurаѕ kеtikа bеrtеmрur tаdi.

    Sеtеlаh ѕеlеѕаi mаkаn, diа mеmbаntu аku mеmbеrеѕkаn реrаlаtаn mаkаn, mеlар mеjа mаkаn, kеmudiаn kеkеnуаngаn kаmi duduk lаgi di ѕоfа didераn tv. tv kunуаlаkаn tарi gаk аdа асаrа уаng mеnаrik. Diа bеrѕеndеr kе аku.

    “Kаmu tu ѕеkѕi bаngеt dеh Nit, ngеliаt kаmu аku ngасеng tеruѕ tuh. Hеrаn jа, kоk ѕuаmi kаmu biѕа ninggаlin bidаdаri ѕеkѕi уаng mеrаngѕаng kауа kаmu itu”.
    “Gаk tаu dеh mаѕ, jаngаn ngоmоngin diа dеh, kаn mаѕ mо bikin аku tеrkараr lаgi”.

    Aku mеmеluknуа dаn mulаi mеmеrаh tоkеtnуа. аku tеruѕ ѕаjа mеrеmаѕ tоkеtnуа, mаlаh ѕаmbil mеmlintir2 реntilnуа, реrlаhаn реntilnуа mulаi mеngеrаѕ.

    “Nit, еnаk nggаk diginiin?” ѕаmbil tаngаnku tеruѕ mеrеmаѕ-rеmаѕ tоkеtnуа.
    “Mаѕ, ааh”, nарѕunуа mаkin mеninggi.

    Sаmbil tоkеtnуа kurеmаѕ tеruѕ, аku mеnjilаti ѕеluruh tubuhnуа, mulаi dаri ujung kераlа ѕаmраi ujung kаki. Kujilаti рulа tоkеtnуа, kuѕеdоt реntilnуа ѕаmраi diа gеmеtаr ѕаking nарѕunуа. Kаkinуа dаn kеduа раhаnуа уаng muluѕ itu dibukаnуа ѕuрауа biѕа kuеluѕ2, dеngаn ѕаtu tаngаn mаѕih mеrеmаѕ tоkеtnуа. Sеtеlаh itu mе mеknуа kujilаtin dеngаn lidаhku уаng kаѕаr. Bukаn hаnуа bibir mе mеknуа аjа уаng kujilаtin, tарi lidаhku jugа mаѕuk kе mе mеknуа, diа jаdi mеnggеlinjаng nggаk tеrkоntrоl, wаjаhnуа mеmеrаh ѕаmbil tеrdоngаk kеаtаѕ.

    Mеlihаt nарѕunуа ѕudаh nаik, аku mеlераѕ ѕеluruh раkаiаn dаn сеlаnаnуа. Diа diаm аjа. kоntоlku уаng bеѕаr ѕеkаli ѕudаh ngасеng dеngаn kеrаѕ. Diа hаmрir tаk dараt mеmеgаngnуа dеngаn kеduа tаngаnnуа.

    “Dikосоk Nit”, рintаku, diа nurut ѕаjа dаn mеngосоk kоntоlku dеngаn gеmаѕ, mаkin lаmа mаkin bеѕаr dаn раnjаng.
    “Nit diеmut dоng”, kаtаku kееnаkаn.

    Aku bеrdiri diѕаmрing ѕоfа dаn diа duduk ѕаmbil mеngаrаhkаn kоntоl уаng аdа digеnggаmаnnуа kе аrаh mulutnуа. Diа mеnсоbа mеmаѕukkаn kеdаlаm mulutnуа dеngаn ѕuѕаh рауаh, kаrеnа bеѕаr ѕеkаli jаdi dijilаti dulu kераlа kоn tоlku. Aku mеndеѕаh2 ѕаmbil mеndоngаkkаn kераlа. Diа bеrtаnуа,

    “Kеnара mаѕ”.
    “Enаk bаngеt, tеruѕin Nit, jаngаn bеrhеnti”, ujаrku ѕаmbil mеrеm mеlеk kеnikmаtаn.

    Diа mеnеruѕkаn аkѕinуа, mеnjilаti kоntоlku mulаi dаri kераlа kоntоlku ѕаmраi kе раngkаl bаtаng, tеruѕ kе biji реlirnуа, ѕеmuа di jilаtin. Diа mеnсоbа untuk mеmаѕukkаn kеdаlаm mulutnуа lаgi, udаh biѕа mаѕuk, udаh liсin tеrkеnа ludаhnуа.

    Aku mеmеgаngi kераlаnуа dеngаn ѕаtu tаngаn ѕаmbil mеmаju-mundurkаn раntаtku, mеngеn tоti mulutnуа. Sеdаng tаngаnku ѕаtunуа lаgi mеrеmаѕ tоkеtnуа ѕеbеlаh kаnаn. gеrаkаnku ѕеmаkin lаmа ѕеmаin сераt. аku mеnghеntikаn gеrаkаnnуа. kоntоl ku kеluаrkаn dаri mulutnуа. аku mеnаiki tubuhnуа dаn mеngаrаhkаn kоntоlku kе tоkеtnуа.

    “Nit, аku mаu ngеrаѕаin kоn tоlku kеjерit tоkеt kаmu уаng mоntоk уа”.
    Diа раhаm ара уаng аku mаu, dаn аku kеmudiаn mеnjерit kоn tоlku di аntаrа tоkеtnуа.
    “Ahh.. Enаk Nit. Diеmut еnаk, dijерit tоkеt jugа еnаk.”, еrаngku mеnаhаn nikmаt jерitаn tоkеtnуа.
    Aku tеruѕ mеnggоуаng kоn tоlku mаju mundur mеrаѕаkаn kеkеnуаlаn tоkеtnуа. Sаmраi аkhirnуа
    “Aduh Ni, ѕеbеntаr lаgi аku mаu Keluar, kеluаrin di mulut kаmu уа”.
    “Jаngаn mаѕ, di mеmеkku ѕаjа”, jаwаbnуа.
    Diа tidаk ingin mеrаѕаkаn реju dimulutnуа, lеbih bаik disemprotkan di mmеknуа kаrеnа diа ngеrаѕаin nikmаt уаng luаr biаѕа.

    Akuрun nаik kеаtаѕnуа ѕаmbil mеngаrаhkаn kоntоlku kе mеmеknуа. Aku mulаi mеmаѕukkаn kоntоlku уаng bеѕаr dаn раnjаng itu kе mеmеknуа, ѕаmраi diа mеrеm mеlеk kееnаkаn ngеrаѕаin mе mеknуа digеѕеk kоn tоlku. Aku mulаi mеnggеrаkkаn kоntоlku kеluаr dаn mаѕuk dimеmеknуа уаng ѕеmрit itu. Diа mulаi mеrаѕаkаn nikmаt уаng tаk tеrkаtаkаn, luаr biаѕа еnаk ѕеkаli rаѕаnуа. Sесаrа nаluri diа mеnggеrаkkаn раntаtnуа kеkаnаn dаn kеkiri, mеngikuti gеrаkаn kоntоlku уg kеluаr mаѕuk, wuihh tаmbаh nikmаt. tеrlihаt diwаjаhku bаhwа аku mеnikmаti ѕеkаli gеѕеkkаn kо tоlku di mеmеknуа. Tubuhku bеrgоуаng-gоуаng mаju mundur, аku mеmреrhаtikаn kоn tоlku ѕеndiri уаng ѕеdаng kеluаr mаѕuk di mе mеknуа. Sеlаng bеbеrара ѕааt, аku mеngаjаk gаnti роѕiѕi, diа раѕrаh аjа.

    Diа kuѕuruh nungging dаn аku mеnуоdоkkаn kоntоlku dаri bеlаkаng kе mеmеknуа. Nikmаt ѕеkаli реrmаinаn ini.

    “Ennngghh…” dеѕаhnуа tаk kеruаn.

    Sаmbil mеnggоуаng раntаtnуа mаju mundur, аku mеmеgаngi рinggulnуа dеngаn еrаt, tеrаѕа nikmаt уаng luаr biаѕа. Tidаk tаhu bеrара lаmа аku mеnggеnjоt mе mеknуа dаri bеlаkаng ѕереrti itu, mаkin lаmа mаkin kеrаѕ ѕеhinggа аkhirnуа diа nуаmре lаgi

    “Mаѕ, еnjоt уаng kеrаѕ, nikmаt ѕеkаli rаѕаnуа”, jеritnуа.
    Aku mеngеnjоt kоntоlku lеbih сераt lаgi dаn kеmudiаn реjuku munсrаt didаlаm mе mеknуа bеrulаng-ulаng, bаnуаk ѕеkаli.

    ‘сrоttt, сrоооth.., сrооооtttthh…’ Diа mеrаѕа mеmеknуа аgаk mеmbеngkаk аkibаt diѕоdоk оlеh kоn tоlku уаng bеѕаr itu. “
    Nit, mеmеk kаmu luаr biаѕа dеh сеngkеrаmаnnуа, nikmаt bаngеt. Kеrаѕа ѕеkаli gеѕеkаnnуа dikоntоlku”, kаtаku ѕаmbil tеrеngаh2.

    Sеtеlаh iѕtirаhаt bеbеrара ѕааt, аku bеrtаnуа раdаnуа “Gimаnа Ni?”.
    “Enаk ѕеkаli mаѕ, rаѕаnуа nikmаt ѕеkаli, mеmеkku ѕаmре ѕеѕеk kеmаѕukаn kоntоl mаѕ, аbiѕ gеdе bаngеt ѕih”, jаwаbnуа.

    Aku mеnсаbut kоntоlku уаng ѕudаh lеmеѕ dаri mе mеknуа. kоntоlku bеrlumurаn реjunуа dаn саirаn mеmеknуа. Mungkin ѕаking bаnуаknуа аku nyemprotin реju dimеmеknуа.
    ”Cаре уа Sin”.
    “Iуа mаѕ, mаlеm ini аku nginер diѕini уа mаѕ, bоlеh kаn”.
    “Bоlеh bаngеt, kitа biѕа ngеntоt аll nitе lоng kаn”.
    “Wаh mаu dоng”.

    Dan begitulah dan seterusnya sepanjang suaminya masih belum kembali dari luar negri si Anita yang kesepian ini memenuhi kepuasan bilogisnya dariku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Kupuaskan Libido Tiga Ponakkanku Cewek Cantik

    Cerita Sex Kupuaskan Libido Tiga Ponakkanku Cewek Cantik


    654 views

    Perawanku – Cerita Sex Kupuaskan Libido Tiga Ponakkanku Cewek Cantik, Nama-nama dalam cerita ini adalah nama yang disamarkan, tetapi ceritanya betul-betul terjadi. Sebut saja namaku Andi. Aku ingin menceritakan beberapa pengalamanku. Cerita ini terjadi pada tahun 2015, aku diultimatum ayah untuk melanjutkan kuliah di kota kelahiranku, yaitu kota P.

    Sebelumnya, aku kuliah di kota Y dan kuliahku berantakan karena terjerumus ke pergaulan bebas, ternyata ayah mendapatkan informasi tentang sepak terjangku sehingga keluarlah ultimatumnya. Setelah mengurus semua surat-surat kepindahan, pulanglah aku ke kota P mendaftar di salah satu perguruan tinggi swasta. Di kota P, aku tinggal di rumah kakak sepupuku karena orang tuaku tinggal di desa.

    Kakak sepupuku mempunyai 3 orang anak perempuan yang cantik dan montok. Anak pertama bernama Donna, umurnya 16 tahun. Anak kedua bernama Vivian berumur 13 tahun. Anak ketiga bernama Lisa berumur 11 tahun. Walaupun mereka bertiga masih ABG cenderung daun muda tetapi tubuhnya benar-benar montok, mungkin karena gizi dan hormon yang berlebihan. cerita bokep.

    Untuk singkatnya, aku mulai dengan pengalaman bersama Donna yang berumur 16 tahun dan baru duduk di kelas I SMU. Pada suatu siang, kami berdua nonton televisi di ruang keluarga, acaranya tidak ada yang bagus.

    “Om.. tolong pijatin dong betis kakiku, capek nih habis olah raga di sekolah,” kata Donna tiba tiba.
    Wah.. kesempatan datang nih pikirku.
    “Ayo.. kamu tengkurap di sofa aja ya?” jawabku kegirangan karena merasa mendapatkan kesempatan.

    Kemudian Donna telengkup di sofa dan aku duduk di ujung sofa, telapak kakinya kuletakkan di atas pahaku dan aku mulai memijat kakinya. Dengan pelan dan penuh perasaan, aku mulai memijat dari pergelangan kaki terus naik ke atas betis, bergantian kaki kiri dan kanan. Ketika aku asyik memijat betis kaki kanannya, tanpa aku sadari telapak kaki Donna menempel sesaat di kemaluanku dan kontan darahku mengalir kencang serta kemaluanku menjadi keras.

    Aku perhatikan Donna, apakah dia sengaja atau tidak sengaja, tetapi dia santai saja. Kemudian aku teruskan memijat betisnya dan kejadiannya berulang lagi, karena sekali ini aku yakin Donna sengaja, maka aku nekat menarik telapak kakinya dan menempelkannya di kemaluanku, ternyata Donna diam saja dan hal ini bagiku merupakan lampu hijau. cerita bokep.

    Donna semakin berani, telapak kakinya menekan-nekan halus kemaluanku dan kepalaku mulai sakit karena nafsuku mulai naik.

    “Donna.. kita pindah ke kamar kamu yuk.., supaya lebih rileks,” kataku penuh dengan harapan.
    “Yuk ah.. Donna juga kepengen lebih rileks,” katanya yang membuatku semakin kegirangan.

    Setelah di dalam kamarnya, Donna langsung telungkup di atas ranjang dan aku mulai melanjutkan pijatanku. Sekali ini aku jauh lebih nekat, karena aku yakin Donna juga pasti menginginkannya. Sambil memijat betisnya, telapak kakinya kutempelkan di kemaluanku dan Donna tampaknya langsung mengerti, karena setelah itu telapak kakinya langsung menekan-nekan halus.

    Wajahku mulai terasa panas dan nafasku pendek-pendek, aku mulai horny tetapi aku harus sabar dan tidak boleh terburu-buru, takut Donna shock dan menyebabkan semuanya berantakan. Dengan perlahan, aku mengeluarkan penisku yang telah mengeras dari celana pendek yang kupakai.

    Ketika merasakan benda asing, Donna tampaknya agak kaget dan terdiam sebentar, tetapi tidak lama kemudian dia mulai menggerakan telapak kakinya kembali. Ujung jari kakinya menyentuh halus biji kemaluanku dan terus naik ke atas sampai ke batang penis dan kepala penisku. cerita bokep.

    Kadang-kadang ditempelkannya seluruh telapak kakinya dan rasanya aku benar-benar hendak muncrat keluar. Kupegang telapak kakinya dan kulebarkan jari jempolnya, kuselipkan batang kejantananku di antara jari jempol kakinya dan kujepitkan kejantananku naik turun. Wah.. rasanya benar-benar nikmat. Kuperhatikan Donna begitu menikmatinya dan aku pun yakin dia pasti sangat horny juga. Karena aku takut air maniku muncrat keluar, kuhentikan jepitan jari kakinya dan kuteruskan memijat.

    Pelan tetapi pasti, aku mulai memijat pahanya, karena dia juga memakai celana pendek maka dapat kurasakan kehalusan kulit pahanya yang putih dan lembut. Tanganku terus naik ke atas, ke pangkal dalam pahanya, bagian dalam pahanya kupijat pelan sambil sekali-kali kuraba. Dapat kurasakan sekali-kali Donna mengencangkan pahanya, aku yakin liang surganyaya mulai basah. Kemudian aku pindah ke pantatnya, di sana kupijat dengan memutar-mutarkan telapak tanganku sambil menekan-nekan. cerita bokep.

    Kulihat Donna mulai menggigit bantal dan menggesek-gesekan vaginanya di ranjang. Karena aku tidak mau permainan ini cepat selesai, maka aku memutuskan menurunkan libido Donna sedikit. Tanganku mulai memijat pinggang dan punggung Donna. Gerakan tanganku biasa saja karena aku menginginkan libido Donna menurun sedikit. Ketika aku memijat bahu Donna, aku sengaja duduk menimpa pantatnya.

    Sekarang saatnya naik lagi, sambil memijat dan meraba lehernya, batang kejantananku kugesek-gesekan di bokongnya. Sekali-kali kumasukkan jari kelingkingku ke dalam kupingnya dan Donna menggelinjang kegelian. Aku semakin horny, dengan telungkup di atas tubuhnya kujilat-jilat leher dan belakang kupingnya. Donna mendesah-desah kegelian dan keenakan. cerita bokep.

    “Oke Donna.. sekarang bagian depan,” kataku sambil membalikkan badannya yang telungkup.
    “He eh..” jawab Donna terdengar lemas.

    Setelah Donna terlentang, aku duduk di samping tubuhnya dan mulai memijat pahanya. Kupijat pelan-pelan bagian dalam pahanya, Donna memejamkan matanya dan begitu menikmatinya. Tanganku kunaikkan sedikit, tetapi tidak sampai menyentuh kemaluannya, aku ingin Donna benar-benar terbakar. Kemudian tanganku pindah ke perutnya, kaosnya kusibakkan sedikit. Sambil meraba-raba perutnya yang kencang dan putih, kusempatkan menggelitik pusarnya dengan jari kelingkingku. Nafas Donna terdengar menderu-deru dan dia mulai mendesah-desah keenakan.

    “Aduh Om.. geli sekali..,” katanya sambil membuka mata.
    “Ngga apa-apa Donna, tahan sedikit dan nikmati saja.” kataku berusaha menenangkannya.

    Posisi duduk kugeser ke samping kepalanya. Sambil tetap memijat dan meraba-raba perutnya, aku keluarkan penisku yang sudah keras. Kudekatkan ke wajah Donna. Bibirnya bergetar karena baru sekali ini melihat penis dan dari dekat sekali. Kubiarkan Donna menikmatinya. Tanganku kuselipkan ke dalam celana dalamnya. Terasa bulu bulunya yang masih halus. Kupijat-pijat sambil kuraba-raba.

    Sekali kali kusentuh kemaluannya yang benar-benar sudah basah, kutekan-tekan halus klitorisnya, Donna mengelinjang kegelian dan keenakan. Batang kejantananku semakin kudekatkan ke wajahnya dan kugosok-gosokan di pipinya yang halus, mata Donna terpejam malu, tetapi aku yakin ia menikmatinya karena wajahnya memerah dan nafasnya menjadi sangat berat. cerita bokep.

    “Om.. kepala Donna sakit, nyut-nyutan..,” katanya sambil membuka matanya yang terpejam tadi.
    “Oke Donna.. Om tuntaskan permainan ini ya..?” kataku sambil menurunkan celana pendeknya sekalian melepaskan celana dalamnya.
    Kubuka pahanya lebar-lebar, dan vaginanya benar-benar merangsang, basah mengkilap dan merah. Pelan-pelan mulai kujilat pahanya dan terus naik ke bagian dalam.
    “Shh.. ah.. geli Om..,” Donna menggelinjang.

    Kujilat-jilat lubang anusnya, bibir vaginanya dan lubang kencingnya. Terus kujilat-jilat klitorisnya sambil menghisap dan menggigit-gigit kecil. cerita bokep.

    “Ah.. Om.. Donna ngga tahan Om..,” Donna mulai meracau liar.
    Sementara itu pinggulnya mulai bergoyang-goyang.
    “Tahan sebentar Donna dan nikmati saja,” kataku.

    Terus kujilat dan kuhisap klitorisnya, jari telunjukku kutusuk sedikit-sedikit ke lubang anusnya, sementara tanganku yang satunya meremas-remas payudaranya dan memilin-milin putingnya yang sudah keras.

    “Aduh.. ampun.. Om.. shh.. ahh..,” suaranya serak.
    “Om.. Om.., enak.. geli.. ahh.. aduhh..,” racaunya.

    Kupikir sekaranglah saatnya untuk membuat Donna merasakan orgasme. Kupercepat semua gerakanku, semakin cepat dan cepat. Dan meledaklah Donna, pinggulnya terangkat, sehingga badannya melengkung. cerita bokep.

    “Ahh.. shh.. aduhh.. shh..,” teriak Donna.

    Rupanya dia telah sampai ke puncak orgasme. Cairan dari liang wanitanya mengalir deras dan kuhisap serta kujilat habis. Benar-benar enak dan baunya merangsang sekali. Donna terbaring lemas, matanya terpejam, nafasnya masih tersenggal-senggal, tetapi mulutnya tersenyum manis. Kuambil tissue dan kubersihkan vaginanya, kucium lembut bibir kemaluannya, kemudian kupakaikan lagi celana dalam serta celana pendeknya.

    “Kamu pasti lemas dan mengantuk ya..? Tidurlah..!” bisikku kepada Donna dan kucium keningnya.
    “Terima kasih Om, lain kali kita ulangi lagi ya..?” jawab Donna sambil mengedipkan sebelah matanya.
    “Beres.. kamu tinggal ngomong saja..,” kataku sambil membalas kedipan matanya.

    Kemudian aku keluar dari kamarnya, menuju kamar mandi untuk masturbasi. Bagaimanapun aku tidak tega memperawani keponakanku sendiri, cukup oral seks saja dengannya. cerita bokep.
    Aku lanjutkan dengan pengalamanku bersama Vivian yang berumur 13 tahun dan baru duduk di kelas I SMP.

    “Om.. ajarin Matematika dong, ada PR sekolah yang Vivian ngga ngerti.” panggilnya dari dalam kamar.
    “Bagian mana yang ngga ngerti?” tanyaku sambil menghampirinya dan duduk di kursi sebelahnya.”Ini nih.., bagian persamaan kuadrat,” jawabnya.
    Mulailah aku menerangkan tahap demi tahap kepadanya, kebetulan aku sendiri menyukai Matematika. Setelah setengah jam, semua PR Vivian selesai dikerjakannya.
    “Oke Vivian.., sudah selesai semua dan Om mau tidur siang,” kataku sambil berdiri dari kursi.
    “Sebentar Om.., jangan tidur dulu.., tolong dong pijatin tangan Vivian, memar nih..,” ujarnya seraya menunjukkan lengannya yang memar

    Kulihat lengannya memang memar dan kuajak dia duduk di lantai. Kupijat bagian yang memar dan dia meringis kesakitan. Sambil kupijat, aku melirik payudaranya yang sudah tumbuh dan glek.. aku menelan ludah. Timbul pikiran nakalku untuk mengerjai Vivian. Sambil memijat lengannya, aku memikirkan bagaimana caranya supaya bisa ngerjain Vivian. Lagi asyik berpikir, tiba-tiba aku terkejut karena Vivian dengan santainya meletakkan telapak tangannya di atas kemaluanku. cerita bokep.

    Wah.. pucuk di cinta, ulam tiba nih. Aku pikir Vivian pasti sengaja dan kemaluanku mulai mengeras. Tangan Vivian mulai meraba-raba dan meremas halus kemaluanku. Matanya mulai terpejam dan nafasnya berat, kulihat wajahnya mulai memerah. Aku diamkan saja dan mulai menikmati. Ternyata ABG sekarang nafsunya besar-besar, mungkin hormon mereka juga besar.

    “Om.. boleh ngga Vivian tiduran di paha Om..?” tanyanya.
    “Boleh.. boleh..,” jawabku kegirangan.

    Dan Vivian meletakkan kepalanya di pahaku. Tangannya masih tetap membelai-belai dan meremas halus kemaluanku yang berdenyut denyut. Wah.. aku jadi tambah horny. Tangan Vivian semakin berani, dimasukkannya ke dalam celana pendekku melalui pahaku. Disibakkannya celana dalamku dan mulai diremas-remas biji kejantananku. Tanganku sendiri asyik meremas-remas payudaranya yang montok dan mencuat. Kuselipkan tanganku ke balik kaos yang dipakainya dan kusibakkan BH-nya. Mulailah kupilin-pilin putingnya yang masih kecil tetapi sudah mengeras. cerita bokep.

    “Ooo.. shh.. gelii.. Om..,” Vivian mulai mendesah, “Aduh.. ahh.. shh.. enakk.. teruss..,” suaranya terdengar begitu merangsang.

    Pahaku mulai diciumi Vivian, sekali-kali dijilatnya. Aku benar-benar kegelian, kurasakanpenisku mulai basah. Apakah Vivian sering nonton blue film, kok pintar begitu, atau memang sedang puber?

    “Om.. boleh ngga lihat anunya?” malu-malu Vivian bertanya kepadaku.
    “Boleh.. boleh..” jawabku sambil melepaskan celana pendek serta celana dalamku.

    Dia tampaknya benar-benar horny, tangannya gemetar memegang penisku yang tegang dan membengkak. Kuambil tangannya yang lain dan kuarahkan ke biji kemaluanku. Vivian secara otomatis mulai meremas-remas batang dan biji kejantananku dan aku juga mulai meremas-remas payudaranya serta sekali-kali memilin putingnya. Kami lakukan itu sekitar 15 menit. cerita bokep.

    “Vivian.. jilat dong penis Om..,” aku mulai membujuknya.
    “Tapi Vivian ngga pernah dan ngga bisa Om..,” jawab Vivian malu-malu.
    “Anggap saja kamu lagi jilat ice cream atau permen begitu..” kataku sambil mendekatkan batang kejantananku ke mulutnya yang mungil.

    Dan Vivian tidak lagi menolak, dia mulai menjilat batang penisku, lidahnya begitu kecil danmenimbulkan sensasi yang luar biasa. Tanganku memegang kepalanya dan mengarahkan ke buah kejantananku, terus turun ke lubang anusku, naik kembali ke buah kejantananku, naik ke batang dan berakhir di kepala kemaluanku, demikian berulang kali naik turun. Setelah kurasakan Vivian mulai mahir, kulepaskan tanganku yang memegang kepalanya. Amboi.. sebentar saja Vivian sudah menguasai pelajaranku. Tanganku mulai kumasukkan ke dalam celana pendeknya dan terus menyibak celana dalamnya.

    Aku mulai meraba-raba vaginanya yang masih gundul alis botak tidak berbulu. Vivian menggelinjang kegelian, tetapi masih tetap menjilati batang kejantananku. Kepalaku mulai nyut-nyutan dan darahku semakin kencang mengalir, wah.. harus cepat-cepat nih. Dengan jari tangan kubuka lipatan vagina Vivian dan kuputar-putar di klitorisnya, sekali-kali kuarahkan jariku ke lubang anusnya dan kutusuk-tusuk lembut. Pinggul Vivian bergoyang-goyang antara kegelian dan sekaligus nikmat. cerita bokep.

    “Vivian.. sekarang masukkan penis Om ke dalam mulut kamu dan hisap pelan-pelan.” kataku terengah-engah.

    Vivian memasukkan batang kejantananku ke mulutnya dan mulai menghisap-hisap.
    Kugoyang-goyangkan pinggulku sehingga penisku keluar masuk mulutnya yang mungil. Tanganku tidak berhenti mempermainkan vaginanya. Dan tiba-tiba kulihat pinggul Vivian semakin cepat bergoyang, ah.. dia pasti hampir orgasme. Aku pun semakin mempercepat goyangan pinggulku dan penisku semakin cepat keluar masuk mulutnya yang mungil, tanganku pun semakin cepat memilin-milin klitorisnya. Pinggul Vivian terangkat ke atas, pahanya menjepit jari tanganku. cerita bokep.

    Bersamaan itu, di dalam mulutnya, batang kejantananku memuntahkan air mani yang begitu banyak, sebagian tertelan olehnya dan sebagian mengalir keluar dari ujung bibirnya. Ooo.. nikmatnya.., setelah orgasme yang bersamaan, Vivian terbaring lemas di lantai. Kuambil tissue dan kubersihkan mulutnya serta liang kegadisannya. Setelah bersih semua, kurapikan kembali celana pendek dan kaosnya. Matanya terpejam dan mulutnya tersenyum persis senyum Donna kakaknya. Kucium keningnya dan terus keluar kamar. Pasti nyenyak tidur siangku hari ini.

    Terakhir adalah pengalamanku bersama Lisa yang berumur 11 tahun dan baru duduk di kelas V SD. Di antara mereka bertiga, si Lisa inilah yang paling cantik dan sangat manja denganku. Aku tidak malu-malu mencium pipinya yang halus dan dia pun tidak malu-malu duduk di pangkuanku. Kadang-kadang penisku sakit karena diduduki Lisa dengan mendadak, tetapi kupikir dia tidak sengaja.

    Pada suatu malam Minggu, abang sepupuku, istrinya, Donna dan Vivian pergi menghadiri pesta pernikahan. Di rumah tinggal aku, Lisa dan dua orang pembantu. Jam di dinding menunjukkan pukul 19:30. Di ruang keluarga, hanya aku dan Lisa yang sedang menonton televisi yang kebetulan saat itu menayangkan film barat, sedangkan dua orang pembantu berada di kamar mereka. cerita bokep.

    “Om.. pangku Lisa dong..” kata Lisa dengan manjanya.
    “Yuk.. sini duduk di pangkuanku,” kataku sambil menarik tubuhnya ke pangkuanku.
    Setelah Lisa duduk di pangkuanku, kucium pipinya yang putih seperti biasanya.
    “Ih.. Om genit deh..” kata Lisa sambil memukul pahaku.
    Aku hanya tertawa dan melanjutkan tontonan di televisi. Sambil menonton, kami bercerita mengenai jalan cerita film tersebut.
    “Om.. Lisa agak dingin nih, peluk Lisa dong..” pinta Lisa dengan manja.
    Maka kupeluk badannya yang masih kecil sambil sekali-kali kucium pipinya yang membuatku gemas.

    Setelah kupeluk sekitar 15 menit, aku merasakan duduk Lisa tidak mantap, pinggulnya bergerak terus. Aku melebarkan kakiku sehingga lebih rileks dan pada saat itu mendadak Lisa memundurkan pinggulnya sehingga menempel di kemaluanku seperti biasanya. Karena sudah biasa aku tidak kaget dan diam saja. Tetapi semakin lama Lisa semakin gelisah dan pinggulnya mulai menggesek-gesekke arah kemaluanku. Mau tidak mau, kemaluanku jadi berdiri tegak dan mengeras.

    Merasakan kemaluanku mengeras, Lisa semakin merapatkan pinggulnya dan menggesek-gesekanya. Konsentrasiku menonton film di televisi mulai buyar. Aku memandangi Lisa dan berpikir apakah mungkin anak ini juga sudah mengenal libido? Rasanya tidak mungkin karena baru berumur 11 tahun. Memang kadang-kadang secara tidak sengaja, aku menyentuh dadanya dan terasa sudah ada yang tumbuh di sana. cerita bokep.

    “Lisa.. Om mau nanya kamu, tapi jawab yang jujur dan ngga usah malu-malu ya..?” kataku kepadanya.
    “Nanya apaan sih Om..?” tanyanya sambil tersenyum.
    “Apakah kamu sudah pernah menstruasi?” tanyaku langsung.
    “Sudah Om.. setahun yang lalu Lisa mulai mens..” jawabnya tersipu-sipu karena malu.
    “Ha..? Umur 10 tahun sudah mens.., wah-wah.. ternyata anak sekarang semakin cepat pertumbuhannya.” pikirku.

    Jelas saja Lisa kelihatan mulai gatal dan suka duduk di pangkuanku. Apalagi sekarang dia mengesek-gesekkan pinggulnya ke arah kemaluanku yang mulai mengeras. Berarti dia sudah mempunyai libido dong.

    Akhirnya kubiarkan saja Lisa mengesek-gesekkan pinggulnya ke kemaluanku yang tegang dan membesar. Aku pun mulai menikmatinya. Tanganku yang memeluknya mulai bergerilya. Pelan-pelan kuraba dadanya yang baru tumbuh dan mulai kuremas. Benar-benar payudaranya masih kecil dan sangat kencang.

    Lisa hanya memakai kaos dalam, karena mungkin memang tidak ada BH yang kecil. Dapat kurasakan putingnya yang mengeras dan baru sebesar kacang ijo. Kuremas-remas dan kupilin-pilin putingnya itu, dia menggelinjang kegelian. cerita bokep.

    “Om.. gelii.. Om..” Lisa mendesah halus
    “Kamu diam saja.., rasanya enak kok..” jawabku.
    Aku mulai mencium pipinya, lehernya dan kujilat-jilat belakang telinganya, sekali-kali kumasukkan ujung lidahku ke dalam lubang telinganya dan Lisa menggeliat kegelian, nafsuku semakin naik.

    “Aduh.. gelii.. gelii..” Lisa menjerit kecil.”

    Tanganku mulai menyusup ke balik kaosnya dan terasa kulit tubuhnya yang begitu halus. Tanganku mulai turun ke bawah dan terus ke selangkangan Lisa. Sama seperti Vivian, Lisa pun masih gundul alias botak. Tanganku meraba-raba vaginanya yang kecil dan mulai kuselipkan jariku membuka lipatan kegadisannya. Klitorisnya begitu kecil dan lembut dan mulai kupilin-pilin serta menekan halus. cerita bokep.

    “Shh.. ahh.. aduhh.. shh.. shh..” Lisa mendesah-desah karena keenakan.”

    Sementara itu lidahku terus bermain di leher dan telinganya, tangan kiriku terus meremas-remaspayudaranya yang kecil sambil memainkan putingnya.

    Tubuh Lisa tersandar lemas ke tubuhku dan pinggulnya semakin kencang menggesek-gesek batang kejantananku yang mulai basah. Sekali-kali paha Lisa mengejang dan menjepit jari tanganku, kubiarkan Lisa menikmati pengalaman pertamanya. Terus kulanjutkan semua gerakanku dan tiba-tiba Lisa mengerang kecil, pinggulnya terangkat ke atas, pahanya mengejang dan menjepit jariku. Lisa mendapatkan orgasmenya yang pertama dan mengerang terus. cerita bokep.

    “Ahh.. shh.. shh.. ahh..” suara Lisa tersendat-sendat.”

    Cepat-cepat kumasukkan ujung lidahku ke dalam lubang telinganya dan kuputar-putar lidahku. Aku sendiri mengalami orgasme yang hebat, air maniku menyemprot di dalam celana dalamku sehingga aku merasa celana dalamku basah kuyup bagai kencing di dalam celana.”

    Setelah Lisa tenang, kukeluarkan tangan kananku dari dalam celananya dan tangan kiriku dari dalam kaosnya. Tubuh Lisa masih tersandar lemas di tubuhku, kucium lembut pipinya, matanya terpejam dan bibirnya tersenyum mirip senyuman Donna dan Vivian kakaknya. Kuangkat tubuhnya dan kugendong ke kamarnya. Dengan hati-hati kuletakkan di atas ranjang dan kuselimuti.

    Kucium pipinya sekali lagi dan kumatikan lampu kamar dan aku keluar melanjutkan tontonan film di telivisi.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Kusetubuhi Kakak Iparku Tanpa Sengaja

    Cerita Sex Kusetubuhi Kakak Iparku Tanpa Sengaja


    945 views

    Perawanku – Cerita Sex Kusetubuhi Kakak Iparku Tanpa Sengaja, Bulan Rajab emang musimnya orang kawinan, Bayangkan aja, sehari sampe ada empat undangan, Sampe capek ngedatanginnya. Dah gitu malamnya ada undangan lagi. Kalo nurutin capek badan mah ogah ngedatengin.Berhubung rekan bisnis,walau agak jauh terpaksa harus datang.Habis maghrib dah siap2 berangkat. Liat wajah bini cemberut asem banget sebab gak mau ditinggalin.

    Ya maklum aja dia penakut banget. Diajakin gak mau sebab suka sampe tengah malam.Ya wajar aja,di rumah nanti cuman ada dia dan anak yang masih kecil.Kami gak punya pembantu sih.

    Tapi dengan sedikit rayuan dan penjelasan disertai kecupan di kening,akhirnya dia ngijinin juga.Aku berangkat pake sepeda motor. Jaraknya lumayan sekitar setengah jaman kalo pake motor.Sesampainya disana jam 7 malam pas acara baru dimulai.Acaranya biasa kalo awal2 mah membosankan dan bikin ngantuk.

    Ya biasa ngaji,dan ceramah agama.Tapi yang bikin tetap semangat acara hiburannya,dangdutan euy.Pokoknya dangdut ternama di kotaku lah,artisnya cantik2,seksi2 dan juga berani.

    Inilah acara yang paling dinanti-nantikan.Baik oleh para undangan,maupun yang datang sekedar menonton.Yang datang buanyak ami….r!!!.Beda pas acara pengajian tadi.Hehehehe.Pertama sih dandanan artisnya agak sopan.Tapi makin malem mereka makin berani.Waktu itu aku dipanggil untuk menyumbang lagu.

    Langsung aku naik dan minta salah satu artis paling cantik dan seksi untuk berduet.Gila banget co….y,goyangannya bikin horny.

    Boleh dibilang kagak pake baju dah,coz cuma pake celana pendek sama tanktop sampe aku aja jadi Sambil nyanyi,pantat dia digesek2 ke muka konti gue ci…ng!!!.Tak lupa juga sambil kuselipkan duit gocap di nenen dia yang sekal.Pokoknya asyik abi….z!!!.Malam itu pokoknya seru banget.Sampe abis 400rebu buat nyawer.Tapi kagak rugi lah,coz masih bisa ngusap dan ngelus pantat dan nenen para artis.Akhirnya aku pamitan coz dah jam 12 malam.

    Ya walau acara belum selesai dan makin tambah panas,tapi karena dah sangat malam terpaksa aku pamitan pulang. Sampe rumah sekitar setengah satu malam.Lampu depan rumah doang yang masih nyala.Sedang dalam rumah dah gelap.

    Mungkin istriku dah tidur karena lama dan kesal menunggu.Aku ambil kunci rumah dari saku dan memasukkan motor ke rumah.Lalu aku bersiap wat tidur.Gila ne rumah gelap ami…r!!!.Setelah mengunci rumah aku langsung masuk ke kamar.Karena dah hafal situasi rumah,aku gak sampe kejedot apa lagi kesandung.Pintu kamar ternyata gak dikunci.Lampu kamar juga dah dimatikan.Tapi samar2 kulihat istriku dah tidur pulas sambil ngelonin anakku.

    Ya kebiasaan kami suka matiin lampu kalo mau tidur,coz anakku suka gak bisa tidur kalo terang.Aku tidur samping anakku,sedang istriku sebelahnya anakku.Mataku gak bisa merem karena terbayang sama geolan artis tadi.

    Tak terasa aku jadi ngaceng juga.Akhirnya aku pindah ke samping istriku.Dia tampak pulas sekali.Kupelorotkan kolor dan celana dalamku.Ku kelonin istriku dari samping sambil kuremas nenennya dari luar,kusingkap daster dia dan kupelorotkan CD-nya.

    Pas ku pegang memeknya ada yang aneh. Lho,kok bulu jembinya kagak ada!!!.Padahal malam kemaren masih lebat tuh!!!Ku usap2 memeknya.tak tinggal diam tanganku menerobos kebali BH-nya, anjri….t, tambah aneh, kok jadi agak gedean plus sekel banget.A….h,kagak ambil pusing yang penting bisa ngecrot.Mungkin tadi pas ditinggalin dia cukur jembut dll.Istriku pulas amat.Kuangkat pahanya dari belakang dan kutaruh diatas pahaku yang menyilang ke paha dia satunya lagi. Pas ku kobel memeknya dia terbangun.Mungkin dia kaget.Tapi aku memang suka begitu pas lagi pengen. ntar juga lama2 dia menikmatinya.Jari tengahku kumasukkan ke lobang memeknya.

    Sambil ku kobel kujilati telinganya. Kubayangkan sedang ber asyik ria dengan artis yang tadi. Kok agak gemukkan ya??? rambutnya juga jadi agak pendek!!!.A…h gak penting banget.pokoknya malam ini aku pengen crot sambil ngebayangin ngentot sama wulan artis tadi.Istriku tampak mulai menikmati.Dia seperti menahan nafas tanda dah mulai terangsang.

    Semakin kukobel memeknya,pantatnya gak bisa diam. Lalu kuarahkan kontolku ke lobang memek istriku. Kugesek2 kontolku dilobang memeknya.Tampak istriku semakin menahan nafas.Ketika akan kutekan masuk, dia tampak menghalangi memeknya dengan tangannya, aku yang sudah horny berat gak tinggal diam. kutarik tangannya, tangan kiriku mengarahkan kontolku pas ditengah lobang memek dia.

    Dan dengan hentakan agak keras,kusodok memeknya dari samping,

    slep ble….z!!!!A……kh, peri….h!!!. Deg, kaget banget!!! Kok suaranya lain dengan istriku.

    Memeknya juga seret banget. Suaranya mirip kakak iparku yang selama ini kuidamkan pengen kuentot. Apa ini mungkin??? Sejenak aku mendiamkan kontolku dalam memeknya.Lalu sengan perlahan kupompa kontolku dalam memeknya.Dia tampak merintih dan mendesah.

    Ssss…….sshhhh,a……h,o…..h!!!. Kupompa lagi dan lagi, dia semakin merintih keenakkan, Lalu semakin kupercepat pompaanku dan kemudian dia berteriak tanda orgasme, a…..h,Aa…..!!!Kontolena…..k!!!!.Gila!!! Beneran ne kakak iparku??? Lalu kucabut dan kubalik dia.

    Kurenggangkan kedua pahanya.Kunaiki dia dan kumasukan lg kontolkuBle…..z,kontolku masuk memeknya lagi. Kupompa2 naik turun. Umi, enak gak ngewe sama aa? aku nanya istriku. aku manggil dia umi.A…..kh,sssh…..sssh,o….h, Aldi, ini bukan Evi,ini teteh!!!!.Kata dia sambil merintih dan mendesah nikmat.Anjri…..t,mimpi apa gua kemarin.

    Kagak nyangka bisa ngentot sama Ida kakak iparku.Kakak ipar yang selama ini menjadi objek hayalan kalo lagi nentot sama istriku.Semakin kupompa kontolku dengan keras,semakin Ida merintih dan menjerit tertahan.Sayang,gimana,enak gak ngewe sama aldi,a…..h,enak banget aldi!!!.

    Kontolmu gede banget,sss….sssshhh,o…..h,terus aldi…..!!!!Teh, nikmat gak???a….uw, nikmat aldi….!!!!ssss….. hhh,a…..h!!!.Teteh suka gak ngewe sama aldi???iya aldi….!!!a….h,teteh kesepian banget,dah sembilan bulan teteh gak pernah ngewe!!!.Jawab ida kakak iparku.Ya maklum aja,dia dah lama ditinggal suaminya kerja keluar pulau.Aku semakin mempercepat genjotanku,dan pada hentakan terakhir aku memuntahkan laharku didalam memek ida,crot,crot,cro….t,pejuku keluardan tumpah dengan banyak memenuhi memek ida.

    Ida pun hampir berteriak kalo gak cepat kubekap.untung saja.Dia pun mencapai orgasme hampir berbarengan.Sambil terus menindih dia dan terus menancapkan kontolku,aku bilang sama ida.Te…h,maafin ya!!!.aldi gak sengaja.kukira evi teh,lagian kenapa tidur dikamarku??evi dimana???gak apa2 al,teteh juga suka kok.lagian teteh dah lama pengen ngentot sama kamu.

    Tadi evi nelpon,pengen ditemenin.katanya takut cuma berdua sama anak kamu.tadi anakmu nangis,terus teteh ajak ke kamar diajak tiduran sampe teteh juga ikut ketiduran.O….h gitu teh,terus Evi dimana teh??mungkin dia ketiduran di sofa ruang tamu.Adu….h,maafin aldi teh!!!.Sudah aldi,lagian salah teteh kok.Lalu aku tiduran samping dia.sambil kupeluk kuusap2 dan kukobel lagi memeknya.dia pun mengusap2 kontolku.

    Baru sebentar aja kontolku udah bangun lagi.mungkin efek banyak dari makan sate kambing tadi.Atau mungkin karena semangat karna dapat lobang baru.Kupindahkan anakku ke ujung,biar kami lebih leluasa. Lalu kami saling telanjang dan melakukan pemanasan lagi. Dia nge-BJ kontoku. O…..kh, nikmat banget. Kucipokin juga memeknya. Walau agak anyir tapi karena nafsu terasa sangat enak.Kami melakukan dengan posisi 69.

    Setelah itu kami ngentot sampai puas.Kami melakukan dengan berbagai macam gaya.Diatas ranjang,bahkan dilantai.Dia begitu ganas dan haus akan sex.

    Waktu sembilan bulan bukanlah waktu yang singkat bagi seorang istri tanpa belaian seorang suami.Itulah yang terjadi sama Ida.Kami melakukannya sampai jam 3 lebih.Setelah puas,ida kusuruh tidur di ruang tamu menemani istriku.Aku juga berpesan supaya dia bersikap sebagai mana biasanya.Lagi pula ida orangnya pendiam.Aku menaruh CD bekas membersihkan sisa2 peju dibawah kasur,biar kagak ketahuan.Ida cuman mengangguk aja.

    Sebelum ida keluar,kami berpelukkan dan ciuman,tak lupa kukobel memeknya.Andai waktu masih panjang,ingin aku ngentot sama dia lagi,tapi takut keburu evi bangun.setelah itu aku lalu berbaring. Ada rasa penyesalan dan berdosa sama istriku.

    Tapi semua berawal dari ketidaksengajaan. Akhirnya aku tertidur pulas. besoknya aku dibangunin istriku jam 8 pagi. Ada rasa gak enak dan bersalah waktu melihat dia.Datang jam berapa pah? jam setengah satu mi, papah langsung ke kamar. ternyata cuman ada Ari aja lagi tidur. karna dah ngantuk, papah langsung tidur aja. O….h!!!jawab istriku.

    Semalam teh Ida nginep disini loh, habis umi takut dan kesepian. Oya??!! jawabku pura2 gak tahu. Iya.Sekarang dah balik tadi jam 7 habis sarapan. Udah papah sarapan dulu .Tuh dah umi sediain di meja makan. Du…h, begitu baik istriku. Aku berjanji cukup sekali aja yang terjadi. Semenjak itu kalo teh Ida maen kerumah,kami bersikap biasa aja.Kadang kalo ada kesempatan,dia seakan menantang untuk melakukannya lagi.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Kususuri Tubuh Indahmu

    Cerita Sex Kususuri Tubuh Indahmu


    1322 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Kususuri Tubuh IndahmuCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Awal kisah ini berawal dari ketika aku pindah dari mess kantor dan mencari rumah kontrakan di daerah sekitar rumahnya Om saya, dari iklan baris aku mendapat info ada rumah yang ingin dikontrakan dekat Tol, daerah yang mana masih kampung dan memasyarakt penduduknya sering kumpul dan kenal sama dengan lainnya.

    Jadi antara pendatang dan penduduk asli sangat akrab, suasananya jauh beda dengan suasana di pedesaan di daerah asal saya, beruntung sekali saya dapat rumah kontrakan di Jakarta dengan suasana seperti ini. Begitu mulai tinggal disana ( pada waktu itu saya masih bujangan ), saya mulai berkunjung memperkenalkan diri ke tetangga-tetangga rumah saya , sebelumnya lapor bapak ketua RT terlebih dahulu yang kebetulan pas di depan rumah kontrakan saya.

    Tetangga kiri saya, tinggal keluarga yang lumayan besar, terdiri dari 2 anak laki2 dan 3 anak perempuan ( sebenarnya perempuan ada 2 lagi tapi sudah berumah tangga dan ikut suami mereka), Pak Edi saya menyebutnya, seorang pesiunan PNS asli warga kampung sini, beristrikan dengan bu Esty asli Kalimantan masih ada keturunan d****k yang terkenal putih, dan cantik.

    Begitu pula dengan tiga anak perempuannya yang tersisa mewarisi kecantikan dari ibu mereka. Tiga cewek tetanggaku ini pada usia yang mulai mekar dan segar yaitu , pertama Rika, sangat cantik, paling cantik diantara adik2nya, tubuhnya kecil langsing 160/42 , putih , 17 tahun jalan Kelas 3 SMA,

    Kedua Emi , kelas 1 SMA , wajahnya manis menyenangkan, 160/45, lebih berisi, putih, agak tomboy, rambut pendek,dan agak cuek, ketiga Mella baru kelas 2 SMP , 160/42 Body paling bagus diantara kakaknya, putih rambut panjang ikal, sangat murah senyum.

    Kisah ini saya fokuskan ke Rika, yang tertua dari 3 gadis ABG tetangga kiri rumahku itu, dirumah Rika berpakaian apa adanya, pakaian rumahanlah, kadang kaos , tank top , daster, celana pendek , seperti ABG jaman sekarang, sehingga kadang memperlihatkan putih mulus kulitnya

    Dari kaki sampai paha yang kecil , putih mulus, dengan sedikit bulu-bulu halus di setiap jengkal kulit kakinya dan tangannya, bulu2 ini yang membuat saya selalu mengkhayal dan penasaran ingin tahu lebih dalam isi dibalik bajunya, klo berangkat sekolah pagi selalu lewat depan rumah dan sengaja aku tunggu sambil pura2 bersihin motor atau nyapu

    Atau lain-lain ( namanya bujangan semua dilakukan sendiri ), dan Rika selalu tersenyum menyapa, hanya sebatas itu saja karena kami belum pernah resmi berkenalan. Pada suatu waktu, seperti biasa ketika berangkat sekolah lewat depan rumahku, tiba-tiba Rika datang menghampiriku, suatu kejadian yang diluar kebiasaan, hatiku mulai dag dig dug ada apa gerangan ini

    Sepertinya Rika juga berjalan ke arahku dengan agak ragu-ragu, “hai mas lagi ngapain ?” tanyanya ,

    “ lagi manasin motor” jawabku, aduh wajah cantik ini sekarang bener-bener bisa kunikmati dari dekat “ maaf mas, boleh Rika mintolong mas Andri “ katanya masih dengan nada ragu-ragu,

    “ mas Andri ada computer dirumah” lanjutnya , “ada” , jawabku,

    “I saya dapat tugas dari sekolah mas, boleh pinjam Komputer , untuk ngetik laporan, klo ke rental waktunya sedikit, dan ga boleh bapak klo pulang malam” celotehnya, weesss kesempatan nih, naluri buayaku mulai terusik,

    “ Ooo gitu boleh dik Rika , ntar malam ya, tunggu saya dari kantor ya paling abis magrib aku sudah datang” jawabku , “klo mo pake internet juga boleh” lanjutku, “bener mas!! Kebetulan saya juga harus cari data di internet mas” katanya,

    “ya udah ntar malam , ya , klo saya dah pulang maen aja kesini “ kemudian setelah pamit dia kembali jalan membelakangiku, oooo .. memang Rika gadis cantik, terus kuperhatikan , keliahatan lehernya kecil putih dan jenjang dan rambut halus, seharian di kantor aku membayangkan wajah cantik Rika, dan apa yang ntar malam terjadi, sambil menyusun rencana busuk.

    Akhirnya jam 18.30 saya sampai dirumah dan langsung mandi, sekitar jam 19.00 bel rumah berbunyi, hehehe ini saat yang ditunggu-tunggu, saya lansung keluar membuka pagar, anjriiiiiiiit ternyata betul si Rika , cantik banget, pakai span jean mini , dan baju merah muda dengan lengan pendek,

    Kulitnya yang putih mulus dihiasi dengan rambut haluss, suatu pemandangan yang luar biasa mempesona. “ malam mas” sapanya ,

    “malam dik Rika” balasku,

    “ sendirian aja, emi ma mella kemana ?” tanyaku,

    “ ada mas dirumah lagi belajar juga” jawabnya, “ oo gitu, ayo masuk, jangan sungkan-sungkan, laptopnya sudah mas nyalahin kok” kataku mempersilahkan. Kemudian Rika langsung menuju laptopku yang sudah aku nyalain.

    Aku segera ke dalem ambil minuman dan makanan kecil yang sudah aku siapin kebetulan aku tadi sempat mampir di mini market, tidak lupa aku tuangkan sebungkus bubuk perangsang yang beberapa hari kemarin aku pesen lewat toko sex online dr Surabaya 75 rb.

    4 bungkus, “ kok repot2 mas”katanya, “ga kebetulan ada kok” jawabku , “ dilanjut ya dik, saya nonton TV “ kataku , aku langsung nyalahin TV dan nonton ga jauh dari dia, sambil nonton sekali-sekali aku lirik dia, sambil kepalaku geleng2, “ hm, emang cantik cewek ini, pahanya mulus bener, dalemannya gimana ya” kata bathinku, aku terus nonton TV dan sempat kuliat dia minum jus jambu yang telah kusediakan, ntar lagi kena nih.

    Sekitar 10 menit kemudian “mas!” “ ya Rika ada apa?” jawabku, “ boleh buka internet?” tanyanya, “ silakan aja , tau caranya kan” jawabku , “ya mas” jawabnya. Kebetulan komputerku sudah aku set , begitu masuk internet explorer langsung masuk web site xxx ( forum tetangga) yang isinya foto2 bugil dan cerita seru juga, aku lirik dia ternyata dia masih buka situ situ ga browsing yang lain

    Kulihat mukanya sudah bersemu merah, mungkin obat perangsang yang aku berikan juga sudah mulai bekerja. “mas “ tiba2 dia memanggil, “ ada apa Rika “ aku lansung berdiri dan mendekatinya.” Cara buka ini gimana?” katanya, rupanya dia mo buka cerita seru yang judulnya” bercinta dengan ABG “ , padahal klo mo niat buka tinggal klik ..aja ga usah panggil aku, hmmm.

    Pasti dah horny nih anak, kemudian aku langsung pegang mouse sementara tangannya masih diatasnya, sambil kugenggam tangannya, dia diam aja, tercium wangi rambutnya, dan paha atasnya terlihat putih mulus karena aku sambil jongkok dibelakangnya, tinggal klik aja dik kataku sambil mengarahkan kursor, “rambutmu wangi sekali dik “ kataku ga sadar “ ah mas bisa aja “ jawabnya.

    “ mas sering liat gambar dan cerita seperti ini ya” tanya , “ iya dik, mas kan masih sendiri, kesepian tiap malam, jadi ya buat hiburan aja” , “ memang mas belum pernah melakukan” tanyanya, waaah anak ini tanyanya sudah mulai menjurus K***lku kurasa tambah besar.

    “ ya pernah sih dulu ma pacar, tapi sekarang dah putus” jawabku,

    “ mang sampai ngapain aja, ML juga kah”tanyanya.

    “ iyalah “ jawabku, “

    dik Rika sudah punya pacar?” tanyaku,

    “sudah mas, teman satu sekolah ” jawabnya,

    “ dah ngapain aja” tanyaku, “ cium-cium biasa aja mas, trus pacarku meremas tetekku, itu aja “ jawabnya ,

    “ enak ga? “ tanyaku “

    enak juga mas” jawanya,

    “belum pernah lebih, kayak pegang k****l atau punyamu diisep “ tanyaku ,

    “belum mas, emang enak gitu”katanya,

    “ ya enaklah mo coba?” tanyaku iseng, dia tersenyum dan kemudian diam aja, wah aku bingung nih apa maksud senyumnya mau apa tidak ya, kulihat nafasnya aga memburu, dan duduknya gelisah sambil matanya tetap menatap laptopku

    Setelah diam sejenak aku yang masih berada dibelakangnya memberanikan diri , menciumi rambutnya, dia diam saja, truss kea rah tengkuknya , Rika tetep diam aja, nafasnya tambah memburu dan k*****lku sudah semakin besar, aku coba tempelkan burungku di punngungnya sambil terus mencium rambut dan tengkuknya.

    “dik” kamu cantik sekali, bolehkah mas menciumu, mas dah ga tahan” bisikku di deket telinganya, dia diam aja terus tanganku segera turun meraba pahanya yang putih mulus dan berbulu, kuraba-raba terus , akhirnya dia ga tahan dan membalikkan badan segera mencium bibirku,

    “ mas aku juga pingin” katanya, terus kami berciuman bibir sampai lidah…lama sekali sambil tanganku meraba pahanya dan punggungnya, teteknya yang kecil terasa menempel di di dadaku begitu pula K*****lku menempel di perutnya.

    “ dik pindah ke sofa yuk” bisikku , tanpa menunggu jawaban kutuntun dia ke sofa sambil terus berciuman, gila… enak sekali ABG ini, ciumannya sudah professional banget, dudukkan di sofa dan kemudian kubaringkan, tanganku sudah mulai bergerilya dia atas dadanya yang masih tertutup bajunya,

    “ sayang dibuka dikit ya bajunya” bisikku, dia diam saja, berarti ya nih, sambil terus berciuman, tanganku membuka baju atasnya sekaligus kait bh, kumasukkan tanganku ke teteknya dan kuremas pelan-pelan , dia menggelinjang menahan kenikmatan

    Kubuka sedikit lagi, dan terlihat bukit kecil yang sangat indah, tetek putih, dengan punting yang merah jambu , masih sangat kenyal sekali, tanpa kusadari tangannya telah mengelus-elus K*****lku , aku semakin semangat mengulum bibir daan lidahnya terus aku geser ke lehernya, leher jenjang yang putih, kukecup berkali-kali, dia mulai bersuara

    “ oooh…oooh..geli mas…enakk” aku tak perduli langsung aku pindah ke dadanya , kukulum putingnya dan kupijat-pijat sekitar putingnya dengan lidahku , nafasnya semakin memburu, dan tangannya mulai membuka kancing celanaku.

    Akhirnya tersembulah batang torpedoku yang besar, dia terus mengelus-elus dengan tangannya yang kecil mungil, kubuka seluruh baju atasnya sehingga dia Topless, badannya bagus sekali, putih kecil , tangannya yang kecil panjang ditumbuhi rambut halus

    Terus ku kulum dan kupijat teteknya kanan dan kiri bergantian, kepalanya semakin mendongak menahan nikmat, dan tangannya melepas torpedoku dan menjambak rambutku dan semakin menekan kepalaku kedadanya.

    “ dik mo isap Burungku ga” bisikku , “ ga tau caranya mas” jawabnya,

    “ biasa aja, anggap saja makan eskrim jilat dan kulum, tapi jangan sampai kena gigi” kataku,

    “ kucoba yam as” jawabnya kemudian segera dia melorot, tanganya yang mungil memegang pangkal torpedoku sambil dipijat, lidahnya mulai menjilat-jilat kepala torpedoku,

    “ ooouuuch dik enak sekali” aku mulai meracau, “ kulum dik “ pintaku dia mulai memasukkan torpedoku ke mulutnya yang kecil dan merah., hampir tidak muat torpedoku, dan mulai mengocok, memaju mundurkan kepalanya” enaaaaak dik ..terus…” aku semakin meracau, tangannya masih memijit buah pelirku, sementara tanganku mencari teteknya dan kuremas pelan-pelan.

    Setelah sekitar 10 menit terasa cairan didalam torpedoku sudah mendesak pingin keluar, dengan kenikmatan yang luar biasa kusemprotkan cairan sperma itu dimulutnya. “ Uaaaaaaaah …uaaaaaaah.enaaaak dik !!!” Beberapa kali kusemprot mulutnya, kemudian aku duduk di sofa dengan lemas, dia memutahkan kembali sperma yang kusemprotkan tadi di asbak ,

    “ enak sekali dik sedotannmu , kamu cepat belajar” ,

    “iya mas aku juga enaak”,

    “ terimah kasih ya dik, mas puas banget hari ini”

    “ sama-sama mas” jawabnya , sambil memakai BH dan baju atasnya kembali.

    “ dik mas boleh minta lagi kapan2 , mas janji mas akan puaskan adik “ kataku,

    “ boleh mas, besok malam saya kesini lagi, tugas jg belum selesai, ya udah mas dah malem, met ketemu besok” pamitnya.

    Semalaman saya tidak bisa tidur, gambaran kejadian tadi terus menari-nari diatas pembaringanku, berutung sekali aku kontrak rumah disini, bisa mendapatkan gadis ABG secantik dia, besok malam janji datang lagi

    Tak sabar aku menantikan malam berikutnya, pagi menjelang sang surya mulai menampakkan kekuasaannya terhadap dunia, seperti biasa aku bersiap ke kantor, sambil menunggu Rika lewat, tidak lama berselang Rika sudah kelihatan berjalan

    Dengan baju seragam sekolahnya putih abu-abu, seragam putih atas agak ketat sedangkan rok abu-abu bawahnya panjang, masih keliahatan sangat cantik dan segar.

    “pagi mas “ sapanya ,

    “ pagi dik, eh bisa tidur ga semalem” tanyaku, dia tersenyum “ jam 12.00 baru bisa tidur” jawabnya, “

    ntar malem jadi kesini lagi” tanyaku,

    “ yam as ngelanjutan tugas kemarin yang belum kelar” katanya, “ tugas apa tugas.” Candaku, dia tersenyum dan berlalu dari hadapanku.

    Kemudian pak edi bapak Rika lewat “ dik andri terima kasih lo , Rika sudah dibantu ngerjain tugas” katanya,

    “ iya, pak sama –sama, tidak masalah kapan aja nanti saya bantu, mo kemana pak” jawabku sekaligus bertanya, “ ini mo bayar tagihan listrik” katanya, “ooo hati2 pak” kataku, kemudian pak edi segera berlalu.

    Hari itu dikantor aku sudah tidak kosentrasi bekerja, membayangkan apa yang terjadi nanti malam, setelah merapikan meja jam 16.30 aku segera pulang perjalanan dari kantor kerumah 1 jam, 17.30 dah nyampe rumah dan segera mandi, terus aku nyalahin laptop, dan nonton TV.

    Sekitar jam 19.00 bel berbunyi” inilah saat2 yang ditunggu-tunggu “ kata bathinku, segera ku buka pintu pagar dan kembali aku terpaku., Rika ternyata berpakaian yang lebih sexy lagi malam ini, dia pake kaos ketat tanpa lengan merah, dan celana pendek merah pula, sangat kontras dengan warna kulitnya yang putih mulus, tiap ketemu kayaknya tambah cantik aja hehehe,

    “ oee.. kenapa diam mas, aku ga disuruh masuk” katanya menyadarkan lamunanku, “ ooo iya-iya silahkan masuk, sorry kamu cantik sekali sih maam ini” kataku setelah melewati aku , kulirik dadanya, wah kelihatannya dia ga pake BH, sudah persiapan nih, aku juga hanya berpakaian kaos oblong, dan celana pendek kolor aja.

    “ langsung aja dik tugasnya dikerjain, bentar aku ambilin minum” kataku, kali ini udah ga pake obat perangsang lagi.kulihat dia sudah mulai ngerjain tugasnya, tidak lama kemudian dia sudah buka internet, aku diam saja sambil sekali-sekali melirik pahanya yang mulus sambil nonton TV

    Setelah beberapa lama sudah ga tahan rasanya segera aku dekati dia, dan kuserbu bibirnya dengan agak kasar, tapi ternyata responnya sangat positif, dia juga membalas serbuanku dengan semangat 45 , ternyata dari tadi Rika juga sudah horny

    Tanpa piker panjang kulepas kaosnya dan memang benar Rika memang tidak memakai BH, aku ga peduli kulepas juga kaosku, dan langsung aku kulum, teteknya, kupijat-pijat dengan lidahku bergantian “mmmas ouhhh..ouhhh “ dia mulai meracau, tanganku mulai kuselipkan ke celana pendeknya , dan ku setuh memeknya,

    Ternyata sudah basah dengan cairan kewanitaannya, terus kumainkan jari tanganku di sekitar memeknya tanpa membuka celananya, dan dia sendiri melakukan hal yang sama terhadap torpedoku, di remas-remas torpedoku yang telah membesar , yang besarnya hampir sama dengan pergelangan tangannya,

    “ mas besar sekali punya mas” katanya , “ iya dik , itu yang akan muasin adik nanti” kataku, sambil terus mengulum putingnya yang sudah sangat mengeras dan kenyal. Kunikmati keindahan ini sepenuh hatiku, kemudian aku bopong dia ke sofa, dan kulorot celana pendeknya sekaligus celana dalamnya, wauwww benar-benar pemandangan yang sangat indah,

    Memeknya kecil, ditumbuhi rambut yang jarang, anehnya biarpun dig a begitu gemuk , tapi memeknya menggunung sangat bagus, terlihat hanya belahan dua daging yang ditempelkan, klitorisnya masih tersembunyi di dalam,

    Paha sampai kakinya sangat mulus putih, ramping dan bulunya yang bikin aku ga tahan, suatu keindahan yang alami, langsung aja kukulum kembali teteknya kuputer-puter dengan lidahku, segera kususuri tubuhnya dengan lidahku, kujilatin semua dari mulai kening, wajahnya, lehernya, tangannya, kembali kedada,

    Pelan-pelan turun ke perut kemudian ke pangkal pahanya, dia mulai meracau “ mmmmas enakk…masss enak..” kuteruskan aktivitasku pangkal pahanya kujilatin dan kuputer-puter, kemudian kesisi berikutnya terus turun perlahan sampai ujung kakinya ,

    Pindah ke jari kaki satunya teruss naik lagi ke arah pangkal pahanya, dia semakin meracau, kubuka liang Vaginanya dan dominasi warna merah muda terlihat didepanku, segera kujilat dan kusedot belahan vaginanya,

    Rika semakin menggelinjang sambil mengangkat-angkat pahanya , kusapu terus lidahku di sekitar vaginanya, kemudian ku sedot dan kucucup klitorisnya, dia mengangkat pinggulnya lama dan kedua tangannya menekan kepalaku semakin dalam, kutusuk-tusuk bagian tengahnya dengan lidah ,

    Dia semakin meracau dan cairan kenikmatan semakin mengalir dari sela-selanya, hmmmmm… nikmati sekali cairan perawan….” Ouhhhhh ahhhhhh. Ouuuuuh aaahhhh “ hanya itu yang terdengar dari bibir mungilnya, setelah sekitar 15 menit aku sudah tidak tahan,

    Kuposisikan badannya di sofa, punggungnya aku ganjal dengan bantal sofa yang ada, kemudian kuarahkan kepala torpedoku, dia segera meraih torpedoku dan digesek-gesekkan ke bagian tengah vaginanya., ouuuuh nikmat mas…. Massukkkkkan mas, kembali dia meracau, shhettttt aku ga perduli keperawananku mas….yang penting enaaaakkkkk ouch.

    Tangannya segera mencengkram pinggiran kursi, dan torpedoku mulai kutekan perlahan –lahan tarik ulur, agar lubang yang siap ditembus agak membesar , mengingat memeknya yang kecil dan imut, terus dengan perlahan-lahan kutarik ulur torpedoku,

    Cairan kewanitaan semakin deras dan permukaan semakin licin, ini saatnya kulesatkan torpedoku, kutekan keras torpedoku dengan sekali hentakan, “ ouuuuuuuch..mas sakit” teriaknya ketika torpedoku sudah masuk di liangnya, sengaja aku lakukan sekali hentakan biar sakitnya tidak terlalu,

    “ sabar sayang…. Nanti juga ga sakit..tahan ya” bisikku, kudiamkan torpedoku beberapa saat, kemudian perlahan kutarik dan kutekan lagi.. masih sangat peret, torpedoku terasa diremes-remes , apalagi ketika ku tekan ,

    Pinggul Rika juga ikut menegang dan terangkat, sehingga jepitannya semakin terasa di torpedoku, terus ku genjot dia.semakin lama semakin cepat “ dia semakin merintih kenikmatan sekaligus sakit jadi satu, tapi lama-lama yang bunyi hanya rintihan kenikmatan..

    ” uahhh— ssssssshhhh ……aaaaahhh ssssshh enak massssssss” itu yang terdengar berkali-kali, kemudian aku atur dia posisi doggie style …… ouuuuh Rika semakin meracau karena panetrasi torpedoku semakin dalam sampai mentok… masssss……masssss……. ga kuat enakkknya mas, setelah doggie 10 menit, kuajak dia main WOT agar dia bisa mengatur sendiri ritmenya , masih belum mahir tapi rasanya sangat nikmatttt….

    Dia mulai mengenjot….kepalanya terlempar kekanan kekiri-depan belakang…….” Massss aku dah ga tahannnn jeritnya…. Rupanya dia akan orgasme duluan sementara aku masih belummm….. “ lepaskan …dik… ga papa…lepaskan… “ kataku,

    Rika bener-bener sudah ga bisa nahan dengan jeritan panjang “ massssssssssssssssssss ahhhhhhhhh” akhirnya dia orgasme dan ambruk tubuhnya didadaku, karena aku belum orgasme maka kubalik tubunya kembali aku melakukan dengan posisi konvensional, karena hanya dengan posisi ini aku bisa orgasme,..

    aku genjot kembali torpedoku tanpa ada perlawanan lagi dari dia, kupuaskan sendiri nafsuku dan dia hanya passsrah baru 5 menit , aku sudah ga bisa menahan cairan magmaku dan”

    ahhhhhhhhhhhhh….ahhhhhhhhhhhhh hh….ahhhhhhhhh “ seiring teriakanku kusemprotkan maniku di dalam vaginanya, setelah itu segera kusuruh dia bangun dan mencuci vaginanya dengan air dingin, semua yang terjadi sangat nikmat sekali, ga bisa terlukiskan dengan kata-kata, setelah berpakaian , “ dik maafkan mas andri

    Telah mengambil keperawanannmu” kataku, “ ga papa mas, sama-sama enakkkk kok, aku ga menyesal kok” katanya tanpa penyesalan, kasihan juga aku sama Rika, gadis secantik dia..sudah jadi korban nafsu bejat, tapi dia suka. Setelah bersih –bersih Rika pamit pulang.

    Sejak kejadian, itu hampir 2 kali seminggu aku bercinta dengan Rika , sampai sekitar setahun, aku menikah, Rika sendiri melanjutkan petualangan bercintanya, sambil sesekali aku nminta jatah darinya klo istriku sedang kerja, 2 tahun kemudian saya pindah rumah, karena sekarang saya sudah memiliki rumah sendiri di jaktim, sejak itu kontak dengan Rika terputus, dan kabar terakhir dia sudah menjadi ayam kampus dengan tarif yang tinggi , tentu tanpa sepengetahuan Orang tuanya.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Kutukar dengan Perawan

    Cerita Sex Kutukar dengan Perawan


    1245 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Kutukar dengan PerawanCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Untuk menjaga nama baik kali ini kau menggunakan nama samara dan semua yang membaca kisahku ini tidak menyinggung siapapu, karena jujur selama ini aku terbebani dengan pengalamanku dan aku tulis untuk meredakan beban pikiran. Aku adalah gadis panggil saja namaku Enggi basic keluargaku orang yang tidak berkecukupan tapi aku beruntung setelah lulus SMA dapat beasiswa dan aku bisa meneruskan pendidikanku sampai sekarang.

    Aku sedih melihat keadaan keluargaku, ayahku adalah seorang Pegawai Negeri golongan II, ibuku hanyalah seorang Ibu Rumah Tangga yang tidak mempunyai skill, kerjanya hanya mengurus putra-putrinya. Rasanya aku ingin membantu ayah, mencari uang.

    Tapi apalah daya aku hanya lulusan sekolah menengah, namun begitu kucoba untuk melamar kerja di perusahaan yang ada di kota Manado. Hasilnya nihil, tak satupun perusahaan yang menerima lamaranku. Aku mahfum, disaat krisis sekarang ini banyak PT yang jatuh bangkrut, kalaupun ada PT yang bertahan itu karena mem-PHK sebagian karyawannya.

    Lalu aku berpikir, kenapa aku tidak ke Jakarta saja, kata orang di Ibukota banyak lowongan pekerjaan, dan aku teringat tetanggaku Mona namanya, dia itu katanya sukses hidup di Jakarta, terbukti kehidupan keluarganya meningkat drastis.

    Dahulu kehidupan keluarga Mona tidak jauh berbeda dengan keadaan keluargaku, pas-pasan. Tapi sejak Mona merantau ke Jakarta, ekonomi keluarganya makin lama makin berubah. Bangunan rumah Mona kini sudah permanen, isi perabotnya serba baru, dari kursi tamu, tempat tidur semuanya mewah, juga TV 29″ antena parabola dan VCD mereka miliki. Aku ingin seperti Mona, toh dia juga hanya tamatan SMA. Kalau dia bisa kenapa aku tidak? Aku harus optimis.

    Pada suatu hari di bulan September, tahun 1998 aku pamit kepada keluargaku untuk merantau ke Jakarta. Meskipun berat papa dan mama merelakan kepergianku. Dengan bekal uang Rp 75.000 dan tiket kelas Ekonomi hasil hutang papaku di kantor, aku akhirnya meninggalkan desa tercinta di Kawanua.

    Dari desa aku menuju pelabuhan Bitung, aku harus sudah sampai di pelabuhan sebelum pukul 6 sore karena KM Ciremai jurusan Tg.Priok berangkat jam 19:00 WIT, waktu satu jam tentu cukup untuk mencari tempat yang nyaman.

    Karena tiketku tidak mencantumkan nomor seat, maklum kelas ekonomi, aku berharap mendapat lapak untuk menggelar tikar ukuran badanku. Tapi sial, angkutan yang menuju pelabuhan begitu terlambat, pada waktu itu jam sudah menunjuk pukul 18:45.

    Waktuku hanya 15 menit. Ternyata KM.Ciremai sudah berlabuh, aku melihat hiruk pikuk penumpang berebut menaiki tangga, aku tergolong calon penumpang yang terakhir, dengan sisa-sisa tenagaku, aku berusaha lari menuju KM.Ciremai, aku hanya menggendong tas punggung yang berisi pakaian 3 potong.

    Aku sudah berada di dek kapal kelas ekonomi, tapi hampir semua ruangan sudah penuh oleh para penumpang. Keringat membasahi seluruh tubuhku, ruangan begitu terasa pengap oleh nafas-nafas manusia yang bejibun.

    Aku hanya bisa berdiri di depan sebuah kamar yang bertuliskan Crew, di sekitarku terdapat seorang Ibu tua bersama 2 orang anak laki-laki usia sekolah dasar. Mereka tiduran di emperan tapi kelihatannya mereka cukup berbahagia karena dapat selonjoran.

    Aku berusaha mencari celah ruang untuk dapat jongkok. Aku bersyukur, Ibu Tua itu rupanya berbaik hati karena bersedia menggeserkan kakinya, kini aku dapat duduk, tapi sampai kapan aku duduk kuat dengan cara duduk begini. Sedangkan perjalanan memakan waktu 2 hari 2 malam.

    Tidak lama kemudian KM.Ciremai berangkat meninggalkan pelabuhan Bitung, hatiku sedikit lega, dan aku berdoa semoga perjalanku ini akan mengubah nasib.

    Tak sadar aku tertidur, aku sedikit terkejut sewaktu petugas menanyakan tiket, aku ingat tiketku ada di dalam tas punggungku. Tapi apa lacur, tasku raib entah dimana, aku panik, aku berusaha mencari dan bertanya kepada Ibu tua dan anak laki-lakinya, tapi mereka hanya menggelengkan kepala.

    “Cepat keluarkan tiketmu..” ujar seorang petugas sedikit menghardik.

    “Aku kehilangan tas, tiket dan uangku ada di situ..” jawabku dengan sedih.

    “Hah, bohong kamu, itu alasan kuno, bilang aja kamu tak membeli tiket, Ayo ikut kami ke atas,” bentak petugas yang bertampang sangar.

    Akhirnya aku dibawa ke dek atas dan dihadapkan kepada atasan petugas tiket tadi.

    “Oh.. ini orangnya, berani-beraninya kamu naik kapal tanpa tiket,” kata sang atasan tadi.

    “Tiketku hilang bersama pakaianku yang ada di tas, saya tidak bohong Pak, tapi benar-benar hilang..”

    “Bah itu sih alasan klasik Non, sudah ratusan orang yang minta dikasihani dengan membuat alasan itu.” ucapnya lagi.

    “Kalau Bapak tak percaya ya sudah, sekarang aku dihukum apapun akan aku lakukan, yang penting aku sampai di Jakarta.”

    “Bagus, itu jawaban yang aku tunggu-tunggu..” ujar lelaki berseragam putih-putih itu.

    Kalau kutaksir mungkin lelaki tersebut baru berusia 45 tahun, tapi masih tegap dan atletis, hanya kumis dan rambutnya yang menonjolkan ketuaannya karena agak beruban.

    “Tapi ingat kamu sudah berjanji, akan melakukan apa saja..” ujar lelaki itu, seraya menunjukkan jarinya ke jidatku.

    “Sekarang kamu mandi, biar tidak bau, tuh handuknya dan di sana kamar mandinya..” sambil menunjuk ke arah kiri.

    Betapa girang hatiku, diperlakukan seperti itu, aku tidak menyangka lelaki itu ternyata baik juga. Betapa segarnya nanti setelah aku mandi.

    “Terima kasih Pak,” ujarku seraya memberanikan diri untuk menatap wajahnya, ternyata ganteng juga.

    “Jangan panggil Pak, panggil aku Kapten..” tegasnya.

    Aku sempat membaca namanya yang tertera di baju putihnya. “Kapten Jonny” itulah namanya.

    Aku sekarang sudah berada di kamar mandi.

    “Wah, betapa wanginya tuh kamar mandi,” gumamku nyaris tak terdengar. Kunyalakan showernya maka muncratlah air segar membasahi tubuhku yang mulus ini, kugosok-gosokan badanku dengan sabun, kuraih shampo untuk mencuci rambutku yang sempat lengket karena keringat.

    Sepuluh menit kemudian aku keluar dari kamar mandi, aku bingung untuk bersalin pakaian, aku harus bilang apa kepada Sang Kapten.

    “Wah cantik juga kamu,” tiba-tiba suara itu mengejutkan diriku. Dan yang lebih mengejutkan adalah pelukan Sang Kapten dari arah belakang. Aku hanya terdiam, “Siapa namamu, Sayang?” bisiknya mesra. “Enggi..” jawabku lirih.

    Aku tidak berusaha berontak, karena aku ingat akan janjiku tadi. Karena aku diam tak berreaksi, maka tangan Sang Kapten makin berani saja menjelajahi dadaku dan menciumi leher serta telingaku. Aku menggelinjang, entah geli atau terangsang, yang pasti sampai usiaku 19 tahun aku belum pernah merasakan sentuhan lelaki.

    Bukannya tidak ada lelaki yang naksir padaku, ini karena sikapku yang tidak mau berpacaran. Banyak teman sekelas yang berusaha mendekatiku, selain lumayan cantik, aku juga tergolong pandai, makanya aku mendapat beasiswa. Maka tak heran banyak lelaki di sekolahku yang berusaha memacariku, tapi aku cuek, alias tidak merespon.

    “Ooohh.. jangan Kapten.” hanya kata-kata itu yang keluar dari mulutku ketika pria separuh baya itu menyentuh barang yang amat berharga bagi wanita, bulu-bulu lembut yang tumbuh di sekitar vaginaku dielusnya dengan lembut, sementara handuk yang melekat di tubuhku sudah jatuh ke lantai. Dan aku pun tahu bahwa lelaki ini sudah bertelanjang bulat.

    Aku merasakan benda kenyal yang mengeras menyentuh pantatku, nafas hangat dan wangi yang memburu terus menjelajahi punggungku, tangannya yang tadi mengelus vaginaku sekarang meremas-remas kedua payudaraku yang ranum, ini membuat dadaku membusung dan mengeras. Aku tak percaya, tangan lelaki ini seolah mengandung magnet, karena mampu membangkitkan gairah yang tak pernah kurasakan seumur hidupku.

    “Ooohh.. aaahh..” hanya desahan panjang yang dapat kuekspresikan bahwa diriku berada dalam libido yang betul-betul mengasyikan.

    “Enggi kau betul-betul lugu, pegang dong batangku,” kata Kapten Jonny, seraya meraih tanganku dan menempelkannya ke batang zakarnya yang keras tapi kenyal.

    “Jangan diam saja, remaslah, biar kita sama-sama enak..” ujarnya lagi.

    Akhirnya walaupun aku sebelumnya tidak pernah melakukan senggama, naluriku seolah membimbing apa yang harus kuperbuat apabila bercumbu dengan seorang laki-laki. Akhirnya aku berbalik, kuraih batang kemaluannya kuremas dan kukocok-kocok, sampai kumainkan biji pelirnya yang licin.

    Sang Kapten mendesah-desah, “Ooohh.. aaachh.. enak sekali Sayang, teruskan.. oh teruskan..” sambil matanya terpejam-pejam. Aku jongkok, tanpa ragu kujilat dan kukulum torpedo Sang kapten, sampai terbenam ke tenggorokanku.

    Aku benar-benar menikmatinya seperti menikmati es Jolly kesukaanku di waktu kecil dulu. Aku tak peduli erangannya, kusedot, kusedot dan kusedot terus, sampai akhirnya zakar Sang Kapten yang panjangnya hampir 12 centi itu memuncratkan cairan hangat ke mulutku yang mungil.

    “Aaahh.. aku sudah tak kuat Enggi,” gumamnya. Betapa nikmatnya cairan spermanya, sampai tak sadar aku telah menelan habis tanpa tersisa, ini membuat seolah Sang Kapten tak mampu untuk tegak berdiri. Dia bersandar di dinding kapal apalagi gerakan kapal sekarang ini sudah tak beraturan kadang bergoyang kekiri kadang kekanan.

    “Kamu betul-betul hebat Enggi,” puji Kapten Jonny sambil mencium bibirku.

    “Enggi jangan kau anggap aku sudah kalah, tunggu sebentar..”

    Dia bergegas menuju lemari kecil, lantas mengambil sesuatu dari botol kecil dan menelannya lantas membuka kulkas dan mengambil botol minuman sejenis Kratingdaeng.

    “Sini Sayang..” ujar sang kapten memanggilku mesra.

    “Istirahat dulu kita sebentar, ambillah minuman di kulkas untukmu,” lanjut Kapten Jonny.

    Kubuka kulkas dan kuraih botol kecil seperti yang diminum Kapten Jonny. Aku meminumnya sedikit demi sedikit,

    “Ooohh.. sedap sekali minuman ini.. aku tak pernah merasakan betapa enaknya.. minuman apa ini.” Ternyata label minuman ini tertulis huruf-huruf yang aku tak paham, mungkin aksara China, mungkin Jepang mungkin juga Korea. Ah persetan.. yang penting tenggorokanku segar.

    “Kau berbaringlah di di situ,” pinta Kapten Jonny sambil menunjuk tempat tidurnya yang ukurannnya tidak begitu besar. Kurebahkan tubuhku di atas kasur yang empuk dan membal. Kulihat jam dinding sudah menunjuk pukul 12 malam.

    Aku heran mataku tak merasa ngantuk, padahal biasanya aku sudah tidur sebelum pukul 22:00. Aku sengaja tidak menggunakan selimut untuk menutupi tubuhku, kubiarkan begitu saja tubuhku yang polos, barangkali ini akan membangkitkan gairah libido Sang Kapten yang tadi sudah down. Aku berharap semoga Sang Kapten akan terangsang melihat dadaku yang sengaja kuremas-remas sendiri.

    Sang Kapten sudah bangkit dari kursi santainya, dia menenggak sebotol lagi minuman sejenis Kratindaeng. Dia sudah berada di tepi ranjang, sekarang dia mulai mengelus-elus kakiku dari ujung jari merambat ke atas dan berhenti lama-lama di pahaku, mengusap-usap dan menjilatinya, dansekarang lidahnya sudah berada di mulut vaginaku. “Ooohhh.. geli..”

    Sejurus kemudian lidahnya dijulurkan dan menyapu permukaan bibir vaginaku. Pahaku sengaja kulebarkan, hal ini membuat Sang Kapten bertambah buas dan liar, diseruputnya klitorisku.

    “Ooohh.. aaahh.. teruskan Kapten, lanjutkan Kapten.. Ooohh.. nikmat sekali Kapten..” Tangannya tidak tinggal diam, diraihnya kedua payudaraku, diremasnya dan tak lupa memelintir putingku dengan mesra.

    “Ooohh.. aku sudah tak tahan Kapten..” desisku.

    “Tahan Sayang.. tahan sebentar.. biarkan aku menikmati vaginamu yang wangi ini… aku tak pernah merasakan wanginya vagina dari wanita lain..”

    “Sruuppp.. sruuuppp.. sruuupp..” Terus saja mulut Kapten Jonny dengan rajinnya menjelajah bagian dalam vaginaku yang sudah empot-empotan ini akibat rangsangan yang amat tinggi.

    “Sudah Kapten.. lekas masukkan batang zakarmu, aku sudah tidak tahan..”

    “Baik, rasakanlah Sayang.. betapa nikmatnya rudalku ini..”

    “Tapi pelan-pelan Kapten, aku benar-benar masih perawan..”

    “Oke, aku melakukannya dengan hati-hati..” janji Kapten Jonny.

    “Buka lebar pahamu, Enggi..” saran Kapten Jonny.

    Dan…

    “Blleeesss…”

    “Ooohh.. aaahh..” desisku, padahal zakar itu baru masuk tiga perempatnya.

    “Bles.. blesss…”

    “Ooohhh…” erangku panjang, aku tahu batang sepanjang 12 centi itu sudah merusak selaput daraku.

    Ditariknya lagi rudalnya, lantas dimasukannya lagi seirama dengan goyangan KM.Ciremai oleh ombak laut.

    “Bless.. blesss.. bless..”

    “Ooohh.. ooohh.. ooohh.. aaahh.. aaahh..”

    “Aku mau keluar Kapten,” ujarku memberi tahu Kapten Jonny.

    “Tahan Sayang.. sebentar.. aku juga ingin keluar, sekarang kita hitung sampai tiga. Satu.. dua.. tiga..”

    “Crottt… crottt… crot…” sperma Kapten Jonny membasahi gua gelap vaginaku. Betapa hangat dan nikmatnya air manimu Jonny. Hal ini memancing cairanku ikut membanjiri kemaluanku sampai meluber ke permukaan.

    Kami berdua terkulai lemas, tapi Kapten Jonny sempat meraba bibir kemaluanku dan jarinya seolah mencungkil sesuatu dari vaginaku, ternyata dia menunjukkan cairan merah kepadaku, dan ternyata adalah darah perawanku.

    Dijilatnya darah sambil berkata, “Terima kasih Enggi, kamu betul-betul perawan..” Aku hanya menangis, menangisi kenikmatan yang sama sekali tak kusesalkan. Aktivitas senggama ini berlangsung kembali sampai matahari muncul. Lantas aku tidur sampai siang, makan, tidur dan malamnya kami melakukannya lagi berulang-ulang seolah tiada bosan.

    Akhirnya Pelabuhan Tanjung Priok sudah berada di pelupuk mataku. Sebelum turun dari kapal aku dibelikan baju baru, dan dibekali uang yang cukup.

    Selamat tinggal Kapten.. selamat tinggal Ciremai.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Lagi Belajar Ngentot

    Cerita Sex Lagi Belajar Ngentot


    986 views

    Perawanku – Aku anak tunggal namaku Dani umruku saat ini 17 tahun aku duduk di bangku SMU swasta di kotaku, sering aku tinggal di rumah sendirian diman Bapakku adalah pengusaha sukses yang cukup sibuk dalam mengelola bisnisnya skadang ibuku juga ikut bersama bapak.

    Aku akan berbgai pengalaman pertama hubungan seks dengan wanita dan ini untuk pertama kalinya, aku
    tinggal di komplek kelas menengah di sampingku rumah di diami oleh kepala RT orangnya cukup
    berpengaruh di komplek tersebut.

    Umurnya sekitar 60 tahun. tapi masih kelihatan gagah. Pak RT mempunyai dua orang istri. Yang pertama
    namanya Tante Is, wanita keturunan arab, kulitnya hitam manis, bodinya langsing. Meskipun usianya
    sudah 40-an, Tante Is masih kelihatan cantik, dia sangat pintar merawat diri.

    Dengan Tante Is, Pak RT mempunyai dua orang putri yang cantik-cantik, yang sulung namanya Erni
    sedangkan adiknya namanya Ana, umur keduanya hampir sebaya denganku. Istri keduanya namanya Tante
    Rena, orang Bandung, kulitnya putih bersih.

    Wajahnya mirip bintang sinetron Titi Kamal. Bodynya aduhai, montok, padat berisi. Mungkin karena dia
    sering fitness, apalagi Tante Rena senang berpakaian sexy yang menonjolkan lekuk-lekuk tubuhnya.
    Membuat laki-laki yang memandangnya terangsang dan ngeres.

    Tante Rena orangnya supel dan pintar bergaul, sering dia ngobrol-ngobrol dengan anak muda seusiaku,
    termasuk aku.  Agen Obat Kuat Pasutri

    Kejadian ini bermula ketika orang tuaku pergi seminggu keluar kota untuk keperluan bisnisnya. Aku
    ditinggal sendirian dirumah. Sedangkan pembantuku dipecat ibuku tiga hari sebelumnya karena ketahuan
    mencuri uang ibuku. aku yang sendirian merasa kesepian.

    Aku duduk diruang tamu sambil berkhayal. Untuk menghilangkan kesepianku, kuputar VCD porno yang baru
    aku pinjam dari temanku. Filmnya tentang seorang cewek bule yang sedang disetubuhi dua orang negro.

    Satu orang negro sedang dikulum kontolnya, sedangkan yang satunya lagi sedang ngentot cewek bule itu
    dari belakang dengan posisi nungging. Sekitar 20 menit mereka berganti posisi, satu orang negro sedang
    rebahan diranjang sambil memasukkan kontolnya kelubang anus cewek bule itu, yang telentang diatasnya.

    Sedangkan negro yang satunya lagi sedang menggenjot vagina cewek itu. Desahan dan erangan mereka
    membuatku terangsang. Kuraba-raba celana pendekku (aku sudah tidak pakai celana dalam), kontolku
    mengeras.

    Semakin lama kuraba semakin keras. Kukocok-kocok naik turun. Birahiku memuncak ingin disalurkan, tapi
    aku tidak tahu harus kemana menyalurkannya.

    “Lagi ngapain Dan?” suara seorang wanita mengejutkanku.

    Cerita Sex Lagi Belajar Ngentot

    Cerita Sex Lagi Belajar Ngentot

    Ternyata Tante Rena sudah berdiri disamping pintu. Dia berpakaian sangat sexy, dengan kaos ketat dan
    rok super mini. Dia memandang karah celanaku. Saking terkejutnya aku lupa menaikkan celanaku, sehingga
    dia dengan bebas bisa melihat kontolku yang sedang tegang penuh, mengacung-acung.

    “Maaf.. maaf.. Tante” sahutku terbata-bata.

    “Akh, nggak apa-apa kok, kamu khan udah gede”.

    “Wah, kontolmu gede banget, udah pernah dimasukkin kevaginanya cewek belum?” tanyanya cuek.

    “Be.. belum pernah Tante” sahutku.

    “Mau nggak dimasukin ke punya Tante?, Tante pingin nih ngerasain kontolmu” katanya meminta.
    Kemudian dia menutup pintu dan menguncinya. Dia berjalan mendekat kearahku. Duduk disampingku.

    “Tapi saya belum pernah Tante” jawabku.

    “Tante ajarin, mau khan?” katanya sedikit memaksa.

    Tanpa menunggu jawabanku, dia menaikkan kedua kakinya kepangkuanku. Tangannya meraba-raba kontolku,
    aku gemetar. Baru kali ini kontolku dipegang seorang wanita. Dia mendekatkan wajahnya kewajahku,
    diciumnya bibirku.

    Lidahku diisapnya. Aku membalas isapannya. Lidahku dan lidahnya tumpang, tindih saling isap. sesekali
    isapannya diarahkan keleherku. ditariknya tanganku, diletakannya dikedua buah dadanya yang sudah
    mengeras.

    Kuremas-remas buah dadanya, dia menggelinjang keenakan. Kutarik kaos ketatnya, aku terperangah, dia
    tidak memakai BH, buah dadanya padat dan kenyal. Kulepaskan isapan lidahnya, kuisap buah dadanya, dia
    melenguh, sambil tangannya terus mengocok-ngocok kontolku.

    Beberapa menit berlalu, dia berdiri, lalu melepaskan rok mininya. Maka terpampanglah pemandangan yang
    luar biasa. Aku bisa melihat dengan jelas vaginanya yang merah merekah, sangat indah. dicukur rapi dan
    bersih.

    Kemudian dia berlutut dilantai, dihadapanku. Wajahnya didekatkan keselangkanganku. Ditariknya celana
    pendekku. Bibirnya mendekati kepala kontolku, dan mulai menjilati kepala kontolku, terus kepangkalnya.

    “Akkh.. aow.. oohh.. nikmat Tante, enakk.. sekali” aku mengerang ketika dia mulai mengulum kontolku.

    Hampir seluruh batang kontolku masuk kemulutnya yang sexy. Kontolku keluar masuk dimulutnya. Nikmat
    sekali. Tak ketinggalan, buah pelirkupun diseruputnya. Puas mengulum kontolku, kemudian Tante Rena
    berdiri dihadapanku.

    Vaginanya berada pas diwajahku. Dia menarik kepalaku, mendekatkannya pada vaginanya. Aku mengerti
    maksudnya, minta dijilati vaginanya. Kujulurkan lidahku. Aku mulai dengan menjilati pangkal pahanya,
    terus mendekati bibir vaginanya.

    “Aow.. oohh.. nikmat.. sayang, teruss.. terus” dia mendesah-desah ketika aku memasukkan lidahku ke
    lubang vaginanya.

    Kusedot-sedot, kugigit-gigit kelentitnya. Dijepitnya kepalaku. Hampir seluruh isi vaginanya kujilati,
    vaginanya basah.

    “Akkhh.. akuu.. nggak kuatt.. sayang, kita mulai aja” ajaknya. cerita hot tante

    Dia menurunkan tubuhnya perlahan-lahan kepangkuanku. Dipegangnya kontolku, diarahkannya tepat kelubang
    vaginanya. Dia mulai memasukkan kontolku sedikit demi sedikit. Semakin lama semakin dalam.

    Sudah setengah batang kontolku masuk. Sampai disini dia berhenti sejenak mengatur posisi. Kakinya
    berlutut disofa. Aku tak mau ketinggal, kuambil kesempatan. Kusodokkan kontolku.

    Dia menjerit ketika kontolku amblas dilubang vaginanya. Dia mulai menaikturunkan pantatnya
    dipangkuanku. Kontolku serasa dijepit dan dipijit-pijit lubang vaginanya yang sempit.

    “Gimana sayang enak khan?” tanyanya.

    “Enakk sekali Tante, vagina Tante sempit sekali” jawabku.

    “Sudah lama sekali Tante tidak merasakannya sayang”.

    “Pak RT tak pernah memberiku kepuasan” dia menggerutu.

    “Emangnya Pak RT impoten Tante?” tanyaku.

    “Iya, iya sayang” jawabnya singkat.

    Kupeluk pinggangnya erat-erat. Bibirku menghisap-hisap buah dadanya. Kubantu gerakkannya dengan
    menyodok-nyodokan pantatku keatas. Dia mengerang-erang merasakan nikmat. Matanya merem melek.

    Semakin lama semakin cepat dia menggerak-gerakkan pantatnya, sesekali pantatnya diputar-putar. Aku
    merasakan nikmat yang tiada tara. Kontolku serasa dipelintir vaginanya. Sudah sekitar 30 menit kami
    berpacu dalam kenikmatan. Nafasnya dan nafasku saling memburu. Peluh kami bercucuran.

    “Akh.. oohh.. aku tidak kuat sayang, akuu.. mauu.. keluarr” dia menjerit-jerit.

    Kurasakan vaginanya berkedut-kedut.

    “Akuu.. juga Tante” sahutku ngos-ngosan.

    “Keluarin didalem aja sayang, aku ingin punya anak darimu” pintanya memelas.

    Crott! Crott! Crott! Aku menumpahkan sperma yang sangat banyak di lubang vaginanya.

    “Kamu puas khan sayang?” tanyanya.

    “Puas sekali Tante” sahutku pendek.

    Kami beristirahat sejenak. Kemudian kekamar mandi untuk membersihkan badan. Siraman air membuat
    badanku segar kembali.

    “Aku pingin lagi sayang, kamu mau khan?” tanyanya meminta..

    Aku tidak menjawabnya. Kubopong tubuhnya, kubawa kekamarku dan kurebahkan diranjangku. aku merangkak
    diatas tubuhnya dengan posisi ssungsang. Selangkanganku berada diatas wajahnya, sedangkan wajahku
    tepat diatas vaginanya.

    Aku mulai menjilati dinding vaginanya. Dia menggerinjal-gerinjal dan menjepit kepalaku. Seluruh
    dinding vaginanya kujilati. Kucari-cari tititnya. Kusedot-sedot dengan lidahku. Sesekali kugigit. Dia
    meringis.

    Dengan jari-jariku kutusuk-tusuk lubang anusnya. Sesekali kujilati lubang anusnya. Tante Rena tak mau
    ketinggalan. Dia menjilati kontolku, dari kepala sampai pangkal kontolku tak luput dari jilatannya.

    Sstt! Aku mendesah ketika dia mengulum kontolku. Dia sangat lihai memainkan lidahnya. Kontolku yang
    tadi mengecil, sedikit demi sedikit mengeras didalam mulutnya. luar biasa kenikmatan yang kudapatkan.
    Tante Rena memang benar-benar profesional. Seluruh batang kontolku dijilatinya.

    “Oohh.. aku tidak tahan sayang, kita mulai aja” pintanya.

    Kuturunkan tubuhku dari tubuhnya. Aku berdiri dipinggir ranjang. Kutarik tubuhnya kepinggir, hingga
    kedua kakinya menjuntai. Aku mendekatkan kontolku kelubang vaginanya. Sedikit demi sedikit kontolku
    masuk kelubang vaginanya.

    Sstt! Dia mendesis. Sudah seluruh batang kontolku amblas ditelan lubang vaginanya yang basah dan
    memerah. Kugoyang-goyangkan pantatku. Tante Rena membantuku dengan menggoyang-goyangkan tubuhnya. aku
    merasakan sensasi yang luar biasa. 10 menit berlalu, kuganti posisi. Kutarik kontolku. Kakinya
    kunaikkan keduanya. Aku memasukkannya lagi. Dan mulai menggenjotnya.

    “Akhh.. akuu.. mauu.. keluarr.. sayang” dia mengerang.

    Vaginanya berkedut-kedut. Vaginanya menjepit kontolku.

    “Akhh.. aku keluarr.. sayang” dia melenguh.

    kurasakan vaginanya basah oleh cairan. Tante Rena telah mencapai orgasme sedangkan aku belum apa-apa.
    Kubalikkan tubuhnya. Kuminta dia menungging. dia menuruti aja perintahku. Kudekatkan kontolku yang
    masih tegang ke lubang anusnya.

    “Kamu mau apain anusku sayang” tanyanya ketika kepala kontolku menyentuh lubang anusnya.

    “Jangan, jangan di lubang itu sayang, sakit” teriaknya.

    Aku tidak mempedulikannya. Kumasukkan kepala kontolku kelubang anusnya. Mulanya agak susah tapi
    akhirnya masuk juga. Kutekan pelan-pelan hingga seluruh batang kontolku amblas. Aku mulai menggerakkan
    pantatku maju mundur. Kutuk-tusuk lubang anusnya.

    “Oohh.. enakk.. sayang, kamu pintar” pujinya ketika dia sudah mulai merasakan nikmatnya disodomi.

    Sekitar 30 menit kontolku keluar masuk dilubang anusnya. Kurasakan kontolku berkedut-kedut.
    “Akkhh.. aku mau keluarr.. Tante” aku berteriak histeris.

    Crott! Crott! Crott! Kutumpahkan spermaku lubang anusnya. Kudiamkan beberapa saat. Lalu kutarik
    kontolku. Kuarahkan ke wajahnya. Kuminta dia menjilati spermaku. Dengan lahapnya Tante Rena menjilati
    sisa-sisa spermaku, sampai bersih dijilatinya. Tanpa rasa jijik sedikitpun.

    “Kamu hebat sayang, aku puas sekali” pujinya.

    “Kamu mau khan memberiku kepuasan seperti ini lagi?” pintanya.

    Aku mengangguk aja. Menyetujui permintaannya.

    “Kalo kamu pengin lagi, datang aja ke kamarku”.

    “Masuknya lewat jendela ya! Kalo lampu kamarku mati, berarti Pak RT nggak di rumah”.

    “Ketok kaca jendela tiga kali, akan kubukakan untukmu, OK” dia menerangkannya untukku.

    Kurebahkan tubuhku disampingnya. Kami tertidur setelah mencapai puncak kenikmatan yang luar biasa.
    Malam itu Tante Rena menginap dikamarku. Sampai pagi kami merengkuh kenikmatan.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Lama Tidak Ngewe Jadi Cepat Keluar

    Cerita Sex Lama Tidak Ngewe Jadi Cepat Keluar


    616 views

    Perawanku – Cerita Sex Lama Tidak Ngewe Jadi Cepat Keluar, Meskipun telah belasan tahun meninggalkan Bandung keterikatanku kepada kota kembang itu tidak begitu saja lepas, terutama setelah kegagalan rumah tanggaku. Dalam setahun aku sempatkan 2-3 kali berkunjung ke Bandung bernostalgia bersama kawan-kawan yang tetap bertahan tinggal disana selepas kuliah.

    Walaupun kesemrawutan kota Bandung agak mengurangi kenyamanan namun tetap tidak mengurangi keinginanku untuk berkunjung. Banyak perubahan terjadi, Jl. Dago juga daerah-daerah yg aku sebut kota lama-Cipaganti, Cihampelas, Setiabudhi, Pasteur dan daerah lainnya yang hancur keasriannya demi “pembangunan” namun ada dua hal yg masih bertahan, makanannya yang enak dan bervariasi dan..wanitanya yang terkenal cantik. “Di Bandung, beberapa kali kita melangkah akan selalu bertemu wanita cantik” anekdot kawan-kawan dan itu hampir sepenuhnya benar.

    Oktober 1998 dengan kereta Parahyangan siang aku berangkat ke Bandung, liburan “nostalgia” selalu aku lakukan saat weekday menghindari hingar bingar Bandung saat weekend. Setelah menaruh tas bawaanku, menghempaskan tubuh dibangku dekat jendela dan langsung membuka novel John Grisham kegemaranku. Belum lagi selesai membaca satu paragraph aku dikejutkan sapaan suara halus: “Maaf, apakah tidak keberatan kalau kita bertukar bangku?” aku menengadah, kaget dan terpana! begitu mengetahui si pemilik suara. ” Hmm..sure..ehh maaf..tidak, maksud saya tidak apa-apa” jawabku dengan gagap.

    Dia cukup tinggi untuk ukuran wanita Indonesia lebih kurang 168, putih, postur yang proporsional dengan rambut hitam lurus sebahu bak bintang iklan shampoo! Umurnya kira-kira sekitar 22 mengenakan baju krem ketat dan celana hitam yang juga ketat sehingga menonjolkan semua lekak-lekuk tubuhnya! Saat aku berdiri bertukar bangku, semilir tercium aroma parfum lembut yang entah apa merknya, yang pasti pas sekali dengan penampilannya.

    “Maaf mengganggu kenyamanan Anda tapi saya seringkali tertidur dalam perjalanan, kalau dekat jendela lebih mudah menyandarkan kepala” Ia menjelaskan sambil meminta maaf.
    “Ngga apa-apa kok” sahutku, bagaimana mungkin menolak permintaannya gumamku dalam hati. Setelah selesai merapihkan bawaannya Iapun duduk dan membuka Elle edisi Australia yang dibawanya. Kamipun tenggelam dengan bacaan masing-masing. Ingin rasanya aku menutup John Grisham-ku dan memulai pembicaraan dengannya namun melihat Ia begitu asik dengan Elle-nya niat itu pun aku urungkan. Kesempatan itu muncul saat pesanan makanan kami tiba,
    “Suka juga roti isi” tanyaku membuka pembicaraan
    “Iya, entah kenapa aku suka sekali roti isi di kereta, padahal rasanya biasa-biasa aja” jawabnya
    “Mungkin suasana kereta membuatnya enak” lanjutku sekenanya
    “Mungkin, oh ya Mas kenalkan saya Cristine” sambil menjulurkan tangannya
    “Bastian, ngga pake Mas” sahutku sambil menyambut tangannya
    “Hihihi” tawanya renyah “Kamu lucu juga, dalam rangka apa ke Bandung”
    “Main-main aja kangen sama Bandung dan kawan-kawan” jawabku.
    “Cristine sendiri ke Bandung dalam rangka apa” tanyaku.
    “Tugas kantor” jawabnya singkat tegas sepertinya enggan untuk menceritakan pekerjaannya.

    “Tinggal dimana di Bandung” Ia menyebutkan salah satu hotel berbintang di Dago
    “Lho kok sama? aku juga di kamar 313” suatu kebetulan yg mengejutkan
    “Oh ya?!! satu lantai pula” ujar Cristine tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Selepas makan kami tidak lagi membuka bacaan masing-masing, obrolan-obrolan mengalir dengan lancar diselingi dengan joke-joke nakal yang ternyata disukainya. Perbendaharaanku yang satu ini cukup lumayan banyak, sisa perjalanan rasanya seperti hanya kami yang ada dikereta. Cristine bahkan tidak lagi malu untuk memukul pundak atau mencubit kecil lenganku manakala ada joke yang “sangat” nakal. Tanpa terasa kami tiba di stasiun Bandung tepat jam 17.00, kami naik mobil jemputan hotel sambil terus bercengkerama dengan lebih akrab lagi.

    Di hotel kami berpisah, kamarku dikanan lift sementara Cristine dikiri. Dikamar aku langsung merebahkan diri membayangkan Cristine dan mengingat-ingat semua kejadian di kereta, di mobil dan di lift aku memutuskan untuk mengajaknya makan malam atau jalan-jalan bahkan kalau bisa lebih dari itu. Karenanya aku urungkan menghubungi kawan-kawanku. Dan terlelap dengan senyum terukir di bibirku.

    Jam 19.00 aku dikejutkan oleh dering telepon, belum lagi ‘napak bumi’ aku angkat telepon
    “Hallo” jawabku dengan suara ngantuk.
    “Hi Bastian tidur ya?sorry ganggu” terdengar suara halus diseberang.
    Cristine!! langsung aku bangkit “Is ok, aku juga niatnya bangun jam segini tapi lupa pesan di front office tadi” jawabku. “Ada apa Cristine?”
    “Kamu jadi ngga ketemuan sama kawan-kawan Bastian?”
    “Hmm..aku belum sempat call mereka, ketiduran”
    “Gimana kalau malam ini datang sama aku, soalnya aku ngga jadi dinner meeting”
    “Sayangkan dandananku kalau harus dihapus” lanjutnya dengan tawanya yang khas
    Aku shock mendengarkan ajakannya sampai-sampai tidak tahu harus berkata apa
    “Halloo..anybody home? Kok diam sih?” serunya, mengejutkan
    “Ooohh maaf..kaget..soalnya surprise..kaya ketiban bulan, diajak datang bidadari” jawabku. “Dasarr..kamu tuh..ketiban aku baru rasa, cepat mandi dong, casual aja ya” menutup pembicaraan.

    Tidak usah disuruh dua kali akupun langsung mandi, keramas, berpakaian casual, parfum disemua ‘sudut’ tubuh dan langsung menuju kekamarnya. Saat pintu terbuka aku hanya bisa ‘melongo’ melihat penampilannya yang ‘casual’, Cristine mengenakan rok jeans sedikit diatas lutut dengan dengan belahan dipaha kiri depan yang cukup tinggi, atasan kaos melekat ketat ditubuhnya dengan bahu terbuka, sungguh pemandangan yg menyekat kerongkongan. “Hii..kok bengong lagi sih” tegur Cristine menyadarkan aku dan kamipun segera bergegas. Setelah puas menyantap soto sulung dan sate ayam dipojok jl. Merdeka kami lanjutkan menghabiskan malam disalah satu kafe di daerah Gatsu, Cristine memilih seat di bar yang agak memojok dengan cahaya lampu yang minim. Aku memesan tequila orange double dengan ekstra es sementara Cristine memilih illusion, hentakan musik yg keras membuat kami harus berbicara dengan merapatkan telinga dengan lawan bicara, saat itulah, aku mencium aroma parfum malamnya, ditambah dengan nafas yang menerpa telingaku saat berbicara membuat sensor birahiku menangkap sinyal yang menggetarkan bagian sensitif ditubuhku.

    Waktu band memainkan lagu yang disukainya Cristine turun dari kursi, bergoyang mengikuti irama lagu, sebuah pemandangan yang menakjubkan, gerakan pundak telanjangnya, tangannya dan pinggulnya begitu serasi. Erotis namun tidak memberikan kesan vulgar, dan saat kami ‘turun’ ditempat (bukan di dance floor)-lebih tepat disebut berpelukan dengan sedikit gerakan-buah dadanya sesekali menyentuh tubuhku, aku merasakan getaran-getaran halus dan hangat menjalar diseluruh tubuhku. Entah pada ‘turun’ yg keberapa kali aku memberanikan diri, kukecup lembut lehernya dan..”Ehh..” hanya itu yg keluar dari bibirnya yang sensual. Seolah mendapat ijin akupun memeluknya lebih erat serta sekilas mengecup lembut bibirnya, setelah itu Cristinelah yang memberikan kecupan-kecupan kecil di bibirku..Malam yang indah.

    Sebelum tengah malam kami meninggalkan kafe, dalam taksi menuju hotel Cristine menyandarkan kepalanya di dada kananku, kesempatan ini tidak aku sia-siakan, kuangkat dagunya membuatnya tengadah. Sekilas kami perpandangan, bibirnya bergetar, Cristine memejamkan matanya seakan mengerti keinginanku segera saja kubenamkan bibirku di bibirnya, kecupan lembut yang semakin lama berganti dengan pagutan-pagutan birahi tanpa peduli pada supir taksi yang sesekali mengintip lewat kaca spion. Lidah kamipun menggeliat-geliat, saling memutar dan menghisap, sementara tanganku meraba-raba dadanya dengan lembut, belum sempat bertindak lebih tidak terasa taksi kami telah sampai di hotel.

    Kamipun bergegas menuju lift dan melanjutkan lagi apa yang kami lakukan di taksi, kusandarkan tubuhnya di dinding lift memagut leher dan pundaknya yg putih telanjang. “Bastian..eehh..” desahnya. Keluar lift Cristine menarik tanganku kekamarnya, begitu pintu kamar ditutup Cristine langsung menarik kepalaku memagut bibirku dengan bernafsu, lidahnya kembali menggeliat-geliat di mulutku namun lebih liar lagi. Kusandarkan tubuhnya di dinding kamar agar tanganku lebih leluasa, tangan kananku memeluk pinggulnya sementara tangan kiri mulai meremas-remas buah kenikmatannya yang begitu kenyal. Kejantananku membatu, ingin rasanya segera kukeluarkan dari kungkungan celana tapi kutahan, aku ingin menikmati semua ini perlahan-lahan. Kutarik pinggul Cristine sambil menekan pinggulku membuat “perangkat” kenikmatan kami beradu-walaupun masih terbungkus-membuat desiran darah kami meningkat dan semakin memanas saat kami menggesek-gesekannya. “Ahh..Ren..”desah Cristine kembali dan saat itu kurasakan lidahnya yang hangat basah menjalar di telingaku melingkar-lingkar di leherku. “Eeehh..aahh..” giliran aku yang mendesah merasakan permainan lidahnya.

    Lidahnya semakin turun kedadaku sementara jari-jari lentiknya membuka kancing bajuku satu per satu. Dan.. lidahnya berpindah keputing dadaku, berputar-putar jalang, mengecup, menghisap dan sesekali menggigit-gigit kecil. “Terus Chirstine..teruss..ahh..” suaraku bergetar meminta meneruskan kenikmatan yang diberikan mulutnya. Kurasakan Cristine semakin liar memainkan mulutnya yang semakin turun. Ia berlutut saat lidahnya meliuk-liuk di pusar sambil tangannya membuka celanaku. Cristine meremas, mengecup dan menggigit-gigit lembut kejantananku yang masih terbungkus CD dan setelah itu Ia memasukan tangannya kedalam CD dan mengeluarkan milikku yang sudah membatu. Ia menggenggam dan menggosok-gosokkan jempolnya di ujung kepala kejantananku yang sudah basah menimbulkan rasa ngilu yang nikmat..dan..akhirnya..lidahnya berputar-putar disana.
    “..aakhh..sshh..”desahku tak tertahan manakala lidahnya semakin kencang bergerak dibawah kepala kemaluanku dan diteruskan keseluruh batang dan buah zakar. “Enakk Cristine..
    aahh..kamu pintar sekalii..hisap cantik..hisapp..” aku meracau tidak karuan memintanya melakukan lebih lagi.

    Cristine mengerti betul apa yang harus dilakukannya, dikecupnya kepala kejantananku dan dimasukannya..hanya sebatas itu!dan mulai menghisap-hisap sambil tetap lidahnya menjilat-jilat, berputar-putar..serangan ganda!!sunguh nikmatt!! Setelah itu barulah Ia menelan semuanya membuat seluruh tubuhku bergetar hebat dilanda kenikmatan. Kuraih kepalanya memasukan seluruh jari-jemariku dirambutnya yang halus dan menggenggamnya, dengan demikian memudahkan aku mengatur gerakan kepalanya. Namun semakin lama genggamanku tidak lagi berguna, karena ritme gerakan kepalanya semakin cepat mengkocok-kocok kemaluanku membuat tubuhku serasa melayang-layang, semakin aku mengerang kenikmatan semakin cepat Cristine menggerakan ritme kocokannya. “Nikmat Cristine..ahh..lagi..lebih cepat..oohh” pintaku diselah-selah erangan yang semakin tidak terkontrol. Dan begitu kurasakan akan meledak segera kutahan dan kutarik kepalanya, aku tidak ingin menyelesaikan kenikmatan ini dimulutnya.

    Kuangkat tubuhnya dan kupeluk mesra. “Suka?”bisiknya bertanya. “Suka sekali..kamu hebat..” jawabku berbisik sekaligus menjilat dan menghisap kupingnya. “Ooohh..” erang Cristine. Kubalas apa yang Ia lakukan tadi, kupagut leher dan pundaknya serta membuka atasan dan bra 34b-nya, dua bukit kenikmatannya yang bulat putih itupun menyembul dengan puting kecil pinkies yang sudah mengeras. Lidahkupun segera beraksi menjilat-jilat putingnya “Eeehh..Bastian..” lenguh Cristine dan membusungkan dadanya meminta lebih, kuhisap putingnya “Auuhh..akkhh..”erangannya semakin keras, hisapanku semakin menggila bukan lagi putingnya tapi sebagian buah dadanyapun mulai masuk kedalam mulutku. “Aaaghh.. Ren..aauuhh..kamu ganaas..”jeritnya.

    Puas melumat buah kenikmatannya gilirin aku yang berlutut sambil melepas roknya, tampaklah CD mini putih menutupi kewanitaannya. Kuelus-elus bagian yang terhimpit paha dengan jari tengahku terasa lembab dan kumasukan dari sisi CDnya sehingga menyentuh daging lembut basah.
    “Bastiano..uugghh..”kembali erangan birahi keluar dari mulutnya waktu ujung jariku mulai bergerak-gerak di mulut kewanitaannya sementara mulutku sibuk mengecup dan menjilat sebelah dalam paha mulusnya. Beberapa saat kemudian penutup terakhir itu kulepaskan, rambut2 halus tipis menghias kewanitaannya dengan klitoris yang yang menyembul dari belahannya. Kuangkat kaki kirinya meletakan tungkainya di bahu kananku sehingga leluasa aku melihat seluruh bagian kenikmatannya.

    Akupun mulai sibuk menjilati dan sesekali menghisap-hisap klitorisnya. “Aaa..Bastian..” jerit Cristine tertahan sambil menjambak rambutku yang panjang, lidahku bergerak cepat menggeliat-geliat menjilat kewanitaannya yang semakin basah, sementara jariku berputar-putar didalamnya. “Ssshh..eehh” desis Cristine merasakan hisapanku yang kuat di lubang kenikmatannya. Kubuka bibir kewanitaannya dan menjulurkan lidahku lebih dalam dalam lagi Cristinepun membalas dengan menyorongkannya kemukaku, praktis semua sudah dimulutku, kumiringkan sedikit kepalaku sehingga memudahkan aku “memakan” semua kewanitaannya.”Bastian..stopp..aahh..aku ngga tahann..”aku tidak memperdulikan keingingannya bahkan semakin menggila “My godd..Bastiiiannn..shhff..pleasee..stop” tangannya sekuat tenaga menarik rambutku agar mulutku terlepas dari kewanitaannya.

    Akupun berdiri mengikuti keinginannya kurebahkan tubuhnya ditempat tidur dan kamipun bergumul saling memagut, menghisap dan meremas-remas bagian-bagian sensitif kami. “Sekarang Bastiiann..sekarang.. pleasee..”pintanya berbisiknya. Aku merayap naik ketubuhnya, Cristine membuka lebar kedua kakinya Iapun menggelinjang merasakan kepala kejantananku memasuki mulut kewanitaannya, kuhentikan sebatas itu dan mulai menggerakannya keluar masuk dengan perlahan. “Ooohh yaa..Basss..enakk..” Cristinepun mulai mengayunkan pinggulnya mengikuti gerakan-gerakanku, sementara mulutku tidak henti-hentinya mengulum buah dadanya.”Aagghh..terus Ren..lebih dalamm..aagghh..” pintanya, kutekan batang kemaluanku lebih dalam dan..”Ssshh..”desisku merasakan kenikmatan rongga kewanitaanya yang sempit meremas-remas sekujur batang kemaluanku.”Aaaugghh..punya kamu enak Crist..” akupun semakin kencang memacu tubuhku membuat Cristine semakin mengelepar-gelepar.

    “Ahh..oucchh..nikmat Bassss..sshh..”desahnya merasakan gesekan-gesekan batang kejantananku di dinding kemaluannya. Saat kami merasakan nikmatnya kemaluan masing-masing, tak henti-hentinya kami saling menghisap, memagut bahkan mengigit dengan liarnya..dan.. “Ugghh..Bastiannn..fuck me..fuck me hard..I’m comingg honey..” tubuh Cristine mengejang dan tangan serta kakinya memeluk tubuhku dengan kencang “Ouchh..oohh..aku keluar Renn..aaghh..” Iapun kejang sesaat kurasakan denyut-denyut di kewanitaannya dan..tubuh Cristinepun lungai.

    “Maaf Bastiann aku duluan..ngga tahan, habis udah lama ngga..” bisiknya, aku masih diatasnya dengan kemaluan yang masih terbenam didalam kewanitaannya. “Ngga apa-apa Cristine cewekan multiple orgasm, masih ada yang kedua dan seterusnya kok..” jawabku menggoda. “Memangnya kuat..?” tantangnya. “Lihat aja nanti..”membalas tantangannya. “Ihh..itu sih doyan ..” seru Cristine manja sambil mencubit pinggangku. Kubalas cubitannya dengan memagut lehernya dan menjilat telinganya sementara pinggulku mulai berputar-putar perlahan.”..Mmhhff..”kupagut bibirnya, lidah kamipun saling bertaut, meliuk dengan panasnya. Birahi kamipun kembali membara, tekanan pinggulku dibalasnya dengan putaran pinggulnya membuatku melayang-layang. “Shhff..agghh..ouch..” desahanpun tak tertahan keluar keluar dari mulutku. Dengan bahasa tubuh Cristine mengajak pindah posisi, Ia diatas memegang kendali.

    Cristine menekan kewanitaanya dalam-dalam-sehingga kejantananku menyentuh ujung lorong kenikmatannya-dan mengayunkan pinggulnya mundur-maju. Semakin lama ayunannya semakin cepat, tak kuasa aku menahan hentakan-hentakan kenikmatan yang keluar dari seluruh sendi-sendi tubuhku.
    “..teruss Bastiann.aahh..lagi Basstiiann..oohh..punya kamu enak..”rintihku. “..punya kamu juga Renn..oucchh..want me to fuck you hardd..mmhh..” tidak perlu jawabanku, dengan di topang tangannya Cristine membungkuk tambah mempercepat ayunannya. Buah dadanya yang indah berayun-ayun, kuremas-remas dan yang lainnya kulumat dengan rakus. “Ouchh..Bastiiann..nikmatt..lumat semua Bastiann..auuhh..” jerit Cristine sambil merendahkan tubuhnya memudahkan aku melumat buah dadanya membuat ayunan pinggulnya semakin tidak terkendali, tidak berapa lama kemudian tubuhnya kembali mengejang, Cristine menekan dalam-dalam kewanitaannya menelan seluruh batang kenikmatanku. “Bastiann..aku keluarr lagi..AAKKHH..” teriak Cristine, tubuhnya pun rubuh diatasku cairan kenikmatannya kurasakan membasahi kejantananku.

    Cristine rebah diatasku tubuhnya bagai tidak bertulang, hanya desah napasnya menerpa dadaku. Beberapa menit kemudian suaranya memecah kesunyian “Punya kamu masih keras Bastian..belum keluar?”
    “Aku tidak ingin kenikmatan ini cepat berakhir” bisikku sambil mengecup pipinya.
    “Mmmhh..” Cristine bergumam “Aku juga..”bisiknya sambil mengigit mesra leherku lalu mengecup bibirku. Hanya beberapa saat, gigitan dan kecupan mesra itu kembali menjadi pagutan birahi.

    Kamar itupun kembali dipenuhi suara-suara erangan dan desahan kenikmatan duniawi, kejantananku yang masih berada didalam kembali merasakan bagaimana nikmat yang diberikan oleh kewanitaannya. Aku bangun sambil mendorong tubuh Cristine sehingga kami berada dalam posisi duduk, satu tanganku memeluk punggungnya, tangan lain meremas-remas buah pantatnya yang bulat padat. Gerakan-gerakan pinggulnya membuat rongga kenikmatannya seakan melumat seluruh batang kejantananku, “Agghh..sshh.. Bastiann.” rintihannya membuat birahiku tambah memuncak. Kubalas gerakannya dengan menggoyang-goyangkan pinggulku sambil kuhisap putingnya dalam-dalam.”Reenn..achh..shh..fuck me..hardd..”

    Kurasakan gerakan tubuh Cristine semakin menggila dan bukan cuma itu bibirnya semakin mengganas memagut bahkan menggigit bibir, telinga dan leherku. Akupun tidak sanggup lagi menahan kenikmatan yang diberikan oleh Cristine, kurebahkan tubuhnya dan segera menindihnya, kakinya melingkar di pinggulku dan kamipun kembali mendaki puncak kenikmatan. Batang kejantananku tak henti-henti menikam-nikam lubang kenikmatan Cristine dengan keras, Ia tidak tinggal diam, diputar-putar pinggulnya seirama tikaman-tikamanku “Aghh..ngg..sshh..Bastiann..nikmat sekali..putarr teruss Bastiann..”pintaku merintih-rintih. “Auugghh..Bastiann..tekan yang dalamm ..” kami tenggelam dalam gelimang birahi yang memuncak..dan..”Cristine..akuu mau keluar..”kurasakan kejantanku bertambah besar. “Yess..yess..I’m coming too honey..” kami berpelukan dengan kuatnya dan secara bersamaan mengejang. “AAKKHH..punya kamu enak sekalii Bastiann..”pekikku, kutekan dalam-dalam kejantananku dan cairan kenikmatanku pun menyembur keluar membasahi relung-relung kewanitaannya, “Aauughh Bastiann..nikmatt..sshhekallii..AAKKGGHH..” Kamipun terkapar lemas.

    Setelah malam panjang yang indah itu kami tak henti-hentinya mengulangi lagi di hari-hari berikutnya, bukan hanya di tempat tidur, tapi semua sudut dikamar hotel itu bahkan kamar mandipun menjadi saksi bisu birahi kami. Bandung kembali memberi coretan khusus dalam hidupku membuat keterikatanku semakin besar yang tak akan pernah kulupakan seumur hidup.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Langsung Sikat Memekku

    Cerita Sex Langsung Sikat Memekku


    1453 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Langsung Sikat MemekkuCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Sehabis aku lulus dari kuliah aku langsung bekerja di ibukota, setelahnya lulus ternyata orangtuaku yang sudah berusia senja meminta aku cepat untuk menikah dengan salah satu anak temannya yang jauh, tanpa ada rasa apa apa yang menuruti kemauan orangtuaku kami langsung menikah tanpa pacaran sebelumnya.

    Lelaki itu (untuk selanjutnya aku sebut ja abang) lebih tua dari aku. resepsi pernikahan kami berjalan lancar. Malam pertama lewat begitu aja. Gak da tu gulat smekdon yang menggebu2. Kami langsung tertidur karena ternyata menjalani resepsi tu sangat melelahkan, walaupun cuma senyum dan salaman.

    Ketika paginya aku bangun, dia gak da disebelahku, aku memang bobo duluan semalem. aku keluar dari kamar untuk membuat secangkir kopi di dapur, dia lagi baca koran. Setelah minum kopi dan mandi, aku segera beberes untuk siap2 kekantor. Agen Judi Online

    Aku memang gak bisa cuti walaupun baru nikah. Bosku minta dengan sangat aku menunda cuti nikah karena ada proyek besar yang harus selesai dalam waktu dekat ini, dan porsi kerjaan yang menjadi bagianku penting sekali untuk keberhasilan proyek ini.

    Walaupun kesal ya aku iya aja.

    “Endah ke kantor ya bang, pulangnya mungkin malem, nguber dead line proyek” ujarku sambil mengenakan sepatu di ruang tengah.

    “Iya”, jawabnya singkat, gak yau apa yang ada dibenaknya, kok malem pertamaku bisa lewat bgitu aja tanpa nyolek2 aku, istrinya yang baru ja dinikahinya.

    Masa bodoh ah, aku juga terpaksa nikah ma dia untuk menyenangkan kedua ortu aja. Dia gak mo nyentuh aku ya no problemo juga, mantan2 pacarku diluar banyak yang bersedia menyentuh aku begitu aku kasi signal hihi.

    Di kantor rame sekali, temen2 kerjaku yang prempuan cipika cipiki dengan aku sambil menggodaku betapa nikmatnya malem pertama, aku cuma senyum2 ja, gak tau ja semalem aku bobo ja ampe pagi, gak da yang nyolek2.

    Yang lelaki menyalami aku saja, kelihatan sekali kalo mereka kecewa dengan keputusanku untuk menikah, artinya gak bisa dugem lagi bareng mereka lagi. Malemnya, aku pulang dengan segudang rasa lelah akibat kerja rodi di kantor, itu juga blon slesai kerjaanku.

    Bos nyuru aku pulang duluan walau tim yang laen masi trus menggeluti kerjaannya masing2, toleransi buat pengantin anyar kata bos, dan disambut dengan gemuruh ketawaan dari seluruh tim ketika aku pamit duluan.

    Setibanya di rumah dia blon pulang, padahal dah malem banget. aku hanya merebahkan badanku yang capek di ranjang tanpa melepas pakean kerjaku. tiba tiba, “udah pulang kamu?” tanyanya sambil masuk ke kamar.

    “sorry bang, tadi Endah nggak sempet masak, kita pesen makanan delivery aja yah” jawabku. Kami menyantap makan malam kami setelah pesenannya dateng.

    Dibandingkan temen2 prempuan dikantor, dan juga pengakuan temen2 lelakiku, aku termasuk wanita yang cantik, menawan serta sexy. Selain itu aku orang yang mudah mencairkan suasana dan nyambung jika diajak bercerita, makanya aku binun banget ngeliat kelakuan suamiku itu, gak tau lugu pa jutek, ampe aku juga gak tau mo ngomong apa ma dia. Walaupun dijodohkan tapi namanya malem pertama gak ngapa2in aneh juga untukku, mana ada kucing yang nolak ikan asin hihi.

    Setelah mandi dia nonton tv, karena gak da acara yang menarik menurutnya, dia duduk di meja kerjanya meneruskan pekerjaan kantor yang dibawanya pulang. Dah jam 23.30, aku dah ngantuk nungguin movenya, tapi kayanya ni malem bakal lewat lagi bgitu aja. aku menghampirinya, “Blon slesai kerjanya bang”.

    “Blon”, jawabnya singkat, tanpa memandang wajahku yang berdiri disamping meja kerjanya. “ya udah, kalo gitu Endah tidur duluan yah”, jawabku dengan tetep senyum manis walaupun bete banget.

    Malam itu rupanya sofa menjadi tepat tidurnya karena keesokan harinya aku bangun dan dia gak diranjang. Kukira dia olahraga ato apa, ketika aku keluar kamar ternyata dia sedang tidur di sofa.

    Rupanya malem kmaren dia juga bobo di sofa, aneh banget, takut aku makan kali ya, padahal aku dah jinak banget, dimakan si enggak – paling diemut2 hihi. Aku segera membuatkan secangkir kopi untuknya dan kembali ke sofa dimana dia tidur.

    “Bang, kok nggak tidur di kamar? Entar masuk angin loh, mending kan masuk ke Endah”, kataku melihat dia menggeliat terbangun karena suara sandalku memecah keheningan pagi itu.

    “nggak apa-apa kok, takut ngeganggu kamu yang dah bobo duluan”, jawabnya sambil mengusap , guyonanku gak dapet respon papa. “Endah buatin kopi ni”.

    “nggak, nggak usah aku bisa buat sendiri kok” jawabnya.

    “udah, nih…” ujarku sambil menyodorkan secangkir kopi kepadanya, buset dah juteknya, bukannya trima kasi dah dibikinin kopi ma istrinya.

    setelah itu aku sengaja duduk mepet disampingnya, sangat dekat hingga paha kami berdua bersentuhan. Pagi itu seperti biasa aku menggunakan celpen dan kaos oblong yang kebesaran (ni seragam rumahku).

    “nggak ngantor?” tanyanya. aku sengaja menaruh tanganku di pahanya, dan menatapnya. “jam sembilan lewat dikit baru aku berangkat, abang?” tanyaku balik.

    “sama, aku juga, kita berangkat bareng mau nggak?”

    “Siap komandan,” jawabku sambil tertawa, lumayan gunung es mulai merespons signalku. Waktu sebelum berangkat ke kantor itu kami gunakan untuk bercanda dan saling mengenal lebih dekat lagi. Hari itu terasa sangat singkat, tugas-tugas di kantor terasa lebih ringan mungkin karena suasana hatiku yang sedang senang.

    Sepulang kantor dia menjemputku di kantor, sambil bergandengan tangan kami menuju mobil lalu meluncur ke sebuah rumah makan yang bersuasana romantis. Sampai di rumah makan itu lalu kami memesan makan dan minum.

    Sambil menunggu kami , aku mencoba membuka pembicaraan, “Bang, Endah seneng deh abang ajak makan, ni kan resepsi khusus buat kita berdua ja ya bang”. Kemudian aku banyak cerita tentang kerjaan di kantor, problema yang aku hadapi di kantor, dia hanya menjadi pendengar yang baek tanpa mengomentari apa2 critaku.

    Kemudian makanan sudah dihidangkan oleh waiter dan selanjutnya kami makan dan aku selingi dengan menyuapinya. Dia merespons dengan menyuapi aku juga. Kami memang duduk bersebelahan, dah aku atur gitu.

    Pembicaraan terhenti karena mulut masing2 sibuk mengunyah makanan yang dihidangkan. Setelah makan kami pun pulang. Gak banyak pembicaraan yang kami lakukan, aku dah mulai ngantuk, kekenyangan – penyakit orang kaya, kalo bis makan trus ngantuk.

    Maklum, kata ahli kesehatan seabis makan darah banyak mengalir ke perut untuk mengolah makanan yang masuk, mata gak kebagian darah sehingga akhirnya makin menyipit kerna ngantuk. Tapi lumayanlah, gunung es lebih mencair dibandingkan semalem.

    Sesampainya di rumah, dia mandi duluan dan langsung menonton tv. Jam 21.00, aku baru slesai mandi, aku hanya mengenakan celpen tanpa atasan. Aku sedang mencari baju kaos gombrong dilemari. Tiba2 pintu terbuka, refleks langsung dia menutup pintu sembari meminta maaf.

    Aku yakin, walaupun beberapa detik tadi dia pasti melihat kedua toketku yang lumayan besar dan masi kencang banget, “Ndah, sorry aku mau ngambil bantal, aku nggak ngintip kok” ujarnya dari luar kamar. Walaupun jengkel tapi aku jadi geli sendiri melihat kelakuan bodoh seorang lelaki yang judulnya suamiku itu.

    Apa impoten kali ya dia, sampe gak tergiur sama sekali melihat toketku tadi. Kukira gunung esnya makin cair karena sejak tadi pagi dia nampak lebi ceria, gak taunya…. “nggak apa-apa masuk aja….” teriakku dari dalam kamar.

    Dengan menggunakan tangan kiri, dia menutup matanya sedangkan tangan kanannya meraba-raba permukaan tempat tidur untuk mencari bantal. “udah, gak usah nutupin mata, ntar kesandung2 lagi,” kataku sambil mencolek pinggangnya.

    “Sorry, aku bukan mau ngintip tadi, aku bener-bener nggak sengaja”, katanya lagi. “nyantai aja lagi, Endah yang di intip kok abang yang panik”, balasku sambil tertawa, “eh, nggak pegel apa tidur di sofa?

    Enakan tidur di sini bareng Endah,” sambungku sambil menepuk tempat tidur. “udah, cepetan tvnya di matiin dulu”, lanjutku sambil sedikit mendorongnya. Lumayan gunung es nurut juga ma aku, selangkah lebi maju lagi.

    Setelah tv dimatikan, dia kembali ke kamar. Di kamar aku dah berada di atas tempat tidur, “bobo sini bang,” kataku sambil membetulkan posisi bantal yang berada di sampingku. Dia merebahkan tubuhnya tepat disampingku dan langsung memejamkan matanya.

    “Abang masih punya pacar yah waktu kita nikah” dia membuka matanya pelan-pelan, menatap wajahku yang sangat dekat dengan wajahnya, karena posisi tubuhku yang menindih sebagian tubuhnya. “nggak, emang napa?” tanyanya balik.

    “penasaran aja, abisnya abang dingin banget…serem tau” jawabku sambil tersenyum. “aku cuman kaget aja, keadaan berubah drastis banget” jawabnya.

    “ohh… Endah kira abang jeruk makan jeruk.” “aku masi normal kali” jawabnya, tanganku perlahan mulai memeluk perutnya,

    “abisnya…..” aku cekikikan ja. Sepertinya signal yang aku berikan gak sia2 sama sekali walaupun belum membuahkan hasil. ternyata ada juga lelaki macam ini didunia.

    Karena tidak bisa lagi menahan kantuk akhirnya kami berdua tertidur sampai pagi, hanya tertidur tanpa melakukan sesuatu. Keesokan harinya aku bangun terlebih dahulu, sepanjang malam aku memeluknya dan tertidur dengan posisi setengah tubuhku menindih tubuhnya, aku gak meriksa ada yang tegang gak diselangkangannya.

    Aku nyesel gak mriksa, kalo tegang artinya dia masi normal seperti yang diucapkannya. “bang, bangun…nggak ngantor?” tanyaku sambil menjepit hidungnya. Dia menggeliat dan bangun sambil mengucek-ngucek mata.

    pagi itu, di kantor aku memberi perhatian lebih padanya dan terus saja mengirimkan sms yang menanyakan kegiatannya dan lain-lain. Aku terus saja mengirimkan signal2 kepadanya dan kayanya response nya positif.

    Malemnya aku sampe duluan dirumah. Hari ini hari Jumat, besok kami berdua libur, aku menyiapkan strategiku untuk mendorong dia mau mengemeliku. aku dah nyiapin makan malem buat dia. aku mengenakan kaos berlambang MU dengan celpen, karena kegedean bajunya aku atur hingga bahu sebelah kananku terlihat keluar dari leher baju.

    Dia bengong melihat aku pake baju kaya gitu. “Kenapa kok abang bengong?” tanyaku. “tu kan kaos aku,” katanya. “iya, emang istri nggak boleh pake baju suaminya?” tanyaku balik.

    “bole aja sih, eh tapi kamu cantik loh kayak gitu.

    Aku sampe terpana ngeliatnya” katanya. “bisa merayu juga toh abang. Kalo cantik mah Endah dari kecil bang, abang baru nyadar ya kalo istri abang cantik”, aku menggodanya.

    “udah makan dulu sana….keburu dingin,” kataku lagi. “Masakanmu enak Ndah”. “Tu kan selain cantik, istri abang koki yang baek juga ya”. Dia senyum2 ja mendengar ocehanku.

    Sehabis makan, dia nyamperin aku, aku lagi nonton film di tv. “duduk sini bang, deket Endah”. perlahan dia duduk disampingku.

    Aku langsung menarik tangannya dan menggengam jemarinya erat-erat. Dia menyandarkan tubuhnya di sofa, aku langsung menyandarkan kepalaku di bahunya. Dia menaikan tangannya sedikit agar aku bisa meletakkan kepalaku di dadanya, tanganku menyusuri pinggangnya lalu kupeluk.

    “Ndah, kalo mau minta tolong, atau mau ngomong sesuatu, kasih tahu aja, aku siap bantu kok” katanya untuk memecah suasana. “abang masih belum nerima kenyataan kalo kita udah nikah ya?” jawabku pelan. “sekarang udah nggak, abis kamu baik, cantik lagi.”

    ih gombal,.” jawabku sambil mencubit pinggangnya. “kalo Endah sih pasrah aja, orang tuaku mau nyuruh apa juga, yang penting pekerjaan Endah nggak keganggu.

    Endah mau minta sesuatu sama abang, bole gak”. “minta apa?”

    “ehm, gimana ngomongnya ya,” jawabku. “udah, bilang aja, nggak usah malu” “beneran nih, gak papa?”tanyaku lagi.

    “iya, beneran, trus apa?” “boleh minta cium nggak?”

    “ooh..” langsung dia mencium pipiku.

    “iiihh…bukan di situ, tapi di sini” kataku sambil menunjuk bibir.
    Dia tidak meresponse, padahal signal yang kuberikan dah kuat banget. “abang nggak mau ya, nggak apa-apa deh kalo gitu” kataku dengan nada sedikit kecewa.

    “nggak, aku cuma..” “Cuma apa bang?” kataku karena dia diam sejenak. “belum pernah ciuman” jawabnya malu-malu, mukanya memerah.

    “astaga, jadi kalo kita ciuman, itu first kiss abang dong?” aku mengangkat wajahnya yang tertunduk malu. “Endah prempuan pertama yang abang cium di bibir ya?” kataku lagi, “Endah ajarain dulu ya, terus nanti kalo udah bisa, abang bales.”

    Segera kucium bibirnya. mula2 hanya nempelin bibir, kemudian aku mulai memagut bibirnya dan mulai menjulurkan lidahku kedalam mulutnya. “dibales dong” kataku di sela-sela seranganku ke bibirnya. Alhamdulilah, dia membalas ciumanku dengan cara yang sama seperti yang kuajarkan.

    “mmhhh” lenguhku. Setelah beberapa menit, kulepaskan ciumanku. aku tertawa lepas sambil memandangnya, “nah, bibir abang udah nggak perjaka lagi.” kataku sambil menepuk dadaku. “hebat juga kamu ya, master banget deh kayaknya, ngasi kursus juga ya?” Situs Judi Online

    “ya nggak lah, Endah juga baru pertama kali praktek nih, tau dari baca buku ama liat film bokep, ternyata rasanya dahsyat yah” jawabku.

    “jadi bibir kamu sekarang juga udah nggak perawan nih,” candanya. “apa lagi yang masih perawan?” “ya semuanya lah” jawabku.

    “mau dong nyobain” “sok atuh, silahken…,” jawabku sambil menarik tangannya mendekati tubuhku.

    “aku becanda kok” “beneran juga nggak apa-apa. nanggung kan rasanya kalo cuman gitu-gitu aja” lanjutku memancing.

    “terus maunya gimana?” “nggak ngerti-ngerti juga?” jawabku, kok ada ya didunia ini lelaki yang selugu itu, gak tau deh kalo dia cuma pura2 lugu.

    “ngomongnya langsung aja, nggak usah berbelit-belit, bingung aku” “Endah mau diemelin ma abang” jawabku to the point sambil menarik bajunya.

    “yah…nggak tau harus gimana duluan” jawabnya. “kan ada film Bokep, liat dari situ aja bisa kan?” “aku coba deh.” Aku segera berjalan menuju kamar tidur kami dan kembali membawa kotak kecil yang isinya adalah kumpulan DVD film-film porno dari jepang, asean, gak da bule maen ma bule, aku gak demen si liatnya, kalo bule maen ma asean pa jepang baru asik diliatnya.

    lengkap banget,..hobby nonton ginian yah?” tanyanya sambil melihat-lihat dvdnya. “eh, ini punya temen kantor lagi, nonton sih sering tapi kalo punya koleksi sebanyak ini….enggak deh”, jawabku.

    “aku kira kamu hyper “ katanya bercanda. “eh hyper juga asik tau, bisa siap setiap saat” jawabku sambil tertawa dan terus mencari bokep yang menurutku sangat bagus. “nah ini dia akhirnya ketemu.” kataku sambil merapihkan dvd lain yang berantakan di atas sofa.

    “nontonnya di kamar aja, supaya kalau capek bisa langsung tidur”. “emangnya kita mau nyangkul? kok capek?” tanyaku bercanda. Adegan pertama ciuman, dia duduk diatas tempat tidur dan aku duduk di pangkuannya. “itu namanya foreplay bang”, kataku.

    Mulailah aku memagut bibirnya, selama beberapa menit kami mempertahankan posisi seperti itu. Kami saling berpagutan bibir serta kedua lidah kami saling menjalar ke seluruh rongga mulut lawan. film pun berganti adegan, sang lelaki bule mulai menggerayangi tubuh si prempuan asia, kayanya thai deh.

    Baju si prempuan disingkap keatas dan toketnya mulai diemut oleh si bule. “pengen deh di gituin” kataku sambil melepaskan ciuman kami. Posisiku sekarang duduk berhadapan dengannya, aku tetep duduk di pangkuannya. “ya udah, bajunya di buka” jawabnya.

    Aku membuka bajuku perlahan, sedikit demi sedikit toketku yang tidak tertutup bra mulai tersingkap. Seperti orang bodoh, toketku hanya diperhatikan tanpa berbuat apa-apa. “kok cuman diliatin doang, aku pake lagi nih bajunya” kataku kesel.

    “sorry, speechless aja aku, gede amir, seumur-umur baru pernah liat yang ginian selain ibuku punya, eh besar lagi. sexy banget tubuh kamu”, jawabnya untuk meredakan rasa keselku.

    “Ach masak begini saja sexy dan cantik, biasa aja kali. di emut dong” kataku lagi sambil tersenyum.

    “nggak ahh, entar lecet, nanti kalo mandi kan nyeri,” jawabnya. “jadi gimana dong?” “aku jilatin aja, mau nggak?”

    Kami langsung berpagutan lagi. Dia mencium bibirku, kemudian aku melepaskan ciumannya dan menarik kepalanya ke arah toketku. lidahnya menjulur dan mulai menjilati melingkar disekitar pentilku, ujung pentilku disentuh perlahan menggunakan ujung lidahnya.

    “Mmhh…enak bang, terus..terus.. yang kanan juga..aahh,” desahku yang membuat dia bersemangat melakukannya. Lima belas menit dia menyerang kedua toketku, hanya suara desahan yang keluar dari bibirku, saat tubuhku mengelijang hebat, ada cairan membasahi celanaku. “Ndah, celana kamu basah” “iya, Endah kluar tadi”, jawabku sambil menciumi pipinya.

    Adegan di film kini berubah lagi, konti bule yang besar panjang sudah sedari tadi tegang mulai diurut turun naik oleh siprempuan., kemudian dimasukkan kedalam mulutnya. “mau Endah gituin nggak?” tanyaku.

    “udah gak usah, lain kali aja” jawabnya cepat. “nggak apa-apa, nggak usah malu…..enak lagi” balasku. Aku segera menarik celananya, dan langsung menggenggam kontinya yang belum menegang sama sekali dibalik cdnya. “gila, Endah udah hampir dua kali orgasme, abang berdiri aja belon”. “aku baru sekali diginiin” jawabnya.

    aku kemudian menarik turun celananya. “besar juga punya abang, beda dikit lah ama yang di film”, kataku sambil tersenyum. Aku mengenggam kontinya dan mulai mengurutnya dari atas ke pangkal pahanya, selama 10 menit, kemudian aku menempelkan bibirku ke ujung kepala kontinya dan menghisapnya pelan, kujilati kembali kepala kontinya dan lalu kukulum dengan mengeluarmasukkan kontinya ke dalam mulutku. “udah…udah…udah…”, katanya sambil mencoba menarik kontinya keluar dari mulutku, keluarlah maninya di dalam mulutku.

    Aku agak terkejut dan mengeluarkan kontinya dari dalam mulutku sehingga muncratan mani berikutnya membasahi wajahku.

    Aku bisa menerimanya dan kujilati yang masih tersisa di kontinya. Wah blon apa2 dah ngecret dianya, percaya deh kalo dia masi perjaka ting ting (sodaranya ayu ting ting kali ya). Dia membetulkan clananya lalu mengambil handuk di lemari untuk membersihkan maninya di wajahku. “ketelen gak?” “dikit..” jawabku sambil tersenyum.

    Tibalah film itu di puncak aksinya, si bule melepas cd si prempuan dan mulai melumat slangkangannya. “rebahan deh,” katanya. Saat aku berbaring di tempat tidur, dia telungkup diatasku dan mulai menciumku lagi. Kemudian dia menyerang leherku, seperti instruksi di film itu. “Mmhh..”, lenguhku.

    Tak lama setelah itu, kedua toketku dimainkan, dipijat pelan dan mulai dijilat perlahan. Desahan nikmat terdengar dari mulutku ketika dia menghisap serta menggigit-gigit kecil kedua pentilnya. “Ooohh.. baang.. teruuss baanngg..!” jeritku perlahan dan tertahan-tahan.

    Dia terus mengulum toket dan pentilku. Kemudian turun ke arah dan pusarku, dia menjilat sekeliling pusarku sambil tangannya meremas lembut kedua toketku. Aku menggenggam dengan kuat rambutnya sambil menjepitkan kedua kakiku ke badannya. “Bang.. Endah nggak mau disituu ajaa..teruuss tuurruunn..”

    Dia ikuti kemauanku. Dihentikannya remasan pada kedua toketku, aku menaikan pinggulku dan menurunkan celanaku. Sekarang aku sudah tidak mengenakan sehelai benang pun di tubuhku. “kok nggak pake cd si,” katanya sambil mencubit pipiku. “kalo nggak ada abang sih Endah pake, tapi kalo ada abang ya gak lah, kalo tiba-tiba abang minta gimana?” jawabku.

    dia kembali menciumi pusarku sampai di atas vegiku yang tidak memiliki bulu sedikitpun. “sering dicukur ya Ndah?” “nggak juga sih, gak tau kenapa, bulunya lama numbuh” jawabku. Dia menjilati dengan lembut pusarku hingga aku menggelepar menerima rangsangan yang terasa nikmat.

    “Ach.. Uch bang enak sekali..” ceracauku sambil terengah-engah.Aku memejamkan mataku, kunikmati saja ciumannya yang panas. perlahan-lahan dengan tangan kirinya dia membuka kedua belah bibir vegiku.

    dengan disertai jeritan kecil, aku menekan kepalanya ke arah vegiku sambil mendesah, “Bang.. oohh.. ngg.. nikmaatt.. bang..” Sementara mulutnya, lidahnya terbenam di antara bibir vegiku yang sudah basah dengan keluarnya cairan bening dengan aroma yang khas, agak asin dan kental.

    Dia mengisap serta menelannya. Dikecupnya klitku. Aku menjerit kecil dan menggoyangkan pantatku naik turun disertai erangan dan desahan nikmat kadang jeritan-jeritan kecil. cepet belajar juga dia rupanya, sekali liat di bokep langsung ngerti kudu ngapain.

    aku semakin terangsang hebat sampai pantat kuangkat-angkat supaya lebih dekat dengan mulutnya. Dia pun merespons hal itu dengan memainkan lidahnya ke dalam vegiku, kemudian dia mempercepat jilatannya di liang vegiku.

    Semakin cepat dia menjilat, semakin aku menjepit kepalanya di tengah kedua pahaku, “kalo Endah tau enaknya gak ketulungan gini, Endah dah minta dari awal”.

    Aku makin mengejang hebat dan mencoba menarik rambutnya agar kepalanya menjauh dari vegiku, tapi dia meneruskan permainannya hingga kurasakan suatu cairan keluar membasahi vegiku.

    Aku mengerang panjang, “Ooohh baang.. Endah keluaarr..mmff..” sambil menjepitkan kedua pahaku di kepalanya sampai dia sulit bernafas. Akhirnya jepitanku berangsur-angsur melemah dan aku tergeletak sambil membukakan kedua pahaku dan dia bisa menghirup udara segar sejenak.

    “Enak?” tanyanya. “iya, enak lah”. “ya udah, gitu aja dulu yah, kepalaku sakit banget, abis kamu jambak tadi”.

    “kok udahan sih? sorry tadi Endah keenakan jadinya narik-narik rambut abang deh.” “entar baru nyambung lagi ya”. “iya, tapi jangan lama-lama”.

    Aku hanya terbaring di tempat tidur, tubuh bugilku ditutupinya dengan selimut. Film porno itu di ‘pause’ sebentar. Dia segera menuju wastafel untuk mencuci muka, kulihat waktu menunjukan jam 11.00. Setelah minum segelas air, dia segera kembali ke kamar dan merebahkan tubuhnya disampingku,

    “Endah, aku mau minta maaf kalo aku udah jutek sama kamu sejak kita nikah, sekarang aku ngerasa bersalah banget”.“biarin aja berlalu yang kayak gitu mah, gak usah dipikir lagi, Endah juga udah lupa, abang juga makin hari makin asik, seneng Endah”, jawabku.

    “Kok jadi gerah ya”, katanya sambil membuka baju kaosnya dan tinggal memakai celana basket yang sejak tadi dipakainya. “ribet banget nih selimut…”kataku sambil menyingkirkan selimut yang menutupi tubuhku, Aku segera memulai lagi adegan di film yang tadi kami ‘pause’.

    Aku menarik tangannya dan menempelkan telapak tangannya ke selangkanganku. Kini adegan di film itu bertambah panas, pemeran pria di film itu mulai memasukkan kontinya kedalam vegi pemeran wanita. Pemeran wanita di film itu hanya menggumam tak karuan. Beberapa menit kami menyaksikan film itu.

    “mau coba gituan?” tanyaku. “kalo sekarang nggak bisa, gak apa-apa juga…..kamu aja yang master blon siap apa lagi aku,” jawabnya.

    “kita coba tapi pelan-pelan yah…soalnya Endah kan masih perawan”. “gak apa-apa nanti aja.” “tapi Endah pengen banget.” “ya uda.,,,tapi bakal sakit loh nanti.

    ” Dia menghentikan filmnya dan melepas celananya. Kontinya dah tegang lagi, bole juga tu, baru ngecret dah bisa keras lagi.

    Aku menaikkan pinggulku dan pantatku disanggah dengan bantal. Dia membuka sedikit lubang vegiku. “beneran masukin sekarang?” tanyanya.

    “iya bang tapi pelan-pelan yah”. Dia menggesek-gesekan kepala kontinya dulu pada vegiku yang sudah banyak lendirnya.

    “Ayo bang cepat, Endah sudah tidak tahan lagi” pintaku dengan bernafsu. Dengan pelan tapi pasti dia masukan kontinya kedalam vegiku. Terasa perih ketika selaput prawanku ditrobos kontinya, aku meneteskan air mata.

    Ada darah membekas di batang kontinya. Aku mulai menggoyangkan pinggulku, karena dia mengeluar masukkan kontinya pelan didalam vegiku.

    “sakit?”, tanyanya pelan. “udah nggak kok,…perih aja tadi, banget…” jawabku. “mau diterusin?” tanyanya lagi. “iya..” jawabku manja.

    Perlahan mulai dia memasukkan kontinya ke vegiku sampai pada akhirnya masuk semua. Lalu dia tarik pelan-pelan juga dan dimasukkan lagi sampai mendalam dan terasa kontinya menyentuh bibir rahimku saking dalamnya.

    Dalam permainan ini kami saling cium menjalarkan tangan kesana kemari sambil mengeluarkan suara erotis di antara kami . Aku hanya menggumam sambil meremas toketku ndiri. “ennnaaakk bang…” hingga selang beberapa lama dia memaju mundurkan pinggulnya, makin lama makin cepat.

    kami hampir bersamaan orgasme dan gak lama lagi, “Bang pompa yang cepat, bang, Endah mau keluar ach.. Uch.. Enak bang”, lenguhku, sampe akhirnya, “mmhh…Endah…. keelluuaarr..” Dengan hitungan detik kami berdua orgasme bersama sambil merapatkan pelukan dan kontinya berkedutan di dalam vegiku. Lemas dan capai kami berbaring sebentar untuk memulihkan tenaga.

    Orgasme ku disusul olehnya, senang sekali melihat expresinya ketika menyemprotkan maninya didalam vegiku. Cairan yang keluar dari vegiku bercampur sedikit dengan darah. “Endah..sorry tadi aku keluarin di dalem..”, katanya. “nggak apa-apa kali,..kalo nanti Endah hamil.. ya abang jadi bapaknya.” Akhirnya kami pun kelelahan dan tertidur.

    Kira2 satu jam kami tertidur, aku terbangun dan menuju ke kamar mandi, pipis. Dia menyusulku ke kamar mandi, rupanya pipis juga. Setelah itu kami kembali lagi ke ranjang. Gairahku timbul lagi untuk mengulang kenikmatan yang baru aja aku rasakan. aku menggapai kontinya untuk aku kulum.

    “Mau lagi ya” tanyanya. “Ehm, habis nikmat bang, Endah mau lagi ya”.

    “Enak kan Ndah kontiku” , katanya sambil menikmati kulumanku.

    “Jelas enak bang, punya abang kan besar apalagi panjang lagi, ada 17 cm ya bang. Awaknya si perih tapi udahannya nikmat buangetz”.”

    Dia diam tidak menjawab karena sangat menikmati kulumanku. Aku mengulum serta menjilati pelirnya hingga dia sampai terangsang berat menuju orgasme kedua. Aku berhenti untuk menjilatinya dan ganti dengan posisi 69.

    Dari posisi ini kami saling mengulum lagi. vegiku dia buka sedikit dengan jari dan dimasukkannya jarinya sambil dikeluar masukkan. Selang beberapa lama kami melakukan pemanasan maka dia berinisiatif untuk melakukan penetrasi pada vegiku.

    “Endah kalau masih mau, kamu nungging gih, kaya di film tadi, sepertinya nikmat juga ya” pintanya. “Oh, mau doggy style ya, ayo” ajakku bersemangat.

    Setelah aku siap menungging, dengan pelan ditempelkannya kepala kontinya ke bibir vegiku dan perlahan-lahan ditekan masuk sedikit demi sedikit, “Terus bang.. emmff.. enaakk, oohh..” aku mendesah.

    “Bleess..!” akhirnya masuk semua batang kontinya ke dalam vegiku, kemudian mulai menggerakkan pantatnya maju mundur, aku menggoyangkan pinggul seirama dengan gerakan pantatnya. “Aaahh.. bang.. enak sekali… teruuss.. oohh..” aku merintih penuh nikmat.

    Ada kira-kira 5 menit kami saling bergoyang dan tangan kirinya menjalar ke toketku dan diremas-remas pelan. Kontinya masuk semakin dalam dan dipompanya dengan semakin cepat hingga aku semakin menikmati permainan ini.

    “Ooohh.. baangg.. Endah nggak tahan lagi..” rintihku dan akhirnya aku mencapai orgasmeku lagi. Dia makin gencar menggenjot kontinya keluar masuk vegiku sehingga akhirnya ditekannya pantatnya dengan keras sehingga kontinya tenggelam habis ke dalam vegiku dan “Sroott.. sroott.. sroott..” entah berapa banyak mani yang disemprotkan di dalam vegiku.

    Kami berdua mencapai klimaks orgasme pada saat yang sama. Sepertinya dia dah lulus dari kursus singkat bokep. Dia mencabut kontinya dari vegiku dan terkapar disebelahku yang telungkup diranjang. setelah permainan itu kembali kami kembali tertidur dalam posisi itu.

    Ketika kami terbangun hari sudah siang banget. Dengan mesra aku ajak dia mandi bersama. Di dalam kamar mandi kami saling membersihkan dan berciuman. Siapa dulu yang memulai kami tidak tahu karena secara spontan aku segera jongkok dan siap menjilat serta mengulum kontinya yang sudah tegak berdiri. Lalu kukulum kontinya sambil mengocoknya pelan-pelan naik turun.

    Setelah dia merasa nikmat lalu ganti dia yang jongkok dan minta aku berdiri sambil kakiku satunya ditumpangkan di kloset wc, agar siap mendapat serangan oral nya yang nikmat.

    Dia menyerang selangkanganku dengan lidah yang menari-nari kesana kemari pada klitku sehingga aku mengerang sambil memegang kepalanya untuk menenggelamkannya lebih dalam ke vegiku. dia menjulurkan lidahnya lebih dalam ke vegiku sambil dia korek-korek klitku dengan jari manisnya.

    Semakin hebat rangsangan yang aku rasakan dari dia sampai aku mengalami orgasme dengan derasnya hingga lendir kenikmatan itu keluar tanpa bisa dibendung lagi. Dijilatinya dan ditelannya semua lendir kenikmatanku yang ada itu tanpa sisa. “Gimana Ndah, rasanya permainan kita tadi, puas tidak?” tanyaku. “Puas banget bang, tapi abang blon kluar”.

    Kami saling membersihkan diri, disiraminya seluruh tubuhku, kemudian disabuni. Aku melakukan hal yang sama terhadapnya. Tubuh kami masih basah, kontinya mulai mengeras kembali akibat remasan tanganku, sementara dia mengusap-usap toketku kemudian turun mengusap bibir vegiku.

    jarinya masuk dan mempermainkan klitku dengan lembut. Aku mulai mendesah. Sambil berpandangan kami saling mengusap, meremas lembut apa saja yang dapat kami sentuh, sehingga pengen maen lagi.

    Tanpa sempat untuk mengeringkan badan, aku ditariknya kembali ke tempat tidur, direbahkannya diriku dan dengan agak kasar karena mulai gak tahan, aku menarik sehingga dia jatuh menindihku. Kami saling memandang, diciumnya dengan lembut bibirku.

    Aku menggigit lembut bibirnya sambil tanganku mulai meraba kontinya yang masih tegang, kubelai dan kukocok pelan-pelan, membuatnya merintih nikmat sambil memejamkan mata, sementara mulut kami berdua terkunci dengan kecupan-kecupan yang makin lama makin buas. Tangannya meremas toket dan pentilku yang mengeras.

    Aku bangun dan merayap ke atas tubuhnya hingga vegiku tepat berada di atas hidung dan mulutnya. Dia menekan pantatku dan mengecup bibir vegi serta klitku dengan lembut. Dia memainkan lidahnya pada klitku terus ke lubang vegiku, “Ooohh bang.. teruuss.. baang..!” erangku nikmat. pantatku bergoyang mengimbangi permainan bibir dan lidahnya.

    Aku gak bisa menahan napsuku sehingga aku mempoisisikan vegiku diatas kontinya, kuarahkan kontinya ke vegiku kemudian pantat kuturunkan sehingga masuklah kontinya penuh ke lubang vegiku. Aku merebahkan tubuhku diatas tubuhnya.

    Dia mulai menggerakkan pantatnya keatas memberi tekanan pada vegiku dengan kontinya. Akupun menyambut serangannya dengan menggerakkan juga pantatku naik turun dengan perlahan-lahan. Makin cepat.. makin cepat..”Ooohh.. bang.. mmff..” desahanku semakin menggila.

    Tangannya tidak tinggal diam, kedua toketku diremas dan pentilku diplintir lembut menambah kenikmatan bagiku. sekonyong-konyong aku menjatuhkan badanku ke atas dadanya sehingga remasan di toketku terlepas.

    “Bang.. Endah nggak tahaann.. oohhmmff..” lenguhku sambil memagut bibirnya dan akupun nyampe kembali. Vegiku berdenyut keras memerah kontinya yang masih nancap dengan gagahnya sehingga akhirnya dia gak bisa menahan lebih lama lagi, dan “Srroott.. Srroott.. Srroott..” maninya muncrat.

    Aku menelungkup diatasnya, bibirku dipagutnya sambil memelukku erat sekali. Hebat juga si abang, yang tadinya cuek saja ternyata menjadi pejantan tangguh di ranjang yang bisa membuat aku berkali2 mendapat O, luar biasa. Dah selesai semuanya baru terasa laper karena hari dah mo siang tapi kita sarapan ja belon. sarapannya diganti breakfast in bed alias emel.

    weekend itu kamu terus saja mengadu konti dan vegi, staminanya benar2 hebat seakan2 dia gak pernah puas menggenjot vegiku dengan kontinya sampe aku lemas Lugu diawal akhirnya jadi buas banget, nikmatnya…

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Lapar Akan Ngentot

    Cerita Sex Lapar Akan Ngentot


    1856 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Lapar Akan NgentotCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Aku dikenalkan pada seks dari umur 13 tahunoleh Nita, yaitu tetanggaku yang umurnya lebih tua dariku, pada umur segitu aku belum mempunyai kesempatan untuk melihat tubuh wanita yang bugil, ketika aku diberi kesempatan secara nyata untuk melihat tubuh bugil wanita seperti Nita, tanpa memperdulikan dia umurnya lebih tua.

    Dengan hanya memandang tubuh Nita yang begitu mulus dan putih saja sucah cukup sebetulnya untuk menjadi bahan imajinasi saya untuk bermasturbasi, apalagi dengan secara nyata-nyata bisa merasakan hangatnya dan mulusnya tubuhnya.

    Apalagi betul-betul melihat kemaluannya yang mulus tanpa jembut. Bisa mencium dan mengendus bau kemaluannya yang begitu menggairahkan yang kadang-kadang masih berbau sedikit amis kencing perempuan dan yang paling hebat lagi buat saya adalah bisanya saya menjilat dan mengemut kemaluannya dan kelentitnya yang seharusnyalah masih merupakan buah larangan yang penuh rahasia buat saya.

    Mungkin pengalaman dini inilah yang membuat saya menjadi sangat menikmati apa yang disebut cunnilingus, atau mempermainkan kemaluan wanita dengan mulut. Sampai sekarangpun saya sangat menikmati mempermainkan kemaluan wanita, mulai dari memandang, lalu mencium aroma khasnya

    Llalu mempermainkan dan menggigit bibir luarnya (labia majora), lalu melumati bagian dalamnya dengan lidah saya, lalu mengemut clitorisnya sampai si wanita minta-minta ampun kewalahan. Yang terakhir barulah saya memasukkan batang kemaluan saya kedalam liang sanggamanya yang sudah banjir.

    Setelah kesempatan saya dan Nita untuk bermain cinta (saya tidak tahu apakah itu bisa disebut bermain cinta) yang pertama kali itu, maka kami menjadi semakin berani dan Nita dengan bebasnya akan datang kerumah saya hampir setiap hari, paling sedikit 3 kali seminggu. Apabila dia datang, dia akan langsung masuk kedalam kamar tidur saya, dan tidak lama kemudian sayapun segera menyusul.

    Biasanya dia selalu mengenakan daster yang longgar yang bisa ditanggalkan dengan sangat gampang, hanya tarik saja keatas melalui kepalanya, dan biasanya dia duduk dipinggiran tempat tidur saya. Saya biasanya langsung menerkam payudaranya yang sudah agak kendor tetapi sangat bersih dan mulus.

    Pentilnya dilingkari bundaran yang kemerah-merahan dan pentilnya sendiri agak besar menurut penilaian saya. Nita sangat suka apabila saya mengemut pentil susunya yang menjadi tegang dan memerah, dan bisa dipastikan bahwa kemaluannya segera menjadi becek apabila saya sudah mulai ngenyot-ngenyot pentilnya.

    Mungkin saking tegangnya saya didalam melakukan sesuatu yang terlarang, pada permulaannya kami mulai bersanggama, saya sangat cepat sekali mencapai klimaks. Untunglah Nita selalu menyuruh saya untuk menjilat-jilat dan menyedot-nyedot kemaluannya lebih dulu sehingga biasanya dia sudah orgasme duluan sampai dua atau tiga kali sebelum saya memasukkan penis saya kedalam liang peranakannya

    Dan setelah saya pompa hanya beberapa kali saja maka saya seringkali langsung menyemprotkan mani saya kedalam vaginanya. Barulah untuk ronde kedua saya bisa menahan lebih lama untuk tidak ejakulasi dan Nita bisa menyusul dengan orgasmenya sehingga saya bisa merasakan empot-empotan vaginanya yang seakan-akan menyedot penis saya lebih dalam kedalam sorga dunia.

    Nita juga sangat doyan mengemut-ngemut penis saya yang masih belum bertumbuh secara maksimum. Saya tidak disunat dan Nita sangat sering menggoda saya dengan menertawakan “kulup” saya, dan setelah beberapa minggu Nita kemudian berhasil menarik seluruh kulit kulup saya sehingga topi baja saya bisa muncul seluruhnya.

    Saya masih ingat bagaimana dia berusaha menarik-narik atau mengupas kulup saya sampai terasa sakit, lalu dia akan mengobatinya dengan mengemutnya dengan lembut sampai sakitnya hilang. Setelah itu dia seperti memperolah permainan baru dengan mempermainkan lidahnya disekeliling leher penis saya sampai saya merasa begitu kegelian dan kadang-kadang sampai saya tidak kuat menahannya dan mani saya tumpah dan muncrat ke hidung dan matanya.

    Kadang-kadang Nita juga minta “main” walaupun dia sedang mens. Walaupun dia berusaha mencuci vaginanya lebih dulu, saya tidak pernah mau mencium vaginanya karena saya perhatikan bau-nya tidak menyenangkan.

    Paling-paling saya hanya memasukkan penis saja kedalam vaginanya yang terasa banjir dan becek karena darah mensnya. Terus terang, saya tidak begitu menikmatinya dan biasanya saya cepat sekali ejakulasi. Apabila saya mencabut kemaluan saya dari vagina Nita, saya bisa melihat cairan darah mensnya yang bercampur dengan mani saya. Kadang-kadang saya merasa jijik melihatnya.

    Satu hari, kami sedang asyik-asyiknya menikmati sanggama, dimana kami berdua sedang telanjang bugil dan Nita sedang berada didalam posisi diatas menunggangi saya. Dia menaruh tiga buah bantal untuk menopang kepala saya sehingga saya bisa mengisap-isap payudaranya sementara dia menggilas kemaluan saya dengan dengan kemaluannya.

    Pinggulnya naik turun dengan irama yang teratur. Kami rileks saja karena sudah begitu seringnya kami bersanggama. Dan pasangan suami isteri yang tadinya menyewa kamar dikamar sebelah, sudah pindah kerumah kontrakan mereka yang baru.

    Saya sudah ejakulasi sekali dan air mani saya sudah bercampur dengan jus dari kemaluannya yang selalu membanjir. Lalu tiba-tiba, pada saat dia mengalami klimaks dan dia mengerang-erang sambil menekan saya dengan pinggulnya, anak perempuannya yang bernama Efi ternyata sedang berdiri dipintu kamar tidur saya dan berkata, “Ibu main kancitan, iya..?” (kancitan = ngentot, bahasa Palembang)

    Saya sangat kaget dan tidak tahu harus berbuat bagaimana tetapi karena sedang dipuncak klimaksnya, Nita diam saja terlentang diatas tubuh saya. Saya melirik dan melihat Efi datang mendekat ketempat tidur, matanya tertuju kebagian tubuh kami dimana penis saya sedang bersatu dengan dengan kemaluan ibunya. Lalu dia duduk di pinggiran tempat tidur dengan mata melotot.

    “Hayo, ibu main kancitan,” katanya lagi.

    Lalu pelan-pelan Nita menggulingkan tubuhnya dan berbaring disamping saya tanpa berusaha menutupi kebugilannya. Saya mengambil satu bantal dan menutupi perut dan kemaluan saya .

    “Efi, Efi. Kamu ngapain sih disini?” kata Nita lemas.

    “Efi pulang sekolah agak pagi dan Efi cari-cari Ibu dirumah, tahunya lagi kancitan sama Bang Johan,” kata Efi tanpa melepaskan matanya dari arah kemaluan saya. Saya merasa sangat malu tetapi juga heran melihat Nita tenang-tenang saja.

    “Efi juga mau kancitan,” kata Efi tiba-tiba.

    “E-eh, Efi masih kecil..” kata ibunya sambil berusaha duduk dan mulai mengenakan dasternya.

    “Efi mau kancitan, kalau nggak nanti Efi bilangin Abah.”

    “Jangan Efi, jangan bilangin Abah.., kata Nita membujuk.

    “Efi mau kancitan,” Efi membandel. “Kalo nggak nanti Efi bilangin Abah..”

    “Iya udah, diam. Sini, biar Johan ngancitin Efi.” Nita berkata.

    Saya hampir tidak percaya akan apa yang saya dengar. Jantung saya berdegup-degup seperti alu menumbuk. Saya sudah sering melihat Efi bermain-main di pekarangan rumahnya dan menurut saya dia hanyalah seorang anak yang masih begitu kecil. Dari mana dia mengerti tentang “main kancitan” segala?

    Nita mengambil bantal yang sedang menutupi kemaluan saya dan tangannya mengelus-ngelus penis saya yang masih basah dan sudah mulai berdiri kembali.

    “Sini, biar Efi lihat.” Nita mengupas kulit kulup saya untuk menunjukkan kepala penis saya kepada Efi. Efi datang mendekat dan tangannya ikut meremas-remas penis saya. Aduh maak, saya berteriak dalam hati. Bagaimana ini kejadiannya? Tetapi saya diam saja karena betul-betul bingung dan tidak tahu harus melakukan apa.

    Cerita Panas – Tempat tidur saya cukup besar dan Nita kemudian menyutuh Efi untuk membuka baju sekolahnya dan telentang di tempat tidur didekat saya. Saya duduk dikasur dan melihat tubuh Efi yang masih begitu remaja.

    Payudaranya masih belum berbentuk, hampir rata tetapi sudah agak membenjol. Putingnya masih belum keluar, malahan sepertinya masuk kedalam. Nita kemudian merosot celana dalam Efi dan saya melihat kemaluan Efi yang sangat mulus, seperti kemaluan ibunya.

    Belum ada bibir luar, hanya garis lurus saja, dan diantara garis lurus itu saya melihat itilnya yang seperti mengintip dari sela-sela garis kemaluannya. Efi merapatkan pahanya dan matanya menatap kearah ibunya seperti menunggu apa yang harus dilakukan selanjutnya.

    Saya mengelus-elus bukit venus Efi yang agak menggembung lalu saya coba merenggangkan pahanya. Dengan agak enggan, Efi menurut, dan saya berlutut di antara kedua pahanya dan membungkuk untuk mencium selangkangan Efi.

    “Ibu, Efi malu ah..” kata Efi sambil berusaha menutup kemaluannya dengan kedua tangannya.

    “Ayo, Efi mau kancitan, ndak?” kata Nita.

    Saya mengendus kemaluan Efi dan baunya sangat tajam.

    “Uh, mambu pesing.” Saya berkata dengan agak jijik. Saya juga melihat adanya “keju” yang keputih-putihan diantara celah-celah bibir kemaluan Efi.

    “Tunggu sebentar,” kata Nita yang lalu pergi keluar kamar tidur. Saya menunggu sambil mempermainkan bibir kemaluan Efi dengan jari-jari saya. Efi mulai membuka pahanya makin lebar.

    Sebentar kemudian Nita datang membawa satu baskom air dan satu handuk kecil. Dia pun mulai mencuci kemaluan Efi dengan handuk kecil itu dan saya perhatikan kemaluan Efi mulai memerah karena digosok-gosok Nita dengan handuk tadi.

    Setelah selesai, saya kembali membongkok untuk mencium kemaluan Efi. Baunya tidak lagi setajam sebelumnya dan sayapun menghirup aroma kemaluan Efi yang hanya berbau amis sedikit saja. Saya mulai membuka celah-celah kemaluannya dengan menggunakan lidah saya dan Efi-pun merenggangkan pahanya semakin lebar.

    Saya sekarang bisa melihat bagian dalam kemaluannya dengan sangat jelas. Bagian samping kemaluan Efi kelihatan sangat lembut ketika saya membuka belahan bibirnya dengan jari-jari saya, kelihatanlah bagian dalamnya yang sangat merah.

    Saya isap-isap kemaluannya dan terasa agak asin dan ketika saya mempermainkan kelentitnya dengan ujung lidah saya, Efi menggeliat-geliat sambil mengerang, “Ibu, aduuh geli, ibuu.., geli nian ibuu..”

    Saya kemudian bangkit dan mengarahkan kepala penis saya kearah belahan bibir kemaluan Efi dan tanpa melihat kemana masuknya, saya dorong pelan-pelan.

    “Aduh, sakit bu..,” Efi hampir menjerit.

    “Johan, pelan-pelan masuknya.” Kata Nita sambil mengelus-elus bukit Efi.

    Saya coba lagi mendorong, dan Efi menggigit bibirnya kesakitan.

    “Sakit, ibu.”

    Nita bangkit kembali dan berkata,”Johan tunggu sebentar,” lalu dia pergi keluar dari kamar.

    Saya tidak tahu kemana Nita perginya dan sambil menunggu dia kembali sayapun berlutut didepan kemaluan Efi dan sambil memegang batang penis, saya mempermainkan kepalanya di clitoris Efi. Efi memegang kedua tangan saya erat-erat dengan kedua tangannya dan saya mulai lagi mendorong.

    Saya merasa kepala penis saya sudah mulai masuk tetapi rasanya sangat sempit. Saya sudah begitu terbiasa dengan lobang kemaluan Nita yang longgar dan penis saya tidak pernah merasa kesulitan untuk masuk dengan mudah.

    Tetapi liang vagina Efi yang masih kecil itu terasa sangat ketat. Tiba-tiba Efi mendorong tubuh saya mundur sambil berteriak, “Aduuh..!” Rupanya tanpa saya sadari, saya sudah mendorong lebih dalam lagi dan Efi masih tetap kesakitan.

    Sebentar lagi Nita datang dan dia memegang satu cangkir kecil yang berisi minyak kelapa. Dia mengolesi kepala penis saya dengan minyak itu dan kemudian dia juga melumasi kemaluan Efi. Kemudian dia memegang batang kemaluan saya dan menuntunnya pelan-pelan untuk memasuki liang vagina Efi.

    Terasa licin memang dan saya-pun bisa masuk sedikit demi sedikit. Efi meremas tangan saya sambil menggigit bibir, apakah karena menahan sakit atau merasakan enak, saya tidak tahu pasti.

    Saya melihat Efi menitikkan air mata tetapi saya meneruskan memasukkan batang penis saya pelan-pelan.

    “Cabut dulu,” kata Nita tiba-tiba.

    Saya menarik penis saya keluar dari lobang kemaluan Efi. Saya bisa melihat lobangnya yang kecil dan merah seperti menganga. Nita kembali melumasi penis saya dan kemaluan Efi dengan minyak kelapa, lalu menuntun penis saya lagi untuk masuk kedalam lobang Efi yang sedang menunggu.

    Saya dorong lagi dengan hati-hati, sampai semuanya terbenam didalam Efi. Aduh nikmatnya, karena lobang Efi betul-betul sangat hangat dan ketat, dan saya tidak bisa menahannya lalu saya tekan dalam-dalam dan air manikupun tumpah didalam liang kemaluan Efi.

    Efi yang masih kecil. Saya juga sebetulnya masih dibawah umur, tetapi pada saat itu kami berdua sedang merasakan bersanggama dengan disaksikan Nita, ibunya sendiri.

    Efi belum tahu bagaimana caranya mengimbangi gerakan bersanggama dengan baik, dan dia diam saja menerima tumpahan air mani saya. Saya juga tidak melihat reaksi dari Efi yang menunjukkan apakah dia menikmatinya atau tidak. Saya merebahkan tubuh saya diatas tubuh Efi yang masih kurus dan kecil itu. Dia diam saja.

    Setelah beberapa menit, saya berguling kesamping dan merebahkan diri disamping Efi. Saya merasa sangat terkuras dan lemas. Tetapi rupanya Nita sudah terangsang lagi setelah melihat saya menyetubuhi anaknya.

    Diapun menaiki wajah saya dan mendudukinya dan menggilingnya dengan vaginanya yang basah, dan didalam kami di posisi 69 itu diapun mengisap-ngisap penis saya yang sudah mulai lemas sehingga penis saya itu mulai menegang kembali.

    Wajah saya begitu dekat dengan anusnya dan saya bisa mencium sedikit bau anus yang baru cebok dan entah kenapa itu membuat saya sangat bergairah. Nafsu kami memang begitu menggebu-gebu, dan saya sedot dan jilat kemaluan Nita sepuas-puasnya, sementara Efi menonton kami berdua tanpa mengucapkan sepatah katapun.

    Saya sudah mengenal kebiasaan Nita dimana dia sering kentut kalau betul-betul sedang klimaks berat, dan saat itupun Nita kentut beberapa kali diatas wajah saya. Saya sempat melihat lobang anusnya ber-getar ketika dia kentut, dan sayapun melepaskan semburan air mani saya yang ketiga kalinya hari itu didalam mulut Nita. “Alangkah lemaknyoo..!” saya berteriak dalam hati.

    “Ugh, ibu kentut,” kata Efi tetapi Nita hanya bisa mengeluarkan suara seperti seseorang yang sedang dicekik lehernya.

    Hanya sekali itu saja saya pernah menyetubuhi Efi. Ternyata dia masih belum cukup dewasa untuk mengetahui nikmatnya bersanggama. Dia masih anak kecil, dan pikirannya sebetulnya belum sampai kepada hal-hal seperti itu.

    Tetapi saya dan Nita terus menikmati indahnya permainan bersanggama sampai dua atau tiga kali seminggu. Saya masih ingat bagaimana saya selalu merasa sangat lapar setelah setiap kali kami selesai bersanggama. Tadinya saya belum mengerti bahwa tubuh saya menuntut banyak gizi untuk menggantikan tenaga saya yang dikuras untuk melayani Nita.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Larangan Hubungan Dengan Atasanku

    Cerita Sex Larangan Hubungan Dengan Atasanku


    682 views

    Perawanku – Cerita Sex Larangan Hubungan Dengan Atasanku, Mbak Lia kurang lebih baru 2 minggu bekerja sebagai atasanku sebagai Accounting Manager. Sebagai atasan baru, ia sering memanggilku ke ruang kerjanya untuk menjelaskan overbudget yang terjadi pada bulan sebelumnya, atau untuk menjelaskan laporan mingguan yang kubuat. Aku sendiri sudah termasuk staf senior. Tapi mungkin karena latar belakang pendidikanku tidak cukup mendukung, management memutuskan merekrutnya. Ia berasal dari sebuah perusahaan konsultan keuangan.

    Usianya kutaksir sekitar 25 hingga 30 tahun. Sebagai atasan, sebelumnya kupanggil “Bu”, walau usiaku sendiri 10 tahun di atasnya. Tapi atas permintaanya sendiri, seminggu yang lalu, ia mengatakan lebih suka bila di panggil “Mbak”. Sejak saat itu mulai terbina suasana dan hubungan kerja yang hangat, tidak terlalu formal. Terutama karena sikapnya yang ramah. Ia sering langsung menyebut namaku, sesekali bila sedang bersama rekan kerja lainnya, ia menyebut “Pak”.

    Dan tanpa kusadari pula, diam-diam aku merasa betah dan nyaman bila memandang wajahnya yang cantik dan lembut menawan. Ia memang menawan karena sepasang bola matanya sewaktu-waktu dapat bernar-binar, atau menatap dengan tajam. Tapi di balik itu semua, ternyata ia suka mendikte. Mungkin karena telah menduduki jabatan yang cukup tinggi dalam usia yang relatif muda, kepercayaan dirinya pun cukup tinggi untuk menyuruh seseorang melaksanakan apa yang diinginkannya.

    Mbak Lia selalu berpakaian formal. Ia selalu mengenakan blus dan rok hitam yang agak menggantung sedikit di atas lutut. Bila sedang berada di ruang kerjanya, diam-diam aku pun sering memandang lekukan pinggulnya ketika ia bangkit mengambil file dari rak folder di belakangnya. Walau bagian bawah roknya lebar, tetapi aku dapat melihat pinggul yang samar-samar tercetak dari baliknya. Sangat menarik, tidak besar tetapi jelas bentuknya membongkah, memaksa mata lelaki menerawang untuk mereka-reka keindahannya.

    Di dalam ruang kerjanya yang besar, persis di samping meja kerjanya, terdapat seperangkat sofa yang sering dipergunakannya menerima tamu-tamu perusahaan. Sebagai Accounting Manager, tentu selalu ada pembicaraan-pembicaraan ‘privacy’ yang lebih nyaman dilakukan di ruang kerjanya daripada di ruang rapat.

    Aku merasa beruntung bila dipanggil Mbak Lia untuk membahas cash flow keuangan di kursi sofa itu. Aku selalu duduk persis di depannya. Dan bila kami terlibat dalam pembicaraan yang cukup serius, ia tidak menyadari roknya yang agak tersingkap. Di situlah keberuntunganku. Aku dapat melirik sebagian kulit paha yang berwarna gading. Kadang-kadang lututnya agak sedikit terbuka sehingga aku berusaha untuk mengintip ujung pahanya. Tapi mataku selalu terbentur dalam kegelapan. Andai saja roknya tersingkap lebih tinggi dan kedua lututnya lebih terbuka, tentu akan dapat kupastikan apakah bulu-bulu halus yang tumbuh di lengannya juga tumbuh di sepanjang paha hingga ke pangkalnya. Bila kedua lututnya rapat kembali, lirikanku berpindah ke betisnya. Betis yang indah dan bersih. Terawat. Ketika aku terlena menatap kakinya, tiba-tiba aku dikejutkan oleh pertanyaan Mbak Lia..

    “Jhony, aku merasa bahwa kau sering melirik ke arah betisku. Apakah dugaanku salah?” Aku terdiam sejenak sambil tersenyum untuk menyembunyikan jantungku yang tiba-tiba berdebar.

    “Jhony, salahkah dugaanku?”

    “Hmm.., ya, benar Mbak,” jawabku mengaku, jujur. Mbak Lia tersenyum sambil menatap mataku.

    “Mengapa?”

    Aku membisu. Terasa sangat berat menjawab pertanyaan sederhana itu. Tapi ketika menengadah menatap wajahnya, kulihat bola matanya berbinar-binar menunggu jawabanku.

    “Saya suka kaki Mbak. Suka betis Mbak. Indah. Dan..,” setelah menarik nafas panjang, kukatakan alasan sebenarnya.

    “Saya juga sering menduga-duga, apakah kaki Mbak juga ditumbuhi bulu-bulu.”

    “Persis seperti yang kuduga, kau pasti berkata jujur, apa adanya,” kata Mbak Tia sambil sedikit mendorong kursi rodanya.

    “Agar kau tidak penasaran menduga-duga, bagaimana kalau kuberi kesempatan memeriksanya sendiri?”

    “Sebuah kehormatan besar untukku,” jawabku sambil membungkukan kepala, sengaja sedikit bercanda untuk mencairkan pembicaraan yang kaku itu.

    “Kompensasinya apa?”

    “Sebagai rasa hormat dan tanda terima kasih, akan kuberikan sebuah ciuman.”

    “Bagus, aku suka. Bagian mana yang akan kau cium?”

    “Betis yang indah itu!”

    “Hanya sebuah ciuman?”

    “Seribu kali pun aku bersedia.”

    Mbak Tia tersenyum manis dikulum. Ia berusaha manahan tawanya.

    “Dan aku yang menentukan di bagian mana saja yang harus kau cium, OK?”

    “Deal, my lady!”

    “I like it!” kata Mbak Lia sambil bangkit dari sofa.

    Ia melangkah ke mejanya lalu menarik kursinya hingga ke luar dari kolong mejanya yang besar. Setelah menghempaskan pinggulnya di atas kursi kursi kerjanya yang besar dan empuk itu, Mbak Lia tersenyum. Matanya berbinar-binar seolah menaburkan sejuta pesona birahi. Pesona yang membutuhkan sanjungan dan pujaan.

    “Periksalah, Jhony. Berlutut di depanku!” Aku membisu. Terpana mendengar perintahnya.

    “Kau tidak ingin memeriksanya, Jhony?” tanya Mbak Lia sambil sedikit merenggangkan kedua lututnya.

    Sejenak, aku berusaha meredakan debar-debar jantungku. Aku belum pernah diperintah seperti itu. Apalagi diperintah untuk berlutut oleh seorang wanita. Bibir Mbak Lia masih tetap tersenyum ketika ia lebih merenggangkan kedua lututnya.

    “Jhony, kau tahu warna apa yang tersembunyi di pangkal pahaku?” Aku menggeleng lemah, seolah ada kekuatan yang tiba-tiba merampas sendi-sendi di sekujur tubuhku.

    Tatapanku terpaku ke dalam keremangan di antara celah lutut Mbak Lia yang meregang. Akhirnya aku bangkit menghampirinya, dan berlutut di depannya. Sebelah lututku menyentuh karpet. Wajahku menengadah. Mbak Tia masih tersenyum. Telapak tangannya mengusap pipiku beberapa kali, lalu berpindah ke rambutku, dan sedikit menekan kepalaku agar menunduk ke arah kakinya.

    “Ingin tahu warnanya?” Aku mengangguk tak berdaya.

    “Kunci dulu pintu itu,” katanya sambil menunjuk pintu ruang kerjanya. Dan dengan patuh aku melaksanakan perintahnya, kemudian berlutut kembali di depannya.

    Mbak Lia menopangkan kaki kanannya di atas kaki kirinya. Gerakannya lambat seperti bermalas-malasan. Pada saat itulah aku mendapat kesempatan memandang hingga ke pangkal pahanya. Dan kali ini tatapanku terbentur pada secarik kain tipis berwarna putih. Pasti ia memakai G-String, kataku dalam hati. Sebelum paha kanannya benar-benar tertopang di atas paha kirinya, aku masih sempat melihat bulu-bulu ikal yang menyembul dari sisi-sisi celana dalamnya. Segitiga tipis yang hanya selebar kira-kira dua jari itu terlalu kecil untuk menyembunyikan semua bulu yang mengitari pangkal pahanya. Bahkan sempat kulirik bayangan lipatan bibir di balik segitiga tipis itu.

    “Suka?” Aku mengangguk sambil mengangkat kaki kiri Mbak Lia ke atas lututku.

    Ujung hak sepatunya terasa agak menusuk. Kulepaskan klip tali sepatunya. Lalu aku menengadah. Sambil melepaskan sepatu itu. Mbak Tia mengangguk. Tak ada komentar penolakan. Aku menunduk kembali. Mengelus-elus pergelangan kakinya. Kakinya mulus tanpa cacat. Ternyata betisnya yang berwarna gading itu mulus tanpa bulu halus. Tapi di bagian atas lutut kulihat sedikit ditumbuhi bulu-bulu halus yang agak kehitaman. Sangat kontras dengan warna kulitnya. Aku terpana. Mungkinkah mulai dari atas lutut hingga.., hingga.. Aah, aku menghembuskan nafas. Rongga dadaku mulai terasa sesak. Wajahku sangat dekat dengan lututnya. Hembusan nafasku ternyata membuat bulu-bulu itu meremang.

    “Indah sekali,” kataku sambil mengelus-elus betisnya. Kenyal.

    “Suka, Jhony?” Aku mengangguk.

    “Tunjukkan bahwa kau suka. Tunjukkan bahwa betisku indah!”

    Aku mengangkat kaki Mbak Lia dari lututku. Sambil tetap mengelus betisnya, kuluruskan kaki yang menekuk itu. Aku sedikit membungkuk agar dapat mengecup pergelangan kakinya. Pada kecupan yang kedua, aku menjulurkan lidah agar dapat mengecup sambil menjilat, mencicipi kaki indah itu. Akibat kecupanku, Mbak Lia menurunkan paha kanan dari paha kirinya. Dan tak sengaja, kembali mataku terpesona melihat bagian dalam kanannya. Karena ingin melihat lebih jelas, kugigit bagian bawah roknya lalu menggerakkan kepalaku ke arah perutnya. Ketika melepaskan gigitanku, kudengar tawa tertahan, lalu ujung jari-jari tangan Mbak Lia mengangkat daguku. Aku menengadah.

    “Kurang jelas, Jhony?” Aku mengangguk.

    Mbak Lia tersenyum nakal sambil mengusap-usap rambutku. Lalu telapak tangannya menekan bagian belakang kepalaku sehingga aku menunduk kembali. Di depan mataku kini terpampang keindahan pahanya. Tak pernah aku melihat paha semulus dan seindah itu. Bagian atas pahanya ditumbuhi bulu-bulu halus kehitaman. Bagian dalamnya juga ditumbuhi tetapi tidak selebat bagian atasnya, dan warna kehitaman itu agak memudar. Sangat kontras dengan pahanya yang berwarna gading.

    Aku merinding. Karena ingin melihat paha itu lebih utuh, kuangkat kaki kanannya lebih tinggi lagi sambil mengecup bagian dalam lututnya. Dan paha itu semakin jelas. Menawan. Di paha bagian belakang mulus tanpa bulu. Karena gemas, kukecup berulang kali. Kecupan-kecupanku semakin lama semakin tinggi. Dan ketika hanya berjarak kira-kira selebar telapak tangan dari pangkal pahanya, kecupan-kecupanku berubah menjadi ciuman yang panas dan basah.

    Sekarang hidungku sangat dekat dengan segitiga yang menutupi pangkal pahanya. Karena sangat dekat, walau tersembunyi, dengan jelas dapat kulihat bayangan bibir kewanitaannya. Ada segaris kebasahan terselip membayang di bagian tengah segitiga itu. Kebasahan yang dikelilingi rambut-rambut ikal yang menyelip dari kiri kanan G-stringnya. Sambil menatap pesona di depan mataku, aku menarik nafas dalam-dalam. Tercium aroma segar yang membuatku menjadi semakin tak berdaya. Aroma yang memaksaku terperangkap di antara kedua belah paha Mbak Lia. Ingin kusergap aroma itu dan menjilat kemulusannya.

    Mbak Lia menghempaskan kepalanya ke sandaran kursi. Menarik nafas berulang kali. Sambil mengusap-usap rambutku, diangkatnya kaki kanannya sehingga roknya semakin tersingkap hingga tertahan di atas pangkal paha.

    “Suka Jhony?”

    “Hmm.. Hmm..!” jawabku bergumam sambil memindahkan ciuman ke betis dan lutut kirinya.

    Lalu kuraih pergelangan kaki kanannya, dan meletakkan telapaknya di pundakku. Kucium lipatan di belakang lututnya. Mbak Lia menggelinjang sambil menarik rambutku dengan manja. Lalu ketika ciuman-ciumanku merambat ke paha bagian dalam dan semakin lama semakin mendekati pangkal pahanya, terasa tarikan di rambutku semakin keras. Dan ketika bibirku mulai mengulum rambut-rambut ikal yang menyembul dari balik G-stringnya, tiba-tiba Mbak Lia mendorong kepalaku.

    Aku tertegun. Menengadah. Kami saling menatap. Tak lama kemudian, sambil tersenyum menggoda, Mbak Lia menarik telapak kakinya dari pundakku. Ia lalu menekuk dan meletakkan telapak kaki kanannya di permukaan kursi. Pose yang sangat memabukkan. Sebelah kaki menekuk dan terbuka lebar di atas kursi, dan yang sebelah lagi menjuntai ke karpet.

    Memek Bersih sungguh nikmat

    “Suka Jhony?”

    “Hmm.. Hmm..!”

    “Jawab!”

    “Suka sekali!”

    Pemandangan itu tak lama. Tiba-tiba saja Mbak Tia merapatkan kedua pahanya sambil menarik rambutku.

    “Nanti ada yang melihat bayangan kita dari balik kaca. Masuk ke dalam, Jhony,” katanya sambil menunjuk kolong mejanya.

    Aku terkesima. Mbak Tia merenggut bagian belakang kepalaku, dan menariknya perlahan. Aku tak berdaya. Tarikan perlahan itu tak mampu kutolak. Lalu Mbak Lia tiba-tiba membuka ke dua pahanya dan mendaratkan mulut dan hidungku di pangkal paha itu. Kebasahan yang terselip di antara kedua bibir kewanitaan terlihat semakin jelas. Semakin basah. Dan di situlah hidungku mendarat. Aku menarik nafas untuk menghirup aroma yang sangat menyegarkan. Aroma yang sedikit seperti daun pandan tetapi mampu membius saraf-saraf di rongga kepala.

    “Suka Jhony?”

    “Hmm.. Hmm..!”

    “Sekarang masuk ke dalam!” ulangnya sambil menunjuk kolong mejanya.

    Aku merangkak ke kolong mejanya. Aku sudah tak dapat berpikir waras. Tak peduli dengan segala kegilaan yang sedang terjadi. Tak peduli dengan etika, dengan norma-norma bercinta, dengan sakral dalam percintaan. Aku hanya peduli dengan kedua belah paha mulus yang akan menjepit leherku, jari-jari tangan lentik yang akan menjambak rambutku, telapak tangan yang akan menekan bagian belakang kepalaku, aroma semerbak yang akan menerobos hidung dan memenuhi rongga dadaku, kelembutan dan kehangatan dua buah bibir kewanitaan yang menjepit lidahku, dan tetes-tetes birahi dari bibir kewanitaan yang harus kujilat berulang kali agar akhirnya dihadiahi segumpal lendir orgasme yang sudah sangat ingin kucucipi.

    Di kolong meja, Mbak Lia membuka kedua belah pahanya lebar-lebar. Aku mengulurkan tangan untuk meraba celah basah di antara pahanya. Tapi ia menepis tanganku.

    “Hanya lidah, Jhony! OK?”

    Aku mengangguk. Dan dengan cepat membenamkan wajahku di G-string yang menutupi pangkal pahanya. Menggosok-gosokkan hidungku sambil menghirup aroma pandan itu sedalam-dalamnya. Mbak Lia terkejut sejenak, lalu ia tertawa manja sambil mengusap-usap rambutku.

    “Rupanya kau sudah tidak sabar ya, Jhony?” katanya sambil melingkarkan pahanya di leherku.

    “Hm..!”

    “Haus?”

    “Hm!”

    “Jawab, Jhony!” katanya sambil menyelipkan tangannya untuk mengangkat daguku. Aku menengadah.

    “Haus!” jawabku singkat.

    Tangan Mbak Lia bergerak melepaskan tali G-string yang terikat di kiri dan kanan pinggulnya. Aku terpana menatap keindahan dua buah bibir berwarna merah yang basah mengkilap. Sepasang bibir yang di bagian atasnya dihiasi tonjolan daging pembungkus clit yang berwarna pink. Aku termangu menatap keindahan yang terpampang persis di depan mataku.

    “Jangan diam saja. Jhony!” kata Mbak Lia sambil menekan bagian belakang kepalaku.

    “Hirup aromanya!” sambungnya sambil menekan kepalaku sehingga hidungku terselip di antara bibir kewanitaannya.

    Pahanya menjepit leherku sehingga aku tak dapat bergerak. Bibirku terjepit dan tertekan di antara dubur dan bagian bawah vaginanya. Karena harus bernafas, aku tak mempunyai pilihan kecuali menghirup udara dari celah bibir kewanitaannya. Hanya sedikit udara yang dapat kuhirup, sesak tetapi menyenangkan. Aku menghunjamkan hidungku lebih dalam lagi. Mbak Lia terpekik. Pinggulnya diangkat dan digosok-gosokkannya dengan liar hingga hidungku basah berlumuran tetes-tetes birahi yang mulai mengalir dari sumbernya. Aku mendengus. Mbak Lia menggelinjang dan kembali mengangkat pinggulnya. Kuhirup aroma kewanitaannya dalam-dalam, seolah vaginanya adalah nafas kehidupannku.

    “Fantastis!” kata Mbak Lia sambil mendorong kepalaku dengan lembut. Aku menengadah. Ia tersenyum menatap hidungku yang telah licin dan basah.

    “Enak ‘kan?” sambungnya sambil membelai ujung hidungku.

    “Segar!” Mbak Lia tertawa kecil.

    “Kau pandai memanjakanku, Jhony. Sekarang, kecup, jilat, dan hisap sepuas-puasmu. Tunjukkan bahwa kau memuja ini,” katanya sambil menyibakkan rambut-rambut ikal yang sebagian menutupi bibir kewanitaannya.

    “Jilat dan hisap dengan rakus. Tunjukkan bahwa kau memujanya. Tunjukkan rasa hausmu! Jangan ada setetes pun yang tersisa! Tunjukkan dengan rakus seolah ini adalah kesempatan pertama dan yang terakhir bagimu!”

    Aku terpengaruh dengan kata-katanya. Aku tak peduli walaupun ada nada perintah di setiap kalimat yang diucapkannya. Aku memang merasa sangat lapar dan haus untuk mereguk kelembutan dan kehangatan vaginanya. Kerongkonganku terasa panas dan kering. Aku merasa benar-benar haus dan ingin segera mendapatkan segumpal lendir yang akan dihadiahkannya untuk membasahi kerongkongannku. Lalu bibir kewanitaannya kukulum dan kuhisap agar semua kebasahan yang melekat di situ mengalir ke kerongkonganku. Kedua bibir kewanitaannya kuhisap-hisap bergantian.

    Kepala Mbak Lia terkulai di sandaran kursinya. Kaki kanannya melingkar menjepit leherku. Telapak kaki kirinya menginjak bahuku. Pinggulnya terangkat dan terhempas di kursi berulang kali. Sesekali pinggul itu berputar mengejar lidahku yang bergerak liar di dinding kewanitaannya. Ia merintih setiap kali lidahku menjilat clitnya. Nafasnya mengebu. Kadang-kadang ia memekik sambil menjambak rambutku.

    “Ooh, ooh, Jhony! Jhony!” Dan ketika clitnya kujepit di antara bibirku, lalu kuhisap dan permainkan dengan ujung lidahku, Mbak Lia merintih menyebut-nyebut namaku..

    “Jhony, nikmat sekali sayang.. Jhony! Ooh.. Jhony!”

    Ia menjadi liar. Telapak kakinya menghentak-hentak di bahu dan kepalaku. Paha kanannya sudah tidak melilit leherku. Kaki itu sekarang diangkat dan tertekuk di kursinya. Mengangkang. Telapaknya menginjak kursi. Sebagai gantinya, kedua tangan Mbak Lia menjambak rambutku. Menekan dan menggerak-gerakkan kepalaku sekehendak hatinya.

    “Jhony, julurkan lidahmuu! Hisap! Hisaap!”

    Aku menjulurkan lidah sedalam-dalamnya. Membenamkan wajahku di vaginanya. Dan mulai kurasakan kedutan-kedutan di bibir vaginanya, kedutan yang menghisap lidahku, mengundang agar masuk lebih dalam. Beberapa detik kemudian, lendir mulai terasa di ujung lidahku. Kuhisap seluruh vaginanya. Aku tak ingin ada setetes pun yang terbuang. Inilah hadiah yang kutunggu-tunggu. Hadiah yang dapat menyejukkan kerongkonganku yang kering. Kedua bibirku kubenamkan sedalam-dalamnya agar dapat langsung menghisap dari bibir vaginanya yang mungil.

    “Jhony! Hisap Jhony!”

    Aku tak tahu apakah rintihan Mbak Lia dapat terdengar dari luar ruang kerjanya. Seandainya rintihan itu terdengar pun, aku tak peduli. Aku hanya peduli dengan lendir yang dapat kuhisap dan kutelan. Lendir yang hanya segumpal kecil, hangat, kecut, yang mengalir membasahi kerongkonganku. Lendir yang langsung ditumpahkan dari vagina Mbak Lia, dari pinggul yang terangkat agar lidahku terhunjam dalam.

    “Oh, fantastis,” gumam Mbak Lia sambil menghenyakkan kembali pinggulnya ke atas kursinya.

    Ia menunduk dan mengusap-usap kedua belah pipiku. Tak lama kemudian, jari tangannya menengadahkan daguku. Sejenak aku berhenti menjilat-jilat sisa-sisa cairan di permukaan kewanitaannya.

    “Aku puas sekali, Jhony,” katanya. Kami saling menatap. Matanya berbinar-binar. Sayu. Ada kelembutan yang memancar dari bola matanya yang menatap sendu.

    “Jhony.”

    “Hm..”

    “Tatap mataku, Jhony.” Aku menatap bola matanya.

    “Jilat cairan yang tersisa sampai bersih”

    “Hm..” jawabku sambil mulai menjilati vaginanya.

    “Jangan menunduk, Jhony. Jilat sambil menatap mataku. Aku ingin melihat erotisme di bola matamu ketika menjilat-jilat vaginaku.”

    Aku menengadah untuk menatap matanya. Sambil melingkarkan kedua lenganku di pinggulnya, aku mulai menjilat dan menghisap kembali cairan lendir yang tersisa di lipatan-lipatan bibir kewanitaannya.

    “Kau memujaku, Jhony?”

    “Ya, aku memuja betismu, pahamu, dan di atas segalanya, yang ini.., muuah!” jawabku sambil mencium kewanitaannya dengan mesra sepenuh hati.

    Mbak Lia tersenyum manja sambil mengusap-usap rambutku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Layanan Pijat Pada Penisku

    Cerita Sex Layanan Pijat Pada Penisku


    839 views

    Perawanku – Cerita Sex Layanan Pijat Pada Penisku, Sebelumnya aku perkenalkan diri, namaku Asep (samaran), 21 tahun, tinggi 171 cm, berat yang ideal. Aku tergolong cowok yang cakep dan banyak sekali yang naksir aku, tapi yah.. gimana ya! aku punya penis yang cukup besar untuk bisa bikin cewek klepek-klepek dan tidak tahan untuk beberapa kali orgasme.

    Kepala batang kemaluan yang besar dan ditumbuhi rambut yang cukup rapi, rata dan tidak gondrong karena nanti bisa mengganggu cewek untuk “karaoke”. Aku mempunyai daya sex yang tinggi sekali. Aku bisa melakukan onani sampai 3 – 4 kali. Hobiku nonton bokep, sehingga aku cukup mahir dalam gaya-gaya yang bisa buat cewek kelaparan sex. Setelah nonton film bokep aku tidak lupa untuk onani.

    Kisah ini berawal dari membeli nasi kuning di pagi hari. Seperti biasa tiap pagi perutku tidak bisa diajak kompromi untuk berunding tentang masalah makan, langsung saja setelah merapikan diri (belum mandi nih) langsung mencari makanan untuk mengganjal perut yang “ngomel” ini. Setelah beberapa lama putar-putar dengan motor, aku ketemu dengan seorang cewek yang menjual nasi kuning yang laris sekali.

    Setelah kuparkir di samping tempat jualannya itu, lalu aku ngantri untuk mendapat giliran nasi kuning. Aku kagum sekali dengan penjual nasi kuning ini. Kuketahui namanya Naning, umurnya kira-kira 25 tahun dan dia memiliki wajah yang natural sekali dan cantik, apalagi dia kelihatan baru mandi kelihatan dari rambut yang belum kering penuh. Dia tingginya 165 cm dan berat yang ideal (langsing dan seksi) dengan rambut yang pendek sebahu. Dia memiliki susu yang cukupan (34), cukup bisa untuk dikulum dan dijilat kok! cerita panas.

    Waktu itu Naning memakai kaos oblong yang agak longgar dan celana batik komprang. Aku mengambil posisi di sampingnya, tepatnya di tempat pengambilan bungkus nasi kuning yang letaknya agak ke bawah. Dari posisi itu aku dengan leluasa melihat bentuk susu Naning yang dibungkus kaos dan BH, walaupun tidak begitu besar aku suka sekali dengan susunya yang masih tegak dan padat berisi. cerita panas.

    Sesekali aku membayangkan kalau memegang susu Naning dari belakang dan meremas-remas serta sesekali memelintir-lintir puting susunya dengan erangan nafsu yang binal, wouw, asik tenan dan ee.. penisku kok jadi tegang! Saat Naning mengambil bungkusan nasi kuning di depanku, aku bisa melihat dengan jelas susu Naning yang terbungkus BH, putih, mulus dan tegak, nek! Aku semakin menegakkan posisi berdiriku untuk lebih bisa leluasa melihat susu Naning yang mulus itu. Weoe.. ini baru susu perawan yang kucari, padet dan putih serta masih tegak lagi.. Ya.. andaikan..! kata hati berharap besar untuk mencoba vagina dan susu untuk dijilati, pasti dia suka dan menggeliat deh. cerita panas.

    Setelah beberapa menit kemudian, pembeli sudah tidak ada lagi tinggal aku sebagai pembeli yang terakhir.

    “Mau beli nasi kuning, Mas?” sapanya mengambil bungkus nasi di depanku, aku tidak langsung jawab karena asik sekali melihat susu Naning menggelantung itu.
    “E.. Mas jadi beli nggak sih..” Sapa Naning agak ketus.
    “Oh.. ya Mbak, 1 saja ya.. sambel tambah deh..” sambil gelagapan kubalas sapaan Naning.

    Aku yakin tadi si Naning mengetahui tingkah lakuku yang memandangi terus dadanya yang aduhai itu, oleh karena itu aku sengaja tanya-tanya apa saja yang bisa buat dia lupa dengan kejadian yang tadi. Dari hasil pembicaraan itu kami saling mengenal satu sama yang lain walaupun sebatas nama dan sekitarnya. Naning ini anak kedua dari tiga bersaudara, dia tidak kuliah lagi karena tuntutan orangtuanya untuk membantu berjualan nasi kuning saja. Aku berniat untuk membantu Naning untuk beres-beres dagangannya, karena aku tahu bahwa aku adalah pembeli terakhir dan nasi kuning sudah habis terjual. cerita panas.

    “E.. boleh nggak kalau Asep bantuin beres-beres barangnya?” rayuku.
    “Jangan! ngerepotin saja,” sambil malu-malu Naning berkata.
    “Nggak kok, boleh ya..” rayuku.

    Sampai beberapa menit aku merayu agar bisa membantu Naning untuk beres-beres dagangannya, akhirnya aku bisa juga. Memang sih, barang-barang untuk jualan nasi kuning tidak begitu banyak, jadi hanya perlu satu kali jalan saja. Aku membawa barang yang berat dan Naning yang ringan. Setelah sesampai di rumahnya, cerita panas.

    “Mas, diletakkan di atas meja saja, sebentar ya.. aku ke kamar mandi sebentar, kalau mau makan nasi kuningnya ambil sendok di dapur sendiri ya..” kata Naning dengan melanjutkan langkahnya ke kamar mandi.

    Setelah beberapa menit aku duduk-duduk dan mengamati rumahnya, aku terasa lapar sekali dan berniat untuk mengambil sendok di dapur yang letaknya tidak begitu jauh dari kamar mandi Naning. Sesampainya di dapur, terdengar Naning suara pintu dari kamar mandi, eh ternyata Naning barusan saja masuk ke kamar mandi dan kesempatan ini aku tidak sia-siakan saja.

    Aku berjalan pelan-pelan ke depan pintu kamar mandi itu dan jongkok di depan lubang pintu kamar mandi sehingga bisa melihat apa yang ada di dalam sana walaupun memang agak sempit sih. Wow.. wow.. aku melihat Naning yang masih berpakaian lengkap dan mulai dia meletakkan handuknya di tempat samping pintu kamar mandi, lalu pelan-pelan dia melepas kaos longgarnya dan terlihatlah susunya yang putih bersih tanpa cacat yang masih terbungkus dengan BH. cerita panas.

    Dan perlahan-lahan dia melepaskan tali pengikat celana batik yang dipakainya dan menurunkan pelan-pelan dan ah.. terlihat pinggul yang oke sekali putih, dan paha dan betis yang ideal tenan dengan memakai CD yang tengah bawahnya menggelembung seperti bakpaw. Itu pasti vaginanya. Ah.. ayo cepetan buka dong, hati yang tidak sabaran ingin tau sekali isi CD itu.

    Dan akhirnya dia melepaskan ikatan BH dan.. berbandullah susu Naning yang merangsang batang kemaluanku untuk tegang (puting yang coklat kemerahan yang cukup besar untuk dipelintir deh.. ah) dan sialnya, Naning meletakkan BH-nya pas di lubang pintu sehingga pandanganku terhalang dengan BH Naning. Ya.. asem tenan, masak susunya udah ditutup, aku kecewa sekali dan aku kembali duduk di teras sambil makan nasi kuning sambil menutup pintu depan rumah Naning. cerita panas.

    Dan beberapa menit kemudian, Naning keluar dari kamar mandi, Ee.. dia pakai handuk yang dililitkan ke badannya. Handuk yang amat-amat mini sekali deh, panjangnya di dekat pangkal paha, oh.. indah sekali. Dia hanya pakai BH dan CD di dalam handuk, karena terlihat di pantatnya yang padat itu terawah CD-nya dan tali BH yang ada di bahunya.

    “Ee.. Mas Asep kenapa kok bengong?”
    “Oo.. e.. o.. tidak.. kok ini pedas,” sambil melanjutkan makannya.
    “Ya.. ambil saja minum di belakang, aku mau ganti dulu,” saut Naning sambil melangkah ke kamarnya yang letaknya di sampingku dan dia menutupnya tidak penuh.

    2 menit kemudian,

    “Mas Asep bisa bantuin Naning ambilin bedak di kamar mandi, nggak?”
    “Ya.. sebentar!” aku langsung menuju ke kamar mandi dan mengambil bedak yang dia maksudkan.
    “Ini bedaknya,” aku masih di luar pintu kamar Naning.
    “Masuk saja Mas tidak dikunci kok,” saut Naning.

    Setelah aku membuka pintu dan masuk ke kamar Naning, terlihat Naning sedang di depan seperti sambil duduk dan dia tetap pakai handuk yang dia pakai tadi sambil menyisir rambut basahnya itu, sambil mendekat. cerita panas.

    “Ini Mbak bedaknya,” sambil menyodorkan bedak ke arah Naning.
    “E.. bisa minta bantuan nggak!” sambil membalikkan muka ke arahku.
    “Apa tuh..”
    “Bantuin aku untuk meratakan bedak di punggungku dong, aku kan tidak bisa meratakan sendiri,” kata Naning menerangkan permintaannya.
    “Apa? meratakan ke tubuh Mbak, apa tidak..” basa basiku.

    Sebelum kata itu berakhir,

    “Takut ketahuan ortuku ya.. atau orang lain, ortu lagi pergi dan kalau malu ya tutup saja pintu itu,” kata Naning.

    Aku melangkah ke arah pintu kamar Naning dan menutup pintu itu dan tidak lupa aku menguncinya, setelah itu aku balik ke arah Mbak Naning dan woow.. wowo.. wow.. woow.. dia sudah terkurap di atas ranjang dengan handuk yang tidak dililitkan lagi, hanya sebagai penutup bagian tubuh belakang saja. Dan aku menuju pinggir ranjang di samping Naning. cerita panas.

    “Udah, mulai meratakan saja, e.. yang rata lho..!” sambil menoleh ke belakang dan mengangkat kepalanya ke atas bantal.

    Aku mulai dari punggung atas mulus Naning, aku taburkan dulu bedak di sekeliling punggung atas Naning dan meratakan dengan tanganku. Ayy.. mulus sekali ini punggung, batang kemaluanku mulai tegang tapi aku tahan jangan sampai ketahuan deh. Meratakan dari atas punggung, ke samping kiri dan kanan, aku sengaja sambil mengelus-elus lembut, punggung Naning dan terdengar sayup-sayup nafas Naning yang panjang. Aku mulai menurunkan tanganku untuk meratakan ke bagian punggung bagian tengah yang masih tertutup oleh handuk.

    “Mas Asep, kalau handuknya menghalangi ya.. di lepas saja,” kata Naning sambil metutup matanya.
    “Ya.. boleh,” hati berdebar ingin tahu apa yang ada di dalam sana.

    Aku mulai menyingkap handuk dan ah.. wowowo terlihatlah punggung Naning dan pantat yang tegak putih terlihat bebas, batang kemaluanku tambah tegang saja melihat pemandangan yang begitu indahnya, kulit Naning memang sangat mulus tanpa cacat sama sekali. Aku mulai menaburkan bedak di atas punggung Naning sampai di atas pantat Naning yang masih tertutup oleh CD, setelah menaburkan bedak aku mulai meratakan dengan kedua tanganku ini.

    Ah.. aku juga bisa menikmati tubuh Naning yang belakang dengan meraba-raba dan mengelus-elus dengan lembut, aku sengaja tidak membuka kaitan BH-nya ya.. biar dia yang minta saja dibukakan. Sambil menyenggol-nyenggol kaitan BH Naning agar Naning merasa aku kehalangan dengan kaitan BH-nya itu dan..

    “Mas, kaitan BH-nya dicopot saja biar bisa meratakan bedak dengan leluasa,” kata Naning yang masih menutupkan matanya, mungkin agar bisa menikmati rabaan dan elusan tanganku ini.

    Setelah kaitan BH aku buka dan BHnya masih tidak terlepas dari kedua tangan Naning (hanya kaitan BH yang lepas) terlihat olehku tonjolan susu Naning dari pinggir badannya yang mulus itu. Aku pelan-pelan melanjutkan meratan bedak lagi dan sedikit-sedikit turun ke samping badan Naning yang dekat dengan tonjolan susu Naning itu, dengan pelan-pelan aku meraba-raba dengan alasan meratakan bedak. Oh.. kental dan empuk, man! Saat itu juga Naning menarik nafas panjang dan

    “Sesstsst eh..” sambil menggigit bibir bawahnya.

    Aku tahu kalau ia sudah terangsang dan aku teruskan untuk meraba dan meremas sedikit tonjolan susu Naning yang ada di samping badannya itu walaupun puting susunya belum kelihatan, nafas dan erangan lembut masih terdengar walaupun Naning berusaha menyembunyikannya dariku. Aku tidak mau cepat-cepat. Aku melanjutkan meratakan di pinggang Naning, saat aku mengelus-elus di bagian kedua pinggangnya dia mengerang agak keras,

    “Ssts seestt.. ah.. geli Mas jangan di situ ah.. geli yang lain saja,” kata Naning sambil menutup mata dan menggigit bibir bawahnya yang seksi itu.

    Aku mulai menaburkan bedak ke kedua kaki Naning sampai telapak kakinya juga aku beri bedak, selangkangan Naning masih tertutup rapat otomatis aku tidak bisa melihat ke bagian tonjolan vagina yang masih tertutup oleh CD itu. Aku harus bisa bagaimana cara untuk membuka selangkangan ini biar tidak kelihatan, aku sengaja ingin mencicipi vagina Naning, akalku terus berputar. cerita panas.

    Aku mulai meratakan dari pangkal paha Naning, aku mengelus-elus dari atas dan ke bawah berulang kali sambil sedikit-sedikit berusaha melebarkan selangkangan Naning yang masih rapat itu dan lama-lama berhasil juga aku melebarkan selangkangan Naning dan terlihatlah CD Naning yang sudah basah di bagian vaginanya dan Naning sudah mulai terangsang berat, terlihat dari erangan yang makin lama makin keras saja. cerita panas.

    Aku mulai mengelus-elus di bagian paha atas yang dekat dengan pantat Naning masih terbungkus rapi CD-nya. Pelan-pelan aku menyentuhkan ibu jariku di bagian yang basah di CD Naning sambil pura-pura meratakan bedak di bagian dekat pangkal paha. Tersentuh olehku bagian basah CD Naning dan..

    “Ah.. sstt stt.. ah.. eh.. sestt..” Naning makin menggigit bibir bawah dan mengangkat pantatnya sedikit ke atas tapi dia diam saja tidak melarangku untuk melakukan itu semua.

    Aku mulai memberanikan diri dan sekarang aku tidak segan-segan dengan sengaja memegang CD yang basah itu dengan ibu jariku. Aku terus memutar-mutarkan ibu jariku di permukaan vagina Naning yang masih tertutup oleh CD-nya itu, aku tekan dan putar dan gesek-gesek dan makin lama makin cepat gesekan dan tekanan ibu jariku ini.

    “Ah.. oh ye.. sstt ah.. terus.. jang.. an berhenti Sep.. oh.. ye..” Naning mulai terangsang berat dan tidak segan-segan mengeluarkan erangan yang keras.
    “Ya.. tekan yang keras.. Sep.. oh.. ye.. buka.. CD-nya Sep.. please..” permintaan Naning yang masih menutup matanya, sengaja aku tidak mau membuka CD-nya biar dia tersiksa dengan rabaan dan elusan nikmat ibu jari di permukaan vaginanya yang masih tertutup oleh CD-nya itu.
    “Ah.. Sep.. aku.. oh..” Naning menggeliat dan pantatnya naik-turun tidak beraturan ke kanan dan ke kiri dan aku mengerti kalau ini tanda ia mau orgasme pertama kalinya dan sengaja aku berhenti dan..
    “Mbak Naning sekarang berbalik deh..” aku memotong orgasmenya dan dia berhenti menggeliat dan orgasmenya tertunda dengan perkataanku tadi dan sekarang dia berbalik, terlihat wajahnya mencerminkan kekecewaan yang sangat dalam atas tertundanya kenikmatan orgasme yang pertama kali untuk dia.

    Setelah badan Naning dibalikkan terlihat susu Naning yang putih itu walaupun masih tertutup secara tidak sempurna oleh BH yang kaitannya sudah terlepas. Belahan susu Naning terlihat sebagian permukaan susu terlihat tapi putingnya masih tersembunyi di BH. Dan CD yang sudah amat basah dan selangkangan Naning sudah dilebarkannya sendiri sehingga bisa melihat CD yang amat basah itu. cerita panas.

    Aku mulai menaburkan bedak di atas tubuh Naning tapi sedikit sekali. Aku mulai meraba di bagian leher Naning dengan masih menggigit bibir bawahnya dan mata tertutup rapat dan perlahan-lahan turun di dekat bongkahan dada yang aduhai itu dengan sedikit menyenggol-nyenggol BH-nya dan ternyata dia mengerti maksudku dan..

    “Sep, lepas saja semua apa yang ada di tubuhku please, cepet Sep!” kata Naning yang masih menutup mata yang tidak sabaran untuk bercinta denganku karena sudah terangsang berat sekali, apalagi tertundanya orgasme pertamanya.

    Lalu aku pelan-pelan masukkan jari-jariku ke BH Naning, dia semakin mengerang keenakan,

    “Ssstss ah.. ye.. teruss..” kepal Naning ke kanan dan ke kiri apalagi ketika aku memegang puting susunya dan aku segera membuka BH Naning yang dari tadi tidak tahan rasanya aku mau lihat susu mulus Naning.

    Tuing.. tuing.. susu Naning kelihatan jelas di depan wajahku, pelan-pelan aku mulai meraba sekeliling permukaan dada Naning. cerita panas.

    “Ah.. ya.. Sep.. tengahnya Sep.. Sep.. ya.. oh.. te.. rus..” Naning memohon sambil menggigit bibir bawah Naning, aku langsung menjilat ujung puting Naning dengan ujung lidahku dengan sangat pelan-pelan sekali.
    “Ah.. scrut..” aku mencoba rasa puting Naning, aku putar-putar ujung lidahku di atas puting Naning dan di belahan susunya, dia menggeliat sambil mengangkat menurunkan dadanya sehingga menempel penuh di wajahku.

    Kuremas dan tekan susu Naning dengan kedua tanganku, lalu aku pelan-pelan turun ke pusar dengan tetap ujung lidahku bermain di atas perut Naning.

    “Ah.. sstt ah.. oh.. ye.. terus Sep.. ke bawah i.. ya..” aku rasa Naning sudah tidak sabar lagi, tangan Naning mulai memegang batang kemaluanku yang masih di dalam celana, dia meremas-remas dan mengelus-elus.

    Tangan kananku meraba CD Naning dan aku berusaha membuka CD-nya dan Naning membantuku dengan mengangkat pantatnya dan wow.. wow.. vaginanya basah sekali akibat rangsanganku tadi. Vagina Naning dengan bibir yang tipis dan di pinggir vagina tidak ada rambut tapi di atas vaginanya tumbuh rambut yang tipis rapi dengan bentuk segitiga yang pernah kulihat di BF. Aku langsung memainkan klitoris vagina Naning dengan ibu jariku.

    “Ah.. oh.. ya.. sstt terus.. cepat dong.. oh.. ya..” sambil mengangkat pantat dan menggerakkan pinggulnya ke kanan dan ke kiri.

    Aku mulai memasukkan jari telunjuk ke dalam lubang vaginanya, dan aku terus mengocok lubang itu dengan pelan-pelan dan lama kelamaan kocokanku percepat dan tangan satunya memperlebar bibir vagina Naning dan lidahku memainkan k;itorisnya. cerita panas.

    “Ah.. ya.. ye.. terus.. jangan.. ber.. henti.. da.. lam..” katanya sambil patah-patah, dan 3 menit kemudian gerakannya semakin liar mengangkat pantat dan meremas keras-keras batang kemaluanku, aku mempercepat kocokan jariku di vaginanya.
    “Ah.. Sep.. aku.. tidak ta.. han.. ce.. petin.. ah.. sstt.. a.. ku kelu..” dia mengejang, beberaoa detik lamanya dan..
    “Cur.. cur..” keluarlah cairan kental putih kenikmatan dari vagina Naning dan dia lemas di ranjang akibat orgasme yang hebat.

    Aku lalu menarik jariku dari dalam lubang vagina Naning dan menempel cairan kental itu, aku lalu berdiri di samping ranjang dan melepas seluruh pakaianku kecuali CD-ku. Sambil berdiri di samping ranjang Naning, aku melihat batang kemaluanku sudah berdiri dan sedikit-sedikit aku mengocok-ngocok batang kemaluanku dari luar CD agar tetap dalam keadaan ready. Lalu aku duduk di samping Naning yang masih tergeletak lemas dengan meremas-remas susunya dan melintir-lintir putingnya agar dia terangsang lagi dan tangan satunya mengocok-ngocok pelan batang kemaluanku. cerita panas.

    “Mbak Naning hebat deh..” sambil membisikkan dekat di telinganya.
    “Ah.. nggak.. kocokan kamu yang membuat aku terbang,” Naning terbangun dari kelemasannya.
    “Itu masih tanganku, gimana kalau batang kemaluanku yang mengaduk-aduk vagina Mbak?” sautku sambil tetap melintir-lintir puting susu Naning.
    “Sstt ah.. boleh.. cepet ya.. aku tidak tahan nih.. ah.. ye,” kata Naning sambil menahan rangsangan pelintiran puting dari tanganku.

    Lalu aku melebarkan selakanganku di depan Naning dan pelan-pelan Naning mengelus-elus dan mengocok dari luar CD dan dia tidak sabaran langsung dicopot CD-ku dan tuing.. tuing.. batang kemaluanku “ngeper” dan berdiri tegak di depan muka Naning.

    “Wow.. batang kemaluan kamu besar sekali.. kamu rawat ya..” kata Naning sambil mengocok pelan-pelan batang kemaluanku.
    “Iya.. Mbak biar tetap ready untuk Mbak Naning,” kataku sambil tetap melintir puting susu Naning yang menggelantung karena dia dalam posisi nungging.

    Naning langsung memasukkan batang kemaluanku ke mulutnya, dia kulum batang kemaluanku dan jilati sampai rata,

    “Ah.. ya.. sstt ah..” erangku sambil meremas-remas susu Naning, tidak hanya batang kemaluanku yang ditelan oleh Naning, kedua “telur”-ku pun dilahapnya,
    “Plok.. plok..” bunyi sedotan mulut Naning di kedua “telur”-ku dan dilepas dan mulai mengocok-ngocok batang kemaluanku dengan mulutnya lagi.

    Jilatan, gigitan dan sedotan mulut Naning memang membuatku terbang,

    “Ah.. kamu memang hebat, ah.. ses.. ah.. ye..” pujiku ke Naning yang terus mengocok batang kemaluanku dengan mulut binalnya itu.

    5 menit bermain dengan mulut Naning, batang kemaluanku sudah tidak sabaran menerobos masuk vagina Naning yang merah merekah itu. Lalu aku berbaring terlentang di ranjang Naning dan Naning duduk di atas badanku, ternyata Naning mengerti apa mauku, dia langsung memegang batang kemaluanku dan didekatkan ke vaginanya.

    Naning tidak langsung memasukan batang kemaluanku ke vaginanya tapi digesek-gesekkan dahulu di permukaan vaginanya dan selanjutnya.. cerita panas.

    “Bless.. sleep!” masuklah batang kemaluanku ke vagina Naning yang sudah penuh dengan lendir kenikmatan Naning.

    Naning mulai menaikkan pinggul dan menurunkannya kembali dengan pelan-pelan,

    “Aah.. batang kemaluanmu mantep.. Sep.. ah.. ye.. dorong.. Sep yang dalam.. ya!” erang Naning sambil berpegangan dengan dadaku.
    “Oph.. ya.. vagina kamu top.. Ning.. goyang.. te.. rus.. oh.. ye..” kata-kataku patah-patah karena kenikmatan tiada tara dari dinding vagina Naning yang meremas-remas batang kemaluanku, dan sambil meremas-remas susu Naning yang “ngeper” naik turun akibat goyangannya. cerita panas.

    Lama kelamaan goyangan Naning semakin cepat dan binal,

    “Ah.. ye.. kon.. tol.. kamu.. do.. rong.. Sep.. sstt ah.. ye.. oh.. ye..” erang Naning yang sudah tidak karuan goyangannya.

    Lalu aku pun mengimbangi goyangan Naning, aku pegang pinggulnya dan aku mengocok dengan cepat vagina Naning dengan batang kemaluanku dari bawah.

    “Plek.. plek.. plek.. plek..” suara benturan pantat mulus Naning dengan permukaan pinggulku.
    “Oh.. ya.. goyangan.. hebat..” kataku sambil mempercepat kocokan batang kemaluanku di vagina Naning dan sepuluh menit kemudian tubuh Naning menggeliat dan mulai menegang, Naning sedang dalam ambang orgasme yang kedua.
    “Ah.. Sep.. aku.. ti.. tidak.. tah.. aku.. sstt ah.. ya.. ke.. luar.. ah..” kata Naning sambil menempelkan badannya ke badanku dan dia semakin mempercepat gerakan pinggulnya untukmengocok batang kemaluanku dan aku membantunya dengan mengangkat sedikit pantatnya dan mengocok dengan kecepatan penuh.
    “Ah.. aku.. tidak kuat.. lagi Sep.. aku mau.. ke.. luar.. ah.. sesstt.. ah..” dan akhirnya,
    “Ser.. ser..” terasa semprotan cairan hangat di ujung batang kemaluanku yang masih di dalam vagina Naning, tubuh Naning lemas dan aku belum orgasme dan aku ingin menuntaskannya.
    “Mbak aku belum keluar, tuh batang kemaluannya masih berdiri, bantuin ya.. keluarin spermanya!” aku bisikkan di telinga Naning yang masih lemas itu.
    “Kamu memang kuat sekali Sep.. masak kamu belum keluar juga,” kata Naning bangkit dari lemasnya sambil mengocok pelan-pelan batang kemaluanku yang masih tegang dari tadi.
    “Ya.. sedikit lagi nih.. nanggung kalau dibiarkan, entar bisa pusing,” sambil meremas-remas susu Naning.
    “Ya.. udah gimana lagi nih.. vaginaku masih kuat kok menahan kocokan batang kemaluanmu yang nakal itu,” sambil melepaskan kocokan tangannya di batang kemaluanku aku menyuruh Naning untuk nungging

    dan terlihatlah dengan jelas lubang dan vagina Naning yang amat basah dan merahitu. Aku mulai mencium pantat Naning yang semok itu, aku raba-raba di sekitar lubang anusnya dan aku jilati lubang anus Naning, ternyata dia mengerang keasyikan dan tanganku menggesek-gesek vagina Naning dan memasukan jari ke vaginanya.

    “Aah.. stt sstt ya.. Sep.. dimasukkan saja.. a.. aku tidak.. sabar.. manna kontolmu.. ma.. sukin cepat!” Naning tidak sabar sekali dengan kocokan batang kemaluanku.

    Aku mengarahkan batang kemaluanku ke vagina Naning dan aku memperlebar selangkangan Naning agar lebih leluasa untuk kocokan batang kemaluanku dan sedikit tekanan,

    “Bleess.. slleep..” batang kemaluanku langsung masuk ke lubang kenikmatan Naning dengan diiringi dengan erangan Naning menerima batang kemaluanku masuk.
    “Ah.. ye.. goyang.. Sep.. sstt..” Aku langsung mengocok vagina Naning dengan tempo yang sedang.
    “Auggh.. hem.. ye.. te.. rus.. cepat.. ah.. hm..” Naning pun ikut menggoyangkan pantatnya maju-mundur untuk mengimbangi kocokan batang kemaluanku, lalu aku tidak sabaran dan mempercepat kocokan batang kemaluanku.
    “Ya.. ya.. ya.. te.. rus.. ah.. ya.. da.. lam.. Sep.. aku.. ke.. luar..” Naning menggeliat tanda dia mau orgasme yang ketiga kalinya.
    “Ta.. han.. Ning.. aku juga.. mau.. ye.. ah.. ke.. luar..” aku makin mempercepat dengan memegang pinggul Naning.

    Beberapa menit, aku terasa mencapai puncak, terasa spermaku kumpul di ujung batang kemaluan dan mau aku semprotkan. cerita panas.

    “Ya.. kit.. a.. ba.. reng.. ya.. aku.. ke.. luar.. ya..” aku tidak kuat lagi menahan desakan sperma yang sudah penuh dan..
    “Sa.. tu.. Du.. a.. Ti.. g.. crot.. crott ser.. ser..”aku menyemprotkan spermaku di dalam vagina Naning sampai lima semprotan dan Naning jatuh lemas tidak berdaya di atas ranjangnya, aku sedikit mengocok batang kemaluanku dan masih keluar sperma sisa di dalamnya.
    “Makasih ya.. Mbak Naning, vagina kamu cengkramannya bagus kok,” bisikku di telingnya.
    “Ah.. kamu bisa saja.. batang kemaluan kamu juga kocokannya hebat.. kapan-kapan aku mau lagi,” saut Naning sambil meraba-raba dadaku.

    Dan kami tidur bareng saat itu dengan tubuh yang telanjang tanpa apa-apa. Sampai beberapa jam kemudian aku terbangun dari tidurku, dan aku bangun dari tidurku dan melihat Mbak Naning tidak ada di sampingku dan aku keluar dari kamar Naning sambil membawa pakaianku dan aku masih telanjang. Ternyata Naning mandi dan aku sengaja menunggunya di ruang depan sambil mengocok-ngocok batang kemaluanku agar tegang lagi. Dan beberapa menit Naning keluar dan mendekatiku,

    “Lho.. kok tidak dipake bajunya, tuh.. batang kemaluan kamu berdiri lagi,” dan Naning duduk di sebelahku dengan pakai belitan handuk saja.
    “Ya.. Mbak aku mau pulang udah siang nih.. tapi Mbak..” kataku.
    “Apa lagi he..” sambil mengelus-elus pipiku.
    “Keluarin lagi dong, tidak usah dimasukin ya.. oral deh..” rayuku.
    “Ya.. udah.. kamu tenang saja ya..”

    Naning langsung jongkok di selakanganku dan melepas handuknya dan dia sekarang bugil. Langsung dia kulum dan jilati dengan buas sekali, hampir aku tidak tahan menerima perlakuan sepeti ini tapi aku berusaha menahan kocokan mulut binal Naning, dan sampailah beberapa menit aku tidak tahan lagi atas perlakuan Naning dan.. cerita panas.

    “Croot.. croot..” semburan spermaku ke wajah, susu dan rambut Naning.
    “Ah.. ya.. terima kasih ya.. Mbak..” lalu aku memakai bajuku dan..
    “Ya.. kembali, kalau ada waktu datang ya..” kata Naning sambil membersihkan semprotan spermaku di tubuhnya dengan handuk mandinya.

    Lalu aku pamitan untuk pulang. Dan hubungan kami tetap baik, hampir tiap hari aku beli nasi kuning Mbak Naning, kalau memang di rumah sepi aku dan Mbak Naning nge-sex terus, tapi kalau ada orangtuanya mungkin hanya batang kemaluanku di kocok sama tangannya saja. Ya.. gerak cepat tapi puas. Tapi sudah beberapa bulan ini Mbak Naning tidak jualan lagi sehingga nge-sex sama Mbak Naning jadi terganggu.

    Aku harap ada Mbak mbak yang lain yang lebih binal.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Lelaki Hiper Yang Ganas

    Cerita Sex Lelaki Hiper Yang Ganas


    1246 views

    Perawanku – Aku sudah menikah selama 1 tahun ini belum mempunyai momongan, istriku bernama Hanik usianya 25 tahun
    dengan tubuh seksinya tingginya 169 cm payudaranya juga agak besar membuat aku selalu sayang setiap
    harinya apalagi kalau istriku sedang senyum terlihat lesung pipinya membikin manis saja.

    Sedangkan aku bernama Ara, umurku lebih tua dari dia yaitu 5 tahun aku punya hobi bermain golf jadi
    badanku agak hitam disamping itu aku juga punya hobi renang, istriku yang bekerja di perusahaan
    nasional di Jakarta dengan karir yang baik sedang kan aku berwiraswasta sebgai kontraktor bangunan.
    Secara ekonomi dapat dikatakan kami berkecukupan, apalagi kami tidak ada tanggungan, baik saudara
    maupun orangtua. Mungkin itulah yang menyebabkan kami hobi “dugem” setiap malam minggu sekedar untuk
    melepas lelah pikiran dan kejenuhan hidup di Jakarta.

    Namun di malam minggu itu ada sesuatu yang lain yang mengubah hidup kami. Di malam itu, sengaja atau
    tidak, untuk pertama kalinya istriku berselingkuh di depan mataku. Dan aku membiarkannya. Begini awal
    ceritanya.

    “Ra, ayo dong.. Kok dandannya lama amat?!” Hanik, istriku, berteriak dari lantai bawah rumah kami.
    Aku yang memang sedang mematut diri di depan kaca tersenyum mendengarnya, lalu membalas.

    “Iya, sabar sayang, sebentar lagi!”
    5 menit kemudian aku turun dan mendapatinya sedang cemberut di sofa ruang tengah kami. Hanik tampak
    sangat “cute” dengan terusan tipis berdada agak terlalu terbuka berwarna merah marun, sedikit di atas
    lutut dan tanpa lengan.

    Sepatu hak 7 cm dengan warna senada menambah keserasian dan keseksiannya. Dengan polesan make-up
    sederhana, ia tampak manis. Sepertinya ia tidak mengenakan bra.

    “Let’s go, babe.. Senyum dong. Kan mau seneng-seneng?” demikian aku membujuknya sambil kugamit
    lengannya yang mulus dan halus.
    “Hh.. BT nih nungguin kamu! Cium dulu, kalo nggak aku ngambek..!” Hanik memonyongkan bibirnya lucu.
    Aku tersenyum, dan kucium pipinya lembut.    Agen Obat Kuat Pasutri

    “Cup! Tuh, udah dicium. Jangan ngambek lagi dong. Yuk, kita berangkat”. Sedikit kutarik lagi
    lengannya.
    “Hei.. Di bibir. Masa di pipi? Dasar deh, nggak romantis!” Hanik makin cemberut dan membuang muka,
    pura-pura ngambek.

    Maka kupegang dagunya, dan kutolehkan wajahnya ke wajahku, lalu kukecup bibirnya yang tipis itu. Tak
    dinyana, Hanik melakukan “french kiss” yang membuat penisku agak mengeras.
    “Hihihi.. Kok jadi sesak gitu, celananya? Payah deh, gitu aja napsu”. Hanik cekikikan sambil tangannya
    mengelus ringan depan celanaku. Penisku jadi makin keras. Tapi cepat kutampik hal itu karena memang
    kita sudah harus berangkat.

    Jam sudah menunjukkan pk. 11:30 malam.
    “Namanya juga lelaki.. Hehe. Yuk, ah. Udah malem nih, nggak enak nanti ditungguin teman-teman”. Aku
    menggamitnya sekali lagi dan kali ini Hanik menurut. Berangkat juga kami akhirnya.

    Setibanya kami di sebuah Nite Club berlantai dua di bilangan Kuningan, waktu telah menunjukkan lewat
    tengah malam. Langsung saja kami menuju lantai 2 yang menawarkan musik bernuansa pop-jazz yang ringan
    dan mudah dinikmati.

    Dari salah satu pojokan, seorang sahabat Hanik, Poppy, melambaikan tangannya memanggil kami dan
    bereriak agak keras, berusaha mengatasi suara hingar-bingar band yang sedang beraksi.

    “Yuhuu!! Sini, sini!! Ya amplop.. Malem banget sih kalian?? Kita-kita udah pada mau pulang nih!” Poppy
    meledek kami sambil pura-pura menenteng tasnya dan berjalan pergi.
    “Kalau jam segini udah mau pulang, kenapa loe nggak nonton bioskop aja, Neng? Ati-ati ya di jalan..”
    demikian sergah Hanik. Aku cengar-cengir saja memperhatikan mereka.

    Kulihat “gank” kami yang biasa sudah kumpul semua. Pertama ada Poppy dan pacarnya (seorang keturunan
    Chinese yang cukup ganteng bernama Benny)

    Cerita Sex Lelaki Hiper Yang Ganas

    Cerita Sex Lelaki Hiper Yang Ganas

    Mereka masih menunggu restu orang tua untuk menikah karena, maklum, berbeda suku/keturunan. Poppy
    adalah seorang gadis Sunda yang entah mengapa mirip keturunan indo.

    Lalu yang sedang menyalakan cerutu kesukaannya adalah sahabat kentalku Reno dan istrinya yang seorang
    model, Carol, yang malam itu.. Hmm.. Luar biasa dengan rok mini dari bahan kulit warna coklat tua,
    yang memperlihatkan hampir seluruh paha mulusnya, dipadukan dengan blouse ketat berlengan 3/4 warna
    putih dan cukup tipis. Ditambah dengan sepatu hak tingginya membuatku menelan ludah.
    “Hi, guys. Sorry kemaleman. Abis gue dandannya lama sih. Takut Carol nggak naksir lagi, nanti. Anyway,
    Ren, bisa teler gue nyium bau cerutu loe, jeg!”

    Aku ngomong sekenanya sambil tertawa. Carol senyam-senyum (GR kali) dan Reno pura-pura pingsan sambil
    memeletkan lidahnya, sambil jari tengahnya diacungkan ke arahku.

    “Emang nih, genit deh Si Ara.” Hanik berkata seakan setuju dengan ekspresi Reno sambil mencibir ke
    arahku dan tangan kirinya menjewer telinga kananku keras-keras. Aaww!

    Kulihat lagi duduk-duduk santai di sebelah Poppy, sambil merokok, jelalatan dengan jakun yang turun-
    naik karena memolototi makhluk-makhluk feminin yang berpenampilan “minimalis” alias 2/3 telanjang, dua
    bujang lapuk kawan-kawanku sejak SMA, Gary dan Eddy. Mereka tidak pernah membawa pasangan kalau lagi
    di Club.

    “Ngapain kita bawa makanan kalau mau ke buffet?” demikian celetuk Eddy suatu waktu yang lalu saat
    kutanyakan alasannya. Benar juga, pikirku waktu itu. Hehehe.

    “Jangan sampai gitu dong, prens.. Nanti bajunya pada lepas semua!” sambil terbahak Benny mendorong
    Gary agak keras sampai-sampai Eddy yang duduk disebelahnya ikut terdorong. Mata Benny yang agak sipit
    sampai tinggal segaris.. Eh, dua garis deh.

    “Sial, loe, Ben. Minuman gue ampir tumpah! Gue guyur loe, ye!” Eddy mencak-mencak sambil berlagak mau
    menyiram Benny dengan segelas XO nya yang baru sedikit dicicipi.

    “Sini, guyur ke dalam mulut gue. Hehehe.” Benny mangap-mangap persis ikan koki. Kocak sekali wajahnya.
    Hanik dan Poppy sampai tertawa keras sekali. Gary balas mendorong Benny sambil menjitaknya pelan.

    Begitulah, kami berdelapan memang sangat akrab satu dengan yang lainnya, jadi memang seru kalau sudah
    ngumpul semua begini. Rata-rata sudah sekitar 5-10 tahun kami berteman.

    Ada yang dari SMA seperti aku, Gary dan Eddy, ada yang dari kuliah dan ada yang dari teman sekantor,
    seperti Poppy dan Hanik, dan Reno & Eddy. Dari pertemanan seperti itulah kami bertemu, merasa sangat
    cocok satu dengan yang lainnya, dan lalu bersahabat seperti sekarang.

    “Gini, gini..” Gary tiba-tiba angkat bicara dengan logat betawinya yang khas.

    “Gue ade usul, dijamin seru. Tapi kagak ada yang boleh marah atawa tersinggung. Gimane, broer and
    sus?” Teman kita yang satu ini memang segudang idenya. Ada yang waras tapi lebih banyak yang aneh bin
    ajaib alias norak.

    “Usul ape loe, Bang? Jangan kayak nyang kemaren ye.. Bikin gue malu abis. Sompret loe!” Eddy nggak mau
    kalah betawi.

    Beberapa minggu yang lalu memang Gary mengajak main “truth or dare” yang mengakibatkan Eddy lari
    keliling lapangan parkir salah satu restoran di bilangan Kemang dengan hanya bercelana dalam.

    Kakinya yang kurus dan tanpa bulu itu benar-benar pas buat diteriaki oleh para pengunjung yang lain,
    “Wow, seksi bener nih.. Tapi kok jenggotan ya??” Hobi temanku yang satu ini memang memelihara jenggot
    sejak SMA, dan cukup lebat pula.

    “Diem dulu loe. Lagian ini buat para cewek-cewek. Loe kan kakinya doang yang wanita, sisanya waria..”
    sambaran maut Gary yang demikian membuat Eddy mati kutu.

    “Jadi..” lanjut Gary, “Setuju nggak?”

    Kami saling berpandangan. Aku sendiri agak was-was kalau Gary yang memberi usul, karena biasanya
    diperlukan keberanian extra untuk “bermain” dengannya.

    “Apa dulu idenya?” Hanik dan Poppy bicara hampir bersamaan. Sedangkan Carol malah cuek, asik
    mengepulkan asap berbentuk bulatan-bulatan dari mulutnya. Mulai suka bercerutu ria juga, dia ternyata.

    Reno juga agak cuek sambil memeluk pinggang istrinya tersebut dengan mesra sambil menciumi tengkuk
    Carol yang jenjang. Sialan, pikirku. Si Reno hoki bener bisa dapet bini kayak bidadari begitu.

    Aku tahu Hanik juga cantik, tapi yah, rumput tetangga memang selalu terlihat lebih hijau!
    “Loe pade lihat itu segerombolan cowok-cowok yang di meja seberang?” Gary menyorongkan dagunya ke arah
    yang dimaksud.

    “Yang dari tadi gue perhatiin pada jelalatan ngeliatin penyanyi cewek yang pantatnya bohai itu.. Lihat
    kan?” lanjutnya antusias.

    “Oh itu. Mau ngapain, Gar? Loe mau suruh bini gue ke sono, terus nabokin satu-satu? Hehehe..” Si Benny
    nyerocos nggak jelas. Apa dia mulai mabok? Padahal cuma minum ice lemon tea doang.

    “Loe juga.. Diem dulu dong, broer.” Gary mulai agak kesal.

    “Gue lihat mereka udah pada horny semua gara-gara ngeliatin pantat cewek penyanyi itu. Tuh, lihat
    sampe mau megang segala. Ck ck ck..”

    Memang kulihat mereka duduk sangat dekat dengan panggung, jadi mungkin saja.

    “Let’s play a game. I call it, ‘Seduce or be seduced’ game.” Wah, mulai coro Inggris, Si Gary. Gawat
    nih, pikirku.

    “You go there, pick one or two or more guys, whatever, and then dance with him. Try to seduce him
    while dancing. If we see and decide that you’re the one who got seduced, then you loose and you must
    buy all of us here a round of drinks.” Waduh bagus juga Inggrisnya bocah ini ternyata, lho.

    “Nyang ber-alkohol, ye!” Yah, jadi betawi lagi dia. Sambil ngomong gitu, dia melirik ke arah Benny
    yang masih asik dengan ice lemon tea nya sambil nyengir jahat.

    “Reseh loe, kunyuk!” Merasa disindir, Benny nyolot.

    “Gue lagi mau menjauhi minuman keras nih. Supaya “itu” gue bisa lebih keras. Huahahaha!”
    Kami semua sampai kaget denger kerasnya tawa Benny.

    Orang satu ini memang dulunya jagoan minum, tapi belakangan, entah mengapa kegemarannya itu hilang
    tiba-tiba. Mungkin mau mengambil hati orang tua Poppy.

    “Udah keras banget kok, Yang..” Poppy menggelendot manja di bahu Benny sambil memberikan ekspresi
    horny.

    “Berasaa banget..” katanya lagi. Ya ampun..

    “Eh, Gar.. Loe mau jadiin bini gue perek, apa?” kataku sedikit ketus. Sebenarnya aku deg-degan juga
    kalau-kalau Hanik tertarik sama ide gila ini.

    “Kalau bini gue digrepe-grepe orang, gue keberatan nih.” kataku lagi. Sebenarnya aku sengaja supaya
    Hanik makin tertantang. Kukedipkan mataku ke arah Gary, dan langsung dia paham. Dihisapnya rokoknya
    dalam-dalam tanda mengerti akan maksudku.

    “Tenang, Ra. This is just a game. Belum tentu juga ada yang mau sama bini loe.” tandas Gary.
    That’s done it. Mata Hanik langsung melotot ke arah Gary dan berdiri.

    “Eh, denger ya, Bang betawi.. Lelaki yang nggak suka sama gue pastilah hombreng atau buta atau yang
    masih bayi.

    Ya nggak, Pop? Rol, Carol.. Jangan nyerutu doang dong dikau.” Hanik menyerang membabi-buta. Tercium
    bau alcohol dari mulut istriku.. Hmm pasti seru nih. Hanik akan sangat nekat kalau sudah fly.

    “Iya nih, Si Abang. Tega nian kau berkata demikian kepada kawanku yang bohay ini..” Poppy mulai teler
    juga kayaknya.

    “Carol.. Say something, sexy..” sambil ngomong gitu Poppy mengelus-elus paha kiri Carol yang
    terpampang mulus diseberangnya. Darahku berdesir melihatnya.

    “Wah, mulai ada ‘live show’ nih. Asiikk..” Eddy tiba-tiba nimbrung sambil melihat ke arah Poppy dan
    Carol. Padahal sepertinya dia tadi lagi asik ngobrol sama seorang cewek ABG yang duduk di meja sebelah
    kami.

    “Iihh, Poppy.. Ntar gue basah nih loe elus-elus gitu..” kata Carol sambil menjilat bibir sexynya
    dengan gaya horny yang dibuat-buat. Gila, pikirku. Bisa ngaceng berat nih gue.

    “Gue rasa semua cowok di sini bakalan horny sama Hanik, tapi apakah Haniknya berani?? Hmm?? Berani
    nggak, sayang?” Yah, Poppy malah nambah manas-manasin Hanik.

    Hanik memandang sebentar ke arah Poppy yang langsung asik lagi dengan cerutu dan ciuman-ciuman kecil
    suaminya di tengkuk dan lehernya. Tanpa berkata apapun, berjalanlah dia menghampiri meja seberang yang
    penuh cowok-cowok horny. Ada 6 orang jumlahnya.

    This is one bad combination.. Satu cewek cantik nan seksi setengah mabuk yang merasa ditantang, dan
    sejumlah cowok-cowok keren yang sudah sangat horny. Very bad.

    Setiba di meja seberang, Hanik langsung pasang aksi. Aku dan teman-temanku memperhatikannya dengan
    sedikit tegang. Mula-mula kulihat dia berbicara dengan salah seorang dari mereka sambil bergaya agak
    genit namun tetap anggun.

    Tak berapa lama kemudian, turunlah mereka ke lantai dansa sambil bergandengan tangan. Lelaki itu
    berpostur sedikit lebih pendek dariku, tapi sangat atletis. I think he’s a gym rat. Kekar sekali,
    mungkin ada keturunan Arabnya.

    “Damn, beneran Si Hanik. Are you OK, buddy?” Reno bertanya setengah berbisik kepadaku.
    “Fine. Gue mau lihat ini arahnya kemana. Tenang aja dulu, man.” Ujarku ke Reno.

    “Wah, mulai ngegrepe tuh orang.” Tangan lelaki itu kuperhatikan mulai mengelus lengan atas istriku
    yang terbuka. Terus dielus-elusnya, lalu mulai turun ke pinggang dan berhenti di sana.

    Saat dipegang pinggangnya, Hanik berjoget dengan seksi sambil mengangkat kedua lengannya sambil
    meliuk-liukan pinggulnya mengikuti irama musik pop-jazz. Liukan pinggulnya yang seksi, ditambah dengan
    ekspresi wajahnya, sungguh dapat membuat lelaki manapun terangsang. Lalu wajahnya sedikit didekatkan
    ke wajah Si lelaki sambil tersenyum kecil.

    Jemari kirinya mengelus wajah lelaki itu yang tampak macho dengan brewok tipisnya. Diperlakukan
    demikian, Si lelaki mulai berani, lalu tangan kanannya bergerak pelan ke arah pantat istriku yang
    padat seksi itu. Mulai dielusnya pelan pantat istriku, dan air mukanya sedikit berubah karena
    didapatinya istriku memakai G-string.

    Kulihat ia berbisik sesuatu kepada istriku, lalu istriku tertawa menengadah sambil tangannya perlahan
    turun merangkul leher lelaki tersebut. Terlihat begitu mesranya, sehingga bagi orang-orang yang tidak
    tahu pasti mengira mereka adalah pasangan yang sedang jatuh cinta.

    Istriku lalu balas berbisik kepadanya, dan.. Hei! Lelaki itu mendekap pantat istriku dengan kuat
    sehingga dari pinggang ke bawah tubuh mereka menempel erat.

    Keduanya lalu bergoyang erotis sambil meliuk-liukan pinggul mereka. Hanik, istriku yang cantik, tampak
    semakin seksi dengan gerakan-gerakan itu. Kulihat semua teman-temanku menelan ludah, baik yang pria
    maupun yang wanita. Termasuk Carol, yang sudah hilang konsentrasi pada cerutunya itu.
    “Gila, gue jadi horny ngeliat bini lu sama tuh cowok.” begitu celetuk Poppy. Kuperhatikan wajahnya
    memerah dan dadanya naik turun. Mungkin benar, napsunya naik. Kuakui, aku pun demikian.
    “Iya nih. Hebat! Gue akuin deh bini lu, broer!” jakun Gary naik-turun.

    Aku tersenyum saja sambil pura-pura tidak begitu peduli dan menyalakan rokokku. Entah yang keberapa
    batang.

    Gerakan yang memutar itu kemudian berganti. Hanik dengan antusias tampak menggosok-gosokkan
    selangkangannya ke selangkangan lelaki itu, naik-turun, sambil merangkul erat lehernya. Sang lelaki
    tak mau kalah, mulai menciumi leher mulus istriku perlahan dari atas sampai ke dekat belahan dadanya
    yang montok, dan sebaliknya.

    Begitu terus beberapa saat. Jelas terlihat dari wajah mereka bahwa birahi keduanya sudah memuncak.
    Tangan kanan Hanik terlihat turun ke pantat Si lelaki dan meremas-remasnya kuat. Begitu pula tangan
    lelaki itu menyengkram erat kedua bongkah padat pantat istriku yang masih bergerak naik turun,
    perlahan namun pasti.

    Makin lama kulihat gerakan Hanik makin kuat dan sedikit dipercepat. Wajahnya pun berubah jadi lebih
    liar dan agak memerah. Dadanya yang padat membusung makin dibusungkan dengan tengadahnya kepalanya ke
    belakang.

    Remasan pada pantat lelaki itu makin kuat dan sekarang ia menghisap jari tengah kirinya sendiri. Hanik
    bergerak makin cepat, makin mantap.. Kepalanya semakin jauh terlempar ke belakang.. Hisapan pada
    jarinya semakin kuat

    Cengkraman pada pantatnya semakin menjadi-jadi.. Dan.. Tiba-tiba pinggulnya berhenti bergerak naik-
    turun. Terlihat pantat dan selangkangannya berkedutan diatas selangkangan lelaki itu, sambil bibirnya
    dengan liar mengulum bibir lelaki tersebut yang terlihat agak shock dengan itu semua.

    Lalu dengan perlahan cengkraman mereka mengendur, namun masih berciuman panjang dan mesra.
    Hanik, istriku yang sangat kucintai, milikku seorang, mencapai orgasme dengan lelaki lain di lantai
    dansa sebuah Nite Club dengan disaksikan oleh setidaknya 12 orang.

    Lima di meja seberang, dan tujuh di meja kami. Hatiku terasa sangat kacau, antara kaget, bingung dan
    napsu bercampur menjadi satu.

    Kuperhatikan Hanik berbisik lagi kepada lelaki itu, Si lelaki mengangguk, tersenyum, mencium pipinya.
    Istriku lalu kembali berjalan pelan ke arah kami.

    Tanpa berkata apapun ia lalu duduk bersebrangan denganku tepat di samping Poppy, lalu meletakan
    kepalanya di bahu gadis itu sambil menyender di sofa panjang tempat duduknya. Tak berapa lama, ia
    tertidur.

    Tak ada satupun dari teman-temanku yang berani memandangku, kecuali Carol yang memandangku dengan
    dingin sekali namun menyelidik. Aku tidak tahu apa arti pandangannya itu.

    Yang jelas, aku mencoba sekuat tenaga seakan tak tahu apa yang terjadi barusan, walaupun cukup jelas
    terlihat ada noda basah di gaun Hanik, tepat didepan selangkangannya.

    “Pop, tolong dong bangunin Hanik. Kasihan dia kayaknya capek banget. Kita duluan ya!” begitu rokokku
    selesai kuhisap, kuminta Poppy untuk membangunkan Hanik, memberinya minum segelas air putih dingin,
    dan aku menggandengnya pulang setelah say goodbye pada kawan-kawanku. Tak sepatah katapun keluar dari
    mulut istriku.

    “Are you OK, babe?” tanyaku pada Hanik, tanpa menoleh, dalam perjalanan pulang kami di dalam mobil.

    Mobil ini adalah sebuah BMW seri 5 terbaru yang merupakan hasil kerja kerasku sendiri. This car is a
    testament to my success, and I’m so proud of it.

    “No.” ujarnya lirih. Lho, ternyata ada air mata di kedua pipinya.

    “Maafin aku, sayang.. Aku keterlaluan..” tangisnya mulai keras dan terisak-isak.

    “That was very wrong, I was so drunk and I am so sorry it happened.” dengan terbata-bata istriku
    berkata.

    “It’s fine, babe. Aku sekarang hanya mau dengar dari kamu sendiri, dengan detail, apa yang terjadi
    tadi di sana?” kupertegas suaraku.

    “I want you to be honest with me, and I will forget it all”.

    Hanik menunduk sambil masih terisak pelan. Diam seribu bahasa. Sampai akhirnya kami tiba di rumah.
    Kutekan klakson mobilku pendek-pendek dua kali, dan beberapa detik kemudian pembantu rumah tangga kami
    terlihat tergopoh-gopoh keluar sambil masih mengantuk. Kulirik jam di mobilku. Pk 2:52 dini hari,
    nggak heran kalau dia ngantuk.

    Setibanya di kamar tidur, kubuka pakaianku satu persatu, lalu masuk ke kamar mandi yang terletak di
    dalam kamar. Hanik menyusul tak lama kemudian, pada saat aku sedang menyabuni tubuhku. Penisku terasa
    menegang melihat tubuh telanjang istriku sambil masih terbayang permainannya tadi di Club.

    Aku terbayang betapa erotisnya mereka bergoyang dan betapa air maniku juga hampir menyembur tatkala
    Hanik mencapai orgasme. Hentakan dan kedutan pinggulnya yang liar saat dia mencapai puncak birahinya
    terus menari-nari di kepalaku membuatku tak sadar mengelus sendiri penisku yang 22 cm sudah sangat
    tegang.

    Hanik terperangah melihat ulahku itu. Lalu dia mulai mengerti dan tersenyum penuh arti. Dia
    mendekatiku dan melekatkan payudara montoknya ke punggungku.

    “So, that was a turn-on for you, eh?” sambil berkata begitu tangannya mengusap pundakku, terus turun
    ke lenganku dan bergerak ke arah selangkanganku.

    Sampai di sana, tangannya mengambil alih kegiatan tanganku yang sedang mengelus penisku turun naik.
    Merinding aku dibuatnya, pinggulku sedikit tersentak, dan napasku jadi tertahan.

    Kepala penisku yang keunguan dan sudah mengeluarkan “pre-cum”nya jadi semakin licin dan nikmat terasa
    dengan adanya sabun yang dibalurkan istriku.

    “Kalau digituin terus, aku bakalan keluar, sayang.” kataku setengah berbisik.

    “Kamu seksi sekali tadi. Did you cum on the dance floor?”

    “Ehmm.. What do you think?” Hanik terus mengocok pelan penisku. Kurasakan air maniku akan segera
    menyembur. Aku yakin Hanik juga merasakannya.

    “Sayang, kontol kamu rasanya udah gede banget dan anget. Are you cumming, baby?” Namun begitu Hanik
    malah makin perlahan mengocoknya, dan genggamannya diperlonggar.

    Jarinya tiba-tiba menekan pangkal penisku untuk menahan gelombang air mani yang akan segera meluap.
    Aku jadi blingsatan dibuatnya.

    “Aduh, aku udah hampir sampai tuh, tadi.” Aku protes sambil mencoba mengocok sendiri penisku. Tapi
    tanganku dipegangnya.

    “Eit, kamu nggak boleh ngocok sendiri. Sabar dong, sayang. Let’s finish up and go to bed.” Sambil
    mengecup bibirku ringan, Hanik bergegas mandi dan setelah selesai mengeringkan rambut dan tubuhnya. Ia
    lalu masuk ke dalam selimut dengan tubuh polos. Aku mengikutinya dengan semangat di sebelah kanannya.

    Dengan lembut Hanik mengelus penisku yang sudah agak melemah di dalam selimut. Penisku tiba-tiba
    bangkit kembali dan berdiri dengan tegar.

    Hanik lalu mulai mengocok penisku lagi sambil menghisap dan menjilati puting kiriku. Cairan dari
    penisku sanaget nikmat dijadikan pelumas oleh istriku. Kurasakan juga kedua biji pelirku dielus dan
    sedikit diremasnya. Benar-benar gelisah aku dibuatnya.

    “Aku bilang sama Adam bahwa dia ganteng, dan aku pingin joget sama dia.” Tanpa ba-bi-bu Hanik mulai
    bercerita. Ternyata lelaki itu bernama Adam.

    “Dia OK aja, lalu kugandeng dia turun.” Suaranya mendesah dan setengah berbisik.
    Daun telingaku dan leherku diciumi dan dijilatinya lembut. Penisku kurasakan makin tegang dan benar-
    benar mulai membasah.

    “Waktu sedang asik-asiknya berjoget, aku ngerasa tangannya kok jadi berani dan mengelus-elus pantatku.
    Tapi aku diamkan saja, karena kupikir, ‘Let’s play the game’. Terus terang aku jadi horny digitukan.”
    Demikian cetus Hanik sambil jilatannya mulai turun ke dada dan perutku.

    Agak geli rasanya saat perutku dijilatnya, tapi tak lama karena lalu kepala penisku jadi sasarannya.
    “Aahh..” setengah berteriak aku merasakan kehangatan mulut istriku yang menjilati dan mulai mengulum
    kepala penisku.

    “Masukkan sampai dalam, sayang.. Oohh.. Hisap, sayang.. Eemmhh.. Eemmhh.. Aahh..” aku mulai meracau
    merasakan kenikmatan yang luar biasa.

    Mendadak Hanik melepaskan penisku dari mulutnya, lalu meludahi kepalanya sedikit sambil terus
    mengocoknya pelan dan berkata.

    “Adam membisikiku katanya ‘kamu seksi sekali. Saya suka wanita yang memakai G-string. Very sexy!’ Aku
    tertawa saja mendengarnya, tapi senang juga dipuji begitu.”

    Tangannya membuat gerakan seperti memelintir naik-turun penisku dan menggenggamnya agak keras,
    membuatku mendelik-delik keenakan.

    “Aku bilang juga sama dia, ‘kamu juga macho banget sih, bikin aku horny aja’. Suaraku kubuat seseksi
    mungkin supaya dia makin berani.”

    Setelah berkata begitu, lagi-lagi penisku jadi sasaran hisapan mulutnya dan jilatan lidahnya. Ohh,
    nikmatnya tidak terkira.

    “Terus terang memekku basah sekali waktu itu. Apalagi waktu kita bergerak-gerak memutar. Aku bisa
    ngerasin kontolnya Adam menekan clit-ku. Aku jadi sadar kalau dia juga pasti merasakan juga clit-ku di
    kontolnya.

    It makes me so horny..” Kulihat jari istriku bermain di kelentitnya dalam posisi menungging. Seksi
    sekali. Bau kewanitaannya mulai menusuk hidungku dan menambah birahiku.

    Aku tak tahan lagi, kurengkuh tubuh istriku, dan saat dia masih dalam posisi menungging, kusodokan
    penisku perlahan ke dalam memeknya. Ahh.. Basah, hangat dan terasa berdenyut lembut. Kukeluar-masukkan
    dengan mantap penisku sambil kucengkram pinggulnya erat.

    “Oohh, baby.. Fuck me.. Fuck me.. Oouughh.. Enak banget sayang..” Hanik terengah-engah dalam birahinya
    yang liar. Pinggulnya bergerak maju-mundur menambah dalam terobosan penisku dengan sangat erotis.

    Buah dadanya berguncang-guncang ke depan dan ke belakang membuatku ingin menjamah dan meremasnya.
    Namun tanganku malah bergerak ke kelentitnya dan mengosok-gosoknya lembut dengan jari tengahku. Hal
    itu membuatnya makin berkelojotan.

    “Shit.. Baby, aku pingin keluar.. Ooughh.. Cepetin kontol kamu, sayang.. Oohh..” Hanik benar-benar
    mendekati puncak birahinya. Saat kepalanya menoleh kearahku, kusambut & kukulum bibirnya dan
    kuhentikan gerakanku. Tangan kiriku meremas buah dada kirinya dengan gemas.
    “Kok stop, sayang? Ayo dong, sayang..” Hanik dengan gelisah berusaha memaju-mundurkan pinggulnya, tapi
    kutahan dengan sekuat tenaga dengan mencengkram pinggulnya. Tapi aku tetap membiarkan penisku di dalam
    vaginanya. Kuperhatikan ada cairan putih kental di pangkal penisku yang adalah cairan birahi istriku
    yang sudah membanjir.

    “Continue your story atau aku akan berhenti di sini.” Sambil berkata begitu, aku terus mengosok-gosok
    kelentitnya pelan untuk membuatnya makin bernapsu. Kuremas lembut buah dadanya dan kumainkan pentilnya
    yang sudah sangat keras.

    Kurasakan vaginanya berdenyut pelan beberapa kali. “Waktu sudah beberapa saat kontol menekan memekku,
    aku tahu kalau aku nggak akan berhenti sampai aku orgasme. Enak sekali soalnya.” Hanik melanjutkan
    ceritanya. Akupun mulai menggoyang pantatku lagi.

    “Aku benar-benar nggak peduli lagi siapa yang ngelihat atau apa yang bakalan terjadi nantinya.”
    “Lalu aku putuskan untuk benar-benar mendapat orgasme. Ku cengkram pantatnya supaya lebih mantap dan
    aku bergerak naik-turun karena dengan begitu aku yakin bisa lebih cepat.

    Dan Adam mengerti yang aku mau kerena kurasakan dia juga menyengkram pantatku dengan erat sehingga
    gesekannya sangat terasa..” sambil bercerita Hanik memaju-mundurkan pinggulnya menyambut kontolku.

    Aku lalu mencabut kontolku dan telentang di ranjang. Hanik mengerti maksudku dan dengan cepat menaiki
    tubuhku dan memasukkan penisku ke dalam vaginanya yang sudah sangat basah. Cairan birahinya terlihat
    meleleh di paha bagian dalamnya.

    Tubuhnya yang bergerakn naik-turun-memutar mutar sangat seksi luar biasa dan aku merasa tidak lama
    lagi akan menyemburkan air maniku di dalam vaginanya. Penisku terasa demikian nikmat di dalam pijatan
    dan gesekan vagina istriku. Kuremas kedua buah dadanya yang bergelayut manja dan bergoyang kekiri dan
    kekanan.

    “Benar aja, nggak lama kemudian aku ngerasa orgasmeku udah makin dekat dan akupun semakin cepat ingin
    mencapainya.” Hanik melanjutkan ceritanya.

    “Oouugghh.. Baby.. I’m cumming.. Oohh, I’m gonna cum.. Yess.. Aagghh..!” Hanik berteriak keras saat
    puncak kenikmatan birahi menyergapnya.

    Aku bergerak semakin cepat dan liar. Kuremas pantatnya, dan kusodok-sodokkan penisku dengan cepat ke
    dalam vaginanya yang berkedutan sangat kuat, berkali-kali.

    “Yaahh.. Aagghh.. Oh fuck.. Aku juga mau keluar, sayaang.. Aahh.. Aarrgghh..!! Dengan beberapa kali
    sodokan kuat dan cepat aku mencapai orgasmeku yang tertunda begitu lama. Tubuhku terasa enteng dan
    melayang.

    Kukeluar-masukkan terus penisku beberapa kali lagi sampai kurasakan tuntas semburan air maniku. Vagina
    istriku berdenyut-denyut kuat beberapa kali menambah indah orgasme kami.

    Hanik ambruk di atas tubuhku. Hanya napas terengah kami berdua yang terdengar bersahutan. Tubuh kami
    terasa licin oleh keringat yang membanjir. Kuelus-elus lembut punggung dan pantat telanjang istriku,
    sambil kucium kepalanya. Buah dadanya naik-turun seirama dengan napasnya terasa lembut di atas dadaku.

    Amat nikmat permainan seks kami kali ini. Mungkin aku akan membuat tantangan-tantangan baru untuk
    istriku lagi nanti. Hmm.. But it’s a different story!

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Lepas Jilbab Gara Gara Ketagihan ML

    Cerita Sex Lepas Jilbab Gara Gara Ketagihan ML


    7706 views

    Perawanku – Hai pembaca. kenalin gue nando .. gue mau ceritain pengalaman gue yang terjadi 3 tahun yang lalu. waktu itu gue baru lulus SMA .. ciri” gue badan cukup berisi , tampang gak jelek” amat .. kata orang gue cool , dan gue orang nya asik .. ukuran penis gue 12 cm dan diameter 4 cm .. lumayan lah ..

    waktu itu sih masih booming nya sama jejaring sosial Fb .. jadi suatu malam gue ngerasa suntuk banget di rumah .. jadi gue mutusin buka laptop , cuci mata sambil download bokep baru ..

    Iseng , gue coba ngajak cwe chating di Fb , doi namanya Ria .. cwe baik , cantik , tembem , imut banget dah ..
    si doi kayaknya alim banget , soalnya hampir semua fotonya di Fb pake jilbab ..

    asik chating , alhasil gue dapat nomor hp si doi .. setelah kontak beberapa hari deal deh kami berencana ketemuan di salah satu cafe di kota gue itu ..

    sumpah deh doi emang imut banget , pas lah untuk cwe berumur 16 tahun kyak dia ..

    Si doi emang alim banget .. dia datang ke cafe make jilbab dan dengan pakaian yg tertutup dari bayangan gue ukuran toket si doi skitar 34 .. cukup gede untuk ABG 16 tahun .

    Belum ada pikiran gue ke hal yg negatif .. setelah seharian jalan , pas gue nganterin si doi pulang gue mutusin buat nembak dia .. ternyata dia juga punya perasaan yang sama ma gue .. dan gue di terima , pas doi mau turun mobil gue pipi gue di cium .. itu bikin gue jadi tambah sayang sama dia ..

    Selang beberapa hari , si doi ngebet banget ngajak ketemuan .. kebetulan mobil lagi di service .. gue mutusin aja jemput dia pake motor .. Link Alternatif YouBetCash

    Nyampe di rumah si doi nyambut gue dengan senyuman manisnya .. Gue di kenalin sama ortunya sebagai teman sekelas , mklum lah si doi belum boleh pacaran .. Trus gue minta izin deh sama nyokap nya buat ngajak doi keluar bentar ..

    Nasib sial menimpa kami di persimpangan , hujan turun .. berhubungan persimpangan itu gak jauh dari rumah gue , gue ajak aja si doi ke rumah ..

    “emang gpp kita kerumah yank? “katanya . “gpp , aku cuma tinggal sendiri” jawab gue meyakinkan .

    “oke deh” kata doi mengiyakan ajakan gue . mendengar persetujuan dari si doi , langsung aja deh gue terobos tu lampu merah , daripada kehujan ..

    Cerita Sex Lepas Jilbab Gara Gara Ketagihan ML

    Cerita Sex Lepas Jilbab Gara Gara Ketagihan ML

    Nyampe di rumah , gue suruh aj doi ngeringin badan dengan handuk yang gue ambil dari kamar ..

    Trus doi juga minta izin mau shalat bentar , untung kamar nyokap gue gak di kunci , jadi gue bisa ngambilin mukena dan sajadah buat dia ..

    Selesai shalat si doi manggil gue .. “yank, ada baju ganti gak? basah banget nih” teriak si doi dari kamar gue ..
    Gue masuk kamar dan bongkar lemari , gue kasih satu baju kaos dan 1 celana pendek buat dia .. “buka aja semuanya dulu, pake ini aja” kata gue .

    Dengan senyuman manis si doi mengangguk tanda menyetujui kata2 gue . Langsung deh gue keluar kamar “aku tunggu di meja makan ya, udah aku bikin teh panas buat kamu” kata gue sebelum nutup pintu ..

    Selang beberapa menit , si doi ngagetin gue yang lagi asik main game di laptop , gue kaget dan ngelirik ke belakang . gue makin kaget lagi ngeliat si doi yang udah make baju dan celana gue .. dia keliatan sexy dan cantik banget , ternyata rambut doi lurus dan panjang sepunggu .. baju gue kebesaran buat dia tapi menghadirkan sensasi yang lain yang bikin birahi gue naik .. konak deh penis gue ..

    “dooorr!!” kata nya ngagetin gue yang lagi asik dengan lamunan gue .. “aku sexy yah? ” tanya si doi sambil ngedipin mata ..

    merasa di pancing gue berdiri dan ngasih kecupan di kening nya .. “iya kamu cantik banget sayang, makin sayang deh” kata gue ngerayu .

    si doi membalas ciuman gue , dan mendaratkan bibir manis nya di pipi gue ..

    Setelah mendapatkan ciuman dari si doi , gue ambil laptop dan ngajak si doi duduk di sofa .. Asik2 cerita sama dia , si doi ngajak gue foto2 pake laptop gue .. abis foto2 dia buka2 folder di laptop gue , dengan usaha mencari dimana hasil foto kami berdua tadi .. sedangkan gue minta izin sama si doi untuk ke kamar mandi ..

    Pas gue balik mau duduk di sofa , gue heran ngeliat si doi bengong plototin layar laptop gue .. Ternyata si doi nonton video bokep hasil gue download .. Gue kaget campur malu sama si doi . “kamu suka nonton ini ya yank? ” tanya doi .. salting , gue jawab aja dan nanya balik “lumayan yank, kenapa emangnya?

    “Gpp sih, aku juga pernah nonton dirumah, hehe” kata nya sambil nyengir . Bahagia banget gue, gue pikir si doi mau marah .. Gue beraniin diri buat ngajak dia nonton bareng “nonton bareng yuk yank” ajak gue . “yuk sini” kata nya sambil senyum ..

    Langsung deh gue ambil posisi duduk merapat dengan dia.. beberapa menit nonton, si doi keliatan gelisah banget pas adegan cwo lagi jilat vagina cwe artis video itu .. Gue elus2 kepalanya , dan merapatkan di bahu gue.. “udah horny ya yank?” tanya gue . Doi cuma senyum dan langsung mendaratkan ciuman nya di bibir gue . Gue balas ciumannya dengan kuluman kecil dan lidah gue yang berusaha mencari lidahnya .. Sampai akhir lidah kami berpagutan yang bikin penis gue langsung berdiri .

    Tangan gue udah mulai liar menjalar ke dadanya , dengan sekali ayunan gue berhasil memegang bongkahan gunung yang berukuran 34 itu .. ternyata si doi gak make bra lagi , mungkin di buka karna basah tadi pikir gue . Merasakan sensai indah di dadanya , si doi makin liar berciuman dengan gue ..

    Dengan sedikit usaha , gue berhasil mengingkap baju kaos gue yang di pake si doi , dan gue buka sampe si doi bertelanjang dada .

    pandangan indah melihat gunung kembar si doi yang gak ada penutup satupun , putingnya berwarna pink menandakan belum ada yang menjamah dada indahnya itu .

    Si doi tersandar di sofa , dan gue langsung mendaratkan ciuman di dada kirinya , sedangkan tangan kiri gue sibuk meremas dada kanannya ..

    “AAhh .. heeemm .eeehh aaah …eeeenaaakkk yaaankk…..teruuuuusss yyaaank ” hanya itu yang keluar dari mulut doi .

    Puas memberi cupangan di dada kiri si doi, gue ngambil posisi cipokan lagi sama dia dan tangan kiri gue yang belum berhenti meremas dada kanannya .. Tangan si doi juga ikut liar , dengan sedikit usaha tangan kanannya sudah sampai di celana gue .. Dia meremas2 kecil penis gue yang masih terbungkus celana pendek gue itu .. “boleh aku buka yank” katanya si sela2 proses ciuman gue dengannya .

    “boleeh sayaang, itu emang punya kamu kok … aaah” kata gue .. Si doi beranjak dari posisi dan menurunkan celana pendek gue beserta CD gue .. terpampanglah penis besar gue yang udah konak banget dari tadi .. Tanpa pikir panjang si doi mengocok2 penis gue itu .. “aaaahhh…kocok teerruus sayaang … eeennnaak bangeet kocokaan kmuu ” erang gue . Si doi mulai berani mencium2 kepala penis gue di sela2 kocokannya .. di jilatnya dan penis gue akhirnya di kulum nya .

    Mungkin udah cukup belajar dari video yang kami tonton tadi , si doi memberikan sepongan yang yahuuut banget .

    Gue mutusin untuk ngajak si doi pindah tempat “kita kekamar aja yuk yaank” ajak aku sama si doi .

    Dia mengangguk dan tidak lupa senyum sama gue . Langsung deh gue gendong dia dan berjalan ke kamar gue yang berjarak sekitar 3 meter dari sofa tadi .. Sesampai di kamar gue menidurkan si doi di spring bed gue dengan penuh cinta ..

    Gue langsung memberikan ciuman dari kening pipi , bibir , leher hingga ke dadanya .. “geliii saayaang… tapiii eennaakk … teruuuuss yaank” kata si doi . Tidak menghiraukan ceracaunya .. gue memberikan kuluman di puting dada kanannya .. Tangan gue udah mulai menjalar dari paha sampai ke selangkangan si doi , gue elus2 vaginanya yang masih terbungkus celana pendek gue yang di pakainya itu . berusaha gue menurunkan celana itu , dengan sekali gerakan gue berhasil melorotkan celana itu sampai ke pahanya .. vagina indah dengan bulu2 halus khas ABG perawan 16 tahun terpampang di hadapan gue .. gue meneruskan ciuman gue di vaginanya dan terus menurunkan celananya sampai akhirnya si doi bertenjang bulat di depan gue ..

    Tanpa pikir panjang gue buka selangkangan dia sampai akhirnya dia mengangkang .. gue merubah posisi untuk menjilat vaginanya dan membuka baju kaos yg gue pake .. ciuman dan jilatan kecil gue daratkan di klitoris si doi .. “aarrrgghh .. geliii sayaaanggg ” katanya . tidak menghiraukan erangannya , gue terus menjilat vagina yang wangi itu .. 5 menit gue menjilat vaginanya , tubuh si doi mengejang dan mengeluarkan cairan dari vaginanya tanda dia telah orgasme untuk yang pertama kalinya . gue jilat sampai habis tak bersisa cairan itu .. si doi terkulai lemas dan gue merubah posisi berbaring di sebelah kirinya .. dia memeluk gue dan mencium bibir gue . “makasiih sayang.. aku ciinta kamuu” bisiknya di telingaku .

    Setelah beberapa menit istrahat dan merasa tenaganya terkumpul kembali si doi mencium bibir gue , sambil tangannya mengelus2 kenjantanan gue .. Tidak mau kalah gue meremas lagi bongkahan dada montok nya , selang beberapa menit tangan gue menjalar lagi ke vaginanya .. gue elus bagian sensitif itu hingga akhiirnya lenguhan dan erangan kembali keluar dari mulult si doi ..

    Gue kembali berusaha membuka pahanya , dan membuat dia mengangkang lagi . gue merubah posisi bersimpuh di antara pahanya itu .. gue cium bibirnya .. dan gue memposisikan penis gue untuk menyodok vagina indah itu . “jangaaan yank… sakiiittt..” pintanya sama gue . “cuma sakit dikit sayang, nanti pasti enak, janji deh” kata gue meyakinkan . “pelan2 ya yank, ini yang pertama buat aku” balasnya . ternyata si doi belum pernah merasakan penis menerobos masuk vaginanya ..

    Gue elus2in kepala penis gue di bibir vaginanya , dan mencoba memasukan ujung penis gue itu .. sedikit usaha kepala penis gue udah masuk ke liang kenikmatan itu ..

    “aaakkkhhhh yaaankk” pekiknya . aku kembali mencium bibirnya , sambil lidah kami saling bertarung . aku tusuk vaginanya itu sampai semua bagian penis gue tertanam di dalam liang kenikmatan wanita yg gue cintai itu ..”aaaakkhhhh yyaankk sakiiit bangeeett” teriaknya dan airmatanya mulai keluar dari matanya .. gue memaju mundurkan pinggang gue dan gue melihat bercak merah keluar keluar dari vaginanya di sela2 goyangan penis gue di vaginanya .. teriakan si doi akhirnya menjadi lenguhan indah “aaahh uuuhhh eeehhhmm” begitulah yang keluar dari mulutnya 15 menit gue menggenjot si doi , gue mencabut pusaka gue tersebut dan meminta si doi untuk nungging dan mengambil posisi doggystyle .. lalu gue mengarahkan penis gue ke bibir vaginanya .. setelah masuk semua nya .. gue menggenjot lagi seperti menunggangi kuda ..

    10 menit gue genjot, si doi teriak “akuuu mauuu keluuaar sayaaanggg aaahhhh” .. “akuu jugaa sayang.. kitaa barengan yaah” kata gue ..

    tak lama tubuh si doi mengejang dan gue merasakan cairannya mengalir keluar dari vagina .. dan crrooott croott crrooott .. gue menumpahkan lahar panas gue di dalam vagina si doi .. si doi jatuh ambrok di spring bed gue , gue pun terkulai di samping nya .. kami tertidur sambil berpelukan ..

    Beberapa lama , sebuah ciuman di bibir gue membangunkan gue dari tidur .. “makasiih sayang… jangan tinggalin aku yaa,, aku cinta banget sama kamu” katanya . “aku juga cinta kamu sayaang” kata gue membalas kata2nya .  Agen Obat Kuat Pasutri

    “kita mandi yuk” ajak nya . aku mengangguk dan kami bangkit dari tempat tidur dan berjalan ke kamar mandi , di kamar mandi kami cuma berciuman di bawah shower .. setelah merasa bersih , gue mengambil handuk dan mengeringkan badan si doi .. dan si doi juga melakukan hal yang sama terhadap gue .. lalu kami keluar kamar mandi dan berpakaian kembali ..

    Setelah kami berpakaian rapi , si doi meminta untuk di antar pulang , jam dinding ketika itu menunjukan pukul 17.15 .. aku mengiyakan sambil memberikan ciuman di bibirnya , kami berciuman beberapa menit .. lalu menggandeng nya keluar rumah dan gue mengantarkan si doi pulang .. sekitar pukul setengah 6 , kami sampai di rumah si doi .. dan mengantarkan dia sampai ke depan rumah .. kedatangan kami di sambut nyokapnya ..

    “asik jalan2 nya hari ini Ndo?” tanya nyokap si doi . “asik tante, Ria nya gak bandel kok” kata aku nyengir sambil nyubit kecil pipi si doi .

    Gue pamit lalu pulang untuk istirahat ..

    Setelah kejadian itu si doi mulai melepas jilbabnya dan sering berpakaian sexy ketika pergi main sama gue .. dan selama setahun lebih kami pacaran sampai si doi lulus dan kuliah di kota gue itu , kami selalu ML di rumah gue .. 2 kali seminggu bahkan 3 kali seminggu kami melakukan hubungan badan ..

    Gue terpaksa ninggalin dia karna gue mau ngelanjutin kuliah di luar pulau .. dan tidak pernah lagi berhubungan dengan si doi . Kabar terakhir yg gue dengar setelah 2 bulan gue pisah dari si doi , ternyata dia mau nikah karena hamil di luar nikah . Mungkinkah itu anak gue atau anak pacar baru nya . Ah entahlah.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

     

  • Cerita Sex Lepas Jilbab Gara Gara Ketagihan ML

    Cerita Sex Lepas Jilbab Gara Gara Ketagihan ML


    718 views

    Perawanku – Cerita Sex Lepas Jilbab Gara Gara Ketagihan ML, kenalin gue nando .. gue mau ceritain pengalaman gue yang terjadi 3 tahun yang lalu. waktu itu gue baru lulus SMA .. ciri” gue badan cukup berisi , tampang gak jelek” amat .. kata orang gue cool , dan gue orang nya asik .. ukuran penis gue 12 cm dan diameter 4 cm .. lumayan lah ..

    waktu itu sih masih booming nya sama jejaring sosial Fb .. jadi suatu malam gue ngerasa suntuk banget di rumah .. jadi gue mutusin buka laptop , cuci mata sambil download bokep baru ..

    Iseng , gue coba ngajak cwe chating di Fb , doi namanya Ria .. cwe baik , cantik , tembem , imut banget dah ..
    si doi kayaknya alim banget , soalnya hampir semua fotonya di Fb pake jilbab ..

    asik chating , alhasil gue dapat nomor hp si doi .. setelah kontak beberapa hari deal deh kami berencana ketemuan di salah satu cafe di kota gue itu ..

    sumpah deh doi emang imut banget , pas lah untuk cwe berumur 16 tahun kyak dia ..

    Cerita Sange Lepas Jilbab Si doi emang alim banget .. dia datang ke cafe make jilbab dan dengan pakaian yg tertutup dari bayangan gue ukuran toket si doi skitar 34 .. cukup gede untuk ABG 16 tahun .

    Belum ada pikiran gue ke hal yg negatif .. setelah seharian jalan , pas gue nganterin si doi pulang gue mutusin buat nembak dia .. ternyata dia juga punya perasaan yang sama ma gue .. dan gue di terima , pas doi mau turun mobil gue pipi gue di cium .. itu bikin gue jadi tambah sayang sama dia ..

    Selang beberapa hari , si doi ngebet banget ngajak ketemuan .. kebetulan mobil lagi di service .. gue mutusin aja jemput dia pake motor ..

    Nyampe di rumah si doi nyambut gue dengan senyuman manisnya .. Gue di kenalin sama ortunya sebagai teman sekelas , mklum lah si doi belum boleh pacaran .. Trus gue minta izin deh sama nyokap nya buat ngajak doi keluar bentar ..

    Nasib sial menimpa kami di persimpangan , hujan turun .. berhubungan persimpangan itu gak jauh dari rumah gue , gue ajak aja si doi ke rumah ..

    “emang gpp kita kerumah yank? “katanya . “gpp , aku cuma tinggal sendiri” jawab gue meyakinkan .

    “oke deh” kata doi mengiyakan ajakan gue . mendengar persetujuan dari si doi , langsung aja deh gue terobos tu lampu merah , daripada kehujan ..

    Nyampe di rumah , gue suruh aj doi ngeringin badan dengan handuk yang gue ambil dari kamar ..

    Trus doi juga minta izin mau shalat bentar , untung kamar nyokap gue gak di kunci , jadi gue bisa ngambilin mukena dan sajadah buat dia ..

    Selesai shalat si doi manggil gue .. “yank, ada baju ganti gak? basah banget nih” teriak si doi dari kamar gue ..
    Gue masuk kamar dan bongkar lemari , gue kasih satu baju kaos dan 1 celana pendek buat dia .. “buka aja semuanya dulu, pake ini aja” kata gue .

    Dengan senyuman manis si doi mengangguk tanda menyetujui kata2 gue . Langsung deh gue keluar kamar “aku tunggu di meja makan ya, udah aku bikin teh panas buat kamu” kata gue sebelum nutup pintu ..

    Selang beberapa menit , si doi ngagetin gue yang lagi asik main game di laptop , gue kaget dan ngelirik ke belakang . gue makin kaget lagi ngeliat si doi yang udah make baju dan celana gue .. dia keliatan sexy dan cantik banget , ternyata rambut doi lurus dan panjang sepunggu .. baju gue kebesaran buat dia tapi menghadirkan sensasi yang lain yang bikin birahi gue naik .. konak deh penis gue ..

    “dooorr!!” kata nya ngagetin gue yang lagi asik dengan lamunan gue .. “aku sexy yah? ” tanya si doi sambil ngedipin mata ..

    merasa di pancing gue berdiri dan ngasih kecupan di kening nya .. “iya kamu cantik banget sayang, makin sayang deh” kata gue ngerayu .

    si doi membalas ciuman gue , dan mendaratkan bibir manis nya di pipi gue ..

    Setelah mendapatkan ciuman dari si doi , gue ambil laptop dan ngajak si doi duduk di sofa .. Asik2 cerita sama dia , si doi ngajak gue foto2 pake laptop gue .. abis foto2 dia buka2 folder di laptop gue , dengan usaha mencari dimana hasil foto kami berdua tadi .. sedangkan gue minta izin sama si doi untuk ke kamar mandi ..

    Pas gue balik mau duduk di sofa , gue heran ngeliat si doi bengong plototin layar laptop gue .. Ternyata si doi nonton video bokep hasil gue download .. Gue kaget campur malu sama si doi . “kamu suka nonton ini ya yank? ” tanya doi .. salting , gue jawab aja dan nanya balik “lumayan yank, kenapa emangnya?

    “Gpp sih, aku juga pernah nonton dirumah, hehe” kata nya sambil nyengir . Bahagia banget gue, gue pikir si doi mau marah .. Gue beraniin diri buat ngajak dia nonton bareng “nonton bareng yuk yank” ajak gue . “yuk sini” kata nya sambil senyum ..

    Langsung deh gue ambil posisi duduk merapat dengan dia.. beberapa menit nonton, si doi keliatan gelisah banget pas adegan cwo lagi jilat vagina cwe artis video itu .. Gue elus2 kepalanya , dan merapatkan di bahu gue.. “udah horny ya yank?” tanya gue . Doi cuma senyum dan langsung mendaratkan ciuman nya di bibir gue . Gue balas ciumannya dengan kuluman kecil dan lidah gue yang berusaha mencari lidahnya .. Sampai akhir lidah kami berpagutan yang bikin penis gue langsung berdiri .

    Tangan gue udah mulai liar menjalar ke dadanya , dengan sekali ayunan gue berhasil memegang bongkahan gunung yang berukuran 34 itu .. ternyata si doi gak make bra lagi , mungkin di buka karna basah tadi pikir gue . Merasakan sensai indah di dadanya , si doi makin liar berciuman dengan gue ..

    Cerita Sange Lepas Jilbab Dengan sedikit usaha , gue berhasil mengingkap baju kaos gue yang di pake si doi , dan gue buka sampe si doi bertelanjang dada .

    pandangan indah melihat gunung kembar si doi yang gak ada penutup satupun , putingnya berwarna pink menandakan belum ada yang menjamah dada indahnya itu .

    Si doi tersandar di sofa , dan gue langsung mendaratkan ciuman di dada kirinya , sedangkan tangan kiri gue sibuk meremas dada kanannya ..

    “AAhh .. heeemm .eeehh aaah …eeeenaaakkk yaaankk…..teruuuuusss yyaaank ” hanya itu yang keluar dari mulut doi .

    Puas memberi cupangan di dada kiri si doi, gue ngambil posisi cipokan lagi sama dia dan tangan kiri gue yang belum berhenti meremas dada kanannya .. Tangan si doi juga ikut liar , dengan sedikit usaha tangan kanannya sudah sampai di celana gue .. Dia meremas2 kecil penis gue yang masih terbungkus celana pendek gue itu .. “boleh aku buka yank” katanya si sela2 proses ciuman gue dengannya .

    “boleeh sayaang, itu emang punya kamu kok … aaah” kata gue .. Si doi beranjak dari posisi dan menurunkan celana pendek gue beserta CD gue .. terpampanglah penis besar gue yang udah konak banget dari tadi .. Tanpa pikir panjang si doi mengocok2 penis gue itu .. “aaaahhh…kocok teerruus sayaang … eeennnaak bangeet kocokaan kmuu ” erang gue . Si doi mulai berani mencium2 kepala penis gue di sela2 kocokannya .. di jilatnya dan penis gue akhirnya di kulum nya .

    Mungkin udah cukup belajar dari video yang kami tonton tadi , si doi memberikan sepongan yang yahuuut banget .

    Gue mutusin untuk ngajak si doi pindah tempat “kita kekamar aja yuk yaank” ajak aku sama si doi .

    Dia mengangguk dan tidak lupa senyum sama gue . Langsung deh gue gendong dia dan berjalan ke kamar gue yang berjarak sekitar 3 meter dari sofa tadi .. Sesampai di kamar gue menidurkan si doi di spring bed gue dengan penuh cinta ..

    Gue langsung memberikan ciuman dari kening pipi , bibir , leher hingga ke dadanya .. “geliii saayaang… tapiii eennaakk … teruuuuss yaank” kata si doi . Tidak menghiraukan ceracaunya .. gue memberikan kuluman di puting dada kanannya .. Tangan gue udah mulai menjalar dari paha sampai ke selangkangan si doi , gue elus2 vaginanya yang masih terbungkus celana pendek gue yang di pakainya itu . berusaha gue menurunkan celana itu , dengan sekali gerakan gue berhasil melorotkan celana itu sampai ke pahanya .. vagina indah dengan bulu2 halus khas ABG perawan 16 tahun terpampang di hadapan gue .. gue meneruskan ciuman gue di vaginanya dan terus menurunkan celananya sampai akhirnya si doi bertenjang bulat di depan gue ..

    Tanpa pikir panjang gue buka selangkangan dia sampai akhirnya dia mengangkang .. gue merubah posisi untuk menjilat vaginanya dan membuka baju kaos yg gue pake .. ciuman dan jilatan kecil gue daratkan di klitoris si doi .. “aarrrgghh .. geliii sayaaanggg ” katanya . tidak menghiraukan erangannya , gue terus menjilat vagina yang wangi itu .. 5 menit gue menjilat vaginanya , tubuh si doi mengejang dan mengeluarkan cairan dari vaginanya tanda dia telah orgasme untuk yang pertama kalinya . gue jilat sampai habis tak bersisa cairan itu .. si doi terkulai lemas dan gue merubah posisi berbaring di sebelah kirinya .. dia memeluk gue dan mencium bibir gue . “makasiih sayang.. aku ciinta kamuu” bisiknya di telingaku .

    Setelah beberapa menit istrahat dan merasa tenaganya terkumpul kembali si doi mencium bibir gue , sambil tangannya mengelus2 kenjantanan gue .. Tidak mau kalah gue meremas lagi bongkahan dada montok nya , selang beberapa menit tangan gue menjalar lagi ke vaginanya .. gue elus bagian sensitif itu hingga akhiirnya lenguhan dan erangan kembali keluar dari mulult si doi ..

    Gue kembali berusaha membuka pahanya , dan membuat dia mengangkang lagi . gue merubah posisi bersimpuh di antara pahanya itu .. gue cium bibirnya .. dan gue memposisikan penis gue untuk menyodok vagina indah itu . “jangaaan yank… sakiiittt..” pintanya sama gue . “cuma sakit dikit sayang, nanti pasti enak, janji deh” kata gue meyakinkan . “pelan2 ya yank, ini yang pertama buat aku” balasnya . ternyata si doi belum pernah merasakan penis menerobos masuk vaginanya ..

    Gue elus2in kepala penis gue di bibir vaginanya , dan mencoba memasukan ujung penis gue itu .. sedikit usaha kepala penis gue udah masuk ke liang kenikmatan itu ..

    “aaakkkhhhh yaaankk” pekiknya . aku kembali mencium bibirnya , sambil lidah kami saling bertarung . aku tusuk vaginanya itu sampai semua bagian penis gue tertanam di dalam liang kenikmatan wanita yg gue cintai itu ..”aaaakkhhhh yyaankk sakiiit bangeeett” teriaknya dan airmatanya mulai keluar dari matanya .. gue memaju mundurkan pinggang gue dan gue melihat bercak merah keluar keluar dari vaginanya di sela2 goyangan penis gue di vaginanya .. teriakan si doi akhirnya menjadi lenguhan indah “aaahh uuuhhh eeehhhmm” begitulah yang keluar dari mulutnya 15 menit gue menggenjot si doi , gue mencabut pusaka gue tersebut dan meminta si doi untuk nungging dan mengambil posisi doggystyle .. lalu gue mengarahkan penis gue ke bibir vaginanya .. setelah masuk semua nya .. gue menggenjot lagi seperti menunggangi kuda ..

    Cerita Sange Lepas Jilbab 10 menit gue genjot, si doi teriak “akuuu mauuu keluuaar sayaaanggg aaahhhh” .. “akuu jugaa sayang.. kitaa barengan yaah” kata gue ..

    tak lama tubuh si doi mengejang dan gue merasakan cairannya mengalir keluar dari vagina .. dan crrooott croott crrooott .. gue menumpahkan lahar panas gue di dalam vagina si doi .. si doi jatuh ambrok di spring bed gue , gue pun terkulai di samping nya .. kami tertidur sambil berpelukan ..

    Beberapa lama , sebuah ciuman di bibir gue membangunkan gue dari tidur .. “makasiih sayang… jangan tinggalin aku yaa,, aku cinta banget sama kamu” katanya . “aku juga cinta kamu sayaang” kata gue membalas kata2nya .

    “kita mandi yuk” ajak nya . aku mengangguk dan kami bangkit dari tempat tidur dan berjalan ke kamar mandi , di kamar mandi kami cuma berciuman di bawah shower .. setelah merasa bersih , gue mengambil handuk dan mengeringkan badan si doi .. dan si doi juga melakukan hal yang sama terhadap gue .. lalu kami keluar kamar mandi dan berpakaian kembali ..

    Setelah kami berpakaian rapi , si doi meminta untuk di antar pulang , jam dinding ketika itu menunjukan pukul 17.15 .. aku mengiyakan sambil memberikan ciuman di bibirnya , kami berciuman beberapa menit .. lalu menggandeng nya keluar rumah dan gue mengantarkan si doi pulang .. sekitar pukul setengah 6 , kami sampai di rumah si doi .. dan mengantarkan dia sampai ke depan rumah .. kedatangan kami di sambut nyokapnya ..

    “asik jalan2 nya hari ini Ndo?” tanya nyokap si doi . “asik tante, Ria nya gak bandel kok” kata aku nyengir sambil nyubit kecil pipi si doi .

    Gue pamit lalu pulang untuk istirahat ..

    Setelah kejadian itu si doi mulai melepas jilbabnya dan sering berpakaian sexy ketika pergi main sama gue .. dan selama setahun lebih kami pacaran sampai si doi lulus dan kuliah di kota gue itu , kami selalu ML di rumah gue .. 2 kali seminggu bahkan 3 kali seminggu kami melakukan hubungan badan ..

    Gue terpaksa ninggalin dia karna gue mau ngelanjutin kuliah di luar pulau .. dan tidak pernah lagi berhubungan dengan si doi . Kabar terakhir yg gue dengar setelah 2 bulan gue pisah dari si doi , ternyata dia mau nikah karena hamil di luar nikah . Mungkinkah itu anak gue atau anak pacar baru nya . Ah entahlah.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Lepas Jilbab Gara-Gara Sange Ketagihan ML

    Cerita Sex Lepas Jilbab Gara-Gara Sange Ketagihan ML


    1313 views

    Perawanku – Cerita Sex Lepas Jilbab Gara-Gara Sange Ketagihan ML, Kini ada cerita dewasa terbaru Doi Lepas Jilbab Gara-Gara Ketagihan ML, selamat membaca, Hai pembaca  kenalin gue nando gue mau ceritain pengalaman gue yang terjadi 3 tahun yang lalu .. waktu itu gue baru lulus SMA .. ciri” gue badan cukup berisi , tampang gak jelek” amat .. kata orang gue cool , dan gue orang nya asik .. ukuran penis gue 12 cm dan diameter 4 cm .. lumayan lah .. waktu itu sih masih booming nya sama jejaring sosial Fb .. jadi suatu malam gue ngerasa suntuk banget di rumah .. jadi gue mutusin buka laptop , cuci mata sambil download bokep baru .. Iseng , gue coba ngajak cwe chating di Fb , doi namanya Ria .. cwe baik , cantik , tembem , imut banget dah .. si doi kayaknya alim banget , soalnya hampir semua fotonya di Fb pake jilbab .. asik chating , alhasil gue dapat nomor hp si doi .. setelah kontak beberapa hari deal deh kami berencana ketemuan di salah satu cafe di kota gue itu .. sumpah deh doi emang imut banget , pas lah untuk cwe berumur 16 tahun kyak dia .. Si doi emang alim banget .. dia datang ke cafe make jilbab dan dengan pakaian yg tertutup dari bayangan gue ukuran toket si doi skitar 34 .. cukup gede untuk ABG 16 tahun . Belum ada pikiran gue ke hal yg negatif .. setelah seharian jalan , pas gue nganterin si doi pulang gue mutusin buat nembak dia .. ternyata dia juga punya perasaan yang sama ma gue .. dan gue di terima , pas doi mau turun mobil gue pipi gue di cium .. itu bikin gue jadi tambah sayang sama dia .. Selang beberapa hari , si doi ngebet banget ngajak ketemuan .. kebetulan mobil lagi di service .. gue mutusin aja jemput dia pake motor .. Nyampe di rumah si doi nyambut gue dengan senyuman manisnya .. Gue di kenalin sama ortunya sebagai teman sekelas , mklum lah si doi belum boleh pacaran .. Trus gue minta izin deh sama nyokap nya buat ngajak doi keluar bentar .. Nasib sial menimpa kami di persimpangan , hujan turun .. berhubungan persimpangan itu gak jauh dari rumah gue , gue ajak aja si doi ke rumah .. “emang gpp kita kerumah yank? “katanya . “gpp , aku cuma tinggal sendiri” jawab gue meyakinkan . “oke deh” kata doi mengiyakan ajakan gue . mendengar persetujuan dari si doi , langsung aja deh gue terobos tu lampu merah , daripada kehujan .. Nyampe di rumah , gue suruh aj doi ngeringin badan dengan handuk yang gue ambil dari kamar .. Trus doi juga minta izin mau shalat bentar , untung kamar nyokap gue gak di kunci , jadi gue bisa ngambilin mukena dan sajadah buat dia .. Selesai shalat si doi manggil gue .. “yank, ada baju ganti gak? basah banget nih” teriak si doi dari kamar gue .. Gue masuk kamar dan bongkar lemari , gue kasih satu baju kaos dan 1 celana pendek buat dia .. “buka aja semuanya dulu, pake ini aja” kata gue . Dengan senyuman manis si doi mengangguk tanda menyetujui kata2 gue . Langsung deh gue keluar kamar “aku tunggu di meja makan ya, udah aku bikin teh panas buat kamu” kata gue sebelum nutup pintu .. Selang beberapa menit , si doi ngagetin gue yang lagi asik main game di laptop , gue kaget dan ngelirik ke belakang . gue makin kaget lagi ngeliat si doi yang udah make baju dan celana gue .. dia keliatan sexy dan cantik banget , ternyata rambut doi lurus dan panjang sepunggu .. baju gue kebesaran buat dia tapi menghadirkan sensasi yang lain yang bikin birahi gue naik .. konak deh penis gue .. “dooorr!!” kata nya ngagetin gue yang lagi asik dengan lamunan gue .. “aku sexy yah? ” tanya si doi sambil ngedipin mata .. merasa di pancing gue berdiri dan ngasih kecupan di kening nya .. “iya kamu cantik banget sayang, makin sayang deh” kata gue ngerayu . si doi membalas ciuman gue , dan mendaratkan bibir manis nya di pipi gue .. Setelah mendapatkan ciuman dari si doi , gue ambil laptop dan ngajak si doi duduk di sofa .. Asik2 cerita sama dia , si doi ngajak gue foto2 pake laptop gue .. abis foto2 dia buka2 folder di laptop gue , dengan usaha mencari dimana hasil foto kami berdua tadi .. sedangkan gue minta izin sama si doi untuk ke kamar mandi .. Pas gue balik mau duduk di sofa , gue heran ngeliat si doi bengong plototin layar laptop gue .. Ternyata si doi nonton video bokep hasil gue download .. Gue kaget campur malu sama si doi . “kamu suka nonton ini ya yank? ” tanya doi .. salting , gue jawab aja dan nanya balik “lumayan yank, kenapa emangnya? “Gpp sih, aku juga pernah nonton dirumah, hehe” kata nya sambil nyengir . Bahagia banget gue, gue pikir si doi mau marah .. Gue beraniin diri buat ngajak dia nonton bareng “nonton bareng yuk yank” ajak gue . “yuk sini” kata nya sambil senyum .. Langsung deh gue ambil posisi duduk merapat dengan dia.. beberapa menit nonton, si doi keliatan gelisah banget pas adegan cwo lagi jilat vagina cwe artis video itu .. Gue elus2 kepalanya , dan merapatkan di bahu gue.. “udah horny ya yank?” tanya gue . Doi cuma senyum dan langsung mendaratkan ciuman nya di bibir gue . Gue balas ciumannya dengan kuluman kecil dan lidah gue yang berusaha mencari lidahnya .. Sampai akhir lidah kami berpagutan yang bikin penis gue langsung berdiri . Tangan gue udah mulai liar menjalar ke dadanya , dengan sekali ayunan gue berhasil memegang bongkahan gunung yang berukuran 34 itu .. ternyata si doi gak make bra lagi , mungkin di buka karna basah tadi pikir gue . Merasakan sensai indah di dadanya , si doi makin liar berciuman dengan gue .. Dengan sedikit usaha , gue berhasil mengingkap baju kaos gue yang di pake si doi , dan gue buka sampe si doi bertelanjang dada . pandangan indah melihat gunung kembar si doi yang gak ada penutup satupun , putingnya berwarna pink menandakan belum ada yang menjamah dada indahnya itu . Si doi tersandar di sofa , dan gue langsung mendaratkan ciuman di dada kirinya , sedangkan tangan kiri gue sibuk meremas dada kanannya .. “AAhh .. heeemm .eeehh aaah …eeeenaaakkk yaaankk…..teruuuuusss yyaaank ” hanya itu yang keluar dari mulut doi . Puas memberi cupangan di dada kiri si doi, gue ngambil posisi cipokan lagi sama dia dan tangan kiri gue yang belum berhenti meremas dada kanannya .. Tangan si doi juga ikut liar , dengan sedikit usaha tangan kanannya sudah sampai di celana gue .. Dia meremas2 kecil penis gue yang masih terbungkus celana pendek gue itu .. “boleh aku buka yank” katanya si sela2 proses ciuman gue dengannya . “boleeh sayaang, itu emang punya kamu kok … aaah” kata gue .. Si doi beranjak dari posisi dan menurunkan celana pendek gue beserta CD gue .. terpampanglah penis besar gue yang udah konak banget dari tadi .. Tanpa pikir panjang si doi mengocok2 penis gue itu .. “aaaahhh…kocok teerruus sayaang … eeennnaak bangeet kocokaan kmuu ” erang gue . Si doi mulai berani mencium2 kepala penis gue di sela2 kocokannya .. di jilatnya dan penis gue akhirnya di kulum nya . Mungkin udah cukup belajar dari video yang kami tonton tadi , si doi memberikan sepongan yang yahuuut banget . Gue mutusin untuk ngajak si doi pindah tempat “kita kekamar aja yuk yaank” ajak aku sama si doi . Dia mengangguk dan tidak lupa senyum sama gue . Langsung deh gue gendong dia dan berjalan ke kamar gue yang berjarak sekitar 3 meter dari sofa tadi .. Sesampai di kamar gue menidurkan si doi di spring bed gue dengan penuh cinta .. Gue langsung memberikan ciuman dari kening pipi , bibir , leher hingga ke dadanya .. “geliii saayaang… tapiii eennaakk … teruuuuss yaank” kata si doi . Tidak menghiraukan ceracaunya .. gue memberikan kuluman di puting dada kanannya .. Tangan gue udah mulai menjalar dari paha sampai ke selangkangan si doi , gue elus2 vaginanya yang masih terbungkus celana pendek gue yang di pakainya itu . berusaha gue menurunkan celana itu , dengan sekali gerakan gue berhasil melorotkan celana itu sampai ke pahanya .. vagina indah dengan bulu2 halus khas ABG perawan 16 tahun terpampang di hadapan gue .. gue meneruskan ciuman gue di vaginanya dan terus menurunkan celananya sampai akhirnya si doi bertenjang bulat di depan gue .. Tanpa pikir panjang gue buka selangkangan dia sampai akhirnya dia mengangkang .. gue merubah posisi untuk menjilat vaginanya dan membuka baju kaos yg gue pake .. ciuman dan jilatan kecil gue daratkan di klitoris si doi .. “aarrrgghh .. geliii sayaaanggg ” katanya . tidak menghiraukan erangannya , gue terus menjilat vagina yang wangi itu .. 5 menit gue menjilat vaginanya , tubuh si doi mengejang dan mengeluarkan cairan dari vaginanya tanda dia telah orgasme untuk yang pertama kalinya . gue jilat sampai habis tak bersisa cairan itu .. si doi terkulai lemas dan gue merubah posisi berbaring di sebelah kirinya .. dia memeluk gue dan mencium bibir gue . “makasiih sayang.. aku ciinta kamuu” bisiknya di telingaku . Setelah beberapa menit istrahat dan merasa tenaganya terkumpul kembali si doi mencium bibir gue , sambil tangannya mengelus2 kenjantanan gue .. Tidak mau kalah gue meremas lagi bongkahan dada montok nya , selang beberapa menit tangan gue menjalar lagi ke vaginanya .. gue elus bagian sensitif itu hingga akhiirnya lenguhan dan erangan kembali keluar dari mulult si doi .. Gue kembali berusaha membuka pahanya , dan membuat dia mengangkang lagi . gue merubah posisi bersimpuh di antara pahanya itu .. gue cium bibirnya .. dan gue memposisikan penis gue untuk menyodok vagina indah itu . “jangaaan yank… sakiiittt..” pintanya sama gue . “cuma sakit dikit sayang, nanti pasti enak, janji deh” kata gue meyakinkan . “pelan2 ya yank, ini yang pertama buat aku” balasnya . ternyata si doi belum pernah merasakan penis menerobos masuk vaginanya .. Gue elus2in kepala penis gue di bibir vaginanya , dan mencoba memasukan ujung penis gue itu .. sedikit usaha kepala penis gue udah masuk ke liang kenikmatan itu .. “aaakkkhhhh yaaankk” pekiknya . aku kembali mencium bibirnya , sambil lidah kami saling bertarung . aku tusuk vaginanya itu sampai semua bagian penis gue tertanam di dalam liang kenikmatan wanita yg gue cintai itu ..”aaaakkhhhh yyaankk sakiiit bangeeett” teriaknya dan airmatanya mulai keluar dari matanya .. gue memaju mundurkan pinggang gue dan gue melihat bercak merah keluar keluar dari vaginanya di sela2 goyangan penis gue di vaginanya .. teriakan si doi akhirnya menjadi lenguhan indah “aaahh uuuhhh eeehhhmm” begitulah yang keluar dari mulutnya 15 menit gue menggenjot si doi , gue mencabut pusaka gue tersebut dan meminta si doi untuk nungging dan mengambil posisi doggystyle .. lalu gue mengarahkan penis gue ke bibir vaginanya .. setelah masuk semua nya .. gue menggenjot lagi seperti menunggangi kuda .. 10 menit gue genjot, si doi teriak “akuuu mauuu keluuaar sayaaanggg aaahhhh” .. “akuu jugaa sayang.. kitaa barengan yaah” kata gue .. tak lama tubuh si doi mengejang dan gue merasakan cairannya mengalir keluar dari vagina .. dan crrooott croott crrooott .. gue menumpahkan lahar panas gue di dalam vagina si doi .. si doi jatuh ambrok di spring bed gue , gue pun terkulai di samping nya .. kami tertidur sambil berpelukan .. Beberapa lama , sebuah ciuman di bibir gue membangunkan gue dari tidur .. “makasiih sayang… jangan tinggalin aku yaa,, aku cinta banget sama kamu” katanya . “aku juga cinta kamu sayaang” kata gue membalas kata2nya . “kita mandi yuk” ajak nya . aku mengangguk dan kami bangkit dari tempat tidur dan berjalan ke kamar mandi , di kamar mandi kami cuma berciuman di bawah shower .. setelah merasa bersih , gue mengambil handuk dan mengeringkan badan si doi .. dan si doi juga melakukan hal yang sama terhadap gue .. lalu kami keluar kamar mandi dan berpakaian kembali .. Setelah kami berpakaian rapi , si doi meminta untuk di antar pulang , jam dinding ketika itu menunjukan pukul 17.15 .. aku mengiyakan sambil memberikan ciuman di bibirnya , kami berciuman beberapa menit .. lalu menggandeng nya keluar rumah dan gue mengantarkan si doi pulang .. sekitar pukul setengah 6 , kami sampai di rumah si doi .. dan mengantarkan dia sampai ke depan rumah .. kedatangan kami di sambut nyokapnya .. “asik jalan2 nya hari ini Ndo?” tanya nyokap si doi . “asik tante, Ria nya gak bandel kok” kata aku nyengir sambil nyubit kecil pipi si doi . Gue pamit lalu pulang untuk istirahat .. Setelah kejadian itu si doi mulai melepas jilbabnya dan sering berpakaian sexy ketika pergi main sama gue .. dan selama setahun lebih kami pacaran sampai si doi lulus dan kuliah di kota gue itu , kami selalu ML di rumah gue .. 2 kali seminggu bahkan 3 kali seminggu kami melakukan hubungan badan .. Gue terpaksa ninggalin dia karna gue mau ngelanjutin kuliah di luar pulau .. dan tidak pernah lagi berhubungan dengan si doi . Kabar terakhir yg gue dengar setelah 2 bulan gue pisah dari si doi , ternyata dia mau nikah karena hamil di luar nikah . Mungkinkah itu anak gue atau anak pacar baru nya .

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Lepas Perawan Istri Di Malam Pertama

    Cerita Sex Lepas Perawan Istri Di Malam Pertama


    774 views

    Perawanku – Cerita Sex Lepas Perawan Istri Di Malam Pertama, Panggil saja aku Nita, Statusku sekarang telah mempunyai suami, Setelah sekian lama kami menjalin hubungan tanpa status yang resmi dari KUA akhirnya pagi tadi sekitar pukul 08.00 disaksikan orang tua, 2 saksi resmi, dan ratusan orang dari pihak pengantin pria maupun wanita, kami telah resmi menjadi sepasang suami istri yang telah sah, resmi, dan bebas untuk melakukan hubungan seks kapan saja dimana saja baik siang, malam, dikamar, didapur, dikamar mandi, ditengah rumah, sambil masak, sambil nonton TV, pokoknya kata pak penghulu tadi bilangnya bebas sebebasnya asal sesuai dengan aturan agama yang kami anut.

    Tibalah saatnya kami memasuki malam pertama di kamar pengantin tepatnya sekitar pukul 23.30 dimana acara resepsi pernikahan telah usai, para tamu tidak ada lagi yang datang, dan orang-orang dirumah juga tampaknya tinggal beberapa orang saja yang masih terjaga menunggu peralatan resepsi, adapun kebanyakan sudah tertidur pulas karena pasti kecapean melayani tamu demi tamu yang datang tak henti silih berganti baik tamu dari pengantin pria, pengantin wanita, maupun tamu dari orang tua kami.

    Setelah mengunci rapat pintu kamar, suamiku berkata setengah berbisik “Dik, ini malam pertama kita sebagai suami istri. Tebak apa yang akan kita perbuat pertama kali dikamar pengantin ini?” Mendengar pertanyaan suamiku tersebut aku hanya tertunduk malu sambil menggeleng-gelengkan kepala isyarat menjawab tidak tahu. Padahal sebenarnya dalam hatiku banyak sekali yang ingin kuungkapkan, namun karena aku malu jadi hanya bisa terdiam tanpa sanggup berkata-kata.

    Sesekali kulihat wajah suamiku yang tak henti menatap wajahku sambil tersenyum hingga akhirnya dia menggunakan telunjuknya untuk menganggat daguku agak tak terus tertunduk. Masih dengan perasaan malu, akupun menegakkan wajahku hingga menatap lurus ke wajah suamiku. Kulihat suamiku kembali tersenyum yang reflek kubalas senyuman suamiku itu dengan senyuman malu.

    “Abang kan sekarang sudah menjadi suami adik, tak perlu malu seperti itu lagi dong! Kita sudah halal untuk berdua-duaan dikamar seperti ini, jangan takut digerebek hansip atau pak RT kaya semasa tunangan dulu” canda suamiku coba mencairkan suasana. Aku hanya mengangguk sambil sedikit tertawa namun tetap menujukkan rasa malu.
    Dan kami pun lansung berpelukan, didalam pelukkan suamiku, aku merasa ada barang yang keras menempel di pahaku. ternyata tongkat tersebut adalah kerisnya si suamiku yang sudah mulai menegang. aku pun menatap suamiku dan suamiku lansung mencium bibir ku dan kedua tangannya satu meraba bagian dada ku dan satunya sudah masuk dalam CD ku.

    Terasa sekali bila suamiku memengang miss V ku, ia dengan lembut mengosok-gosok klitorisku yang membuat aku tidak bisa mengontrol nafsu birahi yang mulai memanas ini. Dan aku juga mengosok-gocok celana suami ku dan aku cium-cium leher suamiku dan setelah itu sambil tidak berpisah satu sama lain kami berdua berjalan step by step menuju ke ranjang.
    Setelah sampai diranjang suamiku kayaknya sudah engak bisa nunggu lagi untuk menjalankan tugasnya ini, ia lansung membuka semua bajuku dan bajunya.

    Ia lansung mengajariku gimana untuk sedot kerisnya yang begitu panjang dan besar..hehehe sampai-sampai mulutku yang kecil ini tidak muat untuk kerisnya.

    Aku pun berusaha supaya tidak mengecewakan suamiku, aku jilat dan hisap perlahan-lahan keris suamiku kadang aku melirik ekspresi suamiku yang sedang menikmati serviceku yang amatir ini. Setelah sekitar 10 menit aku sedot suamiku meminta untuk foreplay dengan posisi 69. Aku sendiri si agak malu karena belum pernah barangku di jilat sama orang lain, dengan muka yang malu saya juga menuruti permintaan suamiku. Suamiku lansung menjilat-jilat miss V ku yang sudah mulai basah berlendir itu dan kami sesama saling menyervis satu sama lain.

    Setelah foreplay nya selesai suamiku membaringkanku dan membuka lebar kedua kakiku, walau masih malu dan sedikit deg degan karna aku ni masih perawan, jadi aku pun dengan lembut bilang sama suamiku untuk pelan-pelan aja, maklum belum pernah ML takut sakit juga.

    Dan suamiku pun mulainya dengan pelan-pelan dan ia coba untuk memasukkan kerisnya ke miss v ku, ia mulai dengan lembut pelan-pelan memasukkan kepala kerisnya namun karena sakit saya pun menahan tubuh suamiku untuk berhenti sejenak dan perlahan-lahan masuk. Suamiku tau kalau aku lagi sakit jadi dia pun dengan halus mainnya. Perlahan-lahan keris pun masuk ke dalam miss v ku dan terasa banget kalu ada tongkat yang keras muat dalam lobang miss v ku. dan perasaan itu susah untuk dikatakan “sakit campur enak”.
    Suami ku pun pelan-pelan keluar masuk kerisnya dan lama-lama mungkin karna aku juga teransang jadinya engak gt terasa sakitnya malahan ada satu perasaan yang enak then aku pun menikmatinya, setelah 20 menit gitu suamiku bergoyang-goyang diatas tubuhku, aku melihat kalau suamiku sudah mulai kecapean jadi aku pun menyuruh suamiku untuk mengajarku posisi lain yang biar aku yang menyervisnya. si suamiku lansung ambil keluar kerisnya, dan dikerisnya terdapat banyak darah perawanku yang sudah aku pertahankan sekian lama.
    Dan suamiku lansung baring diranjang dan menyuruh aku untuk menaikinya “ya kayak lagi nunggang kuda” suamiku menyuruh aku untuk bergoyang dan dia menempatkan tangan ku di dada nya untuk jari-jariku bisa bermain sama puting nya.

    Dan suamiku kedua tangannya juga sambil meraba-raba dada ku yang kian montok.

    Setelah aku goyang-goyang lumayan lama, suamiku memintaku untuk berdiri dan merungkuk di ranjang, sedangkan suamiku bangun dan berlutut dibelakangku. ia mengangkat pinggulku dan menusuk dari belakang. dipikiran ku suamiku ini kuat juga ya sudah mau sejam kami berhubungan tapi suamiku masih terlihat fit aja. Dan suamiku juga dorong-dorong aku dari belakang, makin didorong terasa kecepatan dorongannya semakin cepat, cepat, cepat, dan makin cepat, habis itu suamiku lansung ambil keluar kerisnya dan lansung memutar badanku untuk berbaring dan menyemprot maninya di mukaku. Maninya yang menetes di muka ku terasa panas dan ada sedikit bau.

    Setelah semua mani nya crot dimukaku, aku sedot lagi keris suamiku nampak sekali kalau suamiku terasa sangat nikmat. Sekian dulu d cerita pengalaman pertama ku bersama suami tercintaku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Lesbi Kakak Adik

    Cerita Sex Lesbi Kakak Adik


    1610 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Lesbi Kakak AdikCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Riska yang habis mandi dan keluar dari kamar mandinya ia melihat adiknya Tari dengan wajah yang merah merona wajah cerianya dia baru pulang dari sekolah dengan masih mengenakan baju putih dan rok abu abunya, Tari tidak melihat orang yang beraada di rumah dengan gerak cepatnya dia masuk kamar dan menyalakan AC.

    Ia mencuci muka dan tangannya di kamar mandi dalam kamarnya saatmendengar kakaknya bertanya, “Hey, gimana pengumumannya?”

    Tari keluar dari kamar mandi mendapatkan Riska bersandar di pintukamarnya dengan tangan ke belakang.

    “Tari diterima di SMA Theresia, Kak!” jawab Tari dengan ceria.

    Riska berjalan ke arahnya dan memberikan sebuah kado terbungkus rapi.

    “Nih, buat kamu. Kakak yakin kamu diterima, jadi udah nyiapin ini.”

    “Duuh, thank you, Kak!” Tari setengah menjerit menyambar kado itu.Riska duduk di ranjang Tari sementara adiknya duduk di meja belajarnyamembuka kado itu dan mendapatkan sebuah gelas berbentuk Winnie thePooh, karakter kartun kesukaannya, sedang memeluk tong bertulisan“Hunny”.

    Kali ini Tari benar-benar menjerit, “Aaah, bagus banget!Thank you, Kak!”

    Tari melompat ke ranjang dan memeluk kakaknya erat-erat, dan dengantiba-tiba mencium bibir Riska. Riska tersentak, bukan karena Tarimenciumnya, tapi karena getaran elektrik yang ia rasakan dari bibiradiknya yang basah menyambar bibirnya dan menyebar ke seluruhtubuhnya.

    Ciuman yang sebenarnya hanya berlangsung beberapa detik itumembuat jantung Riska berdebar. Tari melepas ciumannya, namun takmelepas pelukannya yang erat. Riska tersenyum berusaha menutupi perasaannya, lalu mengecup bibir adiknya dengan lembut. Tari meletakkan gelas itu di meja kecil di sisi ranjangnya dan merebahkandiri. Ia menarik Riska agar berbaring di sisinya, lalu kembalimemeluknya.

    “Kak, Tari kangen nih ama Kakak. Sejak Kak Riska pacaran ama Mbak Anna,kapan kita pernah tidur bareng lagi? Cerita-cerita sampe ketiduran?Nggak pernah kan?”

    “Bukan gitu, ,” jawab Riska, “Kakak kan kuliahnya sibuk, bukan karenapacaran ama Anna.

    ”Riska kembali merasakan dadanya berdebar hanya karena dipeluk olehadiknya yang cantik ini. Ia baru menyadari bahwa ia memang sudah lamasekali tak pernah sedekat ini dengan Tari.

    “Lagian ngapain sih Kakak pacaran ama Mbak Anna? Ntar ketahuan Papabaru tahu lho!” kata Tari sambil mengernyitkan dahinya seakan memarahikakaknya.Wajah Tari begitu dekat dengan wajahnya, membuat Riska merasa canggungdan semakin berdebar. Riska berusaha keras meredam ketegangannya danmenutupi perasaannya dari adiknya.

    “Sok tahu kamu,” kata Riska, “Papa kan udah tahu Kakak pacaran ama Anna.Malah sebelum berangkat ke Jerman, Anna pernah ketemu dan ngobrol amaPapa. Sekarang Papa udah bisa kok nerima kenyataan bahwa Kakak emanglesbian.

    ”Hangatnya hembusan napas Tari di lehernya membuat Riska semakin berdebardan ia merasakan panas yang hebat dari selangkangannya. Riska tahu iatak mampu menahan diri lebih lama lagi saat celana dalamnya mulaiterasa lembab.

    “Sana mandi dulu kamu!” tukas Riska sambil mendorong adiknya, “Kamu baumatahari!”“Ngg..” balas Tari kolokan walau tetap melepaskan lengannya yangmelingkari pinggang Riska.“Tapi Kakak jangan pergi dulu. Tari masih kangen ama Kakak,” kata Tari sambil berjalan ke kamar mandi.

    Riska duduk dan melipat kedua kakinya rapat-rapat di depan dadanya. Iamemeluk kedua kakinya sambil menyadarkan dagu ke lututnya. Ia menghelanapas dalam-dalam berusaha menenangkan gairahnya.

    “Kenapa aku sampai begitu, sih!” ia memarahi dirinya sendiri dalam hati.

    “Tari kan adikku sendiri!”“Mungkinkah karena sudah hampir 4 bulan Anna pergi dan aku kangen padapelukan dan sentuhan lembut waTari?” Riska menyelonjorkan kakinya dikasur dan mulai meraba-raba pahanya. Sambil membayangkan dada Anna yang montok, tangan kiri Riska meraba-raba dadanya sendiri, sementaratangan kanannya naik meremas-remas selangkangannya.

    Riska tersentak dari lamunannya dan melepas kedua tangannya daribagian-bagian vitalnya dan kembali menarik napas dalam-dalam. Ia takingin terlihat bergairah saat adiknya keluar dari kamar mandi nanti.
    Tak memakan waktu lama, Tari keluar dari kamar mandi dalam keadaanbugil.

    Ia mengambil celana dalam dan daster dari lemari. Riska menatapadiknya memakai celana dalam, jantungnya yang belum sepenuhnya kembalinormal langsung berdebar lagi melihat tubuh Tari yang langsing namunberisi itu. Tari tidak mengenakan dasternya, tetapi langsung dudukbersila di sisi kakaknya di ranjang dan meletakkan dasternya dipangkuannya.

    Riska tersenyum berusaha menutupi gairahnya dan membelai rambut adiknya.Tari memonyongkan bibirnya seperti orang ngambek dan berkata,

    “Kak Riska kok mau sih ama Mbak Anna? Dia kan..” Tari tampak agak ragu sebelumakhirnya melanjutkan,

    “Dia kan nggak cantik.” Bukannya marah, senyumRiska malah berubah jadi tawa, “Kamu nggak boleh menilai orang daripenampilan fisiknya.

    Anna kan baik banget orangnya, lembut dan penuhpengertian. Lagian fisiknya juga nggak jelek-jelek amat. Toket danpantatnya kan gede banget, .

    Asyik banget untuk diremas. Danciumannya jago banget. Dia yang ngajarin Kakak ciuman.”

    “Iya sih. Toket Tari nggak gede ya, Kak?” kata Tari sambil memandangpayudaranya.

    “Siapa bilang?” balas Riska,

    “toket kamu gede lagi! Kamu tuh tumbuhmelebihi orang seumurmu. Waktu Kakak 17 tahun, toket Kakak belumsegede kamu.

    ”Dengan polos, Tari bertanya, “Emang enak, Kak, diremas ama sesama cewek?”
    Belum sempat Riska menjawab, Tari meraih tangan kakaknya danmeletakkannya di atas dadanya. Riska tersentak, namun membiarkan Tarimenggerakkan tangannya berputar-putar di dada adiknya yang terasalembab dan segar itu. “Mmmhh..” Tari mendesah dan matanya setengahmenutup.

    Gairah Riska yang sudah sulit dikendalikan semakin meledakmelihat reaksi adiknya yang sangat merangsang itu. Riska mulaimeremas-remas dada adiknya dengan lembut lalu memilin-milin putingdada Tari yang terasa semakin membesar dan mengeras.

    “Uhh..” Tari kembali mendesah dan membiarkan Riska meraba dan meremasdadanya, sementara kedua tangannya sendiri meremas sprei kasurnya.

    Taklagi berusaha mengendalikan gairahnya yang sudah memuncak, Riska meraihdagu adiknya dengan tangan kiri sementara tangan kanannya terusmeremas dada Tari dengan semakin bernafsu.

    Riska menarik wajah Tari danmengecup bibirnya yang basah.

    “Mmmhh..” reaksi Tari yang hanya berupa desahan itu membakar nafsuRiska. Sambil meremas dada adiknya dengan bergairah, Riska mengulum bibirbawah adiknya yang segera membuat Tari membalas dengan mengulum bibiratas Riska.

    Kakak beradik ini saling menghisap bibir selama beberapasaat, sampai akhirnya Riska melepas ciuman mereka. Tari membuka matamendapatkan ia dan kakaknya sama-sama terengah-engah setelah berciumandengan penuh gairah.

    “Ohh, ternyata enak ya, Kak? Tari nggak nyangka deh. Kak Riska jugaenak?” tanya Tari dengan polos.

    “Gila kamu, ! Dari tadi Kakak udah mau mati nahan gairah Kakakgara-gara kamu peluk, kamu cium, ngelihat kamu telanjang!” jawab Riska,“Kamu sih! Ngapain lagi kamu tarik tangan Kakak ke toket kamu?”

    Tari tampak terkejut dengan kerasnya kata-kata kakaknya, “Sorry, Kak.Tari cuma kangen aja ama Kak Riska dan pengen disentuh.

    Sorry..” katanyasambil menundukkan kepala.

    “Ssstt..” Riska menarik dagu adiknya lagi hingga mereka salingbertatapan, lalu menampilkan senyumnya yang manis,

    “Tapi kamu sukakan?” Tari hanya membalas dengan senyuman yang tak kalah manisnya.

    Riska menggeser duduknya di ranjang hingga bersandar pada dinding,“Sini,” ia menarik lengan Tari agar duduk di sisinya.

    Mereka dudukberdampingan, Riska membelai rambut Tari, lalu dengan tangan di belakangkepala adiknya, Riska menarik wajah Tari mendekati wajahnya, “Nih ajaranAnna. Kamu nilai sendiri enak apa nggak.” Riska kembali mencium bibirTari.

    Kendali diri sudah sepenuhnya kembali pada dirinya setelah menyadaribahwa Tari juga menikmati semua ini, Riska mengatur alur percintaantanpa tergesa-gesa. Ia tak lagi meraba-raba adiknya. Kini Riska hanyamengulum bibir adiknya, kadang seluruh mulutnya, lalu melepasnya, lalumengulumnya lagi.

    Kadang ia biarkan Tari yang menghisap bibirnyadengan lebih bernafsu, lalu melepasnya untuk melihat adiknya majumengejar mulutnya yang sedikit ia buka, memancing gairah Tari.

    Riska mendorong adiknya hingga rebah di kasur. Mereka berciuman lagidengan penuh gairah. “Kak..” Tari mendesah.

    Riska menjawab denganmenyelusupkan lidahnya dengan lembut ke dalam mulut Tari yang sedikitterbuka. Tenggorokan Tari tercekat saat merasakan lidahnya bersentuhandengan lidah kakaknya. Ini perasaan yang belum pernah ia rasakansebelum ini. Ia tak menyangka akan merasakan rangsangan luar biasasebagai akibatnya.

    Jilatan lembut Riska pada langit-langit dan lidah Tari membuat Tariterangsang, namun menjadi semakin rileks karena merasa semakin menyatudengan kakaknya. Tari mulai membalas gerakan lidah Riska dengan gerakanlidahnya sendiri.

    Mengetahui adiknya sudah bisa menikmati ini, Riska membelitkan lidahnya pada lidah Tari sambil menghisap bibir adiknya.Riska melepas lidahnya dari mulut adiknya, lalu berkata, “Hisap lidahKakak, Sayang.”

    Kata-kata lembut Riska membuat Tari semakin bergairah, seakan sedangbercinta dengan kekasihnya. Dengan bernafsu, ia menghisap lidah Riskayang kembali menjelajahi mulutnya. Mereka berciuman dan bergantiansaling menghisap lidah untuk waktu yang lama.

    Merasa gairah adiknyadan gairahnya sendiri semakin membara, Riska mulai meningkatkankecepatan percintaan dengan meraba paha dan selangkangan Tari. Tarimendesah saat merasakan sentuhan di bagian yang belum pernah disentuhsiapa pun itu.

    Riska melepas bibirnya dari bibir adiknya, lalu mulaimenjilati telinga dan leher Tari. Desahan Tari mulai berubah menjadierangan kenikmatan.

    Tanpa melepas tangannya dari selangkangan Tari, Riska menurunkanjilatannya ke dada adiknya yang montok itu. “Ah..!” Tari menjeritkecil saat pertama kali lidah kakaknya menyentuh puting buah dadanya,

    “Ooohh.. aahh.. Kak..” desahnya dengan penuh kenikmatan. Tari membukamatanya menyaksikan Riska menjilati puting dan payudara Tari dengansemakin cepat dan bernafsu, membuat putingnya membesar dan mengeras.

    Kadang Riska menggigit puting Tari membuat Tari menjerit kecil danmemaju-mundurkan pantatnya seirama dengan gerak tangan Riska diselangkangannya, sehingga tangan Riska terasa semakin menekan danmeremas di selangkangannya yang kini sudah basah kuyup.

    Bangkit dari dada Tari, Riska menduduki adiknya dengan selangkangantepat di atas selangkangan adiknya. Riska menarik kaosnya lalumelemparkannya ke lantai. Kedua tangan Tari meremas dada kakaknya saatRiska sedang berusaha melepas BH-nya.

    Riska melempar BH-nya dan Tarisemakin bernafsu meremas dada dan puting telanjang kakaknya. Merekasaling menghujam selangkangan hingga saling menekan. “Hhh..” desah Riskayang menikmati remasan adiknya pada dadanya yang telah membesar danmengeras itu.

    Tak tahan lagi untuk segera merasakan adiknya, Riskabangkit membuka celana pendek sekaligus celana dalamnya, lalu menarikcelana dalam Tari hingga terlepas, menampilkan setumpuk kecil bulutipis yang menutupi kemaluan yang telah membengkak penuh gairah. Bauseks menyebar dari vagina Tari, membuat isi kepala Riska serasa berputarpenuh gairah tak tertahankan.

    Riska meraba bibir vagina adiknya yang telah berlumuran lendir gairah.“Ohh, Kakaak!” Tari tersentak merasakan nikmatnya sentuhan di titikterlarang itu.

    Tak tahan lagi, Riska segera menjilati bibir vagina Taridengan bernafsu, menikmati manisnya lendir vagina Tari.

    “Ah! Ah! Kak!Ah!” Tari menjerit-jerit tak tertahankan, tubuhnya menggelinjangmerasakan kenikmatan yang tak pernah terbayangkan olehnya.

    Dua jari Riska membuka bibir vagina Tari, menampilkan klitoris yangtelah membengkak keras dan teracung keluar. Lidah Riska menari padaklitoris adiknya sambil tangan kirinya naik meremas-remas payudara Tari, membuat Tari terpaksa mencengkeram sprei untuk menahan gelinjangtubuhnya yang semakin sulit dikendalikan. Ini tak membantu menahanjeritannya yang semakin keras “Aaagghh! Aaagghh! ohh, Kakaak! Nikmat,Kaak! Jangan berhen.. aagghh!” Tari telah terlontar ke dalam dunianyasendiri.

    Memang tak berniat berhenti, lidah Riska masuk ke dalam vagina Tari danmenjilatinya tanpa ampun. Tari meluruskan kedua lengannya di sisimenopang tubuhnya ke posisi duduk mengangkang, menyaksikan kepalakakaknya di antara kedua pahanya.

    Tak mampu mengendalikan kenikmatanseks yang terus meningkat ini, Tari menghunjamkan selangkangannya kewajah kakaknya berulang kali, sementara lidah Riska semakin cepatbergetar di dalam vagina Tari, sambil menikmati lendir vagina adiknyayang terus mengalir ke dalam mulutnya.

    Hunjaman selangkangan dan gelinjang tubuh Tari yang semakin kasar dantak terkendali membuat Riska tahu bahwa adiknya tak akan tahan lebihlama lagi. Ia semakin bernafsu menjilati adiknya, di dalam vagina,bibir vagina serta klitorisnya.

    Tepat dugaannya, tak lama kemudiankedua paha Tari menghentak kaku menjepit kepala Riska, tubuh Taribergelinjang semakin kasar dan liar, sementara vaginanya berkontraksidan memuncratkan gelombang demi gelombang lendir seks yang tak mampulagi ia bendung.

    “Aaakk.. aahh.. ahh Kakk..” jerit Tari tak peduli lagi pada dunia,hanya kenikmatan orgasme pertamanya ini yang berarti baginya. Riskamembuka mulutnya, mengulum seluruh vagina adiknya dan menenggak lendirorgasme yang membanjiri seisi mulutnya hingga sebagian menetes daribibirnya ke dagu dan lehernya.

    Orgasme demi orgasme melanda Tari selama semenit penuh, hinggaakhirnya ia merasa begitu lemah sampai tubuhnya jatuh ke kasur denganpenuh kenikmatan dan kepuasan. Riska menjilati lendir yang lolos ke sisiselangkangan dan paha adiknya, lalu memanjat tubuh adiknya danmenindih tubuh adiknya.

    Sambil terengah-engah, ia menyaksikan Tariyang memejamkan mata penuh kepuasan. Riska mengecup bibir Tari, membuatTari membuka matanya dan tersenyum. Ia memeluk tubuh telanjang Riska,lalu membalas kecupan kakaknya dengan ciuman penuh pada mulut Riska.

    Lidah mereka terpaut, Tari menghisap lidah kakaknya, lalumelepaskannya untuk menjilati wajah, pipi dan leher Riska yangberlumuran lendir orgasmenya sendiri. Lendir seks ini terasa nikmatdan manis baginya.

    Tari tahu Riska terengah-engah bukan hanya karena habis memakanvaginanya dengan brutal, namun juga karena gairahnya yang telahmemuncak. Tari melorotkan diri di bawah tubuh kakaknya, menggesekkanpayudaranya pada payudara Riska.

    Wajah Tari tiba di depan payudara Riskasaat Riska mengangkat tubuhnya dengan menopangkan dirinya pada sikunya.Tanpa ragu Tari mulai menjilati puting payudara kakaknya hingga napasRiska semakin tersenggal-senggal menahan gairah yang semakin melonjakdalam dirinya. Selangkangannya semakin memanas dan lendir seksnyameleleh keluar dari vaginanya, menetes-netes di paha Tari.

    “Ohh, Sayang! Kakak nggak tahan lagi, Sayang!” erang Riska.Memahami maksud kakaknya, Tari melorotkan tubuhnya kembali hinggawajahnya tiba di depan vagina Riska, dan tanpa menunda lagi, Tarilangsung menyusupkan lidahnya ke dalam vagina kakaknya.

    “Aaahh! Ahh! Sayaang!” Riska menjerit selagi Tari sibuk menjilativaginanya dari dalam hingga ke klitorisnya berulang-ulang.

    Dengan bernafsu, Riska menduduki wajah adiknya, lalu menaik-turunkantubuhnya, menghujamkan vaginanya ke wajah adiknya berulang-ulang.Sambil meremas pantat Riska, Tari meluruskan lidahnya hingga kaku danmenghujam wajahnya seirama dengan gerakan pantat kakaknya ini.

    Lendirgairah meleleh ke wajah dan pipi Tari saat ia memaikan kakaknya denganlidahnya. Tak lama Riska mampu bertahan setelah gelombang rangsanganbertubi-tubi yang telah ia nikmati, puncak kenikmatan pun meledak danRiska tersentak kaku di atas wajah adiknya dalam kepuasan orgasme demiorgasme yang menyemprotkan lendir panas ke dalam mulut Tari berulangkali.

    Tari berusaha keras menghisap dan menelan seluruh lendir orgasme Riskayang memenuhi mulutnya. Begitu banyaknya lendir kepuasan yang Riskatumpahkan ke mulut adiknya, sebagian terpaksa mengalir keluar ke pipiTari.

    Dari kaku, perlahan-lahan tubuh Riska mulai melemas dan jepitanpahanya pada kepala Tari pun mulai mengendur, hingga akhirnya Riska jatuh terbaring lemas di atas ranjang. Tari mendekati wajah kakaknya yang menantinya dengan tersenyum, lalu mencium bibir kakaknya.

    Merekaberpelukan dan berciuman beberapa saat. Riska membelai rambut adiknya,sementara Tari meremas pantat kakaknya. Lelah berciuman, Riska menghelanapas panjang sebelum akhirnya mengatakan, “Aku cinta kamu, Sayang..”Tari hanya tersenyum dan mereka terus berpelukan hingga tertidur dalamrasa lelah yang penuh dengan kepuasan.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Lestari Jilbab Seks Tukang Jualan – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sex Lestari Jilbab Seks Tukang Jualan – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1901 views

    Perawanku – Sebetulnya aku bukanlah seorang pemerkosa. Aku juga bukan lelaki hipersex yang hobi jajan di lokalisasi. Aku seorang lelaki beristri. Tetapi, kejadian spontan telah membuatku menjadi orang yang terobsesi pada sex dengan kekerasan. Ya, tepatnya, aku kini jadi pemerkosa. Spesialisasiku, memperkosa perempuan berjilbab ! Siang itu, aku berhenti di depan sebuah warung kecil. Mau beli Djarum Super. Baru sekali ini aku ke warung ini. Seperti aku bilang tadi, aku mau beli Djarum Super. Rokok biasanya dipajang di bagian depan warung. Saat itulah kulihat seorang perempuan tengah nungging membelakangiku. Kelihatannya ia sedang menata barang dagangan.

    Kalian pasti membayangkan aku melihat paha yang tersingkap di balik rok. Jangan keliru dulu. Yang kulihat justru perempuan dengan busana serba tertutup. Ia pakai gamis panjang sampai mata kaki. Tetapi justru itu menariknya. Perempuan ini memakai gamis dari bahan halus berwarna biru muda. Kelihatan juga ia berjilbab biru tua. Jilbabnya panjang. Ujungnya sampai ke pinggulnya. Pada posisi menungging gitu, bagian muka jilbabnya jatuh sampai ke lantai. Dari celah jilbab di bawah lengannya terlihat tonjolan teteknya lumayan gede juga.

    Yang pertama menarik perhatianku justru bokongnya. Dari belakang terlihat bundar. Di bundaran itulah terlihat cetakan garis celana dalamnya. Entah mengapa aku jadi tertarik mengamati terus gerakan bokong perempuan itu. Sekitar lima menitan aku pandangi bokong itu. Yang terlihat di mataku kini bercampur dengan imajinasi bokong telanjang. Tambah parah lagi karena sekali perempuan itu menggaruk pantatnya tanpa sadar ada yang mengawasi. Tanganku rasanya gatal, ingin mengelus dan meremas pantat bundar itu. Akhirnya, perempuan itu menyadari kehadiranku. Ia menoleh ke belakang dan terkejut.
    “Eh… mau beli apa pak ?” katanya di tengah keterkejutannya.

    Aku lebih terkejut lagi. Ternyata, perempuan ini sangat cantik. Usianya memang tak muda lagi. Mungkin sudah sekitar tiga puluh tahunan. Tapi wajahnya itu lho yang bikin aku nggak bosan memandangnya. Putih, amat putih malah, bersih dan lembut…..Aku berlagak mencari-cari barang sambil terus menerus mencuri kesempatan memandang wajahnya. Sesekali kuajak ngobrol dia. Suaranya juga lembut, selembut wajahnya. Pikiranku mulai ngeres. Membayangkan rintihannya ketika memeknya ditembus kontolku.

    Dari ngobrol itulah kutahu bahwa dia seorang ibu dengan tiga anak. Yang paling besar baru kelas 5 SD. Kaget juga aku waktu tahu dia sudah punya 3 anak. Menurutku, dia bahkan pantas jadi mahasiswi semester I. Suaminya kerja dan baru pulang sore. Anak-anaknya sedang sekolah.

    “Jadi sendirian nih, Mbak ?” komentarku, keceplosan saking excitednya.
    “Iya, Pak. Sebentar lagi anak-anak juga pulang,” jawabnya tanpa curiga.

    Aku masih asyik dengan bayangan tubuh telanjangnya ketika ide jahat melintas begitu saja. Itu terjadi ketika kulihat sebilah pisau dagangan yang dipajang. Cepat sekali itu terjadi. Aku asal saja mengambil barang-barang dan kutaruh di meja kasir di hadapannya.

    “Aduh, Mbak… saya kok kebelet pipis. Bisa numpang ke belakang nggak ?” kataku, mulai menjalankan rencana jahatku.
    “Eh… gimana ya….?” katanya ragu. Aku tahu ia ragu, karena ia sendirian di rumah.
    “Gimana nih…. udah nggak tahan, Mbak,” kataku sambil demonstratif meremas selangkanganku di hadapannya.

    Kulihat wajahnya memerah.
    “Eh…. tapi tunggu sebentar ya… kamar mandinya berantakan. Saya rapikan sebentar,” sahutnya sambil bergegas ke dalam.
    Aku langsung menutup pintu warung dan menguncinya. Lalu, kuambil pisau dan menyusul perempuan tadi. Sekilas kulihat ia keluar dari kamar mandi dan menaruh BH ke mesin cuci.
    “Gimana ? Dah nggak tahan nih,” kataku lagi sambil meremas selangkanganku dan melangkah ke arahnya.
    Ibu muda itu kelihatan jengah karena melihatku ada di dalam rumah. “Eh… sudah, silakan,” katanya dengan wajah menunduk.

    Karena menunduk itu, ia kaget betul waktu aku berhenti di depannya. Ia mengangkat wajahnya dan seketika terlihat pucat waktu kuacungkan pisau ke arah perutnya.
    “Angkat tangan dan jangan melawan !” kataku setengah berbisik.
    Ia tampak ketakutan betul. Tangannya segera terangkat. Kusuruh ia berbalik menghadap tembok. Kedua tangannya kemudian kuturunkan dan kuikat dengan BH yang kuambil dari mesin cuci. Lalu, kuputar tubuhnya hingga menghadapku.

    “Jangan… tolong, jangan apa-apakan saya…” katanya dengan suara gemetar.
    “Jangan takut, saya cuma mau senang-senang sedikit,” kataku sambil menjulurkan tangan ke dada kanannya yang tertutup jilbab lebar.

    Ibu muda ini memekik kecil. Wow… teteknya terasa kenyal dan mantap.

    “Kamu nggak pake BH ya ?” kataku sambil mencubit putingnya dari luar jilbab. Ia terus menggeliat-geliat.
    “Siapa namamu ?” kataku sambil memencet putingnya agak keras.
    “Aduh…. aduh… Lestari… aduh, jangan keras-keras….” ia merintih-rintih.

    Kulepaskan jepitanku pada putingnya. Tetapi kini tanganku mulai merayap ke perutnya yang ramping. Terus turun ke pusarnya dan akhirnya berhenti di selangkangannya. Kuremas-remas gundukan memeknya.

    “Ohhh… jangan… jangan….” Lestari menggeliat-geliat.
    “Jangan takut Mbak… saya cuma mau main-main sebentar…” kataku lalu berlutut di hadapannya.

    Tanganku kemudian masuk ke balik gamisnya. Menyusuri kulit tungkainya yang mulus. Lalu perlahan kutarik turun celana dalamnya. Perempuan itu mulai terisak. Apalagi, kini kupaksa kedua kakinya merenggang. Kuangkat bagian bawah gamisnya sampai ke pinggang. Wow… indah sekali. Memeknya mulus tanpa rambut. Gemuk dan celahnya terlihat rapat. Tak sabar kuciumi memek cantik itu…

    Lestari terisak, memohon-mohon agar aku melepaskannya. Ia pun menggeliat-geliat menghindar. Tetapi, mulutku sudah begitu lekat dengan pangkal pahanya. Kujilati sekujur permukaan memeknya sampai basah kuyup. Lidahkupun berusaha menerobos di antara celah memeknya. Agak sulit pada posisi seperti itu. Maka, kugandeng Lestari ke kamarnya. Setengah kubanting tubuhnya ke atas ranjangnya sendiri. Ibu muda itu menjerit-jerit kecil ketika dengan kasar kucabik-cabik gamisnya dengan pisau. Sampai akhirnya, tak ada sehelai kainpun kecuali jilbabnya.

    Kupandangi tubuh yang putih mulus itu. Kedua kakinya menjuntai ke tepi ranjang. Teteknya berguncang-guncang ketika ia menangis. Dengan penuh nafsu kucengkeram kedua teteknya dengan kedua tanganku, lalu kuciumi kedua putingnya. Sesekali kugigit-gigit benda mungil itu.

    “Jangan berteriak keras-keras ya. Cukup mendesah-desah saja. Kalau Mbak Lestari berteriak terlalu keras, aku bisa marah dan kupotong puting Mbak ini,” kataku sambil menjepit puting kanannya, menariknya ke atas dan menempelkan mata pisau ke sisinya. Lestari tampak ketakutan dan menggigigit bibirnya.
    Aku kemudian melorot turun. Wajahku tepat di hadapan selangkangannya. Kuangkat paha perempuan itu hingga terentang lebar, lalu kudorong ke arah tubuhnya. Kini tubuhnya melengkung dan pangkal pahanya terangkat ke arah wajahku. Perlahan, lidahku menjilat alur lubang memeknya dari bawah ke atas.
    “Eungghhhhh….” terdengar Lestari mengerang.

    Tak sabar, aku menguakkan bibir memeknya dengan jemariku. Lebar-lebar sampai terlihat bagian dalam lubang memeknya yang pink dan lembab. Jantungku berdegup kencang. Baru kali ini aku melihat dari dekat bagian dalam lubang memek selain milik istriku. Lebih berdebar lagi, karena memek yang satu ini milik seorang perempuan alim berjilbab lebar !Antara degup jantung dan dorongan gairah itu, kujulurkan lidahku sejauh-jauhnya ke lorong itu. Soal rasa tidak penting kuceritakan. Tetapi, sensasinya itu yang luar biasa. Tubuh Lestari bergetar hebat diiringi erangan dari mulutnya. Hampir tak henti-henti ia meratap-ratap diiringi isaknya.

    “Jangan… jangan…. ouhhhh…. jangan…. “

    Ratapannya makin menjadi-jadi saat lidahku menyerang klitorisnya dengan sapuan yang intens. Istriku bisa menjerit-jerit histeris jika itu kulakukan pada klitorisnya. Kulirik Lestari memejamkan mata dan menggigit bibirnya. Kepalanya menggeleng-geleng. Kutusukkan dua jariku dan mengaduk-aduk memeknya. Akibatnya lebih hebat lagi. Lestari merintih-rintih dengan suara yang mirip seperti suara istriku menjelang orgasme. Memeknya terasa amat basah. Kugerakkan jariku makin cepat. Lalu, kusedot-sedot klitorisnya. Tiba-tiba, Lestari mengerang panjang dan kedua pahanya mengatup hingga menjepit kepalaku. Tubuhnya mengejang-ngejang. Saat itulah kugigit bibir memeknya dengan gemas. Terdengar Lestari memekik kesakitan. Dari gelinjang kenikmatan, ia kini meronta-ronta kesakitan, berusaha menjauhkan pangkal pahanya dari gigitanku.

    “Sakit….sakit, aduh… sakit… lepaskan….” rintihnya memelas.

    Aku lepaskan gigitanku lalu kedua lututku menekan pahanya hingga mengangkang. Terlihat bekas gigitanku di memeknya. Tetapi bibir memeknya memang terlihat mengkilap oleh cairan memeknya sendiri.

    “Kamu suka ya diperkosa ?” kataku sambil kali ini menusukkan tiga jari ke memeknya yang basah.

    Orgasme Lestari tadi rupanya tertunda. Buktinya, ketika tiga jariku menusuk memeknya, otot-ototnya langsung bereaksi seperti meremas ketiga jariku. Ibu muda itu pun mengerang dan merintih….

    “Ouuhhhh… jangannnhhh…aihhhh….oummmmhhhh…” desahannya makin menjadi ketika bibirku menangkap puting kanannya dan menghisapnya kuat-kuat.

    Aku tahu perempuan ini orgasme saat mendengar rintihannya. Sangat mirip rintihan istriku ketika orgasme. Otot-otot memeknya juga mencengkeram tiga jariku sementara pinggulnya bergerak tak terkontrol. Kupandangi wajah sayu Lestari dengan penuh nafsu. Dia menggigit bibirnya sendiri. Matanya terpejam. Tiga jariku masih menusuk memeknya yang terlihat amat becek. Tubuh telanjang ibu muda berjilbab ini terlihat bergetar menahan sisa-sisa orgasmenya. Sampai akhirnya, Lestari benar-benar terkapar lunglai. Kedua tangannya masih terikat di belakang punggung, mengganjal pantatnya sehingga bagian pinggulnya mendongak ke atas. Tubuhnya bermandi peluh. Kedua pahanya mengangkang lebar. Kutarik keluar tiga jariku, kunikmati pemandangan lubang memeknya yang membentuk huruf O dan perlahan mengatup kembali.

    “Ok… sekarang giliranku,” kataku sambil menempatkan diri di tengah pahanya yang mengangkang.

    Lestari cuma bisa menggeleng lemah saat kepala kontolku mulai menyusup di celah memeknya. Kupaksa ia mengulum tiga jariku yang berlumur lendir dari memeknya sendiri.

    “Kamu belum pernah menjilat memekmu sendiri kan ?” kataku.

    Lestari terisak-isak sambil mengulum tiga jariku yang berlumur lendir kemaluannya sendiri. Terlihat keningnya berkerut. Kepala kontolku sudah terjepit di mulut lubang memeknya yang terasa sangat basah. Aku ingin memberinya sedikit kejutan. Tanpa peringatan sama sekali, langsung kuhentakkan kontolku jauh sampai ke dasar memeknya. Kontolku terasa menerobos lorong sempit yang berlendir. Suara benturan biji pelirku dengan pangkal pahanya terdengar cukup keras. Reaksi Lestari juga luar biasa. Kedua matanya tiba-tiba membelalak. Kalau saja mulutnya tidak sedang mengulum jariku, mungkin dari mulutnya akan terdengar jeritan. Tetapi kini yang terdengar hanya gumaman tak jelas. Bahkan, jariku terasa agak sakit karena digigit ibu muda ini. Tetapi yang jelas, kontolku kini terasa seperti diremas-remas oleh otot-otot memek perempuan berjilbab lebar ini. Luar biasa…

  • Cerita Sex LIA Pembantu Abg 17 Tahun Begitu Nikmat

    Cerita Sex LIA Pembantu Abg 17 Tahun Begitu Nikmat


    640 views

    Perawanku – Cerita Sex LIA Pembantu Abg 17 Tahun Begitu Nikmat, Hari ini seperti biasa aku perhatikan istriku sedang bersiap untuk berangkat kerja, sementara aku masih berbaring. Istriku memang harus selalu berangkat pagi, tidak seperti pekerjaanku yang tidak mengharuskan berangkat pagi. Tidak lama kemudian aku perhatikan dia berkata sesuatu, pamitan, dan perlahan meninggalkan rumah.

    Sementara aku bersiap kembali untuk tidur, kembali kudengar suara orang mendekat ke arah pintu kamar. Tetapi langsung aku teringat pasti pembantu rumah tangga kami, Lia, yang memang mendapat perintah dari istriku untuk bersih-bersih rumah sepagi mungkin, sebelum mengerjakan yang lain.
    Lia ini baru berumur 17 tahun, dengan tinggi badan yang termasuk pendek namun bentuk tubuhnya sintal. Aku hanya perhatikan hal tersebut selama ini, dan tidak pernah berfikir macam-macam sebelumnya. Tidak berapa lama dari suara langkah yang kudengar tadi, Lia pun mulai tampak di pintu masuk, setelah mengetuk dan meminta izin sebentar, ia pun masuk sambil membawa sapu tanpa menunggu izin dariku. Baru pagi ini aku perhatikan pembantuku ini, not bad at all.
    Karena aku selalu tidur hanya dengan bercelana dalam, maka aku pikir akan ganggu dia. Dengan masih pura-pura tidur, aku menggeliat ke samping hingga selimutku pun tersingkap. Sehingga bagian bawahku sudah tidak tertutup apapun, sementara karena bangun tidur dan belum sempat ke WC, kemaluanku sudah mengeras sejak tadi. Dengan sedikit mengintip, Lia berkali-kali melirik kearah celana dalamku, yang didalamnya terdapat ‘Mr. Penny’ku yang sudah membesar dan mengeras. Namun aku perhatikan dia masih terus mengerjakan pekerjaannya sambil tidak menunjukkan perasaannya.
    Setelah itu dia selesai dengan pekerjaannya dan keluar dari kamar tidur. Akupun bangun ke kamar mandi untuk buang air kecil. Seperti biasa aku lepas celana dalamku dan kupakai handuk lalu keluar mencari sesuatu untuk minum. Kulihat Lia masih meneruskan pekerjaannya di ruang lain, aku rebahkan diriku di sofa depan TV ruang keluarga kami. Sejenak terlintas untuk membuat Lia lebih dalam menguasai ‘pelajarannya’. Lalu aku berfikir, kira-kira topik apa yang akan aku pakai, karena selama ini aku jarang sekali bicara dengan dia.
    Sambil aku perhatikan Lia yang sedang sibuk, aku mengingat-ingat yang pernah istriku katakan soal dia. Akhirnya aku ingat bahwa dia memiliki masalah bau badan. Dengan tersenyum gembira aku panggil dia dan kuminta untuk berhenti melakukan aktivitasnya sebentar. Lia pun mendekat dan mengambil posisi duduk di bawah. Duduknya sangat sopan, jadi tidak satupun celah untuk melihat ‘perangkatnya’. Aku mulai saja pembicaraanku dengannya, dengan menanyakan apakah benar dia mempunyai masalah BB. Dengan alasan tamu dan relasiku akan banyak yang datang aku memintannya untuk lebih perhatian dengan masalahnya.
    Dia hanya mengiyakan permintaanku, dan mulai berani mengatakan satu dua hal. Semakin baik pikirku. Masih dengan topik yang sama, akupun mengajaknya ngobrol sejenak, dan mendapat respon yang baik. Sementara dudukku dengan sengaja aku buat seolah tanpa sengaja, sehingga ‘Mr. Penny’ku yang hanya tertutup handuk akan terlihat sepenuhnya oleh Lia. Aku perhatikan matanya berkali-kali melirik ke arah ‘Mr. Penny’ku, yang secara tidak sengaja mulai bangun. Lalu aku tanyakan apa boleh mencium BB-nya, sebuah pertanyaan yang cukup mengagetkannya, selain karena pertanyaan itu cukup berani, juga karena matanya yang sedang melirik ke ‘anu’ ku. Untuk menutupi rasa malunya, diapun hanya mengangguk membolehkan.
    Aku minta dia untuk mendekat, dan dari jarak sekian centimeter, aku mencoba mencium BBnya. Akalku mulai berjalan, aku katakan tidak begitu jelas, maka dengan alasan pasti sumbernya dari ketiaknya, maka aku minta dia untuk menunjukkan ketiaknya. Sejenak dia terdiam, mungkin dipikirnya, apakah ini harus atau tidak. Aku kembali menyadarkannya dengan memintanya kembali memperlihatkan ketiaknya. Melihat tatapannya aku mengerti bahwa dia tidak tahu apa yang harus dikerjakannya untuk memenuhi permintaanku. Maka aku dengan cepat menuntunnya agar dia tidak bingung akan apa yang harus dilakukan. Dan aku katakan, naikkan saja baju kaosnya sehingga aku dapat memeriksa ketiaknya, dan aku katakan jangan malu, toh tidak ada siapapun di rumah.
    Perlahan diangkatnya baju kaosnya dan akupun bersorak gembira. Perlahan kulit putih mulusnya mulai terlihat, dan lalu dadanya yang cukup besar tertutup BH sempit pun mulai terlihat. ‘Mr. Penny’ku langsung membesar dan mengeras penuh. Setelah ketiaknya terlihat, akupun memberi perhatian, kudekatkan hidungku terlihat bulu ketiaknya cukup lebat. Setelah dekat aku hirup udara sekitar ketiak, baunya sangat merangsang, dan akupun semakin mendekatkan hidungku sehingga menyentuh bulu ketiaknya. Sedikit kaget, dia menjauh dan menurunkan bajunya. Lalu aku katakan bahwa dia harus memotong bulu ketiaknya jika ingin BBnya hilang. Dia mengangguk dan berjanji akan mencukurnya. Sejenak aku perhatikan wajahnya yang tampak beda, merah padam. Aku heran kenapa, setelah aku perhatikan seksama, matanya sesekali melirik ke arah ‘Mr. Penny’ku. Ya ampun, handukku tersingkap dan ‘Mr. Penny’ku yang membesar dan memanjang, terpampang jelas di depan matanya. Pasti tersingkap sewaktu dia kaget tadi.
    Lalu kuminta Lia kembali mendekat, dan aku katakan bahwa ini wajar terjadi, karena aku sedang berdekatan dengan perempuan, apalagi sedang melihat yang berada di dalam bajunya. Dengan malu dia tertunduk. Lalu aku lanjutkan, entah pikiran dari mana, tiba-tiba aku memuji badannya, aku katakan bahwa badannya bagus dan putih. Aku juga mengatakan bahwa bibirnya bagus. Entah keberanian dari mana, aku bangun sambil memegang tangannya, dan memintanya berdiri berhadapan. Sejenak kami berpandangan, dan aku mulai mendekatkan bibirku pada bibirnya. Kami berciuman cukup lama dan sangat merangsang. Aku perhatikan dia begitu bernafsu, mungkin sudah sejak tadi pagi dia terangsang.
    Tanganku yang sudah sejak tadi berada di dadanya, kuarahkan menuju tangannya, dan menariknya menuju sofa. Kutidurkan Lia dan menindihnya dari pinggul ke bawah, sementara tanganku berusaha membuka bajunya. Beberapa saat nampaknya kesadaran Lia bangkit dan melakukan perlawanan, sehingga kuhentikan sambil membuka bajunya, dan aku kembali mencium bibirnya hingga lama sekali. Begitu Lia sudah kembali mendesah, perlahan tangan yang sejak tadi kugunakan untuk meremas dadanya, kuarahkan ke belakang untuk membuka kaitan BHnya. Hingga terpampanglah buah dadanya yang berukuran cukup besar dengan puting besar coklat muda.
    Lumatan mulutku pada buah dadanya membuatnya sudah benar-benar terangsang, sehingga dengan mudah tanganku menuju ke arah ‘Veggy’nya yang masih bercelana dalam, sedang tanganku yang satunya membawa tangannya untuk memegang ‘Mr. Penny’ku. Secara otomatis tangannya meremas dan mulai naik turun pada ‘Mr. Penny’ku. Sementara aku sibuk menaikkan roknya hingga celana dalamnya terlihat seluruhnya. Dan dengan menyibakkan celana dalamnya, ‘Veggy’nya yang basah dan sempit itupun sudah menjadi mainan bagi jari-jariku. Namun tidak berapa lama, kurasakan pahanya menjepit tanganku, dan tangannya memegang tanganku agar tidak bergerak dan tidak meninggalkan ‘Veggy’nya. Kusadari Lia mengalami orgasme yang pertama
    Setelah mereda, kupeluk erat badannya dan berusaha tetap merangsangnya, dan benar saja, bebrapa saat kemudian, nampak dirinya sudah kembali bergairah, hanya saja kali ini lebih berani. Lia membuka celana dalamnya sendiri, lalu berusaha mencari dan memegang ‘Mr. Penny’ku. Sementara secara bergantian bibir dan buah dadanya aku kulum. Dan dengan tanganku, ‘Veggy’nya kuelus-elus lagi mulai dari bulu-bulu halusnya, bibir ‘Veggy’nya, hingga ke dalam, dan daerah sekitar lubang pantatnya. Sensasinya pasti sungguh besar, sehingga tanpa sadar Lia menggelinjang-gelinjang keras. Kesempatan ini tidak aku sia-siakan, bibirku pindah menuju bibirnya, sementara ‘Mr. Penny’ku ku dekatkan ke bibir ‘Veggy’nya, ku elus-elus sebentar, lalu aku mulai selipkan pada bibir ‘Veggy’ pembantuku ini.
    Sudah seperti layaknya suami dan istri, kami seakan lupa dengan segalanya, Lia bahkan mengerang minta ‘Mr. Penny’ku segera masuk. Karena basahnya ‘Veggy’ Lia, dengan mudah ‘Mr. Penny’ku masuk sedikit demi sedikit. Sebagai wanita yang baru pertama kali berhubungan badan, terasa sekali otot ‘Veggy’ Lia menegang dan mempersulit ‘Mr. Penny’ku untuk masuk. Dengan membuka pahanya lebih lebar dan mendiamkan sejenak ‘Mr. Penny’ku, terasa Lia agak rileks. Ketika itu, aku mulai memaju mundurkan ‘Mr. Penny’ku walau hanya bagian kepalanya saja. Namun sedikit demi sedikit ‘Mr. Penny’ku masuk dan akhirnya seluruh batangku masuk ke dalam ‘Veggy’nya. Setelah aku diamkan sejenak, aku mulai bergerak keluar dan masuk, dan sempat kulihat cairan berwarna merah muda, tanda keperawanannya telah kudapatkan.
    Erangan nikmat kami berdua, terdengar sangat romantis saat itu. Lia belajar sangat cepat, dan ‘Veggy’nya terasa meremas-remas ‘Mr. Penny’ku dengan sangat lembut. Hingga belasan menit kami bersetubuh dengan gaya yang sama, karena ku pikir nanti saja mengajarkannya gaya lain. ‘Mr. Penny’ku sudan berdenyut-denyut tanda tak lama lagi aku akan ejakulasi. Aku tanyakan pada Lia, apakah dia juga sudah hampir orgasme. Lia mengangguk pelan sambil terrsenyum. Dengan aba-aba dari ku, aku mengajaknya untuk orgasme bersama. Lia semakin keras mengelinjang, hingga akhinya aku katakan kita keluar sama-sama. Beberapa saat kemudian aku rasakan air maniku muncrat dengan derasnya didalam ‘Veggy’nya yang juga menegang karena orgasme. Lia memeluk badanku dengan erat, lupa bahwa aku adalah majikannya, dan akupun melupakan bahwa Lia adalah pembantuku, aku memeluk dan menciumnya dengan erat.
    Dengan muka sedikit malu, Lia tetap tertidur disampingku di sofa tersebut. Kuperhatikan dengan lega tidak ada penyesalan di wajahnya, tetapi kulihat kepuasan. Aku katakan padanya bahwa permainannya sungguh hebat, dan mengajaknya untuk mengulang jika dia mau, dan dijawab dengan anggukkan kecil dan senyum. Sejak saat itu, kami sering melakukan jika istriku sedang tidak ada. Di kamar tidurku, kamar tidurnya, kamar mandi, ruang tamu, ruang makan, dapur, garasi, bahkan dalam mobil.
    Lia ikut bersama kami hingga tahunan, sampai suatu saat dia dipanggil oleh orang tuanya untuk dikawinkan. Ia dan aku saling melepas dengan berat hati. Namun sekali waktu Lia datang kerumahku untuk khusus bertemu denganku, setelah sebelumnya menelponku untuk janjian. Anak satu-satunyapun menurutnya adalah anakku, karena suaminya mandu.
    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Liana Adalah ABG Polos

    Cerita Sex Liana Adalah ABG Polos


    804 views

    Perawanku – Cerita Sex Liana Adalah ABG Polos, Pada kesempatan ini gw ingin berbagi pengalaman ketika bercinta dengan Liana, sahabatku yang masih ABG. Usia Liana berkisar 19 tahun. Bodinya begitu semok dengan pantat yang montok sekali.

    liana memiliki tinggi badan sekitar 173, rambut yang lurus, bertubuh sexy dan ukuran payudara yang tidak begitu besar namun
    padat berisi. Liana k
    uliah di salah satu Universitas di Ibu Kota Indonesia. Orangnya termasuk pendiam, tidak banyak bergaul kerana sedikit memiliki teman, bisa dikatakan anak rumahan kerana kebanyakan waktunya dirumah saja serta latar belakang keluarga keluarga yang lumayan berkecukupan, walaupun tidak bisa dibilang kaya raya.

    Singkat kata singkat cerita dewasa ini Pada Suatu hari Liana sedang bersantai di kantin kampus tersebut, ada lelaki yang mengajak berkenalan bernama Yudik. Sontak Liana sedikit shock, karena tidak ada angin dan ujan badai tiba-tiba ada lelaki yang mengajak berkenal dengannya. Karena Liana bukan termasuk tipe cewek yang bergaul, dia pun agak salah tingkah ketika diajak berkenalan oleh Yudik, akhirnya berjabat tanganlah keduanya. Yudik termasuk mahasiswa lawas dan memiliki nama di kampus tersebut karena termasuk dari sebuah geng ternama di Kampus itu. Dia tidak ganteng, hanya memiliki postur tubuh yang menarik dan pandai bergaul. 1 Bulan setelah mereka berkenalan, maka hubungan mereka pun semakin dekat. Suatu ketika Yudik mengajak Liana untuk main ke rumahnya, karena kedua orang tua Yudik sedang pergi keluar kota. Tadinya Liana menolak dan ragu, tapi berkat kemahiran Yudik bersosialisasi dengan berbagai ribu macam alasan akhirnya Liana bersedia main ke tempat tinggalnya si Yudik

    Cerita Seks Remaja – Di tempat tinggalnya si Yudik inilah Cerita Dewasa kepolosan dan Keluguan ABG ini dimula berawal ketika Yudik meminta izin waktu sebentar kepada Liana untuk kebelakang berganti pakaian. Beberapa saat kemudia keluarlah Yudik dari kamarnya menggunakan celana boxer dan kaos putih oblong. Karena Liana memang memiliki body yang sexy dan tampang yang lumayan, tiba-tiba saja Yudik mulai berpikiran mesum, tanpa ia sadari kontolnya sudah tegang. Dengan keluguan & kepolosannya Liana bertanya kepada Yudik “dik, itu yang dibawah kenapa tiba-tiba berdiri?”. Karena itu sesuatu yang tidak bisa dikontrol, Yudik pun bingung bagaimana harus menjawabnya. Akhirnya dijawablah apaadanya oleh Yudik, “oh.. ya namanya juga cowok…”. Memang Liana itu perempuan yang polos dan rada-rada tulalit, jadi hal-hal seperti itu masih tanda tanya untuk dia. Kemudian Liana bertanya kembali, “Kayak gimana sih itu? Penasaran deh… aku soalnya belum pernah liat seumur idup aku…”. Sebetulnya Yudik tidak ada niatan untuk berbuat jahat kepada Liana, tapi karena pertanyaan yang begitu ekstrim membuat Yudik pun menjadi terangsang.

    ketika yudik terbawa irama keluarlah jawaban yang menjebak dari Yudik, “ Mau liat? Kamu yakin? Nanti kaget lagi…”. Liana karena saking penasarannya dan dogol, meyakinkan Yudik untuk memperlihatkan kontolnya. Dibukalah boxer Yudik dan terlihatlah kontol yang sudah menegang. “Oh kaya gitu ya punya laki-laki tuh…. lucu… boleh dipegang gak?”. Komentar Liana ini memanglah sangat polos, tapi karena Yudik pun sudah terlanjur terangsang dia dekatilah kontolnya kearah Liana. Dengan tanpa rasa bersalah Liana menyentuh ujung kontol Yudik dan memperhatikan bentuk kontol tersebut. Setelah beberapa saat mengamati kontol Yudik, Yudik berbalik bertanya dengan pura-prau bodoh “Emangnya kalo punya kamu kaya apa? Boleh liat?”. Tanap ragu-ragu Liana yang pada saat itu menggunakan Rok, melepaskan semua pakaiannya. Dengan payudara yang sekel dan bulu halus di memeknya, Yudik semakin lepas kendali. “Boleh dipegang ga itunya?” kata Yudik. Liana meiyakan dan Yudik pun mulai menyentuh dan memainkan memek Liana. Tidak lama setelah itu mulai terlihat Liana terbawa oleh permainan Yudik dan mulai terangsang, memeknya pun sudah mulai basah.

    mungkin merasa sudah konak dan tidak tahan lagi melihat kejadian ini si Yudik pun meminta izin kepada Liana untuk segera memasukkan kontolnya, Liana pun bingung untuk apa gunanya memasukkan kontol kedalam memeknya. Tapi Yudik meyakinkan Liana dengan menjelaskan bahwa akan ada kenikmatan tersendiri jika kontol nya masuk kedalam memek Liana. Akhirnya Liana pun mengizinkan dan dimasukkan lah kontol Yudik secara perlahan. Karena itu awal kali bagi Liana, sontak Liana mendesah dan teriak. Tetapi Yudik berusaha menenangkan Liana dan mulailah “genjotan” Yudik semakin dipercepat. Ternyata setelah 1 menit berlalu, Keisah mulai menikmati kegiatan itu dan kesakitan yang ia rasakan berubah menjadi desahan halus. 15 menit berlalu dengan berbagai gaya yang diarahkan oleh Yudik, Yudik mencabut kontolnya dan meminta Liana membuka mulutnya, dikeluarkan lah sperma nya kedalma mulut Liana. Liana sedikit kaget, tapi Yudik kembali meyakinkan dia bahwa cairan tersebut tidak berbahaya. Setelah selesai semuanya, Liana diantar balik ke rumah oleh Yudik. Tidak lama setelah Yudik drop Liana dirumahnya, Yudik mendapat SMS yang berisikan “Thanks ya dik.. tadi enak banget rasanya.. gw aja baru tau.. lain kali kalau ada waktu luang kita coba lagi ya! nikmat banget rasannya liana pengen nyoba lagi!

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Liang Hangat Vagina Sekretaris Nakal

    Cerita Sex Liang Hangat Vagina Sekretaris Nakal


    632 views

    Perawanku – Cerita Sex Liang Hangat Vagina Sekretaris Nakal, Sebagai pria yang sudah menginjak dewasa kini aku ingin hubunganku dengan Lisa lebih serius lagi, tapi kenapa dia tidak mau meresmikan ikatan kami hingga detik ini, akupun tidak tahu juga. Biasanya setiap gadis yang ingin di lamar oleh cowoknya akan merasa senang namun tidak dengan Lisa pacarku, padahal kami sudah hampir dua tahun pacaran dan sama-sama mengenal keluarga masing-masing.

    Usia kamipun usdah cukup menurutku, Lisa 23 tahun dan aku menginjak 27 tahun. Awal aku mengenalnya ketika dia masuk ke perusahaan ini dan bekerja sebagai staf manajemen, saat itulah aku jatuh cinta padanya dan tidak perlu lama bagiku untuk menembaknya dan akhirnya tersambut juga oleh Lisa waktu itu. Dia begitu lembut bahkan padaku saja dia biasa memanggil mas Raka.

    Padahal aku memanggilnya dengan panggilan Bebs, agar dia lebih merasa dekat lagi denganku. Selama ini juga kami belum pernah melakukan adegan seperti halnya dalam cerita sex, aku selalu menjaga Lisa untuk tidak sampai merusak kehormatannya. Bagiku dia adalah calon yang pas buat aku jadikan istri kelak, bukan hanya memiliki wajah cantik namun pribadinya juga baik.

    Sebenarnya banyak pria di kantor ini yang naksir pada Lisa namun aku lebih beruntung dari mereka. Akhirnya merekapun mundur teratur karena sudah tahu kalau akhirnya kami jadian, tapi kalau mau jujur sebenarnya saat ini aku merasa cemburu pada pak Peter anak dari direktur perusahaan ini. Yang baru saja masuk dan langsung memilih Lisa untuk dijadikan sekretaris pribadinya. Diapun masih berumur  27 tahun.

    Namun aku mencoba untuk menghilangkan rasa cemburuku, apalagi aku tahu Lisa tidak mungkin berbuat hal yang macam-macam. Meskipun banyak teman satu kantor yang sering menggodaku dengan bilang kalau aku akan bersaing dengan pak Peter yang lebih segalanya dari aku, aku hanya tersenyum menanggapi semua itu meskipun dalam hati aku merasa perih juga.

    Terkadang aku melamunkan apa aku harus melakukan adegan layaknya dalam cerita sex paling hot dengan Lisa. Supaya dia lebih mencintaiku dan tidak berpaling pada orang lain, tapi aku segera tepis pikiran kotor itu, bagaimanapun juga keluarga kami saling mengenal satu sama lain aku harus percaya pada Lisa. Aku tidak ingin dia merasa terbebani dengan pikiranku.

    Akupun merahasiakan kecemburuanku dan bersikap sewajarnya di depan dia. Hingga hari-hari berlalu dan sudah hampir enam bulan Lisa menjadi sekretaris pak Peter, dan parahnya aku merasa sikap Lisa berubah akhir-akhir ini, aku pikir bahkan aku merasa kalau dia sengaja menjauhiku. Bahkan kencang berhembus kabar kalau Lisa sering jalan bareng dengan pak Peter.

    Namun aku terus saja bersikap seolah aku tidak mendengar apapun sejauh aku tidak melihatnya sendiri aku anggap itu hanya gosip. Sempat aku berpikir bagaimana kalau aku melakukan adegan cerita sex saja dengan Lisa, seperti yang disarankan teman-temanku tapi kini Lisa semakin jauh saja dia sering tidak ada di rumahnya juga dengan alasan banyak pekerjaan yag harus dia lakukan.

    Hingga pada suatu hari ketika jam istirahat kantor secara tidak sengaja aku melihat Lisa sedang di tempat parkir mobil kebetulan siang itu begitu sepi. Karena sudah banyak mobil yang keluar untuk makan di luar atau yang lain, tapi dengan mengendap aku buntuti Lisa ternyata dia masuk kedalam mobil pak Peter. Bagaimana dia bisa masuk sedangkan pak Peter tidak ada di sana.

    Mobilpun melaju perlahan dan aku sadar kalau Lisa sendiri yang mengendarai mobil tersebut, akhirnya akupun membuntutinya dengan mobilku. Ternyata dia berhenti di sebuah hotel yang tidak jauh dari kantor Lisa langsung menuju salah satu kamar hotel, ketika aku mengetahui kamar yang di tuju akupun langsung menuju recepcionist hotel untuk meminta kunci duplikat.

    Sebenarnya pihak hotel tidak memberikannnya padaku bahkan mereka dengan kerasnya melarang itu. Tapi aku tidak kehabisan akal kalau yang di dalam itu istriku dan jika pihak hotel tidak memberikan kunci aku akan mengajak LSM ke hotel tersebut, akhirnya merekapun memberikan kunci tersebut dengan catatan aku tidak membuat keributan dan akupun menyanggupinya.

    Begitu dapat kunci kamarnya akupun segera menuju kamar Lisa, sedangkan mata pihak hotel yang baru saja bersitegang padaku terus memperhatikan aku. Begitu sampai disana aku langsung masuk perlahan, dari balik cermin yang ada di kamar itu aku melihat Lisa sudah bertelanjang bulat sedangkan pak Peter berbaring di kasur empuk hotel dan dengan manjanya Lisa menindih tubuh Pak Peter.

    Merekapun saling berciuman dan dengan cepatnya Lisa mampu melepaskan pakaian pak Peter “Ayo.. dong… pak..nggak tahaan nich..” Aku kaget mendengar kata-kata nakal Lisa, bagaimana mungkin Lisa yang aku anggap sopan selama ini ternyata tidak lebih dengan cewek bispak yang biasa melakukan adegan cerita hot seperti mesum. Dia meliuk-liuk bagaikan ular.

    Sampai akhirnya kontol pak Peter bertambah besar dan dengan lahapnya Lisa langsung mengulumnya dalam mulutnya yang mungil “OOouuuwww… pelaaan.. Lissss… aaaagggggghh… aaaaagggghhhh… teruuus… saaayaaang….. aaaaaagggggghh…” Desah pak Peter sambil membelai rambut Lisa yang tidak lagi beraturan dan Lisa sepertinya begitu menikmati kontol pak Peter.

    Perlahan Lisapun menyuruh Pak Peter untuk terlentang dan dia menunggangi pak Peter bagai kuda yang siap menggoyangnya. Lisa merintih sambil memasukkankontol pak Peter “OOOuugghh… beeesaaar.. sekalii paaak… aaaaggggghhh…. aaagggggh.. Lisa goyang ya….” Diapun bergerak turun naik, bahkan mengeluarkan bunyi dari dalam memeknya dan aku tahu memek Lisa mungkin sudah basah.

    Meskipun aku belum melakukan adegan seperti dalam cerita sex seperti yang mereka lakukan. Tapi aku mengetahui dari cerita teman dan juga dalam internet, kini tubuh Lisa semakin cepat bergoyang bahkan Pak Peter juga sama-sama mendesah “OOOuuggggghhh… ooouugghh.. Lisss… aaaagggghhh… aaaaggggghh.. saaayaaang… aaagggghhh..” Aku tahu mereka berdua hampir mencapai klimaks.

    Karena itulah kesempatan yang aku tunggu, dengan berdiri sambil memegang hp seakan merekam perbuatan mereka akupun berkata “Ayo cepat selesaikan permainan kalian..” Sontak saja mereka berhenti, Lisapun kaget sambil bangun dia berkata “Sayang.. kamu..” Dia bangun dan hendak merampas hp yang ada di tanganku begitu juga dengan pak Peter namun aku pergi dari sana. Padahal aku tidak merekam apapun cukup membuat mereka takut saja.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Liarnya Birahi Pacarku Saat Bermain di Ranjang

    Cerita Sex Liarnya Birahi Pacarku Saat Bermain di Ranjang


    622 views

    Perawanku – Cerita Sex Liarnya Birahi Pacarku Saat Bermain di Ranjang, Perkenalkan nama gw leo,aktifitas gw kuliah di tahun ke 4 sekarang dan gw punya pacar yang binalnya minta ampun dulu di smp gw namanya anggi,dan kalo bicara yang namanya tidur ama cw gw ngelakuiin pertama kali di bangku smp dulu sama dengan anggi ,dan karena itu juga gw punya pacar yang tetap ampe sekarang gw kuliah,kejadiannya tepat di gudang sekolah gw yang tercinta ini pas gw melakukan ini gw kelas 3 smp dan pacar gw kelas 2 smp .Ni ceritanya tapi kalo jelek jangan protes ya.

    Gw sekolah di suatu smp swasta di jakarta,ngomong2x gw termasuk orang yang tenar di sekolah gw (maklum tajir,juga wajah gw juga lumayan dan gw osis di sana).Singkat cerita cewe di sekolah gw banyak yang ngejar dan mau ama gw tapi hanya sedikit cw yang gw ajak tidur ama gw,sekolah gw termasuk sekolah swasta yang favorit di daerah gw sekali kalo engga sekola gw menang sesuatu pasti ada yang mengharumkan nama sekolah gw,di sekolah gw di cap playboy tapi biar di cap gitu masih banyak cw yang mau ama gw dari sekian banyak cw di sekolah gw ada 1 cw di sekolah gw yang pengen banget gw cobaiin namanya anggilina,cantik,imut,kulitnya putih,rambut sebahu warna pirang biru dan sepintas mirip cina dan yang paling gw suka dari dia adalah pantat ama dada gadis tsb tumbuh gd melebihi temen cw ya .

    Anggi pangilan tuk cw ini dan dia termasuk cw yang nakal ato bisa dikatakan binal sekali di sekolah,ada2x aja dulu tingkahnya yang buat orang awam ato guru geleng pala pernah dia tari telanjang di kelas,ciumman di kelas,ampe sepongin ama fetting di wc sekola nih cw termasuk primadona sekola gw banyak cowo yang mau ngajak dia jadian cuma tuk “tidur” ama dia tapi di tolak secara halus karena menurut dia,dia engga mau sembarang cowo yang masukin kontolnya ke memek dia.

    Pas hari senin pagi seperti biasa gw ama gw berangkat dan engga biasanya gw terlambat ( gw kaga pernah terlambat sekalipun ) dan ternyata banyak siswa yang terlambat dan dari pada di hukum ,gw main di gudang sekolah sambil ngerokok di gudang sekolah ( gw sering ngerokok disitu ) dan digudang sekolah gw liat anggi lagi asyik baca buku,gila ni cw baca bacaan novel cowo dewasa.Dia baca sambil ngusap2x dadanya dan sesekali jarinya di masukkin ke memek,”ahhh….ahhh….ahhh” gitu kira2x desahan ya ni cw lagi coli kali pikiran gw ,

    Langsung aja gw buka pintu gudang sekola itu kontan dia kaget gw cuma terpana ngeliat memek dia yang di hiasi jembut yang lumayan tebal ” ehhh…leo gw ngapain loe…kaget..gw ” kata dia terkejut sambil cepat – cepat ngerapiin celana dalamnya “ahh engga,lagi ngapain loe” kata gw ” iya,coli ya” kata gw nambahin ” ihhh…. engga… lagi baca aja” kata dia seraya nunjukin majalah itu ke gw “gi loe mau engga jadi bokin gw “kata gw “bokin loe”kata dia “iya “kata gw mendekat seraya mengelus memek anggi yang taunya udah basah itu “ehmmm….mauuu”kata anggi merem melek dan mundur serta memakai celana dalamnya lagi

    “mau engga loe tidur ama gw ” kata gw langsung ” ama loe ” kata dia kaget.”Iya ama gw,abis ama siapa lagi loe kan bokin gw ” kata gw nambahin ” engga ahhh takutt ” kata anggi “takut,takut apaan ” kata gw “takut hamil “kata dia “engga la,kalo hamil ya gw tanggung jawab “kata gw “bener mau tanggung jawab” kata anggi senyum “kapan mau ML ama gw”kata anggi” disini aja entar siang abis anak2x ama guru balik” kata gw seneng kegirangan”

    Entar sore jam 3 aja” kata anggi ” tapi gw boleh minta duit engga,buat bayaran sekola gw nunggak 4 bulan nih ” kata anggi “emang loe belum bayaran sekola gi ” kata gw bingung “belon kan uangnya gw pake buat beli majalah ini ” kata anggi senyum ” iya nih ” kata gw seraya mengeluarkan 4 lembar seratus ribuan ” kembaliannya buat loe aja gii ” kata gw ” gw tunggu loe disini ya nanti ” kata gw ” bye sayang,tunggu gw ya” kata anggi seraya mengecup gw dan kami masuk sekolah di pelajaran ke dua.

    Jam 3 sore guru ama murid di sekola gw pulang dan gw minta ijin ama mang diman,pinjem kunci sekola buat urusan sesuatu seraya masukkin 2 lembar seratus ribu ke kantong mang diman,gw liat sepi gw ke gudang sekolah yang letaknya agak sepi dan terbelakang di sekolah gw,ada,anggi lagi nenggak minuman dingin.

    “ayo mulai aja ” kata anggi ” ayo aja ” kata gw ” boleh,tapi jangan sangar ya ” kata anggi lalu gw melepas celana panjang dan celana dalam ” anggi kata lo siapa yang paling gd diantara cowok yang pernah loe liat ” kata gw seraya menyorongkan ****** gw ” ehhh…keliatanya sih lu udah putih panjang lagi ” kata anggi malu2x “gii… loe buka donk baju luu …” kata gw dan anggi pun membuka baju serta celana abu2xnya dan jreeng telah berdiri di hadapan gw si anggi cw seksi yang sudah telanjang bulat engga makai apa 2x berdiri di depan gw

    “wuihhh..bener..kata…orang…badan loe kualitas nomer satu gi” kata gw,gw lalu memeluk anggi dan mencium anggi serta meraba pantat anggi dari belakang dan ciumman gw turun ke leher dan tangan gw pindah ke depan dan gw langsung mengusap – ngusap memek anggi dengan tangan dan memasukkan jari tengah gw di memek anggi “ahh..sakiitt..tauuu..”kata anggi terhentak.

    Lalu jari gw berganti bermain di bibir memek anggi dan gw mau anggi melakukan sesuatu dan gw mengghentikan tangan gw di memek anggi dan gw meminta anggi berdiri di depan s*****kangan gw dan menyuruh melakukan blow job lalu dia segera melakukannya dan gw mengarahkan anggi ke depan ****** gw dan menyuruh memasukkan ****** gw ke mulut anggi dan mengangkat tangan anggi memegang pantat gw dan gw memaju – mundurkan ****** gw seperti menyetubuhi mulut mungil anggi

    Dan dengan mulutnya anggi mengulum dan ****** gw di sedot sedot,****** gw di kulum biji zakarnya di maju mundurkan ****** gw di mulut anggi yang mungil itu ,****** gw kadang kadang di jepit diantara dada anggi yang bulat seksi tsb dan anggi menyedot kepala ****** gw dan sensasi yang di berikan anggi serta dadanya itu enak sekali dan gw tidak hentinya mengerang dan dengan keras kedua tangan gw menjambak rambut anggi kedepan dan ke belakang sampai biji zakar gw menghantam muka anggi dengan keras” eehhmmm… .eenakghhhh…. giii… enakgghhh… teruss. .giii” kata gw ngerasa kaya kesetrum listrik jutaan watt pas mulut imut anggi mengemut dan menyedot keras dan

    Sesudah ****** gw mengkilat karena ludah anggi itu ,anggi berkata “sayy.. .isepp… memek… anggiii… donk” dan gw langsung ke bawah dan langsung mencium memek anggi baunya wangi merangsang itu dan gw langsung menjilat memek anggi seraya mengeluar mesukkan jari tengah gw ke memek anggi dan kadang2x kedalam anus anggi,gw sedot sedot clotoris anggi dan anggi pun tak hentinya mengerang “trerus…. leooo…. sedottt… memekkk… anggiiii” kata anggi,gw makin gila menyedot dan mengeluar masukan jari gw ke memek dan anus anggi “leooo… memekkk… anggiiii…”kata anggi “kenapa.. memek… anggiii” jawab gw seraya menekan nekan jari gw

    “memek angggiii basahhh” kata anggi ” anggi… mauuu… keluarrrrr….” dan anggi mengejang dan menjambak rambut gw ke memeknya dan dia merasakan orgasme yang pertamanya sesudah itu gw berkata ” gi gw boleh kan masukin ****** gw ke sini ” sambil mengusap – usap kontolnya ke memek anggi ” boleh aja pelan2x ya ” kata anggi seraya merem melek akibat perlakuan jari dan ****** gw di memek anggi lalu gw pelan – pelan masukin kepala ****** itu ke guanya anggi dan tidak bisa masuk meleset lalu gw lumurin tangan gw dengan ludah dan gw mencoba dan setelah setengah ****** itu masuk anggi memekik keras “acchhh… ouww..

    Sakitt.. dii..pelan.. pelan..donk… luu…. jangan sangar gitu ” setelah kepala batang keras tersebut masuk kemudian gw mencium leher anggi dan sesudah anggi terangsang gw menghentakkan batang ****** gw sehingga masuk seluruhnya ke memek anggi dan anggi menjerit seraya memeluk punggung gw ” achhh…. leooo.. perihhh….” jerit anggi setengah menangis “tenang gii entar juga enak cuma sebentar kok sayy” kata gw seraya mencium dan meremas dadanya supaya dia tenang lalu gw mulai bergerak maju mundur pelan sekali supaya anggi engga merasa sakit ”
    achhh…ohhh… enakkkghhh…. leooo.. enakk… trusss.. leoooo…”kata anggi merem melek,mulut anggi tak hentinya meracau

    “enakkk…leooo…terusss” racau anggi “enakkk….apa…”kata gw seraya mempercepat genjotan gw di dalam memek anggi “kontollll… leooo.. enakkk” racauan anggi yang sudah tak beraturan itu dan gw bergerak sedikit cepat dan anggi seraya menaikan kakinya dan terus mengusap – usap pantat gw yang gerakannya semakin cepat dan gw hanya bergerak maju mundur seraya memegang dan mengelus – elus paha putih anggi dan sesekali menampar paha anggi seraya sesekali menyedot dada anggi yang membusung keras dan leher anggi yang wangi tsb dan setelah 15 menit anggi di genjot oleh gw anggi merasakan sesuatu yang mau keluar dari liang memeknya

    ” achhh… diiii…. gw…. mauuuu….” jerit anggi “mauu…apa…”kata gw “memek anggii… keluarrr…. keluarrr… genjotttt…. yangg…. kerassss… donkkkk… sayyy” kata anggi dan gw segera mengeluar masukan ****** gw dengan cepat dan keras “keluariinn.. aja.. giii.. biar… memek… loe… jepit.. kontoll… leooo “kata gw seraya menaikkan lagi tempo genjotan di memek anggi dan anggi yang sudah tidak tahan itupun menjerit takkala menahan orgasmenya “anggi…. sayangg….. leoooo” dan anggipun merasakan orgasme keduanya dan tubuh anggi pun mengejang dan otomatis menjambak rambut gw kebelakang dan kedua kakinya naik dan menjepit pinggang gw sesudah itu langsung melemas dan jatuh di atas kardus di sampingnya ” dua.. kosong… sayang..” kata gw

    “say…kita coba dogie style yu” kata gw seraya membalik tubuh anggi ke posisi seperti orang merangkak,lalu dengan cepat gw menusuk anggi dari belakang dan bleesssshhh ****** gw yang panjang dan putih itu masuk lagi ke memek anggi dari belakang lalu gw mulai kerja lagi keluar masuk memek anggi dan anggi hanya merem melek dan mengoyangkan kepalanya kekanan dan kiri dan sesekali juga mengoyang anusnya kekiri dan kekanan sesuatu ketika gw bergerak dengan cepat dan kasar sekali sampai bunyi anus anggi yang bersentuhan dengan perut gw berbunyi nyaring dan badan anggi tesodok – sodok dan terguncang – guncang dan buah dada anggi yang besar itu beranyun – anyun dan desahan anggi bertambah nyaring dan gerakan anus anggi semakin erotis.

    Gw terus menyodok memek gw dengan gerakan yang sangat cepat dan setelah 10 menit berdogie style dengan anggi akhirnya gw menyerah dan merasa pertahanan gw akan jebol dan gw mengenjot anggi dengan cepat dan sesuatu ketika gw menancapkan kontolnya di memek gw dan meremas dada anggi dengan keras dan tiba – tiba gw berteriak kepada anggi seraya menancapkan batang ****** ke memek anggi yang sekali jadi sehingga anggi pun memekik dan kepalanya mendongak keatas seraya melepas ****** gw di mulutnya itu”achhhh….”jerit anggi

    ”accchhhh…. giii… gw… mauu…. keluarrrghhhh… terimaaa…. nihhhh…. pejuuuuu… gueee” gw mengerang dan tangannya berganti meremas buah anus anggi dengan kencang dan pada saat itu pula gw mengeluarkan spermanya yang jumlahnya banyak itu di dalam memek anggi ” enakk.. giii… enakkk… memek… loe… enakkk” kata gw seraya sedikit bergerak keluar masuk lagi di memek anggi tuk merasakan sedikit kenikmatan lagi sampai muncratan sperma terakhir ****** gw dan mencabut ****** gw dan menyuruh anggi membersihkan ****** gw dengan lidahnya.

    Dan sesudahnya gw yang kecapaian duduk di kotak di samping tubuh anggi yang mengkilat akibat keringat itu lalu gw mau mendekati anggi lagi ,dan meminta sekali lagi tapi yag ini lain,gw dari dulu pengen nyoba yang namanya anal seks dan banget – banget pengen nyobain anus si anggi yang semok dan padat itu lalu dengan sedikit diolesi vaseline punya anggi gw lumuri batang gw yang mengeras lagi dan anus anggi dan gw mulai penetrasi dengan ****** keras gw ke dalam anus anggi ” achhh…. leo… sakiiitttt…. sakiittt….” rintih anggi pas kepala ****** gw memaksa masuk ke anus anggi yang kecil tsb

    ” gila…giii…pantat… loe… enakghhh..” seraya bergerak maju mundur pelan – pelan 5 menit waktu yang di butuhkan tuk ****** gw masuk seluruhnya “gila …. loe… pantat….. memang…. cocok… disodomi… gii…”kata gw lalu dengan semangat gw gerakin ****** gw keluar masuk anus anggi dengan cepat sambil mengusap buah pantat anggi dan juga kadang kadang seraya tangan kanan gw menjambak rambut anggi ke atas “gila…bener bener anus nomer satu ” kata gw sambil terus mengenjot anus anggi dan teriakan anggi terdengar semakin nyaring dan melengking ketika ****** gw bergerak keluar masuk anusnya dengan cepat,”achhh…. leooo… sakitttt…” erang anggi,gw tau teriakannya itu engga bisa kedengeran oleh siapapun karena gudang itu jauh dari depan sekolah dan sekolah lagian lagi sepi dan itu yang buat gw makin semangat memompa ****** gw di anus anggi .

    Baru kali ini gw ngerasaiin yang namanya anal seks dan dengan kenikmatan anus seorang yang seksi padat pula dan kerasa nikmatnya ampe ubun – ubun gw,gw lalu mencengkram pinggul anggi dengan kedua tangan gw dan mengeluarkan – masukkan ****** gw dengan sangat cepat ” ayooo…. giii… ngentootttt… luuuu… ngenttttottt…..” caci gw seraya sesekali menampar anus semok anggi kiri dan kanan sampai kelihatan anusnya kelihatan memerah dan anggi hanya bisa menjerit seirama sodokan ****** gw di dalam liang anusnya yang sedang di tusuk oleh ****** gw ” ahhh.. .le… akiiittt… leoo.. .jangannnn…. cepeeettthhh…. cepettthhhh… donkkkkhhh… achhhh… sakittt..” rintih anggi meminta gw bergerak pelan

    Tapi gw udah terbang ke langit ke tujuh dan tidak perduli akan permintaan anggi yang menjerit itu dan terus mengenjot anus semok ini dengan cepat dan gw ingin lebih kasar lagi mensodomi anus anggi yang semok ini dan menggenjot anus semok ini dan dengan gerakan cepat aku memulai aktivitas dengan anus semok ini lalu tiba – tiba anggi memekik panjang “achhhh…. achhhh…. gilaaaa… looooo…… perihhhhh…. tauuuu… sakiitttt” jeritan melengking dari anggi pas ****** gw tarik hingga tinggal ujungnya dan memasukkannya dengan cepat dan keras sekali jadi ke dalam anus anggi dan keringat dingin pun menetes deras di punggung anggi dan saat itu pula gw menggangkat anggi dan punggung anggi bersentuhan dengan dada gw dan tangan gw meremas – remas buah dada anggi yang bulat seksi tersebut seraya menyedot lehernya,

    Bau harum dari lehernya yang buat gw makin gila menggenjot mundur maju anus anggi dan napas anggi kelihatan memburu dan tangan anggi tak henti – hertinya meremas tangan gw yang sedang meremas dada anggi sendiri dan gw memegang tangan anggi dan menaruh ke belakang punggung gw dan mengangkat paha anggi seperti orang buang air besar dan setengah menundukan anggi ke bawah dan gw mulai lagi bergerak mundur maju menyodok anus anggi dengan cepat dan semakin keras meremas buah dada anggi seraya mencaci dan memaki anggi,anggi hanya meremas anus gw dan bergerak maju mundur seirama ****** gw didalam anusnya yang sempit tersebut dan gw makin gila menyodok anus anggi dengan cepat seperti gw ingin menghancurkan anus seksi anggi

    “ngenntootttt..luuu… pelacuurrrrhh…. caboo… .jebolhhh… luuuu… jebolllhhh… rasaiinnnchhh… nichhh… makann… nihhhhhh” caci gw seraya meremas dada anggi dengan keras sekali dan kadang kadang menampar buah dada anggi ” ohhhh….. ahhhh…. leooo… anggiiii.. .enggaaa.. .kuaaattt… lagiiiiii… ceeeppeettttaaannn…. donkkkk” rintihan anggi terdengar lagi ” ayooo…. giiii… sebentarrhhhh…. laghiiiiii…..” kata gw seraya menunggingkan dia lagi “ahhh… ohhhh.. .ahhhh…. ahhhh..”desahan anggi yang semakin tidak beraturan ,”giiii…..leooo engga tahann…. mauuu… leooo….. mauuu……. keluarrrghhh…. sayanghhh… diii… dalammm… pantattt… kamuuu” dan

    “kamuuuu…. jadiiii…. pacarrrrr… akuuu….”kata gw dan gw menancapkan ****** gw di anus anggi sekali jadi sehingga terbenam seluruhnya sampai keliatan buah zakarnya saja di anus mungil seksi padat anggi “angggiiii…… sayanggg…. leooooo” jeritan terakhir anggi dan cratt crattt crattt sperma gw meledak kembali tapi ini meledak di dalam anus anggi dan gw seketika itu pula gw menekan ****** gw di anus anggi ke dalam sampai muncratan sperma terakhir gw kedalam anus anggi ini .

    Napas gw dan anggi tersengal – sengal sehabis 20 menit gw menggenjot anus anggi habis habisan dan “achhh…. enakkk” jerit gw ketika ****** gw tercabut dengan sendirinya dari anus anggi ” makasih ya gi gw puas banget ” kata gw seraya mengelus rambut dan mencium pipi dan meremas buah dada anggi,anggi hanya tersenyum dan anggi kusuruh membersihkan ****** gw dari sisa sperma dan anggi pun berlutut di depan ****** gw dan dengan mulut dan lidahnya lagi

    Dia membersihkan penis gw dari lumuran sperma sampai bersih serta memijit batang ****** gw dan tidak disangka dia menyedot ****** gw dan menelan sisa sperma gw yang sedikit keluar dari ****** gw dan rasanya ngilu dan enak banget ” iya…gw..juga nikmatin kok perlakuan loe tadi enak ” kata anggi seraya memakai bajunya kembali dan kami berdua keluar dari gudang dan sebelum keluar gw sempat melihat darah di atas karung buku yang menjadi alas kami “main” dan gw menunjuk tempat alas “main”gw dan anggi tadi “wahh… giii… loe..”kata gw ” iya… gw masih virgin..”kata anggi yang sayu karena kecapaian dan hanya melempar senyum ke gw

    ” elo nyesel gi berbuat gitu ama gw kalo nyesel,dan kalo terjadi apa apa gw mau kok tanggung jawab”kata gw seraya mengelus rambut anggi yang tiba – tiba memeluk dan menangis “:emang kamu engga main main dengan yang tadi” kata anggi dengan mata berair dan gw memeluk tubuh mungilnya “ehhmm… engga.. la .. gw serius ” kata gw “kan anggi hanya cw bispak disini apa kamu engga malu ama temen2x kamu “kata anggi terisak isak “cw bispak kok perawan,mau engga jadi bokin gw “kata gw “engga tau,tapi emang anggi suka ama leo dari dulu dan pas anggi pagi digudang anggi ngebayangin di entot ama leo ” kata anggi “wahhh… beneeerrr… nihhh… jadii..gimana donk” kata gw.

    Dan anggi hanya tersenyum dan gw keluar mengambil mobil dan mengantar anggi ke rumahnya “gw tunggu tlp loe say” kata gw seraya mencium bibir anggi dan memasukan kartu nama berisi no tlp gw ke dalam saku bajunya dan sesudah itu gw pulang ke rumah dengan membawa perasaan yang bahagia dan membawa kenangan biru yang romantis di gudang sekolah gw dan menunggu calon pacar gw telpon dan malamnya jadi anggi menelepon gw dan mengatakan perasaannya dan bahwa dia mau jadi bokin gw dan ingin mengulang saat itu lagi,

    Tapi dengan syarat dia mau jadi cewe satu satunya dan sejak itu gw ama anggi jadian dan pernah saat itu gw pacar gw anggi,andi dan pacar yang kami berdua menjebol keperawannya di gudang sekolah yang sama (gw jebol pantat anggi dan gw juga jebol pantat ita..maruk pantat ya ) ita selalu melakukan perbuatan nikmat itu berempat di wc sekolah,di hotel,kontrakan kami,ato dimana saja,pernah gw “tidur” ama anggi ama ita sekaligus dan kalo ama anggi tak terhitung jumlahnya kayanya tuh memek udah memble tapi ajaib lo memek ama anus anggi tetap sempit kaya dulu lain ama ita yang jalannya udah ngegang karena banyak di sodomi ama andi pacarnya dan itu yang ngebuat gw ketagihan dan nyeret dia tuk tidur bareng mulu dan engga mau coba memek ama anus selain punya cw gw,liburan anak – anak pada belajar tapi gw ama anggi malah ngentot abis – abisan pernah suatu hari gw ama anggi dan melakukannya di alam terbuka pas gw berempat kemping di gunung dan gw melakuannya di batu besar disana

    Itulah cerita rahasia di gudang sekolah kami gw,temen gw andi serta anggi pacar semok gw yang seksi dan mungkin karena ketagihan ama memek ama anus anggi gw jadian ampe sekarang gw kuliah.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Lucah ABG Nakal Jadi Jablay

    Cerita Sex Lucah ABG Nakal Jadi Jablay


    632 views

    Perawanku – Cerita Sex Lucah ABG Nakal Jadi Jablay, Suatu waktu, pas aku lagi kluar kota, malemnya gak ada kegiatan, Kbetulan hotel tempat aku nginep dekat ma kampus universitas terkenal di kota itu. Malemnya, karena gak ada kegiatan, aku iseng menuju ke warnet yang terletak dekat hotel, persis disebrang universitas tersebut. Biasanya kalo malem gini, psti banyak mahaiswa dan mahaiswi yang lagi di warnet. Cuma ketika aku ke warnet dah cukup larut, dah ampir jam 10 malem. Kata bellboy hotel, warnet tu buka 24 jam

    Sampe disana, warnet dah sepi, tapi aku lihat dipojokan masih ada prempuan abg lagi didepan komputer. aku minta petugas warnet komputer disebelah tu abg, dibolehin ma yang jaga. Aku duduk disebelahnya, aku senyum ketika dia noleh ke aku. Manis juga ni anak, dia pake jins dan blus tengan panjang. Karena blusnya ketat, tercetaklah sepasang toket yang lumayan besar. Dia juga senyum. “Sendirian aja nih”, sapaku. “Berdua ma om kan”. Aku senyum, brani juga ni anak. “Tumben si kesini om”. “Aku dari luar kota, malem gini gak ada kerjaan, ya aku mampir ja ke warnet, kan bisa browsing”.

    “Om suka browsing apaan”. “Yang seru2”. “apaan tu om”. “Ya udah kamu logout ja, kita browsing bareng, pake 1 komputer ja, nanti aq cari situs2nya”. Dia mematikan sambungan internetnya, dan duduk disebelahku. Karena tempatnya sepit, jadi agak berdesakan. “Kamu namanya siapa? aku edo”. “ayu om”. “Kamu skola disini juga ya”. “Iya om”. “Dah semester brapa”. “Baru masuk”. “Wah masi abg banget ya”. “La iyalah om, kan baru lulus smu, skarang kuliah disini”. Aku membuka satu situs dewasa, “Kamu mo liat gambar atau video?” “Video lah om, kan lebi life”. “Cuman donlodnya suka lama”. “Ya gak apa, nunggunya kan bisa ngobrol”. “Mangnya gak dicariin”.

    “Dicariin sapa om, aku kos kok”. Aku membuka situs dan mengklik movie, aku milih satu thread dan mulai donlod. Karena kebetulan warnet dah tinggal kita ber2, ditambah petugasnya, donlodnya jadi lumayan cepet. Abg lagi maen ma om2, “Gede banget ya om kon tolnya”, kata ayu tanpa tedeng aling2. “Pernah gini Yu”. “Om mo tau aja”. “Kayanya pernah ya Yu”. Ayu diam saja, matanya menatap layar monitor. Aku tidak menya2kan kesempatan ini, kuelus pahanya. “Om, geli ah”, ayu menggeliat tapi tetep saja menatap layar monitor. Pahanya terus saja kuelus2, tangan kuselipkan diantara ke 2 pahanya, tanpa sadar Ayu membuka pahanya. Aku menggosok pahanya makin keatas kearah slangkangannya.

    Karena tempatnya sempit, Ayu gak bisa mengangkangkan pahanya lebar2. Tanganku pindah sasaran, kuelus toketnya yang membusung. Ayu kaget karena aku meremas perlahan toketnya, “Om…” dia melenguh tetapi tetep saja matanya menatap layar komputer. “Wah abis om, cari yan lan lagi dong om, yang seru kaya gini”. Aku mengklik film brikutnya. Sembari nunggu donlod, aku meremes toketnya lagi. “Toket kamu besar dan kencang Yu, sering diremes2 ya”. “Om iseng ih”. “Tapi kamu suka kan”, jawabku sembari terus meremes toketnya. Ayu membiarkan ulahku, kebetulan donlod dah slesai,

    Ayu kembali menatap tayangan di monitor tv, aku makin gencar merems2 toketnya. “Yu, aku ngaceng nih”, bisikku sembari mencium pipinya. “ke hotelku yuk”. “Tanggung om, ampe filmnya abis ya”. Wah asik juga nih, ajakanku dia iyakan. Aku terus saja meremas2 toketnya, Ayu mulai terangsang karena ulahku, lagian pengaruh film bokep mulai merasuk pada dirinya. Akhirnya filmnya slesai juga. “Jadi Yu, ikut aku ke hotel”.
    “Yuk om, aku juga pengen neh”. Aku menyelesaikan bayaran 2 komputer yang Ayu dan aku pake, aku menggandengnya kluar warnet dan berjalan menuju ke hotel. Gak jauh si jaraknya dari warnet. Ketika lewat resto yang masi buka, “Kamu laper gak Yu, kalo laper cari makan dulu yuk”. Ayu mengiyakan ajakanku, mampirlah kita diresto itu, dah sepi, kami pesan makanan dan minuman. Karena sepi, pesanan cepet dihidangkannya. Sembari makan Ayu crita lebi banyak tentang dirinya. Rupanya dia sering ngen tot ma cowoknya, mahasiwa kakak kelasnya.

    Ya dikosnya bebas, jadi mudah aja cowoknya nginep dan ngen totin Ayu. “Kamu kok mau aku ajak ke hotel Yu”. “Kata temenku, ngen tot ma om2 lebi nikmat dario ma cowok ndiri. Makanya aku penasaran, pengen nobain ngen tot ma om. Bener ya om bisa bikin aku nikmat”. “Ntar kamu rasain ndiri ja”. Kami makan santai saja sembari ngobrol, becanda. Makin dilihat Ayu makin bikin napsu aku. kalo dia tertawa, toket montoknya ikut berguncang2, padahal kliatan dia pake bra. “Toket kamu besar ya Yu, kalo kamu ketawa sampe ikutan bergerak. Keseringan diremes ya”. “Iya om, hobi banget cowokku ngeremes dan ngemut pentil aku”. “Kamu gak ada jadwal ngen tot ma cowok kamu malem ini”. “dia lagi kluar kota om, kebetulan ktemu ma om, aku suka ngeliat om, ganteng, atletislagi badannya, mudahan ja kon tol om perkasa”. Selesai makan, aku membayar billnya, trus kita menuju ke hotelku.

    Di kamar, Ayu kurangkul. Sebuah ciuman mendarat dipipinya. Aku menggandengnya dan duduk di sofa empuk yang ada di kamar. Kamar hotelnya cukup besar, berisi satu tempat tidur besar dan seperangkat sofa, selain meja rias. Aku mengambil minuman kaleng dari minibar, kubuka dan kuberikan kepadanya. “Ayo minum, santai saja, mau

    mandi dulu enggak, kan tadi panas diluar”, kataku sambil menepuk2 pahanya. Sambil tersenyum-senyum aku berlalu ke kamar mandi. Gak lama kemudian, aku keluar dari kamar mandi hanya dengan bersarungkan handuk dipinggang. “Gantian deh mandi biar segar”. Di kamar mandi, di bawah shower, Ayu mengelus2 toketnya dengan busa sabun, demikian pula dengan jembut dan me meknya, sehingga napsunya menjadi ber kobar2. Selesai mandi Ayu kluar hanya pake daleman yang seksi, bra dan CD mini yang tipis model bikini, sehingga bra hanya ditalikan di belakang leher dan punggungnya, sedang CD mininya ditalikan di kiri dan kanannya. Karena branya tipis, otomatis pentilnya yang sudah mengeras menonjol sekali, demikian juga jembutnya yang lebat sangat berbayang dengan CD tipis itu. Karena bentuknya yang mini, jembutnya menyembul di bagian atas, kiri dan kanan CDnya. aku yang sedang duduk di sofa membelalakkan mata ketika melihat dia keluar dari kamar mandi hanya berbalut bikini tipis dan seksi itu. “Lama sekali sih mandinya, pasti deh ngelus2 diri sendiri, ya. Kamu cantik sekali Yu, seksi sekali” katanya. Dia duduk disebelahnya dan menjawab “Habis om sih mandinya gak ngajak2, sehingga terpaksa Ayu ngelus2 sendiri. Om suka kan ngeliat Ayu pakai bikini seperti ini”. “Suka banget, kamu napsuin deh Yu”. “Udah ngaceng dong om”. Ayu yakin melihat pemandangan yang menggairahkan ini pasti mengungkit nafsuku. kon tolku terlihat mulai bergerak-gerak dibalik handuk yang disarungkan dipinggangku.”Ayu tahu, pasti om suka, tak usah khawatir, kan malem ini sepenuhnya milik kita.”

    Aku lalu mencium pipinya. Dalam hitungan detik mulut kami sudah lekat berpagutan. Ayu kurengkuh dengan ketat kedalam pelukanku. Tanganku mulai bergerilya me remas2 toketnya. Pentilnya yang sudah mengeras kupelintir2 dari balik bra tipisnya, Ini membuat rangsangan yang lebih hebat lagi buat Ayu. Ayu menggeliat-geliat sambil mulutnya terus menyambut permainan bibir dan lidahku . Lidahnya menerobos mulutku dan bergulat dengan lidahku. Tangannya pun aktif menerobos handuk yang kukenakan dan me remas2 kon tolku yang sudah mulai ngaceng itu. “Om gede banget kon tolku, pasti om kuat deh ngen totnya. Kita all nite long ya om”. Membalas gerakannya itu, tangan kananku mulai merayapi pahanya yang mulus. Aku menikmati kehalusan kulitnya itu. Semakin mendekati pangkal pahanya,

    Ayu membuka pahanya lebih lebar, biar tanganku lebih leluasa bergerak. Peralahan-lahan tanganku menyentuh gundukan me meknya yang masih tertutup CD bikini tipis. Jariku menelikung ke balik CDnya dan menyentuh bibir me meknya dan menggosok2 it ilnya. Ayu mengaduh tetapi segera kubungkam oleh permainan lidahku. Badannya mulai menggeletar menahan nafsu yang semakin meningkat. Tangannya terus menggenggam kon tolku yang besar dan panjang itu. “Om, besar banget sih kon tolku, dipakaiin obat apa sih sampai besar begini”, katanya sambil mengocok lembut kon tolku.

    “Kamu sukakan sama kon tolku”, bukan menjawab dia malah balik bertanya. “Suka banget om, kalau sudah masuk semua rasanya me mek Ayu sesak deh kemasukan kon tol om, apalagi kalau udah om enjot, gesekan kon tol om ke me mek Ayu terasa banget. Ayu udah gak sabar nih om, udah pengen ngerasain kon tol om nggesek me mek Ayu”. jawabnya penuh napsu. Kocokan lembut jari-jarinya itu membuat kon tolku semakin ngaceng mengeras. Aku mengerang-ngerang nikmat. Aku mulai menjilati dagu dan lehernya dan sejalan dengan itu bibir mungilnya itu menyentuh pentilku. Lidahnya bergerak lincah menjilatinya. Aku merasakan kenikmatan yang luar biasa. Tangannya makin cepat mengocok kon tolku yang semakin berdenyut-denyut ngaceng. “Ayo ke ranjang”, bisikku, “Kita tuntaskan permainan kita.” Ayu bangkit berdiri, aku memeluknya. Kuangkat tubuhnya dan lidahku yang terus menerabas lehernya membuat nafasnya terengah-engah nikmat. Toketnya lembut menempel lekat di dadaku. Ayu kurebahkan di tempat tidur yang lebar dan empuk, aku menarik pengikat bra dan CDnya. Ayu biarkan aku melakukan semuanya sambil ber desah2 menahan napsunya yang makin menggila.

    Setelah tak ada selembar benangpun yang menempel di tubuhnya, aku mundur dan memandangi tubuhnya yang telentang bertelanjang bulat, bersih dan wangi sabun karena habis mandi. Aku memandangi rambutnya yang kepirangan tergerai sampai kepundak, toketnya yang padat dengan pentil yang sudah mengeras, perutnya yang rata dengan lekukan pusernya, pahanya yang mulus dengan pinggul yang bundar digantungi oleh dua bongkah pantat yang bulat padat dan di sela paha itu terlihat gundukan hitam lebat jembutnya. “Ngapain om hanya dilihatin saja,” protesnya. “Aku kagum akan keindahan tubuhmu Yu”, jawabku. “Semuanya ini milik om malem ini”, katanya sambil merentangkan tangannya. Aku mendekat dan duduk dipinggir tempat tidur. Ayu kupeluk dengan erat. “Om, Ayu mau menjilati om, gantian ya”, katanya. Aku berbaring, kemudian mulutnya mulai menjelajahi seluruh dada termasuk pentilku dan perutku, terus menurun ke bawah mendekati pusar dan pangkal pahanya. Dengan lincah Ayu melepaskan belitan handuk dipinggangku. kon tolku yang sudah tegang itu mencuat keluar dan berdiri tegak. Dengan mulut ditangkapnya kepala kon tolku itu. Lidahnya dengan lincah memutar- mutar kon tolku dalam mulutnya. Aku mengerang-ngerang nikmat menahan semua sensasi itu.

    Puas mempermainkan kon tolku Ayu merebahkan diri di sampingku. Aku mulai beraksi.Kusergap toket kanannya sembari tangan kananku meremas-remas toket kirinya. Bibirku mengulum pentil toketnyau yang mengeras itu. Toketnya juga mengeras diiringi deburan jantungnya. Puas toket kanan mulutku beralih ke toket kiri. Lalu perlahan tetapi pasti aku turun ke perutnya. Ayu menggelinjang-linjang menahan desakan birahi yang semakin menggila. Aku menjilati perutnya yang rata dan kujulurkan lidahku ke dalam pusarnya. “Auu..” Ayu mengerang, “Oh.. Oh.. Oh..” jeritnya semakin keras. Mulutku semakin mendekati pangkal pahanya. Perlahan-lahan pahanya membuka dengan sendirinya, menampakkan memeknya yang telah merekah dan basah. Jembut yang hitam lebat melingkupi me mek yang kemerah-merahan itu. Aku mendekatkan mulutku ke me meknya dan dengan perlahan lidahku menyuruk ke dalam me meknya yang telah basah membanjir itu. Ayu menjerit dan spontan duduk sambil menekan kepalaku sehingga lidahku lebih dalam terbenam. Tubuhnya menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan. Pantatnya menggeletar hebat sedang pahanya semakin lebar membuka. “Aaa.. Auu.. Ooo..”, jeritnya keras. Aku terus mempermainkan it ilnya dengan lidah. Ayu menghentakkan pantatnya ke atas dan memegang kepalaku erat-erat. Ayu melolong keras. Pada saat itu kurasakan banjir cairan me meknya. Ayu sudah nyampe yang pertama.

    Aku berhenti sejenak membiarkan Ayu menikmatinya. Sesudah itu mulailah aku menjelajahi kembali bagian tersensitif dari tubuhnya. Kembali erangannya terdengar tanda napsunya mulai menaik lagi. Tangannya menjulur mencari-cari batang kon tolku. kon tolku telah ngaceng sekeras beton. Ayu meremasnya. Aku menjerit kecil, karena nafsuku pun sudah diubun-ubun butuh penyelesaian. Ayu kudorong sehingga rebah ke kasur empuk. Perlahan-lahan aku naik ke atasnya. Ayu membuka pahanya lebar-lebar siap menerima masuknya kon tolku. Kepalanya bergerak-gerak, mulutnya terus menggumam.

    Matanya terpejam menunggu. Aku menurunkan pantatku. kon tolku berkilat-kilat dengan kepalanya yang memerah siap menjalankan tugasnya. aku mengusap-usapkan kon tolku di bibir me meknya. Ayu semakin menggelinjang. “Cepat om. Ayu sudah nggak tahan!” jeritku. Aku menurunkan pantatku perlahan-lahan. Dan.. BLESS! kon tolku menerobos me meknya diiringi jeritannya. Ayu tidak perduli apakah tamu disebelah kamar mendengar jeritannya atau tidak. Aku berhenti sebentar membiarkan Ayu menikmatinya. Lalu kutekan lagi dengan keras sehingga kon tolku yang panjang dan besar itu menerobos ke dalam dan terbenam sepenuhnya dalam liang me mekku. Ayu menghentak-hentakkan pantatnya ke atas agar kon tolnya masuk lebih dalam lagi. Ayu terdiam sejenak merasakan sensasi yang luar biasa ini. Lalu perlahan-lahan aku mulai mengenjotkan kon tolku. Pantatnya diputar-putar untuk memperbesar rasa nikmat. Toketnya tergoncang-goncang seirama dengan genjotanku di me meknya.

    Matanya terpejam dan bibirnya terbuka, berdesis-desis menahankan rasa nikmat. Desisan itu berubah menjadi erangan dan kemudian akhirnya menjadi jeritan. Aku membungkam jeritannya dengan mulutku. Lidahku bertemu lidahnya. Sementara di bawah sana kon tolku leluasa bertarung dengan me meknya. “OH..”, erangnya, “Lebih keras om, lebih keras lagi.. Lebih keras.. Oooaah!” Tangannya melingkar merangkul ketat. Kuku-kukunya membenam di punggungku. pahanya semakin lebar mengangkang. Terdengar bunyi kecipak lendir me meknya seirama dengan enjotan kon tolku. “Aku mau ngecret, Yu”, bisikku di sela-sela nafasnya memburu. “Ayu juga om”, sahutnya, “Di dalam aja om ngecretnya. Ayu ingin om ngecret di dalam.” Aku mempercepat enjotan kon tolku. Keringatku mengalir dan menyatu dengan keringatnya. Bibirku kutekan ke bibirnya. Kedua tanganku mencengkam kedua toketnya. Diiringi geraman keras aku menghentakkan pantatku dan kon tolku terbenam sedalam-dalamnya. Pejuku memancar deras. Ayu pun melolong panjang dan menghentakkan pantatnya ke atas menerima kon tolku sedalam-dalamnya. Kedua pahanya naik dan membelit pantatku. Ayu pun mencapai puncaknya. kon tolku berdenyut-denyut memuntahkan pejuku ke dalam me meknya.

    Sekitar sepuluh menit kami diam membatu mereguk semua detik kenikmatan itu. Lalu perlahan- lahan aku mengangkat tubuhku. Aku memandangi wajahnya yang berbinar karena napsu yang telah terpuaskan. Aku tersenyum dan membelai wajahnya. “om hebat sekali”, katanya, “Rasanya lebih nikmat dari dien tot cowokku deh”. “Kamu juga luar biasa Yu, aku sungguh puas karena kamu lebih binal dari cewek abg laen yang pernah aku en totin, itu yang membuat napsuku juga berkobar2. Kamu tidak menyesal kan Yu ngen tot denganku?” “Tidak, Ayu malah pengen dipuasin lagi.” “Jangan kawatir, stok pejuku masih banyak” . Aku mencabut kon tolku dan rebah di sampingnya. Kami beralih ke kamar mandi. Aku memandikannya di shower. Kedua tanganku menyabuni seluruh tubuhnya, toket, puser, jembut dan me meknya menjadi sasaran elusan tanganku yang dipenuhi busa sabun. Gesekan, rabaan dan remasan tanganku akhirnya merangsang napsunya kembali. “om, Ayu sudah napsu lagi, pengen ngerasain kon tol om keluar masuk dime mek Ayu lagi”, katanya sambil meremas2 kon tolku yang juga mulai mengeras. “Iya Yu, sambil ngeremas2 toketmu, aku juga napsu, main lagi yuk, tapi di kamar mandi ya”., jawabku. dalam waktu singkat Ayu sudah membuat kon tolku ngaceng lagi, keras sekali kon tolku ketika dikocok2nya.

    Aku duduk di atas closet dengan kon tolku yang sudah ngaceng mengacung tegak ke atas. Ayu mengangkangkan pahanya dan mendekatinya dari depan, siap-siap untuk dien tot. Ayu sudah duduk merapat di pahaku. kon tolku yang sudah ngaceng tanpa halangan langsung menerobos me meknya, bersarang sedalam-dalamnya. Ayu kusuruh segera menggoyang pantatnya.

    Terasa nikmat sekali. Kedua toketnya kuremas2 dengan penuh napsu. Aku juga mengenjotkan kon tolku kedepan kebelakang, walaupun dalam gerakan yang terbatas, tapi ini membuat ayu mengerang keras dan sudah terasa mau nyampe lagi. Hebat benar napsunya, baru sebentar goyang sudah mau nyampe saking nikmatnya. Ayu menjadi semakin liar dalam menggoyang pantatnya. Ayu sudah makin terangsang sehingga akhirnya badannya mengejang-ngejang diiringi erangan kenikmatan. “Auu.. om!” jeritnya. Untuk beberapa saat kami terdiam. Aku memeluknya erat-erat. “Yu, aku belum ngecret kok kamu udah nyampe. “Habis, nikmat banget sih rasanya kon tol om nyodok2 me mek Ayu”. “Kita terusin ya Yu”, ayu hanya mengangguk lemas. Aku mengajaknya berdiri dan menyuruhnya membungkuk di wastafel dan membuka pahanya lebar2. Aku mendekat dari belakang. Tanganku menyapu lembut pantatnya yang mulus tapi padat. Ayu menggigit bibirnya dan menahan napas, tak sabar menanti masuknya kontolku yang masih keras.

    Cerita Sex Lucah ABG Nakal Jadi Jablay

    Cerita Sex Lucah ABG Nakal Jadi JablayCerita Sex Lucah ABG Nakal Jadi Jablay

    Tanganku melingkari kedua pahanya lalu kuarahkan kon tolku ke me meknya. Perlahan-lahan kepala kon tolku yang melebar dan berwarna merah mengkilap itu menerobos me meknya. Ayu mendongak dan mendesis kenikmatan. Sejenak aku berhenti dan membiarkan ayu menikmatinya, lalu mendadak kuhentakkan pantatku keras ke depan. Sehingga terbenamlah seluruh kon tolku di me meknya. “Aacchh..!!”, ayu mengerang keras. Rambutnya kujambak sehingga wajahnya mendongak ke atas. Sambil terus menggenjot me meknya, aku meremas2 kedua toketnya yang berguncang2 karena enjotanku yang keras, seirama dengan keluar masuknya kon tolku di me meknya. Terdengar bunyi kecipak cairan me meknya, ayu pun terus mendesah dan melenguh. Mendengar itu semua, aku semakin bernafsu. Enjotan kon tol kupercepat, sehingga erangan dan lenguhannya makin menjadi2. “Oohh..! Lebih keras om. Ayo, cepat. Cepat. Lebih keras lagii!” Keringatku deras menetesi punggung dan dadanya. Wajahnya pun telah basah oleh keringat. Rambutnya semakin keras kusentak. Kepalanya semakin mendongak. Dan akhirnya dengan satu sentakan keras, aku membenamkan kon tolku sedalam-dalamnya. Ayu menjerit karena kembali nyampe untuk yang kedua kalinya. Aku terus meremas2 toketnya dengan penuh nafsu. Aku pun makin keras menghentakkan kon tolku keluar masuk me meknya sampai akhirnya pejuku menyemprot dengan derasnya di dalam me meknya. Rasanya tak ada habis-habisnya. Dengan lemas ayu rebah di wastafel dan aku menelungkup di atas punggungnya. Beberapa saat kami diam di tempat dengan kon tolku yang masih menancap di me meknya. Kemudian aku membimbingnya ke shower, menyalakan air hangat dan kami berpelukan mesra dibawah kucuran air hangat.

    Akhirnya terasa juga perut lapar yang sudah minta diisi, padahal dah makan besar sebelum ke hotel. Kembali lagi enersiku terkuras ngen totin Ayu. Aku keluar lebih dulu, aku menelpon room service untuk memesan makanan kecil dan minumannya. Kemudian aku kembali ke kamar mandi dan memeluknya yang masih berada dibawah shower air hangat. “Yu, nikmat sekali ngen tot dengan kamu”. “iya om, Ayu juga nikmat sekali, masih ada ronde ketiga kan om?”. “Pasti dong”.

    Terdengar bel pintu, aku menyarungkan handuk di pinggangku dan keluar kamar mandi, ternyata room service. Setelah itu aku kembali ke kamar mandi, shower dah dimatikan dan ayu lagi mengeringkan badannya dengan handuk. Aku pun keluar dari kamar mandi bersama dengan ayu, terbungkus handuk. Kita duduk di sofa. Kami makan makanan kecil sambil berpelukan. Nyaman rasanya dalam keadaan yang hampir telanjang berpelukan (kaya teletubies aja ya). Ayu menyandar di dadaku yang bidang. “om, Ayu bahagia sekali dengan om, mau rasanya Ayu jadi istrinya om, supaya bisa ngerasaain dien tot sampai lemas”, sambil engelus2 pentilku. Aku mengangkat dagunya dan mencium bibirnya dengan mesra sekali. Selesai makan, kembali kamu berpelukan di tempat tidur walaupun seprei sudah kucel akibat pertempuran seru tadi, toh sebentar lagi kami akan membuat seprei itu lebih kucel lagi. Ayu berbaring dipelukanku, rambutnya yang basah kuelus2.

    Karena kenyang, lemas dan nyaman, ayu sampai tertidur dipelukanku. Setelah kubiarkan beberapa lama, ayu terbangun karena keningnya kucium dengan lembut. “Kamu tidur pules sekali Yu, gimana masih mau lagi tidak?” tanyaku sambil tersenyum. Ayu menggeliat, terbangun dan menuju ke kamar mandi karena ingin kencing. Selesainya ayu kembali ke pelukanku. Handphoneku berbunyi, aku bangun dan mengambil hp. Terus aku duduk disebelahnya di tempat tidur, sambil tersenyum aku bertanya “Yu, mau main bertiga enggak?” “om, dien tot sama om saja Ayu udah lemas begini, apalagi kalo dien tot sama 2 cowok”. “Bukan 2 cowok yang, tapi 2 cewek, gimana, tadi ada cewek yang kirim sms nanyain kenapa kok aku belum jemput dia. Memang sih aku ngebook dia untuk malem ini, gak tau si bakalan ketemu kamu di warnet. Dina namanya” jawabku menerangkan. “Ya terserah om aja deh”. “Ya udah, sekarang kamu tidur2an aja lagi, aku mau jemput Dina, enggak jauh kok tempatnya dari hotel”, kataku sambil keluar kamar.

    Aku kembali dengan Dina, sepertinya Ayu ketiduran dikamar, lama baru pintunya dibuka. Ayu kuperkenalkan dengan Dina, Dina terbelalak melihat ayu yang sudah bertelanjang bulat, dan membuka jaketnya. Dina hanya pakai tanktop ketat dan celana pendek yang mini. Toketnya besa. Bulu tangannya panjang2 dan kelihatan ada kumis tipis diatas bibirnya. “Sori ya mbak, Dina enggak tahu sih kalau si oom sudah janjian dengan mbak”, kata Dina ke Ayu. “Gak apa2 kok Din, kan si oom yang menentukan dia mau sama siapa”, jawab Ayu. Aku keluar dari kamar mandi hanya dengan balutan handuk, aku sudah tidak sabar lagi untuk segera ngen tot dengan Dina.

    Dina segera duduk disebelahku di sofa. Aku merangkul Dina dan mencium bibirnya. aku mulai mengelus toket Dina yang montok itu, desah nafas nikmat terdengar dari mulut Dina. Dina pun tidak tinggal diam, tangannya menerobos handuk dan menggenggam kon tolku yang sudah ngaceng sekeras tank baja. “Besar banget kon tol oom”, kata Dina. “Memangnya kamu enggak pernah ngelihat kon tol segede ini Din”, kataku sambil meringis2 kenikmatan karena Dina mulai meremas2 kon tolku. “Ngelihat yang gede sih sering oom, tapi yang segede ini sih Dina belum pernah lihat. me mek Dina sudah empot2an ngelihat kon tol oom segede ini, udah pengen dienjot oom”, kata Dina yang juga sudah mulai napsu. Aku makin getol meremas2 toket Dina dari luar tanktopnya. Dina segera melepas lilitan handukku sehingga kon tolku yang besar panjang itu langsung tegak menantang. Mulut Dina langsung menyergapnya, kon tolku yang sudah tegang itu langsung diemutnya.

    Cukup lama Dina mengemut kon tolku, sampai akhirnya aku sudah tidak dapat menahan napsuku lagi. Segera tanktop Dina dan celana pendeknya kulepas, kemudian menyusul bra dan CDnya sehingga Dina sudah bertelanjang bulat. Toket Dina besar dan kencang, dihiasi dengan sepasang pentil hitam yang besar juga, mungkin karena sering dihisap oom oom yang mengkon tolinya. Jembutnya lebih lebat dari jembut Ayu, mengitari me meknya, sehingga me meknya tertutup oleh lebatnya jembut hitam itu. Aku menarik Dina ke tempat tidur, ayu memberi tempat untuk kamu. Aku berbaring merapat ke Dina. Kaki kuangkat dan kugesek-gesekkan diatas paha Dina, sementara aku kembali meremas toket Dina yang pentilnya sudah menonjol keras. Perlahan aku turun menciumi leher Dina dan memutar-mutarkan lidahku di pentil toketnya, sementara tanganku menjelajah ke pangkal paha Dina, menyibak jembutnya yang hitam lebat.

    Aku mengusap bibir me mek Dina sehingga Dina menggelinjangkan pinggulnya. Dina memejamkan matanya menikmati sentuhan dan rangsanganku sambil meremas2 perlahan kon tolku. Aku memainkan ujung jarinya menyapu bibir me mek Dina yang sudah membasah. Pentil Dina terus kujilati bersamaan dengan menggosok perlahan it il Dina dengan ujung jari telunjukku. Serta merta Dina menggoyangkan pantat dan pinggulnya, menggeleparkan dan membuka lebar pahanya dan membusungkan dadanya, sementara tangannya menggenggam erat kon tolku yang mengeras dan berdenyut-denyut.

    “Uuff oom, diapakan tubuhku ini,” Dina mengerang menahan kenikmatan. Tubuhnya menggelinjang keras sekali, paha Dina bergetar hebat dan kadang menjepit tanganku dengan erat saat jarinya masih menyentuh it il Dina. kon tolku terus dicengkeram Dina dengan keras. Aku juga terus meremas perlahan toket Dina yang tambah mengeras dan membusung itu dengan tangan kiriku, sementara tangan kananku terjepit diantara kedua paha Dina. Dina terus meremas kon tolku, tangan satunya memelukku erat sementara paha dan kakinya menggelepar keras sekali hingga sprei putih itu berserakan makin tak karuan, Dina sudah nyampe sebelum dien tot. Tanpa berhenti it il Dina terus kumainkan pelan. Ayu yang menonton adegan itu menjadi sangat terangsang sehingga me meknya juga sudah kuyup, tetapi gilirannya belum tiba sehingga ayu harus bersabar sambil menonton adegan super hot itu.

    Pentil Dina terlihat menonjol keras kecoklatan, Dina sudah terangsang kembali. Pahanya telah dibuka lebar-lebar. me mek nya basah, demikian pula jembut hitam lebat di seputarnya. Aku segera menaiki Dina, kon tolku yang sudah menegang diarahkan ke me mek Dina. Ujung kon tolku menguak perlahan-lahan bibir me mek Dina. Dina mendesah nikmat ketika aku perlahan-lahan menyuruk memasukkan kon tol yang besar itu menerobos me mek Dina yang telah basah berlendir. Ketika separuh kon tolku telah menerobos me mek Dina, aku berhenti sejenak dan membiarkan Dina menikmatinya. Kulihat ekspresi wajah Dina yang menggelinjang kenikmatan. Tangannya meremas-remas kain seprei. Dari mulutnya keluar desah-desah nikmat. Ketika aku menikmati ekspresi penuh kenikmatan wajah Dina di saat itulah Ayu mencium pantatku. Aku terkejut karena geli. Karena itu aku menyodokkan kon tolku dengan keras ke arah Dina. kon tolku yang besar dan panjang itu langsung menerobos me mek Dina sehingga tertanam sepenuhnya. Dina tersentak dan membelalakkan matanya sambil mengerang hebat. “Aaoohh oom”, erang Dina penuh kenikmatan. Dina menhentak2kan pantatnya ke atas untuk menerima kon tolku sepenuhnya. Pahanya membelit pinggangku.

    Setelah berhenti sejenak dan memberi kesempatan kepada Dina untuk menikmati sensasi ini, aku mulai bergerak. kon tol kuenjotkan maju mundur. Mula-mula perlahan-lahan, lalu bergerak makin cepat. Tubuh Dina bergetar-getar seirama dengan enjotan kon tolku. Mulut Dina terbuka dan mendesis-desis. Aku segera melumat bibir Dina dan Dina membalasnya.

    Tubuhku mulai berkeringat, menetes dan menyatu dengan keringat Dina. Dina membuka pahanya lebar-lebar sehingga aku dapat leluasa menggenjot me meknya. Terdengar kecipak bunyi cairan me mek Dina karena sodokan kon tolku. “Aku mau nyampe oom” erang Dina. “Ayo, oom.. Lebih keras! Auu!!” . Aku mempercepat gerakanku dan dalam hitungan dua menit, Dina menjerit sekeras-kerasnya sambil menghentak-hentakkan pantatnya ke atas. Tubuhnya menggeletar karena rasa nikmat yang luar biasa. Pahanya ketat membelit pinggangku dan tangannya memelukku dengan eratnya. Desah puas terdengar dari mulutnya. “Ayu masih menunggu Din”, kataku mengingatkan. Dina mengangguk dan melepaskan pelukannya. Aku mencabut kon tolku yang masih tegak keras dan berkilat-kilat karena dilumuri lendir me mek Dina. Dari me mek Dina kulihat aliran lendir me meknya. Dina tetap berbaring dengan paha terbuka dan mata tertutup. Toketnya membusung ke atas, agak memerah karena remasan dan gigitanku.

    aku menoleh ke arah Ayu, “Sekarang giliranmu Yu”. Aku tahu bahwa ayu sudah sangat bernapsu. Langsung aku menyuruh ayu menungging, aku ingin melakukan lagi doggie style seperti yang kulakukan di kamar mandi beberapa saat yang lalu. “Ayo,om, ayu udah nggak sabar, nih. Pengen cepat dienjot kon tol om yang gede itu.” “Siapa takut!” sahutku. Karena ayu sudah sangat terangsang, aku tidak menunggu lama-lama. Langsung saja kuarahkan kon tolku ke arah me meknya. Jembutnya yang hitam lebat itu kusibak, tampaklah bibir me meknya yang berwarna merah muda dan basah berlendir. Ayu menurunkan kepalanya hingga bertumpu ke bantal. Pantatnya terangkat. Ayu meremas ujung-ujung bantal dengan nafasnya berdesah tak teratur. Bulu-bulu halus tubuhnya meremang, menantikan saat-saat sensasional ketika kon tolku akan menerobos me meknya. Aku makin merapat. Aku mengelus-elus kedua belahan pantatnya. Perlahan-lahan aku mempermainkan jembut lebat disekitar me meknya yang sudah basah itu dan kemudian menggesek it ilnya. Ayu mengerang-erang menahan napsunya yang semakin menggila.

    Pantatnya bergetar menahan rangsangan tanganku. “Ayo, om”, erangnya. “Udah nggak tahan nih!” . Aku mengarahkan kon tolku yang masih sangat keras itu ke arah me meknya. Kuselipkannya kepala kon tolku di antara bibir me meknya. Ayu mendesah. Kemudian perlahan tapi pasti aku mendorong kon tolku ke depan. kon tolku menerobos me meknya. Ayu menjerit kecil sambil mendongakkan kepalanya keatas. Sejenak aku berhenti dan membiarkan ayu menikmatinya. Ketika ayu tengah mengerang-erang dan menggelinjang-gelinjang, mendadak aku menyodokkan kon tolku ke depan dengan cepat dan keras sehingga kon tolku meluncur ke dalam me meknya. Ayu tersentak dan menjerit keras. “Aduh om, enak!” jeritnya. Aku mempercepat enjotan kon tolku di me meknya. Semakin keras dan cepat enjotanku, semakin keras erangan dan jeritannya. “Aa..h.!” jeritnya nyampe. Ayu terkapar di tempat tidur telungkup, sementara aku belum juga ngecret.

    Kemudian ayu kutelentangkan dan aku menaiki tubuhnya, pahaku menempel erat dipahanya yang mengangkang. Kepala kon tolku ditempelkan ke it ilnya. Sambil menciumi leher, pundak dan belakang telinganya, kepala kon tol kugerak- gerakan mengelilingi bibir me meknya yang sudah basah. Ayu merem melek menikmati kon tolku di bibir me meknya, akhirnya kuselipkan kon tolku. “Aah”‘ jeritnya keenakan. Ayu merasa kenikmatan yang luar biasa dan sedikit demi sedikit kumasukkan kon tolku. Ayu menggoyangkan pantatnya sehingga kon tolku hampir seluruhnya masuk.

    “om enjot dong kon tolnya, rasanya nikmat sekali”. Perlahan aku mulai mengenjot kon tolku keluar masuk me meknya. Ayu menarik2 sprei tempat tidur saking enaknya, sementara paha nya dikangkangin lebar-lebar, hingga akhirnya kakinya melingkar di pantatku supaya kon tolku masuk sedalam-dalam ke me meknya. Ayu berteriak-teriak dan merapatkan jepitan kakinya di pantatku, sambil menarik kuat-kuat sprei tempat tidur. Aku membenamkan kon tolku seluruhnya di dalam me meknya. “om, aku nyampe lagi..Ahh.. Ahh.. Ahh,” jeritnya. Beberapa saat kemudian, ayu membuka sedikit jepitan kakinya dipantatku, pahanya kubuka lebar2 dan akhirnya dengan cepat kuenjot kon tolku keluar masuk me meknya. Nikmat sekali rasanya. setelah delapan sampai sembilan enjotan kon tolku di me meknya dan akhirnya kurasakan ada sesuatu yang meledak dari dalam kon tolku. Croot.. Croot..Croot.. Croot.. “Yu, Aku keluar”, erangnya. Pejuku muncrat banyak sekali memenuhi me meknya. Tanganku mencekal pahanya dan menarik erat-erat kearah kon tolku, sehingga kon tolku terbenam makin dalamnya di me meknya.

    Ayu bersimbah keringat, keringatnya yang bercampur dengan keringatku sendiri. Ayu mencengkam seprei kuat-kuat, menahan rasa nikmat yang melanda sekujur tubuhnya. Aku membiarkan kon tolku tetap menancap di me meknya dan mendaratkan bibirku di bibirnya. Kami berpagutan erat. “Oh! nikmatnya!” katanya. “om luar biasa ya, udah ronde ketiga, bisa bikin aku 2 kali nyampe, dan ngecretnya tetap banyak”. Aku mencabut kon tolku dari me mek nya. Pejuku bercampur cairan me meknya, menetes membasahi pahanya. Kami bertiga rebah di tempat tidur. Aku ditengah diantara Dina dan ayu. Aku mencium pipi mereka, kami hanya berbaring diam merasakan kenikmatan yang masih membekas. Akhirnya kami terlelap karena kelelahan.

    Pagi harinya ayu terbangun karena tempat tidur bergoyang dengan keras dan terdengar erangan Dina, aku sudah memulai aktivitas pagi dengan mengen toti Dina. Dina yang telentang mengangkang menjerit keenakan “Aa..”, jeritnya. kon tolku yang besar dan panjang itu menerobos ke luar masuk me meknya. Dina menghentak-hentakkan pantatnya ke atas sehingga kon tolku menyuruk lebih dalam lagi. Aku berhenti dan membiarkan Dina menikmatinya. Dina terus mendesis-desis dan mengerang-erang nikmat. Aku terus mengenjotkan kon tolku keluar masuk. Erangan Dina semakin keras. Toketnya bergoncang-goncang seirama dengan enjotanku. Dina mencengkam kedua lenganku sementara aku tetap saja mengocok kon tolku keluar masuk dengan cepat. “Cepat.. oom..” gumam Dina, “Dina mau nyampe..” Aku lebih mempercepat tempo enjotanku. Tiba-tiba Dina menarik tubuhku hingga aku rebah sepenuhnya di atas tubuh Dina. “Aaahh..”, jeritnya. Tubuh Dina bergetar hebat. Pantatnya dihentak- hentakkannya ke atas. Pahanya terangkat dan membelit pantatku sehingga menyatu sepenuhnya. Nafasnya terengah-engah. Aku mencabut kon tolku yang berlumuran dengan cairan me mek Dina, masih keras karena belum ngecret.

    “Sekarang giliranmu Yu”, bisiknya. Tubuh Ayu kuraihnya dan toketnya menjadi sasaran remasanku. Tanganku satunya merambah jembutnya yang lebat. “Aah om”, erang Ayu. “om kuat sekali ya”. Aku tidak menjawab, hanya terus saja meremas2 toketnya. Ayu bangun dan segera mengemut kon tolku, dijilati cairan yang melumuri kon tol itu, dan kemudian kepalanya yang besar itu terbenam didalam mulutnya. Ayu mengangguk2kan kepalanya sehingga kon tol besar itu keluar masuk di mulutnya. Aku mengerang keenakan. Jari2ku terbenam di dalam me meknya yang sudah basah karena menonton adegan syur antara aku dan Dina, napsuku juga sudah berkobar2 dari tadi. Ayu telentang dengan mata tertutup dan pahanya sudah mengangkang lebar siap untuk dien tot. Ayu menyudahi emutannya. Aku menaiki ayu dan mengarahkan kon tolku yang masih keras ke me meknya. kon tolku diusap-usap di bibir me meknya. Ayu mendesis dan mulai menggelinjang. Kepala kon tolku perlahan-lahan mulai menguak bibir me meknya yang telah basah. Aku menekan kon tolku sedikit demi sedikit dan kurasakan kon tolku mulai memasuki me meknya. Ayu mulai mendesah-desah. Tiba2 aku menyurukkan kon tolku ke dalam me meknya. “Aaa..” jeritnya keras. Matanya membelalak. kon tolku menancap dalam sekali di me meknya.

    Kemudian aku mulai menggerak-gerakkan kon tolku keluar masuk. Tanganku menyusup ke punggungnya dan memeluknya erat. Mulutku terbenam di lehernya. “Lebih keras lagi om”, erangnya. Aku memompa kon tolku keluar masuk semakin bersemangat. Keringat mengucur dari seluruh tubuhku, bercampur dengan keringatnya. Aku mengangkat sedikit dadanya. Mulutku segera menerkam toket kirinya yang berguncang-guncang itu. Dari toket kiri dia beralih ke kanan. ” om, aku mau nyampe lagi”, katanya terputus-putus. “Aku juga”, sahutku. Aku meningkatkan kecepatan genjotan kon tolku . Ayu menjerit-jerit semakin keras, dan merangkulku erat-erat. Ayu sudah nyampe. Akhirnya dengan satu hentakan keras aku membenamkan kon tolku dalam-dalam. Ayu menjerit keras. Pantat dihentak- hentakkannya ke atas. Paha diangkat membelit pinggangku mengiringi muncratnya pejuku ke dalam me meknya. Sungguh pagi yang meletihkan tapi sangat nikmat. Sekitar sepuluh menit aku diam membiarkan kenikmatan itu mengendur perlahan-lahan. Aku melepaskan kon tolku dan terhempas ke atas kasur empuk di antara Ayu dan Dina.

    Setelah beberapa saat beristirahat, kami beralih ke kamar mandi dan membersihkan tubuh. Kami saling menyirami dengan air hangat. Ayu dan Dina menggosokkan body foam ke badanku. Tidak dengan tangan tetapi dengan toket masing-masing. Diperlakukan seperti itu aku terangsang kembali. Perlahan-lahan kon tolku mulai bangun lagi. “Wuii.. Si ujang sudah bangun nih”, goda Ayu sambil mengelus kon tolku, “Sesudah ini kita makan dan mulai ronde berikutnya”, lanjutnya. Acara mandi selesai dan aku memesan makan pagi untuk kita bertiga. Ketika pesanan makan pagi datang, Ayu dan Dina bergegas kembali ke kamar mandi karena masih bertelanjang bulat. Aku menerima pesanan makan itu hanya dengan berlilitkan handuk di pinggang. Makanan yang tersedia disantap dengan lahap, setelah selesai kembali kami berbaring di tempat tidur yang sudah acak2an sepreinya.

    Ayu segera memulai aksinya, dengan penuh napsu segera kon tolku diemutnya, dikocok2nya dikeluar masukkan ke mulutnya sehingga keras kembali. “Ayo”, kataku, “Sekarang kalian menungging. Aku mau doggy-style”. Tanpa berkata-kata Ayu dan Dina segera melaksanakan perintahku. Aku memandang pantat mereka, tanganku mengelus2 me mek mereka dari belakang. it ilnya kugesek2. “Ayo oom”, kata Ayu, “sudah nggak sabar nih!”. Aku mengarahkan kon tolku yang sudah mengeras ke arah me mek Ayu. Tanpa kesulitan, kon tolku menembus me mek Ayu yang telah basah itu. Beberapa menit mengenjot me mek Ayu, aku lalu beralih ke Dina. Dina menjerit kecil ketika kon tolku menerobos me meknya. Aku mengenjot perlahan lalu semakin cepat. Dina mengerang keras. Beberapa menit kemudian aku beralih ke Ayu. Begitu seterusnya berkali2. Akhirnya aku mengenjot me mek Ayu dengan keras.

    Ayu menjerit keras dan terus mengerang-erang ketika kon tolku bergerak keluar masuk me meknya. Aku mempercepat gerakan kon tolku dan menghentak keras. Ayu menjerit keras, nyampe dan rebah ke atas tempat tidur. Melepaskan diri dari Ayu, aku beralih ke Dina. Dengan cepat aku menelentangkan Dina, kemudian menghujamkan kon tolku ke dalam me meknya. Dina juga menjerit keras. toketnya berguncang2 seirama dengan enjotan kon tolku. “Aaauu, om” jeritnya, “Dina mau nyampe!” “Aku juga”, balasku sambil menghentakkan kon tolku keras-keras. Aku rubuh ke atas tubuh Dina, dina kutindih. Di saat itu kurasakan deras pejuku memancar ke dalam me meknya. Aku letih, juga Dina dan Ayu. Ayu merangkak mendekat dan aku mengelus-elus kepalanya. Aku bangun. dina dan Ayu juga. Aku duduk di tempat tidur. Dari me meknya pejuku bercampur dengan ciranku menetes keluar. Aku merangkul bahu mereka. “Terima kasih Din, terima kasih yu”, kataku, “Harusnya ayu yang berterima kasih ke om, karena om sudah memberikan kenikmatan yang sangat buat ayu”.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Lugu dan Seksi Penjual Jamu

    Cerita Sex Lugu dan Seksi Penjual Jamu


    1578 views

    Perawanku – Cerita Sex Lugu dan Seksi Penjual Jamu. Hai, nama saya Andi. Ini kisah saya liburan ke ke rumah ortu saya di suatu kabupaten yang terletak di lereng pegunungan karena lagi libur pergantian semester di universitas saya. Tetapi pembantu saya yang biasanya saya jadikan pelampiasan nafsu saya, Paini (baca “Paini, Pembantu Pemuas Nafsu” dan “Nikmatnya Tidur Dengan Pembantu dan Baby Sitter“) sedang pulang kedesanya karena mbahnya sakit. Tapi jangan khawatir para pembaca, karena kali ini saya tidur dengan seorang penjual jamu keliling gendongan.

    Pada saat itu saya sedang duduk-duduk di teras sambil menghirup udara segar tidak seperti di bandung yang sekarang sudah mulai tercemar polusi. kemudian setelah berselang beberapa menit, kemudian ada seorang wanita menggunakan capil (topi bambu berbentuk kerucut yang biasanya dipakai petani) dan menggendong sebuat bakul yang berisi botol-botol bekas syrup. Mukanya tidak kelihatan karena ditutupi capil coklatnya tapi terlihat dari tanganya kalau dia berkulit putih. mungkin karena saya lama memerhatikanya dia kemudian dia masuk dari pagar yang terbuka dan masuk keteras.
    “jamunya tuan…..”
    kemudian dia membuka capilnya. terlihat seorang wanita yang kira-kira berumur 28 tahun. mukanya cantik sekali, putih mulus dan tak satupun jerawat hinggap di wajah cantiknya.
    “jamunya ada apa aja mbok”
    “ada jamu kuat, encok, pegel linu, cekot-cekot, asam urat dst. (macam-macam sampai pusing mendengarkanya)”
    “waduh maaf mbok, saya nggak sakit”
    “oh… kalau begitu minum jamu ini aja mas, ini buat sehari-hari supaya tetap sehat”
    “ya udah deh mbok, yang itu aja…”
    kemudian dia mengeluarkan sebuah gelas kaca dan mulai tanganya mengambil bermacam-macam botol dan menuangakanya ke gelas itu seperti bartender. Saya diam diam meliahatnya dari ujung rambut sampai ujung kaki. rambutnya yang hitam panjang dan lurus menghiasi wajahnya yang bersih itu. dan terlihat badannya sangat sintal dan langsing singset dan kaki putihnya yang tidak ditumbuhi bulu-bulu. Terlihat dia sangat merawat dirinya. mungkin dirinya rajin minum jamunya itu. dari atas melihat gundukan payudaranya dibalik bajunya. terlihat payudaranya yang SANGAT BESAR dan kencang itu. rupanya dia tidak menggunakan BH. tapi tetap saya kesulitan melihat putingnya karena bajunya ketat. tapi putingnya pun tidak terlihat karena bajunya tebal
    “ini mas jamunya”
    “triam kasih”
    kemudian saya minum jamunya sedikit demi sedikit sambil melihat wajahnya yang cantik itu sambil berbincang-bincang
    “waduh mbok, jamunya enak banget”
    “trima kasih mas…”
    “andi, nama saya andi. nama mbok siapa”
    “nama saya Sumirah”
    “panggilanya siapa mbok sumirah?”
    “terserah mas”
    “kalo manggilnya mbok mirah boleh nggak?”
    “boleh mas, tapi jangan panggil saya mbok, saya kan belum nenek-nenek(tertawa kecil)”
    “iya mirah kamu masih muda, cantik lagi”
    “ah mas bisa aja deh”
    “pasti suami kamu pasti senang sama kamu” ucapan ini tersirat untuk menanyakan statusnya karena biasanya disini orang kawin pada umur 20 tahunan
    “saya belum kawin mas”
    “ohh begitu toh”
    “ngomong-ngomong mirah sudah jualan jamu sejak kapan?”
    “sudah 7 tahun”
    “ohh gitu toh mbak, oh ini mbak sudah habis”
    kemudian saya memberikan gelas kepadanya
    “3000 mas”
    kemudian saya berdiri dan mengambil dompet saya di kantong dan mengambil selembar 5000 an
    “ini mbak”
    kemudian saya menyenggol tanganya. halus sekali.
    “ini mas kembalianya” kemudian saya menyenggol tanganya kembali
    kemudian dia pergi dan menjajakan ketempat lain.
    kemudian keesokan harinya saya ingin bertemu dia lagi sehingga saya kembali menunggu di teras rumah di pagi hari. cukup lama saya menuggunya sekitar setengah jam. tapi ujung hidungnya belum tampak juga. kemudian saya masuk kerumah. kemudian sekitar 3 jam kemudian terdengar sebuah ketukan di pintu depan. kemudian saya buka pintunya dan ternyata yang datang rupanya si mirah.
    “mas andi, jamunya lagi nggak?”
    “wahh… dari tadi sudah saya tunggu-tunggu kok nggak datang”
    “iya mass tadi saya lagi nganter anak saya ke sekolahan”
    kemudian saya bingung, “belum kawin kok punya anak sih?” gumamku
    kemudian saya ajak ke dalam rumah saya
    “ayo mbak masuk aja”
    “trima kasih mas”
    kemudian dia langsung masuk kerumah saya dan melepaskan sendal kumalnya di depan
    “eh mirah jangan dibuka sendalnya!”
    “nggak papa mas nanti ngotorin lantai mas aja”
    kemudian dia masuk kerumah dan duduk beralas ubin
    “em mirah kok duduk disitu sih”
    “kan kebiasaan saya begini mas, masa tukang jamu duduk di kursi, kan nggak sopan?”
    “ini kan di ruang tamu jadi nggak apa-apa ayo duduk”
    kemudian dia duduk di sofa.
    “nah gitu dong nanti kalo duduk di lantai masuk angin lo…”
    “iya mas”
    “oh ya mirah, kemarin minumanya bikin saya sehat dan bertenaga”
    “maksih mas, mas mau minum itu lagi?”
    “iya mirah”
    kemudian dia mulai meramu minumannya. tapi perbincangan kami membuatnya berhenti sebentar-sebentar
    “mirah, biasanya yang laku itu jamu apa?”
    “oh, biasanya jamu buat perempuan sama jamu kuat mas”
    “jamu buat perempuan itu apa aja?”
    “jamu pembesar dan pengencang payudara dan pantat, kulit putih dan mulus & jamu rapet mas. biasanya pagi-pagi saja sudah laku mas”

    rupanya menedengar begini saya penis saya sudah berdiri separo
    “oh gitu toh, pantesan yang punya cantik sekali”
    “ah mas bisa aja deh” katanya tersipu malu
    “abis itu tetek kamu juga besar, pasti sering minum jamunya ya”
    “ah mas ngga enak loh didengar orang”
    “tenang mbak santai saja di sini cuman kita berdua, tapi yang tadi beneran lo mbak”
    “oh itu gara-gara saya harus minum tiap hari”
    “kok harus?”
    “iya karena kalau rasanya beda berarti racikanya beda mas jadi hasilnya juga beda mas”
    “oh gitu toh, ngomong-ngomong tadi mbak ini janda ya?”
    “nggak mas”
    “ngangkat anak angkat?”
    “nggak mas, kok pertanyaannya seperti itu sih?”
    “anu mbak saya bingung kok katanya nganter anaknya tapi belum nikah”
    kemudian dia menumpahkan air jamunya ke lantai
    “maaf mas nggak sengaja”
    “enggak saya yang minta maaf saya lancang, saya mau ngambil pel dulu”
    kemudian saya mengambil pel lantai di sudut ruang dan membawanya ke ruang tamu
    “udah mas saya aja ngelap”
    sebetulnya saya ogah-ogahan jadi langsung memberi pelnya ke mirah
    “ini mirah”
    kemudian dia langsung menjongkok di hadapan saya dan mengelap. ini adalah kesempatan emas melihat payudaranya. maju mundur maju mundur terlihat bukitnya bergoyang dengan indah tapi tetap putingnya tidak kelihatan tapi melihat separuh dadanya sudah cukup bagiku.
    kemudian setelah itu dia kembali meramu jamunya
    “sebetulnya begini mas, kisahnya memalukan mas… saya pacaran di desa terus main gituan sama dia, tapi dia melarikan diri”
    “waduh maaf mirah kalau begitu”
    “udah mas nggak papa, semuanya sudah terjadi nggak bisa kembali, lagipula ini juga salah saya, ini mas jamunya”
    “ya makasih”
    kemudian saya mengambil gelas penuh jamu itu dari tanganya
    “saya jadi kepikiran mas”
    “udah mas, itu kan masa lalu”
    kemudian saya meneguk jamunya kembali
    “mas emang udah pernah main gituan ya?”
    “ya, emang kenapa?”
    “nggak mas emang nggak takut hamil”, rupanya gadis ini gapsek (gagap seksual)
    “mas kan punya ilmu biar nggak hamil”
    “ah mas bisa aja deh…”
    “betulan, mas nggak bohong”
    “trus kesakitan nggak mas?”
    “enggak, malah mau lagi”
    “ah mas bohong ah”
    “iya betulan”
    “mas keliatan bohongnya, buktinya dulu saya begituan sakit”
    “emang sama mantan pacar kamu diapain?”
    “dulu pacarku pernah remas-remas itu saya, sakit mas, terus dia nunjukin itunya, saya ngeri mas ada bulunya kriwil-kriwil hiii”
    saya tertawa mendengar ini
    “terus gimana mbak?”
    “dia masukin itunya ke ini saya mas, perih banget mas trus pas dikeluarin ada darahnya mas, trus saya juga pernah ngeliat orang begituan mas di mobil, pas dicium dileher, perempuanya mangap-mangap mas, trus lehernya merah mas.sayajadi takut padahal ibu-ibu yang beli jamu suka ngobrol katanya sama suaminya begituan senang banget”
    “itu tandanya perempuanya keenakan rah , terus yang dikatain ibu-ibu itu bener rah”
    “tapi kok saya sakit, apa saya kelainan mas?”
    “nggak, kamu nggak kelainan, pacar kamu yang kelainan, mas bisa buktiin kalo begituan itu enak”
    “nggak ah mas, nanti anak saya jadi dua deh, susah mas”
    “lho… kan tadi mas sudah bilang, mas kan punya ilmu biar nggak hamil”
    “bukan ilmu hitam kan mas?”
    “iya dong, gimana, mau nggak?”
    “nggak mas, trima kasih nawarin”
    “eh mirah, mas nggak nawarin dua kali lho, mas janji kamu nggak hamil dan nggak sakit seperti yang kamu lakuin sama pacar kamu”
    “gimana ya mas”
    “udah bilang ya aja susah banget, mas bikin kamu keenakan bahkan mau lagi”
    “tapi mas janji ya, kalo nggak mas saya laporin ke polisi lo mas”
    “iya”
    kemudian dia mengangguk-angguk kecil. berarti sudah ada lampu hijau buat saya. kemudian saya mendekatinya dengan duduk di sampingnya. saya berusaha mendekatinya. tapi iya bergeser menjauhiku terus-menerus, tapi akhirnya dia dipojok juga.
    “rah, kalo kamu minggir terus, kamu nggak dapat enaknya nanti”
    “saya ndredeg (deg-degan) mas”
    “kalo gitu kamu merem ya”
    kemudian dia merem. saya mendekatakan bibir saya ke mulutnya. kemudian saya mencium bibit merekahnya itu kemudian setelah itu saya melepaskan bibir saya
    “gimana rah?”
    “enak mas”
    “ini ada yang lebih enak, caranya nanti mulut kamu kebuka terus lidah kita ketemu”
    “ih mas jijik”
    “kamu kan belum rasain, kamu coba dulu, pas ti ketagihan”
    kemudian dia membuka mulutnya. kemudian saya memiringkan kepala saya dan mendekatakan kepala saya dan kami melakukan french kiss. “hmpphh…hmpph…” katanya yang membuatku bergelora. rupanya tanganya mendorong keras punggungku seakan-akan tidak ingin melepaskanku. kemudian terasa juga payudaranya dan putingnya di dadaku. konstan penisku naik dan sudah menempel di pinggangnya di balik bajuku. tanganku juga dipunggungnya juga merayap-rayap dan tangan saya surun ke bokongya yang bulat itu.
    tak puas dengan bibir sensualnya itu, saya naik ke kupingnya. kupingnya saya gigit-gigit kecil dan lidah saya dengan nakalnya saya masukan kelubang telinganya. tercium aroma samponya.
    “mas, geliii mas uhh sshhh ahhh”
    cukup lama saya bermain dengan kupingnya kemudian saya turun ke lehernya dan menggigit kecil lehernya
    “hmmpph ahh…uhh…”
    desahanya berulang kali dan makin lama makin keras. tangan saya yang tadi di pantatnya sekarang sedang membuka kancing bajunya.

    Cerita Sex Lugu dan Seksi Penjual Jamu

    Cerita Sex Lugu dan Seksi Penjual Jamu

    “sshhh mas apa-apaan nih ahh uhhh jangan mas ochhh”
    tetapi saya terus melanjutkannya sambil menggigit-gigit kecil lehernya. kemudian setelah membuka kacaningnya. FANTASTIS! tertampanglah sebuah sepasang buah dada sempurna!, tidak menggantung, bulat,besar montok seperti buah semangka yang sudah siap untuk dipanen. lebih besar dari punyanya paini. kemudian saya turun di dadanya dan membenamkan muka saya diantara dua bola basket itu dan kedua tangan saya memegan dua payudara itudan menjepitkan muka saya. ohh enaknya, muka saya seperti dipijit-pijit. kemudian setelah itu saya mulai meremas-remas payudaranya
    “ochhh… mass geli aduh ahhh…” katanya bertubi-tubi. kemudian saya mulai mengemut payudara kananya dan tangan kiriku melemas gunung satunya. saya mulai menggigit putingnya yang sudah menegeras dan menyedot payudaranya dengan kekuatan vacum cleaner “mas ngilu ahh… enak… terus mas ouch ouch” desahanya sambil menggelinjang tak karuan. setelah cukup lama kemudian saya berpindah kepayudara kirinya dan sekarang tangan kanan saya mulai meremas payudara kanannya yang bahsah terkena air liuruku. bedanya di payudara kiri terasa lebih keras dari pada yang kanan. saya pun bersemangat. kemudian setelah itu kedua tangan saya turun lagi dan menurunkan resletingnya di belakang. kemudian setelah itu saya melepaskan kancingnya dan terlihatlah sebuah pemandangan yang nggak kalah serunya sama bukitnya. Terlihat pahanya mulus tak berbulu dan saya mulai mengelus-elus kedua tangan saya di pahanya. rupanya dia kegelian “mas geli mas uhh” katanya sambil bergoyang. setelah itu saya menurunkan celana dalamnya yang berwarna merah muda dan ada simbol talinya berwarna merah yang terlihat sudah basah di depannya.
    “mas jangan mas”
    tapi tidak saya hirau kan perkataanya dan saya turunkan CD-nya dan tertampaklah sebuah vagina yang sudah basah dan menggembung dan pink merekah serta dihiasi asesoris bulunya yang tipis dan haitam itu dan setelah itu hidungku saya benamkan di lubanganya itu
    “eh mass mau diapain ahhh mas geli mass uhh… ouch… ouch…” dan saya gesekan ke atas dan ke kiri. setelah itu, giliran lidah saya yang beraksi. saya memasukan lidah saya dan menggerayapi vaginanya. dia berdesah lebih keras lagi “mas ach..ach terus mas” katanya sambil menjambakku. kemudian akhirnya saya menemukan klitorisnya. desahan nya lebih keras lagi. “mas terus mas jangan stop mas terus ahhhhh ahhhhh”. kemudian setelah beberapa menit, “mas mau keluar mas” kemudian setelah berselang beberapa detik dia memuncratkan cairanya ke muka saya
    “mas maaf nggak sengaja”
    “nggak papa kok”
    kemudian saya yang saat itu masih berpakaian lengkap saya buka sampai telanjang bulat. rupanya ia ngeri punya saya yang dihiasi bulu bulu hitam
    “mas saya takut mas…”
    “udah, nggak papa kok, sekarang kamu emut konthol saya”
    “di emut mas?”
    “iya diemut”
    “enggak mau mas”
    “lho kan tadi saya emut itu kamu masa kok saya yang diemut kok nggak mau”
    “jorok mas, kan itu buat pipis”
    “tenang rah, saya kalo cebok selalu pake sabun, terus jembutnya saya sampoin kok, tenang aja rah”
    kemudian dia mulai mendekatakan mulutnya dan dia masih taku
    “ayo rah, pegang punya saya”
    “iya mas”
    tetapi tanganya hanya di keatas kan, tapi tidak menyentuhnya, karena tidak sabar, saya menggapai tanganya dan langung mendekatkan tanganya ke penisku dan saya tuntun tanganya untuk mengocok penis saya. kemudian kepalanya saya pegang dan saya dekatkan ke penis saya. enak sekali rasanya, meskipun awalnya rada sakit (kena giginya) tapi kemudian teratur, begini rasanya dikocokin sama orang yang biasa megang botol jamu jadi kocokanya lebih enak dan nyaman seperti pengocok profesional, maju mundur maju mundur gerakanya sangat sempurna. “ahh mairah terus, kamu pintar ahh terus mirah uhhhh” saking enaknya. dan beberapa menit kemudian “mairah saya ingin keluar dan akhirnya “crruuut” saya mengeluarkan mani saya dimulutnya kerena lupa memberitahukannya.
    “mas kok di mulut saya sih mas?, kan jijik tauk…” katahnya sambil membuang mani di mulutnya
    “udah di telen aja”
    “mas jangan sembarangan dong, masa ditelen?”
    “kamu tau nggak, itu isinya protein semua, bahkan khasiatnya bisa ngalahin jamu kamu”
    “ah mas kerjaanya bohong”
    “mas nggak bohong, betulan kok”
    “kalo tau gitukan nggak saya buang mas, kalo gitu sekali-sekali dimasukin botol aja mas biar buat campuran jamu saya”
    aneh-aneh saja mirah ini
    “mirah tolong bikinin jamu penambah tenaga biar mas kuat”
    “iya mas”, kemudian dia mulai mengeluaran gelas dan mulai meramu lagi. saya pun tidak tinggal diam. saya duduk dibelakangnya dan kedua tangan saya memilin-milin putingnya
    “mas, nanti tumpah loo”
    tapi tidak saya hiraukan malah saya sambil cium tengkuknya
    “mas geli mas mau tumpah lo mas”
    kemudian setelah itu jamunya jadi saya suruh mirah memasukannya ke mulutnya tapi tidak ditelan kemudian setelah itu saya suruh berbalik badan dan kemudian kami french kiss lagi dan mentransfer airjamunya ke mulut saya. setelah jamunya habis saya telan, saya meremas payudaranya. efeknya jamunya dahsyat, setelah beberapa detik meminumnya, badan saya terasa panas dan penis saya berdiri lagi, urat-uratnya terlihat lebih menonjol dibanding sebelumnya kemudian setelah itu saya suruh mirah untuk tiduran
    “mirah, kamu siap ya”
    “iya mas. tapi janji beri saya kenikmatan tapi jangan beri saya anak ya mas”
    “iya”

    kemudian pertama kali saya menggesek-gesekan terlebih dahulu penis saya ke sekitar lubangnya
    “mas enak mas udah mass masukin saja mass ahhhhh”
    kemudian saya mulai memasukin liang surgawinya yang sangat kecil itu, bayangkan, saya meniduri seorang wanita yang meminum jamu rapet selama bertahun-tahun padahal tidak pernah behubungan. pasti sangat kecil sekali dan mengalahkan lubang orang perawan. tadi saja hampir tidak terlihat dibalik jembutnya. sehinggga saya juga sedikit kesusahan karena terlau sempit tapi perlahan lahan saya akhirnya berhasil memasukan seperempat dan perlahan-lan akhirnya penuh juga. setelah ful baru saya oper ke gigi 6. dengan gaya konvensional, saya mulai menjalankan kontak sexual. “ah ah ah uh mas och ouc yess ochhhh ahhhh terus mas ahhh” desahanya yang mengundang birahi siapapun yang mendengarkanya. enak sekali dijepit dengan vagina super sempit ini. enak sekali rasanya ahhh. melihat payudaranya yang juga bergerak. menambah semangatku untuk memuaskanya, setelah sepuluh menit, saya minta kepada mirah untuk berposisi doggy style. enak sekali, ini adalah posisi paling enak dengan bakul jamu ini, tak lupa saya meremas pantatnya yang semok itu dan sesekali memukulnya, dan tak lupa juga saya memegang rambutnya dan menariknya seperti naik kuda “yes yess ah ah ah enak terus mirah” genjotanya RUARR BIASA pijatanya yang memijat penisku enak sekali dan beberapa menit kemudian si mirah akhirnya orgasme juga. setelah itu saya capek menggoyangkan pingang saya saya suruh mirah sekarang untuk posisi woman on top. sambil tiduran yang mirah diatas saya sambil bergerak keatas-kebawah tangan saya meremas payudaranya yang extra besar dan extra empuk. beberapa menit kemudian saya ingat janji saya pada mirah, saya yang juga ingin keluar langsung melepaskan penis saya dan melepaskan mani saya di lantai. kami berdua mengehentikan permainan ini karena permainan kami cukup lama (40 menit) gara-gara pengaruh jamu kuatnya mirah bahkan mirah orgasme 3kali.
    “gimana mirah, enak kan?”
    “iya mas, betul kata mas”
    “lain kali kalo kamu mau kamu tinggal ke rumah saya kalo sedang liburan kesini”
    “iya mas, terima makasih ya mas”
    “iya”
    Kemudian kami saling bericiuman.
    “mas, saya hampir lupa, jamu sehat sama jamu kuat jadinya 7000 mas” masih aja ingat jamunya
    “ini mirah kamu saya kasih bonus jadi 50 ribu” (disini uang dua puluh ribu saja sudah dibilang banyak
    Setelah ini kami sering kontak fisik dengan mirah baik dirumahnya (apabila anaknya kesekolah) maupun dirumah saya dan tidak lupa saya kasih uang kadang-kadang buat bayar sekolahan anaknya. kadang-kadang kami sering threesome dengan paini. ya enak seperti saya threesome dengan ina(baca nikamtanya tidur dengan pembantu dan baby sitter) tapi bedanya kalo saya three some sama paini itu “pertarungan antar Toket gede”.
    Demikian cerita saya kalau ada salah ketik saya mohon maaf
    kalau anda berkenan saya akan menceritakan memanen anaknya si mirah (kalo anda mau).


    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Maaf Kan Aku Suami Ku Tersayang

    Cerita Sex Maaf Kan Aku Suami Ku Tersayang


    1112 views

    Perawanku – Cerita Sex Maaf Kan Aku Suami Ku Tersayang, Aku adalah seorang wanita karier berumur 28 tahun dan memiliki sebuah keluarga yang sangat saya sayangi. Suamiku bukan orang Indonesia, dia adalah orang Taiwan dan kami memiliki seorang anak perempuan yang sangat cantik dan sudah berusia 8 tahun sekarang ini.

    Hubungan perkawinan kami sangat rukun dan kami tidak pernah mengalami masalah dengan hubungan seksual ataupun keuangan karena walau bagaimanapun baik aku dan suamiku mempunyai posisi yang sangat bagus di perusahaannya masing masing. Suamiku sering pulang pergi dari Taiwan ke Indonesia dan selalu singgah ke Singapore sebelum ke Jakarta, hal ini disebabkan karena dia bekerja di Taiwan apalagi dia tidak begitu bisa dalam bercakap-cakap bahasa Indonesia sehingga di dalam kehidupan pernikahan kami, kami selalu menggunakan bahasa mandarin atau bahasa Inggris, sehingga anak kami yang bernama Melissa mengusai 3 bahasa.

    Aku sangat menyayangi suamiku. Dia selalu pulang ke Jakarta setiap 2 minggu sekali tetapi walaupun demikian, aku tidak merasa kesepian dan tidak ada keinginan untuk melakukan affair dengan laki-laki lain walaupun percaya atau tidak, banyak teman laki-lakiku di sini sering mengajakku kencan dan ada juga yang mengajak bercinta secara terang-terangan sewaktu suamiku tidak ada di Indonesia, tetapi aku selalu menolaknya dengan berbagai alasan karena aku sangat menyayanginya.

    Suatu hari di malam hari tanggal 31 Oktober 2000 (beberapa hari yang lalu), aku baru saja menyajikan sarapan malam untuk Melissa dan untuk diriku sendiri. Melissa melahap masakan char siew buatanku yang menjadi salah satu kegemarannya sehingga membuat tubuhnya semakin gemuk.

    Sewaktu kami sedang makan, tiba-tiba telepon berdering dan saya menunda sarapan malam saya untuk menerima telpon tersebut. Ternyata, orang di telepon itu adalah suamiku sendiri yang mengatakan bahwa malam ini dia berada di Taiwan airport bersama teman bisnisnya. Dia berkata bahwa dia kangen sekali untuk bercinta denganku dan dia berkata bahwa setelah bisnisnya di Taiwan selesai, dia akan langsung ke Jakarta untuk bercinta denganku. Percakapan 30 menit kami terpaksa berhenti karena adanya suara wanita di latar belakangnya bahwa dia mesti “boarding” karena pesawat akan diberangkatkan. Dengan perasaan sedih dan kesal, aku terpaksa mengakhiri percakapan kami.

    Untuk menghilangkan perasaan kesalku, aku mendekati anak perempuanku yang sedang asyik bermain dengan Play Station dan aku ikut bermain dengannya. Sewaktu aku sedang bermain-main dengan anakku, telepon berdering kembali dan aku menyangka itu dari suamiku, ternyata orang yang meneleponku adalah adik kandungku dan dia seperti hendak berkata sesuatu dengan perasaan sedih dan aku mengetahuinya karena dia gugup sekali sewaktu hendak berbicara denganku.

    Tak lama, akhirnya dia menceritakan bahwa dia baru saja mendengar dan menyaksikan sebuah kecelakaan pesawat terbang di CNN dan dia menyebutkan sebuah nomor pesawat SQ006 yang membuat hatiku menjadi hancur berkeping-keping karena suamiku yang sangat kusayangi berada di dalamnya. Aku mendadak menangis dan merasa lemas di seluruh badan, kemudian aku tidak ingat apa-apa setelah itu.

    Setelah aku sadar dari pingsanku, adik perempuanku yang meneleponku tadi berada di sisiku bersama suaminya dan anakku. Melihat mereka, aku menjadi menangis kembali dan mereka menyarankan agar aku pergi ke Taiwan saat itu juga, aku mengiyakan mereka dan setelah aku siap, aku langsung pergi ke Airport dengan menggunakan taksi sementara adikku dan suaminya menemani Melissa untuk beberapa hari selama aku pergi ke Taiwan.

    Selama perjalanan, aku tidak henti-hentinya menangis di dalam hati karena aku tidak mau orang-orang di sekitarku tahu bahwa aku sedang menangis. Akhirnya aku sampai juga di Taiwan dan aku langsung mencari kantor Singapore Airline dan mencari orang yang mengetahui secara jelas apa yang terjadi dalam insiden tersebut dan mengkorfimasikan pada mereka bahwa suamiku adalah salah satu korban di dalam kecelakaan tersebut.

    Setelah aku mengidentifikasi jenazah suamiku yang sudah tidak berbentuk lagi, aku duduk seorang diri di salah satu bangku dan badanku lemas semuanya. Aku masih bengong saja dan tak tahu mesti berbuat apa apa setelah mengidentifikasikan jenazah suamiku sampai seseorang pria Taiwan menegurku. Setelah kami bercakap-cakap, aku mengetahui bahwa laki-laki yang mengaku bernama Sam Yam ini kehilangan istri dan anaknya di dalam kecelakaan yang juga dialami oleh suamiku.

    Aku juga semakin lama semakin tidak mengerti mengapa akhirnya aku akrab dengan Sam Yam yang baru saja kukenal. Dia mengajakku ke sebuah restaurant yang tidak jauh dari Chiang Khai Sekh Airport. Kami saling bercakap-cakap mengenai kehidupan kami masing-masing dan Sam memesan 2 botol anggur merah dan kami berdua sama-sama meminum anggur merah yang dia pesan untuk menghilangkan kesedihan dan kedukaan yang kami alami masing masing.

    Aku memang tidak pernah minum anggur selama hidupku sehingga beberapa teguk anggur merah itu membuatku menjadi mabuk. Aku masih ingat bahwa Sam menggendongku ke mobilnya di saat aku sudah mabuk sambil aku ngomong ngalor-ngidul tidak karuan.

    Selama di mobil Sam, aku kembali menangis, tertawa dan menggoda Sam yang sedang menyetir dan disaat itu aku benar-benar tidak tahu ke mana Sam akan membawaku pergi. Akhirnya aku merasakan mobil Sam berhenti di suatu tempat dan aku masih mabuk dan aku hanya merasakan bahwa badanku sedang digendong oleh Sam ke apartemen dan akhirnya tiba di suatu ruangan kamar yang aku yakin itu adalah kamar tidurnya karena kemudian aku dibaringkan oleh Sam di ranjang tersebut.

    Sam pergi meninggalkanku seorang diri di ranjang tersebut dan aku terus berteriak-teriak memanggil nama suamiku dalam bahasa Mandarin dan kadang-kadang aku tertawa dan kadang-kadang aku menangis. Aku benar-benar tidak sadar atas apa yang terjadi dengan diriku dan yang aku tahu bahwa aku sudah seperti orang gila yang tertawa dan berbicara pada diri sendiri.

    Beberapa menit kemudian, Sam datang kembali ke ranjang di mana aku sedang berbaring karena aku melihatnya samar-samar dalam keadaan mabuk. Aku memperhatikan bahwa dia sedang membalut wajahku dengan kain yang sudah bercampur dengan es. Aku tahu bahwa dia ingin membuatku sadar dari perasaan mabuk dan teler akibat red wine itu.

    Dikala Sam sedang melap wajahku dengan kain merah itu, aku langsung memeluk Sam tentunya dalam keadaanku yang masih tidak sadar. Saat itu, aku menyangka bahwa Sam adalah Wang Hui (suamiku) sehingga aku terus saja menciumnya dengan penuh nafsu dan sepertinya Sam ikut hanyut dalam ciumanku dan mulai menciumku dengan penuh mesra dan mungkin juga dia menganggap aku seperti istrinya yang telah meninggal. Tanganku mulai turun dan mengelus kejantanannya yang telah mengeras seperti baja. Sam mulai menyambutnya dengan mencium seluruh wajahku seperti orang yang sudah lama tidak melakukan seks. Mulai dari keningku, kemudian hidung, dan akhirnya mulutku. Aku membalas ciumannya dan akhirnya kami French Kissing. Lidah kami bertemu dan bergelut.

    Cerita Sex Maaf Kan Aku Suami Ku Tersayang

    Cerita Sex Maaf Kan Aku Suami Ku Tersayang

    Badan kami mulai menunjukkan tanda-tanda bahwa permainan ini akan menjadi menarik. Tangannya mulai membuka baju piyamanya. Tanpa melepaskan French Kiss kami, dia membuang bajunya dan mulai melepaskan BH-ku ke lantai. Tangan nakalnya mulai memainkan payudaraku yang indah. Tangannya mulai melepaskan pakaianku dan tak lama celana dalamku juga menyusul terhempas di lantai apartemennya. Ciuman kami terlepas untuk mengambil nafas. Nafas kami mulai menjadi berat dan kami bergerak menurut insting kami.

    Sam mulai menciumi leherku dan terus turun ke arah payudaraku. Sam menciumi payudaraku dan menjilati puting susuku. Setelah lumayan puas dengan payudaraku, tangannya mulai bermain di bibir kewanitaanku. Sam memasukkan satu jari dan merasakan bibir kemaluanku mulai membasah. Sam tidak mau buang-buang waktu lagi. Sam terus menjilati bibir kemaluan dan klitorisku. Langsung saja aku mengerang dengan nada penuh kepuasan.

    Sambil terus menjilati klitorisku, Sam memasukkan dua jari ke liang kewanitaanku. Tangan Sam yang satunya menemukan payudaraku dan mulai mencubit-cubit ringan puting susuku. Aku mengerang dengan gembira dan cairanku mulai tumpah dan aku telah mencapai orgasme yang keras. Sam tidak peduli, dengan ganas dia dorong maju mundur jemarinya dan dangan keras dia jilati klitorisku. Aku mendapat orgasmeku yang aku sendiri tidak tahu itu yang keberapa. Batang kemaluannya yang sejak tadi keras dan online siap-siap dimasukkan lubang cintaku. Aku menciumnya sambil terus menyebut nama suamiku yang telah meninggal.

    Setelah itu, aku langsung mengulum batang kemaluannya dan aku langsung meletakkan kemaluanku di atas wajahnya. Langsung saja kujilati. Dalam posisi 69 ini, kami saling memuaskan satu sama lainnya. Tak lama, aku merasa cairan wanitaku akan keluar. “Wang Hui, I’m cumming..” aku terus menyebut nama suamiku tanpa menyadari bahwa laki-laki yang sedang kusetubuhi adalah orang asing yang baru kukenal dalam 1 hari.

    Kami sangat kecapaian dan berbaring sebentar. Rupanya Sam masih hot. Aku masih memegang-megang batang kemaluannya dan genggamanku mulai bergerak naik turun. batang kemaluannya yang masih belum kuat langsung saja berdiri tegap. Aku duduk mengangkang dan mengendarai batang kemaluannya. Badanku naik turun berirama. Tangannya memainkan puting susuku yang mulai mengeras dalam pegangannya. Dia mulai mengerang dan berteriak, “Enak!”. Pinggulku juga turut bergerak naik mengikuti irama Sam.

    Tanda-tanda ejakulasi mulai muncul dan irama kami semakin lebih cepat. “Ooh.. ooh..” Kami berdua mengerang bersamaan dan akhirnya aku merasakan otot-otot liang kewanitaanku mengeras dan cairan manisku tumpah ke atas batang kemaluannya. Pada saat itu juga batang kemaluannya menembakkan cairan laki-lakinya ke dalam liang kewanitaanku dan aku merasakan sensasi yang selalu kurindukan.

    Kami tidak berpakaian kembali. Kami berdua tidur berpelukan. Esok paginya, aku sungguh terkejut ketika melihat tubuhku yang dalam keadaan telanjang. Aku membangunkan Sam yang tidur sambil memeluk tubuhku dengan mesranya. Aku menanyakan apa yang terjadi dengan diri kami.

    Sam menceritakan seluruh kejadian yang dialami oleh kami selama semalam dan aku langsung terkejut dan meninggalkan rumah Sam dengan berjuta penyesalan. Dengan beribu ribu penyesalan, aku langsung kembali ke Airport untuk menemui jenazah suamiku dan aku berharap dia mau memaafkan apa yang terjadi antara aku dengan orang yang baru saja kukenal, Sam Yam.

    Maafkan aku, suamiku sayang dan selamat tinggal sayangku. Aku berjanji bahwa aku tidak akan melakukan hal itu lagi.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Maafkan Abang Adiku Sayang Sudah Menidurimu

    Cerita Sex Maafkan Abang Adiku Sayang Sudah Menidurimu


    691 views

    Perawanku – Cerita Sex Maafkan Abang Adiku Sayang Sudah Menidurimu, ini melibatkan aku serta adik kandung aku. Nama aku Andy, sekarang ini aku pria berusia 26 th.. Sedang adik aku bernama Rindy, berusia 23 th.. Narasi ini bermula saat aku berusia 10 th., di mana aku mulai suka pada beberapa narasi yang terkait dengan sex.

    Pada usia itu aku juga telah punya kebiasaan lakukan masturbasi. Disuatu saat, aku lihat berita di satu surat berita mengenai jalinan sex pada kakak-beradik. aku sudah seringkali membaca mengenai beragam narasi sex, namun baru kesempatan ini pada saudara sendiri. Ini adalah narasi yang begitu menarik. Tiap-tiap mengingat narasi itu, aku jadi makin tertarik. Karna narasi itu, kelihatannya bisa diwujudkan.

    Ketika itu, aku tempati ruang tidur yang sama juga dengan adikku, Rindy. Cuma saja tempati ranjang yang berlainan, tetapi jaraknya cuma sekitaran 2 mtr.. Satu malam sekitaran jam 00. 30, aku terbangun sesaat nampaknya kebanyakan orang dirumah ini telah tertidur.

    Aku saksikan Rindy juga tertidur nyenyak. Selimutnya terungkap beberapa di bagian paha. Sesaat ke-2 kakinya membentang, hingga celana dalamnya tampak. Hal semacam ini buat aku jadi bernafsu, terlebih bila mengingat narasi mengenai jalinan sex kakak-beradik.

    Perlahan-lahan aku turun dari tempat tidur, serta mendekati ranjang Rindy. Aku menginginkan meyakinkan kalau ia tertidur nyenyak, dengan menggelitik telapak kakinya. Serta nyatanya ia tertidur nyenyak. Tidak tahan sekali lagi, aku sentuhkan jari-jari aku ke cd Rindy yang menutupi vaginanya. Makin lama sentuhan yang aku beri makin keras menghimpit, serta rindy tetaplah tertidur.

    Terasa kurang senang, aku coba menyentuh segera vagina Rindy dengan memasukkan tangan aku kedalam cd-nya melalaui sisi perut. Tangan aku bergetar cukup keras. Aku tidak peduli, serta pada akhirnya aku bisa meraih vagina Rindy dengan segera.

    Aku remas-remas. Serta jari-jari aku rasakan celah. Sesudah sebagian waktu, terasa kurang senang, aku mengeluarkan tangan aku serta punya maksud buka cd yang dipakai Rindy. Dengan ke-2 tangan, perlahan-lahan aku turunkan cd-nya. Saat beberapa vagina mulai tampak, usaha untuk turunkan lebih jauh sedikit susah. Dengan usaha lebih telaten pada akhirnya, aku sukses turunkan cd Rindy hingga semua sisi vagina tampak.

    Tidak tahan sekali lagi, aku ciumi vagina Rindy. Lalu aku coba mencari lubang yang seringkali aku dengar, tempat lakukan jalinan sex.

    Aku fikir berada di sisi depan, nyatanya fikiran aku sampai kini salah. nyatanya tempat yang sesungguhnya berada di sisi bawah. Kembali aku ciumi serta jilati vagina rindy hingga di bagian lubang. Saya telah betul-betul tidak tahan sekali lagi. Saya bebaskan celana aku, serta perlahan-lahan naik ke ranjang Rindy.

    Sesaat tangan kanan menahan badan, tangan kiri mengarahkan penis ke lubang vagina. Nampaknya mustahil. Saya coba memasukkan dari depan, walau sebenarnya lubang berada di bawah.

    Sesaat aku berupaya, mendadak badan Rindy bergerak. Karna takut ketahuan, saya cepat-cepat bangun dan merapihkan kembali cd Rindy. Kenakan celana saya serta kembali pada ranjang. Serta kembali tidur.

    Pengalaman saat malam itu, terkenang senantiasa. Bahkan juga ketika belajar di sekolah. Buat saya senantiasa menanti datangnya malam, waktu di mana kebanyakan orang tertidur. Sepanjang sebagian malam saya lakukan usaha sama, tapi senantiasa tidak berhasil saat takut Rindy terbangun.

    Hingga satu malam saat saya betul-betul begitu bernafsu. Saya telah melepas cd Rindy serta saya telah tidak kenakan celana serta pakaian. Betul-betul bugil. Saya telah bulatkan kemauan untuk mengerjakannya malam hari ini. Perlahan-lahan saya menaiki ranjang Rindy. Ke-2 kaki Rindy, saya rentangkan lebar-lebar.

    Saya ciumi vagina Rindy sepuas hati. Saat jemu, saya mulai tujukan penis saya ke vagina Rindy. Nyatanya tidak semudah yang dipikirkan. Susah sekali mengarahkan penis ke vagina. Saat penis saya mulai masuk vagina, saya makin terangsang. Apa pun yang berlangsung saya mesti sukses malam hari ini. Saya dorong penis saya makin masuk vagina Rindy. Disuatu waktu merasa sedikit susah, tetapi saya selalu memaksa. Hingga semua penis saya masuk kedalam vagina Rindy.

    Semuanya usaha saya itu, buat Rindy terbangun. Mungkin saja saya fikir buat rasa sakit pada Rindy. Ia bingung dengan apa yang berlangsung. Ia merintih serta mulai protes apa yang saya kerjakan. Tetapi saya berkata pada Rindy, ‘Sst…, janganlah berisik serta dimarahin mami. Jika malam-malam berisik kelak dijewer lho’. Mendengar komentar saya itu, nyatanya Rindy segera diam – cuma terkadang merintih menahan sakit.

    Saya selalu menggoyang pinggan saya, mendorong penis masuk serta keluar dari vagina Rindy. Karna baru pertama kalinya, permainan saya cuma berjalan tidaklah sampai 2 menit. Saya istirahat sebentar. Serta Rindy juga karna capek, juga kembali tertidur.

    Sesudah sebagian waktu, penis saya mulai bangkit sekali lagi. Kembali saya peluk Rindy, serta saya tujukan penis saya ke vagina Rindy. Kembali vagina Rindy digesek oleh penis saya. Untuk permainan ke-2, saya dapat bertahan hingga 3 menit – hingga pada akhirnya saya kelelahan sekali lagi. Malam itu saya lakukan hingga 3 kali. Kemudian saya rapihkan baju rindy dan baju saya. Serta kembali tidur di ranjang semasing.

    Mulai sejak malam itu, nyaris tiap-tiap malam saya lakukan jalinan sex dengan Rindy. Awal mulanya Rindy cuma terima apa yang saya kerjakan, namun sesudah satu tahun nampaknya Rindy mulai menyenanginya.

    Karna saat saya tertidur, Rindy datang ke ranjang saya serta memegang penis saya. Sepanjang 4 th., saya menyetubuhi Rindy dengan leluasa. Tapi saat ia memijak 11 th., saya tidak dapat leluasa seperti dahulu, karna salah-salah mungkin bisa menyebabkan Rindy hamil.

    Saat saya berusia 12 th. (Rindy 9 th.), kami seringkali mencari peluang terkecuali saat malam hari. Saat hari libur, di mana papi ke kantor serta mami ke pasar. Tapi yang paling kami gemari saat hari libur, papi serta mami pergi berkunjung ke saudara atau ada undangan. Karna dapat sepanjang hari kami memuaskan diri lakukan jalinan sex. Bahkan juga sepanjang hari itu, kami keduanya sama tidak kenakan pakaian.

    Saat leluasa, kami lakukan sex di kamar kami (tapi mulai sejak saya usia 12 th., kamar kami terpisah), kamar mami-papi, di ruangan tamu, ruangan keluarga atau bahkan juga di kebun belakang yang tertutup.

    Mungkin saja yang paling menggairahkan yaitu saat kami bercinta di kebun belakang. Diatas rumput jepang yang hijau rapi. Dengan langit atap, ditiup angin alami. Bahkan juga kami sempat mengerjakannya di waktu hujan deras.

    Hingga sekarang ini kami tetaplah mengerjakannya dengan kontinyu. Walaupun kami semasing memiliki pacar, namun jalinan kami tetaplah berjalan. Bila dirumah tak ada peluang kami umumnya mengerjakannya di satu hotel. Rupanya jalinan pada saya serta Rindy, ada orang yang lain yang ketahui, yakni Melly, salah seseorang adik saya. Ketika itu saya berusia 24 th., Rindy 21 th. serta Melly 19 th..

    Peristiwanya saat waktu ke-2 orangtua kami berkunjung ke saudara diluar kota sepanjang 3 hari. Dirumah saya serta ke-2 adik saya. Seperti umum tiap-tiap ada peluang saya serta Rindy memiliki hasrat untuk bercinta.

    Waktu itu Melly hari Sabtu jam 8. 30 serta Melly masih tetap tertidur. Saya serta Rindy sama-sama berpelukan di ruangan keluarga. Saya ciumi payudaranya, perut serta lehernya dengan begantian. Disamping itu tangan saya lakukan gerilya dibalik cd yang dipakai Rindy, menelusuri gunung serta lembah dibalik cd.

    Sesudah sebagian lama lakukan pemanasan, saya mulai melepas daster serta cd yang dipakai Rindy. Ia terlentang dalam tempat tanpa ada baju. Sesaat saya buka semua baju saya, Rindy melebarkan kakinya lebar-lebar serta menggosoki vaginanya dengan tangannya. Saya selekasnya peluk rindy dengan penuh nafsu, kami sama-sama berpeluk erat serta meraba. Penis, saya gesek-gesekan di bagian luar vagina Rindy. Dada saya menghimpit keras pada payudara. Bibir kami sama-sama memagut, serta lidah kami sama-sama rasakan.

    Saat cukup capek kami bergulat, saya mulai tujukan penis saya yang memiliki ukuran 15 cm serta diameter 1, 25 inch. Perlahan-lahan masuk liang vagina Rindy. Mendadak saja kaki Rindy melingkar serta menghimpit di pinggang saya. Diawali dengan perlahan-lahan, saya menggerakan penis masuk serta keluar. Bunyi becek yang kami hasilkan buat saya jadi lebih bernafsu.

    Saya lebih percepat sekali lagi pergerakan masuk serta keluar. Hal semacam ini buat Rindy lebih bernafsu juga, hingga ia mendesah dengan nada yg tidak dapat disebut kecil. Kami sama-sama berpelukan, ke-2 tangan kami semasing sama-sama melingkar, menghimpit punggung. Kaki Rindy melingkar di pinggang saya.

    Sesaat saya ambil tempat bertumpu pada lutut yang menekuk. Tiap-tiap hentakan pinggul saya mendorong, terkecuali hasilkan bunyi becek juga menghasilnya bunyi hentakan karna paha saya serta pantat Rindy beradu.

    Tetapi saya berupaya menahan nafsu, karna saya tidak mau orgasme lebih dahulu sebelumnya rindy. Saya cobalah konsentrasi. Sesaat bunyi desahan serta erangan rindy telah mulai berbagai serta makin keras.

    Saat saya mesti berkonsentrasi serta Rindy telah nyaris menjangkau orgasme, saya mengerti nyatanya dua mtr. dari tempat saya serta Rindy sudah berdiri Melly. Pasti ia paham apa yang tengah kami kerjakan.

    Sudah pasti, saya kaget serta buat konsentrasi saya pecah. Penis saya melemah, serta buat pergerakan masuk serta keluar terganggu. Hal semacam ini buat sinyal bertanya untuk Rindy yang telah nyaris menjangkau orgasme.

    Rindy memerhatikan pandangan saya, serta ia baru mengerti kalau ada yang memerhatikan kegiatan kami. Tetapi karna Rindy tengah pada puncak nafsunya, ia cuma berkata, ‘Biarin saja, mari dong terusin. Ngga tahan nih’, sembari berupaya membangunkan kembali penis saya.

    Mendengar perkataan Rindy, buat saya kembali konsentrasi serta membangunkan kembali penis. Kegiatan kembali normal, saya selalu menggoyang Rindy. Saat Rindy betul-betul hapir orgasme, mendadak saja ia mendorong badan saya hingga saya terduduk. Sesaat penis saya tetaplah didalam vagina Rindy, ia juga ambil tempat duduk serta tetaplah memeluk saya.

    Seperti kegilaan, Rindy mengangkat serta menjatuhkan badannya diatas penis saya. Sesudah sebagian detik, saya rasakan suatu hal yang panas mengalir menyelimuti penis saya. Rupanya Rindy telah orgasme. Saya baringkan kembali badan Rindy, serta saya guncang badannya lebih keras.

    Badannya bergetar hebat karna hentakan yang saya beri. Sesudah satu menit, saya mulai terasa juga akan keluar. Saya benamkan penis saya dalam-dalam ke vagina Rindy. ‘Mmmm …’, nada Rindy berbarengan dengan waktu sperma saya membanjiri vaginanya. Saya tidak cemas, karna Rindy telah minum pil. Kami berpelukan sebagian waktu.

    Saat permainan usai, nyatanya Melly tetap masih ditempat ketika saya lihat dia. Ia masih tetap memandangi kami. Saat Rindy lihat serta menyapanya, mendadak saja Melly lari ke kamarnya.

    Saya serta Rindy membawa baju kami semasing serta menuju kamar mandi untuk bersih-bersih. Di kamar mandi juga, kami masih tetap pernah sama-sama berikan sentuhan. Usai mandi, Rindy masuk ke kamarnya serta saya masuk ke kamar saya.

    Baru sebagian waktu tiduran di kamar, saya terasa ada seorang yang membangunkan saya. Saat saya saksikan nyatanya Melly. Ia ajukan pertanyaan, ‘Kak Andy, mengapa sich koq dengan Kak Rindy?. Saya sesungguhnya tahu persis apa yang disebut. Untuk meyakinkan saya ajukan pertanyaan, ‘Apa maksud Melly? ’. ‘Kenapa koq Kak Andy lakukan jalinan sex dengan Kak Rindy. Dia kan adik kandung sendiri. Koq tega sich. ’, Melly menjawab.

    Saya agak bingung untuk menjawab apa. ‘Mel, Kak Andy sayang ke Kak Rindy serta demikian demikian sebaliknya. Karenanya Kak Andy serta Rindy lakukan hal tersebut. Karna keduanya sama sukai. Jika Kak Rindy ngga sukai tidak mungkin lah akan berlangsung kaya barusan. Iya kan. ’.

    ‘Tapi kan … tapi kan …’, Melly terdiam.

    ‘Mel, Melly ngga ingin kan ada keributan dirumah. Janganlah katakan mami papi ya. Andy percaya, Melly tahu apa yang dikerjakan Andy dengan Kak Rindy. Serta itu telah berjalan lebih dari 12 th.. ’, saya coba menentramkan situasi.

    ‘Apa, 12 th.? ’, Melly terlihat kaget dengan keterangan saya. ‘Jadi Kak Andy telah mengerjakannya mulai sejak kecil. Serta papi-mami ngga tahu. ’, enath kenapa hal semacam ini buat tampang Melly seperti orang bingung.

    ‘Kalo bisa Mel tahu, bercinta itu rasa-rasanya kaya apa sich? Tuturnya jika gituan yang untung hanya cowok. Tapi koq banyak cewek yang menyukai juga. ’, mendadak saja Melly bertanya satu yang buat saya cukup kaget.

    Di bagian beda, tak tahu kenapa mendadak saja pertanyaan itu buat penis saya mengeras. Dari sisi pisik, Melly memanglah lebih menggairahkan dibanding Rindy. Melly pada umur 19 th. mempunyai tinggi 164 cm dengan payudara yang menantang serta badan yang padat diisi. Ditambah pertanyaan ‘Bagaimana rasanya’, buat saya berkemauan bercinta dengan Melly. ‘Susah untuk dikisahkan, bagaimana jika segera dicoba?, saya membulatkan tekad untuk menyebutkan segera. Melly cuma terdiam serta cuma tersenyum.

    Tak tahu apa yang berlangsung dengan saya, segera Melly saya peluk. Saya beri ciuman di leher dengan penuh nafsu. Meskipun saya agak canggung demikian halnya dengan Melly, tapi karna nafsu buat semuanya jalan lancar. Saya raba semua sisi badan yang peka. Waktu itu saya tidak mau terlalu lama. Selekasnya saya buka semua baju yang dipakai Melly. Ia malu-malu tutup payudaranya dengan ke-2 tangan serta menyilangkan kakinya untuk tutup vaginanya. Nyatanya Melly betul-betul menggairahkan dalam tempat tanpa ada baju. Saya juga melepas semua baju saya.

    Saya dekati Melly, saya usap keningnya, serta tangan saya turun perlahan-lahan ke tangannya. Saya genggam tanggannya, berupaya melepas tanggannya yang menutupi payudaranya. Walaupun awal mulanya melawan, tetapi pada akhirnya melepas juga. Saya ciumi payudaranya yang kanan, sesaat yang kiri saya remas-remas. Saya nikmati payudaranya dari basic bukit hingga ke puncaknya. Saya 1/2 duduk pada perut Melly. Dengan ke-2 tangan saya meremas payudara kanan serta kirinya.

    ‘Hmm, Kak Andy sakit ih. ’, Melly berkomentar.

    ‘Kalo gitu berhenti ya? ’, saya ketahui meskipun rasakan sedikit sakit Melly jug abisa menikmatinya. ‘Jangan… janganlah dong …’, mendadak saja Melly 1/2 berteriak. Serta waktu ia sadar dengan teriakannya mukanya memerah.

    Saya lanjutkan nikmati badan Melly. Lidah saya bergerak dari celah pada ke-2 payudara turun menelusuri perut. Serta turun sekali lagi mengarungi rimba yang menutupi vagina Melly. Saya ciumi rambut yang menutupi vaginanya, sembari kadang-kadang saya tarik dengan bibir serta lidah saya. Tanpa ada sadar, Melly melemaskan ke-2 kakinya buat saya dengan gampang melebarkan kakinya lebar-lebar. Saya selekasnya ambil tempat diantara ke-2 kakinya. Ke-2 tangan saya coba buka celah vagina Melly hingga lubang vaginanya tampak. Selekasnya saya cium serta jilati vagina Melly dengan penuh nafsu. Kadang-kadang saya menggigit sisi luar vagina Melly. Saya ketahui ini buat mell

    Sesudah lidah saya pusa bermain, penis saya telah tidak sabar. Saya ambillah tempat duduk dengan ke-2 kaki saya direntangkan. Serta ke-2 kaki Melly saya tempatkan diatas paha saya. Penis saya telah di mulut vagina Melly. Untuk menentramkan, saya menyebutkan, ‘Mel, untuk pertama mungkin saja sakit namun selanjutnya ngga koq. Tahan ya? ’, serta Melly cuma terdiam.

    Kepala penis saya masukan, perlahan-lahan tetapi tentu penis saya bergerak masuk. Samapi waktu saya terasa ada yang menahan untuk maju lebih jauh. Saya ketahui tentu itu selaput dara Melly. Pasti ia masih tetap perawan. Saat pertama dengan Rindy mungkin saja saya tidak tahu, tapi pengalaman dengan pacar saya buat saya ketahui. Saya selalu mendorong dengan perlahan-lahan. Rasa sakit mulai mengganggu Melly, kadang-kadang ia menggangkat badannya dengan punggungnya. Tapi satu kali karna sakit, ia menggerakan badannya cukup keras. Hal semacam ini buat pinggulnya mendorong ke arah penis saya. Serta … selaput dara Melly sudah saya tembus. Ia rasakan sakit. Untuk sesaat, saya diamkan hingga Melly tenang.

    Saat ia telah tenang, saya input penis saya lebih jauh sekali lagi. Hingga pada akhirnya semuanya masuk. Perlahan-lahan saya tari keluar serta dorong sekali lagi kedalam. Bila saya cermati, tiap-tiap penis saya masuk serta keluar, ada sisi vagian Melly yang terdorong serta keluar. Itu karna vagina Melly masih tetap begitu sempit. Benar-benar begitu erotis memandangnya. Saya saksikan Melly menyenanginya, meskipun masih tetap tampak ekspresi rasa sakit di berwajah.

    Sembari menggerakan penis saya keluar masuk vagina Melly, saya lumat payudaranya. Pergerakan saya makin semangat. Dorongan serta tarikan saya makin cepat, mungkin saja karna sempitnya vagina Melly buat saya lebih cepat orgasme. Tapi saya tidak berani menebarkan sperma saya didalam vagian Melly seperti saya kerjakan pada Rindy. Saat nyaris waktunya, saya selekasnya cabut serta saya gosok-gosokan di bagian luar vaginanya hingga pada akhirnya meluap serta membanjiri permukaan vagina serta rambut-rambutnya.

    Saya sadar kalau Melly belum juga terasa senang, selekasnya saya input jari tengah saya kedalam vaginanya. Saya gosok-gosokan sembari kepala saya rebahan di payudaranya. Sesudah dua menit badan Melly seperti mengejang. Ia seperti meledak-ledak serta ia terdiam melepas kekejangan di ototnya.

    Jari saya betul-betul basah dibanjiri cairan dari dalam vaginanya. Saya berikan ke penis saya, ke pangkalnya ke kepalanya serta lubang penis saya. Hal semacam ini menghidupkan kembali penis saya. Saya punya niat memasukkan kembali penis saya ke vagina Melly.

    Mendadak saya dengar nada Rindy, ‘Ehh janganlah, anda kan ngga tahu jadwalnya Melly. Kelak bahaya’. Kemudian ia melepas semua bajunya serta mempersiapkan badannya buat saya. Lagi saya bercinta dengan Rindy. Kesempatan ini pertempuran berjalan betul-betul lama. Sesudah keduanya sama hingga pada puncaknya saya terjatuh serta terlelap diatas badan Rindy, sesaat penis saya masih tetap didalam vaginanya.

    Waktu saya sadar, nyatanya Melly juga tertidur di samping saya serta Rindy. Sore itu kegiatan kami cuma bercinta, mandi, makan serta bercinta. Hari itu saya bercinta dengan Rindy sejumlah 3 kali serta dengan Melly 4 kali. Hingga jam 23. 00, serta terbangun pada hari Minggu jam 9. 30.

    Mulai sejak waktu itu, terkecuali dengan Rindy saya juga bercinta dengan Melly. Keduanya adik kandung saya. Kami sama-sama menyayangi. Kami semasing memiliki kehidupan diluar tempat tinggal, seperti ada yang beda. Tapi juga miliki kehidupan didalam tempat tinggal yang sendiri.

    Jadi pada sekarang ini saya, memiliki kegiatan sex dengan tiga orang, yakni Rindy, Melly serta pacar saya.

    Melly memiliki seseorang rekan akrab, rekan sekolah. Namanya Lili, orangnya cantik, sexy serta menggairahkan. Mereka sama-sama menceritakan mengenai rahasia mereka semasing. Cuma pada mereka. Satu saat, waktu saya tengah bercinta dengan Melly, ia bercerita kalau ia sudah bercerita kegiatan sex pada say serta Melly atau Rindy pada Lili. Tapi ia menanggung kalau, Lili juga akan menaruh rahasia.

    Diluar itu ketika yang berbarengan, Melly juga menyebutkan kalau Lili miliki rahasia. Yakni Lili seringkali disuruh ayahnya untuk lakukan hubugan sex. Narasi itu buat saya makin bernafsu menyetubuhi Melly. Serta Melly nampaknya tahu hal itu.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Maafkan Aku Hubungan Dengan Kakak Iparmu

    Cerita Sex Maafkan Aku Hubungan Dengan Kakak Iparmu


    1021 views

    Perawanku – Cerita ini mengisahkan hubungan Incest antara aku dengan kakak iparku yang terjadi beberapa bulan lalu. hubungan seks yang kami lakukan tanpa sengaja dan rencana, semua terjadi dan mengalir begitu saja.

    Sebut saja Namaku Bejo laki-laki yang berumur 27 tahun, dengan postur tubuh standar 170 Cm dengan Berat 70 Kg. aku bekerja di satu instansi pemerintahan memiliki seorang istri yang cantik dan juga 1 orang anak laki-laki yang lucu. keluarga istriku termasuk dari kalangan berada, Namun tidak membuat dirinya menjadi anak manja. Dengan kemauan dan tekat yang keras, membuat aku harus merelakan berjauh-jauhan dengan dirinya dan juga sibuah hatiku. dikarenakan istriku yang mendapat peluang untuk berkarir di pulau sebrang.

    Sejak kepergian istriku, aku sering menghabiskan waktu sendiri dirumah setelah semua aktifitas kantor yang betul-betul menguras tenaga dan pikiranku. dan pada saat hari libur terkadang aku sering mengunjungi rumah mertuaku yang kebetulan berada tidak jauh dari rumahku.

    Dirumah itu, mertuaku tinggal bersama kakak istriku yang sering kupanggil dengan kak Nurul. Kak Nurul yang hanya terpaut beda usia 1 tahun denganku masih keliatan begitu cantik walau sudah memiliki tiga orang anak. dengan tinggi sekitar 162 cm, berat sekitar 50 Kg dan disertai kulit putih bersih. Sebenarnya Kak Nurul adalah mantan Pacarku ketika statusku masih jejaka dan dia masih perawan.

    Namun ketika dia harus melanjutkan kuliah diluar kota, kami kehilangan kontak untuk komunikasi. Sehingga suatu saat dia pulang membawa seorang laki-laki mapan bernama Johar, yang siap memersunting dirinya untuk menjadi istri. dan karna itu kandas pulalah diriku dari memorinya. Namun hubungan ku dengan kak Nurul tetap harmonis seperti biasa. istriku mengetahui masa laluku dengan kakaknya, tapi dia tidak merasa keberatan. toh aku yang ditinggalin… begitu katanya.

    sebenarnya semenjak istriku pergi untuk berkarir, secara tak langsung hubungan ku dengan kak Nurul semakin hari semakin dekat. aku sering meminta tolong kepadanya walau hanya sekedar menjahitkan kancing baju. dan kadang-kadang pula aku membantu kak nurul untuk mejemput keponakan ku yang pulang dari sekolah, kegiatan itu aku lakukan untuk mengobati rasa rinduku pada si buah hati.  Agen Judi Bola

    Tapi tanpa kami sadari hal-hal seperti inilah yg membuat hubungan ku dengan kak nurul semakin hari semakin intim. Hal itu juga di karenakan suami kak Nurul yang sibuk keluar kota untuk mengurus bisnisnya sampai berbulan-bulan. walaupun demikian, tidak pernah terbesit dipikiranku untuk berbuat jauh apalagi samapi melakukanhubungan seks dengan Kak Nurul.

    Bila mengingat apa yang telah aku lakukan dengan kak Nurul, hingga detik inipun aku masih mengingat kejadian itu dengan sangat mendetil. Sore itu hujan lebat turun sangat derasnya di kotaku, sehingga membuat rumah-rumah yang berada disekitar tempat tinggalku dengan perlahan direndam air. Aku yang baru tiba dari kantor, menerima telpon dari kak Nurul.

    “Jo..Apa Kamu Udah pulang dari Kantor”
    “Sudah kak, aku baru saja sampai kerumah”
    “Jo..tolong sebentar kerumah, aku perlu bantuan kamu”
    “baik Kak, sebentar lagi aku langsung kerumah”
    “okey aku tunggu” begitulah akhir percakapan kami di telpon, dengan penasaran bergegas aku mengganti baju dan segera menuju rumah mertuaku.

    Sesampainya didepan pintu, aku langsung di sambut oleh Kak Nurul yang keliatan begitu gugup.

    “Jo…Sesak napas Andi kambuh lagi” begitulah kak Nurul mengabarkan perihal tentang kondisi anak keduanya.
    “sejak kapan kak ???”
    “baru saja jo…”
    “Bapak dan Ibu kemana ???”
    “Mereka berangkat tadi pagi dan membawa serta sikecil keluar kota untuk menghadiri harisan di kantor pusat”
    aku dan kak Nurul langsung menuju ke kamar anaknya.
    “Andi harus kita bawa kerumah sakit kak”
    “Baik Jo aku mau ganti baju dulu” setelah kak Nurul mengganti bajunya kami langsung menuju rumah sakit, saat itu jam tanganku menunjukan pukul 18.20 wib.

    Sesampainya dirumah sakit, setelah diperiksa oleh dokter. dokter menyarankan agar Andi dirawat dirumah sakit tersebut. setelah Andi mendapat kamar untuk inap kak Nurul memintaku untuk menemaninya pulang kerumah, untuk mengambil beberapa peralatan untuk keperluan dirumah sakit. dan kami meninggalkan Andi bersama kakaknya Sheila. Di perjalanan kulihat Kak Nurul menangis, sontak aku terkejut melihatya.

    “Seandainya dalam kondisi seperti ini Bg Johar ada, pasti aku tidak perlu merepotkanmu Jo…”
    “Jangan sungkan seperti itu kak, bukankah Andi itu jg anak ku, apa yg di lakukan bg Johar kan untuk masa depan kakak dan anak-anak juga” sanggah ku untuk menghiburnya.

    Cerita Sex Maafkan Aku Hubungan Dengan Kakak Iparmu

    Cerita Sex Maafkan Aku Hubungan Dengan Kakak Iparmu

    Sebenarnya dalam hatiku juga timbul berbagai pertanyaan, kak Nurul yang begitu cuek ternyata menyimpan rasa sunyi yng begitu dalam di hatinya. selama aku dekat dengannya belum pernah aku melihat atau mendengar keluhan tentang rumah tangganya. tapi barusan aku mendengar keluhan hatinya.

    “Maafkan aku Jo…”
    “Maaf …??? Maaf untuk apa ???”
    “Karena dulu aku telah meninggalkanmu..” hampir berhenti rasanya jantungku mendengar kata-katanya.

    Selama ini aku mengira kak Nurul tidak pernah lagi mengingat masa lalu kami. dan ternyata dia telah meminta maaf dengan apa yg sudah terjadi.

    “Kakak tidak perlu minta maaf karna semua itu juga tidak lepas dari kesalahanku sendir”
    “Jo…kamu tidak perlu menyalahkan dirimu, dan kamu juga tidak perlu memanggilku dengan sebutan kata-kata kakak”

    kemudian kak Nurul menggenggam tanganku yang ketika itu berada di Porsneling mobil yang sedang ku kemudikan. dengan spontan jantung ku berdebar cepat, secepat hujan yg jatuh membasahi bumi. entah karna syahwatku yg sudah lama tidak tersalurkan atau karna kisah masa lalu ku dengan kak Nurul. entahlah aku tidak mengerti. namun aku senang dengan genggaman itu dan tak ingin kak Nurul melepaskan genggamannya. aku seperti anak ABG yang sedang kasmaran darahku panas dingin.sepanjang jalan kami diam seribu bahasa.

    “Jo…apa kamu pernah merasa kesepian ???” tiba-tiba pertanyaan kak nurul memecahkan keheningan
    “Maksud kamu ???” aku kembali bertanya untuk memastikan apa mksud dari pertanyaan kak Nurul
    “sebagai laki-laki normal, dan kondisi yang ditinggal jauh oleh istri apa kamu pernah terlintas untuk berselingkuh dengan perempuan lain.”

    wajahku memerah dengan pertanyaan yg dilontarkan Kak Nurul. pertanyaan yang tabu antara kakak ipar dengan adik ipar menurutku.

    “kenapa kamu diam Jo…???”
    “Maaf kak, sebagai laki-laki normal tentunya aku merasakan hal seperti itu. tetapi untuk mencari perempuan lain aku tidak berani”
    “kenapa ??”
    “Karna aku tidak berani mengambil resiko,,, terus bagaimana dengan kakak sendiri ???”
    “sebagai wanita dan seorang ibu aku butuh perhatian dan kasih sayang, tapi bg Johar selalu sibuk dengan urusan bisnisnya. Apa dia setia ga ya disana ??”

    Tidak terasa Mobil yang ku lajukan sudah berada di gerbang pintu rumah, kak Nurul pun melepaskan genggamannya dan aku segera turun untuk membuka pintu gerbang. dan sialnya kunci yang tadi aku kantongi sudah hilang. aku kembali ke dalam mobil untuk menghindari hujan yang tak kunjung reda.

    “Kenapa Jo ???”
    “Sial.. aku menghilangkan kunci gerbang”
    “terus gimana???”
    “terpaksa kita rusak kak” dan mataku mencoba mencari batu yang besar untuk merusak kunci tersebut.

    Dalam hujan yang lebat aku berusaha menjebol kunci pengaman dan usahaku berhasil, tapi baju ku basah kuyup. dari belakang aku mengikuti kak nurul yang sedang mebuka pintu rumah , sesekali terdengar suara gigiku ku yang beradu akibat dingin menyelimuti tubuhku. kak nurul tersenyum meliat ekspresiku, dan dia berkata.Cerita Sex Dewasa

    “kamu kedinginan ??”
    “Iya Kak jawabku”
    “Ya sudah, di belakang ada handuk sana gih keringkan badanmu” karna badan yg cukup dingin aku sudah tidak menghiraukan lagi dimana aku melepaskan baju dan celanaku.

    Dengan tidak sengaja, ternyata kak Nurul menyusulku ke belakang dengan membawakan pakaian di ditangannya. sontak dia kaget melihat kondisiku, tapi tanpa berkata sepatah kata pun.

    “ini pakaian milik bg Johan mudah-mudahan muat untuk kamu” dan berlalu meninggalkanku sendiri dengan kondisi teramat malu.

    Aku terdiam dengan kajadian yang barusan kami alami hari ini sudah dua kali kak nurul membuatku panas dingin.

    Sewaktu pacaran hubungan kami tidak sampai terlalu jauh. hubungan kami sewajarnya. hanya sekedar genggaman tangan saja. dengan segera kususul kak nurul ke ruangan tengah tanpa menghiraukan pakaian yang di berikannya. hanya bermodal handuk yg terlilit dipinggang kudapati kak nurul sedang duduk disofa menantiku. perlahan aku mendekatinya

    “kak maaf,,,tadi aku tidak bermaksud….”  Agen Judi Bola
    “tidak apa-apa jo..” kak nurul langsung memotong pembicaraan ku, tangannya kemudian kembali menggenggam tanganku yang sedang berdiri di depannya. dengan perlahan aku membalas genggamannya. mata kami hanya saling memandang tanpa ada kata-kata yang terucap. kuliat tonjolan payudaranya turun naik, dengan perlahan kuberanikan diri untuk membelai rambutnya. entah setan mana yg membuatku melakukan hal itu. kemudian aku duduk dismaping kak nurul, mata kami tidak lepas saling memandang. namun pandangan itu mengatakan penuh dengan berjuta makna.

    Tanpa di sadari wajah kami semakin dekat, dan hembusan nafas terasa tidak beraturan antara aku dan kak Nurul. dengan lembut aku mengecup kening kak Nurul, kak nurulpun tak kuasa menolak apa yg sedang kubuat selain hanya memejamkan mata. secara perlahan kuciumi tiap inci wajahnya sampai akhirnya bibirku mendarat di bibirnya. sejenak aku terdiam untuk memastikan apa yng sedang aku lakukan adalah bukan sekedar mimpi dan mata kak nurul pun terbuka.

    Kini situasi berbalik kak nurul kembali melajutkan ciuman kami yang sempat terhenti, pelan tapi pasti itulah yng terjadi. kini kai saling mengulum satu sama lain. dan tanganku pun mulai menjamah tiap lekuk tubuh indah kak nurul, begitu pula sebaliknya dengan tangan kak nurul. kurebahkan tubuhnya di atas sofa tersebut, kini satu persatu pula tangan ku mulai melucuti pakaiannya terlihat belahan payudaranya yg begitu putih mulus.

    Tanpa kusadari handuk yang kukenakan juga telah terlepas karna kenakalan tangan kakak iparku itu. nafsuku pun menggebu karena tubuhku yang sudah telanjang di depannya. dan tanpa di komandokan tangan ku pun terus bergerilya hingga ke celana nya. dengan sedikit tergesa-gesa kutarik celana tersebut berikut dengan celana dalamnya. kini poloslah bagian bawah kakak iparku. tinggal penutup payudaranya yng masih tersisa ditubuh indah kak Nurul.

    Begitu indah pemandangan itu dengan perlahan kucuba masukkan kedalam gua kenikmatannya. dengan wajah yg meringis, kembali kukecup bibirnya sambil terus berusaha membenamkan apa yang aku punya kedalam gua yang selama ini tidak pernah kurasakan lagi dan usahaku pun membuahkan hasil. terasa lembab dan berlemdir disana. dengan napas yang terengah-engah kak nurul mengimbangi permainanku, sesekali terdengar suaranya merintih membuat ku semakin bergelora di buatnya, kujilati lehernya dan dan tanganku mulai menggapai kancing bra yg membungkus payudaranya.

    Kini poloslah dia dalam pergumalan yang sangat nikmat itu. hujan yang turun semakin lebat, seakan mendukung apa yang sedang kami lakukan. sesekali tangannya mencakar punggungku, membuat goyangan terasa semakin eksotis. peluh terus berjatuhan dari tubuh kami, sehingga membasahi sofa yang menjadi alas dari tiap adegan yang sedang kami lakukan terliat dia mengejang menandakan bahwa dirinya telah mencapai klimaks, tp belum untuk diriku. kucoba meneguk rasa haus yang selama ini aku rindukan, rasa haus akan kehangatan.

    Semakin dalam aku benam apa yang aku punya, semakin terasa denyut dari miliknya. kini terasa punyaku akan mecapai puncaknya kucoba mengayuh kenikmatan ku dengan cara tidak beraturan. dan akhirnya tumpahlah semua hasratku yang selama ini tidak tersalurkan. kami diam saling memandang, dengan sisa-sisa tenaga kami saling merangkul dan berciuman. apa yng kami lakukan tanpa sengaja dan direncanakan. maafkan aku kakak iparku, tidak pernah terbesit dipikranku untuk melecehkan mu. walau kau pernah jadi kekasih hatiku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Maafkan Aku Suamiku Yang Telah Menyelingkuhinmu

    Cerita Sex Maafkan Aku Suamiku Yang Telah Menyelingkuhinmu


    613 views

    Perawanku – Cerita Sex Maafkan Aku Suamiku Yang Telah Menyelingkuhinmu, Waktu itu aku tidak berpikir untuk menyeleweng, tapi dasar nasib akhirnya aku terjeblos ke acara surga perselingkuhan, bukan dengan satu laki-laki tetapi sekaligus dengan lima lelaki.., gila bener deh.

    Sebelumnya, kudeskripsikan dulu siapa dan bagaimana gambaran diriku. Sebelum aku memulainya, aku ingin berterima kasih kepada keponakanku yang telah berbaik hati meminjamkan e-mailnya sehingga aku bisa menceritakan kisahku ini. Aku tidak akan memberitahu siapakah dia demi nama baik kami bersama karena aku juga mengetahui bahwa dia juga menyukai seks bebas sama seperti diriku.

    Aku seorang wanita berumur 30 tahun, ibu dari dua anak, tentunya statusku kawin dengan seorang suami yang telah terikat perkawinan selama 15 tahun, aku kawin setelah aku berhasil meraih gelar kesarjanaanku di kota Bandung.

    Suamiku normal-normal saja, demikian juga hubungan seksku juga normal, aku melakukan hubungan seks setiap minggu 2 atau 3 kali seminggu dengan suamiku, tetapi semuanya berubah ketika aku mengalami suatu hal yang tidak kuduga-duga 3 bulan yang lalu, ternyata kemampuan seksku ternyata lebih dari yang kuduga sebelumnya.

    Namaku biasanya dipanggil Retno, tinggi badanku sekitar 156 cm, berat badan juga hanya 49 kg, ukuran BH-ku 34 C, pinggulku yang agak besar berukuran 100 cm semakin menonjol dengan pinggangku yang hanya 58 cm itu.

    Walaupun dari rahimku telah terlahir dua anakku, tetapi body-ku sih oke-oke saja hampir tidak ada perubahan yang mencolok. Sorry.., aku menggambarkan semua ini dengan detail siapa tahu anda bisa joint dengan pacar-pacarku dilain kesempatan.

    Kembali pada kejadian yang gila. Mula-mula aku bertemu temanku, Merry, sobat sewaktu di SMA dulu di sebuah mall ketika aku belanja. Saat itu ia bersama dua teman laki-lakinya, yang langsung dikenalkan padaku, bernama Yanto dan Iman, dan ternyata mereka merupakan teman-teman yang enak diajak bicara, dan akhirnya kami menjadi akrab setelah saat itu perkenalan dilanjutkan di sebuah restoran.

    Setelah pertemuan itu ternyata Yanto sering menelepon ke rumahku walaupun ia sudah tahu bahwa aku ini seorang istri dengan dua orang anak. Tentunya dalam pembicaraan telepon itu ia merayu gombal, tetapi tetap ia menjadi teman bicara yang enak, ia berusaha mengajakku makan siang dengan gigihnya dan akhirnya aku menyerah juga, dan syaratnya makan siang ramai-ramai.

    Pada hari yang dijanjikan akhirnya aku, Merry dan Yanto bersama Iman dan 3 temannya yang bernama Eko, Benny dan Adi yang rata-rata 8 tahun lebih tua dariku dan Merry itu makan siang bersama di sebuah restoran yang ada fasilitas karaokenya. Kami makan dengan ramainya dan sambil berkaraoke, memang aku senang berkaraoke.

    “Ayo Ret, nyanyi..,” mereka menyemangatiku kala aku melantunkan lagu. Dan ternyata kelima cowok eksekutif itu merupakan teman yang enak untuk gaul, wawasannya luas dan menyenangkan. Akhirnya kami cepat menjadi akrab, inilah kekeliruanku.

    Seminggu kemudian aku diundang lagi, kali ini oleh Iman untuk makan siang dan berkaraoke lagi, dan aku langsung menyetujuinya tanpa tanya panjang-lebar lagi. Aku bolos masuk kantor setelah waktu makan siang pergi ke tempat karaoke bersama mereka (aku bekerja di sebuah perusahaan konsultan sebagai salah satu manajer di sana). Nah, disaat itulah terjadi sesuatu yang tidak kuduga. Ternyata aku dibawa ke tempat sebuah karaoke yang khusus untuk berkaraoke, bukannya sebuah restoran, tetapi berupa sebuah kamar tertutup dengan kursi panjang dan kali ini Merry tidak ikut, jadi hanya aku dengan kelima cowok-cowok itu saja. Karena sudah telanjur masuk ke sana, akhirnya kucoba menenangkan diri walaupun aku agak deg-degan juga pada awalnya, tapi akhirnya suasana menjadi seru ketika secara bergantian kita bernyanyi berkaraoke.

    Aku pun dipesankan minuman whisky-cola yang membuat badanku hangat, akhirnya mereka minta berdansa denganku sewaktu salah satu diantara mereka bernyanyi. Dan saat melantai itulah akhirnya lama-kelamaan mereka berani merapatkan badannya ke tubuhku dan menekan serta menggesek-gesek buah dadaku, yang lama-lama membuatku terbakar dan menikmati permainan ini. Mereka bergantian berdansa denganku.

    “Retnoo.., badanmu hot,” Yanto berbisik di telingaku sambil bibirnya mencium belakang telingaku dan tangannya akhirnya tanpa malu-malu lagi meremas buah dadaku yang putingnya sudah semakin sensitif.

    “Ahh.. jangaann..” kataku ketika tangan itu meremas dadaku semakin hot, tetapi tanganku tetap tidak melepaskan tangan itu. “Mmhh..” Yanto akhirnya mengulum bibirku dan menindih rapat-rapat tubuhku di atas sofa. Aku lupa diri, ketika akhirnya jari-jari tangan Yanto bergerilya di dalam celana dalamku menggelitik bibir kemaluanku yang sudah basah dan rasanya menebal itu, dan dengan liar akhirnya kelima cowok itu ikut mengerubuti tubuhku. Dan akhirnya tahu-tahu tubuhku sudah berbugil ria digeluti bersama oleh mereka, dan Yantolah yang lebih dahulu menusukkan batang kejantanannya ke liang kewanitaanku. Adi memasukkan batang kejantanannya ke mulutku, Iman mengisap puting kiri susuku dan Eko mengisap puting susu kananku, sedangkan Benny menggosok-gosokkan batang kejantanannya di wajahku.

    “Achh..” aku mendapat orgasme pertama ketika Yanto sedang asyik-asyiknya menggenjot tubuhnya di atas tubuhku, sedangkan batang kejantanan Adi yang hangat itu dengan serunya bermain di mulutku.

    “Retnoo..” Yanto menggeliat ketika memuntahkan maninya di dalam liang kemaluanku, hangat dan terasa kental memenuhi liang kewanitaanku. Adi tambah semangat mengocok batang kejantanannya di mulutku. Setelah Yanto selesai, posisinya langsung diganti Benny yang sejak tadi hanya menggosok-gosokkan batang kejantanannya yang panjang besar di wajahku, langsung ditancapkan ke liang kewanitaanku yang hangat, sudah penuh dan licin dengan air mani Yanto.

    “Crok.. crok.. crok..” bunyi batang kejantanan Benny menghunjam liang senggamaku, Benny begitu semangatnya menyetubuhiku. “Mmmphh, aghh..” tubuhku bergetar menggeliat, bayangkan buah dadaku dihisap putingnya oleh Eko dan Iman seperti dua bayi besar kembar, dan di liang senggamaku batang kejantanan Benny menghunjam dengan ganasnya, di mulutku Adi akhirnya menyemprotkan maninya dengan deras dan langsung kuhisap kuat-kuat. “Aachh..,” terasa hangat asin seperti kuah oyster masuk di tenggorokanku. Bersamaan dengan itu, Benny juga menyemprotkan air maninya di liang senggamaku. Multiorgasme.., aku sudah dapat tiga atau empat kali dan masih ada Iman dan Eko yang belum kebagian menyemprotkan cairan maninya.

    Tubuh Adi dan Benny berkelonjotan dan akhirnya terhempas. Iman mengganti posisi Adi, batang kejantanannya yang bengkok ke atas terasa penuh di mulutku, Eko menepis Benny dari atas tubuhku dan untuk yang ketiga kalinya liang kemaluanku dimasuki orang ketiga dan ternyata milik Eko yang paling panjang dan besar, terasa masuknya mudah karena liang kemaluanku telah penuh mani kedua orang terdahulu, tetapi terasa mantap dan nikmat batang kejantanan Eko menggesek liang kemaluanku yang sudah terasa panas dan makin tebal rasanya.

    “Crok.. crok.. crok mmhh..” bunyi genjotan batang kejantanan Eko seperti bunyi kocokan orang membuat kue terasa menjadi bunyi yang dominan di ruangan itu.

    “Retnoo.. iseepp yang kuaatt..” ternyata Iman tidak kuat dengan hisapan mulutku, batang kejantanannya memuncratkan maninya di mulutku, terasa mani Iman lebih strong aromanya, lebih hangat, lebih kental dan lebih banyak memenuhi mulut dan tenggorokanku.

    “Achh..” Eko juga menggeliat menyemburkan maninya di liang kewanitaanku. Tubuhku terasa lemas tetapi bergetar kuat mengiringi muncratnya air mani Eko, rasanya aku sudah orgasme enam kali ketika akhirnya Eko tergelepar di samping tubuhku.

    Selesailah siang itu pertempuran besar aku lawan lima cowok-cowok di ruang karaoke yang walaupun ber-AC terasa panas dan mengucurkan keringatku dan keringat mereka. Celakanya di kamar itu tidak ada kamar mandi, akhirnya aku hanya mengelap saja air mani ketiga lelaki yang memenuhi liang kewanitaanku dan menetes ke pahaku dengan BH dan celana dalamku saja.

    Setelah semuanya terdiam dengan kejadian itu, akhirnya beberapa puluh menit kemudian aku memakai BH, celana dalam, blous dan blazer serta rok yang tadinya bertebaran di lantai, mereka pun memakai kembali baju-baju dan celananya.

    Jam 5 sore aku keluar dari karaoke itu, dan tadi aku masuk jam 1 siang, berarti sudah empat jam aku di dalam ruangan itu.. yah, artinya tadi aku digilir lebih kurang 1,5 jam full. Wah, aku kagum juga dengan daya tahanku, walaupun rasanya kakiku pegal-pegal dan ngilu.

    Waktu melewati kasir rasanya aku malu juga, karena walaupun mereka tidak tahu apa yang terjadi di dalam tetapi wajahku tetap terasa memerah, rasanya minyak wangiku telah berubah menjadi bau aroma air mani, mungkin kasir wanita itu bisa mengendus baunya atau malah mungkin ia sedang membayangkan kejadian yang baru saja kualami dan di kakiku terasa mani mereka merembes mengalir di pahaku. Untung sesampainya di rumah suamiku belum pulang, dan cepat-cepat aku ke kamar mandi membereskan semuanya. Dan ternyata malamnya suamiku mengambil jatahnya juga, untung aku sudah membersihkan badanku, walaupun komentar suamiku membuatku deg-degan, mudah-mudahan ia tidak curiga.

    “Ret, punyamu kok rasanya hot banget, tebel..,” bisik suamiku di telingaku.
    “Terima kasih yaa.., enaakk..” lanjut suamiku setelah ia menyemprotkan maninya dan tertidur pulas di sampingku. Ia tidak tahu jadi orang keenam hari itu yang memuncratkan air maninya untukku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Mahasiswa Jilbab Montok Di Kampus ,Clara

    Cerita Sex Mahasiswa Jilbab Montok Di Kampus ,Clara


    1299 views

    Perawanku – Cerita Sex Mahasiswa Jilbab Montok Di Kampus ,Clara, “tolong ke ruangan saya sebentar” sebuah pesan singkat dari dosen sekaligus pembimbing gw dulu. Dari ruang kerja kecil di sudut gedung dosen, gw beranjak ke sekretariat jurusan, menemui Bu Laras di ruangannya. “kamu, masih sibuk penelitian? Kelas banyak?” hardik bu Laras ketika gw sedang menutup pintu ruang sekre. “enggak sih bu, kenapa ya?” gw masih bingung dengan situasi ini. “saya boleh minta tolong, ambil alih kelas saya.

    Saya harus ke aussie” pinta beliau kemudian. ya, setahun setelah lulus gw masih mengabdi di kampus, membantu dosen penelitian dan mengajar di mata kuliah dasar. Bu Laras adalah satu dosen senior di jurusan gw, idealisme membuatnya dimusuhi jurusan. Dan gw bisa dibilang mahasiswa kesayangannya. Ia sendiri bukan hanya mengajar di kampus ini, namun juga memiliki status dosen di salah satu universitas di Adelaide.

    Pembicaraan memakan waktu hingga 3 jam, karena gw harus mengajar di fakultas sebelah, dan bukan mata kuliah dasar, melainkan mata kuliah tingkat 3 dan menjadi bahan skripsi gw dulu. Bu Laras menunjuk gw sebagai penggantinya karena beliau menganggap gw kompeten untuk mengajar ini. perkuliahan baru dimulai minggu depan. Jatah 2 kelas tambahan diberikan, membuat waktu istirahat dan penelitian gw berkurang, walau pundi keuangan bertambah. Mungkin di kampus ini gw terbilang satu dari beberapa dosen muda yang bengal (ga nurut peraturan).

    Mengajar dengan gaya urakan macam mahasiswa. Beliau sendiri yang pernah bilang kalo dosen dilihat dari otaknya, bukan gayanya. Nah, mata kuliah yang beliau berikan ini ada di fakultas sebelah, yang aturannya lebih ketat. Mengharuskan gw berpakaian lebih sopan (sedikit).Cerita Sex Mahasiswi,kisah seks jilbab,ayam kampus seks,cerita seks kampus

    Selasa, 9.30

    Gw telat di hari pertama gw masuk. Kemeja pendek dilapis blazer untuk menutupi tattoo di tangan kiri gw menjadi style andalan. Masih stereotip kalo orang bertattoo itu urakan, walau di fakultas asal, gw bisa seenaknya ngajar make lengan pendek. Pintu gw buka, gw duduk di meja dosen sambil mengeluarkan daftar kehadiran. Beberapa mahasiswi agak tercengang, melihat dosen dengan jenggot tebal, rambut sebahu dan diikat.

    “selamat siang, bu Laras ga bisa menghadiri kuliah ini karena harus penelitian, sy wapol akan menggantikan beliau” kata gw membuka kelas. Dari total 23 orang di kelas, mayoritas adalah pria, sial. Namun ada satu mahasiswi yang mencuri perhatian gw, dari daftar kehadiran gw tau namanya Clara. Duduk di baris tengah, dengan rambut sebahu yang digerai, perawakan tinggi padat. Mengenakan kemeja merah tipis dengan jeans. kulit kuning langsat cenderung putih dengan wajah khas metropolitan (muka anak gaul)

    Suasana hening perlahan cair ketika gw mulai materi. Gw bukan tipikal dosen serius karena selama kuliah gw belajar kalo dosen terlalu serius Cuma bikin setres. Mahasiswa juga menyadari kalo gw ga seseram penampakannya. Kelas ini termasuk kelas yang kooperatif. Saling lempar pertanyaan yang kadang berbalut canda.

    Minggu kedua

    Seperti biasa gw masuk dan menyampaikan materi. 15 menit berlalu dan pintu tetiba diketuk. Clara masuk dengan muka agak panik, “maaf mas telat, boleh masuk?” ya menjadi aturan kelas kalo haram hukumnya manggil gw pak. Sekilas gw melihat jam tangan, telatnya belum terlalu jauh mengingat kelas memiliki durasi 3 jam, jadi gw persilahkan dia masuk tapi duduk di row paling depan. Clara duduk tepat berseberangan dengan gw.

    1 jam berlalu, materi hampir selesai, gw memberikan beberapa soal latihan untuk dikerjakan, kemudian duduk kembali di meja dosen. Saat itu Clara menggunakan kemeja biru muda berbahan semacam satin yang cukup menerawang, ditambah keringat yang masih bercucuran dan membuat kemejanya sedikit basah. Sambil sesekali menjawab pertanyaan dari mahasiswa lain, gw mencuri pandang ke arah Clara. Gw baru menyadari di balik kemejanya ia hanya mengenakan bra, ketika ia menoleh ke belakang dan terpampang jelas garis bra dari balik kemejanya.

    15 menit berselang, ia tetiba membuka kancing paling atas kemejanya dan mengipas-kipaskan kerah kemejanya. “panas banget ih” gerutunya. Gw berusaha mencuri pandang ke balik kemejanya. Belahan dada yang sekilas terlihat, mencilat di karena keringat yang masih membasahi tubuhnya. Berharap kelas lebih lama berlangsung agar gw lebih lama memperhatikan tubuh Clara.

    Kelas ini agak unik, walau setelah jam selesai, banyak yang belum membubarkan diri. Dan pada akhrinya gw mulai menyatu. Di kelas profesional, di luar kelas ngerokok bareng. Rian, salah satu mahasiswa bilang sangat jarang dosen di fakultas ini ga ngasih jark ke mahasiswanya ampe mau ngerokok bareng. Menurut gw sih yang penting di kelas profesional, di luar kita teman.

    Minggu ke-5

    Minggu ini presentasi beberapa kelompok. Clara menggunakan kaos putih berbalut kardigan biru tua. Sambil menunggu kelompoknya maju, ia duduk di baris depan. Setelah gw suruh ia duduk di baris depan, ia cenderung memilih baris depan bersama dua temannya. Kaos yang ia pakai memiliki belahan rendah dan cukup menerawang. Samar terlihat bra berwarna hitam dari balik kaosnya.

    Ukuran font presentasi yang kecil membuat clara harus memicingkan matanya dan sedikit condong ke depan. Gw yang duduk di meja depan mendapat suguhan belahan dada yang cukup terlihat dari balik kaosnya yang memang kendor. Satu momen ketika ia bertanya dan kardigannya agak turun, gw baru menyadari bahwa bukan kaos yang ia pakai, tapi tanktop dengan belahan samping yang lebih rendah dari belahan depannya. Membuat bra hitamnya terlihat jelas. Ditambah gumpalan dada yang mencuat seperti bra tidak mampu menahannya.

    Clara seperti sadar kalo gw lihat, tapi gw Sengaja ga mengalihkan pandangan gw dan tetap memandang belahan dadanya. Ia sedikit melihat ke bawah, ke arah dadanya dan sadar kalo agak sedikit terbuka, namun bukannya menarik ke atas tanktopnya, ia malah membiarkannya dan berlaga seperti ga ada yang terjadi. Untuk beberapa menit sampai presentasi selesai gw bebas untuk terus melihat dadanya. Satu momen ia bahkan sengaja menekan dadanya ke tengah dengan merapatkan kedua tangannya.

    “iya kan mas?… mas?” pertanyaan dari seorang mahasiswa yang lagi presentasi seperti membangunkan gw. “ah, iya kurang lebih seperti itu” jawab gw sekenanya sambil melihat ppt dan mencoba mengikut apa yang sedang dipertanyakan. Sekilas gw melihat ke arah Clara, iya tertawa kecil sambil menutup mulutnya dengan tangannya. “jadi, dia sengaja?” pikir gw.

    Minggu ke 7

    Seminggu sebelum UTS, hubungan gw dan kelas ini semakin dekat. Beberapa anak ada yang menghubungi gw, mulai dari nanya materi, sampai nanya mata kuliah lain. Hari ini, seperti berbeda, Clara menggunakan rok sepan pendek hitam, dengan kemeja merah (berbeda dengan beberapa minggu lalu), dan blazer. “mau lamaran kerja?” canda gw ke Clara. Gw sadari beberapa anak juga berpakaian lebih rapi dari biasanya. “ada presentasi buat UTS mas abis ini, harus rapi” jawab Clara. Make sense.

    Seperti biasa, Clara duduk di row depan, berhadapan dengan meja gw. berhubung ini hampir materi terakhir sebelum UTS, gw merekap beberapa materi yang gw ajarkan. Posisi Clara yang berada di pojok, membuatnya harus duduk agak menyamping agar melihat papan tulis. Awalnya biasa, namun tetiba Clara melebarkan kakinya. gw masih berpikir positif bahwa itu hanya kebiasaan duduknya. Namun beberpa lama ia tidak merubah posissinya. Gw yang berdiri di sisi papan tulis yang dekat meja gw, menjadi dekat dengan Clara. Penasaran gw ngetes apa Clara benar-benar pamer buat gw, gw menulis lagi beberapa poin materi. Ketika membalikan badan seperti ingin menjelaskan, dengan sengaja gw menjatuhkan spidol gw.

    gw kemudian jongkok mengambil spidol sambil melihat ke arah Clara, lebih tepatnya ke arah roknya. Keadaan ini harusnya Clara segera merapatkan kakinya, tapi ia tetap membuka lebar kakinya sehingga gw melihat bagian dalam paha mulusnya. Kalo gw lebih jongkok atau melihat lebih lama harusnya gw bisa melihat celana dalamnya, tapi suasana ga memungkinkan.Sambil menjelaskan mata gw memandang seluruh mahasiswa, dan sampai akhirnya melihat Clara. Ia tersenyum sebentar, senyuman penuh kode, kemudian baru merapatkan kakinya. apa artinya ini? Kelas selesai dengan kepala gw penuh pertanyaan apa maksud Clara. tapi gw gak berusaha untuk memikirkannya terlalu dalam, mungkin ia Cuma menggoda.

    Siang menuju sore itu gw kembali ke sekre untuk mengambil beberapa data. Daripada mengerjakan di kantin atau di kosan, gw lebih milih ngerjain di kantin sebelah. Sekitar jam 5 tetiba ada yang dateng nyapa gw “mas, ngapain?” Clara tetiba duduk di samping gw, dengan dua orang temannya. “ah ini, nugas” jawab gw sekenanya. Ia memperhatikan laptop dan setumpuk kertas di samping gw, “banyak ya?” tanyanya penasaran. “yah lumayan, namanya juga kerja” jawab gw sambil menghisap rokok gw kembali.

    Gw menutup laptop dan merapikan dokumen yang menumpuk. Kerjaan ini bisa nanti lagi, toh deadline masih jauh. “yaah kok dimatiin? Ganggu ya mas?” tanya Clara, “enggak kok, emang udah selesai” jawab gw. Clara kemudian mengajak gw ngobrol, mulai dari hal-hal sepele, sampai ke materi kuliah. Setengah jam berlalu, langit mulai gelap. Pembicaraan lagi menyenangkan, Clara menanyakan banyak hal tentang gw, dan tentang bu Laras. Ia penasaran seperti apa bu Laras, karena beliau terkenal di fakultasnya sebagai dosen yang menyeramkan.

    “Clar, balik yuk” bisik temannya namun cukup keras sampai gw denger. “lo duluan dah, gw ntar aja” tolak Clara halus. Temannya pergi, Clara mulai menanyakan gw lagi. Gw gabisa kabur dari matanya, dan setiap ia tersenyum mata gw seperti ditarik paksa untuk terus melihatnya. Dan akhirnya langit berubah gelap. “laper ga? Makan yuk” tanya gw yang mulai berasa laper. “mau siih… tapi boseen mas di sini mulu” jawab Clara dengan muka manja. “ah saya 6 tahun di sebelah ga ada bosennya”. Pernyataan ini memicu rasa penasaran Clara, “kok ga bosen?

    Bukannya kantinnya gitu-gitu aja ya?” tanya dia kemudian, “suasananya enak, jawab gw”. ia memutar matanya, agak bingung mungkin. “mau nyoba makan di sana?” tawar gw kemudian. “boleh boleh, yuuk!” Clara bersemangat sambil menarik tangan gw. kemudian ia sadar, melepaskan tangan gw, agak tertunduk malu, “eh, maaf mas”. Gw mengenakan tas gw, dan memegang jemari Clara, “yuk, santai aja kali”. Clara menyambut dengan menggenggam tangan gw.

    Ga lama emang kami bergandengan, gw langsung melepas tangannya karena takut dengan regulasi kampus dan masalah profesionalitas. 10 menit berjalan akhirnya kami sampai ke kantin fakultas gw. suasana masih sama, banyak anak yang main gitar sambil nyanyi ga jelas. Kami duduk di pojok, agak jauh dari keramaian. Sambil mengunyah makanan masing-masing, Clara nampak bersenandung mengikuti lagu. “enak ya ampe malem masih rame, pantes betah” celetuknya di tengah makan. “ya gtulah makanya betah”. Kami selesai makan dan melanjutkan obrolan. “mas, kenapa make blazer terus dah?” tanya Clara tetiba. Sebenarnya gw males buka-bukaan, tapi yaudalah. Gw ga menjawab tapi malah membuka blazer gw.

    “ini kan ngelanggar aturan” jawab gw kemudian sambil menunjukan tattoo di pergelangan tangan kiri gw. “cool!” Clara nampak antusias sambil memegangi kedua tangan gw. “arti gambarnya apa mas?” tanya Clara yang gw jawab dengan arti tattoo pohon yggdrasil di tangan kiri gw. ia masih antusias dan menanyakan tentang tattoo, ia juga menceritakan beberapa temannya yag memiliki tattoo.

    Perbincangan kami makin seru. Dan tetiba, “panas ya” seru Clara kemudian sambil mengibas-kibaskan blazernya. “buka aja sih, ya panas lah, kantin” jawab gw sekenanya. Awalnya Clara nampak menolak, ia sedikit berpikir kemudian membuka blazernya, ternyata kemeja yang dipakainya adalah kemeja tanpa lengan. Lengan putih mulus dan siluet bagian samping dadanya yang bulat membusung terlihat jelas. Mata gw gabisa lepas dari dua bukit yang menjulang dan terlihat jelas. Ga terasa waktu menunjukan jam 9. Clara mengajak gw pulang. Gw menawari dia untuk diantar pulang.

    Gantian ia bangkit, menjulurkan tangannya, “yuk” ajak Clara sambil tersenyum. Gw bangkit dan meraih tangannya. Berbeda dari gw tadi, ia tidak melepaskan pegangan tangannya. Kami berjalan bergandengan hingga sampai ke parkiran dosen. sebenarnya,dari kata-kata Clara, jarak kosannya dari kampus Cuma sebatas tembok kampus, tapi harus muter karena make mobil.

    Di jalan tetiba Clara merangkul tangan kiri gw yang emang steady di tuas gigi, “dingin banget sih mas mobilnya” kata Clara manja. Gw bisa merasakan dadanya menempel di lengan gw, tepat di atas sikut. “ya mau gimana, malem, buka jendela aja?” tanya gw kemudian dijawab dengan gelengan manja Clara. sepintas gw rasakan bra yang ia gunakan bukan tipe bra yang bergabus tebal, jadi bisa terasa empuk-empuk dadanya.

    Sengaja gw naik turunin gigi, biar lengan gw bergerak menyenggol-nyenggol dada Clara. gw berpikir awalnya ga sengaja ia menyentuhkan dadanya, tapi beberapa senggolan hingga yang sengaja gw bergerak buat nyenggol, Clara ga mengubah posisinya. 15 menit dan kami sampai di depan kosan Clara yang ternyata Cuma berjarak 4 rumah dari kosan gw. Malam itu gw kepikiran, sebenarnya kenapa Clara? apa dia suka ama gw? atau ini kisah lain mahasiswa menjilat dosen demi nilai? Entahlah.

    Kamis malam, 2 hari setelahnya

    Sekitar jam 10 malam di kosan, gw baru menyelesaikan beberapa input data, dan bersiap streaming anime. Tetiba hape gw berbunyi, telpon dari Clara ternyata. “mas, maaf mengganggu, lagi di kosan ga?” tanyanya dengan suara yang agak bergetar seperti habis nangis. “iya di kosan ni, kenapa ya?” balas gw agak bingung. “Clara boleh ke sana ga? Plis banget mas plis, nanti Clara jelasin” gw gak tega dengan suara bergetarnya, pun karena kosan gw bebas campur jadi ga masalah. Akhirnya gw iyain permintaan dia. Bakar rokok sebatang dan gw turun (kamar gw di lantai 3). Baru gw sampai pagar, terlihat sesosok gadis berjalan cukup cepat. Menggunakan Celana pendek kain sepaha, kaos bali gombrong, dan jaket yang ga diresleting, dengan tas ransel di punggungnya. Clara berjalan tergopoh, gw langsung mengajaknya masuk ke kamar gw.

    “laptop Clara tetiba mati mas, ga mau nyala lagi, padahal ada UTS dikumpulin besok pagi, boleh pinjem laptop mas ga? Plis, Clara kerjainnya di sini deh” begitu masuk kamar, Clara langsung menjelaskan maksudnya. Gw langsung mempersilahkannya make laptop gw. perlu dijelaskan, kosan gw emang agak gede, kasur single di pojok, laptop gw taro di lantai, nyangkut ke speaker luar karena speaker laptop udah mati, dan Cuma dengan kipas laptop sebagai alasnya, praktis kalo mau ngerjain sesuatu ya tiduran, atau dipangku laptopnya.

    “emang warnet seberang kosan mu penuh?” tanya gw membuka perbincangan saat Clara sibuk ngeluarin buku catetannya. “ga ada aplikasi statistik mas, Clara panik banget. Pinjem ya” balas Clara dengan nada masih panik. Awalnya Clara mengerjakan dengan memangku laptop, karena emang gw larang untuk narik ke manapun, lagi nyetel lagu. Ia nampak sedikit kesulitan mencocokan data di catatannya dengan yang dimasukan ke laptop, jdi gw ambil inisiatif ngebantu. Gw langsung pasang mode kerja, tengkurep menghadap layar.

    “mas, agak panas ya?” tanya Clara tetiba sambil mengibas-kibaskan jaketnya. “yah emang kosanmu ada AC-nya, di sini mah makenya kipas” jawab gw seadanya. “boleh Clara lepas jaket?” ia meminta izin kemudian, gw hanya menjawab anggukan. Clara menaruh laptop di lantai, bangkit dan melepas jaketnya. Lengan putih itu nampak lagi. Baju yang ia kenakan ternyata hampir tanpa lengan. Clara kemudian malah tengkurap di samping gw, “pegel mas lehernya nunduk mlu, sambil tiduran gapapa ya?” tanyanya yang seperti ga butuh jawaban gw.

    Gw seperti mendengar beberapa kali samberan petir, yang kemudian disertai guyuran hujan yang cukup deras. Tapi keseriusan kami ga terganggu karena deadline semakin dekat. Jam setengah 12, akhirnya Clara selesai mengerjakan UTSnya dan mengirimkannya ke email dosen. “yah ujan mas?” tanyanya baru sadar kalo udah setengah jam lebih hujan deras.

    “kamu kemana aja? Fokus banget” jawab gw sambil noyor kepalanya. “yaah gimana dong, punya payung mas?” tanyanya agak cemas. “gapunya, lagian kosan kamu kan deket, ujan-ujanan dikit gapapa” jawab gw sekenanya. “Clara sih gapapa, datanya basah gimana, masih buat uas ini” serunya sambil menunjuk setumpukan kertas yang daritadi kami pelototin angka-angka di dalamnya. “yaudah tunggu reda aja dulu, ngapain kek” jawab gw sambil bangkit duduk.

    Clara masih asyik tengkurap. Tekanan dari badannya membuat dadanya mencuat ke samping tertahan bra, bokongnya membusung berani, bulat dan seperti minta dicubit. Dalam hati uda muncul pikiran selama ini Clara memamerkan badannya, boleh gw jamah nih. Tapi gw buang jauh-jauh pikiran itu,gw Cuma dosen pengganti, kalo sampe Clara ngadu ke bu Laras selesai semua karir nama baik gw.

    “mas punya film ga? Nonton aja yuk” tanyanya tetiba. “film apa? bokep?” tanya gw mencoba mancing. “yee jangan, kalo itu entar Clara ga pulang”. Jawaban itu aneh, apa itu berarti kalo gw buat dia terangsang dia rela gw tiduri? Ah setan makin merasuk. “tadi lagi mau nonton anime sih, tuh liat aja di tab” jawab gw kemudian. “wah mas ngikutin ini juga? Ih episode baru uda keluar ya? Mau dong mau dong” jawab Clara antusias ketika melihat tab anime yang lagi gw streaming. Akhirnya kami tonton lah itu film. “mas kok duduk? Clara tiduran aja gapapa kan?” tanyanya tetiba di setelah memulai film. “pegel, sakit keteken gaenak” jawaban gw masih terus memancing.

    Pikiran gw udah mulai kotor terus ngeliat bokong dan dada yang terjepit itu. “hah sakit? Ooh dedeknya yaa… ahahaha” Clara seperti paham dan malah bercanda. Kenapa pancingan gw terus-terusan disambut, hmmm. “iya lah, gede sih jadi ketindihan kan sakit,hahaha” jawab gw terus memancing. “hmmm sombongnya, segede apa sih?” tanya Clara nantang. Gw udah mulai frontal dan menjurus. “gede deh, masuk mulut kamu mah ga muat” jawab gw sekaligus menantang. “dih, iya deh, mulut Clara yang kecil mas itu sih” jawabannya ternyata ga seperti yang gw harapkan. Gw kira dia bakal nantangin. Gw patah akal, gw kembali nanya ke Clara, “kamu sendiri tengkurep gitu ga sesek?” gw nanya sekaligus tangan gw nunjuk ke arah dadanya. “hah?ini? engga sih, ga sesek Cuma ngganjel ajah” kata Clara sambil tangannya memegang dada bagian sampingnya.

    Clara kemudian bangkit, duduk di sebelah kanan gw. katanya sesek lama-lama tiduran. Ya okelah, kami kemudian mulai menonton episode baru anime tersebut. Baru berlalu 15 menit tetiba petir menyambar keras, dan listrik langsung padam. “hiyaaaah gelap mas” sontak Clara tetiba. “trafo kesamber petir kali” jawab gw santai. “mas kok suaranya ilang juga? Speaker laptopnya kemana?” tanya Clara yang menyadari film yang kami tonton tetiba mute. “rusak speakernya, makanya make speaker luar” jawab gw. “oh” Clara menjawab seperti kehabisan stok pertanyaan. Ruang gelap gulita, cahaya Cuma dari layar laptop. Kami berdua diam menyisakan berisik guyuran hujan menghujam talang air dan atap mobil.

    Gw memandang Clara, ya hanya wajahnya yang terlihat jelas disinari layar laptop. Clara seperti sadar pandangan gw ga bergerak dari wajahnya, “kenapa mas? Liatin aja” tanyanya. “cakep juga kamu ya” jawab gw sambil memandang lurus matanya. “dih kemana aja sebulan lebih tiap selasa ngeliat?” candanya sambil sedikit tertawa. “selama ini ada pengalih terus kan, sekarang Cuma kamu yang keliatan, ternyata cantik” jawaban gw bernada serius, meredakan tawa kecil Clara. ia juga memandang lurus mata gw. perlahan tangan gw merangkul Clara, tak ada perlawanan.

    Kami berdua diam saling berpandangan. Tangan gw naik hingga ke belakang kepalanya, sedikit membelai rambutnya dan perlahan menarik kepalanya mendekati gw. sementara tangan kiri gw perlahan menutup layar laptop. Cahaya semakin meredup karena mengarah makin ke bawah, temaram gw bisa melihat mata Clara perlahan tertutup ketika kepalanya semakin mendekati kepala gw. tak ada perlawanan sama sekali.

    Dan layar laptop sudah sepenuhnya tertutup, ruangan ini gelap gulita tepat ketika bibir gw menyentuh bibir Clara. tarikan napas cukup panjang sayup terdengar di antara guyuran hujan ketika bibir kami bersentuhan. Tak ada penolakan, gw mulai melumat bibir Clara. bibir mungil tersebut sedikit terbuka, memberi ruang untuk lidah gw bergerilya masuk, yang langsung disambut oleh lidahnya yang seperti sudah tidak sabar.

    Di tengah silat lidah ini, tangan Clara perlahan merangkul gw. tangan kanan gw masih menahan kepalanya untuk ga berhenti berciuman. Napasnya terdengar makin cepat. Tangan kiri gw yang sudah bebas tugas perlahan membelai perutnya, sangat perlahan naik hingga bagian bawah dadanya. Mencari lampu hijau, gw colek-colek sedikit dadanya. Bukan penolakan yang gw dapat, tapi tarikan napas cepat ketika gw menyentuh dadanya. Ini pertanda yang gw cari. Jemari gw langsung terbuka lebar, gw angkat sedikit dan langsung meremas dada kanan Clara. “mmmmhhhhhh” Clara melenguh di tengah ciuman kami yang semakin intim. Gw menyedot paksa lidah Clara masuk ke rongga mulut gw.

    “ngghh nghhh nghhh” Clara mendesah teratur ketika gw meremas dadanya dari luar kaos. Tangan kiri gw berhenti meremas dada Clara dan mulai bergerilya ke balik kaos. Perlahan gw sentuh perutnya, terus naik ke atas. Niat gw mau masuk langsung ke balik bra, ternyata sempit banget, sangat sulit untuk dijamah. Clara tetiba sedikit mendorong gw, hingga melepaskan ciuman kami. “susah ya?” tanyanya sambil sekelebat gw melihat tangannya mengarah ke punggungnya. Ia kemudian menurunkan tali bra dari lengannya. setelah melepaskan kedua sisi tali bra dari tangannya, Clara langsung merangkul gw dan melumat liar bibir gw. tangan kanan gw merangkul punggung Clara, dan tangan kiri gw kembali bergerilya masuk ke balik kaosnya.

    Ketika gw mendapati bra Clara sudah turun, langsung gw tarik keluar dan gw lempar sembarangan. Tangan kiri gw langsung bergerilya masuk kembali dan meremas dadanya. “aaaaahhhhhh” seketika Clara melepas ciumannya untuk melenguh panjang. Kemudian ia kembali melumat bibir gw, lidahnya liar menari di dalam mulut gw ketika tangan kiri gw bermain di dadanya, meremasnya hingga mencubit putingnya. Clara merangkul gw erat, membuat tangan kiri gw terjepit di antara dadanya, gabisa berbuat apa-apa kecuali meremasi kedua dadanya. Sementara mulut kami terkunci dalam satu ciuman yang kian memanas.

    Perlahan gw melepaskan ciuman kami, kepala gw turun. Clara melepaskan rangkulannya. Kedua tangan gw meremas dada Clara sambil menampik kaosnya ke atas. Kepala gw perlahan mengarah ke dada kirinya. Clara nampak paham, ia langsung menaikan kaosnya melewati kepalanya dan membuangnya entah kemana. Gw gigit kecil puting kirinya sambil gw remas dada kanannya.

    Bergantian perlakuan ini ke dua dadanya sambil sesekali gw isap putingnya kuat-kuat. “aahhh maaaas, enak banget siih…aaaaahh” Clara melenguh, meracau sejadinya ketika putingnya gw isap kuat-kuat. Di tengah permainan ini, tetiba listrik kembali menyala. Mata gw seperti kena blitz, terang sesaat baru kemudian jelas gw lihat puting pink yang sudah mencuat dari dada putih bulat membusung. Gw kemudian menyelesaikan permainan, hendak melihat ekspresi Clara.

    Clara nampak agak malu, mungkin listrik yang menyala seperti menyadarkan dia sesaat, namun libidonya sudah sangat tinggi, wajahnya sayu. “kenapa mas?” hardik Clara ketika gw melihat wajah cantiknya dalam suasana terang benderang. Semua terlihat jelas, bra putih dan kaosnya yang bergeletakan juga kembali terlihat. “ga Cuma mukanya cantik, dadanya juga bagus banget sih kamu” puji gw. Clara sedikit tersipu, “ah bisa aja mas”.

    Beberapa detik kami kembali saling diam, agak kikuk harus melanjutkan permainan atau bagaimana. Hingga tetiba tangan Clara mengarah ke selangkangan gw, dan langsung mengusap-usap penis gw dari luar celana. “mana yang katanya ga muat di mulut, Clara mau coba dong” goda Clara sambil tangannya mengusap-usap penis gw. matanya sangat sayu, ia kemudian juga menggigit bibir bawahnya setelah bicara. Libidonya jelas sudah sangat tinggi.

    Gw langsung melempar badan gw telentang di lantai, memberi kebebasan pada Clara untuk ngapa-ngapain gw. ia kemudian duduk di samping gw, tangannya mengelus-elus penis gw dari luar celana. Ia kemudian menurunkan sedikit celana dan cd gw, membut kepala penis gw muncul dan batang penis terjepit celana. Kemudian menjilati perlahan kepala penis gw. sesekali Clara ngeliat gw sambil tersenyum menggoda. Seperti puas ngebuat gw kentang, baru ia kemudian menurunkan celana gw, dan melemparkannya sembarangan. Ia juga menaikan sedikit baju gw biar ga menghalangi penis. Penis gw tegak berdiri, dan Clara agak terbelalak. “gede ya, muat ga nih” entah ini ekspresi kaget asli atau semacam lip service. Ia kemudian beranjak duduk di antara paha gw.

    Tangannya mengocok pelan penis gw sambil perlahan Clara mendekatkan wajahnya. Kembali ia menjilati kepala penis gw. baru kemudian mulutnya terbuka lebar dan perlahan memasukan penis gw ke mulutnya sambil tangannya tetap mengocok pelan batang penis gw. Clara mengulum perlahan, kepalanya naik turun. Ketika kulumannya kian dalam, tangannya beranjak turun dan mengaduk-aduk kedua biji gw. 3 menit berlalu, kepalanya makin cepat bergerak naik turun. Tangannya bertopang di panggul gw. penis gw berasa hangat walau sesekali terantuk gigi. sekeras apapun Clara berusaha, kapasitas mulutnya hanya sampai ¾ penis gw. “phuaaaahh, susaaah” seru Clara sambil melepaskan kulumannya. gw tersenyum ngocol, “ga muat kan”.

    Clara nampak sedikit cemberut, merasa dirinya gagal menerima tantangan. Rautnya tetiba berubah tersenyum, “Clara tau caranya, pasti muat ampe ujung”. “gimana?” tanya gw sekaligus nantang. “mas tutup mata dulu, rahasia ini, pokoknya ampe ujung” pinta Clara sambil menaikan kaos gw. tepat ketika leher kaos melewati hidung ia berhenti. Membuat mata gw ketutup dan kedua tangan gw mengarah ke atas. “janji gaboleh liat, pokoknya Clara marah kalo mas liat” rajuknya. “iya, coba mana trik rahasianya” tantang gw. emang mata gw ketutup sama sekali, gw gabisa ngeliat apa-apa seperti saat gelap tadi. Gw bisa ngerasain tangan Clara mengocok perlahan penis gw. kemudian melepasnya. Kok gw jadi ga diapa-apain gini? “Clara mana triknya?” tanya gw sambil memastikan Clara ga pergi. “sebentar mas” jawab Clara sambil gw rasakan tangannya kembali mengocok penis gw tapi dengan posisi yang aneh. Gw merasakan genggamannya aneh.

    tetiba bleeesss…”hhhhaaaaahhhh”Clara melenguh kencang bersamaan dengan gw merasakan penis gw masuk ke sebuah goa yang sangat sempit, hangat, berlendir dan berdenyut di seluruh sisinya. Gw langsung menaikan kaos gw dan membuangnya, sedikit bangkit dan gw lihat Clara berjongkok menghadap gw, telanjang bulat tanpa apapun menutupinya lagi. nampak vagina berwarna coklat muda yang dipenuhi bulu-bulu halus. Penis gw sepenuhnya tertanam ke dalam vagina Clara. ia kemudian tersenyum puas dengan wajah yang sudah sangat sange. “muat kan mas ampe ujung” katanya sambil perlahan bergoyang naik turun. “iya muat ampe ujung, tapi curang, itu bibir bawah, bukan bibir atas” gw masih berusaha bicara di tengah kenikmatan luar biasa ini. “sshhh…ahhh… gapapahhhh…lebih enak juga kan, ahhhh” Clara berusaha menggoda gw sambil bergoyang naik turun. “ahhh, iya enaak” gw udah gabisa nahan lagi, dinding vagina Clara terus menekan penis gw, membuat sensasi yang sangat nikmat.

    Setiap kali Clara bergerak turun, gw hentakkan bokong gw ke atas, menjadikan gerakan gw dan Clara saling berlawanan. Setiap hentakkan yang terjadi Clara selalu melenguh kencang. “aaahh…uuhhh… mhhh…enaak maaas”. Kedua tangan gw juga meremas dada Clara yang berguncang liar, sambil sesekali mencubit putingnya. 10 menit berlalu, “ahh maasss keluaaar”

    Clara melenguh kencang, dan satu hentakkan keras terakhir membuat tubuhnya membusung dan bergetar. penis gw berasa dimandikan oleh cairah hangat yang mengguyur di dalam vagina Clara. Clara langsung tumbang ke depan, gw menahannya dan langsung memeluknya. “enaak banget mas…enak banget” bisik Clara. gw peluk dia dan membalik posisi, ia kini di bawah. Kakinya gw topang di bahu gw. perlahan gw pompa Clara. “ahh iya mas teruss…ahhh” Clara meracau sejadinya ketika gw mempercepat gerakan gw. bermain di rpm tinggi membuat Clara meracau semakin aneh, “ahhh teruss… fuck..yess..ahhh…” lengkingan, racauan, dan lenguhan menyatu dengan napas yang kian cepat dan hujan yang masih deras.

    Sekitar 10 menit sampai gw merasakan gw hampir keluar. “ahhh mas mau keluar lagi” Clara bersiap untuk orgasme keduanya, pun gw merasakan udah di ujung. Kaki Clara tetiba turun dan menyilangkannya di punggung gw, mengunci posisi gw sekarang. “terus maas Clara mau keluaar” Clara meracau makin liar ampe gw harus nyium dia untuk menutup mulutnya. Kakinya mengunci di punggung gw, tangannya mengikat leher gw untuk ga melepaskan ciuman, dan tubuhnya bergetar hebat. Gw merasakan penis gw seperti dipijat, seluruh dinding vaginanya berdenyut, membuat vaginanya makin sempit dan memberi pijatan hebat ke seluruh penis gw. “sssshhhaaaaaahhhh”Clara mendesah lemas disertai dengan guyuran cairan hangat.

    Dan gw mencapai ujungnya, “ra, mau keluaar” gw memperlambat gerakan gw, bersiap mencabut penis gw. tapi kaki Clara mengikat gw makin kuat, bokongnya bergoyang seperti minta untuk gw pompa lebih cepat. Tangannya mengunci di tengkuk gw. ia melepaskan ciumannya, berbisik di telinga kiri gw “ga mau,ahhh… ga boleeeh,ahh… entot teruus…jangan dilepas…ahhh” gw hilang akal, gw pompa Clara secepat dan sekeras yang gw bisa. “aaahhhh iyaaaahhhh…teruuus” Clara kian meracau. Gw gabisa nahan muatan penis gw lagi. Satu hentakan terakhir penis gw masuk sedalam mungkin ke vagina Clara, dan langsung memuntahkan lava putih hangat di liang rahim Clara. tubuh gw bergidik, 7 semprotan bersarang dalam vaginanya. “aaaaaahhhh enaaaaak” Clara mendesah dan meracau ketika ia gw rangkul erat sambil penis gw memuntahkan seluruh muatannya.

    Setelah yakin semua muatannya keluar,Clara baru melepas seluruh kunciannya dan baru gw cabut penis gw. gw duduk di antara paha Clara, melihat lava putih perlahan meleleh keluar bercampur cairan hangat dari vagina yang menganga. Tangan Clara menengadah ke atas minta gw memeluknya. Gw tidur di sampingnya dan memeluk Clara erat. Kami kembali berciuman sebentar. “enak banget mas, sumpah demi apapun enak” puji Clara. gw hanya menjawab dengan senyuman. Beberapa menit mengisi tenaga, Clara kemudian bangkit dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan vaginanya. gw pindah tiduran di kasur. Pikiran gw baru agak jernih, inget kalo gw buang muatan di dalam. Deg-degan juga sih.

    Clara keluar dari kamar mandi, gw masih ga berani bilang apa-apa. ia kemudian duduk di bibir ranjang. Melihat gw dengan mata penuh kepuasan, kemudian pandangannya perlahan turun ke penis gw yang sudah menyusut. Ia kemudian membelai penis gw. “ntar kalo udah gede, ngentot lagi ya… Clara ketagihan” goda Clara. “itu, peju, gapapa?” gw panik sampe gabisa ngomong kalimat lengkap. Clara tersenyum, “kondom itu proteksi lemah, sering sobek, kalo KB 99% aman”. Dan gw bisa napas lega atas jawaban itu, pantas Clara pede banget untuk gw keluar di dalam.

    Hujan masih mengguyur deras, dan waktu sudah menunjukan tengah malam. Clara merebahkan dirinya di samping gw, di kasur yang sempit ini sehingga kami harus tidur miring agar muat. Clara tiduran membelakangi gw. “mas, Clara boleh nginep aja ga? Udah tengah malem” ujarnya tetiba. Gw merangkul perutnya sambil membalas, “baru mau minta kamu nginep aja daripada tengah malem pulang, hahaha”. Clara tetiba membalikan tubuhnya sehingga tidur miring menghadap gw. “iya mas boleh? Asyik” serunya kemudian mengecup bibir gw, lalu tersenyum manja. Tangan gw beranjak naik dan mengusap rambutnya. Gw kemudian tidur telentang, tangan kiri gw menjadi bantal Clara, ia tidur sambil memeluk gw. tangan kiri gw mengusap-usap rambutnya. Malam kian larut, kami tidur tanpa mengenakan apapun yang menutupi tubuh kami. ga butuh waktu lama hingga Clara terlelap, mungkin ia sudah kelelahan.

    Pagi menjelang, gw bangun dan melihat jam, baru jam 6. Clara sudah tidur berubah posisi, miring membelakangi gw. perlahan gw rangkul perutnya, berbisik di telinganya. “Clara, udah pagi, bangun”. Ia masih pulas tertidur. Beberapa kali gw membangunkannya dan tidak ada respon. Perlahan gw berbisik, kemudin iseng gw mengendus di lehernya. Clara bergidik namun masih pulas. Tangan kanan gw naik perlahan dari perutnya, menuju dadanya yang tumpah ruah.

    Gw elus perlahan, masih ga ada respon. Gw kemudian cubit pelan putingnya. “mmhh…” Clara bergidik sambil sedikit mendesah. Beberapa kali gw cubit perlahan putingnya, kemudian gw remas pelan dadanya, kiri kanan bergantian. “mhhh, aaahhhh” Clara mendesah sambil masih terlelap, jadi seperti mengigau. Gw mainkan kedua putingnya, sambil gw jilati lehernya.

    Clara semakin mendesah, namun belum ada tanda ia bangun. Tangan gw turun dari dadanya menuju bokongnya. Gw cubit bokongnya, dan ia masih juga belum bangun. Kemudian tangan gw turun sedikit ke selangkangannya, gw elus vagina yang mengintip di antara kedua belah bokongnya. “ahhhh…ahhh” Clara mendesah, bokongnya bergoyang mengikuti pola elusan jari gw di bibir vaginanya. gw kemudian memainkan Clitorisnya yang terjepit di antara bibir vagina dan pahanya. “aaahhhh…mmmmm” desahan Clara makin mejadi, tubuhnya bergoyang, namun masih seperti orang mengigau. Vaginanya perlahan basah, dan bahkan sudah hampir banjir.

    Penis gw udah berdiri tegak, antara sange dan berdiri ketika pagi. Gw selesaikan gesekan jemari gw di vagina Clara. gw kemudian memegang penis gw, mengarahkannya ke antara dua bokong Clara. gw gesekan perlahan penis gw di bibir vagina yang mengintip tersebut. “mmhhh” Clara mendesah kembali, disertai bokongnya yang bergoyang perlahan.

    Gw mengira-ngira di mana letak lobang vaginanya, gw arahkan kepala penis gw tepat di depan lobang vaginanya, dan perlahan gw memasukan penis gw ke dalam vagina Clara. kepala penis gw kini sudah masuk, menyisakan batang penis yang sudah keras di luar. Tangan kanan gw kemudian meremas melebarkan bokong Clara dan dengan kekuatan penuh gw benamkan seluruh penis gw ke dalam vagina Clara. “huaaaaahhh” Clara sedikit berteriak ketika sodokkan gw langsung membenamkan seluruh penis gw ke dalam vaginanya yang sudah basah. Langsung gw sodok cepat Clara. posisi ini membuat vaginanya terasa lebih sempit. Penis gw seperti dijepit oleh ruang hangat yang telah basah. Tangan kanan gw naik dan langsung meremas dada Clara.

    Beberapa lama gw menggoyang Clara barulah ia bangun, “mmhhh aaahhh maas enaaaak, teruuus” Clara bangun langsung meracau. Tangannya langsung merangkul kepala gw. tangan gw kemudian mengangkat kaki kanan Clara, membukanya lebar, kemudian tangan gw langsung menyusup ke perutnya dan turun ke vaginanya. di balik rambut-rambut halus vagina itu gw mainkan Clitoris Clara sambil masih memompanya. Kepala Clara menengadah sambil terus meracau “hhhaaaahhh teruus… teruus mas teruus, Clara mau pipis”. Beberapa sodokan kencang membuat tubuh Clara membusung, tangannya kencang merangkul kepala gw, tubuhnya bergetar, sesaat kemudian gw merasakan penis gw diguyur cairan hangat yang begitu deras disertai lenguhan panjang Clara. memastikan ia selesai orgasme baru gw cabut penis gw, dan cairan putih mengalir keluar vaginanya, membasahi bulu-bulu halus yang sudah lembab.

    Gw kemudian membalik tubuh Clara, memeluknya erat dan mencium bibirnya mesra, “selamat pagi Clara”. Clara tersenyum manja, ia memeluk gw erat sehingga penis gw yang masih berdiri tegak menempel di perutnya. “pagi mas, pagi-pagi Clara udah dientot aja mas” timpalnya sambil tersenyum manja. “ya kamu dibangunin ga bisa, memek udah basah, tusuk aja lah, hehehe. Marah ya?” balas gw kemudian. Clara menggeleng, “enggak, alarmnya enak banget mas.

    Clara biasa bangun sebel kalo bunyi alarm, kalo ini enak”. Jawaban diiringi dengan tawa kami pagi itu. “kamu enak, mas kentang nih” timpal gw. “uuu kaciaan dedeknya belum keluar yaa” canda Clara sambil tangannya perlahan mengocok penis gw yang masih berdiri tegak. “masukin lagi ya?” tanya gw minta ijin. Clara bangkit duduk sambil tangannya masih memegang penis gw. “bukan ga mau mas, Clara lemes entar gabisa kuliah, disepong aja yaa?” jawabnya. Yang tanpa menunggu balasan gw, wajahnya mengarah ke penis gw dan langsung menjilati kepala penis gw. perlahan Clara mengulum penis gw sambil tangannya mengocok batang penis gw. kuluman yang penuh gairah disertai lenguhan-lenguhan yang bisa gw dengar di sela-sela kulumannya.

    Clara kemudian memposisikan tubuhnya berlutut di antara paha gw. ia melepas kulumannya, menegakkan penis gw, kemudian menjepitnya di antara kedua dadanya. Ya, dada Clara cukup besar untuk bisa benar-benar menjepit penis gw dan mengocoknya. Namun posisi ini keliatan susah buat dia. Jadi gw minta ia berhenti dan tidur telentang di tempat gw. kemudian gw berlutut di atas perutnya, ia kembali menjepitkan dadanya di penis gw. gw bergerak maju mundur beraturan dengan pola Clara mengocokkan dadanya.

    Sesekali kepalanya berusaha menjangkau kepala penis gw. agak susah keliatannya tapi ia berhasil mengulum kepala penis gw sambil dadanya mengocok penis gw. sensasi unik ini membuat gw sangat bergairah. Dan tak perlu waktu lama untuk gw sampai ke puncaknya. “ahhh mau keluaar” dan *crot crot crot crot* empat semburan bersarang ke wajah cantik Clara. ia menjilati sperma gw yang mendarat di sekitar mulutnya. Clara tersenyum puas dengan wajah belepotan sperma.

    Rehat sejenak baru kami kemudian mandi. Jujur kamar mandi gw ga cukup lebar untuk bisa dipakai berdua. Sehingga tak banyak yang bisa kami lakukan. Setelah Clara membersihkan sperma gw yang mulai mengering di wajahnya, kami mengguyur badan masing-masing. Clara menuangkan sabun di dadanya, dan menggunakan dadanya untuk menyabuni gw.

    Iia menempelkan dadanya di seluruh tubuh gw, kemudian berlutut dan membenamkan penis gw yang masih tertidur di dadanya. “dedek bangun dedek” candanya sambil menggosok-gosokan dadanya yang penuh sabun di penis gw. “jangan ganggu dedek tidur, ntar kalo bangun kamu lemes” balas gw disertai tawa Clara. selesai menyabuni gw. Setelah sedikit membilasnya, gantian gw menuangkan sabun di telapak tangan gw dan mulai menyabuni tubuh Clara.

    ia berdiri membelakangi gw. gw oleskan ke seluruh tubuhnya, dan terakhir dadanya. Gw mengolesi sambil meremas-remas dadanya. Tubuhnya mencilat, air bercampur sabun diterpa cahaya. Membuat perlahan penis gw bangkit kembali. Gw kemudian mencoba mengambil sikat gigi, namun sengaja menjatuhkannya. “yah ambilin dong tolong” pinta gw.

    Clara membungkuk berusaha mengambil sikat gigi yang terjatuh, dengan cepat gw arahkan penis gw yang sudah meninggi ke vagina clara, “aaaaahhhhhhh” Clara melenguh kencang ketika penis gw menyeruak masuk ke dalam vaginanya. tangannya yang semula ingin mengambil sikat gigi langsung bertopang ke tembok. Gw memegang panggul Clara sebagai tumpuan dan langsung memompanya perlahan. “sshhh aahhh alibi banget ngambil sikat gigi maas…ahhh” Racau Clara menyadari permintaan gw Cuma alibi. “ahh mas, enak…ahhh, udah jam segini mas…ahh” Clara meracau keenakan namun juga menyadari jam kuliahnya hampir tiba. Baru sekitar 3 menit gw cabut penis gw.

    ga enak juga kalo dia ampe ga masuk kuliah, kentang sebenernya sih, tapi mau gimana lagi. Clara bangkit, membilas tubuhnya. Kemudian berbalik dan langsung mencium gw. lidahnya langsung liar menyeruak. Gw membalas pelukannya, sambil meremas bokongnya. Cukup lama kami berciuman, hingga Clara yang melepaskan ciuman kami. ia kemudian menggenggam penis gw, “sabar ya dedek, nanti Clara puasin kamu deh” ujar Clara. “janji?” tanya gw kemudian. Clara membalasnya dengan senyuman nakal, lalu memeluk gw.

    Selesai mandi kami bergantian handukan. Keluar kamar mandi gw duduk di bibir ranjang. Gw memandanginya yang sedang mengeringkan tubuhnya. Ia sadar kalo pandangan gw tertuju padanya ketika ia akan memakai celana dalamnya, “kenapa mas?” tanyanya. “yah kamu make baju, mau liat kamu telanjang lebih lama” jawab gw sambil terus memandangi dadanya yang berguncang liar. “iya mas entar kita main lagi, puasin deh liat Clara telanjang” jawabnya sambil berpakaian. “masih lama ya? Pengen terus liat kamu telanjang aja boleh?” tanya gw diselingi sedikit tawa. “yeeh masuk angin dong clara kalo telanjang terus” jawab Clara setengah bercanda. Selesai berpakaian, kami kemudian turun. Gw mengantar Clara ke kosannya, untuk berganti baju dan menyiapkan bawaan kuliahnya. Kemudian berangkat menuju kampus.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Main Dengan Bapa Mertua

    Cerita Sex Main Dengan Bapa Mertua


    1695 views

    Perawanku – Cerita Sex Main Dengan Bapa Mertua, Aku seorang isteri muda umur 23 tahun, Sudah 2 tahun aku berkahwin dengan seorang lelaki yang bernama Azman, Azman bekerja sebagai penyelia syarikat dan sentiasa bekerja di berbagai cawangan. Mungkin kerana kesibukannya kami belum lagi dikurnia cahaya mata.

    Aku sering keseorangan di rumah. Bapa mertuaku yang tinggal seorang diri sejak kematian ibu mertuaku sering mengunjungi rumahku. Kebiasaannya dia datang semasa suamiku di rumah. Pada suatu petang bapa mertuaku berkunjung semasa Azman pergi outstation.

    “Bapa saja nak tengok kaulah Lia, kalau sunyi boleh bapa temankan,” jawab bapa mertuaku.

    Selepas makan malam bapa mertuaku berehat di ruang tamu. Waktu itu bapa mertuaku memakai kain sarung saja. Oleh kerana keadaan bilik agak panas kipas angin dipasang laju. Aku diajaknya berbual-bual. Sebagai menantu yang baik aku melayan bapa mertuaku berbual. Sambil berbual-bual terselak kain bapa mertuaku kerana ditiup angin dari kipas yang laju. Aku ternampak balak bapa mertuaku terpacak keras di celah paha. Tak kusangka sama sekali..! Dalam hidupku, tak pernah kulihat balak yang sebegitu besar saiznya. Aku hanya biasa melihat balak suamiku yang bersaiz kecil.

    Bapa mertuaku buat-buat tak tahu saja. Balak bapa mertuaku nampaknya berada di dalam keadaan yang sungguh tegang. Spontan saja cipapku mengemut dan nafsuku bangkit. Lebih lebih lagi aku baru saja bersih dari haid dan tak sempat didatangi oleh suami ku. Jika bersama pun suamiku tidak memberi perhatian kepada hubungan kami. Di fikirannya hanya kerja. Terasa mendidih darahku pada waktu itu. Bagai gunung berapi yang siap sedia memuntahkan lahar panasnya.

    Aku rasa balak bapa mertuaku jadi tegang sebab dia asyik perhatikan pakaianku. Aku hanya mengenakan pakaian gaun malam tanpa apa-apa pun di dalam, maklumlah cuaca begitu panas. Sebenarnya telah menjadi kebiasaanku bila mengenakan gaun malam aku tidak memakai bra dan seluar dalam. Memang kebiasaanku bila berada di rumah bersama suamiku. Aku terlupa bahawa yang bersamaku kali ini adalah mertuaku bukan suamiku. Saiz buah dadaku yang berukuran 36 B sudah pasti telah mencuit hati mertuaku. Patutlah semasa aku menghidangkan makanan, bapa mertua asyik merenung lurah bukit kembarku yang agak terdedah kerana leher gaun yang kupakai agak luas.

    Kerana tidak dapat menahan nafsu, aku terus menuju ke bilikku dan meninggalkan bapa mertua di ruang tamu untuk menonton berita perdana di TV. Desakan nafsuku yang meluap-luap itu telah menyebabkan aku terkocoh-kocoh mengejar tilam untuk segera melayan denyutan cipapku. Setiba di dalam bilik, aku pun menghumbankan badan ke katil dan terus menyelak gaun tidur. Bahagian bawahku terdedah tanpa seurat benang.

    Aku mengangkang seluas yang mungkin dan mulalah bermain dengan biji kelentitku. Alangkah bahagianya kalau Azman mempunyai konek besar seperti kepunyaan bapa mertuaku. Aku terus leka dibuai khayalan yang sebegitu rupa. Sambil menjolok jariku ke dalam gua keramatku aku membayangkan batang balak yang besar berurat-urat sedang keluar masuk menujah taman laranganku. Kupejam mataku sambil melayan imaginasi seksku. Kurapatkan kedua-dua pahaku dengan jariku masih tetap di dalam lubang cipapku. Kubelai kelentitku dan kuraba-raba mesra. Terasa cairan hangat meleleh keluar membasahi lurah merkahku. Sungguh enak dan lazat kurasa.

    Rupa-rupanya pintu bilik ku tadi bukan saja tidak kukunci malahan ianya ternganga luas. Tanpa kusedari, bapa mertuaku telah mengekoriku ke bilik. Ketika aku sedang leka melayani runtunan nafsu, dia dengan jelasnya dapat menonton segala tingkah lakuku. Berderau darahku melihat bapa mertuaku sedang berdiri di muka pintu. Sesosok tubuh lelaki tua yang berkulit hitam legam sedang bertelanjang bulat di situ. Batang balaknya yang juga hitam legam itu terpacak keras berurat-urat. Bulu-bulu yang sudah mulai memutih kusut masai seperti tak terurus. Tangan kanannya sedang kemas menggenggam balaknya yang sudah keras terpacak. Aku terkejut dan teramat malu. Aku tergamam hingga aku terlupa bahawa tanganku masih lagi melekat pada mutiara nikmatku.

    Bapa mertuaku bertindak pantas meraih kesempatan terhadap aku yang masih terpinga-pinga. Dia terus menerpa dan mencelapak kangkangku yang sudah sedia terbuka luas. Pahaku dipegang kemas hingga aku tak mampu melindungi cipapku. Mukanya disembam ke taman rahsiaku. Cipapku yang telah basah dijilat-jilat dengan lidahnya. Bibir cipapku yang lembut menjadi sasaran jilatannya. Bila kelentitku yang sememangnya telah tegang dijilatnya aku hanya mampu meraung kesedapan. Terangkat-angkat punggungku menahan geli dan nikmat. Selama dua tahun kami berkahwin suamiku tak pernah melakukan seperti apa yang mertua aku sedang lakukan. Suamiku patut belajar dari bapanya cara memuaskan isteri.

    Mungkin terlalu geram melihat cipap muda berbulu nipis di depannya, mertuaku seperti dirasuk menggomol dan menggosok mukanya ke seluruh cipapku. Habis mukanya berlepotan dengan lendir yang banyak keluar dari cipapku. Lidahnya makin ganas meneroka lubang cipapku yang mula ternganga menunggu diisi. Gerakan lidah maju mundur dalam lorong nikmatku sungguh sedap. Belum pernah aku merasa senikmat ini. Hanya erangan saja yang keluar dari mulutku.

    Gerakan-gerakan ganas pada cipapku membuat aku tak dapat bertahan lagi. Cairan panas tersembur keluar dari cipapku. Aku mengalami orgasme yang pertama. Muka mertuaku makin basah dengan lendir dari cipapku. Aku lemah longlai penuh lazat. Lelaki separuh abad yang berkulit hitam dipanah matahari ini sungguh mahir melayanku. Badan tuanya masih kelihatan berotot-otot kekar kerana setiap hari beliau menggunakan tulang empat keratnya bersawah. Tenaganya masih kuat dan mampu mengalahkan suamiku, anaknya. Nafsunya juga amat tinggi, mungkin kerana telah bertahun tidak bersama perempuan sejak kematian ibu mertuaku.

    Melihat mataku yang kuyu, mertuaku mula merangkak ke atas tubuhku. Badanku dipeluk kemas sementara mulutnya pula telah berjaya menyusukan puting payudara ku. Dinyonyot putingku bergilir-gilir kiri kanan. Aku masih cuba menolak badannya yang berotot keras itu tapi mertuaku lebih tangkas. Kedua tanganku ditekan ke tilam. Aku tak berdaya berbuat apa-apa lagi. Aku hanya mampu meronta melawan kudrat bapa mertuaku yang lebih kuat.

    “Bapa, jangan. Saya menantu bapa, isteri anak bapak,” rayuku.
    “Tak apa, anggap saja bapa suamimu sekarang,” bapa mertuaku bersuara.

    Bapa mertuaku merapatkan bibir lebamnya ke bibirku. Dihisap dan disedut bibirku yang comel. Aku tak mampu berkata-kata lagi. Aku pasrah saja menunggu tindakan selanjutnya dari bapa mertuaku. Aku tergeletak pasrah di tilam dengan kakiku terkangkang luas.

    “Lia, sudah lama bapak geram pada Lia. Kecantikan dan gerak geri Lia meruntuhkan iman bapa,” bisik mertuaku di telingaku.

    Aku hanya diam tak bersuara. Melihat keadaanku yang pasrah tak melawan itu maka bapa mertuaku mula bertindak. Aku terasa ada gerakan-gerakan di celah kangkangku. Cipapku terasa disondol-sondol oleh satu benda bulat. Benda bulat keras bergerak pantas di celah alur cipapku yang telah basah dari tadi. Tiba-tiba benda bulat panjang mula terbenam ke dalam rongga cipapku. Bapa mertuaku mula menghayunkan pinggulnya maju mundur. Mertuaku menggunakan segala pengalamannya bagi menakluk menantunya yang masih muda dan bertenaga. Jika kekuatan tenaga yang diadu mungkin dia akan dahulu menyerah kerana itu mertuaku mengguna segala muslihat dan pengalaman yang dipunyainya. Ibarat pendekar tua yang banyak ilmu yang sedang bertarung dengan pendekar muda yang penuh bertenaga. Hanya dengan taktik dan teknik yang ampuh saja mampu mengalah pendekar muda yang banyak tenaga.

    Bapa mertuaku hanya memasukkan separuh saja balaknya ke dalam cipapku. Dilakukan gerakan maju mundur dengan cepat sekali. Sungguh cepat dan laju hingga aku terasa sensasi nikmat yang amat sangat. Aku rasa G-spot ku diteroka dengan penuh kepakaran oleh mertuaku. Hanya erangan demi erangan saja yang keluar dari mulutku. Aku tak mampu berfikir lagi. Otakku kosong, yang aku rasa hanya nikmat semata-mata.

    Selepas lima minit mertuaku mula menekan perlahan balaknya yang keras itu. Akhirnya seluruh batang balaknya terbenam dalam lubang cipapku. Terbeliak mataku menerima balak besar dan panjang. Terasa senak diperutku dihentak oleh balak bapa mertuaku. Suamiku tak pernah mampu meneroka sedalam ini. Aku cuba menyesuaikan diri dengan balak besar hingga perasaan nikmat dan lazat bertambah-tambah menyelinap ke seluruh urat sarafku.

    “Lubang Lia sungguh sempit, padat rasanya. Belum pernah bapa rasa lubang ketat macam ni,” puji bapa mertuaku.

    Aku hanya tersenyum mendengar pujian mertuaku. Aku tak pasti pujian itu ikhlas atau hanya pujian palsu lelaki yang sedang dikuasi nafsu. Mula merasai lubang cipapku yang sempit dan hangat, bapa mertuaku mulalah menghenjutku dengan rakus. Dari gelagat keganasannya itu jelaslah bahawa selama ini dia memang geram terhadap diriku. Apalagi ibu mertuaku telah lama meninggal. Sudah lama bapa mertuaku berpuasa hubungan kelamin. Dendam nafsu yang ditanggung selama ini dilampiaskan sepuas-puasnya pada diriku yang masih muda dan solid.

    Akalku cuba menafikan tetapi nafsuku tak dapat menolak akan kehebatan bapa mertuaku. Balaknya yang besar dan berurat-urat itu memberi kenikmatan berganda berbanding zakar suamiku yang kecil. Biar otakku menolak tapi cipapku mengalu-alu kehadiran batang besar dan panjang. Kehadirannya di dalam perutku amat ketara kurasakan. Malahan kesan penangan yang sebegitulah yang selama ini aku dambakan. Gerakan kasar dan penuh penguasaan seperti inilah yang amat aku berahikan. Semakin lama semakin pasrah aku zahir dan batin.

    Bagi menyeimbangkan perlawanan maka aku mula mengurut dan mengemut batang besar mertuaku. Otot-otot cipapku meramas secara berirama balak yang terbenam dalam terowong nikmatku. Aku ayak-ayak punggungku bagi menambahkan lagi kenikmatan bersama.

    “Lubang Lia hangatlah. Lia padai kemut, sedaplah Lia,” mertuaku memujiku lagi.

    Seluruh jiwa ragaku mulai kecundang terhadap tuntutan nafsu yang maha sedap itu. Tanpa segan silu mulutku tak putus-putus merengek dan mengerang. Aku mengaku akan kehebatan bapa mertuaku. Tiada lagi rasa berdosa dan penyesalan. Nikmat dan lazat saja yang kurasai waktu ini.

    “Bapa sedaplah, laju lagi pak,” tanpa sadar aku bersuara.

    Mendengar suara rengekanku meminta maka makin laju bapa mertuaku mengerjakanku. Badanku dirangkul kemas, bukit kembarku diramas dan dihisap. Ladangku yang subur dibajak sejadi-jadinya oleh mertuaku. Kehebatannya mengalahkan suamiku yang juga anaknya sendiri. Kesuburan ladangku dapat dirasai mertuaku. Digemburnya ladangku sepuas-puasnya. Jelaslah bahawa suamiku sendiri gagal menandingi kemampuan bapanya. Mungkin sebab itulah dia gagal menghamilkan aku.

    Dinding cipapku digeser-geser oleh kepala dan batang mertuaku. Otot-otot cipapku menjerut rapat batang besar. Terasa seperti melekat dinding cipapku dengan balak mertuaku. Bila ditarik balaknya aku rasa seperti isi cipapku turut sama keluar. Aku menggelupur kesedapan. Aku seperti melayang di kayangan. Otot-otot badanku menjadi kejang, kakiku mendakap erat badan mertuaku dan tanganku mencakar-cakar belakang bapa mertuaku kerana teramat nikmat. Akhirnya mencurah-curah air nikmatku menyirami kepala konek mertuaku. Aku lesu kelemasan.

    “Bapa hebat, Azman tak sehebat Bapa,” aku memuji kemampuan mertuaku.

    Setelah cukup rata membajak, bapa mertuaku pun mulalah menyemburkan benih zuriatnya ke dalam rahimku. Terbeliak biji mataku menikmati kesedapan setiap pancutan yang dilakukannya. Kepanasan cecair benih lelaki tua disambut dengan ledakan nafsuku sendiri. Menggeletar seluruh tubuhku menikmati tadahan benih-benih zuriat yang cukup banyak menyemai rahimku yang subur. Aku terkulai layu penuh nikmat.

    Selepas itu kami sama-sama terdampar keletihan setelah mengharungi kepuasan bersama. Bertelanjang bulat kami tidur berpelukan hingga ke pagi. Tengahhari esoknya sekali lagi bapa mertuaku menyemai benih yang mampu membuncitkan perut aku. Kali ini dia menghenjut aku bagi tempoh yang lebih lama dari semalam. Malahan cecair benihnya juga lebih banyak dan lebih pekat. Hampir seminit aku terpaksa menadah perahan nafsunya. Dua kali aku klimaks sepanjang pertarungan itu. Batang besar hitam itu membuat aku terkapar lesu kesedapan. SungguHPun bentuknya hodoh hitam berurat-urat tetapi membuat aku ketagih untuk menikmatinya.

    Telefon di ruang tamu berdering. Dengan perasaan agak malas aku menyambutnya. Di hujung sana suamiku memberitahu bahawa dia akan terus ke Sarawak dan akan berada di sana selama sebulan. Bapa mertuaku tersenyum sumbing mendengar khabar tersebut. Aku pula jadi serba salah kerana selama tempoh itu kelak aku bakal ditiduri oleh seorang lelaki tua yang hitam legam lagi tidak kacak. Tetapi aku akui mainan seksnya cukup hebat mengalahkan orang muda.

    Dua bulan kemudian aku mulai muntah-muntah. Mertuaku tersenyum senang kerana benih yang disemainya telah tumbuh. Suamiku juga gembira kerana akan menimang cahaya mata tetapi dia tidak tahu bahawa anak yang kukandung adalah adiknya sendiri.


    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Main Dengan Pembantu Sebagai Balas Budi

    Cerita Sex Main Dengan Pembantu Sebagai Balas Budi


    4135 views

    Perawanku – Cerita Sex Main Dengan Pembantu Sebagai Balas Budi, Dendamkah dia padaku, bisa saja tiba2 orang sekampung muncul mendatangiku dengan tuduhan cabul atas laporan darinya. Hhhh..sudah terjadi, yg nanti urusan nanti. Aku pergi kerja agak telat keesokan harinya, aku sengaja menunggu mbak Juminten datang, memastikan bahwa kekawatiranku tidak terjadi.

    Jam 8 mbak Juminten tiba, perasaanku tidak karuan ketika dia membuka pintu depan. “Loh belum kerja den?” Tanyanya, wajah itu terlihat datar, malah ada senyuman kecil menghias bibirnya. “Ini dah mau jalan mbak, sengaja nunggu mbak dateng..”Jawabku berusaha tenang. “Hehe..kenapa, takut saya gak bakal dateng lagi ya?” Tertawanya membuatku lega.

    “Iya mbak..takut aja, …mm..” “Mm.. Apa den..?” Lanjutnya sambil masih berdiri di depanku. “Maaf yg kmaren mbak…”Jawabku. “…..ya ndak papa den…mmm..yo wis..lupain aja..” Serunya, dia melangkah ke dapur tanpa menunggu reaksiku selanjutnya. Yah sudahlah, yg jelas tidak akan ada masalah, dia sudah menerima perlakuanku kemarin. Aku segera berlalu menuju kantor. Hari2 selanjutnya berlangsung normal, kami hanya bertemu di akhir pekan, tidak ada bahasan lagi soal peristiwa itu. Mbak Juminten tetap melakukan pekerjaanya dengan baik. Kami hanya sesekali mengobrol basa basi.

    Satu bulan berlalu, aku mulai melupakan peristiwa itu. Kerjaanku makin banyak mendekati akhir tahun. Aku juga makin sering menghabiskan waktu di luar bersama teman2 di akhir pekan. Hingga pada suatu pagi di hari sabtu aku terbangun dan terjebak dalam lamunan tentang mbak Juminten. Malam itu aku mimpi erotis, dengan mbak Juminten, cairan sperma itu sebagian telah mengering memenuhi celana dalamku. Dalam mimpi itu aku menggauli mbak Juminten dari belakang, bongkahan pantat itu terpapar jelas dalam penglihatanku. Damn it, kenapa hal ini kembali menggangguku. Jam 9 pagi, wanita itu telah datang seperti biasanya.

    Aku baru saja selesai mandi dan tengah bersiap utk sarapan. ” Dah sarapan mbak? Ayo ini saya tadi beli dua bungkus nasi uduknya, satu utk mbak..” ujarku sambil tersenyum ramah. “Makasih den..nanti aja, mbak mau beres2 cucian pakaian dulu..” Jawabnya. “Santai aja dulu..temenin saya sarapan dulu..” Ntah kenapa pagi itu aku agresif. “Nggih den, sebentar ambil piring dan sendok dulu..” Jawabnya seraya melangkah ke dapur. Aku melihat tubuhnya dari belakang, rok merah sepanjang bawah betis itu cukup jelas mencetak lekukan pinggul, pantat dan pahanya. My gosh, darahku berdesir, mimpi semalam membuat hayalanku makin parah.

    Otaku segera bereaksi, mencari jalan pintas, berandai2 seandainya hari ini aku kembali bisa memperdayainya. Aku segera menepis pikiran buruk itu. Mbak Juminten telah kembali, duduk bersebrangan di depanku dan telah bersiap utk makan. “Gimana kabar orang rumah mbak, sehat semua?” Tanyaku basa basi. “Sehat den…” Jawabnya santai. “Anaknya kapan mulai sekolah mbak, taun depan?” “Iya den, rencana taun depan..mdh2an rejekinya lancar..” “Yaa selagi saya di sini tetep aja kerja di sini mbak..klo mbak mau tambahan, mungkin coba mulai masak katering utk anak2 sini, kemaren ada obrolan kita di sini soal itu.

    Pada bosen katanya makan masakan luar, lebih boros juga…” Lanjutku. “Wahh bagus tu den..tapi perlu modal, ibu mertua saya pinter masak..”Jawabnya semangat. “Gampang soal modal, nanti saya pinjemin..klo mau mulai depan mbak..nanti saya tawarin temen2 saya..” “Gak enak klo dipinjemin melulu, kasian den Agus..” Jawabnya. “Yaa klo utk bisnis kenapa gak mbak, sama2 bantu..saya jg nanti minta harga diskon dong..hehe..” Jawabku. “Hehe..untuk den Agus gratis aja..lha uangnya kan dari aden jg..” “Yaa gak boleh gitu mbak, bisnis tetep bisnis..”Jawabku. “Duh saya makin banyak utang budi dong den..”Lanjutnya. “Jgn berpikir gitu..saling bantu wajar aja mbak..” “Yo wis, nanti tak bilangin sama ibu mertua, dia pasti seneng..” “Iya mdh2an jalan mbak..semangat yg penting..”Jawabku.

    Obrolan pagi itu terasa menyenangkan, spertinya dia benar2 melupakan kejahatanku waktu itu. Aku merasa lega, walau dalam hati aku menginginkan kehangatanya lagi. Pasti nanti ada jalannya, sabar aja, setan itu kembali membisiki. Minggu pagi, keesokan harinya, mbak Juminten datang membawa anak perempuanya ke rumah. “Maaf yaa den, si Rini saya bawa, mbahnya td pagi dijemput ipar saya ke Solo, mau ada acara kawinan sodaranya.” “Yaa gak papa mbak, biar dia bisa maen di sini, hei pa kabar cantik..” Seruku sambil tersenyum ramah kepada anaknya. Bocah itu tersipu dan bersembunyi dibalik kaki ibunya. “Saya mau jalan dulu ya mbak, ada acara kawinan anak kantor..siang baru pulang..” “Nggih den….monggo..” Jawabnya.

    Aku segera berlalu, mbak Juminten terlihat manis pagi ini, rambutnya terurai ikal menjuntai ke bahu. Paduan kaos biru dan celana jeans ketatnya itu membuatnya terlihat lebih muda. Well..well..well..kapan kita bisa bisa berdua di kamar lagi mbak, ucapku dalam hati. Hujan turun dengan lebatnya sesampainya aku kembali di rumah. Sebagian kemeja dan celanaku telah basah kuyup. “Waah keujanan den..ini dipake handuknya dulu, nanti mbak bikinin aer panas..”Serunya ketika membuka pintu. “Makasih mbak..” Aku langsung berlalu ke kamar, mengelap kepala dan tubuhku dengan handuk dan mengganti pakaian. “Rini kemana mbak, kok sepi..” Ujarku ketika duduk diruang tamu. ” Barusan tidur di kamar belakang den..sudah kenyang tidur dia..wah..kenceng ya anginya..”Jawabnnya.

    “Iya mbak, sudah lama jg gak ujan..” “Ini mbak bikinin teh anget pake jahe den..diminum..” Lanjutnya. ” mantep nih..makasih mbak..”Jawabku sambil menerima cangkir dari tanganya. Teh itu tidak terlalu lama mengepul, udara dingin perkebunan ini membuatnya segera tidak begitu panas lagi. Udara diluar gelap seperi senja. Angin menerpa atap seng,menimbulkan suara berisik. “Masih sibuk mbak, santai aja dulu duduk2 di sini..”Ujarku melihatnya mondar mandir. “Iya den, sebentar mau mindahin air panas ke termos..”Jawabnya. Tak lama dia menghampiriku dengan membawa sepiring biskuit dan teh utk dirinya.

    Kami belum memulai obrolan. Aku masih sibuk membalas sms teman2ku. “Mbak gimana kabarnya, urusan yg dulu itu sudah selesai..” Ujarku memulai pembicaraan. Dia sedikit terusik dengan pertanyaanku. “Sudah den..mbak sudah kapok gak mau lagi maen gituan..gak ada gunanya..”Jawabnya. “Hehe..iya mbak, ngapain jg..dikerjain bandar aja kalo togel sih..”Jawabku tersenyum. “Uangnya nanti pelan2 mbak angsur yaa den..maaf..”Lanjutnya. “Gak papa mbak, santai aja, nanti klo kateringnya lancar mbak bisa dapet tambahan..tenang aja..” Jawabku. “Makasih den..” Kami kembali terdiam. Tiba2 aku tergelitik utk bertanya tentang peristiwa dulu itu. Sedikit ragu jika itu membuatnya tidak nyaman tapi kalimat itu mengalir tanpa bisa kutahan.

    “Mbak..maaf boleh saya nanya..” “Boleh den..mo nanya apa..”Jawabnya. “Yg kemaren itu..mbak gak marah dengan saya ?” Lanjutku. Dia terdiam beberapa saat,aura wajahnya berubah. “Mmm..mbak ikhlas kok den..salah mbak juga..sudahlah gak papa..”jawabnya pelan sambil mengalihkan pandangan ke arah jendela. “Boleh nanya lagi mbak..” Lanjutku. “Monggo den..” “Apa yg mbak rasa waktu itu,..mm..waktu di kamar..” kalimatku makin menjebak. “….mmmm…gimana ya..gak tau den..”Jawabnya, wajahnya terlihat canggung. ” Sakit..atau jijik mbak..” “Jijik kenapa..sakit sih iya..” Jawabnya pelan. “..aden kok bisa begitu waktu itu..mbak ini jauh lebih tua..kok bisa..” Lanjutnya.

    Cerita Sex Main Dengan Pembantu Sebagai Balas Budi

    Cerita Sex Main Dengan Pembantu Sebagai Balas Budi

    ” ..nafsu laki2 mbak..liar..kadang gak bisa kontrol..”Jawabku. “Soal tua sih gak jadi soal..jujur aja, mbak masih menarik kok..”Lanjutku makin berani. “Menarik apanya..aden masih muda..cari pacar yang muda, cantik..gak susah..”Jawabnya. “…well..saya masih belum tertarik utk pacaran lagi mbak..” ” Apa yg aden pikir semenjak kejadian itu soal mbak..”Tanyanya kembali. ” Maksudnya..?” “Yaa apa aden pikir mbak ini jadi perempuan gimanaa gitu di pandangan den agus..” “Saya nyesel sesudahnya mbak, gak tega bikin mbak gitu..yaa selanjutnya saya masih respek kok sama mbak..”Jawabku. “..mbak juga nyesel..” ” tapi kalo boleh jujur..maaf yaaa mbak..”

    “Apa den..ngomong aja..”Jawabnya penasaran. “.. Saya pengen ngulangin lagi..saya tau itu gak mungkin..maaf yaa mbak..”Suaraku sedikit bergetar, jantungku berdetak cepat. “….mmm…apa yg aden cari..mbak seperti ini, perempuan kampung, gak cantik..dah tua lagi..” Wajahnya lekat2 menatapku. ” ..masih tetep menarik kok mbak..saya masih suka inget2 kejadian itu..”Jawabku. Mbak Juminten tersenyum tipis, aku penasaran apa yg ada dalam pikiranya. “Apa yg aden inget waktu kejadian itu..” Ujarnya. “Yaa indah mbak..malem sabtu kemaren saya sempet mimpiin mbak gituan sama saya..sorry..”Jawabku.

    “hehe..aden masih muda, wajar kalo pikiran ke arah itunya masih kuat, jadi..” “Sekarang jg lagi mikirin itu mbak..”Aku memotong kalimatnya. “..hmm…yaaa mbak berat hati utk begitu lg ..takut den..”Jawabnya. “Kalo saya minta tolong supaya mbak gak takut lagi gimana..”Responku mencecar pikiranya. “Yaaaa..gimana den..gak usah de..yg sudah yaa sudah..”Jawabnya. Aku paham dia tengah dilanda kebingungan, di satu sisi dia segan menepis godaanku, di sisi lain dia tidak ingin terjerembab dalam perzinahan bersamaku lagi. Aku menggeserkan dudukku mendekat. Tanganku memegang jemari tanganya. Wanita ini terkesiap dgn kenekatanku.

    “Mbak..gak perlu takut..mbak bisa minta apa aja dari saya..” Ujarku sambil menatap kedua matanya lekat2. ” Jangan den..dosa….”Jawabnya ketakutan. Tapi dia sudah terlambat, ciuman bibirku telah mendarat di bibirnya. Aku memagut2 bibir itu pelan. Wajahnya pucat pasi..antara kaget dan bingung dengan apa yg dia tengah rasa. Aku kembali menciumi wajahnya, bibir kami kembali bertemu, tanganku telah melingkar dengan manis di lehernya. Dia hanya terdiam..tanpa reaksi. Tidak ada penolakan, aku makin berani merapatkan tubuhku. Kali ini tidak hanya bibir dan sekitar wajahnya, ciumanku mendarat di leher dan belakang telinganya.

    Mbak Juminten bergidik, tubuhnya merinding. Mendung semakin gelap diluar, petir sesekali menggelegar diiringi deru angin kencang. Aku berdiri, kedua tanganku menggapai tanganya, menariknya keatas kemudian membawanya melangkah mengikutiku, ke arah kamar… Mbak Juminten sama sekali tidak bereaksi, dia kikuk mengikuti langkahku. Wajahnya takut2 melihatku ketika pintu kamar itu tertutup rapat. Ruangan kamar cukup gelap, hanya sebagian tubuh atas kami yg terlihat jelas. Tidak perlu lagi berkata2, segera tuntaskan apa yg ada dalam hati. Aku membimbingnya utk berbaring diranjang. Wajahnya menatapiku tanpa henti,menanti kejutan2 selanjutnya. Aku kembali menciumi bibir itu, tidak ada balasan berarti darinya.

    Seluruh leher dan bagian dadanya yg tertutup kaos itu habis ku kecup. Nafas mbak Juminten terdengar menderu. Tidak perlu lagi basa basi, aku segera melepas habis pakaian yg dikenakanya. Hanya tertinggal bra dan celana dalam lusuh itu menutupi. Tubuhku pun telah hampir telanjang, pakaianku berserakan di lantai. Aku langsung menindih tubuhnya. Mbak Juminten mendesah, jantungnya terdengar cepat berdetak di telingaku, mulutku tengah puas mencium dan menggigit2 payudaranya yg lumayan besar. Kulit kami saling menempel, bulu2 diperutku mungkin membuatnya makin merinding. Tanganku telah kesana kemari meraba tubuhnya, jemariku lincah menggosok2 sekitar selangkanganya.

    Penisku telah sedari tadi diruang tamu mengacung keras, diranjang ini dia semakin garang menempel dan kadang2 menggesek tepat ditengah2 selangkangan mbak Juminten. Dia makin terbuai oleh rangsangan dariku. Wanita ini siap sedia untuku hari ini, aku sangat beruntung. Akhirnya kami sudah sama2 siap tempur. Vaginya sudah terkuak lebar dan basah. Permainan lidahku tadi di situ telah membuatnya tanpa sungkan2 merintih dan mencengkram erat kepalaku. Pahanya terkulai lebar ke samping, aku sudah bersiap menusuk. Sedikit demi sedikit batang itu terbenam diiringi dengan rintihan mbak juminten dan desis yg keluar dari mulutku.

    Kami berpelukan erat ketika penis itu telah berhasil menyentuh dasar vaginanya. Oh my gosh, nikmat sekali. Kami kembali berpagutan, pelan2 aku menarik ulur selangkanganku. Mbak Juminten hingga memeluk pantatku merasakan sensasi itu. “Nikmatilah mbak,nikmati yg sudah lama tidak kau rasakan. Usiaku memang terlalu muda untukmu, tapi aku sanggup memberimu kepuasan,” ujarku dalam hati. Aku ingin menikmati moment ini lebih lama, aku mengaduk2 kewanitaanya perlahan dan lembut. Suasana begitu romantis. “Uhh..uhh..shhh..hhhh…” Mbak Juminten mendesah setiap kali aku menusuk selangkanganya.

    Tanganya lembut memeluk punggungku. Kami terus berpagutan, pantatku meliuk2 menghantam. Makin lama gerakanku makin cepat. Tenagaku seperti tidak habis membawanya pada kenikmatan. Mungkin lebih dari 15 menit berlangsung, mbak Juminten mulai kewalahan. Jepitan pahanya makin kuat sementara pantatnya tidak henti bergerak ke atas menyambut penisku, nafasnya sudah tersengal. Mungkin tidak lama lagi mbak Juminten mencapai klimaks. “Buuuk..ibuuuk..di manaaa…rini pengen pipis..” Tiba2 suara anaknya terdengar nyaring di depan pintu kamar. Kami yg tengah melambung terkesiap kaget dan melepas pelukan.

    Sekejap saja kami telah berdiri, saling bertatapan dalam kebingungan. “Buuk…ibuuuk..”Lanjut bocah itu. Damn it..aku menyumpah dalam hati. “Iya sebentar naaaak..pipis aja di dapur..ada kamar mandi di situ..ibu lagi beresin kamar..sebentar lagi keluar..” Jawab mbak Juminten panik berusaha memungut pakaianya yg berserakan di kasur. “Iya buk..” Jawab bocah itu. “Nanti baring aja lagi di kamar, ibu nanti nyusul..”Jawabnya sambil berusaha meraih celana dalamnya. Aku menahan tanganya, “biar aja mbak..tanggung sebentar lagi..” Ujarku. “Jangan..nanti dia curiga..” Jawabnya menepis tanganku. “Nggak..sebentar lagi..tenang aja..”Seruku. “Jangan Den..” Jawabnya, tapi kalimat itu terpotong.

    Aku menarik tubuhnya, nafsuku sudah memuncak. Aku mendorong tubuh telanjangnya menghadap meja kecil di hadapan kami. Dengan sekali kibasan seluruh benda2 kecil di atasnya berlompatan jatuh ke lantai dengan suara yg berisik. “Den..nanti den…sabar..” Jawabnya kebingungan. Aku tidak memperdulikan ucapanya. Tubuhnya ku dorong merapat ke pinggir meja, kedua kakinya aku paksa untuk melebar, pantatnya aku tarik ke belakang. Posisi mbak Juminten sudah menungging di depanku, belahan pantat itu mempertontonkan lubang anusnya.

    Aku menjadi kian brutal, pantat besar dan bahenol itu ku angkat, bagian vagina dan rambut2 halus itu terpampang didepan selangkanganku. Penisku langsung mendekat, langsung menghujam masuk. Pemandangan dibawaku membuatku makin bernafsu.Batang penis itu perlahan menghilang diantara bongkahan pantatnya. O gosh..nikmat sekali, aku mendesis2 menahan geli. Segera saja tubuhku menyodok2 dengan kuat. Tubuh mbak Juminten maju mundur terpapar seranganku. Sebentar saja dia kembali merintih. Permainan kami berlangsung cepat, kekagetan tadi itu menambah selera, bunyi gesekan kemaluan kami mengiringi.

    Mbak Juminten memutar2 pinggulnya berusaha segera meraih akhir perjuangan. Peniskupun sudah seperti ingin meledak. Tubuhku semakin kuat menekannya kedepan, mbak Juminten gemulai memutar pantatnya kesana kemari, makin liar dan binal dan akhirnya dia meraih klimaks. “Uhhhh…uhhh… dennn….aduuuhh..uuhh..huhhu..huh uuu..uuhh..” Jeritnya sambil terisak. Kedua pahanya mengejang kaku,kepalanya hingga terbaring dipermukaan meja sambil terus merintih tiada henti. Cairan hangat kewanitaanya membasahi penisku di dalam. Aku ingin segera merasakan hal yg sama, sodokanku makin cepat melabraknya.

    Beberapa kali ayunan akhirnya pantatku berhenti bergerak bersiap meregang, tanganku kuat mencengkram pinggulnya. “Cabut den..cabut…jangan didalem..”Serunya panik. Aku masih sempat menarik penisku keluar tepat ketika spermaku datang menerjang. “Ahhhhh….mbakkk..oooh…shhh..ahhh…”Jeritk u ketika sperma itu menyemprot panas tepat diatas bongkahan pantat bahenol mbak Juminten. Sebagian mendarat di dalam belahan pantatnya, mengalir turun menelusuri permukaan anusnya. Jari tangan mbak Juminten menyelusup dibagian situ, menahan aliran sperma itu mendekati vaginanya dan menyekanya dengan cepat. Kami terkesima dengan nafas tersengal. Nikmat masih menjalari benak kami dalam bisu.

    Akhirnya permainan ini usai. Aku terduduk lemas di pinggir ranjang menatap mbak Juminten yg masih berdiri dari belakang, badanya limbung memegang pinggiran meja. Cairan sperma itu berkilauan pada bagian pantatnya. Juga terlihat cairan putih kental dari dalam vaginanya yg tertahan bulu lebat kemaluan mbak Juminten. Hujan telah reda ketika kami duduk di ruang tamu. Bocah kecil itu tengah serius menonton tivi di belakang kami. Dia tidak menyadari bahwa ibunya baru saja telah bertarung hebat di kamar bersamaku.

    Mata kami yg hanya berbicara saat itu, apa yg sudah terjadi tadi membungkam kami tenggelam dalam pikiran masing2. Semenjak hari itu hubungan kami berada dalam suasana yg baru. Usaha katering yg kujanjikan berjalan sukes, taraf hidup mbak Juminten meningkat lebih baik. Hingga hari ini mbak Juminten masih menemani gairah mudaku yg tak kenal batas. Ada terbersit dalam hati untuk menikahinya suatu hari nanti, biarlah waktu yg menentukan akhirnya. Udara dingin perkebunan teh ini membuat kami terus larut.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,