Author: perawanku

  • Cerita Sex Binalnya Rekan Kerja Ku Yang Berjilbab – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sex Binalnya Rekan Kerja Ku Yang Berjilbab – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    2663 views

    Perawanku – Namaku Sakti, umurku 29 tahun dan aku memiliki perawakan yang cukup gagah dimata para perempuan. Selain gagah dalam perawakanku, aku juga gagah dalam bidang pekerjaanku, karena baru sekitar 1 tahun aku bekerja disebuah perusahaan, aku sudah mendapatkan jabatan yang cukup tinggi. Diperusahaan tempatku bekerja, aku diposisikan sebagai manajer bagian penawaran. Aku diangkat sebagai manajer karena aku memenangkan sebuah tander yang sangat besar sekali dan membuat perusahaan tempatku bekerja itu untung sangat besar sekali, maka dari itu aku mendapatkan kepercayaan dari owner perusahaan.

    Naaah kali ini aku akan menceritakan kisahku dengan rekan kerjaku yang saat itu aku ditugaskan oleh kantor menyurvey dan memastikan sebuah lahan untuk usaha. Waktu itu aku ditemani oleh rekan kerjaku yang bernama bu Yana, orangnya siiih bisa saja, namun kalau senyum sangat manis sekali. Usia bu Yana sekitar 33 tahunan, dia sudah menikah dan mempunyai seorang anak. Meski

    sudah mempunyai anak, bu Yana ini masih memiliki body tubuh yang singset, ramping. Payudaranya juga cukup besar yang kutafsir sekitar 36B dan pantatnya yang bulat dan padat itu menghiasi tubuh molek bu Yana dibalik kerudung yang selalu dipakainya. Sudah hampir setahun aku bekerja dengan bu Yana, jadi aku bisa mengetahui sifat dan kebiasaan bu Yana yang menjadikan kita tidak segan lagi saat bercanda.

    Waktu itu, selain ditemani bu Yana, aku juga ditemani oleh sopir pribadiku yang juga sudah lama bekerja denganku. Dibalik kerudung bu Yana sempat aku menebak-nebak tentang gairah Sex bu Yana ini, bahkan aku juga sempat menanyakan pada bu Yana saat kami keluar menyurvey. Dia hanya tersenyum dengan pertanyaanku yang menjurus soal hubungan Sex. Aku jadi tahu kalau bu Yana ini juga sebenarnya gak baik-baik banget, aku juga bisa mendapatkannya, namun dia menutupinya dengan berkerudung saat dikantor. Aku juga sering menggodanya saat berada dikantor namun gak didepan teman-teman kantor, namun saat suasana terlihat sepi dan bu Yana selalu hanya membals godaanku dengan senyuman yang sangat khas dari raut wajahnya yang snagat manis itu. Saat itu hari sabtu aku mengambil libur karena aku ingin istirahat dirumah menenagkan pikiran dari segala urusan yang ada dikantor. Namun semua tak sesuai dengan harapanku, sekitar jam sepuluh siang aku ditelpon oleh atasanku dan aku ditugaskan untuk menyurvey sebuah lahan dengan sebuah klien dari perusahaan. Dengan tak bisa menolak aku pun menyanggupinya. Dan aku meminta kalau bu Yana diantar kerumahku. Segera aku bergegas bersiap menyiapkansegala sesuatu yang kuperlukan dan setengah jam kemudian bu Yana sampai kerumahku dengan diantar sopir perusahaan.

    Kupersilahkan bu Yana masuk dirumahku dulu sambil menunggu bersiap. Istriku dengan bu Yana juga sudah akrab karena aku sudah cerita tentang bu Yana jadi istriku gak masalah.

    Setelah aku selesai, aku mencari sopirku dan setelah kupanggil malah istriku yang menjawab, kalau sopirku pagi tadi ijin untuk mengantar istrinya kerumah sakit. Jadi terpaksalah aku menyetir mobil sendiri. Dan aku langsung berpamitan dengan istriku. Aku dan bu Yana kemudian masuk mobil dan kami pun langsung meninggalkan rumah. Obrolan kami diperjalanan menuju lokasi, hanya menyangkut masalah-masalah bisnis yang ada kaitannya dengan bu Yana. Gak ada sesuatu yang menyimpang. Bahkan setelah tiba di lokasi, aku gak berpikir yang aneh-aneh. Bahkan aku jengkel juga saat pemilik tanah itu gak ada ditempat, harus dijemput dulu oleh keponakannya yang segera meluncur diatas motornya.

    Kami duduk saja didalam mobil yang kuparkir menghadap kekebun tak terawat, yang rencananya akan dijadikan perumahan oleh kenalanku yang seorang developer. Suasana sunyi sekali. Karena kami berada didepan kebun yang mirip hutan. Pepohonan yang tumbuh tidak dirawat sedikit pun. Namun suasana yang sunyi itu entah kenapa tiba-tiba saja membuatku iseng memegang tangan bu Yana sambil berkata,

    “Bisa dua jam kita harus menunggu di sini Bu” kataku
    “Iya pak” sahutnya tanpa menepiskan genggamanku
    “Sabar aja ya pak didalam bisnis memang suka ada ujiannya” aku terdiam namun tanganku tidak diam. Aku mulai meremas tangan bu Yana, yang makin lama terasa makin hangat. bu Yana bahkan membalasnya dengan remasan. Apakah ini berarti “Aaaahhh…” pikiranku mulai melayang-layang tak menentu. Mungkin di mana-mana juga lelaki itu sama seperti aku. Dikasih sejengkal mau sedepa.

    Remas-remasan tangan gak berlangsung lama. Kami bukan ABG lagi. Masa cukup dengan remas-remasan tangan? Sesaat kemudian, lengan kiriku sudah melingkari lehernya. Tangan kananku mulai berusaha membuka jalan agar tangan kiriku bisa menyelusup kedalam bajunya yang sangat tertutup dan bertangan panjang. bu Yana diam saja dan akhirnya aku berhasil menyentuh buah dadanya. Namun bu Yana menepiskan tanganku sambil berkata,

    “Duduknya dibelakang saja pak, di sini takut dilihat orang…”
    Ooohhh…senangnya hatiku karena ucapannya itu mengisyaratkan bahwa dia juga mau.
    “Kenapa mendadak jadi begini pak?” tanya bu Yana saat kami sudah duduk di jok belakang, pada saat tanganku berhasil menyelinap masuk kedalam baju tangan panjangnya dan kebalik BH-nya.
    “Gak tau kenapa ya?” jawabku sambil meremas buah dadanya yang terasa masih kencang, mungkin karena rajin merawatnya.
    “Tapi pak……Uuuuhhhh……kalau saya jadi horny gimana nih?” bu Yana terpejam-pejam sambil meremas-remas lututku yang masih berpakaian lengkap.
    “Kita lakukan saja, asal bu Yana gak keberatan….” tanganku semakin berani dan berhasil menyelinap kebalik rok panjangnya, kemudian menyelundup kebalik CD-nya.
    Tanganku sudah menyentuh jembutnya yang terasa lebat sekali. Lalu menyeruak kebibir memeknya bahkan mulai menyelinap kecelah memeknya yang terasa sudah basah dan hangat.

    “Masa dimobil?” protesnya
    “Kata orang mobil jangan dipakai gituan, bisa bikin sial…” tambahnya
    “Emang siapa yang mau ngajak begituan dimobil? Ini kan perkenalan aja dulu….” kataku waktu jemariku mulai menyelusup kedalam lubang vagina bu Yana yang terasa hangat dan berlendir. Bu Yana memelukku erat-erat sambil berbisik,
    “Duuuh pak…aku jadi kepengen niiihh…kita cari penginapan aja dulu yuk. Bilangin aja sama orang-orang disini kalau kita mau datang lagi besok”
    “Iya sayang” bisikku
    “Sekarang ini memiliki dirimu lebih penting daripada ketemuan dengan pemilik tanah itu”
    “Ya sudah dulu donk” bu Yana menarik tanganku yang sedang mempermainkan memeknya
    “Nanti kalau aku gak bisa nahan disini kan berabe, nanti aja dihotel aku kasih semuanya…” Aku ketawa kecil

    Kamudian kami pindah duduk kebelakang setir lagi. Gak lama kemudian mobilku sudah meluncur dijalan raya. Persetan dengan pemilik tanah itu. Sekarang ini yang terpenting adalah tubuh bu Yana, yang jelas sudah siap diapakan saja. Dengan mudah kudapatkan hotel kecil dipinggiran kota, sesuai dengan keinginan bu Yana, karena kalau didalam kota takut kepergok oleh orang-orang yang kami kenal. Soalnya aku punya istri, bu Yana pun punya suami. Hotel itu cuma hotel sederhana namun lumayan, kamar mandinya pakai shower air panas. Tidak pakai AC, karena udaranya sudah cukup dingin. Yang penting adalah wanita berjilbab itu yang sekarang sedang berada didalam kamar mandi, mungkin sedang cuci-cuci dulu, sementara aku sudah tak sabar menunggunya.
    Saat bu Yana muncul didepan pintu kamar mandi, aku terpana dibuatnya. Rambutnya yang tak ditutupi apa-apa lagi, nampak tergerai lepas, panjang lebat dan ikal. Jujur, bu Yana nampak jauh lebih seksi, apalagi kalau mengingat bahwa dia 6 tahun lebih muda dari pada istriku. Rok bawahnya tidak dikenakan lagi, sehingga pahanya yang putih mulus itu nampak jelas didepan mataku. Aku bangkit menyambutnya dengan pelukan hangat,

    “Bu Yana kalau gak pake jilbab malah nampak lebih cantik…..Muuuahhhhh…” kataku diakhiri dengan kecupan hangat di pipinya.
    Bu Yana memegang pergelangan tanganku sambil tersenyum manis. Dan kuraih pinggangnya, sampai berada diatas ranjang yang lumayan besar. kamudian kami bergumul mesra diatas ranajng itu.

    Bu Yana tidak pasif, berkali-kali dia memagut bibirku. Aku pun dengan gak sabar menyingkapkan baju lengan panjangnya. Dan…Aah…rupanya gak ada apa-apa lagi dibalik baju lengan panjang itu selain tubuh bu Yana yang begitu mulus. Toketnya gak sebesar toket istriku namun nampak indah dimataku. Gak ubahnya toket seorang gadis belasan tahun. Dan saat pandanganku melayang kebawah perutnya, nampak sebentuk bongkahan vagina yang ditumbuhi rambut sangat lebat da aku pun mulai beraksi. Mencelucupi lehernya yang hangat, sementara tanganku mulai mengelus jembutnya yang lebat keriting itu.
    Bu Yana-pun gak tinggal diam, dia mulai melepaskan kancing kemejaku satu persatu, kemudian menanggalkan kemejaku. Untuk mempermudah, aku-pun menanggalkan celana panjang dan CD-ku. Sehingga batang k0ntolku yang sudah tegak kencang ini tak tertutup apa-apa lagi. Bu Yana melotot saat melihat batang k0ntolku yang sudah tak tertutup apa-apa lagi ini.

    “Iiiih…..burung bapak kok panjang dan gede gitu,..Mmmhh….si ibu pasti selalu puas ya…” desahnya
    “Emang punya suami bu Yana seperti apa?” tanyaku
    “Jauh lebih pendek dan kecil” bisik bu Yana sambil merangkulku dengan ketat, seperti gemas.

    Kembali kuciumi lehernya yang mulai keringatan, kemuidian turun mencelucupi putting susunya. Kusedot-sedot seperti anak kecil sedang menetek, sambil mengelus-eluskan ujung lidahku diputting susunya yang terasa semakin mengeras ini. Sementara tanganku gak hanya diam. Jemariku mulai mengelus bibir vagina bu Yana , bahkan mulai memasukkan jari tengahku kedalam lubang memeknya.

    Bu Yana sendiri gak cuma diam saja, tangannya mulai menggenggam batang k0ntolku dan meremasnya dengan lembut. Mengelus-elus kepala k0ntolku, sehingga aku makin bernapsu. Namun aku sengaja ingin melakukan pemanasan selama mungkin, agar meninggalkan kesan yang indah dikemudian hari. Maka setelah puas menyelomoti putting susu bu Yana, bibirku turun kearah perutnya. Menjilati pusarnya sesaat. Kemudian turun kebawah perutnya.

    “Pak…Jangan kesitu…..Aaaahhh…Malu…” bu Yana berusaha menarik kepalaku agar naik lagi keatas lagi namun aku bahkan mulai menciumi vaginanya yang berbulu lebat itu
    Kemudian jemariku menyibakkan jembut bu Yana , mengangakan bibirnya dan mulai menjilatinya dengan gerakan dari bawah keatas,
    “Aduh pak…ini diapain??? Aaah…kok enak sekali pak…” bu Yana mulai menceracau tak menentu

    Lebih-lebih saat aku mulai mengarahkan jilatanku diklitorisnya, terkadang menghisap-hisapnya sambil menggerak-gerakkan ujung lidahku.
    “Oooh Pak…Ooouuhhh….Pak…iiiih…aku udah mau keluar nih……Duuuhhhhhh” celotehnya membuatku buru-buru mengarahkan batang k0ntolku kebelahan vaginanya yang sudah basah dan kudesakkan sekaligus “Bleeeessss…” agak mudah membenam kedalam vagina bu Yana yang sudah banyak lendirnya itu.
    “Aduuuduuuhhhh…Sudah masuk paaakk…Oooouuuhhhh…” bu Yana menyambutku dengan pelukan erat, bahkan sambil menciumi bibirku sambil menggerak-gerakkan pantatnya,
    “Aakkk…Aku gak bisa nahan lagi…Langsung mau keluar paaak…tadi sih terlalu dienakin…Ooouuhhh”

    Kemudian kurasakan tubuh bu Yana mengejang dan mengelojot seperti sekarat. Rupanya bu Yana gak bisa menahan lagi. Dia sudah orgasme, terasa liang memeknya berkedut-kedut, kemudian jadi becek.
    “Barusan kan baru orgasme pertama” bisikku yang mulai gencar mengayun batang k0ntolku, maju mundur didalam vagina bu Yana

    Beberapa saat kemudian bu Yana merem-melek lagi, bahkan makin gencar menggoyang-goyang pinggulnya, sehingga batang k0ntolku serasa dibesot-besot oleh lubang vagina bu Yana. Aku tahu goyangan pantatnya itu bukan sekadar ingin memberikan kepuasan untukku, tapi juga mencari kepuasan untuknya sendiri. Karena pergesekan k0ntolku dengan vaginanya jadi semakin keras, klitorisnya pun berkali-kali terkena gesekan k0ntolku.

    “Adduuuh…Duuuh…Pak…kok enak sekali sih pak…Aaaahhh…aku bisa ketagihan nanti pak” celotehnya dengan napas tersengal-sengal
    “Aku juga bisa ketagihan” sahutku setengah berbisik ditelinganya, sambil merasakan enaknya gesekan dinding vaginanya
    “Vagina bu Yana enak sekali, saying…Duuuuh…Benar-benar enak sekaliii” Aku memang gak berlebihan

    Entah kenapa, rasanya persetubuhanku kali ini terasa fantastis sekali. Mungkin ini yang disebut Selingkuh Itu Indah. Padahal posisi kami cuma posisi klasik. Goyangan pantat bu Yana juga konvensional saja. Namun enaknya sangat luar biasa. Dalam tempo singkat saja keringatku mulai bercucuran. Bu Yana-pun nampak sangat menikmati genjotan batang k0ntolku. Sepasang kakinya diangkat dan ditekuk, kemudian melingkari pinggangku, sementara desahannya tak henti keluar dari mulutnya.

    “Ooooh…Ooouuhhh…Eeegghhhh…Aaaaahhhhh…Ooohhh…Aaaahhh…Aduuuh paaak…Enak Pak…Duuuuh…Mmmmhhhhh…Aku mau keluar lagi nih paaak” desah bu Yana
    “Kita barengin keluarnya yaaak” bisikku sambil mempergencar genjotan batang k0ntolku, maju mundur didalam vagina bu Yana

    “I…iya pak….bi…bi…biar nikmat…..” sahutnya sambil mempergencar pula ayunan pinggulnya, meliuk-liuk cepat dan membuat batang k0ntolku seperti dipelintir oleh dinding vagina bu Yana yang licin dan hangat itu.

    Sampai pada suatu saat, kuremas-remas payudara bu Yana, mataku terpejam, napasku tertahan, batang k0ntolku membenam sedalam-dalamnya kemudian kami seperti orang-orang kesurupan, kami sama-sama berkelojotan dipuncak kenikmatan yang tiada taranya. Dan “Croooottt…Croooottt…Croooottt…” Spermaku terasa menyemprot-nyemprot didalam liang vagina bu Yana. Lubang vagina bu Yana kurasakan berkedut-kedut.
    Kamudian kami sama-sama terkapar, dengan keringat bercucuran.

    “Ini yang pertama kalinya aku digauli oleh lelaki yang bukan suamiku” ujar bu Yana sambil membiarkan batang k0ntolku tetap menancap didalam vaginanya
    Kujawab dengan ciuman hangat dibibirnya yang sensual,
    “Sama…aku juga baru sekali ini merasakan bersetubuh dengan wanita yang bukan istriku. Terimakasih sayang…mulai saat ini bu Yana jadi istri rahasiaku…”
    “Dan Bapak jadi suami keduaku….iiih…kenapa tadi kok enak sekali ya pak?”
    “Mungkin kalau dengan pasangan kita sendiri sudah terlalu biasa, gak ada yang aneh lagi. Tapi barusan dilepas didalam…gak papa?”

    “Gak papa” sahutnya dengan senyum manis, mata bundar beningnya-pun bergoyang-goyang manja
    “Aku kan ikut KB sejak kelahiran anakku…”
    “Asyik donk, jadi aman….”
    “Aku pasti ketagihan pak….soalnya punya bapak panjang dan gede gitu…..” Kata-kata bu Yana itu membuat napsuku bangkit lagi

    Dan batang k0ntolku yang masih terbenam didalam vaginanya, terasa mengeras lagi. Maka kucoba menggerak-gerakkannya dan ternyata memang bisa dipakai “bertempur” lagi. Batang k0ntolku sudah mondar mandir lagi didalam memek bu Yana yang masih banyak lendirnya tapi tidak terlalu becek, bahkan lebih mengasyikkan karena aku bisa mengentot dengan gerakan yang sangat leluasa tanpa kehilangan nikmatnya sedikit pun. Bahkan saat aku menggulingkan diri kebawah, dengan aktifnya bu Yana action diatas tubuhku. Setengah duduk bu Yana menaik turunkan pinggulnya, sehingga aku cukup berdiam diri, hanya sesekali menggerakkan batang k0ntolku keatas, supaya bisa masuk sedalam-dalamnya. Posisi dibawah ini membuatku leluasa meremas-remas toket montok bu Yana yang bergelantungan diatas wajahku. Terkadang kuremas-remas juga pantatnya yang lumayan besar dan padat. Namun mungkin posisi ini terlalu enak buat bu Yana, karena moncong k0ntolku menyundul-nyundul dasar memeknya. Dan itu membuatnya cepat orgasme. Hanya beberapa menit saja bu Yana bisa bertahan dengan posisi ini. Tak lama kemudian dia memeluk leherku kuat-kuat, seperti hendak meremukkannya.

    Kemudian terdengar erangan nikmatnya, “Aaaahhhh….aku keluar lagi paaaak…..” lalu dia ambruk di dalam dekapanku.
    Namun aku seolah tak peduli bahwa bu Yana sudah orgasme lagi. Butuh beberapa saat untuk memulihkan vitalitasnya kembali. Tak perlu vitalitas. Yang jelas batang k0ntolku sedang enak-enaknya mengenjot vagina teman bisnisku ini. Kemudian kugulingkan badannya sambil kupeluk erat-erat, tanpa mencabut batang k0ntolku dari dalam vaginanya yang sudah orgasme kesekian kalinya. Bu Yana memejamkan matanya saat aku mulai mengentotnya lagi dengan posisi klasik, dia dibawah aku diatas.

    Namun beberapa saat kemudian dia mulai aktif lagi. Mendekapku erat-erat sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya dengan gerakan meliuk-liuk. Aku-pun makin ganas mengentotnya. Namun bu Yana gak mau kalah ganas. Gerakan pantatnya semakin lama semakin dominan. Membuatku berdengus-dengus dalam kenikmatan yang luar biasa.

    “Ooouuhhh…Enak banget paaak….Ak…Aku mau keluar lagi ….kita barengin lagi pak…ta…tadi juga enak sekali….” celotehnya setelah batang k0ntolku cukup lama mengentot vaginanya.

    Aku setujui dan kugenjot batang k0ntolku dengan kecepatan tinggi, maju-mundur, maju-mundur sampai akhirnya kami sama-sama berkelojotan lagi Saling cengkram, saling lumat seolah ingin saling meremukkan dan akhirnya “Crooottt….Crooott…Croottt…” spermaku menyemprot-nyemprot lagi dipuncak kenikmatanku, diikuti dengan rintihan bu Yana yang sedang mencapai orgasme pula.

    “Kita kok bisa tiba-tiba begini ya?” cetus bu Yana sat sudah mengenakan pakaiannya lagi
    “Iya…dari rumah aja gak ada renana, namun tadi mendadak ada keinginan, untunglah bu Yana gak menolak…terimakasih ya sayang” sahutku dengan genggaman erat dipergelangan tangannya dan kemudian kukecup mesra bibirnya yang tipis mungil itu.
    Bu Yana tersenyum dan memeluk pinggangku sambil berkata perlahan,
    “Kita harus berterimakasih pada pemilik tanah itu ya pak, gara-gara dia gak ada ditempat kita jadi ada acara mendadak begini” Aku mengangguk dengan senyum. Sementara hatiku berkata “Gara-gara sopirku gak masuk pula, aku jadi punya kisah seperti ini. Kalau ada dia, aku tentu takkan sebebas ini”

    Sore itu kami pulang kerumah masing-masing dengan perasaan baru. Bahkan malamnya, saat istriku sudah tertidur pulas, aku masih sempat smsan dengan bu Yana. Salah satu smsnya berbunyi :
    “Puas banget…punyaku sampe terasa seperti jebol….punya bapak kegedean sih…kapan kita ketemuan lagi?”
    Kujawab singkat “Kapan pun aku siap..”

  • Koleksi Foto Ngentot Siswi Jepang Mihono Sakaguchi

    Koleksi Foto Ngentot Siswi Jepang Mihono Sakaguchi


    2652 views

    Perawanku – Bertemu lagi dengan admin perawanku yang kali ini akan memposting tentang Koleksi Foto Ngentot Siswi Jepangyang berwajah cantik dan masih mengenakan seragam sekolahan. Wajah cantik dan Memek Mulus miliknya memang sangat menggoda dan nikmat bila di genjot.

    Ouch ! Sudah tidak perlu di pertanyakan lagi bagaimana rasanya bercinta dengan Cewek Jepang Cantik Imut satu ini. Silahkan saja dinikmati Koleksi Foto Ngentot Siswi Jepang Heyzo Minoho Cantik Imut dengan Pakaian sekolah di bawah ini.


     

  • 59 Foto Porno Gadis Cantik (Dijamin Ketagihan) – Koleksi Foto Bugil Terbaru 2018

    59 Foto Porno Gadis Cantik (Dijamin Ketagihan) – Koleksi Foto Bugil Terbaru 2018


    2636 views

    Perawanku – Bayangkan Gadis Sexy sedang bergaya layaknya artis porno, Gadis perawan manis sedang bugil ria dikamar apartement nya dan terlihat seperti bintang porno profesional saat berada di depan kamera pribadi miliknya, sangat merangsang kalau diraba dan dijilati teteknya juga gede dan sexy mantap kalau Cewek Hot ini berani bugil pasti badannya mulus.

    Kali ini 139.99.33.211 bakalan kasih 59 foto bugil yang lebih HOT lagi dan dijamin bakalan crot sebelum foto nya dilihat sampai habis.

    Sekian yang dapat admin berikan kali ini untuk sobat semua, semoga artikel tentang foto porno gadis cantik jelita diatas bisa bermanfaat atau terhibur, dan juga saya ucapkan terima kasih banyak telah berkunjung plus membaca artikel terbaru mengenai cerita sex yang selalu update setiap harinya.

  • Pengalaman Sex Nikmatnya Penis Ayah Angkat Ku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Pengalaman Sex Nikmatnya Penis Ayah Angkat Ku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    2632 views

    Perawanku – Sebagai anak angkat aku harus menjadi anak baik dan patuh pada kedua orang tua angkatku, mereka telah mengangkat aku sejak usiaku 7 tahun. Kini usiaku sudah menginjak 17 tahun, dan masih menjadi bagian dari keluarga angkatku. Meskipun kini mereka telah memiliki anak sendiri, yang baru berusia 5 tahun. Sejak saat itu mama angkatku menjadi lain sikapnya padaku.

    Kalau dulu dia begitu baik kini dia berubah, sejak kelahiran anak kandungnya. Tapi aku masih bersyukur karena papa angkatku, papa Dodi begitu baik dan sayang padaku, papa baru saja merayakan hari ulang tahunnya yang pas ke 40 tahun. Banyak keluarga dan koleganya yang hadir di acara tersebut, papa memang pria yang baik bahkan dia masih terlihat keren.

    Banyak juga teman-teman Retno yang suka godain papa, katanya Retno beruntung memiliki papa yang baik dan juga tampan. Mereka tidak tahu kalau aku adalah anak angkatnya, begitu juga Vian pacarku. Dia tidak tahu kalau aku anak angkat, padahal aku pacaran dengannya sejak masuk ke sekolah ini. Berarti sudah hampir 3 tahun kami pacaran bahkan sudah begitu banyak kami melakukan hubungan intim seperti dalam cerita seks.

    Karena hal itu sudah biasa di lakukan oleh remaja sepertiku, karena itu aku begitu menyayangi Vian pacarku. Hampir setiap hari kami selalu berduaan di sekolah, dan selalau mencuri waktu untuk melakukan adegan layaknya dalam cerita sex. Sore itu aku pergi ke rumah Vian tanpa sepengetahuannya, pikirku aku ingin memberikan kejutan padanya bahkan aku membawakannya makanan kesukaan dia.

    Tapi aku terkejut ketika aku masuk ke kamar Vian. Aku melihatnya sedang bermesraan dengan Gita teman satu kelasku “Viaaan… aapa..apa maksud kalian..” Teriakku dan sempat aku lemparkan makanan ke mukanya “Retnoo.. tunggu biar aku jelasin..” Vian mencoba membujukku, tapi ketika aku melihat lagi ke arah Gita yang sedang merapikan bajunya aku semakin muak.

    Karena aku tahu apa yang telah mereka lakukan, dengan cepat aku pergi dari rumah Vian. Yang memang selalu sepi karena kesibukan orang tuanya yang jarang ada di rumah, aku menangis dan terus menangis di dalam taksi yang membawaku pulang, sejak hari itu au tidak lagi tegur sapa dengan Vian. Bahkan ktika dia memaksaku untuk berbicara dengannya di sekolah aku langsung menangis histeris.

    Dalam hati aku begitu membenci Vian cowok yang selama ini begitu baik padaku, bahkan aku telah menyerahkan segalanya pada dia. Akupun menjadi jarang keluar rumah, aku tidak lagi sering hang out dengan teman-temanku, walau sebenarnya di rumah akupun selalu di buat pusing oleh mama yang sering marah padaku. Tinggal papa Dodi yang begitu baik padaku.

    Hingga pada suatu hari kami di tinggal pergi selama seminggu oleh mama dan juga adikku, mereka ada acara keluarga di luar kota. Tinggal aku dengan papa di rumah, padahal sebelum mama pergi papa sudah tidak enak badan, karena itu dia tidak berangkat kerja dan sudah 3 hari dia tidak bekerja. Aku menjadi kasihan padanya meskipun ada asisten rumah tangga kami.

    Tapi aku begitu kasihan melihat papa karena itu aku yang merawatnya hingga diapun lebih segeran setelah 3 hari. Pagi itu aku datang ke kamar papa setelah baru selesai mandi, aku langsung sarapan dan tidak melihat pembantuku aku tahu dia sedang pergi berbelanja di jam seperti sekarang. Dengan langkah gontai aku masuk kedalam kamar papa ternyata dia berada di dalam kamar mandi.

    Entah keberanian darimana aku mendekat ke kamar mandinya lalu aku mengintip apa yang dilakukan papa di dalam sana, ternyata papa sedang memainkan senjatanya dengan tangannya sendiri. Akupun merasa kasihan padanya karena aku tahu juga pernah melakukan adegan seperti dalam cerita seks 17 tahun akhirnya akupun merasakan gairahku bangkit dan tanpa malu sedikitpun aku masuk ke dalam kamar mandi papa.

    Papa kaget melihatku “Reetno..apa yang kamu lakukan disini..” Aku tidak menjawab pertanyaan papa, tapi aku langsung menghamipirinya lalu akupun duduk dengan wajah pas di depan kontolnya, perlahan tapi pasti aku memegang kontolnya lalu aku kulum dalam mulutku “Jangaaan sayaaang….aaaaaggghhhh..” Awalnya papa menarik tubuhnya tapi begitu aku mainkan kontolnya dalam mulutku.

    Diapun berubah terdiam dan menikmati kuluman mulutku “Aaaagaggggghhhh… aaaaggggggghhhhh… sayaaaaaang…. aaaaaggggghhhh..” Dia pejamkan matanya sambil memegang kepalaku, sedangkan aku semkain ayik memainkan kontolnya mulai dari aku kulum sampai aku hisap telornya “Oooouuggggghhh… nikmaaaaat… sayaaaang… aaagggghh… aagggghhhhhhh… aaagggghhh..”.

    Papa tidak lagi malu padaku dia sepertinya juga sadar kalau akupun juga bukan darah dagingnya. Kontol papa semakin membesar dan semakin tegak berdiri, diapun membopong tubuhku lalu dia membaringkan aku di tempat tidurnya. Aku segera melepas pakaianku dan meliuk-liukannya agar papa lebuh terangsang lagi melihat lekuk tubuhku yang lebih muda darimama.

    Diapun menindihku ketika kontolnya mampu menyusup ke dalam kemaluanku akupun mendesah sambil melingkarkan tangannku pada lehernya “Yaaaccchhhhh… aaaagggghhh… yaaaaacchhh.. paaa… itu..paaaa…. aaagggggghh… aaaaaagggghhhh.. aaaggghh..” Aku mengimbangi goyangan pantat papa, dan dia sepertinya puas dengan hal itu terlihat dia terus menatapku dengan tajam.

    Desah nafas papa begitu berat dan membuat akupun keraanjingan “Aaaaaagggghhh…. paaaaa… aaagggghhhh… aaaggggghhh… teruuuuuus… paaaa… ” Senjata papa sungguh begitu besar, beda banget dengan milik Alvin mantan pacarku, papa juga begitu kuat dia terus bergoyang. Tanpa merasa keletihan sedikitpun diapun menciumi wajahku dan aku membalasnya dengan mesra juga.

    Hingga kurang dari setengah jam kami bergoyang akhirnya papapun mengerang panjang “OOoouuggggghhh…. aaaggggghh… aaaagggghhh… aaaaaggggghhh… aaaaaaggghh…” Dia menekan lebih dalam kontolnya hingga akupun merasakan lendir kental yang mengalir dalam kemaluanku, aku peluk tubuh papa dan diapun memeluk tubuhku. Kami begitu puas melakukan adegan ranjang ini.

    Hingga akhirnya aku segera bangun karena takut sampai ketahuan oleh pembantu yang akan segera datang. Tapi sejak saat itu aku sering melakukannya dengan papa Dodi, dan anehnya aku tidak merasa menyesal sedikitpun bahkan dalam hatiku aku merasa ada perasaan pada papa, seperti layaknya sepasang kekasih yang sedang di mabuk cinta. Aku tidak lagi memikirkan kalau papa adalah orang tua angkatku.

  • Foto Bugil Toket Gede Shunka Ayami (Awas Ngecrot)

    Foto Bugil Toket Gede Shunka Ayami (Awas Ngecrot)


    2618 views

    Perawanku – Buat para sobat muda yang pengen lihat foto toket yang gedek terutama pilihan dari Asia. Coba deh lihat aksi Shunka Ayami berpose di bawah ini, dijamin akan membuat coli anda menjadi luar biasa.

    Cewek hot berwajah cantik pada akhir-akhir ini memang paling banyak dicari karena selain muda dan bertenaga, cewek semok ini juga masih sedikit yang ngentot dengannya sangat beda sama tante tante girang yang sudah sangat sering ngentot sehingga memek sempit berubah menjadi memek yang longar dan menganga. Alat kemaluan cewek memang sangat menarik untuk kita perbincangkan, apalagi jika melihat toket besar kencang dan padat yang tentunya bikin kita gemas pengen remas dua gunung ajaib cewek seperti itu.
    Daripada kebayang-bayang terus, nih admin bagikan foto bugil cewek yang mempunyai toket gede.

    Mungkin anda akan tertarik juga untuk membaca cerita seks kami cukup klik halaman utama dan anda dapat melihat banyak cerita-cerita menarik yang bikin kamu pengen croottt maksimal.

    Semoga kamu senantiasa terhibur dengan apa yang kami sajikan.

  • Cerita Sex Kak Indah yang Cantik – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sex Kak Indah yang Cantik – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    2596 views

    Perawanku – Berikut ini adalah kisah nyata gue waktu masih duduk di kelas 2 SMP. Yaitu pengalaman mesum dengan kakak kandung gue sendiri! Oh iya, perkenalkan nama gue Irfan. Selamat menikmati.

    Hari Jumat pukul 10 malam gue sedang asyik membaca buku stensilan di tempat tidur. Ditemani juga dengan majalah porno yang telah beberapa kali gue lihat bolak-balik. Maklumlah saat itu lagi musim-musimnya buku–buku begituan. Sebagai anak normal dalam masa puber, gue sedang penasaran dengan segala hal yang berbau porno. Buku-buku tersebut gue pinjam dari teman sekolah. Biasanya buku itu secara bergantian berputar tiap hari diantara teman-teman.

    Lagi asyik-asyiknya membaca, tiba-tiba pintu kamar terbuka. Kemudian muncul kakak kandung gue satu-satunya. Namanya Kak Indah, begitu gue memanggilnya. Usia kami terpaut sekitar 6 tahun. Sekarang dia sedang kuliah di awal semester 3.

    Tentu saja gue buru-buru menyembunyikan buku yang gue baca di bawah bantal sambil berharap Kak Indah tidak mengetahui buku apa yang gue baca tadi.

    “Fan… Anterin kakak beli nasi goreng yuk…” ajak Kak Indah dengan nada manja.

    “Males ah Kak…” jawabku singkat.

    Beginilah kebiasaan Kak Indah. Sering banget ngerasa lapar kalau sudah malam. Ujung-ujungnya gue disuruh mengant dia ke depan buat beli nasi goreng, sate, pecel lele atau yang lainnya.

    “Ayo dong Fan… Kakak Laper nih…” kata kakak gue yang kali ini dengan wajah memelas.

    “Sendirian aja kenapa? Lagi males nih…” ucap gue yang tetap pada pendirian.

    “Jangan gitu dong Fan… Beneran laper bangeeet…” lanjut kakak gue terus memaksa.

    “Makanya Kak… Jangan biasain makan malem… Badan udah gemuk juga masih makan malem-malem! Lama-lama juga kayak si Atun noh…!” ledek gue.

    “Ini bukan gemuk tahu Fan! Ini namanya seksi… Sok tau lu anak kecil…! Hehehe…” kilahnya.

    Kakak gue ini memang tidak gemuk, meskipun dia juga tidak dapat dikatakan langsing. Tubuh Kak indah terbilang montok. Wajar aja sih kalo dia mengatakan dirinya seksi. Karena memang sangat menarik untuk dipandang.

    “Ayo dong…” ajak Kak Indah lagi sambil menarik lengan gue.

    Karena gue memang lagi males. Gue bertahan aja di kasur. Tapi apa daya tarikan Kak Indah membuat posisi tubuh gue bergerak. Dan apa yang gue takutkan dari tadi ternyata menjadi kenyataan.

    “Wah… Buku apaan tuh Fan?” mata Kak Indah tertuju ke buku porno yang tadi gue baca.

    Ketika dia hendak mengambilnya gue buru-buru mengamankannya.

    “Wah parah lu Fan…! Buku stensilan ya? Coba lihat sini…” pinta kakak gue.

    “Apaan sih Kakak nih…!!” gue terus berusaha menyembunyikannya.

    “Gue bilangin Mama lu…” ujar Kak Indah mengancam.

    “Bilang aja ke Mama…! Emang buku apaan ini? Orang komik kura-kura ninja…” jawab gue bohong.

    “Jangan ngibul lu Fan…! Orang jelas-jelas ada gambar cewek telanjangnya gitu kok…!” ucap Kak Indah yakin.

    “Kura-kura ninja tahu…” gue masih saja terus berkelit.

    “Bener ye kura-kura ninja? Gue bilangin Mama nih… Maaaah…!! Mmmhhh…!!!” teriak Kak Indah yang langsung saja buru-buru gue bekap mulut mungilnya itu.

    “Jahat banget sih Kakak…!!” semprot gue.

    Kak Indah terlihat berusaha membuka dekapan telapak tangan gue, hingga dia meronta-ronta.

    “Awas…! Jangan bilang mama loh…” ancam gue.

    Setelah dia menggangguk. Baru gue lepaskan perlahan tangan gue dari mulutnya.

    “Janji lu Kak…” ucap gue lagi.

    “Iya bawel…! Makanya kalo tadi lu mau nganterin Kakak kan nggak bakalan kejadian kayak begini…” kata kakak gue.

    Perkataan kakak gue tadi memang ada benarnya. Maka sebagai upah tutup mulut, saat itu gue pun bersedia mengantarkannya membeli nasi goreng ke depan rumah. Namun dasar sial, setelah beli nasi goreng Kak Indah malah menyantap nasi gorengnya di kamarku. Memang ada untungnya juga, gue jadi bisa ikut menikmati nasi goreng. Tapi kan lebih baik kalo Kak Indah buru-buru pergi. Dan yang bikin kesal lagi, selagi makan Kak Indah terus menginterogasi gue tentang buku itu.

    Setelah acara makan selesai Kak Indah malah memaksa ingin melihatnya “Coba dong liat buku yang tadi…”

    “Eeeh… Anak cewek nggak boleh liat…!” ujar gue tegas.

    “Yeee… Siapa bilang?” tanya kakak gue.

    Dengan modal ancaman akan melaporkannya ke orangtua kami, akhirnya dengan terpaksa gue pun memberikannya. Kak Indah sendiri lebih tertarik dengan majalah porno dibandingkan buku stensilan.

    Dengan cueknya kami pun membuka buku tersebut bersama-sama di tempat tidur.

    “Gila kontolnya nih bule gede banget…!”celetuk Kak Indah.

    “Ceweknya juga seksi loh Kak… Liat aja toketnya bagus banget kayak gitu…” aku menimpali.

    Kak Indah berlama-lama ketika ada gambar ngentot bareng-bareng. Satu cewek di keroyok lima cowok bule. Kontol-kontol bule itu masing-masing masuk ke memek, dubur dan mulut. Sementara dua kontol lagi di pegang oleh tangan kanan dan kiri cewek tersebut. Entahlah apa yang sedang ada di pikiran kakakku ini. Aku yang juga ikut menikmati gambar tersebut bersama sesekali melirik Kak Indah. Tidak hanya ke arah wajahnya, namun juga bokong, badan dan payudaranya.

    “Oh iya… Kontol lu berapa panjang Fan?” tanya Kak Indah tiba-tiba.

    “Gak pernah di ukur Kak…” jawabku yang tidak menyangka akan mendapat pertanyaan seperti itu.

    Namun kemudian gue bangkit dari tempat tidur lalu turun ke lantai dan mengambil penggaris di dalam tas sekolah yang tergatung di dinding. Setelah itu aku turunkan celana pendek serta celana dalam lalu segera mengukur kontolku.

    “Waaah… Udah gila lu yeh…” Kak Indah tampak kaget dengan aksi gue yang mengukur kontol di hadapannya.

    “14 cm Kak…!” lapor gue sambil cengengesan.

    “Ah… Masih kayak anak bocah… Hihihi…” kata Kak Indah datar walaupun gue dapat melihat raut wajahnya yang cukup terkesima.

    Setelah itu gue kembali ke pembaringan, namun dengan penampilan sedikit berbeda, yaitu memakai celana pendek namun tanpa menggunakan celana dalam lagi.

    “Woi… Pake celana dalamnya dulu sana…” perintah kakak gue.

    Aku tidak mau menuruti perkataannya. Bahkan kontol yang tidak juga mau turun itu gue tempelkan pada bokong Kak Indah. Kini posisi gue sudah menindih Kak Indah yang sedang tengkurap sambil membaca majalah.

    “Eeeh…!! Fan gila lu…!! Lepasin…!! Lepasin gueeee…!!!!”

    Gue tidak mempedulikan omongannya. Aku bahkan mulai menggesek-gesek kontol ke bokongnya yang memakai celana pendek super ketat. Sementara tangan gue meremas-remas payudara Kak Indah dari belakang. Mulut gue kini ikut bergerilya ke bagian leher serta wajah Kak Indah. Kakak gue terus berusaha memberontak. Namun ternyata tenaga gue lebih kuat hingga berhasil menguasainya.

    Tangannya sudah gue pegang dengan erat, sambil kontol ini terus menggesek bokong bahenol kakak gue.

    “Fan… Lepasin dong… Lepasiiiin…!! Gue teriaaak nih…” kakak gue terus menolak namun kali ini dengan tenaga yang sudah hampir habis.

    “Jangan dong Kak Indah… Gue kan cuma udah lama penasaran pengen ngerasain yang kayak gini…” jawab gue sambil terus meraba-raba tubuh seksi Kak Indah.

    “Irfan… Pleaseee… Ja-jangan entot Kakak… Inget dong gue kan kakak kandung lu Fan…” mohon kakak gue.

    Mendengar perkataannya, gue lalu meyakinkan Kak indah, bahwa gue tidak akan ngentot memeknya. Gue hanya ingin mengesek-gesekkan kontol supaya bisa orgasme. Rupanya Kak Indah mengerti dengan keinginan gue tadi. Dia pun membiarkan tubuhnya jadi objek birahi gue. bahkan ketika gue mengangkat kaos dan membongkar bra miliknya, dia tidak menolak lagi.

    Namun penolakan baru terjadi ketika gue berusaha membuka celananya.

    “Jangan dong… Entar ketauan Mama sama Papa…” kata Kak Indah.

    “Aaah… Palingan mereka udah pada ketiduran abis maen…” ucap gue spontan.

    “Sok tau deh lu…!” kata kakak gue.

    “Beneran kok…! Mama sama Papa kalo maen hot banget deh Kak…” terang gue.

    “Emangnya lu tau?” selidik Kak Indah.

    “Iya… Gue pernah liat sekali… Waktu siang-siang, pintu kamar mereka kebuka sedikit… Ya udah gue tonton sampe kelar deh… Hehehe…” jawab gue.

    Kak Indah mencubit pelan lengan gue “Kakak juga pernah denger sih waktu mereka maen di kamar mandi… Suara Mama sampe ngejerit-jerit loh…! Tapi itu udah lama banget… Waktu masih SMP…” cerita kakak gue.

    Kami pun tertawa bersama namun tidak terlalu keras. Akhirnya Kak Indah mau membuka celananya. Kemudian baju dan bra, sehingga kini hanya menyisakan celana dalam warna putih. Tapi Kak Indah meminta gue untuk mengunci pintu kamar dulu.

    “Janji lu fan jangan entot kakak… Nggak boleh…!” ujar Kak Indah mengingatkan.

    Aku lalu mengangguk tanda menyanggupi. Maka dengan tidak sabar mulailah aku beraksi menikmati tubuh kakak gue sendiri. Mulai dari menindih, menciumi leher hingga menjilati payudara montoknya. Sementara kontolku terus bergerak menggesekan ke bagian-bagian tubuhnya supaya gue orgasme.

    “Ooooh… Kakaaaak…!!” aku mendesah menikmati gesekan kontolku.

    Hal yang paling mengagetkan adalah ketika gue terus menggesek dan menghisap payudaranya, Kak Indah mendesis sambil menyebut nama pacarnya. Gue sempat terhenti sesaat, namun tidak lama, karena birahi gue yang terus bergolak.

    Hingga pada akhirnya sperma gue muncrat dan berceceran di celana dalam serta perut Kak Indah yang mulus dan rata.

    “Udah keluar nih Kak…” kata gue sambil tersenyum senang.

    Untuk membersihkan sperma yang tumpah dimana-mana, terpaksa kaos gue yang jadi tumbalnya.

    “Gila lu Fan…! Banyak banget…” Kak Indah memperhatikan celana dalamnya yang di lumuri sperma.

    Akhirnya dia lalu membuka celana dalam tersebut. Tentu saja kini Kak Indah telanjang bulat di hadapanku. Aku sempat terpaku pada memeknya yang tidak ditumbuhi jembut sama sekali. Pasti karena Kak Indah mencukurnya dengan rutin. Sungguh luar biasa indah seperti nama kakakku. Tubuh polosnya benar-benar sangat seksi. Jauh lebih menarik daripada cewek-cewek bule pemeran film bokep atau gambar cewek telanjang yang pernah gue lihat.

    “Gara-gara lu nih Fan… Bikin repot aja…” gumamnya.

    Setelah itu dia membantingkan lagi tubuhnya di kasur dalam posisi telentang. Tangannya meraih tangan gue, kemudian membimbing jari-jari gue untuk meraih memeknya. Tanpa diduga dia memainkan jari tengahku pada bibir memeknya, serta sesekali mengarahkannya ke klitoris. Ketika gerakan jari gue berjalan sendiri tanpa perlu dituntun, Kak Indah melepaskan pegangannya.

    Kedua tangan Kak Indah meremas-remas payudaranya sendiri, sementara jari-jari gue terus bekerja pada memeknya.

    “Ohhhh… Teruuuus Fan… Te-teruuuus…!! Iyaaa gituuu… Lagiiiii… Enaaaak bangeeeet…!!!” ceracau kakakku.

    Benar-benar pemandangan panas yang tidak pernah gue bayangkan sebelumnya. Apalagi ketika Kak Indah memainkan lidahnya seakan memberi petunjuk agar gue menjilati memeknya. Tanpa pikir panjang gue mulai mengganti peran jari tangan ini dengan lidah untuk segera menjilat-jilat organ tubuh paling sensitifnya. Namun sebelum itu, gue sempat kaget ketika jari yang baru saja menari-nari di memek kakak gue sudah berubah bentuknya. Jari gue terlihat seperti melepuh, layaknya sedang kepanasan. Misteri jari yang di masukan ke memek hingga melepuh itu sampai kini masih membuat tanda tanya besar.

    Karena ternyata bukan hanya pada memek kakak gue, di lain waktu juga terjadi hal yang sama ketika melakukan kepada memek cewek gue.

    “Ouuughhhh… Faaaan…!! Aaahhh… Nikmaaaat… Nggghhhh…!!” kakak gue menjerit-jerit keenakan.

    Setelah beberapa menit, Kak Indah akhirnya bisa mencapai orgsme dengan lidah gue “Ouuuuhhh… Oooooohhh… Enngh… Eeenngh… Kakak sampeeee Fan…”

    Gue yang sudah sejak tadi terangsang, langsung menindihnya lagi. Kemudian menggesek-gesekkan kontol gue ke memeknya. Kak Indah sempat mengingatkan kembali agar gue tidak memasukan kontol gue ke dalam memeknya. Memang aku sempat berpikiran untuk tidak menghiraukan perkataannya, namun yang seperti ini juga sudah cukup enak. Namun tetap saja kadang-kadang birahi ini sulit untuk dikendalikan. Bahkan hampir saja kepala kontolku masuk ketika gue melakukan gerakan mendorong.

    “Bentar dulu Fan…” kata Kak Indah yang kemudian merubah posisinya menjadi posisi duduk.

    Gue hanya menatapnya dengan tatapan tidak rela karena harus kehilangan kenikmatan yang dari tadi sedang gue rasakan.

    Ternyata kesabaran gue berbuah manis. Karena saat itu perbuatan kami semakin panas saja ketika Kak Indah ingin menyepong kontol gue sambil tangan gue mulai bekerja di kedua payudaranya. Sungguh terasa nikmat sekali ketika kontol gue dihisap seperti sekarang. Apalagi kenyataan bahwa yang melakukan adalah cewek cantik yang merupakan kakak kandung gue sendiri.

    Gue semakin menerawang kemudian memejamkan mata karena inilah kenikmatan yang belum pernah gue rasakan sebelumnya.

    “Kaaak…!! Enaknyaaaa…!!” kata gue sambil menikmati dorongan hebat pada kontol gue ini.

    Saat Kak Indah sedang mengulum dan menyedot-nyedot kemaluan gue, dia mulai mengeluarkan suara-suara erotis diantara keluar dan masuknya kontol ini ke dalam mulutnya. Saat gue kembali membuka mata, gue melihat tangan kirinya meremas-remas payudaranya. Tidak heran badannya ikut bergetar saat mengulum kontol gue.

    “Sluuurrrp… Hmmmm…” terdengar suara desahan Kak Indah yang sungguh merangsang.

    Ketika kontol gue sudah tidak tahan menerima rangsangan, gue sempat memberi tanda karena sperma di dalam akan segera keluar. Kak Indah mengerti dan melepaskan hisapannya. Dia lalu telentang dan membuka lebar-lebar memeknya.

    Belahan memek berwarna merah muda itu sepertinya sudah siap menerima rudal gue.

    Namun hal tersebut harus gue urungkan karena Kak Indah kemudian berkata “Tumpahin di sini Fan… Jangan dimasukin yah…”

    Setengah tidak rela, gue pun paham dengan maksudnya. Maka ketika gue orgasme gue menyemprotkan sperma tersebut ke arah memeknya.

    “Aaaah…!! Kak Indaaaaah… Oooooh…” aku meneriakkan namanya ketika sperma gue keluar dalam jumlah yang tidak dapat dibilang sedikit.

    Sebagian bahkan ikut masuk ke dalam daging merah dan sisanya lagi mengotori sekitar perut Kak Indah.

    Gue dan Kak Indah lalu saling berperlukan, hingga akhirnya dia tidur di kamar gue tanpa ada kecurigaan dari orangtua kami. Begitulah kisah malam yang panas dengan kakak gue sendiri. Sejak saat itu, gue dan kak indah jadi semakin abrab. Bahkan Kak Indah secara terus terang bercerita bahwa dirinya sudah sering ngentot dengan pacarnya, namun tentu saja dia tidak membolehkan gue sebagai adiknya melakukan hal yang sama.

    Kami berdua tetap sering mengadakan acara mesum seperti malam tersebut, Terutama ketika Kak Indah sedang meminta bantuan. Gue mengajukan syarat agar upahnya berupa pelayanan birahi. Tapi gue tetap tidak sampe memasukan kontol ke dalam memeknya.

    Hingga pada suatu malam, gue yang sedang terangsang berniat sekali akan melakukan perbuatan mesum dengan Kak Indah. Tapi gue dongkol karena Ketika Kak Indah pulang ke rumah malah membawa temannya, bahkan kakak gue berkata bahwa dia akan menginap disini. Namanya adalah Santi, yang merupakan teman kuliahnya. Santi memang merupakan teman baik Kak Indah. Sudah sangat sering dia maen ke rumah, makanya gue sebenarnya sudah cukup akrab dengannya.

    Karena niat gue terganggu dengan keberadaan Santi, maka sambil cemberut gue menonton TV tanpa ada niat mengobrol dengan mereka. Jika Kak Indah dan Santi bertanya, maka gue males-malesan menjawabnya. Martabak telor yang di bawa oleh kakak gue pun tidah selera untuk disantap. Kak Indah malah senyum-senyum saja melihat kelakuan gue begini sambil melahap martabak bawaannya.

    “Adik lu jutek banget sih Ndah?” tanya Santi yang tidak mengerti dengan kelakuan gue yang berubah 180 derajat.

    “Tau tuh… Salah makan kali…” canda kakak gue yang sepertinya sudah paham dengan aksi gue ini.

    “Apa mungkin sakit Ndah? Liat aja tuh mukanya sampe pucet kayak gitu…” lanjut Santi yang masih penasaran.

    “Hah? Burungnya kali yang sakit… Hehehe…” Kak Indah tertawa yang kemudian juga diikuti dengan ejekan Santi kepada gue.

    Jadilah kedua cewek cantik itu menggoda gue terus-menerus. Mereka saling melempar kata dengan obyek penderitanya adalah gue yang sedang horny berat!

    “Gue mau pipis dulu ya…” kata Santi kemudian pergi ke belakang.

    Dia memang sudah tidak asing lagi dengan rumah ini. Jadi tidak perlu minta diantar seperti layaknya tamu baru.

    “Kakak ngapain sih bawa santi nginep segala?” tanya gue ketika Santi sudah menghilang.

    “Lah? Emang kenapa sih?” jawab Kak Indah dengan enteng.

    Gue terus memarahi Kak Indah, sementara kakak gue tidak begitu peduli. Dia malah cengar–cengir saja menanggapinya. Bener juga memang, tidak ada salahnya teman-temannya pada menginap. Yang jadi masalahnya sekarang gue sedang ingin sekali berbuat mesum sama Kak Indah.

    “Ndah… Pinjem kaos buat tidur dong… Sekalian celana pendeknya…” ujar Santi dari belakang.

    Gue dibuat kaget setengah mati karena ketika Santi berjalan, dia tidak mengenakan sehelai benang pun alias telanjang bulat! Pakaian yang dia kenakan semula kini sudah berada di dalam genggaman tangannya. Tubuh Santi sungguh terlihat bagus. Sudah langsing, payudara besar menggantung hingga kulit yang putih.

    “Udah lu tidur telanjang aja kayak gitu Sant…” kata Kak Indah asal.

    “Tuh… Si Irfan aja doyan ngeliatin lu terus… Hehehe…” ledek Kak Indah sambil melihat ke arah gue yang masih terpaku dengan tubuh Santi.

    Gue yang tersadar segera mengalihkan pandangan ketika mendengar ucapan Kak Indah seperti itu.

    Lagi-lagi kedua cewek itu cekikian menggoda gue. Langsung saja gue pura-pura menonton TV saja.

    Tanpa dapat diduga, tiba-tiba saja Santi mendekati tempat duduk gue.

    “Gue tidur di kamar lu aja ya Fan…” ujar Santi pelan.

    Santi lalu duduk di pangkuan gue. Dia kini menciumi wajah serta leher gue. Payudaranya yang tidak kalah besar dengan Kak Indah, mulai digesek-gesekkan ke dada gue. Tentu saja kelakuannya membuat gue terangsang berat. Namun gue tetap berlagak jual mahal.

    “Daripada nonton TV nggak jelas kayak gitu, mendingan main sama gue deh…” lanjutnya lagi yang kali ini berhasil mengalihkan perhatian gue.

    Santi mendekati telinga gue lalu berbisik “Gue udah tahu semua kelakuan lu sama si Indah… Makanya gue juga mau ikutan…”

    Karena masih belum percaya begitu saja, gue langsung melirik ke arah Kak Indah yang sedang tersenyum-senyum penuh arti. Tidak lama Santi membuka kaos oblong gue. Kemudian dibangunkannya gue dari kursi.

    Setelahnya, dia mulai membuka celana gue hingga bugil seluruhnya.

    “Kontol adik lu udah keras banget… Lumayan panjang juga yah buat anak seumuran dia… Pantesan aja lu doyan Ndah…” ujar Santi kepada kakak gue yang tanpa banyak basa-basi lagi langsung mengulum kontol di depannya.

    “Ssssh… Aggghh… Aaaaghh…!!” gue mendesis nikmat.

    Hingga pada akhirnya gue pun larut dalam permainan Santi.

    “Ajak gue ke kamar lu Fan… Gue lagi pengen banget ngentot nih…” bisik santi.

    Dengan tidak sabar gue lalu menggirjng Santi ke kamar. Sesampainya di sana, gue terus diserang bertubi-tubi oleh Santi di atas kasur. Ketika Santi ingin memasukan kontol gue ke memeknya, tiba-tiba Kak Indah masuk.

    “Eh… Tunggu…! Dasar udah pada gatel lu pada…” teriak kakak gue.

    “Ganggu aja lu Ndah…! Gue udah berapa bulan nih nggak ngentot… Lah kalo lu baru juga berapa jam yang lalu ngentot ama cowok lu…” protes Santi kepada kakak gue.

    Kak Indah hanya nyengir kuda. Dasar memang nih gue punya kakak model kayak begini.

    “Oke… Gue paham deh… Sebenernya gini loh Fan… Kak Indah sengaja bawa Santi supaya lu bisa ngerasain yang namanya ngentot… Lagipula biar kita berdua nggak ngelakuin hal yang kayak dulu lagi… Gue takut aja ketauan sama Mama dan Papa…” terang Kak Indah panjang.

    Lalu kakak gue melanjutkan kalau gue sekarang belum bisa berjanji, maka acara ini akan dibatalkan. Dengan berat hati gue menyetujuinya. Lagipula gue kan pengen ngerasaain yang namanya ngentot memek cewek. Karena Kak Indah juga tidak pernah memberikan memeknya dimasuki oleh kontol gue.

    Begitulah, ahirnya gue dan Santi ngentot di kamar ini. Sementara itu Kak Indah hanya jadi penonton saja sambil sesekali meremas payudaranya.

    Santi terlihat sangat berpengalaman. Entah sudah berapa banyak jam terbangnya, hingga dia begitu mahir memuaskan nafsu birahi gue. Dalam permainan itu gue dan Santi masing-masing bisa orgasme hingga dua kali. Sebelum akhirnya istirahat makan dan menonton TV lagi.

    Ketika jam sudah menunjukkan pukul 1 malam, Kak Indah terlihat mengantuk. Dia pun pamit untuk pergi tidur ke kamarnya. Beberapa saat kemudian gue yang sudah datang lagi birahinya, mengajak santi untuk menutup malam dengan satu permainan lagi. Namun ternyata Santi punya rencana lain. Dia ingin melakukan bertiga bersama Kak Indah.

    Gue pun tentu saja setuju dengan niatnya. Santi kemudian mengeluarkan selembar dasi almamater dari dalam tas. Kami pun masuk ke dalam kamar kakak gue dalam keadaan bugil. Di dalam kamar, Kak Indah ternyata sudah tidur dengan pulas.

    “Liat kakak lu tuh kecapean… Berapa ronde tadi siang dia ngentot ama pacarnya…” kata Santi pelan supaya tidak membuat kakak gue terbangun.

    Gue diarahkan santi untuk memegang tangan kak indah. Dengan beberapa gerakan saja tangan kak indah sudah teringat ke atas dengan dasi. Kak indah terbangun dan kaget melihat tangannya sudah terikat.

    “Hei…!! Apa-apan sih nih? Santi…! Irfan…! Lepasin gue dong…!” teriak Kak Indah sambil berusaha membuka ikatan pada tangannya.

    “Udah deh… Nikmatin aja Ndah… Gue pengen buat lu orgasme…” jawab Santi dengan tenangnya.

    “Ayo Fan kita mulai kerjain kakak lu…” lanjutnya sambil mengedipkan sebelah matanya.

    Santi melepas bagian bawah pakaian Kak Indah. Celana pendek dan celana dalamnya dilemparkan jauh-jauh. Sementara itu gue kebagian melepas kaos ketat dan bra milik Kak Indah. Tubuh kakak gue yang sudah telanjang bulat serta dalam keadaan terikat tidak berdaya sungguh terlihat sangat menggoda bagi siapapun yang menyaksikannya.

    “Wow… Memek lu bagus banget Ndah…! Pantesan aja cowok lu demen banget ngentot…” puji Santi.

    Tanpa berkata apa-apa lagi, Santi langsung menjilati memek Kak Indah. Sementara gue dapat bagian payudaranya. Sesekali kami saling bertukar posisi menggarap Kak Indah. Diam-diam ternyata kakak gue juga ikut menikmati. Apalagi ketika Santi memberikan memeknya ke arah wajah Kak Indah, denga sangat rakus dia menjilatinya. Begitu juga ketika gue menyuguhkan kontol gue, Kak Indah juga tidak menolak. Kakak gue yang cantik itu akhirnya mencapai orgasme dengan jilatan lidah santi pada memeknya.

    Ikatan dasi Santi kemudian dilepas ketika permainan kami bertiga semakin panas, dan tidak ada lagi penolakan dari kakak gue. Santi kemudian menyusul mencapai orgasme dengan jilatan lidah Kak Indah. Sementara itu gue juga telah mencapai klimaks di dalam memek Santi.

  • Cerita Sex Ngentot Sama Cewek SMA Doyan Seks Mantap Banget

    Cerita Sex Ngentot Sama Cewek SMA Doyan Seks Mantap Banget


    2596 views
    Perawanku – Cerita Sex Ngentot Sama Dari semuanya sepupu gw yang cewek, ada satu sepupu gw yang paling genit, sebut saja namanya Anna. Anna ini terpaut 4 th. dari gw, berkulit putih, toked proposional dengan tubuhnya yang semampai. Karna penampilannya yang menarik, gw sukai ngelirik ke anna jika sekali lagi ketemuan keluarga serta senantiasa gw bs ngeliat dia ngelirik ke gw sembari malu2. Terakhir gw tahu dari nyokap gw sendiri, anna sukai sama gw.
    Narasi Sex Paling baru 2018 Satu saat, gw disuruh anna bantuin buat design logo acara skolah dia. Saat itu, gw di kuliah serta anna di sma. Kebetulan ditinggal orang tempat tinggal, gw serta anna berduaan di kamar gw karna computer gw berada di kamar. Judi Bola Online
    “ko, mengapa koko lom miliki pacar? ”, bertanya anna memecah situasi. Gw yang sekali lagi serius hanya bengong sembari melihat ke anna serta gw kaget karna mukanya deket banget am gw sampai gw dapat kerasa nafasnya dia (untung nafasnya gak bau hehehe). Dikit deg2an juga gw ngeliat muka manis anna yang deket banget.
    “eh.. tidak saja.. maksud koko, lom mau”, jawab gw sekenanya sembari meneruskan kerjaannya.
    Beberapa puluh menit lewat serta rupanya anna mulai pegal karna dia duduk di kasur gw di lantai serta komputernya di deket kasur gw. Sekian kali anna mesti mengubah tempat serta terkadang dia ajukan pertanyaan masalah bentuk logonya. Tak tahu disengaja atau tidak, setiap kali dia ganti tempat duduk, tentu lengan kiri gw nyenggol tokednya yang sekel. Berkali kali disenggol, batang gw merespon. Mulai on gw. Curi2 pandang, gw simak belahan kaos anna. Siang itu dia pakai hotpants hitam serta atasan putih longgar, buat gw dapat ngeliat bebas kedalam pakaiannya. Gw dapat intip bra biru anna yang sepertinya kekecilan nampung tokednya yang putih bulat.
    “ih na, janganlah nempel2 gitu dong”  Agen Obat Kuat Pasutri
    “napa ko? ”
    “gak enak saja. Itu anda nempel di aku”
    “apaan saya ko? ”
    “tuh.. toked kamu”, jawab saya sekenanya sembari tetaplah simak monitor.
    Diam sesaat.
    Cerita Sex Ngentot Sama Cewek SMA Doyan Seks Mantap Banget

    Cerita Sex Ngentot Sama Cewek SMA Doyan Seks Mantap Banget

    “emang mengapa jika nempel? ”
    “ya jadi buat ingin kalee naa”
    “pengen apa? ”
    “ya ingin megang hehehe”
    “koko ingin megang toked saya? ”
    Saya terkesiap. Saya nengok ke samping. Anna tengah tegak duduknya dengan cetakan toked bulat serta muka anna yang kemerahan.
    “emang bisa? ”
    “boleh ko”, lanjut anna sembari segera ngambil tangan kiri gw serta dia taro di tokednya yang empuuuk banget. Tanpa ada tunggulah lama, gw segera remes toked anna.
    “sshhhhhh…….. koko…….. aaaaahhhhhhhhhh……mmmmmhhhhhhh h”
    “dua duanya bisa na? ”
    “sssshhh…. iyaahh…boleh…. ”
    Saat ini, 2 tangan gw telah repot meremas toked anna yang bener2 sekel. Tidak senang disitu, gw minta ijin untuk meremas dari dalam. Anna dengan mudah mengiyakan keinginan gw serta tangan kanan gw mulai turun mencari ujung kaos serta mulai merambat masuk kaos anna serta temukan bra anna. Gw remes serta gw gesek2
    ‘aakkkhhh…kokoo…. teruss…enakk bangett.. ”
    “toked anda kenyal banget na.. ”, jawab gw sembari nikmati kekenyalan toked ini.
    “na, bole saya kenyot tidak? ”, bertanya gw yang segera dijawab anggukan.
    Gw tarik kaos anna ke atas, serta gw dorong bra birunya ke atas. 2 toked putih bulat serta sekel menggantung bebas dengan pentil sedikit kemerahan. Segera gw serbu toked2 itu. Gw isep gantian pentil kiri serta kanan. Anna merintih serta bergerak liar, terlebih saat gw gigit kecil pentilnya. Gw lirik, anna mulai menggesek2an pangkal pahanya, anna telah siap rupanya.
    Gw berputar-putar ke arah belakang anna, serta gw pelulk dia dari belakang. Gw cium tengkuknya serta gw remas toked nya dari belakang sedikit gemas.
    “aaahhh…kokooo…pelan pelan…aaakkhhhh……. pentil ko…. pelintirr…. aaakkhhh”, gw ikutin tekad anna. Gw pelintir pentil toked nana terkadang keras terkadang lembut.
    Cerita Sex Ngentot Sama Lihat anna semakin horny, tangan kanan gw turun ke pangkal paha anna. Gw gesek turun naik serta buat anna semakin merintih keras serta mendorong tangan gw agar semakin kegesek ama mekinya. saat gw simak pergerakan anna semakin tidak teratur serta dia merintih semakin keras dengan mata tertutup, gw percepat pergerakan tangan gw serta dia juga orgasme.
    “aaakakhh…. saya dapeeeeeeeeeeeeetttttttttttttttttttttt…. aaaaaaaaaa aahhhhhhhhhhhhhhh!!!!! ”
    Tangan gw dijepit pahanya yang mengejang karna orgasme.
    Sesudah anna buka mata, dia segera menghadap ke gw serta meremas batang gw yang memang telah keras dari barusan.
    “sekarang, buat koko”, anna nurunkan celana serta cd gw serta mulia mengocok batang gw. Selang seling, anna mengisap batang gw serta begitu enak. Apa anak ini uda sempat ya?., pengalaman sekali batin gw.
    Semakin lama, kocokan serta hisapan anna buat pertahanan gw nyaris roboh.
    “na…. aahh…. koko dah ingin dapet.. ”, kata gw sembari memegang kepala anna serta menyodok lebih keras.
    Anna sedikit gelagapan serta pas gw ingin keluar, anna menarik kepalanya serta mengocok kencang dan ujung lidahnya menyapu ujung batang gw. Gw muncrat. Pipi, hidung, mulut, dada serta baju anna serta sprei gw terserang muncratan.
    Sesudah keadaan reda, gw lihat anna yang masi ngeliatin gw dengan muka belepotan sperma gw sembari senyum. Semakin cakep saja nih sepupu gw.
    “kok anda ingin ginian am saya? ”
    “abis saya uda sukai ama koko dari dulu”
    “kamu tapi kayanya uda sempat ya sebelumnya baru saja? ”
    “gak kok, hanya simak di bf saja (blue fillm) ”
    “ooo. Tapi anda hebat na, koko senang banget”
    “heheh makasi ko. Saya ke toilet dahulu ya, bersih2”
    Ditinggal anna ke toilet, gw lihat postur sepupu gw ini. Dengan baju masi berantakan, bra terangkat, dengan hotpants hitam, anna bbener2 cewek prima. Putih, mulus, cantik serta tubuhnya nafsuin. Lewat pintu kamar mandi gw yang tidak dia tutup, gw simak dia beresin baju serta dalemannya.
    Cerita Sex Ngentot Sama “ko, da usai lom logonya? ”, bertanya anna memecahkan lamunan jorok gw.
    “eh.. bentar sekali lagi selesai”, jawab gw gugup sembari meneruskan kerjaan.
    Mulai sejak waktu itu, kita berdua lebih deket tapi tidak sempat terulang sekali lagi peristiwa sama anna saat itu. Tak tahu mengapa., gw kangen momen itu terulang kembali.
    Bunyi ringtone ponsel gw membuyarkan lamunan.
    Anna menelepon.
    Dia perlu pertolongan untuk buat pelajaran komputernya. Wah, asyik nih fikir gw.
    Tidak nyampe sejam, anna telah datang. Gw denger dia bercakap ama nyokap serta masuk kamar gw.
    Gw uda seneng saja serta segera masuk kamar.
    “hallo a…. ”, teriakan gw terputus waktu simak nyatanya anna membawa rekannya.
    Sebut saja Dewi.
    Dewi nyatanya teman dekat anna. Dewi sedikit lebih pendek dari anna dengan berat seimbang, berkulit putih mulus, rambut hitam panjang sepunggung serta terlbih dari semuanya, toked yang bulat penuh serta mancung sekali, terang semakin besar dari miliki anna.
    “Dewi”, dewi mengulurkan tangan.
    “Erik”, jawab gw smbil nikmati tangan dewi yang halus berbulu.
    “ko, dewi minta dibantuin kerjaan Excel nih, masalah peranan2 gitu”
    “ooh…bisa, mudah kok. Ayok”, ajak gw ke mereka. Dewi ambil tempat di kiri gw sedang anna di kiri dewi. Nyatanya keinginan gw jadi riil, kesempatan ini dewi yang tokednya senantiasa tersenggol tangan gw saat dia ganti tempat duduk. Lain dengan anna, dewi tampak perubahannya, nafasnya mulai tidak teratur serta kakinya mulai dikumpulkan serta bergerak sana sini. Telah horny dewi.
    “ko, saya ingin keluar bentar ya”, anna ngeloyor pergi.
    Cerita Sex Ngentot Sama “koko uda miliki pacar lom? ”
    “lom wi, mengapa? ”
    “mau jadi pacar dewi tidak? ”, kaget gw dengernya. Sesaat gw simak dewi dengan muka cantiknya serta tidak tahu bagaimana, gw uda fk ama dewi. Dewi pakar bermain lidah, dapat dibuktikan dewi membalas geraakan liar lidah gw di mulutnya. Tangan gw uda gtel ingin remes tokednya.
    Dengan tangan kiri mengelus punggungnya, tangan kanan gw segera meremas toked dewi kanan serta kiri.
    “akkhhhh.. koko……. enak…terus ko……. remess toked dewiiii….. ”
    “wi, toked anda bagus banget. Ukuran berapakah sich?
    “36B ko.. ”
    “wow, gede banget.. isep yah? ”, anna segera mengangguk.
    Dengan tangan kiri di punggung dewi, tangan kanan gw mengungkap kaos dewi yang hari itu menggunakan kaos ketat coklat muda hingga bongkahan tokednya bener2 tampak memiliki bentuk. Gw sedikit kesulitan mendorong bra nya karna montoknya toked dewi. Tangan kiri gw berupaya mencari pengait bra serta lepas telah. Toked nana terdorong keluar serta menggantung bebas. Gw remes dengan gemes serta lansgung gw jilat sisi bawah tokednya.
    “aaaaaaiihhhh…. gellliiiiiiiiii…. aaaahhh……kokooo……. . geliiiiiii”
    “tapi enak tidak.. ”
    “enakkkkk…. ”
    “kokooo…. pentilnyaaaaa isep doongg…gatelll”, cerocos dewi yang buat gw lebih semangat.
    Isapan serta remasa gw semakin kenceng serta gw dorong dewi sampai terlentang. Dengan 2 tangan, gw remes toked dewi serta gw gunakan misionaris. Meskipun masi baju lengkap, celana basket gw bsa buat dewi yang hari itu pakai legging hitam rasakan batang gw. Gw tempelin serta gw gesek2.
    “aaaahhhh….. teruuusss…. iseeeeppp pentilnyyyaaa sekali lagi kooooo….. dewi sukaaaaa”
    Gw percepat gesekan gw.
    “kokoo…. dewiiii…. aaaaahhhhh……. maauuu keluarrrr”
    Gw konsentrasiin isapan gw di sekitaran pentil dewi. Serta saat cocok telah ingin dapet, gw gigit kecil pentil dewi.
    “aaauuuu…. aaaaaakkkkkkkhhhhhhhhhhh……kokooooooooooo oooooooo…!!! ”, gw sumpel mulut dewi dengan fk karna teriakannya mayan kenceng. Gw fk selalu sepanjang dewi mendpat orgasmenya.
    Cerita Sex Ngentot Sama Terasa percaya, gw pelorotin celana serta cd gw serta gw pelorotin juga legging dewi. Dewi tidak pakai cd.
    Gw simak mekinya yang berbulu tidak sering, serta putih mulus. Gw deketin batang gw serta gw gesekin ke bibir meki dewi yang uda berlendir.
    “wi, masukin ya? ”
    “iya ko…masukin aja…buat koko”, jawab dewi sembari tutup mata serta menggigit bibir saat gw dorong batang gw masuk. Nyatanya dewi telah tidak perawan. Dengan sulit gw masukin batang gw.
    Sempitnya meki dewi mmbuat batang gw mulai perih. Gw rangsang dewi sekali lagi. Masih tetap dengan batang di meki dewi, gw remes tokednya serta gw permainin pentilnya. Terasa mulai licin sekali lagi, gw mulai pompa dewi.
    “uuuuuuhhhhhhh….. kooooooo….. truuuussss”
    Nada ini yang terdengar dari dewi terus-terusan. Gw lirik ke arah pintu, pintu kamar gw masi terkunci. Sambil mompa, gw mikir juga, kemana anna? Kok dapat pas gini? Bagaimana klo dia masuk? Semuanya fikiran berada di otak gw tapi dikalagkan nafsu yang tengah menggenjot dewi. Daftar Nova88
    Gw cabut batang gw, gw minta dewi nungging.
    Dengan tempat ini, gw ingin remes tokednya sambil ml. saat gw bisa tokednya, gw remes smbari gw maju mundur.
    “oookkhhh…. koko…enak bangettt…. sssshhhh…. aaaakkkhhhhh….. sshhh…. sshhhh…. . selalu koo.. ”
    Main dengan tempat ini buat gw cepet orgasme. Sebagian waktu lalu, gw juga akan orgasme, gwpegang pantat putih montok dewi serta gw percepat goyangan pantat gw.
    “ooh…aahh…oohh.. aahhh…koko…aaahh…ooohhh…koo…”
    “wi…aku keluarrr”
    “samaa kooo”
    Pas batang gw juga akan muncrat, gw tarik batang gw serta gw muncrat di pantat dewi. Masih tetap gw gesek2 ujung batang gw dengan bibir meki nya tapi tidak berani ampe masuk, bsa hamil anak orang nih.
    Cerita Sex Ngentot Sama Gw terduduk lemas di kasur gw. Dimuka gw, dewi masi nungging lemas. Mekinya terlhat terbuka serta berlendir bening. Lihat panorama ini, gw horny sekali lagi. Gw gesek2 mekinya pakai telapak gw dari belakang.
    “aaahhh…kokooo…. enaaakkk”, diluar sangkaan, dewi masi menginginkan sekali lagi. Gw gesek2 selalu sampai satu saat, dewi mulai bergerak cepat serta tubuhgnya mengejang. Pahanya lagi2 menjepit tangan gw. Gw biarin sampai ototnya mengendur.
    Gw terbangun. Gw simak dewi tidur telanjang di samping gw. Sesaat gw kaget, serta duduk saat itu juga. Mana anna? Gw check ponsel.
    “koko, saya ada butuh sebentar kelak balik sorean. Have fun ya ama dewi mmuachh”, catat anna di sms gw. Sedikit bingung gw bacanya.
    Nengok ke dewi, dewi tengah tidur tengkurap dengan kaki kiri sedikit naik hingga mekinya dapat tampak. Tokednya yang terjepit juga tampak menantang. Batang gw mulai minta disarungkan sekali lagi. Pelan2 gw deketin meki dewi serta gw elus2. Nyatanya tidak lama, mulai licin mekinya, gw terusin sampai dewi mulai mengerang. Gw tengok, dia masi teratur nafasnya.
    Perlahan-lahan gw angkat kakinya serta gw dorong batang gw.
    “aahh.. ko? ingin sekali lagi..? ”, dewi mengerjap2kan mata sembari lihat tempat gw.
    “iya wi, setelah anda seksi banget”
    “ayo ko…lanjutin”, sambut dewi sembari tutup mata.
    Dengan tempat ini, batang gw dapat lebih merasa bergesekan dengan dinding meki dewi yang begitu soft serta licin. Bertahan di style ini, gw remas toked dewi serta gw maini pentilnya keras2.
    “uuuuuuuhhhhhh…. kokooo…dewi ingin dapet lagiiiii….. kokoooo…. aaaahhhh”
    “sama sayang…koko juga…. ”
    Semakin semagat gw pompa, toked putih dewi terguncang2 atas bawah.
    Tiba2 gw cabut batang gw buat dewi kaget.
    “loh kok? ….. aaakkkhhhh kokoo…”, ucapan dewi berhenti saat gw balik dia serta gw isep pentilnya.
    “kokooo…teruuuussss…mau dapetttttt”
    Dengan satu pergerakan panjang, gw jepit pentil nya smentar jari beda di toked satunya. Gw tarik ke atas bersamaan gw tusuk batang gw serta gw goyang sedikit kasar.
    “aaaahhhh kokooooo….. aaaaaakkkkkkkkhhhhhhhhhh!!!!!!!!! ”
    “aaaahh…dewiiiiiii”
    Cerita Sex Ngentot Sama Ke-2 kaki dewi mengunci pantat gw. Gw muncrat di rahim dewi.
    Gw kaget serta berupaya lepasin pantat gw tapi kuncian kaki dewi buat gw rasakan angetnya mani gw sendiri di meki dewi. Gw pada akhirnya cabut batang gw serta keliatan dikit mani gw bercampur sama cairan nikmat dewi.
    Gw terbaring di kasur serta melhat dewi. Mata terpejam, toked putih bulat basah keringat naik turun, dengan pentil tegak ke atas. Turun ke bawah, bulu2 tidak sering meki dewi bergerak2 kecil tertiup angin AC.
    Gw deketin dewi serta gw fk dia. Sesudah sebagian lama, gw terlepas bibir dia.
    “kok anda ingin si ama saya? ”
    “abis koko jago katanya”
    “hah? Kata sapa? ”
    “anna”
    Terkesiap gw dengernya. Bermakna sepupu gw ini nakal juga yah.
    Lihat dewi yang masih tetap ngos2an, gw naik horni sekali lagi. Kesempatan ini gw fk dia sembari tangan gw remes2 tokednya. Sampai lama, gw tidak sentuh daerah mekinya.
    “kokooo…. aaahhhh…. gatelll…kokoooo…. aaaahhhh…. maauu u…. ”
    Karna gw yang uda ngilu bangt, tangan gw yang menukar batang, secara cepat, tangan gw menggesek meki dewi.
    “ssshhhhhhhhhhaaaahhhhh….. aaaaaaaaaaakkkhhhhhhhh!! !! ”, saat itu juga dewi orgasme sekali lagi..
    “aaaahhh…. hhhhhmmmm…mmmfff…aaahhh…kokoo nakall….. aaahhhh”
    Gw pelintir pentilnya serta gw peluk dewi. Tangan dewi mencari pantat gw serta meremas-remas. Bener2 tempat nyaman saat itu.
    Mendekati sore, dewi gw suruh bersih2 dahulu sebelumnya anna dateng.
    Anna dateng sore itu serta mereka meninggalkan rmh gw.
    Gw tidak sempat sekali lagi ketemu ama dewi. Kata anna, dewi kuliah diluar kota serta berita paling baru, dia telah merid. Thank you dewi untuk pengalaman sex sama anda.
    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Foto Bugil Cewek Asian Dijamin Bikin Sange – Foto Bugil Terbaru 2018

    Foto Bugil Cewek Asian Dijamin Bikin Sange – Foto Bugil Terbaru 2018


    2586 views

    Perawanku – Siapa sih yang tak gemetar ketika melihat kemolekan dan kecantikan wanita asia ? Hal tersebut sudah tak diragukan lagi dalam industry perlendiran yang semakin menjadi-jadi. Bahkan penggemar setia foto bugil asia timur sudah semakin banyak. Walau tak begitu Nampak karena ini masih merupakan hal yang tabu di masyarakat. Tapi keberadaan mereka tak terbantahkan dengan tingginya statistic pencarian topik ini di mesin penelusur seperti yahoo dan google. Foto bugil asia seakan menjadi magnet tersendiri pagi penggemarnya yang doyan mengoleksi foto saru wanitanya.

    Banyak cara yang bisa kamu lakukan agar bisa menikmati hiburan malam sampai terangsang hebat. Salah satu yang patut kamu coba adalah melihat berbagai foto bugil cewek Asia  seperti yang ada disini.

  • 13 Foto Crot di Memek – Foto Ngentot Terbaru 2018

    13 Foto Crot di Memek – Foto Ngentot Terbaru 2018


    2585 views

    Perawanku – 13 Foto Crot Sperma di Dalem Memek Cewek, Postingan ini Perawanku.com dedikasikan buat kalian yang suka keluar di dalem. Crot di dalem memek memang memiliki sensasi kenikmatan yang tak terhingga. Namun resikonya juga tinggi jika kalian melakukannya dengan pacar. Sebaiknya aksi keluar di dalem memek seperti ini cukup kalian lakukan dengan Istri sah saja.

     

  • Cerita Sex Bersetubuh Sehari Semalam

    Cerita Sex Bersetubuh Sehari Semalam


    2582 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Bersetubuh Sehari SemalamCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Terlebih dahulu perkenalkan namaku Mia panjangnya miyati, tak menyangka umurku sudah berkepala 4 tapi orang orang taunya kalau aku masih sekitar umur 29 tahun, aku sudah mempunyai 2 anak tinggiku 167 cm berat badanku 58 kg secara keselurahan tubuhku kencang dan padat aku berprofesi sebagai guru di SLTA.

    Kata orang tahi lalat di daguku seperti Berliana Febriyanti, dan bentuk tubuhku mirip Minati Atmanegara yang tetap kencang di usia yang semakin menua. Mungkin mereka ada benarnya, tetapi aku memiliki payudara yang lebih besar sehingga terlihat lebih menggairahkan dibanding artis yang kedua. Semua karunia itu kudapat dengan olahraga yang teratur.

    Kira-kira 6 tahun yang lalu saat usiaku masih 38 tahun salah seorang sehabatku menitipkan anaknya yang ingin kuliah di tempatku, karena ia teman baikku dan suamiku tidak keberatan akhirnya aku menyetujuinya.

    Nama pemuda itu Sandi, kulitnya kuning langsat dengan tinggi 173 cm. Badannya kurus kekar karena Sandi seorang atlit karate di tempatnya. Oh ya, Sandi ini pernah menjadi muridku saat aku masih menjadi guru SD.

    Sandi sangat sopan dan tahu diri. Dia banyak membantu pekerjaan rumah dan sering menemani atau mengantar kedua anakku jika ingin bepergian. Dalam waktu sebulan saja dia sudah menyatu dengan keluargaku, bahkan suamiku sering mengajaknya main tenis bersama.

    Aku juga menjadi terbiasa dengan kehadirannya, awalnya aku sangat menjaga penampilanku bila di depannya. Aku tidak malu lagi mengenakan baju kaos ketat yang bagian dadanya agak rendah, lagi pula Sandi memperlihatkan sikap yang wajar jika aku mengenakan pakaian yang agak menonjolkan keindahan garis tubuhku.

    Sekitar 3 bulan setelah kedatangannya, suamiku mendapat tugas sekolah S-2 keluar negeri selama 2, 5 tahun. Aku sangat berat melepasnya, karena aku bingung bagaimana menyalurkan kebutuhan sex-ku yang masih menggebu-gebu. Walau usiaku sudah tidak muda lagi, tapi aku rutin melakukannya dengan suamiku, paling tidak seminggu 5 kali. Mungkin itu karena olahraga yang selalu aku jalankan, sehingga hasrat tubuhku masih seperti anak muda. Dan kini dengan kepergiannya otomatis aku harus menahan diri.

    Awalnya biasa saja, tapi setelah 2 bulan kesepian yang amat sangat menyerangku. Itu membuat aku menjadi uring-uringan dan menjadi malas-malasan. Seperti minggu pagi itu, walau jam telah menunjukkan angka 9.

    Karena kemarin kedua anakku minta diantar bermalam di rumah nenek mereka, sehingga hari ini aku ingin tidur sepuas-puasnya. Setelah makan, aku lalu tidur-tiduran di sofa di depan TV. Tak lama terdengar suara pintu dIbuka dari kamar Sandi.

    Kudengar suara langkahnya mendekatiku. Agen Sbobet

    “Bu Asmi..?” Suaranya berbisik, aku diam saja. Kupejamkan mataku makin erat. Setelah beberapa saat lengang, tiba-tiba aku tercekat ketika merasakan sesuatu di pahaku. Kuintip melalui sudut mataku, ternyata Sandi sudah berdiri di samping ranjangku, dan matanya sedang tertuju menatap tubuhku, tangannya memegang bagian bawah gaunku, aku lupa kalau aku sedang mengenakan baju tidur yang tipis, apa lagi tidur telentang pula. Hatiku menjadi berdebar-debar tak karuan, aku terus berpura-pura tertidur.

    “Bu Asmi..?” Suara Sandi terdengar keras, kukira dia ingin memastikan apakah tidurku benar-benar nyeyak atau tidak.

    Aku memutuskan untuk pura-pura tidur. Kurasakan gaun tidurku tersingkap semua sampai keleher.

    Lalu kurasakan Sandi mengelus bibirku, jantungku seperti melompat, aku mencoba tetap tenang agar pemuda itu tidak curiga. Kurasakan lagi tangan itu mengelus-elus ketiakku, karena tanganku masuk ke dalam bantal otomatis ketiakku terlihat. Kuintip lagi, wajah pemuda itu dekat sekali dengan wajahku, tapi aku yakin ia belum tahu kalau aku pura-pura tertidur kuatur napas selembut mungkin.

    Lalu kurasakan tangannya menelusuri leherku, bulu kudukku meremang geli, aku mencoba bertahan, aku ingin tahu apa yang ingin dilakukannya terhadap tubuhku. Tak lama kemuadian aku merasakan tangannya meraba buah dadaku yang masih tertutup BH berwarna hitam, mula-mula ia cuma mengelus-elus, aku tetap diam sambil menikmati elusannya, lalu aku merasakan buah dadaku mulai diremas-remas, aku merasakan seperti ada sesuatu yang sedang bergejolak di dalam tubuhku, aku sudah lama merindukan sentuhan laki-laki dan kekasaran seorang pria. Aku memutuskan tetap diam sampai saatnya tiba. candusex

    Sekarang tangan Sandi sedang berusaha membuka kancing BH-ku dari depan, tak lama kemudian kurasakan tangan dingin pemuda itu meremas dan memilin puting susuku. Aku ingin merintih nikmat tapi nanti amalah membuatnya takut, jadi kurasakan remasannya dalam diam.

    Kurasakan tangannya gemetar saat memencet puting susuku, kulirik pelan, kulihat Sandi mendekatkan wajahnya ke arah buah dadaku. Lalu ia menjilat-jilat puting susuku, tubuhku ingin menggeliat merasakan kenikmatan isapannya, aku terus bertahan.

    Kulirik puting susuku yang berwarna merah tua sudah mengkilat oleh air liurnya, mulutnya terus menyedot puting susuku disertai gigitan-gigitan kecil. Perasaanku campur aduk tidak karuan, nikmat sekali.

    Tangan kanan Sandi mulai menelusuri selangkanganku, lalu kurasakan jarinya meraba vaginaku yang masih tertutup CD, aku tak tahu apakah vaginaku sudah basah apa belum. Yang jelas jari-jari Sandi menekan-nekan lubang vaginaku dari luar CD, lalu kurasakan tangannya menyusup masuk ke dalam CD-ku. Jantungku berdetak keras sekali, kurasakan kenikmatan menjalari tubuhku.

    Jari-jari Sandi mencoba memasuki lubang vaginaku, lalu kurasakan jarinya amblas masuk ke dalam, wah nikmat sekali. Aku harus mengakhiri Sandiwaraku, aku sudah tak tahan lagi, kubuka mataku sambil menyentakkan tubuhku.

    “Sandi!! Ngapain kamu?”

    Aku berusaha bangun duduk, tapi tangan Sandi menekan pundakku dengan keras. Tiba-tiba Sandi mecium mulutku secepat kilat, aku berusaha memberontak dengan mengerahkan seluruh tenagaku.

    Tapi Sandi makin keras menekan pundakku, malah sekarang pemuda itu menindih tubuhku, aku kesulitan bernapas ditindih tubuhnya yang besar dan kekar berotot. Kurasakan mulutnya kembali melumat mulutku, lidahnya masuk ke dalam mulutku, tapi aku pura-pura menolak.

    “Bu.., maafkan saya. Sudah lama saya ingin merasakan ini, maafkan saya Bu… ” Sandi melepaskan ciumannya lalu memandangku dengan pandangan meminta.

    “Kamu kan bisa denagan teman-teman kamu yang masih muda. Ibukan sudah tua,” Ujarku lembut.

    “Tapi saya sudah tergila-gila dengan Bu Asmi.. Saat SD saya sering mengintip BH yang Ibu gunakan… Saya akan memuaskan Ibu sepuas-puasnya,” jawab Sandi.

    “Ah kamu… Ya sudah terserah kamu sajalah”

    Aku pura-pura menghela napas panjang, padahal tubuhku sudah tidak tahan ingin dijamah olehnya.

    Lalu Sandi melumat bibirku dan pelan-pelan aku meladeni permainan lidahnya. Kedua tangannya meremas-remas pantatku. Untuk membuatnya semakin membara, aku minta izin ke WC yang ada di dalam kamar tidurku.

    Di dalam kamar mandi, kubuka semua pakaian yang ada di tubuhku, kupandangi badanku di cermin. Benarkah pemuda seperti Sandi terangsang melihat tubuhku ini? Perduli amat yang penting aku ingin merasakan bagaimana sich bercinta dengan remaja yang masih panas.

    Keluar dari kamar mandi, Sandi persis masuk kamar. Matanya terbeliak melihat tubuh sintalku yang tidak berpenutup sehelai benangpun.

    “Body Ibu bagus banget.. ” dia memuji sembari mengecup putting susuku yang sudah mengeras sedari tadi. Tubuhku disandarkannya di tembok depan kamar mandi. Lalu diciuminya sekujur tubuhku, mulai dari pipi, kedua telinga, leher, hingga ke dadaku.

    Sepasang payudara montokku habis diremas-remas dan diciumi. Putingku setengah digigit-gigit, digelitik-gelitik dengan ujung lidah, juga dikenyot-kenyot dengan sangat bernafsu.

    “Ibu hebat…,” desisnya.

    “Apanya yang hebat..?” Tanyaku sambil mangacak-acak rambut Sandi yang panjang seleher.

    “Badan Ibu enggak banyak berubah dibandingkan saya SD dulu” Katanya sambil terus melumat puting susuku. Nikmat sekali.

    “Itu karena Ibu teratur olahraga” jawabku sembari meremas tonjolan kemaluannya. Dengan bergegas kuloloskan celana hingga celana dalamnya. Mengerti kemauanku, dia lalu duduk di pinggir ranjang dengan kedua kaki mengangkang. DIbukanya sendiri baju kaosnya, sementara aku berlutut meraih batang penisnya, sehingga kini kami sama-sama bugil.

    Agak lama aku mencumbu kemaluannya, Sandi minta gantian, dia ingin mengerjai vaginaku.

    “Masukin aja yuk, Ibu sudah ingin ngerasain penis kamu San!” Cegahku sambil menciumnya.

    Sandi tersenyum lebar. “Sudah enggak sabar ya ?” godanya.

    “Kamu juga sudah enggak kuatkan sebenarnya San,” Balasku sambil mencubit perutnya yang berotot.

    Cerita Dewasa : Sandi tersenyum lalu menarik tubuhku. Kami berpelukan, berciuman rapat sekali, berguling-guling di atas ranjang. Ternyata Sandi pintar sekali bercumbu. Birahiku naik semakin tinggi dalam waktu yang sangat singkat. Terasa vaginaku semakin berdenyut-denyut, lendirku kian membanjir, tidak sabar menanti terobosan batang kemaluan Sandi yang besar.

    Berbeda dengan suamiku, Sandi nampaknya lebih sabar. Dia tidak segera memasukkan batang penisnya, melainkan terus menciumi sekujur tubuhku. Terakhir dia membalikkan tubuhku hingga menelungkup, lalu diciuminya kedua pahaku bagian belakang, naik ke bongkahan pantatku, terus naik lagi hingga ke tengkuk. Birahiku menggelegak-gelegak.

    Sandi menyelipkan tangan kirinya ke bawah tubuhku, tubuh kami berimpitan dengan posisi aku membelakangi Sandi, lalu diremas-remasnya buah dadaku. Lidahnya terus menjilat-jilat tengkuk, telinga, dan sesekali pipiku. Sementara itu tangan kanannya mengusap-usap vaginaku dari belakang. Terasa jari tengahnya menyusup lembut ke dalam liang vaginaku yang basah merekah.

    “Vagina Ibu bagus, tebel, pasti enak ‘bercinta’ sama Ibu…,” dia berbisik persis di telingaku. Suaranya sudah sangat parau, pertanda birahinya pun sama tingginya dengan aku. Aku tidak bisa bereaksi apapun lagi. Kubiarkan saja apapun yang dilakukan Sandi, hingga terasa tangan kanannya bergerak mengangkat sebelah pahaku.

    Mataku terpejam rapat, seakan tak dapat lagi membuka. Terasa nafas Sandi semakin memburu, sementara ujung lidahnya menggelitiki lubang telingaku. Tangan kirinya menggenggam dan meremas gemas buah dadaku, sementara yang kanan mengangkat sebelah pahaku semakin tinggi. Lalu…, terasa sebuah benda tumpul menyeruak masuk ke liang vaginaku dari arah belakang. Oh, my God, dia telah memasukkan rudalnya…!!!

    Sejenak aku tidak dapat bereaksi sama sekali, melainkan hanya menggigit bibir kuat-kuat. Kunikmati inci demi inci batang kemaluan Sandi memasuki liang vaginaku. Terasa penuh, nikmat luar biasa.

    “Oohh…,” sesaat kemudian aku mulai bereaksi tak karuan. Tubuhku langsung menggerinjal-gerinjal, sementara Sandi mulai memaju mundurkan tongkat wasiatnya. Mulutku mulai merintih-rintih tak terkendali.

    “Saann, penismu enaaak…!!!,” kataku setengah menjerit.

    Sandi tidak menjawab, melainkan terus memaju mundurkan rudalnya. Gerakannya cepat dan kuat, bahkan cenderung kasar. Tentu saja aku semakin menjerit-jerit dibuatnya. Batang penisnya yang besar itu seperti hendak membongkar liang vaginaku sampai ke dasar.

    “Oohh…, toloongg.., gustii…!!!”

    Sandi malah semakin bersemangat mendengar jerit dan rintihanku. Aku semakin erotis.

    “Aahh, penismu…, oohh, aarrghh…, penismuu…, oohh…!!!”

    Sandi terus menggecak-gecak. Tenaganya kuat sekali, apalagi dengan batang penis yang luar biasa keras dan kaku. Walaupun kami bersetubuh dengan posisi menyamping, nampaknya Sandi sama sekali tidak kesulitan menyodokkan batang kemaluannya pada vaginaku. Orgasmeku cepat sekali terasa akan meledak.

    “Ibu mau keluar! Ibu mau keluaaar!!” aku menjerit-jerit.

    “Yah, yah, yah, aku juga, aku juga! Enak banget ‘bercinta’ sama Ibu!” Sandi menyodok-nyodok semakin kencang.

    “Sodok terus, Saann!!!… Yah, ooohhh, yahh, ugghh!!!”

    “Teruuss…, arrgghh…, sshh…, ohh…, sodok terus penismuuu…!”

    “Oh, ah, uuugghhh… ”

    “Enaaak…, penis kamu enak, penis kamu sedap, yahhh, teruuusss…”

    Pada detik-detik terakhir, tangan kananku meraih pantat Sandi, kuremas bongkahan pantatnya, sementara paha kananku mengangkat lurus tinggi-tinggi. Terasa vaginaku berdenyut-denyut kencang sekali. Aku orgasme!

    Sesaat aku seperti melayang, tidak ingat apa-apa kecuali nikmat yang tidak terkatakan. Mungkin sudah ada lima tahun aku tak merasakan kenikmatan seperti ini. Sandi mengecup-ngecup pipi serta daun telingaku. Sejenak dia membiarkan aku mengatur nafas, sebelum kemudian dia memintaku menungging. Aku baru sadar bahwa ternyata dia belum mencapai orgasme.

    Kuturuti permintaan Sandi. Dengan agak lunglai akibat orgasme yang luar biasa, kuatur posisi tubuhku hingga menungging. Sandi mengikuti gerakanku, batang kemaluannya yang besar dan panjang itu tetap menancap dalam vaginaku.

    Lalu perlahan terasa dia mulai mengayun pinggulnya. Ternyata dia luar biasa sabar. Dia memaju mundurkan gerak pinggulnya satu-dua secara teratur, seakan-akan kami baru saja memulai permainan, padahal tentu perjalanan birahinya sudah cukup tinggi tadi.

    Aku menikmati gerakan maju-mundur penis Sandi dengan diam. Kepalaku tertunduk, kuatur kembali nafasku. Tidak berapa lama, vaginaku mulai terasa enak kembali. Kuangkat kepalaku, menoleh ke belakang. Sandi segera menunduk, dikecupnya pipiku.

    “San.. Kamu hebat banget.. Ibu kira tadi kamu sudah hampir keluar,” kataku terus terang.

    “Emangnya Ibu suka kalau aku cepet keluar?” jawabnya lembut di telingaku.

    Aku tersenyum, kupalingkan mukaku lebih ke belakang. Sandi mengerti, diciumnya bibirku. Lalu dia menggenjot lebih cepat. Dia seperti mengetahui bahwa aku mulai keenakan lagi. Maka kugoyang-goyang pinggulku perlahan, ke kiri dan ke kanan.

    Sandi melenguh. Diremasnya kedua bongkah pantatku, lalu gerakannya jadi lebih kuat dan cepat. Batang kemaluannya yang luar biasa keras menghunjam-hunjam vaginaku. Aku mulai mengerang-erang lagi.

    “Oorrgghh…, aahh…, ennaak…, penismu enak bangeett… Ssann!!”

    Sandi tidak bersuara, melainkan menggecak-gecak semakin kuat. Tubuhku sampai terguncang-guncang. Aku menjerit-jerit. Cepat sekali, birahiku merambat naik semakin tinggi. Kurasakan Sandi pun kali ini segera akan mencapai klimaks.

    Maka kuimbangi gerakannya dengan menggoyangkan pinggulku cepat-cepat. Kuputar-putar pantatku, sesekali kumajumundurkan berlawanan dengan gerakan Sandi. Pemuda itu mulai mengerang-erang pertanda dia pun segera akan orgasme.

    Tiba-tiba Sandi menyuruhku berbalik. Dicabutnya penisnya dari kemaluanku. Aku berbalik cepat. Lalu kukangkangkan kedua kakiku dengan setengah mengangkatnya. Sandi langsung menyodokkan kedua dengkulnya hingga merapat pada pahaku.

    Kedua kakiku menekuk mengangkang. Sandi memegang kedua kakiku di bawah lutut, lalu batang penisnya yang keras menghunjam mulut vaginaku yang menganga.

    “Aarrgghhh…!!!” aku menjerit.

    “Aku hampir keluar!” Sandi bergumam. Gerakannya langsung cepat dan kuat. Aku tidak bisa bergoyang dalam posisi seperti itu, maka aku pasrah saja, menikmati gecakan-gecakan keras batang kemaluan Sandi. Kedua tanganku mencengkeram sprei kuat-kuat.

    “Terus, Sayang…, teruuusss…!”desahku.

    “Ooohhh, enak sekali…, aku keenakan…, enak ‘bercinta’ sama Ibu!” Erang Sandi

    “Ibu juga, Ibu juga, vagina Ibu keenakaan…!” Balasku.

    “Aku sudah hampir keluar, Buu…, vagina Ibu enak bangeet… ”

    “Ibu juga mau keluar lagi, tahan dulu! Teruss…, yaah, aku juga mau keluarr!”

    “Ah, oh, uughhh, aku enggak tahan, aku enggak tahan, aku mau keluaaar…!”

    “Yaahh teruuss, sodok teruss!!! Ibu enak enak, Ibu enak, Saann…, aku mau keluar, aku mau keluar, vaginaku keenakan, aku keenakan ‘bercinta’ sama kamu…, yaahh…, teruss…, aarrgghh…, ssshhh…, uughhh…, aarrrghh!!!”

    Tubuhku mengejang sesaat sementara otot vaginaku terasa berdenyut-denyut kencang. Aku menjerit panjang, tak kuasa menahan nikmatnya orgasme. Pada saat bersamaan, Sandi menekan kuat-kuat, menghunjamkan batang kemaluannya dalam-dalam di liang vaginaku.

    “Oohhh…!!!” dia pun menjerit, sementara terasa kemaluannya menyembur-nyemburkan cairan mani di dalam vaginaku. Nikmatnya tak terkatakan, indah sekali mencapai orgasme dalam waktu persis bersamaan seperti itu.

    Lalu tubuh kami sama-sama melunglai, tetapi kemaluan kami masih terus bertautan. Sandi memelukku mesra sekali. Sejenak kami sama-sama sIbuk mengatur nafas.

    “Enak banget,” bisik Sandi beberapa saat kemudian.

    “Hmmm…” Aku menggeliat manja. Terasa batang kemaluan Sandi bergerak-gerak di dalam vaginaku.

    “Vagina Ibu enak banget, bisa nyedot-nyedot gitu…”

    “Apalagi penis kamu…, gede, keras, dalemmm…”

    Sandi bergerak menciumi aku lagi. Kali ini diangkatnya tangan kananku, lalu kepalanya menyusup mencium ketiakku. Aku mengikik kegelian. Sandi menjilati keringat yang membasahi ketiakku. Geli, tapi enak. Apalagi kemudian lidahnya terus menjulur-julur menjilati buah dadaku.

    Sandi lalu menetek seperti bayi. Aku mengikik lagi. Putingku dihisap, dijilat, digigit-gigit kecil. Kujambaki rambut Sandi karena kelakuannya itu membuat birahiku mulai menyentak-nyentak lagi. Sandi mengangkat wajahnya sedikit, tersenyum tipis, lalu berkata,

    “Aku bisa enggak puas-puas ‘bercinta’ sama Ibu… Ibu juga suka kan?”

    Aku tersenyum saja, dan itu sudah cukup bagi Sandi sebagai jawaban. Alhasil, seharian itu kami bersetubuh lagi. Setelah break sejenak di sore hari malamnya Sandi kembali meminta jatah dariku. Sedikitnya malam itu ada 3 ronde tambahan yang kami mainkan dengan entah berapa kali aku mencapai orgasme. Yang jelas, keesokan paginya tubuhku benar-benar lunglai, lemas tak bertenaga.

    Hampir tidak tidur sama sekali, tapi aku tetap pergi ke sekolah. Di sekolah rasanya aku kuyu sekali. Teman-teman banyak yang mengira aku sakit, padahal aku justru sedang happy, sehabis bersetubuh sehari semalam dengan bekas muridku yang perkasa.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Bokep Cewek Amoy Bisa Di Booking Ke Hotel

    Cerita Bokep Cewek Amoy Bisa Di Booking Ke Hotel


    2569 views

    <em>Cerita Sex ini berjudul ” <strong>Cerita Bokep Cewek Amoy Bisa Di Booking Ke Hotel</strong> ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2018.</em>

    Perawanku – Awal April yang lalu aku mendapat pengalaman yang mana awal mulanya aku diajak temanku untuk potong rambut di salon dekat dengan kampus, aku dengar dari masyarakat sekitar bahwa rata rata yang bekerja di salon tersebut wanitanya bisa diajak kencan, pada suatu hari pukul 15.00 kami janjian dengan temanku bertemu di salon tersebut untuk potong rambut.

    Sejenak aku melirik jam tangan, terlihat jam satu kurang beberapa menit saja dan kuputuskan untuk masuk. Seperti halnya salon-salon biasa, suasana salon ini normal tidak ada yang luar biasa dari tata ruangnya serta kegiatannya.

    Pada pertama kali aku masuk, aku langsung menuju ke tempat meja reception dan di sana aku mengatakan niat untuk potong rambut. Dikatakan oleh wanita cantik yang duduk di balik meja reception agar aku menunggu sebentar sebab sedang sibuk semua.

    Sambil menunggu, aku mencoba untuk melihat-lihat sekitar siapa tahu ada temanku, tapi tidak terlihat ada temanku di antara semua orang tersebut. Mungkin dia belum datang, pikirku. Kuakui bahwa hampir semua wanita yang bekerja di salon ini cantik-cantik dan putih dengan postur tubuh yang proporsional dan aduhai.

    Kalau boleh memperkirakan umur mereka, mereka berumur sekitar 20-30 tahun. Aku jadi teringat dengan omongan temanku, Hanni, bahwa mereka bisa diajak kencan. Namun aku sendiri masih ragu sebab salon ini benar-benar seperti salon pada umumnya.

    Setelah beberapa menit menunggu, aku ditegur oleh reception bahwa aku sudah dapat potong rambut sambil menunjuk ke salah satu tempat yang kosong. Aku pun menuju ke arah yang ditentukan. Beberapa detik kemudian seorang wanita muda nan cantik menugur sambil memegang rambutku.

    “Mas, rambutnya mau dimodel apa?” katanya sambil melihatku lewat cermin dan tetap memegang rambutku yang sudah agak panjang.

    “Mmm.. dirapi’in aja Mbak!” kataku ********

    Lalu seperti halnya di tempat cukur rambut pada umumnya, aku pun diberi penutup pada seluruh tubuhku untuk menghindari potongan-potongan rambut. Beberapa menit pertama begitu kaku dan dingin. Aku yang diam saja dan dia sibuk mulai motong rambutku. Sangat tidak enak rasanya dan aku mencoba untuk mencairkan suasana. Situs Judi Bola

    “Mbak.. udah lama kerja di sini?” tanyaku.

    “Kira-kira sudah enam bulan, Mas.. ngomong-ngomong situ baru sekali ya potong di sini?” sambungnya sambil tetap memotong rambut.

    “Iya.. kemarenan saya lewat jalan ini, terus kok ada salon, ya udah dech, saya potong di sini. Ini juga janjian sama temen, tapi mana ya kok belum datang?” jawabku sedikit berbohong.

    “Ooo..” jawabnya singkat dan berkesan cuek.

    “Hei..” terdengar suara temanku sambil menepuk pundak.

    “Eh.. elo baru dateng?” tanyaku.

    “Iya nih.. tadi di bawah jembatan macet, mm.. gue potong dulu yach..” jawabnya sambil berlalu.

    Ngobrol punya ngobrol, akhirnya kami dekat, dan belakangan aku tahu Siska namanya, 22 tahun, dia kost di daerah situ juga, dia orang Manado, dia enam bersaudara dan dia anak ketiga. Kami pun sepakat untuk janjian ketemu di luar pada hari Senin.

    Untuk pembaca ketahui setiap hari Senin, salon ini tutup. Setelah aku selesai, sambil memberikan tips sekedarnya, aku menanyakan apakah ia mau aku ajak makan. Dia menyanggupi dan ia menulis pada selembar secarik kertas kecil nomor teleponnya.

    Sambil menunggu Hanni, aku ngobrol dengan Siska, aku sempat diperkenalkan oleh beberapa temannya yang bernama Susi, Icha dan Yana. Ketiganya cantik-cantik tapi Siska tidak kalah cantik dengan mereka baik itu parasnya juga tubuhnya.

    Susi, ia berambut agak panjang dan pada beberapa bagian rambutnya dicat kuning. Icha, ia agak pendek, tatapannya agak misterius, dadanya sebesar Siska namun karena postur tubuhnya yang agak pendek sehingga payudaranya membuat ngiler semua mata laki-laki untuk menikmatinya.

    Sedangkan Yana, ia tampak sangat merawat tubuhnya, ia begitu mempesona, lingkar pinggangnya yang sangat ideal dengan tinggi badannya, pantatnya dan dadanya-pun sangat proporsional.

    Akhirnya kami ketemu pada hari Senin dan di tempat yang sudah disepakati. Setelah makan siang, kami nonton bioskop, filmnya Jennifer Lopez, The Cell. Wah, cakep sekali ini orang, batinku mengagumi kecantikan Siska yang waktu itu mengenakan kaos ketat berwarna biru muda ditambah dengan rompi yang dikancingkan dan dipadu dengan celana jeans ketat serta sandal yang tebal. Kami serius mengikuti alur cerita film itu,

    Hingga akhirnya semua penonton dikagetkan oleh suatu adegan. Siska tampak kaget, terlihat dari bergetarnya tubuh dia. Entah ada setan apa, secara reflek aku memegang tangan kanannya. Lama sekali aku memegang tangannya dengan sesekali meremasnya dan ia diam saja.

    Singkat cerita, aku mengantarkan dia pulang ke kostnya, di tengah jalan Siska memohon kepadaku untuk tidak langsung pulang tapi putar-putar dulu. Kukabulkan permintaannya karena aku sendiri sedang bebas, dan kuputuskan untuk naik tol dan putar-putar kota Jakarta. Sambil menikmati musik, kami saling berdiam diri, hingga akhirnya Siska mengatakan,

    “Mmm.. Will, aku mau ngomong sesuatu sama kamu, memang semua ini terlalu cepat, Will.. aku suka sama kamu..” katanya pelan tapi pasti.

    Seperti disambar petir mendengar kata-katanya, dan secara reflek aku menengok ke kiri melihat dia, tampaknya dia serius dengan apa yang barusan ia katakan. Dia menatap tajam.

    “Apa kamu sudah yakin dengan omonganmu yang barusan, Tel?” tanyaku sambil kembali konsentrasi ke jalan.

    “Aku nggak tau kenapa bahwa aku merasa kamu nggak kayak laki-laki yang pernah aku kenal, kamu baik, dan kayaknya perhatian and care. Aku nggak mau kalo setelah aku pulang ini, kita nggak bisa ketemu lagi, Will. Aku nggak mau kehilangan kamu,” jawabnya panjang lebar.

    “Mmm.. kalo aku boleh jujur sich, aku juga suka sama kamu, Tel.. tapi kamu mau khan kalo kita nggak pacaran dulu?” tegasku

    “Ok, kalo itu mau kamu, mm.. boleh nggak aku ‘sun’ kamu, bukti bahwa aku nggak main-main sama omonganku yang barusan?” tanyanya.

    Wah rasanya seperti mau mati, jantungku mau copot, nafas jadi sesak. Edan ini anak, seperti benar-benar! Sekali lagi, aku menengok ke kiri melihat wajahnya yang bulat dengan bola mata yang berwarna coklat, dia menatapku tajam dan serius sekali.

    “Sekarang?” tanyaku sambil menatap matanya, dan dia menganguk pelan.

    “OK, kamu boleh ‘sun’ aku,” jawabku sambil kembali ke jalanan.

    Beberapa detik kemudian dia beranjak dari tempat duduknya dan mengambil posisi untuk memberi sebuah “sun” di pipi kiriku. Diberilah sebuah ciuman di pipi kiriku sambil memeluk. Lama sekali ia mencium dan ditempelkannya payudaranya di lengan kiriku.

    Ooh, empuk sekali, mantap!Payudaranya yang cukup menantang itu sedang menekan lengan kiriku. Edan, enak sekali, aku jadi terangsang nih. Secara otomatis batang kemaluanku pun mengeras. Dengan pelan sekali, Siska berbisik, “Will, aku suka sama kamu,” dan ia kembali mencium pipiku dan tetap menekan payudaranya pada lengan kiriku.

    Konsentrasiku buyar, sepertinya aku benar-benar sudah terangsang dengan perlakuan Siska, dan beberapa kendaraan yang melaluiku melihat ke arahku menembus kaca filmku yang hanya 50%. “Kamu terangsang ya, Will?” tanyanya pelan dan agak lirih.

    Aku tidak menjawab. Tangan kirinya mulai mengelus-elus badanku dan mengarah ke bawah. Aku sudah benar-benar terangsang. Sekali lagi Siska berbisik, “Will, aku tau kamu terangsang, boleh nggak aku lihat punyamu? punya kamu besar yach!” aku mengangguk.

    Dibukalah celana panjangku dengan tangan kirinya, seperti ia agak kesulitan pada saat ingin membuka ikat pinggangku sebab dia hanya menggunakan satu tangan. Aku bantu dia membuka ikat pinggang setelah itu aku kembali memegang setir mobil.

    Dielus-elus batang kemaluanku yang sudah keras dari luar. Tidak lama kemudian ditelusupkan telapak kirinya ke dalam dan digenggamlah kemaluanku. “Ooohh..” desahku pelan. Sedikit demi sedikit wajahnya bergerak.

    Pertama, ia cium bibirku dari sebelah kiri lalu turun ke bawah. Ia cium leherku, dan ia sempat berhenti di bagian dadaku, mungkin ia menikmati aroma parfum BULGARI-ku. Ia makin turun dan turun ke bawah. Beberapa kali Siska melakukan gerakan mengocok kemaluanku.

    Pertama-tama dijilatinya pangkal batang kemaluanku lalu merambat naik ke atas. Ujung lidahnya kini berada pada bagian biji kejantananku. Salah satu tangannya menyelinap di antara belahan pantatku, menyentuh anusku, dan merabanya.

    Siska melanjutkan perjalanan lidahnya, naik semakin ke atas, perlahan-lahan. Setiap gerakan nyaris dalam beberapa detik, teramat perlahan. Melewati bagian tengah, naik lagi. Ke bagian leher batangku. Kedua tanganku tak kusadari sudah mencengkeram setir mobil.

    Ujung lidahnya naik lebih ke atas lagi. Pelan-pelan setiap jilatannya kurasakan bagaikan kenikmatan yang tak pernah usai, begitu nikmat, begitu perlahan. Setiap kali kutundukkan wajahku melihat apa yang dilakukannya setiap kali itu pula kulihat Siska masih tetap menjilati kemaluanku dengan penuh nafsu.

    Sesaat Siska kulihat melepaskan tangannya dari kemaluanku, ia menyibakkan rambutnya ke samping tiga jarinya kembali menarik bagian bawah batang kemaluanku dengan sedikit memiringkan kepalanya. Siska kemudian mulai menurunkan wajahnya mendekati kepala kejantananku.

    Ia mulai merekahkan kedua bibirnya, dengan berhati-hati ia memasukkan kepala kemaluanku ke dalam mulutnya tanpa tersentuh sedikitpun oleh giginya. Kemudian bergerak perlahan-lahan semakin jauh hingga di bagian tengah batang kemaluanku. Saat itulah kurasakan kepala kejantananku menyentuh bagian lidahnya.

    Tubuhku bergetar sesaat dan terdengar suara khas dari mulut Siska. Kedua bibirnya sesaat kemudian merapat. Kurasakan kehangatan yang luar biasa nikmatnya mengguyur sekujur tubuhku. Perlahan-lahan kemudian kepala Siska mulai naik.

    Bersamaan dengan itu pula kurasakan tangannya menarik turun bagian bawah batang tubuh kejantananku hingga ketika bibir dan lidahnya mencapai di bagian kepala, kurasakan bagian kepala itu semakin sensitif.

    Begitu sensitifnya hingga bisa kurasakan kenikmatan hisapan dan jilatan Siska begitu merasuk dan menggelitik seluruh urat-urat syaraf yang ada di sana. Kuraba punggungnya dengan tangan kiriku, kuelus dengan lembut lalu mengarah ke bawah.

    Kudapatkan payudara sebelah kanan. Kubuka telapak tanganku mengikuti bentuk payudaranya yang bulat. Kuremas dengan lembut. Kubuka satu persatu kancing rompinya, dan kembali aku membuka tepak tangan mengikuti bentuk payudaranya.

    Sambil tetap mengulum, tangan kanannya bergerak menyentuh tanganku, ia tarik baju ketatnya dari selipan celana panjangnya. Dipegangnya tanganku dan diarahkannya ke dalam. Di balik baju ketatnya, aku meremas-remas payudaranya yang masih terbungkus BH. Kuremas satu persatu payudaranya sambil mendesah menikmati kuluman pada kemaluanku.

    Kuremas agak kuat dan Siska pun berhenti mengulum sekian detik lamanya. Kuelus-elus kulit dadanya yang agak menyembul dari BH-nya dengan sesekali menyelipkan salah satu jariku di antara payudaranya yang kenyal.

    “Aghh..” desahku menikmati kuluman Siska yang makin cepat. Aku turunkan BH-nya yang menutupi payudara sebelah kanan, aku dapat meraih putingnya yang sudah mengeras. Kupilin dengan lembut.

    “Ooh.. esst..” desahnya melepas kuluman dan terdengar suara akibat melepaskan bibirnya dari kemaluanku.

    Menjilat, menghisap, naik turun. Ia begitu menikmatinya. Begitu seterusnya berulang-ulang. Aku tak mampu lagi melihat ke bawah. Tubuhku semakin lama semakin melengkung ke belakang kepalaku sudah terdongak ke atas. Kupejamkan mataku.

    Siska begitu luar biasa melakukannya. Tak sekalipun kurasakan giginya menyentuh kulit kejantananku. Gila, belum pernah aku dihisap seperti ini, pikirku. Pikiranku sudah melayang-layang jauh entah ke mana. Tak kusadari lagi sekelilingku oleh gelombang kenikmatan yang mendera seluruh urat syaraf di tubuhku yang semakin tinggi.

    Aku berhenti sejenak meraba payudaranya. Kutengok ke bawah, tangan kanannya menggenggam dengan erat persis di bagian leher batang kemaluanku, dan ia terlihat tersenyum kepadaku. “Kamu luar biasa, Tel,” bisikku sambil menggeleng-gelengkan kepala terkagum-kagum oleh kehebatannya. Siska tersenyum manis dan berkesan manja.

    “Eh, bisa keluar aku kalo kamu kayak gini terus,” bisikku lagi merasakan genggaman tangannya yang tak kunjung mengendur pada kemaluanku. Siska tersenyum.

    “Kalo kamu udah nggak pengen keluar, keluarin aja, nggak usah ditahan-tahan,” jawabnya dan setelah itu menjulurkan lidahnya keluar dan mengenai ujung batang kemaluanku. Rupanya ia mengerti aku sedang berjuang untuk menahan ejakulasiku.

    “Aaghh..” desahku agak keras menahan rasa ngilu. Bukan kepalang nikmat yang kurasakan, tubuhnya bergerak tidak karuan, seiring dengan gerakan kepalanya yang naik turun, kedua tangannya tak henti-henti meraba dadaku, terkadang ia memilin kedua puting susuku dengan jarinya, terkadang ia melepaskan kuluman untuk mengambil nafas sejenak lalu melanjutkannya lagi.

    Semakin lama gerakannya makin cepat. Aku sudah berusaha semaksimal untuk menahan ejakulasi. Kualihkan perhatianku dari payudaranya. Aku meraba ke arah bawah. Kubuka kancing celananya. Agak lama kucoba membuka dan akhirnya terlepas juga. Pelan-pelan kuselipkan tangan kiriku di balik celana dalamnya.

    Aku dapat rasakan rambut kemaluannya tipis. Mungkin dipelihara, pikirku dalam hati. Kuteruskan agak ke bawah. Siska mengubah posisinya. Tadinya ia yang hanya bersangga pada satu sisi pantatnya saja, sekarang ia renggangkan kedua kakinya.

    Dengan mudah aku dapat menyentuh kemaluannya. Beberapa saat telunjukku bermain-main di bagian atas kemaluannya. Aku naik-turunkan jari telunjukku. Ugh, nikmat sekali nih rasanya, pikirku. Sesekali kumasukkan telunjukku ke dalam lubang kemaluannya.

    Aku jelajahi setiap milimeter ruangan di dalam kemaluan Siska. Aku temukan sebuah kelentit di dalamnya. Kumainkan klitoris itu dengan telunjukku. Ugh, pegal juga rasanya tangan kiriku. Sejenak kukeluarkan jariku dari dalam. Lalu aku menikmati setiap kuluman Siska. Rasanya sudah beberapa tetes spermaku keluar. Aku benar-benar dibuat mabuk kepayang olehnya.

    Kembali kumasukkan jariku, kali ini dua jari, jari telunjuk dan jari tengahku. Pada saat aku memasukkan kedua jariku, Siska tampak melengkuh dan mendesah pelan. Semakin lama semakin cepat aku mengeluar-masukkan kedua jariku di lubang kemaluannya dan Siska beberapa menghentikan kuluman pada batang kemaluanku sambil tetap memegang batang kemaluanku.

    Entah sudah berapa orang yang melihat kegiatan kami terutama para supir atau kenek truk yang kami lewati, namun aku tidak peduli. Kenikmatan yang kurasakan saat itu benar-benar membiusku sehingga aku sudah melupakan segala sesuatu.

    Kembali Siska menjilat, menghisap dan mengulum batang kemaluanku dan entah sudah berapa lama kami melakukan ini.

    Kutundukkan kepalaku untuk melihat yang sedang dikerjakan Siska pada kemaluanku. Kali ini Siska melakukan dengan penuh kelembutan, ia julurkan lidahnya hingga mengenai ujung kepala kemaluanku lagi. Ia memutar-mutarkan lidahnya tepat di ujung lubang kemaluanku.

    Sungguh dashyat kenikmatan yang kurasakan. Beberapa kali tubuhku bergetar namun ia tetap pada sikapnya. Sesekali ia masukkan semua batang kemaluanku di dalam mulutnya dan ia mainkan lidahnya di dalam. “Ooh.. Tel.. enakk..” desahku sambil melepaskan tangan kiriku dari lubang kemaluannya. Kupegang kepalanya mengikuti gerakan naik turun.

    “Siska, aku sudah nggak tahann..” kataku agak lirih menahan ejakulasi. Namun gerakan Siska makin cepat dan beberapa kali ia buka matanya namun tetap mengulum dan terdengar suara-suara dari dalam mulutnya.

    “Aaagghh..” desahku keras diiringi dengan keluarnya sperma dari dalam batang kemaluanku di dalam mulutnya. Keadaan mobil kami saat itu sedikit tersentak oleh pijakan kaki kananku. Aku menikmati setiap sperma yang keluar dari dalam kemaluanku hingga akhirnya habis. Siska tetap menjilati kemaluanku dengan lidahnya.

    Dapat kurasakan lidahnya menyapu seluruh bagian kepala kemaluanku. Ugh, nikmat sekali rasanya. Setelah membersihkan seluruh spermaku dengan lidahnya, Siska bergerak ke atas. Kulihat dia, tampak ada beberapa spermaku menempel di sebelah kanan bibirnya dan pipi kirinya.

    Aku mulai bergerak memperbaiki posisi dudukku, perlahan-lahan. Sambil tetap digenggamnya batang kemaluanku yang sudah lemas, Siska beranjak ke atas melumat bibirku, masih terasa spermaku. Sekian detik kami bercumbu dan aku memejamkan mata.

    Akhirnya ia merapikan posisinya, ia duduk dan merapikan pakaiannya. Aku pun merapikan pakaianku sekedarnya. Aku kenakan celana panjangku namun tidak kumasukkan kemejaku.

    Beberapa hari setelah itu, aku main ke kost Siska dan pada saat itu pula kami mengikat tali kasih. Awal bulan Maret lalu Siska kembali dari Manado setelah 2 minggu ia berada di sana dan ia tidak kembali lagi bekerja di salon itu.

    Sekarang kami hidup bersama di sebuah tempat di daerah Grogol, sekarang ia diterima sebagai operator di salah satu perusahaan penyedia jasa komunikasi handphone. Sedangkan aku tetap sebagai animator yang bekerja di sebuah perusahaan di daerah Kedoya tapi aku harus meninggalkan kostku.

    Setelah kami hidup seatap, Siska mengakui padaku bahwa selama enam bulan ia bekerja di salon itu, ia pernah melayani pelanggannya dan ia mengatakan bahwa semua pekerja yang bekerja di salon itu juga pekerja seks. Siska tidak mengetahui bagaimana asal mulanya.

    Siska sendiri tidak tahu apakah salon merupakan sebuah kedok atau seks adalah sebuah tambahan. Dia mengatakan bahwa untuk mengajak keluar salah satu karyawati di situ, seseorang harus membayar di muka sebesar Rp 500.000.

    Rasanya Jakarta hanya milik kami berdua, tiap malam setelah mandi sepulang dari kerja atau setelah makan malam, kami melakukan hubungan seks. Entah sampai kapan semua ini akan berakhir. Kami sungguh menikmati setiap hari yang akan kami lalui dan telah kami lalui bersama.

    Aku sungguh tidak peduli dengan asal-usulnya pekerjaan Siska sebab makin hari aku makin terbius oleh kenikmatan seks dan mataku seolah-seolah tertutup oleh rasa sayangku pada dia.

    Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Terbaru 2018.
  • Cerita Bokep Pemerkosaan Rini Disebuah Desa Kecil

    Cerita Bokep Pemerkosaan Rini Disebuah Desa Kecil


    2567 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Pemerkosaan Rini Disebuah Desa Kecil ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2017.

    Perawanku – ketika Rini sedang berlibur disebuah desa, Tiba2 hujan turun dengan deras. Rini melihat sebuah teras rumah dan berteduh di terasnya. Tanpa disengaja Rini melihat sesosok pria sedang dipukuli oleh sekelompok orang. Tiba2 pintu rumah terbuka dan seseorang keluar dan membentak Rini an menyergapnya masuk ke dalam rumah.

    Seorang pria yang rambutnya dikuncir ke belakang dan berwajah kasar menyeret tubuh Rini yang meronta-ronta berusaha untuk lepas.

    Pria berambut kucir itu segera membekap mulut gadis itu dan meminting tangannya ke belakang agar tidak berteriak lagi.

    “Siapa nih!?” tanya Munarman pada pria itu.

    “Dia ada di halaman samping Bos, waktu saya panggil dia lari…dia pasti udah liat semuanya” jawab pria itu.

    “Ngapain lu disini hah!?” bentak Munarman.
    “Mmhh…saya…saya cuma lewat mau pulang ke vila, tapi hujan tambah besar jadi saya kepaksa berteduh dulu…tolong lepasin saya, bener saya ga liat apa-apa!” jawab gadis itu ketakutan, matanya yang indah mulai berkaca-kaca.

    “Bohong Bos, dia pasti udah denger dan liat semuanya!” potong si rambut kuncir, “untung tadi saya sigap”

    “Gimana nih Bos sekarang?” tanya Irsyad menunggu perintah.

    Munarman mengelus-elus dagunya yang berjenggot kambing itu sambil memandangi gadis itu. Usianya masih muda sekitar awal 20an, dari penampilannya sepertinya ia seorang mahasiswi. Parasnya sungguh cantik dengan rambut hitam yang lurus dan panjang, tubuhnya yang langsing dibungkus oleh kaos hitam tanpa lengan dilapisi cardigan pink untuk melindungi dari udara malam serta bawahan berupa celana pendek longgar yang menggantung sejengkal di atas lutut sehingga memperlihatkan pahanya yang jenjang dan mulus. Pakaian dan rambutnya agak basah terkena hujan, nampaknya ia memang bermaksud berteduh.

    “Siapa namalu manis?” tanya Munarman mendekati dan mengelus pipi gadis itu.
    “Kalau ditanya jawab hah! Siapa nama lo!?” bentaknya melihat gadis itu terdiam ketakutan.

    “Saya…Rini, tolong lepaskan saya, saya gak akan bilang siapa-siapa” ibanya tanpa bisa menahan air matanya yang menetes membasahi pipi.

    “Rini heh, nama yang indah, seindah rupanya hahaha!” Munarman mengangkat dagu gadis itu, menatapi wajah cantik itu sambil tertawa disambut tawa kedua anak buahnya.

    Rabaan Munarman dari pipinya merambat turun ke leher, bahu, hingga akhirnya payudara kiri Rini.

    “Jangan…jang…eemmhphp!” jeritan Rini langsung terhambat karena si pria berkucir kembali membekap mulutnya.

    “Buka mulutnya Di, biar aja dia teriak…ayo teriak, ga akan ada yang denger suara lu, daerah ini sepi dan lagi hujan!” kata Munarman sambil tangannya mulai meremasi payudara gadis itu.

    “Ayo kita nikmatin dulu cewek cantik ini, sayang kan yang bening gini lepas gitu aja…

    “Siap Bos…kita juga kebagian kan, capek nih dari tadi mukulin melulu hehehe!” Irsyad nampak antusias dan tersenyum mesum, demikian pula Muchdi, temannya yang rambutnya dikucir itu.

    “Hehe…emang Bos dingin-dingin gini paling enak ya ngentot!” sahut Muchdi yang tangannya mulai ikut menggerayangi tubuh Rini. Nexiabet

    “Hentikan! Jangan lakukan itu!” jerit Rini sambil meronta berusaha melepaskan diri, namun tenaganya bukanlah tandingan kedua pria itu yang telah menghimpit tubuhnya.

    Ia menggeleng-gelengkan kepalanya menghindari Munarman yang hendak melumat bibirnya, sementara tangan-tangan kasar mereka sudah bergerilya di tubuhnya. Dalam satu kesempatan ketika kuncian Muchdi mengendur karena sibuk menggerayangi tubuhnya, Rini berhasil menendang perut Munarman dengan lututnya sehingga pria itu terhuyung ke belakang sambil mengaduh memegangi perutnya. Gadis itu buru-buru lari ke arah pintu, namun baru saja beberapa langkah sebuah tangan menariknya ke belakang. Irsyad yang baru saja mengencangkan ikatan Robby dan mengikat mulutnya, rupanya bertindak cukup sigap. Ia berhasil menggapai cardigan gadis itu, menariknya hingga lepas dari tubuhnya. Sesaat kemudian gadis itu sudah berada dalam dekapannya.

    “Bajingan! Lepaskan saya!” jerit Rini memakinya.

    “Huehehe…mau kemana Rini…emmhh…uuh!” Irsyad memperkuat dekapannya sambil berusaha menciumi leher dan tenguk gadis itu.

    “Plak! Aawww!” rintih Rini ketika telapak tangan Munarman yang marah mendarat di pipinya.

    “Diam perek!” bentaknya.

    Air mata gadis itu makin mengucur membasahi pipinya ketika tangan Munarman membetot keras kaosnya hingga robek. Mata ketiga pria bejat itu melotot melihat buah dada gadis itu yang masih terlindung di balik bra kremnya. Tubuh Rini bergetar saat Irsyad menyusupkan tangannya ke balik branya dan mulai meremas payudaranya dengan kasar, jarinya sesekali menjepit dan memelintir putingnya.

    “Wuih…ini bener-bener mantep Bos, montok bener!” celoteh Irsad.

    Rini semakin menangis mengiba dan menjerit ketika Munarman menarik lepas branya. Terlihat dua buah payudara Rini yang bulat dan masih kencang. “Wow…kenceng bener tetek lo Rini! Enak tuh klo kita remes dan isep-isep. Hahahaha……”. “Liat putingnya juga masih kecil. Nanti gw bikin keras dan mancung biar lebih seksi” celoteh Munarman.
    “Jangan nangis sayang, kita kan mau bersenang-senang. Hahaha….!” kata Munarman sambil meremas payudaranya, “yang gini nih yang gua suka, bener-bener seger!”

    “Ayo Rini, abang bisa kok bikin Non Rini kejang-kejang keenakan huehehehe!” Muchdi mendekatinya dan mulai menggerayangi tubuh atasnya yang sudah topless.

    Desahan gadis itu di sela-sela tangisannya membuat ketiga pria bejat yang mengerubunginya semakin bernafsu. Tangan Muchdi kini merambat turun ke bawah, menyusup masuk ke pinggang celana pendek yang dikenakan gadis itu. Rini merasakan tangan kasar pria itu menyentuh permukaan vaginanya, jari-jarinya mengelusi bibir vaginanya. Tubuhnya menggelinjang ketika jari-jari itu menyusup ke vaginanya dan mulai bergerak keluar masuk menggeseki dinding vaginanya. Pada saat yang sama, Munarman menundukkan badannya dan melumat payudara Rini dengan gemas.

    “Mmhhh…lepaskan…aaahhh-aahh….jangan!” ia mulai mendesah tak tertahankan.

    Irsyad menyibakkan rambut panjang gadis itu ke kanan agar bisa menjilati dan mencupang leher sebelah kirinya. Lidah Irsyad yang kasar dan basah itu menyapu telak kulit lehernya membuat bulu kuduk gadis itu merinding. Mereka lalu menyeret tubuh Rini dan membaringkannya di atas sebuah meja kayu di ruangan itu. Munarman yang mengambil posisi di antara paha gadis itu menarik lepas celana pendek berikut dalamannya. Kini vagina Rini yang ditumbuhi bulu-bulu hitam lebat terekpos sudah membuat mata ketiga pria bejat itu nanar menatapinya.

    “Wah…gua suka yang kaya gini, jembut lebat, bibirnya rapet!” sahut Munarman sambil meraba kemaluan gadis itu yang sudah agak basah karena dipermainkan Muchdi tadi.

    Ia lalu menusukkan jari tengahnya ke liang vagina Rini sehingga tubuh gadis itu mengejang dan jeritan kecil keluar dari mulutnya. Dengan gemas Munarman memutar-mutar jarinya mengobok-obok vagina gadis itu. Tanpa bisa tertahankan Rini menggelinjang, ia memohon agar mereka tidak meneruskan perbuatannya sambil diiringi desahan-desahan yang justru membuat mereka semakin nafsu.

    Sementara Muchdi dan Irsyad juga tidak tinggal diam, mereka ikut menggerayangi tubuh mulus Rini yang sudah terbaring tak berdaya. Irsyad mencaplok payudara kiri gadis itu dan mengemut-emutnya, dihisap dan digigitinya puting susu itu hingga pemiliknya semakin menggelinjang dan mendesah tak karuan.

    Rini menggeleng-gelengkan kepalanya ketika Muchdi hendak menciumnya, tapi reaksinya malah membuat pria itu tertawa-tawa lalu menjenggut rambut panjangnya, lidahnya langsung menyapu pipinya yang halus lalu menempel pada bibir tipis gadis itu. ‘eeemmhhh….eemmm!’ Rini mengatupkan mulutnya menolak diciumi Muchdi, namun rangsangan pada sekujur tubuhnya membuatnya tak tahan untuk tidak mendesah, Muchdi sendiri saat itu juga aktif menggerayangi lekuk-lekuk tubuh gadis itu. Mulut Rini yang tertutup pun kian mengendur hingga akhirnya Muchdi berhasil memasukkan lidahnya ke mulut gadis itu dan mencumbuinya dengan liar.

    Lidah Muchdi mengais-ngais mulut Rini dan menyapu rongga mulutnya, ludah mereka saling bertukar dan tanpa sadar Rini pun mulai ikut memainkan lidahnya beradu dengan lidah pria itu karena libidonya semakin naik tanpa dapat ia kendalikan. ‘Eeenngghhh!’ lenguh gadis itu di tengah percumbuannya karena merasakan ada benda hangat basah menyentuh bibir vaginanya. Ia menggerakkan bola matanya melirik ke bawah sana dimana Munarman tengah membenamkan wajahnya agar dapat melumat vaginanya.

    Sensasi geli segera timbul dari bawah sana menjalar ke syaraf-syaraf kenikmatan di tubuhnya dan membuat birahinya semakin naik tanpa dapat ia kendalikan. Lidah Munarman menyapu telak bibir vaginanya lalu menyusup masuk menggelitik dinding bagian dalamnya.

    “Uuuummhh…gurih, bener-bener hoki kita hari ini bisa nikmatin yang sedap gini hahaha!” celoteh Munarman di tengah lumatannya terhadap kewanitaan Rini.

    Dengan dua jari ia membuka bibir vagina gadis itu semakin lebar sehingga menampakkan warna merah merekah. Sementara Irsyad terus menjilati kedua payudaranya secara bergantian, sebentar saja kedua gunung kembar itu sudah basah oleh ludahnya, bekas gigitan memerah juga tampak pada beberapa bagian.
    Setelah hampir lima menit bercumbu, Muchdi melepaskan mulutnya dari Rini. Gadis itu bernafas terengah-engah sambil terisak dan mendesah. Belum terlalu lama ia mengambil udara segar Muchdi sudah menarik rambutnya sehingga kepalanya kini terjuntai ke bawah di tepi meja dan pandangannya terbalik.

    “Aaah…jangg….eeemmphhh…mm mm!” kata-katanya terputus karena Muchdi menjejalkan penisnya ke mulut gadis itu.

    Pria itu memaju-mundurkan penisnya pada mulut Rini seperti menyetubuhinya, kedua kantung pelirnya menampar-nampar hidung gadis itu, aroma tak sedap segera menyergap hidungnya. Namun Rini tidak punya pilihan lain selain beradaptasi mengisap penis di mulutnya. Tubuhnya menggelinjang-gelinjang di atas meja kayu itu tanpa dapat ditahannya. Tangan-tangan kasar dan lidah-lidah para pria bejat itu terus merangsang tubuhnya. Di bawah sana, lidah Munarman menjelajah semakin dalam ke dalam vagina Rini dan menemukan klitorisnya. Daging kecil yang sensitif itu digigitnya pelan dan dihisap-hisap, kontan Rini pun semakin menggelinjang dan mendesah tak karuan dibuatnya.

    “Eemmhhh….eemmmm!” dari mulutnya yang dijejali penis Muchdi terdengar desahan tertahan.

    Sebentar saja Rini merasakan vaginanya makin berdenyut-denyut hendak mengeluarkan cairan klimaksnya. Akhirnya…ssrrrr…cairan bening dan hangat itu meleleh dengan derasnya dibarengi dengan mengejangnya tubuh gadis itu. Dengan rakus, Munarman menyeruput cairan itu seperti orang kehausan.

    “Ssshhrrppp…ssllluurrpp…i ni baru sip, hhmmm udah ga sabar gua jejelin ****** gua kesini!” kata Munarman setelah puas menyeruput cairan kewanitaan Rini.

    Setelah itu ia buru-buru membuka celana dan mengeluarkan penisnya yang sudah mengeras lalu mengarahkan kepalanya ke belahan bibir vagina gadis itu yang sudah becek siap melakukan penetrasi. Saat itu Rini yang masih mengulum penis Muchdi membelakkan mata merasakan sebuah benda tumpul menyeruak masuk ke vaginanya.

    Munarman melenguh keenakan merasakan himpitan dinding vagina Rini yang begitu sempit dan bergerinjal-gerinjal. Tak lama kemudian ia mulai mengocok penisnya keluar masuk, mula-mula pelan hingga frekuensi genjotannya main naik dan menimbulkan bunyi kecipak dari gesekan alat kelamin mereka dan cairan dari vagina gadis itu. Tubuh Rini tergoncang-goncang, demikian pula sepasang payudaranya sehingga nampak makin menggemaskan, sepasang gunung kembar itu tidak pernah lepas dari tangan dan mulut mereka.

    “Hhuuuhh…seret banget…uuhh…ini baru top!” sahut Munarman sambil menyetubuhi Rini semakin liar.

    “Sepongannya juga sip Bos…edan kaya diisep-isep nih!” timpal Muchdi yang penisnya sedang dioral oleh gadis itu.

    “Gantian dong Di, gua juga pengen nyicipin, kayanya enak tuh ya!”

    Muchdi mempersilakan Irsyad mengambil posisinya karena ia sendiri tidak ingin buru-buru keluar sebelum menikmati hidangan utamanya yaitu mencoblos vagina gadis itu. Pria berambut cepak itu segera meraih kepala Rini, gadis itu sempat mengambil udara segar sebentar dan sedikit terbatuk-batuk sebelum akhirnya mulutnya kembali dijejali penis, kali ini oleh Irsyad, pria itu memegangi kepalanya sehingga kini kepala gadis itu tidak lagi terjuntai terbalik yang membuatnya tidak nyaman.

    “Sudah…saya mo…hhhmmmhh!” Irsyad memasukkan penisnya dengan paksa ke mulut gadis itu dan memotong kata-katanya.

    Irsyad mendesah nikmat merasakan mulut gadis itu memanjakan penisnya dengan ludahnya yang hangat dan lidahnya. Rini nampak kewalahan karena penis Irsyad diameternya lebih lebar daripada milik Muchdi. Dengan susah payah Rini mencoba menggerakkan lidahnya menyapu kepala penis itu.

    “Uuuhh…mantap Rini, yah…jilatin terus…emuthh!” desah pria itu sambil meremasi rambut Rini.

    Muchdi menarik kursi ke dekat meja itu lalu duduk di atasnya, ia mengamat-amati tubuh mulus Rini yang sudah mulai berkeringat dan mengelusinya dengan kagum. Lidahnya terjulur keluar menjilati wilayah puting gadis itu sementara tangannya yang satu meremasi payudaranya yang sebelah. Di sisi lain, Munarman semakin cepat menggoyangkan pinggulnya menyodok-nyodok vagina Rini dengan penisnya. Mulut pria itu menceracau tak karuan hingga akhirnya melenguh panjang, ia menekankan penisnya dalam-dalam ketika mencapai klimaks.

    Akhirnya setelah dua puluh menitan menggarap Rini, Munarman tidak bisa lagi menahan keluarnya spermanya yang mengisi vagina gadis itu. Pada saat hampir bersamaan, Rini pun kembali berorgasme, nafasnya mendengus-dengus, erangan tertahan terdengar dari mulutnya yang tengah dijejali penis, tubuh telanjangnya hanya bisa menggelinjang-gelinjang menyebabkan dadanya makin membusung dan membuat Muchdi yang sedang menyusu semakin bernafsu dibuatnya.

    Terdengar suara ‘plok’ saat Munarman menarik lepas penisnya dari vagina Rini, liang vagina gadis itu ternganga selama beberapa saat sebelum menutup kembali, cairan orgasmenya meleleh keluar dari liang itu bercampur dengan cairan kental berwarna putih susu membasahi selangkangan dan meja di bawahnya.
    “Ayo siapa mau coba nih!” sahut Munarman seusai melampiaskan nafsunya.

    “Gua Boss…gua dah konak nih daritadi!” Muchdi buru-buru mengambil posisi di antara kedua paha Rini, “eh, Syad…turunin dulu dong, gua mau gaya doggy nih, biar lebih enak!”

    Irsyad yang sedang asyik menikmati penisnya dikulum membantunya menurunkan tubuh gadis itu ke lantai. Rini berusaha beringsut untuk menjauh dari mereka, namun ia harus pasrah mendapati kenyataan bahwa tubuhnya sudah terlalu lemas untuk itu, belum lagi ditambah rasa nyeri pada vaginanya yang baru saja dibombardir penis Munarman.

    Muchdi mengatur tubuh Rini menungging di lantai kayu itu dengan bertumpu pada kedua lutut dan siku tangannya. Tak lama kemudian kepala penisnya sudah membelah vagina gadis itu.
    “Ooohh…sakit!” Rini mendesah lirih, “Aahhkk!!” Muchdi menyentakkan pinggulnya kuat-kuat setelah penisnya menancap setengahnya hingga benda itu melesak masuk dan gadis itu menjerit.

    Tanpa memberi kesempatan pada gadis itu untuk beradaptasi, Muchdi menyodok-nyodokkan penisnya dengan buas. Nampak sepasang payudara Rini terayun-ayun seirama goncangan tubuhnya menciptakan suasana yang semakin erotis. Tangan kiri Muchdi meraih payudara itu dan meremasinya sambil terus menyodoknya dari belakang. Erangan Rini semakin keras, matanya merem-melek, secara refleks ia juga turut menggerakkan pinggulnya mencari kenikmatan. Munarman dan Irsyad tertawa-tawa melihat reaksi gadis itu.

    “Hahaha…tuh kan jadi ketagihan, tadi nangis-nangis minta dilepasin sekarang malah pengen dientot!” ejek Munarman.

    “Biasa Bos…belum tau enaknya dia hahaha!” timpal Irsyad.

    Sodokan Muchdi semakin cepat, lenguhannya bercampur dengan erangan Rini memenuhi ruangan itu, ditambah lagi dengan bunyi tumbukan alat kelamin mereka, ‘plok…plok…plok!’. Sementara itu, Robby yang terikat tak berdaya hanya bisa menyaksikan gadis itu diperkosa tanpa bisa berbuat apa-apa. Sebenarnya ia merasa sangat kasihan dan ingin menolongnya, namun apa yang dapat diperbuatnya? bahkan nasibnya sendiri sedang di ujung tanduk. Secara naluriah, ia sendiri terangsang melihat gadis secantik Rini diperkosa massal oleh ketiga bajingan itu, tanpa dapat ditahan penisnya pun mengeras karenanya.

    “Uuuhh…uhhh…enak kan Rini…seretnya!” ceracau Muchdi yang terus menggenjoti gadis itu dan meremas-remas payudaranya.

    “Ditanya jawab yah!! Enak gak Rini!!” Muchdi menjambak rambut panjang gadis itu hingga kepalanya menengadah.

    “Aduuhh….ahhh…iyah enak…sakit, jangan ditarik gitu….aahh!” rintih Rini yang wajahnya semakin berlinang air mata.

    Ketiga pria bejat itu tertawa-tawa, ejekan-ejekan yang melecehkannya terus keluar dari mulut mereka.

    “Ayo Di…bikin non Rini kelepek-kelepek hahaha!” kata Irsyad.

    Merasa tertantang Muchdi semakin mempercepat sodokannya pada vagina gadis itu. Hingga akhirnya tak lama kemudian pria itu semakin melenguh-lenguh, frekuensi genjotannya semakin cepat dan remasannya pada payudara gadis itu semakin keras. Desahan Rini bercampur dengan rintihan kesakitan. Dengan satu lenguhan panjang, preman berkuncir itu menancapkan penisnya dalam-dalam dan melepas orgasme.

    Untuk kedua kalinya vagina Rini terisi dengan sperma, ia dapat merasakan kedutan-kedutan penis pria itu dan cairan putihnya yang hangat memenuhi rahimnya. Ketika Muchdi mencabut penisnya nampak cairan spermanya bercampur cairan kewanitaan gadis itu membentuk untaian sepanjang lima centian.

    “Nih…bersihin!” perintah Muchdi menarik rambut Rini dan mendekatkan penisnya yang belepotan ke bibir gadis itu.

    Rini pun melakukan yang diperintahkannya, penis itu ia jilati dan kulum, cairan-cairan yang berlumuran disana dijilatinya hingga bersih sampai sisa-sisa sperma pun dihisapinya.

    “Hhhssshhh…ngisepnya jago juga lu Rini, dah pengalaman ya!?” komentar Muchdi

    “Lu pecun yang suka beroperasi di puncak ya Rini, hahaha!” ejek Irsyad membuat kupingnya memerah.
    “Hus…yang bener aja lu Syad pecun disini mana ada yang bening gini, biasanya item-item kaya babu gitu hehehe” sahut Munarman.

    Rini merasakan tubuhnya luluh lantak sehingga ia harus bersandar pada kaki meja menopang tubuhnya, namun ia masih merasakan kurang karena bersama Muchdi tadi ia hampir mencapai klimaks namun pria itu sudah lebih dulu klimaks dan menarik lepas penisnya. Sekarang giliran Irsyad mencicipi tubuhnya, pria cepak bertubuh besar itu mendekapnya, lalu duduk di kursi dan menaikkan gadis itu ke pangkuannya dalam posisi memunggungi.

    “Angkat badan lu dikit manis!” perintah Irsyad di dekat telinga Rini, “buka memek lu terus masukin nih Kontol gua”

    Orgasme yang tidak kesampaian membuat Rini menikmati persetubuhan itu. Ia mengangkat tubuhnya sedikit, tangan kanannya membuka lebar-lebar bibir vaginanya dan yang kiri menggenggam penis Irsyad yang berurat, mengarahkannya memasuki liang senggamanya. Ia mulai menurunkan tubuhnya pelan-pelan setelah dirasanya kepala penis itu menyentuh bagian tengah vaginanya. Desahannya mengiringi proses penetrasi penis itu. Berkat cairan kewanitaan yang telah membanjiri vaginanya, penis besar Irsyad lebih mudah memasuki vaginanya, namun tetap saja rasa ngilu mengiringinya karena vaginanya sudah sejak tadi digempur.

    Irsyad lalu memutar wajah Rini dan melumat bibirnya. Rini membalas permainan lidah pria itu sambil beradaptasi dengan penis yang menyesaki vaginanya itu. Tanpa disuruh, Rini mulai menggerakkan tubuhnya naik turun tanpa melepas percumbuannya dengan preman itu. Kedua tangan kasar Irsyad terus bercokol pada payudara gadis itu, meremasi, memilin atau mencubiti putingnya. Goyangan tubuh Rini kian cepat, mulutnya juga semakin menceracau menahan nikmat. Munarman yang mulai bernafsu lagi mendekati mereka, ia meraih kepala Rini dan menjejali mulut gadis itu dengan penisnya.

    Muchdi juga tidak membiarkan tangan gadis itu yang nganggur, ia menggenggamkan penisnya pada tangan gadis itu dan memintanya untuk mengocok. Sambil menikmati vagina Rini, Irsyad mencium dan menjilati leher jenjangnya, sementara tangannya bergerilya menggerayangi lekuk-lekuk tubuh yang mulus itu. Tanpa dapat ditahan Robby yang terikat di kursi juga terangsang melihat adegan itu, tak terasa penisnya juga mulai basah karenanya.

    “Eeemm…mmmm…uuhhm!” suara desahan Rini yang tertahan oleh penis Munarman.

    Ia merasakan penis itu semakin bertambah keras di mulutnya. Munarman tidak lagi memegangi kepalanya, Rini menggenggam sendiri penis itu sambil memaju-mundurkan kepalanya dan mengulum-ngulum benda itu. Sementara tangannya yang satu sedang mengocok penis Muchdi dengan kecepatan sedang disertai pijatan membuat pria itu melenguh menahan nikmat. Tak lama kemudian mengeluarkan penis Munarman dari mulutnya dan ganti mengoral penis Muchdi.

    “Bagus…sekarang udah nurut ya! Udah ketagihan kontol rupanya” kata Muchdi.

    Tanpa mempedulikan komentar-komentar yang merendahkannya itu, Rini terus mengulum dan mengocoki penis Munarman dan Muchdi sambil menaik-turunkan tubuhnya. Lidahnya menyapu kepala penis Muchdi dan menggelitik lubang kencingnya membuat pria itu semakin tak tahan hingga tak lama kemudian…croot…ccroot…diiringi lenguhan panjang Muchdi mengeluarkan spermanya di mulut gadis itu.

    “Uuhh…enakhh!” lenguhnya sambil memegangi kepala gadis itu, “isep Rini…isep kuat…minum peju gua!

    Rini gelagapan namun mau tidak mau ia harus menghabiskan cairan Rini yang tertumpah di mulutnya itu, baunya sungguh tajam dan kental, sebagian cairan itu meleleh di sudut bibirnya karena yang keluar cukup banyak. Ia terpaksa menelan cairan Rini kental itu agar tidak terlalu terasa di mulutnya, selain itu juga dihisapinya penis Muchdi yang semakin menyusut itu dan dihisapi sisa-sisa spermanya hingga pria itu akhirnya mencabut penisnya dengan puas. Baru sebentar penis Muchdi lepas dari mulutnya, Munarman yang penisnya sedang sedang dikocok olehnya juga mencapai klimaks. Penisnya berkedut-kedut dan menyemprotkan isinya ke wajah cantik gadis itu. Pria itu tersenyum puas setelah berejakulasi di wajah gadis itu. Sperma di wajah Rini turun hingga mengenai payudaranya yang bulat padat.

    “Mulutnya dibuka!” perintahnya, ia lalu mengarahkan penisnya ke mulut Rini sehingga cipratan spermanya masuk ke mulut gadis itu.

    Kembali mulut Rini dijejali penis, kali ini oleh Munarman yang memintanya mengisap dan membersihkan miliknya itu dari sisa-sisa sperma. Mereka tertawa-tawa melihat keadaan Rini dengan wajah telah belepotan sperma.

    “Hehehe…gitu lebih cantik Non, lumayan tuh buat krim wajah, jadi tambah cantik!” ejek Muchdi.

    Terlihat sekali Rini menikmati perkosaan atas dirinya itu, tubuhnya sudah dikuasai dorongan seksual tanpa menghiraukan cemoohan ketiga pemerkosanya itu. Ia meliuk-liukkan tubuhnya sehingga penis besar Irsyad semakin mengaduk-aduk vaginanya.

    “Uuuhh…ngehek…mau keluar nih…eerrrhh!!” geram Iryad sambil menurunkan tubuh Rini dan bangkit dari kursi tanpa melepas penisnya yang tertancap.

    Rini segera menumpukan kedua tangannya pada tepi meja di dekatnya, persetubuhan itu berlanjut dengan posisi si pria menyodoki dari belakang sambil berdiri dan si wanita berdiri nungging dengan bertumpu pada bibir meja di depannya. Dengan posisi demikian Rini merasakan penis Irsyad menyodok semakin dalam dan semakin kencang. Desahan Rini semakin menjadi-jadi, mulut gadis itu membuka bulat dan mengeluarkan desahan yang susul menyusul dengan lenguhan pria itu.

    “Aaahh…aakkhh…ooooohh!” Rini mengerang sekuat tenaga seiring dengan ledakan orgasme yang seakan meledakkan tubuhnya dari dalam.
    Tubuhnya mengejang dengan dahsyat, vaginanya semakin becek dan semakin kuat mencengkram penis Iryad yang juga sudah mau meledak. Pria berambut cepak itu pun akhirnya tak tahan lagi, dengan satu dorongan keras dilesakkannya penisnya dalam-dalam pada vagina Rini.

    “Uugghh!” Irsyad mendesah nikmat sambil menumpahkan spermanya mengisi vagina gadis itu.

    Pria itu meresapi orgasme itu dengan memeluk tubuh mulus itu merasakan kehangatan tubuh gadis itu menyatu dengan tubuhnya. Tangannya meremasi payudara gadis itu dan mulutnya menciumi tenguk dan pundaknya.

    “Wah…gua konak lagi nih, sini Non sama abang lagi!” Muchdi yang penisnya mulai mengeras lagi meraih lengan Rini begitu Irsyad melepaskan dekapannya.

    Tubuh Rini saat itu demikian lemah lunglai setelah mengalami orgasme panjang bersama Irsyad, namun Muchdi sepertinya tidak terlalu mempedulikannya. Pria itu duduk selonjoran di lantai dan mendudukkan gadis itu di selangkangannya.

    “Aaahhh!!” desah Rini merasakan vaginanya kembali dimasuki penis.

    “Yah Non…turun terus, masuk nih…uuhhh gitu!” Muchdi merasakan nikmat penisnya terjepit himpitan vagina gadis itu.

    Pria itu menyentakkan pinggulnya ke atas setelah lebih dari setengah batang penisnya melesak ke vagina Rini, akibatnya tubuh gadis itu pun ikut tersentak dan jeritan kecil keluar dari mulutnya tanpa tertahankan.

    “Goyang Non!” perintah pria berkuncir itu.

    Rini pun mulai menaik-turunkan tubuhnya. Muchdi menikmati goyangan gadis itu sambil mengenyoti dadanya yang kanan. Tangannya menjelajahi kemulusan tubuh gadis itu. Lima menit kemudian Munarman mendekati mereka dan mendorong punggung gadis itu ke depan sehingga pinggulnya lebih menungging.

    “Lubangnya masih ada kan, gua sekarang mau nyoba lubang yang ini nih!” kata Munarman sambil mencucukkan jarinya ke dubur Rini.

    “Aaahh…jangan, jangan disitu!” Rini mengiba ketika pria itu mulai mengarahkan penisnya ke lubang belakangnya.

    Muchdi memegangi lengan Rini yang meronta-ronta sementara Munarman terus menekan penisnya memasuki anus gadis itu. Rini merintih menahan sakit merasakan lubang belakangnya dimasuki paksa oleh penis pria itu. Jari-jari pria itu sudah lebih dulu memasuki lubang itu untuk membuka jalan bagi penisnya.

    “Aaaaww….sakkiitt…aarrhh! ” mata Rini membelakak dan mulutnya menjerit merasakan nyerinya anal seks secara paksa itu.

    “Uuuggh…sempitnya!” lenguh Munarman mengomentari lubang dubur Rini yang jauh lebih sempit dari vaginanya.

    Penis kedua pria itu menyodok-nyodok kedua lubang Rini seperti mesin saja. Robby yang terikat di kursi sempat bertatap mata dengan gadis malang yang sedang diperkosa itu. Ia melihat beban penderitaan yang sangat berat pada mata gadis itu, dari tatapan matanya seolah ia ingin meminta tolong pada dirinya. Simpati, kasihan, marah, dan terangsang bercampur-baur dalam hatinya. Ia benar-benar muak dengan kebiadaban para begundal itu, mereka seolah tidak cukup menyiksa dirinya, tapi juga menzalimi orang lain yang tidak tahu apa-apa mengenai masalah ini.


    Giginya gemertak dan tangannya mengepal keras, seandainya saja ia mampu melepaskan ikatan, ingin rasanya menghajar ketiga pria amoral itu dan membebaskan gadis itu. Tidak tahan terus menyasikan, ia hanya dapat memalingkan wajah atau memejamkan mata tidak tahan melihat kebiadaban itu. Kini Irsyad juga maju, ia mengangkat wajah gadis itu dan menyuruhnya mengoral penisnya yang mulai bangkit lagi. Pria itu dengan paksa menjejali mulutnya dengan penis sehingga membuat Rini tersiksa karena gelagapan.

    Sambil menahan nyeri pada duburnya yang sedang dibombardir Munarman, vagina yang sedang dipompa, ia mulai menjilati penis Irsyad yang dimasukkan ke mulut Rini. Muchdi yang sedang memompa vagina Rini memegang kedua lengan Rini dan merapatkannya. Munarman yang sedang menggenjot anus Rini dengan kasarnya dia memilin dan meremas2 kedua payudara Rini yang bulat dan padat tersebut. Sementara Irsyad yang asik dioral oleh Rini menelusupkan 2 jari kedua tangannya ke lipatan ketiak Rini dari belakang dan mengocok2 didalamnya

    “Eemmm…eengghhh..mmmhh!” desah gadis itu tertahan.

    Dengan diserangnya seluruh bagian sensitif tubuhnya, Rini merasakan darahnya semaking berdesir, gelombang klimaks akan segera menerpanya kembali. Namun sebelumnya, Munarman sudah terlebih dulu orgasme karena sempitnya lubang belakang gadis itu. Ia melenguh panjang, menarik penisnya dan menyemprotkan spermanya membasahi punggung dan bongkahan pantat gadis itu. Baru setelahnya, sekitar tiga menit kemudian Rini mencapai puncak kenikmatannya, tubuh mulusnya menggelinjang hebat di atas tubuh Muchdi, mulutnya mengeluarkan erangan panjang, tangannya mengocoki penis Irsyad semakin cepat.

    Kedua bawahan Munarman itu menurunkan tubuh Rini dan menelentangkannya di lantai. Muchdi terus menggenjotnya sampai lima menit ke depan hingga akhirnya ia mencabut penisnya dan menumpahkan spermanya membasahi perut gadis itu. Tubuh Rini semakin blepotan cairan Rini itu setelah Irsyad menuntaskan hajatnya dengan menyemburkan spermanya di wajah gadis itu.

    Ketiga pria tak bermoral itu pun meninggalkan tubuh telanjang gadis itu terbaring lemas bersimbah keringat dan sperma. Mereka tertawa puas berhasil menikmati kehangatan tubuh Rini. Mereka mulai memakai kembali pakaiannya.END

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Pasutri

  • 27 Foto Bugil Cewek Jepang Pamer Memek Wangi – Foto Bugil Bikin Sange Terbaru 2018

    27 Foto Bugil Cewek Jepang Pamer Memek Wangi – Foto Bugil Bikin Sange Terbaru 2018


    2566 views

    Perawanku Selamat datang kembali di 139.99.33.211 setelah kemarin saya jarang mengupdate, maka kali ini foto bugil cewek jepang dengan memek sempit seperti masih perawan dan wangi karena bersih terawat akan menjadi postingan hiburan teman-teman semua hari ini. Foto bugil Jepang ini sebenarnya merupakan koleksi lama di hardisk saya, namun tak apalah daripada tak ada sama sekali mending yang lama juga tak apa-apa. Menemukan foto bugil jepang yang masih gadis alias perawan memang sangat sulit sekali oleh karena itu saya terpaksa menampilkan yang tidak perawan lagi tapi yang terpenting masih sempit dan belum banyak kontol yang menjamahnya.

    Negeri samurai ini memang dikenal dengan kecantikan alami para wanitanya, dan tak lupa juga industri film dewasa mereka yang begitu tersohor. Di indonesia sendiri pecinta foto bugil cewek jepang memang banyak sekali sehingga memaksa admin untuk memperbanyak koleksi cewek bening Jepang di sini, berikut adalah penampakan selengkapnya, selamat menikmati:

    Begitulah penampakan galeri foto bugil gadis jepang dengan memek sempit wangi serta perawan dihiasi dengan jembut lebat maupun tipis yang tentu saja dapat membuat anda semakin bergarah. Terima kasih dan nantikan aksi cewek jepang lainnya pada postingan terbaru 2018 nanti.

  • Aku Dihamili Anak Tetangga

    Aku Dihamili Anak Tetangga


    2565 views

    Cerita Mesum Bersambung – Aku Dihamili Anak Tetangga

    Cerita Mesum Bersambung – Chapter 1

    Perawan – Namaku Lani, seorang ibu rumah tangga, umurku 36 tahun. Suamiku namanya Prasojo, umur 44 tahun, seorang pegawai di pemerintahan di Bantul. Aku bahagia dengan suami dan kedua anakku. Suamiku seorang laki-laki yang gagah dan bertubuh besar, biasalah dulu dia seorang tentara. Penampilanku walaupun sudah terbilang berumur tapi sangat terawat, karena aku rajin ke salon dan fitnes dan yoga. Kata orang, aku mirip seperti Sandy Harun.

    Tubuhku masih bisa dikatakan langsing, walaupun payudaraku termasuk besar, karena sudah punya anak dua. Anakku yang pertama bernama Rika, seorang gadis remaja yang beranjak dewasa. Dia sudah mau lulus SMA, yang kedua Sangga,masih sekolah SMA kelas 1. Rika walaupun tinggal serumah dengan kami juga lebih sering menghabiskan waktunya di tempat kosnya di kawasan Gejayan.

    Kalau si Sangga, karena cowok remaja, lebih sering berkumpul dengan teman-temannya ataupun sibuk berkegiatan di sekolahnya. Semenjak tidak lagi sibuk mengurusi anak-anak, kehidupan seksku semakin tua justru semakin menjadi-jadi. Apalagi suamiku selain bertubuh kekar, juga orang yang sangat terbuka soal urusan seks. Akhir-akhir ini, setelah anak-anak besar, kami berlangganan internet.

    Cerita Mesum Bersambung | Aku dan suamiku sering browsing masalah-masalah seks, baik video, cerita, ataupun foto-foto. Segala macam gaya berhubungan badan kami lakukan. Kami bercinta sangat sering, minimal seminggu tiga kali. Entah mengapa, semenjak kami sering berseluncur di internet, gairah seksku semakin menggebu. Sebagai tentara, suami sering tidak ada di rumah, tapi kalau pas di rumah, kami langsung main kuda-kudaan, hehehe. Sudah lama kami memutuskan untuk tidak punya anak lagi.

    Tapi aku sangat takut untuk pasang spiral. Dulu aku pernah mencoba suntik dan pil KB. Tapi sekarang kami lebih sering pakai kondom, atau lebih seringnya suamiku ‘keluar’ di luar. Biasanya di mukaku, di payudara, atau bahkan di dalam mulutku.

    Pokoknya kami sangat hati-hati agar Sangga tidak punya adik lagi. Dan tenang saja, suamiku sangat jago mengendalikan muncratannya, jadi aku tidak khawatir muncrat di dalam rahimku. Walaupun sudah dua kali melahirkan tubuhku termasuk sintal dan seksi.

    Payudaraku masih cukup kencang karena terawat. Tapi yang jelas, bodiku masih semlohai, karena aku masih punya pinggang. Aku sadar, kalau tubuhku masih tetap membuat para pria menelan air liurnya. Apalagi aku termasuk ibu-ibu yang suka pakai baju yang agak ketat. Sudah kebiasaan sih dari remaja.

    Suamiku termasuk seorang pejabat yang baik. Dia ramah pada setiap orang. Di kampung dia termasuk aparat yang disukai oleh para tetangga. Apalagi suamiku juga banyak bergaul dengan anak-anak muda kampung. Kalau pas di rumah, suamiku sering mengajak anak-anak muda untuk bermain dan bercakap-cakap di teras rumah.

    Semenjak setahun yang lalu, di halaman depan rumah kami di bangun semacam gazebo untuk nongkrong para tetangga. Setelah membeli televisi baru, televisi lama kami, ditaruh di gazebo itu, sehingga para tetangga betah nongkrong di situ. Yang jelas, banyak bapak-bapak yang curi-curi pandang ke tubuhku kalau pas aku bersih-bersih halaman atau ikutan nimbrung sebentar di tempat itu.

    Maklumlah, kalau istilah kerennya, aku ini termasuk MILF, hehehe. Selain bapak-bapak, ada juga pemuda dan remaja yang sering bermain di rumah. Salah satunya karena gazebo itu juga dipergunakan sebagai perpustakaan untuk warga.

    Salah satu anak kampung yang paling sering main ke rumah adalah Indun, yang masih SMP kelas 2. Dia anak tetangga kami yang berjarak 3 rumah dari tempat kami.

    Anaknya baik dan ringan tangan. Sama suamiku dia sangat akrab, bahkan sering membantu suamiku kalau lagi bersih-bersih rumah, atau membelikan kami sesuatu di warung. Sejak masih anak-anak, Indun dekat dengan anak-anak kami, mereka sering main karambol bareng di gazebo kami. Bahkan kadang-kadang Indun menginap di situ, karena kalau malam, gazebo itu diberi penutup oleh suamiku, sehingga tidak terasa dingin.

    Pada suatu malam, aku dan suamiku sedang bermesraan di kamar kami. Semenjak sering melihat adegan blow job di internet, aku jadi kecanduan mengulum penis suamiku. Apalagi penis suamiku adalah penis yang paling gagah sedunia bagiku. Tidak kalah dengan penis-penis yang biasa kulihat di BF. Padahal dulu waktu masih pengantin muda aku selalu menolak kalau diajak blowjob.

    Entah kenapa sekarang di usia yang sudah pertengahan kepala tiga ini aku justru tergila-gila mengulum batang suamiku. Bahkan aku bisa orgasme hanya dengan mengulum batang besar itu. Tiap nonton film blue pun mulutku serasa gatal.

    Kalau pas tidak ada suamiku, aku selalu membawa pisang kalau nonton film-film gituan. Biasalah, sambil nonton, sambil makan pisang, hehehe. Malam itu pun aku dengan rakus menjilati penis suamiku. Bagi mas Prasojo, mulutku adalah vagina keduanya. Dengan berseloroh, dia pernah bilang kalau sebenarnya dia sama saja sudah poligami, karena dia punya dua lubang yang sama-sama hotnya untuk dimasuki.

    Ucapan itu ada benarnya, karena mulutku sudah hampir menyerupai vagina, baik dalam mengulum maupun dalam menyedot. Karena kami menghindari kehamilan, bahkan sebagian besar sperma suamiku masuk ke dalam mulutku. Malam itu kami lupa kalau Indun tidur di gazebo kami.

    Seperti biasa, aku teriak-teriak pada waktu penis suamiku mengaduk-aduk vaginaku. Suamiku sangat kuat. Malam itu aku sudah berkali-kali orgasme, sementara suamiku masih segar bugar dan menggenjotku terus menerus. Tiba-tiba kami tersentak, ketika kami mendengar suara berisik di jendela.

    Segera suami mencabut batangnya dan membuka jendela. Di luar nampak Indun dengan wajah kaget dan gemetaran ketahuan mengintip kami. Suamiku nampak marah dan melongokkan badannya keluar jendela. Indun yang kaget dan ketakutan meloncat ke belakang. Saking kagetnya, kakinya terantuk selokan kecil di teras rumah. Indun terjerembab dan terjungkal ke belakang. Suamiku tak jadi marah, tapi dia kesal juga.

    “Walah, Ndun! Kamu itu ngapain?” bentaknya.
    Indun ketakutan setengah mati. Dia sangat menghormati kami. Suamiku yang tadinya kesal pun tak jadi memarahinya. Indun gelagepan. Wajahnya meringis menahan sakit, sepertinya pantatnya terantuk sesuatu di halaman.

    Aku tadinya juga sangat malu diintip anak ingusan itu. Tapi aku juga menyayangi Indun, bahkan seperti anakku sendiri. Aku juga sadar, sebenarnya kami yang salah karena bercinta dengan suara segaduh itu. Aku segera meraih dasterku dan ikut menghampiri Indun.

    “Aduh, mas. Kasian dia, gak usah dimarahin. Kamu sakit Ndun?” Aku mendekati Indun dan memegang tangannya.
    Wajah Indun sangat memelas, antara takut, sakit, dan malu.
    “Sudah gak papa. Kamu sakit, Ndun?” tanyaku. “Sini coba kamu berdiri, bisa gak?”
    Karena gemeteran, Indun gagal mencoba berdiri, dia malah terjerembab lagi. Secara reflek, aku memegang punggungnya, sehingga kami berdua menjadi berpelukan.

    Dadaku menyentuh lengannya, tentu saja dia dapat merasakan lembutnya gundukan besar dadaku, karena aku hanya memakai daster tipis yang sambungan, sementara di dalamnya aku tidak memakai apa-apa.

    “Aduh sorri, Ndun” pekikku.
    Tiba-tiba suamiku tertawa. Agak kesal aku melirik suamiku, kenapa dia menertawai kami.
    “Aduh Mas ini. Ada anak jatuh kok malah ketawa”
    “Hahaha.. lihat itu, Dik. Si Indun ternyata udah gede, hahaha…” kata suamiku sambil menunjuk selangkangan Indun. Weitss… ternyata mungkin tadi Indun mengintip kami sambil mengocok, karena di atas celananya yang agak melorot, batang kecilnya mencuat ke atas.

    Penis kecil itu terlihat sangat tegang dan berwarna kemerahan. Malu juga aku melihat adegan itu, apalagi si Indun. Dia tambah gelagepan.

    “Hussh Mas. Kasihan dia, udah malu tuh”, kataku yang justru menambah malu si Indun.
    “Kamu suka yang lihat barusan, Ndun? Wah, hayooo… kamu nafsu ya lihat istriku?” goda suamiku.
    Suamiku malah ketawa-ketawa sambil berdiri di belakangku. Tentu saja wajah Indun tambah memerah, walaupun tetap saja penis kecilnya tegak berdiri. Kesal juga aku sama suamiku. Udah gak menolonng malah mentertawakan anak ingusan itu.
    “Huh, Mas mbok jangan godain dia, mbok tolongin nih, angkat dia”
    “Lha dia khan sudah berdiri, ya tho Ndun? Wakakak” kata suamiku.

    Aku sungguh tidak tega lihat muka anak itu. Merah padam karena malu. Aku lalu berdiri mengangkang di depan anak itu, dan memegang dua tangannya untuk menariknya berdiri. Berat juga badannya. Kutarik kuat-kuat, akhirnya dia terangkat.

    Tapi baru setengah jalan, mungkin karena dia masih gemetar dan aku juga kurang kuat, tiba-tiba justru aku yang jatuh menimpanya. Ohhh… aku berusaha untuk menahan badanku agar tidak menindih anak itu, tapi tanganku malah menekan dada Indun dan membuatnya jatuh terlentang sekali lagi. Bahkan kali ini, aku ikut jatuh terduduk di pangkuannya.

    Dan…. ohhhh. Sleppp…. terasa sesuatu menggesek bibir vaginaku.
    “Waa…!” aku tersentak dan sesaat bingung apa yang terjadi, begitu juga dengan Indun, wajahnya nampak sangat ketakutan. “Aduuuhhh!” teriakku.

    Sementara suamiku justru tertawa melihat kami jatuh lagi. Tiba-tiba aku sadar benda apa yang bergesekan dengan vaginaku, penis kecil si Indun! Penis itu menggesek wilayah sensitifku disamping karena vaginaku masih basah oleh persetubuhanku dengan suamiku, juga karena aku tidak mengenakan apa-apa di balik daster pendekku.
    “Ohhhhh…. apa yang terjadi?” Pikirku.
    Mungkin juga karena penis Indun yang masih imut dan lobang vaginaku yang biasa digagahi penis besar suami, jadinya sangat mudah diselipin batang kecil itu.

    “Ohhh.. Masss???” desisku pada suamiku. Kali ini suamiku berhenti tertawa dan agak kaget.
    “Napa, say?” tanyanya heran.
    Kami bertiga sama-sama kaget, suamiku nampaknya juga menyadari apa yang terjadi. Dia mendekati kami, dan melihat bahwa kelamin kami saling bersentuhan. Beberapa saat kami bertiga terdiam bingung dengan apa yang terjadi. Aku merasakan penis Indun berdenyut-denyut.

    Lobangku juga segera meresponnya, mengingat rasa tanggung setelah persetubuhanku dengan suamiku yang tertunda. Aku mencoba bangkit, tapi entah kenapa, kakiku jadi gemetar dan kembali selangkanganku menekan tubuh si Indun. Tentu saja penisnya melesak ke lobangku. Ohhh… aku merasakan sensasi yang biasa kutemui kala sedang bersetubuh.
    “Ohhh…” desisku. Indun terpekik tertahan. Wajahnya memerah. Tapi aku merasakan pantatnya sedikit dinaikkan merespon selangkanganku. Slepppp… kembali penis itu menusuk dalam lobangku.
    Yang mengherankan suamiku diam saja, entah karena dia kaget atau apa. Hanya aku lihat wajahnya ikut memerah dan sedikit membuka mulutnya, mungkin bingung juga untuk bereaksi dengan situasi aneh ini.

    Aku diam saja menahan napas sambil menguatkan tanganku yang menahan tubuhku. Tanganku berada di sisi kanan dan kiri si Indun. Sementara Indun dengan wajah merah padam menatap mukaku dengan panik. Agak mangkel juga aku lihat mukanya, panik, takut, tapi kok penisnya tetap tegang di dalam vaginaku. Dasar anak mesum, pikirku. Tapi aneh juga, aku justru merasakan sensasi yang aneh dengan adanya penis anak yang sudah kuanggap saudaraku sendiri itu dalam vaginaku.

    Agak kasihan juga lihat mukanya, dan juga muncul rasa sayang. Pikirku, kasihan juga anak ini, dia sangat bernafsu mengintip kami, dan juga apalagi yang dikawatirkan, karena penisnya sudah terlanjur dalam vaginaku. Aku melirik suamiku sambil tetap duduk di pangkuan si Indun. Suamiku tetap diam saja. Agak kesal juga aku lihat respon mas Prasojo. Tiba-tiba pikiran nakal menyelimuti.

    Cerita Mesum Bersambung | Kenapa tidak kuteruskan saja persetubuhanku dengan Indun, toh penisnya sudah menancap di vaginaku. Apalagi kalau lihat muka hornynya yang sudah di ubun-ubun, kasihan lihat Indun kalau tidak diteruskan. Dengan nekat aku kembali menekan pantatku ke depan. Vaginaku meremas penis Indun di dalam. Merasakan remasan itu, Indun terpekik kaget. Suamiku mendengus kaget juga.

    “Dik, aaa…paaaa yang kaulakukan?” kata suamiku gagap.
    Aku diam saja, hanya saja aku mulai menggoyang pantatku maju mundur.
    Suamiku melongo sekarang. Wajahnya mendekat melihat mukaku setengah tak percaya. Indun tidak berani lihat suamiku. Dia menatap wajahku keheranan dan penuh nafsu.
    “Mas… aku teruskan saja ya, kasihan si Indun. Apalagi khan sudah terlanjur masuk, toh sama saja…” bisikku berani ke suamiku.
    Aku tak bisa lagi menduga perasaan suamiku. Kecelakaan ini benar-benar di luar perkiraan kami semua. Tapi suamiku memegang pundakku, yang kupikir mengijinkan kejadian ini. Entah apa yang ada di pikiranku, aku tiba-tiba sangat ingin menuntaskan nafsu si Indun.

    Si Indun mengerang-erang sambil terbaring di rerumputan halaman rumah kami. Kembali aku memaju-mundurkan pantatku sambil meremas-remas penis kecil itu di dalam lobangku. Remasanku selalu bikin suamiku tak tahan, karena aku rajin ikut senam. Apalagi ini si Indun, anak ingusan yang tidak berpengalaman.

    Tiba-tiba, karena sensasi yang aneh ini, aku merasakan orgasme di dalam vaginaku. Jarang aku orgasme secepat itu. Aku merintih dan mengerang sambil memegang erat lengan suamiku. Banjir mengalir dalam lobangku. Otomatis remasan dalam vaginaku menguat, dan penis kecil si Indun dijepit dengan luar biasa.
    Indun meringis dan mengerang. Pantatnya melengkung naik, dann…. croottttttttt………..
    Cairan panas itu membanjiri rahimku. Aku seperti hilang kendali, semua tiba-tiba gelap dan aku diserbu oleh badai kenikmatan…
    “Ohhhhhhhhhh…”

    Aku lalu terkulai sambil menunduk menahan tubuhku dengan kedua tanganku. Nafasku terengah-engah tidak karuan. Sejenak aku diam tak tahu harus bagaimana. Aku dan suamiku saling berpandangan.
    “Dik… Indun gak pakai kondom ..?” suamiku terbata-bata.
    Kami sama-sama kaget menyadari bahwa percintaan itu tanpa pengaman sama sekali, dan aku telah menerima banyak sekali sperma dalam rahimku, sperma si anak ingusan. Ohhh… tiba-tiba aku sadar akan resiko dari persetubuhan ini. Aku dalam masa subur, dan sangat bisa jadi aku bakalan mengandung anak dari Indun, bocah SMP yang masih ingusan.

    Pelan-pelan aku berdiri dan mencabut penis Indun dari vaginaku. Penis itu masih setengah berdiri, dan berkilat basah oleh cairan kami berdua. Aku dan suamiku mengehela nafas. Cepat cepat aku memperbaiki dasterku. Dengan gugup, Indun juga menaikkan celananya dan duduk ketakutan di rerumputan.
    “Maa.. ma’af, Bu..” akhirnya keluar juga suaranya.
    Aku menatap Indun dengan wajah seramah mungkin. Suamiku yang akhirnya pegang peranan.
    “Sudahlah, Ndun. Sana kamu pulang, mandi dan cuci-cuci!” perintahnya tegas.
    “Iya, om. Ma.. maaf ya Om” kata Indun sambil menunduk. Segera dia meluncur pergi lewat halaman samping.
    “Masuk!” suamiku melihat ke arahku dengan suara agak keras.
    Gemetar juga aku mendengar suamiku yang biasanya halus dan mesra padaku. Aduuh, apa yang akan terjadi?bKami berdua masuk ke rumah, aku tercekat tidak bisa mengatakan apa-apa. Tiba-tiba pikiran-pikiran buruk menderaku, jangan-jangan suamiku tak memaafkanku.

    Ohhh apa yang bisa kulakukan. Di dalam kamar tangisanku pecah. Aku tak berani menatap suamiku. Selama ini aku adalah istri yang setia dan bahagia bersama suamiku, tapi malam ini… tiba-tiba aku merasa sangat kotor dan hina. Agak lama suamiku membiarkanku menangis. Pada akhirnya dia mengelus pundakku.
    “Sudahlah bu, ini khan kecelakaan.”
    Hatiku sangat lega. Aku menatap suamiku, dan mencium bibirnya. Tiba-tiba aku menjadi sangat takut kehilangan dia. Kami berpelukan lama sekali.
    “Tapi mas… kalau aku…… hamil gimana?” tanyaku memberanikan diri.
    “Ah.. mana mungkin, dia khan masih ingusan. Dan kalau pun Dik Idah hamil khan gak papa, si Sangga juga sudah siap kalau punya adik lagi”, sanggah suamiku.

    Cerita Mesum Bersambung | Jawaban itu sedikit menenangkan hatiku. Akhirnya kami bercinta lagi. Kurasakan suamiku begitu mengebu-gebu mengerjaiku. Apa yang ada di pikirannya, aku tak tahu, padahal dia barusan saja melihat istrinya disetubuhi anak muda. Sampai-sampai aku kelelehan melayani suamiku. Pada orgasme yang ketiga aku menyerah.
    “Mas, keluarin di mulutku saja ya… aku tak kuat lagi” bisikku pada orgasme ketigaku ketika kami dalam posisi doggystye.
    Suamiku mengeluarkan penisnya dan menyorongkannya ke mulutku. Sambil terbaring aku menyedot-nyedot penis besar itu. Sekitar setengah jam kemudian, mulutku penuh dengan sperma suamiku. Dengan penuh kasih sayang, aku menelan semua cairan kental itu.

    #############

    Hari-hari selanjutnya berlalu dengan biasa. Aku dan suamiku tetap dengan kemesraan yang sama. Kami seolah-olah melupakan kejadian malam itu. Hanya saja, Indun belum berani main ke rumah.

    Agak kangen juga kami dengan anak itu. Sebenarnya rumah kami dekat dengan rumah Indun, tapi aku juga belum berani untuk melihat keadaan anak itu. Hanya saja aku masih sering ketemu ibunya, dan sering iseng-iseng nanya keadaan Indun. Katanya sih dia baik-baik saja hanya sekarang lagi sibuk persiapan mau naik kelas 3 SMP.

    Seminggu sebelum bulan puasa, Indun datang ke rumah mengantarkan selamatan keluarganya. Wajahnya masih kelihatan malu-malu ketemu aku. Aku sendiri dengan riang menemuinya di depan rumah.
    “Hai Ndun, kok kamu jarang main ke rumah?” tanyaku.
    “Eh, iya bu. Gak papa kok Bu”, jawabnya sambil tersipu.
    “Bilang ke mamamu, makasih ya”
    “Iya bu”, jawab Indun dengan canggung. Dia bahkan tak berani menatap wajahku. Entah kenapa aku merasa kangen sekali sama anak itu. Padahal dia jelas masih anak ingusan, dan bukan type-type anak SMP yang populer dan gagah kayak yang jago-jago main basket. Jelas si Indun tidak terlalu gagah, tapi ukuran sedang untuk anak SMP. Hanya badannya memang tinggi.

    “Ayo masuk dulu. Aku buatin minum ya” ajakku.
    Indun tampak masih agak malu dan takut untuk masuk rumah kami. Siang itu suamiku masih dinas ke Kulonprogo. Anak-anak juga tidak ada yang di rumah. Kami bercakap-cakap sebentar tentang sekolahnya dan sebagainya. Sekali-kali aku merasa Indun melirik ke badanku. Wah, gak tahu kenapa, aku merasa senang juga diperhatiin sama anak itu badanku. Waktu itu aku mengenakan kaos agak ketat karena barusan ikut kelas yoga bersama ibu-ibu Candra Kirana. Tentunya dadaku terlihat sangat menonjol. Akhirnya tidak begitu lama, Indun pamit pulang. Dia kelihatan lega sikapku padanya tidak berubah setelah kejadian malam itu.

    Hingga pada bulan selanjutnya aku tiba-tiba gelisah. Sudah hampir lewat dua minggu aku belum datang bulan. Tentu saja kejadian waktu itu membuatku bertambah panik. Gimana kalau benar-benar jadi? Aku belum berani bilang pada Mas Prasojo. Untuk melakukan test saja aku sangat takut. Takutnya kalau positif.

    Hingga pada suatu pagi aku melakukan test kehamilan di kamar mandi. Dan, deg! Hatiku seperti mau copot. Lembaran kecil itu menunjukkan kalau aku positif hamil!!! Oh Tuhan!
    Aku benar-benar kaget dan tak percaya. Jelas ini bukan anak suamiku. Kami selalu bercinta dengan aman. Dan jelas sesuai dengan waktu kejadian, ini adalah anak Indun, si anak SMP yang belum cukup umur. Aku benar-benar bingung. Seharian aku tidak dapat berkonsentrasi. Pikiranku berkecamuk tidak karuan. Bukan saja karena aku tidak siap untuk punya anak lagi, tapi juga bagaimana reaksi suamiku, bahwa aku hamil dari laki-laki lain. Itulah yang paling membuatku bingung.

    Hari itu aku belum berani untuk memberi tahu suamiku. Dua hari berikutnya, justru suamiku yang merasakan perbedaan sikapku.
    “Dik Lani, ada apa? Kok sepertinya kurang sehat?” tanyanya penuh perhatian.
    Waktu itu kami sedang tidur bedua. Aku tidak bisa mengeluarkan kata-kata. Yang kulakukan hanya memeluk suamiku erat-erat. Suamiku membalas pelukanku.
    “Ada apa sayang?” tanyanya.
    Badan kekarnya memelukku mesra. Aku selalu merasa tenang dalam pelukan laki-laki perkasa itu. Aku tidak berani menjawab. Suamiku memegang mukaku, dan menghadapkan ke mukanya. Sepertinya dia menyadari apa yang terjadi. Sambil menatap mataku, dia bertanya, “benarkah?”
    Aku mengangguk pelan sambil menagis, “aku hamil, mas…”
    Jelas suamiku juga kaget. Dia diam saja sambil tetap memelukku. Lalu dia menjawab singkat’
    “besok kita ke dokter Merlin”. Aku mengangguk, lalu kami saling berpelukan sampai pagi tiba.
    Hari selanjut sore-sore kami berdua menemui dokter Merlin. Setelah dilakukan test, dokter cantik itu memberi selamat pada kami berdua.
    “Selamat, Pak dan Bu Prasojo. Anda akan mendapatkan anak ketiga”, kata dokter itu riang.
    Kami mengucapkan terimakasih atas ucapan itu, dan sepanjang jalan pulang tidak berkata sepatah kata pun. Setelah itu, suamiku tidak menyinggung masalah itu, bahkan dia memberi tahu pada anak-anak kalau mereka akan punya adik baru.

    Cerita Mesum Bersambung | Anak-anak ternyata senang juga, karena sudah lama tidak ada anak kecil di rumah. Bagi mereka, adik kecil akan menyemarakkan rumah yang sekarang sudah tidak lagi ada suara anak kecilnya.
    Malamnya, setelah tahu aku hamil, suamiku justru menyetubuhiku dengan ganas. Aku tidak tahu apakah dia ingin agar anak itu gugur atau karena dia merasa sangat bernafsu padaku. Yang jelas aku menyambutnya dengan tak kalah bernafsu. Bahkan kami baru tidur menjelang jam 3 dini hari setelah sepanjang malam kami bergelut di kasur kami.

    Aku tidak tahu lagi bagaimana wujud mukaku malam itu, karena sepanjang malam mulutku disodok-sodok penis suamiku, dan dipenuhi oleh muncratan spermanya yang sampai tiga kali membasahi muka dan mulutku. Aku hampir tidak bisa bangun pagi harinya, karena seluruh tubuhku seperti remuk dikerjain suamiku. Untungnya esok harinya hari libur, jadi aku tidak harus buru-buru menyiapkan sekolah anak-anak.

    Hari-hari selanjutnya berlalu dengan luar biasa. Suamiku bertambah hot setiap malam. Aku juga selalu merasa horny. Wah, beruntung juga kalau semua ibu-ibu ngidamnya penis suami seperti kehamilanku kali ini. Hamil kali ini betul-betul beda dengan kehamilanku sebelumnya, yang biasanya pakai ngidam gak karuan.

    Hamil kali ini justru aku merasa sangat santai dan bernafsu birahi tinggi. Setiap malam vaginaku terasa senut-senut, ada atau tak ada suamiku. Kalau pas ada enak, aku tinggal naik dan goyang-goyang pinggang. Kalau pas gak ada aku yang sering kebingungan, dan mencari-cari di internet film-film porno.

    Sudah itu pasti aku mainin pakai pisang, yang jadi langgananku di pasar setiap pagi, hehehe. Yang jadi masalah, adalah perlukah aku memberi tahu si Indun bahwa aku hamil dari benihnya? Aku tidak berani bertanya pada suamiku. Dia mendukung kehamilanku saja sudah sangat membahagiakanku.

    Aku menjadi bahagia dengan kehamilan ini. Di luar dugaanku, ternyata kami sekeluarga sudah siap menyambut anggota baru keluarga kami. Itulah hal yang sangat aku syukuri.(Bersambung)

  • Hujan Nikmat Bersama Mamaku

    Hujan Nikmat Bersama Mamaku


    2560 views

    Cerita Sex ini berjudulHujan Nikmat Bersama MamakuCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Jumat siang, sepulang dari kuliah, saya diajak ibu kepesta perkawinan keluarga di luar kota, yang jaraknya kurang lebih 200 km atau 4 jam perjalanan mobil kalau tidak lagi macet melewati Puncak.

    Pesta keluarga rencananya dilangsungkan sebentar Malam jam 19.00. sampai selesai. dan diperkirakan jam 22.00 akan selesai dan langsung pulang lagi ke rumah di Jakarta. Sesampai di tempat Pesta.. para sahabat dan keluarga banyak yang mengagumi kecantikan Ibu. Malah ada yang bercanda bahwa pasangan Kami (saya dan Ibu Kandungku) adalah ibarat pasangan suami isteri yang sangat serasi.

    Pokoknya diantara Keluarga dan sahabat , kami lah yang menjadi fokus pandang . Lebih wow… dibandingkan mereka yang sementara duduk dipelaminan malam itu.

    Memang Kecantikan ibu tidak ada duannya, melebihi kecantikan tamu2 sebayanya yang hadir malah masih lebih cantik dan seksi dibandingkan Ibu-Ibu 10 tahun lebih mudah dari Ibu, walau pun sebenarnya Ibuku sudah terbilang umur 40 tahun. Ibu selalu menjaga kesehatan dan tidak pernah melupakan senam, Kalau dirumah selalu merawat tubuhnya, agar tetap fit , cantik dan seksi. Hokibet99

    Tepat jam 22.00 , kami pamitan untuk pulang, maklum rumah sangatlah jauh dan bila tidak ada halangan mungkin sampainya dirumah sudah tengah malam atau jam 02 Pagi….. tepatnya setengah jam kemudian pk 22.30, kami telah meninggalkan tempat pesta dan saya langsung menancap mobil untuk pulang. dalam perjalanan tiba ibu mengingatkanku.. hati2 .. jangan terlalu kencang .. sayang !!!, jalannya sangat licin”, betul kata Mama.

    Karena hujan yang turun mulai deras, mana lagi mendekati puncak semakin berkabut. Beberapa saat kemudian, Tiba2 stir mobil kurasakan sangat berat,

    ” Aduh Mamai…, Ban Mobilnya Kempes…”, secara refleks Ibuku menjawwabnya

    ” Cepat pinggirkan mobil kehalaman hotel terdekat … ntar nggak keburu … bisa —bisa kita ngadat di jalan .. mana hujan deras lagi”…

    “iya Mam “jawabku singkat … sambil berbelok memasuki salah satu hotel berbintang yang ada di Kaki Lereng …Puncak.

    Sebelum kami keluar dari mobil, Ibuku berkata, ..

    ” Sayang, kalau Ban Mobilnya Kempes dan gak bisa ditolong lagi…, kita harus menginap di Hotel ini, Besok pagi aja perjalanan kita lanjutkan”, dan memang keadaan yang mengharuskan kami untuk singgah bermalam…di hotel berdua dengan mama

    Kami berdua dijemput dan diantar ke Resepsionis dan untuk mengurangi kecurigaan ,Ibuku langsung mencatat identitas kami berdua sebagai suami isteri, Ibu mengerling kepadaku.. sambil mengeluarkan Credite Cardnya untuk digesek sebagai jaminan nginap hotel 1 Malam.

    Setiba di Kamar, .. mama langsung tersenyum manis dan berkata..” Sayang… jangan macam2 yah!!!, walaupun ditempat pesta tadi malam , mereka bercanda katakan kita seperti pasangan suami isteri dan di resepsionis , mama juga mengatakan kita suami isteri , tetapi kamu tetap anak mama.. nggak boleh macam2 sama mama. yah !! .. spontan saya menjawab

    ” OK!! Mam.., sayang yang cantik ” . Entah dari mana datangnya keberanianku untuk merayu Ibuku, walaupun itu saya sampaikan secara bercanda … tetapi kalau dipikir, wah bisa berabe juga ..

    Sekamar di Hotel dengan Ibu Kandung yang cantik dan seksi.. pasti dugaan orang kalau bukan Suami Isteri yang kemalaman pastilah peselingku yang kaya , dan yang jelas pastilah mereka memanfaatkan waktu yang sangat panjang untuk bersetubuh.., atau bersanggamah atau ngentot.. sepuas-puasnya, tidak ada dugaan ketiganya…

    Pikir2 praduga orang, tak terasa Penisku menegang..makin kencang .. kayaknya setan setan berahi mulai menguasai fikiranku…membuatku hampir salah tingkah…, tiba2 Ibuku berkata

    ” Mama Mau Mandi dulu yah.., tolong bukakan korset mama”, wowww.. setan penggoda makin kuat,

    ” iya.. iya.. Mam” sahutku agak bergetar,

    sambil membuka korset Mama dan entah kenapa, saya mencoba melirik ke buah dadanya dari samping belakang, dalam hatiku berkata, walaupun mama tidak menggunakan korset tetapi cetakan tubuhnya sangat sempurna, Pinggang yang ramping bak pinggang anak perawan.

    diikuti dengan pinggul lebar yang sangat serasi dengan tonjolan buah dada yang masih tegak menantang kedepan, ditambah lagi kulit Mama putih tak bernoda sangat halus dan harum…, Pastilah semua laki-laki ingin menikmati keindahan dan kesempurnaan alam yang ada pada Mama…tanpa kecuali termasuk saya, anak kandungnya….

    Sewaktu mama di kamar mandi..terdengar sayup sayup riak air di Bak Mandi yang bersentuhan dengan tubuh montok mama yang telanjang bulat, tak terasa tanganku mulai memegan siPenis yang mulai tidak dapat dikendalikan dan tiba2 terdengar teriakan perlahan Mama

    ” sayang… kamu juga mandi ya !! airnya Nyaman dan hangat “ jawabku

    ” ntar Mam ” ,

    ” Iya donk , masa sih mandi bareng ?” lalu senyap…, pikirku.. apa ini signyal plus dari mama???, atau hanya karena canda Mama ???, tak terasa.. genggaman pada Penisku makin kencang,

    “Sabar yah Penis.. kamu ntar saya masukan di memeknya mama ” gumanku dengan fikiran mulai kurang ajar dan kotor…

    Selang beberapa saat , Mama keluar dari kamar mandi, dan tubuh mama hanya dililit ketat oleh selembar handuk sebatas setengah buah dada mama ke bawah sampai sejengkal diatas lutut, Karena suhu kamar sangat sejuk , sambil berlari kecil.. Mama menuju spring bed langsung masuk dalam selimut yang tebal, lalu mama berkata

    ” Gantian mandinya… mama mau tidur duluan “, dan saya langsung menjawabnya

    ” gak jadi mandi Mam.., pagi aja sekalian…” jawabku singkat, karena jawaban ini sudah saya persiapkan agar cepat2 bisa tidur alias lebih cepat tidur di samping Mamaku, ” Terserah kamu aja… tapi kalau bau jangan baring disamping Mama ya??”

    Saya lewatkan kira-kira 10 menit setelah nafas mama seperti mulai teratur alias tidur… perlahan lahan saya naik ke pembaringan disamping kiri mama, maksud saya untuk ikut juga masuk dibalik selimut, saya tarik dan simak sedikit selimut yang satu-satunya akan kami pakai berdua.

    tetapi tiba2 mama mengeliat mungkin terasa hembusan dingin akibat selimut yang menutupi tubuhnya tersinkap sedikit.., tampak mama tidur dibawah selimut tanpa mengenakan sehelai kain alias telanjang bulat ,karena kami memang tidak mempersiapkan pakaian tidur , mama tidur miring membelakan disebelah kanan, perlahan saya masuk dibalik selimut disamping kiri mama yang telanjang , dan selang beberapa saat kemudian,

    mama membalikan tubuhnya dan wajahnya hampir menyentuh wajahku, kutatap matanya yang tertutup indah, bibir yang tipis merekah menantang, hidung kecil yang mancung.., kuberanikan dan kucoleng perlahan hidung mama, tetapi tak ada reaksi, kulanjutkan untuk menarik kebawah bibir mama yang tipis, agar tampak gigi yang putih rapi berjajar, juga tak ada reaksi dari mama.

    akhirnya dengan berdebar-debar kurapatkan mulutku dan kukecup bibir mama, mulai desak nafas mama sedikit terganggu, mungkin terhalang dengan hidungku akhirnya mama membuka sedikit mulutnya, tanpa kuberi kesempatan menutupnya , kusedot lidahnya, dan rupanya mamaku dalam tidurnya juga membalas ciumanku…,

    dan selanjutnya kualitas keberanianku kutambah dengan mulai memeluk dan melingkari badan mama dengan lenganku, reaksipun datang dengan makin merapatnya tubuh mama yang mungil dan telanjang ini kedadaku, paha mama mulai menyerang dan menyentuh Penisku yang berubah menjadi Penis yang kenyal dan berdiameter sebesar pergelangan tangan mama, pelukan mama mulai mengencang.

    mungkin bermaksud menarik obyek yang lebih hangat yang ada pada badanku, keadaan ini membuatku makin kesurupan, tangan kiriku mulai mengerayangi pingul mama, turun kebawah bagian bokongnya, terus turun dan berputar kedepan lebih kebawah lagi, dan akhirnya sampai kebulu pubis mama yang sangat halus, kutelusuri bibir vagina mama dan akhirnya jari telunjukku mengelitik klitorisnya…,

    Mama mulai berekasi , kedua paha mama menjepit , tangan kanannya mencakar punggungku dengan kuku mama yang tajam, mungkin ini dalah refleks akibat sesutu yang memasuki vaginanya, hanya mama yang tahu, tubuh mama saya dorong agar sedikit terlentang dan mulailah saya menindis setengah tubuh mama terutama buah dada kiri mama dengan tubuhku, paha kiri mama dengan paha kiriku, dan tangan kananku mulai saya aktifkan dari belakan leher mama untuk mengerayangi buah dada kanan mama.

    bibir mama dan bibirku membentuk satu ruang dan kedua lidah kami saling menggelitik, nafas mama makin memburu , saya makin kesurupan dan menyerang , akibat makin kerasnya remasan tangan kananku ditetek kanan mama dan jari telunjuk kiriku yang mengelitik klitoris mama yang mulai memanas dan mengeluarkan lendir membasahi vagina mama, akhirnya mama tersentak

    ” Hey… kamu ngapain Mama…ini gak boleh Ar… !!, “kata Mama kaget dan marah, jawabku sambil gemetar dan bernafsu campur aduk,

    ” saya tidak bisa tidur mam…, apalagi seranjang dengan mama yang lagi telanjang bulat”

    ” ohw.. begitu yach … mama terdiam agak lama lalu membalik membelakangiku , sambungnya

    “tetapi Jangan kasar gitu donk !!” lalu Mama terdiam lagi…namun napasnya masih memburu dan bergetar , inilah kata-kata mama yang kurang saya mengerti , apakah perbuatan saya tadi dibenarkan tetapi nggak boleh kasar atau ??? apa yach….

    Saya tidak berani lagi ngomong macam2.. dan jawabku singkat

    “Maaf Mama” sambil menatap punggung mama yang masih agak bergetar, entah beberapa lama kami terdiam berdua tiba2 Mama Membalik sambil berkata ..”kalau kamu pingin bercinta dengan mama harus lembut dan perlahan-lahan aja.. kan masih banyak waktu”,

    sambungnya lagi “Kamu Anak Nakal boleh peluk dan mencium Mama , pokoknya tubuh mama malam ini kuserahkan semuanya kepadamu kecuali yang satu ini, yaitu Penismu yang gede ini dilarang keras memasuki vaginanya mama”,

    sambil mama memegang Penisku dan menarik dan menyapu kepermukaan vaginannya. ” tapi justru cuma yang satu ini milik mama yang paling nikmat ” selaku protes, dan mulai berani , “siapa yang bilang anak ****** ” .

    Mama mulai menindih tubuhku dan menciumku, Kubalas ciuman Mama , wow… sangat nikmat dibandingkan waktu saya mencium mama dalam keadaan tertidur, tetapi kali ini dengan sadar sesadarnya, justru mama memulai meransang, sambil melemparkan selimut kelantai, jadinya kami betul – betul telanjang bulat di udara kamar yang sejuk diatas ranjang .

    Kami berciuman dan berpelukan telanjang bulat dengan Mama , sangat lembut dan perlahan-lahan, rupanya mama juga sangat menikmatinya, Napas Kami mulai memburu , terkadang Mama mengeram dan menggeliat apabila kusentuh dan kupelintir halus putting teteknya .. Auhh!!,

    jangan disitu Ar..!!, Mama nggak tahan… sayannngggg, keluh Mama panjang…, “tetapi enak kan Mam!!” Aiii!!!…Mama makin kesurupan..dan berupaya meraup Penisku..yang makin kaku dan membesar Maksimal…

    Sewaktu Mama menggenggam Penisku ,Tubuh Mama kudorong menjadi terlentang dan dan kutindih dengan badanku ..Mulut Kami makin bersatu , kupeluk erat tubuh Mama yang mungil , dan Penisku kuarahkan ke Vagina Mama, tetapi Mama tetap menggenggam Penisku, hanya menggosok-gosokan kepala Penisku ke Mulut Vaginanya yang juga mulai berlendir.

    Terkadang Kepalanya sudah masuk setengah tetapi Mama , mengeluarkan nya lagi… Karena saya tidak tahan lagi perlakuan Mama seperti ini…Kutarik Tangan Mama yang menggenggam Penisku agar terlepas..rupanya usahaku ini cukup berhasil dan dengan cepat kuselipkan kedalam Vagina Mama, Terasa Vaginanya sangat licin, menggesek dan berlendir serta berdenyut menjepit…Aowww…!!! Teriak Mama.

    Kugocok Vagina Mama dan mama mengimbanginya dengan goyangan pinggulnya yang tak karuan… tetapi baru 2-3 kali gocokan, tiba2 Mama dengan kekuatan penuh… menaikan bokongnya tinggi-tinggi dan menggessernya jauh kesamping akhirnya Penisku terlepas dari vaginannya ..clukppp …

    ”Aiii!!!…kenapa dikeluarin Mam…”, “Nggak… boleh sayang..”.

    Tiba tiba Mama mulai bangun kemudian membawa selangkangnya ke wajahku persis mulut vaginanya berhadapan dengan mulutku , mama mulai menunduk dan meraih Penisku dan memasukan ke mulutnya dan melumutnya.

    terkadang Penisku digigitnya perlahan2 sambil bergantian dengan bibir yang lembut dan hangat, yang paling mengasikan kalau kepala Penisku digelitik dengan lidah mama, begitu juga klitoris mama , saya gelitik dengan ujung lidahku,

    Terkadang mama hilang kontrol , mendengus menambah gocokan dan lilitan lidahnya di kepala Penisku, terkadang sangkin bernafsunya juga mama , tangannya ikut pula meramas biji pelirku… dan semuanya berlangsung saling kerja sama membantu masing masing mencapai puncak birahi yang membuat lupa segala-galanya bahwa berbuatan bersanggamah dengan ibu kandung yang orang katakan sangat tabu, tetapi justru sangat mengasikkankan dan jauh lebih nikmat dengan memek manapun….di dunia ini.

    Mama makin gila mengocok Penisku, dan akhirnya , saya tak tahan lagi…cepat donk mama… masukkin kedalam memek mama.., aowww…cret…. cret.. sabar sayang…kata mama kesurupan mempermainkan air maniku sambil menggosokkannya di-kedua buah dadanya…

    Mama juga tidak tahan sayang….,Tidak berapa lama kemudian mama berganti posisi, duduk persis diatas selangkangku persis posisi Penisku berhadapan langsung dengan vagina mama, mama menuntunnya dengan sangat gampang memasuki liang sanggamanya dan menjepitnya…wow…wow…. suatu kenikmatan yang sangat sulit dilukiskan dengan kata2,

    Tidak ada lagi kenikmatan yang melebihi kenikmatan sewaktu Penisku dijepit dan dikocok oleh vagina mama, pinggul mama naik turun menyebabkan Penisku masuk makin kedalam dasar vagina mama,…,

    saya tidak ingin kenikmatan ini berlangsung cepat, saya turun dari pembaringan, menggendong mama sampil masih melekatkan Penisku kedalam vagina mama,

    kugoyang2 tubuh mama yang mungil, mama makin kesurupan…dan juga merasakan kenikmatan yang tiada tarnya…mata mama mulai terpejam… sambil berdengus ach–ach… mama tidak tahan lagi, minta diturunkan untuk mengakhiri permainan ini…

    ” sayang… turunkan mama..tancapkan Penismu sayang lebih dalam..”,

    Kubaringkan tubuh mama, kuperberat tekanan Penisku masuk ke vagina mama, mama menjepit makin kencang..vagina mama makin berdenyut2… dan akhirnya pelukan kami berdua makin kencang.

    mama seakan akan menggantung ditubuhku lekat dan sangat erat …cret–cret… dan rintihan kenikmatan mama bercampur aduk dangan geramanku… semuanya berakhir membawa kami berdua ke langit ketujuh…

    Setelah ledakan kenikmatan birahi bersanggamah dengan mama yang menghamburkan air mani kami berdua tercecer kemana-mana membuat kami berpelukan lemas dan penuh kebahagian… dan akhirnya jam didinding hotel telah menunjukan pukul 03 pagi. yang akhirnya kami berdua tertidur kelelahan dalam keadaan telanjang bulat berpelukan bagai bayi yang baru lahir…

    Keesokan harinya Mama dan Penisku keduluan terjaga… , Mama sambil memelukku ,menjepit hidungku sehingga saya sulit bernafas dan akhirnya saya juga terbangun…, Selamat Pagi Anak Nakal…sambut Mama sambil tersenyum manis…,

    Tidak kusiasiakan Kesempatan ini , kutarik tubuh Mama persis menindih tubuhku, Kuraih wajah Mama dan kulemut bibirnya yang tipis…, Mama pun bereaksi menyambut ..malah dalam posisi tubuhnya menindih tubuhku… berusaha memasukan Penisku ke Vaginanya…

    Nampaknya Napsu Birahi Mama makin menjadi jadi setelah bersanggama , tidur istirahat semalam .. kusambut kebinalan Mama dan tiba –tiba Mama menghentikan gerakannya sambil berkata.. Ar, Kamu belajar dari mana kurang ajar setubuhi Mama .

    sebelum saya menjawab , Mama mengencangkan otot Vaginanya..membuat Penisku makin kelelap..“Kan Mama yang ajarin…” jawabku singkat sambil membalikan tubuh Mama menjadi tertelungkup.., kuangkat pinggul Mama sedikit meninggi dan kuarahkan Penisku ke Vagina Mama dari belakang..

    Kembali terdengar geraman Mama.. “Jangan gini Ar..oww!!, tetapi goyangan Maya justru mendukung dan menyambut .. Kugocok Vagina Mama dari belakang…agar tidak terepas kedua tanganku menggenggam pinggulnya..Mama makin menggelapar.., dan kocokanku makin kencang …, tubuh Mama terangkat menyebabkan buah dadanya bergelantungan bergoyang seirama tumbukan Penisku ke Vaginanya,

    tiba-tiba mama meraih kedua tanganku dan membawa ke gundukan buah dadanya…dan Mama mengeram histeris tetapi suaranya teredam karena Wajah mama dibenamkan dikasur.

    beberapa saat kemudian , kami berdua mengambil posisi duduk berhadapan..tepanya Mama duduk diatas selanggkangku..dengan Vaginanya masih tetap menjepit Penisku…,

    Mama menaik-turunkan bokongnya sambil mendengus dan saya menjilat leher Mama sambil meremas kedua buah dadanya…. Dan akhirnya kami mengalami orgasme dalam posisi duduk ..

    Kami duduk terdiam , berpelukan , saling menatap , mama tersenyum manis… , sambil kukecup bibir mama , kubaringkan tubuh Mama perlahan-lahan… dengan tidak melepas Penisku didalam vagina Mama dan pelukanku…

    “ Mama..!!, ada satu permintaan Anakmu yang Nakal ini”, “apa sayang !!” sela mama,

    “ Saya sayang Mama dan saya sangat mencintai Mama, …Maukah Mama menjadi isteriku selama-lamanya??

    ” Gila Kamu Ar.. Mana Ada Anak memperisteri Ibu Kandungnya” jawab Mama sambil tersenyum “,

    “tetapi kamu boleh setubuhi Mama kapan kamu mau, asalkan Ayahmu tidak tau” sambungnya..

    Selama hamper sejam, kami berdua masih berbaring dan bercinta dengan keadaan telanjang bulat, saya berbaring terlentang sambil membelai rambut Mama yang acak2akan, Mama berbaring tertelungkup dengan kepala bersandar didadaku, wajahnya menengadah keatas sangat dekat dengan wajahku.

    nafas kami berdua saling menyatu, tangan kiriku membelai tubuh Mama yang mungil, sampai kepinggang , terkadang kuelus buluh pubis Mama yang halus dan pahanya yang sangat Mulus.

    Mamapun tidak henti2nya mengelus Penisku, seakan akan tidak rela apabila benda yang bulat panjang ini yang telah membuatnya menjadi setan histeris akan mengkerut.

    Cerita kami kami berdua dipenuhi dengan kata-kata cinta birahi dan model atau gaya bersetubuh, dan akhirnya Mama meminta ”Gendong Mama ke Kamar Mandi Sayang”

    Dikamar Mandi , tubuh kami berdua saling melekat terus …, Mama tidak pernah melepaskan ciumannya, sewaktu Mandipun kami bersetubuh berdiri, suatu kenikmatan tersendir yang mama belum pernah merasakannya yaitu Badan kami lumuri sabun cair sehingga sangat licin.

    Mama mencapai orgasme sewaktu saya menggendong dan menyetubuhinya sambil berdiri.. tawa cekikan dan teriakan kenikmatan serta kebahagian birahi mama mengaun dikamar mandi.

    Dibak Mandi yang sempitpun Kami Mandi berdua melanjutkan babak berikut..dan akhirnya Mama pun orgasme kedua kalinya di Bak Mandi. Didalam air yang dipenuhi busa sabun dan birahi.

    Sangking Gilanya Kami berdua, Kami keluar dari kamar mandi masih dalam keadaan telanjang bulat dan berpelukan, berciuman, kemudian saya duduk disopa, mama saya dudukan diatas selangkangku…, Penisku yang tak kunjung mengalah tetap berkubang di Vagina Mama.. sampai akhirnya Jam 11 lewat 30 menit..kami bersiap-siap check out dari hotel.

    Sewaktu kami hendak mengambil kunci Mobil diresepsionis, Kami disapa “Selamat Siang , terima kasih atas kunjungannya dan semoga Bapak dan Ibu menikmati Kebahagian di Hotel Kami”, Mama hanya tersenyum dan berjalan menggantung di Bahuku menuju ke Mobil Kami yang telah disiapkan.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Hot KKN Buat Naik Birahi Seks

    Cerita Sex Hot KKN Buat Naik Birahi Seks


    2557 views

    Perawanku – Hai, namaku Dony. Aku tinggal di Yogya tetapi tidak di kotanya melainkan hanya di pedesaan pinggiran kota gudeg itu. Karena tidak mempunyai uang untuk kuliah jadi aku selama beberapa bulan ini setelah pengumuman kelulusan SMU hanya menganggur saja di rumah.

    Cerita ini merupakan kejadian nyata di suatu desa T***** di pinggiran kota Yogya pada tahun 1990-an, dan ini menjadi sebuah trauma di desa saya, sehingga saya memberikan nama-nama samaran supaya tidak merugikan pihak lain.

    Pada pertengahan bulan Maret tahun 1990-an, desaku kedatangan sekelompok mahasiswa yang akan melakukan KKN. Mungkin karena ini adalah baru pertama kalinya desaku jadi tempat tujuan KKN sehingga penduduk desaku sangat gembira mendengar akan ada mahasiswa yang akan ikut membantu meringankan beban dalam membangun desa kami terutama kepala dusunnya.

    Kebetulan rumah tinggal yang di pinjamkan oleh kepala dusun untuk sekelompok mahasiswa itu bersebelahan dengan rumah saya, sehingga secara otomatis saya jadi dapat berkenalan dengan mereka. Mereka beranggotakan delapan orang, lima di antaranya cowok, tiga yang lainya cewek. Kebanyakan mereka bukan orang Yogya asli. Mereka ada yang berasal dari Bandung, Sumatra, dan Sulawesi, cuma satu orang yang berasal dari Yogya.

    Mereka ditugaskan oleh kepala dusun desa saya untuk membangun sebuah kamar mandi umum untuk sarana desa yang selama ini belum terbangun. Setiap hari, ketika mereka sibuk dengan pekerjaan mereka, aku selalu memperhatikan salah satu anggota cewek dari ketiga mahasiswi tersebut. Ia bernama Windy, usianya sekitar 22 tahun, lebih tua 3 tahun denganku saat itu. Tingginya sekitar 167 cm, asalnya dari Bandung. Para pembaca tahu sendiri kan kalau orang Bandung umumnya berkulit putih mulus.

    Aku selalu memperhatikan Windy karena tubuhnya yang indah dan bahenol itu, ia memakai BH yang berukuran mungkin sekitar 34 atau lebih, karena memang payudaranya sangat menonjol, apalagi saat kerja ia hanya mengenakan kaus ketat dan memakai celana gunung hanya pada bagian atasnya saja, mungkin karena panas sehingga bagian bawahnya tidak dipakainya saat bekerja, meskipun saat berdiri hanya sampai lutut, tetapi saat berjongkok atau duduk bersila, pahanya yang putih mulus itu sangat terlihat jelas dan saat berkeringat, BH-nya terlihat jelas karena tercetak terkena keringat. Aku jelas sangat tergoda dan bernafsu, apalagi di desaku jarang melihat cewek putih secantik dia.

    Suatu ketika, saat mereka sedang bekerja keras, entah mengapa Windy minta diantarkan temannya ke tempat tinggalnya yang berjarak sekitar 200 m dari tempat kerjanya, aku langsung mengikutinya karena hanya gadis itulah yang aku sukai tubuh seksinya.  Agen Obat Kuat Pasutri

    Sesampai di rumah mereka, Silvi teman Windi yang mengantarkannya, diminta Windi untuk segera kembali ke teman-temannya untuk membantu pekerjaan yang sedang mereka kerjakan agar cepat selesai. Mungkin karena kelelahan, ia langsung pergi ke kamar mandi untuk menyegarkan diri. Karena rumah yang ditempatinya bukan termasuk rumah orang kaya maka kamar mandinya pun juga sederhana sekali, pintunya saja hanya terbuat dari seng yang tidak bisa tertutup rapat, bagian bawahnya terbuka sekitar 5 cm, dan bagian kanan atau kiri pintu juga mudah diintip. Aku sudah hafal dengan bentuk kamar mandi ini karena aku sering mengintip diam-diam dua anak Pak Kadus yang masih SMP dan SMU saat mereka mandi. Meskipun mereka berwajah manis tetapi masih kalah putih dan seksi dibandingkan si Windi.

    Aku masuk lewat halaman belakang karena kamar mandinya juga terletak di halaman belakang. Mungkin karena sudah merasa aman setelah pintu depan ditutup dan dikunci rapat, ia mandi dengan santai sambil menyanyi-nyanyi lagu pop Britney Spears kesukaannya. Saat aku mulai mengintip, ia sedang berjongkok untuk kencing sehingga aku mulai khawatir kalau-kalau ia melihatku sebab ia berjongkok menghadap pintu depan kamar mandi sedangkan aku mengintipnya dari bawah pintu. Tetapi untungnya ia hanya melihat ke bawah lantai.

    Cerita Sex Hot KKN Buat Naik Birahi Seks

    Cerita Sex Hot KKN Buat Naik Birahi Seks

    Saat ia kencing itulah aku merasa terangsang. Vaginanya terlihat jelas karena terbuka lebar dengan bulu-bulunya yang keriting dan lebat, dan yang paling kusukai dari dia tentunya adalah karena ia masih perawan. Aku jadi ingin merasakan bagaimana rasanya vagina cewek yang masih perawan karena selama ini aku hanya berpacaran dan berhubungan intim dengan wanita yang sudah tidak perawan dan tidak secantik dia.

    Setelah ia selesai mandi, aku ingin segera keluar dari rumah itu, tapi karena hari itu hujan, aku terpeleset saat memanjat tembok dan menyenggol pot tanaman hingga ia langsung keluar dari kamar mandi dengan hanya menutup handuk untuk melihat suara apa itu dan langsung memergokiku.

    “Loh Mas, kok disini, lagi ngapain kamu Mas?”.

    “Eh.. Emm.. Aku ee.. Lagi manjat tembok tapi kepeleset”, ujarku beralasan.

    Karena sudah tak tahan melihat tubuhnya yang putih mulus dan wangi itu aku mendekatinya dan tanpa basa-basi langsung kusekap mulutnya. Dengan mudah aku dapat meringkusnya dengan mengikat tangannya karena di tempat itu terdapat banyak tali-tali tambang, dan kuseret dia ke dalam kamar tidur entah milik siapa. Di situ aku buka ikatannya dan langsung kurebut handuknya sehingga ia telanjang bulat.

    “Jangan Mas, jangan, kita kan tetangga”, ia hanya dapat menangis dan memohon-mohon saat aku melepaskan semua bajuku.

    “Emang gue pikirin, aku dah nggak tahan ngeliat tubuh seksi lu!!”, bentakku.

    Pistolku yang berukuran 18 cm ini langsung tegak menodong ke arahnya. Aku langsung menubruk dia. Karena ia melakukan perlawanan terpaksa aku menampar dan sedikit mencekiknya, karena hanya dengan cara inilah ia akhirnya dapat lemas dan menyerah tanpa membuat lecet kulit putih mulusnya. Aku mulai menciumi bibir tipisnya dan menjilati wajahnya sambil meremas-remas payudara dan memelintir putingnya, lalu aku melumat payudara dan menggigiti putingnya.

    “Aah.. Aah sakit Mas!”, rintihnya lalu aku mulai meletakan penisku di atas vaginanya.

    “Jangan digituin Mas, ampun Mas”, ia memohon sambil mengeluarkan air matanya.

    “Santai aja Mbak, enak kok”

    “Jangan Mas, jangan.. Aacchh.. Aacch.. Uucch sakit.. Ooch!!”, ia menjerit kesakitan saat aku berusaha keras memasukkan penisku ke dalam vaginanya yang masih tertutup rapat.

    Lalu kubalik posisi tubuhnya sehingga ia berlutut dan kutampar-tampar pantatnya hingga memerah, sambil kujilat-jilat pantat mulusnya.

    “Wow, pantat Mbak indah juga, bulet tapi juga sekal banget”

    Saat hampir kumasukkan penisku ke duburnya tiba-tiba pintu terbuka dan ada orang masuk. Windi tahu bahwa itu pasti temannya sehingga ia langsung berterika meminta tolong. Orang itu mendengar teriakan Windi lalu langsung menuju kamar ini hingga ia terkejut bukan main begitu juga denganku

    “Hey, sedang apa kau?”

    “Eh.. Mm anu aku..” aku bingung menjawabnya.

    Windi sempat lega melihat salah seorang temannya datang. Teman pria Windi itu sempat ingin marah ketika Windi akan kusodomi. Tetapi ketika ia melihat kemolekan tubuh Windi, ia jadi terdiam sesaat. Mungkin ia juga terangsang, karena saat aku melihat bibirnya ia mengucapkan kata “Wow” dengan lirih secara tidak sengaja. Tanpa disangka ia lalu malah memberi suatu penawaran kepadaku.

    “Kalo lu ngasih aku bagian dari tubuh sexy ini, aku nggak bakalan ngomong ama tetangga sebelah, OK?”

    “Oh boleh saja, kita nikmati bareng-bareng aja.” tentu saja aku setuju dari pada dikeroyok masa.

    Dia langsung membuka bajunya yang sudah basah terkena hujan.

    “Loh, Rob kamu ini gimana sih, aku ini temanmu” Windi merasa kecewa ketika ia melihat temannya itu sedang mengeluarkan batang kejantanannya dari CD-nya.

    “Iya aku juga tau lu ini temanku, tapi kan cuman teman KKN aja dan selama ini aku selalu terangsang ngeliat tubuh lu saat ngintip lu mandi, he.. he.. he”, ujarnya.

    Aku langsung melanjutkan kegiatanku tadi. Saat Windi masih berdebat dengan temannya, langsung saja kumasukkan penis 18,5 cm-ku ini ke lubang duburnya.

    “Robi, kamu ini kurang aj.. Aacchh.. Aach.. Oocch!!” ia menjerit kesakitan.

    “Ooch.. Aacch.. Yes wauw biar seret tapi enak tenan Win duburmu!!”, ujarku.

    Temannya pun tak tinggal diam, ia langsung menyodorkan batang kemaluannya ke wajah Windi.

    “Nah Win entot nih kontolku, ha.. ha.. ha!!”, ia memaksa membuka mulut Windi dengan menjambaknya.

    “Please Rob, please.. mmph.. mmphh!”.

    Windi merasakan siksaan sampai hampir muntah, karena memang ia belum pernah mengulum penis seseorang. Kugenjot-genjot penisku, karena aku senang jika melihat payudaranya bergoyang-goyang.

    “Aach.. Oocchh.. Yes!!”.

    Akhirnya kusemprotkan cairan spermaku ke lubang duburnya. Si Robi pun ikut menyemburkan cairan kentalnya ke mulut Windi dan memaksanya untuk menelan semuanya dan menjilati sisa-sisa sperma yang masih menempel di penisnya. Lalu kami beristirahat sebentar sambil merokok dan menonton film porno di ruang tengah. Lalu temannya yang ternyata bernama Robi itu mampir ke warung sebelah untuk membeli vitamin penambah tenaga dan obat kuat.

    Setelah 30 menit, hari masih hujan lebat sehingga teman-temannya yang lain kemungkinan masih akan lama pulangnya. Kami pun meneruskan memperkosa Windi. Ia mengira penderitaanya sudah berakhir karena saat aku menghampirinya, ia sudah memakai CD-nya kembali. Ia pun terkejut saat aku menghampirinya sehingga ia melakukan sedikit pemberontakan tapi tidak berhasil lalu langsung kutampar hingga jatuh dan Robi melepaskan kembali CD-nya.

    “Tolong sudahi saja Rob, aku sudah cape”, mohonnya.

    “Hey aku kan belum nyoba vagina lu tau!”

    Robi berbaring telentang di kasur dan mengangkat tubuh Windi dengan posisi tengkurap menghadap dirinya, dan langsung menghujamkan penisnya ke vaginanya.

    “Aacchh.. Uucchh.. Sst tolong, udah aja Rob, sakit..!”, rintihnya.

    Tanpa kutunggu-tunggu, aku langsung ikut menunggangi tubuh Windi dan memasukan penisku ke vaginanya sehingga penisku dengan penis Robi bergesekan dalam satu vagina hingga lapisan klitoris Windi robek dan berdarah.

    “Aacchh.. Aacch.. Uucch.. Sstt aduuh sakit banget, toloong!!”

    Setelah sekitar 25 menit, Robi menyemprotkan spermanya dulu lalu mencabutnya, dan tubuh Windi kubalikkan telentang. Lima menit kemudian ganti aku yang menyemprotkan cairan hangat dan kentalku. Aku pun lemas dan menindih tubuh seksinya tapi tidak langsung mencabut penisku dari vaginanya. Windi pun juga sudah sangat lemas tidak berdaya.

    Karena hujan sudah mulai agak reda, Robi langsung mengeluarkan HP-nya dan memfoto bagian-bagian vital tubuh telanjang Windi untuk mengancam Windi agar tidak membuka mulut kepada siapapun. Lalu kami memakaikan bajunya. Saat kemudian 2 orang lagi temannya datang, kami terlihat sedang menonton TV bersama. Meskipun wajah Windi terlihat sedih, mereka tidak mengetahui dan tidak mempedulikannya karena memang hubungan mereka belum begitu akrab sebab mereka semua berbeda jurusan apalagi baru saling kenal beberapa hari. Tetapi beberapa hari kemudian, Windi akhirnya mengaku kepada keluarganya bahwa ia telah diperkosa oleh saya dan temannya saat KKN, sehingga kami pun ditangkap oleh polisi dan dipenjara selama 2,5 tahun.

    Setelah kejadian itu, warga desa saya menjadi trauma karena takut kejadian itu akan terulang lagi dan itu telah memperburuk nama desaku. Sejak saat itu jika ada KKN lagi, penduduk desa saya meminta para anggota KKN khususnya cewek harus berpakaian sopan dan tidak merangsang, karena pemuda di desaku memang jarang keluar desa, sehingga agak mudah terangsang jika melihat cewek cantik dengan pakaian yang sedikit menggoda.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Galery Foto Model Pamer Body Seksi – Foto Bugil Hot Terbaru 2018

    Galery Foto Model Pamer Body Seksi – Foto Bugil Hot Terbaru 2018


    2549 views

    Perawanku – Bila kamu selama ini selalu mengidam-ngidamkan bisa menjamah cewek seperti dalam foto bugil cewek cantik ini, maka sekarang adalah saatnya untuk melepaskan sesuatu yang tertunda tersebut. Segera persiapkan tisu atau lotionmu karena cewek cantik bugil ini akan membuat agan tak tahan pengen coli. Tak percaya? Coba deh kamu lihat sendiri pada foto bugil cewek cantik yang sedang Berfose Sexy di dalam hotel ini.

     

  • Istriku Selingkuh Dengan Pria Lain

    Istriku Selingkuh Dengan Pria Lain


    2545 views


    Perawanku – dibawah ini dibuat oleh dikiriku sendiri yang menceritakan pengalaman tentang cerita dewasa istriku yang ngentot dengan lelaki idaman lain! ohhh damn….!!

    kenapa ini bisa terjadi dengan diriku sedih banget rasanya, agar tidak penasaran kita mulai saja cerita ngentot berikut ini, Aku sudah lama mencurigai hal ini, awalnya aku pikir itfu hanya kecurigaanku semata yang dipengaruhi oleh fantasiku sendiri. Karena aku memang sering berkhayal istriku yang cantik dan seksi ini bercinta dengan lelaki lain, memang kuakui aku menjadi sangat birahi jika berfantasi demikian,aku menikmati khayalanku itu meski tiap kali selesai memikirkan itu aku sering merasa berdosa, namun tetap aja aku sering berkhayal yang aneh aneh tentang istriku. Tetapi belakangan aku curiga istriku benar benar selingkuh dengan seseorang. Aku sangat yakin kecurigaanku kali ini bukan karena diarahkan oleh khayalanku semata, aku sangat yakin ada sesuatu yang terjadi aniktara istriku, anik, dengan Wika, tetanggaku yang baru 2 bulan menempati rumah kontrakan di sebelah rumah kontrakan kami.Sudah berkali-kali pikiran itu kutampik, karena dulu aku pernah mencurigai istriku dan ternyata itu hanya kecurigaan semata, aku sadar aku sering berkhayal yang tidak tidak tentang istriku, aku takut jika kali ini hanya didorong oleh khayalanku itu.

    Sampai 5 hari sebelum hari aku melihat dengan mata kepalaku sendiri, kecurigaan semakin berdasar. Hari minggu pagi itu, aku melihat istriku yang sedang menjemur pakaian di belakang rumah, dari jendela belakang bisa kulihat istriku sedang menjemur pakaian, tetapi sambil tersenyum malu malu, aku heran dia tersenyum pada siapa,

    kuperhatikan dibelakang rumah sebelah, disitu ada Wika yang sedang berdiri memandangi istriku sambil memainkan mata dan bertingkah mesum menggoda istriku, kulihat lagi reaksi istriku, anik malah tersenyum, malah ikut memainkan mata membalas godaan Wika. Kuusap usap mataku, aku takut itu hanya khayalanku, dan tidak salah lagi mereka saling menggoda dari jarak 6 meter.

    Sebelumnya perlu aku bercerita, kalau aku dan istriku mengontrak salah satu kontrakan dari dua paviliun rumah yang ada. Rumah kontrakan yang kami kontrak berdempet dengan sebuah rumah yang dikontrak Wika dan istrinya. Meski halamn belaknag rumah paviliun itu ditembok setinggi 2 meter namun tidak ada pembatas pada halaman belakang yang memisahkan halaman belakang kami dan halaman belakang keluarga Wika.

    Wika juga sudah memiliki istri bernama Mulan, yang bekerja disebuah rumah sakit sebagai perawat, sedangkan Wika sendiri bekerja disebuah perusahaan swasta. Demikian halnya juga Wika yang merupakan pasangan muda, baru 8 bulan menikah. Aku dan istriku juga termasuk pasangan muda, baru sekitar 1 tahun kami menikah, aku dan anik, istriku, memang belum berencana punya momongan, selain karena umur kami masih muda, aku 26 tahun dan istriku 23 tahun. Kami juga berniat untuk mempersiapkan banyak hal, agar anak kami nantinya lahir dimana keadaan kami sudah mapan.

    Aku sendiri bekerja disebuah perusahaan swasta, dan istriku bekerja disebuah yayasan pendidikan sebagai seorang counselor.

    Hari itu aku benar benar menjadi sangat curiga ada apa apa antara istriku dengan tetanggaku itu, sudah 3 hari berturut-turut aku memperhatikan tingkah laku istriku, tidak ada yang berubah dari perlakuannya kepadaku, bahkan diatas ranjang. anik selalu dengan senang hati meladeni cumbuanku diatas ranjang tetapi sudah berkali-kali aku menangkap mata anik saling bertatapan dengan Wika, dari tatapan mata anik aku tahu ada sesuatu antara mereka. Kecurigaanku terhadap istriku tidak dapat kupungkiri, aku harus menjawab pertanyaan besar yang mengusik pikiranku selama beberapa hari.

    Apalagi anik, istiku punya catatan buruk di mataku. Perjalanan cinta kami samapai ke pelaminan bukanlah mulus, sebelumnya anik pernah selingkuh ketika kami pacaran. Karenanya kami sempat putus, waktu itu aku tidak bisa menerima setelah mengetahui kalau perselingkuhannya sudah keterlaluan dan terlalu jauh, anik sendiri mengakui kalau dia sudah ngentot dengan selingkuhannya. Aku sangat terpukul waktu itu, padahal aku bisa menerima meski aku tahu sebelum kami pacaran dia sudah kehilangan keperawanannya dengan pacarnya sebelum aku.

    Sampai akhirnya kami bertemu kembali 2 tahun setalahnya, setelah 1 tahun merangkai ikatan cinta kami bertekad untuk menikah.

    Kembali ke cerita ngentot setelah kami menikah.

    Hingga akhirnya suatu hari, aku menjadi sangat yakin sekali, sepulang aku bekerja hari jumat itu, aku sampai dirumah sekitar jam 6 sore. Aku mengetuk rumah tetapi tidak ada yang menjawab, kudengar ada suara percikan air dari dalam rumah.

    “Sepertinya anik sedang mandi”, pikirku.

    Maka aku mencoba membuka pintu rumah melalui jendela dengan menjulurkan tanganku kedalam, untung saja berhasil karena jarak jendela dengan pintu dekat. Aku masuk kedalam rumah, memang benar istriku sedang mandi,

    “Kamu lagi mandi sayang?”, kataku ketika tiba tepat didepan kamar mandi yang pintunya ditutup.
    ‘iyah’, jawab anik dari dalam kamar mandi.

    Kemudian aku kedapur untuk mengambil segelas air minum, ketika sedang meneguk segelas air, aku lihat pintu belakang sedikit terbuka, kecurigaanku timbul lagi, jangan jangan sudah terjadi sesuatu sebelum aku pulang, kecurigaanku beralasan, selain pintu yang tidak biasanya terbuka, apalagi istriku orang yang teliti masalah keamanan rumah, biasanya dia selalu mengunci pintu rumah jika sendirian dirumah.

    Kemudian aku melihat ruang tamu, aku lihat sofa diruang tamu berantakan, ada gelas diatas meja, bantal sofa yang terjatuh berserakan dilantai dan susunan sofa yang bergeser. Aku tahu istriku tipe wanita yang sangat pembersih, rapi, dia tidak suka melihat ada yang berantakan dirumah.

    Aku benar benar yakin pasti ada sesuatu yang terjadi sebelum aku sampai dirumah, terbersit dibenakku untuk melihat tempat pakaian kotor didepan kamar mandi. Aku buka tutup ember tempat pakaian kotor, dibagian atasnya aku lihat tanktop dan mini pants istriku yang aku tahu dikenakannya tadi pagi, aku ambil, kuperhatikan dengan seksama, mataku menangkap sebuah bercak lendir yang belum mengering di tanktop itu, jantungku berdegup kencang.

    Dengan penuh rasa penasaran aku cium bercak itu,

    “ini sperma…’, teriakku dalam hati.

    Aku yakinkan lagi dengan mencium ulang noda lendir itu, tidak salah lagi itu cairan sperma, kupegang, licin dan kental, pasti belum lama. Dikepalaku berseliweran kronologis, mungkin sebelum aku datang tadi istriku bercinta dengan seseorang dan melap sperma dengan tanktopnya, aku buka lipatan tanktop itu, ada celana dalam thong istriku didalamnya, aku sedikit heran.

    “Thong?”, untuk apa istriku memakai celana dalam model thong sepulang kerja, karena dia biasanya hanya mengenakannya jika kami lagi jalan jalan keluar (itu pun kalau dia lagi mood, atau ketika kami ingin bercinta atau aku memintanya mengenakannya.

    Aku bertanya tanya dalam hati, aku sentuh bagian celana dalam yang melekat di vagina istriku, “basah? berlendir?”, pikirku setelah menyentuh bagian celana dalam yang menempel di vagina. Aku yakin istriku pasti tadi benar benar birahi sampai sampai celana dalamnya penuh dibasahi lendirnya.


    Dugaanku 90% mengatakan istriku telah berselingkuh, tapi dengan siapa? anik tidak punya banyak kenalan di kota ini, dari pagi sampe jam 3 sore dia bekerja. Biasanya dia sampai dirumah sekitar jam 3.30. Aku teringat akan apa yang belakangan aku curigai, kecurigaanku mengarah pada Wika, tetanggaku, aku langsung keluar menuju halaman belakang rumah. Kudengan ada suara percikan air dari kamar mandi rumah sebelah, berarti ada yang mandi disana. Kecurigaanku beralasan, aku yakin Wika juga sedang mandi, karena istrinya mungkin sedang dinas sore di rumah sakit.

    Hari itu aku berusaha menahan kecurigaanku, meksi perasaanku kacau aku mencoba bersikap seperti biasa, istriku sempat menanyakan kenapa aku kelihatan gusar, aku beralasan kalau stress karena banyak kerjaan di kantor. Malamnya belum ada pukul 9, anik sudah tidur, aku yakin dia kelelahan bercinta, siaaal.

    Esok harinya sabtu, aku libur demikian juga istriku, hari itu kami berencana untuk pergi mengunjungi rumah seorang teman dan pulang ke rumah sekitar jam 9 malam, malam itu aku dan anik bercinta, tidak ada yang berubah dengan perlakuannya, seperti biasanya anik dengan penuh birahi meladeniku, bahkan malam itu dia orgasme sampai 3 kali. Desahan, erangan, tubuh mulus dan montoknya semakin membuatku tidak rela ada orang lain yang dapat mencumbuinya. Gilanya pikiran itu membuatku semakin bersemangat memacu penisku. Dan setelah itu kami tertidur lelap. Keesokan paginya, hari minggu pagi, aku lihat Wika mengantar istrinya bekerja ke rumah sakit, Mulan pasti dinas pagi.

    Tiba-tiba terbersit dibenakku untuk menjawab apa yang menggangu pikiranku. Aku harus menjebak mereka, aku mulai mengatur siasat untuk pura pura pergi keluar rumah, dan meyakinkan istriku aku berada diluar rumah untuk waktu yang cukup lama, aku berpikir keras mencari cari alasan. Bingunggg!!!

    “Ntar jam 10 aku mau ke rumah bos, si bos tadi telepon aku, dia minta aku nemanin dia ama rekan bisnis untuk makan siang, ga pa pa ya sayang?”, kataku mesra sambil memelik tubuh sintalnya disofa. “Lho? kok tiba tiba aja bang?”, tanya istriku”seharusnya bukan aku yang nemanin tapi indra, tapi indra katanya tadi pagi telpon bos kalo dia ada urusan keluarga yang penting banget, jadi bos minta aku yang gantiin”, kataku

    “Ya udah, ntar pulang jam berapa?”, kata anik kemuanik, aku yakin didalam pikirannya sedang merencanakan sesuatu.

    “mungkin sampe sore karena harus nemanin tamu ke Lembang ketemu bos lagi”, kataku.

    Sekitar pukul 9.30 aku bersiap untuk pergi dengan sepreda motorku, didepan rumah saat berangkat aku bertemu dengan Wika. Wika sempat bertanya aku mau kemana, aku bilang aja mau pergi urusan kerja, dia terlihat biasa aja menanggapinya. Kami sempat ngobrol sebentar, kemuanik aku pamitan ke anik sebelum pergi. Kupikir jika memang ada sesuatu terjadi aniktara mereka, maka akan terjadi setelah aku pergi, karena kepergianku cukup lama, sekitar 4 jam lebih.

    Aku kemuanik melaju sepeda motorku, memutar jalan protokol yang tidak jauh rumahku, kemuanik sekitar 15 menit berputar, aku mengarahkan kembali sepeda motorku kembali ke arah rumah. Sesampainya di jalan masuk ke gang rumahku, aku sengaja memarkirkan motor didepan sebuah toko didepan gang. Aku kemuanik kembali menyebrangi jalan, memasuki gang rumah yang lumayan lebar. Rumahku berjarak sekitar 100 meter dari jalan besar, aku terus melangkahkan kakiku dengan hati berdebar.

    “Benarkah istriku selingkuh?”
    “Benarkah istriku yang cantik merelakan tubuhnya dinikmati oleh pria lain?”
    “Benarkah istriku yang sexy telah melakukan hubungan seks dengan Wika?”
    “Benarkan istriku selingkuh seperti dulu saat kami pacaran?”

    Aku benar benar penasaran, kupercepat langkahku, kulihat jam,’sudah pukul 10.00′, pikirku, berarti sudah 30 menit setelah aku keluar dari rumah. Aku tiba didepan rumah, suasana lingkungan sekitar rumahku seperti biasanya tidak begitu ramai.

    Perlahan aku langkahkan kaki mendekati pintu rumahku, aku ambil kunci rumah dari dalam kantongku, kemuanik dengan sedikit gemetar aku memasukkan anak kunci pintu kedalam lubang kunci.
    ‘ctek’, sangat perlahan, detakan kunci pintu semakin memacu adrenalinku.
    ‘ctek’, aku tidak dapat memasukkan anak kunci itu.

    Siiiaaal, ternyata pintu itu udah dimasukin kunci yang lain sehingga kunciku tidak dapat masuk membuka pintu. namun aku tidak kehabisan akal, istriku pasti tidak menduga kalau tanganku cukup panjang untuk menggapai kunci, kujulurkan tanganku meraba kunci setelah kuputar sekali pintu langsung terbuka. Yeeess!

    Perlahan aku bukan pintu, kulihat didalam rumah sepi, tidak ada suara, tetapi aku lihat ada cahaya di dapur, sepertinya pintu belakang tidak terbuka sehingga cahaya matahari masuk kedalam. Aku kembali menutup pintu tetapi tidak menguncinya agar aku gampang melarikan diri jika ada sesuatu terjadi Jujur aja aku sangat mencintai istriku, susah payah aku mendapatkan hatinya agar mau pacaran denganku, susah payah juga aku mengajaknya menikah dan meyakinkan dia bahwa aku tidak sekaya cowok cowok yang menyukainya namun aku meyakinkan dia betapa aku emnyayanginya. Aku tidak ingin menangkap basah mereka, aku hanya penasaran, dan jujur saja, sepertinya aku menikmati berkhayal istriku disetubuhi pria lain.

    Pelan pelan aku berjalan menuju dapur, sebelum sampai didapur aku melongok kedalam kamar tidur, tidak ada orang, begitu juga dikamar mandi, aku segera menuju dapur. Pintu dapur setengah terbuka, perlahan aku melihat keluar melalui pintu dapur. Namun tidak ada orang dihalaman belakang. Aku bisa menduga, istriku berada dirumah sebelah, aku sedikit kecewa karena kupikir aku tidak akan bisa mengintip apa yag anik dan Wika sebenarnya lakukan. Aku keluar rumah dan menuju halaman belakang rumah Wika. Kulihat Pintu belakang rumah Wika terbuka, malah terbuka lebar. Harapan tiba tiba meledak ledak dikepalaku, pasti telah terjadi sesuatu didalam rumah Wika dan aku tidak mau ketinggalan satu detik pun momen itu.

    Aku langsung melongok kedalam melalui pintu belakang rumah Wika.
    “Mereka tidak ada didapur”, pikirku
    “mungin mereka dikamar tidur atau ruang tamu”, pikirku penuh tanya
    Aku segera masuk ke dalam rumah Wika melalui pintu belakang yang terbuka. Dengan mengendap endap aku masuk, aku seperti pencuri saja. Ketika tiba didalam rumah aku mendengar suara yang tidak asing lagi ditelingaku, a “iih nakal ah”, suara wanita dari dalam kamar Wika, itu suara istriku, aku yakin itu istriku. Kulihat pintu kamar Wika tidak ditutup tetapi ada tirai yang menutupi kamar itu. Dari luar kulihat kamar itu terang karena cahaya lampu neon yang ada dalam kamar itu.

    Aku mendekati tirai yang menutupi kamar Wika, jantungku berdegup kencang sekali, semakin aku mendekat ke tirai itu jantungku terasa berpacu, semakin dekat pula semakin jelas terdengar rengekan, desahan dan rintihan manja istriku dan aku yakin mereka sedang ngentot didalam kamar itu. Dari sela tirai pintu kamar itu aku seperti tidak percaya apa yang kulihat ini ternyata ….. Cerita sex dewasa istriku bercinta dengan lelaki lain akan dilanjutkan ke part 2 sabar ya mas bro.

  • Cerita Sex Model ML Dengan Fotografer

    Cerita Sex Model ML Dengan Fotografer


    2542 views

    Perawanku – Cerita Sex Model ML Dengan Fotografer, Seorang fotografer profesional bernama Rinto sange ketika melihat model barunya ksaat sesi pemotretan bugil atau foto Nude. Karena foto model barunya itu tergolng bina dan genit, akhirnya Rintopun ML dengan model bugil amatir itu sampai pejuhnya keluar didalam memek sang model amatir binal dan hot itu.

    Posisisex-Pekerjaan menjadi photografer tidaklah mudah karena kebanyakan harus berpendidikan khusus terlebih dahulu. Aku dari lulus SMA melanjutkan ke jurusan tersebut, kuliah selama 4 tahun.lalu magang di sebuah studio foto. Banyak pengalaman yang aku cari selama masih bisa. Banyak tehnik untuk memotret seseorang dengan hasil yang maximal.
    Aku merintis karirku mulai dari nol. Tidak bisa otodidak semua harus melalui proses terlebih dahulu. Panggil saja aku Rinto seorang photographer yans sekarang namanya melejit seperti roket. Dulu aku keliling mendatangi setiap orang yang membutuhkan aku. Sekarang orang berdatangan mengampiri ke studioku. Aku melayani indoor dan outdor, banyak sekali peminatnya.
    Aku terkenal dengan hasil jepretan yang maximal. Cara pengambilan objek juga memuaskan pelanggan. Acara pernikahan ,prewedding bahkan Foto resmi. Dari keringatku sendiri aku mendirikan studio ini bagiku orangtua hanyalah penyemangat saja. Aku ingin membuktikan kepada mereka bahwa hasil dari kuliahku selama ini adalah kebanggan bagi mereka.
    Kadang aku tinggal di studio untuk sekedar melepas penat. Usiaku 27 tahun masih lajang masih ingin banyak berkarya. Walaupun di studio banyak pegawai yang membantu aku namun tidak aku biarkan begitu saja. Takut pelayanan kurang memuaskan, biasanya pelanggan juga minta aku yang memotret mereka.
    Apalagi para wanita muda yang cantik-cantik itu selalu minta aku yang melayaninya. Wanita cantik makananku sehari-hari, banyak model berdatangan disini. Ya sekedar foto biasa sih mereka tidak begitu sure. Aku juga melayani pemotretan majalah dewasa. Tetapi ada waktunya sendiri di malam hari. Kalau pas pagi atau siang takutnya orang berfikiran aneh-aneh tentang studioku.
    Di malam hari biasanya aku mendapat job untuk memotret para model dengan pakaian sexy bahkan tidak mengenakan baju sama sekali atau yang sering disebut foto nude. Sudah biasa bagiku karena memang ini pekerjaanku setiap hari. Ya namanya pria melihat seorang wanita tanpa busana tentu ada sedikit perasaan gimana gitu.
    Ya aku tahan demi profesionalisme dalam bekerja. Sebenarnya dalam hati juga ingin karena begitu menggairahkan. Pria normal pasti ingin sekali menikmati tubuh mulus seorang model. Kadang kalau lagi masukin foto-foto ke computer itu bisa horny. Aku zoom gambarnya aku lihat memek si cewek itu mulus sungguh karunia yang sangat mengagumkan.
    Bahkan aku sampai bisa onani di malam hari dengan hanya melihat foto model itu. Tidak dapat dipungkuri rasanya pengen sekali menikmati tubuh wanita-wanita itu. Payudara yang besar dan motok tubuh mulus sungguh godaan terberat jika session pemotretan nude dimulai. Mengatur cara mereka duduk atau bergaya itu yang membuat aku horny.
    Ada tuh yang mengangkang kakinya lebar , sehingga terlihat jelas memek ngewenya. Cuma bisa bayangin kalau posisi sexs seperti itu pasti nyaman sekali. scedule ku minggu depan memotret model baru, model keluaran majalah dewasa terbaru. Aku udah dikirim wajah wanita itu cantik kelihatannya masih muda sekitar umur 18 tahunan.
    Hari yang kun anti datang juga pemotretan modell terbaru. Namanya Nikita, sekitar jam 8 dia datang ke studio. Singkat cerita, dia datang terlambat aku masih setia untuk menunggu kedatangannya. Menggunakan dress panjang tanpa lengan anaknya tinggi sekali. Payudaranya montok sekali terlihat belahan dadanya,
    “mas maaf ya udah nunggu lama, tadi kena macet dijalan…”
    “ohhh..nggak papa silahkann bersiap ya…”
    Nikita bersiap di ruang ganti aku menunggu di depan kamera sambil menata background. Pemotretan kali ini benar-benar sure tanpa busana. Siap-siap menahan nafsu pastinya karena banyak session pemotretan selesai malam hari. Nikita sudah bersiap keluar dari ruang ganti dengan make up yang pas dengan wajahnya. Cantik sekali mempesona, tubuhnya telanjang hanya dibalut kain tipis dia berjalan mendekatiku,
    “aku udah siap nih mas, semoga kamu tahan ya melihatku nanti…”
    “aahhh…kamu bisa aja pekerjaanku memang seperti ini .. tahan dong…”
    “kita lihat nanti ya mas, seberapa tahan kamu melihatku bergaya….” Sambil tangannya menarik bajuku.
    Baru kali ini aku ditantang seorang model, biasanya tanpa basa basi langsung menempatkan diri. Gadis ini memang terlihat berani dan sangat binal. Pertama aku memotret tubuhnya dari belakang, dia melepaskan kain balutan itu. Seketika aku bengong karena pantatnya besar sekali mulus tanpa ada lect maupun selulit sedikitpun.
    Punggungnya putih bersih tanpa tato murni gadis tulen menurutku. Dia berpose dengan menggerakkan tubuhnya seperti memeancing gairahku. Sesekali aku memegang penisku aku remas ketika melihat gerakan yang bikin aku horny. Pada akhirnya dia membalikkan badannya. Aku semakin tak kuat melihat tubuh mulusnya.
    Kedua payudara gadis itu montok putingnya merah muda menonjol. Turun ke bawah memeknya tanpa bulu kemaluan bersih sekali. Mimpi apa aku semalam dapat gratis melihat gadis berpose sure seperti ini. Akupun gagal focus berkali-kali memandangi tubuh sexynya. Tak habis pikir gadis ini memancing birahi mesumku,
    “angkat tangannya dong….”
    Dia mengangkat tangannya lalu payudara itu terlihat sangat menonjol besar. Menggantung ke atas sungguh pemandangan yang sangat indah. Gaya berikutnya adalah memperlihatkan payudaranya. Dia memegang kedua payudaranya, lalu menonjolkan putting susunya. Wajah gadis itu juga penuh dengan gairah. Mungkin dia juga horny karena pegang tubuh sexynya sendiri,
    “coba yang pegangin kamu mas, pasti lebih nikmat deh….”
    “mau aku pegang nih? Nanti ya selesai session ini….” ucapku dengan raut wajah menggoda.
    “beneran ya mas…uuuhh jadi nggak sabar nihh….” Ucap gadis centil itu.
    Sebenarnya aku juga sudah tidak tahan melihat gerak-gerik Nikita. Setelah sessions foto nude ini aku harus melampiaskan nafsuku yang benar-benar memuncak. Sessions yang sangat aku nantikan adalah pemotretan pada bagian kelaminnya. Dia duduk dikursi yang sudah aku persiapkan. Kakinya memakai highhells sangat tinggi, dia membuka perlahan kakinya,
    “buka sedikit ya kakinya , agak diangkat sedikit dagunya….” Aba-abaku.
    Setelah itu dia malah membuka lebar selangkanganya dan terlihatlah memek tembem putih dan tanpa jembut. Kakinya mengangkang lebar kanan kiri kursi kakinya bertumpu. Sementara memeknya terbuka begitu lebar, aku harus mengambil fotonya lebih dekat. Aku maju ke depan maju biar makin jelas aku ambil gambarnya.
    Tepat di depan memek Nikita aku memotret memek gadis itu. Kedua tangannya memegang payudara sementara kaki membuka lebar wajah mesumnya sangat terlihat jelas. Perfect sekali gadis ini tak ada sessions yang diulang, semua gambarnya istimewa sekali,
    “sampai session ke berapa sih lama banget ya….”
    “sabar dulu tinggal posisi doggys style sama tiduran aja kok …”
    “hmmmmm oke deh….”
    Sebelum session itu ada adegan pegang memeknya. Dia pegang memeknya dan sedikit dia buka lipatannya. Terlihat begitu jelas tu lubang memek ngewe dia. Benar-benar aku nggak tahan dengan sessions memek ngewe. Adegan berikutnya adalah posisi seks dengan nungging. Dia nungging kemudian ada guling dibawahnya.
    Dia mempraktekkan gaya nungging, pantatnya kebelakang payudara menggantung ke bawah. Adegan itu juga membuat penisku makin menegang. Sessions terakhir tiduran dia malah asyik menggesek-gesekkan memeknya dengan guling,
    “Niki, ngapain sih masih ada satu adegan lagi..”
    “bentar mas break dulu dong Niki terlanjur nikmat dengan gesekan guling ini…”
    “sabar dong nanti aku gesekkin deh sayang…”
    “udah terlanjur enak nih mas , aaahh…aaaahhh…….”
    Dia menggesek-gesekkan memeknya dengan guling secara terus menerus. Dia hyper sekali ternyata sampai nggak tahan dengan adegannya sendiri. Aku lihat memeknya meneteskan cairan, dia sampai masturbasi sendiri. Wow sungguh keren gadis ini, mampu membuat dirinya sange dirinya sendiri. Aku mengambilkan dia tissue untuk mengelap memeknya.
    “kamu bikin aku makin horny deh…” kataku.
    “iyalah mas, tuh penismu tegak terlihat jelas dari dalam celanamu…”
    Aku malu ketika dia mengetahui penisku menegang terlihat jelas. Dia terbaring bersiap untuk diambil gambarnya. Dari atas dari samping dengan wajah mesum yang hot. Selesai sudah adegan Nikita malam ini, dia terbaring seperti menungguku untuk membelai tubuhnya. Aku melepas semua baju dan celanaku bersiap untuk melayani gadis itu sekaligus meluapkan gairahku.
    Selama satu jam aku menahan gairahku. Seluruh tubuhku bergerak secara reflek menindih tubuhnya. Selakanganku tepat menempel di selakangannya menggesek-gesek memek tembem nya. Badan Nikita menggelinjang seperti cacing kepanasan. Kakinya terus bergerak menendang-nendang tangannya mendorong dadaku dengan kuat.
    Kurasakan gerakan dia mulai melemas pandangan matanya menyorot dengan penuh gairah sexs. Mulutku mengulum bibir tipisnya dengan perlahan. Aku sedot dan aku gigit mulutnya, kumainkan lidahku untuk membuka mulutnya. Aku terus coba untuk merangsangnya. Aku masih menekan selakangannya dan terus bergesekan.
    Nafas Nikita mulai memburu dengan penuh kegairahan. Lidahku dan lidahnya saling menarik ke dalam. Kita berdua saling menyedot kenikmatan enak sekali , nikmat tak terkira. Aku melepaskan ciumannya , aku jilati telinga hingga leherny. Nafasku sudah panas membara seperti orang yang sedang berlarian. Payudaranya aku raba dengan kedua tanganku.
    Aku remas payudara Nikita putting susunya aku putar dengan jemariku desahan pun mengalir dari bibirnya,
    “mmm…ssssshh…aaakkkhhh…..aaahhhh…oooohhh…..aaaaakkhh….”
    Aku lebih agresif saat itu karena Nikita terkapar lemas setelah aku belai tubuhnya. Aku meremas payudara sambil aku jilat-jilat leher mulusnya. Kedua tangan Nikita menjambak rambutku mungkin dia tidak bisa menahan kenikmatan yang aku berikan. Perlahan aku jilati putting susuyang menonjol itu. Aku jilati kanan kiri secara bergantian sampai mata Niki terpejam.
    Nikita mengigit bibirnya sendiri karena menahan kenikmatan. Aku masukkan putting susu dia ke dalam mulutku. Aku emut dan aku sedot secara perlahan lalu dengan keras aku menyedot putting dia,
    “aaaaaww…aaakkhh…pelan mas…aaakkh..nikmat sekali….oohh……”
    Buah dada Nikita terbukti sangat keras dan kenyal. Aku tak bisa melepaskan payudara itu dari cengkramanku. Lama sekali aku menikmati payudara dia. Aku masih enggan melepaskan karena aku memang sangat bergairah ketika melihat payudara Nikita. Mata Nikita merem melek menikmati setiap belaian dan sedotan putting susu yang ranum itu,
    “oooooohhhhh….aaaakkkhhh….aaahhhh…….ooohh mas…..”
    Penisku semakin tegang terasa sekali ketika bergesekan dengan memek Nikita. Dia juga mencoba meraih penisku, tangannya turun kebawah meremas-remas penisku yang besar itu. Dia mengocok penisku hingga aku merintih,
    “nikmat Niki…aaaakkhh…oohhh……”
    Aku lepaskan putting susu Nikita, lidahku turun ke bawah menjilati tubuh mulus dia. Lidahnku terus menjilati seluruh tubuhnya tanpa henti. Bahkan pusarnya aku jilati dia tampak geli. Dia menggerakkan tubuhnya dengan manja sambil berkata,
    “aaaaakkkhh..geli mas….aaahhh….oohh…..”
    Memek Nikita yang berjam-jam menganga sepeti gua itu akhirnya berada didepan mataku. Aku belai memeknya dari atas hingga ke bawah. Aku buka lipatan itu dengan jemariku, itilnya menyeruak ke atas. Lalu aku kulum itilnya sambil aku gigit perlahan,
    “aaaahh…oohh….mas…nikmat sekali..oohh..aaahh…oohh…terus mas….”
    Dia menarik tangannku yang satunya ke depan payudaranya. Dia meminta aku meremas payudaranya agar dia terjaga dalam gairah yang tinggi. Sementara bibirku masih saja mengulum itil Nikita yang besar itu. Lidahku bergerilya menjilati memekknya dari selakangan hingga bagian luar dalam memek Niki,
    “ooooohhhh…..aaaaaahhh……oooohhh…… nggak tahan mas… pengen pipis mas….”
    “pipisin aja sayang paling juga nggak pipis itu hanya cairan nikmat saja..”
    “cccreeeett…ccrreeett… aaaaahh…”
    Cairan nikmat itu mengalir dari memek Niki dia tampaknya mudah untuk masturbasi dengan cepat. Nafsuku semakin mengebu-gebu ketika penisku menengang dan akan memasuki lubang kenikmatan pada memek Nikita. Kedua pahanya aku renggangkan kakinya mengangkang lebar. Posisi seks ini sangat manis. Aku jadi lebih mudah untuk memasuki dan menjilati memekknya.
    Aku tidak terburu-buru untuk memasuki lubang itu. Nikita memintaku untuk bergantian, dia pengen mengulum penisku. Aku duduk di kursi yang digunakan untuk sessions pemotretan tadi. Biar dia mudah untuk mengulum penisku. Aku duduk dan membuka kakiku lebar, Nikita langsung saja menyerbu penisku.
    Dia menjilati penisku dari bawah hingga ke atas. Bahkan selakanganku pun membuat dia bergairah. Dia jilati hingga aku mendesah kuat,
    “aaaaaakkhh…mm..ssshh…aaaahhh Niki…aaaaahh…oohh….”
    Nikita memang sangat lihay mengulum penis pria. Wajah dia mesum terpancar dengan sangat jelas. Dia masukkan penisku ke dalam mulutnya secara perlahan. Dia lumat penisku didalam mulutnya, keluar masuk dengan lancarnya. Penisku yang berukuran besar itu bisa masuk seluruhnya ke dalam mulut Nikita. Tangannya mulai mengocok penisku dengan keras.
    Kepalaku meggadah ke belakan karena tak kuat menahan kuluman Nikita,
    “ssshh….aaaaaakkkhhhh…oooohhhh…….aahhh….”
    Kuluman penis itu sangat kuat dan nikmat , membuat aku tak bisa menahan pejuh yang akan keluar. Nikita mencengkeram penisku mengocok keatas dan kebawah. Sementara mulutnya terus mengulumkeluar masuk , dia menyedot hingga aku mengeluarkan pejuh,
    “ccccccrrrroooootttt….cccccccrrrrroooottt….cccccrrrrooottt……”
    Pejuhku keluar didalam mulut Nikita banyak dan sangat kental. Dia menelan pejuhku tanpa sisa, dia juga membersihkan pejuh yang masih menempel di penisku dengan menjilatinya. Setelah pejuh itu bersih dia mengocok kembali penisku,
    “penismu belum nyodok memek aku kok udah keluar aja sih maa,” ucapnya manja dan genit.
    “aku nggak tahan Niki jadinya ngecrot deh,hehehe…”
    “aku buat tegang lagi ya mas, aku kan pengen penis ini masuk ke dalam memekku…huuhh…”
    “iya sayang…”
    Dia mengulum kembali memekku hingga menegang besar. Dia juga tak henti mengocok setelah penisku tegang dia terbaring kembali. Dia meminta agar penisnya masuk mengenjot memek dia. Aku bersiap aku gesek-gesekkan ujung penisku tepat didepan lubang memeknya,
    “aaaakkkhh…enak mas…aaaaaahhh…..”
    Kedua tangan Nikita pegang bahuku dengan kuat. Perlahan aku masukkan ujung penisku ke dalam. Aku tekan dengan lembut, masuklah ujungnya ke dalam lubang memek NIkit,
    “ssssllleeeebbbb….ssssllleeeebbb…mmm…aaaakkhh…aaahhhh….dorong ke dalam mas….aaahhh…”
    Aku dorong penisku biar seluruh batang penisku masuk ke dalam memeknya. Kudorong pantatku dengan penuh perasaan perlahan namun pasti. Aku lihat wajah Nikita tampak lemas, aku coba menjilati telinganya. Agar dia semakin gairah dengan genjotan penisku. Memek Nikita sudah tidak perawan lagi karena dengan mudahnya aku memasuki lubang itu.
    Memeknya yang licin itu membuat gerakan semakin cepat. Aku dorong pantatku lalu aku tekan penisku ke dalam memeknya. Keluar masuk penisku terus menekan memek Nikita,
    “genjot terus mas…aaaakkkhh…..terus mas….aaahhh…..”
    Penisku semakin berdenyut dengan cepat, tubuh Nikita juga mengejang kuat. Sesekali aku alihkan dengan mengulum putting susunya. Dia lemas tak berdaya, pasrah menikmati setiap sentuhanku. Aku bahkan melepaskan penisku dari memeknya. Aku tarik penisku aku gesekkan di itilnya biar tidak cepat keluar pejuhku.
    Makin lama makin asyik aku menahan pejuhku keluar terlebih dahulu. Tanganku menggerak-gerakkan penisku sendiri kugesek-gesekkan dengan lubang memeknya. Perlahan masuk kembali penisku , seluruh batang penisku menusuk-nusuk memeknya kembali,
    “aaaakkkhhhh oooohhh…terus mas…..”
    Tangan Nikita mencengkeram bahuku dengan kuat. Aku dorong pantatku dengan sepenuh tenaga. Mentok masuk ke dalam memek Nikita, mata Niki terpejam dan kepala megadah keatas. Kutarik dan kutekan terus menerus penisku. Sedikit aku goyangkan ke kanan pantatku, goyang kiri seraya penis itu bergoyang didalam memek Nikita,
    “aaaaakkkhh…ooohh…..ooohhh…oohhh…..aaahhh……”
    Dia tak berhenti terus mendesah dengan keras. Aku merasakan ada cairan hangat di dalam memek Nikita. Dia masturbasi lagi penisku terus menggenjot keluar masuk. Kepala Nikita menggeleng-geleng ke kanan dan kiri. Kutegakkan tubuhku kupegang pinggulnya dia kemudian mengangkat pantatnya keatas. Dia jepit penisku dengan kuat, dia mulai memberikan perlawanan.
    Pantatnya dia goyangkan ke kanan dan kekiri. Gerakan jepit lepas membuat aku tambah bergairah. Dia menjepit penisku lalu dia lepaskan begitu seterusnya,
    “ooohh…niki,….aaaaakkkhh……”
    Anganku melayang ketika penis itu keluar masuk dengan indahnya. Apalagi dengan gerakan jepit lepas semakin tak terarah anganku,
    “bbleeeeesss….bleeesss….aaakkkhh….ooohh…..aaaaahhhh…..”
    Penisku masuk dengan leluasa di dalam memek Nikita. Rintihan Nikita juga semakin tak terarah, dia menggigit bibirnya sendiri. Tangannya terus mencengkeram bahuku bahkan rambutku terus dia jambak. Aku semakin ganas dan beringas saat itu. Keringat ku jatuh bercucuran wajahku memerah menegang. Aku percepat gerakkanku, aku dorong penisku dengan keras dan kuat.
    Nikita merintih dengan keras kakinya melingkar di punggungku. Kembali cairan dari memek Niki mengalir hangat membasahi penisku yang sedang mengenjot didalam,
    “aaaaakkhh…mas…..aaaaaaahhh…..ooohhh….” desah Nikita.
    Tubuh Nikita menggeliat dengan sangat liar ketika penisku semakin bergerak cepat. Aku berikan jilatan di telinga dia , dia semakin memuncak. Wajahnya menahan kenikmatan, bibirnya terus dia gigitt. Dia memelukku dengan sangat erat. Aku tetap memberikan sentuhan pada derah leher dan telinga. Sungguh Nikita begitu liarnya, dia tampak terus bergerak dengan sangat liar.
    Pantat Nikita bergerak terus sembari bergoyang . Binal sekali dia bergerak tanpa henti aku pun juga. Seperti sudah dikuasai birahi yang kuat kita berdua. Bibirnya terbuka aku kulum dengan keras. Dia meminta ku untuk memainkan putting susunya. Disitulah Nikita menjerit dengan sangat keras,
    “aaaakkkkhhhhh….aaaaaakkkkkhh…nggak kuat mas….ooohh…..”
    “angkat pantatmu keatas Niki, aaaaaaaaakkhhh….” Pintaku.
    Kurang lebih 15 menit aku menggenjot memek Nikita. Hingga dia masturbasi berkali-kali aku pun menahan pejuhku agar tidak keluar cepat. Akhirnya kita berdua mencapai klimaks bersamaan, tak lama kemudian pejuhku keluar di dalam memek Nikita,
    “cccccrrrrrrooootttt……cccccrrrrroootttt…..ccccccrrrroootttt…”
    “aaaakkkkhhh….aaaahh….lega sayang…..ooohh…..puas sekali….”
    Pejuhku keluar di dalam terasa begitu hangat kata Niki. Pejuh keduaku lebih banyak dan lebih kental. Nikita tergolek lemas, tubuhnya terkapar di lantai. Aku memeluk dengan erat tubuh Niki, tak aku lepaskan. Aku masih sempat menciumi bibir tipisnya. Sementara penisku masih tertancap di memek Niki. Kit aberpelukan 5 menit setelah itu aku menarik penisku.
    Aku lihat pejuhku masih menetes dari memek Niki, aku bergegas mengambil kamera. Aku ambil gambar ketika memek Nikita meneteskan pejuhku secara terus menerus. Wajah Niki yang lemas juga aku ambil gambarnya. Seperti tidak dikonsep wajah Niki tubuhnya yang terkapar seperti settingan itu terlihat begitu mempesona.
    Itulah kisahku mesum dengan model cantik ketika pemotretan. Nikita seorang model berusia 18 tahun itu mampu membuatku bergairah dari awal sessions hingga akhir adegan berakhir. Semua seperti tak tertahankan aku pun mesum dengan dia distudioku hingga mengeluarkan pejuh dua kali. Pengalaman dan cerita dewasa ini tak akan terlupakan begitu saja. Sekian.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Pengalaman Ngentot Tina Seksi – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Pengalaman Ngentot Tina Seksi – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    2536 views

    Perawanku – Cerita Hot ini terjadi waktu aku datang ke wisudanya di Manggala Wana Bakti, nah setelah selesai di wisuda ceritanya aku dan dia itu ke tempat kostnya di daerah Palmerah. Nama temanku Tina (sudah disamarkan).

    Secara garis besar dia adalah seorang gadis yang cantik dengan ukuran dada 36B, lalu dengan tinggi 159 cm dan berat 48 kg, dan rambut hitam legam sepundak, memang dua tahun lebih tua dari aku, aku kenal sama dia pas waktu dia mengulang salah satu mata kuliah di semester dua sejak itu aku cukup akrab dengan dia, dan dia adalah satu-satunya orang yang tahu pengalaman misteriusku dengan Vita.

    Tina adalah anak dari seorang pengusaha sukses di Bali, tapi karena dia ingin sekali kuliah jurusan komputer di Jakarta, akhirnya dia kost di dekat kampus, karena memang Tina tidak mempunyai keluarga di Jakarta Agen IDN Poker
    Sesampainya di tempat kostnya terus terang aku kagum banget karena rumah kost Tina itu bagus banget, memang sih Tina pernah bilang tempat kostnya tuh mahal sekali satu bulan bayarnya sekitar 600ribuan tapi aku tidak menyangka bahwa rumah kostnya sebagus ini, soalnya biasanya dimana-mana tempat kost identik dengan rumah sederhana, tapi kali ini ternyata aku melihat sebuah rumah kost yang sangat megah. Akhirnya terpaksa aku menyudahkan lamunkanku karena aku mendengar teriakan 3 cewek, yang ternyata teman kostnya Tina, setelah itu aku dikenalkan Tina dengan ketiga teman kostnya itu. Nama ke tiga anak kost itu ada Silvi, Anna, Sonia.

    Silvi adalah seorang wanita yang aku perkirakan berumur sekitar 23 tahun, orangnya cukup cantik dengan rambut ikal sebahu. Anna seorang wanita berumur 22 tahun, mahasiswi tingkat akhir di kampus yang sama dengan aku dan Tina, walaupun tidak terlalu cantik tapi dada dan pantatnya terlihar padat dan menantang lalu Sonia seorang wanita yang berumur tahun dan terlihat paling cantik diantara Silvi dan Anna.

    Singkat cerita akhirnya kami berlima pesta pora merayakan wisuda Tina, memang aku sempat tanya ada berapa anak kost di rumah ini menurut mereka ada 5 orang semuanya wanita tapi yang satu sekarang sedang pulang ke kampung halamannya. Lalu aku juga sempat tanya dimana majikannya, lalu kata mereka majikannya ada di Canada, dan segala keperluan rumah sudah diserahkan kepada seorang pembantu rumah tangga yang sengaja disiapkan disana.

    Lalu disela-sela obrolan kami, aku sempat melihat ada seorang gadis yang berusia sekitar 21 tahun keluar dari dalam, aku pikir ini juga anak kost disini karena dia terlihat amat cantik hanya bedanya kecantikan gadis yang baru kulihat ini lebih alami dan natural. Dan rupanya Tina melihatku sedang memperhatikan gadis itu sehingga dia berkata

    “Hei Tom, sudah donk masa lu ngeliatin si Susi saja”,
    “Oh, jadi dia namanya Susi toch, apa dia juga anak kost disini?” tanyaku.
    Eh mereka semua malah pada senyum, lalu Sonia bilang
    “Tommy.., Tommy.., sudah aku bilang disini cuma ada 5 orang plus 1 pembantu, dan sekarang teman kami yang satu sedang pulang kampung!”.
    “Jadi artinya Susi itu pembantu kalian donk”, potongku dan mereka semua menjawab serempak “Pinter”, dan setelah itu mereka mengolok-ngolokku, karena menurut mereka aku tuch naksir sama Susi.

    Lalu mungkin gara-gara itu kami jadi ngelantur bercerita tentang Susi, dan akhirnya mereka berempat mengajakku taruhan bisa tidak aku mengajak Susi yang masih virgin dan tidak pernah pergi sama laki-laki itu ML denganku. Aku sempat bilang lu orang pada gila yach, tapi karena aku diolok-olok dan dikatain chicken, dll akhirnya aku sanggupin juga dech untuk mencobanya, lalu aku bilang
    “Tapi dengan syarat lu orang harus membantu rencanaku, dan kalau aku berhasil taruhannya apa donk?” dan akhirnya setelah mikir sejenak Sonia bilang “Kalau kamu berhasil kamu boleh minta apa saja”,
    “Oke..” jawabku.

    Lalu aku bilang, “Aku punya rencana begini, nanti aku pura-pura sakit dan tidur di kamar Tina, terus lu suruh dia tolong kerokin aku, lalu pas lagi di kerokin aku akan suruh dia nyalahin VCD yang tentu saja isinya film bokep”. Dan akhirnya Tina dan Sonia yang menuju ke dalam mencari Susi, sedang aku Anna, dan Silvi menuju ke kamar Tina, disana aku tiduran sambil pura-pura pakai balsem, dan seperti orang masuk angin.

    Tidak beberapa lama kemudian, aku lihat Susi dan bersama Tina dan Sonia, lalu akhirnya mereka berempat keluar tinggal aku dan Susi berdua di kamar. Lalu aku dengar ada suara yang sangat lembut menyapaku
    “Ada apa Mas?”, lalu dengan gugup aku menyahut
    “Nggak nich Mbak, saya sepertinya masuk angin, bisa minta tolong kerokin nggak yach?”.
    “Boleh Mas”, jawab Susi lagi, lalu dia mengambil minyak kayu putih dan uang logam seratusan, dan dia menyuruh aku membuka baju lalu dia mulai mengeroki badanku.

    Dan seperti rencanaku akhirnya aku meminta tolong padanya mengambilkan remote, lalu aku menyalakan TV dan VCD.
    Dan setelah menyala, langsung dech terlihat adegan syur di TV, dan aku merasakan seketika itu juga uang logam yang dipegang Susi jatuh ke lantai, lalu aku bilang ke Susi.

    “Sus, maaf yach saya mau nonton film ini soalnya besok pagi sudah harus dikembaliin, kamu nggak ‘pa-‘pa kan yach?”.
    Lalu dengan gugup aku lihat dia bilang
    “Nggakk pappaa kok, Mas”, lalu aku tanya lagi
    “Kamu pernah nonton film beginian Sus?”,
    “Dan dia bilang belum pernah, Mas”, lalu aku lihat dia mengambil duit logam dan kembali mengerokiku dan aku kembali menikmati adegan syur di depan mataku, tapi lama kelamaan aku merasakan kerokan Susi semakin melemah dan nafasnya kian memburu dan lalu aku pikir ini adalah saat terbaik untuk memulainya,
    lalu akhirnya tanganku mulai menyentuh pahanya, dan karena tidak ada reaksi menolak lalu tangan aku mulai semakin naik dan akhirnya sampai di payudaranya dan lagi-lagi dia diam, lalu aku langsung balik badan dan langsung memeluk dan menciumnya, dan karena dia masih virgin dia agak lama baru membalas ciumanku, dan walaupun tampak kaku.

    aku merasakan kenikmatan tersendiri,
    setelah itu aku mulai perlahan-lahan membuka kaos dan roknya, dan lalu aku mulai meremas-remas payudaranya yang hanya dilapisi oleh BH warna krem, dan aku lihat dia tuch meringis kenikmatan, dan setelah puas bermain di payudaranya tanganku segera kebawah dan meraba-raba CD-nya yang sudah basah, lalu aku mulai mengesekkan jariku perlahan-lahan dan aku lihat dia tuch semakin menggelinjang kenikmatan, setelah itu aku membuka CD-nya dan kemudian mulai menjilat-jilat liang kewanitaannya, dan mencari clitnya.

    Cerita Sex.Dan sewaktu lidahku bermain di dalam liang kewanitaannya tanganku kembali bergerak ke atas dan membuka BH-nya dan bermain di atas payudaranya 15 menit kemudian, aku sudahi permainanku di liang kewanitaannya, dan aku-pun mulai mencopot kemeja dan celanaku di depan Susi, dan mungkin karena tidak tahu apa yang harus dilakukannya Susi diam saja, dan pas aku menurunkan CD-ku, Susi berteriak kecil
    “Ahh..” dan aku jadi kaget, dan aku bilang
    “Ada apa Sus?”, dan dia bilang
    “Saya ngeri ngeliat barang Mas”. Dan lalu dengan senyum aku bilang tidak apa-apa, lalu aku bawa tangannya ke penisku, dan lalu dengan malu-malu dia memegang penisku dan mengocoknya pelan-pelan.
    Dalam hati aku berkata wah nich anak pinter juga, baru sekali nonton BF tahu apa yang harus dilakukannya.

    Dan tidak beberapa lama kemudian aku suruh dia mengisap penisku, tapi mula-mula dia bilang nggak mau karena geli tapi karena terus di paksa akhirnya dia lakukan juga. Dan untuk seorang pemula hisapan Susi cukup hebat (walaupun tidak sehebat Vita), setelah puas aku lalu menyuruhnya udahan dan kemudian aku bersiap-siap untuk memasukkan penisku ke liang senggamanya, dan sesampainya di depan liang kenikmatannya dia langsung bangun dan bilang
    “Nggak boleh donk Mas kan saya masih perawan”. Dalam hati aku berkata sial nich cewek bisa kalah dech aku, tapi akhirnya aku nggak kehabisan akal lalu perlahan-lahan aku bilang kalau dia nggak mau yach sudah saya nggak masukin semua hanya ujungnya saja dan itu nggak merusak selaput daranya.
    Akhirnya dengan perjuangan keras aku diijinkan untuk memasukkan kepala penisku di liang surganya, dan lalu aku mulai memasukkannya perlahan-lahan. Dan seperti dugaanku liang senggamanya amat sempit sehingga aku agak menemui kesusahan memasukkan kepala penisku.

    Dan setelah masuk aku mulai menarik dan memasukkannya perlahan-lahan, dan seperti dugaanku Susi keenakan, dan dia lalu berkata
    “Mas masukkin semua donk masa kepalanya doank!” lalu dengan pura-pura bodoh aku bilang

    “Kata kamu kepalanya saja, tapi lalu dia bilang
    “Nggak ‘pa-‘pa dech Mas ayo donk cepat Mas!”. Akhirnya aku memasukkan sisa penisku ke liang kewanitaannya.

    Setelah masuk aku mulai menggoyangkannya, beberapa menit kemudian aku menarik penisku dan menyuruh dia nungging dan aku melakukannya dengan posisi dog style, sekitar 10 menit kemudian aku dengar Susi bilang
    “Mas kok saya tiba-tiba mau pipis sich yach?” terus aku bilang “Kalau itu bukan pipis tapi tandanya kamu hampir orgasme”. Dan aku suruh dia tahan sebentar karena aku juga sudah mau keluar dan 3 menit kemudian aku keluar barengan dengan dia.

    Setelah itu aku dan dia jatuh ke ranjang, dan aku sempat lihat spermaku yang berceceran di lantai beserta beberapa bercak darah, setelah itu aku bilang terima kasih ke dia, dan dia lalu keluar kamar dan aku pun ke kamar mandi untuk membersihkan badanku yang penuh dengan keringat.

    Setelah aku selesai mandi, aku lalu keluar kamar dan aku nggak menemui Tina, dan ketiga kawannya di ruang depan, dan aku sempat clingak-clinguk dech nyariin mereka, dan tiba-tiba aku dengar ada suara yang memanggilku dari arah sebelah kiriku,
    “Tom, sini donk Tom, kita juga mau ngerasain barang kamu donk”. Spontan aku menghadap ke asal suara tersebut dan aku lihat Silvi yang sudah berada dalam keadaan polos memanggilku di muka pintu kamarnya. Langsung dech adikku yang tadinya sudah kembali tidur tegak lagi, dan segera aku menyamperi Silvi yang memang sudah menungguku, sesampainya di dalam kamar aku sampai kaget melihat ternyata di dalam kamar itu bukan hanya terdapat Silvi saja tetapi juga ada Tina, Sonia, dan Anna, hanya mereka bertiga masih berpakaian lengkap.

    Aku bilang ke Tina,
    “Tuch kan Tin, aku berhasil kan naklukin Susi”
    “Iya dech Tom, kita percaya sekarang”. Setelah itu aku langsung bilang
    “Ayo sekarang aku minta hadiahku”. Lalu jawab mereka
    “Eloe minta hadiah apa?”. Langsung dech otakku mikir minta apa yach, terus aku bilang
    “Aku pengen tidur bareng kalian bertiga sekaligus”, dan reaksinya mereka berempat langsung teriak
    “Yes, siapa takut memang itu kok yang kami harapkan”, lalu Silvi sempat nambahin,
    “Tahu nggak Tom, kenapa aku bugil supaya lu nafsu lihat aku dan minta ML sama aku ternyata siasat aku berhasil, lagian tadi kan pas lu ML sama Susi kita pada ngintip lho”, dan aku langsung dech berpura-pura terkejut padahal sich aku tahu kok he he he, tapi aku diam saja sok cool.

    Setelah itu Anna, Tina dan Sonia mulai striptease di depanku sambil perlahan-lahan membuka bajunya satu persatu sampai mereka semua benar-benar bugil, dan akibatnya adikku yang memang dari tadi sudah bangun jadi semakin tegak, dan setelah mereka selesai dengan baju mereka sendiri mereka dengan ganas langsung menyerbuku, dan dengan penuh nafsu birahi, mereka mempreteli baju dan celanaku satu demi satu, dan ketika celana dalamku diturunkan mereka sempat terpesona melihat barangku, lalu tiba-tiba Tina menunduk dan langsung menjilat-jilat penisku sementara Anna langsung mengarahkan liang kewanitaannya ke mulutku yang langsung saja kusambut dengan jilatan-jilatan di sekitar liang kewanitaannya, sementara itu tanganku menggerayangi payudara Sonia,
    sementara itu pula Sonia menjilat payudara Silvi, lalu kami saling berganti-ganti posisi, setelah puas dengan gaya tersebut aku mulai bangkit dan mula-mula aku mengarahkan penisku ke arah liang kewanitaan Tina, dan sumpah aku menemui kesulitan untuk memasukkan penisku tersebut tapi dengan upaya keras akhirnya aku berhasil untuk memasukkannya, setelah beberapa lama aku dengar Tina merintih dengan keras dan akhirnya dia orgasme, lalu kucabut penisku dari liang senggamanya, dan aku sempat lihat ada bercak darah di penisku, dan aku sempat tanya.

    “Tin, lu masih virgin yach?” dan Tina menjawab katanya
    “Kami berempat masih virgin Tom”, busyet aku hoki benar dalam semalam dapat 5 cewek masih virgin semua.
    Lalu aku mulai mencoba memasukkan penisku ke liang kewanitaan Silvi, kali ini aku lebih pelan-pelan dan santai, walaupun sulit tapi tidak sesulit sewaktu aku memasukkan penisku ke liang kewanitaan Tina, mungkin karena penisku sekarang sudah basah, dan kulihat liang kewanitaan Silvi pun sudah sangat basah, lalu aku kembali memaju mundurkan pantatku, sekitar 10 menit aku merasa bahwa spermaku akan segera keluar, lalu aku langsung menurunkan tempo goyanganku, dan segera aku mulai mengalihkan permainanku ke arah payudara Silvi,

    setelah beberapa lama aku kembali mulai mempercepat goyangan pantatku, tapi itupun tak bertahan lama karena 5 menit kemudian aku sudah ingin mengeluarkan sperma lagi, sebetulnya ingin aku tahan tapi karena aku kasihan sama Silvi orgasmenya tertunda melulu, terpaksa aku malah mempercepat laju permainanku dan 3 menit kemudian aku bilang sama dia
    “Aku sudah mau keluar nich, aku keluarin di dalam atau di luar?”. Lalu dia jawab
    “Di dalam saja”. Akhirnya aku dan dia keluar secara bersamaan.

    Setelah itu aku merebahkan diri ke tempat tidur, tapi baru sepuluh menit aku tiduran aku merasakan barangku saja yang dijilat-jilat, dan ternyata aku lihat kali ini Anna yang menjilat-jilat barangku, akhirnya adikku bangun lagi dech dan aku langsung melepas barangku dari mulutnya dan langsung mengarahkan barangku ke kemaluannya, dan kali ini aku kembali menemui kesulitan, karena liang kewanitaan Anna benar-benar sempit, dan kecil, penisku sampai perih rasanya, akhirnya dengan sedikit paksaan aku berhasil juga memasukkan barangku ke dalam liang surganya, sekitar 15 menit kemudian Anna teriak Tom, aku mau orgasme nich, dan aku langsung bilang.

    “Tunggu donk aku juga sudah mau orgasme nich”. Akhirnya aku mempercepat pola permainan, dan akhirnya aku keluar barengan dia di dalam liang senggamanya.
    Setelah itu aku langsung tiduran lagi, tapi aku liat kali ini Sonia menyamperi aku dan bilang
    “Tom giliran aku kapan?”
    “terus aku bilang besok saja yach aku cape nich”. Tapi sebagai jawabnya dia malah merenggut dan langsung mengocok-ngocok barangku, dan secara perlahan barangku kembali bangun,
    setelah bangun secara maksimal, Sonia lalu berdiri dan duduk tepat diatas barangku sambil tangannya perlahan membuka bibir kemaluannya, dan aku merasakan perih di sekitar barangku, karena Sonia memasukkannya dengan agak keras, setelah itu dia mulai mengoyang-goyangkan pantatnya naik turun sambil sesekali dia mengoyang-goyangkannya ke depan dan ke belakang, karena merasa nikmat sekali nggak sampai 10 menit aku merasa aku sudah mau orgasme, dan aku bilang ke Sonia
    “Son, aku sudah mau orgasme nich”, dan sebagai jawabannya dia mencabut barangku dan mengulum kembali barangku dan akhirnya aku memuntahkan spermaku di mulutnya dan kemudian diminum semua oleh Sonia “Obat awet muda katanya” Dan aku sich tersenyum saja mendengarnya.

    Nggak lama kemudian aku tidur bersama mereka berempat dalam keadaan bugil. Sekitar Jam 7 pagi aku bangun dan menuju kamar mandi untuk mandi karena terus terang badanku lengket semua keringatan. Lalu aku mulai mandi dan menyabuni penisku, mungkin karena terkena tanganku eh adikku malah bangun lagi, dan ketika itu pintu kamar mandi terbuka, lalu aku lihat Tina masuk ke dalam, dan kaget
    “Gila lu Tom, mau onani yach, ngapain Tom, sayangkan lu buang gitu saja, mending buat aku, lalu setelah itu Tina nyamperin aku dan mulai memain-mainkan barangku sebentar lalu dia mulai mengulum penisku, sekitar 15 menit dia mengulum penisku.

    sampai akhirnya aku mengeluarkan spermaku di dalam, dan kemudian diminum seluruhnya oleh Tina, nggak beberapa lama kemudian dia malah nungging dan minta di fuck dengan posisi doggy style, tadinya aku sudah mau nolak dan jelasin bahwa sebenarnya aku lagi bersihin barangku bukan onani, tapi karena nafsu lihat pantat mulus akhirnya aku masukin juga barangku ke liang kewanitaannya, dan kali ini aku nggak sesulit sewaktu memasukkan barangku tadi malam, dan setelah puas dengan doggy style dia malah minta fuck dengan gaya monyet, dimana aku ngefuck sambil ngegendong dia, yach sudah dech akhirnya aku lakukan juga permintaan dia, 5 menit kemudian aku merasa bahwa aku mau orgasme, dan dia bilang “Yach sudah Tom keluarin di dalam saja, aku pengen ngerasain sperma kamu kok” Akhirnya aku keluarin juga dech spermaku di dalam liang kewanitaannya, lalu setelah itu kita malah mandi bersama dan sekitar pukul 9 pagi aku balik ke rumah dan tidur sampai malam.

  • Pengalaman Sex Akibat Kakakku Ketagihan Masturbasi – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Pengalaman Sex Akibat Kakakku Ketagihan Masturbasi – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    2535 views

    Perawanku – ini mengisahkan serunya seorang adik suka ngintip kakaknya cewek masturbasi. Ga cuman suka masturbasi, ternyata sang kakak adalah seorang cewek lesbian, suka berhubungan dengan sesama jenis. Bahkan si adik pernah diajak ngentot bareng dengan teman pasangan lesbinya sang kakak.

    Namaku Tedy. Aku mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Bandung. Saat ini aku kuliah semester II jurusan TI. Sejak awal kuliah, aku tinggal dirumah kakak ku. “Kak Dewi” begitulah aku memanggilnya. Usianya terpaut 5 tahun denganku. Ia sebenarnya bukan kakak kandungku, namun bagiku ia adalah kakak dalam arti yang sebenarnya. Ia begitu telaten dan memperhatikan aku. Apalagi kini kami jauh dari orang tua.

    Rumah yang kami tempati, baru satu tahun dibeli kak Dewi. Tidak terlalu besar memang, tapi lebih dari cukup untuk kami tinggali berdua. Setidaknya lebih baik dari pada kost-kostan. Kak Dewi saat ini bekerja disalah satu KanCab bank swasta nasional. Meskipun usianya baru 28 tahun, tapi kalau sudah mengenakan seragam kantornya, ia kelihatan dewasa sekali. Berwibawa dan tangguh. Matanya jernih dan terang, sehingga menonjolkan kecantikan alami yang dimilikinya.

    Dua bulan pertama aku tinggal dirumah kak Dewi, semuanya berjalan normal. Aku dan kak Dewi saling menyayangi sebagaimana adik dan kakak. Pengahasilan yang lumayan besar memungkinkan ia menangung segala keperluan kuliah ku. Memang sejak masuk kuliah, praktis segala biaya ditanggung kak Dewi.

    Namun dari semua kekagumanku pada kak Dewi, satu hal yang aku herankan. Sejauh ini aku tidak melihat kak Dewi memiliki hubungan spesial dengan laki-laki. Kupikir kurang apa kakaku ini ? cantik, sehat, cerdas, berpenghasilan mapan, kurang apa lagi ? Seringkali aku menggodanya, tapi dengan cerdas ia selalu bisa mengelak. Ujung-ujungnya ia pasti akan bilang, “Gampang deh soal itu, yang penting karier dulu…!”, aku percaya saja dengan kata-katanya. Yang pasti, aku menghomati dan mengaguminya sekaligus.

    Hingga pada suatu malam. Saat itu waktu menunjukan pukul 9.00, suasana rumah lengang dan sepi. Aku keluar dari kamarku dilantai atas, lalu turun untuk mengambil minuman dingin di kulkas. TV diruang tengah dimatikan, padahal biasanya kak Dewi asyik nongkrongin Bioskop Trans kesayangannya.

    Karena khawatir pintu rumah belum dikunci, lalu aku memeriksa pintu depan, ternyata sudah dikunci. Sambil bertanya-tanya didalam hati, aku bermaksud kembali ke kamarku. Namun tiba-tiba terlintas dibenakku, “kok sesore ini kak Dewi sudah tidur ?”, lalu setengah iseng perlahan aku mencoba mengintip kak Dewi didalam kamar melalui lubang kunci. Agak kesulitan karena anak kunci menancap dilubang itu, namun dengan lubang kecil aku masih dapat melihat kedalam.

    Dadaku berdegup kencang, dan lututku mendadak gemetar. Antara percaya dan tidak pada apa yang kulihat. Kak Dewi menggeliat-geliat diatas spring bad. Tanpa busana sehelaipun !!!
    Ya Ampun ! Ia menggeliat-geliat kesana kemari. Terkadang terlentang sambil mendekap bantal guling, sementara kedua kakinya membelit bantal guling itu. Kemudian posisinya berubah lagi, ia menindih bantal guling.

    Napasku memburu. Ada rasa takut, malu, dan entah apalagi namanya. Sekuat tenaga aku tahan perasaan yang bergemuruh didadaku. Kualihkan pandanganku dari lubang kunci sesaat, pikiranku sungguh kacau, tak tahu apa yang harus kuperbuat. Namun kemudian rasa penasaran mendorongku untuk kembali mengintip. Kulihat kak Dewi masih menindih batal guling.

    Pinggulnya bergerak-gerak agak memutar, lalu kemudian dengan posisi agak merangkak ia menumpuk dan memiringkan bantal dan guling, lalu meraih langerie-nya. Ujung bantal itu ditutupinya dangan langerie. Kembali aku mengalihkan pandanganku dari lubang kunci itu. Ngapain lagi tuh ?!!, aku tertegun.

    Entah kenapa, rasa takut dan jengah perlahan berganti dengan geletar-geletar tubuhku. Tanpa sadar ada yang memanas dan mengeras di balik training yang aku kenakan. Aku meremasnya perlahan. Ahhh…

    Ketika kembali aku mengintip ke dalam kamar, kulihat Kak Dewi mengarahkan selangkangannya pada ujung bantal itu, hingga posisinya benar-benar seolah menunggangi tumpukan bantal itu.

    Lalu tubuhnya terutama bagian pinggul bergoyang goyang dan bergerak-gerak lagi, setiap goyangan yang dilakukanya secara reflek membuat aku semakin cepat meremas batang kemaluanku sendiri. Entah berapa lama aku menyaksikan tingkah laku kak Dewi didalam kamar. Nafasku memburu, apalagi manakala aku melihat gerakan kak Dewi yang semakin cepat. Mungkin ia hendak mencapai orgasme, dan benar saja, beberapa saat kemudian tubuh kak Dewi nampak berguncang beberapa saat, jemari kak Dewi mencengkram seprai.

    Aku tak tahan lagi. Bergegas aku menuju kamarku sendiri. Lalu kukunci pintu. Kumatikan lampu, lalu berbaring sambil memeluk bantal guling dengan nafas memburu. Pikiranku kacau. Bagaimanapun aku laki-laki normal. Aku merasakan gelombang birahi menyala dan semakin menyala didalam tubuhku.

    Dan makin lama makin membara. Ah… aku tak tahan lagi. Dengan tangan gemetar aku membuka seluruh pakaian yang kukenakan, lalu aku berguling-guling diatas spring bad sambil mendekap bantal guling. Aku merintih dan mendesah sendirian. Diantara desahan dan rintihan aku menyebut-nyebut nama kak Dewi. Aku membayangkan tengah berguling-guling sambil mendekap tubuh kak Dewi yang putih mulus. Pikiranku benar-benar tidak waras.

    Aku membayangkan tubuh kak Dewi aku gumuli dan kuremas remas. Sungguh aku tidak tahan, dengan sensasi dan imajinasiku sendiri, aku merintih dan merintih lalu mengerang perlahan seiring cairan nikmat yang muncrat membasahi bantal guling. (Besok harus mencuci sarung bantal…masa bodo…!!!!)…………….

    Sejak kejadian malam itu, pandanganku terhadap kak Dewi mengalami perubahan. Aku tidak saja memandangnya sebagai kakak, lebih dari itu, aku kini melihat kak Dewi sebagai wanita cantik. Ya wanita cantik ! wanita cantik dan seksi tentunya. Ah…….! (maafkan aku kak Dewi !)

    Terkadang aku merasa berdosa manakala aku mencuri-curi pandang. Kini aku selalu memperhatikan bagian-bagian tubuh kak Dewi. . ! mengapa baru sekarang aku menyadari kalau tubuh kak Dewi sedemikian putih dan moligh. Pinggulnya, betisnya, dadanya yang dihiasi dua gundukan itu.

    Ah lehernya apalagi, mhhh rasanya ingin aku dipeluk dan membenamkan wajah dilehernya.
    “Hei, kenapa melamun aja ? Ayo makan rotinya !“, kata kak Dewi sambil menuangkan air putih mengisi gelas dihadapanya, lalu meneguknya perlahan. Air itu melewati bibir kak Dewi, lalu bergerak ke kerongkonganya…. Ahhh kenapa aku jadi memperhatikan hal-hal detail seperti ini ?
    “Siapa yang melamun, orang lagi …. ammmm mmm enak nih, selai apa kak ?”, aku mengalihkan perhatian ketika kedua bola mata kak Dewi menatapku dengan pandangan aneh.

    “Nanas ! itu kan selai kesukaanmu. awas abisin yah !”, kak Dewi bangkit dari tempat duduknya lalu berjalan membelakangiku menuju wastafel untuk mencuci tangan.
    “OK, tenang aja !”, mulutku penuh roti, tapi pandangan mataku tak berkedip menyaksikan pinggul kak Dewi yang dibungkus pakaian dinasnya. Alamak, betisnya sedemikian putih dan mulus…
    “Kamu gak pergi kemana-mana kan ?“, kata kak Dewi. Hari sabtu aku memang gak ada mata kuliah.

    “Enggak…!”, kataku sesaat sebelum meneguk air minum.
    “Periksa semua kunci rumah ya Ted kalo mau pergi. Kemarin di blok C11 ada yang kemalingan….!”.
    “Mmhhh… iya, tenang aja…”, kataku sambil merapikan piring dan gelas bekas sarapan kami.
    Beberapa saat kemudian suara mobil terdengar keluar garasi. Lalu suara derikan pintu garasi ditutup. Dan ketika aku keteras depan, Honda Jazz warna silver itu berlalu meninggalkan pekarangan.

    Setelah memastikan kak Dewi pergi, aku kemudian mulai mengamati atap dan jarak antar ruangan. Sejak kemarin aku telah memiliki suatu rencana. Aku mau memasang Mini Camera kekamar kak Dewi, biar bisa online ke TV dikamarku, he he !.
    Sebulan berlalu, otakku benar-benar telah rusak.

    Aku selalu menunggu saat-saat dimana kak Dewi bermasturbasi. Dengan bebas aku melihat Live Show, lewat mini kamera yang telah kupasang dilangit-langit kamar Kak Dewi. Aman ! sejauh ini kak Dewi tak menyadari bahwa segala gerak-geriknya ada yang mengamati.
    Benar rupanya hasil survai sebuah lembaga bahwa 60 % dari wanita lajang melakukan masturbasi. Kalau kuhitung bahkan ka Dewi melakukanya seminggu dua kali. Pasti tidak terlewat ! malam rabu dan malam minggu.

    Kasihan kak Dewi. Ia mestinya memang sudah berumah tangga. Tapi biarlah, kak Dewi toh sudah dewasa, ia pasti tahu apa yang dilakukannya. Dan yang terpenting aku punya sesuatu untuk kunikmati. Kalau kak Dewi melakukannya dikamarnya, pasti aku juga. Ahh…..
    Seringkali ditengah kekacauan pikiranku, ingin rasanya aku bergegas kekamar kak Dewi ketika kak Dewi tengah menggeliat-geliat sendiri.

    Aku ingin membantunya. Sekaligus membantu diriku sendiri. Gak usah beneran, cukup saling bikin happy aja. Tapi aku gak berani. Apa kata dunia ?
    Malam ini. Aku tak sabar lagi menunggu, sudah hampir jam sembilan. Tapi kok gak ada tanda-tandanya. Kak Dewi masih asyik nongkrongi TV diruang tengah. Aku kemudian bergegas keluar rumah bermaksud mengunci gerbang.
    “Mau kemana Ted ?”,
    “Kunci gerbang ah, udah malem !”, kataku sambil menggoyangkan anak kunci .

    “Jangan dulu dikunci, temen kak Dewi ada yang mau kesini !”,
    “Mau kesini ? siapa kak ?”,
    “Santi…yang dulu itu lho !”,
    “Ohh…!”, aku mencoba mengingat. Sinta ? ah masa bodo… tapi kalo dia kesini, kalo dia nginep, berarti …? Yah…! hangus deh.

    Aku bergegas kembali kedalam. Dan ketika aku menaiki tangga ke lantai atas, HP kak Dewi berdering. Kudengar kak Dewi berbicara, rupanya temennya si Sinta brengsek itu udah mau datang. Huh !
    Aku hampir aja ketiduran. Atau mungkin memang ketiduran. Kulihat jam menunjukan pukul 10.30 malam, ya ampun aku memang ketiduran.

    Cuci muka di wastafel, lalu aku ambil sisa kopi yang tadi sore kuseduh. Dingin tapi lumayan daripada gak ada. Lalu seteguk air putih. Lalu sebatang Class Mild.

    Dan, asap memenuhi ruang kamar. Kubuka jendela, membiarkan udara malam masuk kekamarku. Sepi. Temennya kak Dewi udah pulang kali ?!.
    Kunyalakan TV, tapi hampir seluruh chanel menyebalkan, Kuis, Lawakan, Ketoprak, Sinetron Mistery, fffpuih ! kuganti-ganti channel tapi emang semua chanell menyebalkan, lalu kutekan remote pada mode video…lho apa itu…?!
    Ya ampun ! sungguh pemandangan yang menjijikan.

    Apa yang akan dilakukan kak Dewi dan temannya itu. Aku geleng-geleng kepala, ada rasa marah, kesal. Aku tidak menyangka kalau kak Dewi ternyata menyukai sesama jenis (Lesbian).

    Apa kata Mama. Ya ampuuuuun…!
    Kumatikan TV. Aku termenung beberapa saat.
    Aku ambil gelas kopi, satu tetes, kering. Ah air putih saja. Aku habiskan air digelas besar sampai tetes terakhir.

    Tapi…., aku tekan lagi tombol power TV, Upps… masih On Line ! Aku melihat kak Dewi dengan temannya berbaring miring berhadapan. Aku yakin mereka tanpa busana. Meskipun berselimut, bagian pundak mereka yang tak tertutup menunjukan kalau mereka tak berpakaian. Mereka saling menatap dan tersenyum.

    Tangan kiri kak Sinta mengelus-elus pundak kak Dewi. Sementara kuperhatikan tangan kak Dewi nampaknya mengelus-elus pinggang kak Sinta, tidak kelihatan memang tapi gerakan-gerakan dari balik selimut menunjukan hal itu. Lama sekali mereka saling pandang dan saling tersenyum. Mungkin mereka juga saling berbicara, tapi aku tak mendengarnya karena aku tidak memasang Mini Camera dengan Mic.

    Perlahan kepala kak Sinta mendekat, tangannya menghilang kedalam selimut dan menelusuri punggung kak Dewi. Aku Cemburu ! Mereka berciuman dengan penuh perasaan, perlahan saling mengulum dan melumat. fffpuih ! Ternyata benar-benar ada tugas pria yang dilakukan oleh wanita.

    Untuk beberapa saat mereka berciuman dan saling meraba. Aku jadi menahan nafas. Mungkin aku juga ketularan tidak waras, rasanya ada satu gairah yang perlahan bangkit didalam tubuhku. Bahkan, aku mulai mendidih !
    Sesaat kak Sinta nampak menelusuri leher kak Dewi dengan bibir dan lidahnya, aku mengusap leherku sendiri.

    Entah kenapa aku merasa merinding nikmat. Apalagi melihat ekpresi kak Dewi yang pasrah tengadah, sementara kak Sinta dengan lembut bolak-balik menjilat leher, dagu, pangkal telinga. Aku tak tahan melihat kak Dewi diperlakukan seperti itu. Setelah mematikan lampu, aku kemudian beranjak ke atas spring Bad, mendekap bantal guling, sementara mataku tak lepas dari layar TV.

    Situasi semakin seru, kak Dewi kini yang beraksi, ia kelihatan agak terlalu terburu-buru. Dengan penuh nafsu ia menjilati dan menciumi leher kak Sinta yang kini terlentang ditindih kak Dewi. Kepala kak Sinta mendongak-dongak, aku yakin ia tengah merasakan gelenyar-gelenyar nikmat dilehernya.

    Kemudian kak Dewi berpindah menciumi dada kak Sinta, sekarang baru nampak jelas wajah kak Sinta. Ia ternyata cantik sekali, bahkan sedikit lebih cantik dari kak Dewi. Ah aku terangsang. Tonjolan dibalik kain sarung yang kukenakan makin mengeras. Agak ngilu terganjal ujung bantal guling, sehingga perlu kuluruskan.

    Kak Dewi benar-benar beraksi, ia menciumi dan melahap payudara kak Sinta. Wajah kak Sinta mengernyit, dan mulutnya terbuka, apalagi ketika kak Dewi mengemut putting susunya. Ia Menggeliat-geliat sementara kedua tangannya mendekap kepala kak Dewi. Bergantian kak Dewi mengerjai kedua payudara kak Sinta. Kak Sinta menggeliat-geliat. Semakin liar, apalgi ketika kak Dewi menyelinap ke dalam selimut.

    Tiba-tiba kepala Kak Dewi muncul lagi dari balik selimut, tengadah mungkin ia tersenyum atau tengah mengatakan sesuatu, karena kulihat kak Sinta tersenyum, lalu sebuah kecupan mendarat dikening Kak Dewi.

    Sesaat kemudian kak Dewi menghilang lagi ke dalam selimut. Kak Sinta tampak membetulkan posisi badannya, selimutnya juga dirapihkan, aku tak dapat melihat apa yang tengah dilakukan kak Dewi, tapi menurut perkiraanku kepala kak Dewi tepat diantara selangkangan kak Sinta. Entah apa yang tengah dilakukannya.

    Namun yang terlihat, kak Sinta mendongak-dongak, kedua tanganya meremas-remas kepala kak Dewi. Kepala kak Sinta bergerak kekanan dan kekiri. Tubuhnya juga menggelinjang kesana sini. Kondisi seperti itu berlalu cukup lama.

    Aku keringatan. Nafasku memburu. Tanpa sadar kubuka kaus yang kukenakan, lalu kulemparkan kain sarungku. Kemaluanku mengeras, menuntut diperlakukan sebagaimana mestinya. Ah… edan !

    Tiba-tiba aku lihat kak Sinta mengejang beberapa kali. Pinggulnya mengangkat, kedua pahanya menjepit kepala kak Dewi. Mengejang lagi, sementara kepalanya mendongak kekanan dan kiri. Ia terengah-engah, lalu sesaat kemudian terdiam.

    Matanya terpejam. Kemudian kak Dewi muncul dari balik selimut, ia nampak mengelap mulutnya dengan selimut. Paha kak Sinta tersingkap karenanya.

    Kak Sinta kemudian meraih kedua bahu kak Dewi, mendaratkan kecupan dikening, pipi kanan dan kiri kak Dewi, lalu merangkul kak Dewi ke dalam pelukannya. Beberapa saat mereka berpelukan. Aku yang menyaksikan kejadian itu hanya dapat menahan napas, sementara tangan kananku meremas-remas dan mengurut kemaluanku sendiri.

    Dan, kemudian mereka nampak berbincang lagi, lalu kak Dewi membaringkan badanya. Terlentang. Kak Sinta menarik selimut, lalu menyingkirkannya jauh-jauh.
    Kak Dewi kelihatan protes, tapi protes kak Dewi dibalas dengan lumatan bibir kak Sinta. Tubuh kak Sinta menindih tubuh kak Dewi. Aku melihat, dengan mata kepalaku sendiri. Dua wanita cantik, dua tubuh indah dengan kulit putih mulus, tanpa busana, tanpa penutup apapun.

    Saling menyentuh.
    Kak Sinta kini yang bertindak aktif, ia kini menjilati leher, pangkal leher, bahu, dada, payudara kanan dan kiri.

    Kak Dewi nampak pasrah diperlakukan seperti itu. Kak Sinta nampak lebih terampil dari kak Dewi, hampir setiap inci tubuh kak Dewi dijilati dan dikecupnya. Bahkan kini ia menelusuri pangkal paha kak Dewi dari arah perut dan terus bergerak ke awah.

    Kak Dewi hendak bangun, kedua tanganya seolah menahan kepala kak Dewi yang terus bergerak ke bawah, entah mungkin karena geli atau nikmat yang teramat sangat. Tapi tangan kak Sinta menahanya, akhirnya kak Dewi menyerah. Dihempaskannya tubuhnya ke atas spring bad.

    Kak Sinta kini menciumi paha, lutut, bahkan telapak kaki kak Dewi. Tangan kanan kak Dewi mengusap-usap kemaluannya, sementara jari-jari tangan kirinya dimasukan kedalam mulutnya sendiri. Ia mengeliat-geliat.

    Tubuh kak Sinta kemudian berubah lagi. Ia kini telah siap berada diantara paha kak Dewi. Kak Sinta menarik bantal dan meletakannya, dibawah pinggul kak Dewi, sehingga tubuh bagian bawah kak Dewi makin terangkat. Kepala kak Dewi terjepit persis diantara selangkangan kak Dewi.

    Sebelah tangannya meremas-remas payudara kak Dewi. Aku lihat tubuh kak Dewi mengelinjang-gelinjang. Tak sadar aku turut merintih. Semakin kak Dewi menggelinjang, nafasku semakin memburu. Tubuhku kini mendekap dan mengesek-gesek bantal guling, dan batang kemaluanku menggesek-gesek ujungnya.

    Nikmat, entah apa yang kini berada didalam pikiranku. Yang pasti aku turut larut dalam situasi antara kak Dewi dan kak Sinta.
    “Kak Dewiii… kak Sinta……, ini Tedy… asssshhh..ahh kak…aku juga..!”, aku merintih dan terus merintih.
    Semakin lama kak Dewi kulihat semakin liar, badannya bergerak-gerak, naik-turun searah pinggulnya. Kedua tangannya menangkup kepala kak Sinta.

    Semakin lama gerakan kak Dewi semakin liar, lalu pessss, TV mendadak padam. Sialan ! lampu diluar juga padam. Gelap gulita. PLN sialan ! Brengsekkkkkk !!!
    Aku terengah-engah, dalam kegelapan. Sudah kadung mendidih, aku teruskan aksiku meski tanpa sensasi visual. Aku merintih dan mendesah sendiri dalam kegelapan. Aku yakin disana kak Dewi dan kak Sinta pun tengah merintih dan mendesah, juga dalam kegelapan…….

    Dor ! Dor ! Dor !
    “Tedy… bangun, udah siang !“, suara ketukan atau entah gedoran pintu membangunkan aku. Rupanya sudah siang.
    “Bangun…!”, suara kak Dewi kembali terdengar.
    “Iya..! udah bangun…”, teriakku. Lalu terdengar langkah kaki kak Dewi menjauh dari pintu kamarku.

    Ya ampun ! aku terkaget. Berantakan sekali tempat tidurku. Dan bantal guling…, bergegas aku buka sarungnya. Wah nembus !
    Dengan terburu-buru kurapikan kamarku, jam menunjukan pukul 8 pagi.

    Kalau tidak khawatir mendengar kembali teriakan kak Dewi yang menyuruh sarapan mungkin aku memilih untuk tidur lagi. Akhirnya aku keluar kamar, mengambil handuk, dan bergegas kekamar mandi.

    Didekat ruang makan aku berpapasan dengan kak Dewi yang membawa nasi goreng dari dapur. Namun bukan itu yang menarik perhatianku. Rambut lepek kak Dewi yang belum kering benar jelas terlihat.

    Aku teringat kejadian tadi malam. “abis keramas nih yee !”, kataku dalam hati.
    “Apa senyam-senyum gitu ?”, kak Dewi menatapku heran.
    “Enggak …! Siapa… lagi yang senyam-senyum.

    Mmm enak !”, kataku sambil menyuap sesendok nasi goreng hangat.
    “Mandi dulu sana, dasar jorok !”, kata kak Dewi sambil meletakan piring yang dipegangnya.
    “Jorokan juga kak Dewi, gituan dijilatin hiiii….”, kataku dalam hati, tapi kemudian bergegas mandi, eh keramas juga !

    Segar sehabis mandi, hampir aku balik lagi ketika menyadari dimeja makan Kak Dewi tengah sarapan ditemani kak Sinta.
    “Ikutan Indonesian Idol dong ted !, jangan cuma berani nyanyi dikamar mandi aja !”, itu kalimat yang pertama kudengar dari kak Sinta.

    Cantik. Bener- benar cantik. Sumpah ! tapi matanya itu ! aku merasakan keliaran dimatanya ketika menatapku yang hanya terbungkus handuk sepinggang.
    “Eh, maaf kirain gak ada kak Sinta, maaf yah…permisi !”, kataku sambil berlalu.
    Buru-buru aku ganti baju, menyisir rambut.

    Ah kenapa aku ingin nampak keren. Karena ada kak Sinta yang cantik kali ya ? Pandang dari kiri dan kanan. Sip ! Turun kembali ke lantai bawah, menikmati dua wajah cantik, dan sepiring nasi goreng bertabur SoGood Sozzis.
    “Nih buruan, sarapan dulu !”, kak Dewi yang kemudian menyuruhku sarapan, sementara mereka sendiri telah selesai.

    Aku lalu sarapan dengan diawasi oleh dua mahluk cantik yang tidak buru-buru beranjak dari meja makan. Mereka berbincang ngalor ngidul seputar dunia kerja. Sesekali aku menimpali meskipun mungkin enggak nyambung. “Dasar kuli, hari libur gini masih aja ngurusin kerjaan !”, aku membatin.
    “Tumben dihabisin ?”, kata kak Dewi melihat aku makan dengan lahap.
    “Abis enak sih !”,
    “Biasanya, dia tuh ! susah makannya, di masakin ini-itu…!”,
    “Bohong kak ! jangan dengerin !”, kataku menimpali ucapan kak Dewi
    “Alah… emang biasanya gitu kok !”, kak Dewi memotong ucapanku. Kak Sinta hanya tersenyum aja. Manis lagi senyumnya.

    Mmmuah ! ingin rasanya kusentuh bibirnya itu.
    Seminggu berlalu, setiap hari rasanya aku menjadi tambah bejat. Pikiranku kotor terus. Terbayang kak Dewi dan kak Sinta. Namun yang lebih sering menari-nari dalam khayalanku kemudian adalah sosok kak Dewi. Mungkin karena ia yang tiap hari ketemu. Sehingga pikiran kotorku kemudian mengacu kepadanya.

    Aku merasa bersalah karena kemudian khayalanku semakin kacau. Aku begitu terobsesi dengan kak Dewi. Setiap menjelang tidur, pikiranku melayang-layang membayangkan kak Dewi. Aku ingin merasakan kehangatan tubuh mulusnya, mengecap setiap inci kulit halusnya. …ahhhhhh…..!!!

    Rasanya semua hal yang berkaitan dengan kak Dewi membuatku terangsang. Melihat pakaiannya yang lagi dijemur saja aku terangsang.
    Bahkan entah berapa kali ketika kak Dewi tidak ada dirumah, aku mempergunakan benda-benda pribadi kak Dewi menjadi objek fantasiku.

    Dan makin lama aku makin berani, hingga aku melakukan self service, di kamar kak Dewi, ketika tidak ada kak Dewi tentunya. Seperti siang itu, sebotol Hand Body Lotion milik kak Dewi kugenggam erat.

    Aku terlentang diatas spring bad kak Dewi. Isi lotion telah kukeluarkan sehingga melumuri kemaluanku yang mengacung. Kuurut perlahan, menikmati sensasi yang membuai, sambil sesekali aku menciumi celana dalam pink kak Dewi. Aku benar-benar hanyut dan terbuai dalam kenikmatan. Sehingga aku tak begitu menghiraukan ketika ada suara-suara didepan rumah. Ah… kak Dewi biasanya pulang jam 6.30, sekarang

    baru jam 2 siang…. Aman..Ach….shhhh…..
    Aku terhanyut dan bergelenyar penuh kenikmatan hingga….
    Jeckrek !!! kunci pintu depan dibuka dari luar, lalu pintu terbuka. Seseorang masuk. Ya ampun ! aku sungguh panik. Kak Dewi Pulang !!!
    Dengan gemetar dan penuh ketakutan aku mengenakan celana. Ya ampun, berantakan begini, dan… Hand Body Lotion tumpah… mati gue !
    Tak dapat dicegah karena pintu kamar memang tak kukunci. Blak…pintu didorong dari luar…
    “Tedy…! Ngapain kamu ?”, mata kak Dewi menatapku tajam.
    “ng..mmm ini lagi !”, aku tak berkutik. Baju yang kugunakan mengelap ceceran Hand Body Lotion di seprai kugenggam erat.

    Wangi Hand Body Lotion tercium kemana-mana. Keringat dingin membasahi tubuhku yang hanya mengenakan training. Napasku tercekat manakala menyadari tatapan kak Dewi ke atas tempat tidur, celana dalam ka Dewi, langerie kak Dewi, bantal guling, dan celana dalamku yang tak sempat kupakai atau kusembunyikan. Shittttt….sialan!

    Kak Dewi menghela nafas panjang dan berat, tatapannya sungguh menakutkan. Aku menggigil gemeteran. Kak Dewi pastinya dapat menebak kelakuanku.
    “Kok cepet pulangnya kak ?”, dengan susah payah aku bersuara. Tapi kak Dewi tak memperdulikanku. Ia berlalu, langkah kakinya menjauhi kamar.

    Lalu terdengar dentingan gelas, dan pintu lemari es dibuka.
    Bergegas aku membereskan segala yang berantakan, sekedarnya. Lalu buru-buru meninggalkan kamar kak Dewi !
    “Anjing…!, brengsek “, kataku sambil meninju dinding.

    “Bodoh, bodoh !”, aku mengutuk diriku sendiri. Aku malu sekali. Dengan penuh ketakutan aku bergegas ganti baju. Pikiranku kacau sekali. Aku dengan mengendap keluar rumah, motorku-pun kudorong keluar halaman.

    Lalu aku kabur…ketempat kost temanku.
    Tiga hari aku aku tak pulang, temanku sampai terheran-heran dengan kelakuanku. Tapi aku simpan rapat-rapat masalah yang sebenarnya. Aku hanya bilang lagi berantem sama kakaku.

    Tadinya aku kebingungan juga kelamaan tidak pulang, mau pulang juga rasanya bagaimana. Namun sebuah telpon dari kak Dewi membuat semuanya lebih baik,
    “Tedy kamu kemana aja ? kamu dimana ?”, terdengar suara kak Dewi di HP ku, datar. “mm ng… dirumah temen kak ?”, kataku sedikit bergetar.
    “Pulang…nanti kalo mamah nanya gimana ?”, suara kak Dewi masih terdengar datar.

    Tapi setidaknya hal itu membuatku sedikit lega. “Iya kak !”, lalu tak terdengar lagi suara kak Dewi. Aku tertegun beberapa saat, namun kemudian aku memutuskan untuk pulang.
    Tiba dirumah, tatapan kak Dewi menyambutku. Aku tak berani menatap wajahnya. “kamu kemana aja ?”, suara kak Dewi masih terdengar datar seperti ditelepon. “Mmm…dari rumah Wawan kak !”,
    “Makan dulu…tuh kakak udah masak !”, terdengar suara kak Dewi dari ruang tengah. “Iya kak !”, bergegas aku ke meja makan. Melahap makanan yang tersedia dimeja makan, emang gua laperrrr !
    Besoknya, suasana masih terasa amat hambar.

    Kak Dewi tak mengucap sepatah katapun. Ia membuang muka ketika berpapasan dengan aku yang bermaksud ke kamar mandi. Selesai mandi, ganti baju, kembali keruang makan. Aku dan kak Dewi sarapan seperti biasanya, tapi rasanya suasana betul-betul mencekam.

    Kak Dewi nampak buru-buru menyelesaikan sarapannya. Akupun bergegas menghabiskan sisa makananku.
    “Kak, maafin Tedy yah !”, kataku sambil meletakan gelas yang airnya habis kuteguk.
    Kak Dewi tak bersuara, tapi matanya menatapku, penuh keheranan dan tanda tanya, atau mungkin tatapan apa itu artinya.

    Entahlah.
    Beberapa hari kemudian setelah situasi dirumah mulai terasa normal, malam itu kak Dewi diruang tengah nonton TV atau mungkin membaca majalah. Entahlah atau bisa kedua-duanya, soalnya TV dinyalakan tapi ia asyik membaca majalah sambil telungkup dipermadani. Dagunya diganjal dengan bantal guling. Aku kemudian duduk disofa, tepat dibelakangnya. Rasanya badanku gemetar menyaksikan pandangan dihadapanku. Sittttt !!!! Pikiran gilaku melintas lagi.

    Pantat kak Dewi yang hanya dilapisi selembar baju tidur tipis begitu indah terlihat. Garis celana dalam yang dikenakanya nampak menggurat. Betisnya itu, alamak. Aku tak tahan ingin mengecapnya dengan lidahku. Dan…
    “Bikin minum dong, haus nih…!”, Kak Dewi membalikan badannya, dan melihat kearahku yang tengah menikmati bagian belakang tubuhnya.
    “Orange, atau susu ?”, tanpa sadar aku melirik kearah dadanya.
    Kak Dewi merasakan pandangan mataku, ia membetulkan leher bajunya.
    “Susu deh ! tapi jangan penuh-penuh yah !”,
    “Ok !”, lalu aku pergi ke ruang sebelah. Seperti kebiasaannya kalau bikin susu ia pasti hanya minta setengah gelas.

    “Takut gak abis”, katanya !
    “Nih kak !”, kataku sambil meletakkan gelas susu disebelah kanan. Lalu aku bergerak kesebelah kiri kak Dewi. Kak Dewi segera mereguk minuman yang kusediakan untuknya itu. Aku sendiri meraih majalah yang tengah dibaca Kak Dewi.
    “Ih apaan nih, sini ! orang lagi dibaca juga !”, kak Dewi berusaha meraih majalahnya kembali. Akhirnya kulepaskan. Aku mengambil remote TV. Sambil tengkurap disamping kak Dewi, aku memindah-mindah chanel.
    “Kebiasaan Tedy mah, pindah-pindah terus, balikin TransTV !”, katanya sambil berusaha meraih remote. Akupun menyerah, kukembalikan channel ke TransTV.
    Lalu aku memiringkan badan, sekarang aku menghadap kearah kak Dewi. Menatapnya dalam-dalam. Ah… kakak ku sayang, engkau cantik sekali.

    Lalu aku mutup kedua mataku rapat-rapat.
    “Kak mau tanya, boleh ?”, kataku sambil tetap memejamkan mata.
    “Tanya apa sih !”, ia menjawab tanpa menoleh.
    “ng…mmmm kenapa Tedy akhir-akhir jadi aneh yah ?”,
    “Maksudnya apa ?”,
    “Tapi kak Dewi jangan marah yah !”,
    “Akhir-akhir ini, tedy sering error. Pikiranya yang begituuu.. aja.

    Gak siang gak malem, pusing deh !”,
    “Mikirin apa sih ?”,
    “Ah… kak Dewi ini. Maksud Tedy… mmm jangan marah yah. Rasanya Tedy gampang terangsang deh !”, kubuka mataku, keterkejutan nampak diwajah kak Dewi. Lalu ia menghela nafas panjang.

    “Kebanyakan nonton film jelek kali. Tuh dikomputer hapus-hapusin gambar gambar jelek kayak gitu !”,
    “Bisa juga sih…, kalau masturbasi bahaya enggak sih kak?”, aku kembali melontarkan pertanyaan yang mengagetkannya.
    ”Apaan sih gituan di tanya-tanyain ?!”, nampak kak Dewi agak gusar menimpali pertanyaanku.
    “Kalau kata temen tedy sih, mendingan masturbasi daripada main sama cewek nakal, bisa penyakitan !”,

    Tak terdengar komentar. Waduh aku kehabisan kata-kata.
    “Sebenarnya gara-gara kak Dewi sih !”, dan aku menunggu. Benar saja, kak Dewi bereaksi. Ia menatapku penuh tanya.
    “Menurut sebuah survai, 60 % wanita lajang melakukan masturbasi, bener kan ?”, aku kembali melontarkan pukulan kata-kata.
    “Kata siapa kamu ?”,
    “Kata koran dannnnn… lubang kunci !”,
    “Maksud Tedy apa sih…? Kakak jadi pusing !”,
    “Tedy tahu rahasia kak Dewi !”,
    “Rahasia apa ?”,

    “Kak Dewi suka menggeliat-geliat ditempat tidur tanpa pakaian dan memeluk bantal guling !”, akhirnya. Mata Kak Dewi membeliak kaget. Tatapan matanya menyiratkan rasa marah dan malu, tapi ia berusaha menutupinya.
    “Kamu ngintip ?”,
    “Gak sengaja sih…!”, kubenamkan mukaku dipermadani sambil menunggu efek selanjutnya.
    “Tapi tenang aja. Rahasia kak Dewi aman kok ditangan Tedy.

    Dan rahasia Tedy ada ditangan kak Dewi.

    Sama-sama aman ok ?!”, Kak Dewi tak bersuara. Benar-benar terdiam. Ia malah membolak-balikan halaman majalah.
    “Meskipun ada satu rahasia lagi !”, tampak wajah kak Dewi kembali menegang. Pandanganya mengarah kepadaku, yang kini juga menatapnya.
    “Kak Sinta… !”, kataku. Kak Dewi benar-benar terhenyak. Ia bangkit hingga terduduk. Aku membalikan badan, terlentang disamping kak Dewi.
    “Tenang aja. Tedy gak akan membocorkannya ke siapa-siapa kok !”,
    “Tedy tahu semuanya ?”, kata kak Dewi tiba-tiba.

    Pandangan matanya kini memelas dan penuh ketakutan.
    Aku menganggukan kepala.
    “Jangan bilang siapa-siapa, jangan bilang mamah.

    Please !”, kak Dewi mengguncang bahuku.
    “Tenang…pokoknya aman !”,
    Kak Dewi nampak gelisah. Aku tidak tega melihatnya.
    Kak Dewi yang sangat baik padaku telah aku antarkan pada suatu kondisi serba salah dan menakutkan baginya. Tapi sudahlah.

    Tiba-tiba terdengar dering telp, bergegas aku bangun dan mengangkat gagang telpon.
    “Halloo..!”, terdengar suara perempuan diseberang sana.
    “Hallo…!”, kataku
    “Ini tedy yah ?, kak Dewi ada ?”, suara itu terdengar lembut.
    “ng.. ini siapa yah ?”, kataku sambil menduga-duga.
    “Ini Sinta…kak Dewi-nya ada ?”,
    “Ada…sebentar ya kak !”, kataku.
    “Kak… ini kak Sinta !”, kataku pada kak Dewi. Kulihat tiba-tiba expresi kak Dewi menegang. Namun tak urung ia mendekatiku, dan menerima gagang telepon yang kusodorkan.
    “Haloo..”,

    Aku bergegas pergi, tak ingin mengganggu “sepasang kekasih” yang telepon-an. Aku naik ke lantai atas, menuju kekamarku sendiri. Kukunci pintu kamar, mematikan lampu, dengan perasaan campur aduk.
    Beberapa saat kemudian kudengar langkah kaki kak Dewi di tangga menuju kearah kamarku. Lalu tiba-tiba aku mendengar ketukan dan suara kak Dewi.

    Aku terdiam, menunggu. “Tedy…!”, kembali terdengar ketukan. Kunyalakan lampu lalu membuka kunci pintu kamar.
    Tanpa kupersilahkan kak Dewi menyeruak masuk lalu duduk dipinggir tempat tidur. “Tedy…”, kak Dewi tiba-tiba memecahkan keheningan.
    Aku yang hendak menyalakan rokok, menoleh.
    Kulihat kak Dewi menatapku dalam-dalam. Nampaknya ada sesuatu yang ingin diucapkanya. Tak jadi menyalakan rokok. Aku menarik kursi, dan membalikanya sehingga menghadap kearah kak Dewi. Lalu aku duduk dihadapan kak Dewi. “Tedy bisa pegang rahasia kan ?”, ia menatapku sungguh-sungguh. Ada ketakutan dimatanya.
    “Masalah apa ?”,
    “Sinta…!”,

    “Oh…!”, aku mengangguk perlahan.
    “Jangan sampai Mamah tahu !’,
    Aku hanya menatapnya, lalu tersenyum hambar.
    “Janji ?!”, kak Dewi menatapku dalam-dalam.

    “Janji !”, kataku sambl mengacungkan telunjuk dan jari tengahku.
    “Tedy boleh minta apa aja, pasti kakak turutin, syaratnya satu, gak boleh bocorin rahasia !”,
    “Tenang…aman !’, kataku agak bergetar.

    “Tedy mau minta apa sama kaka?”, nampaknya kak Dewi mencoba bernegosiasi, he he….
    “ng…gak minta apa-apa deh…mmm…”, sungguh tak terpikir untuk minta sesuatu pada kak Dewi, lagi pula aku sama sekali gak kepirkiran untuk membocorkan rahasianya. Namun tatapan liarku kearah dada ka Dewi sungguh dinterpretasikan oleh kak Dewi.

    “Kakak tahu kok apa yang Tedy inginkan, sini…!”, kak Dewi menepuk spring bad, mungkin maksudnya menyuruhku duduk disampingnya. Aku ragu sesaat.
    “Sini….!”, katanya mengulang.

    Meskipun ragu aku kemudian beranjak, dan dengan bingung aku duduk disebelahnya. Darahku berdesir saat jemari lembut kak Dewi mengusap punggung tanganku. Lalu ia meraih telapak tanganku.

    Jemari tanganku digenggamnya.
    “Pasti Tedy sekarang lagi error !”, tiba-tiba kak Dewi berkata datar,
    “Apaan sih kak ?”, kataku agak jengah.
    “Pake pura-pura lagi !”, kak Dewi mendorong tubuhku.

    Karena Kak Dewi mengisyaratkan agar aku terlentang maka aku segera terlentang dengan kakiku menjuntai kelantai.
    “Tedy pengen ini kan ?”, jemari kak Dewi merayapi pahaku.

    Aku terhenyak menahan nafas. Kemudian kak Dewi tanpa ragu mulai meremas kemaluanku perlahan, ahh….., kedua lututku terangkat parlahan, lalu kuturunkan lagi.
    “Kak…”, kataku lirih
    “sst…kakak tahu apa yang Tedy inginkan, tenang aja…”, kak Dewi benar-benar meremas-remas kemaluanku. Geletar nikmat perlahan merayap, seiring makin mengerasnya batang kemaluanku. Kuraih bantal, kudekap hingga menutupi mukaku. Rasa jengah dan nikmat membaur menjadi satu.

    “Pake malu-malu lagi !”, kak Dewi memaksaku melepaskan bantal. Akhirnya untuk aku hanya bisa menutup mata dan menikmati gelenyar kenikmatan dari setiap remasan tangan kak Dewi. “Ah…shhh..kak….!”,
    Tanganku perlahan merayap kearah pinggang kak Dewi, meremasnya perlahan seiring geliat kenikmatan. Aku semakin berani karena kak Dewi tak menolak remasan tanganku dipinggangnya.
    Tiba-tiba, “Udah ya…cukup segitu aja !”, tiba-tiba kak Dewi menghentikan remasan tanganya.

    “Ah kakak !”, aku merintih kecewa, hampir aku melonjak bangun.
    “Kenapa ?”, ia menatapku, sebuah senyum seolah menggoda aku yang tengah konak.
    “Tanggung…please…!”, aku merintih dan memelas.
    “Dasar….”, katanya sambil memijit hidungku.
    Tanpa ragu aku melepaskan training yg kukenakan, kemaluanku yg sungguh telah mengeras, mendongak…
    Nampak ada rasa jengah pada tatapan kak Dewi, aku bangkit dari tidurku, “Please…!”, lalu kuraih tangan kak Dewi agar menjamah kemaluanku. Akhirnya tak urung kak Dewi menuruti kemauanku.

    Kembali kuhempaskan tubuh, lalu menunggu kak Dewi melakukan hal yg seharusnya. Tangan lembut dan halus kak Dewi menggenggam kemaluanku, nampaknya ia agak ragu, badanku mengerjap sesaat, ketika tangan kak dewi mulai meramas kemaluanku dengan perlahan. Kupenjamkan mata, menikmati setiap kenikmatan yang datang.

    Semakin lama keinginanku semakin kuat. Aku merintih, mendesah dan sesekali menggeliat.
    Remasan tangan kak Dewi memang nikmat, namun semakin lama aku menginginkan lebih, lalu aku meraih Hand Body dari sela-sela pinggir springbad, dengan gemetar kusodorkan pada kak Dewi.
    “Apa ini ?”,
    Meski terlihat ragu, perlahan kak Dewi meraih Hand Body Lotion, membuka tutupnya, menumpahkannya ditangan kanannya.

    Lalu ia melumuri kemaluanku. Ahhh..
    “Maafin Tedy ya kak !”,
    “Iya anak nakal !”, katanya. Mungkin seharusnya ia tersenyum tapi aku tidak melihatnya.
    “Digimanain ?”, katanya berbisik perlahan.
    “Urut aja, keatas dan kebawah, pelan-pelan !”,
    “Begini…!”,

    “Ya…ah… shhh… kak Dewi…!”, akupun tenggelam dan terbuai dalam kenikmatan. Belaian lembut tangan Kak Dewi sungguh membuat aku terlena. Dan tanpa kuminta kak Dewi telah cukup paham ketika sudah agak mengering dan kesat ditambahkannya lagi cairan Hand Body itu. Ia telah tahu yang kuinginkan.

    Caranya mengurut dan meremas sungguh sempurna. Aku kemudian hanya bisa pasrah, merintih dan mendesah.
    “ssshhhh… kaka…mkasihhhh…. Mmmm shhhhh enak !”,
    Aku terus merintih dan merintih. Kak Dewi benar-benar memanjakan aku. Ia mengurut dan membelai membuat aku terasa melambung-lambung. Tapi lama kelamaan ada rasa ngilu dikemaluanku.

    Makin lama makin ngilu.
    “kenapa ? udah ?”, kak Dewi bertanya ketika tanganku menahan gerakan tanganya yang masih mengurut dan membelai. “Ngilu…!”, kataku berbisik.
    Lalu aku bangkit dari tempat tidurku, sehingga kami duduk berdampingan. Kak Dewi terlihat berusaha mengelap cairan Hand Body yang berlepotan ditanganya. Trainingku menjadi korban. Tanggung sekalian kotor, akupun mengelap kemaluanku dari cairan handbody.

    Kami terdiam, beberapa saat.
    “Tahu enggak sebenarnya Tedy suka pake bantal guling. Seperti Kak Dewi !”,
    “Apa enaknya…!”, pertanyaan itu seolah terlontar begitu saja.
    “Ya enak aja. Gesek-gesek. Sambil membayangkan sedang memeluk kak Dewi !”.
    “Dasar !”, ia memelintir kupingku.
    “kak Dewi…!”,
    ‘Apa..?”,
    ‘Tanggung nih !”,
    “Tanggung apanya ?”,
    “Pura-pura jadi bantal guling mau ?”,
    “Apalagi nih !”,

    “Tedy gak tahan nih. Tapi kak Dewi gak usah khawatir. Tedy gak merusak apapun. Kak Dewi tetap berbaju lengkap. Kak Dewi hanya berbaring aja. Nanti Tedy…!”, kak Dewi terdiam tak menjawab.
    “Cuma gesek-gesek aja !”, aku kemudian menandaskan.
    “Gimana ? kamu ini aneh-aneh aja ?”,
    “Berbaring dulu kak Dewi-nya. Pokonya aman deh.


    Tedy gak bakalan merusak apapun. Janji !”, kataku sambil setengah mendorong tubuh kak Dewi.
    Kak Dewi tak urung menurut. Ia beringsut keatas spring bad, lalu kubaringkan tubuhnya hingga terlentang.
    Dengan bergetar kemudian aku berbaring menyamping. Lalu kakiku menyilang keatas dua kakinya. Selangkanganku kini menempel ke pahanya. Sayang masing terlindung pakaian yang dikenakannya. Tapi lumayan enak.

    Lalu aku mulai menggesek-gesekan kemaluanku kepaha kak Dewi. Rasa nikmat perlahan mengalir seiring gesekan itu. Makin lama makin terasa enak. Tangan kak Dewi kupaksa agar mau melingkari pinggangku. Aku terus menggesek dan menggesek. Sesaat aku lepaskan bajuku, aku kini telanjang bulat, menelungkup tubuh kak Dewi yang masih terbungkus Langerie…

    ”shhhh…. Mmmm enak kak. Enak ! shhhhh ahhhh shhh !”, tanpa sadar aku menciumi bahu kak Dewi. Aku semaki berani karena kak Dewi membiarkan aku menciumi pundaknya. Makin lama tubuhku makin bergeser. Tahu-tahu aku kini berada diantara dua paha kak Dewi. Kemaluanku menggesek-gesek persis kemaluan kak Dewi. Sungguh nikmat. Geletar-geletar birahi makin memuncak.

    Aku mendesis dan merintih sambil sesekali mendaratkan ciuman ke pundak kak Dewi. Lambat laun aku menyadari, setiap aku bergerak dan menggesek, tubuh kak Dewi ikut bergerak seirama gerakan tubuhku. Bahkan beberapa kali ia membetulkan posisi pinggangku.

    Kemaluanku terus menggesek-gesek kemaluan kak Dewi. Dan terus bergoyang-goyang berirama.
    “Kurang keatas…sakit tahu !”, suara ka Dewi terdengar memburu.
    Aku menurut. Aku bergerak lebih keatas. Paha kak Dewi bergerak seolah memberi ruang agar tubuhku bergerak lebih leluasa.

    “Pelan…pelan…”, ia mendesis,
    “Enak kak?’, akhirnya kulontarkan pertanyaan itu. Kak Dewi terdiam. Namun nafasnya semakin terdengar memburu. Jemari tangannya terasa meremas-remas punggungku.
    Tanpa meminta persetujuan aku berusaha meraih celana dalam kak Dewi.
    “Mau apa ?”,
    “Biar gak sakit lepasin aja yah ?”, ia sedikit mempertahankanya.
    “Please !”, kataku. Akhirnya kak Dewi menurut.

    Bahkan kakinya bergerak-gerak membantuku melepaskan celana dalam itu. Aku tidak bermaksud menyetubuhi kak Dewi. Tidak benar-benar maskudku. Biar bersentuhan lebih dekat aja. Dan untuk pertama kalinya dalam hidupku. Kemaluanku menempel pada kemaluan wanita. Sungguh sensasinya luar biasa.

    Kemaluanku mengarah kebawah, terjepit diantara paha kak Dewi. Lalu aku mulai menggesek-kesekanya. Ada sesuatu yang hangat namun basah dibawah sana. Semakin kugesekkan semakin terasa nikmat. Tiba-tiba aku mendengar kak Dewi mendesah pelan. Kepalanya mendongak. Kuulangi gerakan dan gesekanku, kembali ia mendesah. Akhirnya kuulangi gesekan diwilayah itu. Aku senang mendengar kak Dewi mendesah-desah dan merintih. Kami ternyata berada pada posisi saling berdekapan.

    Wajah kami begitu dekat. Aku merasakan semburan nafas hangat kak Dewi. Dengan lembut kudaratkan bibirku didagunya. Kemudian bergeser, perlahan. Akhirnya bibir kami bertemu. Bibir kak Dewi awalnya diam tak bereaksi ketika bibirku berusaha melumat, tapi lama kelamaan bibir itu membalas lumatan bibirku. Kami berpagutan dan saling melumat.

    Semakin lama segalanya semakin liar. Aku kini bahkan sudah mengecap, menjilat bahkan setengah menggigit leher kak Dewi. Ketika jilatan lidahku menyerang pangkal leher dibawah telinganya, kak Dewi mendesah dan merintih. Aku kini benar-benar membuat kak Dewi menjadi hilang kesadaran. Ia telah menjadi benar-benar liar.

    Diarahkannya kepalaku untuk menciumi dadanya. Aku maklum dengan apa yang diinginkan kak Dewi. Aku bangit dari cengraman tubuhnya. Lalu dengan gemetar kubuka Langerie yang dikenakan kak Dewi. Kemudian Bra yang dikenakannya. Kini tubuh kak Dewi tak berbalut selembar benangpun, sebagaimana aku. Tak tahan berlama-lama aku merangkul tubuh kak Dewi.

    Aku menggumulinya dengan penuh nafsu. Aku jilat setiap inci tubuhnya, semakin kak Dewi merintih semakin aku mejilat dan menggigit. Putting susunya bergantian aku lahap. Aku bagai orang yang kesetanan. Tanpa terasa aku mulai menjilati tubuh kak Dewi bagian bawah. Bahkan aku kini mulai menciumi pangkal paha dan selangkangannya. Kak Dewi merintih dan melenguh. Aku tak tahu bagaimana cara menjilat yang baik dan benar.

    Pokonya semakin keras rintihan kak Dewi semakin lama aku menjilat. Kupingku terasa berdenging dan pekak karena terjepit kedua paha kak Dewi. Aku menjilat dan terus menjilat kemaluan kak Dewi. Meskipun hidungku mencium aroma yang aneh, dan lidahku mengecap rasa yang aneh pula. Aku terus menjilat. Bahkan bibirkupun mencium bagian-bagian kemaluan kak Dewi. Aku bahagia mendengar kak Dewi Merintih-rintih dan menjerit. Sampai kemudian kak Dewi menarik kepalaku.

    “Sudah-sudah ! ngilu !”,
    “Ngilu ?”, batinku. Bukanya enak ?
    Nafas kak Dewi tersengal-sengal. Aku segera mengelap mulutku dengan baju kak Dewi, mengusir perasaan tidak nyaman dimulutku. Namun aku masih bernafsu. Ketika aku bermaksud menaiku tubuh kak Dewi.
    “Tunggu sebentar. Masih ngilu !?”, katanya.

    Akhirnya aku hanya dapat menciumi perut dan dada serta payudara kak Dewi. Kedua tangan kak Dewi membelai-belai rambutku.
    Tubuhku perlahan mulai merayap kembali. Masuk kedalam dekapan hangat tubuh kak Dewi. Rasa nikmat itu perlahan kembali mengalir. Kemaluan kami kembali bergesekan. Dan aku mulai meracau…
    “Jangan !”, kak Dewi menahan tubuhku. Aku tak tahan lagi. Aku ingin memasukannya. Aku ingin merasakan terbenam dalam lembah kenikmatan itu.

    “Jangaaaaannn… please ! Tedy jangan !”, kak Dewi memohon ketika aku mencoba dan memaksa untuk kedua kalinya.
    “Tedy udah gak tahan kak ! gak tahan lagi !”,
    “Tapi Tedy udah janji, gak bakalan merusak.!”, kak Dewi menghiba.
    “Tedy udah gak tahannnnnn….shhhh !”,
    “Kak Dewi juga sama. Tapi please jangannnn shhh !”,
    Kak Dewi berbisik dengan nafas memburu.

    Aku tak tahan lagi. Namun kemudian otak warasku hadir. Kalau dengan bantal guling saja aku bisa puas, kenapa sekarang enggak.
    Aku ambil celana dalam kak Dewi, lalu kugunakan untuk menutupi kemaluan kak Dewi. “Tedy pengen keluar disini, boleh yah !”. setengah memohon aku berbisik.

    Karena tak dilarang segera aku memposisikan kemaluanku. Mengarah kebawah dan terjepit paha kak Dewi. Kedua Kemaluan kami hanya dipisah selembar celana dalam. Dan aku kemudian mulai menggesek. Mencari sensasi kenikmatan itu. Aku menggesek dan menggesek. Tak beberapa lama, gelombang kenikmatan itu datang. Cratt cratt…..

    Aku terkapar diatas tubuh kak Dewi. Terdiam beberapa saat, sebelum kak Dewi mendorong tubuhku yang menindih tubuhnya. Aku terbaring ke samping. Ingin rasanya aku memeluk kak Dewi berlama-lama. Tapi kak Dewi buru-buru bangkit. Dikenakannya Langerie-nya kembali. Lalu bergegas ia keluar dari kamarku. Celana dalamnya yang basah berlumuran ditinggalkannya !

    Sejak saat itu, rahasia dirumah ini bertambah, sampai sekarang kami terus melakukanya, tidak terlalu sering memang, namun ketika aku menginginkan atau ketika kak Dewi “kepengen” (begitulah istilah kak Dewi), maka kami akan melakukannya. Didapur, dikamar mandi, diruang tengah, bahkan diruang tamu. Satu hal yang tetap kami jaga, kami tidak benar-benar bercinta, sungguh akupun komit dengan janjiku, aku teramat menyayangi kak Dewi, aku tak ingin merusaknya, semua yang kuperoleh telah lebih cukup bagiku. Dan mudah-mudahan akan tetap saperti itu.

    Cerita Sex Sedarah,Cerita Bokep Sedarah,Cerita Ngentot Sedarah,Cerita Panas Sedarah,Cerita Hot sedrah

  • Kumpulan Foto Cewek Jepang bugil

    Kumpulan Foto Cewek Jepang bugil


    2531 views

    Perawanku – Cewek Jepang cantik dan sangat menggoda ini suka bikin penis bosku tegang sendiri pastinya ya , dengan wajahnya yang anggun serta nenennya yang lucu dan gemesin bahkan pantatnya yang sangat empuk itu rasanya ingin sekali meremasnya ya bosku , buat bosku tunggu apalagi sudah gak tahan mau colikan bos !!

     

    Berikut kami sajikan foto-fotonya ya bosku :

  • Cerita Sex Mami Mertua Tergila-gila Dengan Kontol Ku

    Cerita Sex Mami Mertua Tergila-gila Dengan Kontol Ku


    2530 views

    Perawanku – Cerita Sex Mami Mertua Tergila-gila Dengan Kontol Ku, Banyak yang bilang kalau kita habis makan sesuatu yang berminyak lalu tangan kita diusapkan ke tungkai kaki kita maka kita akan disayang mertua. Aku sering melakukannya, tapi aku nggak yakin kalau hal itu benar, sampai suatu hari aku benar-benar membuktikannya.

    Aku dan istriku hidup terpisah dari mertua, tapi tak jauh, masih satu kota. Karena berdua bekerja, anakku tiap hari kutitipkan pada mertua atau neneknya anakku. Pagi kuantar ke sekolah, siang dijemput neneknya dan sorenya sepulang dari kerja aku jemput anakku dan kubawa pulang.

    Untuk anakku memang mertuaku adalah neneknya, tapi jangan berfikir mertuaku sudah nenek- nenek. Dia masih cling diusianya yang memasuki 50-an. Dia sudah janda ditinggal mati. Ceritanya begini.

    Hari itu setelah nganterin anakku ke sekolah pagi, aku sempatkan mampir ke rumah mertua mau ngasihin uang sekolah dan uang jajan anakku seperti biasanya setiap awal bulan. Hari itu suasana rumah sepi, adik-adik iparku sudah pada pergi kerja dan kuliah. Jadi hanya mertuaku, atau biasa kupanggil Mamih, di rumah. Kuketuk pintu nggak ada yang nyahut, tapi waktu pintu kudorong, tak terkunci jadi aku langsung masuk. Karena saking kebelet kencing, aku langsung menuju kamar mandi.

    Kudorong pintu, terbuka dan tanpa tengok kiri kanan langsung soooooorrrr, enak tenan. Ya karena kupikir nggak ada orang dirumah, aku sudah buka celanaku sebelum masuk kamar mandi. Eee a laaa begitu aku balik kanan mau cuci kontolku yang sudah nogong dari tadi nahan kencing, di depan ku berdiri si Mamih telanjang hanya dililit handuk sebatas dada. Membelalak matanya menatap kontolku, sementara akupun terbelalak menatap bodinya yang meski sudah umur tapi maih mulus, putih.

    Payudaranya yang seperti dua buah pepaya menggelantung, menyembul tak kuasa tertutup handuk kami berdua terpana, tak bergerak, hanya kontolku yang mengacung berkejut- kejut antara mau layu sehabis kencing dan mau tetap tegar merespon mataku yang tak berkedip menatap susu yang besar menggelayut. Susu yang besar memang selalu jadi idamanku, karena susu istriku kecil sekepal tanganku. Entah siapa yang memulai, tiba-tiba aku sudah mengelus bundaran di dada yang kenyal itu, sementara kontolku juga terasa dielus-elus lembuuuuutt sekali. Aku pejamkan mataku merasakan elusan itu sambil merasakan pula kenyalnya daging birahi.

    Kuplintir putingnya yang kanan dengan tangan kiriku sementara tangan kananku meremas-remas buah yang kiri. Kudengar dia melenguh membuang nafasnya yang kurasakan hangat dimukaku. Lalu kurasakan bibirnya menyentuh bibirku, mendesakkan lidahnya yang kusambut dengan membuka mulutku. Lidahnya liar menggapai- gapai atap mulutku, mengusap-usap pangkal lidahku, niiiikkkkkkmmmaaatt banget. Belum pernah aku berciuman seperti itu seumur-umur. Aku coba imbangi dengan ikut memainkan lidahku, ternyata lebih nikmat lagi.

    Pelan-pelan dia tarik kontolku, rupanya dia mengajakku beranjak dari kamar mandi. Dibimbingnya tongkatku laksana seorang buta dituntun dengan menggandeng tongkatnya. Dia terus menciumku tanpa melepasnya sembari jalan menuju kamarnya yang tak begitu jauh. Sesampai di sana direbahkannya aku, telentang dan dia di atasku. Kini tak sehelai benangpun menutupi tubuhnya, sementara aku masih mengenakan baju dan celana dalam yang sudah mlorot ke paha.

    Tangan kirinya tak lepas dari kontolku, mengurut-urutnya sampai-sampai aku merasakan hampir bobol pertahanku, karena merasakan sesuatu yang lain dari biasanya. Tangan kanannya mulai membuka kancing- kancing bajuku, sambil mulutnya terus bertengger di mulutku, berperang lidah. Terbuka sudah seluruh tubuhku kecuali cancutku yang kini tengah diplorotin. Dia turun ke arah selangkanganku, membelai-belai kontolku yang kian menegang, terlihat mengkilat helemnya dengan setitik cairan bening di lubangnya. Tak kusangka, dia mau meloco kemaluanku.

    Cerita Sex Mami Mertua Tergila-gila Dengan Kontol Ku

    Cerita Sex Mami Mertua Tergila-gila Dengan Kontol Ku

    Dijilati bagian bawah batangku benar2 enak, sementara tangannya tak henti- hentinya mengusap-usap lembut buah pelirku yang penuh jembut lebat. Dan, “aaaaaakkkkkhhhh, Miiiiiiihhhh” hanya itu yang bisa kulenguhkan. Kini dimasukkannya batangku seluruhnya. Entah sedalam apa mulutnya kok bisa menampung batang kontolku yang lebih dari 12 cm.

    Istriku kadang suka mengeluh sakit kalau buru-buru kumasukkan basokaku ke memeknya yang baru mulai basah. Dia bilang basokaku gedhe banget. Temenku juga pernah bilang begitu waktu kita mandi sama-sama sehabis berenang: “Ris, kontolmu gede amat sih”. Memang kontolku unik, sebenarnya yang gede hanya kepalanya, garis tengahnya sebesar pantat gelas plastik Aqua, tapi batangnya ke pangkal mengecil sampai sebesar pipa pralon ukuran ?.

    Dilumati terus dengan berbagai teknik yang sulit digambarkan, aku nggak tahan juga. Kujambaki rambut si Mamih sambil melenguh, “Miiiih, akkkkuuu mmmmaaaauuuu kelllllluaarrrrr ”. “Keluarin ajahhhh, biar ku telllleeenn.” Hiiiii, apa nggak jijik mmmmmiiiiihhh” “Nggggaaaaa, buat awet mudaaaaa, pittttttaaaaammmmiiinnn.

    Sambil melenguh keras kusemburkan air mani yang sudah mendesak- desak dari tadi, beberapa kali semburan. Lima-enam kali semprotan maniku semua nyembur di dalam mulut Mamih, tak setetespun keluar. Kudengar suara menelan, “Glleeecck glllekk”. Lalu terus dijilati kepala kontolku sampai bersih dan mengkilat lagi. Gellii banget, kalau habis keluar dipegang apalagi dijilati. “Eeeeeeuuuuuhhhhh” Akupun menggelosor kecapaian. Plong banget rasanya dada ini setelah hampir setengah jam dipacu. Lama juga permainannya. Kupikir usai sudah permainan, eeeh nggak tahunya dia nggak juga nglepasin kontolku.

    Terus saja dijilati, diloco, dikocok-kocok, sambil dia membalikkan tubuhnya. Diarahkannya pantatnya ke arahku, dia masih di atasku jadi sekarang wajahku tepat di bawah memeknya. Seumur-umur pula aku belum pernah menjilat memek, tapi entah kenapa saat itu dengan serta merta kupegang pantatnya yang ternyata masih padat, kuturunkan sedikit sehingga memeknya dapat kuraih dengan mulut dan lidahku. Kujilati bibir memeknya, kucucrup itilnya yang cukup besar yang sembunyi dibalik selaput tertutup jembut yang tak begitu tebal.

    Kumakan memeknya sebisaku, kupraktekkan hasil dari nonton BF selama ini. Dan ternyata, kurasakan memeknya membanjir meleleh ke ujung hidungku. Baunya asem- asem sedep. Ini barangkali yang kata temen-temen, bau comberan rasa duren. Aneh juga seih, kenapa bau yang mestinya nggak sedep ini kok tercium sedep juga, bahkan kini aku semakin geram mencucrupi memeknya. Kutusuk-tusukkan lidahku ke lubang memeknya yang makin berlendir.

    Aku sudah tak mikirin lagi kontolku lagi diapain karena saking asiknya bermain dengan memeknya yang makin lama makin mengasyikkan. Tiba-tiba, kurasakan asin memuncrat ke lidahku dan kudengar dia mengerang seperti kesakitan: “Riiiiiiiisssss, akkkkkkuuuuuuu???. ” Dan hhheeeeggg memek dan pantatnya yang besar menjatuhi mukaku, menutupi seluruh wajahku membuatku nggak bisa bernafas. Ku dorong ke samping, lantas dia menggeser badannya dan berbalik, lalu menciumiku sertubi-tubi.

    “Riiissss, eennnakkkk sekalli, udah lama Mamih nggak ngerasain yang begini.” Iya Mihh, aku juga baru kali ini ngrasain enaknya diloco, mau nggak Mamiih ngloco lagi lain kali” “Mau dong. Kamu mau nggak ngrasain sesuatu yang belum pernah kamu rasakan selama ngewe ” ” Apa itu Miih ?” “Ayo lah, masukin kontolmu ke memekku, kamu pasti ketagihan nanti. ” Dan permainan pun belum juga usai.

    Dia telentang mengangkangkan kakinya. Kulihat lubang memeknya yang basah kuyup, dilap dengan celana dalamku, dan kini agak kering lembab. Dituntunnya kontolku memasuki gua gelap nan lembab. Bllleeeeeesss, nggak ada kesulitan karena sudah berlendir, dan rudalku juga sudah mulai ngaceng lagi setelah diloco bermenit-menit. Aku memang merasakan sesuatu yang lain. Memeknya terasa bergerigi, seperti ada jonjot-jonjot di dinding- dindingnya.

    Memek istriku nggak seperti ini rasanya. Aku bener- bener nggak tahan. Daripada nyembur sebelum waktunya, lebih baik kutahan saja, jadi kubiarkan kontolku diam dijepit memeknya yang masih tetap kencang meski sudah melahirkan enam kali. “Miiiih, akkuu nggakkk tahaann. Memek Mamih ennnakkk baangeett. Kayaa ada pasirnyaaa ” Dia tersenyum penuh arti “Riiiisss, ittu belum seberapa. Kamu diaaamm saajaa, biiar kugoyang yyaahhh”.

    Benar saja, kontolku yang ? tegang dikilir kiri kanan ke atas ke bawah. Benar2 profesional. Terkadang kurasakan kontolku seperti ditolak, didorong keluar, tapi belum sempat keluar gua, kurasakan kepalanya disedot, keras sekali. Meskipun aku diam saja, tapi kontolku serasa disedot, ditiup, diplintir, ngilu-ngilu enaaaakkk sekali.

    Aku tak tahan, kugenjot juga akhirnya, pelan-pelan kutarik, kubenamkan lagi maju mundur. Dan sensasi yang kurasakan semakin tak terlukiskan manakala kutarik keluar, tapi dari dalam memeknya kontolku disedotnya habis-habisan. Entah gimana caranya dia punya memek bisa seperti mengulum-ngulum batang dan kepala kontolku.

    Inikah yang disebut empot ayam? Makin lama kupompa, rupanya diapun sedang menikmati pompaanku, buktinya kulihat wajahnya merah meranum dan matanya meredup-redup. Lalu tiba-tiba dia goyangkan pantatnya keras-keras kiri-kanan-kiri-kanan, diangkat tinggi-tinggi sambil melenguh “Riiiisssss, tekeeeen yaaaaaang kerrrraaaasssss?.. aaakkuuu mmmaaaauuuu keeelluuuaaaar?.. ayyyoooo kkaaaamu jugaaaa barreeeennng biiiiaarrr taaaahhhuuu apppaaa yaaanggg mmmmaaaaammmiiih bilaaaanng taaaadddddiiiiii”.

    Kutekankan keras-keras rudalku, daleeeeem sekali, sambil kupegang pantatnya, dua-duanya kuratik mendekat ke pangkal kontolku. Serasa kontolku amblas masuk memeknya sampai sa peler-pelernya, daannnn “Miiiiiihhhhhh akkkkkukelllluaaarrrrrrrr ” “Akkkuuuuuu juggggaaaa” ?.. sesaat kurasakan dinding2 memeknya berdenyut-denyut keras sekali tapi berirama, dan pada saat itu pula aku semburkan isi pelirnya. Serasa diperas-peras sampai pol-polan nggak tersisa sedikitpun di dalam tandonnya.

    Sementara semprotan maniku sudah selesai, kontolku masih merasakan denyutan-denyutan memeknya. Hebat benar Mamihku ini. Sudah keluar juga masih mendenyut atau mungkin keluarnya panjang karena bersamaan dengan itu lalu kurasakan semburan hangat ke kepala kontolku yang masih tertanam dalam sekali di gua birahinya. “uuuuuuuuhhhhhhhhhhhhh eeehhhhh, uuuuhhhhh” hanya itu suara yang keluar dari mulutnya.

    Matanya memejam, tapi kedua tangannya masih mencengkeram pantatku seolah-olah aku nggak boleh mengangkatnya. Lalu kami berduapun terdiam sejenak. Diciuminya mukaku, dijilati pipi dan telingaku, turun ke dagu, leher dan putting susuku kiri kanan. Ooooohh nikmatnya.

    Baru kali ini aku merasa bener-bener puas kontolku. Sebuah pengalaman baru. Ternyata makin tua, perempuan bukan makin tak enak seperti yang selama ini terpatri di benakku dan mungkin juga benak setiap lelaki, sehingga khayalannya hanya ingin mencari dan ngewe sama perempuan2 muda dan anak-anak ABG. Terbukti kini bahwa pengalaman adalah segala-galanya. Meski mungkin memek sudah kendor, longgar tapi teknik makin canggih, jadi rasanya lebih gurih.

    Kuciumi pula wajahnya, bibirnya, dagunya, lehernya dan akhirnya putting susunya. “Miiiihhh, gimana sih rasanya dijepit pakai susu” “Besok datang lagi yaa, ntar Mamih jepit rudalmu. Pantesan si Ita (istriku) lengket banget sama kamu, rupanya kontolmu istimewa. Bagi-bagi terus sama Mamih ya biar Mamih panjang umur, makin sayang sama kamu, sama anakmu. Nanti Mamih sediain jamu biar kamu tetep seger, tambah kuat. Malem buat Ita, pagi buat Mamiih yaah” Tingkahnya macam ABG lagi pacaran saja, menggeleyot menuntunku ke kamar mandi.

    Akupun dimandiin. “Miiih, nanti si Ita dikasih resepnya, biar kelak tuanya kayak Mamih, jadi awet muda terus. Tapi akan aku awasi habis-habisan, jangan- jangan mantuku yang ngrasain ” “Hussh, nggak boleh, cukup Mamih saja ” Sampai saat ini hubungan ini terus berlanjut, dan kehidupan rumah tanggaku semakin bahagia.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Ibu Temanku Yang Hot Dan Montok

    Ibu Temanku Yang Hot Dan Montok


    2526 views

    Cerita Sex ini berjudulIbu Temanku Yang Hot Dan MontokCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019

    Perawanku – Namaku Bobby, Aku seorang remaja abg biasa berumur 18 tahun. Gayaku yang biasa saja bahkan bisa di bilang URAKAN ini jika dipandang cewek/wanita mungkin tidak menarik perhatian.

    Aku mempunyai seorang teman dekat sebut saja Toni. Dia merupakan teman dekat bahkan bisa dibilang seorang sahabat karib sejak kecil. Aku sering main ke rumah Toni. Keluarganya yang baik dan ramah membuatku betah jika aku berada di rumahnya. Ibu nya Toni sebut saja Bu Mawar berumur kira kira 38 Tahun. Orangnya sangat baik terhadap anak nya bahkan diriku ini sangat dimanja ketika aku bermain di rumah Toni, sedangkan ayahnya toni berprofesi sebagai buruh pabrik.

    Suatu Saat aku pernah ditawari temanku Toni untuk tidur di rumahnya, Pas banget waktu itu ada acara bola dan yang bermain adalah klub sepakbola kesukaanku dan Toni tentunya. Akhirnya akupun setuju saja ketika di suruh untuk tidur di rumah Toni, karena di saat bersamaan ayah Toni ditugaskan keluar kota. Agen Sbobet

    Akhirnya tiba lah hari itu, aku sudah bersiap dengan “dandan’an”yang rapih (maklum ini kan mau tidur di rumah teman, sopan donk hehe).Namun aku tidak langsung ke rumah Toni, melainkan aku ingin mencari angin segar dan lagipula acara Sepakbola itu mulai dini hari.

    Pukul 7 malam aku sudah bersiap menanti temanku Toni untuk sekedar mencari angin dan kami pun memutuskan untuk pergi ke angkringan. disitu kami pun ngopi ngopi sambil menikmati gorengan yang ada. Setelah itu kami pun memutuskan untuk langsung pergi ke rumah Toni karena ibu nya sudah berulang kali Telpon dan sms kalau hari sudah larut malam, memang tak terasa kami nongkrong sudah 4 jam lamanya (pukul 11 malam).

    Sesampainya di rumah Toni kami pun langsung di sambut oleh ibu Mawar.

    Bu Mawar : “kemana saja kamu, jam segini baru pulang, mamah di rumah sendirian sayang, tak ada laki laki di rumah ini, jadi maaf saja kalau mamah Was Was”

    Toni : “Maaf mah, aku habis nongkrong bareng Bobby di angkringan”

    Bu Mawar : “oh”

    Aku : “maaf bu, ini semua aku yang mengatur (dengan kepala tertunduk hehe)”

    Bu Mawar : “Gpp sayang (sejak kecil memang dia memanggilku dengan kata sayang), lain kali kalau mau pergi lama bilang ibu dulu ya” Aku pun hanya mengangguk dengan sedikit senyuman.

    Saat itu Bu Mawar hanya menggunakan kaos ketat berwarna putih dan celana pendek (kira kira sepaha). Sengaja kucuri curi perhatian ke arah Payudara Bu mawar yang pada saat itu mengenakan BH berwarna hitam.

    ”Wah kenapa dengan ku, kok rasanya ada yang beda dengan bu mawar” gumamku dalam hati.

    Akhirnya kami masuk rumah, sembari kami menunggu acara bola, Toni pun memutuskan untuk tidur dulu dan minta di bangunkan oleh aku. Tiba Tiba saja aku mendadak ingin kencing, lalu kuputuskan untuk pergi ke kamar mandi, Saat itu keadaan rumah gelap karena sudah biasanya orang rumah ini tidur dengan keadaan gelap. Aku pun hanya menggunakan Senter dari HP. Aku pun tiba di depan WC, namun keadaan WC terkunci. Akhir nya aku pun mengetuk pintu WC itu dan sedikit bertanya apakah ada orang, dan ternyata Bu Mawar sedang buang air kecil. Aku pun terpaksa menunggu, namun aku sudah sangat tidak tahan, kemudian aku pun bertanya kepada Bu Mawar.

    Aku : “bu bisa cepetan dikit ga, Bobby udh g tahan nih”

    Bu Mawar : “oh iya iya”

    dan akhirnya bu Mawar keluar dari WC. Aku pun lega.

    Setelah kencing, niatku hanya langsung menuju kamar Toni, namun tanpa kusangka ternyata Bu Mawar belum beranjak dari depan pintu WC.

    Aku: “lho, ibu kok belum masuk”

    Bu Mawar : “nunggu kamu, ibu takut”
    Aku : “loh bukan nya tadi ibu berani sendirian ke WC (terheran heran).

    Bu Mawar : “gpp kok, ibu cuma ingin masuk bersama mu saja Bob (dengan sedikit senyuman)”.

    Ohhh tidak, Penisku menjadi tegang gara gara melihat Buah Dada bu Mawar yang lumayan besar yang tertutupi BH hitamnya. Aku pun menjadi pucat karena Malu kalau ketahuan Penisku ini sudah Ngaceng berat.

    Bu Mawar : “ayo masuk”

    Aku : “i..iii ya, dengan perlahan lahan aku berjalan”

    Bu Mawar : “kamu kenapa Bob (tanya bu Mawar)”

    Aku : “ehh Anu bu, Gpp kok”

    Bu Mawar pun cuek saja.

    Sesampai nya di depan kamar bu Mawar. (kamar Toni berada di depan, sedangkan kamar Orang tuanya berada di Tengah).

    Bu Mawar : “kamu mau ga temenin ibu tidur?”

    Aku : “hah, apaan bu ga denger aku nya (pura pura bego)”

    Bu Mawar : “Kamu mau ga temenin Ibu Tidur, ibu takut sendirian sayang (dengan sedikit senyuman)”

    Aku : “ehhmm tapi Bu .. Toni gimana nan..”

    Bu Mawar : “sudah ayo masuk saja tidak apa apa (sambil menarik kaos ku).

    Aku sedikit gemetaran, apakah maksud bu mawar ini, dan aku pun pasrah karena tidak mungkin aku menolak nya (tdk enak gan).

    Malam itu terasa sangat panas, akhirnya aku meminta izin untuk membuka jendela ventilasi rumah

    Aku : “Bu ini Ventilasi nya di buka sedikit ya, Gerah banget”

    Bu Mawar : “oh ya sudah buka saja, senyaman mungkin lah kamu di rumah ini Bob, mumpung suami ku tidak berada di rumah”

    Aku :”hehehe iya bu (sedikit senyuman)”.

    Waktu sudah menunjukan pukul 1 malam dan sampai saat itu pun aku belum bisa tidur, dan aku juga memikirkan Toni yang ingin dibangunkan nanti jika acara bola nya sudah mulai.

    Kamar bu Mawar ini lumayan Besar, Rapih dan Bagus. Bu Mawar tidak menyarankan aku untuk menyalakan AC dan Kipas angin (aku pun hanya mengikuti saja).

    Bu Mawar : “belum tidur kamu Bob”

    Aku : “belum bu panas banget ni padahal ventilasi udah di buka, aku kira ibu sudah tidur dari tadi”

    Bu Mawar : “klo memang masih panas, di buka aja Baju nya, ibu ndak bisa tidur, insomnia mungkin”

    Aku : “emang gpp bu kalo baju Bobby ni di buka?, oh insomnia to (dengan lugu nya gan “D)”

    Bu Mawar :”gpp sayang, buka aja, buat senyaman mungkin saja, iya ibu sering insomnia ga tau kenapa, mungkin saat ini gara gara ada kamu”. Memang sebelumnya aku belum pernah tidur di rumah Bu Mawar ini.

    Aku :”oke deh.eh sekalian celana boleh ga Bu, kan gerah pake Levis”. Aku pun pura pura tidak mengerti perkataan yang tadi Bu Mawar katakan.

    Bu Mawar : “ehmm .. it’s oke”

    lalu kubuka kaos dan celana ku, kni aku hanya di balut dengan celana dalam. Tiba tiba timbul pikiran kotorku.

    Aku : “Bu apa ibu ga gerah dengan pakaian seperti itu?” tanyaku.

    Bu Mawar pun kaget.

    Bu Mawar : “sebenernya sih Gerah Bob, tapi apa engga apa apa klo ibu buka”

    Aku : “lho gpp lah bu, emg kenapa, kan ibu yang punya rumah, jadi terserah ibu donk”.

    Bu Mawar : “sekalian celana ya (sedikit kedipan mata)”

    Dibukalah baju dan celana bu Mawar.WOOOOOOOOOW dalam hati ku, tubuh nya indah banget, payudaranya juga montok, bokong nya pun kencang, maklum mereka hanya punya 1 anak yaitu cuma Toni.

    Bu Mawar : “gimana, gpp kan ? suka ga klo ibu kaya gini”

    Aku : “suka bu, cantik banget klo penampilan ibu kaya gini” Bu Mawar pun hanya tersenyum Malu mendengar perkatan ku.

    Aku : “bu, kita jangan 1 ranjang ya tidur nya”

    Bu Mawar : “engga, pokok nya 1 ranjang (dengan nada kesal mendengar perkataanku)”.

    Aku : “ya udh deh klo itu mau nya ibu”

    Bu Mawar hanya tersenyum.Kemudian kami pun langsung menuju kasur empuk dan kami hanya di balut selimut (untuk 2 orang gan). Jantung ku merasa berdebar debar, darahku serasa naik, Hangat sekali rasanya”.karena sudah memuncak, Penisku menjadi Keras dan ingin rasanya ku muncratkan sperma ku ini di payudara Bu Mawar. Karena sudah tidak tahan, ku coba untuk mengocok Penisku ini, namun secara perlahan lahan takut bu Mawar terbangun dari tidurnya. Sambil ku kocok, ku lirik payudara bu Mawar yang lumayan Besar.Shiit Dammmn tanpa kusadari ternyata bu Mawar belum tidur..

    Bu Mawar : “lagi ngapain kamu Bob (sambil tersenyum)”.

    Aku : “ehmm,,aa ann,,anuu Buu”Tegang banget disini.

    Bu Mawar :”Ibu tau kok yang Kamu Lakuin, Kamu Terangsang yah gara gara ibu memakai pakaian seperti ini”.

    Aku : “engg..ehh iyya bu sedikit”.

    Bu Mawar :”Ibu sengaja pancing kamu untuk menemani ibu tidur, Ibu sudah jarang di sentuh oleh Suami ibu”

    Aku :”ooo.h..oohh”

    Bu Mawar :”Jadi, Mau kah Kamu Bob”tanya bu Mawar padaku.

    Aku :”ehh,, Mmm MakSuud ibu ap..appa”pura pura bego.

    Bu Mawar :”udah lah jangan berlagak gitu ahh, ibu juga tau kok klo kamu…”

    Aku : “iii ..iiyaa Bbbu”.

    Tanoa Basa Basi, Bu Mawar langsung membuka Selimut yang menutupi kami berdua.Disini aku pun terus terang karena aku belum pernah melakukan hal seperti ini.

    Aku :”Bu, aa..n.u, sblumnya Bobby belum pernah ngelakuin kaya gini”.

    Bu Mawar :”ohh bagus donk, Pasti bisa banyak nih muncratnya”

    Aku :”iii.y.a bu”

    Langsung saja bu Mawar membuka celana dalam ku, dan dia pun terkejut karena ukuran Penis ku yang lumayan besar, katanya sih punya suami bu mawar ini kalah jauh.

    Bu Mawar :”suka banget sama Penis mu sayang, punya suami ibu kalah jauh”

    Aku :”eemang iya bu? (sedikit senyuman)”

    Bu Mawar : “iya donk ..”

    First, Bu Mawar langsung melumat bibir ku,.

    Bu Mawar :”ayo mainin bibir mu Bob”.

    Aku :”emmh iya bu”

    setelah 10 menit kami Berciuman, Tangan bu indah pun langsung menuju ke penisku.

    Bu Mawar :”aduuh ibu jadi geregetan, penismu bagus sekali sayang”

    Aku :”hehe”

    Bu Mawar :”ini di BJ aja dulu ya, klo baru pertana kali, biasanya ga lama”

    karena belum tau BJ, aku pun hanya mengangguk)

    Wow pintar sekali bu Mawar memainkan Penis ku, tak lama kemudian ….

    Aku :”Bu ..aaakkk…uuu”

    semakin cepat saja bu Mawar mengocok Penisku,Dannn Ahhhh, Akhir Spermaku berceceran di muka Bu Mawar.

    Aku :”makasih buu, cukup kah segini saja?”

    Dia belum menjawab pertanyaanku, karena sedang sibuk membersihkan sperma yang ada di penis dan menjilati seluruh Spermaku yang berada di Payudara nya.

    Bu Mawar :”eiits tunggu dulu donk sayang, ini mah belum apa apa”

    Aku : “maksud nya?”

    Lalu bu Mawar membuka BH dan CD nya . Dan WOW aku terkagum kagum.Tak lama kemudian Bu Mawar Duduk dan bersandar.Lalu dia menarik Kepala ku, tepat di hadapanku Vagna yang sangat bagus milik bu Mawar, Rapih gan tercuku dan masih lumayan karena jarang di sentuh suami nya.

    Bu Mawar :”Jilat Vagina Ibu Bob”

    Aku :”iya bu”

    Kemudian aku pun Menjilati Vagina Bu Mawar TERSAYANG.

    Bu Mawar :”Ahhh,, Uhhh,, “sambil menjambak rambutku. tak berapa lama, Bu Mawar menyuruh ku untuk berhenti, (shiit padahal lagi enak enaknya, tapi apa boleh buat).

    Bu Mawar :”masukin ya”

    Aku :”iya bu”

    karena baru pertama kali melakukan nya, aku pun masih kesusahan (hehe).Bu Mawar pun tersenyum melihat ku kesusahan memasukan Penisku ke dalam Lubang Vagina nya.

    Bu Mawar :”Yeee .. Susah ya?”

    Aku :”iiya nih bu,,, maap ya karena baru pertama kali”sambil tersenyum.

    Bu Mawar pun memegang penis ku, dan mengarahkan nya ke Vagina milik nya.Sleeep Akhir nya masuk juga.

    Bu Mawar :”Tekan, lalu gerakin ya Bob”.

    Aku :”iya bu, tapi sambil di ajarin ya”

    dan Bu Mawar pun Hanya mengangguk. Aku tekan tekan Penis ku dan Memain kan nya.

    Aku:”Begini bkn bu?”

    Bu Mawar :”iya sayang, nanti klo mau keluar di percepat dikit ya gerakan nya” Ahhh Ohhh ummmHHH ahhhh Anjaas ahhhh Uhhh Ummh ucap bu Mawar..

    Aku:”ahh buuu,, emmhh”

    Kemudian aku melepaskan Batang Penisku dari Vagina Bu Mawar.

    Bu Mawar :”Lho kenapa ?”

    Aku :”Ganti Posisi ya”

    Bu Mawar :”Y udh … Anal aja ya”

    aKU :”apa itu bu”

    Bu Mawar :”Kamu tusukkan Penismu ke Anus Ibu”

    Aku:”Ohh .. iya bu”

    Kemudian Bu Mawar pun membalikan Badan nya, Disini aku sudah sedikit lihai karena tadi sudah di ajarkan oleh bu Mawar. Sleeep Masuk juga.

    Aku Mainkan Penisku,

    Aku:”ahhh buu,, ummh nikmatt bu ahhh oouuhh”

    Bu Mawar:”ahhh .. terus sayang ahh woow .. buat ibu puas malam ini”

    Aku:”Buuu klo di keluarkan di dalam bagaimana?”

    Bu Mawar :”Keluarkan saja tidak apa apa .. Ouuuhh Ahhhh Emmmh Sayanngg”

    Sekitar 5 menit …..

    Aku:”Buu Akkkuuuu KelllluuArrr”

    Bu Mawar :”ahh ahhhhh ohhhhh ahhhh sayaangg emmmmhhh ahhhh”

    Crooot Croot,, spermaku pun keluar di dalam.

    Bu Mawar:”jangan di lepas, biarkan saja, tunggu mengecil sendiri”

    Aku :”Ahhhh,, Capek dan Lemes nih Bu”

    Setelah Penisku mengecil sendiri, akhir nya kucabut.Lalu Kami berdua berbaring bersama.

    Bu Mawar :”Makasih banget Bob,, malam ini ibu Puas”(kemudian mengecup bibirku).

    Aku:”Sama Sama Bu,, baru pertama kali Bobby ngelakuin kaya gini,, Makasih banget”

    Bu Mawar :”Iya sayangg”(dengan senyuman manjanya)

    Lalu Aku pun memakai Kaos dan Celana ku kembali, tapi Bu Mawar masih Berbaring di tempat tidur nya mungkin dia kelelahan.Waktu sudah menunjukan Pukul 02.00. Judi Bola Terpercaya

    Aku:”Aku ke kamar Toni dulu yah Bu, takut dia marah”

    Bu Mawar :”iya sayang, jangan bilang bilang ya (senyum gembiranya ), sini mendekat sebentar.

    Kami melakukan Kissing sekitar 5 menit, aku pun bergegas ke kamar Toni dan melambaikan tangan ku ke arah Bu Mawar, dan dia pun hanya tersenyum puas.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Nikmatnya Ngewe Sama Anak Ibu Kos yang Masih Abg Bodi Montok

    Cerita Sex Nikmatnya Ngewe Sama Anak Ibu Kos yang Masih Abg Bodi Montok


    2523 views
    Perawanku– Cerita Sex Nikmatnya Ngewe Kost-an ku terdapat agak jauh dari keramaian, tempat tinggalnya besar serta saya hanya satu anak kost, argumen ibu kost saat itu agar ada yang “jaga” tempat tinggal, soalnya ibu serta ayah kost seringkali pergi.
    Halaman belakangnya luas ditanami rumput Jepang. Satu waktu, ibu kost mengajakku menjemput anaknya, tuturnya dia kuliah di Trisakti, saya ke stasiun untuk menjemputnya, alangkah terkejutnya saya, nyatanya ia seseorang wanita yang menggairahkan, cantik, tingginya sekitaran 170, berkulit kuning langsat, padat, serta dadanya kencang, mungkin saja ukurannya 36-entah itu A maupun B. Namanya Vina, ia berusia 23 th., lain 3 th. (saat itu saya 20 th., saat ini 21) denganku. Dua hari lalu, pagi-pagi Ibu kost serta suaminya pergi ke tempat tinggal saudaranya yang berada di Semarang.
    Sore hari (jam 17. 30) itu Vina terlihat enjoy dengan kaus oblong serta jeans biru pendek ketat selutut, saya baru pulang dari ujian midsemester. Vina menegurku, wahhh…baru pulang yah ian, lelah yah setelah ujian, butuh penyegaran nih, katanya sembari tersenyum penuh makna.
    Iya Vin, ngapain yah? tanyaku, pinjam film yuk. Akupun mengiyakan serta mengantarkannya ke Rental VCD dekat tempat tinggal, tidak kusangka ia meminjam film Semi-XXX, dia katakan bila film full tidak memiliki seni.
    Saya saat itu agak malas melihat, saya masuk kamar serta segera tidur-tiduran, disamping itu dia nonton. Tidak lama kudengar nada rintihan, saya kaget, nada apa ini??. Saya keluar perlahan-lahan, kulihat kepala Vina bergerak ke kanan ke kiri sembari mengerang, shhhhh hahhhhh, ehmmm pergerakannya indah sekali.
    Cerita Sex Nikmatnya Ngewe Kudekati ia, nyatanya ia tengah merangnsang klitorisnya, wow, klitorisnya merah serta buat air liurku menetes, kutegur ia, Vin, tengah apa anda?? DIa terperanjat, ehh iannn, ehmm tidak, saya sekali lagi gatel saja nih sembari tersenyum. Ingin kubantu Vin? ehmm bisa jika tidak ngerepotin, tuturnya sembari mengisap jari telunjuknya, woowwww saya makin terangsang dengan stylenya itu. Agen Obat Kuat Pasutri
    Saya juga jongkok serta lantas mulai memainkan jariku di daerah “sebesar kacang” itu, dia mulai kelojotan, vaginanya mulai dibasahi cairan yang baunya menggairahkan, shhhhhh, selalu iann…terusss uhmmm sedap, tuturnya sembari meremas peyudaranya sendiri, saya tidak tahan, lantas saya mulai aktifkan mulutku, kujilat perlahan-lahan memeknya, perlahan-lahan, kucium, kuhisap, serta kadang-kadang kuhembuskan udara hangat ke memeknya, perlahan serta lantas kencang, ouuughhhh…ahhhhh ia.. annnn shhssss ouchhhh.
    Cerita Sex Nikmatnya Ngewe Sama Anak Ibu Kos yang Masih Abg Bodi Montok

    Cerita Sex Nikmatnya Ngewe Sama Anak Ibu Kos yang Masih Abg Bodi Montok

    Ke-2 tanganku kususupkan kedalam kausnya, kuremas payudaranya, ehmmm masih tetap kencang. Dia lantas buka kausnya sendiri, saya lantas buka celana jeansnya itu. Tinggallah ia menggunakan bra serta celana dalam yang mulai lembab karna cairan vaginanya.
    Kucium perutnya, perlahan-lahan ke sisi dada, saya benamkaan wajahku ke belahan dadanya, kuciumi dadanya yang melingkar, bra-nya kulepas dengan gigitan di talinya, sembari tanganku melepas ikatan sisi belakang. WOwww…payudaranya indah, bundar, belum juga kendor, berwarna pink, kucium lembut payudaranya itu, mulutku membuat huruf O, kujilat putingnya, perlahan-lahan, semakin lama semakin cepat, kuhisap.
    Oughhh erangnya, ahhhh ian geliii, dadanya juga makin dimajukan, membuatku agak kesusahan bernafas. Saya rasakan putingnya mengkerut/mengeras, diam-diam tanganku kumasukkan ke vaginanya, kuraba klitorisnya menggunakan jari tengahku.
    Oughhhhhh ahhhh shhhssss ehhhhmmm nimat ian…ah ah ahhhhhhhhhh. Berwajah memerah menahan nafsu, dengan ganas ia buka celanaku, woooww tegang yah, punyamu kerasss ian, lantas ia mulai mengocok serta mengisap penisku, ehhmmm nikmatt, lidahnya ia mainkan di kepala penisku, buah pelirku juga tidak luput dimainkannya.
    Vina sayang, kita main diluar yok. Di mana? kata Vina, itu lho di halaman belakang, kataku. Sore itu telah jam 18. 30, lampu taman belakang kunyalakan.
    Vina segera berbaring di rumput, saya menghampirinya, kucium bibirnya, lantas ia minta penisku mulai dimasukkan, kumasukkan perlahan-lahan, oughhh iannnn ehmmm enak.. lantas amblaslah penisku, kukocok dia perlahan-lahan lantas makin lama makin cepat.. oughh ahh ahhha shhhssss uhhh fuck meeeeee damn you…ehmm ahh ahhhh ooooohhhhh greatttttt…mulutnya mulai meracau serta tidak dapat diam.
    Saya makin terangsang, irama tusukanku makin jadi jadi, ia mulai seperti orang geram menahan nafsu. Saya menyuruh ia bergaya seperti anjing, kutusuk dia dari belakang, kutepuk pantatnya, tangan satuku meremas payudaranya yang menggantung indah.. ouuhhhh iannnnnnn your dick is so biggggg ehmmm.
    Terruss terusss janganlah berhentiii tuturnya, saya ingin orgasmeee, penisku makin memburu, lantas ia mengerang panjang ooooohhhhhhhhhhhhhh ahhhhhhhhhh shhsss ah ah aha ahhh hhhhhhhaaaaaa ouchhhhh kuremas ke-2 payudaranya dengan lembut, penisku seperti disiram air hangat, tandanya dia telah orgasme.
    Cerita Sex Nikmatnya Ngewe Penisku ku keluarmasukkan dengan perlahan-lahan, lantas kulepas dari vaginanya, ia segera berbalik serta menciumku, ehmmm, enak iaann. Makasihh ya, saat ini giliran anda yang perlu orgasme, senyumnya.
    Penisku mulai dikocok serta dihisap silih bertukar, saya juga memohon ia tiduran menyamping, saya menusuk vaginanya dari belakang dengan tempat menyamping juga, kaki kanannya kuangkat, serta kutahan dengan kaki kananku, saya mulai men-dribelnya, karna tidak tahan saya segera tancap gas, ohhh sangat nikmat vaginamu viinnnn, saya tidak tahan vin.
    Vina juga memainkan vaginanya demikian rupa, seperti menjepit penisku, saya tidak tahan selalu kukocok ahhhhhh ughhh vina mulai meracau sekali lagi, ahhh iann shhhssss serta you, ehhhhhhmmmmm oughhhhh, lantas saya juga ubah tempat, saya di bawah vina di atas, saya meremas payudaranya, ia juga secara cepat mulai men-dribel saya, ah ahghhhhhh oughh vina ingin orgasme nih iannnn, kurasakan sekali lagi penisku disembur lahar putih itu, saya makin tidak tahan, saya seperti ingin meledak rasa-rasanya,
    ia perlambat iramanya, tapi penisku selalu kuhujamkan lewat cara mengangkat pantatku, vina lantas tahu bila saya ingin ejakulasi, ia mulai percepat pergerakannya, lantas dengan mengagetkan ia melepas vaginanya, serta segera digantikan dengan mulutnya ahhhggg vina sayang saya ingin keluar nih.
    Irama mulut serta tangannya juga makin dipercepat, lantas saya ejakulasi, Vina segera mengisap 1/2 penisku, sesaat setengahnya sekali lagi ia kocok gunakan tangan, ohhhhh ejakulasi yang prima, saya heran air maniku sekalipun tidak tumpah, rupanya vina menahannya di mulutnya, ia menciumku lantas 1/2 dari air maniku diberi kepadaku, saya kaget, air maniku kutelan sendiri, sesaat setengahnya sekali lagi ia telan.
    Saya bercinta dengannya 2 kali sekali lagi malam itu, di tangga tempat tinggal, serta di ranjang tempat tidurnya, kami semalaman telanjang didalam tempat tinggal, makan juga telanjang. Saya suka sekali malam itu, saya tidur dengannya berselimutkan selimut hangat serta telanjang!!!
    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Bokep Ngentot Cewek SMA Pake Obat Perangsang – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Bokep Ngentot Cewek SMA Pake Obat Perangsang – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    2519 views

    Perawanku – Selesai mandi aku ke ruang tamu nonton bola, beberapa orang tetanggaku datang ke rumahku seperti biasanya kalau ada pertandingan bola live rumahku rame layaknya bioskop.

    Di sela-sela nonton kami sering mengobrol mulai update politik, kabar tetangga sampai urusan wanita.

    Pak Salman adalah seorang tetanggaku yang tekenal suka bercanda tapi yang berbau pornografi, dia tiba-tiba nyeletuk katanya dia membeli sebuah obatperangsang wanita Cair yang harganya mahal, diapun mulai cerita panjang lebar tentang khasiat obat Perangsang Cair itu katanya bisa meningkatkan libido wanita dengan cepat, akupun iseng-iseng minta ke dia obat perangsang wanita itu pengin buktikan, karena kami memang sudah cukup akrab diapun tanpa pikir panjang memberikan sebotol kecil obat perangsang wanita itu, tapi pesannya jangan dipakai semua, sisanya dia minta dikembalikan, percaya ga percaya akupun mengambilnya, meski dalam hati bertanya juga mau dicobain ke siapa ya, wanita di rumahku Cuma ada pembantuku sementara istriku sedang pulang ke rumah orang tuanya…. ah sudahlah sementara disimpan dulu…

    Pertandingan bola sudah berlangsung 45 menit, televisi sudah menghadirkan komentator dan diselingi iklan, di waktu jeda seperti itu bapak-bapak biasanya juga ikut komentar sambil ngobrol satu sama lain. Akupun ke luar sebentar untuk menjernihkan mataku yang sedikit pedes, aku keluar di halaman rumah untuk beberapa saat. Kemudian muncullah dua anak SMA masih dengan seragamnya menyapaku karena lewat depan rumahku, aku mengenali mereka berdua anak tetangga RT sebelah, namanya Fera dan Dita. Setelah berjalan beberapa langkah melewati rumahku tiba-tiba mereka berhenti dan sepertinya saling berbisik kemudian kembali lagi mendekatiku, mereka menyodorkan sebuah Proposal untuk kegiatan Karangtaruna, aku terima proposalnya dan aku suruh mereka kembali lagi nanti sore untuk ambil uangnya.

    Akupun masuk ke rumah melanjutkan nonton TV pertandingan sepakbola, semakin seru dan sesekali bapak-bapak bersorak ketika tim kesayangannya berhasil menjebol gawang lawan. Beberapa menit kemudian pertandinganpun selesai dengan hasil imbang 2-2. Satu persatu mulai pamit pulang dan rumahkupun kembali sepi. Pembantuku mulai membersihkan ruangan dan mencuci gelas-gelas kotor karena memang tadi tetanggaku banyak sekali yang datang. Perutku mulai terasa lapar dari tadi belum makan, akupun menuju ruang makan.

    Pembantuku membuatkan teh panas dan menaruhnya di dekatku, ide jahil muncul dalam pikiranku, aku ingin menguji keampuhan obat perangsang cair yang diberi Pak Salman tadi, kuteteskan obat Perangsang cair ke dalam teh panas dan aku memanggil pembantuku, “Dina, ini tehnya buat kamu aja, aku dari tadi sudah terlalu banyak minum manis, aku air putih saja”. Dina pun memberikan air putih kepadaku dan membawa teh panas itu ke dapur. “Jangan dibuang lo Din, sayang, kamu minum aja gapapa”, kataku.

    Dan jebakanku pun berhasil, kuperhatikan dari ruang makan, Dina meminum teh panas yang sudah kucampur dengan obat perangsang wanita tadi. Hampir setengah gelas ia teguk, dan ia melanjutkan mencuci gelas dan piring, beberapa saat kemudian ia meminum lagi teh itu dan menghabiskannya, mungkin karena gelasnya mau sekalian dicuci.

    Wah, jebakanku berhasil, Dina sudah meminum semua, aku tinggal menunggu reaksi obat perangsang wanita itu. Beberapa menit kemudian Dina mengambil sapu untuk membersihkan ruang tamu, aku pura-pura cuek masuk ke kamar dan membaca koran, tapi pintu kamar kubiarkan terbuka untuk memperhatikan gerak-gerik Dina dari kejauhan, ternyata benar gelagat Dina mulai tampak aneh, dia menyapu tak selincah biasanya, tatapannya seperti melamun mirip orang yang sedang memikirkan sesuatu.

    Dina meletakkan sapunya dan masuk ke dalam kamarnya.
    Aku keluar kamar pura-pura ke kamar mandi, sesampai di depan kamar Dina kuintip dia dari lubang yang di pintu.

    Wah….dugaanku benar, Dina masturbasi untuk memuaskan nafsunya, ternyata khasiat
    obat perangsang wanita itu sudah terbukti, kulanjutkan mengintip Dina mencoba tak mengeluarkan suara, takut mengganggu konsentrasi Dina, lagipula aku menikmati pemandangan itu, ternyata tubuh Dina indah juga, wajahnya nampak cantik sewaktu melakukan masturbasi, dia membuka lebar-lebar pahanya, selangkangannya diraba-raba dengan tangannya sendiri dan satu lagi tangannya meremas-remas payudaranya.

    Matanya terpejam bibirnya sedikit tergigit seperti menahan nikmat yang begitu hebat. Kemudian jarinya ia masukkan ke dalam Vaginanya yang lebat dengan rambut hitam di sekelilingnya. Dikocok-kocoknya memek Dina jarinya keluar masuk semakin cepat kemudian melambat dan kemudian dipercepat lagi, dimainkannya itil yang sedikit nampak berwarna merah, diputar-putar kemudian digesek-gesek. Wajahnya mendongak ke atas dengan mata tetap terpejam Dina mempercepat jarinya keluar masuk ke dalam vaginanya.

    Terus terang akupun mulai terangsang, aku membuka perlahan retsletingku dan kukeluarkan kontolku, dengan tangan kananku kuurut-urut penisku maju mundur, aku onani di depan pintu kamar Dina.

    Sambil terus mengintip dari lubang pintu itu kubayangkan aku sedang meniduri Dina, aku berada di atas tubuh Dina dan memasukkan penisku ke dalam memeknya, bayangan itu semakin jelas dalam pikiranku yang semakin kotor, aku mengocok penisku terus menerus tapi berusaha tak mengeluarkan suara, takut Dina mengetahuinya, beberapa saat kemudian Dina sedikit mengerang tapi mencoba menahan suaranya, pinggulnya naik sedikit ke atas kepalanya merebah ke samping tangannya keluar masuk memeknya semakin cepat dan kemudian terhenti, Dina terkulai lemas sepertinya dia sudah mencapai puncaknya, Dina orgasme, sementara aku masih onani karena nanggung penisku sedang nikmat-nikmatnya dikocok, kuintip Dina masih terkulai lemas dengan pahanya masih terbuka lebar, kukocok-kocok kembali semakin cepat sambil kuperhatikan gundukan memeknya yang basah, oh menggairahkan sekali, tak lama kemudian aku pun mengeluarkan sperma di depan pintu Dina, cepat-cepat kubersihkan dengan keset di dekat pintu kamarnya dan kumasukkan kembali kontolku, aku pun kembali ke kamarku berpura-pura tidak terjadi apa-apa.

    Dari kamar kulihat Dina melanjutkan menyapu lantai ruang tamu, kuperhatikan Dina dan kuingat pemandangan tadi ternyata Dina cantik juga sewaktu telanjang.

    Jam menunjukkan pukul 5 sore, aku keluar dari kamar untuk memberi makan ikan-ikanku di akuarium, Dina mendekatiku membawa sebuah tas kecil, dia tampak cantik sepertinya segar habis mandi dan berdandan dengan sedikit make up di wajahnya, dia pamit mau pulang karena di rumahnya ada hajatan mungkin besok sore baru bisa kembali lagi.

    aku memberi uang Rp.50.000 untuk naik angkot dan ojek. Dina pun berlalu dari pandanganku dan kuperhatikan dari belakang bokongnya yang tampak sintal dan seksi, kubayangkan dia telanjang seperti tadi sore waktu dia aku intip sedang masturbasi. Dina memang cantik untuk ukuran seorang pembantu, sayang mungkin karena faktor ekonomi jadi orangtuanya tidak mampu membiayainya sekolah.

    Beberapa saat kemudian pintu rumahku diketuk, sepertinya ada tamu.
    Ternyata Dita, anak SMA yang tadi memberiku proposal dan aku janji mau memberikan sumbangan sore ini, aku menyuruhnya masuk. “Mana Fera?”,tanyaku. “Fera ke rumah Pak RW ngambil sumbangan juga, kami bagi tugas”,jawab Dita. Aku pun masuk ke dapur dan membuat Dita minuman, saat memasukkan gula ke dalam gelas, muncul niat jahilku, aku teringat dengan obat tetes yang tadi sukses mengerjai Dina pembantuku.

    Akupun mencoba untuk ngerjain Dita, kuteteskan beberapa tetes ke dalam teh yang aku buat untuk Dita dan kubawa ke ruang tamu. Aku mempersilakannya minum dan kukatakan padanya bahwa pembantuku sedang ada perlu dan pulang ke rumahnya, jadi aku yang membuatkan minuman. “Ah jadi ngrepotin om, makasih ya”, Dita meminum seteguk dan kami pun ngobrol, kuperhatikan Dita menjelaskan panjang lebar tentang kegiatan yang akan dilaksanakan sambil kuperhatikan sesekali dia meneguk minuman yang kucampur obat tetes itu.

    Aku menunggu reaksinya tapi berpura-pura memperhatikan apa yang dia omongkan. Beberapa menit kemudian Dita mulai tersedak, omongannya mulai sedikit gagap dan sebentar-bentar terhenti, aku tersenyum kecil dan dalam hati bersorak karena
    obat perangsang wanita itu mulai menunjukkan reaksinya, kaki Dita bergerak-gerak kecil seperti menggesekkan pahanya ke memeknya, tapi dia berusaha menyembunyikannya dariku, padahal aku tahu itu karena libidonya mulai naik. “Minumnya dihabiskan mumpung masih anget, apa aku tambah lagi?” kataku.

    “ah u…udah ga usah ma…makasih”, jawabnya sambil sedikit terbata dan menghabiskan minumnya, Dita berdiri dan mau pamit. Dia mengulurkan tangannya untuk bersalaman, kupegang tangannya dan kurasakan sedikit bergetar.

    “Nanti aja pulangnya, kita ngobrol dulu”, kudekati tubuhnya dan kupegang tangannya yang satu lagi. kami pun berpegangan tangan dan berdiri berhadapan, Dita mulai salah tingkah, kutarik tubuh pelan-pelan dan sedikit menyentuh tubuhku, kurasakan dadanya berdegup kencang dia menundukkan pandangannya. Kuangkat dagunya dan dia menatapku, kami bertatapan dengan mesra kusentuh bibirnya yang mungil, Dita diam saja dan kurasakan dadanya semakin berdegup kencang.

    Kudekatkan tubuhku hingga tubuh kami bersentuhan kupegang pinggulnya, dan menariknya ke tubuhku pelan-pelan. Kudekatkan bibirku ke wajahnya, kusentuh bibirnya dengan bibirku, Dita diam saja malah memejamkan matanya seolah mengijinkan aku menciumnya, selanjutnya bibir kami pun berpagutan, kami berciuman cukup mesra layaknya dua orang yang saling mencintai. Tanganku mulai bergerilya, kuremas-remas bokongnya dengan tanganku, kontolku mulai ereksi karena bersentuhan dengan memeknya yang kenyal. Tubuh kami bergerak-gerak seperti sedang mencari kenikmatan yang mulai terasa mengalir ke darah kami masing-masing.

    Kudorong tubuhnya ke pintu kupeluk dia dan ciuman ku turunkan ke lehernya, kuciumi lehernya yang putih dan itu membuat Dita semakin pasrah dalam kenikmatan, kuturunkan lagi wajahku menciumi dadanya, sambil perlahan tanganku mengangkat kaosnya ke atas, kuremas dadanya dengan tanganku, Dia menggelinjang kuciumi kembali lehernya dan kubuka pengait BHnya dari belakang.

    Kini puting susunya nampak jelas di depanku, kumainkan dengan jariku dan kuremas-remas kemudian kuhisap-hisap, Dita menggelinjang dan menggoyang-goyangkan tubuhnya. Dita mulai kesetanan, aku semakin bernafsu saja melihat Dita yang pasrah menyerahkan tubuhnya untuk kunikmati.

    Tanganku turun ke bawah menyelinap ke dalam celana Dita, kurasakan kehangatan memek Dita yang masih mungil, kugesek-gesek dengan jariku dan kucoba memasukkan dengan lembut jariku ke dalam memeknya.

    Dita memegang tanganku seperti menahan dan menyuruhku memasukkan jariku dengan perlahan. Akupun memasukkan jariku jauh lebih ke dalam, Dita mendesah semakin nikmat. Aku juga semakin bersemangat mengocok-ngocok jariku ke dalam vaginanya.

    Tanganku ingin semakin bebas meraba-raba memeknya sehingga aku turunkan saja celana Dita sekaligus celana dalamnya, Dita memelukku erat seperti tidak ingin kehilangan kenikmatan itu. Kubalas pelukannya dengan memeluknya juga semakin erat, kuraba-raba memeknya dan kujilati puting susunya. Aku sangat menikmati permainan itu.

    Kugendong tubuh Dita masuk ke dalam kamarku, kurebahkan dia di atas kasur, kutelanjangi dia dan dia diam saja hanya sedikit menutup vaginanya dengan tangannya mungkin malu. Akupun melepaskan baju dan celanaku, sehingga kami berdua sama-sama telanjang bulat. Aku tidak menyangka bisa mendapatkan rejeki nomplok sehebat ini.

    Seorang cewek cantik SMA yang tentunya sedang nikmat-nikmatnya kini bertelanjang bulat di depanku dan pasrah aku entot. Oh ini berkat obat perangsang wanita Potenzol dari Pak Salman. Aku membuka pahanya lebar-lebar dan menidurinya, kuciumi bibirnya sambil tanganku meremas-remas kedua belah dadanya, penisku seperti menemukan sarangnya, tangan Dita memegang penisku dan mengarahkan ke dalam lubang senggamanya, beberapa saat kemudian sleeppppp penisku masuk ke dalam vagina Dita, dinding vagina yang masih sempit memberikan sensasi kenikmatan yang luar biasa bagiku. penisku seperti disedot-sedot oleh memeknya, sempit kenyal dan hangat,oh nikmat sekali.

    Kukeluar masukkan Penisku dengan lembut karena takut menyakiti Dita, kukocok-kocok dengan perlahan kukeluarkan dan kumasukkan lebih ke dalam. Dita mengerang kenikmatan, bibirnya digigit dengan giginya, aku juga semakin nikmat saja. Kuangkat pahanya ke atas, kutarik penisku dan kumasukkan dari arah atas memeknya, kumasukkan lagi perlahan dan sleepp… kontolku masuk lagi ke lubang memeknya yang semakin hangat, kini penisku menancap semakin dalam di lubang vagina Dita.

    Dita memelukku semakin erat, terus saja kukocok-kocok kontolku keluar masuk dan semakin cepat kemudian semakin cepat dan penisku terasa panas spermaku seperti mau keluar, cepat-cepat kucabut penisku takut spermaku masuk di dalam, nanti Dita hamil. Kugesek-gesekkan kontolku di belahan dada Dita, tangan Dita membantu mengurut-urut penisku, dan cuuurrrr spermaku pun keluar membasahi dada Dita.

    Kukocok-kocok terus untuk membersihkan sisa-sisa sperma di dalam penisku.
    Oh nikmat sekali ngentot memek anak SMA, kapan-kapan akan kuulangi lagi, Dita sudah bersedia menyerahkan tubuhnya ke aku, ah siapa tahu besok Fera atau temannya kesini akan kuberi obat perangsang Ampuh juga dan akhirnya … kuentot juga… ahhh ahhh aaaahhh nikmatnya….

  • Ceritasex Keperawanan Adik Kelasku

    Ceritasex Keperawanan Adik Kelasku


    2518 views

    Foto Sex ini berjudul ” Cerita sex Keperawanan Adik Kelasku ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Perawakannya cukup cantik, dengan tubuh yang ramping terawat, dan tentunya kulit yang putih karena ia keturunan Cina. Laura namanya. Begitu Laura mengajakku, tentu saja kujawab, “Mau..” “Jam berapa?” tanyaku. “Jam 3 sore, di rumahku, jangan terlambat soalnya nanti nggak selesai belajarnya”, jawabnya. Wah, kesempatan nih, pikirku. Setahuku, ia tinggal berdua saja dengan pembantunya karena ayah dan ibunya yang sibuk mencari nafkah di luar pulau Jawa.

    Pulang kuliah, aku langsung bergegas pulang, karena kulihat sudah jam 14:30 WIB. Dengan cepat kumasukkan buku yang sekiranya akan dipakai ke dalam tas, karena takut terlambat. Sesampainya di rumah Laura, aku langsung memencet bel yang ada di gerbang depan rumahnya, rumahnya tidak terlalu besar, tapi cukup nyaman kelihatannya. Sempat aku bertanya, kok rumahnya sepi banget. Kalau begitu berarti bonyoknya lagi pada pergi, jawabku dalam hati.

    Tak lama setelah itu, Laura keluar membukakan pintu. Aku cukup kaget dengan penampilannya yang menarik, kali ini dia memakai kaos yang cukup ketat dan celana pendek ketat. Dia tersenyum lebar padaku, sambil mempersilakan aku masuk. Ketika masuk, aku merasakan rumahnya benar-benar sepi. “Langsung saja kita ke ruang tengah, yuk!” ajaknya.

    Sesampainya di ruang tengah, aku langsung duduk di karpet karena tidak ada sofa. Ruang tengahnya didesain ala Jepang dengan meja Jepang yang pendek yang disertai rak majalah di bawahnya.

    “Tunggu yah, aku mau mandi dulu”, katanya, “Habis keringatan abis senam nih!” Ternyata aku baru tahu kalau badannya bagus karena ia sering senam. “Kamu mulai aja dulu, nanti terangin ke aku yah”, katanya. “Kalo mau minum, ambil aja sendiri, soalnya pembantuku sedang sakit, dia lagi tiduran di kamarnya.”

    Cukup lama aku belajar sambil menunggunya dan akhirnya aku bosan dan melihat-lihat majalah yang ada di bawah meja di depanku. Kulihat semuanya majalah wanita, mulai dari kawanku, kosmo, dan majalah wanita berbahasa jepang. Tanpa sengaja, ketika kulihat-lihat kutemukan sebuah majalah yang berisikan foto cowok bugil dengan otot-otot yang bagus di tengah majalah bahasa jepang itu. Aku sempat kaget melihatnya. Daftar Sbobet

    Bersamaan dengan itu, ia keluar dari kamar mandi yang letaknya di sudut kamar tengah di mana aku duduk. Dia keluar memakai kimono kain handuk putih. Karena keasyikan, aku tidak sadar kalau dia mendekatiku. Kupikir dia pasti masuk ke kamarnya untuk berpakaian terlebih dahulu. Aku sempat grogi, karena aku belum pernah didekati oleh wanita yang hanya menggunakan baju mandi, karena di rumahku tidak ada saudara perempuan, jadi aku merasa tidak biasa.

    “Ih, kamu, disuruh belajar malah liat-liat yang aneh-aneh.”
    “Ini mah nggak aneh atuh”, kataku, “Aku juga punya, dan badanku juga kayak gini loh!” bisikku sambil menunjuk ke salah satu model cowok di majalah tersebut.
    Aku memang sudah ikutan fitness sejak kelas 2 SMU, tak heran kalau aku lebih terkenal karena badanku yang bagus dibanding kegantenganku.
    “Ah, masa?” katanya, “Gua nggak percaya ah.”
    “Kamu kok tahan sih liat-liat kaya beginian?” tanyaku.
    “Mana ada yang tahan sih?” balasnya.
    “Tadi lagi nunggu kamu dateng ke sini saja aku sempet liat-liat dulu majalah itu lho! Jadi kamu tau khan, kenapa saya lama mandinya?” jawabnya sambil tersenyum mesum.
    “Ihh, kamu ini!” balasku, “Ternyata suka juga ya sama yang gituan.”
    “Iya dong, tapi, James katanya kalo maen langsung lebih enak ya dibanding masturbasi?” tanyanya. Saya sempat kaget ketika dia tanya hal yang begitu dalamnya.

    “Kata kamu, kamu mirip ama yang di foto majalah itu, buktiin dong.”
    Wah, kupikir ini cewek sudah horny banget. Aku sempat grogi untuk kedua kalinya, aku cuma bisa tersenyum.
    “Iya sih katanya, tapi khan…”
    Belum selesai aku bicara, dia langsung mencium bibirku.
    “James, tau nggak kalo aku tuh sebetulnya udah seneng banget ama kamu semenjak aku ketemu kamu”, bisiknya sambil mencium bibirku. Aku kaget dan responku cuma bisa menerima saja, soalnya enak sih rasanya. Terus terang aku belum pernah dicium oleh cewek sampai seenak itu, dia benar-benar ahli.

    Tanpa sadar, posisinya sudah berada di atas pangkuanku dengan paha yang menjepit perutku. Sambil menciuminya, kuelus-elus pahanya dari atas ke bawah, dan dia mendesah, “Akh… enak sekali!” Kuteruskan aksiku sampai ke kemaluannya, kuraba klitorisnya, dan kugosok-gosok. Desahannya semakin keras, dan tiba-tiba dia berhenti. “Wah, kok berhenti?” aku bertanya dalam hatiku. Langsung saja kubisikkan padanya bahwa aku juga betul-betul menginginkannya jadi pacarku sejak awal bertemu. “Lalu mengapa kamu nggak bilang ama aku?” tanyanya. “Karena aku takut kalau perasaan kita berbeda”, jawabku. Dia sempat terdiam sejenak.


    Langsung timbul pikiran kotorku. “Udah tanggung nih”, pikirku. Batang kemaluanku betul-betul sudah bedenyut-denyut sejak tadi. Langsung saja kubuka baju mandinya, dan kukulum dan kuhisap buah dadanya. Dia menerima saja, malah merasa keenakan, hal ini terlihat dari ekspresi wajahnya. Putingnya menjadi mengeras dan tak lama kemudian, dia mendesah, “Aakh…” saat kupegang liang kewanitaannya yang mulai basah.

    Aku semakin terangsang, batang kemaluanku benar-benar sakit rasanya. “Sayang, boleh kan kalau aku menjilati lubang keramatmu?” Dia mengangguk tanda setuju. Langsung saja kujilati liang kewanitaannya terutama daerah klitorisnya. Lumayan lama aku menjilatinya sampai aku merasa mulutku kering sekali. Akhirnya dia mendesah panjang, “Aakhhh… aku mau keluar James…” Terlihat cairan putih keluar dari liang senggamanya, baunya amat merangsang dan rasanya jauh lebih merangsang lagi.

    “James, maen beneran yuk?” ajaknya.
    “Wah, gila juga nih cewek”, pikirku.
    Karena batang kemaluanku sudah sakitnya bukan main, langsung saja aku iyakan. Lalu kubuka semua baju dan celanaku. Kubaringkan dia di lantai berkarpet, dan kulipat kakinya, kunaikkan ke bahuku, dan mulai kumasukkan batang kemaluanku yang sudah tegak itu. Sempit sekali, hampir tidak bisa jalan. Kutekan lebih keras. Dia menjerit kesakitan, “Stop James, sakit tau.” Aku tidak menghiraukannya dan terus menekan batang kemaluanku sampai rasanya kepala batang kemaluanku menabrak sesuatu. Lalu aku mulai memaju-mundurkan badanku ke depan dan ke belakang.

    Laura mulai merasa enak, dia sudah tidak menjerit lagi.
    “Tuh enak kan”, kataku.
    “Iyah”, jawabnya, “Bener! enak sekali.. lebih cepet dong James.”
    Kupercepat permainanku, dan dia mendesah, “Ah.. ah.. ah..” karena merasa nikmat. Lama juga aku mengocoknya.
    Tak lama kemudian, “James.. aku mau keluar lagi.”
    “Sama”, balasku.
    “Sedikit lagi, James… Aakkhhh… enak sekali James”, bersamaan dengan itu, aku pun keluar dan kukeluarkan seluruh spermaku di dalam liang kewanitaannya. Batang kemaluanku terasa hangat dan nikmat bercampur jadi satu. Kutarik batang kemaluanku keluar dan kulihat tetesan darah di karpet. Aku sempat kaget, berarti dia masih perawan. Aku sempat merasa senang banget waktu itu.

    Laura bangun dan dia kaget saat melihat batang kemaluanku yang cukup besar, panjang 15,5 cm diameter 3,5 cm. Langsung dia kulum batang kemaluanku, yang sudah mau tidur lagi. Begitu dikulum, batang kemaluanku berdiri lagi karena enaknya. Dia mainkan lidahnya di kepala batang kemaluanku dan menjilat seluruh bagian batang kemaluanku sampai masuk semua, sampai akhirnya aku merasa ada dorongan yang kuat pada batang kemaluanku dan, “Creeet.. creeet.. creet..” spermaku keluar, dia hisap dan sebagian muncrat ke wajahnya. “Hmmm.. enak sekali James”, terlihat ekspresi wajahnya yang senang.

    Kami pun kelelahan, dan berbaring bersama di ruang tengah sambil berpelukan dan mengucapkan kata-kata sayang. Tanpa terasa waktu sudah jam 6 sore. Kami mandi bersama, dan setelah itu kami makan malam bersama. Aku disuruhnya menginap, karena malammya kita mau mempraktekkan jurus yang lain katanya. Aku mengiyakan saja. Lalu kutelepon ke rumah dan bilang bahwa aku malam ini mau menginap di rumah teman, aku tidak bilang itu rumah Laura, karena sudah pasti tidak boleh.

    Begitu selesai, kita sempat tertawa bersama karena kita tidak belajar malah bermain seks. Tapi tidak masalah sekalian buat penyegaran menuju ujian. Dia balas dengan senyum. Karena kehabisan pembicaraan, akhirnya kami mulai terangsang lagi untuk berciuman. Kali ini aksinya lebih gila. Sambil berciuman kami saling membuka baju. Sampai tidak ada satu benang pun menempel di badan kita. Lalu di bicara, “James, kita ke kamarku yuk, biar lebih asyik.” Kugendong dia ke dalam kamarnya, dan kita lanjutkan lagi dengan berciuman. Tak lama kemudian kupegang liang kewanitaannya, sudah basah ternyata. Langsung saja kubalikkan badannya dan kumasukkan batang kemaluanku dari belakang. Kali tidak sulit. Dia mendesah enak ketika kumainkan batang kemaluanku di lubang senggamanya. Kumainkan terus sampai aku dan dia mau keluar.

    “Akkhhh…” kami berdua sama-sama keluar, kukeluarkan spermaku di luar, karena takut dia hamil. Tenyata Laura belum puas, dia membaringkan tubuhku di kasurnya. Dia langsung berdiri di atas tubuhku dan mulai memasukkan batang kemaluanku ke dalam liang senggamanya. “Ahhhh.. ” desahnya, “Gini lebih enak James..”

    Aku benar-benar lemas tapi karena permainannya yang begitu hebat, aku sampai lupa. Dia teruskan sampai spermaku keluar, cuma sedikit kali ini, tidak seperti sebelumnya. “James dikit lagi juga aku keluar”, bisiknya tertahan sambil menaik-turunkan tubuhnya di atas badanku. Akhirnya dia keluar juga. Batang kemaluanku terasa pegal sekali, badanku benar-benar lemas. Dia juga terlihat lemas sekali. Kami tertidur lelap sampai pagi di kasurnya sambil berpelukan dengan tidak berpakaian karena pakaian kami tertinggal di ruang tengah dan malas mengambilnya karena sudah capek.

    Besok paginya, kami bangun bersama, mandi bersama, sarapan dan pergi ke kampus sama-sama. Semenjak itu kamipun sering belajar bersama, walaupun ujung-ujungnya berakhir di kasur airnya yang empuk. Tapi aku jarang menginap, karena takut orang tuaku curiga, ini cuma rahasia kita berdua.

    .::tamat::.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Tusukan Penis Yang Nikmat

    Cerita Sex Tusukan Penis Yang Nikmat


    2514 views

    Perawanku – Aku dan Laras baru selesai mandi bersama dan akan berganti pakaian, saat ponselku berdering, ternyata
    telepon dari isteriku yang tadi berangkat ke Australia.
    “Dari siapa Yah…?” tanya Laras sambil memakai bh.
    “Bunda” jawabku

    “Terus Laras gimana, Yah…?” tanya Laras nampak khawatir.
    Aku memberi isyarat agar dia tenang. Setelah tekan tombol ‘yes’ aku aktifkan speaker-phone agar Laras
    bisa mendengar pembicaraan kami. Dalam kondisi sekarang ini aku tidak ingin Laras merasa aku
    merahasiakan sesuatu dari dia. Bagaimanapun hari ini adalah hari pertama aku selingkuh dengan Laras,
    aku tidak ingin mengacaukan saat-saat seperti ini. Laras kembali memakai seragam sekolahnya walaupun
    agak kusut.
    “Sore Bun, nginap dimana?” tanyaku
    “Di Causeway 353 Hotel” jawab isteriku.
    Setelah berbasa-basi dengan istriku, aku memberi tau kalau aku bersama Laras. Dari dulu istriku ingin
    mempunyai anak perempuan, tapi tidak mau hamil lagi. Laras yang sering datang ke rumah di luar jadwal
    pertemuan anak asuhku membuat Laras dan isteriku menjadi sangat dekat. Mungkin bagi Laras, kami adalah
    orang tuanya, sedangkan bagi isteriku, dia seperti mendapatkan anak perempuan kandung. Isteriku sudah
    sering mengusulkan agar Laras tidur di rumah saja supaya bisa mengawasiLaras sampai rencana kami
    mengirim Laras ke Australia untuk kuliah terlaksana.
    “Oh iya, Bun. Ini ada Laras” kataku lagi sambil meraih tangan Laras.
    Laras tadinya menolak tapi aku segera memberi isyarat agar dia tenang dan wajar.
    “Laras…? Hei… apa kabar Sayang…?” tanya isteriku pada Laras
    “Baik Bunda…”
    Lumayan lama Laras bicara dengan isteriku. Berkali-kali Laras melirik minta persetujuanku untuk
    menjawab pertanyaan isteriku. Ternyata benar dugaanku, isteriku merasa senang setelah tahu ada Laras
    di rumah. Salah satu pesannya kepadaLaras adalah mengawasi dan menjaga menu makananku.
    Akhirnya isteriku memberi tahu Laras kalau setelah lulus nanti, kami berencana mengirim Laras ke
    Australia untuk kuliah disana. Dia juga minta Laras pindah ke rumah kami. Sejenak Laras bengong tak
    percaya sampai aku ikut bicara meyakinkan Laras.
    “Makasih Ayah” kata Laras setelah telepon ditutup sambil memeluku dengan erat dan menciumi wajahku.
    “Laras tak pernah membayangkan kalau bisa kuliah ke luar negeri”
    “Itu karena usaha Laras sendiri. Ayah lihat Laras nilai rapotnya sangat bagus, jadi sayang kalau hanya
    kuliah disini.” Jawabku.
    “Sekarang kita makan dulu untuk merayakan berita gembira ini.”
    Aku angkat telepon antar ruang dan bicara dengan Ayu untuk menanyakan apakah pakaian Laras sudah
    dikirim dari rumah asuh. Ternyata pakaian Laras sudah sampai dan diletakkan di ruang keluarga. Aku
    suruh Laras mengambil tasnya. Setelah Larasberganti pakaian kami berangkat menuju mall yang baru di
    buka di jalan Pemuda. Mall dengan hotel ini cukup megah. Setelah makan di salah satu cafe, aku ajak
    Larasberbelanja pakaian, sepatu, dan kosmetik. Laras bingung ketika memilih, rupanya dia baru pertama
    kali mengenal baju, parfum, dan lain-lain yang harganya di atas satu juta rupiah.
    Selama ini penghuni rumah asuh ku hanya dibelikan pakaian yang sederhana, walapun bukan murahan.
    Harganya tidak sampai tiga ratus ribu satu stel. Kosmetik yang dibelikan isteriku mereka hanya merek
    lokal, jadi harganya tidak terlalu mahal. Akhirnya aku bantu dia memilih barang-barang yang akan
    dibelinya, salah satunya adalah lingerie dengan tali di bahu. Aku bayangkan Laras pasti sangat seksi
    memakai lingerie ini. Ketika membayar belanjaan Laras, aku baru tahu, dia membeli lotion untuk vagina
    juga. Aku tersenyum ketika Laras terlihat malu ketika aku ketahui dia membeli lotion vagina.
    Hampir jam sembilan malam kami sampai di rumah. Satpam yang membukakan gerbang memberi tahu kalau para
    pembantu dan tukang kebun sedang asyik nontonTV di paviliun belakang, sehingga kedatangan kami tidak
    mereka sadari. Kami langsung ke kamar tidurku.
    “Laras boleh tanya sama Ayah?” kata Laras tiba-tiba. Daftar Dewa Poker
    “Boleh. Kenapa?”
    “Apa Bunda nggak marah, kalau tahu Ayah menghabiskan uang banyak buat Laras?”
    “Kenapa mesti Bunda marah, Sayang? Laras dengar sendiri di telepon tadi. Bunda juga sayang sama Laras.
    Ayah dan
    Bunda tidak punya anak perempuan, itu sebabnya Bunda ingin Laras tinggal di sini, bukan di rumah asuh…
    Ayah sama Bunda sudah lama ingin mengangkat Laras menjadi anak secara resmi. Hanya karena rumah asuh

    Cerita Sex Tusukan Penis Yang Nikmat

    Cerita Sex Tusukan Penis Yang Nikmat

    itu dikelola Bunda, agak sulit prosedurnya. Akhirnya Ayah sama Bunda memutuskan agarLaras tinggal
    disini, resmi sebagai anak atau tidak sudah tidak penting lagi” kataku menjelaskan.
    “Iya sih, tapi…” kata-kata Laras terhenti. Aku tersenyum dan tetap diam menunggu Laras melanjutkan
    kata-katanya.“Kita sudah seperti suami isteri… Ayah, Laras sudah mengkhianati Bunda” kata Laras lagi.
    Ada keraguan dan penyesalan nampak di nada suaranya.
    “Sudahlah Laras. Semuanya sudah kita lakukan dengan penuh kesadaran. Kita menikmati hari ini dengan
    penuh gairah dan kenikmatan. Bunda juga menyusuh Laras tidur di sini untuk menemani Ayah.” kataku
    untuk menenangkannya. “Kalau nanti Laras tinggal disini, pati Bunda juga akan membelikan Laras baju,
    sepatu dan lain-lain. Nah, sekarang Laras istirahat dulu. Besok Ayah antar ke sekolah.”
    Laras menjawab dengan anggukan kepalanya sambil tersenyum yang dipaksakan lalu segera menyiapkan
    buku-buku pelajaran buat sekolah besok. Selesai menyiapkan buku dan seragamnya, Laras minta ijin untuk
    ke kamar mandi. Kali ini dia wanti-wanti agar aku tidak ikut.
    “Iya deh… Ayah tunggu disini” aku tertawa mengiyakan. Aku tahu, Laras pasti akan menggunakan lotion
    vaginanya.
    “Awas kalau ayah ngintip. Nanti nggak dikasi yang asyik-asyik…” kata Laras sambil melotot lucu.
    Setelah keluar dari kamar mandi, aku minta untuk memakai lingerie yang baru aku belikan. Aku duduk di
    sofa untuk mengamati Laras melepas pakaiannya dan mengambil lingerie barunya. Laras menatapku sambil
    tersenyum. Nampaknya dia menyukai lingerie yang aku belikan. Tangannya meraih karet spandek celana
    dalamnya. Dengan gerakan matanya, Laras minta pendapatku apakah melepas celana dalam atau tetap
    dipakai.
    Aku memberi isyarat agar dia melepas celana dalam dan branya, karena lingerie itu terdiri dari rok
    pendek dan G-string. Laras memenuhi permintaanku. Bra dan celana dalamnya dilepaskan lalu memakai
    lingerie barunya. Setelah memakai lingerie, aku minta Laras memakai make up yang tadi aku belikan. Dia
    hanya menyapukan bedak di wajahnya, lalu mengoleskan lipstick tipis di bibirnya.
    Aku benar-benar terpesona setelah Laras memakai lingerie barunya serta berdandan tipis seperti ini.
    Dia nampak sangat cantik dan seksi. Lingerie itu berbentuk terusan yang terbuat dari broklat pink
    transparan. Lingerie itu hanya menutup tubuh Laras mulai dari puting payudaranya sampai pangkal paha.Ada dua utas tali di bahu kanan dan kiri untuk menahan lingerie itu agar tidak terlepas. Lingerie itu
    memamerkan lekukan tubuh Laras dari dengan sempurna dan tidak terkesan norak. Bagian atas menampakkan
    bahu laras yang lembut dan agak bidang, nampak seksi. Payudaranya yang terlihat bagian atasnya nampak
    menonjol dan terangkat. Payudara seorang gadis yang baru mekar. Sedangkan bagian bawahnya
    memperlihatkan kedua paha dan kakinya yang panjang dan bersih mulus.
    Laras mendekati aku dengan bergaya seperti peragawati. Badannya lenggak-lenggok sengaja memancing
    birahiku, yang sudah bangkit sejak dia melepaskan pakaianya. Setelah kira-kira satu meter di depanku
    lenggokan tubuh Laras makin erotis. Gerakannya gemulai, pinggulnya bergerak dengan seksi, tangannya
    memegang rambutnya lalu diangkat ke atas. Kembali Laras meliukkan tubuhnya dengan tangan tetap menahan
    rambutnya. Aku benar-benar gemas dan terangsang menikmati gerakan Laras. kemudian tangannya memegang
    payudaranya lalu memijit dan meremas payudaranya sendiri, sambil sesekali mendesah.
    “Ayah… Laras cantik kan…?” tanya Laras sambil terus meremas payudaranya. “Ayah suka Laras berpakaian
    seperti ini…? Ayah juga suka Laras memakai make up…?”
    “Kamu cantik sekali Sayang.” Aku memujinya. Bukan untuk merayunya, tapi aku benar-benar tulus waktu
    mengatakannya. “Benar-benar cantik, juga seksi. Dengan lingerieini, keindahan tubuh Laras benar-benar
    tampak”
    “Ah, Ayah bisa aja…” jawab Laras sambil duduk di pangkuanku dengan manja. “Laras jadi malu nih…” kedua
    tangannya memeluk leherku
    “Lho, kenapa…?”
    “Masa Laras dibilang seksi…” kata Laras sambil mendekatkan kepalaku di payudaranya.
    Aku segera menggigit puting Laras dari luar lingerie. Tanganku aku lingkarkan di pinggangnya dan
    menyibakkan lingerienya bagian belakang dari bawah untuk meraih pantatnya
    “Aahh… Ayah suka nakal sih…?” kata Laras di sela desahan nafasnya yang mulai memburu. Kepalaku diremas
    sambil diciumi.
    “Tapi Laras suka kan…?” kataku menggodanya. Dia hanya tertawa menggoda.
    “Suka banget…”
    Aku berdiri sambil mengangkat tubuh Laras. Dia aku gendong lalu berjalan mengitari kamarku yang
    berukuran lima kali tujuh meter persegi. Sambil berjalan, aku senandungkan lagu Everything I Do, I Do
    It for You yang biasa dinyanyikan Bryan Adam. Tangan Laras melingkar di leherku, bergayut manja. Aku
    berjalan sambil mengayun-ayunkan tubuh Laras seperti menina-bobokan seorang gadis kecil. Nampaknya dia
    menikmati sekali ayunan tanganku. Matanya setengah terpejam dengan mulut merekah. Aku dekatkan mulutku
    ke bibirnya, lalu perlahan aku gigit bibirnya lalu aku hisap dengan lembut.
    “Aahh…” Laras mendesah ketika lidahku menjilat langit-langit mulutnya.
    Kami berciuman sambil menggendong tubuh Laras. Desahan dan erangan Laras bersaing dengan suara kecupan
    bibirku pada bibirnya. Lalu kami saling lumat dan saling hisap. Aku bawa Laras ke tempat tidurku dan
    aku baringkan dia, sementara lidahku terus menghisap dan mengait lidahnya. Aku ingin mencoba suasana
    baru dalam persetubuhanku dengan Laras.

    Perlahan aku buka tali lingerie yang mengikat bahunya dengan mulutku. sesekali mulutku mengecup
    pundaknya sambil lidahku menjilat-jilat pundak Laras yang lunak tapi kenyal itu. Tali terlepas, tapi
    lingerie itu masih melekat pada tubuh Laras. kembali mulutku menurunkan sedikit lengerienya sampai
    dadanya terbuka, lalu aku kulum putingnya. Lidahku berputar dan mengait puting Laras yang sudah
    bertambah kenyal dan sekitar puting itu berubah berbintil-bintil.
    Nafsuku sudah mendekati puncak. Aku ingin menikmati Laras dengan cara lain. Aku berubah menjadi liar
    dan kasar. Kasar namun tidak sampai membuat Laras merasa sakit. Aku ingin memuaskan nafsuku dengan
    caraku sendiri. Dengan penuh semangat dan cepat aku cium leher Laras. Melihat kekasaranku, Laras agak
    terkejut. Aku semakin liar dan rakus menetek payudaranya. Rupanya Laras ikut terbawa suasana. Nafasnya
    terengah-engah terdengar di sela-sela erangannya.
    “Sshh… Ayah… aahh… sshh”
    Dengan tak kalah liar dia merengkuh kepalaku dan mencari-cari bibirku, lalu melumat bibirku sambil
    memasukkan lidahnya ke dalam mulutku. kupeluk Laras dengan erat sambil beradu lidah. Kami saling hisap
    dan saling sedot sambil saling mengait-kaitkan lidah dengan penuh nafsu dan liar. Aku menumpukan berat
    badanku pada tubuh Laras, sehingga tubuh kami saling melekat dengan erat. Kulepas ciumanku pada bibir
    Laras, lalu aku susuri leher Laras, kemudian berpindah ke payudaranya kembali. Dengan kasar aku cium
    dan aku hisap payudara dan putingnya. Laras menggelinjang seperti ingin berontak melepaskan diri dari
    pelukanku. Aku tahu Laras tidak ingin aku yang mengendalikan permainan. Laras menginginkan dia yang
    mengendalikan permainan seperti tadi siang.
    Laras ternyata memang tipe wanita agresif, selalu ingin menguasai permainan seks yang dilakukan. Dalam
    setiap berhubungan sex, wanita seperti dia tidak hanya ingin dibuat orgasme dan dipuaskan, tapi juga
    ingin memuaskan pasangannya. Wanita seperti dia juga dengan mudah muncul birahinya, seperti waktu
    melihat aku telanjang dada tadi siang.
    Tapi aku tak peduli. Aku tidak memberi kesempatan kepadanya untuk bertindak lebih jauh. Aku masih
    ingin mengendalikan permainan ini. Kedua tanganku meremas-remas payudara Laras. Mulutku menyusuri
    perutnya yang rata dan kenyal. Lidahku merayap dipermukaan kulit perutnya yang halus dan licin karena
    ludahku. Kecupan dan jilatan lidahku makin cepat, liar dan kasar. Aku merangkak mundur sehingga
    bibirku menyentuh perut bawahnya, tepat di atas vagina, lalu aku jilat dan aku kecup sambil
    menghisapnya.
    Laras melenguh dan menggelinjang. Aku ingin memberi tanda pada perut bagian bawah ini. Segera aku
    kecup lalu kusedot dengan kuat sambil menggigit pelan. Laras mengerang ketika aku menghisap dan
    menggigit perutnya. Beberapa saat kemudian, nampak bercak merah karena pembuluh darah di bagian itu
    melebar. Lima buah cupang aku letakkan berjajar membentuk huruf V di perut Laras.
    Setelah puas memberi cupang di perut bagian bawah, aku melepaskan lingerienya, tidak dengan tanganku,
    tapi tetap dengan mulut dan gigiku. Ada sensasi lain yang aku rasakan ketika bibirku menyentuh
    kulitnya saat melepas lingerie itu. Sensasi lain dengan kalau aku sekedar mencium seluruh tubuhnya.
    Sensasi sentuhan bibirku pada kulit Laras saat melepas lingeri juga dirasakan Laras. Berkali-kali
    suara lenguhan dan desisan kami bersahut-sahutan. Demikian pula saat melepas G-string yang melekat di
    selakangannya. Bibirkuku pun bersentuhan dengan vagina Laras. Kami kembali merintih, mengerang dan
    mendesah.
    Setelah seluruh tubuh Laras terbuka, dengan cepat aku pagut vagina Laras yang sudah basah berlendir.
    Lidahku dengan mantap menjilat dan bergetar pada klitorisnya, lalu vagina Laras aku hisap dan aku
    kilik-kilik dengan lidahku. Vaginanya mengeluarkan aroma berbeda dari tadi siang atau tadi sore. Itu
    karena Laras memakai lotion untuk vagina yang dia beli di mall. Aroma wangi menyusup hidungku membuat
    aku makin bersemangat untuk mengulum vagina dan klitorisnya.
    “Ahh… sshh” hanya itu kata-kata yang berkali-kali keluar dari mulut Laras, tak ada yang lain.
    Laras benar-benar menikmati permainanku. Badannya menggelinjang bergerak seperti ular yang menari
    karena mendengar tiupan seruling. Lidahku aku getarkan dengan cepat menyentuh bibir vagina Laras
    bagian dalam, sambil sesekali aku masukkan dan aku getarkan di dalam lubang vaginanya yang sangat
    sempit. Sesekali pula aku sedot saat kurasakan lendir vaginanya meleleh keluar sambil memasukkan
    klitorisnya ke dalam mulutku. Lalu aku masukkan hidungku ke dalam vaginanya. Sambil aku tekan,
    hidungku aku gesekkan di dalam lubang vagina Laras. sementara itu lidahku menjilat kulit antara anus
    dan vaginanya.
    “Auw…sshh… Ayaahh…” Laras menjerit saat lidahku menjilat kulit antara anus dan vaginanya. Sejenak dia
    bergetar, lalu Laras mengangkat badannya seperti akan duduk. Mulutnya mendesis dan mengerang.
    “Ssshh… Laras diapain Yah… ?” tanya Laras di sela-sela desisan bibirnya. “Aahh… nikmat bangeettt…”
    katanya lagi lalu kembali terlentang dan bergerak liar. Aku tak menjawab.
    Aku lebih peduli dengan vagina dan klitoris Laras. Lebih peduli pada kulit antara anus dan vaginanya.
    Aku terus menjilat dan menghisap. Membiarkan Laras menikmati setiap rangsangan yang aku berikan.
    Kedua kaki Laras aku angkat dan aku lipat di perutnya dengan posisi membuka, sehingga pantatnya
    terangkat dan vagina serta anusnya nampak sangat jelas. Ledir yang meleleh tampang cukup banyak dan
    deras. Vaginanya tampak berkedut-kedut pelan, klitorisnya menonjol ke depan seperti penis kecil yang
    sedang ereksi. Sedangkan anusnya yang berkerut ikut berkedut pula. Anusnya basah mengkilat karena
    terkena lelehan cairan vaginanya.
    Aku tusukkan hidungku ke lubang anus Laras lalu aku goyangkan sambil aku tekan. Tercium bau khas anus
    bercampur wangi lotion vagina membuatku nyaman muntuk terus menjilat dan memasukkan lidahku. Mungkin
    bagi orang lain jijik menjilat anus partner seksnya, tapi bagiku bau itu menimbulkan sensasi
    tersendiri, apalagi bercampur dengan lotion vagina. Lidahku dengan cepat menari mengorek anus Laras.
    Bibirku mengecup dan dan menjepit kerut-kerut anusnya kuat-kuat. Tak kuduga. Laras dengan cepat
    mencapai orgasme yang pertama malam ini. Tubuhnya meliuk-liuk tak terkendali lalu mengejang dengan
    kuat, mulutnya mendesis-desis.
    “Aahh… Ayah… Laras dapet lagi… aahh…” Laras berteriak kencang.
    Tangan Laras mencengkeram kepalaku lalu rambutku diremas. Aku berhenti sejenak mengamati Laras. Mata
    Laras terpejam dengan nafasnya terengah-engah. Kedua betis dan pahanya menjepit kepalaku ketika aku
    susupkan kembali di antara kedua pahanya. Aku teruskan jilatanku pada anusnya, namun tidak secepat dan
    sekaras tadi. Perlahan dan lebut seluruh permukaan lidahku aku oleskan ke anusnya beberapa kali, lalu
    aku ganti menghisap lembut dan pelan klitorisnya. Aku ingin Laras dapat menikmati orgasmenya sepanjang
    mungkin. Aku merangkak menindih Laras. dengan lembut dan pelan aku kecup payudaranya. Laras memeluku
    lalu mencium bibirku. Dia agak kaget mencium bau anusnya yang masih menempel di bibir dan lidahku,
    lalu tersenyum sambil memejamkan mata.
    “Ayah nggak jijik mencium dan menjlat anus Laras?”
    “Enggak tuh…” jawabku. Laras menjawab dengan memelukku lalu mencium bibirku dengan ganas.
    “Kalau gitu Laras juga enggak jijik.”
    “Enggak jijik apa?”
    “Ada deh… eh tapi Ayah nakal terus…?”
    “Nakal gimana Sayang?”
    “Laras inginnya Ayah yang ejakulasi, bukan Laras yang orgasme duluan”
    “Ya sudah… sekarang terserah Laras.” kataku lalu berbaring di samping kanannya sambil menyusupkan
    tangan kiriku di bawah kepalanya, lalu memeluknya.
    Perlahan Laras bangkit lalu menindih tubuhku, lalu dengan ganas dan liar dia mencium sekujur tubuhku.
    Leherku basah kuyup karena jilatannya. Hebat sekali gadis ini. Tujuh kali orgasme dalam sehari masih
    memiliki tenaga dan nafsu yang luar biasa dalam berhubungan sex. Mau tak mau aku membadingkan dengan
    isteriku yang hanya mampu bertahan dua kali orgasme sekali bersetubuh, kemudian menunggu dua atau tiga
    hari baru berhubungan sex lagi. Tapi Laras benar-benar tinggi stamina dan nafsunya. Laras tetap saja
    masih liar, menjilat-jilat tubuhku, dan meremas putingku dengan bibirnya. Putingku digigit-gigit dan
    dihisap bergantian kiri dan kanan.
    Sementara, penisku yang sudah tegang sejak mengamati Laras berganti pakaian dengan lingerie,
    dimasukkan kedalam vaginanya. Laras memang tidak menggoyangkan pantatnya untuk mengocok penisku, tapi
    gerakannya waktu menjilat dan mengisap tubuhku membuat pantatnya juga bergerak, sehingga penisku
    serasa dipilin dan dipijat vagina Laras. Ingin aku mengimbangi gerakan Laras, tapi setiap aku
    merespon, Laras melarangku.
    “Ayah diam dulu ya… biar Laras yang muasin Ayah…”
    Akhirnya aku diam menikmati permainannya yang semakin agresif dan liar. Aku hanya menggeliat dan
    mendesis nikmat. Laras memundurkan badannya, sehingga penisku terlepas dari vagina, namun bibir dan
    lidahnya tetap menjilat dan meremas kulit dada dan perutku. Bibir dan lidah Laras diseret dan bergeser
    di permukaan kulitku, lalu berhenti dan berputar-putar di tempat, diseret dan bergeser lagi, berkali-
    kali. Perpindahan lidah dan bibir Laras makin ke bawah ke aras penisku.
    Ketika sampai di pangkal penisku, lidahnya menekan dan menari-nari membasahi batang penisku. Kemudian
    lidah Laras mengitari selakanganku sebelah kiri dan kanan lalu berhenti di bagian bawah menjilat,
    mengecup dan memijat scrotumku dengan lembut sehingga aku melayang dibuatnya. Tiba-tiba Laras menjadi
    liar ketika dengan penuh nafsu, penisku dilahapnya lalu dihisap dan dipuntir dengan lidahnya.
    “Ssshh… Laras… sshh…” aku mendesis dan mengerang.
    “Nikmat kan Yah…?” kata Laras ketika berhenti menghisap penisku.
    “Iyyyaa… Terusin Sayang…aahh” aku minta Laras untuk meneruskkan aksinya.
    Sebenarnya, tanpa kusuruh pun Laras pasti terus mengulum dan mengocok penisku dengan mulut dan
    lidahnya, karena begitu selesai mengucapkan kata-kata itu, Laras dengan sigap langsung mengulum
    penisku kembali dengan intensitas lebih tinggi.
    Tangannya menggenggam pangkal penisku sambil digerakkan seolah sedang memutar gas sepeda motor
    dibarengi dengan gerakan mengocok dengan erat dan mantap namun lembut, sehingga penisku terasa nikmat
    sekali. Beberapa saat kemudian, aku sudah hampir ejakulasi. Laras mempercepat kocokannya dan
    memperkuat hisapannya. Namun tiba-tiba dilepaskannya penisku dari mulutnya. Bibirnya menyusuri pangkal
    pahaku, lalu berputar-putar di pahaku bagian dalam. Kakiku kemudian diangkat sehingga tubuh dan kakiku
    membentuk sudut sembilan puluh derajat.
    Kemudian Laras meneruskan jilatannya sambil menyeret lidahnya dipermukaan kulit paha belakangku, lalu
    pantatku menjadi sasaran lidahnya. Giginya mengigit-gigit pelan pantatku dibarengi dengan hisapan dan
    jilatan lidahnya. Laras tidak berhenti di pantatku. Belahan pantatku pun ikut dijilat, dikecup dan
    dihisapnya. Anusku juga tak lepas dari korekan dan pijatan lidah Laras, sementara tangannya terus
    mengosok penisku.
    “Uhh… ssshh” hanya itu kata-kata yang mampu aku ucapkan menikmati jilatan, hisapan dan kecupan Laras
    di anusku.
    Baru kali ini seumur hidupku pantatku dijilat orang, apalagi sekarang dijilat dan dihisap gadis muda
    yang cantik seperti Laras. Aku benar-benar puas atas permainan Laras. lama sekali dia menjilat anusku
    sampai-sampai aku kembali hampir ejakulasi. Penisku yang ada dalam kocokan Laras terasa berkedut
    hebat, tapi dia berhenti mengocok penisku dan menjauhkan mulutnya dari anusku.
    “Laras… Masukin penis Ayah ke dalam…” kata-kataku terhenti.
    Aku berharap agar Laras segera mengulum penisku, namun lagi-lagi Laras membuat aku semakin penasaran.
    Laras malah menjilat betisku.
    “Sabar Ayah… ejakulasinya nanti dulu ya…” kata Laras sambil tersenyum mengejek.
    Aku makin penasaran. segera aku raih kepala Laras dan aku sodorkan ke penisku, namun Laras mengelak
    dengan gesit.
    “Eit… sabar dong… Ayah nikmatin aja dulu seperti siang tadi Laras menikmati permainan Ayah… hihihi…”
    kata Laras sambil tertawa.
    Rupanya dia ingin membalas, ketika tadi siang orgasmenya aku tunda sampai beberapa kali.
    Selesai berkata begitu, lidahnya lincah menari menyusuri betis belakangku, lalu lipatan lututku.
    Jilatan Laras terus turun ke arah telapak kakiku. Memang, geli dan nikmat rasanya, namun tentu saja
    lebih nikmat jika Laras mengisap penisku, bukan betis, lipatan lutut atau telapak kakiku. Kekecewaan
    karena ejakulasiku yang tertunda dua kali membuat penisku sedikit mengendur, walapun masih cukup keras
    untuk masuk ke vagina Laras. Rupanya Laras tahu kalau penisku jadi sedikit mengendur.
    Laras berhenti menjilat telapak kakiku, lalu merangkak menindih tubuhku. Tubuhnya dengan ketat
    menghimpit tubuhku. Payudaranya melesak karena menekan dadaku, sedangkan vagina dan klitorisnya
    digesek-gesekkan di penisku. Kembali penisku ereksi dengan sempurna. Tegang, keras, dan kekar. Dengan
    sekali gerakan pinggulku, ujung penisku sudah menempel di mulut lubang vagina Laras. aku angkat
    pantatku agar penisku segera melesak kedalamnya, namun vagina Laras benar-benar sempit, sehingga aku
    kesulitan dan gagal memasukan penisku. Nafsuku benar-benar memuncak, ingin segera terpuaskan.
    “Ayah… kok enggak sabaran sih…?” kata Laras sambil tertawa ketika aku gagal memasukkan penisku.
    “dibilang nanti ya nanti dong… Ayah sabar ya…” katanya lagi
    “Laras… ayo dong… Ayah udah nggak tahan, Sayang…” kini aku yang merengek minta segera dipuaskan oleh
    Laras.
    Laras menjawab permintaanku dengan mengulum putingku. Bibir dan lidahnya kembali menjilat-jilat
    dadaku, leherku dan melumat bibirku. Penisku yang sudah hampir meledak terjepit vaginanya. Laras
    menggerakkan pantatnya, penisku pun dikocok bibir vaginanya. Bibir vagina dan klitoris Laras yang
    basah terasa hangat mengocok, menjepit dan meremas penisku. Aku hampir gila diperlakukan Laras seperti
    ini.
    “Uh… ssshh…” Laras mendesis sambil menggigit bibir bawahnya sambil memejamkan matanya erat-erat.
    Rupanya gesekan penisku di klitoris dan vaginanya telah membuat Laras terangsang hebat dan tak mampu
    membendung nafsunya sendiri. Nampak sekali gerakan Laras sudah tak teratur. Akhirnya Laras
    mengendurkan pelukannya. Penisku diraihnya lalu dikocok sebentar sebelum dimasukkan ke dalam
    vaginanya. Dengan susah payah, akhirnya setengah penisku amblas ke dalam vagina Laras. Laras berusaha
    memasukkan semua penisku ke dalam vaginanya dengan menduduki penisku, lalu mengangkat pantatnya dan
    menekannya ke bawah.
    “Ayaahh… ssshh… aahh” Laras mendesah dan mengerang ketika akhirnya penisku masuk semuanya ke dalam
    vaginanya.
    Dengan pelan dan lembut Laras bergerak memutar pinggulnya. Putaran dan goyangan laras membuat penisku
    terasa dipijat dan diremas. Lalu aku merasakan sesuatu yang belum aku rasakan selama bersetubuh dengan
    Laras atau dengan isteriku. Aku merasakan penisku disedot dengan kuat beberapa kali, lalu seperti
    dikocok biasa, kemudian disedot lagi beberapa kali, lalu biasa lagi… Aku tatap mata Laras yang
    terpejam menikmati persetubuhan yang kami lakukan. Aku merasa melayang. Berkali-kali sedotan vagina
    Laras membuatku segera menuju ejakulasi. Aku berusaha menahan, karena Laras saat ini belum meunjukkan
    tanda-tanda akan orgasme. Tiba-tiba Laras mencabut penisku dari vaginanya, lalu duduk sambil tangannya
    meremas dan mengocok penisku.
    “Jangan buru-buru dikeluarin Ayah… Ayah tadi janji sama Laras…”
    “Janji apa sayang…” aku benar-benar lupa apa yang suydah aku janjikan kepada Laras.
    “Masa lupa Yah…”jawab Laras tanpa memberi penjelasan apa janjiku, Laras mengulurkan kedua tangannya
    menyuruh aku bangkit. Setelah aku duduk, Laras membelakangi aku dan nungging.
    “Dari belakang Yah… Laras ingin disetubuhi dari belakang”
    “Oh… Laras… kamu bukan gadis kelas 3 SMA… kamu benar-benar wanita. Wanita dewasa yang matang dan
    selalu ingin mencoba yang baru…” kataku dalam hati.
    Tanpa menunggu lebih lama segera aku merangkak mendekati Laras dan memegang pantatnya. Dengan pelan
    aku masukkan penisku ke dalam vaginanya. Laras menyambut penisku dengan tidak sabar. Dihentakkannya
    pantatnya ke belakang dengan keras dan cepat. Vagina Laras yang sudah sangat basah dan agak melebar
    karena terangsang hebat, serta posisi doggy ini membuat penisku tak terlalu sulit memasuki vaginanya.
    setelah masuk semuanya Laras memutar pantatnya. Penisku serasa dipilin-pilin, diremas dan dipijat.
    “Ahh… Ayaahh….” Laras menjerit. “Nikmat sekali…aahh ssshh”
    Aku raih payudara Laras yang bergoyang-goyang karena gerakannya untuk mengocok penisku. Kuremas dan
    kupilin putingnya, sambil terus bergerak maju mundur mengocok penisku di dalam vagina Laras. Dengan
    posisi doggy ini membuat tulang vagina Laras yang bagian depan mengesek batang penisku bagian bawah.
    Nikmat dan nikmat. Itu yang aku rasakan ketika penisku keluar masuk dalam vagina Laras yang bergerak
    dan berputar.
    Entah kenapa aku yang tadi sudah hampir ejakulasi kini aku merasa sangat segar dan kuat. Tak sedikit
    pun tanda-tanda aku akan segera ejakulasi. Mungkin karena dengan posisi doggy ini aku merasa dapat
    mengendalikan persetubuhan, bukan dikendalikan oleh Laras, sehingga aku masih mampu bertahan. Apalagi
    aku melihat Laras menikmati persetubuhan dengan gaya yang pertama dia lakukan. Aku makin merasa nyaman
    dan mampu bertahan untuk tidak ejakulasi dengan cepat.
    Dengan mantap dan kencang aku sodokkan penisku ke dalam vagina Laras. tubuh Laras tergundang-guncang
    maju mundur karena goyanganku. Kedua tanganku memegang dan pantat Laras. empat jari tangan kanan dan
    kiri meremas pantat Laras, sedangkan jempolku aku selipkan di belahan pantatnya, mengorek dan mengelus
    anusnya.
    “Ayah… nikmat sekali…” kata Laras sambil menoleh ke belakang dan berusaha melihat apa yang aku lakukan
    terhadap anusnya.
    “Iya… Sayang… Ayah juga merasa nikmat…”
    “Jempol ayah… sshh… aahh… Jempol ayah…” Laras mendesiskan kata-kata dengan cepat sambil terengah-
    engah.
    “Hmmm…? Kenapa… ? Nikmat kan…?”
    “Iya… aahh… ssshh…” Laras makin mendesis dengan mata melotot. “Masukin Ayah… Masukin penis Ayah di
    anus Laras… Cepat Ayaahh…” Laras berteriak kesetanan.
    Rupanya dia ingin melakukan anal seks. Laras benar-benar gadis yang luar biasa di bidang seks. Dia
    nampaknya selalu ingin mencoba hal-hal yang baru. Sedangkan aku, ini pertama kali aku melakukan anal
    sex. Aku belum pernah memikirkan untuk melakukan anal sex, sementara isteriku juga tak pernah meminta.
    Memang kami melakukan hubungan sex dengan berbagai macam gaya, tapi yang namanya anal sex belum pernah
    kami coba lakukan. Kami tidak pernah mengeksplor anus waktu melakukan foreplay. Sejenak aku ragu, tapi
    Laras kembali meminta untuk melakukan anal sex. Perlahan aku lepaskan penisku dari vagina Laras.
    “Kenapa berhenti Ayah…?” tanya Laras “Kalau gitu cepat masukin penis Ayah dalam anus Laras…” kata
    Laras sambil meremas dan mengocok vagina serta klitorisnya sendiri.
    Aku turun dari tempat tidur untuk mengambil botol lubricant gel yang biasa aku gunakan untuk
    bersetubuh dengan isteriku. Karena dia sudah mengalami menopause, lubricant gel ini sangat menolong
    untuk membuat vagina isteriku basah. Kelenjar yang mengeluarkan cairan vaginanya tidak produktif lagi.
    Kami gunakan lubricant gel agar isteriku tidak kesakitan waktu bersetubuh. Dengan demikian isteriku
    dapat menikmati persetubuhan yang kami lakukan.
    Kuminta Laras untuk nungging lagi. Perlahan aku elus anus Laras sambil sedikit-demi sedikit aku
    masukkan jariku agar otot-otot anusnya mengembang. Aku tahu, Laras akan kesakitan karena anusnya
    dimasuki penisku untuk yang pertama kali. Bagaimanapun juga otot anus berbeda elastisitasnya dengan
    otot vagina yang lebih mudah melebar saat dimasuki penis. Aku mencim dan menjilat anus Laras dengan
    lahap guna memberi rangsangan. Dengan jilatanku, aku berharap Laras akan merasa nikmat sehingga pada
    saat aku lakukan penetrasi, Laras tidak akan begitu kesakitan.
    “Aahh… aahh… sshh… Ayah… cepat masukin dong…” Laras merintih dan merengek agar aku cepat-cepat
    memasukkan penisku.
    Rupanya Laras benar-benar penasaran untuk menikmati anal sex.
    “Iya Sayang…” jawabku sambil terus menjilat dan mengorek anus Laras dengan lidahku. “Sabar sebentar…
    tunggu sampai anus Laras bener-bener siap menerima penis Ayah.”
    “Auw… ssshh nikmat. Ayah… masukin sekarang dong…”
    Aku tidak mau langsung memasukkan penisku ke dalam vagina Laras. aku tidak ingin dia terlali kesakitan
    karena pertama kali melakukan anal sex. Aku meraih botol lubricant gel lalu memasang tabung
    aplikatornya. Perlahan aku tusukkan tabung aplikator ke dalam anus Laras sambil menekan botol itu.
    “Ups… sshh ya… gitu dong Ayah… penisnya dimasukin”
    Laras tidak menyadari kalau yang aku masukkan kedalam anusnya bukan penis melainkan aplikator. Setelah
    cukup gel yang masuk ke dalam anus Laras, aku tuang dan aku oleskan pada telunjuk tangan kananku.
    Kemudian telunjukku yang basah karena lubricant gel perlahan-lahan aku tusukkan ke dalam anus Laras,
    aku tarik sedikit, lalu aku tusukkan lebih dalam lagi.
    “Ahh… terusin Yah…”
    Dengan perlahan aku kocok jariku di anus Laras, sementara tanganku yang lain meremas vagina Laras.
    Klitorisnya aku pilin-pilin dan pencet dengan lembut dengan jempolku, sedangkan dua jariku memasuki
    lubang vaginanya lalu bergerak keluar masuk di dalam vaginanya. Dua lubang sumber kenikmatan seksual
    Laras aku korek, aku tusuk-tusuk. Pantatnya aku jilat dan aku gigit-gigit pelan. Laras terus merintih
    dan mendesah menikmati setiap remasan, kocokan dan gigitanku. Anus Laras sudah siap sekarang, karena
    jariku dengan leluasa dapat keluar masuk memompa anusnya. Perlahan penisku yang sudah sangat keras dan
    tegang aku tempelkan di pantatnya. Jariku terus mempompa anus dan vaginanya.
    “Kok belum masuk sih…? Tadi yang masuk apa dong Yah…” tanya Laras setelah tahu penisku belum menyentyh
    anusnya
    Perlahan telunjuk kananku aku lepas dari anus Laras. Kembali aku tuang lubricant gel lalu aku oleskan
    di penisku. Perlahan penisku aku coba masukkan ke dalam anusnya. Susah sekali memasukkan penisku,
    walaupun lubrikan gel cukup membantu. Laras mengerti kesulitanku lalu menoleh ke belakang.
    “Sshh… Aahh… Susah masuknya ya Yah?” tanya Laras lalu dia merendahkan bahunya dan membuka lebar-lebar
    pahanya sehingga posisinya semakin nungging, pantatnya dan anus membuka lebih lebar.
    “Sabar ya Sayang…” kataku. “Agak sakit nanti pada awalnya”
    “Iya… Yah… nanti pasti sakit, tapi sesudah itu jadi nikmat” kata Laras sambil tersenyum.
    Aku paksa penisku agar bisa masuk ke dalam anus Laras dengan mendorongnya kuat-kuat.
    “Auw…” Laras menjerit kesakitan saat seperempat bagian penisku berhasil memasuki lubang anusnya.
    “Sakit sekali Yah…”
    Aku berhenti sejenak untuk membiarkan otot anusnya melebar secara alami agar tidak terlalu menyakitkan
    bagi Laras.
    “Kenapa berhenti Ayah…?” tanya Laras sambil menggoyangkan pantatnya.
    “Supaya Laras tidak kesakitan…” jawabku.
    “Terusin dong yah…” kata Laras lalu mendorong mundur sehingga penisku tertekan dan melesak beberapa
    senti lagi ke dalam anusnya. Akibatnya sungguh luar biasa bagiku.
    Pantat Laras yang berputar membuat penisku serasa dijepit dengan ketat oleh benda yang kenyal sambil
    diremas-remas. Nikmat. Sungguh nikmat!
    “Aahh…” kami mengerang hampir bersamaan.
    “Sakit Sayang?” tanyaku mendengar Laras merintih
    “Sakit sedikit … tapi nikmat sekali, Ayah” kata Laras. Kemudian Laras dengan semangat menggoyangkan
    pantatnya.
    Mendengar desahan dan erangan Laras yang dapat merasakan nikmat saat penisku bergoyang karena gerakan
    pantatnya, aku tarik penisku keluar sedikit lalu aku masukkan lagi dengan pelan tapi mantap. Setelah
    tiga empat kali penisku keluar masuk, aku tekan dengan sedikit keras sehingga penisku melesak
    sepenuhnya ke dalam anus Laras.
    “Auw…” Laras kembali menjerit
    “Sakit Sayang…?”
    “Enggak…” kata Laras sambil dengan semangat dia memutar pantatnya mengimbangi gerakan maju mundur yang
    aku lakukan. “Ahh… Nikmat sekali Ayah… sshh… aahh… sshh…”
    Aku membungkuk untuk meraih klitoris Laras lalu memilin dengan dua jariku, sementara tanganku yang
    lain meremas-remas payudaranya. Kami mengerang bersahut-sahutan. Belum lima menit, tubuh Laras
    mengejang sambil mengerang keras.

    “Ayaahh… auw… aahh…” teriakan Laras mengagetkan aku. Laras meliukkan badannya, pantatnya disodok-
    sodokkan ke belakang dengan keras dan cepat.
    “Kenapa Sayang…?” aku bertanya karena mengira dia kesakitan.
    “Laras…aahh…ssshh… Laras orgasme lagi….”
    Aku tak menduga Laras sudah orgasme. Rupanya benar informasi yang aku baca, anal sex lebih nikmat,
    baik bagi perempuan maupun laki-laki. Dengan anal sex, penis terjepit lebih kencang sedangkan bagi
    wanita, sodokan penis di dalam anus dapat dengan mudah mendorong otot-otot usus besar menekan G-spot.
    Itu sebabnya kenikmatan yang ditimbulkan luar biasa. Demikian pula Laras. Hari pertama melakukan
    persetubuhan disertai dengan anal sex.
    Hal ini rupanya yang menyebabkan Laras dengan mudah memperoleh puncak kenikmatan. Laras ambruk
    tersungkur di atas tempat tidur sehingga penisku terlepas dari anusnya. Sebenarnya aku juga hampir
    ejakulasi, kalau saja Laras dapat bertahan lebih lama sedikit lagi. Laras membalik tubuhnya hingga
    terlentang, nafasnya memburu terengah-engah sedangkan matanya terpejam.
    “Nikmat sekali Ayah…” katanya lalu diam tidak bergerak sampai beberapa saat.
    “Ayah-bener-bener hebat…” katanya lagi.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Seks Kelakuan Ayah Sambungan – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Seks Kelakuan Ayah Sambungan – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    2503 views

    Perawanku – Cerita di bawah ini mengisahkan gadis belia yg hidupnya malang dimana perawan yg ranum di cicipi oleh ayah tirinya mau tau kisah sex serunya bagaimana simak yuk: tokoh Vita eksekusi Djalal.

    Vita wanita yg mau beranjak ABG sangat kasihan dimana dia dari sejak kelas SD sudah di tinggal oleh ayah kandungnya meninggal dunia sdangkan ibunya memilih untuk kawin lagi dgn laki laki lain sepeninggalan suaminya, ternyata umur ayah tiri Vita yg bernama Djalal masih berusia 30 an tahun masih Nampak muda dan belum tua.

    Dari pernikahannya sama ibu Vita , Djalal sudah memendam rasa ingin sekali mencoba lubang perawan dari Vita dan baru kali ini di usianya yg ke 17 tahun Djalal sudah mempertontonkan gerak gerik dimana setiap vita kalau sdang membersihkan rumah atau lagi ngepel mata Djalal selalu melihat pantat yg menari nari sangat indah. cerita sex bokep terbaru

    Timbullah hasratnya untuk menyaksikan tubuh sang anak tiri yg indah polos tanpa pakaian. Djalal mendapat akal, suatu hari ketika Vita dan ibunya sdang keluar rumah, Djalal bekerja keras membuat lubang di dinding kamar mandi yg hanya terbuat dari papan.

    Suatu hari ketika Vita hendak pergi mandi Djalal bersiap menunggu sambil mengintip dari lubang kamar mandi yg telah dibuatnya, Vita memasuki kamar mandi dgn hanya mengenakan handuk melilit di tubuhnya, setelah mengunci pintu kamar mandi dgn tanpa ragu Vita melepaskan handuknya,

    Djalal menelan liurnya menyaksikan pemandangan indah yg terpampang di depan matanya, pemandangan indah yg berasal dari tubuh indah anak tirinya, tubuh yg begitu sekal padat, ramping dan mulus itu membuat gairah Djalal bergejolak, apalagi sepasang payudara yg begitu mulus dgn sepasang puting susu berwarna merah jambu menghias indah di puncak payudara yg sekal itu,

    Mata Djalal melirik ke arah selangkangan gadis itu tampak bulu-bulu halus indah menghias di sekitar belahan kemaluan perawan itu yg membukit rapat. Semua itu membuat dada Djalal bergetar menahan nafsu, membuatnya semakin penasaran ingin menikmati keindahan yg sdang terpampang di depan matanya. Djalal tahu Vita sering keluar dari kamarnya pada malam hari untuk pipis.

    Pada malam berikutnya, Djalal dgn sabar menunggu. Begitu Vita memasuki kamar mandi, Djalal membarenginya dgn memasuki kamar Vita. Djalal menunggu dgn jantung berdebar keras, begitu Vita masuk kembali ke dalam kamarnya dan mengunci pintu Djalal muncul dari balik lemari,

    Vita terbelalak, mulutnya menganga, buru-buru Djalal meletakkan telunjuk ke mulutnya, isyarat agar Vita jangan berteriak, Vita mundur beberapa langkah dgn ketakutan. Djalal maju dan tiba-tiba menyergapnya Vita siap menjerit, tetapi Djalal dgn cepat menutup mulutnya.

    “Jangan menjerit!”, Djalal mengancam. Vita semakin ketakutan, badannya gemetar.

    Djalal memeluk gadis yg masih murni itu, menciumi bibirnya bertubi-tubi. Vita terengah-engah.

    “Jangan takut, nanti kuberi uang”, kata Djalal dgn nafas menggebu-gebu.

    Bibir Vita terus diciumi, gadis itu memejamkan matanya, merasakan nikmat, dgn mulut terbuka. Tanpa sadar, rontaan Vita mulai melemah, bahkan kedua lengannya memanggut bahu Djalal.

    Sekilas terbayg adegan di buku porno yg pernah dilihatnya.

    Alangkah gembiranya Djalal ketika Vita mulai membalas ciuman-ciumanya dgn tak kalah gencarnya.
    “Pak, Pak jangan…!”, Walaupun mulutnya berkata jangan, tetapi Vita tidak mengadakan perlawanan ketika gaunnya di lepas.

    Dalam sekejap, Vita hanya mengenakan beha dan celana dalam saja, itupun tidak bertahan lama. Djalal mencopoti bajunya sendiri. Vita menghambur ke tempat tidur dan menutupi tubuhnya dgn selimut, Vita menghadap tembok, menunggu dgn dada bergetar, di hatinya terjadi pertentangan antara nafsu dan keinginan untuk mempertahankan kehormatannya, namun nafsulah yg menang.

    Selimut yg menutupi tubuh ditarik, Vita dipeluk dari belakang dan dirasakannya hangatnya pisang ambon Djalal mengganjal dan menggesek-gesek di belahan pantatnya, Vita menggigil.

    Dgn bernafsu Djalal menciumi kuduk Vita, gadis itu menggelinjang-gelinjang, rasa nikmat menyelusup ke pori-porinya. Djalal membalikkan tubuh Vita hingga telentang, gadis itu meronta hendak melepaskan diri, Djalal menindihnya, tangannya meraba-raba bongkahan buah dada Vita. Dada yg ranum dan sehat, yg selama beberapa hari ini mengisi khayalan Djalal.

    Kembali rontaan-rontaan Vita melemah, dirasakannya kenikmatan pada buah dadanya, yg diciumi Djalal dgn berganti-gantian. Dada yg kenyal dan masih segar itu bergetar-getar, Djalal membuka mulutnya dan melahap putingnya yg merah jambu.

    Vita menjerit lirih, tetapi segera tenggelam dalam erangan kenikmatan. “Pak, mm.., mm.., ja..ngan ssshh mmphh…, sshh..”.

    Akhirnya Vita tidak lagi memberontak, dibiarkannya payudara kiri dan kanannya dijilati dan dihisap oleh Djalal. Aroma harum yg terpancar dari tubuh perawan itu benar-benar menyegarkan, membuat rangsangan birahi Djalal semakin naik.

    Kedua bukit indah Vita semakin mengeras dan membesar, puting yg belum pernah dihisap mulut bayi itu kian indah menawan, Djalal terus mengulum dan mengulumnya terus.

    “Pak, Saya.., takuut”, Suara Vita mendesah lembut.

    “Jangan takut, tidak apa-apa nanti kuberi uang..”, dgn napas memburu.

    “Ibu, pak. Nanti ibu bangun.., sshh.., aah..”.

    “aakh.., ibumu tidak akan bangun sampai besok pagi, ia sudah kuberi obat tidur”.

    Vita mulai mendesah lebih bergairah ketika tangan Djalal mulai bermain di bukit kemaluannya yg membengkak. Djalal menekan-nekan bukit indah itu. “Kue apemmu hebat sekali”, bisik Djalal sambil berkali-kali meneguk air liurnya, tangan Djalal menguak belahan kue apem itu.

    Vita yg semula mengatupkan pahanya rapat-rapat kini mulai mengendurkannya, bagaimana tidak? Sentuhan-sentuhan tangan Djalal yg romantis mendatangkan rasa nikmat bukan kepalang apalagi batang kemaluan lelaki yg tegak itu, menggesek-gesek hangat di paha Vita dan berdenyut-denyut.

    Sebenarnya Vita ingin sekali menggenggam batang kemaluan yg besarnya luar biasa itu.

    Sementara itu Djalal menggosok-gosokkan tangannya ke bukit kemaluan yg ditumbuhi rambut halus yg baru merintis indah menghiasi bukit itu. “Sssssh…, mmh…, sssh…, aakh..”, Mata Vita membeliak-beliak dan pahanyapun membuka.

    Djalal menggesek-gesekkan kepala kontolnya di bibir memek Vita yg masih rapat walau sudah dikangkangkan. Secara naluriah Vita menggenggam batang kontol Djalal, ia merasa jengah, keduanya saling berpandangan, Vita malu sekali dan akan menarik kembali tangannya tetapi dicegah oleh Djalal, sambil tersenyum, lelaki yg cukup ganteng itu berkata,

    “Tidak apa-apa, Vita! Genggamlah sayg, berbuatlah sesuka hatimu!”. Dan dgn dada berdegup Vita tetap menggenggam batang kontol yg keras itu. Djalal merem-melek menikmati belaian dan remasan lembut pada batang kontolnya.

    Sementara itu tangan Djalal mulai menjelajahi bagian dalam kemaluan Vita, gadis itu menjerit kecil berkali-kali. Bagian dalam kemaluannya telah basah dan licin, ujung jari Djalal menyentuh-nyentuh clitoris Vita. Vita menggelinjang-gelinjang.

    “Bagaimana Vit?”, tanya Djalal.

    “Enaakh…, Paak!”, Jawab Vita.

    Djalal semangkin gencar menggempur memek Vita dgn jari tangannya. Lalu Djalal menundukkan kepalanya ke arah selangkangan Vita. Dipandanginya belahan memek yg begitu indahnya, menampakkan bagian dalamnya yg kemerahan dan licin.

    Djalal menguakkan bibir-bibir kemaluan itu, maka kelihatanlah clitorisnya, mengintip dari balik bibir-bibir kemaluan Vita, Djalal tidak dapat menahan dirinya lagi, diciumnya clitoris Vita dgn penuh nafsu. Vita menjerit kecil.

    “Kenapa Vita? Sakit?”, tanya Djalal di sela kesibukannya.

    Vita menggelengkan kepalanya sambil mengangkat kakinya. Dgn bernafsu Djalal menjilati memek Vita dan lidahnya menerobos menjilati bagian dalam dari kemaluan Vita, melilit dan membelai clitorisnya.

    Vita semakin tidak tahan menerima gempuran lidah Djalal, tiba-tiba dirasakannya dinding bagian dalam kemaluannya berdenyut-denyut serta seluruh tubuhnya terasa menegang dan bersamaan dgn itu ia merasakan sesuatu seperti akan menyembur dari bagian kemaluannya yg paling dalam.

    “aakh…, uuggh…, Paakk..”, Vita mendesah seiring menyemburnya air mani dari dasar lubuk kemaluannya. Sementara Djalal tetap menjilati kemaluan Vita bahkan Djalal menghisap cairan yg licin dan kental yg menyembur dari kemaluan Vita yg masih suci itu, dan menelannya.

    “Sungguh nikmat air manimu Mar”, bisik Djalal mesra di telinga Vita. Sementara Vita memandang memelas ke arah Djalal, dan Djalal mengerti apa yg diingini gadis itu, karena iapun sudah tidak tahan seperti Vita.

    Batang kemaluan Djalal sudah keras sekali. Besar dan sangat panjang. Sdangkan bukit kemaluan Vita sudah berdenyut-denyut ingin sekali dimasuki kontol Djalal yg besar. Maka Djalalpun mengatur posisinya di atas tubuh Vita. Mata Vita terpejam, menantikan saat-saat mendebarkan itu. Batang kontol Djalal mulai menggesek dari sudut ke sudut, menyentuh clitoris Vita.

    Vita memeluk dan membalas mencium bibir ayah tirinya bertubi-tubi. Dan akhirnya topi baja Djalal mulai mencapai mulut lubang kemaluan Vita yg masih liat dan sempit. Dan Djalalpun menekan pantatnya. Vita menjerit. Bagaikan kesetanan ia memeluk dgn kuat. Tubuhnya menggigil.

    “Paak, oukh.., akh…, aakh…, ooough…, sakit Pak..”, Vita merintih-rintih, pecahlah sudah selaput daranya. Sdangkan Djalal tidak menghiraukanya ia terus saja menyodokkan seluruh batang kemaluannya dgn perlahan dan menariknya dgn perlahan pula, ini dilakukannya berulang kali. Sementara Vita mulai merasakan kenikmatan yg tiada duanya yg pernah dirasakannya.

    “Goygkan pinggulmu ke kanan dan ke kiri sayg!”, bisik Djalal sambil tetap menurun-naikkan pantatnya.

    “Eeegh…, yaa…, aakkhh…, oough..”, jawab Vita dgn mendesah. Kini Vita menggoygkan pinggulnya menuruti perintah ayahnya. Dirasakannya kenikmatan yg luar biasa pada dinding-dinding kemaluannya ketika batang kontol Djalal mengaduk-aduk lubang memeknya.

    “Teee…, russ…, Paak…, eeggh…, nikmat…, ooough..!”, erang Vita. Djalal semakin gencar menyodok-nyodok memek Vita, semakin cepat pula goygan pinggul Vita mengimbanginya hingga,

    “Ouuuughh…, sa.., saya…, mmaau…, keluar.., Paak..”.

    “Tahan…, sebentar…, sayg…, ooouggh..”.

    Djalal mulai mengejang, diapun hampir mencapai klimaksmya. “aaGhh…”, jerit Vita sambil menekan pantat Djalal dgn kedua kakinya ketika ia mencapai puncak kenikmatannya. Bersamaan dgn tekanan kaki Vita Djalal menyodokkan kontolnya sedalam-dalamnya sambil menggeram kenikmatan, “Eeegghh…, Ooouugh..”. “Creeeet…, creeet…, creeeeeeeet..”.

    Mengalirlah air mani Djalal membasahi lubang kemaluan Vita yg sudah dibanjiri oleh air mani Vita. Merekapun mencapai puncak kenikmatannya. Keduanya terkulai lemas tak berdaya dalam kenikmatan yg luar biasa dgn posisi tubuh Djalal masih menindih Vita dan batang kontolnya masih menancap dalam lubang kemaluan Vita.

  • Cerita Bersambung Berbisnis Sambil Cari Pengalaman Tentang Sex Part 1 – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Bersambung Berbisnis Sambil Cari Pengalaman Tentang Sex Part 1 – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    2496 views

    Perawanku – Setelah mengikuti dan membaca berbagai kisah di sini rasanya perlu berbagi pengalaman kepada pembaca dan penggemar Internet, aku seorang ibu rumah tangga dan kukenalkan sebagai berikut:

    Nama: YN (samaran), Alumni: Australia 1990, Usia: 38 th, Alamat: Jakarta, Suku: Indo-Pakistan Manado (bukan sebenarnya), Tinggi: 179 Cm, Warna kulit: kuning langsat, Rambut: lkal, sebahu, Sepatu: 42, anak: 3, Pinggul: 45, Pinggang: 31, Bra: 40 B, Suami: seorang pengusaha kayu di Riau, kami tinggal di kawasan elite di Jakarta dan memiliki sebuah rumah yang tergolong mewah di Pekanbaru Riau.

    Suamiku yang selalu sibuk untuk mengurusi perdagangan kayu keluar negri, terutama ke Singapore bersama si mata sipit, membuatku selalu merasa kekurangan walau cukup dengan uang yang aku miliki, perjalanana keliling Eropa dan Amerika selalu kukunjungi bersama keluarga pada saat liburan sekolah anak-anak, dan ke Jepang selalu sendiri pada saat pengiriman barang meubelair dari hasl industri di Jakarta.

    Pada saat pulang dari Jepang aku sering singgah ke Hongkong.. Kali ini menginap di suatu hotel berbintang, selanjutnya untuk melihat keunikan Hongkong yang belum pernah kulihat, dan kuputuskan untuk nginap selama tiga malam, setelah mendapatkan kamar, aku meminta kepada petugas Hotel untuk seorang pemandu wisata yang berasal dari Indonesia, tujuannya untuk mengetahui apa sebenarnya keunikan di Hongkong ini, tak lama datang 3 orang wanita dan seorang pria yang memang semuanya berasal dari Indonesia, ke empat mereka hanya saya ajak berbincang-bincang saja hingga larut malam.

    Mereka menceritakan semuanya hingga nonton tempat mesum sampai ahirnya sanggup mencarikan teman tidur dari warga negara apa saja termasuk Indonesia sendiri yang sanggup melayani 3 wanita bergiliran sekaligus apalagi kalau hanya seorang wanita, mereka sangup memberi, tergantung permintaan si wanita sampai sperma si lelaki mau diapakan, hingga pasangannya benar-benar puas.

    Kenapa sih sekarang banyak wanita yang suka nelan sperma.. Tanyaku memancing padahal aku sendiri sering nelan sperma suamiku, kataku dalam hati. Sperma itu katanya banyak kasiatnya llhoo Bu.. jawab seorang wanita. Diantaranya membuat kulit kita halus hingga kelihatan awet muda, meningkatkan gairah.. lanjutnya lagi. Mengencangkang dan membesarkan buah dada, kalau kita selalu rutin mengonsumsinya sambungnya lagi.

    “Apakah kalian sudah pernah?” kataku bertanya.

    “Disamping kami pernah membaca buku, kami juga sering.. Yang belum hanya, dimasukkan dibawah saja..” jawabnya sambil tersenyum.
    “Lloo kalian bisa dapat dimana” tanyaku lagi.
    “Yaa itu nonton ditempat mesum..”
    “Memangnya bisa..?”
    “Ibu coba saja kesana. Ini alamat dan gambar gedung Hotelnya.. Atau kami antar..”
    “Ooh tidak usah..” jawabku gengsi.
    “Di antaranya mereka ada di VCD ini Bu sambungnya teman lelakinya.”
    “Mereka di jamin bebas dari HIV,” sambil menunjukkan masing-masing orangnya lewat mini VCD player yang bereka bawa dan disambungkan ke TV yang ada di ruangan, alangkah terkejutnya, semua Gigolo itu masih muda, tampan dan gagah yang semuanya dilengkapi penjelasan asal Negara, tanggal lahir sampai penjelasan berapa besar dan panjang penisnya yang semuanya mengenakan pakaian celana renang, sambil melihat satu per satu hingga lebih kurang 50 menit isi VCD itu habis.

    Selangkanganku merasa risih dan basah, karena aku terlalu bernafsu sewaktu sampai melihat orang Mexico yang ukurannya cukup panjang, belum bangun sudah kelihatan besar dan membayang melingkar di dalam celana. Aku gengsi, semuanya kutolak, hanya mengingat alamat mesum dan minta di copykan CD nya dari mereka, saya bayar sesuai permintaan mereka, karena murah, yaa saya tambahkan tips agar mereka senang, dan mereka kan dari Negara sendiri.

    Setelah mereka pulang, lampu kamar kumatikan yang ada hanya cahaya dari luar jendela yang gordinnya sengaja tidak saya tutup rapat, kubuka siaran TV hotel ternyata di tengah malam ada perputaran Film Blue. Dalam keadaan sadar kuremas-remas sendiri buah dadaku yang besar mengeras dan kumasukkan jari-jari tanganku hingga ada suara..

    Clekkclek.. Clekkclek.. Clekkclek.. Clekkclek..

    Makin lama makin nikmat dan makin gatal tak karuan, aku seperti mau berteriak tetapi tak kuasa, buah dadaku makin kuremas remas tapi rasanya tambah keras dan nikmat, kugosok-gosok dan tekan dengan bantal betapa makin asyik, tanganku makin keras mengosok-osok bibir vaginaku, kutekan kuat tanganku, dan terasa hangat, rupanya aku telah klimak, ahirnya aku lemas terkulai sambil memeluk guling, wau nikmat rasanya. Memang baru kali ini aku kegatalan seperti ini, sambil menarik selimut rasa ngantukku sudah mulai datang dan melihat jam sudah 2.10 malam.

    Aku sadar dan terbangun sudah jam 9.28 pagi. Setelah mandi dan sarapan badanku terasa segar, setelah membaca Koran lalu pergi jalan-jalan ke Mall sambil belanja, waktu pulang.. Dan iseng saja Bang Taxi yang kebetulan orang Malaysia kuajak menelusuri beberapa jalan dengan alasan keliling kota hingga lewat alamat tempat Nonton Mesum, yang rupanya terletak dipinggir laut.. Mungkin Bang Taxi tidak tahu .

    Setelah Makan siang di Hotel aku lalu Istrahat, sewaktu mengambil kunci di lobi, rupanya sudah ada titipan CD yang kupesan tadi malam, dan entah mengapa aku teringat ingin melihat pertunjukan Mesum nanti malam, lalu kuputuskan untuk tidur guna persiapan nonton nanti malam, apalagi nanti malam adalah malam Sabtu yang paling ramai katanya.. Orang mesum dan Nonton Mesum.

    Aku terbangun jam 5.17 sore setelah istrahat, aku jogging sejenak agar tubuhku terasa lebih segar, lalu mandi dan makan malam, aku menitipkan kunci ke lobi, naik Taxi ke Mall untuk jalan-jalan sambil menunggu waktu, setelah jam 20 kuniatkan untuk nonton mesum, naik Taxi kebetulan supirnya orang hitam, sampai ke alamat saya bayar langsung turun, supir Taxi menanya.

    “Nona mau kemana..?”
    “Saya mau jalan-jalan..”
    “Jalan-jalan kenapa disini, Nona kan cukup Cantik.. Apakah boleh saya temani.?”
    “Ooh terimakasi.. Selamat tinggal..” kataku.

    Hatiku berdebar-debar supir Taxi tahu rupanya, langkahku kupercepat menuju ke dalam Gedung itu. Aku lalu menuju ruang informasi, disana kutanyakan.

    “Apakah Hiburan sudah dimulai..?” Aku sok tahu saja.
    “Ooyaa. Nona silakan naik ke lantai 18, di informasi”

    Buset dalam hatiku.. Aku setua ini masih dianggab Nona.. Dasar penjaga tua. Sebelum masuk aku sempat berbincang-bincang dengan si penjual tiket.

    “Ibu mau beli tiket yang mana..”

    Kali ini kaku di panggil ibu mereka tahu aku sudah tua dalam hatiku. Karena masih kelihatan sunyi aku tenang-tenang saja sambil ngbrol dengan petugas tiket sambil meperhatikan orang yang terus masuk satu persatu ke masing-masing loketnya.

    Loket 1-3 Ibu gratis.. Kalau ada yang cocok ibu akan dibayar sesuai permintaan Ibu.
    Loket 4-6 Ibu Bayar US$ 100. Ibu cari pasangan yang cocok.. Lalu Ibu Bayar. Didalam.
    Loket 7-9 Ibu bayar US$ 50 hanya nonton saja. Silakan Bu.. Atau perlu saya bantu. Ooh yaa, terimakasih saya bayar U$ 50.

    Begitu masuk suara gemuruh riuh.. Tetapi aku berusaha untuk tenang sambil mengamati situasi. Ahirnya kuputuskan untuk duduk di sebuah kafe, yang berada disamping pintu masuk yang berdebelahan dengan jual Butequ dan souvenir. Ditempat ini kok ada jual Butequ.. tanyaku dalam hati.

    Di tengah tengah banyak sofa, bangku dan kursi. Di sebelah kiri-kanan dan depan semuanya kaca tertutup. Setelah aku minum di kafe, rencananya mau kekamar mandi, begitu mulai berjalan tangan ku di tarik oleh seorang bule, dan berbisik..

    “Apakah perlu teman..?” tegurnya.
    “Ooh tidak terimakasih..” kataku.. Hatiku berdebar sambil berlalu kekamar mandi, begitu keluar dari kamar mandi.. disapa lagi oleh yang lainnya.
    “Apakah perlu teman..?” tanyanya.. sepertinya dari Jepang.
    “Ooh tidak..” kataku akupun berlalu.

    Lalu aku duduk di kursi sambil mengamati dinding kaca dari jarak yang agak jauh.. Mana tontonannya.. tanyaku dalam hati lagi.. Lalu ada yang tanya lagi.

    “Apakah perlu teman.. Atau bantuan..? Atau kita sekedar bicara disini saja?” tanyanya..

    Sepertinya dari orang Mexico tapi bukan yang di CD itu.. Dalam hatiku tapi ganteng juga orang ini

    “Ooh ooh ya silakan..” kataku agak kaku.
    “Kenalkan “Andrealno” saya dari Mexico.. Usiaku 32 tahun” katanya denga lembut sambil menjabatku.
    “YN.. 38 tahun.. Dari Indonesia..” kataku lembut pula.. Benar dugaanku ia Mexico dalam hatiku
    “Sudah pernah kemari..” Tanyanya lagi.
    “Belum..” kataku.
    “Apakah perlu saya Bantu..?”
    “Bantu Apa..” Tanyaku agak memancing.
    “Saya bisa membantu apa saja yang Ibu perlukan di sini..”
    “Contohnya apa itu..” Kupancing lagi.
    “Kalau anda mau kita bertransaksi disini lalu kita lanjutkan di Hotel mengertikan..” katanya.
    “OOoohh saya belum membutuhkan itu..”
    “Ya silakan.. Anda menikmati yang ada.. Saya permisi dulu..” katanya.

    Sebelum pergi ia sempat mencium dan mengecupku dengan lembut mesra.. Dan ber bisik..

    “Aku menyukaimu, anda Cantik.. Kalau perlu bisa hubungi saya disini” sambil memberikan No teleponnya.

    Dia beranjak jalan.. Akupun beranjak jalan.. Baru beberapa langkah tiba-tiba lampu di ruangan di matikan dan hanya lampu kecil kecil di lantai, serta lampu Kafe, Butequ dan souvenir itu pun agak redup, dan kaca depan kiri dan kanan mulai nyala lampunya masing-masing kamar satu persatu.

    Inilah mulanya awal pertunjukan.. kataku dalam hati.. Suara gemuruh mulai riuh.. Tetapi herannya hanya aku yang mengenakan celana panjang, lainnya menggunakan rok pendek dan dada agak terbuka, bahkan ada yang tidak memakai Bra. Sementara lelakinya yang didalam ada memakai kaos dan celana pendek yang kendor.. Mereka nonton kok seperti ini.. “dalam hatiku” dan mereka tidak ada yang berpasangan.

    Mereka saling jalan mondar mandir sekeliling kaca. Akupun layak nya seperti mereka.. Ikut jalan dan sesampainya di dekat kaca. Ya ampun mereka yang dari loket 1-10 tadi rupanya bertaransaksi disini. Dan mereka masih saling memulai ada yang satu laki-laki dua perempuan ada yang satu perempuan tiga laki-laki.. Wah serba aneh dan nyata.. Luar biasa.

    Sebagian penonton kulihat mulai agak aneh.. Mereka tidak berpasangan. Tetapi begitu ketemu ada suara permisi.. Lalu ciuman dan saling pegang buah dada dan penis sebentar lalu pergi. Aku sempat ada yang permisi beberapa orang sambil mengecupku mesra lalu meraba dadaku.. Lalu pergi.. Sementara aku tidak berani memegang penisnya.. Tapi ini luar biasa nikmat rasanya sambil melihat langsung adegan dibalik kaca.

    Ada yang permisi lagi.. Di cium mesra lagi.. Lagi lagi diraba dadaku.. Nikmat dalam hatiku.. Lalu ia berbisik.. Kenapa pakai Bra..? Lalu ia pergi.

    Beberapa lama berselang sementara aku lagi asyik melihat adegan seru satu wanita dua lelaki.. Terasa bajuku risih, Bra ku sempit, celana terasa ketat.. Aku dicium dan dibelai dari belakang.. Kali ini aku beranikan.. Untuk memegang-megang penisnya dari luar celananya.. Ternya penis orang ini besar juga.. Dalam hatiku.

    Aku beranjak jalan menuju ke Butequ, rencananya cari baju ganti biar agak lapang.. Tetapi begitu melewati sofa.. Mereka ada yang saling lumat di sofa ada yang berdiri ber kecupan, tetapi hanya sebentar dan bergantian. Aku sambil perhatikan terus.. Rupanya mereka pisah kalau salah satu sudah ber henti.. Lalu mereka sama-sama terimakasih.. Berarti di kalau didalam ini hanya unsur senang sama senang.. Dalam hatiku bertanya..

    Lalu kulanjutkan ke Butequ.. Lagi.. Lagi wanita duduk sendiri di sofa sambil sambil mencolok-colokkan penis buatan ke dalam memeknya.. Sementara matanya memandang ke arah kaca yang penuh dengan adegan mesum.. Sementara di kursi beberapa laki laki duduk sambil mengocok penisnya.. Aku ingin mengelus penis yang panjang.. Dalam hatiku.

    “Permisi..” kataku aku memberanikan diri.
    “Silakan..” katanya.
    “Mari saya bantu..” kataku.
    “OOoo..” silakan.

    Aku jongkok di depannya.. Kuelus elus.. Dan kukocok-kocok oleh kedua tanganku.. Besar dan panjang penis ini aku pingin tapi takut.. Dalam hatiku.. Diapun menciumiku sambil bengelus-elus buah dadaku.. Entah berapa lama aku bercumbu.. Dan bermesraan.. Aku sangat terangsang.

    Pakaianku makin terasa sempit.. Aku berdiri. Dia mengecupku kuat dan mesra.. Sambil berkata terimakasih.. Kutinggalkan saja laki-laki itu.. Aku berjalan.. Dan menghayal.. Entah sudah berapa laki laki yang bermesraan denganku pada waktu singkat.. Alangkah nikmatnya kurasa malam itu..

    Aku lalu bergegas mencari baju yang agak sedikit longgar. Model hampir sama dan harganya cocok.. Aku mau ganti baju ternyata tidak ada kamar pas.. Yaa ganti saja dibalik gantungan baju itu kata si pelayannya.. Setelah kulepas baju.. Yaa..
    Aku terangsang Bra ku jadi sempit sekali, harus pakai nomor berapa lagi nanti.. Dan kulepas celana panjangku.. Kukenakan baju yang ternyata pas.. Tapi sedikit panjang sampai ke lutut..

  • Galeri Foto Model Tante Hot Bikini Paling Mantab Bikin Crot

    Galeri Foto Model Tante Hot Bikini Paling Mantab Bikin Crot


    2495 views

    PerawankuBagi kebanyakan kaum adam hiburan dewasa berupa bokep adalah sesuatu yang wajib. Atau mereka juga bisa membaca cerita-cerita yang bisa membuat mereka terangsang. Namun setiap pria memiliki seleranya masih-masing. Ada yang suka menonton video ada pula yang hanya gemar melihat foto-foto.

    Nah, kamu sudah berada di tempat yang tepat guys yaitu Perawanku.com situs Favorit lendir. Langsung saja kali ini kami sudah menyiapkan artikel Galeri Foto Model Tante Hot Bikini Paling Mantab Bikin Crot untuk kamu semua guys di jamin bikin kamu horny guys  :

  • Bikin Sange Foto Bugil Model Jepang Dengan Toket Semoknya

    Bikin Sange Foto Bugil Model Jepang Dengan Toket Semoknya


    2477 views

    Perawanku – Update Terbaru dari Perawanku Entah apa yang dipikirkan Model Semok  jepang cantik ini sehingga mau difoto bugil seperti ini. Tapi keindahan tubuh mulus cewek cantik ini benar-benar menggoda dan wajib kamu nikmati walau hanya melalui gambarnya saja.

    Langsung saja kita simak koleksi Foto Bugil Model Jepang berwajah cantik yang sedang difoto bugil pamerin toket bulat mulus serta monggoda tersebut dibawah ini ya guys.


    Foto Hot , Foto Sex , Foto Binal , Foto Sange , Foto Tante Ngentot , Foto Panas ABG , Cerita Sex , Toket Gede , Gallery Bokep , Album Ngentot , Album Sex ABG ,