Author: perawanku

  • Cerita Sex Menikmati Vagina Sepupu Ku Yang Sedang Hamil

    Cerita Sex Menikmati Vagina Sepupu Ku Yang Sedang Hamil


    2347 views

    Perawanku – Cerita Sex Menikmati Vagina Sepupu Ku Yang Sedang Hamil, Nama sepupu gue ini adalah Monika dan suaminya Budi. gue memanggil sepupu gue itu dengan sebutan mbak Monika karena dia lebih tua dari gue. dia adalah pengantin baru dan tengah hamil. gue berangkat ke kota S pada hari sabtu dan langsung menuju rumah mbak Monika. sampai dirumahnya gue langsung disambut dengan baik.

    “lama ya gak jumpa” ucap gue.
    “ya, terakhir kali kita ketemu 1 tahun lalu”.
    “waahh… sudah hamil mbak?” tanya gue ke dia.
    “iya nih, udah jalan 5 bulan” jawab dia.
    “tambah seksi aja mbak” canda gue.

    “hehe.. bisa aja kamu ini”.. “ngomong-ngomong mas budi kemana? kok sepi amat”, tanya gue.
    “oh.. dia lagi kerja, ntar lagi pulang” jawab dia. “oh ya.. kamar kamu di belakang ya” tambahnya.
    “oke.. aku langsung kekamar ya”..
    sampai dikamar, gue langsung tiduran, tiba-tiba setan menghampiri pikiran gue. gue langsung menghayal mbak Monika tadi yang lagi hamil,
    “seksi dan montok banget.. gimana ya rasanya kalau gue entotin dia? pasti mantap” ucap gue dalam hati.

    Tak terasa gue ketiduran dan tiba-tiba gue dibangunin oleh mas budi untuk makan malam, kamipun langsung makan malam bertiga. selesai makan gue pamit untuk melanjutkan tidur, karena masih ngantuk habir perjalanan tadi siang. gue langsung kekamar untuk tidur,
    Tengah malam gue terbangun karena kebelet ke kamar mandi. setelah selesai dari kamar mandi, gue mendengar suara wanita yang sedang mendesah seperti sedang ML. gue cari sumber suara tadi dan ternyata suara itu bersal dari kamar mbka Monika dan mas budi.

    Gue langsung lihat apa yang sedang terjadi didalam kamar, gue lihat dari atas pintu yang ada celah kecil sambil berdiri diatas kursi. dan ternyata yang gue lihat adalah mbak Monika yang sedang telanjang bulat sedang nungging dan mas budi yang sama-sama telanjang sedang entotin mbak Monika dari belakang.

    Pemandangan yang sangat indah. gue tontonin mereka berdua yang sedang bersenggama sampai tak terasa jika gue sedang nonton mereka selama 1 jam sambil berdiri. setelah selesai gue langsung ke kamar mandi lagi untuk onani karena seudah tidak tahan lagi dengan yang gue lihat barusan. setelah hasrat gue tersalurkan gue langsung tidur kembali.

    pagi harinya gue lihat mas budi lagi bersiap-siap kerja. tiba-tiba mas budi berkata “di.. titip mbak citranya ya, mas mau keluar kota ada tugas kerja selama 2 minggu” .
    “oke mas” ucap gue. setelah mas budi pergi, gue pun pergi untuk magang didaerah itu. gue pulang sore sampai dirumah gue ketuk pintu karena pintunya terkunci, lama sekali mbak Monika membuka pintunya.

    Setelah 10 menit mbak Monika membuka pintu dengan hanya memakai handuk yang melilit tubuh seksinya itu. hal itu membuat gue jadi bengong melihat tubuhya.
    “heh.. liat apa? seksi kan?” tanya mbak Monika mengagetkan gue “hehe… iya mbak, seksi banget”

    jawab gue…sampai di kamar gue masih membayangkan mbak Monika yang memaikai handuk tadi, gue langsung membuka laptop dan gue tonton film porno yang memenuhi laptop gue. gue tonton sambil onani dikamar dan membayangkan gue lagi ngentoto dengan mbak Monika.

    Malam harinya gue makan malam bersama mbak Monika, setelah makan gue langsung ke kamar lagi. pada jam 9 gue keluar kamar dan gue pun terkejut banget dengan apa yang gue lihat sekarang. mbak Monika lagi telanjang sambil nonton film porno diruang tamu sambil meremas-remas toketnya dan meraba-raba selangkangannya.

    Tampaknya dia sangat menikmatinya sampai-sampai dia tidak menyadari kalo gue sedang asik menonton apa yang dia lakukan. gue langsung hampiri dia dari belakang dan gue langsung meremas-remas toket gedenya dari belakang.

    Dia terkejut karena ada yang meremas toketnya dari belakang “di.. apa yang kamu lakukan” tanya dia. “tenang mbak, aku akan memuaskan mbak malam ini” jawab gue sambil meremas toketnya. dan nampaknya dia setuju, karena dia menikmati apa yang gue lakukan. gue remas-remas toketnya dan gue pilin putingnya. “ahh…” desahnya.

    Gue langsung pindah kesampingnya, gue langsung melumat toketnya seperti bayi yang sedang menyusu. gue melumat toketnya sambil meraba-raba perut buncitnya, sampailah tangan gue keselangkangannya, gue raba-raba dan dia tampak sangat menikmatinya.

    Gue pindah ke depannya sambil jongkok gue jilati memeknya, tercium bau khas memek wanita. gue masukkan lidah gue ke memeknya sambil gue remas toketnya. 5 menit gue diposisi itu dan diapun orgasme yang pertama. kami beristirahat sejenak mengumpulkan tenaga.

    Setelah selesai istirahat dia yang gantian menjilati kontol gue, dia masukkan kontol gue ke mulutnya. rasanya seperti melayang diposisi itu. “pindah kekamar yuk mbak?” ucap gue..
    “oke, tapi gendong ya?” jawab dia dengan manja. Gue langsung gendong dia menuju kamarnya.

    Cerita Sex Menikmati Vagina Sepupu Ku Yang Sedang Hamil

    Cerita Sex Menikmati Vagina Sepupu Ku Yang Sedang Hamil

    sampai dikamar gue tidurin dia dikasurnya. gue lumat bibirnya. kami saling melumat bibir. gue lepas lumatan gue dibibirnya dan gue tanya “Sudah siap mbak?” sambil menunjuk kontol gue.
    Dan dia mengerti apa yang gue katakan “oke,, puasin mbak malam ini ya?” jawab dia.
    Gue langsung mengambil posisi, gue angkat kedua kakinya keatas dan gue langsung tancapkan kontol gue yang lumayan besar ke memeknya.

    Blesss… langsung menancap semua diikuti erangan dia. langsung due entot dia dengan tempo lambat. perlahan gue tingkatkan tempo, semakin cepat gue entot memeknya sambil meremas kedua tokenya “aahhhh…… hmmmm… lebih cepat sayaaaaangg…” ucap dia.
    Gue langsung percepat genjotan gue, 5 menit kemudia dia orgasme yang kedua. gue cabut kontol gue, dan suruh mbak Monika untuk nungging, karena gue ingin mencoba posisi kesukaan gue “doggy style”.

    Dari belakang terlihat semua, pantatnya yang semok banget, anusnya, dan memeknya yang sudah memerah membuat gue bergairah lagi. gue langsung tancapkan kontol gue dari belakang. sambil gue remas toketnya, gue langsung genjot dengan tempo cepat. mbak Monika sangat menikmati permainan ini. dia hanya mengeluarkan erangan-erangan kenimatan.

    30 berlalu kami masih diposisi itu, tampaknya mbak Monika sekarang kuat banget. beberapa menit kemudian dia berkata “sayang…. aa…a..aku mau nyampeeekk.. nih…” mendengar seperti itu langsung gue percepat lagi genjotan gue,

    Dan tiba-tiba kontol gue serasa dijepit keras banget dan terasa hangat sekali, rupanya dia orgasme lagi yang ketiga. tapi gue masih belum orgasme sekalipun, gue tidak memikirkan mbak Monika yang sudah lelah gue masih genjot dia dengan cepat, dan 5 menit kemudian “aahhh….” gue semburin sperma gue semua kedalam memeknya. merasa kelelahan kamipun tidur bersama dalam keadaan telanjang.
    Pagi harinya gue terbangun dan mbak Monika sudah tidak ada lagi, setelah ku cari ternyata dia sedang didapur menyiapkan sarapan pagi. gue menghampiri dia masih dalam keadaan telanjang bulat karena ku pikir hanya kami yang ada dirumah ini.

    Dari belakang kulihat mbak Monika hanya memakai daster tipis transparan dan tidak memakai apa-apa lagi. gue langsung peluk dia dari belakang, gue remas-remas toketnya, gue tempelin kontol gue yang sudah mengeras ke belahan pantatnya,

    Terasa sekali karena dia tidak memakai celana dalam. dari belakang gue cium dia. gue angkat daster bawahnya, gue masukin kontol gue dari belakang. kamipun bercinta lagi didapur, gue genjot dia dari belakang dan dia sambil memasak.

    Gue genjot selama 10 kamipun sampai klimaks bersamaan, gue semburin sprema gue ke memeknya lagi. setelah itu kami memutuskan untuk mandi bersama. didalam kamar mandi gue sabunin mbak Monika gue sambil gue remas-remas toketnya.

    Setelah mandi kami sarapan bersama. masih dalam keadaan telanjang bulat kami sarapan. jam 8 gue berangkat untuk magang, sebelum berangkat kami saling cium. layaknya suami istri.

    Kami melakukan percintaan ini hampir setiap hari selama 2 minggu. sebelum sarapan pagi, setelah pulang magang, malam hari kami terus melakukan percintaan ini. minimal kami melakukannya 2 kali sehari, entah itu diruang tamu, dapur.

    Kamar mandi, kamar mbak Monika, atau dikamar gue. kami melakukannya. sampai 2 minggu dan mas budi pulang dia tidak tahu apa yang sudah kami lakukan selama 2 minggu tanpa dirinya.kadang kami masih melakukannya ketika mas budi dirumah. kami melakukannya secara diam-diam.

    Ketika mas budi kerja atau pada malam hari ketika mas budi terlelap tidur. pernah kami melakukannya setelah mas budi dan mbak Monika selesai bercinta, karena mbak Monika tidak puas dengan permainan mas budi, mbak Monika diam-diam ke kamar gue dan membangunkan gue untuk bercinta lagi dengan gue.

    Gue dirumah mbak Monika selama 3 bulan dan selama itu gue dan mbak Monika hampir setiap hari bercinta. itu juga berguna untuk membantu kelancaran kelahiran bayinya nanti karena wanita yang melakukan senggama saat sedang hamil bisa membantu proses persalinannya nanti.

    Setelah 3 bulan gue pamit pulang ke mereka berdua, tapi sebelum pulang gue minta hadiah perpisahan dari mbak Monika untuk bercinta lagi dengan gue. untunglah mas budi kerja sampai malam hari ini jadi, kami bisa bercinta seharian, ketika lelah kami berhenti istirahat lalu melakukannya lagi sampai mas budi pulang malam harinya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Menetes Pejuh Terakhir – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sex Menetes Pejuh Terakhir – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    2345 views

    Perawanku – Suatu ketika aku mendengar suara suara keras yang aku dengar dari bilik tembok, mantan istriku yang aku ceraikan tujuh tahun lalu ternyata memberikan arahan pada seseorang, terdengar suara anak anak yang sedang tertawa dari putri bungsuku.

    Namanya Rani dan kakaknya Susan yang sebentar lagi mau menikah. Dalam usianya yang ke 23 tahun Susan yang mud dan kersa kepala di bercerita denganku kalu dia akan menikah, aku sungguh terguncang hatiku dan terdiam, dengan semyumku terhadap anakku yang mau menikah, aku selalu mendoakan agar terbaik untuk kebahagiannya dan selalu bahagia. situs judi poker online

    Kurapikan dasi kupu-kupuku dengan bercermin di gang, aku melihat bayangan diriku dalam cermin, mengerutkan dahi merasa tak nyaman memakai pakaian resmi yang membatasi ini. Kuperhatikan diriku, rambutku masih terlihat hitam dan bersyukur karena kulihat bahwa sama sekali belum ada uban di usia empat puluh satu tahun ini.

    Wajahku terlihat keras karena tahun-tahun travellingku dan sering keluar masuk di lingkungan yang keras yang notabene penuh asap dan alkohol. Dan ketika aku mempelajari mata lelaki dalam cermin ini, aku mendapatkan gambaran akan kehidupan yang menghantarku hingga di sini.

    Aku jumpa Wati istriku saat kami berdua masih terlalu muda untuk membedakan mana yang baik, dan dia meyakinkanku si pemain gitar ini bahwa kami berdua akan bisa menaklukkan kerasnya dunia.

    Dia adalah lulusan sebuah perguruan tinggi dengan pekerjaan tetap dan aku adalah seorang lelaki yang pergi bertualang dari kota satu ke kota lainnya berkeliling negeri ini. Anak-anak gadis kami lahir di awal perkawinan, yang membuat kami masih bertahan bersama sekitar lima tahun lamanya hingga akhirnya kami berdua menyadari bahwa hubungan ini sudah tak dapat dipertahankan lagi.

    Dia bertemu dengan seorang pria lain yang mempunyai sebuah kehidupan yang stabil, yang menurutnya akan lebih baik untuk kehidupan kedua putri kami. Perceraian datang dan terjadi seperti perkiraan kami dan aku masih menetap di dekat mereka selama beberapa tahun sampai memperoleh sebuah lompatan besar sebagai pemusik studio di ibu kota.

    Sejak saat itu, aku mencoba yang terbaik agar tetap bisa berhubungan melalui telepon, lewat kiriman foto, dan tour keliling yang sekali-kali singgah di dekat situ. Dan saat aku menatap dalam kaca, aku melihat sebuah penyesalan yang terpancar ke luar.

    “Ayah, apa yang Ayah lakukan?” Aku kembali pada kesadaranku oleh suara putriku, Rani. Dia terlihat cantik bahkan di saat memakai baju pengiring pengantinnya yang menggelikan itu. Kulitnya yang kuning langsat dan rambutnya yang hitam pekat terlihat kontras dibandingkan dengan warna metalik dari pakaian itu.

    Dia tersenyum dalam kecantikannya yang lugu dan menatapku dengan bingung. “Hanya mengenang masa lalu,” kataku. “Saat seperti ini membuat kamu berpikir kalau kamu telah membuat keputusan yang salah. Bagaimana itu mempengaruhi hidup orang lain.” Dia menghiburku dengan pelukan dan mengusap bahu dan punggung lenganku.

    “Ayah lakukan apa yang harus Ayah lakukan,” dia berkata. “Aku tidak memusuhi Ayah. Aku akan melakukan hal yang sama bila berada dalam posisi tersebut. Aku akan lebih memilih pengalaman hidup dari pada mengambil keputusan seperti yang diambil Ibu.” Pijatannya yang lembut menenangkan keteganganku, dan saat aku telah menjadi lebih santai aku sadari betapa aku menikmati dadanya yang menekan tubuhku.

    Dengan tinggiku yang sekitar dua belas centimeter lebih tinggi daripada Rani, aku menggerakkan tanganku dari punggungnya yang kecil naik ke bahunya yang telanjang dan menekannya agar merapat padaku.

    Dia membalas memelukku erat dan tersenyum dengan tidak berdosa. Kutundukkan kepalaku, dan memberinya sebuah ciuman ringan di atas dahinya, tetapi dia malah berjinjit pada jari kakinya dan dengan cepat menemukan bibirku.

    Cerita Sex Terbaru “O-o.., sebaiknya Ibu tidak melihat. Dia mungkin akan cemburu. Atau Susan, mungkin.” dia tertawa genit. Aku tersenyum pada kelakarnya dan ketika dia berjalan sepanjang aula, aku tidak bisa mempercayai reaksinya pada perlakuanku yang dengan pelan memukul pantatnya.

    “Mungkin nanti, Ayah bisa mencobanya saat aku tidak memakai pakaian gembung ini.” Gaunnya turun hingga ke bawah lututnya dan itu terlihat indah, kaki-kaki itu laksana sebuah magnet yang membuat mataku lengket selalu menatapnya saat menggerakkan keindahan ini, saat wanita muda itu melenggang pergi.

    Aku membayangkan pantat yang manis dan kencang yang dia miliki. Aku juga membayangkan seperti apa rasanya pantat itu di dalam tanganku ketika dia menungganginya naik turun pada penisku, meneriakkan dengan histeris, “Setubuhi aku, Ayah. Setubuhi putri kecilmu.

    Masukkan penismu dalam vagina panas putrimu.” Saat kepergok sedang memandangi dan mengkhayalkannya, aku melihat ke arah putriku yang menengok ke belakang. Dia tersenyum dan menggelengkan kepalanya saat dia berbelok di ujung gang itu.

    Kembali ke kenyataan, aku akan mengetuk pada pintu di mana pengantin wanita sedang bersiap-siap ketika mantan istriku Wati membuka pintu itu dan keluar. “Rudi, kita harus bicara.” dia berkata dalam sebuah nada yang memperingatkan.

    Aku bergeser dari pintu untuk memberinya ruang. “Susan ingin agar Anton yang berjalan di sepanjang karpet itu. Sekarang, kamu benar-benar tidak punya alasan untuk mengganggunya.” “Aku tidak peduli,” aku menjawab deklarasinya.

    Aku merasa terluka, tapi rasa bersalahku akan kehidupanku berkata bahwa ini adalah konsekwensi dari keputusan hidupku yang lain. “Aku harap aku bisa bicara dengannya sebelum upacara,” kulirik arlojiku.

    Masih ada waktu satu jam. “Aku ingin meluruskan beberapa hal. Ingin mendoakan keberuntungannya. Hal-hal seperti itulah.” “Itu bukan ide yang baik,” kata Wati. “Dia sedang bingung dengan siapa dia akan berjalan di karpet itu nanti.

    Dia terlalu emosional dan gelisah sekarang. Aku bilang padanya bahwa dia sudah membuat keputusan yang benar dan kamu akan memahami itu.” Aku tidak ingin membuat masalah, dan aku bisa lihat aku tidak akan berusaha melewati sang penjaga pintu, maka kuanggukkan kepalaku dan berbalik.

    Aku berjalan ke dalam ruangan di mana sang pendeta sedang bersiap-siap dan berbicara dengannya untuk beberapa menit sebelum dia pergi untuk meyakinkan para pelayan altar agar tahu apa yang harus mereka lakukan.

    Dia berkata bahwa aku boleh tetap berada di sini jika aku ingin, kuambil tawarannya dan duduk pada sofa kulitnya menghadap jendela dan melihat orang-orang yang memakai setelan jas resmi dan gaun pesta ke dalam gereja.

    Pintu terbuka dan menutup di belakangku. Mengira kalau yang masuk adalah sang pendeta, aku berdiri dan bertanya.. “Apa pekerjaan mereka beres?” “Beres?” tanya Rani. “Ah. Aku pikir kamu si pendeta.” dia tertawa.

    Rani menggantikan tempatku di sofa ketika aku berjalan di sekitar jendela dengan membayangkan hubungan seks sedarah kami. Kakinya bertumpu pada meja kopi di depan sofa menekuk lututnya saat dia mengayunkannya maju mundur, membuka dan menutup.

    Gaunnya yang mulai tersingkap ke atas pahanya yang memperlihatkan lebih banyak bagian dari paha dalamnya. Gaunnya tersingkap hingga di atas lututnya, suaranya menggesek maju mundur menyelimuti detak jantungku yang terus meningkat.

    Aku berjalan semakin dekat untuk senyuman lezat yang ingin kucicipi itu tetapi sadar kalau aku tidak bisa melakukannya. Putriku yang berumur sembilan belas tahun itu sedang menggodaku. Aku sering melihat ‘groupies’ untuk mengetahui tentang apa arti dari godaan, tetapi groupies lebih blak-blakan.

    Semua orang tahu apa yang mereka inginkan. Ada sesuatu yang disembunyikan di sini, kami berdua tahu apa yang akan terjadi. Aku yakin kami berdua bukanlah orang ‘suci’. Tapi godaan ini tak akan berakibat apa pun.

    Tidak ada apa pun yang bisa. Itu salah. Kami tidak bisa membiarkan sesuatu itu terjadi. Sesuatu yang bersifat seksual. Dia membuka kakinya lebih lebar, seperti sebuah undangan agar datang menikmatinya.

    Gaunnya bergerak lebih tinggi dan aku menangkap sebuah pandangan sekilas dari sabuk stocking yang membungkus di sekitar paha indahnya. Rani menurunkan kakinya ke lantai dan aku takut kalau aku akan menerkamnya, aku telah berbuat keterlaluan dengan nafsu pada keindahan pahanya.

    Paha yang aku inginkan untuk melingkari tubuhku, yang kutelusuri dengan tanganku. Tetapi dia masih tersenyum saat aku memandangnya, memainkan pikiranku. Dia ingin agar aku duduk pada meja di depannya dan aku melakukannya, tidak ingin mengecewakan wanita muda ini. “Tetaplah di sini,” dia berkata.

    Aku mematuhi dan menutup wajahku dengan tangan, berusaha meredakan pikiranku yang penuh gairah. Aku ingin kehangatan dari seorang wanita, dan aku ingin merasakan kehangatan itu pada penisku.

    Aku ingin dadanya di tanganku, pahanya bergesekan dengan milikku. Aku menginginkan perhatian dan cintanya. Itu salah, atau kira-kira itulah yang mereka katakan, untuk bRanifsu pada wanita yang aku inginkan.

    Tetapi melihatnya mengayunkan paha, menggesekkan ke depan dan ke belakang, membayangkan itu adalah vaginanya yang menggesek, menelan penisku, merintih dengan penuh gairah ketika aku memompa keluar masuk tubuhnya, aku telah sampai di garis tepi itu.

    Tanganku menutupi wajahku, pikiranku menjadi liar. Aku mendengar suara pintu di seberang ruangan ditutup di belakangku yang diikuti oleh suara mengunci pintu itu. Sepertinya ada dua orang di sana.

    Aku mengintip dari tanganku dan melihat seorang pengantin wanita yang paling cantik dalam hidupku. Tingginya yang sama dengan adiknya, dia mempunyai sebuah wajah yang sama cantiknya dan bentuk tubuh sempurna yang tak berbeda.

    Jika rambutnya tidak lebih panjang, pasti akan sulit untuk membedakan mereka. Aku berdiri, penisku masih keras tapi tersembunyi oleh pakaian resmi yang kupakai. Malu dengan pemikiranku akan Rani, aku mendekati Susan yang mengenakan gaun pengantin anggun, menggairahkan.

    “Sayang, kamu cantik sekali,” kataku. Paha Susan yang terlihat menyembul dari balik gaun putihnya hampir membuatku meledak di dalam celana dalamku. Jasku sedang dibuka oleh seseorang di belakangku. Aku menoleh dan menemukan Rani.

    Keinginan yang penuh gairah kembali lagi. Susan tersenyum pada Rani dan melihat mata Susan, aku tahu putri bungsuku pasti tersenyum juga. Aku mulai untuk mencoba katakan sesuatu, tapi Susan memotong.. “Ayah,” dia berkata. “Ayah yang manis, lembut..”, katanya lagi.

    Dia bergerak semakin dekat kepadaku seiring kurasa tangan Rani mengelus lenganku kemudian menyeberang ke dadaku. Aku pikir aku sedang bermimpi dan aku ingin terbangun agar aku bisa segera melakukan masturbasi dan mengeluarkan bayangan ini dari pikiranku.

    Tapi ini bukan sebuah mimpi. “Aku tahu Ayah merasa bahwa sepertinya Ayah sudah menelantarkan kami. Tapi, kami tahu bahwa Ayah sudah mencoba yang terbaik. Kami tahu bahwa Ibu saja yang sulit menerimanya.” “Kami mencintai Ayah.

    Waktu yang pernah kita lewati bersama sangat berharga.” Rani menambahkan ketika dia tetap membelai dadaku, kemudian dia dengan lembutnya mencium leherku. Nafasnya yang halus menggetarkan tubuhku. “Sebenarnya, kami sangat menginginkan Ayah,” kata Susan saat dia telah dengan sepenuhnya merapat. “Ini adalah khayalanku,” katanya sebelum dengan singkat mencicipi bibirku.

    Tanganku bergerak ke bawah gaun pengantinnya, meluncur di atas kedua pahanya. Dagingnya yang halus tidak mengenakan stocking. Saat tangan kiriku mencapai kelembabannya, rambut kemaluannya, aku tahu dia ingin disetubuhi.

    Penisku semakin keras saat lidah bRanifsu Susan menjadi lebih agresif dan mengatakan padaku bahwa penis Ayahnya inilah yang dia inginkan di dalam vaginanya. “Katakan pada Ayah betapa kamu sangat menginginkan dia, Susan.

    “Rani sudah pindah dari belakangku ke belakang Susan. Saat aku sedang mengelus paha Susan dengan satu tangan dan menggoda bibir vaginanya dengan jari dari tangan yang lainnya, Rani sedang mengelus dada kakaknya dan mencium lehernya dan memegangi telinganya.

    Kemudian aku merasa tangan Rani bergabung dengan tanganku dalam merasakan vagina kakaknya yang basah. “Ohh, ya, Ayah,” erang Susan lirih. Celana dalamku terlepas dan putriku mendapatkan penisku di dalam genggaman tangannya.

    Dia menyeka beberapa precum dengan jarinya dan menghisapnya ke dalam mulutnya sebelum menarikku kembali dalam sebuah ciuman. “Aku ingin Ayah menyetubuhiku, Ayah. Setubuhi gadis kecilmu yang nakal ini.” Vagina Susan yang panas adalah hal terbaik yang pernah dirasakan jariku, dan saat dia menjauh, mereka dibuatnya sedih.

    Tetapi dia lalu duduk di atas sofa, lutut ditekuk dan kaki mengangkang terbuka, seperti yang dilakukan Rani sebelumnya. Dia menyingkap gaunnya hingga dapat kulihat gundukan dagingnya yang menggairahkan di bawah gaun pengantinnya.

    Rani memanfaatkan kesempatan yang ditinggalkan kakaknya untuk berlutut dan mengambil penis kerasku ke dalam mulut mudanya. Aku membungkukkan kepalaku dan membelai rambutnya saat dia menghisap batang tebalku.

    Melalui mataku yang hampir terpejam, aku bisa melihat Susan yang memainkan kelentitnya, menjilat sari buahnya. Susan tidak bisa membendungnya lagi, dan tak pasti berapa lama hisapan adiknya yang sempurna ini sanggup kuhadapi, sebab dia perintahkan padaku agar datang padanya.

    “Kemarilah dan setubuhi aku, Ayah. Aku ingin penis besar Ayah di dalam vagina panasku sekarang. Aku ingin kita keluar bersama.” Rani mendengar rintihan kakaknya dan melepaskanku dari genggamannya, mendekat ke Susan.

    Kedua putriku mulai saling mencium, Rani memberi kakak kandungnya sebuah rasa dari apa yang akan segera dialami vaginanya. Aku bergerak di antara paha Susan, meluncurkan tanganku pada daging yang paling berharga yang kutahu, putriku. “Ohh, Sayang.

    Kamu sangat indah. Ayah tidak bisa mencegahnya. Penisku terasa sakit karena kamu.” Aku mengagumi kecantikan dan keindahannya dan mendekatkan wajahku pada vagina basahnya. Sari buahnya sangat merangsang dan lidahku melingkari bibirnya, mengambil cintanya di dalamnya.

    “Ohh, Ayah,” desahnya saat aku menyisipkan lidahku sedalam-dalamnya, kemudian menarik keluar dan mencicipi daging yang melingkupi kelentitnya. “Aku sangat ingin Ayah menyetubuhiku.” Penisku tidak bisa kutahan lagi.

    Aku harus merasakan kehangatan putriku pada penisku. Aku bangkit dengan perasaan yang sangat bersemangat mendapatkan seorang wanita muda yang dengan sepenuhnya mengharapkanmu dalam hidupnya dan melihat Rani yang sedang menghisap puting susu kakaknya.

    Kupegang penisku mengarah ke daging basah Susan yang membuka, merasakan darahku terpompa di bawah jariku. Pelan-pelan kuselipkan dalam sebuah dorongan pendek, kehangatannya terasa berlimpah saat aku mempertimbangkan konsekwensi tindakan terlarang ini.

    Aku menginginkan wanita muda ini, putri kandungku sendiri. Susan melingkarkan kakinya di punggungku, seolah-olah merasakan keraguanku, dan menarikku dengan penuh ke dalamnya. “Kumohon, setubuhi aku.

    Ohh Tuhan, penis besar Ayah terasa hebat. Keluarlah di dalamku, Ayah. Aku ingin merasakan pejuh Ayah menetes ke kakiku saat aku katakan janjiku di depan pendeta.” “Ohh, sayang. Vaginamu sangat panas dan ketat di penis besar Ayah.

    Ini adalah vagina terbaik yang pernah kurasakan. Ayah ingin menyetubuhi kedua putriku melebihi apa pun di dunia ini.” aku memompanya dengan penuh cinta, tetapi perasaan ini tumbuh terlalu liar untuk dikendalikan. “Katakan kamu ingin Ayahmu bagaimana, Sayang.” “Ohh Tuhan. Aku keluar Ayah.

    Keluarlah bersamaku.” pinggulnya menusukkan vaginanya lebih ke dalam penisku. “Setubuhi putrimu lebih keras,” Rani memerintahkan. Aku memandang dari nafsu kusamku untuk melihat kedua anak gadisku saling melilitkan lidahnya dalam mulut mereka satu sama lain. “Vaginamu sangat nikmat di penis kerasku, sayang.

    Ayah akan keluar. Aku mencintaimu sayang.” Lalu, kedua tubuh kami meledak dalam sebuah orgasme yang tak terkendalikan. Gelombang demi gelombang spermaku kupompa ke dalam putriku, vaginanya memijat keluar tiap-tiap tetesan akhir, kakinya menekan pantatku merapat kepadanya.

    Kemudian penisku mengecil di dalam vagina Susan, dan aku memberinya sebuah ciuman penuh kasih. “Aku mencintaimu, Susan. Akan kulakukan apa pun untukmu. Untuk kalian berdua.” “Itu bagus,” kata Rani saat dia melangkah keluar dari pakaian pengiring pengantinnya, bra hitamnya dan sepatu bertumit tinggi yang dia kenakan, sangat cocok padanya.

    “Sebab aku mulai cemburu melihat penis besar Ayah di dalam vagina Kakak.” dia menggantikan posisiku di antara kaki kakaknya ketika aku bergeser ke samping. Putri-putriku yang nakal mulai saling berciuman dan aku memindahkan meja menjauh agar aku dapat berdiri di belakang Rani.

    Susan melepaskan bra adiknya yang memberi efek langsung pada penisku yang mengeras, tetapi itu masih belum sepenuhnya siap benar. Tanganku mengelus pinggul Rani ketika aku menggosokkan penisku pada pantat dan sela pahanya.

    Aku merasa dia akan bangkit, maka kuberi ruang padanya saat aku menyadari bahwa dia sedang turun pada kakaknya. Mata Susan terpejam, tapi aku bisa melihat kesenangan yang murni pada wajahnya ketika adiknya mencicipi campuran dari orgasme adik dan ayahnya.

    Rani telah siap untuk disetubuhi. Dia membentangkan kakinya terpisah dan dengan sepatunya yang bertumit tinggi dan kepalanya turun pada kakaknya, pantatnya bergoyang dengan sempurna. Aku harus mencicipinya dulu.

    Maka aku turun ke atas lantai di antara kakinya, dan mengangkat kepalaku ke atas, mulai menjilati vagina basahnya. Dia membantuku dengan satu jarinya yang menggosok kelentitnya ketika aku menjilat ke dalam bibir vaginanya.

    Rintihannya mengirimku ke garis tepi itu. Kami semua tidak mampu membendungnya lagi. Aku bangkit di belakangnya dengan tanganku memegangi pinggulnya, masih mengayun dan kakinya lebih jauh terpentang, lidahnya masih memberi kenikmatan pada kakaknya lebih lagi.

    Aku menatap pahanya, ditopang oleh tumitnya, dan teringat dia saat berjalan di sepanjang aula itu. Dengan memejamkan mata, aku menarik kami bersama, penis gemukku menekan jauh ke dalam vaginanya yang hangat dan basah.

    “Ohh, Rani.” aku mengerang dalam masing-masing ayunanku yang lembut. “Sayang, kamu sangat seksi.” tanganku meremas pantat dan pinggulnya yang bergerak seiring ayunanku. “Melihatmu mengoral kakakmu membuat Ayah akan keluar lagi.” “Ayah, penis besar Ayah terasa sangat nikmat bergerak keluar masuk.

    Pelanlah agar kita dapat keluar bersama.” Aku memenuhi harapannya. Bergerak dengan penuh rasa nikmat dalam gerakan lambat saat aku ingin menusuknya yang terakhir kalinya dengan dalam, aku menahan diriku.

    Bola zakarku mengencang untuk pelepasan, penisku tumbuh lebih gemuk, aku harus melepaskan tali orgasme ini. Pemandangan dari kedua putriku bersama dengan Ayah mereka, perasaan keduanya yang membungkusku, mencintaiku, membuatku berakhir, tak bisa lagi kukendalikan.

    Perutku mulai mengencang. “Sayang, Ayah keluar.” aku merasa spermaku bergerak dari dalam tubuhku bersiap untuk meledak dengan tiap tusukannya. “Keluarlah di dalamku, Ayah. Campurkan dengan milikku.” Aku sudah menunggu terlalu lama.

    Kontraksi putriku di sekitar batangku meledakkan pejuh dari penisku. “Brengsek,” aku mengumpat dalam hati saat aku tetap memompa anak gadisku, mataku terpejam tak menghiraukan dunia ini. Sebelum pejuh terakhirku habis, aku merasa seseorang memegang lengan tanganku. Itu adalah Susan. Dia berlutut menuju ke pantat adiknya dan menarikku ke luar.

    Rani berpaling dengan kelelahan yang terlukis pada wajahnya dan tersenyum saat kakaknya berkata.. “Aku ingin mencium suamiku dengan rasa dari dua orang yang paling kucintai di dalam mulutku. Adik dan Ayahku tersayang.” Lalu aku menutup mataku dan merasakan mulut indah lembutnya, memeras pejuh terakhir keluar dari tubuhku.

  • Seks Dengan Tukang Kebun Sendiri

    Seks Dengan Tukang Kebun Sendiri


    2341 views


    Perawanku – Namaku Sandra, umurku baru 14, tinggal bersama kedua orangtuaku di sebuah kompleks perumahan elite di Jakarta. Tapi karena kesibukan yang padat, kedua orangtuaku sering tidak dirumah.

    Biar ku ceritakan dahulu mengenai aku, agar kalian punya gambarannya. Tinggiku 147cm, beratku hanya 45kg, kulitku putih mulus tanpa cacat sekecil apapun, maklum, aku anak keturunan chinese yang sangat terawat. aku anak tunggal kesayangan yang bisa dibilang agak ‘kuper’, dikarenakan lingkunganku yang selalu dibatasi oleh kedua ortu ku. teman-2x ku pun hanya beberapa, itupun kebanyakan cewek semua. Jadi pengetahuanku mengenai kehidupan sangat sedikit, apalagi mengenai sex, bisa dibilang nol besar. sampai umur seginipun aku tak pernah tahu apa itu sex, kehamilan, kontol anak laki, ciuman, dll. selebihnya bayangin aja sendiri betapa ‘kuper’nya aku ini.

    Ok, aku lanjutkan ceritaku. Dirumahku yang lumayan besar itu, hanya ada aku dan pembantu-2x ku. yang 2 orang adalah pembantu rumah tangga, yang satu Bi Yem, orangnya udah tua banget, sedang satunya adalah cucunya yang berumur 1 tahun dibawah umurku, 13 thn, panggilannya No, adalah kacungku. seorang lagi adalah tukang kebunku yang sudah tua, Pak Mat, umurnya sudah sekitar 65 tahun, dan seorang lagi sopir papaku, namanya Bang Jun, umurnya sekitar 30 tahunan. Itulah isi rumahku saat ortuku tidak dirumah.

    Pada suatu hari, aku pulang dari sekolah, kedua ortuku udah bepergian keluar negeri lagi untuk waktu yg tidak tentu. sopirku minta ijin untuk pulang karena ada suatu urusan, bi Yem sepagian pergi dengan cucunya untuk menengok saudaranya di Tangerang selama 1 hari. Jadilah aku dan pak Mat berdua aja.

    Selesai makan siang, aku duduk-2x di halaman belakangku yang luas. Disana pak Mat sedang menyirami kebun. Iseng-2x aku jalan-2x didekat pak Mat, dan kugoda dia dengan menginjak selang airnya. Bingung karena air tidak keluar, dia lihat kebelakang da ketahuan bahwa selang airnya sedang ku injak, setelah injakkan kulepas, pak Mat mengarahkan air yang telah menyembur tadi ke arahku sambil ketawa-tawa.

    Tapi apa yg terjadi, air membasahi tubuh dan kausku, pada saat itu aku hanya mengenakan kaus panjang sebatas atas lutut, tanpa mengenakan BH, hanya celana dalam aja. Kontan, bentuk tubuhku terlihat jelas dari balik kausku tsb. Buah dadaku yg cukup besar untuk ukuran tubuh dan umurku itu terlihat jelas sekali menantang, bayangkan, 32B dengan tinggiku yg hanya 147cm dan agak ceking, maklum, bagaimana sih tubuh anak perempuan yg masih SMP. Tubuhku yang masih sangat muda dan ranum belum tersentuh itu, dipandangi oleh pak Mat dengan melongo. Entah gimana mulanya, tahu-2x pak Mat telah mendekati ku dan meremas buah dadaku, aku hanya bisa diam dan bengong krn aku tidak pernah diperlakukan seperti itu sebelumnya. pak Mat adalah tukang kebun keluarga kami yg telah lama ikut keluargaku, bisa dibilang, dia sudah ada sejak aku masih bayi. Jadi, keluarga kami sangat mem-percayainya. pak Mat berkata ‘non, susu non besar juga yah…, enak nggak diginiin?’ sambil tangannya terus meremas-remas susuku. Aku yg belum mengerti apa yg sedang dilakukannya menjawab ‘agak geli pak, tapi koq enak ya… pak Mat sedang mijitin aku yahh?’ tanyaku manja. ‘iya. kan dari kecil pak Mat yg ngerawat kamu. Mau nggak pa Mat ajarin sesuatu?’ tanyanya. ‘ajarin apa sih, pak?’ tanyaku polos. ‘setiap anak yang mau dewasa harus diajarin ini supaya nanti nggak malu ama temen-2x kamu, mau nggak?’ desaknya. ‘iya deh’ sahutku. Tanpa banyak bicara lagi, pak Mat mengajakku ke biliknya di ujung halaman belakang rumahku yg besar itu. Memang bilik untuk pegawai kami ada diujung belakang rumahku.

    Setelah masuk kebiliknya, dia tutup pintunya lalu dikuncinya dari dalam. ‘non tahu apa itu kontol?’ pancingnya. ‘apa sih kontol itu, pak Mat. koq aku nggak pernah dengar sih?’ tanyaku dengan wajah serius. Setelah itu dia melepas seluruh pakaian dan celananya sampai telanjang bulat. aku yang masih polos itu diam aja sambil memperhatikan dengan seksama, aku sama sekali tidak mengerti bahwa aku akan mendapat pengalaman yg tak terlupakan sampai sekarang. Setelah telanjang, dia menggenggam kontolnya dan menunjukkan padaku, ‘Nah, ini adalah kontol, non. Semua anak yg mau dewasa harus tahu ini. bukan hanya tahu tapi juga harus merasakannya. coba non pegang, nanti aku ajarkan lagi’ ujarnya sambil gemetar menahan nafsu. Aku coba pegang kontolnya yang besar itu, ya ampun aku hampir tak dapat memegangnya dengan kedua tanganku. ‘Sekarang coba kocokkan seperti ini’ sambil memberi contoh’ aku laksanakan perintahnya, kukocok kontolnya dengan gemas, habis makin lama makin besar dan panjang sih. ‘Nah, non pernah ngemut permen kan? coba sekarang kau lakukan seperti itu pada kontolku’ nadanya semakin bergetar. Dia berdiri disamping tempat tidurnya dan aku duduk disamping tempat tidurnya sambil membimbing kontol yg ada di genggamanku ke arah mulut ku yg mungil dan merah itu. Aku masukkan kedalam mulutku dengan susah payah, besar sekali pikirku. jadi kujilati dulu kepala kontolnya dengan seksama. pak Mat mendesah-2x sambil mendongakkan kepalanya. kutanya ‘kenapa pak, sakit ya, maafkan aku pak.’ ‘ah nggak koq, malah enak sekali lho, terusin, terusin, jangan berhenti, nanti kalo kau masukkan kedalam mulutmu, kontol ku jangan terkena gigimu yah, terusin’ ujarnya sambil merem melek kenikmatan.

    Aku teruskan aksiku, aku jilatin kontolnya mulai dari kepala kontolnya sampai ke pangkal batang, aku terusin ke buah pelirnya, semua aku jilatin seperti aku jilatin permen kesukaan ku, sekarang aku coba untuk memasukkan kedalam mulutku lagi, udah bisa masuk, udah licin terkena ludahku, aku mulai menyukai ajarannya. Pak Mat memegangi kepalaku dengan satu tangannya sambil memaju-mundurkan pantatnya, seperti orang ngentot. Sedang tangan satunya lagi meremas susuku sebelah kanan. Gerakannya semakin lama semain cepat, akhirnya dia berkata ‘aduh non, sebentar lagi aku mau keluarin pejuh ku, nanti kau rasakan gimana rasanya yah. setelah itu harus kau telan’ perintahnya, tapi belum lama dia berkata itu, aku merasakan suatu cairan keluar dari kontolnya, rasanya aneh, kurasakan sekali lagi lalu kutelan dengan 2 kali telan karena pejuhnya ternyata banyak sekali. pada saat pejuhnya keluar, terdengar suara pak Mat menggeram keras dan panjang. ‘ Nnnnggghhh…….ggnnnnnhh….hhhkkkkhh…’

    ‘Aduh non, enak sekali mulutmu itu. kontol pak Mat enak nggak?’ tanyanya dengan terputus-2x kepuasan. ‘Mmmhh, enak pak. pejuh nya juga enak, aku nggak pernah makan seperti ini, ada lagi nggak pak?’ tanyaku kurang puas. ‘sebentar lagi non akan merasakan yag lebih enak dari tadi, mau nggak?’ tanyanya sambil melepasi kaus dan celana dalamku. setelah aku telanjang, dia tidurkan aku diatas ranjangnya, sambil susuku diremasnya terus. Dia jilati seluruh tubuhku, mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki. dijilatinya pula seluruh bongkah susuku, disedotnya pentilku sampai aku gemetar. Kakiku dan kedua pahaku yg mulus itu dibukanya sambil dielus-2x dengan satu tangan masih di susuku. Setelah itu memekku dijilatin dengan lidahnya yg kasar. wuihh rasanya nggak keruan, geli banget deh, rasanya pengen pipis. Bukan hanya bibir memekku aja yg dijilatinnya, tapi lidahnya juga masuk kelubang memekku, aku jadi menggelinjang-2x nggak terkontrol, wajahku merah sekali sambil terdongak keatas. Sementara itu diapun naik ke atas ranjang sambil mengarahkan kontolnya ke wajahku, aku tahu apa yg diinginkannya, ku pegang kontolnya yg sudah agak mengecil. kusedot lagi kontolnya, masih ada sisa pejuhnya diujung kepala kontolnya, kujilatin. Jadi posisi ku ada dibawahnya sambil menjilati kontolnya, dia ada diatas ku sambil memasukkan lidahnya kelubang memekku. Setelah kontolnya sudah keras dan panjang lagi, dan memekku sudah banjir dengan ludahnya, dia cabut kontolnya dari mulutku.

    Dia berbalik posisi, sekarang wajahnya diatas wajahku, dan kontolnya mengarah ke memekku. Pak Mat berkata ‘non akan merasakan sakit sedikit, tapi setelah itu non akan merasakan kenikmatan yg luar biasa. Non kuat menahan sakit kan?’ aku merasa tertantang dan menjawab singkat ‘kuat pak’.

    Setelah itu dia mulai memasukkan kontolnya yg besar dan panjang itu ke lubang memekku. pantatnya semakin didorong dan didorong, sampai aku merem menahan sakit dan perih di memekku. setelah itu dia gerakkan kontolnya keluar dan masuk dimemekku yg masih sempit itu. ‘wuah, non, sempit betul memekmu, sampai sakit kontolku dibuatnya, ini memang rejekiku, dapat memek gadis sekecil dirimu, tak pernah terbayang dibenakku aku akan menikmati tubuhmu, keperawananmu, memekmu yg sempit ini, ternyata ngentot dengan anak juragan lebih enak dari segalanya. ooohhhh….mmhhh…aaahhh….’ pak Mat menggumam tak keruan.

    Aku mulai merasakan nikmat yg tak terkatakan, luar biasa enak sekali rasanya. secara naluri aku gerakkan pantatku ke kanan dan ke kiri, mengikuti gerakan kontolnya yg keluar masuk, wuihh tambah nikmat. kulihat wajah pak Mat yg sudah tua dan kempot itu serasa menikmati sekali gesekkan kontolnya dilubang memekku itu. Apabila ada yang melihat kejadian itu, pasti mereka bakal mengira bahwa aku sedang diperkosa oleh orang tua itu, karena kalau dilihat fisiknya, aku lebih cocok jadi cucunya, umurnya udah 65thn, sedang umurku baru 14thn, wajahnya dan tubuhnya udah keriput dan kempot, kulitnya kasar dan hitam karena sering terbakar matahari, selain itu dia juga orang pribumi. Sedang tubuhku yg masih muda ini, putih bak pualam, karena aku seorang putri seorang boss, keturunan chinese, terawat bersih, kulitku mulus, wajah ku yg imut ini cantik seperti anak orang jepang. Sungguh perpaduan yg sangat berbeda, Tapi bila dilihat lebih dekat, ternyata si orang tua itu tidak memperkosaku, tubuhnya yg hitam berada di atas tubuhku yang putih mulus, bergoyang-goyang maju mundur, kepalanya memperhatikan kontolnya sendiri yang sedang keluar masuk dilubang memek seorang anak kecil baru berusia 14 thn, anak juragannya sendiri, seorang anak keturunan chinese, rupanya dia tidak habis pikir bagaimana untung nasibnya mendapat kesempatan mencicipi tubuh anak juragannya yang masih perawan itu.

    Selang beberapa saat, pak Mat mengajak ganti posisi, aku pasrah aja. Aku disuruhnya nungging seperti anjing, dan dia menyodokkan kontolnya dari arah belakang ke memek ku. Nikmat sekali permainan ini pikirku. ‘Ennngghh… mmhh.. mmmhh…’ desahnya tak keruan. Belakangan aku baru tahu bahwa pak Mat telah menduda selama 7 tahun ditinggal istrinya meninggal. pantas saja dia melampiaskan nafsunya padaku, yang cocoknya jadi cucunya itu.

    Sambil menggoyang pantatnya maju mundur, dia memegangi pinggulku dengan erat, kalian pasti tidak tahu bagaimana enaknya rasaku pada saat itu. selama tubuhku dinikmatinya, aku telah mencapai puncak sampai 4 kali, sampai lemas tubuhku dibuatnya. Tapi pak Mat tidak mau tahu, dia tetap menggarap tubuhku dengan nikmat.

    Tidak kurang dari 15 menit di genjot tubuhku dari belakang seperti itu, setelah itu dia cepat-cepat lepas kontolnya dari memekku dan memasukkan kemulutku sambil mengerang keras. Aku tahu apa yg diinginkannya, aku sedot keras kontolnya, pejuhnya muncrat didalam mulutku berulang-ulang, banyak sekali. ‘crottt, croooth.., crooootttthh…’ hampir penuh oleh pejunya mulutku dibuatnya. aku sedot lagi sampai habis, wah enak sekali, aku makin terbiasa makan pejuhnya, dan rasanya tambah terasa nikmat. Terutama aku sangat suka melihat reaksi nya saat pejuhnya keluar. Aku merasa memekku agak membengkak akibat disodok oleh kontol pak Mat yg besar itu.

    Setelah istirahat beberapa menit, dia bertanya padaku ‘gimana non? enak kan?’, ‘enak sekali pak, rasanya nikmat sekali, tak dapat dilukiskan dengan kata-2x’ sahutku. ‘Kapan-2x ajarkan aku lagi ya, pak? boleh kan?’ tanyaku polos, pak Mat terkejut ‘wah, non pengen lagi yah? boleh, boleh, kapan saja non mau, panggil saja pak Mat. Tapi non jangan bilang siapa-siapa ya. nanti aku tak bisa mengajarkan non yg lain lho.’ dalam hati pak Mat berpikir, wah, lumayan juga kalo aku bisa menikmati tubuhnya setiap hari, aku bisa jadi muda lagi, nih. Sambil memandangiku dan tubuhku, dia berkata dalam hati, tak pernah terbayangkan olehku bakal bisa mendapatkan keperawanan dan menikmati tubuh non-ku, anak juraganku sendiri, padahal aku tahu dia dari kecil. Ternyata nikmat juga tubuhnya yg mungil ini, tahu gini sudah dari umur 12 dulu seharusnya kunikmati tubuhnya. Udah putih, mulus, tanpa cacat sedikitpun bak pualam, wajahnya yg cantik mungil, mulutnya yg kecil dan selalu merah, hmmm, ternyata enak juga ngentot dengan anak kecil, apalagi keturunan chinese, kaya’an nya lebih hot deh, membuat kontolku jadi lebih muda dan segar saja, pikirnya.

    Setelah berpakaian, aku kembali kekamarku dan tertidur kelelahan. Setelah kejadian hari itu, aku sering di entot pak Mat, dimana saja, di kamarnya, dikamarku sendiri, diruang tamu, digudang, di dapur, bahkan di kamar mandi sekalipun, pokoknya dimana saja dan dimana ada kesempatan, pak Mat tidak menyia-2xkan tubuhku yg mungil itu. Dan aku semakin lama semakin ketagihan kontolnya.

    Akhir-2x ini aku baru sadar bahwa aku telah menyerahkan keperawananku, tubuhku dan segalanya kepada tukang kebunku sendiri. Apalagi orangnya udah tua agak peyot, tapi kontolnya masih boleh juga. Sejak saat itu, aku jadi ketagihan dan ingin merasakan kontol-2x orang lain, tidak pandang bulu. Aku bahkan lebih terangsang dengan orang dari kalangan yang bukan orang berada. Entah kenapa aku lebih suka memberikan tubuhku yang masih muda dan mungil ini untuk dinikmati mereka, rasanya ada sesuatu didalam tubuhku yang membuatku lebih terangsang. Mungkin karena pengalaman pertamaku dengan tukang kebunku sendiri, kali.

  • Cerita Sex Rahma Menjilati Dan Menghisap Payudara Rista

    Cerita Sex Rahma Menjilati Dan Menghisap Payudara Rista


    2340 views

    Perawanku – Rista adalah seorang gadis cantik,bertubuh langsing, berambut panjang lurus, mempunyai payudara yang tidak terlalu besar namun sangat ketat, dan juga bongkahan pantatnya yang lumayan runcing kebelakang. Saat saudaraku mengenalkan Rista kepadku, sugguh aku langsung terpana melihat penampilan Rista malam itu. apalagi tubuhnya dihiasi dengan gaun putih, sungguh perfect banget Rista, dan aku pun langsung suka dengan Rista. Namun aku hanya bisa memendam saja karena tak mungkin aku merebut pacar saudara kandungku sendiri.
    Aku dan saudaraku waktu itu kuliah di salah satu universitas terkenal disurabaya.

    Karena kita asli Jakarta makanya kita kita mengontrak. Dirumah yang lumayan besar hanya kau dan saudaraku saja yang menempatinya. Oh ya namaku Arya dan nama saudaraku Aryo, umur kita sama karena kita lahir secara bersama. Secara penampilan kita pun sama, mungkin yang membedakan antara aku dan Aryo adalah kecerdasan kita. Aryo lebih sedikit cerdas dibandingkan denganku. Rumah yang hanya kita tinggli berdua itu tidak sepi lagi ketika Rista sering maen kerumah, malah bisa dibilang setiap hari setelah pulang kuliah Rista selalu maen kerumah kita.
    Rasa suka ku pada Rista pun semakin bertambah dengan seiring seringnya aku bertemu dengan Rista. Aku sempat merasa cemburu kita melihat Aryo bermesraan dengan Rista. Namun aku hanya bisa berteriak dalam hati, karena kau tak bisa berbuat apa-apa. Hingga akhirnya kesempatan yang aku nantikan datang juga. Suatu malam Aryo mendapat telpon dari papahku dan papah meminta Aryo untuk pulang karena suatu hal. Aryo pun menurut pada papah, dan keesokan harinya Aryo pun langsung balik kejakarta. Aku bakal mendapat kesempatan berdua denga Rista, nmaun dengan alasan apa aku masih bingug.
    Saya sempat merasa agak kesepian juga di rumah, karena saya hanya sendirian saja. Apalagi kalau Aryo tidak di sini, berarti Rista juga nggak akan datang ke rumah saya kan?..Nah, pada suatu siang di rumah, tiba-tiba saya seperti mendengar suara motor Rista dari kejauhan. “Ah, aku pasti terlalu merindukan kehadiran Rista”, pikirku, sampai suara motor lewat pun saya sangka suara motor Rista. Eh, ternyata suara motor itu memang menuju ke rumahku, and guess what, itu memang Rista! Dia mengenakan kaos ketat berwarna oranye-biru, dan celana jeans ngatung yang juga ketat. Sunggu menggairahkan sekali penampilannya saat itu. Saya gembira campur bingung, kenapa Rista datang ke sini, padahal Aryo kan lagi pergi.
    “Halo Arya.. Sendirian aja ya di rumah? Kasian, ditinggal Aryo sendirian. Pasti sepi ya?”, kata Rista sambil menuntun motornya masuk.  Agen Obat Kuat Pasutri
    “Iya nih Win, sendirian terus tiap hari. Kamu tumben dateng ke sini? Ada angin apa Win?”
    “Ini No, aku mau ngambil catetanku yang dulu dipinjem Aryo. Soalnya ada perlu buat semester pendek.”
    “Ooo.. kalo gitu masuk aja Win. Aku kurang tau di mana Aryo nyimpen catetanmu. Liat aja di kamarnya.”, jawabku lagi.

    Rista pun masuk ke kamar Aryo dan mencari catetannya di laci meja komputer Aryo. Sepertinya dia memang sudah tau kalau Aryo menyimpannya di sana. Untuk membuka laci itu, dia mesti agak membungkuk. Ketika membungkuk, bagian belakang baju kaosnya agak terangkat, dan tampaklah olehku punggungnya yang putih mulus. Wahh.. walaupun hanya sedikit yang tampak, tapi itu sudah membuat pikiranku melayang dan otomatis penisku pun ikut berdiri.
    “Udah dapet nih No, catetannya.”, kata Rista kepadaku.
    “Oh, di sana ternyata dia simpen ya? Oke deh. Itu aja yang perlu Win?”, kataku dengan agak sedikit kecewa, karena kalau memang hanya itu tujuan dia ke sini, berarti dia udah mau balik dong..?
    “Iya, ini aja. Aku pulang dulu deh ya No.”
    Yaahh.., sebentar banget aku sempat ketemu dengan Rista, pikirku. Kemudian Rista keluar menuju motornya. Di depan motornya aku melihat dia menggantungkan sebuah tas yang agak besar.
    “Bawa apaan tuh Win?”, tanyaku sama Rista.
    “Oh, ini? Sebenarnya setelah ini aku bukan mau pulang sih. Aku rencananya mau ke tempat temenku. Numpang mandi. Abis, air di kosku lagi habis. Sumurnya kering No. Wah, jadi ketauan deh kalo aku belum mandi nih.. Jadi malu..”, kata Rista dengan agak malu-malu.

    Wah.., kesempatan nih!
    “Kenapa nggak mandi di sini aja Win? Airnya banyak kok di sini. Daripada repot-repot ke tempat temenmu lagi. Gimana? Mau?”, cecarku dengan penuh semangat bercampur nafsu
    “Mmm.., nggak apa-apa nih No?”, tanya Rista agak ragu.
    “Nggak apa-apa kok. Bener. Suwer. Samber geledek.”, jawabku dengan sedikit bercanda.
    “Ya oke deh kalo gitu. Aku numpang mandi ya..”

    Cerita Sex Rahma Menjilati Dan Menghisap Payudara Rista

    Cerita Sex Rahma Menjilati Dan Menghisap Payudara Rista

    Yess.. Akhirnya aku punya kesempatan untuk bersama Rista lebih lama lagi.. Rista langsung masuk lagi menuju kamar mandi. Aku hanya dapat membayangkan apa yang terjadi di dalam kamar mandi itu. Aku membayangkan Rista membuka baju ketatnya, dan melepaskan celana jeansnya. Aku membayangkan bagaimana tubuh seksi Rista hanya berbalutkan BH dan celana dalam saja. Hhhmm.. penisku langsung tegang dengan sendirinya tanpa perlu kusentuh. Sedang enak-enak melamun, tiba-tiba pintu kamar mandi Rista terbuka. Oh, ternyata Rista masih mengenakan pakaiannya, tidak seperti dalam bayanganku.
    “Arya, aku bisa pinjem handuk nggak? Aku lupa bawa nih. Sori ya ngerepotin.”
    “Oh, nggak apa-apa. Ntar ku ambilin.”
    Ketika aku memberikan handukku kepada Rista, terlihat tali BH Rista yang berwarna hitam di bahunya. Walaupun itu hanya seutas tali BH di bahu, tapi itu sudah cukup untuk membuatku berimajinasi yang bukan-bukan tentang Rista.
    “Makasih ya Arya..”, wah, suaranya benar-benar bisa membuatku terbang ke langit ketujuh..
    “eh, iya..”, jawabku.

    Lalu Rista masuk kembali ke kamar mandi. Tak lama kemudian sudah terdengar suara cebyar-cebyur air. Aku tak dapat berhenti membayangkan tubuh Rista yang telanjang.. Kulitnya pasti mulus.., putih.., dan badannya sangat seksi sekali.. mmhh.. aku tak kuasa untuk menahan nafsuku.. Aku masuk ke kamar, dan masuk ke kamar mandiku (letaknya tepat di sebelah kamar mandi tamu tempat Rista mandi).Di dalam kamar mandi, aku langsung melepaskan seluruh pakaianku dan mengambil sabun untuk onani. Aku memegang penisku yang sudah sangat tegang (rasanya belum pernah “dia” sebesar ini.Bayangan akan Rista benar-benar telah membuatnya sangat keras..). Dengan sedikit sabun, aku mulai meremas-remas penisku, dan pelan-pelan mulai mengocoknya maju-mundur.. mm.. aku membayangkan ini adalah tangan Rista yang mengocok penisku.. oohh Rista.. andaikan kamu mau mandi bersamaku di sini.. hhmm.. Imajinasiku telah melayang ke mana-mana. Sedang asyik-asyiknya onani, tiba-tiba pintu kamar mandiku diketuk dari luar.
    “Arya.. Kamu lagi mandi ya? Sori mengganggu lagi. Kamu ada sabun cuci muka nggak? Aku lupa bawa tadi..”, terdengar suara Rista memanggil.

    Aku kaget! Wah, mana udah mau klimaks, eh Rista ngetuk pintu. Buyar deh imajinasiku yang sudah kubangun dari tadi. Wah, pasti Rista sudah pakai baju lengkap lagi seperti tadi, tidak telanjang seperti dalam bayanganku. Tapi nggak apa-apa deh, kan aku bisa ngeliat Rista lagi jadinya. Aku lingkarkan handuk di pinggangku untuk menutupi penisku yang tegang, lalu aku ambilkan sabun cuci mukaku untuk Rista.
    “Ini Win, sabun cuci mukanya”, kataku sambil membuka pintu.

    Wahh.. ternyata Rista hanya mengenakan handukku yang kuberikan tadi, bukannya berpakaian lengkap! Rejeki lagi nih! Dengan balutan handukku yang tidak terlalu lebar itu, tampak kulitnya yang benar-benar putih mulus. Handukku hanya menutupi dari dadanya sampai sekitar 15 cm di atas lututnya. Tampak olehku pahanya yang begitu indah. Rambutnya yang basah juga memberi efek yang membuatnya semakin kelihatan seksi.. Tanpa bisa dibendung, penisku menjadi semakin tegang lagi.
    “Makasih Arya.. Wah, bener-bener sori ya, jadi ngeganggu mandimu..”, kata Rista lagi.
    “Ehm.., nggak apa-apa kok Win.”, jawabku terbata-bata karena nggak kuat menahan nafsuku..
    Tanpa kusadari, penisku semakin menyembul dan membuat handukku hampir copot. Jarakku dengan Rista waktu itu sangat dekat, sehingga penisku yang sudah berdiri itu menyentuh bagian perut Rista penisku dan perut Rista sama-sama masih tertutupi handuk. Rista kaget, karena ada sesuatu yang menekan perutnya.
    “Eh, aku mandi lagi ya No.”, kata Rista buru-buru dengan muka yang memerah. Sepertinya dia malu campur bingung.
    “Mmm, iya.., aku juga mau mandi lagi”, jawabku juga dengan penuh malu.
    Ristapun kembali ke kamar mandinya, dan aku juga masuk lagi ke kamar mandiku.

    Di dalam kamar mandi aku berpikir, apa kira-kira tanggapan Rista atas kejadian tadi ya? Apa dia akan lapor ke Aryo kalau aku berbuat kurang ajar? Apa dia marah sama aku? Atau apa? Aku jadi takut.. Setelah termenung beberapa menit, akhirnya aku memutuskan untuk melanjutkan apa yang kukerjakan tadi. Masalah nanti ya urusan belakangan. Baru saja aku mau mulai untuk onani lagi, pintu kamar mandiku diketuk lagi.
    “Arya.., sori mengganggu lagi. Aku ada perlu lagi nih”, kata Rista dari luar.
    “oh iya, bentar..”
    Sekarang aku pakai celana dalam dan celana pendekku. Aku nggak mau terulang lagi kejadian memalukan tadi. Aku keluar dari kamar mandi.
    “Ada apa Win? Apa lagi yang ketinggalan? Mau pinjem celana dalam?”, candaku pada Rista.
    “Ah, kamu ada-ada aja.”, kata Rista sambil tertawa. Hhh.., manis sekali senyumannya itu.. Btw, dia masih mengenakan handuk seperti tadi. Seksi..!
    “Gini No.. Waktu aku minjem sabun cuci muka tadi, aku tau kalo kamu sempat.. mm.. apa ya istilahnya? Terangsang?”, kata Rista.

    “Hah? Apa? Maksudnya gimana? Aku nggak ngerti?”, tanyaku pura-pura bego.
    “Nggak apa-apa kok No. Nggak usah malu. Kuakui, aku tadi juga sempat membayangkan “itu” mu waktu aku masuk kamar mandi lagi.
    Aku bahkan hampir saja mau.. mm.. masturbasi sambil mbayangin kamu. Tapi kupikir, ngapain pake tangan sendiri, kalo “barang”nya ada di sebelah?”, jawab Rista.
    “Hhhaahh? Apa maksudmu Win? Aku jadi makin bingung? Aku nggak”
    Belum sempat aku menyelesaikan kalimatku, Rista sudah meraba penisku dari luar celana pendekku.

    “Ini yang kumaksud, Arya! Penismu yang tegang ini! Aku menginginkannya!”, kata Rista sambil terus meraba-raba dan meremas penisku.
    “hhmm.., Rista.. kamu..”
    “Arya.. Walaupun aku pacarnya Aryo, kamu nggak usah malu begitu. Sejak bertemu denganmu di Djokdja ini, aku selalu membayangkanmu dalam setiap fantasi seksku. Bukannya aku nggak cinta Aryo. Tapi dengan membayangkan sesuatu yang “tabu”, biasanya aku selalu menjadi begitu terangsang, dan selalu kuakhiri dengan masturbasi sambil membayangkan bercinta dengan saudara kembar pacarku sendiri.

    Arya.. saat ini sudah lama kutunggu-tunggu. Aku selalu membayangkan bagaimana rasanya mengulum Penismu dalam mulutku. Bagaimana rasanya memainkan Penismu dalam vaginaku.. hhmm.. You’re always on my fantasy, Arya..”, cerocos Rista sambil semakin kuat meremas penisku masih dari luar celana pendekku.

    “Ohh.., oohhmm.., Rista.. Aku.., juga.. selalu membayangkanmu dalam setiap onaniku. Aku nggak tahan melihat kecantikan dan keseksianmu, sejak pertama kali aku bertemu denganmu. Aku cemburu dengan Aryo. Aku selalu membayangkan tubuhmu yang putih, halus, lembut, dan seksi ini.. Aku menginginkanmu Rista..”, jawabku sambil meraba bahu dan tangannya yang begitu halus dan lembut.
    Kemudian tanpa berpikir lagi, aku raih rambutnya dan kutarik mukanya ke mukaku, dan kucium Rista dengan buas. Kulumat bibirnya yang merah dan mungil itu. Inilah pengalaman pertamaku mencium wanita. Rasanya benar-benar nikmat sekali. Apalagi tangannya masih terus meremas penisku yang sudah berdenyut-denyut dari tadi.

    “Hmmpp.., mmhhmmhh..”, Rista juga membalas ciumanku dengan lumatan bibirnya dan lidahnya bermain-main di dalam mulutku.

    Aku terus menghisap bibir & lidahnya, dan tanganku mulai meraba payudaranya yang masih tertutup handuk. Payudaranya cukup besar. Belakangan kuketahui ukurannya 34B. Terasa putingnya yang mengeras dari balik handuk.
    “Ohh.. Arya.. remas susuku! Remas, Arya.. Ohhmmhh..”,
    desah Arya di telingaku, semakin membuatku bernafsu.. Tanpa pikir panjang, langsung kulepaskan handuk Rista, sehingga tampaklah di depan mataku keindahan tubuh telanjang Rista yang selama ini hanya ada dalam fantasiku.

    “Rista.. kamu sunguh-sungguh cantik.. Aku menginginkanmu..”.

    Aku pun langsung menerkamnya dan tanpa membuang waktu langsung kuhisap payudaranya yang bulat & padat itu. Sebelumnya aku hanya dapat membayangkan betapa indahnya payudara Rista yang sering mengenakan kaos ketat itu. Bahkan pernah sekali dia mengenakan kaos ketat tanpa BH, sehingga tampak samar-samar putingnya yang merah olehku waktu itu.

    “Arya.. Mmmhhmm.. Kamu benar-benar hebat Arya.. Bahkan Aryo tidak pernah bisa membuatku jadi gila seperti ini.. Ooohh.. hisap putingku Arya. Jilat.. hhmm..” jerit Rista yang sudah benar-benar penuh nafsu birahi itu.

    Aku terus menjilati dan menghisap payudaranya, dan sekali-sekali kugigit karena gemas, sehingga payudaranya menjadi merah-merah. Tapi Rista tidak marah, malah sepertinya ia sangat menikmati permainan mulutku.

    Bosan bersikap pasif, Rista pun melepaskan celana pendekku dengan penuh nafsu, sehingga tampaklah olehnya penisku yang sudah berdiri tegak hingga keluar dari pinggang celana dalamku.

    “Besar sekali Penismu Arya! Wow.. Lebih besar dari pacarku yang dulu. Bahkan lebih besar dari punya Aryo! Kukira punya sudah yang terbesar yang ada!”, puji Rista dengan mata berbinar ketika melihat penisku.

    Rista menarik celana dalamku hingga lepas, berlutut di depan penisku dan langsung menjilati telorku yang penuh bulu itu.

    “Aahhmm.. enak sekali Rista..! mmhhmm.. Kamu memang hebat sekali..”,
    aku meracau kenikmatan sambil terus membelai rambutnya yang indah.
    “oohhmm.. aku suka sekali Penismu Arya.. besar, panjang, dan hitam.. oohhoohhmm..”,
    Rista memasukkan penisku ke mulutnya yang mungil, dan menghisapnya dengan kuat.
    “Ahh.., Rista.. AAhhmmhh..

    Aku benar-benar dalam puncak kenikmatan yang belum pernah kurasakan sebelumnya. Kenikmatan onani hanyalah sepersekian dari kenikmatan dihisap dan dijilat oleh mulut dan lidah Rista yang sedang mengulum penisku ini. Rista dangan penuh semangat terus menghisap penisku, dan karena ia memaju mundurkan kepala dan badannya dengan kencang, tampak olehku payudaranya bergoyang-goyang kesana kemari.

    Ketika aku hampir mencapai klimaks, langsung kutarik penisku dari mulutnya, dan kupeluk Rista erat-erat sambil menjilati dan menciumi seluruh mukanya. Mulai dari keningnya, matanya, hidungnya yang mancung, pipinya, telinganya, lehernya, dagunya, dan kuteruskan ke bawah sampai akhirnya seluruh tubuhnya basah oleh air liurku dan di beberapa tempat bahkan sampai merah-merah karena hisapan dan gigitan gemasku. Rista benar-benar menikmati perlakuanku terhadap tubuhnya, terutama ketika aku menjilati dan menghisap daun telinganya. Dia benar-benar merinding ketika itu.

    “oohh Arya.., kamu hebat sekali.. Belum pernah ada sebelumnya yang bisa membuatku orgasme tanpa perlu menyentuh vaginaku. Ohhmm.. you’re the greatest..!”, kata Rista lagi.
    Setelah beristirahat sejenak, aku mulai menjilati vagina Rista.
    “Aryao.. nikmat sekali.. kamu hebat sekali memainkan lidahmu.. mmhhmm.. aahhgghh..”, Rista benar-benar menikmati permainan lidahku yang mengobok-obok vaginanya dengan buas.
    “Rista.., boleh aku memasukkan penisku ke dalam” belum selesai kata-kataku, Rista langsung memotong.

    “Nggak usah minta ijin segala, masukin Penismu yang gede itu ke vaginaku cepat, Arya!”, potong Rista sambil memegang penisku dan mengarahkannya ke lobang vaginanya.
    “Ahh.. sempit sekali Rista.. Mmmgghh..”, vaginanya benar-benar menjepit penisku dengan kencang sekali, sehingga sensasi yang kurasakan menjadi benar-benar tak terlukiskan dengan kata-kata. Pokoknya enak banget!!
    “Ooohh Arya.. Penismu besar sekali!! HHhhmmhh.. aahh.. nikmat sekali Arya!”

    Perlahan-lahan, aku pun mulai menggoyangkan pantatku sehingga penisku yang gede dan hitam mulai mengocok-ngocok vaginanya. Rista pun juga menggoyangkan pantatnya yang putih mulus itu sehingga makin lama goyangan kami menjadi semakin cepat dan buas.

    “Arrryyaaaaaa.. hh.. hh.. hh.. aku suka Penismu! mmhh.. lebih cepat, cepat.. keras.. aku.. hhoohhmmhh..”,
    racauan Rista makin lama makin tidak jelas.
    “Aku hhaammpir keluuaar.. Rissttaaaaaaa.. hhmmhh..”,
    campuran antara goyangan, desahan, dan tampang Rista yang benar-benar seksi, merangsang, dan penuh keringat itu membuatku nggak tahan lagi.
    “Keluarkan di dalam saja, Arya.. Aku jugaa.. mauu.. sampai.. hh..”.

    “AAHHMMHH.. AARRGGHH.. OOHHMMHH.. NIKMAAT SEKAALLII.. AAHHMMHH..!!” kami berdua mencapai klimaks pada saat yang bersamaan.

    Setelah permainan yang dahsyat itu, kami sama-sama terlelap di kamarku. Sewaktu terbangun ternyata hari sudah malam. Rista langsung pulang karena takut kos-kosannya sudah dikunci kalau kemalaman. Tapi kami berjanji untuk bertemu lagi esok hari, karena kami berdua masih ingin melanjutkan hubungan yang tabu ini. Kami sama-sama menikmatinya. Kita pasti akan mengulanginya lagi ketika ada kesempatan dan waktu yang tepat.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Kisah Nyata Diperkosa Tukang Kebun Bejat- Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Kisah Nyata Diperkosa Tukang Kebun Bejat- Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    2339 views

    Perawanku – Pada suatu pagi telefon di bilikku berbunyi, dengan malas aku paksakan diri untuk mengangkatnya. Ternyata telefon itu dari Pak Alang, tukang kebun dan penjaga Rumah Rehat kami. Dia menyuruh aku supaya segera datang ke Rumah Rehat, katanya ada masalah yang harus dibincang di sana. Sebelum sempat aku tanya lebih lanjut hubungan telefon terputus. Hatiku mulai tidak tenang saat itu, apakah masalahnya, apakah kecurian, kebakaran atau apa. Aku juga tidak tahu nak bertanya pada siapa lagi waktu itu kerana kedua orang tuaku berada di luar negara. Aku segera bersiap untuk kesana. Tidak lupa aku ajak sama Rina, sahabatku yang sering pergi bersamaku kesana. Sesampainya di sana, kami disambut oleh Pak Alang, seorang lelaki setengah baya berumur 60-an, rambutnya sudah memutih, namun perawakannya masih sehat dan gagah. Dia adalah penduduk orang asli yang tinggal dekat Rumah Rehat ini. Sudah 4 tahun sejak ayahku membeli Rumah Rehat ini Pak Alang diupah untuk menjaganya. MarkasJudi

    Kami sekeluarga percaya padanya kerana selama ini belum pernah Rumah Rehatku ada masalah. Pak Alang mengajak kami masuk ke dalam dulu. Di ruang tamu sudah menunggu seorang lelaki lain. Pak Alang memperkenalkannya pada kami. Orang ini bernama Pak Abu, berusia 50-an, tubuhnya agak gemuk pendek, dia adalah teman Pak Alang yang juga merupakan seorang penduduk orang asli disitu. Tanpa membuang waktu lagi aku terus bertanya mengenai masalah apa sebenarnya aku disuruh datang. Pak Alang mengeluarkan sebuah bungkusan yang dalamnya berisi foto, dia mengatakan bahawa masalah inilah yang hendak dibincangkan dengan aku. Lalu aku dan Rina melihat foto yang ditunjukkan. Betapa terkejutnya kami bak disambar petir di siang hari, bagaimana tidak, ternyata foto-foto itu adalah foto erotis kami yang diabadikan ketika cuti tahun lalu, ada foto bogelku, foto bogel Rina, dan juga foto persetubuhan kami dengan boy friend masing-masing.

    “Pak Alang, dapat dari mana barang ini..?” tanyaku dengan tegang. “Hhmm.. begini Cik Ana, waktu itu saya sedang membersih bilik, saya terjumpa filem negatif Cik Ana bersama Cik Rina sedang berasmara, lalu saya bawa untuk dicuci.” jawabnya sambil sedikit tertawa. “Pak Alang sangat kurang ajar, Pak Alang digaji untuk menjaga tempat ini, bukannya mengusik barang saya..!” kataku dengan marah dan menudingnya. Aku sangat menyesal kerana lalai membiarkan negatif itu tertinggal di Rumah Rehat, bahkan aku ingat negatif itu sudah dibawa oleh boy friendku atau boy friend Rina. Wajah Rina juga ketika itu juga nampak resah dan marah. “Wah.. wah.. jangan marah Cik, saya tidak sengaja, Cik sendiri yang lalai kan?” mereka berdua tertawa memandangi kami. “Baik, kalau begitu serahkan negatifnya, dan kamu boleh pergi dari sini.” kataku dengan marah. “OKlah Pak Alang, kami bayar berapapun asal kamu kembalikan negatifnya.” tambah Rina memohon. “Oo.. tidak, kita ini bukan peras ugut, kita cuma minta..” Pak Abu tidak meneruskan perkataannya. “Sudahlah Pak Alang, cakap saja apa yang kamu endak..!” bentak Rina.

    Perasan aneh mulai menjalari tubuhku disertai peluh dingin membasahi dahiku kerana mereka mengamati tubuh kami dengan tatapan liar. Kemudian Pak Alang mendekatiku membuat degup jantungku makin kencang. Beberapa inci di depanku tangannya bergerak mengenggam tetekku. “Hei.. kurang ajar, jangan keterlaluan ya..!” bentakku sambil menepis tangannya dan menolaknya. “Bangsat.. berani sekali kamu, tak sedar diri hah..? Dasar orang kampung..!” Rina mengherdik dengan marah dan melemparkan foto itu ke arah Pak Alang. “Hehehe.. cuba Cik berdua bayangkan, bagaimana kalau foto-foto itu diterima orangtua, atau teman-teman di kampus Cik? Wah silap-silap Cik berdua ini boleh jadi terkenal.!” kata Pak Abu dan disusul gelak tawa Pak Abu.

    Aku terpegun sejenak, fikiranku kalut, kurasa Rina pun merasakan hal yang sama denganku. Nampaknya tiada pilihan lain bagi kami selain mengikuti kehendak mereka. Kalau foto-foto itu tersebar bagaimana reputasiku, keluargaku, apalagi Rina yang bekerja sebagai model sambilan, kariernya boleh hangus gara-gara masalah itu. Pak Alang kembali mendekatiku dan meraba bahuku, sementara itu Pak Abu mendekati Rina lalu mengelilinginya, mengamati tubuh Rina. “Bagaimana Cik, apa sudah berubah fikiran..?” tanyanya sambil membelai rambutku yang separas bahu. Kufikir-fikir untuk apa lagi jual mahal, kami pun sudah bukan perawan lagi, hanya kami belum pernah bermain dengan orang-orang yang tegap dan kasar seperti mereka. Akhirnya dengan berat hati aku hanya dapat menganggukkan kepala saja. “Ha.. ha.. ha.. akhirnya boleh juga orang kampung seperti kita merasakan gadis kampus, ada foto model lagi..!” mereka tertawa penuh keghairahan.

    Aku hanya dapat menyumpah didalam hati, “Bangsat, dasar tua-tua keladi..!” Pak Alang memelukku dan tangannya meramas-ramas tetekku dari luar, lidahnya bermain dengan liar di dalam mulutku. Bibirnya yang hitam lebam menggigit-gigit bibir nipisku yang lembut. Perasaan geli, jijik dan nikmat bercampur aduk dengan berahiku yang mulai timbul. Tangannya kini semakin berani menyusup ke bawah baju ketat lengan panjang yang aku pakai, terus bergerak menyusup ke dalam coliku. Degup jantungku bertambah kencang dan nafasku semakin sesak ketika kurasakan tangan kasarnya mula merayap didadaku, apalagi jari-jarinya turut mempermainkan putingku. Tanpa ku sedari lidahku mulai aktif membalas permainan lidahnya, air liur kami bercantum lalu menitis di pinggir bibir.

    Nasib Rina tidak jauh beza denganku, Pak Abu mendakapnya dari belakang lalu tangannya mulai meramas tetek Rina dan tangan satunya lagi menaikkan skirt paras lututnya sambil meraba-raba peha Rina yang jinjang dan mulus. Satu-persatu kancing baju Rina dilucutkan sehingga nampaklah colinya yang berwarna merah muda, belahan dadanya, dan perutnya yang rata. Melihat tetek 36B Rina yang membusut itu Pak Abu makin bernafsu, dengan kasar coli itu ditariknya turun maka tersembul tetek Rina yang montok dengan puting kemerahan. “Whuua.. ternyata lebih cantik dari foto” katanya. Pak Abu menghempaskan diri ke sofa, dikangkangnya lebar-lebar kedua belah kaki Rina yg berada di pangkuannya.

    Tangannya yang kasar mula bergerak ke kelangkangnya, jari-jari besarnya menyelinap ke dalam panties Rina. Wajah Rina menunjukkan rasa pasrah tidak berdaya menolak perlakuan seperti itu, matanya pejam dan mulutnya mengeluarkan desahan. “Eeemhh.. uuhh.. jangan Pak Abu, tolong hentikan.. eemhh..!” Kemudian Pak Abu mengangkat tubuh Rina, mereka menghilangkan diri kedalam bilik meninggalkan kami berdua di ruang tamu. Setelah menaikkan baju dan coliku, kini tangan Pak Alang membuka zip seluar panjangku. Dia merapatkan tubuhku pada tembok. Aku memejamkan mata berusaha menikmati perasaan itu, aku bayangkan yang sedang menikmati tubuhku ini adalah boy friendku, Farid. Si-tua bangka ini ternyata pandai membangkitkan nafsuku. Jilatan lidahnya pada putingku menyebabkan benda itu semakin mengeras.

    Kemudian kurasakan tangannya mulai menyelinap masuk ke dalam pantiesku, diusap-usapnya permukaan kemaluanku yang ditumbuhi bulu-bulu halus itu. “Sshh.. eemhh..!” aku mulai meracau tidak keruan ketika jari-jari kasarnya memasuki vaginaku dan memainkan klitorisku, sementara itu mulutnya tidak henti-hentinya menghisap tetekku, aku mula merasai nikmat oleh permainannya. “Hehehe.. Cik mulai terangsang ya?” ejeknya dekat telingaku. Tiba-tiba dia menghentikan aktivitinya dan dengan kasar ditolaknya tubuhku hingga terjatuh di sofa. Sambil berjalan mendekat dia menanggalkan pakaiannya satu persatu. Setelah dia membuka seluar dalamnya ternampak olehku kemaluannya yang sudah menegang dari tadi.

    Gila, ternyata penisnya besar, lebih besar dari boy friendku punya dan dihiasi bulu-bulu yang tebal dan beruban. Kemudian dia menanggalkan seluar dan pantiesku yang tinggal hanya baju lengan panjang dan coliku yang sudah terangkat. Dikangkangnya kedua belah pehaku di depan wajahnya. Tatapan matanya sangat mengerikan ketika melihat mahkotaku, seolah-olah seperti monster lapar yang siap untuk membaham mangsanya. Pak Alang membenamkan mukanya pada kelangkangku, dengan penuh nafsu dia melahap dan menyedut-nyedut vaginaku yang sudah basah itu, lidahnya dengan liar menjilati dinding vagina dan klitorisku. Sesekali dia mengorek-ngorek lubang kemaluan dan anusku. Perlakuannya sungguh membuat diriku serasa terbang, tubuhku menggelinjang-gelinjang diiringi erangan nikmat. Tidak lama kemudian akhirnya kurasakan tubuhku mengejang, aku mencapai orgasme pertamaku.

    Cairan wanitaku membasahi mulut dan jari-jari Pak Alang. “Sluurrpp… sluurpp.. sshhrrpp..” demikian bunyinya ketika dia menghisap sisa-sisa cairan wanitaku. Disuruhnya aku membersihkan jari-jarinya yang berlumuran cairan itu dengan mengulumnya, maka dengan terpaksa kubersihkan jari-jari kasar itu dengan mulutku. “Cipap Cik Ana sedap sekali,� puji Pak Alang sambil menyeringai. “Sekarang giliran Cik Ana menghisap batang saya pula..!” katanya sambil melepas baju dan coliku yang masih melekat. Sekarang sudah tidak ada apapun yang tinggal di tubuhku selain kalung dan cincin yang kukenakan. Dia menaikkan mukaku lalu menyuapkan batangnya padaku.

    Tiba-tiba telefon berbunyi memecah suasana. “Angkat telefonnya Cik, ingat saya tahu rahsia Cik, jadi jangan cakap macam-macam,” ancamnya. Telefon itu ternyata dari Farid, boy friendku yang mengetahui aku sedang di Rumah Rehat dari pembantu di rumahku. Dengan alasan yang dibuat-buat aku menjawab pertanyaannya dan mengatakan aku di sini baik-baik saja. Ketika aku sedang bercakap mendadak kurasakan sepasang tangan mendekapiku dari belakang dan dekat telingaku kurasakan dengusan nafas. Tangan itu mulai nakal meraba tetekku dan tangan satunya lagi pelan-pelan menjalar turun menuju kemaluanku, sementara pada leherku terasa ada benda hangat dan basah, ternyata Pak Alang sedang menjilat leherku. Penisnya yang tegang saling berhimpit dengan pantatku.

    Aku sebenarnya mau memberontak tapi aku takut boy friendku tahu. Aku hanya dapat menggigit bibir dan memejamkan mata, berusaha keras agar tidak mengeluarkan suara-suara aneh.Malang bagiku, Farid mengajakku berbual panjang lebar sehingga membuatku semakin menderita dengan siksaan ini. Sekarang Pak Alang menyusu dariku, tidak henti-hentinya dia mengulum, menggigit dan menghisap putingku sampai kemerahan. Akhirnya setelah 15 minit Farid menutup bualan, saat itu Pak Alang tengah menyusu sambil mengorek-ngorek kemaluanku, aku pun akhirnya dengan lega mengeluarkan erangan yang dari tadi tertahan. “Aahhh, sopanlah sikittt.! Bukankah tadi saya sedang berbual ditelefon…!” marahku sambil melepas pelukkannya. “Ohhh.. maaf Cik, saya kan orang kampung jadi kurang tau sopan santun, eh.. itu tadi boy friend Cik ya?

    Senang saja, lepas merasa batang saya pasti Cik lupa boy friend Cik..!” ejeknya dan dia kembali memeluk tubuhku. Disuruhnya aku duduk di sofa dan dia berdiri di hadapanku, batangnya diarahkan ke mulutku. Penis coklat kehitaman penuh urat yang besar dan tegang. Berbeza dengan kepunyaan Farid yang sederhana dan tidak berurat. Atas perintahnya ku kocok dan ku urut batang itu, pada awalnya aku hampir muntah mencium batangnya yang agak berbau itu, namun dia menahan kepalaku hingga aku tidak dapat melepaskannya. “Hisap, hisap yang kuat Cik, jangan cuma masukkan ke mulut..!” suruhnya sambil tolak tarik batangnya didalam mulutku. Sayup-sayup aku dapat mendengar erangan Rina dari dalam kamar yang pintunya sedikit terbuka itu. Lama kelamaan aku sudah dapat menikmatinya, tangannya yang bergerak lincah mempermainkan tetekku dan memutar-mutar putingnya membuatku semakin bersemangat mengulum dan menjilati batangnya. “Yaaa.. begitulah Cik, aahhh..!” desahnya sambil menarik rambutku.

    Selama 15 minit aku menghisapnya dan dia mengakhirinya dengan menarik kepalaku. Setelah itu dibaringkannya tubuhku di sofa, dia lalu membuka lebar-lebar kedua pehaku dan berlutut di antaranya. Aku memejamkan mata sambil menanti detik ketika batangnya menerobos mahkotaku. Rupanya orang asli ini masih sabar. Dibelainya cipapku dengan tangan kasarnya, klitorisku dipicit-picit, bibir cipapku yang telah basah diusap-usap. Aku geli bercampur nikmat. Tidak habis disitu, lidahnya kemudian menjilat klitoris dan bibir vaginaku dengan rakus. Lidah kasar orang asli itu membuat aku terbuai kelazatan. Dalam hati aku terfikir, apakah Pak Alang melakukan hal yang sama kepada isterinya. Akhirnya Pak Alang tak tahan lagi menahan nafsunya. Diacunya kepala penisnya ke muara vaginaku.

    Ditekannya perlahan dan kepala penisnya meluncur masuk sampai menyentuh rahimku. Aku mengerang setiap kali dia menyodokkan penisnya. Gesekan demi gesekan, sodokan demi sodokan sungguh membuatku ghairah dan semakin menikmati perkosaan ini, aku tidak perduli lagi orang ini sesungguhnya adalah orang asli pembantu yang menjaga Rumah Rehatku. Sambil menyetubuhiku bibirnya tidak henti-hentinya mengerjakan bibir dan tetekku, tangannya pun sentiasa meramas tetek dan pantatku. Erangan panjang keluar dari mulutku ketika mencapai klimaks, sekujur tubuhku mengejang beberapa saat sebelum lemas semula. Peluh bercucuran membasahi tubuhku sehingga kelihatan berkilat. Tanpa memberiku kesempatan berehat dia menaikkan tubuhku ke pangkuannya. Aku hanya pasrah saja menerima perlakuannya. Setelah batangnya memasuki cipapku, aku mulai menggerakkan tubuhku turun naik. Pak Alang menikmati goyanganku sambil menghisap tetekku yang tepat di depan wajahnya, tetekku dikulum dan digigit kecil dalam mulutnya seperti bayi sedang menyusu.

    Terkadang aku melakukan gerakan memutar sehingga cipapku terasa seperti diadun. Aku terus mempercepat goyanganku kerana merasa sudah hendak terkeluar, makin lama gerakanku makin liar dan eranganku pun makin tidak keruan menahan nikmat yang luar biasa itu. Dan ketika klimaks sampai aku menjerit histeria sambil mempererat pelukanku. Benar-benar dahsyat nikmat yang kuperoleh walaupun bukan dengan lelaki muda dan tampan. Kali ini dia membalikkan badanku hingga menungging. Disetubuhinya aku dari belakang, tangannya bergerak bebas meraba lekuk-lekuk tubuhku. Harus ku akui sungguh hebat lelaki asli yang berumur ini, dapat bertahan begitu lama dan membuatku orgasme berkali-kali, atau mungkin sebelumnya dia sudah minum obat kuat, tongkat ali atau jamu sejenisnya, ah.. aku tidak perduli hal itu, yang penting dia telah memberiku kenikmatan luar biasa. Sudah lebih dari setengah jam dia mengerjakanku.

    Tidak lama setelah aku mencapai klimaks berikutnya, dia mulai mengeluh panjang, sodokanya makin kencang dan kedua tetekku diramasnya dengan ganas sehingga aku berteriak merasa sakit bercampur nikmat. Setelah itu dia menarik keluar batangnya dan naik ke dadaku. Di sana dia menyepitkan batangnya di celah kedua tetekku, lalu dikocoknya sampai air maninya memancut dengan deras membasahi wajah dan dadaku. Aku sudah kehabisan tenaga, kubiarkan saja air maninya bertaburan di tubuhku, bahkan ada yang mengalir masuk ke mulutku. Sebagai ‘hidangan penutup’, Pak Alang menempelkan penisnya pada bibirku dan menyuruhku membersihkannya. Kujilati penis itu sampai bersih dan kutelan sisa-sisa maninya. Penis yang mengeras mula mengecut dan memendek. Selepas itu dia meninggalkanku terbaring di sofa, selanjutnya aku tidak tahu apa-apa lagi kerana sudah tidak sedarkan diri. Aku terlena puas di sofa…

    BONUS LAGI 😀

  • Cerita Sex Kisah Hot Dengan Pembantu Nakal

    Cerita Sex Kisah Hot Dengan Pembantu Nakal


    2338 views

    Perawanku – Cerita Sex Kisah Hot Dengan Pembantu Nakal, Saat ini aku tinggal dengan istriku yang sudah dua tahun aku nikahi, tapi menginjak dua tahun ini kami belum di karuniai seoranbg keturunan. Dengan alasan sibuk meniti karir istriku memang sengaja menunda untuk mendapatkan momongan padahal aku kepingin banget mempunyai seorang momongan dan memang aku impikan sejak dulu tapi aku tidak berani mengutarakannya pada istriku.

    Karena jika di lihat dari segi penghasilan dia memanag jauh lebih besar penghasilannya dari pada aku. Kami memang bertemu dari sebuah biro perjodohan dan dia memang lebih tua 5 tahun dari umurku saat ini aku berusia 27 tahun sedangakn istriku sudah 32 tahun. Tapi sejak awal aku tidak mempersoalkan masalah itu sampai akhirnya diapun lupa akan tanggung jawabnya sebagai istri.

    Akhir-akhir ini dia begitu sibuk dengan proyek barunya sehingga lupa pada kewajibannya sebegai seorang istri untuk melayani suaminya. Bukan hanya lewat perhatian masakan atau apa tapi kami jarang seklai melakukan hubungan intim layaknya dalam cerita dewasa, istriku sering pulang malam bahkan terkadang dia tidak pulang dan beberapa hari menginap di luar kota.

    Dengan alasan kerja yang membuatnya sibuk, hingga akhirnya sebagai laki-laki tulen akupun melakukan perselingkuhan darinya. Aku melakukan adegan seperti dalam cerita dewasa dengan pembantuku, dia memang sudah bekerja pada kami sejak kami menikah dan kami merekrutnya dari jasa penyalur rumah tanggga. Dan istriku sendiri yang memilihnya.

    Dia masih beummur 20 tahun dengan alasan tidak tega melihat pembantu rumah yang sudah berusia lanjut. Namanya Ina dengan tubuh yang masih seperti remaja lainnya dia aterlihat begitu seksi apalagi dia memang memiliki kulit kuning langsat yang membuat aku jatuh hati padanya ketika melihat dia tersenyum nampak lesung pipit di kedua pipinya yang menambah daya tariknya.

    Aku tidak langsung mengajaknya untuk melayani aku melakukan adegan sepetrti dalam cerita dewasa, tapi aku pancing dia dengan seringnya memberi hadiah yang berupa oleh-oleh dengan cara bermacam cara. Dan aku lihat Ina senang dengan semua itu dan terus terang tanpa sepengetahuan istriku tentunya karena bisa berabe jika dia sampai tahu dan aku mesti pintar-pintar menyembunyikannya.

    Hingga pada suatu hari seperti biasa istriku pamit untuk keluar kota dengan alasan ada kerjaan di luar kota. Dan akupun hanya bisa mengizinkannya tanpa bisa membantah apalagi ada sesuatu yang akan aku lakukan tanpa ada dirinya. Setelah satu hari dia berada di luar kota akupun melancarkan aksiku merayu Ina pembantuku yang memang sudah aku incar selama beberapa hari ini.

    Setelah selesai makan malam akupun menyuruhnya untuk memijat kakiku, dengan sengaja aku tidak menggunakan celana dalam yang ada hanya celana longgar yang aku kenakan. Dan benar saja setelah Ina memijat bagian pahaku perlahan kontolku ikut menegang daan membuat Ina atersipu malu melihatnya, tapi dia berpura-pura tidak melihatnya akupun kembali mencari cara agar dia mau memegangnya.

    Dengan perlahan akupun bilang ” In.. yang itu di lemesin juga dong….. ” Akupun memegang tangan Ina dan meletakkannya pada batang kemaluanku, awalnya Ina merasa malu atau risih akupun tidak mengerti, sampai akhirnya diapun mengelusnya perlahan dan aku memejamkan mata seolah menikmati permainan tangan Ina padahal aku masih sanggup menahannya tapi itu adalah salah satu cara untuk memancingnya.

    Dengana cepat aku tarik tubuh Ina untuk aku peluk diapun terjatuh pada dada bidangku yang memang tidak memakai baju. Ina tidak berusaha untuk melepas dari pelukanku tapi dia meraba-raba dadaku dengan lembutnya ” Kamu mau jadi pacarku… ” Aku coba merayunya diapun menjawab ” Tapi pak .. gimana kalau ketahuan ibu… ” Aku membelai rambutnya dan berkata ” Kita rahasiakan dulu hubungan ini… ” Dia menatapku sambil tersenyum.

    Aku tahu kalau hal itu menyiratkan kalau dia setuju. Perlahan namun pasti akupun menggauli tubuh mulusnya aku cium teteknya yang masih terlihat ranum, Ina mendesah ” Aaaaggghh… aaaaggghh.. pak… eeeeuuummmppphh…….. eeeeuuummmpphhh… aaaaggghh… ” Katanya sambil terus menjambak rambutku dan aku memnbiarkannya dia melakukan hal itu pada rambutku.

    Kemudian aku tidak menunggu waktu lama untuk memasukkan kontolku dalam lubang kemaluannya, awalnya agak sulit tapi akhirnya kontolku dengan muluss menyeruak dalam memeknya ” ooouugghhhh… aaaaaggghhh.. Pak.. sa.. kit… pak…. aaaaggghhhh… aaaaaagggghhhh… pak… ” Akupun perlahan melambatkan gerakan di atas tubuhnya karena aku tahu kalau Ina baru pertama kali.

    karena dapat aku lihat kalau dalam memeknya mengalir darah segar, Ina masih menjaga keperawanannya dan aku yakin itu karena dia memang berasal dari kampung yang memang masih memegang teguh tentang hal itu. Karena sudah lama juga aku bergerak akupun semakin mempercepat goyangan pantatku dan Ina terus mendesah di bawah tubuhku sambil memejamkan matanya.

    Kini akupun merasakan kontolku seakan hendaak mengeluarkan sesuatu dari dalam, dan benar saja aku tidak tahan juga menahannya. Dengan mengerang lebih kuat lagi akupun mendekap tubuh Ina dengan eratnya, saat itulah aku menumpahkan lendir hangat dari dalam kontolku, dan aku merasa puas dengan hal itu begitu juga Ina yang terlihat begitu menikmatinya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Sandra Dengan Tukang Kebun Saat Dirumah Kosong

    Cerita Sex Sandra Dengan Tukang Kebun Saat Dirumah Kosong


    2331 views

    Perawanku – Cerita Sex Sandra Dengan Tukang Kebun Saat Dirumah Kosong, Namaku Sandra, umurku baru 14, tinggal bersama kedua orangtuaku di sebuah kompleks perumahan elite di Jakarta. Tapi karena kesibukan yang padat, kedua orangtuaku sering tidak dirumah.

    Biar ku ceritakan dahulu mengenai aku, agar kalian punya gambarannya. Tinggiku 147cm, beratku hanya 45kg, kulitku putih mulus tanpa cacat sekecil apapun, maklum, aku anak keturunan chinese yang sangat terawat. aku anak tunggal kesayangan yang bisa dibilang agak ‘kuper’, dikarenakan lingkunganku yang selalu dibatasi oleh kedua ortu ku. teman-2x ku pun hanya beberapa, itupun kebanyakan cewek semua. Jadi pengetahuanku mengenai kehidupan sangat sedikit, apalagi mengenai sex, bisa dibilang nol besar. sampai umur seginipun aku tak pernah tahu apa itu sex, kehamilan, kontol anak laki, ciuman, dll. selebihnya bayangin aja sendiri betapa ‘kuper’nya aku ini.

    Ok, aku lanjutkan ceritaku. Dirumahku yang lumayan besar itu, hanya ada aku dan pembantu-2x ku. yang 2 orang adalah pembantu rumah tangga, yang satu Bi Yem, orangnya udah tua banget, sedang satunya adalah cucunya yang berumur 1 tahun dibawah umurku, 13 thn, panggilannya No, adalah kacungku. seorang lagi adalah tukang kebunku yang sudah tua, Pak Mat, umurnya sudah sekitar 65 tahun, dan seorang lagi sopir papaku, namanya Bang Jun, umurnya sekitar 30 tahunan. Itulah isi rumahku saat ortuku tidak dirumah.

    Pada suatu hari, aku pulang dari sekolah, kedua ortuku udah bepergian keluar negeri lagi untuk waktu yg tidak tentu. sopirku minta ijin untuk pulang karena ada suatu urusan, bi Yem sepagian pergi dengan cucunya untuk menengok saudaranya di Tangerang selama 1 hari. Jadilah aku dan pak Mat berdua aja.

    Selesai makan siang, aku duduk-2x di halaman belakangku yang luas. Disana pak Mat sedang menyirami kebun. Iseng-2x aku jalan-2x didekat pak Mat, dan kugoda dia dengan menginjak selang airnya. Bingung karena air tidak keluar, dia lihat kebelakang da ketahuan bahwa selang airnya sedang ku injak, setelah injakkan kulepas, pak Mat mengarahkan air yang telah menyembur tadi ke arahku sambil ketawa-tawa.

    Tapi apa yg terjadi, air membasahi tubuh dan kausku, pada saat itu aku hanya mengenakan kaus panjang sebatas atas lutut, tanpa mengenakan BH, hanya celana dalam aja. Kontan, bentuk tubuhku terlihat jelas dari balik kausku tsb. Buah dadaku yg cukup besar untuk ukuran tubuh dan umurku itu terlihat jelas sekali menantang, bayangkan, 32B dengan tinggiku yg hanya 147cm dan agak ceking, maklum, bagaimana sih tubuh anak perempuan yg masih SMP. Tubuhku yang masih sangat muda dan ranum belum tersentuh itu, dipandangi oleh pak Mat dengan melongo. Entah gimana mulanya, tahu-2x pak Mat telah mendekati ku dan meremas buah dadaku, aku hanya bisa diam dan bengong krn aku tidak pernah diperlakukan seperti itu sebelumnya. pak Mat adalah tukang kebun keluarga kami yg telah lama ikut keluargaku, bisa dibilang, dia sudah ada sejak aku masih bayi. Jadi, keluarga kami sangat mem-percayainya. pak Mat berkata ‘non, susu non besar juga yah…, enak nggak diginiin?’ sambil tangannya terus meremas-remas susuku. Aku yg belum mengerti apa yg sedang dilakukannya menjawab ‘agak geli pak, tapi koq enak ya… pak Mat sedang mijitin aku yahh?’ tanyaku manja. ‘iya. kan dari kecil pak Mat yg ngerawat kamu. Mau nggak pa Mat ajarin sesuatu?’ tanyanya. ‘ajarin apa sih, pak?’ tanyaku polos. ‘setiap anak yang mau dewasa harus diajarin ini supaya nanti nggak malu ama temen-2x kamu, mau nggak?’ desaknya. ‘iya deh’ sahutku. Tanpa banyak bicara lagi, pak Mat mengajakku ke biliknya di ujung halaman belakang rumahku yg besar itu. Memang bilik untuk pegawai kami ada diujung belakang rumahku.

    Setelah masuk kebiliknya, dia tutup pintunya lalu dikuncinya dari dalam. ‘non tahu apa itu kontol?’ pancingnya. ‘apa sih kontol itu, pak Mat. koq aku nggak pernah dengar sih?’ tanyaku dengan wajah serius. Setelah itu dia melepas seluruh pakaian dan celananya sampai telanjang bulat. aku yang masih polos itu diam aja sambil memperhatikan dengan seksama, aku sama sekali tidak mengerti bahwa aku akan mendapat pengalaman yg tak terlupakan sampai sekarang. Setelah telanjang, dia menggenggam kontolnya dan menunjukkan padaku, ‘Nah, ini adalah kontol, non. Semua anak yg mau dewasa harus tahu ini. bukan hanya tahu tapi juga harus merasakannya. coba non pegang, nanti aku ajarkan lagi’ ujarnya sambil gemetar menahan nafsu. Aku coba pegang kontolnya yang besar itu, ya ampun aku hampir tak dapat memegangnya dengan kedua tanganku. ‘Sekarang coba kocokkan seperti ini’ sambil memberi contoh’ aku laksanakan perintahnya, kukocok kontolnya dengan gemas, habis makin lama makin besar dan panjang sih. ‘Nah, non pernah ngemut permen kan? coba sekarang kau lakukan seperti itu pada kontolku’ nadanya semakin bergetar. Dia berdiri disamping tempat tidurnya dan aku duduk disamping tempat tidurnya sambil membimbing kontol yg ada di genggamanku ke arah mulut ku yg mungil dan merah itu. Aku masukkan kedalam mulutku dengan susah payah, besar sekali pikirku. jadi kujilati dulu kepala kontolnya dengan seksama. pak Mat mendesah-2x sambil mendongakkan kepalanya. kutanya ‘kenapa pak, sakit ya, maafkan aku pak.’ ‘ah nggak koq, malah enak sekali lho, terusin, terusin, jangan berhenti, nanti kalo kau masukkan kedalam mulutmu, kontol ku jangan terkena gigimu yah, terusin’ ujarnya sambil merem melek kenikmatan. Aku teruskan aksiku, aku jilatin kontolnya mulai dari kepala kontolnya sampai ke pangkal batang, aku terusin ke buah pelirnya, semua aku jilatin seperti aku jilatin permen kesukaan ku, sekarang aku coba untuk memasukkan kedalam mulutku lagi, udah bisa masuk, udah licin terkena ludahku, aku mulai menyukai ajarannya. Pak Mat memegangi kepalaku dengan satu tangannya sambil memaju-mundurkan pantatnya, seperti orang ngentot. Sedang tangan satunya lagi meremas susuku sebelah kanan. Gerakannya semakin lama semain cepat, akhirnya dia berkata ‘aduh non, sebentar lagi aku mau keluarin pejuh ku, nanti kau rasakan gimana rasanya yah. setelah itu harus kau telan’ perintahnya, tapi belum lama dia berkata itu, aku merasakan suatu cairan keluar dari kontolnya, rasanya aneh, kurasakan sekali lagi lalu kutelan dengan 2 kali telan karena pejuhnya ternyata banyak sekali. pada saat pejuhnya keluar, terdengar suara pak Mat menggeram keras dan panjang. ‘ Nnnnggghhh…….ggnnnnnhh….hhhkkkkhh…’

    ‘Aduh non, enak sekali mulutmu itu. kontol pak Mat enak nggak?’ tanyanya dengan terputus-2x kepuasan. ‘Mmmhh, enak pak. pejuh nya juga enak, aku nggak pernah makan seperti ini, ada lagi nggak pak?’ tanyaku kurang puas. ‘sebentar lagi non akan merasakan yag lebih enak dari tadi, mau nggak?’ tanyanya sambil melepasi kaus dan celana dalamku. setelah aku telanjang, dia tidurkan aku diatas ranjangnya, sambil susuku diremasnya terus. Dia jilati seluruh tubuhku, mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki. dijilatinya pula seluruh bongkah susuku, disedotnya pentilku sampai aku gemetar. Kakiku dan kedua pahaku yg mulus itu dibukanya sambil dielus-2x dengan satu tangan masih di susuku. Setelah itu memekku dijilatin dengan lidahnya yg kasar. wuihh rasanya nggak keruan, geli banget deh, rasanya pengen pipis. Bukan hanya bibir memekku aja yg dijilatinnya, tapi lidahnya juga masuk kelubang memekku, aku jadi menggelinjang-2x nggak terkontrol, wajahku merah sekali sambil terdongak keatas. Sementara itu diapun naik ke atas ranjang sambil mengarahkan kontolnya ke wajahku, aku tahu apa yg diinginkannya, ku pegang kontolnya yg sudah agak mengecil. kusedot lagi kontolnya, masih ada sisa pejuhnya diujung kepala kontolnya, kujilatin. Jadi posisi ku ada dibawahnya sambil menjilati kontolnya, dia ada diatas ku sambil memasukkan lidahnya kelubang memekku. Setelah kontolnya sudah keras dan panjang lagi, dan memekku sudah banjir dengan ludahnya, dia cabut kontolnya dari mulutku.

    Dia berbalik posisi, sekarang wajahnya diatas wajahku, dan kontolnya mengarah ke memekku. Pak Mat berkata ‘non akan merasakan sakit sedikit, tapi setelah itu non akan merasakan kenikmatan yg luar biasa. Non kuat menahan sakit kan?’ aku merasa tertantang dan menjawab singkat ‘kuat pak’.

    Setelah itu dia mulai memasukkan kontolnya yg besar dan panjang itu ke lubang memekku. pantatnya semakin didorong dan didorong, sampai aku merem menahan sakit dan perih di memekku. setelah itu dia gerakkan kontolnya keluar dan masuk dimemekku yg masih sempit itu. ‘wuah, non, sempit betul memekmu, sampai sakit kontolku dibuatnya, ini memang rejekiku, dapat memek gadis sekecil dirimu, tak pernah terbayang dibenakku aku akan menikmati tubuhmu, keperawananmu, memekmu yg sempit ini, ternyata ngentot dengan anak juragan lebih enak dari segalanya. ooohhhh….mmhhh…aaahhh….’ pak Mat menggumam tak keruan.

    Aku mulai merasakan nikmat yg tak terkatakan, luar biasa enak sekali rasanya. secara naluri aku gerakkan pantatku ke kanan dan ke kiri, mengikuti gerakan kontolnya yg keluar masuk, wuihh tambah nikmat. kulihat wajah pak Mat yg sudah tua dan kempot itu serasa menikmati sekali gesekkan kontolnya dilubang memekku itu. Apabila ada yang melihat kejadian itu, pasti mereka bakal mengira bahwa aku sedang diperkosa oleh orang tua itu, karena kalau dilihat fisiknya, aku lebih cocok jadi cucunya, umurnya udah 65thn, sedang umurku baru 14thn, wajahnya dan tubuhnya udah keriput dan kempot, kulitnya kasar dan hitam karena sering terbakar matahari, selain itu dia juga orang pribumi. Sedang tubuhku yg masih muda ini, putih bak pualam, karena aku seorang putri seorang boss, keturunan chinese, terawat bersih, kulitku mulus, wajah ku yg imut ini cantik seperti anak orang jepang. Sungguh perpaduan yg sangat berbeda, Tapi bila dilihat lebih dekat, ternyata si orang tua itu tidak memperkosaku, tubuhnya yg hitam berada di atas tubuhku yang putih mulus, bergoyang-goyang maju mundur, kepalanya memperhatikan kontolnya sendiri yang sedang keluar masuk dilubang memek seorang anak kecil baru berusia 14 thn, anak juragannya sendiri, seorang anak keturunan chinese, rupanya dia tidak habis pikir bagaimana untung nasibnya mendapat kesempatan mencicipi tubuh anak juragannya yang masih perawan itu.

    Selang beberapa saat, pak Mat mengajak ganti posisi, aku pasrah aja. Aku disuruhnya nungging seperti anjing, dan dia menyodokkan kontolnya dari arah belakang ke memek ku. Nikmat sekali permainan ini pikirku. ‘Ennngghh… mmhh.. mmmhh…’ desahnya tak keruan. Belakangan aku baru tahu bahwa pak Mat telah menduda selama 7 tahun ditinggal istrinya meninggal. pantas saja dia melampiaskan nafsunya padaku, yang cocoknya jadi cucunya itu.

    Sambil menggoyang pantatnya maju mundur, dia memegangi pinggulku dengan erat, kalian pasti tidak tahu bagaimana enaknya rasaku pada saat itu. selama tubuhku dinikmatinya, aku telah mencapai puncak sampai 4 kali, sampai lemas tubuhku dibuatnya. Tapi pak Mat tidak mau tahu, dia tetap menggarap tubuhku dengan nikmat.

    Tidak kurang dari 15 menit di genjot tubuhku dari belakang seperti itu, setelah itu dia cepat-cepat lepas kontolnya dari memekku dan memasukkan kemulutku sambil mengerang keras. Aku tahu apa yg diinginkannya, aku sedot keras kontolnya, pejuhnya muncrat didalam mulutku berulang-ulang, banyak sekali. ‘crottt, croooth.., crooootttthh…’ hampir penuh oleh pejunya mulutku dibuatnya. aku sedot lagi sampai habis, wah enak sekali, aku makin terbiasa makan pejuhnya, dan rasanya tambah terasa nikmat. Terutama aku sangat suka melihat reaksi nya saat pejuhnya keluar. Aku merasa memekku agak membengkak akibat disodok oleh kontol pak Mat yg besar itu.

    Setelah istirahat beberapa menit, dia bertanya padaku ‘gimana non? enak kan?’, ‘enak sekali pak, rasanya nikmat sekali, tak dapat dilukiskan dengan kata-2x’ sahutku. ‘Kapan-2x ajarkan aku lagi ya, pak? boleh kan?’ tanyaku polos, pak Mat terkejut ‘wah, non pengen lagi yah? boleh, boleh, kapan saja non mau, panggil saja pak Mat. Tapi non jangan bilang siapa-siapa ya. nanti aku tak bisa mengajarkan non yg lain lho.’ dalam hati pak Mat berpikir, wah, lumayan juga kalo aku bisa menikmati tubuhnya setiap hari, aku bisa jadi muda lagi, nih. Sambil memandangiku dan tubuhku, dia berkata dalam hati, tak pernah terbayangkan olehku bakal bisa mendapatkan keperawanan dan menikmati tubuh non-ku, anak juraganku sendiri, padahal aku tahu dia dari kecil. Ternyata nikmat juga tubuhnya yg mungil ini, tahu gini sudah dari umur 12 dulu seharusnya kunikmati tubuhnya. Udah putih, mulus, tanpa cacat sedikitpun bak pualam, wajahnya yg cantik mungil, mulutnya yg kecil dan selalu merah, hmmm, ternyata enak juga ngentot dengan anak kecil, apalagi keturunan chinese, kaya’an nya lebih hot deh, membuat kontolku jadi lebih muda dan segar saja, pikirnya.

    Setelah berpakaian, aku kembali kekamarku dan tertidur kelelahan. Setelah kejadian hari itu, aku sering di entot pak Mat, dimana saja, di kamarnya, dikamarku sendiri, diruang tamu, digudang, di dapur, bahkan di kamar mandi sekalipun, pokoknya dimana saja dan dimana ada kesempatan, pak Mat tidak menyia-2xkan tubuhku yg mungil itu. Dan aku semakin lama semakin ketagihan kontolnya.

    Akhir-2x ini aku baru sadar bahwa aku telah menyerahkan keperawananku, tubuhku dan segalanya kepada tukang kebunku sendiri. Apalagi orangnya udah tua agak peyot, tapi kontolnya masih boleh juga. Sejak saat itu, aku jadi ketagihan dan ingin merasakan kontol-2x orang lain, tidak pandang bulu. Aku bahkan lebih terangsang dengan orang dari kalangan yang bukan orang berada. Entah kenapa aku lebih suka memberikan tubuhku yang masih muda dan mungil ini untuk dinikmati mereka, rasanya ada sesuatu didalam tubuhku yang membuatku lebih terangsang. Mungkin karena pengalaman pertamaku dengan tukang kebunku sendiri, kali.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Galeri Foto Gadis Muda Doyan Telan Sperma

    Galeri Foto Gadis Muda Doyan Telan Sperma


    2328 views

    PerawankuBagi yang lagi galau karena belum mendapat pasangan, galeri ini akan menjadi pelipur lara walau hanya untuk dijadikan bahan masturbasi saja. Tidak masalah bermasturbasi menggunakan foto Gadis Muda Doyan Telan Sperma ini.

    Agar tidak semakin galau mending langsung liat kebawah ya guys karena dijamin bakal bikin kamu celana kamu sesak.

    C

  • Cerita Bokep Istri Montok Sangat Menggoda – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Bokep Istri Montok Sangat Menggoda – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    2323 views

    Perawanku – Perkenalkan aq Tio 27 thn tinggal di KOta Solo dan sudah beristri, aq akan bercerita tentang pengalaman hidupku yang begitu ironis tapi memang begitulah kenyataanya. Aq mulai kisahku ini dari awal aq kuliah di sebuah perguruan tinggi ternama di kotaku, sewaktu kuliah aq punya pacar bernama Adelia sering dipanggil Lia, dia seangkatan denganku dia orangnya supel dan agak tomboy tentu saja banyak teman-teman laki-lakinya dari pada temen wanitanya., tapi itu di awal masa pacarku dulu.

    Karena kesupelannya Lia banyak sekali laki-laki yang mendekatinya dan untuk mendapatkan hatinya, sebenarnya dibalik ketombiannya Lia mempunyai tubuh yang seksi dengan tinggi badan 165cm, berat badan 48kg, dada 34B, putih dan mulus mulai betisnya yang padat, paha bulat perut rata leher jenjang, dan wajahnya pun sangat menggoda.. tapi itu semua menjadi milikku setelah Lia menerima aq jadi pacarnya dan tentu saja dengan perjuangan yang sangat berat untuk mendapatkannya.. itulah awal mula perkenalanku dengan istriku Lia…

    Pernikahan kami sudah berjalan kurang lebih 2 tahun, untuk urusan diranjang kami sangat hot bisa sehari 2-3 kali apa lagi di hari libur, kami baru saja punya momongan 5 bulan yang lalu dan itu melengkapi kebahagian kami, tetapi di awal kehamilanya istriku ngidam yang anehy-aneh mulai seperti minta buah jambu tapi yang harus di tawari sama pemiliknya, minta dilayanai bak ratu di istana, sampai keinginannya melihat film xxx yang sebelumnya dia tidak pernah mau melihatnya sungguh-sungguh aneh Lia apa lagi menginjak ke 4 kehamilanya, Lia memiliki keinginan yang bikin aq geleng-geleng kepala yaitu Lia ingin toketnya diremas dan dinikmati oleh orang yang dia mau di saat jalan-jalan… sungguh aneh bukan?

    Kami berdua pun sempat bersitegang dengan keinginnanya yang sungguh aneh itu.. waktu mau beranjak tidur Lia mengutarakan keinginanya lagi sambil memelukku

    Cerita Mesum – Pa aq cuma pengen diremas-remas sebentar lagian kita nggak kenal orang itu boleh ya paaa?” pinta istriku manja, ada kehawatiran dalam diriku bagaimana kalau nanti mereka minta lebih dan kemungkinan-kemungkinan lainya…

    “Maa keinginanmu kok aneh-aneh aja sih, yang lain napa?” Istriku pun memohon dengan wajah melas dan memasukkan tanganya ke dalam celanaku sambil mengelus-elus batang k0ntolku agar kemauanya di iyakan.

    “Paa, plisss cuma sekali aja lagian kan aq lagi hamil…” elusan tanganya di k0ntolku dan mimik muka istriku meluluhkan hatiku dan istriku tau kalau k0ntolku mengeras saat dia elus dan meminta apa yang dia mau.”KOntol papa kok sudah keras banget sih?” jujur aq lebih terangsang membayangkan toket istriku dimainkan oleh orang lain.

    Papa horny ya bayangin aq dijama laki-laki lain?” sambil istriku mengocok k0ntolku dengan cepat hampir saja aku ngecrott dan aq pun nggak bisa menyembunyikan ekspresiku dan apa boleh buat aq mengiyakan keinginannya.

    “Ok, tapi diremas toketmu aja kan?” dia sangat senang sekali dengan pertanyaanku yang akan mengiyakan keinginginannya.

    “Iya paa, makasih ya paa” Istriku menciumku lalu melepasakan kocokannya dan bersiap tidur sambil memelukku.

    Pada sabtu malam ini istriku ingin melaksanakan keinginannya di sebuah mall terbesar di kotaku dan dia tau betul aq ingin sekali nonton film kesukaanku ‘transformer’ yang baru beberapa di putar di bioskop..

    “Paa aq mau coba di dalam bioskop aja ya kan di situ gelap pasti nggak ada yang lihat” sambil istriku dandan di depan cermin dengan masih memakai lilitan handuk.

    “Terserah Mama aja” aq jadi terangsang dengan apa yang akan di lakukan oleh itriku nanti.

    Kemudian Istriku berdiri dan memilih-milih pakian untuk nanti dan yang di pilih adalah tangtop berbelahan dada rendah dengan tali kecil di pundak tanpa mengenakan BH dengan di lapisi dress model kimono tanpa lengan entah apa namanya itu, serta mengenakan rok mini yang agak lebar karena perutnya sudah buncit 4 bulan dan sejengkal dari lutut dan CD G-string di dalamnya.. sungguh menggoda sekali batinku, dan dia tersenyum lebar.

    “Ayo Pa kita berangtkat…”

    Sesampainya diparkiran mall dan menuju bioskop istriku sudah mulai genit jalannya, sesampainya di loket bioskop istriku mengambil jatah tiketnya dan ternyata istriku sudah memesan lewat online, begitu aq dan istriku masuk ke dalam bisokop dan mencari-cari tempat duduk, ternyata paling belakang dan di deretan itu kebanyakan laki-laki semua.

    Awal film di putar kami konsen liat filmnya dan malah aq yang nggak konsen… di pertangahan film Istriku ingin ke kamar mandi,

    “Pa aq mau ke toilet sebentar ya?” sambil konsen sama filmnya aq bilang,

    “Aq temenin ya…” istriku pun bilang,

    “Nggak usah Pa udah banyak yang nemenin kok, Papa konsen aja sama filmnya” sambil mengerlingkan matanya.

    Istriku pun langsung beranjak menuju toilet, nggak lama kemudian seorang laki-laki yang duduk di sebelahnya beranjak keluar dan nggak lama kemudian orang yang duduk di samping laki-laki tadi menerima sms dan beranjak keluar.

    Sudah hampir 10 menit istriku belum kembali dari toilet jadi tambah nggak konsen dan khawatir kalau-kalau terjadi sesuatu sama istriku, 15 menit istriku juga belum kembali lalu aq putuskan meng sms nya

    “Mama kamu baik-baik aja? kok lama” tak lama kemudian istriku membalas sms ku.

    “Iya Pa nggak papa, nikmati aja filmnya Pa”.. sudah hampir setengah jam istriku belum balik juga aq semakin khawatir dan berpikiran bagaimana kalau istriku sampai di entot, duuhhh jadi benar-benar nggak konsen sama sekali lalu aq sms lagi istriku.

    “Ma kok lama banget sih? Filmnya dah mau habis nih cepet balik” dan nggak lama kemudian istriku pun membalas sms ku lagi.

    “Pa maaf lama, nanti kalau filmnya sudah habis sms Mama ya dan langsung tunggu di parkiran aja” nggak lama kemudian film pun sudah habis dan aq bergegas meng sms istriku.

    “Ma filmnya sudah habis cepat ke parkiran” setelah sms aq beranjak menuju parkiran dan nggak lama kemudian istriku tiba di parkiran dan langsung masuk ke mobil dengan senyum lebar dibibirnya.

    “Kok lama banget sih Ma!” nadaku sedikit kesal

    “Maaf Pa nanti kalau sudah sampai rumah Mama critain” mobil pun kupacu menuju rumah karena AC begitu dingin samar-samar aq mencium bau pejuh, dan ku tengok istriku ternyata ketiduran dengan pulasnya.

    Sampainya di rumah aq nggak sabar untuk mendengar cerita dari istriku apa aja yang terjadi tadi sampai hampir 1 jam.. setelah sampai di kamar aq langsung memeluk istriku dari belakang dan menciumi tengkuknya serta meremas-remas toketnya.

    “Ihh Papa nafsu banget sih… dah keras lagi k0ntolnya di pantatku” memang sejak tadi selain khawatir dan kesal k0ntolku juga tegang keras dan birahiku melambung tinggi membayangkan istriku di jamah toketnya.

    “Hmm tau aja sih Ma gimana tadi?” Enak? Berapa laki-laki tadi? Nggak ngapain-ngapain kan selain mainin toket?” kuberondong dengan pertanyaan-pertanyaan yang ada di otakku.

    “Iya-Iya sabar dong Pa, aq mau mandi dulu ya habis mandi aq critain” Istriku pun langsung melangkah menuju kamar mandi, dan aq nyalakan sebatang rokok agar pikiranku agak tenang…

    Setelah istriku selseai mandi dan naik ke tempat tidur istriku mulai menceritakan apa yang di lakukan tadi sambil memelukku.

    “Papa janji nggak marah ya kalau aq ceritain semua” sambil tangan istriku di masukkan ke dalam celanaku.

    “Hmm kok marah, emang kenapa Ma?” sambil berpikir keras apa yang sesungguhnya terjadi tadi.

    “Santai dong Pa aq mulai ya ceritanya?” sambil menurunkan celana dan celana dalamku dan menyembulah batang k0ntolku sambil istriku mengocok batang k0ntolku dengan lembut di bercerita…

    “Tadi tuh sebenernya aq dah nyiapin selembar kertas Pa dari rumah yang berisi ‘ aq tunggu di toilet pria 5 menit lagi’ nah waktu papa konsen liat filmnya aq kasih kertas itu ke laki-laki sebelahku, lalu aq ijin sama papa untuk ke toilet” dan istriku pun masih sambil mengocok-ngocok k0ntolku sambil melanjutkan ceritanya.

    “Setelah di toilet aq deg-degan setengah mati menunggu laki-laki itu, setelah laki-laki itu datang kami berkenalan dan Sandi namanya, dan aq pun mengutarakan keinginanku kalau aq pengen di remas-remas toketku dan dia pun terkejut dan bertanya bukankah aq datang bersama suamiku, aq pun bilang nggak apa-apa suamiku nggak bakalan tau karena suamiku lagi asik nonton film kesukaanya” aq pun tertawa mendengar alasan istriku lalu dia melanjutkan ceritanya.

    “Mulanya Sandi takut-takut tapi setelah aq yakinkan dia mulai mendekat dan memelukku sambil meraba toketku, mulanya sih aq agak risih Pa tapi lama-lama aq mulai bisa menikmati.. Sandi mulai berani memasukkan tanganya ke dalam bajuku Pa dan mengeluarkan toketku dari atas baju, meremas dan memilin-milin puting susunya, tau nggak Pa? di saat aq menikmati permainan tanganya dia mencium bibirku Pa.. aq terkejut sekali lho pa waktu itu, tapi lama lama aq membalas ciumannya, Papa nggak marah kan?” dengan menunjukkan mimik muka melas dan manjanya sambil mengocok k0ntolku agak cepat.

    “Nggak apa-apa Mama kan cuma cium aja khan?” Istriku pun melanjutkan ceritanya sambil masih mengocopk-ngocok batang k0ntolku dan sesekali menciumi dadaku.

    “Kami bercumbu dengan panasnya tiba-tiba kurasakan ada yang menusuk-nusuk di perut bawahku, ternyata itu k0ntol Sandi Pa keras banget di dalam celananya, aq bilang ke Sandi jangan di tekan-tekan aq lagi hamil… Sandi pun mengerti akan kondisiku, terus Sandi membalikkan badanku dan melepas dress beserta tangtopku Pa, aq sih sebenarnya keberatan tapi dia bilang biar nggak ganggu perutku yang sedang hamil, Papa setuju kan kalau aq telanjang dada biar perutku tidak tersentuh?” aq pun mengiyakan sambil menikmati k0ntolku dikocok-kocok dan dijilati istriku.

    “Iya Ma oghh nggak papaahhh” Istriku pun meruskan ceritanya.

    “Sandi meremas-remas toketku dari belakang sambil menciumi telingaku, lama-lama remasannya semakin brutal sampai-sampai aq mendesah-desah dan tau nggak Pa? Memekku basah banget Pa, saat itu aq rasanya ingin mengelusnya tapi malu sama Sandi, lama-kelamaan aq nggak tahan juga Pa diremas-remas toketku, dipilin-pilin puting susuku, sambil berciuman.. setelah beberapa saat aq merasakan ada sesuatu yang menggesek-gesek pantatku, bukan dari luar rokku tapi menempel dan menggesek-gesek pantatku, stelah aq aq lihat ternyata itu k0ntol Sandi Pa!!! aq sangat terkejut Sandi menggesekkan k0ntolnya langsung di pantatku, aq nggak tau Pa kapan Sandi mengeluarkan k0ntol dari celanannya, Paaa nggak marah lan? aq nggak tau kalau Sandi sampai melakukan hal itu” Istriku memesanag mimik melas lagi dan mengegenggam erat dan mengurutnya pelan-pelan batang k0ntolku.

    “Kok sampai segitunya Ma..? Tapi itu bukan keinginan Mama kan? Aq rasa nggak papa Ma…” Istriku pun meneruskan ceritanya sambil menarik nafas lega karena aq tak marah.

    “Bukan Pa aq kaget banget lho apa yang dilakukan Sandi, menurutku mungkin nggak papa kalau sekedar gesek-gesekin k0ntolnya kepantatku, lama-kelamaan aq bisa menikmatinya Pa, baru sebentar tiba-tiba ada yang mengtuk pintu toilet, aq kaget kalau itu Pa, setelah dibuka sama Sandi aq jadi tambah kaget ternyata temanya Sandi yang duduk di sebelahnya, dia bilang temannya ingin gabung tapi aq menolaknya dan takut kalau terlalu berisik takut ada yang tau aktifitas kita di toilet dan tiba-tiba dia maksa masuk ke toilet sambil berkata kalau lebih nikmat toketku dimainin dua orang masing-masing dapat satu, apa boleh buat dari pada mereka bicara terus dan ada yang masuk jadi gawat bisa-bisa mereka-mereka pada mau gabung.

    Setelah dia memperkenalakan dirinya yang bernama Erwin, dia minta ijin untuk memainkan toketku, Sandi duduk di closet dan memangku aq Pa, Sedangkan Erwin Jongkok di depanku dan mulai memainkan toket kiriku, sedangkan Sandi toket kanan dan dan mencium bibirku dari samping sambil menggerakkan pinggangku agar k0ntolnya menggesek pantatku, lama-lama aq jadi nggak tahan juga, bayangkan Pa!!! mereka mengerayangiku sambil aq menyingkap kesamping G string dan bermasturbasi dengan jari-jariku.. badan dan memeku udah bener-bener ternagsang hebat Pa, Erwin mengulum toketku dan menghisap puting susuku sedangkan Sandi meremas, menggesek-gesekkan kontolnya di belahan pantatku dan berciuman dengan buasnya Pa dan nggak lama kemudian aq meraih orgasme Pa aaahhhhh Paaaa” kocokkan istriku pada batang k0ntolku semakin cepat.

    “Ogghhh.. ogghhhh Maaaa aq keluarrr Maaaa” bersamaan dengan itu aq menyemburkan pejuhku keperut hamil istriku Creettt.. creettt.. creettt… cerita yang menggebu-gebu dan kocokan istriku yang membuatku tidak bisa menahan orgasmeku lebih lama lagi.

    “Ooggghhhh Paaa iyaa Paaaa kelaarriiinnn Paa Oogghhhhhh Paaaa” dibikin ngilu dan diperas dan diurut-urut batang k0ntolku.

    “Aaagghhhhh Mamaaaaa ternyataaa kamuuu binaalllllll” dengan mimik muka binalnya istriku pun berkata.

    “Tapii sukaa khannn…. slurrppp… iya kaannn Paaa… sluurrpppp sluurrppp suka kalau istrinyaa binaallll?!!!!!…” katanya sambil menghisap pejuhku yang masih tersisa di dalam lubang k0ntolku.

    “Ooggghhh… iyaaaa Maaaa… iyaaaaaaahhhh… aq suka Maaa aq sukkaaaaa…” Istriku menjilati sisa-sisa pejuh di k0ntolku sambil berkata.

    “Khan ceritanya belum kelar baru separo lhoooo… kok Papa sudah keluar duluan??? masih mau di lanjut nggak ceritanya? kalau mau dilanjut sana k0ntolnya di cuci dulu, kalau udah bersih kembali kemari akan ku ceritakan kelanjutannya daaannnnnnn… Papa boleh ngentottin aq sambil aq cerita…”

    Saat aq membersihkan k0ntolku di kamar mandi dalam hati bertanya-tanya apa yang terjadi sebenarnya dengan istriku tadi di toilet bisokop??? setelah selesai aq kembali ke ranjang dan istriku sudah siap menaymbutku.

    “Udah bersih Pa? Siap ngentotin aq sambil dengerin ceritaku? aq pun langsung mencium bibirnya.

    “Siap dong Ma tapi kan kamu lagi hamil?” Istriku pun membalas ciumanku dengan hot nya.

    “Tenang Pa kalau sudah lebih dari 3 buln sudah boleh di entotin.. tapi harus hati-hati yaa….” tanpa basa basi aq langsung meremas-remas toket istriku dan ternyata puting susunya sudah mengeras.

    “Hmm… Papa boleh ngelakuin apa aja tapi ada syaratnya lhoo” syarat apa lagi memeang istriku penuh kejutan hari ini. “Apapun yang terjadi Papa nggak boleh marah dan jangan berhenti ngentottin aq yaa” sambil mengocok-ngocok k0ntolku yang sudah mulai keras lagi dan menyuruhku tidur terlentang dan Istriku naik keatas badanku sambil terus mengocok k0ntolku…

    “Buka dong Ma lingerie nya pengen nenen juga dong aq” istriku pun melepas lingerie nya dengan perlahan, setelah terlepas lingerinya ternyata banyak sekali bekas cupangan di sekitar toket istriku dan sebagian besar sudah berwarna merah seperti di tampar atau di remas dengan kuat.

    “Ma kok sampai segitunya?!!” miris sekali melihat toket istriku yang merah membengkak dan banyak bekas merah-merahnya, setelah lingerinya terlepas istriku memegang batang k0ntolku dan menggesek-gesekkan ke belahan memeknya.

    “Maaf Paa oogghhh… meem.. meereka sangat bernafsu menikmati toketku dan tubuhku, mau di terusin ceritanyaaahhh??” aq pun mengangguk tanda aq setuju, sambil menggesek-gesekkan k0ntol ke bibir memeknya istriku mulai meneruskan ceritanya…

    “Setelah aku meraih orgasme tadi Pa, Erwin tau kalau aq mastrubasi dan Erwin ternyata diam-diam melihat keselangkanganku sambil meremas toketku dan memilin puting susuku waktu aq berciuman dengan Sandi dan Erwin memperhatikan masturbasiku sejak tadi, dan tau nggak Pa dia bilang kalau selangkanganku sangat indah dan putih bersih sekali dengan memek yang basah memerah dengan ditumbuhi bulu bulu halus dan belum pernah dia melihat yang seindah punyaku” sambil kuperhatikan dan ku elus-elus selangkangan istriku.

    “Setelah aq orgasme Erwin berusaha mengelus memekku Pa sa aq tepis tangan Erwin tapi dia ulangi lagi tapi Tangan Sandi sedikit mengangkat pantatku daannn mengepaskan k0ntolnya ke memekku dibantu Erwin dari belakang… kaann aq jadi panik Paaa.. aq bilang jangan dimasukkin Sandi aq nggak mauu, tapi mereka sudah benar-benar nafsu Papakuu” sambil sesekali kepala k0ntolku dimasukkan kedalam lubang memek istriku.

    “Setelah dirasa pas pantatku diturunkan dan perlahan-lahan mulai masuk kepala k0ntolnya Paa, sepertiihh iniihhhh” sambil k0ntolku ditekan masuk ke memeknya.

    “Oogghhhh masuk ke memek Paaa k0ntol Sandi???” istriku mulai menurunkan pantatnya.

    “Iyaaaahhhh Paaaahhh seperti iniiiihhhhh… aqal yahhhh susaaahhhhh tapi dipaksa perlahan-lahan dan akhirnya masuk semuuaahhhh oogghhhhh” k0ntolku pun masuk semua juga di lubang memeknya bersamaan cerita Istriku’.

    “Aagghhhh Paaaa nggaakk.. Oghhh.. mmaraahhhh khaannnn????” karena aq dilanda nikmat luar biasa aq cuma bisa mendesah tanpa kujawab….

    “Terus Sandi memegang pinggulku erat dan menaik turunkan perlahan-lahan sedangkan Erwin mengarahkan tanganku agar aq mengocok k0ntolnya.. aq pun sedikit protes dengan ulah mereka… kaliann kenapa sihhh bandel khannn aq bilang cuma main toket Aagghhh Sandi pun menjawab sambil menggoyangkan pinggulku perlahan dia bilang tanggung kan lagian kapan lagi bisa ngentotin bidadari secantik dan seseksi kamu.. dan tau nggak Paaaa?? ternyata k0ntol Sandi besar juga penuh sekali di memekku atau efek 4 bln lebih nggak di masukkin k0ntol Papa yaaaa? hihi” entah itu benar atau emang keinginan istriku untuk dientot oleh mereka… Istriku pun perlahan-lahan menggoyang diatasku dengan erotis dan dibumbui dengan ceritanya… sungguh membuat gairahku tinggi dan cemburu yang teramat sangat.

    “Aaaahhhhh Paaa aq kangeennnnn di entot Paaaa Aaagghhhh nikmaaaaattttt….” sambil tanganya membimbing tanganku untuk meremas toketnya.

    “Ooooogghhhhh… teruss Paa Erwin menyuruh aq memasukkan k0ntolnya ke mulutku, tentu saja aq keberatan tapii Sandi menekan k0ntolnya membuat aq membuka mulutku dan tanpa membua kesempatan Erwin memasukkan batang k0ntolnya kedalam muluttkuuhhh bayangkan paaaa udah empat bulan ngga ngentot tau-tau langsung 2 k0ntol berada dalam tubuhkuhhh ooogghhhh… Sandi ngentot dari belakang sambil memangkuku di atas closet dan aq mengoral dan mengocok k0ntol Erwinnnn… bayanginnnn Paaaa nikmaattt banget di entot dua laki-laki membuatku terbang tinggi ke langit tuju dan aka meraih orgasme yang ke dua kalinya” aq pun semakin ternagsang hebat dan amat sangat cemburu.. bisa-bisanya istriku yang kucintai rela di entot 2 laki-laki yang tidak di kenalnya.. dan aq pun mengangkat tubuhnya dan menunggingkan tibuhnya.

    Merangkak dan buka kakimu wanita jalang!!!” bentakku, dan istriku merangkak dan membuka lebar kedua kakinya dan langsung aq masukkan batang k0ntolku dan ku kocok dengan tempu sedang.

    “Kamuuu sukaaa jadiii wanita jalanggggg hehhh?? Ogghhhh oghhhh kamu emang niat kan di entot mereka hmmmmhhh?!!” sambil kepercepat kocokanku.

    “Enggak Paaaa akuhhhh oohhhhh nggak punya niaatttt, merekaaa yang memaksakuuhhh aaghhh aghhh agghhhhh..” sambil keremas-remas toketnya dari belakang dan kocokkanku semakin cepat

    “Di pakssaaa tapiihhh mauuuu?!!! Dan menikmatihh khannnnn???!! Ayo jawab jujur Maaa oogghhh ogghhhh..” tubuh istriku terguncang hebat seiring kocokan k0ntolku di memeknya yang basah sampai mengeluarkan suara.. Clokk.. clokk.. clokk.. clokk.. clokkk.. dan akhirnya istriku pun mengakuinya…

    “Aaaghhh ahhhh.. iyaahhh iyaa.. paaa aq.. menikmatinyaaa k0ntol Sandi di memekkuuhh dan k0ntol Erwin dimulutkuhhh.. oohhhh… akuu… akuuuhhhhh ingin di entot mereka berdua oogghhhhh…” kutarik supaya tubuh istriku tegak agar perutnya tidak menggantung dan berayun-ayun… sambil kupeluk dari belakang dan kuremas-remas toketnya dan juga kukocokkan k0ntolku dengan cepat…

    “Ooohhhh terusinnn ceritamuuu wanita jalannggg!!!” istriku pun meneruskan ceritanya sambil aq entot dengan buasnya.

    “Oogghhhhh.. iyaa paa setelahh aq.. ohh.. ohhh.. mauu keluarrr aq minta berdiri,, sekarang Sandi mengentotku dari belakang dan Erwin berdiri diatas closet dan akuuu.. ohhh..ohhh oral dengan cepat.. aq bilang pada mereka kalau aq mau keluarr, dan Erwin pun bilang juga kalau mau keluarr.. akuhhh menyuruhnya oogghhhh.. ogghhhh.. pelan paaa oogghhhh aq menyuruhnya untuk di semburin diluar dan k0ntol Erwin pun juga sudah mulai berdnyut-denyut didalam mulutkuuhh.. dann kocokan Sandi pun semakin cepat dan aq tau dia sebentar lagi keluarrr oogghhh… ogghhhh… k0ntoll Paa juga udah berdneyut khaannnn.. oogghhhh… ohhh dan aq pun sudah diujung seeperttiiii sekaranngggg ini Paaaaa dan aq benar-benar di ujungg jepitan kemaluanku menjadi kuat dan mengurut-ngurut k0ntol Sandi sepertiihhh iniiihhhh… membuat Sandii mengentotku dengan hebaatnyaaa dan aaghhhh maafff maaafff Paaaa… aaagghhhh Erwin nyembur dimulutku daannnn aaghhh… aagghhhh.. aaghhhhh… yessss aaghhhh yessssss..” bersamaan.

    “Oooohhhhh aq jugaaa keluaarrrr aaahhh.. aghhh.. ahhhhh..” aq dan istriku keluar secara bersamaan, aq tekan k0ntolku sedalam-dalamnya dan kuremas-remas toketnya kuat-kuat sangat nikmat sampai-sampai otakku beku sesaat,

    “Oogghhh sungguh nikmattttt..” kami pun masih merasakan sisa-sisa klimaks kami seperti tiada hentinya dan masih dalam posisi semula…

    “Akuhhhh uhh..uhh jugaa paaa nggak kusangka paaa perbuatanku tadi bikin papa menggila.. padahal aq takut sekali papa marah karena kebablasan..” akhirnya aq dan istriku rebahan sambil berpelukan dan kucium kening istriku tersayang dan tercinta…

    Iyaaa Maaa tapi cukup sekali ini aja yaaa aq nggak mau istriku di entot orang lagi..”dalam hatiku bergejolak ingin rasanya membiarkan istriku berbuat seperti itu lagi tapi aq juga cemburu dan takut istriku ketagihan….

    “Iya Paaa tapiiii.. Papa terangsang hebat khannn kalau aq di entot laki-laki lain kayaknyaa.. iyaaa khannn ngakuuu hayoooo..” dan sepertinya istriku sangat menyadari hal itu.

    “aaaa.. sebenarnyaa…” belum juga aq menjawab pertanyaanya, istriku langsung mengecup bibirku.

    “Muaachhhh.. aq tau jawabannya kok.. yukk tidur paaa lupp yuu summmmchh…: istriku pun menarik selimut dan memejamkan matanya sambil memelukku… nggak habis pikir aq dengan apa yang dipikirkannya.. aq pun memeluk istriku dan memejamkan mataku….

  • 20 Gambar Ngentot Memek Mulus Tsuna Kimura Bikin Merangsang

    20 Gambar Ngentot Memek Mulus Tsuna Kimura Bikin Merangsang


    2319 views

    Perawanku – Ngentotin memek mulus Model Jepang Tsuna Kimura. Model Jepang yang sudah lama di perindustrian Film Dewasa ini sudah tidak di ragukan lagi kecantikan den kemulusan body nya guys. Sudah Ratusan adegan yang dia perankan dengan tampilan tubuhnya yang memukau.

    Berikut ini adalah salah satu adegan yang diperankan Tsuna Kimura dengan memek mulusnya yang legit :

  • 17 Galeri Foto Ngentotin Gadis Mulus Crot Di Memek – Foto Ngentot Gadis Jepang Terbaru  2018

    17 Galeri Foto Ngentotin Gadis Mulus Crot Di Memek – Foto Ngentot Gadis Jepang Terbaru 2018


    2316 views

    Perawanku – Apa yang anda rasakan ketika ingin klimakkss, pastinya  jegang dan sekujur badan rasanya ingin terbang dan lepas bukan. Lalu anda semua pingin crotnya dimana ? Apakah di Mulut pasangan anda apa langsung di memek pasangan anda .

    Kalau anda belum tahu untuk mengeluarkan nya dimana anda bisa lihat Galeri Foto di bawah ini crot di memek yang sangat muluss pasti nya lebih sedap ketimbang crot di mulut pasangan anda semua :

  • Galeri Foto Cewek Bening Lagi Sange Peras Nenen

    Galeri Foto Cewek Bening Lagi Sange Peras Nenen


    2310 views

    Perawanku – Galeri Foto Cewek Bening Lagi Sange Peras Nenen, Sudah Sange! Inilah kelakuan cewek sange jaman now yang tentunya bikin kita geleng-geleng kepala. Bukan hanya kepala atas, tapi kepala bagian bawah juga ikut geleng-geleng dibuatnya.

    Kontol siapa yang tak ngeceng melihat cewek montok dan ngentotable seperti ini, apalagi muka sange cewek ini terus saja menggoda setiap mata pria yang menatap foto ini.

  • Cerita Bokep Desahan Mbak Nida Memakai Hijab

    Cerita Bokep Desahan Mbak Nida Memakai Hijab


    2303 views

    Perawanku – Sore itu, aku terbangun. Kulihat jam di mejaku menunjukkan pukul 4.00 sore. Iseng aku memanjat dinding tembok pembatas kamarku, mau “melihat” tetangga sebelahku. Melalui ventilasi kulihat Mas Arif dan Mbak Nida sedang tidur-tiduran sambil mengobrol di atas tempat tidur. Aku mengawasi terus, kulihat Mas Arif hanya memakai singlet, begitu juga Mbak Nida yang hanya memakai baju dalam.

    Lama aku menunggu, hingga akhirnya yang aku harapkan terjadi juga. Tiba-tiba Mas Arif membuka celana pendeknya dan memegang tangan Mbak Nida, menyuruh Mbak Nida memegang penis Mas Arif. Mbak Nida kelihatannya menurut dan me-masukkan tangannya ke dalam celana Mas Arif, tetapi baru sebentar sudah ditariknya kembali, tampaknya Mbak Nida menolak.

    “Yaaa….. itu aja nggak mau, apalagi kalau disuruh karaoke” desahku dalam hati kecewa.

    Namun kekecewaanku terobati karena sejurus kemudian Mas Arif tiba-tiba bangkit dari tempat tidur dan melepas celananya. Kini ia hanya bercelana dalam dan bersinglet. Kemudian serta merta ia memeluk Mbak Nida. Aku tersenyum kegirangan, keinginanku untuk melihat keduanya mengentot tampaknya akan terpenuhi.

    Tak lama, Mas Arif melepas pelukannya dan Mbak Nidapun mulai melepas celananya. Kini sama seperti suaminya, Mbak Nida hanya bersinglet dan bercelana dalam. Kulihat pahanya, putih dan mulus sekali.

    Kemudian mendadak Mas Arif mengeluarkan penisnya dari celana dalamnya.

    “Kecil sekali, dibandingkan punyaku,” kataku dalam hati melihat penis Mas Arif.

    Mas Arifpun langsung meng-himpit Mbak Nida, tampaknya Mas Arif akan mempenetrasi Mbak Nida. Kulihat Mbak Nida memelorotkan celana dalamnya hanya sampai sebatas paha. Sejurus kemudian aku melihat pelan Mas Arif memasukkan penisnya ke dalam lubang vagina Mbak Nida yang tertutup bulu jembut. Setelah penis Mas Arif masuk keseluruhannya ke dalam pepek Mbak Nida, Mas Arif langsung memeluk Mbak Nida sambil menciumnya bertubu-tubi. Itu dilakukan cukup lama.

    Aku sedikit keheranan kenapa Mas Arif tidak melakukan genjotan, tidak mendorong-dorong pinggulnya ? Mas Arif hanya diam memeluk Mbak Nida.

    “Waaah…..ini pasti karena Mas Arif nggak tahan bermain lama, nggak seperti aku” kataku dalam hati, tertawa, merasa unggul dari Mas Arif.

    Disinilah aku mulai melihat adanya kesempatanku untuk turut melakukan “tumpangsari” pada Mbak Nida.

    Ditambah lagi, kejadian itu hanya berlangsung sangat singkat, sekitar 5 menit. Meskipun kulihat Mbak Nida tetap bisa mencapai orgasmenya, tetapi cepat pula Mas Arif menyusulnya. Aku me-nangkap kekecewaan di muka Mbak Nida, meski Mbak Nida berusaha tersenyum setelah “permainan” itu, tapi aku yakin ia tidak puas dengan permainan Mas Arif.

    Peristiwa “observasi awal” hari kemarin itu membuatku mengambil kesimpulan, ada kemungkinan aku menyetubuhi Mbak Nida dan merasakan nikmat tubuhnya, kalau perlu aku juga akan menanam saham di tubuh Mbak Nida !

    Itulah tekadku, aku mulai me-nyusun taktik. Mas Arif itu belum bekerja, ada kesempatan bagiku untuk membuatnya berpisah cukup lama dari Mbak Nida. Apalagi aku punya kenalan yang bekerja di perusahaan, namanya Toni.

    Siang ini aku menjumpai Toni di kantornya,
    “Hai Bud, apa kabar ?” tanya Toni sambil menjabat tanganku.
    “Baik“ jawabku sambil ter-senyum.
    “Silahkan duduk”

    Setelah aku duduk di kursi kantornya yang empuk itu, aku mulai mengajukan permintaan,

    “Ton, aku butuh bantuanmu”
    “Oh, itu semua bisa diatur, bantuan apa ?”
    “Aku butuh pekerjaan”
    “Bisa, bisa, kamu mau kerja di mana ? gaji berapa ?”
    “Oh..nggak ! Maksudku bukan untuk diriku, tapi ini untuk orang lain”
    “Hm memangnya untuk siapa ?”
    “Untuk temanku, Mas Arif, kamu wawancarai, tempatkan di mana saja kamu suka, nggak perlu tinggi-tinggi betul jabatannya”
    “Aneh…tapi jika itu maumu, yaa tidak apa-apa”

    “Yang penting kamu wawancarai dia cukup lama, beberapa kali”
    “Oke, baik kalau gitu”
    “Tapi…nanti jadwal wawanca-ranya aku yang tentuin”
    “Terserah kamu”

    Maka mulailah aku menyusun jadwal wawancaranya, mulai lusa, hari rabu sampai jum’at dari jam 07.00 sampai 10.00 pagi.

    Toni menyetujuinya, kemudian aku permisi pulang.

    Dalam perjalanan pulang, hatiku sangat senang, sudah terbayang nikmatnya tubuh Mbak Nida itu.

    Sesampainya di kos-kosanku, aku langsung bertemu dengan Mas Arif di tempat cuci, tampak Mas Arif sedang menyuci bajunya.
    “Mas…….saya ingin bicara se-bentar” kataku mulai membuka percakapan.

    Mas Arifpun menoleh dan menghentikan pekerjaannya.
    “Ada apa Bud ?”

    “Begini…….saya dengar Mas Arif mencari pekerjaan, kebetulan tadi saya ke tempat teman saya, dia perlu pegawai baru, dianya sih malas menaruh iklan di koran, soalnya dia hanya butuh satu orang” jawabku panjang lebar menjelaskan. Sedikit berdebar-debar aku menunggu tanggapan, takut tawaranku ditolak.

    Lama Mas Arif kulihat terdiam, merenung, lalu

    “Hmmm….saya pikir dulu, sebelumnya terima kasih ya ?!”
    “Ya Mas” kataku dengan senyuman.

    Dalam hatiku, aku berpikir “Habislah sudah kesempatanku !”

    Tapi setelah di dalam kamar, sekitar 2 jam kemudian aku yang tertidur, terbangun oleh ketukan di pintu. Aku lalu bangun, mengucek-ngucek mataku, melihat dari jendela. Tampak Mas Arif berdiri menunggu. Akupun cepat-cepat membuka pintu

    “Wah..sedang tidur ya, kalau gitu nanti saja” Mas Arif tiba-tiba permisi.
    “Eee….nggak..nggak koq Mas, saya sudah bangun nih” kataku berusaha mencegah Mas Arif pergi.
    “Gangguin tidur kamu nggak ?”
    “Ndak…ndak kok, masuk aja” kataku mempersilahkan.
    Setelah kami berdua duduk di karpet kamarku,
    “Begini, ini soal lamaran kerja yang kamu bilang itu, tempatnya di mana sih ?” Mas Arif bertanya.

    “Ooo…itu di Kaliurang km 7 nomor 14, nama perusahaannya DHL, nggak jauh kok”
    “Syaratnya gimana ?”
    “Saya kurang tau juga tuh, Mas Arif pergi saja ke sana. temui teman saya, Toni, katakan Mas butuh pekerjaan, tahunya dari Budi”
    “Wah…kok rasanya kurang enak ya, seperti nepotisme saja” Mas Arif sepertinya keberatan.
    “Enggak….nggak… koq, perusa-haannya besar, Mas ke sana juga belum tentu diterima, Mas tetap melalui tes dulu” kataku meya-kinkan Mas Arif.
    “Hmmm…baiklah, tak coba dulu, jam berapa ya ke sana ?”
    “Sekitar jam kerja saja baiknya, jam 07.00 pagi saja” kataku me-nyarankan.

    Mas Arif hanya mengangguk tersenyum, lalu permisi seraya tak lupa berterima kasih kepadaku. Aku hanya tersenyum, berarti selangkah lagi keinginanku tercapai.

    Hari ini selasa, sesuai pre-diksiku, Mas Arif pagi-pagi sudah berangkat, dan sekitar jam 11.00 siang baru pulang.

    Aku menuju ke kamarnya, lalu mengetuk pintu,

    “Assalamu’alaikum” aku mem-beri salam.
    “Wa’alaikumussalam” terdengar jawaban Mas Arif dari dalam kamarnya.

    Lama baru pintu dibuka, dan Mas Arif mempersilahkanku un-tuk masuk. Kulihat di dalam ka-marnya, istrinya tengah duduk di pinggir tempat tidur dengan me-makai jilbab putih, tersenyum padaku. Mbak Nida tampak cantik sekali.

    “Bagaimana Mas, tadi ?” ta-nyaku
    “Oh…nanti saya disuruh ke sana lagi, besok untuk test wawancara”
    “Alhamdulillah, tak do’ain supa-ya berhasil”
    “Terima kasih”

    Setelah berbasa – basi cukup lama, akupun permisi.
    “Eehh…nanti dulu, kamu khan belum minum” Mas Arif berusaha mencegahku.
    “Ayo Nida buatkan air minumnya dong” perintah Mas Arif me-nyuruh istrinya, Mbak Nida.

    Aku menolak dengan halus,
    “Ah nggak usah Mas, saya sebentar aja koq, ada urusan”
    “Oh baiklah kalau begitu, sekali lagi terima kasih ya”

    Aku tersenyum mengangguk, kulihat Mbak Nida tidak jadi membuat minuman. Akupun pergi ke ka-marku, riang karena sebentar lagi “adikku” akan bersarang dan me-nemukan pasangannya.

    Hari ini rabu, Mas Arif sudah berangkat dan meninggalkan Mbak Nida sendirian di kamarnya. Ren-cana mulai kulaksanakan. Aku membongkar beberapa koleksi Vcd pornoku, memilih salah satunya yang aku anggap paling bagus, Vcd porno dari Indonesia sendiri, lalu membungkusnya dengan kertas merah jambu.

    Kemudian sambil membawa bungkusan Vcd itu, aku menuju ke kamar tetanggaku, mengetuk pintu,

    “Assalamu’alaikum” aku mem-beri salam.

    Lama baru terdengar jawaban,

    “Wa’alaikumussalam” jawaban Mbak Nida dari dalam kamar itu.

    Pintunyapun terbuka, kulihat Mbak Nida melongokkan kepalanya yang berjilbab itu dari celah pintu,

    “Ada apa ya ?” tanyanya.
    “Ini ada hadiah dari saya, saya mau memberikan kemarin tetapi lupa” kataku sambil menunjukkan bungkusan Vcd itu.
    “Oh, baiklah” kata Mbak Nida sambil bermaksud mengambil bungkusan di tanganku itu.
    “Eee…tunggu dulu Mbak, ini isinya Vcd, saya mau lihat apa bisa muter nggak di komputernya Mas Arif” kataku mengarang alasan.

    Sedikit keberatan kelihatannya, akhirnya Mbak Nida mempersi-lahkanku untuk masuk, aku yakin dia juga kurang ngerti tentang komputer.

    Di dalam kamar, aku menghi-dupkan komputer dan mengope-rasikan program Vcd playernya, lalu kumasukkan Vcd-ku itu dan kujalankan. Sesuai dugaanku Vcd itu berjalan bagus.

    “Mbak pingin nonton ?” tanyaku sambil melihat Mbak Nida yang sedari tadi duduk di belakang memperhatikanku.
    “Film apa sih ?” tanya Mbak Nida kepadaku.
    “Pokoknya bagus” jawabku sambil kemudian memberikan pe-tunjuk bagi Mbak Nida , bagaimana cara menghentikan player dan mematikan komputernya.

    Mbak Nida hanya mengangguk, lalu kupermisi untuk pergi mum-pung filmnya belum masuk ke bagian “intinya”.

    Pintu kamar tetanggaku itupun kembali ditutup, aku bergegas ke kamarku, mau mengintip apa yang dilakukan Mbak Nida.

    Setelah di kamarku. melalui ven-tilasi kulihat Mbak Nida menonton di depan komputer. Dia tampaknya kaget begitu melihat adegan porno langsung hadir di layar monitor komputer itu. Dengan cemas aku menantikan reaksinya.

    Menit demi menit berlalu hingga sudah 15 menit kulihat Mbak Nida masih tetap menonton. Aku senang berarti Mbak Nida menyukainya.

    Lalu terjadi sesuatu yang lebih dari aku harapkan, tangan Mbak Nida pelan masuk ke dalam roknya, dan bergerak-gerak di dalam rok itu.

    “Hhh…..hhhh….oohhh…..oohhh”suara Mbak Nida mendesah–desah , tampaknya merasakan kenikmatan.

    Aku kaget,

    “Wah….hebat….dia masturbasi” kataku dalam hati.

    Ingin aku masuk ke kamar Mbak Nida, memeluknya dan langsung menyetubuhinya, tetapi aku sadar, ini perlu proses.

    Akhirnya aku memutuskan untuk tetap mengintip, dan berinisiatif mengukur kemampuanku. Akupun mulai melakukan onani dengan memain-mainkan penisku.

    Film di komputer itu terus berjalan…… hingga telah hampir 1,5 jam lamanya, pertanda film itu akan habis dan Mbak Nida kulihat sudah empat kali orgasme, luar biasa. Dan ketika filmnya berakhir, Mbak Nida ternyata masih me-neruskan masturbasinya hingga menggenapi orgasmenya menjadi lima kali.

    “Akkkhhhhhhh………” Mbak Nida terpekik pelan menandai orgasmenya.

    Sesaat setelah orgasme Mbak Nida yang kelima akupun ejakulasi.

    “Oooorghhhh………” suara berat-ku mengiringi luapan sperma di tanganku.

    Aku senang sekali, berarti aku lebih tangguh dari Mas Arif dan bisa memuaskan Mbak Nida nan-tinya karena bisa orgasme dan ejakulasi bersamaan.

    Kemudian Mbak Nida sesuai petunjukku, kulihat mengeluarkan Vcdnya dan mematikan komputer.

    Setelah siang hari, Mas Arif baru pulang. Sedikit berdebar-debar aku menunggu perkem-bangan di kamar tetanggaku itu, takut kalau – kalau Mbak Nida ngomong macam – macam soal Vcd itu, bisa berabe aku !

    Tetapi lama…..kelihatannya tak terjadi apa-apa. Kembali aku me-ngintip lewat ventilasi, apa yang terjadi di sebelah.

    Begitu aku mulai mengintip, aku kaget ! Karena kulihat Mbak Nida dalam keadaan hampir bugil, hanya memakai celana dalam dihimpit oleh Mas Arif, mereka bersetubuh ! Namun seperti yang dulu-dulu, permainan itu hanya berlangsung sebentar dan tampaknya Mbak Nida kelihatan tidak menikmati dan tidak bisa mencapai orgasme. Bahkan aku melihat Mbak Nida seringkali kesakitan ketika penetrasi atau ketika payudaranya diremas.

    “Ah…Mas Arif nggak pandai merangsang sih”, pikirku.

    Bagaimanapun aku senang, langkah keduaku berhasil, mem-buat Mbak Nida tidak bisa lagi men-capai orgasme dengan Mas Arif. Prediksiku, Mbak Nida akan sangat tergantung pada Vcd itu untuk kepuasan orgasmenya, sedangkan cara menghidupkan Vcd itu hanya aku yang tahu, disinilah kesem-patanku.

    Kamis, pukul 08.00. Aku bangun dari tidur, mempersiapkan segala sesuatunya, karena hari ini bisa jadi saat yang sangat bersejarah bagiku. Kemarin aku telah meng-intip Mbak Nida dan Mas Arif seharian, mereka kemarin ber-setubuh hanya dua kali, itupun berlangsung sangat cepat, dan yang penting bagiku, Mbak Nida tidak bisa orgasme.

    Malam kemarin aku juga sudah bersiap-siap dengan minum se-gelas jamu kuat, yang bisa menambah kualitas spermaku.

    Pagi itu, setelah aku mandi, aku berpakaian sebaik mungkin, parfum beraroma melati kuusapkan ke seluruh tubuhku, rambutku juga sudah disisir rapi. Lalu dengan langkah pasti aku melangkah ke tetangga sebelahku, Mbak Nida yang sedang sendirian.

    Kembali aku mengetuk pintu kamarnya pelan,

    “Assalamu’alaikum” aku mem-beri salam.
    “Wa’alaikumussalam” suara lem-but Mbak Nida menyahut dari dalam kamar.

    Mbak Nidapun membuka pintu, kali ini ia berdiri di depan pintunya, tidak seperti kemarin yang hanya melongokkan kepala dari celah pintu yang sedikit terbuka. Dia memakai jilbab pink dengan motif renda, manis sekali.

    “Oh ya, saya lupa membe-ritahukan cara menghidupkan Vcd kemarin” kataku sambil tersenyum.

    Tiba-tiba raut muka Mbak Nida menjadi sangat serius,

    “Kamu kurang ajar ya, masa’ ngasiin Vcd porno gituan ke Mbak” kata Mbak Nida sedikit keras.

    Aku kaget, “ternyata ia marah”, pikirku. Lalu cepat aku mengarang alasan,

    “Oh ma’af Mbak, Vcdnya yang hadiah itu, isinya film soal riwayat Nabi-Nabi buatan TV3 Malaysia, ma’af kalau tertukar, yah saya ambil saja lagi”

    Mbak Nida masuk ke dalam kamarnya, ia tampak kecewa, aku senang berarti ia takut kehilangan Vcd itu. Lalu akupun masuk ke kamarnya melalui pintu yang sedari tadi terbuka.

    Mbak Nida kaget, melihatku mengikuti langkahnya,

    “Eeeh…kamu kok ikut masuk juga ?!”

    Sambil menutup pintu, tenang aku menjawab,

    “Alaa….Mbak jangan munafiklah, tokh Mbak juga menyukai Vcd porno itu, saya lihat Mbak sampai masturbasi segala”
    “Kurang ajar kamu ! Keluar ! Kalau tidak saya akan berteriak” bentak Mbak Nida.
    “Mbak jangan marah dulu, coba Mbak pikirkan lagi, sejak menonton Vcd itu, Mbak tidak bisa lagi orgasme dengan Mas Arif khan” kataku sambil merebut Vcd itu dan mematahkannya.

    Mbak Nida terkejut,

    “Kamu…..”

    Tak sempat ia menyelesaikan kata-kata, aku memotongnya,

    “Saya bersedia memberikan kepuasan kepada Mbak Nida, saya jamin Mbak Nida bisa orgasme bila main dengan saya”
    “Kurang ajar ! Keluar kamu !”
    “Eeee….tidak segampang itu, ayolah Mbak Nida jangan marah, pi-kirkan dulu, saya satu-satunya ke-sempatan, bila Mbak Nida tidak me-makai saya, seumur-umur Mbak Nida nggak akan pernah mencapai orgasme lagi” aku mulai meng-hasutnya.

    Mbak Nida terdiam sebentar, aku senang dan berpikir ia mulai termakan rayuanku, tapi…

    “Tidak ! Kata Mbak tidaaak ! Sekarang keluar kamu !”

    Aku gemetar, tapi tetap ber-usaha,

    “Mbak sebaiknya pikirkan lagi, di sini cuma saya yang mengajukan diri memuaskan Mbak, saya satu-satunya kesempatan Mbak, kalau Mbak tidak mengambil kesempatan ini, Mbak akan rugi !” kataku sedikit tegas.

    Lama kulihat Mbak Nida terdiam, bahkan dia kini terduduk lemas di samping ranjangnya. Aku pura-pura mengalah…

    “Yah, sudahlah, jika Mbak tidak mau, saya pergi saja, saya itu cuma kasihan ngelihat Mbak !” kataku sambil beranjak pergi.

    Tetapi kulihat Mbak Nida hanya diam terduduk di ranjangnya, aku membatalkan niatku, pintu yang telah terbuka kini kututup lagi dan kukunci dari dalam. Perlahan aku mendekati Mbak Nida, kulihat ia menangis,

    “Mbak….jangan menangis, tidak ada maksud saya sedikitpun menyakiti Mbak” kataku sambil mulai menyeka air matanya dengan tanganku.

    Lalu pelan-pelan kupegang pun-dak Mbak Nida dan kudorong pelan dia agar berbaring di ranjang. Ter-nyata Mbak Nida hanya menurut saja, aku kesenangan, rayuanku berhasil meruntuhkan pendiriannya.

    Kemudian aku mulai membuka resleting celana panjangnya, ia tampaknya menolak, tetapi aku dengan santai menepis tangannya dan memasukkan tanganku ke dalam celananya. Tanganku masuk kedalam kolornya, lalu langsung jariku menuju ke tengah “lubang” birahinya. Aku sudah terburu nafsu, mencucuk-cucukkan jemariku ke dalam lubang itu berkali-kali.

    “Akhhh…..akhhh…….ahhhhhh” desahan Mbak Nida mengiringi setiap tusukan jemariku.

    Aku ingin membuatnya terang-sang dan mencapai orgasme. Lalu dengan cepat kutarik celana pan-jang dan kolornya, sehingga terlihatlah pahanya yang putih dan mulus, aku langsung mencium paha mulus itu bertubi-tubi, menjilat paha putih Mbak Nida dengan merata. Akupun mengincar kelentit Mbak Nida yang tersembul ke luar dari bagian atas pepeknya.

    Langsung aku kulum kelentit itu di dalam mulutku,

    “Elmm…..mmmm…….emmmm” dan lidahku menari-nari di atasnya, terkadang kugigit pelan-pelan berkali-kali,
    “Akhh….ooohhhh……aaahhhhh” suara Mbak Nida mendesah kuat tanda terangsang.

    Jemari tanganku semakin kuper-cepat menusuk pepek Mbak Nida dan lidahku makin menggila menari-nari di atas kelentitnya yang berwarna merah jambu itu.

    Perlahan kubimbing Mbak Nida mencapai puncaknya, hingga akhirnya……

    “Aaaaaaakkkhhhhhh…………” pekikan pelan Mbak Nida mengiringi orgasmenya.

    Kulihat jemari tanganku basah, bukan karena liurku tetapi karena cairan vagina Mbak Nida yang orgasme. Aku mencium vagina itu, tercium bau khas cairan vagina wanita yang orgasme.

    Aku tersenyum, hatiku senang karena bisa membawa Mbak Nida mencapai orgasmenya. Tetapi aku tidak berhenti sampai di situ saja. Setelah memelankan tusukan jariku, kini tusukan itu kembali kupercepat,

    “Ahhh….ahhhh….yaah…..yaahh” suara Mbak Nida mulai meracau.

    Sementara tangan kiriku beroperasi di vagina Mbak Nida, tangan kananku mulai meremas blus Mbak Nida, dengan cepat tangan kananku merobek blus itu dan menarik kutangnya hingga menyembullah payudara Mbak Nida yang indah membukit.

    Kemudian aku menghisap kedua puting itu sambil tangan kananku meremas payudara Mbak Nida bergantian,

    “Slurrpp….slrrrrpp…..slluuurpp” aku menghisap puting Mbak Nida, sementara desahan Mbak Nida terdengar halus di telingaku,

    “Akhh….teruuss…..teruuusss” Sementara tangan kiriku tetap beraksi di vagina Mbak Nida, dan vagina itu semakin becek,
    “Crrtt…..crrtt……slrrpp”

    Kini mulutku mulai merangkak maju menuju bibir Mbak Nida yang mendesah-desah, begitu wajah kami bertatapan, kulumat bibir mungil itu dalam-dalam, Mbak Nida sedikit kaget,

    “Ohhh….oomlmmm…elmmmm” Mbak Nida tidak bisa lagi bersuara, karena bibirnya telah kulumat, lidahnya kini bertemu dengan lidahku yang menari-nari.

    Aku memang berusaha mem-bimbing Mbak Nida agar orgasme untuk kedua kalinya. Agar di saat orgasmenya itu aku bisa me-masukkan penisku, mempenetrasi vaginanya. Karena aku sadar penetrasi itu akan sangat sakit karena ukuran penisku lebih besar dari punya Mas Arif yang biasa masuk.

    Sambil mencium dan merang-sang pepek Mbak Nida, tangan kananku mulai melepas celana panjangku dan kolorku, lalu melem-parkannya ke lantai. Tangan kananku mengelus-elus kontolku yang terasa mulai mengeras.

    Lama akhirnya Mbak Nida mencapai orgasmenya yang kedua kali,

    “Ooorrggghhhhh………..”

    Mbak Nida mengerang, tetapi belum selesai erangannya, aku langsung menusukkan penisku pelan-pelan ke dalam vaginanya.

    “Aaaaaahhhhh…………” suara Mbak Nida terpekik, matanya sayup-sayup menatap syahdu ke arahku, aku tersenyum.

    Akupun mengambil posisi duduk dan mengangkangkan kedua paha Mbak Nida dengan kedua tanganku, lalu kulakukan penetrasi kontolku pelan-pelan lama kelamaan men-jadi semakin cepat. Bunyi becekpun mulai terdengar,

    “Sllrrttt…cccrrttt….ccrrplpp” suara becek itu terus berulang-ulang seiring dengan irama tusukanku.

    “Akhhh….yaaahh…terus…” suara desahan Mbak Nida keenakan. Akupun semakin mempercepat tusukan, kini kedua kakinya ku-sandarkan di pundakku, pinggul Mbak Nida sedikit kuangkat dan aku terus mendorong pinggulku ber-ulang-ulang. Sementara dengan sekali sentakan kulepaskan jilbabnya, tampaklah rambut hitam sebahu milik Mbak Nida yang indah, sambil menggenjot aku membelai rambut hitam itu.

    “Ahhh…..ahhh….aaahhh”
    “Ohhh……ohhhh……..hhhh”

    Suara desahanku dan Mbak Nida terus terdengar bergantian seperti irama musik alam yang indah.

    Setelah lama, aku mengubah posisi Mbak Nida, badannya kutarik sehingga kini dia ada di pangkuanku dan kami duduk berhadap-hadapan, sementara penisku dan vaginanya masih menyatu.

    Tanganku memegang pinggul Mbak Nida, membantunya badannya untuk naik turun. Kepalaku kini dihadapkan pada dua buah pepaya montok nan segar yang ber-senggayut dan tergoyang-goyang akibat gerakan kami berdua. Langsung kubenamkan kepalaku ke dalam kedua payudara itu, menjilatnya dan menciumnya ber-gantian.

    Tak kusangka genjotanku membuahkan hasil, tak lama…..

    “Oooohhhhhhh……………..” lenguhan panjang Mbak Nida menandai orgasmenya, kepalanya terdongak menatap langit-langit kamarnya saat pelepasan itu terjadi.

    Aku senang sekali, kemudian kupelankan genjotanku dan akhirya kuhentikan sesaat. Lama kami saling bertatap-tatapan, aku lalu mencium mesra bibir Mbak Nida dan Mbak Nida juga menyambut ciumanku, jadilah kami saling berciuman dengan mesra, oh indahnya.

    Tak lama, aku menghentikan ciumanku, aku kaget, Mbak Nida ternyata menangis !

    “Kenapa Mbak Nida ? saya me-nyakiti Mbak ya ?!” tanyaku lembut penuh sesal.

    Masih terisak, Mbak Nida menjawab,

    “Ah…..nggak, kamu justru telah membuat Mbak bahagia”

    Kami berdua tersenyum, ke-mudian pelan aku baringkan Mbak Nida. Perlahan aku mengencangkan penetrasiku kembali.

    Sambil meremas kedua payu-daranya, aku membolak-balikkan badan Mbak Nida ke kiri dan ke kanan. Kami berdua mendesah bergantian,

    “Ahhh…..ahhh….aaahhh”
    “Ohhh……ohhhh……..hhhh”

    Terus….lama, hingga akhirnya aku mulai merasakan urat-uratku menegang dan cairan penisku seperti berada di ujung, siap untuk meledak.

    Aku ingin melakukannya ber-sama dengan Mbak Nida. Untuk itu aku memeluk Mbak Nida, menciumi bibirnya dan membelai rambutnya pelan. Usahaku berhasil karena perlahan Mbak Nida kembali terang-sang, bahkan terlalu cepat.

    Dalam pelukanku kubisikkan ke telinga Mbak Nida,

    “Tahan……tahan………Mbak, kita lakukan bersama-sama ya”

    “Ohhh…ohhh….ohhhh…..aku su-dah tak tahan lagi” desah Mbak Nida, kulihat matanya terpejam kuat menahan orgasmenya.

    “Pelan…..pelan saja Mbak, kita lakukan serentak” kataku membisik sambil kupelankan tusukan penisku.

    Akhirnya yang kuinginkan ter-jadi, urat-urat syarafku menegang, penisku makin mengeras. Lalu sekuat tenaga aku mendorong pinggulku berulang-ulang dengan cepat.

    “Akhhh….ooohhh….ohhh” suara Mbak Nida mendesah. Kepalanya tersentak-sentak karena dorongan penisku.

    “Lepaskan…..lepaskan……Mbak, sekarang !” suaraku mengiringi de-sahan Mbak Nida, Mbak Nida menuruti “saranku”, diapun akhirnya mele-paskan orgasmenya,

    “Aaaakkhhhhh…………”

    “Ooorggghhhhh………” suara be-rat menandakan ejakulasiku, meng-iringi orgasme Mbak Nida. Erat ku-peluk ia ketika pelepasan ejakulasi itu kulakukan.

    Setelah “permainan” itu, dalam keadaan bugil aku tiduran ter-lentang di samping Mbak Nida yang juga telanjang. Mbak Nida me-melukku dan mencium pipiku berkali-kali seraya membisikkan sesuatu ke telingaku,

    “Terima kasih Bud”

    Mbak Nida kulihat senang dan memeluk tubuhku erat, tertidur di atas dadaku. Dalam hatiku aku merasakan senang, gembira, tapi juga sedih. Aku sedih dan me-nyesal melakukan ini dengan Mbak Nida, aku takut ia tidak akan pernah lagi mencapai orgasme selain de-ngan diriku, ini berarti aku me-nyengsarakan Mbak Nida.

  • Tersiksa Tapi Terasa Begitu Nikmat

    Tersiksa Tapi Terasa Begitu Nikmat


    2302 views

    Perawan – Padahal apabila ia menoleh ke kiri, sudah tentu ia bisa melihat dengan jelas pemandangan Sasha yang sedang menungging kelelahan dengan tangan-tangan Pak Anton yang masih melekat di vagina Sasha. Pak Anton kembali mendapatkan ide licik. Mendadak tangannya kembali bergerak mengocok vagina Sasha tanpa aba-aba.

    “Hymphh!” Sasha yang hendak menjerit segera menutup mulutnya dengan kedua belah tangannya sehingga suara jeritannya teredam.

    Walaupun mabuk berat, setidaknya Sasha masih bisa mempertahankan akal sehatnya untuk tidak menjerit-jerit dihadapan Pak Halim, tetangga Pak Anton itu. Sarung tangan satin Sasha tampak cukup efektif untuk meredam suaranya. Pak Anton terkekeh-kekeh berusaha menahan tawa saat melihat Sasha menutup mulutnya.

    “Lho? Kenapa kamu tutup mulut? Ayo dong, nyanyi lagi seperti barusan! Supaya didengar Pak Halim!” ejek Pak Anton lewat bisikan di telinga Sasha sambil mempercepat gerakan jarinya sehingga Sasha makin kewalahan menahan suaranya.

    “Hhrmphh… mmmphh!! Mph!!” Suara-suara tertahan kian bergema didalam mulut Sasha. Walaupun tangannya kian erat menutupi mulutnya, namun Sasha tidak mampu untuk menahan suaranya lebih lama lagi, apalagi saat merasakan orgasmenya kian mendekat.

    Suara-suara jeritan Sasha sesekali terdengar saat ada celah di jari-jari Sasha. Namun suara itu juga tidak begitu jelas terdengar. Andaikata Pak Halim tidak ada disitu, Sasha sudah pasti menjerit-jerit dengan keras karena kenikmatan di vaginanya itu.

    Pak Anton terus berusaha untuk membuat Sasha takluk dan menjerit untuk mempermalukan Sasha, namun tetap saja Sasha bersikeras untuk menutup mulutnya. Anehnya, suasana tegang karena takut ketahuan justru memberikan dorongan seksual tersendiri bagi Sasha.

    “HMPP…PPF!! MMM!!!” Dengan diiringi lenguhan tertahan yang keras, mata Sasha membelalak, seluruh otot tubuhnya menegang dan punggungnya melengkung ke atas.
    Pak Anton terkejut saat jarinya tiba-tiba terasa terjepit oleh dinding-dinding vagina Sasha sebelum dibasahi oleh hangatnya cairan cinta Sasha yang mengucur dengan deras dari vagina Sasha.

    Rupanya Sasha berhasil mencapai orgasmenya sekali lagi. Sasha menyandarkan kepalanya ke pagar balkon villa itu untuk beristirahat. Nafasnya tersengal-sengal karena kelelahan.

    “Wah, hebat juga orgasmenya! Ayo, kita lanjut ke ronde dua!” Dengan penuh semangat, Pak Anton melucuti seluruh celananya sehingga penisnya yang besar langsung mengacung tegak dihadapan vagina Sasha yang masih tertungging lemas di pagar balkon.

    Diolesinya penisnya dengan cairan cinta Sasha yang masih tersisa di telapak tangannya sambil sesekali mengurut penisnya, Pak Anton sesekali juga mencolek-colek vagina Sasha untuk mengambil cairan cinta Sasha untuk kemudian dipergunakannya cairan itu sebagai pelumas penisnya. Setelah beberapa lama, penis Pak Anton pun kembali berkilauan akibat olesan dari cairan cinta Sasha. Pak Anton segera merangkul pinggang Sasha sambil memposisikan kepala penisnya dibibir vagina Sasha.

    “Ookh… Oohh!” tanpa sadar Sasha lupa untuk menutup mulutnya dengan tangan sehingga terdengarlah suara lenguhannya saat penis besar Pak Anton memasuki vaginanya.

    Pak Anton terdiam sejenak karena sadar bahwa suara itu bisa saja terdengar oleh Pak Halim. Namun anehnya, Pak Halim masih sibuk membaca korannya dengan wajahnya yang tertutup lembar-lembar koran itu. Sepertinya earphone di telinganya disetel dengan volume yang tinggi sehingga ia sulit mendengar suara disekitarnya.

    Belum puas mengerjai Sasha, Pak Anton menarik pinggang Sasha kearah kanan plafon itu sehingga kini posisi Sasha menungging tepat didepan balkon Pak Halim. Seolah hendak memamerkan caranya menggagahi pengantinnya itu kepada Pak Halim.

    “Eeghmmm…” desah Sasha sambil sedikit menutup mulutnya kembali saat Pak Anton memajukan pantatnya perlahan sehingga penisnya semakin terbenam di dalam lubang pipis Sasha.

    Cerita Seks Birahi 2017 | Sasha tidak merasa begitu sakit lagi karena lubang vaginanya terbuka lebih lebar sedikit akibat dionani dengan dua jari Pak Anton sebelumnya. Malah Sasha merasa nikmat sekali dengan sensasi gesekan antara dinding vaginanya dengan penis besar milik Pak Anton. Rasa sesak akibat diameter penis Pak Anton yang memenuhi rongga vagina Sasha juga memberi sensasi tersendiri yang merangsang syaraf-syaraf vagina Sasha.

    “Hmmm…” Sasha mendesah pelan dengan mulut tertutup saat Pak Anton perlahan-lahan menarik keluar penisnya dari vagina Sasha hingga hanya tersisa pangkal penisnya yang masih terbenam dalam vagina Sasha. Rasa gesekan di klitoris Sasha yang tergesek saat penis itu ditarik mundur memberi sensasi rasa geli yang menggelitik tiap syaraf di vagina Sasha.

    “MMMPH!” Sasha menjerit saat tiba- tiba Pak Anton menghentakkan pinggangnya maju kedepan sehingga penisnya langsung tertancap membenam hingga kedasar liang vagina Sasha.

    Pak Anton lalu mencengkeram pinggang Sasha dan menggoyangkannya pelan-pelan sehingga penisnya mengaduk-aduk kemaluan Sasha. Pak Anton juga kembali memijat pinggang Sasha seperti sebelumnya sehingga Sasha semakin kewalahan akibat tambahan rasa nikmat yang mendera tubuhnya.

    “Mmm… mmm… mmm…” Sasha hanya menggoyang-goyangkan kepalanya menahan rasa nikmat yang menjalari tubuhnya itu sementara kedua tangannya masih sibuk menutupi mulutnya dengan erat. Pak Anton membiarkan Sasha terbiasa dengan sensasi akibat goyangan pinggangnya selama beberapa menit sebelum ia tiba-tiba melepaskan pinggang Sasha.

    “Hmm?” Sasha terkejut sesaat. Sasha segera menoleh kebelakang melihat Pak Anton dengan raut wajah kecewa karena kenikmatannya terhenti.

    “Ayo, giliran kamu yang goyang!” perintah Pak Anton.

    Tanpa ragu lagi, Sasha segera menggoyangkan pantatnya untuk mempermainkan penis Pak Anton dengan vaginanya. Pantat Sasha bergoyang naik-turun menarik keluar sebagian penis Pak Anton sebelum Sasha menghentakkan pantatnya mundur tiba-tiba sehingga penis Pak Anton langsung terbenam dengan cepat ke dalam vaginanya.

    “Huaah… aagh… egh…” Pak Anton mendesah penuh kenikmatan saat merasakan rasa hangat dan lembut dalam vagina Sasha yang terus memainkan penisnya dengan goyangan-goyangan erotis pantatnya.

    Pak Anton terus meresapi kenikmatan dalam rongga vagina pengantin cantiknya itu. Betapa bangganya Pak Anton saat mengingat kesuksesannya untuk mendapatkan layanan khusus dari liang vagina Sasha yang begitu banyak diincar oleh para lelaki di kantor mereka. Lama kelamaan, Pak Anton merasa bosan dengan goyangan Sasha walaupun penisnya terasa cukup nikmat.

    Pak Anton sudah cukup bersabar dengan goyangan Sasha dari tadi untuk menarik perhatian Pak Halim yang dari tadi masih saja menempelkan matanya di koran. Harapannya untuk mempermalukan Sasha dengan cara mempertontonkan adegan dimana Sasha yang masih berbusana pengantin sedang memompa penisnya maju mundur kepada Pak Halim mulai sirna.

    “Sialan si Halim itu! Padahal ada pemandangan bagus begini, malah koran yang dilihatnya! Dasar kutu buku tolol! Buta apa?!” umpat Pak Anton dalam hati.

    Pak Anton yang sudah tidak sabar lagi segera mencengkeram pinggang Sasha dan menghentakkan pinggangnya dengan keras kedalam vagina Sasha.

    “AAH!” Sasha menjerit keras.

    Cerita Seks Birahi Terbaru | Karena dilakukan secara mendadak, Sasha yang terkejut tanpa sadar melepaskan tangannya sehingga suara jeritannya meledak. Pak Anton yang kesal terus menghentak-hentakkan penisnya didalam vagina Sasha. Sasha tahu tangannya kini tidak akan cukup lagi untuk mehanan suaranya, sehingga Sasha tidak punya pilihan lain selain menyumpal mulutnya dengan kain slayer yang tersibak kewajahnya dan menggigit kain itu sekeras mungkin untuk menahan jeritan histerisnya yang siap untuk meledak kapan saja. Selama 5 menit, Pak Anton memompa penisnya keluar masuk dari vagina Sasha. Suara yang keluar dari mulut Sasha sudah tidak jelas sama sekali apakah itu suara desahan, jeritan atau erangan. Sasha benar-benar merasa tersiksa karena jeritannya tertahan dan rasa sakit di tenggorokannya akibat suaranya diredam paksa.

    “Hrggh… Eerghh…” Pak Anton tidak bisa lagi berlama-lama menahan dirinya. Dengan diiringi sebuah hentakan keras ke dalam vagina Sasha, Pak Anton pun menggeram keras dan menyemburlah sperma Pak Anton kedalam vagina Sasha.

    “Hmm… phh??” Sasha terkejut sejenak saat merasakan sperma Pak Anton menyemprot hingga ke dasar vaginanya. Pak Anton membiarkan penisnya tertancap kedalam vagina Sasha sejenak untuk mengeluarkan seluruh spermanya itu.

    Saat penis itu tercabut dari vagina Sasha, tampak lelehan putih sperma Pak Anton ikut keluar dari celah-celah vagina Sasha yang masih menungging itu. Pak Anton tersenyum puas dan dibelainya tubuh Sasha. Namun tiba-tiba ia merasakan tubuh Sasha bergetar pelan seperti menggigil ssat membelai Sasha. Pak Anton dengan perasaan cemas segera melihat keadaan Sasha.

    Betapa terkejutnya Pak Anton saat melihat wajah Sasha yang sudah berlinangan air mata sedang menangis sesunggukan dengan slayer yang masih tersumpal didalam mulutnya. Entah bagaimana, hati Pak Anton terasa sakit dan kasihan melihat Sasha yang tampak tersiksa itu.

    Bagaimanapun juga ia menikahi Sasha atas dasar rasa cintanya pada wanita itu sejak dulu dan mungkin perbuatannya untuk balas dendam dengan mempermalukan Sasha sudah kelewatan sehingga malah menyakiti wanita yang dicintainya itu.

    Pak Anton segera mengusap airmata dari wajah Sasha dan merangkulnya dari belakang. Dilepasnya slayer yang masih digigit oleh Sasha dengan pelan. Pak Anton bisa merasakan getaran tubuh Sasha dan juga peluh yang membasahi sekujur tubuh wanita malang itu.

    “Sha, maaf ya… Kamu tidak apa-apa kan?” tanya Pak Anton dengan penuh kekhawatiran.

    Sasha yang masih sesunggukan hanya mengangguk pelan. Tanpa menghiraukan Pak Halim lagi, Pak Anton segera membimbing Sasha masuk ke dalam kamar mereka. Slayer, tiara dan kontak lens Sasha dilepas, Pak Anton lalu membaringkan Sasha di ranjang mereka tepat disamping Alyssa dan melepas sepatu Sasha.

    “Kamu capek kan? Ayo tidur dulu ya.” Pak Anton segera menyelimuti tubuh Sasha dengan selimut dan membaringkan tubuhnya disamping Sasha. Sejenak Pak Anton merenungi kejadian hari itu dan apa yang telah dilakukannya dengan Sasha. Ekspresi puas tampak menghiasi wajahnya, walaupun ia juga agak menyesali perlakuannya pada Sasha barusan. Perlakuannya memang kelewatan.

    Bagaimanapun juga Sasha pasti punya harga dirinya sendiri sebagai seorang wanita. Pak Anton lalu memutuskan untuk kembali minta maaf.

    “Eh, Sha…” Saat Pak Anton menoleh ke wajah Sasha untuk meminta maaf sekali lagi,

    Rupanya Sasha sudah tertidur lelap kelelahan. Wajah tidurnya tampak menawan bagaikan wajah malaikat, apalagi dengan gaun putihnya dan riasan pengantin di wajahnya yang semakin memperkuat kesan “angelic” dari tubuhnya. Pak Anton hanya tersenyum kecut sebelum akhirnya ikut tertidur sambil memeluk tubuh lembut Sasha.

    Esok paginya, Pak Anton mendadak terbangun saat merasakan sensasi rasa hangat dan sesuatu yang lembut sedang mempermainkan penisnya. Rasanya penisnya seperti dikocok-kocok maju-mundur oleh sesuatu. Sesekali pula pangkal penisnya terasa basah dan geli saat digesek oleh sesuatu yang basah.

    Pak Anton membuka matanya sejenak. Betapa terkejutnya dirinya saat melihat Sasha sedang menungging dihadapan selangkangannya sambil mempermainkan penisnya. Jari-jari tangan Sasha yang masih dibalut sarung tangan satinnya mengocok penis Pak Anton dengan lembut sambil sesekali menjilati dan menyentil-nyentil pangkal penis Pak Anton dengan lidahnya.

    “Sa… Sasha?” tanya Pak Anton tidak percaya.

    “Ooh, Sayaang… Akhirnya bangun juga… Aku sudah menunggu dari tadi, lhoo…” racau Sasha saat melihat Pak Anton terbangun.

    “Apa-apaan kamu?!” bentak Pak Anton, namun Sasha tidak menggubris Pak Anton sama sekali. Ia masih saja sibuk memainkan penis Pak Anton dengan tangan dan mulutnya. Mata Sasha tampak sayu dan nafasnya masih saja memburu. Pak Anton akhirnya tahu kalau Sasha masih belum sadar dari mabuknya dan sudah tentu pengaruh dari obat perangsang itu. Namun Pak Anton heran, bagaimana mungkin Sasha bisa kembali bergairah seperti itu setelah sekian lama meminum wine itu. Normalnya, efek wine itu tentunya sudah hilang dari tadi.

    “Mmm… enaakh… lebih enak dari Aldy… Besaar…” seloroh Sasha sambil mengelus-elus penis Pak Anton dan menjilatnya dengan pelan.

    “Hooh… Hwooh…” Pak Anton mendesah nikmat saat tiba-tiba bibir Sasha menghisap-hisap penisnya.

    “Mmm… hmm…” terdengar gumaman Sasha yang masih menghisap penis Pak Anton. Lidah Sasha ikut membelai-belai pangkal penis Pak Anton sehingga Pak Anton merasa lubang kencingnya seolah ditusuk-tusuk oleh jarum.

    “Aah… enaak… Eh? Hentikan Sasha!” tiba-tiba Pak Anton tersadar dari buaian kenikmatannya itu. digesernya kepala Sasha sehingga kuluman Sasha terlepas dari penisnya.

    “Apaa siih?” gerutu Sasha kesal.

    “Siapa yang suruh kamu oral seks sekarang?! Ini masih pagi tahu!”

    “Soalnya kamu curaang! Aku masih belum memberimu hadiah pernikahan kaan?!!” jawab Sasha dengan wajah merengut.

    “Hadiah apa?!” tanya Pak Anton heran.

    Sasha tidak menghiraukan pertanyaan Pak Anton. Ia segera melompat dan menangkap penis Pak Anton dengan kedua belah tangannya.

    “Naah, ketangkap deeh! Dasar nakaal!” ujar Sasha seperti anak kecil.

    Sasha segera mengulum penis Pak Anton kembali. Suara jilatan dan hisapan Sasha kembali bergema di kamar itu. Kini giliran Pak Anton yang kewalahan menghadapi Sasha. Rasa nikmat yang menjalari penisnya semakin menjadi. Liur Sasha sudah menetes-netes dipinggir bibirnya, namun Sasha masih saja bersemangat dalam menghisap penis Pak Anton.

    “Sashaa! Sudaah! Hadiah apa yang kamu mau?!” kembali Pak Anton bertanya dengan kewalahan. Sasha pun akhirnya menghentikan kulumannya itu dan menatap wajah Pak Anton dengan sayu.

    “Aku… mau memberimu keperawananku…” jawab Sasha pelan.

    “Keperawanan? Bukannya kamu sudah tidak perawan dari tadi?” tanya Pak Anton bingung dengan dahi yang mengrenyit. Bukannya Sasha sudah tidak perawan sejak sebelum ia dinikahi tadi? Bukankah Aldy yang sudah memetik keperawanan Sasha sebelumnya? Pikir Pak Anton.

    “Aah! Mas Anton bodoh deeh!!” Sasha kembali merengut. Kini Sasha membalikkan tubuhnya, mengangkat rok gaunnya dan menungging dihadapan Pak Anton sambil menguakkan bongkahan pantatnya sendiri sehingga lubang pantat Sasha tampak merekah dihadapan wajah Pak Anton. Pantat Sasha tampak mengkilat ditimpa cahaya mentari pagi yang menerobos kedalam kamar mereka.

    “Ini… pantatku masih perawan kook!” ujar Sasha manja.

    “Ayo doong! Ini hadiah dariku lhoo! Aku memang berencana untuk memberi keperawanan pantatku untuk Mas Anton dari kemarin!” goda Sasha seperti pelacur sambil menggoyang-goyangkan pantatnya yang montok itu, sehingga Pak Anton kini kembali menelan ludah. Siapa yang bisa menolak godaan seorang pengantin wanita secantik Sasha? Apalagi tawaran sukarela untuk mencicipi lubang pantat Sasha tidak datang setiap hari.

    Pemandangan yang disajikan Sasha dihadapan Pak Anton segera membangkitkan kembali gairah seksual Pak Anton. Pak Anton segera beranjak bangun dari ranjangnya.

    “Yaah… kok pergi siih?!” ujar Sasha yang masih menungging dengan nada kecewa.

    “Sebentar sayang, aku mau minum dulu.” Jawab Pak Anton sambil mencari-cari wine yang tadi ditaruhnya diatas meja balkon itu supaya gairah seksualnya ikut bangkit untuk mengimbangi Sasha.

    Pak Anton amat terkejut melihat wine yang tadinya masih penuh sekitar ¾ bagian, sekarang jumlahnya kurang dari setengah botol. Pak Anton melirik Sasha sejenak, dilihatnya wajah Sasha yang tampak dilanda nafsunya itu. Bahkan kini jari-jari lentik Sasha mulai mempermainkan liang vaginanya sendiri sambil mendesah-desah erotis.

    “Eh Sha, kamu tadi minum wineku ya?” tanya Pak Anton curiga.

    “Iyaah… memangnya kenapaa? Soalnya nggak ada air putihh… Winenya enakk… hhh… tadi kuminum 10 gelas… mmh… soalnya gelasnya kecil… siih…” desah Sasha.

    Pantas saja! gerutu Pak Anton dalam hati. Akhirnya Pak Anton tahu penyebab mengapa Sasha bisa semabuk dan bergairah seperti itu. Wajar saja, semalam mereka mereguk sekitar 7 gelas kecil wine itu dan masih tersisa lebih dari setengahnya. Dengan dosis 5 gelas saja sudah cukup untuk membuat Sasha tergila-gila semalam. Apalagi dengan dosis berganda, wajarlah apabila akibatnya bisa sedahsyat itu untuk wanita yang gampang mabuk seperti Sasha.

    Pak Anton hanya menggerutu sejenak sebelum meminum beberapa gelas kecil wine itu. Setelah merasa tubuhnya mulai bergairah, Pak Anton segera menghampiri Sasha yang masih sibuk beronani sambil menungging diatas ranjang. Segera Pak Anton memposisikan wajahnya ditunggingan Sasha. Dibenamkannya wajahnya di selangkangan Sasha sambil menjulurkan lidahnya ke vagina Sasha perlahan.

    “Hya?!” Sasha kembali menjerit kecil saat lidah Pak Anton menusuk vaginanya.

    Pak Anton segera mencengkeram pinggang Sasha dan membenamkan wajahnya di selangkangan Sasha. Dihirupnya aroma khas yang terpancar dari vagina Sasha sambil menyeruput cairan cinta Sasha yang menetes deras ikut membasahi sprei ranjang mereka. Hembusan nafas Pak Anton membuat bulu kuduk Sasha berdiri dan desahannya semakin keras saat klitorisnya kembali dipermainkan Pak Anton yang kali ini menyentil klitoris Sasha dengan lidahnya.

    “Aah… aaw!!” Desah Sasha menggema diruangan itu.

    Tubuh Sasha sudah sepenuhnya tidak terkontrol lagi karena takluk oleh nafsu birahinya. Pak Anton pun semakin bersemangat mencicipi vagina Sasha.

    “Mommy?” tiba-tiba terdengar suara anak perempuan dari belakang tubuh Sasha dan Pak Anton.

    “A… Alyssa?” Sasha terkejut sejenak saat mendengar suara itu. Pak Anton menoleh dan melihat Alyssa yang terbangun sudah terduduk dibelakangnya. Alyssa tampak kebingungan melihat posisi ibunya yang menungging dan wajah Pak Anton yang terbenam di selangkangan ibunya itu. Alyssa lalu berjalan mendekati Sasha, dilihatnya wajah merah padam Sasha yang sayu dan tampak kelelahan. Tentu saja balita seperti Alyssa tidak mengerti sama sekali apa yang sedang dilakukan oleh Sasha dan Pak Anton.

    Pak Anton menghentikan aksinya karena ia tidak mau lagi mengerjai Sasha dengan berlebihan. Bahkan Pak Anton segera menurunkan kembali rok gaun Sasha untuk menutupi selangkangan Sasha.

    “Aah! Kok berhenti siih!” gerutu Sasha.

    “Sebentar Sha, Alyssa kan sudah bangun. Kita lanjutkan nanti saja!”

    “Nggak mauu! Aku maunya sekarang!” tolak Sasha seperti anak kecil.

    “Tapi Sha, Alyssa kan…”

    “Biarin ajaa… Kalau nggak, nanti aku nggak akan mau main dengan Mas Anton lagi!” ancam Sasha. Mungkin karena mabuk berat dan pengaruh rangsangan di tubuhnya, Sasha tidak peduli lagi dengan kehadiran Alyssa. Ia juga sama sekali tidak cemas kalau Alyssa menonton adegan persetubuhannya nanti. Pak Anton merasa tidak perlu lagi menahan diri karena Sasha sendiri sudah sama sekali tidak peduli dengan harga dirinya. Tanpa menunggu lama, Pak Anton segera menyibakkan kembali rok gaun Sasha dan mencubit klitoris Sasha.

    “AW!” Sasha menjerit di hadapan Alyssa, sehingga Alyssa tampak semakin kebingungan.

    “Mom…my?” tanya Alyssa bingung dengan polosnya. Ia mengira Sasha kesakitan karena Sasha menjerit keras.

    Pak Anton kembali beraksi, kini dijilatinya klitoris Sasha sambil kembali memasukkan jarinya kedalam vagina Sasha dan mulai mengocok liang vagina Sasha kembali.

    “Ahh… oohh… Haaah…” kini wajah Sasha tampak memancarkan kelegaan dan kenikmatan di hadapan Alyssa.

    Pak Anton terus bergantian antara mencubit klitoris Sasha ataupun menyentil-nyentil klitoris Sasha sehingga mimik wajah Sasha ikut berganti-ganti antara menikmati atau kesakitan dihadapan Alyssa. Raut wajah Alyssa semakin bingung melihat mimik muka ibunya itu. Mata Sasha yang merem melek ditambah dengan bibirnya yang meneteskan air liurnya dan lidahnya yang terus menyapu keluar akibat deraan gelombang kenikmatan yang menguasai tubuhnya kini terpampang jelas dihadapan putrinya sendiri yang tampak kebingungan karena belum pernah melihat raut wajah ibunya seperti itu.

    Update Cerita Seks Birahi 2017 | Normalnya, Sasha pasti akan segera menghentikan tontonan yang amat tidak pantas untuk dilihat bagi balita yang polos seperti Alyssa. Namun akibat rangsangan obat yang diminumnya dengan wine itu, sekarang otak Sasha hanya terfokus untuk menggapai kenikmatan seksualnya sendiri tanpa menghiraukan pandangan Alyssa sama sekali. Sensasi kenikmatan di vaginanya benar-benar merasuki tubuh Sasha yang sekarang juga amat sensitif akibat pengaruh obat perangsang itu. Malah Sasha juga merasa semakin terangsang saat persetubuhannya dilihat oleh anaknya sendiri.

    “Alyssa, ayo sini ke tempat om!” ujar Pak Anton tersenyum sambil menggendong Alyssa ke pangkuannya. Sehingga kini Sasha memamerkan kewanitaan dan pantatnya dihadapan Pak Anton dan anaknya sendiri. Pak Anton lalu memegang tangan mungil Alyssa dan mengeluarkan jari telunjuk dan jari tengah milik balita mungil itu.

    “Nah, ayo… om kasih tahu apa yang paling disuka mamamu!” Ujar Pak Anton sambil membimbing tangan Alyssa kearah vagina Sasha.

    “Ugh!” Sasha menjerit saat merasakan vaginanya ditusuk oleh sesuatu yang kecil. Sasha akhirnya menyadari kalau jari-jari mungil Alyssa sudah terbenam ke dalam vaginanya.

    “Baguus! Alyssa memang pintar! Sekarang, ikutin gerakan tangan om ya!” puji Pak Anton sambil memegang pergelangan tangan Alyssa dan menggerakkannya maju-mundur dengan pelan sehingga jari-jari tangan Alyssa menghunjam vagina ibunya berulangkali.

    “Wah! Aach! Aww!” Sasha mendesah-desah saat jari-jari mungil Alyssa mempermainkan vaginanya. Tubuh Sasha tampak terhentak pelan mengiringi hunjaman jari putrinya sendiri di vaginanya. Alyssa yang polos sama sekali tidak tahu apa yang sedang dilakukannya itu. Alyssa malah tampak senang dan tertawa-tawa saat melihat tubuh ibunya terhentak sambil mendesah nikmat akibat permainan jarinya itu. Ia mengira perbuatannya itu semacam permainan yang menyenangkan. Pak Anton sesekali melepaskan tangan Alyssa dan Alyssa terus saja menggerakkan jarinya maju mundur divagina Sasha.

    “Gimana rasanya, Sha? Main dengan Alyssa enak kan?” ejek Pak Anton.

    “Ooh.. oh… aah… Alyssaa… ahh… Alyssa… enaak… terus… sayaang…” Racau Sasha penuh kenikmatan. Sasha tidak mempedulikan ejekan Pak Anton lagi. Jari-jari mungil Alyssa yang sesekali bergerak saat menghunjam vaginanya menjelajahi ruang hangat vagina Sasha memberi Sasha reaksi tersendiri yang luar biasa. Apalagi mengingat kalau vaginanya sedang dipermainkan anaknya sendiri, sama sekali tidak membuat Sasha merasa malu, malah Sasha semakin terangsang berat akibat permainan itu.

    “WAAAH… HAAH…AAKH!!!” Sasha menjerit sekeras-kerasnya saat seluruh syaraf tubuhnya menegang keras. Tanpa bisa dibendung, cairan cinta Sasha langsung muncrat tanpa ampun kejari-jari Alyssa. Alyssa terdiam sejenak karena kaget mendengar suara jeritan Sasha dan semburan cairan cinta ibunya itu. Kepala Sasha langsung ambruk kembali ke ranjang setelah mendapat orgasme yang luar biasa itu, namun ia masih dalam posisi menungging sehingga bagian atas tubuhnya kini tertumpu pada kedua dada indahnya itu yang kini seperti bantalan yang terjepit diantara tubuhnya dan kasur empuk itu untuk menahan tubuhnya.

    “Hehehe… lumayan deh!” Pak Anton terkekeh-kekeh puas setelah berhasil mengerjai Sasha sambil mengacungkan jari-jari Alyssa yang berkilat akibat cairan cinta Sasha dan menjilat-jilati jari Alyssa.

    “Bagus sekali, Alyssa! Kamu memang pintar!” kembali Pak Anton memuji Alyssa sambil mengelus kepala anak yang lugu itu. Alyssa hanya tertawa saat Pak Anton membelainya tanpa mengerti kalau ia baru saja diperalat untuk melakukan hal yang amat terkutuk. Alyssa lalu didudukkan disebuah kursi bayi dan dipasangkan ikat pinggang supaya tidak jatuh. Setelah memastikan kalau Alyssa sudah aman, Pak Anton segera kembali menghampiri Sasha yang masih menungging tak berdaya diatas ranjang itu.

    “Oke, Sasha! Sekarang giliran saya ya! Saya mau menagih hadiah dari kamu!” pungkas Pak Anton sambil mengangkat sedikit pinggang Sasha. Kali ini diposisikannya pinggang Sasha agar lubang pantat Sasha berada tepat dihadapan penisnya yang mengacung tegak.

    “Tenang saja! Saya akan bersikap lebih lembut kali ini, supaya kamu tidak merasa tersiksa lagi.” Janji Pak Anton pada Sasha.

    Pak Anton kembali mencolek-colek cairan cinta di vagina Sasha untuk kemudian diusapkannya di lubang pantat Sasha sebagai pelumas. Setelah merasa siap, Pak Anton menguakkan kedua bongkahan pantat Sasha dan menyentuhkan ujung penisnya dilubang pantat Sasha. Pak Anton mulai mendorong maju pinggangnya dengan pelan.

    “Heghh…” Sasha merintih kecil saat merasakan lubang pantatnya terbuka sedikit untuk menerima penis Pak Anton.

    “AAAAKH!!!” dengan disaksikan oleh Alyssa, Sasha menjerit pilu saat penis Pak Anton yang besar itu menerobos masuk lubang pantatnya hingga penis besar itu terhunjam sepenuhnya kedalam lubang pantat Sasha dan lenyaplah keperawanan anal milik Sasha. Air mata Sasha langsung menetes akibat rasa perih yang tak terkira melanda anusnya.

    “Hoaah…” Pak Anton menghentikan sejenak gerakannya untuk meringankan rasa sakit yang melanda Sasha. Sekaligus merasakan sensasi hangat dan lembut didalam lubang pantat Sasha. Jepitan otot pantat Sasha yang begitu erat memberi rasa nikmat bagi Pak Anton, seolah bersetubuh dengan seorang perawan. Ya! Bagi Pak Anton, peribahasa “tak ada rotan, akar pun jadi” amat berarti saat itu. Karena walaupun tidak bisa menikmati keperawanan vagina Sasha, toh tidak ada salahnya bagi Pak Anton untuk mendapatkan keperawanan pantat Sasha yang tak kalah nikmatnya.

    “Sasha, kenapa? Sakit ya?” Pak Anton bertanya pada Sasha dengan nada sedikit cemas.

    “I… iya… shhh… sebentar ya…” jawab Sasha pelan sambil menghela nafas. Sasha berusaha menghirup udara sejenak dan menyesuaikan dirinya dengan posisi Pak Anton. Rasa sesak dan perih dilubang pantat Sasha pelan-pelan menghilang. Tidak seperti tadi, kali ini Pak Anton berusaha untuk memberi rasa nyaman bagi Sasha. Sementara itu, Alyssa hanya terduduk sambil melihat adegan persetubuhan ibunya itu.

    “Bagaimana? Sudah enak?” tanya Pak Anton.

    “Mmm… Tapi jangan keras-keras ya…” jawab Sasha sambil menanggukkan kepalanya.

    Pak Anton mulai menggerakkan pinggulnya perlahan-lahan sehingga penisnya tertarik keluar hingga tersisa pangkal penisnya saja sebelum kembali menggerakkan maju penisnya dengan pelan kedalam pantat Sasha. Gerakan pelan itu memang disengaja untuk memberi rasa nyaman bagi Sasha. Saat penis Pak Anton sudah terbenam sebagian besar, Pak Anton segera menghentakkan pinggangnya mendadak sehingga muncul rasa perih yang tiba-tiba menyengat anus Sasha.

    “Aw!” jerit Sasha saat pantatnya serasa tertusuk oleh jarum raksasa ketika Pak Anton menghentakkan pinggangnya, menghunjamkan seluruh penisnya kedalam anus Sasha.

    “Tahan ya, Sha! Lama-lama juga enak kok!” bujuk Pak Anton. Sasha hanya mengangguk pelan. Pak Anton terus menggerakkan penisnya maju mundur dengan pelan sambil meresapi nikmatnya jepitan erat dari otot pantat Sasha.

    Benar saja, lama kelamaan rasa sakit dan perih di pantat Sasha mulai berganti dengan rasa geli sedikit perih yang nikmat. Syaraf-syaraf anus Sasha mulai terbiasa dengan gerakan penis Pak Anton dan hentakan mendadak dari Pak Anton yang sekarang mengirimkan gelombang kenikmatan tiada taranya kesetiap simpul syaraf Sasha. Suara rintihan Sasha pelan-pelan berganti dengan suara desahan penuh kenikmatan.

    “Aagh… awwh… hhh…” Sasha tampak megap-megap merasakan sensasi nikmat yang melanda anusnya. Saat merasa Sasha sudah terbiasa dengan gerakannya, Pak Anton langsung mempercepat gerakan pinggulnya sehingga penis Pak Anton menghunjam keras kedalam anus Sasha. Suara tumbukan antara pinggang Pak Anton dan bongkahan pantat Sasha menggema didalam kamar mereka.

    Pak Anton kembali menuangkan wine ke gelasnya sendiri dan menyodorkan gelas itu ke Sasha. Sasha yang kehausan akibat terus menjerit-jerit sejak disetubuhi Pak Anton segera meminum wine itu. Saat melihat wine digelas itu habis, Pak Anton segera menuangkan wine itu lagi untuk diminum Sasha. Sasha terus direcoki dengan wine yang dicampur obat perangsang itu sehingga kini Sasha semakin mabuk dan terhanyut dalam gairah seksualnya.

    “Aah… en…naak… ooh…” desah Sasha.

    “Enak ya, Sha? Kamu suka?”

    “I…yaah… ookh…”

    “Sasha, kamu suka yang mana? Di vagina atau pantat kamu?” tanya Pak Anton.

    “Aaahh… sama sajaa… dua-duanya enaak…” celoteh Sasha.

    “Mas Antoon… Maas… suka yang manaa? Vagina… atau pantatnya Sashaa?” tanya Sasha manja seperti seorang pelacur.

    “Hmm… Aku sih lebih suka pantatmu, Sha. Soalnya vagina kamu sudah bekas si Aldy! Lagipula pantat kamu masih rapat seperti perawan, hehehe…” jawab Pak Anton cengengesan.

    “Kalau begituu… mulai hari ini… lubang pantatnya Sasha… jadi milik Mas Anton… yaa? Terserah Mas Anton mau bagaimanaa ajaa… Pasti Sasha nurut deeh…”

    Hati Pak Anton langsung berbunga-bunga mendengar tawaran Sasha bahwa mulai saat ini pantat Sasha bebas untuk digunakannya sesuka hati.

    “Boleh! Boleh! Pokoknya mulai sekarang pantatmu hanya untuk aku saja! Jangan sampai disentuh si Aldy ya!” jawab Pak Anton sesegera mungkin.

    “Iyaah… hhh… Maas…” jawab Sasha pelan.

    Pak Anton dan Sasha terus bersetubuh di hadapan Alyssa. Alyssa yang tidak mengerti dengan pemandangan dihadapannya hanya diam sambil mengisap-isap jarinya. Sasha sama sekali tidak peduli dengan tatapan Alyssa, mulutnya sibuk mendesah sambil meresapi rasa nikmat di anusnya. Sesekali Pak Anton memukul bongkahan pantat Sasha yang langsung disambut dengan jeritan Sasha dihadapan Alyssa. Sasha sendiri merasakan pengalaman seks yang luar biasa dengan Pak Anton. Biasanya saat bersetubuh, Aldy lebih suka gaya konvensional yang seringkali membuat Sasha bosan. Lain halnya dengan Pak Anton yang selalu punya banyak cara untuk menaikkan gairah seksual Sasha. Walaupun sebenarnya gairah seksual Sasha juga banyak terbangkitkan oleh wine yang ia minum.

    “Aahh…Maas…” panggil Sasha pelan.

    “Ya, sayang?” jawab Pak Anton

    “Sudah… mau sampai, maas… tolong… aah…” pinta Sasha saat merasakan orgasmenya membayang.

    “Oke… tahan ya, sayang… Aku juga mau sampai. Erhm…” ujar Pak Anton sambil menggeram sejenak. Penis Pak Anton ditarik keluar perlahan hingga tersisa ujung penisnya saja dan tiba-tiba Pak Anton merebahkan dirinya di ranjang. PLOOP! Terdengar suara pelepasan yang becek antara penis Pak Anton dan lubang pantat Sasha.

    “OOH!” Sasha langsung melenguh keras dan kembali roboh diatas ranjangnya.

    Dengan sigap, Pak Anton segera bangkit dan berlutut kembali dihadapan tunggingan Sasha. Penisnya sekarang dibenamkan langsung ke vagina Sasha dan Pak Anton segera menggerakkan pinggang Sasha maju mundur hingga penisnya terhentak-hentak dalam vagina Sasha.

    “AAH! Ah! Aah!” Sasha menjerit-jerit histeris karena sensasi kenikmatan gesekan penis Pak Anton di vaginanya.

    “Sha… Aku mau keluar… sebentar lagi…” ujar Pak Anton terbata-bata merasakan penisnya yang siap mencapai puncak kenikmatannya sekali lagi.

    “Ooh! Yaah! Ayo Mass… keluarkan di vagina Sasha lagii… supaya… Sasha hamiil…” seloroh Sasha yang juga terpengaruh oleh gejala orgasmenya.

    “Iyaah… Sashaa…” Pak Anton yang mendengar bahwa ada kesempatan baginya untuk menghamili Sasha semakin buas menghentakkan penisnya itu. Bayangan akan seorang buah hati yang akan dilahirkan oleh Sasha hasil dari pernikahan dengannya, membuat Pak Anton kian bersemangat.

    “AAAH! HAAH! MAS ANTOON…” Sasha melolong keras saat ledakan orgasme kembali menghantam tubuhnya untuk kesekian kalinya. Tubuh Sasha langsung mengejang kaku dan dinding vaginanya terasa menjepit dan meremas penis Pak Anton sekuat mungkin. Sasha kembali tumbang kelelahan setelah orgasme dengan hebat dua kali berturut-turut. Tubuhnya terasa lemas tanpa tenaga sama sekali dan Sasha pun segera tertidur kelelahan setelah melayani Pak Anton selama hampir 2 jam. Cairan bening ikut menetes keluar dari vagina Sasha yang masih tersumbat penuh dengan penis Pak Anton, pertanda bahwa Sasha baru saja mengalami orgasme.

    “HHRMH!” Pak Anton yang sudah tidak tahan akibat sensasi jepitan di vagina Sasha, segera menggeram dan membenamkan penisnya hingga kedasar vagina Sasha.

    Akhirnya disemprotkannya cairan spermanya kedalam rahim Sasha, beberapa saat setelah Sasha mengalami orgasme. Untuk beberapa saat, Pak Anton meresapi kenikmatan ejakulasinya didalam rahim Sasha sebelum melepaskan penisnya dari vagina Sasha dengan pelan.

    Pak Anton meluruskan dan membalikkan tubuh Sasha yang terlungkup. Sehingga Sasha kini terbaring di hadapannya. Pak Anton tersenyum melihat wajah Sasha yang tertidur.

    Pak Anton lalu memberikan sebuah bantal dikepala Sasha dan merapikan kembali penampilan Sasha. Tidak lupa, diaturnya posisi tidur Sasha senyaman mungkin agar Sasha bisa beristirahat.

    “Hwaaa… Waaa!!” tiba-tiba terdengar suara tangisan Alyssa.

    Pak Anton yang masih telanjang segera tergopoh-gopoh menghampiri balita kecil itu. Sesaat Pak Anton bingung karena tangisan Alyssa. Namun ia segera melepas pengaman Alyssa dan digendongnya putri Sasha itu keatas ranjang tempat ibunya tertidur lelap. Alyssa lalu didudukkan disamping Sasha. Mungkin karena merasa lebih aman didekat ibunya, Alyssa pun pelan-pelan menghentikan tangisannya. Alyssa lalu merangkak mendekati tubuh ibunya itu.

    “Mommy?” kembali Alyssa memanggil Sasha sambil menepuk-nepuk tangan Sasha. Pak Anton pelan-pelan menjauhkan Alyssa dari ibunya untuk memberi kesempatan bagi Sasha untuk tidur.

    “Alyssa, jangan ganggu mamamu ya? Biarkan mamamu istirahat ya?” pinta Pak Anton dengan pelan sambil menggendong Alyssa kearahnya. Alyssa hanya melihat wajah Pak Anton dengan raut wajah polosnya yang tersenyum. Mata Alyssa sejenak mengingatkan Pak Anton dengan mata indah Sasha.

    “Alyssa, mau nggak punya adik?” tanya Pak Anton pada Alyssa. Seolah mengerti akan perkataan Pak Anton, Alyssa tertawa riang sambil menepuk-nepukkan kedua tangannya.

    “Yaa, Alyssa memang anak yang pintar! Kalau begitu, biarkan mamamu istirahat ya? Supaya Alyssa nanti bisa dapat adik bayi yang lucu! Nah, ayo main dengan om, ya!” bujuk Pak Anton.

    Koleksi Cerita Seks Birahi | Alyssa hanya tertawa-tawa riang sementara Pak Anton memakai pakaiannya sebelum menggendong anak itu keluar kamar, meninggalkan ibunya yang masih tertidur. Beberapa jam kemudian, Sasha terbangun dari tidurnya. Sayup-sayup ia mendengar suara tawa Alyssa dari arah taman. Sasha segera beranjak kearah balkon dan dilihatnya Pak Anton sedang duduk di ayunan kecil di taman villanya dengan Alyssa disampingnya. Sasha tersenyum bahagia saat melihat Alyssa tampak senang bermain-main dengan sebuah bola yang diberikan oleh Pak Anton sambil berayun-ayun di ayunan itu.

    “Nah, lihat! Siapa yang sudah bangun!” ujar Pak Anton sambil mengarahkan pandangan Alyssa ke balkon. “Mommy! Mommy!” Alyssa semakin tertawa lebar saat melihat ibunya itu. Tangannya melambai-lambai kecil seolah memanggil Sasha untuk ikut bermain bersama. Sasha segera turun ke taman villa itu tanpa sempat mengganti busana pengantinnya yang dikenakannya dari kemarin sore. Sesampainya di taman, Sasha segera berjalan cepat menghampiri suami dan anaknya itu.

    “Akhirnya bangun juga! Alyssa sudah kangen nih!” ujar Pak Anton seraya menyerahkan Alyssa kedalam gendongan Sasha. Sasha hanya tersenyum melihat keakraban Pak Anton dan putrinya itu. Pak Anton bisa melihat kalau pengaruh wine itu sudah sepenuhnya hilang dari diri Sasha.

    “Ayo, duduk dong! Kan capek berdiri terus!” Pak Anton menggeserkan diri dan memberi tempat duduk untuk Sasha di ayunan itu.

    “Emm… jangan dulu ya, Mas?” pinta Sasha sambil tersenyum manis.

    “Lho, kenapa?”

    “Masih sakit nih…” jawab Sasha pelan sambil tersipu malu saat melirik kebagian belakang-bawah tubuhnya. Pak Anton tertawa kecil mendengar jawaban Sasha. Wajar saja karena pantat Sasha baru saja diperawani sehingga pasti terasa agak sakit kalau duduk di kursi ayunan yang terbuat dari besi.

    “Ya, sudah! Kutemani kamu dan Alyssa jalan-jalan di taman saja ya? Nggak sakit kan, kalau jalan?” tanya Pak Anton. Sasha menggeleng dan tersenyum sambil meraih pergelangan tangan Pak Anton.

    “Sha, kamu nggak mau ganti baju dulu nih? Kalau dilihat tetangga gimana?” tanya Pak Anton.

    “Hihi… ya sudah, nggak apa-apa kok! Kita kan pengantin baruu!” jawab Sasha ceria.

    Pak Anton tersenyum dan segera menyambut uluran tangan Sasha. Mereka pun bergandengan dengan mesra sambil berjalan disepanjang di taman itu.

    Mereka lalu tiba di paviliun tempat mereka menikah kemarin. Pak Anton lalu memeluk tubuh Sasha, yang sedang menggendong Alyssa, dari belakang. Sasha hanya tertawa kecil dan tersenyum bahagia saat dipeluk oleh Pak Anton.

    “Sha, bagaimana kalau kamu nanti hamil? Apa kamu mau punya anak dari saya?” tanya Pak Anton

    “Kok Mas Anton tanyanya begitu sih? Mas Anton kan suamiku juga.” jawab Sasha lembut.

    Jawaban Sasha itu langsung memberikan ketenangan yang tak terkira bagi Pak Anton. Betapa bahagianya dirinya karena akhirnya berhasil mendapatkan hati wanita dambaan hatinya itu, apalagi wanita itu sekarang mau menerima dirinya seutuhnya. Bisa dikatakan kalau benih-benih cinta yang ditaburkannya dalam hati Sasha kini telah seutuhnya bersemi dan mekar didalam relung hati Sasha.

    “Eh, Mas! Kalau saya hamil dan anaknya nanti perempuan, saya beri nama Anissa ya?” usul Sasha tiba-tiba.

    “Lho? Kenapa Anissa?” tanya Pak Anton heran.

    “Soalnya nama Alyssa kan dari gabungan namaku dan Aldy! Aldy-Sasha, jadinya Alyssa… kalau begitu, Anton-Sasha, jadinya Anissa doong!” canda Sasha.

    “Hahaha… Kamu bisa saja! Terserah kamu saja, sayang! Hahaha!” Pak Anton tertawa sambil membelai kepala Sasha. Alyssa juga ikut tertawa dalam gendongan Sasha saat melihat kedua orang tuanya itu tampak bahagia.

    Saat itu adalah saat yang paling membahagiakan dalam hidup Pak Anton karena ia telah mendapatkan sebuah keluarga baru yaitu Sasha dan putrinya, Alyssa. Pak Anton tidak peduli bahwa Sasha adalah istri sah Aldy ataupun ikatan mereka hanya sebatas kawin kontrak semata.

    Cerita Seks Birahi | Demikian pula dengan Sasha yang kini menyadari betapa dalamnya cinta Pak Anton pada dirinya yang jauh melebihi rasa cinta yang diberikan oleh Aldy. Bagi mereka saat ini, ikatan mereka sudah layak bagi sepasang suami-istri yang saling mencintai, dimana mereka akan terikat dan setia satu sama lain dalam pernikahan mereka selama-lamanya.

    TAMAT

     

     

    PEMBESAR PENIS CEPAT DAN AMAN

    MAGNA RX PLUS 2-3 HARI KONSUMSI LANGSUNG TERASA HASILNYA,KAMI BILANG SEPERTI INI KARENA KAMI MEMBUKTIKANYA SENDIRI SEBELUM KAMI JUAL.

    MAGNA RX PLUS Spesialis Pembesar Penis Terbaik Paling Ampuh dan Permanen untuk Meningkatkan, Memperbesarkan serta Memanjangkan ukuran Alat Vital Pria ( Penis ) secara aman dan alami dengan kualitas yang sangat luar biasa Efektif, Efisien serta Aman Tanpa Efek Samping. Dengan berdasarkan dari hasil riset pengembangan dan penelitian tentang pertumbuhan alat vital pria selama bertahun-tahun oleh para dokter dan ilmuwan spesialis serta praktisi kesehatan reproduksi pria (Androlog & Urolog) baik yang langsung dari Produsen ataupun dari belahan Dunia Internasional lainnya yang sangat-sangat berkompeten dibidangnya. Kunci Sukses dari Magna RX PEMBESAR PENIS Herbal Alami Asli adalah hasil dari sekian lama pengembangannya, dimana di dalamnya melibatkan beragam bidang ilmu Pengetahuan dan farmasi baik secara Modern ataupun secara Tradisional yang memang sudah terbukti selama ribuan tahun lamanya.

  • Cerita Ngesex Pembantu Yang Masih Abg – Kumpulan Cerita Sex Dewasa 2018

    Cerita Ngesex Pembantu Yang Masih Abg – Kumpulan Cerita Sex Dewasa 2018


    2299 views

    Cerita Ngesex Pembantu Yang Masih Abg di posting oleh perawanku pada September 19, 2018

    Perawanku – Aku seorang pedagang umur 35 tahun, istriku 32 tahun guru SMA. kisah ini terjadi dua tahun lalu, tepatnya satu bulan sebelum puasa. Aku mempunyai pembantu namnya Dian. orangnya cukup tinggi hampir setinggi aku yaitu kira-kira 165cm, semampai, badanya langsing dengan kedua tetek yang masih sekal dan mencuat dengan ukuran teteknya kira2 34. saya hanya kira-kira aja, karena belum pernah melihatnya.

    Dina sudah bekerja di rumah sejak empat tahun yang lalu, yaitu sejak anak kedua saya lahir. ia sangat sayang sama anak saya. istri saya pun percaya ama dia. karena istri saya bekerja maka semua urusan pengurusan rumah tangga diserahkan kepad si Dina. Dina ini hanya tamat SD sekarang umurnya sudah 17 tahun. lagi segarnya memang.

    Sering Dina ini ketiduran di Sofa keluarga sambil mengendong anak saya sementara istri saya telah tertidur pulas.. dekat sofa atau didepan nya ada TV ukuran 34 Inc.. disamping sofa keluarga ada meja makan. saya biasanya suka mengetik hasil transaksi bisnis di meja makan itu sampai larut malam. karean seringnya Dina ketiduran di atas sofa depan TV, lama2 saya memperhatikan ia juga.

    Cantik dan sensual juga si Dina ini pikirku. Dengan kulit bersih sawo matang, rambut terurai panjang sebahu, dan kaki jenjang… selayaknya si Dina tidak pantas jadi pembantu. saya tipe suami yang setia. belum pernah merasakan memek dan harumnya gadis lain selain istri ku. oya istriku cukup cantik dengan kulit putih mulus dan bodi bahenol. kalo sedang hubungan intim ia sangat liar sekali. nafsu sex nya sangat kuat. kembali ke DIna. kadang2 waktu ia ketiduran di sofa, belahan dadanya sedikit mengintip.

    pada suatu malam saya lagi pengen maen, namun istri ku lagi dapet bulan. dan seperti biasa si Dian pembantuku, ketiduran dekat sofa yang menghadap ke arah saya. saya iseng menghamprinya, dengan tangan gemetar, takut istri saya bangun.. saya belai rambutnya. ia diam aja. trus saya usap2 pipinya,.. eh..eh.. ia diem aja..trus saya mulai raba2 dadanya yang masih dalam bungkus bajunyanya, sementara anaknya ia peluk sambil tidur..saya mulai curiga ia ketiduran atau pura2 tidur.. kemudian saya kecup keningnya terus matanya dan mendarat di bibirnya.. eh,,ia diam aja.

    Saya penasaran… saya mulai isep mulutnya.. dan ia bergerak pelan..saya kaget..kemudian saya lepas ciuman saya… ia tertidur lagi. trus saya cium lagi bibirnya sambil tangan saya membelai-belai teteknya masih dalam bungkus bajunya… saya jadi penasaran., ia betul2 tidur atau tidak..saya takut juga..terus saya duduk di kursi makan menenangkan diri..saya lihat si DIna masih terpenjam matanya..tiba-tiba ia bangun karena anaknya saya dipelukkan bangun minta sisu… trus si dian bikinkan susu anak saya (laki).

    Setelah menyuapin anak saya dengan susu, anak saya tertidur lagi,.. si Dina minta pamit ke saya untuk nidurin anak saya ke kamar anak saya yang nomor satu… saya mengangguk sambil sibuk kerja. setelah satu jam saya lihat si Dina tidak keluar dari kamar anaknya saya. saya penasaran, kenapa ia ngak keluar dari kamar anak saya. saya dekati kamar anak saya… dan saya buka pintu pelan2 takut ketahuan istri saya…tiba saya kaget ternyata si Dina tertidur pulas bersama anak saya.. dan yang lebih saya panas dingin adalah roknya tersingkap membuat paha nya mulus terbentang dalam kondisi mengangkang.

    Saya masuk kekamar pelan2. trus saya berdiri disamping ranjang.. saya liaht wajah dina ia betul2 tertidur pulas… saya usap pelan-pelan celana dalam dekat memeknya pelan-pelan, sambil tangan kiri saya mengusap2 teteknya yang menonjol seski… saya terus mengusap2 memeknya,,dan setekah cukup lama saya merasakan celana dalamnya basah. saya kaget ternyata ia menikmati usapan tangan saya.

    Saya mulai curiga jangan2 ia pura tidur. saya menuju mulutnya. saya kecup pelan2 mulutnya sambil tangan saya terus mengusap teteknya. mulutnya saya isep keras. terdengar lenguhan nafasnya…perutnya terangkat. dadanya ia busungkan ke atas.. aku makin penasaran. aku buka kancing bajunya diatas dadanya. sekaranag bajunya sebelas atas tersingkap. terlihat dua bukit kembar yang ranum dan montok..saya terkesima. bentuk teteknya indah sekali. masih kenceng. beda ama tetek istriku yang mulai kendor dan tidak begitu besar ukurannya.

    Saya membelai teteknya dengan penuh sayang.. sekali-kali bibir saya mebngusap2 kulit teteknya yang mulus. lagi-lagi ia mendesah pelan. tangan kananku akau selipkan di antara daging tetek dan behanya.. agak sempit, saya berusaha masukin tangan saya.. hmm bukan maen..terasa daging teteknya kenyal dan dingin sejuk sekali. saya remas2 tetek berkali sambil tangan saya bergantian meremes2 teteknya. mulut saya terus mengecup bibirnya. lidah saya kadang saya masukin kedalam mulutnya. ada sedikit respon saat lidahku akau masukin kedalam mulutnya. ia sedikit mengisap lidah saya. saya tambah nyakin kayaknya ia pura-pura tidur. meskipun matanya terpenjam, namun napsu nya mulai naik.

    Saya tak sabaran lagi pengen lihat teteknya secara utuh. saya buka tali BH nya dan sekarang teteknya betul2 dah teanjang. namun untuk jaga2 aku tetap tidak melepas bajunya yang tersingkap. hanya bhnya yang saya lepas talinya kemudian saya tarik ke atas sehingga teteknya yang montok itu menyembul keluar. saat itu juga saya langsung menyergap kedua putingnya. saya isep2 bergantian kiri dan kanan,. sementara tangan kanan saya terus memasukkain jari tangan saya kedalam memeknya..dia mengelinjang2 dengan pelan. puas mengisap putingnya.

    Kontol saya sudah sangat tegang sekali. saya lepas celana pendek saya. terus memperhatikan mulutnya yang sedikit terbuka, matanya masih terpenjam, kayaknya ia pura2 tidur…trus aku naikin dadanya, posisi ia telentang pasrah. Sampai di dadanya, paha saya geser dikit ke atas. terus kontol saya yang udah asngat tegang langsung aku sodorkan kedalam mulutnya. aku masukin dengan paksa kontol ku yang besar dan tegang itu ke mulutnya.. agak susah dn ada sedikit penolakan. tetapi penolakan tersebut tidak begitu kuat. saya terus memassukkan kontol saya kedalam mulutnya.. saya majukan pelan-pelan…terasa kontol saya menyentuh giginya..ia mengerakkan giginya..wow..ia betul-betul ngak tidur.. nagk mungkin ia tidur,

    Melihat ia menggerakan giginya sambil menekan kontol saya..ohghhh sensai yang luar bisa…sambil memmaju mundurklan kontol saya kedalam mulutnya, tangan saya yang kiri menjulur ke arah teteknya aku remas2 teteknya wow betul nikmatnya..ia masih perawan pikirku..dan belum pengalaman yang beginian. saya ingat istri saya..saya berdiri dari dari atas dadanya kontol saya lepaskan dari mulutnya..namun saya kaget.. pada saat kontol saya lepaskan dari mulutnya pelan2 tiba mulutnya menjepit kontolku. aku agak susah menarik kontolku… namun pelan2 akhirnya kontolku lepas.

    Aku biarkan ia telentang dengan baju tersingkap dan kedua teteknya menyembul bebas dengan seksinya. aku pakai celana dan terus aku kekamar mengintip istri ku..wow ternyata ia tidurnya sangat pulas,… aku tutup pintu kamarku da kembali kekamar anakku yang ada si Dnna.. begitu aku lihat di ranjang, posisi Dina tidak berubah posisinya.. aku semakin dapat angin. kontol masih tegang dan tidak turun2… aku elus memeknya masih pakai celan dalam.

    Memeknya dah basah sekali. aku buka celan dalamnya pelan2 terus, aku pelorotkan sampai ke mata kakinya, aku ngak berani melepas total celana dalamnya. pelan2 aku naikin dia dan kontolku aku arahkan ke lobak memeknya yang bsah itu.. aku bimbing kontol ku yang panjang dan tegang ke arah lobang memeknya. kakinya aku reanggangkan.. lobang memeknya masih sempit. kuliahat wajahnya pasarh dan mata nya tetap terpenjemn dan kelihatan mulutnya bergeraka menahan nikmat.. ia pura2 tidur. tetapi saya ngak peduli yang pemting aku lagi masukin kontolku ke memeknya….sempit. dan susah sekali masuk kontolnya. ia mendesah pelan-pelan.

    Badan ku aku rebahkan diatas bdannya. teteknya menekan dadaku.wow nikmat banget.. tiba-tiba tanganya ia rangkulkan ke leherku dan menekan2 pinggulnya ke arah kontol ku yang sedang bersusah payah menuju lobang kenikmatannya. pelan2 kontol ku masuk..dan seperti batang kontolku telah amblas. ia merintih2 ngak karuan tetapi dengan mata yang masih terpenjamn. mulutnya aku ciumi lagi dengan ganasnya…ia membalas ciuman ku.

    Sekarang ia dah mulai menghisap2 lidahku dan mengginggit ujung lidah dengan pelan.. napsu ku tak karuan.. ia terus menekan pinggulnya ke arah kontol..tibah ia tersendak oughhh.ooughhh..oughh… bersamaan dengan terasa kontol ku menembus sesuatu.. aku lihat kebawah pada saat aku maju mundurkan kontolku..ada warna merah mudah di batang kotolku yang lagi maju mundur tersebut…aku kaget dan ngak sadar ternyata aku telah memecah perawanya.. tetapi ia kelihatan senyum tipis,

    Wajahnya menegang… ada rasa penyesalan..namun kenikmatan duniawa mengalahkan semuanya.. akhir aku genjot kontol keluar masuk memeknya sambil tanganku tak henti2nya meremas2 kedua tetek nya seksi.. sementara mulutku terus mengisap2 lidahnya dan mencupang lehernya…..ough..nikmat.. tiba-tiba ia mengejang bersaman dengan itu akupun menyemburkan air mani panas kelobang memeknya. cukup banya air mani….yang masuk kelobang memeknya..akhir aku lemas.. dan diam-diam aku tarik kontoku dari lubang memeknya.

    aku turun dari ranjang. aku lihat anakku masih tidur pulas. dan pembantuku Dina juag dalam keadaan tidur pulas… dan matanya terpenjamn. aku rapikan pakaiannya setelah celana dalam dan bhnya aku kancingin lagi… aku keluar kamar anakku.. masuk ke kamar tidurku dan kulihat istri tidur dengan pulas., untung ia ngak bangun.

    Besok paginya aku bangun, istriku dah berangkat kerja. kulihat Dina, sikapnya menunjukkan biasa saja…ia sempat tanya ke saya,.. pak semalam aku mimpi aneh deh…kok lain dan anuku terasa perih…terus ia bilang kenapa ada warna merah ya pak di paha dan dalam celananya..ia nanya dengan lugu.. aku pura ngak tahu…namun kelihatan ia puas. sambil tersenyum ia pergi kekamar mandi sambil nyuci baju

     

    Cerita Sex | Cerita Sex Pembantu | Cerita Sex Abg | Cerita Sex Bergambar | Cerita Sex Mesum | Cerita Sex Hot | Cerita Sex Pembantu Yang Masih Abg Berumur 17 tahun

  • Galeri Foto Ngentot Menantu Dengan Mertua –  Foto Ngentot Terbaru  2018

    Galeri Foto Ngentot Menantu Dengan Mertua – Foto Ngentot Terbaru 2018


    2299 views

    Perawanku – Bagi kamu yang berfantasi  Ngentot Menantu Dengan Mertua, maka inilah saatnya untuk memuaskan birahi. Sihingga beruntunglah kamu yang berhasil menemukannya disini.

    Berikut adalah Galeri Foto Ngentot Menantu Dengan Mertua sampai tembak dalam :

  • Legitnya Meki Ummi Latifah

    Legitnya Meki Ummi Latifah


    2286 views

    Catatan penulis cerita ngentot tante girang: salam croottt untuk kita semua! nubi hanya ingin menyumbang cerita ngentot tante di cerpan stengahbaya ini. sebelumnya nubi sudah lebih dulu membuat cerita di cerbung dengan judul asdos. tapi berhubung ceritanya tidak bisa nubi lanjutkan maka nubi ingin berbagi cerita yang merupakan side story dari Asdos. cerita ini berfokus pada ummi latifah mertua dari ummu afra tokoh dari cerita ngentot tante sebelumnya yang nubi buat.
    mohon koreksi dan kritikannya para suhu yang sudah membaca dan baru membaca karya cerita ngentot tante nubi ini.

    Cerita Ngentot Tante Girang – Legitnya Meki Ummi Latifah

    Part I

    Ummi Latifah

    Perawan – 2 minggu Sebelum kejadian pemerkosaan yang dialami menantunya Rizka atau ummu Afra. Sang mertua yang bernama Ummi Latifah terlebih dahulu dinodai oleh seorang pemuda. Semua berawal dari perjalanan pulang dirinya dari rumah anak perempuannya yang bernama Assyifah.

    Ummu latifah mertua Ummu Afra adalah wanita dengan usia 47 tahun. Namun di usia yang sudah memasuki setengah abad itu masih tampak wajah serta kulitnya tak menemui kekeriputan. Bahkan tubuh dan kulitnya seperti wanita berusia 30 tahunan. Banyak sebenarnya laki-laki baik itu tua maupun muda yang terpesona oleh kemolekan tubuh ummu latifah. Namun mereka hanya bisa membayangkan untuk bisa memilikinya tanpa pernah mendekati dirinya. Ummu latifah sudah 3 tahun ini menjadi seorang janda. Suaminya sudah berpulang karena sakit yang diderita. Kini ia tinggal dirumah 2 anaknya secara bergantian.

    Jam menunjukkan pukul 7 malam disebuah terminal. Tampak seorang wanita cantik yang diusianya yang tak bisa dibilang muda itu. Tidak tampak raut ketuaan dari wajahnya. Seolah ia diciptakan muda tanpa pernah mengenal tua.

    Wanita itu sibuk membuka hp nya dan sejurus kemudian tampak ia sedang menelpon.

    “Halo.” Suara Ummi Latifah.

    “Ia ummi.” Jawab anak ummu latifah.

    “Nanti ummi mungkin pulangnya agak telat. Soalnya bisnya belum tiba.” Bilang Ummi Latifah.

    “Oh ia ummi. Mahmud tunggu kok.” Jawab sang anak.

    “Ia nanti ummi kabarin kalo bisnya sudah jalan.”

    “Ia ummi.”

    Ia menutup telponnya. Suasana diterminal tersebut sangat ramai. Banyak calon penumpang yang menunggu bis yang telat.

    Sudah hampir 1 jam akhirnya bis yang ditunggu Ummi Latifah tiba.

    Ummi Latifah kemudian naik dan mencari tempat duduk. Saat lagi mencari tempat duduk ia mendapat bangku paling belakang.

    Ummi Latifah pun duduk untuk mengisi bangku tersebut. Ia sengaja duduk disamping kaca agar tidurnya nanti tidak terganggu. Syukur-syukur tak ada penumpang lagi atau penumpang disebelahnya seorang wanita.

    Selama ini ia bepergian pulang pergi kerumah anak nya itu selalu mendapatkan bangku disebelahnya kosong ataupun wanita. Tapi dimalam itu seorang laki-laki muda berusia 25 tahun tampak melirik bangku yang kosong disamping dirinya.

    “Maaf bu. Ada yang duduk disini gak?” tanya seorang pemuda.

    “Oh gak ada.” Jawab Ummi Latifah sopan.

    “Boleh saya duduk disini. Nanti kalau udah sepi saya pindah bu.” Kembali sang pemuda menanyakan kesediaan Ummi Latifah.

    “Oh ia silahkan.” Jawab Ummi Latifah sambil menundukkan kepalanya tanda mempersilahkan sang pemuda untuk duduk.

    Akhirnya sang pemuda itu duduk disamping ummu latifah. saat itu ia mengenakan switer tebal dan celana jeans warna hitam. Sedangkan Ummi Latifah memakai gamis panjang dan rok panjang bewarna biru tua dan jilbab yang panjang bewarna biru muda beserta sebingkai kacamata. Tampak cantik dan anggun.

    Pemuda itu sedikit takjub melihat seorang wanita disampingnya tersebut.

    Akhirnya ia duduk disamping Ummi Latifah. bis pun mulai berjalan pelan meninggalkan terminal. Jarak yang ditempuh untuk ke kota tujuan Ummi Latifah sekitar 5 jam.

    Ummi udah berangkat.

    Sms Ummi Latifah kepada putranya.

    Sang putra pun membalas sms sang ibu.

    Ia nanti Mahmud jemput ummi.

    Perkiraan Mahmud ummi nya tiba di terminal adalah jam 1 pagi. Ia sekarang sedang menonton tv sedang sang istri masih didalam kamarnya sedang menyusui sang anak.

    Bis melaju pelan ditengah keramaian jalan raya yang dilewatinya.

    Saat sudah sekitar setengah jam perjalanan. Sang pemuda memulai percakapan dengan Ummi Latifah yang melihat keadaan jalan diluar.

    Untuk percakapan dicerita ini ane buat sebagai berikut:

    Ummi Latifah : L

    Pemuda : P

    P: Ibu. Mau kemana?

    L: Eh ia. Kenapa.

    P: Ibu mau kemana.

    L: Oh. Saya mau ke kota A.

    P: Sama dong bu kalau gitu.

    L: Kamu tinggal disana juga.

    P: Bukan bu tapi saya kuliah disana dan saya tinggal dikota yang ibu kunjungi tadi. ibu darimana tadi.

    L: Saya itu dari rumah anak saya. Soalnya tiap sebulan sekali saya biasanya pulang kesana.

    P: Di kota A tinggal sama siapa bu?

    L: Tinggal sama anak saya juga.

    P: Suami ibu?

    L: Suami saya sudah meninggal.

    P: Maaf bu saya gak bermaksud.

    L: Ia gak apa. Kan kamu gak tau.

    P: Ia maaf bu. Oh ia bu. Nama ibu siapa. Sambil tangannya berusaha untuk bersalaman.

    L: Nama saya latifah. kalau kamu?

    Namun Ummi Latifah hanya menangkupkan kedua tangannya didepan dadanya. Sang pemuda hanya terseyum sambil menarik kembali tangannya.

    P: Saya Marwan bu. Boleh saya nanya bu.

    L: Mau nanya apa.

    P: Tapi ibu jangan tersinggung ya.

    L: Ia apa yang mau kamu tanya.

    P: Kalau boleh tahu Umur ibu berapa?

    L: Kenapa

    P: Ia Cuma pengen tau aja bu. Kalau ibu gak mau jawab juga gak apa.

    Sambil tersenyum dan melihat Marwan. Ummi Latifah menjawab.

    L: umur saya 47 tahun.

    P: masa sih bu.

    L: Ia, kenapa kamu gak percaya

    P: Ia masa umur 47 tapi masih cantik gini.

    L: Itu ada rahasianya.

    P: Oh gitu.

    L: Kamu sendiri umurnya berapa?

    P: Saya 25 tahun bu.

    L: Jangan panggil ibu. Panggil aja Ummi Latifah. soalnya saya gak terbiasa dipanggil ibu.

    P: Ia bu. Eh ummi. Sambil terseyum.

    Disaat yang sama Ummi Latifah juga tersenyum. Dari banyak perjalanan yang sudah dia lalui entah kenapa saat ini perjalanannya tak monoton. Dia yang biasanya dalam perjalanan hanya membaca buku kini ditemani oleh seorang pemuda yang walaupun tidak terlalu ganteng dan sedikit urakan dengan rambut yang lumayan panjang dan ikal itu.

    Namun dengan sikapnya yang sopan itu membuat ummi latiah tak menaruh kesan bahwa Marwan seorang laki-laki yang kurang ajar. Tapi sebagai laki-laki yang tahu sopan santun terlebih kepada wanita tua seperti dirinya.

    Mereka pun mengobrol tentang kegiatan sehari-hari dan hal-hal apa saja yang bisa dibicarakan. Ummi Latifah memang dikenal gamapang diajak mengobrol. Terlebih dulu ia juga seorang guru di kampungnya sebelum pindah ke rumah kedua anaknya.

    Hal ini dilakukannya karena dikampung ia hanya akan teringat oleh suaminya tercinta yang sudah meninggal. Ia kini hanya sibuk mengurus kedua cuu dari kedua anaknya dimana kegiatan menantu dan anak-anaknya juga sibuk.

    Terlebih mereka juga masih muda dan dengan menjaga kedua cucunya ia bisa melepaskan rasa kangen kepada anak-anaknya.

    Saat sedang asyik mengobrol selama kurang lebih 1 setengah jam. Bis yang mereka tumpangi mengalami bocor ban.

    Sontak Ummi Latifah dan Marwan kaget saat bis mengerem mendadak. Dan membuat tubuh Ummi Latifah saat itu jatuh kearah kiri badan Marwan. Saat tubuhnya terjatuh itu tanpa sengaja payudara Ummi Latifah menyenggol paha dari Marwan.

    Hal itu membuat Marwan menjadi salah tingkah. Dengan cepat ia menarik tubuh Ummi Latifah. tangannya mengambil bagian lengan Ummi Latifah. ummi yang kaget lalu dengan cepat mengangkat tubuhnya.

    “Maaf ya ummi.” Sambil melepas tangannya dari bahu Ummi Latifah.

    “Ia. Gak apa Marwan.” Balas Ummi Latifah. bagaimanapun ia tahu kalau Marwan bermaksud baik.

    Kini badan Ummi Latifah kembali bersandar di bangku. Sementara itu bis akhirnya berhenti.

    “Mohon maaf kepada bapak-bapak dan ibu-ibu. Bis kita bocor ban nya.” Kata kondektur bis.

    “Jadi gimana dong.” Tanya bapakbapak penumpang bis.

    “Mohon tunggu sabar ya.” Kembali kondektur bis berbicara berusaha menenangkan penumpang bis tersebut.

    Beruntung bagi para penumpang tersebut karena bis mereka mengalami bocor ban yang tidak jauh dari tempat peristrahatan bis.

    Akhrinya banyak penumpang yang disuruh untuk beristirahat dulu di tempat peristirahatan tersebut. Mereka pun beramai-ramai turun dari bis dan menuju tempat peristirahatan tersebut.

    “Ummi ayo turun.” Ajak Marwan kepada Ummi Latifah. kini ia berdiri dan menuju jalan keluar bis.

    “Ia.” Ummi Latifah sedikit mengangkat pantatnya pertanda ia juga turun dari bis itu.

    Akhirnya mereka berdua berjalan beriringan menuju tempat peristrahatan itu. Sekilas dilihat mereka seperti anak dan ibu. Marwan yang bertubuh tinggi 175 cm berbanding dengan tinggi Ummi Latifah 155 cm. Marwan sedikit mencuri kesempatan memandangi Ummi Latifah yang berjalan disampingnya itu.

    Kejadian yang tak terduga saat ban bis bocor itu membuat Marwan sedikit bernafsu. Memang awalnya ia tak berniat apa-apa dengan Ummi Latifah. namun kejadian tadi membuat ia bernafsu. Walaupun hanya sebentar payudara Ummi Latifah bersandar di paha nya.

    Sekilas tentang Marwan. Ia seorang mahasiswa seni yang sudah hampir 7 tahun belum menamatkan kuliahnya. Ia anak dari seorang pengusaha kelas kakap. Walau begitu orang tuanya tak menanyakan kenapa ia kuliah seni dan kenapa ia belum tamat. Ya orang tua Marwan termasuk orang tua yang memanjakan Marwan dan marwa juga bukan anak yang minta dimanjain. Ia memang tertarik dengan dunia seni dari kecil dulu.

    Akhirnya sampailah mereka berdua dan penumpang lainnya di tempat singgah itu. Marwan lalu mengajak Ummi Latifah untuk duduk disudut.

    “Ummi mau minum apa?” tawar Marwan.

    “Air putih aja.” Jawab Ummi Latifah.

    Marwan lalu membeli 2 botol air mineral.

    “Ini ummi. Airnya.” Marwan memberi air botol mineral kepada Ummi Latifah dengan tangan kanannya.

    “Ia terima kasih ya. Berapa?” tanya Ummi Latifah.

    “Udah gak apa ummi.”

    “Maaf ya udah ngerepotin.”

    “Gak apa lah ummi. Nyantai aja.”

    Lalu Ummi Latifah pun membuka botol dan mulai meminumnya. Marwan hanya mmandangi Ummi Latifah dengan takjub. Perasaannya untuk bisa mendekati Ummi Latifah semakin kenccang di dada.

    Waktu menunujukkan pukul 10 malam dan tanda-tanda bis belum selesai di perbaiki.

    Ummi Latifah tampak gelisah. Lalu ia berdiri dan mengambil hp nya.

    “Halo. Mahmud.”

    “Ia ummi.”

    “Bis ummi ban nya bocor dan masih dalam perbaikan. Mungkin subuh ummi sampai di terminal. Kamu tidur aja dulu. Nanti ummi kabarin lagi ya.”

    “Ia sudah ummi. Hati-hati ya.” Sambil menutup telponnya.

    Saat itu Mahmud sedang bersama ummu afra diatas tempat tidur. Keduanya baru hendak berisitirahat.

    “Ummi pulang jam berpa mas?” tanya ummu afra.

    “Subuh. Soalnya ban bis nya bocor.“ jawab Mahmud.

    “Oh. Ya udah mas tidur dulu nanti Rizka bangunin.” Tawar ummu afra.

    “Ia dek.” Lalu Mahmud mencium ummu ara dan dibalas dengan mesra olehnya.

    Saat berdiri dan menelpon sang putranya tanpa Ummi Latifah sadari mata Marwan sedang berusaha menelanjangi dirinya. Tubuh Ummi Latifah yang tertutup gamis lebar itu tak mampu membuat lekuk tubuhnya tertutup sempurna. Entah karena pikiran Marwan yang sedang berkecamuk dengan nafsunya yang membuat ia tak bisa berpikir jernih lagi.

    Ummi Latifah lalu kembali ke tempat duduk mereka.

    “Marwan. Ummi ke toilet dulu ya. Ummi boleh titip tas ummi.” Ummi Latifah meminta kepada Marwan.

    “Ia ummi. Marwan jagain. Tenang aja” sambil tersenyum.

    Tak lama Ummi Latifah pun membelakangi Marwan. Tampak oleh Marwan goyangan pantat Ummi Latifah yang sebenarnya tertutup itu. Tapi nafsu dikepalanya sudah meninggi.

    Sadar dari lamunan akan kemungkinan untuk bersetubuh dengan Ummi Latifah.

    “Gila. Apa gue entot aja ya. Tapi gimana mulainya. Gak mungkin lah Ummi Latifah ini gampangan. Dari ceritanya dan perilakunya nampak ia ini alim.” Pikiran Marwan berbicara.

    Saat sedang berpikir seperti itu ia menyenggol tas nya dan ia melihat ada sebuah botol kaca kecil.

    “Eh ini kan obat perangsang si Roby.” Bathinnya.

    Ia melihat botol air minum Ummi Latifah diatas meja didepannya. Diperhatikannya sekeliling dirinya. Beruntung semua orang pada sibuk dengan kegiatan masing-masing. Ada yang tertidur, makan dan bermain HP.

    Ia lalu mengambil botol kecil obat perangsang itu lalu menetaskan nya didalam air mineral Ummi Latifah. obat perangsang yang jernih itu membuat tak terlihat setelah dimasukkan kedalam air mineral tersebut.

    Ia mulai menggoncangkan pelan-pelan agar air tersebut tidak berbuih. Ia takut Ummi Latifah curiga.

    10 menit kemudian Ummi Latifah kembali ke tempat duduk mereka.

    “Kok lama ummi?” tanya Marwan

    “Ia ngantri tadi.” jawab Ummi Latifah

    “Ya udah saya ke toilet dulu ya ummi. Gantian.” Pinta Marwan.

    “Ia.” Jawab Ummi Latifah dengan tersenyum.

    Saat Marwan berjalan ke toilet nampak olehnya Ummi Latifah meneguk air minum tersebut.

    “Yes.” Bathin Marwan.

    Part II

    Didalam toilet Marwan membayangkan apa yang akan dilihatnya nanti. Sesosok tubuh yang ingin dilihatnya secara telanjang. Siapa lagi kalau bukan tubuh Ummi Latifah.

    10 menit ia keluar dari dalam toilet. Ia membenarkan celananya yang tak bisa menampung penis besarnya itu. Membayangkan menikmati tubuh seorang ummahat yang cantik.

    Perlahan laju langkah kaki Marwan menghampiri Ummi Latifah. dipandanginya botol air Ummi Latifah yang tinggal separuh. Itu artinya ummi latiah sudah meminum obat perangsang yang di masukin dalam air mineral tersebut. Tampak senyum nakal Marwan.

    “Ummi.” Marwan membuka pembicaraan.

    “Eh ia.” Jawabnya.

    “Haus ya ummi.” Marwan berbasa-basi.

    “Ia ni. Haus ummi. Lama juga ternyata bisnya bener.” Ummi Latifah nampak sedikit kesal.

    “Ya sabar aja ummi. Pasti bentar lagi kelar. Ummi mau makan dulu?” ajak Marwan.

    “Hmmm. Boleh lah.”

    “Yuk kesana ummi.” Sambil Marwan beranjak menuju kantin.

    Sebenarnya alasan Marwan mengajak Ummi Latifah makan tak lain agar air minum Ummi Latifah cepat habis.

    Akhirnya selama kurang lebih setengah jam mereka menghabiskan waktu dikantin tersebut. Nampak air mineral Ummi Latifah sudah habis dan Marwan kembali membeli air mineral lagi.

    Tampak sebuah bis masuk dipelataran temoat peristirahatan tersebut. Kondektur bis lalu mulai memerintahkan para penumpang untuk kembali naik bis.

    Tak lama semua penumpang akhirnya kembali masuk kedalam bis. Ummi Latifah kini merasakan ada sesuatu dalam dirinya. Terlebih suasana malam hari ini membuat gairah seks nya perlahan muncul. Tampak reaksi dari obat perangsang yang Marwan berikan sudah mulai bekerja.

    “Ummi duduk bareng lagi ya.” Tawar Marwan.

    “Ia.” Entah kenapa Ummi Latifah mengiyakan ajakan Marwan tersebut.

    Bis melaju perlahan. Lampu kemudian mulai dimatikan oleh supir bis. Nampak dari banyaknya penumpang mulai merebahkan kepala mereka di bangku untuk mengsitirahatkan badan mereka.

    Perjalanan yang akan memakan waktu selama 5 jam ini kembali berjalan. Ummi Latifah mulai tampak gelisah dengan hasrat dirinya yang tiba-tiba naik. Libido yang selama 7 tahun ini terpendam mulai kembali bergairah.

    Sudah selama 7 tahun ini Ummi Latifah menahan hasrat kewanitaannya setelah sang suami sakit dan tak mampu lagi untuk bersetubuh. Dirinya yang termasuk wanita baik-baik selama ini tak pernah mengenal namanya masturbasi. Ia mampu menahan segala godaan duniawi tersebut.

    Dirinya kini mulai merasakan hal-hal yang membuat tubuhnya sangat sensitif untuk saat ini. Marwan yang sadar kalau obat perangsangnya mulai bekerja perlahan-lahan sengaja membenturkan tubuhnya ke tubuh Ummi Latifah.

    Ummi Latifah yang mencoba melawan hasrat seksualnya ini namun tubuhnya menunjukkan keadaan yang berbeda. Kini nafsu terpendam yang mampu ditahan Ummi Latifah nampaknya sudah bobol oleh obat perangsang Marwan yang kuat tersebut.

    Setengah jam perjalanan dan nampak disamping bangku mereka berdua tidak ditempati oleh orang lain. Dan penumpang dibagian paling belakang sudah pada tidur. Sementara kondektur dan supir bis hanya asik berccengkrama didepan.

    Marwan mulai mendekati tangannya ke paha Ummi Latifah. ia sudah sangat percaya diri bahwa Ummi Latifah tidaka akan melawan. Selama perjalanan berlangsung Marwan memang tidak mengajak Ummi Latifah mengobrol. Hal ini ia lakukan untuk mengetahui reaksi obatnya.

    Kini perlahan tangan itu mulai meraba naik turun paha kanan Ummi Latifah. Ummi Latifah yang mendapat serangan itu mencoba menepis tangan Marwan.

    “Marwan apa yang kamu lakukan.” Suaranya sedikit mendesah namun pelan.

    “Ummi cantik deh.” Sambil kini tangan kanannya memegangi wajah Ummi Latifah.

    Ummi Latifah yang mendapat perlakuan seperti itu mencoba kembali menepis tangan Marwan.

    “Jangan kurang ajar kamu.”

    “Udah ummi nikmatin aja.”

    Dengan keberaniannya Marwan mulai mencium mulut Ummi Latifah yang saat itu hendak berteriak. Namun kecepatan mulut Marwan mampu meredam suara teriakan yang akan dikeluarkan Ummi Latifah.

    Emmmphhhhh…..

    Emmmmppppphhhhh….

    Ummi Latifah mencoba melepaskan ciuman Marwan. Namun Marwan yang sudah siap kini mulai

    Memgangi tangan Ummi Latifah yang mencoba memukul Marwan. Mendapat cumbuan Marwan yang ganas dan pengaruh obat perangsang membuat perlawanan Ummi Latifah menjadi tidak berarti.

    Disatu sisi dirinya mencoba menghindari peleccehan oleh seorang pemuda yang dianggapnya baik itu. Namun disisi lain dirinya yang sudah 7 tahun tidak mendapatkan rangsangan birahi kini mulai mencoba menikmatinya.

    Sekitar 5 menit kemudian lumatan Marwan mulai menemui hasil. Mulut Ummi Latifah yang mendapat cumbuan itu akhirnya terbuka. Kini lidah Marwan mulai menyentuh lidah Ummi Latifah itu.

    Perasaan senang menghampiri dirinya. Tak ia sangka akhirnya kini Ummi Latifah dapat ia taklukkan. Perlahan-lahan tangan mawrwan melepaskan tangan Ummi Latifah. ia ingin tahu apakah mangsanya kini sudah masuk kedalam permainannya atau belum.

    Marwan mendapati kini tangan Ummi Latifah sudah tak segesit tadi. bahkan lumatan bibir Marwan kini perlahan-lahan mulai dibalas Ummi Latifah. tampak obat perangsang itu sudah mulai membuat dirinya lupa bahwa ia seorang ummahat alim yang tak pernah disentuh oleh laki-laki lain. Namun kini ia tak bisa berbuat banyak efek obat perangsang yang diminumnya membuat peminumnya melepaskan semua hasrat seksual. Apalagi ia yang sudah 7 tahun tak tersentuh kini menemui puncak seksual yang harus dituntaskan.

    Tangan Marwan kini mulai membelai payudara Ummi Latifah dari luar. Payudara yang tertutup rapat itu kini mulai dirangsang oleh Marwan. Ummi Latifah mencoba memegang tangan Marwan untuk menghentikan. Namun yang terjadi tangan Ummi Latifah seperti hanya menyentuh yang mmbuat nafsu Marwan semakin menjadi-jadi.

    Kini ia mulai meremas dari balik gamis Ummi Latifah. sementara itu tangan Marwan mencoba membuat tangan Ummi Latifah untuk memegang penisnya yang masih didalam celana jeans tersebut.

    Ummi Latifah mengikuti kemauan Marwan. Mulut mereka masih bercumbu dengan dasyatnya. Tangan lentik Ummi Latifah kini mulai menaik turunkan di celana Marwan. Sedikit terkejut Ummi Latifah mendapati penis besar Marwan dibalik celan tersebut. Baru kali ini dalam hidupnya ia memegang penis selain suaminya.

    Bis hanya berjalan perlahan dikegelapan dan dinginnya malam itu. Supir dan kondektur hanya menikmati lagu dari dalam bis dan mengeluarkan obrolan-obrolan mereka berdua. Sementara itu dua anak manusia yang duduk dibelakang sedang menikmati hasrat seksual mereka dan bangku bis menjadi saksi akan pintu gerbang perzinahan ini.

    Lumatan-lumatan dari kedua pasangan manusia yang berbeda umur ini semakin menjadi. Obat perangsang itu mampu membuat Ummi Latifah lupa akan statusnya ini.

    Emmmpppphhhh….

    Suara Ummi Latifah menyelimuti suasana bis tersebut. Beruntung bis yang menyalakan lagu membuat suaranya tidak terdengar. Hanya mawran yang mendengar betapa merdunya suara ummahat alim ini.

    Kini Marwan melepas ciuman nya. Nampak Ummi Latifah sedikit merasa lega.

    “Ummi mau kita lanjutin.” Bilang Marwan disela permainan yang akan dia lanjutkan.

    “Marwan apa yang udah kita lakukan.” Seperti tersadar Ummi Latifah mulai menyadari.

    “Hanya menyampaikan hasrat seksual ummi.” Jawab Marwan santai.

    “Ini salah Marwan. Ini dosa.” Ummi Latifah mencoba bersuara dan memalingkan wajahnya kebawah.

    Tapi Marwan langsung mulai kembali memgeang tangan Ummi Latifah.

    “Marwan mau apa kamu.” Tanya Ummi Latifah.

    “Ssstttt…” Marwan menangkupkan tangannya kemulut Ummi Latifah.

    “Sudahlah ummi. Ummi menikmati juga kan.” Marwan menanggapi dengan santai

    “Tapi. Ini salah.” Ummi Latifah mencoba mengingatkan kembali.

    Kembali Marwan memalingkan wajah cantik itu kehadapannya dan sejurus kemudian ia mulai kembali melumatnya.

    Ummi Latifah bukannya melawan malah kini ia juga membalas. Ia seperti seorang wanita yang malu-malu kucing dalam keadaan seperti ini.

    Perlahan tangan Marwan membuka resliting celana nya.

    Tampak sebuah penis berukuran jumbo dengan kepala penis yang seperti jamur itu keluar dengan gagahnya.

    Ummi Latifah yang sedikit kaget saat tangannya diarahkan untuk memegang penis jumbo tersebut. Tangan Marwan seperti menginstruksikan tangan Ummi Latifah untuk menaik turunkan di penis besarnya tersebut.

    Ummi Latifah yang tak pernah melakukan kocokan di penis seperti kebingungan. Marwan melepaskan ciumannya.

    “Ummi dikocok dong.”

    “Kayak gini ummi. Tapi pelan-pelan sakit soalnya.” Marwan menginstruksikan.

    Ummi Latifah seperti terhipnotis malah mulai mengikuti keinginan Marwan tersebut.

    Kini ia mulai menaik-turunkan tangan kanannya dipenis Marwan. Ummi Latifah sempat kaget. Bagaimanapun ini adalah penis kedua dalam hidupnya yang ia lihat. Sangat jauh sekali dengan penis almarhum suaminya yang mungkin tak lebih dari setengah penis Marwan.

    Pikirannya mulai mengodanya. Bagaimana kalau penis besar ini mulai memasuki area kewanitaan dirinya.

    Namun tak sampai 3 menit saat tangan Ummi Latifah mulai mengocok penis Marwan.

    “Ummi coba dikulum.” Marwan meminta.

    “Dikulum.” Ummi Latifah bertanya heran.

    “Ia ummi masukin kontol ini kedalam mulut ummi.” Perintah Marwan.

    Ummi Latifah menggeleng. Ia merasa jijk dan selama hidpunya ia tak pernah memasukkan penis suaminya kedalam mulutnya. Ia masih memelihara kesopanan dan etika dalam bercinta.

    Marwan lalu dengan sedikit agak memaksa lalu menarik sedikit kepala Ummi Latifah. Ummi Latifah mencoba menghindari penis Marwan. Namun tangan Marwan diatas kepalanya sedikit mulai menekan.

    Perlahan Ummi Latifah menoleh kekanan-dan ke kiri. Ia mencoba untuk tidak melakukan perbuatan hina ini.

    “Ummi ayo lakuin.” Sambil tangan nya mencoba memaksa.

    Namun kegigihan Ummi Latifah untuk tidak melakukan kuluman membuat Marwan menaikkan kembali kepala Ummi Latifah.

    “Kenapa ummi gak mau nurut.” Tanya Marwan.

    “Masa dsini Marwan.” Jawab Ummi Latifah.

    “Jadi ummi mau dimana.”

    “Jangan disini.” Entah kenapa ia menjawab hal yang tak seharusnya ia lakukan.

    Tempat lain mau.” Tawar Marwan.

    Ia hanya menundukkan kepalanya. Lalu Marwan menaikkan kepalanya dan menatap wajah sayu Ummi Latifah.

    “Gimana di hotel aja ummi.” Ajak Marwan.

    “Ummi jawab dong.”

    Ummi Latifah hanya mengangguk perlahan.

    Kini kembali Marwan memagut bibir Ummi Latifah. Ummi Latifah pun membalas pagutan dari Marwan dengan kembali bergairah. Sementara tangannya kini kembali memegang penis Marwan.

    Sekitar setengah jam pertarungan menuntaskan hasrat birahi di dalam bis yang berjalan itu. Kini Marwan tidak hanya memnagut namun juga mulai mencoba untuk memasukkan tangannya di dalam gamis itu.

    Tangan Marwan mulai bergerilya didalam gamis tersebut. Payudara Ummi Latifah yang tidak terlalu besar dan kecil tersebut nampak mulai menegang akan hasrat yang sudah tak tertahan lagi.

    Sedang asyik memagut dan mencium tanpa suara dan Ummi Latifah kini tampak pasrah hanya mengikuti permainan tiba-tiba bis menghidupkan lampunya.

    Ummi Latifah dan Marwan sedikit kaget. Lalu keduanya menghentikan permainan panas tersebut.

    Ummi Latifah nampak sedikit ketakutan. Bagaimanapun ia baru pertama kali melakukan perbuatan tercela ini.

    Namun Marwan memegang kepala Ummi Latifah.

    “Udah ummi. Tenang. Gak ketahuan kok.” Marwan mencoba menenangkan.

    Ummi Latifah hanya membalas dengan pegangan tangannya di tangan Marwan. Menandakan ia berharap Marwan mampu membuatnya tenang.

    Bis perlahan mulai masuk kembali di tempat persinggahan. Sudah 2 jam ternyata perjalan yang mereka lalui.

    Jam menunukkan pukul 1 malam lebih.

    Marwan dan Ummi Latifah merapikan pakaian mereka yang sdikit kusut akan permainan tadi. semakin lama Ummi Latifah merasakan bahwa kini dirinya sudah sangat terangsang dan ingin merasakan persetubuhan yang sudah 7 tahun tidak ia dapatkan.

    Obat perangsang Marwan memang semakin lama membuat orang yang meminumnya melupakan pikiran jernihnya. Dalam arti kata membuat sang peminum lebih berhasrat dan mengikuti saja lawan main yang akan dihadapinya. Tembok iman atau akal tak mampu melawan hasrat yang sudah menggebu-gebu ini.

    Marwan kini mulai keluar dari bangkunya. Ia dan Ummi Latifah memang tampak mengambil urutan terakhir.

    “Ayo ummi.”

    “Ia.”

    “Ummi kita ke hotel dulu ya?” ajak Marwan.

    “Ia tapi saya nanti dijemput anak saya.” Ummi Latifah nampak cemas.

    “Udah nanti Marwan yang antar ummi.” Marwan menenangkan.

    Ummi Latifah yang sudah tak dapat berpikir jernih itu hanya mengiyakan. Dan tak lama kemudian ia menuliskan pesan kepada sang anak.

    Mahmud ummi jumpa teman ummi di terminal.

    Ummi akan mampir kerumahnya dulu. Jadi tak usah kamu jemput ya nak.

    Ummi Latifah mengirim sms nya kepada sang anak.

    Kini Marwan dan Ummi Latifah turun dan memesan ojek yang kebetulan ada di terminal tersebut.

    Kini mereka berdua berjalan menuju hotel dikota tersebut.

    Marwan dan Ummi Latifah sampai di hotel melati dikota tersebut. jam sudah menunjukkan pukul stengah 2 pagi. Marwan lalu memesan 1 kamar hotel.

    Saat tiba di lobi hotel tampak Ummi Latifah sedikit menundukkan wajahnya kepada resepsionis hotel. Ia masih sedikit malu bahwa ia akan melakukan perbuatan tercela ini. Namun hasrat seksualnya mengalahkan semuanya.

    “Selamat pagi. Mau berapa kamar mas?” tanya sang resepsionis yang kebetulan adalah seorang wanita berumur 20 tahun.

    “1 aja.” Jawab Marwan.

    “Untuk berdua.” Kembali sang resepsionis bertanya.

    “Ia kami ini anak dan ibu. Kondisi keuangan saya lagi seret. Gak apa kan.” Marwan to the point.

    “Gak apa-apa mas. Ini kunci kamarnya.” Kata sang resepsionis sambil menyerahkan kunci kamar hotel tersebut.

    “Terima kasih.” Kata Marwan.

    “Ayo ummi.” Ajak Marwan.

    Kini keduanya mulai berjalan menuju kamar hotel tersebut.

    Saat itu Ummi Latifah hanya mengikuti kemauan Marwan. Hasrat biologis tubuhnya teramat ingin dituntaskan.

    Akhirnya kini keduanya sudah masuk didalam kamar hotel tersebut. hanya ada satu kasur besar di dalam kamar hotel tersebut.

    Marwan lalu mengunci pintu kamar dan Ummi Latifah berjalan menuju meja yang ada dikamar tersebut untuk meletakkan tas yang dia bawa.

    Saat itu ia membelakangi Marwan yang sudah melepaskan tas nya dan dengan sigap Marwan mulai memeluk tubuh Ummi Latifah. Marwan yang tinggi itu lalu mulai membalikkan badan Ummi Latifah.

    Dengan tanpa banyak berkata lagi ia lalu memagut bibir Ummi Latifah kembali. Kini keduanya sudah tahu apa yang harus dilakukan. Ummi Latifah malam itu tampak mulai mengikuti apa kemauan Marwan.

    Emmmmpppphhhh….

    Suara ciuman kedua insan yang sudah dilanda asmara terlarang itu kembali menyeruak di kamar hotel tersebut.

    Marwan yang tak hanya ingin mencium Ummi Latifah mulai meremas bagian pantatnya tersebut. kenyal sekali pantat ummahat alim itu. Remasannya membuat nafsu Ummi Latifah kembali dipicu. Kini terlihat tangan Ummi Latifah memegangi kedua dada bidang Marwan yang masih tertutup switer tersebut.

    Tangan keduanya kini mulai merabai bagian tubuh yang bisa dibelai.

    Sekitar 7 menitan aksi keduanya lalu Marwan menghentikan ciuman itu.

    “Ummi tunggu dikasur dulu.” Perintah Marwan.

    Ummi Latifah lalu menuju ke kasur.

    Marwan lalu mengambil tas yang dia pakai lalu kemudian ia mengambil sebuah handycam. Diletakkanya handyam itu mengarah kearah kasur.

    Ummi geser sedikit ketengah.” Perintah Marwan kepada Ummi Latifah agar ia duduk di tengah pinggiran kasur tersebut.

    Ummi Latifah pun mengikuti perintah Marwan. Saat sudah siap dengan posisi handyccam itu. Marwan lalu kembali menuju kasur.

    Ia kini mulai mendekati ummahat cantik dan alim itu. Kembali tangan nya mulai memegangi kepala Ummi Latifah dan sejurus kemudian kembali lumatan bibirnya menghantam bibir indah Ummi Latifah tersebut.

    Emmmmppphhhh….

    Lama mereka berciuman. Lalu Marwan melepas bibirnya. Ia sudah tak sabar untuk melihat tubuh bugil sang ummahat yang dijebaknya ini.

    “Ummi buka dulu yuk gamis ummi.”

    Marwan lalu mencoba membuka gamis Ummi Latifah dari belakang. Ummi Latifah pun hanya mengikuti perintah Marwan. Ia kemudian sedikit berbalik membelakangi tubuh indahnya tersebut. Marwan lalu membuka resliting gamis tersebut. perlahan-lahan kini ia melihat punggung putih mulus Ummi Latifah.

    Setelah selesai melepaskan gamis atas Ummi Latifah. Marwan tak sanggup untuk menahan tangannya dengan membelai punggung Ummi Latifah tersebut. ia Cuma bisa kagum mungkin inilah persetubuhan yang nikmat yang akan dia jalani. tubuh Ummi Latifah yang putih mulus ini tak kalah dengan tubuh mulus abg yang pernah dientot dirinya.

    Kini ia kembali membalikkan badan Ummi Latifah masih. Kini ia melepaskan pengait bh dari tubuh Ummi Latifah. tampak kini dua payudara Ummi Latifah yang menegang dan membentuk bulat sempurna. Meskipun tidak sebesar punya ummu afra. Namun dengan bentuk indah tersebut tak ada mungkin laki-laki yang menolak jika dijejali payudara ummahat alim ini.

    Marwan lalu mulai mengemut puting payudara Ummi Latifah.

    Arggghhhh….

    Ummi Latifah menahan gairah seksualnya. Bibir bawahnya nampak tergigit oleh giginya. Marwan yang tahu kalau Ummi Latifah sudah ia kuasai mulai melancarkan serangan yang akan membuat Ummi Latifah akan mengenangya seumur hidup.

    “Arggghhhhh Marwan… isappppp teruuuusssss……..”

    Tampak Ummi Latifah sudah mulai masuk dalam permainan ini.

    Kini tangannya juga aktif menjambak rambut Marwan yang gondrong itu. Tangan Marwan juga tak kalah ganasnya meremas payudara Ummi Latifah.

    Puas dengan payudara Ummi Latifah Marwan berheni sebentar. Ia lalu menyuruh Ummi Latifah untuk berbaring ketengah aksur tersebut.

    “Ummi baring dulu kesana.”

    Ummi Latifah lalu mengambil posisi berbaring ditengah kasur tersebut.

    Marwan lalu berdiri dan melepas semua pakaian nya tersebut. ummu afra memandangi lawan seks terlarangnya ini dengan takjub. Marwan membuka switer dan bajunya. Tampak oleh Ummi Latifah tubuh kekar Marwan. Nafsunya kembali bangkit. Sepertinya ia mengalami puber keduanya malam ini. seakan ia merasa pertama kali ketika sang suami memerawaninya dimalam pernikahan mereka 27 tahun yang lalu.

    Kini ia mulai melihat Marwan yang sudah telanjang bugil memandangi dirinya yang masih menyisakan rok panjang dan jilbabnya.

    Tampak dengan gagahnya Marwan mendekati Ummi Latifah. penis besar yang sempat tadi dilihat dan dipegangnya kini mulai tampak lebih gagah.

    Penis Marwan yang memiliki kepala jamur yang cukup besar dan batang penis yang panjang serta gemuk itu membuat Ummi Latifah meneuk air ludahnya.

    Marwan lalu mulai mendekati rok panjang Ummi Latifah dan dengan sekali hentakan dan bantuan ummi latiah kini rok panjang itu lolos.

    Marwan menelan ludahnya tak dia sangka begitu mulusnya tubuh Ummi Latifah. tak ada lecet atau perut yang tampak buncit. Tubuh sempurna yang pernah ia lihat selama ini. kini ia mulai memegang vagina Ummi Latifah yang masih berbalut cd itu.

    Terlihat basah yang menandakan baha Ummi Latifah juga begitu bernafsu. Perlahan-lahan jari-jari Marwan mulai bergerak dan mencoba untuk kembali merangsang Ummi Latifah. sementara Ummi Latifah yang masih mengenakan kacamata itu terlihat meliuk-liukan tubuhnya saat dirangsang.

    Tak mau berlama-lama Marwan lalu menarik cd Ummi Latifah dan membuang nya ke samping kasur. Kini resmi sudah mahkota Ummi Latifah yaitu payudara dan vagina nya terpampang kepada laki-laki yang bukan muhrimnya.

    Wow…

    Marwan kembali terperangan dilihatnya vagina Ummi Latifah yang sedikit dihiasi bulu jembut itu. Memang Ummi Latifah sering mencukur bulu jembutnya agar bersih. Terlebih vagina Ummi Latifah tak kalah indahnya dengan vagina gadis-gadis bahkan tak kalah jauh dengan milik sang menantu Rizka. Tak nampak bekas hitam ataupun jejak yang membuat vaginanya tak sedpa dipandang.

    Kini Marwan mulai menaiki tubuh Ummi Latifah. Ummi Latifah memandang tubuh laki-laki diatsnya kini dengan senyuman penuh nafsu. Berharap nafsunya yang sudah terpendam selama 7 tahun ini dituntaskan.

    Baca juga cerita ngentot tante lainnya: Tiga Perempuan Aneh

    Tapi bukan Marwan namanya yang langsung memasukkan penis besarnya kedalam vagina Ummi Latifah. ia kemudian kembali menciumi wajah, bibir Ummi Latifah dan tak lupa kedua tangannya meremas dengan ganas payudara Ummi Latifah itu. Dicubit dan diremas dengan sedikit kuat untuk menaiikan batas libido Ummi Latifah.

    Emmmppphhhh….

    “Arggghhhhh…. Marwan apa yang kamu lakuin kepada ummi…”

    Desah Ummi Latifah saat Marwan merangsang dirinya.

    Kini kepala Marwan mulai menuruni payudara Ummi Latifah, menuruni perut serta sedikit jilatan yang membuat tubuh Ummi Latifah belingsatan dan kini lidah itu sampai di vagina cantik yang diimpikan setiap kaum adam didunia ini.

    Perlahan-lahan lidah Marwan menyapu cairan suci Ummi Latifah. sapuan-sapuan lidahnya membuat desahan Ummi Latifah terdengar indah didalam kesunyian.

    Arrggghhhhh……

    “Arrrggghhhh…. gellliiiiii….”

    Arggghhhhh…..

    Tak hanya lidah. Jari-jari Marwan pun ikut menusuk dimana jari-jari lainnya juga menjawili puting susu payudara Ummi Latifah.

    Tak lama rangsangan yang diberikan oleh Marwan. Ummi Latifah akan mendapatkan orgasmenya yang pertama dalam seumur hidupnya. Ada rasa yang aneh saat ia mendadak merasakan bahwa akan ada sesuatu cairan yang akan keluar dari dalam vaginanya. Selama ia bersetubuh dengan suaminya belum pernah ia mengalami hal yang seperti ini.

    Setiap bagian tubuhnya sangat sensitif dan akhirnya sebuah caitan yang sudah tak mampu lagi bertahan akhirnya keluar….

    Creeetttttt…. creettttttt…..

    Arggghhhhh……. arggghhhh…..

    Ummi Latifah mengalami orgasme yang hebat. Badannya langsung menegang dan terangkat. Tangannya memegang sprei dan kepala Marwan. Sementara itu Marwan menahan pinggul Ummi Latifah. dan dengan sigap diminumnya semua air cinta Ummi Latifah.

    Arggghhhhhh…. masih sedikit terdengar desahan Ummi Latifah.

    Setelah beres menjilati sisa-sisa air cinta Ummi Latifah. Marwan lalu bangkit dan menuju ke meja. Diambilnya air minum dan ia mendekati Ummi Latifah dibangunkannya badan Ummi Latifah.

    “Gimana ummi. Enak gak.”

    “Enak.”

    “Mau lagi.”

    Ummi Latifah menganggukkan kepalanya.

    Tapi sebelum itu. Marwan lalu menyuru Ummi Latifah melepas kacamatanya dan menaruhnya di meja beserta air minum.

    “Oke. Tadi ummi udah Marwan kasih kenikmatan. Sekarang ummi gantian kulum punya Marwan.” Ajak Marwan.

    “Tapi. Ummi belum pernah.” Ummi Latifah menjawab.

    “Udah sini ummi tunduk.”

    Cerita Ngentot Tante Girang | Kini Marwan duduk di pinggir kasur. Ummi Latifah disuruhnya untuk berlutut di bawah kakinya. Ia melihat wajah Ummi Latifah dan mendekatkannya ke penis besarnya.

    Ummi Latifah hanya mengikuti kemauan Marwan. Perlahan tangannya mulai memegang penis besar itu. Terlihat bahwa tangan itu tampak kecil untuk menggenggam penis Marwan.

    “Ayo ummi dimasukkan. Kasih ludah ummi dulu biar licin.”

    Ummi Latifah pun mengikuti kemauan Marwan. Perlahan ia menurunkan kepalanya ke penis besar itu dan dengan sedikit membuka mulutnya dimasukkan kepala penis Marwan.

    Marwan yang mendapatkan rangsangan seperti itu merasakan kepuasaan yang tiada tara. Walau ia tahu bahwa Ummi Latifah baru pertama kali melakukan ini. tapi justru disitulah sensasi bercinta yang ingin ia raih.

    Perlahan-lahan kini mulut Ummi Latifah mengulum penis Marwan. Walaupun tak semua bisa masuk. Sensasi yang dirasakan Ummi Latifah juga tak kalah sensassonal. Bau penis Marwan memacu libidonya untuk melakukan perbuatan terlarang ini.

    “Terus ummiii.. ya gitu.” Sambil tangannya menaik-turunkan kepala berjilbab biru itu.

    Lama Ummi Latifah melakukan kuluman. Walau masih terlihat amatir tapi membuat Marwan hampir orgasme. Sadar ia mulai dikuasai nafsu berlebih. Ia pun menyetop perbuatan Ummi Latifah.

    “Udah ummi cukup.”

    Ummi Latifah nampak lega. Bagaimanapun penis besar itu membuat ia juga susah bernafas. Marwan tanpa ba bi bu langsung menarik ummu latifah untuk berdiri. Dan ia langsung kembali menaruh tubuh Ummi Latifah untuk terlentang. Nafsunya yang sudah sangat tinggi itu membuat ia segera mengeksekusi Ummi Latifah.

    Kini tubuh Ummi Latifah kembali terbaring di kasur. Sementara itu tubuh laki-laki diatasnya mulai menggesekan penisnya di vagina Ummi Latifah. Marwan lalu menciumi mulut Ummi Latifah yang dibalas dengan Ummi Latifah. kini tangan kedua anak manusia ini aktif meraba dan membelai tubuh untuk menuntaskan nafsu yang msudah tinggi ini.

    Marwan mulai yang merasa sudah siap untuk memasukkan penis besarnya lalu melpas ciumannya.

    “Ummi. Marwan masukin ya.”

    Ummi Latifah hanya menganggukkan kepalanya tanda ia menyetujui perzinahan yang akan ia lakukan ini.

    Perlahan Marwan mulai mengangkangkan kaki Ummi Latifah dan kini penisnya mulai mengarah ke bibir vagina Ummi Latifah. nampak hangat rasanya penis Marwan. Tangannya memegangi batang penisnya dan dengan lembut kepala penisnya mulai masuk kedalam vagina Ummi Latifah.

    Ummi Latifah bagai merasakan malam pertama dimana setiap otot vaginanya mulai merasakan sensasi yang luar biasa.

    Tangan Ummi Latifah tidak tinggal diam. Tampak ia mulai membelai dan meraba dada bidang Marwan. Sementara Marwan setelah batang penis nya mulai masuk lalu memandangi Ummi Latifah. kembali ia mencium Ummi Latifah.

    Sensasi yang sangat indah bagi keduanya. Marwan memegang pinggul Ummi Latifah dan dengan sekali sentakan ia lalu menerjang vagina Ummi Latifah.

    Argggghhhhhhhh….

    Desahan Ummi Latifah.

    Tapi tak semua penisnya masuk kedalam vagina Ummi Latifah. Ummi Latifah yang mendapat serangan tak terduga itu melliukkan badannya leatas yang disambut Marwan dengan ciuman.

    Emmmmppphhhhhhh….

    Dan tangan Ummi Latifah seperti memukul dada Marwan. Ia merasakan sakit tapi nikmat yang ia alami untuk kedua kalinya. Seperti saat pertama kali ia hilang keperawanan. Tapi ini lebih nikmat dimana ujung jamur Marwan terasa mengenai dinding rahimnya.

    Ada rasa nikmat yang tak bisa ia lukiskan dengan kata-kata.

    Marwan yang merasa bahwa kini vagina Ummi Latifah sudah mulai beradaptasi dengan besarnya penis tersebut mulai menggoyangkan pinggulnya. Sempitnya vagina Ummi Latifah membuat penis Marwan seperti mendapat pijatan yang nikmat.

    Penisnya hanya bisa ia gerakkan perlahan-lahan untuk membiasakan vagina Ummi Latifah. sementara Ummi Latifah mencoba mengimbangi penis Marwan yang sedang menggenjot tubuhnya.

    Argggghhhhh….

    Arggghhhh…..

    Hanya desahan yang kembali keluar dari mulut Ummi Latifah.

    Plokkkkk….. plokkkkk…..

    Marwan mulai memompa penisnya maju mundur. Sementara itu Ummi Latifah terus di rangsang dengan cubitan atau gigitan kecil di payudara nya.

    Indah sekali melihat pemandangan saat wanita ccantik dan alim ini terjebak dalam perzinahan. Jilbab lebarnya tampak kusut mengikuti irama hentakan yang diterimanya. Sekali-kali Marwan menarik keatas jilbab yang menghalangi lidahnya untuk menjilat leher Ummi Latifah.

    Keringat mulai keluar dari tubuh kedua anak manusia ini.

    Arrggghhhyh……. Marwan….

    Lama mereka bergumul dalam posisi misionary ini membuat Marwan tak dapat lagi menahan orgasmenya. Hal yang sama yang Ummi Latifah rasakan.

    Genjotan-genjotan yang Marwan lakukan membuat Ummi Latifah sangat menikmati persetubuhan ini walaupun ia menikmatinya didalam pengaruh obat perangsang. Namun tetap saja hal ini membuat hasrat seksualnya kembali hidup.

    Arggghhhhh…. arggghhh,……..

    Croootttttt……crooooottttt…….

    Crrreeeeetttttt….. creeetttttt….

    Akhirnya Marwan dan Ummi Latifah berbarengan mengalami orgasme. Marwan lalu memeluk tubuh Ummi Latifah dengan erat serta mencium mulut mungil itu.

    Sementara Ummi Latifah membalas pelukan Marwan dengan mengapit erat kakinya di pinggang Marwan. Dan tangannya memeluk erat leher sang pejantan yang baru saja menuntaskan tugasnya.

    Plllooopppppp

    Penis Marwan keluar dari sangkar Ummi Latifah. tak terasa keringat mengucur deras pada diri keduanya.

    Cerita Ngentot Tante Girang | Tampak mereka berdua mengatur nafas setelah pertarungan panjang tersebut. Marwan lalu mengambil air minum di meja. Sementara itu Ummi Latifah juga mencobauntuk duduk. Tapi vaginanya sedikit mengalami rasa sakit. Penis besar Marwan ternyata membuat vagina Ummi Latifah yang untuk pertama kalinya menerima hantaman merasakan ngilu.

    Marwan yang tahu Ummi Latifah kesakitan. Lalu mendekatinya dan dengan perlahan air minum kembali ia beri kepada sang ummahat cantik ini. tak ada kata-kata dari keduanya dan hanya tatapan mata yang berbicara.

    Penulis: herpsawan (semprot)

  • Cerita Bokep Dua Hari Berturut ML Dengan Dia – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Bokep Dua Hari Berturut ML Dengan Dia – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    2281 views

    Perawanku – Dipenghujung kelas 2 SMU saat liburan panjang sekolahku ada acara wisata ke bali dan aq termasuk panitia perwakilan siswa. Waktu itu ada kebijakan dari sekolah bahwa para siswa dan siswi bus nya berbeda tidak bercampur atau perkelas, maklum teman-teman seangkatanku otaknya ngeres semua. hihihhihihi…

    Aq pun mengatur nama-nama penumpang untuk setiap bus nya, aq kelompokkan siswi yang aq anggap menarik dalam satu bus sesuai nomor kursi yang tertera. Aq ambil kursi yang berderet tiga, buat pacarku Sela, aq di tengah dan sebelah Evi di sebelah kananku. Evi gadis berjilbab, bohay, liar dan juga agresif kalau pas horny tapi sangat takut gelap, kata Anwar pacarnya Evi. Jujur aq sangat penasaran ingin menggantikan Anwar.

    Sekitar jam 11 malam kami diminta mematikan lampu dan tidur agar besok bisa fresh.. 30 menit kemudian semua sudah tetidur, kecuali Evi yang tampak gelisah nggak bisa tidur. ‘ pasti dia lagi gelisah nggak bisa tidur’ kataku dalam hati, tapi aq pura-pura tidur. Tiba-tiba saja tanganku ada yang menarik, tanganku dipeluk seperti guling dan ada yang bersandar di pundakku.. ternyata itu Evi.

    Owh.. toketnya begitu mengganjal tanganku… kedua pahanya yang hanya memakai celana pendek juga menjepit telapak tanganku… aq sangat menikmatinya sambil terus berpura-pura tidur.

    Aroma tubuhnya juga sangat membangkitkan birahiku… aq menoleh ke arah pacarku sudah pulas tidurnya. Lalu aq memberanikan diri dan pelan-pelan mengelus paha mulusnya, jantungku terasa berdebar tak menentu… . huuuhhhhh ada keraguan yang terselip dihatiku tapi ada juga jutaan sensasi yang aq nikmati.

    ‘Bodoh ahh… masa rejeki di tolak’ kataku dalam hati.

    Aq pun semakin berani dengan menekan lenganku ke toketnya.. dan aq menggesek-geseknya… dan tiba-tiba dia berkata..

    “Kamu belum tidur ya Don…” tanya Evi mengagetkanku.

    “Ehh.. iya, ac nya dingin banget aq nggak bisa tidur.. kamu juga belum tidur ya???” tanyaku balik.

    “Masa sich, kamu kan bisa meluk yayang kamu (Sela)… kalau aq kan nggak ada yang dipeluk Don!?” kata Evi.

    “Kamu juga tau sendiri kan? Sela dari tadi udah tidur… kalau mau, kamu boleh kok pinjem tanganku kayak yang tadi..” tawarku ke Evi

    “Kok tau, bearti kamu tadi cuma pura-pura tidur ya??? bearti kamu tadi sengaja ya?” tanya Evi sambil nyubit perutku.

    “Duhhhh… sakit tauukkk.. aq kan dititipin Anwar buat jagain kamu, termasuk menjaga kamu dari kedinginan juga, mungkin …” kataku sambil bercanda

    “Emangnya aq barang???? enak aja dititipin.. kalau Sela sampai tau gimana??” tanya Evi yang mulai terpancing dengan omonganku.

    “Ya enggak lahh.. asal kamu nggak berisik Sela dan Anwar nggak bakalan tau….”

    Tiba-tiba tanganku ditarik dan dipeluknya lagi, lebih nyaman dari tadi. Aq pun lebih bebas dan aman mengelus paha mulusnya sambil sesekali menyolek kemaluannya. Evi diam saja, aq pun bingung dibuatnya… ‘takut membalas belaianku atau menikmatinya?’ tanyaku dalam hati.

    Aq pun semakin penasaran dan ingin segera membuktikan kalau Evi adalah cewek yang agresif, dengan pelan aq menyelipkan jari telunjukku ke sela-sela celananya… ooohhhhh kurasakan celana dalamnya yang hangat dan menghangatkan darahku. Aq elus celana dalamnya dengan halus.. tiba-tiba Evi menggigit lenganku sambil berkata,

    “Kamu yang mulai ya?, jangan salahkan aq kalau sampai ketahuan…”

    Tangan Evi mulai bergerak di seputar penisku yang masih terbalut celana, jantungku berdetak kencang sekencang nafsuku yang memburu….

    “Buka aja kancingnya, sempit banget nih…” pintaku.

    “Heemm..” jawabnya singkat sambil membuka kancing celana dan menarik penisku dari balik celana dalam.

    “Mantap banget Don, kayak punya bule-bule di film bokep..” tanya Evi dengan terkejut melihat penisku

    “Mainin aja kayak di film-film bokep yang biasa kamu liat…” pintaku.

    Tanpa menjawab Evi pun langsung membungkuk dan langsung mencium, menjilat dan mengulum penisku dengan penuh nafsu. Aq pun membalas dengan menyelipkan jarik nakalku ke celana dalamnya… Aauugghh.. ternyata kemaluan Evi udah sangat basah dan licin, sangat nikmat untuk disodok apa lagi kurasakan kemaluanya gundul sperti habis di cukur.

    “aaa.. mmmhhhhh..” gumamnya lirih karena mulutnya tersumpal batang penisku.

    “Diam dong.. jangan berisik!!!” Bisikku sambil mencium telinganya. Cerita Sex ABG

    Aq coba menusukkan dua jariku ke lubang kemaluannya tapi sepertinya masih sangat sempit, aq terus berusaha karena kalau udah melar pasti penisku bisa masuk… pikirku.

    Aq putar-putar jariku sambil terus menusukkan ke lubang kemaluannya, hingga beberapa saat kemudian setengah jariku masuk ke lubang kemaluannya.. kurasakan ada semburan hangat yang menandakkan dia sudah klimaks, aq pun terus mengocok lubang kemaluanya dengan jariku. Pantatnya begitu gelisah hingga bergerak-gerak tak beraturan sambil menggigit pelan penisku dengan bibirnya.

    Oooooooohhhhhh… nikmatnya kesempatan dalam kegelapan….

    Tapi… tiba-tiba bus berhenti mendadak, kamipun tersentak kaget dan melepaskan dari dekap kenikmatan. Kami berdua cepat-cepat merapikan celana masing-masing… ternyata radiator bus bermasalah dan akan diperbaiki. Pak sopir mempersilahkan kalau-kalau ada yang mau turun untuk beli minum atau lainya. Otak ngeresku pun tersenyum mendengar itu….

    “Lanjutin di bawah aja yukk??” pintaku pada Evi.

    “Tapii….”

    “Udah tenang aja pasti nanti menemukan tempatnya…” selaku sebelum Evi sempat melanjutkan kata-katanya.

    Aq pun membangunkan Sela untuk meminta ijin mengantar Evi membeli obat pusing, dengan keadaan setengah tidur Sela mengiyakan. Aq dan Evi pun turun dan berjalan kearah pertokooan yang berjarak sekitar 200 meter, agar yang melihat kami tidak menaruh curiga. Akhirnya kami menemukan tempat yang tepat, ada sebuah bangunan kosong yang tidak ada pintunya. Aq menarik Evi masuk ke dalam bangunan tersebut, dan langsung merebahkan tubuh Evi ke kursi yang lumayan lebar yang ada di dalam bangunan itu.

    “Don.. jangan kelewatan gini dong, aq belum pernah lebih dari ini!!!!” serunya dengan takut yang bergelayut.

    “Evi sayaaannggg.. nggak papa kok, aq bawa kondom kok… jadi pasti aman, anggap aja penisku itu jari… tapi yang pasti jauh lebih nikmat… plisssss! bujukku sambil menciumi telinganya.

    Evi hanya terdiam tanpa jawaban pasti…

    “Ayo sayang, waktunya nggak banyak nih.. cuma sebentar kok..” rayuku sambil tanganku pelan-pelan melorotkan celana dalamnya.

    Aq kangkangkan kedua pahanya dan aq langsung menjilati sambil tanganku mengocok lubang kemaluannya dengan dua jari.

    Evi hanya mendesis menahan geli dan nikmat… emmmmhhhh…..

    Lalu kuarahkan batang penisku ke mulutnya dan menggerakkan maju mundur.. setelah aq rasa cukup licin aq coba menusukkan batang penisku ke dalam kemaluannya… lumayan susah, masih seret dan rapet…

    Ku tekan.. pelaannn.. peelaaaannnnnn… dan teruussssss….

    “Aaauuuwwhhhhhhhh…” teriak Evi sambil menarik rambutku melampiaskan sakit dan nikmat yang beradu. Aq tak memperdulikannya,, malah mempercepat sodokkanku….

    “Oogghhh… Oogghhh.. ohhhhh.. ooohhhhhh…” desahnya dengan cepat.

    “Don udah dong Don….. sakiiitttttttttttt… perihh bangett niiihhhhh…” gumamnya sambil meringis kesakitan. “Perih banget… kamu nggak pakai kondom ya???” tanya Evi.

    “Pakai kok sayang….” jawabku singkat, padahal aq nggak pakai kondom. Sayang aja kalau merawanin gadis se bohay Evi pakai kondom, meskipun aq membawa.

    “ugghhhh.. ogghhhhhh… nikmat banget Don, lebih kemcang lagi yah???” rengek Evi

    Aq pun memepercepat sodokkanku hinnga 24cm batang penisku benar-benar terbenam dalam lubang kemaluannya

    Setelah 30 menit kami bersetubuh, aq cabut batang penisku ku arahkan ke mulutnya… Evi pun mengulum dan menghisap dengan kuat sambil mengocoknya dengan bertubi-tubi…

    “Oooggghhhh… aahhhhhhhh.. aq nggak tahan nih…” desahku.

    Kutahan kocokannya dan memasukkan batang penisku hingga mentok di tenggorokkan dan akhirnya….

    Creett.. crett.. crettt.. creeeettttt…..

    Pejuhku menyembur dengan derasnya ke tenggorokkan bahkan sebagian keluar dari hidungnya saat Evi tersedak…..

    Setelah itu kami pun segera merapikan pakaian dengan nafas yang masih mmburu, buru-buru kami kembali ke bus. Di dalam bus kami pun biasa saja seperti tidak terjadi apa-apa, cuma ada sepatah kata yang keluar dari mulutnya… makasih ya Don, udah mengantarku… ke syurrrgaaaa…..

    Spermaku meluncur deras ketenggorokannya bahkan sebagian keluar dari hidungnya saat Nia tersedak…..

    Ternyata ini baru permulaan dari ‘wisata birahi’ yang aq gapai di pulai Bali… Bali sungguh indah…

    Pagi itu tiba-tiba birahiku bangkit dan tanpa basa-basi aq mengajak Sela mencari hotel untuk sekedar melepas pejuh… kamipun menyewa kamar, dan tanpa membuang waktu aq langsung membopongnya ke ranjang.. kami berciuman dengan penuh nafsu, seakan ini adalah bulan madu kami.

    Kami berdua sudah dalam keadaan bugil…

    Kami mengambil posisi 69 dan saling memainkan apa yang tersaji… aq hisap kemaluannya dan memainkan lidahku di dalam kemaluannya.. Hmm.. nikmat sekalii, andai saja Evi juga ada di sini, aq berimajinasi liar.

    “Ayo sayang masukin…” pintanya genit.

    Aq pun memasukkan batang penisku dari belakang, dengan posisi nungging begini aq leluasa bergoyang dan menari meraih kenikmatan… Jleb..jleebb.. jlebbb… jleebbbb…

    Suara gesekkan kemaluan kami terdengar begitu becek dan keras.

    “Ohhh.. oohhhh.. aaahhhhhh…” desahnya dengan keras.

    Aq pun semakin bersemangat, aq balikkan tubuhnya berada di atasku dengan tanpa melepaskan batang penisku di lubang kemaluannya. Sela pun bergoyang, memberikan nikmat yang luar biasa. Penisku di goyang-goyang maju mundur…

    60 menit telah berlalu, aq rasakan kemaluannya klimaks sampai dua kali, dan akhirnya pejuhku seakan-akan sudah di ujung penis… Aaaaghhhhhhhh… creettt.. crettt.. crettttt….. Pejuhku membasuh kemaluannya dengan penuh kehangatn dan kenikmatan yang luar biasa. Kami pun cepat-cepat beradaptasi dan menyusup ke dalam rombongan lainnya. Tanpa sengaja aq melihat wajah Evi yang cemburu seakan tak rela Sela menikmati penisku. Tapi aq diam saja tidak tau aq tegur karena ada Anwar disampingnya.

    Malam harinya waktu di hotel tempat rombongan kami mneginap, aq mendatangi setiap kamar dan mengabsen siapa penghuninya. Hingga aq tiba di kamar nomor 80, Nita, Denok dan Lia mereka adik kelasku…. tanpa mengetuk, aq langsung membuka pintu kamarnya yang tak terkunci

    Tanpa ku duga ternya mereka sedang asik nonton film bokep yang mereka pesan dari ob hotel. Kami sama-sama terkejut.. dan saling memandang…

    “Hayoooo.. pada nonton apa?” tanyaku mengejutkan mereka.

    “Eh.. kak.. anu.. kak.. ini.. Lia kak..” kata Denok dengan gugup.

    “Enggak kak…” kata Lia smabil menggelengkan kepalanya.

    “Begini kak.. kemarin kami kan nggak sengaja liat kakak sama mbak Evi di bangunan kosong itu…” tiba-tiba Nita memotong pembicaraan.

    “Maksud kamu apa Nit???” tanyaku ke Nita dengan tegas.

    “Iya kak kami nggak sengaja dengar suara orang mendesah, waktu kami membeli minuman saat bus mogok kemarin…” Kata Denok dengan polosnya.

    “Terus apa hubunganya, itu kan urusanku??? kenapa juga nonton gituan?” aq coba mengalihkan pembicaraan dengan menyalahkan mereka.

    “Sebeneranya.. kami sangat menggumi kakak dan kami lihat hampir semua cewek yang ada di sekolah ngefans banget ma kakak… tapi kakak tetap setia ama mbak Sela.. tapi ternyata kakak ma mbak Evi.. sambung Dewi.

    “Sudahlah.. jangan berlebihan, kita urusin urusan masing-masing aja… jangan cerita pada siapapun ya dan aq tak akan menceritakan ini juga..” aq terus berusaha mengalihkan pembciraan. Ya sudah kalian lanjuti aja, tapi jangan lupa di kunci pintunya…” sambungku sambil melangkah keluar dari kamar mereka.

    “Kak… tunggu sebentar kak…” Nita mengejarku coba menahan langkahku.

    “Ada apa lagi sih Nit..” tanyaku.

    “Eeemmmm.. temani kami nonton ya kak???” kata Nita dengan malu-malu

    “Apa… kenapa aq harus menemani kalian?” aq balik bertanaya pura-pura jual mahal padahal aq seneng banget. Cerita Mesum Pelajar.

    Aq mengiyakan aja dan setelah tengok kanan tengok kiri aman aq langsung mengunci pintu kamar dan bergabung dengan mereka di ranjang. Saat itu mereka nonton bokep tarzan xxx… mulanya kami berempat hanya diam saja fokus ke filmnya yang ceritanya mirip juga dengan kami… tarzan ngentot dengan 3 cewek cantik seksi.

    “Nikmat banget yah.. jadi tarzan, bisa maen sama 3 cewek cantik…” kataku memancing pembicaraan.

    “Ini kak Doni kan sudah ditemani 3 cewek cantik juga…” jawab Denok.

    “Tapi kan beda.. mereka kan telanjang???” jawabku sekananya.

    Tiba-tiba Denok bangkit, membuka kerudungnya dan baju tidurnya.. udah kan kak” katanya.

    Aq benar-benar terkejut dengan kenekatan dan tubuh mulusnya.. paling mulus diantara beberapa cewek yang pernah aq tiduri, aq pun langsung menariknya dalam pelukanku. Tanpa memikirkan Nita dan Lia aq langsung menciumi sekujur tubuhnya….

    muachh.. muachhh.. emuaachh.. mulai dari mulutnya.. lehernya.. payudaranya.. terus ke bawah aq jilati kemaluaannya yang sudah basah menghayati film bokep.

    “Oooohhhh.. iya kak, nikmat banget kak.. pantesan banyak yang mau dengan kak Doni..” desahnya sambil memujiku

    ‘Oh my god.. benar-benar kemaluan yang istimewa, masih sempit dan merah merekah..’ kataku dalam hati, aq terus merangsangnya dengan jilatan dan ciuman di paha dan kemaluannya, meremas-remas payudaranya dan memilin-milin puting susunya sambil pelan-pelang mengocok lubang memeknya dengan jariku….

    “Duuhhh kak.. kok perih…” katanya sambil meringis kesakitan.

    Aq tak memperdulikannya dan semakin mempercepat kocokkan jariku di kemaluannya.. tanpa kusadari siapa, yang pasti ada yang menciumi aq dari belakang dan menghisap batang penisku dari balik resleting celana… maklum hanya ada cahaya dari tv saja.

    Benar-benar luar biasa nikmatnya ngesex dengan tiga abg cantik,.. aq tidur terlentang.. Nita mengulum batang penisku… Denok menciumi dada dan membelai-belai tubuhku…

    Hemm.. muachh.. muachh.. emuaachhh.. tidak kami bertaut dan saling meilin erat.

    Nafasku tak beraturan, menahan nikmat di berbagai penjuru tubuhku…

    Ku lihat Denok, meraih batang penisku, menggosok-gosokkan ke bibir kemaluannya dan mencoba memasukkannya dengan susah payah… Denok menekan dengan mata terpejam, menahan perih.. jujur sebenrnya aq juga merasa sakit, batang penisku sampai bengkok menahan tubuhnya yang menekan. Akirnya masuk juga batang penisku ke dalam lubang kemaluan Denok.. beberapa saat kemudian aq merasakan darah perawan Denok.. melumuri batang penisku.

    “Ooohhhh.. ohh.. ohh.. ogghhhhhh..” desah Denok menikmati kocokkan batang penisku.

    “Sudah nikmat kan Nok??” bisikku sambil mempercepat kocokkan penisku yang sudah leluasa mengocok.;

    Aq arahkan jari nakalku ke kanan (Lia) dan ke ke kanan (Nita) mengusap dan memainkan kemaluan mereka…
    Aq merasakan kemaluan Lia yang tembem sudah basah kuyup.. aq pun memintanya untuk menggantikan Denok bertahta atas penisku.. dan benar saja, Jlebb.. jleeebbbb.. Lia mulai menggoyang penisku.. sepertinya Lia udah pernah ngentot.. soalnya penisku yang sebesar ini nggak terlalu susah menusuk ke dalam kemaluan Lia.

    “Ooogghhh oohhhhh… Aaaaghhhhhh…” desahku keras saat Lia bergoyang memutar.

    Diam-diam Nita dan Denok sedang ngentot sendiri di sebelahku.. mereka keliatan terbiasa lesbi.. karena mereka memang tinggal dalam satu kost.

    “Aaagghhhhhh.. aq nggak kuat Liaa, aq mau keluar nichh..” kataku.

    Karena takut hamil Lia pun dengan cepat mencabut batang penisku dar lubang kemaluannya dan tanpa kusuruh dai langsung mengulum batang penisku dengan liar.. mengulum ujung penisnya dan mengosoknya dengan cepat… akhirnya aq… Crett.. crettt.. creettttttt… pejuhku membanjiri mulut Lia, walau mulanya Lia ingin muntah tapi akhirnya dia menelan semua pejuhku.. menjilati yang tercecer di rambut kemaluanku dan terus mengulumnya.

    Tanpa memberi waktu untuk aq beristirahat.. Nita mengambil alih batang penisku..

    “Aq belum kak…” pintanya manja.

    “Mainin aja penisku, pasti akan tegak lagi…” jawabku

    Dan benar, Nita mulai memainkan penisku di bantu Denok dan Lia.. aq dikeroyok oleh 3 abg yang sangat binal dan liar. Beberapa menit kemudian, penisku mulai tegang dan tanpa membuang waktu Nita memasukkan batang penisku kedalam lubang kemalauannya yang dari tadi mengantri…

    “Oogghhhh.. uugghhhh… langsung giyang cepay ya kak…” pinta Nita.

    Aq pun langsung mempercepat goyanganku dengan sangat cepat.. lebih cepat.. lebih dalam… terusss… dan teruuusssssss…

    Aq melihat darah perawan Nita menetes dari sela-sela kemaluannya.. ‘tapi kenapa dia nggak kesakitan yah???’ tanyaku dalam hati… masa bodoh ahh.. biarin aja…

    Denok dan Lia merebahkan tubuhnya dalam dekapanku, sambil memainkan payudara Nita yang bergerak tak beraturan..

    “Ayo Nitt.. lebih cepat lagi, jangan ditahan…” kata Lia.

    Nita semakin cepat dengan goyangan-goyangan yang sangat liar.. aq hanya memejamkan mata menikmati goyangan Nita, ciuman Denok dan ciuman Lia dilherku.. sungguh nikmat rasanyaa!!!!!

    30 menit kemudian, aq tak kuasa menahan nikmat.. dan kahirnya…. Crett.. creettt.. creeetttt… untuk kedua kalinya aq menyemburkan pejuhku di lubang kemlauan Nita.

    Nita hanya pasrah saja, tubuhnya lunglai di atas tubuhku.. kami berempat berpelukkan dengan penis yang masih menancap di lubang kemaluan Nita.. tau kenapa, udah dua kali nyembur masih menegang. Tanpa sadar kami berempat terlelap… Jam 4 pagi aq terbangun dari tidurku dan berjalan mengendap-ngendap meninggalkan mereka bertiga dalam selimut.

    Setelah semua itu kami (Evi, Denok, Lia dan Nita) melanjukan rekreasi di Bali dengan pasangan mereka masing-masing. Namun kemudian hari kami tetap sesekali backstreet-an untuk sekedar berbagi nikmat. Sungguh itu adalah sensasi yang tak akan pernah terganti…

  • Hot Foto Memek Basah Cewek Karena Orgasme – Foto Ngentot Terbaru 2018

    Hot Foto Memek Basah Cewek Karena Orgasme – Foto Ngentot Terbaru 2018


    2280 views

    PerawankuSekarang saatnya kamu melihat foto-foto yang menjelaskan lebih baik bagaimana kondisi ketika cewek mendapat pengalaman luar biasa sperti ini. Kerena tak banyak wanita yang bisa merasakan squirting, gambar-gambar memek orgasme squirt ini bisa kamu jadikan inspirasi untuk membuat istri kamu puas ketika bersenggama nanti malam.

    Silahkan ditelaah deretan foto memek basah cewek horny akibat squirting orgasme berikut ini:

  • Cerita Seks Bergambar Bersetubuh Dengan 2 Wanita Sampai Orgasme 5 kali – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Seks Bergambar Bersetubuh Dengan 2 Wanita Sampai Orgasme 5 kali – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    2278 views

    Perawanku – Cerita ini bermula ketika aku ada janji dengan temanku bernama Irfan (samaran) untuk membicarakan suatu organisasi. Disepakati sebuah tempat yang mudah didapat yaitu cafe S yang terletak di sebuah plaza di kota S. Rencana pertemuan ditentukan jam 2 siang, artinya setelah kami sama-sama selesai kuliah.

    Sebelumnya perlu pembaca ketahui, namaku Sakti, sesuai dengan namanya, entah mengapa dalam setiap jenjang pendidikan, aku selalu aktif berorganisasi dan selalu menempati posisi puncak dalam organisasi yang kuikuti, mulai dari OSIS SMP, OSIS SMA, Organisasi Pemuda dan kemasyarakatan (tidak perlu kusebutkan namanya), hingga organisasi intra dan ekstra kampus, yaitu ketua Himpunan, Senat dan lain-lain. Kegiatanku bertambah dengan semaraknya demonstrasi di masa reformasi, hingga pernah suatu ketika aku menjadi target intai para intel militer dan polisi. Padahal aku bukanlah termasuk sosok yang spesial, wajahku biasa saja, kulit tidak putih mulus (cenderung coklat gelap), badan sedang-sedang saja (170 cm), sehingga aku mengambil kesimpulan mungkin karena otakku yang encer, pandai berorasi/pidato, supel (walaupun tidak gaul). Agen Judi Togel

    Kembali ke cerita tadi, maka siang itu aku segera berangkat ke plaza, berhubung masih pukul 1 lewat 15 menit, kumanfaatkan waktu yang tersisa dengan jalan-jalan sambil melihat-lihat barang yang dipajang di etalase. Sesekali aku melirik setiap ada wanita cantik yang menarik perhatianku. Hingga pukul 2 kurang 5 menit, segera aku mengambil tempat di cafe S yang sengaja meja untuk dua kursi karena hanya aku dan temanku yang akan bertemu. Namanya mahasiswa, maka aku memesan yang ringan-ringan saja, secangkir java cofee, begitu yang tertulis di menu hot cofee, walaupun rasanya masih lebih sedap kopi buatan sendiri di tempat kost.

    Oke, lima menit aku menunggu dan kopi belum datang, pager-ku berbunyi (maklum baru mampu bawa pager, dan itu penting bagi seorang aktivis seperti saya). Sebenarnya aku malas untuk membaca pesan tersebut, tetapi karena tidak ada yang kulakukan selain menunggu, maka kubaca saja pesan yang baru masuk tadi, dan ternyata menambah kekecewaanku hari ini. Hari sial batinku, Irfan minta maaf kalau pertemuan dibatalkan karena ia harus menemui seorang dosen, dan aku mengerti untuk urusan yang satu itu, tentu tidak dapat dibatalkan.

    Tanpa kusadari, dari tadi gerak-gerikku diperhatikan oleh dua orang wanita yang duduk terpaut dua meja dari tempatku, dan mereka dapat melihatku dengan bebas, sementara aku sibuk dengan pager-ku dan kopi yang baru saja datang dan terlambat untuk dibatalkan, maka kuputuskan untuk menghabiskan dulu dan segera pulang ke kost-ku.

    Kejadian ini baru kuketahui ketika tiba-tiba salah satu dari wanita tersebut sudah ada di hadapanku dan bertanya, “Sedang menunggu teman ya Mas?”
    Kata-kata klise untuk memulai pembicaraan (batinku), “Ya, dan Mbak sendiri?”
    “Oh saya sedang istirahat saja, habis belanja, maaf jam berapa ya Mas.. soalnya jam saya mati, lupa belum ganti baterai, di mana ya di plaza ini ada service jam..”
    “Wah pasti Mbak bukan orang dari kota ini ya.. karena plaza ini sudah tentu paling lengkap di kota S, apa saja ada di sini, termasuk mmhh..(tadinya aku mau bicara wanita, biasa gaya orang yang ceplas-ceplos, tapi buru-buru kupotong karena dia bertanya dengan jujur)”
    “Oh ya.. maaf nama saya Anggi, dan itu teman saya Rina”, kata wanita tersebut sambil megulurkan tangan.
    “Betul saya baru datang dari B pagi tadi dan rencananya tinggal di kota S ini untuk 3 hari, sambil menunggu acara nanti malam, saya sempatkan belanja di plaza ini, karena hotel saya dekat, cukup jalan kaki saja.”
    “Sakti, dan saat ini sudah pukul 2.30.”

    Rupanya percakapan yang singkat ini berlangsung 15 menit, bukan main, sebuah perkenalan terlama bagiku, mungkin karena aku tidak terlalu bersemangat atau ada sesuatu yang lain. Mmmhh.. ya, sesuatu yang lain itu mungkin terlalu bermain di pikiranku. Maklum, otakku terkenal encer, sehingga mudah menangkap sesuatu dengan cepat dan aku baru sadar bahwa selama beraktivitas aku melupakan satu hal penting dalam hidup, wanita. Dan dia kini hadir di hadapanku dengan penuh pesona. Hasil perhitungan (seperti matematika), dengan cepat aku dapat membuat kesimpulan yang kuyakini kebenarannya. Cantik, manis, umur 25-30 tahun, bentuk badan yang seimbang, kira-kira 160-165 cm, dan.. wah aku belum pengalaman untuk mengukur lebih jauh dari itu, aku bermain dengan lamunanku, pinggang dan payudaranya bukan main.

    Cukup waktu satu jam saja untuk memperlancar diskusi dengan Anggi (sementara Rina hanya sesekali menimpali) sambil kami mengambil jadi satu meja saja, dan aku yang rela bergeser ke meja mereka. Satu jam yang berarti (aku jadi lupa urusanku dan juga Irfan). Anggi adalah seorang sekretaris sebuah perusahaan swasta di kota B dan Rina adalah asisten Anggi. Aku tidak peduli siapa mereka, yang jelas kedua-duanya sangat mempesona.

    “Mari saya bawakan barang belanjaan Mbak Anggi.”
    “Oh terima kasih.. tidak perlu serepot itu”, (sepintas aku maklum, karena sedikit terlihat apa saja yang dibelanjakan, kebutuhan wanita).
    “Begini saja, bagaimana kalau kamu ikut kita, karena saya ada voucher di cafe D hotel tempat saya menginap, jadi kita bisa manfaatkan voucher tersebut, dan melanjutkan diskusi kita, mungkin kamu bisa cerita banyak tentang kota S ini, bagaimana?”
    “Tetapi saya tidak bawa mobil, maklum mahasiswa Mbak..”
    “Lho hotel kita dekat kok, cukup jalan kaki saja, gimana mau nggak.”
    Aku belum menjawab, tetapi kaki ini sudah terburu melangkah menyetujui usulannya. Kami pun berjalan menuju hotel tempat mereka menginap. Sesampainya di hotel.

    “Kamu tunggu dulu, aku mau ganti baju dulu, Rin.. tolong tuh Sakti diberi coklat yang tadi kita beli.”
    Sekejab saja Anggi melepaskan pakaian di hadapan kita berdua (aku dan Rina).
    “Mbak.. ih kan ada Mas Sakti, kok nyelonong gitu aja sih..”
    “Mmmhh, sebaiknya aku tunggu di luar saja Mbak, betul kata Rina..” aku membalikkan badan, dan memang kamar itu tidak ada sekat kecuali kamar mandi.
    “Lho emangnya umurmu berapa?”
    “25 tahun Mbak..”
    “Sudah cukup dewasa bagi kamu, apakah kamu belum pernah lihat sebelumnya?”
    “Kamu beruntung, kupikir inilah saat pertama bagi kamu.”
    “OK, saya beri waktu satu menit untuk memutuskan apa kamu mau melihatku atau tunggu di luar.”

    Satu menit, setengah menit saja aku sudah membalikkan badan dan melihat Mbak Anggi dengan bra dan celana dalam saja.
    “My God.. seseorang wanita cantik telah berdiri di hadapanku..”
    “Terima kasih Tuhan, telah memperlihatkanku tubuh wanita cantik di hadapanku, ini merupakan hal yang pertama dalam diriku.”
    “Mari kita memulai permainan.”
    “OK Sakti, kita punya suatu permainan yang mengasyikkan.”
    Kemudian aku tidak bisa menolak karena sekali lagi melihat bodi itu. Rina hanya bengong aja. Maka dimulailah les private yang pertama dalam hidup saya.
    “Coba sentuh susuku..” dan aku menurut, dituntunnya tanganku meraba payudaranya yang kenyal, saat itu aku belum tahu berapa ukuran payudara Anggi, belakangan (setelah mahir) baru tahu kalau 34B.

    Kukumpulkan keberanian untuk mulai menikmati kedua payudara Anggi dengan kedua tanganku. Perlahan tetapi pasti kujelajahi kedua bukit kembar yang untuk pertama kalinya, kudapati tanpa sebuah perjuangan yang berarti. Semakin lama aku permainkan dengan sekali dua kali kucubit putingnya yang menonjol menantang, mengalunlah suara yang terengah-engah, “Oohh.. Saakk.. ohhkh.. nakal kamu..” dan suara itu, ya.. suara itu membangkitkan kemaluanku dengan cepat tegak berdiri dan sialan! Anggi menyadari itu dan tanpa permisi melorotkan celana Jeans-ku dan dibukanya sebagian CD-ku. “Wow.. Sak, punya kamu sudah minta segera di treatment tuh.. kasihan 25 tahun dianggurin aja, woowww.. kepala burungmu besar betul.. bisa masuk nggak ya? Ohhkh.. ya, terus Saktii..” Jujur saja sebenarnya burungku tidaklah istimewa, panjang sekitar 14 cm saja, hanya kepalanya besar dan diameternya lumayan. Aku sempat ragu juga apa bisa memuaskan, maklum ini pengalaman pertamaku dan ukuran burungku yang tidak spesial menambah kurang percaya diri.

    Tetapi dengan sigap Anggi melumat habis kemaluanku, aku kaget setengah mati ternyata bukan main nikmatnya, terus dan terus hingga mencapai kekerasan dan tegak maksimum. Aku sudah tidak kuat untuk memuncratkan spermaku dan benar, untuk pertama kalinya spermaku muncrat di mulut seorang wanita, dan habis diminumnya seperti segelas anggur. Aku baru sadar jika Rina dari tadi memperhatikan permainan kami berdua.

    Tidak sampai 5 menit kemudian kemaluanku sudah berdiri lagi dan kini dituntunnya burungku memasuki liang kemaluan Anggi yang sudah semakin basah, ini memudahkan tugasku untuk menelusuri lubang kenikmatan tersebut. Sungguh dalam permainan ini aku benar-benar diajari oleh Anggi, sehingga dengan cepat aku sudah terbiasa dan memulai inisiatif untuk mengimbangi permainan Anggi. Syukurlah walaupun pertama kali, ternyata aku sanggup bertahan setengah jam menggosok-gosokan kemaluanku di lubang kemaluan Anggi tanpa henti dengan segala posisi dan variasi yang Anggi ajarkan.

    Entah sudah berapa kali kusaksikan Anggi mengejang (aku belum tahu kalau itu orgasme), tetapi tampak Anggi semakin semangat dan tanpa kusadari permainan sudah berlangsung 1,5 jam sehingga Anggi berkomentar, “Sakti, puluhan kali aku bersetubuh dengan berbagai lelaki.. tetapi baru kali ini aku bisa orgasme lebih dari lima kali dan kamu kuat sekali bertahan. Oke deh aku nyerah, tolong segera keluarkan spermamu, aku bisa mati kelemasan karena orgasme berulang kali.” Maka di setengah jam berikutnya aku semakin menghayati permainanku dan bukan semakin mempercepat kocokanku tetapi semakin intent dengan menekan batang kemaluanku ke lubang Anggi, dan dia sangat menikmatinya. Akhirnya saat yang kutunggu tiba, muncratlah spermaku untuk yang kedua kalinya di lubang kemaluan Anggi.

    Total permainan kami 3 jam dan itu adalah waktu yang cukup buat Rina untuk memahami permainan kami. Maka dituntunlah Rina oleh Anggi untuk menikmati diriku, sekali lagi tidak sampai 5 menit batang kemaluanku sudah gagah perkasa lagi, dan tidak sulit memulai permainan dengan Rina, karena dia sudah terpengaruh dengan permainan kami. Ini terbukti dengan liang kemaluannya yang becek. Satu yang membedakan Rina dengan Anggi, ketika batang kemaluanku mencoba masuk lubang kemaluan Rina, sulitnya bukan main dan belakangan kusadari kalau ternyata Rina masih perawan. Aku merasa bersalah telah merusak keperawanan Rina, tetapi kenapa dia tidak menolak sejak awal? “Aku sudah terangsang hebat dan aku juga ingin merasakan kenikmatan ini”, begitu jawabnya singkat dengan peluh bercucuran, permainan ini tidak berlangsung lama seperi saat bercinta dengan Anggi, cukup 2 jam. Jadi total permainan kami 5 jam. Aku hendak pamit pulang, ternyata mereka melarang, jadilah kami bertiga tidur di hotel seranjang dalam keadaan telanjang bulat.

    Sebelum perpisahan di pagi hari, kami sempat bercinta lagi, tetapi kali ini aku dikeroyok oleh mereka berdua, dan aku sudah semakin terbiasa dengan seni percintaan ini, sehingga tidak langsung memasukkan batang kemaluanku ke liang kemaluan mereka, tetapi dengan saling merangsang melalui jilatan dan ciuman di liang kemaluan mereka. Akibatnya bisa dibayangkan, jika semalam permainan kami berlangsung 5 jam, kali ini berlangsung 7 jam non stop entah berapa kali mereka orgasme, yang jelas aku selalu bergantian dari satu lubang ke lubang lainnya dan aku cukup mengeluarkan 4 kali sperma, masing-masing sekali di mulut Anggi dan Rina, sekali di lubang kewanitaan Anggi dan Rina.

    Demikianlah pembaca, sejak peristiwa itu, setiap kali Anggi atau Rina ke kotaku, selalu kami bercinta, dan dari mereka pula aku dikenalkan dengan wanita lain yang juga butuh kepuasan seks, dari eksekutif muda hingga ibu-ibu ataupun wanita karir yang enggan berkeluarga. Mereka yang pernah aku layani berkisar 23 tahun hingga 42 tahun.

    Saat ini aku sudah pindah ke ibu kota dengan jabatan pekerjaan yang lumayan sebagai seorang general manager tetapi hobiku yang satu itu tidak dapat kulupakan dan ingin melakukannya lagi, tetapi bagaimana? Cari saja pelacur? No way! Kalau di kota S saja aku bisa dapatkan tanpa harus mencari, pasti di ibu kota ini akan lebih banyak.

    Kepada pembaca (terutama wanita) yang ingin berkenalan silakan kirim ke alamat e-mail saya, sengaja aku memakai alamat dengan nama seorang wanita, karena aku ingin mengenang nama itu, dia adalah wanita yang paling spesial dalam melayaniku. Suatu saat akan kuceritakan, bagaimana permainanku dengan Dwilina. Sekarang aku ingin bermain dengan wanita dari ibu kota ini.

  • Galeri Foto Murid Di Kentot Wali Kelas Karna Remedial

    Galeri Foto Murid Di Kentot Wali Kelas Karna Remedial


    2277 views

    Perawanku – Mahasiswa cantik ini harus menuntaskan nilainya di semester akhir dan kebetulannya nilai yang ia dapat “REMEDIAL” sebut saja namanya Mawar (nama samaran) , dengan wajahnya yang cantik seorang wali kelas pun menyusun strategi untuk menjamah tubuh mahasiswa cantik ini , dengan mempunyai wajah yang sangat cantik sehingga wali kelas pun sangat menyukainya . 

    Dan wali kelas pun sudah memiliki strategi dengan membawa siswanya ini ke ruangan untuk menyelesaikan nilai ujiannya, tak lama berselang waktu wali kelas pun menjamah tubuh mahasiswa ini dengan mengancam nilainya akan bagus setelah melakukan mesum dengannya dan kalau tidak ingin melayani maka ia tidak mendapat nilai tersebut . 

    Dengan berat hati mahasiswa tersebut melayani hingga ia pun merasakan kenikmatan yang luar biasa setelah di entot sama wali kelasnya .  

    Berikut foto-fotonya ya guys :

  • Cerita Sex Bisa Lebih Enak

    Cerita Sex Bisa Lebih Enak


    2275 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Bisa Lebih EnakCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Namaku Mona, umurku 24 tahun, Aq sudah menikah dan mempunyai satu anak lelaki.. Berikut cerita panas ini Aq ingin berbagi pengalamantentang hubunganku dengan adik kandungku sendiri. Kejadian ini terjadi dua tahun yg lalu ketika Aq berusia 22 tahun dan adikku berusia 18 tahun.

    Kami adalah 3 bersaudara, kakakku Diana telah menikah dan ikut suaminya, sedangkan Aq dan adikku tinggal bersama orang tua kami. Aq sendiri berperawakan sedang, tinggiku 160cm berat badan 52kg, orang bilang Aq montok, terutama pada bagian pinggul/pantat. Payudaraku termasuk rata2 34 saja. Kulitku yg putih selalu menjadi perhatian orang2 bila sedang berjalan keluar rumah. Situs Judi Online

    Aq mempunyai seorang pacar berusia 2 tahun diatasku, dia adalah kakak kelas kuliahku. Aq dan pacarku berpacaran sudah 2 tahun lebih, dan selama itu paling jauh kami hanya melakukan petting, sailng raba, saling cium dan saling hisap…..

    Pacarku sangat ingin menerobos vaginaku jika saat petting, tapi Aq sendiri tidak ingin hal itu terjadi sebelum kami menikah, jadi Aq mengeluarkan air maninya dengan cara swalayan, yaitu mengocok kontolnya. Aq juga kerap dipaksa menghisap kontol pacarku yg mana sebenernya Aq agak jijik
    melakukannya.

    Keseringan petting dengan pacarku membuatku menjadi haus akan belaian lelaki dan selalu iingin disentuh, sehari saja tidak dibelai rasanya tersiksa sekali… entah kenapa Aq jadiketagihan… Sampai akhirnya kau sendiri melakukannya dengan tanganku sendiri dikamarku sendiri. Sering Aq meraba-raba payudaraku sendiri dan mengusap-usap memeku sendiri sampai Aq orgasme.

    Inilah kesalahan ku, Aq tidak menyadari kalau selama ini adikku John sering mengintip Aq… ini Aq ketahui setelah dia mengakuinya saat berhasil membobol keperawananku, kakaknya sendiri.

    Awal mulanya, ketika itu Aq, mamaku dan adikku John pergi ke supermarket 500m dekat rumah. Karena belanjaan kami banyak maka kami memutuskan untuk naik becak. Saat itu Aq memakai
    celana panjang ketat setengah lutut, dan karena kami hanya naik satu becak, Aq memutuskan untuk di pangku adikku, sedangkan mamaku memangku belanjaan.

    Diperjalanan yg hanya 500m itu, ketika Aq duduk di pangkuan adikku, Aq merasakan sesuatu bergerak-gerak dipantatku, Aq sadar bahwa itu kontol adikku, keras sekali dan berada di belahan pantatku.

    Aq membiarkannya, karena memang tidak ada yg bisa kulakukan. Bahkan ketika di jalan yg jelek, semakin terasa ganjalandipantatku. Karena Aq juga sangat rindu belaian pacarku yg sudah 3 hari tidak ke rumah, diam diam Aq menikmatinya.

    Sejak kejadian itu, Aq sering melihat dia memperhatikan tubuhku, agak risi Aq diperhatikan adikku sendiri, tapi Aq berusaha bersikap biasa.

    Suatu hari, Aq dan pacarku melakukan petting di kamarku… Aq sangat terangsang sekali… dia meraba dan membelai-belai tubuhku. Sampai akhirnya pacarku memaksakku membuka celana dalamku dan memaksaku untuk mengijinkannya memasukkan kontolnya ke memekku.

    Tentu saja Aq keberatan, walaupun Aq sangat terangsang tapi Aq berusaha untuk mempertahankankeperawananku. Dalam ketelajanganku Aq memohon padanya untuk tidak melakukannya.

    Dan anehnya Aq malah berteriak mintatolong. Hal ini di dengar oleh adikku John, dia langsungmenerobos kamarku dan mengusirnya, saat itu juga pacarkuketakutan, karena memang badan adikku jauh lebih besar.

    Aqlansung menutupi tubuhku yg telanjang dan Aq yakin adikku melihat ketelajanganku. Dan pacarku sendiri langsung memakai pakaiannya dan pamit pulang.

    Sejak itu, pacarku jadi jarang ke rumah. Dari selentinganteman-teman ku, pacarku katanya mempunyai teman cewe lain yg sering jalan dengannya. Tentu saja aq sedih mendengarnya, tapi Aq juga merasa beruntung tidak ternodai olehnya.

    Suatu malam aq berbincang-bincang dengan adikku, aq berterima kasih padanya karena dia telah menggagalkan pacarku menodaiku.

    Aq kaget ketika adikku ngomong bahwa, aq ngga bisa menyalahkan pacarku karena memang bodyku sexy sekali dan setiap laki-laki pasti ingin merasakan tubuhku. Ketika kutanya, jika setiap lelaki, apakah adikku juga inginmerasakan tubuhku juga… dia menjawab:

    “Kalau kakak bukan kakakku, ya aq juga pengen, aq kan jugalelaki” aq sangat kaget mendengar jawabannya tapi aq berusaha itu adalah pernyataan biasa, aq langsung aja tembak, “emang adik pernah nyobain cewe?” dia bilang “ya, belum kak”…. itulah percakapan awal bencana itu.

    Malam harinya aq membayangkan bercinta dengan pacarku, kau merindukan belaiannya… lalu aq mulai meraba-raba tubuhku sendiri… tapi aq tetap tidak bisa mencapai apa yg aq inginkan… sekilas aq membayangkan adikku… lalu aq memutuskan untuk mengintip ke kamarnya…

    Malam itu aq mengendap-endap dan perlahan-lahan nak keatas kursi dan dari lubang angin aq mengintip adikku sendiri, aq sangat kagetsekali ketika melihat adikku dalam keadaan tak memakai celana dan sedang memegan alat vitalnya sendiri, dia melakukan onani, aq terkesima melihat ukuran kontolnya, hampir 2 kali pacarku, gila kupikir, kok bisa yah sebesar itu punya adikku…

    Dan yg lebih kaget, di puncak orgasmenya dia meneriakkan namaku… Saat itu perasaanku bercampur baur antar nafsu dan marah… aq langsung balik kekamarku dan membayangkan apa yg baru saja aq saksikan.

    Pagi harinya, libidoku sangat tinggi sekali, ingin dipuaskan adikku tidak mungkin, maka aq memutuskan untuk mendatangi pacarku. Pagi itu aq langsung kerumah pacarku dan kulihat diasangat senang aq dating… ditariknya aq ke kamarnya dan kami langsung bercumbu… saling cium saling hisap dan perlahan-lahan baju kami lepas satu demi satu sampai akhirnya kami telanjang bulat.

    Gilanya begitu aq melihat kontolnya,aq terbayang kontol adikku yg jauh lebih besar darinya…sepert biasa dia menyuruhku menghisap kontolnya, dengan terpaksa aq melakukannya, dia merintih-rintih keenakkan dan mungkin karena hampir orgasme dia menarik kepalaku.’

    “Jangan diterusin, aq bisa keluar katanya” lalu dia mula menindihi ku dan dari nafasnya yg memburu kontolnyamencari-cari lubang memekku… begitu unjung kontolnya nempel dan baru setengah kepalanya masuk, aq kaget karena dia sudah langsung orgasme, air maninya belepotan diatas memekku… “Ohhhhh…” katanya.
    Dia memelukku dan minta maaf karena gagal melakukan penetrasike memekku. Tentu saja aq sangat kecewa, karena libidoku masih sangat tinggi.

    “Puaskan aq dong… aq kan belum…” rengekku tanpa malu-malu. Tapi jawabannya sangat menyakitkanku…

    “Maaf, aq harus buru-buru ada janji dengan sisca” katanyatanpa ada rasa ngga enak sedikitpun. Aq menyembunyikankedongkolanku dan buru-buru berpakaian dan kami berpisahketika keluar dari rumahnya.

    Diperjalanan pulang aq sangat kesal dan timbul kenginanku untuk menyeleweng, apalagi selama diperjalanan banyak sekalilelaki yg mengodaku dar tukang becak, kuli bangunan sampaisetiap orang di bis.

    Begitu sampai rumah aq memergoki adikku yg akan pergi kesport club, dia mengajakku untuk ikut dan aq langsungmenyanguppinya karena memang aq juga ingin melepaskanlibidoku dengan cara berolah raga.

    Di tempat sport club, kam berolah raga dari senam sampai berenang dan puncaknya kami mandi sauna. Karena sport club tersebut sangat sepi, maka aq minta adikku satu kamardenganku saat sauna. Saat didalam adikku bilang “kak, baju renangnya ganti tuh, kan kalau tertutup gitu keringatnya ngga keluar, percuma sauna”

    “Abis pake apa” timpalku, “aq ngga punya baju lagi”

    “Pake celana dalem sam BH aja kak, supaya pori-porinya kebuka”

    katanya

    Pikirku, bener juga apa katanya, aq langsung keluar danmenganti baju renangku dengan BH dan celana dalam, sialnya aq memakai celana dalam G-string putih sehabis dari rumah pacarkutadi… Tapi “ah, cuek aja.. toh adikku pernah liat aq telanjang juga”.

    Begitu aq masuk, adikku terkesima dengan penampilanku yg sangat berani… kulihat dia berkali-kali menelan ludah, aq pura-pura acuh dan langsung duduk dan menikmati panasnyasauna. Keringat mencucur dari tubuhku, dan hal itu membuatsegalanya tercetak didalam BH dan celana dalamku… adikkuterus memandang tubuhku dan ketka kulihat kontolnya,

    aq sangat kaget, dan mengingatkanku ke hal semalam ketika adikkuonani dan yg membuat libidoku malah memuncak adalah kepala kontolnya muncul diatas celana renangnya.

    Aq berusaha untuk tidak melihat, tapi mataku selau melirik kebagian itu, dan nafasku semakin memburu dan kulihat adikku melihat kegelisahanku. Aq juga membayangkan kejadian tadi pagi bersama pacarku, aq kecewa dan ingin pelampiasan.

    Dalam kediaman itu aq tidak mampu untuk bertahan lagi dan aq memulainya dengan berkata:

    “Ngga kesempitan tuh celana, sampe nongol gitu”

    “Ia nih, si otong ngga bisa diajak kompromi kalo liat cewe bahenol” katanya

    “Kasian amat tuh, kejepit. Buka aja dari pada kecekik” kataku lebih berani

    “Iya yah…” katanya sambil berdiri dan membuka celananya…

    Aq sangat berdebar-debar dan berkali-kali menggigit bibirku melihat batang kemaluan adikku yg begitu besar.

    Tiba-tiba adikku mematikan mesin saunanya dan kembali ke tempatnya.

    “Kenapa dimatiin” kataku

    “Udah cukup panas kak” katanya

    Memang saat juga aq merasa sudah cukup panas, dan dia kembali duduk, kami saling memandang tubuh masing-masing. Tiba-tiba cairan di memekku meleleh dan gatal menyelimuti dinding memekku, apalagi melihat kontol adikku.

    Akal warasku datang dan aq langsung berdiri dan hendakkeluar, tapi adikku malah mencegahku “nanti kak”. “Kan udah saunanya ” timpalku, aq sangat kaget dia berada tepat di depanku dengan kontol mengacung ke arahku, antara takut dan ingin.

    “Kakak udah pernah gituan belum kak” kata adikku

    “Belum” kataku, “emang kamu udah..?” lanjutku

    “Belum juga kak, tapi pengen nyoba” katanya

    “Nyoba gimana???? Nantikan juga ada saatnya” kataku berbalik kearah pintu dan sialnya kunci lokerku jatuh, ketika aq memungutnya, otomatis aq menunggingi adikku dan buah pantatku yg besar menempel di kontolnya.

    Gilanya aq malah tetap diposisi itu dan menengok ke arah adikku. Dan tak kusangka adikku memegang pinggulku danmenempelkan kontolnya dibelahan pantatku yg hanya tertutupG-string.

    “Oh kak…. bahenol sekali, aq pengen nyobain kak” katanya dengan nafas memburu.

    “Aw… dik ngapain kamu” timpalku tanpa berusaha merubahposisiku, karena memang aq juga menginginkannya.“Pengen ngentot kakak” katanya kasar sambil menekan batangnya
    kepantatku.

    Aq menarik pantatku dan berdiri membelakanginya, “Aq kankakakm John, inget dong”

    Adikku tetap memegang pinggulku “tolong kak.. asal nempelaja.. nga usah dimasukkin, aq ngga tahan banget”

    “Tolong kak,” katanya memelas. Aq di suruh nagpain juga maukak, asal bisa nempelin aja ke memek kakak”.

    Pikiranku buntu, aq juga punya libido yg tak tertuntaskantadi pagi.. dan membayangkan pacarku menunggangi sisca,

    libidoku tambah naik..

    “Persetan dengan pacar brengsek” batinku.

    “Jangan disini” pintaku.

    “Sebentar aja kak, asal nempel aja 1 menit” katanya meremaspinggulku.

    “Kakak belum siap” kataku.

    “Kakak nungging aja, nanti aq panasin” katanya.

    Bagai terhipnotis aq menuruti apa katanya, sambil memeganggrendel pintu, aq menungginginya dan dengam pelan-pelan dia membuka G-stringku dan melemparkannya. Dan dia jongkok dibelakangku dan gilanya dia menjulurkan lidahnya menjilat memeku dari belakang…

    “Oh… ngapain kamu dik…” kataku tanpa melarangnya.

    Dia terus menjulurkan lidah dan menjilati memekku daribelakang.. ohhhh… gila pikirku… enak banget, pacarku sajangga mau ngejilatin memekku, adikku sendiri dengan rakus menjilati memekku

    “Gila kamu dik, enak banget, belajar dimana” rintihku… Tanpa menjawab dia terus menjilati memekku dan meremas remas bokongku sampai akhirnya lama-lama memekku basah sekali danbagian dalam memekku gatal sekali…

    Tiba-tiba dia berdiri dan memegang pinggulku.. “Udah panas kak” katanya mengarahkan kontolnya kepantatku danmemukul-mukul kepala kontolnya kepantatku….

    “udah….” kataku sambil terus menungging dan menoleh ke arahadikku…

    “Jangan bilang siapa-siapa yah dik” kataku.

    Adikku berusaha mencari lubang memekku dengan kepala kontolnyayang besar… dia kesulitan…

    “Mana lubangnya kak..” katanya.

    Tanpa sadar aq menjulurkan tangan kananku dan menggengam kontolnya dan menuntun ke mulut goaku…
    “Ini dik” kataku begitu tepat di depannya, “gesek-gesek aja yah dik”.

    “Masukin dikit aja kak” katanya menekan kontolnya.

    “aw… dik, gede banget sih” kataku, “pelan-pelan….”.

    Begitu kepala kontolnya membuka jalan masuk ke memekku, adikku pelan-pelan menekannya.. dan mengeluarkannya lagi sedikit sedikit… tapi tidak sampai lepas… terus ia lakukan sampai membuat aq gemas….

    “Oh.. dik…. enak…. dik…. udah yah…” kataku pura-pura…..

    “Belum kak…. baru kepalanya udah enak yah….”

    “Memang bisa lebih enak…???” kataku menantang.

    Dan…. langsung menarik pinggulku sehingga batang kontolnyayang besar amblas ditelan memekku”

    Aq merasakan perih luar biasa dan “aw…. sakit dik…”

    teriakku.

    Adikku menahan batangnya didalam memekku …. “Oh…kak…nikmat banget…..” dan secara perlahan dia
    menariknya keluar dan memasukannya lagi, sungguh sensasi luarbiasa. Aq merasakan nikmat yg eramat sangat, begitu juga
    adikku…

    “Oh, kak… nikmat banget memekmu..” katanya.

    “Ssssshhhh… ia dik… enak banget” kataku.

    Lima belas menit dia mengenjotku, sampai akhirnya akumerasakan orgasme yg sangat panjang dan nikmat disusulerangan adkku sambil menggengam pinggulku agar penetrasinyamaksimum.

    “Oh.. kak.. aq keluar.. nikmat banget…” katanya

    Sejenak dia memelukku dari belakang, dan mulai mencabut kontolnya di memekku…

    “Ma kasih kak” katanya tanpa dosa dan memakaikan celanakulagi. Aq bingung bercampur menyesal dan ingin menangis.Aq langsung keluar dan membersihkan diri sambil menyesalidiri.. “kenapa adikku????”

    Dalam perjalanan pulang adikku berulang-ulang minta maaf atas perbuatannya di ruangan sauna… Aq hanya bisa berdiam merenungi diriku yg sudah tidak perawan lagi…

    Kejadian itu adalah awal petualangan aq dan adikku, Karena dua hari setelah itu kembali kami besetubuh, bahkan lebih gila lagi.. kami bisa melakukannya sehari 3 sampai 5 kali sehari semalam.

    Satahun sudah aq di tunggangi adikku sendiri sampai adaseorang kaya, kenalan bapakku melamarku, dan kami menikah.Untungnya suamiku tidak mempermasalahkan keperawananku.
    Akhirnya aq di karunia seorang anak dari suamiku, bukan dari adikku.. karena aq selalu menjaga jangan sampai hamil bilabersetubuh dengan adikku.

    hingga detik ini pun aq masih begituan dengan aq, sering kali malah adekku yang meminta untuk mengajak, dan aku juga kalau sange aku mengajak adekku untuk melampiaskan nafsuku.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Seks Pertama Menikmati Tubuhmu – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Seks Pertama Menikmati Tubuhmu – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    2273 views

    Perawanku – Diam mungkin yang terbaik bagiku tapi apakah dengan diam aku bisa mengurangi beban penderitaan yang selama ini aku pendam di dasar lubuk sanubari. Namaku Ryo dan saat ini aku baru lulus dari sebuah universitas swasta di Jakarta. Bingung mencari pekerjaan yang kini makin langka terjadi.

    Kejadian ini berdasarkan kisah nyata tanpa direka-reka ataupun di tambah tambah. Kejadian ini berawal dari masalah keuangan di keluargaku. Pada awalnya kami adalah keluarga yang berkecukupan sampai saat ayahku jatuh sakit. Kehidupan kamipun mulai berangsur-angsur memburuk. Satu persatu barang barang yang bisa laku di jual, kami jual tuk membiayai pengobatan ayahku serta untuk makan kami.

    Teman-teman yang selama ini akrab bermain denganku kini meninggalkanku sendirian, baru kini aku sadar mereka hanya berteman denganku ketika aku senang dan ketika aku dalam kesusahan mereka meninggalkanku. Huh, itulah tabiat dari kebanyakan orang yang berada. Mendingan aku berteman dengan orang yang tak mampu. Mereka setia dalam suka maupun duka.

    Aku berkenalan dengan seorang gadis. Manis dan imut wajahnya. Dia selalu curhat kepadaku tentang keluarganya yang sibuk dan sibuk melulu dengan bisnis sana dan bisnis sini. Akhirnya dia broken home. Di sela-sela kebingunganku mencari uang datang tawaran yang menggiurkan darinya. Aku bisa mendapatkan uang lumayan besar asalkan tidur bersamanya.

    Aku bingung, aku tolak, aku sangat membutuhkan uang itu, dan kalau aku terima, aku tak tahu apa yang harus aku lakukan. Jujur saja aku belum pernah melakukan hal itu sekalipun. Huh, hal yang susah sampai saat ini. Akhirnya dengan berat hati aku terima tawaran itu meski batinku memberontak.

    Aku bertemu dengannya di sebuah hotel di kawasan Jakarta selatan. Hotel yang ekslusif untuk aku yang belum pernah tidur di hotel yang sebesar ini. Tanpa basa-basi aku mengetuk pintu kamarnya. Keringat dingin mulai membasahi tubuhku di tengah sejuknya udara di dalam ruangan yang ber-AC itu. Grogi, takut dan rasa penasaran bercampur aduk di dalam benakku. Aku sebentar lagi akan menjadi laki-laki bayaran. Hal yang selama ini belum pernah terbersit sekalipun didalam pikiranku selama ini.

    Kulihat seraut wajah manis itu menyambutku ramah dengan senyumnya yang membuat degup jantung para lelaki semakin kencang. Kulihat dia memakai jubah mandi dan wangi sabun mandi memancar dari aroma tubuhnya. Wuihh, semakin grogi aku jadinya. Tubuhku kini mulai terasa kaku tuk digerakkan. Takut, takut untuk selanjutnya. Gimana kalau aku ngga bisa memberikan kepuasan kepadanya maklum aku belum pernah melakukannya.

    Aku duduk di bangku sofa yang ada di dalam kamar hotel itu. Memperhatikan gerak-gerik tubuhnya yang aduhai indah yang bisa membuat para lelaki bertekut lutut dihadapannya. Setelah mengobrol sekedar basa-basi akhirnya aku masuk kedalam kamar mandinya. Aku mandi untuk menghilangkan penat dan agar grogiku yang kian menjdai tidak terlihat olehnya.

    Setelah mendi perasaan itu gak berkurang, aku pakai jubah yang ada disana. Biru muda warnanya, warna kesayanganku. Kumantapkan langkahku keluar dari kamar mandi tersebut. Betapa terkejutnya aku ketika kuliat dirinya duduk didepan meja rias hanya memakai bra dan underwear saja. Putih mulus dan tak ada cacatnya disamping bodinya yang bagus. Heranku jadinya, banyak orang yang mau melakukannya tanpa imbalan uang tetapi kenapa memilihku dan mengiming-imingkan uang yang cukup banyak.

    Kudekati dirinya, kukalungkan lenganku dipundaknya dan mencium lembut lehernya yang jenjang. Aroma wangi melati semerbak tercium oleh hidungku membuat detak jantungku merasa nyaman. Kumulai memciumi lehernya dengan lebih cepat, aku lakukan dengan instingku saja tanpa pengalaman. Kurasakan tangannya mulai mengelus-elus lembut tanganku yang melingkar.

    Kubalikkan tubuhnya dan kucium lembut bibir yang tipis menantang itu. Merah muda dan semakin manis dengan adanya tahi lalat kecil di sudut bibirnya sebelah kiri. Bibirku kini mulai mencium lembut pipinya dan bergerak kearah kupingnya dan menurun kearah pundaknya.

    Kurasakan tubuhnya bergetar dan tanganya mengelus-elus pundakku. Kini bibirku munurun kearah dadanya. Kulihat payudaranya kini mulai mengembang dan semakin memenuhi branya. Payudara yang cukup besar dengan kulit yang putih sehingga warna bra yang hitam semakin kontras terlihat. Tanpa sadar gairahku kini mulai bangkit. Segala pikiran dan kecemasanku menghilang perlahan dan tergantikan instuisi dan gairah yang semakin menigkat.

    Kuangkat tubuhnya dan kubaringkan keranjang yang empuk itu. Bed cover yang merah muda semakin menarik dengan adanya tubuhnya di situ. Perlahan-lahan kubuka branya dan kulihat puting payudaranya mencuat dengan warnya yang merah muda agak ketuaan. Perlahan-lahan kuhisap dan kugigit-gigit kecil. Kudengar desah nafasnya yang berat dan lenguhan-lenguhan kecil terdengar dari mulutnya.

    Tangannya mulai mengacak-acak rambutku. Dadanya mumbusung dan memberi tanda agar aku lebih agresif lagi. Ciumanku kini mulai turuh danturun kebawah sampai diperutnya. Gerakan tubuhnya mulai tak terkendali dan kakinya mulai membelit badanku.

    Kuturunkan celana dalamnya dan kulihat rambut yang masih jarang-jarang terlihat di sana. Gumpalan daging berwarna merah ada celah pangkal pahanya. Ada aroma yang aneh ketika aku menciumnya. Perasaan jijik yang tadi timbul kini tidak lagi terganti rasa penasaran seperti apa rasanya bila aku menjilatinya.

    Ketika kujilati, pantatnya naik dan bergoyang-goyang. Keluhan-keluhan yang keluar dari mulutnya kini berganti rintihan-rintihan. Kutanyakan apakan dia kesakitan, gelengan kuterima sebagai jawabannya. Wajah yang kuyu dengan pandangan mata yang nanar terlihat oleh mataku. Lidahku mulai lagi kegiatannya di daerah itu. Rintihan-rintihan kini terdengar lagi. Tak lama kemudian kurasakan ada sedikit cairan keluar dari rongga vaginanya. Dia mengejang sebentar kemudian tubuhny lemas. Aku baru tahu bahwa dia telah orgasme.Kubiarkan dia dengan sejuta sensasi yang dirasakannya dan kubiarkan dia tidur dalam pelukanku.

    Kumulai berfikir kembali. Lebih baik aku tidak menerima uang yang ditawarkannya. Bila akuterima aku sama saja menjual harga diriku bila tidak, uang darimana aku bisa dapati. Ditengah-tengah lamunanku kurasakan tangannya mengelus-elus lembut dadaku. Aku hanya memakai jubah mandi dan celana dalam saja. Elusannya kini mulai turun kebawah sedikit demi sedikit. Membuat gairahku naik. Bibirnya kini mulai mencium bibirku dengan lembut. Sensasi yang indah.

    Hangat, lembut dan manis terasa keika bibirnya yang lembut bertemu dengan bibirku. Tanganya kini mulai mengelus-elus lembut penisku dari luar celana dalamku. Aku tak mau kalah, tanganku kini mulai meneglus-elus celah vaginanya. Kutemukan ada daging yang kecil memanjang. Kupelintir-pelintir pelan, tubuhnya mengejang hebat. Tangannya masuk kedalam celana dalamku dan mengocok-ngocok lembut penisku.

    Kubuka baju dan kuturunkan celana dalamku. Kulihat dirinya yang terbaring dengan damai di atas kasur itu. Setelah semuanya kubuka, kupeluk tubuhnya dan kuposisikan tubuhku diatas tubuhnya. Tangannya menuntun penisku kearah lobang vaginanya. Kugesek-gesekkan sebentar dan secara perlahan-lahan. Pinggulnya bergerak mengikuti kemana rah penisku bergerak.

    Setelah cukup, perlahan-lahan aku tekan penisku kedalam vaginanya. Kepala penisku mulai masuk dan terasa hangat, lembut bagaikan sutra. Kutekan lagi danpenisku mulai masuk lebih dalam lagi. Kulihat dia menggigit bibir bawahnya dan ada kerutan di keningnya. Sakit apa nikmat yang dia rasakan, pikirku. Kutekan lebih keraslagi sampai aku merasa menembus sesuatu, seperti ada kertas tipis yang robek.

    Kudengar jeritan pelan. Jangan-jangan dia.. rasa takutku kini mulai menghantui lagi. Kutnyakan apakah dia kesakitan apa masih mau dilanjutkan. Dia hanya mengangguk-angguk dan berbisik ditelingaku agar aku melanjutkannya. Kudiamkan penisku sejenak agar vaginanya dapat menyesuaikan keadaan. Penisku kurasakan hangat dan lembut. Ada gerakan meremas halus dan sedotan-sedotan di dalam vaginanya.


    Kugerakkan penisku maju mundur. Lenguhan kudengar semakin menjadi-jadi. Seret dan peret kurasakan penisku bergerak keluar masuk di dalam vaginanya. Lima belas kemudian kurasakan akan ejakulasi. Kutanyakan apakah mau dikeluarkan di dalam atau diluar. Didalam saja jawabnya. Kupacu gerakanku semakin cepat. Tubuhnya tiba-tiba bergetar hebat. Vaginanya mencengkram penisku dan mengurut-urutnya. Pertahananku jebol dan kukeluarkan air maniku di dalam lobang vaginanya. Kudiamkan penisku di dalam vaginanya sampai terlepas sendiri.

    Kuperhatikan ada noda-noda darah bercampur air maniku. Takut dan sesal kini terlintas di dalam benakku. Ternyata dia masih seorang perawan dan aku telah merebut kegadisannya. Kubiarkan dirinya tertidur dengan damai dan secara perlahan-lahan kurapikan pakianku dan menyelinap keluar dari kamar hotelnya dengan pikiran kalut aku kembali ke rumah dan merenungi apa yang telah terjadi.

    Lebih baik aku tidak menerima uangnya dan handphoneku ku jual untuk biaya berobat ayahku. aku tahu ini yang terbaik tuk kita berdua. apakah aku salah.. Jika aku salah maka apunilah aku.. Untuknya aku minta maaf, bukannya aku tak mau uangmu tapi aku terpaksa tuk menepisnya. Aku tak mau memanfaatkanmu. Sekali lagi maafkan aku. Suatu saat aku akan menghubungimu bila aku sudah siap.

    Para pembaca, aku minta saran apa yang harus aku perbuat dan bagaimana aku menghadapinya. apakah aku salah dalam bertindak tetapi apakah aku hanya tak ingin dia terluka oleh sikap dan perbuatanku yang tak bertanggung jawab ini. Silahkan kirimkan kritikan dan sarannya. Sebelumnya aku ucapkan banyak terima kasih dan siapa yang mau berkenalan denganku silahkan hubungi aku saja.

    Sebenarnya aku ingin merasakan kenikmatan lagi tetapi aku tak ingin terikat, adakah seseorang yang mau mengajariku setiap teknik bercinta dalam mengejar kebahagiaan sehingga aku bisa membahagiakan pasanganku. Aku ingin banyak kenangan yang tak mungkin terlupa sampai saat aku tua nanti.

  • Cerita Sex Birahi Pembantu Janda Bernafsu Besar

    Cerita Sex Birahi Pembantu Janda Bernafsu Besar


    2272 views

    Perawanku – Cerita Sex Birahi Pembantu Janda Bernafsu Besar, Namaku Damar, 25 tahun, baru lulus Universitas. Sambil menunggu kesempatan untuk dapat mulai bekerja, sekarang aku meneruskan program S-2 di Universitas yang sama. Sampai saat ini aku belum punya pacar, meskipun teman wanitaku cukup banyak, dan pergaulanku dengan mereka termasuk kategori ‘biasa-biasa’ saja.

    Sejak lulus SMA di Jawa Tengah, aku tinggal dengan Pak De di kawasan perumahan eksklusif di kawasan Jakarta Selatan. Pak De dan Bu De, yang menyayangiku adalah ‘pasutri’ yang sangat sibuk dengan kegiatan bisnis dan sosial mereka masing-masing.

    Berusia 60-an, mereka berdua adalah cerminan kaum feodal Jawa yang masih sangat konservatif. Ketiga orang anak-anak mereka sudah berumah tangga dan semua tinggal di luar negeri. Ini membuatku jadi seolah seorang pangeran yang kesepian, dan sebagai seorang introvert. Aku banyak menghabiskan waktu di puri yang megah namun kosong ini.

    Salah satu dari berbagai kesukaanku adalah menonton film hardcore di home theater, tentu ketika Ndoro-ndoro itu tidak sedang di rumah. Terkadang ketika aku tidak dapat lagi menahan gejolak birahi, maka aku ‘melepas’-nya dengan bermasturbasi di kursi kegemaran Pak De. (Aku tidak pernah lupa menyediakan sekotak tissue di dekatku.)

    Cerita Birahi Pembantu Janda Pembantu Rumah Tangga (PRT) kepercayaan Bu De. Dari 3 orang PRT disitu, hanya dia lah yang diperbolehkan masuk ke ‘ruangan dalam’ untuk membersihkannya. Berkulit mulus layaknya mojang Priangan, janda menawan beranak satu asal Sukabumi ini menurut perkiraanku berumur 30-an. Seringkali tubuhnya yang sintal dan terawat baik itu mengisi ‘laporan’ (lamunan porno)-ku. Hanya karena pengaruh ajaran keluarga, yang dengan tegas menganut perbedaan ‘kelas’ (antara majikan dan pembantu), yang masih bisa mencegahku untuk ‘mendekatinya’.

    Satu kejadian yang sangat memalukan tapi sekaligus mendebarkan terjadi ketika aku sedang bermasturbasi sambil menonton adegan lesbian favoritku. Di saat aku sedang orgasme, maniku bermuncratan, dan aku mengerang dalam nikmat, masuklah Narsih.

    “Eh, ada Aden disini, kirain teh kosong, sayah cuma mau bersihin kok. Punten nya’, nanti aja kalau Aden udah selesai, sayah balik lagi.”

    Aku yakin bahwa sebenarnya, tanpa sepengetauanku, dia sudah cukup lama ikut menonton bermacam adegan, dan mengamati dari awal permainan soloku.

    Sejak peristiwa itu aku bertekad untuk membalas dendam dengan cara mengintip ketika dia sedang mandi, atau berganti pakaian di kamarnya. Suatu ketika aku bahkan pernah melihatnya sedang bermasturbasi, meremasi payudara dan memelintir puting-putingnya, jari-jarinya yang lentik mempermainkan klitoris, dan keluar-masuk vulva-nya. Sampai akhirnya dia merintih, mengerang dalam klimaksnya. Dan aku pun ‘menemani’-nya dalam orgasme dari kejauhan. (Aku selalu membawa beberapa lembar tissue di kantongku saat mengintip Narsih.)

    Bu Murti, istri pengusaha sukses ini tinggal hanya berselang 3 rumah jauhnya. Perbedaan umur yang cukup jauh tampaknya bukan penghalang dalam menjalin persahabatannya dengan Bu De, sehingga dia sudah terbiasa dan leluasa bergerak di rumah kami.

    Sejak pertama diperkenalkan kepadanya, aku tidak pernah berhenti mengaguminya. Ibu dari 2 anak ABG, yang sangat paham merawat kecantikan dan tubuhnya ini seringkali kuajak ‘kencan’ dalam fantasi liarku. Semula Bu De mengharuskan aku menyapanya dengan “Bu”, tapi suatu kali justru Mbak Murti yang menegaskannya sendiri.

    “Mbakyu, Dik Damar dan saya ‘kan hanya terpaut beberapa tahun saja, dia masih pantas menjadi ‘adik’ saya.” katanya waktu itu. (Ooh.., terima kasih Mbak Murti.)

    Suatu waktu Pak De dan Bu De bepergian cukup lama ke luar negri menengok cucu-cucunya. Siang hari itu aku sedang asyik dengan menonton film XX kegemaranku, dan bersiap untuk bermain solo. Tiba-tiba ketika aku sedang bersiap melepas celana, entah sudah berapa lama dia mengamati ‘kesibukan’-ku, di sampingku berdiri Mbak Murti.

    Dalam pakaian tennis (gaun sangat pendek dan t-shirt ketat) dia menampakkan kemolekan lekuk tubuhnya. Dan tanpa basa-basi lagi dia berlutut di depanku.

    “Sini Damar, biar saya bantu.”

    Dengan sangat santun dan ramah dia mengatakan bahwa dia dapat memahami keadaanku, dan dalam suara yang mulai serak dia masih sempat memuji bahwa aku adalah anak muda yang baik karena ternyata lebih memilih swalayan daripada jajan ataupun bermain sex bebas.

    Selanjutnya, tanpa berkata sepatah pun, kedua tangannya dengan leluasa mulai melepas bajuku. Bibirnya yang sering aku khayalkan menciumiku mulai menjelajahi leher, telinga dan dadaku, lidahnya juga seakan tak mau kalah beraksi. Aku semakin tenggelam dalam kolam kenikmatan waktu Mbak Murti menjilat, mengecup, dan menggigit kecil puting dadaku.

    Jemarinya mulai mengelus penisku, sekejap kemudian, dalam satu gerakan yang sangat cepat, dilepasnya celanaku, dan aku yang tak berdaya telah telanjang, duduk di kursi Pak De. Mbak Murti semakin tak terkendali, darah semakin mengalir deras ke penisku, keras-panjang-tegak-menantang.

    “Aaahh..!” desah panjang Mbak Murti, nafasnya yang panas terasa sangat dekat di sekitar bawah perutku, penisku yang telah dalam genggamannya tak dilepasnya lagi.

    “Oohh.., Mbaak..!” terucap dari mulutku saat dia mendaratkan lidahnya di ‘leher’ penisku.
    Disitu dia memutar dan memainkan lidahnya, aku tak dapat menahan keluarnya cairan kentalku.

    “Mmm.., Damar..!” dan dengan tatap kagum pada penisku (panjang 18 cm, lingkar 5 cm) dijilatinya protein yang mengalir dari tubuhku itu.

    Satu tangan Mbak Murti mulai menggenggam dan meremas lembut, lalu lidahnya berpindah menjilati setiap milimeter kantong bijiku. Di ‘ambil’-nya bijiku dengan bibirnya, lalu dikulum dalam mulut, seakan ingin ditelannya.

    Dia melihat juice mengalir lagi dari ujung penisku, tanpa membuang waktu sedetik pun dikatupkannya kedua bibirnya pada mahkotaku. Inilah oral sex-ku yang pertama. Terus perlahan dia berusaha memasukkan seluruh penisku ke dalam mulutnya, bibir dan lidahnya seakan berlomba, naik-turun-naik-turun menelusuri penisku. Aku tidak sedang berkhayal, badanku terasa ringan serasa melayang tinggi saat dia tersengal megatakan, “Masih tahan Damar..? Tunggu saya ya, plee..ase..!”

    Cerita Birahi Pembantu Janda Mbak Murti bangkit, seperti kesurupan dia tanggalkan seluruh pakaiannya, dan dengan gaya yang sangat binal dia baringkan tubuhnya di selembar kulit domba New Zealand yang terhampar di lantai.

    “Damar, kamu tau apa yang harus kamu lakukan..” katanya, dan tiba-tiba aku bukan lagi jejaka pemalu.

    Seluruh ingatanku (dari ‘pelajaran’ di film) kukerahkan. Aku seolah menjelma menjadi cowboy yang sedang bersiap menundukkan kuda betina yang sedang birahi ini. Tak ada waktu lagi menciumi bibirnya yang merekah dan merangsang. Kuraih payudaranya, aku sempat melirik BH-nya yang berukuran 34C, dan tak kulepaskan. Kedua putingnya yang meregang kupelintir pelan sampai dia mengerang dalam kenikmatan. Kujilati, kulum, dan hisap keduanya tanpa ampun.

    Sekejap dengan sigapnya dia menyergap kepalaku dan, tanpa berkata apapun, mengarahkannya ke bawah perutnya. Aku ragu sejenak, tapi sudah cukup aku melihat bagaimana lelaki pun ternyata dapat memberikan cunnilingus, dan sekaligus menikmatinya.

    Dengan rakus aku melahap apa yang ada di hadapanku, klitorisnya yang telah mencuat tampak mengkilat dilumuri cairan yang menggenang di vulva Mbak Murti. Bukit vagina tertutup bulu kemaluannya yang digunting pendek dan terawat rapih mengundangku untuk berlama-lama menikmati keindahan ini sambil berpindah ke posisi 69.

    Bertubi-tubi kuluncurkan lidahku, keluar-masuk, naik-turun, sambil sekali-sekali bersama jariku menggoda sang ‘Dewi Clitoris’. Mulutku tak hentinya meneguk segarnya air danau senggama ini. Kurasakan otot-otot Mbak Murti menegang, dan Mbak Murti berteriak dalam ledakan orgasme yang tak terkendalikan lagi.

    “Ooohh.. Hhh.., Daamm.. Ar.. Yess, Yess, Damar..! Aaa.. hh..!”

    “Aden..! Ibu Murti kenapa..?” masuklah Narsih tergopoh-gopoh.

    Dari kamar mandi, Narsih yang tubuhnya masih basah hanya dibalut handuk, tampak jelas gemetar menyaksikan pemandangan yang dilihatnya. Seperti lemas tanpa tulang dia roboh terduduk di sampingku, handuk pembungkus tubuhnya terlepas.

    Sebelum Narsih sempat menyadarinya, aku tarik tubuh janda molek ini. Tubuhnya terbaring menggelepar ketika aku lampiaskan semua khayalanku yang selalu berakhir di lembar-lembar tissue selama ini.

    “Aden, Aden, Aden..!” hanya itu desahnya.

    Kudaratkan rudalku di lembah payudaranya, aku gesekkan ke putingnya, tampak dia menggelinjang. Lalu aku bangkit tepat di hadapannya, “Den Damar, kok jadi seperti di pi..” kalimatnya (maksud dia pilem) tidak selesai karena penisku sudah membungkam mulutnya.

    Dengan mata tertutup aku sangat menikmati permainan seruling janda Sukabumi ini, sampai ketika tiba-tiba alunan nadanya terasa faals. Ketika aku membuka mata ternyata Mbak Murti yang untuk beberapa saat tadi KO-lah penyebabnya.

    Kulihat dari belakang Narsih, satu tangan Mbak Murti meremas payudara Narsih, sementara satunya lagi mengobok-obok ‘momok’ (Sunda: vagina)-nya. Melihat adegan ini aku memutuskan untuk istirahat sejenak menjelang final round nanti. Sekarang Narsih lah yang berjaipong tanpa protes sedikitpun atas iringan degung Juragan Murti.

    Gila, semua fantasiku jadi kenyataan, sementara di layar muncul adegan lesbian, di depan mataku dua perempuan, yang katanya berbeda ‘kelas’ (tapi tak ada batas lagi kan?) beraksi. Mbak Murti tanpa sungkan lagi langsung menyodorkan clitoris nya ke mulut Narsih yang langsung melahapnya seakan sedang menikmati jagung bakar di Puncak, tangan Mbak Murti menuntun tangan Narsih ke payudaranya.

    Narsih tetap patuh ketika jemari Mbak Murti menelusuri ‘momok’-nya, tapi segala sesuatu ada batasnya. Nurani perempuan desa lugu yang lama tak tersentuh lelaki ini akhirnya bicara.

    “Den Damar, saya pingin dirojok pake kontolnya Aden.”
    Mbak Murti terhenyak, “Nggak bisa Narsih, saya harus duluan! Nanti kalau kontol Damar masih bisa ngaceng, baru giliran kamu. Pokoknya nggak bisa, harus saya duluan!”

    Narsih pasrah, “Yah, kalau memang begitu mah, terserah Juragan ajah.”

    “Damar, fuck me, now, please..! I want your cock inside my pussy.”

    Cerita Birahi Pembantu Janda Too good to be true. Penisku yang memang sudah semakin berat di ujungnya ini segera meluncur ke sasaran pertamanya. Sewaktu penisku mulai masuk ke dalam, dan memompa Mbak Murti, kulihat Narsih ‘sibuk’ sendirian bermasturbasi. Rupanya tembakanku tepat, bull’s eye! Hanya sebentar aku menunggangi Juragan kuda binal ini, dia menyerah.

    “Damar, aku keluar sekarang. Fuck me, fuck me. Aaa.. ah, yess!”
    One down, one to go.

    Kali ini aku tak boleh membedakan kedua perempuan itu, mereka harus mendapatkan apa yang diinginkannya. Perlahan aku memisahkan diri dari Mbak Murti yang sudah tak berdaya lagi, dan beringsut ke arah Narsih yang tahu bahwa sekarang gilirannya.

    “Den Damar, punten, sayah pingin seperti yang di pilem itu. Dirojok sembari nungging!”

    Edan, dasar janda doyan, kataku dalam hati. Pelan tapi pasti aku tak ingin mengecewakan PRT Bu De-ku yang setia ini. Ternyata goyang, gitek, geyol, dan sedotan mojang ini istimewa. Aku hampir kewalahan berjaipong dengan Narsih, ini harus ditancep seperti wayang golek di batang pisang, pikirku.

    Tanpa peduli lagi, aku pindah versnelling 2.

    “Adee.. een, kontol Aden enak, aduh saya kayak terbang, terus tancep Den Damar. Ampun, Aden, aduh Emak, sayah keenaa.. aakan, Ade.. een..!”

    Game is not over, pikirku begitu masih berdiri di belakang Narsih dengan penis yang sangat keras dan berdenyut-denyut.

    “Damar, kamu hebat!” celetuk Mbak Murti, sambil merangkak dia beringsut mendekatiku lagi.
    “Narsih, kesini kamu..!” perintahnya, “Sekarang kita kerjain Damar berdua, ya. Nanti kalau maninya keluar (“mani itu pejuh, ya Juragan?” tanya Narsih polos,) kita pakai buat luluran. Maninya lelaki bisa bikin kulit kita jadi halus.”

    Dengan kompak mereka mulai ‘bekerja’. Mbak Murti dengan telaten mengocok batang penisku, sementara Narsih dengan patuh menjilati kantong bijiku. Disinilah batasku, aku meledak sejadi-jadinya. Hampir tak mampu lagi rasanya aku berdiri selagi maniku menyemprot dengan deras, kedua perempuan itu berusaha keras untuk mencegah ada yang tercecer. Dengan sungguh-sungguh diulaskannya saripati kelelakianku ke tubuh-tubuh mereka yang molek itu.

    Entah berapa jam kemudian ketika aku terbangun, Mbak Murti tak nampak lagi disitu. Tapi kulihat Narsih memandangiku tersenyum sambil membersihkan arena tempat permainan rodeo tadi. Narsih menyerahkan secarik kertas dari Mbak Narti.

    You are a real Cowboy!, begitu tulisnya.

    Cerita Birahi Pembantu Janda Sampai sebelum Pak De dan Bu De kembali, beberapa kali kami mengulang permainan ini. Setelah mereka pulang, bagaimana? Aku belum tahu, karena sekarang aku harus pergi menjemput mereka ke Cengkareng.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Ngentot Nikmat Dengan Ika Anak Ibu Kost yang Bahenol

    Ngentot Nikmat Dengan Ika Anak Ibu Kost yang Bahenol


    2271 views

    Perawanku – Waktu itu usiaku 23 tahun. Aku duduk di tingkat akhir suatu perguruan tinggi teknik di kota Bandung. Wajahku ganteng. Badanku tinggi dan tegap, mungkin karena aku selalu berolahraga seminggu tiga kali. Teman-temanku bilang, kalau aku bermobil pasti banyak cewek yang dengan sukahati menempel padaku. Aku sendiri sudah punya pacar. Kami pacaran secara serius. Baik orang tuaku maupun orang tuanya sudah setuju kami nanti menikah.

    Tempat kos-ku dan tempat kos-nya hanya berjarak sekitar 700 m. Aku sendiri sudah dipegangi kunci kamar kosnya. Walaupun demikian bukan berarti aku sudah berpacaran tanpa batas dengannya. Dalam masalah pacaran, kami sudah saling cium-ciuman, gumul-gumulan, dan remas-remasan. Namun semua itu kami lakukan dengan masih berpakaian. Toh walaupun hanya begitu, kalau “voltase”-ku sudah amat tinggi, aku dapat “muntah” juga. Dia adalah seorang yang menjaga keperawanan sampai dengan menikah, karena itu dia tidak mau berhubungan sex sebelum menikah. Aku menghargai prinsipnya tersebut. Karena aku belum pernah pacaran sebelumnya, maka sampai saat itu aku belum pernah merasakan memek perempuan.

    Pacarku seorang anak bungsu. Kecuali kolokan, dia juga seorang penakut, sehingga sampai jam 10 malam minta ditemani. Sehabis mandi sore, aku pergi ke kosnya. Sampai dia berangkat tidur. aku belajar atau menulis tugas akhir dan dia belajar atau mengerjakan tugas-tugas kuliahnya di ruang tamu. Kamar kos-nya sendiri berukuran cukup besar, yakni 3mX6m. Kamar sebesar itu disekat dengan triplex menjadi ruang tamu dengan ukuran 3mX2.5m dan ruang tidur dengan ukuran 3mX3.5m. Lobang pintu di antara kedua ruang itu hanya ditutup dengan kain korden.lbu kost-nya mempunyai empat anak, semua perempuan. Semua manis-manis sebagaimana kebanyakan perempuan Sunda. Anak yang pertama sudah menikah, anak yang kedua duduk di kelas 3 SMA, anak ketiga kelas I SMA, dan anak bungsu masih di SMP. Menurut desas-desus yang sampai di telingaku, menikahnya anak pertama adalah karena hamil duluan. Kemudian anak yang kedua pun sudah mempunyai prestasi. Nama panggilannya Ika. Dia dikabarkan sudah pernah hamil dengan pacarya, namun digugurkan. Agen Nova88

    Menurut penilaianku, Ika seorang playgirl. Walaupun sudah punya pacar, pacarnya kuliah di suatu politeknik, namun dia suka mejeng dan menggoda laki-laki lain yang kelihatan keren. Kalau aku datang ke kos pacarku, dia pun suka mejeng dan bersikap genit dalam menyapaku.lka memang mojang Sunda yang amat aduhai. Usianya akan 18 tahun. Tingginya 160 cm. Kulitnya berwarna kuning langsat dan kelihatan licin. Badannya kenyal dan berisi. Pinggangnya ramping. Buah dadanya padat dan besar membusung. Pinggulnya besar, kecuali melebar dengan indahnya juga pantatnya membusung dengan montoknya. Untuk gadis seusia dia, mungkin payudara dan pinggul yang sudah terbentuk sedemikian indahnya karena terbiasa dinaiki dan digumuli oleh pacarnya. Paha dan betisnya bagus dan mulus. Lehernya jenjang. Matanya bagus. Hidungnya mungil dan sedikit mancung. Bibirnya mempunyai garis yang sexy dan sensual, sehingga kalau memakai lipstik tidak perlu membuat garis baru, tinggal mengikuti batas bibir yang sudah ada. Rambutnya lebat yang dipotong bob dengan indahnya.Sore itu sehabis mandi aku ke kos pacarku seperti biasanya. Di teras rumah tampak Ika sedang mengobrol dengan dua orang adiknya. Ika mengenakan baju atas “you can see” dan rok span yang pendek dan ketat sehingga lengan, paha dan betisnya yang mulus itu dipertontonkan dengan jelasnya.“Mas Bob, ngapel ke Mbak Dina? Wah.. sedang nggak ada tuh. Tadi pergi sama dua temannya. Katanya mau bikin tugas,” sapa Ika dengan centilnya.“He.. masa?” balasku.“Iya.. Sudah, ngapelin Ika sajalah Mas Bob,” kata Ika dengan senyum menggoda. Edan! Cewek Sunda satu ini benar-benar menggoda hasrat. Kalau mau mengajak beneran aku tidak menolak nih, he-he-he..“Ah, neng Ika macam-macam saja..,” tanggapanku sok menjaga wibawa. “Kak Dai belum datang?”Pacar Ika namanya Daniel, namun Ika memanggilnya Kak Dai. Mungkin Dai adalah panggilan akrab atau panggilan masa kecil si Daniel. Daniel berasal dan Bogor. Dia ngapeli anak yang masih SMA macam minum obat saja. Dan pulang kuliah sampai malam hari. Lebih hebat dan aku, dan selama ngapel waktu dia habiskan untuk ngobrol. Atau kalau setelah waktu isya, dia masuk ke kamar Ika. Kapan dia punya kesempatan belajar?“Wah.. dua bulan ini saya menjadi singgel lagi. Kak Dai lagi kerja praktek di Riau. Makanya carikan teman Mas Bob buat menemani Ika dong, biar Ika tidak kesepian.. Tapi yang keren lho,” kata Ika dengan suara yang amat manja. Edan si playgirl Sunda mi. Dia bukan tipe orang yang ngomong begitu bukan sekedar bercanda, namun tipe orang yang suka nyerempet-nyerempet hat yang berbahaya.“Neng Ika ini.. Nanti Kak Dai-nya ngamuk dong.”“Kak Dai kan tidak akan tahu..”Aku kembali memaki dalam hati. Perempuan Sunda macam Ika ini memang enak ditiduri. Enak digenjot dan dinikmati kekenyalan bagian-bagian tubuhnya.Aku mengeluarkan kunci dan membuka pintu kamar kos Dina.

    Di atas meja pendek di ruang tamu ada sehelai memo dari Dina. Sambil membuka jendela ruang depan dan ruang tidur, kubaca isi memo tadi. “Mas Bobby, gue ngerjain tugas kelompok bersama Niken dan Wiwin. Tugasnya banyak, jadi gue malam ini tidak pulang. Gue tidur di rumah Wiwin. Di kulkas ada jeruk, ambil saja. Soen sayang, Dina”Aku mengambil bukuku yang sehari-harinya kutinggal di tempat kos Di. Sambil menyetel radio dengan suara perlahan, aku mulai membaca buku itu. Biarlah aku belajar di situ sampai jam sepuluh malam.Sedang asyik belajar, sekitar jam setengah sembilan malam pintu diketok dan luar. Tok-tok-tok..Kusingkapkan korden jendela ruang tamu yang telah kututup pada jam delapan malam tadi, sesuai dengan kebiasaan pacarku. Sepertinya Ika yang berdiri di depan pintu.“Mbak Di.. Mbak Dina..,” terdengar suara Ika memanggil-manggil dan luar. Aku membuka pintu.“Mbak Dina sudah pulang?” tanya Ika.“Belum. Hari ini Dina tidak pulang. Tidur di rumah temannya karena banyak tugas. Ada apa?”“Mau pinjam kalkulator, mas Bob. Sebentar saja. Buat bikin pe-er.”“Ng.. bolehlah. Pakai kalkulatorku saja, asal cepat kembali.”“Beres deh mas Bob. Ika berjanji,” kata Ika dengan genit. Bibirnya tersenyum manis, dan pandang matanya menggoda menggemaskan.Kuberikan kalkulatorku pada Ika. Ketika berbalik, kutatap tajam-tajam tubuhnya yang aduhai. Pinggulnya yang melebar dan montok itu menggial ke kiri-kanan, seolah menantang diriku untuk meremas-remasnya. Sialan! Kontholku jadi berdiri. Si “boy-ku” ini responsif sekali kalau ada cewek cakep yang enak digenjot.Sepeninggal Ika, sesaat aku tidak dapat berkonsentrasi. Namun kemudian kuusir pikiran yang tidak-tidak itu. Kuteruskan kembali membaca textbook yang menunjang penulisan tugas sarjana itu.Tok-tok-tok! Baru sekitar limabelas menit pintu kembali diketok.“Mas Bob.. Mas Bob..,” terdengar Ika memanggil lirih.Pintu kubuka. Mendadak kontholku mengeras lagi. Di depan pintu berdiri Ika dengan senyum genitnya. Bajunya bukan atasan “you can see” yang dipakai sebelumnya. Dia menggunakan baju yang hanya setinggi separuh dada dengan ikatan tali ke pundaknya.

    Baju tersebut berwarna kuning muda dan berbahan mengkilat. Dadanya tampak membusung dengan gagahnya, yang ujungnya menonjol dengan tajam dan batik bajunya. Sepertinya dia tidak memakai BH. Juga, bau harum sekarang terpancar dan tubuhnya. Tadi, bau parfum harum semacam ini tidak tercium sama sekali, berarti datang yang kali ini si Ika menyempatkan diri memakai parfum. Kali ini bibirnya pun dipolesi lipstik pink.“Ini kalkulatornya, Mas Bob,” kata Ika manja, membuyarkan keterpanaanku.“Sudah selesai. Neng Ika?” tanyaku basa-basi.“Sudah Mas Bob, namun boleh Ika minta diajari Matematika?”“0, boleh saja kalau sekiranya bisa.”Tanpa kupersilakan Ika menyelonong masuk dan membuka buku matematika di atas meja tamu yang rendah. Ruang tamu kamar kos pacarku itu tanpa kursi. Hanya digelari karpet tebal dan sebuah meja pendek dengan di salah satu sisinya terpasang rak buku. Aku pun duduk di hadapannya, sementara pintu masuk tertutup dengan sendirinya dengan perlahan. Memang pintu kamar kos pacarku kalau mau disengaja terbuka harus diganjal potongan kayu kecil.“Ini mas Bob, Ika ada soal tentang bunga majemuk yang tidak tahu cara penyelesaiannya.” Ika mencari-cari halaman buku yang akan ditanyakannya.Menunggu halaman itu ditemukan, mataku mencari kesempatan melihat ke dadanya. Amboi! Benar, Ika tidak memakai bra. Dalam posisi agak menunduk, kedua gundukan payudaranya kelihatan sangat jelas. Sungguh padat, mulus, dan indah. Kontholku terasa mengeras dan sedikit berdenyut-denyut.Halaman yang dicari ketemu. Ika dengan centilnya membaca soal tersebut. Soalnya cukup mudah. Aku menerangkan sedikit dan memberitahu rumusnya, kemudian Ika menghitungnya. Sambil menunggu Ika menghitung, mataku mencuri pandang ke buah dada Ika. Uhhh.. ranum dan segarnya.“Kok sepi? Mamah, Ema, dan Nur sudah tidur?” tanyaku sambil menelan ludah. Kalau bapaknya tidak aku tanyakan karena dia bekerja di Cirebon yang pulangnya setiap akhir pekan.“Sudah. Mamah sudah tidur jam setengah delapan tadi. Kemudian Erna dan Nur berangkat tidur waktu Ika bermain-main kalkulator tadi,” jawab Ika dengan tatapan mata yang menggoda.Hasratku mulai naik. Kenapa tidak kusetubuhi saja si Ika. Mumpung sepi. Orang-orang di rumahnya sudah tidur. Agen Bola Nova88

    Kamar kos sebelah sudah sepi dan sudah mati lampunya. Berarti penghuninya juga sudah tidur. Kalau kupaksa dia meladeni hasratku, tenaganya tidak akan berarti dalam melawanku. Tetapi mengapa dia akan melawanku? jangan-jangan dia ke sini justru ingin bersetubuh denganku. Soal tanya Matematika, itu hanya sebagai atasan saja. Bukankah dia menyempatkan ganti baju, dari atasan you can see ke atasan yang memamerkan separuh payudaranya? Bukankah dia datang lagi dengan menyempatkan tidak memakai bra? Bukankah dia datang lagi dengan menyempatkan memakai parfum dan lipstik? Apa lagi artinya kalau tidak menyodorkan din?Tiba-tiba Ika bangkit dan duduk di sebelah kananku.“Mas Bob.. ini benar nggak?” tanya Ika.Ada kekeliruan di tengah jalan saat Ika menghitung. Antara konsentrasi dan menahan nafsu yang tengah berkecamuk, aku mengambil pensil dan menjelaskan kekeliruannya. Tiba-tiba Ika lebih mendekat ke arahku, seolah mau memperhatikan hal yang kujelaskan dan jarak yang lebih dekat. Akibatnya.. gumpalan daging yang membusung di dadanya itu menekan lengan tangan kananku. Terasa hangat dan lunak, namun ketika dia lebih menekanku terasa lebih kenyal. Dengan sengaja lenganku kutekankan ke payudaranya.“Ih.. Mas Bob nakal deh tangannya,” katanya sambil merengut manja. Dia pura-pura menjauh.“Lho, yang salah kan Neng Ika duluan. Buah dadanya menyodok-nyodok lenganku,” jawabku.lka cemberut. Dia mengambil buku dan kembali duduk di hadapanku. Dia terlihat kembali membetulkan yang kesalahan, namun menurut perasaanku itu hanya berpura-pura saja.

    Aku merasa semakin ditantang.Kenapa aku tidak berani? Memangnya aku impoten? Dia sudah berani datang ke sini malam-malam sendirian. Dia menyempatkan pakai parfum. Dia sengaja memakai baju atasan yang memamerkan gundukan payudara. Dia sengaja tidak pakai bra. Artinya, dia sudah mempersilakan diriku untuk menikmati kemolekan tubuhnya. Tinggal aku yang jadi penentunya, mau menyia-siakan kesempatan yang dia berikan atau memanfaatkannya. Kalau aku menyia-siakan berarti aku band!Aku pun bangkit. Aku berdiri di atas lutut dan mendekatinya dari belakang. Aku pura-pura mengawasi dia dalam mengerjakan soal. Padahal mataku mengawasi tubuhnya dari belakang. Kulit punggung dan lengannya benar-benar mulus, tanpa goresan sedikitpun. Karena padat tubuhnya, kulit yang kuning langsat itu tampak licin mengkilap walaupun ditumbuhi oleh bulu-bulu rambut yang halus.Kemudian aku menempelkan kontholku yang menegang ke punggungnya. Ika sedikit terkejut ketika merasa ada yang menempel punggungnya.“Ih.. Mas Bob jangan begitu dong..,” kata Ika manja.“Sudah.. udah-udah.. Aku sekedar mengawasi pekerjaan Neng Ika,” jawabku.lka cemberut. Namun dengan cemberut begitu, bibir yang sensual itu malah tampak menggemaskan. Sungguh sedap sekali bila dikulum-kulum dan dilumat-lumat. Ika berpura-pura meneruskan pekerjaannya. Aku semakin berani. Kontholku kutekankan ke punggungnya yang kenyal. Ika menggelinjang. Tidak tahan lagi. Tubuh Ika kurengkuh dan kurebahkan di atas karpet. Bibirnya kulumat-lumat, sementara kulit punggungnya kuremas-remas. Bibir Ika mengadakan perlawanan, mengimbangi kuluman-kuluman bibirku yang diselingi dengan permainan lidahnya.

    Terlihat bahkan dalam masalah ciuman Ika yang masih kelas tiga SMA sudah sangat mahir. Bahkan mengalahkan kemahiranku.Beberapa saat kemudian ciumanku berpindah ke lehernya yang jenjang. Bau harum terpancar dan kulitnya. Sambil kusedot-sedot kulit lehernya dengan hidungku, tanganku berpindah ke buah dadanya. Buah dada yang tidak dilindungi bra itu terasa kenyal dalam remasan tanganku. Kadang-kadang dan batik kain licin baju atasannya, putingnya kutekan-tekan dan kupelintir-pelintir dengan jari-jari tanganku. Puting itu terasa mengeras.“Mas Bob, Mas Bob buka baju saja Mas Bob..,” rintih Ika. Tanpa menunggu persetujuanku, jari-jari tangannya membuka Ikat pinggang dan ritsleteng celanaku. Aku mengimbangi, tali baju atasannya kulepas dan baju tersebut kubebaskan dan tubuhnya. Aku terpana melihat kemulusan tubuh atasnya tanpa penutup sehelai kain pun. Buah dadanya yang padat membusung dengan indahnya. Ditimpa sinar lampu neon ruang tamu, payudaranya kelihatan amat mulus dan licin. Putingnya berdiri tegak di ujung gumpalan payudara. Putingnya berwarna pink kecoklat-coklatan, sementara puncak bukit payudara di sekitarnya berwarna coklat tua dan sedikit menggembung dibanding dengan permukaan kulit payudaranya.Celana panjang yang sudah dibuka oleh Ika kulepas dengan segera. Menyusul. kemeja dan kaos singlet kulepas dan tubuhku. Kini aku cuma tertutup oleh celana dalamku, sementara Ika tertutup oleh rok span ketat yang mempertontonkan bentuk pinggangnya yang ramping dan bentuk pinggulnya yang melebar dengan bagusnya. Ika pun melepaskan rok spannya itu, sehingga pinggul yang indah itu kini hanya terbungkus celana dalam minim yang tipis dan berwarna pink. Di daerah bawah perutnya, celana dalam itu tidak mampu menyembunyikan warna hitam dari jembut lebat Ika yang terbungkus di dalamnya. Juga, beberapa helai jembut Ika tampak keluar dan lobang celana dalamnya.

    lka memandangi dadaku yang bidang. Kemudian dia memandang ke arah kontholku yang besar dan panjang, yang menonjol dari balik celana dalamku. Pandangan matanya memancarkan nafsu yang sudah menggelegak. Perlahan aku mendekatkan badanku ke badannya yang sudah terbaring pasrah. Kupeluk tubuhnya sambil mengulum kembali bibirnya yang hangat. Ika pun mengimbanginya. Dia memeluk leherku sambil membalas kuluman di bibirnya. Payudaranya pun menekan dadaku. Payudara itu terasa kenyal dan lembut. Putingnya yang mengeras terasa benar menekan dadaku. Aku dan Ika saling mengulum bibir, saling menekankan dada, dan saling meremas kulit punggung dengan penuh nafsu.Ciumanku berpindah ke leher Ika. Leher mulus yang memancarkan keharuman parfum yang segar itu kugumuli dengan bibir dan hidungku. Ika mendongakkan dagunya agar aku dapat menciumi segenap pori-pori kulit lehernya.“Ahhh.. Mas Bob.. Ika sudah menginginkannya dan kemarin.. Gelutilah tubuh Ika.. puasin Ika ya Mas Bob..,” bisik Ika terpatah-patah.Aku menyambutnya dengan penuh antusias. Kini wajahku bergerak ke arah payudaranya. Payudaranya begitu menggembung dan padat. namun berkulit lembut. Bau keharuman yang segar terpancar dan pori-porinya. Agaknya Ika tadi sengaja memakai parfum di sekujur payudaranya sebelum datang ke sini. Aku menghirup kuat-kuat lembah di antara kedua bukit payudaranya itu. Kemudian wajahku kugesek-gesekkan di kedua bukit payudara itu secara bergantian, sambil hidungku terus menghirup keharuman yang terpancar dan kulit payudara. Puncak bukit payudara kanannya pun kulahap dalam mulutku. Kusedot kuat-kuat payudara itu sehingga daging yang masuk ke dalam mulutku menjadi sebesar-besarnya. Ika menggelinjang.“Mas Bob.. ngilu.. ngilu..,” rintih Ika.Gelinjang dan rintihan Ika itu semakin membangkitkan hasratku. Kuremas bukit payudara sebelah kirinya dengan gemasnya, sementara puting payudara kanannya kumainkan dengan ujung lidahku. Puting itu kadang kugencet dengan tekanan ujung lidah dengan gigi. Kemudian secara mendadak kusedot kembali payudara kanan itu kuat-kuat. sementara jari tanganku menekan dan memelintir puting payudara kirinya.

    Ika semakin menggelinjang-gelinjang seperti ikan belut yang memburu makanan sambil mulutnya mendesah-desah.“Aduh mas Booob.. ssshh.. ssshhh.. ngilu mas Booob.. ssshhh.. geli.. geli..,” cuma kata-kata itu yang berulang-ulang keluar dan mulutnya yang merangsang.Aku tidak puas dengan hanya menggeluti payudara kanannya. Kini mulutku berganti menggeluti payudara kiri. sementara tanganku meremas-remas payudara kanannya kuat-kuat. Kalau payudara kirinya kusedot kuat-kuat. tanganku memijit-mijit dan memelintir-pelintir puting payudara kanannya. Sedang bila gigi dan ujung lidahku menekan-nekan puting payudara kiri, tanganku meremas sebesar-besarnya payudara kanannya dengan sekuat-kuatnya.“Mas Booob.. kamu nakal… ssshhh.. ssshhh.. ngilu mas Booob.. geli..” Ika tidak henti-hentinya menggelinjang dan mendesah manja.Setelah puas dengan payudara, aku meneruskan permainan lidah ke arah perut Ika yang rata dan berkulit amat mulus itu. Mulutku berhenti di daerah pusarnya. Aku pun berkonsentrasi mengecupi bagian pusarnya. Sementara kedua telapak tanganku menyusup ke belakang dan meremas-remas pantatnya yang melebar dan menggembung padat. Kedua tanganku menyelip ke dalam celana yang melindungi pantatnya itu. Perlahan-lahan celana dalamnya kupelorotkan ke bawah. Ika sedikit mengangkat pantatnya untuk memberi kemudahan celana dalamnya lepas.

    Dan dengan sekali sentakan kakinya, celana dalamnya sudah terlempar ke bawah.Saat berikutnya, terhamparlah pemandangan yang luar biasa merangsangnya. Jembut Ika sungguh lebat dan subur sekali. Jembut itu mengitari bibir memek yang berwarna coklat tua. Sambil kembali menciumi kulit perut di sekitar pusarnya, tanganku mengelus-elus pahanya yang berkulit licin dan mulus. Elusanku pun ke arah dalam dan merangkak naik. Sampailah jari-jari tanganku di tepi kiri-kanan bibir luar memeknya. Tanganku pun mengelus-elus memeknya dengan dua jariku bergerak dan bawah ke atas. Dengan mata terpejam, Ika berinisiatif meremas-remas payudaranya sendiri. Tampak jelas kalau Ika sangat menikmati permainan ini.Perlahan kusibak bibir memek Ika dengan ibu jari dan telunjukku mengarah ke atas sampai kelentitnya menongol keluar. Wajahku bergerak ke memeknya, sementara tanganku kembali memegangi payudaranya. Kujilati kelentit Ika perlahan-lahan dengan jilatan-jilatan pendek dan terputus-putus sambil satu tanganku mempermainkan puting payudaranya.“Au Mas Bob.. shhhhh.. betul.. betul di situ mas Bob.. di situ.. enak mas.. shhhh..,” Ika mendesah-desah sambil matanya merem-melek. Bulu alisnya yang tebal dan indah bergerak ke atas-bawah mengimbangi gerakan merem-meleknya mata.

    Keningnya pun berkerut pertanda dia sedang mengalami kenikmatan yang semakin meninggi.Aku meneruskan permainan lidah dengan melakukan jilatan-jilatan panjang dan lubang anus sampai ke kelentitnya.Karena gerakan ujung hidungku pun secara berkala menyentuh memek Ika. Terasa benar bahkan dinding vaginanya mulai basah. Bahkan sebagian cairan vaginanya mulai mengalir hingga mencapai lubang anusnya. Sesekali pinggulnya bergetar. Di saat bergetar itu pinggulnya yang padat dan amat mulus kuremas kuat-kuat sambil ujung hidungku kutusukkan ke lobang memeknya.“Mas Booob.. enak sekali mas Bob..,” Ika mengerang dengan kerasnya. Aku segera memfokuskan jilatan-jilatan lidah serta tusukan-tusukan ujung hidung di vaginanya. Semakin lama vagina itu semakin basah saja. Dua jari tanganku lalu kumasukkan ke lobang memeknya. Setelah masuk hampir semuanya, jari kubengkokkan ke arah atas dengan tekanan yang cukup terasa agar kena “G-spot”-nya. Dan berhasil!“Auwww.. mas Bob..!” jerit Ika sambil menyentakkan pantat ke atas. sampai-sampai jari tangan yang sudah terbenam di dalam memek terlepas. Perut bawahnya yang ditumbuhi bulu-bulu jembut hitam yang lebat itu pun menghantam ke wajahku. Bau harum dan bau khas cairan vaginanya merasuk ke sel-sel syaraf penciumanku.Aku segera memasukkan kembali dua jariku ke dalam vagina Ika dan melakukan gerakan yang sama.

    Kali ini aku mengimbangi gerakan jariku dengan permainan lidah di kelentit Ika. Kelentit itu tampak semakin menonjol sehingga gampang bagiku untuk menjilat dan mengisapnya. Ketika kelentit itu aku gelitiki dengan lidah serta kuisap-isap perlahan, Ika semakin keras merintih-rintih bagaikan orang yang sedang mengalami sakit demam. Sementara pinggulnya yang amat aduhai itu menggial ke kiri-kanan dengan sangat merangsangnya.“Mas Bob.. mas Bob.. mas Bob..,” hanya kata-kata itu yang dapat diucapkan Ika karena menahan kenikmatan yang semakin menjadi-jadi.Permainan jari-jariku dan lidahku di memeknya semakin bertambah ganas. Ika sambil mengerang-erang dan menggeliat-geliat meremas apa saja yang dapat dia raih. Meremas rambut kepalaku, meremas bahuku, dan meremas payudaranya sendiri.“Mas Bob.. Ika sudah tidak tahan lagi.. Masukin konthol saja mas Bob.. Ohhh.. sekarang juga mas Bob..! Sshhh. . . ,” erangnya sambil menahan nafsu yang sudah menguasai segenap tubuhnya.Namun aku tidak perduli.

    Kusengaja untuk mempermainkan Ika terlebih dahulu. Aku mau membuatnya orgasme, sementara aku masih segar bugar. Karena itu lidah dan wajahku kujauhkan dan memeknya. Kemudian kocokan dua jari tanganku di dalam memeknya semakin kupercepat. Gerakan jari tanganku yang di dalam memeknya ke atas-bawah, sampai terasa ujung jariku menghentak-hentak dinding atasnya secara perlahan-lahan. Sementara ibu jariku mengusap-usap dan menghentak-hentak kelentitnya. Gerakan jari tanganku di memeknya yang basah itu sampai menimbulkan suara crrk-crrrk-crrrk-crrk crrrk.. Sementara dan mulut Ika keluar pekikan-pekikan kecil yang terputus-putus:“Ah-ah-ah-ah-ah..”Sementara aku semakin memperdahsyat kocokan jari-jariku di memeknya, sambil memandangi wajahnya. Mata Ika merem-melek, sementara keningnya berkerut-kerut.Crrrk! Crrrk! Crrek! Crek! Crek! Crok! Crok! Suara yang keluar dan kocokan jariku di memeknya semakin terdengar keras. Aku mempertahankan kocokan tersebut. Dua menit sudah si Ika mampu bertahan sambil mengeluarkan jeritan-jeritan yang membangkitkan nafsu. Payudaranya tampak semakin kencang dan licin, sedang putingnya tampak berdiri dengan tegangnya.Sampai akhirnya tubuh Ika mengejang hebat. Pantatnya terangkat tinggi-tinggi.

    Matanya membeliak-beliak. Dan bibirnya yang sensual itu keluar jeritan hebat, “Mas Booo00oob..!” Dua jariku yang tertanam di dalam vagina Ika terasa dijepit oleh dindingnya dengan kuatnya. Seiring dengan keluar masuknya jariku dalam vaginanya, dan sela-sela celah antara tanganku dengan bibir memeknya terpancarlah semprotan cairan vaginanya dengan kuatnya. Prut! Prut! Pruttt! Semprotan cairan tersebut sampai mencapai pergelangan tanganku.Beberapa detik kemudian Ika terbaring lemas di atas karpet. Matanya memejam rapat. Tampaknya dia baru saja mengalami orgasme yang begitu hebat. Kocokan jari tanganku di vaginanya pun kuhentikan. Kubiarkan jari tertanam dalam vaginanya sampai jepitan dinding vaginanya terasa lemah. Setelah lemah. jari tangan kucabut dan memeknya. Cairan vagina yang terkumpul di telapak tanganku pun kubersihkan dengan kertas tissue.Ketegangan kontholku belum juga mau berkurang. Apalagi tubuh telanjang Ika yang terbaring diam di hadapanku itu benar-benar aduhai. seolah menantang diriku untuk membuktikan kejantananku pada tubuh mulusnya. Aku pun mulai menindih kembali tubuh Ika, sehingga kontholku yang masih di dalam celana dalam tergencet oleh perut bawahku dan perut bawahnya dengan enaknya. Sementara bibirku mengulum-kulum kembali bibir hangat Ika, sambil tanganku meremas-remas payudara dan mempermainkan putingnya.

    Ika kembali membuka mata dan mengimbangi serangan bibirku. Tubuhnya kembali menggelinjang-gelinjang karena menahan rasa geli dan ngilu di payudaranya.Setelah puas melumat-lumat bibir. wajahku pun menyusuri leher Ika yang mulus dan harum hingga akhirnya mencapai belahan dadanya. Wajahku kemudian menggeluti belahan payudaranya yang berkulit lembut dan halus, sementara kedua tanganku meremas-remas kedua belah payudaranya. Segala kelembutan dan keharuman belahan dada itu kukecupi dengan bibirku. Segala keharuman yang terpancar dan belahan payudara itu kuhirup kuat-kuat dengan hidungku, seolah tidak rela apabila ada keharuman yang terlewatkan sedikitpun.Kugesek-gesekkan memutar wajahku di belahan payudara itu. Kemudian bibirku bergerak ke atas bukit payudara sebelah kiri. Kuciumi bukit payudara yang membusung dengan gagahnya itu. Dan kumasukkan puting payudara di atasnya ke dalam mulutku. Kini aku menyedot-sedot puting payudara kiri Ika. Kumainkan puting di dalam mulutku itu dengan lidahku. Sedotan kadang kuperbesar ke puncak bukit payudara di sekitar puting yang berwarna coklat.“Ah.. ah.. mas Bob.. geli.. geli ..,” mulut indah Ika mendesis-desis sambil menggeliatkan tubuh ke kiri-kanan. bagaikan desisan ular kelaparan yang sedang mencari mangsa.

    Aku memperkuat sedotanku. Sementara tanganku meremas-remas payudara kanan Ika yang montok dan kenyal itu. Kadang remasan kuperkuat dan kuperkecil menuju puncak bukitnya, dan kuakhiri dengan tekanan-tekanan kecil jari telunjuk dan ibu jariku pada putingnya.“Mas Bob.. hhh.. geli.. geli.. enak.. enak.. ngilu.. ngilu..”Aku semakin gemas. Payudara aduhai Ika itu kumainkan secara bergantian, antara sebelah kiri dan sebelah kanan. Bukit payudara kadang kusedot besarnya-besarnya dengan tenaga isap sekuat-kuatnya, kadang yang kusedot hanya putingnya dan kucepit dengan gigi atas dan lidah. Belahan lain kadang kuremas dengan daerah tangkap sebesar-besarnya dengan remasan sekuat-kuatnya, kadang hanya kupijit-pijit dan kupelintir-pelintir kecil puting yang mencuat gagah di puncaknya.“Ah.. mas Bob.. terus mas Bob.. terus.. hzzz.. ngilu.. ngilu..” Ika mendesis-desis keenakan. Hasratnya tampak sudah kembali tinggi. Matanya kadang terbeliak-beliak. Geliatan tubuhnya ke kanan-kini semakin sening fnekuensinya.Sampai akhirnya Ika tidak kuat mehayani senangan-senangan keduaku.

    Dia dengan gerakan eepat memehorotkan celana dalamku hingga tunun ke paha. Aku memaklumi maksudnya, segera kulepas eelana dalamku. Jan-jari tangan kanan Ika yang mulus dan lembut kemudian menangkap kontholku yang sudah berdiri dengan gagahnya. Sejenak dia memperlihatkan rasa terkejut.“Edan.. mas Bob, edan.. Kontholmu besar sekali.. Konthol pacar-pacarku dahulu dan juga konthol kak Dai tidak sampai sebesar ini Edan.. edan..,” ucapnya terkagum-kagum. Sambil membiankan mulut, wajah, dan tanganku terus memainkan dan menggeluti kedua belah payudaranya, jan-jari lentik tangan kanannya meremasremas perlahan kontholku secara berirama, seolah berusaha mencari kehangatan dan kenikmatan di hatinya menahan kejantananku. Remasannya itu memperhebat vothase dan rasa nikmat pada batang kontholku.“Mas Bob, kita main di atas kasur saja..,” ajak Ika dengan sinar mata yang sudah dikuasai nafsu birahi.Aku pun membopong tubuh telanjang Ika ke ruang dalam, dan membaringkannya di atas tempat tidun pacarku. Ranjang pacarku ini amat pendek, dasan kasurnya hanya terangkat sekitar 6 centimeter dari lantai. Ketika kubopong. Ika tidak mau melepaskan tangannya dari leherku. Bahkan, begitu tubuhnya menyentuh kasur, tangannya menarik wajahku mendekat ke wajahnya.

    Tak ayal lagi, bibirnya yang pink menekan itu melumat bibirku dengan ganasnya. Aku pun tidak mau mengalah. Kulumat bibirnya dengan penuh nafsu yang menggelora, sementara tanganku mendekap tubuhnya dengan kuatnya. Kupeluk punggungnya yang halus mulus kuremas-remas dengan gemasnya.Kemudian aku menindih tubuh Ika. Kontholku terjepit di antara pangkal pahanya yang mulus dan perut bawahku sendiri. Kehangatan kulit pahanya mengalir ke batang kontholku yang tegang dan keras. Bibirku kemudian melepaskan bibir sensual Ika. Kecupan bibirku pun turun. Kukecup dagu Ika yang bagus. Kukecup leher jenjang Ika yang memancarkan bau wangi dan segarnya parfum yang dia pakai. Kuciumi dan kugeluti leher indah itu dengan wajahku, sementara pantatku mulai bergerak aktif sehingga kontholku menekan dan menggesek-gesek paha Ika. Gesekan di kulit paha yang licin itu membuat batang kontholku bagai diplirit-plirit. Kepala kontholku merasa geli-geli enak oleh gesekan-gesekan paha Ika.Puas menggeluti leher indah, wajahku pun turun ke buah dada montok Ika. Dengan gemas dan ganasnya aku membenamkan wajahku ke belahan dadanya, sementara kedua tanganku meraup kedua belah payudaranya dan menekannya ke arah wajahku. Keharuman payudaranya kuhirup sepuas-puasku. Belum puas dengan menyungsep ke belahan dadanya, wajahku kini menggesek-gesek memutar sehingga kedua gunung payudaranya tertekan-tekan oleh wajahku secara bergantian. Sungguh sedap sekali rasanya ketika hidungku menyentuh dan menghirup dalam-dalam daging payudara yang besar dan kenyal itu.

    Kemudian bibirku meraup puncak bukit payudara kiri Ika. Daerah payudara yang kecoklat-coklatan beserta putingnya yang pink kecoklat-coklatan itu pun masuk dalam mulutku. Kulahap ujung payudara dan putingnya itu dengan bernafsunya, tak ubahnya seperti bayi yang menetek susu setelah kelaparan selama seharian. Di dalam mulutku, puting itu kukulum-kulum dan kumainkan dengan lidahku.“Mas Bob.. geli.. geli ..,” kata Ika kegelian.Aku tidak perduli. Aku terus mengulum-kulum puncak bukit payudara Ika. Putingnya terasa di lidahku menjadi keras. Kemudian aku kembali melahap puncak bukit payudara itu sebesar-besarnya. Apa yang masuk dalam mulutku kusedot sekuat-kuatnya. Sementara payudara sebelah kanannya kuremas sekuat-kuatnya dengan tanganku. Hal tersebut kulakukan secara bergantian antara payudara kiri dan payudara kanan Ika. Sementara kontholku semakin menekan dan menggesek-gesek dengan beriramanya di kulit pahanya. Ika semakin menggelinjang-gelinjang dengan hebatnya.“Mas Bob.. mas Bob.. ngilu.. ngilu.. hihhh.. nakal sekali tangan dan mulutmu.. Auw! Sssh.. ngilu.. ngilu..,” rintih Ika. Rintihannya itu justru semakin mengipasi api nafsuku. Api nafsuku semakin berkobar-kobar. Semakin ganas aku mengisap-isap dan meremas-remas payudara montoknya. Sementara kontholku berdenyut-denyut keenakan merasakan hangat dan licinnya paha Ika.

    Akhirnya aku tidak sabar lagi. Kulepaskan payudara montok Ika dari gelutan mulut dan tanganku. Bibirku kini berpindah menciumi dagu dan lehernya, sementara tanganku membimbing kontholku untuk mencari liang memeknya. Kuputar-putarkan dahulu kepala kontholku di kelebatan jembut di sekitar bibir memek Ika. Bulu-bulu jembut itu bagaikan menggelitiki kepala kontholku. Kepala kontholku pun kegelian. Geli tetapi enak.“Mas Bob.. masukkan seluruhnya mas Bob.. masukkan seluruhnya.. Mas Bob belum pernah merasakan memek Mbak Dina kan? Mbak Dina orang kuno.. tidak mau merasakan konthol sebelum nikah. Padahal itu surga dunia.. bagai terhempas langit ke langit ketujuh. mas Bob..”Jari-jari tangan Ika yang lentik meraih batang kontholku yang sudah amat tegang. Pahanya yang mulus itu dia buka agak lebar.“Edan.. edan.. kontholmu besar dan keras sekali, mas Bob..,” katanya sambil mengarahkan kepala kontholku ke lobang memeknya.

    Sesaat kemudian kepala kontholku menyentuh bibir memeknya yang sudah basah. Kemudian dengan perlahan-lahan dan sambil kugetarkan, konthol kutekankan masuk ke liang memek. Kini seluruh kepala kontholku pun terbenam di dalam memek. Daging hangat berlendir kini terasa mengulum kepala kontholku dengan enaknya.Aku menghentikan gerak masuk kontholku.“Mas Bob.. teruskan masuk, Bob.. Sssh.. enak.. jangan berhenti sampai situ saja..,” Ika protes atas tindakanku. Namun aku tidak perduli. Kubiarkan kontholku hanya masuk ke lobang memeknya hanya sebatas kepalanya saja, namun kontholku kugetarkan dengan amplituda kecil. Sementara bibir dan hidungku dengan ganasnya menggeluti lehernya yang jenjang, lengan tangannya yang harum dan mulus, dari ketiaknya yang bersih dari bulu ketiak. Ika menggelinjang-gelinjang dengan tidak karuan.“Sssh.. sssh.. enak.. enak.. geli.. geli, mas Bob. Geli.. Terus masuk, mas Bob..”Bibirku mengulum kulit lengan tangannya dengan kuat-kuat. Sementara gerakan kukonsentrasikan pada pinggulku. Dan.. satu.. dua.. tiga! Kontholku kutusukkan sedalam-dalamnya ke dalam memek Ika dengan sangat cepat dan kuatnya.

    Plak! Pangkal pahaku beradu dengan pangkal pahanya yang mulus yang sedang dalam posisi agak membuka dengan kerasnya. Sementara kulit batang kontholku bagaikan diplirit oleh bibir dan daging lobang memeknya yang sudah basah dengan kuatnya sampai menimbulkan bunyi: srrrt!“Auwww!” pekik Ika.Aku diam sesaat, membiarkan kontholku tertanam seluruhnya di dalam memek Ika tanpa bergerak sedikit pun.“Sakit mas Bob.. Nakal sekali kamu.. nakal sekali kamu…” kata Ika sambil tangannya meremas punggungku dengan kerasnya.Aku pun mulai menggerakkan kontholku keluar-masuk memek Ika. Aku tidak tahu, apakah kontholku yang berukuran panjang dan besar ataukah lubang memek Ika yang berukuran kecil.

    Yang saya tahu, seluruh bagian kontholku yang masuk memeknya serasa dipijit-pijit dinding lobang memeknya dengan agak kuatnya. Pijitan dinding memek itu memberi rasa hangat dan nikmat pada batang kontholku.“Bagaimana Ika, sakit?” tanyaku“Sssh.. enak sekali.. enak sekali.. Barangmu besar dan panjang sekali.. sampai-sampai menyumpal penuh seluruh penjuru lobang memekku..,” jawab Ika.Aku terus memompa memek Ika dengan kontholku perlahan-lahan. Payudara kenyalnya yang menempel di dadaku ikut terpilin-pilin oleh dadaku akibat gerakan memompa tadi. Kedua putingnya yang sudah mengeras seakan-akan mengkilik-kilik dadaku yang bidang. Kehangatan payudaranya yang montok itu mulai terasa mengalir ke dadaku. Kontholku serasa diremas-remas dengan berirama oleh otot-otot memeknya sejalan dengan genjotanku tersebut. Terasa hangat dan enak sekali. Sementara setiap kali menusuk masuk kepala kontholku menyentuh suatu daging hangat di dalam memek Ika. Sentuhan tersebut serasa menggelitiki kepala konthol sehingga aku merasa sedikit kegelian. Geli-geli nikmat.Kemudian aku mengambil kedua kakinya yang kuning langsat mulus dan mengangkatnya.

    Sambil menjaga agar kontholku tidak tercabut dari lobang memeknya, aku mengambil posisi agak jongkok. Betis kanan Ika kutumpangkan di atas bahuku, sementara betis kirinya kudekatkan ke wajahku. Sambil terus mengocok memeknya perlahan dengan kontholku, betis kirinya yang amat indah itu kuciumi dan kukecupi dengan gemasnya. Setelah puas dengan betis kiri, ganti betis kanannya yang kuciumi dan kugeluti, sementara betis kirinya kutumpangkan ke atas bahuku. Begitu hal tersebut kulakukan beberapa kali secara bergantian, sambil mempertahankan rasa nikmat di kontholku dengan mempertahankan gerakan maju-mundur perlahannya di memek Ika.Setelah puas dengan cara tersebut, aku meletakkan kedua betisnya di bahuku, sementara kedua telapak tanganku meraup kedua belah payudaranya. Masih dengan kocokan konthol perlahan di memeknya, tanganku meremas-remas payudara montok Ika. Kedua gumpalan daging kenyal itu kuremas kuat-kuat secara berirama. Kadang kedua putingnya kugencet dan kupelintir-pelintir secara perlahan. Puting itu semakin mengeras, dan bukit payudara itu semakin terasa kenyal di telapak tanganku. Ika pun merintih-rintih keenakan. Matanya merem-melek, dan alisnya mengimbanginya dengan sedikit gerakan tarikan ke atas dan ke bawah.“Ah.. mas Bob, geli.. geli.. Tobat.. tobat.. Ngilu mas Bob, ngilu.. Sssh.. sssh.. terus mas Bob, terus.. Edan.. edan.. kontholmu membuat memekku merasa enak sekali. Nanti jangan disemprotkan di luar memek, mas Bob. Nyemprot di dalam saja.. aku sedang tidak subur.Aku mulai mempercepat gerakan masuk-keluar kontholku di memek Ika.“Ah-ah-ah.. benar, mas Bob. benar.. yang cepat.. Terus mas Bob, terus..”Aku bagaikan diberi spirit oleh rintihan-rintihan Ika. tenagaku menjadi berlipat ganda. Kutingkatkan kecepatan keluar-masuk kontholku di memek Ika. Terus dan terus. Seluruh bagian kontholku serasa diremas-remas dengan cepatnya oleh daging-daging hangat di dalam memek Ika. Mata Ika menjadi merem-melek dengan cepat dan indahnya. Begitu juga diriku, mataku pun merem-melek dan mendesis-desis karena merasa keenakan yang luar biasa di cerita seks panas.“Sssh.. sssh.. Ika.. enak sekali.. enak sekali memekmu.. enak sekali memekmu..”“Ya mas Bob, aku juga merasa enak sekali.. terusss.. terus mas Bob, terusss..”Aku meningkatkan lagi kecepatan keluar-masuk kontholku pada memeknya.

    Kontholku terasa bagai diremas-remas dengan tidak karu-karuan.“Mas Bob.. mas Bob.. edan mas Bob, edan.. sssh.. sssh.. Terus.. terus.. Saya hampir keluar nih mas Bob.. sedikit lagi.. kita keluar sama-sama ya Booob..,” Ika jadi mengoceh tanpa kendali.Aku mengayuh terus. Aku belum merasa mau keluar. Namun aku harus membuatnya keluar duluan. Biar perempuan Sunda yang molek satu ini tahu bahwa lelaki Jawa itu perkasa. Biar dia mengakui kejantanan orang Jawa yang bernama mas Bobby. Sementara kontholku merasakan daging-daging hangat di dalam memek Ika bagaikan berdenyut dengan hebatnya.“Mas Bob.. mas Bobby.. mas Bobby..,” rintih Ika. Telapak tangannya memegang kedua lengan tanganku seolah mencari pegangan di batang pohon karena takut jatuh ke bawah.Ibarat pembalap, aku mengayuh sepeda balapku dengan semakin cepatnya. Bedanya, dibandingkan dengan pembalap aku lebih beruntung. Di dalam “mengayuh sepeda” aku merasakan keenakan yang luar biasa di sekujur kontholku. Sepedaku pun mempunyai daya tarik tersendiri karena mengeluarkan rintihan-rintihan keenakan yang tiada terkira.“Mas Bob.. ah-ah-ah-ah-ah.. Enak mas Bob, enak.. Ah-ah-ah-ah-ah.. Mau keluar mas Bob.. mau keluar.. ah-ah-ah-ah-ah.. sekarang ke-ke-ke..”Tiba-tiba kurasakan kontholku dijepit oleh dinding memek Ika dengan sangat kuatnya. Di dalam memek, kontholku merasa disemprot oleh cairan yang keluar dari memek Ika dengan cukup derasnya. Dan telapak tangan Ika meremas lengan tanganku dengan sangat kuatnya. Mulut sensual Ika pun berteriak tanpa kendali:“..keluarrr..!”Mata Ika membeliak-beliak. Sekejap tubuh Ika kurasakan mengejang. Aku pun menghentikan genjotanku. Kontholku yang tegang luar biasa kubiarkan diam tertanam dalam memek Ika. Kontholku merasa hangat luar biasa karena terkena semprotan cairan memek Ika. Kulihat mata Ika kemudian memejam beberapa saat dalam menikmati puncak orgasmenya.Setelah sekitar satu menit berlangsung, remasan tangannya pada lenganku perlahan-lahan mengendur. Kelopak matanya pun membuka, memandangi wajahku. Sementara jepitan dinding memeknya pada kontholku berangsur-angsur melemah. walaupun kontholku masih tegang dan keras.

    Kedua kaki Ika lalu kuletakkan kembali di atas kasur dengan posisi agak membuka. Aku kembali menindih tubuh telanjang Ika dengan mempertahankan agar kontholku yang tertanam di dalam memeknya tidak tercabut.“Mas Bob.. kamu luar biasa.. kamu membawaku ke langit ke tujuh,” kata Ika dengan mimik wajah penuh kepuasan. “Kak Dai dan pacar-pacarku yang dulu tidak pernah membuat aku ke puncak orgasme seperti ml. Sejak Mbak Dina tinggal di sini, Ika suka membenarkan mas Bob saat berhubungan dengan Kak Dai.”Aku senang mendengar pengakuan Ika itu. berarti selama aku tidak bertepuk sebelah tangan. Aku selalu membayangkan kemolekan tubuh Ika dalam masturbasiku, sementara dia juga membayangkan kugeluti dalam onaninya. Bagiku. Dina bagus dijadikan istri dan ibu anak-anakku kelak, namun tidak dapat dipungkiri bahwa tubuh aduhai Ika enak digeluti dan digenjot dengan penuh nafsu.“Mas Bob kamu seperti yang kubayangkan. Kamu jantan.. kamu perkasa.. dan kamu berhasil membawaku ke puncak orgasme. Luar biasa nikmatnya..”Aku bangga mendengar ucapan Ika.

    Dadaku serasa mengembang. Dan bagai anak kecil yang suka pujian, aku ingin menunjukkan bahwa aku lebih perkasa dari dugaannya. Perempuan Sunda ini harus kewalahan menghadapi genjotanku. Perempuan Sunda ini harus mengakui kejantanan dan keperkasaanku. Kebetulan aku saat ini baru setengah perjalanan pendakianku di saat Ika sudah mencapai orgasmenya. Kontholku masih tegang di dalam memeknya. Kontholku masih besar dan keras, yang harus menyemprotkan pelurunya agar kepalaku tidak pusing di cerita dewasa lainya.Aku kembali mendekap tubuh mulus Ika, yang di bawah sinar lampu kuning kulit tubuhnya tampak sangat mulus dan licin. Kontholku mulai bergerak keluar-masuk lagi di memek Ika, namun masih dengan gerakan perlahan. Dinding memek Ika secara berargsur-angsur terasa mulai meremas-remas kontholku. Terasa hangat dan enak. Namun sekarang gerakan kontholku lebih lancar dibandingkan dengan tadi. Pasti karena adanya cairan orgasme yang disemprotkan oleh memek Ika beberapa saat yang lalu.“Ahhh.. mas Bob.. kau langsung memulainya lagi.. Sekarang giliranmu.. semprotkan air manimu ke dinding-dinding memekku.. Sssh..,” Ika mulai mendesis-desis lagi.Bibirku mulai memagut bibir merekah Ika yang amat sensual itu dan melumat-lumatnya dengan gemasnya. Sementara tangan kiriku ikut menyangga berat badanku, tangan kananku meremas-remas payudara montok Ika serta memijit-mijit putingnya, sesuai dengan mama gerak maju-mundur kontholku di memeknya.“Sssh.. sssh.. sssh.. enak mas Bob, enak.. Terus.. teruss.. terusss..,” desis bibir Ika di saat berhasil melepaskannya dari serbuan bibirku. Desisan itu bagaikan mengipasi gelora api birahiku.

    Sambil kembali melumat bibir Ika dengan kuatnya, aku mempercepat genjotan kontholku di memeknya. Pengaruh adanya cairan di dalam memek Ika, keluar-masuknya konthol pun diiringi oleh suara, “srrt-srret srrrt-srrret srrt-srret..” Mulut Ika di saat terbebas dari lumatan bibirku tidak henti-hentinya mengeluarkan rintih kenikmatan,“Mas Bob.. ah.. mas Bob.. ah.. mas Bob.. hhb.. mas Bob.. ahh..”Kontholku semakin tegang. Kulepaskan tangan kananku dari payudaranya. Kedua tanganku kini dari ketiak Ika menyusup ke bawah dan memeluk punggung mulusnya. Tangan Ika pun memeluk punggungku dan mengusap-usapnya. Aku pun memulai serangan dahsyatku. Keluar-masuknya kontholku ke dalam memek Ika sekarang berlangsung dengan cepat dan berirama. Setiap kali masuk, konthol kuhunjamkan keras-keras agar menusuk memek Ika sedalam-dalamnya.Dalam perjalanannya, batang kontholku bagai diremas dan dihentakkan kuat-kuat oleh dinding memek Ika.

    Sampai di langkah terdalam, mata Ika membeliak sambil bibirnya mengeluarkan seruan tertahan, “Ak..!” Sementara daging pangkal pahaku bagaikan menampar daging pangkal pahanya sampai berbunyi: plak! Di saat bergerak keluar memek, konthol kujaga agar kepalanya yang mengenakan helm tetap tertanam di lobang memek. Remasan dinding memek pada batang kontholku pada gerak keluar ini sedikit lebih lemah dibanding dengan gerak masuknya. Bibir memek yang mengulum batang kontholku pun sedikit ikut tertarik keluar, seolah tidak rela bila sampai ditinggal keluar oleh batang kontholku. Pada gerak keluar ini Bibir Ika mendesah, “Hhh..”Aku terus menggenjot memek Ika dengan gerakan cepat dan menghentak-hentak. Remasan yang luar biasa kuat, hangat, dan enak sekali bekerja di kontholku.

    Tangan Ika meremas punggungku kuat-kuat di saat kontholku kuhunjam masuk sejauh-jauhnya ke lobang memeknya. beradunya daging pangkal paha menimbulkan suara: Plak! Plak! Plak! Plak! Pergeseran antara kontholku dan memek Ika menimbulkan bunyi srottt-srrrt.. srottt-srrrt.. srottt-srrrtt.. Kedua nada tersebut diperdahsyat oleh pekikan-pekikan kecil yang merdu yang keluar dari bibir Ika:“Ak! Uhh.. Ak! Hhh.. Ak! Hhh..”Kontholku terasa empot-empotan luar biasa. Rasa hangat, geli, dan enak yang tiada tara membuatku tidak kuasa menahan pekikan-pekikan kecil:“Ika.. Ika.. edan.. edan.. Enak sekali Ika.. Memekmu enak sekali.. Memekmu hangat sekali.. edan.. jepitan memekmu enak sekali..”“Mas Bob.. mas Bob.. terus mas Bob..” rintih Ika, “Enak mas Bob.. enaaak.. Ak! Ak! Ak! Hhh.. Ak! Hhh.. Ak! Hhh..”Tiba-tiba rasa gatal menyelimuti segenap penjuru kontholku. Gatal yang enak sekali. Aku pun mengocokkan kontholku ke memeknya dengan semakin cepat dan kerasnya. Setiap masuk ke dalam, kontholku berusaha menusuk lebih dalam lagi dan lebih cepat lagi dibandingkan langkah masuk sebelumnya.

    Rasa gatal dan rasa enak yang luar biasa di konthol pun semakin menghebat.“Ika.. aku.. aku..” Karena menahan rasa nikmat dan gatal yang luar biasa aku tidak mampu menyelesaikan ucapanku yang memang sudah terbata-bata itu.“Mas Bob.. mas Bob.. mas Bob! Ak-ak-ak.. Aku mau keluar lagi.. Ak-ak-ak.. aku ke-ke-ke..”Tiba-tiba kontholku mengejang dan berdenyut dengan amat dahsyatnya. Aku tidak mampu lagi menahan rasa gatal yang sudah mencapai puncaknya. Namun pada saat itu juga tiba-tiba dinding memek Ika mencekik kuat sekali. Dengan cekikan yang kuat dan enak sekali itu. aku tidak mampu lagi menahan jebolnya bendungan dalam alat kelaminku.Pruttt! Pruttt! Pruttt! Kepala kontholku terasa disemprot cairan memek Ika, bersamaan dengan pekikan Ika, “..keluarrrr..!” Tubuh Ika mengejang dengan mata membeliak-beliak.“Ika..!” aku melenguh keras-keras sambil merengkuh tubuh Ika sekuat-kuatnya, seolah aku sedang berusaha rnenemukkan tulang-tulang punggungnya dalam kegemasan. Wajahku kubenamkan kuat-kuat di lehernya yang jenjang.

    Cairan spermaku pun tak terbendung lagi.Crottt! Crott! Croat! Spermaku bersemburan dengan derasnya, menyemprot dinding memek Ika yang terdalam. Kontholku yang terbenam semua di dalam kehangatan memek Ika terasa berdenyut-denyut.Beberapa saat lamanya aku dan Ika terdiam dalam keadaan berpelukan erat sekali, sampai-sampai dari alat kemaluan, perut, hingga ke payudaranya seolah terpateri erat dengan tubuh depanku. Aku menghabiskan sisa-sisa sperma dalam kontholku. Cret! Cret! Cret! Kontholku menyemprotkan lagi air mani yang masih tersisa ke dalam memek Ika. Kali ini semprotannya lebih lemah.Perlahan-lahan tubuh Ika dan tubuhku pun mengendur kembali. Aku kemudian menciumi leher mulus Ika dengan lembutnya, sementara tangan Ika mengusap-usap punggungku dan mengelus-elus rambut kepalaku. Aku merasa puas sekali berhasil bermain seks dengan Ika.

    Pertama kali aku bermain seks, bidadari lawan mainku adalah perempuan Sunda yang bertubuh kenyal, berkulit kuning langsat mulus, berpayudara besar dan padat, berpinggang ramping, dan berpinggul besar serta aduhai. Tidak rugi air maniku diperas habis-habisan pada pengalaman pertama ini oleh orang semolek Ika.“Mas Bob.. terima kasih mas Bob. Puas sekali saya. Indah sekali.. sungguh.. enak sekali,” kata Ika lirih.Aku tidak memberi kata tanggapan. Sebagai jawaban, bibirnya yang indah itu kukecup mesra. Dalam keadaan tetap telanjang, kami berdekapan erat di atas tempat tidur pacarku. Dia meletakkan kepalanya di atas dadaku yang bidang, sedang tangannya melingkar ke badanku. Baru ketika jam dinding menunjukkan pukul 22:00, aku dan Ika berpakaian kembali. Ika sudah tahu kebiasaanku dalam mengapeli Dina, bahwa pukul 22:00 aku pulang ke tempat kost-ku sendiri.Sebelum keluar kamar, aku mendekap erat tubuh Ika dan melumat-lumat bibirnya beberapa saat.

    “Mas Bob.. kapan-kapan kita mengulangi lagi ya mas Bob.. Jangan khawatir, kita tanpa Ikatan. Ika akan selalu merahasiakan hal ini kepada siapapun, termasuk ke Kak Dai dan Mbak Dina. Ika puas sekali bercumbu dengan mas Bob,” begitu kata Ika. Aku pun mengangguk tanda setuju. Siapa sih yang tidak mau diberi kenikmatan secara gratis dan tanpa ikatan? Akhirnya dia keluar dari kamar dan kembali masuk ke rumahnya lewat pintu samping. Lima menit kemudian aku baru pulang ke tempat kost-ku.

  • Cerita Ngewek Mengintip Istri Tetangga – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Ngewek Mengintip Istri Tetangga – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    2271 views

    Perawanku – Aku adalah seorang karyawan yang bekerja di Perusahaan Multimedia, sedangkan istriku adalah sales sebuah produk jamu dari Madura. Kami telah dikaruniai seorang anak laki-laki berusia 6 tahun yang sudah duduk di kelas 1 SD.

    Di depan rumahku tinggallah pasangan muda suami istri yang telah memiliki seorang putra berusia 4 tahun yang diasuh oleh seorang pembantu yang datang jam 7 pagi pulang jam 4 sore. Tetanggaku ini adalah seorang wiraswasta bidang percetakan sedangkan istrinya adalah karyawati di sebuah instansi.

    Dari cerita yang pernah mereka ucapkan, dulu mereka pernah mengikuti suatu aliran yang sangat fanatik, itulah sebabnya istri tetanggaku ini selalu mengenakan jilbab lebar yang selalu menutupi kepala dan dadanya dan juga selalu mengenakan pakaian longgar yang panjang sampai ke mata kaki.

    Dari cerita istriku, kuketahui bahwa sang istri sangat memperhatikan masalah hubungan suami istri untuk menjaga keharmonisan rumah tangga mereka. Hal ini karena istri tetanggaku ini merupakan pelanggan tetap istriku dalam membeli jamu dari Madura, terutama jamu yang berhubungan dengan hubungan suami istri seperti “sari rapet”, “Pria perkasa” ataupun jamu lainnya yang selalu berhubungan dengan hubungan suami istri.

    Walaupun selalu mengenakan jilbab lebar, tetap saja tidak bisa menutupi kecantikan, keanggunan dan putihnya kulit istri tetanggaku ini, sehingga aku sering membayangkan bagaimana keadaan tubuhnya bila tidak mengenakan busana, pastilah sangat seksi dan sangat menggairahkan.

    Disamping sebagai seorang wiraswasta, tetanggaku ini aktif di sebuah LSM yang memperhatikan perkembangan perekonomian masyarakat. Karena persaingan bisnis yang semakin ketat, akhirnya usaha tetanggaku ini bangkrut, dan akhirnya ia lebih memfokuskan diri untuk mengeluti LSM yang ia ikuti. Dan ternyata di LSM yang digelutinya ini, ia mendapatkan kepercayaan untuk mengawasi pencairan dana masyarakat di luar kota dengan honor yang lumayan untuk menghidupi keluarganya. Sehingga ia harus kerja di luar kota dan seminggu sekali baru pulang ke rumah.

    Pada suatu hari istriku berkata bahwa komputer tetanggaku bermasalah dan minta tolong padaku untuk segera memperbaikinya, sebab tidak mungkin harus menunggu suaminya pulang dan lagi pula banyak pekerjaan mendesak yang harus dikerjakannya. Dan katanyanya walaupun ia sedang ada dikantor, aku dipersilahkan untuk memperbaiki komputer di siang hari, sebab ada pengasuh anaknya di rumah.

    Obsesiku terhadap istri tetanggaku ini seperti mendapat peluang. Aku menyanggupi untuk memperbaiki komputernya.

    “besok akan ku kerjakan..” kataku pada istriku.

    Keesokan harinya sebelum aku ke rumah tetanggaku, aku persiapkan beberapa spy cam (“Kamera pengintai”) ukuran kecil tanpa kabel yang aku hubungkan ke komputerku.

    Ternyata sistem operasi komputer tetanggaku ini bermasalah, maka harus ku install ulang supaya normal kembali. Pada saat penginstallan sedang berlangsung, aku menanti pengasuh tetanggaku ini lengah atau keluar memberi makan asuhannya. Saat pengasuh anak tersebut keluar, maka kugunakan kesempatan ini untuk masuk ke kamar tetanggaku dan meletakkan 2 buah spy cam ditempat yang tepat dan tersembunyi yang bisa menangkap aktivitas tempat tidur dan sekitarnya.

    Setelah perbaikan sistem operasi komputer tetanggaku selesai, aku segera pulang dan menyalakan komputer untuk mengetes apakah spy cam yang aku letakkan berfungsi dengan baik. Dan ternyata alat kecil memang benar-benar canggih, selain bentuknya kecil dan tanpa kabel, ternyata daya tangkap gambarnya pun nyaris sempurna dan yang lebih canggihnya lagi adalah kemampuannya melakukan zoom.

    Mulailah pada jam-jam tertentu aku memantau keadaan kamar tersebut. Dari hasil pantauan tersebut, tedapat beberapa moment yang aku rekam, diantaranya merekam tubuhnya yang sedang telanjang bulat dan berlenggang lenggok didepan cermin sehabis mandi, merekam kegiatan dirinya yang sedang terangsang di malam hari pada saat suaminya di luar kota, bahkan sempat ku rekam bagaimana ganasnya ia di tempat tidur pada saat suaminya pulang dari luar kota.

    Rupanya dibalik keanggunan dan kealiman penampilan luar istri tetanggaku ini, ternyata dalam berhubungan suami istri dia sangat ganas dan binal membuat suaminya kewalahan, dan sering kali terlihat dia masih bernafsu tetapi suaminya sudah ambruk dan akhirnya dia hanya bisa gelisah tidak bisa diam melihat suaminya tidur kecapaian.

    Akhir-akhir ini kesibukan tetanggaku ini semakin padat, sehingga jadwal kepulangannya menjadi tak menentu, terkadang dua minggu sekali bahkan pernah sampai dua bulan baru pulang. Bahkan pernah secara bercanda istri tetanggaku ini berkata pada istriku :

    “Bu…, saya mah jablay…(jarang dibelai maksudnya) “

    “Kenapa gitu ?” tanya istriku pada.

    “Habis si Bapak jarang pulang, dan kalo pulangpun hanya satu malam setelah itu pergi lagi.. Saya mah punya suami… tapi jarang sekali bermesraan “ katanya dengan nada sedih.

    Pada suatu hari, istriku cerita padaku bahwa pada tadi siang ketika istriku bertamu ke tetanggaku, dia melihat istri tetanggaku sedang menangis. Dan ketika ditanya mengapa, istri tetanggaku menjawab terisak “Si Bapak, tadi malam pulang, tapi belum ngapa-ngapain dia sudah pergi lagi dengan temannya malam itu juga dan sampai sekarang belum pulang. Padahal saya lagi pingin-pinginnya..”

    Mendengar cerita istriku, aku menjadi tergoda untuk mengisi kekosongan kasih sayang ini. Tapi bagaimana caranya? dan tak mungkin aku dapat menggoda seorang istri yang selalu taat menjalankan perintah agama. Apalagi dia selalu mengenakan jilbab dan tidak pernah memberi kesempatan kepada bukan muhrimnya untuk berbicara bebas dengannya.

    Akhirnya aku punya ide untuk mengancamnya akan menyebarkan video rekaman dirinya yang sedang telanjang dan yang sedang berhubungan dengan suaminya. Rekaman tersebut aku simpan di CD.

    Pada malam hari ketika istriku sudah tidur, kuletakkan CD rekaman tersebut di depan pintunya dan kuhubungi HP istri tetanggaku ini dari HP-ku dengan menggunakan nomor yang baru kubeli siang tadi

    “Bu…, Coba ibu buka pintu depan dan ambil amplop yang tersimpan dibawah pintu, sekarang..! Isinya adalah CD berisi video rekaman yang harus ibu tonton di komputer” kataku memerintah tanpa memberi kesempatan padanya untuk bertanya siapa yang menelepon.

    Aku mengintip dari dalam rumahku, tak lama kemudian aku melihat pintu depannya terbuka, kemudian dia keluar dengan jilbab lebar dan baju longgar yang biasa dikenakan kemudian melihat keadaan sekitarnya, lalu setelah yakin tidak ada seorangpun, lalu dia melihat ke bawah dan mengambil amplop yang aku simpan dan dengan tergesa-gesa pintu itupun dia tutup kembali.

    Kira-kira setengah jam kemudian, HP-ku bunyi dan setelah kulihat ternyata istri tetanggaku menghubungiku. Begitu aku tekan tombol terima, langsung terdengar suara serak seperti orang yang sangat marah tapi tak berdaya

    “Anda siapa ? Dan apa maksudnya memperlihatkan video ini pada saya ? “ tanyanya.

    “Saya hanyalah seorang penggemar berat ibu. Dan saya ingin semua orang tahu bahwa tubuh ibu sangat menggairahkan dan ibu sangat binal dan ganas di tempat tidur” jawabku santai.

    “Apa maksudnya…?” katanya dengan nafas yang mulai tersekat

    “Akan saya perbanyak CD ini dan akan saya bagikan ke setiap rumah di lingkungan ini, juga akan kirim ke internet agar orang sedunia tahu apa dan bagaimana ibu. “ jawabku masih dengan nada santai dan kalem.

    “Ja…jangan…jangan…!” potongnya mulai gugup.

    “Apa yang sebenarnya kamu inginkan…, mau uang…? Berapa…?” katanya memelas dan suara melemah.

    “Saya nggak mau uang…” jawabku

    “Lalu apa..?” susulnya

    “Saya hanya ingin bisa menikmati tubuh ibu yang sangat menggairah…” kataku menggodanya.

    “Tidak mungkin …..Aku nggak sudi….”

    “Ya…nggak apa-apa.. Tapi ibu jangan kaget kalau esok hari semua tetangga akan ribut karena memiliki rekaman tersebut..” jawabku mengancam

    “jangan…jangan dilakukan ….tolonglah kasihani saya…” katanya lagi memelas

    “Tidak akan saya lakukan…asal ibu memenuhi keinginan saya” kataku lagi.

    Lama dia tidak menjawab…

    Dan akhirnya…

    “Baiklah… saya menyerah…, tapi kumohon…. Kamu harus menghapus semua rekaman ini “ katanya dengan nada yang sangat berat dan pasrah karena kalah

    “Baiklah…, sekarang ibu harus membuka pintu depan, kemudian ibu harus menunggu saya di kamar ibu. Kalu tidak ibu lakukan maka saya tidak akan datang” jawabku memberikan perintah.

    Tak lama kemudian, kulihat pintu depan terbuka sedikit dan beberapa menit kemudian kulihat dimonitor bahwa dia telah ada di dalam kamar dan duduk gelisah diatas kasur menunggu apa yang akan terjadi.

    Kumatikan komputerku dan aku keluar rumah secara mengendap-ngendap menuju rumah tetanggaku melalui pintu depan yang terbuka, kemudian kututup dan kukunci. Lalu dengan perasaan deg-degan aku menghampiri kamarnya kubuka pintunya dan kututup kembali serta kukunci. Begitu melihatku dia langsung berdiri dan berkata kaget dan marah

    “Ohh..ternyata bapak..! Kenapa bapak melakukan ini padaku. Apa bapak tak takut kalau saya laporkan ke istri bapak ?” Ancamnya

    “Laporkan saja dan saya akan menyebarkan rekaman itu. Yang paling rugi kan bukan saya, tapi ibu sendiri ?” jawabku menekannya

    “Jadi gimana ? mau batal ?” sambil aku membalikkan badan seolah-olah akan keluar kamar.

    “Jangan…saya menyerah…” katanya pelan dan terisak meneteskan air mata.

    “Baiklah kalau begitu…” kataku sambil menghampirinya.

    Dia duduk mematung di pinggir tempat tidur ketika kuhampiri. Aku duduk disampingnya, dia menggeserkan badannya seperti yang ketakutan, tapi aku menahannya sambil berkata

    “Ingat, jika ibu tidak melayaniku malam ini, maka ancamanku akan kulaksanakan !” kataku mengancam. Akhirnya dia diam dengan badan menggigil ketakutan dan mata yang terpejam.

    Tangan kananku memeluknya dari belakang. Kudekatkan wajahku ke wajahnya. Dia masih memejamkan matanya. Ohhh betapa cantik wajahnya, bibirnya yang tipis dan basah menggodaku untuk menciumnya

    Dia diam saja mematung, bahkan badannya terasa sangat dingin. Tapi aku tak peduli, aku terus mengulum bibirnya yang tertutup rapat dan terkadang lidahku menjilati bibirnya. Dia mulai bereaksi tapi hanya sekilas setelah itu dia tetap diam sambil memejamkan mata.

    Tanganku membuka jilbab lebar yang ia kenakan dan melemparkannya ke lantai, maka tampaklah rambut indah dengan leher jenjang merangsang menopang wajahnya yang terlihat sangat cantik dan menggemaskan, walaupun dengan mata terpejam dan ekspresi wajah yang tegang.

    Bibirku mulai menciumi dagu, pipi, dan seputar lehernya yang sangat merangsang, beberapa kali kurasakan ada reaksi dari dirinya dengan keluarnya keluhan dari mulutnya.

    “Euh….euh….”

    Hanya segitu, lalu dia diam lagi seperti sedang bertahan untuk tidak tergoda atas rangsangan yang kulakukan pada dirinya. Lalu tanganku menarik seleting baju panjang yang terdapat dipunggungnya dan bajunya kutarik ke bawah, tampaklah tubuh putih mulus yang harum dengan buah dada yang montok terhalang oleh BH yang masih menahannya agar tidak tumpah. Kutarik pengait BH hingga BH tersebut terlepas dan kulemparkan ke lantai, maka tampaklah buah dada yang benar-benar montok menggairahkan tergantung bebas dihadapanku.

    Badannya semakin kaku, kudorong paksa agar dia berbaring di kasur, lalu dengan tergesa-gesa karena bernafsu tanganku mulai meremas buahdada indah tersebut yang kiri dan kanan secara bergantian.

    Ouh… betapa mengasyikkan dan puasnya dapat mempermainkan buah dada dari seorang wanita yang biasanya tertutup baju longgar dan jilbab yang lebar. Mulutku mulai menjilati dan menciumi seluruh permukaan kulis halus di sekujur tubuh terbukanya. Terkadang disertai dengan kecupan serta hisapan yang mengasyikan. Dan akhirnya bibirku menuju buah dadanya . Buah dada sekal dan montok itu aku hisap dan gigit-gigit gemas penuh nafsu, kemudian aku kebagian puting susunya yang sudah mulai tegak menantang. Kupilin-pilin dengan bibir dan lidahku..

    “Ouh…ouh…euh…..euh… ssstt…hhhssstttt…” Erangan halus dan desis nikmat keluar dari mulutnya tanpa disadarinya

    Tapi segera diam kembali setelah dia menyadarinya apa yang sedang terjadi. Tampak sekali terjadi pergulatan batin yang sangat hebat antara mempertahankan harga diri dan kehormatan melawan gairah nafsu yang sudah mulai bangkit mempengaruhinya. Hal ini tampak dari gerakan tubuhnya mulai menggelinjang dan merespon setiap sentuhan dan rangsangan yang kuberikan padanya. Peperangan antara rasa terhina dan rasa nikmat yang ia terima demikian hebatnya sehingga tampak dari keringat yang mulai bercucuran dari tubuhnya.

    Badan dan tubuhnya sangat menikmati rangsangan yang kuberikan tetapi pikirannya melarang untuk merespon, sehingga reaksi yang diberikan menjadi tidak konstan, terkadang melenguh menikmati dan terkadang lagi diam mematung tidak memberikan respon atas rangsangan yang kuberikan padanya. Tapi aku terus memberikan rangsangan-rangsangan kenikmatan padanya dengan terus memilin dan meremas buah dadanya yang indah.

    Usahaku memberikan hasil. Dia menjadi lebih sering mendesah dan melenguh menahan nikmat yang dirasakan, walaupun dengan malu-malu sambil tetap berusaha menjaga harga dirinya agar tidak jatuh dihadapanku.

    “Ouh… oohh…ouh….” Erangan nikmatnya menjadi lebih sering kudengar.

    Kedua tangannya mencengkram kasur dengan sangat kuat hingga urat-urat halus tangannya menonjol menandakan bahwa dia sedang dilanda kenikmatan dan rangsangan birahi yang teramat sangat.

    Aku mulai menanggalkan baju longgarnya dari tubuhnya dan menjatuhkannya kelantai. Mataku nanar diliputi nafsu yang semakin menggebu melihat tubuh bugil merangsang di hadapanku yang hanya menyisakan CD yang menghalangi keindahan vaginanya. Lalu kutanggalkan CD yang menghalangi pemandangan indah ini. Dan…. Terpampanglah tubuh telanjang yang benar-benar indah membangkitkan gelora birahi yang semakin tak tertahankan. Penisku semakin tegang melihat pemandangan itu

    Tanpa membuang waktu, aku menciumi kedua paha indah yang putih, mulus serta harum ini. Kugunakan lidahku untuk mengulas semua permukaan paha baik yang kiri maupun yang kanan secara bergantian.

    Erangannya menjadi semakin nyaring dan sering

    “Ouh…ohhh…Pak…ouh….ouh…” rupanya rasa malu dan marahnya sudah semakin kalah oleh rasa nikmat yang kuberikan.

    Bibir dan lidahku, lalu naik keatas kebagian selangkangannya yang menjanjikan berjuta-juta kenikmatan. Vagina itu begitu indah dikelilingi oleh rimbunnya jembut hitam nan halus. Kujilati jembut indah itu. Dia mengerang keras….

    ”Aaahh….ohhh”

    Badannya mulai bergetar seperti dialiri listrik, mulutnya ternganga dengan nafas seperti tertahan, lalu

    “Aahhh…ouh….ouh…” erangannya semakin keras menandakan bahwa harga dirinya semakin kalah oleh rasa nikmat yang kuberikan

    Kusibakkan bibir vagina yang menutupi liang vagina indahnya, terlihatlah lorong sempit memerah yang basah berlendir. Lidahku terjulur untuk mengkait-kait lorong itu. Badannya semakin bergetar dan erangannya sudah berganti menjadi jeritan-jeritan tertahan.

    “Aahh….Aahhh….Ouhh…nikmat…ouh….” mulutnya mulai meracau.

    Jempol tangan kananku tak diam, kugunakan untuk menekan dan memutar-mutar klentitnya yang semakin menonjol keras. Gerakannya sudah semakin menggila dan tangannya sudah tak malu-malu lagi mengusap dan menekan-nekan kepalaku agar lebih dalam memasukkkan lidahku kedalam liang vaginanya kurasakan semakin berkedut.

    “Aahh…aahhh… ouh…. Pak….ouh…..terusssss…ouh…” jeritannya semakin keras, pantatnya semakin maju menekan wajahku…

    Akhirnya dengan tak sabar kedua kakinya dia naikkan keatas pundakku dan menjepit leherku dengan keras sambil melonjak-lonjak tak karuan dan menjerit-jerit menjemput nikmat yang bertubi-tubi datang padanya hingga akhirnya ia menjerit panjang

    “Aaaaaaahhhhh…………….” Badannya melenting, pantatnya terangkat dan tangannya mencengkram kaku di kepalaku serta kakinya semakin keras menjepitku seperti tang raksasa .

    Lalu beberapa detik kemudian pantatnya berkedut-kedut dan liang vaginanya berkontraksi sangat hebat dan melamuri lidahku dengan cairan kenikmatan.

    Dan setelah itu badannya terhempas ke kasur, cengkraman tangannya dikepalaku melemah demikian juga dengan jepitan kakinya di leherku. Setelah itu yang kudengar adalah helaan nafas yang tersengal-sengal seperti orang baru selesai melakukan lari sprint 100 meter.

    Tanpa dia kehendaki, istri tetanggaku ini telah mengalami orgasme yang sangat hebat yang aku berikan dalam sesi pemanasan ini.

    Aku berdiri dipinggir kasur, kuperhatikan bahwa matanya terbuka dengan pandangan yang menggambarkan orang yang baru saja mendapatkan kenikmatan orgasme.

    “Bagaimana bu ? Enak khan..?” tanyaku menggodanya

    Dia hanya diam dan membuang muka, tapi dari wajahnya, kutahu dia tidak menampik dengan apa yang kuucapkan padanya. Dia hanya membuang muka…. malu….

    Aku mulai menanggalkan seluruh pakaian yang kukenakan. Kini akupun sudah telanjang bulat. Aku naik ke tempat tidur dan merangkak menghampiri dirinya, sambil berbisik

    “Sudahlah..Bu…, tak perlu malu…., nikmati saja…. Apalagi yang Ibu pertahankan dariku ? Semua bagian tubuh Ibu yang paling rahasiapun sudah aku jelajahi , bahkan Ibu sudah mendapatkan puncak kenikmatan orgasme yang akhir-akhir ini jarang Ibu dapatkan…” Kataku mempengaruhi pendiriannya , sambil kembali merangsang dirinya dengan memberikan ciuman hangat pada bibirnya dan meremas buah dadanya yang tak membosankan untuk diremas dan dipilin-pilin.

    Rupanya kata-kataku mempengaruhi pendiriannya sehingga akhirnya dia membalas ciumanku dengan sangat ganas dan bernafsu ditambah lagi bahwa dirinya memang sudah terbakar nafsu berahi setelah sekian lama aku berikan rangsangan-rangsangan yang mengantarnya mencapai orgasme yang sangat hebat.

    Ciumannya padaku semakin panas dan menggairahkan, bahkan tangannya sudah berani meremas dan mengocok penisku yang sudah sangat tegang. Akhirnya badannku kuputar 180 derajat sehingga kepalaku yang berada di atas menghadap vaginanya dan wajahnya yang berada di bawah menghadap penisku.

    Kurengkuh pantatnya yang montok lalu kembali lidah dan bibirku mempermainkan vaginanya sekali lagi dengan cara yang berbeda. Kembali dia melenguh..

    “Ouh….ouh…..Aku tak tahan…aku tak tahan…Ouhhh” erangnya.

    Tak kupedulikan erangannya, aku terus menjilati dan menghisap vaginanya dan terkadang aku tusukkan lidahku kedalam liang vaginanya yang beraroma khas. Gerakan pantatnya semakin menjadi. Dan tiba-tiba aku merasa bibirnya mulai melumat penisku dengan penuh nafsu.

    Aku…melayang…dengan apa yang dia lakukan sehingga bibir dan lidahku diam bekerja…. Jilatan dan hisapan pada penisku semakin bervariasi

    “Ouhh….” Akupun melenguh nikmat..

    Aku takut. Bahwa pertahannanku akan bobol, maka aku konsentrasikan mengoral kembali vaginanya dengan ganas dan cepat. Dia menjerit…

    “Aaah…pak…aku tak tahan……aku tak tahan.. masukkan…. Sekarang auh…”

    Tak kupedulikan permintaannya, aku semakin bersemangat mengoral vagina indah ini. Tiba-tiba badannya menghentak menggulingkan tubuhku kemudian dia bangun , memutarkan badannya , kemudian dalam posisi menungging dia mengarahkan penisku yang sedang berdiri tegak ke arah liang vaginanya yang sudah sangat basah, lalu menekan pantatnya ke bawah dan…

    Blessshh….Penisku mulai memasuki liang vaginanya perlahan-lahan. Mataku nanar berkunang-kunang merasakan kenikmatan yang sukar ‘tuk dibayangkan. Perlahan-lahan pantatnya mulai turun naik, sementara kedua tangannya merengkuh pundakku dari belakang sambil bibirnya dengan penuh nafsu menciumi dan menghisap bibirku.

    Gerakan pantatnya semakin cepat, kepala sudah mulai terdongak sambil mengeluarkan nafas mendengus seperti orang orang yang sedang ‘pushup’

    “Ehh..euh…hekks…hekss…euh…” dengusan itu terus menerus keluar seiring dengan hempasan pantatnya menekan selangkanganku sehingga penisku seperti dikocok-kocok, dipelintir dan dihisap-hisap dengan sangat nikmat. Mataku terbeliak-beliak menahan nikmat yang tak terperi

    Merasa kakinya kurang nyaman, akhirnya istri tetanggaku meluruskan kakinya sehingga dia telungkup menindih tubuhku. Tangannya masih meraih pundakku sebagai pegangan dan buah dadanya ditempelkan pada dadaku. Kemudian kembali memaju mundurkan pantatnya agar vaginanya dapat bergesekan dengan penisku dan penisku dapat keluar masuk hingga sampai ke pangkalnya.

    Gerakannya semakin cepat, kedua kakinya mulai kejang-kejang lurus dan erangannya semakin memburu

    “ Ouh…hekss….heks…heks…”

    Dan akhirnya…dia kembali menjerit panjang

    “Aaaaaahhhhkkkks……….”

    Badannya kembali melenting terdiam kaku, mulutnya menggigit pundakku dan kedua tangannya menarik pundakku dengan sangat keras dan kaku, dan beberapa detik kemudian keluar helaan nafas panjang darinya seperti melepas sesuatu yang sangat nikmat…

    ”Ouhhhhhh…”

    Pantatnya berkedut-kedut, dan terjadi konstraksi yang sangat hebat di dalam vaginanya yang kurasakan sangat mencengkram kuat-kuat seluruh batang penisku dan diakhiri dengan kedutan-kedutan dinding vagina yang memijit penisku membuatku diriku melenguh menerima sensasi yang sangat nikmat dari vagina istri tetanggaku ini.

    “ohh….” Keluhku.

    Kedutan pantatnya makin lama makin melemah dan akhirnya tubuhnya ambruk menindih tubuhku

    Cukup lama dia menikmati sensasi orgasme sambil telungkup lemas diatas tubuhku. Kemudian mata terbuka menatapku sambil berkata

    “Sudah sangat lama ..aku tak merasakan sensasi orgasme yang demikian nikmat…makasih pak ! “ katanya sambil mengecup bibirku. Sudah hilang rasa malu dan marahnya padaku.

    Aku hanya tersenyum manis padanya sambil membalas kecupannya dengan menghisap bibirnya dalam-dalam.

    Kedua tanganku memeluknya dan meletakkan telapak tanganku pada kedua pundaknya yang masih telungkup menindih tubuhku. Lalu pantatku, kugerakan keatas dan kebawah sambil kedua tanganku menarik pundaknya kebawah membuat penisku yang masih tegang menggesek dinding vagina dan memberikan kenikmatan padaku dan padanya. Penisku dengan lancar keluar masuk liang vaginanya yang masih tetap sempit menjepit dan meremas-remas penisku dengan ketat. Sensasi kenikmatan mulai kembali menjalari seluruh urat syarafku dan akupun mulai mendengus nikmat

    “Ouhhh…ouhh…”

    Akibat gerakanku ini, membangkitkan kembali gairahnya yang baru saja mendapatkan orgasme dan gesekan-gesekan ini memberikan kenikmatan-kenikmatan padanya sehingga akhirnya pantatnya kembali bergerak maju mundur dan keatas kebawah meraih kenikmatan yang lebih.

    Dia kembali memompakan tubuhnya diatas tubuhku, dan gerakannya makin lama semakin cepat dan kembali erangan nikmat nya yang khas keluar dari mulutnya

    “Ehh..euh…hekks…hekss…euh…” dengusan itu terus menerus keluar seiring dengan hempasan pantatnya menekan selangkanganku sehingga penisku seperti dikocok-kocok, dipelintir dan dihisap-hisap dengan sangat nikmat. Dan kembali mataku terbeliak-beliak menahan nikmat.

    Gerakannya semakin cepat, dan tak lama kemudian kembali kedua kakinya kejang-kejang lurus dan erangannya semakin memburu

    “ Ouh…hekss….heks…heks…”

    Dan akhirnya…dia kembali menjerit panjang

    “Aaaaaahhhhkkkks……….”

    Badannya kembali melenting terdiam kaku, mulutnya menggigit pundakku dan kedua tangannya menarik pundakku dengan sangat keras dan kaku, dan beberapa detik kemudian keluar helaan nafas panjang darinya seperti melepas sesuatu yang sangat nikmat…

    ”Ouhhhhhh…”

    Pantatnya berkedut-kedut, dan terjadi konstraksi yang sangat hebat di dalam vaginanya yang kurasakan sangat mencengkram kuat-kuat seluruh batang penisku dan diakhiri dengan kedutan-kedutan dinding vagina yang memijit penisku membuatku diriku melenguh kembali menerima sensasi yang sangat nikmat dari vagina istri tetanggaku ini.

    “ohh….” Keluhku.

    Kedutan pantatnya makin lama makin melemah dan akhirnya tubuhnya kembali ambruk menindih tubuhku untuk kesekian kalinya.

    Pencapaian orgasme yang ia dapatkan di atas tubuhku, terus dilakukannya berulang-ulang, hingga akhirnya untuk yang kesekian kalinya dia benar-benar ambruk diatas tubuhku dan tidak bisa bergerak lagi karena kehabisan tenaga.

    Dia menggelosorkan tubuhnya disamping tubuhku, sambil berbaring miring saling berhadapan dan berpelukan. Dia berkata padaku dengan tersengal-sengal kehabisan napas

    “Pak …aku sangat lelah… namun sangat puas…..tapi kepuasanku belum sempurna kalau vaginaku belum disemprot oleh ini..” katanya sambil meraih penisku yang masih tegang menantang.

    Luar biasa besar nafsu sex yang dimiliki istri tetanggaku yang berjilbab lebar ini. Apakah karena dia memang jarang mendapatkan nafkah batin dari suaminya yang jarang pulang, atau seperti dugaanku bahwa dia memiliki nafsu yang sangat besar karena buktinya dia sering membeli jamu-jamu kuat pada istriku.

    Aku yang belum mencapai puncak, tidak ingin berlama-lama istirahat takut nafsuku surut dan penisku melemah, maka aku mulai menindihnya dan tanganku kembali meremas-remas buah dada indah miliknya serta memilin-milin putting susunya yang menjulang menantang. Kemudian kembali bibirku menciumi bibirnya dengan penuh nafsu.

    Nafsunya bangkit kembali walaupun dengan tenaga yang masih lemah, tangannya meraih penisku dan diarahkan kedepan liang vaginanya, pahanya terbuka lebar memberi jalan pada penisku untuk segera menelusuri liang nikmat vaginanya. Ku dorong pantatku begitu kepala penisku tepat berada di liang vaginanya . Dan

    Blessh…., penisku kembali menjelajahi liang sempit yang sudah sangat basah milik istri tetanggaku ini dan “ouhh…” lenguh kami berbarengan menahan nikmat.

    Pantatku mulai mengayuhkan penisku agar lancar keluar masuk menggesek-gesek dinding vagina yang selalu memberikan sensasi nikmat. Gerakanku makin lama makin cepat dan berirama.

    Pinggulnya mulai bergerak membalas setiap gerakannku, sehingga lenguhanku dan erangan nikmat dari terdengar saling bersahutan

    “Ouh…ohhh…enak…banget…ohhhh…” dengusku..

    “Auh…auh…makasih Pak….ouh….nikmat…oh…” erangnya

    Gerakanku makin lama makin cepat dan keras tak beraturan sehingga terdengar suara yang cukup keras dari beradunya dua selangkangan

    Plok…plok…plok…

    Demikian pula dengan gerakan pinggulnya semakin keras menyambut setiap gerakan pantatku., sehingga bunyi beradunya selangkangan semakin keras

    Plok…plok…plok…

    Dan akhirnya mulutku mulai meracau..

    ”Ouh…Bu…Aku …mau … keluar, aku mau… keluar ouh…”

    Dan dia juga meracau sambil menarik-narik tubuhku dengan keras

    “ Ayo.. pak… bareng… bareng…”

    Dan akhirnya secara bersamaan kami menjerit bersahutan melepas nikmat mencapai orgasme. Badanku dan badannya melenting dan menjerit

    “Aaaaahhhh….”

    Dan …cret…cret…cret sperma kentalku terpancar beberapa kali membasahi seluruh rongga vagina istri tetanggaku ini dan dibalas dengan kontraksi dan kedutan-kedutan yang hebat didalam liang vaginanya yang menandakan kami mendapat puncak orgasme yang tak terlukiskan nikmatnya.

    Lalu badanku ambruk jatuh menimpa tubuhnya dan kugelosorkan kesamping tubuhnya agar tidak membebaninya. Kami berbaring sambil berpelukan dan merasakan sisa-sisa kenikmatan orgasme dengan mata terpejam dan nafas tersengal-sengal seperti habis berlari dikejar harimau.

    Tak lama kemudian , matanya terbuka dan memandangku dengan tatapan penuh kepuasan serta berkata dengan suara yang lemah

    “Baru kali ini aku dapat merasakan berkali-kali orgasme yang luar biasa nikmatnya dalam satu kali persetubuhan..huhh… benar-benar melelahkan namun sangat memuaskan dan tak mungkin terlupakan…” Katanya sambil mencium mesra bibirku.

    Lalu sambungnya lagi “Kalau tahu senikmat dan sepuas ini yang kudapat dari Bapak.. Bapak tidak perlu mengancamku segala…” katanya sambil tersenyum.

    “Dan aku rela … menanggung segala akibatnya asal aku bisa mendapatkan nikmat seperti ini dari Bapak…” katanya mulai melantur…

    Kuperhatikan jam dinding sudah menunjukkan jam 1.30 malam, sudah larut. Aku harus segera pulang. Maka aku berdiri dan mengenakan pakaianku dan bertanya padanya “Apakah kita bisa mengulanginya lain waktu ?”

    “Tentu…Pak, bahkan malah aku yang meminta pada bapak untuk bisa memberikan kenikmatan seperti tadi lagi dan lagi “ katanya sambil mencubit mesra pinggangku.

    Kemudian dia juga mengenakan pakaiannya kembali lengkap dengan jilbab lebarnya dan kami keluar kamar berbarengan. Sampai di ruang tamu, dia berhenti sejenak dan memberi isyarat padaku agar aku diam dulu di tempat dan dia akan keluar rumah melihat situasi di luar apakah ada orang. Dan setelah yakin tidak ada orang diluar dan memberi isyarat padaku bahwa di luar aman. Sebelum aku keluar dari rumah dia memberikan kecupan yang hangat dan mesra di bibirku sambil berbisik

    “Jangan lupa ya… seminggu 2 kali bapak harus memberi kenikmatan padaku…”

    Wah… nekad juga rupanya istri tetanggaku yang alim ini, jika sudah tahu sesuatu yang sangat nikmat yang bisa dia dapatkan dari diriku. Dengan mengendap-ngendap aku masuk ke rumahku dan kudapati istriku masih tidur dengan nyenyaknya.

    Sejak saat itu kami selalu menyempatkan diri secara sembunyi-sembunyi untuk berpacu meraih nikmat. Dan hal itu berlangsung sampai sekarang , tanpa aku tahu kapan hal ini akan berakhir. Tapi tingkah lakunya di lingkungan tidak berubah. Dia tetap tampak sebagai istri yang solehah dengan jilbab lebar dan baju longgar panjang yang selalu dikenakan. Tapi jika sudah berduaan denganku, dia bagaikan kuda liar dan binal yang bisa membuat diriku melayang-layang meraih nikmat.

    Ada kejadian mendebarkan yang pernah kami lakukan. Saat itu adalah hari sabtu dan istri tetanggaku pulang kerja jam 1 siang, sedangkan bagiku hari sabtu adalah hari libur. Istriku tidak ada di rumah mengajak jalan-jalan anakku sambil mengambil pesanan barang. Sedangkan pada saat itu aku sangat ingin menyetubuhi tetanggaku, karena hampir seminggu tidak ada kesempatan menikmati tubuhnya.

    Pada saat aku duduk di ruang tamu, kulihat tetanggaku menghampiri rumahku dan kemudian mengetuk pintu. Pintu kubuka, Dia terlihat kaget dan senang karena yang membuka adalah aku. Lalu dia bertanya

    “Ada Ibu , Pak ?”

    “Mau cari Ibu atau cari saya…?” kataku sambil berbisik.

    “Ibu bisa …, bapak juga boleh…” jawabnya sambil tersenyum. Lalu “Tapi kalau ketemu Ibu keperluannya beda..dengan bila bertemu dengan Bapak..” lanjutnya dengan penuh arti.

    “Masuk dulu, Bu ! ‘Nggak enak dilihat tetangga..” kataku mempersilahkan masuk.

    Diapun masuk dan duduk di kursi tamu yang membelakangi jendela, sementara itu pintu rumahku tetap terbuka, akupun bertanya padanya

    “Ada perlu apa, ke Ibu ?”

    “Biasalah… Pak, keperluan perempuan…, saya mau beli jamu kuat dan jamu khusus untuk wanita…, siap-siap… karena hari ini suami saya pulang…”

    “Kalau gitu…, jatah saya kapan..? padahal saya lagi pingin nich..!”

    “Sebenarnya saya juga lagi pingin…, tapi… gimana yah…?” dia menjawab dengan bingung.

    “Kalau sekarang.., gimana ? “ kataku sambil mengahmpiri dirinya dan duduk disebelahnya dan langsung menciumnya dengan nafsu.

    Dia membalas ciumanku, kemudian melepaskan ciumanku sambil mendorong tubuhku dan berkata

    “Ihh, nekad..!”

    “Habis…, udah ‘ga tahan sich..!” jawabku sambil mencubit dagunya dengan gemas

    “Sebenarnya…, saya juga udah ‘ga tahan…., tapi dimana…?, orang lain pasti akan curiga, kalau kita lakukan sekarang di kamar bapak ?” bisiknya dengan nafas yang mulai tersengal-sengal didorong hawa nafsu yang mulai sudah menguasainya.

    “Kita main disini saja, di ruang tamu, sehingga dari jendela kita bisa melihat kalau ada yang datang. Dan biarkan pintu terbuka… biar orang lain tak curiga…” Usulku nekad.

    Kebetulan pintu tamuku sejajar dengan pintu pagar, sehingga dari jendela akan terlihat kalau ada yang akan masuk ke halaman rumahku. Tetapi posisi ruang tamuku agak tersembunyi sehingga segala aktivitas di dalamnya tidak terlhat dari luar.

    “Jangan ah.., Pak. Berbahaya….” Jawabnya, namun nampaknya dia sudah mulai tergoda dengan usulku.

    “’Ngga lah… asal kitanya jangan bersuara….., saya ingin merasakan sensasi nikmat bercampur rasa takut ketahuan…….” Aku semakin memaksanya sambil kembali melumat bibirnya dengan nafsu yang membara.

    Nampaknya gairah nafsu berahi sudah menguasainya sehigga melupakan rasa takutnya dan dia membalas lumatan bibirku dengan ganas dan kedua tangannya merengkuh kepalaku agar semakin rapat bibir kami menempel. Tanganku meremas buah dadanya yang terhalang oleh baju longgar dan jilbab yang dikenakannya. Matanya terpejam menikmati ciuman yang panas bergelora. Dan dia semakin liar menciumku sambil menahan agar erangan nikmat tak keluar dari mulutnya.

    Nafas kami berdua semakin tersengal-sengal, tanganku beralih ke bawah, kutarik baju panjang yang menutup kaki dan pahanya dan tanganku langsung menyusup keselangkangannya. Kurasakan CD-nya sudah sangat basah, rupanya sensasi bercinta sambil was-was takut ketahuan membuat gairah rangsangan melayang tinggi begitu cepat dan membanjiri vaginanya.

    Kusisipkan jari-jariku dari pinggir CD yang dikenakan, sehingga jari tanganku menyentuh permukaan vagina yang ditumbuhi jembut lembut yang merangsang. Dengan penuh nafsu tanganku mengusap bahkan mengobok-obok permukaan vigina yang semakin memacu gairahku. Jari-jariku mempermainkan lipatan vaginanya yang basah. Tetanggaku mengatupkan bibirnya rapat-rapat dan giginya gemeretak menahan nikmat yang menimpa dirinya dan menahan nafas agar suara erangan nikmatnya tak keluar.

    Lalu jempol memutar dan menekan klitorisnya yang menonjol keras, badannya bergetar…, mulutnya semakin rapat tertutup.., kepala terdongak dengan mata yang terpejam. Nafasnya semakin terengah-engah menahan nikmat yang tak terhingga.

    Sementara jempolku memberikan rangsangan kenikmatan pada dirinya, jari tengahku kuputar dengan gerakan mengebor menembus liang vagina yang semakin basah dan licin. Tubuhnya bergelinjang hebat dan melonjak-lonjak melambungkan dirinya sehingga melayang-layang. Gerakan jari tengahku yang menerobos liang vagina sambil berputar terus kuperdalam dan badannya semakin bergelijang hebat, kepalanya semakin keras menekan sandaran kursi sehingga pinggangnya melenting, dengan suara yang tertahan keluar lenguhan nikmat tanpa dapat dia tahan

    “Uuhhhhh……”

    Jempolku terus menekan dan memutar klitorisnya, sedangkan jari tengahku semakin cepat memutar dan mengocong liang vaginanya. Tubuhnya semakin hebat terguncang hingga akhirnya melenting kejang dan kaku, dan dari mulutnya keluar suara tercekik..

    ”Akkkhhhhh…..”. Jari tengahku terasa seperti dijepit oleh dinding basah dengan sangat kuat disertai dengan kedutan-kedutan yang keras dan cepat.

    Lalu tubuhnya melemas dan punggungnya terhempas pada sandara kursi.

    Nafasnya tersengal-sengal seperti atlit yang baru mencapai finish. Ya…, tetanggaku baru saja mencapai finish dengan memperolah kenikmatan orgasme yang sangat sensasional.

    Aku mencabut jariku dari liang vaginanya yang becek, ku arahkan jari tengahku pada hidungku dan kuhirup dalam-dalam aroma lendir vagina yang menempel pada jari tengahku yang basah kuyup itu . Aroma itu begitu merangsang berahiku dan membuatku nikmat. Aku begitu menikmati aroma vagina itu lalu dengan penuh perasaan kujilati lendir vagina yang menempel dijariku dengan jilatan-jilatan yang rakus hingga jari tengahku kesat bersih dari lendir vagina yang menempel.

    Di dalam kelelahannya, tetanggaku memperhatikan apa yang kulakukan, dia merasa puas dan bangga melihat aku dengan rakusnya menjilati lendir vaginanya yang menempel di jariku. Gairahnya gembali bangkit mengalahkan rasa lelah yang menderanya. Tubuhya bangkit, Tangannya membuka sleting celana panjangku dan mengeluarkan batang penisku yang sangat keras dan tegang dari pinggir CD yang kukenakan.

    Penisku langsung berdiri bebas dengan gagahnya terbebas dari kungkungan celanaku. Tetanggaku menggenggam pangkal penisku dengan jari-jarinya yang halus dan secara perlahan dan pasti lidahnya terjulur menjilati kepala penisku, bahkan seluruh batang penisku dijilatinya dengan penuh gairah seperti sedang menjilati es krim yang sangat nikmat. Akupun melenguh pelan menahan

    nikmat..”Uhhh…”.

    Jilatannya begitu lincah bergairah dan membuatku melayang-layang nikmat pantatku melonjak-lonjak sehingga kepala penisku menekan-nekan mulutnya, seperti sedang mengejar sesuatu yang lebih nikmat. Nafasku semakin memburu ketika dengan asyik dan penuh gairah dia terus menjilati kepala penisku tanpa memperhatikan gelinjang tubuhku yang semakin keras menekan mulutnya. Lalu

    “Akhhhhs…” Suaraku seperti tercekik dan nafas sesak, ketika secara tiba-tiba mulut tetanggaku mencaplok batang penisku.

    Rongga mulutnya terasa panas dan sangat nikmat sehingga membuat mulutku ternganga, badanku kaku dan dadaku sesak susah bernafas.

    Dengan lincahnya, tetanggaku terus mengocok dan menghisap penisku membuatku semakin melayang. Jilbab yang dikenakannya bergoyang-goyang menampilkan pemandangan yang sangat erotis dari seorang wanita berjilbab lebar yang sedang asyik memberikan kenikmatan oral pada diriku.

    Penisku yang berada dalam genggaman tangan dan mulutnya terasa makin membengkak keras. Menyadari itu tetanggaku semakin bergairah mengoralku dan berharap mulutnya dapat disemprot oleh spermaku pada saat aku orgasme. Sebagaimana yang sering terjadi jika dia mengoral suaminya dan dia sangat puas, bahagia dan bangga jika dapat membuat suaminya orgasme oleh oralnya. Dan selama ini dia selalu berhasil membuat suaminya orgasme.

    Gerakan oralnya semakin bevariasi membuatku semakin melayang dan penis yang semakin membengkak. Namun aku belum juga mencapai puncak, hanya nafasku saja yang semakin tersengal-sengal dan batang penis yang semakin keras membengkak.

    Akhirnya dia tak tahan oleh nafsunya sendiri yang terus meningkat minta dipuaskan, vaginanya terasa sangat basah dan gatal. Dia bangkit melepaskan penisku dari mulutnya kemudian melepaskan CD-nya yang sudah sangat basah. CD itu dimasukkannya ke dalam saku baju longgar yang masih menempel di tubuhnya. Kemudian berdiri membelakangiku.

    Aku tahu apa yang dilakukannya. Kuhentikan gerakannya dan dudukku pindah ke kursi yang langsung menghadap jendela sehingga kami bisa lihat jika ada yang mau masuk ke pagar rumahku. Aku masih berpakaian lengkap, hanya penisku saja yang menerobos keluar dari sleting celana yang terbuka.

    Istri tetaggaku berdiri mengangkangi pahaku dengan paha yang terbuka lebar, dia menarik ujung bawah baju longgarnya hingga ke pinggang dan kubantu pegangi ujung baju itu agar tidak melorot jatuh. Lututnya menekuk agar pantatnya mendekati selangkanganku, dia raih penisku dan diarahkan ke mulut liang vaginanya yang sangat basah. Lalu….

    Blesshhh…. perlahan-lahan dia menurunkan pantatnya hingga kepala penisku menerobos liang vaginanya. Gerakannya demikian perlahan, sehingga penerobosan kepala penisku pada liang vaginanya begitu lama dan sangat nikmat, mataku terpejam menikmati nikmat yang kurasakan dan dengan pelan mulutku mengeluh.

    “Uhhh…..”

    Gerakan penerobosan itu terhenti ketika pantatnya menekan sangat rapat bagian bawah perutku sehingga batang penisku amblas hingga kepangkalnya. Dia menekan cukup lama vaginanya, kurasakan sambutan meriah dilakukan oleh dasar liang vaginanya terhadap kepala penisku. Kepala penisku serasa dihisap dan diremas nkmat oleh vagina tetanggaku ini. Dinding vaginanya tak henti-hentinya berkedut memberikan sensasi nikmat pada ujung-ujung syarat nikmat yang ada pada seluruh permukaan kepala dan batang penisku.

    Secara perlahan pinggulnya berputar agar batang penisku mengucek dan mengocok dinding vaginanya, kenikmatan semakin melambungkanku. Semakin lama gerakan pinggulnya semakin bervariasi, berputar, melonjak, bergoyang, patah-patah bahkan maju-mundur membua batang penisku seperti diplintir dan digiling oleh mesin penggilingan nikmat.

    Semakin lama gerakannya semakin cepat, dan nafasnya semakin memburu dan tak lama kemudian badannya melonjak-lonjak keras dan diakhiri dengan tekanan vagina yang sangat kuat sehingga penisku masuk sedalam-dalamnya, dinding vaginanya dengan dahsyat memeras dan menjepit batang penisku dengan sangat kuat serta kedutan-kedutan dinding vagina begitu cepat.

    Badannya terdiam kaku, mulutnya terkatup rapat menahan agar jeritan nikmatnya tak keluar dan kepalanya ditekankan pada pundakku, lalu beberapa detik kemudian badannya terhempas lunglai diatas tubuhku, nafasnya terengah-engah. Kusibakan jilbab lebar yang menutupi wajahku, tetanggaku menoleh kearahku dan menciumku lembut dan mesra sebagai tanda bahwa sangat puas dengan orgasme yang baru digapainya.

    Sambil berciuman kurasakan bahwa jepitan dan kedutan dari dinding vaginanya semakin melemah, pantatku menghentak keatas, sehingga batang penisku yang masih tegang menggesek dinding vagina yang semakin basah dan licin, rasa nikmat kembali menjalar ditubuhku mengakibatkan pantatku tanpa dapat kukendalikan pantatku menghentak-hentak agar gesekan dan kocokan penisku di dalam vaginanya terus-menerus memberikan rasa nikmat pada penisku.

    Hentakan-hentakan tubuhku menyebabkan gairah kembali bangkit dan dia membalas hentakan-hentakan pantatku dengan gerakan pinggul yang liar, semakin lama semakin liar dan tak lama kemudian kembali dia mengejang menggapai nikmat dengan mulut yang terkatup rapat ditandai dengan remasan dan jepitan yang kuat dari dinding vaginanya pada batang penisku.

    Beberapa kali dia mencapai orgasme dalam posisi seperti itu dalam jeda waktu hanya beberapa menit untuk setiap pencapaian orgasme berikutnya.Hingga akhirnya dia benar-benar terkulai lemah tidak mampu membalas hentakan-hentakanku. Kubiarkan dia terkulai beberapa menit di atas tubuhku sambil badannya kepeluk dari belakang dan pipinya kucium dan secara perlahan kuremas-remas buahdadanya dari luar baju longgarnya.

    Setelah kurasakan tenaganya terkumpul, kuangkat tubuhnya agar kerdiri bersamaaan dengan tubuhku, namun kutahan agar penisku tidak lepas dari vaginanya, kudorong tubuhnya agar mendekat ke kursi tamu yang berada tepat membelakangi jendela, kutekan punggungnya agar membungkukkan badan dengan memegang bagian atas sandaran kursi yang berada di pinggir jendela sebagai pegangan untuk menjaga keseimbangan tubuhnya, Sedangkan penisku masih menusuk vaginanya dari belakang melalui belahan pantatnya, suatu posisi dogy style sambil berdiri. Ujung baju lebar yang ia kenakan semakin aku sibakkan ke arah pinggangnya sehingga kedua tanganku dapat memegang pantatnya yang putih bulat menggairahkan.

    Perlahan aku mulai mengerakkan pantatku agar penisku menusuk-nusuk vaginanya lebih dalam. Cengkraman vaginanya dalam posisi seperti ini semakin kuat menjepit membuat kenikmatanku semakin bertambah, basah dan licinnya vagina membuat gesekan dan kocokan penisku begitu lancar di dalam vaginanya. Kepalanya terangguk-angguk menerima hentakan dan dorongan pinggulku.

    Kenikmatan kembali menjalar ke seluruh pebuluh darahnya, dia membalas sodokan penisku dengan menggoyang dan memutar pinggulnya laksana seorang penari dangdut membuat kenikmatan yang kuterima semakin bertambah. Semakin lama goyang pinggulnya semakin liar dan menghentak-hentak dan tak memerlukan waktu lama kembali tubuhnya kejang kaku, tangannya mencengkram sandaran kursi dengan sangat kuat, kepalanya terdongak ke atas. Dengan jerit tertahan kembali dia mengalami orgasme yang hebat. Kudiamkan sejenak ketika dia menikmati sensasi orgasmenya, karena pada saat itu aku sangat menikmati cengkraman, jepitan dan kedutan-kedutan dinding vagina pada penisku.

    Setelah kedutan dan cengkraman dinding vaginanya melemah, kembali aku menusuk-nusukkan penisku. Setelah beberapa detik kemudian pinggulnya kembali bergerak liar membalas sodokan-sodokan penisku, dan hanya beberapa menit berselang kembali dia mengalami orgasme untuk yang entah keberapa kalinya pada saat itu.

    Beberapa kali ia orgasme dalam posisi seperti itu hingga akhirnya tubuhnya ambruk ke atas kursi dan mengeluh pelan dan panjang.

    “Uuhhhhhhh………”

    Pada saat itu, aku merasa orgasme akan menghampiriku, maka tubuhnya langsung kubalik agar telentang dengan kepala berada pada sandaran kursi bagian tengah. Kedua tanganku kugunakan untuk membuka lebar-lebar pahanya sehingga vaginanya yang basah dan licin semakin jelas terlihat mempesona. Kuarahkan kepala penisku pada mulut liang vaginanya dan dengan cepat kudorong penisku hingga amblas sampai ke pangkalnya. Lalu dengan semangat yang menggila aku pompa tubuhnya dengan hentakan-hentakan yang liar dan tak terkendali.

    Beberapa saat sebelum aku meraih puncak orgasmeku, samar-samar kulihat istri dan anakku pulang dan sedang ngobrol dengan temannya beberapa meter sebelum tiba di depan rumah. Rasa takut yang datang tiba-tiba menyebabkan aku menjerit tertahan dan spermakupun muntah tanpa dapat kubendung. Cret…..cret…. cretttt……. Uhhh…. suatu pencapaian oragsme yang sangat mendebarkan dan membuat jatung ini serasa mau copot.

    Dengan tergesa-gesa aku mencabut penisku yang masih beberapa kali memancarkan sperma, sehingga beberapa tetes sperma menempel pada baju longgar yang dikenakan tetanggaku. Kumasukkan penisku yang masih setengah tegang ke balik celanaku dan kutarik sleting. Aku sedikit khawatir karena bagian depan celanaku begitu basah oleh cairan kenikmatan tetanggaku. Aku langsung mengeluarkan beberapa dus jamu dari dalam lemari dan menyimpannya di atas meja, sementara tetanggaku berusaha merapihkan baju longgar dan jilbabnya agar tidak mencurigakan. Ada sedikit basah di sana-sini oleh keringat kami yang membanjir.

    Tetanggaku berusaha duduk tenang, dan tak lama kemudian istri dan anak-anakku masuk ke rumah melalui pintu yang sengaja terbuka.

    “Eehhh… ada tamu…! Udah lama, Bu ?” kata istriku seraya matanya melirik beberapa dus jamu yang kusimpan di atas meja.

    “Ahh…., ‘Ngga… baru saja…., Anu bu …, saya mau beli jamu yang biasa…, namun ternyata bapak tidak tahu, malah akhirnya dia perlihatkan semuanya pada saya…” Sahut tetanggaku berbohong dengan lihainya, sambil berusaha menutupi kegugupannya….

    “Oohhh…, emangnya bapak udah pulang ? ” tanya istriku dengan senyum penuh arti

    “Kabarnya malam ini dia pulang…” jawab tetanggaku pula

    “Harus siap-siap dong…., biar asyik !” goda istriku sambil tertawa genit pada tetanggaku, kemudian dia menambahkan lagi “Panas sekali udara saat ini, Badan saya saya basah oleh keringat…” Kata istriku memperlihatkan bajunya yang basah oleh keringat.

    “Betul.., Bu ! Akan turun hujan barangkali…..” jawab tetanggaku seolah-olah mendapatkan alasan yang tepat atas keringat yang membasahi baju longgarnya.

    Kutinggalkan mereka berdua di ruang tamu dan aku masuk ke kamarku sambil berbaring dan merenung kejadian luar biasa yang baru saja terjadi. Tak lama kemudian tetanggaku pulang dan istriku menghampiriku. Dia duduk di pinggir tempat tidur dan berkata

    “Pah…, kalau pipis jangan jorok…, malu kan sama tetangga, lihat tuh bagian depan celana Papah basah !” sambil menunjuk bagian depan celanaku.

    “Anu…, Mah tadi tersiram dari gayung…, waktu papah pipis” kataku berbohong.

    Kejadian itu betul-betul mendebarkan, namun aku merasakan sensasi yang luar biasa pada waktu melakukannya, apalagi hampir-hampir saja istriku memergoki apa yang kami lakukan. oleh sebab itu sejak hari itu, aku selalu berhati-hati jika ingin bercinta dengan tetanggaku.

    Cerita Panas Tetangga,Cerita Bokep,Cerita Ngentot,Cerita Dewasa,Cerita Seks,Cerita Sedarah,Cerita Sex Tante,Cerita Sex ABG,Cerita Sex Mesum.

  • Pengalaman Ngentot Tante Linda Super Montok – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Pengalaman Ngentot Tante Linda Super Montok – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    2270 views

    Perawanku – Namaku Ade, umurku waktu itu sekitar 19 tahun, aku kini kuliah di OSU, Amerika. Kebetulan aku kost di salah satu kenalan Oom aku di sana yang bernama Tante Linda. Wuih, dia itu orangnya baik benar kepadaku. Kebetulan dia seorang istri simpanan bule yang kaya raya tapi sudah tua.

    Jadilah aku kost di rumahnya yang memang agak sepi, maklumlah di sana jarang memakai pembantu sih. Tante Linda ini orangnya menurutku sih seksi sekali. Buah dadanya besar bulat seperti semangka dengan ukuran 36C. Sedangkan tingginya sekitar 175 cm dengan kaki langsing seperti peragawati. Sedangkan perutnya rata soalnya dia belum punya anak, yah maklumlah suaminya sudah tua, jadi mungkin sudah loyo. Umurnya sekitar 33 tahun tapi kulitnya masih mulus dan putih bersih. Hal ini yang membuatku betah berlama-lama di rumah kalau lagi nggak ada urusan penting, aku malas keluar rumah. Lagian aku juga bingung mau keluar rumah tapi nggak tahu jalan.

    Dan sehari -harinya aku cuma mengobrol dengan Tante Linda yang seksi ini. Ternyata dia itu orangnnya supel benar nggak canggung cerita-cerita denganku yang jauh lebih muda. Dari cerita Tante Linda bisa aku tebak dia itu orangnya kesepian banget soalnya suaminya jarang pulang, maklum orang sibuk. Makanya aku berupaya menjadi teman dekatnya untuk sementara suaminya lagi pergi. hari demi Hari keinginanku untuk bisa mendapatkan Tante Linda semakin kuat saja, lagi pula si Tante juga memberi lampu hijau kepadaku. Terbukti dia sering memancingmancing gairahku dengan tubuhnya yang seksi itu. Kadang-kadang kupergok Tante Linda lagi pas sudah mandi, dia hanya memakai lilitan handuk saja, wah melihat yang begitu jantungku deg – degan rasanya, kepingin segera membuka handuknya dan melahap habis tubuh seksinya itu. Kadang- kadang juga dia sering memanggilku ke kamarnya untuk mengancingkan bajunya dari belakang. Malah waktu itu aku sempat mengintip dia lagi mandi sambil masturbasi. Wah pokoknya dia tahu benar cara mancing gairahku.

    Sampai pada hari itu tepatnya hari Jumat malam, waktu itu turun hujan gerimis, jadi aku malas keluar rumah, aku di kamar lagi main internet, melihat gambar-gambar porno dari situs internet, terus tanpa sadar kukeluarkan kemaluanku yang sudah tegang sambil melihat gambar perempuan bugil. Kemudian kuelus-elus batang kemaluanku sampai tegang sekali sekitar 15 cm, habis aku sudah terangsang banget sih. Tanpa kusadari tahu-tahu Tante Linda masuk menyelonong saja tanpa mengetuk pintu, saking kagetnya aku nggak sempat menutup batang kemaluanku yang sedang tegang itu. Tante Linda sempat terbelalak melihat batang kemaluanku yang sedang tegang, langsung saja dia bertanya sambil tersenyum manis.

    “Hayyoo lagi ngapain kamu De?”
    “Aah, nggak Tante lagi main komputer”, jawabku sekenanya.
    Tapi Tante Linda sepertinya sadar kalau aku saat itu sedang mengelus-elus batang kemaluanku.
    “Ada apa sih Tante?” tanyaku.
    “Aah nggak, Tante cuma pengen ajak kamu temenin Tante nonton di ruang depan.”
    “Ohh ya sudah, nanti saya nyusul yah Tan”, jawabku.
    “Tapi jangan lama-lama yah”, kata Tante Linda lagi.
    Setelah itu aku berupaya meredam ketegangan batang kemaluanku, lalu aku beranjak keluar kamar tidur dan menemani Tante Linda nonton film semi porno yang banyak mengumbar adegan-adegan syuuurr.

    Melihat film itu langsung saja aku jadi salah tingkah, soalnya batang kemaluanku langsung saja bangkit lagi nggak karuan. Malah malam itu Tante Linda memakai baju yang seksi sekali, dia memakai baju yang ketat dan gilanya dia nggak pakai bra, soalnya aku bisa lihat puting susunya yang agak muncung ke depan. Karuan saja, gairahku memuncak melihat pemandangan seperti itu, tapi yah apa boleh buat aku nggak bisa apa-apa. Sedangkan batang kemaluanku semakin tegang saja sehingga aku mencoba bergerak-gerak sedikit guna membetulkan letaknya yang miring. Melihat gerakan-gerakan itu Tante Linda langsung menyadari sambil tersenyum ke arahku.

    “Lagi ngapain sih kamu De?”
    “Ah nggak Tante..”
    Sementara itu Tante Linda mendekatiku sehingga jarak kami semakin dekat dalam sofa panjang itu.
    “Kamu terangsang yah De, lihat film ini?”
    “Ah nggak Tante biasa aja”, jawabku mencoba mengendalikan diri. Bisa kulihat payudaranya yang besar menantang di sisiku, ingin rasanya kuhisap -hisap sambil kugigit putingnya yang keras. Tapi rupanya hal ini tidak dirasakan olehku saja, Tante Linda pun rupanya juga sudah agak terangsang sehingga dia mencoba mengambil serangan terlebih dahulu.

    “Menurut kamu Tante seksi nggak De?” tanyanya.
    “Wah seksi sekali Tante”, kataku.
    “Seksi mana sama yang di film itu?” tanyanya lagi sambil membusungkan buah dadanya sehingga terlihat semakin membesar.
    “Wah seksi Tante dong, abis Tante bodynya bagus sih.” kataku.
    “Ah masa sih?” tanyanya.
    “Iya bener Tante, sumpah…” kataku.

    Jarak duduk kita semakin rapat karena Tante Linda terus mendekatkan dirinya padaku, lalu dia bertanya lagi kepadaku,
    “Kamu mau nggak kalo diajak begituan sama Tante?”
    “Mmaaauu Tante…” Ah seperti dapat durian runtuh kesempatan ini tidak aku sia-siakan, langsung saja aku memberanikan diri untuk mencoba mendekatkan diri pada Tante Linda.
    “Wahhhh barang kamu gede juga ya De…” katanya.
    “Ah Tante bisa aja deh… Tante kok kelihatannya makin lama makin seksi aja sih.. sampe saya gemes deh ngeliatnya…” kataku.
    “Ah nakal kamu yah De”, jawab Tante Linda sambil meletakkan tangannya di atas kemaluanku, lalu aku mencoba untuk tenang sambil memegang tangannya.
    “Waah jangan dipegangin terus Tante, nanti bisa tambah gede loh”, kataku.
    “Ah yang bener nih?” tanyanya.
    “Iya Tante.. ehhh, eehhh saya boleh pegang itu Tante nggak?” kataku.
    “Pegang apa?” tanyanya.
    “Pegang itu tuh..” kataku sambil menunujukkan ke arah buah dada Tante yang besar itu.
    “Ah boleh aja kalo kamu mau.”

    Wah kesempatan besar nih, tapi aku agak sedikit takut pegang buah dadanya, takut dia marah tapi tangan si Tante sekarang malah sudah mengelus-elus kemaluanku sehingga aku memberanikan diri untuk mengelus buah dadanya.
    “Ahhh.. arghhh enak De.. kamu nakal yah”, kata Tante sembari tersenyum manis ke arahku, spontan saja kulepas tanganku.
    “Loh kok dilepas sih De?”
    “Ah, takut Tante marah”, kataku.
    “Ooohh nggak sayang… kemari deh.”

    Tanganku digenggam Tante Linda, kemudian diletakkan kembali di buah dadanya sehingga aku pun semakin berani meremas -remas buah dadanya. “Aaarrhh… sshh”, rintihan Tante semakin membuatku penasaran, lalu aku pun mencoba mencium Tante Linda, sungguh diluar dugaanku, Tante Linda menyambut ciumanku dengan beringas, kami pun lalu berciuman dengan mesra sekali sambil tanganku bergerilya di buah dadanya yang sekal sekali itu. “Ahhh kamu memang hebat De.. terusin sayang.. malam ini kamu mesti memberikan kepuasan sama Tante yah.. ahhh.. arhhh.”
    “Tante, saya boleh buka baju Tante nggak?” tanyaku.
    “Oohhhh silakan sayang”, lalu dengan cepat kubuka bajunya sehingga buah dadanya yang besar dengan puting yang kecoklatan sudah berada di depan mataku, langsung saja aku menjilat-jilat buah dadanya yang memang aku kagumi itu. “Aahhh… arghhh…” lagi-lagi Tante mengerangerang keenakan. “Teruss.. terusss sayang… ahhh enak sekali…” lama aku menjilati buah dada Tante Linda, hal ini berlangsung sekitar 10 menitan sehingga tanpa kusadari batang kemaluanku juga sudah mulai mengeluarkan cairan bening pelumas di atas kepalanya.

    Lalu sekilas kulihat tangan Tante Linda sedang mengelus-elus bagian klitorisnya sehingga tanganku pun kuarahkan ke arah bagian celananya untuk kupelororti. “Aahhh buka saja sayang… jangan malu-malu… ahhhh…” nafas Tante Linda terengah -engah menahan nafsu, seperti kesetanan aku langsung membuka celananya dan kuciumi CD-nya. Waah, dia lagsung saja menggelinjang keenakan, lalu kupelorotkan celana dalamnya sehingga sekarang Tante Linda sudah bugil total. Kulihat liang kemaluannya yang penuh dengan bulu yang ditata rapi sehingga kelihatan seperti lembah yang penuh dengan rambut. Lalu dengan pelan -pelan kumasukan jari tengahku untuk menerobos lubang kemaluannya yang sudah basah itu. “Aahrrrh… sshh… enak De.. enak sekali”, jeritnya. Lalu kudekatkan mukaku ke liang kemaluannya untuk menjilati bibir kemaluannya yang licin mengkilap itu, lalu dengan nafsu kujilati liang kemaluan Tante dengan lidahku turun naik sepeti mengecat saja. Tante Linda semakin kelabakan, dia menggoyangkan kepalanya ke kanan dan ke kiri sambil memeras buah dadanya sendiri. “Aahhh… sshhh come on baby.. give me more, give me more… ohhhh”, dengan semakin cepat kujilati klitorisnya dan dengan jari tanganku kucoblos lubang kemaluannya yang semakin lama semakin basah.

    Beberapa saat kemudian tubuhnya bergerak dengan liar sepertinya dia mau orgasme. Lalu kupercepat tusukan-tusukan jariku sehingga dia merasa keenakan sekali lalu seketika dia menjerit, “Oohh aaahh… Tante sudah keluar sayang… ahhh”, sambil menjerit kecil pantatnya digoyang-goyangkan untuk mencari lidahku yang masih terus menjilati bagian bibir kemaluannya sehingga cairan orgasmenya kujilati sampai habis. Kemudian tubuhnya tenang seperti lemas sekali, lalu dia menarik tubuhku ke atas sofa. “Wah ternyata kamu memang hebat sekali, Tante sudah lama tidak sepuas ini loh…” sambil mencium bibirku sehingga cairan liang kemaluannya berlepotan ke bibir Tante Linda. Sementara itu batang kemaluanku yang masih tegang di eluselus oleh Tante Linda dan aku pun masih memilin-milin puting Tante yang sudah semakin keras itu. “Aahh..” desahnya sambil terus mencumbu bibirku. “Sekarang giliran Tante sayang… Tante akan buat kamu merasakan nikmatnya tubuh Tante ini.

    Tangan Tante Linda segera menggerayangi batang kemaluanku lalu digenggamnya batang kemaluanku dengan erat sehingga agak terasa sakit, tapi kudiamkan saja habis enak juga diremas-remas oleh tangan Tante Linda. Lalu aku juga nggak mau kalah, tanganku juga terus meremas-remas payudaranya yang indah itu. Terus terang aku paling suka dengan buah dada Tante Linda karena bentuknya yang indah sekali, juga besar berisi alias montok. “Aahhh… shhh,”, rupanya Tante Linda mulai terangsang kembali ketika tanganku mulai meremas-remas buah dadanya dengan sesekali kujilati dengan lidah pentilnya yang sudah tegang itu, seakanakan seperti orang kelaparan kuemut-emut terus puting susunya sehingga Tante Linda menjadi semakin blingsatan.
    “Ahh kamu suka sekali sama dada Tante yah De?”
    “Iya Tante, abis tetek Tante bentuknya sangat merangsang sih, terus besar tapi masih tetep kencang…”
    “Aahhh kamu emang pandai muji orang De..”

    Sementara itu tangannya masih terus membelai batang kemaluanku yang kepalanya sudah berwarna kemerahan tetapi tidak dikocok hanya dielus-elus. Lalu Tante Linda mulai menciumi dadaku terus turun ke arah selangkanganku sehingga aku pun mulai merasakan kenikmatan yang luar biasa sampai pada akhirnya Tante Linda jongkok di bawah sofa dengan kepala mendekati batang kemaluanku. “Wahh batang kemaluanmu besar sekali De… nggak disangka kamu nggak kalah besarnya sama punya orang bule”, Tante Linda memuji-muji batang kemaluanku.

    Sedetik kemudian dia mulai mengecup kepala batang kemaluanku yang mengeluarkan cairan bening pelumas dan merata tersebut ke seluruh kepala batang kemaluanku dengan lidahnya. Uaah, tak kuasa aku menahan erangan merasakan nikmatnya service yang diberikan Tante Linda malam itu. Lalu dia mulai membuka mulutnya lalu memasukkan batang kemaluanku ke dalam mulutnya sambil menghisap-hisap dan menjilati seluruh bagian batang kemaluanku sehingga basah oleh ludahnya. Aku pun nggak mau kalah, sambil mengelus-elus rambutnya sesekali kuremas dengan kencang buah dadanya yang montok sehingga Tante Linda bergelinjang menahan kenikmatan. Selang beberapa menit setelah Tante melakukan hisapannya, aku mulai merasakan desiran -desiran kenikmatan menjalar di seluruh batang kemaluanku lalu kuangkat Tante Linda kemudian kudorong perlahan sehingga dia telentang di atas karpet. Dengan penuh nafsu kuangkat kakinya sehingga dia mengangkang tepat di depanku.
    “Ahh De ayolah masukin batang kemaluan kamu ke Tante yah.. Tante udah nggak sabar mau ngerasain tempe Tante disodok-sodok sama batangan kamu yang besar itu.”
    “Iiiya Tante”, kataku.

    Lalu aku mulai membimbing batang kemaluanku ke arah lubang kemaluan Tante Linda tapi aku nggak langsung memasukkannya tapi aku gesek-gesekan ke bibir kemaluan Tante Linda sehingga Tante Linda lagi-lagi menjerit keenakan, “Aahhh.. yes.. yes.. oh good.. ayolah sayang jangan tanggung-tanggung masukinnya…” lalu aku mendorong masuk batang kemaluanku. Uh, agak sempit rupanya lubang kemaluan Tante Linda ini sehingga agak susah memasukkan batang kemaluanku yang sudah besar sekali itu. “Aahh.. shhh.. aoh.. oohhh pelan-pelan sayang.. terusterus… ahhh”, aku mulai mendorong kepala batang kemaluanku ke dalam lubang kemaluan Tante Linda sehingga Tante Linda merasakan kenikmatan yang luar biasa ketika batang kemaluanku sudah masuk semuanya.

    Kemudian batang kemaluanku mulai kupompakan dengan perlahan tapi dengan gerakan memutar sehingga pantat Tante Linda juga ikut-ikutan bergoyang-goyang. “Aahhh argghhh.. rasanya nikmat sekali karena goyangan pantat Tante Linda menjadikan batang kemaluanku seperti dipilin-pilin oleh dinding liang kemaluannya yang seret itu dan rasanya seperti empotan ayam. “Uuaahhh..” sementara itu aku terus menjilati puting susu Tante Linda dan menjilati lehernya yang dibasahi keringatnya. Sementara itu tangan Tante Linda mendekap pantatku keras-keras sehingga kocokan yang kuberikan semakin cepat lagi. “Ooohh shhh sayang… enak sekali ooohhh yess… ooohh good… ooh yes…” mendenganr rintihannya aku semakin bernafsu untuk segera menyelesaikan permainan ini, “Aahh… cepat sayang Tante mau keluar ahh”, tubuh Tante Linda kembali bergerak liar sehingga pantatnya ikut-ikutan naik rupayanya dia kembali orgasme, bisa kurasakan cairan hangat menyiram kepala batang kemaluanku yang lagi merojokrojok lubang kemaluan Tante Linda. “Aahh… shhsss.. yess”, lalu tubuhnya kembali agak tenang menikmati sisa-sisa orgasmenya.

    “Wahh kamu memang bener-bener hebat De… Tante sampe keok dua kali sedangkan kamu masih tegar.”
    “Iiya Tante… bentar lagi juga Ade keluar nih…” sambil terus aku menyodok-sodok lubang kemaluan Tante Linda yang sempit dan berdenyut-denyut itu.
    “Ahh enak sekali Tante.. ahhh…”
    “Terusin sayang.. terus… ahhh.. shhh”, erangan Tante Linda membuatku semakin kuat merojok – rojok batang kemaluanku ke dalam liang kenikmatannya.
    “Aauwh pelan-pelan sayang ahhh.. yes.. ahh good.”
    “Aduh Tante, bentar lagi keluar nih…” kataku.
    “Aahh Ade sayang… keluarin di dalam aja yah sayang.. ahhh.. Tante mau ngerasin.. ahhh… shhh mau rasain siraman hangat peju kamu sayang…”
    “Iiiyyaa… Tante..” lalu aku mengangkat kaki kanan Tante sehingga posisi liang kemaluannya
    lebih menjepit batang kemaluanku yang sedang keluar masuk lobang kemaluannya.
    “Aahhh… ohhh ahhh.. ssshhh.. Tante Ade mau keluar nih.. ahhh”, lalu aku memeluk Tante Linda sambil meremas-meremas buah dadanya. Sementara itu, Tante Linda memelukku kuat-kuat sambil mengoyang-goyangkan pantatnya. “Ah Tante juga mau keluar lagi ahhh… shhh…” lalu dengan sekuat tenaga kurojok liang kemaluannya sehingga kumpulan air maniku yang sudah tertahan menyembur dengan dahsyat. “Seeerr.. serr… crot.. crot…” “Aahhh enak sekali Tante… ahhh harder.. harder… ahhh Tante…” Selama dua menitan aku masih menggumuli tubuh Tante Linda untuk menuntaskan semprotan maniku itu. Lalu Tante Linda membelai-belai rambutku. “Ah kamu ternyata seorang jagoan De…” Setelah itu ia mencabut batang kemaluanku yang masih agak tegang dari lubang kemaluannya kemudian dimasukkan ke dalam mulutnya untuk dijilati oleh lidahnya. Ah, ngilu rasanya batang kemaluanku dihisap Tante Linda.

    Setelah kejadian ini kami sering melakukan hubungan seks yang kadang-kadang meniru gaya-gaya dari film porno yang banyak beredar di sana. Sekian, semoga ceritaku ini bisa jadi bahan bagi anda yang suka bersenggama dengan tante-tante.

  • Cerita Sex Bokep Ngentot Perawat

    Cerita Sex Bokep Ngentot Perawat


    2264 views

    Perawanku – Hari ini adalah hari pertamaku tinggal di kota Bandung. Karena tugas kantorku, aku terpaksa tinggal di Bandung selama 5 Hari dan weekend di Jakarta. Di kota kembang ini, aku menyewa kamar di rumah temanku. Menurutnya, rumah itu hanya ditinggali oleh Ayahnya yang sudah pikun, seorang perawat, dan seorang pembantu.

    Cerita Sex Dewasa Ngentot Perawat – “Rumah yang asri” gumamku dalam hati. Halaman yang hijau, penuh tanaman dan bunga yang segar dikombinasikan dengan kolam ikan berbentuk oval. Aku mengetuk pintu rumah tersebut beberapa kali sampai pintu dibukakan. Sesosok tubuh semampai berbaju serba putih menyambutku dengan senyum manisnya.
    “Pak Rafi ya..”.

    “Ya.., saya temannya Mas Anto yang akan menyewa kamar di sini. Lho, kamu kan pernah kerja di tetanggaku?”, jawabku surprise. Perawat ini memang pernah bekerja pada tetanggaku di Bintaro sebagai baby sitter.

    “Iya…, saya dulu pengasuhnya Aurelia. Saya keluar dari sana karena ada rencana untuk kimpoi lagi. Saya kan dulu janda pak.., tapi mungkin belum jodo.., ee dianya pergi sama orang lain.., ya sudah, akhirnya Saya kerja di sini..”, Mataku memandangi sekujur tubuhnya.

    Tati (nama si perawat itu) secara fisik memang tidak pantas menjadi seorang perawat. Kulitnya putih mulus, wajahnya manis, rambutnya hitam sebahu, buah dadanya sedang menantang, dan kakinya panjang semampai. Kedua matanya yang bundar memandang langsung mataku, seakan ingin mengatakan sesuatu. Daftar Bola Tangkas 2

    Aku tergagap dan berkata, “Ee.., Mbak Tati, Bapak ada?”.

    “Bapak sedang tidur. Tapi Mas Anto sudah nitip sama saya. Mari saya antarkan ke kamar..”.

    Tati menunjukkan kamar yang sudah disediakan untukku. Kamar yang luas, ber-AC, tempat tidur besar, kamar mandi sendiri, dan sebuah meja kerja. Aku meletakkan koporku di lantai sambil melihat berkeliling, sementara Tati merunduk merapikan sprei ranjangku. Tanpa sengaja aku melirik Tati yang sedang menunduk.

    Dari balik baju putihnya yang kebetulan berdada rendah, terlihat dua buah dadanya yang ranum bergayut di hadapanku. Ujung buah dada yang berwarna putih itu ditutup oleh BH berwarna pink. Darahku terkesiap. Ahh…, perawat cantik, janda, di rumah yang relatif kosong.Sadar melihat aku terkesima akan keelokan buah dadanya, dengan tersipu-sipu Tati menghalangi pemandangan indah itu dengan tangannya.

    “Semuanya sudah beres Pak…, silakan beristirahat..”.
    “Ee…, ya.., terima kasih”, jawabku seperti baru saja terlepas dari lamunan panjang.

    Sore itu aku berkenalan dengan ayah Anto yang sudah pikun itu. Ia tinggal sendiri di rumah itu setelah ditinggalkan oleh istrinya 5 tahun yang lalu. Selama beramah-tamah dengan sang Bapak, mataku tak lepas memandangi Tati. Sore itu ia menggunakan daster tipis yang dikombinasikan dengan celana kulot yang juga tipis. Buah dadanya nampak semakin menyembul dengan dandanan seperti itu. Di rumah itu ada seorang pembantu berumur sekitar 17 tahun. Mukanya manis, walaupun tidak secantik Tati. Badannya bongsor dan motok. Ani namanya. Ia yang sehari-hari menyediakan makan untukku.

    Hari demi hari berlalu. Karena kepiawaianku dalam bergaul, aku sudah sangat akrab dengan orang-orang di rumah itu. Bahkan Ani sudah biasa mengurutku dan Tati sudah berani untuk ngobrol di kamarku. Bagi janda muda itu, aku sudah merupakan tempat mencurahkan isi hatinya. Begitu mudah keakraban itu terjadi hingga kadang-kadang Tati merasa tidak perlu mengetuk pintu sebelum masuk ke kamarku.

    Sampai suatu malam, ketika itu hujan turun dengan lebatnya. Aku, karena sedang suntuk memasang VCD porno kesukaanku di laptopku. Tengah asyik-asyiknya aku menonton tanpa sadar aku menoleh ke arah pintu, astaga…, Tati tengah berdiri di sana sambil juga ikut menonton. Rupanya aku lupa menutup pintu, dan ia tertarik akan suara-suara erotis yang dikeluarkan oleh film produksi Vivid interactive itu.

    Cerita Sex Bokep Ngentot Perawat

    Cerita Sex Bokep Ngentot Perawat

    Ketika sadar bahwa aku mengetahui kehadirannya, Tati tersipu dan berlari ke luar kamar.
    “Mbak Tati..”, panggilku seraya mengejarnya ke luar. Kuraih tangannya dan kutarik kembali ke kamarku.
    “Mbak Tati…, mau nonton bareng? Ngga apa-apa kok..”.
    “Ah, ngga Pak…, malu aku..”, katanya sambil melengos.
    “Lho.., kok malu.., kayak sama siapa saja.., kamu itu.., wong kamu sudah cerita banyak tentang diri kamu dan keluarga.., dari yang jelek sampai yang bagus.., masak masih ngomong malu sama aku?”, Kataku seraya menariknya ke arah ranjangku.
    “Yuk kita nonton bareng yuk..”, Aku mendudukkan Tati di ranjangku dan pintu kamarku kukunci.

    Dengan santai aku duduk di samping Tati sambil mengeraskan suara laptopku. Adegan-adegan erotis yang diperlihatkan ke 2 bintang porno itu memang menakjubkan. Mereka bergumul dengan buas dan saling menghisap. Aku melirik Tati yang sedari tadi takjub memandangi adegan-adegan panas tersebut. Terlihat ia berkali-kali menelan ludah. Nafasnya mulai memburu, dan buah dadanya terlihat naik turun.

    Aku memberanikan diri untuk memegang tangannya yang putih mulus itu. Tati tampak sedikit kaget, namun ia membiarkan tanganku membelai telapak tangannya. Terasa benar bahwa telapak tangan Tati basah oleh keringat. Aku membelai-belai tangannya seraya perlahan-lahan mulai mengusap pergelangan tangannya dan terus merayap ke arah ketiaknya. Tati nampak pasrah saja ketika aku memberanikan diri melingkarkan tanganku ke bahunya sambil membelai mesra bahunya. Namun ia belum berani untuk menatap mataku.

    Sambil memeluk bahunya, tangan kananku kumasukkan ke dalam daster melalui lubang lehernya. Tanganku mulai merasakan montoknya pangkal buah dada Tati. Kubelai-belai seraya sesekali kutekan daging empuk yang menggunung di dada bagian kanannya.
    Ketika kulihat tak ada reaksi dari Tati, secepat kilat kusisipkan tangganku ke dalam BH-nya…, kuangkat cup BH-nya dan kugenggam buah dada ranum si janda muda itu.

    “Ohh.., Pak…, jangan..”, Bisiknya dengan serak seraya menoleh ke arahku dan mencoba menolak dengan menahan pergelangan tangan kananku dengan tangannya.
    “Sshh…, ngga apa-apa Mbak…, ngga apa-apa..”.
    “Nanti ketauanhh..”.
    “Nggaa…, jangan takut..”, Kataku seraya dengan sigap memegang ujung puting buah dada Tati dengan ibu jari dan telunjukku, lalu kupelintir-pelintir ke kiri dan kanan.
    “Ooh.., hh.., Pak.., Ouh.., jj.., jjanganhh.., ouh..”, Tati mulai merintih-rintih sambil memejamkan matanya. Pegangan tangannya mulai mengendor di pergelangan tanganku.
    Saat itu juga, kusambar bibirnya yang sedari tadi sudah terbuka karena merintih-rintih.
    “Ouhh.., mmff.., cuphh.., mpffhh..”, Dengan nafas tersengal-sengal Tati mulai membalas ciumanku. Kucoba mengulum lidahnya yang mungil, ketika kurasakan ia mulai membalas sedotanku. Bahkan ia kini mencoba menyedot lidahku ke dalam mulutnya seakan ingin menelannya bulat-bulat. Tangannya kini sudah tidak menahan pergelanganku lagi, namun kedua-duanya sudah melingkari leherku.

    Malahan tangan kanannya digunakannya untuk menekan belakang kepalaku sehingga ciuman kami berdua semakin lengket dan bergairah. Momentum ini tak kusia-siakan. Sementara Tati melingkarkan kedua tangannya di leherku, akupun melingkarkan kedua tanganku di pinggangnya. Aku melepaskan bibirku dari kulumannya, dan aku mulai menciumi leher putih Tati dengan buas.

    “aahh..Ouhh..” Tati menggelinjang kegelian dan tanganku mulai menyingkap daster di bagian pinggangnya. Kedua tanganku merayap cepat ke arah tali BH-nya dan, “tasss..” terlepaslah BH-nya dan dengan sigap kualihkan kedua tanganku ke dadanya.

    Saat itulah lurasakan betapa kencang dan ketatnya kedua buah dada Tati. Kenikmatan meremas-remas dan mempermainkan putingnya itu terasa betul sampai ke ujung sarafku. Penisku yang sedari tadi sudah menegang terasa semakin tegang dan keras. Rintihan-rintihan Tati mulai berubah menjadi jeritan-jeritan kecil terutama saat kuremas buah dadanya dengan keras. Tati sekarang lebih mengambil inisiatif. Dengan nafasnya yang sudah sangat terengah-engah, ia mulai menciumi leher dan mukaku.

    Ia bahkan mulai berani menjilati dan menggigit daun telingaku ketika tangan kananku mulai merayap ke arah selangkangannya. Dengan cepat aku menyelipkan jari-jariku ke dalam kulotnya melalui perut, langsung ke dalam celana dalamnya. Walaupun kami berdua masih dalam keadaan duduk berpelukan di atas ranjang, posisi paha Tati saat itu sudah dalam keadaan mengangkang seakan memberi jalan bagi jari-jemariku untuk secepatnya mempermainkan kemaluannya.

    Hujan semakin deras saja mengguyur kota Bandung. Sesekali terdengar suara guntur bersahutan. Namun cuaca dingin tersebut sama sekali tidak mengurangi gairah kami berdua di saat itu. Gairah seorang lajang yang memiliki libido yang sangat tinggi dan seorang janda muda yang sudah lama sekali tidak menikmati sentuhan lelaki. Tati mengeratkan pelukannya di leherku ketika jemariku menyentuh bulu-bulu lebat di ujung vaginanya.

    Ia menghentikan ciumannya di kupingku dan terdiam sambil terus memejamkan matanya. Tubuhnya terasa menegang ketika jari tengahku mulai menyentuh vaginanya yang sudah terasa basah dan berlendir itu. Aku mulai mempermainkan vagina itu dan membelainya ke atas dan ke bawah. “Ouuhh Pak.., ouhh.., aahh.., g..g.ggelliiihh…”.

    Tati sudah tidak bisa berkata-kata lagi selain merintih penuh nafsu ketika clitorisnya kutemukan dan kupermainkan. Seluruh badan Tati bergetar dan bergelinjang. Ia nampak sudah tak dapat mengendalikan dirinya lagi. Jeritan-jeritannya mulai terdengar keras. Sempat juga aku kawatir dibuatnya. Jangan-jangan seisi rumah mendengar apa yang tengah kami lakukan. Namun kerasnya suara hujan dan geledek di luar rumah menenangkanku. Benda kecil sebesar kacang itu terasa nikmat di ujung jari tengahku ketika aku memutar-mutarnya. Sambil mempermainkan clitorisnya, aku mulai menundukkan kepalaku dan menciumi buah dadanya yang masih tertutupi oleh daster.

    Seolah mengerti, Tati menyingkapkan dasternya ke atas, sehingga dengan jelas aku bisa melihat buah dadanya yang ranum, kenyal dan berwarna putih mulus itu bergantung di hadapanku. Karena nafsuku sudah memuncak, dengan buas kusedot dan kuhisap buah dada yang berputing merah jambu itu. Putingnya terasa keras di dalam mulutku menandakan nafsu janda muda itupun sudah sampai di puncak. Tati mulai menjerit-jerit tidak karuan sambil menjambak rambutku.

    Sejenak kuhentikan hisapanku dan bertanya, “Enak Mbak?”. Sebagai jawabannya, Tati membenamkan kembali kepalaku ke dalam ranumnya buah dadanya. Jari tengahku yang masih mempermainkan clitorisnya kini kuarahkan ke lubang vagina Tati yang sudah menganga karena basah dan posisi pahanya yang mengangkang. Dengan pelan tapi pasti kubenamkan jari tengahku itu ke dalamnya dan,

    “Auuhh.., P.Paak.., hh”. Tati menjerit dan menaikkan kedua kakinya ke atas ranjang. “Terrusshh.., auhh..”. Kugerakkan jariku keluar masuk di vaginanya dan Tati menggoyangkan pingggulnya mengikuti irama keluar masuknya jemariku itu.

    Aku menghentikan ciumanku di buah dada Tati dan mulai mengecup bibir ranum janda itu. Matanya tak lagi terpejam, tapi memandang sayu ke mataku seakan berharap kenikmatan yang ia rasakan ini jangan pernah berakhir. Tangan kiriku yang masih bebas, membimbing tangan kanan Tati ke balik celana pendekku. Ketika tangannya menyentuh penisku yang sudah sangat keras dan besar itu, terlihat ia agak terbelalak karena belum pernah melihat bentuk yang panjang dan besar seperti itu. Tati meremas penisku dan mulai mengocoknya naik turun naik turun.., kocokan yang nikmat yang membuatku tanpa sadar melenguh, “Ahh.., Mbaak.., enaknya.., terusin..”.

    Saat itu kami berdua berada pada puncaknya nafsu. Aku yakin bahwa Mbak Tati sudah ingin secepatnya memasukkan penisku ke dalam vaginanya. Ia tidak mengatakannya secara langsung, namun dari tingkahnya menarik penisku dan mendekatkannya ke vaginanya sudah merupakan pertanda. Namun, di detik-detik yang paling menggairahkan itu terdegar suara si Bapak tua berteriak, “Tatiii…, Tatiii..”. Kami berdua tersentak. Kukeluarkan jemariku dari vaginanya, Tati melepaskan kocokannya dan ia membenahi pakaian dan rambutnya yang berantakan. Sambil mengancingkan kembali BH-nya ia keluar dari kamarku menuju kamar Bapak tua itu. Sialan!, kepalaku terasa pening. Begitulah penyakitku kalau libidoku tak tersalurkan.

    Beberapa saat lamanya aku menanti siapa tahu janda muda itu akan kembali ke kamarku. Tapi nampaknya ia sibuk mengurus orang tua pikun itu, sampai aku tertidur. Entah berapa lama aku terlelap, tiba-tiba aku merasa napasku sesak. Dadaku serasa tertindih suatu beban yang berat. Aku terbangun dan membuka mataku. Aku terbelalak, karena tampak sesosok tubuh putih mulus telanjang bulat menindih tubuhku.

    “Mbak Tati?”, Tanyaku tergagap karena masih mengagumi keindahan tubuh mulus yang berada di atas tubuhku. Lekukan pinggulnya terlihat landai, dan perutnya terasa masih kencang. Buah dadanya yang lancip dan montok itu menindih dadaku yang masih terbalut piyama itu. Seketika, rasa kantukku hilang. Mbak Tati tersenyum simpul ketika tangannya memegang celanaku dan merasakan betapa penisku sudah kembali menegang.

    “Kita tuntaskan ya Mbak?”, Kataku sambil menyambut kuluman lidahnya. Sambil dalam posisi tertindih aku menanggalkan seluruh baju dan celanaku. Kegairahan yang sempat terputus itu, mendadak kembali lagi dan terasa bahkan lebih menggila. Kami berdua yang sudah dalam keadaan bugil saling meraba, meremas, mencium, merintih dengan keganasan yang luar biasa. Mbak Tati sudah tidak malu-malu lagi menggoyangkan pinggulnya di atas penisku sehingga bergesekan dengan vaginanya.

    Tidak lebih dari 5 menit, aku merasakan bahwa nafsu syahwat kami sudah kembali berada dipuncak. Aku tak ingin kehilangan momen lagi. Kubalikkan tubuh Tati, dan kutindih sehingga keempukan buah dadanya terasa benar menempel di dadaku. Perutku menggesek nikmat perutnya yang kencang, dan penisku yang sudah sangat menegang itu bergesekan dengan vaginanya.

    “Mbak.., buka kakinya.., sekarang kamu akan merasakan sorganya dunia Mbak..”, bisikku sambil mengangkangkan kedua pahanya. Sambil tersengal-sengal Tati membuka pahanya selebar-lebarnya. Ia tersenyum manis dengan mata sayunya yang penuh harap itu.
    “Ayo Pak.., masukkan sekarang…”, Aku menempelkan kepala penisku yang besar itu di mulut vagina Tati. Perlahan-lahan aku memasukkannya ke dalam, semakin dalam, semakin dalam dan, “aa.., Aooohh.., paakh….., aahh..”, rintihnya sambil membelalakkan matanya ketika hampir seluruh penisku kubenamkan ke dalam vaginanya. Setelah itu, “Blesss…”, dengan sentakan yang kuat kubenamkan habis penisku diiringi jeritan erotisnya, “Ahh.., besarnyah.., ennnakk ppaak..”.

    Aku mulai memompakan penisku keluar masuk, keluar masuk. Gerakanku makin cepat dan cepat. Semakin cepat gerakanku, semakin keras jeritan Tati terdengar di kamarku. Pinggul janda muda itu pun berputar-putar dengan cepat mengikuti irama pompaanku. Kadang-kadang pinggulnya sampai terangkat-angkat untuk mengimbangi kecepatan naik turunnya pinggulku. Buah dadanya yang terlihat bulat dalam keadaan berbaring itu bergetar dan bergoyang ke sana ke mari. Sungguh menggairahkan!

    Tiba-tiba aku merasakan pelukannya semakin mengeras. Terasa kuku-kukunya menancap di punggungku. Otot-ototnya mulai menegang. Nafas perempuan itu juga semakin cepat. Tiba-tiba tubuhnya mengejang, mulutnya terbuka, matanya terpejam,dan alisnya merengut

    “aahh..”. Tati menjerit panjang seraya menjambak rambutku, dan penisku yang masih bergerak masuk keluar itu terasa disiram oleh suatu cairan hangat.

    Dari wajahnya yang menyeringai, tampak janda muda itu tengah menghayati orgasmenya yang mungkin sudah lama tidak pernah ia alami itu. Aku tidak mengendurkan goyangan pinggulku, karena aku sedang berada di puncak kenikmatanku.

    “Mbak.., goyang terus Mbak.., aku juga mau keluar..”. Tati kembali menggoyang pinggulnya dengan cepat dan beberapa detik kemudian, seluruh tubuhku menegang.
    “Keluarkan di dalam saja pak”, bisik Tati, “Aku masih pakai IUD”. Begitu Tati selesai berbisik, aku melenguh.
    “Mbak.., aku keluar.., aku keluarr…., aahh..”, dan…, “Crat.., crat.., craat”, kubenamkan penisku dalam-dalam di vagina perempuan itu.

    Seakan mengerti, Tati mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi sehingga puncak kenikmatan ini terasa benar hingga ke tulang sumsumku.
    Kami berdua terkulai lemas sambil memejamkan mata. Pikiran kami melayang-layang entah ke mana. Tubuhku masih menindih tubuh montok Tati. Kami berdua masih saling berpelukan dan akupun membayangkan hari-hari penuh kenikmatan yang akan kualami sesudah itu di Bandung.

    Sejak kejadian malam itu, kesibukan di kantorku yang luar biasa membuatku sering pulang larut malam. Kepenatanku selalu membuatku langsung tertidur lelap. Kesibukan ini bahkan membuat aku jarang bisa berkomunikasi dengan Tati. Walaupun begitu, sering juga aku mempergunakan waktu makan siangku untuk mampir ke rumah dengan maksud untuk melakukan seks during lunch. Sayang, di waktu tersebut ternyata Ayah Anto senantiasa dalam keadaan bangun sehingga niatku tak pernah kesampaian. Namun suatu hari aku cukup beruntung walaupun orang tua itu tidak tidur. Aku mendapat apa yang kuinginkan.

    Ceritanya sebagai berikut: Tati diminta oleh Ayah Anto untuk mengambil sesuatu di kamarnya. Melihat peluang itu, aku diam-diam mengikutinya dari belakang. Kamar ayah Anto memang tidak terlihat dari tempat di mana orang tua itu biasa duduk. Sesampainya di kamar kuraih pinggang semampai perawat itu dari belakang. Tati terkejut dan tertawa kecil ketika sadar siapa yang memeluknya dan tanpa basa-basi langsung menyambut ciumanku dengan bibirnya yang mungil itu sambil dengan buas mengulum lidahku.

    Ia memang sudah tidak malu-malu lagi seperti awal pertemuan kami. Janda cantik itu sudah menunjukkan karakternya sebagai seorang pecinta sejati yang tanpa malu-malu lagi menunjukkan kebuasan gairahnya. Kadang aku tidak mengerti, kenapa suaminya tega meninggalkannya. Namun analisaku mengatakan, suaminya tak mampu mengimbangi gejolak gairah Tati di atas ranjang dan untuk menutupi rasa malu yang terus menerus terpaksa ia meninggalkan perempuan muda itu untuk hidup bersama dengan perempuan lain yang lebih ‘low profile’. Aku memang belum sempat menanyakan pada Tati bagaimana ia menyalurkan kebutuhan biologisnya di saat menjanda. Aku berpikir, bawa masturbasi adalah jalan satu-satunya.

    Kami berdua masih saling berciuman dengan ganas ketika dengan sigap aku menyelipkan tanganku ke balik baju perawatnya yang putih itu. Sungguh terkejut ketika aku sadar bahwa ia sama sekali tidak memakai BH sehingga dengan mudahnya kuremas buah dada kanannya yang ranum itu.

    “Kok ngga pakai BH Mbak..?” Sambil menggelinjang dan mendesah, ia menjawab sambil tersenyum nakal.
    “Supaya gampang diremas sama kamu..”. Benar-benar jawaban yang menggemaskan!

    Kembali kukulum bibir dan lidahnya yang menggairahkan itu sambil dengan cepat kubuka kancing bajunya yang pertama, kedua, dan ketiga. Lalu tanpa membuang waktu kutundukkan kepalaku, dengan tangan kananku kukeluarkan buah dada kanannya dan kuhisap sedemikian rupa sehingga hampir setengahnya masuk ke dalam mulutku. Tati mulai mengerang kegelian, “Ouhh.., geli Mas.., geliii.., ahh..”. Sejak kejadian malam itu, ia memang membiasakan dirinya untuk memanggilku Mas. Sambil menggelinjang dan merintih, tangan kanan Tati mulai mengelus-elus bagian depan celana kantorku.

    Penisku yang terletak tepat di baliknya terasa semakin menegang dan menegang. Jari-jari lentik perempuan itu berusaha untuk mencari letak kepala penisku untuk kemudian digosok-gosoknya dari luar celana. Sensasi itu membuat nafasku semakin memburu seperti layaknya nafas kuda yang tengah berlari kencang. Seakan tak mau kalah darinya, tangan kiriku berusaha menyingkap rok janda muda itu dan dengan sigap kugosokkan jari-jemariku di celana dalamnya. Tepat diatas vaginanya, celana dalam Tati terasa sudah basah. Sungguh hebat! Hanya dalam beberapa menit saja, ia sudah sedemikian terangsangnya sehingga vaginanya sudah siap untuk dimasuki oleh penisku.

    Tanpa membuang waktu kuturunkan celana dalam tipis yang kali ini berwarna hitam, kudorong tubuh montok perawat itu ke dinding, lalu kuangkat paha kanannya sehingga dengkulnya menempel di pinggangku. Dengan sigap pula kubuka ritsluiting celanaku dan kukeluarkan penisku yang sudah sangat tegang dan besar itu. Tati sudah nampak pasrah. Ia hanya bersender di dinding sambil memejamkan matanya dan memeluk bahuku.

    “Tatiii.., mana minyak tawonnya.., kok lama betuul…”. Suara orang tua itu terdengar dengan keras. Sungguh menjengkelkan. Tati sempat terkejut dan nampak panik ketika kemudian aku berbisik, “Tenang Mbak.., jawab aja.., kita selesaikan dulu ini.., kamu mau kan?” Ia mengangguk seraya tersenyum manis.

    “Sebentar Pak..”, teriaknya.
    “Minyak tawonnya keselip entah ke mana.., ini lagi dicari kok…”. Ia tertawa cekikikan, geli mendengar jawaban spontannya sendiri.

    Namun tawanya itu langsung berubah menjadi jerikan erotis kecil ketika kupukul-pukulkan kepala penisku ke selangkangannya.
    Perlahan-lahan kutempelkan kepala penisku itu di pintu vaginanya. Sambi kuputar-putar kecil kudorong pinggulku perlahan-lahan. Tati ternganga sambil terengah-engah, “aahh.., aahh.., ouhh.., Mas.., besar sekali.., pelan-pelan Mas..pelan-pelanhh..”, dan, “aa…”. Tati menjerit kecil ketika kumasukkan seluruh penisku ke dalam vaginanya yang becek dan terasa sangat sempit dalam posisi berdiri ini. Aku menyodokkan penisku maju mundur dengan gerakan yang percepatannya meningkat dari waktu ke waktu. Tubuh Tati terguncang-guncang, buah dadanya bergayut ke kiri dan kanan dan jeritannya semakin menjadi-jadi.

    Aku sudah tak peduli kalau ayah Anton sampai mendengarkan jeritan perempuan itu. Nafsuku sudah naik ke kepala. Janda muda ini memang memiliki daya pikat seks yang luar biasa. Walaupun ia hanya seorang perawat, namun kemulusan dan kemontokan badannya sungguh setara dengan perempuan kota jaman sekarang. Sangat terawat dan nikmat sekali bila digesek-gesekkankan di kulit kita. Gerakan pinggulku semakin cepat dan semakin cepat. Mulutku tak puas-puasnya menciumi dan menghisap puting buah dadanya yang meruncing panjang dan keras itu. Buah dadanya yang kenyal itu hampir seluruhnya dibasahi oleh air liurku. Aku memang sedang nafsu berat. Aku merasakan bahwa sebentar lagi aku akan orgasme dan bersamaan dengan itu juga tubuh Tati menegang.

    Kupercepat gerakan pinggulku dan tiba-tiba, “aahh.., Mas.., Masss…, aku keluarrr.., aahh”, Jeritnya. Saat itu juga kusodokkan penisku ke dalam vagina janda muda itu sekeras-kerasnya dan, “Craat.., craatt.., craat”.

    “Ahh…, Mbaak”, erangku sambil meringis menikmati puncak orgasme kami yang waktunya jatuh bersamaan itu. Kami berpelukan sesaat dan Tati berbisik dengan suara serak.
    “Mas.., aku ngga pernah dipuasin laki-laki seperti kamu muasin saya.., kamu hebat..”. Aku tersenyum simpul.
    “Mbak., aku masih punya 1001 teknik yang bisa membuat kamu melayang ke surga ke-7.., ngga bosan kan kalo lain waktu aku praktekkan sama kamu?”. Perlahan Tati menurunkan paha kanannya dan mencabut penisku dari vaginanya.
    “Bosan? Aku gila apa.., yang beginian ngga akan membuatku bosan.., kalau bisa tiap hari aku mau Mas..”. Benar-benar luar biasa libido perempuan ini. Beruntung aku mempunyai libido yang juga luar biasa besarnya. Sebagai partner seks, kami benar-benar seimbang.

    Setelah kejadian siang itu, aku dan Tati seperti pengantin baru saja. Tak ada waktu luang yang tak terlewatkan tanpa nafsu dan birahi.

    Walaupun demikian, aku tekankan pada Tati, bahwa hubungan antara aku dan dia, hanyalah sebatas hubungan untuk memuaskan nafsu birahi saja. Aku dan dia punya hak untuk berhubungan dengan orang lain. Tati si janda muda yang sudah merasakan kenikmatan seks bebas itu tentu saja menyetujuinya.

    Suatu hari, Tati masuk ke dalam kamarku dan ia berkata, “Mas, aku akan mengambil cuti selama 1 bulan. Aku harus mengurusi masalah tanah warisan di kampungku..”.

    “Lha.., kalau Mbak pulang, siapa yang akan mengurusi Bapak?”, tanyaku sambil membayangkan betapa kosongnya hari-hariku selama sebulan ke depan.
    “Mas Anto bilang, akan ada adik Bapak yang akan menggantikan aku selama 1 bulan.., namanya Mbak Ine.., dia ngga kimpoi.., umurnya sudah hampir 40 tahun.., orangnya baik kok.., cerewet.., tapi ramah..”. Yah apa boleh buat, aku terpaksa kehilangan seorang teman berhubungan seks yang sangat menggairahkan. Hitung-hitung cuti 1 bulan.., atau kalau berpikir positif.., its time to look for a new partner!!!

    Hari ini adalah hari ke lima setelah kepergian Tati. Mbak Ine, pengganti sementara Tati, ternyata adalah adik ipar ayah Anto. Jadi, adik istri si bapak tua itu. Mbak Ine adalah seorang perempuan Sunda yang ramah. Wajahnya lumayan cantik, kulitnya berwarna hitam manis, badannya agak pendek dan bertubuh montok. Ukuran buah dadanya besar. Jauh lebih besar dari Tati dan senantiasa berdandan agak menor. Wanita yang berumur hampir 40 tahun itu mengaku belum pernah menikah karena merasa bahwa tak ada laki-laki yang bisa cocok dengan sifatnya yang avonturir. Saat ini ia bekerja secara freelance di sebuah stasiun televisi sebagai penulis naskah. Kemampuan bergaulku dan keramahannya membuat kami cepat sekali akrab.

    Lagi-lagi, kamarku itu kini menjadi markas curhatnya Mbak Ine.
    “Panggil saya teh Ine aja deh..”, katanya suatu kali dengan logat Bandungnya yang kental.
    “Kalau gitu panggil saya Rafi aja ya teh.., ngga usah pake pak pak-an segala..”, balasku sambil tertawa.

    Baru 5 hari kami bergaul, namun sepertinya kami sudah lama saling mengenal. Kami seperti dua orang yang kasmaran, saling memperhatikan dan saling bersimpati. Persis seperti cinta monyet ketika kita remaja. Saat itu seperti biasa, kami sedang ngobrol santai dari hati ke hati sambil duduk di atas ranjangku. Aku memakai baju kaos dan celana pendek yang ketat sehingga tanpa kusadari tekstur penis dan testisku tercetak dengan jelas. Bila kuperhatikan, beberapa kali tampak teh Ine mencuri-curi melirik selangkanganku yang dengan mudah dilihatnya karena aku duduk bersila.

    Aku sengaja membiarkan keadaan itu berlangsung. Malah kadang-kadang dengan sengaja aku meluruskan kedua kakiku dengan posisi agak mengangkang sehingga cetakan penisku makin nyata saja di celanaku.

    Sesekali, ditengah obrolan santai itu, tampak teh Ine melirik selangkanganku yang diikuti dengan nafasnya yang tertahan. Kenapa aku melakukan hal ini? Karena libidoku yang luar biasa, aku jadi tertantang untuk bisa meniduri teh Ine yang aku yakini sudah tak perawan lagi karena sifatnya yang avonturir itu. Dan lagi, dari sifatnya yang ramah, ceria, cerewet dan petualang itu, aku yakin di balik tubuh montok perempuan setengah baya tersimpan potensi libido yang tak kalah besar dengan Tati.

    Juga, gayanya dalam bergaul yang mudah bersentuhan dan saling memegang lengan sering membuat darahku berdesir. Apalagi kalau aku sedang dalam keadaan libido tinggi.

    Saat ini, teh Ine mengenakan daster berwarna putih tipis sehingga tampak kontras dengan warna kulitnya yang hitam manis itu. Belahan buah dadanya yang besar itu menyembul di balik lingkaran leher yang berpotongan rendah di bagian dada. Dasternya sendiri berpola terusan hingga sebatas lutut sehingga ketika duduk, pahanya yang montok itu terlihat dengan jelas. Aku selalu berusaha untuk bisa mengintip sesuatu yang terletak di antara kedua paha teh Ine. Namun karena posisi duduknya yang selalu sopan, aku tak dapat melihat apa-apa.

    Bukan main! Ternyata seorang wanita berusia 40-an masih mempunyai daya tarik sexual yang tinggi. Terus terang, baru kali ini aku berani berfantasi mengenai hubungan seks dengan teh Ine. Sementara ia bercerita tentang masa mudanya, pikiranku malah melayang dan membayangkan tubuh teh Ine sedang duduk di hadapanku tanpa selembar benangpun. Alangkah menggairahkannya. Aku seperti bisa melihat dengan jelas seluruh lekuk tubuhnya yang mulus tanpa cacat. Tanpa sadar, penisku menegang dan cairan madzi di ujungnya pun mulai keluar. Celanaku tampak basah di ujung penisku, dan cetakan penis serta testisku semakin jelas saja tercetak di selangkangan celanaku.

    Membesarnya penisku ternyata tak lepas dari perhatian teh Ine. Tampak jelas terlihat matanya terbelalak melihat ukuran penisku yang membesar dan tercetak jelas di celana pendekku. Obrolan kami mendadak terhenti karena beberapa saat teh Ine masih terpaku pada selangkanganku.

    “Kunaon teh..?”, tanyaku memancing.
    “Eh.., enteu.., kamu teh mikirin apa sih…?”, katanya sambil tersenyum simpul.
    “Mikirin teh Ine teh.., entah kenapa barusan saya membayangkan teh Ine nggak pakai apa-apa.., aduh indahnya teh..”, tiba-tiba saja jawaban itu meluncur dari mulutku.

    Aku sendiri terkejut dengan jawabanku yang sangat terus terang itu dan sempat membuatku terpaku memandang wajah teh Ine. Wajah teh Ine tampak memerah mendengar jawabanku itu. Napasnya mendadak memburu.

    Tiba-tiba teh Ine bangkit dari duduknya dan berjalan menuju pintu. Ia menutup pintu kamarku dan menguncinya. Leherku tercekat, dan kurasakan jantungku berdegup semakin kencang. Dengan tersenyum dan sorot mata nakal ia menghampiriku dan duduk tepat di hadapan selangkanganku. Aku memang sedang dalam posisi selonjor dengan kedua kaki mengangkang.

    “Fi, kamu pingin sama teteh..? Hmm?”, Desahnya seraya meraba penis tegangku dari luar celana. Aku menelan ludah sambil mengangguk perlahan dan tersenyum. Entah mengapa, aku jadi gugup sekali melihat wajah teh Ine yang semakin mendekat ke wajahku. Tanpa sadar aku menyandarkan punggungku ke tembok di ujung ranjang dan teh Ine menggeser duduknya mendekatiku sambil tetap menekan dan membelai selangkanganku. Nafas teh Ine yang semakin cepat terasa benar semakin menerpa hidung dan bibirku. Rasa nikmat dari belaian jemari teh Ine di selangkanganku semakin terasa keujung syaraf-syarafku. Napasku mulai memburu dan tanpa sadar mulutku mulai mengeluarkan suara erangan-erangan.

    Dengan lembut teh Ine menempelkan bibirnya di atas bibirku. Ia memulainya dengan mengecup ringan, menggigit bibir bawahku, dan tiba-tiba.., lidahnya memasuki mulutku dan berputar-putar di dalamnya dengan cepat. Langit-langit mulutku serasa geli disapu oleh lidah panjang milik perempuan setengah baya yang sangat menggairahkan itu. Aku mulai membalas ciuman, gigitan, dan kuluman teh Ine. Sambil berciuman, tangan kananku kuletakkan di buah dada kiri teh Ine. Uh.., alangkah besarnya.., walaupun masih ditutupi oleh daster, keempukan dan kekenyalannya sudah sangat terasa di telapak tanganku.

    Dengan cepat kuremas-remas buah dada teh Ine itu, “Emph.., emph..”, rintihnya sambil terus mengulum lidahku dan menggosok-gosok selangkanganku. Mendadak teh Ine menghentikan ciumannya. Ia menahan tanganku yang tengah meremas buah dadanya dan berkata,

    “Fi, sekarang kamu diam dulu yah.., biar teteh yang duluan..”.

    Tiba-tiba dengan cepat teh Ine menarik celana pendekku sekalian dengan celana dalamku. Saking cepatnya, penisku yang menegang melejit keluar. Sejenak teh Ine tertegun menatap penisku yang berdiri tegak laksana tugu monas itu. “Gusti Rafi.., ageung pisan..”, bisiknya lirih. Dengan cepat teh Ine menundukkan kepalanya, dan seketika tubuhku terasa dialiri oleh aliran listrik yang mengalir cepat ketika mulut teh Ine hampir menelan seluruh penisku. Terasa ujung penisku itu menyentuh langit-langit belakang mulut teh Ine. Dengan sigap teh Ine memegang penisku sementara lidahnya memelintir bagian bawahnya. Kepala teh Ine naik turun dengan cepat mengiringi pegangan tangannya dan puntiran lidahnya.

    Aku benar-benar merasa melayang di udara ketika teh Ine memperkuat hisapannya. Aku melirik ke arah kaca riasku, dan di sana tampak diriku terduduk mengangkang sementara teh Ine dengan dasternya yang masih saja rapi merunduk di selangkanganku dan kepalanya bergerak naik turun. Suara isapan, jilatan dan kecupan bibir perempuan montok itu terdengar dengan jelas. Kenikmatan ini semakin menjadi-jadi ketika kurasakan teh Ine mulai meremas-remas kedua bola testisku secara bergantian. Perutku serasa mulas dan urat-urat di penisku serasa hendak putus karena tegangnya. Teh Ine tampak semakin buas menghisapi penisku seperti seseorang yang kehausan di padang pasir menemukan air yang segar. Jari-jemarinyapun semakin liar mempermainkan kedua testisku. “Slurrp.., Cuph.., Mphh..”. Suara kecupan-kecupan di penisku semakin keras saja.

    Nafsuku sudah naik ke kepala. Aku berontak untuk berusaha meremas kedua buah dada montok dan besar milik wanita lajang berusia setengah baya itu, namun tangan teh Ine dengan kuat menghalangi tubuhku dan iapun semakin gila menghisapi dan menjilati penisku. Aku mulai bergelinjang-gelinjang tak karuan.

    “Teh Ine.., teeeh…, gantian dongg.., please.., saya udah ngga kuaat…, aahh.., sss..”, erangku seakan memohon. Namun permintaanku tak digubrisnya. Kedua tangan dan mulutnya semakin cepat saja mengocok penisku. Terasa seluruh syaraf-syarafku semakin menegang dan menegang, degup jantungku berdetak semakin kencang.. napaskupun makin memburu.
    “Oohh…, Teh Ine.., Teh Ineee…, aahh….”, Aku berteriak sambil mengangkat pinggulku tinggi-tinggi dan, “Crat.., craat.., craat”, aku memuncratkan spermaku di dalam mulut teh Ine.

    Dengan sigap pula teh Ine menelan dan menjilati spermaku seperti seorang yang menjilati es krim dengan nikmatnya. Setiap jilatan teh Ine terasa seperti setruman-setruman kecil di penisku. Aku benar-benar menikmati permainan ini.., luar biasa teh Ine, “Enak Fi..? Hmm?”, teh Ine mengangkat kepalanya dari selangkanganku dan menatapku dengan senyum manisnya, tampak di seputar mulutnya banyak menempel bekas-bekas spermaku. Agen Obat Kuat Pasutri

    “Fuhh nikmatnya sperma kamu Fi..” Bisiknya mesra seraya menjilat sisa-sisa spermaku di bibirnya.
    “Obat awet muda ya teh..”, kataku bercanda.
    “Yaa gitulah…, antosan sekedap nya? Biar teteh ambilkan minum buat kamu”. Oh my God.., benar-benar seorang wanita yang penuh pengabdian, dia belum mengalami orgasme apa-apa tapi perhatiannya pada pasangan lelakinya luar biasa besar, sungguh pasangan seks yang ideal! Kenyataan itu saja membuat rasa simpati dan birahiku pada teh Ine kembali bergejolak. Teh Ine kembali dari luar membawa segelas air.
    “Minum deh.., biar kamu segeran..”.
    “Nuhun teh.., tapi janji ya abis ini giliran saya muasin teteh..”. Aku meneguk habis air dingin buatan teh Ine dan saat itu pula aku merasakan kejantananku kembali. Birahiku kembali bergejolak melihat tubuh montok teh Ine yang ada di hadapanku.
    Aku meraih tangan teh Ine dan dengan sekali betot kubaringkan tubuhnya yang molek itu di atas ranjang.
    “Eeehh.., pelan-pelan Fi..”, teriak teh Ine dengan geli.
    “Teteh mau diapain sih… “, lanjutnya manja. Tanpa menjawab, aku menindih tubuh montok itu, dan sekejap kurasakan nikmatnya buah dada besar itu tergencet oleh dadaku. Juga, syaraf-syaraf sekitar pinggulku merasakan nikmatnya penisku yang menempel dengan gundukan vaginanya walaupun masih ditutupi oleh daster dan celana dalamnya.

    Kupandangi wajah teh Ine yang bundar dan manis itu. Kalau diperhatikan, memang sudah terdapat kerut-kerut kecil di daerah mata dan keningnya. Tapi peduli setan! Teh Ine adalah seorang wanita setengah baya yang paling menggairahkan yang pernah kulihat. Pancaran aura sexualnya sungguh kuat menerangi sanubari lelaki yang memandangnya.

    “Teteh mau tau apa yang ingin saya lakukan terhadap teteh?”, Kataku sambil tersenyum.
    “Saya akan memperkosa teteh sampai teteh ketagihan”.

    Lalu dengan ganas, aku memulai menciumi bibir dan leher teh Ine. Teh Inepun dengan tak kalah ganasnya membalas ciuman-ciumanku. Keganasan kami berdua membuat suasana kamarku menjadi riuh oleh suara-suara kecupan dan rintihan-rintihan erotis. Dengan tak sabar aku menarik ritsluiting daster teh Ine, kulucuti dasternya, BH-nya, dan yang terakhir.., celana dalamnya. Wow.., sebuah gundukan daging tanpa bulu sama sekali terlihat sangat menantang terletak di selangkangan teh Ine. My God.., alangkah indahnya vagina teh Ine itu.., tak pernah kubayangkan bahwa ia mencukur habis bulu kemaluannya.

    “Kamu juga buka semua dong Fi”, rengeknya sambil menarik baju kaosku ke atas. Dalam sekejap, kami berdua berdua berpelukan dan berciuman dengan penuh nafsu dalam keadaan bugil! Sambil menindih tubuhnya yang montok itu, bibirku menyelusuri lekuk tubuh teh Ine mulai dari bibir, kemudian turun ke leher, kemudian turun lagi ke dada, dan terus ke arah puting susu kirinya yang berwarna coklat kemerah-merahan itu. Alangkah kerasnya puting susunya, alangkah lancipnnya.., dan mmhh.., seketika itu juga kukulum, kuhisap dan kujilat puting kenyal itu.., karena gemasnya, sesekali kugigit juga puting itu.

    “Auuhh.., Fi.., gellii.., sss.., ahh”, rintihnya ketika gigitanku agak kukeraskan. Badan montoknya mulai mengelinjang-gelinjang ke sana k emari.., dan mukanya menggeleng-geleng ke kiri dan ke kanan. Sambil menghisap, tangan kananku merayap turun ke selangkangannya. Dengan mudah kudapati vaginanya yang besar dan sudah sangat becek sekali. Akupun dengan sigap memain-mainkan jari tenganku di pintu vaginanya. “Crks.., crks.., crks”, terdengar suara becek vagina teh Ine yang berwarna lebih putih dari kulit sekitarnya. Ketika jariku mengenai gundukan kecil daging yang mirip dengan sebutir kacang, ketika itu pula wanita setengah baya itu menjerit kecil.

    “Ahh.., geli Fi.., gelli”, Putaran jariku di atas clitoris teh Ine dan hisapanku pada kedua puting buah dadanya makin membuat lajang montok berkulit hitam manis itu semakin bergelinjang dengan liar.

    “Fi.., masukin sekarang Fi.., sekarang.., please.., teteh udah nggak tahan..ahh..”. Kulihat wajah teh Ine sudah meringis seperti orang kesakitan. Ringisan itu untuk menahan gejolak orgasmenya yang sudah hampir mencapai puncaknya. Dengan sigap kuarahkan penisku ke vagina montok milik teh Ine.., kutempelkan kepala penisku yang besar tepat di bawah clitorisnya, kuputar-putarkan sejenak dan teh Ine meresponnya dengan mengangkangkan pahanya selebar-lebarnya untuk memberi kemudahan bagiku untuk melakukan penetrasi.., saat itu pula kusodokkan pantatku sekuat-kuatnya dan, “Blesss”, masuk semuanya!

    “Aahh….” Teh Ine menjerit panjang.., “Besar betul Fi.., auhh…., besar betuull…, duh gusti enaknya.., aahh..”. Dengan penuh keganasan kupompa penisku keluar masuk vagina teh Ine. Dan iapun dengan liarnya memutar-mutar pinggulnya di bawah tindihanku. Astaga.., benar-benar pengalaman yang luar biasa! Bahkan keliaran teh Ine melebihi ganasnya Mbak Tati.., luar biasa!

    Kedua tubuh kami sudah sangat basah oleh keringat yang bercampur liur. Kasurkupun sudah basah di mana-mana oleh cairan mani maupun lendir yang meleleh dari vagina teh Ine, namun entah kekuatan apa yang ada pada diri kami…, kami masih saling memompa, merintih, melenguh, dan mengerang. Bunyi ranjangkupun sudah tak karuan.., “Kriet.., kriet.., krieeet”, sesuai irama goyangan pinggul kami berdua. Penisku yang besar itu masih dengan buasnya menggesek-gesek vagina teh Ine yang terasa sempit namun becek itu.
    Setelah lebih dari 15 menit kami saling memompa, tiba-tiba kurasakan seluruh tubuh teh Ine menegang.

    “Fi.., Fi.., Teteh mau keluar..”.
    “Iya teh, saya juga.., kita keluar sama-sama teh…”, Goyanganku semakin kupercepat dan pada saat yang bersamaan kami berdua saling berciuman sambil berpelukan erat.., aku menancapkan penisku dalam-dalam dan teh Ine mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi…, “Crat.., crat.., crat.., crat”, kami berdua mengerang dengan keras sambil menikmati tercapainya orgasme pada saat yang bersamaan. Kami sudah tak peduli bila seisi rumah akan mendengarkan jeritan-jeritan kami, karena aku yakin teh Inepun tak pernah merasakan kenikmatan yang luar biasa ini sepanjang hidupnnya.

    “Ahh.., Fi.., kamu hebaat.., kamu hebaathh.., hh.., Teteh ngga pernah ngerasain kenikmatan seperti ini”.
    “Saya juga teh.., terima kasih untuk kenikmatan ini..”, Kataku seraya mengecup kening teh Ine dengan mesra.
    “Mau tau suatu rahasia Fi?”, tanyanya sambil membelai rambutku, “Teteh sudah lima tahun tidak bersentuhan dengan laki-laki.., tapi entah kenapa, dalam 5 hari bergaul dengan kamu.., teteh tidak bisa menahan gejolak birahi teteh.., ngga tau kenapa.., kamu itu punya aura seks yang luar biasa..”. Teh Ine bangkit dari ranjangku dan mengambil sesuatu dari kantong dasternya. Sebutir pil KB.
    “Seperti punya fitasat, teteh sudah minum pil ini sejak 3 hari yang lalu..”, katanya tersenyum, “Dan akan teteh minum selama teteh ada di sini..”, Teh Ine mengerdipkan matanya padaku dengan manja sambil memakai dasternya.
    “Selamat tidur sayang…”, Teh Ine melangkah keluar dari kamarku.

    Teh Ine memang luar biasa. Ia bukan saja dapat menggantikan kedudukan Tati sebagai partner seks yang baik, tetapi juga memberi sentuhan-sentuhan kasih sayang keibuan yang luar biasa. Aku benar-benar dimanja oleh wanita setengah baya itu. Fantasi sexualnya juga luar biasa. Mungkin itu pengaruh dari pekerjaannya sebagai penulis cerita drama. Coba bayangkan, ia pernah memijatku dalam keadaan bugil, kemudian sambil terus memijat ia bisa memasukkan penisku ke dalam vaginanya, dan aku disetubuhi sambil terus menikmati pijatan-pijatannya yang nikmat. Ia juga pernah meminta aku untuk menyetubuhinya di saat ia mandi pancuran di kamar mandi dan kami melakukannya dengan tubuh licin penuh sabun.

    Dan yang paling sensasional adalah.., Sore itu aku sudah berada di rumah. Karena load pekerjaan di kantorku tidak begitu tinggi, aku sengaja pulang cepat. Selesai mandi aku duduk di meja makan sambil menikmati pisang goreng buatan teh Ine. Perempuan binal itu memang luar biasa. Ia melayaniku seperti suaminya saja. Segala keperluan dan kesenanganku benar-benar diperhatikan olehnya. Seperti biasa, aku mengenakan baju kaos buntung dan celana pendek longgar kesukaanku dan (seperti biasa juga) aku tidak menggunakan celana dalam. Kebiasaan ini kumulai sejak adanya teh Ine di rumah ini, karena bisa dipastikan hampir tiap hari aku akan menikmati tubuh sintal adik ipar ayah si Anto itu.

    Sore itu sambil menikmati pisang goreng di meja makan, aku bercakap-cakap dengan ayah Anto. Orang tua itu duduk di pojok ruangan dekat pintu masuk untuk menikmati semilirnya angin sore kota Bandung. Jarak antara aku dengannya sekitar 6 meter. Sambil bercakap-cakap mataku tak lepas dari teh Ine yang mondar mandir menyediakan hidangan sore bagi kami. Entah ke mana PRT kami saat itu. Teh Ine mengenakan celana pendek yang ditutupi oleh kaos bergambar Mickey Mouse berukuran ekstra besar sehingga sering tampak kaos itu menutupi celana pendeknya yang memberi kesan teh Ine tidak mengenakan celana. Aku berani bertaruh perempuan itu tidak menggunakan BH karena bila ia berjalan melenggang, tampak buah dadanya bergayut ke atas ke bawah, dan di bagian dadanya tercetak puting buah dadanya yang besar itu. Tanpa sadar batang penisku mulai membesar.

    Setelah selesai dengan kesibukannya, teh Ine duduk di sebelah kiriku dan ikut menikmati pisang goreng buatannya. Kulihat ia melirik ke arahku sambil memasukkan pisang goreng perlahan-lahan ke dalam mulutnya. Sambil mengerdipkan matanya, ia memasukkan dan mengeluarkan pisang goreng itu dan sesekali menjilatnya. Sambil terus berbasa basi dengan orang tua Anto, aku menelan ludah dan merasakan bahwa urat-urat penisku mulai mengeras dan kepala penisku mulai membesar. Tiba-tiba kurasakan jari-jemari kanan teh Ine menyentuh pahaku. Lalu perlahan-lahan merayap naik sampai di daerah penisku. Dengan gemas teh Ine meremas penis tegangku dari luar celanaku sehingga membuat cairan beningku membuat tanda bercak di celanaku.

    Setelah beberapa lama meremas-remas, tangan itu bergerak ke daerah perut dan dengan cepat menyelip ke dalam celana pendekku. Aku sudah tidak tahu lagi apa isi percakapan orang tua Anto itu. Beberapa kali ia mengulangi pertanyaannya padaku karena jawabanku yang asal-asalan. Degup jantungku mulai meningkat. Jemari lentik itu kini sudah mencapai kedua bolaku. Dengan jari telunjuk dan tengah yang dirapatkan, perempuan lajang itu mengelus-elus dan menelusuri kedua bolaku.., mula-mula berputar bergantian kiri dan kanan kemudian naik ke bagian batang.., terus bergerak menelusuri urat-urat tegang yang membalut batang kerasku itu, “sss…, teteh..”. Aku berdesis ketika kedua jarinya itu berhenti di urat yang terletak tepat di bawah kepala penisku.., itu memang daerah kelemahanku.., dan perempuan sintal ini mengetahuinya.., kedua jemarinya menggesek-gesekkan dengan cepat urat penisku itu sambil sesekali mencubitnya.

    “aahh…”, erangku ketika akhirnya penisku masuk ke dalam genggamannya.
    “Kenapa Rafi?”, Orang tua yang duduk agak jauh di depanku itu mengira aku mengucapkan sesuatu.
    “E.., ee…, ndak apa-apa Pak..”, Jawabku tergagap sambil kembali meringis ketika teh Ine mulai mengocok penisku dengan cepat. Gila perempuan ini! Dia melakukannya di depan kakaknya sendiri walaupun tidak kelihatan karena terhalang meja.
    “Saya cuma merasa segar dengan udara Bandung yang dingin ini..”, Jawabku sekenanya.
    “Ooo begitu.., saya pikir kamu sakit perut.., habis tampangmu meringis-meringis begitu..”, Orang tua itu terkekeh sambil memalingkan mukanya ke jalan raya.

    Begitu kakaknya berpaling, teh Ine dengan cepat merebahkan kepalanya ke pangkuanku sehingga dari arah ayah Anto, teh Ine tak tampak lagi. Dengan cepat tangannya memelorotkan celanaku sehingga penisku yang masih digenggamnya dengan erat itu terasa dingin terterpa angin. Sejenak perempuan itu memandang penis besarku itu.., ia selalu memberikan kesempatan pada matanya untuk menikmati ukuran dan kekokohannya. Kemudian teh Ine menjulurkan lidahnya dan mulai menjilat mengelilingi lubang penisku.., kemudian ia memasukkan ujung lidahnya ke ujung lubang penisku dan mengecap cairan beningku.., lalu lidahnya diturunkan lagi-lagi ke urat di bawah penisku. Aku mulai menggelinjang-gelinjang tak karuan, walaupun dengan hati-hati takut ketahuan oleh kakak teh Ine yang duduk di depanku.

    Tanganku mulai meraba-raba buah dadanya yang besar itu dan meremasnya dengan gemas, “sss.., teeehh..”, desisku agak keras ketika perempuan itu dengan kedua bibirnya menyedot urat di bawah kepala penisku itu.., sementara tangannya meremas-remas kedua bolaku…, aawwww nikmatnya…, aku begitu terangsang sehingga seluruh pori-pori kulitku meremang dan mukaku berwarna merah. Aku sudah dalam tahap ingin menindih dan sesegera mungkin memasukkan penisku ke dalam vagina perempuan ini tapi semua itu tak mungkin kulakukan di depan kakaknya yang masih duduk di depanku menikmati lalu lalang kendaraan di depan rumahnya.

    Tiba-tiba bibir teh Ine bergerak dengan cepat ke kepala penisku.., sambil terus kupermainkan putingnya kulihat ia membuka mulutnya dengan lebar dan tenggelamlah seluruh penisku ke dalam mulutnya. Aku kembali mendesis dan meringis sambil tetap duduk di meja makan mendengarkan ocehan orang tua Anto yang kembali mengajakku berbincang. Mulut teh Ine dengan cepat menghisap dan bergerak maju mundur di penisku. Tanganku menarik dasternya ke atas dari arah punggung sehingga terlihatlah pantatnya yang mulus tidak ditutupi oleh selembar benangpun. Aku ingin menjamah vaginanya, ingin rasanya kumasukkan jari-jariku dengan kasar ke dalamnya dan kukocok-kocok dengan keras tapi aku sudah tak kuat lagi. Jilatan lidah, kecupan, dan sedotan teh Ine di penisku membuat seluruh syarafku menegang.

    Tiba-tiba kujambak rambut teh Ine dan kutekan sekuat-kuatnya sehingga seluruh penisku tenggelam ke dalam mulutnya. Kurasakan ujung penisku menyentuh langit-langit tenggorokan teh Ine dan, “Creeet…, creeett…, creeettt”, menyemburlah cairan maniku ke mulut teh Ine.

    “Ahh…, aahh.., aahh.., tetteeehh…”, Aku meringis dan mendesis keras ketika cairan maniku bersemburan ke dalam mulut teh Ine. prediksi togel klik disini

    Perempuan itu dengan lahap menjilati dan menelan seluruh cairanku sehingga penisku yang hampir layu kembali sedikit menegang karena terus-terusan dijilat. Aku memejamkan mataku.., gilaa.., permainan ini benar-benar menakjubkan. Ada rasa was-was karena takut ketahuan, tapi rasa was-was itu justru meningkatkan nafsuku. Teh Ine memandang penisku yang sudah agak mengecil namun tetap saja dalam posisi tegak. nonton film semi klik

    “Luar biasa…”, Bisiknya, “Siap-siap nanti malam yah?” Katanya sambil bangkit dan beranjak ke dapur.

    Aku cukup kagum dengan prestasi yang kucapai di rumah ini. Baru 2 bulan di Bandung, aku sudah bisa meniduri 2 orang wanita yang sudah lama

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Bertiga TreeSome Denyutan-Denyutan Memekku

    Cerita Sex Bertiga TreeSome Denyutan-Denyutan Memekku


    2260 views

    Perawanku – Teman SMA ku dulu yang bernama Gilang kini menjadi suamiku kami dikaruniai anak anak yang sudah remaja
    sekarang dan kuliar di luar kota , sekarang tinggallah kami berdua di rumah terasa sepi , suamiku yang
    bekerja sebagai karyawan PMA sehinga kehidupan kami sudah cukup.

    Aku juga hobi dengan pergi ke salon unutk merawat tubuhku walaupun wajahku tidak cantik banget tapi
    kata orang bodyku tidak boseni jika dilihat, suamiku selalu sering memuji dengan kata kat gombalnya
    “hari ini kamu cantik baget sayangku”

    Suamiku senang olah raga tenis dan golf kalau badan tidak terlalu tinggi 165 cm tapi cukup atletis
    dengan berat badan 63 kg. Urusan diranjang sebenarnya aku cukup bahagia karena suamiku orangnya
    telaten dan sabar dia selalu memberikan kesempatan dulu padaku untuk orgasme seteleh itu baru dia
    melakukan penetrasi sampai aku orgasme yang kedua.

    Pengalaman ini terjadi karena rasa kesepianku di rumah sendiri akhirnya aku usul untuk menerima kost
    toh kamar anakku 2 kamar tidak ada yang nempati.

    Akhirnya suamiku sepakat dia yang cari dan kebetulan ada teman kenalannya seorang pengusaha yang biasa Fastbet99
    mondar-mandir Jakarta ke kotaku karena ada anak perusahaannya di kotaku.

    Pertimbangannya dari pada ke hotel boroAgen Bola Maxbets karena kadang harus sampai dua minggu. Namanya Rendra
    (samaran) keturunan arab dengan cina orangnya tinggi (176 cm 76 kg) besar dengan kulit putih tapi
    wajah arab kayak Omar Syarif dengan bulu diseluruh tubuhnya, orangnya sangat santun.

    Kami cepat akrab bahkan seperti keluarga sendiri karena makan malam kami selalu bersama bahkan
    pada waktu lapor Pak RT kami mengaku sebagai saudara. Oh iya aku panggilnya Dik karena umurnya baru 38
    tahun.

    Bahkan jika suamiku dan Aku pergi berlibur ke Tawangmangu atau Bandungan dan pas ada di kotaku ia kami
    ajak. Begitu akrabnya kami sehingga tak jarang kami Dik Rendra juga membantu kalau ada kerepotan
    dirumah sehingga lingkungan taunya memang adik saya.

    Untuk sehari-hari setelah berjalan 3 bulan kami makin akrab saja bahkan suamiku suatu hari, ketika
    kami ngobrol habis makan malam.

    “Ajaklah Isterimu jalan-jalan kemari Dik Rendra,” celetuk suamiku, “Biar
    dia kenal mbakyumu” lanjutnya, Dik Rendra hanya diam dan menghela napas
    panjang.

    “Ada apa.. Ada yang salah?” lanjut Mas Gilang melihat gelagat yang kurang
    enak.

    “E.. Anu Mas Aku sebenarnya duda isteriku meninggal 3 tahun yang lalu
    diruamh cuma ada anak-anak dengan pembantu saja” jawabnya dengan mata
    berkaca-kaca.

    Kami akhirnya tahu statusnya dan kami minta suatu ketika kalau liburan sekolah biar anak-anak diajak
    kebetulan anaknya 2 orang masih 7 tahun dan 4 tahun.

    Sejak itu keakraban kami tambah dekat bahkan suamiku sering membisiki aku kalau keturunan arab
    biasanya barangnya besar dan panjang.

    Akupun merasa Dik Rendra makin memperhatikan aku, pernah aku dibawakan hadiah liontin permata yang
    cantik. Bahkan sehari-hari kami makin terbuka misalnya ditengah guyonan, kadang kadang Dik Rendra
    seolah mau memelukku dan bahkan sembunyi-sembunyi berani menciumi pipiku kalau mau pamit pulang
    Jakarta.

    Demikian pula sebaliknya Mas Gilang seolah membiarkan kami bercengkarama kadang kadang bahkan
    ngompori, “Ooo mabkyumu itu biar STW tapi malah tambah punel (maksudnya memeknya) lho Dik Rendra”
    kalau sudah begitu aku yang merah padam, tapi untungnya hanya kami bertiga.

    Seperti kebiasan kami, pada hari libur Sabtu Minggu kami bertiga week end di kebun kami di
    Tawangmangu. Walaupun tidak terlalu luas namun kebun ini cukupanlah untuk hiburan dan cukup nyaman
    untuk beristirahat.

    Entah apa sebabnya Mas Gilang hari itu dengan manja tiduran berbantal pahaku di depan Dik Rendra
    setelah selesai makan malam sambil menonton TV dan ngobrol kesana kemari diruang keluarga.

    Kulihat Mas Gilang sangat atraktif mempertontonkan kemesraannya di depan di Rendra. Aku sebenarnya
    agak kikuk tapi karena sudah seperti adik sendiri aku bisa mengatasi perasaanku, lagian Dik Rendra
    sudah sering melihat kemesraan kami sehari-hari dirumah. Kulihat Dik Rendra acuh saja melihat tingkah
    laku Mas Gilang. Malah akhirnya Dik Rendra mengambil inisiatif mengambil kasur dari kamar tidur untuk
    dihamparkan ke lantai.

    Akhirnya kamipun menonton TV sambil tiduran, aku dan Dik Rendra bersandar didinding berjajar cuma
    berjarak setengah meter sedang Mas Gilang tiduran di pahaku. Acara yang ditayangkan kebetulan agak
    menyerempet-nyerempet hubungan suami isteri.

    Kulihat Dik Rendra tidak bisa konsentrasi, ia lebih sering mencuri pandang ke arah dadaku yang saat
    itu hanya terbungkus daster, aku pura-pura nggak tahu tapi aku sempat melihat arah tengah
    celananya yang aku yakin sudah setengah ereksi.

    Tiba-tiba Mas Gilang memeluk pahaku sambil mengusap usap tonjolan payudara dari luar baju daster yang
    kukenakan, aku bingung.

    “Mas malu ah masa ada Dik Rendra,” protesku sambil melemparkan tangannya
    kasar.

    “Ah nggak apa apa, wong Di Rendra juga pernah merasakan koq.” sahut Mas
    Gilang sambil senyum penuh arti ke Rendra.

    Rendra tersenyum kecut Aku melengos sebel tapi jujur saja rabaan Mas Gilang membuat aku on apalagi
    udara dingin Tawangmangu yang menusuk tulang.

    Sementara Mas Gilang malah nekat dan kepalanya yang menindih pahaku digeser ke arah selangkanganku,
    sehingga tak terhindarkan baju dasterku yang memang pendek makin tersingkap sehingga Rendra makin
    leluasa melahap pahaku yang terbuka lebar..

    “Mbak.. Aku.. Jadi ingin nih..” Rendra bicara padaku.

    Gila batinku aku benar-benar kaya kepiting rebus mendengar kata-kata Rendra hampir saja aku tampar.
    Tapi Mas Gilang malah menimpali, “Nggak pa-pa, ya Mam? Kasihan khan Dik Rendra sudah lama lho nggak
    merasakan” sahutnya.

    “Pap!! apa-apaan sih ini” sahutku nggak kalah seru.

    “Papa boleh kok mam, papa iklas please, ..!” pintanya sambil mengedip ke
    Dik Rendra.

    Cerita Sex Bertiga TreeSome Denyutan-Denyutan Memekku

    Cerita Sex Bertiga TreeSome Denyutan-Denyutan Memekku

    Rupanya Rendra tanggap langsung saja dia miringkan badannya, karena jarak kami cuma sejengkal maka
    langsung direngkuhnya belakang kepalaku dan diciumnya mulutku dengan paksa.

    Aku ingin menolak tapi Mas Gilang memegang tanganku dan meraba tengah CDku aku terombang-ambing antara
    nafsu dan nilai yang ada dalam diriku tapi aku makin terangsang, tanpa sadar malah
    kumiringkan tubuhku menghadap Dik Rendra sehingga aku bisa berhadapan.

    Melihat reaksiku tanpa segan Dik Rendra menyelusupkan tangannya dibalik dasterku untuk meremas remas
    buah dadaku, sementara Mas Gilang tangannya sudah masuk CD untuk mengelus elus klitorisku yang menjadi
    titik kelemahanku.

    Mendapat seranngan dua orang sekaligus sensasiku melambung tinggi ada kenikmatan yang tiada tara.
    Kucoba memberanikan diri meraba perut Rendra dan turun kebawah pusar, ada rasa penasaran ingin tahu
    ukuran barangnya. Link Alternatif Fastbet99

    WAU.. luar biasa rupannya sudah berdiri keras dan tidak pakai CD lagi tanganku tak bisa memegang
    semuanya genggamanku penuh itupun baru separonya.

    Ketika itu Mas Gilang melepaskan seluruh pakaiannya dan mencopoti dasterku, Rendra melepaskan
    pakainnya juga dan menggeser posisinya merapat ke arahku dari sebelah kiri kami berhadapan, sedangkan
    Mas Gilang memiringkan tubuhnya yang bugil sebelah kanan (belakangku).

    Sehingga dengan sendirinya kontol Mas Gilang yang sudah kencang menempel bokongku dan kontol Rendra
    yang luar biasa panjang dan besar menempel pahaku karena Rendra tak mau melepaskan pelukannya padaku
    jadi Mas Gilang hanya merogoh memekku dari belakang.

    Rendra menciumi diriku sambil mengelus payudara penuh nafsu, kulihat Rendra yang penuh dengan gairah,
    aku ikut terhanyut. Aku tak sempat berfikir macam macam, nafsuku telah mendominasi pikiranku,
    kunikmati apa yang dilakukan Rendra padaku tanpa menghiraukan Mas Gilang yang meremas-remas bokongku,
    dan mengelus vaginaku yang sudah basah.

    Aku mendesis desis tak karuan karena keenakan dengan tangan kanannya Rendra mendekap punggungku erat
    erat, sedangkan tangan kirinya mulai menyibak vaginaku rupanya dia
    sudah nggak tahan ingin memasukkan kontolnya ke memekku.

    Dituntunnya penisnya ke arah lubang vaginaku, dan dalam tempo singkat aku sudah melayang kelangit ke
    tujuh menikmati kontol Dik Rendra yang panjang besar ada meskipun rasa perih dan penuh menyesak di
    vaginaku namun kenikmatan yang kurasakan mampu membuatku melupakan rasa perih memekku.

    Otomatis jepitan lobang kemaluanku makin jadi dan denyutan-denyutan memekku yang selama ini dipuja
    oleh Mas Gilang dirasakan oleh Rendra.

    “Oh Mbak memekmu luar biasa, benar-benar punel Mbak” bisik Rendra sambil
    mulai memompa batang kemaluannya secara ritmis.

    Sementara aku mengimbangi mengocoknya perlahan lahan, Rendra mendesis desis keenakan, kini wajah
    Rendra menghadap ke arahku dengan matanya yang terpejam sungguh tampan sekali apalagi desisanya
    membuatku benar-benar melayang.

    Gesekan bulu dada di ujung putingku membuatku seperti kesetrum listrik ribuan watt. Setelah hampir
    sepuluh menit Rendra memompa memekkuaku mulai kesetanan mau meledak tapi dia mulai mengendurkan
    pelukannya.

    “Ganti posisi yuk Mbak, nggak adil kan masa yang punya (Mas Gilang
    maksudnya) nggak kebagian” bisik Rendra padaku.

    Rendra melepaskan kontolnya dari memekku pelan-pelan terasa ada yang hilang dari selanggkanganku,
    Rendra berdiri sambil membimbingku Mas Gilang masih ikut dibelangku sambil meremasi pantatku.

    Aku menoleh memandang suamiku penasaran ingin tahu reaksinya, tapi ternyata kulihat Mas Gilang
    begitu bahagia bahkan dia tersenyum.

    “Kita main bersamaan ya Mas?” ajak Rendra pada suamiku.

    Rendra mengambil posisi duduk bersandar di sofa dengan paha mengangkang, tampak kontolnya yang besar
    panjang dan kokoh dengan topi baja yang mengkilat karena cairan memekku berdiri seperti prajurit siap
    serbu, kemudian ia menyuruhku mengangkang diatasnya dengan menumpangkan pahaku pada pahanya sambil
    membelakanginya.

    Perlahan-lahan aku turunkan bokongku dan Rendra membibing kontolnya untuk memasuki memekku, bles,
    ahh.. Rasanya tambah nikmat dan sudah nggak perih lagi.

    Dengan posisi begitu maka dari depan mencuatlah klitorisku yang sudah keras dan kencang, perlahan-
    lahan aku mulai memompa dengan menaik turunkan bokongku, melihat pemandangan seperti itu Mas Gilang
    langsung duduk jongkok di depanku oh.. Ia menjilati klitorisku yang terbiar menantang.

    Oh.. Luar biasa sensasi yang timbul seluruh tubuhku bergetar kurasakan memekku makin berdenyut keras,
    kuraih kepala Mas Gilang kurapatkan ke selangkanganku sementara Rendra terus menyodokku dari bawah.
    Ahh.. Aku mau meledak.. Mas.. Aku mau meladak..!!

    Rendra menggeram karena kontolnya kucengkeram dengan denyutan memekku yang makin kuat,. Dan dengan
    sambil meremas-remas payudarku kurasakan kontol Rendra dalam memekku berdenyut keras.. Ahh Mbak aku
    mau keluar..

    Ditariknya putingku sambil menyodokku dari bawah kuat-kuat sementara Mas Gilang melumat klitorisku aku
    benar-benar tidak bisa menggambarkan kenikmatan yang kudapat ketika kontol Rendra menyemburkan
    spermanya ke dalam memekku bersamaan orgasmeku dan hisapan-hisapan pada klitorisku.

    Belum selesai sensasiku Mas Gilang menarikku dan memintaku nungging ini kebiasaan Mas Gilang dia mau
    memompaku kalau aku sudah orgasme katanya enak sekali keRendran-keRendran memekku kalau orgasme.

    Aku mengambil posisi nungging dengan bertumpu pada kedua paha Rendra pas kontolnya yang
    berlendir-lendir di mukaku langsung saja aku bersihkan sementara Mas Gilang mulai memasukkan kontolnya
    yang meskipun tidak panjang tapi kepalanya sangat leber sehingga seperti klep pompa.

    Kurasakan sensasi yang lebih hebat lagi ketika Mas Gilang mulai memompaku dari belakang.
    Hampir saja kugigit kontol Rendra kalau saja Rendra tidak berteriak, mengaduh. Entah aku merasa tidak
    kuat lagi menahan ledakankanku yang berikutnya dan segara saat kontol Mas Gilang mulai berkedut-kedut
    akan menyemburkan spermanya akupun juga merasakan diriku akan meledak lagi.

    Dan aahh dengan teriakan panjang Mas Gilang menyemprotkan spermanya ke dalam memekku. Aku segera
    berbalik untuk membersihkan kontol Mas Gilang, rasa sperma dua orang laki-laki yang bercampur membuat
    lidah merasa aneh dan asing.

    Kami terkulai lemas tapi aku merasa lapar dengan tetap bugil aku kedapur untuk masak kulihat dua orang
    laki-laki itu berpelukan saling
    menepuk punggung.

    “Gimana dik?” lamat lamat kudengan suara Mas Gilang menanyakan kesannya
    pada Rendra.

    “Wah luar biasa Mas, aku nggak nyangka kalau Mbak Rin.. Begitu hebat,
    pantas Mas Gilang tidak pernah jajan,” timpal Rendra.

    “Begini aja dik, Dik Rendra nggak usah sungkan lagi sekarang ini mbakyumu ya isterimu, tapi janji Dik
    Rendra nggak boleh jajan, aku jijik kalau mbayangkan Dik Rendra jajan,” sambung Mas Gilang.

    “Sumpah Mas aku nggak pernah jajan sepeninggal isteriku, pernah pembantuku aku pakai itupun cuma
    sekali selebihnya aku pake alat,” lanjut Rendra.

    “Jadi janji betulan lho dik, dan kita nggak boleh cemburu, satu sama lain..”

    “Eh.. Enak aja ngomongin nasib orang nggak ngajak yang diomongin” aku langsung protes nglendot di
    pangkuan Mas Gilang.

    “Tapi Mama setujukann..” lanjut suamiku.

    “Mmm.. Gimana.. Ya.. Mmm” sengaja kubuat-buat jawabanku aku ingin melihat reaksi Rendra.

    “Maaf Mbak, kalau Mbak nggak setuju aku nggak pa-pa kok Mbak” Rendra memelas.

    “Habis.. Habis..” jawabku nggak kulanjutkan.

    “Habis apa Mbak?” Rendra panasaran.

    “Habis.. E n a a k hi.. Hi.. Hi” jawabku sambil cekikikan.

    Rendra langsung menubrukku yang masih dipangkuan Mas Gilang, tanpa sungka lagi diciumnya ibirku
    diremasnya dadaku kulihat kontolnya sudah ngacung. “Eh.. Makan duluu.. Ah aku lapar nih.. Nasi goreng
    sudah masak tuh di meja” pintaku.

    Rendra menghentikan cumbuannya terus membopongku kekursi makan sambil memangkuku dia menghadapi meja
    makan sementara Mas Gilang mengikuti dari belakang dan mereka duduk berimpitan kursi.

    Aku membagi bokongku diatas kedua paha mereka yang berhimpitan satu berbulu yang satu agak licin.
    Mereka dengan sabar bergantian menyuapi aku. Aku benar-benar bahagia mereka berdua sekarang suamiku,
    yang siap memuaskanku.

    Selesai makan kusiapkan sikat gigi dan odol buat mereka, aku mendahului membersihkan diriku di kamar
    mandi sperma yang kering berleleran di pahaku terasa lengket. Setelah itu aku kekamar utama menyisir
    rambut ku di depan cermin.

    Tak lama kemudian kulihat mereka berdua mengendap-endap beriringan masuk kamar aku seolah tak melihat.
    Kurasakan elusan lembut sebuah tangan dengan bulu-bulu halus menelusuri bokongku, bahkan kemudian
    mengarah keselangkangan dan mengelus memekku.

    Aku sudah bisa menduga pemilik tangan itu, dan hatiku berdesir ketika kulihat tangan Rendra lah yang
    sedang mengelus belahan memekku, dan Mas Gilang mengelus batang penisnya, sambil mulutnya menciumi
    dadaku.

    Sambil berubah posisi dengan setengah duduk di depanku Mas Gilang siap dengan selangkanganku yang
    terbuka lebar memperlihatkan vagina merah basah yang sangat indah, sementara tangan kanannya
    menggosokan gosokkan kemaluanya, sementara Rendra tidak tinggal diam buah dadaku yang menggantung
    diremas remas dan diciumi dari belakang.

    Rendra merubah posisinya dengan duduk di meja rias dengan kontol siap dimuka mulutku. Sekarang aku
    baru bisa mengukur panjangnya kontol Rendra yang ternyata ada dua kepalan tanganku dengan kepala agak
    meruncing dan diameter kepala bajanya lebih kecil dari punya Mas Gilang.

    Langsung kugenggam dan ku jilati dan kukocok-kocok. Begitu kulakukan sampai hampir setengah jam dan
    dalam waktu yang tidak terlalu lama gerakan Rendra tak terkendali, bahkan ia membalas menekan kepala
    Mas Gilang yang sedang mengenyot klitorisku dibawah meja pada saat itulah Rendra menghentak hentakkan
    pinggul dan menyorong-nyorongkan kontolnya dimulutku dan.. Agen Bola Maxbet
    Croot.. Croot.. Croot..

    Sperma Rendra memenuhi kerongkonganku. Dia telah orgasme. Ini terlalu cepat, padahal aku merasa masih
    belum apa-apa. Rendra terus turun membopongku ke ranjang dan Mas Gilang sekarang menindihku semetara
    Rendra mempermainkan ku dari bawah ah rupanya mereka telah kompak untuk kerja sama memuaskan diriku.

    Mas Gilang sudah terlengkup ditubuhku, sementara pinggulnya naik turun, mengocok batangnya yang sudah
    melesak ditelan liang kenikmatanku. Sekali kali tangannya meremas bokongku.

    Aku mulai on lagi dan otot-otot vaginaku mulai berdenyut-denyut tapi tiba-tiba Mas Gilang menghentikan
    kocokannya, dan mencabut penisnya, aku masih tanggung tetapi aku memang juga tidak ingin selesai
    sekarang, aku masih berharap Rendra bangkit lagi setelah istirahat.

    Aku ingin Rendra memompaku dulu baru Mas Gilang yang mengakhiri puncaknya. Tapi Mas Gilang minta aku
    dan Rendra melakukan 69 dengan posisi Rendra dibawah begitu aku posisi enam sembilan Mas Gilang
    menusukku dari belakang dan Rendra ganti yang ngenyot klitorisku.

    Sungguh luar biasa rasanya ber 69 sambil memekku dipompa aku tak dapat menahan kenikmatan yang
    menyerbu lubang memekku. Denyutan-denyutan mencengkeram makin keras dan ini yang paling disukai Mas
    Gilang, kemudian kurasakan Mas Gilang mulai mencengkeram bokongku dan melenguh seperti sapi di
    sembelih sambil mempercepat goyangannya, semetara mulut Rendra tak henti menciumi klitorisku dan
    lidahnya menerobos kadang masuk ke memekku disela kontol Mas Gilang.
    Nafasku tersengal, aku mulai masuk kemasa orgasme.

    Tanpa menunggu waktu lagi Mas Gilang mempercepat kocokannya, dan kemaluankupun sudah berdenyut denyut
    kencang, akan segera akan keluar. Mas Gilang merengkuh bokonku, makin kencang, sambil dari mulutnya
    keluar erangan kenikmatan yang panjang dan kemaluannya ditekan keras ke kemaluanku, dia semprotkan
    spermanya..

    Crot.. Crot.. Crot tapi aku belum orgasme.

    Dan segera berlelehanlah air maninya menyemprot didalam vaginaku Pada saat yang sama, aku tak tahan
    menahan orgasmeku, kugenggam kontol Rendra kuat-kuat dan kuhisap sampai batangnya sambil mengejan
    menikmati orgasmeku bersama Mas Gilang mendapat perlakuan begitu Rendra juga orgasme kembali dan
    menyemburkan maninya ke mulutku untuk yang kedua kali.

    Kenikmatan yang luar biasa. ceritasexdewasa.org Walaupun permainan sudah berakhir tetapi Mas Gilang tidak mau mencopot
    kemaluanku dari memekku, aku paham betul dia paling suka menikmati denyutan memekku.

    “Pah.. Aku sudah nggak tahan.. Pahaahh.. Eghh.. Eegghh capek nih kasian Rendra kita tindih”

    Malam ini adalah malam pertama aku merasakan penis orang lain selain punya Mas Gilang apalagi penisnya
    lebih panjang, sebuah pengalaman yang sangat memuaskanku.

    Pembaca terhormat masih banyak pengalaman nikmat yang kualami bersama ke dua suamiku namun sementara
    sampai disini dulu, bila ada kesempatan akan aku ceritakan lainnya.
    Sejak kejadian itu Rendra minta jatahnya padaku setiap ada dikotaku bahkan anak-anaknya sering diajak
    untuk bersama tinggal dikotaku saat libur agar tidak bolak-balik.

    Saat Rendra ada hampir tiap hari sekali aku mendapat giliran dari Mas Gilang
    dan Rendra kadang kami lakukan treesome kadang hanya berdua saja dengan salah sat dari mereka, dan
    kami sepakat hanya dilakukan bertiga saja.

    Pembaca yang terhormat kalau anda wanita disayangi 2 orang pria percayalah mereka bisa akur sabar
    tidak ada rasa cemburu dan yang hebat anda akan dimanja seperti diriku.

    Nggak percaya cobalah. Pengalaman ini benar-benar nyata kami telah 5 tahun bersama tapi kasih sayang
    mereka sangat tulus padaku. Aku jadi rajin jamu dan senam untuk kepuasanku dan kepuasan mereka bagi
    yang ingin tanya silahkan kirim email pasti dijawab. Mau coba aku punya caranya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Kumpulan Foto Ngentot Istri Teman Yang Super Montok Tembak Dalam

    Kumpulan Foto Ngentot Istri Teman Yang Super Montok Tembak Dalam


    2248 views

    Perawanku – Maksud hati Main main kerumah teman mau bertemu ajak keluar settt dah ketemu istrinya yang bahenol super montok lagi.

    Pikiran jail pun timbul untuk ngerjain istrinya yang ternyata lagi sange juga dan akhirnya di akhiri dengan persetubuhan Ngentot Istri Teman Yang Super Montok Tembak Dalam di bawah ini  :

  • Cerita Panas Lucu Ngentotnya Sama Tante – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Panas Lucu Ngentotnya Sama Tante – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    2246 views

    Perawanku – Namaku Johan, Umurku 21 tahun, Aku baru saja berpindah dari kota besar ke desa yang amat asing. Entah kenapa didesa ini banyak sekali janda, juga banyak janda muda. Beritanya karena suatu hari saat para pria sedang bergotong royong menggali gua yang katanya berisikan batu emerald, namun nahasnya banyak dari mereka yang tidak selamat. Aku memilih untuk mencari batu akik lainnya disekitar desa itu, tentu sambil mencari kesempatan menikmati para janda itu.

    Aku tinggal dikontrakan yang cukup dekat dengan rumah pak RT, jadi kami sering bertemu, dan tentu saja aku tau janda janda mana yang katanya menarik.
    Cerita Sex | Saat itu setelah pulang dari mencari batu akik didekat sungai, aku bertemu seorang wanita yang sedang membawa beberapa barang, sambil menggendong seorang bayi.

    “Mbak, sini saya bantuin”,
    “wah, makasih mas, maaf ya, jadi ngerepotin” Lalu aku meraih barang bawaanya.
    Saat aku melihat kedepan, ternyata janda ini masih muda! Wajahnya masih cantik, dan tubuhnya cukup mempesona.
    Aku yang ada disebelahnya sambil membawa barang bawaan ini terus mencuri pandang kearah belahan dada perempuan itu, tampak buah dadanya besar dan montok sekali, bajunya yang klasik itu menambah pesona benda favoritku itu.

    “mm…mbak namanya siapa?”,
    “Saya Junita mas, tapi biasa dipanggil nita”,
    “ooh, kenalin saya Johan”,
    “mas orang baru disini?”,
    “iya, cari batu akik, mbak kok sendiri aja?”,
    “iya, suami saya udah gak ada”. Beberapa menit kami berjalan sambil berbincang bincang, tiba tiba anaknya itu menangis, Nita lalu mencoba menenangkannya, entah kenapa ia tiba tiba mengeluarkan buah dada kanannya, aku sempat terkejut.
    Lalu tampak lah buah dada besar dengan puting coklat itu, dan si bayi segera menyusu ke ibunya, aku hanya bisa geleng geleng.

    “Mbak, kok menyusui disini?”,
    “udah minta nih anakku, udah biasa orang sini mah” memang didesa ini tampak tidak begitu memperhatikan bagaimana orang orang memakai pakaian ataupun menutup aurat, tentu ini juga bagus bagiku.
    Beberapa menit kemudian, kami tiba dirumah Nita,
    “masuk dulu mas”,
    “iya mbak” Lalu aku masuk mengikuti Nita kedalam, ia memang masih menyusui anaknya, namun tentu aku juga mau.

    “Mbak nita, udah sampai? Maaf tadi Nika gak bisa ikut” Aku terkejut lagi, kini muncul seorang perempuan lain,
    “Iya nika, gapapa, untung ada mas Johan ini yang bantu”,
    “wah, makasih mas, kenalin saya Yunika, adiknya mbak yunita”. Aku bersalaman dengan perempuan itu, umurnya mungkin hanya berbeda sedikit dengan kakaknya, karena ia juga tampak secantik Yunita, tentu dengan buah dada yang besar pula.

    “Nika, tolong kamu jagain anakku ya, saya mau kekamar mandi, sekalian mandi”,
    “oooh, iya mbak” Lalu Nita meninggalkan ku bersama Nika yang menggendong bayi itu.
    “Mbak, berdua aja sama Nita?”,
    “iya mas, orang tua kami udah meninggal, suami kami juga kena bencana, kami hidup berdua sekarang”, Bukannya prihatin, Kontolku malah ngaceng tiba tiba.
    “oooh, kasihan ya kalian berdua..” Bayi itu menangis lagi mencari ibunya, namun kali ini Si Nika juga mengeluarkan buah dada kanannya! Lalu bayi itu dibimbing untuk mengenyot puting coklat Nika, dan tampak bayi itu sibuk menyusu lagi.
    “Loh, mbak nika juga lagi menyusu?”,
    “iya mas, karena udah sering gantian nyusuin anak ini, jadi udah biasa”. Aku semakin bingung, mana hari masih siang, panas, dan didepanku ada minuman segar, susu asli janda janda muda.

    “Aduh, saya haus nih mbak”,
    “waduh, mbak Nita lagi di kamar mandi, saya juga sibuk…”,
    “Kalau gitu…saya…minum susunya mbak Nika aja…”,
    “Nah itu masnya pinter, sini mas” Buset lugu banget, lalu kudekati Nika, pelan pelan buah dada kiri Nika sudah dikeluarkan dari sarangnya,
    “Mas pegangin sendiri ya, Nika lagi nenangin anak ini” ,
    ”iya…tenang aja…” Lalu aku pegang buah dada Nika, bwoh kenyal luar biasa, aku tahan dikedua tanganku, lalu puting kiri Nika segera ku masukkan kemulut ku, tanpa ragu ku kenyot puting mempesona itu, lalu air susu Nika segera membasahi mulutku, oooh segar nya…

    “Slruuup sluuurp slruuuup…mmm…aaah…seger mbak…slruuup” Tanpa malu kesedot dan kunikmati air susu dari buah dada Sintal itu.
    “Mas, auh, pelan aja, haus banget yach?”,
    “Slruuup slruuup…mmm…srluuup…” Lidahku berputar putar diputing indah itu, juga terus menyedot keluar susu kedalam mulutku, tanganku juga mengelus elus benda bundar besar kenyal itu. Tampak Nika jadi terangsang. “mmmf…mas….sedotanmu…si kecil ini kalah hebat…uuuhf”,
    “slruuup…mmm…iya dong, saya memang ahlinya…srluuup…slruup” Air ASI Nika tak habis ku sedot terus.

    Tampak bayi itu sudah tertidur lagi,
    “Mas…mmf… bentar… aku mau nidurin anak ini… udah ya nyusunya..”,
    “iya deh, kamu jaga dulu dia ya…” Lalu meski tampak terangsang, Yunika membawa bayi itu kekamar, sepertinya ia sedang menjaganya.
    Beberapa menit kemudian, ada suara dari kamar mandi,
    “Nika…tolong ambilin sabun dong, yang disini udah abis” Tak perlu lama aku berlari mendekati kamar mandi, lalu melihat ada sabun diluar.
    “Mbak, Nika nya lagi tidur sama si bayi, ini sabunnya…”,
    “ooh, iya mas, bawa sini dong, tolong…” Lalu aku masuk kedalam kamar mandi tak terkunci itu, kaget setengah mati aku, melihat tubuh montok Nita tanpa pakaian, Lalu aku memberikan sabun itu, tentu tetap bertampang cool.
    “ini mbak, kok kayaknya kesulitan mbak?”,
    “Ini…air susuku keluar sendiri mas, soalnya udah penuh, bingung deh mandinya..” Rejeki datang lagi, segera ku dekati Nita.

    “Aduh, biar Johan bantuin mbak, dari pada mubazir saya minum aja susunya..”,
    “iya deh… sini mas kedepan”, Gembira luar biasa aku,
    “tapi saya takut basah mbak”,
    “buka pakaian mas sekalian, itu ada handuk” Lalu aku secepat kilat membuka semua pakaianku, lalu memakaikan handuk dipingganku untuk menutup penisku yang tegang.
    Segera ku menuju kedepan Nita, dan tampaklah Buah dada nita yang besar itu diputing coklatnya terlihat cairan putih kesukaanku,
    “biar aman, Johan sedot dua duanya ya mbak”,
    “iya mas, saya mau sabunan…” Segera kedua buah dada itu kuremas, Nita tampak cukup kaget,

    “mas, gak pernah nyusu ya? Itu yang diputingku yang disedot mas…”,
    “oooh, iya iya…” Lalu kedua buah papaya Nita itu kupegang, kedua puting Nita kutabrakan, lalu kumasukkan kedalam mulutku bersamaan, Nita yang sibuk menyabuni dirinya tampak mulai terangsang.

    Air susu Nita rasanya lebih enak, Kedua putingnya yang ada dimulutku mengucurkan air susu dengan derasnya, karena buah dadanya kugencet dan kuremas denga kuat.

    “ooooh…mas….mmmmf….pelan aja….uuuh” Nita mulai asyik menyabuni vaginanya.
    Aku terus saja menyedot air susu dari kedua puting coklat Nita, kepala ku maju mundur, menarik narik puting itu, tentu dengan bantuan tanganku yang meremas buah dada montok dan kenyal itu.

    “slruuup…slruuup…slruuup…mmm….mantep mbak…slruuup”. Tampak Nita sudah mendesah, dari vaginanya keluar cairan lengket.
    “uuuh…udah mas….aku mau berdiri…”,
    “Ya saya sedot sambil berdiri mbak… slruuup” Nita mencoba berdiri, ia menyabuni paha dan bokong sexy nya, aku makin terangsang saja, Karena Penisku sudah tegak dan berdenyut denyut, handuk yang menutupinya jadi jatuh.
    “Mas….kontolmu udah berdiri…mmmf”,

    “Sluuurp…slruuup…mmmf…aaah…sabunin dong mbak, sekalian aku mandi bareng mbak Nita yach”,

    “iya mas, mmmf….gede banget mas….uuuh” Penisku kini dikocok tangan Nita yang sudah dibasahi sabun itu, tentu kocokannya jadi semakin nikmat, dan juga luar biasa nikmat.
    Beberapa menit itu Nita terus mengocok penisku, sementara buah dadanya kini bergantian kuremas dan ku sedot air susu keluar dari puting coklatnya.
    “Uuuh…mas…aku pegel berdiri…mmmf” Nita yang sudah lemas itu lalu memilih duduk, aku memilih menghentikan aksi minum besarku.

    “mbak, saya bantu mandiin ya, mbak siramin aja tubuh kita berdua, saya yang ngelus ngelus ya…”,

    “iya mas…. Uuuh” Lalu Nita yang duduk itu membasahi tubuhnya yang sudah basah oleh sabun, aku memilih berada dibelakangnya.
    Air membasahi tubuh kami berdua, aku juga mulai mengelus sekujur tubuh montok janda muda itu, Ku elus tangannya, perutnya, pahanya, dan segera menuju Memeknya. Tangan Kiriku meremas buah dadanya Nita, tangan kananku asyik mengobok obok Vagina Janda cantik itu, Air yang mengalir membuat suasana jadi semakin menakjubkan.

    “oooh…mas…mmmmf….uuuuh….enak mas…gak pernah aku mandi seenak ini…ooooh” Kudiam saja, lalu kucium leher dan ketiaknya, tanganku masih terus beraksi juga.

    Beberapa menit kemudian, Nita tampak sudah menggelinjang, segera angkat pinggulnya, kini ia merunduk. “mas, kamu mau ap…aaaah!” Penisku sudah melesat masuk kevagina Nita tanpa perlu disuruh, terasa sangat nikmat, meski sudah tidak sempit.

    “ooooh, nikmat mbak…uuuh” Segera penisku bergerak maju mundur dengan cepat, penisku menguasai seisi Memek nikmat Nita, bokongnya jadi bergoyang goyang.
    Tanganku lalu meraih bokong itu, lalu kuremas, dan kumasukan jariku kedalam lubang anusnya.
    “aaaah…mas….uuuf…..mmmf….sssh…ooooh” Plop plop plop plop, suara desahan Nita diiringi suara tabrakan penisku.

    Beberapa menit itu kuterus saja menabrak memek Nita dengan penis besarku, Sungguh nikmat dan luar biasa rasanya.
    “Mbak, aku mau muncrat, oooh” Kutarik penisku, lalu kubalikkan tubuh montok Nita, dan kupasang kontol besarku dimulutnya.
    Crooot crooot croooot, Mulut Nita penuh dengan spermaku. Janda itu lalu batuk batuk dan memuntahkan cairan sperma itu.

    “ uhuk uhuk…mas..banyak banget pejuhnya…”,
    “maklum, udah lama gak keluar, hehe”. Lalu Nita memilih membersihkan dirinya bersamaku.
    Setelah itu Nita pergi duluan keluar dari kamar mandi, aku sedang sibuk menenangkan diri, juga memakai handuk.

    Beberapa menit kemudian saat aku kembali keruang depan, tampak tak ada orang, lalu aku menuju kamar dirumah itu. Bukan main kaget, Nita sedang asyik menindih tubuh Adiknya itu, sambil menciumnya.

    “mmm…cup…mmmm…dek…uummm..cup…” Lalu Mereka berdua duduk, Nita membuka pakaian Nika, aku hanya melongo didepan pintu, tampak Nika yang sudah bugil itu lebih putih dan mulus dari pada kakaknya.
    “mbak… buah dadamu… sini…oooh” Nika meraih kedua buah dada kakaknya itu, lalu diremas dan diangkat keatas, “oooh…sini punyamu dek…uuuh” Gantian Nita meraih Buah dada adiknya.

    Sekarang kedua janda muda itu sedang meremas buah dada lawan tandingnya. Kembali air susu keluar dari puting mereka, tampak puting puting mempesona itu dipencet dan diremas remas, air susu mengalir keluar membasahi buah dada mereka.
    “oooh….susumu mbak…”,
    “uuuh…punyamu…mantep juga dek….mmmf” Aku geleng geleng sambil melongo, Penisku sudah berdiri lagi menjatuhkan Handuk itu lagi.
    “Ooh, mas Johan, sini mas, mau ikut?” Godaan dari janda janda itu membuatku bersemangat, Tampak Bayi yang ditaruh diranjang kecil disebelah kasur itu sudah tenang, kini biar aku yang melahap kedua perempuan itu.

    Nita menarikku, dan merobohkan tubuhku kekasur, tinggal penisku yang besar itu masih berdiri.
    “mas…kontolmu yang besar itu.. Kita goyang boleh? hehe…” Nita dan Nika mendekat, lalu menempelkan buah dada mereka kepenisku.

    Buah dada itu bertabrakan, dan ditengah tengahnya ada penis besarku yang tampak ingin meletus. Lalu mereka meremas dan menggencet buah dada mereka. Penisku kini sedang dilumat benda benda kenyal yang dibasahi air susu.
    “mas….enak gak? Mmmf”,
    “ooooh, mantep deh, toket kalian luar biasa kenyal dan montok…oooh” Mereka terus menggoyang dan meremas buah dada kenyal mereka, membuat penisku semakin meronta karena kenikmatan luar biasa.

    Nita dan Nika lalu Memegang buah dadanya, dan mendorong kuat kepenisku, tabrakan luar biasa itu membuat Penisku segera ingin meletus. Air susu yang muncrat dari puting puting keras mereka itu membasahi penisku,
    “Ooooh, luar biasa…mmmf… nikmat sekali… kalian hebat…” Mendengar pujianku, kedua janda itu mendekatkan mulutnya kepenisku, segera Nita dan Nika menjilati kepala penisku yang basah bercampur air air persetubuhan. “mmm…aaah…slruup..mmm…Kontolmu yang terbaik mas…”,
    “mmm…slruupp…cup…aaah….Sedap deh ..uummm…cup…” Kedua janda itu semakin menggila menganiaya penisku yang terus meminta ampun karena keenakan.

    “Aduh, aku udah gak kuat, oooh” Kedua janda itu membuka mulutnya diatas penisku, dan Crooot crooot crooot, Air maniku muncrat kearah mulut mulut nakal mereka.
    Kini pejuhku ditelan oleh kedua janda itu.

    “oooh… nikmatnya, mmmf” Aku masih kelelahan, tapi Nika sudah nakal lagi, penisku yang masih lemas, dimasukkan kevaginanya, ia yang sekarang berada diatasku itu bergerak naik turun, membuat penisku yang ada didalam vaginanya menjadi tegak kembali.
    “haduuh, gila, tiga kali penisku tegak lagi…”,
    “ooooh…. Kontolmu mas….super sekali…oooh…Nika suka banget…mmmf”.
    Nita tak mau kalah, ia kemudian mengambil posisi diwajahku, vaginanya yang basah itu lalu ditempelkan kewajahku,
    “hehe, mas, jilatin yaach”,

    “oooh, iya Nita, oooh…ummm…” Kucupang denga cepat bibir vaginanya, lalu lidahku masuk kedalam vagina Nita.
    Dua janda itu sekarang sedang asyik bersetubuh denganku, Nika terus melompat lompat menikmati penisku divaginanya, Nita mendesah sambil meremas buah dadanya sendiri karena memeknya yang kujilati.
    Beberapa menit kemudian, Nita memegang kedua buah dada Adiknya, segera Air susu Nika itu disedot keluar dari buah dada itu.

    “Slruuup…dek…mmm…slruuup…hajar terus kontol itu..mmm”,
    “oooh…mmmf…sssh…iya mbak…oooh…”. Orang kota bilang posisi kami ini adalah posisi Threesome, yang tak heran memang sangat menggairahkan dan nikmat luar biasa.

    Beberapa menit itu kami terus beraksi menikmati sensasi seks bertiga itu, entah kenapa, nikmatnya sungguh tak ter elakkan.
    “mmm….sluuurp…Nika… aku mau…”,
    “keluarin didalem mas..uuuhf”,
    “Iya mas, Nika udah pengen tuh…slruuup”, segera saja, Cprooot crpooot, Air Maniku menyembur kedalam Vagina Nika,

    Nita juga menyemburkan Cairan dari memeknya kewajahku, baunya sungguh mempesona. Kami bertiga yang sudah basah karena cairan cairan nikmat ini, memilih berisitirahat.
    “Aduuh, kalian suka banget deh sama seks kayaknya..”,
    “Nita udah lama gak nikmatin kontol mas..”,
    “Nika juga, masak tiap hari minum susu kita sendiri, sekali kali mau yang dari laki laki, hehe”,

    “hahaha, memang kalian luar biasa”. Aku yang ada ditengah kedua Janda itu tersenyum bahagia, dua janda itu memelukku dengan nyaman.
    Entah kenapa, penisku masih berdiri lagi.
    “Aduuh, mas Johan masih mau lagi?”,
    “Gak tau tuh, Nita sama Nika masih mau lagi gak?”,
    “Ayo mas, dikamar mandi aja, yuuk” Lalu Kembali kami beraksi dikamar mandi rumah itu, Entah Kenapa Sampai malam pun Nita dan Nika terus menikmati penis besarku, juga cairan Spermaku.

  • Ayah Dan Kakekku Nafsu Melihat Toket 36B Punyaku

    Ayah Dan Kakekku Nafsu Melihat Toket 36B Punyaku


    2241 views

    Cerita Sex ini berjudulAyah Dan Kakekku Nafsu Melihat Toket 36B PunyakuCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Awal kejadiannya di saat ibuku sakit kira-kira satu tahun yang lalu. Ibuku harus masuk rumah sakit karena kanker rahim yang dideritanya sejak melahirkan adikku. Sudah 2 bulan, ibuku di rumah sakit, karena kami hanya bertiga maka untuk menjaga ibu kami bergantian. Ayah, aku dan adikku.

    Malam itu aku sehabis makan malam, bersiap mau tidur, adikku berangkat ke rumah sakit untuk menggantikan ayahku menjaga ibu. Setelah adikku berangkat karena belum terlalu mengantuk, iseng aku ke kamar adikku, kutemukan buku-buku gambar porno punya adikku dan kubawa ke kamarku, setelah iseng melihat gambarnya aku mulai terangsang.

    Sekitar jam 10.00 malam, ayahku datang dari rumah sakit. Selesai makan, ayah mengunjungi kamarku.

    “Vir.. kamu sudah tidur..?” kata ayahku sambil mengetuk pintu kamarku.

    “Masuk.. Yah.. Vir belum tidur,” teriakku dari dalam kamar sementara aku sudah berbaring di tempat tidur.

    Pintu kamar terbuka, kulihat ayahku menatapku di depan pintu dari raut mukanya seakan mau menanggis.

    “Ayah.. kenapa.. Mama.. baik-baik aja khan? kataku sambil berusaha duduk di tempat tidur.

    Ayahku masuk ke kamarku lalu duduk di sampingku, dia memelukku sambil meneteskan air mata.

    “Ibumu makin parah saja sayang, rasanya Ibu tidak akan bertahan lama lagi kalau melihat kondisi ibumu,” tangis ayahku yang mambasahi dasterku. Aku pun mulai terisak.

    “Ayah.. kalau ada apa-apa sama Ibu, Ayah nggak perlu merasa kehilangan, Ayah harus pasrah, lagi khan ada kami berdua yang akan menemani Ayah.” Ayah menatapku lalu diciumnya keningku dan berkata,

    “Iya.. Ayah harus tegar yach.. Ayah sayang sama kamu berdua.”

    Lalu ayah mencium kedua pipiku, tetapi ketika akan berpaling secara tidak sengaja bibir ayahmenyentuh bibirku. Aku tiba-tiba ada perasaan aneh pada diriku, aku merasa terangsang lebih-lebih aku terbayang buku porno adikku yang tadi aku lihat. Kubalas kecupan ayahku, kukecup bibirnya dengan dalam dan lidahku kucoba masukkan ke mulut ayahku, ayahku yang agak gelagapan dan mulai terangsang, mengikuti dengan balasan lidahnya sehingga lidah kami bertautan.

    Rupanya ayahku makin terangsang, disibaknya selimut yang masih menutup tubuhku sehingga aku yangmemakai daster mulai digerayangi ayahku. Lidah kami masih bertautan membuat makin bergelora nafsu seks kami. Aku biarkan saja ketika tangan ayahku mulai merayap di paha putihku yang semakin naik sehingga menyentuh celana dalamku. Jari tengahnya mulai menggaruk vaginaku yang masih tertutup celana dalam. Aku mulai mengelinjang.

    Ayahku mulai menurunkan tali daster dari bahuku sehingga payudaraku yang mancung dengan puting berwarna kecoklatan kini terpampang di depan muka ayah. Aku terbiasa tidur hanya menggunakan daster dan CD saja, aku tidak pernah pakai BH. Ayahku mulai menelusuri leher jenjangku sampai ke payudara dengan mulutnya.

    Ketika putingku mulai digigitnya, aku semakin menggelinjang, “Ah.. ah.. sshh.. ah..” Karena aku sudah makin terangsang yang disebabkan oleh buku porno itu, aku menganggap ayahku adalah seorang lelaki yang harus memuaskan nafsu birahiku.

    Tanganku mulai ikut berkerja dengan memegangi batang ayahku yang masih bersembunyi di balik celana panjang. Kugosokkan tanganku pada celananya yang membuat ayahku semakin ganas menggigit putingku dan dasterku disibaknya sehingga CD-ku dengan satu tarik telah merosot yang membuat vaginaku yang setiap hari kurawat dengan baik terpampang jelas serta mengeluarkan bau yang sangat harum menyerbak di ruang tidurku.

    “Bau.. apa.. ini.. Vir? harum sekali,” tanya ayahku.

    “Bau dari vagina Virni, Ayah,” kataku.

    “Vir.. baunya harum sekali, Ayah suka baunya.”

    “Ayah, vagina Virni boleh kok kalau mau dijilatin, dimasukkin punya Ayah juga boleh,” kataku lagi.

    “Bener nih, Vir?” tanya ayahku.

    “Iya,” kataku.

    Dengan nafsunya dimana ayah yang sedang mengemut dan menggigit payudaraku langsung menurunkan tubuhnya sehingga sekarang vaginaku sudah tepat di depan muka ayahku. Lidahnya yang halus menyapu vaginaku. Dijilatnya vaginaku bagian luar. Aku mulai belingsatan. Aku makin bergelinjang ketika lidah ayahku menemukan biji klitorisku.

    “Ah.. ah.. ssh.. argh.. argh..” kataku sambil menggelengkan kepalaku. Rupanya ayahku senang memainkan klitorisku dengan lidahnya yang hampir 15 menit lamanya. Aku pun makin memuncak nafsuku dan meminta pada ayahku,

    “Ayah, bo.. boleh nggak kalau Virni nyoba.. batang kemaluan Ayah?”

    “Oh.. kamu mau?” tanya ayahku. Agen Judi Slot

    “Iya Yah..” kataku lagi.

    Sementara lidah ayah masih di klitorisku, ayah melepas semua yang melekat di tubuhnya dan langsung menindihku sehingga batang kemaluan ayahku persis di depan hidungku, posisikami seperti angka 69. Batang kemaluan ayahku panjang, besar dan hitam, kira-kira 25 cm. Aku langsung berpikir ayah harus memuaskan diriku.

    Batang ayah yang besar, hitam dan panjang kucoba kumasukkan dalam mulutku, tetapi karena bibirku yang mungil batang itu hanya masuk kepalanya saja dan lidahku mulai menjilatinya. Ayahku mulai belingsatan.

    Hampir 15 menit aku jilat dan kuhisap batang kemaluan ayahku, ada sesuatu yang mendesak dari dalam vaginaku yang langsung keluar yaitu berupa cairan kental yangmembasahi vaginaku dan muka ayahku, tetapi ayah lebih dulu menangkap cairanku ke dalam lidahnya lalu ditelan ke mulut ayah. “Ah.. argh.. argh.. ssh.. Ayahh..” kataku sambil tubuhku ambruk, terlepaslah batang ayah dari mulutku. Ayahku berdiri dan berkata,

    “Vir.. boleh vaginamu Ayah tusuk sekarang?”

    “Iya.. Yah..” kataku lirih.

    Ayah lalu menindihku, batang kemaluan ayahku ditempelkan tepat di depan vaginaku. Jari ayahku mengorek vaginaku yang masih rapat sehingga aku jadi menggelinjang.

    “Ah.. ah.. ssh..”

    Setelah vaginaku agak lebar dan besar, batang kemaluan ayahku dicobanya untuk memasuki vaginamilikku. Karena masih agak sempit lubangnya maka baru kepala batang kemaluan ayah yang bisa masuk, ayah lalu memberi tekanan yang membuatku merem melek.

    “Vir.. sakit ya,” kata ayahku.

    “Ah.. nggak apa-apa koq.. Yah, nanti juga nggak sakit kalau batang kemaluan ayah sudah masuk semua.” Ayah pun kembali menekan batang kemaluannya ke vaginaku. Tapi karena batang kemaluan ayah yang memang besar sekali, pada tekanan yang ke-10 kalinya keluar-masuk, hanya bisa masuk setengahnya saja batang kemaluan ayah ke vaginaku. Aku pun menjerit,

    “Aaawww..”

    “Sakit yach.. Vir..” kata ayah.

    “Ah.. nggak Yah, terus.. Yah.. nekennya, biar vagina Vir.. jadi lebar!” kataku. Ayahku pun lalu menekan lagi batang kemaluannya keluar-masuk vaginaku.

    Ayah agak membungkuk sehingga payudaraku kembali jadi bulan-bulanan mulut dan lidah ayahku. Aku mengusap kepala ayahku yang menetek pada payudaraku dan menghujamkan batang kemaluannya di vaginaku, seperti mengelus anak kecil. Hampir satu jam aku mengikuti permainan nafsu buas ayahku yang membuatku orgasme.

    Cairan putih kental bercampur darah mendesak keluar dari vaginaku yang masih dihujam batang kemaluan ayah sehingga membasahi pahaku dan kakiku serta keringat yang mengucur deras dari pori-pori tubuhku.

    “Agh.. agh.. arg.. awww.. agh.. Vir.. keluar.. nih.. Yah.. agh.. ssh,” kataku dengan tubuh menggelepar seperti cacing kepanasandan lemaslah tubuhku.

    Sementara ayahku masih kuat berpacu dengan semakin cepat memasuk-keluarkan batang kemaluannya dari vaginaku yang sudah becek. Batang kemaluan ayah dicabutdari vaginaku.

    Badanku yang loyo diputar oleh ayahku dari terlentang sekarang tengkurap, posisi pantatku diangkat sehingga vaginaku kembali menantang lalu ditempelkan batang kemaluan ayahku pada vaginaku, lalu ditekannya supaya masuk kembali. Vaginaku yang masih becek dibersihkan oleh dasterku lalu jari ayah menusuk lagi ke vaginaku untuk melebarkan vaginaku agar memudahkan batang kemaluan ayah masuk. Kali ini batang kemaluan ayah bisa masuk ke dalam vagina semuanya sampai berasa di rahimku. Satu jam lamanya vaginaku disodok batang kemaluan ayah dari belakang yang membuatku orgasme kedua kalinya.

    “Argh.. argh.. aahh.. sshh.. agh.. Ayah.. nikmat sekali.. argh..” Basahlah batang kemaluan ayah oleh cairanku, tetapi 5 menit kemudian ayah sampai juga mencapai titik orgasmenya.

    “Vir.. Ayah.. juga.. mau.. keluar.. nih.. argh.. argh..” kata ayahku tersengal-sengal.

    “Yah.. keluarin aja di dalam rahim.. Vir..” pintaku pada ayah, dimana sebenarnya aku sudah setengah sadar karena kecapaian.

    “Crot.. crot.. ser.. ser.. argh.. argh..” suara cairan ayah yang menyembur deras ke vagianku disertai suaralenguhan ayah yang langsung ambruk di atas tubuhku. Aku merasakan kehangatan yang sangat di dalam vaginaku di saat cairan batang kemaluan ayah menyembur yang membuatku pun langsung tertidur.

    Jam 05.00 pagi aku terbangun dalam keadaan bugil yang sedang dipeluk ayahku yang masih tertidur. Aku lalu bangkit ketika melihat batang kemaluan ayahku yang loyo, aku mencoba menjilat sisa-sisa cairan yang rasanya agak manis asin, kujilat sampai habis dan ayahku terbangun.

    “Virni.. maafin Ayah yach, Ayah nggak sadar berbuat ini kepadamu, Ayah khilaf karena 5 bulan ayah tidak menyentuh Ibumu, maafin Ayah yach,” kata ayah.

    “Tidak apa-apa kok Yah.. Vir senang dapat memuaskan Ayah yang sudah 5 bulan tidak menyentuh Mama, Virnijuga senang sudah merasakan kehangatan Ayah, Vir juga senang dan menikmati saat batang kemaluan Ayah yang gede itu menyemburkan isinya di dalam vagina Vir, Vir jadi mau lagi kapan-kapan,” kataku dengan perasaan senang.

    Ayah sebenarnya agak bingung melihat Aku yang senang, tapi setelah itu ayah tersenyum dan memelukku dan menciumku.

    “Ya.. kapan-kapan lagi,” gumam ayahku.

    Dan memang setelah kejadian malam yang indah itu, setiap adikku ke rumah sakit untuk jaga mama, aku dan ayah pasti melakukan perbuatan berburu nafsu lagi. Hal itu terjadi hingga 3 bulan kemudian dan terhenti disaat mama meninggal dunia, sampai hari ke-7. Sejak kematian mamaku, kakekku, ayah dari mamaku yang tinggal di luar kota menginap di rumah kami, usia kakekku 63 tahun, dia seorang duda yang sudah 7 tahun ditinggal mati nenekku.

    Hari ini adalah hari ke-7 meninggalnya mama, saudara mama sedang sibuk untuk mengurus acara malam nanti, waktu itu jam 10.00 pagi, aku ada di kamarku, karena sudah 7 hari ayah tidak menyentuh nafsu birahiku, aku mencoba orgasme sendiri.

    Kuangkat rokku, vaginaku yang terbuka bebas karena aku tidak pakai CD sedang kumainkan dengan jariku, saking asyiknya mataku pun ikut kupejamkan, aku tidak tahu kalau kakekku sudah di dalam kamarku.

    “Vir.. kamu lagi ngapain? Kakek pinjam sarung yach, adikmu lagi pergi sih, jadi Kakek kesini.”

    Aku tersentak kaget, kubelalakan mataku dan buru-buru rokku kuturunkan menutupi vaginaku.

    “Ah.. Kakek ngagetin Vir aja nih, kenapa nggak ketuk pintu dulu.”

    “Kakek sudah ketuk pintu, tapi kamu lagi asyik, kayaknya jadi Kakek masuk aja, nggak taunya kakek melihat pemandangan yang indah,” kata kakek seakan menyangkal kataku.

    “Ah Kakek bisa aja,” kataku pucat pasi.

    “Vir.. boleh.. kakekmu melihatnya lagi punyamu.. sudah 8 tahun kakek tidah pernah melihatnya lagi.”

    Sebenarnya aku agak malu untuk memperlihatkannya pada kakekku, tapi karena sudah 7 hari ayah tidak menyentuhku dan aku lagi onani maka kuijinkan.

    “Boleh Kek!”

    Kuangkat rokku dan terpampanglah dengan jelas vagina milikku di depan kakekku yang langsung berkomentar.

    “Virni.. luar biasa sekali vaginamu, bagus banget bentuknya lagi mengeluarkan bau yang harum, wah.. wah.. wah, boleh Kakek memegangnya?” pinta kakekku.

    “Boleh.. Kek, malah tidak hanya memegang, kalau Kakek mau coba jilat juga boleh,” kataku yang mulai naik nafsuku.

    Dengan cepatnya kakek menundukkan badannya, saat itu juga vaginaku sudah tepat di depan muka kakekku, lidah kakekku langsung menjulur untuk menjilat vaginaku sementara pahaku sudah diraba dengan lembutnya oleh tangan kakek yang mulai keriput.

    Seperti anak muda, kakekku dengan cepat mengusap pahaku dan kedua jempol sudah ditempelkan ke vaginaku, bulu halus yang menutup vaginaku disibak dengan jempolnya dan dimasukkan ke dalam lubang vaginaku agar lebih lebar, kemudian lidah kakekku mulai menyapu bibir vaginaku yang membuatku panas dingin.

    “Aaahh.. aahh.. sshh.. aargh..” aku pun mulai berceracau ketika biji klitorisku tersentuhlidah dengan lembutnya. Klitorisku sudah mulai dijilat, dihisap dan digigit oleh kakekku, yang membuatku makin menggelinjang.

    “Aaawwhggh..” Pantatku kuangkat menahan rasa nikmat itu, mataku merem melek, sementara tanganku mengelus kepala kakekku yang sudah membotak, yang membuat kakekku makin rakus menjilat dan menggigit klitorisku.

    Kedua tangannya mulai merambah ke dalam kaos yang menutupi tubuhku. Ketika BH-ku terpegang langsung disobeknya sehingga payudaraku dan putingnya menjadi bulan-bulanan tangan kakekku. Tangannya meremas payudara sedangkan jarinya memelintirkan putingku.

    Hampir 15 menit berlalu yang tiba-tiba badanku mengejang dan sampailah aku pada puncak orgasme. Kutekan kepala kakekku di selangkanganku lalu keluarlah cairan kental yang membasahi vaginaku.

    “Argh.. argh.. sshh.. Kek.. Virni.. keluuarr niih.. argh.. sshh..” Tapi kakekku dengan cepat dan tangkas menangkap cairan kental yang keluar dengan derasnya dengan lidahnya yanglangsung menelannya.

    “Virni.. luar biasa.. klitorismu rasanya manis, tapi cairan kentalmu lebih manis lagi.. wahh.. Kakek jadi lebih segar sekarang ini,” kata kakekku sementara aku sudah terbaring lemas.

    “Vir.. boleh nggak.. kalau vaginamu dimasukkin oleh batang kemaluan Kakek?” tanya kakekku.

    Dengan setengah sadar kukatakan, “Boleh.. Kek..”

    Kakek dengan sigap melepaskan semua yang dipakainya hingga bugil lalu baju kaosku juga ditanggalkannya. Kulirik kakekku yang sudah agak membungkuk, naik ke tempat tidur. Direnggangkannya kakiku dan diangkatnya sedikit.

    Kakek menindihku, dipegangnya batang kemaluannya lalu ditempelkan pada bibir vaginaku yang masih agak becek, setelah itu dengan sekali hentakan batang itu masuk ke dalam vaginaku.

    “Bleess.. jeb.. jeb..” batang kemaluan kakekku langsung menusuk sampai ke dalam vaginaku yang sudah lebar sejak dimainkan ayahkutetapi batang kemaluan kakekku rasanya lebih besar dan lebih panjang dari punya ayahku.

    “Heehhkk,” aku menahan nafasku karena sembulan batang kemaluan kakekku ke dalam vaginaku yang berasa sampai ke dalam dadaku.

    “Kenapa Vir.. sakit.. yah?” tanya kakekku.

    “Ah.. nggak Kek.. nggak apa-apa, punya kakek gede banget sih, berapa sih.. Kek panjangnya?” tanyaku dengan tersengal.

    “Kamu.. pasti puas.. deh.. ini panjangnya 30 cm, nenekmu aja puas.. makanya ibumu punya enambersaudara,” kata kakekku membanggakan batang kemaluannya sendiri.

    “Tapi.. Vir.. memekmu.. luar biasa uueennaak buuangeett.. punya nenekmu.. mah kalah.”Dalam hatiku membenarkan bahwa batang kemaluan kakekku lebih enak dari punya ayahku. Dan benar juga perkiraanku rupanya selain lebih enak, lebih panjang, kakekku tenaganya tenaga kuda, hampir 4 jam lamanya aku menjadi bulan-bulanan kakekku.

    Setelah satu jam cara pertama, kami merubah posisi kami yaitu aku menungging, kakek menyodokkudari belakang, setelah satu jam posisi kami pun berubah lagi, kakek terlentang, aku naik di atasnya seperti naik kuda, posisi ini kami lakukan selama 2 jam. Setiap berubah posisi, aku pasti sampai orgasme, hingga aku 3 kali orgasme, kakekku hanya 1 kali itu pun pada posisiterakhir.

    Tubuhku sudah lemas sekali ketika posisi kami, aku di atas, kakek terlentang di bawah dimana aku sudah 3 kali dan kakekku akhirnya sampai juga puncak orgasmenya.

    “Vir.. argh.. argh.. Kakek.. nggak kuat lagi.. nigh.. Kakek mau keluar nih..” kata kakekku.

    Cepat-cepatkulepaskan vaginaku dari batang kemaluan kakekku yang langsung menyemburkan cairan kentalnya deras sekali, tapi batang itu sempat kutangkap dan kubimbing ke mulutku sehingga sebagian cairan kakekku sempat kutelan dan sebagian lagi membasahi mukaku oleh lendir kakekku.

    Kami pun langsung ambruk ketika kulihat jam menunjukkan pukul 14.00 siang. Ketika kami terbangun waktu sudah menunjukkan pukul 04.30 sore, kakekku langsung membersihkan sisa-sisa lendir di batangnya dan meninggalkanku yang masih tergeletak di tempat tidur.

    Sebelum kakekkupergi dia sempat mengatakan bahwa dia senang bisa memerawaniku dan ingin sekali bisa mengulanginya. Memang sejak saat itu, aku selalu melayani ayahku di saat adikku tidak di rumah dan melayani kakekku jika setiap akhir bulan kakekku mengunjungiku atau aku yang mengunjunginya.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.