Author: perawanku

  • Memek Bersih Sungguh Nikmat

    Memek Bersih Sungguh Nikmat


    1198 views

    Cerita Sex ini berjudulMemek Bersih Sungguh NikmatCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Kurasa tidak perlu aku ceritakan tentang nama dan asalku, serta tempat dan alamatku sekarang. Usiaku sekarang sudah mendekati empat puluh tahun, kalau dipikir-pikir seharusnya aku sudah punya anak, karena aku sudah menikah hampir lima belas tahun lamanya.

    Walaupun aku tidak begitu ganteng, aku cukup beruntung karena mendapat isteri yang menurutku sangat cantik. Bahkan dapat dikatakan dia yang tercantik di lingkunganku, yang biasanya menimbulkan kecemburuan para tetanggaku.

    Isteriku bernama Resty. Ada satu kebiasaanku yang mungkin jarang orang lain miliki, yaitu keinginan sex yang tinggi. Mungkin para pembaca tidak percaya, kadang-kadang pada siang hari selagi ada tamu pun sering saya mengajak isteri saya sebentar ke kamar untuk melakukan hal itu.

    Yang anehnya, ternyata isteriku pun sangat menikmatinya. Walaupun demikian saya tidak pernah berniat jajan untuk mengimbangi kegilaanku pada sex. Mungkin karena belum punya anak, isteriku pun selalu siap setiap saat.

    Kegilaan ini dimulai saat hadirnya tetangga baruku, entah siapa yang mulai, kami sangat akrab. Atau mungkin karena isteriku yang supel, sehingga cepat akrab dengan mereka.

    Suaminya juga sangat baik, usianya kira-kira sebaya denganku. Hanya isterinya, woow busyet.., selain masih muda juga cantik dan yang membuatku gila adalah bodynya yang wah, juga kulitnya sangat putih mulus.

    Mereka pun sama seperti kami, belum mempunyai anak. Mereka pindah ke sini karena tugas baru suaminya yang ditempatkan perusahaannya yang baru membuka cabang di kota tempatku. Aku dan isteriku biasa memanggil mereka Mas Agus dan Mbak Rini. Selebihnya saya tidak tahu latar belakang mereka. Boleh dibilang kami seperti saudara saja karena hampir setiap hari kami ngobrol, yang terkadang di teras rumahnya atau sebaliknya. Fastbet99

    Pada suatu malam, saya seperti biasanya berkunjung ke rumahnya, setelah ngobrol panjang lebar, Agus menawariku nonton VCD blue yang katanya baru dipinjamnya dari temannya. Aku pun tidak menolak karena selain belum jauh malam kegiatan lainnya pun tidak ada. Seperti biasanya, film blue tentu ceritanya itu-itu saja. Yang membuatku kaget, tiba-tiba isteri Agus ikut nonton bersama kami.

    “Waduh, gimana ini Gus..? Nggak enak nih..!”
    “Nggak apa-apalah Mas, toh itu tontonan kok, nggak bisa dipegang. Kalau Mas nggak keberatan, Mbak Res diajak sekalian.” katanya menyebut isteriku.
    Aku tersinggung juga waktu itu. Tapi setelah kupikir-pikir, apa salahnya? Akhirnya aku pamit sebentar untuk memanggil isteriku yang tinggal sendirian di rumah.

    “Gila kamu..! Apa enaknya nonton gituan kok sama tetangga..?” kata isteriku ketika kuajak.

    Akhirnya aku malu juga sama isteriku, kuputuskan untuk tidak kembali lagi ke rumah Agus. Mendingan langsung tidur saja supaya besok cepat bangun. Paginya aku tidak bertemu Agus, karena sudah lebih dahulu berangkat.

    Di teras rumahnya aku hanya melihat isterinya sedang minum teh. Ketika aku lewat, dia menanyaiku tentang yang tadi malam. Aku bilang Resty tidak mau kuajak sehingga aku langsung saja tidur.

    Mataku jelalatan menatapinya. Busyet.., dasternya hampir transparan menampakkan lekuk tubuhnya yang sejak dulu menggodaku. Tapi ah.., mereka kan tetanggaku. Tapi dasar memang pikiranku sudah tidak beres, kutunda keberangkatanku ke kantor, aku kembali ke rumah menemui isteriku. Seperti biasanya kalau sudah begini aku langsung menarik isteriku ke tempat tidur.

    Mungkin karena sudah biasa Resty tidak banyak protes. Yang luar biasa adalah pagi ini aku benar-benar gila. Aku bergulat dengan isteriku seperti kesetanan. Kemaluan Resty kujilati sampai tuntas, bahkan kusedot sampai isteriku menjerit. Edan, kok aku sampai segila ini ya, padahal hari masih pagi.Tapi hal itu tidak terpikirkan olehku lagi.

    Isteriku sampai terengah-engah menikmati apa yang kulakukan terhadapnya. Resty langsung memegang kemaluanku dan mengulumnya, entah kenikmatan apa yang kurasakan saat itu. Sungguh, tidak dapat kuceritakan.

    “Mas.., sekarang Mas..!” pinta isteriku memelas.

    Akhirnya aku mendekatkan kemaluanku ke lubang kemaluan Resty. Dan tempat tidur kami pun ikut bergoyang.

    Setelah kami berdua sama-sama tergolek, tiba-tiba isteriku bertanya, “Kok Mas tiba-tiba nafsu banget sih..?”
    Aku diam saja karena malu mengatakan bahwa sebenarnya Rini lah yang menaikkan tensiku pagi ini.

    Sorenya Agus datang ke rumahku, “Sepertinya Mas punya kelainan sepertiku ya..?” tanyanya setelah kami berbasa-basi.
    “Maksudmu apa Gus..?” tanyaku heran.
    “Isteriku tadi cerita, katanya tadi pagi dia melihat Mas dan Mbak Resty bergulat setelah ngobrol dengannya.”
    Loh, aku heran, dari mana Rini nampak kami melakukannya? Oh iya, baru kusadari ternyata jendela kamar kami saling berhadapan.
    Agus langsung menambahkan, “Nggak usah malu Mas, saya juga maniak Mas.” katanya tanpa malu-malu.

    “Begini saja Mas,” tanpa harus memahami perasaanku, Agus langsung melanjutkan, “Aku punya ide, gimana kalau nanti malam kita bikin acara..?”
    “Acara apa Gus..?” tanyaku penasaran.
    “Nanti malam kita bikin pesta di rumahmu, gimana..?”
    “Pesta apaan..? Gila kamu.”
    “Pokoknya tenang aja Mas, kamu cuman nyediain makan dan musiknya aja Mas, nanti minumannya saya yang nyediain. Kita berempat aja, sekedar refresing ajalah Mas, kan Mas belum pernah mencobanya..?”

    Malamnya, menjelang pukul 20.00, Agus bersama isterinya sudah ada di rumahku. Sambil makan dan minum, kami ngobrol tentang masa muda kami. Ternyata ada persamaan di antara kami, yaitu menyukai dan cenderung maniak pada sex.

    Diiringi musik yang disetel oleh isteriku, ada perasaan yang agak aneh kurasakan. Aku tidak dapat menjelaskan perasaan apa ini, mungkin pengaruh minuman yang dibawakan Agus dari rumahnya.

    Tiba-tiba saja nafsuku bangkit, aku mendekati isteriku dan menariknya ke pangkuanku. Musik yang tidak begitu kencang terasa seperti menyelimuti pendengaranku. Kulihat Agus juga menarik isterinya dan menciumi bibirnya.

    Aku semakin terangsang, Resty juga semakin bergairah. Aku belum pernah merasakan perasaan seperti ini. Tidak berapa lama Resty sudah telanjang bulat, entah kapan aku menelanjanginya.

    Sesaat aku merasa bersalah, kenapa aku melakukan hal ini di depan orang lain, tetapi kemudian hal itu tidak terpikirkan olehku lagi. Seolah-olah nafsuku sudah menggelegak mengalahkan pikiran normalku.

    Kuperhatikan Agus perlahan-lahan mendudukkan Rini di meja yang ada di depan kami, mengangkat rok yang dikenakan isterinya, kemudian membukanya dengan cara mengangkatnya ke atas. Aku semakin tidak karuan memikirkan kenapa hal ini dapat terjadi di dalam rumahku.

    Tetapi itu hanya sepintas, berikutnya aku sudah menikmati permainan itu. Rini juga tinggal hanya mengenakan BH dan celana dalamnya saja, dan masih duduk di atas meja dengan lutut tertekuk dan terbuka menantang.

    Perlahan-lahan Agus membuka BH Rini, tampak dua bukit putih mulus menantang menyembul setelah penutupnya terbuka.
    “Kegilaan apa lagi ini..?” batinku.

    Seolah-olah Agus mengerti, karena selalu saya perhatikan menawarkan bergantian denganku. Kulihat isteriku yang masih terbaring di sofa dengan mulut terbuka menantang dengan nafas tersengal menahan nafsu yang menggelora, seolah-olah tidak keberatan bila posisiku digantikan oleh Agus.

    Kemudian kudekati Rini yang kini tinggal hanya mengenakan celana dalam. Dengan badan yang sedikit gemetar karena memang ini pengalaman pertamaku melakukannya dengan orang lain, kuraba pahanya yang putih mulus dengan lembut. Sementara Agus kulihat semakin beringas menciumi sekujur tubuh Resty yang biasanya aku lah yang melakukannya.

    Perlahan-lahan jari-jemariku mendekati daerah kemaluan Rini. Kuelus bagian itu, walau masih tertutup celana dalam, tetapi aroma khas kemaluan wanita sudah terasa, dan bagian tersebut sudah mulai basah.

    Perlahan-lahan kulepas celana dalamnya dengan hati-hati sambil merebahkan badannya di atas meja. Nampak bulu-bulu yang belum begitu panjang menghiasi bagian yang berada di antara kedua paha Rini ini.

    “Peluklah aku Mas, tolonglah Mas..!” erang Rini seolah sudah siap untuk melakukannya.

    Tetapi aku tidak melakukannya. Aku ingin memberikan kenikmatan yang betul-betul kenikmatan kepadanya malam ini. Kutatapi seluruh bagian tubuh Rini yang memang betul-betul sempurna.

    Biasanya aku hanya dapat melihatnya dari kejauhan, itu pun dengan terhalang pakaian. Berbeda kini bukan hanya melihat, tapi dapat menikmati. Sungguh, ini suatu yang tidak pernah terduga olehku. Seperti ingin melahapnya saja.

    Kemudian kujilati seluruhnya tanpa sisa, sementara tangan kiriku meraba kemaluannya yang ditumbuhi bulu hitam halus yang tidak begitu tebal. Bagian ini terasa sangat lembut sekali, mulut kemaluannya sudah mulai basah. Perlahan kumasukkan jari telunjukku ke dalam.
    “Sshh.., akh..!” Rini menggelinjang nikmat.
    Kuteruskan melakukannya, kini lebih dalam dan menggunakan dua jari, Rini mendesis.

    Kini mulutku menuju dua bukit menonjol di dada Rini, kuhisap bagian putingnya, tubuh Rini bergetar panas. Tiba-tiba tangannya meraih kemaluanku, menggenggam dengan kedua telapaknya seolah takut lepas. Posisi Rini sekarang berbaring miring, sementara aku berlutut, sehingga kemaluanku tepat ke mulutnya. Perlahan dia mulai menjilati kemaluanku. Gantian badanku sekarang yang bergetar hebat.

    Rini memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya. Ya ampun, hampir aku tidak sanggup menikmatinya. Luar biasa enaknya, sungguh..! Belum pernah kurasakan seperti ini. Sementara di atas Sofa Agus dan isteriku seperti membentuk angka 69.

    Resty ada di bawah sambil mengulum kemaluan Agus, sementara Agus menjilati kemaluan Resty. Napas kami berempat saling berkejaran, seolah-olah melakukan perjalanan panjang yang melelahkan. Bunyi Music yang entah sudah beberapa lagu seolah menambah semangat kami.

    Kini tiga jari kumasukkan ke dalam kemaluan Rini, dia melenguh hebat hingga kemaluanku terlepas dari mulutnya. Gantian aku sekarang yang menciumi kemaluannya. Kepalaku seperti terjepit di antara kedua belah pahanya yang mulus.

    Kujulurkan lidahku sepanjang-panjangnya dan kumasukkan ke dalam kemaluannya sambil kupermainkan di dalamnya. Aroma dan rasanya semakin memuncakkan nafsuku. Sekarang Rini terengah-engah dan kemudian menjerit tertahan meminta supaya aku segera memasukkan kemaluanku ke lubangnya.

    Cepat-cepat kurengkuh kedua pahanya dan menariknya ke bibir meja, kutekuk lututnya dan kubuka pahanya lebar-lebar supaya aku dapat memasukkan kemaluanku sambil berjongkok. Perlahan-lahan kuarahkan senjataku menuju lubang milik Rini.

    Ketika kepala kemaluanku memasuki lubang itu, Rini mendesis, “Ssshh.., aahhk.., aduh enaknya..! Terus Mas, masukkan lagi akhh..!”

    Dengan pasti kumasukkan lebih dalam sambil sesekali menarik sedikit dan mendorongnya lagi. Ada kenikmatan luar biasa yang kurasakan ketika aku melakukannya. Mungkin karena selama ini aku hanya melakukannya dengan isteriku, kali ini ada sesuatu yang tidak pernah kurasakan sebelumnya.

    Tanganku sekarang sudah meremas payudara Rini dengan lembut sambil mengusapnya. Mulut Rini pun seperti megap-megap kenikmatan, segera kulumat bibir itu hingga Rini nyaris tidak dapat bernapas, kutindih dan kudekap sekuat-kuatnya hingga Rini berontak.

    Pelukanku semakin kuperketat, seolah-olah tidak akan lepas lagi. Keringat sudah membasahi seluruh tubuh kami. Agus dan isteriku tidak kuperhatikan lagi. Yang kurasakan sekarang adalah sebuah petualangan yang belum pernah kulalui sebelumnya. Pantatku masih naik turun di antara kedua paha Rini.

    Luar biasa kemaluan Rini ini, seperti ada penyedot saja di dalamnya. Kemaluanku seolah tertarik ke dalam. Dinding-dindingnya seperti lingkaran magnet saja. Mata Rini merem melek menikmati permainan ini.

    Erangannya tidak pernah putus, sementara helaan napasnya memburu terengah-engah.Posisi sekarang berubah, Rini sekarang membungkuk menghadap meja sambil memegang kedua sisi meja yang tadi tempat dia berbaring, sementara saya dari belakangnya dengan berdiri memasukkan kemaluanku. Hal ini cukup sulit, karena selain ukuran kemaluanku lumayan besar, lubang kemaluan Rini juga semakin ketat karena membungkuk.

    Kukangkangkan kaki Rini dengan cara melebarkan jarak antara kedua kakinya. Perlahan kucoba memasukkan senjataku. Kali ini berhasil, tapi Rini melenguh nyaring, perlahan-lahan kudorong kemaluanku sambil sesekali menariknya.

    Lubangnya terasa sempit sekali. Beberapa saat, tiba-tiba ada cairan milik Rini membasahi lubang dan kemaluanku hingga terasa nikmat sekarang. Kembali kudorong senjataku dan kutarik sedikit. Goyanganku semakin lincah, pantatku maju mundur beraturan. Sepertinya Rini pun menikmati gaya ini.

    Buah dada Rini bergoyang-goyang juga maju-mundur mengikuti irama yang berasal dari pantatku. Kuremas buah dada itu, kulihat Rini sudah tidak kuasa menahan sesuatu yang tidak kumengerti apa itu.

    Erangannya semakin panjang. Kecepatan pun kutambah, goyangan pinggul Rini semakin kuat. Tubuhku terasa semakin panas. Ada sesuatu yang terdorong dari dalam yang tidak kuasa aku menahannya. Sepertinya menjalar menuju kemaluanku. Aku masih berusaha menahannya.

    Segera aku mencabut kemaluanku dan membopong tubuh Rini ke tempat yang lebih luas dan menyuruh Rini telentang di bentangan karpet. Secepatnya aku menindihnya sambil menekuk kedua kakinya sampai kedua ujung lututnya menempel ke perut, sehingga kini tampak kemaluan Rini menyembul mendongak ke atas menantangku. Segera kumasukkan senjataku kembali ke dalam lubang kemaluan Rini.

    Pantatku kembali naik turun berirama, tapi kali ini lebih kencang seperti akan mencapai finis saja. Suara yang terdengar dari mulut Rini semakin tidak karuan, seolah menikmati setiap sesuatu yang kulakukan padanya.

    Tiba-tiba Rini memelukku sekuat-kuatnya. Goyanganku pun semakin menjadi. Aku pun berteriak sejadinya, terasa ada sesuatu keluar dari kemaluanku. Rini menggigit leherku sekuat-kuatnya, segera kurebut bibirnya dan menggigitnya sekuatnya, Rini menjerit kesakitan sambil bergetar hebat.

    Mulutku terasa asin, ternyata bibir Rini berdarah, tapi seolah kami tidak memperdulikannya, kami seolah terikat kuat dan berguling-guling di lantai. Di atas sofa Agus dan isteriku ternyata juga sudah mencapai puncaknya.

    Kulihat Resty tersenyum puas. Sementara Rini tidak mau melepaskan kemaluanku dari dalam kemaluannya, kedua ujung tumit kakinya masih menekan kedua pantatku. Tidak kusadari seluruh cairan yang keluar dari kemaluanku masuk ke liang milik Rini. Kulihat Rini tidak memperdulikannya.

    Perlahan-lahan otot-ototku mengendur, dan akhirnya kemaluanku terlepas dari kemaluan Rini. Rini tersenyum puas, walau kelelahan aku pun merasakan kenikmatan tiada tara. Resty juga tersenyum, hanya nampak malu-malu. Kemudian memunguti pakaiannya dan menuju kamar mandi.

    Hingga saat ini peristiwa itu masih jelas dalam ingatanku. Agus dan Rini sekarang sudah pindah dan kembali ke Jakarta. Sesekali kami masih berhubungan lewat telepon. Mungkin aku tidak akan pernah melupakan peristiwa itu. Pernah suatu waktu Rini berkunjung ke rumah kami, kebetulan aku tidak ada di rumah. Dia hanya ketemu dengan isteriku. Seandainya saja..

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Bokep Kisah Sex Cowok SMA Dan Cewek SMP di Sekolah – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Bokep Kisah Sex Cowok SMA Dan Cewek SMP di Sekolah – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1196 views

    Perawanku – Namaku Andhika, aku seorang siswa Kelas 1 di SMU yang cukup top di kota Makassar. Pada hari itu aku ingin mengambil tugas kimia di rumah salah satu teman cewekku, sebut saja Rina. Di sana kebetulan aku ketemu sahabat Rina. Kemudian kami pun berkenalan, namanya Laura, orangnya cukup cantik, manis, putih dan bodinya sudah seperti anak kelas 3 SMU, padahal dia baru kelas 3 SMP.

    Pakaian sekolahnya yang putih dan agak kekecilan makin menambah kesan payudaranya menjadi lebih besar. Ukuran payudaranya mungkin ukuran 32B karena seakan akan baju seragam SMP-nya itu sudah tidak mampu membendung tekanan dari gundukan gunung kembar itu.

    Kami saling diam, hanya aku sedang mengamati dadanya dan pantatnya yang begitu montok. Wah serasa di langit ke-7 kali kalau aku bisa menikmati tubuh cewek ini, pikirku. Terkadang mata kami bertemu dan bukannya ke GR-an tapi aku rasa cewek ini juga punya perasaan terhadapku.

    Setelah satu jam berada di rumah Rina, aku pun berpamitan kepada Rina tetapi dia menahanku dan memintaku mengantarkan Laura pulang karena rumahnya agak jauh dan sudah agak sore dan kebetulan aku sedang bawa “Kijang Rangga” milik bapakku.

    Akhirnya aku menyetujuinya hitung-hitung ini kesempatan untuk mendekati Laura. Setelah beberapa lama terdiam aku mengawali pembicaraan dengan menanyakan, “Apa tidak ada yang marah kalau aku antar cuma berdua, entar pacar kamu marah lagi..?” pancingku. Dia cuma tertawa kecil dan berkata, “Aku belum punya pacar kok.”

    Cerita Dewasa – Secara perlahan tangan kiriku mulai menggerayang mencoba memegang tangannya yang berada di atas paha yang dibalut rok SMP-nya. Dia memindahkan tangannya dan tinggallah tanganku dengan pahanya. Tanpa menolak tanganku mulai menjelajah, lalu tiba-tiba dia mengangkat tanganku dari pahanya,

    “Awas Andhi, liat jalan dong! entar kecelakan lagi..” dengan nada sedikit malu aku hanya berkata, “Oh iya sorry, habis enak sih,” candaku, lalu dia tersenyum kecil seakan menyetujui tindakanku tadi. Lalu aku pun membawa mobil ke tempat yang gelap karena kebetulan sudah mulai malam, “Loh kok ke sini sih?” protes Laura. Sambil mematikan mesin mobil aku hanya berkata,

    “Boleh tidak aku cium bibir kamu?”
    Dengan nada malu dia menjawab,
    “Ahh tidak tau ahh, aku belum pernah gituan.”
    “Ah tenang aja, nanti aku ajari,” seraya langsung melumat bibir mungilnya.

    Dia pun mulai menikmatinya, setelah hampir lima menit kami melakukan permainan lidah itu. Sambil memindahkan posisiku dari tempat duduk sopir ke samping sopir dengan posisi agak terbungkuk kami terus melakukan permainan lidah itu, sementara itu dia tetap dalam posisi duduk.

    Lalu sambil melumat bibirnya aku menyetel tempat duduk Laura sehingga posisinya berbaring dan tanganku pun mulai mempermainkan payudaranya yang sudah agak besar, dia pun mendesah, “Ahh, pelan-pelan Andhi sakit nih..” Kelamaan dia pun mulai menyukaiku cara mempermainkan kedua payudaranya yang masih dibungkus seragam SMP.

    Cerita Sex – Mulutku pun mulai menurun mengitari lehernya yang jenjang sementara tanganku mulai membuka kancing baju seragam dan langsung menerkam dadanya yang masih terbungkus dengan “minishet” tipis serasa “minishet” bergambar beruang itu menambah gairahku dan langsung memindahkan mulutku ke dadanya.

    “Lepas dulu dong ‘minishet’-nya, nanti basah?” desahnya kecil.
    “Ah tidak papa kok, entar lagi,” sambil mulai membuka kancing “minishet”, dan mulai melumat puting payudara Laura yang sekarang sedang telanjang dada.

    Sementara tangan kananku mulai mempermainkan lubang kegadisannya yang masih terbungkus rok dan tanganku kuselipkan di dalam rok itu dan mulai mempermainkan lubangnya yang hampir membasahi CD-nya yang tipis berwarna putih dan bergambar kartun Jepang. Mulutku pun terus menurun menuju celana dalam bergambar kartun itu dan mulai membukanya, lalu menjilatinya dan menusuknya dengan lidahku.

    Laura hanya menutup mata dan mengulum bibirnya merasakan kenikmatan. Sesekali jari tengahku pun kumasukkan dan kuputar-putarkan di lubang kewanitaannya yang hanya ditumbuhi bulu-bulu halus. Dia hanya menggenggam rambutku dan duduk di atas jok mobil menahan rasa nyeri. Setelah itu aku kecapaian dan menyuruhnya, “Gantian dong!” kataku.

    Dia hanya menurut dan sekarang aku berada di jok mobil dan dia di bawah. Setelah itu aku menggenggam tangannya dan menuntunnya untuk mulai membuka celana “O’neal”-ku dan melorotkannya. Lalu aku menyuruhnya memegang batang kemaluanku yang dari tadi mulai tegang.

    Dengan inisiatif-nya sendiri dia mulai mengocok batang kemaluanku.
    “Kalau digini’in enak tidak Andhi?” tanyanya polos.
    “Oh iya enak, enak banget, tapi kamu mau nggak yang lebih enak?” tanyaku.

    Tanpa berbicara lagi aku memegang kepalanya yang sejajar dengan kemaluanku dan sampailah mulutnya mencium kemaluanku. “Hisap aja! enak kok kayak banana split,” dia menurut saja dan mulai melumat batang kemaluanku dan terkadang dihisapnya.

    Karena merasa maniku hampir keluar aku menyuruhnya berhenti, dan Laura pun berhenti menghisap batang kemaluanku dengan raut muka yang sedikit kecewa karena dia sudah mulai menikmati “oral seks”.

    Lalu kami pun berganti posisi lagi sambil menenangkan kemaluanku. Dia pun kembali duduk di atas jok dan aku di bawah dengan agak jongkok. Kemudian aku membuka kedua belah pahanya dan telihat kembali liang gadis Laura yang masih sempit.

    Aku pun mulai bersiap untuk menerobos lubang kemaluan Laura yang sudah agak basah, lalu Laura bertanya, “Mau dimasukin tuh Andhi, mana muat memekku kecilnya segini dan punyamu segede pisang?” tanyanya polos. “Ah tenang aja, pasti bisa deh,”

    sambil memukul kecil kemaluannya yang memerah itu dan dia pun sendiri mulai membantu membuka pintu liang kemaluannya, mungkin dia tidak mau ambil resiko lubang kemaluannya lecet.

    Secara perlahan aku pun mulai memasukan batang kemaluanku, “Aah.. ahh.. enak Andi,” desahnya dan aku berusaha memompanya pelan-pelan lalu mulai agak cepat, “Ahh.. ahh.. ahh.. terus pompa Andi.”

    Setelah 20 menit memompa maniku pun sudah mau keluar tapi takut dia hamil lalu aku mengeluarkan batang kemaluanku dan dia agak sedikit tersentak ketika aku mengeluarkan batang kemaluanku.

    “Kok dikeluarin, Andi?” tanyanya.
    “Kan belum keluar?” tanyanya lagi.
    “Entar kamu hamilkan bahaya, udah nih ada permainan baru,” hiburku.

    Lalu aku mengangkat badannya dan menyuruhnya telungkup membelakangiku.
    “Ngapain sih Andi?” tanya Laura.
    “Udah tunggu aja!” jawabku.

    Dia kembali tersentak dan mengerang ketika tanganku menusuk pantat yang montok itu.
    “Aahh.. ahh.. sakit Andhi.. apaan sih itu..?”
    “Ah, tidak kok, entar juga enak.”

    Lalu aku mengeluarkan tanganku dan memasukkan batang kemaluanku dan desahan Laura kali ini lebih besar sehingga dia menggigit celana dalamku yang tergeletak di dekatnya.

    “Sabar yah Sayang! entar juga enak!” hiburku sambil terus memompa pantatnya yang montok. Tanganku pun bergerilya di dadanya dan terus meremas dadanya dan terkadang meremas belahan pantatnya.

    Laura mulai menikmati permainan dan mulai mengikuti irama genjotanku.

    “Ahh terus.. Andhi.. udah enak kok..” ucapnya mendesah.

    Setelah beberapa menit memompa pantatnya, maniku hendak keluar lagi. “Keluarin di dalam aja yah Laura?” tanyaku. Lalu dia menjawab, “Ah tidak usah biar aku isep aja lagi, habis enak sih,” jawabnya. Lalu aku mengeluarkan batang kemaluanku dari pantatnya dan langsung dilumat oleh Laura langsung dihisapnya dengan penuh gairah,

    “Crot.. crot.. crot..” maniku keluar di dalam mulut Laura dan dia menelannya. Gila perasaanku seperti sudah terbang ke langit ke-7.

    “Gimana rasanya?” tanyaku.
    “Ahh asin tapi enak juga sih,” sambil masih membersihkan mani di kemaluanku dengan bibirnya.

    Setelah itu kami pun berpakaian kembali, karena jam mobilku sudah pukul 19:30. Tidak terasa kami bersetubuh selama 2 jam. Lalu aku mengantarkan Laura ke rumahnya di sekitaran Panakukang Mas.

    Laura tidak turun tepat di depan karena takut dilihat bapaknya. Tapi sebelum dia turun dia terlebih dahulu langsung melumat bibirku dan menyelipkan tanganku ke CD-nya. Mungkin kemaluannya hendak aku belai dulu sebelum dia turun. “Kapan-kapan main lagi yach Andhi!” ucapnya sebelum turun dari mobilku.

    Tapi itu bukan pertemuan terakhir kami karena tahun berikutnya dia masuk SMU yang sama denganku dan kami bebas melakukan hal itu kapan saja, karena tampaknya dia sudah ketagihan dengan permainan itu bahkan Laura pernah melakukan masturbasi dengan pisang di toilet sekolah. Untung aku melihat kejadian itu sehingga aku dapat memberinya “jatah” di toilet sekolah.

  • Vagina ABG Berseragam

    Vagina ABG Berseragam


    1195 views

    Cerita Sex ini berjudulVagina ABG BerseragamCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Panggil saja aqu Reynaldo, ABG ganteng dan bahkan sebagian kawankawanku mengatakan kalo aqu pantas jadi artis. Gimana tidak, aqu tinggi, parasku ganteng, badanku juga atletis, sampai banyak perempuanperempuan disekolahku naksir sama aqu, tetapi aqu hanya menanggapinya biasa saja karena aqu belum ada cocok.

    Sampai akhirnya orang tuaqu pindah kota dan aqu harus ikut pindah sekolah juga dan aqu belum mempunyai kenangan disekolahku yg lama, sungguh malang banget nasibku ini.

    setelah aqu pindah disekolahkuyg baru, dgn bermodalkan parasku yg ganteng tak sulit aqu mencari kawan disana sampai aqu mendapatkan kawan dekat yg bernama Meydita. Ceritanya berawal dari sini, Hari pertama aqu masuk kelas 3 aqu di kenalin di salah satu kelas kalu nggak salah 3 IPA aqu orang pinter wajar masuk IPA hauahahhauah!!

    Aqu di kenalin sama guru aqu n kepsek di kelas udah gitu aqu di suruh duduk di samping perempuan yg langsung aqu kenal namanya Meydita tingginya sebahunya aqu badannya sintel banget buah dadanya yg selalu buat aqu ndisir melulu klo deket dia aqu sempet tukertukeran no. hp sama dia setelah aqu tau dia kaya gimana aqu coba aja jadian sama dia.

    Aqu jalan sama dia masih sampai sekarang dia klo deket aqu rada binal Napsuan bersyukur banget aqu dapet perempuan macem gitu waktu itu pelajaran biologi, kebetulan gurunya nggak masuk aqu sama Meydita ngobrol aja dipojok kelas.

    Maklum tempat duduk aqu sama dia di taro di pojok sama walas pertama aqu sich nggak berani ngapangapain dia di kelas tapi klo udah masuk ke mobil aqu abis tuch perempuan waktu itu aqu liat kawan aqu lagi cipokan di depan kelas balakng meja guru tiba aja perempuan aqu ngomong gini.

    tuch rido aja berani masa kamu kalah sama dia??

    ha? aqu kalah

    belum sempet selesai bibir aqu di lahap sama Meydita di bales aja dgn ciuman n sedotan yg bikin dia ampunampunan sama aqu. Meydita sempet ngasih lidahnya ke aqu. tapi aqu lepas ciumannya.

    kenapa?? aqu bilang aja begini

    aqu nggak mau maen lidah di kelas taqut kelewatan

    ya udah maen biasa aja

    Aqu lanjutin ciuman aqu di bawah bangku meja aqu aqu dorong ke depan supaya lebih luas aqu ngelaquin ciuman demi ciuman

    ahhhhhh ahhhh ndree

    Katakata itu selalu keluar dari mulutnya. Setelah aqu puas ciumin tuch bibir, aqu turun ke bawah ke lehernya dia yg makin membuat dia kewalahan.

    Dan tangan aqu ngeremes buah dada dia yg ukurannya aqu taksir 35 tau A B C D cuz setiap aqu tanya dia g pernah mau jawab aqu remes tuch dadanya sampe dia kelojotan setelah aqu nandain tanda merah di lehernya dia ngeremes remes kontol aqu yg membuat ni kemaluan kagak kuat lagi buat nahan di dalam kancut maupun masih make baju seragam.

    Aqu ngelaquin di dalam kelas aqu tetep nggak gentar aqu bukan resleting seragam aqu n aqu keluarin tuch siADEK dan si Meydita udah siap dgn mulutnya yg menganga aqu sempet nutupin dia pake jaket aqu sesampai misalnya kawan aqu nanya aqu bilang aja lagi sakit. Jilatan demi jilatan dia beri untuk aqu. isapan dia bikin aqu nggak kuat lagi buat nahan keluarnya
    mani aqu. lidahnya bergoyg di kemaluanku dan.

    akhhhhhhh crotttttt croooootttt crotttttttttttt keluar mani aqu. Meydita membersihkannya dgn mulutnya dan di kocok trus di Kemaluanku.

    Selesai itu aqu bersiin mulutnya dia pake tissue yg ada di kantongnya aqu sama Meydita kembali berciuman freenc kiss,,, lidahnya dia ber gelugit di dalam mulut aqu.

    Jam 12.00 aqu balik sekolah sebelum aqu gas mobil aqu ke rumah aqu di bilangan bekasi nggak jauh dari rumahnya Meydita aqu bermain dadanya Meydita dolo di mobil aqu aqu buka kancing seragam pelanpelan.

    Di bantu Meydita dgn napsu yg ganas Meydita ngerti maksud aqu and dia nge buka tali BHNya dan 2 buah gunung merapi yg bakal mengeluarkan volcano gara isapan aqu muncul di depan aqu. dgn napsu di ujung rambut aqu isap puting susunya tangan kiri aqu megangin kepala belakang dia san tangan kanan aqu ngeremes dada yg satu lagi.

    ahhhhh. Reynaldo pelan donkkk Meydita udah nggak bisa nahannnnn lagiiiii nehhhhhhhh.

    Puting Meydita yg berwarna merah ke merah mudaan tertelan abis oleh mulut aqu and tiba aja badanhhhh Meydita mejelijang seperti cacing kepanasan aqu sedot trus dada Meydita sampai puting itu terasa keras banget di mulut aqu Meydita cuma diam dan terkulai lemas di mobil aqu aqu liat parkiran mobil di sekolahan aqu udah sepi Meydita mengancingi baju seragamnya satu aqu bantu supaya cepet.

    Selama perjalanan pulang Meydita tetap lemas dan memejamkan matanya aqu kecup keningnya sesampai di rumah aqu, Meydita bangun dan dia pengen ke kamar kecil aqu suruh dy ganti seragam dgn baju kaos yg dia bawa dari rumah sebelum berangkat kesekolah selesai dari kamar mandi aqu liat Meydita nyopot BHnya terlihat jelas putingnya dan bongkahan susu sebesar melon itu.

    Belum sempat masukin baju ke tasnya dia dia aqu dorong aqu tempat tidur dan aqu lahap bibirnya dan dia membalas nya dgn penuh hot panas bercampur dgn napsu aqu yg cuma make bokser doank ke walahan tangan dy bermain di selangakangan aqu.

    Aqu bermain di leher dia dan aqu buat cap merah lagi di lehernya aqu sibak SMA negeri yg hanya sampai lutut itu dy cuma make celana dalam G string dgn perlahan dia nurunin roknya dan dy hanya menggunakan celana dalamnya aqu copot dan aqu jilatin kemaluannya.

    ahhhhhhhhhhhhhhhhhh. . Ndree.ahhh hhhhhhh cuma kata itu yg keluar daru mulutnya. aqu rasain kemaluan Meydita semakin keras dan aqu gigit kelentitnya dia terik semakin kencang untung di rumah cuma da aqu. Ndree puasin aquwww dunkkkkkkk. nggak pake cing cong aqu jilat n aqu sodok tuch kemaluan pake telunjuk aqu. Ndree aqu keluarrrrrrrrrrrrrrrr. kemaluan Meydita basah ketika di depan mata aqu.

    Di sedot sampai bersih tuch kemaluan udah gitu aqu liat dia memegang bantal dgn keras. aqu deketin dia dan aqu cium bibir dia. ternyata dia blum lemas.

    Dia bangkit dan memegang kontol aqu dan di kocokinnya sampe si ADEK mengacung sangat keras. kontol aqu di masukin ke mulutnya Meydita di masukan di keuarkan sampai di sedotuhhhhhhhhh.

    Nikmat banget yg sekarang dari pada yg di kelas tadi biji zakar aqu juga nggak lupa ikut ke sedot. pass biji aqu di sedot rasanya aqu pengen FLY kocokin Meydita semakin panas dan hisapannya semakin nggak manusiawi lagi parasnya tambah maniss kalo dia sambil horny begini.

    Ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh. crottttttttttttttttttttttttttt tt many aqu tumpah semua ke lantai kamar aqu yg sisanya di jilatin Meydita sampai bersuh aqu bangkit dan menarik tangan Meydita aqu ciumin dadanya aqu kenyotlagi putingnya sampai merah. aqu cupang di sebelah putingnya manis banget susunya membuat aqu semakin napsu sama dia. Meyditaqu sayg masukinnn sekarang yach?? Ya udahhhh cepetannn aqu dari tadi Nungggu kamu.

    Aqu bertukar posisi Meydita di bawah dan aqu di atas sebelum aqu masukan aqu gesek dolo di depan kemaluannya belum aqu masukin aja Meydita udah meringis aqu dorong perlan

    Ndree pelan sakit. nee. di bantu dgn tangannya dia perlahan kontol aqu masuk baru seperempatnya masukkk aqu cabut lagi dannn aqu sodok lagi dan akhirnya masuk semua. aqu lihat Meydita sangat menderita tapi sepertinya dia seneng banget udah semuanya masuk aqu goygin aqu maju mundurin perlahan lahan.

    Bokong Meydita pun ikut bergoyg yg membuatku kewalahan. setelah beberapa menit aqu goyg tiba badan Meydita mengejang semua. dan akhirnya Meydita orgasme untuk ke tiga kalinya.

    Aqu cabut kembali kemaluan aqu dan Meydita berada di atas aqu. Posisi ini membuat aqu lebih rileks. Meydita memasukannya pelanpelan. Digenggamnya kemaluanku dan dimasukannya kemaluanku ke kemaluannya. Dan blesssss ternanam semua di dalam kemaluannya.

    Badan Meydita naik turun mengikuti irama Meydita mengambil bantal yg da di sebelahnya dan menarohnya di pala aqu posisi ini membuat aqu bisa ngerasaain 2 gerakan sekaligus aqu emut kecil putingnya Meydita dan meremas remasnya. bokong Meydita terusss bergoyaanggg.

    Ahhhhhhhhh ahhhhhhhhh. isappp teruss ndree badan Meydita mengenjang dan Reynaldoeee aquuu pengen keluar lagi.

    Aquuu juga pengennnnn selesaiiiiii metttt tahannnn sebentarrrrrrr lagi. aqu dan Meydita mempercepat permainan dan akhirnyaahhhhh hhhhhhhhhhhhhhhhhhhh hhhhhhhhhh. aqu keluar. kata itu yg mengakiri permainan ini

    Sampai sekarang pun Meydita tetep bermain sama aqu. Kami tetap melaqukan banyak hal. Dan aqu di tunangin sama Meydita karena orang tua kami samasama setuju atas hubungan kami.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Meki Sempit Tante

    Cerita Sex Meki Sempit Tante


    1195 views

    Perawanku – Cerita Sex Meki Sempit Tante, Tante Gita namanya dia sih gak begitu cantik. Untuk badannya masih okelah. Awalnya aku lihat biasa saja secara itu Tante nya calon istriku, tapi saat Tante Gita sedang tidur memang itu yang membuatku rasa penasaran yang berlebih apalagi kebiasaannya sering memakai daster kalau sedang tidur, kadang aku sampai melototin bodynya dengan berbgai fantasiku. Tapi aku tidak berani lama lama memandangnya karena takut kalau ketahuan ama istriku dan tante Gita sendiri.

    Sejak kejadian itu perasaan ku aneh kalo lagi deket ma tante Gita,entah itu pas nganter dia belanja,atau pas lagi nonton televise sampai suatu saat dia mau balik ke apartemennya, seperti biasanya Aku di suruh nganter,setelah sampe depan kos’an nya,tante Gita nawarin aku masuk,aku ngerasa aneh,karna nga biasanya kayak gitu,ya itung2 di luar mau hujan gede akhirnya aku mampir lah sejenak,saat aku masuk aku ngerasa ada yang aneh, Aprtemennya ternyata sepi banget,terus Aku tanya ma tante Gita,” Kok sepi banget tante kos’an nya..pada kemana” Tante Gita ” biasa kok Dam,temen2 pada pulang kampung,aku sendirian agak takut…,kamu mau nga temenin tante sebentar..?” ya langsung aja Aku jawab ” iya ga apa2 kok tante “.

    Cerita Seks Memek Sempit Tante Gita – Dam aku mandi dulu ya..kalo kamu mau makan ada sossis di kulkas yang bisa kamu ambil,kata tante Gita sambil ngeloyor ke kamar mandi,karna Aku boring iseng2 Aku nonton televisi,akhirnya ga lama kemudian entah Aku capek atau kenapa Aku ketiduran,ga selang beberapa lama Aku tidur Aku ngerasa ada yang lagi jilatin n sedot-sedot penis Aku…setelah Aku buka mata,Aku kaget setengah mati..ternyata tante Gita lagi di bawah sambil nyepong penis Aku…karna Aku kaget Aku buru2 cabut Penis Aku yang masih nancep di mulut nya sambil Aku tanya ‘” tante lagi ngapain..? ” trus dia jawab ” km tenang aja,tante udah tau kok kalo kamu sebenernya kamu suka curi2 pandang ke tante kan…”.”tapi tante,tante kan belum nikah…kok tante mau ngelakuin ini sama aku..?” “ya ga apa2 donk…lagian tante tuh sebenernya penasaran gimana sih rasanya orang ngentot” “Wih,Gila nih pikirku…bagai dapet rejeki nomplok nih..dapet tante2 yang masih perawan lagi..maklum lah meskipun usianya udah 37 tahun,tante Gita belum menikah, padahal kalo secara wajah sih nga jelek2 banget….”

    Cerita Sex Meki Sempit Tante

    Cerita Sex Meki Sempit Tante

    Setelah itu Aku akhirnya berdiri n Aku lepas semua baju Aku…terus Aku suruh tante Gita sepongin Penis Aku,”arghh…yess..terus tante..enak….terus tante…tante pinter..ouch..”karna Aku takut crots duluan akhirnya aku suruh tante Gita lepasin sepongan nya terus Aku preteli satu persatu baju yang dia pake,mulai dari blus sampe celana panjang nya…dan hanya tinggal Bh sama celana dalam aja…abis itu aku ajak aja tante Gita ke kamar mandi.

    Setelah nyampe kamar mandi,Aku pretelin juga clana dalam sama Bh nya tante Gita,trus Aku suruh duduk di kloset angsa….abis itu Aku jilmek tuh meki perawan….sampe akhirnya dia menggerang ” ahhh…shhhh…ouchh….enak Dam,terusin Dam…ayo sayang lebih dalem lagi jilat nya..ouch…sshhhh…ahhhh” saking ke-enakannya akhirnya tante Gita mengalami orgasme yang pertama kali yang ga pernah dia alamin sebelum nya… ” ahhh…shhh..ouchhh..Dam,aku mau .piiiii….piiissssss…..ahhhh , Crots..crots…crots….cairan itu menyembur dan kujilat sampe habis..ternyata peju perawan emang gurih banget..enak Dam.

    Setelah beberapa lama,setelah tante Gita pulih dari capek nya..akhirnya aku suruh tante Gita berdiri…”tante gantian aku yang duduk ya tante” ” OK,terus aku sepongin kamu lagi yah” “kok sepong terus tante,emang tante ga mau ngerasain gimana enak nya batang aku masuk ke vaginanya tante apa..?” kataku, “tapi aku takut Dam,ntar kalo hamil gimana..aku kan ga enak juga..”,”tante nga usa takut..aku janji nga akan sampe hamilin tante kok,gimana tante mau kan..?”,”Gimana yah….ok deh tapi pelan2 yah..soalnya tante belum pernah…”,”iya tante tenang aja” kataku,dalam hati Aku ngomong ” asik Aku dapet perawan lagi…”

    Cerita Seks Memek Sempit Tante Gita – Akhirnya setelah aku rangsang lagi…memiaw nya tante Gita becek lagi…setelah ambil posisi…akhirnya…aku tancepin batang ku pelan-pelan ke memiaw nya tante Gita ” Aw..Sakit Dam “, “sebentar tante tahan ya sakitnya nga lama kok” , setelah beberapa lama diem di tempat,akhirnya Aku suruh tante Gita maju mundurin pantatnya ” shhh..ahhh…ouchh…yes…enak Dam…terus …dalemin lagi Dam….ouch…..yeah…ashhh….shhhh enak Dam…” , ” gimana tante?enak nga rasanya..? ” iya Dam,enak banget..ouch..shhhh…” ceracau nya.

    Setelah lama dengan gaya itu akhirnya aku suruh tante turun dari dudukan nya….aku suruh dia nungging di lantai…aku bilang ” tante coba gaya lain ya..dijamin lebih enak “, “terserah kamu aja deh Dam,aku ok2 ajah”….its doggy time…setelah tante Gita nungging,akhirnya aku masukin penis aku ke memiaw nya tante Gita..dan bener apa dugaan Aku…tante Gita emang masih virgin..aku lihat darah netes2 dari samping dalam paha nya….tapi aku ga ada urusan..yang pentin genjot terus….
    Ouch..ah….shhh..enak banget tante memeiw nya…peret banget…..,kamu juga Dam penis kamu nikmat banget…bkin tante melayang-layang…,setelah beberapa lama gaya doggie akhirnya Aku ga tahan juga…ouch…yah..ashh..tante aku mau keluar nih…tante lagi subur nga….?..nggak Dam,jawab nya..aku keluarin di dalem ya tante….,iyah ..tante juga mau keluar..ouchh..ahhh..ssshhhhh…ahhhh…crotss..cr ortsss..crostsss..akhirnya aku sama tante Gita keluar barengan.

    Cerita Seks Memek Sempit Tante Gita – Aku ngerasa ada yang anget2 lagi melumuri batang ku…sampe akhirnya penis aku mengecil dan keluar dari sarangnya sendiri…setelah itu kita mandi bareng,dan ga lupa juga Aku ma tante Gita main sekali lagi di kamar mandi….gaya duduk,berdiri,doggie,samping semuanya di lakuin sampe ga kerasa udah malem banget….setelah memakai pakaian aku dan tante titn ngobrol2 di tempat tidur..ga lupa juga aku sambil grepe2…dan sebelum aku pulang..tante Gita sepongin Penis aku di balik pintu,biar ga keliatan orang…ternyata dia mau minum semua peju yang aku keluarin di mulutnya..”wih enak bener” katanya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Aku Menikmati Diperkosa Supirku

    Cerita Sex Aku Menikmati Diperkosa Supirku


    1193 views

    Perawanku – Cerita Sex Aku Menikmati Diperkosa Supirku, Kisah ini terjadi ketika aku masih SMU, ketika umurku masih 18 tahun, waktu itu rambutku masih panjang sedada dan hitam (sekarang sebahu lebih dan sedikit merah). Di SMU aku termasuk sebagai anak yang menjadi incaran para cowok

    Tubuhku cukup proporsional untuk seusiaku dengan buah dada yang sedang tapi kencang serta pinggul yang membentuk, pinggang dan perutku pun ukurannya pas karena rajin olahraga, ditambah lagi kulitku yang putih mulus ini. Aku pertama mengenal seks dari pacarku yang tak lama kemudian putus, pengalaman pertama itu membuatku haus seks dan selalu ingin mencoba pengalaman yang lebih heboh.
    Beberapa kali aku berpacaran singkat yang selalu berujung di ranjang. Aku sangat jenuh dengan kehidupan seksku, aku menginginkan seseorang yang bisa membuatku menjerit-jerit dan tak berkutik kehabisan tenaga.
    Ketika itu aku belum diijinkan untuk membawa mobil sendiri, jadi untuk keperluan itu orang tuaku mempekerjakaan Bang Mamat sebagai sopir pribadi keluarga kami merangkap pembantu. Dia berusia sekitar 30-an dan mempunyai badan yang tinggi besar serta berisi, kulitnya kehitam-hitaman karena sering bekerja di bawah terik matahari (dia dulu bekerja sebagai sopir truk di pelabuhan).
    Aku sering memergokinya sedang mengamati bentuk tubuhku, memang sih aku sering memakai baju yang minim di rumah karena panasnya iklim di kotaku. Waktu mengantar jemputku juga dia sering mencuri-curi pandang melihat ke pahaku dengan rok seragam abu-abu yang mini. Begitu juga aku, aku sering membayangkan bagaimana bila aku disenggamai olehnya, seperti apa rasanya bila batangnya yang pasti kekar seperti tubuhnya itu mengaduk-aduk kewanitaanku. Tapi waktu itu aku belum seberani sekarang, aku masih ragu-ragu memikirkan perbedaan status diantara kami.
    Obsesiku yang menggebu-gebu untuk merasakan ML dengannya akhirnya benar-benar terwujud dengan rencana yang kusiapkan dengan matang. Hari itu aku baru bubaran pukul 3 karena ada ekstra kurikuler, aku menuju ke tempat parkir dimana Bang Mamat sudah menunggu. Aku berpura-pura tidak enak badan dan menyuruhnya cepat-cepat pulang. Di mobil, sandaran kursi kuturunkan agar bisa berbaring, tubuhku kubaringkan sambil memejamkan mata. Begitu juga kusuruh dia agar tidak menyalakan AC dengan alasan badanku tambah tidak enak, sebagai gantinya aku membuka dua kancing atasku sehingga bra kuningku sedikit tersembul dan itu cukup menarik perhatiannya.
    “Non gak apa-apa kan? Sabar ya, bentar lagi sampai kok” hiburnya
    Waktu itu dirumah sedang tidak ada siapa-siapa, kedua orang tuaku seperti biasa pulang malam, jadi hanya ada kami berdua. Setelah memasukkan mobil dan mengunci pagar aku memintanya untuk memapahku ke kamarku di lantai dua. Di kamar, dibaringkannya tubuhku di ranjang. Waktu dia mau keluar aku mencegahnya dan menyuruhnya memijat kepalaku.
    Dia tampak tegang dan berkali-kali menelan ludah melihat posisi tidurku itu dan dadaku yang putih agak menyembul karena kancing atasnya sudah terbuka, apalagi waktu kutekuk kaki kananku sehingga kontan paha mulus dan CD-ku tersingkap. Walaupun memijat kepalaku, namun matanya terus terarah pada pahaku yang tersingkap. Karena terus-terusan disuguhi pemandangan seperti itu ditambah lagi dengan geliat tubuhku, akhirnya dia tidak tahan lagi memegang pahaku. Tangannya yang kasar itu mengelusi pahaku dan merayap makin dalam hingga menggosok kemaluanku dari luar celana dalamku.
    “Sshh.. Bang” desahku dengan agak gemetar ketika jarinya menekan bagian tengah kemaluanku yang masih terbungkus celana dalam.
    “Tenang Non.. saya sudah dari dulu kesengsem sama Non, apalagi kalau ngeliat Non pake baju olahraga, duh tambah gak kuat Abang ngeliatnya juga” katanya merayu sambil terus mengelusi bagian pangkal pahaku dengan jarinya.
    Mamat mulai menjilati pahaku yang putih mulus, kepalanya masuk ke dalam rok abu-abuku, jilatannya perlahan-lahan mulai menjalar menuju ke tengah. Aku hanya dapat mencengkram sprei dan kepala Mamat yang terselubung rokku saat kurasakan lidahnya yang tebal dan kasar itu menyusup ke pinggir celana dalamku lalu menyentuh bibir vaginaku.
    Bukan hanya bibir vaginaku yang dijilatinya, tapi lidahnya juga masuk ke liang vaginaku, rasanya wuiihh..gak karuan, geli-geli enak seperti mau pipis. Tangannya yang terus mengelus paha dan pantatku mempercepat naiknya libidoku, apalagi sejak sejak beberapa hari terakhir ini aku belum melakukannya lagi.
    Sesaat kemudian, Mamat menarik kepalanya keluar dari rokku, bersamaan dengan itu pula celana dalamku ikut ditarik lepas olehnya. Matanya seperti mau copot melihat kewanitaanku yang sudah tidak tertutup apa-apa lagi dari balik rokku yang tersingkap. Dia dekap tubuhku dari belakang dalam posisi berbaring menyamping. Dengan lembut dia membelai permukaannya yang ditumbuhi bulu-bulu halus itu. Sementara tangan yang satunya mulai naik ke payudaraku, darahku makin bergolak ketika telapak tangannya yang kasar itu menyusup ke balik bra-ku kemudian meremas daging kenyal di baliknya.
    “Non, teteknya bagus amat.. sama bagusnya kaya memeknya, Non marah ga saya giniin?” tanyanya dekat telingaku sehingga deru nafasnya serasa menggelitik.
    Aku hanya menggelengkan kepalaku dan meresapi dalam-dalam elusan-elusan pada daerah sensitifku. Mamat yang merasa mendapat restu dariku menjadi semakin buas, jari-jarinya kini bukan hanya mengelus kemaluanku tapi juga mulai mengorek-ngoreknya, cup bra-ku yang sebelah kanan diturunkannya sehingga dia dapat melihat jelas payudaraku dengan putingnya yang mungil.
    Aku merasakan benda keras di balik celananya yang digesek-gesek pada pantatku. Mamat kelihatan sangat bernafsu melihat payudaraku yang montok itu, tangannya meremas-remas dan terkadang memilin-milin putingnya. Remasannya semakin kasar dan mulai meraih yang kiri setelah dia pelorotkan cup-nya. Ketika dia menciumi leher jenjangku terasa olehku nafasnya juga sudah memburu, bulu kudukku merinding waktu lidahnya menyapu kulit leherku disertai cupangan.
    Aku hanya bisa meresponnya dengan mendesah dan merintih, bahkan menjerit pendek waktu remasannya pada dadaku mengencang atau jarinya mengebor kemaluanku lebih dalam. Cupanganya bergerak naik menuju mulutku meninggalkan jejak berupa air liur dan bekas gigitan di permukaan kulit yang dilalui. Bibirnya akhirnya bertemu dengan bibirku menyumbat eranganku, dia menciumiku dengan gemas.
    Pada awalnya aku menghindari dicium olehnya karena Mamat perokok jadi bau nafasnya tidak sedap, namun dia bergerak lebih cepat dan berhasil melumat bibirku. Lama-lama mulutku mulai terbuka membiarkan lidahnya masuk, dia menyapu langit-langit mulutku dan menggelikitik lidahku dengan lidahnya sehingga lidahku pun turut beradu dengannya.
    Kami larut dalam birahi sehingga bau mulutnya itu seolah-olah hilang, malahan kini aku lebih berani memainkan lidahku di dalam mulutnya. Setelah puas berrciuman, Mamat melepaskan dekapannya dan melepas ikat pinggang usangnya, lalu membuka celana berikut kolornya. Maka menyembullah kemaluannya yang sudah menegang daritadi. Aku melihat takjub pada benda itu yang begitu besar dan berurat, warnanya hitam pula. Jauh lebih menggairahkan dibanding milik teman-teman SMU-ku yang pernah ML denganku. Dengan tetap memakai kaos berkerahnya, dia berlutut di samping kepalaku dan memintaku mengelusi senjatanya itu. Akupun pelan-pelan meraih benda itu, ya ampun tanganku yang mungil tak muat menggenggamnya, sungguh fantastis ukurannya.
    “Ayo Non, emutin kontol saya ini dong, pasti yahud rasanya kalo diemut sama Non” katanya.
    Kubimbing penis dalam genggamanku ke mulutku yang mungil dan merah, uuhh.. susah sekali memasukkannya karena ukurannya. Sekilas tercium bau keringat dari penisnya sehingga aku harus menahan nafas juga terasa asin waktu lidahku menyentuh kepalanya, namun aku terus memasukkan lebih dalam ke mulutku lalu mulai memaju-mundurkan kepalaku. Selain menyepong tanganku turut aktif mengocok ataupun memijati buah pelirnya.
    “Uaahh.. uueennakk banget, Non udah pengalaman yah” ceracaunya menikmati seponganku, sementara tangannya yang bercokol di payudaraku sedang asyik memelintir dan memencet putingku.
    Setelah lewat 15 menitan dia melepas penisnya dari mulutku, sepertinya dia tidak mau cepat-cepat orgasme sebelum permainan yang lebih dalam. Akupun merasa lebih lega karena mulutku sudah pegal dan dapat kembali menghirup udara segar. Dia berpindah posisi di antara kedua belah pahaku dengan penis terarah ke vaginaku. Bibir vaginaku disibakkannya sehingga mengganga lebar siap dimasuki dan tangan yang satunya membimbing penisnya menuju sasaran.
    “Tahan yah Non, mungkin bakal sakit sedikit, tapi kesananya pasti ueenak tenan” katanya.
    Penisnya yang kekar itu menancap perlahan-lahan di dalam vaginaku. Aku memejamkan mata, meringis, dan merintih menahan rasa perih akibat gesekan benda itu pada milikku yang masih sempit, sampai mataku berair. Penisnya susah sekali menerobos vaginaku yang baru pertama kalinya dimasuki yang sebesar itu (milik teman-temanku tidak seperkasa yang satu ini) walaupun sudah dilumasi oleh lendirku.
    Mamat memaksanya perlahan-lahan untuk memasukinya. Baru kepalanya saja yang masuk aku sudah kesakitan setengah mati dan merintih seperti mau disembelih. Ternyata si Mamat lihai juga, dia memasukkan penisnya sedikit demi sedikit kalau terhambat ditariknya lalu dimasukkan lagi. Kini dia sudah berhasil memasukkan setengah bagiannya dan mulai memompanya walaupun belum masuk semua. Rintihanku mulai berubah jadi desahan nikmat. Penisnya menggesek dinding-dinding vaginaku, semakin cepat dan semakin dalam, saking keenakannya dia tak sadar penisnya ditekan hingga masuk semua. Ini membuatku merasa sakit bukan main dan aku menyuruhnya berhenti sebentar, namun Mamat yang sudah kalap ini tidak mendengarkanku, malahan dia menggerakkan pinggulnya lebih cepat. Aku dibuatnya serasa terbang ke awang-awang, rasa perih dan nikmat bercampur baur dalam desahan dan gelinjang tubuh kami.
    “Oohh.. Non Raras, sayang.. sempit banget.. memekmu.. enaknya!” ceracaunya di tengah aktivitasnya.
    Dengan tetap menggenjot, dia melepaskan kaosnya dan melemparnya. Sungguh tubuhnya seperti yang kubayangkan, begitu berisi dan jantan, otot-ototnya membentuk dengan indah, juga otot perutnya yang seperti kotak-kotak. Dari posisi berlutut, dia mencondongkan tubuhnya ke depan dan menindihku, aku merasa hangat dan nyaman di pelukannya, bau badannya yang khas laki-laki meningkatkan birahiku. Kembali dia melancarkan pompaannya terhadapku, kali ini ditambah lagi dengan cupangan pada leher dan pundakku sambil meremas payudaraku. Genjotannya semakin kuat dan bertenaga, terkadang diselingi dengan gerakan memutar yang membuat vaginaku terasa diobok-obok.
    “Ahh.. aahh.. yeahh, terus entot gua Bang” desahku dengan mempererat pelukanku.
    Aku mencapai orgasme dalam 20 menit dengan posisi seperti ini, aku melepaskan perasaan itu dengan melolong panjang, tubuhku mengejang dengan dahsyat, kukuku sampai menggores punggungnya, cairan kenikmatanku mengalir deras seperti mata air. Setelah gelombang birahi mulai mereda dia mengelus rambut panjangku seraya berkata, “Non cantik banget waktu keluar tadi, tapi Non pasti lebih cantik lagi kalau telanjang, saya bukain bajunya yah Non, udah basah gini”.
    Aku cuma bisa mengangguk dengan nafas tersenggal-senggal tanda setuju. Memang badanku sudah basah berkeringat sampai baju seragamku seperti kehujanan, apalagi AC-nya tidak kunyalakan. Mamat meloloskan pakaianku satu persatu, yang terakhir adalah rok abu-abuku yang dia turunkan lewat kakiku, hingga kini yang tersisa hanya sepasang anting di telingaku dan sebuah cincin yang melingkar di jariku.
    Dia menelan ludah menatapi tubuhku yang sudah polos, butir-butir keringat nampak di tubuhku, rambutku yang terurai sudah kusut. Tak henti-hentinya di memuji keindahan tubuhku yang bersih terawat ini sambil menggerayanginya. Kemudian dia balikkan tubuhku dan menyuruhku menunggingkan pantat.
    Akupun mengangkat pantatku memamerkan vaginaku yang merah merekah di hadapan wajahnya. Mamat mendekatkan wajahnya ke sana dan menciumi kedua bongkahan pantatku, dengan gemas dia menjilat dan mengisap kulit pantatku, sementara tangannya membelai-belai punggung dan pahaku. Mulutnya terus merambat ke arah selangkangan. Aku mendesis merasakan sensasi seperti kesetrum waktu lidahnya menyapu naik dari vagina sampai anusku. Kedua jarinya kurasakan membuka kedua bibir vaginaku, dengusan nafasnya mulai terasa di sana lantas dia julurkan lidahnya dan memasukkannya disana. Aku mendesah makin tak karuan, tubuhku menggelinjang, wajahku kubenamkan ke bantal dan menggigitnya, pinggulku kugerak-gerakkan sebagai ekspresi rasa nikmat.
    Di tengah-tengah desahan nikmat mendadak kurasakan kok lidahnya berubah jadi keras dan besar pula. Aku menoleh ke belakang, ternyata yang tergesek-gesek di sana bukan lidahnya lagi tapi kepala penisnya. Aku menahan nafas sambil menggigit bibir merasakan kejantanannya menyeruak masuk. Aku merasakan rongga kemaluanku hangat dan penuh oleh penisnya. Urat-urat batangnya sangat terasa pada dinding kemaluanku.
    “Oouuhh.. Bang!” itulah yang keluar dari mulutku dengan sedikit bergetar saat penisnya amblas ke dalamku.
    Dia mulai mengayunkan pinggulnya mula-mula lembut dan berirama, namun semakin lama frekuensinya semakin cepat dan keras. Aku mulai menggila, suaraku terdengar keras sekali beradu dengan erangannya dan deritan ranjang yang bergoyang. Dia mencengkramkan kedua tangannya pada payudaraku, terasa sedikit kukunya di sana, tapi itu hanya perasaan kecil saja dibanding sensasi yang sedang melandaku. Hujaman-hujaman yang diberikannya menimbulkan perasaan nikmat ke seluruh tubuhku.
    Aku menjerit kecil ketika tiba-tiba dia tarik rambutku dan tangan kanannya yang bercokol di payudaraku juga ikut menarikku ke belakang. Rupanya dia ingin menaikkanku ke pangkuannya. Sesudah mencari posisi yang enak, kamipun meneruskan permainan dengan posisi berpangkuan membelakanginya. Aku mengangkat kedua tanganku dan melingkari lehernya, lalu dia menolehkan kepalaku agar bisa melumat bibirku. Aku semakin intens menaik-turunkan tubuhku sambil terus berciuman dengan liar. Tangannya dari belakang tak henti-hentinya meremasi dadaku, putingku yang sudah mengeras itu terus saja dimain-mainkan. Gelinjang tubuhku makin tak terkendali karena merasa akan segera keluar, kugerakkan badanku sekuat tenaga sehingga penis itu menusuk semakin dalam.
    Mengetahui aku sudah diambang klimaks, tiba-tiba dia melepaskan pelukannya dan berbaring telentang. Disuruhnya aku membalikan badanku berhadapan dengannya. Harus kuakui dia sungguh hebat dan pandai mempermainkan nafsuku, aku sudah dibuatnya beberapa kali orgasme, tapi dia sendiri masih perkasa.
    Dia biarkan aku mencari kepuasanku sendiri dalam gaya woman on top. Kelihatannya dia sangat senang menyaksikan payudaraku yang bergoyang-goyang seirama tubuhku yang naik turun. Beberapa menit dalam posisi demikian dia menggulingkan tubuhnya ke samping sehingga aku kembali berada di bawah. Genjotan dan dengusannya semakin keras, menandakan dia akan segera mencapai klimaks, hal yang sama juga kurasakan pada diriku. Otot-otot kemaluanku berkontraksi semakin cepat meremas-remas penisnya. Pada detik-detik mencapai puncak tubuhku mengejang hebat diiringi teriakan panjang. Cairan cintaku seperti juga keringatku mengalir dengan derasnya menimbulkan suara kecipak.
    Mamat sendiri sudah mulai orgasme, dia mendesah-desah menyebut namaku, penisnya terasa semakun berdenyut dan ukurannya pun makin membengkak, dan akhirnya.. dengan geraman panjang dia cabut penisnya dari vaginaku. Isi penisnya yang seperti susu kental manis itu dia tumpahkan di atas dada dan perutku.
    Setelah menyelesaikan hajatnya dia langsung terkulai lemas di sebelah tubuhku yang berlumuran sperma dan keringat. Aku yang juga sudah KO hanya bisa berbaring di atas ranjang yang seprei nya sudah berantakan, mataku terpejam, buah dadaku naik turun seiring nafasku yang ngos-ngosan, pahaku masih mekangkang, celah vaginaku serasa terbuka lebih lebar dari biasanya. Dengan sisa-sisa tenaga, kucoba menyeka ceceran sperma di dadaku, lalu kujilati maninya dijari-jariku.
    Sejak saat itu, Mamat sering memintaku melayaninya kapanpun dan dimanapun ada kesempatan. Waktu mengantar-jemputku tidak jarang dia menyuruhku mengoralnya. Tampaknya dia sudah ketagihan dan lupa bahwa aku ini nona majikannya, bayangkan saja terkadang saat aku sedang tidak ‘mood’ pun dia memaksaku.
    Bahkan pernah suatu ketika aku sedang mencicil belajar menjelang Ebtanas yang sudah 2 minggu lagi, tiba-tiba dia mendatangiku di kamarku (saat itu sudah hampir jam 12 malam dan ortuku sudah tidur), karena lagi belajar aku menolaknya, tapi saking nafsunya dia nekad memperkosaku sampai dasterku sedikit robek, untung kamar ortuku letaknya agak berjauhan dariku.
    Meskipun begitu aku selalu mengingatkannya agar menjaga sikap di depan orang lain, terutama ortuku dan lebih berhati-hati kalau aku sedang subur dengan memakai kondom atau membuang di luar. Tiga bulan kemudian Mamat berhenti kerja karena ingin mendampingi istrinya yang TKW di Timur Tengah, lagipula waktu itu aku sudah lulus SMU dan sudah diijinkan untuk membawa mobil sendiri.
    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Maaf Kan Aku Suami Ku Tersayang

    Cerita Sex Maaf Kan Aku Suami Ku Tersayang


    1193 views

    Perawanku – Cerita Sex Maaf Kan Aku Suami Ku Tersayang, Aku adalah seorang wanita karier berumur 28 tahun dan memiliki sebuah keluarga yang sangat saya sayangi. Suamiku bukan orang Indonesia, dia adalah orang Taiwan dan kami memiliki seorang anak perempuan yang sangat cantik dan sudah berusia 8 tahun sekarang ini.

    Hubungan perkawinan kami sangat rukun dan kami tidak pernah mengalami masalah dengan hubungan seksual ataupun keuangan karena walau bagaimanapun baik aku dan suamiku mempunyai posisi yang sangat bagus di perusahaannya masing masing. Suamiku sering pulang pergi dari Taiwan ke Indonesia dan selalu singgah ke Singapore sebelum ke Jakarta, hal ini disebabkan karena dia bekerja di Taiwan apalagi dia tidak begitu bisa dalam bercakap-cakap bahasa Indonesia sehingga di dalam kehidupan pernikahan kami, kami selalu menggunakan bahasa mandarin atau bahasa Inggris, sehingga anak kami yang bernama Melissa mengusai 3 bahasa.

    Aku sangat menyayangi suamiku. Dia selalu pulang ke Jakarta setiap 2 minggu sekali tetapi walaupun demikian, aku tidak merasa kesepian dan tidak ada keinginan untuk melakukan affair dengan laki-laki lain walaupun percaya atau tidak, banyak teman laki-lakiku di sini sering mengajakku kencan dan ada juga yang mengajak bercinta secara terang-terangan sewaktu suamiku tidak ada di Indonesia, tetapi aku selalu menolaknya dengan berbagai alasan karena aku sangat menyayanginya.

    Suatu hari di malam hari tanggal 31 Oktober 2000 (beberapa hari yang lalu), aku baru saja menyajikan sarapan malam untuk Melissa dan untuk diriku sendiri. Melissa melahap masakan char siew buatanku yang menjadi salah satu kegemarannya sehingga membuat tubuhnya semakin gemuk.

    Sewaktu kami sedang makan, tiba-tiba telepon berdering dan saya menunda sarapan malam saya untuk menerima telpon tersebut. Ternyata, orang di telepon itu adalah suamiku sendiri yang mengatakan bahwa malam ini dia berada di Taiwan airport bersama teman bisnisnya. Dia berkata bahwa dia kangen sekali untuk bercinta denganku dan dia berkata bahwa setelah bisnisnya di Taiwan selesai, dia akan langsung ke Jakarta untuk bercinta denganku. Percakapan 30 menit kami terpaksa berhenti karena adanya suara wanita di latar belakangnya bahwa dia mesti “boarding” karena pesawat akan diberangkatkan. Dengan perasaan sedih dan kesal, aku terpaksa mengakhiri percakapan kami.

    Untuk menghilangkan perasaan kesalku, aku mendekati anak perempuanku yang sedang asyik bermain dengan Play Station dan aku ikut bermain dengannya. Sewaktu aku sedang bermain-main dengan anakku, telepon berdering kembali dan aku menyangka itu dari suamiku, ternyata orang yang meneleponku adalah adik kandungku dan dia seperti hendak berkata sesuatu dengan perasaan sedih dan aku mengetahuinya karena dia gugup sekali sewaktu hendak berbicara denganku.

    Tak lama, akhirnya dia menceritakan bahwa dia baru saja mendengar dan menyaksikan sebuah kecelakaan pesawat terbang di CNN dan dia menyebutkan sebuah nomor pesawat SQ006 yang membuat hatiku menjadi hancur berkeping-keping karena suamiku yang sangat kusayangi berada di dalamnya. Aku mendadak menangis dan merasa lemas di seluruh badan, kemudian aku tidak ingat apa-apa setelah itu.

    Setelah aku sadar dari pingsanku, adik perempuanku yang meneleponku tadi berada di sisiku bersama suaminya dan anakku. Melihat mereka, aku menjadi menangis kembali dan mereka menyarankan agar aku pergi ke Taiwan saat itu juga, aku mengiyakan mereka dan setelah aku siap, aku langsung pergi ke Airport dengan menggunakan taksi sementara adikku dan suaminya menemani Melissa untuk beberapa hari selama aku pergi ke Taiwan.

    Selama perjalanan, aku tidak henti-hentinya menangis di dalam hati karena aku tidak mau orang-orang di sekitarku tahu bahwa aku sedang menangis. Akhirnya aku sampai juga di Taiwan dan aku langsung mencari kantor Singapore Airline dan mencari orang yang mengetahui secara jelas apa yang terjadi dalam insiden tersebut dan mengkorfimasikan pada mereka bahwa suamiku adalah salah satu korban di dalam kecelakaan tersebut.

    Setelah aku mengidentifikasi jenazah suamiku yang sudah tidak berbentuk lagi, aku duduk seorang diri di salah satu bangku dan badanku lemas semuanya. Aku masih bengong saja dan tak tahu mesti berbuat apa apa setelah mengidentifikasikan jenazah suamiku sampai seseorang pria Taiwan menegurku. Setelah kami bercakap-cakap, aku mengetahui bahwa laki-laki yang mengaku bernama Sam Yam ini kehilangan istri dan anaknya di dalam kecelakaan yang juga dialami oleh suamiku.

    Aku juga semakin lama semakin tidak mengerti mengapa akhirnya aku akrab dengan Sam Yam yang baru saja kukenal. Dia mengajakku ke sebuah restaurant yang tidak jauh dari Chiang Khai Sekh Airport. Kami saling bercakap-cakap mengenai kehidupan kami masing-masing dan Sam memesan 2 botol anggur merah dan kami berdua sama-sama meminum anggur merah yang dia pesan untuk menghilangkan kesedihan dan kedukaan yang kami alami masing masing.

    Aku memang tidak pernah minum anggur selama hidupku sehingga beberapa teguk anggur merah itu membuatku menjadi mabuk. Aku masih ingat bahwa Sam menggendongku ke mobilnya di saat aku sudah mabuk sambil aku ngomong ngalor-ngidul tidak karuan.

    Selama di mobil Sam, aku kembali menangis, tertawa dan menggoda Sam yang sedang menyetir dan disaat itu aku benar-benar tidak tahu ke mana Sam akan membawaku pergi. Akhirnya aku merasakan mobil Sam berhenti di suatu tempat dan aku masih mabuk dan aku hanya merasakan bahwa badanku sedang digendong oleh Sam ke apartemen dan akhirnya tiba di suatu ruangan kamar yang aku yakin itu adalah kamar tidurnya karena kemudian aku dibaringkan oleh Sam di ranjang tersebut.

    Sam pergi meninggalkanku seorang diri di ranjang tersebut dan aku terus berteriak-teriak memanggil nama suamiku dalam bahasa Mandarin dan kadang-kadang aku tertawa dan kadang-kadang aku menangis. Aku benar-benar tidak sadar atas apa yang terjadi dengan diriku dan yang aku tahu bahwa aku sudah seperti orang gila yang tertawa dan berbicara pada diri sendiri.

    Beberapa menit kemudian, Sam datang kembali ke ranjang di mana aku sedang berbaring karena aku melihatnya samar-samar dalam keadaan mabuk. Aku memperhatikan bahwa dia sedang membalut wajahku dengan kain yang sudah bercampur dengan es. Aku tahu bahwa dia ingin membuatku sadar dari perasaan mabuk dan teler akibat red wine itu.

    Dikala Sam sedang melap wajahku dengan kain merah itu, aku langsung memeluk Sam tentunya dalam keadaanku yang masih tidak sadar. Saat itu, aku menyangka bahwa Sam adalah Wang Hui (suamiku) sehingga aku terus saja menciumnya dengan penuh nafsu dan sepertinya Sam ikut hanyut dalam ciumanku dan mulai menciumku dengan penuh mesra dan mungkin juga dia menganggap aku seperti istrinya yang telah meninggal. Tanganku mulai turun dan mengelus kejantanannya yang telah mengeras seperti baja. Sam mulai menyambutnya dengan mencium seluruh wajahku seperti orang yang sudah lama tidak melakukan seks. Mulai dari keningku, kemudian hidung, dan akhirnya mulutku. Aku membalas ciumannya dan akhirnya kami French Kissing. Lidah kami bertemu dan bergelut.

    Cerita Sex Maaf Kan Aku Suami Ku Tersayang

    Cerita Sex Maaf Kan Aku Suami Ku Tersayang

    Badan kami mulai menunjukkan tanda-tanda bahwa permainan ini akan menjadi menarik. Tangannya mulai membuka baju piyamanya. Tanpa melepaskan French Kiss kami, dia membuang bajunya dan mulai melepaskan BH-ku ke lantai. Tangan nakalnya mulai memainkan payudaraku yang indah. Tangannya mulai melepaskan pakaianku dan tak lama celana dalamku juga menyusul terhempas di lantai apartemennya. Ciuman kami terlepas untuk mengambil nafas. Nafas kami mulai menjadi berat dan kami bergerak menurut insting kami.

    Sam mulai menciumi leherku dan terus turun ke arah payudaraku. Sam menciumi payudaraku dan menjilati puting susuku. Setelah lumayan puas dengan payudaraku, tangannya mulai bermain di bibir kewanitaanku. Sam memasukkan satu jari dan merasakan bibir kemaluanku mulai membasah. Sam tidak mau buang-buang waktu lagi. Sam terus menjilati bibir kemaluan dan klitorisku. Langsung saja aku mengerang dengan nada penuh kepuasan.

    Sambil terus menjilati klitorisku, Sam memasukkan dua jari ke liang kewanitaanku. Tangan Sam yang satunya menemukan payudaraku dan mulai mencubit-cubit ringan puting susuku. Aku mengerang dengan gembira dan cairanku mulai tumpah dan aku telah mencapai orgasme yang keras. Sam tidak peduli, dengan ganas dia dorong maju mundur jemarinya dan dangan keras dia jilati klitorisku. Aku mendapat orgasmeku yang aku sendiri tidak tahu itu yang keberapa. Batang kemaluannya yang sejak tadi keras dan online siap-siap dimasukkan lubang cintaku. Aku menciumnya sambil terus menyebut nama suamiku yang telah meninggal.

    Setelah itu, aku langsung mengulum batang kemaluannya dan aku langsung meletakkan kemaluanku di atas wajahnya. Langsung saja kujilati. Dalam posisi 69 ini, kami saling memuaskan satu sama lainnya. Tak lama, aku merasa cairan wanitaku akan keluar. “Wang Hui, I’m cumming..” aku terus menyebut nama suamiku tanpa menyadari bahwa laki-laki yang sedang kusetubuhi adalah orang asing yang baru kukenal dalam 1 hari.

    Kami sangat kecapaian dan berbaring sebentar. Rupanya Sam masih hot. Aku masih memegang-megang batang kemaluannya dan genggamanku mulai bergerak naik turun. batang kemaluannya yang masih belum kuat langsung saja berdiri tegap. Aku duduk mengangkang dan mengendarai batang kemaluannya. Badanku naik turun berirama. Tangannya memainkan puting susuku yang mulai mengeras dalam pegangannya. Dia mulai mengerang dan berteriak, “Enak!”. Pinggulku juga turut bergerak naik mengikuti irama Sam.

    Tanda-tanda ejakulasi mulai muncul dan irama kami semakin lebih cepat. “Ooh.. ooh..” Kami berdua mengerang bersamaan dan akhirnya aku merasakan otot-otot liang kewanitaanku mengeras dan cairan manisku tumpah ke atas batang kemaluannya. Pada saat itu juga batang kemaluannya menembakkan cairan laki-lakinya ke dalam liang kewanitaanku dan aku merasakan sensasi yang selalu kurindukan.

    Kami tidak berpakaian kembali. Kami berdua tidur berpelukan. Esok paginya, aku sungguh terkejut ketika melihat tubuhku yang dalam keadaan telanjang. Aku membangunkan Sam yang tidur sambil memeluk tubuhku dengan mesranya. Aku menanyakan apa yang terjadi dengan diri kami.

    Sam menceritakan seluruh kejadian yang dialami oleh kami selama semalam dan aku langsung terkejut dan meninggalkan rumah Sam dengan berjuta penyesalan. Dengan beribu ribu penyesalan, aku langsung kembali ke Airport untuk menemui jenazah suamiku dan aku berharap dia mau memaafkan apa yang terjadi antara aku dengan orang yang baru saja kukenal, Sam Yam.

    Maafkan aku, suamiku sayang dan selamat tinggal sayangku. Aku berjanji bahwa aku tidak akan melakukan hal itu lagi.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Kebejatan Ayah Tiriku

    Kebejatan Ayah Tiriku


    1192 views

    Cerita Sex ini berjudulKebejatan Ayah TirikuCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Sang ayah tiri meneguk air liur setiapmenyaksikan pinggang, pinggul dan pantat Marina yang indah dan seksi,apalagi bila Marina sedang berjongkok mengepel lantai dengan pakaianseadanya, wah, Daud melotot matanya. Timbullah hasratnya untukmenyaksikan tubuh sang anak tiri yang indah polos tanpa pakaian.

    Daudmendapat akal, suatu hari ketika Marina dan ibunya sedang keluar rumah,Daud bekerja keras membuat lubang di dinding kamar mandi yang hanyaterbuat dari papan. Fortunebet99

    Suatu hari ketika Marina hendak pergi mandi Daud bersiap menunggusambil mengintip dari lubang kamar mandi yang telah dibuatnya, Marinamemasuki kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk melilit ditubuhnya, setelah mengunci pintu kamar mandi dengan tanpa ragu Marinamelepaskan handuknya, Daud menelan liurnya menyaksikan pemandanganindah yang terpampang di depan matanya.

    pemandangan indah yang berasaldari tubuh indah anak tirinya, tubuh yang begitu sekal padat, rampingdan mulus itu membuat gairah Daud bergejolak, apalagi sepasang payudarayang begitu mulus dengan sepasang puting susu berwarna merah jambumenghias indah di puncak payudara yang sekal itu, mata Daud melirik kearah selangkangan gadis itu tampak bulu-bulu halus indah menghias disekitar belahan kemaluan perawan itu yang membukit rapat.

    Semua itumembuat dada Daud bergetar menahan nafsu, membuatnya semakin penasaraningin menikmati keindahan yang sedang terpampang di depan matanya. Daudtahu Marina sering keluar dari kamarnya pada malam hari untuk pipis.

    Pada malam berikutnya, Daud dengan sabar menunggu. Begitu Marinamemasuki kamar mandi, Daud membarenginya dengan memasuki kamar Marina.Daud menunggu dengan jantung berdebar keras, begitu Marina masukkembali ke dalam kamarnya dan mengunci pintu Daud muncul dari baliklemari, Marina terbelalak, mulutnya menganga, buru-buru Daud meletakkantelunjuk ke mulutnya, isyarat agar Marina jangan berteriak, Marinamundur beberapa langkah dengan ketakutan.

    Daud maju dan tiba-tibamenyergapnya Marina siap menjerit, tetapi Daud dengan cepat menutupmulutnya. “Jangan menjerit!”, Daud mengancam. Marina semakin ketakutan,badannya gemetar. Daud memeluk gadis yang masih murni itu,

    menciumibibirnya bertubi-tubi. Marina terengah-engah. “Jangan takut, nantikuberi uang”, kata Daud dengan nafas menggebu-gebu. Bibir Marina terusdiciumi, gadis itu memejamkan matanya, merasakan nikmat, dengan mulutterbuka. Tanpa sadar, rontaan Marina mulai melemah, bahkan kedualengannya memanggut bahu Daud. Sekilas terbayang adegan di buku pornoyang pernah dilihatnya.

    Alangkah gembiranya Daud ketika Marina mulai membalasciuman-ciumanya dengan tak kalah gencarnya. “Pak, Pak jangan…!”,Walaupun mulutnya berkata jangan, tetapi Marina tidak mengadakanperlawanan ketika gaunnya di lepas. Dalam sekejap, Marina hanyamengenakan beha dan celana dalam saja, itupun tidak bertahan lama.

    Daudmencopoti bajunya sendiri. Marina menghambur ke tempat tidur danmenutupi tubuhnya dengan selimut, Marina menghadap tembok, menunggudengan dada bergetar, di hatinya terjadi pertentangan antara nafsu dankeinginan untuk mempertahankan kehormatannya, namun nafsulah yangmenang.

    Selimut yang menutupi tubuh ditarik, Marina dipeluk daribelakang dan dirasakannya hangatnya pisang ambon Daud mengganjal danmenggesek-gesek di belahan pantatnya, Marina menggigil.

    Dengan bernafsu Daud menciumi kuduk Marina, gadis itumenggelinjang-gelinjang, rasa nikmat menyelusup ke pori-porinya. Daudmembalikkan tubuh Marina hingga telentang, gadis itu meronta hendakmelepaskan diri, Daud menindihnya, tangannya meraba-raba bongkahan buahdada Marina.

    Dada yang ranum dan sehat, yang selama beberapa hari inimengisi khayalan Daud. Kembali rontaan-rontaan Marina melemah,dirasakannya kenikmatan pada buah dadanya, yang diciumi Daud denganberganti-gantian. Dada yang kenyal dan masih segar itu bergetar-getar,Daud membuka mulutnya dan melahap putingnya yang merah jambu.

    Marinamenjerit lirih, tetapi segera tenggelam dalam erangan kenikmatan. “Pak,mm.., mm.., ja..ngan ssshh mmphh…, sshh..”.

    Akhirnya Marina tidak lagi memberontak, dibiarkannya payudara kiridan kanannya dijilati dan dihisap oleh Daud. Aroma harum yang terpancardari tubuh perawan itu benar-benar menyegarkan, membuat rangsanganbirahi Daud semakin naik. Kedua bukit indah Marina semakin mengeras danmembesar, puting yang belum pernah dihisap mulut bayi itu kian indahmenawan, Daud terus mengulum dan mengulumnya terus.

    “Pak, Saya.., takuut”, Suara Marina mendesah lembut.

    “Jangan takut, tidak apa-apa nanti kuberi uang..”, dengan napas memburu.

    “Ibu, pak. Nanti ibu bangun.., sshh.., aah..”.

    “aakh.., ibumu tidak akan bangun sampai besok pagi, ia sudah kuberi obat tidur”.

    Marina mulai mendesah lebih bergairah ketika tangan Daud mulaibermain di bukit kemaluannya yang membengkak. Daud menekan-nekan bukitindah itu. “Kue apemmu hebat sekali”, bisik Daud sambil berkali-kalimeneguk air liurnya, tangan Daud menguak belahan kue apem itu.

    Marinayang semula mengatupkan pahanya rapat-rapat kini mulai mengendurkannya,bagaimana tidak? Sentuhan-sentuhan tangan Daud yang romantismendatangkan rasa nikmat bukan kepalang apalagi batang kemaluan lelakiyang tegak itu, menggesek-gesek hangat di paha Marina danberdenyut-denyut. Sebenarnya Marina ingin sekali menggenggam batangkemaluan yang besarnya luar biasa itu.

    Sementara itu Daud menggosok-gosokkan tangannya ke bukit kemaluanyang ditumbuhi rambut halus yang baru merintis indah menghiasi bukititu.

    “Sssssh…, mmh…, sssh…, aakh..”, Mata Marina membeliak-beliak danpahanyapun membuka.

    Daud menggesek-gesekkan kepala penisnya di bibirvagina Marina yang masih rapat walau sudah dikangkangkan. Secaranaluriah Marina menggenggam batang penis Daud, ia merasa jengah,keduanya saling berpandangan, Marina malu sekali dan akan menarikkembali tangannya tetapi dicegah oleh Daud, sambil tersenyum, lelakiyang cukup ganteng itu berkata,

    “Tidak apa-apa, Marina! Genggamlahsayang, berbuatlah sesuka hatimu!”.

    Dan dengan dada berdegup Marinatetap menggenggam batang penis yang keras itu. Daud merem-melekmenikmati belaian dan remasan lembut pada batang penisnya.

    Sementaraitu tangan Daud mulai menjelajahi bagian dalam kemaluan Marina, gadisitu menjerit kecil berkali-kali. Bagian dalam kemaluannya telah basahdan licin, ujung jari Daud menyentuh-nyentuh clitoris Marina. Marinamenggelinjang-gelinjang.

    “Bagaimana Mar?”, tanya Daud.

    “Enaakh…, Paak!”, Jawab Marina.

    Daud semangkin gencar menggempur vagina Marina dengan jaritangannya. Lalu Daud menundukkan kepalanya ke arah selangkangan Marina.Dipandanginya belahan vagina yang begitu indahnya, menampakkan bagiandalamnya yang kemerahan dan licin. Daud menguakkan bibir-bibir kemaluanitu, maka kelihatanlah clitorisnya, mengintip dari balik bibir-bibirkemaluan Marina, Daud tidak dapat menahan dirinya lagi, diciumnyaclitoris Marina dengan penuh nafsu. Marina menjerit kecil.

    “Kenapa Marina? Sakit?”, tanya Daud di sela kesibukannya.

    Mariana menggelengkan kepalanya sambil mengangkat kakinya. Denganbernafsu Daud menjilati vagina Marina dan lidahnya menerobos menjilatibagian dalam dari kemaluan Marina, melilit dan membelai clitorisnya.Marina semakin tidak tahan menerima gempuran lidah Daud, tiba-tibadirasakannya dinding bagian dalam kemaluannya berdenyut-denyut sertaseluruh tubuhnya terasa menegang dan bersamaan dengan itu ia merasakansesuatu seperti akan menyembur dari bagian kemaluannya yang palingdalam.

    “aakh…, uuggh…, Paakk..”, Marina mendesah seiring menyemburnya airmani dari dasar lubuk kemaluannya. Sementara Daud tetap menjilatikemaluan Marina bahkan Daud menghisap cairan yang licin dan kental yangmenyembur dari kemaluan Marina yang masih suci itu, dan menelannya.

    “Sungguh nikmat air manimu Mar”, bisik Daud mesra di telinga Marina.Sementara Marina memandang memelas ke arah Daud, dan Daud mengerti apayang diingini gadis itu, karena iapun sudah tidak tahan seperti Marina.Batang kemaluan Daud sudah keras sekali. Besar dan sangat panjang.

    Sedangkan bukit kemaluan Marina sudah berdenyut-denyut ingin sekalidimasuki penis Daud yang besar. Maka Daudpun mengatur posisinya di atastubuh Marina. Mata Marina terpejam, menantikan saat-saat mendebarkanitu. Batang penis Daud mulai menggesek dari sudut ke sudut, menyentuhclitoris Marina.

    Marina memeluk dan membalas mencium bibir ayah tirinyabertubi-tubi. Dan akhirnya topi baja Daud mulai mencapai mulut lubangkemaluan Marina yang masih liat dan sempit. Dan Daudpun menekanpantatnya. Marina menjerit. Bagaikan kesetanan ia memeluk dengan kuat.Tubuhnya menggigil.

    “Paak, oukh.., akh…, aakh…, ooough…, sakit Pak..”, Marinamerintih-rintih, pecahlah sudah selaput daranya.

    Sedangkan Daud tidakmenghiraukanya ia terus saja menyodokkan seluruh batang kemaluannyadengan perlahan dan menariknya dengan perlahan pula, ini dilakukannyaberulang kali. Sementara Marina mulai merasakan kenikmatan yang tiadaduanya yang pernah dirasakannya.

    “Goyangkan pinggulmu ke kanan dan ke kiri sayang!”, bisik Daud sambil tetap menurun-naikkan pantatnya.

    “Eeegh…, yaa…, aakkhh…, oough..”, jawab Marina dengan mendesah. KiniMarina menggoyangkan pinggulnya menuruti perintah ayahnya.

    Dirasakannyakenikmatan yang luar biasa pada dinding-dinding kemaluannya ketikabatang penis Daud mengaduk-aduk lubang vaginanya.

    “Teee…, russ…, Paak…, eeggh…, nikmat…, ooough..!”, erang Marina.

    Daudsemakin gencar menyodok-nyodok vagina Marina, semakin cepat pulagoyangan pinggul Marina mengimbanginya hingga, “Ouuuughh…, sa.., saya…,mmaau…, keluar.., Paak..”.

    “Tahan…, sebentar…, sayang…, ooouggh..”.

    Daud mulai mengejang, diapun hampir mencapai klimaksmya. “aaGhh…”,jerit Marina sambil menekan pantat Daud dengan kedua kakinya ketika iamencapai puncak kenikmatannya. Bersamaan dengan tekanan kaki MarinaDaud menyodokkan penisnya sedalam-dalamnya sambil menggeram kenikmatan,“Eeegghh…, Ooouugh..”. “Creeeet…, creeet…, creeeeeeeet..”.

    Mengalirlahair mani Daud membasahi lubang kemaluan Marina yang sudah dibanjirioleh air mani Marina. Merekapun mencapai puncak kenikmatannya. Keduanyaterkulai lemas tak berdaya dalam kenikmatan yang luar biasa denganposisi tubuh Daud masih menindih Marina dan batang penisnya masihmenancap dalam lubang kemaluan Marina.

    Enam bulan kemudian, Marina dan Ria meninggalkan kota kecilnya. Merekaikut Om Jalil ke Jakarta. Om Jalil belum lama mereka kenal, tetapimereka tidak peduli, mereka menginginkan hidup lebih baik ketimbang dikota kecilnya sendiri.

    Mereka tahu nasib apa yang bakal mereka terimadi Jakarta nanti, diserahkan pada seorang germo yang namanya TanteYeyet. Mereka pergi ikut Om Jalil tanpa sepengetahuan orang tua merekamasing-masing. Om Jalil menunggu mereka di stasion kereta api. Darisanalah baru mereka bersama-sama menuju Jakarta.

    Ria berani ikut denganOm Jalil ke Jakarta karena dia juga sudah tidak perawan lagi. Bukitkemaluannya sudah ditoblos oleh Pandy. Pandy adalah pria yang sangatberpengalaman dengan wanita. Pandy pandai merayu. Dan Marinapuntergelincir dalam rayuannya dan berhasil digagahi Pandy, ia merupakanorang kedua yang pernah merasakan nikmatnya vagina Marina selain ayahtiri Marina.

    Sementara kereta berjalan dengan pesatnya. Dalam perjalanan merekadi malam hari yang selama delapan jam dalam kereta api, Om Jalil tidakdapat menahan hawa nafsunya berjalan dengan dua orang gadis cantik yangmenggoda. Dengan sedikit memaksa Om Jalil mencoba untuk menggaulimereka.

    Pada waktu itu keadaan kereta yang mereka tumpangi tidakterlalu banyak penumpangnya sehingga banyaklah kursi yang kosong.Kebetulan deretan bangku di depan mereka kosong. Waktu itu lampupenerang gerbong sudah dipadamkan tinggal lampu remang-remang saja yangmasih menyala menerangi keadaan gerbong yang mereka tumpangi.

    “Kalian tentunya sudah berpengalaman dengan laki-laki?”, tanya Om Jalil memulai pembicaraan.

    “Belum Om”, jawab Ria dengan malu-malu.

    “Sudah berapa kali kamu merasakannya, Ria?”, tanyanya sambil memegangpaha Ria yang hanya mengenakan rok mini dari bahan yang tipis.

    “Merasakan apa, Om?”, tanya Ria berpura-pura tak mengerti.

    “Merasakan hangatnya batang peler pria memasuki lubang kemaluanmu”, jawab Om Jalil dengan terus terang.

    “Saya, saya baru merasakannya sekali Om”, jawab Ria sambil menunduk.

    “Tidak usah malu, apakah kamu menikmatinya?”, Om Jalil mulai menebar jaringnya. Ria hanya mengangguk tanpa berkata apapun.

    “Sedangkan kamu sudah berapakali kecoblos Mar?”, mengalihkan pertanyaanya pada Marina.

    “Dua kali, Om”, jawabnya singkat.

    “Syukurlah, jadi kalian sudah punya pengalaman”. Dia berhenti untuk menghisap rokoknya lalu mematikan rokok itu.

    “Tapi aku perlu untuk mengetahui sampai di mana kemampuan kalian”, sambungnya sambil menghadap ke arah Ria.

    “Bagaimana caranya Om?”.

    “Dengan mencobanya langsung”, jawabnya tegas.

    “Mencoba langsung, di mana Om?”.

    “Di sini saja, toh semua penumpang sudah tidur”.

    “Tetapi..”.

    “Tenang saja biar Om yang mengaturnya”, potong Om Jalil sambilmerangkul tubuh Ria yang ada di sebelah kanannya, lalu ia mulaimenciumi bibir Ria.

    Ria terpaksa melayaninya demi lancarnya perjalananmereka ke Jakarta. Setelah beberapa saat lidah mereka saling berpilin,tangan Om Jalil mulai beraksi menyelinap, meremas payudara Ria melaluibagian bawah kaos ketat yang dikenakan Ria. Ria menggelinjang menikmatisentuhan tangan Om Jalil yang sangat lincah meremas payudaranya,apalagi bibir Om Jalil yang menggerayangi lehernya.

    Semakin ganas Om Jalil menikmati bukit indah milik Ria yang putihmulus itu setelah mengangkat kaos, dan melepas beha Ria. SedangkanMarina hanya menatap mereka dengan kosong. Tiba-tiba tangan Om Jalilyang satu meraih tangan Marina. Tanpa perlawanan tangan itu ditaruh diatas batang penisnya yang masih dalam celana.

    Marina mengerti maksud OmJalil, dengan segan-segan dibukanya ikat pinggang Om Jalil laluditurunkan ritsluitingnya, dikeluarkannya kemaluan yang sudahdigenggamnya dari celana dalamnya. “mmhh…”, desah Om Jalil menikmatiremasan tangan halus Marina pada batang penisnya. Sementara tangankanan yang bebas menjelajah ke dalam rok mini Ria, jari tangan kanannyadengan lincahnya mencoba melepaskan celana dalam yang dikenakan Ria.

    Ria mengangkat pantatnya untuk memudahkan Om Jalil melepaskanpenutup belahan vaginanya, Ria mengangkat satu kakinya untuk melepaskancelana dalamnya yang melorot sampai di mata kaki, bersamaan dengan ituitu jari-jari Om Jalil menerobos bibir vaginanya, lalu mempermainkanclitoris yang ada di dalamnya.

    Ria gelagapan menahan nikmat yangdirasakannya pada clitorisnya yang dipilin jari-jari Om Jalil, sertagigitan-gigitan lembut pada puting susu kanannya serta belaian-belaianyang diselingi remasan nikmat pada buah dadanya yang kiri. SementaraMarina tidak lagi meremas batang penis Om Jalil, tetapi dia menggocokbatang penis itu dengan lembut. Pergumulan segitiga itu berjalan cukuplama hingga Om Jalil tak dapat lagi menahan nafsunya.

    “Pindahlah kamuke bangku itu!” perintahnya pada Ria sambil menunjuk tempat duduk diseberang tempat duduk mereka.

    Ria mengikuti perintah Om Jalil, dia duduk menyadar di tempat yangditunjuk Om Jalil. Lalu Om Jalil berdiri menghadap Ria dengan batangpenisnya yang panjang besar dan hitam menunjuk ke arah Ria, ditariknyakaki Ria hingga posisi gadis itu setengah rebah menyandar, laludikangkangkannya paha Ria hingga tampak olehnya belahan indah yangdihiasi bulu-bulu lebat dengan bagian dalam yang merah merona, laludiarahkannya kepala penisnya yang merah mengkilap memasuki lubangvagina Ria.

    “Ssssshh…, aahh..”, desah gadis itu ketika dengan agaksusah kepala penis itu memasuki lubang kemaluannya. Om Jalil sendirimerasakan nikmat luar biasa ketika kepala kemaluannya terjepit olehbibir-bibir vagina Ria yang sempit, hingga ia tak melanjutkan gerakanmendorongnya untuk menikmati pijitan bibir vagina itu di kepalapenisnya. Sedangkan Marina hanya menyaksikan adegan itu dengan dadabergetar menghayalkan hal itu terjadi pada dirinya.

    Setelah terhenti beberapa kejap, dengan pasti Om Jalil melanjutkandorongan pantatnya hingga, “Blueess…”. Seluruh batang kemaluannyaamblas memasuki vagina Ria. Sedangkan Ria mengerang tertahan merasakanbetapa batang kemaluan Om Jalil yang besar menyumpal di dalam lorongkemaluannya, membuat nafasnya terburu nafsu. Kenikmatan itu bertambahketika Om Jalil menarik keluar batang kemaluannya hingga menimbulkangesekan yang mengguncang seluruh tubuh Ria

    Om Jalil memepercepatgerakan pantatnya mengeluar-masukkan penisnya hingga tubuh Riaterhentak-hentak kenikmatan, merasakan betapa dahsyatnya penis Om Jalilyang besar itu mengobrak-abrik lubang kemaluannya hingga membuatnyamelenguh-lenguh nikmat.

    “Ouuugh…, eeeghh…, te..ruuus.., ooom…, jaa..ngan…, berhenti.”, desahRia tertahan menikmati tarian penis Om Jalil dalam lubang vaginanyayang semakin basah dan licin hingga mengelurkan suara decak pelan.Semakin lama gerakan Om Jalil semakin gencar, dan remasannya padapayudara Ria semakin gemas,

    ditambah dengan gerakan pinggul Ria yangmembuat batang penis Om Jalil seret keluar masuk, membuat keduanya takdapat bertahan lebih lama lagi, hingga.., “Aah…, ahh…, essst…,esssst..”, desah Om Jalil sambil menggerakkan pantatnya dengan cepat.

    “Ouuugh…, eessstt…, eeengh…, aakh…, aakuu.., ti.., tidak.., taahaan..,laagi…, om..”, erang Ria hampir mencapai puncak orgasmenya.

    “Tung..guu.., sayang…, aakku…, juuggaa…, mmau.., ngecret..!”, ucap OmJalil terputus-putus sambil menancapkan batang penisnyasedalam-dalamnya ke dalam vagina Ria.

    “aakuuu…, kee..keeluar.., Ooom..”.

    “Akuuu…, juuggaa…, aaghh..”, dan, “Creeet.., creeet.., crettt.”,tersemburlah cairan nikmat dari batang penis Om Jalil ke dalam vaginaRia.

    Keduanya saling berangkulan mencapai puncak kenikmatan bersama-sama,cairan kental membanjiri vagina Ria dan membasahi penis Om Jalil.Sementara ketika Om Jalil dan Ria bertarung, Marina begitu terangsangmelihat permainan mereka hingga tanpa sadar tangannya meremas buahdadanya dan mengelus-elus bibir kemaluannya dan mendesah-desah seorangdiri, karena dibakar hawa nafsunya sendiri.

    Om Jalil dan Ria sama-samaterkulai setelah keduanya mencapai puncak kenikmatan, sedangkan Marinamerasakan denyutan-denyutan dalam liang vaginanya merindukan sentuhankemaluan lelaki di dinding-dindingnya, semakin ia menahan gejolak nafsuitu semakin menggejolak nafsu itu dalam dadanya.

    akhirnya ia tak kuasamenahan diri, Marina bangkit dari duduknya lalu berlutut di hadapanselangkangan Om Jalil yang bersandar memejamkan mata di bangkusebelahnya, ditatapnya kemaluan Om Jalil yang menggantung lunglai,dibelainya kemaluan yang besar itu, walaupun belum tegak berdiri.Semakin lama belaiannya semakin menggebu lalu diremasnya penis yangmulai bangun perlahan-lahan karena remasan-remasan jemari lentik Marina.

    Om Jalil membuka matanya karena merasakan kegelian yang nikmat padabatang penisnya, dibiarkannya beberapa saat Marina yang belum tahubahwa Om Jalil sudah terjaga, membelai dan meremas batang kemaluannya,Om Jalil berkata perlahan.

    “Kau menginginkannya?”.

    “I.., iya Om aa.., aku menginginkan burungmu”, jawab Marina dikuasaioleh nafsunya.

    Lalu Om Jali memegang bahu Marina lalu mengangkatnyaberdiri, ia menatap gadis di hadapannya, ia tahu bahwa Marina telahdikuasai oleh nafsunya, mulailah Om Jalil membelai tubuh Marina yangmengenakan gaun terusan tanpa lengan yang begitu minim.

    Tangannyameraba mulai dari bagian paha yang tak tertutup oleh terusan yangpendek itu, terus merambat menuju pada sepasang paha yang mulus itusambil terus berdiri hingga pakaian Marina tertarik mengikuti gerakanberdiri Om Jalil, hingga Om Jalil berhasil melepaskan pakaian itu daritubuh yang kini hanya mengenakan beha dan celana dalam. Kembali OmJalil membelai tubuh itu dari atas ke bawah sambil bergerak duduk.

    Setelah posisinya duduk berhadapan dengan selangkangan Marina yanghanya mengenakan celana dalam, tangannya bergerak melepas celana dalamitu hingga terpampanglah gumpalan bulu-bulu halus terhampar menghiasisekitar bibir kemaluan yang begitu ranum dan menebarkan aroma yangmenggairahkan hingga membuat darah Om Jalil menggelegar dan nafsunyamulai menanjak.

    Dengan kedua tangannya Om Jalil merengkuh bungkahanpantat Marina yang padat ke arah wajahnya, lalu dengan rakusnya OmJalil melumat bibir kemaluan Marina dengan penuh nafsu. Marina mendesahkenikmatan sambil membelai rambut Om Jalil yang tengah melumatvaginanya.

    “Ooouugh…, Ooomm…, lakukanlah.., Oom.., aa.., aku…, dah ti..daak.., taahhan…, lagi..!”.

    Om Jalil hanya tersenyum dan menjawab dengan perlahan, “Baiklah.Sekarang naiklah ke pangkuanku”, suruh Om Jalil pada Marina.

    Marinamengikuti perintah Om Jalil, dengan cepat ia duduk di pangkuan OmJalil. Penis Om Jalil yang tegak menghadap ke atas meleset miringdiduduki oleh Marina. Om Jalil berkata, “Bukan begitu caranya, sekarangberdirilah dengan lutut di atas bangku mengangkangi burungku!”, ajar OmJalil pada Marina.

    Kini Marina mengangkangi Om Jalil yang dudukbersandar dengan penis tegak ke atas mengarah tepat pada bibir kemaluanMarina. Kembali Om Jalil memberikan instruksi kepada Marina, “Kinigenggamlah burungku!”. Marina menggenggam penis Om Jalil. “Arahkan kelubang memekmu!”, Kembali Marina menuruti perintah Om Jalil tanpaberkata apapun. “Turunkan pantatmu lalu masukkan burungku dalam lubangmemekmu perlahan-lahan!”.

    Marina mengerjakan semua perintah Om Jalil hingga…, “Sleeep….”,Kepala kemaluan Om Jalil yang besar itu menyelinap di antara dua bibirvagina Marina yang langsung menjepit kepala penis itu dengan ketat.Marina mendesah kenikmatan, “Oough…”. Dipegangnya bahu Om Jalil yangsedang merem-melek menikmati jepitan sepasang bibir vagina Marina yangkenyal dan sempit. Dengan suara terputus-putus kenikmatan Om Jalilberkata,

    “Yaakh…, begitu, sekarang turunkan pantatmu agar burungkudapat masuk lebih dalam!”, Marina menghempaskan tubuhnya ke bawah,dirasakannya betapa penis Om Jalil yang besar dan panjang itu meneroboske dalam liang vaginanya yang terdalam, yang belum pernah tersentuholeh benda apapun karena penis Om Jalil adalah penis paling besar danpanjang yang pernah menerobos lubang vaginanya, dan itu memberikankenikmatan yang belum pernah dirasakan Marina sebelumnya.

    Om Jalilsendiri mengejang menikmati gesekan seret dari dinding vagina Marinayang seakan mengurut penisnya dengan kenikmatan yang luar biasa.

    Dirangkulnya tubuh Marina untuk melampiaskan getaran kenikmatan yangdirasakannya. Sejenak keduanya terdiam tidak melakukan gerakan apapunkarena tenggelam dalam kenikmatan yang tiada taranya. Hanyagetaran-getaran kereta api yang bergelombang membuat mereka melayangdalam arus kenikmatan bercinta.

    Akhirnya kesunyian itu dipecahkan oleh suara Om Jalil yang lebih mirip desahan.

    “Sekarang bergeraklah hurun naik agar lebih nikmat sayang!”.

    “Eest.., baikh.., Om..”, jawab Marina sambil mulai mengangkat tubuhnya,terasa olehnya betap hangatnya gesekan kulit penis Om Jalil di dalamliang vaginanya, lalu dihempaskan lagi tubuhnya ke bawah membenamkanpenis Om Jalil kembali dalam pelukan dinding kemaluannya yang berdenyutkenikmatan.

    Hal itu dilakukan Marina berulang kali seiring dengangetaran kereta yang menambah nikmatnya persetubuhan mereka, kian lamagerakan Marina semakin gencar menurun-naikan pantatnya. Sedang Om Jaliltidak hanya diam saja, ia mengiringi gerakan pantat Marina denganmenaikkan pantatnya bila Marina menghentakkan pantatnya membenamkanpenis Om Jalil. Marina mendesah-desah menikmati permainanan yang hebatitu.

    “Eeeghh…, niikhmat…, sekhali…, Om..”

    “Yaakh…, memang.., nikhmat memekmu ini Mar…, oouggh..”.

    “Ooomm…, hisaplah susuku ini agar lebikh nikhmat Om..” pinta Marina,sambil menarik kepala Om Jalil ke arah dadanya yang dibusungkanmenantang itu.

    Segera saja Om Jalil melepaskan satu-satunya pakaianyang masih melekat di tubuh Marina, menggelembunglah payudara yangkenyal menegang setelah Om Jalil menarik lepas penutup benda indah itu.Mulailah Om Jalil menjilati puting susu Marina yang merah menantangitu, tidak hanya sampai di situ saja, Om Jalil menghisap rakus buahdada yang benar-benar ranum itu kiri dan kanan sedangkan keduatangannya meremas buah pantat Marina yang padat berisi dan membantunyaturun naik menenggelamkan penisnya. Semakin lama gerakan keduanyasamakin menggila desahan-desahan tak henti-hentinya keluar darisepasang insan itu.

    “Oooooogh…, oough…, akhh…, ahh…”, desahan Marina menikmati tarianpenis Om Jalil yang perkasa di dalam lubang vaginanya yang semakinlicin dan basah.

    Cukup lama mereka berpacu dalam mengejar kenikmatansehingga, “Eeeeest…, Ooough…, lebihh…, ceepat lagi…, Sayaang.., akumaau keeeluaar..!”.

    “Yaakhh…, aku…, juga..,. sudahh…, tidak.., taahaan.., laagi…, Ooooomm”.

    Hentakan pantat mereka semakin cepat terbawa nafsu yang seakanmeledakkan dada mereka hingga, “Ooough…, Akuu…, keluaar…, sayang..”

    “Akhuu.., aakhh…”.

    “Creeet.., creet.., creettt..”,

    Keduanya saling berangkulan dengan eratmenikmati puncak permainan mereka yang sungguh hebat. Marina berdirimengeluarkan penis yang besar itu dari lubang vaginanya lalu berpakaiandan kembali lunglai di bangkunya menyusul Ria yang sudah terlelap.Sedang Om Jalil menatap kedua gadis bergantian lalu dia berpakaian dankembali memejamkan matanya. Semuanya sunyi dan tenang. Tak ada lagierangan-erangan atau desahan, mereka tertidur dengan penuh kepuasan,tanpa memikirkan apa yang menanti mereka di Jakarta nanti.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Kiriman Kisah Seks Di Masa Kuliah Dengan Karyawati – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Kiriman Kisah Seks Di Masa Kuliah Dengan Karyawati – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1192 views

    Perawanku – Ini merupakan pengalaman pribadi yang sangat berkesan sekali bagi saya. Kisah ini terjadi beberapa tahun yang lalu. Awalnya bermula pada pertengahan masa-masa kuliah saya di sebuah Perguruan Tinggi ternama di Jakarta. Bukan apa, selama ini entah kenapa selalu timbul rasa penasaran dalam diri saya untuk ingin mengungkapkan semua yang pernah terjadi pada diri saya. Secara kebetulan saya bertemu dengan seorang teman sekerja dan menyarankan untuk menceritakan kembali pengalaman saya ini. Terus terang saya baru tahu ada site semacam ini di Internet.

    Saya sangat tertarik dan ingin membagi cerita pada seluruh pembaca. Tentang kenyataan yang ada dan mungkin sering terjadi disekeliling kita. Kelebihan dan kekurangan dari isi cerita ini adalah menurut yang saya alami. Terserah apapun tanggapan dari para pembaca. Dan ucapan terima kasih saya kepada 17tahun bila cerita sederhana ini dimuat. Sebutlah nama saya Fandy tetapi teman-teman biasa memanggil saya Andy saja.

    Saya mengenal sex bisa dikatakan belum terlalu lama juga. Baru mulai semester 3 semasa duduk dibangku kuliah dulu (saat itu usia saya baru 20 tahun). Kali pertama keperjakaan saya terenggut oleh Mbak Dewi (salah seorang karyawati XX di kampus yang sempat menjadi kekasih saya selama kurang lebih 2 tahun). Semenjak itu sex bagi saya seolah sudah menjadi salah satu kebutuhan utama sehari-hari. Saya seolah terjebak dengan keindahan fantasi kenikmatan surgawi yang Mbak Dewi berikan dan ajarkan kepada saya.

    Hubungan saya dengan Mbak Dewi bisa dibilang lumayan lama juga, dan malahan sampai beberapa kali membuahkan kehamilan. Meski begitu Mbak Dewi selalu saja menggugurkannya. Hal ini terjadi berulang sampai lima kali. Gila memang, tetapi entah kenapa Mbak Dewi justru sangat menikmati hasil perbuatan saya selama hampir kurang lebih 2 tahun hubungan asmara kami itu berlangsung. Saya tidak tahu apakah itu termasuk suatu penyimpangan perilaku atau bukan. Yang jelas setiap kali terjadi kehamilan dengan bangga ia memberitahukannya kepada saya dan mengatakan bahwa saya adalah pria paling hebat yang pernah dikenalnya.

    Bagi saya sendiripun Mbak Dewi adalah segala-galanya. Meski secara fisik ia lebih tua hampir 5 tahun dibanding usiaku, namun itu tidak menjadi beban dan halangan bagi saya untuk mengasihi dan menyayanginya sebagai layaknya seorang kekasih. Kuakui saya bukanlah pria pertama dalam kehidupan cintanya, tetapi itu bukan masalah karena saya sangat mencintainya. Memang meski secara resmi kami belum menikah namun untuk masalah sex kami sudah melakukannya sebulan semenjak pertama kali saling berkenalan. Bercinta dengannya seakan tak pernah bosan.

    Sex menurutnya adalah suatu keindahan yang setiap saat harus bisa dinikmati. Ibarat nasi, 2 atau 3 hari saja rutinitas intim itu tertunda pasti keesokan harinya Mbak Dewi langsung uring-uringan tanpa alasan yang jelas. Kalau sudah demikian hanya ada satu obat paling manjur untuk mengatasinya. Meredamnya dengan buaian-buaian kenikmatan surgawi. Menurutnya saya adalah pria yang paling berharga dan paling menggairahkan dalam hidupnya. Saat itu sudah begitu besar keyakinan dan perasaan cinta saya terhadapnya dan kukira begitu pula sebaliknya. Dan tak pernah terlintas sekalipun di benak saya hubungan indah ini akan berakhir begitu saja.

    Sampai suatu ketika, kebetulan saya ada suatu keperluan mendadak yang sangat penting dan harus ke Bandung selama hampir 2 minggu. Mbak Dewi melepas kepergianku dengan berat hati. Ia tak akan sanggup bila terlalu lama berpisah denganku. Saya sendiri sangat memaklumi perasaannya. Bagaimanapun selama ini tiada hari tanpa kami lewati bersama-sama. Saya ingin mengajaknya turut serta namun itu berarti ia harus bolos kerja. Aku tak menginginkan itu jika ia sampai kena teguran lagipula saat itu saya tak meragukan kesetiaannya.

    Namun kenyataannya tanpa pernah kuduga sama sekali Mbak Dewi melakukan kesalahan besar dan membuat geger karena tertangkap basah sedang melakukan hubungan intim dengan salah seorang dosen senior. Hanya sehari sebelum kedatanganku pulang. Fatalnya mereka melakukannya justru disalah satu ruang kantor ketika pegawai yang lain sedang mengikuti rapat rutin mingguan. Memalukannya lagi kejadian tersebut sempat menjadi tontonan gratis beberapa orang mahasiswa yang kebetulan mengetahui kejadian mesum tersebut.

    Terus terang saya sangat kecewa, malu dan sakit hati dengan perbuatannya tersebut. Saya benar-benar tidak menyangka Mbak Dewi tega menghianati saya dan berselingkuh dengan orang lain. Saya merasa benar-benar telah tertipu dengan perasaan saya sendiri. Padahal saya sangat menyayangi Mbak Dewi sebagaimana layaknya seorang kekasih bahkan calon istri. Saya tidak pernah menghianati cinta saya kepadanya, karenanya ini benar-benar sangat menusuk perasaan. Akhirnya karena terlanjur malu mereka berdua menikah hanya kurang dari 1 minggu semenjak kejadian memalukan tersebut. Mbak Dewi setengah mati berusaha meminta maaf kepadaku atas segala perbuatannya. Dia mengaku khilaf dan meminta pengertianku.

    Meski dengan berat hati apapun alasannya saya berusaha memaafkan dan mengikhlaskan semuanya. Saya berusaha untuk tak menemuinya lagi. Hal ini terasa terlalu sangat menyakitkan. Namun anehnya, hanya 2 hari menjelang pernikahannya entah kenapa aku merasa begitu cemburu dan ingin sekali berjumpa dengannya. Seolah tahu akan perasaan dan keinginanku, Mbak Dewi ternyata memang telah menunggu kedatanganku. Tidak perlu saya ceritakan detilnya, yang jelas saat itu kembali terulang kemesraan yang biasa kami lakukan sebelum kejadian tak mengenakkan tersebut. Bahkan saking rindunya saya sampai menyebadaninya berulang-ulang kali tanpa henti selama beberapa jam. Apalagi bila melihat kemolekan dan kemulusan kulit tubuhnya yang tergeletak pasrah telanjang bulat diatas ranjang begitu mempesona penglihatanku. Membuat gairah birahiku terus bergelora seakan tak pernah padam.

    Kenikmatan demi kenikmatan kami raih dan entah sudah berapa kali kami berdua saling menyemburkan cairan kenikmatan. Rintihan dan erangan kepuasan berulang kali terdengar lembut dari mulut mungilnya yang indah. Kedua bibir merahnya selalu digigitnya gemas setiap kali kuberhasil memberinya seteguk demi seteguk anggur kenikmatan. Seakan pengantin baru hampir sepanjang siang sampai sore kami berdua menikmati indahnya surga dunia meskipun hanya sesaat itu saja. Kusadari sepenuhnya bahwa kemungkinan ini adalah terakhir kalinya kami dapat tidur bersama. Satu yang tak bisa kulupakan hingga detik ini dan sampai kapanpun juga, hasil perbuatan kami tersebut ternyata kembali membuahkan kehamilan. Hanya saja kali ini Mbak Dewi sama sekali tidak menggugurkannya sebagai bukti rasa kasihnya kepadaku.

    Beruntung suaminya tidak pernah curiga dengan kehadiran anak laki-laki pertama mereka yang mukanya sangat mirip sekali denganku. Saat ini usianya hampir menginjak 4,5 tahun. Hampir 3 minggu kemudian setelah pernikahan mereka kami mulai jarang bertemu apalagi bertatap muka. Di kampus pun Mbak Dewi seakan berusaha menghindar bila melihat kedatanganku. Aku berusaha mengerti atas semua sikapnya karena bagaimanapun juga ia sekarang telah menjadi milik orang lain. Aib yang ia alami dulu seolah menjadi trauma yang memalukan baginya. Hari-hari yang biasanya selalu indah ceria seakan berubah dan berbalik 180 derajat. Saya sering melamun dan dilanda rasa cemburu yang berlebihan. Ingin marah tetapi entah kepada siapa.

    Pada dasarnya saya bukanlah orang pendendam, sehingga sedikitpun tidak ada keinginanku untuk membalas semua perbuatannya. Hanya saja rutinitas sex yang biasanya saya lakukan hampir setiap hari bersama Mbak Dewi seakan terhenti total. Hal ini ternyata sangat mengganggu pikiran dan baru saya sadari setelah sekitar 3 minggu kebiasaan rutin tersebut terhenti. Bagaimanapun saya adalah laki-laki normal yang sebelumnya sudah terbiasa melakukan rutinitas sexual. Saya kira pembaca pasti mengerti apa yang saya maksudkan.

    Itulah kenyataannya, pada mulanya saya sering merasa pusing tanpa sebab, sering sampai tidak bisa tidur dan yang paling menyiksa bila alat kelelakian saya hampir setiap saat sering tegang sendiri. Kalo sudah begitu bisa sehari semalam saya tidak bisa tidur sama sekali. Saya sendiri bukanlah pria yang senang bermasturbasi atau onani. Sejak dulu bisa dikatakan hanya sekali atau dua kali saja saya melakukannya sebelum mengenal Mbak Dewi. Setelah itu paling sering justru Mbak Dewi sendiri yang melakukannya bila ia sudah tak sanggup lagi melayaniku atau kalau kebetulan dia sedang kepingin melakukan oral sex.

    Aku hanya tersenyum geli dan mengiyakan permintaannya yang sedikit diluar kebiasaan. Karena terus terang saya lebih senang mengeluarkan air mani saya didalam liang vaginanya. Mungkin karena saat itu saya merasa hanya Mbak Dewi saja satu-satunya wanita didalam hidup ini yang paling kucintai, saya mengira hanya Mbak Dewi sajalah yang memiliki (maaf) liang vagina paling nikmat di dunia. Lucu memang. Dan setiap kali bahkan sampai kapanpun saya akan selalu teringat atas segala keindahan dan pesona sexual yang dimilikinya.

    Bercinta dan bersetubuh dengannya membuatku benar-benar merasa sangat berharga dilahirkan sebagai seorang laki-laki. Saya merasa bangga dan bahagia bisa melihatnya merintih merasakan kenikmatan yang kuberikan dan membuatnya orgasme hingga berkali-kali. Mbak Dewi sangat menyukai perlakuanku setiap kali aku memuasinya. Mungkin saja dia termasuk golongan wanita yang hiperaktif, karena apapun bentuk kenikmatan yang sedang dirasakannya ketika orgasme selalu diekspresikan seketika itu juga. Menjerit, memekik, menggeliat bahkan kadang sampai menendang-nendang. Bila sedang mencapai puncak Mbak Dewi seakan seperti terkencing-kencing dan begitu hebat tubuhnya menggeliat sambil menyemprotkan cairan kemaluannya.

    Terkadang saya nggak pernah habis pikir bila Mbak Dewi sedang berada di puncak gejolak birahinya. Bila sedang orgasme cairan yang disemburkannya relatif sangat banyak untuk ukuran wanita seperti dia. Mungkin jauh lebih banyak dibanding semburan air mani pria manapun juga. Dan uniknya Mbak Dewi sanggup melakukannya berkali-kali. Bila sedang terangsang paling tidak saya harus mengulang menyetubuhinya maksimal sebanyak 7-8 kali dalam setiap permainan. Mbak Dewi selalu memuntahkan cairan orgasmenya sampai menyembur keluar dari liang vaginanya. Persis seperti air mancur kecil. Waktu itu saya tidak tahu apa setiap wanita memang begitu adanya bila sedang orgasme. Bila sudah demikian dengan sabar terpaksa saya harus mencabut keluar batang penis saya dari jepitan liang vaginanya agar cairan kewanitaannya bisa tumpah keluar. Kalau tidak, rasanya seperti sedang berada di dalam kolam renang air panas.

    Dengan manja Mbak Dewi mencium bibir saya mesra lalu segera beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan kemaluan dan selangkangannya yang basah. “Mmm ..cupp .. kau hebat sekali Andy .. mm ..sebentar sayang .. aku ke kamar mandi dulu yaa .. cupp ..”, bisiknya penuh kemesraan setelah orgasme pertamanya selesai. Ia tertawa kecil melihat alat kelelakianku yang basah berlendir terkena semburannya. Sementara diatas sprei juga tampak mulai basah tersiram cairan orgasmenya yang luar biasa banyaknya. “Oooh .. kau luar biasa sekali Dewi .. benar-benar membuatku terangsang ..”, ujarku takjub. “O yaa .. mm ..sabar sayang .. tunggu saja giliranmu ..mm ..cupp .. aku juga menginginkan semburanmu Andy ..hh .. aku ingin benih kita benar-benar menyatu sayang ..mm ..”, bisiknya genit. Dua menit kemudian ia kembali lagi keatas ranjang dan menyuruhku langsung menyetubuhinya seperti semula. Demikian berulang-ulang saya selalu melakukannya sampai sebanyak 4-5 kali dan begitu pula ia selalu membersihkan diri ke kamar mandi setiap kali selesai orgasme. Selebihnya biasanya Mbak Dewi hanya bisa terbaring lemas kelelahan diatas kasur.

    Ia memang sangat sensitif dan mudah sekali orgasme. Setiap kali alat vitalku menekan kedalam dan merangsang dinding vaginanya, paling tidak selama kurang lebih 2-3 menit Mbak Dewi sudah mencapai klimak dan cairan orgasmenya langsung menyemprot keluar mengguyur batang kelelakianku. Karena itu, setiap kali menyetubuhinya harus saya lakukan secara perlahan-lahan. Jangan sampai penis saya menggesek liang vaginanya terlalu cepat.

    Waktu sudah menjelang sore ketika ia kembali mencapai klimak, .. kucabut keluar alat kejantananku yang liat dan panjang dari dalam jepitan liang vaginanya. Mbak Dewi sontak menggeliat dan mengejan sambil mengangkat pinggulnya keatas. Aku segera bergeser sedikit ke sisi kanan tubuhnya. Dan .. Pyuurr .. untuk kelima kalinya cairan orgasmenya menyemprot keluar dari sela-sela celah vaginanya membasahi selangkangannya sendiri dan sebagian sprei tempat tidur. “Fuuhh .. kau keluar lagi Dewi .. nikmat ya sayang ..”. “Aaahh ..Andy ..nngghh ..uuwwhh ..oohh ..”, pekiknya keras setengah tertahan sebelum akhirnya pinggulnya terhempas kembali keatas ranjang.. Sejenak kuusap seluruh batang kejantananku yang basah kuyub dengan selimut, lalu dengan bernafsu kuarahkan kembali kepala penisku yang semakin mengkilat ke liang vagina Mbak Dewi yang mulai menutup rapat lagi.

    “Aaww ..uuhh .. Andy ..”, rintihnya nikmat sambil memelukku lagi. Aku kembali mengayuh naik turun menggoyang tubuhnya. Memberikannya kenikmatan. Mbak Dewi hanya menatapku pasrah melihatku kembali menyetubuhinya seakan ingin membuat dirinya orgasme berulang-ulang kali tanpa henti. ” Su ..sudah Andy .. a ..aku lemas sekali .. aku bisa keluar lagi ..oohh .. ja ..jangan .. jangan sekarang Andy .. ooww .. ooww ..uuhh .. yaahh .. “, rintihnya lemas menahan nikmat ketika hanya dalam 2 menit cairan orgasmenya yang panas kembali menyembur dan seolah mendorong kepala penisku keluar.

    Untuk kesekian kali kembali kucabut batang kelelakianku dari jepitan rapat liang vaginanya. Dan .. pyuur .. cairan orgasme Mbak Dewi langsung tumpah keluar membasahi bibir kemaluan dan selangkangannya lagi. Sebagian besar langsung meresap kedalam sprei tempat tidurnya yang semakin basah lembab berair. “Wooww .. kau luar biasa sekali Dewi .. mm .. kau cepat sekali keluar sayang ..”, ujarku takjub. “Nngg ..hh ..su ..sudah Andy .. aku lemas sekali .. oohh .. ayo dong Andy sekarang giliranmu .. beri aku semburanmu sayang ..”, rintihnya lemas. “Mmm .. sebentar lagi sayang .. kau menggairahkan sekali Dewi .. hh ..aku ingin melihatmu orgasme sekali lagi ..”, ujarku gemas sambil kubenamkan kembali batang penisku yang besar dan panjang ke dalam liang vaginanya. “Nngghh .. ja ..jangan Andy ..a..aaku lemas sekali ..aaww ..”, rintihnya kecil ketika batang kelelakianku kembali menembus dan membelah liang vaginanya sampai menekan peranakannya. ” Ooohh Dewi .. ahh .. nikmat sekali sayang ..”, erangku keenakan merasakan gesekan lembut dinding vaginanya yang basah dan rapat. ” A.. ahh ..Andy .. a..aku bisa pingsan sayang .. nngghh .. ja ..jangan teruskan Andy ..aaww .. oohh .. duh gusti .. uuhh .. ooww .. ooww yaahh ..”, pekiknya nikmat ketika begitu singkat ia kembali orgasme entah untuk kesekian kalinya. “Wooww .. Dewii .. kau luar biasa sekali sayang .. mm .. oohh .. vaginamu mudah sekali terangsang sayang..”, ujarku gemas melihatnya kembali mereguk anggur kenikmatan.

    Kurasakan cairan kewanitaannya yang menyembur hebat berusaha mendorong batang kelelakianku keluar. ” Aahh .. A..andy .. su ..sudah ..sudah sayang .. aku sudah lemas sekali ..”, rintihnya semakin lemah. Kupandangi wajah cantiknya yang berkeringat. Terlihat rona-rona kenikmatan yang amat sangat terbayang di wajahnya. Bibir merahnya yang mungil sedikit megap-megap mengatur napas. Aku tersenyum bahagia melihatnya. Kukecup lembut bibirnya yang hangat dan mengajaknya bercumbu untuk sesaat. “Andy .. kenapa kau belum juga keluar sayang .. oohh ..berapa lama lagi aku harus menunggumu sayang .. a ..aku sudah lemas sekali Andy ..”, bisiknya masih kelelahan. “Fuuhh .. nanti saja sayang .. kita istirahat dulu ..”, ujarku penuh kasih sayang. Aku jadi tak tega melihatnya. “Andy .. jangan begitu sayang .. lakukanlah .. aku juga ingin melihatmu puas ..ayo dong sayang .. jangan bersikap begitu ..”, bisiknya mesra. “Tapi kau masih letih Dewi .. kau bisa keluar lagi nanti ..”, ujarku khawatir. “Hehh .. lakukanlah Andy .. aku tak peduli sayang .. atau ..atau aku akan meng-onani alat vitalmu ..”, ujarnya nakal. “Wooww ..kau nakal sekali Dewi .. tadi kau minta berhenti .. mm ternyata kau masih kurang puas juga sayang .. mm cupp ..ok .. kau ingin melihatku puas juga sayang ..”, bisikku penuh gairah. Mbak Dewi tersenyum gemas lalu mencubit pinggulku mesra. “He-eh .. Andy .. kau tahu aku sangat menyukainya sayang .. semburan hangatmu yang mm ..”, bisiknya lembut penuh gairah.

    Selama kurang lebih 3 menit aku kembali menggoyang pinggul turun naik menyetubuhinya. Dinding vaginanya yang hangat dan lembut seakan meremat-remat hebat pertanda Mbak Dewi akan segera orgasme kembali. “Andy ..ooh ..Andy ..duh gusti .. aku mau keluar lagi .. ooh .. oohh ja ..jangan terlalu cepat sayang .. a..a ..aku.. ooww ..oww ..uuww ..”, pekiknya kuat menahan rasa nikmat. ” Keluarkanlah Dewi .. yaahh .. aku ingin merasakan semburanmu ..sshh ..” “A..andy .. sekaraang ..sekarang .. aakkhh .. oowwhgk “, teriaknya tertahan. Secepat kilat kucabut batang kelelakianku dari jepitan dinding vaginanya yang rapat lalu kugeser tubuhku kebawah sehingga mukaku kini persis berada diatas selangkangannya. Jemari tangan kananku secepat kilat meraih dan memlintir daging clitorisnya. Dan .. Pyuurr .. Kembali Mbak Dewi memuntahkan keluar cairan orgasmenya yang bening. Begitu kuat semprotannya hingga sebagian besar sampai mengenai dan menyiram mukaku. Dengan cepat mulutku menangkap cairan kenikmatannya dan langsung kutelan nikmat. Terasa hangat dan encer. Mmm .. tiada yang lebih nikmat dan indah kecuali merasakan seutuhnya air surgawinya. Kerongkonganku yang tadinya agak kering kini sedikit terasa lebih segar dan basah. Kukecup dan kukulum gemas pentil daging clitorisnya yang kemerahan. Sementara ujung lidahku menggapai masuk kedalam liang kemaluannya sembari menyedot sisa-sisa cairan orgasmenya yang masih merembes keluar.

    Kali ini Mbak Dewi benar-benar lemas tak berdaya. Napasnya semakin megap-megap karena nikmat luar biasa yang dirasakannya. Selangkangannya benar-benar basah kuyub oleh cairan orgasme yang berulangkali ia semburkan. “Mmm .. aku menyukai rasanya sayang .. aah .. kau menikmatinya Dewiku sayang ..”, ujarku puas melihatnya tak berdaya. “A..andy .. a..a..aku su..sudah tak kuat lagi sayang .. oohh ..a..aku seperti terkuras Andy ..”, rintihnya lemas. ” Aku tahu sayang .. sekarang tidurlah .. kau kelihatan capek sekali ..”, ujarku mesra. “Ka ..kau bagaimana sa..sayang ..”, bisiknya setengah bingung melihatku masih belum terpuaskan. ” Sudahlah Dewi .. tidak apa-apa ..tidurlah ..”, kataku pelan.

    Kupeluk mesra tubuh telanjangnya yang basah berkeringat dan menina bobokkannya. Kubelai dan kuremas lembut kedua buah payudaranya secara bergantian. ” Oohh ..Andy ..aku akan memuasimu setelah ini sayang .. mmhh ..hh ..hh..”, rintihnya perlahan sambil mengatur napas. ” Sudahlah Dewi .. tidurlah dulu .. nanti setelah segar kau boleh memuasi aku ..Ok ..!”, bisikku penuh kasih sayang. Dewi mencium bibirku sampai lama sekali sebelum akhirnya kemudian ia jatuh terlelap saking lelahnya. Wajahnya yang cantik terlihat sedikit pucat, namun tampak rona kepuasan yang tak terhingga terbayang disitu. Mulutnya yang indah merekah terlihat tersenyum. Senyum kepuasan.

    Demikianlah tentang kisah yang kualami, suatu kenikmatan yang tak bisa kulupakan. Apabila anda seorang wanita yang sedang membutuhkan seseorang dan ingin merasakan sesuatu yang lain atau senang berfantasi sex melaui telepon, boleh berkenalan dengan saya dan ditunggu emailnya. Mungkin kita bisa saling berbagi pengalaman.

  • Kisah Sex Hilang Perawan di Usia Muda – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Kisah Sex Hilang Perawan di Usia Muda – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1190 views

    Perawanku – Perkenalkan nama saya Neria di situs ini saya ingin menceritakan pengalaman seksual pertama saya untuk kalian semua. Aku tidak akan pernah melupakan pengalaman, keperawanan diambil pada pesta seks dengan teman sekolah di SMA.

    Sebelumnya saya akan memberitahu Anda apa yang pertama saya kepada Anda. Hmm … menurut banyak orang, wajahku cantik dengan kulit putih dan tubuh yang seksi. Mataku sayu sering membuat pria tergila-gila padaku.
    Saya tidak GR, tapi saya merasa banyak pria yang ingin berhubungan seks dengan saya. Aku ja senang karena pada dasarnya saya juga senang berhubungan seks.

    Saya dibesarkan dalam keluarga religius. Dari SD hingga SMP saya disekolahkan di latar belakang agama. Agen Judi Bola
    Sebenarnya, dari kelas 6, libido saya sangat tinggi tetapi saya selalu berhasil menekannya dengan membaca buku. Selesai SMP tahun 1989, saya pergi ke sekolah tinggi di negara Bulungan, Jakarta Selatan.

    Pada hari pertama sekolah tinggi, saya segera akrab dengan teman baru bernama Gina, Angki dan Nia. Mereka cantik, kaya dan cerdas.
    Dari ketiga, yang terus terang yang paling indah adalah Gina tersebut. Tubuh saya cenderung normal, tetapi karena buah pertama dari lemak dada saya, tetapi berkat diet ketat dan olahraga seperti gila, saya kehilangan berat badan tetapi payudaraku masih besar.

    Pada suatu hari Sabtu, kami tinggal setelah sekolah ke rumah di Pondok Indah Gina. Gina besar rumah dan memiliki kolam renang.
    Gina di rumah, gadis kita berbicara segala macam hal sambil duduk-duduk di sofa. Pada sore hari, kami berempat ganti baju untuk berenang. Gina di dalam ruangan, dengan Gina acuh tak acuh, dan Nia Angki telanjang di depan saya untuk berpakaian.

    Pada mulanya saya sedikit tidak nyaman tetapi saya ikut-ikutan keren. Aku melirik teman saya tubuh ketiga adalah langsing. Selangkangan saya lirik mereka dan rambut kemaluan mereka rapi Gina bahkan mencukur habis rambut kemaluannya.
    Nia tiba-tiba berteriak pada saya ..

    “Gile, rambut sangat lebat Neria kemaluan” Kas dan Angki Gina melihat ke arahku.
    Saya sedikit malu. “Shaved dong Neria, celana bisbol di malu tuh sama?” Kata Angki.

    “Saya tidak pernah mencukur rambut kemaluan” kataku.
    “Ini sebuah gunting dan alat cukur, cukur menulis jika Anda ingin” kata Gina.
    Saya menerima gunting dan alat cukur dan mencukur di Gina mandi jembutku. Angki dan Nia tidak menunggu lebih lama lagi, mereka langsung terjun ke kolam renang sementara aku tinggal bersama Gina.
    Setelah mencoba untuk memperpendek rambut kemaluan, Gina masuk ke kamar mandi dan melihat hasil saya.

    “Kurang pendek, Neria. Abisin menulis” kata Gina.
    “Tidak berani, takut lecet” jawab saya. “Di sini saya bantuin” kata Gina.
    Gina dan berjongkok di depan saya. Posisi saya sendiri duduk di kursi toilet. Gina membuka lebar kaki saya dan kemudian menerapkan krim cukur ke vagina.
    Ada sensasi getaran menyelubungi tubuhku saat jari Gina menyentuh vagina. Gina cepat menyapu alat cukur untuk mencukur semua bulu jembutku dan daerah kelaminku. Jangan merasa dalam 5 menit, Gina telah selesai dengan karyanya. Ia mengambil handuk kecil dibasahi dengan air kemudian ia membersihkan sisa-sisa krim cukur dari selangkangan saya.

    “Bagus bukan?” Kata Gina. Aku menunduk dan melihat pus gundul seperti bayi.
    OK pekerjaan juga. Gina lalu jongkok kembali di kaki saya dan kaki saya sedikit pembersihan. “Neria, elo masih perawan ya?” Kata Gina.
    “Ya, benar-benar tahu?” “Vagina elo rapat benar-benar” kata Gina.
    Jari Gina sesekali bibir vagina saya terbuka. Menahan napas mulai memburu getaran dalam tubuh saya. Apa ini? Saya bertanya pada diri sendiri. Gina menatapku dan kemudian jari-jarinya kembali memainkan vagina.

    “Ooh, Gina, geli ah” Gina nyengir nakal, tapi jari-jarinya masih mengelus vagina saya. Saya benar-benar marah itu untuk menahan perasaan ini.
    Saya tidak merasakan rambut Gina dan Gina menjadi semakin agresif bermain jari di vagina saya. Dan sekarang perlahan mulai menjilat vagina saya.
    “Memek Anda mencium” “Jangan Gina” pinta saya, tapi hati ingin terus menjilat.
    Gina menjilat vagina saya. Bibir vagina saya dibuka dan lidahnya menyapu seluruh vagina saya. Clit tersedot begitu keras sehingga dendeng napas.
    Aku memejamkan mata menikmati lidah Gina di vaginaku. Tak lama saya merasakan lidah Gina mulai naik menuju perut dan dada. Hatiku berdebar menunggu karya-karya Gina berikutnya.

    Tangan Gina lembut membuka bra-ku dan kemudian tangan kanannya mulai meremas payudara kiriku sedangkan payudara kananku dikulum oleh Gina.
    Apakah ini nama seks? Saya bertanya pada diri sendiri. 18 tahun saya mencoba membayangkan kenikmatan seks dan saya tidak membayangkan bahwa akan menjadi pengalaman pertama saya dengan seorang wanita.
    Tapi kesenangan luar biasa. Gina menghisap puting saya sementara tangan kanannya kembali ke selangkangan saya dan memainkan klitorisku. Saya menikmati menggeliat sensualitas dalam diri saya.

    Tiba-tiba menelepon dari luar Nia .. “Woi, dalam waktu yang sangat lama Ingin berenang atau tidak.?” Gina tersenyum dan berdiri.
    Aku merasa malu dan kemudian saya bergegas memakai baju berenang dan kami berdua mengikuti dua teman yang sudah berenang. Di malam hari saat makan malam, kami berempat menonton ruang TV Gina. Oiya, orang tua Gina sedang keluar negeri sedangkan kakak Gina Gina lain di luar kota sehingga rumah kosong.
    Ketika Aku bosan menonton TV, kita bergosip tentang orang-orang di sekolah. Pembicaraan kami tentang apa-apa sampai Gina ngalor-membuat topik baru dengan siapa kita ingin melakukan hubungan intim di sekolah.

    Angki dan Nia sudah tidak perawan sejak SMP. Mereka berdua mengatakan pengalaman seksual mereka dan Gina juga menceritakan pengalaman seksual mereka, saya hanya mendengarkan cerita mereka.
    “Jika saya, saya sulit terangsang Ari anak kelas I-6” kata Nia.
    “Ya dong sama, tapi aku tangguh Marcel terangsang berat. Saya berpikir besar kontolnya deh” kata Angky.

    “Terus terang, ya, aku selalu terangsang Aris benar-benar sulit Apakah benar-benar cocok saya membayangkan dia yang bisbol kontol di vagina saya.. Maaf Gina ya, aku tahu anakku Aris elo” kataku sambil tersenyum.
    “Hahaha, itu tidak ada lagi Banyak sulit dia sebenarnya horny.. Para BIN juga Angky dan horny” kata Gina.
    Kami berempat lalu tertawa bersama. Pada hari Senin setelah pulang sekolah, Gina menarik tangan saya.

    “Eh Neria, benar-benar berpikir tentang Aris elo ya?”
    “Ya, kenapa Oke saya? Berkata begitu?” Tanyaku.
    “Tidak apa-apa. Saya santai orang tersebut menulis” kata Gina.
    “Pernah ingin kepikiran bisbol ML?” Gina bertanya.
    “Hah Dengan siapa?” Aku bertanya dengan takjub.
    “Dengan Aris Semalam cerita saya ke Aris dan Aris. Ingin bercinta dengan kamu aja”
    “Ah gila loe Gina” jawab saya.

    “Apakah Anda ingin bisbol?” Mendesak Gina. “Terus saya bagaimana?” Saya bertanya dengan heran. “Saya masih bodoh menulis.
    Jika Anda dapat membuat teman Anda bahagia, mengapa tidak?” Kata Gina. “Ya, semoga aja deh” kataku bersemangat.
    “Pergi sekarang di rumahku?” Kata Gina.

    “Mei” Gina dan aku pergi kami berdua pergi ke Pondok Indah. Setelah tiba, saya mandi di kamar mandi karena panas sekali. Sementara mandi, perasaan saya dari ketegangan, seperti, dinginkan. Semuanya campuran.
    Keluar dari kamar mandi, saya meninggalkan kamar mandi mengenakan bra dan celana dalam. Saya pikir tidak ada orang di dalam ruangan. Aku duduk di meja rias menyisir rambut panjangnya. Tiba-tiba saya terkejut bahwa Gina dan Aris muncul dari balkon Gina kamar.

    Rupanya mereka berdua sedang menunggu saya sambil mengobrol di balkon. “Halo Neria” kata Aris sambil tersenyum. Aku tersenyum kembali dan berdiri. Aris menyadari bahwa hanya ditutupi bra dan celana dalam.
    Tubuh Aris tinggi dan lurus. Aris masih campuran Belanda Menado sehingga terlihat sangat tampan. “Hayo, langsung aja. Jangan gugup” kata Gina seperti germo. Aris kemudian datang dan kemudian dia mencium bibirku.

    Ini adalah pertama kalinya saya mencium di bibir. Perasaan hangat menyelimuti getaran seluruh tubuh saya. Aris menciumku dan kami berpelukan satu sama lain berciuman. Aku melirik dan saya melihat Gina Gina sedang mengganti seragam ke daster.
    Aris mulai meremas-remas buah dadanya ukuran 34C. Aku membuka bra-ku sehingga Aris dengan mudah dapat meremas seluruh payudara. Tangan kirinya diselipkan ke celana saya dan vagina saya tidak tercakup oleh sehelai rambut dari gosokkan dengan lembut.

    Aku menggelinjang Aris merasa jari pada selangkangan saya. Aris lalu mengangkat saya dan berbaring di tempat tidur. Aris membuka seragam sekolahnya sampai dia telanjang bulat di depan saya.
    Mulutku terbuka lebar untuk melihat Aris penis besar. Sejauh ini, saya membayangkan kontol Aris dan sekarang saya melihat dengan mata sendiri Kapala Aris kontol yang berdiri di depan wajahku. Aris menyodorkan kontolnya ke wajahku.

    Saya langsung menyambutnya dan mulai mengisap kontolnya. Hal ini tidak mungkin bahwa semua kontolnya masuk dalam mulutku tetapi saya mencoba yang terbaik untuk mengisap seluruh batang penis.
    Aku merasakan tangannya kembali memainkan vaginaku. Kegembiraan saya mulai membangun dan hisapanku semakin kencang. Saya melihat Aris dan melihat dia memejamkan mata menikmati kontolnya merokok.
    Aku melirik Gina dan Gina tidak mengenakan baju sama sekali dan dia duduk di tempat tidur. Aris kemudian berbalik sehingga aku berada dalam posisi menungging. Saya agak bingung karena saya melihat Gina bersila di belakang.
    Ah ternyata Gina kembali menjilat vagina saya. Saya berburu dengan napas keras menikmati menjilati vagina saya Gina. Di sebelah kanan saya ada segelas besar dipaku ke dinding. Aku melirik cermin dan aku melihat Aris menjadi kacau dalam gaya posisi doggy Gina Gina dirinya saat menjadi kacau dalam keadaan menikmati vagina saya.

    Yah ini adalah pertama kalinya saya melihat ini. Aku melihat wajah Aris tampan sedang sibuk telanjang dengan Gina. Wajah Aris membuat saya ingin lebih dan lebih horny. Aloe Gina sesekali menjilat anus saya dan memukulnya head-banging ke pantat saya karena tekanan dari tubuh Aris ke tubuh Gina.
    Belum lama, Aris menjerit dengan keras sedangkan Gina tubuhnya mengejang. Saya melihat kontol Aris keluar dari Gina vagina. Semen tumpah ke ranjang. Aris terlihat terengah-engah tetapi matanya terpaku pada vagina saya.

    Seperti sapi yang akan dipotong, dengan bermata liar Aris Gina mendorong ke samping dan ia mendekati saya. Aris mengarahkan kontolnya yang masih berdiri ke vagina. Saya sering mendengar pertama kali seks akan sakit dan saya mulai merasakannya.
    Aku memejamkan mata erat-erat merasakan kontol Aris masuk ke vaginaku. Saya menangis sambil memegang membakar besar kontol Aris mencoba memasuki vagina saya masih ketat. Gina meremas lenganku untuk membantu rasa sakit.
    “Oh, tunggu dong, sakit nih” keluh saya. Aris kemudian diterbitkan kembali kontolnya dia segera dimasukkan ke dalam vagina saya.

    Kali ini rasa sakit hilang dan perlahan-lahan mulai berubah nikmat kerasa. Kenikmatan surgawi Oh adalah nama Saya berpikir sendiri. Aris merasa seperti kontol mengisi seluruh vagina. Dalam posisi nungging, saya merasakan energi Aris yang sangat besar.
    Saya mencoba untuk menjaga gerakan tubuh Aris sambil bergerak tubuh saya bolak-balik tapi Aris menampar pantatku.

    “Anda masih menulis, enggak harus pindah” katanya tegas.
    “Jangan galak galak-dong, takut nih Neria” katanya sambil tertawa. Aku tertawa juga. Gina berbaring di samping saya dan kemudian ia mendekatkan wajahnya ke dalam diriku dan kemudian ia mencium bibirku! Nah, rentetan perasaan menyerang saya.
    Aku benar-benar merasakan semua perasaan seks dengan pria dan wanita dalam satu hari. Awalnya saya membiarkan Gina menjilat bibirku tapi seiring waktu saya mulai membuka mulutku dan lidah kami saling beradu.

    Aku merasakan tangan meremas-remas buah dadanya yang sangat besar sementara tangan Gina membelai rambutku. Saya tidak ingin ketinggalan, saya mulai mengambil Gina aku meremas payudara ukuran tubuhnya penilai 32c.
    Sekitar lima menit kami bertiga saling memberi kenikmatan duniawi lainnya sampai ia mencapai puncak dan ia ejakulasi. Saya sendiri merasa sudah orgasme sekitar 4 kali. Aris kontolnya dikeluarkan langsung dari vagina dan Gina kontolnya menghisap dan menelan semua air mani dari penis Aris.

    Saya melihat Aris meraih kantong celananya dan mengambil sesuatu seperti obat. Dia mengambil obat dengan segelas air di meja rias Gina. Saya melihat kontol Aris yang masih berdiri. Dalam hati saya bertanya-tanya setiap kali seorang pria berejakulasi tidak yakin kontolnya menjadi lemah?

    Mengapa Aris lemah-lemah? Kemudian saya tahu dibutuhkan jenis obat yang dapat membuat Aris kontolnya terus tegang. Setelah minum obat, Gina memberitahu Aris berbaring di tepi tempat tidur dan Aris kembali telanjang dengan Gina dalam posisi missionary.

    Gina memanggil saya dan saya diminta untuk berbaring di tubuh Gina. Dengan terheran-heran saya ikuti kemauan Gina. Tubuhku menindih Gina Gina tetapi karena kaki berada dalam posisi ngangkang sebagai gay, terpaksa kaki saya ke Gina lutut kiri dan kanan.

    Saya langsung mencium Gina dan Gina melingkarkan lengannya di sekeliling saya dan kami berdua berciuman mesra. Aris merasa tangan meraih pantat seluruh saya. Dia membuka bagian pantat saya dan saya merasa jari-jarinya bermain anusku.

    Aku bergumam ketika mencoba menusuk jarinya ke anusku tetapi Aris tidak melanjutkan. Beberapa menit kemudian, Gina menjerit keras. Tubuhnya mengejang saat air mani Aris kembali tumpah dalam vaginanya.
    Aku mencoba turun dari Gina, tapi lengan Gina memeluk saya begitu keras sampai saya tidak bisa bergerak. Tak disangka, Aris menyodorkan kontolnya kembali ke dalam vagina saya. Saya dalam posisi di atas tubuh Gina nungging tidak dapat menolak untuk menerima kontol Aris.

    Aris kembali memompakan kontolnya dalam vaginaku. Aku benar-benar merasa lemah dan akhirnya saya hanya mengundurkan diri Aris kacau liar. Tapi dalam hati saya saya dientotin senang. Aris kontol berulang kali masuk dan keluar dari vagina saya sementara Gina terus menerus mencium bibirku.
    Kali ini saya rasa tidak sampai 3 menit Aris telanjang dengan saya karena saya merasakan cairan hangat dari penis dan vagina memenuhi Aris Aris berseru dengan keras merasakan kenikmatan yang diperoleh.

    Saya sendiri melenguh keras. Setiap otot di vagina saya terasa seperti kram. Aku meraih Gina dengan tubuh keras menikmati sensual dalam diriku. Aris kemudian berbaring dalam kelelahan ke tempat tidur.
    Gina menyambutnya sambil mencium bibirnya. Mereka berdua saling mencium. Aku berbaring di sisi kiri tepat di samping Aris, sementara Gina. Tiga dari kami tidur sampai jam 5 sore. Setelah itu saya diantar pulang oleh Gina.

  • Cerita Sex Selingkuh Dengan Boss Cantik Yang Cuek Dan Sombong

    Cerita Sex Selingkuh Dengan Boss Cantik Yang Cuek Dan Sombong


    1189 views

    Perawanku – Cerita Sex Selingkuh Dengan Boss Cantik Yang Cuek Dan Sombong, Sudah dua tahun aku bekerja di perusahaan swasta ini. Aku bersyukur, karena prestasiku, di usia yang ke 25 ini aku sudah mendapat posisi penyelia. Atasanku seorang wanita berusia 42 tahun. Walaupun cantik, tapi banyak karyawan yang tidak menyukainya karena selain keras, sombong dan terkadang suka cuek.

    Namun sebagai bawahannya langsung aku cukup mengerti beban posisi yang harus dipikulnya sebagai pemimpin perusahaan. Kalau karyawan lain ketakutan dipanggil menghadap sama Bu Melly, aku malah selalu berharap dipanggil. Bahkan sering aku mencari-cari alasan untuk menghadap keruangan pribadinya.

    Sebagai mantan pragawati tubuh Bu Melly sangatlah bagus diusia kepala empat ini. Wajahnya yang cantik tanpa ada garis-garis ketuaan menjadikannya tak kalah dengan anak muda. Saking keseringan aku mengahadap keruangannya, aku mulai menangkap ada nada-nada persahabatan terlontar dari mulut dan gerak-geriknya.

    Tak jarang kalo aku baru masuk ruangannya Bu Melly langsung memuji penampilanku. Aku bangga juga mulai bisa menarik perhatian. Mudah-mudahan bisa berpengaruh di gaji hahaha nyari muka nih.

    Sampai suatu ketika, lagi-lagi ketika aku dipanggil mengahadap, kulihat raut muka Bu Melly tegang dan kusut. Aku memberanikan diri untuk peduli,
    “Ibu kok hari ini kelihatan kusut? ada masalah?”, sapaku sembari menuju kursi didepan mejanya.

    “Ia nih Ndy, aku lagi stres,udah urusan kantor banyak, dirumah mesti berantem sama suaminya kusut deh”, jawabnya ramah, sudut bibirnya terlihat sedikit tersenyum.
    “Justru aku manggil kamu karena aku lagi kesel. Kenapa ya kalau lagi kesel trus ngeliat kamu aku jadi tenang”, tambahnya menatapku dalam.

    Aku terhenyak diam, terpaku. Masak sih Bu Melly bilang begitu? Batinku.
    “Andy,ditanya kok malah bengong”, Bu Melly menyenggol lenganku.
    “Eeehh nggak,abisnya kaget dengan omongan Ibu kayak tadi. Aku kaget dibilang bisa nenangin seorang wanita cantik”, balasku gagap.
    “Ndy nanti temenin aku makan siang di Hotel (***) ya.. Kita bicarain soal promosi kamu. Tapi kita jangan pergi bareng ,nggak enak sama teman kantor. kamu duluan aja, kita ketemu disana”, kata Bu Melly.

    Aku semakin tergagap, tidak menyangka akan diajak seperti ini.
    “Baik Bu”, jawabku sambil keluar dari ruangannya.

    Setelah membereskan file-file, pas jam makan siang aku langsung menuju hotel tempat janji makan siang. Dalam mobilku aku coba menyimpulkan promosi jabatan apa yang akan Bu Melly berikan. Seneng sih, tapi juga penuh tanda tanya.

    Kenapa harus makan siang di hotel? Terbersit dipikiranku, mungkin Bu Melly butuh teman makan, teman bicara atau mudah-mudaha teman tidur.. upss mana mungkin Bu Melly mau tidur dengan aku. Dia itu kan kelas atas sementara aku karyawan biasa. Aku kesampingkan pikiran kotor.

    Sekitar setengah jam aku menungu di lobby hotel tiba-tiba seorang bellboy menghampiriku. Setelah memastikan namaku dia mempersilahkanku menuju kamar 809, katanya Bu Melly menunggu di kamar itu. Aku menurut aja melangkah ke lift yang membawaku ke kamar itu. Ketika kutekan bel dengan perasaan berkecamuk penuh tanda tanya berdebar menunggu sampai pintu dibukain dan Bu Melly tersenyum manis dari balik pintu.

    “Maaf ya Ndy aku berobah pikiran dengan mengajakmu makan di kamar. Mari.. kita ngobrol-ngobrol kamu mau pesen makanan apa?”, kata Bu Melly sambil menarik tangan membawaku ke kursi. Aku masih gugup.

    “Nggak usah gugup gitu dong”, ujar Bu Melly melihat tingkahku.
    “Aku sebetulnya nggak percaya dengan semua ini .aku nggak nyangka bisa makan siang sana Ibu seperti ini. Siapa sih yang nggak bangga diundang makan oleh wanita secantik Ibu?”, ditengah kegugupanku aku masih sempat menyempilkan jurus-jurus rayuan. Aku tau pasti pujian kecil bisa membangkitkan kebanggan.

    “Ahh kamu Ndy bisa aja,emangnya aku masih cantik”, jawab Bu Melly dengan pipi memerah. Ihh persis anak ABG yang lagi dipuji.
    “Iya Bu, sejujurnya aku selama ini memipikan untuk bisa berdekatan dan berduan dengan Ibu,makanya aku sering nyari alasan masuk keruangan Ibu”, kataku polos.
    “Aku sudah menduga semua itu soalnya aku perhatikan kamu sering nyari-nyari alasan menghadap aku. Aku tau itu. Bahkan kamu sering curi-curi pandang menatapku kan?”, ditembak seperti itu aku jadi malu juga.

    Memang aku sering menatap Bu Melly disetiap kesempatan, apa lagi kalau sedang rapat kantor. Rupanya tingkahku itu diperhatikannya.

    Kami berpandangan lama. Lama kami berhadapan, aku di tempat duduk sedangkan Bu Melly dibibir tempat tidur. Dari wajahnya terlihat kalau wanita ini sedang kesepian, raut mukanya menandakan kegairahan.

    Perlahan dia berdiri dan menghampiriku. Masih tetap berpandangan, wajahnya semakin dekat.. dekat.. aku diam aja dan hup.bibirnya menyentuh bibirku. Kutepis rasa gugup dan segera membalas ciumannya. Bu Melly sebentar menarik bibirnya dan menyeka lipstik merahnya dengan tisu. Lalu tanpa dikomando lagi kami sudah berpagutan.

    “Pesen makannya nanti aja ya Ndy”, katanya disela ciuman yang semakin panas.

    Wanita cantik betinggi 165 ini duduk dipangkuanku. Sedikit aku tersadar dan bangga karena wanita ini seorang boss ku, duduk dipangkuanku. Tangan kirinya melingkar dileherku sementara tangan kana memegang kepalaku. Ciumannya semakin dalam, aku lantas mengeluarkan jurus-jurus ciuman yang kutau selama ini. Kupilin dan kuhisap lidahnya dengan lidahku. Sesekali ciumanku menggerayang leher dan belakang telinganya. Bu Melly melolong kegelian.

    “Ndy kamu hebat banget ciumannya, aku nggak pernah dicium seperti ini sama suamiku, bahkan akhir-akhir ini dia cuek dan nggak mau menyentuhku”, cerocos Bu melly curhat.
    Aku berpikir, bego banget suaminya tidak menyentuh wanita secantik Bu Melly. Tapi mungkin itulah kehidupan suami istri yang lama-lama bosan, pikirku.

    Bu Melly menarik tangaku. Kutau itu isyarat mengajak pindah ke ranjang. Namun aku mencegahnya dengan memeluknya saat berdiri. Kucium lagi berulang-ulang, tangaku mulai aktif meraba buah dadanya. Bu melly menggelinjang panas. Blasernya kulempar ke kursi, kemeja putihnya kubuka perlahan lalu celana panjangnya kuloloskan.

    Bu Melly hanya terdiam mengikuti sensasi yang kuberikan. Wow, aku tersedak melihat pemandangan didepanku. Kulitnya putih bersih, pantatnya berisi, bodynya kencang dan ramping. Celana dalam merah jambu sepadan warna dengan BH yang menutupi setangkup buah dada yang walaupun tidak besar tapi sangat menggairahkan.

    “Ibu bener-bener wanita tercantik yang pernah kulihat”, gumamku.

    Bu melly kemudian mengikuti aksiku tadi dengan mulai mencopot pakaian yang kukenakan. Namun dia lebih garang lagi karena pakaianku tanpa bersisa, polos. Mr. Happy yang sedari tadi tegang kini seakan menunjukkan kehebatannya dengan berdiri tegak menantang Bu Melly.

    “Kamu ganteng Ndy”, katanya seraya tanganya meraup kemaluanku dan ahh bibir mungilnya sudah mengulum.
    Oh nikmatnya. Sentuhan bibir dan sapuan lidahnya diujung Mr.Happy ku bener-bener bikin sensasi dan membuat nafsu meninggi.

    Aku nggak tahan untuk berdiam diri menerima sensasi saja. Kudorong tubuhnya keranjang, kuloloskan celana dalam dan BH-nya. Sambil masih tetap menikmati jilatan Bu Melly, aku meraih dua bukit kembar miliknya dan kuremas-remas. Tanganku merayap keselangkangannya. Jari tengahku menyentuh itilnya dan mulai mengelus, basah. Bu Melly terhentak. Sesekali jari kumasukkan kedalam vaginanya. Berusaha membuat sensasi dengan menyentuh G-spot-nya.

    Atas inisiatifku kami bertukar posisi, gaya 69. Jilatan lidahnya semakin sensasional dengan menulur hingga ke pangkal kemaluanku. Dua buah bijiku diseruputnya Bener-bener enak. Gantian aku merangkai kenikmatan buat Bu Melly, kusibakkan rambut-rambut halus yang tertata rapi dan kusentuh labia mayoranya dengan ujung lidah. Dia menggeliat. Tanpa kuberi kesempatan untuk berpikir, kujilati semua susdut vaginanya, itilnya kugigit-gigit.

    Bu melly menggelinjang tajam dan, “Ndy aku keluar lo.. nggak tahan”, katanya disela rintihan.
    Tubuhnya menegang dan tiba-tiba terhemmpas lemas, Bu Melly orgasme.

    Aku bangga juga bisa membuat wanita cantik ini puas hanya dalam lima menit jilatan.
    “Enak Ndy, aku bener-bener nafsu sama kamu. Dan ternyata kamu pintar muasin aku,makasih ya Ndy”, ujarnya.
    “Jangan terima kasih dulu Bu, soalnya ini belum apa-apa, nanti Andy kasi yang lebih dahsyat”, sahutku.

    Kulihat matanya berbinar-binar.
    “Bener ya Ndy, puasin aku, sudah setahun aku nggak merasakan orgasme, suamiku sudah bosan kali sama aku”, bisiknya agak merintih lirih.

    Cerita Sex Selingkuh Dengan Boss Cantik Yang Cuek Dan Sombong

    Cerita Sex Selingkuh Dengan Boss Cantik Yang Cuek Dan Sombong

    Hanya berselang liam menit kugiring tubuh Bu melly duduk diatas pinggulku. Mr.Happy kumasukkan ke dalam vaginanya dan bless,lancar karena sudah basah. Tanpa dikomando Bu Melly sudah bergerak naik turun.

    Posisi ini membuat ku bernafsu karena aku bisa menatap tubuh indah putih mulus dengan wajah yang cantik, sepuasnya. Lama kami bereksplorasi saling merangsang. Terkadang aku mengambil posisi duduk dengan tetap Bu melly dipangkuanku. Kupeluk tubuhnya kucium bibirnya.

    “Ahh enak sekali Ndy”, ntah sudah berapa kali kata-kata ini diucapkannya.

    Mr.Happyku yang belum terpuaskan semakin bergejolak disasarannya. Aku lantas mengubah posisi dengan membaringkan tubuh Bu Melly dan aku berada diatas tubuh mulus. Sambil mencium bibir indahnya, kumasukkan Mr.Happy ke vaginanya. Pinggulku kuenjot naik turun. Kulihat Bu Melly merem-melek menahan kenikmatan.

    Pinggulnya juga mulai bereaksi dengan bergoyang melawan irama yang kuberikan. Lama kami dalam posisi itu dengan berbagai variasi, kadang kedua kakinya kuangkat tinggi, kadang hanya satu kaki yang kuangkat. Sesekali kusampirkan kakinya ke pundakku. Bu Melly hanya menurut dan menikmati apa yang kuberikan. Mulutnya mendesis-desis menahan nikmat.

    Tiba-tiba Bu melly mengerang panjang dan “Ndy, aku mau keluar lagi, aku bener-bener nggak tahan”, katanya sedikit berteriak.
    “Aku juga mau keluar nih.. bareng yuk”, ajakku.

    Dan beberapa detik kemudian kami berdua melolong panjang “Ahh..”.
    Kurasakan spermaku menyemprot dalam sekali dan Bu Melly tersentak menerima muntahan lahar panas Mr. Happyku. Kami sama sama terkulai.

    “Kamu hebat Ndy, bisa bikin aku orgasme dua kali dalam waktu dekat”, katanya disela nafas yang tersengal.
    Aku cuma bisa tersenyum bangga.
    “Bu Melly nggak salah milih orang, aku hebat kan?” kataku berbangga yang dijawabnya dengan ciuman mesra.

    Setelah mengaso sebentar Bu Melly kemudian menuju kamar mandi dan membasuh tubuhnya dengan shower. Dari luar kamar mandi yang pintunya nggak tertutup aku menadang tubuh semampai Bu melly. Tubuh indah seperti Bu Melly memang sangat aku idamkan. Aku yang punya kecenderungan sexual bener-bener menemukan jawaban dengan Bu Melly. Bosku ini bener-bener cantik, maklum mantan peragawati. Tubuhnya terawat tanpa cela. Aku sangat beruntung bisa menikmatinya, batinku.

    Mr.Happyku tanpa dikomando kembali menegang melihat pemandangan indah itu. Perlahan aku bangun dari ranjang dan melangkah ke kamar mandi. Bu melly yang lagi merem menikmati siraman air dari shower kaget ketika kupeluk. Kami berpelukan dan berciuman lagi. Kuangkat pantatnya dan kududukkan di meja toalet. Kedua kakinya kuangkat setengah berjongkok lalu kembali kujilati vaginanya.

    Bu melly kembali melolong. Ada sekitar lima menit keberi dia kenikmatan sapuan lidahku lantas kuganti jilatanku dengan memasukkan Mr. Happyku. Posisiku berdiri tegak sedangkan Bu Melly tetap setengah berjongkok di atas meja. Kugenjot pantatku dengan irama yang pasti. Dengan posisi begini kami berdua bisa melihat jelas aktifitas keluarmasuknya Mr.Happy dalam vagina, dua-duanya memerah tanda nikmat.

    Setelah puas dengan posisi itu kutuntun Bu Melly turun dan kubalikkan badannya. Tangannya menumpu di meja sementara badannya membungkuk. Posisi doggie style ini sangat kusukai karena dengan posisi ini aku ngerasa kalau vagina bisa menjepit punyaku dengan mantap. Ketika kujebloskan si Mr.Happy, uupps Bu Melly terpekik. Kupikir dia kesakitan, tapi ternyata tidak.

    “Lanjutin Ndy, enak banget.. ohh.. kamu hebat sekali”, bisiknya lirih.
    Ada sekitar 20 menit dalam posisi kesukaanku ini dan aku nggak tahan lagi mau keluar.
    “Bu.. aku keluar ya”, kataku.
    “Ayo sama-sama aku juga mau”, balasnya disela erangan kenikmatannya.

    Dan.. ohh aku lagi-lagi memuncratkan sperma kedalam vaginanya yang diikuti erangan puas dari Bu Melly. Aku memeluk kencang dari belakang, lama kami menikmati sensasi multi orgasme ini. Sangat indah karena posisi kami berpelukan juga menunjang.

    Kulihat dicermin kupeluk Bu Melly dari belakang dengan kedua tanganku memegang dua bukit kembarnya sementara tangannya merangkul leherku dan yang lebih indah, aku belum mencopot si Mr. Happy.. ohh indahnya.

    Selesai mandi bersama kamipun memesan makan. Selesai makan kami kembali kekantor dengan mobil sendiri-sendiri. Sore hari dikantor seperti tidak ada kejadian apa-apa. Sebelum jam pulang Bu Melly memanggilku lewat sekretarisnya. Duduk berhadapan sangat terasa kalau suasananya berobah, tidak seperti kemarin-kemarin. Sekarang beraroma cinta.

    “Ndy, kamu mau kan kalau di kantor kita tetep bersikap wajar layaknya atasan sama bawahan ya. Tapi kalo diluar aku mau kamu bersikap seperti suamiku ya”, katanya tersenyum manja.
    “Baik Bu cantik”, sahutku bergurau.
    Sebelum keluar dari ruangannya kami masih sempat berciuman mesra.

    Sejak itu aku resmi jadi suami simpanan bos ku. Tapi aku menikmati karena aku juga jatuh cinta dengan wanita cantik idaman hati ini. Sudah setahun hubungan kami berjalan tanpa dicurigai siapapun karena kami bisa menjaga jarak kalau di kantor.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Diajak Ngentot Sama Tetangga Yang Cantik

    Diajak Ngentot Sama Tetangga Yang Cantik


    1188 views

    Cerita Sex ini berjudulDiajak Ngentot Sama Tetangga Yang CantikCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Nana, 29 tahun, adalah seorang ibu rumah tangga dengan 2 orang anak 3 dan 5 tahun. Suaminya, Boby, 36 tahun, adalah karyawan dari salah satu perusahaan swasta besar di Bandung. Perawakan Nana sebetulnya biasa saja seperti kebanyakan. Yang membuatnya menarik adalah bentuk tubuhnya yang sangat terawat. Buah dadanya tidak terlalu besar, tapi enak untuk dipandang, sesuai dengan pinggangnya yang ramping dan pinggulnya yang bulat.

    Kehidupan rumah tangga mereka sangat harmonis. Dengan 2 anak yang sedang lucu-lucunya, ditambah dengan posisi Boby yang cukup tinggi di perusahaannya, membuat mereka menjadi keluarga yang cukup di hormati di lingkungan kompleks mereka tinggal.

    Nana pada dasarnya adalah istri yang sangat setia kepada suaminya. Tidak pernah ada niat berkhianat terhadap Herman dalam hati Nana karena dia sangat mencintai suaminya. Tapi ada satu peristiwa yang menjadi awal berubahnya cara berpikir Nana tentang cinta..

    Suatu siang, Nana sedang mengasuh anaknya di depan rumah. Dikarenakan kedua anaknya waktu itu berlari jauh dari rumah, maka Nana langsung mengejar mereka. Tapi tanpa disengaja, kakinya menginjak sesuatu sampai akhirnya Nana terjatuh. Lututnya memar, agak mengeluarkan darah.

    Nana langsung berjongkok dan meringis menahan sakit. Pada waktu itu, Surya, anak tetangga depan rumah Nana kebetulan lewat mau pulang ke rumahnya. Ketika melihat Nana sedang jongkok sambil meringis memegang lututnya, Surya langsung lari ke arah Nana.

    “Kenapa tante?” tanya Surya.

    “Aduh, lutut saya luka karena jatuh, Sur…” ujar Nana sambil meringis.

    “Bantu saya berdiri, Sur…” kata Nana.

    “Iya tante,” kata Surya sambil memegang tangan Nana dan dibimbingnya bediri.

    “Sur, tolong bawa anak-anak saya kemari.. Anterin ke rumah saya, ya…” kata Nana.

    “Iya tante,” kata Surya sambil segera menghampiri anak-anak Nana.

    Sementara Nana segera pulang ke rumahnya sambil tertatih-tatih. Waktu Surya mengantarkan anak-anak Nana ke rumahnya, Nana sedang duduk di kursi depan sambil memegangi lututnya.

    “Ada obat merah tidak, tante?” tanya Surya.

    “Ada di dalam, Sur,” kata Nana.

    “Kita ke dalam saja…” kata Nana lagi sambil bangkit dan tertatih-tatih masuk ke dalam rumah.

    Surya dan anak-anaknya mengikuti dari belakang.

    “Ma, Dono ngantuk,” kata anaknya kepada Nana.

    “Tunggu sebentar ya, Sur. Saya mau antar mereka dulu ke kamar. Sudah waktunya anak-anak tidur siang,” kata Nana sambil bangkit dan tertatih-tatih mengantar anak-anaknya ke kamar tidur.

    Setelah mengantar mereka tidur, Nana kembali ke tengah rumah.

    “Mana obat merahnya, tante?” tanya Surya.

    “Di atas sana, Sur…” kata Nana sambil menunjuk kotak obat.

    Surya segera bangkit dan menuju kotak obat untuk mengambil obat merah dan kapas. Tak lama Surya segera kembali dan mulai mengobati lutut Nana.

    “Maaf ya, tante.. Saya lancang,” kata Surya.

    “Tidak apa-apa kok, Sur. Tante senang ada yang menolong,” kata Nana sambil tersenyum.

    Surya mulai memegang lutut Nana dan mulai memberikan obat merah pada lukanya.

    “Aduh, perih…” kata Nana sambil agak menggerakkan lututnya.

    Secara bersamaan rok Nana agak tersingkap sehingga sebagian paha mulusnya nampak di depan mata Surya. Surya terkesiap melihatnya. Tapi Surya pura-pura tak melihatnya. Tapi tetap saja paha mulus Nana menggoda mata Surya untuk melirik walau kadang-kadang.

    Hati Surya agak berdebar.. Biasanya dia hanya bisa melihat dari kejauhan saja lekuk-lekuk tubuh Nana. Atau kadang-kadang hanya kebetulan saja melihat Nana memakai celana pendek.

    Surya biasanya hanya bisa membayangkan saja tubuh Nana sambil onani. Tapi kini, di depan mata sendiri, paha mulus Nana sangat jelas terlihat. Nana sepertinya sadar kalau mata Surya sesekali melirik ke arah pahanya. Segera Nana merapikan duduknya dan juga menutup pahanya. Surya sepertinya terkesima dengan sikap Nana tersebut. Surya menjadi malu sendiri..

    “Sudah saya berikan obat merah, tante…” kata Surya.

    “Iya, terima kasih,” kata Nana sambil tersenyum.

    “Sekarang sudah mulai tidak terasa sakit lagi,” ujar Nana lagi sambil tetap tersenyum.

    Surya, 16 tahun, adalah anak tetangga depan rumah Nana. Masih duduk di bangku SMK kelas 1. Seperti kebanyakan anak laki-laki tanggung lainnya, Surya adalah sosok anak laki-laki yang sudah mulai mengalami masa puber.

    “Kenapa kamu nunduk terus, Sur?” tanya Nana.

    “Tidak apa-apa, tante…” ujar Surya sambil sekilas menatap mata Nana lalu menunduk lagi sambil tersenyum malu.

    “Ayo, ada apa?” tanya Nana lagi sambil tersenyum.

    “Anu, tante.. Maaf, mungkin tadi sempat marah karena tadi saya sempat melihat secara tidak sengaja…” kata Surya sambil tetap menunduk.

    “Lihat apa?” tanya Nana pura-pura tidak mengerti.

    “Lihat.. Mm.. Lihat ini tante,” kata Surya sambil tangannya mengusap-ngusap pahanya sendiri. Nana tersenyum mendengarnya.

    “Tidak apa-apa kok, Wan,” kata Nana.

    “Kan hanya melihat.. Bukan memegang,” kata Nana lagi sambil tetap tersenyum.

    “Lagian, saya tidak keberatan kok kamu melihat paha tante tadi,” kata Nana lagi sambil tetap tersenyum.

    “Kamu kan tadi sedang menolong saya memberikan obat,” kata Nana.

    “Benar tante tidak marah?” tanya Surya sambil menatap Nana.

    Nana menggelengkan kepalanya sambil tetap tersenyum. Surya pun jadi ikut tersenyum.

    “Tante sangat cantik kalau tersenyum,” kata Surya mulai berani.

    “Ihh, kamu tuh masih kecil sudah pintar merayu…” kata Nana.

    “Saya berkata jujur loh, tante,” kata Surya lagi.

    “Kamu sudah makan, Sur?” tanya Nana.

    “Belum tante. Saya pulang dari rumah teman tadi belum makan,” kata Surya.

    “Makan disini saja, ya.. Temani saya makan siang,” ajak Nana.

    “Baik tante, terima kasih,” kata Surya.

    Mereka menikmati makan siang di meja makan bulat kecil. Ketika sedang menikmati makan, tanpa sengaja kaki Surya menyentuh kaki Nana. Surya kaget, lalu segera menarik kakinya.

    “Maaf tante, saya tidak sengaja,” kata Surya.

    “Tidak apa-apa kok, Sur…” kata Nana sambil matanya nenatap Surya dengan pandangan yang berbeda.

    Ketika kaki Surya menyentuh kakinya, seperti terasa ada sesuatu yang berdesir dari kaki yang tersentuh sampai ke hati. Nana merasakan sesuatu yang lain akan kejadian tak sengaja itu.. Tiba-tiba Nana merasakan ada sesuatu keinginan tertentu muncul yang membuat perasaannya tidak menentu. Sentuhan kaki Surya terasa begitu hangat dan membangkitkan suatu perasaan aneh..

    “Kamu sudah punya pacar, Sur?” tanya Nana sambil menatap Surya.

    “Belum tante,” kata Surya sambil tersenyum.

    “Lagian saya tidak tahu caranya mendapatkan perempuan,” ujar Surya lagi sambil tetap tersenyum. Nana pun ikut tersenyum.

    “Pernah tidak kamu punya keinginan tertentu terhadap perempuan?” tanya Nana lagi.

    “Keinginan apa tante?” tanya Surya. Nana tersenyum.

    “Kita habiskan dulu makannya. Nanti kita bicara…” kata Nana.

    Selesai makan, mereka duduk-duduk di ruang tengah.

    “Kamu ada sesuatu yang harus diselesaikan di rumah tidak saat ini?” tanya Nana.

    “Tidak ada, tante,” kata Surya.

    “Tadi tante mau tanya apa?” kata Surya penasaran.

    “Begini, apakah kamu suka kepada wanita tertentu? Maksud saya suka kepada tubuh wanita?” tanya Nana.

    “Kita bicara jujur saja, ya.. Saya tidak akan bicara pada siapa-siapa kok,” kata Nana lagi.

    “Kamu juga mau kan jaga rahasia pembicaraan kita?” kata Nana lagi.

    “Iya, tante,” kata Surya.

    “Kalau begitu jawablah pertanyaan tante tadi…” kata Nana sambil tersenyum.

    “Ya, saya suka melihat perempuan yang tubuhnya bagus. Saya juga suka tante karena tante cantik dan tubuhnya bagus,” kata Surya tanpa ragu.

    “Maksudnya tubuh bagus apa,” tanya Nana lagi. Surya agak ragu untuk menjawab.

    “Ayolah…” kata Nana sambil memegang tangan Surya. Tangan Surya bergetar.. Nana tersenyum.

    “Mm.. Saya pernah.. Pernah lihat majalah Playboy, juga.. Juga.. Juga saya pernah lihat VCD porno.. Mm.. Mm.. Saya lihat banyak perempuan tubuhnya bagus…” kata Surya dengan nafas tersendat.

    “Oh, ya? Di VCD itu kamu lihat apa saja,” kata Nana pura-pura tidak tahu, sambil terus menggenggam tangan Surya yang terus gemetar.

    “Mm.. Lihat orang sedang begituan…” kata Surya.

    “Begituan apa?” tanya Nana lagi.

    “Ya, lihat orang sedang bersetubuh…” kata Surya.

    Nana kembali tersenyum, tapi dengan nafas yang agak memburu menahan sesuatu di dadanya.

    “Kamu suka tidak film begitu?” tanya Nana.

    “Iya suka, tante?” kata Surya sambil menunduk.

    “Mau coba seperti di film, tidak?” kata Nana.

    Surya diam sambil tetap menunduk. Tangannya makin gemetar. Nana mendekatkan tubuhnya ke tubuh Surya. Wajahnya di dekatkan ke wajah Surya.

    “Mau tidak?” tanya Nana setengah berbisik.

    Surya tetap diam dan gemetar. Wajahnya agak tertunduk. Nana membelai pipi anak tanggung tersebut. Lalu diciumnya pipi Surya. Surya tetap diam dan makin gemetar. Nana terus menciumi wajah Surya, lalu akhirnya dilumatnya bibir Surya.. Lama-lama Surya mulai terangsang nafsunya. Dengan pasti dibalasnya ciuman Nana.

    “Masukkan tangan kamu ke sini…” kata Nana dengan nafas memburu sambil memegang tangan Surya dan mengarahkannya ke dalam baju Nana.

    “Masukkan tangan kamu ke dalam BH saya, Sur.. Pegang buah dada saya,” kata nana sambil tangannya meremas kontol Surya dari luar celana.

    Sementara tangan Surya sudah masuk ke dalam BH nana dan mulai meremas-remas buah dada Nana.

    “Mmhh.. Terus sayang…” kata Nana.

    “Tangan saya pegal, tante…” kata Surya polos.

    “Uhh.. Kita pindah ke kamar, yuk…” ajak Nana sambil menarik tangan Surya. Sesampainya di dalam kamar..

    “Buka pakaian kamu, Sur…” ujar Nana pun melepas seluruh pakaiannya sendiri.

    “Iya, tante…” kata Surya.

    Nana setelah melepas seluruh pakaiannya, segera naik dan telentang di tempat tidur. Surya terkesima melihat tubuh telanjang Nana. Seumur-umur Surya, baru kali ini dia melihat tubuh telanjang wanita di depan mata. Apalagi wanita tersebut adalah wanita yang sering di bayangkannya bila onani. Kontol Surya langsung tegang dan tegak..

    “Naik sini, Sur…” kata Nana.

    “Iya, tante…” kata Surya.

    “Sini naik ke atas tubuh saya…” kata Nana sambil mengangkangkan pahanya.

    Surya segera menaiki tubuh telanjang Nana. Nana langsung melumat bibir Surya dan Surya langsung membalasnyanya dengan hebat. Sementara satu tangan Surya meremas buah dada Nana yang tidak terlalu besar. Sementara kontol Surya sesekali mengenai belahan memek Nana.

    “Ohh.. Mmhh.. Terus remas.. Terus…” desah Nana sambil memegang tangan Surya yang sedang meremas buah dadanya, dan tangan mereka bersamaan meremas buah dadanya.

    “Ohh.. Sshh…” kata Nana. Surya pun dengan bernafsu terus meremas dan menciumi serta menjilati buah dada Nana.

    “Sur, jilati memek ya, sayang…” pinta Nana.

    “Tapi saya tidak tahu caranya, tante,” kata Surya polos.

    “Sekarang dekatkan saja wajah kamu ke memek, lalu kamu jilati belahannya…” kata Nana setengah memaksa dengan menekan kepala Surya ke arah memeknya.

    Surya langsung menuruti permintaan Nana. Dijilatinya belahan memek Nana sampai tubuh Nana mengejang menahan nikmat.

    “Ohh.. Mm.. Ohh.. Terus jilat, sayang…” desah Nana sambil meremas kepala Surya.

    “Sur, kamu jilati bagian atas sini…” kata Nana sambil jarinya mengelus kelentitnya.

    Lalu lidah Surya menjilati habis kelentit Nana.. Nana kembali menggelepar merasakan nikmat yang teramat sangat.

    “Teruss.. Sshh.. Ohh…” desah Nana sambil badannya semakin mengejang.

    Pahanya rapat menjepit kepala Surya. Sementara tangannya semakin menekan kepala Surya ke memeknya. Tak lama..

    “Ohh…” desah Nana panjang. Nana orgasme.

    “Sudah, Sur.. Naik sini,” kata Nana.

    Surya lalu menaiki tubuh Nana. Nana lalu mengelap mulut Surya yang basah oleh cairan memeknya. Nana tersenyum, lalu mengecup bibir Surya.

    “Mau tidak kontol kamu saya hisap,” kata Nana.

    “Mau tante,” kata Surya bersemangat.

    “Bangkitlah.. Sinikan kontol kamu,” kata Nana sambil tangannya meraih kontol Surya yang tegang dan tegak.

    Surya lalu mengangkangi wajah Nana. Nana segera mengulum kontol Surya. Tidak hanya itu, kontol Surya lalu dijilat, dihisap, lalu dikocoknya silih berganti. Surya tubuhnya mengejang menahan rasa nikmat yang teramat sangat. Tangannya berpegangan pada pinggiran ranjang.

    “Ohh.. Tantee.. Enaakk…” jerit kecil Surya sambil memompa kontolnya di mulut Nana.

    “Masukkin ke memek,ya sayang…” kata Nana setelah dia beberapa lama menghisap kontol Surya.

    Surya lalu mengangkangi Nana. Sementara tangan Nana memegang dan membimbing kontol Surya ke lubang memeknya.

    “Ayo tekan sedikit, sayang…” kata Nana.

    Surya berusaha menekan kontolnya ke lubang memek Nana sampai akhirnya.. Bless.. Bless.. Bless.. Kontol Surya berhasil masuk dan mulai memompa memek Nana. Surya merasakan suatu kenikmatan yang tiada tara pada batang kontolnya.

    “Bagaimana rasanya, Sur?” tanya Nana sambil tersenyum dan menggoyang pantatnya.

    “Ohh.. Sangat enakk, tanttee…” kata Surya tersendat sambil memompa kontolnya keluar masuk memek Nana.

    Nana tersenyum.. Setelah beberapa lama memompa kontolnya, tiba-tiba tubuh Surya mengejang. Gerakannya makin cepat. Nana karena sudah mengerti langsung meremas pantat Surya dan menekankannya ke memeknya. Tak lama.. Crott.. Croott.. Croott.. Croott..

    “Ohh.. Hohh…” desah Surya. Tubuhnya lemas dan lunglai di atas tubuh Nana.

    “Udah keluar? Bagaimana rasanya?” tanya tante Nana sambil memeluk Surya.

    “Sangat enak, tante…” kata Surya.

    Sejak saat itu Surya sering datang ke rumah Tante Nana jika sedang sepi dan minta jatah lagi.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Perjalanan Kisah Sex Ku Dari Pacar Sampai Tetangga Kost

    Cerita Sex Perjalanan Kisah Sex Ku Dari Pacar Sampai Tetangga Kost


    1188 views

    Perawanku – Cerita Sex Perjalanan Kisah Sex Ku Dari Pacar Sampai Tetangga Kost, Sekitar minggu lalu saya ke kos cewekku siang-siang sedang membantu dirinya mengecat kamar kos, cewekku juga sudah ijin sama ibu kos bahwa saya akan datang untuk membantunya, dan ibu kos mengijinkan diriku membantu cewekku mengecat kamar kosnya karena memang saya sudah sering kekosnya dan sudah kenal dengan si ibu kos. kebetulan pada hari itu si ibu kos akan pergi bekerja sehingga hanya ada orang 2 saja di rumah kos di lantai 1 yaitu mbak-mbak depan kamar kos cewekku dan cewekku saja..

    pada saat aku datang suasana kos nampak hening dan sepi.. saya lihat kamar kos mbak-mbak ditutup pintunya.. kelihatannya tidur karena jendelanya ditutup kain, langsung saja ku bantu cewekku mengemas-ngemas barang dan kemudian mengecat kamar kos pada saat mengecat kamar kos saat giliran cewekku yang mengecat aku pun juga nakal-nakal sedikit dengan meremas
    payudaranya dari belakang dengan nakal sesekali..

    pacar : ihh sayang nakal ihh.. kalau dilihat mbak-mbak depan kamar gimana..?? hiii….
    me : gapapa lahh kan ditutup jendelanya hehe…
    pacar : kalo mau ntar aja kapan-kapan.. jangan sekarang soalnya mbak-mbak kos mungkin sudah tau kalo sayang dateng.
    me : yahhh padahal udah didalem kos hehe nanggung kalo ga gituan sayang… hehe

    setelah bercanda” sambil mengecat.. selesai mengecatpun kami akhirnya memasukkan semua barang-barang yang kami keluarkan sebelumnya dari dalam kamar guna untuk memudahkan mengecat kamar..
    sekitar berlangsung 2 jam kita selesai semua dan saya pun capek dan mengantuk… aku ijin tiduran dulu lah dikasur cewekku sekitar 10 menitan… dan cewekku ijin mandi dulu karena badannya penuh keringat.. yasudah aku tiduran dulu saja…
    setelah 5 menit berlalu aku dengar suara pintu mbak-mbak kos dibuka dan lampu dinyalakan.. aku pun keluar dari kamar cewekku dan pura-pura mengambil sesuatu sambil curi-curi pandang kekamar kos mbak-mbaknya.. soalnya aku mikir pasti kalo cewek gak ada cowok pakaiannya pasti serba minim.. dan ternyata benar dugaanku mbaknya hanya menggunakan tankop dan celada dalam saja warna abu-abu sambil menghadap lemarinya (membelakangiku).. saya pun hanya berdiri terdiam melihat pemandangan itu. sebut saja mbak kos namanya “nita”, setelah mbak nita membalikkan badannya mbak nita pun kaget karena aku melihat dia hanya menggunakan pakaian dalam saja.. sontak langsung menutup kamarnya sambil berkata :

    nita : aduh maaf mas aku ndak tau kalau ada cowok di depan kamarku, emang ngapain tok kekos cewek?
    me : eh iya maaf mbak aku tadi sedang membantu cewekku mengecat kamarnya jadi aku masuk saja deh.. maaf ya mbak
    nita : iyaudah enggak papa mas cuman aku kaget aja tiba-tiba ada cowok disini

    dalam pikirku ku coba aja rayu mbak nita siapa tau aku bisa melihat pemandangan tadi hehe..

    me : mbak kok ditutup pintunya..?? saya tadi kagum sama mbak.. cantik banget
    nita : ahh kamu gombal ahh..
    me : beneran mbak.. hehe.. sampai pangling aku
    nita : (sambil membuka pintunya kembali) ahh kamu bisa aja mas.. nanti dimarahin sama ceweknya loh hehe..
    me : tenang aja mbak dia lagi mandi kan gamungkin tau hehe

    langsung saja ku masuk kekamar mbak nita ingin melihatnya lebih dekat.

    nita : ehh ehh langsung masuk saja kamu ini emang siapa..?? (sambil dengan nada bercanda) nanti kalau pacarmu selesai mandi gimana..??
    me : pacarnya mbak pernah masuk kos gak..???
    nita : belum pernah lahh boro” masuk mas.. kalau kesini selalu kondisni ramai
    me : tapi aslinya pengen juga ya mbak..?? pacarnya bisa masuk kos..?? hehe
    nita : ahh kamu ini ngaco haha.. pikir sendiri jawabannya
    me : mbak boleh gak aku menggantikan peran yang sebenarnya kalau seandanya pacarnya mbak bisa masuk kos??
    nita : ehh maksudnya..??
    me : kayak gini mbak (sambil memutar tubuh mbak nita kemudian memeras kedua payudara mbak nita), aku tau mbak.. mbak habis masturbasi kan tadi dikamar tadi aku lihat cdnya mbak basah soalnya
    nita : ehhh… hmmm… ahhh ahh…

    mbak nita hanya diam saja… akupun langsung menidurkan mbak nita langsung ku perkosa tubuhnya yang indah itu.. ku angkat tanktopnya dan mbak nita hanya menggunakan bra dan cd saja.. karena aku gak mau lama-lama.. langsung saja ku copot bra dan cd mbak nita,,, dalam waktu kurang 1 menit sudah telanajng bulat mbak nita.. dan ku lihat payudaranya menyembul ke atas wahhh… bulet banget,, porsi pas di tangan nih,,,

    nita : mas aku bukain bajunya ya..

    Cerita Sex Perjalanan Kisah Sex Ku Dari Pacar Sampai Tetangga Kost

    Cerita Sex Perjalanan Kisah Sex Ku Dari Pacar Sampai Tetangga Kost

    mbak nita pun langsung mengulum penisku sambil jongkok… ahhh… enak sekali sedotan mbak nita.. cewekku pun kalah.. (mungkin sudah lebih sering dari pada aku dan cewekku).. akupun gak mau kalah.. ku angkat dan ku baringkan dikasur.. kemudian aku colmek dia.. dan dia kelenjotan…

    nita : ahhh ahhh ahhh… uhmmm terus sayang… ahh..

    karena aku mendengar suara kamar mandi sudah gebyar gebyur.. aku langsung saja,, kumasukkan penisku sedalam-dalamnya ke dalam vagina mbak nita.. mbak nita langsung kelenjotan dadanya diangkat… ahhh enak sekali vagina mbak nita ini… ku genjot dia dengan cepat.. ahh ahh ah… mbak nita hanya mampu mengucapkan kata-kata itu saja..
    kitapun ganti posisi WOT namun mbak nita tidur membelakangi diriku…

    me : mbak.. aku udah mulai kerasa nih…
    nita : yauda sayang ayok terus sayang… keluarkan ahhh ahhh mbak cepetin yaa….
    me : aku pun gak terkontrol lalu aku keluar croot—croot 4x kedalam vagina mbak nita… namun belum ku cabut.. ku genjot pelan-pelan dulu kudiamkan penisku didalam vaginanya.. sambil meremas” payudara mbak nita… ahhh sungguh nikmat sekali hari ini..

    tak lama kemudian aku dan mbak nita kaget ternyata cewekku lihat kelakuanku dengan mbak nita posisi penis masih menancap.. dan ku coba cabut pelan-pelan… dan meluberlah spermaku dari dalam vagina mbak nita… ahh mampus aku… cewekku matanya berkunang-kunang melihat kejadian itu.. dan sambil raut wajah marah.. diapun langsung masuk kamar sambil hanya memakai handuk saja.. ku masuk kamar dan ku coba ngobrol dengan dia..

    me : sayang maafkan aku sayang aku.. aku khilaf sayang..
    pacar : kamu tega ya..?? baru ditinggal gitu aja kamu sudah gitu sama cewek lain pakek keluar didalem pula.. sakit tau gak..??
    me : aku janji gak bakal gitu lagi sayang aku khilaff sayang maafkan aku.. aku janji… kasih kesempatan kedua sayang..
    pacar : (hanya terdiam)

    ku coba cium bibirnya dia pun membalas ciumanku sambil menangis.. dan ku lepas handuk yang menyelimuti tubuhnya.. aku diatas dan dia dibawah.. dia sambil menangis namun aku sambil menikmati tubuhnya hehe..
    aku coba memainkan vaginanya dan ternyata dia mengerang… keenakan.. udah basah rupanya.. langsung saja ku jilati vaginanya dia hanya bilang ahhh uhhmmm ahhhh… ahhh…
    kemudian dia berkata

    pacar : kalau pengen gituan harus ada syaratnya
    me : apa sayang..??
    pacar : perlakukan aku sama kayak mbak nita tadi
    me : kan ini sudah sama sayang..??
    pacar : bukaan itu maksudku… tapi kamu wajib keluar didalam hari ini

    aku kaget atas permintaannya.. akupun jelas langsung menyetujuinya hehe.. rejeki nomplok gan haha…
    langsung aja ku masukkan penisku kedalam vagina pacarku.. ku masukkan sedalam-dalamnya.. dan aku menggenjotnya dari atas saja… ku percepat genjotanku…

    pacar : ahh ahh ahh… terus sayang teruss… ahh… perkosa aku sayang..
    me : enak yaa sayang uhh uhu.. mhhmmm…

    kitapun ganti posisi WOT namun WOT biasanya.. dia menghadap ke aku.. dan dia memainkan irama genjotannya.. uhh.. rupanya dia udah becek banget…

    me : sayang ayo terus lebih cepat lebih cepat sayang… terusss…
    pacar : ahh ahh ahh ahh…. (sambil croot–croot…)

    pacarku squirt di dadaku… cairannya kesana kemari membasahi kasur kami.. kemudian karena aku yang gak tahan akan sensasi squirtnya akupun mengeluarkan spermaku kedalam vagina pacarku dalam keadaan WOT…

    me : sayang aku keluar nih… 1….. 2….. 3… ahhhhh… tancepin yang dalam sayang… terussss….
    pacar : ahhhh… kluarin yang banyak sayang… hamilin aku sayang….

    sambil berciuman posisi pacarku diatas… dan dia juga sambil menggenjot diriku.. pelan-pelan dia mengangkat pantatnya… dan spermaku tumpah turun keatas perutku.. uhhh.. banyak juga rupanya keluar nih aku..

    gak disangka aku sama pacarku juga kaget.. ternyata ada mbak-mbak kos lain dari lantai 2 turun.. sebut saja namanya “hana”, mbak hana kaget melihat mbak nita tidur lemas dengan kondisi telanjang sambil mengangkangkan kakinya ada sisa sperma tumpah dari vaginanya.. kemudian juga melihat aku dan pacarku ml.. melihat juga spermaku tumpah dari dalam vagina pacarku..

    hana : ya ampun nita.. manda (sebut saja pacarku) gak disangka kalian.. ternyata gini ya kalo di lihat dari dalam..?? dari luarnya saja alim banget.. ternyata kalau udah sange gininya..?? emang beda sangenya orang yang udah terbiasa main sama sangenya orang alim ya..??
    hana : dan aku juga gak nyangka ternyata juga udah gak perawan semua toh disini berati..
    nita : “disini”..?? kamu juga berati han..?? (ngomong sambil duduk bersihin sisa sperma)
    hana : haha.. karena sama-sama udah enggak perawan yauda aku jujur aja, iya aku emang udah ga perawan nit.. sama dikuliah ini aku pertama kali ml sama cowokku yg bule itu tau kan..??
    me : gapapa mbak santai aja.. aku juga sudah menduga kalo mbak emang sudah enggak perawan haha,,, mbak udah pernah nginep kan dirumah si bule..?? kalo nginep gamungkin kalo gak ml mbak.. apalagi sama bule..
    hana : btw gimana nit..?? enak gak..?? pacarnya manda..?? (aku)
    nita : mau nyoba tah han..?? minta ijin dulu sama ceweknya hehe..
    pacar : ehh.. mbak ini bisa aja ahh..
    hana : yauda deh kalo gaboleh aku fotoin loh pose kalian saat ini.. (sambil mengeluarkan hp)
    pacar : ehh jangan mbakk pliss jangan..
    hana : yauda.. aku pinjem pacarmu bentar ya.?? boleh gak..??
    pacar : main dimana emang..??

    aku pun langsung bangun dan langsung saja ku cium mbak hana di depan kamar mbak nita dan pacarku… kita berciuman dan ku lucuti pakaian mbak hana…
    uhhh… akhirnya aku bisa menikmati tubuh mbak hana.. mbak-mbak dikos yang paling cantik di kosnya pacarku.. tinggi sekitar 155 cm.. body proporsional.. boob sepertinya ukuran 34b dan yang gabisa nahan… badannya dari atas sampai bawah putih mulus tanpa cacat dan juga hijabber… uhh.. kalau telanjang sungguh indah pemandangannya. lalu mbak hana pun tidur dilantai sambil mengangkangkan pahanya dengan sendirinya..

    hana : cepet keburu ibu kos dateng…
    me : bentar mbak aku licinkan dulu nih

    ku jilati vagina mbak hana…

    hana : ahhh uhhh ahh…. terus sayang masukin lidahmu kedalam vaginaku sayang… ahhh enak sayang…

    manda dan mbak nita tidur terlelap di kasur masing-masing tidak melihat aksiku dengan mbak hana didepan kamar mereka rupanya hehe…
    langsung saja ku masukkan penisku.. sedalam-dalamnya.. dan ku genjot langsung dengan cepat seperti orang memperkosa…

    mbak hana : uh uh u uh uh… ahhh… hmm… terus sayang lebih cepat…
    me : mbak aku udah mau kerasa keluar nih..
    hana : eh bntar dulu.. jangan keluar… (sambil berusaha bangun dan mencopot penisku dari vaginanya)
    me : mau ngapain lagi mbak
    hana : ayok dah masukin dan keluarin kedalam… kalau posisi kayak gini mbak bisa squirt..

    mbak hana sambil posisi DS sambil menghadap ke cermin di kamar cewekku… buset aku ml di sebelah cewekku baru pertama kali ini aku melakukan posisi greget ini haha…
    lalu ku masukkan dan ku sodok” sambil memerah payudara mbak hana…

    hana : ahh ahh ahh… ohh yeahh teruss teruss lebih cepat.. udah kebelet pipis nih…

    ku cepatkan genjotanku dari belakang… dan mbak hana teriah… ahhhhh… ouhhh… crott croot… sambil posisi menungging… buset.. semprotannya banyak banget.. seperti ngompol diatas lantai gan… aku pun juga gak kalahh… lalu ku semprotkan juga spermaku kedalam vagina mbak hana…

    me : ahhh… ahh.. mbak enak baneget mbak…
    hana : enakan mana antara kita bertiga..?? hehe…

    me : yaa enakan cewekku lah mbak.. hehe.. (walaupun dalam hati memang enakan sama mbak hana)

    mbak hana kelihatannya emang udah pro banget dalam urusan seks…
    setelah itu ku cabut penisku dari dalam vagina mbak hana.. namun mbak hana dengan cepatnya menutup lubang vaginanya…

    me : loh mbak kenapa kok ditutup..??
    hana : iya gak papa… biar spermanya gak ada yang tumpah.. didalem aja.. terus…
    me : kalau hamil gimana mbak..?? ahh mbak hana nih..
    hana : biarin hehe.. kalau ml.nya sama kamu khusus keluar dalam… sebelumnya emang belum pernah loh keluar dalam cowokku.. tenang aja.. kalau aku hamil aku minta tanggungjawab cowokku bule aja… ntr malem aku minta ml aja sama dia… kusuruh keluar didalem juga,,,

    akhirnya kami pun tertidur pulas… dan aku tidur diatas tubuhnya mbak hana… kita berempat mandi bareng karena kamar mandi kos emang luas…
    ahh.. sial… gara-gara mandi bareng aku ngaceng lagi…
    mbak hana yang peka terhadap suasana.. langsung jongkok dan mengkulum penisku didepan hadapan pacarku dan mbak nita…

    hana : kalian gak ikut juga tah..?? nanggung loh udah ngaceng ini… kalo gak dikeluarin ntar dia ngecess doang…

    penisku pun dijilat orang 3,,, ahhh sungguh nikmat banget bagaikan raja… akhirnya aku tak lama kemudian.. croot croot… di wajah mereka bertiga…
    mereka langsung meminum spermaku dengan lahapnya…

    enak banget… hal itu masih berlangsung sekali aja sampai saat ini,,, dan aku-mbak nita-mbak hana semakin akrab.. sejak hari itu…
    dan bahkan kemarin malah membahas liburan tahun baru.. kita berniat menyewa villa.. dan mau pesta seks di villa itu hehe..

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Kisah Seks Dalam Kehidupanku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Kisah Seks Dalam Kehidupanku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1188 views

    Perawanku – Namaku adalah Sany I*** (edited). Aku adalah seorang wanita karier berumur 28 tahun dan memiliki sebuah keluarga yang sangat saya sayangi. Suamiku bukan orang Indonesia, dia adalah orang Taiwan dan kami memiliki seorang anak perempuan yang sangat cantik dan sudah berusia 8 tahun sekarang ini. Hubungan perkawinan kami sangat rukun dan kami tidak pernah mengalami masalah dengan hubungan seksual ataupun keuangan karena walau bagaimanapun baik aku dan suamiku mempunyai posisi yang sangat bagus di perusahaannya masing masing

    Suamiku sering pulang pergi dari Taiwan ke Indonesia dan selalu singgah ke Singapore sebelum ke Jakarta, hal ini disebabkan karena dia bekerja di Taiwan apalagi dia tidak begitu bisa dalam bercakap-cakap bahasa Indonesia sehingga di dalam kehidupan pernikaha n kami, kami selalu menggunakan bahasa mandarin atau bahasa Inggris, sehingga anak kami yang bernama Melissa mengusai 3 bahasa

    Wang K*** (edited) adalah nama suamiku dan aku sangat menyayanginya. Dia selalu pulang ke Jakarta setiap 2 minggu sekali tetapi walaupun demikian, aku tidak merasa kesepian dan tidak ada keinginan untuk melakukan affair dengan laki-laki lain walaupun percaya atau tidak, banyak teman laki-lakiku di sini sering mengajakku kencan dan ada juga yang mengajak bercinta secara terang-terangan sewaktu suamiku tidak ada di Indonesia, tetapi aku selalu menolaknya dengan berbagai alasan karena aku sangat menyayanginya.

    Suatu hari di malam hari tanggal 31 Oktober 2000 (beberapa hari yang lalu), aku baru saja menyajikan sarapan malam untuk Melissa dan untuk diriku sendiri. Melissa melahap masakan char siew buatanku yang menjadi salah satu kegemarannya sehingga membuat tubuhnya semakin gemuk.

    Sewaktu kami sedang makan, tiba-tiba telepon berdering dan saya menunda sarapan malam saya untuk menerima telpon tersebut. Ternyata, orang di telepon itu adalah suamiku sendiri yang mengatakan bahwa malam ini dia berada di Taiwan airport bersama teman bisnisnya. Dia berkata bahwa dia kangen sekali untuk bercinta denganku dan dia berkata bahwa setelah bisnisnya di Taiwan selesai, dia akan langsung ke Jakarta untuk bercinta denganku. Percakapan 30 menit kami terpaksa berhenti karena adanya suara wanita di latar belakangnya bahwa dia mesti “boarding” karena pesawat akan diberangkatkan. Dengan perasaan sedih dan kesal, aku terpaksa mengakhiri percakapan kami.

    Untuk menghilangkan perasaan kesalku, aku mendekati anak perempuanku yang sedang asyik bermain dengan Play Station dan aku ikut bermain dengannya. Sewaktu aku sedang bermain-main dengan anakku, telepon berdering kembali dan aku menyangka itu dari suamiku, ternyata orang yang meneleponku adalah adik kandungku dan dia seperti hendak berkata sesuatu dengan perasaan sedih dan aku mengetahuinya karena dia gugup sekali sewaktu hendak berbicara denganku.

    Tak lama, akhirnya dia menceritakan bahwa dia baru saja mendengar dan menyaksikan sebuah kecelakaan pesawat terbang di CNN dan dia menyebutkan sebuah nomor pesawat SQ006 yang membuat hatiku menjadi hancur berkeping-keping karena suamiku yang sangat kusayangi berada di dalamnya. Aku mendadak menangis dan merasa lemas di seluruh badan, kemudian aku tidak ingat apa-apa setelah itu. Setelah aku sadar dari pingsanku, adik perempuanku yang meneleponku tadi berada di sisiku bersama suaminya dan anakku. Melihat mereka, aku menjadi menangis kembali dan mereka menyarankan agar aku pergi ke Taiwan saat itu juga, aku mengiyakan mereka dan setelah aku siap, aku langsung pergi ke Airport dengan menggunakan taksi sementara adikku dan suaminya menemani Melissa untuk beberapa hari selama aku pergi ke Taiwan.

    Selama perjalanan, aku tidak henti-hentinya menangis di dalam hati karena aku tidak mau orang-orang di sekitarku tahu bahwa aku sedang menangis. Akhirnya aku sampai juga di Taiwan dan aku langsung mencari kantor Singapore Airline dan mencari orang yang mengetahui secara jelas apa yang terjadi dalam insiden tersebut dan mengkorfimasikan pada mereka bahwa suamiku adalah salah satu korban di dalam kecelakaan tersebut.

    Setelah aku mengidentifikasi jenazah suamiku yang sudah tidak berbentuk lagi, aku duduk seorang diri di salah satu bangku dan badanku lemas semuanya. Aku masih bengong saja dan tak tahu mesti berbuat apa apa setelah mengidentifikasikan jenazah suamiku sampai seseorang pria Taiwan menegurku. Setelah kami bercakap-cakap, aku mengetahui bahwa laki-laki yang mengaku bernama Sam Yam ini kehilangan istri dan anaknya di dalam kecelakaan yang juga dialami oleh suamiku.

    Aku juga semakin lama semakin tidak mengerti mengapa akhirnya aku akrab dengan Sam Yam yang baru saja kukenal. Dia mengajakku ke sebuah restaurant yang tidak jauh dari Chiang Khai Sekh Airport. Kami saling bercakap-cakap mengenai kehidupan kami masing-masing dan Sam memesan 2 botol anggur merah dan kami berdua sama-sama meminum anggur merah yang dia pesan untuk menghilangkan kesedihan dan kedukaan yang kami alami masing masing.

    Aku memang tidak pernah minum anggur selama hidupku sehingga beberapa teguk anggur merah itu membuatku menjadi mabuk. Aku masih ingat bahwa Sam menggendongku ke mobilnya di saat aku sudah mabuk sambil aku ngomong ngalor-ngidul tidak karuan.

    Selama di mobil Sam, aku kembali menangis, tertawa dan menggoda Sam yang sedang menyetir dan disaat itu aku benar-benar tidak tahu ke mana Sam akan membawaku pergi. Akhirnya aku merasakan mobil Sam berhenti di suatu tempat dan aku masih mabuk dan aku hanya merasakan bahwa badanku sedang digendong oleh Sam ke apartemen dan akhirnya tiba di suatu ruangan kamar yang aku yakin itu adalah kamar tidurnya karena kemudian aku dibaringkan oleh Sam di ranjang tersebut.

    Sam pergi meninggalkanku seorang diri di ranjang tersebut dan aku terus berteriak-teriak memanggil nama suamiku dalam bahasa Mandarin dan kadang-kadang aku tertawa dan kadang-kadang aku menangis. Aku benar-benar tidak sadar atas apa yang terjadi dengan diriku dan yang aku tahu bahwa aku sudah seperti orang gila yang tertawa dan berbicara pada diri sendiri.

    Beberapa menit kemudian, Sam datang kembali ke ranjang di mana aku sedang berbaring karena aku melihatnya samar-samar dalam keadaan mabuk. Aku memperhatikan bahwa dia sedang membalut wajahku dengan kain yang sudah bercampur dengan es. Aku tahu bahwa dia ingin membuatku sadar dari perasaan mabuk dan teler akibat red wine itu.

    Dikala Sam sedang melap wajahku dengan kain merah itu, aku langsung memeluk Sam tentunya dalam keadaanku yang masih tidak sadar. Saat itu, aku menyangka bahwa Sam adalah Wang Hui (suamiku) sehingga aku terus saja menciumnya dengan penuh nafsu dan sepertinya Sam ikut hanyut dalam ciumanku dan mulai menciumku dengan penuh mesra dan mungkin juga dia menganggap aku seperti istrinya yang telah meninggal. Tanganku mulai turun dan mengelus kejantanannya yang telah mengeras seperti baja. Sam mulai menyambutnya dengan mencium seluruh wajahku seperti orang yang sudah lama tidak melakukan seks. Mulai dari keningku, kemudian hidung, dan akhirnya mulutku. Aku membalas ciumannya dan akhirnya kami French Kissing. Lidah kami bertemu dan bergelut.

    Badan kami mulai menunjukkan tanda-tanda bahwa permainan ini akan menjadi menarik. Tangannya mulai membuka baju piyamanya. Tanpa melepaskan French Kiss kami, dia membuang bajunya dan mulai melepaskan BH-ku ke lantai. Tangan nakalnya mulai memainkan payudaraku yang indah. Tangannya mulai melepaskan pakaianku dan tak lama celana dalamku juga menyusul terhempas di lantai apartemennya. Ciuman kami terlepas untuk mengambil nafas. Nafas kami mulai menjadi berat dan kami bergerak menurut insting kami.

    Sam mulai menciumi leherku dan terus turun ke arah payudaraku. Sam menciumi payudaraku dan menjilati puting susuku. Setelah lumayan puas dengan payudaraku, tangannya mulai bermain di bibir kewanitaanku. Sam memasukkan satu jari dan merasakan bibir kemaluanku mulai membasah. Sam tidak mau buang-buang waktu lagi. Sam terus menjilati bibir kemaluan dan klitorisku. Langsung saja aku mengerang dengan nada penuh kepuasan.

    Sambil terus menjilati klitorisku, Sam memasukkan dua jari ke liang kewanitaanku. Tangan Sam yang satunya menemukan payudaraku dan mulai mencubit-cubit ringan puting susuku. Aku mengerang dengan gembira dan cairanku mulai tumpah dan aku telah mencapai orgasme yang keras. Sam tidak peduli, dengan ganas dia dorong maju mundur jemarinya dan dangan keras dia jilati klitorisku. Aku mendapat orgasmeku yang aku sendiri tidak tahu itu yang keberapa. Batang kemaluannya yang sejak tadi keras dan online siap-siap dimasukkan lubang cintaku. Aku menciumnya sambil terus menyebut nama suamiku yang telah meninggal

    Setelah itu, aku langsung mengulum batang kemaluannya dan aku langsung meletakkan kemaluanku di atas wajahnya. Langsung saja kujilati. Dalam posisi 69 ini, kami saling memuaskan satu sama lainnya. Tak lama, aku merasa cairan wanitaku akan keluar. “Wang Hui, I’m cumming..” aku terus menyebut nama suamiku tanpa menyadari bahwa laki-laki yang sedang kusetubuhi adalah orang asing yang baru kukenal dalam 1 hari.

    Kami sangat kecapaian dan berbaring sebentar. Rupanya Sam masih hot. Aku masih memegang-megang batang kemaluannya dan genggamanku mulai bergerak naik turun. batang kemaluannya yang masih belum kuat langsung saja berdiri tegap. Aku duduk mengangkang dan mengendarai batang kemaluannya. Badanku naik turun berirama. Tangannya memainkan puting susuku yang mulai mengeras dalam pegangannya. Dia mulai mengerang dan berteriak, “Enak!”. Pinggulku juga turut bergerak naik mengikuti irama Sam.

    Tanda-tanda ejakulasi mulai muncul dan irama kami semakin lebih cepat. “Ooh.. ooh..” Kami berdua mengerang bersamaan dan akhirnya aku merasakan otot-otot liang kewanitaanku mengeras dan cairan manisku tumpah ke atas batang kemaluannya. Pada saat itu juga batang kemaluannya menembakkan cairan laki-lakinya ke dalam liang kewanitaanku dan aku merasakan sensasi yang selalu kurindukan.

    Kami berpakaian kembali. Kami berdua tidur berpelukan. Esok paginya, aku sungguh terkejut ketika melihat tubuhku yang dalam keadaan telanjang. Aku membangunkan Sam yang tidur sambil memeluk tubuhku dengan mesranya. Aku menanyakan apa yang terjadi dengan diri kami. Sam menceritakan seluruh kejadian yang dialami oleh kami selama semalam dan aku langsung terkejut dan meninggalkan rumah Sam dengan berjuta penyesalan. Dengan beribu ribu penyesalan, aku langsung kembali ke Airport untuk menemui jenazah suamiku dan aku berharap dia mau memaafkan apa yang terjadi antara aku dengan orang yang baru saja kukenal, Sam Yam.

    Maafkan aku, suamiku sayang dan selamat tinggal sayangku. Aku berjanji bahwa aku tidak akan melakukan hal itu lagi. Para pembaca, bisakah kalian memberitahu kepadaku apakah ini semua kesalahanku?

  • Cerita Bokep – ML dengan Sekretaris Seksi

    Cerita Bokep – ML dengan Sekretaris Seksi


    1187 views

    Perawanku bermula dari waktu aku lulus dari perguaruan tinggi dan aku mulai mencari pekerjaan, orang tuakupun menginjinkan aku merantau mencari pekerjaan, mungkin menurut orang tuaku aku sudah dewasa, sudah tahu baik dan buruknya kehidupan. singkat cerita nasib mujurpun aku dapati dari tempat aku bekerja yang sekian lama.

    aku diangkat dengan atasanku sebagai kepala cabang di sebuah wilayah. Pada awal bulan selalu menyajikan pagi yang indah. masa laporan bertumpuk-tumpuk telah lewat, mana kantong juga masih tebal. dunia telah melayaniku dengan sangat memuaskan dan merubahku dari seorang lelaki kampung yang lugu menjadi laki –laki kota yang liar.

    Posisi kantorku ada di lantai belasan. dengan ruang di pojokan dan pemandangan penuh ke arah jalanan. pagi hari mataku dibasuh oleh lalu lalang paha yang mulus dan dada penuh wanita wanita karir yang terpampang di lensa mataku. dasar wanita, selalu ingin dikagumi. dan aku tak malu untuk mengakui bila selalu aku mengagumi mereka. dan tentu menikmati pula. dengan teropongku. dan dengan yang lain pula

    perusahaan tempat aku hidup bukanlah yang terbesar diantara ribuan perusahaan yang sama yang ada di jakarta. namun jelas bukan yang terkecil, karena perusahaan ini telah setuju membayarku dengan gaji yang lumayan tinggi. meski untuk itu aku harus menyerahkan segalanya. seluruh waktuku, meninggalkan hobbyku, sahabatku, dan semuanya.

    karena itu aku selalu merasa untuk harus memiliki sesuatu kegiatan yang bisa meredakan tekanan ini. dan karena jelas waktuku telah dibeli lunas perusahaan tempat aku bekerja, Untuk menghilangkan kejenuhan pekerjaan yang terlalu banyak, aku mulai mencari hiburan melalui browsing situs seks yang mungkin bisa memuaskan aku.

    kehadiran situs cerita seks terbaru di website cukup menghibur bagiku. aku ingin merasakan apa yang diceritakan di website. maka mau tidak mau aku menyajikan laga seru tepat di meja kerjaku. dan siapa lagi bintang utamanya kalau bukan aku. dan tentu saja salah seorang anak buah, Sekretarisku “Sofi”, dia seorang dari kota yang sama denganku.

    Awalnya asal usul yang sama membuat kami merasa lebih dekat dibanding dengan teman yang lain. aku membuat peluang untuk menjadi lebih dekat. lalu beban pekerjaan yang sama. membuat kami semakin dekat, tetapi jelas buatku untuk berpacaran bukanlah suatu pilihan. aku tak ingin terikat untuk sementara waktu.

    dulu aku merasa rambutnya yang panjang dan selalu harum itu begitu menarik. aku katakan itu padanya dan kami menjadi semakin dekat. lalu aku juga merasa matanya adalah mata terindah yang pernah aku temui. aku juga katakan itu dan kami juga semakin dekat. terakhir aku mulai merasa kalau dadanya yang sedang sedang saja itulah yang paling indah di dunia, juga pantat yang menonjol di bawah pinggang yang ramping itu.

    apalagi kalau ke bawah lagi, pahanya putih mulus sampai kaki terbalut sepatu hak tinggi itu adalah daya tarik yang tak dapat kutahan lagi. tetapi ini tidak aku katakan.

    Terkadang aku tersenyum sendiri menghirup kopi. lalu meraih sebuah laporan di mejaku. Beberapa saat mataku terpaku, membayangkan tubuh indah Sofi tanpa busana dan meliuk liuk dan hayalanku semakin jauh.

    Aku memutuskan menghubungi Sofi dengan alasan soal laporan, suara merdu kembali bergumam akrab, berisi penjelasan dan sedikit gurau. dia memang tidak pernah canggung menghadapiku. pengakuannya aku telah dianggapnya sebagai saudara tuanya sendiri. dan pengakuanku aku menganggapnya sebagai korban yang potensial. tentu saja cukup pengakuan dalam hati.

    ‘udah kamu kesini aja terangin langsung. aku gak nyambung.’

    ceklek. telfon kututup. peluang kubuka.

    tidak lama menunggu, si sintal itu datang. blazer tanpa dalaman membuat aku terkesiap. juga milikku. da di du dia menerangkan ini itu sambil duduk didepanku. mataku bekerja keras, ke wajahnya biar dia tangkap keseriusanku, sebentar ke belahan dadanya.

    aku menghela nafas, menunjukkan ketidaknyamanan atas keterangannya dan posisi duduk kami.

    ‘udah, coba kamu ke samping sini, terangkan lagi, gak enak ngeliat huruf terbalik.’

    dia beranjak, lalu pidah ke sampingku. bagiku gerakannya seperti potongan film bioskop dalam gerak lambat memutari meja besar milikku dan berdiri disampingku. lalu merunduk. tubuh kami begitu dekat. Lalu Sofi kembali menyerocos menerangkan laporan tanpa masalah itu. sambil memainkan kata oh ini, oh itu, tangan kananku hinggap di pinggulnya. entah dia sadar ata tidak, yang jelas yanti diam saja.

    gerakan tanganku yang mulai nakal, dan meraba wilayah pinggul indah itu.
    Sofi tiba tiba diam.

    ‘pak …’, protesnya. sambil mendelik.
    ‘sst…’, kataku sambil tersenyum dan sambil melanjutkan aktivitas tanganku, namun kali ini agak ke bawah.
    ‘pak, saya tidak suka …’

    hmmmp, kuraih pundaknya yang rendah karena merunduk, kutarik dan xxx dengan lidahku yang mendidih. dia menolak. wajar. namanya juga pembukaan.
    saat rongga mulutku dipenuhi oleh daun telinganya dia berbisik.
    ‘jangan pak ..’

    aku tak peduli. pegangan tangan kiriku di rambutnya kupererat mencegah leher jenjangnya menjauh dari bibirku yang lapar. tangan kananku membasuh punggungnya, pantatnya juga pahanya. lalu kubisikkan.‘aku sayang kamu nof’, tentu saja itu gombal,’sangat sayang’.

    entah bagaimana detailnya, tapi aku rasa perubahan itu berlangsung hanya beberapa menit. dan kini kami telah saling berpagutan. bibir kami mengeluarkan jurus jurus andalan dan pamungkas seolah saling berusaha untuk mengalahkan. dan tanganku … aku tak ingat telah kemana saja. yang pasti pantat itu kini kuremas tanpa terhalang lagi oleh rok span yng digunakan Sofi, matanya terpejam penuh penghayatan. nafasnya memburu deras. tangan kirinya bertumpu di meja dan tangan kanannya menjambak rambutku. tubuhnya masih meliuk liuk penuh sensasi.

    kami bergumul semakin liar. lonjakan lonjakan kami semakin tak terkontrol. gelombang itu tak dapat tertahan lagi. terasa panas seolah ada diubun ubun. lalu kurengkuh tubuhnya dengan sangat erat. kami saling melekat dengan sangat erat.

    kami berpelukan lama. melepas ketegangan ini. dan berangsur angsur mengembalikan kesadaran kami. ruangan yang tadinya terlihat kabur sedikit demi sedikit menjadi jelas.
    meja, kursi, deretan sebagai saksi bisu.

    Mulai saat itu Sofi sekretarisku adalah pemuas nafsuku, entah sampai kapan hubungan ini akan berakhir karena aku sangat menikmati permainan dan gaya bercinta yang kulakukan dengan sekretaris ku yang seksi ini.

  • Cerita Sex Awalnya Dari Media Sosial Akhir Nya Nginap Di Hotel

    Cerita Sex Awalnya Dari Media Sosial Akhir Nya Nginap Di Hotel


    1187 views

    Perawanku – Cerita Sex Awalnya Dari Media Sosial Akhir Nya Nginap Di Hotel, Suatu hari, aku online di salah satu channel chatting dengan seorang mahasiswi. Sebut saja namanya Ica (19 tahun), bukan nama sebenarnya. Dia adalah anak seorang pejabat di salah satu instansi di Jawa dan sedang menjalani kuliah di salah satu universitas favorite di kota M. Perkenalan ini berawal dari seringnya aku online barsama Ica.

    Singkat cerita, suatu hari aku ada tugas dinas ke kota M dan iseng-iseng aku hubungi dia melalui nomor HP yang sudah dia berikan sebelumnya. Dan dengan senang hati dia mau ketemuan, asal dengan syarat dia bawa teman. Walhasil, aku ketemu dia di salah satu cafe di daerah kampus yang berada di pinggir kota.

    “Hey.. Kamu Ica” sapaku.
    “Hey, Dandy ya.. ” sambil menjawab Ica mengulurkan tangannya.
    “Kenalin ini temanku Dony,” sambil mengenalkan temanku.
    “Oh ya, kenalin juga ini temanku Rida,” kata Ica mengenalkan temannya.

    Sepintas terlihat, Ica adalah sosok seorang gadis model. Karena bentuk tubuhnya sangat semampai dengan ciri 167/45. Sehingga tonjolan di dada maupun di pantatnya tidak begitu nampak sebagaimana gadis-gadis yang aku kenal. Lamunanku buyar saat Ica menawarkan menu yang mau dipesan.

    “Dy, kamu mau makan apa?” tanya Ica.
    “Mmm, anu.. Terserah deh” jawabku gugup.
    “Kenapa say.. Kok nervous gitu?” tanyanya manja.

    Wah dadaku berdetak keras saat dia panggil aku dengan kata “say.. ” tetapi aku cepat menguasai keadaan dan bersikap seperti nggak ada rasa GR dengan panggilan yang aku kira sangat romantis banget.

    “Tidak kok, tidak apa-apa, aku ngikut aja,” jawabku datar.

    Dari pertama kita ketemu di chatting, aku terbuka saja dengan status aku yang sudah married. Dan ternyata diluar dugaanku, Ica bisa menerima hal itu karena memang dia menyukai cowok yang lebih dewasa.

    2 jam lamanya kami berempat, ngobrol apa aja yang bisa dibicarakan. Baik tentang kuliahnya, masalahnya Sampai akhirnya waktu menunjukkan pukul 21 kurang 1/4. Akhirnya aku menawarkan diri untuk mengantar balik ke kost-kostan.

    “Ica, sudah malem nih, ayo aku anter balik” ajakku.
    “Oke dah Mas Dandy,” jawab Ica singkat sambil bangkit dari duduknya.

    Setelah aku bayar di kasir, aku bergegas menuju mobil starletku yang butut kedinginan diluar cafe.

    “Dan, minggu depan aku mau ke Surabaya,” kata Ica.
    “Oya, dalam rangka apa?” tanyaku.
    “Mau ketemu kamu, kamu ada waktu kan?” jawabnya tersenyum.

    Deg! jantungku terasa berhenti ketika Ica bilang seperti itu, aku langsung berusaha menguasai situasi.

    “Ooo.. Pasti bisalah, asal kamu kabarin sehari sebelum datang,” pintaku.
    “Oke deh, ntar aku hubungi kamu Mas” kata Ica.
    “Terus, kamu mau dateng sama Rida atau sendirian?” tanyaku.
    “Sendirilah Mas, masa iya sama temanku.. Kan nggak romantis?” jelas Ica.

    Tanpa terasa sampailah di depan tempat kost Ica.

    “Selamat malam,” kataku.
    “Terima kasih ya Mas, sampai ketemu minggu depan,” Ica mengingatkan.

    “Ok” jawabku singkat, dan setelah itu aku langsung tancap gas balik menuju ke Surabaya dengan perasaan yang masih bertanya-tanya dengan ucapan Ica yang sedikit romantis. Tetapi sebandel apapun aku, aku tetap memegang prinsip aku tentang virginitas seorang cewek. Buat aku jika seorang gadis itu masih virgin, aku tidak akan pernah mau Making Love karena sudah menjadi prinsip aku untuk tidak merusak masa depan seseorang.

    6 hari sudah berselang setelah pertemuan pertama dengan Ica dan sesuai janji dia, Kamis siang Ica menelphone HP-ku. Ringtone dengan lagu dilema cellulerku berbunyi dan saat aku liat layarnya ternyata 081252xx (nomor Ica).

    “Mas Dandy besok aku berangkat sepulang kuliah, bisa jemput nggak?” tanya Ica.
    “Oke bisa, jam berapa?” balas aku bertanya.
    “Mmungkin dari Surabaya jam 18.00″ jawab Ica.
    “Lho emang kamu mau langsung balik?” selidik aku.
    “Tidaklah Mas, aku kan ingin ditemanin Mas Dandy semalaman” jelasnya.

    Alamak si Ica ini, bikin aku berpikir yang nggak-nggak.

    “Oo gitu, oke sapa takut” tantang ku.
    “Oke deh Mas, sampai besok” seiring kata itu HPnya langsung dimatikan.

    Setelah telphone off, aku langsung hubungi salah satu hotel di Surabaya yang menjadi tempat favorite aku dan kebeetulan aku salah satu members di hotel tersebut. Sehingga setiap saat aku bisa booking room dengan posisi open.

    Hari jum’at jam 18.00 tepat aku sudah nongkrong di jok mobilku. Diparkiran terminal Bungur Asih dan selang 5 menit cellulerku berbunyi, “Mas kamu dimana?” suara Ica.

    “Aku sudah di parkiran terminal nih,” jelasku.
    “Oke deh aku ke situ” jawab Ica.

    Dengan perasaan deg-degan aku menunggu Ica nongol dari pintu keluar terminal, dan dari jauh aku lihat tubuh semampai yang agak kurusan berlenggak-lenggok seperti di catwalk. Setan bertanduk, meniup pikiranku sepanjang Ica menuju mobilku.

    “Hey Mas Dandy, gimana khabarnya?” tanya Ica.
    “Baik Ica” jawabku singkat.
    “Sudah lama ya Mas Dandy tunggunya,” ia membuka percakapan.
    “Belum kok Ica” jawabku singkat.

    Tanpa panjang lebar, aku langsung menuju hotel yang sehari sebelumnya aku sudah booking. Dan parfum dengan aroma melati sangat megganggu birahi kelaki-lakianku. Setan bertanduk semakin aktif mengetuk pikiran kotorku untuk langsung bercinta dengannya.

    Sesampai di hotel aku langsung minta kunci dan menuju kamar lantai 2 nomor 222.

    “Lho Mas kenapa kok booking yang 2 bed?” tanya Ica.
    “Lho memangnya kenapa?” aku berlagak bengong.
    “Ica pengennya yang satu bed, supaya bisa berduaan,” jawab Ica polos.

    Walaupun setan sudah pada meringis diatas kepalaku dan bilang, yes! tetapi aku berusaha cool di depan Ica dan sedikit berkata bijak bagaikan orang tua.

    “Ica, kita tidak untuk macam-macamkan di kamar ini?” balasku bertanya.
    “Ya sudah deh Mas, aku mau mandi dulu ya” jawab Ica kesal.

    15 menit lamanya Ica mandi, akhirnya pintu kamar mandi terbuka dan begitu kagetnya aku, ketika Ica hanya mengenakan daster yang tipis tanpa menggunakan BH dan CD, sehingga nampak jelas sekali puting yang kecil menonjol di balik daster tipisnya. Tanpa melihat gelagat Ica yang semakin membuat detak jantungku semakin cepat, aku langsung ambil handuk dan mandi.

    Malam semakin larut dan hampir 3 jam aku di dalam kamar berdua dengan Ica, detak jantungku semakin kencang tatkala Ica sesekali sengaja menyentuhkan tangannya di pundakku. Adik kecilku berontak dengan keras ingin keluar dari celanaku.

    “Mas, malam ini kamu manis banget sih,” kata Ica memuji.
    “Ah kamu bisa aja” jawabku agak gugup.

    Karena pertanyaan itu disampaikan hanya dengan jarak 20 centi dari mukaku sehingga bau harum di wajahnya begitu menggelitik syaraf kelaki-lakianku.

    “Mmm bagaimana.. ” belum selesai aku tanyakan sesuatu tiba-tiba tubuh kecil Ica sudah berada dipangkuanku. Sehingga memudahkan dia untuk mencium bibirku. Sedangkan posisiku sendiri sangat tidak menguntungkan untuk membalas ciuman Ica, karena posisi tanganku menopang tubuhku.

    “Mmm.. Mas.. Aku suka kamu,” kata Ica sambil melanjutkan ciuman mautnya.

    Aku tidak bisa menjawab sepatah kata apapun karena memang serang bibir tipis Ica menggelontor bibirku bertubi-tubi. Perlahan tapi pasti, aku mulai merubah posisiku untuk terlentang di ranjang sehingga tubuh mungil Ica dengan mudah naik diatas tubuhku.

    Aku rasakan perutku mulai basah dengan cairan yang mulai menetes dari vagina Ica. Karena dari tadi dia sudah tidak memakai celana dalam sehingga saat duduk diperutku, aku merasakan betapa halus bulu-bulu di selangkangan gadis ini. Tanganku mulai membelai punggung dan tengkuk Ica, sehingga hal itu membuat birahi Ica mulai terkoyak.

    Dari mulutku Ica mulai merambat kebawah, menjilati puntingku hingga membuat darah aku berdesir dengan kencang.

    “Ica.. Geli sayang.. ” aku merintih.

    Ica sepertinya semakin bernafsu mendengar rintihan aku, dan semakin berani saja gadis ini memainkan lidahnya disekitar perutku. Tubuhnya semakin kebawah dan sampailah wajah nya di atas selangkanganku, dengan satu gerakan saja, celana adidas yang aku kenakan langsung tertanggal.

    “Mas.. Aku suka penis kamu.. Gila besar sekali” puji Ica dan setelah itu langsung saja mulutnya yang tipis mulai mendarat di batang kemaluanku.
    “Oohh.. ” aku merintih dan mnggelinjang saat mulut Ica mulai melahap penisku yang sudah mulai mengencang. Sesekali tangan yang lentik mengocok batang kemaluanku.
    “Aaow.. Sakit sayang” jeritku saat giginya mengenai kepala penisku.

    Aku hanya menikmati jilatan, hisapan dan kuluman bibir Ica yang tipis sembari aku menengok kebawah melihat Ica yang lagi asyik mengoral penisku. Duh alamak, ini gadis kok jago banget oral sex nya. Awas ya aku balas nanti kalo gadis itu sudah puas menghisap penisku. Disaat aku membayangkan apa saja yang bakal aku lakukan dengan gadis kecil ini, tiba-tiba Ica bangkit dari selangkanganku dan berdiri.

    “Mas. Ica sudah nggak tahan.. Aku masukin ya?” tanya Ica sambil melepas penisku dari mulutnya.
    “Ica, Mas tidak mau, jika kamu masih virgin,” aku berusaha jelaskan masalah prinsipku tentang keperawanan seseorang.

    “Mas, Ica ingin banget.. Ica sudah pernah lakukan kok sama pacarku” jelas Ica tidak mau kalah.
    “Kamu serius..?’” tanyaku bingung.

    “Percaya sama Ica Mas, aku sudah tidak virgin kok,” sambil berkata seperti itu, Ica langsung berdiri diatas tubuhku. Tangannya yang lentik memegang penisku yang berdiri kencang untuk diarahkan ke lubang vaginanya

    Bless.., suara penisku mengoyak vagina Ica.

    “Ughh, Mas..” kepala penisku langsung membuka lubang sempit di selangkangan Ica.
    “Gila, enak sekali punya Mas.. aakkh” Ica menggerinjang sembari mulai berusaha memasukkan seluruh batang kemaluanku.

    Aku merasakan lubang surgawi milik Ica sangat sempit sekali, sehingga aku merasakan sesuatu yang menjepit batang kemaluanku.

    “Mas.. mentok nih, gila banget.. padahal belum masuk semua..” rintih Ica.
    “Gila Mas punya kamu panjang.. Eenaak Mas” rintih Ica.

    Beberapa kali Ica menggerakkan tubuhnya naik turun, tiba-tiba Ica mulai mempercepat pergerakkannya diatas tubuhku yang naik turun.

    “Mass.. Icaa.. Mau.. Daapett.. Maass..” rintih Ica.

    Karena memang penisku tidak bisa masuk seluruhnya (hanya menyisakan 2 cm saja), sambil bergerak naik turun tangan Ica berusaha menahan tubuhnya dia tas dadaku.

    “Mas.. Aaampunn.. Akuu nggak tahan lagi..” rintih Ica.
    “Mas.. Dandy.. Ica kee.. luuaarr..” bersamaan dengan rintihan panjang Ica sesuatu aku rasakan menyiram batang kemaluanku.

    Sssurr.., cairan yang terasa banyak membasahi selangkan aku.

    Tubuh Ica langsung terkulai lemas dengan permainan tadi sehingga dia terlentang sambil menutup mata, merasakan sisa-sisa kenikmatan yang sudah diraihnya. Tanpa memberi nafas sedikitpun, aku mulai membungkuk di atas dada gadis yang masih belia ini. Dengan sentuhan yang penuh perasaan, lidahku mulai memainkan puntingnya yang masih mengencang besar. Aku berusaha membangkitkan gairah Ica yang sudah mulai terkulai lemas.

    Cerita Sex Awalnya Dari Media Sosial Akhir Nya Nginap Di Hotel

    Cerita Sex Awalnya Dari Media Sosial Akhir Nya Nginap Di Hotel

    “Mas.. Kamu hebat.. Ughh,” pujian Ica tidak sampai selesai karena gigiku yang nakal mulai menggigit punting Ica dengan mesra. Aku membiarkan kedua tangannya menggapai kepalaku yang sedang asyik menikmati puntingnya yang kencang. Maklum, Ica tergolong cewek yang tidak mempunyai payudara sehingga puntingnya lebih dominan.

    Semakin lama, mulutku yang liar mulai membalas perlakukan Ica saat mencumbui aku sebelumnya. Sesekali tubuhnya yang kurus menggelinjang hebat saat aku mainkan pusar perutnya dengan lidahku, hal ini membuat kedua pahanya terbuka lebar.

    Kesempatan itu tidak aku sia-siakan, wajahku langsung menangkap bongkahan daging dengan rambut yang begitu halus. Dengan satu kali gerakan, kedua tanganku sudah bisa mengunci kedua pahanya diatas pundakku.

    “Mmas.. Gelii.. Ampun.. Ooohh,” Ica hanya bisa merintih saat klitorisnya aku mainkan dengan lidahku. Sesekali aku mencium bau wangi bekas cairan Ica yang sudah keluar saat permainan pertama.

    Dan hal itu menambah birahiku untuk melumat habis seluruh cairan yang mulai meleleh kembali dari lubang kewanitaanya. Sesekali pinggul Ica yang mungil ikut terangkat keatas, mengikuti hisapan mulutku di selangkangannya. Beberapa saat kemudian..

    “Mas.. Ammpun.. Aku mau keluar laagi.. Mmass” kedua tangan Ica membenamkan wajahku dalam-dalam diantara kedua pahanya. Bersamaan dengan itu pula cairan putih meleleh dengan deras dari ujung lubang kewanitaanya. Dengan sedikit liar, aku minum semua cairan yang keluar dan aku jilatin sampai bersih kembali tanpa ada cairan sedikitpun.

    “Capek sayang.. ” tanyaku.
    “Kamu benar-benar gila Mas.. Hebat banget kamu,” puji Ica.

    Belum selesai dia memeujiku, aku langsung mengangkat tubuhnya yang langsing dan sedikit kurus. Sekali angkat tubuhnya langsung berhadapan dengan tubuhku, dengan cekatan penisku aku tancapkan ke lubang vagina Ica,

    “Mmas.. Aduh.. Kamuu benar-benar nakal..,” kata Ica manja.

    Kedua tangan Ica menggelayut dileherku sedangkan kedua kakinya mengunci pinggulku, sehingga hal ini memudahkan penisku menerobos masuk di lubang vaginanya.

    “Slep.. Slep.. Slep.. ” terdengar penisku bergerak keluar masuk lubang Ica. Kedua tanganku menahan bongkahan pantat Ica yang tidak begitu besar, untuk memudahkan pergerakan keluar masuk penisku. Karena tubuh Ica yang ringan memudahkan aku untuk berhubungan sambil menggendong Ica.

    Posisi ini aku pertahankan sampai, Ica orgasme yang ketiga kalinya.

    “Mass.. Aku.. Keluar lagi.. ” sambil berkata demikian Ica berusaha mendekap tubuhku erat-erat sedangkan tubuhnya tidak bisa mendekat tubuhku karena memang terganjal penisku yang panjang.

    Disaat tubuh Ica turun dari gendonganku, aku sedikit mendorong tubuhnya untuk menghadap ke dinding. Sambil aku bisikan kata yang mesra di telinganya

    “Akan kuberikan semua kenikmatan malam ini” rayuku.
    “Mass..” desah Ica.

    Kaki Ica aku buka lebar, sehingga memudahkan aku untuk penetrasi melalui belakang.

    Bless.., batang kemaluanku kembali menghunjam lubang Ica yang masih terengah-engah. Kedua tanganku memegang pinggul Ica dari balakang, sehingga memudahkan aku untuk bergerak maju mundur. Kedua tangan Ica menahan tubuhnya di dinding kamar.

    “Mas.. Eennakk sekali.. ” rintih Ica.

    “Kamu memang.. Jagonya Mas.. Uuuhh,” berkali-kali Ica merintah tetapi hal itu tidak menghentikan permainan aku yang semakin gila saja. Setelah puas dengan posisi seperti itu, dengan memeringkan tubuh Ica yang masih berdiri, aku angkat kakinya satu sehingga aku bisa memasukkan penisku dengan leluasa.

    Crek.. Crek.. Crekk.., suara penisku yang sudah mulai dibasahi oleh cairan Ica yang begitu banyak meleleh, sampai menetes di pahaku.

    “Mas.. Kamu.. Pandai sekali membuatku melayang.. Aaahh.. Uuuhh”
    “Sayaang.. Aku.. Nggaa.. Tahann..” untuk yang kesekian kalinya lubang kewanitaan Ica mengucurkan cairan putih pekat dibatang kemaluanku.

    Setelah aku puas, akhirnya aku membopong tubuh Ica dan meletakkan di pinggir ranjang. Kali ini aku melakuakn doggie style, aku semakin bergairah untuk bermain dengan beberapa variasi dalam bersetubuh.

    “Hekk..” muka Ica dimasukan dalam-dalam diatas bantal ketika penisku menghujam kesekian kalinya.
    “Oohh.. Ica.. Punya kamu asyik banget..” puji aku.

    Sambil menggerakkan maju mundur tubuhku dibelakang tubuh Ica, aku melihat jelas kucuran keringat dari tubuh kami berdua. Sampai akhirnya Ica menjerit panjang dibarengi kedua tanganya meremas sprey hotel dengan kencang.

    “Mass.. Aaammppunn..” gigi Ica menggigit bantal dengan kencang.
    “Aku juga mau keluar sayang.. Ica..?” aku mendesah kenikmatan
    “Ooo Ica.. Mau dikeluarin dimana.. aakhh,” aku bergerak semakin cepat memasukkan penisku.

    “Di dalam aja sayang.. ” pinta Ica.
    “Jangan aku nggak mau.. Cepet sayang aku sudah mau keluar nih..” desahku.
    “Icaa.. Aaakhh” aku segera melepas penisku dari lubang vagina Ica dan dengan seketika membalikkan badannya hingga mulutnya pas didepan penisku.

    Bagaikan di film-film BF yang pernah aku lihat, Ica langssung melumat habis penisku.

    Crutt.. Crut.. Crut.., entah berapa kali semburan spermaku dalam mulut Ica, aku hanya merasakan kenikmatan yang luar biasa.

    Semburan demi semburan, Ica seperti tidak mempedulikan lagi. Gadis itu tetap mengocok, mengulum dan menghisap dalam-dalam penisku. Terlihat jelas spermamu menetes kelaur dicelah bibirnya yang mungil dan belum sampai jatuh, lidahnya berusaha menjilat kembali.

    “Mmm.. Aku suka sekali sperma kamu Mas..” kata Ica sambil menelan seluruh spermaku yang sudah keluar.

    Sambil menjilati sisa-sisa sperma yang masih menempel di batang kemaluanku,

    “Ma kasih Mas.. Kamu memberikan apa yang selama ini aku impikan” kata Ica.
    “Selama ini pacarku tidak pernah memberikan ini semua, asal dia sudah keluar ya sudah tanpa harus mikirin aku” jelas Ica.

    Malam itu kami tidur berpelukkan sampai pagi dengan keadaan telanjang bulat, aku sudah tidak ingat lagi berapa kali memberikan kepuasan terhadap Ica. Akan tetapi yang membuat diriku bangga adalah, aku bisa memberikan kepuasan kepada pasanganku. Karena buat aku sex bukan milik pria seorang tetapi milik kedua pasangan yang melakukkannya.

    Paginya Ica membangunkan aku tepat pukul 06.00
    “Mas.. anter aku ke terminal ya, aku harus balik nih,” pinta Ica.
    “Oke, yuk kita segera bersiap-siap” ajakku.
    “Mas, kamu janji ya berikan aku seperti ini setiap aku mau,” kata Ica.
    “Iya sayang, selama kamu mau.. Aku akan berikan” jawabku penuh harap.

    Sambil berkata demikian kita berdua menuju kamar mandi untuk mandi bersama. Dan di kamar mandi, untuk sekali lagi kita melakukan hubungan sex yang sangat fantastis di bawah guyuran shower. Dan entah berapa kali Ica mereguk kenikmatan saat itu. Yang pasti hari itu begitu hebat permainan yang aku lakukan denagn Ica.

    Setelah siap, aku check out dan meluncur kearah terminal Bungurasih.

    “Kamu hati-hati Ica” sambil aku kecup keningnya.
    “Terima kasih Mas buat permainan semalam dan tadi pagi” kata Ica berterima kasih.
    “Kamu memang luar biasa Mas” puji Ica.

    Akhirnya tubuh Ica yang semampai bergegas meninggalkan mobilku untuk menuju ke antrean bus menuju kota K. Lambaian tangannya berkali-kjali melambai seiring dengan tubuhnya yang hilang ditelan keramaian terminal.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Kisah Seks Akibat Perselingkuhan Pacar – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Kisah Seks Akibat Perselingkuhan Pacar – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1186 views

    Perawanku – Setelah peristiwa bersama Rico, hubunganku dengan Risa makin membaik secara kualitas, namun secara kuantitas aku agak jarang bertemu dengan Risa karena aku harus bekerja dan melanjutkan studi di luar kota. Sehingga paling dua minggu atau tiga minggu sekali aku bertemu dengannya.

    Perihal dengan Rico aku tak cemburu lagi dengannya, apalagi aku sudah dikenalkan juga dengan pacarnya Rico. Findi namanya. Anaknya lumayan cantik, badannya juga seksi meski teteknya tak sebesar Risa, pacarku. Kutaksir ukuran BHnya sekitar 34B.

    Kisahku ini terjadi ketika aku pulang ke kota K, untuk menengok Risa. Kangenku padanya sudah nggak ketulungan, harusnya aku pulang 2 minggu lagi, tapi aku pulang seminggu lebih awal, karena udah tak tahan kangen. Sengaja Risa tak kuberi kabar untuk memberikan kejutan kepadanya, karena saat kutelepon katanya ia kangen sekali denganku.

    Pagi-pagi benar aku sudah sampai di kota K, setelah melepas lelah aku meluncur naik taksi ke dekat rumah Risa. Dari wartel yang berjarak 500 m, kutelepon ke rumahnya.

    “Pagi, Risanya ada?”
    “O.. Risanya pergi baru dua menit yang lalu” Ibunya Risa yang mengangkat telephone.
    “Kemana ya Bu?”
    “Aduh kurang tahu ya.. Katanya mau bimbingan skripsi atau apa gitu?”
    “Ya udah Bu, makasih”

    Begitu kuletakkan telepon, kulihat mobil Risa melintas di depanku, entah kenapa aku tak terlintas dalam benakku untuk mengikutnya. Kulihat Risa berdandan sangat cantik dan sexy, mungkin itu juga yang membuatku curiga karena selama ini setiap ia bimbingan, dandanannya biasa-biasa saja. Akhirnya kuminta sopir taksi untuk mengikuti mobil Risa.

    Setelah berjalan 3 km, tiba-tiba mobil berhenti, kemudian pintu dibuka, kulihat cowok yang sangat kukenali wajahnya, Rico teman sekampus Risa, sesaat mereka ngobrol kemudian Rico masuk ke mobil melalui sebelah kanan. Ternyata mereka ganti stir, Rico yang memegang stir kemudian Risa duduk si sebelahnya.

    Beberapa saat mobil berjalan Risa menoleh ke belakang, aku terkejut langsung kutundukkan badanku agar ia tak mengenaliku. Saat ku munculkan lagi wajahku betapa terkejutnya aku ketika Risa ternyata mencium pipi Rico, kemudian ia menggelayut mesra di bahu Rico sambil Rico terus menyetir. Hampir saja kuminta sopir taksi untuk menghentikan mobil mereka, namun naluriku berkata lain aku harus ikuti kemana mereka pergi.

    Mobil Risa terus meluncur melewati batas kota K melewati kota U arah menuju areal wisata di kota B. Tiba-tiba badanku merinding, keringat dingin membasahi tubuhku, jangan-jangan mereka benar ke kota B, tempat aku dan Risa biasa memadu asmara. Sejenak aku diam menenangkan diri, tiba-tiba kulihat Hpku, aku ada ide coba telp HP Risa, toh ia tidak tahu kalo aku lagi pulang ke kota K.

    “Hallo Sayang, lagi ngapain?”
    “Eh Ryan, kupikir siapa kok nggak ada nomornya?” jawab Risa santai
    “Oh iya aku pakai private number, sori belum kuganti. Lagi dimana nih?”
    “Ini Ryan mau ke tempatnya Bu Ani, konsultasi skripsi”
    “Emang rumahnya di mana?”
    “E.. Di jl. KS..” Kudengar Risa agak gugup, ia menjawab sekenanya. Padahal setahuku Bu Ani itu rumahnya di Jl. RHT.
    “Ya udah, ati-ati ya..”
    “Ok Ryan Bye, cup ah..” Gila kupikir Si Risa, dia bohongi aku tapi masih juga sempat bersikap mesra.

    Dengan jawaban tadi aku yakin betul kalo Risa dan Rico sedang menuju ke tempat wisata di kota B. Terbayang di wajahku pergumulan yang pernah aku lakukan bersama Rico dan Risa, ada gairah, ada cemburu yang membara. Tapi kenapa mereka lakukan ini? Kenapa Risa menghianatiku? Kenapa Rico menyalahgunakan kepercayaanku? Bukankah kuajak dia ikut bergabung pada permainan dulu itu agar tak ada cemburu diantara kita? Kenapa mereka melakukan ini tanpa seijinku bahkan berbohong kepadaku? Sejuta pertanyaan terus melintas di kepalaku.

    Aku menyalahkan diriku sendiri kenapa kuajak Rico waktu itu? Ah semuanya sudah telanjur, aku nggak bisa membayangkan lagi apa yang mereka perbuat selama ini ketika aku di luar kota. Dengan dalih skripsi mereka bebas melakukan apa saja.

    Di sela-sela kegundahanku tiba-tiba kuingat Findi, pacar Rico. Sedang apa kira-kira dia? Tahukah ia kalo Rico selingkuh dengan Risa. Tiba-tiba ada gairah dalam diriku untuk menikmati tubuh Findi, kubayangkan bodynya, putihnya dan pantatnya yang aduhai. Kulihat Hpku kucoba cari nomornya, ah bersyukur aku ternyata aku masih menyimpan nomornya.

    “Hallo Findi?”
    “Iya.. Siapa nih?”Suaranya merdu dan manja sekali.
    “Ini Ryan..”
    “Oh Bang Ryan. Gimana kabarnya Bang?” sapanya sangat lembut dan ramah.
    “Baik.. Findi sendiri gimana? Baik juga kan?”
    “Iya Bang”
    “Lagi dimana nih Fin”
    “Di tempat temen Bang, di U”
    “Lho nggak pacaran, kan hari sabtu?”
    “Aduh Bang, Rico lagi sibuk sekali akhir-akhir ini ngerjain skripsi, jangankan pacaran telp aja aku takut ganggu.. Lho bukannya Rico lagi ke dosen ama Mbak Risa? Abang di K kan? Belum ketemu Mbak Risa?” tanyanya seperti memberondong.
    “Oh ya tho.. Belum tuh Riss.. Eh kamu di kota U ya? Aku juga di U nih.. Gimana kalo kita ketemu, itung-itung ngilangin kangen sebagai sesama ditinggal pacar sibuk skripsi.. He.. He..” kucoba sambil bercanda sekaligus menghilangkan rasa cemburuku pada Risa dan Rico.
    “Ah Abang bisa aja.. Tapi boleh juga Bang, soalnya temenku juga mau pergi bentar lagi”
    “Ya udah kujemput kamu ya..” Setelah Findi memberikan alamat temennya lalu kusuruh sopir taksi meluncur ke alamat tersebut.

    “Pagi Fin”

    Gila kulihat cantik sekali Findi pagi ini badannya yang dibalut kain ketat serta celana ketat tiga perempat seolah memamerkan semua tonjolan yang ia punya.

    “Eh Abang.. Udah dateng kok cepat sekali?”
    “Iya nih.. Ternyata posisiku tadi udah dekat.. Yuk” ajakku sambil mengandengnya masuk ke taksi. Terasa harum wangi parfumnya membuat ‘adik’ku menggeliat.

    Setelah memasuki taksi, kemudian kami meluncur dengan cepatnya, seakan tahu betul sopir taksi itu mengarahkan ke obyek wisata B.

    “Kemana kita Bang?” Tanya Findi melihat taksi ke arah B
    “Gimana kalo kita ke B, sambil lihat pemandangan. Di jakarta lihatnya gedung terus sih..”
    “Boleh Bang.. Siapa takut.. Asal nggak aneh-aneh aja Abang”
    “Aneh-aneh gimana maksudnya?”
    “Ya kan dah lama nggak ketemu Mbak Risa.. Aku nanti jadi pelampiasan lagi” katanya sambil mengerling penuh arti.
    “Dasar kamu..” kataku sambil kucubit dia.

    Di perjalanan kami terus bercanda, cerita kesana-kemari sampe akupun agak lupa kalo tujuanku adalah investigasi Risa dan Rico. Hingga karena taksi dikemudikan sangat cepat maka tanpa diduga sebelumnya posisi taksiku persis di belakang mobil Risa yang dikemudikan Rico.

    “Bang itu bukannya mobil Mbak Risa? Yang nyetir Rico kan? Mau kemana mereka? Kok kemari?”
    “Itulah yang juga Abang ingin tahu, Abang sejak tadi membuntuti mereka. Trus Abang telp Findi, eh pas di kota U juga, jadi sekalian aja pikirku. Abang juga penasaran kok Fin”
    “Pantesan sibuk terus mereka, jangan-jangan”Findi tak meneruskan kata-katanya, matanya berkaca-kaca, ia rebahkan tubuhnya ke dadaku.
    “Bang.. Gimana nih Bang?”
    “Udahlah Fin.. Gak pa-pa.. Santai aja, toh Findi kan juga sama Abang.. Jadi satu-satu nantinya hehe”
    “Ih Abang genit..
    “Katanya sambil terus merapatkan ke badanku seakan nggak mau ia lepaskan. Kulihat Findi mulai agak tenang.

    Taksi kami terus mengikuti arah mobil Risa, dari belakang kulihat sesekali Risa mencium Rico, kadang sebaliknya Rico yang mencium Risa.

    “Ih.. Mereka genit sekali” kata Findi sebel.
    “Aku cium Abang juga ah..” Tanpa peduli pada sopir taksi tiba-tiba Findi menciumku.
    “Ih nakal kamu” Padahal saat itu adikku betul-betul tegang, aku bergairah melihat apa yang akan diperbuat Risa dan Rico sekaligus bergairah karena Findi terus merapat ke badanku.

    Tiba di kota B. Kulihat mobil Risa belok ke arah Hotel KDR, aku hafal betul karena di tempat itu aku dan Risa sering memadu kasih, lalu kuminta sopir taksi untuk terus dulu supaya nggak ketahuan mereka kalo aku dan Findi membuntuti.

    “Bang mereka ke Hotel. Mau ngapain mereka? Masak konsultasi di Hotel?” Findi semakin sebel diliputi rasa cemburu, rasa yang sama yang pernah kurasakan dulu (Cemburu Membawa Sensasi).
    “Udah Fin, tenang aja nanti kita ikutin mereka”

    Setelah beberapa saat taksi kemudian kuminta berputar masuk ke hotel, aku berbincang-bincang sesaat dengan reseptionist yang aku udah lumayan kenal karena langganan lalu aku minta kamar di sebelah Risa dan Rico. Sedangkan sopir taksi kuminta dia pulang setelah kubayar, karena aku berpikir pulangnya bareng sekalian dengan Risa dan Rico.

    Jalan menuju ke kamarku melewati depan kamar Risa dan Rico, saat aku lewat terdengar desahan-desahan yang sangat menggairahkan. Kurang ajar batinku ternyata mereka udah nggak mampu menahan lagi, tapi di sisi lain desahan-desahan itu justru membuatku terasa bergairah.

    Begitu masuk kedalam kamar aku dan Findi segera mencari lubang yang dapat kami gunakan untuk mengintip aktivitas Risa dan Rico, tanpa menemui kesulitan kami menemukan lubang yang mampu melihat aktivitas mereka secara jelas namun tak mungkin mereka lihat karena tempatnya sangat tersembunyi.

    “Oh Ris.. Aku kangen sekali ama tetekmu” ujar Rico sambil memegang dada Risa yang masih terbungkus kain lengkap.
    “Ohh.. Ohh.. Aku juga Ric, aku kangen ama batangmu yang tegak itu” desah Risa sambil terus mereka berciuman bibir.

    Kulihat Findi begitu dongkol melihat kelakuan mereka, namun sisi laen aku juga lihat kalo Findi wajahnya merah, kuduga selain menahan amarah ia juga menahan gairah melihat aktivitas Rico dan Risa. Perlahan kuraba paha Findi yang masih terus mengintip aktivitas Rico dan Risa.

    “Ohh.. Oh..” Lenguhnya tanpa menggeser posisi mengintipnya.

    Sementara di seberang kamar kulihat Rico telah berhasil melucuti pakaian atas Risa hingga yang tertinggal di atas hanyalah BH Risa.

    “Ohh.. Ric.. Lidahmu nakal sekali”
    “Tapi kamu suka kan?”
    “He eh.. Ehm.. Oh.. Terusin nakalmu Ric, lepaskan BH ku” Risa semakin bernafsu.

    Aku hafal betul kalau Risa paling tidak tahan jika teteknya di pegang. Dalam sekejap BH Risa sudah terlepas dari tempatnya, kini yang nampak adalah dua buah gunung kembar yang menjulang dengan puting yang sudah mengeras. Rico dengan lahap menjilati puting tersebut.

    “Ohh.. Enak sekali Ric.. Kok bisa ya sekecil ini di jilat rasanya sampe ke ubun-ubun.. Oh” lenguh Risa dengan manja menahan gairah. Sementara aku sendiri terus bergerilya di paha Findi..

    “Ough.. Ohh.. Enak Bang”
    “Lepasin celanamu ya..” Pintaku dengan berbisik
    “Ho.. Oh” Kulepas celananya yang tiga perempat, sengaja kusisakan CD-nya biar ada sensasi tersendiri.
    “Uhh.. Bang” rintihnya ketika tanganku mengucap vegynya yang masih tertutup CD, namun nampak jelas rambut-rambutnya yang hitam kecoklatan.
    “Ohh.. Ouhh.. Ohh.. Kamu pintar sekali Bang” desahannya makin keras tatkala kuraba bibir vegynya yang sudah basah.

    Di seberang kamar kulihat Risa dan Rico sudah tak berpakaian lagi alias telanjang bulat. Risa kulihat sedang mengoral penis Rico.

    “Ohh.. Ris enak.. Sekali.. Oh” Rico meracau.
    “Enak mana ama kuluman Findi Ric?” Tanya Risa sambil terus mengoral.
    “Enakan oralmu Ris”.

    Mendengar ucapan Rico, Findi menjadi jengkel. Seolah ia akan membuktikan ucapan Rico, kemudian ia segera melucuti celanaku. Terpampanglah penisku yang sudah tegak mengacung. Tanpa banyak basa basi ia langsung kulum penisku.

    “Oh.. Ohh..” Bibir tipis Findi ternyata lihai juga mengoral penisku, memang kuakui bibir tebal Risa lebih mantap untuk mengulum penis, namun demi menyenangkan hati Findi aku tetap memuji dia.
    “Auh.. Ogh, enak.. Fin.. Bohong kalo Rico bilang enakan kuluman Risa.. Ohh..” Seakan makin bersemangat Findi terus mengocok penisku dengan cepat.
    “Oh.. Fin enak sekali.. Aku nggak tahan Fin..” sambil terus Findi mengulum penisku, tanganku menyelusup ke dada Findi, kutemukan dua gunung yang memang nggak sebesar punya Risa.
    “Ohh.. Bang.. Aku bergairah sekali.. Bang.. Oh..”

    Kulihat di kamar sebelah Risa dan Rico sudah tidur berpelukan, terdengar dengkuran halus Risa yang sangat kukenal. Karena aku dan Findi terlalu asyik bermain sehingga tidak sempat melihat sampai klimaks Rico dan Risa dalam mendaki kenikmatan.

    “Bang masukin punyamu Bang.. Ohh.. Aku nggak tahan lagi” perlahan kumasukin penisku di vagy Findi.
    “Pelan-pelan Bang.. Oh.. Nikmat.. Ohh”
    “Ohh.. Ough..”
    “Ouhh.. Ough.. Oghh.. Ohh” Kami terus berpacu mengejar nafsu yang semakin membara seolah lupa kalo di sebelah ada pasangan kita masing-masing.
    “Ohh.. Bang aku hampir sampe”
    “He eh.. Abang juga.. Dikeluarin dimana?”
    “Di luar aja Bang aku lagi subur.. Oh”
    “Ya udah Findi keluarin dulu..”
    “Oh.. Bang.. Oh.. Ohh” Rintihan panjang Findi mengakhiri klimaksnya.

    Ia semburkan lahar basahnya ke penisku, sementara penisku segera kutarik dan kugoyang-goyangkan dengan keras di atas perut Findi.

    “Ohh.. Ohh” cret cret spermaku keluar dengan derasnya di perut Findi.

    Kami kemudian berpelukan sangat erat. Sementara itu di kamar sebelah Rico dan Risa masih tertidur, demikian pula dengan Findi, ia tertidur mungkin karena kecapekan. Sedangkan aku sendiri tak bisa tidur. Sambil menghisap rokok aku berpikir keras untuk menggali ide agar dapat menyelesaikan konflik perselingkuhan ini dengan happy ending dengan tanpa amarah bahkan kalo bisa dengan gairah, karena bagaimanapun awalnya aku yang salah dan aku memang sangat mencintai Risa, tapi vegy Findi pun juga lezat rasanya.

  • Cerita Sex Dewasa Pengen Di Entot

    Cerita Sex Dewasa Pengen Di Entot


    1185 views

    Perawanku – Perkenalkan namgue Teguh gue adalah karyawan dari pegawai swasta di Bandung, baru dua bulan ini gue
    bekerja di kantor baruku karena dengan kantor yang lama gue digaji rendah ketimbang kantor baruku ini.

    Suatu hari setelah makan siang gue mendapat telpon dari Ibu Ita dimana dia yang dulu mengetes
    wawancara saat masuk kekantornya, beliau berposisi sebagai manager keuangan karena jasanya dia gue
    bisa masuk di kantor ini dan tentunya gue sangat menghormati beliau.

    Halo bu, selamat sianga sapa saya menjawab telpon.

    Halo Teguh..a jawab dia Riang sekali.

    Ada yang saya bisa saya bantu tanya saya, basa-basi sih.

    Ah enggak cuma ngecek kamu aja. Dah makan siang tanyanya ramah.

    Oh sudah bu, baru ajaa jawabku.

    Gimana kerja disini, ada masalah tanya bu ita lagi.  Agen Obat Kuat Pasutri

    Wah enggak bu, tapi memang saya baru mulai sih, baru membiasakan diri dengan keadaan kerja disinia
    jawab saya singkat.

    Gimana gajinya, dah cukup tanyanya dengan suara menggoda.

    He..he..he.. maunya sih tambah lagi bua jawab saya sambil tertawa.

    Hah.. segitu aja udah tinggi kan balas bu ita sedikit kag.

    Iya bu, becanda tadi..a jawabku singkat.

    Oh.. kirain.a jawabnya. Eh Teguh nanti sore sehabis kantor kamu ada kerjaan gak tanya bu ita.
    Enggak kayaknya bu, ada apa emangnyaa tanygue sedikit heran.

    Hmm.. ada yang ingin saya bicarakan, agak pribadi sih, makanya saya ingin bicaraiinnya sehabis kantor
    aja nantia jawab bu ita.

    OK bu, saya gak ada janji untuk sore sampe malem nantia jawab saya.

    OK nanti gue tunggu di kafe xxx nanti sorea kata bu ita.

    OK bua jawab saya.

    Cerita Sex Dewasa Pengen Di Entot

    Cerita Sex Dewasa Pengen Di Entot

    Ok kalo gitu, oh iya, golongan darah kamu apa tanya bu ita sebelum mengakhiri pembicaraan.
    Ba jawabku penuh kebingungan.

    Perfect ! OK deh gue tunggu nanti sorea kata bu ita lalu menutup telponnnya.
    Sejenak gue terdiam penuh kebingungan, tapi gue kembali bekerja sebab pekerjaanku lumayan menumpuk.

    Selah pulang kerja gue arahkan mobilku ke kafe xxx yang dijanjikan tadi. Dalam perjalanan gue
    diselimuti kebingan yang amat sangat.

    Bu Ita Ada apa manager keuangan kantorku itu mau menemuiku, soal urusan pribadi lagi. Dan yang paling
    membuatku bingung adalah dia sempat menanyakan golongan darahku, untuk apa ?

    Sebagai informasi, Bu ita berumur sekitar 34-35 tahun. Masih cukup muda untuk menjadi manager
    keuangan, tapi memang dia berasal dari keluarga yang berteman dekat dengan pemilik perusahaanku.
    Ditambah lagi suaminya, pengusaha yang dulu jadi sahabat pak Faisal presdir perusahaanku sewaktu
    kuliah.

    Oh iya bu ita sudah bersuami, tapi sayang mereka belum dikaruniai anak. Tapi mungkin karena hal itu bu
    itu terlihat masih seperti wanita muda. Badannya tinggi semampai, ramping tanpa lemak. Kulitnya kuning
    langsat dengan rambut lurus sebahu.

    Matanya berbinar selalu bersemangat dan bibir tipisnya itu selalu menarik perhatiannku. Hanya ada satu
    kata yang dapat mewakili bu ita Cantik.

    Sesampainya di kafe xxx, gue melihat bu ita melambai kearahku dari meja yang agak dipojok. Kafe itu
    memang agak sepi, pelanggannya biasanya eksekutif muda yang ingin bersantai selah pulang kerja.

    Sore bu, maaf agak terlambata katgue sambil menyalaminya.

    Oh gak pa-paa kata bu ita sambil mempersilakkan gue duduk.

    Selanjutnya gue dan bu ita mengobrol basa-basi, bercerita tentang kantor, dari yang penting sampe
    gosip-gosipnya. He..he..he.. gak guna bang.

    Selah beberapa lama akhirnya gue mengajukan pertanyaan. Oh iya bu, sebenernya ada apa ya mengajak saya
    bertemu disinia tanygue memulai.

    Oh iyaa jawabnya. Mendadak wajahnya sedikit pucat.

    Beberapa saat ibu ita terdiam. Kemudian mulai berkata Begini Teguh, kamu tau kan kalo gue sudah
    berkeluarga ?a. Gue menganguk kecil untuk menjawabnya.

    Tahun ini adalah tahun ke 10 pernikahankua lanjutnya. Kemudian dia mengeluarkan sebuah foto dari dalam
    dompnya. Ini foto suamiku waktu sebelum nikah, gimana mirip kamu gak

    He..he..he.. kayak ngacaa jawabku sambil mengembalikan foto tersebut. Sebenernya gue makin bingung
    arah pembicaraan bu ita.

    Kamu tau kan gue dan suamiku belum dikaruniai anak tanyanya lagi

    Iyaa jawabku bingung.

    Jadi begini Teguh, gue dan suamiku sudah mencoba beberapa cara. Tapi belum berhasil. Sedang umurku
    semakin bertambah, makin sulit untuk bisa punya anak. Memang kami sudah tau masalahnya ada disuamiku
    dan dia sekarang dalam terapi pengobatan, tapi mungkin suamiku butuh bantuan lain.. dari kamua kata bu
    ita.

    Bantuan dari saya ? maksudnya bu tanygue yang sudah dipuncak kebingungan.

    Mungkin kamu bisa bantu suamiku untuk membuahi guea katanya pelan.

    Maksudnya saya menyumbang sperma untuk bayi tabung ibu dan suami ibu tanygue tergagap.

    Bukan, gue sudah pernah coba cara itu dan gagal. Sperma suamiku terlalu lemah. Kalau gue ulangi
    sekarang tentu suamiku curiga. Lagi pula sulit untuk menukar sperma suamiku dengan spermamu nantia
    jawab bu ita.

    Jadi tanygue lagi.

    Gue pingin kamu meniduri gue, membuahi gue sampai gue hamila jawabnya singkat.

    Gue cuma bisa ternganga terhadap permintaan bu ita yang ku anggap sangat gila itu.
    Tenang, jangan tguet kahuan. Kamu mirip sekali dengan suamiku, apalagi golongan darah kalian sama,
    jadi anak yang lahir nanti akan sulit sekali diketahui siapa ayah sebenarnya kata bu ita meyakiniku.

    Akhirnya terjawab kenapa dia tanya golongan darahku tadi. Mungkin alasan bu ita begitu gampang
    menyujui waktu gue wawancara dulu salah satunya adalah rencana ini

    Trus bagaimana kita melguekannya tanygue selah menenangkan diri.

    Kamu ada waktu malem ini ? Kebulan suamiku lagi keluar kota sampai besok.atanya bu ita.
    Gue available.a jawabku.

    Kemudian bu ita menelpon kerumahnya, memberitahukan pembantunya dia tidak pulang malam itu sambil
    memberi alasan. Kemudian dia mengajakku ke hotel xxx. Selah cek in, kami langsung masuk kamar.

    Didalam kamar, tidak ada pembicaraan yang berarti. Bu ita langsung ijin untuk mandi, selah dia
    selesai, gantian gue yang mandi.

    Selah gue keluar dari kamar mandi, gue melihat bu ita yang hanya memakai bathrobe tiduran sambil
    menonton tv. Gue kemudian duduk di pinggiran tempat tidur.

    Bagaimana, kita mulai tanygue dengan perasaan gugup. Soalnya biasanya gue ML tujuannya cuma untuk
    senang-senang, bahkan pakai alat kontrasepsi agar pasangan MLku tidak hamil. Kalau ini malah tujuannya
    pengen hamil.

    OKa jawab bu ita kemudian bergeser memberi gue tempat untuk naik kempat tidur.

    Gue berbaring disampingnya kemudian berkata Bu, mungkin tujuan kita supaya ibu bisa hamil, tapi apa
    bisa kita melguekan persubuhan ini seperti layaknya orang lain yang mencari kepuasan juga .

    Gak pa-pa sayanga jawab bu ita. Gue rela kok kamu tidurin. Malah sejujurnya kamu tuh bangkitin nafsuku
    bang. Ngingin gue diawal-awal pernikahankua jawab bu ita nakal.

    Gue kemudian mengecup dahi bu ita, sesuatu yang selalu gue lguekan sebelum meniduri wanita. Bu ita
    terseyum kecil.

    Kemudian gue mengecup bibir bu ita. Bibir tipis yang selalu menarik perhatianku itu ternyata nikmat
    juga. Kemudian gue mulai mencium bibirnya lagi, kali ini lebih lama dan lebih dalam.

    Sambil mencium bibir mu ita, tanganku mulai bergerilya. Pertama-tama gue elus rambutnya, bu ita
    membalas dengan sedikit meremas kepalgue. Kemudian tanganku turun untuk mengelus-elus tubuhnya,
    walaupun masih dari luar bathrobe.

    Masih sambil berciuman, perlahan gue buka tali bathrobenya. Selah membuka sebagian bathrobe bagian
    atasnya, gue langsung mengelus payudaranya, ternya bu ita sudah tidak memakai bra. Awalnya gue hanya
    mengelus, tapi kemudian berubah menjadi meremas. Payudaranya masih kenyal, walaupun sudah sedikit
    turun, tapi sangat nikmat untuk diremas.

    Kemudian gue mulai memilin-milin putingnya. Bu ita merintih pelan, kemudian melepaskan ciuman. Gue
    kemudian turun sedikit untuk mulai menjilati puting bu ita. Gue muail menjelati puting yang kiri
    sedang payudara yang kanan gue remas dengan tangan.

    Kemudian berganti gue menjilati yang kanan sambil meremas payudara yang kiri. Sesekali gue gigit-gigit
    kecil, tapi sepertinya bu ita tidak terlalu suka, dia lebih menyukai gue menyedot kencang putingnya.

    Tangan kananku kemudian turun kebawah untuk membuka bathrobe bagian bawahnya hingga tubuhnya terlihat
    semua. Bathrobe hanya menyangkut di tangannya. Tanganku mulai mengelus pahanya. Perlahan gue buka
    sedikit pahanya untuk mengeluspaha bagian dalamnya, begitu mulus kulit bagian itu.

    Tanganku naik keatas menuju selangkangan, ternyata bu ita masih memakai CD. Gue tak mau langsung ke
    vaginanya hingga tanganku beralih ke pantatnya. Gue meremas pantat yang bulat ini dari dalam CDnya,
    sebab gue selipkan tanganku ke dalam celananya.

    Jujur gue adalah penggemar pantat dan pinggul wanita. Apalagi wanita seperti bu ita ini. Pinggulnya
    ramping tapi pantatnya besar membulat.

    Perlahan remasan kepantat bu ita gue alihkan ke depan. Di garis vaginanya gue merasa sudah banyak
    cairan yang keluar dari vaginanya. Kemudian gue mengelus vaginanya mengikuti garis vagina. Perlahan
    gue tusuk vaginanya dengan jari tengahku.

    Tubuh Bu ita tersentak, pinggulnya diangkat seperti mengantarkan vaginanya untuk melahap jariku lebih
    dalam. Jariku gue keluar masukkan perlahan, bu ita merintih semakin keras.

    Gue turun kebawah, ingin menjilat vaginanya. Tapi Bu Ita menahan tubuhku. Gak usah Teguh, gue malua
    kata Bu Ita. Langsung masukin aja sayang, gue dah gak tahana lanjut bu ita.

    Gue memposisikan tubuhku diatas bu ita. kemudian gue lebarkan pahanya nsehingga selangkangannya
    terbuka lebar. Gue arahkan penisku ke vaginanya. Perlahan gue usahpak penisku ke permukaan vaginanya,
    tapi bu ita memandangku dengan penuh harapan supaya gue cepat memasukkan penisku ke vaginanya.

    Perlahan gue dorong penisku untuk measuk ke vaginanya. Vaginanya masih ser, mungkin karena belum
    pernah melahirkan. Gue mulai mengeluar masukkan penisku dari vaginanya, sedangkan bu ita merintih
    keras siap penisku menghujam vaginanya.

    Sesekali gue mencium bibirnya, tapi dia lebih suka merintih sambil memejamkan matanya menikmati siap
    gesekan vaginanya dengan penisku. Tangan bu ita mencengkram bahuku, sepertinya dia ingin tubuhh kita
    bergesekan keras agar payudaranya tergesek oleh dadgue.

    Mas terus mas, terusa rintih bu ita. Sepertinya dia membayangkan suaminya yang menyubuhinya.
    Sebenernya gue agak cemburu, tapi gue pikir-pikir lebih baik daripada dia merintih memanggil namgue,
    nanti dia kebiasaan bisa berabe kalau dia memanggil namgue waktu bersubuh dengan suaminya.

    Tiba-tiba tangan bu ita mencengkram pantatku seakan membantu dorongan penisku agar lebih kuat
    menghujam vaginanya. ceritasexdewasa.org Pinggulnya pun semakin aktif bergerak kekanan-kekiri sambil kadang berputar.
    Sungguh beruntung gue bisa menikmati tubuh molek bu ita yang sangat ahli bercinta.

    Tiba-tiba tangannya menekan keras pantatku kearah vaginanya. Sepertinya dia sudah orgasme. Tubuhnya
    menegang tidak bergerak. Guepun menghentikan pompaanku ke vaginanya sebab tangannya begitu keras
    menekan pantatku.

    Selah tubuhnya berkurang kegangannya gue mulai pompaanku perlahan. Cairan orgasmenya membuat vaginanya
    semakin licin. Memang vaginanya jadi berkurang daya cengkramnya, tapi kelicinannya memberikan sensasi
    yang berbeda.

    Gue mengangkat tubuhnya untuk berganti posisi. Tapi bu ita menolak sambil berkata Teguh please, kali
    ini gaya konvensional aja ya gue pengen nikmatin besok-besok yaa. Gue melakkan tubuh bu ita lagi.

    Goyangan pinggulnya makin menggila, begerak kekiri dan kekanan, tapi gue paling suka saat berputar.
    Sungguh hebat goyangan bu ita. Mungkin itu goyangan terbaik dari wanita yang pernah gue tiduri.

    Tangannya kembali menekan keras pantatku, bu ita sudah sampai di orgasme keduanya. Tubuhnya sangat
    tegang kali ini, sampai perlu lama untuk kembali normal. Selah berkurang kegangannya, gue berkata Bu
    apa kita sudahin dulu ? kayaknya ibu sudah lemas sekali kata gue.

    Gak pa-pa Teguh, gue pengen sperma kamu, terusin aja.a jawab bu ita.

    Gue mulai memompa lagi vaginanya dengan penisku. Kali ini vaginanya sudah benar-benar basah. Bu ita
    sudah mengurangi gerakannya, mungkin dia sudah terlalu lemas.

    Gue konsentrasikan pompaanku ke vaginanya hingga bu ita mulai merespon lagi. Sebenarnya gue sudah
    dikit lagi ejguelasi saat bu ita tiba-tiba berteriak kencang

    Arrrhgh.. Teguh gila enak banga jeri bu ita sambil menjepit tubuhku dengan kedua pahanya.

    Adu gila Teguh. gue dah 3 kali keluar kamu belum keluar juga. Ayo dong Teguh, gue cari pejantan bukan
    cari gigoloa kata bu ita lemah.
    Gue sebenernya kasian dengan bu ita, tapi gue juga sedikit lagi ejguelasi. Gue goyang perlahan
    penisku. Kali ini gue benar-benar konsentrasi menggapai orgasmeku. Tak berapa lama gue merasa spermgue
    sudah sampai diujung penisku.

    Bu saya dikit lagi keluar bu.a katgue sambil meniukmati sensasi luar biasa. Bu ita membantu dengan
    menggoyangkan pinggulnya sambil menahan pantatku agar penisku tidak lepas dari vaginanya.

    Agkh.a, crot..crot..crot..crot empat kali spermgue ku siram derask ke liang vaginanya. Bu ita menahan
    pantatku kuat-kuat agar spermgue masuk kerahimnya dalam-dalam.

    Tahan sebentar Teguh, supaya spermanya masuk semuaa kata bu ita sambil menahan pantatku kearah
    selangkanyannya. Selah beberapa menit baru bu ita melepaskan cengkramannya. Gue kemudian merebahkan
    tubuhku disampingnya.

    Malam itu gue menggagahi bu ita sampai 3 kali. Sama seperti yang pertama, gue tumpahkan seluruh
    spermgue ke liang vaginanya. Selah itu persubuhannku dengan bu ita jadi acara rutin. Minimal 2 kali
    seminggu gue menyubuhinya. Gue bahkan dilarang bersubuh dengan wanita lain, agar spermgue benar-benar
    100% masuk ke rahimnya.

    2 bulan kemudian bu ita positif hamil, tapi sampai saat ini, saat kehamilannya memasukki bulan ke 3,
    gue masih rutin menyubuhi bu ita. Sepertinya bu ita tidak bisa menolak kenikmatan digagahi olehku, dan
    gue tentu aja gak mau kehilangan goyangan dasyat bu Ita.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Agensi Modeling  – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018

    Agensi Modeling – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018


    1184 views

    Perawanku – Pagi hari. Aku baru saja bangun tidur. Udara terasa segar setelah Jakarta diguyur hujan deras
    semalaman. Kukenakan kaos oblong tanpa lengan dan celana pendek ketat yang menampakkan lekuk-lekuk.
    pantatku yang begitu menggiurkan. Aku berjalan ke halaman depan.

    “Aha.. Koran baru sudah datang”, kataku dalam hati melihat surat kabar pagi terbitan hari ini
    tergeletak di dekat pintu pagar. Kuambil surat kabar itu. Langsung aku duduk di kursi di teras sambil
    membacanya. Sebagai mahasiswa fakultas ekonomi aku sangat menyukai berita-berita tentang perekonomian
    Indonesia termasuk krisis ekonomi berkepanjangan yang tengah melanda Indonesia. Kubolak-balik
    halaman-halaman surat kabar. Mataku tertumbuk pada sebuah iklan satu kolom yang cukup mencolok.

    “Dicari, gadis berusia 17 sampai 25 tahun. Wajah dan penampilan menarik. Bertubuh ramping. Tinggi
    minimal 165 cm dengan berat yang sesuai. Dapat bergaya. Berminat untuk menjadi foto model. Peminat
    diharapkan datang sendiri ke **** (edited) Agency, Jl. Cempaka Putih **** (edited), Jakarta Pusat.”

    “Aku bisa diterima apa nggak ya?” Aku bertanya dalam hati. Memang sih, kupikir-pikir aku memenuhi
    syarat-syarat yang diminta. Usiaku baru menginjak 20 tahun. Tubuhku ramping dengan tinggi 170 cm,
    seimbang dengan ukuran dadaku yang di atas rata-rata wanita seusiaku. Wajahku cantik. Teman-temanku
    bilang aku perpaduan antara Desy Ratnasari dan Maudy Kusnadi. Tapi menurutku sih mereka terlalu
    memujiku berlebih-lebihan. Nexiabet

    Ah, coba-coba saja aku melamar. Siapa tahu aku diterima jadi foto model. Kan lumayan buat menambah
    penghasilan. Aku masuk ke dalam rumah, ke kamarku. “Pakai baju apa ya enaknya?” batinku. Ah ini saja.
    Kukenakan blus biru muda dan celana panjang jeans belel yang cukup ketat yang baru saja beberapa hari
    yang silam kubeli di Cihampelas, Bandung.

    Mobil Feroza yang kukendarai memasuki jalan yang disebut dalam iklan. Ah, mana ya nomor **** (edited)?
    Nah ini dia. Rumahnya sih cukup mentereng. Di halamannya terpampang papan nama “**** (edited) Agency
    Photo Studio & Modelling. Menerima anggota baru.” Wah benar ini tempatnya. Kuparkir mobilku di pinggir
    jalan. Di sana sudah banyak bertengger mobil-mobil lain. Aku masuk ke dalam. Astaga! Di dalam sudah
    banyak cewek-cewek cantik. Pasti mereka juga adalah pelamar sepertiku. Sejenak mereka memandangku
    ketika aku masuk. Mungkin mereka kagum melihat kecantikan wajahku dan kemolekan tubuhku. Kucari tempat
    duduk yang kosong setelah sebelumnya mendaftarkan diriku di meja pendaftaran.

    Gila, hampir semua tempat duduk terisi. Nah, itu dia ada satu yang kosong di sebelah seorang cewek
    yang cantik sekali, keturunan Indo. Wajahnya mirip Cindy Crawford. Kelihatannya ia sebaya denganku.
    Tapi astaga, ia memakai baju yang berdada rendah alias “you can see,” dan rok jeans mini yang cukup
    ketat, sehingga menampakkan pangkal payudaranya yang berukuran cukup besar. Ia nampak memandangku dan
    tersenyum. Melihatnya aku menjadi minder. Wah, sainganku ini top sekali. Apakah mungkin aku terpilih
    menjadi foto model di sini? Satu persatu para pelamar dipanggil ke ruang pengetesan, sampai si Indo di
    sampingku tadi dipanggil juga. Semua pelamar yang sudah dites keluar lewat pintu lain. Akhirnya namaku
    dipanggil juga.

    “Hanny K**** (edited) dipersilakan masuk ke dalam.”
    Aku pun masuk ke dalam dan disambut oleh seorang pria bertubuh agak gemuk.
    “Kenalkan aku Adolf, direktur sekaligus pemilik agensi ini. Siapa nama kamu tadi? Oh ya, Hanny, nama
    yang bagus, sebagus orangnya. Sekarang giliran kamu dites. Coba kamu berdiri di sana.”
    Aku pun menurut saja dan menuju tempat yang ditunjuk oleh Adolf, di bawah lampu sorot yang cukup
    terang dan di depan sebuah kamera foto.
    “Coba kamu lihat-lihat contoh-contoh foto ini. Pilih lima gaya di antaranya. Aku akan mengetes apakah
    kamu bisa bergaya. Jangan malu-malu, don’t be shy!” kata Adolf sembari memberiku sebuah album foto.
    Aku melihat foto-foto di dalamnya. Ah ini sih seperti gaya foto model di majalah-majalah! Mudah amat!
    Lalu aku memilih lima gaya yang menurutku bagus. Setelah itu, jepret sana, jepret sini, lima gaya
    sudah aku berpose dan dipotret. Tapi Adolf belum mempersilakan aku keluar ruangan. Dia kelihatannya
    seperti berpikir sejenak.

    “Nah, sekarang, Han. Coba kamu buka kancing-kancing bagian atas blus kamu. Nggak usah malu. Biasa-
    biasa aja lah!”
    Kupikir tak apa-apa lah kali ini. Kubuka beberapa kancing atas blusku sehingga terlihat BH yang
    kupakai. Mata Adolf sekilas berubah saat melihat pangkal payudaraku yang montok. Lalu aku dipotret
    lagi dengan pose-pose yang sensual.
    “Nah, begitu kan yahud. Sekarang coba buka baju kamu semuanya.”
    Wah! Ini sih mulai kelewatan!
    “Ayolah, jangan malu-malu!”
    Sebenarnya dalam hati aku menolak. Akan tetapi biarlah, karena aku sejak kecil selalu mengidam-idamkan
    ingin menjadi foto model.

    Dengan perlahan-lahan kutanggalkan blus dan celana panjangku. Mata Adolf tanpa berkedip memandangi
    tubuh mulusku yang hanya ditutupi oleh BH dan celana dalam. Aku sedikit menggigil kedinginan hanya
    berpakaian dalam di ruangan yang ber-AC ini. Namun Adolf tidak mengindahkannya. Ia malah menyuruhku
    menanggalkan busana yang masih tersisa di tubuhku. Ah, gila ini! Tapi cueklah, hanya berdua ini! Lalu
    dengan membelakangi Adolf, kulepas BH-ku. Kusilangkan tanganku di dada menutupi payudaraku.

    “Han, masak kamu balik badan begitu. Bagaimana aku bisa mengetesmu.”
    Aku membalikkan tubuh menghadap Adolf. Adolf menyuruhku menurunkan tangan yang menutupi payudaraku.
    Adolf terpana menyaksikan payudaraku yang montok dan berisi dengan puting susunya yang tinggi
    menantang berwarna kecoklatan segar, tanpa tertutup oleh selembar benang pun. Aku menjadi risih pada
    pandangan matanya. Adolf menyuruhku melepas celana dalamku. Ia semakin melotot melihat bagian
    kemaluanku yang ditumbuhi oleh rambut-rambut halus yang masih tipis. Sekilas kulihat kemaluan di balik
    celana panjangnya menegang.

    “Nah, sekarang kamu diam di situ. Akan kuukur tubuhmu, apakah memenuhi syarat”, kata Adolf sambil
    mengambil meteran untuk menjahit. Pertama kali dia mengukur ukuran vital dadaku. Ia melingkarkan
    meterannya melalui payudaraku. Dengan sengaja tangan Adolf menyentil puting susuku sebelah kanan
    sehingga membuatku meringis kesakitan. Tapi aku diam merengut saja.

    “Kamu beruntung memiliki payudara yang indah seperti ini”, kata Adolf sambil mencolek belahan
    payudaraku.
    “Nah, sudah selesai sekarang.” Aku merasa lega. Akhirnya selesailah pelecehan seksual yang terpaksa
    kuterima ini.
    “Jadi saya sudah boleh keluar?” tanyaku.
    “Eit! Siapa bilang kamu sudah boleh keluar?! Nanti dulu, manis!”
    Wah, kacau! Apa gerangan yang ia inginkan lagi?
    “Susan!” Adolf memanggil seseorang.
    Seorang gadis cantik keluar dari ruangan lain, telanjang bulat. Ya ampun, ternyata ia adalah cewek
    Indo yang tadi duduk di sampingku di ruang tunggu. Payudaranya yang montok bergantung indah di
    dadanya, seimbang dengan pinggulnya yang montok pula. Aku bertanya-tanya apa arti dari semua ini.

    “Nah, sekarang coba kamu lihat, Hanny. Susan ini adalah satu-satunya pelamar yang berhasil terpilih.
    Mengapa? Sebab ia cocok dengan profil foto model yang saya inginkan untuk proyek kalender bugil yang
    akan saya edarkan di luar negeri. Kalo kamu ingin berhasil seperti Susan, kamu harus berani seperti
    dia, Han”, kata Adolf sambil menunjuk ke arah gadis cantik yang bugil itu. Astaga! Batinku. Aku harus
    dipotret bugil. Bagaimana pandangan orang-orang terhadapku nanti apabila foto-foto telanjangku sampai
    dilihat orang-orang banyak?! Tapi kan cuma diedarkan di luar negeri?!

    “Baiklah, tapi kali ini aja ya”, aku menyanggupinya. Akhirnya aku dipotret dalam beberapa pose. Pose
    yang pertama, aku disuruh berbaring tertelentang dengan pose memanjang di atas ranjang, dengan membuka
    pahaku lebar-lebar, sehingga menampakkan kemaluanku dengan jelas. Pose kedua, aku duduk mengangkang di
    tepi ranjang sementara Susan menjilati liang kemaluanku. Pose ketiga, aku dalam keadaan berdiri,
    sedangkan Susan dengan lidahnya yang mahir mempermainkan puting susuku. Pose keempat, aku masih
    berdiri, sementara Susan berdiri di belakangku dan berbuat seolah-oleh kami berdua sedang bersenggama.
    Susan berperan sebagai seorang pria yang sedang menghujamkan batang kemaluannya ke dalam liang
    kewanitaanku, sedangkan tangannya meremas-remas kedua belah payudaraku yang indah. Dan aku diminta
    memejamkan mataku, seakan-akan aku sedang terbuai oleh kenikmatan yang tiada taranya. Semua itu adalah
    pose-pose yang membangkitkan nafsu birahi bagi kaum pria namun amat memuakkan bagi diriku.

    Tiba-tiba kurasakan kedua belah payudaraku diremas-remas dengan lebih keras, bahkan lebih kasar. Aku
    meronta-ronta kesakitan. Aku menoleh ke belakang. Astaga! Ternyata yang di belakangku sudah bukan
    Susan lagi, melainkan Adolf yang sekarang tengah mempermainkan payudaraku dengan seenaknya! Entah
    Susan sudah ke mana perginya.

    “Jangan, Pak! Jangan!” Aku memberontak-berontak sebisa-bisanya. Tapi semua itu tidak ada hasilnya.
    Tangan Adolf lebih kuat mendekapku kencang-kencang sampai aku hampir tidak bisa bernafas.
    “Kamu memang benar-benar cantik, Hanny”, kata Adolf sambil mencium tengkukku sementara tangannya masih
    terus merambah kedua bukit yang membusung di dadaku.

    Tiba-tiba dengan kasar, Adolf mendorongku, sehingga aku jatuh tertelentang di sofa. Melihat tubuh
    mulusku yang sudah tergeletak pasrah di depannya, nafas Adolf memburu bagai dikejar setan. Matanya
    melotot seperti mau meloncat keluar melihat keindahan tubuh di depannya. Kututup payudaraku dengan
    tanganku, tapi Adolf menepiskannya. Betapa belahan payudaraku sangat lembut dan merangsang ketika
    mulut Adolf mulai menjamahnya. Payudaraku yang putih bersih itu memang menggiurkan. Mulut Adolf dengan
    buas menjilat dan melumat bagian puncak payudaraku, lalu mengisap puting susuku bergantian, sehingga
    aku menggelinjang kegelian. Nafasku ikut memburu kala tangan Adolf mulai merayap ke selangkanganku,
    meraba-raba pahaku dari pangkal sampai lutut. Lalu betisku yang mulus itu.

    Aku hampir-hampir tak bisa bernafas lagi ketika mulut Adolf terus mengisap dan menyedot puting susuku.
    Aku meronta-ronta. Tapi Adolf terus mendesak dan melumat puting susuku yang runcing kemerahan itu.
    Seumur hidupku, belum pernah aku diperlakukan sedemikian lupa oleh lelaki manapun, dan kini aku harus
    menyerahkan diriku pada Adolf.

    Adolf mencoba mendorong batang kemaluannya masuk ke dalam liang senggamaku yang sempit. Ia sudah tak
    kuat lagi membendung nafsunya yang memuncak ketika batang kemaluannya bergesekan dengan liang
    kewanitaanku yang merah terbuka. Batang kemaluan Adolf akhirnya menghujam seluruhnya ke dalam liang
    kenikmatanku. Aku menjerit ketika liang kewanitaanku diterobos oleh batang kemaluan Adolf yang tegang
    dan panjang. Betapa perih ketika “kepala meriam” itu terus masuk ke dalam liang kewanitaanku, yang
    belum pernah sekalipun merasakan jamahan laki-laki.

    Aku mencoba memberontak sekuat tenagaagi. Tapi apa daya, Adolf lebih kuat. Lagipula aku sudah lemas,
    tenagaku sudah hampir habis. Terpaksa aku hanya dapat menerima dengan pasrah digagahi oleh Adolf. Dan
    akhirnya, aku merasa tak kuat lagi. Setelah itu aku tak ingat apa-apa lagi. Aku tak sadarkan diri.

    Saat aku siuman, aku menyadari diriku masih tergeletak telanjang bulat di sofa dengan cairan-cairan
    kenikmatan yang ditembakkan dari batang kemaluan Adolf berhamburan di sekujur perut dan dadaku.
    Sementara kulihat ruangan itu telah kosong. Segera kukenakan pakaianku kembali dan bergegas ke luar
    ruangan. Kukebut Feroza-ku pulang ke rumah dan bersumpah tak akan pernah kembali lagi ke tempat
    terkutuk itu!.

     

  • Setelah Puas Dengan Istri Ipar Pun Dihajar

    Setelah Puas Dengan Istri Ipar Pun Dihajar


    1184 views

    Cerita Sex ini berjudulSetelah Puas Dengan Istri Ipar Pun DihajarCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Kejadiannya begini, suatu hari rumahku kedatangan tamu dari Padang. Uni Tati kakak tertua istriku. Dia datang ke Jakarta karena tugas kantor ikut seminar di kantor pusat sebuah bank pemerintah. Uni adalah kepala cabang di Padang, Uni menginap dirumah kami.

    Dari pada menginap di hotel, mendingan juga uang hotel disimpan buat beli oleh-oleh. Selama seminggu dia tinggal dirumahku. Dari istriku kutau kalau Uni Tati berusia 40 tahun. Suaminya sudah meningal 2 tahun lalu karena kecelakaan. Orangnya cantik, putih, tinggi semampai. Lebih tepatnya kubilang anggun karena orangnya cenderung diam dan sangat religius.

    Selama di Jakarta, setiap ada kesempatan aku dan istriku mengajak Uni jalan-jalan, maklum ini kunjungan pertamanya ke Jakarta, biasanya ke mal karena waktunya sempit. Kami sudah berencana pas hari Sabtu akan jalan-jalan ke Taman Safari

    Tiba hari Sabtu, istriku ternyata punya tugas mendadak dari kantor yaitu harus mengawasi pameran di Mangga Dua. Gagal deh rencana jalan-jalan ke Taman Safari. Istriku mengusulkan agar aku tetap mengantar Uni jalan-jalan misalkan ke Ancol saja dan pulangnya bisa jemput istriku di Mangga Dua.

    Sebetulnya aku agak males kalo nggak ada istriku. Aku merasa risih harus jalan berdua Uni karena orangnya pendiam. Akupun menduga Uni pasti nggak mau. Tapi tanpa dinyata ternyata Uni menyetujui usul istriku.

    Pagi-pagi banget istriku sudah berangkat naik KRL dari stasiun Pondok Ranji. Rumahku yang didaerah Bintaro cukup jauh dari Mangga Dua dan Ancol. Sementara menunggu Uni yang lagi jalan-jalan pagi aku sendirian dirumah menyeruput kopi dan merokok. Kami berencana jalan jam 10 pagi. Sehabis ngopi dan merokok, aku kembali tidur-tiduran di kamarku menunggu jam.

    Pikiranku melayang membayangkan kakak istriku ini. Uni Tati sangat menarik perhatianku secara sexual. Jeleknya aku, mulia keluar. Aku tertantang menaklukkan wanita baik-baik, aku tertantang menaklukkan Uni. Mumpung ada kesempatan. Dasar setan selalu mencari kesempatan menggoda.

    Kuatur jebakan untuk memancing Uni. Aku buru-buru mandi membasuh badan dan keramas. Dengan berlilit handuk aku menunggu kepulangan Uni dari olahraga paginya. Sekitar 10 menit aku menunggu dibalik horden dan kulihat Uni memasuki pagar depan dengan pintu besi yang agak berderit.

    Sengaja pintu rumah aku tutup tapi dibiarkan tak terkunci. Aku berlalu menuju kamarku dan segera memasang jebakan untuk mengejutkan Uni. Aku masuk kamarku dan segera bertelanjang bulat. Pintu kamar kubuka lebar-lebar, jendela kamar juga kubuka biar isi kamar mendapat penerangan jelas. Hokibet99

    Kudengar pintu depan berbunyi seperti ditutup. Akupun mulai beraksi. Dengan bertelanjang bulat aku menunggu Uni melewati kamarku dengan harapan dia melihat tubuh dan juniorku yang sedari tadi berdiri tegak membayangkan petualangan ini. Handuk kututupkan ke kepala seolah-olah sedang mengeringkan rambut yang basah sehabis keramas.

    Aku berpura-pura tidak melihat dan tidak menyadari kehadiran Uni. Dari bakik handuk yang kusibak sedikit, kulihat sepasang sepatu kets melintas kamarku. Aku yakin Uni pasti melihat tubuhku yang polos dengan junior yang tegak berdiri.

    Nafsuku semakin menggeliat ketika kuamati dari balik handuk sepasang sepatu yang tadinya hampir melewati kamarku kini seperti terpaku berhenti didepan kamar tanpa beranjak. Aku semakin aktif menggosok-gosok rambutku dan berpura-pura tak tau kalo ada orang. Beberapa detik aku berbuat begitu dan aku merencanakan sensasi berikut.

    Dengan tiba-tiba kuturunkan handuk dan menengok ke arah pintu kamar. Aku pura-pura kaget menyadari ada orang. “E..eee…maaf Uni, aku kira nggak ada orang,” kataku seraya mendekati pintu seolah-olah ingin menutup pintu. Aku tidak berusaha menutup kemaluanku yang menantang. Malah kubiarkan Uni terdiam memandangi tubuhku yang polos mendekat kearahnya.

    Dengan tenagnya seolah aku berpakaian lengkap kudekati Uni dan sekali lagi memohon maaf.

    “Maaf ya Uni, aku terbiasa seperti ini. Aku nggak sadar kalau ada tamu dirumha ini,” kataku sambil berdiri didepan pintu mau menutup daun pintu.

    Tiba-tiba seperti tersadar Uni bergegas meninggalkanku sambil berkata “i…i…iya , tidak apa-apa…..”. Dia langsung masuk ke kamar belakang yang diperuntukkan kepadanya selama tingal dirumahku. Aku kemudian memakai celana pendek tanpa CD dan mengenakan kaos oblong lantas smengetok pintu kamar Uni.

    “Ada apa Andy,” ujar Uni setelah membuka pintu.

    Kulihat dia tidak berani menatapku. Mungkin malu. Membaca situasi seperti itu, aku tidak menyiakan kesempatan. “Uni, maafkan Andy ya…aku lupa kalau ada tamu dirumah ini,” kataku merangkai obrolan biar nyambung.

    “Nggap apa-apa, cuma Uni malu hati, sungguh Uni malu melihat kamu telanjang tadi,” balasnya tanpa mau menatap aku.

    “Kenapa musti malu? Kan nggak sengaja, apa lagi Uni kan sudah pernah menikah jadi sudah biasa melihat yang tegak-tegak seperti itu,” kataku memancing reaksinya.

    “Sejujurnya Uni tadi kaget setengah mati melihat kamu begitu. Yang Uni malu, tanpa sadar Uni terpaku didepan kamarmu. Jujur aja Uni sudah lama tidak melihat seperti itu jadi Uni seperti terpana,” katanya sambil berlari ketempat tidurnya dan mulai sesenggukan. Aku jadi ngak tega. Kudekati Uni dan kuberanikan memegang pundaknua seraya menenangkannya.

    “Sudalah nggak usah malu, kan cuma kita berdua yang tau.” Melihat reaksinya yang diam saja, aku mulai berani duduk disampingnya dan merangkul pundaknya. Kuusap-usap rambutnya agak lama tanpa berkata apa-apa. Ketika kurasa sudah agak tenang kusarankan untuk mandi aja.

    Kutuntun tangannya dan sekonyong-konyong setan mendorongku untuk memeluk saat Uni sudah berdiri didepanku. Lama kupeluk erat, Uni diam saja. Mukanya diselusupkan didadaku.

    Payudaranya yang masih kencang serasa menempel didadaku. Sangat terasa debar jantungnya. Perlahan tangaku kuselusupkan ke balik kaos bagian belakang berbarengan dengan ciumanku yang mendarat dibibirnya.

    “Jangan Ndy…dosa,” katanya sambil melepaskan diri dari pelukanku.

    Namun pelukanku tidak mau melepaskan tubuh sintal yang sedang didekapnya. Daam usaha kedua Uni sudah menyerah. Bibirnya dibiarkan kulumat walau masih tanpa perlawanan. Ucoba lagi menyelusupkan tangan dibalik kaosnya, kali ini bagian depan. Tangan kanan yang menggerayang langsung pada sasaran…putting susu sebelah kiri. Uni menggeliat.

    Pilinan jariku di payudaranya membuat nafsunya naik. Aku tau dari desiran nafasnya yang mulai memburu. Aku heran juga dengan wanita ini, tetap diam tanpa perlawanan. Mungkin ini style wanita baik-baik. Bagusnya, semua apa yang kulakukan tidak ada penolakan. Seperti dicocok hidungnya Uni menurut saja dengan apa yang kulakukan terhadapnya.

    Perlahan kubuka kaosnya, kubukan celana panjang trainings pack-nya, kubuka Bh nya, kubuka CD-nya , Uni diam saja. Kubopong tubuhnya ketempat tidur. Kubuka kaosku, kubuka celana pendekku……..Uni masih diam.

    Lidahku mulai bermain disekujur tubuhnya. Dari ujung kepala, turun ke telinga, ke bibir, ke leher…perlahan kusapu dadanya, payudaranya kulumat dengan gigitan kecil…turun lagi kebawah, pusarnya kukorek dengan lidahku….turun lagi ke sekumpulan rambut dan kedua pahanya hujilat-jilat terus sampai keujung jempol kaki. Aku tidak merasa jijik karena tubuh Uni yang putih bersih sangat membangkitkan gairah.

    Kukangkangkan kakinya, uni masih diam saja. Tapi kuamati matanya terpejam menikmati sentuhan tiap jengkal ditubuhnya. Baru ketika kudaratkan sapuan lidahku di bibuir vagina dan klitorisnya Uni tiba-tiba berteriak ,” Ahhhhhhhh……..”

    “Kenapa Uni….Sakit?,” tanyaku. Uni hanya menggeleng. Dan aktifitas jilat menjilat vagina itu kulanjutkan. Uni menggelinjang dahsyat dan tiba-tiba dia meraung.

    .”Andyyyyyyy… ayo Andy….jangan siksa aku dengan nikmat…ayo Andy tuntaskan….Uni udah nggak tahan,” katanya.

    Aku tidak mau berlama-lama. Tanpa banyak variasi lagi langsung kunaiki kedua pahanya dan kutusukkan juniorku kelobah surganya yang sudah basah kuyup.

    Dengan sekali sentak semua batangku yang panjang melesak kedalam. Agak seret kurasakan, mungkin karena sudah dua tahun nganggur dari aktifitas. Kugenjot pantatku dengan irama tetap, keluar dan masuk. Uni semakin menggelinjang.

    Aku pikir nggak usah lama-lama bersensasi, tuntaskan saja. Lain waktu baru lama. Melihat reaksinya pertanda mau orgasme , gerakan pantatku semakin cepat dan kencang. Uni meronta-ronta , menarik segala apa yang bisa ditariknya, bantal, sepre. Tubuhku tak luput dari tarikannya.

    Semua itu dilakukan dengan lebih banyak diam. Dan tiba-tiba tubuhnya mengejang, “Ahhhhhhhhhhhhhhhh…….,” lolongan panjangnya menandakan dia mencapai puncak. Aku mempercepat kocokanku diatas tubuhnya.

    Tiba-tiba aku didikejutkan dengan hentakan tubuhnya dibarengi tanganya yang mendorong tubuhku.

    “Jangan keluarin didalam ….aku lagi subur,” suaranya tresengal-sengal ditengah gelombang kenikmatan yang belum mereda.

    Kekagetanku hilang setelah tau reaksinya. “Baik Uni cantik, Andy keluarin diluar ya,” balasku sambil kembali memasukkan Junior ku yang sempat terlepas dari vaginanya karena dorongan yang cukup keras. Kembali kupompa pinggulku. Aku rasa kali ini Uni agak rileks. Tapi tetap dengan diam tanpa banyak reaksi Uni menerima enjotanku. Hanya wajahnya yang kadang-kadang meringis keenakan.

    Dan sampailah saatnya, ketika punyaku terasa mulai berkedut-kedut, cepat-cepat kucabut dari vagina Uni dan kugencet batang juniorku sambil menyemprotkan sperma. Kuhitung ada lima kali juniorku meludah. Sekujur tubuh Uni yang mulus ketumpahan spermaku.

    Bahkan wajahnyapun belepotan cairan putih kental. Dan aku terkulai lemas penuh kenikmatan. Kulihat Uni bagkit mengambil tisu dan meneyka badan serta mukanya.

    “Andy…kamu sudah memberikan apa yang belum pernah Uni rasakan,” kata wanita cantik itu sambil rebahan disampingku.

    Dengan persetujuan Uni, kami menelpon istriku mengabarkan kalau batal ke Ancol karena Uni nggak enak badan. Padahal kami melanjutkan skenario cinta yang menyesatkan. Kami masih tiga kali lagi melakukan persetubuhan. Dalam dua sessi berikut sangat kelihatan perkembangan yang terjadi sama Uni.

    Kalo permainan pertama dia banyak diam, permainan kedua mulai melawan, permainan ketiga menjadi dominan, permainan keempat menjadi buas….buas…sangat buas. Aku sempat memakai kondom biar bisa dengan leluasa menumpahkan sperma saat punyaku ada didalam vaginanya.

    “Aku sadar ini dosa, tapi aku juga menikmati apa yang belum pernah aku rasakan selama bersuami. Suamiku itu adalah pilihan orang tua dan selisih 20 tahun dengan Uni. Sampai Uda meninggal, Uni tidak pernah merasakan kenikmatan sexual seperti ini. Sebetulnya Uni masih kepengen nikah lagi tapi tidak pernah ketemu orang yang tepat. Mungkin posisi Uni sebagai kepala bagian membuat banyak pria menjauh.” Cerita Uni sebelum kami sama-sama tertidur pulas.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • SASHA, KARENA ULAH SUAMI

    SASHA, KARENA ULAH SUAMI


    1181 views

    Cerita Sex ini berjudulSASHA, KARENA ULAH SUAMICerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Sasha adalah seorang seorang eksekutif muda berusia 26 tahun yang sudah lumayan lama bekerja sebagai sekretaris sebuah perusahaan multinasional. Sikapnya yang ramah dan lembut membuat ia disukai oleh rekan-rekannya di kantor.

    Sasha memiliki wajah yang amat cantik khas wanita oriental yang sering dibanding-bandingkan dengan wajah artis-artis Jepang, hal itu wajar karena ayah Sasha adalah orang Jepang asli yang merantau ke Indonesia, sehingga Sasha berdarah Jepang campuran.

    Salah satu daya tarik Sasha adalah rambut hitam panjangnya yang lurus dan indah yang ikut menyempurnakan kecantikan wajahnya selain tubuh Sasha yang proporsional dengan tinggi 160 cm yang juga merupakan nilai tambahnya.

    Sebagai keturunan Jepang, Sasha juga diberi nama Izumi Toyama oleh ayahnya, namun ia lebih suka memakai nama Sasha karena lebih familiar dilingkungan kantornya yang mayoritas adalah orang-orang Indonesia asli. Kecantikan Sasha juga menarik perhatian para laki-laki di kantor itu. Sasha sering dijadikan bahan obrolan dan fantasi mereka sehari-hari.

    Sayangnya, mereka tidak bisa berharap terlalu banyak karena Sasha sudah memiliki seorang suami bernama Aldy yang menikahinya 3 tahun lalu. Apalagi Sasha telah dikaruniai seorang putri yang berusia 2 tahun bernama Alyssa hasil dari pernikahannya dengan Aldy.

    Aldy sendiri bekerja di bagian keuangan perusahaan itu dan bertanggung jawab atas pengelolaan keuangan dan perpajakan. Tak heran, banyak juga laki-laki yang seringkali iri dengan keberuntungan Aldy yang berhasil memperistri wanita secantik Sasha. Namun, walaupun Sasha telah berstatus sebagai istri Aldy, hal itu tidak mengurungkan niat beberapa lelaki di kantornya untuk mengincar Sasha.

    Mereka merasa Sasha bagaikan intan yang begitu berkilau dan amat sayang untuk dilepas. Termasuk diantaranya adalah Pak Anton, seorang direktur cabang sekaligus supervisor Sasha yang telah lama mengincar anak buahnya itu. Berbagai cara telah dilakukan Pak Anton untuk mendekati Sasha namun Sasha selalu berusaha sebisa mungkin untuk menghindar dari Pak Anton.

    Apalagi Sasha sudah berkeluarga dan ia amat mencintai suaminya. Sikap Sasha ini juga dinilai wajar oleh para pegawai kantor itu karena selain sikap ngototnya dan usianya yang sudah nyaris berkepala lima, tubuh Pak Anton yang tambun dan kepalanya yang agak botak membuatnya tidak begitu disukai para pegawai perempuan yang cenderung menjauhinya, apalagi Pak Anton terkenal genit dan sering menggoda pegawai perempuan di kantornya. Mungkin itulah sebabnya Pak Anton masih melajang seumur hidupnya walaupun ia amat kaya.

    Suatu hari, kantor Sasha diminta oleh kantor pusat untuk menyiapkan dokumen-dokumen kontrak yang harus dikirim ke luar negeri besok harinya, sehingga Sasha terpaksa harus lembur dan mempersiapkan dokumen-dokumen itu dalam waktu sehari penuh. Kebetulan, pak Anton juga ikut lembur sebagai supervisor Sasha yang harus memeriksa dokumen-dokumen yang dipersiapkan oleh Sasha.

    Sementara itu, Aldy sudah terlebih dulu pulang dari sore karena tidak ikut lembur hari itu. Saat pulang, Aldy sudah meminta Sasha untuk pulang sendirian karena mobil mereka belum selesai diperbaiki di bengkel.

    Akhirnya, setelah bekerja seharian penuh, semua dokumen itupun berhasil terselesaikan oleh Sasha. Waktu di jam dinding telah menunjukkan pukul 11.20 malam.

    Sasha pun merasa amat lelah dan mengantuk, walau demikian, ia masih harus mengantarkan dokumen itu ke ruangan Pak Anton. Sasha pun segera mengantarkan dokumen itu ke ruangan Pak Anton. Sesampainya di ruangan itu, Sasha segera menuju ke meja Pak Anton. Walaupun sebenarnya ia juga merasa malas untuk bertemu atasannya yang terkenal genit itu.

    “Pak, ini semua dokumennya sudah saya kerjakan. Sisanya tinggal diperiksa saja sebelum dikirim ke pusat.” ujar Sasha sambil menyerahkan dokumen-dokumen itu ketangan Pak Anton.

    “Oh, iya! Bagus sekali Sasha. Bagaimana dengan surat-surat perjanjian kontrak, sudah kamu kerjakan juga?” tanya Pak Anton.

    “Sudah Pak. Baru saja saya faks ke kantor pusat. Besok mungkin konfirmasinya akan kita terima.”

    “Baguslah kalau begitu.”

    “Terima kasih, pak. Apa masih ada yang perlu saya siapkan?” tanya Sasha. Sasha sudah tidak sabar untuk pulang karena ia merasa lelah sekali setelah bekerja dari pagi. Apalagi ia cemas kalau ia tidak bisa pulang karena sulit untuk mendapatkan transportasi untuk pulang pada waktu tengah malam seperti itu.

    “Oh, tidak. Kamu boleh pulang sekarang. Terima kasih, Sasha.” jawab Pak Anton.

    “Sama-sama, Pak.” Sasha menjawab dengan riang, akhirnya ia terbebas dari beban pekerjaannya. Sasha segera beranjak keluar dari ruangan Pak Anton.

    “Oh ya, Sasha!” belum sempat kenop pintu ruangan itu dipegang Sasha, tiba-tiba Pak Anton memanggilnya dari belakang.

    “Ada apa, Pak?” ujar Sasha dengan nada agak kecewa.

    “Malam minggu ini kamu ada waktu? Bagaimana kalau kita makan malam di Kemang? Saya dengar masakan disana enak-enak!” ajak Pak Anton pada Sasha. Sasha menghela nafas menahan kesabarannya.

    Hari ini masih hari Selasa, namun ini sudah keempat kalinya Pak Anton mengajaknya untuk makan malam. Memang supervisornya yang satu ini lumayan ngotot dan perlu kesabaran ekstra untuk mengatasinya. Kalau saja Pak Anton bukan direktur cabang, sudah pasti Sasha akan melaporkannya ke atasan.

    “Maaf Pak, sepertinya saya tidak bisa.” Tolak Sasha dengan halus.

    “Kenapa?”

    “Kebetulan saya harus pergi ke rumah mertua saya hari Sabtu ini.” Kilah Sasha.

    “Oh ya? Kamu sepertinya sibuk sekali. Dua hari ini saya ajak makan siang kamu juga menolak. Atau, kamu memang tidak mau makan bersama saya?!” tanya Pak Anton dengan sorot mata tajam dan dahi yang mengrenyit.

    “Tidak, Pak. Soalnya minggu ini kita memang sibuk sekali, hari ini saja saya harus lembur padahal saya tidak ikut makan siang tadi…” Sasha berusaha memberi alasan yang masuk akal pada Pak Anton dengan harapan atasannya itu mau mengerti, walaupun dalam hatinya ia memang tidak mau pergi bersama Pak Anton.

    “Ya sudah kalau begitu. Mungkin kapan-kapan kita bisa makan bersama kalau kamu sempat.” Ujar Pak Anton.

    “Ya Pak” jawab Sasha. Sasha merasa agak lega karena tampaknya ia berhasil meloloskan diri dari permintaan Pak Anton untuk sementara. Walaupun ia tahu bahwa Pak Anton pasti tidak akan menyerah begitu saja. Sasha segera keluar dari ruangan Pak Anton.

    “Huff…” Sasha menghela nafas sejenak dan menyandarkan tubuhnya ke dinding.

    “Eh, kenapa Sha?” terdengar suara wanita yang memanggilnya. Sasha menoleh ke arah suara itu dan ia melihat rekannya, Sherly, sedang berdiri disampingnya sambil memegangi dokumen-dokumen lainnya.

    “Ah, nggak apa-apa, Sher.”

    “Yakin tuh? Mukamu kelihatan lelah banget!” tanya Sherly dengan raut wajah khawatir.

    “Iya, soalnya aku dari pagi harus mengetik dokumen untuk Pak Anton. Akhirnya kelar juga deh…” ujar Sasha sambil menghela nafas.

    “Yaah… Kamu sih, supervisornya Pak Anton. Terus bagaimana tuh? Kamu diapa-apain nggak?” tanya Sherly seraya melirik ruangan Pak Anton.

    “Diajakin makan bareng lagii…” jawab Sasha sedikit kesal.

    “Heeh?! Udah yang keberapa kali tuh minggu ini?” tanya Sherly seolah tidak percaya. Sasha menaikkan tangannya dan mengacungkan 4 jari-jari lentiknya dihadapan Sherly dengan raut wajah masam.

    “Udah, sabar aja dulu! Siapa tahu nanti dia dimutasi ke cabang lain? Lagian kamunya juga sih! Siapa suruh cantik?” goda Sherly sambil tersenyum dan mencubit pipi Sasha.

    “Aduuh! Dasar usil!” protes Sasha sambil melepaskan cubitan Sherly di pipinya.

    “Oh iya! Sha, ini ada titipan dari Pak Leo ke Aldy. Tolong kamu serahkan sesegera mungkin karena katanya penting!” ujar Sherly sambil menyodorkan sebuah disket ke Sasha.

    “Memangnya apa sih isinya?” tanya Sasha sambil menerima disket itu.

    “Tahu deh? Mungkin data keuangan yang diperiksa Pak Leo.” Jawab Sherly ragu-ragu.

    “Ooh, iya deh. Nanti kuserahkan ke Aldy!” ujar Sasha.

    “Ya sudahlah! Kamu sudah mau pulang kan? Cepat bereskan barang-barangmu sana! Nanti dipanggil Pak Anton lagi lhoo…” ejek Sherly.

    “Nggak mauu! Ya sudah! Aku pulang dulu ya, Sher!” seru Sasha yang segera berlalu ke mejanya. Sasha segera mengemas barang-barang di mejanya kedalam tasnya. Mungkin karena terburu-buru, Sasha lupa memasukkan disket untuk Aldy kedalam tasnya. Tanpa sempat memeriksa barang-barangnya lebih lanjut, Sasha segera berlari keluar dari kantornya menuju halte bus secepat mungkin karena ia mengejar bus terakhir malam itu.

    Sementara itu, Sherly baru melihat disket titipan Pak Leo yang tertinggal di atas meja Sasha. Sherly dengan buru-buru membawa disket itu Sasha dan segera berusaha mengejar Sasha. Namun dalam perjalanan keluar, Sherly berpapasan dengan Pak Anton yang baru keluar dari ruangannya.

    “Lho, ada apa Sherly? Kok buru-buru?” tanya Pak Anton.

    “Saya mau menyusul Sasha, Pak! Ada disket titipan Pak Leo untuk Pak Aldy yang tertinggal!”

    “Oh, kalau begitu, serahkan saja disket itu ke saya. Besok akan saya serahkan ke Sasha.” Usul Pak Anton.

    “Tapi Pak…”

    “Sudah, tidak apa-apa! Sasha mungkin sudah pulang sekarang kan? Lagipula saya supervisornya, jadi besok saya pasti bertemu dengannya. Atau, kamu tidak percaya dengan saya?” tanya Pak Anton sambil melirik tajam kearah Sherly.

    “Ti…tidak Pak! Ini disketnya. Tolong diserahkan ke Sasha atau Pak Aldy besok.” Jawab Sherly yang kalah dengan kengototan Pak Anton sambil menyodorkan disket itu.

    “Nah, begitu dong!” Pak Anton tersenyum sambil menerima disket itu dari tangan Sherly. Pak Anton lalu berlalu masuk kembali ke dalam ruangannya. Meninggalkan Sherly yang masih kebingungan.

    Beberapa saat kemudian, Pak Anton akhirnya menyelesaikan pemeriksaan dokumen-dokumen yang diketik oleh Sasha. Ia merasa puas dengan hasil kerja anak buahnya itu. Pak Anton segera beranjak untuk pulang. Namun sebelumnya, ia merasa penasaran akan isi disket yang ditujukan ke Aldy. Maka Pak Anton kembali menyalakan komputernya dan memasukkan disket itu. Selama beberapa saat, Pak Anton membaca isi disket itu. Ia tersenyum lebar saat mengamati data-data dalam disket itu.

    “Hmm… menarik! Benar-benar menarik!” ujarnya sambil tersenyum menyeringai.

    Sementara itu, Sasha akhirnya tiba di rumahnya. Sesampainya di ruang tamu, Sasha segera disambut oleh Aldy yang sudah menunggunya dari tadi

    “Met malam, sayang. Bagaimana lemburnya?” tanya Aldy sambil tersenyum pada Sasha.

    “Aah… capeek…” jawab Sasha sambil melemaskan otot-ototnya.

    “Ya sudah, ayo cepat tidur. Sudah hampir jam 1 lho…”

    “Iya, iyaa… maunya juga begitu, Aldyy…” Sasha menjawab dengan nada malas.

    “O iya, tadi Pak Leo menitipkan disket untukku, tidak?” tanya Aldy tidak sabaran.

    “Idiih… dasar!! Yang ditungguin rupanya disket itu ya? Bukan aku ya?” balas Sasha dengan raut wajah merengut.

    “Bukan begitu. Aku juga nungguin kamu kok, Sha! Cuma isi disketnya penting sekali, rahasia perusahaan.” Terang Aldy.

    “Tenang saja. Ada kok di tasku!” jawab Sasha tersenyum sambil merogoh tasnya untuk mencari disket itu, namun ia panik karena tidak bisa menemukan disket itu dimana-mana.

    “Eh, kok nggak ada?!” seru Sasha dengan panik. Anehnya, Aldy tampak lebih panik lagi.

    “Yang benar, Sha? Kamu beneran bawa pulang kan?” tanya Aldy dengan wajah pucat.

    “Aduuh! Pasti tertinggal di mejaku deh! Soalnya aku tadi kan buru-buru!”

    “Astagaa! Kok bisa sih, Sha?” seru Aldy dengan bingung. Sasha makin penasaran dengan sikap Aldy yang begitu mencemaskan sebuah disket biasa.

    “Besok kuambil deh! Memangnya isinya apaan sih? Kok kamu panik begitu?” tanya Sasha penasaran.

    Aldy menghela nafas panjang untuk menenangkan diri. Ia lalu berbisik pelan ke telinga Sasha untuk menjelaskan isi disket itu. Sasha menyimak penjelasan itu dengan baik. Namun lama kelamaan matanya membelalak seperti terkejut saat mendengar penjelasan Aldy lebih lanjut.

    “Ya ampun Aldyyy!!!” sontak Sasha berteriak setelah mendengar seluruh penjelasan Aldy.

    “Kamu… kamu menggelapkan pajak?! Pak Leo juga?!” tanya Sasha dengan nada tinggi penuh emosi pada Aldy.

    “Ssst! Jangan keras-keras, Sha!” bujuk Aldy pada istrinya yang mulai panik itu.

    “Kenapa sih kamu sebodoh itu?! Untuk apa kamu menggelapkan pajak? Bagaimana kalau ketahuan?!! Kita bisa dipecat dan kamu bisa dipenjara tahu!!” seru Sasha.

    “Iyaa… aku tahu! Tapi kita butuh uang untuk keperluan sehari-hari.”

    “Itu bukan alasan! Kita kan masih punya gaji!! Bagaimana kalau ada yang tahu?!” tanya Sasha penuh kepanikan.

    “Ya sudahlah, kamu tenang saja, Sha. Besok kamu ambil saja disketnya di mejamu dan langsung saja serahkan ke aku! Lagipula disketnya cuma bisa dibuka oleh pegawai supervisor keatas. Jadi kita bisa tenang sementara” jawab Aldy berusaha menenangkan Sasha.

    Sasha hanya menghela nafas pelan. Ia tidak mau berbicara lebih lama lagi dengan Aldy, lagipula ia sudah amat kelelahan dan kepalanya sudah penuh dengan rasa penat dari tadi pagi. Persoalan Aldy semakin menambah masalahnya saja dan Sasha sudah tidak mau berpikir lebih lama lagi.

    Sasha segera beranjak pergi ke kamar tidurnya dan tidur dengan keadaan galau tanpa bicara sepatah katapun ke suaminya itu. Tidak jauh berbeda dengan Sasha, Aldy juga terpaksa tidur dengan perasaan kacau. Mereka berdua hanya bisa berharap kalau disket itu tidak ditemukan oleh siapapun hingga diambil oleh Sasha esok harinya.

    Esoknya, Sasha segera berangkat ke kantornya pagi-pagi sekali dengan penuh kecemasan. Semoga saja tidak ada yang sempat melihat isi disket itu sebelum ia tiba dikantor. Sesampainya di kantor yang masih dalam keadaan sepi, Sasha tidak menyia-nyiakan waktu lagi.

    Segera dicarinya disket itu di atas mejanya beserta dengan tumpukan berbagai dokumen yang sekarang tersusun diatas mejanya. Sasha semakin panik dan bingung saat ia tidak berhasil menemukan disket itu. Padahal ia sudah mencari di tiap jengkal meja kerjanya, namun hasilnya nihil. Sasha yakin kalau disket itu terakhir kali ditaruhnya di atas meja kerjanya itu.

    “Pagi, Sasha!” tiba-tiba suara panggilan dari seorang pria mengejutkan Sasha. Sasha menoleh dan ia melihat Pak Anton sudah berdiri dibelakangnya. Perasaan Sasha makin kacau dengan munculnya pria yang paling tidak ingin ditemuinya saat itu. Namun Sasha berusaha mengontrol emosinya.

    “Pa…pagi, Pak!” jawab Sasha gagap.

    “Wah, kenapa pagi-pagi begini sudah rajin?” tanya Pak Anton sambil tersenyum pura-pura tidak mengetahui masalah Sasha.

    “Eh… tidak pak! Kemarin ada yang ketinggalan!”

    “Apa yang ketinggalan, Sasha? Disket?” tanya Pak Anton dengan santainya. Sasha bagaikan disambar petir mendengar pertanyaan Pak Anton itu. Berarti ada kemungkinan bahwa benda yang paling ingin dirahasiakannya malah sekarang berada di tangan orang yang paling berbahaya di kantor itu. Apalagi Pak Anton termasuk orang yang bisa mengakses isi disket

    “Ba… bapak, disketnya di tempat bapak?!” tanya Sasha seolah tidak percaya.

    “Hmm… Begini saja, bagaimana kalau kamu sekarang ikut ke ruangan saya?” ujar Pak Anton yang segera berjalan masuk ke ruangannya dengan diikuti oleh Sasha yang gelisah. Sasha tidak bisa menyembunyikan rasa tegang dan kegelisahannya yang terpancar jelas di raut wajahnya

    “Sasha, kenapa kamu gelisah begitu? Sayang lho wajah cantikmu jadi muram begitu.” Goda Pak Anton dengan santainya. seraya merebahkan dirinya di kursi kerjanya sementara Sasha duduk perlahan-lahan di hadapan Pak Anton. Sasha berusaha untuk tidak menghiraukan godaan Pak Anton, sekarang ia hanya fokus untuk mendapatkan kembali disket itu dan menjaga rahasia Aldy.

    “Kamu tahu, Sasha? Kemarin saya baru mengetahui kalau perusahaan kita bemasalah!” Sasha terhenyak mendengar perkataan Pak Anton itu. Apa mungkin Pak Anton sudah mengetahui rahasia Aldy? Perasaan Sasha kian berkecamuk, namun ia tetap berusaha untuk menenangkan diri.

    “Ma… masalah apa, Pak?” tanya Sasha berusaha untuk menutupi kegalauannya.

    “Begini, saya baru tahu kalau bagian keuangan perusahaan ini rupanya tidak beres! Padahal saya merasa kalau Pak Leo adalah orang yang jujur dan cermat. Rupanya pendapat saya salah!”

    “Maksud… Bapak?”

    “Disket yang kamu cari itu berisi bukti-bukti penggelapan pajak oleh Pak Leo yang dibantu oleh suamimu, kan?” seketika itu juga tubuh Sasha terasa lemas mengetahui kenyataan bahwa rahasia Aldy sudah diketahui oleh Pak Anton. Kepala Sasha sudah tidak bisa berpikir lagi karena kepanikannya dan rasa putus asa yang menyelimuti tubuhnya dengan pekat.

    “Tidak… pak…”

    “Jangan berkilah Sasha, kamu tahu tentang penggelapan ini kan? Ini berarti kamu terlibat dalam kasus ini! Buktinya, hari ini kamu sengaja datang ke kantor pagi-pagi sekali untuk mengambil disket itu!” ujar Pak Anton menakut-nakuti Sasha.

    “Tapi…” jawab Sasha dengan nada panik, kini ia malah ikut terlibat dalam kejahatan suaminya itu. Padahal tadinya ia sama sekali tidak bersalah dalam perkara ini.

    “Kamu tahu, kalian bisa dipenjara karena penggelapan ini! Lihat, jumlah uang yang digelapkan sudah sejumlah 530 juta rupiah! Disini juga ada bukti transfer uang ke rekening suamimu oleh Pak Leo.” ujar Pak Anton sambil menunjukkan angka-angka dan perincian di komputernya pada Sasha.

    Memang Sasha bisa melihat didalam disket itu tertulis lengkap aliran dana penggelapan itu dan termasuk di dalamnya beberapa nama yang bertanggung jawab. Sasha tertegun melihat jumlah nominal 85 juta rupiah yang ditujukan ke rekening Aldy. Bagaimana mungkin Ia tidak menyadari uang sebanyak itu masuk kedalam rekening suaminya? Sasha semakin menyesali sikapnya yang tidak pernah mengontrol kegiatan Aldy sehari-hari.

    “Nah, sekarang kita masuk ke pokok permasalahannya!” ujar Pak Anton dengan raut muka serius. Ia tahu kalau ini adalah kesempatan emasnya untuk menaklukkan Sasha, incarannya dari dulu itu. Namun, terlebih dahulu, ia harus memastikan bahwa Sasha dalam keadaan tidak bisa menolak permintaannya lagi.

    “Saya tidak bisa berdiam diri melihat adanya tindakan penggelapan yang merugikan perusahaan ini. Bagi saya, ini adalah sesuatu yang tidak boleh dibiarkan, apalagi sekretaris saya terlibat! Apa boleh buat, saya terpaksa melaporkan kalian ke aparat kepolisian!” ancam Pak Anton.

    “Tapi… tapi Pak…” Sasha mulai menangis sesunggukan. Ia merasa amat takut mendengar ancaman Pak Anton. Apalagi saat mendengar kata “polisi”. Sasha takut apabila mereka dipenjara. Siapa yang akan menjaga Alyssa, buah hati mereka yang masih kecil? Lagipula mereka tidak bisa lagi memperlihatkan muka mereka karena rasa malu akibat kasus ini belum lagi rasa malu yang akan ditanggung Alyssa kelak.

    “Tolong Pak… Saya akan berusaha untuk mengembalikan semua uang itu sesegera mungkin… Saya… saya juga baru tahu soal penggelapan ini dari Aldy kemarin malam…” jelas Sasha dengan suara terbata-bata.

    “Ini bukan masalah uang, Sasha! Ini masalah integritas! Kalaupun kamu mengembalikan uang itu, tidak ada jaminan kalau hal ini tidak akan terulang lagi!!” seru Pak Anton sambil melabrak mejanya dengan keras sehingga Sasha terkejut dan semakin gemetar ketakutan.

    Dalam hati, Pak Anton tersenyum melihat reaksi Sasha yang semakin ketakutan. Pak Anton semakin gencar menakut-nakuti Sasha, apalagi dilihatnya raut wajah penuh keputusasaan Sasha seolah sudah pasrah menerima nasibnya.

    “Pak… saya mohon!! Tolong jangan laporkan kami Pak… Saya bersedia melakukan apapun… asal bapak tidak melaporkan kami! Pak… Anak saya dirumah masih kecil… Kalau kami dipenjara, siapa yang akan merawatnya?” pinta Sasha dengan penuh keputusasaan.

    Akhirnya! Seru Pak Anton dalam hati, itulah kata yang dari tadi ia tunggu-tunggu keluar dari mulut Sasha. Sekarang Pak Anton memperoleh kesempatan langka untuk mendapatkan incarannya sejak lama itu.

    “Hmm… yah, saya bisa mengerti perasaanmu sebagai seorang ibu bagi anakmu. Saya bisa saja mendiamkan kejadian ini, tapi tentunya saya harus mendapat imbalan yang setimpal. Karena sebenarnya saya melanggar prinsip kejujuran dan integritas saya kalau saya menolong kalian.” Kata Pak Anton pongah.

    “Apa saja pak… apapun yang bapak minta, pasti saya lakukan… tapi tolong jangan laporkan kami…” ujar Sasha.

    “Kalau begitu, saya boleh minta kamu melakukan apapun?! Apa kamu serius?!” tanya Pak Anton dengan sorot mata tajam untuk memastikan takluknya Sasha.

    “Iya Pak… Saya serius…” Sasha hanya mengangguk pelan dan tertunduk pasrah menjawab pertanyaan Pak Anton itu.

    Pak Anton segera beranjak dari kursinya begitu mendengar pernyataan “kekalahan” Sasha itu. Ia lalu berjalan mendekati Sasha yang masih terduduk di kursinya dalam keadaan tertunduk lesu. Pak Anton mengamati tubuh Sasha secara seksama.

    Betapa gemasnya dirinya melihat Sasha, si cantik yang sudah lama diincarnya terduduk tanpa daya di kursi itu. Tangan Pak Anton tidak sabar lagi menjamah tubuh mulus Sasha dan menikmati kelembutannya.

    Tapi Pak Anton berusaha menjaga kesabarannya, tentu saja Ia masih menyimpan dendam dengan Sasha yang seringkali tampak menghindarinya dan tentu saja Sasha harus dihukum atas perbuatannya itu. Namun hukuman apa yang cocok untuk Sasha? Tiba-tiba, Pak Anton teringat dengan berita di pagi itu yang bertajuk

    “Kontroversi UU Nikah Siri”. Pak Anton tertawa lebar dalam hati. akhirnya ia berhasil menemukan cara yang sangat tepat untuk mempermalukan wanita cantik seperti Sasha.

    “Ehm… Sasha!” Pak Anton mendehem sejenak dan memanggil Sasha.

    “I…iya Pak…” jawab Sasha pelan.

    “Begini. Saya baru saja memutuskan untuk menjaga rahasia kalian berdua! Tapi tentu saja ada syaratnya!”

    Mendengar pernyataan Pak Anton, sejenak rasa gelisah di hati Sasha terlepas. Sekarang ia tidak perlu lagi khawatir akan rahasia Aldy yang terbongkar. Sasha berpikir bahwa syarat dari Pak Anton tentunya hanyalah untuk mengembalikan dana yang digelapkan, sehingga Sasha merasa kini ia hanya perlu mengembalikan uang itu.

    “Terima kasih, Pak Anton! Terima kasih! Saya akan menuruti kemauan bapak! Uang itu akan segera saya kembalikan!” ujar Sasha dengan lega.

    “Eeh? Tunggu dulu! Siapa yang menyuruh kamu untuk mengembalikan uang itu?” tanya Pak Anton dengan raut wajah mengrenyit.

    “Ma…maksud Bapak?” tanya Sasha yang kembali kebingungan.

    “Uang itu boleh kalian simpan! Saya tidak butuh uang kalian. Saya akan menganggap penggelapan ini tidak pernah terjadi dan bahkan disket ini akan saya kembalikan dengan satu syarat yang harus kamu penuhi sendiri dan tentunya itu tidak berkaitan dengan uang kalian!”

    “A… apa Pak?” Sasha semakin penasaran dengan syarat Pak Anton.

    “Saya minta kamu untuk menikah siri dengan saya!” jawab Pak Anton dengan tegas tanpa keraguan sedikitpun. Seketika itu pula Sasha serasa tersambar petir mendengar ucapan Pak Anton. Ia amat terkejut hingga tidak percaya akan syarat yang diucapkan Pak Anton barusan.

    “Apa…?!”

    “Wah, ternyata belum jelas ya?”, Pak Anton menggelengkan kepalanya sejenak. “Saya minta agar kamu menikah siri dengan saya! Kawin kontrak!” tegas Pak Anton sekali lagi.

    Perasaan Sasha terguncang hebat saat kembali mendengar ucapan Pak Anton itu. Ia merasa dihina dan direndahkan sekali saat diberikan syarat seperti itu. Lagipula, ia sudah bersuami dan tidak mungkin ia memenuhi permintaan nikah siri Pak Anton yang juga berarti ia mengkhianati cinta suaminya itu.

    “Tidak… tidak mungkin, Pak! Saya tidak mau!” Sasha segera beranjak pergi menuju pintu keluar ruangan itu. Namun belum sempat ia keluar, kembali terdengar suara Pak Anton dari belakang.

    “Baiklah kalau begitu, saya rasa kalian harus siap menitipkan anak kalian di panti asuhan untuk sementara!” mendengar suara Pak Anton itu, sekujur tubuh Sasha terasa lemas dan tenaganya menghilang. Apalagi saat mendengar nasib yang menunggu anaknya itu.

    “Pikirkan lagi, Sasha. Kamu bisa menjaga rumah tanggamu dan menyimpan uang kalian tanpa kurang sepeserpun dengan memenuhi syarat dari saya! Lagipula, kamu hanya akan menikah siri, dan mas kawin kita bisa kamu simpan! Tentu saja, hal ini akan jadi rahasia kita berdua saja. Aldy dan orang lain tak perlu tahu! Saya bisa menjamin kerahasiaan pernikahan kita!” bujuk Pak Anton. “Sasha, ingat kalau masalah ini adalah akibat ulah Aldy! Untuk apa kamu tetap setia padanya?! Dia yang membuatmu mendapat masalah seperti ini, bukan?!” tambahnya.

    Mendengar bujukan Pak Anton, membuat Sasha merasa tidak punya pilihan lain lagi.

    “Kapan… pak?!”

    “Hm?!”

    “Kapan… bapak mau menikahi saya?” tanya Sasha dengan terbata-bata. Pak Anton tidak bisa menyembunyikan kegirangannya lagi. Akhirnya mimpinya sejak lama terwujud juga! Sasha, idola para lelaki di kantor akan segera menikah dengannya.

    “Erhm! Kalau begitu, saya minta kamu untuk menyiapkan diri. Minggu depan, saya akan meminta Pak Leo untuk mengadakan perjalanan keluar kota dengan Aldy selama seminggu penuh, saya yakin dia tidak akan menolak saya dengan posisinya sekarang! Kamu sendiri, tolong siapkan keperluanmu untuk pernikahan kita nanti. Saya akan menjemputmu dan anak kalian begitu Aldy lepas landas!” terang Pak Anton.

    Sasha hanya mengangguk pelan mendengar instruksi Pak Anton. Pak Anton lalu mengembalikan disket itu ke Sasha setelah mengcopy isi disket itu ke komputernya.

    “Ini untuk jaminan.” ujar Pak Anton sambil tersenyum memuakkan saat mengcopy isi disket itu. “Kalau kamu macam-macam, kamu tahu akibatnya!” ancamnya kembali pada Sasha. Sasha hanya tertunduk lesu saat mengambil kembali disket itu.

    Begitu pulang, Sasha menyerahkan disket pada Aldy itu sambil menahan perasaannya seolah tidak terjadi apapun di kantor hari itu. Bagaimanapun juga, Sasha berusaha menjaga rahasia barunya itu demi keutuhan rumah tangganya dan juga untuk masa depan Alyssa.

    Beberapa hari kemudian, semua yang dikatakan Pak Anton terjadi. Aldy dan Pak Leo terbang ke Sulawesi untuk urusan dinas. Tentu saja, Pak Leo terpaksa berangkat karena perintah Pak Anton yang merupakan atasan tertinggi di kantor itu, ditambah dengan sedikit “paksaan” berkaitan dengan penggelapan pajak itu. Namun baik Aldy maupun Pak Leo sama sekali tidak tahu apa tujuan Pak Anton sebenarnya. Sasha yang sudah tahu akan peranannya mempersiapkan dirinya sebaik mungkin.

    Pagi-pagi sekali, Pak Anton tiba dirumah Sasha dengan sedan berwarna putih sekitar jam 8 pagi. Pak Anton tersenyum melihat Sasha yang sudah menunggu di pekarangan rumahnya dengan menggendong Alyssa dan membawa sebuah koper besar.

    “Wah, sudah lama ya menunggu? Ayo masuk!” ujar Pak Anton tersenyum sambil membuka pintu mobilnya dan mempersilahkan Sasha dan Alyssa masuk.

    Sasha segera menuruti perintah Pak Anton tanpa bicara sepatah kata pun. Koper Sasha dimasukkan ke bagasi dan mobil itu pun segera melaju ke daerah Puncak. Perasaan Sasha kacau balau dalam perjalanan itu. Kepalanya dipenuhi berbagai macam pikiran yang terus menyiksanya, apalagi kalau mengingat ia sedang mengkhianati Aldy saat ini.

    Pikiran Sasha terasa buntu karena kelelahan dan ia pun tertidur dalam perjalanan. Akhirnya, mobil itu sampai di sebuah villa besar yang kemudian diketahui merupakan villa milik Pak Anton. Waktu saat itu menunjukkan pukul 12 siang saat itu. Mobil itu langsung diparkir masuk kedalam garasi dan Sasha dibawa masuk melalui pintu samping villa yang megah itu.

    “Nah, Sasha. Kamu boleh bawa Alyssa untuk beristirahat di kamar lantai atas. Saya akan menunggu kamu diruang tamu.” Ujar Pak Anton sambil memberikan kunci kamar untuk Sasha.

    Sasha mengambil kunci di tangan Pak Anton dan menidurkan Alyssa di kamar itu. Setelah memastikan kalau Alyssa sudah tidur, Sasha segera beranjak keruang tamu untuk menemui Pak Anton. Pak Anton tersenyum lebar saat melihat Sasha turun dari lantai atas.

    “Bagaimana, Alyssa sudah tidur?” tanya Pak Anton.

    “Sudah pak…” jawab Sasha pelan.

    “Bagus! Ingat, selama kamu ada di villa saya, kamu harus menuruti semua perintah saya tanpa menolak sedikitpun! Kalau kamu menurut, saya jamin kamu tidak akan menyesal, tapi kalau sekali saja kamu membangkang, saya akan memastikan kalau nasib rumah tanggamu hancur sama sekali! Kamu mengerti?!” ancam Pak Anton dengan suara keras.

    Sasha hanya mengangguk pelan. Sasha sudah tahu kalau sekarang ia sudah didalam cengkraman kekuasaan Pak Anton dan tidak mungkin lagi baginya untuk mundur. Sekarang ia hanya memasrahkan dirinya untuk menuruti kemauan Pak Anton. Pak Anton segera beranjak berdiri dan mendekati Sasha. Pak Anton lalu berjalan berputar mengelilingi Sasha yang berdiri di tengah ruangan itu sambil mengamati tubuh molek Sasha.

    Senyum Pak Anton yang memuakkan tampak jelas saat melihat-lihat kulit putih mulus Sasha, pantat Sasha yang bulat dibalik celana jins yang dipakai Sasha maupun dada Sasha yang tampak membusung karena sempitnya blouse putih yang dipakai Sasha. Pak Anton merasa amat beruntung karena akan segera mendapatkan “istri” secantik Sasha. Wajah Pak Anton bagaikan anak kecil yang baru saja mendapatkan mainan baru dan tidak sabar untuk memainkan mainan itu.

    “Hmm… Pak penghulu baru bisa datang jam 4 sore nanti. Sekarang baru jam setengah 2. Kita punya banyak waktu untuk bersiap-siap!” gumam Pak Anton.

    “Ayo, ikut saya!” Pak Anton menarik lengan Sasha dan membimbingnya ke kamar mandi. Sasha hanya mengikuti Pak Anton tanpa memberontak.

    Sasha tertegun sejenak saat melihat luasnya kamar mandi villa itu yang dilengkapi bathtub marmer seperti sebuah kolam kecil. Pak Anton tidak lupa memberi wewangian lavender sehingga aroma lavender terpancar dari kamar mandi itu. Pak Anton lalu memutar keran air sehingga air hangat memancar dari keran dan mengalir memenuhi bathtub itu. Sambil menunggu air hangat memenuhi bathtub itu, Pak Anton segera melepaskan semua pakaiannya sehingga tubuhnya telanjang bulat tanpa sehelai benangpun.

    Sasha takjub saat melihat ukuran kemaluan Pak Anton yang sudah mengacung keras. Penis yang gemuk dan panjang itu berukuran jauh lebih besar daripada penis Aldy, sekitar 20 cm. Tonjolan otot urat kemaluannya terlihat jelas dan berkilat menantang.

    “Ayo, kamu juga! Lepaskan semua bajumu!” perintah Pak Anton yang segera dituruti Sasha.

    Mula-mula Sasha menurunkan celana jinsnya sehingga terlihatlah sepasang jenjang kaki yang mulus dan indah. Paha Sasha yang padat dan bulatan elok pinggulnya tampak begitu indah dipadukan dengan pinggangnya yang ramping dan elok. Sebuah celana dalam putih masih terpasang melindungi daerah selangkangan Sasha.

    Pak Anton berdecak kagum melihat bayangan pantat Sasha yang bulat dan padat dibalik celana dalam putih itu. Jarang sekali dilihatnya wanita dengan pantat sebagus itu. Sasha kemudian melepas blousenya sehingga tubuhnya kini hanya tertutup oleh sebuah bra berwarna putih berenda dan celana dalam putihnya.

    Tubuh putih mulus Sasha tampak terawat dengan sangat baik. Payudaranya yang berukuran sedang namun padat tampak serasi dengan ukuran tubuh Sasha dan semakin mempercantik bentuk tubuhnya, walaupun dada cantik itu masih tertutup oleh mangkuk bra Sasha. Sasha berhenti sejenak melepas pakaiannya, wajahnya tampak memerah karena malu dan keraguan terpancar jelas dari raut wajahnya.

    “Lho? Kenapa ragu-ragu? Ayo, lepas semuanya! Atau kamu mau saya yang melepaskan?” hardik Pak Anton, namun Sasha hanya diam terpaku.

    “Ya sudah kalau begitu!” Pak Anton mendekati tubuh Sasha.

    Tangan Pak Anton segera melepas kait bra Sasha sehingga bra putih berenda itu pun terlepas dan jatuh ke lantai, menampakkan kedua payudara Sasha yang kini menggantung indah di dadanya. Otomatis kedua tangan Sasha bereaksi cepat menutupi payudaranya. Namun Pak Anton sudah memegang kedua sisi pinggiran celana dalam Sasha dan melorotkannya dengan cepat melewati jenjang kaki mulus itu.

    Sasha tampak kebingungan untuk menutupi wilayah-wilayah vitalnya tapi Pak Anton langsung menarik turun tangan Sasha yang menutupi payudaranya. Akhirnya tubuh Sasha terpampang jelas, telanjang bulat dihadapan Pak Anton. Pak Anton tidak henti-hentinya berdecak kagum melihat keindahan dan kemolekan tubuh Sasha itu.

    Kewanitaan Sasha tampak terawat dan hanya tampak sedikit ditumbuhi rambut-rambut halus yang rapi. Mata Pak Anton langsung jelalatan melihat indahnya bentuk tubuh Sasha, yang bahkan tidak pernah dilihatnya di film-film porno

    “Waduh… benar-benar badan yang bagus sekali!” puji Pak Anton. Sasha hanya memalingkan mukanya yang memerah karena malu. Baru kali ini ada orang yang melihat tubuh telanjangnya selain Aldy, suaminya itu.

    PLAAK! “Aduh!” Sasha menjerit saat tangan Pak Anton menepuk keras bongkahan pantatnya yang mulus.

    “Ayo, masuk ke bak mandinya!” perintah Pak Anton sambil mendorong pantat Sasha ke depan. Sasha pun terpaksa memasuki bathtub itu. Pak Anton lalu menyusul masuk dan merebahkan dirinya di sudut bathtub itu. Sasha hanya terduduk kebingungan dihadapan Pak Anton.

    “Sha, ayo ke sini!” ujar Pak Anton seraya melambaikan tangannya. Sasha dengan patuh mendekatkan dirinya ke tubuh Pak Anton. Pak Anton segera merangkul Sasha sehingga tubuh mereka berdua berhimpitan.

    “Ayo, kamu menyandar di badan saya!” kata Pak Anton seraya menyandarkan tubuh lembut Sasha kedadanya.

    Sasha berusaha untuk menyamankan dirinya dengan bersandar di perut buncit Pak Anton yang kenyal seperti bantal itu, walaupun bulu-bulu lebat di dada Pak Anton terasa mengganggu punggungnya.

    Sasha berusaha menghilangkan pikirannya yang sedari tadi terus berkecamuk dengan cara menikmati air hangat itu. Selama beberapa saat, Pak Anton meresapi nikmatnya berendam di air hangat sambil ditemani seorang wanita secantik Sasha.

    Sesekali Pak Anton menciumi rambut panjang Sasha yang wangi ataupun memeluk erat tubuh Sasha, seolah meresapi kelembutan tubuh wanita cantik itu. Pak Anton tersenyum mensyukuri keberuntungannya. Sasha, si pujaan para lelaki di kantor itu kini sepenuhnya miliknya; akhirnya ia telah mendapatkan intan yang amat berharga itu.

    “Sasha. Ayo kamu berdiri di tengah, sayang!” perintah Pak Anton sambil melepaskan pelukannya ditubuh Sasha.

    Sasha segera bergerak menuju ketengah bathtub itu dan berdiri mematung disana. Dengan air hangat setinggi lutut itu, tubuh Sasha tampak terpampang jelas. Kilatan air yang membasahi tubuhnya juga menimbulkan kesan sensual apalagi dengan uap-uap disekitar permukaan air yang seolah menciptakan panorama indah bagi pemandian seorang bidadari yang cantik seperti Sasha.

    Pak Anton sendiri tak hentinya terkagum-kagum melihat pemandangan itu. Pak Anton segera beranjak keluar dari bathtub itu dan mengambil sebuah baki kayu yang berisi sabun, sponge, shampoo dan berbagai peralatan mandi. Pak Anton lalu kembali masuk ke dalam bathtub itu dan berjalan mendekati Sasha.

    “Nah, Bapak mandikan ya, Sasha?” tanya Pak Anton sambil tersenyum cengengesan.

    Sasha sendiri sudah tahu tujuan Pak Anton pasti berbeda dari hanya sekedar “memandikan” dirinya, namun Sasha juga tidak tahu apa rencana Pak Anton sesungguhnya. Bahkan Aldy sendiri yang tak lain merupakan suami Sasha tidak pernah bercinta dengannya di kamar mandi, sehingga Sasha masih belum berpengalaman tentang percintaan di kamar mandi.

    “Hyaa?” Sasha menjerit kaget saat merasakan cairan sabun beraroma mawar yang sejuk dan licin itu dituangkan ke pundaknya sehingga meluber ke punggungnya yang mulus.

    Pak Anton mulai beraksi, tubuhnya ditempelkan di punggung Sasha dan digosokkannya sabun itu ke tubuh Sasha lewat tubuhnya seperti sebuah sponge.

    Sasha merasa agak risih karena tubuh Pak Anton yang berbulu lebat itu bergesekan dengan tubuhnya yang mulus, apalagi saat merasakan penis Pak Anton yang besar itu sesekali bersentuhan dengan pantatnya seiring dengan gosokan tubuh Pak Anton. Pak Anton sendiri berusaha untuk meresapi kelembutan tubuh Sasha yang digosok-gosok dengan badannya yang gemuk.

    Pak Anton tidak cepat puas, ia lalu menuangkan sabun cair itu ketelapak tangannya dan segera meremas dada cantik milik Sasha dari belakang sambil sesekali mengusapkan sabun itu ataupun memencet puting susu Sasha dengan pelan, sehingga punggung dan dada Sasha kini dipenuhi dengan busa sabun.

    “Achh…” desah Sasha pelan saat Pak Anton memencet puting susunya sambil mengocok-ngocok payudaranya. Sasha bisa merasakan kalau penis Pak Anton terasa agak sedikit membesar saat “memandikan” tubuhnya itu.

    Perlahan-lahan, jangkauan tangan Pak Anton semakin turun kebagian bawah tubuh Sasha. Dengan pelan diusapkannya sabun itu ke perut ramping Sasha, jari kelingkingnya tiba-tiba mencolek pusar Sasha sehingga Sasha mengaduh pelan. Setelah menyabuni perut Sasha, Pak Anton lalu melanjutkan aksinya dengan menyabuni pinggang Sasha dengan pelan, seolah meresapi keelokan lekuk tubuh Sasha di telapak tangannya.

    “Nah, saya juga harus membersihkan tubuhmu di sini juga!” ujar Pak Anton sambil membelai pantat Sasha. Kembali sabun cair itu dituangkan Pak Anton, namun kali ini ke bongkahan pantat Sasha. Pak Anton lalu mulai memijat pelan pantat Sasha dengan kedua telapak tangannya.

    “Aah… ehmm…” Sasha merasa agak rileks dengan pijatan itu.

    Pak Anton juga memijat pinggang Sasha dan menekan pinggul wanita itu, sehingga muncul gelombang rasa geli yang mulai mendera tubuh Sasha dari pantat dan pinggangnya. Lama kelamaan, Sasha pun mulai merasa gairah seksualnya terbangkitkan oleh rasa nyaman dan nikmat dari pijatan itu.

    “Kya… Haah!” desahnya pelan saat Pak Anton menekan tulang pinggangnya.

    “Sasha, lebarkan pahamu dan menungginglah!” perintah Pak Anton yang dituruti dengan patuh oleh Sasha.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • ML Dengan Pacarku Yang Masi Perawan

    ML Dengan Pacarku Yang Masi Perawan


    1181 views


    Perawan – Saya seorang mahasiswa di sebuah perguruan tinggi swasta di Yogyakarta. Panggil saja saya Borris. Cerita ini merupakan kisah nyata saya yang sampai saat ini masih berlangsung meskipun saya akui saya jenuh dan ingin mencari pengalaman lain dengan wanita yang berbeda pula.

    Cerita berawal dari kisah pacaran saya dengan Mia, seorang mahasiswi yang berbeda kampus dengan saya. Setelah saya berpacaran dengannya selama dua bulan, barulah Mia menampakkan sisi kehidupan aslinya, bahwa dia penganut seks bebas. Keadaan itu saya ketahui dari perkataannya sendiri ketika saya selesai makan dengannya di sebuah warung mahasiswa khas Yogyakarta. Ketika itu dia cerita kalau selama tiga bulan dia tidak pernah disentuh lelaki termasuk saya. Maksudnya tentu saja merasakan kenikmatan seksual yang selama ini dipenuhinya dari mantan pacarnya yang terdahulu sebelum saya. Kontan saya kaget berat mendengar hal itu. Batang kemaluan saya langsung tegak dan seakan ingin loncat keluar.

    “Kenapa kamu tiba-tiba jadi horny begini..?” tanya saya.
    “Aku tiga hari ini habis nonton BF bareng temen- temen kosku..,” jawabnya, “Ayolah.., kamu mau ya..?” pintanya.

    Aku semakin tidak karuan mendengar permintaannya itu sambil menggelayut di lenganku dengan manja. Akhirnya kuputuskan untuk meladeninya, meskipun aku belum pernah melakukannya sama sekali dengan wanita manapun. Dia tampak senang sekali mendengar kesediaanku meladeninya malam itu. Di kepalaku mulai timbul pikiran-pikiran yang kotor sambil berfantasi dengan kemolekan tubuhnya yang sintal, langsing dan berisi itu (payudaranya berukuran 34 A, kira-kira segitu deh). Seketika saja motorku langsung kubawa ke arah tempat kost-nya yang memang bebas, dan laki-laki boleh masuk, karena memang tetangga sekitar berjarak agak berjauhan dengan rumah itu. Sampai di kost-nya, aku memarkirkan motorku dan langsung digandeng masuk ke dalam kamarnya.

    Teman-teman satu kost-nya langsung saja mengejek kami ketika kami baru saja masuk, “Waaahh, sudah kebelet ya.. abis yang kemarin itu..?” kata salah seorang dari mereka dan langsung disambut sorakan yang lainnya.

    Aku hanya diam saja, sedang Mia tertawa kecil sambil berkata, “Biarin..! Orang gue juga kepengen kok..!”

    Sesampainya di kamar, Mia bergegas mengunci pintu dan langsung menubrukku sampai aku tersungkur di kasurnya. Dia mulai menerkam bibirku dengan ciumannya yang penuh nafsu. Aku sudah tidak ada pikiran untuk menghentikan tindakannya itu. Aku langsung meladeni ciumannya yang ganas itu dengan ganas pula. Tangan Mia mulai merayap di kemaluanku yang masih tertutup celana. Aku tidak mau kalah juga, kusergap payudaranya dengan remasan yang lembut sambil kulepaskan satu persatu kancing bajunya.

    Akhirnya dia pun berdiri karena melihatku mulai bernafsu dan sudah mulai membuka bajunya. Dia mulai membantuku membuka bajuku hingga celana dan sekaligus celana dalamku terlepas dari tubuhku dan dilemparkannya saja ke tepi ranjangnya. Begitu juga sebaliknya, kulucutkan pakainnya hingga kami sama-sama telanjang bulat. Tanpa pikir panjang, aku direbahkannya di atas kasur dalam posisi duduk, dan kini wajahnya sudah berada tepat di depan batang kejantananku yang sudah tegak berdiri.

    “Aku kangen sama kemaluan lelaki..!” katanya sambil mengocok-ngocok lembut batang kemaluanku.

    Aku semakin menggeliat. Baru pertama kali batang kemaluanku dikocok sama cewek. Kocokannya semakin terasa dan aku semakin mendesah hebat. Tidak sampai dua menit dia mengocok, tiba-tiba mulutnya diarahkannya ke batang kejantananku dan ia pun mulai mengulumnya. Gila..! Sensasi yang luar biasa. Aku terkesan dengan permainan mulutnya, sesekali dihisap, dimainkan menggunakan gigi, dikulum, dijilat dan banyak lagi deh.

    Setelah agak lama dan aku juga sudah mulai sangat terangsang, kuangkat dia ke sebelahku dan sekarang aku yang berlutut di lantai, sedang Mia yang sekarang duduk di kasur. Aku sudah tidak tahan ingin mencoba merasakan menjilati miliknya yang gundul tanpa ada selembar bulu pun itu, karena tampaknya Mia sudah mencukurnya. Aku memulai dengan mempermainkan vaginanya terlebih dahulu menggunakan jari- jariku.

    “Sssttt… aaahhh… terus..!” rintihnya ketika jariku mulai memasuki daerang liang senggamanya.

    Aku mulai mempermainkan nafsunya dengan jari-jariku, dia mulai meronta dengan mengangkat-angkat pantatnya. Tidak lama setelah itu aku mulai menjilati dengan segala macam cara di lembah yang gersang itu, mulai dari kumasukkan lidahku ke lubangnya sampai kuputar-putar di lipatannya yang membuat Mia semakin meronta bagaikan orang yang kerasukan birahi. Sekitar 10 menit aku memainkan liang senggamanya, Mia mulai tidak tahan.

    “Maaass… akuuu.. maauu.. keluarr… aaahhh… masukin aja pake… batangmu… Mass.., uuuhh… aaahh..!” rontanya sambil mengangkat-angkat terus pantatnya, sedangkan kepalaku masih ditekannya, seakan dia minta jangan dilepaskannya lidahku pada lembahnya.

    Aku tidak mempedulikan rintihannya hingga suatu saat, “Seerr… haaahh… haaahh..!” Mia mengelinjang hebat merasakan orgasmenya. Liang kemaluannya tetap tidak kubiarkan menganggur, aku masih mempermainkan liangnya itu dengan jariku. Mia masih meronta. Langsung dia sergap batanganku, dikocoknya dan dikulumnya dengan penuh semangat. Aku sedikit meronta karena seakan Mia membalas perlakuanku padanya.

    Akhirnya aku langsung saja merebahkannya dalam posisi telentang, aku mulai membimbing batang kejantananku yang masih tegang hebat itu ke liang senggamanya, dan, “Slepp..!” batangankusudah masuk penuh. Ketika rudalku itu masuk penuh, Mia merintih, ” Haaahh.. Maaasss.. goyang..!” rintihnya manja. Kuturuti saja kata-katanya, aku mulai menggoyang pinggulku dan menyodok- nyodok lubang kenikmatannya dengan batang kejantananku.

    Rintihan demi rintihan bergantian keluar dari mulut kami. Sampai akhirnya Mia semakin menggelenjang tidak menentu, aku tahu kalau dia sudah mau orgasme lagi. Melihat gejala itu, langsung saja kupercepat gerakanku sampai akhirnya, “Serr.. serr.. serr..!” keluarlah cairan kenikmatan itu dari liangnya.

    “Stop… Stoop dulu… hhuuhhh… huuhh.. haaahh, jangan.. dicabut Mas..! Biarin aja..” pintanya. Aku pun tidak mencabut kemaluanku dan seketika kurasakan batang kejantananku dihisap-hisap liang vaginanya, gilaa..! nikmat sekali. Tidak lama kemudian aku dibaringkan ke kasur dengan posisi telentang. Kini posisi Mia ada di atas dalam keadaan duduk sambil mengocok batanganku dan membimbing lagi ke arah liang kemaluannya.

    “Sleepp..!” “Oohh.. liangmu enak banget Say..!” kataku.
    “Punya kamu juga bikin aku gila Mas..!” katanya sambil menaik-turunkan tubuhnya di atas tubuhku.

    Tanganku tidak diam saja, kuraih payudaranya dan kukulum, kuhisap payudaranya bergantian sambilkumulai meremas bergantian tanpa berhenti. Rontaan Mia semakin hebat dan semakin kelojotan dia. Aku pun mulai tidak tahan, karena posisi inilah yang paling kusukai, karena tangan dan mulutku tidak akan berhenti hinggap di bagian tubuh wanita yang paling kusukai, yaitu payudara. Setelah sekitar 15 menit kami saling menggenjot birahi, akhirnya rasanya aku tidak dapat lagi menahan keinginanku meledakkan laharku.

    “Saayy… aku maauuu keluar Saayy..!” rintihku.
    “Tunggu aku Massss… ntar keluarnya aku kocokin aja..!” kata Mia yang membuatku kaget setengah mati dan langsung membayangkan bagaiamana nikmatnya dikocokin tangannya ketika mau orgasme.

    Tidak berapa lama kemudian, aku merasakan jepitan pangkal paha Mia semakin keras, dan rontaannya semakin tidak beraturan, sedangkan aku juga sedikit mulai merasakan mau keluar. Seketika batang kemaluanku merasakan adanya cairan yang mengguyur dari dalam rahimnya sambil Mia terlihat kelojotan tidak beraturan. Aku belum merasakan mau keluar juga saat itu.


    “Mia, keluarin aku juga dong. .!” pintaku merintih sambil meremas buah dadanya yang ranum itu. Seketika dia sudah mengocok batang kejantananku dan langsung membasahinya dengan ludahnya,dihisapnya dan dikulumnya layaknya sedang makan es krim. Tidak ada semenit aku sudah menumpahkan air maniku ke lehernya sambil kocokannya terus jalan tidak berhenti. Setelahitu dia membersihkan batang rudalku dengan jilatannya.

    “Aku ntar malem pengen lagi ya..?” pintaku.
    “Aku juga pengen lagi kok Mass..!” katanya dengan disertai ciuman lembut di bibirku.

    Sejak saat itu aku mulai ketagihan hubungan seks dan kami berdua tidak pernah sungkan-sungkan lagi kalau lagi ingin melakukan hubungan seks. Pernah kami melakukannya sehari tiga kali. Bahkan kami pernah hanya melakukan 10 hari dengan oral seks saja, mengingat saat itu Mia baru menstruasi. Namun petualangan seksku belum berhenti sampai disitu.

    Pernah suatu ketika, permainan hubungan seks kami diintip Ibu kost Mia dan dua orang teman kost-nya. Hingga saat Mia sudah lulus dan kembali ke kota asalnya, aku masih tetap main ke kost Mia karena setelah kepergian Mia, aku jadi simpanan Ibu kost Mia dan seorang teman kost Mia yang juga pernah mengintip kami melakukan hubungan seks itu sampai sekarang

  • Cerita Sex Janda Gersang

    Cerita Sex Janda Gersang


    1180 views

    Perawanku – Cerita Sex Janda Gersang, Sudah dua tahun Tini menjanda. Suaminya sedang merengkok dalam penjara kerana dituduh mengedar dadah. Kerana memikirkan suaminya akan dihukum gantung maka Tini meminta cerai dari suaminya. Tak guna menunggu suaminya yang akhirnya akan ke tali gantung.

    Dalam usia 25 tahun Tini memerlukan belaian kasih sayang seorang lelaki. Nafsunya sedang berada dipuncaknya dalam usia sebegini. Ghairahnya perlu ditangani dan keiginan batinnya perlu dipenuhi.

    Dengan wajahnya yang cantik dan kehidupannya yang mewah hasil peninggalan harta suaminya maka banyak lelaki muda maupun tua yang cuba mendekati Tini. Malah ada lelaki tua yang bergelar Datuk cuba menghampirinya. Semuanya ditolak dengan baik oleh Tini.

    Sebagai seorang model sambilan penampilan Tini memang bergaya. Dengan wajah ayu dan susuk tubuh tinggi lampai maka lengkap pekej Tini sebagai seorang wanita idaman. Senyumannya saja boleh mencairkan hati lelaki yang melihatnya.

    Bila sudah lama tidak dibelai lelaki bergelar suami kadangkala Tini rasa kesunyian. Dalam kesunyian itulah nafsu dan ghairahnya membuak-buak bagikan lahar gunung berapi. Bagi meredakan nafsunya maka Tini akan menonton vcd porno. Sambil melihat adegan ghairah di skrin tv Tini akan mengusap alat kelaminnya sehingga dia mencapai kepuasan.

    Pagi itu ghairahnya bangkit lagi. Hanya kerana melihat kucing kesayangannya sedang berasmara dengan kucing jantan tetangganya. Kucingnya yang sedang miang dan berguling-guling di lantai diterkam oleh kucing jantan. Kucingnya mengerang kenikmatan bila zakar berduri kucing jantan dengan lajunya keluar masuk lubang burit kucingnya.

    Tini meraba-raba kemaluannya dan kelentitnya diusap-usap lembut dengan jari-jarinya. Jeritan-jeritan kucingnya yang sedang berasmara itu membuatkan nafsu dan ghairahnya sukar dibendung. Pada ketika seperti ini Tini amat memerlukan seorang lelaki bagi memenuhi kehendak batinnya.

    Sedang dia asyik melihat kucingnya yang berguling-guling manja, loceng rumahnya berbunyi. Tini menjenguk ke pintu pagar dan melihat sebuah pick-up bersama dua orang lelaki. Di dinding kenderaan tersebut tertulis jenama pendingin udara. Baru Tini tersedar dia ada menghubungi syarikat air-con untuk membetulkan air-con di ruang tamunya yang sudah dua hari tidak berfungsi.

    Tini menekan punat di alat kawalan jauh dan pintu pagar automatiknya terbuka. Pick-up warna hitam itu meluru masuk ke halaman rumahnya. Kedua-dua pintu hadapannya terbuka dan keluar seorang lelaki india di bahagian pemandu dan seorang lelaki cina di bahagian penumpang.

    Lelaki india tersebut mengambil kotak peralatan di bahagian belakang kenderaan dan mengekori lelaki cina yang agak berusia. Tini membuka pintu ruang tamu dan mempersila kedua lelaki tersebut masuk.

    ”Mana air-con yang rosak?” tanya lelaki cina yang kemudian dikenali sebagai Ah Tong.

    ”Itu,” jawab Tini sambil menunjuk air-con jenis split yang berkekuatan dua kuasa kuda.

    ”Raju, awak tengok apa rosaknya,” arah Ah Tong kepada lelaki india pembantunya.

    Raju mengikut saja arahan Ah Tong majikannya. Dengan menggunakan tangga dia memanjat dan memeriksa air-con berjenama York itu. Dibuka bahagian penutupnya dan ditarik penapis udara alat pendingin udara tersebut.

    ”Air-con ini perlu di servis. Banyak habuk.” Raju menjerit agak kuat.

    ”Berapa lama lu tak servis ini air-con.” Tanya Ah Tong kepada Tini.

    ”Mungkin satu tahun. Sejak beli memang tak pernah servis.” Jawab Tini.

    ”Patutlah jem. Air-con kena servis enam bulan sekali.” Terang Ah Tong.

    ”Buatlah apa yang patut. Asal dia jalan balik sudahlah.”

    ”Raju, lu bawak turun itu air-con dan cuci di luar sana,” perintah Ah Tong sambil menunjuk ke halaman yang ada paip air.

    Tini dan Ah Tong duduk saja di ruang tamu sambil memerhati Raju membersih air-con. Tiba-tiba Tini teringat dvd playernya yang tidak mengeluarkan gambar di bilik tidurnya.

    ”Ah Tong, lu boleh tengok dvd player saya di tingkat atas. Sudah dua hari rosak.”

    Ah Tong dan Tini naik ke tingkat atas banglo dua tingkat itu. Ah Tong langsung menuju ke meja rendah di sudit bilik tempat tv dan dvd player di tempatkan. Sambil bersila di atas karpet tebal Ah Tong memeriksa dvd player yang dimaksudkan. Tini duduk di pinggir katil lebar bertilam tebal yang empuk memerhati Ah Tong si apek cina yang sedang membelek dvd player jenama Sony.

    Di bahagian belakang rumah kucing Tini masih galak berasmara. Suara-suara kucing betina yang sedang miang jelas di kuping telinga Tini. Suara jeritan kucing betina yang sedang dikongkek oleh kucing jantan menghantui fikiran Tini. Bayangan zakar berduri keluar masuk lubang burit kucing betina menimbul resah di fikiran Tini. Tanpa sadar Tini meraba kemaluannya dan cairan panas mengalir perlahan membasahi bibir-bibir yang mula membengkak.

    Tini memerhati Ah Tong yang memakai seluar pendek berkaki lebar. Celah kelangkang apek tua itu diperhati. Tini mula membayangkan batang bulat kepunyaan Ah Tong. Tini tak kisah lagi Ah Tong yang tua itu. Yang difikirkannya batang pelir yang mampu mengeras dan mampu menyelam dalam lubang kemaluannya yang terasa gatal-gatal.

    Ah Tong, lu boleh servis barang gua tak. Dah dua tahun tak servis.”

    “Barang apa tu?”

    “Ini.” Tini menunjuk ke arah kelangkangnya sambil tersenyum.

    “Lu jangan main-main.” Apek tua membelalakkan matanya ke arah Tini yang senyum-senyum menggoda.

    “Gua tak main-main. Boleh ke lu servis.” Tini bersura manja.

    Cerita Sex Janda Gersang

    Cerita Sex Janda Gersang

    Jari-jari Tini mula melepaskan satu persatu kancing baju yang dipakainya. Blous labuh dan longgar itu dilepaskan dari tubuhnya. Terpegun Ah Tong melihat Tini yang berkulit bersih telanjang bulat bagaikan boneka di hadapannya. Lelaki cina separuh baya itu terkaku. Jantungnya berdenyut kencang dan alat kelaminnya mula mengeras.

    Ah Tong hanya menelan liur melihat wanita muda di hadapannya. Janda berusia 25 tahun itu sungguh mengiurkan. Berkulit putih halus dan tinggi lampai, Tini kelihatan amat sempurna. Buah dada yang sempurna bentuknya, pinggang yang ramping dan tundun yang dihiasi bulu-bulu halus teramat indah. Ah Tong terpaku dengan mulut ternganga melihat pemandangan indah di hadapannya. Indahnya ciptaan tuhan, fikirnya.

    Tini yang masih duduk di katil menarik tangan Ah Tong. Ah Tong terduduk di sisi Tini. Semerbak bau harum badan dan rambut Tini menerpa ke lubang hidungnya. Sungguh pun sudah tua tetapi bila berdekatan degan wanita perasaan ghairahnya bangkit juga. Naluri lelakinya tercabar bila wanita muda cantik molek memulakan aksi.

    ”Ah Tong, lu tak suka gua,” rengek Tini dengan nada merayu.

    ”Lu jangan main-main, Tini. Walau pun gua sudah tua tapi barang gua masih OK,” jawab Ah Tong terketar-ketar kerana dipengaruhi gelora nafsu.

    Apek tua memerhati badan Tini yang masih solid itu terdedah. Buah dadanya yang pejal dan kenyal membukit. Putingnya yang berwarna merah sebesar kelingking mengeras. Mata Ah Tong terbeliak memandang pertunjukan percuma di hadapannya. Dengan lembut Tini menarik tangan Ah Tong dan diletakkan di atas buah dadanya. Jantung Ah Tong berdenyut kencang dan buah dada mengkal tersebut di usik dan diramas perlahan-lahan. Lembut, kenyal, licin dan seribu satu perasaan menjalar ke otak Ah Tong, cina tua yang sudah lama kematian isteri. Ah Tong menarik nafas panjang dan menelan liur.

    Jantung Ah Tong makin bertambah kencang. Sementara tangannya meramas dan memicit gunung kembar Tini, matanya tak lekang daripada celah paha
    Tini. Faham dengan maksud Ah Tong, Tini merenggangkan kedua pahanya menampakkan kemaluannya yang sentiasa dijaga kemas. Bulu-bulu di bahagian pinggir dicukur licin hanya di bahagian tengah tundun di tinggal sedikit. Bulu-bulu hitam pendek itu sungguh cantik pada pandangan Ah Tong. Mata Ah Tong terbeliak melotot pemandangan yang telah lama tidak dilihatnya. Perasaan geramnya bertambah-tambah.

    Tini makin menggoda Ah Tong. Pahanya dikangkang lebih luas menampakkan lurah yang merekah. Bibir kemaluan yang lembut dan merah benar-benar membuat keinginan Ah Tong ditahap maksima. Ah Tong terus menerkam burit tembam Tini. Sudah lama dia tidak melihat burit perempuan. Burit terbelah merah di hadapannya benar-benar memukau. Dia melutut sambil menghidu bulu-bulu halus di tundun yang membukit. Hidungnya kemudian bergerak ke bawah ke lurah yang sedang merekah lembab. Bau burit Tini disedut dalam-dalam. Aroma khas kemaluan wanita dihidu, nafasnya ditarik dalam-dalam. Pertama kali dalam hidupnya dia mencium burit perempuan melayu. Sungguh segar berbanding bau burit cina kepunyaan isterinya dulu.

    Puas menghidu aroma vagina, Ah Tong mula menjilat bibir burit Tini yang merah dan lembut, sementara Tini mengangkang lebih luas memudahkan apek tua bertindak. Tini menderam halus… aahh… ahhhhh.. issshhh… Tini membiarkan lidah kasar Ah Tong meneroka lubang keramatnya. Ah Tong mengigit lembut kelentitnya. Ah Tong teramat suka kepanasan dan aroma burit Tini. Sudah lama Ah Tong tak pernah tidur dengan perempuan sejak isterinya mati lima tahun dulu. Dia tidak pernah memantat perempuan melayu sebelum ini. Kawan-kawannya bercerita burit perempuan melayu ketat dan panas. Rezeki depan mata takkan dia lepaskan begitu saja. Pelirnya yang telah lama bertapa akan menemukan pasangannya.

    Pelir Ah Tong meronta-ronta ingin keluar dari seluar. Secara spontan Ah Tong melurutkan seluarnya. Batangnya yang keras mencanak dengan kulit nipis masih menutup kepala pelir. Tini terpegun melihat Ah Tong yang berumur separuh baya masih gagah. Pelirnya biasa-biasa saja, taklah besar lebih kurang kepunyaan suaminya saja.

    Tini memegang dan melurut pelir Ah Tong. Kulit kulup bergerak dan menampakkan kepala licin sungguh merah. Pertama kali Tini memegang kemaluan orang lain selain suaminya. Dan pertama kali juga dia melihat dan memegang zakar lelaki dewasa yang tak berkhatan, pelir yang kulit kulupnya masih utuh. Begini rupanya pelir tak bersunat, fikir Tini.

    “Apek, lu tak bersunatkah.. kenapa lu tak potong kulit kulup ni?” tanya Tini sambil bermain dengan muncung kulup. Dilancap dan dilurut batang tua kepunyaan apek cina. Batang coklat muda berkepala merah sekejap terbuka sekejap tertutup. Lucu pada penglihatan Tini.

    “Mana ada orang cina sunat. Lu tak suka ke lancau tak sunat?”

    Tini mendekatkan batang hidungnya ke kepala pelir Ah Tong yang kembang bulat. Dicium bau pelir Ah Tong. Memang ada bau keras di situ. Berbeza dengan bau kepala pelir suaminya. Bila saja bau kepala pelir Ah Tong disedutnya, buritnya tiba-tiba mengemut. Sejak dulu lagi Tini mengidam nak merasa batang cina. Batang hindu pun dia teringin nak rasa.

    “Sekali lu rasa lancau tak potong, nanti lu boleh ketagih ooo”.

    ”Kenapa? Lancau tak potong ada dadah kaa sampai boleh ketagih?”

    ”Itu dadah untuk mulut atas. Ini lancau untuk mulut bawah. Sekali lu rasa nanti tiap hari lu mau.”

    ”Mulut atas tak boleh hisap lancau ke apek?”

    ”Boleh, boleh.. tapi bini gua tak pernah hisap lancau gua”.

    ”Mari sini, dekat sikit. Gua mau hisap lu punya lancau. Nanti lu boleh ketagih, apek”.

    Ah Tong amat teruja bila Tini mau menghisap lancaunya. Belum pernah lancaunya dihisap orang. Sekarang wanita melayu yang cantik dengan bibir merah ingin menghisap batang butuhnya. Tak sabar dia menyuakan batang pelirnya yang keras berdenyut-denyut ke muka Tini. Kepala merah bertambah kilatnya kerana Ah Tong sudah amat terangsang. Sengaja kulit kulupnya ditarik ke belakang supaya kepala licin selesa dalam mulut Tini yang mungil.

    Ah Tong berdiri di tepi katil. Tini masih duduk telanjang bulat di atas tilam. Ah Tong bergerak menghampiri Tini. Batang butuhnya bertul-betul berada di hadapan muka Tini. Tini memegang lembut melurut-lurut batang tua yang keras terpacak tersebut. Kepala merah sekejap ada sekejap hilang mengikut irama lancapan Tini. Ah Tong dah tak sabar lagi ingin merasai bibir merah yang basah tersebut mengepit batang pelirnya.

    Apek tua bangun berdiri. Batang kulupnya dihalakan ke muka Tini. Tini memegang lembut batang tua tersebut. Kepala merah yang telah terkeluar dari sarungnya dijilat dan dikulum, Ah Tong dapat merasakan kehangatan mulut Tini. Beberapa kali dikemut dengan bibir mungil dan mulut yang basah hangat, Ah Tong rasa macam nak terpancut.

    ”Cukup, cukup… gua tak mau pancut dalam mulut. Gua mau pancut dalam lu punya burit,” pinta Ah Tong.

    “Kalau lu mau rasa burit gua lu kena kasi free servis air-con.”

    “Mana boleh free, gua kena bayar gaji Raju.”

    “Kalau tak boleh lu boleh simpan saja lancau lu.”

    “Mana boleh, gua dah tak tahan ni. OKlah servis air-con free.”

    “OK, kira jadi. Sekarang lu boleh cuba lubang gua yang sempit ni.”

    Tini bergerak ke tengah tilam. Pahanya dikangkang. Ah Tong bergerak rapat ke celah paha. Kepala merah yang masih tertutup kulup menuju ke lurah yang telah basah dan banjir dengan air liur Ah Tong bercampur air mazi Tini. Tini tak sabar ingin mencuba batang berkulup. Kata orang kulit kulup yang berlipat-lipat itu terasa lebih nikmat bila bergesel dengan dinding burit. Kepala merah mula terbenam menyelam ke telaga nikmat. Lubang Tini sungguh rapat dan sempit. Ah Tong dapat merasakan kulit kulupnya tertolak ke belakang bila dia menekan batang butuhnya. Bila ditarik kulit kulup kembali menutup kepala pelirnya. Batang tua itu susah juga nak masuk, sampai bengkok-bengkok bila Ah Tong menekan kuat. Kepalanya yang sensitif itu terasa sungguh geli. Sungguh hangat lubang Tini, macam nak terbakar kepala pelirnya.

    “Arghhh manyak kecik la ini lubang, lu pakai apa Tini, lu minum jamu ke?”, Ah Tong cuba menujah lagi supaya pelirnya masuk lebih dalam.

    Batang tua itu agak sukar menembusi lubang Tini yang masih muda itu. Sudah lama Ah Tong tak memburit. Batang tua itu hanya diguna untuk kencing saja. Sudah lima tahun batang itu bertapa. Kalau besi mungkin dah berkarat. Tini terlentang menanti tindakan lanjut Ah Tong. Gelojoh betul orang tua ni. Tangan Ah Tong mula mencari buah dada Tini. Dia menggentel dan meramas kasar. Ah Tong mula menyorong tarik batangnya. Sekali, dua kali, tiga kali… Tini mengemut kuat… Buah dadanya bergoyang-goyang seiring dengan dayungan Ah Tong. Sedap juga batang cina tua ini. Tini gembira dapat merasai batang butuh tak bersunat. Terbeliak matanya bila Ah Tong menekan hingga ke pangkal.

    Raju yang telah selesai memperbaiki air-con sudah lama menunggu Ah Tong. Raju agak hairan kenapa Ah Tong tak turun-turun. Raju menapak anak tangga menuju ke atas. Dari bilik yang tak tertutup pintunya Raju mendengar suara orang mengerang. Melalui pintu yang tidak ditutup Raju terpaku melihat Ah Tong sedang berada di celah paha Tini. Jelas terlihat batang pelir Ah Tong yang berlumuran lendir keluar masuk dalam lubang burit Tini yang juga basah berlendir. Ah Tong mendengus, Tini mengerang. Dua-duanya sedang keenakan. Lelaki cina tua perut boroi mendakap erat tubuh perempuan melayu cantik molek berkulit putih gebu.

    “Ahhhh Tini, manyak sedap ooo… “ Ah Tong tak tahan lagi.. kepala pelirnya terasa sangat geli, batangnya bagai diperah-perah oleh burit Tini yang mula basah. Dia menyorong lagi, sekali, dua kali, dan batang tua itu tak dapat bertahan lama dikepit oleh lubang muda. Creettt.. creettt.. air maninya ditembak ke dalam burit Tini. Air benih yang disimpan lama sungguh pekat. Tini dpat merasakan kehangatannya. Apek tua itu kehabisan nafas. Dia rebah di sebelah Tini.

    “Kenapa cepat sangat apek lu dah kalah. Gua tak puas lagi.”

    ”Ah tak boleh tahan, dah lama tak main looo. Lu punya barang sungguh ketat. Tak boleh tahan… geli.”

    Ah Tong terbaring keletihan di sisi Tini. Tini masih terlentang dengan kaki terbuka. Matanya terpejam dengan perasaan sedikit kecewa. Ah Tong tak mampu memberinya kepuasan. Belum apa-apa apek tua itu sudah menyerah kalah. Kulup cina tua tak mampu bertahan lama. Tini baru separuh jalan, apek tua sudah menyerah.

    Mata Raju terbeliak, nafsunya meronta-ronta, batang butuhnya terpacak keras…

    Raju dapat melihat bibir burit warna merah ternganga diselaputi cairan berlendir. Kebetulan kaki Tini menghala ke pintu. Raju dapat melihat apam Tini yang bermadu itu dengan jelas sekali. Cairan lendir campuran air nikmat Tini dan air mani Ah Tong mengalir keluar membasahi bibir lembut. Batang butuhnya meronta-ronta ingin bebas dari dalam seluar. Nafsunya membakar bagaikan gunung berapi bila melihat Ah Tong yang gemuk itu menindih Tini yang kecil molek.

    Raju bagaikan dirasuk pelesit. Ghairahnya tak boleh dibendung lagi. Batang pelirnya terpacak keras di dalam seluar. Sudah lama dia teringin merasai burit melayu. Dia tahu pelirnya dua kali lebih besar dan panjang dari pelir Ah Tong yang telah tua itu. Tini pasti puas bila merasai batangnya nanti. Tak sabar dipelawa Raju sudah melondehkan pakaiannya. Batang hitamnya terpacak kaku macam tiang bendera. Dilurut-lurut batang keras yang berdenyut-denyut ingin memuntahkan laharnya.

    ”Boleh saya tumpang sekaki.”

    Tini membuka mata bila mendengar suara Raju. Terbeliak matanya melihat Raju telah bertelanjang dengan senjata terhunus sungguh besar dan panjang. Batang pelir warna hitam itu menghala lurus ke arah Tini. Terkejut juga Tini pada mulanya tetapi kerana nafsunya masih belum dipuasi maka dia bersedia saja melayan Raju. Kalau dia membantah sekalipun tentu Raju akan melanyaknya. Lebih baik dia melayan pemuda india itu dan menikmatinya. Dan Tini sendiri pun teringin nak merasai butuh india. Butuh cina telah dicubanya. Butuh melayu telah lama dirasainya.

    ”Marilah… I dah sedia ni,” pelawa Tini sambil mengangkang lebih luas.

    Bagai orang mengantuk disorong bantal, Raju menerkam Tini yang terlentang menunggu. Raju tak kisah pada Ah Tong yang terkapar lesu di sisi Tini. Raju mendekati celah paha Tini. Tundun berbulu hitam yang dipangkas rapi dihampiri. Sejak tadi dia memang geram dengan tundun wanita melayu ini. Tundun yang membengkak itu diciumnya. Puas mencium, Raju mula menjilat lubang burit Tini. Lidahnya membelai lurah yang merekah. Kelentit Tini yang kemerah-merahan itu juga menjadi habuan lidah Raju. Tini mengeliat menahan kesedapan.

    Raju makin bernafsu dan makin ganas. Lidah Raju dimasukkan kedalam burit Tini. Setiap kali lidah Raju keluar masuk ke dalam burit Tini, Tini akan merengek dan mengerang kesedapan. Telah 5 minit Raju menjilat burit melayu idamannya itu dan Tini hanya mampu mengerang dan merengek bila lidah Raju berlegar di lurah merekah dan biji kacang di sudut atas alur.

    Telah beberapa kali Raju menonton lakonan gadis ini di tv. Raju kenal model sambilan dan pelakon drama yang cantik ini. Telah lama Raju memasang angan-angan ingin memantat wanita melayu. Apalagi bila mendengar cerita kawan-kawannya bahawa perempuan melayu pandai kemut dan lubang burit hangat. Kadang-kadang Raju melancap sambil membayangkan perempuan melayu yang cantik.

    Bila bersendirian di atas katil di bilik tidurnya Raju akan membayangkan mulut mungil gadis-gadis melayu menghisap batang pelirnya yang keras itu. Mulut-mulut dengan bibir merah dan basah akan mengucup mesra kulupnya yang tebal itu. Dia sungguh terangsang bila berimaginasi lidah runcing gadis-gadis melayu berlegar-legar dalam sarung kulup. Sambil membayang tangannya akan melancap batang balaknya dan dia akan puas bila benih-benihnya terpancut laju. Dibayangkan benih-benih hindunya akan menerpa rahim melayu yang subur dan benihnya akan bercambah dalam perut perempuan melayu.

    Sekarang bukan lagi angan-angan. Memang nyata burit melayu yang diidam-idamkannya telah menjadi santapannya. Terasa sayang untuk menyelesaikan secepatnya. Raju ingin berlama-lama menikmati burit melayu idamannya. Dicium dan dijilat burit Tini sepuas-puasnya. Disedut dalam-dalam bau istimewa burit melayu. Aroma khas burit menjadikan Raju ketagihan. Bau burit Tini sungguh segar dan enak. Kalau boleh Raju ingin berlama-lama membenamkan batang hidungnya ke dalam lurah bermadu kepunyaan Tini.

    “Raju, I dah tak tahan ni, I nak hisap batang you” kata Tini.

    Raju teramat gembira bila Tini meminta untuk menghisap batang butuhnya. Angan-angannya akan menjadi kenyataan. Bibir merah basah dan cantik itu akan membelai kepala butuhnya. Lidah merah yang runcing itu akan berlegar-legar dalam sarung kulupnya.

    Raju merapatkan batang butuhnya ke muka Tini. Raju memang menanti dan mengharapkan bibir mungil Tini akan mengulum kepala kulupnya. Jelas sekali terlihat zakar Raju seperti kebanyakan zakar lelaki india yang lain. Zakar tak bersunat itu kepalanya masih tertutup kulup. Macam butuh Ah Tong juga. Cuma kulit kulup Raju lebih tebal daripada kulup Ah Tong. Hanya bahagian lubang kencingnya saja kelihatan.

    Tini juga agak hairan kenapa dia amat menyukai batang berkulup. Sejak dia menjadi ketagih menonton dvd lucah maka batang pelir tak bersunat menjadi idamannya. Bila Tini melihat wanita mat saleh membelai dan melancap zakar yang masih ada kulupnya perasaannya menjadi tidak keruan. Bagi Tini zakar berkulup sungguh cantik dan seksi. Terlihat saja zakar tak berkhatan bibir farajnya terasa gatal. Zakar putih atau zakar hitam asal saja tak bersunat boleh membuatkan farajnya serta merta basah. Seperti tercium di hidungku bau kepala zakar yang sentiasa lembab itu. Kemaluannya bagaikan menggamit-gamit supaya zakar-zakar berkulup membenam dalam rongga buritnya.

    Terbayang di layar fikiran Tini bagaimana berseri-seri wajah gadis-gadis kulit putih bermain-main dengan batang berkulup. Dilancap dan dilurut-lurut dengan tangan mereka yang lembut dan gebu. Hidung macung menempel dan menghidu aroma kulup. Kepala pelir yang masih tertutup kulup dijilat dan dikucup mesra. Lidah yang runcing dimasukkan ke dalam kulup. Lidah yang basah merah berlegar-legar bermain kepala pelir yang masih terbungkus kulup. Ahh… segala-galanya kulup.

    Dan diakhir adegan lengan-lengan comel dengan lembut akan memandu kepala hitam berkulup mencecah lurah merekah. Dengan pantas lelaki negro dengan gagahnya memompa rongga kemaluan wanita kulit putih yang cantik. Batang hitam berurat itu lancar keluar masuk lubang nikmat warna merah. Wanita kulit putih mengerang dan menjerit penuh nikmat. Sinar kepuasan terpancar dari mata gadis-gadis kulit putih yang muda belia. Batang-batang berkulup itu diterima dengan penuh mesra oleh burit-burit indah minah-minah saleh. Dan burit Tini juga mula berair bila membayangkan itu semua.

    Sekarang batang hitam berkulup benar-benar berada di hadapannya. Tini memegang lembut zakar Raju sambil membelek-belek. Kontras sekali kulit tangan Tini yang putih dan zakar Raju yang hitam legam. Tini mengurut-ngurut zakar Raju perlaha-lahan. Tini tak perlu menunggu lama kerana zakar Raju sudah terpacak kaku. Kepala zakar Raju yang hitam berkilat yang amat besar yang mula menggelongsor keluar dari kulit kulup dicium mesra oleh Tini. Tini mula meloceh kepala zakar Raju dan keseluruhan kepala licin terbuka. Bagai mengupas buah pisang Tini menarik kulup Raju.

    Tini makin rakus menghidu kepala licin yang besar seperti buah epal itu. Disedut dalam-dalam aroma kepala zakar Raju. Raju tersenyum melihat perilaku Tini. Hidung mancung Tini menari-nari di kepala licin. Puas bahagian kepala hidung mancung itu berlegar pula di batang dan telur hitam yang berkedut-kedut. Teman wanitanya pun tak pernah melayan batang pelirnya seghairah Tini.

    Tini amat teruja dengan batang butuh hindu di hadapannya. Kepala pelir Raju sungguh besar. Kepala yang membulat itu dua kali lebih lebar daripada batangnya yang juga besar. Kepala besar itu seperti sebiji buah epal di hujung batang hitam. Belum pernah Tini melihat kepala yang sebegini besar. Zakar negro dan mat salih yang dilihat dalam vcd lucah pun tak mempunyai kepala seperti ini. Kalau adapun besar sedikit daripada batangnya.

    “You main I punya, I main you punya,” kata Raju kepada Tini.

    Tini memberhentikan mencium zakar Raju. Tini kembali berbaring di atas tilam besar sambil terlentang. Raju yang berbogel berbaring di atas katil. Dengan posisi 69 Raju menjilat burit Tini. Manakala Tini menjilat dan mengulum zakar Raju. Butuh Raju dihisap dan dijilat oleh Tini. Kepala butuh Raju yang sebesar buah epal itu amat sedap bila dinyonyot. Raju terus menjilat kelentit Tini yang agak besar dan menonjol. Kelentit Tini sekarang menjadi sasaran mulut Raju. Buntut Tini terangkat-angkat bila lidah Raju berlegar-legar di kelentitnya.

    “Tini, I dah tak tahan, I nak rasa burit you,” pinta Raju.

    Tini tidur telentang di atas tilam empuk. Kakinya dikangkang luas menunggu tindakan Raju seterusnya. Raju bergerak mencelapak Tini. Raju kemudian menghalakan kepala zakarnya betul-betul diantara celah kedua paha Tini. Burit Tini yang tembam itu terlihat jelas. Dua bibir yang ditumbuhi bulu halus terbuka. Terlihat alur merah telah teramat basah. Perlahan-lahan kepala zakar Raju membelah tebing faraj Tini dan perlahan-lahan menyelam ke dasar lubuk bila Raju menekan punggungnya. Susah juga kepala buah epal itu untuk masuk. Raju menekan zakarnya sehingga bulunya menyentuh bulu Tini. Agak tersekat-sekat perjalanannya sungguhpuh burit Tini teramat basah dengan air cintanya dan mani apek cina. Tini menjerit keenakan. Kepala buah epal itu benar-benar memberi kenikmatan maksima. Belum pernah Tini merasa senikmat ini.

    Tini melolong kesedapan tiap kali Raju menekan dan menarik batang balaknya. Tini menjerit-jerit kenikmatan bila kepala bual epal itu menyondol dinding vaginanya. Jeritan penuh nikmat itu sama seperti jeritan kucing betinanya. Tiap kali Raju menekan seluruh isi burit Tini ikut terdorong ke dalam dan setiap kali ditarik keluar seluruh isi burit Tini ikut sama keluar. Tini menjadi histeria penuh nikmat. Belakang Raju dicakar-cakarnya. Bahu Raju digigit-gigit penuh ghairah.

    “Sedap Raju, sedap,” kata Tini.

    Raju meneruskan aksi sorong tariknya. Badan Tini kemudian dipeluknya kemas sambil mulutnya berlegar di gunung kembar Tini yang sedang mekar itu. Sesekali terdengar Tini mendengus kesedapan. Raju meneruskan aksi sorong tarik makin laju. Raju yang masih muda itu memang gagah dibanding Ah Tong yang sudah tua. Makin ganas Raju bertindak makin enak bagi Tini. Raju memang geram dengan Tini yang solid dan cantik itu. Inilah pertama kali dia mengongkek perempuan melayu yang selama ini menjadi idamannya. Tindakan Raju yang kasar dan ganas itu menyebabkan ghairah Tini menggelegak.

    Tiba-tiba Tini menjerit, “I dah nak keluar,” jerit Tini.

    Bila mendengar Tini berkata demikian Raju melajukan lagi kayuhannya dan balak besar dan panjang menekan semahu-mahunya ke dalam lubang burit Tini. Muka Raju berkerut manahan nikmat.

    “I dah keluar,” kata Tini kepada Raju. Serentak itu Raju merasakan kepala butuhnya bagaikan disiram dengan cairan hangat.

    “I pun nak keluar, pancut dalam atau luar?” tanya Raju.

    “Pancut dalam Raju, I nak rasa awak punya,” kata Tini selamba.

    Sedetik kemudian Tini merasa cairan panas menerpa pangkal rahimnya. Pancutan kuat yang menerpa rahimnya itu membuatkan Tini menjerit penuh nikmat. Bergetar seluruh anggotanya menikmati pancutan benih india. Terketar-ketar pahanya penuh nikmat dan lazat. Belum pernah dia merasa kenikmatan seperti ini bila dia bersama suaminya.

    Raju memang gagah dan hebat. Ah Tong yang tua itu tak apa-apa jika dibandingkan dengan Raju. Batang pelir apek tua yang berkepala kecil itu kurang nikmat dibanding kepala pelir Raju yang seperti buah epal itu. Sepanjang hidupnya inilah pertama kali Tini benar-benar menikmati hubungan seks.

    “Jangan cabut lagi, tahan dulu,” kata Tini.

    “Okay, okay,” kata Raju.

    Raju terus memeluk Tini. Dikapuk kemas badan Tini yang mekar itu. Selepas beberapa minit Raju mencabut pelirnya dari burit Tini. Raju amat puas boleh melepas air nikmatnya dalam burit perempuan melayu yang cantik manis. Bukan selalu dia dapat peluang seperti ini. Menikmati tubuh model dan pelakon drama tv yang cantik.

    ” Banyak awak punya air, sedap rasanya. Batang awak yang besar panjang tu sungguh sedap. Kepala buah epal tu sungguh nikmat. Lubang I macam digaru-garu,” kata Tini.

    Tini membaringkan kepalanya di atas dada Raju yang berbulu. Terlihat macam gagak dengan bangau. Tini mengerling balak Raju yang mula mengecut. Dipegang-pegang dan diramas-ramas batang zakar Raju yang telah memberi kepuasan kepadanya. Tini dapat melihat jelas zakar Raju mula mengecil dan memendek. Kepala licin yang tadinya gagah telah bersembunyi ke dalam sarung kulup. Macam batang tua Ah Tong juga. Tini puas dapat merasai dua kulup. Kulup cina dan kulup india. Bagi Tini kulup india memang dahsyat. Keinginannya telah dipenuhi. Tini tersenyum puas.

    “Raju, I suka butuh you yang besar tu. I nak main lagi dengan you. Boleh bagi nombor handphone you?”

    “Boleh. I memang suka you. Burit you sungguh sedap.” Tini senyum manja dan Raju senyum puas.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Dengan Hawa Nafsu – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018

    Dengan Hawa Nafsu – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018


    1180 views

    Perawanku – Singkat cerita, ketika hari pertama aku ketemu dengan teman kuliahku itu, rasanya kami langsung akrab karena memang sewaktu kami sama-sama duduk di bangku kuliah, kami sangat kompak dan sering tidur bersama di rumah kostku di kota Bone. Bahkan seringkali dia mentraktirku. “Nis, aku senang sekali bertemu denganmu dan memang sudah lama kucari-cari, maukah kamu mengingap barang sehari atau dua hari di rumahku?” katanya padaku sambil merangkulku dengan erat sekali. Nama teman kuliahku itu adalah “Nasir”

    ”Kita lihat saja nanti. Yang jelas aku sangat bersukur kita bisa ketemu di tempat ini. Mungkin inilah namanya nasib baik, karena aku sama sekali tidak menduga kalau kamu tinggal di kota Makassar ini” jawabku sambil membalas rangkulannya. Kami berangkulan cukup lama di sekitar pasar sentral Makassar, tepatnya di tempat jualan cakar.

    “Ayo kita ke rumah dulu Nis, nanti kita ngobrol panjang lebar di sana, sekaligus kuperkenalkan istriku” ajaknya sambil menuntunku naik ke mobil Feroza miliknya. Setelah kami tiba di halaman rumahnya, Nasir terlebih dahulu turun dan segera membuka pintu mobilnya di sebelah kiri lalu mempersilakan aku turun.
    Aku sangat kagum melihat rumah tempat tinggalnya yang berlantai dua. Lantai bawah digunakan sebagai gudang dan kantor perusahaannya, sementara lantai atas digunakan sebagai tempat tinggal bersama istri. Aku hanya ikut di belakangnya.

    “Inilah hasil usaha kami Nis selama beberapa tahun di Makassar” katanya sambil menunjukkan tumpukan beras dan ruangan kantornya.

    “Wah cukup hebat kamu Sir. Usahamu cukup lemayan. Kamu sangat berhasil dibanding aku yang belum jelas sumber kehidupanku” kataku padanya.
    “Lin, Lin, inilah teman kuliahku dulu yang pernah kuceritakan tempo hari. Kenalkan istri cantik saya” teriak Nasir memanggil istrinya dan langsung kami dikenalkan.

    “Alina”, kata istrinya menyebut namanya ketika kusalami tangannya sambil ia tersenyum ramah dan manis seolah menunjukkan rasa kegembiraan.

    “Anis”, kataku pula sambil membalas senyumannya.
    Nampaknya Alina ini adalah seorang istri yang baik hati, ramah dan selalu memelihara kecantikannya. Usianya kutaksir baru sekitar 25 tahun dengan tubuh sedikit langsing dan tinggi badan sekitar 145 cm serta berambut agak panjang.

    Tangannya terasa hangat dan halus sekali. Setelah selesai menyambutku, Alina lalu mempersilakanku duduk dan ia buru-buru masuk ke dalam seolah ada urusan penting di dalam.

    Belum lama kami bincang-bincang seputar perjalanan usaha Nasir dan pertemuannya dengan Alina di Kota Makassar ini, dua cangkir kopi susu beserta kue-kue bagus dihidangkan oleh Alina di atas meja yang ada di depan kami.

    “Silakah Kak, dinikmati hidangan ala kadarnya” ajakan Alina menyentuh langsung ke lubuk hatiku. Selain karena senyuman manisnya, kelembutan suaranya, juga karena penampilan, kecantikan dan sengatan bau farfumnya yang harum itu.


    Dalam hati kecilku mengatakan, alangkah senang dan bahagianya Nasir bisa mendapatkan istri seperti Alina ini. Seandainya aku juga mempunyai istri seperti dia, pasti aku tidak bisa ke mana-mana
    “Eh, kok malah melamun. Ada masalah apa Nis sampai termenung begitu? Apa yang mengganggu pikiranmu?” kata Nasir sambil memegang pundakku, sehingga aku sangat kaget dan tersentak.
    “Ti.. Tidak ada masalah apa-apa kok. Hanya aku merenungkan sejenak tentang pertemuan kita hari ini. Kenapa bisa terjadi yah,” alasanku.

    Alina hanya terdiam mendengar kami bincang-bincang dengan suaminya, tapi sesekali ia memandangiku dan menampakkan wajah cerianya.

    “Sekarang giliranmu Nis cerita tentang perjalanan hidupmu bersama istri setelah sejak tadi hanya aku yang bicara. Silahkan saja cerita panjang lebar mumpun hari ini aku tidak ada kesibukan di luar.
    Lagi pula anggaplah hari ini adalah hari keistimewaan kita yang perlu dirayakan bersama. Bukankah begitu Lin..?” kata Nasir seolah cari dukungan dari istrinya dan waktunya siap digunakan khusus untukku.
    “Ok, kalau gitu aku akan utarakan sedikit tentang kehidupan rumah tanggaku, yang sangat bertolak belakang dengan kehidupan rumah tangga kalian” ucapanku sambil memperbaiki dudukku di atas kursi empuk itu.
    “Maaf jika terpaksa kuungkapkan secara terus terang. Sebenarnya kedatanganku di kota Makassar ini justru karena dipicu oleh problem rumah tanggaku. Aku selalu cekcok dan bertengkar dengan istriku gara-gara aku kesulitan mendapatkan lapangan kerja yang layak dan mempu menghidupi keluargaku.

    Akhirnya kuputuskan untuk meninggalkan rumah guna mencari pekerjaan di kota ini. Eh.. Belum aku temukan pekerjaan, tiba-tiba kita ketemu tadi setelah dua hari aku ke sana ke mari. Mungkin pertemuan kita ini ada hikmahnya. Semoga saja pertemuan kita ini merupakan jalan keluar untuk mengatasi kesulitan rumahtanggaku” Kisahku secara jujur pada Nasir dan istrinya.

    Mendengar kisah sedihku itu, Nasir dan istrinya tak mampu berkomentar dan nampak ikut sedih, bahkan kami semua terdiam sejenak. Lalu secara serentak mulut Nasir dan istrinya terbuka dan seolah ingin mengatakan sesuatu, tapi tiba-tiba mereka saling menatap dan menutup kembali mulutnya seolah mereka saling mengharap untuk memulai, namun malah mereka ketawa terbahak, yang membuatku heran dan memaksa juga ketawa.

    “Begini Nis, mungkin pertemuan kita ini benar ada hikmahnya, sebab kebetulan sekali kami butuh teman seperti kamu di rumah ini. Kami khan belum dikaruniai seorang anak, sehingga kami selalu kesepian.
    Apalagi jika aku ke luar kota misalnya ke Bone, maka istriku terpaksa sendirian di rumah meskipun sekali-kali ia memanggil kemanakannya untuk menemani selama aku tidak ada, tapi aku tetap menghawatirkannya. Untuk itu, jika tidak memberatkan, aku inginkan kamu tinggal bersamaku.
    Anggaplah kamu sudah dapatkan lapangan kerja baru sebagai sumber mata pencaharianmu. Segala keperluan sehari-harimu, aku coba menanggung sesuai kemampuanku” kata Nasir bersungguh-sungguh yang sesekali diiyakan oleh istrinya.

    “Maaf kawan, aku tidak mau merepotkan dan membebanimu. Biarlah aku cari kerja di tempat lain saja dan..” Belum aku selesai bicara, tiba-tiba Nasir memotong dan berkata..
    “Kalau kamu tolak tawaranku ini berarti kamu tidak menganggapku lagi sebagai sahabat. Kami ikhlas dan bermaksud baik padamu Nis” katanya.

    “Tetapi,” Belum kuutarakan maksudku, tiba-tiba Alina juga ikut bicara..
    “Benar Kak, kami sangat membutuhkan teman di rumah ini. Sudah lama hal ini kami pikirkan tapi mungkin baru kali ini dipertemukan dengan orang yang tepat dan sesuai hati nurani. Apalagi Kak Anis ini memang sahabat lama Kak Nasir, sehingga kami tidak perlu ragukan lagi.

    Bahkan kami sangat senan jika Kak sekalian menjemput istrinya untuk tinggal bersama kita di rumah ini” ucapan Alina memberi dorongan kuat padaku.

    “Kalau begitu, apa boleh buat. Terpaksa kuterima dengan senang hati, sekaligus kuucapkan terima kasih yang tak terhingga atas budi baiknya. Tapi sayangnya, aku tak memiliki keterampilan apa-apa untuk membantu kalian” kataku dengan pasrah.

    Tiba-tiba Nasir dan Alina bersamaan berdiri dan langsung saling berpelukan, bahkan saling mengecup bibir sebagai tanda kegembiraannya. Lalu Nasir melanjutkan rangkulannya padaku dan juga mengecup pipiku, sehingga aku sedikit malu dibuatnya.

    “Terima kasih Nis atas kesediaanmu menerima tawaranku semoga kamu berbahagia dan tidak kesulitan apapun di rumah ini. Kami tak membutuhkan keterampilanmu, melainkan kehadiranmu menemani kami di rumah ini.

    Kami hanya butuh teman bermain dan tukar pikiran, sebab tenaga kerjaku sudah cukup untuk membantu mengelola usahaku di luar. Kami sewaktu-waktu membutuhkan nasehatmu dan istriku pasti merasa terhibur dengan kehadiranmu menemani jika aku keluar rumah” katanya dengan sangat bergembira dan senang mendengar persetujuanku.

    Kurang lebih satu bulan lamanya kami seolah hanya diperlakukan sebagai raja di rumah itu. Makanku diurus oleh Alina, tempat tidurku terkadang juga dibersihkan olehnya, bahkan ia meminta untuk mencuci pakaianku yang kotor tapi aku keberatan.

    Selama waktu itu pula, aku sudah dilengkapi dengan pakaian, bahkan kamar tidurku dibelikan TV 20 inch lengkap dengan VCD-nya. Aku sangat malu dan merasa berutang budi pada mereka, sebab selain pakaian, akupun diberi uang tunai yang jumlahnya cukup besar bagiku, bahkan belakangan kuketahui jika ia juga seringkali kirim pakaian dan uang ke istri dan anak-anakku di Bone lewat mobil.

    Kami bertiga sudah cukup akrab dan hidup dalam satu rumah seperti saudara kandung bersenda gurau, bercengkerama dan bergaul tanpa batas seolah tidak ada perbedaan status seperti majikan dan karyawannya.

    Kebebasan pergaulanku dengan Alina memuncak ketika Nasir berangkat ke Sulawesi Tenggara selama beberapa hari untuk membawa beras untuk di jual di sana karena ada permintaan dari langgarannya.
    Pada malam pertama keberangkatan Nasir, Alina nampak gembira sekali seolah tidak ada kekhawatiran apa-apa. Bahkan sempat mengatakan kepada suaminya itu kalau ia tidak takut lagi ditinggalkan meskipun berbulan-bulan lamanya karena sudah ada yang menjaganya, namun ucapannya itu dianggapnya sebagai bentuk humor terhadap suaminya. Nasir pun nampak tidak ada kekhawatiran meninggalkan istrinya dengan alasan yang sama.

    Malam itu kami (aku dan Alina) menonton bersama di ruang tamu hingga larut malam, karena kami sambil tukar pengalaman, termasuk soal sebelum nikah dan latar belakang perkawinan kami masing-masing.
    Sikap dan tingkah laku Alina sedikit berbeda dengan malam-malam sebelumnya. Malam itu, Alina membuat kopi susu dan menyodorkanku bersama pisang susu, lalu kami nikmati bersama-sama sambil nonton. Ia makan sambil berbaring di sampingku seolah dianggap biasa saja. Sesekali ia membalikkan tubuhnya kepadaku sambil bercerita, namun aku pura-pura bersikap biasa, meskipun ada ganjalan aneh di benakku.
    “Nis, kamu tidak keberatan khan menemaniku nonton malam ini? Besok khan tidak ada yang mengganggu kita sehingga kita bisa tidur siang sepuasnya?” tanya Alina tiba-tiba seolah ia tak mengantuk sedikitpun.
    “Tidak kok Lin. Aku justru senang dan bahagia bisa nonton bersama majikanku” kataku sedikit menyanjungnya. Alina lalu mencubitku dan..

    “Wii de.. De, kok aku dibilangin majikan. Sebel aku mendengarnya. Ah, jangan ulang kata itu lagi deh, aku tak sudi dipanggil majikan” katanya.
    “Hi.. Hi.. Hi, tidak salah khan. Maaf jika tidak senang, aku hanya main-main. Lalu aku harus panggil apa? Adik, Non, Nyonya atau apa?”
    “Terserah dech, yang penting bukan majikan. Tapi aku lebih seneng jika kamu memanggil aku adik” katanya santai.

    “Oke kalau begitu maunya. Aku akan panggil adik saja” kataku lagi.
    Malam semakin larut. Tak satupun terdengar suara kecuali suara kami berdua dengan suara TV. Alina tiba-tiba bangkit dari pembaringannya.
    “Nis, apa kamu sering nonton kaset VCD bersama istrimu?” tanya Alina dengan sedikit rendah suaranya seolah tak mau didengar orang lain.

    “Eng.. Pernah, tapi sama-sama dengan orang lain juga karena kami nonton di rumahnya” jawabku menyembunyikan sikap keherananku atas pertanyaannya yang tiba-tiba dan sedikit aneh itu.
    “Kamu ingat judulnya? Atau jalan ceritanya?” tanyanya lagi.
    “Aku lupa judulnya, tapi pemainnya adalah Rhoma Irama dan ceritanya adalah masalah percintaan” jawabku dengan pura-pura bersikap biasa.

    “Masih mau ngga kamu temani aku nonton film dari VCD? Kebetulan aku punya kaset VCD yang banyak. Judulnya macam-macam. Terserah yang mana Anis suka” tawarannya, tapi aku sempat berfikir kalau Alina akan memutar film yang aneh-aneh, film orang dewasa dan biasanya khusus ditonton oleh suami istri untuk membangkitkan gairahnya.
    Setelah kupikir segala resiko, kepercayaan dan dosa, aku lalu bikin alasan.
    “Sebenarnya aku senang sekali, tapi aku takut.. Eh.. Maaf aku sangat ngantuk. Jika tidak keberatan, lain kali saja, pasti kutemani” kataku sedikit bimbang dan takut alasanku salah. Tapi akhirnya ia terima meskipun nampaknya sedikit kecewa di wajahnya dan kurang semangat.

    “Baiklah jika memang kamu sudah ngantuk. Aku tidak mau sama sekali memaksamu, lagi pula aku sudah cukup senang dan bahagia kamu bersedia menemaniku nonton sampai selarut ini.

    Ayo kita masuk tidur” katanya sambil mematikan TV-nya, namun sebelum aku menutup pintu kamarku, aku melihat sejenak ia sempat memperhatikanku, tapi aku pura-pura tidak menghiraukannya.
    Di atas tempat tidurku, aku gelisah dan bingung mengambil keputusan tentang alasanku jika besok atau lusa ia kembali mengajakku nonton film tersebut. Antara mau, malu dan rasa takut selalu menghantukiku.
    Mungkin dia juga mengalami hal yang sama, karena dari dalam kamarku selalu terdengar ada pintu kamar terbuka dan tertutup serta air di kamar mandi selalu kedengaran tertumpah.

    Setelah kami makan malam bersama keesokan harinya, kami kembali nonton TV sama-sama di ruang tamu, tapi penampilan Alina kali ini agak lain dari biasanya. Ia berpakaian serba tipis dan tercium bau farfumnya yang harum menyengat hidup sepanjang ruang tamu itu.

    Jantungku sempat berdebar dan hatiku gelisah mencari alasan untuk menolak ajakannya itu, meskipun gejolak hati kecilku untuk mengikuti kemauannya lebih besar dari penolakanku. Belum aku sempat menemukan alasan tepat, maka

    “Nis, masih ingat janjimu tadi malam? Atau kamu sudah ngantuk lagi?” pertanyaan Alina tiba-tiba mengagetkanku.

    “O, oohh yah, aku ingat. Nonton VCD khan? Tapi jangan yang seram-seram donk filmnya, aku tak suka. Nanti aku mimpi buruk dan membuatku sakit, khan repot jadinya” jawabku mengingatkan untuk tidak memutar film porn.

    “Kita liat aja permainannya. Kamu pasti senang menyaksikannya, karena aku yakin kamu belum pernah menontonnya, lagi pula ini film baru” kata Alina sambil meraih kotak yang berisi setumpuk kaset VCD lalu menarik sekeping kaset yang paling di atas seolah ia telah mempersiapkannya, lalu memasukkan ke CD, lalu mundur dua langkah dan duduk di sampingku menunggu apa gerangan yang akan muncul di layar TV tersebut.

    Dag, dig, dug, getaran jantungku sangat keras menunggu gambar yang akan tampil di layar TV. Mula-mula aku yakin kalau filmnya adalah film yang dapat dipertontonkan secara umum karena gambar pertama yang muncul adalah dua orang gadis yang sedang berloma naik speed board atau sampan dan saling membalap di atas air sungat.

    Namun dua menit kemudian, muncul pula dua orang pria memburuhnya dengan naik kendaraan yang sama, akhirnya keempatnya bertemu di tepi sungai dan bergandengan tangan lalu masuk ke salah satu villa untuk bersantai bersama.

    Tak lama kemudian mereka berpasang-pasangan dan saling membuka pakaiannya, lalu saling merangkul, mencium dan seterusnya sebagaimana layaknya suami istri. Niat penolakanku tadi tiba-tiba terlupakan dan terganti dengan niat kemauanku.

    Kami tidak mampu mengeluarkan kata-kata, terutama ketika kami menyaksikan dua pasang muda mudi bertelanjang bulat dan saling menjilati kemaluannya, bahkan saling mengadu alat yang paling vitalnya. Kami hanya bisa saling memandang dan tersenyum.
    “Gimana Nis,? Asyik khan? Atau ganti yang lain saja yang lucu-lucu?” pancing Alina, tapi aku tak menjawabnya, malah aku melenguh panjang.

    “Apa kamu sering dan senang nonton film beginian bersama suamimu?” giliran aku bertanya, tapi Alina hanya menatapku tajam lalu mengangguk.

    “Hmmhh” kudengar suara nafas panjang Alina keluar dari mulutnya.
    “Apa kamu pernah praktekkan seperti di film itu Nis?” tanya Alina ketika salah seorang wanitanya sedang menungging lalu laki-lakinya menusukkan kontolnya dari belakang lalu mengocoknya dengan kuat.
    “Tidak, belum pernah” jawabku singkat sambil kembali bernafas panjang.

    “Maukah kamu mencobanya nanti?” tanya Alina dengan suara rendah.
    “Dengan siapa, kami khan pisah dengan istri untuk sementara” kataku.
    “Jika kamu bertemu istrimu nanti atau wanita lain misalnya” kata Alina.
    “Yachh.. Kita liat saja nanti. Boleh juga kami coba nanti hahaha” kataku.
    “Nis, apa malam ini kamu tidak ingin mencobanya?” Tanya Alina sambil sedikit merapatkan tubuhnya padaku. Saking rapatnya sehingga tubuhnya terasa hangatnya dan bau harumnya.
    “Dengan siapa? Apa dengan wanita di TV itu?” tanyaku memancing.

    “Gimana jika dengan aku? Mumpung hanya kita berdua dan nggak bakal ada orang lain yang tahu. Mau khan?” Tanya Alina lebih jelas lagi mengarah sambil menyentuh tanganku, bahkan menyandarkan badannya ke badanku.

    Sungguh aku kaget dan jantungku seolah copot mendengar rincian pertanyaannya itu, apalagi ia menyentuhku. Aku tidak mampu lagi berpikir apa-apa, melainkan menerima apa adanya malam itu.
    Aku tidak akan mungkin mampu menolak dan mengecewakannya, apalagi aku sangat menginginkannya, karena telah beberapa bulan aku tidak melakukan sex dengan istriku. Aku mencoba merapatkan badanku pula, lalu mengelus tangannya dan merangkul punggungnya, sehingga terasa hangat sekali.
    “Apa kamu serius? Apa ini mimpi atau kenyataan?” Tanyaku amat gembira.


    “Akan kubuktikan keseriusanku sekarang. Rasakan ini sayang” tiba-tiba Alina melompat lalu mengangkangi kedua pahaku dan duduk di atasnya sambil memelukku, serta mencium pipi dan bibirku bertubi-tubi.
    Tentu aku tidak mampu menyia-nyiakan kesempatan ini. Aku segera menyambutnya dan membalasnya dengan sikap dan tindakan yang sama. Nampaknya Alina sudah ingin segera membuktikan dengan melepas sarung yang dipakainya, tapi aku belum mau membuka celana panjang yang kepakai malam itu.
    Pergumulan kami dalam posisi duduk cukup lama, meskipun berkali-kali Alina memintaku untuk segera melepaskan celanaku, bahkan ia sendiri beberapa kali berusaha membuka kancingnya, tapi selalu saja kuminta agar ia bersabar dan pelan-pelan sebab waktunya sangat panjang.

    “Ayo Kak Nis, cepat sayang. Aku sudah tak tahan ingin membuktikannya” rayu Alina sambil melepas rangkulannya lalu ia tidur telentang di atas karpet abu-abu sambil menarik tanganku untuk menindihnya. Aku tidak tega membiarkan ia penasaran terus, sehingga aku segera menindihnya.

    “Buka celana sayang. Cepat.. Aku sudah capek nih, ayo dong,” pintanya.
    Akupun segera menuruti permintaannya dan melepas celana panjangku. Setelah itu, Alina menjepitkan ujung jari kakinya ke bagian atas celana dalamku dan berusaha mendorongnya ke bawah, tapi ia tak berhasil karena aku sengaja mengangkat punggungku tinggi-tinggi untuk menghindarinya.

    Ketika aku mencoba menyingkap baju daster yang dipakaianya ke atas lalu ia sendiri melepaskannya, aku kaget sebab tak kusangka kalau ia sama sekali tidak pakai celana. Dalam hatiku bahwa mungkin ia memang sengaja siap-siap akan bersetubuh denganku malam itu.

    Di bawah sinar lampu 10 W yang dibarengi dengan cahaya TV yang semakin seru bermain bugil, aku sangat jelas menyaksikan sebuah lubang yang dikelilingi daging montok nan putih mulus yang tidak ditumbuhi bulu selembar pun.

    Tampak menonjol sebuah benda mungil seperti biji kacang di tengah-tengahnya. Rasanya cukup menantang dan mempertinggi birahiku, tapi aku tetap berusaha mengendalikannya agar aku bisa lebih lama bermain-main dengannya. Ia sekarang sudah bugil 100%, sehingga terlihat bentuk tubuhnya yang langsing, putih mulus dan indah sekali dipandang.

    “Ayo donk, tunggu apa lagi sayang. Jangan biarkan aku tersiksa seperti ini” pinta Alina tak pernah berhenti untuk segera menikmati puncaknya.
    “Tenang sayang. Aku pasti akan memuaskanmu malam ini, tapi saya masih mau bermain-main lebih lama biar kita lebih banyak menikmatinya”kataku
    Secara perlahan tapi pasti, ujung lidahku mulai menyentuh tepi lubang kenikmatannya sehingga membuat pinggulnya bergerak-gerak dan berdesis.

    “Nikmat khan kalau begini?” tanyaku berbisik sambil menggerak-gerakkan lidahku ke kiri dan ke kanan lalu menekannya lebih dalam lagi sehingga Alina setengah berteriak dan mengangkat tinggi-tinggi pantatnya seolah ia menyambut dan ingin memperdalam masuknya ujung lidahku.

    Ia hanya mengangguk dan memperdengarkan suara desis dari mulutnya.
    “Auhh.. Aakkhh.. Iihh.. Uhh.. Oohh.. Sstt” suara itu tak mampu dikurangi ketika aku gocok-gocokkan secara lebih dalam dan keras serta cepat keluar masuk ke lubang kemaluannya.
    “Teruuss sayang, nikkmat ssekalii.. Aakhh.. Uuhh. Aku belum pernah merasakan seperti ini sebelumnya” katanya dengan suara yang agak keras sambil menarik-narik kepalaku agar lebih rapat lagi.
    “Bagaimana? Sudah siap menyambut lidahku yang panjang lagi keras?” tanyaku sambil melepaskan seluruh pakaianku yang masih tersisa dan kamipun sama-sama bugil.
    Persentuhan tubuhku tak sehelai benangpun yang melapisinya. Terasa hangatnya hawa yang keluar dari tubuh kami.

    “Iiyah,. Dari tadi aku menunggu. Ayo,. Cepat” kata Alina tergesa-gesa sambil membuka lebar-lebar kedua pahanya, bahkan membuka lebar-lebar lubang vaginanya dengan menarik kiri kanan kedua bibirnya untuk memudahkan jalannya kemaluanku masuk lebih dalam lagi.

    Aku pun tidak mau menunda-nunda lagi karena memang aku sudah puas bermain lidah di mulut atas dan mulut bawahnya, apalagi keduanya sangat basah. Aku lalu mengangkat kedua kakinya hingga bersandar ke bahuku lalu berusaha menusukkan ujung kemaluanku ke lubang vagina yang sejak tadi menunggu itu. Ternyata tidak mampu kutembus sekaligus sesuai keinginanku. Ujung kulit penisku tertahan, padahal Alina sudah bukan perawan lagi.

    “Ssaakiit ssediikit.., ppeelan-pelan sedikit” kata Alina ketika ujung penisku sedikit kutekan agak keras. Aku gerakkan ke kiri dan ke kanan tapi juga belum berhasil amblas.
    Aku turunkan kedua kakinya lalu meraih sebuah bantal kursi yang di belakanku lalu kuganjalkan di bawah pinggulnya dan membuka lebar kedua pahanya lalu kudorong penisku agak keras sehingga sudah mulai masuk setengahnya.

    Alinapun merintih keras tapi tidak berkata apa-apa, sehingga aku tak peduli, malah semakin kutekan dan kudorong masuk hingga amblas seluruhnya. Setelah seluruh batang penisku terbenam semua, aku sejenak berhenti bergerak karena capek dan melemaskan tubuhku di atas tubuh Alina yang juga diam sambil bernafas panjang seolah baru kali ini menikmati betul persetubuhan.

    Alina kembali menggerak-gerakkan pinggulnya dan akupun menyambutnya. Bahkan aku tarik maju mundur sedikit demi sedikit hingga jalannya agak cepat lalu cepat sekali. Pinggul kami bergerak, bergoyang dan berputar seirama sehingga menimbulkan bunyi-bunyian yangberirama pula.
    “Tahan sebentar” kataku sambil mengangkat kepala Alina tanpa mencabut penisku dari lubang vagina Alina sehingga kami dalam posisi duduk.

    Kami saling merangkul dan menggerakkan pinggul, tapi tidak lama karena terasa sulit. Lalu aku berbaring dan telentang sambil menarik kepada Alina mengikutiku, sehingga Alina berada di atasku. Kusarankan agar ia menggoyang, mengocok dan memompa dengan keras lagi cepat.

    Ia pun cukup mengerti keinginanku sehingga kedua tangannya bertumpu di atas dadaku lalu menghentakkan agak keras bolak balik pantatnya ke penisku, sehingga terlihat kepalanya lemas dan seolah mau jatuh sebab baru kali itu ia melakukannya dengan posisi seperti itu.

    Karena itu, kumaklumi jika ia cepat capek dan segera menjatuhkan tubuhnya menempel ke atas tubuhku, meskipun pinggulnya masih tetap bergerak naik turun.
    “Kamu mungkin sangat capek. Gimana kalau ganti posisi?” kataku sambil mengangkat tubuh Alina dan melapas rangkulannya.

    “Posisi bagaimana lagi? Aku sudah beberapa kali merasa nikmat sekali” tanyanya heran seolah tidak tahu apa yang akan kulakukan, namun tetap ia ikuti permintaanku karena ia pun merasa sangat nikmat dan belum pernah mengalami permainan seperti itu sebelumnya.
    “Terima saja permainanku. Aku akan tunjukkan beberapa pengalamanku”
    “Yah.. Yah.. Cepat lakukan apa saja” katanya singkat.

    Aku berdiri lalu mengangkat tubuhnya dari belakang dan kutuntunnya hingga ia dalam posisi nungging. Setelah kubuka sedikit kedua pahanya dari belakan, aku lalu menusukkan kembali ujung penisku ke lubangnya lalu mengocok dengan keras dan cepat sehingga menimbulkan bunyi dengan irama yang indah seiring dengan gerakanku.

    Alina pun terengah-engah dan napasnya terputus-putus menerima kenikmatan itu. Posisi kami ini tak lama sebab Alina tak mampu menahan rasa capeknya berlutut sambil kupompa dari belakan. Karenanya, aku kembalikan ke posisi semula yaitu tidur telentang dengan paha terbuka lebar lalu kutindih dan kukocok dari depan, lalu kuangkat kedua kakinya bersandar ke bahuku.

    Posisi inilah yang membuat permainan kami memuncak karena tak lama setelah itu, Alina berteriak-teriak sambil merangkul keras pinggangku dan mencakar-cakar punggungku. Bahkan sesekali menarik keras wajahku menempel ke wajahnya dan menggigitnya dengan gigitan kecil. Bersamaan dengan itu pula, aku merasakan ada cairan hangat mulai menjalar di batang penisku, terutama ketika terasa sekujur tubuh Alina gemetar.

    Aku tetap berusaha untuk menghindari pertemuan antara spermaku dengan sel telur Alina, tapi terlambat, karena baru aku mencoba mengangkat punggungku dan berniat menumpahkan di luar rahimnya, tapi Alina malah mengikatkan tangannya lebih erat seolah melarangku menumpahkan di luar yang akhirnya cairan kental dan hangat itu terpaksa tumpah seluruhnya di dalam rahim Alina.

    Alina nampaknya tidak menyesal, malah sedikit ceria menerimanya, tapi aku diliputi rasa takut kalau-kalau jadi janin nantinya, yang akan membuatku malu dan hubungan persahabatanku berantakan.
    Setelah kami sama-sama mencapai puncak, puas dan menikmati persetubuhan yang sesungguhnya, kami lalu tergeletak di atas karpet tanpa bantal. Layar TV sudah berwarna biru karena pergumulan filmnya sejak tadi selesai.

    Aku lihat jam dinding menunjukkan pukul 12.00 malam tanpa terasa kami bermain kurang lebih 3 jam. Kami sama-sama terdiam dan tak mampu berkata-kata apapun hingga tertidur lelap. Setelah terbangun jam 7.00 pagi di tempat itu, rasanya masih terasa capek bercampur segar.

    “Nis, kamu sangat hebat. Aku belum pernah mendapatkan kenikmatan dari suamiku selama ini seperti yang kamu berikan tadi malam” kata Alina ketika ia juga terbangun pagi itu sambil merangkulku.
    “Benar nih, jangan-jangan hanya gombal untuk menyenangkanku” tanyaku.

    “Sumpah.. Terus terang suamiku lebih banyak memikirkan kesenangannya dan posisi mainnya hanya satu saja. Ia di atas dan aku di bawah. Kadang ia loyo sebelum kami apa-apa. Kontolnya pendek sekali sehingga tidak mampu memberikan kenikmatan padaku seperti yang kami berikan.

    Andai saja kamu suamiku, pasti aku bahagia sekali dan selalu mau bersetubuh, kalau perlu setiap hari dan setiap malam” paparnya seolah menyesali hubungannya dengan suaminya dan membandingkan denganku.
    “Tidak boleh sayang. Itu namanya sudah jodoh yang tidak mampu kita tolak. Kitapun berjodoh bersetubuh dengan cara selingkuh. Sudahlah. Yang penting kita sudah menikmatinya dan akan terus menikmatinya” kataku sambil menenangkannya sekaligus mencium keningnya.
    “Maukah kamu terus menerus memberiku kenikmatan seperti tadi malam itu ketika suamiku tak ada di rumah” tanyanya menuntut janjiku.

    “Iyah, pasti selama aman dan aku tinggal bersamamu. Masih banyak permainanku yang belum kutunjukkan” kataku berjanji akan mengulanginya
    “Gimana kalau istri dan anak-anakmu nanti datang?” tanyanya khawatir.

    “Gampang diatur. Aku kan pembantumu, sehingga aku bisa selalu dekat denganmu tanpa kecurigaan istriku. Apalagi istriku pasti tak tahan tinggal di kota sebab ia sudah terbiasa di kampung bersama keluarganya tapi yang kutakutkan jika kamu hamil tanpa diakui suamimu” kataku.
    “Aku tak bakal hamil, karena aku akan memakan pil KB sebelum bermain seperti yang kulakukan tadi malam, karena memang telah kurencanakan” kara Alina terus terang.

    Setelah kami bincang-bincang sambil tiduran di atas karpet, kami lalu ke kamar mandi masing-masing membersihkan diri lalu kami ke halaman rumah membersihkan setelah sarapan pagi bersama.
    Sejak saat itu, kami hampir setiap malam melakukannya, terutama ketika suami Alina tak ada di rumah, baik siang hari apalagi malam hari, bahkan beberapa kali kulakukan di kamarku ketika suami Alina masih tertidur di kamarnya, sebab Alina sendiri yang mendatangi kamarku ketika sedang “haus”.
    Entah sampai kapan hal ini akan berlangsung, tapi yang jelas hingga saat ini kami masih selalu ingin melakukannya dan belum ada tanda-tanda kecurigaan dari suaminya dan dari istriku.

  • Cerita Sex Ngentot Dengan Pembantu 12 Tahun

    Cerita Sex Ngentot Dengan Pembantu 12 Tahun


    1177 views

    Perawanku – Cerita Sex Ngentot Dengan Pembantu 12 Tahun, Namaku Andi, aku mahasiswa di salah satu PTN top di Bandung. Sekarang umurku 20 tahun. Jujur saja, aku kenal seks baru sejak SMP. Aku senang sekali ada situs khusus buat bagi-bagi pengalaman seperti ini, sehingga apa yang pernah kita lakukan bisa dibagi-bagi.

    Awal aku mengenal seks yaitu saat secara tidak sengaja aku buka-buka lemari di rumah teman SMP-ku dan menemukan setumpukan Video VHS tanpa gambar di dalam sebuah kotak. Karena penasaran film apa itu, kuambil satu dan langsung kucoba di video temanku di kamar itu yang kebetulan sepi, karena temanku sedang les.

    Kusetel film yang berjudul.. apa ya? aku lupa, ternyata itu film dewasa (waktu itu aku belum banyak tahu). Aku cuma pernah dengar teman-temanku pernah nonton film begituan, tapi aku tidak begitu penasaran. Nah, saat itu aku baru tahu itu loh yang namanya BF. Kebetulan itu film seks tentang anak kecil yang masih mungil bercinta dengan bapaknya, oomnya, temannya dan lain-lain.

    Dan aku ingin cerita nih pengalaman pertamaku. Kejadian ini terjadi ketika aku masih SMA, di rumahku ternyata ada pembantu baru. Orangnya masih lumayan kecil sekitar 12 tahun lah, tapi itu dia yang membuatku suka. Aku itu suka sama wanitae imut-imut yang masih agak kecil mungkin gara-gara video waktu itu (aku suka begitu melihat situs-situs tentang Lolita, soalnya cewek-cewek di situs-situs itu masih imut-imut). Dan yang paling membuatku terangsang adalah payudaranya yang masih baru tumbuh, masih agak runcing

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Pengalaman Bermasturbasi yang Sering Kulakukan saat Sedang Terangsang – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Pengalaman Bermasturbasi yang Sering Kulakukan saat Sedang Terangsang – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1177 views

    Perawanku – Aku seorang cewek berumur 18 tahun dan masih kelas ii SLTA. Diantara teman-teman, aku mungkin paling pemalu. Aku sering naksir cowok tapi aku takut untuk memulai hubungan. Di dalam kamar, aku sering membayang-bayangkan wajah cowok yang kutaksir, membayangkan bagaimana kalau bercinta dengannya, berhubungan seks dengannya, sehingga hal ini sering membuatku sangat terangsang. Akhirnya aku sering beronani dengan mengusap-usap vaginaku yang mungil.

    Pada awalnya sih aku hanya senang mengusap-usap clitorisku sambil melihatnya lewat cermin yang kuletakkan sedemikian rupa sehingga aku bisa memandangi vaginaku lewat kaca itu. Mungkin karena keseringanku bermasturbasi dengan cara mengusap-usap bagian luar vagina dan clitoris lama-kelamaan aku kurang puas jika hanya meraba clitoris, tanganku mulai merambah daerah di bawah clitoris, meraba-raba bibir vaginaku yang mungil kemerahan dan ternyata rasanya lebih nikmat meskipun geli sekali.

    Kadang-kadang bibir itu aku buka dengan tangan kiri dan jari tangan kananku masukkan pelan-pelan ke dalam lubangnya, pada awalnya sih terasa sakit tapi lama-kelamaan nikmat sekali, aku putar-putar jariku dalam lubang sambil sesekali aku memasukkan dalam-dalam berusaha meraih tonjolan yang berada di ujung lubang vagina dan rasanya selangit deh rasa-rasanya aku ingin memasukkan jari ini dan menggerakkan keluar masuk secara cepat,

    terpikir olehku bagaimana rasanya kalau yang ada di dalamnya adalah sebuah penis yang bergerak keluar masuk. Tak terbayang bagaimana rasanya. Tapi aku belum berani melakukan hubungan seks dengan lelaki aku takut kalau hamil dan aku juga belum punya pacar.

    Karena keenakan hampir setiap hari aku bermasturbasi terkadang aku berpikir, aku hyperseks tapi biarin deh yang penting nikmat. Karena seringnya bermasturbasi maka pada saat di kamar terkadang aku sengaja tidak mengenakan celana dalam dan hanya mengenakan kaos dan rok atau hanya mengenakan daster sehingga aku bebas meraba vaginaku.

    Sewaktu mengganggur sendirian di kamar aku sering memandangi vaginaku lewat kaca cermin sambil membersihkannya dari cairan-cairan atau merapikan rambut-rambut kemaluanku yang mulai panjang, bahkan aku menyediakan waktu khusus untuk merawat vaginaku.

    Suatu saat aku bangun pagi-pagi sekali dengan kondisi sangat bernafsu, memang nafsuku sangat tinggi pada hari-hari menjelang haidku datang atau pada beberapa hari setelah haid, padahal sebelum tidur aku telah bermasturbasi, pagi itu aku bingung mau bagaimana antara ingin memuaskan diriku sendirian atau berhubungan seks karena malam itu aku mimpi berhubungan seks dengan seseorang.

    Kemudian aku keluar kamar untuk pergi ke kamar mandi ingin pipis dulu, saat lewat di ruang makan aku melihat pisang yang ada di atas meja makan sisa tadi malam. Tanpa pikir panjang aku mengambil pisang itu satu dan aku bawa masuk ke kamar. aku langsung rebahan di atas tempat tidur dan memulai beraksi.

    Aku meraba-raba vaginaku, sebentar saja vaginaku sudah sangat basah, dan aku melepas daster yang kukenakan sehingga aku langsung telanjang bulat karena aku hanya mengenakan daster. Pada saat itu aku tidak bisa menceritakan bagaimana rasanya nafsuku benar-benar tinggi.

    Jari-jariku dengan liar merambah seluruh bagian vaginaku, bahkan sampai clitorisnya aku pencet-pencet hingga nikmatnya luar biasa. Kalau biasanya hanya satu jari yang kumasukkan ke liang vagina maka sekarang dua jari aku masukkan bersamaan dan rasanya memang nikmat sekali sampai sampai seluruh badanku tergetar keenakan.

    Kemudian kuambil pisang yang tadi aku ambil dari meja makan. Aku kupas dan kemudian kumasukkan ke dalam vagina sambil membayangkan bahwa itu sebuah penis, saat mulai masuk nikmat sekali kemudian setelah separuh lebih masuk dan dibiarkan di sana dalu sambil menikmati bagaimana rasanya.

    Kemudian pisang itu kugerakkan keluar masuk secara pelahan, rasanya nikmat sekali dan pisang itu aku gerakkan terus keluar masuk dengan tangan kanan sementara tangan kiriku mengusap-usap clitorisku yang menonjol kemerah-merahan.

    Sambil terus menggerakkan pisang itu aku berpikir kenapa tidak dari dulu kugunakan benda ini kalau rasanya sangat nikmat begini, beberapa saat kemudian terasa olehku seperti ingin pipis yang tertahan dan nikmat yang luar biasa itu tandanya aku segera akan orgasme dan benda itu aku gerakkan dalam-dalam,

    ya ampun nikmatnya dan akupun orgasme dengan pisang yang sepertiga masuk ke dalam vagina, aku sangat menikmati orgasme ini dan aku biarkan pisang itu ada di sana dan tanganku pelan-pelan meraba-raba kedua payudaraku yang tidak pernah terjamah saat aku bermasturbasi karena aku lebih tertarik pada vaginaku, kuusap-usap putingku pelahan sambil menikmati kenikmatan yang tiada taranya ini.

    Setelah puas kutarik pisang itu pelan-pelan tapi pisang itu patah separuh dan yang separuhnya masih ada di dalam vaginaku, setengah panik aku berusaha mengeluarkan separuh bagian pisang itu dengan tangan tapi tak berhasil malah pisang itu makin masuk ke dalam.

    Aku sangat bingung harus bagaimana, padahal hari ini aku juga harus ujian sekolah, aku langsung masuk ke kamar mandi dan dengan selang air aku berusaha menyemprot vaginaku dengan air biar pisang itu keluar, tapi tak berhasil juga malah bibir-bibir vaginaku menciut karena kedinginan, mau bilang pada Mama aku malu setengah mati. Akhirnya kuputuskan untuk ke rumah sakit setelah ujian nanti dan akupun bergegas berangkat ke sekolah.

    Setelah selesai berpakaian dan dandan, aku mencoba berjalan tapi ya ampun terasa ada sesuatu yang menganjal di dalam vaginaku, maka cara berjalankupun lucu aku tidak bisa berjalan dengan langkah biasa karena ada pisang dalam vaginaku.

    Sesampai di sekolah aku takut kalau teman-temanku tahu ada sesuatu yang tidak beres dalam vaginaku, pelan-pelan aku jalan dengan langkah yang aneh. Sesampainya di depan kelas banyak teman yang memperhatikan langkahku bahkan ada yang bertanya kenapa Rien kok langkahnya kayak robot? aku diam saja sambil tersenyum kecut. “lecet ya kakinya?”.

    Untung dia menebak dulu dan tinggal aku iyakan. Saat dudukpun aku bingung soalnya saat dipakai duduk pisang sialan ini sangat terasa kalau mengganjal dan aku juga khawatir bagaimana kalau nanti pisang ini keluar dan terjatuh saat aku sedang berjalan malu kan?

    Akhirnya aku mengerjakan ujian dengan tidak konsen dan segera ingin pulang. Saat pulang karena sangat tidak enak saat dipakai berjalan aku naik becak, hatiku ragu-ragu untuk ke rumah sakit, Bagaimana nanti aku bilang pada dokter atau perawat? duh malunya! Akhirnya kuputuskan untuk pulang saja.

    Sesampai di rumah aku lepas semua pakaianku, aku coba lagi mengeluarkan pisang itu tapi ternyata sulit sekali akhirnya karena kelelahan aku tertidur dengan kondisi telanjang dan kaki yang mengangkang karena posisi itulah yang paling nikmat.

    Sore hari, aku terbangun dan berusaha lagi mengeluarkannya setelah makan siang yang terlambat. Aku berdiri dengan setengah berjongkok sehingga vaginaku terbuka lebar dan jari tangan kananku mencoba mengeluarkannya sementara tangan kiriku berpegangan pada tempat tidur biar tidak jatuh. Tapi sia-sia saja usaha ini karena jari-jariku sulit menjangkaunya, akhirnya karena setengah putus asa aku gunakan sebuah sumpit mie ayam untuk mencoba mengeluarkannya.

    Dengan posisi yang sama pelan-pelan kumasukkan sumpit itu pelahan dan setelah terasa sampai di pisang aku songkel pelan-pelan pisang itu karena terasa agak sakit. Pelan-pelan terasa olehku kalau pisang itu akan keluar kemudian tangan kiri aku gunakan untuk membuka bibir vaginaku biar pisang itu mudah keluar.

    Dan akhirnya.., telepok.., pisang itu keluar dan terjatuh di antara kedua kakiku, lega sekali rasanya. Ketika aku melihat pisang yang sudah jatuh itu aku agak geli juga benda itu bentuknya sudah tak karuan dan baunya juga sudah tercampur dengan bau vaginaku, setengah hari dia berada di dalam vaginaku dan membuatku kebingungan setengah mati.

    Kemudian aku buang pisang itu dan aku ke kamar mandi untuk membersihkan vaginaku dari sisa-sisa pisang. Akhirnya aku kapok menggunakan pisang untuk bermasturbasi dan kemudian aku berencana untuk membeli sebuah dildo (penis buatan) untuk bermasturbasi.

    Dan aku sarankan buat teman-teman cewek kalau kalian ingin bermasturbasi dan akan memasukkan sesuatu benda yang menyerupai penis ke dalam vagina kalian jangan menggunakan pisang. Kalaupun akan menggunakan pisang gunakan yang masih mentah (hijau) karena masih keras dan tidak mudah patah kemudian gunakanlah secara pelan-pelan dan hati-hati agar tidak patah.

    Dan kalau cairan vaginamu sangat banyak jangan menggunakan pisang meskipun pisang mentah karena cairan yang banyak akan melembekkan pisang itu dan membuatnya cepat patah.

  • Skandal Dalam Keluarga Gilak

    Skandal Dalam Keluarga Gilak


    1177 views

    Cerita Sex ini berjudulSkandal Dalam Keluarga GilakCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – “Daripada BT sendiri, mending nonton BF aja di kamar,” pikirku.

    TV mulai kunyalakan, adegan-adegan panas nampak di layar. Mendengar desahan-desahan artis BF yang cantik dan bahenol tersebut membuat aku terangasang. Dengan lincahnya tanganku melucuti celana beserta CD-ku sendiri. Burungku yang sedari tadi tegak mengacung kukocok perlahan.

    Film yang kutonton itu cukup panas, sehingga aku menjadi semakin bergairah. Kutanggalkan pakaian yang masih melekat, akhirnya tubuhku tanpa ada penutup sekalipun.

    Kocokan tanganku semakin cepat seiring dengan makin panasnya adegan yang kutonton. Kurasakan ada getaran dalam penisku yang ingin meyeruak keluar. Aku mau orgasme. Tiba-tiba..

    “Anton.. apa yang kamu lakukan!!” teriak sebuah suara yang aku kenal.

    “Mama..?!” Fortunebet99

    Aku kaget setengah mati. Aku bingung sekali saat itu. Tanpa sadar kudekati Mamaku yang cantik itu. Tiba-tiba saja aku mendekap tubuh Mamaku yang bahenol itu. Kucium dan kulumat bibir tipisnya yang seksi. Mama mencoba untuk berontak.

    “Anton.. ingat, Ton. Aku ini Mamamu?!” teriak Mama mengingatkanku.

    Aku tak lagi peduli. Salah Mama sendiri sih. Orang mau orgasme kok diganggu. Dengan buasnya aku jilat telinga dan tengkuknya, kedua payudaranya kuremas-remas sampai Mama menjerit kesakitan. 10 menit aku melakukan hal itu, kurasakan tidak ada lagi perlawanan dari Mama.

    Nampaknya Mama mulai terangsang juga. Diraihnya penisku yang menggelantung, tangan mungilnya mulai mengocok penisku yang kubanggakan. Dengan perlahan kubuka baju Mama. Satu demi satu kancingnya kulepaskan, dan perlahan mempertontonkan keindahan tubuh di balik kain itu.

    Setelah berhasil membuka baju dan BH-nya, kuturunkan ciumanku menuju ke payudara Mama yang padat berisi. Kucium dan kulumat putingnya yang berwarna kecoklatan itu. Terkadang kugigit dan kupuntir putingnya, membuat gairah Mamaku semakin berkobar.

    “Uuhh..aahh..Terus, Ton. Ya..terus..Oohh..” erang Mamaku demi menahan nikmat yang dirasa.

    “Ma..capek nih berdiri. Pindah ke kasur aja yah..” pintaku.

    “Ya deh..” suara Mama bergetar menahan gariah yang tertunda.

    Kugendong tubuh Mama yang setengah telanjang itu menuju ke kasurku sambil tetap kuciumi kedua payudaranya. Kurebahkan tubuh mungilnya, dan segera kutindih tubuh Mamaku itu. Kuremas payudara sebelah kanan, sedangkan mulutku ini mengulum dan mencucup yang kiri.

    Dengan bantuan Mama, kubuka rok mini Mamaku. Ciumanku turun ke pusarnya. Usapan lidahku diperutnya membuat tubuh Mamaku semakin bergelinjang tak karuan.

    Setelah kurasa cukup bermain lidah di perutnya, kugigit CD Mama, dan dengan gigiku kutarik CD-nya. Dengan susah payah akhirnya berhasil juga aku membukanya dengan cara tersebut. Terdiam ku sejenak, demi melihat keindahan vagina Mama yang terpampang jelas di depanku.

    “Ton, kok malah melamun sih? Kenapa?”

    “Ah..enggak, Ma. Anton kagum aja ama vagina Mama. Indah, Ma.”

    “Ah..kamu bisa aja. Jangan cuma dipandangi aja dong.”

    Vagina Mama sangat indah menurutku. Disana terdapat rambut yang lebat, dan bentuknya sungguh sangat menggairahlan. Kudekatkan wajahku keselangkangan Mama. Tercium bau khas seorang yang wanita yang dapat membangkitkan gairah lelaki. Kusapukan lidahku di garis vertikal itu.

    Tubuh Mama membusur menerima usapan lidahku di sana. Kutarik klitorisnya, kugigit kecil, kukulum dan terkadang kutarik-tarik. Nampak dari wajahnya, Mamaku menikmati permainanku di daerah kemaluannya.

    Kumasukkan ketiga jariku sekaligus, kubiarkan sejenak, kurasakan lembab di sana. Dengan perlahan kumaju-mundurkan jemariku. Perlahan tapi pasti. Tanganku yang satunyapun tak tinggal diam. Kutarik klitorisnya, kupuntir dan kupilin, membuat tubuh Mama semakin bergoyang tak karuan.

    Akupun semakin bergairah melihat tubuh Mamaku seperti itu. Semakin cepat aku mengocok vagina Mamaku, bahkan aku mencoba untuk memasukkan kelima jariku sekaligus. Tak lama kemudian kurasakan jepitan vagina Mama semakian kuat, kupercepat kocokanku. Mata Mama membeliak ke atas dan digigit bibir bawahnya yang seksi itu, kemudian.

    “Ah..Mama mau sampai, Ton. Ah..ah..”

    Dan akhirnya, Seerr.. cairan kewanitaan Mama membasahi jemariku. Kucopot jemariku dari liang kewanitaan Mama, kuturunkan wajahku dan kujilat habis air itu sampai tak tersisa.

    “Ton, kamu hebat juga yah. Hanya dengan jemarimu saja Mama sudah bisa orgasme seperti tadi..” kata Mamaku terengah-engah.

    Kami terdiam sejenak untuk memulihkan tenaga. Mamaku bersandar dibahuku dengan tersenyum puas. Jemari lentik Mama bermain-main manja mengelus dan mengusap penisku yang masih saja tegak mengacung.

    “Ton, punya kamu gede juga ya. Punya Papamu dulu aja nggak sampai segede ini.”

    “Ah, Mama. Anton kan malu.”

    “Ngapain juga kamu malu, toh memang benarkan.”

    Jemari lentik Mama masih saja memainkan penisku dengan manja. Seperti mendapat mainan baru, tangan Mama tak mau lepas dari situ.

    “Ma, kok didiemin aja. Dikocok dong, Ma, biar enak.”

    “Ton, Ton..kamu keburu nafsu aja.”

    Perlahan Mama pindah ke selangkanganku. Digenggamnya penisku dengan kedua tangannya, dijilatnya kepala penisku dengan lidahnya. Bergetar seluruh tubuhku menerima rangsang dari mulut Mamaku. Dijilatnya selutuh batang kemaluanku, mulai dari pangkal sampai ujung. Tak ada bagian yang terlewat dari sapuan lidah Mama.

    Dikocoknya penisku didalam mulut Mama, tapi tak semuanya dapat masuk. Mungkin hanya ¾ nya saja yang dapat masuk ke mulut Mama. Kurasakan dinding tenggorokan Mama menyentuh kepala penisku. Sungguh sensasi sangat luar biasa menjalar ke seluruh tubuhku.

    Cukup lama juga Mama mengulum penisku. Kurasakan batang penisku mulai membesar dan makin mengeras. Dari dalam kurasakan ada sesuatu yang memaksa untuk keluar. Merasa aku akan keluar, Mama semakin cepat mengocok batang kemaluanku.

    “Ma.. ah.. aohh.. Ma, Anton mo keluar, Ma.”

    Akhirnya..Croott..croott..croott.. Hampir sepuluh kali cairan itu menyembur dari ujung penisku. Diminumnya dengan rakus maniku itu. Dijilatnya semua, sampai tak ada lagi cairan yang tersisa. Meskipun sudah keluar tetapi penisku tetap saja tegar meski tak seberapa keras lagi. Melihat itu, Mamaku menggosok-gosokkan penisku di vaginanya.

    Merasakan gesekan-gesekan lembut vagina Mama, penisku mulai mengeras kembali. Digengamnya penisku dan diarahkan ke lubang peranakannya. Dengan sedikit gerakan menekan, penisku perlahan masuk setengahnya ke vagina Mama.

    Kurasa ini sudah mentok, karena beberapa kali Mama coba untuk menekan lebih keras lagi agar penisku dapat masuk semua, tapi keluar kembali setelah menatap ujung rahimnya.

    Dengan bersemangat Mama mulai menaik-turunkan tubuhnya. Gerakan naik-turun yang terkadang diselingi dengan gerakan memutar, sungguh merupakan sensasi yang sangat luar biasa. Apalagi posisiku yang ada di bawah sungguh sangat menguntungkanku. Aku dapat melihat payudara Mamaku naik-turun seiring dengan goyangan pinggulnya.

    Dengan gemas, kuraih payudara yang menari-nari di depanku itu. Kutarik payudara Mama mendekat ke wajahku. Kulihat wajah Mama meringis kesakitan karena payudaranya kutarik dengan paksa. Kugigit putingnya sampai berubah warnanya menjadi kemerahan.

    Kurasakan ada cairan putih susu menetes keluar dari putingnya saat kucucup payudaranya. Entah mengapa aku sangat suka sekali mempermaikan payudara Mamaku ini.

    Kurasakan otot-otot vagina Mama dengan kuat menyedot penisku. Semakin lama kurasa semakin kuat saja vagina Mama menjepit penisku. Kulihat wajah Mama nampak makin memerah menahan orgasme kuduanya yang akan keluar sebentar lagi.

    “Ton.. Ah.. Oougg.. hh.. Ton, Mama mau keluar lagi, Ton.”

    Dan.. Seerr..
    Kurasakan cairan hangat membasahi penisku. Ada cairan yang menetes disela-sela pahaku saking banyaknya cairan yang keluar.

    “Duh, Mama kok udah keluar sih, ga mau nungguin Anton.”

    “Maaf deh. Kamu juga sih perkasa banget, Mamakan udah ga tahan lagi.”

    Dengan sigap segera kubalik tubuhku, sehingga kini Mama berada dibawah. Tanpa banyak bicara, segera saja kupompa pantatku dengan cepat. Mendapat serangan yang tiba-tiba itu Mamaku menjerit-jerit kesakitan. Meskipun vagina Mama udah becek banget, tapi tetap saja terasa seret untuk penisku.

    Tak kuhiraukan suara Mama yang menjerit-jerit kesakitan, yang ada dipikiranku saat itu adalah aku ingin segera mengakhiri permainan ini dan merasakan nikmat yang akan datang padaku.

    Kurasakan otot-otot penisku mulai berdenyut-denyut dengan kerasnya. Ada sesuatu yang berusaha untuk keluar dari batang penisku. Kucoba untuk menahannya selama mungkin agar tidak segera keluar. Tapi jepitan vagina Mama akhirnya meruntuhkan pertahananku.

    Croott.. croott..
    Maniku keluar juga, menambah becek vagina Mama. Kubiarkan penisku tetap didalam vagina Mama untuk merasakan sisa-sisa orgasmeku. Kurasakan vagina Mama tetap saja berdenyur-denyut, meski tak sekuat tadi.

    “Ma, terima kasih ya, udah mau temenin Anton main.” kataku dengan manja.

    “Kamu, tuh, Ton, kalau mau main jangan maksa dong. Masak Mamamu sendiri kamu perkosa.”

    “Tapi Mama senangkan?”

    “Iya sih!” Kata Mama malu-malu.

    Sejak saat itu aku dan Mama sering berhubungan sex bersama kalau dirumah lagi sepi. Kami pernah melakukannya sehari-semalam karena aku berhasil masuk ke PTN favorit.

    “Itu hadiah buat kamu.” Kata Mamaku sambil mengerlingkan sebelah matanya dengan manja.

    Siang itu panas sekali terasa. Tidak seperti biasanya panas matahari makin menyengat saja. Segera kutancap motorku agar aku cepat sampai di rumah. Begitu sampai di rumah, segera saja kulepaskan seluruh seragam sekolahku dan langsung saja aku meloncat ke kolam renang.
    Byuurr.. terasa segar badanku ketika tubuhku berada di dalam air. Rasa gerah yang sedari tadi kurasakan hilang sudah. Setelah puas berenang segera kupanggil Bik Suti.

    “Bik, cepetan kesini!”

    “Ya, Den. Ada apa, Den?”

    “Bik, tolong buatin makanan dan minuman ya, sekalian tolong cuciin baju seragamku ya.”

    “Ya, Den.” Jawab Bik Suti sopan.

    Perlu kalian ketahui kalau pembantuku yang satu ini sungguh berbeda dari yang lain. Meskipun berasal dari desa, ia mempunyai wajah yang manis. Ia seumuran dengan Mbak Ani. Tubuhnya sintal, apalagi payudaranya, sungguh membuat hati berdebar-debar setiap kali melihatnya. Aku ingin sekali tahu bagaimana rasanya berhubungan sex dengannya. Mungkin sangat berbeda rasanya.

    Begitu makanan dan minumanku sudah diantar, segera saja kuhabiskan dengan cepat. Udah lapar banget sih. Tak berapa lama kemudian datang Mbak Ani menghampiriku.

    “Lagi berenang ya, Ton?”

    “Iya nih, Mbak. Abis gerah banget sih. Mbak mau ga temenin Anton berenang?”

    “Iya deh, tapi tunggu Mbak selesai makan dulu ya.”

    Setelah selesai makan, Mbak Ani menuju ke kolam renang. Aku terpesona melihat kemolekan tubuh kakakku ini. Dengan hanya mengenakan bikini, lekukan tubuhnya sungguh sangat menggugah gairahku. Kurasakan penisku mulai menegang.

    Kami berenang sambil bermain lempar bola. Kadang dengan kusengaja, seringkali aku menyentuh belahan vagina maupun payudara kakakku. Tapi kakakku hanya diam saja. Tidak telalu memperdulikan dengan tindakanku.

    Pikiran-pikiran kotor mulai merasuk ke dalam otakku. Aku berfikir bagaimana caranya untuk dapat menikmati tubuh kakakku saat itu juga. Habis sudah hampir seminggu aku tidak pernah main lagi sama Mama.

    Tanpa sepengetahuan kakakku, kupelorot CD-ku sendiri. Penisku yang sudah tegang dari tadi tampak melayang-layang terkena ombak. Kudekati kakakku dari belakang, dengan tiba-tiba kuraba-raba dan kuremas payudaranya.

    “Eh, Anton. Ngapain sih kamu pegang-pegang payudara Mbak?”

    “Nggak pa-pa kan? Abis Anton terangsang banget melihat kemolekan tubuh Mbak.”

    Mbak Ani hanya diam saja. Aku semakin berani meremas-remas payudara kakakku. Kucopot BH-nya, dan sambil menyelam aku melumat payudara kakakku di bawah air. Sambil menyelam minum susu, pikirku.

    kulumat-lumat payudaranya, terkadang kutarik dan kuremas dengan keras, sehingga membuat kakakku makin bergairah. Aku muncul ke permukaan air, kucari bibir kakakku dan kucium dengan buasnya. Tangan kakakku meraba-raba selakanganku, mencari benda tumpul yang mulai tegang.

    “Anton, kamu tadi berenang ga pake CD ya? Dasar, jorok kamu.”

    Dielusnya dengan lembut benda kesayanganku itu. Dikocoknya perlahan dan menjadi semakin cepat. Kurasakan ada dorongan dari dalam penisku yang mencoba keluar. Kucoba untuk menahan, tapi kocokan kakakku yang semakin cepat membuat aku mengeluarkan maniku di dalam air. Kulihat maniku yang berenang keluar melayang-layang di air.

    Dibiarkannya aku beristirahat sebentar, sambil menunggu aku pulih kakakku mencumbu mulutku dengan buasnya. Kumasukkan jemariku ke dalam vagina kakakku. Kukocok terus hingga akhirnya kakakku mencapai orgasmenya yang pertama.

    Seiring berjalannya waktu, penisku mulai tegang kembali. Tanpa memberitahu kakakku, kodorong dengan paksa penisku untuk dapat masuk kedalam vagina kakakku. Mbak Ani berusaha untuk menjerit, tetapi jeritannya tertahan karena mulutnya sedang beradu dengan mulutku.

    Kumaju-mundurkan pinggulku mengocok vagina kakakku. Sungguh sensasi yang luar biasa berhungan sex di kolam renang. Otot-otot vagina kakakku semakin lama semakin berdenyut dengan cepat seiring dengan makin cepatnya goyanganku. Kurasakan penisku mulai basah dengan cairan kewanitaan kakakku.

    Karena aku belum sampai makin kupercepat saja goyanganku. Tetapi karena berada di dalam air tubuhku menjadi berat. Dengan penisku masih berada dalam vagina kakakku, kuangkat tubuhnya keluar dari kolam, dan kurebahkan tubuhnya di atas rumput taman. Karena punggungnya bergesekan dengan rumput, kakakku menjadi bergairah kembali. Melihat hal itu aku semakin bersemangat. Dan akhirnya.

    Crott.. croott.. croott..
    Akhirnya aku keluar juga, dibarengi dengan orgasme kakakku untuk yang ketiga kalinya. Tak kusadari ada seseorang yang berdiri disampingku. Ternyata itu Mama, entah sejak kapan Mama berada di situ, yang jelas Mama kini dalam keadaan telanjang bulat.

    “Begitu ya ternyata kalian. Kalo maen ga mau ajak-ajak Mama. Awas ya nanti kupotong uang jajan kalian.” kata Mamaku bercanda.

    Kucopot penisku keluar dari vagina Mbak Ani. Kulihat penisku mulai mengecil. Melihat hal itu Mama segera jongkok tepat di penisku. Diraihnya penisku dan mulai dikocok penisku di dalam mulutnya. Kuakui Mamaku ini sangat pandai dalam permainan oral sex. Tak berapa lama penisku mulai tegang kembali.

    Diarahkannya penisku ke arah kemaluannya. Dengan sekali dorong penisku masuk semua ke dalam vagina Mama yang sudah basah. Perlahan-lahan digoyangkannya pinggulnya. Semakin lama semakin menggila. Mamaku berteriak-teriak sambil terus mengocok penisku.

    “Aahh.. sakit.. apa yang kamu lakukan Ani?”

    Ternyata tanpa sepengatauan Mama, Mbak Ani memasukkan jemari tangannya ke dalam lubang anusnya. Mendapat perlakuan seperti itu Mama akhirnya sampai juga.

    “Ton.. Ani.. Mama mau sampai nih.. ahh..”

    Seerr.. kurasakan vagina Mama banjir seketika. Banyak juga cairan yang keluar. Seperti tidak mau kehilangan air mani Mama, Mbak Ani menjilat-jilat vagina Mama dengan penisku yang masih tertancap di dalamnya.

    Karena posisi Mbak Anis berlawanan denganku, vaginanya tepat di wajahku. Tak kusia-siakan keadaan ini. Ku oral vagina kakakku, kugigit dan kutarik-tarik klitorisnya yang sebesar kacang itu.

    Mendapat perlakuan seperti itu Mbak Ani semakin menggila menjilati vagina Mama dan penisku. Bahkan dengan gemasnya, klitoris Mamapun digigit oleh Mbak Ani. Mamakupun menjerit menjadi-jadi. Gairah Mamapun bangkit kembali. Penisku yang masih tertanam di vagina Mama dikocok lagi. Mbak Ani juga ikut mengocok penisku yang tidak semuanya dapat masuk ke dalam vagina Mama, dengan tetap menjilat-jilat vagina Mama dan penisku. Akhirnya kami bertiga orgasme bersamaan.

    Dengan sisa-sisa tenaga yang ada, mereka bersandar di bahuku. Sambil menikmati panasnya sinar matahari, kami berbaring di taman. Setelah puas menikmati teriknya sinar matahari, Mamapun berdiri dan masuk ke dalam rumah dengan keadaan tubuh masih telanjang bulat, disusul kemudian dengan Mbak Ani. Merasa ditinggal sendirian akupun juga ikut masuk ke dalam rumah setelah memakai CD-ku kembali yang ada di kolam.

    Hari itu badanku terasa pegal-pegal semua. Aku semalam tadi habis lembur mengerjai Mama dan Mbak Ani. Kucoba kurebahkan diriku di kasur mencoba untuk tidur. Tapi karena kecapekan badanku terasa makin sakit. Akhirnya kuputuskan untuk memenggil Bik Suti untuk memijat diriku.

    “Bik, bisa minta tolong ga?” kataku di balik pintu kamar Bi Suti.

    “Oh, Den Anton. Ada perlu apa, Den?”

    “Bik, tolong pijitin aku yah, badanku pegal semua nih.”

    “Iya, Den.”

    Tanpa banyak bicara, segera saja kutarik tangan Bik Suti menuju ke kamarku. Begitu sampai di kamar, pintu segera kukunci rapat-rapat tanpa sepengetahuannya. Segera kurebahkan tubuhku di atas kasurku yang empuk itu.

    “Bik, kok bengong aja. Cepetan dipijitin dong, udah capek banget nih.”

    Bik Sutipun memposisikan dirinya disampingku. Diarahkan tangannya ke leherku. Dengan lembut dia memijit leherku dan juga bahuku. Akupun akhirnya terangsang juga dengan pijatan-pijatan Bik Suti. Kurasakan penisku terjepit, karena saat itu aku sedang tengkurap.

    Pijatan-pijatan Bik Suti kemudian turun ke punggungku dan ke pantatku. Ku merasa keenakan karena pantatku dipijat seperti itu. Peniskupun menjadi semakin sakit karena terjepit.

    Kusuruh Bik Suti untuk berhenti dan kemudian kulepas semua pakaian yang melekat hingga akhirnya aku telanjang bulat. Kulihat wajah Bik Suti memerah melihat penisku yang sudah dalam ukuran sempurna itu.

    Kubaringkan tubuhku lagi, dengan posisi terlentang penisku terlihat jelas di mata Bik Suti. Dengan malu-malu mata Bik Suti melirik kemaluanku.

    “Den, penisnya biar Bibik pijat juga yah. Pasti penis Den Anton kecapekan, kan tiap hari dipake terus.”

    “Lho, kok Bik Suti bisa tahu?”

    “Iya, Den. Habis tiap malam Bibik ga bisa tidur mendengar suara Nyonya sama Mbak Ani yang lagi maen ama Den Anton. Rame banget sih suaranya.”

    “Bik Suti mau ga maen sama Anton?” tanyaku mencoba untuk merangsangnya.

    “Ah, Aden..” jawab Bik Suti malu.

    Digenggamnya penisku itu, lalu perlahan dipijit. Mulai dari ujung sampai pangkal penisku dipijit oleh Bik Suti. Tak ketinggalan juga dengan dua buah pelir yang menggantung di bawahnya. Pijatan pada penisku sungguh sangat enak sekali. Kuberanikan tanganku mengelus paha Bik Suti yang mulus itu.

    Dia diam saja. Kuraba pahanya dan terus naik hingga masuk ke dalam roknya. Kuusap-usap vaginanya yang masih terbungkus dengan CD. Kucoba memasukkan jariku disela-sela CD-nya.

    “Ouugghh.. tangan Aden nakal..” Bik Suti mengerang menahan rangsangan yang kuberikan.

    Tanpa kuduga, wajah Bik Suti mendekat ke kemaluanku. Dikulumnya penisku hingga basah semua. Bik Suti sungguh pandai mengulum penisku. Karena kurasakan aku hampir sampai kusuruh Bik Suti untuk berhenti. Kutindih tubuhnya dan segera kubuka CDnya yang masih melekat. Segera saja kuarahkan penisku itu ke lubang vaginanya.

    Dengan susah payah kucoba untuk menembus pertahanannya. Tapi selalu saja gagal. Akhirnya dengan bantuan Bik Suti, peniskupun berhasil masuk juga. Kodorong pelan-pelan agar tidak terlepas dari jalurnya.

    Perlahan kokocok penisku. Bik Suti cuma bisa merem-melek menerima serangan dariku. Tangannya meremas-remas payudaranya sendiri yang masih terbungkus bajunya.

    Kutarik dengan paksa baju yang masih melekat itu hingga sobek. BH-nya yang juga menghalangi kutarik dan kubuang jauh-jauh dari tempat tidurku. Segera saja kulumat payudara Bik Suti yang sudah tegang. Kurasakan lubang Bik Suti sudah basah oleh cairannya sendiri. Kocokanku semakin lama semakin kupercepat, dan akhirnya.

    “Bik, Anton mau keluar nih..”

    “Iya, Den. Keluarin aja di dalam..Biar enak..Aahh..Oouugghh..Bibik juga mau keluar, Den.”

    Crroott..crroott..
    Akhirnya kami berduapun orgasme bersamaan. Segera kutarik penisku dan kuarahkan ke wajah Bik Suti. Mengerti dengan maksudku penisku langsung dikulumnya.

    “Bik, udah larut nih. Mending Bibik tidur aja sekarang, ntar kecapekan lo.”

    “Iya, Den. Makasih banyak lo tadi.”

    “Sama-sama, Bik.”

    Kurebahkan tubuhku. Dengan badan masih telanjang bulat tanganku mulai memainkan penisku. Karena kecapekan aku hampir saja tertidur, tapi mengetahui pintu yang terbuka aku segera terbangun.

    “Anton, kamu tadi maen yang sama Bik Suti.”

    “Eh, Mama. Iya, Ma. Tadi sih niatnya cuma mo minta dipijitin doang, tapi keterusan..”

    “Dasar kamu tuh ya yang kegatelan. Tapi kamu masih kuat kan?”

    “Sebenernya sih Anton udah capek banget sih, Ma. Tapi kalo Mama mau maen, ayo!” kataku dengan semangat.

    Akhirnya malam itupun aku tidak tidur. Semalaman aku berhubungan sex dengan Mama hingga pagi menjelang.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Mertuaku Yang Cantik Dan Sexy

    Cerita Sex Mertuaku Yang Cantik Dan Sexy


    1176 views

    Perawanku – Sudah dua tahun ini aku menikah dengan Virni, dia seorang model iklan dan 6 bulan lalu, dia menjadi seorang bintang sinetron, sementara aku sendiri adalah seorang wiraswasta di bidang pompa bensin.

    Umurku kini 32 tahun, sedangkan Virni 21 tahun. Virni seorang yang cantik dengan kulit yang putih bersih mungkin karena keturunan dari ibunya. Aku pun bangga mempunyai istri secantik dia. Ibunya Virni, mertuaku, sebut saja Mama Ratih, orangnya pun cantik walau usianya sudah 39-tahun. Mama Ratih merupakan istri ketiga dari seorang pejabat negara ini, karena istri ketiga jadi suaminya jarang ada di rumah, paling-paling sebulan sekali. Sehingga Mama Ratih bersibuk diri dengan berjualan berlian.

    Aku tinggal bersama istriku di rumah ibunya, walau aku sendiri punya rumah tapi karena menurut istriku, ibunya sering kesepian maka aku tinggal di mertua. Aku yang sibuk sekali dengan bisnisku, sementara Mama Ratih juga sibuk, kami jadi jarang berkomunikasi tapi sejak istriku jadi bintang sinetron 6 bulan lalu, aku dan Mama Ratih jadi semakin akrab malahan kami sekarang sering melakukan hubungan suami istri, inilah ceritanya.

    Sejak istriku sibuk syuting sinetron, dia banyak pergi keluar kota, otomatis aku dan mertuaku sering berdua di rumah, karena memang kami tidak punya pembantu. Tiga bulan lalu, ketika istriku pergi ke Jogja, setelah kuantar istriku ke stasiun kereta api, aku mampir ke rumah pribadiku dan baru kembali ke rumah mertuaku kira-kira jam 11.00 malam. Ketika aku masuk ke rumah aku terkaget, rupanya mertuaku belum tidur. Dia sedang menonton TV di ruang keluarga.

    “Eh, Ma.. belum tidur…”
    “Belum, Tom… saya takut tidur kalau di rumah belum adaorang…”
    “Oh, Maaf Ma, saya tadi mampir ke rumah dulu.. jadi agak telat…”
    “Virni… pulangnya kapan?”
    “Ya… kira-kira hari Rabu, Ma… Oh.. sudah malam Ma, saya tidur dulu…”  Agen Judi Bola
    “Oke… Tom, selamat tidur…”

    Kutinggal Mama Ratih yang masih nonton TV, aku masuk ke kamarku, lalu tidur. Keesokannya, Sabtu Pagi ketika aku terbangun dan menuju ke kamar makan kulihat Mama Ratih sudah mempersiapkan sarapan yang rupanya nasi goreng, makanan favoritku.

    “Selamat Pagi, Tom…”
    “Pagi… Ma, wah Mama tau aja masakan kesukaan saya.”
    “Kamu hari ini mau kemana Tom?”
    “Tidak kemana-mana, Ma… paling cuci mobil…”
    “Bisa antar Mama, Mama mau antar pesanan berlian.”
    “Oke.. Ma…”

    Hari itu aku menemani Mama pergi antar pesanan dimana kami pergi dari jam 09.00 sampai jam 07.00 malam. Selama perjalanan, Mama menceritakan bahwa dia merasa kesepian sejak Virni makin sibuk dengan dirinya sendiri dimana suaminya pun jarang datang, untungnya ada diriku walaupun baru malam bisa berjumpa. Sejak itulah aku jadi akrab dengan Mama Ratih.

    Sampai di rumah setelah berpergian seharian dan setelah mandi, aku dan Mama nonton TV bersama-sama, dia mengenakan baju tidur modelnya baju handuk sedangkan aku hanya mengenakan kaus dan celana pendek. Tiba-tiba Mama menyuruhku untuk memijat dirinya.

    “Tom, kamu capek nggak, tolong pijatin leher Mama yach… habis pegal banget nih…”
    “Dimana Ma?”
    “Sini.. Leher dan punggung Mama…”

     

    Aku lalu berdiri sementara Mama Ratih duduk di sofa, aku mulai memijat lehernya, pada awalnya perasaanku biasa tapi lama-lama aku terangsang juga ketika kulit lehernya yang putih bersih dan mulus kupijat dengan lembut terutama ketika kerah baju tidurnya diturunkan makin ke bawah dimana rupanya Mama Ratih tidak mengenakan BH dan payudaranya yang cukup menantang terintip dari punggungnya olehku dan juga wangi tubuhnya yang sangat menusuk hidungku.

    “Maaf, Ma… punggung Mama juga dipijat…”
    “Iya… di situ juga pegal…”

    Dengan rasa sungkan tanganku makin merasuk ke punggungnya sehingga nafasku mengenai lehernya yang putih, bersih dan mulus serta berbulu halus. Tiba-tiba Mama berpaling ke arahku dan mencium bibirku dengan bibirnya yang mungil nan lembut, rupanya Mama Ratih juga sudah mulai terangsang.

    “Tom, Mama kesepian… Mama membutuhkanmu…” Aku tidak menjawab karena Mama memasukkan lidahnya ke mulutku dan lidah kami bertautan.

    Tanganku yang ada di punggungnya ditarik ke arah payudaranya sehingga putingnya dan payudaranya yang kenyal tersentuh tanganku. Hal ini membuatku semakin terangsang, dan aku lalu merubah posisiku, dari belakang sofa, aku sekarang berhadapan dengan Mama Ratih yang telah meloloskan bajunya sehingga payudaranya terlihat jelas olehku.

    Aku tertegun, rupanya tubuh Mama Ratih lebih bagus dari milik anaknya sendiri, istriku. Aku baru pertama kali ini melihat tubuh ibu mertuaku yang toples.

    “Tom, koq bengong, khan Mama sudah bilang, Mama kesepian…”
    “iya… iya.. iya Mah,”

    Ditariknya tanganku sehingga aku terjatuh di atas tubuhnya, lalu bibirku dikecupnya kembali. Aku yang terangsang membalasnya dengan memasukkan lidahku ke mulutnya. Lidahku disedot di dalam mulutnya. Tanganku mulai bergerilya pada payudaranya. Payudaranya yang berukuran 36B sudah kuremas-remas, putingnya kupelintir yang membuat Mama Ratih menggoyangkan tubuhnya karena keenakan.

    Tangannya yang mungil memegang batangku yang masih ada di balilk celana pendekku. Diusap-usapnya hingga batangku mulai mengeras dan celana pendekku mulai diturunkan sedikit, setelah itu tangannya mulai mengorek di balik celana dalamku sehingga tersentuhlah kepala batangku dengan tangannya yang lembut yang membuatku gelisah.

    Keringat kami mulai bercucuran, payudaranya sudah tidak terpegang lagi tanganku tapi mulutku sudah mulai menari-nari di payudaranya, putingnya kugigit, kuhisap dan kukenyot sehingga Mama Ratih kelojotan, sementara batangku sudah dikocok oleh tangannya sehingga makin mengeras.

    Tanganku mulai meraba-raba celana dalamnya, dari sela-sela celana dan pahanya yang putih mulus kuraba vaginanya yang berbulu lebat. Sesekali kumasuki jariku pada liang vaginanya yang membuat dirinya makin mengelinjang dan makin mempercepat kocokan tangannya pada batangku.

    Hampir 10 menit lamanya setelah vaginanya telah basah oleh cairan yang keluar dengan berbau harum, kulepaskan tanganku dari vaginanya dan Mama Ratih melepaskan tangannya dari batangku yang sudah keras. Mama Ratih lalu berdiri di hadapanku, dilepaskannya baju tidurnya dan celana dalamnya sehingga aku melihatnya dengan jelas tubuh Mama Ratih yang bugil dimana tubuhnya sangat indah dengan tubuh tinggi 167 cm, payudara berukuran 36B dan vagina yang berbentuk huruf V dengan berbulu lebat, membuatku menahan ludah ketika memandanginya.

    Cerita Sex Mertuaku Yang Cantik Dan Sexy

    Cerita Sex Mertuaku Yang Cantik Dan Sexy

    “Tom, ayo… puasin Mama…”
    “Ma… tubuh Mama bagus sekali, lebih bagus dari tubuhnya Virni…”
    “Ah… masa sih..”
    “Iya, Ma.. kalau tau dari 2 tahun lalu, mungkin Mamalah yang saya nikahi…”
    “Ah.. kamu bisa aja…”
    “Iya.. Ma.. bener deh..”
    “Iya sekarang.. puasin Mama dulu.. yang penting khan kamu bisa menikmati Mama sekarang…”
    “Kalau Mama bisa memuaskan saya, saya akan kawini Mama…”

    Mama lalu duduk lagi, celana dalamku diturunkan sehingga batangku sudah dalam genggamannya, walau tidak terpegang semua karena batangku yang besar tapi tangannya yang lembut sangat mengasyikan.

    “Tom, batangmu besar sekali, pasti Virni puas yach.”
    “Ah.. nggak. Virni.. biasa aja Ma…”
    “Ya.. kalau gitu kamu harus puasin Mama yach…”
    “Ok… Mah…”

    Mulut mungil Mama Ratih sudah menyentuh kepala batangku, dijilatnya dengan lembut, rasa lidahnya membuat diriku kelojotan, kepalanya kuusap dengan lembut. Batangku mulai dijilatnya sampai biji pelirku, Mama Ratih mencoba memasukkan batangku yang besar ke dalam mulutnya yang mungil tapi tidak bisa, akhirnya hanya bisa masuk kepala batangku saja dalam mulutnya.

    Hal ini pun sudah membuatku kelojotan, saking nikmatnya lidah Mama Ratih menyentuh batangku dengan lembut. Hampir 15 menit lamanya batangku dihisap membuatnya agak basah oleh ludah Mama Ratih yang sudah tampak kelelahan menjilat batangku dan membuatku semakin mengguncang keenakan.

    Setelah itu Mama Ratih duduk di Sofa dan sekarang aku yang jongkok di hadapannya. Kedua kakinya kuangkat dan kuletakkan di bahuku. Vagina Mama Ratih terpampang di hadapanku dengan jarak sekitar 50 cm dari wajahku, tapi bau harum menyegarkan vaginanya menusuk hidungku.

    “Ma, Vagina Mama wangi sekali, pasti rasanya enak sekali yach.”
    “Ah, masa sih Tom, wangi mana dibanding punya Virni dari punya Mama.”  Agen Judi Bola
    “Jelas lebih wangi punya mama dong…”
    “Aaakkhh…”

    Vagina Mama Ratih telah kusentuh dengan lidahku. Kujilat lembut liang vagina Mama Ratih, vagina Mama Ratih rasanya sangat menyegarkan dan manis membuatku makin menjadi-jadi memberi jilatan pada vaginanya.

    “Ma, vagina… Mama sedap sekali.. rasanya segar…”
    “Iyaaaah… Tom, terus… Tom… Mama baru kali ini vaginanya dijilatin… ohhh.. terus… sayang…”

    Vagina itu makin kutusuk dengan lidahku dan sampai juga pada klitorisnya yang rasanya juga sangat legit dan menyegarkan. Lidahku kuputar dalam vaginanya, biji klitorisnya kujepit di lidahku lalu kuhisap sarinya yang membuat Mama Ratih menjerit keenakan dan tubuhnya menggelepar ke kanan ke kiri di atas sofa seperti cacing kepanasan.

    “Ahh… ahh.. oghh oghh… awww.. argh.. arghh.. lidahmu Tom… agh, eena… enakkkhh.. aahh… trus.. trus…”

    Klitoris Mama Ratih yang manis sudah habis kusedot sampai berulang-ulang, tubuh Mama Ratih sampai terpelintir di atas sofa, hal itu kulakukan hampir 30 menit dan dari vaginanya sudah mengeluarkan cairan putih bening kental dan rasanya manis juga, cairan itupun dengan cepat kuhisap dan kujilat sampai habis sehingga tidak ada sisa baik di vaginanya maupun paha mama Ratih.

    “Ahg… agh… Tom… argh… akh.. akhu… keluar.. nih… ka.. kamu.. hebat dech…” Mama Ratih langsung ambruk di atas sofa dengan lemas tak berdaya, sementara aku yang merasa segar setelah menelan cairan vagina Mama Ratih, langsung berdiri dan dengan cepat kutempelkan batang kemaluanku yang dari 30 menit lalu sudah tegang dan keras tepat pada liang vagina Mama Ratih yang sudah kering dari cairan.

    Mama Ratih melebarkan kakinya sehingga memudahkanku menekan batangku ke dalam vaginanya, tapi yang aku rasakan liang vagina Mama Ratih terasa sempit, aku pun keheranan.

    “Ma… vagina Mama koq sempit yach… kayak vagina anak gadis.”
    “Kenapa memangnya Tom, nggak enak yach…”
    “Justru itu Ma, Mama punya sempit kayak punya gadis. Saya senang Ma, karena vagina Virni sudah agak lebar, Mama hebat, pasti Mama rawat yach?”
    “Iya, sayang.. walau Mama jarang ditusuk, vaginanya harus Mama rawat sebaik-baiknya, toh kamu juga yang nusuk…”
    “Iya Ma, saya senang bisa menusukkan batang saya ke vagina Mama yang sedaaap ini…”
    “Akhhhh… batangmu besar sekali…”

    Vagina Mama Ratih sudah terterobos juga oleh batang kemaluanku yang diameternya 4 cm dan panjangnya 28 cm, setelah 6 kali kuberikan tekanan.

    Pinggulku kugerakan maju-mundur menekan vagina Mama Ratih yang sudah tertusuk oleh batangku, Mama Ratih hanya bisa menahan rasa sakit yang enak dengan memejamkan mata dan melenguh kenikmatan, badannya digoyangkan membuatku semakin semangat menggenjotnya hingga sampai semua batangku masuk ke vaginanya.

    “Tom.. nggehhh.. ngghhh.. batangmu menusuk sampai ke perut.. nich.. agggghhh.. agghhh.. aahhh.. eenaakkhh…” Aku pun merasa keheranan karena pada saat masukkan batangku ke vaginanya Mama Ratih terasa sempit, tapi sekarang bisa sampai tembus ke perutnya.

    Payudara Mama Ratih yang ranum dan terbungkus kulit yang putih bersih dihiasi puting kecil kemerahan sudah kuterkam dengan mulutku. Payudara itu sudah kuhisap, kujilat, kugigit dan kukenyot sampai putingnya mengeras seperti batu kerikil dan Mama Ratih belingsatan, tangannya membekap kepalaku di payudaranya sedangkan vaginanya terhujam keras oleh batangku selama hampir 1 jam lamanya yang tiba-tiba Mama Ratih berteriak dengan lenguhan karena cairan telah keluar dari vaginanya membasahi batangku yang masih di dalam vaginanya, saking banyaknya cairan itu sampai membasahi pahanya dan pahaku hingga berasa lengket.

    “Arrrgghhhh.. argghhh.. aakkkhh.. Mama… keluar nich Tom… kamu belum yach..?” Aku tidak menjawab karena tubuhnya kuputar dari posisi terlentang dan sekarang posisi menungging dimana batangku masih tertancap dengan kerasnya di dalam vagina Mama Ratih, sedangkan dia sudah lemas tak berdaya.

    Kuhujam vagina Mama Ratih berkali-kali sementara Mama Ratih yang sudah lemas seakan tidak bergerak menerima hujaman batangku, Payudaranya kutangkap dari belakang dan kuremas-remas, punggungnya kujilat. Hal ini kulakukan sampai 1 jam kemudian di saat Mama Ratih meledak lagi mengeluarkan cairan untuk yang kedua kalinya, sedangkan aku mencapai puncak juga dimana cairanku kubuang dalam vagina Mama Ratih hingga banjir ke kain sofa saking banyaknya cairanku yang keluar.

    “Akhh.. akh.. Ma, Vagina Mama luar biasa sekali…” Aku pun ambruk setelah hampir 2,5 jam merasakan nikmatnya vagina mertuaku, yang memang nikmat, meniban tubuh Mama Ratih yang sudah lemas lebih dulu.

    Aku dan Mama terbangun sekitar jam 12.30 malam dan kami pindah tidur ke kamar Mama Ratih, setelah terbaring di sebelah Mama dimana kami masih sama-sama bugil karena baju kami ada di sofa, Mama Ratih memelukku dan mencium pipiku.

    “Tom, Mama benar-benar puas dech, Mama pingin kapan-kapan coba lagi batangmu yach, boleh khan…”
    “Boleh Ma, saya pun juga puas bisa mencoba vagina Mama dan sekarangpun yang saya inginkan setiap malam bisa tidur sama Mama jika Virni nggak pulang.”
    “Iya, Tom.. kamu mau ngeloni Mama kalau Virni pergi?”
    “Iya Ma, vagina Mama nikmat sih.”
    “Air manimu hangat sekali Tom, berasa dech waktu masuk di dalam vagina Mama.”
    “Kita Main lagi Ma…?”
    “Iya boleh…”

    Kami pun bermain dalam nafsu birahi lagi di tempat tidur Mama hingga menjelang ayam berkokok baru kami tidur. Mulai hari itu aku selalu tidur di kamar Mama jika istriku ada syuting di luar kota dan ini berlangsung sampai sekarang.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • CERITA SEX PENISKU DIRABA TANTE VERRA

    CERITA SEX PENISKU DIRABA TANTE VERRA


    1176 views

    Cerita Sex ini berjudulCERITA SEX PENISKU DIRABA TANTE VERRACerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Perkenalkan namaku Aris, umurku saat ini 23 tahun, aku kuliah disuatu universitas terkenal dikotaku. Aku sendiri memilki penampilan yang kurang lebih bisa menarik perhatian kaum wanita karena perawakanku yang atletis dan wajah ganteng yang menghiasi tubuhku.

    Dalam hubungan sex tak perlu ditanyakan lagi, aku sudah mendapat banyak pengalaman dari banyak wanita, karena aku memulai berhubungan Sex sejak SMA sampai sekarang. Namun kali ini aku tak menyangka kisahku ini akan terjadi, karena persetubuhan ini aku lakukan dengan tanteku sendiri yang dimana adalah istri om ku yang adik dari ayahku. Namun mau bagaimana lagi,jika kucing dikasih ikan asin ya mana mau nolak,hehe..

    Suatu pagi saat aku masih tidur, telpon HP ku berbunyi dan aku yang masih dengan mata tertutup mengangkat HP ku, ternyata adalah Om Yudi yang menelponku. Ris, kamu beberapa hari ini sibuk gak?? tanya om Yudi. Kayaknya Enggak om, emang kenapa om?? tanyaku balik.

    Om mau minta tolong niiih, bisa gak??? tanya om Yudi. Eeeemmm.Minta tolong apa om?? Kalau aku bisa pasti aku bantu om jawabku. Om minta kamu menginap dirumah om karena om mau keluar kota selama beberapa hari, kamu temenin Tante Vera dan Tia dan Lia ya Ris, bisa gak?? taya om Yudi.

    Eeeemmm.Bisa deeh om, aku kerumah om kapan, nanti apa sekarang om?? tanyaku. Sekarang aja Ris, karena om sebentar lagi mau berangkat dan om juga sudah ngomong sama tantemu kok, kalau kamu yang akan menemaninya jawab om Yudi.

    OkkeeDeeeh om, aku mandi dulu, nanti aku terus kerumah om jawabku. Makasih ya Ris, kamu memang keponakanku yang paling baik, nanti jika om sudah berangkat kamu tinggal masuk aja ya Ris ucap om Yudi. Iyha om jawabku singkat.

    Setelah menutup telpon dengan mata yang masih berat, aku pun bergegas menuju kamar mandi untuk mandi. Didalam kamar mandi aku sempat membayangkan yang tidaktidak, aku membayangkan tubuh bahenol tante Vera,

    kubayangkan pantatnya yang semok aku remasremas, kujilati memek tante Vera sampai tante Vera ngecrot, penisku dikulum tante Vera, membuat penisku menegang dan Aaarrgghhh akhirnya aku membasahi tubuhku dengan air, hingga bayanganku tentang tante Vera hilang dengan seketika.

    Tak lama aku selesai mandi, dan aku pun bergegas ganti baju dan langsung menuju rumah om Yudi. Sekitar setengah jam perjalanan, akhirnya aku sampai dirumah om Yudi. Dan ternyata om yudi sudah berangkat lalu aku disambut oleh tante Vera.

    Pemandangan indah seketika pun aku dapatkan, baju ketat dan super seksi menghiasi tubuh tante Vera sehingga bentuk lekuklekuk tubuh tante Vera menjadi terlihat, dan bahkan garisgaris CD tante Vera kelihatan karena roknya yang sangat ketat. Sejenak aku menelan ludah sebelum akhirnya tante Vera membuyarkan pemandanganku itu.

    Ris tante minta tolong kamu antar Tia dan Lia kesekolah yaaa pinta tante Vera. Okkee deeh tante jawabku singkat. Lalu aku mengajak kedua anak tante Vera yang masih kecil kemobil, dan aku pun mengantarkannya kesekolah. Diperjalanan aku mengantar Tia dan Lia, kembali aku teringat kemolekan tubuh tante yang tadi aku lihat.

    Aku tak kuasa menahan nafsuku hingga dalam perjalanan batang Penisku menengang sehingga kelihatan dari luar celanaku karena penisku yang lumayan besar. Untungnya aku mengantarkan anaknya tante Vera, jika yang kuantarkan adalah tante Vera bisabisa aku langsung menubruknya pikiran kotor itu yang terus mengganguku selama dalam perjalanan.

    Selesai sudah tugasku mengantar untuk hari ini. Kupacu mobil ke rumah tante Vera. Setelah parkir mobil aku langsung menuju meja makan, lalu mengambil porsi tukang dan melahapnya. Tante Vera masih mandi, terdengar suara guyuran air agak keras. Lalu hening agak lama, setelah lebih kurang lima menit tidak terdengar gemericik air aku mulai curiga dan aku hentikan makanku. Setelah menaruh piring di dapur.

    Aku menuju ke pintu kamar mandi, sasaranku adalah lubang kunci yang memang sudah tidak ada kuncinya. Aku matikan lampu ruang tempatku berdiri, lalu aku mulai mendekatkan mataku ke lubang kunci. Di depanku terpampang pemandangan alam yang indah sekali, tubuh mulus dan putih tante Vera tanpa ada sehelai benang yang menutupi terlihat agak mengkilat akibat efek cahaya yang mengenai air di kulitnya.

    Ternyata tante Vera sedang masturbasi, tangan kanannya dengan lembut digosokgosokkan ke vaginanya. Sedangkan tangan kiri mengeluselus payudaranya bergantian kiri dan kanan. Terdengar suara desahan lirih, hmhmhmhmmmm, ohh, arhh.

    Kulihat tanteku melentingkan tubuhnya ke belakang, sambil tangan kanannya semakin kencang ditancapkan ke vagina. Rupanya tante Vera ini sudah mencapai orgasmenya. Lalu dia berbalik dan mengguyurkan air ke tubuhnya.

    Aku langsung pergi ke ruang keluarga dan menyalakan televisi. Aku tepis pikiranpikiran porno di otakku, tapi tidak bisa. Tubuh molek tante Vera, membuatku tergilagila. Aku jadi membayangkan tante Vera berhubungan badan denganku. Lho Ris, kamu lagi apa tuh kok tanganmu dimasukkan celana gitu. Hayo kamu lagi ngebayangin siapa? Nanti aku bilang ke ibu kamu lho. Tibatiba suara tante Vera mengagetkan aku.

    Kamu ini pagipagi sudah begitu. Mbok ya nanti malam saja, kan enak ada lawannya. Celetuk tante Vera sambil masuk kamar. Aku agak kaget juga dia ngomong seperti itu. Tapi aku menganggap itu cuma sekedar guyonan.

    Setelah tante Vera berangkat kerja, aku sendirian di rumahnya yang sepi ini. Karena masih ngantuk aku ganti celanaku dengan sarung lalu masuk kamar tante dan langsung tidur. hmhmhmhmmmm.. geli ah Aku terbangun dan terkejut, karena tante Vera sudah berbaring disebelahku sambil tangannya memegang Penis dari luar sarung.

    Waduh, maafin tante ya. Tante bikin kamu terbangun. Kata tante sambil dengan pelan melepaskan pegangannya yang telah membuat Penis menegang 90%. Tante minta ijin ke atasan untuk tidak masuk hari ini dan besok, dengan alasan sakit.

    Setelah ambil obat dari apotik, tante pulang. Begitu alasan tante ketika aku tanya kenapa dia tidak masuk kerja. Waktu tante masuk kamar, tante lihat kamu lagi tidur di kasur tante, dan sarung kamu tersingkap sehingga CD kamu terlihat.

    Tante jadi terangsang dan pingin pegang punya kamu. Hmm, gedhe juga ya Penis mu Tante terus saja nyerocos untuk menjelaskan kelakuannya. Sudahlah tante, gak pa pa kok. Lagian Aris tahu kok kalau tante tadi pagi masturbasi di kamar mandi celetukku sekenanya.

    Lho, jadi kamu.. Tante kaget dengan mimik setengah marah. Iya, tadi Aris ngintip tante mandi. Maaf ya. Tante gak marah kan? agak takut juga aku kalau dia marah. Tante diam saja dan suasana jadi hening selama lebih kurang sepuluh menit.

    Sepertinya ada gejolak di hati tante. Lalu tante bangkit dan membuka lemari pakaian, dengan tibatiba dia melepas blaser dan mengurai rambutnya. Diikuti dengan lepasnya baju tipis putih, sehingga sekarang terpampang tubuh tante yang toples sedang membelakangiku. Aku tetap terpaku di tempat tidur, sambil memegang tonjolan Penis di sarungku. Bra warna hitam juga terlepas, lalu tante berbalik menghadap aku.

    Aku jadi salah tingkah. Aku tahu kamu sudah lama pingin menyentuh ini.. dengan lembut tante berkata sambil memegang kedua bukit kembarnya. Emm.., nggak kok tante. Maafin Aris ya. aku semakin salah tingkah.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Si Herlin Yang Kurang PD dengan Payudaranya 34a

    Si Herlin Yang Kurang PD dengan Payudaranya 34a


    1176 views

    Cerita Sex Panas ABG ini Berjudul ” Si Herlin Yang Kurang PD dengan Payudaranya 34a ” Yang Akan Membuat Birahi Seks anda Naik Bikin Sange Gan / Sis.

    Perawanku – Suatu hari telepon di kantorku berbunyi. Saat kuucapkan “halo”, terdengar suara merdu dari seberang sana. “Siang, bisa bicara dengan Pak Vito?” “Ya, saya sendiri, dengan siapa saya bicara?” “Oh, ini Pak Vito? Pak, ini Herlin dari toko *** ” Aku hanya mengiyakan, aku tahu itu adalah sebuah toko handphone di mall ini.

    Cerita Sex Ngentot ABG berpayudara Kecil


    Aku mengira dia pasti akan membicarakan masalah operasional, atau komplain tentang pengelolaan gedung ini. Ternyata dugaanku meleset. “Ada yang bisa saya bantu Bu Herlin?” Aku biasa memanggil semua orang dengan sebutan Bu, baik masih muda ataupun sudah berumur, sekedar untuk formalitas. “Saya dengar-dengar cerita tentang Bapak, saya ingin bertemu dengan Bapak, kapan Bapak ada waktu?” “Saya selalu ada waktu Bu, silakan datang kapan saja Anda suka.”

    10 menit kemudian, gadis muda berusia 22 tahun ini telah ada didepanku dan menceritakan segala keluhannya. Dia merasa tidak PD dan minder dengan penampilannya, padahal menurutku dia sudah dalam segala hal, dari wajahnya yang cantik, ukuran tubuhnya sangat proporsional, kulitnya yang kuning langsat tanpa noda, hanya saja dadanya kecil, tapi paling tidak nilai totalnya 8 (menurutku). “Apa yang membuat Ibu berpikir demikian? Saya rasa Ibu sudah memiliki segalanya. Saya yang gemuk gini aja PD kok” Dia tersipu sambil berbisik, “Maaf Pak, tolong jangan panggil saya Ibu, saya masih single, panggil saya Herlin.” Aku mengangguk.”Dan jangan panggil aku Pak, panggil aja Vito.” Dia mengangguk. “Dan.., kamu bisa menyimpan rahasia ngga Vito?” Aku memastikan hal itu kepadanya. Kemudian dia menceritakan, bahwa dia minder dengan dadanya yang berukuran hanya 34A.

    Aku cukup kaget, karena sebelumnya aku tidak pernah menjumpai “pasien” yang mempunyai keluhan seperti ini. “Herlin, jujur saja aku baru pertama kali menghadapi keluhan seperti ini. Kamu pasti tahu kan, kalau selama ini aku hanya menangani pasien pasien dengan keluhan yang ‘lumrah’, Aku ngga tau bisa berhasil atau tidak. Lagipula aku punya istri, gimana aku harus menjelaskan ke istriku?” Herlin mengangguk dan tersenyum, “Aku tidak akan menceritakannya kepada siapapun, aku juga malu kalau sampai orang tahu. Dan aku harap kamu mau mencobanya dulu, kita ngga tau hasilnya kalau belum mencoba dulu kan?” Aku berpikir keras sebelum aku menyanggupinya. Herlin tersenyum dan memberikan kartunamanya kepadaku. “Aku tunggu kamu di rumahku malam ini jam delapan.”

    Jam delapan lewat lima menit aku sudah berada di rumah Herlin. Rumahnya tidak begitu besar tapi terasa nyaman dan sejuk.
    “Kamu tinggal sendiri di sini?” tanyaku. “Ngga, sama temen-temen, tapi pada punya acara sendiri-sendiri ama pacarnya. Makanya aku nyuruh kamu datangnya hari ini, biar dirumah ngga ada orang. Yuk cepetan, nanti keburu temen-temen pulang” Aku mengangguk dan mengikuti Herlin yang melangkah ke kamarnya.

    Kamarnya didominasi warna pink muda, dingin hembusan angin dari AC terasa di kulitku, membuatku merinding. Dengan malu-malu Herlin membuka kaos dan branya, dan aku menyuruhnya tidur terlentang. Sejenak aku agak grogi karena baru pertama kali melihat tubuh wanita selain istiku setengah telanjang, tapi bagaimanapun aku harus melaksanakan kewajibanku. Aku mulai terapi dengan memijit titik-titik darah yang berada di pundak dan dada atasnya. Setelah kurasa darahnya telah mengalir lancar, aku mulai memijit payudaranya dengan pijitan yang lembut.

    Payudaranya kecil tetapi terasa kencang. Herlin memejamkan matanya dan sesekali mengeluarkan lenguhan dan erangan saat tanganku menyentuh putingnya yang berwarna coklat muda itu. Tak kusadari, adikku mulai berdiri. Bagaimanapun juga, aku sebagai manusia normal tetap bisa terangsang, apalagi berada dalam satu ruangan dengan wanita muda yang cantik setengah telanjang dan aku sedang memijit payudaranya. “Vito.., jangan disitu terus dong mijitnya, geli..” Aku terkejut, tanpa kusadari pijitanku lebih sering berada di daerah sekitar putingnya. “Ha? ehm.. iya.. maaf.” Herlin mungkin melihat wajahku yang memerah, dia tertawa dan berkata, “hi..hi..hi.., kenapa? Kamu terangsang ya..? Ngga pa pa deh, aku juga suka kok.. Cuma agak geli aja..” kata-katanya membuatku semakin gugup. “eh.. kayaknya hari ini cukup dulu deh Lin, mungkin besok bisa diterusin..” jawabku. Herlin semakin ngakak, “Vito.. kamu kok lugu banget sih? Nggak pa pa.. terusin aja.. Kenapa? takut ketahuan istri kamu ya?”

    Herlin merengkuhku dalam pelukannya dan mencium bibirku dengan lembut. Aku terhenyak, tapi dia kembali menarikku dan memagut bibirku dengan penuh nafsu. Dalam kebingunganku dia berbisik, “Vito.., sudah lama aku menantikan hal ini.., begitu lama aku memendamnya.., aku sayang kamu Vito.. Bercintalah denganku Vito..” Aku cuma bisa duduk diam kayak orang bego. “Aku pikir kamu salah orang Lin.. Kalau kamu pikir aku bisa membuat kamu bahagia, kamu bener-bener salah.. Aku gemuk, eemm.. barangku kecil.. terus.. ekonomiku pas-pasan, dan yang terutama, aku sudah punya istri dan anak.. Kamu becanda.. Kamu pasti becanda kan?” tanyaku tak percaya. Herlin tersenyum manis dan berkata, “Vit, biar kujelaskan dulu.., dari dulu aku memang suka dengan pria yang bertubuh gemuk. Aku ngga peduli barangmu kecil atau apa.. kamu lihat juga dong, susuku kan kecil juga. Aku rela jadi istrimu yang kedua, dan lagian aku kan kerja juga, jadi kamu ngga usah bingung masalah perekonomian..” Jelasnya panjang lebar. Herlin menatap mataku dalam-dalam, seakan ingin menunjukkan ketulusan hatinya. Kupeluk dia erat-erat, Herlin menciumi seluruh wajahku, dan kubalas ciumannya dengan tak kalah bernafsu.

    Herlin membuka satu persatu kancing kemejaku lalu tangannya membelai dada dan perutku dengan lembut. Kurasakan bulu ?bulu halus di sekujur tubuhku berdiri. Sentuhan tangannya begitu lembut. Herlin tidak berhenti, dia memelorotkan celana panjang dan celana dalamku, lalu dengan sigap dia memegang adikku yang sudah berdiri tegak. Barangku memang tidak panjang, bahkan bisa dikatakan ukuran mini. Herlin mulai mengelus-elus adikku dan mengocoknya dengan lembut. Jari-jarinya yang lentik terasa dingin saat menyentuh batang kemaluanku. Aku tak mau kalah, kulepaskan celana pendek yang dia kenakan, dan terlihat dia memakai CD semi transparant sehingga terbayang rerimbunan bulu-bulu yang tidak begitu lebat. Kuelus bukit kemaluannya dari luar CD yang ia kenakan, Herlin melenguh, “oouuhh.. Vito.., aku milikmu..” Aku hisap puting susunya yang telah mengeras, lalu aku mainkan dengan lidahku, kupuntir-puntir dengan bibirku sementara tangan kiriku meremas-remas payudaranya yang satu lagi, dan tangan kananku menyelusup masuk di balik CDnya dan membelai bukit kemaluannya. Perlahan kubuka belahan vaginanya, terasa sekali vaginanya telah basah oleh cairan yang keluar terus menerus dari vaginanya.

    Kumainkan kelentitnya dengan jari tengahku, Herlin mengerang dengan sangat keras, merasakan kenikmatan yang dia terima saat ini. “aauuhh..aahh.. oohh teruuss Viit, teruuss.. Aaahh..” Aku terus memainkan kelentitnya sambil terus menyusu padanya, sementara tangannya masih terus mengocok-ngocok kemaluanku dengan lembut, dan sesekali pegangannya agak mengencang, apabila dia merasakan kenikmatan. Aku tak sabar lagi, jari tengahku aku masukkan sedikit demi sedikit ke dalam lubang vaginanya, spontan dia berteriak dan menarik tubuhnya, “jangan..”

    Aku memandangnya dengan perasaan heran, kemudian dia berbisik di telingaku, “I’m still virgin.., aku ngga mau perawanku hilang oleh jari, aku ingin dengan ini,” katanya sambil mengelus kemaluanku.” Lagi-lagi aku terkejut. Aku tidak menyangka masih ada gadis sekarang yang bisa menjaga keperawanannya sampai usia yang cukup matang. Dan lagi-lagi kebimbangan hadir dalam pikiranku, masa aku harus memerawaninya? “Lin, kamu masih perawan?” tanyaku tak percaya. Dia mengangguk. “Aku ingin memberikan mahkotaku ini kepada orang yang ku cintai. Aku sudah bilang, aku rela menjadi istri kedua. Toh nanti pada akhirnya aku akan memberikannya padamu juga, jadi untuk apa kita tunggu lama-lama?” Herlin mengatakan hal ini dengan mantap.

    Sejenak kemudian dia merebahkan dirinya diatas kasur sambil mengangkangkan kakinya lebar-lebar. “Aku siap untuk menerimamu sayang..” Setelah ia mengatakan ini, aku langsung berlutut di depannya dan kupeluk dia erat-erat. Dia menciumi wajahku dan aku memulai mneggesek-gesekkan batang kemaluanku di lipatan vaginanya. Terasa sekali banyaknya cairan yang keluar dari liang kewanitaannya.

    Perlahan-lahan kutusukkan penisku ke vaginanya, Herlin memejamkan mata sambil menggigit bibir bawahnya. Sedikit-sedikit kudorong penisku, dan kurasakan ada yang sedikit mengganjal, lalu kudorong sekuat tenaga, bleess.. “hheegghh..aauuhh..” Herlin menjerit tertahan, dan terasa ada cairan hangat yang membasahi penisku, mengalir keluar ke pangkal pahaku. Lalu aku perlahan mulai menggoyangkan pantatku maju mundur dan terasa jepitan vagina Herlin di penisku. Herlin mulai merasakan nikmat, terlihat dari nafasnya yang memburu dan desahan-desahannya yang membuat suasana bertambah merangsang. “mmhh..mmhh..aauuhh..oohh.. Vitoo.. teruuss.. auuhh..
    Aduh.. Pelan dikit Vito.. ”
    “Herlin.. oohh.. enak banget sayang.. oouuh.. goyangin pantatnya Lin..”
    “Ooouuhh.. aku ngga tahan Vito.. enak banget.. terus.. aahh.. uuhh.. aku.. aku.. ngga tahan lagi.. aahh..Vito..”
    “Jangan ditahan Lin.., keluarin aja.. ”
    “Vitoo.. Auuhh.. aku sayang kamu Vitoo..”
    seerr..seerr..serr.. terasa hangat di penisku saat Herlin mengalami orgasme.
    Aku tetap menggoyangkan pantatku maju mundur semakin cepat sehingga mengeluarkan bunyi-bunyian akibat gesekan penisku dengan vagina Herlin.
    Creep..creep..creek..clopp.. creek..
    Herlin terkulai lamas merasakan kenikmatan yang baru saja dia dapatkan, aku pun merasa akan mencapai klimaks, “Lin, aku.. mau.. keluaarr..”
    “iyaa.. Keluarin aja.. di daleem..” beberapa detik kemudian, aku memuncratkan seluruh energiku di dalam vaginanya
    creett..creett.. cruutt.. creett.. Beberapa kali spermaku menyemprot di dalam vagina Herlin.

    Aku merebahkan diri di samping Herlin, dan selintas kulihat spermaku bercampur darah perawan Herlin mengalir keluar dari vagina Herlin. Kulihat wajah Herlin begitu damai dengan nafas yang masih agak memburu. Beberapa saat kemudian Herlin membuka matanya dan tersenyum kepadaku, sambil memelukku ia berkata, “Vito, jangan tinggalkan aku yah.. Aku sayang banget sama kamu..” Aku hanya mengangguk pelan, walau di hatiku masih terdapat kebimbangan. Sampai aku menulis cerita ini hubunganku dengan Herlin masih tetap berjalan tanpa ada orang yang mengetahuinya.

    Istriku sempat curiga denganku, tetapi setelah kujelaskan bahwa Herlin adalah rekan kerja, dia percaya dan tidak pernah lagi menanyakan hal ini lagi. Untuk para netters yang ingin berbagi pengalaman dengan saya, silakan kirim imel. Begitu juga bagi para netters yang ingin berkonsultasi mengenai pengobatan alternatif, juga dapat menghubungi saya via imel atau telepon langsung. Terima kasih.

  • Cerita Sex Berteduh Di Warung

    Cerita Sex Berteduh Di Warung


    1176 views

    Perawanku – Aku adalah seorang karyawan pada sebuah perusahaan swasta yang bergerak di bidang kredit barang
    keperluan rumah tangga. Namun pekerjaanku di lapangan, yaitu sebagai seorang kolektor (Collector). Jadi
    kegiatanku sehari-hari adalah menarik uang tagihan dari pelanggan yang mengambil barang secara kredit
    dari perusahaanku. Dalam pekerjaanku, sekali dalam sebulan, aku pasti akan bekerja di luar kota.

    Pengalaman yang ingin ku ceritakan ini adalah peristiwa yang terjadi saat aku harus melakukan penarikan
    di luar kota. Waktu itu, aku berangkat menggunakan sepeda motor. Karena pertimbangan kemacetan, aku
    memilih untuk memilih jalan alternatif, yaitu jalan menuju luar kota yang melewati perkampungan. Jarak
    yang harus ku tempuh memang lebih jauh, tetapi waktu yang ku tempuh untuk mencapai tujuan relatif lebih
    cepat, karena jalan alternatif ini masih dalam kondisi baik dan jauh dari kemacetan.

    Warung Remang-Remang Di tengah perjalanan, tiba-tiba langit menjadi gelap. Aku sadar bahwa aku tidak
    membawa jas hujan, sehingga ku pacu motorku lebih cepat berharap tiba di tujuan sebelum hujan turun.
    Ternyata tanpa disangka, hujan justru menghadangku di depan perjalanan. Mau tidak mau aku harus mencari
    tempat untuk berteduh. Sialnya aku terjebak hujan justru di daerah hutan dan persawahan. Ku pikir tidak
    kan ada tempat berteduh di tempat seperti ini, sehingga ku pacu motorku lebih cepat untuk bisa mencapai
    daerah pemukiman warga berada tak begitu jauh di depan.

    Dalam cepatnya aku memacu motorku, tiba-tiba melihat sebuah rumah tua dengan warung minum di depannya.
    Aku langsung menghentikan motorku dan memutar balik menuju warung itu. Setibanya di warung itu, aku
    langsung melompat masuk ke warung dan meninggalkan motorku di depan warung. Dengan nada bicara sesopan
    mungkin aku minta izin untuk berteduh kepada pemilik warung yang ternyata, seorang gadis cantik yang
    masih berusia belasan tahun. Wanita itu dengan sopan mempersilahkanku untuk duduk berteduh di warungnya.

    Warung minum sederhana yang saat itu kebetulan sepi, memberikan kesempatan kepadaku untuk sedikit
    bercakap-cakap dengan pemilik warung itu. Dari percakapan itu ku ketahui bahwa namanya Nurlaila, dia
    bukan pemilik warung, tetapi anak dari warung yang ternyata hari itu kebetulan sedang pergi ke pasar
    untuk membeli barang dagangan yang sudah habis. Lela panggilan singkatnya, dia berhenti sekolah saat
    kelas I SMA, karena Bapaknya yang menjadi tulang punggung keluarga meninggal dunia. Jadi sekarang
    pekerjaannya adalah membantu ibunya menjaga warung minum kecil tersebut.  Agen Judi Bola

    Kalau kuperhatikan, gadis ini sangat cantik alami, rambut panjang terikat di belakang, bibirnya tipis,
    bulu matanya lentik, kulitnya putih, tubuhnya tidak terlalu tinggi, namun proporsional dengan ukuran
    dada dan pingulnya. Hanya saja permasalahannya, ia kurang pandai dalam berdandan dan perawatan kulit.
    Penampilannya yang cukup sederhana, dan kecantikannya yang alami, sebenarnya cukup menggodaku, terutama
    menggoda pikiran nakalku.

    Dalam percakapan yang terjadi di tengah derasnya hujan itu, beberapa kali ku coba menggodanya.

    “Boleh saya minta Susu?” Tanyaku.
    “Susunya habis, Mas! kalau mau teh saja…” Jawabnya
    “Saya lihat masih ada kok!” Godaku sambil melirik ke buah dada yang menonjok di dadanya.

    Dia hanya tersenyum dan mengatakan “ah!” dengan wajah malu-malu. Jawabannya itu, bagiku terdengar cukup
    seksi dan menggodaku untuk terus mengajaknya berbincang.

    “nggak perlu pakai gula lagi deh!”
    “Ah, Mas ini! ada-ada saja! Lela jadi malu nih diliatin begitu.”
    “melihat juga belum, kok udah malu-malu sih?”
    “Jangan gitu ah, Mas! ini buat anak Lela nanti kalau udah punya anak…”
    “anak Lela bolehlah minum susunya, tapi kalau Mas kalengnya aja deh! nggak apa-apa!”
    “ih..! nggak boleh, Mas! ntar kalengnya pecah!”

    begitulah! suasana perbincanganku dengan Lela semakit hanya di tengah dinginnya hujan yang cukup lebat.
    Akhirnya ku coba untuk meminta buatkan secangkir teh hangat, agar pembicaraanku bisa terus berlanjut,
    mumpung masih hujan, dan mumpung warung sepi. Lela membuatkanku secangkir teh hangat dan menyuguhkannya
    di depanku. Karena alasan hujan yang sekain lebat, aku minta izin untuk dudk di bagian dalam warung.
    Lela tanpa berpikir macam-macam mengizinkanku untuk duduk di dalam warung tepat di dekatnya.

    Dengan pikiran yang sebenarnya sudah cukup ngeres, aku terus mencoba menggodanya, dengan kata-kata dan
    pertanyaan yang semuanya menjurus pada hal-hal yang merangsang.

    “kalau boleh tahu, ukuran BH Lela berapa ya?”
    “ih, Mas ini.! ngapain tanya begitu?”
    “Yaa nggak apa-apa sih! biar Mas bisa membelikan BH buat Lela!”
    “Hahaha…. nggak usah, Mas! Lela nggak pakai BH…”
    “Serius?”
    “Hahaha…..”

    Perbincanganku dan Lela semakin hangat, kekakuan antara kami semakin hilang, suasana semakin mencair,
    karena Lela terus saja punya jawaban yang bisa membuatku tidak bosan duduk menunggu hujan reda. Sikap
    Lela yang terus merespon membuatku semakin berani untuk mengarahkan pada pembicaraan yang lebih
    merangsang.

    Cerita Sex Berteduh Di Warung

    Cerita Sex Berteduh Di Warung

    “Lela pernah lihat ini, nggak?” tanyaku sambil memberi isyarat mata untuk melihat ke bagian bawah
    tubuhku.

    Tepatnya bagian yang tersembunyi di dalam celanaku yang waktu itu mengembul karena tegang karena arah
    pembicaraan yang sangat merangsang.

    “Apa’an?” tanya Lela, dan ketika mengerti apa yang ku maksud, ia terus berkata. ” iih, nggak mau’ah!
    ngeri… takut…!”
    “Takut kenapa?” tanyaku.
    “Abis gundul sih…! Hehehe….” Jawab Lela sambil tertawa.

    Aku tahu pasti, Lela saat ini juga pasti sedang terangsang, hanya saja karena dia perempuan, tidak ada
    bagian tubuh yang menegang seperti pada laki-laki. Dengan jawaban Lela seperti itu, lalu ku katakan
    padanya:

    “Mas tahu kok, CD Lela pasti sudah basah, ya…”
    “Ah, Mas ini sembarangan aja kalau ngomong…! Tapi Mas kok tahu, ya?” Jawab Lela sambil menatapku dan
    memperbaiki posisi duduknya dengan kaki menyilang.
    “Lela pasti juga terangsang kan?” ku pegang pergelangan tangan Lela, ku tarik dan ku coba untuk
    menyentuhkannya ke penisku yang tersebunyi di balik celana panjangku.

    Lela sedikit berontak karena terkejut atas keberanianku memegang tangannya.

    “Mas!”
    “Lela nggak usah malu-malu…! Kalau belum kawin, Lela nggak akan perah lagi dapat kesempatan megang
    punya laki-laki…”

    Ku paksa tangannya untuk menyentuh baang penisku yang sangat tegang. Karena tanganku lebih kuat, Lela
    akhirnya mengalah, dibiarkannya tanganku menarik tangannya untuk memegang batang penisku. Beberapa saat
    kemudian, Lela kembali menarik tangannya dari menyentuh batang penisku yang masih tertutup celana.

    “Udah!” katanya sambil menarik tangannya.

    Tapi tangan Lela kembali ku tarik dan ku paksa kembali untuk menyentuh batang penisku. Lela menatapku,
    lalu berkata:

    “Mas! berpikir yang macam-macam! Maunya Mas, apa?”
    “Mas pingin Lela memegang punya Mas!”
    “Oke! tapi jangan berpikir lebih dari itu…!!”
    “Ya… baiklah!”

    Lela akhirnya memegang batang penisku, dan tanpa pikir panjang, ku buka celanaku dan ku minta Lela untuk
    menggenggam penisku. Lela memalingkan wajahnya lalu berkata:

    “Mas! Kenapa dikeluarkan?”

    “kalau nggak begini, Lela nggak akan bisa memegang…..” Kembali ku raih tangan Lela lalu ku minta ia
    menggenggam batang penisku.

    Lela menurut saja keinginanku, namun wajahnya menatap ke arah lain. Ku gerakkan tangannya yang telah
    menggengam tangan naik turun, Lela hanya diam tanpa kata. Dapat ku rasakan, Lela menikmati setiap
    gesekan batang penisku yang tegang di telapak tangannya yang dingin.

    Perlahan ku lepaskan genggaman tanganku di pergelangan Lela dan ku biarkan dia melakukannya sendiri.
    Lela terus mengocok penisku dengan genggaman tangannya yang mencengkram erat. Lalu perlahan ku sentuh
    dan ku elus pahanya yang masih tertutup rok panjang selutut. Lela membiarkan saja tanganku singgah di
    pahanya. Keadaan ini ku manfaatkan dengan menarik roknya dan memasukkan tanganku untuk menyentuh
    selangkangannya.

    Merasakan tanganku masuk ke daerah sensitifnya, Lela merapatkan pahanya. Namun aku tetap memaksakan
    untuk menyentuh belahan vaginanya. Memang benar, CD Lela memang sudah sangat basah. Itu artinya Lela
    juga sudah sangat terangsang. Aku terus melesakkkan jariku di selangkangannya.

    “Lela..! Jangan ditolak, jika Lela merasa nikmat….”  Agen Judi Bola
    “Lela hanya tidak ingin keterusan, Mas!”
    “Ya! Mas juga mengerti…. Kita nikmati saja, mumpung masih ada kesempatan…!” Setelah aku mengatakan hal
    itu, Lela meraih tanganku dan menarikku ke dalam rumahnya. di ruangan itu, Lela langsung menanggalkan
    seluruh pakaiannnya.

    Aku terpaku melihat apa yang terjadi di hadapanku, seakan tak percaya dengan apa yang ku lihat. Seorang
    gadis yang baru ke kenal beberapa jam yang lalu kini telah berdiri di hadapanku dalam keadaan siap
    dinikmati.

    Lela menarik tanganku sambil menjatuhkan tubuhnya di atas kasur tipis di yang terdapat di dalam rumah
    kecil tersebut. Aku pun ikut terjatuh di atas tubuhnya. Dalam posisi seperti itu, Lela membisikkan
    sepatah kata di telingaku:

    “Ini tidak pernah ku lakukan sebelumnya… Memberikan kenikmatan hanya untuk menikmati…”

    Mendengar perkataannya yang penuh gairah dan makna itu, aku tidak buang-buang waktu. Langsung saja ku
    lucuti seluruh pakaianku, dan langsung ku tancapkan kepala penisku ke belahan vagina Lela yang telah
    mengangkang menanti kenikmatan birahi yang telah memuncak.

    Di antara lebatnya hujan yang tak henti-hentinya mengguyur jalanan, aku dan Lela larut dalam kenikmatan
    persenggamaan terlarang. penisku telah amblas dalam lobang vagina gadis yang masih berusia belasan. Aku
    tak perduli lagi dengan apapun yang terjadi diluar sana, yang ada di benakku hanya menikmati gesekan
    demi gesekan penisku di dinding vagina Lela yang basah. Menghujam, menghentak, menusuk, demi memburu
    puncak kepuasan sengama.

    Suara becek terdengar di dalam liang vagian Lela, seiring dengan suara desahan di bibir Lela yang
    membisik di telingaku, menambah panas suasana birahi di diriku. Aku semakin bersemangat untuk menghujam
    penisku hingga menyentuh bibir rahim Lela. Batang penisku terasa berdenyut-denyut menandakan bahwa aku
    akan mencapai puncak kepuasan dalam percintaan terlarang dengan Lela.

    Beberapa saat sebelum aku mencapai puncak, ku bisikkan pada Lela:

    “Mas akan segera keluar…. Heh…”
    “Di dalam saja, Mas!”

    Tanpa memikirkan akibat yang akan ditimbulkannya, puncak kenikmatan hubungan seks antara aku dan Lela,
    ku selesaikan dengan menumpahkan sperma dalam lobang vagian Lela. Aku terhempas kelelahan mengejar
    orgasme di atas tubuh gadis kecil anak pemilik warung. Batang penisku tetap ku biarkan amblas dalam
    vagina Lela. Setelah permainan berakhir, aku baru menyadari apa akibat yang akan terjadi jika sperma
    yang ku tanam akan membuahi sel telur di rahim Lela.

    “Kenapa kamu membiarkan saya mengeluarkan di dalam?”
    “Tenang saja! Lela sudah biasa kok!” begitu jawaban Lela yang sangat mengejutkanku.
    “Maksud Lela? sudah biasa hamil…!?”
    “Bukan!”
    “Lalu…!?
    “Lela sudah biasa melayani birahi laki-laki seperti Mas!”
    “Jadi Lela….???”
    “Ya! Lela memang bukan perawan seperti yang mungkin Mas kira…! Lela bekerja memang sebagai penjaga
    warung, tetapi itu tidak cukup untuk kami bertahan hidup.

    Ibu mengizinkan Lela untuk melakukannya, asal dengan laki-laki yang menurut Lela bersih dari penyakit
    kelamin…”

    Mendengar pengakuan itu, aku terperanjat dan bangkit dari tubuh Lela. Aku tidak menyangka gadis seusia
    Lela telah menjual keperawanannya hanya demi bertahan hidup. Tapi di sisi lain, aku juga berpikir,
    masalahnya bukan hanya urusan bertahan hidup, tetapi karena banyaknya lelaki yang memandang wanita hanya
    sebagai pemuas nafsu. Salah satunya aku, yang dengan susah payah memancing pembicaraan yang merangsang,
    hanya demi mendapatkan lobang kecil di selangkangan Lela.

    “Kenapa Lela tidak minta bayaran dari, Mas!”
    “Hehe…. untuk pertama Gratis kok, Mas! Biar Mas merasa dulu, gimana rasanya pelayanan Lela…” Lela
    bangkit dari tempat berbaringnya, lalu mengenakan kembali seluruh pakaiannya.

    Aku terdiam menatap Lela yang sedang mengenakan kembali pakaiannya. Ku tarik kembali tubuh Lela sehingga
    ia jatuh kembali di atas kasur tipis tempat kami becinta, lalu ku katakan:

    “Lela…! hujan masih lebat… Mas masih ingin bersama Lela… Berapa yang harus Mas keluarkan untuk yang
    kedua…???”
    “Kalau Mas bener mau lagi, Mas tinggal aja di sini malam ini menemani Lela…. Lela akan melayani Mas,
    berapa kalipun Mas sanggup…. Gratis!”

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Menikmati Keperkasaan Penis Guru Ganteng

    Cerita Sex Menikmati Keperkasaan Penis Guru Ganteng


    1176 views

    Perawanku – Cerita Sex Menikmati Keperkasaan Penis Guru Ganteng, Sebut saja namaku Etty (bukan yang sebenarnya), waktu itu aku masih sekolah di sebuah SMA swasta. Penampilanku bisa dibilang lumayan, kulit yang putih kekuningan, bentuk tubuh yang langsing tetapi padat berisi, kaki yang langsing dari paha sampai tungkai, bibir yang cukup sensual, rambut hitam lebat terurai dan wajah yang oval. Payudara dan pantatkupun mempunyai bentuk yang bisa dibilang lumayan.

    Dalam bergaul aku cukup ramah sehingga tidak mengherankan bila di sekolah aku mempunyai banyak teman baik anak-anak kelas II sendiri atau kelas I, aku sendiri waktu itu masih kelas II. Laki-laki dan perempuan semua senang bergaul denganku. Di kelaspun aku termasuk salah satu murid yang mempunyai kepandaian cukup baik, ranking 6 dari 10 murid terbaik saat kenaikan dari kelas I ke kelas II.

    Karena kepandaianku bergaul dan pandai berteman tidak jarang pula para guru senang padaku dalam arti kata bisa diajak berdiskusi soal pelajaran dan pengetahuan umum yang lain. Salah satu guru yang aku sukai adalah bapak guru bahasa Inggris, orangnya ganteng dengan bekas cukuran brewok yang aduhai di sekeliling wajahnya, cukup tinggi (agak lebih tinggi sedikit dari pada aku) dan ramping tetapi cukup kekar. Dia memang masih bujangan dan yang aku dengar-dengar usianya baru 27 tahun, termasuk masih bujangan yang sangat ting-ting untuk ukuran zaman sekarang.

    Suatu hari setelah selesai pelajaran olah raga (volley ball merupakan favoritku) aku duduk-duduk istirahat di kantin bersama teman-temanku yang lain, termasuk cowok-cowoknya, sembari minum es sirup dan makan makanan kecil. Kita yang cewek-cewek masih menggunakan pakaian olah raga yaitu baju kaos dan celana pendek. Memang di situ cewek-ceweknya terlihat seksi karena kelihatan pahanya termasuk pahaku yang cukup indah dan putih.

    Tiba-tiba muncul bapak guru bahasa Inggris tersebut, sebut saja namanya Freddy (bukan sebenarnya) dan kita semua bilang, “Selamat pagi Paa..aak”, dan dia membalas sembari tersenyum.

    “Ya, pagi semua. Wah, kalian capek ya, habis main volley”.
    Aku menjawab, “Iya nih Pak, lagi kepanasan. Selesai ngajar, ya Pak”. “Iya, nanti jam setengah dua belas saya ngajar lagi, sekarang mau ngaso dulu”.
    Aku dan teman-teman mengajak, “Di sini aja Pak, kita ngobrol-ngobrol”, dia setuju.
    “OK, boleh-boleh aja kalau kalian tidak keberatan”!

    Aku dan teman-teman bilang, “Tidak, Pak.”, lalu aku menimpali lagi, “Sekali-sekali, donk, Pak kita dijajanin”, lalu teman-teman yang lain, “Naa..aa, betuu..uul. Setujuu..”.
    Ketika Pak Freddy mengambil posisi untuk duduk langsung aku mendekat karena memang aku senang akan kegantengannya dan kontan teman-teman ngatain aku.
    “Alaa.., Etty, langsung deh, deket-deket, jangan mau Pak”.
    Pak Freddy menjawab, “Ah! Ya, ndak apa-apa”.

    Kemudian sengaja aku menggoda sedikit pandangannya dengan menaikkan salah satu kakiku seolah akan membetulkan sepatu olah ragaku dan karena masih menggunakan celana pendek, jelas terlihat keindahan pahaku. Tampak Pak Freddy tersenyum dan aku berpura-pura minta maaf.

    “Sorry, ya Pak”.
    Dia menjawab, “That’s OK”. Di dalam hati aku tertawa karena sudah bisa mempengaruhi pandangan Pak Freddy.

    Di suatu hari Minggu aku berniat pergi ke rumah Pak Freddy dan pamit kepada Mama dan Papa untuk main ke rumah teman dan pulang agak sore dengan alasan mau mengerjakan PR bersama-sama. Secara kebetulan pula Mama dan papaku mengizinkan begitu saja. Hari ini memang hari yang paling bersejarah dalam hidupku. Ketika tiba di rumah Pak Freddy, dia baru selesai mandi dan kaget melihat kedatanganku.

    “Eeeh, kamu Et. Tumben, ada apa, kok datang sendirian?”.
    Aku menjawab, “Ah, nggak iseng aja. Sekedar mau tahu aja rumah bapak”.
    Lalu dia mengajak masuk ke dalam, “Ooo, begitu. Ayolah masuk. Maaf rumah saya kecil begini. Tunggu, ya, saya pakai baju dulu”. Memang tampak Pak Freddy hanya mengenakan handuk saja. Tak lama kemudian dia keluar dan bertanya sekali lagi tentang keperluanku. Aku sekedar menjelaskan, “Cuma mau tanya pelajaran, Pak. Kok sepi banget Pak, rumahnya”.
    Dia tersenyum, “Saya kost di sini. Sendirian.”

    Selanjutnya kita berdua diskusi soal bahasa Inggris sampai tiba waktu makan siang dan Pak Freddy tanya, “Udah laper, Et?”.
    Aku jawab, “Lumayan, Pak”.
    Lalu dia berdiri dari duduknya, “Kamu tunggu sebentar ya, di rumah. Saya mau ke warung di ujung jalan situ. Mau beli nasi goreng. Kamu mau kan?”.
    Langsung kujawab, “Ok-ok aja, Pak.”.

    Sewaktu Pak Freddy pergi, aku di rumahnya sendirian dan aku jalan-jalan sampai ke ruang makan dan dapurnya. Karena bujangan, dapurnya hanya terisi seadanya saja. Tetapi tanpa disengaja aku melihat kamar Pak Freddy pintunya terbuka dan aku masuk saja ke dalam.

    Kulihat koleksi bacaan berbahasa Inggris di rak dan meja tulisnya, dari mulai majalah sampai buku, hampir semuanya dari luar negeri dan ternyata ada majalah porno dari luar negeri dan langsung kubuka-buka. Aduh! Gambar-gambarnya bukan main. Cowok dan cewek yang sedang bersetubuh dengan berbagai posisi dan entah kenapa yang paling menarik bagiku adalah gambar di mana cowok dengan asyiknya menjilati vagina cewek dan cewek sedang mengisap penis cowok yang besar, panjang dan kekar.

    Cerita Sex Menikmati Keperkasaan Penis Guru Ganteng

    Cerita Sex Menikmati Keperkasaan Penis Guru Ganteng

    Tidak disangka-sangka suara Pak Freddy tiba-tiba terdengar di belakangku, “Lho!! Ngapain di situ, Et. Ayo kita makan, nanti keburu dingin nasinya”.
    Astaga! Betapa kagetnya aku sembari menoleh ke arahnya tetapi tampak wajahnya biasa-biasa saja. Majalah segera kulemparkan ke atas tempat tidurnya dan aku segera keluar dengan berkata tergagap-gagap, “Ti..ti..tidak, eh, eng..ggak ngapa-ngapain, kok, Pak. Maa..aa..aaf, ya, Pak”.

    Pak Freddy hanya tersenyum saja, “Ya. Udah tidak apa-apa. Kamar saya berantakan. tidak baik untuk dilihat-lihat. Kita makan aja, yuk”.
    Syukurlah Pak Freddy tidak marah dan membentak, hatiku serasa tenang kembali tetapi rasa malu belum bisa hilang dengan segera.

    Pada saat makan aku bertanya, “Koleksi bacaannya banyak banget Pak. Emang sempat dibaca semua, ya Pak?”.
    Dia menjawab sambil memasukan sesendok penuh nasi goreng ke mulutnya, “Yaa..aah, belum semua. Lumayan buat iseng-iseng”.
    Lalu aku memancing, “Kok, tadi ada yang begituan”.
    Dia bertanya lagi, “Yang begituan yang mana”.
    Aku bertanya dengan agak malu dan tersenyum, “Emm.., Ya, yang begituan, tuh. Emm.., Majalah jorok”.
    Kemudian dia tertawa, “Oh, yang itu, toh. Itu dulu oleh-oleh dari teman saya waktu dia ke Eropa”.

    Selesai makan kita ke ruang depan lagi dan kebetulan sekali Pak Freddy menawarkan aku untuk melihat-lihat koleksi bacaannya.
    Lalu dia menawarkan diri, “Kalau kamu serius, kita ke kamar, yuk”.
    Akupun langsung beranjak ke sana. Aku segera ke kamarnya dan kuambil lagi majalah porno yang tergeletak di atas tempat tidurnya.

    Begitu tiba di dalam kamar, Pak Freddy bertanya lagi, “Betul kamu tidak malu?”, aku hanya menggelengkan kepala saja. Mulai saat itu juga Pak Freddy dengan santai membuka celana jeans-nya dan terlihat olehku sesuatu yang besar di dalamnya, kemudian dia menindihkan dadanya dan terus semakin kuat sehingga menyentuh vaginaku. Aku ingin merintih tetapi kutahan.

    Pak Freddy bertanya lagi, “Sakit, Et”. Aku hanya menggeleng, entah kenapa sejak itu aku mulai pasrah dan mulutkupun terkunci sama sekali. Semakin lama jilatan Pak Freddy semakin berani dan menggila. Rupanya dia sudah betul-betul terbius nafsu dan tidak ingat lagi akan kehormatannya sebagai Seorang Guru. Aku hanya bisa mendesah”, aa.., aahh, Hemm.., uu.., uuh”.

    Akhirnya aku lemas dan kurebahkan tubuhku di atas tempat tidur. Pak Freddy pun naik dan bertanya.
    “Enak, Et?”
    “Lumayan, Pak”.

    Tanpa bertanya lagi langsung Pak Freddy mencium mulutku dengan ganasnya, begitupun aku melayaninya dengan nafsu sembari salah satu tanganku mengelus-elus penis yang perkasa itu. Terasa keras sekali dan rupanya sudah berdiri sempurna. Mulutnya mulai mengulum kedua puting payudaraku.

    Praktis kami berdua sudah tidak berbicara lagi, semuanya sudah mutlak terbius nafsu birahi yang buta. Pak Freddy berhenti merangsangku dan mengambil majalah porno yang masih tergeletak di atas tempat tidur dan bertanya kepadaku sembari salah satu tangannya menunjuk gambar cowok memasukkan penisnya ke dalam vagina seorang cewek yang tampak pasrah di bawahnya.

    “Boleh saya seperti ini, Et?”.
    Aku tidak menjawab dan hanya mengedipkan kedua mataku perlahan. Mungkin Pak Freddy menganggap aku setuju dan langsung dia mengangkangkan kedua kakiku lebar-lebar dan duduk di hadapan vaginaku. Tangan kirinya berusaha membuka belahan vaginaku yang rapat, sedangkan tangan kanannya menggenggam penisnya dan mengarahkan ke vaginaku.

    Kelihatan Pak Freddy agak susah untuk memasukan penisnya ke dalam vaginaku yang masih rapat, dan aku merasa agak kesakitan karena mungkin otot-otot sekitar vaginaku masih kaku. Pak Freddy memperingatkan, “Tahan sakitnya, ya, Et”. Aku tidak menjawab karena menahan terus rasa sakit dan, “Akhh.., bukan main perihnya ketika batang penis Pak Freddy sudah mulai masuk, aku hanya meringis tetapi Pak Freddy tampaknya sudah tak peduli lagi, ditekannya terus penisnya sampai masuk semua dan langsung dia menidurkan tubuhnya di atas tubuhku. Kedua payudaraku agak tertekan tetapi terasa nikmat dan cukup untuk mengimbangi rasa perih di vaginaku.

    Semakin lama rasa perih berubah ke rasa nikmat sejalan dengan gerakan penis Pak Freddy mengocok vaginaku. Aku terengah-engah, “Hah, hah, hah,..”. Pelukan kedua tangan Pak Freddy semakin erat ke tubuhku dan spontan pula kedua tanganku memeluk dirinya dan mengelus-elus punggungnya. Semakin lama gerakan penis Pak Freddy semakin memberi rasa nikmat dan terasa di dalam vaginaku menggeliat-geliat dan berputar-putar.

    Sekarang rintihanku adalah rintihan kenikmatan. Pak Freddy kemudian agak mengangkatkan badannya dan tanganku ditelentangkan oleh kedua tangannya dan telapaknya mendekap kedua telapak tanganku dan menekan dengan keras ke atas kasur dan ouwww.., Pak Freddy semakin memperkuat dan mempercepat kocokan penisnya dan di wajahnya kulihat raut yang gemas.

    Semakin kuat dan terus semakin kuat sehingga tubuhku bergerinjal dan kepalaku menggeleng ke sana ke mari dan akhirnya Pak Freddy agak merintih bersamaan dengan rasa cairan hangat di dalam vaginaku. Rupanya air maninya sudah keluar dan segera dia mengeluarkan penisnya dan merebahkan tubuhnya di sebelahku dan tampak dia masih terengah-engah.

    Setelah semuanya tenang dia bertanya padaku, “Gimana, Et? Kamu tidak apa-apa? Maaf, ya”.
    Sembari tersenyum aku menjawab dengan lirih, “tidak apa-apa. Agak sakit Pak. Saya baru pertama ini”.
    Dia berkata lagi, “Sama, saya juga”.
    Kemudian aku agak tersenyum dan tertidur karena memang aku lelah, tetapi aku tidak tahu apakah Pak Freddy juga tertidur.

    Sekitar pukul 17:00 aku dibangunkan oleh Pak Freddy dan rupanya sewaktu aku tidur dia menutupi sekujur tubuhku dengan selimut. Tampak olehku Pak Freddy hanya menggunakan handuk dan berkata, “Kita mandi, yuk. Kamu harus pulang kan?”.

    Badanku masih agak lemas ketika bangun dan dengan tetap dalam keadaan telanjang bulat aku masuk ke kamar mandi. Kemudian Pak Freddy masuk membawakan handuk khusus untukku. Di situlah kami berdua saling bergantian membersihkan tubuh dan akupun tak canggung lagi ketika Pak Freddy menyabuni vaginaku yang memang di sekitarnya ada sedikit bercak-bercak darah yang mungkin luka dari selaput daraku yang robek. Begitu juga aku, tidak merasa jijik lagi memegang-megang dan membersihkan penisnya yang perkasa itu.

    Setelah semua selesai, Pak Freddy membuatkan aku teh manis panas secangkir. Terasa nikmat sekali dan terasa tubuhku menjadi segar kembali. Sekitar jam 17:45 aku pamit untuk pulang dan Pak Freddy memberi ciuman yang cukup mesra di bibirku. Ketika aku mengemudikan mobilku, terbayang bagaimana keadaan Papa dan Mama dan nama baik sekolah bila kejadian yang menurutku paling bersejarah tadi ketahuan. Tetapi aku cuek saja, kuanggap ini sebagai pengalaman saja.

    Semenjak itulah, bila ada waktu luang aku bertandang ke rumah Pak Freddy untuk menikmati keperkasaannya dan aku bersyukur pula bahwa rahasia tersebut tak pernah sampai bocor. Sampai sekarangpun aku masih tetap menikmati genjotan Pak Freddy walaupun aku sudah menjadi mahasiswa, dan seolah-olah kami berdua sudah pacaran.

    Pernah Pak Freddy menawarkan padaku untuk mengawiniku bila aku sudah selesai kuliah nanti, tetapi aku belum pernah menjawab. Yang penting bagiku sekarang adalah menikmati dulu keganasan dan keperkasaan penis guru bahasa Inggrisku itu.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Menangis di Perkosa di Lapangan Bola

    Cerita Sex Menangis di Perkosa di Lapangan Bola


    1175 views

    Perawanku – Cerita Sex Menangis di Perkosa di Lapangan Bola, Malam hari yang sudah sangat sepi di pasar tanpa ada penerangan terdengar tangisan wanita yang menyendu nyendu tepat di lapangan sepak bola yang biasanya di pakai oleh warga setempat, terlihat dua sosok tubuh manusia sedang bertindihan, sesosok lelaki yang berusia sekitar 40 tahunan menindih sesosok remaja wanita yang kira-kira berumur 14 tahun.

    ” Huhuu….huuuu…. Aduh..aduuuhhh, sakit mas….! ” Desah Reza yang terdengar serak di sela tangisnya yang tak berhenti..

    ” Huu…huuu..ampunnn, mas. Saya mohon kebaikan hati mas…! ” Teriak Reza dengan suara yang serak karena dari tadi ia berteriak-teriak sambil menangis.

    Topan terus saja mengenjot tubuh mulus & putih Reza tanpa menghiraukan kata-kata yang memohon iba tersebut.

    Sambil terus memompa diciumnya dengan dalam rambut panjang lurus berwarna hitam berkilau seakan menghirup aroma surgawi ” Shhhh…shhh ! Jangan kamu berisik, tenang saja setelah ini selesai, ku antar kamu balik ke lampung setelah itu kita menikah “.

    ” Breett…Brett ! ” robeklah daster yang dikenakan reza.

    ” Haaaa….jangann…jangannn…ampunnn, masss! ” Serak Suara Reza mengeras kembali..

    Topan acuh ditariknya BH hitam Reza yang berukuran 34 C, dada Reza yang besar menyembul tergoyang-goyang & langsung dihisap oleh Topan..

    ” Aaaahhhhhh… ! ” Topan sampai pada puncak pendakiannya, tubuhnya diam sejenak sebelum luluh & menindih tubuh reza & mengeluarkan cairannya tanpa mencabut penisnya yang masih berada didalam vagina Reza.

    ” Auuuwwww…. Gila kamu, mas ! Gilaaaa…Huuuu…Huuuuuuu !! ” Reza meronta hebat, membuat tubuh Topan terhuyung ke samping. Secepat itu pula Reza bangun, & terduduk kedua telapak tangannya menutup wajah cantik yang samar-samar tampak di bawah terang cahaya rembulan.

    ” Lebih baik kamu bunuh saja aku, mas ! Bunuh saya sekarang, karena saya tak kuat menanggung malu ini !! & saya tak mau kamu peristri !! ” jerit Reza serak.

    ” Baiklah, saya hendak bertanggungjawab kamu menolak ! saya akan bertanggungjawab laporkan saja saya ke polisi, saya tak akan menghindar! Tetapi coba kamu pikir lagi akibatnya, kamu akan menanggung malu seumur hidupmu karena peristiwa ini apabila diketahui umum. Belum lagi kalau hari ini ternyata benihku tertanam dalam rahimmu ! Anak itu tak akan memiliki seorang ayah !” Topan menghela napas pelan.

    ” Kamu tunggu disini, saya akan mencarikanmu baju ! Pikirkanlah yang terbaik, maaf kalau saya memaksamu menerimaku dengan cara seperti ini ” Topan beranjak sambil memakai bajunya.

    ” Huuuu…huuuu…Bapakkkkk..tolonngg..tolongg ! ” Tangisan Reza si bocah remaja yang baru saja mengenal dunia itu semakin kencang selama beberapa saat..entah berapa lama sampai terdengar…

    ” Kukuruyukkkkk ” Kokok ayam bersahutan.. Dengan tubuh gemetar & masih menangis menahan sakit, Reza mengenakan kembali celana dalam & BHnya. Dilihatnya ada pakaian tak jauh darinya, ia bergerak mengambil lalu memakai pakaian tersebut tampak Topan berdiri agak jauh dari Reza. Asap rokok mengepul dari wajah murungnya yang memperhatikan Reza.

    ia menghampiri Reza mencoba untuk mengandengnya, tetetapi ditepis Reza dengan kasar…Lalu Topan terdiam tak berani lagi ia mencoba menghibur Reza dari kesedihan akibat kesalahannya tersebut. Reza berjalan sambil melamun…entah memikirkan apa..

    Keesokan harinya Topan mencari Reza di seluruh penjuru pasar,

    ” Bude, lihat Reza tak ? “.

    ” Reza yang mana, Mas Topan ? ” tanya wanita penjual sayur tersebut dengan segan. Maklum Topan adalah seorang penyalur Sayuran untuk pasar sana.

    ” Reza asal Lampung yang membantu bibinya jualan di lapak belakang. Yang anaknya cantik & baru tumbuh dewasa itu “.

    ” Oh, kata diah bibinya ia pulang kampung hari ini. Ibunya meninggal tadi subuh ! “.

    ” Innalilahi Wa Innalilahi Roji’un ! Atur nuhun, Bude !

    ” Topan berjalan dengan gontai, sembari menghembuskan asap rokoknya wajahnya tampak galau.

    Sembilan bulan kemudian, ” Uwaaaa…Uwaaa ! ” terdengar teriakan tangis seorang bayi yang baru lahir…

    ” Wanita..wanita ! ” teriak sang Dukun beranak dari dalam kamar.

    ” Alhamdullilah, ternyata cucuku seorang wanita ! ” sahut lelaki tua yang masih tegap dengan uban menghiasi rambutnya.

    ” Bagaimana Rezanya, Bu ? ” teriak Pak Piki dari luar kamar. ” ………… ” tak terdengar ada jawaban.

    ” Anak saya bagaimana, Bu ? Rezannn ? ”

    ” Iya, bapak.. ” Reza menyahut.

    ” Syukur, Alhamdullilah ! ” Terdengar tawa Pak Piki dari luar kamar. Tak berapa lama, Pak Piki masuk kekamar sambil menggendong cucunya yang baru lahir tersebut.

    ‘ Reza, ayah yang beri nama anak ini ya ? Ini adalah cucu pertama ayah, kalau kamu memberi izin tentu ayah akan senang sekali ! ”

    ” Silakan, Bapak saja yang beri nama ” Reza berkata lemah.

    Kemudian Pak Piki tampak membisikkan sesuatu ke bayi itu, & ia berkata ” Kita panggil ia dengan nama Nur Wulan Rezaa. Bagaimana, cah ayu ? ”

    ” Iya, bapak. Saya juga suka dengan nama itu . ”

    Delapan bulan kemudian

    ” Nur, awas kamu nanti jatuh ! ” teriak Reza sambil membawa ember berisi cucian melihat anaknya yang merangkak dekat dengan tangga.

    Lalu dengan kesal diletakkannya ember cucian tersebut kemudian Ia menggendong anaknya. ” Uwaaaa…uwaaa ! ”

    Nur menangis tak mau digendong, Reza bertambah kesal karena segera ingin ke sungai untuk mencuci & tak mau diganggu lebih lama oleh anaknya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,