Author: perawanku

  • Nafsu Gila 2 ABG

    Nafsu Gila 2 ABG


    1041 views


    Perawanku – Nafsu seks memang bisa membutakan seseorang. Contohnya aku yang terlena oleh permainan nafsu dua gadis sma yang mupeng di dalam hutan.

    Namaku Son, mahasiswa semester 3, tinggi 168 cm dan berat 58 kg.Kejadian ini terjadi pada waktu aku melakukan pendakian gunung Lawu bersama teman-temanku. Lokasiku saat itu berada dekat base camp pertama kearah pendakian gunung Lawu. Aku sedang beristirahat sendirian disini. Tadi malam aku bersama teman-temanku lima orang sudah melakukan pendakian menuju puncak Lawu dan telah berhasil mencapai puncak Lawu jam 6 pagi tadi.

    Sekarang dalam perjalanan pulang, sementara teman-temanku sudah pada turun gunung semua. Kuputuskan untuk beristirahat sebentar di base camp pertama ini sambil mendirikan tenda, biar nanti agak sorean aku turun sendiri menuju pos kami yang dekat dengan rumah penduduk sekitar gunung Lawu ini.

    Sore itu pukul 15.10 WIB, aku baru saja selesai menyeduh kopi instanku, ketika tiba-tiba dari arah semak belukar arah barat muncul 2 orang cewek dengan baju dan kondisi acak-acakan.

    ”Halo Mas?” sapa salah satu cewek itu padaku.

    Cewek yang kutaksir umurnya 18 tahun kelihatannya anak SMA, rambutnya pendek seperti aktris Agnes Monica. Sedangkan temannya yang satu berambut panjang sebahu mirip-mirip bintang sinetron Bunga lestari.

    ”Halo juga” jawabku menyembunyikan kekagetanku karena munculnya yang tiba-tiba, sempat terpikir ada setan atau penunggu gunung ini yang mau menggodaku.
    ”Loh, dari mana, kok berduaan aja?” tanyaku coba berbasa-basi.
    ”Iya, kita tadi misah dari rombongan, terus nyasar..” jawab cewek itu sambil duduk di depanku.
    ”Boleh minta minum gak? Kita haus sekali, sudah 5 jam kita jalan muter-muter gak ketemu jalan sama orang” lanjutnya kemudian.

    Aneh juga pikirku, padahal perasaanku dari tadi pagi, sering sekali aku berpapasan dengan orang-orang atau rombongan pecinta alam.

    ”Ada juga air putih, tuh di botol atau mau kopi, sekalian aku buatin?” jawabku.

    Cewek yang berbicara denganku tadi ini tidak menjawab pertanyaanku, tapi langsung menghampiri botol minum yang kutunjukan dan segera meminumnya dengan terburu-buru, sedangkan temannya yang satu lagi hanya memperhatikan dan kemudian meminta botol minumku dengan santun.

    Kuperhatikan saja tingkah mereka, cewek-cewek muda ini cakep juga khas ABG kota, tapi saat itu mukanya kotor oleh debu dan keringat, kaosnya cuma ditutupi jaket kain, celana jeans dan sepatu olah raga warna hitam, ini sih mau piknik bukan mau naik gunung, abis gak bawa bekal atau peralatan sama sekali.

    Mereka minum terus sampai puas kemudian tiduran disamping kompor parafin yang sedang kugunakan untuk memasak air.

    ”Mas namanya siapa?” tanya cewek yang berambut pendek.
    ”Namaku Adek sedangkan ini temenku Lina” katanya lagi.
    ”Namaku Son” jawabku pendek sambil mengulurkan tangan untuk berjabat tangan.
    ”Ada makanan gak, Mas? Adek laper banget nih..” tanya Adek tanpa basa basi kepadaku yang sedang memperhatikannya.
    ”Ada juga mie kalo mau, sekalian aja masak mumpung airnya mendidih” jawabku.

    Ternyata Adek tidak mau masak sendiri, dia terus berbaring dan minta tolong padaku untuk dimasakin mie.

    ”Wah kamu ini manja banget ya? Kenal aja barusan tapi udah nyuruh-nyuruh?” godaku pada Adek.
    ”Tolong deh Mas.. Adek capek banget” “Nanti gantian deh..” rayu Adek padaku.
    ”Gantian apa ya? Emang nanti kamu mau masak mie lagi? Bayarnya pake pijet aja ya?” godaku lebih lanjut.
    ”Maunya tuh.. tapi bereslah..” jawab Adek cuek sambil memejamkan matanya.

    Kuperhatikan Lina, tapi dia ternyata diam saja, dan hanya mengangguk kecil ketika kutawarkan mie. Sementara aku masak mie instan, Adek kemudian bercerita kisahnya sampai dia dan Lina tersesat berduaan di tengah gunung Lawu ini. Adek berangkat bersama serombongan pecinta alam SMAnya jam 10 siang tadi. Rencananya malam nanti Adek dan rombongan akan mendaki gunung Lawu, tapi waktu menuju base camp kedua, perut Lina sakit, sehingga Adek menemani Lina mencari tempat untuk buang hajat, tetapi setelah selesai ternyata mereka tertinggal dan terpisah dari rombongan.

    Setelah mienya siap segera saja pancinya kuberikan pada mereka untuk segera disantap. mMsih saja Adek protes kok tidak ada piringnya.

    ”Emangnya ini di warung” kataku cuek sambil tersenyum kearah Lina.

    Lina hanya tersenyum tipis dengan bibir gemetar.

    ”kamu sakit ya Lin?” tanyaku.
    ”Nggak Mas hanya kedinginan” katanya pelan.
    ”Butuh kehangatan tuh Mas Son” potong Adek sekenanya.

    Wah kaget juga aku mendengar celoteh Adek yang terkesan berani. Kuperhatikan keadaan sekitar yang sudah mulai berkabut dan langit gelap sekali. Waduh jangan-jangan sudah mau hujan. Segera saja kubereskan peralatanku.

    ”Masih pada kuat jalan nggak?” tanyaku pada 2 orang cewek ini.
    ”Nanti kalau disini hujan, bisa basah semua.. Mending kalo masih bisa jalan kita cepat turun agar nggak kehujanan” lanjutku.

    Baru saja selesai aku bicara, tiba-tiba ada kilatan petir disusul dengan suaranya yang keras.

    ”Duer!!”

    Disusul dengan tiupan angin yang kencang membawa rintik-rintik air hujan.

    ”Nah lo.. benerkan, telat deh kalo kita mau nekat turun sekarang” kataku sambil mematikan kompor parafinku.
    ”Ya udah, cepet masuk tenda sana, cuaca lagi nggak bersahabat nih, bakal hujan deres disini!” perintahku sambil membereskan peralatanku yang lain karena hujan sudah mulai turun.

    Aku, Adek, dan Lina segera berdesak-desakan di dalam tenda kecil parasut, sementara hujan semakin deras disertai bunyi angin yang keras, segera aku memasang lampu kemah kecil yang biasa kubawa kalau aku naik gunung. Lumayanlah cahayanya cukup untuk menerangi di dalam tenda ini. Sementara kurasa hari menjelang maghrib, dan hujan masih saja turun walau tidak deras.

    Adek dan Lina duduk meringkuk berdampingan dihadapanku sambil tangannya mendekap kaki.

    ”Kamu masuk aja ke sleeping bag itu, kelihatannya kok kamu kedinginan sekali” saranku pada Lina yang mulai menggigil kedinginan.
    ”Tapi copot sepatunya” lanjutku kemudian.

    Lina diam saja, tapi menuruti saranku. Akhirnya Adek dan Lina tiduran berhimpitan di dalam sleeping bag sambil berpelukan.
    Kuperhatikan saja tingkah mereka berdua,

    ”Hei kalian pada ngomong dong, jangan diem aja. Jadi serem nih suasananya” ucapku pada Adek dan Lina.
    ”Mas Son gak kedinginan..” tanya Lina tiba-tiba.
    ”Ya dingin to, siapa juga yang nggak kedinginan di cuaca seperti ini?” jawabku apa adanya.
    ”Kalian enak berduan bisa berpelukan gitu.. gak adil” kataku mencoba bercanda.
    ”Ya Mas Son sini to, kita berpelukan bertiga” kata Adek pendek, tak ada nada bercanda dalam nada omongannya.

    ”Waduh, gak salah denger nih?” pikirku.

    Tak akan ada kesempatan kedua kalau hal ini kutanyakan lagi.

    ”Ya udah, kalian geser dong. aku mau di tengah biar hangat” kataku cuek sambil membuka resleting sleeping bagku.

    Tidak sempat kuperhatikan ekspresi Lina atau Adek karena keadaannya yang remang-remang. Aku merebahkan diri diantara dua cewek yang baru kukenal ini, tak ada kata-kata atau komentar apapun, kulingkarkan kedua tanganku kepada Adek di sebelah kiri dan Lina disebelah kanan. Walau awalnya aku merasa canggung tapi setelah kunikmati dan merasakan dua tubuh hangat mendekapku dan akupun merasa nyaman sekali. Kepala Adek dan Lina bersamaan rebah di dadaku. Kurasakan deru nafas yang memburu dari keduanya dan dariku juga.

    ”Badan Mas Son hangat ya Lin?” kata Adek pelan seraya tangannya melingkar kebawah dadaku dan kakinya naik menimpa kakiku, barangkali Adek lagi membayangkan aku seperti gulingnya kalau dia pas lagi mau tidur.
    ”Iya tadi Lin takut sekali, sekarang dipeluk sama Mas Son, Lin jadi nggak takut lagi” jawab Lina pelan sambil mengusap kepalanya di dadaku.

    Samar-samar tercium bau wangi dari rambutnya. Kemudian darahku terasa terkesiap saat lutut Adek entah disengaja atau tidak menyenggol burungku.

    ”Ehm..” aku hanya bisa berdehem kecil ketika kurasa hal itu ternyata mendorong birahiku naik.

    Waduh, pikiranku langsung ngeres, rugi juga ya kalau kesempatan selangka seperti ini kusia-siakan, minimal harus ngelaba sesuatu nih..
    Iseng-iseng tangan kiriku yang masih leluasa kuberanikan memeluk tubuh Adek mulai meraba-raba kebagian daerah buah dada Adek.

     

    ”Ehm..” Adek ternyata hanya berdehem pelan.

    Akupun mulai berani meningkatkan aksiku lebih lanjut, aku mencoba meremas lembut susunya. Ternyata Adek hanya diam, dia hanya mendongakkan mukanya menatapku, sambil tangannya juga meraba-raba dan mengelus-elus dadaku. Kucoba mencium rambutnya lalu kukecup kening Adek, sementara tanganku terus meremas-remas susunya dengan tempo agak cepat.

    ”Aah.. Mas Son” suara Adek terdengar lirih.
    ”Ada apa Dek?” tanyaku pelan melihat Lina sudah mulai curiga dengan aktivitas yang kulakukan.
    ”Kamu masih kedinginan ya?” kataku lagi sambil menggeser tubuhnya agar lebih naik lagi.

    Sementara tanganku jadi lebih leluasa menelusup ke dalam balik jaketnya dan membuka pengait BHnya yang masih tertutup dengan kaos luarnya. Adek hanya diam saja saat kulakukan hal itu, bahkan saat tanganku sudah sempurna merengkuh susunya dibalik BHnya. Dia menggigit kecil dadaku.

    ”Ah.. Mas Son..” katanya parau dengan tidak memperdulikan ekspresi Lina yang kebingungan.

    Saat kupermainkan puting susunya, tiba-tiba Adek bangkit.

    ”Mas Son, Adek ma.. masih kedinginan” kata Adek dengan bergetar sambil menghadapkan mukanya ke wajahku sehingga jarak muka kami begitu dekat.

    Kurasakan nafasnya memburu mengenai wajahku. Aku hanya bisa diam tercekat ketika Adek mulai menciumi mukaku dengan tidak beraturan, mungkin karena gelap hampir semuanya kena diciumnya. Kurasakan lagi kaki Adek sudah melakukan gerakan yang teratur menggesek-gesek ******ku naik dan turun. Tanpa sadar akupun membalas ciuman Adek, hingga akhirnya bibir kami bertaut. Dengan penuh nafsu Adek mengulum bibirku sambil lidahnya terjulur keluar mencari lidahku. Setelah didapatnya lidahku, dihisapnya dengan kuat sehingga aku sulit bernafas.

    ”Gila nih, cewek ABG sudah pintar french kiss” ucapku dalam hati.

    Tanpa sadar tangan kananku mencengkram pundak Lina.

    ”Mas sakit Mas pundak Lina” kata Lina tiba-tiba yang menghentikan aktivitasku dengan Adek.
    ”Oh maaf Lin” jawabku dengan terkejut.

    Kuperhatikan ekspresi Lina yang bengong melihatku dengan Adek. Tapi rasa tidak enakku segera hilang karena ternyata Adek tidak menghentikan aktivitasnya, dia tampaknya cuek aja dengan Lina, seakan menganggap Lina tidak ada. Adek terus menciumi telinga dan leherku.

    ”Mas Son, Adek jadi pengen.. Adek jadi BT, birahi tinggi” kata Adek lirih di telingaku sambil tangannya sudah bergerilya mengusap-usap ******ku yang masih tertutup rapat oleh celana jeansku.

    ”Waduh.. bagaimana ini” pikirku dalam hati.

    Pikiranku serasa buntu. Kupandangi wajah Lina yang kaku melihat polah tingkah Adek yang terus mencumbuku. Lina pun bangkit dari rebahannya sambil beringsut menjauh dari badanku. Tak sempat ku berkata lagi, Adek yang sudah birahi tinggi tanpa ampun menyerangku dengan ganasnya, dicumbunya seluruh wajah dan leherku, malah kini posisinya menaiki tubuhku dan berusaha membuka bajuku.

    Aku yakin walau suasananya remang-remang, Lina pasti melihat jelas semua aktivitas kami, bahkan dengan kaos dan BH Adek yang sudah tersingkap keatas dan tanganku yang sedang meremas-remas susu Adek, sekarang jelas terpampang di depan mata Lina. Kepalang tanggung, segera saja kurengkuh tubuh kecil Adek dan kuhisap puting payudaranya yang kecil dan berwarna merah kecoklatan itu secara bergantian dengan posisi adek diatas tubuhku. Pentil itu tampak sudah tegak mengacung karena pemiliknya sudah dilanda nafsu birahi yang sangat tinggi.

    ”Ah.. ah.. Mas Son..” gumam Adek lirih.
    ”Enak Mas, terus.. jangan dijilat terus, tapi disedot.. aah..” lanjutnya.

    Aktivitas ini kuteruskan dengan mengelus dan meraba pantat Adek yang sejajar dengan ******ku. Kuremas pantat Adek sambil menggesek-gesekan ******ku pada daerah kemaluan Adek yang masih terbungkus dengan celana jeans yang dikenakannya. Kujilati semua yang ada di dada Adek, bahkan kugigit kecil puting mancung itu yang membuat Adek melenguh panjang.

    ”Aaahh.. sshh..”

    Aksiku ternyata membuat Adek blingsatan, dikulumnya bibirku dan diteruskan ke leherku sambil berusaha membuka semua bajuku, nampaknya Adek mau balas dendam melancarkan aksi yang sama dengan yang kulakukan tadi.

    Benar saja, begitu bajuku terbuka semua, Adek segera menghisap putingku dan menggigit-gigit putingku dengan ganas. Kurasakan sensasi yang luar biasa yang membuat ******ku semakin tersiksa karena tidak bisa bangun terhalang oleh celana jeansku. Saat itu bisa kuperhatikan Lina di samping kiriku yang sedang menatap nanar aktivitas kami, kulihat tangan kanannya dijepitkan pada dua belah pahanya, entah sedang terangsang atau sedang kedinginan.

    Tanpa kata, kuberanikan tangan kananku mengelus paha Lina sambil berusaha meraih tangan Lina. Lina hanya diam saja, bahkan semakin terpaku saat melihat aksi Adek yang terus mencumbu bagian bawah pusarku. Aku yang merasa sangat geli hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalaku ke kiri dan ke kanan.

    ”Aah.. Dek, jangan dijilat di daerah situ terus.. ge..li se..ka..li..” ujarku dengan nafas tersengal.

    Tanpa sadar aku sudah meremas tangan Lina dan Linapun kurasa juga membalas remasan tanganku. Tapi kejadian demi kejadian berlangsung begitu cepat, Adek seolah sudah tidak peduli lagi, dia langsung membuka ikat pinggangku diteruskan dengan membuka resleting celana jeansku. Aku hanya bisa pasrah menerima nasibku saat itu, keperhatikan tingkah Adek sambil tanganku tetap memegang tangan Lina.

    Saat resleting celanaku sudah terbuka, Adek meraih ******ku yang masih terbungkus celana dalamku, lalu dielusnya sebentar kemudian ditariknya sampai selutut celana jeansku berikut celana dalamku juga. Tanpa banyak kata, Adek hanya memperhatikan sebentar ******ku kemudian mencium dan menjilat permukaan ******ku.

    ”Aah..” aku hanya bisa mengeluarkan kata itu saat Adek mulai mengulum ******ku dan mengisapnya.
    ”Aargh .. Dek, enak sekali Dek” erangku.


    ”Gila nih anak, baru SMA sudah selihai ini, aku tak habis pikir” gumamku dalam hati.

    Saat Adek masih asik berkaraoke dengan ******ku, kulihat sekilas ke Lina, ternyata dia sedang memperhatikanku dengan pandangan yang tidak kumengerti artinya. Kemudian seperti ada dorongan lain kutarik tangan Lina sehingga tubuhnya rebahan lagi disampingku.

    ”Lin, aku ingin cium bibir kamu” bisikku perlahan di telinga Lina.

    Saat itu Lina diam saja sambil tetap menatapku. Kutarik wajahnya mendekat dengan wajahku dan segera kulumat bibir Lina yang mungil itu.

    ”Eemh ..” suara yang terdengar dari mulut Lina.

    Tak ada perlawanan yang berarti dari Lina, Lina diam saja tak membalas ciumanku, entah karena pasrah atau tidak tahu caranya berciuman. Kurasakan getaran birahi yang luar biasa saat ******ku terus dipermainkan oleh Adek sementara konsentrasiku terarah pada Lina yang pasrah. Segera saja aku menciumi dada Lina yang masih terbungkus oleh bajunya sementara tanganku yang satu mengelus-elus selangkangan Lina.

    ”Aah.. ah..” Lina mulai bereaksi panas saat kusibak bajunya sehingga aku bisa menjilati permukaan susu yang masih tertutup oleh BHnya yang berwarna pink.
    ”Ya diajari tuh Lina, Mas Son.. sudah gede tapi belum bisa bercinta” kata Adek tiba-tiba.

    Kaget juga aku mendengar teguran itu, kuperhatikan Adek tenyata dia sudah tidak menghisap ******ku lagi, tapi sedang membuka celana jeans lalu celana dalamnya sendiri.

    ”Adek masukkin ya Mas” kata Adek pelan tanpa menunggu persetujuanku sambil mengarahkan ******ku ke lubang kawinnya yang tampak olehku disuburi bebuluan jembut keriting.

    Pelan tapi pasti Adek membimbing ******ku untuk masuk penuh ke dalam tempiknya. Kurasakan rasa hangat menjalar dari ******ku ke seluruh tubuhku. Tempik Adek yang sudah basah oleh lendir pelumasnya memudahkan ******ku masuk ke dalamnya.

    ”Ah.. burung Mas Son gede.. terasa penuh di tempik Adek” katanya mendesis sambil menggoyangkan pantatnya dan memompanya naik turun.
    ”Ah.. ash.. ah.. enak sekali Mas Son” kata Adek parau sambil mencumbu dadaku lagi.

    Aku yang menerima perlakuan demikian tentu saja tidak terima, kuangkat badan Adek dan mendekatkan teteknya ke mulutku sambil terus memompa dari bawah mengimbangi goyangan Adek.

    ”Huuf.. uh..uh.. aah.. terus Mas” erang Adek memelas.

    Kujilati terus dan mengisap puting Adek bergantian kiri dan kanan, sementara Adek menerima perlakuanku seperti kesetanan.

    ”Ayo Mas.. Son.. terus.. ayo .. teruuss.. Adek mau dapet ni..” katanya bernafsu.

    Tak beberapa lama kemudian, dengan kasar Adek mencium dan mengulum bibirku.

    ”Eeemhp.. aaah..”

    Dan kemudian Adek terkulai lemas di dadaku, sementara aku yang masih memompa dari bawah hanya didiamkan Adek tanpa perlawanan lagi.

    ”Aaa.. berhenti dulu Mas Son, istirahat sebentar, Adek sudah dapat Mas Son” kata Adek lirih mendekapku dengan posisinya masih di atasku dan ******ku masih di dalam liang senggamanyanya.

    Kurasakan detak jantung Adek yang bergemuruh di dadaku dan nafasnya yang ngos-ngosan mengenai leherku.

    ”Makasih ya Mas Son, enak sekali rasanya” kata Adek pelan.

    Aku yang belum mendapatkan orgasme, hanya bisa melirik ke arah Lina yang saat itu ada di sampingku, ternyata tangannya sedang meremas-remas teteknya sendiri dibalik BH berendanya yang sudah terbuka. Segera saja kutarik Lina mendekatiku dan menyuruhnya agar ia berposisi push up mendekatkan teteknya kemulutku.

    ”Aah .. Mas Son..” kata Lina pelan saat tetek kanannya kuhisap.

    Saat itu Adek bangkit dari posisi semula dan mencabut tempiknya dari ******ku, kemudian berbaring di sisi kiriku sambil merapikan kaosnya. Aku yang kini leluasa berusaha bangkit sambil mencopot celana jeansku yang masih menempel di lututku. Kuterus meremas-remas tetek Lina sambil mengulum bibir Lina yang kini posisinya berbaring di bawahku. Berbeda dengan yang tadi, kini Lina mulai agresif membalas kulumanku bahkan bibirnya menjulur-julur minta diisap.

    Kubimbing tangan Lina untuk memegang ******ku yang masih tegang dan basah karena cairan kawin dari tempik Adek. Semula seakan ragu, tapi kini Lina mengenggam erat ******ku dan seperti sudah alami Lina mengocok ******ku waktu lidahku bermain di bawah telinganya dan lehernya.

    ”Aah .. Mas Son.. geli ..” hanya itu komentar dari bibir Lina yang seksi itu.

    Perlahan lidahku mulai bermain di seluruh dada Lina, dari leher sampai gundukan teteknya kujilati semua, dan kugigit kecil pentil susu Lina yang berwarna kemerahan dan sudah tampak tegang itu.

    ”Aargh.. aah ..” Lina mulai menggelinjang.

    Lina diam saja waktu kubuka ikat pinggangnya dan kubuka kancing celana jeansnya. Kuperhatikan Lina masih memejamkan matanya dan melenguh terus saat kucumbu bagian pentilnya, sementara tangan kanannya tetap menggenggam erat ******ku, dan tangan kirinya menekan-nekan kepalaku, sesekali menjambak rambutku. Kemudian tanganku menelusup ke dalam balik celana dalam Lina waktu kancing celana jeans Lina sudah terbuka, kurasakan sambutan hangat bulu-bulu jembut yang masih jarang diatas tempiknya. Kuelus-elus sebentar permukaan liang kawinnya, lalu jari-jariku tak ketinggalan bermain menekan-nekan tempiknya yang sudah basah oleh lendir kawinnya.


    ”Ah.. Mas.. Son .. aah” suara Lina semakin terdengar parau.

    Aku segera mengalihkan cumbuan ke daerah perut Lina dan menurun menuju tempiknya. Kubuka celana dalam berenda yang juga berwarna pink itu tanpa melihat reaksi Lina dan segera menciumi permukaan tempik Lina yang masih ditumbuhi bulu-bulu jembut halus yang jarang-jarang.

    ”Ah.. jangan Mas Son .. ah..” kata Lina mendesis.

    Tentu saja kubiarkan sikap yang menolak tapi mau itu. Lidahku sudah mencapai permukaan tempiknya lalu kujilati yang segera membuatnya menggelinjang dan dengan mudah aku menurunkan celana jeansnya sampai sebatas pahanya. Kujilati terus tempik Lina sampai kedalam-dalam sehingga pertahanan Lina akhirnya jebol juga, pahanya semula yang mengapit kepalaku mulai mengendur dan mulai terbuka mengangkang, sehingga akupun leluasa mencopot seluruh celana jeans dan celana dalamnya.

    ”Aah .. argh ..” desis Lina pelan.

    Posisiku saat itu dengan Lina seperti posisi 69, walau Lina tidak mengoral ******ku aku tidak peduli tetap menjilati tempiknya dengan ganas dan tanpa ampun.

    ”Aah.. Mas .. truss.. ahhh .. enaak.. Mas .. aah ..” teriak Lina tidak jelas, sampai akhirnya pahanya menjepit erat kepalaku dan ******ku terasa sakit digenggam erat oleh Lina.
    ”Aaah.. Mas ..” teriakan terakhir Lina bersamaan dengan sedikit cairan birahi yang menyemprot dari dalam tempiknya kedalam mulutku.

    Rupanya Lina sudah mendapat orgasme pertamanya walau dengan lidahku.

    ”Aah.. enak sekali.. Mas Son .. sudah ya Mas Son..” kata Lina pelan sambil tergolek lemah dan pasrah.

    Akupun menghentikan aktivitasku dan mengambil nafas dulu karena mulutku jadi pegal-pegal kelamaan asyik mengoral tempiknya. Aku berbaring di tengah dua cewek ini dengan posisi yang terbalik dengan mereka, kepalaku berada diantara kaki-kaki mereka.
    Baru sebentar aku mengambil nafas, kurasakan ******ku sudah ada yang memegang lagi.

    ”Mas main sama Adek lagi ya? Adek jadi nafsu ngeliat Mas Son main sama Lina” kata Adek tiba-tiba yang sudah bangkit dan kini tangannya sedang memegang ******ku.

    Aku tak sempat menjawab karena Adek sudah mengulum ******ku lagi, bahkan kini pantatnya beralih ke wajahku, menyorongkan tempiknya kemulutku untuk minta dioral juga seperti tadi aku dengan Lina. Posisiku dengan Adek kini 69 betulan tapi dengan posisiku yang di bawah. Kujilati tempik Adek dengan lidah yang menusuk-nusuk kedalamnya.

    ”Eeemph .. emmph ..” Adek tak bisa mendesah bebas karena mulutnya penuh dengan ******ku.

    Lama kami bermain dengan posisi itu, sampai akhirnya kuhentikan karena aku tidak tahan dengan isapan Adek yang luar biasa itu dan kalau dibiarkan terus akibatnya ******ku bisa muntah-muntah di dalam mulut Adek. Aku bimbing agar Adek berbaring di samping Lina sedangkan aku di atasnya mulai mencumbu lagi dari teteknya dengan menggesek-gesekan ******ku ke permukaan tempiknya yang dipenuhi oleh bulu-bulu jembut yang berwarna hitam pekat itu. Adek seperti mengerti, kemudian membimbing ******ku untuk masuk ke dalam lubang kawinnya. Akupun bangkit sambil mengarahkan ******ku siap untuk menghujam lubang senggama Adek. Pelan tapi pasti kumasukan ******ku mulai dari kepala hingga semuanya masuk ke dalam tempiknya.

    ”Aaah .. Mas Son ..” desis Adek sambil menggoyang pantatnya.

    Kurasakan seret sekali tempiknya, beda sekali dengan yang tadi gesekan itu terasa nikmat menjalar di setiap centi dari ******ku dengan sesekali terasa denyutan pelan dari liang kemaluannya.

    ”Mas yang keras dong goyangnya.. terasa sekali mentok” kata Adek sambil melingkarkan tangannya ke leherku.

    Akupun jadi semangat memompa tubuh ranum yang mungil ini. Di udara dingin seperti ini terasa hangat tapi tidak berkeringat.

    ”Aah.. ah.. terus Mas .. terusss.. ah.. ah ..” lanjutnya keenakan.

    Mungkin sekitar 5 menit aku menggoyang Adek, sampai kemudian aku tidak tahan melihat teteknya yang bergoyang indah dengan puting kecil menantang. Akupun mengulum puting Adek sambil meremas-remasnya dengan gemas, sementara pompaan ******ku telah diimbangi goyangan Adek yang bisa kupastikan goyangan ngebor ala Inul tidak ada apa-apanya.

    ”Ma.. Mas .. Adek mau dapet laggii.. bareeng yaa.. ah.. ah..” desis Adek histeris.

    Aku jadi terangsang sekali mendengar lenguhan Adek yang merangsang itu, kuteruskan aksiku dengan menjilat dan mencium dada, ketiak, leher, telinga dan pipi Adek.

    ”Aaarg ..” erangnya keras.

    Adek mengulum bibirku sambil memejamkan matanya. Nampaknya Adek telah mendapat orgasmenya yang kedua, sementara tubuhnya menegang sebentar dan kemudian melemas walau aku masih memompanya. Aku segera mencabut ******ku dan mengocoknya sebentar untuk menumpahkan pejuku ke perut Adek.

    ”Crut.. crut..”

    Pejuku keluar banyak membasahi perut Adek dan mengenai teteknya.

    ”Aaah..” akupun melenguh puas saat hasratku telah tersalurkan.

    Adek mengusap-usap pejuku di perutnya kemudian membersihkan dengan tisu yang diambil dari celananya, sedangkan Lina mendekat dan melihat aksi Adek, kemudian membantu membersihkan pejuku.

    ”Baunya seperti santan ya?” komentar Lina sambil mencium tisunya yang penuh dengan pejuku.
    ”Ya udah. Semua dibereskan dulu” kataku memberi perintah kepada dua cewek yang baru saja bermain cinta denganku ini.
    ”Kita istirahat dulu ya sambil tiduran, nanti kalo sudah nggak hujan kita putuskan mau turun ke bawah atau bermalam disini ya” lanjutku kemudian.

    Akhirnya akupun tertidur kelelahan dengan dua cewek yang mendekapku. Entah mimpi apa aku semalam bisa terjebak dalam situasi seperti ini.

    Tak kurasa kami bertiga telah bermalam dan sadar pada keesokan harinya, dan berjanji akan melakukannya lagi nanti sesampainya dibawah dan menginap di hotel terdekat.

  • Cerita Sex Memuaskan Tante Vera Di Atas Ranjang

    Cerita Sex Memuaskan Tante Vera Di Atas Ranjang


    1040 views

    Perawanku – Cerita Sex Memuaskan Tante Vera Di Atas Ranjang, Perkenalkan namaku Aris, umurku saat ini 23 tahun, aku kuliah disuatu universitas terkenal dikotaku. Aku sendiri memilki penampilan yang kurang lebih bisa menarik perhatian kaum wanita karena perawakanku yang atletis dan wajah ganteng yang menghiasi tubuhku.

    Dalam hubungan Sex tak perlu ditanyakan lagi, aku sudah mendapat banyak pengalaman dari banyak wanita, karena aku memulai berhubungan Sex sejak SMA sampai sekarang. Namun kali ini aku tak menyangka kisahku ini akan terjadi, karena persetubuhan ini aku lakukan dengan tanteku sendiri yang dimana adalah istri om ku yang adik dari ayahku. Namun mau bagaimana lagi, jika kucing dikasih ikan asin ya mana mau nolak,hehe..

    Suatu pagi saat aku masih tidur, telpon HP ku berbunyi dan aku yang masih dengan mata tertutup mengangkat HP ku, ternyata adalah Om Yudi yang menelponku. “Ris, kamu beberapa hari ini sibuk gak??” tanya om Yudi. “Kayaknya Enggak om, emang kenapa om??” tanyaku balik. “Om mau minta tolong niiih, bisa gak???” tanya om Yudi.

    “Eeeemmm….Minta tolong apa om?? Kalau aku bisa pasti aku bantu om” jawabku. “Om minta kamu menginap dirumah om karena om mau keluar kota selama beberapa hari, kamu temenin Tante Vera dan Tia dan Lia ya Ris, bisa gak??” taya om Yudi. “Eeeemmm….Bisa deeh om, aku kerumah om kapan, nanti apa sekarang om??” tanyaku.

    “Sekarang aja Ris, karena om sebentar lagi mau berangkat dan om juga sudah ngomong sama tantemu kok, kalau kamu yang akan menemaninya” jawab om Yudi. “Okkee…Deeeh om, aku mandi dulu, nanti aku terus kerumah om” jawabku. “Makasih ya Ris, kamu memang keponakanku yang paling baik, nanti jika om sudah berangkat kamu tinggal masuk aja ya Ris” ucap om Yudi. “Iyha om” jawabku singkat.

    Setelah menutup telpon dengan mata yang masih berat, aku pun bergegas menuju kamar mandi untuk mandi. Didalam kamar mandi aku sempat membayangkan yang tidak-tidak, aku membayangkan tubuh bahenol tante Vera, kubayangkan pantatnya yang semok aku remas-remas,

    kujilati memek tante Vera sampai tante Vera ngecrot, penisku dikulum tante Vera, membuat penisku menegang dan Aaarrgghhh akhirnya aku membasahi tubuhku dengan air, hingga bayanganku tentang tante Vera hilang dengan seketika. Tak lama aku selesai mandi, dan aku pun bergegas ganti baju dan langsung menuju rumah om Yudi. Sekitar setengah jam perjalanan, akhirnya aku sampai dirumah om Yudi.

    Dan ternyata om yudi sudah berangkat lalu aku disambut oleh tante Vera. Pemandangan indah seketika pun aku dapatkan, baju ketat dan super seksi menghiasi tubuh tante Vera sehingga bentuk lekuk-lekuk tubuh tante Vera menjadi terlihat, dan bahkan garis-garis CD tante Vera kelihatan karena roknya yang sangat ketat. Sejenak aku menelan ludah sebelum akhirnya tante Vera membuyarkan pemandanganku itu.

    “Ris tante minta tolong kamu antar Tia dan Lia kesekolah yaaa” pinta tante Vera. “Okkee deeh tante” jawabku singkat. Lalu aku mengajak kedua anak tante Vera yang masih kecil kemobil, dan aku pun mengantarkannya kesekolah. Diperjalanan aku mengantar Tia dan Lia, kembali aku teringat kemolekan tubuh tante yang tadi aku lihat.

    Aku tak kuasa menahan nafsuku hingga dalam perjalanan batang Penisku menengang sehingga kelihatan dari luar celanaku karena penisku yang lumayan besar. Untungnya aku mengantarkan anaknya tante Vera, jika yang kuantarkan adalah tante Vera bisa-bisa aku langsung menubruknya “pikiran kotor itu yang terus mengganguku selama dalam perjalanan”.

    Selesai sudah tugasku mengantar untuk hari ini. Kupacu mobil ke rumah tante Vera. Setelah parkir mobil aku langsung menuju meja makan, lalu mengambil porsi tukang dan melahapnya. Tante Vera masih mandi, terdengar suara guyuran air agak keras. Lalu hening agak lama, setelah lebih kurang lima menit tidak terdengar gemericik air aku mulai curiga dan aku hentikan makanku. Setelah menaruh piring di dapur.

    Aku menuju ke pintu kamar mandi, sasaranku adalah lubang kunci yang memang sudah tidak ada kuncinya. Aku matikan lampu ruang tempatku berdiri, lalu aku mulai mendekatkan mataku ke lubang kunci. Di depanku terpampang pemandangan alam yang indah sekali, tubuh mulus dan putih tante Vera tanpa ada sehelai benang yang menutupi terlihat agak mengkilat akibat efek cahaya yang mengenai air di kulitnya.

    Ternyata tante Vera sedang masturbasi, tangan kanannya dengan lembut digosok-gosokkan ke vaginanya. Sedangkan tangan kiri mengelus-elus payudaranya bergantian kiri dan kanan. Terdengar suara desahan lirih, “hmhmhmhmmmm, ohh, arhh”. Kulihat tanteku melentingkan tubuhnya ke belakang, sambil tangan kanannya semakin kencang ditancapkan ke vagina. Rupanya tante Vera ini sudah mencapai orgasmenya.

    Lalu dia berbalik dan mengguyurkan air ke tubuhnya. Aku langsung pergi ke ruang keluarga dan menyalakan televisi. Aku tepis pikiran-pikiran porno di otakku, tapi tidak bisa. Tubuh molek tante Vera, membuatku tergila-gila. Aku jadi membayangkan tante Vera berhubungan badan denganku. “Lho Ris, kamu lagi apa tuh kok tanganmu dimasukkan celana gitu. Hayo kamu lagi ngebayangin siapa? Nanti aku bilang ke ibu kamu lho.” Tiba-tiba suara tante Vera mengagetkan aku.

    “Kamu ini pagi-pagi sudah begitu. Mbok ya nanti malam saja, kan enak ada lawannya.” Celetuk tante Vera sambil masuk kamar. Aku agak kaget juga dia ngomong seperti itu. Tapi aku menganggap itu cuma sekedar guyonan. Setelah tante Vera berangkat kerja, aku sendirian di rumahnya yang sepi ini. Karena masih ngantuk aku ganti celanaku dengan sarung lalu masuk kamar tante dan langsung tidur.

    “hmhmhmhmmmm.. geli ah” Aku terbangun dan terkejut, karena tante Vera sudah berbaring disebelahku sambil tangannya memegang Penis dari luar sarung. “Waduh, maafin tante ya. Tante bikin kamu terbangun.” Kata tante sambil dengan pelan melepaskan pegangannya yang telah membuat Penis menegang 90%. “Tante minta ijin ke atasan untuk tidak masuk hari ini dan besok”, dengan alasan sakit.

    Setelah ambil obat dari apotik, tante pulang. Begitu alasan tante ketika aku tanya kenapa dia tidak masuk kerja. “Waktu tante masuk kamar, tante lihat kamu lagi tidur di kasur tante, dan sarung kamu tersingkap sehingga CD kamu terlihat. Tante jadi terangsang dan pingin pegang punya kamu. Hmm, gedhe juga ya Penis mu” Tante terus saja nyerocos untuk menjelaskan kelakuannya. “Sudahlah tante, gak pa pa kok.

    Lagian Aris tahu kok kalau tante tadi pagi masturbasi di kamar mandi” celetukku sekenanya. “Lho, jadi kamu..” Tante kaget dengan mimik setengah marah. “Iya, tadi Aris ngintip tante mandi. Maaf ya. Tante gak marah kan?” agak takut juga aku kalau dia marah. Tante diam saja dan suasana jadi hening selama lebih kurang sepuluh menit.

    Sepertinya ada gejolak di hati tante. Lalu tante bangkit dan membuka lemari pakaian, dengan tiba-tiba dia melepas blaser dan mengurai rambutnya. Diikuti dengan lepasnya baju tipis putih, sehingga sekarang terpampang tubuh tante yang toples sedang membelakangiku. Aku tetap terpaku di tempat tidur, sambil memegang tonjolan Penis di sarungku. Bra warna hitam juga terlepas, lalu tante berbalik menghadap aku.

    Cerita Sex Memuaskan Tante Vera Di Atas Ranjang

    Cerita Sex Memuaskan Tante Vera Di Atas Ranjang

    Aku jadi salah tingkah. “Aku tahu kamu sudah lama pingin menyentuh ini..” dengan lembut tante berkata sambil memegang kedua bukit kembarnya. “Emm.., nggak kok tante. Maafin Aris ya.” aku semakin salah tingkah. “Lho kok jadi munafik gitu, sejak kapan?” tanya tanteku dengan mimik keheranan. “Maksud Aris, nggak salahkan kalau Aris pingin pegang ini..!” Sambil aku tarik bahu tante ke tempat tidur, sehingga tante terjatuh di atas tubuhku.

    Langsung aku kecup payudaranya bergantian kiri dan kanan. “Eh, nakal juga kamu ya.. ihh geli Ris.” tante Vera merengek perlahan. “hmhmhmhmmmm..shh” tante semakin keras mendesah ketika tanganku mulai meraba kakinya dari lutut menuju ke selangkangannya. Rok yang menjadi penghalang, dengan cepatnya aku buka dan sekarang tinggal CD yang menutupi gundukan lembab.

    Sekarang posisi kami berbalik, aku berada di atas tubuh tante Vera. Tangan kiriku semakin berani meraba gundukan yang aku rasakan semakin lembab. Ciuman tetap kami lakukan dibarengi dengan rabaan di setiap cm bagian tubuh. Sampai akhirnya tangan tante masuk ke sela-sela celana dan berhenti di tonjolan yang keras. “hmhmhmhmmmm, boleh juga nih

    Sepertinya lebih besar dari punyanya om kamu deh.” tante mengagumi Penis yang belum pernah dilihatnya. “Ya sudah dibuka saja tante.” pintaku. Lalu tante melepas celanaku, dan ketika tinggal CD yang menempel, tante terbelalak dan tersenyum. “Wah, rupanya tante punya Penis lain yang lebih gedhe.”

    Gila tante Vera ini, padahal Penisku belum besar maksimal karena terhalang CD. Aksi meremas dan menjilat terus kami lakukan sampai akhirnya tanpa aku sadari, ada hembusan nafas diselangkanganku. Dan aktifitas tante terhenti. Rupanya dia sudah berhasil melepas CD ku, dan sekarang sedang terperangah melihat Penis yang berdiri dengan bebas dan menunjukkan ukuran sebenarnya.

    “Tante.. ngapain berhenti?” aku beranikan diri bertanya ke tante, dan rupanya ini mengagetkannya. “Eh.. anu.. ini lho, punya kamu kok bisa segitu ya..?” agak tergagap juga tante merespon pertanyaanku. “Gak panjang banget, tapi gemuknya itu lho.. bikin tante merinding” sambil tersenyum dia ngoceh lagi.

    Tante masih terkesima dengan Penisku yang mempunyai panjang 17cm dengan diameter 6cm. “Emangnya punya om gak segini? ya sudah tante boleh ngelakuin apa aja sama Penisku.” Aku ingin agar tante memulai ini secepatnya. “hmhmhmhmmmm, iya deh.” Lalu tante mulai menjilat ujung Penis Ada sensasi enak dan nikmat ketika lidah tante mulai beraksi naik turun dari ujung sampai pangkal Penis

    “Ahh.. enak tante, terusin hh.” aku mulai meracau. Lalu aku tarik kepala tante Vera sampai sejajar dengan kepalaku, kami berciuman lagi dengan ganasnya. Lebih ganas dari ciuman yang pertama tadi. Tanganku beraksi lagi, kali ini berusaha untuk melepas CD tante Vera. Akhirnya sambil menggigit-gigit kecil puting susunya, aku berhasil melepas penutup satu-satunya itu.

    Tiba-tiba, tante merubah posisi dengan duduk di atas dadaku. Sehingga terpampang jelas vaginanya yang tertutup rapat dengan rambut yang dipotong rapi berbentuk segitiga. “Ayo Ris, gantian kamu boleh melakukan apa saja terhadap ini.” Sambil tangan tante mengusap vaginanya. “OK tante” aku langsung mengiyakan dan mulai mengecup vagina tante yang bersih.

    “Shh.. ohh” tante mulai melenguh pelan ketika aku sentuh klitorisnya dengan ujung lidahku. “Hh.. mm.. enak Ris, terus Ris.. yaa.. shh” tante mulai berbicara tidak teratur. Semakin dalam lidahku menelusuri liang vagina tante. Semakain kacau pula omongan tante Vera. “Ahh..Ris..shh..Risr aku mau keluar.” tante mengerang dengan keras. “Ahh..” erangan tante keras sekali, sambil tubuhnya dilentingkan ke kebelakang. Rupanya tante sudah mencapai puncak. Aku terus menghisap dengan kuat vaginanya, dan tante masih berkutat dengan perasaan enaknya. “hmhmhmhmmmm..kamu pintar Ris.

    Gak rugi tante punya keponakan seperti kamu. Kamu bisa jadi pemuas tante nih, kalau om kamu lagi luar kota. Mau kan?” dengan manja tante memeRis tubuhku. “Ehh, gimana ya tante..” aku ngomgong sambil melirik ke Penis ku sendiri. “Oh iya, tante sampai lupa. Maaf ya” tante sadar kalau Penisku masih berdiri tegak dan belum puas. Dipegangnya Penis ku sambil bibirnya mengecup dada dan perutku. Lalu dengan lembut tante mulai mengocok Penis.

    Setelah lebih kurang 15 menit tante berhenti mengocok. Ris, kok kamu belum keluar juga. Wah selain besar ternyata kuat juga ya.” tante heran karena belum ada tanda-tanda mau keluar sesuatu dari Penisku. Tante bergeser dan terlentang dengan kaki dijuntaikan ke lantai. Aku tanggap dengan bahasa tubuh tante Vera, lalu turun dari tempat tidur. Aku jilati kedua sisi dalam pahanya yang putih mulus.

    Bergantian kiri-kanan, sampai akhirnya dipangkal paha. Dengan tiba-tiba aku benamkan kepalaku di vaginanya dan mulai menyedot. Tante menggelinjang tidak teratur, kepalanya bergerak ke kiri dan kanan menahan rasa nikmat yang aku berikan. Setelah vagina tante basah, tante melebarkan kedua pahanya. Aku berdiri sambil memegang kedua pahanya. Aku gesek-gesekkan ujung Penis ke vaginanya dari atas ke bawah dengan pelan. Perlakuanku ini membuat tante semakin bergerak dan meracau tidak karuan.

    “Tante siap ya, aku mau masukin Penis” aku memberi peringatan ke tante. “Cepetan Ris, ayo.. tante sudah gak tahan nih.” tante langsung memohon agar aku secepatnya memasukkan Penis. Dengan pelan aku dorong Penis ke arah dalam vagina tante Vera, ujung kepalaku mulai dijepit bibir vaginanya. Lalu perlahan aku dorong lagi hingga separuh Penis sekarang sudah tertancap di vaginanya. Aku hentikan aktifitasku ini untuk menikmati moment yang sangat enak.

    Pembaca cobalah lakukan ini dan rasakan sensasinya. Pasti Anda dan pasangan akan merasakan sebuah kenikmatan yang baru. Ris, kok rasanya nikmat banget.. kamu pintar ahh.. shh” tante berbicara sambil merasa keenakan. “Ahh.. shh mm, tante ini cara Aris agar tante juga merasa enak” Aku membalas omongan tante. Lalu dengan hentakan lembut aku mendorong semua sisa Penis ke dalam vagina tante.

    “Ahh..” kami berdua melenguh. Kubiarkan sebentar tanpa ada gerakan, tetapi tante rupanya sudah tidak tahan. Perlahan dan semakin kencang dia menggoyangkan pinggul dan pantatnya dengan gerakan memutar. Aku juga mengimbanginya dengan sodokan ke depan. Vagina tante Vera ini masih kencang, pada saat aku menarik Penis bibir vaginanya ikut tertarik. “Plok.. plok.. plokk” suara benturan pahaku dengan paha tante Vera semakin menambah rangsangan.

    13 menit lebih kami melakukan gaya tersebut, lalu tiba-tiba tante mengerang keras “Ahh.. Ris tante nyampai lagi” Pinggulnya dirapatkan ke pahaku, kali ini tubuhnya bergerak ke depan dan merangkul tubuhku. Aku kecup kedua payudaranya. dengan Penis masih menancap dan dijepit Vagina yang berkedut dengan keras. Dengan posisi memangku tante Vera, kami melanjutkan aksi.

    Lima belas menit kemudian aku mulai merasakan ada desakan panas di Penis. “Tante, aku mau keluar nih, di mana?” aku bertanya ke tante. “Di dalam aja Ris, tante juga mau lagi nih” sahut tante sambil tubuhnya digerakkan naik turun. Urutan vaginanya yang rapat dan ciuman-ciumannya akhirnya pertahananku mulai bobol. “Arghh.. tante aku nyampai”. “Aku juga Ris.. ahh” tante juga meracau. Aku terus semprotkan cairan hangat ke vagina tante.

    Setelah delapan semprotan tante dan aku bergulingan di kasur. Sambil berpelukan kami berciuman dengan mesra. Ris, kamu hebat.” puji tante Vera. “Tante juga, vagina tante rapet sekali” aku balas memujinya. Ris, kamu mau kan nemani tante selama om pergi” pinta tante.

    “Mau tante, tapi apa tante gak takut hamil lagi kalau aku selalu keluarkan di dalam?” aku balik bertanya. “Gak apa-apa Ris, tante masih ikut KB. Jangan kuatir ya sayang” Tante membalas sambil tangannya mengelus dadaku. Akhirnya kami berpagutan sekali lagi dan berpelukan erat sekali. Rasanya seperti tidak mau melepas perasaan nikmat yang barusan kami raih.

    Lalu kami mandi bersama, dan sempat melakukannya sekali lagi di kamar mandi. Itulah pengalamanku dengan tante Vera. Ternyata enak juga bermain dengan wanita yang berumur empat puluhan-an. Semenjak itu aku sering dapat telepon ajakan untuk berkencan dengan tante-tante.

    Rupanya tante Vera menceritakan hal kehebatanku kepada teman-temannya , karena teman tante Vera pada penasaran dengan diriku seringkali aku di kejar kejar dengan cara yang berbeda beda.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • CERITA DEWASA KU PERKOSA PEMBANTU KU

    CERITA DEWASA KU PERKOSA PEMBANTU KU


    1039 views

    Cerita Sex ini berjudulCERITA DEWASA KU PERKOSA PEMBANTU KUCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Kisahku mungkin biasa saja, yakni tentang prt (pembantu rumah tangga) yang diperkosa majikannya. Memang tidak ada yang istimewa kalau cuma kejadian semacam itu, namun yang membuat kisahku unik adalah karena aku tidak hanya diperkosa majikanku sekali.

    Namun, setiap kali ganti majikan hingga tiga kali aku selalu mengalami perkosaan. Baik itu perkosaan kasar maupun halus. Aku akan menceritakan kisahku itu setiap majikan dalam satu cerita.

    Begini kisahku dengan majikan pertama yang kubaca lowongannya di koran. Dia mencari prt untuk mengurus rumah kontrakannya karena ia sibuk bekerja. Aku wajib membersihkan rumah, memasak, mencuci, belanja dll, pokoknya seluruh pekerjaan rumah tangga. Untungnya aku menguasai semuanya sehingga tidak menyulitkan. Apalagi gajinya lumayan besar plus aku bebas makan, minum serta berobat kalau sakit.

    Manajer sekitar 35 tahunan itu bernama Pak S, asal Medan dan sedang ditugasi di kotaku membangun suatu pabrik. Mungkin sekitar 2 tahun baru proyek itu selesai dan selama itu ia mendapat fasilitas rumah kontrakan. Ia sendirian. Istri dan anaknya tak dibawa serta karena takut mengganggu sekolahnya kalau berpindahpindah.

    Sebagai wanita Jawa berusia 25 tahun mulamula aku agak takut menghadapi kekasaran orang etnis itu, namun setelah beberapa minggu akupun terbiasa dengan logat kerasnya. Pertama dulu memang kukira ia marah, namun sekarang aku tahu bahwa kalau ia bersuara keras memang sudah pembawaan. Kadang ia bekerja sampai malam. Sedangkan kebiasaanku setiap petang adalah menunggunya setelah menyiapkan makan malam.

    Sambil menunggu, aku nonton TV di ruang tengah, sambil duduk di hamparan permadani lebar di situ. Begitu suara mobilnya terdengar, aku bergegas membuka pintu pagar dan garasi dan menutupnya lagi setelah ia masuk.

    Tolong siapkan air panas, Yem, suruhnya suatu petang, Aku kurang enak badan. Akupun bergegas menjerang air dan menyiapkan bak kecil di kamar mandi di kamarnya. Kulihat ia menjatuhkan diri di kasurnya tanpa melepas sepatunya. Setelah mengisi bak air dengan air secukupnya aku berbalik keluar. Tapi melihat Pak Siregar masih tiduran tanpa melepas sepatu, akupun berinisiatif.

    Sepatunya dilepas ya, pak, kataku sambil menjangkau sepatunya.

    Heeh, sahutnya mengiyakan. Kulepas sepatu dan kaos kakinya lalu kuletakkan di bawah ranjang.

    Tubuh bapak panas sekali ya? tanyaku karena merasakan hawa panas keluar dari tubuhnya. Bapak masuk angin, mau saya keroki? tawarku

    sebagaimana aku sering lakukan di dalam keluargaku bila ada yang masuk angin.

    Keroki bagaimana, Yem? Baru kuingat bahwa ia bukan orang Jawa dan tidak tahu apa itu kerokan. Maka sebisa mungkin kujelaskan.

    Coba saja, tapi kalau sakit aku tak mau, katanya. Aku menyiapkan peralatan lalu menuangkan air panas ke bak mandi.

    Sekarang bapak cuci muka saja dengan air hangat, tidak usah mandi, saranku. Dan ia menurut. Kusiapkan handuk dan pakaiannya. Sementara ia di kamar mandi aku menata kasurnya untuk kerokan. Tak lama ia keluar kamar mandi tanpa baju dan hanya membalutkan handuknya di bagian bawah. Aku agak jengah.

    Sambil membaringkan diri di ranjang ia menyuruhku, Tolong kau ambil handuk kecil lalu basahi dan seka badanku yang berkeringat ini. Aku menurut. Kuambil washlap lalu kucelup ke sisa air hangat di kamar mandi, kemudian seperti memandikan bayi dadanya yang berbulu lebat kuseka, termasuk ketiak dan punggungnya sekalian.

    Bapak mau makan dulu? tanyaku.

    Tak usahlah. Kepala pusing gini mana ada nafsu makan? jawabnya dengan logat daerah, Cepat kerokin aja, lalu aku mau tidur.

    Maka ia kusuruh tengkurap lalu mulai kuborehi punggungnya dengan minyak kelapa campur minyak kayu putih. Dengan hatihati kukerok dengan uang logam lima puluhan yang halus. Punggung itu terasa keras.

    Aku berusaha agar ia tidak merasa sakit. Sebentar saja warna merah sudah menggarisi punggungnya. Dua garis merah di tengah dan lainnya di sisi kanan.

    Kalau susah dari samping, kau naik sajalah ke atas ranjang, Yem, katanya mengetahui posisiku mengerokku kurang enak. Ia lalu menggeser ke tengah ranjang.

    Maaf, pak, akupun memberanikan diri naik ke ranjang, bersedeku di samping kanannya lalu berpindah ke kirinya setelah bagian kanan selesai.
    Sekarang dadanya, pak, kataku.

    Lalu ia berguling membalik, entah sengaja entah tidak handuk yang membalut pahanya ternyata sudah kendor dan ketika ia membalik handuk itu terlepas, kontan nampaklah penisnya yang cukup besar. Aku jadi tergagap malu.

    Ups, maaf Yem, katanya sambil membetulkan handuk menutupi kemaluannya itu. Sekedar ditutupkan saja, tidak diikat ke belakang. Sebagian pahanya yang berbulu nampak kekar.

    Eh, kamu belum pernah lihat barangnya lakilaki, Yem?

    Bbb..belum, pak, jawabku. Selama ini aku baru melihat punya adikku yang masih SD.

    Nanti kalau sudah kawin kamu pasti terbiasalah he he he.. guraunya. Aku tersipu malu sambil melanjutkan kerokanku di dadanya. Bulubulu dada yang tersentuh tanganku membuatku agak kikuk. Apalagi sekilas nampak Pak S malah menatap wajahku.

    Biasanya orang desa seusia kau sudah kawinlah. Kenapa kau belum?

    Saya pingin kerja dulu, pak.

    Kau tak ingin kawin?

    Ingin sih pak, tapi nanti saja.

    Kawin itu enak kali, Yem, ha ha ha.. Tak mau coba? Ha ha ha.. Wajahku pasti merah panas.

    Sudah selesai, pak, kataku menyelesaikan kerokan terakhir di dadanya.

    Sabar dululah, Yem. Jangan buruburu. Kerokanmu enak kali. Tolong kau ambil minyak gosok di mejaku itu lalu gosokin dadaku biar hangat, pintanya. Aku menurut. Kuambil minyak gosok di meja lalu kembali naik ke ranjang memborehi dadanya.

    Perutnya juga, Yem, pintanya lagi sambil sedikit memerosotkan handuk di bagian perutnya. Pelan kuborehkan minyak ke perutnya yang agak buncit itu. Handuknya nampak bergerakgerak oleh benda di bawahnya, dan dari selaselanya kulihat rambutrambut hitam. Aku tak berani membayangkan benda di bawah handuk itu.

    Namun bayangan itu segera jadi kenyataan ketika tangan Pak S menangkap tanganku sambil berbisik, Terus gosok sampai bawah, Yem, dan menggeserkan tanganku terus ke bawah sampai handuknya ikut terdorong ke bawah. Nampaklah rambutrambut hitam lebat itu, lalu.. tanganku dipaksa berhenti ketika mencapai zakarnya yang menegang.

    Jangan, pak, tolakku halus.

    Tak apa, Yem. Kau hanya mengocokngocok saja.. Ia menggenggamkan penisnya ke tanganku dan menggerakgerakkannya naik turun, seperti mengajarku bagaimana mengonaninya.

    Jangan, pak.. jangan.. protesku lemah. Tapi aku tak bisa beranjak dan hanya menuruti perlakuannya. Sampai aku mulai mahir mengocok sendiri.

    Na, gitu terus. Aku sudah lama tak ketemu istriku, Yem. Sudah tak tahan mau dikeluarin.. Kau harus bantu aku.. Kalau onani sendiri aku sudah sulit, Yem. Harus ada orang lain yang mengonani aku.. Tolong Yem, ya? pintanya dengan halus. Aku jadi serba salah.

    Tapi tanganku yang menggenggam terus kugerakkan naik turun. Sekarang tangannya sudah berada di sisi kanankiri tubuhnya. Ia menikmati kocokanku sambil merem melek.

    Oh. Yem, nikmat kali kocokanmu.. Iya, pelanpelan aja Yem. Tak perlu tergesagesa.. oohh.. ugh.. Tibatiba tangan kanannya sudah menjangkau tetekku dan meremasnya. Aku kaget, Jangan pak! sambil berkelit dan menghentikan kocokan.

    Maaf, Yem. Aku benarbenar tak tahan. Biasanya aku langsung peluk istriku. Maaf ya Yem. Sekarang kau kocoklah lagi, aku tak nakal lagi.. Sambil tangannya membimbing tanganku kembali ke arah zakarnya. Aku beringsut mendekat kembali sambil takuttakut. Tapi ternyata ia memegang perkataannya. Tangannya tak nakal lagi dan hanya menikmati kocokanku.

    Sampai pegal hampir 1/2 jam aku mengocok namun ia tak mau berhenti juga.

    Sudah ya, pak, pintaku.

    angan dulu, Yem. Nantilah sampai keluar..

    Keluar apanya, pak? tanyaku polos.

    Masak kau belum tahu? Keluar spermanyalah.. Paling nggak lama lagi.. Tolong ya, Yem, biar aku cepat sehat lagi.. Besok kau boleh libur sehari dah..

    Ingin tahu bagaimana spermanya keluar, aku mengocoknya lebih deras lagi. Zakarnya semakin tegang dan merah berurat di sekelilingnya. Genggaman tanganku hampir tak muat. 15 menit kemudian.

    Ugh, lihat Yem, sudah mau keluar. Terus kocok, teruuss.. Ugh.. Tibatiba tubuhnya bergetargetar dan.. jreet.. jret.. cret.. cret.. cairan putih susu kental muncrat dari ujung zakarnya ke atas sperti air muncrat.

    Aku mengocoknya terus karena zakar itu masih terus memuntahkan spermanya beberapa kali. Tanganku yang kena sperma tak kupedulikan. Aku ingin melihat bagaimana pria waktu keluar sperma. Setelah spermanya berhenti dan dia nampak loyo, aku segera ke kamar mandi mencuci tangan.

    Tolong cucikan burungku sekalian, Yem, pake washlap tadi.. katanya padaku. Lagilagi aku menurut. Kulap dengan air hangat zakar yang sudah tak tegang lagi itu serta sekitar selangkangannya yang basah kena sperma..

    Sudah ya pak. Sekarang bapak tidur saja, biar sehat, kataku sambil menyelimuti tubuh telanjangnya. Ia tak menjawab hanya memejamkan matanya dan sebentar kemudian dengkur halusnya terdengar. Perlahan kutinggalkan kamarnya setelah mematikan lampu. Malam itu aku jadi sulit tidur ingat pengalaman mengonani Pak S tadi. Ini benarbenar pengalaman pertamaku. Untung ia tidak memperkosaku, pikirku.

    Namun harihari berikut, kegiatan tadi jadi semacam acara rutin kami. Paling tidak seminggu dua kali pasti terjadi aku disuruh mengocoknya. Lamalama akupun jadi terbiasa. Toh selama ini tak pernah terjadi perkosaan atas vaginaku. Namun yang terjadi kemudian malah perkosaan atas mulutku.

    Ya, setelah tanganku tak lagi memuaskan, Pak S mulai memintaku mengonani dengan mulutku. Mulamula aku jelas menolak karena jijik. Tapi ia setengah memaksa dengan menjambak rambutku dan mengarahkan mulutku ke penisnya.

    Cobalah, Yem. Tak apaapa.. Jilatjilat aja dulu. Sudah itu baru kamu mulai kulum lalu isepisep. Kalau sudah terbiasa baru keluar masukkan di mulutmu sampai spermanya keluar.

    Nanti aku bilang kalau mau keluar.. Awalnya memang ia menepati, setiap hendak keluar ia ngomong lalu cepatcepat kulepaskan mulutku dari penisnya sehingga spermanya menyemprot di luar mulut. Namun setelah berlangsung 23 minggu, suatu saat ia sengaja tidak ngomong, malah menekan kepalaku lalu menyemprotkan spermanya banyakbanyak di mulutku sampai aku muntahmuntah.

    Hueekk..! Jijik sekali rasanya ketika cairan kental putih asin agak amis itu menyemprot tenggorokanku. Ia memang minta maaf karena hal ini, tapi aku sempat mogok beberapa hari dan tak mau mengoralnya lagi karena marah. Namun hatiku jadi tak tega ketika ia dengan memelas memintaku mengoralnya lagi karena sudah beberapa bulan ini tak sempat pulang menjenguk istrinya.

    Anehnya, ketika setiap hendak keluar sperma ia ngomong, aku justru tidak melepaskan zakarnya dari kulumanku dan menerima semprotan sperma itu. Lamalama ternyata tidak menjijikkan lagi.

    Demikianlah akhirnya aku semakin lihai mengoralnya. Sudah tak terhitung berapa banyak spermanya kutelan, memasuki perutku tanpa kurasakan lagi. Asinasin kental seperti fla agaragar. Akibat lain, aku semakin terbiasa tidur dipeluk Pak S. Bagaimana lagi, setelah capai mengoralnya aku jadi enggan turun dari ranjangnya untuk kembali ke kamarku.

    Mataku pasti lalu mengantuk, dan lagi, toh ia tak akan memperkosaku. Maka begitu acara oral selesai kami tidur berdampingan. Ia telanjang, aku pakai daster, dan kami tidur dalam satu selimut. Tangannya yang kekar memelukku. Mulamula aku takut juga tapi lamalama tangan itu seperti melindungiku juga.

    Sehingga kubiarkan ketika memelukku, bahkan akhirakhir ini mulai meremasi tetek atau pantatku, sementara bibirnya menciumku. Sampai sebatas itu aku tak menolak, malah agak menikmati ketika ia menelentangkan tubuhku dan menindih dengan tubuh bugilnya.

    Oh, Yem.. Aku nggak tahan, Yem.. buka dastermu ya? pintanya suatu malam ketika tubuhnya di atasku.

    Jangan pak, tolakku halus.

    Kamu pakai beha dan CD saja, Yem, gak bakal hamil. Rasanya pasti lebih nikmat.. rayunya sambil tangannya mulai mengkat dasterku ke atas.

    Jangan pak, nanti keterusan saya yang celaka. Begini saja sudah cukup pak.. rengekku.

    Coba dulu semalam ini saja, Yem, kalau tidak nikmat besok tidak diulang lagi.. bujuknya sambil meneruskan menarik dasterku ke atas dan terus ke atas sampai melewati kepalaku sebelum aku sempat menolak lagi.

    Woow, tubuhmu bagus, Yem, pujinya melihat tubuh coklatku dengan beha nomor 36.

    Malu ah, Pak kalau diliatin terus, kataku manja sambil menutup dengan selimut. Tapi sebelum selimut menutup tubuhku, Pak S sudah lebih dulu masuk ke dalam selimut itu lalu kembali menunggangi tubuhku. Bibirku langsung diserbunya. Lidahku dihisap, lamalama akupun ikut membalasnya. Usai saling isep lidah. Lidahnya mulai menuruni leherku. Aku menggelinjang geli.

    Lebih lagi sewaktu lidahnya menjilatjilat pangkal payudaraku sampai ke selasela tetekku hingga mendadak seperti gemas ia mengulum ujung behaku dan mengenyutngenyutnya bergantian kirikanan. Spontan aku merasakan sensasi rasa yang luar biasa nikmat. Refleks tanganku memeluk kepalanya. Sementara di bagian bawah aku merasa pahanya menyibakkan pahaku dan menekankan zakarnya tepat di atas CDku.

    Ugh.. aduuh.. nikmat sekali, aku bergumam sambil menggelinjang menikmati cumbuannya. Aku terlena dan entah kapan dilepasnya tahutahu payudaraku sudah tak berbeha lagi. Pak S asyik mengenyutngenyut putingku sambil menggenjotgenjotkan zakarnya di atas CDku.

    Jangan buka CD saya, pak, tolakku ketika merasakan tangannya sudah beraksi memasuki CDku dan hendak menariknya ke bawah. Ia urungkan niatnya tapi tetap saja dua belah tangannya parkir di pantatku dan meremasremasnya. Aku merinding dan meremang dalam posisi kritis tapi nikmat ini. Tubuh kekar Pak S benarbenar mendesakdesak syahwatku.

    Jadilah semalaman itu kami tak tidur. Sibuk bergelut dan bila sudah tak tahan Pak Siregar meminta aku mengoralnya. Hampir subuh ketika kami kecapaian dan tidur berpelukan dengan tubuh bugil kecuali aku pakai CD. Aku harus mampu bertahan, tekadku. Pak S boleh melakukan apa saja pada tubuhku kecuali memerawaniku.

    Tapi tekad tinggal tekad. Setelah tiga hari kami bersetubuh dengan cara itu, pada malam keempat Pak S mengeluarkan jurusnya yang lebih hebat dengan menjilati seputar vaginaku meskipun masih berCD.

    Aku berkelojotan nikmat dan tak mampu menolak lagi ketika ia perlahanlahan menggulung CD ku ke bawah dan melepas dari batang kakiku. Lidahnya menelusupi lubang Vku membuatku bergetargetar dan akhirnya orgasme berulangulang.

    Menjelang orgasme yang kesekian kali, sekonyongkonyong Pak Siregar menaikkan tubuhnya dan mengarahkan zakarnya ke lubang nikmatku. Aku yang masih belum sadar apa yang terjadi hanya merasakan lidahnya jadi bertambah panjang dan panjang sampai.. aduuhh.. menembus selaput daraku.

    Pak, jangan pak! Jangan! Protesku sambil memukuli punggunya. Tetapi pria ini begitu kuat. Sekali genjot masuklah seluruh zakarnya.

    Menghunjam dalam dan sejurus kemudian aku merasa memiawku dipompanya cepat sekali. Keluar masuk naik turun, tubuhku sampai tergialgial, terangkat naik turun di atas ranjang pegas itu. Air mataku yang bercampur dengan rasa nikmat di vagina sudah tak berarti. Akhirnya hilang sudah perawanku. Aku hanya bisa pasrah. Bahkan ikut menikmati persetubuhan itu.

    Setelah kurenungrenungkan kemudian, ternyata selama ini aku telah diperkosa secara halus karena kebodohanku yang tidak menyadari muslihat lelaki. Sedikit demi sedikit aku digiring ke situasi dimana hubungan seks jadi tak sakral lagi, dan hanya mengejar kenikmatan demi kenikmatan. Hanya mencari orgasme dan ejakulasi, menebar air mani!

    Hampir dua tahun kami melakukannya setiap hari bisa dua atau tiga kali. Pak S benarbenar memanfaatkan tubuhku untuk menyalurkan kekuatan nafsu seksnya yang gilagilaan, tak kenal lelah, pagi (bangun tidur), siang (kalau dia istirahat makan di rumah) sampai malam hari sebelum tidur (bisa semalam suntuk). Bahkan pernah ketika dia libur tiga hari, kami tidak beranjak dari ranjang kecuali untuk makan dan mandi.

    Aku digempur habishabisan sampai tiga hari berikutnya tak bisa bangun karena rasa perih di Vku. Aku diberinya pil kb supaya tidak hamil. Dan tentu saja banyak uang, cukup untuk menyekolahkan adikadikku. Sampai akhirnya habislah proyeknya dan ia harus pulang ke kota asalnya. Aku tak mau dibawanya karena terlalu jauh dari orang tuaku.

    Ia janji akan tetap mengirimi aku uang, namun janji itu hanya ditepatinya beberapa bulan. Setelah itu berhenti sama sekali dan putuslah komunikasi kami. Rumahnya pun aku tak pernah tahu dan akupun kembali ke desa dengan hati masygul.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • GARA GARA SUNAT

    GARA GARA SUNAT


    1038 views

    Cerita Sex ini berjudulGARA GARA SUNATCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Sebut saja namaku Bob, usiaku 25 tahun. Aku adalah anak dari seorang pengusaha Indonesia yg keadaan ekonominya cukup berada sehingga, tdk seperti orang kebanyakan, aku cukup beruntung untuk bisa berkesempatan mengenyam pendidikan tinggi di luar negeri. Kini kuliahku telah selesai dan aku memutuskan untuk kembali ke tanah air.

    Ok, kita sudahi saja basabasinya. Cerita sex terbaru ini berawal ketika aku menjalin kasih dengan seorang cewek Indonesia, panggil saja Lia yg kebetulan dulu kuliah ditempat yg sama denganku. Wait a minute, mendengar hal ini mungkin ada yg bertanyatanya, kok nggak sekalian cari jodoh orang bule saja? Sekalian perbaikan keturunan.

    Hehehehehe.. yup anda tdk salah baca, its HEHEHE, aku hanya tertawa saja kalau mendengar perkataan semacam itu, karena soal cinta kan memang tdk bisa diatur. Lagipula kedua orangtuaku memang menginginkan putra tunggal mereka ini kelak berjodoh dengan sesama orang Indonesia saja, biar pure Indonesia katanya. Eits, bukan berarti aku dijodohkan lho, memang kebetulan ketemunya (dan sregnya) sama wanita asli Indonesia.

    Lagian, orang Indonesia kan nggak jelekjelek amat, jadi mengapa keturunannya harus diperbaiki segala? Not to mention nggak ada montir di dunia ini yg bisa memperbaiki keturunan manusia, ya kan? Anyways, ini cuma pendapatku saja, so buat yg nggak setuju ya bebasbebas saja, ok! Peace! Hehehe.. O ya, Lia berwajah sangat cute (menurutku, lagipula kecantikan itu relatif, tul ngga?), tingginya 165cm dengan ukuran payudara 34c.

    Singkat cerita, aku dan Lia sudah bertunangan dan kurang lebih dua bulan lagi akan segera memasuki jenjang hubungan yg paling serius untuk mengikat janji suci dihadapan Tuhan dan kemudian menuju perkelaminan, eh pelaminan.

    Nah, karena hubungan kami berdua sudah sangat serius dan kalau tdk ada aral melintang, batu menghadang dan badai menerjang, aku dan Lia sudah dipastikan akan menikah. Joker368

    Bicara soal angka dan peluang, kemungkinan kami akan menikah adalah 99,9 persen. Yg 0,1 persen sisanya hanya akan terjadi kalau tibatiba dihari pernikahanku nanti muncul seorang wanita hamil yg menuntut pertanggungjawaban dariku untuk menikahinya, which is impossible karena aku memang belum pernah bercinta dengan seorang wanitapun, termasuk si Lia.

    Karena itu, aku jadi ngebet sekali untuk bisa cepatcepat melepas keperjakaanku ini dan ingin segera bercinta dengan kekasihku yg ayu itu karena toh kami sudah hampir menikah. Aku sudah membicarakan hal ini dengan Lia dan kami terlibat dalam perdebatan kecil, isinya soal aku yg tdk sabaran dan iniitu.

    (Lagilagi) Singkat cerita, aku agaknya telah berhasil meyakinkan si Lia untuk berhubungan badan sebelum tanggal pernikahan tiba, aku berargumen jika kami berdua melakukannya setelah menikah, nanti akan sama dengan orangorang lainnya, lagipula kami akan tahu bagaimana sensasinya jika melakukannya sebelum waktunya dan nantinya bisa dibandingkan lagi ketika melakukannya setelah menikah. Terdengar gila, tapi karena berhasil membujuknya, itu semua menjadi tdk masalah.

    Kami berdua memutuskan untuk melakukannya besok sore di sebuah hotel di daerah Jakarta Selatan. Wah, membayangkan apa yg akan terjadi esok, aku jadi tdk sabar dan tdk bisa tidur, walaupun setelah dikocok jadi bisa tidur, hehehe. Keesokan harinya, aku menjemput Lia yg sudah mendapat ijin dari ortunya untuk ngedate denganku.

    Ya iyalah, kalo ijinnya ke ortu mau ML di hotel, mana mungkin dikasih. Kemudian, kami segera meluncur menuju hotel MXXXXXXX dan langsung check in. Supaya tdk dicurigai, aku check in sendiri, beberapa menit kemudian barulah si Lia menyusul menuju kamar hotel yg sudah kupesan sebelumnya setelah kukabari via sms.

    Di dalam kamar hotel, jantungku dagdigdug tdk karuan karena belum pernah melakukan hal ini sebelumnya. Untuk mencairkan ketegangan, kami berdua duduk2 terlebih dahulu sembari mengobrol ngalor ngidul. Lumayan lama juga, kirakira lebih dari setengah jam kami ngobrol. Baru setelah itu, aku memulai gerilya dengan duduk semakin merapat dan merangkul pundaknya. Aku berbisik I love you ditelinganya agar dia rileks.

    Kemudian kami saling berpandangan, dan entah siapa yg memulai, kami mulai berciuman. Bibir mungilnya kulumat dan kuhisaphisap. Perlahan, aku memasukkan dan kemudian memainkan lidahku didalam mulutnya. Lia tampak sangat menikmati hal ini, itu terlihat dari kedua matanya yg dipejamkan dan ritme nafasnya yg mulai berubah. Posisi tangan kiriku kupindahkan, dari yg semula merangkul erat pundak Lia berpindah ke pinggangnya yg ramping.

    Sementara tangan kananku kugerakkan merayapi punggung Lia, yg masih berbalut Tshirt ketat warna cokelat muda, dengan gerakan pelahan menuju keatas kearah belakang lehernya yg kemudian kubelai lembut. Hanya desahan perlahan yg terlontar dari bibirnya. Mendapat sinyal ok, aku melanjutkan aksiku dengan menyusupkan tangan kiriku dibalik Tshirtnya.

    Perlahan, jemariku menyentuh kulit perutnya yg kencang, lalu naik keatas lagi, dan lagi, dan lagi, hingga sampai diatas gumpalan dadanya yg kenyal dan masih terbungkus bra berenda.

    Kuremas pelanpelan payudara sebelah kiri Lia sambil terus berciuman dan tangan kananku kumasukkan dibalik Tshirtnya sehingga menyentuh langsung punggungnya, dan tangan kananku terus kugerakkan naik hingga menyentuh pengait bra si Lia yg kemudian tanpa babibu langsung aku buka.

    Dalam sekejap, bra tersebut terjun bebas ke lantai keramik hotel yg berwarna putih bersih, sehingga kini tanganku bisa langsung menjamah payudaranya tanpa ada yg menghalangi. Dengan jari telunjuk dan jempol tangan kiriku, kupilinpilin puting payudara kiri Lia yg kini mengeluarkan desahandesahan karena bibirnya sudah lepas dari ciumanku.

    Nghhhh Bob.. aa Desah si Lia. Tanpa buang waktu, segera kulucuti Tshirtnya sehingga pemandangan indah terpampang didepan mataku yg setengah melotot, payudaranya Lia sekal dan montok sekali dengan puting yg berwarna kemerahan.

    Juniorku yg tadi sudah setengah mengeras kini semakin mengeras seolah hendak meronta untuk keluar dari balik celana jeans dan juga celana dalamku.

    Lia yg sudah setengah telanjang kurebahkan di atas sping bed. Lalu, aku buka resleting rok jeansnya dan segera kulorot sehingga terlihat celana dalamnya yg berwarna pink dan berenda, samarsamar terlihat rambut kemaluannya karena lapisan celana dalam itu memang tdk terlalu tebal.

    Tdk menunggu lama, segera kulepas celana dalam itu dan terlihat pemandangan yg wow dihadapanku sehinga aku hampirhampir tdk berkedip dibuatnya. Tampak belahan memek yg menggoda dengan dihiasi bulubulu kemaluan yg tdk terlalu lebat.

    Aku tdk tahan lagi, segera kujamah memek itu. Kusibakkan kedua bibirnya kesamping shingga kelihatan bagian dalam memek Lia yg berwarna merah muda. Tanpa menunggu lama, aku langsung menusukkan lidahku kedalam liang itu, kujilatjilat dan kumainkan lidahku didalam. Nafas Lia semakin memburu,

    Aaah, Bob.. ka.. mu ngap.. pain, enghhh..!! Tdk kuhiraukan desahan itu dan aku terus saja menjilatjilat memeknya yg mulai dipenuhi lendir tanda Lia sudah sangat terangsang.

    Kucabut lidahku dan sasaran berikutnya adalah klitorisnya. Segera kukulum dan kuhisap klitorisnya sembari terkadang kujilatjilat permukaannya. Desahan Lia kian menjadi dan tdk seberapa lama kemudian ia mencapai orgasme,

    aaaach.. aahh!! dengan diiringi lenguhan panjang tubuhnya menggelinjang hebat dan cairan kenikmatan mengalir deras keluar dari memeknya.

    Aku langsung menyeruput habis cairan itu. Kemudian aku beranjak berdiri, kulihat Lia masih rebahan dengan mata setengah terpejam dan pandangan yg mupeng, woow gile.. terlihat tambah cakep aja ni anak. Lalu aku melepas kaosku dan celana jeansku, kemudian langsung kuterkam si Lia yg masih terengahengah. Tanpa ampun, langsung kuemut puting payudaranya yg sebelah kanan, sambil tangan kiriku meremas dan memainkan payudara kiri Lia.

    Aaahh, mmmmhh, terus Bob ohh!! Desahnya.

    Aku semakin asyik saja menyusu di payudara yg montok tersebut. Aku sudah tdk tahan lagi, ingin segera menikmati main course alias hidangan utama berupa ML saus tiram, hmmm. Segera aku berdiri dan melepas kain terakhir yg menutup tubuh telanjangku yaitu celana dalam warna biru tua merek BXXXX.

    Begitu celana dalam itu terlepas, juniorku yg dari tadi tersiksa langsung berdiri mengacung menghirup udara bebas. Tdk tampak ada kepala k0ntol karena memang punyaku uncut (belum disunat).

    Buat yg seumuranku tentu tahu kalau dulu, waktu masih anakanak, yg namanya sunat tdk diharuskan (yg diharuskan hanya agama tertentu). Namun belakangan dunia medis merekomendasikannya, tapi aku belum juga memutuskan untuk melakukannya.

    Sebenarnya, Lia sudah kuberi tahu tentang hal ini sekitar setengah tahun yg lalu ketika kami baru pulang ke Indonesia dan kami berdua sedang memikirkan rencana pernikahan. Intinya dia keberatan dengan kondisi tersebut dan memintaku untuk disunat saja.

    Tapi, yah.. terus terang aku malu apalagi sekarang sudah di tanah air, nanti apa kata dokternya kalau tahu sudah gede kok belum disunat, bla bla bla, namun yg pasti aku akan lebih malu lagi kepada pasien lainnya yg akan disunat.

    Dalam bayanganku, tentu semuanya masih anakanak dan pasti hanya aku sendiri yg paling tua.. aargh tdk! Aku tdk sanggup melakukan itu, jadi ya akhinya aku membohonginya dan mengatakan aku sudah disunat sekitar tiga bulan yg lalu.

    O ya, kembali lagi ke hidangan utama, aku berharap agar Lia tdk lagi keberatan dengan hal ini. Apalagi dia sedang horny, dimana seharusnya akal sehat tdk terlalu bermain, sehingga tanpa sadar dia akan mau ML denganku.

    Segera aku merangsek ke arah Lia untuk lekaslekas menancapkan pusakaku ini kedalam liang memeknya yg sudah basah itu. Tapi.. yg kutakutkan terjadi, Lia menahan tubuhku dan mendorong perlahan sembari menutupi tubuhnya dengan selimut. Sirna sudah wajah mupeng yg kulihat tadi berganti ekspresi kecewa.

    Bob! Aku kan sudah bilang dulu kalau aku nggak mau melakukannya denganmu kalau kamu belum disunat, you have to be circumcised first! Teriaknya.

    Waduh, batinku, gimana kalo penghuni kamar sebelah mendengar? Bakal ketahuan kalo aku belum sunat.. aaargh. Tapi yg lebih dari itu, aku memang merasa bahwa aku sudah bersalah kepada Lia. Juniorku pun tdk lagi tegang, namun mengendur dan semakin mengendur.

    Tapi Ne, apa kamu nggak ngerti? Aku kan malu. Apalagi sunatnya di Indonesia, the culture here is way different. Aku akan kelihatan aneh.. bahkan sangat aneh. Jawabku.
    Aku ngerti, aku bisa mengerti kalau kamu malu. Tapi kamu sudah bohong sama aku Bob. Kata Lia lirih, airmata mulai membasahi pipinya.

    Waduh, aku benarbenar merasa sangat bersalah. Aku mencoba menghiburnya, namun kali ini menjadi lebih susah dari biasanya.

    Ok, aku akan maafin kamu, but you have to promise. Kamu akan benerbener sunat kali ini! Kata Lia.
    Baiklah, aku akan sunat, minggu depan, ok? Jawabku.
    No! Sekarang, hari ini atau aku akan pikirpikir lagi soal rencana pernikahan kita. Jawab Lia tegas.

    Akhirnya aku mengiyakan permintaannya, daripada tdk jadi menikah. Wah, jangan deh. Lebih baik menahan malu sebentar. Kami berdua kembali berpakaian dan Lia kuminta untuk cuci muka agar tdk terlihat bawa dia habis menangis. Kan gawat kalau ketahuan sama calon mertua.

    Kamu kan takut disunat, jadi aku akan menemani kamu. Kata Lia.

    Tapi aku menampik tawarannya karena, dia tampak shock dan lelah. Jelas bahwa dia perlu istirahat. Jadilah aku mengantarnya pulang. Ketika sampai di depan rumahnya dia bertanya.

    Tapi bagaimana aku tahu kalau kamu benerbener sunat hari ini? Aku menjawab
    besok kan bisa kamu lihat sendiri, pasti akan ketahuan kalau aku bohong lagi. Lia menyetujuinya dan aku pun berangkat sendiri mencari dokter yg melayani jasa penyunatan.

    Setelah berputar putar keliling kota. Akhirnya kutemukan juga tempat praktek sunat. Hatihati aku masuk kedalam dan, terjadilah yg kutakutkan. Terlihat banyak anak kecil yg antre untuk disunat. Aargh.. tidaak. Rasa malu kembali mengalahkan logika. Sehingga aku pun ngacir pergi dari tempat itu dan bertekad untuk mencari tempat lain saja.

    Namun keadaan semakin sulit karena kulihat jam tanganku sudah menunjukkan pukul 19.00. Waduh, bisa batal ini, dan Lia pasti marah lagi padaku besok, kenapa tadi aku tdk sunat saja ditempat yg banyak anak kecil itu, kataku dalam hati. Jam menunjukkan pukul 19.30 aku melihat papan nama sebuah klinik yg melayani penyunatan.

    Kali ini aku sudah bertekad untuk tdk akan lari apapun yg terjadi, ini demi rasa sayangku pada Lia, aku tdk mau mengecewakannya lagi. Dengan jantung berdegup kencang, kudorong pintu kaca depan klinik dan.. thank god, tdkada orang. Hanya ada seorang perawat, yg menurutku lumayan cantik, beranjak menyambutku dan menanyakan keperluanku dengan ramah. Aku menjawab

    Emm, benar disini bisa sunat suster?
    Oh betul sekali bapak. Nah, dimana anaknya yg mau disunat pak? Tanya suster itu.

    Waduh, sialan, pertanyaan yg aku sangat tdk suka. Terlebih lagi untuk menjelaskan.

    Engg, sebenarnya. sebenarnya.. Aku merasa tdk sanggup mengucapkannya, ingin rasanya lari lagi namun bayangan Lia yg menangis tibatiba terlintas di benakku sehingga aku memutuskan untuk menjawabnya.

    Ah terserah sajalah kata orang, batinku.

    Sebenarnya saya yg mau sunat sus.. There, selesai sudah, aku sudah berhasil mengatakannya. Rasanya seperti beban 100kg sudah terangkat dari pundakku.

    Suster itu agak terkejut mendengarnya, yg membuatku lega, dia tdk menertawakanku seperti bayanganku semula. Tdk lama kemudian dia masuk kedalam untuk menemui dokternya, lalu kembali lagi kedepan menemuiku dan berkata

    Baik pak, dokternya sudah siap, silahkan masuk.

    Akupun masuk kedalam ruang praktek dan.. aku kembali terkejut karena dokternya seorang wanita. Wah, masak aku mesti bukabukaan didepan cewek selain Lia. Tetapi pikiran itu semakin memudar melihat sosok dokter itu yg cantik, sangat cantik bahkan. Kalau kutaksir kirakira umurnya baru 23 mungkin 24, pastilah baru lulus dan buka praktek batinku, ukuran dadanya tdk terlalu kelihatan karena ia memakai jubah khas dokter yg putih.

    Eee, dokter yg nanti Katakataku terputus.
    Ya betul mas, saya yg akan menyunat anda. Katanya sambil tersenyum ramah.

    Kemudian dokter itu memintaku untuk melepas celana berikut celana dalamku. Wah, aku degdegan juga karena harus mengekspos bagian pribadiku dihadapan lawan jenis yg tdk kukenal. Perlahan tapi pasti, celana jeansku beserta celana dalamku sudah terlepas sehingga kemaluanku kini gandulgandul dihadapan dokter tersebut. Dokter itu sendiri tdk terlalu memperhatikan karena sibuk menyiapkan peralatannya. Baru kemudian ia memandang k0ntolku ini. Entah apa yg ada dibenaknya karena kurasa, biasanya dia menyunat anakanak, sekarang dia dihadapkan pada k0ntol pria dewasa. seksigo

    Dokter wanita itu memintaku duduk di atas meja periksa dan kemudian dia memakai sarung tangan lateks. Barulah kemudian kedua tangan dokter itu menuju ke arah alat kelaminku. Waduh, aku kembali dagdigdug. Kemaluanku ini kan bukan punyanya anak kecil. So, kalau dipegangpegang, apalagi oleh lawan jenis, pasti bakalan bangkit dari tidurnya.

    Benar saja, sewaktu dokter itu memegang batang k0ntolku, si junior langsung bangun dan mengembang dengan cepat menuju ukuran maksimalnya, 18cm. dokter itu terlihat terkejut sekali, entah itu terkejut karena adikku tibatiba bangun, atau terkejut karena ukuran adikku yg lumayan besar.

    Eeh, maaf ya dok, ini spontan soalnya. Kataku dengan senyum yg kecut.
    Oo, ee. nggak apaapa kok. Dokter itu sepertinya juga salah tingkah, mukanya memerah.

    Melihat itu, pikiran jorokku mulai bermain. Bagaimana kalau dokter cantik ini kusuruh melakukan handjob. Tentu ia kaget waktu tadi tahu pasiennya adalah pria dewasa. Nah, kalau kubilang bahwa aku tdk tahu cara mengecilkan kembali k0ntolku ini kemungkinan ia akan percaya, apalagi hingga sebesar ini aku belum disunat.

    Mmmm, tapi saya tdk bisa mengkhitan kalau sedang. begini. Kata dokter itu padaku sambil sesekali memandang k0ntol tegangku.
    Lebih baik mas.. ee.. keluarkan dulu di kamar mandi baru kita lanjutkan. Tambah dokter itu lagi. Agen Joker368

    Akupun mulai aksi purapura bego,

    keluarkan? Maksudnya apa dok? Saya kan lagi nggak kebelet pipis. Jawabku dengan memasang tampang yg sebego mungkin.
    Ee.. bukan pipis maksud saya. Maksudnya mas.. ee.. masturbasi dulu. Jawab dokter itu gugup.

    Nah, umpanku mulai kena, batinku.

    Mas.. apa dok, saya nggak ngerti. Setahu saya kalau lagi begini ya didiamkan aja, ntar juga kecil lagi. Kalau pagipagi bangun juga gitu dok, saya diemin aja. Jawabku bego dengan k0ntol yg tetap mengacung.
    Memang caranya bagaimana dok? Pancingku.
    Ee.. ya, mas .. ngg.. kocok itunya, nanti kalau sudah keluar, pasti mengecil. Jawab dokter itu dengan muka yg kian memerah.

    Hatiku semakin girang, pasti ia percaya kalau aku tdk tahu apaapa tentang ini.

    Bagaimana dok? Aduhh, saya nggak ngerti. Atau, dokter aja deh yg keluarkan. Saya takut soalnya saya benerbener nggak ngerti soal ini. Tambahku.

    Dokter itu tampak terperanjat dengan jawaban polosku tadi. Namun sepertinya ia kehabisan akal untuk mengajariku cara masturbasi, dan ia juga tampak tdk ingin berlamalama dengan pasien yg satu ini. Akhirnya dokter itu setuju untuk melakukan handjob. Hehehe, berhasil!! Batinku.

    Pertamatama, dokter itu menggenggam batang k0ntolku dengan tangan kirinya yg masih terbungkus sarung tangan lateks. Kemudian ia mulai menggerakkan tangannya naikturun. Ohh, gila, rasanya enak sekali. Apalagi kemudian dokter itu memainkan kedua buah zakarku dengan tangan kanannya yg, tentunya, juga masih bersarung tangan.

    Lalu, tangan kanannya digunakan untuk merangsang bagian sensitif k0ntol pria, yaitu daerah dibawah kepala k0ntol. Ahh, rasanya semakin nikmat, aku terkadang sampai memejamkan mataku untuk menikmati sensasinya.

    Tdk seberapa lama, cairan pelumas (cairan yg keluar jika pria terangsang) mulai menetes dari lubang kencingku. Dokter itu menadahinya dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya yg mendapat giliran mengocok batang k0ntolku. Setelah seluruh cairan pelumas keluar. Tangan kanannya behenti mengocok k0ntolku dan tangan kirinya yg ada tetesan cairan tadi dipakai untuk mengocok batang k0ntolku. Woow, sensasinya bebeda karena lebih licin rasanya.

    Nafasku mulai memburu, perjalanan menuju puncak sudah mencapai tengahnya. Dokter itu tdk mengurangi ritme kocokannya melainkan malah mempercepatnya, aah rasanya enak sekali apalagi karena ada cairan tadi. 5 menit kemudian aku sudah tdk tahan lagi, sedikit lagi sudah mencapai orgasme.

    Aaaaaaa.. aaa. pekikku. Dan sedetik kemudian
    Aaahh hhh hhh. Muntahlah spermaku ke lantai tempat praktek itu, sebagian mengenai pakaian dokter itu.

    Lega dan senang sekali rasanya, apalagi karena dokter cantik ini bersedia memberiku handjob, hehehe. Singkat cerita, akhirnya aku disunat juga, entah memakai metode apa, dan dokter itu bilang bahwa lukanya akan sembuh dalam waktu dua minggu. Sebelum pergi, aku menanyakan nama dokter itu, ternyata namanya Ika.

    Ternyata lagi, aku salah mengira, umurnya ternyata 27. Heh, dua tahun lebih tua dariku, tapi kok kelihatannya masih sangat muda, pastilah ia pandai merawat kecantikannya. Aku juga bertanya apakah aku bisa datang kembali ke klinik itu untuk memeriksakan juniorku dua minggu lagi.

    Dalam waktu dua minggu itu pula aku berencana agar bisa melakukan yg lebih. I mean, dokter ini sudah mau handjob, bagaimana kalau aku bisa mendapatkan yg lebih dari itu. Dalam dua minggu itu pula, aku menolak ajakan Lia untuk melanjutkan hidangan utama yg belum sempat dinikmati di hotel dulu. Aku bilang kepadanya bahwa penyembuhannya makan waktu satu bulan setengah dan bahwa sebaiknya kami melakukannya setelah menikah saja. Untung si Lia mau mengerti dan tdk ngambek lagi.

    (Lagi lagi lagi) singkat cerita, dua minggu telah berlalu. Aku menunggu lagi satu hari untuk memastikan bahwa juniorku ini sudah siap tempur. Hari yg ditunggu tibalah juga, aku berangkat kembali ke klinik itu pada jam yg serupa dengan terakhir kali aku ke sana. Harapanku, tdk ada pasien yg mengantre. Dan betul juga, hanya ada satu orang pasien anakanak dan bapaknya yg baru saja pergi meninggalkan klinik itu.

    Aku menemui suster yg jaga.

    E bisa saya bertemu dengan dokter Ika? Saya sudah bikin janji dua mingu yg lalu. Tanyaku.

    Suster itu kemudian menuju ke ruang praktek dan tdk seberapa lama kemudian kembali dan mempersilakanku masuk. Aku akhirnya masuk kedalam ruang praktek. Dokter Ika menanyakan apakah ada keluhan pada kemaluanku. Aku menjawab bahwa tdk ada keluhan dan tdk terasa sakit. Dokter Ika kemudian menyatakan bahwa aku sudah sepenuhnya sembuh.

    Ehh, tapi dok. Begini.. Saya, dalam waktu dekat ini akan menikah. Engg, saya kan tdk tahu apakah anu saya akan normal saja pas malam pertama. Pertanyaan yg ngarang dan ngaco.
    Begini saja mas, mas coba saja masturbasi dulu, kalau tdk sakit kemungkinan tdk akan sakit waktu dipakai berhubungan badan. Jawab dokter Ika dengan wajah yg sedikit memerah.

    Mungkin karena mengingat yg tejadi dua minggu yg lalu. Aku kembali mencari akal agar dia mau kuajak yg tdktdk.

    Mmm, saya masih takut dokter, bagaimana kalau nanti lukanya kambuh. Aduuuh, saya takut. Jawabku beralasan.
    Emm.. gimana kalau dokter aja yg. Tambahku. Ika hanya terdiam.

    Aku tdk ingin ia menjawab tdk sesuai keinginanku, jadi aku langsung berjalan menuju meja periksa dan melepas bawahanku sehingga bagian bawah tubuhku kini sudah tanpa sehelai benangpun. Sesuai dugaanku, Ika terpaksa harus menuruti kemauanku. Iapun menuju meja periksa dan kemudian langsung menggenggam batang k0ntolku, tapi kali ini tanpa sarung tangan, wow. Menerima sentuhan dari tangan wanita, kontan k0ntolku mengeliat dan bangun dari tidurnya.

    Dokter Ika kemudian tampak tertegun, memang, setelah disunat juniorku tampak lebih garang. Ika kemudian memeriksa bagian leher k0ntol dan menyentuhnyentuh disekeliling diameternya untuk memastikan bahwa aku tdk merasakan sakit.

    Kemudian ia mulai mengocok k0ntolku. Ahh, memang enak sekali kalau disentuh oleh lawan jenis. Kocokan tangannya mulai dipercepat, pasti tujuannya supaya aku cepat keluar dan cepat pergi dari sini. Aku tahu itu, tapi aku tdk akan membiarkannya terjadi.

    Saat ini posisiku duduk diatas meja periksa sementara Ika duduk di kursi yg dihadapkan ke meja periksa itu sehingga posisinya agak lebih rendah dariku. Akupun menggerakkan tanganku menuju payudaranya yg terbalut jubah dokter dan kemeja hitam. Tanpa basa basi, kuremas kedua payudaranya. Ikapun terkejut dan melepaskan genggaman tangannya dari k0ntolku. Kemudian kedua tangannya disilangkan diatas dadanya.

    Mas, apaapaan sih.. emph! Sebelum banyak berkatakata, kulumat dan kuhisaphisap mulutnya.

    Kedua tangan Ika mencoba mendorongku, tapi tdk cukup kuat untuk melakukannya. Dengan tangan kiriku, kuremas sebelah payudaranya. Sementara tangan kananku, meremasremas bongkahan pantatnya dari luar rok kain berwarna hitam yg dikenakan Ika.

    Emmm mmmhhh. Hanya itu yg terlontar keluar dari bibir Ika yg sedang kucium dengan ganas.

    Perlahan kucoba memasukkan lidahku kedalam mulutnya dan bermainmain dengan lidahnya, mungkin karenasudah terangsang, Ika membalas pemainan lidahku, lidahnya juga dimasukkan kedalam mulutku dan akupun langsung menghisaphisapnya. Jemari tanganku mulai bergerak lincah membuka satu demi satu kancing kemeja Ika. Dan, aku tdk measakan penolakan darinya, berarti keadaan sudah benarbenar aman nih, hehehe. Akupun melepaskan ciumanku dan Ika tampak terengahengah.

    Setelah kubuka semua kancing kemejanya segera kulepas kemeja dan jubah dokternya, kemudian menyusul bra putih yg dikenakannya. Wow, ternyata payudara dokter ini cukup sekal, kirakira seukuran dengan punya Lia. Kedua payudara Ika juga terlihat masih tegak dan menantang. Tanpa buangbuang waktu, aku langsung mengulum sebelah puting susu Ika sementara yg satunya lagi aku mainkan dengan tanganku.

    Ahh, ssshh.. mmmhh. Desah Ika.

    Tangan kananku yg bebas begerilya kebelakang dan bergerak kebawah, melepas pengait dan resleting rok Ika. Begitu sudah terbuka, rok hitam itupun meluncur bebas kebawah. Tangan kanankupun leluasa meremasremas pantat Ika yg terbungkus celana dalam warna putih. Perlahan jemari tanganku kususupkan ke kemaluannya yg ternyata sudah basah.

    Ok, tdk perlu menunggu lagi, segera kuturunkan celana dalam itu sehingga Ika kini benarbenar telanjang bulat. Segera kuangkat tubuhnya dan kubaringkan diatas meja periksa. Aku membuka kaosku sehingga kini aku dan Ika samasama telanjang bulat. Kukangkangkan kakinya lalu segera kuarahkan batang k0ntolku yg sudah tegang sekali menuju liang memeknya. Kugesekgesekkan terlebih dahulu di permukaan memeknya. Lalu, bless, batang k0ntolku melesak dalam di memek Ika.

    Aaa masss.. pe.. lan. Desah Ika. Kudiamkan terlebih dahulu k0ntolku.

    Setelah beberapa saat, barulah kugerakkan maju mundur diiringi dengan desahan Ika, si dokter cantik itu. Plok, plok! Suara pahaku yg bertemu dengan pangkal paha Ika. Sambil bersenggama, tanganku meremasremas payudaranya dan terkadang memilinmilin putingnya, sementara bibirku berulang kali menciumi bibir, pipi dan leher Ika. Sepuluh menit berselang, nafas Ika semakin memburu dan tdk lama kemudian,

    Aa.. ahhh aaahhh! Ika mencapai orgasme.

    Kedua matanya dipejamkan. Keringat deras membasahi tubuhnya. Kudiamkan sejenak dan kubiarkan Ika menikmati orgasmenya. Lalu kubalikkan badannya dan kumasukkan lagi k0ntolku dalam posisi doggy style. Kusodokkan k0ntolku pelahan, namun kian lama kian cepat.

    Ahhh, mass ahh.. ach.. enak mass!! Racau Ika. Sekitar 15 menit kami bercinta dalam posisi ini, Ika kembali orgasme.
    Achh.. mass.. aku keluar, ahh, aaaaaa! Kubalikkan lagi badannya dan kupompa terus karena aku juga merasakan gelombang orgasme kian mendekat. Kupacu dan kupecepat sodokanku dan

    aaa.. aku mau kel.. luar. Aku hendak mencabut k0ntolku untuk memuntahkan sperma diatas perutnya, namun kedua kaki Ika tiba tiba dilingkarkan disekeliling pinggangku dan
    Ahh hhh.. hhh! Semburan demi semburan sperma masuk kedalam rahim Ika.

    Aku merasakan suasana ini sangat intim. Kudiamkan k0ntolku didalam memek Ika selama beberapa saat dan kupagut bibirnya lalu kubisikkan thank you di telinganya. Ika hanya tersenyum manis. Sangat manis. Sunguh hari yg sangat indah dan akan selalu kukenang.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex ABG Ngentot Temen Sendiri di Belakang Kamar Mandi

    Cerita Sex ABG Ngentot Temen Sendiri di Belakang Kamar Mandi


    1038 views

    Perawanku – Cerita Sex ABG Ngentot Temen Sendiri di Belakang Kamar Mandi – Pada waktu itu aku masih duduk di SMP kelas II, pernah terjadi kejadian yang sangat mengasyikan dan lebih baik ini jangan ditiru. Pada waktu di SMP, aku termasuk anak yang cukup nakal dan sekolahku itu pun merupakan sekolah yang banyak menampung para anakanak nakal, sehingga tanpa kusadari aku pun bisa dibilang lumayan lebih banyak nakalnya dari pada baiknya.

    Cerita Sex ABG Ngentot Saat itu ada seorang teman sekelasku yang bernama Ika. Ika memang cewek yang paling dekat dengan cowok dan terkenal paling bandel juga nakal. Tidak jarang temanteman pun menyimpulkan bahwa dia cewek binal, karena dia berpenampilan agak seronok dibandingkan teman-temannya, yaitu dengan baju sekolah yang tidak dimasukkan ke dalam, melainkan hanya diikat antar ujung kain dan menggunakan rok yang sangat minim dan pendek, yaitu satu telapak tangan dari lutut. Ika seorang gadis yang cukup manis dengan ciri-ciri tinggi yang pada waktu itu sekitar 160 cm, berat badan 45 kg dengan kulit putih serta bentuk wajah yang oval. Ika memiliki rambut sebahu, hitam tebal, pokoknya oke punya tuh doi.
    Setelah bel kelas berbunyi yang tandanya masuk belajar, semua muridmurid masuk ke kelas. Tetapi anehnya, empat anak yang terdiri dari 3 cowok dan 1 cewek itu masih mengobrol di luar kelas yang tempatnya tidak jauh dari WC, dan sepertinya terjadi kesepatan diantara mereka. Setelah pelajaran kedua selesai, temanteman cowok yang bertiga itu meminta ijin keluar untuk ke WC kepada guruku yang mengajar di pelajaran ketiga, sehingga membuatku curiga.
    Di dalam hatiku aku bertanya, “Apa yang akan mereka perbuat..?”
    Tidak lama setelah temanteman cowok meminta ijin ke WC tadi, malah Ika pun meminta ijin kepada guru yang kebetulan guru pelajaran Bahasa Indonesia yang lumayan boring. Rasa penasaranku makin bertambah dan temantemanku juga ada yang bertanyatanya mengenai apa yang akan mereka perbuat di WC. Karena aku tidak dapat menahan rasa penasaranku, akhirnya aku pun meminta ijin untuk ke WC dengan alasan yang pasti. Sebelum sampai di WC kulihat temanteman cowok kelasku yang bertiga itu kelihatannya sedang menunggu seseorang. Tidak lama kemudian terlihat Ika menuju tempat temanteman cowok tersebut dan mereka bersama-sama masuk ke kamar WC secara bersamaan. Joker123
    Rasa penasaranku mulai bertambah, sehingga aku mendekati kamar WC yang mereka masuki. Terdengar suara keributan seperti perebutan makanan di ruangan tersebut. Akhirnya aku masuk ke kamar WC, secara perlahanlahan kubuka pintu kamar WC yang bersampingan dengan kamar WC yang mereka masuki, sehingga percakapan dan perbuatan mereka dapat terdengar dengan jelas olehku.
    “Hai Tun, Sep, siapa yang akan duluan..?” tanya Iwan kepada mereka.
    Dijawab dengan serentak dari mulut Ika seorang cewek, dia menjawab dengan nada menantang, “Ayo.., siapa saja yang akan duluan. Aku sanggup kok kalaupun kalian langsung bertiga..!”
    Aku bertanya-tanya, apa sih yang mereka perundingkan, sampaisampai saling menunjuk dan menantang seperti itu. Tapi aku tetap terdiam membisu sambil memperhatikan kembali, apa yang akan terjadi.
    Cerita Sex ABG Ngentot Temen Sendiri di Belakang Kamar Mandi

    Cerita Sex ABG Ngentot Temen Sendiri di Belakang Kamar Mandi

    Setelah itu, tidak lama kemudian Asep menjawab dengan nada ringan, “Yah udah, kalau begitu Kita bertiga barengbareng ajah. Biar rame..!” katanya.
    Langsung disambut ucapan Asep tersebut oleh Ika, “Ayo cepetan..! Nanti keburu pulang sekolah.”
    Dan akhirnya Utun pun berucap, “Ayo Kita mulai..!”
    Setelah itu tidak terdengar suara percakapan mereka lagi, tetapi terdengar suara reslueting yang sepertinya dibuka dan juga suara orang membuka baju.
    Tidak lama kemudian terdengar suara riang mereka bertiga dengan ucapan menanyakan pada Ika, “Hey Ka.., Siapa sih yang paling besar alat kelamin Kami bertiga ini..?”
    Ika pun menjawab dengan nada malumalu, “Kayanya sih Utun yang paling gede, hitam lagi.” dengan sedikit nada menyindir dan langsung dijawab oleh Utun, “Hey Ka..! Cepetan buka tuh baju Kamu, biar cepet asik si Joni, Kita nih enggak kuat lagi..!”
    Cerita Sex ABG Ngentot Setelah terdengar Ika membuka bajunya, tidak lama kemudian terdengar suara temanteman cowok bertiga, Utun, Asep, Iwan dengan nada ganas, “Wauw.., benarbenar body Kamu Ka, kaya putri turun dari langit..!”
    Tidak lama kemudian Asep bertanya pada Ika, “Ka.., kalau Aku boleh tidak meraba buah dadamu ini yang bagaikan mangkuk mie ini Ka..?”
    Ika pun menjawab dengan nada enteng, “Yah sok aja, yang penting jangan dirusak ajah..!”
    Utun pun sepertinya tidak mau kalah dengan Asep, dia pun bertanya, “Ka.., Aku bolehkan memasukkan alat kelaminku ke lubang gua rawamu ini kan Ka..?” sambil meraba-raba alat kelamin Ika.
    Ika pun menjawab dengan nada mendesak, karena alat kelaminnya sepertinya sedang diraba-raba oleh Utun, “Aahh.. uhh.. boleh Tun.. asal jangan sangar yah tun..!”
    Dan terakhir terdengar suara Iwan yang tak mau kalah juga, “Ka.., Aku boleh kan menciumimu mulai dari bibir hingga lehermu Ka.., boleh kan..?”
    Ika menjawab dengan nada seperti kesakitan, “Awww.. Uuuhh.. iyaiya, boleh deh semuanya..!”
    Suarasuara tersebut terdengar olehku di samping kamar WC yang mereka isi, yang kebanyakan suarasuara tersebut membuat saya risih mendengarnya, seperti, “Aaahh.. eehh.. aawww.. eheh.. owwoowww.. sedap..!”
    Dan tidak lama kemudian terdengar suara Ika, “Kalian jangan terlalu nafsu dong..!” kata Ika kepada temanteman cowok tersebut, “Karena Aku kan sendirian.., sedangkan Kalian bertiga enggak sebanding dong..!” Agen Joker123
    Tetapi mereka bertiga tidak menjawab ucapan Ika tersebut, dan akhirnya terdengar suara jeritan kesakitan yang lumayan keras dari Ika, “Aaawww.., sakit..!”
    Ika kemudian melanjutkan dengan ucapan, “Aduh Tun.., Kamu udah mendapatkan keperawanan Saya..!”
    Dijawab dengan cepat oleh Utun, “Gimana Ka..? Hebatkan Saya.”
    Setelah itu Utun pun mendesah seperti kesakitan, “Adu.. aduh.., kayanya alat kelaminku lecet deh dan akan mengeluarkan cairan penyubur.” kata-katanya ditujukan kepada temantemannya.
    Tidak lama kemudian Iwan bertanya kepada Ika, “Ka aku bosan cuma menyiumi Kamu aja Ka.., Aku kan kepingin juga kaya Utun..!”
    Iwan pun langsung bertukar posisi, yang anehnya posisi Iwan tidak sama seperti yang dilakukan Utun, yaitu memasukkan alat kelaminnya ke lubang pembuangan (anus) dari belakang, sehingga Ika tidak lama kemudian menjerit kedua kalinya.
    “Aaawww.. Iiihh.. perih tahu Wan..! Kamu sih salah jalur..!” rintih Ika menahan sakit.
    Tetapi sepertinya Iwan tidak menghiraukan ucapan Ika, dan terus saja Iwan berusaha ingin seperti Utun, sampai alat kelaminnya mencapai klimaks dan mengeluarkan cairan penyejuk hati. Hanya berlangsung sebentar, Iwan pun menjerit kesakitan dan alat kelaminnya pun dikeluarkan dari lubang pembuangan dengan mengatakan, “Aaahh.., uuhh.., uuhh.., enaak Ka, makasih. Kamu hebat..!”
    Asep yang setia hanya meraba-raba payudara Ika dan sekali-kali menggigit payudara Ika. Tetapi ternyata akhirnya Asep bosan dan ingin seperti kedua temannya yang mengeluarkan cairan penyubur tersebut sambil berkata, “Ka.., Aku juga mau kaya mereka dong, ayo Ka..! Kita mainkan..”
    Ika menjawab dengan nada lemas, “Aduh Sep..! Kayanya Aku udah capek Sep, sorry yah Sep..!”
    Akhirnya Asep kesal pada Ika dan langsung saja Asep menarik tangan Ika kepada alat kelaminnya dengan menyodorkan alat kelaminnya.
    “Ka.., pokoknya Aku enggak mo tahu.., Aku pinggin kaya mereka berdua..!”
    Ika menjawab dengan nada lemas, “Aduh Sep.., gimana yah, Aku benar benar lemas Sep..!”
    Aku tetap terdiam di kamar WC tersebut.
    Cerita Sex ABG Ngentot Ada sekitar 45 menit berlanjut, dan aku pun berpikir apakah mungkin mereka berbuat oral seks karena masih duduk di SMP. Hal ini mendorong rasa penasaran tersebut untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi. Akhirnya aku dapat melihat mereka dari atas, karena kamar WC di sekolahku pada waktu itu tembok pembaginya tidak tertutup sampai dengan atas langit, sehingga aku dapat melihat mereka berempat. Karena kesal akibat Asep tidak dipenuhi permintaannya, akhirnya Asep menarik kepala Ika ke depan alat kelaminnya yang sudah menegang tersebut.
    Asep berkata dengan nada mengancam kepada Ika, “Ayo Ka..! Kalo gitu kelomohi alat kelaminku hingga Aku merasakan enaknya seperti mereka..!”
    Setelah berusaha memanjat untuk melihat adgean secara langsung, aku dapat melihat dengan jelas. Ika seorang cewek langsung saja mengerjakan apa yang disuruh oleh Asep, sedangkan temannya yang berdua lagi, Utun dan Iwan duduk di lantai, tergeletak menahan rasa enak bercampur sakit yang mereka rasakan tersebut.
    Tidak berlangsung lama, Asep berkata kepada Ika, “Ka.., Ka.., Ka.., ahh.. aah.. awas Ka..! Aku akan mengirimkan cairan penyuburku yang hebat ini..!”
    Kulihat Ika langsung menyopotkan alat kelamin Asep dari mulutnya, dan terlihat raut wajah Ika yang sayu dan sendu bercampur gembira karena dapat uang dan sedih karena keperawanannya sudah hilang oleh mereka bertiga. Dasar Asep sedang kesal, Asep menyemprotkan cairan penyuburnya kepada Ika dan kedua temannya dengan mendesis kesakitan terlebih dahulu.
    “Aaahh.., uuhh.., Awas cairan penyuburku ini diterima yah..!” kata Asep sambil tangannya tetap mengocokkan penisnya.
    Kulihat Asep menyempotkan cairan penyubur itu dari alat kelaminnya secara kasar.
    Cerita Sex ABG Ngentot Setelah ada 15 menit sehabis Asep mengeluarkan cairan penyuburnya, kulihat mereka langsung berpakaian kembali setelah mereka menyopotkan bajubaju mereka sampai tidak tersisa sehelai kain pun. Sebelum mereka keluar, aku langsung cepat keluar dari kamar mandi tersebut secara perlahanlahan agar tidak terdengar oleh mereka. Kemudian aku menuju ke kelas yang telah memulai pelajarannya dari tadi. Hanya berselang beberapa menit, mereka masuk ke kelas seorangseorang agar tidak ketahuan oleh guru kami.
    Hari itu tidak terasa lama sampai bel keluar sekolah berbunyi. Kulihat mereka bertiga teman cowokku, Asep, Iwan, Utun sedikit lelah, seperti kehabisan nafas dan anehnya mereka berjalan seperti kehabisan tenaga.
    Karena aku suka iseng ke temen, aku langsung bertanya kepada mereka bertiga, “Hey Kalian kayanya pada lemes banget. Habis ngebuat su.., sumur yah..?”
    Langsung dijawab dengan enteng oleh perwakilan mereka bertiga, yaitu Asep, “Iya Bie, enak tahu kalo ngegali sumur tersebut dengan ramerame..!”
    “Ohh gitu yah..?” jawabku dengan tersenyum karena tahu apa yang mereka perbuat tadi.
    Tidak jauh dari tempatku berdiri, kulihat Ika berjalan sendirian dengan memegang tas kantongnya yang sehari-hari tasnya selalu di atas pundaknya. Sekarang hanya dibawa dengan cara dijingjing olehnya.
    Langsung saja aku memanggilnya, “Ka.., Ika.. Ka.. tunggu..!”
    Ika menjawab dengan nada lemas, “Ada apa Bie..?”
    Karena aku juga ingin iseng padanya, kulangsung bertanya, “Ka.., kayanya Kamu kecapean. Habis tertembak peluru nyasar yang menghajarmu, ya Ka..?”
    Ika pun menjawab dengan nada kesal, mungkin bahkan tersindir, “Yah.. Bie.., bukan peluru nyasar, tapi burung gagak yang nyasar menyerang sarang tawon dan goa Hiro, tahu..!”
    Cerita Sex ABG Ngentot Mendengar nadanya yang tersinggung, aku langsung meminta maaf kepada Ika.
    “Ka.., maaf. Kok gitu aja dianggap serius, maaf yah Ka..?” kataku menenangkannya sambil tersenyum bersahabat.
    Karena aku penasaran, aku langsung menyerempetmenyerempet agar terpepet.
    “Ka.., boleh enggak Ka, Aku coba masuk ke goa Hiro tersebut..? Kayanya sih asik.. bisa terbang kaya burung..!” pintaku sambil tertawa pelan.
    Karena Ika sudah kesal dan lelah, Ika menjawab, “Apa sih Kamu Bie..? Kamu mau goa Saya, nanti dong antri.., masih banyak burung yang mau masuk ke goaku, tahu..!”
    Dan akhirnya aku tertawa dengan rasa senang.
    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • KELAKUANKU SEBAGAI PENJAHAT KELAMIN YANG PANDAI MERAYU WANITA

    KELAKUANKU SEBAGAI PENJAHAT KELAMIN YANG PANDAI MERAYU WANITA


    1038 views

    Cerita Sex ini berjudulKELAKUANKU SEBAGAI PENJAHAT KELAMIN YANG PANDAI MERAYU WANITACerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Ini merupakan pengalaman pertamaku. Tapi bukan berarti baru pertama kali aku melakukan senggama, tapi pertama dalam arti mendapatkan wanita dengan status setengah perawan. Lho kok bisa setengah perawan, barangkali itu yang menjadi pemikiran para pembaca ceritaseks15 yang budiman.

    Setengah perawan itu dengan pengertian, tidak pernah disetubuhi laki-laki, tapi kemaluannya pernah dijilati pacarnya dan dimasuki jari tangan sehingga perawannya jebol, tapi masih perawan karena tidak pernah dimasuki kemaluan lelaki. Ini yang disebut setengah perawan.

    Aku mendapatkan Sri secara kebetulan. Ketika itu, aku yang senang naik bus kota karena banyak bertemu dengan karyawati, sedang menunggu di halte bus kawasan Slipi.

    Ketika sedang duduk-duduk menanti bus, seorang gadis dengan wajah tidak terlalu cantik dan tidak jelek, berkulit putih dengan payudara yang tidak terlalu besar (seperti kesukaanku), berjalan ke arahku dan langsung duduk di sebelahku.

    Perilakunya terkesan cuek, seperti pada umumnya cewek Jakarta. Aku mencari akal, bagaimana cara untuk mengajak ngomong cewek ini. Aku si penjahat kelamin punya pikiran untuk minta maaf karena akan merokok.

    Ketika aku minta ijin merokok, Sri dengan senyum manisnya menyatakan tidak keberatan. Selanjutnya obrolan kian akrab dan saling tukar nomor handphone. Aku dan Sri kemudian berpisah karena tujuan kami berbeda. Aku mau ke Blok M sedang Sri mau ke Kampung Melayu, rumah temannya.

    Malam harinya, aku sudah tidak sabar untuk menghubungi telepon selulernya. Obrolan pun terjadi, cukul lama. Hampir setiap hari aku telepon. Obrolannya pun mulai mengarah ke masalah pacaran. Dia mengaku baru saja putus dengan pacarnya karena menghamili gadis lain.

    Pura-pura sok suci, aku pun menasehatinya untuk tabah dan tawakal karena memang bukan jodohnya. Hubungan via telepon ini cukup lama, sekitar dua minggu dan hampir setiap hari aku selalu menghubunginya. Menginjak minggu ketiga, aku memberanikan diri mengajak untuk jalan-jalan. Karena aku belum lama di Jakarta, aku minta diantar ke Ancol, ternyata Sri tidak keberatan.

    Malam Minggu, aku dan Sri dengan naik sepeda motor pergi ke Ancol. Aku berpura-pura alim dan bercerita tentang masa laluku, dan cerita itu kubuat sedemikian rupa sehingga terkesan aku ini punya sifat terbuka. Dia juga menceritakan masa lalunya, termasuk tentang dirinya yang sudah setengah perawan. Di Ancol, aku juga menghindari untuk menciumnya. Ternyata sikapku yang sok suci ini membuat dia jatuh hati.

    Memasuki minggu keempat, dia mengajakku untuk pergi jalan-jalan. Dia minta ke puncak dan berangkat minggu pagi. Usulnya kuterima dengan alasan aku juga belum pernah ke sana (padahal, di kawasan dingin itulah, aku sering membawa cewek-cewek Jakarta). Sekitar pukul 06.00, aku sampai di Terminal Rambutan dan tidak lama kemudian dia juga sampai di satu titik yang telah ditetapkan bersama.

    Singkat cerita, sekitar pukul 08.30, aku dan dia sampai di Puncak. Setelah sarapan, kita kemudian mencari tempat untuk melihat-lihat pemandangan. Di puncak, aku melihat Sri mulai aktif dengan menggandeng tanganku. Aku berpikir, inilah saatnya untuk mengeluarkan jurus terampuh, apalagi Sri ini termasuk wanita terlama yang aku minta menyerahkan barangnya (sekitar sebulan).

    Setelah mendapatkan tempat duduk, aku dan Sri kemudian terlibat pembicaraan hangat. Saat itu, mendung semakin tebal. Aku si penjahat kelamin kemudian bilang sama Sri untuk mencari tempat karena hujan lebat tidak lama lagi akan turun. Tanpa kuduga, Sri menerima karena dia mengaku senang dengan sifat keterbukaanku dan berharap aku bisa jadi suaminya. Itulah kelemahan wanita, yang cepat percaya, yang akhirnya akan jadi korban lelaki.

    Aku dan Sri kemudian mencari tempat dan tidak terlalu sulit untuk mendapatkannya. Singkat cerita, aku dan Sri sudah masuk ke kamar. Dengan sikap jantan dan tidak tergesa-gesa, aku dan Sri kemudian menonton televisi sambil ngobrol-ngobrol dan sekali-kali menyinggung tentang seks, terutama ketika kemaluannya dicium oleh pacarnya dulu.

    Pertanyaanku ini ternyata membuatnya bersalah dan berjanji tidak akan mengulangi lagi, kecuali pada calon suaminya. Dengan rayuan gombal, Sri tampak percaya sekali kalau aku merupakan calon suaminya.

    Kemudian kucium pipinya dan Sri diam saja sambil menutup matanya. Setelah itu, dengan gaya halus, aku minta ijin untuk mencium bibirnya. Tanpa ada jawaban, Sri langsung menyosor bibirku, dan tanpa dikomando bibirnya segera kulumat dan tanganku menggerayangi payudaranya yang tidak terlalu besar.

    Ketika putingnya kuraba, dia mulai melenguh. Dengan gerakan halus, aku mulai membuka pengait BH-nya sehingga terbukalah bukit kembar miliknya. Sementara bibirku sudah beralih, tidak lagi di bibirnya tapi sudah menjilati telinga, dan lehernya.

    Karena buah dadanya sudah terbuka, mulutku pun bergeser ke puting susunya yang sudah menegang. Ketika kumainkan dengan lidahku, lenguhannya semakin panjang. Tangan kupun tidak tinggal diam, retsleting celana panjangnya kubuka dan tanganku menerobos masuk dan dia tampaknya diam saja.

    Sambil memainkan clitorisnya, aku terus menjilati kedua payudaranya. Ketika aku merasakan kemaluannya sudah sangat basah, aku coba membuka celana panjangnya, ternyata dia mengangkat pantat sehingga memudahkan aku melepas celana panjang sekaligus celana dalamnya. Setelah terlepas, tanganku pun membuka baju kaos dan BH-nya.

    Dalam waktu singkat, Sri sudah telanjang bulat sedang aku masih berpakaian rapi. Melihat ini, Sri pun protes dan segera membuka T-Shirt warna putih milikku. Bersamaan itu pula, aku si penjahat kelamin melepas celana panjang dan celana dalamku sehingga aku dan dia sama-sama telanjang bulat.

    Dalam keadaan begitu, aku kemudian mengajaknya masuk ke kamar dan dia tampak setuju atas ajakanku. Begitu duduk di pinggir kasur, aku langsung menyerang bibirnya dan tangannya kubimbing untuk memijit-mijit penisku yang sudah menegang berat. Sedang tanganku kembali ke vaginanya yang sudah becek.

    Tak lama kemudian, aku mendorongnya jatuh ke kasur. Mulutkupun segera menyusuri bukit kembarnya. Sri terus-menerus melenguh dan tampak sudah pasrah. Ketika aku minta supaya penisku dimasukkan, dia tak menjawab dan hanya tangannya merangkul leherku erat-erat. Inilah tanda-tandanya dia sudah tidak kuat.

    Aku pun segera menindihnya dan tanganku mengarahkan penisku ke liang vaginanya. Ketika kudapati lubang kenikmatan, segera penisku kutekan. Tapi tidak segampang wanita lain yang pernah kuajak bersenggama, lobang vagina Sri sangat sempit sekali. Berkali-kali kucoba untuk menekannya, masih tak berhasil menembus juga.

    Setelah lama dengan keringat membasahi tubuh, kepala penisku akhirnya dapat masuk, tapi setelah itu seperti lubangnya buntu. Karena aku sudah capek, babak pertama dengan tanpa hasil itu kuhentikan. Aku si penjahat kelamin dan dia kemudian tiduran sambil tanganku memainkan puting susunya. Selang beberapa saat kemudian, aku dan Sri tertidur.

    Sekitar satu jam kemudian, aku terbangun karena kedinginan dan penisku tegak kembali. Aku kemudian mencium kening Sri hingga terbangun. Setelah itu, aku langsung melumat bibirnya yang cukup sensual. Tanganku kembali bermain di vaginanya hingga basah.

    Melihat kenyataan ini, aku kembali menindihnya dan mencoba memasukkan penisku dan ternyata kembali gagal, hanya kepala penisku yang masuk. Karena berkali-kali gagal, aku kemudian mengangkat kakinya yang kecil mulus ke atas hingga belahan vaginanya terlihat jelas. Dalam posisi ini, aku mencoba memasukkan penisku dan lagi-lagi hanya kepalanya saja yang masuk.

    Aku kemudian berpikir bahwa Sri barangkali tegang hingga otot-otot vaginanya ikut tegang sehingga elastisitas vaginanya menjadi berkurang. Karena itu, aku kemudian mendiamkan saja kepala penisku terbenam di liang vaginanya dan aku kemudian membisikkan kata-kata gombal kepadanya.

    Tampaknya, rayuanku mengena sehingga kurasakan otot-otot vaginanya mulai melemas dan kesempatan itu kugunakan untuk kembali menggenjot penisku dan berhasil masuk setengah, setelah itu vagina Sri kembali mengeras. Melihat ini, aku membiarkan penisku terbenam tanpa berusaha kucabut. Rayuanku pun tak berhenti.

    Selang beberapa waktu kemudian, aku kembali merasakan otot vaginanya melemas dan kembali kutekan penisku hingga masuk dan total sekitar tiga perempat. Setelah itu, otot vaginanya kembali kaku dan tidak melemas meski sudah kurayu atau kubisikkan supaya tidak tengang dan menerima saja keadaan ini karena sudah telanjur masuk.

    Karena buntu, aku berusaha mencabut penisku. Ketika akan kutekan lagi, ternyata buntu. Aku si penjahat kelamin kemudian memintanya untuk rileks dan akhirnya penisku bisa masuk tiga perempat seperti semula. Aku kemudian mencabut penisku dengan perlahan, begitu keluar aku kembali memasukkannya, ternyata buntu lagi. Terus terang aku menjadi keki juga. Aku lantas bilang untuk rileks saja, dan kalau dia rileks maka penisku bisa masuk tiga perempatnya.

    Karena pengalamanku dua kali, aku tak mau mencabut tapi langsung memutar-mutarkan penisku, dan terlihat olehku bibirnya menyeringai dan sesekali dia melenguh panjang. Kurasakan, vaginanya sangat basah. Ketika kutanya apakah sakit, dia ternyata diam saja maka penisku kembali kuputar-putar dan lama-lama menjadi cepat, ketika itu pula dia melenguh panjang dan tangannya mencengkeram punggungku. Ketika itulah, dia menjerit panjang sambil mengatakan, “Aduh Mas, enak Mas..”.

    Mendengar ini, putaranku semakin cepat dan selang beberapa lama dia menjerit dengan mengatakan hal yang sama. Ketika aku merasakan vaginanya sudah sangat basah, kucoba untuk mencabut penisku dari liang vaginanya, begitu aku menekan lagi ternyata buntu lagi. Sungguh, aku sangat heran dan baru pertama kali ini aku menemukan vagina seperti ini.

    Karena sudah keki, aku minta dia supaya menjilati penisku. Awalnya, dia menolak karena tidak biasa dan jijik. Tapi setelah kurayu dan aku janji akan menjilati vaginanya, dia pun setuju. Setelah aku mencuci penisku, dia mulai menjilati. Awalnya, jilatannya tidak terasa karena masih merasa jijik. Tapi lama kelamaan jilatannya menggairahkan dan Sri mau memasukkan penisku ke mulutnya.

    Gerakannya pun makin lama makin kuat. Karena aku sudah terangsang dan sejak tadi begitu lama berjuang untuk mengebor vaginanya, akupun merasa penisku mulai berdenyut-denyut. Tanpa harus kutahan (daripada tambah pusing) aku pun mengeluarkan spermaku ke mulutnya.

    Merasa ada cairan masuk ke mulutnya, Sri melepas kulumannya dan memuntahkan sperma. Sri lantas seperti orang mual mau muntah. Aku si penjahat kelamin tak peduli dan tanganku mengocok-ngocok penisku hingga spermaku banyak yang tumpah di kasur dan tubuhnya. Setelah aku dan Sri mencuci kemaluan masing-masing, kemudian kami tiduran di kasur. Selang beberapa lama, Sri memintaku untuk gantian menjilati vaginanya.

    Meski aku di kantor terkenal dengan julukan penjahat kelamin, tapi aku belum pernah menyosor barang milik perempuan, karena aku yakin wanita yang kutiduri selalu puas dengan permainan ranjangku.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Aku Ngewe Dipinggir Pantai

    Aku Ngewe Dipinggir Pantai


    1036 views

    Cerita Sex ini berjudulAku Ngewe Dipinggir PantaiCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Dinding rumah mulai agak kusam,tandanya rumah harus segera ada perhatian.Ya plafon juga sudah ada sedikit ada sedikit kerusakan,ya lumyan lama rumah ini berdiri sekitar 5 tahun yang lalu.Suasanya halaman yang dulunya asri oleh bunga warna-warni kini seakan tiada lagi,hanya tertinggal berbagi saja,bunga tulip,melati satu batang,bunga anggrek pemberian tante.

    Semua itu prediksi ku harus segera di percepat mengingat rumah ku sebagai tempat kost,Penghuninya biar nyaman yang “punya rumah kudu”perhatian juga.Mengingat service itu dimana saja harus baik.

    Aku Punya tempat kos-kosan,dengan menjadikan rumah sebagai tempat beristirihat sejenak bagi yang membutuhkan,Tapi dalam yang ku alami aku tidak pernah menduga ada kejadian mengesankan,ini ceritanya,Pertama kali aku mengenalnya adalah saat pulang dari Jakarta, dia adalah siswa sekolah keguruan yang ada di kotaku pada saat itu,dia cantik,manis dan bertubuh mungil dengan kulit putih. Dasar nasibku lagi mujur tak lama berselang dia pindah kost kerumahku jadi mudah bagiku tuk lebih jauh mengenalnya.

    Ternyata orangnya supel dan pandai bergaul, sehingga aku tambah berani tuk menyatakan perasaan hatiku, lagi-lagi aku beruntung dia menerima pernyataanku ,ukh bahagianya aku.

    Suatu hari aku ada acara keluar kota ,iseng aku mengajaknya pergi,ternyata dia menyambut ajakanku. Sepanjang jalan menuju luar kota kami ngobrol sambil bercanda mesra,kadang tanganku iseng pura –pura tak disengaja menyentuh pahanya mulanya dia menepis tanganku tapi lama kelamaan membiarkan tanganku yang iseng mengelus pahanya yang putih dan gempal,aku memberanikan diri mengelus- elus pahanya sampai kepangkal pahanya . Dia tetap diam bahkan seperti menikmati elusan tanganku.

    Aku tarik tanganku dari rok hitamya lalu bertanya padanya boleh nggak aku menyentuh payudaranya yang membukit dibalik baju berwarna pink.mulanya dia menolak ,aku coba merayunya bahwa aku ingin mengelus walau hanya sebentar.

    Akhirnya dia mengangguk pelan,langsung aja tanganku menyusup kebalik bajunya dan mengusap,mengelus bahkan saat kuremas susunya yang mungil dan kenyal dia hanya mendesah dan menyandarkan kepalanya pada sandaran jok mobil yang kami kendarai.Kupermainkan putting susunya dengan dua jari dia semakin mendesah.

    sambil tetap menyetir aku tarik reslting celanaku dan aku keluarkan penisku yang telah menegang sejak tadi bak laras tank baja ,aku pegang tangannya dan kutarik kearah penisku, saat tangannya menyentuh penisku yang besar dan panjang dia tarik kembali tangannya mungkin kaget karena baru pertama kali.

    Dengan sedikit basa basi kembali kutarik tangannya tuk memegang penisku akhinya dia menyerah kemudian mulai mengelus penisku perlahan.

    “ Ang,punyamu besar sekali hampir sebesar pergelangan tanganku “ katanya
    “ Hmm,susumu juga kenyal sekali “ kataku sambil menikmati elusan tangannya pada penisku

    Tak lama kami sampai di kota tujuan,langsung aku cari tempat untuk menginap setelah itu pergi lagi tuk belanja keperluan selama di kota itu.

    Malam kami ngobrol diberanda depan kamar tempat kami menginap sambil nonton tv ,kami duduk berdampingan sekali kali tanganku bergerilnya ditubuhnya ternyata dia dibalik baju tidurnya dia hanya memakai cd sehingga tanganku bisa bebas meremas remas susunya dan mempermainkan putingnya .

    “ Akh,Ang jangan terlalu keras “ katanya kala kuremas dengan rasa gemas.
    “ Maaf,habis susumu kenyal sekali “ kataku
    “ Iya ,tapi sakit “ katanya
    “ Iya pelan deh,kita pindah kedalam yuk “ kataku berbisik padanya dan mengangguk perlahan.

    Sesampainya didalam aku peluk dia dari belakang,kuciumi tengkuknya yang putih dengan penuh nafsu dia bergelinjang kegelian sedangkan kedua tanganku bergerilya pada tubuhnya.
    “ Akh,Ang ………..shhhhhhhh “ kata mendesah

    Tanganku mulai membuka kancing bajunya satu persatu dan kulepas bajunya hanya tinggal cd nya yang berwarna hitam.Kukulum bibirnya ,dia membalas kulumanku dengan penuh gairah.Tangannya mengusap-usap penisku sesekali meremasnya sehingga aku merasakan nikmat yang tak terhingga.

    “Ukh,…teruskan yang “ kataku
    “ Ikh besar sekali,panjang lagi “ katanya.
    “ Ssssst ,”kataku sambil mengulum putting susunya yang makin menegang,tanganku kupergunakan untuk menurunkan cdnya .Kuusap perlahan gundukan daging empuk yang ditumbuhi bulu – bulu hitam halus ,dia menggelinjang kegelian dan kulanjutkan dengan menggelitik belahan memeknya hangat terasa.

    “Akh,….teruskan pelan pelan “katanya sambil meremas penisku.Kemudian aku menurunka kulumanku pada susunya ke pusarnya ,dia mengangkat pinggangnya keenakan kuteruskan ciumanku pada memeknya dan menegang saat lidahku yang kasar menjilati memeknya yang merah merekah. Dia mengimbangi permainan lidahku dengan menggoyangkan pinggulnya bibirnya tak henti-henti mendesah .

    “Sekarang giliranmu sayang “kataku padanya sambil menyodorkan penisku kemulutnya .Perlahan tapi pasti dia mulai menciumi batang kemaluanku yang sejak tadi menegang ,saat dia mulai mengulum penisku terbang rasanya menahan rasa nikmat .

    Setelah itu kutelentangkan kekasihku yang putih,susunya yang mungil menggunung dengan memeknya yang merah merekah dibalik bulu- bulu hitam halus .Perlahan – lahan aku menaikinya ,kugosok-gosokkan penisku pada belahan memeknya dia meregang sambil mendesah tak karuan merasakan nikmatnya gosokkan penisku.Kemudian kutekan sedikit demi sedikit penisku pada memeknya ,pinggulnya naik seakan menyuruh agar penisku segera dimasukkan pada memeknya.

    “Ayo,akh aaaaaaaakh teruskan sayangku” katanya sambil menarik pinggangku
    “Baiklah ,sayang aku masukkan ya “ kataku sambil menekan penisku agar masuk lebih dalam lagi pada lubang memeknya perlahan karena takut dia kesakitan,sempit sekali.

    “Aduh..,sakit Ang akh……..” katanya
    “Sebentar juga hilang “ kataku,penisku keluar masuk memeknya yang terasa basah dan hangat.Rupanya ini pengalaman pertama baginya karena ada noda darah pada pangkal pahanya.

    “Terus ….lebih cepat akh………ukh nikmat sekali kontolmu yang” katanya berani mungkin karena pengaruh rasa nikmat dari keluar masuknya penisku yang panjangnya 18 cm,penisku pun mulai merasakan nikmat dari gesekan dengan dinding dalam memeknya.

    “Akh…….terus goyang pinggulmu “ kataku padanya,dan dia menuruti kataku menggoyangkan pinggulnya Tak lama dia mengerang sambil memelukku erat rupanya dia telah mencapai orgasme,dia berbaring lemas dibawaku sedangkan penisku masih menancap pada memeknya yang terasa basah .Terlihat ada air mata pada ujung kelopak matanya ,melihat itu aku segera berbisik padanya bahwa aku akan bertanggung jawab atas semua ini.

    Barulah dia berubah riang kembali dan aku mulai aktifitas kembali menaik turunkan penisku dan dia merespon gerakanku dengan bersemangat .Malam itu melakukannya sebanyak 6 kali sampai akhirnya tertidur pulas sampai pagi.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Aku Bersetubuh Dengan Cewek Cantik

    Aku Bersetubuh Dengan Cewek Cantik


    1036 views

    Cerita Sex ini berjudulAku Bersetubuh Dengan Cewek CantikCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Pada pertengahan bulan Maret tahun 1990-an, desaku kedatangan sekelompok mahasiswa yang akan melakukan KKN. Mungkin karena ini adalah baru pertama kalinya desaku jadi tempat tujuan KKN sehingga penduduk desaku sangat gembira mendengar akan ada mahasiswa yang akan ikut membantu meringankan beban dalam membangun desa kami terutama kepala dusunnya.

    Kebetulan rumah tinggal yang di pinjamkan oleh kepala dusun untuk sekelompok mahasiswa itu bersebelahan dengan rumah saya, sehingga secara otomatis saya jadi dapat berkenalan dengan mereka. Mereka beranggotakan delapan orang, lima di antaranya cowok, tiga yang lainya cewek. Kebanyakan mereka bukan orang Yogya asli. Mereka ada yang berasal dari Bandung, Sumatra, dan Sulawesi, cuma satu orang yang berasal dari Yogya.

    Mereka ditugaskan oleh kepala dusun desa saya untuk membangun sebuah kamar mandi umum untuk sarana desa yang selama ini belum terbangun. Setiap hari, ketika mereka sibuk dengan pekerjaan mereka, aku selalu memperhatikan salah satu anggota cewek dari ketiga mahasiswi tersebut.

    Ia bernama Windy, usianya sekitar 22 tahun, lebih tua 3 tahun denganku saat itu. Tingginya sekitar 167 cm, asalnya dari Bandung. Para pembaca tahu sendiri kan kalau orang Bandung umumnya berkulit putih mulus.

    Aku selalu memperhatikan Windy karena tubuhnya yang indah dan bahenol itu, ia memakai BH yang berukuran mungkin sekitar 34 atau lebih, karena memang payudaranya sangat menonjol, apalagi saat kerja ia hanya mengenakan kaus ketat dan memakai celana gunung hanya pada bagian atasnya saja,

    mungkin karena panas sehingga bagian bawahnya tidak dipakainya saat bekerja, meskipun saat berdiri hanya sampai lutut, tetapi saat berjongkok atau duduk bersila, pahanya yang putih mulus itu sangat terlihat jelas dan saat berkeringat, BH-nya terlihat jelas karena tercetak terkena keringat. Aku jelas sangat tergoda dan bernafsu, apalagi di desaku jarang melihat cewek putih secantik dia.

    Suatu ketika, saat mereka sedang bekerja keras, entah mengapa Windy minta diantarkan temannya ke tempat tinggalnya yang berjarak sekitar 200 m dari tempat kerjanya, aku langsung mengikutinya karena hanya gadis itulah yang aku sukai tubuh seksinya.

    Sesampai di rumah mereka, Silvi teman Windi yang mengantarkannya, diminta Windi untuk segera kembali ke teman-temannya untuk membantu pekerjaan yang sedang mereka kerjakan agar cepat selesai. Mungkin karena kelelahan, ia langsung pergi ke kamar mandi untuk menyegarkan diri.

    Karena rumah yang ditempatinya bukan termasuk rumah orang kaya maka kamar mandinya pun juga sederhana sekali, pintunya saja hanya terbuat dari seng yang tidak bisa tertutup rapat, bagian bawahnya terbuka sekitar 5 cm, dan bagian kanan atau kiri pintu juga mudah diintip.

    Aku sudah hafal dengan bentuk kamar mandi ini karena aku sering mengintip diam-diam dua anak Pak Kadus yang masih SMP dan SMU saat mereka mandi. Meskipun mereka berwajah manis tetapi masih kalah putih dan seksi dibandingkan si Windi.

    Aku masuk lewat halaman belakang karena kamar mandinya juga terletak di halaman belakang. Mungkin karena sudah merasa aman setelah pintu depan ditutup dan dikunci rapat, ia mandi dengan santai sambil menyanyi-nyanyi lagu pop Britney Spears kesukaannya.

    Saat aku mulai mengintip, ia sedang berjongkok untuk kencing sehingga aku mulai khawatir kalau-kalau ia melihatku sebab ia berjongkok menghadap pintu depan kamar mandi sedangkan aku mengintipnya dari bawah pintu. Tetapi untungnya ia hanya melihat ke bawah lantai.

    Saat ia kencing itulah aku merasa terangsang. Vaginanya terlihat jelas karena terbuka lebar dengan bulu-bulunya yang keriting dan lebat, dan yang paling kusukai dari dia tentunya adalah karena ia masih perawan.

    Aku jadi ingin merasakan bagaimana rasanya vagina cewek yang masih perawan karena selama ini aku hanya berpacaran dan berhubungan intim dengan wanita yang sudah tidak perawan dan tidak secantik dia.

    Setelah ia selesai mandi, aku ingin segera keluar dari rumah itu, tapi karena hari itu hujan, aku terpeleset saat memanjat tembok dan menyenggol pot tanaman hingga ia langsung keluar dari kamar mandi dengan hanya menutup handuk untuk melihat suara apa itu dan langsung memergokiku.

    “Loh Mas, kok disini, lagi ngapain kamu Mas?”.

    “Eh.. Emm.. Aku ee.. Lagi manjat tembok tapi kepeleset”, ujarku beralasan.

    Karena sudah tak tahan melihat tubuhnya yang putih mulus dan wangi itu aku mendekatinya dan tanpa basa-basi langsung kusekap mulutnya. Dengan mudah aku dapat meringkusnya dengan mengikat tangannya karena di tempat itu terdapat banyak tali-tali tambang, dan kuseret dia ke dalam kamar tidur entah milik siapa. Di situ aku buka ikatannya dan langsung kurebut handuknya sehingga ia telanjang bulat.

    “Jangan Mas, jangan, kita kan tetangga”, ia hanya dapat menangis dan memohon-mohon saat aku melepaskan semua bajuku.

    “Emang gue pikirin, aku dah nggak tahan ngeliat tubuh seksi lu!!”, bentakku.

    Pistolku yang berukuran 18 cm ini langsung tegak menodong ke arahnya. Aku langsung menubruk dia. Karena ia melakukan perlawanan terpaksa aku menampar dan sedikit mencekiknya, karena hanya dengan cara inilah ia akhirnya dapat lemas dan menyerah tanpa membuat lecet kulit putih mulusnya.

    Aku mulai menciumi bibir tipisnya dan menjilati wajahnya sambil meremas-remas payudara dan memelintir putingnya, lalu aku melumat payudara dan menggigiti putingnya.

    “Aah.. Aah sakit Mas!”, rintihnya lalu aku mulai meletakan penisku di atas vaginanya.

    “Jangan digituin Mas, ampun Mas”, ia memohon sambil mengeluarkan air matanya.

    “Santai aja Mbak, enak kok”

    “Jangan Mas, jangan.. Aacchh.. Aacch.. Uucch sakit.. Ooch!!”, ia menjerit kesakitan saat aku berusaha keras memasukkan penisku ke dalam vaginanya yang masih tertutup rapat.

    Lalu kubalik posisi tubuhnya sehingga ia berlutut dan kutampar-tampar pantatnya hingga memerah, sambil kujilat-jilat pantat mulusnya.

    “Wow, pantat Mbak indah juga, bulet tapi juga sekal banget”

    Saat hampir kumasukkan penisku ke duburnya tiba-tiba pintu terbuka dan ada orang masuk. Windi tahu bahwa itu pasti temannya sehingga ia langsung berterika meminta tolong. Orang itu mendengar teriakan Windi lalu langsung menuju kamar ini hingga ia terkejut bukan main begitu juga denganku

    “Hey, sedang apa kau?”

    “Eh.. Mm anu aku..” aku bingung menjawabnya.

    Windi sempat lega melihat salah seorang temannya datang. Teman pria Windi itu sempat ingin marah ketika Windi akan kusodomi. Tetapi ketika ia melihat kemolekan tubuh Windi, ia jadi terdiam sesaat. Mungkin ia juga terangsang, karena saat aku melihat bibirnya ia mengucapkan kata “Wow” dengan lirih secara tidak sengaja. Tanpa disangka ia lalu malah memberi suatu penawaran kepadaku.

    “Kalo lu ngasih aku bagian dari tubuh sexy ini, aku nggak bakalan ngomong ama tetangga sebelah, OK?”

    “Oh boleh saja, kita nikmati bareng-bareng aja.” tentu saja aku setuju dari pada dikeroyok masa.

    Dia langsung membuka bajunya yang sudah basah terkena hujan.

    “Loh, Rob kamu ini gimana sih, aku ini temanmu” Windi merasa kecewa ketika ia melihat temannya itu sedang mengeluarkan batang kejantanannya dari CD-nya.

    “Iya aku juga tau lu ini temanku, tapi kan cuman teman KKN aja dan selama ini aku selalu terangsang ngeliat tubuh lu saat ngintip lu mandi, he.. he.. he”, ujarnya.

    Aku langsung melanjutkan kegiatanku tadi. Saat Windi masih berdebat dengan temannya, langsung saja kumasukkan penis 18,5 cm-ku ini ke lubang duburnya.

    “Robi, kamu ini kurang aj.. Aacchh.. Aach.. Oocch!!” ia menjerit kesakitan.

    “Ooch.. Aacch.. Yes wauw biar seret tapi enak tenan Win duburmu!!”, ujarku.

    Temannya pun tak tinggal diam, ia langsung menyodorkan batang kemaluannya ke wajah Windi.

    “Nah Win entot nih kontolku, ha.. ha.. ha!!”, ia memaksa membuka mulut Windi dengan menjambaknya.

    “Please Rob, please.. mmph.. mmphh!”.

    Windi merasakan siksaan sampai hampir muntah, karena memang ia belum pernah mengulum penis seseorang. Kugenjot-genjot penisku, karena aku senang jika melihat payudaranya bergoyang-goyang.

    “Aach.. Oocchh.. Yes!!”.

    Akhirnya kusemprotkan cairan spermaku ke lubang duburnya. Si Robi pun ikut menyemburkan cairan kentalnya ke mulut Windi dan memaksanya untuk menelan semuanya dan menjilati sisa-sisa sperma yang masih menempel di penisnya.

    Lalu kami beristirahat sebentar sambil merokok dan menonton film porno di ruang tengah. Lalu temannya yang ternyata bernama Robi itu mampir ke warung sebelah untuk membeli vitamin penambah tenaga dan obat kuat.

    Setelah 30 menit, hari masih hujan lebat sehingga teman-temannya yang lain kemungkinan masih akan lama pulangnya. Kami pun meneruskan memperkosa Windi.

    Ia mengira penderitaanya sudah berakhir karena saat aku menghampirinya, ia sudah memakai CD-nya kembali. Ia pun terkejut saat aku menghampirinya sehingga ia melakukan sedikit pemberontakan tapi tidak berhasil lalu langsung kutampar hingga jatuh dan Robi melepaskan kembali CD-nya.

    “Tolong sudahi saja Rob, aku sudah cape”, mohonnya.

    “Hey aku kan belum nyoba vagina lu tau!”

    Robi berbaring telentang di kasur dan mengangkat tubuh Windi dengan posisi tengkurap menghadap dirinya, dan langsung menghujamkan penisnya ke vaginanya.

    “Aacchh.. Uucchh.. Sst tolong, udah aja Rob, sakit..!”, rintihnya.

    Tanpa kutunggu-tunggu, aku langsung ikut menunggangi tubuh Windi dan memasukan penisku ke vaginanya sehingga penisku dengan penis Robi bergesekan dalam satu vagina hingga lapisan klitoris Windi robek dan berdarah.

    “Aacchh.. Aacch.. Uucch.. Sstt aduuh sakit banget, toloong!!”

    Setelah sekitar 25 menit, Robi menyemprotkan spermanya dulu lalu mencabutnya, dan tubuh Windi kubalikkan telentang. Lima menit kemudian ganti aku yang menyemprotkan cairan hangat dan kentalku.

    Aku pun lemas dan menindih tubuh seksinya tapi tidak langsung mencabut penisku dari vaginanya. Windi pun juga sudah sangat lemas tidak berdaya.

    Karena hujan sudah mulai agak reda, Robi langsung mengeluarkan HP-nya dan memfoto bagian-bagian vital tubuh telanjang Windi untuk mengancam Windi agar tidak membuka mulut kepada siapapun. Lalu kami memakaikan bajunya. Saat kemudian 2 orang lagi temannya datang, kami terlihat sedang menonton TV bersama.

    Meskipun wajah Windi terlihat sedih, mereka tidak mengetahui dan tidak mempedulikannya karena memang hubungan mereka belum begitu akrab sebab mereka semua berbeda jurusan apalagi baru saling kenal beberapa hari.

    Tetapi beberapa hari kemudian, Windi akhirnya mengaku kepada keluarganya bahwa ia telah diperkosa oleh saya dan temannya saat KKN, sehingga kami pun ditangkap oleh polisi dan dipenjara selama 2,5 tahun.

    Setelah kejadian itu, warga desa saya menjadi trauma karena takut kejadian itu akan terulang lagi dan itu telah memperburuk nama desaku. Sejak saat itu jika ada KKN lagi, penduduk desa saya meminta para anggota KKN khususnya cewek harus berpakaian sopan dan tidak merangsang, karena pemuda di desaku memang jarang keluar desa, sehingga agak mudah terangsang jika melihat cewek cantik dengan pakaian yang sedikit menggoda.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex I love You Honey

    Cerita Sex I love You Honey


    1036 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex I love You HoneyCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Baru sebulan kemarin ada seorang pria yang menembakku dan dijadikan pacarnya kira kira umurnya 27 tahun, aku sungguh berbunga bunga dimana sosok pria ini yang aku dambakan atau impikan, seakan akan klau di film kan dia seperti pangeran dengan badan yang tinggi gagap atletis dan matanya yang membuat aku terpana.

    Namanya adalah Ricky, kekasih pertamaku. Ricky sudah bekerja di perusahaan swasta di Jogja. Ricky sangat romantis, dia selalu bisa membawaku terbang tinggi ke dunia mimpi. Ribuan rayuan yang mungkin terdengar gombal selalu bagai puisi di telingaku.

    Sejauh ini hubungan kami masih biasa saja. Beberapa kali kami melakukan ciuman lembut di dalam mobil atau saat berada di tempat sepi. Tapi lebih dari itu kami belum pernah. Sejujurnya, aku kadang menginginkan lebih darinya. Membayangkannya saja sering membuatku masturbasi.

    Hari ini tepat sebulan hari jadi kami. Ricky dan aku ingin merayakan hari jadi tersebut. Setelah diskusi panjang, akhirnya diputuskan weekend kita berlibur ke kaliurang.

    Sabtu yang ku tunggu datang juga. Ricky berjanji akan menjemputku pukul 07.00 WIB. Sejak semalam rasanya aku tidak bisa tidur karena berdebar-debar. Untuk hari yang istimewa ini, aku juga memilih pakaian yang istimewa.

    Aku mengenakan kaos tanpa lengan berwarna biru dan celana jeans 3/4. Rambut panjangku hanya dijepit saja. Karena takut nanti basah saat bermain di air terjun, aku membawa sepasang baju ganti dan baju dalam. Tak lama kemudia Ricky datang dengan mobil honda jazz putihnya. Ahh,, Ricky selalu tampak menawan di mataku. Padahal dia hanya memakai kaos hitam dan celana jeans panjang.

    “Sudah siap berangkat, Nggi?” aku pun mengangguk dan segera masuk ke dalam mobil. Perjalanan tidak memakan waktu lama karena jalanan masih cukup sepi. Sekitar 45 menit kemudian kita sampai di tempat wisata. Ternyata pintu masuk ke area wisata masih ditutup.

    “Masih tutup, mas.. Kita jalan dulu aja ke tempat lain, gimana?” tanyaku

    “Iya.. coba lebih ke atas. Siapa tau ada pemandangan bagus.”

    Ricky segera menjalankan mobilnya. Tidak begitu banyak pemandangan menarik. Begitu sekeliling tampak sepi, Ricky memarkir mobilnya.

    “Kita nunggu di sini aja ya, sayang. Sambil makan roti coklat yang tadi aku beli. Kamu belum sarapan, kan?”

    “iya, mas.. Anggi juga lapar”

    Sambil makan roti, Ricky dan aku berbincang-bincang mengenai tempat-tempat yang akan kami kunjungi. Tiba-tiba…

    “Aduh Anggi sayang, udah gede kok makannya belepotan kayak anak kecil,,,” ucapnya sambil tertawa. Aku jadi malu dan mengambil tisue di dashboard. Belum sempat aku membersihkan mukaku, Ricky mendekat, “Sini, biar mas bersihin.” Aku tidak berpikir macam-macam.

    Tapi Ricky tidak mengambil tisue dari tanganku, namun mendekatkan bibirnya dan menjilat coklat di sekeliling bibirku. Oooh,, udara pagi yang dingin membuatku jantungku berdebar sangat kencang.

    “Nah, sudah bersih.” Ucap Ricky sambil tersenyum. Tapi wajahnya masih begitu dekat, sangat dekat, hanya sekitar 1-2 cm di hadapanku. Sekuat tenaga aku mengucapkan terima kasih dengan suara sedikit bergetar. Ricky hanya tersenyum, kemudian dengan lembut tangan kirinya membelai pipiku, menengadahkan daguku.

    Bisa ku lihat matanya yang hitam memandangku, membuatku semakin bergetar. Aku benar-benar berusaha mengatur nafasku. Seketika, ciuman Ricky mendarat di bibirku. Aku pun membalas ciumannya. Ku lingkarkan kedua tanganku di lehernya.

    Ku rasakan tangan kanan Ricky membelai rambutku dan tangan kirinya membelai lenganku. Tak berapa lama, ku rasakan ciuman kami berbeda, ada gairah di sana. Sesekali Ricky menggigit bibirku dan membuatku mendesah, “uhhhh…” refleks aku memperat pelukanku, meminta lebih. Agen Judi Bola

    Tapi Ricky justru mengakhirinya, “I love you, honey” Lalu mengecup bibirku dengan cepat dan melepaskan pelukannya. Aku berusaha tersenyum, “I love you, too”. dalam hati aku benar-benar malu, karena mendesah. Mungkin kalau aku tidak mendesah, ciuman itu akan berlanjut lebih. Aaahh,,, bodohnya aku. Ricky lalu menjalankan mobilnya menuju tempat wisata.

    Kami bermain dari pagi hingga malam menjelang. Tak terasa sudah pukul 19.00 WIB. Sebelum kembali ke kota, kami makan malam dulu di salah satu restoran. Biasa, tidak ada makan malam hanya 1 jam. Selesai makan, ku lihat jam tanganku sudah menunjukkan pukul 21.30

    “Waduh, mas,,, sudah jam segini. Kos Anggi dah tutup, nih. Anggi lupa pesen maw pulang telat. Gimana, ini?”

    “Aduuh,, gimana, ya?? Ga mungkin juga kamu tidur di kos mas.”

    “Uuuh,, gimana, dong??”

    “Udah, jangan cemas. Kita cari jalan keluarnya sambil jalan aja.”

    Selama perjalanan aku benar-benar bingung. Di mana aku tidur malam ini??

    “Sayang, kita tidur di penginapan aja, ya. Daerah sini kan banyak penginapan. Gimana?”

    “Iya deh, mas.. dari pada Anggi tidur di luar”

    Tak lama kemudia Ricky berhenti di sebuah penginapan kecil dengan harga murah. Tapi ternyata kamar sudah penuh karena ini malam minggu dan banyak yang menginap. Sampai ke penginapan kelima, akhirnya ada juga kamar kosong.

    Tapi cuma satu. Karena sudah hampir pukul 23.00 kami memutuskan mengambil kamar tersebut. Sampai di kamar, Ricky langsung berbaring di kasur yang ukurannya bisa dibilang single bed. Aku sendiri karena merasa badna lengket, masuk ke kamar mandi untuk ganti baju.

    Selesai mandi, dalam hati dongkol juga. Kalau tau nginap begini, satu kamar, aku kan bisa bawa baju dalamku yang seksi. Terus pake baju yang seksi juga. Soalnya aku cuma bawa tank top ma celana jeans panjang.

    Hilang sudah harapanku bisa merasakan keindahan bersama Ricky. Selesai mandi, aku segera keluar kamar. Tampak Ricky sudah tidur. Sedih juga, liat dia udah tidur. Aku pun naik ke atas kasur dan membuat dia terbangun.

    “Dah selesai mandi, ya..”

    “Iya,, mas ga mandi??”

    “Ga bawa baju ganti ma handuk”

    “Di kamar mandi ada handuk, kok. Pake baju itu lagi aja, mas”

    Ricky mungkin merasa gerah juga, jadi dia pun mengikuti saranku. Gantian aku yang merasa mengantuk. Segera ku tarik selimut dan memejamkan mata tanpa berpikit apa-apa. Baru beberapa saat aku terlelap, ku rasakan ada sentuhan dingin di pipiku dan ciuman di mataku.

    Saat aku membuka mata, tampak Ricky telanjang dada. Hanya ada sehelai handuk membalut bagian bawah. Badannya yang atletis tampak begitu jelas dan penampilannya membuatku menahan nafas.

    “Ngga dingin mas, ga pake baju. Cuma pake handuk” Kataku dengan senyum penuh hasrat.

    Tidak ada jawaban dari Ricky. Dengan lembut dan cepat di rengkuhnya kepalaku dan kami pun berciuman. Bukan ciuman lembut seperti biasanya. Tapi ciuman penuh gairah. Lebih dari yang tadi pagi kami lakukan. Lidah kami saling bermain, mengisap, “mmmm…mmm..”

    Ku lingkarkan tanganku di punggungnya, ku belai punggungnya. Tangan kananku lalu membelau dadanya yang bidang, memainkan puting susu yang kecil. Gerakanku ternyata merangsang Ricky, di peluknya aku lebih erat, ku rasakan badannya tepat menindihku. Ricky mengalihkan ciumannya, ke telingaku, “aaah,,mmm,,”

    Tangannya menjelajahi badanku, menyentuh kedua gunung kembarku. Di belainya dengan lembut, membuatku mendesah tiada henti

    “aaah,,mm,, masss,,,uhh,,,” badanku sedikit menggeliat karena geli. Bisa ku rasakan vaginaku mulai basah karena tindakan tadi. Tangan Ricky, kemudian masuk ke dalam tank topku, menjelajahi punggungku.

    Seakan mengerti apa yang dicari Ricky, ku miringkan sedikit badanku dan ku lumat bibirnya penuh nafsu. Ricky pun membalas dengan penuh nafsu dan tidak ada 1 detik kait BH lepas. Ku rasakan tangan Nico langsung kembali ke badanku dan mmbelai langsung kedua payudaraku.

    “aaah,,,uhhh,,,”

    “Sayang,,, tank topny dilepas, ya” ujarnya dengan nafas tersengal karena penuh gairah. Tanpa persetujuan dariku, lepaslah tank top dan juga BHku. Bagian atasku sudah tak berbusana. Ricky langsung menikmati kedua payudaraku. Di remasnya payudaraku,,, membuatku menggeliat, mendesah,

    “aaah,,sss…maass,,uhhh,,,,” Erangan dari mulutku tampaknya membuat Ricky semakin bernafsu, dia kemudian mengulum dan mengisap pentil payudaraku, “aaaahh,,,,ohhh,,,,,mmmm,,,” aku mengerang, mendesah, menggeliat sebagai reaksi dari setiap tindakannya. Tangan kiri Ricky membelai perutku dengan tangan kanan dan mulut yang masih sibuk menikmati payudaraku yang mengeras. Ku rasakan tanga kiri Ricky cukup kesulitan membuka celana jeansku.

    Ku naikkan pinggulku dan kedua tanganku berusaha membukan kaitan celana jeans dengan gemetar. Susah payah celana jeans itu akhrinya terlepas juga. Tanga kiri Ricky tanpa membuang waktu langsung menyusup ke dalam celana dalamku, membelai vaginaku yang sudah basah,
    “aaahh,,,maass,,aah,,teruus,,ssshh,,mmmmm”

    Cerita Dewasa : Kurasakan Ricky menekan klitorisku, “aaahh,,,,” membuatku semakin mendesah dan bergetar. Apalagi Ricky masih mengisap puting payudaraku. Tidak lama kemudian ku rasakan seluruh badanku terasa kencang, vaginaku mengalami kontraksi dan aku menggeliat hebat, “AAAHHH,,,,,,” sambil memegang pinggiran tempat tidur menyambut orgasme pertamaku.

    Ricky tampak puas dapat membuatku merasakan orgasme. Belum selesai aku mengatur nafas, Ricky berada di antara kedua pahaku, dijilatinya kedua payudaraku, turun ke bawah, menjilat kedua perutku. Membuatku merasa geli penuh nikmat, “Oooh,,mass,,” Seakan tau apa yang ku inginkan, kedua tangan Ricky melepas celana dalamku.

    Tampakalah vaginaku yang memerah dengan sedikit rambut halus di sekitarnya. Ricky kemudian memainkan lidahnya di vaginaku.

    Ricky menjilati, mengulum vaginaku, membuatku menggelinjang hebat dan ku rasakan kedua kalinya, adanya kontraksi, “aaaaahh,,,,”. Aku orgasme untuk kedua kalinya. Sensasi yang sangat menyenangakan.

    Ricky belum puas dengan orgasmeku tadi. Setelah dia membersihkan vaginaku, bisa kurasakan lidah Ricky menerobos masuk dan menyerbu klitorisku. Nafasku semakin memburu dan dari bibirku a terus mengalir alunan desahan kenikmtan yang tidak pernah ku bayangkan sebelumnya.

    “Aahh,, mas,,aah,,uuhh,,, eeenaakk,,mmm,,sss”

    Aku sangat menikmati oral yang diberikan Ricky. Kurasakan dorongan lidah Ricky lebih dalam lagi ke dalam vaginaku, membuat cairan dari dalam vaginaku terus mengalir tanpa henti. membuat Desahan yang keluar dari mulutku semakin kencang.

    Semakin lama Ricky memberikan rangsangan di dalam vaginaku, membuatku menggeliat dan mengerang semakin kuat. Kurasakan lagi vaginaku berkontraksi, dan aku pun orgasme.

    Setelah orgasmeku reda, Ricky dengan wajahnya yang basah dan penuh gairah menindih badanku yang sudah telanjang bulat. Ricky mengulum bibir dan lidahku. Tangan kiriku kemudian menarik handuk yang masih menutupi bagian bawahnya.

    Membuatku merasakan penisnya menusuk perutku, membuatku semakin bergairah. Ciuman kami semakin basah. Mulut kami terbuka lebar, bibir saling beradu. Lidah Ricky dengan lincah menelusuri bagian luar dari mulut dan daguku. aku pun membalas kelincahannya. Lidahku membasahi mulut dan dagunya.

    Setiap kali lidahnya menyapu permukaan kulitku, kurasakan api hasrat liarku makin membesar. Lidah kami akhirnya bertemu. Aku makin bertambah semangat dan terus mendesah nikmat. Tanganku menelusuri seluruh bagian dari punggungku. Ricky membelai kepalaku dan tangan kirinya meremas-remas pantatku yang bulat.

    “aaahh,, mass,,,”

    Ricky tiba-tiba menghentikan cumbuannya, “sayang… aku mencintaimu, aku ingin kamu seutuhnya” dan mencium lembut bibirku yang sudah basah. Aku sudah terlalu dipenuhi gairah karena segala tindakan Ricky. Hingga rasanya bicara aku sulit.

    Kulingkarkan kedua lengaku di leher Ricky dan kuhisap kedua bibirnya dalam-dalam sebagai jawabanku. Aku ingin segera menanggalkan keperawananku dalam pelukan Ricky.

    Ricky mengalihkan ciuman bibirnya keleherku yang putih, menciuminya, menjilatinya, membuatku semakin terangsang. Kurasakan penis Ricky mengusap vaginaku, membuatku semakin bergairah, apalagi kedua payudaraku yang sudah sangat mengeras dimainkan oleh Ricky.

    Jilatan Ricky dari leherku terus kebawah hingga lidahnya menyentuh ujung puting susuku yang makin membuat aku mengerang tak karuan, “aaahh,,,oohh,,,mmm,,aahh” .Sementara puting susuku yang satu lagi masih tetap dia pilin dengan sebelah tangannya.

    Kemudian tangannya terus kebawah payudaraku dan terus hingga akhirnya menyentuh permukaan vaginaku. Tak lama kemudian kurasakan penis Ricky tenggelam di dalam vaginaku setelah susah payah karena vaginaku yang sempit.

    “Uuuh,,,aarggh,,,,” ku rasakan nyeri yang sangat hingga menangis.

    “Sakit ya, sayang… sabar, ya.. Ntar juga hilang kok” Ricky menenangkanku, sambil mencium mataku yang mengeluarkan air mata. Setelah kurasakan vaginaku mulai terbiasa dengan kehadiran penis Ricky, Ricky kemudian menggerakkan penisnya perlahan, keluar-masuk vaginaku. Semakin lama gerakannya semakin cepat dan membuatku mendesah nikmat.

    Makin lama makin cepat, kembali aku hilang dalam orgasmenya yang kuat dan panjang. Tapi Ricky yang tampaknya nyaris tidak dapat bertahan, semakin mempercepat gerakannya. Aku yang baru saja orgasme merasakan vaginaku yang sudah terlalu sensitif berkontraksi lagi..

    “Sayaang,, aku sudah mau keluar, dikeluarin di mana?” tanya sambil terengah-engah.

    “Di dalam saja, mass,,” Toh, aku juga dalam masa tidak subur. jadi buat apa dikeluarin di luar, pikirku.

    Tak lama kemudian aku segera mengalami orgasme bersamaan dengan Ricky. Ku rasakan semburan di dalam liang vaginaku yang memberikan kenikmatan tiada tara.

    Ricky kemudian merebahkan diri di sampingku dan memeluk erat tubuhku. Tubuh mungilku segera tenggelam dalam pelukannya. Tangan Ricky dengan lembut membelai rambut panjangku, “Anggi sayang… Selamanya kita bersama ya, sayang.” dan ciuman lembut, romantis mendarat di bibirku.

    “Iya, mas..” ku cium bibirnya lambat tapi sesaat. kemudian ku rapatkan badanku ke badannya. Ku lihat jam di kamar menunjukkan pukul 01.00, mataku pun sudah lelah dan kami pun tidur dengan pulas.

    Pagi menjelang, sinar matahari masuk ke dalam kamar melalu jendela dan membangunkanku. Ada sedikit rasa terkejut melihat wajah Ricky karena baru pertama aku tidur dengan laki-laki. Tapi teringat kejadian semalam membuatku kembali terangsang.

    Perlahan, ku cium bibi Ricky yang sedikit terbuka. Ternyata ciumanku membangunkan Ricky yang kemudian membalas ciumanku dengan lebih bergairah dan menggigit telingaku.

    “Selamat pagi sayangku, cintaku,,” ucapnya.

    “Pagi,,,” ku cium lagi bibirnya dan tak lama kami pun saling mengulum bibir satu sama lai, dan memainkan lidah, menambah kenikmatan di pagi hari. Karena ingin sedikit iseng, ku lepas ciumanku

    “Aku mandi dulu, ya…” belum sempat aku berdiri, baru duduk, Ricky menarik perutku, menciuminya dengan lembut. Membuatku menahan keinginan untuk meninggalkan tempat tidur.

    “Nanti saja sayang..” Perlahan ciuman Ricky dari perut naik menuju leherku, menjilatinya, membuatku mendesah nikamat, “aahh..mmm..”

    Ricky menjilati leherku dari belakang. Tangan kanannya meremas-remas payudaraku dan tangan kirinya menekan vaginaku. Ku rasakan jarinya masuk menyusuri liang vaginaku, memainkan klitorisku. Tak lama badanku pun menggeliat, pinggulku terangkat, dan orgasme pertama pagi itu datang.

    Dengan lembut Ricky memangkuku. Diletakannya aku di atas kedua pahanya. Kakiku melingkar di punggungnya.

    Kami pun berciuman dan Ricky perlahan memasukkan penisnya ke dalam vaginaku. Ricky kemudian memompa penisnya, membuatku menggelinjang penuh nikmat. Sambil memainkan penisnya, Ricky menikmati kedua payudaraku yang mengeras.

    “aaah,,aah,,aahh,,” semakin lama, semakin cepat, dan aku merasakan vaginaku kembali berkontraksi. Ku peluk kepala Ricky dengan erat dan aku mengerang karena orgasme

    “Aaaaaaahhhh….” yang disusul dengan Ricky yang juga mencapai puncaknya.

    Setelah itu kami bercumbu lagi beberapa saat kemudian baru mandi dan pulang ke kota meninggalkan seprei kamar yang basah karena cairanku dan Ricky serta bercak darah pertanda hilangnya keperawananku.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Pemerkosaan Dokter Amoy Muda

    Cerita Sex Pemerkosaan Dokter Amoy Muda


    1035 views

    Perawanku – Cerita Sex Pemerkosaan Dokter Amoy Muda, Seorang dokter wanita muda keturunan Tionghoa menceramahi Yoga begitu ia masuk ke dalam kamar periksa, Yoga yang merasakan badannya masih sakit, berjalan terpincang hanya bisa diam tidak menjawab.

    “Saya perhatikan cuma kalian anak-anak muda asli daerah sini saja yang suka balapan liar. Apa udah gak sayang sama nyawa kalian..?

    Dokter muda itu masih terus berceloteh. Yoga berusaha tetap cool dengan celotehan pedas itu. Kalau diikutkan perasaan, hatinya memang panas dihina bergitu. Tapi karena badannya sakit dan lutut serta sikutnya tengah dibalut dengan perban karena terjatuh dari motor maka dia mengambil sikap diam.

    Yoga teringat peristiwa malam tadi saat dia dan teman-temannya berlomba balapan motor liar di jalanan malam kota. Nasibnya malang karena tergelincir di tikungan dan badannya terhempas ke jalan aspal yang keras. Badan, lutut dan sikunya memar serta mengeluarkan banyak darah. Nasib baik helm yang dipakainya tidak terlepas tetap melindungi kepalanya, kalau tidak kepalanya mungkin bisa bocor.

    Yoga memilih untuk mendapat perawatan di sebuah klinik dokter umum. Dia enggan ke rumah sakit karena para suster di sana pasti akan menyindir hobinya itu. Tapi tak disangkanya, di klinik dokter umum ini pun sang dokter meyinggung-nyinggung hobinya itu. Dokter keturunan cina muda itu sungguh cantik dan Toge.. yupzz bahkan toket gedenya teramat sangat masih kenceng, maklumlah mungkin dia masih perawan. Dokter ini pantas jadi seorang model, fikir Yoga.

    “Duduk, anda sakit apa?” Tanya dokter muda itu.

    Yoga berjalan perlahan sambil memandang ke dinding di belakang dokter yang memakai baju dokter warna putih. Di dalam sebuah figura terlihat ijazah dokter ini. Dr. Sinta Angeline Chie.

    “Saya sakit di sini dokter,” jawab Yoga malu sambil menunjukkan selangkangannya.

    “Memangnya kenapa?” tanya sang dokter.

    “Terjepit resleting dokter,” jawab Yoga terputus-putus menahan malu.

    “Coba anda buka celananya dan berbaring di sana,” sambil tangannya menunjukkan sebuah tempat tidur kecil yang dijadikan tempat pemeriksaan.

    Yoga membuka celana yang dipakainya dan berbaring di tempat tidur pemeriksaan seperti yang diarahkan oleh si dokter Tionghoa tersebut.

    Dr. Sinta memeriksa sambil memegangi batang kontol Yoga dengan tangannya yang terbungkus sarung tangan karet.

    “Ini salah kamu sendiri. Kalau saja kamu tidak membuang kulit yang membungkusi kepala penismu ini tentu tidak akan begini jadinya.” Dr. Sinta bersuara sambil mengelusi kepala licin kontol Yoga yang lecet.

    Yoga berfikir. Salahkah aku karena aku disunat. Dokter cina ini menyalahkan aku karena kulit kulupku telah dibuang.

    “Anda tak tau kan, kulit kulup berfungsi untuk melindungi kepala penis. Kalau kulupnya dibuang itu emangnya untuk apa?” Dr. Sinta masih mengomel.

    “Saya suka perempuan-perempuan kalian, kepala mereka ditutup dengan baik. Tapi saya tak suka penis kalian, kulit penutup kepala malah dibuang.”

    Yoga sungguh geram saat kontolnya dihina seperti itu oleh sang dokter. Namun perasaan marahnya tidak ditunjukkan karena lukanya sedang diperiksa. Kalau gak bisa nahan emosi udah diterjang dokter cina itu. Malunya semakin menjadi saat sang asisten dokter tersebut senyum-senyum ketika Dr. Sinta terus-terusan mengomel.

    “Susi! Kalau Suami kamu disunat gak?”

    “Enggak, dokter,” jawab Susi yang tampak dari penampilannya berasal dari Papua.

    “Kamu suka yang disunat atau gak disunat?” tanya Dr. Sinta lagi.

    “Saya tak permasalahkan itu dokter. Asalkan kontol itu bisa bangun cukup keras dan bisa memuaskan saya.” Jawab Susi ringan.

    Yoga geram. Dokter ni mau mengobatinya yang lagi kesakitan ini atau malah mau mengobrol dengan asistennya.

    “Saya kalau nikah nanti mau pilih yang tak disunat,” Dr. Sinta berceloteh tanpa rasa malu kepada Yoga yang sedang dirawatnya. Atau dokter amoy ini memang sengaja ingin memojokkan Yoga.

    “Kalau ternyata dia disunat lalu bagaimana dokter?” tanya Susi.

    “Sebelum dinikahi, saya pasti akan periksa kontolnya terlebih dulu. Saya perlu uji keperkasaannya.”

    “Dokter tak masalah kalau nanti saat malam pertama dokter sudah tidak virgin lagi?”

    “Sekarang pun saya sudah tak virgin.” Oceh mulut tipis dokter muda itu.

    Yoga hanya diam saja di atas ranjang pemeriksaan. Perasaan geramnya masih bersisa. Rasa malu dan terhina muncul sepanjang dokter bermata sipit itu berceloteh menganggap rendah kontol miliknya. Sang dokter terus menyapu cairan obat ke bagian kepala kontol yang terluka. Yoga merasa pedih ketika obat diusapkan. Sensasi geli juga ada ketika kapas obat merayap di kepala kontolnya.

    “Okay, dah selesai. kontolmu ini berukuran kecil sekali. Tak ada perempuan yang suka.” Sempat pula dokter muda ini menyepet Yoga dengan sinis.

    Emosi Yoga kembali tersulut bara api. Ngomongnya sih pelan tapi dalem… Mungkin kalau dia tidak sedang sakit waktu itu juga dokter cina itu akan diperkosanya. Kata-kata dokter tersebut melukai perasaannya. Yoga merasa terhina.

    “Aku merasa terhina dengan dokter haram sialan itu.” Yoga menceritakan kejadian yang menimpanya kepada Reza kawannya seminggu setelah pemeriksaan.

    “Lalu sekarang kamu mau ngapain?” tanya Reza.

    “Aku mau balas dendam, biar dia rasakan batang kontolku ni,” Yoga masih menyimpan amarah.

    “Kau mau ikut aku?” tanya Yoga.

    “Bolehlah, aku ingin menjajal liang bool tuh amoy.”

    Jam sepuluh malam itu Yoga dan Reza sedang menunggu di depan klinik Dr. Sinta. Satu persatu asisten dokter tersebut meninggalkan klinik. Sepuluh menit mengamati munculah Dr. Sinta. Dia sedang memegangi kunci untuk menutup kliniknya. Lalu dengan cepat Yoga dan Reza menerobos dan memegangi sang dokter muda dari belakang. Sambil mulutnya dibekap badan dokter tersebut didorong masuk ke dalam klinik.

    Yoga dibantu Reza menarik dokter amoy tersebut ke dalam ruang periksa pasien. Lampu dinyalakan terang dan dokter tersebut dibaringkan di atas tempat tidur untuk memeriksa pasien. Yoga mengeluarkan pisau kecil yang disimpan dalam sakunya dan ujungnya dirapatkan ke pipi licin sang dokter.

    “Kalau kamu menjerit pisau ini akan menoreh pipimu yang cantik ini.” Yoga memberi ancaman kepada Dr. Sinta.

    “Kalau mau selamat ikuti saja perintah kami,” sambung Reza.

    Dengan penuh ketakutan Dr. Sinta mengikuti saja ancaman mereka tanpa berupaya melawan. Dua orang pria lokal yang berbadan kekar ini bisa melakukan apapun kepada dirinya. Yoga memegang erat paha Dr. Sinta yang memakai rok pendek berwarna hitam. Dr. Sinta hanya memejamkan matanya saat kancing bajunya di copot satu persatu .. hingga tampaklah toket gede dokter amoy itu.

    Lalu rok mininya yang berwarna hitam diangkat jemari Yoga keatas. Airmata mulai jatuh keluar dari kelopak matanya saat Yoga kemudian menanggalkan rok yang dipakainya itu sehingga menampilkan paha dan batang kakinya yang amat putih namun memeknya masih di bungkus celana dalam berwarna cream. Yoga menjilati paha dokter amoy itu karena terangsang menikmati pemandangan indah di hadapannya.

    “Minggu lalu kau menghina burungku. Kau bilang burung bersunat buruk rupa. Kau bilang lagi burungku kecil, tak ada perempuan mau. Sekarang aku mau kau rasakan burung milikku ini.”

    Dengan perasaan yang masih takut Dr. Sinta mulia teringat pada lelaki di hadapannya. Dr. Sinta masih ingat pemuda yang mengangkang dan dirawatnya disini karena kepala penisnya terjepit resleting. Dr. Sinta lalu mulai menyesal kerana telah menghina pemuda ini. Tak disangkanya pemuda ini berdendam kepadanya.

    Lalu Dokter sinta disuruh berdiri, setelah berdiri di doronglah dokter sinta ke tembok, hingga ia terpojok di tembok itu setelah itu dibukalah baju dinas dokter Sinta yang berwarna putih itu… dan kini dokter sinta hanya mengenakan Celana Dalamnya yang berwarna cream, dia hanya bisa pasrah bersender di tembok sambil menutup mukanya.

    Kenudian dokter sinta kembali di baringkan di tempat tidur tadi dan Akhirnya hanya celana dalam Dr. Sinta yang berwarna cream itu yang menutupi tubuh mulusnya. Yoga pun menciumi dari ujung kaki hingga sampai ke celana dalam Dr. Sinta.

    Mengeliat-geliat lah Dr. Sinta diperlakukan begitu. Yoga kemudian menarik turun celana dalam Dr. Sinta dan menampakkan gundukan memek putih yang tertutupi dengan bulu-bulu halus warna hitam dan amat mennggairahkan.

    Yoga pun terus mengarahkan mukanya ke celah belahan memek dari Dr. Sinta dan menjilat-jilatnya dengan penuh nafsu. Mengeliat-ngeliat Dr. Sinta diperlakukan begitu. Memeknya terasa geli dijilati Yoga. Walau pun tanpa kerelaan tapi lidah Yoga yang menyiksa kelentitnya membuat nafsunya membara juga. Sambil menjilat memek Dr. Sinta, tangan Yoga tak henti-henti meraba-raba paha dan seluruh tubuh Dr. Sinta. Dr. Sinta menjerit-jerit kecil disaat Yoga menghisap biji kelentitnya yang terasa nikmat. Terangkat-angkat pantat Dr. Sinta menahan cobaan tapi nikmat.

    Yoga tak peduli dengan memek si perempuan sipit yang bau Air kencing itu. Mungkin Dr. Sinta tak mencuci memeknya sehabis kencing. Yoga mulai mengganas dan ingin menggarap bagian atas tubuh Dr. Sinta juga.

    Bibir Dr. Sinta kini menjadi mangsa ciuman Yoga dan jari-jemarinya meremas buah dada toge nan padat milik Dr. Sinta. Kelihatan pipi Dr. Sinta yang lembut dan putih itu berubah menjadi kemerah-merahan kelika Yoga semakin mengganas. Yoga mulai membuka pakaian dan celana jeansnya. Yoga pun menanggalkan celana dalamnya dan mengeluarkan batang kontolnya yang telah lama mengeras. Batang kontol sepanjang enam inci itu mengganguk-angguk menunggu mangsanya.

    “Jangan… tolong jangan lanjutkan…, saya minta maaf,” kata Dr. Sinta memohon belas kasihan.

    “Sudah terlambat kau minta maaf. Sekarang kau rasakanlah kontol yang sudah disunat ku ni.” Yoga tertawa kecil.

    Yoga mengurut batang kontolnya. Helm bulat warna coklat tua itu mengkilat. Sengaja didekatkan ke muka amoy cantik itu… Dr. Sinta tak menyangka batang penis kecil dan pendek waktu dia periksa minggu lalu dapat tumbuh hingga sebesar itu.

    “Sekali kau mencoba kontolku yang udah disunat ini, kamu akan ketagihan. Rasakan sensasi dan kenikmatannya.”

    Yoga terus mengangkangkan Dr. Sinta yang tidak berdaya itu lalu kelihatan lubang memeknya terbuka lebar dan siap untuk digarapnya. Yoga tidak menunggu lama lagi.. yogapun menusukkan batang kontol yang pernah dihina sang dokter cina ke dalam liang memek Dr. Sinta yang masih sempit itu. Yoga merasakan kenikmatan yang tidak terhingga ketika batang penisnya masuk menerobos ke dalam memek si amoy. Dr. Sinta hanya menutupi mukanya. “Jleb-jleb-jleb” blebes .. bunyi memek milik Dr. Sinta digenjoti Yoga dengan penuh nafsu.

    Reza yang tadinya hanya menonton mulai beraksi karena nafsunya juga ikut membahana badai, selain itu karena reza juga sering membuka situs bokepdo.com, jadi nafsunya semakin beringas. Toket milik wanita cina yang sintal itu diremas-remasinya.

    Ketiak licin dokter amoy itu dicium dan dihirupinya. Cukup wangi ketiak dokter muda ini. Dr. Sinta kegelian saat lidah Reza mulai bolak-balik di kulit ketiaknya yang licin.

    Yoga meneruskan aksinya. Batang kontolnya ditarik dari lubang memek Dr. Sinta. Diangkatnya badan dokter muda itu dan diletakkan di lantai. Diarahkan dokter amoy itu supaya merangkak. Kontolnya yang basah dengan lendir memek Dr. Sinta didorongnya masuk dari belakang. Dr. Sinta hanya mampu mengerang. Terayun-ayun toketnya yang tergantung. kini mereka melakukan Doggy style

    Reza yang mengamati saja tingkah laku Yoga dan Dr. Sinta tak dapat lagi menahan nafsunya. Celananya dipelorotkan dan kontol miliknya yang sedikit lebih besar dengan milik Yoga berdiri menegang dengan keras. Kontol itu dipaksakankan masuk ke mulut Dr. Sinta.

    “Sekarang hisap juga kontol yang udah sunat milikku. Nanti tentu kau akan merasakan enaknya,” usik Reza sambil mengarahkan kontolnya yang besar dan panjang itu ke muka Dr. Sinta. Dr. Sinta hanya mampu melihat tanpa berani melawan.

    “Buka mulutmu dan sedotilah, tunggu apa lagi,” perintah Reza dengan suara keras.
    Dr. Sinta membuka mulut tanpa daya dan mulai mengecapi kepala licin bentuk helm jerman menerobos ke mulutnya. Dr. Sinta menghisap dan mengemut batang kontol yang besar hingga Reza mengerang-ngerang keenakan.

    Lama-kelamaan Dr. Sinta telah keletihan dan hanya mampu menuruti saja perlakuan Yoga dan Reza kehadapnya. Akhirnya Dr. Sinta tidak mampu bertahan lagi dengan genjotan dari kontol Yoga dan dia pun telah basah berkeringat karena hampir klimaks. Mata Dr. Sinta kelihatan amat kuyu dan keletihan sementara buah dadanya menegang tajam karena merasakan orgasme yang amat hebat, maklumlah kali pertama baginya dientot oleh lelaki yang bersunat. konto yang sebelumnya dianggapnya tidak menarik ternyata terasa sungguh hebat.

    Akhirnya Dr. Sinta klimaks dan air juice memeknya keluar juga dengan banyaknya dan kelihatan meleleh pada liang memeknya. Kali pertama Dr. Sinta mendapat orgasme dari persetubuhannya dengan penis yang udah disunat. Sebelumnya teman lelakinya yang masih berkulup yang melayaninya ngentot. Mengerang hebat si amoy cantik saat dia mengalami klimaks. Menggigil badannya merasakan kenikmatan yang amat sangat.

    Yoga juga turut orgasme menyusul sang dokter saat melihat amoy muda yang cantik yang digenjotnya itu klimaks dan dia meraung kuat dalam orgasme sambil menembak-nembakkan air kejantannya ke dalam liang memek Dr. Sinta. Perempuan cina itu dapat merasakan cairan panas menerpa kencang ke rongga rahimnya. Pangkal rahimnya terkemut-kemut menyedot benih pria pribumi yang amat banyak. Mungkin dua buah zakar punya Yoga ngecrot disana mengosongkan seluruh amunisinya.

    Reza juga tak tertahan lagi saat mulut mungil yang hangat itu membelai batang penisnya. Reza yang belum pernah merasakan kengahatan dari perempuan tak dapat bertahan lama dan menembakkan air maninya ke dalam mulut Dr. Sinta. Dr. Sinta dengan lemah menelan semua mani dari kontol Reza. Terasa anyir tapi ditelan juga.

    “Sekarang kau nikmati kontol yang kau hina. Kau bilang tak ingin kontol yang sunat. bagaimana rasanya?”

    “Enaak..” Dr. Sinta menjawab dengan perasaan malu.

    Sekarang Dr. Sinta mengakui batang penis pria lokal milik dua orang ini lebih nikmat dari batang teman lelakinya. Dia telah salah sangka. Dan dia merasa bersalah karena menghina kontol lelaki ini. Tapi bila dipikirkan ada pula hikmahnya. Dia dapat menikmati batang penis yang dipotong kulit penutupnya. Rasanya juga nikmat. Dr. Sinta mulai berpikir untuk menyuruh teman lelakinya dikhitan juga.

    Reza dan Yoga mengenakan pakaian dan meninggalkan dokter cina tersebut terbaring kecapekan di lantai.

    “Tak sempat aku merasakan memeknya amoy. Hisapannya pasti dahsyat, aku sudah tak tahan.” Reza mengeluh perlahan.

    “Kau jangan sedih. Minggu depan kita garap lagi dokter cina tu.”

    Yoga dan Reza tertawa berderai dalam mobil. Yoga dan Reza membuat rencana mereka selanjutnya. Apalagi Reza bersikukuh ingin menikmati juga memek milik amoy yang cantik itu. Kali ini mereka akan mengajak seorang teman dekat mereka yang juga ingin merasai memek amoy yang ketat itu. Maklum saja dua orang jejaka jones ini belum pernah merasai nikmatnya ngentot. Hanya nyabun dan coli saja yang mereka tahu, itupun sudah terasa nikmat yang tak terhingga.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Kisah Sex Ibu Kost Lily Yang Sangat Menggairahkan – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Kisah Sex Ibu Kost Lily Yang Sangat Menggairahkan – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1035 views

    Perawanku – Sudah hampir setahun Zaki tinggal di tempat kost bu Lily. Bisa tinggal di tempat kost ini awalnya secara tidak sengaja ketemu bu Lily di pasar. Waktu itu bu Lily kecopetan, trus teriak dan kebetulan Zaki yang ikut menolong menangkap copet dan mengembalikan dompet bu Lily.

    Trus ngobrol sebentar, kebetulan Zaki lagi cari tempat kost yang baru dan bu Lily mengatakan dia punya tempat kost atau bisa di bilang rumah bedengan yang dikontrakkan, yah jadi deh tinggal di kost-an bu Lily.Bu Lily lumayan baik terhadap Zaki, kelewat baik malah, karena sampai saat ini Zaki sudah telat bayar kontrak rumah 3 bulan, dan bu Lily masih adem-adem aja. Mungkin masih teringat pertolongan waktu itu. Tapi justru Zaki yang gak enak, tapi mau gimana, lha emang duit lagi seret. akhirnya Zaki lebih banyak menghindar untuk ketemu langsung dengan bu Lily.

    Sampai satu hari…… waktu itu masih sore jam 4. Zaki masih tidur-tiduran dengan malasnya di kamarnya. Tempat kost itu berupa kamar tidur dan kamar mandi di dalam. Terdengar pintu kamarnya di ketok… tok..tok..tok.. lalu suara bu Lily yang manggil,”Zack…Zaki… ada di dalem gak?” Sontak Zaki bangun, wah bisa berabe kalo nanyain duit sewa kamar nie, pikir Zaki. Dengan cepat meraih handuk, pura-pura lagi mandi aja ah, ntar juga bu Lily pergi sendiri. Setelah masuk kamar mandi kembali terdengar suara bu Lily,” Zaki lagi tidur ya..?” dan dari kamar mandi Zaki menyahut sedikit teriak,” lagi mandi bu….”

    Sesaat tidak ada sahutan, tapi kemudian suara bu Lily jadi dekat,”ya udah mandi aja dulu Zack, ibu tunggu di sini ya…” eh ternyata masuk ke kamar, Zaki tadi gak mengunci pintu. “busyet dah, terpaksa bener-bener harus mandi nie,”pikir Zaki.

    Sekitar lima belas menit Zaki di kamar mandi, sengaja mandinya agak dilamain dengan maksud siapa tau bu Lily bosan trus gak jadi nunggu. Tapi rasanya percuma lama-lama toh bu Lily sepertinya masih menunggu. Akhirnya keluar juga Zaki dari kamar mandi, dengan hanya handuk yang melilit di pinggang, tidak pakai celana dalem lagi, maklum tadi gak sempet ambil karena terburu-buru.

    Bu Lily tersenyum manis melihat Zaki yang salah tingkah,”lama juga kamu mandi ya Zack…” bu Lily membuka pembicaraan. “pasti bersih banget mandinya ya…” gurau bu Lily sambil sejenak melirik dada bidang Zaki. “ah ibu bisa aja… biasa aja kok bu.., oia ada apa ya bu..?” jawab Zaki sekenanya saja sambil mengambil duduk di pinggiran tempat tidur. Bu Lily mendekat dan duduk di samping Zaki, “Cuma mau ngingetin aja, uang sewa kamarmu dah telat 3 bulan lho… trus mau ngobrol-ngobrol aja sama kamu, kan dah lama gak ngobrol, kamu sie pergi mlulu…”ucap bu Lily. Zaki jadi kikuk,”wahduh… kalo uang sewanya ntar aku bayar cicil boleh gak bu? Soalnya lagi seret nie…” jawab Zaki dengan sedikit memohon.

    Bu Lily terlihat sedikit berpikir…”mmmm… boleh deh, tapi jangan lama-lama ya… emang uangmu di pakai untuk apa sie?” terlihat bu Lily sedikit menyelidik. “hmmm… pasti buat cewe mu ya…”dia terlihat kurang senang.

    “ah nggak juga kok bu….. saya emang lagi ada keperluan,” jawab Zaki hati-hati melihat raut wajah bu Lily yang kurang senang.

    “huh…laki-laki sama aja, kalo lagi ada maunya, apa aja pasti di kasih pada perempuan yang lagi di dekatinya, hhhh… sama aja dengan suamiku….”keluh bu Lily dengan nada kesal.

    Waduh nampaknya bu Lily lagi marahan nie sama suaminya, jangan-jangan amarahnya ditumpahkan pula sama Zaki. Dengan cepat Zaki menjawab,”tapi saya janji kok bu, akan saya lunasi kok…”

    “hhhhh….”bu Lily menghela nafas,”udahlah Zack, gak apa-apa kok, gak di bayar juga kalo buat kamu ga masalah… ibu Cuma lagi kesel aja sama suamiku, dia cuma perhatiannya sama Marni terus… aku seperti gak dianggap lagi, mentang-mentang Marni jauh lebih muda ya.”

    sedikit penjelasan bahwa bu Lily ini istri pertama dari pak Kardi, sedangkan istri keduanya bu Marni. Dan sekarang sepertinya pak Kardi lebih sering tinggal di rumahnya yang satu lagi bersama bu Marni dan bu Lily tampaknya udah mulai kesepian nie

    “wah kalo masalah keluarga sie aku kurang paham bu…. “jawab Zaki kikuk

    “gak apa-apa Zack, ibu hanya mau curhat aja sama kamu… boleh kan Zack?” suara bu Lily sendu. Agak lama terdiam, terdengar tarikan nafas bu Lily terasa berat, dan sedikit sesunggukan, waduh lama-lama bisa nangis nie, gawat dong pikir Zaki.

    “udah bu jangan terlalu dipikirkan, nanti juga pak Kardi kembali lagi kok, kan ibu juga gak kalah cantiknya sama bu Marni,”Zaki bermaksud menghibur.

    “ah kamu Zack… emang ibu masih cantik menurutmu?” bu Lily menatap sendu ke arah Zaki, terlihat dua butir air mata mengalir di pipinya. Uhh…. ingin rasanya Zaki menghapus air mata itu, pak Kardi emang keterlaluan masa wanita cantik nan elok seperti ini dianggurin sie, coba Zaki bisa berbuat sesuatu… busyet… Zaki memaki dalam hati… “kenapa otak gwa jadi kotor gini.”

    Dengan sedikit gugup Zaki menjawab,”mmm…eee…iya kok bu, ibu masih cantik, kalo masih gadis mungkin aku yang duluan tergoda.” Uupsss …. Maksud hati ingin menghibur, tapi kenapa kata-kata yang menggoda yang keluar dari mulut… gerutu Zaki dalam hati. Zaki jadi panik, jangan-jangan bu Lily marah dengan ucapan Zaki. Tapi ternyata Zaki salah, karena bu Lily tersenyum, manis sekali dengan deretan gigi yang putih dan rapi,”ih Zaki bisa aja menghibur…. Iya juga sie, kalo masih gadis bisa aja tergoda, pantes aja suamiku gak ngelirik aku lagi, bis nya dah tua sie…” rona wajah bu Lily berubah sedih lagi,”kalo menurutmu Zack, apa ibu emang gak menarik lagi…?” sambil berdiri dan memperhatikan tubuhnya kemudian menatap Zaki minta penilaian. Terang aja Zaki makin kikuk,”wah aku mau ngomong apa ya bu…? Takutnya nanti di bilang lancang lho… tapi kalo mau jujur…. Ibu cantik banget, seperti masih 30an deh.”

    Bu Lily tampaknya senang dengan pujian itu,”hmmm.. kamu ada-ada aja saja… ibu udah 43 lho.. emang Zaki liat dari mananya bisa bilang begitu?”

    Zaki jadi cengar cengir,” ….itu penilaian laki-laki lho bu, saya malu bilangin nya.”

    Bu Lily kembali duduk mendekat, sekarang malah sangat dekat hampir merapat ke Zaki sambil berkata,” ah.. gak perlu malu…. Bilang aja…”

    Nafas Zaki terasa sesak, badan nya terasa panas dingin menghadapi tatapan bu Lily, matanya indah dengan bulu mata yang lentik, sesaat kemudian Zaki mengalihkan pandangan ke arah tubuh bu Lily mencari alasan penilaian tadi, uups baru deh Zaki memperhatikan bahwa bu Lily memakai baju terusan seperti daster tapi dengan lengan yang berupa tali dan diikat simpul di bahunya. Hmmm .. kulit itu mulus kuning langsat dengan tali baju dan tali bra yang saling bertumpuk di bahu, pandangan Zaki beralih ke bagian depan uupss… terlihat belahan dada yang hmmm… sepertinya buah dada itu lumayan besar. Sentuhan lembut tangan bu Lily di paha Zaki yang masih dibungkus handuk cepat menyadarkan Zaki. Dengan penuh selidik bu Lily bertanya,”lho… kok jadi bengong sie..? apa dong alasannya tadi bilang ibu masih 30an…”

    Zaki sedikit tergagap karena merasa ketahuan terlalu lama memandangi tubuh bu Lily,”mmm… eeemm.. ibu benar-benar masih cantik, kulitnya masih kencang… masih sangat menggoda…”

    Tidak ada jawaban dari mulut bu Lily, hanya pandangan mata yang kini saling beradu, saling tatap untuk beberapa saat… dan seperti ada magnet yang kuat, wajah bu Lily makin mendekat, dengan bibir yang semakin merekah. Zaki pun seakan terbawa suasana, dan tanpa komando lagi, Zaki menyambut bibir merah bu Lily, desahan nafas mulai terasa berat hhhh…hhhh…ciuman terus bertambah dahsyat, bu Lily menjulurkan lidahnya masuk menerobos ke mulut Zaki, dan dibalas dengan lilitan lidah Zaki sehingga lidah tersebut berpilin-pilin dan kemudian deru nafas semakin berat terasa.

    Dengan naluri yang alami, tangan Zaki merambat naik ke bahu bu Lily, dengan sekali tarik, terlepas tali pengikat baju di bahu tersebut dan dengan lembut Zaki meraba bahu bu Lily sampai ke lehernya…. Kemudian turun ke arah dada, dengan remasan lembut Zaki meremas payudara yang masih terbungkus bra itu. “hhhhh…hhhh” nafas bu Lily mulai terasa menggebu, nampaknya gairah birahinya mulai memuncak. Jemari lentik bu Lily tak ketinggalan meraba dan mengelus lembut dada Zaki… melingkari pinggang Zaki, mencari lipatan handuk, hendak membukanya…

    Uupps…. Zaki tersentak dan sadar….,”ups…hhh… maaf bu… maaf bu… saya terbawa suasana….” Zaki tertunduk tak berani menatap bu Lily sambil merapikan kembali handuknya, baru kemudian dengan sedikit takut melihat ke arah bu Lily.

    Terlihat bu Lily pun agak tersentak, tapi tidak berusaha merapikan pakaiannya, sehingga tubuh bagian atas yang hanya tertutup bra itu dibiarkan terbuka. Pemandangan yang menakjubkan. “napa Zack… kita sudah memulainya… dan kamu sudah membangkitkan kembali gairah ibu yang lama terpendam… kamu harus menyelesaikannya Zack…” tatapan bu Lily terlihat semakin sendu…
    “mmm… ibu gak marah..? gimana nanti kalo ada yang lihat bu… bisa gawat dong… pak Kardi juga bisa marah besar bu…” jawab Zaki.

    Tanpa menjawab bu Lily bangkit berdiri, namun karena tidak merapikan pakaiannya, otomatis baju terusan yang dipakai jadi melorot jatuh ke lantai. Zaki terpana melihat tubuh indah itu, sedikit berlemak di perut dan bokongnya namun itu malah menambah seksi lekuk tubuh bu Lily. Kemudian dengan tenang bu Lily melangkah ke arah pintu kamar dan menguncinya. Saat berjalan membelakangi Zaki itu nampak gerakan bokong bu Lily naik turun, dan perasaan Zaki semakin tegang dengan nafsu yang semakin tak tertahankan, demikian juga saat bu Lily berbalik dan melangkah kembali menuju tempat tidur, Zaki tidak melepaskan sedikit pun gerakan bu Lily. Sampai bu Lily berdiri dekat di depan Zaki dan berkata,”kamarnya udah di kunci Zack, dan gak ada yang akan mengganggu….”

    Zaki tidak langsung menjawab, menghidupkan tape dengan suara yang agak besar, setidaknya untuk menyamarkan suara yang ada di ruangan. Bu Lily kembali duduk di pinggiran tempat tidur, dan membuka bra yang digunakannya. Zaki mendekat dan duduk di samping bu Lily… hmmm… nampak payudara itu masih montok dan kenyal, ingin Zaki langsung melahap dengan mulut dan menjilatnya.

    Bu Lily yang memulai gerakan dengan melingkarkan lengannya ke leher Zaki, menarik wajah dan langsung melumat bibir Zaki dengan nafsu yang membara. Zaki membalas dengan tidak kalah sengit, sambil meladeni serangan bibir dan lidah bu Lily, tangan Zaki meremas payudara montok milik bu Lily. Desahan nafas menderu di seputar ruangan, diselingi alunan musik menambah gairah. Setelah beberapa saat, bu Lily mendorong lembut badan Zaki, menyudahi pertempuran mulut dan lidah, dengan nafas yang memburu. Zaki mendorong lembut tubuh bu Lily, berbaring terlentang dengan kaki tetap menjuntai di pinggiran tempat tidur. Dada yang penuh dengan gunung kembar itu seakan menantang dengan puting yang telah tegang. Tanpa menunggu lagi Zaki melaksanakan tugasnya menjelajahi gunung kembar itu mulai dari lembah antara, melingkari dan menuju puncak puting. Dengan gemas Zaki menyedot dan memainkan puting susu itu sambil tangan meremas payudara kembarannya ………………… “HHHH…. AHHH….MMMH….”suara bu Lily mulai kencang terdengar, desahan-desahan nikmat yang semakin menggairahkan. Zaki melanjutkan penjelajahan dengan menyusuri lembah payudara menuju perut dan sebentar memainkan lidah pada udel bu Lily yang menggelinjang kegelian.

    Zaki menghentikan penjelajahan lidah, kemudian dengan cekatan menarik celana dalam bu Lily, melepaskan dan membuang ke lantai. Dengan spontan bu Lily mengangkat kaki ke atas tempat tidur dan memuka lebar pahanya, terlihat gundukan vagina dengan rambut-rambut yang tertata rapi. Zaki mulai kembali aksi dengan menjilati menyusuri paha bu Lily yang halus mulus, terus mendekat ke selangkangan menemui bibir vagina yang mulai mengeluarkan cairan senggama. Tanpa menunggu lama, Zaki menyapu cairan senggama itu dengan lidahnya dan meneruskan penjelajahan lidah sepanjang bibir vagina bu Lily dan sesekali menggetarkan lidah pada klitorisnya yang membuat bu Lily mengerang kenikmatan,”AHHHH…. MMMMH… HHH… Zack….UHH…”desahan birahi yang memuncak dari bu Lily membuat Zaki semakin bersemangat dan sesekali lidah di julurkan mencoba masuk ke liang senggama yang menanti pemenuhan itu.

    Setelah beberapa menit Zaki mengeksplorasi liang kewanitaan itu, nampaknya bu Lily tidak sabar lagi menuntut pemenuhan hasrat birahinya,”Zack…. Ayo sayang… masukkin Zack… hhhh…mmmmh.” Suara bu Lily ditingkahi desahan-desahan yang semakin kencang.

    Dengan tenang Zaki menyudahi penjelajahan lidah dan bersiap bertempur yang sesungguhnya. Dengan sekali tarik lepaslah handuk yang melilit di pinggang dan bebas mengacung penis dengan bagian kepala yang merah mengkilap. Bu Lily semakin membuka lebar pahanya, besiap menanti pemenuhan terhadap liang wanitanya. Zaki naik ke tempat tidur dan langsung mengarahkan batang penis ke arah vagina bu Lily yang dengan sigap lansung meraih dan meremas batang kemaluan Zaki dan membantu mengarahkannya tepat ke liang vaginanya.

    Dengan sekali dorongan penis Zaki amblas sampai setengahnya. Zaki menahan gerakan sebentar menikmati prosesi masuknya penis yang disambut desahan bu Lily,” AHHH….TERUSKAN ZACK….AHHH.” kemudian dengan meresapi masuknya penis sampai sedalam-dalamnya. Setelah dorongan pertama dan batang zakar yang masuk seluruhnya barulah Zaki memompa menaik turunkan pantat dengan irama beraturan seakan mengikuti irama musik yang terasa semakin menggebu dan hot.

    Zaki bertumpu pada kedua siku lengan sedangkan bu Lily mencengkam punggung Zaki, meresapi dorongan dan tarikan penis yang bergerak nikmat di liang senggamanya. Suara desahan bercampur aduk dengan alunan musik dan peluh mulai bercucuran di sekujur tubuh,”AH..AH..AH..MMH…MHH…HHHH.” tak hentinya desahan meluncur dari bibir Zaki dan bu Lily. Sesaat Zaki menghentikan gerakan untuk mencoba mengambil nafas segar, bu Lily memeluk Zaki dan menggulingkan badan tanpa melepas penis yang tetap berada di liang vaginanya. Dengan posisi di atas dan setengah berjongkok, bu Lily memompa dan menaikturunkan pantatnya dengan badan bertumpu pada lengan. Sesekali bu Lily memutar pantatnya dan kemudian memasukkan batang zakar Zaki lebih dalam. Zaki tak diam saja, tangan meremas kedua payudara yang menggantung bebas dan menarik-narik puting susu bu Lily. Suasana makin membara dengan peluh yang bercucuran, sampai saat bu Lily seperti tak sanggup melanjutkan pompaan karena birahi yang hendak mencapai puncak pemenuhan. Dengan sigap Zaki membalikkan posisi, bu Lily kembali berada di bawah, dengan mempercepat tempo dorongan Zaki meneruskan pertempuran. “Zack…AHH..AH..AH..UH…TERUS ZACK…. AHHH…AHH IBU SAMPAI…ZACK….AHHHHHHHHH… MMMMMHHH.” Setelah teriakan tertahan bu Lily mengatup bibirnya menikmati orgasme yang didapat, tubuhnya sedikit bergetar. Zaki merasa vagina yang mengalami orgasme itu berkedut-kedut seperti menyedot zakarnya.Zaki menikmatinya dengan memutar –mutar pantatnya dan memasukkan lebih dalam lagi batang zakarnya, dan terasa ada dorongan kuat menyelimuti batang zakarnya, semakin besar dan sesaat Zaki kembali mendorong batangnya dengan cepat dan saat terakhir menarik keluar batanga zakarnya dan melepaskan air maninya di atas perut bu Lily…. Yang dengan cepat meraih penis Zaki dan mengocoknya sampai air mani itu berhenti muncrat, dengan lembut bu Lily mengusap penis yang mulai turun ketegangannya. Zaki membaringkan tubuhnya disamping bu Lily. Terdiam untuk beberapa saat.

    Bu Lily bangkit duduk meraih kain di pinggiran tempat tidur dan menyeka sisa air mani di perutnya. Kemudian dengan manja membaringkan tubuhnya diatas Zaki. “makasih ya sayang… ini rahasia kita berdua… I love u Zack,” bisik mesra bu Lily di telinga Zaki.

    “mmm…baik bu…”belum sempat Zaki menyelesaikan ucapannya, jari telunjuk bu Lily menempel di bibirnya, “kalo lagi berdua gini jangan pangil ibu dong…”ucap bu Lily manja.

    “iya sayang….” Balas Zaki, senyum manis merekah di bibir seksi bu Lily.

    Setelah itu dengan cepat Zaki dan bu Lily merapikan pakaian, dan sebelum meninggalkan Zaki, bu Lily berbisik mesra,”sayang… tar malem suamiku gak ada di rumah….. aku tunggu di kamar ya… berapa ronde pun dilakoni buat Zaki sayang.” Sambil berpelukan mesra, Zaki menyanggupi ajakan bu Lily.

  • Tante ina Yang Bohay – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018

    Tante ina Yang Bohay – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018


    1035 views

    Perawanku – Wajahku biasa-biasa aja nggak ada yang istimewa, namun aku memiliki kelebihan mungkin agak luar biasa dibandingkan dengan orang kebanyakan yaitu mempunyai kontol yang lumayan besar lebih kurang 16 cm dengan diameter 4,5 cm. Padahal waktu tidur adek kecil ku itu Cuma 4 cm.

    Berawal dari hajatan dirumah nenekku yang dari ibu, kebetulan adik ibuku menikah. Semua keluarga dari ibu bermalam dirumah nenek mulai dua hari sebelum pesta dilangsungkan.

    Rumah nenekku tidak terlalu besar sedangkan keluarga dari ibuku semua berjumlah 14 orang beserta anak-anaknya yang ikut kerumah nenekku, semua datang sekeluarga hanya tanteku yang bernama Tante Ina datang sendiri karena suaminya sedang tugas keluar kota dan belum mempunyai anak. Tante Ina usianya sekitar 36 tahun wajahnya cantik dan tubuhnya sedikit gemuk namun padat terawat maklum orang kaya.

    Karena dirumah udah penuh, maka tante mau menginap di losmen dekat rumah nenekku, aku mengantarnya naik motor, kemudian tanteku memilih kamar VIP yang full AC, malam itu aku pulang dan bermalam dirumah nenekku. Pagi harinya aku disuruh mengantarkan makanan ke tante, aku pergi mengantar seorang diri dan kebetulan tante Ina baru bangun dari tidurnya.

     

    “Masuk Riki ..”katanya sambil membukakan pintu kamar nya
    “Baik tante”, jawabku sambil masuk dan meletakkan makanan diatas meja dalam kamarnya.
    “Tante terlambat bangun nih habis semaleman tante ngak bisa tidur kayaknya losmen ini serem deh Riki , jadi tante agak takut jadinya..”, dia bercerita
    “Eh tunggu dulu ya tante mau mandi dulu trus mau bonceng sama Riki ke Rumah Ibu, tante males mau naik becak”, sambungnya.
    “baik tante..”, jawabku.

    Tante masuk kekamar mandi sedangkan aku duduk di kursi yang tersedia di dalam kamar losmennya. Suara air mengguyur badannya kudengar, dan tiba-tiba otak kotorku berjalan ketika kulihat lobang kunci kamar mandinya.

    Aku berjalan pelan-pelan menuju kamar mandinya terus aku mengintip kedalam, kulihat tanteku lagi menyabuni seluruh tubuhnya dan aku terpana melihat tubuhya yang mulus dengan buah dada yang besar dan kulihat lagi bulu vaginanya yang rapi, mungkin tante Ina rajin merawat dan mencukur bulu vaginanya, aku menelan ludah dan otomatis kontolku langsung menegang.

    Agak lama aku mengintip tante mandi sambil nafasku ngos-ngosan ngak tahu kenapa sampai akhirnya tante Ina selesai aku cepat-cepat duduk kembali dikursi sambil pura pura SMS. Seolah-olah ngak terjadi apa-apa. Situs Judi Bola

    “Hayo SMS sama pacarnya ya ?” Tiba-tiba terdengar suara tante Ina didepan ku
    “eh enggak tante…masih belum punya pacar “jawabku gugup, maklum orang berbuat salah pasti pikirannya kalut
    “Riki … kamu keluar dulu ya… tante mau ganti baju trus kita berangkat, biar tante mau makan dirumah ibu aja”, kata tanteku.

    Aku keluar dari kamarnya dan menunggu diruang loby sampai akhirnya tanteku datang dan kami berdua berangkat kerumah nenek. Malam harinya sekitar jam 9 malam tante Ina minta diantarkan ke losmen lagi, dan tante Ina cerita sama ibuku bahwa tante agak ketakutan tidur sendiri di losmen.

    Dia meminta aku untuk menemaninya, dan ibuku mengizinkannya, jadilah aku malam itu menginap di losmen menemani tante Ina . Berhubung tempat tidurnya single bed maka aku tidur dibawah. Tante Ina tiduran sambil menerima telpon dari mas Agus suaminya, dari omongannya tante cerita lagi ditemani aku karena takut keadaan losmen yang seram ini menurutnya.

    Sekitar jam 11 malam aku bangun pingin pipis habis hawa AC membuat ku mau pipis, aku pergi kekamar mandi dan mulai pipis… serr… lega rasanya. Setelah aku membasuk kontolku mataku tertuju pada celana dalam berwarna crem yang ada digantungan di kamar mandi.

    Iseng aku memegangnya dan kuperiksa celana dalam itu, lalu karena penasaran kucium celana dalam itu pas dibagian yang menutupi lobang vaginanya, kuhirup aromanya dan serr… darahku mengalir deras dan detak jantungku deg-deggan langsung aja aku horny saat itu, kuulang ulang mencium CD itu dan aku tambah horny saja. Kontolku tegak setegak-tegaknya.

    Dalam pikiranku berkata, wah berarti tante Ina saat ini tidur ngak pake CD dan ketika keluar dari kamar mandi mataku otomatis tertuju pada bawah pusar tante yang saat itu terlentang dengan dengkuran yang halus, namun tidak dapat kulihat dengan jelas karena lampu kamar yang redup.

    Malam itu aku ngak bisa tidur, terbayang tubuh tante yang lagi mandi juga terbayang Cdnya juga terbayang yang lain-lainnya dengan kontolku yang tegak ngak tidur-tidur… sialan… umpatku dalam hati. Kulirik jam sudah menunjukkan pukul 2 dini hari, namun mataku ngak bisa terpejam, tiba-tiba aku dengar suara:

    “Riki … Riki .”
    Aku pura-pura ngak mendengar.
    “Ran…Riki ”, kali ini suaranya agak keras dan kayak orang gemetaran.
    “Iya tante Ina ada apa?”, tanyaku sambil pura-pura lemas.

    “Tolong Riki tante pinjam selimutnya, ngak tahu nih tante kedinginan..”, balasnya.
    Aku bangun dan berjalan menghampirinya sambil menyerahkan selimut yang aku jadikan alas”, kamu tidur diatas aja Riki disamping tante…”
    “Iya tante…”, jawabku, tetapi dadaku tambah deg-degan, maklum otakku mulai ditumbuhi hal-hal porno.

    “Sini selimutnya berduain biar kamu ngak kedinginan”, katanya, seperti kerbau dicucuk hidungnya aku nurut aja memepetkan badanku kedekat tante, maklum selimutnya kecil jadi untuk berdua harus mepet.

    Tante Ina miring membelakangiku sedang aku masih terlentang, kudengar nafasnya teratur dengan halus menandakan dia terlelap lagi, aku menghadap tanteku dan tak sengaja kontolku menyentuh pantatnya, ada desiran aneh didarahku dan rasa hangat dikemaluanku,

    aku sengaja menyentuhkan kemaluanku di pantatnya dan rasa hangat itu kembali menjalar, semakin kudekatkan dan semakin menempel aku makin merasakan kehangatan itu, aku berhati-hati sekali takut tante Ina terbangun aku menyingkapkan daster bagian belakang tante keatas,

    oww… terlihat jelas buah pinggulnya yang kembar sangat mulus, maklum belum punya anak, dan diantara dua belah pantatnya aku Ina ada sebuah gundukan berbulu dengan garis memanjang ditengahnya. Pikiranku makin tak karuan dan kulihat penisku, nampak diujungnya mengeluarkan cairan bening yang lincin langsung kuoleskan keseluruh ujung kepala penisku.

    Perlahan aku sentuhkan penisku ke gundukan berbulu milik tante Ina , “ohh…”, aku merintih perlahan merasakan sensasi sentuhan penisku pada vagina tante Ina , kugerakkan sedikit pantatku untuk menekan vagina tante Ina , namun aku tidak tahan menahan sesuatu yang hendak meledak keluar dari dalam penisku dan,

    croot… croot… croooot… aku keluar… kupejamkan mataku untuk menikmatinya, Kulihat spermaku banyak tumpah dibulu vagina dan paha bagiaan dalam tante Ina , karena takut tante Ina terbangun maka aku segera tidur, dengan senyum penuh kepuasan.

    “Riki …bangun udah jam 8 pagi”, sayup kudengar ada orang membangunkanku, aku segera membuka mata dan melihat tante sudah selesai mandi. Tante Ina memakai handuk yang dililitkan didadanya sambil tersenyum tante Ina menghampiriku dan duduk disebelahku:

    “Riki tadi malam kamu mimpi ya..?”
    “Eng…”, belum sempat aku menjawab tante Ina  meneruskan bicaranya.
    “Berarti sekarang kamu sudah aqil balig, kamu harus mandi wajib, tadi pagi di paha dan pantat tante banyak kena tumpahin sperma kamu”, kata tante Ina.

    “Maaf tante… Riki  ngak sengaja”, jawabku spontan karena terkejut, “mati aku… Duh malunya…”, bathinku dalam hati.
    “Nah lihat ku… burung kamu bangun mulai tadi…”, kata tante Ina sambil matanya melihat kebawah perut ku.
    Astagaaaaaa… Rupanya semalam aku lupa memasukkan burungku kedalam sangkarnya dan mulai pagi tadi dilihat sama tante.

    “Maaf tante…”, kataku dengan malu-malu sambil menarik celanaku dan memasukkan batangku kedalam Cdku, tiba- tiba.
    “Jangan dimasukkan dulu Riki …! Riki kan sudah dewasa sekarang… namun Riki belum diketahui Riki itu sempurna apa tidak…”, kata tante Ina.
    “Sempurna gimana tante..??”, tanyaku sambil menggeruntukan dahiku, untuk yang ini aku memang ngak tahu, bukan pura pura ngak tahu.

    “Kadang ada orang yang sukanya sesama jenisnya sendiri, trus ada yang impoten akhirnya ditinggal pergi sama istrinya, jadi tante pingin tahu Riki sempurna apa tidak, kamu keluarin lagi deh burungnya!”, perintah tante Ina , Akupun spontan mengeluarkan lagi penisku dari dalam celanaku yang kebetulan masih kaku.

    Kulihat Tante menelan ludah sedikit melirik kepenisku, dan tante Ina berkata “Riki diam aja ya nanti, Riki pejamkan mata aja kalau takut sakit, ini Cuma tes aja koq…”

    “Baik tante.”

    Aku memejamkan mata, dan aku rasakan tante Ina naik keatas tubuhku tanpa melepas handik yang dipakainya, dan kurasakan penisku tertempel oleh benda berbulu dan basah sehingga aku merasa sedikit geli dan terkejut .

    “Emm..”, aku berguman sambil terpejam.
    “Kenapa Riki …sakit..??”, agak berbisik suara tante Ina dengan nafas sedikit bernafsu.
    “Enggak tante…ngak apa-apa.”

    Ada sedikit gerakan yang dilakukan tante Ina sehingga vaginanya menekan penisku kearah atas trus kebawah dan itu berlangsung beberapa saat, aku merasakan geli yang luar biasa dan aku menggigit bibir bawahku supaya tidak bersuara,

    aku membuka sedikit mataku ingin melihat wajah tante, ternyata tante Ina memejamkan matanya juga sambil menggigit bibirnya juga, gesekan antara vagina tante Ina dan penisku makin licin sehingga berbunyi “tet… pret… pret… pret…” setiap tante Ina memaju mundurkan vaginanya diatas penisku.

    Kemudian tante Ina berhenti bergerak, dan dengan nafas agak tak teratur bilang:
    “Riki … sekarang tes terakhir ya…”
    “iya tante… Riki siap”.

    Aku merasakan jari tante memegang penisku bagian tengahnya, sesaat kemudian aku merasakan kepala penisku menyeruak suatu lubang yang agak lebar sehingga gampang masuknya, aku merasakannya sambil memejamkan mata dan menikmatinya.

    Ketika baru sepertiga masuk aku merasakan ujung penisku membentur semacam dinding yang berlobang kecil sekali, dan lobang itu kayaknya seperti cincin, kepala penisku terarah kesana dan kurasakan pemilih lobang itu yaitu tante Ina berusaha untuk memasukkan kepala penisku kelobangnya namun agak kesulitan.

    Kurasakan tekanan tante makin kuat terhadap penisku dan sepertinya kulit kepala penisku terkupas oleh cincin itu rasanya nyilu nyilu enak sehingga aku keluar suara.

    “aakh…”
    Tante Ina menghentikan gerakannya .
    “Gimana Riki … Sakit..??”
    “Enggak tante ngak apa apa…”

    Tiba-tiba kurasakan lobang cincin itu berkedut-kedut dan meremas perbatasan antara kepala penisku dan batangnya, tadi mungkin kepalanya sudah melewati cincin itu, dan sepertinya kepala penisku diempot oleh benda didalam vagina tante.

    “Akh… akh…”, tiba-tiba tante Ina bersuara.

    Kembali kurasakan jepitan cincin itu makin kuat dan penisku sepertinya tersiram air hangat didalam vagina tante Ina , akupun kehilangan kendali merasakan jepitan itu dan tidak dapat menahan sesuatu yang akan keluar dari dalam penisku dan aku terpekik akh…

    Crooot…croot..crot… Sekitar 4 kali cairan itu menyemprot kedalam vagina tante Ina . Penisku masih tertanam didalam vagina tante beberapa saat Ina tante Ina masih memejamkan matanya…

    “Udah tante tesnya…??”, tanyaku.
    “Emm udah… Riki , ternyata kamu laki-laki yang normal”, jawabnya sambil mengangkat pantatnya melepaskan penisku divaginanya, trus tante Ina berjalan ke kamar mandi.

    Aku melihat kearah penisku, disana ternyata banyak berlepotan cairan berwarna putih, ada yang kental ada yang bening sebagian lagi ada di bulu-buluku yang masih halus, aku berpikir dalam hati.
    Seandainya tes ini dilakukan setiap hari, mungkin aku tidak akan  menolaknya.

  • Cerita Sex Anak Tiri Jatuh Cinta Pada Ibu Tiri

    Cerita Sex Anak Tiri Jatuh Cinta Pada Ibu Tiri


    1034 views

    Perawanku – Cerita Sex Anak Tiri Jatuh Cinta Pada Ibu Tiri, Hampir 8 tahun ibuku meninggal dunia, akupun sudah terbiasa tanpa kehadiran sesosok ibu dalam hidupku, Tapi tidak bagi ayahku, dia merasa sangat kesepian, ayah selalu saja meminta izin padaku untuk menikah lagi dan dengan terpaksa aku mengiyakan permintaan dari ayahku.

    Karena aku juga kasian pada ayah bagaimana perasaan batinnya tanpa kehadiaran seorang istri sebagai pelengkap hidupnya.

    Selang beberapa bulan setelah mendapat izin dariku untuk menikah lagi, akhirnya ayah memberanikan diri mengajak calon ibu tiriku ke rumah, Sebut saja namanya Anisa. Umurnya sekitar 40 tahun lebih muda dari ayahku 7 tahun.

    Tubuhnya agak berisi dan wajahnya terlihat masih muda. Dia bekerja sebagai staff di kantor ayahku. Aku memanggilnya dengan sebutan tante Anisa.

    Saat tante Anisa main ke rumah, aku sering melihat ayah dan tanet Anisa berpelukan saat sedang menonton tv, terkadang tangan ayah dengan nakalnya mengelus buah dada tante Anisa dengan penuh gairah.

    Bagaimana tidak bergairah, tubuh tante Anisa sangat semok dan mempunyai buah dada yang besar bak gunung. Semenjak ayah sering membawa tante Anisa ke rumah, aku menjadi hobi coli dengan membayangkan tanta Anisa.

    Pada hari minggu pagi aku bangun karena kaget mendengar suara gelas pecah di dapur, saat kulihat ada tanet Anisa sedang membersihkan serpihan kaca.

    “Awas jangan mendekat ada banyak pecahan kaca, tadi tak sengaja aku menjatuhkan gelas dan pecah…” katanya sambil jongkok mengambil serpihan kaca.

    Aku yang masih sedikit mengantuk dengan sekita mataku jadi terbuka lebar karena melihat pemandangan pantat yang besar tante Anisa yang saat itu memakai daster tipis.

    “Kak, tolong deh tante diambilkan sapu…” ujarnya memerintahku.
    “Baik tante akan aku ambilkan, tunggu sebentar…” kataku lantas berjalan mencari sapu yang ada di halaman depan.

    Sembari berjalan aku membayangkan bulatan empuk yang kulihat tadi, kontolku pun langsung menegang dibalik celana kolor yang kupakai. Saat sudah mendapatkan sapu dan berjalan kembali ke dapur, tanganku mengelus-elus kontolku dari luar celana kolorku.

    “Ini tan sapunya…oya ayah mana tan?” tanyaku.
    “Ayahmu sudah berangkat kerja dari subuh tadi, dia dapet tugas mendadak dan harus ke kantor pusat yang ada di Jakarta, tante disuruh diem disini nemenin kamu dan disuruh memasak juga…oya kamu mau dimasakin apa biar nanti tante masakin…” katanya sambil menyapu serpihan kaca.
    “Aku mau nasi goreng aja tan…” kataku dan lalu aku berjalan menuju kamar mandi.

    Aku semakin bernafsu ketika kulihat lagi pantatnya yang bergoyang ketika sedang menyapu, ditambah buah dadanya yang ikut bergoyang mengimpangi pantatnya. Di kamar mandi aku langsung saja coli seperti biasa tanpa sabun dan saat sudah mencapai punjak aku langsung mandi.

    Usai mandi dengan hanya melilitkan handuk seperti rpok wanita aku menuju dapur bermaksud menanyakan apakah nasi goreng pesananku sudah jadi apa belum. tapi ketika sampai di dapur aku malah melihat pemandangan lain yang lebih indah, kulihat bongkahan pantat tante Anisa yang terlihat menggairahkan ketika sedang masak.

    Entah kemasukan setan dari mana, aku memberanikan diri memeluk tante Anisa dari belakang, kuelus pantatnya dan kuciumi lehernya dari belakang. Tanta Anisa mencoba berontak, tapi aku semakin brutal.

    “Iiihhh…kakak ngapain sih…jangan perkosa tante donk…aku ini calaon ibu tirimu…” katanya.
    “Udah diam aja tante… kamu gak cocok jadi ibuku… kamu cocoknya jadi pelucur ayah…” kataku geram.
    “Kamu ngomong apa sih kak… aku mohon hentikan kak…” katanya semakin pelan sepertinya dia sudah terangsang juga karana lehernya terus kuciumi.

    “Tante diam aja ya… nurut sama aku… aku lagi nafsu banget nih… lagian di rumah cuma ada kita berdua ja kog… oya aku juga tau kalau tadi malem tante habis ngentot sama ayah kan… aku dengar erangan ayah tapi aku sama sekali tak mendengar erangan tante, pasti tante gak terpuaskan oleh ayah ya?” bisikku pelan di telinganya sambil terus kuelus pantat dan buah dadanya dari belakang.

    “Aku mohon kak, lepasin tante…” pintanya memohon sambil mengerang dan menolak elusanku.
    Tak kupedulikan omongan tante. aku terus saja mencumbu tante Anisa. Aku tahu kalau tante Anisa sangat liar kalau ngentot hanya saja saat ini dia belum begitu nafsu, hanya butuh waktu sebentar saja untuk membangkitkan gairah nafsunya.

    Terus saja kuciumi dan kujilati lehernya sambil tanganku meremas-remas buah dadanya dari belakang. Setan yang merasukiku menginginkan aku lebih dari sekedar meremas dan menciuminya saja.

    Secara naluri aku segera membuka dasternya dengan cara mereboknya dari belakang. Dan terlihatlah punggungnya yang putih mulus, juga pantatnya yang saat itu tak memakai CD membuatnya menjadi semakin cantik dan otomatis membuat kontolku semakin mengeras.

    Tak berlama-lama, kupaksa dia untuk menungging, dia terus saja meronta memberikan perlawanan. Tapi aku tak memperdulikannya dan malah membuatku semakin liar. Kumulai memasukkan kontolku dari belakang.

    “Hentikan kak…aku calon ibumu…” jaritnya lagi.
    “Sudah diam saja tante… kamu belum jadi ibuku…” kataku sambil menyodokan kontolku dan kupegang punggungnya agar kontolku bisa masuk lebih dalam.

    Kurasakan memek tante Anisa belum terlalu basah, nampaknya dia belum begitu terangsang dengan apa yang sudah kulakukan tadi. Kemudian kucabut kontolku lalu kuposisikan badanku berjongkok dari belakang pantatnya dan kujilati memeknya dari bawah.

    “Aahhh… mau kamu apain lagi…” katanya dengan suara khas wanita yang sedang menahan nikmat.

    Kujilati memeknya seperti layaknya anjing yang sedang kehausan. Aku mencium bau memek yang khas. Aku bisa merasa kalau dia sudah mulai bernafsu, dia tak lagi berontak bahkan dia malah berpegangan ke meja kompor menahan nikmat karena jilatanku yang liar. Dam akhirnya dia pun ikut kerasukan setan.

    Dia semakin menunggingkan pantatnya dan mengoyangkannya kearah mukaku. Aku benar-benar menikmatinya apa yang dia lakukan, sesekali kujilati bongkahan pantatnya yang bulat seksi.

    “Aku menyerah kak, kalau niatmu ingin menikmati tubuhku dan memuaskan aku, aku persilakan tapi tolong jaga rahasia ini ya… jangan sampai ayahmu tahu… aku sayang ayahmu… aku tak mau pernikahan kita batal, aku mau tetap mau jadi ibu tirimu…tapi aku minta ini hanya sekali ini saja ya… aku tak mau mengkhianati ayahmu…” keluhnya.

    Kemudian tante Anisa membalikan badan dan aku berdiri dihadapannya sambil kutatap tajam matanya. Tak kusangka dia tiba-tiba menciumi bibirku dengan liarnya seolah tak ada hari esok lagi.

    AKupun lantas membalas ciumanya sambil meremas buah dadanya. Tak lama setelah itu langsung saja menganngkat tubuhnya kududukkan diatas meja makan, lalu aku mulai memasukan kontolku ke dalam lubang memeknya.
    “Sssttthhhh… aaahhh… nikmat kak… kontolmu benar-benar besar dan keras beda sama punya ayahmu…” rancunya keenakan.
    Genjotankupun semakin ganas. Hampir 10menit aku menggenjotnya hingga akhirnya dia meraih orgasme. Tapi aku belum juga mencapai klimaksku.

    “Tante aku belum bisa keluar….” keluhku padanya.
    Seperti orang kelaparan dia langsung turun dari meja dan menjilati kontolku dengan ganasnya. Dia benar-benar mahir sponge kontol. Kontolku hampir habis ditelannya. Tak lama kemudian kutekan kepalanya dan…

    “Ooooohhh…tanteee aku keluaaaarrr….aahhh…” erangku. Kumuntahkan semua spermaku ke dalam tenggorokannya.

    Singkat cerita diapun akhirnya menikah dengan ayahku juga. Aku sangat senang sekali karena hampir sebulan sekali aku selalu mengajaknya ngentot diapun mau karena menurutnya aku yang bisa memuaskannya. Katanya kontolku ayahku tak sekeras kontolku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • PASUTRI NAKAL YANG BARU SAJA MENCAPAI KENIKMATAN SAAT NGESEX

    PASUTRI NAKAL YANG BARU SAJA MENCAPAI KENIKMATAN SAAT NGESEX


    1034 views

    Cerita Sex ini berjudulPASUTRI NAKAL YANG BARU SAJA MENCAPAI KENIKMATAN SAAT NGESEXCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Pagi itu aku bangun kesiangan, seisi rumah rupanya sudah pergi semua. Akupun segera mandi dan berangkat ke kampus. Meskipun hari itu kuliah sangat padat, pikiranku nggak bisa konsentrasi sedikitpun, yang aku pikirkan cuma Rani.

    Aku pulang kerumah sekitar jam 3 sore, dan rumah masih sepi. Kemudian ketika aku sedang nonton TV di ruang keluarga sehabis ganti baju, Rani keluar dari kamarnya, sudah berpakaian rapi. Dia mendekat dan mukanya menunduk.

    “Dodi, kamu ada acara nggak? Temani aku nonton dong..”

    “Eh.. apa? Iya, iya aku nggak ada acara, sebentar yah aku ganti baju dulu” jawabku, dan aku buru-buru ganti baju dengan jantung berdebaran. Setelah siap, akupun segera mengajaknya berangkat. Rani menyarankan agar kami pergi dengan mobilnya.

    Aku segera mengeluarkan mobil, dan ketika Rani duduk di sebelahku, aku baru sadar kalau dia memakai rok pendek, sehingga ketika duduk ujung roknya makin ke atas. Sepanjang perjalanan ke bioskop mataku nggak bisa lepas melirik kepahanya.

    Sesampainya dibioskop, aku beranikan memeluk pinggangnya, dan Rani tidak menolak. Dan sewaktu mengantri di loket aku peluk dia dari belakang. Aku tahu Rani merasa penisku sudah tegang karena menempel di pantatnya. Rani meremas tanganku dengan kuat. Kita memesan tempat duduk paling belakang, dan ternyata yang nonton nggak begitu banyak, dan disekeliling kita tidak ditempati.

    Kita segera duduk dengan tangan masih saling meremas. Tangannya sudah basah dengan keringat dingin, dan mukanya selalu menunduk. Ketika lampu mulai dipadamkan, aku sudah tidak tahan, segera kuusap mukanya, kemudian aku dekatkan ke mukanya, dan kita segera berciuman dengan gemasnya.

    Lidahku dan lidahnya saling berkaitan, dan kadang-kadang lidahku digigitnya lembut. Tanganku segera menyelinap ke balik bajunya. Dan karena tidak sabar, langsung saja aku selinapkan ke balik BH-nya, dan payudaranya yang sebelah kiri aku remas dengan gemas.

    Mulutku langsung diisap dengan kuat oleh Rani. Tangankupun semakin gemas meremas payudaranyanya, memutar-mutar putingnya, begitu terus, kemudian pindah ke susu yang kanan, dan Rani mulai mengerang di dalam mulutku, sementara penisku semakin meronta menuntut sesuatu.

    Kemudian tanganku mulai mengelus pahanya, dan kuusap-usap dengan arah semakin naik ke atas, ke pangkal pahanya. Roknya aku singkap ke atas, sehingga sambil berciuman, di keremangan cahaya, aku bisa melihat celana dalamnya.

    Dan ketika tanganku sampai di selangkangannya, mulut Rani berpindah menciumi telingaku sampai aku terangsang sekali. Celana dalamnya sudah basah. Tanganku segera menyelinap ke balik celana dalamnya, dan mulai memainkan clitorisnya.

    Aku elus-elus, pelan-pelan, aku usap dengan penuh perasaan, kemudian aku putar-putar, makin lama makin cepat, dan makin lama makin cepat. Tiba-tiba tangannya mencengkeram tanganku, dan pahanya juga menjepit telapak tanganku, sedangkan kupingku digigitnya sambil mendesis-desis. Badanya tersentak-sentak beberapa saat.

    “Dodi.. aduuhh.., aku nggak tahan sekali.., berhenti dulu yaahh.., nanti dirumah ajaa..”, rintihnya. Akupun segera mencabut tanganku dari selangkangannya.

    “Dodi.., sekarang aku mainin punya kamu yaahh..”, katanya sambil mulai meraba celanaku yang sudah menonjol. Aku bantu dia dengan aku buka ritsluiting celana, kemudian tangannya menelusup, merogoh, dan ketika akhirnya menggenggam penisku, aku merasa nikmat luar biasa. Penisku ditariknya keluar celana, sehingga mengacung tegak.

    “Dodi.., ini sudah basah.., cairannya licin..”, rintihnya dikupingku sambil mulai digenggam dengan dua tangan. Tangan yang kiri menggenggam pangkal penisku, sedangkan yang kanan ujung penisku dan jari-jarinya mengusap-usap kepala penis dan meratakan cairannya.

    “Rani.., teruskan sayang..”, kataku dengan ketegangan yang semakin menjadi-jadi. Aku merasa penisku sudah keras sekali. Rani meremas dan mengurut penisku semakin cepat. Aku merasa spermaku sudah hampir keluar. Aku bingung sekali karena takut kalau sampai keluar bakal muncrat kemana-mana.

    “Rani.., aku hampir keluar nih.., berhenti dulu deh..”, kataku dengan suara yang nggak yakin, karena masih keenakan.
    “Waahh.., Rani belum mau berhenti.., punya kamu ini bikin aku gemes..”, rengeknya

    “Terus gimana.., apa enaknya kita pulang saja yuk..?!” ajakku, dan ketika Rani mengangguk setuju, segera kurapikan celanaku, juga pakaian Rani, dan segera kita keluar bioskop meskipun filmnya belum selesai. Di mobil tangan Rani kembali mengusap-usap celanaku.

    Dan aku diam saja ketika dia buka ritsluitingku dan menelusupkan tangannya mencari penisku. Aduh, rasanya nikmat sekali. Dan penisku makin berdenyut ketika dia bilang, “Nanti aku boleh nyium itunya yah..”. Aku pengin segera sampai ke rumah.

    Dan, akhirnya sampai juga. Kita berjalan sambil berpelukan erat-erat. Sewaktu Rani membuka pintu rumah, dia kupeluk dari belakang, dan aku ciumi samping lehernya. Tanganku sudah menyingkapkan roknya ke atas, dan tanganku meremas pinggul dan pantatnya dengan gemas. Rani aku bimbing ke ruang keluarga. Sambil berdiri aku ciumi bibirnya, aku lumat habis mulutnya, dan dia membalas dengan sama gemasnya.

    Pakaiannya kulucuti satu persatu sambil tetap berciuman. Sambil melepas bajunya, aku mulai meremasi payudaranya yang masih dibalut BH. Dengan tak sabar BH-nya segera kulepas juga. Kemudian roknya, dan terakhir celana dalamnya juga aku turunkan dan semuanya teronggok di karpet.

    Badannya yang telanjang aku peluk erat-erat. Ini pertama kalinya aku memeluk seorang gadis dengan telanjang bulat. Dan gadis ini adalah Rani yang sering aku impikan tapi tidak terbayangkan untuk menyentuhnya. Semuanya sekarang ada di depan mataku.

    Kemudian tangan Rani juga melepaskan bajuku, kemudian celana panjangku, dan ketika melepas celana dalamku, Rani melakukannya sambil memeluk badanku. penisku yang sudah memanjang dan tegang sekali segera meloncat keluar dan menekan perutnya. uuhh, rasanya nikmat sekali ketika kulit kami yang sama-sama telanjang bersentuhan, bergesekan, dan menempel dengan ketat. Bibir kami saling melumat dengan nafas yang semakin memburu.

    Tanganku meremas pantatnya, mengusap punggungnya, mengelus pahanya, dan meremasi payudaranya dengan bergantian. Tangan Rani juga sudah menggenggam dan mengelus penisku. Badan Rani bergelinjangan, dan dari mulutnya keluar rintihan yang semakin membangkitkan birahiku. Karena rumah memang sepi, kita jadi mengerang dengan bebas.

    Kemudian sambil tetap meremasi penisku, Rani mulai merendahkan badannya, sampai akhirnya dia berlutut dan mukanya tepat didepan selangkanganku. Matanya memandangi penisku yang semakin keras di dalam genggamannya, dan mulutnya setengah terbuka. Penisku terus dinikmati, dipandangi tanpa berkedip, dan rupanya makin membuat nafsunya memuncak. Mulutnya perlahan mulai didekatkan kekepala penisku.

    Aku melihatnya dengan gemas sekali. Kepalaku sampai terdongak ketika akhirnya bibirnya mengecup kepala penisku. Tangannya masih menggenggam pangkal penisku, dan mengelusnya pelan-pelan. Mulutnya mulai mengecupi kepala penisku berulang-ulang, kemudian memakai lidahnya untuk meratakan cairan penisku.

    Lidahnya memutar-mutar, kemudian mulutnya mulai mengulum dengan lidah tetap memutari kepala penisku. Aku semakin mengerang, dan karena nggak tahan, aku dorong penisku sampai terbenam ke mulutnya. Aku rasa ujungnya sampai ke tenggorokannya. Rasanya nikmat sekali. Kemudian pelan-pelan penisku disedot-sedot dan dimaju-mundurkan di dalam mulutnya.

    Rambutnya kuusap-usap dan kadang-kadang kepalanya aku tekan-tekan agar penisku semakin terasa nikmat. Isapan mulut dan lidahnya yang melingkar-lingkar membuatku merasa sudah nggak tahan. Apalagi sewaktu Rani melakukannya semakin cepat, dan semakin cepat, dan semakin cepat.

    Ketika akhirnya aku merasa spermaku mau muncrat, segera kutarik penisku dari mulutnya. Tapi Rani menahannya dan tetap mengisap penisku. Maka akupun nggak bisa menahan lebih lama lagi, spermaku muncrat di dalam mulutnya dengan rasa nikmat yang luar biasa. Spermaku langsung ditelannya dan dia terus mengisapi dan menyedot penisku sampai spermaku muncrat berkali-kali.

    Badanku sampai tersentak-sentak merasakan kenikmatan yang tiada taranya. Meskipun spermaku sudah habis, mulut Rani masih terus menjilat. Akupun akhirnya nggak kuat lagi berdiri dan akhirnya dengan nafas sama-sama tersengal-sengal kita berbaring di karpet dengan mata terpejam.

    “Thanks ya Ran, tadi itu nikmat sekali”, kataku berbisik
    “Ah.., aku juga suka kok.., makasih juga kamu ngebolehin aku mainin kamu..”.

    Kemudian ujung hidungnya aku kecup, matanya juga, kemudian bibirnya. Mataku memandangi tubuhnya yang terbaring telanjang, alangkah indahnya. Pelan-pelan aku ciumi lehernya, dan aku merasa nafsu kita mulai naik lagi. Kemudian mulutku turun dan menciumi payudaranya yang sebelah kanan sedangkan tanganku mulai meremas susu yang kiri. Rani mulai menggeliat-geliat, dan erangannya membuat mulut dan tanganku tambah gemas memainkan susu dan putingnya.

    Aku terus menciumi untuk beberapa saat, dan kemudian pelan-pelan aku mulai mengusapkan tanganku keperutnya, kemudian kebawah lagi sampai merasakan bulu jembutnya, aku elus dan aku garuk sampai mulutnya menciumi telingaku. Pahanya mulai aku renggangkan sampai agak mengangkang. Kemudian sambil mulutku terus menciumi payudaranya, jariku mulai memainkan clitorisnya yang sudah mulai terangsang juga.

    Cairan kenikmatannya kuusap-usapkan ke seluruh permukaan kemaluannya, juga ke clitorisnya, dan semakin licin clitoris serta liang kewanitaannya, membuat Rani semakin menggelinjang dan mengerang. clitorisnya aku putar-putar terus, juga mulut kemaluannya bergantian.

    “Ahh.., Dodii.., aahh.., teruss…, aahh.., sayaangg..”, mulutnya terus meracau sementara pinggulnya mulai bergoyang-goyang. Pantatnya juga mulai terangkat-angkat. Akupun segera menurunkan kepalaku kearah selangkangannya, sampai akhirnya mukaku tepat di selangkangannya.

    Kedua kakinya aku lipat ke atas, aku pegangi dengan dua tanganku dan pahanya kulebarkan sehingga liang kewanitaan dan clitorisnya terbuka di depan mukaku. Aku tidak tahan memandangi keindahan liang kewanitaannya yang saat itu selaput dara nya masih rapat. Lidahku langsung menjulur dan mengusap clitoris dan liang kewanitaannya.

    Cairan surganya kusedot-sedot dengan nikmat. Mulutku menciumi bibir kemaluannya dengan ganas, dan lidahku aku selip-selipkan ke lubangnya, aku kait-kaitkan, aku gelitiki, terus begitu, sampai pantatnya terangkat, kemudian tangannya mendorong kepalaku sampai aku terbenam di selangkangannya. Aku jilati terus, clitorisnya aku putar dengan lidah, aku isap, aku sedot, sampai Rani meronta-ronta. Aku merasa penisku sudah tegak kembali, dan mulai berdenyut-denyut.

    “Dodii.., aku nggak tahan.., aduuhh.., aahh.., enaakk sekalii..”, rintihnya berulang-ulang. Mulutku sudah berlumuran cairan kewanitaannya yang semakin membuat nafsuku tidak tertahankan. Kemudian aku lepaskan mulutku dari liang kewanitaannya.

    Sekarang giliran penisku aku usap-usapkan ke clitoris dan bibir kemaluannya, sambil aku duduk mengangkang juga. Pahaku menahan pahanya agar tetap terbuka. Rasanya nikmat sekali ketika penisku digeser-geserkan diliang senggamanya. Rani juga merasakan hal yang sama, dan sekarang tangannya ikut ngebantu dan menekan penisku digeser-geserkan di clitorisnya.

    “Ranii.., aahh.., enakk.., aahh..”
    “aahh.., iya.., eennaakk sekalii..”.

    Kita saling merintih. Kemudian karena penisku semakin gatal, aku mulai menggosokkan kepala penisku ke bibir kemaluannya. Rani semakin menggelinjang. Akhirnya aku mulai mendorong pelan sampai kepala penisku masuk ke liang senggamanya.

    “Aduuhh.. Dodii.., saakiitt.., aadduuhh.., jaangaann..”,rintihnya

    “Tahan dulu sebentar…, Nanti juga ilang sakitnya..”, kataku membujuk

    Kemudian pelan-pelan penisku aku keluarkan, kemudian aku tekan lagi, aku keluarkan lagi, aku tekan lagi, kemudian akhirnya aku tekan lebih dalam sampai masuk hampir setengahnya. Mulut Rani sampai terbuka tapi sudah nggak bisa bersuara.

    Punggungnya terangkat dari karpet menahan desakan penisku. Kemudian pelan-pelan aku keluarkan lagi, aku dorong lagi, aku keluarkan lagi, terus sampai dia tenang lagi. Akhirnya ketika aku mendorong lagi kali ini aku dorong sampai amblas semuanya ke dalam.

    Kali ini kita sama-sama mengerang dengan keras. Badan kita berpelukan, mulutnya yang terbuka aku ciumi, dan pahanya menjepit pinggangku dengan keras sekali sehingga aku merasa ujung penisku sudah mentok ke dinding kemaluannya. Kita tetap berpelukan dengan erat saling mengejang untuk beberapa saat lamanya.

    Mulut kita saling mengisap dengan kuat. Kami sama-sama merasakan keenakan yang tiada taranya. Setelah itu pantatnya sedikit demi sedikit mulai bergoyang, maka akupun mulai menggerakkan penisku pelan-pelan, maju, mundur, pelan, pelan, makin cepat, makin cepat, dan goyangan pantat Rani juga semakin cepat.

    “Dodii.., aduuhh.., aahh.., teruskan sayang.., aku hampir niihh..”, rintihnya.

    “Iya.., nihh.., tahan dulu.., aku juga hampir.., kita bareng ajaa..”, kataku sambil terus menggerakkan penis makin cepat. Tanganku juga ikut meremasi susunya. Penisku makin keras kuhujam-hujamkan ke dalam liang surganya sampai pantatnya terangkat dari karpet. Dan aku merasa liang senggamanya juga menguruti penisku di dalam. penis kutarik dan tekan semakin cepat, semakin cepat.., dan semakin cepat..”.

    “Raanii.., aku mau keluar niihh..”.
    “Iyaa.., keluarin saja.., Rani juga keluar sekarang niihh”.

    Akupun menghunjamkan penisku keras-keras yang disambut dengan pantat Rani yang terangkat ke atas sampai ujung penisku menumbuk dinding kemaluannya dengan keras. Kemudian pahanya menjepit pahaku dengan keras sehingga penisku makin mentok, tangannya mencengkeram punggungku. Liang kewanitaannya berdenyut-denyut. Spermaku memancar, muncrat dengan sebanyak-banyaknya menyirami liang senggamanya.

    “aahh…, aahh.., aahh..”, kita sama-sama mengerang, dan liang kewanitaannya masih berdenyut, mencengkeram penisku, sehingga spermaku berkali-kali menyembur. Pantatnya masih juga berusaha menekan-nekan dan memutar sehingga penisku seperti diperas. Kita orgasme bersamaan selama beberapa saat, dan sepertinya nggak akan berakhir.

    Pantatku masih ditahan dengan tangannya, pahanya masih menjepit pahaku erat-erat, dan liang senggamanya masih berdenyut meremas-remas penisku dengan enaknya sehingga sepertinya spermaku keluar semua tanpa bersisa sedikitpun.

    “aahh.., aahh.., aduuhh…”, kita sudah nggak bisa bersuara lagi selain mengerang-erang keenakan.

    Ketika sudah mulai kendur, aku ciumi Rani dengan penis masih di dalam liang senggamanya yang selaput dara nya telah robek. Kita saling berciuman lagi untuk beberapa saat sambil saling membelai. Aku ciumi terus sampai akhirnya aku menyadari kalau Rani sedang menangis karena selaput dara nya telah robek.

    Tanpa berbicara kita saling menghibur. Aku menyadari bahwa selaput dara nya telah robek oleh penisku. Dan ketika penisku aku cabut dari sela-sela liang kewanitaannya yang selaput dara nya telah robek memang mengalir darah yang bercampur dengan spermaku.

    Kami terus saling membelai, dan Rani masih mengisak di dadaku karena selaput dara-nya telah sobek, sampai akhirnya kita berdua tertidur kelelahan dengan berpelukan.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • NGENTOT DI KELAS

    NGENTOT DI KELAS


    1034 views

    Cerita Sex ini berjudulNGENTOT DI KELASCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Namaku Rifan, panggilannya Ifan. Cerita ini setahun lalu, waktu aku masih kelas 2 SMU (sekarang kelas 3). Dalam soal sex, aku mengenal diri sendiri sebagai orang yang nafsu besar dan suka nekat demi kepuasan sex saya sendiri.

    Aku sering mengintip cewekcewek sekolahku yang sexy sambil onani, nafsuin, dan sebagainya dari berbagai tempat sepulang sekolah. Misalnya, mengintip cewekcewek cheerleaders kalau sedang latihan dari jendela kelas di tingkat dua.

    Pernah juga nekat bersembunyi di dalam WC cewek (untungnya saja tempatnya bersih) dan mengintip pahapaha ataupun celana dalam cewekcewek dari kolong pintu yang sedang ganti baju olahraga, habis pipis, dan lainlain. Bahkan tidak hanya siswisiswi saja yang jadi korban pelampiasan sex, guruguru wanita yang nafsuin, cantik, sexy dan sebagainya juga pernah.

    Seperti telah dibilang tadi, waktu saya kelas 2, di kelas ada seorang cewek cantik, namanya Vina. Tapi tidak seperti biasanya, nafsu tidak bergejolak, hanya biasabiasa saja. Malah, yang ada aku justru jatuh cinta sama dia. Dan kayaknya sih dia juga. Tidak hanya itu, anakanak juga sering meledek ataupun mencomblangkan aku sama dia.

    Pada awalnya saat aku melihat tingkah laku dan ekspresi wajahnya, aku menilai dia sebagai cewek yang bukan nafsu besar. Vina memang tidak sexy, badannya tidak berisiberisi banget. Pantatnya juga tidak bahenol.

    Dadanya juga mungkin kurang sedikit dari 34. Tapi kulit putihnya, pahanya yang sering kelihatan dan leher seragamnya yang suka kendor membuat nafsuku jadi lamalama bergejolak. Model rambutnya sangat kusuka.

    Ikal, belah tengah agak ke pinggir, dan berwarna hitam kebiruan/blue black. Tapi, pikiranku tertutup oleh JaIm (jaga image) di depan dia, dan berpikir nanti saja kalau sudah jadian saja baru bisa ngapangapain.

    Suatu hari, aku menjalankan niat nekatku seperti biasa. Pertama aku bersembunyi di WC kamar mandi cewek. Aku tahu pada hari itu cewekcewek cheer mau gladi resik, jadi sekalian memakai seragam lomba yang tentunya sedikit terbuka (sudah gitu ditambah pula cewekceweknya sexysexy lagi).

    Yang kulihat waktu itu adalah beragam model celana dalam yang beberapa menyelip di belahan pantat, mulai dari yang putih polos, polkadot, biru, dan lainlain.

    Barang yang di bawah segera berdiri tegak, dan aku mencoba membuka retsleting perlahan. Setelah beberapa saat aku mulai onani, tibatiba ada cewek yang masuk ke WC, lalu ngobrolngobrol sama cewekcewek cheers itu. Dan ketika kulihat sepatunya, ternyata Vina.

    Dia lalu sedikit membetulkan rok abuabunya, kemudian mengangkat kedua kakinya bergantian ke tembok untuk membetulkan tali sepatu. Saat itu kulihat jelas paha mulusnya yang putih bersih. Betapa kencangnya barangku waktu itu.

    Tapi sebelum aku bisa mengeluarkan spermaku, cewekcewek sudah pergi semua. Akhirnya aku mengambil tempat lainnya itu dari kelas. Aku mengintip dan melanjutkan onani sambil duduk di kursi dekat jendela. Fuuhhh.., cheers itu sexysexy sekali.

    Tidak lama, tibatiba ada seseorang yang lewat di depan kelasku yang sepertinya adalah cewek. Tibatiba lagi, belum sempat aku membetulkan celana, cewek tersebut masuk kelasku.

    Ternyata si Vina..! Kagetku tidak dapat dideskripsikan dengan katakata ataupun tulisan dengan bahasa apapun. Maluku juga bernasib sama. Cat merah pun mungkin masih kalah merah dibanding wajahku.

    Vina lalu setengah berteriak, Yaampuuunnn.., si Ifaaan.. ngapain kamuuu..? (Vina kalau ngomong denganku pakai akukamu).
    Vina melihatku dengan setengah senyum malumalu. Bibirnya yang tersenyum dia tutupi dengan kedua telapak tangannya seperti orang menyembah.

    Dengan terbatabata aku berbicara, Eehh.., Vin.., ini
    Dia langsung memotong omongan gagapku itu, kembali dengan ekspresi senyuman, Hahaa.., dasar..! Sini dong bantuin nyariin buku LKSLKS yang ketinggalan

    Sejenak aku justru bingung. Vina yang sudah melihatku setengah bugil bawah kok biasabiasa saja, dan malah minta tolong mencarikan buku lagi..? Pikirku, ya sudahlah.., semoga saja dia tidak ember (ceritacerita sama orang lain). Dengan purapura tidak ada apaapa, aku langsung menghampirinya dan membuka serta mencaricari di lemari kelas. Vina berdiri di dekatku sambil membungkuk. Waktu aku sedang mencaricari buku, aku menyadari kalau Vina memperhatikan aku.

    Saat kulihati dia, dan kutanya, Kenapa, Vin..?, dia hanya menjawab, Ehem.., Ooh.., enggaaak dengan nada manja.

    Lalu sekilas kulihat leher seragamnya agak turun, sehingga buah dadanya yang terbalut bra terlihat. Memang sih tidak besar dan tidak kecil, tapi dapat membuat nafsuku bangkit.

    Lalu kuteruskan lagi mencari bukubukunya. Tahutahu, Vina mendekatkan wajahnya ke pipi kananku, dan menciumnya lembut. Akibatnya, bulu kudukku jadi merinding. Apalagi ditambah ciuman Vina merambat sampai ke daerah kuping.

    Aku setengah berbisik, Vin.., dia malah meneruskan ciumannya ke bibirku.

    Tanpa pikir panjang, kuterima dan kubalas ciumannya. Tidak mau kalah. Vina lalu melingkari kedua tangannya di leherku. Aku pun memeluk badan pinggangnya sambil sekalisekali kuelus pantatnya. Vina memulai ciuman lidahnya.

    Kubalas lagi, kutabraktabrakkan lidahnya di dalam mulutku itu dengan lidahku. Ternyata diamdiam Vina nafsuan juga. Aku mencoba menyelipkan salah satu tanganku ke balik kemeja seragamnya yang sudah keluar. Punggungnya benarbenar enak dielus.

    Ciumanku sudah lumayan lama. Vina nampak menikmati mengulumngulum lidahku. Kemudian, Vina membuka kemejanya sendiri dan kemejaku juga. Untung saja waktu itu aku kebetulan tidak memakai kaos dalam, jadi tidak terlalu repotrepot.

    Vina lalu mencopot branya, modelnya yang tidak memakai tali. Saat sepintas kulihat, payudaranya nampak kencang dan sedikit membesar, mungkin ereksinya cewek. Apalagi saat kurabaraba, terasa sekali betapa kencangnya payudara Vina. Putingnya berwarna coklat gelap.

    Masih dalam posisi berdiri, kuturunkan kepalaku dan kuelus payudara indahnya itu dengan lidahku. Sekelilingnya kubasahi dan kujilati kembali. Vina menikmati jilatan lidahku ke payudaranya.

    Ia meresponnya dengan, Aahhh.., uughhh.., dan dengan sedikit jambakan ke rambutku. Tidak berapa lama setelah menghisap pepaya bangkok, Vina menuntunku untuk duduk di kursi, dan dia melucuti celana abuabu dan celana dalamku. Vina ingin spongkyspongky (oral seks).

    Sebelum mulai, Vina sempat mengocokngocok sedikit sambil mendesah, Aghh.., ahh..,
    Kini aku tahu bagaimana rasanya apa yang banyak orang bilang seperti terkena getaran atau sengatan listrik. Barangku langsung ereksi sekeraskerasnya. Vina mulai pelanpelan memasukkan barangku ke mulutnya, agak malumalu.

    Saat bibirnya mengenai ujung barangku itu, aku langsung refleks mendongak ke atas, kedua tanganku mencengkeram pinggir meja dan kursi dengan keras. Namun, setelah beberapa lama Vina naik turun menghisapi barangku, sudah mulai biasa. Ternyata nikmat sekali. Vina juga sekalisekali menjilati sekeliling barangku, dan kemudian lanjut menghisap. Saat itu mungkin itulah ereksi terbesar dan terkerasku selama ini, dan juga mungkin terpanjang.

    Vina memegang pangkal batang kejantananku dengan keras. Vina yang kadang mengelus bulu testisku dan menjilatinya membuatku sangat geli namun bukan geli untuk tertawa, melainkan geli nikmat. Selama kegiatan sex itu, aku dan Vina tidak mengeluarkan dialog apaapa kecuali hanya mendesah, Aghg.. ehhh dan desahandesahan lainnya.

    Tidak lama kemudian, Vina tidak mendudukiku, tapi ia justru berjongkok dan mulai mengonanikan aku. Sejenak aku berpikir mungkin ia belum mau perawannya hilang. Tetap saja pada akhirnya aku tidak perduli.

    Aku menerima kocokannya yang ternyata lebih enak daripada kocokanku sendiri. Apalagi bila kocokan tangannya mengenai pangkal kepala penisku, wuiihhh.., mungkin seperti listrik ratusan volt. Mungkin karena nafsuku yang sangat besar, orgasmeku sedikit lagi tercapai.

    Aku langsung menyuruh Vina bersiapsiap, meskipun untuk ngomong pun susah karena desahan, Vin.., ehh hhh bentar lagi..
    Vina tidak menjawab. Namun dia sudah siap membuka rongga mulutnya di depan kemaluanku.
    Lalu, Crooottt..! akhirnya aku ejakulasi.

    Setelah beberapa semprotan, aku sempat berhenti beberapa detik, dan kuangkat badan Vina. Aku bermaksud untuk menyiram spermaku tidak hanya di wajahnya saja, namun di payudaranya juga (seperti di filmfilm biru).

    Akhirnya setelah kutahan, kuteruskan siraman air maniku itu ke dadanya, meskipun tinggal beberapa semprotan. Vina kemudian terdiam sejenak. Dia menghempaskan kelelahannya. Sambil melihati dadanya yang tersiram mani, ia juga mengelap wajahnya yang lebih penuh dengan cairan hangat putih kental dengan telapak tangannya.

    Vina lalu berkata, Iiihh.., Ifan banyak amat siihh..! sambil tersenyum.

    Kemudian ia mengambil handuk kecil yang sering ia bawa dari tasnya, dan lanjut membersihkan maniku lagi. Setelah itu, ia yang masih telanjang bulat menduduki pahaku sambil melingkari tangannya di leherku.

    Lalu ia berkata, Fan.., yang ini (sambil menunjuk ke selangkangangannya) jangan dulu yah.., kalo mau kayak tadi aja..
    Aku langsung mengerti maksudnya dengan mengangguk sambil tersenyum.

    Kemudian, setelah ia memelukku dengan erat, ia menyuruh supaya segera berpakaian.
    Fan.., ayo beresberes, pakean lagi.., nanti tautau ada guru atau petugas sekolah looo..!

    Aku dan Vina segera berpakaian dan keluar kelas dengan hatihati setelah mengambil LKS yang dia cari tadi, dan memasang tampang biasabiasa supaya tidak dicurigai.

    Malamnya, akhirnya aku dan Vina resmi jadian. Lumayan aneh kan, terbalik, jadian setelah bercinta duluan. Sejak itu hingga sekarang, aku tidak pernah lagi mengintip dan onani melihat cewek cheers, di WC cewek ataupun guruguru wanita.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Susi Cewek Bispak SMP Jakarta

    Susi Cewek Bispak SMP Jakarta


    1033 views

    Cerita Sex ini berjudulSusi Cewek Bispak SMP JakartaCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Kisah ini terjadi saat aq masih duduk di kelas SMP. Di kelasku ada cewek namanya Susi, anak ini memang terkenal genit. Padahal sebenarnya orangnya biasa2 aja gak terlalu istimewa tapi karena sifatnya yang ramah dan gampangan itu yang membuat dia banyak dikerubutin teman2 cowok termasuk aq. Diantara sekian banyak cowok ada satu yang paling getol dekat2 ma Susi, namanya Rudi.

    Setiap kali aq melihat Rudi mendekati Susi maka tangannya gk jauh2 dari meraba pantat atau toked Susi. Pernah suatu ketika saat pelajaran Kesenian, Susi yang duduk sendirian karena teman satu mejanya tidak datang pindah tempat duduk ke tempat Rudi yang memang duduk sendirian dibarisan paling belakang sudut, bersebelahan dengan mejaku.

    Mulanya aq gk terlalu pedulian, paling juga si Rudi ngucek2 payudaranya si Susi. Tapi saat aq ngelirik, aq kaget setengah mati. Kontol si Rudi udah keluar dari celananya dan sedang dikocok2 ma Susi! Rudi menyeringai bangga melihat ke arahku. Sementara Susi hanya tersenyum2 genit aja melihat aq yang terpelongo.

    Sambil menikmati kocokan Susi tangan kiri Rudi asik meremas2 payudara kanan Susi, untuk menutupi pandangan guru dari depan Rudi sengaja menaruh buku bacaan kesenian di depan Susi dengan cara di dirikan jadi seolah2 mereka berdua sedang membaca buku itu.

    Beberapa menit kemudian kulihat peju Rudi menyembur keluar, Susi kemudian mengelap tangannya yg belepotan peju Rudi ke celana Rudi. Meilhat itu aq juga jadi kepingin. Aq segera memberi kode sama Rudi untuk gantian, kamipun berganti posisi.

    Si, aq juga donk.. pintaku setelah duduk di sampingnya,

    Paan? tanyanya pura2 gk tau. Kocokin kontol aq ujarku, Susi mencibir kearahku, Gak mau tolaknya. Bangsatnya ni pikirku, gk tau orang dah konak juga. Sementara di meja sebelahku, si Rudi cekikikan melihatku, teman semejaku juga ngintip2 sambil tersenyum2 mupeng. Pasti mintak bagian juga tuh.

    Karena udah gk tahan menahan birahi, sambil melihat kedepan pelan2 aq menurunkan resleting celanaku, tapi susah juga ngeluarin si kontol yang udah jegang dari tadi dalam posisi duduk gini. Ku longgarkan sedikit ikat pinggangku dan ku lepaskan kait kancing celanaku baru kurogoh kontolku mengeluarkannya, begitu kontolku keluar dari celana langsung keraih tangan kanan Susi, ku arahkan ke batang kontolku.

    kocokla cepat.. bisikku, tangan Susi yang lembut dan halus kemudian memegang batang kontolku dan mulai mengocok2nya membuat aq tertunduk keenakan.

    enak ya..? bisik Susi, anjeng, enak kali balasku berbisik. Berkali2 aq mengeluarkan nafas keras saat kulit tangan Susi yang lembut menggesek2 kepala kontolku.

    Sesekali aq melirik ke arah Rudi dan temanku yg tertawa2 kecil melihat aq lagi dikocokin ma Susi, teman semejaku berkali2 memberi kode mintak giliran yang dibalas dengan Susi leletan lidahnya. Asli mupeng dia, terlebih lagi saat aq dengan sengaja meremas2 payudara Susi sambil melirik mengejek ke temanku itu.

    Beberapa menit kemudian pejuku akhirnya muncrat keluar disertai rasa nikmat tiada tara, sebisa mungkin aq menahan untuk tidak mengerang. Kututupi wajahku dengan kedua tanganku menahankan rasa nikmat di kontolku.

    Susi mengangkat tangannya menunjukkan jari2 tangannya yang belepotan pejuku, wajahnya menunjukkan ekspresi jijik. Kemudian seperti tadi dia mengelapkan tangannya ke celanaku.

    Karena merasa masih ada bau2 pejunya, Susi permisi ke wc. Gk lama teman sebangkuku ikut permisi keluar. Aq kembali pindah ke mejaku sementara Rudi duduk di bangku sebelahku.

    Tapi ko lama kali ya..?? jangan2 mereka maen di wc terka Rudi. Aq manggut2 mengiyakan. Ampe pergantian jam pelajaran (kira2 15 menit lebih) baru mereka kembali, ku lihat teman aq itu tersenyum bahagia. Sementara Susi kembali ke bangkunya, bukan di tempat Rudi lagi.

    Langsung kucecar teman ku dengan pertanyaan2, ngapain aja kalian? Temanku cerita begitu dikamar mandi, dia langsung meluk Susi. Sambil berciuman temanku meremas2 payudara Susi lalu dia meminta Susi untuk menghisap kontolnya, Susi okok aja menghisap kontol temanku itu, lagi pula biasanya kamar mandi pas jam pelajaran masih berlangsung memang tergolong sepi kuadrat.

    Eh pas lagi asik2an begitu tiba2 masuk cowok dari kelas sebelah, udah bisa ketebak cowok itupun mintak bagian. Terpaksa Susi ngelayani dua kontol sekaligus. Sepikan bukan berarti gk ada yang datang, beberapa menit kemudian datang dua orang cowok, anak kelas 2. melihat Susi yang lagi jongkok sambil ngisapin kontol kami, mereka pun dengan sabar ngantri mintak disepong juga.

    Setelah semua ngecrot baru Susi dan teman aq itu kembali ke kelas. Aq jadi geleng2 mendengar cerita teman aq itu, jontor deh tuh bibir nyepong 4 batang sekaligus

    Lain waktu ada lagi cerita saat aq, Rudi dan Susi tergabung dalam satu tugas kelompok yg diberikan oleh guru bahasa inggris kami. Selain kami bertiga ada empat orang lagi, dua perempuan dua laki2. Jadi totalnya kami bertujuh. Kami memutuskan mengerjakan tugas kelompok tersebut pada hari minggu di rumah Susi.

    Jadi begitulah pada hari minggu yang dijanjikan kami berkumpul di rumah Susi, kami mengerjakan tugas itu di ruang tamunya. Mulanya sih biasa2 aja, selain karena ada cewek lain juga karena orang tua Susi masih berada di rumah.

    Suasana mulai berubah saat orang tua Susi keluar untuk menghadiri suatu pesta pernikahan, tangan Rudi mulai gatal meraba2 tubuh Susi membuat Susi sibuk menepis tangan jahil Rudi. Jadinya malah gk mengerjakan tugas kelompok lagi tapi mule cerita2 jorok yang membangkitkan gairah.

    Sil udah pernah liat kontol gk? tanya Rudi ma Silvia salah satu teman cewek dalam kelompok kami. Nih anak emang gk ada otaknya. Silvia yang mendengar pertanyaan Rudi jadi merah padam mukanya, mulutnya langsung melancarkan cacian sama Rudi membuat kami tertawa2.

    gitu aja marah, Sil, Susi aja tenang2 aja klo liat kontol, ya kan Si Amir ikut2 nimbrung sambil ngelirik genit sama Susi, Susi hanya mencibir menanggapi godaan Amir.

    ngomong2 kontol kelen, macam yg besar aja kontol kelen Wita kali ini yang angkat bicara, nih anak mang rada berani dibandingin Silvia.
    eh, mo liat ko kontol aq? tanyak Rudi semangat sambil berdiri memamerkan celananya yang menggembung di bagian selangkangan.

    Tingkahnya membuat para cewek2 itu terpekik2 sambil cekikikan, Susi yang tepat berada di samping Rudi tiba2 meninju selangkangan Rudi membuat dia terpekik kesakitan yang disambut gelak tawa kami semua.

    Gk sadar udah hampir tiga jam juga kami di rumah Susi, akhirnya kami memutuskan melanjutkan lagi pengerjaan tugas kelompok itu Senin besok. Wita dan Silvia pulang dengan diantar Amir dan Joko sementara aq dan Rudi tetap tinggal. Aq sudah menebak apa yang ada dalam pikiran Rudi, begitu mereka berempat meninggalkan rumah Susi, Rudi langsung melancarkan serangan2nnya.

    Entah siapa yang bernafsu duluan keduanya udah bergumul saling peluk dan cium mengabaikan aq yang terbengong2 melihat aktivitas mereka berdua. Dengan ganas tangan Rudi meremas2 payudara Susi sementara tangan Susi meraba2 selangkangan Rudi. Gk mau ketinggalan aq langsung duduk disamping kiri Susi dan ikut2an meremas2 payudara kirinya.

    Susi melepaskan ciumannya dari Rudi gantian menciumi bibirku yang kubalas dengan penuh nafsu. Aq menggeliat nikmat saat jari2 Susi meremas selangkanganku sementara disamping kanan Susi Rudi memelorotkan celananya sekaligus celana dalamnya hingga kontolnya yang tegang terlihat menjulang.

    Rudi segera meraih tangan Susi dan mengarahkannya ke kontolnya, Susi melepaskan ciumannya dariku dan melihat ke arah kontol Rudi kemudian mulai mengocok2nya membuat tubuh Rudi jadi kejang2. Aq ikut2an melepasi celanaku hingga kontolku dengan leluasa tegak dengan gagah.

    Aq berdiri disamping Susi sambil meraih kepala Susi dan menariknya ke arah kontolku, mengerti kemauanku Susi langsung membuka mulutnya lebar2 membiarkan batang kontolku masuk ke dalam mulutnya, begitu kontolku masuk langsung dia menghisapnya membuat aq mendesis keenakan.

    kontol! Kau pulak yang duluan di sepong! maki Rudi, salah sendiri lah jawabku penuh kemenangan. Kugerakkan pinggulku seolah2 sedang mengentoti mulut Susi sambil mendesah2 keras memanas2i Rudi sementara Susi makin aktip menghisap2 kontolku.

    Panas melihat aq yang disepong Susi, tangan Rudi kelayapan menaikkan rok terusan Susi ke atas hingga pahanya yang mulus terbuka sampai terlihat pangkal paha Susi yang terbalut celana dalam warna pink.

    Rudi menggesek2kan telunjuknya ke selangkangan Susi membuat Susi mengeluarkan suara2 mengeram sambil terus menghisap2 kontolku. Celana dalamnya terlihat basah oleh rembesan cairan vaginanya.

    Si buka sempak kau, si Martin mau liat pepek kau kata Rudi sambil tangannya berusaha memelorotkan celana dalam Susi, Susi agak menaikkan pantatnya agar celana dalamnya dengan mudah dapat dipeloroti Rudi ke bawah.

    Mataku tak lepas memandang pepek Susi yang ditumbuhi bulu2 halus, begitu pepek Susi terbuka jari2 Rudi langsung bermain di celah pepek Susi membuat Susi mendengus2 merasakan kenikmatan. Tubuhnya menggeliat2 merasakan gesekan2 jari Rudi di celah pepeknya.

    Tanpa sadar aq makin dalam menyodokkan kontolku di dalam mulut Susi, berkali2 Susi mengeluarkan suara tersedak dan berusaha melepaskan kontolku dari dalam mulutnya tapi karena aq telah dikuasai nafsu birahi malah makin kasar menggoyang2kan pinggulku mengentoti mulut Susi sambil tanganku memegang kepala Susi menghindari dia melepaskan kontolku.

    Susi udah gk lagi menghisap kontolku hanya membiarkan saja kontolku memenuhi rongga mulutnya bergerak leluasa. ayo tin terus ujar Rudi sambil memberi semangat sambil tangannya juga dengan cepat menggesek2 pepek Susi membuat Susi makin keras mengerang2.

    aq mo keluaaarrrr jeritku, dengan susah payah Susi menjauhkan kepalanya dari kontolku, tepat saat dia berhasil mengeluarkan kontolku dari dalam mulutnya, maniku muncrat keluar dengan perasaan nikmat tiada tara.

    Susi memekik kecil saat maniku menyembur ke wajahnya, aq dengan sengaja mengarahkan ujung kontolku ke wajahnya hingga maniku muncrat di wajah Susi. Maniku yang kental dan berwarna putih itu menempel disekitar wajah Susi.

    martin jahat, maninya ditembakkan ke muka Susi rungut Susi manja, dengan perasaan lelah aq duduk disamping Susi melihat dengan takjub maniku meleleh di sekitar wajah Susi sebagian menetes ke baju kaosnya.

    memang ni, gk usah kasih lagi Si Rudi ngompor2in, pasti udah mupeng dia. dah buka aja Si bajunya, udah kenak mani si martin gitu ujar Rudi, alah pengen aja bilang cibir Susi tapi dia mau juga membuka bajunya.

    Kini udah benar2 bugil , kontolku yang semula layu mulai bangkit kembali melihat tubuh telanjang Susi, kelen juga la buka baju masak aq aja ujar Susi, tanpa diminta dua kali Rudi segera menanggalkan pakaiannya diikuti oleh aq.

    Kini kami bertiga udah bugi, aq dan Rudi segera mencaplok masing2 payudara Susi yang cukup besar itu membuat Susi tertawa geli menerima rangsangan dari kami. Ini pertama kalinya aq menghisap pentil perempuan.

    Rudi kemudian merebahkan tubuh Susi di sofa dengan kepalanya berbantalkan pahaku hingga wajahnya tepat di depan kontolku yang mulai tegak lagi. Aq terbengong2 melihat Rudi mengambil posisi di tengah2 pangkal paha Susi, kontolnya yang tegang tepat berada di celah pepek Susi.

    ko mo ngentoti dia?? tanyaku terheran2, memang kenapa? tanya Rudi, sementara Susi memandangku dengan ekspresi heran, nanti dia gk perawan lagi ujarku lugu. Mereka berdua tertawa geli mendengar ucapanku.

    Martin tenang aja, nantik abis Rudi, Martin boleh ngentoti Susi ujar Susi sambil menggesek2kan pipinya di batang kontolku. Sementara Rudi kembali melanjutkan maksudnya mengentoti Susi.

    Terdengar pekik Susi saat batang kontol Rudi menerobos masuk kedalam pepeknya, entah karena udah dari tadi nahan nafsunya, Rudi dengan cepat menjurus kasar menyodok2kan batang kontolnya di dalam pepek Susi membuat Susi makin memekik2 menahankan serangan2 Rudi.
    enak kali pepek kauuu siii.ceracau Rudi meningkahi pekikan Susi, sementara aq hanya bisa diam aja menonton mereka berdua ngentot dengan liarnya. Kontolku sekarang udah benar2 ngaceng lagi.

    Tubuh Susi terguncang2 seiring hunjaman kontol Rudi di dalam pepeknya, teteknya yang bulat ikut bergoyang2 membuatku jadi gemas meremas2nya.

    Ahhh..uunnnngghhhh. pelaaaaaannnn pelaaaaannnn diiiiiiiiii.pekik Susi, tapi Rudi nggak merubah tempo genjotannya malah makin cepat menggoyang2kan tubuhnya. Tubuh mereka berdua mulai dibanjiri oleh keringat.

    unghunghdengus Rudi, yang dibalas dengan pekikkan terputus2 Susi. Entah berapa lama tiba2 Rudi mencabut kontolnya dari dalam pepek Susi dan mengocok2kan batang kontolnya di depan perut Susi. Gk berapa lama kontolnya memuntahkan mani yang cukup banyak. Maninya muncrat diperut bahkan sampai ke payudara Susi.

    aduh enak kali.. desis Rudi, sementara Susi memejamkan matanya dengan dadanya yang turun naik seolah2 baru saja berlari jauh. Tubuhnya yang mungil terlihat mengkilat oleh keringatnya.

    Begitu Rudi bangkit dari tubuh Susi, aq segera menggantikan posisinya. Dengan tidak sabar menusukkan batang kontolku ke celah pepek Susi tanpa memperdulikan mani Rudi di tubuh Susi.

    Tapi berkali2 kutusukkan ko gk masuk2 ya??? Ini memang pertama kalinya aq mengentot dengan perempuan. Sadar ketidak tahuanku, sambil memegang batang kontolku dia mengarahkan arah tusukanku, dibawah sini bisiknya masih dengan nafas yang tersengal2.

    Lobang pepknya mengalirkan cairan lendir yang membuat permukaan pepeknya terasa licin. Aq terpejam nikmat merasakan pertama kali kontolku masuk ke lobang pepek perempuan, aq berusaha mengocokkan batang kontolku di pepeknya tapi berkali2 kontolku keluar lagi dari pepek Susi. Melihat itu Rudi jadi tertawa2, jangan panjang2 ko nareknya bodoh ujar Rudi.

    baru pertama ya tin? Susi ikut2an bersuara membuat jadi panas. Setelah agak lama akhirnya terbiasa juga aq menyodok2kan kontolku di dalam pepek Susi. Beda dengan Rudi dengan ku Susi hanya mengeluarkan suara mendesah2 kecil aja. Walau tadi baru mengeluarkan tapi karena ini sensasi pertama ku mengentoti cewek, gk lama kurasakan maniku akan muncrat. Aq makin mempercepat goyanganku, berkali2 kontolku keluar dari pepek Susi tapi dengan cepat ku masukkan lagi dan ku kocok lagi.

    Tin klo mo nembak jangan di dalam ujar Rudi mengingatkan, tubuh Susi sendiri terlihat makin kaku. Akhirnya dengan perasaan nikmat tiada tara kontolku untuk kedua kalinya mengeluarkan spermanya. Kalo ini di dalam pepek Susi, tubuh ku mengejang2 kaku mendapatkan orgasme kedua ku. Susi langsung terpekik kaget menyadari aq menembak di dalam vaginanya.

    wei kontol, jangan ko tembak didalamnya! maki Rudi, tapi aq yang lagi dilanda kenikmatan gk peduli sama sekali. Aq makin menekankn dalam2 batang kontolku di dalam pepek Susi sementara tubuh Susi yang terhimpit tubuhku ikut mengejang. Kepalanya menggeleng2 kiri dan kanan, kurasakan daging otot pepek Susi mencengkram erat batang kontolku.

    Ku rasa pepek Susi makin penuh dan sempit, oleh maniku, lendirnya juga karena kontraksi otot pepeknya. Lima menit kemudian kami uda berpakaian kembali, sementara Susi ke kamar mandi. Baru kemudian kami berpamitan pulang.

    Selama sebulan aq cemas2 Susi akan hamil, apalagi tiap hari Rudi menakut2iku kalo Susi hamil dan mintak pertanggung jawabanku. Tapi ternyata apa yg ku khawatirkan tidak benar2 terjadi.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Hari Yang Kelam Bagi Merry Si Mahasiswi Judes – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sex Hari Yang Kelam Bagi Merry Si Mahasiswi Judes – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1032 views

    Perawanku – Minggu siang itu udara Jakarta panas sekali. Sebuah metromini masih ngetem di depan sebuah gedung di Jakarta utara, menunggu penumpang. Meski kesal, para penumpang terpaksa bersabar.

    Tak lama, masuk seorang pemuda preman. Sebut saja namanya Joni. Dengan mulut bau minuman, dia lantas beraksi di depan para penumpang metromini. “Siang bapak-ibu, langsung aja, saya minta duit recehnya 500 atau 1000 perak. Receh buat anda, berharga buat saya!”.

    Joni lantas menadahkan tangannya ke tiap penumpang. Ada yang ngasih, ada yang cuma melambaikan tangan. Di pojok, seorang mahasiswi asyik dengan handphonenya sehingga dia tidak sadar kalau Joni sudah di depannya dan menadahkan tangan.

    “Mbak! recehnya dong!” kata Joni sambil nyolek mahasiswi itu.

    “Ih apaan sih! Ga ada!” kata mahasiswi yang kita sebut saja Merry itu sambil sebal. Dia lantas bangkit dan pindah duduk ke bangku depan.

    Joni melotot. Dalam hatinya dia ngedumel “Sialan lo! awas lo ya!”. Biasanya langsung turun, Joni kali ini tetap di dalam metromini, duduk sambil agak sembunyi di bangku belakang.

    Metromini berjalan lagi. Saat sampai di depan sebuah mal besar, metromini berhenti. Beberapa penumpang turun termasuk Merry. Dia tidak sadar kalau Joni ikut turun dan membuntuti agak jauh di belakang.

    Merry keluar-masuk beberapa toko di dalam mal, sedangkan Joni memperhatikannya terus. Selang beberapa saat, Joni melihat Merry berjalan ke arah WC. “Ini die kesempatan gue. Awas lo ya!” kata Joni dalam hati.

    Sambil celingak-celinguk, Joni memperhatikan sekeliling. Kebetulan WC itu berada di pojok gedung dan suasana sepi. Dia melihat Merry sudah masuk ke dalam WC perempuan.

    Joni segera ikut masuk setelah melihat tidak ada penjaga di situ. Dia lalu mengganjal pintu masuk dengan bangku di situ supaya tidak ada yang bisa masuk lagi. Dia kemudian bersembunyi di sebuah kamar toilet yang kosong sambil mendengarkan Merry yang sedang buang air.

    Joni mendengar pintu toilet tempat Merry berada terbuka. Pelan-pelan dia mengintip dan melihat Merry sudah keluar dan kini sedang berada di depan kaca sambil membetulkan roknya.

    “Ini die saatnya!” kata Joni. Dengan cepat dia keluar dari toilet lalu berlari ke belakang Merry, memiting lehernya lalu membantingnya ke lantai. Merry yang tidak tahu bakal diserang menjadi kaget. Dia mencoba bangun tapi Joni segera memukul wajahnya dan perutnya. Buk! Buk!

    Saking kerasnya pukulan, Merry langsung mengerang kesakitan. Joni tidak tanggung-tanggung lagi. Dia segera menyibakkan rok yang dipakai Merry, langsung menarik celana dalam putih yang dipakai mahasiswi itu. “Awas lo ****** lo!” kata Joni dengan ganas.

    Joni lantas menindih Merry, tangannya berusaha membuka paha Merry lebar-lebar. Merry yang masih kesakitan berusaha menangkis tapi tidak kuat melawan Joni yang sudah nafsu. Dengan terburu-buru, Joni lalu membuka retsleting celananya dan memperosotkan celananya. Kontolnya yang sudah tegang langsung keluar.

    Sambil tangan kanannya memegang kedua tangan Merry, Joni memakai tangan kirinya untuk mengarahkan kontolnya ke arah vagina mahasiswi itu. Merry mulai menangis tapi langsung ditampar Joni. Joni mulai mencoba memasukkan kepala kontolnya tapi masih susah karena lobang vagina Merry kecil dan masih kering. “****** lo!” sumpah Joni lagi sambil membuang ludah yang kemudian dipakai membasahi kontolnya.

    Kali ini kepala kontolnya mulai bisa masuk. Joni lantas mengangkat kedua kaki Merry supaya dia lebih leluasa beraksi. Merry terus menangis dan mengerang, tapi tidak bisa apa-apa karena tangannya dipegangi. Dengan sekuat tenaga Joni mencoba memasukkan batang kontolnya dan kali ini mulai masuk.

    Joni merasa ada sesuatu yang menghalangi. “Ini die perawan asli!” kata Joni dalam hati sambil ketawa-ketawa. Dia agak mencabut keluar kontolnya, lalu dengan sekuat tenaga mendorong kontolnya sejauh-jauhnya ke dalam vagina Merry. Slep! Srot! Selaput dara Merry pecah!

    “Aaa..huhuhuhuh!” jerit Merry yang kesakitan setelah selaput daranya pecah ditembus ****** Joni. Perlahan darah kental mulai keluar dari lobang vaginanya, membasahi lantai WC.

    Joni masih terengah-engah, kontolnya keluar-masuk vagina Merry. Peluh Joni menetes membasahi muka mahasiswi yang terus menangis. “Rasain lo ******!” kata Joni sambil kembali menampar perempuan manis itu.

    Karena sudah tidak tahan lagi, Joni segera mengangkat kaki Merry lebar-lebar, lalu sambil mengeden keras, dia segera mengucurkan seluruh air maninya di dalam vagina perempuan itu. “Aaah…!” kata Joni sambil mengeden menahan kenikmatan.

    Joni terdiam sejenak. Seluruh kenikmatan itu membuat badannya bergetar. di bawah badannya, Merry masih mengguguk menangis kesakitan.

    Perlahan Joni bangun, mengusap kepala kontolnya yang masih berlumur darah dengan celana dalam Merry. Lantas celana dalam itu dilemparkannya ke muka perempuan itu. “Nih rasain lo ******!”

    Joni lantas memakai kembali celananya dan perlahan sambil celingak-celinguk melihat keluar dari pintu WC. Aman, tidak ada orang lain. Dia segera sedikit berlari keluar dari mal itu dan lantas mencegat sebuah metromini untuk kembali ke tempat nongkrongnya.

    Merry sendiri perlahan bangkit dari lantai WC. Vaginanya perih sekali. Dia menangis lalu berusaha bangkit sambil berpegangan ke dinding WC. Darah masih mengalir dari vaginanya dan jatuh ke paha. Dengan terseok-seok Merry kembali masuk toilet dan menggunakan celana dalamnya untuk membersihkan diri. Sungguh hari itu menjadi hari kelam baginya.

  • Cerita Sex Bersetubuh Dengan Pembantu Yang Sudah Lama Menjanda

    Cerita Sex Bersetubuh Dengan Pembantu Yang Sudah Lama Menjanda


    1032 views

    Perawanku – Cerita Sex Bersetubuh Dengan Pembantu Yang Sudah Lama Menjanda, Mbak Diah adalah sosok wanita dari desa yang begitu cantik dan mempunyai bodi yang sangat mengigurkan. Mbak Diah ini sudah bekerja dirumahku lama sekali, kurang lebih 10 tahun. Mbak Diah juga sudah dianggap seperti keluarga sendiri karena ortuku juga sudah percaya padanya. Mbak Diah umurna masih muda 28 tahun Sementara umurku 22 tahun. Dan kali ini aku akan meneritakan bagaimana mbak Dia mengajariku tentang semua yang berhubungan dengan “sex”. Selain itu mbak Diah juga banyak mengajariku tentang bagamana agar bisa meuaskan seorang perempuan. Namun selum mendapatkan ajara dari mbak Diah, aku juga sedikit banyaktau dar video porno.

    Ceritaku ini terjadi bermula ketika kedua ortuku sedang pergi keluar kota untuk menengok keluarga ayahku yang kecelakaan dan terluka parah. Aku sempet mau ikut namun karena aku ada ujian jadilah aku dilarang oleh kedua ortuku. Karena diruma aku hanya anak satu-satunya maka jadilah sekaran dirumah hanya ada aku dan mbak Diah. Seketika itu juga melihat keadaan ang sepi, otak kotorku pun keluar, aku langsung berpikir bagaimana caranya untuk aku bisa enikmat tubuh mbak Diah sangat menggiurkan itu. Payudara yang sangat besar dan padat, bongkahan pantatnya membuat birahiku naik. Ingin sekali aku langsung memaksa mbak Diah, namun aku masih berpikir karena aku takut kalau aku dilaporkan pada kedua ortuku.

    Selama ujian berlangsung, aku gak bisa konsen dan hanya mbak Diah yang ada dipikirnku. Pikiranku terus melayang mebayangkan mbak tubuh molek mbak Diah telanjang dan aku menikmati setiap jengkal tubuhnya.

    Kubayangkan betapa nikmatnya memek mbak Diah saat kuentot dengan desahan-desahan yang keluar dari mulutnya. Hingga akhirnya ujianku selesai danaku langsung pulang kerumah. Aku sangat bersemangat karena sampai dirumah aku bisa menikmati keseksian mbak Diah. Dan benar seperti yang kubayangkan, ketika aku sampai dirumah, kulihat pemandangan yang tak seperti biasanya. Kulihat mbak Diah memakai pakaian yang sangat ketat sekali hingga payudaranya sangat menonjol besar sekali dan seketika itu juga aku langsung bernafsu melihatnya.

    Ketika aku mau masuk kamar, mbak Diah-pun menyapaku,

    “Kenapa mas Bayu menundukkan kepalanya begitu”

    “Gak papa kok mbak” jawabk sambil tidak melihat mbak Diah.

    Dan aku langsung pergi begitu saja meninggalkan mbak Diah yang sedang asik menonton TV. Sampai didalam kamar, aku masih terheran Dengan kemolekan tubuh mbak Diah yang sangat menggoda sekali. Kemudian aku-pun berimajinasi membayangkan kenikmatan menyetubuhi mbak Diah dan aku-pun langsung melampiaskan anganku Dengan menonton film porno lewat HP-ku. Dan tak kusangka aku menonton film porno Dengan volume yang tinggi hingga mbak Diah mendengarnya dan langsung mbak Diah nyamperin aku dikamarku dan menegurku,

    “Hayoooo…lagi nonton apa mas?? Suaranya terdengar sampai diluar lho mas”

    “Eeennngg…Ennggaak nonton apa-apa kok mbak” jawabku dengan wajah yang sudah memerah

    “Aaaahhh…mbak tau hlooo mas, Mas Bayu gak usah bohong deeh,, gak papa kok kan mas juga sudah besar, apa mau mbak temenin nontonnya??” tanya mbak Diah.

    Mendengar pertanyaan mbak Diah-pun aku bingung mejawabnya hingaga aku terdiam dengan wajah yang tertunduk. Namun dilar dugaanku, setelah aku diam tak menjawab pertanyan mbak Diah, mbak DIah-pun langsung menuju sebelahku. Hatiku saat itu sangat deg-deg’an sekali, jantungku berdetak tak karuan dan,

    “Jangan malu-malu mas, mbak tau kok kalau setiap hari mas memperhatikan mbak, benar kan??” tanya mbak Diah dengan berbisik disebelahku.

    “iiii…iiiiYhaaaa…kok mbak tau, pasti mbak juga memperhatikanku kan??” tanyaku balik.

    “Sudah lama aku menantikan saat-saat seperti ini mas” ucap mbak Diah lirih disebelah kupingku persis, hingga wajah kami sekarang sudah berdekatan.

    Mbak Diah menghadap wajahku saat kutatap wajahnya. Mata kami saling bertatapan. Kulihat Mbak Diah sepertinya senang dan menyukai apa yang kulakukan. Tanganku jadi lebih berani mengusap-usap lengannya lalu kedadanya. Kuusap dadanya yang kenyal menegang dengan putting yang mulai mengeras.

    Kudekatkan mulutku untuk mencium pipinya. Dia berpaling menyamping, kemudian kutarik lagi pipinya. Mulut kamipun bertemu. Dan aku mencium bibirnya.

    Inilah pertama kalinya aku melakukannya kepada seorang perempuan. Desahan halus keluar dari mulut Mbak Diah saat kedua tanganku meremas punggungnya dan lidahku mulai menjalari leher Mbak Diah. Ini semua akibat film porno yang sering kutonton. Mbak DIah bersandar kedinding, namun gak meronta. Sementara tanganku menyusup masuk kedalam bajunya, mulut dan lidahnya kukecup, kuhisap dan kugelitik langit-langit mulutnya. Kancing BH-nya kulepaskan. Hingga tanganku bisa bergerak bebas mengusap payudaranya. Putingnya kupegang dengan lembut. Kami sama-sama hanyut dibuai kenikmatan walaupun kami masih berdiri bersandar di dinding.

    Aku dan mbak DIah sangat terangsang tak karuan. Nafas kami semakin memburu. Aku merasa tubuh Mbak DIah menyandar kedadaku. Dia sepertinya pasrah. Kemudian baju daster Mbak Diah kubuka. Didalam cahaya remang dan hujan lebat itu, kutatap wajahnya. Matanya terpejam. Daging kenyal yang selama ini terbungkus rapi menghiasi dadanya dan kuremas perlahan. Bibirku mengecup putting susunya secara perlahan. Kuhisap putting susunya yang mengeras itu hingga memerah. Mbak Diah semakin gelisah dan nafasnya sudah gak teratur lagi. Tangannya liar menarik-narik rambutku, sedangkan aku tenggelam dicelah payudaranya yang membusung. Mulutnya mendesah-desah, “Ssshh…, sshh!”. Putting susunya yang merekah itu kujilat berulangkali sambil kugigit perlahan-lahan.

    Kulepaskan ikatan kain dipinggangnya. Lidahku sekarang bermain dipusar Mbak Diah, sambil tanganku mulai mengusap-usap pahanya.

    Saat kulepaskan ikatan kainnya, tangan Mbak DIah semakin kuat menarik rambutku. “Mas Baayyuuu…Mas Bayuu…” suara Mbak DIah memanggilku perlahan. Aku terus melakukan usapanku. Nafasnya terengah-engah saat CD-nya kutarik kebawah. Tanganku mulai menyentuh daerah kemaluannya. Rambut halus disekitar kemaluannya kuusap-usap perlahan. Saat lidahku baru menyentuh vaginanya, Mbak Diah menarikku berdiri. Pandangan matanya terlihat sayu bagai menyatakan sesuatu.

    Pandangannya ditujukan tempat tidurnya. Aku segera mengerti maksud Mbak Diah dan lansung menuntun Mbak Diah menuju tempat tidur. Bau khas vaginanya merangsang sekali. Dengan satu bau khas yang sukar diceritakan.

    “Mas Bayuu” bisiknya perlahan di telingaku

    Aku terdiam sambil mengikuti apa yang kuinginkan. Mbak DIah sepertinya membiarkan saja. Kami benar-benar tenggelam. Mbak DIah sekarang kutelanjangi. Tubuhnya berbaring telentang sambil kakinya menyentuh lantai. Seluruh tubuhnya sangat menggiurkan.

    Mukanya berpaling kesebelah kiri. Matanya terpejam. Tangannya meremas kain sprei. Payudaranya membusung seperti minta disentuh. Putting susunya terlihat berair karena liur hisapanku tadi. Perutnya mulus dan pusarnya cukup indah. Aku melihat gak ada lipatan dan lemak seperti perut perempuan yang telah melahirkan. Memang Mbak Diah tidak memiliki anak karena dia bercerai setelah menikah 3 bulan. Kakinya merapat. Karena itu aku gak dapat melihat seluruh memeknya. Cuma sekumpulan rambut yang angat lebat namun halus menghiasi bagian bawah.

    Kemudian, tanganku terus membuka kancing bajuku satu-persatu. Retsluiting jeansku kuturunkan. Aku telanjang bulat dihadapan Mbak Diah. K0ntolku berdiri tegang melihat kecantikan sosok tubuh Mbak Diah. Payudara yang membusung dihiasi putting kecil dan daerah dibulatan putingnya kemerah-merahan. Indah sekali kupandang dicelah pahanya. Mbak Diah terlentang kaku. Tidak bergerak. Cuma nafasnya saja naik turun. Kemudian aku-pun duduk dipinggir kasur sambil mendekap tubuh Mbak Ayuk. Sungguh lembut tubuh mungil Mbak Diah. Kupeluk dengan gemas sambil kulumat mesra bibir ranumnya. Tanganku meraba seluruh tubuhnya. Sambil memegang putting susunya, kuremas-remas payudaranya yang kenyal itu. Kuusap-usap dan kuremas-remas. Nafsuku terangsang semakin hebat hingga k0ntolku menyentuh pinggang Mbak Diah. Kudekatkan k0ntolku ketangan Mbak Dah yang kemudian digenggamnya k0ntolku erat-erat kemudian diusap-usapnya.

    Memang Mbak DIah tahu apa yang harus dilakukan. Maklumlah dia sudah pernah menikah. Dibandingkan denganku, aku cuma tahu teori dengan melihat film porno saja. Tanganku terus mengusap perutnya hingga kecelah selangkangannya. Terasa lendir basah dikemaluannya. Aku beralih dengan posisi 69. Rupanya Mbak DIah mengerti keinginanku. Kemudian dipegangnya k0ntolku yang sudah tegang dan dimasukkannya kedalam mulutnya. Mataku terpejam-pejam saat lidah Mbak DIah melumat kepala k0ntolku dengan lembut.

    K0ntolku dikulum sampai kepangkalnya. Sukar untuk dibayangkan betapa nikmatnya diriku.

    Bibir Mbak Diah terasa menarik-narik batang k0ntolku. Gak tahan diperlakukan begitu, kemudian aku mendesah menahan nikmat. Kubuka lebar-lebar paha Mbak Diah sambil mencari liang vaginanya. Kusibakkan vaginanya yang telah basah itu. Kujulurkan lidahku sambil memegang klitorisnya. Mbak Diah mendesah. Kujilat-jilat dengan lidahku. Kulumat dengan mulutku. Lubang kemaluan Mbak Diah semakin memerah. Bau kemaluannya semakin kuat. Aku jadi semakin terangsang. Seketika kulihat air berwarna putih meleleh dari lubang memeknya. Tentu Mbak Diah sudah cukup terangsang, pikirku.

    Aku kembali pada posisi semula. Tubuh kami berhadapan. Tangannya menarik tubuhku untuk rebah bersama. Payudaranya tertindih oleh dadaku. Mbak Diah memperbaiki posisinya saat tanganku mencoba mengusap-usap pangkal pahanya. Kedua Kaki Mbak Diah mulai membuka sedikit saat jariku menyentuh memeknya. Lidahku mulai turun kedadanya. Putting susunya kuhisap sedikit kasar.

    Punggung Mbak Diah terangkat-angkat saat lidahku mengitari perutnya. Akhirnya jilatanku sampai kecelah pahanya. Mbak Diah semakin membuka pahanya saat kujilat klitorisnya, kulihat Mbak Diah sudah gak bergerak lagi. Kakinya kadang-kadang menjepit kepalaku sedangkan lidahku sibuk mencari tempat-tempat yang bisa mendatangkan kenikmatan baginya. Desahan Mbak Diah semakin keras dan nafasnya pun yang terus mendesah. Rambutku ditarik-tariknya dengan mata terpejam menahan kenikmatan. Aku bertanya.

    “Gimana Mbak rasanya?” suaraku lembut dan sedikit manja.

    Mbak Diah gak menjawab. Mbak Diah hanya membuka matanya sedikit sambil menarik napas panjang. Aku mengerti. Itu bertanda dia setuju. Tanpa disuruh, kuarahkan k0ntolku kearah lubang memeknya yang sekarang sudah terbuka lebar. Lendir dan liurku telah banjir dilubang memeknya.

    Kugesek-gesekan kepala k0ntolku dicairan yang membanjir itu. Perlahan kutekan kedalam. Tekanan k0ntolku memang agak sedikit susah. Terasa sempit. Kulihat Mbak Diah menggelinjang seperti kesakitan.

    “Pelan-pelan mas Bayu” mbak DIah berbicara dengan nafas sesak.

    Aku sekarang mengerti, vagina mbak Diah sudah sempit lagi setelah 5tahun gak disetubuhi, walaupun dia sudah gak perawan lagi. Memang aku belum berpengalaman kerena ini merupakan pertama kalinya aku menyetubuhi seorang perempuan walau umurku sudah matang. Kutekan lagi. Kumasukkan k0ntolku perlahan. Kutekan punggungku kedepan. Sangat hati-hati. Terasa memang sempit. Kemudian mbak Diah memegang lenganku erat-erat. Mulutnya meringis seperti orang sedang menggigit tulang. Hanya sebagian k0ntolku yang masuk. Kubiarkan sebentar k0ntolku berhenti, terdiam. Mbak Diah juga terdiam tenang. Sementara itu, kupeluk tubuh mbak Diah dengan gemas sambil memainkan payudaranya, menjilat, mengusap dan menggigit-gigit lembut. Mulutnya kukecup sambil lidahnya kumainkan.

    Kami memang sudah sangat bernafsu dan snagat terangsang. Kemudian kutanya dengan suara lembut.

    “Mau diteruskan mbak???”

    Mbak Diah membuka matanya. Dibibirnya terlihat senyum manis yang menggairahkan. Kutekan k0ntolku kedalam. Lalu kutarik kebelakang perlahan-lahan. Kuhentakkan perlahan, emang sempit memek mbak Diah, mencengkram seluruh batang k0ntolku.

    k0ntolku terasa seperti tersedot didalam memek mbak Diah. Kami semakin terangsang! k0ntolku mulai memasuki vagina mbak Diah lebih lancar. Terasa hangatnya sungguh menggairahkan. Mata mbak Diah terbuka menatapku dengan pandangan yang sayu saat k0ntolku mulai kukeluar-masukkan. Bibirnya dicibirkan rapat-rapat seperti gak sabar menunggu tindakanku selanjutnya. Sedikit demi sedikit k0ntolku masuk sampai kepangkalnya. Mbak Diah mendesah dan mengerang seiring dengan keluar-masuknya k0ntolku divaginanya. Kadang-kadang punggung mbak Diah terangkat-angkat menyambut k0ntolku yang sudah melekat divaginanya. Lama kumaju-mundurkan k0ntolku seiring dengan nafas kami yang semakin gak teratur lagi. Suatu saat kurasakan badan mbak Diah mengejang dengan mata yang tertutup rapat. Tangannya memeluk erat-erat pinggangku.

    Punggungnya terangkat tinggi dan satu keluhan berat keluar dari mulutnya secara pelan. Denyutan divagina mbak Diah terasa kuat seakan melumatkan k0ntolku yang tertanam didalamnya. Goyanganku semakin kuat. Kasur mbak Diah bergoyang mengeluarkan bunyi berdecit-decit. Leher mbak Diah kurengkuh erat sambil badanku rapat menindih badannya. Saat itu seolah-olah kurasakan ada denyutan yang menandakan spermaku akan keluar. Denyutan yang semakin keras membuat k0ntolku semakin menegang keras. Mbak Ayuk mengimbanginya dengan menggoyangkan pinggulnya.

    Goyanganku semakin kencang. Vagina mbak Diah semakin keras menjepit k0ntolku. Kurangkul tubuhnya kuat-kuat. Mbak Diah diam saja. Bersandar pada tubuhku, mbak Diah lunglai seperti gak bertenaga. Kugoyang terus hingga tubuh mbak Diah seperti terguncang-guncang. Mbak Diah membiarkan saja perlakuanku itu. Nafasnya semakin kencang.

    Dalam keadaan sangat menggairahkan, akhirnya aku sampai kepuncak. spermaku muncrat kedalam vagina mbak Diah. Bergetar badanku saat spermaku muncrat. Mbak Diah mengait pahaku dengan kakinya. Matanya terbuka lebar memandangku. Mukanya serius. Bibir dan giginya dicibirkan. Nafasnya terengah-engah.

    Mbak Diah mengerang agak kuat. Waktu kumuntahkan spermaku, tusukanku dengan kuat menghunjam masuk kedalam. Kulihat mbak Diah menggelepar-gelepar. Dadanya terangkat dan kepalanya mendongak kebelakang. Aku lupa segala-galanya. Untuk beberapa saat kami merasakan kenikmatan itu. Beberapa tusukan tadi memang membuat kami sampai kepuncak bersama-sama. Memang hebat. Sungguh puas. Memang inilah pertama kalinya aku melakukan senggama. Mbak Diah lah perempuan pertama yang mendapatkan air perjakaku. Walaupun dia seorang janda, bagiku dia adalah perempuan yang sangat cantik.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Dipaksa Melayani Nafsu Birahi Istri Tetangga Binal

    Cerita Sex Dipaksa Melayani Nafsu Birahi Istri Tetangga Binal


    1032 views

    Perawanku – Cerita Sex Dipaksa Melayani Nafsu Birahi Istri Tetangga Binal, Kami baru 1 tahun menikah, tinggal di satu komplek real estate yang di pinggir Jakarta. Kompleksnya tidak terlalu besar, Rumah ku juga tidak terlalu besar yah ukuran 140 dan bangunan 100, karena sudah dikembangkan. Kami memang belum menginginkan anak karena diusia kami yang baru 24 dan istri 22 masih ingin menikmati masa muda. Hubungan kami tidak ada masalah.

    Istriku adalah yang kupacari sejak dia kelas 3 SMP dan perawannya ku jebol 6 bulan setelah pacaran.
    Hubungan kami baik-baik saja dan dalam masalah sex kami sudah saling terbuka, jadi istri tidak malu-malu kalau dia lagi pengin.

    Istriku cukup cantik dengan kulit putih dan penampilannya masih seperti gadis ABG. Sejak dia lulus S-1 dia belum pernah bekerja. Awalnya dia ingin juga kerja namun karena tempat tinggal kita jauh dari pusat kota, jadi dia akhirnya malas menempuh kemacetan setiap hari.

    Kita hidup di sebelah pasangan, ia memiliki lebih dari kita. Baldi Pak menghancurkan sekitar 35 tahun, istrinya, Ibu Lina tua mungkin sekitar 28 tahun. Ibu Lina pandai memasak. Istri saya akrab dengan Ibu Lina, Ms. Lina karena dia sering belajar memasak.

    Menurut pengamatan saya, dikombinasikan dengan ketidaksetaraan tetangga pasangan. Taman Baldi tubuh sangat kurus, tidak tinggi. Meskipun Ibu Lina adalah sosok wanita montok, tetapi tidak termasuk lemak. Kadang-kadang saya berpikir bahwa jika Mr Baldi memukuli istrinya Lina, yang tampaknya karena penampilan positif, berbicara banyak, jika ngesek dan panas juga. Meskipun Mr Batty perawakan pendek, terlihat sedikit bersemangat.

    Lain waktu, aku bertanya istri saya apakah Ms Yue Lina memiliki sebuah cerita tentang kehidupan seks mereka. Saya hanya ingin tahu, menulis ketidaksetaraan menggabungkan dilihat. Dalam hati saya benar-benar saya ingin punya suami yang Ms Lina tidak terlihat kuat, tetapi model kaya dia Vina Panduwinata.

    “Ayah IH menulis: Tidak, tidak, ketika malu, cerita gituan, mengatakan:” Istri saya.
    Meskipun kita mendapatkan pasangan yang lebih tua Mr Batty tidak terlalu terpaut jauh, namun penampilan lebih tua dari dorongan nya saya Matruh pantas untuk memanggil mereka Mr dan Mrs .. Mereka juga m emangil MAS dan SIS kami. Hal ini dimengerti bahwa kami juga melakukan sebagai benih Jawa.

    Suatu hari, istri saya masuk ke ruang yang menarik, dia mengatakan dia berharap cerita ini sangat penting. Awalnya, dia mengatakan hasil Ms Lina ngrumpi. Menurut pembicaraan Pak asli mereka ngrumpi Baldi berusia hampir 2 tahun tidak bisa ereksi akibat diabetes. Tidak heran dia terlihat sedikit kesepian dan memudar, saya pikir.

    Meskipun pasangan dan keturunan mereka ingin memiliki pernikahan yang baru tiga tahun.
    Saya dan istri saya seperti saudara, Ms Lina, setelah mereka kompak, sering berkumpul untuk pergi berbelanja, atau berjalan ke mal.

    Saya juga sangat akrab dengan Mr ElBaradei, karena kita adalah hobi yang sama adalah catur. Juga, ketika kita bersama-sama di bawah sinar bulan, tanah, menjual rumah, atau setiap saat. Akibatnya, itu masih oke sedan mewah Gaga.

    Istri saya begitu sering berbicara tentang keluarga, kehidupan seks Mr. Baldi ini. Ibu Lina mengatakan bahwa paling senang mendengar bahwa petualangan seksual kita. Istri saya adalah sedikit bodoh, ah, ia senang untuk memberitahu Anda hal-hal yang membuat Ibu Lina rasa ingin tahu dan kegembiraan. Mungkin istri saya sangat senang melihat Ibu Lina penyiksaan tidak bisa boot dorongan sexnya. Kebahagiaan yang aneh. Kita sering dipraktekkan fantasi seksual kita. Bahkan, kita sering hanya telanjang di rumah. Rumah kami pagar tinggi, sehingga tidak bisa dilihat orang luar.

    Seseorang bahkan mengatakan kepada istri saya, Ms. Lina. Istri saya mengatakan Ibu Lina kadang-kadang karena sexnya keinginan air mata boot. Istri saya adalah keterlaluan, dan dia mengatakan kepada saya, dan kemudian Ibu Lina mendengar sampai penyebab berat badan, ia akhirnya menangis.

    Saya menyarankan istri saya untuk tidak disiksa Ms. Lina jadi kasihan padanya. “Abis Antarmuka selalu dia yang meminta saya untuk memberitahu jenis kelamin masalah, saya diberitahu saya akan harus membuat ibu sulit tahu, tapi masih dipaksa Ms. Lina, ya, jadi saya menulis cerita,” kata istri saya naif .
    Saya telah diminta Lina, ia mengajar secara lisan, meskipun Mr Batty tidak bisa menembus, tapi masih bisa menjadi istri dan oral. ” Sudah panggang, tapi Baldi kata cepet jubah, sehingga sampai Ibu Lina nyampe, Mr. ElBaradei telah mengatakan Anda tidak bisa nerusi lelah. “Kata istri saya.

    Taman Baldi telah mengundurkan diri transaksional dengan istrinya, ia bahkan mengatakan bahwa ia membiarkan istrinya menemukan kepuasan seksual dengan orang lain hanya tidak membawa penyakit. Tapi Ibu Lina pemalu, baik hati wanita yang mencintai suaminya, dia tidak bisa terus memberikan kebebasan Mr. ElBaradei.

    Ibu Lina dari keluarga miskin di desa, mengangkat Baldi menjadi istrinya, dan hidupnya. Bahkan orang tuanya mendukung biaya kampung. Taman Baldi mencari tipe orang yang terobsesi dengan uang, sehingga meskipun hidup di perumahan tipe tepi Gini Jakarta, tapi mobil mencolok. Ibu Lina Honda Jazz adalah kontraknya. Mobil, sering dengan istri saya perjalanan ke mal untuk menggunakan.

    Saya hanya memiliki AVANZA, dan bahkan kemudian nyicil angsuran mendesak saya mencoba untuk tidak terlambat.
    “Saya selalu ingin berbicara ayah Pa, tapi sulit untuk berhenti, mengatakan:” Istri saya satu hari.
    “Melalui neraka, kau benar, biasanya berbicara terus terang, mengapa begitu gugup,” kataku.
    “Pa Baseball sensitif karena masalahnya adalah geografi, mengatakan:” Istri saya.
    “Apa,” kataku sedikit penasaran.

    “Gini tahu PA, tapi dijamin tidak marah, ya, ayah saya harus memiliki harapan yang benar, Anda tahu, mengatakan:” Istri saya.
    “Nah, di akhir penasaran,” kataku.
    “Ah tidak begitu DEH, ngomongnya sulit sekarang, mengatakan:” Istri saya tiba-tiba.
    Saya tahu karakter yang suka orang menderita karena rasa ingin tahu.
    “Nah, jika tidak, saya ingin bermain catur ke rumah Pak ElBaradei,” kataku.
    “Eh ada paket, Iya deh aku cerita,” katanya.
    “Gini tahu PA, saya kasihan liat rumah panjang Lina, ia merasa lebih dan lebih menyedihkan, meskipun miliknya, suaminya telah sangat baik baginya.”
    “Nah,” kataku.

    “Saya ingin membantu Ibu Lina, ayah saya tidak setuju,” katanya.
    Saya belum bisa menangkap percakapan istri saya, apa yang dia akan lakukan untuk saya masih gelap.
    “Jika kita dapat nolong lebih besar, mereka sering nolong kita juga,” kataku tegas.
    “Bener Ba Ya, Ayah juga ingin membantu mereka,” kata istri saya serius.
    “Ya, ya,” kata saya.

    Kemudian sementara mememeluk lenganku, istri saya mengatakan kepada saya bahwa dia berharap saya membantu Ibu Lina. Meskipun kata-kata komuter, Komuter, tapi singkatnya, saya diminta untuk melakukan hubungan antara Ibu Lina. Dia mengatakan bahwa Ms Jolie telah bersedia dan Mr ElBaradei juga memungkinkan bahkan sangat mendukung.

    Rencana mereka tampaknya telah disusun selama tiga bulan, kata dia, saya telah berpikir tentang setiap hari, strategi apa yang akan dilaksanakan. Masalah yang paling serius adalah istri saya, tersedia untuk saya.
    Saya tidak manusia munafik, Ibu Lina adalah mimpi saya, karena selain menu menu mengubah istri saya. Namun, saya bisa menggodanya karena dia seorang teman istri saya. Uh Sekarang bahkan istri saya yang meminta saya ngembat Ms. Lina.

    “The real ibu tidak keberatan berbagi dengan Ibu Lina,” aku meyakinkan.
    “Tidak ada yang sangat sulit ibu wanita Lina menderita maaf, kita setidaknya bisa menghemat rumah mereka integritas Tanga, dan orang-orang yang tidak jelas istrinya Lina bermain, mengatakan:” Istri saya.
    “Yah, itu lebih bagaimana script,” saya bertanya.

    Istri saya membingungkan, karena terhindar mereka adegan berikutnya ditumpangkan. Sejauh ini, mereka mencoba untuk berpikir bagaimana menyampaikan kepada saya.
    “Tidak ada kasus di bawah tindak lanjut, untuk memberitahu Ibu Lina ntar DEH ibu, mengatakan:” Istri saya.
    Akhirnya, saya memutuskan untuk langsung menjawab alasan Mr ElBaradei untuk bermain catur.

    Ketika saya bertemu Pak ElBaradei, ia langsung sosis saya dan saya berkata, saya siap untuk membantu. Taman Baldi tidak punya waktu untuk berpikir dan mengatur, dia langsung memeluk kata-kata. “Terima Asia MAS, kami telah seperti saudara,” katanya, mata sedikit berkaca-kaca.

    “Ayo, Pak, kami sekali lagi permainan papan,
    Kami juga terlibat dalam permainan catur yang serius. Kali ini, Mr. Baldi selalu pertahanan lemah. “Putih Ayah koq tidak sama seperti biasa,” kataku.
    “Saya tidak tahu saudara, saya sangat sulit untuk berkonsentrasi,” katanya.

    Saya langsung berpikir, Mr. Baldi tentu berpikir tentang bagaimana untuk memulai hubungan baru kami.
    “Sir, ini adalah malam minggu, di rumah saya jika kitapesta barberque, saat merayakan hubungan baru kami,” aku menawarkan solusi.
    “Wah, wah tuh MAS, saya mencoba untuk mempersiapkan semua bahan, kemudian membiarkan bunga ibu” Mr. ElBaradei mengatakan, memasuki istrinya.

    Kemudian, saya meninggalkan rumah, saya ingin beristirahat untuk tidur, daya tahan siap, siapa tahu malam ini dibuka hubungan antara saya dan istrinya Lina.
    Istri saya perpisahan, dan pergi pertokoan Bu kata Lina.
    Pukul 20.00, kami mulai barberque menggelar pesta di halaman belakang. Kami sangat penuh dan puas.

    Saya sarankan, menunjukkan pesta dansa untuk dua pasangan. Aku segera memilih musik yang tenang. Pertama-tama, kami dan mitra kami menari. Aku meletakkan lampu redup. Tapi setelah jangka waktu yang panjang, tampaknya bahwa cahaya masih terlalu terang. Akhirnya, aku mematikan semua lampu, bola lampu hanya mengandalkan dari luar. Pada awalnya rasanya sangat gelap, namun secara bertahap mulai menyesuaikan mata kita, meskipun pemandangan tidak begitu jelas.

    Istri saya menyarankan kita bertukar ide acara dua orang. Istri saya meraih lenganku, menariknya lebih dekat dengan Ibu Lina tubuh saya. Ibu Lina sedikit canggung pada awalnya. Mungkin dia sangat malu, karena keinginannya untuk bermain dengan. Saya mencoba untuk memecahkan kebuntuan pelukan lurus Ibu Lina. Ibu Lina bersantai tubuh dekat dengan tubuh saya. Pada saat yang sama istri saya mengambil tangan saya dan tas Baldi juga berbicara.

    Mendukung lagu sekali, sangat tenang. Aku langsung serangan di leher Bo Lina. Tunduk untuk mencium leher dan telinganya. Ibu Lina terkejut, karena tidak mengharapkan serangan begitu cepat. Tapi sesaat kemudian, ia mengundurkan diri. Sampai kita hanya berdiri di sana. Saya pikir keinginan untuk Ibu Lina sudah mulai meningkat, saya mencium bibirnya kampanye setan. Saya memperlakukan Ms. Lina di ruangan yang tidak ada orang lain dianggap. Ibu Lina Kanan = kanan dengan jarak pukul saya.

    Ketika lagu berakhir, istri saya bertepuk sedikit. Ibu Lina terkejut dan malu. Kami duduk di sofa. Pasangan saya, istri Lina dan istri saya untuk berkemas Baldi. Kami istriahat dengan minum bir dingin.
    “Sekarang, kami telah menambahkan partai partai pakaian, ia berkata:” Istri saya, yang segera melepas semua pakaian luar. Putih Batty ragu-ragu, tapi dia pergi bersama juga melepas pakaian luar, tinggal pakaian koloran dan kaos. Saya baru saja membuka pakaian saya semua.

    Ibu Lina sedikit pemalu, sehingga membantu istri saya yang telah dipaksa untuk memakai bra dan celana dalam saja
    Tiga lagu, kami memiliki Partai pakaian. Istri saya tiba-tiba terbuka dan ia mendekati Ms. Lina BHnya terbuka BHnya. Ibu Lina mulai sedikit perlawanan, namun ia taat. Payudara Ibu Lina tidak di dada saya menggenggam payudara istri saya yang lebih besar. Ass tebal Aku gosok. Kami dibuat dari berat dan posisi tarian kita tidak lagi saling berhadapan, tapi aku terus Ms. Lina dari belakang, sedangkan susu meremasi gemuk benar.

    Jari saya perlahan-lahan meluncur di bawah celana wanita Lina, mengerayangi rambut kemaluan adalah celah tebal dan basah. Ibu Lina beristirahat kepalanya di bahu saya.
    Siapa yang tahu berapa banyak lagu telah dimainkan, dan bahkan tanpa lagu apapun, kita masih menerima anak tengah di rumah. Istri saya tiba-tiba mendekati pemerintah segera menarik ke bawah celana Ms. Lina Lina. Ibu Lina terkejut, tapi ia tidak menolak. Celana Dipelorotkan babak berikutnya. Istri saya telah benar-benar telanjang.

    “Ayo, jangan malu paket istri saya berkata ketika ia melihat Pak Bhatti pasti akan harus melepas celananya. Dia sangat malu, karena ia berumur masih mengenakan celana, dan akhirnya dibuka.
    Aku dan Ibu Lina meningkatkan pacaran. Kami kembali pelukan tatap muka. Gao Shunbian Lina tidak jauh berbeda dari saya, sehingga kita dapat langsung bertatap muka pubis. Ibu Lina Kujepitkan ayam antara paha, kami menari keadaan terjepit ayam paha Ms. Lina.

    Saya memiliki lebih terangsang, jadi saya ingin memasukkan penis saya ke dalam vaginanya mulai beberapa kesulitan, tetapi karena desakan saya akhirnya ambles semuanya. Ibu Lina melenguh. Tapi dancenya posisi yang tidak nyaman, karena saya dipaksa untuk dengkulku sedikit menekuk.

    Pegel dengkulku lama, jadi saya diundang Ibu Lina karpet tergeletak di lantai. Kutelentangkan dia, di karpet yang cukup tebal saya. Saya mengtur posisi misionaris dan gerakan lambat saya menghunjam-hunjamkan ayam yang mendalam Ibu Lina menyenangkan. Ms Jolie secara aktif bermain pantatnya, sampai aku merasa sulit untuk mengikuti irama. Aku mencoba untuk bertahan selama mungkin untuk mengalahkan Bo Lina.

    Hampir 15 menit, saya genjot istri Lina, tapi dia masih tanda klimaks. Tubuh saya lelah, saya melihat istri saya meremas-remas penis Pak Baldi masih terlihat kuyu. Mr Baldi seperti skema istri saya untuk bergabung dengan saya, Mr. Baldi duduk di sofa menonton istrinya yang aku melawan. Istri saya duduk di sebelah kami dalam memerangi bersila.

    Istri saya mendorong Ms. Lina terkonsentrasi. Ibu Lina memejamkan mata, dan segera dia melenguh, dan mencoba untuk menahan saya lagi. Aku mulai merasa berdenyut vaginanya. Saya tidak membiarkan dia menyelesaikan orgasme, sebaliknya saya olahraga cepat kasar. Ibu Lina melolong, karena tidak sampai lima menit kemudian, ia berteriak, dan kesadaran diri dari mulutnya ditutup setelah ditemukan. Meskipun mulutnya ditutup, tapi dia terus berteriak penangkaran sendiri.

    Tampaknya Ibu Lina orgasme kualitas tinggi. Saya ketika itu hampir persis sama, tapi karena saya percaya bahwa ini juga bisa sangat panjang.
    Ibu Lina jatuh, dengan keringat tubuh tergeletak di atas karpet. Meskipun ruangan mulai dingin, karena ada AC. Aku segera meraih istri saya, dia meminta saya, memukul saya. Terus terang, jika saya, saya bisa istirahat pertama. Istri saya melayang di atas saya, sampai dia mencapai orgasme, saya juga mengikuti.

    Kami berbaring pertiga dilapisi dengan saya di tengah. Saya meninggalkan aku pelukan.
    Mr ElBaradei di sofa hanya duduk menonton kami, dia tersenyum. Mungkin dia pikir istrinya senang akhirnya memiliki jiwa yang hidup.
    Baldi Putih datang kepada saya untuk menyapa. “Terima Asia MAS,” katanya.
    Taman Baldi dan kemudian menyarankan dia untuk menginap malam dengan saya dan istri saya, dan dia meninggalkan rumah.

    Taman Baldi tas, ia segera meninggalkan kami.
    Istri saya Ibu Lina memandu ke kamar mandi, saya juga mengambil. Mandi air hangat kami.
    Keringkan dengan handuk setelah telanjang bertiga tidur bersama di tempat tidur king size itu. Saya diapit oleh Lina istri dan istrinya.

    Istri saya mulai babak baru. Dia berdiri dan mulai ayam mengulumi. Segera tangan Mrs. Baldi ditarik, dan memerintahkan dia untuk menghisap penisku. Mrs Baldi tidak lagi merasa malu. Dia mengisap ayam dan tarik yang kuat. Rasanya seperti bermain air ditarik keluar secara paksa. Perlahan-lahan penisku mulai membengkak setengah ukuran hard disk.

    Ibu Lina mengatakan kepada saya untuk berbaring, dan sekarang aku mengoral memey. Dia mendesah dan mendesah, meremas-remas susunya sendiri. Pertahanan runtuh, karena dia segera mencapai orgasme.
    Aku bertanya istri giliran saya pada lampu, sehingga kamar tidur begitu cerah. Ibu Lina segera menarik selimut, karena mereka merasa malu. Istri saya melarangnya, sehingga ia akhirnya mengundurkan diri, ia kembali telanjang.

    Saya mengajarkan bagaimana membuat Ibu Lina mencapai orgasme sempurna tanpa lisan, tidak ada hubungan seksual. Aku memasuki jari manis dan jari tengah ke dalam vagina, setelah Ms. Lina …… semua masuk matahari terbenam, maka saya melakukan latihan, seperti lubang vagina, Ms. Lina mengangkat dua jari berstumpu benda. Dia awalnya terkejut, tapi segera merasa dia menyebarkan menyenangkan. Ibu Lina dan mengerang, mengerang seperti seorang pria namun memiliki begitu sampai lima menit ia menangis karena orgasme. Ibu Lina berteriak minta ampun, belas kasihan, biarkan aku berhenti kegembiraan, tapi setelah jeda, aku mulai gerakan terakhir, ia kembali mencapai orgasme dan jeritan dari segala usia, dan mengambil tangan saya, biarkan aku menyudahinya. “Lemes benar MAS, tapi menakutkan,” katanya.

    Tak lama, ia tertidur. Berikutnya, giliran saya dan istri saya untuk bermain. Istri saya bahkan tampak bersemangat. Aku tahu, bahkan jika ia mengatakan rela, tetapi ada juga cemburu Mesara melihat suaminya dengan wanita lain. Yang mengatasi istri ini besar, saya merasa baik, karena ia adalah gairah takut.
    Kami akhirnya tertidur sampai 07:00 di pagi hari. Ketika aku bangun, aku melihat masih tertidur pulas di samping dua wania. Aku mulai mencium pipi sebelum Ibu Lina menyedoti susu membengkak. Akhirnya, meskipun saya menggenjotnya Ibu Lina belum sepenuhnya dihidupkan kembali tidur, tapi vaginanya cukup basah.

    Sesak di pagi hari adalah ayam keras yang sempurna vaginanya BU Lina. “Maas benar-benar merasa benar-benar penuh dan lezat MAS,” kata Bu Lina. Istri saya mendengar suara terbangun, ia melihat sebelum pertandingan kami sambil menjaga toilet tanpa alas kaki. Dia tidak kembali, tapi keluar dari ruangan. Saya melanjutkan tugas saya memuaskan Bo Lina mendesis seperti pedas.

    “Bahkan, saya sekarat Maas taburi urin, tetapi telah menyebabkan kebingungan jab di muka sehingga rasanya begitu MAS,” kata Bu Lina.
    Aku berdiri, BU Lina memandu ke kamar mandi. Aku akan duduk di dalam lemari, dan meminta Ibu Lina duduk hal dipangkuanku, ia jatuh ke dalam vagina. “Mengapa kirain seseorang mengatakan padaku kencing, mengapa kemudian aduk.” Ibu Lina protes, katanya adalah hasrat sejati untuk buang air kecil.
    Aku tidak mendengarkan itu, saya meminta Ibu Jolie bermain pinggul berputar. “Oh, MAS MAS menakutkan,” katanya.

    Ibu Lina sangat frustasi sekarat untuk buang air kecil, ia menggenjotku sebenarnya bersemangat. Saya ingin mengubah lokasi. Ibu Lina, saya pikir berbaring di lantai kamar mandi tetap kering. Aku berlutut kaki kutekuk mengangkat tangannya sambil menekan dan memutar klitorisnya. Ibu Lina mencapai orgasme. Sessat kemudian mengambil penisku, sekarang saya melihat itu dimasukkan ke dalam vagina untuk menemukan G spot spotnya. Dengan gerakan halus aku menyentuh bagian sensitif di lubang vagina, sampai Ms. Lina menggelinjang-gelinjang. Dia mulai mengerang kenyamanan dan tidak ada entri, maka ada cairan kental, perlahan dikeluarkan lubang kencing, ketika ia klimaks ejakulasi, tapi kemudian dikeluarkan urin dari lubang dengan semprotan keras di wajah saya. Aku memejamkan mata, berusaha untuk menghindari. Ibu Lina bingung, karena dia tidak bisa menghentikan air seni. Meskipun saya percaya bahwa posisi tidak berubah. Dia mengencingiku sesempurna mungkin.

    “Eh Masi Ya maaf, saya tidak bisa berdiri, ABIS MAS mengikat saya, jadi saya tidak bisa ngalih,” katanya.
    “Tidak apa -. Apa yang wanita, saya sudah tahu, jadi saya berbicara ke kamar mandi” kataku.
    Istri saya dan masuk kamar mandi kami untuk bergabung tiga.
    Mandi larangan setelah istrinya, gaun Ms. Lina. Kami akan melakukan sarapan telanjang. Ibu Lina dipanggil untuk meminta suaminya sarapan Bareng. Segera, Pa Baldi mengetuk, ia tampaknya baru saja selesai pagi hari, mereka masih memakai sepatu bot dan celana pendek.

    Dia terkejut melihat kami bertiga telanjang. Aku menghentikannya baju terbuka, karena saya pikir dia adalah ruang ganti lebih nyaman. Sarapan terakhir kami bersama. Sepanjang hari, kami bernudis memiliki paket di direktori home Anda Baldi masih memakainya, tapi kemudian ia berganti pakaian dengan kaus dan sarung tangan.
    Sepanjang hari, kami bermain berkali-kali untuk berhenti dan bermain lagi. Sehari sebelum aku sudah diolah obat kuat, sehingga fisik dan jiwa saya masih beredar.

    Kami berakhir di keluarga akrab Pak Bhatti, dan memutuskan untuk menghubungkan di pintu belakang rumah kami. Ibu Lina atau canggung, jatah Permintaan memalukan lagi, sering langsung masuk ke kamar kami. Kadang-kadang kita sibuk berjuang item nya. Ibu Lina lebih sering tidur di rumah saya, dan tidak tidur dengan suaminya.

    Aku bertanya cara untuk berlatih, dan tidak oral seks dan penetrasi dengan Mr ElBaradei, kira-kira mantap Bu Lina mengatakan bahwa suaminya melakukan.
    Hampir setahun, kami menghubungi mereka, Mrs Baldi akhirnya hamil, anak lahir laki-laki. Untungnya, ia tampak seperti Miss Lina, sehingga tidak ada keraguan ini bibitku. Kami juga mengakhiri periode retensi tidak memiliki anak, hamil dengan istri saya kemudian melahirkan anak laki-laki, juga.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Dewasa Kisah Hubungan Seks Dengan Tetanggaku Yang Baik

    Cerita Sex Dewasa Kisah Hubungan Seks Dengan Tetanggaku Yang Baik


    1032 views

    Perawanku Cerita Sex Dewasa Kisah Aku sudah mempunyai 2 anak yang masih lucu lucu umurku saat ini 40 tahun, setelah aku membaca di situs ini, aku teringat bahwa aku juga mempunyai pengalaman sendiri dengan tetangga rumahku, jadi begini awal ceritanya setiap malam minggu aku suka bermain catur di rumah tetanggaku.

    Cerita Sex Dewasa Kisah Permainan catur merupakan salah satu dari sekian banyak hobiku selain olahraga, membaca, otak-atik elektronik dan bercocok tanam. di kebun Aku biasanya main catur dengan tetanggaku, seorang bujangan yang rumahnya tak jauh dari rumahku sendiri kurang lebih sekitar 5 samapai 7 meter lah.

    Tetanggaku itu tinggal hanya dengan ibunya saja. Kakak perempuannya kini sudah menikah, dan tinggal dengan suaminya di luar kota. Hubunganku dengan sahabatku terjalin sangat baik, termasuk dengan ibunya juga yang sangat baik.
    Kami saling menghormati satu sama lain, meskipun beda usiaku dengan sang ibu hanya 5 tahun, dia 5 tahun lebih tua dariku saat itu. Hingga terjadilah peristiwa itu, yang tak pernah kusangka-sangka sebelumnya. Peristiwa yang akhirnya mengubah diriku 180 derajat.
    Seperti pada sabtu sebelumnya, aku bermaksud main ke rumahnya buat caturan. Kupamit pada istriku dan segera bergegas ke rumahnya. Udara malam itu memang dingin sekali akibat hujan lebat selama 2 jam yang terjadi sore tadi. Singkat kata aku sudah berada di pintu rumahnya. Kuketuk pintunya, dan tak lama pintu itu terbuka. Ternyata si ibu yang membukanya.
    “Oh Ibu, ada Barinya bu?” tanyaku ramah.  Agen Obat Kuat Pasutri
    “Nak Surya? oh Barinya lagi pergi tuh…” jawab si ibu sama ramahnya.
    “Ke mana, Bu?”
    “Ke pesta pernikahan teman SMUnya. Baru aja dia jalan…”
    “Oh gitu ya?” sahutku. “Kalau gitu, saya pamit aja deh…”
    “Oh, kenapa buru-buru, kan Nak Surya baru sampai?”
    “Ah, nggak. Kalau Bari nggak ada, saya pamit aja deh…”
    “Ah, jangan terburu-buru begitu. Temani Ibu ya?”
    Walau agak heran dengan permintaannya, aku akhirnya menurut juga. Kuikuti dia masuk. Kamipun tak lama asyik berbincang-bincang di ruang tamunya. Hingga akhirnya si ibu menawariku kopi.
    “Oh iya, Nak. Keasyikan ngobrol jadi lupa nawari minum. Sebentar saya siapkan dulu ya…”
    “Ah, Ibu. Nggak usah repot-repot…”
    “Ah, nggak kok. Masa repot?” kata si ibu sambil tersenyum ramah. Setelah itu, dia segera beranjak ke dapur.
    Sambil menunggu, kuambil koran terbitan hari ini yang tergeletak di meja tamu lalu kubaca-baca. Sedang asyik kubaca koran itu, tiba-tiba si ibu memanggil dari dapur.
    Cerita Sex Dewasa Kisah Hubungan Seks Dengan Tetanggaku Yang Baik

    Cerita Sex Dewasa Kisah Hubungan Seks Dengan Tetanggaku Yang Baik

    “Nak… Nak, bisa saya minta tolong?”
    “Oh, ada apa, Bu?”
    Cerita Sex Tetangga – Spontan aku segera beranjak dari sofa itu dan langsung menghampirinya. Ternyata kompor gas si ibu agak macet dan dia memintaku membetulkannya. Pas sedang membetulkannya, tak sengaja aku melihat ke arah gundukan payudara si ibu.
    Saat itu si ibu sedang membungkuk memperhatikanku yang sedang sibuk mengutak-atik kompor gasnya yang macet. Apalagi si ibu hanya mengenakan daster yang belahan dadanya agak rendah. Aku langsung terpana melihatnya.
    Selain besar, payudaranya juga tampak ranum dan kenyal. Tak kusangka perempuan ini masih memiliki payudara seindah itu di usianya yang tak muda lagi. Pemandangan indah itu membuat Kontolku mulai tegak membesar dari balik celana jeans yang kukenakan tanpa kusadari. Aku begitu terangsang melihat keindahan payudara si ibu.
    Si ibu yang semula perhatiannya ke pekerjaanku, tak urung kaget juga melihat perubahan ukuran Kontolku. Tapi anehnya, dia tak juga merubah posisinya. Sepertinya dia sih tahu aku terangsang dengan kemolekan payudaranya tapi dia tampak cuek saja, pura-pura tak tahu.
    Cerita Sex Tetangga – Akhirnya setelah berusaha sekuat tenaga mengendalikan malu sekaligus mengendalikan Kontolku supaya tak semakin membesar ukurannya, selesai juga masalah kompor itu.
    “Wah, Nak Surya hebat!” pujinya di sampingku.
    “Ah, nggak masalah… cuma masalah kecil kok Bu” sahutku.
    “Kalau gitu ibu bisa minta tolong lagi?” katanya sambil menatapku nakal dan tersenyum genit.
    Walau aku sudah menduga apa yang akan dia minta itu, tak urung hatiku berdebar-debar juga menanti pertanyaannya. Apalagi kulihat dia semakin mendekatkan dirinya ke tubuhku.
    “A.. aa… pa Bu?” lidahku mendadak kelu, menyadari betapa dekat wajahnya denganku saat ini.
    Sambil mendesah, si ibu berkata parau, “Ibu mau kamu cium ibu…”
    Belum sempat menyahut, dia langsung berjinjit, memeluk leherku lalu mencium bibirku. Sejenak aku terkesiap, namun tak lama kemudian kami sudah asyik berciuman di dapur itu. Hilang sudah akal sehatku setelah bibirku bersentuhan dengan bibirnya yang tipis dan indah itu.
    Sambil asyik berciuman, diraihnya tangan kananku untuk meremasi payudaranya di sebelah kanan, sedangkan diarahkannya tangan kiriku ke pantatnya. Tangankupun langsung bergerak terampil. Keduanya langsung bergerak nakal menjalari payudara dan pantatnya yang ranum dan montok itu.
    Si ibu tampak melenguh-lenguh merasakan nakalnya tanganku meremasi payudara dan jari-jariku menyusuri belahan pantatnya. Di lain pihak, tangan si ibu aktif meremasi Kontolku dari luar celanaku, membuat juniorku itu semakin meradang saja ukurannya.
    Cerita Sex Tetangga – Satu tangannya dia julurkan ke dadaku untuk meremasi puting susuku yang tercetak jelas dari balik kemeja kaus ketat yang kukenakan ini. Ketika nafsu kami semakin memuncak, dituntunnya aku ke ruang keluarganya. Di sana dengan serempak, kami saling melucuti pakaian masing-masing, sehingga tak lama kamipun sudah bugil.
    Kupandangi dengan sepenuh nafsu tubuhnya yang bugil itu. Luar biasa! Usia boleh kepala 4, tapi bodinya tak kalah dengan bodi para perempuan yang lebih muda. Tanda-tanda ketuaan memang tak bisa ditutupi, tapi secara garis besar, dia masih sangat menggiurkan bagi para lelaki mana saja yang menatapnya.
    Apalagi kalau sudah bugil begini. Bahunya lebar, payudaranya besar, ranum dan mengkal. Tak tampak tanda-tanda melorot seperti payudara para wanita seusianya. Perutnya rata, nyaris tak ada lemaknya. Pinggangnya bundar, pinggulnya montok. Kaki dan betisnya tampak mulus dan kencang. Mungkin si ibu suka olahraga juga nih, makanya bodinya begitu terawat dan indah.
    Di lain pihak, si ibu tampak tak kalah kagumnya melihatku telanjang. Maklumlah, hobi olahragaku yang sudah kutekuni sejak SD, membuat fisikku menjadi sangat bugar. Otot-otot kekar nan liat tampak bersembulan di sekujur tubuhku. Membuat banyak wanita sering kelimpungan kalau melihatku telanjang.
    “Tubuh Nak Surya keren banget deh… Ibu suka sama lelaki macho kayak Nak Surya ini…” kata si ibu smabil menatapku penuh nafsu. Dia mendekatiku lalu memelukku lagi. Kedua tangannya bergerak liar, meraba-raba bukit dada dan perut simetrisku, lalu bergerak turun ke arah Kontolku. Sesaat kemudian, kami kembali asyik berciuman liar dan saling meremas apa yang bisa kami remas.
    Hanya sebentar kami melakukan itu. Berikutnya, kami saling membaringkan diri di atas karpet tebal di ruangan itu. Kami seakan tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya.
    Kami membentuk posisi 69 dan tak lama kami sudah asyik saling menjilati kemaluan lawan mainnya. Si ibu tampak bersemangat mengulum kemaluanku sambil asyik mengocoknya. Sesekali dia ikut menjilat dan meremasi kantung spermaku.
    Rasanya sangat dahsyat kulumannya. Bahkan kuluman istriku tidak sedahsyat kulumannya. Tampaknya si ibu ini benar-benar sudah lama tidak disentuh lelaki, hingga kulumannya tampak begitu ganas.
    Cerita Sex Tetangga – Di bawah sana, lidah dan jari-jariku tak kalah aktifnya dengan tangan si ibu. Lidahku bergerak naik-turun sambil menjilati bibir kemaluannya, labia mayoranya dan semua yang ada di sekitarnya. Tangan kiriku asyik meremasi bokongnya, sedangkan jari-jari tangan kananku asyik menusuki lubang memeknya.
    Kami terus saling merangsang sambil mendesis-desis penuh kenikmatan. Kami saling mencium, menjilat, meremas, dan menggigit dengan rakusnya. Sampai akhirnya kami sendiripun merasa tidak tahan. Tanpa ada aba-aba sebelumnya, serentak kami berubah posisi.
    Si ibu ambil posisi di bawah, sedangkan aku bergerak menindih di atas tubuh moleknya. Sambil tersenyum mesum, dia buka selangkangannya lebar-lebar. Memamerkan liang surganya yang sangat indah nan menggiurkan itu. Membuat jakunku naik-turun berulang kali. Tak sabar segera kutuntun Kontolku ke lubang memeknya.
    Kugesek-gesekkan sejenak kepala Kontolku di bibir memeknya, sebelum akhirnya kudorong pelan.
    “Ssleebb… ssleebbb… bblessshhh…” sedikit demi sedikit Kontolku tertelan liang surganya, menimbulkan sensasi nikmat yang susah digambarkan rasanya. Si ibu sendiri tampak meringis-ringis nikmat merasakan sodokan kemaluanku yang hangat dan keras ini memasuki liang surganya.
    Cerita Sex Tetangga – Memek si ibu kurasakan masih sempit dan legit. Tidak kalah dengan memek para gadis. Tampaknya si ibu sangat pintar dalam menjaga kemaluannya itu. Membuat batang Kontolku yang ukurannya king size itu tampak agak kesulitan menembusnya.
    Namun dengan rangsangan terus menerus dariku di titik-titik erotisnya, akhirnya memek si ibu menyerah juga. Lorong yang hangat itu terasa semakin basah seiring meluapnya cairan pelumasnya, akibat rangsangan lidah dan tanganku di payudaranya.
    Kontolku terus melaju hingga sampai di bagian terdalam liang surganya. Lalu mulai kupompa dia. Aku bergerak dalam posisi push-up di atasnya. Sementara pantatku bergerak maju-mundur mengebor memeknya. Semakin lama gerak pantatku semakin kupercepat. Membuat jeritan erotis si ibu semakin keras terdengar. Membuatku semakin bersemangat dalam menjajah lubang kemaluannya.
    Keringat mulai mengalir deras membasahi tubuh bugil kami. Si ibu tampak menjerit-jerit keenakan dipompa senjataku. Sepasang tangannya meremasi rambutku. Tak jarang tangan-tangan itu aktif mencakari punggungku yang liat ini, membuat sedikit pedih di kulitnya karena kukunya yang agak panjang itu.
    Aku sendiri tak mau kalah. Sambil terus memompa Kontolku dalam-dalam, aku asyik mencumbui bibirnya yang seksi. Aku juga gigit-gigit pelan lehernya yang mulus kulitnya itu. Sesekali aku menyusui sepasang payudaranya yang menggiurkan itu secara bergantian.
    Pantat dan pinggul si ibu tampak bergoyang-goyang liar menyambut sodokan Kontolku, membuatku nyaris gila karena begitu nikmat pengaruhnya di batang Kontolku.
    Sekitar 15 menit kemudian si ibu keluar. Dia semakin erat memeluk tubuh atletisku yang basah kuyup oleh keringat kami berdua. Kubiarkan dia beristirahat sejenak setelah orgasmenya itu. Kemudian kembali kuserang dia.
    Cerita Sex Tetangga – Kucoba bangkitkan gairahnya lagi dengan meremasi setiap jengkal titik erotisnya. Tak lama kami sudah asyik berciuman dengan liarnya sambil saling meremas dan meraba. Tak butuh lama untuk membangkitkan gairahnya. Ciuman kami yang liar berhasil membuatnya panas kembali. Ketika aku hendak menggaulinya lagi dengan posisi serupa, dia menggeleng.
    Dia berdiri lalu memintaku untuk bercinta lagi di posisi lain. Aku tersenyum mendengar permintaannya itu. Lalu segera kubopong dia ke atas sofa di ruang keluarganya. Di sana kami masih sempat bergelut sebentar sebelum dia bergerak lagi.
    Dia naik ke atas pangkuanku membelakangiku. Dipegangnya batang Kontolku yang masih perkasa ini ke arah memeknya yang sudah mulai basah kembali, lalu… “blesshhhh….” masuk sudah seluruh batang Kontolku ditelan memeknya.
    Pada posisi yang kedua ini, rasa nikmat yang kami rasakan terasa luar biasa. Kemaluanku yang king size ini begitu menikmati pijatan otot-otot memeknya si ibu. Di lain pihak si ibu tak henti-hentinya mendesis kenikmatan.
    Kepalanya tampak bergoyang-goyang liar merasakan pompaan Kontolku. Kepala kemaluanku yang besar ini rupanya berhasil sampai di mulut rahimnya, dan memberikan kenikmatan tak terhingga baginya.
    Turun-naik, keluar-masuk, memompa dan dipompa, menggoyang dan digoyang. Semakin lama semakin liar dan cepat. Sambil memompa, tak henti-hentinya kuremasi payudaranya yang montok itu dari belakang. Seperti tadi, sekitar 15 menit kupompa memeknya, dia keluar lagi untuk yang kedua kalinya.
    Sebelum aku keluar, kami sempat bercinta dalam 2 posisi lagi. Kami melakukannya dalam gaya berhadapan dan gaya anjing di sofa itu. Aku berhasil membuatnya keluar sebanyak 2 kali. Masing-masing dalam setiap gaya persetubuhan yang kami lakukan.
    10 menit kemudian, setelah lebih dari sejam kami bercinta, jebol juga pertahananku. Kutarik Kontolku keluar dari jepitan memeknya semenit sebelum aku sampai di puncak. Lalu kusemburkan spermaku berkali-kali ke wajah dan payudara si ibu.
    Spermaku yang kental dan banyak itu membasahi wajah, leher, payudara dan rambutnya. Dikocoknya batangku, seolah-olah dia tak puas dengan seluruh sperma yang kutumpahkan tadi. Setelahnya, dia raih sperma-sperma itu untuk ditelannya hingga habis. Sisanya dia balurkan ke dada dan kedua puting susuku, untuk dia jilati seperti seorang anak menjilati sisa-sisa es krimnya. Membuatku meringis-ringis kegelian.
    Puas bercinta, kami sama terkapar di atas sofa. Kami bercanda sambil sesekali berciuman dan saling meremas. Sesudahnya aku mandi di rumahnya untuk membersihkan tubuhku dari sisa-sisa pergumulan dahsyat tadi, agar tidak ketahuan istriku. Selesai mandi, si ibu membuatkanku teh manis hangat dengan cemilan ringan. Kamipun berbincang-bincang sejenak seperti tidak ada terjadi apa-apa di antara kami.
    Cerita Sex Tetangga – Begitu kudapannya habis dan aku hendak pamit, si ibu buru-buru mencekal lenganku. Sambil menatapku genit, dia berpesan aku lebih sering-sering mampir ke rumahnya. Aku hanya tersenyum saja mendengar permintaannya itu. Dia lalu mencium bibirku dengan sepenuh perasaan. Dia juga sempat meremas kemaluanku dari balik celana, sebelum dia melepasku di teras rumahnya.
    Dalam perjalanan ke rumah, aku berkali-kali menghembuskan nafas panjang. Aku tak pernah menyangka akhirnya aku berselingkuh juga. Dengan wanita yang tak kusangka-sangka pula. Tetangga sekaligus ibu sahabat baikku selama ini.
    Sebelumnya tak pernah sekalipun aku mengkhianati istriku selama 15 tahun pernikahan kami. Banyak wanita di luar sana yang begitu menarik, namun tak sedetikpun aku tertarik untuk berselingkuh dengan mereka. Apalagi istriku juga termasuk wanita yang pandai memuaskanku di atas ranjang.
    Kali ini semuanya terasa berbeda. Walaupun aku sangat menyesal telah mengkhianati istriku, aku tak bisa membohongi diriku sendiri kalau perselingkuhan itu ternyata nikmat juga. Sangat nikmat malah. Ibarat kalau selama ini kita hanya makan ‘opor’ di rumah tangga kita, selingkuh berarti kita makan ‘opor’ di luar sana, tetapi dengan variasi, rasa dan sensasi yang berbeda.
    Begitu aku sampai di depan pagar rumahku sendiri, sesungging senyum tiba-tiba muncul di sudut bibirku. Aku merasa yakin, bahwa perselingkuhan ini bukanlah yang pertama dan terakhir kalinya terjadi dalam hidupku…
    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Semoknya Body Tante Marry

    Semoknya Body Tante Marry


    1029 views

    Cerita Sex ini berjudulSemoknya Body Tante MarryCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Sejak kecil aku tinggal bersama nenekku, dan bersama nenekku tinggal om-om dan tante-tanteku (anak-anak dari nenekku). Omku yang ketiga menikah dengan seorang wanita yang bernama Merry yang kupanggil dengan sebutan Tante Merry. Tante Merry orangnya cantik, wajah dan tubuhnya cukup sexy dan orangnya mudah bergaul, terutama denganku.

    Oh ya, namaku adalah Dharma, masih sekolah di SMA waktu itu. Semula omku tersebut tinggal bersama kami, dan aku yang saat itu sedang menikmati masa remaja kira-kira umur 16 tahun sering melihat Tante Merry sedang bercumbu dengan suaminya, dan kadang-kadang di depanku Tante Merry mengusap penis omku, sebut saja Om Chandra.

    Batang kemaluanku yang saat itu sedang remaja-remajanya langsung menjadi tegang, dan setelah itu aku melakukan onani membayangkan sedang bersetubuh dengan Tante Merry.

    Setelah mereka menikah 1 tahun, akhirnya mereka pindah dari tempat nenek kami dan membeli rumah sendiri yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumah nenek kami. Kalau Tante Merry hendak pergi, biasanya dia memanggilku untuk menjaga rumahnya, takut ada maling. Suatu hari aku dipanggil oleh Tante Merry untuk menjaga rumahnya.

    Ketika aku datang, dia sedang ada di kamar dan memanggilku, “Dharma, masuk ke kamar..!” teriaknya.
    “Ya Tante..” jawabku.
    Ternyata di dalam kamar, tante sedang memakai BH dan celana dalam saja, aku disuruh mengaitkan tali BH-nya. Dengan tangan gemetaran aku mengaitkan BH-nya. Rupanya Tante Merry tahu aku gemetaran.
    Dia bertanya, “Kenapa Dharma gemetaran..?”
    “Enggak Tante,” jawabku.
    Tapi tante cepat tanggap, dipeluknya tubuhku dan diciumnya bibirku sambil berkata, “Dharma, Tante ada perlu mau pergi dulu, ini Tante kasih pendahuluan dulu, nanti kalau Tante pulang, Tante akan berikan yang lebih nikmat.”
    “Ya Tante.” jawabku.

    Kepalaku terasa pusing, baru pertama kali aku menyentuh bibir seorang wanita, apalagi wanita cantik seperti Tante Merry. Lalu aku ke kamar mandi melakukan onani sambil membayangkan tubuh Tante Merry.

    Kira-kita jam 3 sore, tante pulang dan aku menyambutnya dengan penuh harap. Tante Merry langsung masuk kamar, sedangkan aku menunggu di ruang tamu, kira-kira 10 menit kemudian, dia memanggil pembantunya untuk disuruh ke supermarket untuk membeli sesuatu, jadi tinggallah di rumah aku dan Tante Merry saja.

    Setelah pembantunya pergi, Tante Merry menutup pintu dan menggandengku untuk masuk ke kamarnya.
    Lalu Tante Merry berkata, “Dharma, seperti yang kujanjikan, aku akan meneruskan pendahuluan tadi.”
    Aku diam saja, gemetar menahan nafsu.

    Tiba-tiba Tante Merry mencium bibirku, dan berkata, “Balaslah Dharma, hisap bibirku..!”
    Aku menghisapnya, dan terasa bibirnya sangat enak dan bau tubuhnya wangi, karena dia memakai parfum Avon yang merangsang, aku menjadi salah tingkah.

    Tiba-tiba dia memegang batang kemaluanku, aku sangat kaget.
    “Wah punyamu sudah tegang dan besar Dharma,” sahut Tante Merry.
    Lalu Tante Merry berkata lagi, “Apakah kamu pernah berhubungan sex dengan wanita?”
    Aku menjawab sambil gemetar, “Jangankan berhubungan sex, mencium wanita saja baru kali ini.”
    Tante Merry tersenyum dan berkata, “Hari ini Tante akan ajarkan cara berhubungan sex dengan seorang wanita.”

    Lalu Tante Merry membuka bajunya sehingga telanjang bulat, lalu dipegangnya tanganku dan dibawanya ke buah dadanya yang cukup besar. Sambil gemetaran aku memegang buah dadanya dan memegang putingnya.

    Tante Merry mendesis merasakan kenikmatan usapanku dan berkata, “Terus Dharma.., terus..!”

    Lalu dengan memberanikan diri aku mencium putingnya, dan Tante Merry bertambah mendesis. Dibukanya celana pendekku dan CD-ku, sehingga aku juga menjadi telanjang bulat sepertinya. Penisku dielus-elusnya sambil berkata, “Dharma, punyamu besar amat, lebih besar dari punya Om Chandra.”

    Setelah puas menghisap puting buah dada tante, aku mencium pusarnya, dan akhirnya sampai di vaginanya.
    “Ayo Dharma, cepat hisap punyaku..!”
    Aku memberanikan diri mencium kemaluannya dan menjilat-jilat dalamnya, sedangkan tante tambah mendesis.
    Tante berkata, “Sabar Dharma, Tante kepingin mencium punya Dharma dulu.”

    Lalu dia membaringkanku di tempat tidur dan mulai mencium biji kemaluanku dan menghisap penisku perlahan-lahan. Serasa dunia ini melayang, alangkah nikmatnya, baru pertama kali batang kemaluanku dihisap oleh seorang wanita cantik, apalagi oleh Tante Merry yang sangat cantik.

    Penisku semakin membesar, dan rasanya seperti mau kencing, tetapi rasanya sangat nikmat, ada yang mau keluar dari kemaluanku.
    Aku menjerit, “Tante, Tante.., lepas dulu, aku mau kencing dulu.”

    Tetapi rupanya tante sudah tahu apa yang mau keluar dari kemaluanku, malah dia semakin kuat menghisap penisku. Akhirnya meletuslah dan keluarlah air maniku, dengan mesranya Tante Merry menghisap air maniku dan menjilat-jilat penisku sampai bersih air maniku.

    Batang kemaluanku terkulai lemah, tetapi nafsuku masih terasa di kepalaku.
    Lalu tante berkata, “Tenang Dharma, ini baru tahap awal, istirahat dahulu.”

    Aku diberi minum coca-cola, setelah itu kami berciuman kembali sambil tiduran. Tanpa kusadari kemaluanku sudah membesar lagi dan kembali aku menghisap buah dadanya.

    “Tante.., aku sayang Tante.”
    Lalu tante berkata, “Ya Dharma, Tante juga sayang Dharma.”
    Lalu aku menjilat vagina tante sampai ke dalam-dalamnya dan tante menjerit kemanjaan.
    “Ayo Dharma.., kita mulai pelajaran sex-nya..!”
    Penisku yang sudah tegang dimasukkan ke dalam liang kemaluan Tante Merry yang sudah licin karena air vaginanya.

    Perlahan-lahan batang kemaluanku amblas ke dalam lubang kemaluan tante, dan tante mulai menggoyang-goyangkan pantatnya. Aduh terasa nikmatnya, dan kembali kami berciuman dengan mesranya.

    Lalu aku berkata kepada Tante Merry, “Tante.., kalau tahu begini nikmatnya kenapa enggak dulu-dulu Tante ajak Dharma bersetubuh dengan Tante..?”
    Tante hanya tersenyum manis. Terasa penisku semakin mengembang di dalam vagina Tante Merry, tante semakin mendesis.
    Tante mengoyang-goyangkan pantatnya sambil berkata, “Dharma.., Tante kepengen keluar nih..!”
    Kujawab, “Keluarin saja Tante, biar Tante merasa nikmat..!”

    Tidak lama kemudian tante menjerit histeris karena orgasme dan mengeluarkan air kemaluannya, penisku masih tegang rasanya.
    Dengan lembut aku mencium tante dan berkata, “Tante sabar ya, Dharma masih enak nih..,”

    Kemudian aku semakin memperkuat tekanan batangku ke liang tante, sehingga tidak lama setelah itu aku memuncratkan air maniku di dalam vagina Tante Merry bersamaan dengan keluarnya cairan tante untuk kedua kalinya.

    Terasa tubuh ini menjadi lemas, kami tetap berpelukan dan berciuman. Setelah istirahat sebentar, kami mandi bersama saling menyabuni tubuh kami masing-masing, dan kami berjani untuk melakukannya lagi dilain waktu.

    Setelah peristiwa itu, setiap malam aku selalu terkenang akan vagina Tante Merry, sehingga rasanya aku ingin tidur bersama Tante Merry, tetapi bagaimana dengan Om Chandra.

    Rupanya nasib baik masih menemaniku, tiba-tiba saja Om Chandra dipindahkan tugasnya ke Bandung, dan untuk sementara Tante Merry tidak dapat ikut karena Om Chandra tidurnya di mess. Sambil mencari kontrakan rumah, Tante Merry tinggal di Jakarta, tetapi setiap Sabtu malam Om Chandra pulang ke Jakarta.

    Atas permintaan Tante Merry, setiap malam aku menemaninya, aku harus sudah ada di rumah Tante Merry jam 8 malam. Untuk tidur malam, aku disiapkan sebuah kamar kosong, tapi untuk kamuflase saja, sebab setelah pembantunya tidur aku pindah ke kamar Tante Merry.

    Tentunya Tante Merry sudah siap menyambutku dengan pelukan mesranya, dan kami bercumbu sepanjang malam dengan nikmatnya dan mesranya. Kalau waktu pertama kali aku hanya menghisap kemaluannya, sekarang kami sudah saling menghisap atau gaya 69.

    Lubang kemaluan Tante Merry sudah puas kuciumi, bahkan sekarang bukan saja lubang vagina, tetapi juga lubang anus, rasanya nikmat menghisapi lubang-lubang tante. Penisku juga dihisap tante dengan ketatnya dan terasa ngilu ketika lubang kencingku dihisap Tante Merry, tapi nikmat.

    Setelah kami saling menghisap, akhirnya barulah kami saling memasukkan kemaluan kami, dan kali ini tante berada di atasku. Batang kemaluanku yang sudah tegang dan berdiri tegak dimasukkan ke kemaluan tante, aduh nikmatnya. Lalu aku menghisap buah dada tante sambil menggoyang-goyangkan pantatku.

    Kira-kira sepuluh menit, tante mengeluarkan air maninya sambil menjerit nikmat, namun aku belum mengeluarkan air maniku. Lalu aku bertukar posisi, sekarang tante di bawah, aku yang di atas. Karena tante sudah keluar, terasa mudah memasukkan kemaluanku ke dalam vagina tante, dan kembali kami berpacu dalam nafsu.

    Sambil mencium bibir Tante Merry, aku berkata, “Tante… Tante.., kenapa sih lubang Tante enak banget, punyaku terasa dijepit-jepit lubang Tante yang lembut.”
    Sambil tersenyum tante menjawab, “Dharma.., batang kamu juga enak, kalau dengan Om Chandra Tante hanya bisa orgasme sekali, tetapi dengan kamu bisa berkali-kali.”
    Kembali aku menekan batang penisku erat-erat ke liang kemaluan tante sambil mengoyang-goyangkan pantatku, dan akhirnya aku menjerit, “Tante.., Tante.., aku keluar..!”
    Alangkah nikmat rasanya.

    Perlahan-lahan aku mengeluarkan batang kemaluanku dari liang senggama tante. Setelah itu kembali kami berciuman dan tidur sambil berpelukan sampai pagi. Ketika bagun pagi-pagi aku kaget, karena aku tahu di sampingku ada Tante Merry yang tidak memakai apa-apa, nafsuku timbul kembali. Kubangunkan Tante Merry dan kembali kami bersetubuh dengan nikmatnya, dan akhirnya kami mandi bersama-sama.

    Selama hampir 1 bulan lamanya kami seperti sepasang suami istri yang sedang berbulan madu, kecuali hari Sabtu dan Minggu dimana Om Chandra pulang. Pengalaman ini tidak akan terlupakan seumur hidupku, walaupun sekarang aku sudah beristri dan mempunyai 2 orang anak. Kadang-kadang Tante Merry masih mengajak aku bersetubuh di hotel. Tetapi sejak aku beristri, perhatianku kepadanya agak berkurang, lagipula usia Tante Merry sudah bertambah tua.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Dewasa Perselingkuhanku Dengan Pembantu Cantik yang Bikin Aku Ketagihan Berhubungan Badan

    Cerita Sex Dewasa Perselingkuhanku Dengan Pembantu Cantik yang Bikin Aku Ketagihan Berhubungan Badan


    1029 views
    Perawanku – Cerita Sex Dewasa Perselingkuhanku Kisah ini berawal ketika saya di mutasi perusahaan ke daerah bogor jabar karena kinerja saya di tempat asal kurang bagus..saya sempet putus asa dan yg lebih sedih saya harus pisah ma bokin yg saya sayangi..
    Tapi karena kebutuhan akhirnya saya ambil juga itu keputusan untuk mutasi..
    Cerita Seks Dewasa Perselingkuhanku Dengan Pembantu Cantik yang Bikin Aku Ketagihan Berhubungan Badan – Sesampai di bogor aku dapet fasilitas kontrak rumah dari perusahaan,dan aku dapet di daerah pinggiran kota,lumayan lah type 36,ada 2 kamar plus perabotan udah ada di sana..
    Setelah 1 bulan berlalu aku kewalahan ngurusi itu rumah,maklum aku berangkat pagi,pulang malam,minggu pulang ke Bdg ketemu bokin ya jadinya itu rumah acak2an dan kotor banget..
    Cerita Sex Dewasa Perselingkuhanku Aku ngerasa ga nyaman,dan aku mutusin untuk nyari orang buat ngurusi rumah.
    Aku sempatkan datangi salah satu yayasan penyalur di kota bogor,aku pilih 1 orang yg aku pikir bisa kerja,orangnya biasa aja,masih muda,umur 20 tahun,aslinya dari daerah di jw tngh,dan 1 yg bikin aku pilih dia,dia keliahatan cekatan saat aku melihat cara praktek di beberapa orang yg di tawarkan..
    Sebenarnya kalau aku emang niat macem2,aku bisa aja pilih yg genit,karena ada beberapa orang yg matanya tuh menunjukan kalo “pilih gw aja” dan sedikit centil..
    Saya minta Susi (sebut aja bgitu) di antar ke rumah hari sabtu,karena aku pikir hari minggu aku akan pergi dan aku minta susi untuk bersihin rumah..
    Hari sabtu malam orang yayasan datang mengantar susi,dan aku lunasi biaya administrasi,lalu jadilah susi bekerja di rumah aku..
    Hari minggu aku tinggal dia di rumah,untuk bersih2 dan cuci baju aku yg udah menggunung..
    Hari senin pagi aku datang ke rumah,aku seneng banget rumah udah bersih,rumput2 di bersihin depan rumah..baju aku pun udah pada wangi di setrika ma doi..
    Karna aku puas,aku kasih doi uang jajan 50 ribu,dia seneng banget,aku bilang itu di luar gaji dan uang makan..aku kasih dia uang makan karena aku ga pernah makan di rumah,jd di rumah gak pernah masak..
    Cerita Sex Dewasa Perselingkuhanku hari2 berlalu,aku emang tidak pernah memandang status orang dari pekerjaannya,walaupun susi adalah pembantu,tp dia sering cerita tentang pribadi,tentang orang tua di kampung dll..
    Dari situ aku tau bahwa ortu susi cerai,dan susi di paksa bekerja untuk menghidupi keluarga,aku juga tahu bahwa susi di kampung punya pacar,dan pacarnya itu sering telp tiap hari,susi kadang mengeluh juga karena pacarnya ini sering minjem duit tp ga di bayar..
    Aku sering nasihati dia supaya lebih hati2 dalam pacaran,lebih2 cowok kayak gitu..dan dia pun mengangguk..
    Kami tiap malam nonton tv bareng,kadang becanda,bahkan ke mall bareng untuk belanja sabun dsb..kadang kalau aku lagi ada duit aku beliin dia baju karen aane tahu bajunya itu2 aja..
    Cerita Sex Dewasa Perselingkuhanku Dengan Pembantu Cantik yang Bikin Aku Ketagihan Berhubungan Badan

    Cerita Sex Dewasa Perselingkuhanku Dengan Pembantu Cantik yang Bikin Aku Ketagihan Berhubungan Badan

    skip..
    tak terasa sudah 3 bulan susi kerja di rumah,dan kelihatan dia sangat betah,terlihat dari badan dia yg sekarang jd lebih gemuk di banding saat pertama datang..tp hal itulah yg mengganggu pikiran aku..body nya justru bikin aku gusar..toketnya yg dulu kelihatan kecil tp sekarang malah kelihatan nyembul…bokongnya yg dulu biasa aja sekarang jd menarik…haduh…ane pikir bahaya ni..tp aku buang jauh2 perasaan itu..
    Diam2 aku suka ngintip dia kalo habis mandi…kadang aku juga curi2 pandangan ke arah pahanya kalau dia lg pake baju daster dan duduk sembarangan…
    Suatu hari aku dapet tugas dari kantor untuk mengurus proyek di kalimantan,aku pun harus pergi selama 2 minggu..aku pergi dan sebelumnya aku pamit ke susi berpesan supaya hati2 jaga rumah selama aku pergi..
    Di kalimantan aku sms menanyakan kabar,dan aku beranikan untuk sms yg bernada memancing..seperti “km udah mandi belum susi manis?”…dan dia pun membalas dengan “udah aa sayang”…
    Dan aku pancing2 dia denga sms bahwa sebenarnya aku suka ma dia…tp takut di tolak karena susi udah punya cowok..
    Tak di sangka susi membalas dengan sms yg sangat mengagetkan “aa kenapa ga bilang,susi juga suka banget ma aa,tp susi takut,susi kan cuma pembantu”..
    wah..ini yg aku tunggu…ane tlp dia..dan kita pun ngobrol panjang lebar tentang seringnya aku curi2 pandang…dll…
    Aku pun pulang ke bogor,aku langsung menuju rumah..susi menyambut dengan senyuman malu…ane pun mencubit lengannya..tanda kangen..
    Aku beranikan mengajak susi ngobrol malam itu…kami pun ngobrol..tp terlihat sekali susi sangat kaku dan tidak seperti biasanya…aku bertanya “kenpa sus”…”ga apa2 a” susi menjawab..
    Aku duduk mendekati susi..dia sangat terlihat gelisah..aku dekatkan bibir aku ke bibir susi..susi sedikit menghindar..tp aku udah pengen banget mencium susi..aku sedikit memaksa dan kami pun berciuman…ane mainkan lidah aku di di bibir susi…kami pun bergumul mesra dengan hangatnya…di temani hujan bibir kami saling bermain…
    Malam itu tak terjadi apa2..aku ga ingin buru2 melakukan sesuatu..aku takut susi akan minta pertanggungan jawab bila aku exe dia malam itu..
    esok hari nya sepulang kerja aku langsung mandi…kami pun ngobrol..sudah mulai cool…suasananya udah mulai seperti biasa lg..susi nonton tv,aku di sebelahnya,yg berbeda adalah sekarang susu udah berani duduk dekat2 nempel ke aku..
    Aku membuka pembicaraan..aku bertanya tentang hubungan susi dengan pacarnya di kampung sejauh apa hubungan yg mereka lakukan..
    Susi bercerita bahwa mereka memang sering berciuman..dan susi juga pernah pegang punya cowoknya..begitu pula sebaliknya…sambil berpura2 cemburu aku pun pergi ke kamar..
    Susi mengejar aku ke kamar..dia minta maaf..dan bilang bhwa susi masih perawan…
    Aku bilang gak percaya…karena blm membuktikannya..kami pun sedikit ngadu argument..dan aku minta pembuktian kalo susi memang masih benar perawan..
    Tak di sangkan susi langsung membuka daster yg di pakainya…”susi akan buktikan kalau susi memang masih perawan”..kata susi
    “jangan sus,aku ga berani tanggung jawab kalo sampai terjadi sesuatu”aku bilang begitu
    “aa ga usah mikirin tanggung jawab,yg penting susi kan buktikan kalau memang susi masih perawn”,susi mendekati aku hanya mengenakan BH dan CelDam…
    Aku konak gan…ga tahan..melihat secara langsung apa yg selama ini aku inginkan…oh shit…ane bingung..
    di tengah kebingungan aku,bibir susi sudah melumat bibir ane…kita berciuman di pinggir tempat tidur…tangan aku secara replex mulai bergerilya menuju gunung kembar susi…ane ga kuaaaaaat (dalam hati aku menahan nafsu ini)..
    Aku terus belai toket susi…ane buka bra yg membungkusnya..aku rebahkan susi di ranjang..susi tersenyumm..oh..
    Aku mulai melumat pentil susunya…tangan aku mulai bergerilya di paha susi…susi pun melenguh “ohhh”…
    Tangan aku menuju selangkangan susi…bermain si pinggiran celana dalam yg masih membungkus meki susi..aku terus benjilati puting susu susi yg mulai keras…tangan aku pun membuka celana dalam yg di pkai susi…susi melenguh kembali..”oooohhhh”….
    Aku secara cepat membuka celana pendek dan kaos ane…ane pun membuka CD yg aku pakai…
    kembali aku lumat bibir susi…tangan aku mulai mengelus pinggiran meki susi…susi pun men desah “aaaaahhhh”…
    Tangan aku mulai menyibak meki susi yg di tumbuhi bulu yg tidak terlalu tebal…jari aku menari2 mengelus klitoris susi…susi pun tambah mendesah “AAAAAAHHHH”…
    Jari aku bermain2 di bibir lobang meki susi…bibir aku bermain di toketnya…dan tangan susi pun mulai mengeleus2 konto aku yg udah keras n panas…
    “aa..punya aa gedee…” susi berbisik..
    Aku tersenyum sambil kembali melumat bibir susi dan memainkan jari di mekinya…
    Bibir aku pindah ke toketnya….lalu turun menjilati perutnya…dan sampailah di pertigaan selangkangan susi…
    Aku buka perlahan belahan paha susi…aku pun mulai merunduk…aku sibak kedua belahan meki susi…dan lidah aku mulai bermain di bibir meki susi…oooh…mantapnya meki perawan…
    “AA..AAAAAhhh”..susi mendesah ketika bibir mekinya aku jilati…lidah aku mulai menusuk2 lobang mekinya…dan sekali2 lidah aku bermain di klitoris susi…
    “aa”ooooooughhhh…..”..susi mendesah semakin keras…
    Cerita Sex Dewasa Perselingkuhanku Aku menjilati mekinya -+ 15 menit..aku pun kembali melumat toket susi….pentilanya aku jilati melingkar..jari aku terus bermain di bibir meki susi yg mulai basah di bajiri cairan kenikmatan…
    Susi terus mendesah..”ouwgh..aa…ouwgh..aa…”dia memanggil aku dalam desahannya..
    Tak menunggu lama,aku siapkan rudal konti aku yg udah keras banget…ane arahkan ke meki susi yg udah basah…ane lebarkan pahanya…ane taptkan di lobangnya..dan aku tekan pelan2….”aa…ouwgh…”susi mendesah….”aa…sakit”….”ouwgh”…susi sedikit meringis ketika konti aku mulai masuk ke mekinya…konti aku semakin dalam…”aa…sakit…”…”oughwwhhh”..susi mndesah sambil menutup matanya….
    Aku cabut pelan2…akue tekan lagi…aku cabut lagi…aku tekan lagi…dan seterusnya….
    “owgh..aa…oegh…owgh…ooooooh…”desahan susi semakin terdengar…
    Aku pun mengenjot konti aku di mekinya…dan tiba2 keluarlah darah keperawanan dari lobang meki susi….
    …aku genjot lagi lebih cepat…darah semakin banyak….aku genjot terus…”aa…sakiiiiiit….owwwuuuuuuuggggghhh”.. .susi mendesah sambil terpejam matanya..
    Aku genjot terus…”sabar sayang…bentar lagi sakitnya hilang”…aku menimpali sambil terus menggenjot..
    konti aku keluar nasuk di meki susi….sampai darah perawannya tak lagi keluar…
    Aku goyang2 di dalam mekinya…ane hujam lebih dalam…”oooooooooooowwwwwwwghhhhhh”…susi menjerit…mekinya semakin licin…menandakan susi udah mendapatkan O…dan ane pun memepercepat genjotan aku….”OOOOOOOOOOOOOOOOOOWWWWWWGGGGGGGGGGGGHHHHHH HHHHHHH”….susi menjerit kenikamatan…susi mencengkeram pundak ane…..tangannya mencakar bokong ane…dan “croooooooot”….aku pun orgasme…..sperma aku memenuhi lobang meki susi….
    Aku memeluknya…dan susi pun tersenyum…”percaya kan kalo susi masih perawan?” tanya susi pada aku
    “iya aku percaya”…aku pun tersenyum…dan kami pun berpelukan…
    Saya minta susi supaya kencing dulu…dan membersihkan mekinya…aku pengen malam ini 5 ronde..hehehe…
    kami pun bermain hingga pagi hari…esoknya saya ajak susi ke bidan yg jauh dari rumah saya… dan saya minta susi untuk KB…susi pun KB suntik…dan kami pun hingga sat ini masih berhubungan..
    1 yg membuat aku ga bisa lepas dari susi…mekinya wangi…dan nikmat banget saat di oral…beda dengan bokin saya yg kadang ada bau tak sedapnya…
    Aku jd jarang pulang ke bandung,aku malah tiap minggu menghabiskan waktu bermain sex seharian bareng susi…semua gaya udah kami mainkan…bahkan anal sudah kami praktekan…
    Susi tak pernah minta aku menikahi dia..karena dia pun tak mungkin memutuskan hubungan dengan pacarnya di kampung yg sudah di jodohkan oleh ortunya…entah sampaia kapan kami begini…tp jujur..nikmat sex bukan karena status..tp karena barang…hehehe
    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Seks Sepongan Mantap Naik Turun Yang Hot – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Seks Sepongan Mantap Naik Turun Yang Hot – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1029 views

    Perawanku – Hari sudah sore ketika aku tiba di terminal Lebak Bulus. Hari itu hari terakhirku menjadi bujangan. 4 hari lagi, aku akan menikahi Mei, kekasihku selama 6 tahun. Hari ini aku pulang ke Jogja, ke tempat kelahiranku untuk bertemu dengan keluarga Hidupku sungguh sempurna.

    Tepat setelah aku lulus dari kuliah, aku mendapatkan kerja yang cukup nyaman di sebuah perusahaan telekomunikasi cukup besar daerah Jakarta Selatan. Tinggal jalan kaki ke Pondok Indah Mall. Mei, calon istriku, kemudian menyusul ke Jakarta dan bekerja di sebuah bank di Bintaro. Perjalanan cinta kami bisa dibilang cukup mulus. Benar-benar sebuah hidup yang sempurna. Aku pun bukan orang yang aneh-aneh. Aku dibesarkan dalam keluarga yang cukup religius dan sangat teratur. Sepanjang sejarah kehidupanku, bisa dihitung berapa kali aku melanggar aturan atau norma. Kenakalanku paling besar hanyalah minum tomi (topi miring in case you’re wondering) dan sedikit magadon, waktu acara naik gunung di SMA. Tapi itu dulu.

    Hampa kadang terasa. Hidup serasa jalan tol, tanpa rintangan, mulus tanpa gejolak, penuh aturan. Kadang aku ingin, sekali-kali memberontak, melanggar aturan. Sekali dalam seumur hidup.
    Aku beranjak di tengah kerumunan calo-calo untuk mencari busku. Sumber Alam. Langgananku selama 2 tahun terakhir.
    “Mbak, Sumber Alam yang Bisnis belum datang ya?” tanyaku kepada seorang petugas loket. Manis juga. Item manis sih tepatnya.
    “Dereng mas, jogja ya? Mangke setengah jam malih …,” Lho, kok bahasa jawa?
    “Nuwun nggih mbak.”

    Aku duduk menunggu. Asap bus benar-benar menyesakkan. Aku merasakan diriku sesak napas. dari dulu memang aku tidak pernah suka keramaian dan kesesakan Jakarta. Tapi kepepet sih, harus cari upa (“cari nasi”) di Jakarta.
    Tak lama kemudian bis itu datang juga. AB 7766 BK. Aku bergegas naik. 14A. dua tempat duduk. Aku sengaja mencari tempat duduk persis di bawah AC. Biar bisa tidur lelap. Aku segera menutup mata. Mengurangi kebisingan akibat lalu lalang orang mencari tempat duduk.

    “Mas, mas, maaf …,” ada suara merdu rupanya. Aku membuka mataku.
    “Maaf, apa boleh tukeran sama suami saya? Suami saya dapat tiket tempat duduk di seberang. Soalnya beli tiketnya baru aja tadi.”

    Aku melihat ibu yang menyapa tadi. Kemudian melihat suaminya yang tersenyum mengangguk kepadaku di seberang kursi kami, menggendong anak yang kira-kira berusia 5 tahun.
    “Aduh, bu, maaf, bukannya saya tidak mau, cuman memang saya sengaja memilih tempat di bawah AC ini bu. Maaf ya,” jawabku agak keberatan. Bukannya apa-apa, tapi aku paling tidak suka diganggu dengan masalah orang yang telat membeli tiket seperti pasangan ini.

    Ibu itu cemberut. “Ya sudahlah pa, kita ngalah aja. Aku duduk di sampingnya mas ini aja.”
    Whatever. aku kembali menutup mataku.

    Perjalanan ini sesungguhnya bakal menyenangkan, kalau tidak harus mendengar rengekan anak 5 tahun yang sepertinya tidak pernah diam itu. Belum lagi suara ibu-ibu di sebelahku ini, yang ya ampun, cerewetnya. Aku jengkel banget.
    Hujan mulai turun. Airnya menetes membentuk alur di kaca jendelaku. Masih terjebak di Cawang. Sial.
    Untung Cikampek tidak macet. Kendaraan mulai menderu, bertambah cepat. Kulihat tebaran warna hijau ditimpali air hujan yang begitu deras di sebelah kiri jalan tol. Suara air hujan menderu keras sekali di atas atap. Orang-orang sudah mulai menampakkan kantuk, dan sepertinya suasana menjadi begitu sepi. Uh, begitu romantis. Kalau saja Mei di sampingku, pasti kepalanya sudah bersandar di bahuku, dan tangannya memeluk lenganku. Kalau saja ….
    Aku memandang ke samping. Ibu itu kini sedang sibuk memberikan makan kepada anaknya. Si bapak sedang sibuk dengan PDAnya. Tipikal keluarga Jakarta, berumur di akhir 30an dan baru saja mempunyai anak. Tampaknya keluarga berada. Tapi ngapain naik bis ya? Ah, peduli amat.

    Aku kembali menutup mataku. Hari berangsur gelap.
    “Pengumuman, bapak ibu. Mohon maaf bahwa ada kerusakan teknis yang menyebabkan lampu tidur tidak dapat menyala,” kata kenek bus itu mengagetkan aku.
    “huuuuu,” para penumpang menyahut serentak. Sip. aku paling tidak suka lampu tidur yang remang remang. Aku paling suka gelap. Tidurku pasti nyenyak malam ini. Perjalanan yang panjang menuju Yogyakarta.

    Aku melirik jamku. Jam 9 malam. Semua orang tampaknya sudah terlelap. Tidak terkecuali ibu dan anak di sampingku. Bus tadi baru saja berhenti di tempat makan. Orang-orang makan malam dan ke belakang. Pasti mereka kekenyangan, dan acara yang paling menyenangkan setelah makan adalah tidur. Hujan masih turun, rintik-rintik. Aku melanjutkan tidurku.
    Tidak berapa lama aku terlelap, aku merasakan kaki anak di sebelahku menyentuh kakiku. Sialan. Itu berarti sepatu anak itu kena celanaku. Aku menggeser-geserkan kakiku agar kaki anak itu tidak menekan celanaku. Tentu saja dengan mata terpejam. Tidak disangka, kaki itu balas menggesek. Eee, kurang ajar. Aku segera membuka mataku untuk menegur orang tuanya. Aku terkejut.

    Ternyata itu bukan kaki anak kecil. Itu kaki orang dewasa. Kaki ibu itu. Si anak ternyata sudah tidak ada di pangkuan dia. Kemungkinan ada di pangkuan si bapak. Aku segera menutup mataku, pura-pura tidur. Perasaanku mengatakan ada sesuatu yang lain yang akan terjadi. Aku kembali menggesekkan kakiku, menunggu responsnya. Dan ibu itu balas menggesek. Aku sedikit membuka mataku. Kilatan cahaya dari luar bus memberikan sedikit penglihatan mengenai ibu di sampingku. Matanya juga terpejam ternyata.

    Tiba-tiba ibu itu menggeser sedikit tubuhnya. Ya, kearahku. Kami berdua menjadi duduk berdempetan. Sisi samping kananku menempel pada bagian kiri tubuhnya. Harum rambut dan parfumnya mulai merasuki hidungku. Aku mulai terangsang.
    Aku mencoba untuk lebih berani. Tubuhku aku condongkan sedikit ke depan, dan kemudian aku bergeser ke arahnya. Sehingga posisi saat itu, lenganku tepat di depan dadanya. Tubuh itu diam saja. Lenganku kemudian ku tekan sedikit ke belakang, sehingga aku bisa merasakan sesuatu yang begitu empuk. Ya, payudaranya. Payudaranya besar. Aku bisa merasakan volumenya ketika lenganku menggeseknya. Dan sangat empuk. Sikuku kemudian membuat gerakan melingkar di dadanya. Pelan sekali, sikuku bergerak. Aku tidak mau membuat ia berpikir macam-macam dan kemudian menamparku.

    Tubuh itu diam saja. Kulirik matanya. masih terpejam. Tapi aku mendengar dia menghela napas. Jadi ia terangsang. Aku? sangat terangsang. Aku merasakan dadaku berdentum-dentum. Kepalaku berputar-putar karena aliran darah yang sangat cepat ke otakku. Aku bisa mendengar degup jantungku di telingaku sendiri. Aku akan melakukan dosa. 4 hari sebelum pernikahanku. Sepanjang sejarah hidupku. Tapi perasaan itu, nafsu itu, benar-benar membuat aku tidak tahan …..

    lenganku terdiam sebentar dari kegiatan menggesek dadanya. Yang lebih mengejutkan lagi, tangan ibu itu mulai mengelus pahaku. ya, pahaku yang dibalut celana panjang kain warna coklat. Tangannya sangat perlahan mengelus kakiku dari mulai pangkal paha sampai atas lutut. Aku gemetar. Sangat gemetar. Aku tidak tahan ……

    Sekarang posisiku berubah. Aku membuka tas dan mengambil sweater. Aku sudah memakai jaket tentu saja, karena aku tidur di bawah AC. tapi sweater tadi untuk maksud lain. Sweater tadi kemudian aku tutupkan di atas dadaku, dan kemudian tanganku kulipat. Apabila dililhat dari jauh, seperti orang yang tangannya kedinginan karena AC. Tapi bukan itu alasannya. Aku beringsut lagi mendekati tubuhnya. Tangan ibu itu masih mengelus pahaku. Kami berpandangan sebentar. Lucunya, setelah itu kami berdua kembali bersender pada tempat duduk kami dengan mata terpejam. Tanganku mulai beraksi. Tangan kiriku yang tadi dilipat mulai bergerak ke arah dadanya. Sangat pelan. Tangan itu mulai menyusuri bukit indah yang tertutup kain, mulai dari tepi. Aku sangat menghayati momen itu. Pelan-pelan kuelus bukit indah itu, dari tepi ke kanan. Sedikit ku remas, tapi tidak banyak. Aku tidak mau menyakiti bukit indah itu. Sungguh, ibu itu mempunyai dada yang sempurna. Besar, dan sangat kenyal. Aku merasakan bahwa dia memakai BH yang berenda. Aku membayangkan bentuknya. Mungkin warnanya hitam. Atau merah. Dan rendanya sedikit tembus pandang. Mungkin cupnya cuma setengah. Mungkin cupnya tidak bisa menahan volume payudara sebesar itu. Oooh, aku semakin terangsang.

    Ibu itu mengenakan baju jeans terusan dengan bawahan rok dengan kancing dari dada sampai di lutut. Kain jeansnya untungnya kain yang lemas, sehingga aku bisa merasakan tekstur renda BHnya. Sangat merangsang. Aku melirik sedikit ke arah dia. Dia masih terus mengelus pahaku. Aku tidak sabar. Tangan kananku yang nganggur kemudian memimpin tangannya ke penisku yang sudah tegang. Aha, dia mengerti. Kemudian dia berlanjut mengelus kontur penisku dengan jari telunjuk dan jempolnya yang tercetak jelas di dalam celanaku. OOoh, mantab.

    “Besar …..,” desisnya. Matanya tetap terpejam. Mataku juga.
    Aku melanjutkan kenakalanku. Kali ini, dua kancing tepat di depan dada besar itu aku buka. Dengan susah payah. Pernah membayangkan membuka kancing-kancing besar pada kain jeans? Yup, susah sekali. Akhirnya dia turun tangan. Tangannya kanannya membantuku membukanya.

    Tanganku kemudian masuk pelahan ke dalam bajunya, untuk merasakan keindahan payudara di baliknya. Bayanganku memang menjadi kenyataan. BH setengah cukup yang terlalu kecil, dengan renda yang sangat merangsang. Aku suka sekali renda, terutama apabila renda itu ada di tempat yang tepat. BH dan celana dalam. Aku kembali mengelus dadanya. SEkarang aku sedikit meremasnya. Sensasinya benar-benar luar biasa. Dia mendesis. Kepalaku berdentum-dentum. Jantungku berdebar sangat keras.
    “Buka,” bisikku lirih. Mungkin tidak terdengar. Tapi aku tidak mau mengambil resiko terdengar. Apalagi oleh suaminya yang hanya duduk 50 cm di seberangnya. Ternyata dia mendengar. Dia berhenti mengelus penisku, membungkukkan sedikit badannya, dan kemudian berusaha melepas kait BHnya di belakang. Agak lama dia membukanya. Selagi dia membuka BHnya, pelahan aku menarik ritsleting celanaku ke bawah. Pelaaan sekali. Setelah itu, aku memelorotkan celana dalamku. Tidak melorot sih sebenarnya. Cuman mengaitkan kolornya ke bagian bawah penisku. Tidak nyaman memang. Tapi sekarang penisku bisa bebas mengacung menunjuk langit. Menanti elusannya.

    Sepertinya kait BHnya sudah lepas. Tangan dia sepertinya cerdas, kembali mencari sasarannya yang tadi lepas. Dan dia tidak kaget, kali ini penisku sudah tegak menjulang, keluar dari celana. Kemudian dia seperti terkejut dan kemudian menarik tangannya dan kemudian melipatnya di depan dada. Pura-pura tidur, sambil menutupi dua kancing dadanya yang sudah terbuka lebar.

    Sial. ada orang mau ke toilet. dia berjalan melangkah dari depan. Untung aku ada sweater yang bisa menutupi si “burung” nakal. Aah, seorang wanita. Bakalan lama nih. Jantungku berdegup keras.
    Lama sekali orang itu di toilet. Aku mulai tidak sabar. Penisku sudah mulai menyusut. ya iyalah, baru juga pemanasan. Kepotong deh. ….

    Akhirnya wanita itu lewat juga di di samping kami. Uuuh, lega. Tangan ibu itu mulai duluan, menyusup di bawah sweater, mencari “adikku” yang mulai tegang lagi. hmmm. Tangannya sungguh mulus, dan sentuhannya, benar-benar nikmat. Dia tahu betul cara merangsang penis dengan sentuhan. Sentuhan itu ringan, seperti melayang. Dia tidak meremas, atau menggosok terlalu keras. semuanya serba ringan dan melayang. Dan itu membuatku melayang.

    Tanganku juga tidak mau kalah, seperti mempunyai mata sendiri yang bergerak mencari sasarannya. Si bukit kembar yang kenyal. Dan tangan itu menemukan sasarannya. Dada itu benar-benar lembut. Mulus tak bercela. Aku meresapi setiap jengkal usapan tanganku di dadanya. Meremas pangkal dadanya. Memilin putingnya. Putingnya. Putingnya runcing, ukurannya luar biasa, sepanjang buku jari telunjukku. Dan keras. Sangat keras. Sperti penis kecil. Aku memilinnya. lagi. Dan dia mendesis.
    “jangan keras-keras,” bisiknya sangat lirih. AKu mengerti. Aku meremas, memilin, mengelus tanpa henti. Benar-benar nikmat.
    Tapi tetap ada yang kurang. Kami berdua tidak terpuaskan. Penisku tetap tegang luar biasa. Dan rasanya mulai sakit sekarang. berdenyut-denyut ga karuan. Tangannya masih tetap mengelus penisku, tapi sungguh, tangan itu tidak mampu membuat aku nikmat terus-menerus. Dia mengerti hal itu.

    “Ke bawah ….,” bisiknya sambil mengarahkan tanganku yang tadi ada di dadanya ke arah bawah. Aku langsung tanggap. Tanganku berubah posisi, mengelus pahanya yang tertutup kain jeans. Tidak berasa memang. Tapi dari gerakan tubuhnya aku tahu, dia sangat terangsang. Dia berulangkali menggerakkan tubuhnya, seolah menikmati betul elusan tanganku di pahanya. Pelan-pelan aku naik sedikit ke atas, tepat di gundukan di bawah pusar itu. Dia menahan tanganku.
    “Jangan … “
    Aku nekat.

    “Jangan …” Ok. Aku turuti. Aku kembali mengelus pahanya. Kali ini tanganku lebih berani. Kupegang ujung roknya dan kunaikkan sedikit ke atas. Dia tidak menolak. Aku kembali mengelus pahanya. Hhhm, sungguh mulus. Benar-benar mulus. Aku merasakan bulu-bulu halus di telapak tanganku. Dia terengah-engah. Tangannya sejak dari tadi berhenti mengelus penisku. Tak apa. lebih baik begitu daripada menyiksa “adikku” yang sudah tegang luar biasa.
    Aku tiba-tiba menghentikan elusanku dan menarik tanganku. Kemudian memandang ke arah dia. Matanya bertanya. Menanyakan mengapa aku menghentikan itu.

    “Aku mau itu,” bisikku mendekat di telinganya, sambil menunjuk ke arah gundukan tempat vaginanya berada.
    Dia menggeleng. Aku kemudian berpura-pura tidur. Memejamkan mata.
    Lama sekali. Mungkin 5 menit, mungkin kurang dari itu. Tangannya menarik tanganku dan mengarahkannya ke tempat yang aku inginkan. Hehehehe, aku menang. Dia tidak tahan. Tanganku sudah berada tepat di atas gundukan itu. Dia membuka kancing bajunya tepat di area itu. Tanganku bergerak mencari celana dalamnya. Dapat.

    Jelas, ini sutra. Atau Satin? aku tidak peduli. bahan kain celana dalamnya halus sekali. aku merabanya. memastikan. Terus ke bawah, dan kutemukan apa yang kucari. Sesuatu itu sudah basah. Pasti basah, karena aku merasakannya dengan tanganku. Tanganku berhenti di situ. Merasakan bentuknya. Sedikit bergelombang. Aku merasakan lipatan vertikal. Bulu-bulu halus di sekitarnya. Cukup tebal. dan sangat basah. Aku tersenyum kembali. Penuh kemenangan. Jari tengahku kemudian mengelus lipatan basah itu. Pelan, tapi sedikit menekan. Dia mendesis. Oh tidak. Dia melenguh. Tetap memejamkan matanya.
    Aku makin berani. Celana itu aku pegang elastisnya. dan aku turunkan ke bawah. Dia memegang tanganku. Aku tetap berkeras. Dia menyerah.

    Kembali jari tengahku mencari tempat tadi. Jari itu mencari sumber kenikmatan seorang wanita. Sebuah penis kecil yang sudah amat basah. Aku menggoyangnya pelan dengan jariku. Kemudian mengelusnya. Kemudian menekannya. Tubuhnya menegang.
    Aku kembali mengelusnya. Pelan dan sedikit menekan. Pelan dan sedikit menekan. Tempat itu terasa lebih basah daripada sebelumnya. Jariku masuk lebih ke dalam. Merasakan lipatan lain di dalam yang sangat basah. Benar-benar basah. Rongga itu seperti tidak berujung. Kemudian jariku kugerakkan. ke dalam dan ke luar. Berulangkali.
    Aha, aku merasakan jariku seperti tersedot ke dalam. Ada sesuatu yang mencengkeram. Dan rasa itu kembali membuatku terangsang. Aku terus menggerakkan jariku. Semakin cepat. Tiba-tiba jariku seperti ditumpahi cairan hangat. kental. Dia terengah-engah. Tubuhnya menegang. Kali ini cukup lama. Aku terus menggerakkan jariku. Dia kemudian menahan tanganku. Aku menurut. Aku memandangnya.

    Matanya terpejam. Seperti menghayati sesuatu. Mungkin orgasme. Dadanya naik turun, terengah-engah seperti habis lari kencang. Kancing masih terbuka.
    “Apa kau ..?”
    “Ya … . Luar biasa …,” bisiknya, memandang kepadaku. Oooh, senyumnya manis sekali. Matanya yang bulat besar memantulkan kilatan cahaya neon di luar bus.
    Dia memandang ke bawah tubuhku.
    “Kasihan ya,…” senyumnya menunjuk ke “adikku”. Ya iyalah. “adikku” tidur nyenyak sementara dia sendiri terpuaskan. Paling tidak dengan jariku.
    “ga papa …”
    Kami berdua terdiam. Menghayati momen-momen gila tadi. Kedua mata terpejam. Hawa dingin AC menyergap. Aku melirik jamku. 2 dinihari. Dan kemudian bus berhenti. cukup lama. Orang-orang sepertinya tidak peduli. tetap mereka tertidur nyenyak, padahal AC mati.

    Aku memandang “partner”ku. Matanya terpejam. Bajunya sudah dikancingkan. Lengkap. Aku pun bergerak membetulkan celanaku.
    “Jangan ….,” katanya sambil menahan tanganku yang hendak menarik ritsleting. Oh, dia ternyata melirikku. Ok. Aku menurut. Aku ingin tahu apa yang ingin dia lakukan. Aku hanya menutupnya kembali dengan sweater. Temperatur udara dalam bis mulai panas. Keringatku mulai menetes dari kening.
    Akhirnya bus berjalan. AC mulai berhembus lagi. Sejuk. Aku memejamkan mata lagi.
    “Buka matamu, awasin ….”

    Aku tidak mengerti. aku membuka mataku. Tiba-tiba dia membungkuk.
    Gilaaaa. Aku merasakan bibir mungilnya menyentuh kepala “adikku”. Ringan sekali. Aku mengerti maksudnya. Mengawasi sekeliling supaya tidak ada seseorang pun memergoki aksi gila ini. Penisku mulai hidup lagi. Gila mungkin, tapi aduuuh, memang nikmat. Kurasakan bibirnya mulai menciumi kepala penisku. Ohh, bibirnya mulai membuka dan memasukkan kepala penisku ke mulutnya. Penisku mulai masuk ke dalam mulutnya. Dan pelan-pelan mulut itu mulai menghisap. Adduh, sakit.
    “Jangan keras-keras …,” aku berbisik sambil membelai rambutnya. Membelai rambutnya? iya, seperti layaknya pacar saja. Dia kembali melanjutkan kulumannya. Kali ini pelan-pelan. Naik turun. Naik turun. Nikmat tak terkira.
    Tampaknya dia sudah sering melakukan ini. Mulutnya bagaikan sebuah mesin handal perangsang penis. Setelah selesai menghisap, dia berhenti sebentar, dan kemudian menjilat bagian bawah kepala penisku. Tidak cuma menjilat, lidahnya juga bergetar ketika bergerak menyusuri daging itu.

    “Ooohhh ..,” kali ini aku terpaksa harus melenguh. Ini nikmat sekali. Dia tahu sekali kelemahan “adikku”. Bagian itu kemudian digigitnya dengan bibirnya. Siall, makin nikmat. Lagi-lagi digigitnya dengan bibirnya. Kalau begini terus, aku pasti tak tahan. Gelliiii.

    Kemudian mulutnya kembali mengulum. Naik turun. Yang aku heran, penisku bisa masuk semua ke mulutnya. Wooa, sensasinya benar-benar luar biasa. Telaten sekali dia. Mulutnya kemudian berpindah ke …. bolaku. Menciumnya sebentar, kiri dan kanan, dan kemudian memasukkannya ke dalam mulutnya. Ohhhh….. . Ketika mengulum bolaku, kurasakan lidahnya menari-nari di dalam mulutnya.

    Aku yang ga telaten. Kurasakan nikmatku semakin memuncak. Tidak tahan lagiiiiiiiii …..
    “Aku mau ….”
    Mulutnya berpindah ke kepala penisku. Mengulumnya lagi. naik turun. Tangannya mengocok pangkal penisku. Pelan tapi erat.
    “Aaaahhhhh …”
    Ujung penisku berkedut. Sekali. Kurasakan aliran sperma ke mulutnya. Dua kali. Tiga kali. Empat kali. Selama itu pula mulutnya tetap mencengkeram kepala penisku. Aku ejakulasi. Di dalam mulut seorang ibu. Orang asing. Aku bahkan tidak tahu namanya.
    Dia memandangku. Tatapan itu ….

    “Makasih ….,” hanya itu yang terlontar dari mulutku. Dia bangkit, kemudian tersenyum kepadaku. Sekilas kulihat bekas sperma di pinggir bibirnya. Aku mengangkat tanganku, membersihkannya.
    Kami berdua terpejam.

    Pagi menjelang. Orang-orang sudah sibuk ngobrol. Isi bus kembali ramai. Aku? masih terlelap. Atau pura-pura? Setelah kejadian malam tadi, aku sama sekali tidak berani untuk menatap ibu di sampingku. Bahkan mengajak bicara pun tidak berani. Kurasa dia juga begitu. Kudengar dia sibuk dengan anaknya, sambil bicara dengan suaminya seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa antara aku dan dia. Sepanjang jalan ku membuang muka, menatap pemandangan di luar jendela bus.
    Pesta bujanganku kurasa.

    Pukul 6.30. Orang-orang sudah mulai turun bus. Sudah sampai Sedayu. Berarti sebentar lagi masuk kota. Keluarga di sampingku bangkit. Oh, mereka mau turun.
    “Mas, duluan, mas …,” kata suaminya ramah, ditimpali ibu itu. Aku terpaksa menoleh ke arah mereka. Baru kusadari sekarang. Ibu itu sangat manis. Aku merasa berterimakasih padanya.
    “Oiya, monggo monggo,” sahutku.
    Mereka turun dari bus. Bus semakin sepi mendekati terminal Giwangan. Ada secarik kertas kecil di bekas tempat duduk ibu tadi. Aku memungutnya. Penasaran.

  • Cerita Sex Menagih Janji

    Cerita Sex Menagih Janji


    1029 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Menagih JanjiCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Di komplekku banyak gadis remaja yang cantik dan seksi termasuk pacarku merupakan salah satu incaran banyak lelaki di lingkunganku, mungkin karena beruntung juga aku mendapatkan pacar ku ini, selain pacarku aku juga menyukai salah satu wanita dilingkunganku ini, tetapi aku tidak meu mengambil resiko karena takut jadi bahan omongan.

    Singkat cerita, aku tergoda oleh salah satu anak tetangga orangtuaku, sebut saja Dewi (nama sengaja kusamarkan). Padahal aku sudah menjalin asmara dengan gadis yang juga tetanggaku. Kami bahkan sudah bertunangan.

    Dewi adalah seorang mahasiswi Tarqi. Ia mempunyai body yang sangat menggoda, walaupun agak sedikit gemuk, tetapi ia mempunyai bibir yang sexy dan mempunyai payudara berukuran 36B. Sebagai gambaran, body-nya mirip dengan artis Feby Febiola, dan bibirnya seperti Cornelia Agatha. Tingkah lakunya selalu menggodaku.

    Sebagai laki-laki normal, kadang aku berpikiran agak kotor. Hingga suatu kesempatan, ia meminta bantuanku untuk dicarikan HP dengan harga miring. Tentu saja kesempatan itu tidak kusia-siakan (dalam hatiku aku akan membelikannya HP tersebut dengan cuma-cuma).

    Aku menyanggupinya, tetapi aku memberikan syarat agar ia mau kuajak pergi makan dan nonton berdua tanpa sepengetahuan pacarku dan teman-temanku. Dasar Dewi memang centil, persaratanku ia setujui karena ia pikir sangat mudah sekali untuk menjalaninya.

    Akhirnya aku membelikannya HP yang ia inginkan, dan aku pun menagih janjinya. Kemudian pada hari minggu siang, aku dan Dewi pergi berdua untuk makan siang dan nonton. Ketika kami sedang nonton, kesempatan tersebut tidak kusia-siakan untuk sekadar mencium dan meraba-raba tubuhnya.

    Tidak kusangka ia malah bilang kepadaku sebenarnya ia juga menyukaiku. Ketika aku dengan hot-hotnya menciumi dan menggerayangi tubuhnya, ia berbisik kepadaku bahwa ia sudah horny, dan mengajakku keluar dari bioskop untuk pergi ke pantai. Ketika di tengah perjalanan, aku memberanikan diri untuk mengajaknya ‘chek in’ di hotel yang terdekat, ternyata ia menyetujuinya.

    Aku tiba di hotel yang dituju sekitar puku 3 sore. Setelah aku membayar kamar hotel tersebut, aku dan Dewi dengan langkah yang terburu-buru menuju ke kamar hotel. Sesampainya di kamar hotel dan mengunci pintu, aku langsung melancarkan ciumanku, dan Dewi membalasnya dengan sangat antusias.

    Kemudian masih dalam keadaan berdiri kubuka pakain serta celana panjangnya hingga ia hanya memakai BH dan CD yang berwarna hitam. Kemudian ia juga memintaku untuk membuka baju dan celana panjangku.

    Kini kami dalam keadaan hanya memakai pakaian dalam saja. Kemudian ia kubimbing ke atas ranjang yang berukuran double size. Aku mulai melumat bibirnya yang sexy dan menciumi serta menjilat seluruh tubuhnya. Kemudian ketika aku mencium CD-nya, di bagian kemaluannya yang sudah basah, ia menggelinjang dan sesekali merintih-rintih keenakan.

    Setelah aku puas menciumi seluruh tubuhnya, kemudian kubuka BH dan CD-nya. Aku pun membuka CD-ku, kini kami berdua sudah benar-benar bugil.

    Aku sampai menahan nafas ketika kulihat payudaranya yang besar dan montok. Dengan sangat bernafsu kulumat puting susunya yang berwarna coklat kemerah-merahan. Karena sebenarnya Dewi masih berusia 20 tahun, sehingga terlihat body-nya yang serba kencang. Aku juga meraba dan mengusap bulu-bulu di kemaluannya yang sangat lebat. Aku semakin bernafsu mencium dan menjilat seluruh tubuhnya yang mulus.

    Kemudian aku memasukkan dua jari tanganku ke dalam vaginanya yang sudah basah, sedangkan lidahku sibuk menjilati puting susunya yang berwarna coklat kemerah-merahan. Dewi semakin merintih-rintih dan menggelinjang serta nafasnya mulai berat.

    Kemudian kubuka kedua pahanya lebar-lebar agar aku dapat dengan leluasa memainkan lidahku ke dalam vaginanya. Aku menjilati dan memainkan klitorisnya dengan penuh gairah. Setelah kupuas, giliran Dewi memainkan rudalku yang sudah tegang dengan lidahnya. Ia jilati kemaluanku yang berukuran lumayan panjang dan besar (kira-kira 20 cm dengan diameter 3,5 inchi).

    Ia menjilat dan mengulum rudalku dengan penuh kenikmatan. Aku tidak menyangka kalau kemaluanku akan dibersihkan oleh gadis impianku. Setelah ia puas, kemudian Dewi mengambil posisi telentang dengan kedua paha dibuka lebar-lebar, ia memintaku untuk segera memasukkan rudalku ke dalam vaginanya.

    Aku mengambil ancang-ancang untuk memasukkan batang kemaluanku ke dalam vaginanya yang sudah basah. Kupikir pasti aku tidak akan kesulitan untuk memasukannya, ternyata beberapa kali aku mencoba selalu saja meleset, dengan tidak sabar Dewi menarik rudalku dan mengarahkan ke arah lubang kewanitaannya.

    Ternyata Dewi masih perawan, tetapi dengan kegigihanku akhirnya aku berhasil memasukkan ujung rudalku ke dalam vaginanya. Ketika kutekan dengan sedikit paksaan, Dewi menjerit kesakitan, kemudian aku menghentikan sejenak seranganku sampai kulihat ia sudah siap kembali, dan perlahan-lahan kumasukkan batang rudalku. Dewi kembali merintih menahan sakit.

    Aku bertanya, “Dewi, kamu mau diterusin atau nggak..?”

    Ia menjawab, “Terusin dong sayang, tapi pelan-pelan ya..!”

    Akhirnya dengan perjuangan yang cukup melelahkan, aku berhasil memasukkan setengah batang kemaluanku, dan aku mendiamkan sejenak aktifitasku. Aku merasakan dari vagina Dewi keluar darah segar pertanda keperawanannya sudah hilang.

    Dinding vaginya yang lembut dan hangat memijat-mijat batang kemaluanku. Aku tidak terlalu memaksa untuk membenamkan seluruh rudalku ke dalam vaginanya. Mungkin ukuran rudalku yang lumayan panjang, sehingga membuat sakit vagina Dewi yang baru pertama kali melakukan seks.

    Kemudian aku mulai menaik-turunkan pantatku secara perlahan dan beraturan. Dan secara perlahan-lahan aku membenamkan rudalku sedalam-dalamnya, hingga akhirnya seluruh batang kemaluanku amblas ke dalam vagina Dewi. Dewi sudah mulai terbiasa dengan rudalku, malah ia mulai memutar pinggulnya, sehingga semakin menambah kenikmatan pergumulan kami saja.

    Aku semakin bersemangat untuk memainkan rudalku dengan cepat. Permainanku diimbangi Dewi dengan menjepit pantatku dengan kedua kakinya. Aku merasakan rudalku semakin mentok saja mengenai ujung rahimnya.

    Kami berganti posisi dengan cara sambil duduk. Dewi semakin terlena, karena posisi tersebut membuat rudalku semakin bergesekan dengan klitorisnya, sehingga hal itu membuat Dewi semakin terbakar birahinya.

    Kami sempat beristirahat sejenak, karena posisi tersebut banyak menguras tenaga kami. Sambil istirahat aku meremas-remas dan menjilati serta menghisap puting susuya secara bergantian. Setelah tenaga kami terkumpul, kami melanjutkan kembali dengan lebih menggebu-gebu.

    Setelah kira-kira 25 menit kami bergumul hebat, aku mulai merasakan spermaku akan keluar, begitupun dengan Dewi, ia mulai mendekati orgasmenya. Aku merasakan dinding vaginanya yang berdenyut kencang dan semakin banjir.

    Aku berkata setengah berbisik, “Dewi, aku sudah mau keluar nih, kita keluarinnya sama-sama ya..?”

    Dewi menjawab dengan terputus-putus, “Ia.. sa.. yaa.. ngg.. sshh.. cepetan dong keluarinnya aku.. sebentar lagi selesai nih..!”

    Dengan nafas yang tidak beraturan, aku menjawab, “Tahan sebentar ya sayang.., aku juga sudah mau keluar..”

    Tidak lama kemudian aku memuntahkan spermaku ke dalam rahimnya, dan aku pun merasakan cairan hangat dari dalam vagina yang mengenai rudalku.

    “Ooohh.. shh..” hampir bersamaan kami melenguh mengakhiri perjalan yang melelahkan dan penuh kenikmatan.

    “Sayang.., vaginaku hangat banget sama spermamu..” Dewi memberikan komentar puas dengan keperkasaanku.

    Kemudian kami beristirahat sejenak sambil memberikan pujian kepuasan masing-masing. Tetapi tanganku dan Dewi masih meraba-raba dan mengusap kemaluan kami satu sama lain, sehingga birahi kami kembali timbul.

    Kali ini Dewi yang mendahului dengan menjilat dan melumat hampir seluruh rudalku ke dalam mulutnya. Bukan hanya itu saja, ia juga dengan sangat agresif menciumi seluruh tubuhku.

    Aku mendorong tubuhnya ke samping hingga ia telentang. Kini giliranku untuk menciumi seluruh tubuhnya. Payudara Dewi yang sudah mengeras dan puting susu menjulang tinggi, membuatku semakin bernafsu untuk meremas,

    Menjilati serta menghisap-hisap puting susunya hingga puting susu Dewi semakin terlihat basah dan mengkilap. Jari-jari tanganku dengan nakal memainkan klitoris dan menyodok-nyodok ke dalam vaginanya yang sudah banjir.

    Dewi semakin kelojotan dan mulai memohon-mohon kepadaku untuk segera memasukkan rudalku ke dalam lubang kewanitaannya. Aku merubah posisi dengan tidur telentang, sementara Dewi berjongkok sambil mengangkang untuk mengambil posisi memasukkan zakarku ke vaginanya.

    Dengan tidak sabar Dewi meraih batang kemaluanku dan dituntun ke arah vaginanya. Ketika rudalku mulai memasuki vagina Dewi yang pinggirannya ditumbuhi bulu-bulu lebat, aku merasakan dinding vaginanya yang sudah banjir menghangatkan dan memijat-mijat batang zakarku.

    Dewi mulai menggerakkan pinggulnya yang montok ke atas ke bawah, dan memutarnya ke kiri dan ke kanan. Sedangkan tanganku mulai meremas-remas sepasang payudara yang besar dan kencang. Dewi dengan sangat bernafsu menekan pantatnya kuat-kuat, sehingga rudalku seluruhnya amblas ditelan vaginanya.

    Kali ini Dewi yang memegang peranan, aku menurutinya saja, karena kulihat dengan posisinya yang di atas ia sangat bergairah sekali. Aku mengangkat badanku untuk melumat puting susunya. Perbuatanku semakin membuat Dewi mabuk kepayang.

    Ia memeluk kepalaku ke arah payudaranya. Pantatnya semakin cepat ditarik dan diputar-putar. Hingga akhirnya ia mencapai orgasme yang kedua kalinya.

    Aku yang belum mencapai klimaks membuat keputusan berganti posisi dengan dogie style. Dewi mengambil posisi menungging, kemudian kuarahkan rudalku ke vaginanya lewat belakang. Aku sangat bernafsu sekali melihat pantatnya yang lebar dan sexy.

    Tangan kananku memegang dan menepuk-nepuk pantatnya, sedangkan tangan kiriku meremas-remas payudaranya. Gerakan tersebut kulakukan secara bergantian. Ternyata posisi tersebut membuat Dewi bangkit kembali gairahnya, karena klitorisnya terkena gesekan rudalku.

    Kali ini Dewi mulai memberikan perlawanan. Ia menggoyang-goyangkan pantatnya maju mundur berlawanan dengan arah goyangan pantatku. Ketika Aku mendorong pantatku ia menyodorkan pantatnya ke belakang, dan ketika Aku menarik pantatku ke belakang ia menarik pantatnya kedepan.

    Irama nafas kami semakin cepat, kami melakukan goyangan dengan cepat, sehingga setiap kali kucabut dan menyodok vaginya dengan rudalku timbul bunyi akibat vagina Dewi yang banjir oleh lendir birahi. Aku mulai merasakan spermaku akan segera keluar.

    Ternyata Dewi juga sudah merasakan ia akan mengalami orgasme yang ketiga kalinya. Tidak lama kemudian rudalku memuntahkan sperma secara berturut-turut di dalam vaginanya.

    Aku pun merasakan gerakan Dewi yang bergoyang-goyang pelan dan tegang, sedangkan punggungnya telihat melengkung seperti udang karena ia juga telah orgasme.

    Aku mencabut batang kemaluanku dari vaginanya setelah Aku tidak merasakan muncratan spermaku. Aku telentang lelah, sedangkan Dewi menjilati sisa-sisa spermaku yang masih keluar dari zakarku. Ia menghentikan aktifitasnya setelah spermaku tidak keluar lagi.

    Kami berpelukan erat sambil menghayati kenikmatan yang barusan kami lakukan. Kami melakukan bukan hanya sekali saja, tetapi entah sampai berapa kali. Permainan kami semakin lama bertambah hot saja, karena ternyata Dewi mulai terbiasa dan ketagihan dengan keperkasaan rudalku.

    Kami memutuskan pulang setelah merasa sudah sama-sama lemas dan puas. Andai saja kami melakukannya pada malam minggu, mungkin kami akan terus melakukannya sampai pagi.

    Setelah kejadian pada malam itu, hingga kini kami jadi sering melakukannya sampai pagi. Aku melakukan hubungan seks dengan Dewi dengan system kalender, hal itu kami lakukan untuk menghindari kehamilan.

    Aku semakin ketagihan, karena tunanganku adalah tipe gadis pendiam dan alim, dan aku tidak pernah mendapatkan pelayanan darinya. Kemanapun aku pergi, termasuk chek-in, aku selalu membawa laptop.

    Komputer tersebut kupergunakan untuk memantau perkembangan usahaku, selain itu juga digunakan untuk mengetik ceritaku dan memutar film blue sebagai pembakar hasrat birahi kami.

    Tentu saja perbuatanku yang sedang menceritakan seks kami tidak diketahui oleh Dewi, karena ia masih tertidur untuk istirahat sejenak.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • LULUR PLUS PLUS

    LULUR PLUS PLUS


    1029 views

    Cerita Sex ini berjudulLULUR PLUS PLUSCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Gisel seorang pegawai salon kecantikan yang telah bersuami ini, tidak disangka dia selingkuh dan melakukan hubungan sex dengan pelangganya salonya yang bernama Pak David. Skandal sex ini bisa terjadi karena Gisel pada saat itu memberi perawatan lulur kepada Pak David di ruangan khusus perawatan yang tertutup.

    Panggil saja aku Gisel usiaku 27 tahun aku sudah berkeluarga. Aku bekerja di salah satu salon kecantikan yang ternama di kotaku. Suamiku bekerja di bidang perdagangan swasta. Jual beli serabutanlah sekiranya menghasilkan uang semua ditekuni suamiku. Aku satu orang anak yang diasuh oleh ibuku, jika bekerja ibukulah yang merawatnya.

    Sebenarnya suami tidak memperbolehkan untuk bekerja namun aku suntuk jika harus di rumah setiap hari. Suamiku merasa mampu membiayai hidupku, makanya dia selalu melarangku bekerja. Namun sayang jika ilmu yang aku dapat tidak tersalurkan. Dulu aku mengikuti kursus di salah satu salonkecantikan. Potong rambut cara creambath pokoknya perawatan dari ujung rambut hingga ujung kaki.

    Orang menyebutku chapster , salonku besar dan banyak pelanggan. Kebetulan disitu aku memiliki skill yang lebih baik dibanding teman aku satunya. Kebanyakan pelanggan mintanya sama aku dari pagi sudah banyak bookingan. Jika tidak cukup waktunya mereka terpaksa dilayani temanku. Aku tipe orang yang ramah dengan pelanggan, melayani sembari ngobrol.

    Jadi pelanggan tidak jenuh jika berlama-lama denganku. Dari yang muda sampai yang tua semua lebih senang sama aku. Apalagi bapak-bapak genit itu pasti milihnya sama aku. tapi aku sih seneng-seneng aja biasanya kasih bonus tersendiri. Aku bekerja disalon dituntut selalu cantik dan rapi. Model rambut yang berganti-ganti dan warna rambut yang menarik membuat pelanggan lebih tertarik untuk datang ke salon ini.

    Biasanya pelanggan itu cenderung pengen seperti pelayannya. Rambutku tidak terlalu panjang dan tidak terlalu pendek sedang sih. Aku terlihat cantik ketika rambutku berawarna pirang. Kulit putih mulus itu sangat mendukung sekali. Aku sudah 2 tahun bekerja di salon dan atasanku selalu menyukai dan puas dengan cara kerja.

    Aku menjadi anak emas di salon karena banyak menarik pelanggan untuk datang ke salon. Aku memiliki pengalaman yang sangat menarik, JeritanEnak.com pastinya cerita dewasa dong. Aku dan pelanggan melakukan hubungan seks di dalam ruangan khusus untuk perawatan facial wajah. Saling menggoda dan bercanda ria hingga dapat menggairahkan satu sama lain.

    Cerita Mesum ini aku simpan dalam hatiku tidak ada seorangpun yang tahu. Kali ini aku ingin menceritakan bagaimana hotnya aku dan pelanggan di dalam ruangan yang berukuran 3×2 meter itu. Singkat cerita, waktu itu tanggal merah sebenarnya salon libur. Tetapi pada waktu itu pelanggan yang memesan untuk dilayani sangat banyak.

    Atasanku enggan menutup salon dia memberikan bonus bagi yang mau berangkat kerja hari itu. Ternyata hanya aku saja yang berangkat dan 5 pelanggan yang sudah antri untuk dielus-elus dengan tangan lembutku. Lumayan hari libur dapat bonus dari si bos, bisa buat jalan-jalan dengan anakku. Aku masuk kerja jam 8 dan sampai disana aku seorang diri.

    Aku berbenah ruangan dan mempersiapkan alat dibantu pembantu yang membersihkan salon setiap harinya. Aku lihat di buku pesanan ada 5 orang yang antri untuk creambath, manipedicure, hair mask dan facial. No antri 1-4 itu wanita yang memang langganan aku namun yang nomor 5 itu seorang pria.

    Bukan pelangganku sih mungkin dia baru pertama ingin mencoba di salon ini. Aku lihat banyak sekali perawatan pria ini dari yang creambath, facial dan lulur. Namanya Pak David , usia sudah 45 tahun tapi hobi perawatan sepertinya.

    Aku bekerja start jam 9 hingga jam 4 sore baru dapat 3 orang. Hingga jam 6 aku baru bisa melayani pak David. Aku melirik penampilannya dari kaca rapi memakai jas sudah kepala 4 tetapi masih macho juga.

    Kebetulan kalau hari libur aku nggak pakai seragam. Pakaian bebas yang aku pakai, rok mini kaos ketat dengan belahan payudara terlihat sangat jelas. Tampak dari ruang tunggu dia asyik membaca Koran, kadang juga melirik aku kan kelihatan tuh dari kaca. Disalon banyak sekali kaca ketahuan kalau dia sering memerhatikan aku. Aku masih asyik melayani mbak Rosa pelangganku.

    Setelah selesai aku pun langsung memanggil pak David. Dia duduk didepan kaca,
    “sore menjelang malam pak mau dimulai yang mana dulu ya…”
    “hmmm enaknya ngapain dulu ya mbak, mungkin facialnya ditunda mbak…”
    “kalau begitu creambath dulu ya pak setelah itu baru lulur biar makin fresh….”

    “apa aja deh mbak yang penting nikmat…..” ucap pak David.
    “pastinya nikmat dong pak..tanganku ini sudah memberi banyak kenikmatan pada pelanggan….”
    “ahhh yang bener mbak…mau dong mbak dibikin nikmat ….”
    “jelas dong pak, bakal nagih deh……”

    Sambil aku oles-oleskan obat di rambutnya kita ngobrol. Aku pijit-pijit kepalanya hingga dia memejamkan mata. JeritanEnak.com Tanganku memijit rambutnya dari kaca terlihat tanganku bergerak dan payudaraku yang montok terlihat jelas. Terus aku pijit hingga ke leher nampaknya bapak satu ini menikmati setiap sentuhan tanganku,

    “baru kepala sama leher aja udah buat nikmat ya mbak, apalagi lainnya…”
    “aaahhh…bapak ini bisa aja merayu ku…”
    Setelah memijit leher aku memijit tangannya, aku urut dan tarik perlahan. Tangannya aku tarik mengenai payudaraku, aku geli. Kayaknya pak David sengaja setiap aku tarik tangannya selalu mengenai payudaraku,

    “aaaww…bapak ini lho….”
    “gimana mbak nikmat juga kan….”
    “hmmmmm……” jawabku dengan senyum.

    Sepertinya bapak ini ganjen terlihat jelas dari percakapan dan kata-kata yang dia lontarkan. Aku pun kembali memijat dan selesai aku kramasin rambutnya. Lalu aku keringkan dan lanjut ke treatment selanjutnya yaitu pijit lulur. Aku mempersilahkan pak David untuk ke ruang ganti dan sudah ada kolor handuk yang disediakan.

    Aku menata ruangan untuk lulur di kamar khusus. Aku pun menunggu pak David lama sekali, masuklah dia ke kamar perawatan. Aku melihat pak David memakai handuk yang hanya menutupi bagian kemaluannya saja,

    “lho pak kolornya kok nggak dipakai …”
    “gini aja mbak soalnya aku kalau lulur harus sampai dalam…”
    “maksudnya pak?”
    “iya lulur sampai selakangan dan kemaluanku juga boleh kalau mau dilulur sekalian…”

    Tak habis pikir sama bapak tua ini maunya apa coba. Ya sudah profesionalisme bekerja harus aku junjung tinggi. Aku memijat lulur pak David dari atas wajahnya, dia tampak memandangiku. Payudaraku yang menggantung tepat diatas wajahnya. Aku berdiri di ujung kepalanya sambil mengurut dan mengolesi lulur. Pak David terus memandangiku dengan penuh gairah,

    “lebih keras lagi dong….” Ucap pak David
    Aku memijat seluruh bagian tubuhnya sampailah ke kaki. Aku urut hingga ke pahanya yang tertutup handuk. Terus aku urut-urut sampai dia merasakan kenikmatan. Pas aku urut selakangannya aku terkejut karena mengenai penisnya,

    “lhoo pak…kok nggak pakai daleman sih….”
    Dia membuka handuk dan aku lihat penisnya sudah tegang sekali. Semakin nggak karuan dengan terpaksa aku selakangannya sesuai permintaan pak David,

    “hmmm…nikmat … aaahhhh….nikmat….aaaahhh….”
    Setiap kali aku urut selakangannya penis itu bergerak tegak. Lama-lama aku nafsu juga melihat penis didepan mata. Aku menggoda dengan menyentil buah zakarnya,

    “awwww…..genit deh kamu mbak….”
    “habis bapak sih yang ngajarin….”
    “coba deh mbak kamu pijit penisku jangan malu-malu, besar dan tegang kalau wanita normal pastinya ingin mencoba menciumlah atau apalah….” Ucap pak David.

    Dengan senang hati aku sudah sangat nafsu dibuatnya, penisnya yang besar itu menggoda imanku. Aku langsung naik ke tempat tidur. Aku meminta dia membuka kakiny lebar, aku menjilati selakangan pak David dengan penuh kegairahan. Kemudian penis yang membesar itu aku pegang dan perlahan aku kocok naik turun,

    “emut dong mbaakk…..” kata pak David.
    Perlahan aku emut ujung penis pak David dengan penuh kenikmatan. Aku kulum penisnya yang besar masuk ke dalam mulut. Serasa penuh aku terus berusaha mengulum semua batang penisnya,
    “aaaahhh…aaaahhhh….aaaaaahhhh….terus mbak….aaaaahhh….”

    Sambil aku kocok terus penisnya, aku bergairah sekali malam itu. Penis yang semakin membesar dan terus aku kulum. Aku ahli kocok mengocok membuat JeritanEnak.com pak David klepek-klepek dan memejamkan matanya. Selama 10 menit aku menikmati penis pak David ,lelaki tua ini kuat dia tahan tidak keluar cepat spermanya.

    Nafasku terengah-enggah merasakan kenikmatan, aku mengocok sambil mengulum penisnya. Dengan cepat aku melepas bajuku dan telanjang dihadapan pak David. Pak David tak kuasa melihat payudara ku menggantung dengan kencang. Dia pun meraih kedua payudaraku dia remas dan dia plintir putting susuku.

    Sementara aku masih saja mengulum penisnya hingga tak tertahankan. Pak David terbangun dan posisi seks berubah dia yang berperan diatas. Aku tiduran pak David langsung menciumi bibirku dengan penuh gairah. Payudaraku dia remas-remas hingga aku mengejang,

    “aaaaakkkhh…pak….oooohh….aaaaahhhh….nikmaaat….ooohhh…..”

    Putingku kecup dengan bibirnya diea emut secara bergantian,
    “sedot putting susuku pak…aaahhh…..aaakkhh……”

    Dia mengulum dan menarik putingku serasa mau lepas. Aku pun menggeliat merasakan kenikmatan, lalu dia pun menggesek-gesekkan penisnya ke bagian memekku. Bergesekan nikmat kala itu sampai aku tak henti-hentiny amerintih,

    “aaaaaakkkhh…mmm…aaaaaaahhhh…..ooohhh……”

    Penisnya bergoyang diluar memekku hingga basah. Hanya bergesekan saja aku udah basah apalagi kalau digoyang didalam lubang kenikmatan. Tak berhenti begitu saja pak David membuka kakiku dengan sangat lebar. Dia berusaha menjilati memekku dengan lidahnya, lidahnya bergulir disetiap bagiantubuhku semakin mengejang,

    “ooohhh…aaaahhhh…..aaaaaaaaahhh…..”
    Aku tak tahan saat itu hingga tubuhku terus bergerak menahan kenikmatan. Kakiku masih tetap mengangkang lebar memudahkan pak David untuk menikmati memekku. Jilatan dari luar hingga ke dalam membuat aku kembali orgasme,

    “ooohhh nikmat sekali pak….aaaaahhhhh…….”
    Setelah pak David puas dia kembali mencoba memasukkan penisnya ke dalam memekku. Ujungnya dia putar-putar agar masuk,
    “sssssllleeeeb….aaakkhh….aaaahhh…….”

    Seluruh batang penisnya masuk ke dalam memekku, dia dorong mentok ke dalam. Lalu dia mencoba menarik JeritanEnak.com perlahan penisnya yang terjepit dalam lubang kenikmatan. Dia melanjutkan tekanan itu lebih keras, dia tusuk-tusukkan penisnya ke dalam memekku. Dia goyangkan penisnya hingga aku terus mendesah karena nikmat yang aku rasakan.

    Pak David yang kekar itu terus menekan penisnya keluar masuk ke dalam. Dorongan itu keras sekali, dia tusuk-tusukkan mentok ke dalam. Sesekali aku mengangkat pantatku keatas, penisnya seakan tak bisa lepas lagi. Ku angkat pantat dan ku goyangkan ke kiri dan kekanan,

    “ooohh…terus mbak….aaaahhhhh……..”
    David Aku goyangkan pantatku , sementara pak Reza terus membalas tekanan itu dengan mendorong keluar masuk. Tangannya tak henti meremas-remas payudaraku menambah kegairahan malam itu. Semakin kuat gairah itu hingga memuncak,

    “cccrrrooot….cccccccrrrroooortttt…….ccccrrrooooottttt……..”

    Keluarlah sperma yang banyak dan kental membasahi tubuhku. Kita sama-sama merasakan kenikmatan dan kembali mengenakan pakaian. Lalu kita menuju kasir untuk membayarkan biaya perawatan malam itu. Pak David memberiku lebih sangat lebih dari biaya perawatan, masuk kantongku. Lumayan bermain hanya satu jam dapat bonus yang tidak sedikit.

    Sejak kejadian itu pak David kerap mendatangi salonku untuk merawat diri sekaligus memuaskan hasrat sexnya denganku. Karena bonus uang dari pak David lumayan besar maka akupun jadi ketagihan melayaninya dengan sepenuh hati dan penuh birahi. Hubungan gelapku dengan Pak David bertahan sampai 3 bulan saja.

    Karena suamiku mulai curiga dan dia menyuruhku keluar dari salon kecantikan itu. Daripada aku ketahuan mending aku menurut saja pada suamiku, dan lagi hp dan simcardku dibuang suamiku jadi aku dengan pak David lost contact deh. Semoga cerita perselingkuhanku ini jadi pengalaman dan perhatian bagi para suami yang istrinya bekerja disalon perawatan,hhe. Sekian.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Baru Kenal Minta Ditidurin

    Baru Kenal Minta Ditidurin


    1029 views

    Cerita Sex ini berjudulBaru Kenal Minta DitidurinCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Sebut saja nama saya Ari (cover). Sekarang saya belajar di semester YK pertengahan. Saya memiliki wajah tampan dan memiliki berat badan yang setara dengan tinggi badan, sekitar 171 cm. Dan penis yang ukurannya bisa mengerang nafsu para cewek gila SEX. Saya orang gila seperti ngesex, sering saya melakukan masturbasi (baik dengan sabun, body lotion, tangan kosong), tapi saya mengaturnya sedemikian rupa sehingga saya tetap fit.

    Hobi saya sedang menonton BF sambil membelai penis yang tidak sabar untuk menghilangkan sperma. Setiap hari ayam saya harus diolah dengan cara membelai dan mengocok lembut dan lancar (jangan sampai keluar) agar tetap dalam kondisi ready stock.

    Saya mengeluarkan sperma biasanya pada saat menonton BF, saya telanjang saat berbaring, penis saya di usia menjadi tegang dan seimbang dengan goyangan lembut di batang penis saya, biasanya penisku di antara telapak tangan dan kawan saya – bolak-balik. Arah kanan dan kiri berbeda arah.

    Wow .. sangat bagus, dan saat aku sampai orgasme, aku lalu mencari adegan waktu ceweknya di cowok di lantai bawah, dan cewek itu dengan liar memutar vaginanya ke ayam anaknya. Lalu aku sampai di atas dan aku mempercepat kocokan itu dan datang, “Crooottt .. ah .. ccrroot ..”

    Spit sperma saya sampai 4-5 kali, dan wow .., tubuh saya lemas, dan saya tertidur telanjang, dan sperma di mana-mana (di dada, paha, karpet, tangan dan bantal).

    Pemandangan seks yang mengesankan bagi saya, saat saya meminjam CD BF ke salah satu rental VCD di daerah Yogya. Pinjam CD BF ini rutin saya seminggu sekali, dan pinjam minimal 5 VCD (puas nek ..). Saat aku memasuki persewaan, terlihat seorang penjaga menaiki cowok dan cewek, lalu aku mendatangi cowok itu (mengetahui apakah cewek itu kucingnya agak pemalu).

    “Mas .., penuh ..” kataku sambil melepas helmnya dan duduk di kursi yang sudah disiapkan.

    “Oh ya..,”

    Tak lama kemudian pria itu mengambil sebuah folder merah yang berisi pilihan gambar CD BF dengan nomor pesanan.

    Sejenak aku mengambil BF dari halaman pertama, sambil mencuri tatapan gadis yang sedang membaca novelnya, tahu itu sepi, jadi mereka bisa santai, kulihat gadis di sana yang masih muda. Ya sama dengan saya, mungkin tingginya tidak terlalu tinggi, sekitar 158 ?? cm, dan berat badannya sekitar 54 kg. Yang membuat saya kehilangan pandangannya adalah ukuran dadanya yang cukup besar dan menggantung dengan bebas di bawah kaos ketat. Nah .., ini adalah pepaya besar dan kenyal dan empuk jika mengisap putingnya, hanya tahu ukuran 36B, yang terus jika penis ini tidak naik.

    Ayam saya lagi pemanasan, ya .. tegang-agak tegang selain dari hasil picky CD dengan gambar bugil plus anugerah susu gemuk itu.

    Tiba-tiba pria itu berkata, “Yang mana Mas?”

    Saya menjadi kaget, mengganggu perhatian saya terhadap susu gemuk, “Oh .., iya .. ini nomor 27, Mas ..”

    “O .., Rin .. nomor 27 ..”

    Segera gadis itu berdiri dan berpaling untuk mencari CD BF no. 27.

    Wow .., ternyata dia punya pinggul yang oke, tidak kalah bokong super menonjol. Aku terus mengamati celah keledai gadis itu sehingga aku tahu nama Rina. Lubang pantat Rina terlihat jelas, saat ia memakai celana ketat.

    “Oh .. tidak, kelurar ..” kata Rina sambil duduk kembali.

    Lalu aku tidak malu untuk duduk di dekat Rina biar ku jelaskan nomor berapa yang ingin aku pinjam.

    “Tunggu Mbak .., nomor 13 ini bukan ..?”

    “Saya mencari sebentar ..”

    Rina lalu berdiri lagi dan memunggungi saya. Dia mencari dari atas ke bawah, setelah dipijat panjang, dia menemukan nomor 13.

    “Ah .. Mas ini benar-benar ..”

    “Oh ya..,”

    Saya kemudian memeriksa CD-nya, saya melirik susu gemuk itu. Memang jika semakin dekat tonjolan susu rina ini semakin jelas, putingnya tampak menonjol di tengah gundukan payudaranya. Rina mengerti bahwa aku memperhatikan susu itu.

    “Mas .., dimana lagi .. Kok begitu tertegun ..!”

    “O .. ini Mbak .., nomor 40,” Saya kaget tiba-tiba diingatkan seperti itu.

    Dengan sengaja saya memerintahkan nomor yang diikatnya, sehingga Rina bisa membelokkan belakangku. Rina berdiri, dan ternyata dia langsung mencari dari barisan paling tengah, otomatis dia sedikit menungging. Wow .., pemandangan baru ini tak kalah mendebarkan deh .. Pantat dan belahan Rina benar-benar asli dan oke sama sekali, melihat selkangannya agak menjorok ke gundukan tempat vagina berhenti. Wow .. ayam saya tidak sadar akan pengaruh tegak setengah lurus pantat Rina yang gemuk.

    “Ini Mas .., nomor 40 ..”

    “Oh .. iya .. mbak semua 45, 50, 49 deh …”

    Biarkan dia menunggu sebentar, dan aku bisa menikmati belahan otak Rina yang kental, dan melihat sekilas vagina yang ditutupi oleh celana ketat Rina.

    “Ini Mas .., 45, 50, 49 sana lagi.”

    “Ini cukup Mbak ..”

    Aku cek, mungkin CD itu tergores atau tidak.

    “Masnya sering pinjem BF disini ya ..?”

    “Ya .. lumayan sih .., kalau gak semingggu dulu baru disini ..”

    “Emmhmm .. rutin ya .. suka nonton BF ya .. Mas ..?”

    “Iya .., kalau lebih perlu idle aja, lagi bete nih ..!”

    “Seberapa keren .. kenapa ..?”

    Saya mulai bergaul dengan Rina, dan jika saya tidak memiliki beruang lagi, saya yakin dia sudah mengerti masalah seksnya.

    “Ya .. kalau gak dikeluarin bisa pusing ya ..!”

    “Ha .. ha .. nih .. outin aja ..!” Kata pria yang berada di sebelah Rina, ternyata dia mendengar pembicaraan saya dengan Rina.

    “Lah .. iya .., makan saja aku pinjam BF ini, stimulator ..”

    Setelah itu saya pulang ke rumah dan menyalakan komputer dan nonton BF, jangan lupa saya telanjang dan siapkan handuk kecil untuk sperma saya kemudian menyembur dan body lotion sebagai pelumas. (Khayalan pangkal paha di vagina gadis itu) Dan pada hari itu saya menghabiskan waktu dengan pesta masturbasi di kamar saya, enak dan puas.

    Kemudian keesokan harinya saya mengembalikan CD BF. Sesampainya di depan rental X ini, tampilannya sangat sepi, lalu saya masuk dan ternyata saya hanya melihat orang-orang yang berjaga-jaga.

    “Mas, ini CD!”

    “I .. iya .. Se .. blah ya .., tang .. gung ..” sambil terengah-engah terengah-engah.

    Saya menduga orang ini mengapa, dia duduk dan tangannya memegang kursi dengan kencang dan dia melihat ke bawah.

    “Ya .., tung .. gu ya .. Mas .. Ah .. ye .. ter .. kita ..” tidak lama pria itu bergetar, dan, “aku .. untuk .. keluar .., ah. . Ah ah .. ”

    Setelah itu tak lama kemudian keluar seorang gadis dari bawah kursi pria itu, nah .. ternyata Rina. Penampilan sperma ada di mulut Rina dan sebagian rambutnya.

    “Halo Mas .., CD backin ya ..?” Rina menyapa dengan santai.

    “E … saya .. iya.”

    Rina lalu menuju ke kamar mandi yang terletak di belakang rental X. Rina masih berpakaian lengkap, oo .. ternyata dia hanya mengkaraoke barang kelamin pria.

    “Ya Mas, apa yang bisa saya bantu ..?” Katanya pria baru yang puas dengan Rina melalui mulut binalnya, sambil berdiri dan meletakkan penisnya masih basah karena sperma yang keluar terlalu banyak.

    “Yeah .. inilah CDnya.”

    “Oh .., sebentar, Mas ..”

    Orang ini sedang memeriksa CD jika ada yang tergores atau tidak.

    Lalu aku mencoba menanyai sesuatu tentang mas ini, aku menjadi yakin bahwa rental ini benar-benar xxx.

    “Mas maaf iya .. mau tanya.”

    “Ya kenapa..?”

    “Itu …” sebelum aku selesai berkata, “Oh .., itu Rina tanya sama sama kontol ini, kok kok biasa kok, nih nyantai aja.”

    “O .., jadi siapapun bisa ya ..?”

    “Bisa aja, kalau cuma lisan, kocok kontol, emut dick dan coax aja.”

    “Kalo .., maaf ya Mas .., kalo nge-sex benarkah bagaimana ..?”

    “Ya, tanya aja ama rina, temennya banyak kok, dia sangat senang berhubungan seks ya .. kanenak sih kok.”

    “Jadi kalau masturbasi disini bisa ya ..?” “Kalau itu pelanggan BF sering Mas Si Rina tuh yang sering ngocokin cowok kontol ya .., kalau Rina tidak capek aja dan lagi ‘MUT’.”

    Dan tak lama kemudian Rina kembali dari kamar mandi, sepertinya dia hanya mengecat rambutnya, mengetahui sperma yang menusuk pria penjaga sewaan itu.

    “Halo Mas Pinjem BF lagi ..?”

    “Oh tidak.”

    “Rin .., ini mas mo kenalan ama kamu lebih dalam ..” kata pria rental X itu.

    Saya kaget kalau orang bilang seperti itu, “iya mbak .., mungkinkah ..?”

    “Ini Rin .., Mas mo ini mengalahkan binalmu, kamu mau gak ..?”

    “Bisa ..” kata Rina sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.

    “Iya .. aku sudah diajak ke atas aja Rin .., biar aku tunggu rentalnya.”

    Wow .., saatnya untuk menguji bujukan saya, penis saya belum lama bertemu dengan teman terbaik vagina.

    Lalu Rina dan aku menaiki tangga ke lantai dua, dan Rina membawa CD BF dari rental. Sesampainya di sebuah ruangan, Rina mengajak saya duduk di tempat tidur yang cukup besar juga. Rina kemudian mengunci pintu, dia meletakkan handuknya di kursi dan menyalakan TV dan CD player, dan memutar CD BF dengan volume yang cukup keras. Segera terdengar erangan nafsu, dan adegan bug yang telanjang, ini membuat adu tidak sabar saya melihat tindik tubuh Rina. Rina kemudian membuka lebar jendela lebar, sehingga suasananya lebih alami.

    “Gimana Mas, e .. namamu siapa sih ..?”

    “Aku Ari, kamu pasti Rina ke ..?”

    “Bagaimana Anda tahu..?”

    “Ya .. tau dong ..,”

    Tidak lama setelah Rina mendekati saya, dan duduk di sampingku, dan tangan kanan Rina tidak lagi memegang pangkal pahaku yang masih terbungkus celana celana, dibelai dan kadang diremas.

    “Ari suka seks ya ..?”

    “Ya, Ah .. kamu pintar seks ..!”

    “Ah .., siapa bilang ..?” Sambil masih mengocok pangkal pahaku, dan aku masih pasif merasakan gesekan tangan Rina.

    “Ya, ah .., hemmm .., kata Mas di bawah.”

    “Ooo, Mas Ucok sih ..,”

    Sekarang Rina duduk di depanku, dan berjongkok, tangannya masih menggoyang pangkal paha tegangku.

    “Ar .., sudah buka ya ..? Biarkan penismu tidak disiksa oleh CD mu, biar ngacengnya sempurna.”

    “Ya .., sudah .. buka saja ..”

    Rina perlahan membuka celanaku dari ikat pinggangku sampai aku membuka ritsletingnya, setelah celana saya terbuka, aku mengangkat pantatku untuk memudahkan Rina melepaskan celananya, dan sekarang aku hanya menggunakan CD biruku, dan bajuku masih ada. menggunakan. Lemparkan celana di kursi dan Rina mulai duduk kembali di pangkuanku, dan aku masih duduk di tepi tempat tidur X.

    “Hemmm .., ah … kontol kamu nampak besar juga Ar ..,” kata Rina saat ia membelai naik turun penisku masih terbungkus CD.

    “Ah .. iya .. hem .. oughg .. kamu ..” erangan itu tidak bisa goyah lagi, ditambah erangan dari CD BF yang dinyalakan oleh Rina pun menambahkan suasana panas di ruang rental X.

    Rina perlahan membuka CD-ku, dan ada selada pangkal pahaku yang menunjukkan seperti sebuah rudal yang siap lepas kendali.

    “Wah .., Ar … penismu juga nih ..” sambil masih tersendat naik turun temanku, “kamu nekat nih .. bagaimana banget banget .. susah banget ..,”

    “Ah .., te .. rus .. rin .. don .. berhenti ..!”

    Rina mulai gemetar keras, cepat, dan tiba-tiba perlahan, nyaring, perlahan lagi. Wow .. ini membuat saya jadi gangguan, ternyata ahli Rina juga membuat pria mengambang, hampir saya keluar tapi saya tetap bertahan.

    Kemudian Rina mulai mengocok pangkal pahaku dengan tangan kirinya dan tangan kanannya membelai telur itu. Wa .., ini enak, lucu bagaimana ya ..! Terkadang ia menusuk anusku dengan telunjuk kanannya.

    “Ah .. nih .. te .. rus .. Rin .. kamu .. ahlinya deh ..!”

    Sekarang Rina mulai dengan mulutnya, perlahan memasukkan penisku ke mulut binalnya.

    Saat memasuki mulutnya, “Ah .., hemmm .. kamu .. ah …”

    Aku mengangkat pantatku sedikit, geli dan baik, yang lain melakukan masturbasi.

    Perlahan Rina mengibaskan penisku dengan mulut dan lidahnya yang hidup.

    “Ha .., ough .., ehmm .., kamu .. te .. rus ..” Aku memegangi rambutnya, aku menarik kepalanya untuk mengatur kocokan mulutnya di penisku.

    “Ehhmm .., Eh .. em ..,” suara Rina penuh dengan batangku.

    Segera dia menarik napas, dan mengeluarkan penisku dari mulutnya.

    “Ah .., hemm .., kamu sangat kuat Ar .. Biasanya anak laki-laki kalau diatung sedikit dikit sudah keluar ..”

    Kemudian dia terus menghirup telur saya, dan melepaskannya sampai dia berkata, “Ploks .. ploks …”

    Tarian lidah Rina di kepala penisku dan sampai anus saya juga tidak tertinggal dari nafsu seksnya. Dan setelah beberapa menit, saya bisa bertahan dari tarian lidah Rina di penisku, saya mulai merasa tidak nyaman menahan sperma saya.

    “Ah, Rin .., aku .. mo .. ah .. kamu .. keluaarrr ..!”

    Dan Rina mulai meletakkan semua penisku di mulutnya, dan mengocoknya dengan cepat dan keras.

    Tidak lama kemudian, “Ahh .. crrooot … crroottt .. ah .. kamu .. iya ..!”

    Rina menutup mulutnya dengan erat agar sperma tidak keluar dari mulutnya. Dan selama 30 detik ia terus mulutnya tetap pada penisku, dan meyakinkan saya untuk tidak keluar lagi. Lalu dia melepaskan mulutnya dari penisku, dan menelan semua sperma saya meskipun seseorang keluar sedikit dari mulutnya.

    Aku lemas dan terbaring di tempat tidur dengan dasar telanjang, dan aku merasa panas dan aku melepaskan semua pakaianku. Sekarang saya telanjang, telanjang tanpa benang di depan Rina yang menikmati sperma saya.

    “Anda cukup baik Ar … Bisa bertahan beberapa menit.”

    “Ah .. normal aja tuh ..!”

    “Kamu pakai obat ..? Irex kali ..?”

    “Ah … tidak juga.”

    “Baiklah .., kamu istirahat dulu aku mo bersihkan mulutku .. Eh, terima kasih spermanya lho .. gurih ..!” Katanya sambil terseyum.

    Dia pergi ke kamar mandi di dalam kamar. Ternyata dia menggosok giginya, biarkan aku tidak mencium waktu.

    Aku beristirahat sambil telanjang menunggu Rina keluar dari kamar mandi. Disertai dengan CD BF yang belum selesai, tambahkan batang pria saya tidak mau tidur, penis saya masih tegak meski tidak sekeras sebelumnya. Tidak lama setelah Rina keluar dari kamar mandi, dia tetap berpakaian lengkap, kaus ketat dan celana ketat. Rina mendekatiku lagi terbaring telanjang di tempat tidur, dia duduk di sampingku.

    “Kenapa .., kontol kamu benar-benar tidak turun dan turun neraka ..?”

    “Ya .., itu terlihat BF dimana bisa turun, apalagi susu montokmu itu menggoda penisku.”

    “Ah .., kamu bisa melakukannya.” Dia bercanda saat tangan kanannya mengocok adonan saya yang setengah tegak.

    Perlahan dia menundukkan kepala dan mencium bibirku dengan bibirnya yang tebal. Aku segera meremukkan bibirnya, lidah Rina cukup mahir, dan aku langsung saja dengan lidah yang tak kalah ahli.

    Kira-kira beberapa menit kami memainkan ciuman dan ciuman, dan Rina terus menggoyangkan penisku, aku mulai menjelajah susu montoknya, meremasnya dengan tanganku yang terasa gatal. Terasa kenyal dan lembut begitu susu Rina, kuelus-coax dan kugesek-gesekan halus putingnya dari luar kemeja. Sekarang Rina melepaskan bibirnya, dan mengerang merasakan tanganku menari di susunya.

    “Ah .., kamu .. em .. bagus .. ar .. te .. rus .. iya .. itu .. ough ..” tangan rina masih shuffle-ngocokku dan aku mencoba melepaskan t-shirt rina dan dia Segera membantunya dengan melepas T-shirt ketatnya sendiri.

    Nah .., sekarang plester susu Rina tutup BH 36 itu.

    “Rin .. aku buka ya .. ayo lihat gratis ..”

    “Buka aja aja ..”

    Rina lalu mengangkat tangannya untuk memudahkanku melepas kaitan bra di belakang, susu gemuk Rien terpampang bebas di depan wajahku, dan aku hanya melahap susu Rina yang sangat besar. Kusedot, peras dan putar putingnya.

    “Ah .. kamu .. oke .. hem .. te .. rus .. Ar ..!” Mulai tidak jelas apa kata Rina.

    Kami mulai duduk tatap muka, dan Rina mulai terbuka lebar, dan saya duduk di antara keduanya, jadi saya merasa puas bermain dengan susu gemuk Rina.

    Aku memegang kedua puting susu Rina yang menonjol, dan memelintirnya.

    “Ah .. kamu .. ah .. aow .. iya .. tidak .. ough ..”

    Kepala Rina bergerak keluar dari tangan, kanan ke kiri. Aku memutar Rina dan kududuk di perutnya, aku menunjuk penisku ke susu Rina, dan aku mendapatkan susu besar Rina untuk menjepit penisku dan aku mencabut penisku.

    “Ah .. Rin .. su .. su .. ah .. ye .. em .. puk enak ..” aku mulai mengocok susu Rina sampai susu Rina berwarna merah.

    Ternyata Rina menikmati ini, dan aku tidak sabar untuk menikmati vagina gadis ini.

    Aku mulai turun dan membelai vagina Rina dari luar celana ketatnya, rasanya seolah vaginanya sangat becek dari panasnya. Kukatakan pada Rina untuk menyalakan perutnya, dan tampak celana berritsleting masih tertutup. Aku mulai menurunkan ritsletingnya, Rina sedikit mengangkat pantatnya untuk memudahkanku melepaskan celananya, dengan posisi menungging ini pantat Rina terlihat lebih montok dan bahenol. Tidak lama aku melepaskan celana ketat Rina. Wow .., ternyata Rina benar-benar terangsang sekali. CD bagian bawah berwarna kuning tipis, dengan posisi menungging potongan vagina ini semakin terlihat, apalagi Rina membentang selakangannya. Aku membelai potongan itu dengan jari telunjukku, Rina sedikit mengangkat pantatku karena rangsangan tanganku, dan biasanya pantat Rina otomatis bolak-balik dengan sendirinya.

    Lalu aku melepas CD tipis tipis Rina perlahan, dan Rina memberi sensasi dengan memutar-mutar pantatnya, wowo .. woo .., ini model seks dan super seks, dia sangat pintar untuk meningkatkan seks nasf lawannya. Meski sudah ada CD Rina, tampilan butt-free putih mulus mulus dan vagina memerah basah dan memiliki rambut yang rapi. Aku mulai membelai permukaan keledai Rina.

    “Ah .. Ar .. ehmmm .. ouhghhh .. ah .. kamu .. langsung aja Ar .., aku .. tidak .. terus … oh .. ye ..” saat pengereman Rina menahan nafs nya.

    Segera saya menutup wajah saya di pantat Rina, dan segera hancurkan vagina Rina dengan posisi menungging.

    “Ah .. kamu .. di .. Ar .. ough .. kamu .. oh .. ye ..” sambil memutar tubuh semoknya itu Rina mengerang bukan karuan, karena aku memainkan klitoris Rina dengan lidahku.

    Bawa saya ke atas dan ke bawah lidah saya di mangkuk daging. Pembelahan vagina Rina cukup kental, dan warnanya merah di vaginanya dan beceks satu kali. Beberapa saat kemudian saya memasukkan kedua jari saya, yang saya masukkan ke dalam vagina Rina dan yang lainnya saya masukkan ke dalam anusnya.

    Perlahan aku masuk, “Hemmah .. lambat .. pelan .. Ar .. ya .. te .. rus in .. kit .. lagi .. ough ..” Rina mengangkat pantatnya sebagai reaksi jari di vagina dan anusnya. .

    Perlahan kukocok anus dan vina Rina dengan jariku.

    “Yac .. ah .. le .. bih .. cepat .. Ar, oh .. ye .. oh .. tidak .. kamu .. ya .. oug .. hemmh .. cepet ..!”

    Aku mulai mempercepat kocokanku di dua tempat kenikmatan Rina. Sementara itu, saya tidak membuang-buang susu tanpa gantung. Dalam posisi ini aku bisa melihat dengan leluasa menggerakkan tubuh Rina yang halus dan gemuk. Kuradia dan putingnya bengkok.

    “Ah .. Ar .. aku .. kee .. untuk .. lu .. ar .. nggaa .. kuuu .. at ..”

    Saya merasa Rina mulai dalam kondisi orgasme yang memuncak, saya mempercepat kocokan tangan saya di vagina dan anus Rina. Tidak lama setelah Rina menjerit dan mengangkat tubuhnya dengan gemetar, dan merasakan cairan hangat dari dalam vagina Rina.

    “Serrr .. serrr …” cukup banyak untuk keluar dari permukaan vagina Rina.

    Rina capek dan lemas lemas di tempat tidur dengan posisi telungkup telanjang. Lalu saya menarik tangan saya dari vagina dan anus Rina, cairan terlihat yang cukup kental dan putih di jari saya, lalu gosok ke pria saya sebagai pelumas. Kukocok-goyangkan dengan lembut dan lembut penisku agar tetap tegang dan tegak berdiri.

    Sementara itu Rina telanjang dan membelakangi saya, lalu saya membalikkannya.

    “Rin, orgasme hebatmu kok ..”

    “Oh .. ah .. goyangkan jarimu itu hebat, kamu belajar dimana sih .. bagaimana dengan kelemahanku ..?” Sambil terus mengguncang penisku.

    “Ya .. nonton BF aja sudah pengalaman.”

    “Ah .. kamu bisa aja.” Katanya sambil mengganti tangan saya untuk menggoyang batangku yang ingin keluar lagi.

    “Rin, bolehkah aku coba vagina kamu ini ..?” Sedangkan kuelus-coax vagina.

    “Bisa..”

    Lalu aku menyebarkan Rina, dan yang lebih rendah adalah dengan lisan di vaginanya. Lidahku menurunkan vaginanya dari atas ke bawah dan naik lagi dan seterusnya. Rina mulai mendesah kenyamanan.

    “Ehhmm .. ah .. ye .. Ar .. sekarang aja kontolmu enterin deh ..!”

    Lalu aku pegang kedua paha Rina, lalu aku angkat, terlihat jelas vagina Rina yang sudah terbuka lebar dan berlumpur. Perlahan letakkan pangkal paha saya ke vagina Rina.

    “Ouhg .. hemm .. ah .. kamu ..” erangan Rina menerima poke pertama penisku.

    Aku mulai menusuk penisku perlahan.

    “Oh .. kamu .. shiit .. ah .. kamu ..” telingaku

    Memang benar vagina Rina, dindingnya berdenyut-denyut. Saya mulai mempercepat kocokan saya, dan lebih cepat.

    “Ah .. Ar .. iya … oh .. tidak .. ough … hemm .. ya .. ya .. te .. rus .. ar .. in ..” kepala rina tidak berhak ke kiri Dan benar

    Kuvariasi kocokanku dengan perlahan, lalu tiba-tiba sangat cepat, lamban lagi lagi dan seterusnya, biasanya saya memutar pantat saya agar penisku diputar di vagina Rina.

    “Ya .. ini .. ok .. Ar .. te .. rus .. ough .. ye .. hem ..” Rina suka memutar gerakan dari pantatku.

    Kira-kira 3 menit gerakan ini terjadi, saya membalikkan Rina dengan posisi menungging, dan saya menendang penisku lagi di vagina Rina dari belakang. Dengan dudukan pinggang Rina, aku segera melesat.

    “Oh .. ye .. Rin .. vagina kamu oke ..”

    “Penismu .. ouhg .. hemmm .., bagus .. ar .. te .. rus .. da .. lam ..!”

    Setelah beberapa saat, tiba-tiba, “Ah .. Ar .. aku akan, aku .. untuk .. diluar ..!”

    “Ta .. han .., tahan ya! Kamu .. hemm ..!”

    Merasa aku ada di sana, aku menyuruh Rina duduk di atas tubuhku, dan dia memeluk penisku, dan memasukkannya ke dalam vaginanya.

    “Ouh .. iya .. Rin .. kamu .. hebat ..!”


    “Ya .. Ar .., cepet ya .. aku keluar … ah .. hemm ..!”

    Lalu rina mempercepat gerakannya dengan liar, dia memelukku dan menggerakkan pantatnya untuk mengocok tangkai jantanku dengan cepat.

    “Oh .. Ar .. aa .. aku .. senjata .. k .. pegang .. keluar .. hah ..!”

    “Ki .. ta .. sama .. aku .. keluar .. juga ..”

    Dalam tiga detik, “Crroot .., crroott .. ah .. ah .. kamu ..”

    “Seerrr .., sreerrr ..” kumuncratkan sperma saya ke dalam rahim Rina, dan merasakan semprotan cairan hangat Rina di kepala penisku.

    Rina lemas di dadaku, dan kami tertidur di ranjang telanjang.

    Setelah beberapa jam istirahat, aku terbangun, rupanya Rina tidak ada disampingku. Lalu aku mengenakan pakaianku dan pergi ke tempat persewaan, dan ternyata Rina ada di sana.

    “Mas Ari sudah bangun ya .. jangan mandi dulu ..?”

    “Oh, bukan Rin, terima kasih.”

    “Jangan pinjam BF lagi ..?”

    “Ah .. belum lagi. Itu lagi buas besar di atas.”

    Rina tersenyum, lalu aku pulang ke rumah kosku dan aku mandi. Besok-besok aku pergi ke rental X adalah untuk menggoyang penis Rina yang sama.

    Setelah beberapa bulan aku tidak di sana, aku tahu Rina sudah tidak ada lagi. Saya tanya sama mas guard di rental X dimana Rina itu, ternyata Rina ke Jakarta. Wow .., maaf ya ya .. mulai ya .. tidak ada kepuasan seks selain deh masturbasi.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Pengalaman Panas Tante Cantik Supermodel Hot – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Pengalaman Panas Tante Cantik Supermodel Hot – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1027 views

    Perawanku – Cerita sex terbru, Itulah kata kata yg selalu ku ingat selama ini, dan aku selalu berharap kejadian itu berulang terus. Itu semua terjadi lima tahun lalu, ketika umurku masih 23 tahun. Aku bekerja sebagai montir panggilan, ya sampai sekarang pun tetap begitu. Hampir semua mobil bisa kuperbaiki asal ada saja alatnya, terkadang aku jg jadi guru pengganti untuk smk otomotif di kota kembang. Situs Judi Online

    Dgn paras yg tdk terlalu jelek akupun sering berganti ganti pacar, mulai dari berjilbab sampai yg bekerja di bar bar kota bandung pernah kupacari. Jadi, masalah sex aku sudah tak asing lagi. Jangan kau tanya berapa tinggiku, karena aku hanya biasa saja seperti pemuda lain ketika itu hanya sekitar 170cm.

    Smua itu berawal ketika aku pulang membetulkan mobil pa zakaria yg tinggal di sebuah komplek ternama di kota bandung, mobil pa zakaria itu rumit sekali untuk dibetulkan sehingga aku membawa semua perkakas di bengkelku. Dgn mobil avanza hitam, ku pacu mobil menuju rumah pa zakaria, meskipun sudah larut malam tetap aku kerjakan mobilnya pa zakaria, maklumlah sama pelanggan lama, kasian jg pa zakaria gapunya motor atau mobil lagi buat ngantor.

    Aku berangkat dari rumah jam 7 malam, dan membetulkan mobil sekitar 2 jam itu pun karena sambil diajak ngobrol oleh pa zakaria, seharusnya sih 30 menit jg selesai, tapi ya kunikmati sajalah, sekalian silaturahmi dgn beliau.

    Akupun pulang sekitar jam 9.30 malam, komplek pa zakaria tinggal adalah komplek besar, jalan nya saja lebarnya hampir 6 meter se arahnya, dan ditengah tengah jalan ada taman yg membatasi dgn lajur lain, mungkin bisa kalian bayangkan bagaimana besarnya komplek itu. Dgn type culdesac tentu saja taka da jalan lain selain lewat pintu utama untuk pulang.

    Komplek itu bukanlah komplek yg sering dilewati oleh masyarakat, komplek itu sepi sekali jika memasuki malam, dan lampu jalanan pun kadang tak dinyalakan karena alasan hemat. Ketika aku melewati jalanan yg agak sepi, aku melihat sebuah mobil yg mengepul asap dari dalam cap mesinnya. Akupun berhenti, tapi bukan karena asap itu aku berhenti, aku berhenti karena melihat wanita di dalam mobil itu.

    Aku pun memarkir mobil hitamku agak jauh di depan mobil itu, dan lalu aku turun, ternyata ketika ku membuka pintu, wanita yg ada dalam mobil itu sudah tiba tiba menghampiri aku, dan berkata,

    “de…ngerti mesin mobil ga ? tolongin tante dong..” ucap tante itu tanpa basa basi.
    “iya tante aku bisa ko, kebetulan aku montir hehe” jawabku dgn gagu.

    Tante itu berjalan mendahului ku kearah mesin mobilnya yg mengepul asap, meskipun jalanan itu agak gelap, tetap saja aku bisa melihat pantat besar tante itu yg bergoyang seirama dgn langkahnya, sungguh indah walaupun sedikit tak jelas. Sekilas aku berkhayal meremas pantat besar itu, bahkan aku gigit seperti yg sering ku lakukan pada mantanku yg bahenol si susan. Tapi aku tau dirilah, aku kan berniat menolong saja.

    Akupun tak banyak bicara selama memeriksa mesin, dan dalam 20 menit saja aku sudah mengetahui penyebabnya, ketika aku mau bicara pada tante itu ternyata tante itu sudah tertidur di dalam mobil dgn mulut menganga, aku tebak sih dia sudah memakai mobil ini dari luar kota, mungkin dia memang lelah sekali sampai sampai tidur seperti itu, tanpa kusadari aku menikmati melihatnya tertidur, dia tertidur di kursi tengah mobilnya, aku buka pintunya dan lampu dalam mobilpun menyala otomatis, dan aku pun akget bukan kepalang !

    Sexy banget nih tante, gilaaaa, bikin ngaceng…mana sudah seminggu aku memang tak onani, biasanya di sepong pacar, tpai kebetulan sekarang aku single, dan pikiran ku pun menjadi nakal.

    Tante itu berparas cantik, memakai kacamata, dan berambut panjang, terlihat dari wajahnya kalau dia sering perawatan di kecantikan kulit, bajunya yg modis berwarna biru tosca, dan memakai jeans panjang yg sedikit ketat. Buset..sangatlah masuk dgn seleraku.

    Aku pun tak lekas membangunkannya, karena ku pikir, aku akan memanfaatkan situasi ini. Tapi niat buruknya sirna seketika karena tante itu terbangun dan menatap takut padaku.

    “ehmm mas aduh maaf saya ketiduran nih…” seru tante sambil mengucek matanya..
    “iya tante gapapa ko, saya tau tante dari luar kota, iya kan ?” tanyaku sambil salah tingkah takut dia tau maksudku
    “iya betul tante baru pulang dari Surabaya.” Jawabnya sambil minum air mineral.
    “jadi gini tante, mobil ini cuman kepanasan saja, kurang air di radiatornya..tinggal tambah air saja ini sudah bisa nyala lagi, mungkin tante terlalu lama makenya, ga istirahat ya ?” aku mencoba akrab
    “ya gitu deh mas, pengen cepet sampe bandung sih, yaudah deh mas benerin aja mobilnya, saya pengen tau beres, berapapun saya bayar mas, asal harganya masuk akal saja hehhehe” dia bilang sambil memainkan handphonenya.
    “oke tante..siap” aku sambil berlalu..

    Dari caranya berkata aku tau dia itu memang biasa memerintah, mungkin dia bos suatu toko atau usaha sesuatu, ya ga aku pikiran deh yg kaya gituan, yg penting aku harus cepat membetulkan mobil itu.

    Dan selesailah membetulkan mobil itu, aku segera laporan ke si tante cantik.

    “tante sudah selesai mobilnya..”
    “oh bagus bagus, tapi ngomong ngomong nama km siapa ?” tanyanya dgn halus.
    “nama saya Kuriniawan tante, tapi panggil aja Iwan hehe” jawabku dgn malu.
    “oh Iwan , Iwan udah punya cowo belum ?” tanyanya dgn nada nakal
    “lah ko cowo sih tan haha, aku normal ko suka sama cewe..” jawabku dgn tertawa, tante ini bisa melucu jg ternyata..
    “haha ya aku becanda Wan, oh kamu normal ya ? kalau normal tante mau nanya dong..” bertanya dgn wajah seperti menyembunyikan sesuatu.
    “apa tante ?” tanyaku heran
    “kamu tertarik ga sama tante ?” dgn lancar si tante berkata…
    “hmm gimana ya tan, bingung jawabnya hehe” aku kaget dikasih pertanyaan seperti itu, memang sih aku tergoda, hanya saja tdk etis jika langsung aku katakan seperti itu.
    “ayo mengaku saja…tante lihat ko dari tadi kamu beneri mobil sambil bener benerin celana, bangun ya tuh penisnya..haha” ucap tante tanpa dosa..

    Buset entah bagaimana perasaanku saat itu, udara dingin ditambah percakapan yg tiba tiba menjadi aneh, dan ternyata tante ini memerhatikanku dari tadi, aku memang membetulkan celana karena melihat badan sexynya ketika tertidur tadi.

    “aduh ketawan deh hehe” sebisaku menjawab sambil bingung akan situasi.
    “nahloh Wan, ko bisa sih tiba tiba bangun penisnya..liat apa emang ?” dgn memasang wajah curiga.
    “ngga ko tante, ga liat apa apa..”
    “jujur saja Wan sama tante..km liat apa sampe ngaceng gitu..”

    Ingin sekali aku blak blakan dan bilang ngaceng liat tante, tapi seakan lidahku menjadi kaku dan tak bisa mengucap kata kata itu, di dalam diamku menjawab pertanyaan itu, tiba tiba tangan tante itu memegang penis…ah, rasa linunya benar benar aku rindukan, karena sudah lama penisku tak dipegang wanita.

    “aduh tante mau ngapain..”
    “udah cepet naik sini ke mobil, nanti ada yg lihat Wan..cepet..”

    Akupun segera naik mobil, aku duduk disebelah tante sexy itu. Tangan tante itu terus meremas penisku dari luar, aku bingung harus berprilaku seperti apa. Aku hanya diam saja menerima tindakan itu dan menikmati remasan tangan tante itu.

    Tante pun menuntun tanganku ke arah toketnya, akupun tak bodoh, aku langsung remas jg toketnya.

    “nah gitu dong Wan…ahhh geli Wan..remas terus Wan…keras jg gapapa…tante suka..” seraya melihat nakal kepadaku.

    Kami terus melakukan remas meremas di dalam keheningan dan kegelapan mobil, sesekali aku mencium dan menjilat pipi tante yg menggemaskan lidah. Dan tante pun sekarang sudah membuka sabuk dan seleting ku.

    “Wan..pernah ngentot kan sebelumnya ?” tanya tante sambil memainkan penisku
    “pernah tante, kenapa emang..” jawabku sambil terus meremas toketnya..
    “ko nanya sih Wan, entot tante dong sampe klimaks..tante rindu penis muda..” jawab tante sembari memposisikan badannya kearahku.

    Diapun menghentikan tanganku yg sedang meremas toketnya, dan langsung mengulum penisku yg sudah tegak sejak membetulkan mobil tadi.

    Blesssss,,penisku dikulum tante itu, rasa sensasi sepong menghinggapi sanubariku…rasa basah dan dingin air liur cepat aku nikmati, aku memegang rambut tante itu yg panjang, dan aku mengomandokan agar dia menyepong penis dgn cepat, aku jenggut rambutnya. Memaju mundurkan kepalanya sesuai ritme yg aku inginkan.

    Sekitar 5 menit tante itu menyepong penisku, lalu dia menghentikan aktifitas itu dan langsung menyandarkan tubuhnya yg sexy agak montok ke pintu dan membuka selangkangannya ke arahku.

    “Wan, sekarang kamu dong yg oral.” Sambil dia berusaha membuka celana jeans ketatnya di tengah mobil avanza hitam yg terasa sempit jika dipakai hubungan sex seperti ini.

    Dia melemparkan celana jinsnya kebelakang, dan semerbak harum vagina pun memenuhi mobil. Tanpa banyak bertanya aku langsung saja mengelus vagina tante itu, dia kaget dgn elusan ku yg tanpa peringatan, dan dia tersenyum sambil menikmati.

    Seperti tak mau ketinggalan kereta, aku langsung memposisikan badan menjilati vaginanya. Aku menjilat vagina seperti menjilat eskrim, hingga si tante tak kuat dgn jilatanku memukul mukul kepalaku minta aku berenti tapi tak kuturuti keinginannya, terus ku jilat sampai dia orgasme oleh lidahku.

    Cairan itu terkena muka ku dan sedikit mengucur ke jok. Muka tante itu aku tebak sedang memejamkan mata menikmati orgasme pertamanya, nafasnya terengah engah layaknya sudah lari sprint 100m. tante itu mengisyaratkan agar aku mengentotnya segera dgn menarik penis tegangku kearah vaginanya.

    Aku pun tak banyak lama, langsung ku serbu dengna penis panjang besar ku. Blesss….penisku pun masuk sarangnya. Sensasi vagina yg hangat sangat aku nikmati ditengah udara malam di bandung yg dingin seperti malam itu.

    Tante itu tak banyak bicara selama aku mengentotnya, dia terus saja merem melek menikmati entotan ku.
    Tiba tiba, suara telp memecahkan kesunyian itu. Dgn ringtone buka dikit joss.

    “buka dikit josss”
    “Stop dulu Wan, ada telp…”
    “ya halo….apa nak ?”
    “iya mama bentar lagi plg ko, ini udah di bandung..”

    Aku tetap mengentotnya meski dia memintaku stop, bahkan aku menambah intensitas masuk keluarnya penis ku. Membuatnya tak bisa menahan desahan.

    “eehhh aahhh~ ” mencubit perutku dgn tangah kirinya..
    “gapapa nak, mamahhh~ lagi makan aja nih, pedes aaahh~ basonya..” sambil merem melek kaya sebelumnya..
    Lalu diapun menutup telephone.
    “Wan..beresin sekarang cpt, aku mau plg ya sayang yaa..” kata si tante sambil menyimpan ho nya ke tas.

    Aku terus menggenjot vaginanya seperti tdk ada hari esok. Tangan kiri tante meremas jok dgn keras, tangan kanannya memegang gagang pintu diatas kepalanya.

    Tak lama aku pun tak kuat menahan spermaku, langsung aku semburkan di dalam tanpa tanya dulu.

    Muka tante itupun seperti kaget tapi sambil menikmati hangatnya spermaku didalam vaginanya.

    “kamu buang di dalem Wan ?? aku masih subur loh..kalau aku hamil gimana…” mengambil tisu dan membersihkan vaginanya.
    “maaf tante, ga kuat soalnya.”
    “yaudah gapapa, benerin tuh celananya, kalau engga aku gigit loh.” Sambil dia mengambil celana jeans nya dibelakang.
    “gigit aja nih…” aku arahkan penis ke mulutnya…

    Dan slupppppp~, dia mengenyot penisku yg tadinya sudah mulai melemas…dia menjilati penisku seperti lollipop.

    “nah kan udah bersih tuh…” sambil dia tersenyum.

    Setelah selesai akupun plg, dia memintaku pergi duluan.

    Aku menjadi ketagihan wanita yg berumur seperti dia semenjak kejadian itu, dan akupun mulai mencari petualangan yg aku sengaja buat, tdk kebetulan seperti dgn tante yg aku tak tahu namanya sampai sekarang. Aku masih selalu ingat bagaimana rasa legitnya vagina tante itu dan sedotan mulutnya yg luar biasa.

  • Cerita Sex Birahi Ibu Dan Anaknya

    Cerita Sex Birahi Ibu Dan Anaknya


    1027 views

    Perawanku – Cerita Sex Birahi Ibu Dan Anaknya, Birahi Ibu Dan Anaknya Ibu Ambar berusia 47 tahun, pekerjaannya sebagai karyawan perusahaan asuransi di kota Jakarta. Penampilannya sangat menarik. Wajah ayu karena ia adalah seorang peranakan ArabSundaJawa. Postur tubuhnya tinggi, montok dan berisi. Payudaranya besar, mengkal, meski agak turun menyerupai buah kelapa. Pinggangnya ramping dan makin ke bawah pinggulnya membesar seperti gentong besar. Bokongnya bulat, besar, dan kencang mendongak seperti bebek yang megalmegol bila ia berjalan. Kakinya panjang indah menyerupai kaki belalang.

    Betis halus mulus berbentuk bulir padi yang berisi ditumbuhi bulubulu halus yang kontras dengan warna kulitnya yang putih bersih. Pahanya makin ke atas makin membesar dan bulu halus itupun makin ke atas makin jelas menghiasinya. Gerakgeriknya lembut keibuan dan tenang penuh kematangan. Suaranya merdu agak mendesah dan menggairahkan. Suaminya bernama Pak Widyo, berumur 53 tahun dan bekerja di perusahaan minyak asing. Dari perkawinan mereka, dikaruniai 3 orang anak. Dua orang anaknya meninggal karena kecelakaan mobil sewaktu mereka kecil, sedangkan yang masih hidup cuma Rudi yang sudah berusia 18 tahun dan duduk di bangku SMU.

    Keinginan untuk memiliki anak sudah tidak memungkinkan lagi karena rahim Bu Ambar sudah diangkat karena adanya gejala kanker rahim. Karenanya perhatian mereka terhadap Rudi sangatlah berlebihan. Sejak kecil mereka selalu memanjakan Rudi dan memenuhi semua permintaannya apapun itu. Bila Rudi masuk angin sedikit saja mereka akan dibuatnya kalang kabut. Kejadian diawali ketika Pak Widyo tugas meninjau ladang minyak baru di lepas pantai. Di rumah cuma ditunggui oleh Bu Ambar, Rudi dan seorang pembantu setengah baya Mbok Inah namanya.

    Seperti biasa, pada malam hari Rudi sedang belajar untuk menghadapi Ebtanas minggu depan. Ia tengah sibuk berkutat dengan soalsoal latihan ketika ibunya datang membawa makanan kecil untuknya sambil menenteng majalah. Rud, ini ada oleholeh dari Bogor tadi siang untuk menemani kamu belajar, kata ibunya sambil meletakkannya di atas meja belajar Rudi. Kapan Ibu datang, kok suara mobilnya tidak kedengaran, tanya Rudi sambil tetap memelototi soalsoal sulit di depannya. Baru saja Rud, ini ibu sudah pakai baju mandi mau mandi, jawab ibunya.

    Sambil menunggu air panasnya Ibu mau membaca majalah dulu di kamarmu, sambung ibunya sambil merebahkan diri di ranjang yang membelakangi meja belajar Rudi. Ya, boleh saja tapi jangan sampai ketiduran nanti malah nggak jadi mandi, timpal Rudi. Singkat cerita Rudi kemudian berkonsentrasi lagi dengan belajarnya. Akhirnya setelah hampir 1 jam ia merasakan matanya mulai lelah, ia memutuskan untuk tidur saja. Sewaktu Rudi beranjak dari kursinya dan membalikkan badannya, tatapannya terpaku pada sosok tubuh montok yang teronggok di atas ranjangnya. Rupanya karena terlalu kelelahan, ibunya ketiduran. Posisi tidurnya tidak karuan.

    Tangannya telentang sementara kakinya mengangkang lebar seperti orang yang sedang melahirkan. Baju mandi ibunya yang panjangnya selutut nampak tersingkap sehingga paha putih mulus ibunya bisa terlihat jelas. Rudi bingung, apakah harus membangunkan ibunya atau menikmati pemandangan indah dan langka ini dulu. Sebelumnya ia tidak pernah berpikiran kotor terhadap ibunya sendiri tapi entah kenapa dan setan mana yang merasuki dirinya sehingga ia merasakan rangsangan ketika melihat paha ibunya yang tersingkap. Perlahan didekatinya tepian ranjang dengan hati berdebardebar.

    Diperhatikan dengan seksama tubuh ibunya yang montok dan wajahnya yang ayu keibuan dari ujung kaki sampai ujung kepala. Rudi menyadari ternyata ibunya sangat cantik dan menggairahkan. Kemudian dengan tangan gemetaran diberanikannya dirinya mengeluselus kaki ibunyna sampai ke paha. Begitu halus, lembut dan hangat kulit ibunya ia rasakan. Ketika menyentuh paha yang ditumbuhi bulubulu halus, Rudi merasakan kehangatan yang makin terasa mengalir ke telapak tangannya. Kemaluannya menjadi menegang keras dan membuat celananya terasa sesak dan ketat. Jantungnya makin berdegup kencang ketika ia meneruskan belaian tangannya makin jauh ke arah pangkal kaki yang masih tertutupi baju mandi ibunya.

    Kulit tangannya merasakan hawa yang makin hangat dan lembab ketika tangannya makin jauh menggerayangi pangkal kaki ibunya yang bak belalang itu. Gerakannya terhenti ketika ia merasa telah meraba bulubulu halus yang lebat sekali dan menyentuh gundukan daging yang begitu lunak dan hangat. Beberapa saat ia merabaraba gundukan daging lunak hangat itu. Akhirnya dengan rasa penasaran ia singkapkan baju mandi ibunya ke atas. Sehingga kini di depan matanya teronggok bagian selangkangan dan pinggul ibunya yang besar dan montok. Bulubulu halus yang sangat lebat nampak tumbuh di sekitar anus, kemaluan sampai perut bagian bawah. Begitu panjangpanjang dan lebatnya bulu kemaluan ibunya sampai kemaluan ibunya agak tertutupi.

    Kemudian dengan tangannya ia sibakkan bulubulu kemaluan di sekitar kemaluan ibunya. Sehingga kini kemaluan ibunya nampak jelas terlihat. Gundukan daging yang memanjang membujur di selangkangan kelihatan empuk dan menggunung berwarna agak kegelapan. Bila diperhatikan bentuknya mirip mulut monster berkerutkerut. Ini pasti yang namanya labium mayora (bibir besar) seperti dalam atlas anatomi, batin Rudi. Dari celah atas bibir monster yang besarnya setempurung kelapa itu tampak menonjol keluara bulatan daging sebesar kacang tanah yang berwarna kemerahmerahan.

    Kalau yang ini pasti yang namanya kelentit, pikir Rudi lagi sambil mengusapusap tonjolan liat itu. Kemudian jarinya ia gerakkan ke bawah menyentuh lipatlipat daging yang memanjang yang mirip daging pada kantong buah pelir lakilaki. Wah, ternyata labium minora Ibu sudah memble begini, pasti karena terlalu sering dipakai Bapak dan untuk melahirkan, batin Rudi. Hidungnya lalu disorongkan ke muka kemaluan sebesar mangkok bakso itu. Sambil membelaibelai bebuluan yang mengitari kemaluan ibunya itu, Rudi menghiruphirup aroma harum khas kemaluan yang menyengat dari kemaluan ibunya itu. Tak puas dengan itu, ia meneruskan dengan jilatan keseluruh sudut selangkangan ibunya.

    Sehingga kini kemaluan di hadapannya basah kuyup oleh air liurnya. Dijulurkannya panjangpanjang lidahnya ke arah klitorisk dan menggelitik bagian itu dengan ujung lidahnya. Sementara tangan satunya berusaha melepaskan ikatan tali baju mandi, dan setelah lepas menyingkapkan baju itu sehingga kini tubuh montok ibunya lebih terbuka lagi. Muka Rudi sampai terbenam seluruhnya dalam kemaluan ibunya yang sangat besar itu, ketika dengan gemas ia menempelkan mukanya ke permukaan kemaluan ibunya agar lidahnya bisa memasuki celah bibir monster itu. Usahanya tidak berhasil karena bibir itu terlalu tebal menggunung sehingga ujung lidahnya hanya bisa menyapu sedikit ke dalam saja dari celah bibir monster itu. Ia merasakan gundukan daging itu sangat empuk, hangat dan agak lembab.

    Sementara itu Bu Ambar masih tetap lelap dalam mimpinya dan tidak menyadari sedikitpun apa yang dilakukan anak yang sangat disayanginya terhadap dirinya. Tampaknya ia benarbenar kelelahan setelah seharian tadi pergi keluar kota menghadiri resepsi pernikahan kerabat jauhnya. Dengkurannya malah makin keras terdengar. Sambil tetap membenamkan mukanya ke kemaluan besar itu, Rudi meraih payudara ibunya yang sebesar buah kelapa dengan tangannya. Diremasremasnya perlahan payudara mengkal yang putih mulus itu. Rasanya hangat dan kenyal. Lalu tangannya berpindah di sekitar puting susu gelap kemerahan yang dilingkari bagian berwarna samar yang berdiameter lebar.

    Ketika tangannya memijitmijit puting susu itu dengan lembut, ia merasakan payudara ibunya bertambah kencang terutama di bagian puting tersebut. Denyutandenyutan di celah kemaluan ibunya juga terasa oleh bibirnya. Sementara itu dalam tidurnya ibunya terlihat bernapas dengan berat dan mengerang perlahan seperti orang yang sedang sesak napas. Melihat ekspresi muka ibunya yang seperti orang sedang orgasme dalam filmfilm porno yang pernah ditontonnya, Rudi makin gemas. Sehingga sambil lidahnya menggelitik klitoris ibunya, ia menusuknusukkan jari tangannya ke dalam celah kemaluan itu. Makin ke dalam rasanya makin hangat, lembab dan lunak.

    Ada pijitan pijitan lembut dari lubang vagina ibunya yang membuat jari tangannya seperti dijepitjepit. Makin lama lubang itu makin basah oleh cairan bening yang agak lengket, sehingga ketika jari tangannya ditarik terlihat basah kuyup. Ibunya kini makin keras mengerang dan terengahengah dalam tidurnya. Rupanya ia merasakan kenikmatan dalam mimpi, ketika kemaluan dan payudaranya dijadikan barang mainan oleh anaknya. Pinggulnya mulai menggeliatgeliat dan kakinya ikut menendangnendang kasur. Melihat tingkah ibunya yang sangat menggoda itu, Rudi tanpa banyak berpikir lagi segera melepaskan kaos dan celananya. Sehingga kini ia berdiri di depan tubuh bugil ibunya dengan keadaan bugil pula.

    Badannya terlihat besar dan kekar serta penisnya mencuat kokoh dan besar ke atas. Uraturat penis itu tampak beronjolan seperti ukiran yang mengelilingi penisnya yang berukuran panjang 20 cm dan diamerer batang 5 cm. Kepala penisnya yang sebesar bola tenis terlihat kemerahmerahan dan menganggukangguk seperti terlalu besar untuk dapat disangga oleh batang kemaluannya. Ia ingin menusukkan batang penisnya ke dalam kemaluan ibunya, tapi ia raguragu apakah lubangnya tadi cukup. Ia kini membandingkan ujung penisnya dengan kemaluan ibunya yang sebesar mangkuk bakso.

    Sepertinya bisa jika dipaksakan, pikirnya kemudian. Lalu ia naik ke atas ranjang dan menekuk kakinya di antara kangkangan lebar kaki ibunya. Ditempelkannya ujung penisnya ke celah mulut monster yang hangat dan lunak itu. Dengan diarahkan satu tangannya ia berusaha menusukkankan penisnya ke mulut vagina yang berwarna kemerahan setelah sebelumnya celah bibir itu dikuakkan lebarlebar dengan tangan satunya lagi. Mulut liang peranakan ibunya terasa sempit sekali, tapi karena adanya lendir yang sudah keluar tadi membuatnya agak licin. Dengan mendorong pantatnya kuatkuat, sebagian kepala penisnya berhasil masuk dijepit mulut vagina yang kelihatan rapat tersebut.

    Rudi merasakan agak sedikit pegal di kepala penisnya karena jepitan kuat muulut vagina. Sementara ibunya mulai memperlihatkan kesadaran dari tidurnya. Sebelum ibunya benarbenar terjaga, Rudi menekankan kuatkuat pinggulnya ke arah selangkangan ibunya sambil merebahkan diri diatas tubuh bugil ibunya. Kemaluannya dengan cepat menerobos masuk dengan cepat ke dalam lubang yang relatif sempit itu. Bunyi Prrtt.. nampak keras terdengar ketika penis besar Rudi menggesek permukaan liang senggama ibunya. Bu Ambar segera terjaga ketika menyadari tubuhnya terasa berat ditindih tubuh besar dan kekar anaknya.

    Sementara itu kemaluannya juga agak nyeri dan seperi mau robek karena dorongan paksa benda bulat panjang yang yang sangat besar. Ia merasa selangkangannya seperti terbelah oleh benda hangat dan berdenyutdenyut itu. Perutnya agak mulas karena sodokan keras benda itu. Liang peranakannya terasa mau jebol karena memuat secara paksa benda besar yang terasa sampai masuk rahimnya itu. Ketika didapatinya anaknya yang melakukan ini semua terperanjatlah Bu Ambar. Segera berusaha mendorong tubuh kekar anaknya yang mendekap erat di atas tubuhnya yang tanpa busana lagi.

    Kakinya menjejakjejak kasur dan pinggulnya ia goyanggoyangkan dan hentakhentakkan untuk melepaskan kemaluannya dari benda sebesar knalpot motor. Tapi Rudi makin merasa keenakan dengan gerakan merontaronta ibunya itu karena penisnya menjadi ikut terguncangguncang di dalam liang peranakan. Ia merasakan liang itu terasa sangat hangat dan berdenyutdenyut memijit kemaluannya. Tubuh montok ibunya yang didekap erat terasa hangat dan empuk.

    Rud apa yang kamu lakukan pada Ibu, lepaskan, lepaskan..! teriak ibunya pelan karena takut membangunkan Mbok Inah sambil tetap menggeliatgeliatkan tubuh montoknya berusaha melepaskan diri. Bu, Rudi ingin dikelonin kayak dulu lagi, Rudi merengek sambil makin menekan tubuh polos ibunya. Rud. Ini nggak boleh Rud. Aku kan ibumu, nak, kata ibunya yang kini sudah mulai mengendurkan perlawanannya yang siasia. Posisinya memang sudah kalah. Tubuhnya sudah ditelanjangi, didekap kuat serta kakinya mengangkang lebar sehinnga selangkangannya terkunci oleh benda besar irtu. Bu, Rudi pokoknya ingin dikelonin Ibu. Kalau nggak mau berarti Ibu nggak sayang lagi sama Rudi.

    Rudi mau cari pelacur saja di pinggir jalan, sahut Rudi dengan nada keras. Jangan, Rudi nggak boleh beginian dengan wanita nakal. Nanti kalau kena penyakit kotor, Ibu yang sedih, kata ibunya pelan sambil mengusap rambut Rudi perlahan. Ya, sudah karena sudah terlanjur malam ini, Rudi Ibu kelonin. Tapi jangan beritahu Bapakmu, nanti ia bisa marahmarah, sambung ibunya pelan sambil tersenyum penuh kasih sayang. Jadi Rudi boleh, Bu. Terima ksih Ya, Bu. Rudi sayang sekali sama Ibu, kata Rudi sambil mengecup pipi ibunya. Iya, Ibu juga sayang sekali sama Rudi. Makanya Rudi boleh sesukanya melakukan apapun pada Ibu. Yang penting Rudi nggak mengumbar nafsu ke manamana.

    Janji, ya Rud, kata ibunya. Iya Bu, Rudi juga nggak mau sama yang lain karena nggak ada yang secantik dan sesayang Ibu, kata Rudi dengan mengendorkan dekapan kuatnya sehingga kini ibunya tidak merasa terlalu berat lagi menahan beban tubuhnya yang sudah berat itu. Tapi Rudi harus melakukannya dengan pelan. Sebab punya Rudi terlalu besar, tidak seperti biasanya yang sering Bapakmu masukkan ke dalam punya ibu, kata Bu Ambar meminta pengertian Rudi. Memang postur tubuh Rudi mengikuti garis keturunan Bu Ambar, tidak seperti bapaknya yang pendek dan kecil.

    Sudah, sekarang punya Rudi digerakkan pelanpelan naikturun. Tapi pelan ya Rud! perintah ibunya lembut pada Rudi sambil membelaibelai rambut anaknya penuh kasih sayang. Kini Rudi mulai menggerakgerakkan penisnya naikturun perlahan di dalam liang sempit yang hangat itu. Liang itu berdenyutdenyut, seperti mau melumat kemaluannya. Rasanya nikmat sekali. Kini mulutnya ia dekatkan ke mulut ibunya. Mereka pun berciuman mesra sekali, saling menggigit bibir, berukar ludah dan mempermainkan lidah di dalam mulut yang lain. Tangan Rudi mulai menggerayangi payudara putih mulus yang sudah mengeras bertambah liat itu. Diremasremasnya perlahan, sambil sesekali dipiojitpijitnya bagian puting susu tang sudah mencuat ke atas.

    Tangan Bu Ambar membelaibelai kepala anaknya dengan lembut. Pinggulnya yang besar ia goyanggoyangkan agar anaknya merasakan kenikmatan di dalam selangkangannya. Sementara vaginanya mulai berlendir lagi dan gesekan alat kelamin ibu dan anak itu menimbulkan bunyi yang seretseret basah. Prrtt.. prrtt.. prrtt.. ssrrtt.. srrtt.. srrtt.. pprtt.. prrtt.. Penis besar anaknya memang terasa sekali, membuat kemaluannya seperti mau robek. Vaginanya menjadi membengkak besar kemerahmerahan seperti baru melahirkan. Membuat syarafsyaraf di dalam liang senggamanya menjadi sangat sensirif terhadap sodokan kepala penis anaknya.

    Sodokan kepala penis itu terasa mau membelah bagian selangkangannya. Belum lagi uraturat besar seperti cacing yang menonjol di sekeliling batang kemaluan anaknya membuat Bu Ambar merasakan nikmat. Meski agak pegal dan nyeri tapi rasa enak di kemaluannya lebih besar. Ia merasakan seperti saat malam pertama. Agak sakit tapi enak. Lendirnya kini makin banyak keluar membanjiri kemaluannya, karena rangsangan hebat pada Bu Ambar. Ketika Rudi membenamkan seluruh batang kemaluannya, Bu Ambar merasakan seperti benda besar dan hangat berdenyutdenyut itu masuk ke rahimnya. Perutnya kini sudah bisa menyesuaikan diri tidak mulas lagi ketika saat pertama tadi anaknya menyodoknyodokkan penisnya dengan keras.

    Bu Ambar kini mulai menuju puncak orgasme. Vaginanya mulai menjepitjepit dengan kuat penis anaknya. Kakinya diangkatnya menjepit kuat pinggang anaknya dan tangannya menjambakjambak rambur Aanaknya. Dengan beberapa hentakan keras pinggulnya, muncratlah air maninya dalam lubang kemaluannya menyiram dan mengguyur kemaluan anaknya. Setelah itu Bu Ambar terkulai lemas di bawah tubuh berat anaknya. Kakinya mengangkang lebar lagi pasrah menerima tusukantusukan kemaluan Rudi yang semakin cepat. Tangannya menelentang, memperlihatkan bulu ketiaknya yang tumbuh subur lebat dan panjang. Mengetahui hal itu Rudi melepaskan kulumannya pada mulut ibunya agar ia bisa bernafas lega.

    Bu Ambar tampak terengahengah seperti baru lari maraton. Ibu sudah tua, Rud. Nggak kayak dulu lagi bisa tahan sampai lama. Tenaga dan kondisi fisik Ibu tidak sekuat dulu lagi. Jadi, Ibu tidak bisa mengimbangi kamu, bisik ibunya sambil mengatur napas. Keringat Bu Ambar nampak bercucuran dari sekujur tubuhnya membuat hawa semakin hangat. Tanpa merasa lelah Rudi terus memacu penisnya dan sesekali menggoyanggoyangkan pinggulnya. Sepertinya ia ingin mengorekngorek setiap sudut jalan bayi yang dulu dilaluinya. Suara bunyi becek makin keras terdengar karena liang itu kini sudah dibanjiri lendir kental yang membuatnya agak lebih licin.

    Bu Ambar mulai merasakan pegal lagi di kemaluannya karena gerakan anaknya yang bertambah liar dan kasar. Tubuhnya ikut terguncangguncang ketika Rudi menghentakhentakkan pinggulnya dengan keras dan cepat. Plok.. plokk.. ploll.. plookk.. crrpp.. crrpp.. crrpp.. srrpp.. srrpp.. Bunyi keras terdengar dari persenggamaan ibu anak itu. Rud pelan, Rud..! desis ibunya sambil meringis kesakitan. Kemaluannya terasa nyeri dan pinggulnya pegal karena agresivitas anaknya yang seperti kuda liar. Rudi yang merasakan dalam selangkangannya mulai terkumpul bom yang mau meledak tidak menyadari ibunya sudah kewalahan, malahan terus mempercepat gerakannya. Bu Ambar hanya bisa pasrah membiarkan dirinya diperlakukan seperti itu.

    Ia tidak ingin mengganggu kesenangan anaknya. Baginya yang lebih penting hanyalah bisa memberikan tempat penyaluran kebutuhan biologis yang aman dan nyaman untuk anak yang disayanginya. Kakinya menjejakjejak kasur dan pinggulnya yang besar disentaksentakkannya perlahan untuk mengimbangi rasa nyeri dan pegal. Napasnya mendesahdesah seperti orang kepanasan habis makan cabai dan tangannya menjambak rambut anaknya. Kini Rudi sudah mencapai orgasme. Dipagutnya leher jenjang ibunya dan ditekankannya badannya kuatkuat sambil menghentakkan pinggulnya keras berkalikali membuat tubuh ibunya ikut terdorong.

    Muncratlah air mani dari penisnya mengguyur rahim dan kemaluan ibunya. Karena banyaknya sampaisampai ada yang keluar membasahi permukaan sprei. Sementara Bu Ambar merasakan tulangtulang di daerah pinggulnya seperti rontok, karena sodokan bertenaga dari anaknya. Tapi ia bahagia karena anaknya bisa mendapatkan kepuasan dari tubuhnya yang sebenarnya sudah tua. Rudi akhirnya terbujur lemas di atas tubuh ibunya dengan keringat bercucuran membasahi tubuh keduanya. Dikecupnya lembut bibir ibunya. Bu, terima kasih, yaa. Rudi sayang sekali dengan Ibu, bisik Rudi terengahengah mengatur napasnya kembali. Ibu juga, sayang, desah Bu Ambar pelan sambil membelai rambut anak semata wayangnya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Aku Dientot Guruku Sendiri Karena Payudaraku 36B

    Cerita Sex Aku Dientot Guruku Sendiri Karena Payudaraku 36B


    1025 views

    Perawanku – Hari ini hari minggu, di siang hari yang pana di sudut kota Surabaya, aku sedang berkejaran dengan waktu dan bus kota. Peluh mengalir membasahi wajah dan baju, dalam hatiku aku bertekad untuk tidak datang terlambat hari ini.

    Penting bagiku untuk dating tepat waktu hari ini, sebab aku tidak ingin mengecewakan dosen yang sudah berulang kali memarahiku. Entah kenapa hari ini semuanya tampak tidak bersahabat denganku. Terminal bus yang terlalu ramai dengan orang-orang seolah-olah mengatakan bahwa aku harus datang lebih awal lagi jika tidak ingin terlambat.

    “Aku akan datang tepat waktu hari ini atau tamatlah sudah semua persiapan pada hari ini,” selorohku dalam hati.

    Bus yang kutunggu akhirnya dating juga, namun kayaknya hari ini lebih penuh dari biasanya, aku bergegas berdesakan dan masuk ke dalam bis tanpa ac yang baunya bercampur-campur antara bau keringat yang tengik dan bau penumpang yang tidak mandi hari ini kurasa. Tapi dengan membulatkan tekad akhirnya aku berhasil naik dan seperti sudah di duga aku tidak mendapatkan tempat duduk hari ini.

    “Hmm, pasti ada pria tampan yang mau memberikan tempat duduk kepada gadis manis hari ini,” pikirku samil menoleh kiri dan kanan mencari pria yang dimaksud.

    Namun akhirnya aku harus berdiri sampai bus berhenti di depan falkutasku. Oh My God! Aku terlambat lagi hari ini. Kali ini keterlaluan sekali terlambat sampai 30 menit, mana hari ini ada tes kecil lagi. Aku langsung berlari kencang setelah membayar ongkos bus ke pak kondektur. Rok lipit-lipit warna senada yang kupakai berkibar-kibar seolah ingin protes dengan kecepatan lariku. Ada seorang mahasiswa yang hampir kutabrak langsung berteriak “Sinting!!” tapi aku tak pedulu dan terus berlari. Payudara ku yang berukuran 36 B, dibungkus dengan BH merah merek Pierre Cardin tampang terguncang-guncang naik turun dengan semangatnya, ya memang potongan BH sedikit rendah dan kemeja yang kupakai agak longgar sehingga aku merasa seperti BH nya mau melorot kebawah.

    Aku terus berlari dan menaiki anak tangga ke ruang kuliahku yang di lantai 4. Aku berkuliah di sebuah universitas swasta yang cukup punya nama di Surabaya. Sambil terus berlari aku kembali berpapasan dengan beberapa cowok yang sedang duduk-duduk di tangga sambil bercakap-cakap. Mereka bersuit-suit melihat aku berlari, bagiku itu justru menambah semangatku. Dengan Sepatu hak tinggi berwarna hitam menyala setinggi 6 cm tidak mengurangi kegesitan ku. Aku sudah berada di ujung tangga ketika kusadari para cowok kurang ajar itu mungkin mengintip dari bawah tangga.

    Cerita Sex Aku Dientot Guruku Sendiri Karena Payudaraku 36B

    Cerita Sex Aku Dientot Guruku Sendiri Karena Payudaraku 36B

    “Sialan!!” umpatku dalam hati, mereka pasti tahu aku mengenakan celana dalam merah hari ini.

    Akhirnya dengan segala perjuangan aku akhir sampai ke depan ruangan kelas, aku kemudian mengetok pintu, masuk dan langsung ke bangku yang masih kosong di belakang.

    Aku masih terengah-engah ketika Pak Eko, demikian nama dosenku, meneriaki namaku dengan keras.

    “YESSY!!, KAMU TAHU INI SUDAH JAM BERAPA???,” aku sampai meloncat kaget mendengar teriakan itu.
    “AYO KAMU KEDEPAN DULU SINI,” aku mengumpat dalam hati kemudian dengan berat langkah menuju ke depan kelas.

    Aku berdiri di depan kelas menghadap anak-anak yang tiba-tiba menjadi ramai seolah di depan kelas ada sesuatu yang aneh. Pak Eko menatapku dengan dingin, matanya seolah ingin menjelajahi tubuhku, napasku masih sangat terengah-engah dan akibatnya payudaraku bergerak naik turun seiring dengan napas ku. Kemeja putih yang aku pakai memang agak longgar tapi terbuat dari kain yang cukup tipis, sehingga samar-samar pasti terlihat warna BH ku yang menyolok, ah tapi cuek sajalah. Aku langsung mengecek ke bawah untuk melihat apakah pakaian yang aku pakai harus ditata jika tidak semestinya,

    “Semuanya tampak rapi,” pikirku cepat.
    “Haah, ternyata ada noda keringat basah yang tampak seperti bunga di kedua sisi ketiakku. Shit!!” kataku dalam hati.
    “Maaf Pak Eko hari ini saya terlambat karena bus sangat lama datangnya,” aku berkata cepat namun berusaha untuk tidak memicu kemarahannya.
    “Ya, saya tahu tapi hari ini kita sedang tes, dan kamu tahu aturannya kan bahwa ikut tes ini merupakan kewajiban sebelum UAS atau kamu tidak akan lulus pelajaran saya jika tidak mengikuti tes ini,” jelas Pak Eko tegas.
    “Kamu setelah kuliah ini harap menemui saya di kantor, kamu harus ikut tes susulan atau kamu tidak akan pernah lulus,” lanjutnya.
    “Ya pak,” jawabku cepat.

    Mata kuliah Pak Eko merupakan suatu mata kuliah yang sangat penting untuk mengambil mata kuliah lain karena tercantum hampir dalam setiap prasyarat mata kuliah lain. Dengan tidak lulus mata kuliah ini kemungkinan semester depan aku hanya dapat mengambil 1 mata kuliah saja yang lain semua terkena prasyarat.

    “Aku anak yang bertekad baja, aku harus lulus mata kuliah ini!!,” tekadku dalam hati.

    Pak Eko, umur 32 tahun, perawakan besar tinggi dan berkumis, kulitnya agak sawo matang tapi cukup putih untuk ukuran lelaki. Statusnya sudah cerai dengan istrinya dan sekarang hanya tinggal sendirian di salah satu kawasan elit di Surabaya, sebenarnya Pak Eko orang kaya dia punya usaha sampingan Rumah Walet di beberapa tempat. Tidak jelas mengapa ia mau menjadi dosen yang bayarannya hanya beberapa juta sebulan. Yang jelas orangnya ramah dan punya banyak teman. Teman saya pernah memergoki pak Eko di salah satu pub elit bersama temannya setelah di tanyai katanya urusan bisnis.

    Oh ya, namaku Yessy, aku cewek berusia 20 tahun. Sekarang kuliah semester 3 jurusan ekonomi, tubuhku langsing tapi berisi. Rambutku sebahu dan lurus seperti iklan yang di re-bonding itu lho. Banyak orang bilang aku cantik dan bukan saja orang hanya bilang, tapi aku sendiri bekerja paruh waktu sebagai SPG di berbagai tempat dan juga sebagai pagar ayu. Pokoknya untuk urusan pamer wajah dan badan aku pasti di ajak. Bukan apa apa sebenarnya, tetapi memang itulah kelebihanku. Aku punya banyak teman cowok maupun cewek aku orang yang pintar bergaul atau memang aku cantik sehingga banyak di kerubungi cowok yang sekedar senang atau memang menginginkan sesuatu, bukan hanya cantik lho, tapi juga seksi.

    Dadaku cukup padat berisi dan sesuai dengan postur tubuhku yang tinggi 162 cm dan berat 50 Kg, Kukira itu ukuran ideal yang di inginkan setiap wanita. Walaupun aku orang nya sering berada dimuka umum tapi aku sebenarnya agak pemalu, aku tidak berani berbicara sambil menatap mata orang, hanya kadang-kadang aku harus PeDe karena di bayar untuk itu. Tentu bukan hanya payudara ku saja yang indah, kulitku juga putih dan betisku mulus menantang setiap mata yang mampu menjelajahinya. Aku rajin merawatkan tubuh di berbagai salon kecantikan karena menurut bosku supaya lebih bernilai jual, entah apa maksudnya. Mungkin supaya penjualan produknya semakin besar atau supaya sering dipakai jadi SPG.

    “Yessy, hari ini bapak tidak sempat ke kantor lagi karena ada urusan penting yang tidak bisa di tunda. Kalau kamu betul pingin ikut tes ini, nanti hubungi bapak agak sore ya. Kalau lain kali bapak sudah enggak bisa kasih tes lagi, atau kamu mengulang aja tahun depan ya?” ucapan Pak Eko membuyarkan lamunan ku.

    Ternyata di kelas tinggal aku sendirian. Entah sejak kapan bubar, kayaknya aku terlalu banyak melamun hari ini.

    “Saya mau lulus semester ini pak, bagaimana kalau bapak tidak sempat nanti sore saja tes nya bahkan kalau di rumah bapak sekalipun saya bersedia yang penting bapak mau meluangkan waktu untuk saya” kataku gugup karena pikiranku baru terputus dan kacau.
    “Kamu tahukan nomor HP bapak kan? Ya sudah nanti sore bapak tunggu ya,” Lanjut pak Eko cepat langsung bergegas pergi.

    SubChapter 1b. Ketika semuanya di awali dengan ‘manis’

    Sudah jam empat sore ketika rangkaian kuliah hari ini selesai, aku tidak sempat pulang lagi, sambil melirik jam guess di tangan kiriku, janjiku dengan Pak Eko adalah jam 4.15 aku harus bergegas sebelum terlambat lagi, tidak usah melapor ke rumah lagi tokh tidak ada orang di rumah ku. Aku tinggal sendiri karena aku sebenarnya bukan orang Surabaya, aku anak luar pulau, aku tinggal sendirian di rumah kontrakan kecil yang tetangganya pun aku tidak berapa kenal. Keberanianku tinggal sendirian semata karena tekadku kuliah di Surabaya. Ya aku memang cewek bertekad baja.

    “Aku naik ojek sajalah ke rumah Pak Eko biar tidak terlambat” pikirku.

    Benar juga tidak sampai 10 menit aku sudah berdiri di depan sebuah rumah mewah berlantai 2 Pak Eko juga kebetulan baru pulang sehingga kami sama-sama masuk ke rumah. Pak Eko kemudian meminta waktu untuk mandi sebentar dan mempersilakan saya duduk di sofa berbulu putih yang tampaknya mahal. Begitu pak Eko hilang dari pandangan mataku aku berdiri dan melihat-lihat sekelililing.

    Aku terkagum-kagum melihat koleksi lukisan pak Eko yang indah-indah. Tiba-tiba ada geraman di belakangku, entah dari mana datangnya tapi dua ekor doberman besar sudah ada di belakangku dalam jarak kurang dari satu meter. Doberman-doberman tersebut cukup besar dan tinggi. Mereka mulai menggeram-geram dan maju perlahan. Aku takut sekali tapi aku tidak berani lari karena pasti di kejar dan bisa di gigit. Aku hanya maju ke dinding dan diam mungkin anjing itu akan menganggap aku bukan ancaman dan pergi. Aku merasa mereka makin mendekat mungkin hanya 1/4 meter lagi. Aku ingin berteriak tapi takut mereka jadi tambah galak lagipula pak Eko kemungkinan tidak mendengar dari kamar mandi. Aku cuma menutup mata dan berharap yang indah-indah.

    Dalam kegelapan tiba-tiba semua hening, anjing-anjing itu pasti sudah pergi, aku mencoba membuka mata dan menoleh ketika tiba-tiba terasa napas hangat di… Astaga!! di bagian atas belakang lutut. Salah satu doberman itu sudah begitu dekatnya sehingga napasnya dapat di rasakan pada kulitku yang mulus itu. Ia mulai menjilat-jilat bagian belakang pahaku, semakin lama semakin ke atas. Aku mulai merasa geli tapi tidak berani bergerak sedikitpun, jilatan itu menjadi semakin liar seolah-olah pahaku ada rasanya, yah.. mungkin bau dari kemaluanku, dan keringat yang mengering. Aku pernah menonton TV yang mengatakan bahwa binatang suka tertarik dengan bau kelamin lawan jenisnya sebelum memulai hubungan seks. Jilatan itu semakin naik sampai ke sela-sela paha bagian belakang dan mulai mengenai celana dalamku.

    “Ooohh, celana dalamku pasti basah nih” pikirku.

    Ludahnya terasa sekali banyaknya dan hangat serta geli. Aku mulai merasa terangsang karena jilatan itu. Doberman tersebut semakin bersemangat. Kayaknya ia tertarik dengan celana dalam merahku karena ia sudah tidak menjilati paha lagi tapi sudah menjilat celana dalamku. Kurasakan kemaluanku basah karena cairan kemaluanku sendiri deras mengalir seiring dengan ekstasi kenikmatan yang aku rasakan.

    Aku tiba-tiba terpikir bagaimana kalau celana dalamku di korbankan saja ke anjing itu, tapi bagaimana dengan anjing satunya yang menonton bagaimana kalau ia mau juga tapi kayaknya, oh syukur lah, hanya tinggal seekor saja. Aku memberanikan diri untuk mengangkat rok dan melucuti celana dalamku. Anjing itu menurut aja untuk menunggu seolah sudah tahu kalau celana dalam itu akan menjadi mainannya. Ia mundur dan membiarkan aku melucuti celana dalamku. Celana itu meluncur turun dengan cepat dan kulempar yang jauh. Tak disangka anjing itu langsung mengejar celana dalam itu dan memberi aku tempat kosong dan waktu untuk lari. Aku langsung lari dan mencari tempat yang aman.

    “Harus tempat yang tidak dapat di jangkau anjing tersebut,” Pikirku cepat.

    Kulihat di kebun belakang ada bangunan menyerupai air mancur dan letaknya cukup tinggi tapi harus dipanjat sedikit. Aku langsung lari kesana dan memanjat lalu berdiri diatasnya. Akhirnya aman juga, begitu pak Eko selesai mandi aku langsung berteriak minta tolong. Anjing itu juga tampaknya sibuk dengan celana dalamnya, sudah hampir di telan dan di gigit-gigit.

    “Harganya Rp 200.000, mati aku, baru beli lagi,” pikirku.

    Tiba-tiba aku panik bagaimana menjelaskan semua ini ke pak Eko ya? Lagipula sekarang ia harus turun dibantu oleh pak Eko karena tidak mungkin dia meloncat ke bawah, Bagaimana kalau kelihatan dari bawah oleh pak Eko kalau aku tidak mengenakan celana dalam? Atau haruskan dia berterus terang saja tokh pak Eko juga akan tahu kalau aku tidak pakai celana dalam?

    Tiba-tiba pak Eko muncul dari dalam rumah dan berkata “Lho Yessy, kamu kok di atas sana?”
    “Menghindari anjing bapak” jawabku.
    “Anjingnya sudah bapak usir keluar ayo bapak bantu turunin kamu” kata pak Eko sembari maju mendekati.
    “Saya bisa sendiri kok saya lompat aja” jawabku lagi.

    Aku ogah ketahuan kalau enggak pakai celana dalam. Pak Eko bersikeras mau membantu aku turun jadi dia pergi mengambilkan kursi untukku. Akhirnya sampai juga di bawah lagi sekarang tinggal mengambil celana dalam itu yang pasti sudah di tinggalkan anjingnya di lantai. Mataku langsung cepat menyapu lantai mencari benda itu sebelum terlihat pak Eko. Aku sedang sibuk memeriksa lantai ketika pak Eko datang lagi sambil berkata,

    “Ini punyamu ya?” ditangannya terjulur sebuah celana dalam merah ku yang sudah basah kuyup dan penuh gigitan. Ini sangat memalukan masak celana dalam saya di pegang pak Eko terus basah lagi.
    “Iya pak, semua itu gara-gara anjing bapak, terima kasih pak,” jawabku gugup sambil menyambar benda itu dari tangan pak Eko.
    “Nanti bapak ganti deh, maafkan anjing bapak” kata pak Eko sambil menggeleng-gelengkan kepala.

    Berdiri di depan pak Eko dengan rok sependek ini dengan kenyataan tidak mengenakan celana dalam membuatku terangsang lagi. Cairan kemaluanku pasti menetes ke lantai nih, “Oohhh aku sudah tidak tahan lagi” pikirku dalam hati.

    Benar aja dugaanku tiba-tiba setitik cairan menetes kelantai di iringi tetes berikutnya. Hal ini terlihat jelas oleh pak Eko yang kebetulan sedang menunduk.

    “Oh, kamu pingin pipis ya? Itu ada kamar mandi. Bapak tidak punya celana dalam wanita buat gantinya tapi kalau mau bapak ngajak kamu ke mal untuk beli gantinya sekarang,” tawar pak Eko.

    Saya tidak menjawab langsung aja ngeloyor ke kamar mandi. Pak Eko memandangku sampai aku masuk ke kamar mandi.

    “Bapak-bapak boleh keluar sekarang” ucap pak Eko.

    Tampak dari sebuah ruangan sebelah yang dibatasi kaca cermin 1 arah keluarlah beberapa orang laki-laki setengah baya. Salah satu dari mereka tampaknya kaya dan peranakan tionghoa. Kelihatannya Ia businessman yang sukses. Sedangkan yang lain kelihatan adalah kaki tangannya.

    “Pak Bobi, bagaimana anjing saya pak? Anjing ini khusus di latih di Eropa untuk meniduri wanita yang ditemuinya sangat hebat dan ahli di bidangnya. Tawaran saya 750 juta masuk akal sekali kan pak?” jelas Pak Eko.
    “Seperti yang telah bapak saksikan sendiri dia dari belakang cermin tadi, anjing-anjing tersebut mampu mendekati dan melakukan inisitiaf sendiri, mereka bisa mencium bau kemaluan wanita dari jarak berkilo-kilo jika bapak mau pun dia bisa berhubungan seks dengan wanita tanpa perlu di bimbing asal wanita tersebut tidak melawan dan telanjang,” lanjut pak Eko jelas.
    “Okelah kita deal aja yang penting kamu harus kasih saya 1 show sebagai complimentary dan sekaligus melihat kemampuannya,” Pak Bobi berkata sambil menepuk pundak pak Eko, “Dan saya mau wanita tadi yang dipergunakan dalam show itu, dia tampak putih dan merangsang serta seksi saya suka dia,” lanjut pak Bobi.

    Pak Bobi langsung pamit dan keluar di depan sudah menunggu sebuah BMW seri 7 terbaru berwarna hitam gress dengan supir yang berpakaian putih-putih. BMW itu melaju cepat meninggalkan kediaman pak Eko.

    Sementara itu Yessy sudah selesai mencuci dan mengelap kering kemaluannya yang basah akibat jilatan anjing tersebut. Celana dalam itu tidak jadi dipakai kembali karena jijik dengan ludah dan lendir dari anjing terebut, ia bahkan akan membuangnya jika sudah dapat yang baru. Tentu saja ia suka dengan ucapan pak Eko yang berjanji untuk menggantinya dengan yang baru. Ia keluar dengan rok tanpa celana dalam. Terasa dingin karena angin bertiup di bawah kemaluannya. Ide mengenai jalan-jalan di mal tanpa mengenakan celana dalam cukup memalukan rasanya apalagi lelaki yang menemaninya mengetahui hal itu. Tapi tidak ada pilihan lain demi tes yang harus di kerjakan hari ini. Demi kelulusan yang dia cita-citakan selama ini.

    Pak Eko menghampiri dia sambil membawakan segelas besar juice leci yang tampaknya enak dan dingin.

    “Sebagai rasa bersalah saya ini hidangan sekadarnya, maaf kalau tidak ada makanan, nanti keluar makan aja sekalian sekarang di minum dulu lalu saya tunggu di mobil” tukas pak Eko.

    Aku minum dengan cepat sampai tumpah sedikit di kemejaku tepat di bagian payudara sebelah kiri rasa dingin langsung menyergap ke dalam. Aku tidak sempat ke kamar mandi lagi langsung kulap saja pakai tangan dan berlari ke mobil yang sudah menunggu di depan.

    SubChapter 1c. Di mal, permainan di mulai.

    “Kamu ulang aja tahun depan ya” ucapan pak Eko membuyarkan keheningan di mobil, “Maaf walau ada kejadian tadi tapi semuanya kan berawal dari keterlambatan kamu” lanjutnya.
    “Saya harus lulus apapun caranya” pintaku. Apapun caranya.
    “Kalau begitu nanti tesnya lisan aja di mal ok, kan kamu bilang apapun caranya” tawar pak Eko.
    “Ok” kataku cepat seolah tidak ingin dia berubah pikiran.

    Begitu turun dari parkir aku langsung berjalan menuju department store sementara pak Eko ikut di belakangku. Pak Eko mengisyaratkan agar Yessy mengikuti dia dan seolah sudah tahu jalan pak Eko langsung menuju ke tempat penjualan underwear di department store tersebut. Agak kagum namun di telan aja kekaguman itu, perhatian Yessy tertuju di setumpuk celana dalam yang bermerek sama dengan BH nya saat ini. Ia sudah menemukannya ketika seorang pelayan mengatakan bahwa celana dalam tersebut boleh di coba di kamar pas. Hal itu sedikit aneh bukan? Seharusnya celana dalam tidak boleh di coba? Ah tapi persetan dengan keanehan itu yang penting aku sekarang sudah kedinginan dan sudah mulai terangsang lagi.

    Kamar pas itu pas di sudut dengan cermin di dua sisi. Agak sempit tapi cukup terang berlantai karpet. Ia mengunci pintu dengan baik dan mulai membuka roknya. Tampak kemaluannya menyembul sedikit berwarna kemerahan dan tampak basah mengkilap dibawah siraman lampu. Ia mengangkat sebuah kakinya ke atas sebuah dudukan yang ada di ruang ganti tersebut sambil memeriksa kemaluannya yang basah. Rambut kemaluannya nampak cukup lebat dan subur sekali. Kemaluannya memiliki bibir yang mungil yang mampu mengundang semua “kumbang” untuk berduyun-duyung mengerubunginya. Bukan hanya “kumbang” bahkan mungkin kumbang juga akan berduyun-duyun mengerubunginya, mungkin siapa tahu. Bau lendir dari kemaluan sangat khas sekali setiap cewek bisa mempunyai bau yang berbeda namun seorang yang ahli dapat tetap membedakan mana bau dari kemaluan mana bau dari ketiak.

    Setelah di usap-usap sampai tampak kering barulah ia mengenakan celana dalam tersebut. Astaga celana dalam itu seksi sekali di pinggulnya, kenapa tidak terpikir dari dulu ya? Dia berputar-putar sejenak untuk memastikan semuanya benar dan melangkah keluar tanpa membukanya lagi. Sampai di depan tampak pak Eko lagi bercakap-cakap dengan sang pelayan tersebut. Pak Eko memberi kode apakah cocok dan ia mengiyakan, selanjutnya uang pun berpindah tangan ke laci kasir.

    “Sekarang ayo kita makan sebelum tes di mulai” perintah pak Eko sambil menggandeng tanganku, reflek aku menarik tanganku tapi kembali di pegang pak Eko kali ini agak keras sehingga aku takut dan menurut aja tokh habis ini selesai sudah.

    Kami makan di sebuah café yang memiliki kursi sofa berbentuk L dan tampak sangat private mungkin karena suasana café yang agak remang-remang dan orang yang tidak banyak mungkin hanya 3 meja yang ada penghuninya kebanyakan adalah pasangan muda. Kami memilih meja di sudut dan mulai memesan makanan. Pak Eko memesan steak ayam dengan segelas nescafe dan aku memesan salad semangka, nasi goreng special dan Lemon Tea. Aku betul-betul lapar sehingga begitu di tawari makanan ini aku mengangguk aja. Aku sedang menunggu pesanan ketika tiba-tiba aku merasa ada tangan di bawah rokku.

    Tangan pak Eko yang kasar meraba pahaku yang mulus. Aku mau berteriak tapi tidak enak kalau Cuma pak Eko tidak sengaja benar kan. Aku memandang pak Eko ketika tiba-tiba pak Eko menciumku. Aku langsung kaget dan mundur sambil berkata

    “Maaf, Bapak jangan begitu” tapi pak Eko membalas dengan mengatakan bahwa tes nya akan saya beri sekarang.

    Tiba-tiba terpikir bahwa bisa saja tes di ganti dengan pelukan dan kencan kilat seperti yang biasa di halalkan di kalangan dosen tertentu. Ah menurut sajalah. Tangan Pak Eko mulai merajalela dan semakin ke atas meraba daerah kemaluanku. Kontan aku basah lagi karena merasa nikmat dan geli, aku mulai menuruti permainan pak Eko ketika aku tersadar kami sedang ada di mal, didalam café dan sedang menanti makanan, dan mungkin saja ada orang yang melihat. Saya berusaha memberitahu dan melihat kalau-kalau ada yang melihat tapi sia-sia. Jari pak Eko sudah berada di dalam celana dalamku di gosok-gosokan ke kemaluanku yang basah. Rangsangan yang diberikan semakin hebat aku mulai tenggelam dan merintih nikmat.

    Tiba-tiba Pelayan entah bagaimana sudah ada di dekat situ. Bagaimana kalau dia melihat kami berciuman? Ah itu sudah jelas dan mungkin lumrah. Tapi bagaimana kalau ia melihat tangan pak Eko berada di bawah rok ku? Tiba-tiba semua kembali biasa lagi pak Eko dan aku menerima makanan kami dan mengucapkan terima kasih. Pelayan itu meninggalkan kami sesaat kemudian. Pak Eko kemudian menunjukan jarinya yang basah oleh lendir kemaluanku. Basah sekali sampai aku kaget dan malu apa iya aku jadi sebasah itu. Lendir itu betul berbau khas ketika di dekatkan ke hidungku. Aku malu sekali belum pernah semalu ini di depan umum. Apalagi ketika pak Eko mencium bau lendir tersebut dekat hidungnya. Dunia rasanya mau runtuh aja. Tiba-tiba pak Eko tersenyum dan menatapku dan berkata kamu lulus tes nomor satu.

    Tiba-tiba entah kenapa aku pingin pipis setelah selesai makan, mungkin karena cairan yang aku minum terlalu banyak sejak tadi. Aku mengatakan hal itu kepada pak Eko dan meminta izin kebelakang. Pak Eko mempersilakan aku langsung lari ke kamar mandi terdekat. Eh.. Ternyata sesampaiku disana kamar mandinya sedang out of order karena mungkin sedang di bersihkan, aku tidak menyerah dan naik ke lantai berikutnya yang ini juga out of order. Sementara otot lubang kencingku mulai berteriak-teriak seperti lagi kebakaran,

    “Tolong kucurkanlah airnya, siram api itu” kalau andaikata otot tersebut bisa bicara.

    Sepertinya kencingnya sudah diujung mau meluncur keluar ketika aku sedang menaiki eskalator ke lantai berikutnya, disini malah kamar mandinya tidak ada. Akhirnya dengan langkah gontai dan menahan pipis yang semakin mendesak aku kembali ke café dengan harapan pak Eko mengetahui letak toilet yang lain. Pak Eko masih minum kopi ketika aku sampai dan langsung duduk kembali.

    “Semua toilet rusak pak” jawabku putus asa.
    “Buka saja celana dalammu dan pipis disini” kata pak Eko ringan seolah-olah jawaban itu sangat bijaksana.

    Wajahku memerah seketika mendengar jawaban itu, malu rasanya saking hebatnya sampai-sampai pipisku muncrat sedikit.

    “Bagaimana mungkin pak” Jeritku pelan,
    “Buka dulu celana dalam kamu dan taruh di atas meja” perintah pak Eko.

    Hatiku langsung berdegup kencang dan wajahku menjadi semakin merah. Tapi aku takut dan mengikuti aja pak Eko. Aku mengangkat rokku sedikit dan melucuti celana dalam ku sambil duduk sambil berharap cemas tidak ada orang di café itu yang tahu. Celana dalam itu kuserahkan ke pak Eko yang kemudian di taruh di atas meja. Selanjutnya aku menunggu instruksi pak Eko. Pak Eko mengambil gelas kosong bekas lemon tea yang tadi kuminum dan menyodorkannya ke aku, sambil berkata,

    “Kamu pipis aja ke gelas ini, tokh tidak ada yang tahu kalau itu lemon tea atau pipis kamu”.

    Hatiku langsung copot mendengar perintah itu. Tapi ya mungkin itu satu-satunya jalan. Meja tempat kami duduk bukan tipe tertutup cuma saja karena kursi sofa sehingga posisi meja menutupi ku sampai batas dada dan juga meka tersebut cukup lebar Ya cukup tertutup dan rendah sehingga orang tidak mudah melihat apa yang terjadi di bawah meja tapi kalau ada yang menjulurkan kepala di bawah meja pasti akan terlihat pemandagan indah.

    Aku menerima gelas tersebut dengan tangan gemetar selanjutnya aku memposisikan duduk ku ke ujung kursi agar bisa meletakan gelas di bawah kemaluanku. Aku tidak berapa jelas dimana posisi gelas apakah sudah tepat atau belum yang pasti aku harus membuka paha agak lebar, tangan kanan ku memegang gelas dan tangan kiri ku membuka bibir kemaluanku lebar-lebar, gelas kuposisikan tepat di mulut bibir kemaluanku dan tiba-tiba pak Eko berkata,

    “Jangan pipis dulu jaga aba-aba dari saya, dan jangan pipis terlalu kuat bunyinya itu lho bisa memancing perhatian orang,”

    Saya kemudian memandang sekeliling tampak ada beberapa laki-laki yang duduk berhadapan tapi tidak memperhatikan kami. Andaikata mereka menundukan badan kebawah sudah pasti mereka melihat jarak meja kami Cuma 1,5 meter saja. Mereka tepat berhadapan dengan kami, tadinya mereka tidak ada entah kenapa bisa berada di situ.

    “Oke Yessy, kalau sudah siap saya hitung sampai 3 dan kamu mulai pipis, 1.. 2.. 3” demikian aba-aba dari pak Eko.

    Aku pipis dengan perlahan tapi stabil, muncratan pertama agak keluar dan membasahi jariku dan mungkin juga lantai, tapi begitu pipis keluar lancar sudah tidak tumpah lagi. Aku betul-betul sudah tidak tahan lagi terlambat semenit pasti aku sudah pipis di kursi sofa tersebut. Tiba-tiba pak Eko memanggil pelayan di meja sebelah, aku baru mengeluarkan 1/3 dari seluruh kencingku, ketika pelayan tersebut dengan sigap mendatangi mejaku.

    Tiba-tiba aku sadar celana dalamku sudah tidak ada di atas meja. Celana dalam tersebut berada 1/2 meter di depan mejaku siapapun yang mengambilnya akan tahu aku sedang pipis ke dalam sebuah gelas, dan dia pasti akan mendapatkan pemandangan yang sangat indah. Bibir kemaluan yang terbuka, gelas yang berisi separuh cairan pipis kekuningan, dan lubang kemaluan yang memancarkan pipis kekuningan, pertunjukan yang cukup indah bukan hanya untuk kelas café,

    “Tolong ambilkan celana nona ini jatuh di depan itu pak” pak Eko meminta tolong pelayan untuk mengambil celana dalam yang jatuh di depan meja kami.

    Pelayan itu membungkuk dan mengambil celana dalam itu. Semua terjadi begitu cepat sampai aku tidak sempat menghentikan kegiatan ini. Dalam hati aku mau pingsan aja, pasti pelayan itu melihat aku pipis, oh tidak, pelayan itu kemudian berdiri dan sambil tersenyum sambil menyodorkan celana dalam itu ke saya, kedua tangan saya sedang sibuk di bawah ketika saya disodori celana dalam itu. Pelayan itu wajahnya merah karena malu dia kayaknya kaget sekali ketika tadi memungut celana itu.

    “Taruh aja di meja itu, terima kasih pak” jawabku menahan malu dan mukaku merah.
    “Kamu ini bagaimana sih Yes, masak orang sudah angkat barang kamu, kasih baik-baik masak kamu suruh taruh di meja itu kan celana dalam yang tidak sepatutnya berada di meja” sergap pak Eko, “Terima dengan kedua tangan kamu, berdiri dan membungkuk sendikit sambil mengucapkan terima kasih, ayo cepat!!” lanjut pak Eko setengah marah-marah.

    “Tapi..,” kencingku meluncur lebih deras dan tidak berdaya, tanganku tidak mungkin kuangkat, Aku sadar pak Eko sedang mempermalukan ku di depan pelayan ini.
    “Tapi saya tidak bisa pak” pintaku memohon.
    “Ya, sudah selesaikan dulu kerjamu baru terima celana itu dan lakukan seperti yang saya perintahkan” lanjut pak Eko penuh wibawa.

    Rasanya seperti setahun ketika akhirnya aku selesai memuntahkan seluruh kencing ke dalam gelas, tepat segelas penuh. Aku jadi sadar gelas ini harus kuangkat ke atas meja supaya kedua tanganku kosong. Aku mengangkat gelas itu dengan gemetar kutaruh di atas meja dan kemudian aku berdiri dan menerima celana dalam itu dan mengangguk terima kasih.

    Pelayan itu sepertinya melihat semua yang terjadi ketika dia tersenyum penuh arti kepadaku sambil menyodorkan celana dalam tersebut.

    “Minumannya sudah tidak diminum lagi non, biar saya angkat” pelayan itu berkata penuh arti seolah-olah tidak tahu apa-apa.
    “Sabar dulu belum habis diminum, ada apa buru-buru, ayo Yessy, habiskan dulu minuman kamu” Pak Eko berkata seolah tidak terjadi apa-apa juga.

    Yessy langsung syok begitu melihat segelas penuh kencingnya sendiri dalam satu-satunya gelas yang berisi “minuman”. Matanya menoleh ke pak Eko sambil berharap pak Eko tidak memaksa dia untuk meminum “minumam” dalam gelas itu.

    “Ayo habiskan kalau kurang manis bisa tambah gula” sambil mengambil sedotan di atas meja dan memasukan nya ke dalam gelas tersebut.

    Aku malu sekali harus meminum air kencing sendiri dalam gelas tinggi yang di beri sedotan lagi dan bukan saja itu melainkan di saksikan juga oleh 2 orang yang satu bahkan aku tidak tahu namanya dan mereka juga tahu bahwa itu adalah air kencingku sendiri. Tanganku gemetar memegang gelas yang hangat dan memasukan sedotan ke mulutku. Rasanya seperti berabad-abad dan kedua orang di depanku menunggu dengan penuh senyuman melihat aku minum.

    Rasanya sedikit asin dan baunya sangat pesing. Warnanya kuning dan penuh busa. Nasi goreng di perutku rasanya mau keluar semua ketika cairan kuning itu mulai membasahi tenggorokanku dan lambungku. Minum segelas penuh rasanya lama sekali bahkan aku di paksa menghisap sampai habis tuntas dan menjilat gelas tersebut. Pelayan tersebut mengambil gelas tersebut dan diangkat ke atas sambil berkata

    “Wah, nona ini hebat ya minumnya, mau tambah lagi”
    “Tiiidak..,” Tangisku.

    Kami membayar lalu keluar dari Café diiringi ucapan terima kasih dari pelayan tersebut sambil berkata

    “Lain kali datang lagi ya”.

    Aku hampir pingsan ketika pelayan tersebut membisikan sesuatu ke telingaku.

    “Gelas itu tidak akan pernah ku cuci akan di taruh di atas pajangan dan di beri tulisan ‘Yessy meminumnya sampai Habis’ tiap kali kamu datang aku akan menceritakan peristiwa ini kepada tamu yang ada”

    Lututku langsung lemas.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Tergoda Tubuh Semok Kakak Iparku

    Cerita Sex Tergoda Tubuh Semok Kakak Iparku


    1023 views

    Perawanku – Cerita Sex Tergoda Tubuh Semok Kakak Iparku, Ini merupakan kejadian yang memalukan sekaligus menyenangkan tentang perselingkuhanku dengan adik iparku Sindi.

    ‘Halo’, kataku menyambut telepon.

    ‘Oh, kakak!!, Mbak Sari mana kak’, suara diseberang menyahut.

    ‘Sindi??, kapan balik ke Jakarta, mbakmu lagi piket, telepon aja ke HP-nya deh, sahutku sambil bertanya. ‘Gak usah deh kak, sampaiin aja kalo aku pertengahan juni mo balik, aku kangen banget deh’ jawabnya lagi.

    ‘Oke, deh ntar aku sampaikan, take care ya’ jawabku datar dan menutup telepon.

    Kemudian ingatanku melayang beberapa tahun lalu, dimana saat itu dia banyak problem,.. cowok, drug, bahkan sempat pula berurusan dengan pihak berwajib karena tertangkap tangan atas kepemilikan Narkoba. Atas saranku Sindi, adik kandung Sari ke Jakarta dan sekarang telah bekerja di Singapura untuk memulai sesuatu yang baru.

    Sindi 30 th, seperti juga saudaranya berwajah cantik, kulitnya bersih, mata lebar, hidung mancung, rambut berombak di ujung dengan postur tubuh proporsional. Karena obsesi untuk mandiri dan sifatnya yang keras kepala itulah dia terperosok dalam problem berkepanjangan.

    Sindi sebelumnya tinggal di Surabaya, disana dia bekerja sebagai penyanyi. Dari pekerjaannya itulah (yang sebenernya tidak kami sukai) Sindi sempat ditahan polisi 1 malam karena narkoba, sebelum kami datang-dipanggil untuk memberi keterangan.

    Sejak peristiwa ditahannya Sindi 3 tahun lalu, Sindi sering telepon aku dan bercerita tentang keadaannya, teman lelakinya dan biasanya cukup lama, minimal 30 menit. Sindi lebih dekat denganku dan sering ‘curhat’ daripada kakaknya. Dalam setiap pembicaraan, Sari selalu memberi tanda agar aku ‘merayu’ Sindi untuk pindah ke Jakarta dan mencari pekerjaan di sini.

    Sari tau kedekatan kami itu, bahkan mendorong untuk dapat mengontrolnya melalui aku, karena sejak kecil Sindi memang susah nurut dan bandel. Awalnya aku hanya menganggapnya sebagai tanggung jawab seorang kakak terhadap adik, sebelum terjadi ‘sesuatu’ yang tidak semestinya kami lakukan.

    Awal maret 2017, Sindi telepon memintaku untuk menjemputnya di stasiun Gambir, Sari sangat gembira dengan berita itu dan segera mempersiapkan kamar untuknya. 13 maret 2017 aku jemput Sindi sendiri, karena anak bungsuku sakit, dan kami duga demam berdarah. Sindi datang sendirian, padahal rencananya bersama Hendry ‘cowoknya’ yang keturunan.

    ‘Kok, sendirian kak??’ mana ponakan2ku, tanya Sindi saat aku sambut barang2 bawaannya.

    ‘Andi lagi sakit, kayanya demam berdarah deh, terpaksa diisolasi dari sodaranya’ jawabku ngeloyor menuju mobil. Sambil merokok dan berlari kecil Sindi mengikuti aku, ‘Kesian yah, aku kangen ama mereka’ katanya.

    ‘Kak, tau nggak knapa aku kesini?? tanyanya di mobil.

    ‘Yah, loe mau refreshing, loe udah sadar dan mau kerja yang sesuai ama ijazahmu, khan?’ jawabku sekenanya.

    ‘Yang lain donk’ komentarnya manja.

    ‘Apa yaa, paling putus atau mo lari dari cowokmu, hahahaha’ aku tertawa geli karena pinggangku digelitiknya.

    ‘Sekarang bulan apa kak?’

    ‘Maret’ jawabku sambil terus nyetir

    ‘Bulan maret ada apa ya??’ Sindi mengerling, tangannya meremas tanganku saat di persneling..

    ‘Sindi,.. Apaan sih’, kataku berusaha menepis tangannya yang kemudian bergerak mau gelitiki aku lagi. Tanganku ditangkapnya, digenggam kemudian dicium sambil bertanya manja

    ‘Kakak sayang Sindi nggak sih?’

    ‘Sindi.. aku kakakmu, aku sayang kamu seperti Sari menyayangimu’ kataku jengah dan menarik tangan .

    ‘Kak,.. aku sayang dan mengagumi Kak rizky, lebih dari itu.., aku sayang ama kakak, karena bisa ngertiin aku, pahami aku, bisa ngemanjain aku dan..tau nggak, aku bisa orgasme kalo lagi teleponan ama kakak’..katanya sambil meraih tanganku lagi.

    ‘Sindi.. aku gak mau ngerusak semuanya dengan perbuatan bodohmu’, jawabku marah namun sebenernya menahan gejolak. Sindi terdiam dan melepas tanganku. Itulah 30 menit pembicaraan kami di perjalanan menuju ke rumah.

    Sampai di rumah Sari menyambutku dengan ciuman sambil bilang mo ke RS karna andi anak ke tiga ku panas udah lebih dari 2 hari. Aku segera ke kamar melihat keadaannya, sementara Sindi dan Sari menuju ke kamar di lantai 2 yang telah disiapkan.

    ‘Maa, cepetan yah’ aku beri isyarat agar Sari segera bersiap.

    ‘Sindi, mandi terus istirahat dulu yaa, ntar ngobrolnya deh’ kata Sari ama Sindi..OK boss sahut Sindi.

    Singkatnya Andi harus segera dirawat di RS saat itu juga.

    ‘Andi maunya ditemenin ama mama aja yaa? pinta anakku lirih..

    ‘Iya sayang, mama akan temenin anak tersayang mama deh’ Sari menghibur.

    ‘Janji ya maa..’

    Setelah Andi tidur aku rundingan ama Sari, keputusannya adalah aku akan nungguin Andi malem dan langsung berangkat kerja dari RS.

    ‘Paa, sekarang jemput Sindi ya.. ajak dia kesini, sekalian bawain aku beberapa pakaian, aku pengen ngobrol disini’.

    ‘Oke sayang’, jawabku setelah merasa semua beres.

    Sesampainya di rumah, aku siapkan beberapa pakaian yang pantas, termasuk pakaian dalemSari. Aku naik ke lantai 2 (kamar Sindi) mo ambil tas, kuketuk pintu dan memanggilnya.. Tapi gak ada sahutan, aku berasa gak enak dan telepon istriku

    ‘Kalo gak dikunci masuk aja deh paa, soalnya semua tas ada disana’

    ‘Tungguin si Bengal itu bangun, biarin dulu dia istirahat ntar kalo bangunin sekitar jam 12-an.

    Aku manusia biasa, seorang lelaki mana yang tidak tergoda dengan keadaan ini ; gadis cantik tertidur pulas, tanpa selimut. Sangat menggairahkan dengan rambut setengah basah tidur terlentang hanya dengan CD kecil terikat di pinggul dan sepasang bukit indah bebas tanpa penutup, ada kesempatan lagi. Aku terpaku untuk sesaat.. bathinku sedang berperang.. dan.. akhirnya aku menyerah.

    Kuhampiri Sindi (yang sedang tertidur??), aku ambil selimut yang terjatuh di lantai dan menutupi tubuh indah itu, tapi Sindi sepertinya gak mau di selimuti. Gerakan tangannya menolak diselimuti. Aku kembali terdiam.., kuberanikan diri menyentuh tangannya,.. gemetar aku rasakan saat itu,..

    Sindi masih terlelap bahkan mengeluarkan suara mendengkur. Nafsu sudah menguasai bathinku juga ragaku, penisku sangat2 tegang.. Sindi lebih cantik, lebih putih lebih tinggi dari Sari.. dengan jari tengahku, kutelusuri tangannya hingga ketiak..Sindi menggeliat dan menyamping seakan memberiku ruang untuk duduk di sebelahnya.

    Benar-benar kesempatan telah berpihak padaku,.. kuulangi sentuhan jariku, aku belai rambutnya yang lembab dan berombak, aku cium keningnya, aku belai wajahnya sambil memanggilnya pelahan,.. “Sindi.., bangun sayang..mbakmu suruh kamu ke RS..”, (dengar atau gak aku gak peduli) kuulangi kata-kata itu sambil terus membelai.., Sindi malah melingkarkan tangannya kepinggangku.

    Tanpa kusadari tanganku telah membelai kedua bukitnya, mempermainkan putingnya, sambil mengecup perlahan bibirnya. Sindi membuka matanya dan mendesah perlahan .. kakk, aku sayang kakak, aku ingin kakak sayang aku lebih dari seorang adik .. sebulan lebih aku meninggalkannya .. aku benci dia..

    ternyata dia telah berkeluarga, dan sampai saat ini belum kutemukan figur yang aku cari, kak.. sayangi Sindi.. tangannya menuntun tanganku kedaerah yang paling intimnya yang telah lembab, ketika jariku sedikit menekannya.. Ditariknya tubuhku sehingga menindih tubuhnya..

    Sepertinya Sindi in the mood. Dalam keadaan masih berpakaian, aku peluk Sindi dan menindihnya, kami bergerak seirama seakan sedang bersenggama.. Tiba-tiba telepon berteriak nyaring, seakan menyadarkan agar tidak berbuat lebih lanjut.

    ‘Pahh, udah bangun si Bengal tuh,.. Siram air aja kalo gak bisa, cepetan nih udah jam berapa sekarang? gerah nih, jangan lupa dasterku’.

    OK, jawabku dengan nafas masih memburu menahan nafsu. Permainan kami terhenti dengan un happy ending..

    Jam 14.30 sepulang kerja, aku mampir ke Pizza Hut beliin makanan kesukaan Andi sebelum ke RS. Saat dikamar Sindi menyambutku dengan ciuman mesra di bibir.. met ulang tahun sayang.., Gila nih anak pikirku.. ‘Sari’, aku memanggil istriku..

    Sari keluar kamar mandi, langsung memelukku, ‘Met ulang tahun pah.. hadiahnya ntar aja nunggu Andi sembuh, katanya main mata nakal. Sekitar jam 19.30 aku mo balik, pulang ganti baju. ‘Pah, ntar aja pulangnya, jam 21 an aja soalnya Andi gak mau kalo gak ditungguin mama, papa dirumah aja deh..’ biar mama yang tungguin Andi.

    ‘Yah..gimana nih, ntar kamu ditemenin Sindi ya, papa mo pulang urusin si rio ama intan’. ‘Tadi Sindi bilang tadi mo ktemuan ama temennya, mungkin dia mo keluar malem ini, pulang bareng ama papah aja ya, ntar kasi kunci cadangan rumah di laci lemari ya’ jawab Sari.

    Gawat..tapi ada rasa senang juga terbersit di pikiranku. Malaikat bathinku menyayangkan kenapa Sari begitu percaya pada hubungan kami, sedang syaitan di jiwa-ragaku bersorak kegirangan sampai penisku berkedut.

    Singkatnya kami tinggalkan Sari yang menjaga Andi. di perjalanan Sindi bilang ingin memberiku sesuatu untuk melampiaskan apa yang terpendam di sanubarinya dan membohongi kakaknya sendiri. Seperti biasa Rio dan intan udah berada di kamarnya jam 21.

    (Sari sangat disiplin dalam mendidik anak). Aku periksa tas mereka nge-cek PR. Setelah mencium pipi mereka, aku turun dan mandi, (Sindi udah ke kamarnya). Jam 23 after I call Sari 2 say good night, terdengar ketukan pintu, saat kubuka Sindi menerobos masuk dengan pakaian tidur cream.

    ‘Kak, .. Sindi mau tidur ama kakak, pengen dipelukin dan dimanjain..

    Saat itu yang pertama bereaksi adalah si Ucok di dalam sarung dan berteriak mengacung.. MERDEKA.. Dapat dibayangkan 2 orang berlainan jenis dalam 1 kamar yang dingin.. Sindi memelukku.. aku balas memeluknya erat. Sangat lama kami berpelukan.. Dalam posisi berdiri, kami berpelukan seakan berdansa.. setelah puas, aku gendong Sindi ke pembaringan.., kurebahkan dia, kutanggalkan pakaian tidurnya, Sindi hanya menggunakan G string.,..

    Sindi pasrah, menikmati, badannya yang polos.. Sindi memandangku saat aku buka sarung, satu2nya penutup bagian tubuhku.. Kurebahkan diriku disamping tubuhnya, aku cium dan rasakan tiap jengkal tubuhnya, bukitnya yang putih begitu indah mencuat, kontras dengan tanganku yang hitam.. Kak.. Aku sering mimpikan ini.. kak.. puaskan aku.., sayangi aku..

    Kuremas bukit indahnya sambil menciumi putingnya,.. Sindi menggelinjang hebat.. tangannya meraih penisku.. Dikocoknya perlahan.., kumasukkan tanganku, ke dalam CD G string hitam Sindi, Sindi mengangkat pinggulnya membantuku melepas satu2nya penutup tubuhnya. Lembab dan basah vagina Sindi oleh lendir hasrat, kutekan ujung jariku sedikit masuk, otomatis pinggulnya mengangkat dan berusaha agar jariku masuk lebih dalam.. beberapa lama aktifitas itu aku lakukan. Sindi pengen hisap punya kakak.. pintanya.

    Aku segera berdiri dengan penis masih teracung tegak, Sindi bangkit mengulumnya.. woww hisapannya ruarr biasa, penisku seakan berada dalam genjotan vaginanya.., segera aku atur posisi 69 untuk menikmati lendir gairah yang udah disediakan, setelah beberapa menit Sindi menggelinjang sambil berteriak, ‘kak.. Sindi pengen keluar, Kak .. genjotan-nya tambah liar. Kuhentikan jilatanku dan kuposisikan penisku penetrasi ke vaginanya yang benar-benar basah.

    Clepp, mudah sekali penisku menerobos masuk, aku berusaha mempertahankan very slow..kurasakan benar dinding-dinding vagina Sindi, saat kutemukan g spotnya, (sedikit dibawah permukaan dalam di bawah clitnya) kuarahkan agar tetap menyentuh area itu..

    Sindi benar2 tak dapat menguasai diri akibat genjotan yang kulakukan, dijepitnya pinggangku dengan kaki dan ditahannya pada posisi yang dikekehendaki.. Kakk.. kurasakan denyutan dahsyat otot vagina Sindi, sangat kencang, lebih kencang dari denyutan Sari.., God.. i’m cumming.. teriaknya.

    Saat kedutannya mengendor, kupercepat gerakanku, aku ingin menuntaskan genjotan ini.. beberapa genjotan sampai terasa telah hamper sampai, aku tarik penisku dan tumpahkan semua di luar.. Sindi agak kecewa.. namun aku tak segila itu untuk mempunyai seorang anak lagi.

    Begitulah pengalamanku dengan adik iparku, Setelah Andi pulang, aku selalu berusaha mencari kesempatan untuk bersenggama dengannya dan menikmati genjotan-nya, Sindi sempat tinggal selama 6 bulan sebelum ada panggilan kerja di Singapura.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Sisi Lain Dari Diriku

    Sisi Lain Dari Diriku


    1022 views

    Cerita Sex ini berjudulSisi Lain Dari DirikuCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Ini adalah pengalamanku yang agak beda dari yang biasa kuceritakan pada pembaca. Karena kali ini aku akan membuka sisi lesbianku, seperti yang dikatakan ilmu psikologi bahwa setiap manusia itu tidak 100% homoseks, juga tidak 100% heteroseks. Pernah diceritakan pada kisah-kisahku sebelumnya bahwa aku juga pernah melakukan aktivitas seksual dengan sesama jenisku walau bersamaan dengan lawan jenisku.

    Namun kecenderunganku pada wanita paling cuma 25%, cuma buat variasi atau iseng saja. Pada kesempatan ini aku akan menceritakan aktivitas seksku dengan sesama jenis secara khusus.

    Diantara empat sekawan geng-ku mungkin yang belum banyak diketahui pembaca adalah Ratna, aku memang belum sempat menuliskan pengalaman-pengalaman kami bersamanya. Ratna ini orangnya paling kalem diantara kami, juga paling pintar dalam pelajaran.

    Dibanding kami bertiga yang masih sendiri atau sering gonta-ganti pacar, perjalanan cintanya adalah yang paling mulus, cowoknya seorang liberal sehingga sehingga membiarkannya bebas bertualang dengan cowok lain, asalkan hatinya tetap untuknya, begitu kata cowoknya yang juga pernah terlibat ML denganku itu.

    Dia mempunyai tubuh langsing dengan payudara sedang, berambut hitam sebahu. Wajahnya bersih serta bermata bening dan berbibir indah, membuat setiap pria terkesima oleh pesonanya. Karena lebih banyak menghabiskan waktu dengan pacarnya, kebersamaannya denganku lebih sedikit dibanding dua temanku lainnya.

    Hari itu kami rencananya akan clubbing, sebelumnya aku harus menjemput Ratna dulu di rumahnya baru ke rumah Verna yang tidak terlalu jauh dari sana, barulah berangkat bareng dengan mobilnya Verna. Aku sampai ke rumah Ratna terlalu pagi agaknya, baru jam setengah delapan malam. Setiba di sana aku disambut mamanya yang mengatakan kalau Ratna sedang mandi, beliau mempersilakanku langsung saja ke kamarnya di lantai tiga.

    “Hai, Ci, masuk aja dulu, gua belum beres nih!” ajaknya saat membuka pintu.

    Jelas sekali dia baru mandi karena rambutnya basah dan cuma memakai handuk hijau yang melilit di tubuhnya.

    “Walah, lu baru mandi lu malam gini!” kataku.

    “Hehehe.. Tadi ketiduran lama abis nonton film, ya sekalian isi tenaga buat nanti lah!” jawabnya.

    Dia duduk di ranjang dan mengoleskan body lotion pada pahanya, dipersilahkannya aku duduk di sebelahnya. Kuperhatikan tubuh montoknya yang cuma terbalut handuk dengan kulit putih mulus, kaki kanannya yang sedang diolesi lotion ditekuk sehingga memancarkan keindahannya.

    “Ikutan Amway (salah satu usaha MLM) lu Na? Bukannya biasa lu pake Bodyshop?” tanyaku merujuk pada body lotion itu.

    “Nggak, itu saudara gua nawar-nawarin terus sih, jadi aja gua beli deh, lumayan mahal loh!”

    “Bagus nggak tapi?”

    “Ya gitulah, kata gua sih nggak beda jauh, cuma bantuin saudara gua nambah poin aja sih,” jawabnya, “Nih.. Coba aja sama lu sini!” seraya menawarkannya padaku

    Aku menjulurkan telapak tangan menerima sedikit cairan itu, lantas kuoleskan pada lengan dan betisku yang terbuka karena saat itu memakai celana jeans ketat sepanjang lutut.

    “Ci, bisa tolong gosokin ke punggung sekalian nggak?” pintanya sambil melepas handuk yang membelit tubuhnya sehingga terlihatlah tubuh telanjang dibaliknya.

    Ratna merebahkan tubuhnya tengkurap dan menaruh kepalanya pada kedua lengannya yang dilipat. Mulailah aku menggosok punggungnya, perlahan sambil memijat. Dia senyum-senyum kecil sambil dan memuji pijatanku yang katanya enak dan lembut.

    “Eemmhh.. Enak Ci, kaya di salon aja, lu emang bakat mijat deh!”

    “Enak aja.. Gua disamain tukang pijat, iihh!” kataku sambil menepuk pelan pantat montoknya.

    “Aw.. Genit ah lu, tepuk-tepuk pantat segala” sambil tertawa cekikikan.

    Mumpung tanganku sudah mendarat di pantatnya dan cairan itu masih tersisa sedikit ditanganku, akupun sekalian memijati pantatnya.

    “Disini sekalian dioles juga yah, tanggung nih dikit lagi, sayang kan mahal-mahal mubazir” saranku yang lalu diiyakannya.

    Ketika mengurut bongkahan pantatnya terdengar olehku dia mendesis pelan dan tubuhnya sedikit bergetar. Melihat reaksinya, iseng-iseng aku menyusupkan tanganku ke paha dalam lalu merambat perlahan ke pangkalnya.

    “Oohh.. Ci!!” desisnya makin jelas begitu daerah sensitif itu kusentuh.

    Entah secara disadari atau tidak, dia merenggangkan kedua pahanya seolah minta lebih. Karena dia menikmati yang kulakukan, akupun mulai horny dan terdorong meneruskan lebih jauh lagi.

    Pinggiran vaginanya kuusapi dan sedikit demi sedikit jari tengah dan telunjukku mulai masuk ke lubang kemaluannya. Jempolku kususupi ke anusnya diiringi desahannya, oohh..! Baik aku maupun dia makin terangsang saja dengan suasana seperti ini. Tanganku yang sudah basah oleh body lotion jadi tambah basah bercampur dengan air kewanitaan Ratna.

    Sekitar sepuluh menit jari-jariku bermain pada anus dan vaginanya hingga akhirnya dia menggelinjang dan mendesah mencapai orgasmenya. Dua menit kemudian dia bangkit duduk di ranjang dan menatapku dengan senyum manis.

    “Ok, sekarang giliran lu Ci” katanya.

    Akupun mulai melepas tank-top dan BH-ku sehingga aku topless sekarang.

    “Wah, tambah seksi aja lu Ci” sahutnya sambil memencet payudaraku.

    “Sama lu juga, pantesan si Samuel betah sama lu” jawabku sambil balas mencubit putingnya.

    Kami saling meraba payudara, pelan-pelan wajah kami semakin dekat, hidungku bertemu hidungnya. Hembusan nafas Ratna yang sudah memburu terasa di wajahku. Kulingkarkan tanganku pada lehernya dan bibir kami mulai saling mendekat hingga bertemu.

    Aku mengeluarkan lidah menjilati bibirnya, dia juga ikut mengeluarkan lidahnya membalas perbuatanku. Lidah kami menari-nari dalam mulut pasangan masing-masing. Tangannya yang lembut membelai punggungku menimbulkan sensasi geli yang nikmat. Demikian pula halnya tanganku turut mengelus punggungnya, sementara tangan kananku meremas payudaranya sambil memilin-milin putingnya, puting itu makin mengeras karena terus kumain-mainkan.

    Tanpa melepas ciuman, kudorong tubuhku de depan sehingga menindihnya. Ciuman kami semakin hot seiring dengan gairah yang makin membara dalam diri kami. Suara-suara kecupan bercampur dengan erangan tertahan dan nafas kami yang makin menderu.

    Tiba-tiba Ratna mendorong tubuhku dan berguling ke samping, kini posisi kami bertukar menjadi dia yang menindihku. Tangannya dengan sigap membuka sabukku dan memerosotkan celanaku berserta celana dalam dibaliknya. Aku turut menggerakkan kakiku membantu celana itu lepas dari tubuhku. Ratna melemparkan celana dan celana dalamku ke kursi rias yang tak jauh dari sini.

    Kembali dia menindihku hingga payudara kami saling menghimpit. Setengah menit kami berpelukan erat dengan mata saling tatap, kemudian kurasakan suatu gesekan pada bibir vaginaku yang membuatku mendesah secara refleks.

    Ternyata Ratna mengelus vaginaku dengan pahanya. Aku membuka pahaku lebih lebar agar klitorisku juga merasakan belaian lembut itu. Gesekan itu membuatku menggelinjang, belum lagi sekarang Ratna sudah mulai menciumi telingaku. Hembusan nafas ditambah permainan lidahnya pada lubang dan daun telingaku menghanyutkanku lebih dalam.

    “Eemmhh.. Nana.. Mm!” desahku dengan mata terpejam.

    “Servis gua ok kan” katanya berbisik di telingaku.

    Ciumannya merambat turun ke leherku, ssrr.. Lidahnya menyapu telak leher jenjangku disusul gigitan pelan dan cupangan yang dilakukannya dengan lembut dan mesra.

    Tangan kirinya menangkap payudaraku dan meremasnya lembut, jari-jarinya yang lentik menyentil-nyentil putingku hingga membuatnya makin tegang. Dari leher mulutnya turun lagi ke dadaku, lidahnya menjilati putingku yang kanan sementara tangan kirinya tetap memijat payudara kiriku.

    “Terus Na.. Give me more!” kataku sambil menekan kepalanya karena tidak puas hanya dengan dijilati saja.

    Tubuhku bergetar hebat merasakan payudaraku dikenyot dan diremas olehnya.

    Tangan kanannya kini bercokol di kemaluanku menggantikan pahanya, jarinya membelai lembut diantara kerimbunan bulu-bulu kemaluanku. Dua jari lainnya masuk ke dalam dan mengelus-elus dinding vaginaku sekaligus mencari klitorisku. Ketika menemukan titik rangsangan itu, semakin gencarlah dia memainkan benda itu sehingga tubuhku makin tak terkendali dengan mendesah dan menggeliat-geliat.

    Butir-butir keringat seperti embun sudah membasahi dahiku dan wajahku makin merah menandakan betapa terangsangnya aku. Kugerakkan tanganku ke bawah meraih payudaranya dan meremasinya sebagai respon perbuatannya.

    Jilatan Ratna turun lagi ke pusar yang dia jilati sebentar membuatku tertawa kecil karena geli, kemudian turun lagi mencapai vaginaku. Diperhatikannya sejenak kemaluanku sambil mengelus bulunya yang lebat.

    Kedua jarinya membuka bibir vaginaku sehingga udara dingin dari AC menerpanya. Darahku makin bergolak ketika dia mulai membenamkan wajahnya ke daerah itu. Aahh.. Desisku begitu lidahnya menyentuh bibir vaginaku.

    “Na.. Eenngghh.. Di situ.. Terus!” aku menggeliat merasakan lidah Ratna bergerak liar seperti ular merangsang setiap titik peka pada vaginaku. Sebagai seorang wanita, dia tahu betul bagaimana memanjakan tubuh wanita secara seksual.

    Aku sungguh menikmati permainan oralnya. Kedua pahaku merapat mengapit kepalanya menahan rasa geli. Otomatis pinggulku ikut bergoyang akibat rangsangan itu, Ratna memegangi pinggulku untuk menahan guncangan agar tak terlalu keras. Birahiku pun makin memuncak yang berakibat tubuhku menggelinjang hebat.

    Akhirnya sebuah erangan panjang menandai orgasmeku, tubuhku mengejang dengan tangan kiri meremas payudaraku sendiri dan tangan kananku menekan kepalanya lebih terbenam lagi di selangkanganku. Aku merasakan vaginaku dihisap-hisap kuat olehnya, melahap setiap tetes cairan yang terus mengalir dari sana.

    “Oohh.. Nana.. Bitch.. Aahh.. Akh!” erangku dengan mata merem-melek sambil meremas rambutnya.

    Lalu Ratna pun mengangkat wajahnya dan kembali naik ke tubuhku, pada mulutnya yang belepotan cairan kewanitaanku itu tersungging sebuah senyum.

    “Love it?” tanyanya dekat wajahku.

    Aku cuma mengangguk dengan nafas masih kacau. Diciumnya bibirku dan kubalas dengan tak kalah bernafsu. Aroma vaginaku masih terasa tajam pada mulutnya, kami ber-French kiss sambil menikmati sisa-sisa cairan kemaluanku.

    Setelah tenagaku terkumpul aku mencoba membalikkan tubuhnya hingga dia telentang di sebelahku. Kubelai rambut dan wajahnya sambil mendekatkan wajahku padanya. Putingnya yang terjepit diantara jariku kupencet dan kuplintir menyebabkan dia mendesah, saat itulah aku mencium bibirnya yang terbuka.

    Lidahnya kukulum dalam mulutku sambil menggerayangi payudaranya. Ratna menggeliat-geliat saat lehernya merasakan jilatan dan cupanganku, di saat yang sama tanganku sibuk memilin-milin kedua putingnya yang sudah keras. Dalam keadaan birahi tinggi seperti itu secara tidak sengaja, tangannya yang tadinya cuma mengelus punggung, tiba-tiba mencakarku.

    “Aduh-duh.. Hati-hati dong Na, sakit tau, udah tau kuku panjang gitu!” protesku.

    “Eehh.. Sory Ci, sory banget, habis lagi tegangan tinggi sih, cuma lecet dikit kan nggak akan berbekas!”

    “Awas ya, gua bales nih!” puting kanannya kugigit agak keras sambil meremas payudaranya.

    “Aakkhh.. Ci.. Pelan-pelan!” erangnya dengan tubuh mengejang.

    Erangannya justru membuatku makin bergairah mengenyot kedua payudaranya secara bergantian. Selanjutnya aku mulai melakukan mandi kucing terhadapnya. Leher dan pundaknya kusapu dengan lidah, kedua tangannya kurentangkan ke atas sehingga aku bisa menjilati ketiaknya yang bebas bulu.

    “Oohh.. Ampun Ci.. Geli..!” desahnya bercampur tawa kegelian, tubuhnya pun terhentak-hentak.

    Aku terus menjilati ke bagian dada, perut, hingga sampai pada kemaluannya. Bulu-bulunya agak jarang, tidak selebat milikku, serta bentuknya dicukur rapih. Tanpa buang waktu lagi aku langsung menjilati belahannya dan menggesek-gesek klitorisnya dengan jariku, perbuatanku ini spontan membuatnya menggelinjang hebat.

    “Aahh.. Gila.. Uuhh.. Uhh.. Disitu enak Ci!” demikian desah Ratna.

    Lidahku menyusup lebih dalam menjilati dinding kemaluan dan klitorisnya, semakin kujilat semakin basah daerah itu. Klitorisnya kutangkap dengan mulut dan kuhisap sehingga pemiliknya makin berkelejotan tak karuan.

    “Ci.. Citra, udah.. Gua keluar!” erangnya lebih panjang seiring dengan mengejangnya tubuhnya.

    Cairan yang keluar dari kemaluannya semakin banyak serta merta kujilati dengan nikmat.

    Ratna kembali melemas sementara aku masih saja menjilati tubuhnya sampai 2-3 menit ke depan. Akhirnya kamipun tergolek bersebelahan, beristirahat sejenak dengan obrolan dan canda ringan. Tiba-tiba HP Ratna berbunyi.

    “Iya-iya, ntar lagi kita berangkat kok.. Udah Citra dah datang dari tadi, tunggu ya!” kata Ratna menjawab HP-nya.

    “Verna tuh, udah ngomel-ngomel, yuk siap-siap!” katanya lagi setelah menutup HP.

    Kamipun bangun menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuh dengan handuk basah. Ratna berdandan dengan terburu-buru sampai hampir lupa meresleting bajunya.

    “Ya ampun Na, dari tadi pintu nggak dikunci yah, gimana kalo ada yang kesini?” seruku ketika mau membuka pintu.

    “Ups, lupa.. Heheh.. Rasanya sih nggak, cuma ada nyokap di bawah, untung si Vina (adiknya) lagi keluar, yuk let’s go!” dia menarik lenganku dan melangkah ke bawah dengan cepat.

    Setelah pamitan pada mamanya, kamipun berangkat untuk menikmati hiburan malam.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Bokep Dosen Nakal

    Cerita Sex Bokep Dosen Nakal


    1022 views

    Perawanku – Saya dilahirkan di kota Pekanbaru di propinsi sumatera, kota yang panas karena terletak di dataran rendah. Selain tinggi badan seukuran orang-orang bule, kata temanku wajahku lumayan. Mereka bilang Saya hitam manis. Sebagai laki-laki, Saya juga bangga karena waktu SMA dulu Saya banyak memiliki teman-teman perempuan.

    Walaupun Saya sendiri tidak ada yang tertarik satupun di antara mereka. Mengenang saat-saat dulu Saya kadang tersenyum sendiri, karena walau bagaimanapun kenangan adalah sesuatu yang berharga dalam diri kita.

    Apalagi kenangan manis.Sekarang Saya belajar di salah satu perguruan tinggi swasta di kota S, mengambil jurusan ilmu perhotelan. Saya duduk di tingkat akhir. Sebelum berangkat dulu, orangtua Saya berpesan harus dapat menyelesaikan studi tepat pada waktunya. Joker123

    Maklum, keadaan ekonomi orangtuSaya juga biasa-biasa saja, tidak kaya juga tidak miskin. Apalagi Saya juga memiliki 3 orang adik yang nantinya juga akan kuliah seperti Saya, sehingga perlu biaya juga. Saya camkan kata-kata orangtuSaya. Dalam hati Saya akan berjanji akan memenuhi permintaan mereka, selesai tepat pada waktunya.

    Tapi para pembaca, sudah kutulis di atas bahwa segala sesuatu yang terjadi pada Saya tanpa Saya dapat menyadarinya, sampai saat ini pun Saya masih belum dapat menyelesaikan studiku hanya gara-gara satu mata kuliah saja yang belum lulus, yaitu mata kuliah yang berhubugan dengan hitung berhitung.

    Walaupun sudah kuambil selama empat semester, tapi hasilnya belum lulus juga. Untuk mata kuliah yang lain Saya dapat menyelesaikannya, tapi untuk mata kuliah yang satu ini Saya benar-benar merasa kesulitan.  Agen Obat Kuat Pasutri

    “Coba saja kamu konsultasi kepada dosen pembimbing akademis..,” kata temanku Andi ketika kami berdua sedang duduk-duduk dalam kamar kost. “Sudah, Di. Tapi beliau juga lepas tangan dengan masalahku ini. Kata beliau ini ditentukan oleh dirimu sendiri.” Kata Saya sambil menghisap rokok dalam-dalam. “Benar juga apa yang dikatakan beliau, Gi, semua ditentukan dari dirimu sendiri.” sahut Andi sambil termangu, tangannya sibuk memainkan korek api di depannya.

    Lama kami sibuk tenggelam dalam pikiran kami masing-masing, sampai akhirnya Andi berkata, “Gini saja, Gi, kamu langsung saja menghadap dosen mata kuliah itu, ceritakan kesulitanmu, mungkin beliau mau membantu.” kata Andi.

    Mendengar perkataan Andi, seketika Saya langsung teringat dengan dosen mata kuliah yang menyebalkan itu. Namanya Ibu Frisca, umurnya kira-kira 35 tahun. Orangnya lumayan cantik, juga seksi, tapi banyak temanku begitu juga Saya mengatakan Ibu Frisca adalah dosen killer, banyak temanku yang dibuat sebal olehnya. Maklum saja Ibu Frisca belum berkeluarga alias masih sendiri, perempuan yang masih sendiri mudah tersinggung dan sensitif.

    “Waduh, Di, bagaimana bisa, dia dosen killer di kampus kita..,” Kata Saya bimbang. “Iya sih, tapi walau bagaimanapun kamu harus berterus terang mengenai kesulitanmu, bicaralah baik-baik, masa beliau tidak mau membantu..,” kata Andi memberi saran. Saya terdiam sejenak, berbagai pertimbangan muncul di kepala Saya. Dikejar-kejar waktu, pesan orang tua, dosen wanita yang killer. Akhirnya Saya berkata, “Baiklah Di, akan kucoba, besok Saya akan menghadap beliau di kampus.” “Nah begitu dong, segala sesuatu harus dicoba dulu,” sahut Andi sambil menepuk-nepuk pundakku.

    Cerita Sex Bokep Dosen Nakal

    Cerita Sex Bokep Dosen Nakal

    Siang itu Saya sudah duduk di kantin kampus dengan segelas es teh di depanku dan sebatang rokok yang menyala di tanganku. Sebelum bertemu Ibu Frisca Saya sengaja bersantai dulu, karena bagaimanapun nanti Saya akan gugup menghadapinya, Saya akan menenangkan diri dulu beberapa saat. Tanpa Saya sadari, tiba-tiba Andi sudah berdiri di belakangku sambil menepuk pundakku, sesaat Saya kaget dibuatnya.

    “Ayo Chris, sekarang waktunya. Bu Frisca kulihat tadi sedang menuju ke ruangannya, mumpung sekarang tidak mengajar, temuilah beliau..!” bisik Andi di telingSaya. “Oke-oke..,” Kata Saya singkat sambil berdiri, menghabiskan sisa es teh terakhir, kubuang rokok yang tersisa sedikit, kuambil permen dalam sSaya, kutarik dalam-dalam nafasku. Saya langsung melangkahkan kaki. “Kalau begitu Saya duluan ya, Chris. Sampai ketemu di kost,” sahut Andi sambil mFriscanggalkanku. Saya hanya dapat melambaikan tangan saja, karena pikiranku masih berkecamuk bimbang, bagaimana Saya harus menghadapai Ibu Frisca, dosen killer yang masih sendiri itu.

    Perlahan Saya berjalan menyusupi lorong kampus, suasana sangat lengang saat itu, maklum hari Sabtu, banyak mahasiswa yang meliburkan diri, lagipula kalau saja Saya tidak mengalami masalah ini lebih baik Saya tidur-tiduran saja di kamar kost, ngobrol dengan teman. Hanya karena masalah ini Saya harus bersusah-susah menemui Bu Frisca, untuk dapat membantuku dalam masalah ini.

    Kulihat pintu di ujung lorong. Memang ruangan Bu Frisca terletak di pojok ruangan, sehingga tidak ada orang lewat simpang siur di depan ruangannya. Kelihatan sekali keadaan yang sepi. Pikirku, “Mungkin saja perempuan yang belum bersuami inginnya menyendiri saja.” Perlahan-lahan kuketuk pintu, sesaat kemudian terdengar suara dari dalam, “Masuk..!” Saya langsung masuk, kulihat Bu Frisca sedang duduk di belakang mejanya sambil membuka-buka map. Kutup pintu pelan-pelan. Kulihat Bu Frisca memandangku sambil tersenyum, sesaat Saya tidak menyangka beliau tersenyum ramah padSaya. Sedikit demi sedikit Saya mulai dapat merasa tenang, walaupun masih ada sedikit rasa gugup di hatiku.

    “Silakan duduk, apa yang bisa Ibu bantu..?” Bu Frisca langsung mempersilakan Saya duduk, sesaat Saya terpesona oleh kecantikannya. Bagaimana mungkin dosen yang begitu cantik dan anggun mendapat julukan dosen killer. Kutarik kursi pelan-pelan, kemudian Saya duduk. “Oke, Christoper, ada apa ke sini, ada yang bisa Ibu bantu..?” sekali lagi Bu Frisca menanyakan hal itu kepadSaya dengan senyumnya yang masih mengembang. Perlahan-lahan kuceritakan masalahku kepada Bu Frisca, mulai dari keinginan orangtua yang ingin Saya agak cepat menyelesaikan studiku, sampai ke mata kuliah yang saat ini Saya belum dapat menyelesaikannya.

    Kulihat Bu Frisca dengan tekun mendengarkan ceritSaya sambil sesekali tersenyum kepadSaya. Melihat keadaan yang demikian Saya bertambah semangat bercerita, sampai pada akhirnya dengan spontan Saya berkata, “Apa saja akan kulSayakan Bu Frisca, untuk dapat menyelesaikan mata kuliah ini. Mungkin suatu saat membantu Ibu membersihkan rumah, contohnya mencuci piring, mengepel, atau yah, katakanlah mencuci baju pun Saya akan melSayakannya demi agar mata kuliah ini dapat saya selesaikan. Saya mohon sekali, berikanlah keringanan nilai mata kuliah Ibu pada saya.”

    Mendengar kejujuran dan perkataanku yang polos itu, kulihat Bu Frisca tertawa kecil sambil berdiri menghampiriku, tawa kecil yang kelihatan misterius, dimana Saya tidak dapat mengerti apa maksudnya. “Apa saja Christoper..?” kata Bu Frisca seakan menegaskan perkataanku tadi yang secara spontan keluar dari mulutku tadi dengan nada bertanya. “Apa saja Bu..!” kutegaskan sekali lagi perkataanku dengan spontan.

    Sesaat kemudian tanpa kusadari Bu Frisca sudah berdiri di belakangku, ketika itu Saya masih duduk di kursi sambil termenung. Sejenak Bu Frisca memegang pundakku sambil berbisik di telingSaya. “Apa saja kan Christoper..?” Saya mengangguk sambil menunduk, saat itu Saya belum menyadari apa yang akan terjadi. Tiba-tiba saja dari arah belakang, Bu Frisca sudah menghujani pipiku dengan ciuman-ciuman lembut, sebelum sempat Saya tersadar apa yang akan terjadi. Bu Frisca tiba-tiba saja sudah duduk di pangkuanku, merangkul kepalSaya, kemudian melumatkan bibirnya ke bibirku. Saat itu Saya tidak tahu apa yang harus kulSayakan, seketika kedua tangan Bu Frisca memegang kedua tanganku, lalu meremas-remaskan ke payudaranya yang sudah mulai mengencang.

    Saya tersadar, kulepaskan mulutku dari mulutnya. “Bu, haruskah kita..” Sebelum Saya menyelesaikan ucapanku, telunjuk Bu Frisca sudah menempel di bibirku, seakan menyuruhku untuk diam. “Sudahlah Christoper, inilah yang Ibu inginkan..” Setelah berkata begitu, kembali Bu Frisca melumat bibirku dengan lembut, sambil membimbing kedua tanganku untuk tetap meremas-remas payudaranya yang montok karena sudah mengencang.

    Akhirnya timbul hasrat kelelakianku yang normal, seakan terhipnotis oleh reaksi Bu Frisca yang menggairahkan dan ucapannya yang begitu pasrah, kami berdua tenggelam dalam hasrat seks yang sangat menggebu-gebu dan panas. Saya membalas melumat bibirnya yang indah merekah sambil kedua tanganku terus meremas-remas kedua payudaranya yang masih tertutup oleh baju itu tanpa harus dibimbing lagi. Tangan Bu Frisca turun ke bawah perutku, kemudian mengusap-usap kemaluanku yang sudah mengencang hebat. Dilanjutkan kemudian satu-persatu kancing-kancing bajuku dibuka oleh Bu Frisca, secara reflek pula Saya mulai membuka satu-persatu kancing baju Bu Frisca sambil terus bibirku melumat bibirnya.

    Setelah dapat membuka bajunya, begitu pula dengan bajuku yang sudah terlepas, gairah kami semakin memuncak, kulihat kedua payudara Bu Frisca yang memakai BH itu mengencang, payudaranya menyembul indah di antara BH-nya. Kuciumi kedua payudara itu, kulumat belahannya, payudara yang putih dan indah. Kudengar suara Bu Frisca yang mendesah-desah merasakan kFriscakmatan yang kuberikan. Kedua tangan Bu Frisca mengelus-elus dadSaya yang bidang. Lama Saya menciumi dan melumat kedua payudaranya dengan kedua tanganku yang sesekali meremas-remas dan mengusap-usap payudara dan perutnya.

    Akhirnya kuraba tali pengait BH di punggungnya, kulepaskan kancingnya, setelah lepas kubuang BH ke samping. Saat itu Saya benar-benar dapat melihat dengan utuh kedua payudara yang mulus, putih dan mengencang hebat, menonjol serasi di dadanya. Kulumat putingnya dengan mulutku sambil tanganku meremas-remas payudaranya yang lain. Puting yang menonjol indah itu kukulum dengan penuh gairah, terdengar desahan nafas Bu Frisca yang semakin menggebu-gebu. “Oh.., oh.., Christoper.. teruskan.., teruskan Christoper..!” desah Bu Frisca dengan pasrah dan memelas. Melihat kondisi seperti itu, kejantananku semakin memuncak. Dengan penuh gairah yang mengebu-gebu, kedua puting Bu Frisca kukulum bergantian sambil kedua tanganku mengusap-usap punggungnya, kedua puting yang menonjol tepat di wajahku. Payudara yang mengencang keras.

    Lama Saya melSayakannya, sampai akhirnya sambil berbisik Bu Frisca berkata, “Angkat Saya ke atas meja Christoper.., ayo angkat Saya..!” Spontan kubopong tubuh Bu Frisca ke arah meja, kududukkan, kemudian dengan reflek Saya menyingkirkan barang-barang di atas meja. Map, buku, pulpen, kertas-kertas, semua kujatuhkan ke lantai dengan cepat, untung lantainya memakai karpet, sehingga suara yang ditimbulkan tidak terlalu keras.

    Masih dalam keadaan duduk di atas meja dan Saya berdiri di depannya, tangan Bu Frisca langsung meraba sabukku, membuka pengaitnya, kemudian membuka celanSaya dan menjatuhkannya ke bawah. Serta-merta Saya segera membuka celana dalamku, dan melemparkannya ke samping. Kulihat Bu Frisca tersenyum dan berkata lirih, “Oh.. Christoper.., betapa jantannya kamu.. kemaluanmu begitu panjang dan besar.. Oh.. Christoper, Saya sudah tak tahan lagi untuk merasakannya.” Saya tersenyum juga, kuperhatikan tubuh Bu Frisca yang setengah telanjang itu.

    Kemudian sambil kurebahkan tubuhnya di atas meja dengan posisi Saya berdiri di antara kedua pahanya yang telentang dengan rok yang tersibak sehingga kelihatan pahanya yang putih mulus, kuciumi payudaranya, kulumat putingnya dengan penuh gairah, sambil tanganku bergerilya di antara pahanya. Saya memang menginginkan pemanasan ini agak lama, kurasakan tubuh kami yang berkeringat karena gairah yang timbul di antara Saya dan Bu Frisca. Kutelusuri tubuh Bu Frisca yang setengah telanjang dan telentang itu mulai dari perut, kemudian kedua payudaranya yang montok, lalu leher. Kudengar desahan-desahan dan rintihan-rintihan pasrah dari mulut Bu Frisca.

    Sampai ketika Bu Frisca menyuruhku untuk membuka roknya, perlahan-lahan kubuka kancing pengait rok Bu Frisca, kubuka restletingnya, kemudian kuturunkan roknya, lalu kujatuhkan ke bawah. Setelah itu kubuka dan kuturunkan juga celana dalamnya. Seketika hasrat kelelakianku semakin menggebu-gebu demi melihat tubuh Bu Frisca yang sudah telanjang bulat, tubuh yang indah dan seksi, dengan gundukan daging di antara pahanya yang ditutupi oleh rambut yang begitu rimbun. Terdengar Bu Frisca berkata pasrah, “Ayolah Christoper.., apa yang kau tunggu..? Ibu sudah tak tahan lagi.”

    Kurasakan tangan Bu Frisca menggenggam kemaluanku, menariknya untuk lebih mendekat di antara pahanya. Saya mengikuti kemauan Bu Frisca yang sudah memuncak itu, perlahan tapi pasti kumasukkan kemaluanku yang sudah mengencang keras layaknya milik kuda perkasa itu ke dalam vagina Bu Frisca. Kurasakan milik Bu Frisca yang masih agak sempit. Akhirnya setelah sedikit bersusah payah, seluruh batang kemaluanku amblas ke dalam vagina Bu Frisca. Terdengar Bu Frisca merintih dan mendesah, “Oh.., oh.., Christoper.. terus Christoper.. jangan lepaskan Christoper.. Saya mohon..!” Tanpa pikir panjang lagi disertai hasratku yang sudah menggebu-gebu, kugerakkan kedua pantatku maju-mundur dengan posisi Bu Frisca yang telentang di atas meja dan Saya berdiri di antara kedua pahanya. Judi Slot online 

    Mula-mula teratur, seirama dengan goyangan-goyangan pantat Bu Frisca. Sering kudengar rintihan-rintihan dan desahan Bu Frisca karena menahan kFriscakmatan yang amat sangat. Begitu juga Saya, kuciumi dan kulumat kedua payudara Bu Frisca dengan mulutku. Kurasakan kedua tangan Bu Frisca meremas-remas rambutku sambil sesekali merintih, “Oh.. Christoper.. oh.. Christoper.. jangan lepaskan Christoper, kumohon..!” Mendengar rintihan Bu Frisca, gairahku semakin memuncak, goyanganku bertambah ganas, kugerakkan kedua pantatku maju-mundur semakin cepat. Terdengar lagi suara Bu Frisca merintih, “Oh.. Christoper.. kamu memang perkasa.., kau memang jantan.. Christoper.. Saya mulai keluar.. oh..!” “Ayolah Bu.., ayolah kita mencapai puncak bersama-sama, Saya juga sudah tak tahan lagi,” keluhku.

    Setelah berkata begitu, kurasakan tubuhku dan tubuh Bu Frisca mengejang, seakan-akan terbang ke langit tujuh, kurasakan cairan kFriscakmatan yang keluar dari kemaluanku, semakin kurapatkan kemaluanku ke vagina Bu Frisca. Terdengar keluhan dan rintihan panjang dari mulut Bu Frisca, kurasakan juga dadSaya digigit oleh Bu Frisca, seakan-akan nmenahan kFriscakmatan yang amat sangat. “Oh.. Christoper.. oh.. oh.. oh..” Setelah kukeluarkan cairan dari kemaluanku ke dalam vagina Bu Frisca, kurasakan tubuhku yang sangat kelelahan, kutelungkupkan badanku di atas badan Bu Frisca dengan masih dalam keadan telanjang, agak lama Saya telungkup di atasnya.

    Setelah kurasakan kelelahanku mulai berkurang, Saya langsung bangkit dan berkata, “Bu, apakah yang sudah kita lSayakan tadi..?” Kembali Bu Frisca memotong pembicaraanku, “Sudahlah Christoper, yang tadi itu biarlah terjadi karena kita sama-sama menginginkannya, sekarang pulanglah dan ini alamat Ibu, Ibu ingin cerita banyak kepadamu, kamu mau kan..?” Setelah berkata begitu, Bu Frisca langsung menyodorkan kartu namanya kepadSaya. Kuterima kartu nama yang berisi alamat itu.

    Sejenak kutermangu, kembali Saya dikagetkan oleh suara Bu Frisca, “Christoper, pulanglah, pakai kembali pakaianmu..!” Tanpa basa-basi lagi, Saya langsung mengenakan pakaianku, kemudian membuka pintu dan keluar ruangan. Dengan gontai Saya berjalan keluar kampus sambil pikiranku berkecamuk dengan kejadian yang baru saja terjadi antara Saya dengan Bu Frisca. Saya telah bermain cinta dengan dosen killer itu. Bagaimana itu bisa terjadi, semua itu diluar kehendakku. Akhirnya walau bagaimanapun nanti malam Saya harus ke rumah Bu Frisca. Cerita mesum

    Kudapati rumah itu begitu kecil tapi asri dengan tanaman dan bunga di halaman depan yang tertata rapi, serasi sekali keadannya. Langsung kupencet bel di pintu, tidak lama kemudian Bu Frisce sendiri yang membukakan pintu, kulihat Bu Frisca tersenyum dan mempersilakan Saya masuk ke dalam. Kuketahui ternyata Bu Frisca hidup sendirian di rumah ini. Setelah duduk, kemudian kami pun mengobrol. Setelah sekian lama mengobrol, akhirnya kuketahui bahwa Bu Frisca selama ini banyak dikecewakan oleh laki-laki yang dicintainya. Semua laki-laki itu hanya menginginkan tubuhnya saja bukan cintanya. Setelah bosan, laki-laki itu mFriscanggalkan Bu Frisca. Lalu dengan jujur pula dia memintSaya selama masih menyelesaikan studi, Saya dimintanya untuk menjadi teman sekaligus kekasihnya. Akhirnya Saya mulai menyadari bahwa posisiku tidak beda dengan gigolo.

    Kudengar Bu Frisca berkata, “Selama kamu masih belum wisuda, tetaplah menjadi teman dan kekasih Ibu. Apa pun permintaanmu kupenuhi, uang, nilai mata kuliahmu agar lulus, semua akan Ibu penuhi, mengerti kan Christoper..?” Selain melihat kesendirian Bu Frisca tanpa ada laki-laki yang dapat memuaskan hasratnya, Saya pun juga mempertimbangkan kelulusan nilai mata kuliahku. Akhirnya Saya pun bersedia menerima tawarannya.

    Akhirnya malam itu juga Saya dan Bu Frisca kembali melSayakan apa yang kami lSayakan siang tadi di ruangan Bu Frisca, di kampus. Tetapi bedanya kali ini Saya tidak canggung lagi melayani Bu Frisca dalam bercinta. Kami bercinta dengan hebat malam itu, 3 kali semalam, kulihat senyum kepuasan di wajah Bu Frisca. Walau bagaimanapun dan entah sampai kapan, Saya akan selalu melayani hasrat seksualnya yang berlebihan, karena memang ada jaminan mengenai kelulusan mata kuliahku yang tidak lulus-lulus itu dari dulu.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,