Author: perawanku

  • Cerita Sex Selingkuh Dengan Pembantu Di Kamarnya

    Cerita Sex Selingkuh Dengan Pembantu Di Kamarnya


    996 views

    Perawanku – Cerita Sex Selingkuh Dengan Pembantu Di Kamarnya, Namaku Steven, aku adalah seorang keturunan Jawa – Italy dari eyangku, Kisah yg aku ceritakan ini adalah cerita dimana aku sedang liburan di jogja. Aku cukup banyak kenangan di kota ini kebetulan juga dulu aku kuliah di kota ini.

    Sekarang aku telah lulus dan bekerja di bali sebagai brand manager hotel bintang 4.

    Setiba dibandara, aku langsung menghubungi saudara jauhku yg memiliki rumah dijogja. Maia adalah ibu muda atau tepatnya pengantin baru lah…

    “hallo Maia… Aku Steven udah sampe jogja nih, sekalian jemput aku dibandara ya…

    “ok mas bentar aku meluncur” jawab mala.

    Ia sering memanggilku mas sebagai bahasa jogja untuk kakak lelakinya. Sekedar gambaran Maia ini memiliki tubuh seksi. Kulitnya kuning langsat dengan buah dada yg montok tidak terlalu besar serta pantatnya yg sungguh bahenol dan kencang.

    Dalam waktu 15 menit kemudian aku sudah dijemput.

    “Bagaimana mas kabar nya…? Tanya Maia,

    “Baik2 aja lah, duhh gimana nih kabarmu jadi pengantin baru heheh… Godaku… ”ihhh apan sih mas ini, ya aku tetap baik-baik aja lah mas..” dia berucap sambil tersenyum manis kepaku.

    Ku akui Maia begitu menggoda di usia yg ke 24 tahun ini, ia dulu yang terkenal suka gonta-ganti cowok ternyata kini mau menikah juga… Hmmmm pasti lagi seneng-senangnya ML tuh” pikirku dalam hati

    Sesampai di rumah Maia, aku turun… ! lalu aku di antar ke kamar tamu yang ada didekat kamar Maia.

    “Suami kamu kemana Maia…? Tanyaku

    “Lagi pergi kerja mas paling ntar sore pulang kok” jawabnya.

    Setelah itu aku mandi dan sejenak tidur siang hari agar staminaku terkumpul lagi. Pada sore hari aku terbangun, ku dengar ada orang berbincang di ruang tengah. Ketika aku keluar kamar Maia langsung memanggilku..

    ”Mass nih suamiku dah pulang, “Pah ni saudaraku dari bali yang aku ceritain itu loh.

    Aku pun mendekatinya” hai Mas, Aku Steven, maaf ga bisa hadir kemarin dalam pernikahan kalian karena ku lagi ke Italy” kataku

    Ouuhhh ya mas perkenalkan juga, Aku suami Maia namaku Roni” jawab suami Maia.

    Setelah itu kami bertiga berbincang hingga hari menjelang malam. Inginya ku keluar dugem tapi entah kenapa badan terasa capek. Jadi aku pamit pada mereka buat tidur saja.

    Ketika dikamar malah mataku sulit terpejam. Hari semakin larut. tiba-tiba dari kamar sebelah kudengar rintihan dan tawa cekikikan sepasang kekasih. Ku tau bahwa itu kamar Maia, aku jadi terpancing untuk melihat seberapa panas permainan mereka…

    Hmmm… live dan gratisan lagi” pikirku dalam hati

    Lalu aku mencoba mengintip mereka dari ventilasi atas pintu.

    “Ahhh…. Pah cepat donk isep yang kuat Hmmm… Aaarrgghhhhh…” kulihat paha Maia terkangkang dengan vagina yang sedang diciumi suaminya, tanpa menjawab Roni terus saja menjilati vagina Maia yang berwarna merah jambu.

    Melihat itu darah ku sungguh bergolak, betapa mulus tubuh Maia yang putih bersih dengan kepala mengadah ke atas sambil mata terpejam menikmati jilatan Roni, lalu ku lihat Roni mulai mengarahkan penisnya ke vagina Maia.

    “Ahhhh… Paahhh… enak sekali Paahh… Hmmmm… Arrgghhh ! kata Maia memanggil suaminya tanpa sadar lagi.

    Goyangan demi goyangan kulihat hingga Maia dan Roni ejakulasi secara bersamaan menikmati orgasme mereka.

    Gara-gara itu, Aku jadi terangsang hebat melihat aksi mereka, lalu aku singkirkan kursi ke tempat semulanya dan pergi kedapur mengambil minum. Entah kenapa aku jadi merasa haus. Sampai dekat kamar mandi justru aku mendengar orang yang sedang mandi.

    “Siapa yang mandi malam-malam gini ya? Pikirku. Karena penasaran kuambil lagi kursi untuk mengintip dari celah atas ventilasi.

    Ternyata yg kulihat adalah pembantunya Maia yang sedang mandi malam.

    Tubuhnya seksi dan langsing dengan payudara lumayan montok dan pantat berisi. Aku menjadi terangsang lagi melihat itu.

    Lalu dengan pelan-pelan aku buka pintu kamar pembantu itu. Segera aku bersembunyi di balik lemari yg terdapat celah di dekat pintu masuk. Sambil mendengarkan situasi luar aku lepaskan juga kaosku hingga tinggal celana pendekku saja.

    Aku mulai mendengar pembantu itu melangkah ke kamarnya yang hanya memakai lilitan handuk. Ketika dia memasuki kamar langsung pintu aku tutup dan ku kunci, Pembantu itu tampak terkejut…

    “Awwwwww…. kudekap mulutnya sambil kudorong kearah ranjang, langsung kusergap mulutnya degan bibirku, ia tampak berontak namun karena badanku yg besar membuat perlawananya tiada arti…

    Kucium dan kuremas buah dadanya yg masih terasa empuk dan kenyal..

    “Aarrrgghhh… Uuuuhhhh… Sssshhhh…” pembantu itu mendesah

    Tidak terdengar jelas karena ciumanku di bibirnya terus kulakukan. Akhirnya lama-lama ia tampak pasrah, Lalu sambil mencium dan meremas dadanya aku lepaskan juga celanaku. Aku arahkan batang penisku ke lubang vaginanya.

    Cerita Sex Selingkuh Dengan Pembantu Di Kamarnya

    Cerita Sex Selingkuh Dengan Pembantu Di Kamarnya

    “Aarrrgggghhhh…” desahan pertamanya mulai terdengar, matanya juga menjadi sayu menerima penisnya masuk ke lubang vaginanya.

    “Masss… idiiihh kenapa memperkosaku Mass… aahhhh… pelan-pelan juga sakit nih mas” ucap pembantu itu

    Vaginanya tambah lama tambah basah dan penisku kian lancar saja menyodok vaginanya, akhirnya pembantu itu memeluku erat-erat dengan menggoyangkan pinggulnya“ ahhhh… Mas gede banget, anuku gak kuat tahannya” ucap pembantu itu.

    Akhirnya dia mulai terbawa suasana, lalu kurasakan vaginanya berdenyut-denyut, menarik-narik batang penisku yang serasa di gigit oleh daging yang empuk.

    Aku masih tetap fokus terus menusuk vaginanya dengan kecepatan tinggi. di tambah juga dengan posisiku yang akan mencapai orgasme.

    Tetapi, tak lama kemudian…

    Croot… Crooott… Crooot..” sperma itu muncrat sebagian ke dalam lubang vaginanya dan ke perutnya sebagian. Aku juga tidak sadar bahwa penisku akan cepat sekali mencapai orgasme ini.

    Awas… Awas… !!! ucap pembantu cantik itu

    Husssstttt…” ucapku menutup mulutnya supaya tidak terdengar keluar

    Aku benar-benar puas dengan vagina pembantu yang masih sempit itu, sambil tersenyum ku cium bibirnya “terimakasih ya sayang” kataku, dan tidak ketinggalan pula menitip pesan supaya dia tidak membicarakan hal ini kepada orang lain ataupun kepada Maia yang sebagai saudaraku.

    Setelah itu aku keluar dari kamarnya. dan ia hanya menatapku pergi keluar begitu saja sambil tatapan matanya yang sayu.

    Semua berakhir begitu saja, tidak ada tanda-tanda pembantu itu akan mengadu kepada majikannya. Atau mungkin dia juga merasa enak akan service sex ku yang menggairahkan.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Tukar Pasangan Dengan Teman Lama Yang Tak Terlupakan

    Cerita Sex Tukar Pasangan Dengan Teman Lama Yang Tak Terlupakan


    995 views

    Perawanku – Cerita Sex Tukar Pasangan Dengan Teman Lama Yang Tak Terlupakan, Ivan namaku berpostur tinggi dengan berat yang ideal serta penampilan dan wajah keren kalau kata teman-temanku, saat ini aku berusia 24 tahun, kelahiran Bandung. Terus terang aku termasuk lelaki yang mempunyai
    libido seks tinggi dan butuh variasi yang bermacam-macam dalam melakukan hubungan seks. Saat ini aku sudah bekerja dan mempunyai posisi yang cukup bagus. Serta sudah mempunyai seorang istri yang cantik dan
    berkulit putih mulus dengan postur tubuh yang menarik serta selalu merangsang nafsuku.

    Cerita yang akan kutampilkan ini adalah pengalamanku beberapa waktu lalu. Saat itu aku mendapat undangan dari seorang teman lamaku yang bernama Jay. Jay adalah temanku semasa kuliah dulu di kota Surabaya. Sejak lulus dari kuliah kami tidak pernah bertemu, tetapi komunikasi melalui telepon tetap berjalan lancar. Saat ini dia juga sudah menikah, dan aku belum mengenal istrinya. Dia juga saat ini sudah berkerja di salah satu perusahaan besar di Surabaya, sedangkan aku berkerja di Jakarta sampai sekarang.

    Pada saat menghubungiku, Jay mengatakan bahwa dia akan berada di Jakarta selama satu minggu lamanya dan tinggal sementara di sebuah apartemen yang telah disediakan oleh perusahaannya. Dia juga datang bersama istrinya dan saat ini mereka juga belum mempunyai anak seperti aku dan istriku, maklum kami kan masing-masing baru menikah dan masih fokus ke karir kami, baik istriku ataupun istri Jay hanya ibu rumah tangga saja, sebab kami pikir kondisi itu lebih aman untuk mempertahankan sebuah rumah tangga, karena dunia kerja pergaulannya menurut kami tidaklah aman bagi istri-istri kami

    Malam itu sampailah kami di kamar apartemen yang dihuni oleh Jay dan istrinya.

    “Hai… Jay gimana kabar kamu, sudah lama yach kita nggak ketemu, kenalkan ini istriku Lusi,” kataku.

    “Hai Van, nggak ngira gua kalau bakalan bisa ketemu lagi sama kamu, hai Lusi… apa kabar, ini Sari istriku, Sari ini Ivan dan Lusi…” kata Jay balik memperkenalkan istrinya dan mengajak kami masuk.

    Kemudian kami ngobrol bersama sambil menikmati makanan yang telah disiapkan oleh Jay dan Sari. Kulihat Lusi dan Sari cepat akrab walaupun mereka baru ketemu, begitu juga dengan aku dan Jay.

    Ketika Sari dan Lusi asyik ngobrol macam-macam, Jay menarikku ke arah balkon yang ada dan segera menarik tanganku sambil membawa minuman kami masing-masing.

    “Eh.. Van gua punya ide, mudah-mudahan aja elo setuju… karena ini pasti sesuai dengan kenakalan kita dulu… gimana…” kata Jay.
    “Mengenai apa…” kataku.

    “Tapi elo jangan marah ya… kalau nggak setuju…” kata Jay lagi.

    “Oke gua janji…” kataku.

    “Begini… gua tau kita kan masing-masing punya libido seks yang tinggi, gimana kalau kita coba bermain seks bersama malam ini, dengan berbagai variasi tentunya, elo boleh pakai istri gua dan gua juga boleh pake istri kamu, gimana…” ucap Jay.

    “Ah.. gila kamu…” kataku spontan.

    Tetapi aku terdiam sejenak dan berpikir sambil memandangi Lusi dan Sari yang sedang asyik ngobrol. Kulihat Sari sangat cantik tidak kalah cantiknya dengan Lusi, dan aku yakin bahwa sebagai laki-laki aku sangat tertarik untuk menikmati tubuh seorang wanita seperti Lusi maupun Sari yang tidak kalah dengan ratu-ratu kecantikan Indonesia.

    “Gimana Van… kan kita akan sama-sama menikmatinya, tidak ada untung rugilah…” kata Jay meminta keputusanku lagi.

    “Tapi gimana caranya… mereka pasti marah… kalau kita beritahu…” aku balik bertanya.

    “Tenang aja, gua punya caranya kalau elo setuju…” kata Jay lagi.

    “Gua punya Pil perangsang… lalu kita masukkan ke minuman istriku dan istrimu.. tentunya dengan dosis yang lebih banyak, agar mereka cepat terangsang, dan kita mulai bereaksi.”

    “Oke… gua setuju..” kataku.

    Dan kami pun mulai melaksanakan rencana kami tersebut.

    Tukar Posisi
    Jay mengambil gelas lagi dan memasukkan beberapa butir pil perangsang ke dalam dua buah gelas yang sudah diisi soft drink yang akan kami berikan kepada Lusi dan Sari. “Aduh.. asyik amat… apa sich yang diobrolin.. nich.. minumnya kita tambah…” kata Jay sembari memberikan gelas yang satu ke Sari, sedangkan aku memberikan yang satu lagi ke Lusi, karena kebetulan minuman milik mereka yang sebelumnya kelihatan sudah habis.

    Kemudian Lusi dan Sari langsung menenggak minuman yang kami berikan beberapa kali. Aku duduk di samping Lusi dan Jay duduk di dekat Sari, kami pun ikutan ngobrol bersama mereka. Beberapa waktu kemudian, baik aku maupun Jay mulai melihat Lusi dan Sari mulai sedikit berkeringat dan gelisah sambil merubah posisi duduk dan kaki mereka, mungkin obat perangsang tersebut mulai bereaksi, pikirku.

    Cerita Sex
    Kemudian Jay berinisiatif mulai memeluk Sari istrinya dari samping, begitu juga aku, dengan sedikit meniupkan desah nafasku ke tengkuk Lusi istriku.

    “Sar… aku sayang kamu…” kata Jay.

    Kulihat tangannya mulai meraba paha Sari, istrinya.

    “Eh Jay… apaan.. sich kamu… kan malu… akh.. ah…” kudengar suara Sari halus.

    “Nggak pa-pa.. ah… ah… kamu sayangku… ah…” desah Jay meneruskan serangannya ke Sari.

    Melihat kondisi itu, Lusi agak bingung… tapi aku tahu kalau dia pun mulai terangsang dan tak kuasa menahan gejolak nafsunya.

    “Lus… aku cinta kamu.. ukh… ulp… ah…”

    Aku pun mulai memeluk Lusi istriku dan langsung mencium bibirnya dengan nikmat, dan kurasa Lusi pun menikmatinya. Aku pun mulai memeluk tubuh istriku dari depan, dan tanganku pun mulai meraba bagian pahanya sama seperti yang dilakukan oleh Jay.

    “Lus… akh… ak… kamu… sangat cantik sayang…” kataku.

    “Akh.. Van… ah… ah…” desah istriku panjang, karena tanganku mulai menyentuh bagian depan kemaluannya, dan mengelus dan mengusapnya dengan jari tangan kananku, setelah terlebih dahulu menyibakkan CD-nya secara perlahan.

    Kulihat Jay sudah membuka bajunya dan mulai perlahan membuka kancing baju Sari istrinya, yang kelihatan sudah pasrah dan sangat terangsang.

    “Ah.. Jay… ah… ah… ah…” desah Sari kudengar. Dan Jay sudah berhasil membuka seluruh pakaian Sari, dan kulihat betapa mulusnya kulit Sari yang saat ini hanya tinggal CD-nya saja, dan itu pun sudah berhasil ditarik oleh Jay.

    Tinggallah tubuh bugil Sari di atas sofa yang kami gunakan bersama itu dengan kelakuan Jay pada dirinya. Kulihat Jay pun sudah membuka semua pakaiannya dan sekarang tanpa sehelai benang pun yang menutupi tubuh Sari maupun Jay yang saat ini saling rangkul dan cium di sampingku dan istriku.

    “Ah… ulp… ulp… ulp.. ah.. sst.. sst…

    ” kulihat Sari menjilat dan menghisap kemaluan Jay yang putih kemerahan dengan nikmatnya.

    “ukh…ukh..ohh….ukh…” erang Jay menikmati permainan Sari.

    Aku pun sekarang sudah berhasil membuka semua pakaian Lusi istriku, kulanjutkan dengan meremas buah dadanya yang kenyal itu dan kulanjutkan dengan mengisap kedua puting susunya perlahan dan berulang-ulang. “Ah… ah… ah… Van… terus… ah.. ah..” desah Lusi keenakan. Tangan Lusi pun mulai membuka celanaku dengan tergesa-gesa karena hanya celanaku yang belum kubuka dan kelihatannya Lusi sudah mulai tidak sabaran. “Akh… akh… ukh… oh…” ketika celana dan CD-ku terbuka dan jatuh ke bawah, Lusi segera memegang kemaluanku dan menjilatinya seperti apa yang dilakukan oleh Sari.

    Tukar Posisi
    Aku kemudian segera mengatur permainan dengan mengambil posisi jongkok dan membuka lebar kedua kaki istriku dan mulai menjilati klitorisnya dan semua bagian luar kemaluannya,

    “Aah… oh.. terus.. terus Van… enak… akh… akh…” desah Lusi.

    “Ulp.. ulp.. sst… sst… ah… uhm.. uhm… uhm…”

    Aku terus menjilati klitoris istriku dan kulihat bibir kemaluan dan klitorisnya merekah merah merangsang serta kelihatan basah oleh jilatanku dan air kenikmatan milikya yang tentunya terus mengalir dari dalam kemaluannya.

    “Ah… terus.. ah… ah… terus Van.. enak… akh… akh… ukh…” rintih Lusi.

    Yang membuka lebar kedua kakinya serta meremas buah dadanya sendiri dengan penuh kenikmatan.

    Perlahan kulihat Jay menggendong Sari istrinya dan membaringkannya sejajar di sebelah istriku di sofa panjang yang kami pakai bersama ini, kemudian Jay mulai memasukkan kedua jari tangannya ke lubang kemaluan milik Sari dan mengocoknya pelan serta menariknya keluar masuk.

    “Akh… Jay… ahk… kamu.. gila Jay… akh.. terus… terus Jay… ahh…” rintih Sari terdengar.

    “Ukh… ah… ulp… akh… akh… akh.. oh… oh… oh…”

    Suara dan desahan dari istriku dan Sari secara bersamaan dan penuh kenikmatan. Perlahan tangan kananku mulai ikut meraba kemaluan Sari yang berada di sebelah istriku. Dan aku pun ikutan memasukkan kedua buah jariku ke kemaluan Sari tersebut. Dan Jay pun membiarkan semua itu kulakukan, kemudian sambil terus mengocok lubang kemaluan Sari, tangan kiri Jay pun mulai ikut meraba kemaluan istriku yang saat ini tanpa rambut, karena habis kucukur kemarin, permainan ini terus berlanjut baik Sari maupun istriku membuka dan menutup matanya menikmati permainan yang aku dan Jay lakukan.
    Cerita Sex
    Perlahan aku mulai meraba buah dada sari dengan tangan kananku dan meremasnya pelan, kurasakan buah dada milik Sari lebih kenyal dibanding milik istriku, tetapi buah dada istriku lebih besar dan menantang untuk dihisap dan dipermainkan. Kemudian aku mulai berdiri dan mengarahkan kemaluanku yang berukuran panjang 16 cm serta diameter 4 cm itu ke arah mulut istriku, dan tangan kananku terus meremas buah dada milik Sari. Istriku dan Sari pun membiarkan semuanya ini terus berlanjut. Dan kulihat Jay tetap memasukkan dan mengocok kedua lubang kemaluan yang di depannya dengan kedua buah tangannya dengan sekali-kali meremas buah dada milik istriku maupun Sari, istrinya.

    Kemudian Jay mulai berdiri dan mengarahkan kemaluannya ke lubang kemaluan Sari yang sudah sangat basah, “Ah… Jay… terus… masukkan… terus Jay semuanya…” kata Sari.
    Melihat itu aku pun mulai mengarahkan batang kemaluanku ke lubang kemaluan istriku.

    “Akh… ukh.. ah… oh… ah… oh…” erang istriku keenakan.

    Saat ini baik posisiku dan jay maupun Lusi dan Sari berada pada posisi yang sama. Aku dan Jay terus menarik turunkan kemaluan kami di lubang kemaluan milik Sari dan Lusi. Begitu juga dengan Sari dan Lusi membuka lebar kakinya dan memeluk pinggangku maupun Jay seolah-olah mereka takut kehilangan kami berdua.

    Cerita Sex Tukar Pasangan Dengan Teman Lama Yang Tak Terlupakan

    Cerita Sex Tukar Pasangan Dengan Teman Lama Yang Tak Terlupakan

    Tukar Posisi Selang beberapa saat kemudian Jay menghentikan kegiatannya dan memintaku mundur, kemudian memasukkan batang kemaluannya yang berukuran panjang 17 cm tetapi diameternya mungkin 3 cm dan kelihatan begitu panjang dari punyaku hanya punyaku lebih besar dan keras dibanding kemaluan Jay yang terus menuju ke lubang kemaluan milik istriku. Kulihat istriku cukup kaget tetapi hanya pasrah dan terus menikmati kemaluan milik Jay yang mulai mengocok lubang miliknya tersebut. Aku pun mulai juga mengarahkan kemaluanku ke lubang kemaluan milik Sari, perlahan kurasakan lubang kemaluan Sari masih cukup sempit serta menjepit batang kemaluanku yang kutekan perlahan.

    “Akh… akh… Sar… memekmu begitu padat.. dan enak… akh…” kataku.

    “Terus… Van.. Terus.. punyamu begitu besar… terus Van… enak… akh…” rintih Sari.

    “Van.. terus… beri aku kenikmatan.. akh… akh… terus Van… enak… lebih dalam Van… akh..

    “Lus… punyamu begitu enak… sangat… rapat dan menjepit kontolku.. akh…” desah Jay kepada istriku.

    “Ehm… ehm… ukh… ukh… lebih dalam Jay… lebih dalam… teruskan Jay… teruskan… kontolmu… sangat panjang… akh.. dan menyentuh… dinding.. rahimku.. akh… akh… enak… Jay..” desah istriku lirih.

    Cerita Sex
    Kemudian aku terus meremas dan menjilat puting susu milik Sari dan sekali-kali kugigit pelan putingnya dan Sari terus menikmatinya, sementara kemaluanku terus naik-turun mengocok lubang kemaluan Sari yang terasa padat dan kenyal serta semakin basah tersebut. Terasa batang kemaluanku serasa masuk ke lubang yang sangat sempit dan padat ditumbuhi daging-daging yang berdenyut-denyut menjepit dan mengurut batang kemaluanku yang semakin keras dan menantang lubang kemaluan Sari yang kubuat basah sekali, dan Sari pun terus menikmati dan mengangkat pinggulnya serta menggoyangkannya saat menerima hujaman batang kemaluanku yang saat masuk hanya menyisakan dua buah biji kemaluan yang menggantung dan terhempas di luar kemaluan Sari tersebut.

    “Akh… Sar… enak.. sekali.. punyamu… akh.. akh..” desahku.

    “Oh Van… aku sangat… suka… milikmu ini… Van yang besar dan keras ini… akh… ogh… ogh… terus Van… ah…”

    Kulihat Jay membalikkan tubuh istriku dan memasukan kemaluannya yang panjang putih kemerahan tersebut dari belakang,

    “Akh… akh… akh… Jay… terus.. lebih dalam Jay… akh.. enak… Jay…” rintih istriku, yang kulihat buah dadanya menggantung bergoyang mengikuti dorongan dari kemaluan Jay yang terus keluar masuk, dan kemudian tangan Jay meremas buah dada tersebut serta menariknya.

    “Akh… Jay.. akh… ogh… ogh… ahh…” jerit nikmat istriku menikmati permainan Jay dari belakang tersebut.

    “Ogh.. Lus… buah dadamu begitu besar… dan… enak… ukh… ehm… ehmmm…” sahut Jay penuh kenikmatan.

    Sari mencoba merubah gaya dalam permainan kami, saat ini dia sudah berada di atas tubuhku yang duduk dengan kaki yang lurus ke depan, sedangkan Sari memasukkan dan menekan kemaluannya dari atas ke arah kemaluanku.

    “Blees…”

    “Aakh… enak… akh… Van punyamu begitu besar… akhg…” desah sari yang terus menaik-turunkan tubuhnya dan sesekali menekan dan memutar pinggulnya menikmati kemaluanku yang terasa nikmat dan ngilu tetapi enak.

    “Oh… Sar.. terus… ah… ah…” desahku.

    “Oh Van… oh.. oh… oh… Van… aku hampir keluar Van… aogh… ogh…” jerit Sari.

    “Okh.. Van… okh… aku ke… luar… okh.. okh…” tubuh Sari mengejang bagaikan kuda dan kurasakan kemaluanku pun bergetar mengimbangi orgasme yang dicapai Sari.

    “Oh… ukh… okh.. Sar aku juga keluar.. okh… okh…”

    Kami pun berpelukan dan mengejang bergetar bersama serasa berada di awan, menikmati saat klimaks kami tersebut selama beberapa saat hingga kemudian kami berdua merasa lemas, dan tetap berpelukan dengan posisi Sari di atas, seolah kami sangat takut kehilangan satu sama lain sambil memandangi permainan Jay dan istriku di sebelah kami.

    Kulihat Lusi istriku sangat menikmati permainan ini dengan posisi bagaikan ****** atau kuda yang sedang kawin, buah dada istriku yang besar bergoyang-goyang ke depan-belakang dengan cepatnya, sekujur tubuh Jay maupun istriku berkilap dikarenakan keringat yang mengalir pelan karena permainan seks mereka ini, kulit Jay yang putih mulus karena dia berdarah Manado ini kelihatan bersinar begitu juga istriku begitu menikmati panjangnya kemaluan Jay. Tangan istriku meremas sandaran sofa dan berteriak lirih, “Ah… ah… ah… uh… uh… uh.. Jay tekan terus Jay dengan keras… ah.. ah..” kulihat satu tangan istriku memutar dan memelintir puting susunya sendiri serta sekali-kali meremas keras buah dadanya tersebut seolah takut kehilangan kenikmatan permainan mereka tersebut.

    Tukar Posisi
    Aku kemudian mendorong kepalanya dan sebagian tubuhku dan berbaring di bawah buah dada istriku, kemudian berinisiatif untuk ikut meremas buah dadanya dan mengisap puting susunya, “Akh… Van… akh… enak.. ogh… ogh… ogh… terus Van…” rintih istriku, terasa olehku kemudian Sari menjilati dan menghisap batang kemaluanku yang mulai mengeras kembali.

    “Ogh… ogh… ogh… Van… ogh… ogh… Jay… kontolmu sangat panjang dan membuatku sangat… puas Jay… akh… terus… akh…” kata Lusi.

    “Ulp.. ulp… ulp.. ulp… ulp..” jilatan Sari di kemaluanku yang mengeras.

    “Okh… Jay… aku.. hampir.. ke.. ke.. luar… Jay… terus” desah istriku.

    Kuremas dan kupelintir dengan keras puting susu dan buah dada istriku, dan kulihat Jay juga mengejang.

    “Akh… akh.. akh… akh.. Lus.. aku juga keluar… akh… akh…” jerit Jay kuat, kemudian tubuhnya mengejang dan bergetar hebat.

    “Ogh… ogh… ogh… ogh…” istriku pun mengejang dan meremas sandaran sofa dengan kuat. Beberapa saat.

    Aku pun kembali merasakan kenikmatan mengalir di batang kemaluanku dan… “Akh… akh… akh… akh…” kemaluanku pun memuncratkan spermaku kembali, sebagian ke wajah Sari dan sebagian lagi meloncat hingga ke tubuh istriku dan aku pun kembali mengejang kenikmatan dan kulihat Sari terus menjilati kemaluanku yang besar tersebut dan membersihkannya dengan lidahnya.

    Kemudian kami terbaring dan tertidur bersama di sofa tersebut hingga pagi harinya, dalam kondisi tanpa sehelai benang pun menutupi tubuhku, istriku, Jay dan Sari istrinya. Permainan ini kembali kami ulangi pagi harinya.

    Dan kembali kami ulangi bersama dalam beberapa hari hingga saatnya Jay dan Sari harus pulang ke Surabaya, ini semua adalah awal dari permainan seks bersama kami yang hingga kini seringkali kami lakukan kembali jika aku dan istriku ke Surabaya, ataupun mereka ke Jakarta. Bahkan kadang-kadang-kadang Sari sendiri ke Jakarta bermain seks bertiga denganku dan istriku, ataupun aku atau istriku yang ke Surabaya bermain seks bertiga atau bersama dengan salah satu dari Jay atau Sari.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • CERITA GAIRAH BERGANTI ISTRI DENGAN TEMAN LAMAKU YANG PUNYA LIBIDO TINGGI

    CERITA GAIRAH BERGANTI ISTRI DENGAN TEMAN LAMAKU YANG PUNYA LIBIDO TINGGI


    995 views

    Cerita Sex ini berjudulCERITA GAIRAH BERGANTI ISTRI DENGAN TEMAN LAMAKU YANG PUNYA LIBIDO TINGGICerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Ivan namaku berpostur tinggi dengan berat yang ideal serta penampilan dan wajah keren kalau kata teman-temanku, saat ini aku berusia 24 tahun, kelahiran Bandung. Terus terang aku termasuk lelaki yang mempunyai libido seks tinggi dan butuh variasi yang bermacam-macam dalam melakukan hubungan seks.

    Saat ini aku sudah bekerja dan mempunyai posisi yang cukup bagus. Serta sudah mempunyai seorang istri yang cantik dan berkulit putih mulus dengan postur tubuh yang menarik serta selalu merangsang nafsuku. Cerita yang akan kutampilkan ini adalah pengalamanku beberapa waktu lalu. Saat itu aku mendapat undangan dari seorang teman lamaku yang bernama Jay. Jay adalah temanku semasa kuliah dulu di kota Surabaya.

    Sejak lulus dari kuliah kami tidak pernah bertemu, tetapi komunikasi melalui telepon tetap berjalan lancar. Saat ini dia juga sudah menikah, dan aku belum mengenal istrinya. Dia juga saat ini sudah berkerja di salah satu perusahaan besar di Surabaya, sedangkan aku berkerja di Jakarta sampai sekarang.

    Pada saat menghubungiku, Jay mengatakan bahwa dia akan berada di Jakarta selama satu minggu lamanya dan tinggal sementara di sebuah apartemen yang telah disediakan oleh perusahaannya. Dia juga datang bersama istrinya dan saat ini mereka juga belum mempunyai anak seperti aku dan istriku,

    maklum kami kan masing-masing baru menikah dan masih fokus ke karir kami, baik istriku ataupun istri Jay hanya ibu rumah tangga saja, sebab kami pikir kondisi itu lebih aman untuk mempertahankan sebuah rumah tangga, karena dunia kerja pergaulannya menurut kami tidaklah aman bagi istri-istri kami

    Malam itu sampailah kami di kamar apartemen yang dihuni oleh Jay dan istrinya.

    “Hai… Jay gimana kabar kamu, sudah lama yach kita nggak ketemu, kenalkan ini istriku Lusi,” kataku.

    “Hai Van, nggak ngira gua kalau bakalan bisa ketemu lagi sama kamu, hai Lusi… apa kabar, ini Sari istriku, Sari ini Ivan dan Lusi…” kata Jay balik memperkenalkan istrinya dan mengajak kami masuk. Cerita Gairah

    Kemudian kami ngobrol bersama sambil menikmati makanan yang telah disiapkan oleh Jay dan Sari. Kulihat Lusi dan Sari cepat akrab walaupun mereka baru ketemu, begitu juga dengan aku dan Jay. Ketika Sari dan Lusi asyik ngobrol macam-macam, Jay menarikku ke arah balkon yang ada dan segera menarik tanganku sambil membawa minuman kami masing-masing.

    “Eh.. Van gua punya ide, mudah-mudahan aja elo setuju… karena ini pasti sesuai dengan kenakalan kita dulu… gimana…” kata Jay.

    “Mengenai apa…” kataku.
    “Tapi elo jangan marah ya… kalau nggak setuju…” kata Jay lagi.
    “Oke gua janji…” kataku.

    “Begini… gua tau kita kan masing-masing punya libido seks yang tinggi, gimana kalau kita coba bermain seks bersama malam ini, dengan berbagai variasi tentunya, elo boleh pakai istri gua dan gua juga boleh pake istri kamu, gimana…” ucap Jay.

    “Ah.. gila kamu…” kataku spontan.

    Tetapi aku terdiam sejenak dan berpikir sambil memandangi Lusi dan Sari yang sedang asyik ngobrol. Kulihat Sari sangat cantik tidak kalah cantiknya dengan Lusi, dan aku yakin bahwa sebagai laki-laki aku sangat tertarik untuk menikmati tubuh seorang wanita seperti Lusi maupun Sari yang tidak kalah dengan ratu-ratu kecantikan Indonesia.

    “Gimana Van… kan kita akan sama-sama menikmatinya, tidak ada untung rugilah…” kata Jay meminta keputusanku lagi.

    “Tapi gimana caranya… mereka pasti marah… kalau kita beritahu…” aku balik bertanya.
    “Tenang aja, gua punya caranya kalau elo setuju…” kata Jay lagi.

    “Gua punya Pil perangsang… lalu kita masukkan ke minuman istriku dan istrimu.. tentunya dengan dosis yang lebih banyak, agar mereka cepat terangsang, dan kita mulai bereaksi.”

    “Oke… gua setuju..” kataku.

    Dan kami pun mulai melaksanakan rencana kami tersebut.

    Jay mengambil gelas lagi dan memasukkan beberapa butir pil perangsang ke dalam dua buah gelas yang sudah diisi soft drink yang akan kami berikan kepada Lusi dan Sari. “Aduh.. asyik amat… apa sich yang diobrolin.. nich.. minumnya kita tambah…” kata Jay sembari memberikan gelas yang satu ke Sari,

    sedangkan aku memberikan yang satu lagi ke Lusi, karena kebetulan minuman milik mereka yang sebelumnya kelihatan sudah habis. Kemudian Lusi dan Sari langsung menenggak minuman yang kami berikan beberapa kali. Aku duduk di samping Lusi dan Jay duduk di dekat Sari, kami pun ikutan ngobrol bersama mereka.

    Beberapa waktu kemudian, baik aku maupun Jay mulai melihat Lusi dan Sari mulai sedikit berkeringat dan gelisah sambil merubah posisi duduk dan kaki mereka, mungkin obat perangsang tersebut mulai bereaksi, pikirku. Kemudian Jay berinisiatif mulai memeluk Sari istrinya dari samping, begitu juga aku, dengan sedikit meniupkan desah nafasku ke tengkuk Lusi istriku.

    “Sar… aku sayang kamu…” kata Jay.

    Kulihat tangannya mulai meraba paha Sari, istrinya.

    “Eh Jay… apaan.. sich kamu… kan malu… akh.. ah…” kudengar suara Sari halus.
    “Nggak pa-pa.. ah… ah… kamu sayangku… ah…” desah Jay meneruskan serangannya ke Sari.

    Melihat kondisi itu, Lusi agak bingung… tapi aku tahu kalau dia pun mulai terangsang dan tak kuasa menahan gejolak nafsunya.

    “Lus… aku cinta kamu.. ukh… ulp… ah…”

    Aku pun mulai memeluk Lusi istriku dan langsung mencium bibirnya dengan nikmat, dan kurasa Lusi pun menikmatinya. Aku pun mulai memeluk tubuh istriku dari depan, dan tanganku pun mulai meraba bagian pahanya sama seperti yang dilakukan oleh Jay.

    “Lus… akh… ak… kamu… sangat cantik sayang…” kataku.

    “Akh.. Van… ah… ah…” desah istriku panjang, karena tanganku mulai menyentuh bagian depan kemaluannya, dan mengelus dan mengusapnya dengan jari tangan kananku, setelah terlebih dahulu menyibakkan CD-nya secara perlahan.

    Kulihat Jay sudah membuka bajunya dan mulai perlahan membuka kancing baju Sari istrinya, yang kelihatan sudah pasrah dan sangat terangsang. Cerita tukar pasangan.

    “Ah.. Jay… ah… ah… ah…” desah Sari kudengar. Dan Jay sudah berhasil membuka seluruh pakaian Sari, dan kulihat betapa mulusnya kulit Sari yang saat ini hanya tinggal CD-nya saja, dan itu pun sudah berhasil ditarik oleh Jay.

    Tinggallah tubuh bugil Sari di atas sofa yang kami gunakan bersama itu dengan kelakuan Jay pada dirinya. Kulihat Jay pun sudah membuka semua pakaiannya dan sekarang tanpa sehelai benang pun yang menutupi tubuh Sari maupun Jay yang saat ini saling rangkul dan cium di sampingku dan istriku.

    “Ah… ulp… ulp… ulp.. ah.. sst.. sst…

    ” kulihat Sari menjilat dan menghisap kemaluan Jay yang putih kemerahan dengan nikmatnya.

    “ukh…ukh..ohh….ukh…” erang Jay menikmati permainan Sari.

    Aku pun sekarang sudah berhasil membuka semua pakaian Lusi istriku, kulanjutkan dengan meremas buah dadanya yang kenyal itu dan kulanjutkan dengan mengisap kedua puting susunya perlahan dan berulang-ulang. “Ah… ah… ah… Van… terus… ah.. ah..” desah Lusi keenakan.

    Tangan Lusi pun mulai membuka celanaku dengan tergesa-gesa karena hanya celanaku yang belum kubuka dan kelihatannya Lusi sudah mulai tidak sabaran. “Akh… akh… ukh… oh…” ketika celana dan CD-ku terbuka dan jatuh ke bawah, Lusi segera memegang kemaluanku dan menjilatinya seperti apa yang dilakukan oleh Sari.

    Aku kemudian segera mengatur permainan dengan mengambil posisi jongkok dan membuka lebar kedua kaki istriku dan mulai menjilati klitorisnya dan semua bagian luar kemaluannya,

    “Aah… oh.. terus.. terus Van… enak… akh… akh…” desah Lusi.
    “Ulp.. ulp.. sst… sst… ah… uhm.. uhm… uhm…”

    Aku terus menjilati klitoris istriku dan kulihat bibir kemaluan dan klitorisnya merekah merah merangsang serta kelihatan basah oleh jilatanku dan air kenikmatan milikya yang tentunya terus mengalir dari dalam kemaluannya. Cerita tukar pasangan.

    “Ah… terus.. ah… ah… terus Van.. enak… akh… akh… ukh…” rintih Lusi.

    Yang membuka lebar kedua kakinya serta meremas buah dadanya sendiri dengan penuh kenikmatan. Perlahan kulihat Jay menggendong Sari istrinya dan membaringkannya sejajar di sebelah istriku di sofa panjang yang kami pakai bersama ini, kemudian Jay mulai memasukkan kedua jari tangannya ke lubang kemaluan milik Sari dan mengocoknya pelan serta menariknya keluar masuk.

    “Akh… Jay… ahk… kamu.. gila Jay… akh.. terus… terus Jay… ahh…” rintih Sari terdengar.
    “Ukh… ah… ulp… akh… akh… akh.. oh… oh… oh…”

    Suara dan desahan dari istriku dan Sari secara bersamaan dan penuh kenikmatan. Perlahan tangan kananku mulai ikut meraba kemaluan Sari yang berada di sebelah istriku. Dan aku pun ikutan memasukkan kedua buah jariku ke kemaluan Sari tersebut.

    Dan Jay pun membiarkan semua itu kulakukan, kemudian sambil terus mengocok lubang kemaluan Sari, tangan kiri Jay pun mulai ikut meraba kemaluan istriku yang saat ini tanpa rambut, karena habis kucukur kemarin, permainan ini terus berlanjut baik Sari maupun istriku membuka dan menutup matanya menikmati permainan yang aku dan Jay lakukan.

    Perlahan aku mulai meraba buah dada sari dengan tangan kananku dan meremasnya pelan, kurasakan buah dada milik Sari lebih kenyal dibanding milik istriku, tetapi buah dada istriku lebih besar dan menantang untuk dihisap dan dipermainkan. Cerita tukar pasangan.

    Kemudian aku mulai berdiri dan mengarahkan kemaluanku yang berukuran panjang 16 cm serta diameter 4 cm itu ke arah mulut istriku, dan tangan kananku terus meremas buah dada milik Sari. Istriku dan Sari pun membiarkan semuanya ini terus berlanjut. Dan kulihat Jay tetap memasukkan dan mengocok kedua lubang kemaluan yang di depannya dengan kedua buah tangannya dengan sekali-kali meremas buah dada milik istriku maupun Sari, istrinya.

    Kemudian Jay mulai berdiri dan mengarahkan kemaluannya ke lubang kemaluan Sari yang sudah sangat basah, “Ah… Jay… terus… masukkan… terus Jay semuanya…” kata Sari. Melihat itu aku pun mulai mengarahkan batang kemaluanku ke lubang kemaluan istriku.

    “Akh… ukh.. ah… oh… ah… oh…” erang istriku keenakan.

    Saat ini baik posisiku dan jay maupun Lusi dan Sari berada pada posisi yang sama. Aku dan Jay terus menarik turunkan kemaluan kami di lubang kemaluan milik Sari dan Lusi. Begitu juga dengan Sari dan Lusi membuka lebar kakinya dan memeluk pinggangku maupun Jay seolah-olah mereka takut kehilangan kami berdua. Cerita tukar pasangan.

    Selang beberapa saat kemudian Jay menghentikan kegiatannya dan memintaku mundur, kemudian memasukkan batang kemaluannya yang berukuran panjang 17 cm tetapi diameternya mungkin 3 cm dan kelihatan begitu panjang dari punyaku hanya punyaku lebih besar dan keras dibanding kemaluan Jay yang terus menuju ke lubang kemaluan milik istriku.

    Kulihat istriku cukup kaget tetapi hanya pasrah dan terus menikmati kemaluan milik Jay yang mulai mengocok lubang miliknya tersebut. Aku pun mulai juga mengarahkan kemaluanku ke lubang kemaluan milik Sari, perlahan kurasakan lubang kemaluan Sari masih cukup sempit serta menjepit batang kemaluanku yang kutekan perlahan.

    “Akh… akh… Sar… memekmu begitu padat.. dan enak… akh…” kataku.
    “Terus… Van.. Terus.. punyamu begitu besar… terus Van… enak… akh…” rintih Sari.
    “Van.. terus… beri aku kenikmatan.. akh… akh… terus Van… enak… lebih dalam Van… akh..”

    “Lus… punyamu begitu enak… sangat… rapat dan menjepit kontolku.. akh…” desah Jay kepada istriku.

    “Ehm… ehm… ukh… ukh… lebih dalam Jay… lebih dalam… teruskan Jay… teruskan… kontolmu… sangat panjang… akh.. dan menyentuh… dinding.. rahimku.. akh… akh… enak… Jay..” desah istriku lirih.

    Kemudian aku terus meremas dan menjilat puting susu milik Sari dan sekali-kali kugigit pelan putingnya dan Sari terus menikmatinya, sementara kemaluanku terus naik-turun mengocok lubang kemaluan Sari yang terasa padat dan kenyal serta semakin basah tersebut.

    Terasa batang kemaluanku serasa masuk ke lubang yang sangat sempit dan padat ditumbuhi daging-daging yang berdenyut-denyut menjepit dan mengurut batang kemaluanku yang semakin keras dan menantang lubang kemaluan Sari yang kubuat basah sekali,

    dan Sari pun terus menikmati dan mengangkat pinggulnya serta menggoyangkannya saat menerima hujaman batang kemaluanku yang saat masuk hanya menyisakan dua buah biji kemaluan yang menggantung dan terhempas di luar kemaluan Sari tersebut. Cerita tukar pasangan.

    “Akh… Sar… enak.. sekali.. punyamu… akh.. akh..” desahku.

    “Oh Van… aku sangat… suka… milikmu ini… Van yang besar dan keras ini… akh… ogh… ogh… terus Van… ah…”

    Kulihat Jay membalikkan tubuh istriku dan memasukan kemaluannya yang panjang putih kemerahan tersebut dari belakang,

    “Akh… akh… akh… Jay… terus.. lebih dalam Jay… akh.. enak… Jay…” rintih istriku, yang kulihat buah dadanya menggantung bergoyang mengikuti dorongan dari kemaluan Jay yang terus keluar masuk, dan kemudian tangan Jay meremas buah dada tersebut serta menariknya.

    “Akh… Jay.. akh… ogh… ogh… ahh…” jerit nikmat istriku menikmati permainan Jay dari belakang tersebut.

    “Ogh.. Lus… buah dadamu begitu besar… dan… enak… ukh… ehm… ehmmm…” sahut Jay penuh kenikmatan.

    Sari mencoba merubah gaya dalam permainan kami, saat ini dia sudah berada di atas tubuhku yang duduk dengan kaki yang lurus ke depan, sedangkan Sari memasukkan dan menekan kemaluannya dari atas ke arah kemaluanku. Cerita tukar pasangan.

    “Blees…”

    “Aakh… enak… akh… Van punyamu begitu besar… akhg…” desah sari yang terus menaik-turunkan tubuhnya dan sesekali menekan dan memutar pinggulnya menikmati kemaluanku yang terasa nikmat dan ngilu tetapi enak.

    “Oh… Sar.. terus… ah… ah…” desahku.
    “Oh Van… oh.. oh… oh… Van… aku hampir keluar Van… aogh… ogh…” jerit Sari.

    “Okh.. Van… okh… aku ke… luar… okh.. okh…” tubuh Sari mengejang bagaikan kuda dan kurasakan kemaluanku pun bergetar mengimbangi orgasme yang dicapai Sari.

    “Oh… ukh… okh.. Sar aku juga keluar.. okh… okh…”

    Kami pun berpelukan dan mengejang bergetar bersama serasa berada di awan, menikmati saat klimaks kami tersebut selama beberapa saat hingga kemudian kami berdua merasa lemas, dan tetap berpelukan dengan posisi Sari di atas, seolah kami sangat takut kehilangan satu sama lain sambil memandangi permainan Jay dan istriku di sebelah kami.

    Kulihat Lusi istriku sangat menikmati permainan ini dengan posisi bagaikan ****** atau kuda yang sedang kawin, buah dada istriku yang besar bergoyang-goyang ke depan-belakang dengan cepatnya, sekujur tubuh Jay maupun istriku berkilap dikarenakan keringat yang mengalir pelan karena permainan seks mereka ini, kulit Jay yang putih mulus karena dia berdarah Manado ini kelihatan bersinar begitu juga istriku begitu menikmati panjangnya kemaluan Jay.

    Tangan istriku meremas sandaran sofa dan berteriak lirih, “Ah… ah… ah… uh… uh… uh.. Jay tekan terus Jay dengan keras… ah.. ah..” kulihat satu tangan istriku memutar dan memelintir puting susunya sendiri serta sekali-kali meremas keras buah dadanya tersebut seolah takut kehilangan kenikmatan permainan mereka tersebut.

    Aku kemudian mendorong kepalanya dan sebagian tubuhku dan berbaring di bawah buah dada istriku, kemudian berinisiatif untuk ikut meremas buah dadanya dan mengisap puting susunya, “Akh… Van… akh… enak.. ogh… ogh… ogh… terus Van…” rintih istriku, terasa olehku kemudian Sari menjilati dan menghisap batang kemaluanku yang mulai mengeras kembali. Cerita tukar pasangan.

    “Ogh… ogh… ogh… Van… ogh… ogh… Jay… kontolmu sangat panjang dan membuatku sangat… puas Jay… akh… terus… akh…” kata Lusi.

    “Ulp.. ulp… ulp.. ulp… ulp..” jilatan Sari di kemaluanku yang mengeras.
    “Okh… Jay… aku.. hampir.. ke.. ke.. luar… Jay… terus” desah istriku.

    Kuremas dan kupelintir dengan keras puting susu dan buah dada istriku, dan kulihat Jay juga mengejang.

    “Akh… akh.. akh… akh.. Lus.. aku juga keluar… akh… akh…” jerit Jay kuat, kemudian tubuhnya mengejang dan bergetar hebat.

    “Ogh… ogh… ogh… ogh…” istriku pun mengejang dan meremas sandaran sofa dengan kuat. Beberapa saat.

    Aku pun kembali merasakan kenikmatan mengalir di batang kemaluanku dan… “Akh… akh… akh… akh…” kemaluanku pun memuncratkan spermaku kembali, sebagian ke wajah Sari dan sebagian lagi meloncat hingga ke tubuh istriku dan aku pun kembali mengejang kenikmatan dan kulihat Sari terus menjilati kemaluanku yang besar tersebut dan membersihkannya dengan lidahnya. Cerita tukar pasangan.

    Kemudian kami terbaring dan tertidur bersama di sofa tersebut hingga pagi harinya, dalam kondisi tanpa sehelai benang pun menutupi tubuhku, istriku, Jay dan Sari istrinya. Permainan ini kembali kami ulangi pagi harinya.

    Dan kembali kami ulangi bersama dalam beberapa hari hingga saatnya Jay dan Sari harus pulang ke Surabaya, ini semua adalah awal dari permainan seks bersama kami yang hingga kini seringkali kami lakukan kembali jika aku dan istriku ke Surabaya, ataupun mereka ke Jakarta.

    Bahkan kadang-kadang-kadang Sari sendiri ke Jakarta bermain seks bertiga denganku dan istriku, ataupun aku atau istriku yang ke Surabaya bermain seks bertiga atau bersama dengan salah satu dari Jay atau Sari. TamaT

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • ThreeSome Dengan Tante

    ThreeSome Dengan Tante


    995 views

    Cerita Sex ini berjudulThreeSome Dengan TanteCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Pada suatu hari saat aku ke villa pamanku, aku menemukan sebuah album foto di kamar Tante Lili, yang ternyata berisi foto bugil Tante-Tanteku. Kubolak balik foto-foto tersebut yang menampakkan tubuh-tubuh telanjang Tante-Tanteku, walaupun ada yang ssudah berumur diatas 40 tahun seperti Tante Tere dan Tante Ira tapi tubuh mereka tidak kalah dengan keempat istri muda yang lain.

    Foto-foto tersebut Membuat aku terangsang dan ingin merasakan hangatnya tubuh mereka. Hingga ada ide gila untuk memperalat mereka melalui foto-foto tersebut. Mulai kususun rencana siapa yang pertama aku kerjain, lalu kupilih Tante Tante Tere (45 tahun) dan Tante Rina (37 tahun).

    Aku telepon rumah Tante Tere dan Tante Rina. Aku minta mereka untuk menemuiku di villa keluarga. Aku sendiri lalu bersiap untuk pergi ke sana. Sampai disana kuminta penjaga villa untuk pulang kampung. Tak lama kemudian Tante Tere dan Tante Rina sampai. Kuminta mereka masuk ke ruang tamu.

    “Ada apa sih Sarip?” tanya Tante Tere yang mengenakan kaos lengan panjang dengan celana jeans.

    “Duduk dulu Tante,” jawabku.

    “Iya ada apa sih?” tanya Tante Rina yang mengenakan Kemeja you can see dengan rok panjang.

    “Saya mau tanya sama Tante berdua, ini milik siapa?”, kataku sambil mengeluarkan sebuah bungkusan yang di dalamnya berisi setumpuk foto. Tante Tere lalu melihat foto apa yang ditunjukkan olehnya.

    “Darimana kamu dapatkan foto-foto ini?” tanya Tante Tere panik mendapatkan foto-foto telanjang dirinya.

    “Sarip.. apa-apaan ini, darimana barang ini?” tanya Tante Rina dengan tegang.

    “Hhhmm.. begini Tante Tere, waktu itu saya kebetulan lagi bersih-bersih, pas kebetulan dikamar Tante Lili saya lihat kok ada foto-foto telanjang tubuh Tante-Tante yang aduhai itu,” jawabku sambil tersenyum.

    “Baik.. kalau gitu serahkan klisenya?” Kata Tante Rina.

    “Baik tapi ada syaratnya lho,” jawabku.

    “Katakan apa syaratnya dan kita selesaikan ini baik-baik,” kata Tante Tere dengan ketus.

    “Iya Sarip, tolong katakan apa yang kamu minta, asal kamu kembalikan klisenya,” tambah Tante Rina memohon.

    “Ooo.. nggak, nggak, saya nggak minta apa-apa, Cuma saya ingin melihat langsung Tante telanjang,” kataku.

    “Jangan kurang ajar kamu!” kata Tante Tere dan Tante Rina dengan marah dan menundingnya. “Wah.. wah.. jangan galak gitu dong Tante, saya kan nggak sengaja, justru Tante-Tante sendiri yang ceroboh kan,” jawabku sambil menggeser dudukku lebih dekat lagi.

    “Bagaimana Tante?”

    “Hei.. jangan kurang ajar, keterlaluan!!” bentak Tante Rina sambil menepis tanganku.

    “Bangsat.. Berani sekali, kamu kira siapa kami hah.. dasar orang kampung!!” Tante Tere menghardik dengan marah dan melemparkan setumpuk foto itu ke wajahku.

    “Hehehe.. ayolah Tante, coba bayangkan, gimana kalo foto-foto itu diterima paman di kantor, wah bisa- bisa Tante semua jadi terkenal deh!!” kataku lagi.

    Kulihat kananku Tante Tere tertegun diam, kurasa dia merasakan hal yang kuucapkan tadi. Kenapa harus kami yang tanggung jawab,

    “Tante-Tantemu yang lain kok tidak?” tanya Tante Tere lemas.

    “Oh, nanti juga mereka akan dapat giliran,” jawabku.

    “Bagaimana Tante? Apa ssudah berubah pikiran?”

    “Baiklah, tapi kamu hanya melihat saja kan?” tanya Tante Rina.

    “Iya, dan kalau boleh sekalian memegangnya?” jawabku.

    “Kamu jangan macam-macam Sarip, hardik Tante Tere.”

    “Biarlah Mbakyu, daripada ketahuan,” jawab Tante Rina sambil berdiri dan mulai melepas pakaiannya, diikuti Tante Tere sambil merengut marah.

    Hingga tampak kedua Tanteku itu telanjang bulat dihadapanku. Tante Tere walau ssudah berusia 45 tahun tapi tubuhnya masih montok, dengan kulit kuning langsat dan sedikit gemuk dengan kedua payudaranya yang besar menggantung bergoyang-goyang dengan puting susunya juga besar. Turun kebawah tampak pinggulnya yang lebar serta bulu hitam di selangkangan amat lebat.

    Tidak kalah dengan tubuh Tante Rina yang berusia 37 tahun dengan tubuh langsing berwarna kuning langsat, serta payudaranya yang tidak begitu besar tapi nampak kenyal dengan puting yang sedkit naik keatas. Pinggulnya juga kecil serta bulu kemaluannya di selangkangan baru dipotong pendek.

    “Sudah Sarip?” tanya Tante Tere sambil mulai memakai bajunya kembali.

    “Eh, belum Tante, kan tadi boleh pegang sekalian, lagian saya belum lihat vagina Tante berdua dengan jelas,” jawabku.

    “Kurang ajar kamu,” kata Tante Rina setengah berteriak.

    “Ya sudah kalo nggak boleh kukirim foto Tante berdua nih?” jawabku.

    “Baiklah,” balas Tante Tere ketus,

    “Apalagi yang mesti kami lakukan?”

    “Coba Tante berdua duduk di sofa ini,” kataku.

    “Dan buka lebar-lebar paha Tante berdua,” kataku ketika mereka mulai duduk.

    “Begini Sarip, Cepat ya,” balas Tante Rina sambil membuka lebar kedua pahanya.

    Hingga tampak vaginanya yang berwarna kemerahan.

    “Tante Tere juga dong, rambutnya lebat sih, nggak kelihatan nih,” kataku sambil jongkok diantara mereka berdua.

    “Beginikan,” jawab Tante Tere yang juga mulai membuka lebar kedua pahanya dan tangannya menyibakkan rambut kemaluannya kesamping hingga tampak vaginanya yang kecoklatan.

    “Sarip pegang sebentar ya?” kataku sambil tangan kananku coba meraba selangkangan Tante Tere sementara tangan kiriku meraba selangkangan Tante Rina. Kumainkan jari-jari kedua tanganku di vagina Tante Tere dan Tante Rina.

    “Sudah belum, Sarip.. Ess..,” kata Tante Tere sedikit mendesah.

    “Eeemmhh.. uuhh.. jangan Sarip, tolong hentikan.. eemmhh!” desah Tante Rina juga ketika tanganku sampai ke belahan kemaluannya.

    “Sebentar lagi kok Tante, memang kenapa?” tanyaku pura-pura sambil terus memainkan kedua tanganku di vagina Tante Tere dan Tante Rina yang mulai membasah.

    “Eh, ini apa Tante?” tanyaku pura-pura sambil mengelus-selus klitoris mereka.

    “Ohh.. Itu klitoris namanya Sarip, jangan kamu pegang ya..,” desis Tante Tere menahan geli.

    “Iya jangan kamu gituin klitoris Tante dong,” dasah Tante Rina.

    “Memang kenapa Tante, tadi katanya boleh,” kataku sambil terus memainkan klitoris mereka. “Sshh.., oohh.., geliss.., To,” rintih Tante Tere dan Tante Rina.

    “Ini lubang vaginanya ya Tante?” tanyaku sambil memainkan tanganku didepan lubang vagina mereka yang semakin basah.

    “Boleh dimasukin jari nggak Tante?”

    Kembali jariku membuka belahan vagina mereka dan memasukkan jariku, slep.. slep.. bunyi jariku keluar masuk di lubang vagina Tante Rina dan Tante Tere yang makin mendesah-desah tidak karuan,

    “Jangan Sarip, jangan kamu masukin jari kamu.. Oohh..,” rintih Tante Rina.

    “Jangan lho Sarip.. sshh..,” desah Tante Tere sambil tangannya meremasi sofa.

    “Kenapa? Sebentar saja kok, dimasukkin ya,” kataku sambil memasukkan jari tengahku ke vagina mereka masing-masing.

    “Aaahh.., Sarip..,” desah Tante Tere dan Tante Rina bersama-sama mersakan jari Sarip menelusur masuk ke lubang vagina mereka.

    “Ssshh.. eemmhh..!!” Tante Tere dan Tante Rina mulai meracau tidak karuan saat jari-jariku memasuki vagina dan memainkan klitoris mereka.

    “Bagaimana Tante Tere,” tanyaku mulai memainkan jariku keluar masuk di vagina mereka.

    “Saya cium ya vagina Tante Tere ya?” tanyaku sambil mulai memainkan lidahku di vaginanya.

    “Sebentar ya Tante Rina,” kataku.

    “Jangan.., sshh.. Sarip.. ena.., rintih Tante Tere sambil tangannya meremasi rambutku menahan geli.

    “Gimana Tante Tere, geli tidak..,” tanya Sarip.

    “Ssshh.. Sarip.. Geli ss..,” rintihnya merasakan daerah sensitifnya terus kumainkan sambil tangannya meremasi sendiri kedua payudaranya.

    “Teruss.. Sarip,” desis Tante Tere tak kuat lagi menahan nafsunya.

    Sementara Tante Rina memainkan vaginanya sendiri dengan jari tanganku yang ia gerakkan keluar masuk. Dan Tante Tere kian mendesah ketika mendekati orgasmenya dan

    “Aaahh ss.., Tante sudah nggak kuat lagi,” rintih Tante Tere merasakan lidahku keluar masuk dilubang vaginanya.

    “Tante Tere keluar Sarip..,” desah lemas Tante Tere dengan kedua kakinya menjepit kepalaku di selangkangannya.

    Mengetahui Tante Tere sudah keluar aku bangkit lalu pindah ke vagina Tante Rina dan kubuka kedua pahanya lebar-lebar. Sama seperti Tante Tere Tante Rina juga merintih tidak karuan ketika lidahku mengocok lubang vaginanya.

    “Aah ss.., Sarip,.., enak ss..,” rintih Tante Rina sambil menekan kepalaku ke selangkangannya.

    Tante Rina di sofa dan kubuka lebar-lebar pahanya. Kubenamkan lidahku liang vagina Tante Rina, ku sedot-sedot klitoris vagina Tante Rina yang ssudah basah itu,

    “Teruss.., Sarip.., Tante.., mau kelu.. Aah ss..,” rintih Tante Rina merasakan orgasme pertamanya. Sarip lalu duduk diantara Tante Tere dan Tante Rina.

    “Gantian dong Tante, punyaku sudah tegang nih,” menunjukkan sarung yang aku pakai tampak menonjol dibagian kemaluanku pada Tante Tere dan Tante Rina. Kuminta mereka untuk menjilati kemaluanku.

    “Kamu nakal Sarip, ngerjain kami,” kata Tante Tere sambil tangannya membuka sarungku hingga tampak penisku yang mengacung tegang keatas.

    “Iya.., awas kamu Sarip.. Tante hisap punya kamu nanti..,” balas Tante Rina sambil memasukkan penisku kemulutnya.

    “Ssshh.. Tante.. terus..,” rintih Sarip sambil menekan kepala Tante Rina yang naik turun di penisnya.

    Tante Tere terus menjilati penisku gantian dengan Tante Rina yang lidahnya dengan liar menjilati penisku, dan sesekali memasukkannya kedalam mulunya serta menghisap kuat-kuat penisku didalam mulutnya. Sluurrpp.. sluurpp.. sshhrrpp.. demikian bunyinya ketika dia menghisap.

    “Sudah.. Tante, Sarip nggak kuat lagi..,” rintih Tante Rina sambil mengangkat kepalaku dari vaginanya.

    “Tunggu dulu ya Tante Tere, biar saya dengan Tante Rina dulu,” kataku sambil menarik kepala Tante Tere yang sedang memasukkan penisku kemulutnya.

    “Tante Tina sudah nggak tahan nih,” kataku sambil membuka lebar-lebar kedua paha Tante Rina dan berlutut diantaranya.

    “Cepatss.. Sarip,” desah Tante Rina sambil tangannya mengarahkan penisku ke vaginanya.

    “Asshhss..,” rintih Tante Rina panjang merasakan penisku meluncur mulus sampai menyentuh rahimnya.

    Tante Rina mengerang setiap kali aku menyodokkan penisnya. Gesekan demi gesekan, sodokan demi sodokan sungguh membuatku terbuai dan semakin menikmati “perkosaan” ini, aku tidak peduli lagi orang ini sesungguhnya adalah Tanteku sendiri. Kuminta Tante Rina untuk menjilati vagina Tante Tere yang jongkok diatas mulutnya.

    “Ushhss.. Geli Rip..” desis Tante Tere setiap kali lidah Tante Rina memasuki vaginanya.

    Sementara aku sambil menyetubuhi Tante Rina tanganku meremas-remas kedua payudara Tante Tere. Tiba-tiba Tante Rina mengangkat pinggulnya sambil mengerang panjang keluar dari mulutnya.


    “Ahhss.. Sarip Tante keluar.. ”

    “Sudah keluar ya Tante Rina, sekarang gilran Tante Tere ya,” kataku sambil menarik Tante Tere untuk naik kepangkuanku.

    Tante Tere hanya pasrah saja menerima perlakuannya. Kuarahkan penisku ke vagina Tante Tere Lalu Aaahh.. desah Tante Tere merasakan lubang vaginanya dimasuki penisku sambil pinggulnya mulai naik turun. Kunikmati goyangan Tante Tere sambil ‘menyusu’ kedua payudaranya yang tepat di depan wajahku, payudaranya kukulum dan kugigit kecil.

    “Teruss.. Tante, vagina Tante enak..,” rintihku sambil terus dalam mulutku menghisap-hisap puting susunya.

    “Penis kamu juga sshh..” rintih Tante Tere sambil melakukan gerakan pinggulnya yang memutar sehingga penisku terasa seperti dipijat-pijat.

    “Sebentar Tante, coba Tante balik badan,” kataku sambil meminta Tante Tere untuk menungging.

    Kusetubuhi Tante Tere dari belakang, sambil tanganku tangannya bergerilya merambahi lekuk-lekuk tubuhnya. Harus kuakui sungguh hebat wanita seumur Tante Tere mempunyai vagina lebih enak dari Tante Rina yang berusia lebih muda.

    Sudah lebih dari setengah jam aku menggarap Tante Tere, yang makin sering merintih tidak karuan merasakan penisku menusuk-nusuk vaginanya dan tanganku meremasi payudaranya yang bergoyang-goyang akibat hentakan penisku di vaginanya.

    “Ssshh.. Sarip, Tante mau keluar..” rintih Tante Tere.

    “Sabarr.. Tante, sama-sama,” kataku sambil terus memainkan pinggulku maju-mundur.

    “Aaahh ss.., Tante Tere keluar..,” melenguh panjang.

    “Saya belum, Tante,” kataku kecewa.

    “Pake susu Tante aja ya,” jawab Tante Tere jongkok didepanku sambil menjepitkan penisku yang ssudah licin mengkilap itu di antara kedua payudaranya yag besar, lalu dikocoknya.

    “Terus, Tante enak ss..,” rintihku.

    Melihat hal itu Tante Rina bangun sambil membuka mulutnya dan memasukkan penisku ke mulutnya sambil dihisap-hisap. Tak lama setelah mereka memainkan penisku, mengeluarkan maninya menyempot dengan deras membasahi wajah dan dada Tante Tere dan Tante Rina.

    “Terima kasih ya Tante,” jawabku sambil meremas payudara mereka masing-masing.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • MEMPERKOSA ADIK PACARKU YANG CANTIK

    MEMPERKOSA ADIK PACARKU YANG CANTIK


    994 views

    Cerita Sex ini berjudulMEMPERKOSA ADIK PACARKU YANG CANTIKCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Cerita dewasa ini adalah kisah nyataku memperkosa cewek sebut saja namanya putri. Putri adalah adik pacarku, cewekku itu telah mengkhianatiku sehingga timbul niatan yang tidak baik didiriku untuk membalas.

    Tetapi karena aku dengan cewekku beda kota, jadinya niat itu agak sulit terwujud. Namun putri adik dari pacarku itu kebetulan kuliah di Jogja, sama seperti tempat menetapku sekarang. Keinginan balas dendam untuk memperkosa adik pacarku tersebut mulai kurencanakan.

    Putri adalah cewek manis berumur 19 tahun, dan aku sendiri berumur 24 tahun. Putri menganggapku sebagai kakakknya, karena dari dulu putri sangat menginginkan punya kakak laki2, sedangkan mereka hanya 2 bersodara, begitu juga aku yang menginginkan seorang adik cewek, pada mulanya kami sering pergi bareng, bahkan putri pernah menunggui aku ketika aku mengalami sakit parah di RS, tetapi kembali lagi bahwa tidak ada niatan dan rasa apaapa, karena kami selalu menganggap bahwa kami adalah saudara kandung.

    Oh iya Putri cewek dengan tinggi sekitar 165cm, dengan berat 45 kg, cukup kurus memang, wajah spesifik khas orang jawa, ya miripmirip Anggun C. Sasmi dengan potongan rambut pendek lah tonjolan di dadanya tampaknya cukup kecil dengan ukuran 32b.

    Setelah mengetahui aku dikhianati oleh cewekku, maka timbul niatan didalam hatiku untuk membalas cewekku itu, namun aku bingung bagaimana caranya, disaat aku melamun mencari cara untuk membalas, tibatiba terdengar bunyi dering SMS, yang ternyata dari putri, putri pingin tanya tugas ujian yang akan ditempuhnya, maklum karena aku adalah asisten dosen, sehingga putri sering banyak tanya ke aku.

    Lalu aku menjawab sms tsb ya udah kamu ke sini aja, nanti aku ajarin, kirakira 1 jam lagi ya, karena aku mau mandi dulu, karena saat itu Putri mau datang, aku bergumam kalau Nah ini aja cara untuk balas dendam ke Tyas ( nama kakak dari putri ) dengan cepat aku siapkan handycam dan aku pasang sedemikian rupa sehingga tidak kelihatan oleh orang yang tidak tahu, kemudian aku langsung keluar naik motor membeli obat peangsang untuk wanita.

    Semua persiapan sudah dilakukan, tinggal menunggu kesempatan saja. Tepat jam 2 siang dirumahku, tingtong bel berbunyi, pintu dibukakan oleh adikku, Putri kupersilakan masuk, tetapi aku masih bingung bagaimana akan menikmati tubuh Putri, karena ortu dan adikku ada dirumah, sambil berpikir keras mencari cara, ternyata tibatiba ada telepon dari nenekku kalau ada rapat keluarga mendadak membahas masalah warisan, biasanya ortuku selalu mengajakku untuk nyopir, tetapi karena sedang ada putri, maka akhirnya adikku yang menyopir.

    Kebetuan sekali gumamku, sambil menutup pagar setelah mereka pergi, aku menyiapkan segelas teh yang tentunya udah kuberi dengan obat perangsang yang tadi aku beli. Dosisnya kuberi agak banyak untuk jagajaga kalau putri minum sedikit, karena putri sangat haus, maka putri langsung menghabiskan teh itu, karena kebanyakan dosis putri malah pusing dan langsung pingsan.

    Aku tipikal orang yang tidak bergairah jika menyetubuhi cewek yang lagi tidur, maka aku ambil seutas tali, tangan kiri dan kanan aku ikat di pojok tempat tidur, kaki aku biarkan saja, supaya nanti ada sedikit usaha untuk menikmati tubuhnya.. Agen Bola Terpercaya

    setelah persiapan selesai, Putri aku bangunkan dengan memerciki air ke wajahnya, akhirnya putri terbangun, putri berteriak Mas apa2an ini??!!??, gak apaapa Put, kamu belom pernah ngrasain surga dunia kan?, kamu akan aku kasih gratis put, kamu harusnya bangga lho put, soalnya gak semua cewek bisa nikmatin kaya gini, cewek2 lain tunggu mereka nikah jawabkulalu putri memohon Aku mau diapakan mas? Jangan mas mulutnya langsung kubekap dengan bibirku, aku ciumi bibirnya secara liar, tampaknya putri belum terangsang dan masih menolak membalas ciumanku, langsung aku cium lehernya dengan liar,

    putri agak sedikit merasa geli campur kenikmatan, dengan tangan yang terikat putri tetap berteriak Jangan Mmmmaaasshh, mmmhhh, ahhhh, janghhggaannn karena putri mulai mendesah, tanganku mulai bergerilya, mulamula aku remasremas punggungnya, sambil tetap kuciumi leher dan tengkuknya,

    tanganku masih memain2kan punggungnya biar tali Bhnya lepas, dan tak lama setelah itu tali Bhnya pun lepas, aku udah tidak tahu lagi apa yang putri teriakkan, karena diriku udah terkubur oleh nafsu, perlahanlahan tanganku mulai kedepan sambil tetap meremas, namun kupindah kebelakang lagi, dengan permainan lidahku dilehernya, tampaknya udah membuat Putri lupa ingatan,

    mungkin karena pengaruh perangsang tadi, Putri tanpa sengaja mendesah, Janggann mmmassshh, mmmppphhh, jaangann, jangan, hentikaann, ahhh, jangan hentikan, ahh teruss tanpa sengaja Putri berusaha untuk memutar badannya, tampaknya malah putri yang menginginkan payudaranya diremas, karena dari tadi aku hanya meremas punggungnya, aku bergumam bentar lagi kena kamu akhirnya putri udah tidak tahan lagi, badannya memutar dadanya langsung diarahkan ke tanganku, tetapi tetap kupermainkan putri, tidak langsung aku pegang payudaranya.

    Karena pengaruh obat perangsang tadi, putri malah memohon dengan suara memelas please mas.tolong aku, pegang susuku, remas, dan ciumtolong masjangan hentikan. Putri masih kupermainkan, payudaranya tidak langsung aku pegang, setelah berkalikali aku mendengar rintihannya, langsung kulepas kaosnya, pada mulanya aku bingung gimana cara melepasnya,

    karena tangannya terikat, tanpa pikir panjang langsung aku ambil gunting di dekat kasur, yang rencananya akan digunakan untuk mengancam, langsung aku gunting bajunya dan Bhnya, karena aku udah tidak tahan lagi, langsung aku jilat putingnya yang kanan, dan yang kiri aku remas, sambil aku mainkan putingnya dengan jari,

    Putri yang saat itu masih terhanyut dalam obat perangsang tibatiba agak tersadar dan berteriak maskenapa ahh mas ahh lakukan ini?? Ahh..ahh kujawab karena aku sayang kamu, jadi kuberi kamu kenikmatan yang cewek lain gak bisa nikmatin, bahkan mbak kamu aja gak pernah lhosambil bergantian kiri kanan menjilat putingnya,

    tanganku yang satunya lagi bergerilya kebawah, Putri saat itu masih memakai celana jeans. Aku buka pengait di jeansnya, terlihat saat itu putri masih agak memberontak, karena meskipun fisiknya menerima rangsangan yang hebat, namun hatinya masih menolak karena disetubuhi orang yang putri anggap kakak kandungnya sendiri,

    kakinya berusaha menendang2, tetapi justru itu memudahkan bagiku untuk melepas jinsnya, dengan cepat aku tarik jinsnya sehingga putri kini hanya tinggal menggunakan celana dalam saja..sambil menjilati putingnya, dengan cepat kutarik cdnya dengan cepat, bahkan mungkin cdnya robek karena aku menariknya kuat2.

    Kini putri udah telanjang bulat, melihat putri telanjang bulat, aku langsung bangun dan memandangi wajah putri dengan tangan terikat, tanpa benang sehelaipun, putri saat itu langsung menangis, mungkin merasa malu karena tubuhnya yang telanjang bulat dilihat oleh cowok yang dianggapnya kakak sendiri.

    Dengan cepat aku langsung melepas seluruh pakaianku sehingga aku juga telanjang bulat, melihat aku telanjang, putri langsung menjerit, dan merem melek, liat penisku. Penisku sih kayaknya standar saja, karena ukurannya 14 cm, tapi karena putri itu dasarnya orang yang tidak aneh2, dan bisa dikatakan lugu, maka dia tetap kaget.

    Putri memohon masjangan mas, aku itu sayang mas, dan kuanggap sebagai kakakku sendiri, kenapa mas tega lakukan ini?? Putaku juga sayang kamu, makanya kamu kuberi hadiah yang tidak bakal terlupakan, sudah kamu nikmatin aja ya put bibirku langsung cepat melumat bibirnya dengan memeras dan memilin putting susunya, Agen Bola Terpercaya

    putri mulai mengerang ahhhahhmmmhhhciumanku mulai menurun ke arah putting susunya, dan mulai kebawah lagi hingga ke liang kenikmatannya, sambil tetap memeras dan memilin2 susunya, aku mencoba menjilat vaginanya ( jujur aja saat itu aku juga baru pertama kali melakukannya ) pertama aku juga agak jijik dan sedikit mual, tetapi karena reaksi yang diterima putri menunjukkan respon positif dengan mendesah agak keras, maka aku juga semakin berani menjilatjilat kekiri dan kekanan di lubang kenikmatannya.

    Putri saat itu udah merem melek merasakan nikmat, sambil terus mendesah mmmphhh.ahhhh.ammpphhaahhhmmmphh karena merasa udah sedikit aman, aku mencoba melepas ikatan tali ditangannya, untuk melihat respon dia yang sudah terangsang, ternyata yang dilakukan sama putri secara tidak sengaja malah membimbing tanganku untuk memilin2 putingnya sambil berteriak.

    terrusss maasss.mmmpphhh,,,..aahhh selama 15 menit aku jilat lubang kenikmatannya tibatiba dia memegang tanganku dengan kencang sekali, tubuhnya kaku, dan dia menggelinjang hebat sambil berteriak kepalanya jangan disitu mas..aku mau ngeluarin aku gak perduli dan tetap menjilat2, sampai akhirnya dia orgasme banyak sekali sampai mulutku blepotan terkena cairan kenikmatannya..ahhhahhhahhh dia berteriak sambil menggelinjang.

    Beberapa saat setelah putri orgasme dengan hebat, putri langsung memeluk badanku, tampaknya putri udah tidak perduli lagilangsung kesempatan itu aku lakukan dengan berusaha memasukkan penisku kedalam vaginanya, karena dia habis orgasme, maka vaginanya masih terdapat banyak cairan, karena aku udah tidak tahan lagi,

    sambil memeras dan menjilat putingnya, aku mencoba memasukkan penisku, Putri yang saat itu udah mulai sadar dari kenikmatannya langsung berteriak Jangan dimasukkan masaku mohon, aku lakukan apapun biar mas bisa merasakan enak, apapun mas bener nih?? tanyaku Iya mas, apapun, aku juga janji gak bakal cerita sama siapapun mas Setelah itu aku cium bibirnya dengan penuh kelembutan,

    putri pun mau membalas ciumanku, kujulurkan lidahku di bibirnya, dan dia membalas dengan saling menjulurkan lidah, kami saling berciuman hebat selama 10 menit, sambil berciuman tanganku tetap meremas dan memilin putting susunya, sehingga putri udah mulai terangsang kembali,

    sambil terus mendesah aku terus menciumi lehernya hingga kebawah, tampaknya Putri udah mulai tidak perduli atas perkosaan yang dialaminya, mungkin karena pengaruh obat perangsang, putri terus mendesah, dan mendesah, desahandesahan yang kudengar sangat membuat nafsuku semakin tinggi, aku mulai semakin turun menjilat vaginanya kembali, dan vaginanya udah mulai basah kembali, karena sudah mulai terangsang, aku mencoba kembali untuk memasukkan penisku,

    putri agak tersentak kaget Mas aku mohon..jangan mas, Cuma menggesekgesek kok put, gak apa2, gak bakalan masuk, jawabku..lalu putri mengiyakan, dengan menggesekgesekan penisku ke lubang kenikmatannya, membuatku leluasa menciumi lehernya sambil meremas dan memilin putingnya,

    kadang aku memberhentikan gesekanku, tetapi malah putri menggoyang pinggulnya supaya klitorisnya mengenai penisku, dan hal tersebut berlangsung selama 15 menit, karena putri sudah tidak tahan atas rangsangan yang begitu hebat,

    maka secara tidak sadar putri terlena dan berbisik kepadaku Masakkhhh akkuu, uddaah gak tahaan..akkhhh, massukkin aja massssshhh mendapat lampu hijau aku langsung mencoba untuk masukin, karena aku pada dasarnya juga belum melakukan seperti itu, maka aku coba masukin secara pelanpelan, lubangnya sempit sekali, karena memang putri masih perawan.

    Aku coba terus menerus dan berusaha sekuat tenaga, Putri berteriak Pelanpelan Mas, selama hampir 5 menit aku mencoba juga belum masuk2, akhirnya dengan perjuangan sekuat tenaga blessshhh, penisku berhasil masuk ke vaginanya, putri mem*kik Ahhh sakit mas, keluar darah segar dari vagina putri tanda keperawanannya telah bobol.

    Sakitnya cuma sebentar sayang, habis itu enak sekali jawabku, aku terus memompa batang penisku di lubang kenikmatan putri, aku merasakan penisku dipijitpijit oleh lubang kenikmatannya, rasanya nikmat sekali,

    benarbenar merasakan surga dunia, Putri pun juga tampak menikmatinya sambil mendesah Ahhhkkahhhahhteruss mass..ssshhmmmhh, jangann berrhentiahhkk, ennaakk sekali mass, sepeti surga dunia kan put? tanyaku.. Iyyaaahhkk..masshh.. jawab putri..

    Aku terus memompa dengan sangat cepat sekali, sampai payudara putri bergerak naik turun..suatu pemandangan yang sungguh indah melihat Putri telanjang bulat sedang aku setubuhi..setelah 25 menit aku memompa, tibatiba badan putri kembali kaku, mengejang, dan menggelinjang dengan hebat tanda putri sudah mau orgasmelangsung kupercepat kocokanku supaya aku juga dapat ngluarin bareng..

    tetapi karena putri udah tidak tahan maka dia berteriak Maasss..eennaakk sekaaliiaku mau keluarin putri orgasme untuk yang kedua kalinya, aku merasakan ada cairan panas di kepala penisku, aku tetap mengocok tubuh putri sehingga selang beberapa saat aku juga mau orgasme Put aku juga mau keluar kataku,

    langsung aku keluarkan di dalam rahim Putri, putri merasakan ada cairan hangat yang masuk kerahimnya, setelah orgasme, kami berdua saling berpelukan cukup lama, dan aku membiarkan penisku berada di liang vaginanya Agen Bola Terpercaya

    Entah apa yang berada di dalam pikiran putri, sehingga dia hanya terdiam seribu bahasa, lalu aku kecup keningnya sambil berkata Gimana Put? Enak kan ? dia mengangguk dengan mata yang agak sembab, mungkin dalam hati kecilnya dia agak menyesal atas apa yang terjadi,

    tetapi dia tidak bisa menahan keinginan fisik dan nafsunya untuk disetubuhi..akhirnya kami tertidur dalam keadaan telanjang, sampai akhirnya kami kaget dengan bunyi bel tanda ortuku dan adikku pulang..Saat itu kami panik, kami berdua masih telanjang, sedangkan baju putri udah robek semua terkena guntingcdnya juga udah robek..

    Setelah pintu digedor beberapa lama namun kami tidak membukakan karena masih bingung akan pakai pakaian apa putri nanti, putri langsung kusuruh sembunyi di lemari pakaian, dan aku pura2 dari kamar mandi. Kenapa pintunya lama sekali dibuka ? tanya ayahku, Oh maaf, tadi aku baru mandi pap .

    Lho Putri mana ? kok motornya masih disini ? tanya ibuku. Oh tadi ketempat temennya di dekat sini aku yang anterin mam, terus nanti aku jemput. Lho papa mama kok udah pulang ? tanyaku Oh ini ada yang ketinggalan berkas sertifikat rumah, bentar lagi juga berangkat Jawab ayahku. Yes gumamku dalam hati, masih ada kesempatan untuk bisa lepas dari masalah ini.

    Setelah ortuku berangkat, aku buka pintu lemari, dan aku bilang ke Putri kalau semuanya sudah aman. Aku kembali mencium keningnya, mulut kami saling berpagutan dan akhirnya saling bersetubuh kembali sampai 1 jam lamanya, entah berapa kali dia orgasme, yang jelas aku merasakan orgasme sampai 3 kali, putri tampaknya benarbenar menikmati persetubuhan ini.

    Setelah itu akhirnya putri pulang dengan pinjam kaosku, setelah kejadian itu kami tidak pernah saling kontak, dan komunikasi. Tapi setelah kejadian itu, Putri malah punya pacar, dan dia membuka diri untuk berhubungan dengan cowok, tidak seperti dulu yang tidak bisa menerima cowok, mungkin karena ketagihan kali ya?

    Tetapi setiap mengingat desahan dan goyangan putri membuatku langsung dibakar nafsu..Putri benarbenar hebat untuk pengalaman pertamaku, aku menyesal kenapa dia tidak kujadikan pacar saja, karena kalo dia pacarku bisa jadi aku merasakan kenikmatan setiap saat. Agen Bola Terpercaya

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Sari Sebagai Imajinasi Sanggamaku

    Sari Sebagai Imajinasi Sanggamaku


    994 views

    Cerita Sex ini berjudulSari Sebagai Imajinasi SanggamakuCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Walaupun bulan ini penuh dengan kesibukanku, aku termasuk orang yang sangat susah untuk dapat mengontrol keinginan seks atas wanita. Pengalaman ini kualami beberapa hari sebelum bulan-bulan sibukku yang lalu di tempat kost. Di tempat kost kami berlima dan hanya ada satusatunya cewek di kost ini, namanya Sari.

    Aku heran ibu kost menerima anak perempuan di kost ini. Oh, rupanya Sari bekerja di dekat kost sini.Sari cukup cantik dan kelihatan sudah matang dengan usianya yang relatif sangat muda, tingginya kira-kira 160 cm.

    Yang membuatku bergelora adalah tubuhnya yang putih dan kedua buah dadanya yang cukup besar. Ahh, kapan aku bisa mendapatkannya, pikirku. Menikmati tubuhnya, menancapkan penisku ke vaginanya dan menikmati gelora kegadisannya.

    Kami berlima di kost ini kamarnya terpisah dari rumah induk ibu kost, sehingga aku dapat menikmati gerak-gerik Sari dari kamarku yang hanya berjarak tidak sampai 10 meter. Yang gila dan memuncak adalah aku selalu melakukan masturbasi minimal dua hari sekali. Aku paling suka melakukannya di tempat terbuka. Kadang sambil lari pagi, aku mencari tempat untuk melampiaskan imajinasi seksku.

    Sambil memanggil nama Sari, crot crot crot.., muncratlah spermaku, enak dan lega walau masih punya mimpi dan keinginan menikmati tubuh Sari. Aku juga suka melakukan masturbasi di rumah, di luar kamar di tengah malam atau pagi-pagi sekali sebelum semuanya bangun.

    Aku keluar kamar dan di bawah terang lampu neon atau terang bulan, kutelanjangi diriku dan mengocok penisku, menyebut-nyebut nama Sari sebagai imajinasi senggamaku. Bahkan, aku pernah melakukan masturbasi di depan kamar Sari, kumuntahkan spermaku menetesi pintu kamarnya. Lega rasanya setelah melakukan itu.

    Sari kuamati memang terlihat seperti agak binal. Suka pulang agak malam diantar cowok yang cukup altletis, sepertinya pacarnya. Bahkan beberapa kali kulihat suka pulang pagi-pagi, dan itu adalah pengamatanku sampai kejadian yang menimpaku beberapa hari sebelum bulan itu.

    Seperti biasanya, aku melakukan masturbasi di luar kamarku. Hari sudah larut hampir jam satu dini hari. Aku melepas kaos dan celana pendek, lalu celana dalamku. Aku telanjang dengan Tangan kiri memegang tiang dan tangan kanan mengocok penisku sambil kusebut nama Sari. Tapi tiba-tiba aku terhenti mengocok penisku, karena memang Sari entah tiba-tiba tengah malam itu baru pulang.

    Dia memandangiku dari kejauhan, melihat diriku telanjang dan tidak dengan cepat-cepat membuka kamarnya. Sepertinya kutangkap dia tidak grogi melihatku, tidak juga kutangkap keterkejutannya melihatku. Aku yang terkejut.

    Paginya, ketika aku bangun, sempat kusapa dia.

    “Met pagi..” kataku sambil mataku mencoba menangkap arti lain di matanya. Kami hanya bertatapan.
    Ketika makan pagi sebelum berangkat kantor juga begitu.

    “Kok semalam sampai larut sih..?” tanyaku.

    “Kok tak juga diantar seperti biasanya..?” tanyaku lagi sebelum dia menjawab.

    “Iya Mas, aku lembur di kantor, temenku sampai pintu gerbang saja semalam.” jawabnya sambil tetap menunduk dan makan pagi.

    “Semalam nggak terkejut ya melihatku..?” aku mencoba menyelidiki.

    Wajahnya memerah dan tersenyum. Wahh.., serasa jantungku copot melihat dan menikmati senyum Sari pagi ini yang berbeda. Aku rasanya dapat tanda-tanda nih, sombongnya hatiku.

    Rumah kost kami memang tertutup oleh pagar tinggi tetangga sekeliling. Kamarku berada di pojok dekat gudang, lalu di samping gudang ada halaman kecil kira-kira 30 meter persegi, tempat terbuka dan tempat untuk menjemur pakaian. Tanah ibu kostku in cukup luas, kira-kira hampir 50 X 100 m. Ada banyak pohon di samping rumah, di samping belakang juga. Di depan kamarku ada pohon mangga besar yang cukup rindang.

    Rasanya nasib baik berpihak padaku. Sejak saat itu, kalau aku berpapasan dengan Sari atau berbicara, aku dapat menangkap gejolak nafsu di dadanya juga. Kami makin akrab. Ketika kami berbelanja kebutuhan Puasa di supermarket, kukatakan terus terang saja kalau aku sangat menginginkannya. Sari diam saja dan memerah lagi, dapat kulihat walau tertunduk.

    Aku mengajaknya menikmati malam Minggu tengah malam kalau dia mau. Aku akan menunggu di halaman dekat kamarku, kebetulan semua teman-teman kostku pulang kampung. Yang satu ke Solo, istrinya di sana, tiap Sabtu pasti pulang. Yang satunya pulang ke Temanggung, persiapan Puasa di rumah.

    Aku harus siapkan semuanya. Kusiapkan tempat tidurku dengan sprei baru dan sarung bantal baru. Aku mulai menata halaman samping, tapi tidak begitu ketahuan. Ahh, aku ingin menikmati tubuh Sari di halaman, di meja, di rumput dan di kamarku ini. Betapa menggairahkan, seolah aku sudah mendapat jawaban pasti.

    Sabtu malam, malam semakin larut. Aku tidur seperti biasanya. Juga semua keluarga ibu kost. Aku memang sudah nekat kalau seandainya ketahuan. Aku sudah tutupi dengan beberapa pakaian yang sengaja kucuci Sabtu sore dan kuletakkan di depan kamarku sebagai penghalang pandangan. Tidak lupa, aku sudah menelan beberapa obat kuat/perangsang seperti yang diiklankan.

    Tengah malam hampir jam setengah satu aku keluar. Tidak kulihat Sari mau menanggapi. Kamarnya tetap saja gelap. Seperti biasa, aku mulai melepasi bajuku sampai telanjang, tangan kiriku memegangi tiang jemuran dan tangan kananku mengocok penisku. Sambil kusebut nama Sari, kupejamkan mataku, kubayangkan sedang menikmati tubuh Sari. Sungguh mujur aku waktu itu. Di tengah imajinasiku, dengan tidak kuketahui kedatangannya, Sari telah ada di belakangku.

    Tanpa malu dan sungkan dipeluknya aku, sementara tanganku masih terus mengocok penisku.

    Diciuminya punggungku, sesekali digigitnya, lalu tangannya meraih penisku yang menegang kuat.

    “Sari.. Sari.. achh.. achh.. nikmatnya..!” desahku menikmati sensasi di sekujur penisku dan tubuhku yang terangkat tergelincang karena kocokan tangan Sari.

    “Uhh.. achh.. Sari, Sari.. ohhh.. aku mau keluar.. ohh..” desahku lagi sambil tetap berdiri.
    Kemudian kulihat Sari bergerak ke depanku dan berlutut, lalu dimasukkannya penisku ke mulutnya.

    “Oohhh Sari… Uhh Sariii.., Saarrii… Nikmat sekali..!” desahku ketika mulutnya mengulumi penisku kuat-kuat.
    Akhirnya aku tidak dapat menahannya lagi, crott.. crot.. crot.., spemaku memenuhi mulut Sari, membasai penisku dan ditelannya. Ahh anak ini sudah punya pengalaman rupanya, pikirku.

    Lalu Sari berdiri dengan mulut yang masih menyisakan spermaku, aku memeluknya dan menciuminya. Ahh.., kesampaian benar cita-citaku menikmati tubuhnya yang putih, lembut, sintal dan buah dadanya yang menantang.

    Kulumati bibirnya, kusapu wajahnya dengan mulutku. Kulihat dia memakai daster yang cukup tipis. BH dan celana dalamnya kelihatan menerawang jelas. Sambil terus kuciumi Sari, tanganku berkeliaran merayapi punggung, dada dan pantatnya. Ahh.. aku ingin menyetubuhi dari belakang karena sepertinya pantatnya sangat bagus. Aku segera melepaskan tali telami dasternya di atas pundak, kubiarkan jatuh di rumput.

    Ahh.., betapa manis pemandangan yang kulihat. Tubuh sintal Sari yang hanya dibalut dengan BH dan celana dalam. Wahhh.., membuat penisku mengeras lagi. Kulumati lagi bibirnya, aku menelusuri lehernya.

    “Ehh.., ehhh..!” desis Sari menikmati cumbuanku.

    “Ehh.., ehhh..!” sesekali dengan nada agak tinggi ketika tanganku menggapai daerah-daerah sensitifnya.

    Kemudian kepalanya mendongak dan buah dadanya kuciumi dari atas. O my God, betapa masih padat dan montok buah dada anak ini. Aku mau menikmatinya dan membuatnya mendesis-desis malam ini.

    Tanganku yang nakal segera saja melepas kancing BH-nya, kubuang melewati jendela kamarku, entah jatuh di mana, mungkin di meja atau di mana, aku tidak tahu. Uhhh.., aku segera memandangi buah dada yang indah dan montok ini. Wah luar biasa, kuputari kedua bukitnya. Aku tetap berdiri. bergantian kukulumi puting susunya. Ahh.., menggairahkan.

    Kutangkap kedua tangan Sari dan kuajak menjauh sepanjang tangan, kami berpandangan penuh nafsu di awal bulan ini. Kami sama-sama melihat dan menjelajahi dengan mata tubuh kami masing-masing dan kami sudah saling lupa jarak usia di antara kami. Penisku menempel lagi di tubuhnya, enak rasanya. Aku memutar tubuhnya, kusandarkan di dadaku dan tangannya memeluk leherku.

    Kemudian kuremasi buah dadanya dengan tangan kiriku, tangan kananku menjangkau vaginanya. Kulihat taman kecil dengan rumput hitam cukup lebat di sana, lalu kuraba, kucoba sibakkan sedikit selakangannya.

    Sari tergelincang dan menggeliat-geliat ketika tanganku berhasil menjangkau klitorisnya. Seolah dia berputar pada leherku, mulutnya kubiarkan menganga menikmati sentuhan di klitorisnya sampai terasa semakin basah.

    Kubimbing Sari mendekati meja kecil yang kusiapkan di samping gudang. Kusuruh dia membungkuk. Dari belakang, kuremasi kedua buah dadanya. Kulepas dan kuciumi punggungnya hingga turun ke pantatnya. Selangkangannya semakin membuka saja seiring rabaanku.
    Setelah itu aku turun ke bawah selakangannya, dan dengan penuh nafsu kujilati vaginanya.

    Mulutku menjangkau lagi daerah sensitif di vaginanya sampai hampir-hampir kepalaku terjepit.

    “Oohh.., ehh.., aku nggak tahan lagi.., masukkan..!” pintanya.

    Malam itu, pembaca dapat bayangkan, aku akhirnya dapat memasukkan penisku dari belakang. Kumasukkan penisku sampai terisi penuh liang senggamanya. Saat penetrasi pertama aku terdiam sebelum kemudian kugenjot dan menikmati sensasi orgasme.

    Aku tidak perduli apakah ada yang mendengarkan desahan kami berdua di halaman belakang. Aku hanya terus menyodok dan menggenjot sampai kami berdua terpuaskan dalam gairah kami masing-masing.

    Aku berhasil memuntahkan spermaku ke vaginanya, sementara aku mendapatkan sensasi jepitan vagina yang hebat ketika datang orgasmenya. Aku dibuatnya puas dengan kenyataan imajinasiku malam Minggu itu. Sabtu malam atau minggu dini hari yang benar-benar hebat. Aku bersenggama dengan Sari dalam bebrapa posisi. Terakhir, sebelum posisi konvensioal, aku melakukan lagi posisi 69 di tempat tidur.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • NAFSU IBU INTAN BERTUBUH HOT

    NAFSU IBU INTAN BERTUBUH HOT


    994 views

    Cerita Sex ini berjudulNAFSU IBU INTAN BERTUBUH HOTCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Setelah kejadian hari itu besoknya jam 09 pagi Robby dengan hanya memakai celana dalamnya sedang tiduran santai di kamar kostnya yang tidak jauh dari Kampus UNDIP. Tubunya yang atletis itu ia biarkan terbuka dan tersiram oleh dinginnya AC. Robby saat itu sedang membaca sms yang baru diterimanya dari Bu Intan.

    Sayang, kamu nakal ya kemarin,demikian isi sms Bu Intan.
    Habis aku ngiler banget lihat Bu Intan dengan kebaya kemarin. Pas banget. Bu Intan semok banget, Bu, balas Robby.
    Masa sih say?tanya Bu Intan.
    Iya, Bu. Pengen banget aku meluk Bu Intan yang lama banget,Robby meneruskan rayuannya.
    Ibu tau kok nak Robby sering curicuri pandang selama ini sama ibu, sms Bu Intan.
    Iya, Bu. Aku udah lama emang suka liatin Bu Intan,balas Robby.
    Hmm, jadi nak Robby mau pacarin ibu iya? tanya Bu Intan.
    Iya, Bu. Aku kangen ama Bu Intan. Aku suka ama Bu Intan,balas Robby.
    Tau ga saynak Robby bikin ibu blingsatan lho kemarin,sms Bu Intan.
    Bu Intan!?tulis Robby dalam smsnya.
    Apa say.., balas Bu Intan.
    Aku pengen banget jumpa, Bu,sms Robby.
    Aku juga nak Robby,balas Bu Intan. Aku penasaran lho,Bu Intan melanjutkan smsnya.
    Aku juga, Bu. Aku pengen jumpa dan berduaan sama Bu Intan,rayu Robby dengan mantap.
    Aku juga sayang,jawab Bu Intan.
    Besok sore bisa ga, Bu?tanya Robby.
    Aku ga mau kalau sore. Aku maunya dari pagi sampai besok paginya,sms Bu Intan.

    Isi smsnya ini memang menunjukkan nafsu seksnya yang sangat besar terhadap pemuda itu.

    Ohh Bukapan?balas Robby.
    Pokoknya kalau sudah ada waktu nanti Ibu kasih tahu,jawab Bu Intan.
    Iya, Bu. Dari dulu sejak pertama lihat Bu Intan, aku selalu menghayal bisa ngentot sama Bu Intan,sms Robby.
    Ibu juga. Mata nakalmu bikin Ibu sering gatal pengen ngentot sama kamu say,balas Robby.
    Lalu Bu Intan melanjutkan lagi,Udah satu tahun ini Ibu ga pernah lagi main sama suami. Ibu gatel banget say,sms Bu Intan.
    Oh Bu. Aku pengen segera jumpa sama ibu,tulis Robby dalam smsnya.
    Iya sayang. Ibu juga udah pengen banget. Kemarin aja seandainya lagi ga ada acara ibu udah pengen ditidurin sama Dominoqq Online

    kamu. Apalagi pas pegang kontolmu yang besar dan panjang itu sayibu sange banget sebenarnya waktu itu say,

    Demikianlah smssms antara dua manusia yang memasuki lingkaran perselingkuhan itu. Dan ketika bersms itu, Bu Intan sama halnya dengan Robby sedang sendirian di kamarnya. Ia nyaris bugil karena nafsunya pada pemuda yang bernama Robby itu.Bu Intan hanya tinggal berdua suaminya di rumahnya, serta dua pembantu.

    Anak paling besar lakilaki sudah menikah dengan 1 anak tinggal di Yogyakarta, anaknya nomor dua Windya Ristanti menikah dengan kakak Ilham yang temannya Robby, sementara anaknya yang paling kecil perempuan, kuliah di UGM. Jadi ketika suaminya kerja, Bu Intan hanya ditemani pembantu.

    Dan ini membuat Bu Intan dan Robby saling memupuk fantasi birahi di antara mereka. Mereka dengan leluasa merayu dan dirayu melalui telepon atau sms.Bu Intan begitu rindubirahi dengan batang perkasa pemuda itu. Ia sudah pernah mengocoknya.

    Bahkan Bu Intan merasa jemarinya hampir tidak bisa melingkari batang kontol pemuda itu ketika kontol itu menegang maksimal. Dan Bu Intan sering sangek berat manakala membayangkan kontol Robby yang besar dan panjang itu mengeras dalam genggamannya.

    Dan itu sering membuatnya gelisah di ranjangnya. Ia sangat ingin kontol besar pemuda itu mengentoti memeknya yang sudah sangat gatal. Hayalnya membayangkan pertemuan kelamin mereka akan sangat menempel ketat karena besarnya kontol Robby. Ia sering membayangkan pinggul pemuda itu yang nampak kokoh bergerak naik turun di antara selangkanganya

    . Bu Intan berjanji dalam hati akan sepenuh perasaan menikmati entotan pemuda itu, ketika waktunya tiba. Bu Intan sangat yakin saat yang ia nanti tidak akan lama lagi. Nafsu seksualnya sangat menuntut untuk disalurkan sepuasnya.

    Beberapa hari kemudian Bu Intan langsung menyuruh pembantunya pulang kampung beberapa hari ketika suaminya, Pak Suriono Rusmanto, mengatakan akan mengikuti Diklat selama seminggu di Jakarta.

    Sayang besok siang jam 12 ke rumah iya,demikianlah pesan singkat Bu Intan pada Robby.
    Emang bapak kemana, Bu,tanya Robby dengan dada bergetar.
    Barusan berangkat ke Jakarta. Bapak ngikutin Diklat seminggu di sana,sms Bu Intan.
    Oh Iya Bu Intan sayang. Aku kangen Bu,
    Mmuuah,balas Bu Intan. Ohhhmmuuaahhhmmmuuaahhh.,demikianlah Robby semakin memanaskan suasana birahi wanita paruh baya itu.

    Esoknya dengan motor Tiger2000 miliknya, Robby memasuki gerbang rumah Bu Intan. Siang itu suasana sekitar rumah Bu Intan memang sepi. Di balik pintu yang terbuka sedikit itu, Robby bisa melihat Bu Intan sedang menunggunya masuk.

    Bu Intan memakai celana sangat pendek yang begitu ketat. Bahkan gundukan memek Bu Intan tercetak dengan jelas karena celana pendek tersebut terbuat dari bahan katun tipis. Di bagian atas Bu Intan memakai kemeja longgar yang bagain bawahnya nyaris menutupi seluruh celana pendek Bu Intan, sehingga Bu Intan sekilas seperti telanjang hanya memakai kemeja.

    Bu Intan dengan lenggok gemulai penuh birahi menyambut masuknya anak muda itu. Ia langsung meraih pinggang Robby dan merapatkan tubuh sintalnya ke tubuh pemuda itu. Bu Intan dengan gaya manja menengadah memandang wajah Robby. Bu Intan meraih tangan Robby lalu melingkarkan tangan tersebut agar merangkul pinggulnya.

    Ga kemanamana kan hari ini?tanya Bu Intan manja.
    Nggak Bu,jawab Robby dengan suara parau. Ia belum menguasai keadaan itu, akan tetapi telapak tangannya mengusapi pinggul Bu Intan.

    Mereka beriringan berjalan, dan kaki Bu Intan sepenuhnya menuntun langkahlangkah mereka dalam ruangan itu. Bu Intan lalu menghentikan langkahnya di depan sebuah pintu kamar yang terbuka. Ia memutar lalu menghadap Robby. Robby dengan lugas mengikuti setiap bahasa tubuh Bu Intan. Bu Intan memeluk tubuh Robby dan menyandarkan beban tubuhnya pada pemuda itu. Kedua tangannya bergerak melingkari leher Robby. Ia menatap mata Robby lalu tersenyum nakal.

    Muuahh,Bu Intan meruncingkan bibirnya dan mengecup manja ke arah mulut pemuda itu, tanpa menyentuh mulut itu.

    Dan detik itulah Robby mengambil alih suasana. Robby langsung mengetatkan remasannya pada pinggang Bu Intan. Lalu dengan tatapan nanar Robby membuka mulut. Dengan penuh gelora birahi, Bu Intan membuka memejamkan mata dan secercah bibirnya. Robby langsung mengulum bibir Bu Intan dengan sepenuh nafsunya. Bu Intan menyambut lumatan mulut Robby dengan megeluarkan lidahnya.

    Bu Intan dapat merasakan nafsu yang panas pada mulut, bibir, dan lidah pemuda itu. Dan dengan geliat bibir dan lidah yang sama panasnya Bu Intan menyambut semua itu sepenuh raganya.Bu Intan sangat ingin Robby tahu bahwa ia memiliki nafsu yang sama dengan dirinya.

    Ngmmmahhhmmccppppphhhh..nngghhh,mereka samasama mendesahkan hal yang sama ketika mulut mereka sejenak terlepas untuk mengambil nafas.

    Tapi hanya sejenak, karena mulut mereka kembali berpagut dan saling melahap. Bu Intan memutar kepalnya agar mulutnya bisa mendapatkan posisi yang pas untuk memaguti dan mengemuti semua bibir Robby. Robby begitu berdebar menyadari nafsu yang ditunjukkan Bu Intan, sehingga ia tidak ragu meremasi pantat Bu Intan yang bahenol. Robby meremasi pantat montok itu dengan ketat dan vulgar. Ia menekannekankan pantat Bu Intan agar kontolnya memperoleh gesekan yang nikmat.

    Mmmmcccpppahhhmmccppphh.mmmcccppphhhmmmhhhcccpp phhhnngggmmmcccpppmmmhhhBu Intan begitu menguasai aksi ciuman itu. Ia meruncingkan bibirnya dan mengecupi bibir Robby berkalikali.

    Lalu tangan kanan Robby bergerak ke atas. Ia menempatkan telapaknya di gundukan buah dada Bu Intan lalu perkahan meremasi buah dada itu. Robby begitu bernafsu ketika telapak tangannya bertemu dada yang sangat besar. Ia sadar buah dada Bu Intan memang besar. Dan masih padat. Walau terhalang kemeja, akan tetapi Robby betulbetul merasa puas meremasi dada itu.

    Nnnggmmmmhhhhssshhh,Bu Intan langsung mendengus ketika merasa dadanya diremas perlahan.

    Ia makin mengetatkan rangkulannya di leher Robby. Bu intan mengecapecapakan mulutnya di mulut Robby. Ia mencipoki bibir pemuda itu penuh nafsu. Kadang lidahnya terjulur keluar untuk menjilati mulut Robby.

    Ohhh,Bu Intan sejenak menengadah akibat nikmatnya remasanremasan Robby di buah dadanya. Lalu sejurus kemudian ia kembali memaguti bibir Robby.Nnngggmmmmccccpppsshhh,Bu Intan mendesah penuh birahi. Dominoqq Online

    Kali ini ia menarik tubuh Robby memasuki kamar yang terbuka. Dengan tubuh masih saling menempel ketat dan bibir saling pagut, Robby mendorong daun pintu untuk menutup. Setelah daun pintu tertutup, Bu Intan kembali mengarahkan langkah kaki mereka. Bu Intan lalu mendudukkan Robby di ranjang. Bu Intan berdiri, sementara Robby duduk di ranjang. Syahwat Bu Intan memang sangat liar, dan mereka sekarang bahkan berada di kamar yang biasa digunakan Bu Intan dan suaminya.

    Hayal liar Robby benarbenar jadi nyata. Kini ia duduk di ranjang, sementara itu Bu Intan berdiri di antara kedua pahanya yang terbuka. Robby langsung mengarahkan mulutnya ke perut Bu Intan. Ia menyibakkan kemeja longgar itu untuk melihat padat dan mulusnya perut Bu Intan. Robby mencucupi, menciumi, dan menjilati seluruh perut Bu Intan. Dengan bernafsu Robby menjilati dan memaguti kulit perut Bu Intan. Kedua tangan Robby mendekap pinggul Bu Intan. Kadang Robby meremasi pantat dan pinggul Bu Intan.

    Bu Intan benarbenar merasa dimanjakan dan dibutuhkan oleh aksi Robby. Ia kadang menggelinjang saat mulut Robby menelusuri perutnya dan pinggulnya. Kadang ia kegelian. Mata Bu Intan terpaku pada seluruh aksi Robby itu. Tangan Bu Intan meremas rambut Robby, dan kadang Bu Intan mendesakkan pinggulnya ke tubuh Robby. Nafsuy seks Bu Intan yang nakal membuatnya meraih pakaian Robby, ia melepaskan pakaian itu sekaligus dengan singlet sport yang menempel tubuh Robby. Kini tubuh bagian atas Robby telah telanjang.

    Mengetahui kenakalan syahwat Bu Intan itu, Robby makin liar menciumi dan menjilati perut dan pinggul Bu Intan. Robby lalu membalik tubuh Bu Intan dan melancarkan pagutan bibirnya di punggung Bu Intan. Bu Intan seketika menggelinjang.

    Nnnggghhhh.mmmhh.,Bu Intan mendesah.
    Ngggccppp.mmmmccppphhhh,Robby memuaskan hayal birahinya makin liar.

    Robby lalu menggerakkan tangan kanannya lalu menggapai batang paha Bu Intan yang kenyal dan padat itu. Robby merabai dan meremasi pangkal paha yang mulus itu. Bu Intan mendesir, ketika rabaan tangan Robby yang bergerak dari bawah ke atas sepanjang batang pahanya kadang secara nakal berhenti persis di selangkangannya. Robby lalau meneruskan rabaan itu secara ketat dengan menggeseki selangakangan Bu Intan.

    Nnngggkkhhhhhhhh.,Bu Intan hanya mendesis.

    Aksi kedua insan berbeda usia itu bagaikan sebuah gerakan lambat. Mereka nampaknya benarbenar menikmati setiap detik persentuhan itu.

    Robby benarbenar memuaskan birahinya. Ia membolakbalik tubuh Bu Intan yang sedang berdiri itu dengan menjilati sepanjang pertemuan celana pendek ketat Bu Intan dan kulit pinggulnya. Wangi tubuh Bu Intan semakin merasuki syahwat Robby. Tangan kirinya perlahan membuka kancing kemeja Bu Intan. Bu Intan membantu, dan kini Bu Intan telah telanjang tubuhnya di bagia atas. Hanya menyisakan BH putih menampung besarnya tetek Bu Intan.Nafsu seks Robby benarbenar meningkat.

    Nggmmhhaahhhh.mmcccppphhhmmmhhhccppp,Robby terus menciumi dan menjilati kulit mulus Bu Intan.

    Tangan Robby lalu bergerak lagi sambil menciumi pinggul Bu Intan. Robby menari celana pendek Bu Intan perlahan. Mulut Robby langsung menyergap setiap kulit terbuka ketika celana pendek Bu Intan mulai turun. Kahirnya celana pendek itu meluncur ke bawah.

    Nggghhh.oohhhhmmmcccppphhh.mmccpphhhooohh Bu. mmmhhhh mmmhhhohhh Bu mmmmcccppphhh mmmccpphh, Robby mendengus manakala akhirnya ia kini melihat celana dalam Bu Intan yang berwarna hitam.

    Robby langsung membuka mulut lalu memagut pinggul padat Bu Intan persisi di pertemuan celana dalam itu dengan kulit pinggul Bu Intan. Kedua tangan Robby kini masingmasing meraba dan meremas batang paha Bu Intan, dan menggelitiki paha itu.

    Mmmhhhmmhhhnnngghhh., Bu Intan mendesahdesah.

    Wajahnya tertunduk menyaksikan semua perbuatan anak muda itu di sekitar pinggul dan selangkanagnnya. Dan Bu Intan bisa melihat kulit mulusnya di sekitar pinggul kini telah dihiasi cupangancupangan merah. Rabaan dan remasan Robby di pahanya membuatnya nanar, ia mendesakkan pinggulnya ke tubuh pemuda itu sambil kedua tangannya meremasi secara ketat rambut hitam Robby.

    Robby perlahan membuka retsleting celananya. Ia secara cepat melepaskan celana jeansnya. Kini mereka hanya ditutupi celana dalam dan beha. Nafsu seks di antara mereka makin bergelora.

    Bu Intan lalu bergerak. Ia mengangkat kaki kanannya ke sisi tempat tidur. Robby menyambut kaki itu, lalu Robby meraih kedua pangkal paha Bu Intan. Bu Intan akhirnya duduk dalam pangkuan Robby. Bu Intan mengangkat satu lagi kakinya, dan ia kini duduk mengangkangi Robby. Mereka saling peluk dengan ketat. Wajah mereka sangat dekat. Mereka saling pandang dengan nanar, lalu kedua mulut mereka membuka dan medekat.

    Nnngggmmmhhhcccppphhh.,begitulah bunyi pertemuan mulut mereka. Dengan mata terpejam Bu Intan dan Robby saling memagut dan melumat. Lidah mereka meliukliuk member kepuasan pada hayal masingmasing.
    Mmmmcccppppmmmuuuhhmmccppphh,bunyi cipokan dan jilatan mengiringi ketatnya aksi kedua insan itu.

    Bu Intan merasakan memeknya bertemu dengan gumpalan daging yang hangat dan besar. Bu Intan menggerakkan pinggulnya menggesiki kontol Robby dengan memeknya. Walaupun mereka masing memakai celana dalam, gesekangesekan antara kontol dan memek itu begitu membuai nafsu. Bu Intan mendesakkan selangkangannya ke selangkanagn Robby. Robby membalas dengan menekankan kontolnya ke memek yang mulai membesar itu. Bu Intan begitu dilanda syahwat. Ia mengayunayunkan pinggulnya. Ia begitu merasa nikmat menggeseki memeknya dengan kontol Robby.

    Mulut mereka kadang terlepas, lalu melekat lagi seakan hendak mencari sesuatu di mulut yang lain. Bu Intan memutarmutarkan kepala untuk mendapatkan posisi yang enak melumat bibir Robby. Tangan Robby merabai dan meremasi seluruh tubuh Bu Intan. Bu Intan benarbenar terbakar nafsu.

    Nnngghhhooohhh sayangmmmhhhhoohhhh,akhirnya Bu Intan mendesah. Ia menengadah menikmati semua itu.

    Pada saat itulah Robby membuka mulut menciumi batang leher Bu Intan. Dengan bernafsu ia menjilati dan mengecupi leher Bu Intan. Tangannnya lalu bergerak menurunkan tali beha dari pundak Bu Intan. Lalu mulutnya menggilir kulit pundak Bu Intan yang mulus itu. Lidahnya menjilatjilat. Bu Intan makin melengkungkan tubuhnya. Tangan Robby bergerak lagi membuka kaitan beha di punggung Bu Intan, dan seketika mata Robby menyaksikan pemandangn yang membuat birahinya makin panas. Buah dada itu begitu besar dan mulus.

    Oooo Bu Intan..hhhmmmcccppphh,Robby mendengus lalu mulutnya mencaplok tetek Bu Intan. Mulut Robby langsung mengisap ujung tetek itu.
    Ohhhh sayang,Bu Intan mendesah manakala mulut Robby mencaplok buah dadaya.Ohhh sayanghisap sayang..ohhh sayangisap susu ibu sayangoohhh Robby sayangohhh,Bu Intan mengerang.
    Mmmmccppphhhmmmcpphh,Robby benarbenar memuaskan dirinya dengan mengecupi dan menjilat susu Bu Intan.

    Ia mengemut dan mengisap. Kedua bukit susu Bu Intan memerah dihisapi Robby. Kadang puting itu ia hisap dengan kuat, membuat Bu Intan menjeritjerit. Mulut Bu Intan lalu terbuka dan ia mencium kuping Robby dan mendesahkan nafsunya di kuping itu. Robby mendengar semua desahan tertahan yang dibisikkan Bu Intan di kupingnya.

    Oooohhh sayang..ia gitu sayangohh hisap sayangemut ujungnya sayang.aaaahhhoohhh Robbyohhhh sayanghisap sayanagohhhh sayang hisap susuku..ohhhohhhh Robby kamu suka susuku sayangmmmhhhhmmghhhh..oohhh Robby,

    Robby mengemut puting susu Bu Intan, ia menariknya lalu melepasnya. Ia mengemut lagi, menarik puting susu itu, lalu melepasnya. Robby berulang kali melakukan hal itu di tetek kirikanan Bu Intan. Bu Intan menyaksikan semua perlakuan itu. Ia begitu merasa dicintai, dikagumi, dan dibutuhkan. Bu Intan meremasi rambut Robby.

    Selangkangan mereka betulbetul menempel sangat erat. Bu Intan ingin Robby tahu bahwa ia benarbenar menginginkan pemuda itu. Di telinga Robby, Bu Intan membisikkan bahwa ia suka dengan Robby. Selagi mulutnya menjilat, mengisap, dan mengemuti susu yang besar itu, Robby mendengar semua bisikan penuh nafsu Bu Intan.

    Mmmmhhhhmmmhh..ooohhohhh Robbyohhh sayang enaknya susuku dihisapin gituaahh isapin tetek ibu sayangkamu suka tetek ibu kan sayang..jilatin susu ibu sayangmmmhhhooohhhh..iyah gituh sayang..oohhh.ohh jilatin sayangohh sayang enaknyaohhh hisapin susukuohh sayang, kamu daru dulu pengen sama tetek ibu kan sayang..ohhh Robbydari dulu kamu sering bayangin tetek ibu kanohh Robby, ibu juga dari dulu pengen begini sama kamu Robby..oohhh dari dulu ibu juga pengen tetek ibu dihisapin sama kamu sayang..ohh Robby, susu ibu besar yah..

    kamu suka susu ibu yang besar ini kan sayangohh sayang dari dulu kamu sering membayangkan susu ibu yang besar ini kanohh sayang emut putingnya sayang..yahyahh..gitu sayangoohh enaknya sayang.oohhh sayang enaknya susuku dihisap seperti ituohhh sedot sayang..ohh sedot tetek ibu sayang..ohhhooohhh Robby enaknya. Dominoqq Online

    ohh sayangemut yang kuat sayangohh enaknya..ohhh sayangohh enaknya susuku dihisapin gitu.ohhh cupangin semua sayang..ohh..sayangohh Robby cupangin tetek ibu sayang..ohhh..,Bu Intan tak hentihentinya mendesahkan nafsunya di telinga Robby.

    Robby begitu bergelora mendengar desah nafsu ibu setengah baya itu. Ia mencupangi seluruh permukaan susu Bu Intan yang besar itu. Tangannya meremas pangkal tetek Bu Intan dan mulutnya melekati ujung susu besar itu. Ia terpejam melakukan itu semua. Ia begitu menikmati penyaluran nafsu seksnya yang telah lama ia dambakan terhadap wanita paruh baya itu.

    Getaran nafsu yang luar biasa membuat Bu Intan akhirnya mendesakkan tubuhnya. Tubuh Robby terdorong menimpa kasur empuk itu. Robby terlentang. Bu Intan merangkak mengarahkan kedua susunya untuk kembali dijilati Robby. Dari bawah mulut Robby menyedoti dengan kuat puting susu itu. Kedua tangannya meremasi susu besar itu.

    Bu Intan merasa puting susunya begitu membengkak karena nafsu. Dan hisapan dan emutan mulut Robby membuat puting itu memerah. Bu Intan merasakan memeknya sangat gatal dan basah. Bu Intan saat itu merasa sangat ingin segera dientoti oleh pemuda itu. Ia begitu menginginkan anak muda itu segera menggaulinya. Tetapi ia ingin memuaskan fantasi anak muda itu yang ia tahu sering menghayalkan tubuhnya.

    Sayang, ke tengah sayang,ujar Bu Intan. Dan Robby segera bergerak ke tengah.

    Kini Robby telentang di tengahtengah ranjang. Kepalanya menyandar pada bantal di ujung kepala kasur itu. Bu Intan mendekatinya sambil merangkak. Lalu ketika sampai di sisi kiri tubuh Robby, Bu Intan menunduk lalu melumat mulut Robby penuh nafsu, hanya sejenak. Bu Intan lalu berdiri pada lutunya, tangannya lalu bergerak ke selangkangan Robby.

    Bu Intan melepas celana dalam Robby. Robby begitu terpana dengan aksi ibu setengah baya itu. Tangan kanan Bu Intan lalu meraih kontol Robby. Mata Bu Intan melekat pada kontol itu. Bu Intan meremas kontol Robby dengan gemas, lalu bu Intan pun mengocok kontol Robby.

    Jemari Bu Intan nyaris tidak sanggup melingkari batang kontol itu. Tangan istri Suriono Rusmanto itu bergerak mengocoki dengan perlahan kontol pemuda itu. Dari perlakuannya itu sangat jelas tergambar bahwa Bu Intan memang sudah lama memendam nafsu seksnya terhadap Robby.

    Bu Intan yang bertelanjang dada dan hanya memakai celana dalam itu mengocoki kontol Robby penuh perasaan. Kemudian Bu Intan merebahkan tubuhnya merapat di sisi Robby, tangan kanannya masih mengocok kontol anakmuda itu.

    Kini mulut Bu Intan bergerak menciumi perut Robby. Bu Intan menunduk mencucupi, menjilati, dan memaguti kulit Robby mulai dari perut sampai dada. Di dada Robby, mulut Bu Intan membuka mulut lalu mengecup sebentar puting susu Robby sejenak lalu kemudian Bu Intan mengemuti puting susu itu penuh nafsu.

    Ohhh buoohh enaknya bu ohhnnngggghhhooohhhh enaknya kontolku dikocokin gitu buooohhhooohhh sayangooohhh Bu
    Intanooohh Bu Intan sayang.ooohhh kocok yang enak bu ohhh.nnnggghhhhssshhhaaaahhhhhssshhhhhhsssaaahhh h.oooh Bu Intan oohh oooohhh hisap putingku bu oohh.

    ooohhhssshhh iyahhhhhhssshhh ooohhh yahhh jilatin buooohhh enaknya,Robby mendengusdengus menahan nikmatnya jilatan dan emutan Bu Intan di putingnya, terutama kocokon tangan Bu Intan dikontolnya. Robby menggeliat menyaksikan semua aksi Bu Intan. Sementara Bu Intan semakin bernafsu mengemuti dan menciumi puting Robby, hal yang sama sekali belum pernah ia lakukan terhadap suaminya.

    Apalagi mendengar erangan penuh nafsu anak muda itu membuatnya makin suka. Bu Intan merasakan betapa batang kontol Robby yang dikocokinnya itu semakin kaku, semakain besar dan berdenyut.

    Bu Intan menggesek seluruh tubuhnya ke tubuh Robby. Ia semakin merapatkan tubuhnya. Syahwat Bu Intan semakin liar. Ia mengemut puting serta mengocoki kontol Robby dengan getaran tubuh yang panas.

    Ooohhhhh Bu Intan ooohhhhhssshhhhss,Robby makin mengerang saking menahan nafsunya.

    Mendengar itu, Bu Intan menyudahi emutannya di puting Robby. Tetapi tangannya tetap memegangi kontol Robby. Bu Intan mengangkat wajahnya. Ia tersenyum mesum pada Robby, matanya berkilat penuh birahi. Masih dalam keadaan berbaring di sisi Robby serta tangan yang meremasi kontol, mulut Bu Intan mendekati mulut Robby.

    Bu Intan membuka mulut lalu ia menciumi bibir Robby dan melumatnya. Robby balas mengeluarkan lidah dan menyedot lidah Bu Intan. Tetapi hanya sebentar, karena Bu Intan menarik mulutnya. Mulut Robby terbuka, mulut Bu Intan kembali mendekat. Mereka berciuman titpis saja, lalu Bu Intan menarik lagi bibirnya. Begitu terus sambil Robby merasakan enaknya kontolnya dikocokin Bu Intan.

    Nnngggmmhhhhh enak sayang?tanya Bu Intan.
    Ohh iya Bu. Enak Bu..,balas Robby.
    Ohhh sayang besarnya kontolmu ini. Ohh Robby sayang,Bu Intan memejamkan mata dan memagut mulut Robby.
    Ohh enak banget Bu kontolku dikocokin gitu,ujar Robby ketika bibir mereka kembali lepas.

    Bu Intan mendekatkan wajahnya semakin dekat, bibir dan hidung mereka bersentuhan tipis. Mereka saling pandang penuh nakal.

    Kamu dah lama pengen main sama ibu kan?tanya Bu Intan.
    Ohhh iya Bu Intan,jawab Robby.

    Ibu tahu kamu sering ngeliatin ibu dengan nafsu,ujar Bu Intan.Ibu tahu kamu sering curi pandang susu ibu kan?
    Kamu dari dulu pengen begini sama ibu kan sayangnnngggmmmhhhh..,ucap Bu Intan sambil memagut bibir Robby.

    Robby membalas dan kali ini ia tangannya bergerak. Ia meraih kepala pipi Bu Intan lalu menahan gerakan Bu Intan dan dengan begitu Robby secara rakus menjilati dan menciumi mulut wanita paruh baya itu. Bu Intan begitu suka dengan perlakuan itu.

    Oooo sayangkontolmu panjang sayangkontolmu keras banget Robbyohhh Robby ibu suka sama kontiolmu yang besar dan panjangoooohhh Robby ibu udah gatel banget sayangohh Robby sayang entotin ibu sekarang,Bu Intan menggeliatgeliat sambil menciumi bibir Robby.

    Ia lalu mendekap pipi Robby dan memberi isyarat agar Robby bangkit. Robby paham. Ia langsung bangkit dan kini Bu Intanlah yang telentang di kasur. Robby dengan tidak sabar bergerak ke selengakangan Bu Intan. Ia membuka paha Bu Intan, lalu menempatkan tubuhnya di antara paha yang terbuka itu. Ia memandangi celana dalam Bu Intan yang sudah basah. Ohhh memek ini busung banget, pikir Robby.

    Bu Intan melihat Robby menunduk dan kemudian ia merasakan celana dalamnya diciumi. Robby memang dengan bernafsu langsung menciumi celana dalam Bu Intan yang sangat merangsang dalam pandangannya itu. Robby membuka mulutnya melahap celana dalam itu.

    Bu Intan menaikkan pantatnya menyambut mulut Robby,Ooooohhhh sayangooohhh Robby buka celana dalam ibu sekarang sayang..oohhh sayang ibu pengen ngentot sekarang sayangooohhhibu udah sange banget sayang oohhh Robby entoti ibu sekarangnnhhhhnnnngggggssshhhhoohhh sayang entoti ibu sekarang,Bu Intan menggeliatgeliat dan menaikkan pinggul menggeseki mulut Robby.

    Robby yang memang sudah sangat bernafsu langsung membuka celana dalam Bu Intan. Dan ketika akhirnya celana dalam itu terbuka Robby bisa melihat lebatnya jembut Bu Intan. Memek Bu Intan yang montok membusung semakin merangsang Robby dengan adanya jembut yang lebat itu.

    Oooohhhh Bu Intan lebatnya jembutmu ohhh bu,ucap Robby lalu menunduk lagi dan menciumi memek Bu Intan.
    Ssssshhhhhhhnnnggggssshhh.,Bu Intan langsung mendesis bagai kucing ketika merasa kulit memeknya yang sensitif disentuh lidah Robby.

    Robby bergerak lagi menciumi pangkal paha bagian dalam Bu Intan. Ia mencupangui paha itu sampai memerah. Oooohhh Bu Intan memekmu tebal buohhh Bu Intanohhh Bu Intan memekmu montok banget Bu..ohhhssmmmmhhhhh,kembali Robby menjilati memek itu.

    Nnnnngggssshhhhhaaahhhhsshhh.aaahhh sayang entotin ibu sekarang sayangooohhhhhssshhhh.,Bu Intan kembali menggeliat mengangkat pinggulnya menyambut mulut Robby.

    Bu Intan merasakan lidah anak muda itu menjulur memasuki lobang memeknya. Ia merasakan mulut pemuda itu menciumi bibir memeknya yang sangat basah.

    Oooohhh sayangooohhhh sayangooohhh sayang,Bu Intan hanya bisa mendesah keeanakan. Dominoqq Online

    Akhirnya Robby menyudahi ciumannya di memek Bu Intan. Ia menempatkan posisi, lalu tangannya bergerak memegang kontolnya. Robby mengocok kontolnya sebentar, lalu kemudian ia mulai mengarahkan kepala kontolnya yang besar ke lobang memek Bu Intan. Robby mendorong sedikit dan ujung kontol itupun masuk sedikit ke lobang memek Bu Intan. Robby lalu bergerak menindih tubuh bugil Bu Intan.

    Bu Intan merasakan betapa kepala kontol yang besar itu mulai masuk sedikit ke lobang memeknya. Ia merasakan betapa kontol itu tegang dan besar. Bu Intan langsung menggerakkan kaki menjepit paha Robby. Ia merangkul bahu anak muda itu. Bu Intan memandang betapa warna birahi tergambar di wajah pemuda itu. Dan Bu Intan menyambutnya dengan memagut bibir Robby.

    Robby menempatkan siku di sisi kepala Bu Intan, lalu ia mulai menikmati kontolnya yang masih masuk sedikit itu. Robby mengocok lobang memek Bu Intan dengan kepala kontolnya saja. Dan itu membuat Bu Intan mendesahdesah merasakan nikmat.

    Oooooohhhhhsshhhhnnggghhhhmmmssshhh Robby ooohhhhssshhh,desahan Bu Intan begitu merangsang.

    Ia memejamkan mata menikmati kocokan kontol anak muda itu.

    Nnnnnggggsshhh sayangoohhh enaknya sayangooohhhh sayang oooohhhssss besarnya kontolmu sayang ooohhoohhh tekan lagi sayang..oohhh masukin terus kontolmu sayangooohhh sayang oooohhh Robby entoti lobang memek ibu ooo.,Bu Intan begitu penuh syahwat merasakan kontol muda yang sedang menggaulinya.

    Dan itu membuat fantasi seksnya makin liar.

    Oooohhh Bu Intan ohhhh enaknya ngentot sama Bu Intanoooh Bu Intan sayang ooohhhssshhssmmmhhh,Robby begitu bernafsu menggeluti dan mengocoki lobang memek ibu setengah baya itu dengan kepala kontolnya.

    Lalu Robby kembali menggerakkan pinggulnya mendorong. Robby menekan lalu kontolnya yang besar dan panjang itupun masuk semua.

    Bu Intan langsung membuka mata. Ia merasakan besarnya kontol pemuda itu. Bu Intan begitu terangsang dengan panjangnya kontol itu serta tegangnya batang kontol itu. Ia melihat Robby terpejam. Bu Intan lalu menciumi mulut Robby lalu berbisik di telinga Robby,

    Ooooohhhh sayang besarnya kontolmu sayangooohhh enaknyaohhhh kontolmu panjang sekali Robby sayang..ooohhh sayang..oohhh Robby enak banget memek ibu sayang ooohhhsss nnmmmsshhooohh entoti lobang memek ibu sayang oohhhmmmmhhhhssshhh ooohhh Robby, kamu dari dulu pengen ngentotin ibu kayak gini kan sayangoooohhh sayang besarnya kontolmu Robby ooohhhooohh kocok memekku sayang..

    ooohhh ibu suka ngentot sama kamu nak Robby ooosshhh.ooohh senggamai ibu sayang.oohh entotioohhh sayangenaknya ooohhh Robby sayang gauli ibu sayangoohhhh,Bu Intan semakin menuntaskan fantasi birahinya terhadap anak muda itu.

    Robby begitu menikmati mengentoti wanita paruh baya itu. Ia menaikturunkan pinggulnya. Kontolnya yang besar keluar masuk lobang memek Bu Intan.

    Robby begitu terangsang dengan kemontokan dan ketelanjangan Bu Intan yang sedang digenjotinya itu. Kadang ia teringat dengan Ilham temannya dan kepada Pak Suriono suami Bi Intan, akan tetapi justru itu membuat nafsu birahinya terhadap Bu Intan makin tak terbendung. Dengan penuh perasaan ia mengentoti wanita paruh baya itu.

    Ia menekan kontolnya dengan dalam sehingga ujung kontolnya masuk sangat dalam, dan membuat Bu Intan menggelinjang penuh syahwat birahi.

    Ooooogghhhsshhh sayangkontolmu masuk dalam banget sayangoohhh Robby panjangnya kontolmu sayangoohhh tekan lagi sayang..ooohhh iyah sayangiyah sayang..oohhh yah gituh sayangoohhh iyah sayang..

    oohhh dalam banget kontolmu masuk Robby oohhh panjangnya kontolmu sayang..iyah..oohhh kontolmu samapi mentok rahim ibu sayangohhh sayang ohhh sayang tekan lagi sayangohhh sayang tekan sedalmnya sayang biar kontolmu masuk mulut rahim ibu sayangoohhh iyah sayang.

    .ohhhh yah gituhhohhh Robby kontolmu masuk rahim ibu sayangohhhh sayang kepala kontolmu masuk sayangoohhh sayang besar sekali kepala kontolmu sayangohhhh Robby kepala kontolmu masuk ke rahim ibu sayang ooohhhhssshhmmmhhh..sshhhaahhh kepala kontolmu masuk sampai rahim ibu nak Robby ooohhhh

    enaknya sayangoohhhh enaknya kontolmuohhh enaknya kontolmuohhhoohhh entotin ibu sayangoohhh enaknya entotanmu Robbyoohhh ebaknya entotanmu sayangoohhh Robby sayang..ibu keenakan sayangoohhh lobang memek ibu keeanakan sayangohhhh sayangooohhhsssmmmhh,

    Bu Intan begitu bernafsu dengan ukuran kontol Robby yang keluar masuk lobang memeknya. Bu Intan semakain menjepitkan kakinya ke paha Robby dan ia mendesakkan pinggulnya keatas menerima entotanentotan Robby. Bu Intan begitu bernafsu dengan kontol pemuda itu. Bu Intan sangat ingin setiap tusukan kontol Robby langsung memasuki rahimnya. Ia begitu gatal dan penuh birahi.

    Oooohhhh Bu Intan sayangenaknya menggauli tubuhmu Bu Intanohhh enaknya kontolku masuk memek Bu Intanooongggggsshhh aaahhhsss oohh Bu Intan enaknya lobang memekmu Buooohhh Bu Intanoooo Bu Intan rasanya kontolku masuk dalam banget bu.ooohhh enaknya mengentoti memekmu buoohhh Bu Intan sayangoohhh sayangooohhh sayangoohh bu aku keenakan buaku suka ngentot sama ibuoohhh,Robby juga memuaskan fantasi seksnya terhadap Bu Intan yang selama ini menggoda hayalnya.

    Oooohhhgghhsshhooohhh iyah sayangoh ibu juga suka ngentot sama kamu sayangibu bisa ketagihan ngentot sama kamu sayang..ohhh kontolmu besar sayang..ohhh sayang kontolmu panjang sayang..ohhh enaknya kontolmu.. ibu bisa ketagihan sayangooo.

    hhhhohh tekan lagi sayangoooggsshhh sayangku Robby oooohh .aaaaacccchhhsssshhhenaknya entotanmuoooouuugghhh sayang kontolmu mentok rahimku sayangoooghh sayang masuki rahim ibu sayangohhh enaknyaohhh enaknya.oooohhhgghhhsshh enaknya kontolmu,Bu Intan mendesakkan tubuhnya ke tubuh Robby untuk mendapatkan kenikmatan yang lebih.

    Selangkangan mereka kadang melekat erat. Pangkal batang kontol Robby sampai mentok dengan selangkangan Bu Intan. Kadang mereka saling memompa dengan cepat. Mereka saling menggenjot penuh birahi. Robby mendesakkan pinggulnya ke selangkangan Bu Intan. Ia begitu bernafsu menggagahi wanita paruh baya itu. Mereka kadang memiliki rasa hayal yang sama saat itu.

    Di mana mereka melakukan perselingkuhan yang penuh mesum itu di rumah Bu Intan, bahkan di ranjang yang biasa digunakan oleh Bu Intan dan suaminya Suriono Rusmanto. Dan itu semua hanya membuat hayal syahwat kedua insan berbeda usia itu makin bergelora dan nakal.

    Oooohhh sayangenaknya ngentot sama kamuohhh Robby ibu suka kontolmu sayang..iyah sayang..oohh iyahh sayangoohh iyah gituh sayangooohh entoti terus lobang memekku..oooghhh sayang enaknya entotanmuoohhh sayangku Robbyoooohhhooohhhooohhh ooohhh ooohhh ooohhhaaacccghhh sayang sebentar lagi ibu mau kelura sayang..

    ooohhh emtoti yang kuat sayang ooohh pompa memek ibuooohhh yahhh sayangoohh Robby oohh gagahi ibu sayangooocchhh sebnetar lagi sayangooohhh ooohhh ooohhhsss. Ooohhh ooohhh,Bu Intan makin merapatkan pinggulnya untuk mendapatkan tusukantusukan kontol Robby yang paling dalam.

    Oooohhhhh sayangku Bu Intanoohhh enaknya ngentoti memekmu buooohhh enaknyabu ooohhh Bu Intan lobang memekmu enak,Robby makin mempercepat entotannya.

    Ia makin mendesakkan pinggulnya ke selangkangan Bu Intan yang begitu terbuka.Ooooghh Bu Intan aku juga mau keluar buoohhh enak banget buoohggg enaknya kontolku bu,

    Ooohhhggg sayang entot yang dalam sayang.tusuk yang dalam sayangyahh masukin kontol panjangmu lebih dalam lagi sayang biar enak sayang oohgghhhhsshh..oogghh besarnya kontolmu Robbyohhgg makin tegang sayangoohgg kontolmu makin besar sayang.sayangku Robby tekan kontolmu lebih dalam sayang.oogghh masukin kontolmu makin dalam ke rahim ibu sayang

    Oohhh sayangku tekan kontolmu biar masuk rahim ibu sayangohhh yahhoohh yah oohh yahhh gituhh sayangohhhh sayangkumasukin rahimku sayangoohhh sayang keluarin spermamu sayangoogghh yahh sayang oohh masukin spermamu dalam rahim ibu sayangoohhh tekan lebih dalam sayang biar spermamu masuk rahim ibu sayangoohgggoosshh yah sayangkuoohhh yahh sayang.

    oohhh keluarin manimu sayangoohh sayang keluarin spermamu dalam rahimku sayangoogghh sayang ooohhssshhhss entotin lobang memek ibu sayangoohhsshhh Robby sayang keluarin spermamu yang banyak dalam rahim ibu sayang..ohhh sayang keluarin spermamu yang banyak sayangoohhggg Robby oohhh Robby sayang. Dominoqq Online

    keluarin spermamu yang banyak ke dalam rahim ibu sayang biar ibu hamil sayangooohhgggg sayangku Robby..ohhh sayangku Robby ibu pengen hamil oleh spermamu sayangoohhh yah entotin terus memek ibu sayangooohhh Robby ibu pengen hamil oleh kontolmu sayang

    Oohhh keluarin spermamu yang banyak dalam rahim ibu sayang biar ibu hamilooohh ibu masih bisa hamil sayangoohhh Robby sayang hamili ibu sayangoohhh sayang entot ibu samapai hamil sayangoohhh Robby hamili ibu sayangkamu pengen ibu hamil kan sayangooohhhsssmmmhh kamu pengen ngenotin ibu sampai hamil kan sayangoohhh oohhh keluarin manimu yang banyak dalam rahimku sayangooohhh Robby sayang hamili ibuaahhh hamili ibu sayangentoti ibu samapai hamil,

    Robby semakin liar menggenjot tubuh Bu Intan. Hayalnya benarbenar terpuaskan. Robby memang sering berhayal bisa ngentotin Bu Intan sampai ibu paruh baya itu hamil. Ia semakin menggoyangkan pinngulnya. Ujung kontolnya semakin gatal. Robby menusukkan kontolnya dengan tusukan yang dalam. Dan akhirnya ia merasa akan mengeluarkan spermanya.

    Ohhh Bu Intan aku mau keluarooooooooooooooooohhhhhhh sayangku Bu Intanaaacchhh ooohhh Bu Intan aku keluar sayang.ohhh spermaku lagi banyak buoohhh Bu Intan kuhamili kau Buoohhh Bu Intan aku keluaroohh Bu Intan ini spermaku sayangooooooooooooohhh ooooggghhhh sayang akan kubuntingin kau buoooooooooooooogghhh.,Robby menekan kontolnya sedalamdalamnya sambil mengerang.

    Selangkangan mereka menempel begitu ketat. Gerakangerakan ritmis dan otomastis mengiringi menempelnya kedua pinggul mereka. Gerakangerakan ritmis itu menandakan kedua kelamin mereka sedang memompakan sperma masingmasing. Bu Intan begitu puas oleh persetubuhan itu. Tangannya dan kakainya mendekap kuat pinggul dan pantat Robby.

    Bu Intan sangat ingin kontol pemuda itu masuk makin dalam ke rahimnya. Dan Bu Intan merasakan kepala kontol anak muda itu memasuki rahimnya dan ia merasakan kontol yang besar dan panjang itu berdenyutdenyut. Bu Intan merasakan kontol itu menggangukangguk dalam lobang rahimnya menyemprotkan sperma yang begitu banyak memasuki rahimnya. Bu Intan tidak tahu mengapa ia begitu ingin dihamili oleh Robby.

    Bu Intan mendesah setelah persetubuhan nikmat itu. Ia berbisik di telinga Robby, Ohhh sayang, spermamu banyak banget masuk rahim ibu. Oh sayang ibu bisa hamil sayangooogghhh sayangku Robby, ibu pengen banget hamil oleh kontolmu ini sayang,

    Nafas Robby menderuderu. Persetubuhan dengan Bu Intan yang bertubuh montok semok dan merangsang itu betulbetul menimbulkan nikmat yang luar biasa. Dan kini nafasnya dan nafas Bu Intan bagai bersahutansahutan.

    Robby mengangkat wajahnya, dan memandangi wajah wanita paruh baya itu. Lalu ia melumat bibir Bu Intan dan berbisk,

    Aku juga pengen ibu hamil. Ohhgghhh Bu Intan, sejak pertama kali bertemu ibu, aku sudah pengen banget menghamilimu bu..,desah Robby.
    Aku juga sayang. Sejak pertama kali jumpa sama kamu, ibu tahu kamu pengen ngentot sama ibu. Matamu yang sering curi pandang sama ibu membuat ibu tahu kamu pengen banget ngentotin ibu, dan ibu tahu kamu pengen mengahamili ibummmmhhhh,Bu Intan membalas dengan mengecup bibir Robby.

    Mereka bergelut sepanjang hari hingga malam Berkalikali Robby menyetubuhi Bu Intan Berkalikali Bu Intan merasakan rahimmnya disembur terusmenerus oleh mani Robby yang hangat dan kental Kontol Robby yang besar dan panjang benarbenar memuaskan dahaga liarnya yang binal Ia begitu meresapi tusukantusukan kontol besar dan panjang Robby di lobang memeknya Ia merasa kembali hidup penuh gairah Robby begitu merasakan kepuasan seksual yang penuh ketika menggagahi wanita paruh baya itu..

    bahkan mengetahui Bu Intan adalah istri orang semakin menggelorakan nafsu seksnya Ia begitu bernafsu setiap kali menggenjoti tubuh Bu Intan Dan ia selalu menghentakkan pinggulnya, menusuk sangat dalam ke lobang memek Bu Intan ketika kontolnya menyemprotkan mani ke dalam rahim Bu Intan.. Dan itu semua benarbenar memuaskan fantasi seksnya

    Sesudah permainan seks yang liar itu mereka sekali seminggu berjumpa di sebuah hotel. Dalam jangka waktu itu Bu Intan pernah merayu suaminya dengan gaya yang palsu Ia mengajak suaminya bersetubuh Bu Intan berbisik di telinga suaminya: Aku ingin punya anak lagi Dan setelah persetubuhan, Bu Intan ke kamar mandi membuang semua sperma suaminya.

    Dua setengah bulan setelah persetubuhan pertama, Bu Intan dan Robby kembali bergelut di ranjang sebuah hotel Di akhir persetubuhan Bu Intan menciumi leher dan telinga Robby, dan berbisik:Oh sayangaku hamil Aku mengandung anakmu..,

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Hilangnya Perawanku Di Toilet Mall

    Hilangnya Perawanku Di Toilet Mall


    993 views

    Cerita Sex ini berjudulHilangnya Perawanku Di Toilet MallCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Seorang Mahasiwi yang masih Virgin diperkosa preman Di toilet Mall, akibat tidak mau memberikan uang receh kepada preman yang meminta uang didalam metromini.

    Pada hari siang itu seperti biasa udara di Jakarta sungguh panas sekali. Terlihat sebuah metromini kumuh angkutan antar kota khas kota jakarta yang masih menunggu para penumpangnya di depan sebuah gedung di daerah Jakarta utara. Terlihat sekali para penumpang yang sudah ada didalam metromini merasa bosan dan kesal kaerena kepanasan.

    Namun harus bagaimana lagi, supir metromini yang mempunyai keluarga juga harus mencari penumpang lebih banyak agar cukup untuk menghidupi keluarganya dirumah. Tidak ada kata lain selain harus bersabar untuk para penumpang penumpang. Bebrapa waktu metrominipun dimasuki oleh seorang pria yang berpakain lumayan rapi yang nampaknya preman daerah situ.

    Panggil saja namanya Feri, dengan wajah memerah dan nafsasnya yang berbau minuman kerasa, mulailah dia beraksi untuk meminta sumbangan pada para penumpang,

    “ Selamat siang bapak,ibu,mas,dan mbak, saya disini mau meminta sumbangan, saya tidak meminta uang lembaran, namun hanya meminta recehan saja, ” ucapnya dengan mulut yang berbau minuman.

    Setelah berkata seperti itu, Feri-pun segera mengambil sebuah plastic bekas bungkus permen lalu mulai berjalan menujuke para penumpang dari belakang untuk menadahkan kantong plastiknya agar para penumpang memeberi uang recehan kepadanya. Memang sih preman itu tidak memaksa, terbukti para penumpang sebagian ada yang memberi da nada juga yang tidak.

    Sampai pada akhirnya dia sampai ke tempat duduk seorang mahasiswi yang sedak asik bermain dengan smartphoneya, nampaknya mahasiwi itu tidak sadar kalau Feri sudah di depannya dan menadahkan tangan untuk meminta uang receh kepada mahasiwi itu,

    “ Ehemmm… jangan maen handphone mulu, amal dong minta recehnya dong Mbak, !!!, ” ucapnya dengan nada santai sembari mencolek lengan mahasiswi itu.

    Feri mencolek mahasiwi itu agar dia menyadari bahwa dia meminta recehan pada pada mahasiwi itu,

    “ Apaan sih nyolek-nyolek segala, nggak ada nggak ada, gue nggak ada receh , ” kata mahasiswi itu denganb juteknya.

    Panggil saja nama mahasiswi itu sebut saja Rissa. Rissa yang merasa risi dengan preman itu kemudian diapun bergegas berdiri lalu pindah duduk ke bangku depan dekat supir metomini. Melihat sikap Rissa yang seperti itu Feri-pun kesal, matanya melotot dan dalam hatinya berkata,

    “ Sialan gue dicuekin sama anak bau kencur, awas lo nanti,”.

    Feri yang begitu kesal saat dia sudah selesai memintarecehan kesemua penumpang dia tidak langsung turun dari metromini, Feri saat itu tetap didalam metromini namun dia duduk dibangku belakang. Beberapa saat metromini-pun berjalan, Rissa yang berada di bangku paling belakang terus mengawasi Rissa yang ada didepan, hal itu tida disadari oleh Rissa.

    Metromini terus berjalan lagi, sampai pada akhirnya metrominipun berhenti didepan sebuah Mall untuk mencari penumpang lagi. Sebagian Penumpang-pun ada yang turun Di mall itu begitu pula Rissa. Melihat Rissa yang turun Ddi Mall itu, dari kejauhan dia membuntuti Rissa tanpa sepengetahuan Rissa.

    Dia terus membuntuti Rissa yang sedang berbelanja keluar-masuk beberapa outlet yang ada didalam Mall. Feri terus memperhatikan membuntuti Rissa dari kejauhan dengan rasa kesal dan penuh dendam. Sampai pada saatnya Rissa-pun menuju kesebuah toilet yang letaknya berada dipojok gedung, dan kebetulan saat itu suasana toilet sedang sepi sekali.

    Melihat hal itu Feri pun mengikuti Rissa ke Toilet sembari berkata,

    “ Mampus Loe, bakal gue perkosa lu didalem toilet itu, ” ucapnya pelan sembari membuntuti Rissa.

    Nampaknya saat itu Rissa tidak sadar sedari tadi terus dibuntuti oleh Feri. Denganpenuh dendam Feri pun melihat sekeliling, apakah aman atau tidak. Setelah beberapasaat memeperhatikan, dia memastikan bahwa akanaman jika dia mencabuli Rissa di toilet nanti. Sat itu Rissa-pun segera masuk kedalam Toilet, setelah memastikan Di toilet itu tidak ada penjaga Feri pun menyusul Rissa.

    Bisa dibayangkan para pembaca, toilet Mall pasti hanya ada satu pintu masuk dandidalamnya ada beberapa toilet. Sebelum masuk kedalam toilet Feri meliha sebuah kursi yang ada didepan pintu masuk toilet. Melihat hal itu Feri pun membawa kursi itu masuk ke toilet dan menganjal pintu masuk dengan kursi dari dalam Toilet.

    Dia melakukan hal itu dengan maksud agar tidak ada orang yang bisa masuk ketoilet selain mereka berdua. Feri kemudian bersembunyi kedalam kamar toilet yang kosong sembari menunggu Rissa selesai buang air kecil. Beberapa saat Feri menunggu, tselang beberapa menit terdengar pintu toiet yang dimasuki Rissa terbuka,

    “ Ceklek…., ” suara kancing pintu terbuka.

    Mendengar hal itu Feri pun mulai mengintip dia dari dalam toilet dengan memanjat closet duduk. Saat itu dia melihat Rissa sudah keluar dan saaat itu dia melihat Rissa sedang merapikkan rok-nya di depan kaca yang dekat wastafel toilet,

    “ Ini dia saatnya, mampus loe, bakal nangis darah loe hari ini, ” ucapnya dalam hati.

    Melihat kesempatan itu, dengan cepatnya Feri keluar dari kamar toiletnya lalu berlari ke arah Rissa. Dari belakang dengan cepatnya Feri mengalungkan tanganya keleher Rissa, lalu Rissa dibantin hingga jatuh kelantai toilet. Rissa yang tidak mengetahui kehadiran Feri saat itu dia sungguh shock dan kesakitan karena di terbanting kelantai toilet.

    Saat itu Rissa yang ketakutan mencoba berdiri, namun dengan gesitnyaFeri pun memukul perut dan tengkuk Rissa dengan kencangnya,

    “ Bugggg… Bugggg…, ” suara pukulan Feri.

    “ Aow.. Aduh… sakit bang… ampun Bang…. Aow…, ” ucapnya kesakitan karena pukulan Feri yang kuat itu.

    “ Udah diem Loe, jangan banyak bacot, !!! awas kalau sampai loe teriak bakal gue bunuh loe disini, ” ucapnya mengancam Rissa.

    “ Iya Bang, Ampun Bang, maafin saya Bang… Saya bakal kasih uang berapapun asalkan Abang melepaslkan saya, ” ucapnya ketakutan sembari terduduk dilantai dan memegangi perutnya yang kesakitan.

    “ Arggghhhh… udah diem loe, gue nggak butuh duit loe, ” ucapnya dengan nada kesal dan penuh dendam.

    Bisa dibayangkan seorang wanita mungil, bertubuh sintal seperti Rissa dipukul oleh Feri yang tinggi dan badanya lumayan kekar, pasti dia tidak akan berkutik. Feri yang sudah dibutakan dengan rasa dendam dia lalu menariknya keluar kearah toilet wanita dan masuk kearah ke Toilrt Pria. Setelah mereka berdua berada didalam toilet Pria, Feri -pun kembali mengganjal pintu.

    Saat itu benar-benar sepi suasana toilet Mall itu, tanpa rasa Khawatir Feri segera-pun meminta Rissa untuk melepas seluruh pakaianya,

    “ Sekarang Loe lepas pakaian loe, asal loe nurut gue nggak bakal bunuh Loe, ” ucapnya mengancam.

    Karena melihat suasana yang sepi itu Rissa berfikir hari itu tidak akan ada yang menolongnya, dia sungguh ketakutan luar biasa. Dalam hatinya berkata, kalau aku tidak menurutinya pasti dia akan benar-benar membunuhku. Lalu,

    “ Iya bang…Huwww… , ” ucapnnya dengan menangis ketakutan.

    Dengan terpaksa saat itu dia-pun segera meletakan tasnya lalu segera melepas semua pakaianya, hingga dia hanya memakai BH dan celana dalam saja. Feri namapnya tidak puas dengan Itu,

    “ Woy itu BH sama Cd juga dilepas, ” ucapnya meminta agar Rissa telanjang bulat.

    Tanpa bisa melawan dan berkata apa-pun Rissa-pun menuruti keinginan Feri dengan terus menangis tersendu-sendu. Ditengah Rissa sedang melepas BH dan celana dalamnya Feri mengeledah tas Rissa, tidak disangka ditas Rissa ada semacam kain panjang berwarna hitam. Karena menemukan itu Feri mempunyai ide untuk mengikat tangan Rissa,

    “ Krekkkkkkkkkkkk…, ” suara kain yang terobek menjadi 2 bagian.

    “ Nah gitu dong kalau nurut kan enak, ” ucapnya kegirangan.

    Rissa saat itu hanya bisa diam dan menutupi payudara yang montok dan kewanitaannnya dengan kedua tanganya. Rasa kesal Feri yang menggebu gebu tadi, seketika berubah menjadi hawa nafsu setelah melihat keindahan tubuh Rissa,

    “ Wah… montok banget yah buah dada Loe, enak tuh kalau dikenyot, hahahah… Apalagi memek loe itu, beuhhh pasti nikmat banget yah kalau gue masukin kontol gue ini, ” ucapnya girang penuh nafsu birahi.

    “ Tolong bang jangan perkosa aku, aku masih perawan bang, hu…uuu…uu.., ” ucapnya memohon ampun sembari menangis.

    “ Ah banyak bacot Loe, awas kalau loe sampai ngelawan, gue bunuh Loe, ” ucapnya mengancam.

    Mendengar ancaman Feri Rissa-pun sudah tidak berani melawan ataypun berkata sepatah kata-pun kepada Feri. Setealh itu Feri pun segera mengikat kedua tangan Rissa dengan kain yang dirobeknya. Kedua tangan Rissa dibentangkanya lalu diikatkan pada tempat kencing untuk laki-laki. Setelah diikat kedua tangnya, Feri-pun segera membuka resleting celananya,

    “ Sekarang loe hisap nih kontol Gue, inget jangan sampai kena gigi Loe, ” ucapnya sembari memegang kejantananya dan mengarahkan ke mulut Rissa.

    Rissa yang hanya bisa pasrah sat itu hanya bisa menuruti saja. Posisi Rissa saat itu berada disela tempat kencing pria semabri jongkok dan tangan terikat. Dengan penuh rasa ragu Rissa membuka lebar-leabr mulutnya. Melihat ,ulut Rissa sudah Terbuka Feri pun segera memasukan kejantanan-nya kedalam Rissa,

    “ Hisap pelan-pelan kontol Gue yah, nanti lama-lama loe juga mahir sendiri, ” ucapnya sembari memajumudurkan penisnya didalam mulut Rissa.

    Dengan perlahan Rissa-pun mulai mengkulum penis Feri. Dikulumnya secara perlahan agar tidak terkena gigi-nya,

    “ Oughhhh… nah gitu ngisepnya… jago juga ternyata Loe yah, Sssssshhh… Aghhhh…, ” ucap nikmat Feri.

    Saat itu Rissa hanya bisa menagis saja sembari terus mengkulum penis Feri. Feri sering mendesah nikmat saat kejantananya dikulum oleh Rissa. Melihat payudara Rissa yang montok dan kencang Feri pun tidak mau menyia-nyiakanya. Dengan sedikit membungkuk dia mulai meremas remas payudara Rissa,

    “ Eughhh… Ssshhhhh…, ” desah Rissa tertahan karena mulutnya dipenuhi kontol Feri.

    Nampaknya Rissa juga merasa nikmat dengan remasan Feri pada payudaranya. Sembari terus memaju mundurkan penisnya didalam Mulut Rissa, Feri terus meremas dan sesekali dia memelintir putting Rissa,

    “ Ughhhhh… Sssssshhhh… Eummm…, ” desah Rissa sembari terus mengkulum penis Feri.

    “ Hha, nampaknya loe udah mulai nikmati permainan sex kita, bagus deh kalau gitu, ” ucapnya senang melihat Rissa yang mulai menikmati permainan sex mereka.

    Tubuh Rissa mengelincang, dia mengerakan pinggangnya kekanan dan kekri sembari terus mengkulum. Merasakan rangsangan yang diberikan Feri Rissa-pun mulai menggila, tanpa harus dikomado lagi Rissa mengkulum penis Feri dengan lihaynya,

    “ Oughhh… Ahhhh… enak banget kuluman loe, terus kulum kayak gtu… Aghhhh…, ” ucap Feri puas dengan sepongan Rissa yang mulai mahir.

    Beberapa saat merekamelakukan hal seperti itu. Bosan dengan kulumn Rissa Feri pun segera mencabut penisnya dari mulut Rissa. Kemudian dengan cepatnya dia berjongkok didepan Rissa. Jadi posisi mereka saat itu jongkok dan berhadap-hadapan. Melihat Memek Rissa yang meerah merekah dengan seidikit bulu kewanitaan, Feri pun memainkan jarinya pada bibir vagina Rissa,

    “ Oughhhh… Bang… Ssssshhhh… Eughhhh…, ” desah Rissa.

    Nampaknya Rissa mulai merasa nimat dengan perlakuan cabul Feri, seakan dia lupa bahwa saat itu diasedang diperkosa. Feri terus memainkan Vagina Rissa, dia memainkan klitoris Resy hingga basah dengan lendir kawinya. Mengingat perkataan Rissa katanya dia masih perawan, dia-pun mulai mencoba memasukan jarinya keliang vagina Rissa,

    “ Sluppppp… Aowww…. Sakit bang… Shhhhhhhhh…, ” ucap Rissa kesakitan.

    “ Wah kamu benar-benar perawan yah, beruntung sekali aku dapet perawan seperti kamu…, ” ucapnya puas.

    Setelah memasukan jarinya kedalam liang senggama Rissa Feri mencabut kenali jarinya. Dalm hatinya berkata, Rugi nih kalau keperawan cewek ini aku hilangkandengan jariku. Lalu Feri pun segera melepas ikatan tali Rissa,

    “ Sekarang kamu tiduran dilantai, tuh pakaian kamu buwat alas, ” ucap Feri.

    Tanpa menjawab Rissa-pun mengikuti permintaan Feri. Dia segera mengambil pakainya untuk alas dan segera merebahkan tubuhnya dilantai. Tanpa banyak berfikir Feri yang sudah bernafsu kemudain segera membuka celana beserta celana dalamnya, lalu dia membuka lebar-lebar paha Rissa kemudian memposisikan tubuhnya disela paha Rissa.

    Rissa hanya menurut saja dengan kemauan Feri, entah dia sudah mulai menikmati atau dia menuruti karena ketakutan. Dengan penuh birahi Feri mulai mengesek-gesekan penis-nya pada bibir vagina Rissa yang sudah basah dan dia juga menciumi leher sampai berkahir pada payudara Rissa,

    “ Oughhh…. Bang… Shhhhh… geli bang… Ahhhhh… Uhhhhh…, ” racau Rissa nampak menikmati perlakuan cabul Feri.

    Feri pun terus menjilati hampir semua utubuh Rissa. Mahasiwi mungil bertubuh pada itu meliak liukan tubuhnya karena kegelian dengan jilatan dan gesekan penis Feri pada kewanitaanya. Memek Rissa semakin basah saja dengan lendir kawinya, dan Feri pun semakin gila memberi rangsangan kepada Rissa.

    Melihat Rissa yang sudah sangat terangsang, dan vagina-nya juga sudah penuh lendir kawin, maka saat itulah Feri mulai mencoba membenamkan kejantanannya,

    “ Sleppp…. AOwwwwww…….. sakitttttttttttt….. sakit bang…Eughhhh, ” jerit Rissa pelan.

    Saat itu yang masuk baru kepala penis Feri saja,

    “ Sempit sekali yah memek kamu, memek perawan memang tidak ada duanya, ” ucapnya semabri mencabut penisnya lagi.

    Feri mencoba mengeluarkan masukan penisnya dengan perlahan, terus menerus Rissa mencoba menjebol keperawanan Rissa. Rissa terus merintih kesakitan ditengah Rissa mencoba merenggut keperawanannya. Setelah beberapa kali mmencoba, dengan batang kejantanan yang kuat dan sudah ereksi maksimal Feri menusukan penisnya,

    “ Zlebbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb…………. Eughhhhhhhhhhhh……. Sakit banggggg…. Aowwwwwwww….., ” jerit Rissa pelan sembari tanganya mencengkram kuat-kuat lengan Feri.

    “ Oughhhh…. Akhirnya jebol juga keperawanan kamu, hahaha…, ” ucapnya puas sembari mendiamkan penisnya tertanam dalam-dalam di liang senggama Rissa.

    Sejenak Rissa mendiamkan kejantanannya tertanam dalam di vagina Rissa. Feri sengaja memberi waktu sesaat kepada Rissa agar rasa sakitnya sedikit hilang. Setelah kira-kira 2 menit, Feri pun mulai mengenjot vagina Rissa dengan perlahan. Pelan-pelna namun pasti,

    “ Oughhh… Huhhhh… Sakit bang, pelan-pelan bang… Aghhh…, ” ucap Rissa kesakitan.

    Feri tidak berkata sepatah katapun, dia hanya terus memaju mudnurkan penis-nya di dalam liang senggama Rissa. Seiring keluar masuknya kejantanan Rissa, penisnya berlumur darah perawan bercampur dengan lendir kawin mereka. Rissa dengan konstan terus menggenjot Vagina Rissa,

    “ Oughhh… nikmat sekali memek kamu sayang… Aghhh…, ” ucapnya nikmat sembari terus menjajah memek Rissa dengan penisnya.

    “ Eughhh.. Eummmm… pelan aja bang, memek aku nyeri rasanya… Oughhh…, ” desah Rissa masih merasa nyeri karena dia baru saja kehilangan keperawananya.

    Sekitar 10 menit Feri menggenjot denagn perlahan. Nampanya Rissa sudah mulai tidak kesakitan lagi. Saat itu dia terus mendesah nikmat, bahkan dia menaik turunkan pinggangnya mengikuti irama tusukan penis Feri pada vaginanya,

    “ Gimana enak kan ??? udah nggk sakit lagikan… Oughhh…, ” ucap Feri kepada Rissa.

    Saat itu Rissa hanya mengangguk saja, itu tanda Rissa sudah tidak kesakitan. Feri terus memaju mundurkan penisnya, ditengah hubungan sex mereka tiba-tiba saja tubuh Rissa bergetar, pahanya dirapatkan dan himpitan vaginaya diperkuat,

    “ Ahhhhhhhhhhhh…. Aku pipis bang…. Aghhhhh…, ” ucapnya sembari memejamkan mata dan kepalanya mendongak keatas.

    “ Dasar cupu Loe, itu namanya loe orgasme, hahahaha…, ” ucapnya tertawa puas sembari terus menggenjot vagina Rissa.

    Melihat Rissa yag sudah Orgasme, Feri pun semakin bernafsu saja. Memek Rissa semakin basah dengan lendir kawinya. Feri yang saat itu teringat bahwa dia sedang memperkosa Rissa di toilet Mall, dia meulai merasa cemas, dan tan pa buang waktu lalu dia mempercepat genjotan penisnya pada Vagina Rissa.

    Selang beberapa menit, Feri pun merasa dia akan segera klimaks. Makin dipercepat saja hentakan penisnya,

    “ Plakkkk… Plakkkk… Plakkkk… Plakkkk…, ” suara hentakan penis Feri pada vagina Rissa.

    Tidak lama kemudian tubuh Feri mulai mengejang, genjotan penisnya dihentikan, lalu dibenamkanlah dalam-dalam kejantanan-nya didalam laiang senggama Rissa,

    “ Ouhhhhhhhhhhhh…. Crottttttttttttttttttt…. Crottttttttttttttttttt…. Crottttttttttttttttttt…. Crottttttttttttttttttt…. , ”

    Akhirnya Feri mendapatkan klimaksnya. Liang senggam rissa terbanjiri dengan sperma Feri yang kental dan banyak sekali. Beberapa saat Feri mendiamkan kejantananya tertanam didalam vaguna Rissa. Setelah menikmati sisa-sisa orgasmenya Feri pun segera mencabut penisnya dari dalam vagina Rissa,

    “ Syurrrrrrr…. Syurrrrrrr…., ”

    Termuntahkanlah sperma yang bercampur darah segar keperawanan Rissa keluar dari kinag senggam Rissa yang merah merekah itu. Vagina Rissa saat itu terlihat merah sekali dengan berlumuran sperma dan darah keperawananya. Rissa terkapar lemas dialntai toilet itu. Karena Feri takut ada yang memergoki perbuatanya, maka dia segera bergegas memakai celananhya kembali.

    Sebelum dia mengancingkan celananya dia sempat mengelap penisnya dengan tissue yang ada di toilet itu. Setalah merasa dia sudah rapi, kemudian dia-pun mengintip suasan didepan pintu toilet. Setelah memastikan aman dengan cepatnya dia-pun kabur dan membiarkan Rissa terkapar lemas di dalam toilet Pria di Mall itu.

    Sungguh nasib yang sial bagi Rissa pada hari itu. Rissa yang sejenak menghela nafas karena lemas setelah diperkosa, kemudian dia-pun segera merapikan diri. Dengan rasa perih pada vaginanya karena diperawani dia-pun keluar dari toilet Pria itu untuk segera pulang kerumahnhya. Benar-benar malang Mahasiwi mungil bertubuh sintal itu.

    setelah kejadian itu Rissa dan keluarganya sempat melapor pada pihak yang berwajib , namun percuma saja melapor karena Feri sudah tidak mangkal lagi ditempat biasanya. Semenjak kejadian itu Rissa mepunyai trauma pada setiap preman. Dia selalu memberi uang pada pengamen maupun preman yang ada di metromini tanpa diminta sekalipun.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • CERITA SEX PERSETUBUHAN SABTU MINGGU

    CERITA SEX PERSETUBUHAN SABTU MINGGU


    992 views

    Cerita Sex ini berjudulCERITA SEX PERSETUBUHAN SABTU MINGGUCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.


    Perawanku – Pada suatu hari di sekolah tempat istriku mengajar sedang diadakan Perkemahan Sabtu Minggu atau yang biasa disingkat Persami. Saat itu aku isengiseng menyusul istriku di perkemahan yang kebetulan diadakan di halaman sekolah, karena pesertanya adalah anak usia dini yaitu kelas 6 SD.

    Aku berfikir gak mungkin bisa cuci mata karena semuanya anakanak, untuk itu aku hanya memakai celana pendek, Tshirt dan sandal jepit. Tapi setelah sampai di sekolah, aku terkejut sekaligus bahagia karena yang kemah adalah ibuibu. Bagaimana Tidak, siswa kelas 3 dan 4 boleh di dampingi orang tuanya, maka dipastikan separuh pesertanya adalah tantetante yang berusia antara 3035 tahun.

    Karena sudah terlanjur, aku cuek saja nyelonong masuk untuk mencari istriku tetapi ternyata sedang sibuk karena memang dia yang bertanggung jawab pada kegiatan ini. Alhasil, aku malah disuruh pulang dan menjemputnya minggu jam 3 sore. Aku menurut saja dan berjalan menuju ke parkiran, tapi saat aku hendak menyalakan mobil mendadak HPku berdering dan itu dari istriku.

    Dengan nada tergesa aku disuruh menjemput kepala Yayasan yang mobilnya rusak ditengah jalan karena menabrak sebuah sepeda. Aku iyakan saja permintaanya walau dalam hati aku sangat kesal. Setelah berjalan hampir 15 menit akupun tiba di lokasi kejadian, setelah memperkenalkan diri aku langsung memintanya agar ikut denganku karena sudah ditunggu.

    Mari Pak, saya antar ke perkemahan! Kataku

    maaf Mas saya tidak bisa menghadiri acara api unggun saya mau mengantar korban ke RSU, biar ibu Naya saja yang kesana.

    Jawab kepala yayasan yang aku sendiri tidak tahu namanya

    tapi.saya. jawabku heran

    sama saja Mas, ibu Naya adalah wakil saya! Jawabnya menjelaskan

    iya Pak, dimana Ibu Naya?! Tanyaku

    itu yang memakai baju pramuka jawabnya sambil menunjuk ke arah kerumunan orang

    Wow.ibu Naya ternyata orangnya masih muda, mungkin seumuran istriku sekitar 24 tahun, tinggi sekitar 170, toket 36B serta body yang sangat bohay kalau artis seperti bodinya Sarah Azhari yang padat berisi dan yang pasti penuh gizi. Judi Poker Online

    Di perjalanan Naya terlalu sibuk dengan Hpnya sehingga kamipun mengobrol secukupnya meskipun sebenarnya itu tidak cukup untuk mengenalnya lebih jauh. Entah apa yang dialami Naya, wajahnya begitu panik!

    Hanya sekitar 10 menit Naya memberikan sambutan dan membuka acara, kemudian kembali ke mobilku dan meminta tolong supaya mengantarnya kerumah karena anaknya sedang demam tinggi.

    Diperjalanan pulang Naya tetap sibuk dengan Hpnya dan mencuekin aku, bahkan belum apaapa sudah menyuruhku mengantar anaknya sekalian ke dokter seakan menganggap aku adalah sopirnya. Semua sudah aku lakukan, termasuk mengantar anaknya. Saat aku berpamitan pulang, ucapan terima kasih pun tidak ada. Benarbenar malam yang sial!

    Tapi anehnya semua ini tidak membuatku marah, pantat Naya selalu terlintas di otak kotorku dan menghipnotis. Dengan berat hati aku kembali dan isengiseng aku menuju sekolahan dengan harapan dapat mencuci mata melihat tantetante muda yang kedinginan. Ternyata parkiranya semakin penuh, padahal sudah menunjukkan pukul 21:45 WIB sehingga memaksaku untuk memarkir mobil agak jauh dari area perkemahan.

    Cerita Dewasa Persetubuhan Sabtu Minggu

    Semoga aku mendapat obat atas rasa kesal dan sesal yang baru saja aku rasakan, itulah doaku dalam hati. Saat memasuki area sekolah aku sengaja menepikan langkah kaki di tempat yang gelap dan sepi karena memang niatku untuk mencuci mata dan aman dari istri.

    Mendadak aku ingin pipis dan dengan cuek aku acungkan kont*lku di sebuah taman di depan kelas karena keadaan di tempatku berdiri sangat gelap dan sepi jadi aku pikir aman. Cuuuuuuuuurrrrrrrrtanpa rasa berdosa aku kencingi bunga yang kebetulan paling tinggi dan lebat, tapi sebelum kencingku selesai mendadak berdiri sesosok orang dari balik bunga tersebut.

    Aku yang terkejut spontan memasukkan kont*lku kedalam celana alhasil, ngompol deh. Tapi aku tidak sendirian, orang yang ada di depanku juga mengompol karena sebenarnya dia juga sedang duduk berjongkok dan kencing dibalik bunga serta mendadak berdiri sesaat setelah aku kencing.

    Samarsamar terlihat jelas air kencingnya mengalir di kakinya saat kedua tangannya masih menjinjing rok. Kami samasama merasa malu dan salah tingkah, harus berkata apa atau bersikap bagaimana karena kami memang tidak saling kenal. Mendadak terdengar seseorang berjalan menuju tempat kami, karena takut ketahuan dan disangka anehaneh akupun meloncat disebelah wanita tersebut dan menutup mulutnya.

    please, aku mohon jangan bersuara nanti ketahuan orang! Bisikku lirih

    Wanita itu hanya mengangguk pertanda mengerti dan dengan respek mendekatkan tubuhnya ke tubuhku hingga untuk beberapa menit kami seperti saling berpelukan. Sepeninggat orang yang lewat aku sempatkan meminta maaf dan menawarkan pakaian ganti yang rencananya aku bawakan untuk istriku. Karena butuh dia yang ternyata bernama Erika mengiyakan tawaranku.

    Aku kembali berjalan menuju mobil untuk mengambil rok panjang istriku dan meminta Erika untuk tetap bersembunyi. Untuk kali ini aku tidak tahu harus kesal atau senang, sempat muncul dalam otakku untuk merayu dan mencumbunya tapi buruburu aku menepisnya karena selain ramai juga sangat sulit merayu wanita berjilbab dalam satu malam. Kecuali kalau terpaksa seperti tadi, pikirku licik. Dengan membawa rok, aku menghampiri Erika dan mengantarnya ke kamar mandi.

    enggak Pak, aku takut kata orangorang tempatnya angker makanya aku tadi di taman! Kata Erika menjelaskan

    udah gak apa, sebagai permintaan maaf aku akan mengantarmu! Kataku menawarkan kebaikan, padahal jauh dalam hatiku ada niat untuk membuat keadaan menjadi terpaksa.

    Akhirnya Erika mau dan segera menuju kamar mandi yang jauh berada di belakang, sungguh seram memang apalagi tempatnya dibawah rimbunnya pohon bambu. Tapi, apa mungkin sesama setan saling mengganggu?! Heheheee, tawaku dalam hati. Erika pun masuk kamar mandi dan aku cepatcepat mencari celah untuk mengintipnya dan ternyata ada.

    Dengan berdiri diatas tumpukan kayu aku mengintip Erika dari celah anginangin, jantungku serasa ingin berhenti sesaat setelah tahu ternyata Erika yang berjilbab memakai CD bikini dan tato di pinggulnya. Aku semakin bernafsu dan dengan cepat mendorong paksa pintu kamar mandi tersebut yang ternyata kuncinya hanya sebuah kayu kecil yang di silangkan. Pintu itupun terbuka dan aku langsung menerobos masuk, sengaja agar Erika tidak sempat menutupi keseksiannya dan berpakaian.

    Cerita Mesum Persetubuhan Sabtu Minggu

    Apaapaan Pak?! Tanya Erika terkejut sambil menyilangkan kedua tangan di CDnya

    Maaf, ada penjaga malam yang menuju kemari! Kataku berbohong

    ngapain masuk, kan bisa sembunyi diluar. bantahnya dengan wajah marah

    ssssssssssttttttt.jangan bicara lagi, orangnya di depan. Kamu mau semua orang mengetahui kita berduan dikamar mandi dengan keadaan kamu setengah bugil begini?! Bisikku lirih dan ternyata membuat Erika larut dalam kepanikan yang aku ciptakan.

    Tak mau membuang waktu, aku mencoba memaksimalkan kesempatan ini. Aku tarik kedua tali simpul CDnya dengan kedua tanganku secara bersamaan dan tanpa sempat dicegah, aku berhasil membugili setengah bagian bawah tubuhnya.

    coba aja kamu teriak biar kita ketahuan dan samasama malu, keluargamu malu dan kamu pasti diceraikan suamimu!! Ancamku sambil mendorong tubuh Erika ke sudut kamar mandi.

    Tetes air matanya tidak mampu memadamkan nafsu dan niatku untuk menikmati tubuhnya. Aku langsung mendekapnya eraterat, mencium dan melumat bibirnya yang pasrah tidak berdaya. Lidahku menggelitik bibirnya, menyusuri rongga mulutnya dan memilin lidahnya, sementara tanganku langsung menuju selangkangan yang sudah tidak berCD. Aku elus jembutnya yang lembut, aku raba pahanya dan terus merangsangnya. Judi Poker Online

    Aku tahu Erika sudah mulai terangsang, hal ini terlihat dari nafasnya yang semakin memburu, perlawanan tangannya mereda dan yang paling membuatku yakin adalah memeknya sudah licin tapi dia terus berusaha menutupinya. Aku semakin bersemangat mencumbunya, bibirku kini mulai menuruni lehernya yang masih tertutup jilbab, kebawah menuju toketnya, kebawah lagi di perutnya dan aku hentikan jilatanku di memeknya.

    Lirih desahan nafsunya mulai terdengar, pertanda Erika sudah ikhlas aku perkosa dan benar saja kedua pahanya semakin merenggang mempersilahkan aku menjilati memeknya. Lidahku meliuk dan menari memutari bibir memeknya. Sementara jari telunjukku mengelus dan menekan pelan di lubang memeknya.

    SSSSSSSSSSSSSTTTTTTTTTAAAAAAAAAAAAAAAAAA A.AAAAAAHHHHHHH.. desahan Erika terdengar jelas saat aku mulai memajumundurkan jariku.

    Aku pijit dan putarputar klitorisnya memaksa Erika menggerakkan pinggulnya ke kiri dan kanan. Orgasme pertamanya begitu cepat terjadi, lendir di memeknya telah mengalir di jari telunjukku.

    Rika.sayaaaaaaaaaaanng.masukin ya?? Pintaku

    Erika ternyata masih ragu dan malu, ada pertentangan dalam hatinya. Aku arahkan badannya ke tembok dan menunggingkan pantatnya. Aku langsung keluarkan senjata andalanku dari dalam CD dan langsung mengambil ancangancang menyerang tapi ternyata lendir orgasmenya tidak mampu melicinkan kont*lku yang terlalu gede.

    Aku ludahi palkon dan aku tekantekan ke memeknya, aku masukkan aku cabut, aku masukkan lebih dalam dan aku cabut lagi. terus dan terus. Desahan dan erangan Erika yang tertahan membuatku semakin ingin cepatcepat menggoyangnya. Setelah sepertiga kont*lku masuk, aku memaksa dengan sekuat tenaga mendorongnya.

    AAAAAAAAAAAAAAAAAUUUUUHHHHHHHHHHHH.ADUH SAKIIIIIIIIIIITTTTTTTTTT.. rintihnya sambil mengigit bibir, untung suara sound system acara api unggun berdentang keras jadi bisa menutup suara parau Erika.

    aduhgede banget Pak.sakiiiiiiiiiitttttt. rengeknya sambil menengok ke arahku

    panggil yang mesra dong, sebentar lagi pasti sakitnya berganti nikmat! Jawabku sambil berjongkok memeluk tubuhnya dari belakang.

    Cerita Ngentot Persetubuhan Sabtu Minggu

    Pelanpelan aku goyangkan pantatku majumundur dan ke kirikanan sambil memberi ciuman dan rangsangan di belakang telinganya dengan sesekali tiupan dan desahan memanja. Erika semakin terangsang dan melayang, pantatnya meliuk mengimbangi goyanganku. Kini entotanku sudah tidak terlihat seperti perkosaan tapi kemesraan dua kekasih yang dilanda kerinduan. Aku semakin mempercepat goyanganku, sepasang toketnya bergelantungan kedepan belakang seirama dengan goyangan pinggulnya.

    MMMHEMMMMMMM..UUUUUHHHHHHHH.O OOOOO.ayo sayaaaaaang puaskan nafsuku. Ayooo.mainlah yang kasar, aku suka kamu perkosa! Rengek Erika terbatabata

    Aku sangat terkejut mendengarnya, wanita berjilbab yang binal! Gumamku dalam hati. Aku mulai meremas dan memukul pantatnya seirama dengan dentuman sound di depan. Terlihat jelas wajahnya begitu puas saat aku pukul pantatnya. Aku terus berusaha bermain kasar, jari telunjukku aku tusukkan ke anusnyaBlesssssssss..blessssssssss.

    AAAAAAAAAAAAAAAAAAAUUUUHHHHHHHHHHH..jangan di anus sayang, ampuuuuuuunnnn! Rengeknya memelas, tapi aku tidak menghiraukannya dan terus mengobokobok anusnya dengan jari tangan kananku sementara tangan kiriku meremas gemas toketnya.

    Aaaaaaaaaaaaahhhhhhhhh.memeknya benarbenar nikmat, disepanjang goyangan aku rasakan himpitan, pijitan dan hisapan dari memeknya. Jujur memeknya lebih berasa di bandingkan dengan memek istriku, pujiku penuh kemenangan. Sesaat aku hentikan goyanganku dan memintanya menyepong kont*lku yang sudah berlumuran lendir memek. Awalnya dia menolak tapi aku terlanjur menikmati permainan kasar yang dimintanya, dengan menutup hidungnya aku memaksanya membuka mulut dan segera aku masukkan kont*lku.

    HLEEBBBBBBBBBBBBBBBB..kont*lku hanya separuh yang bisa masuk dan aku belum puas! Aku paksakan terus dengan mendorongnya kuatkuat hingga berasa menthok di tenggorokannya. Begitu becek dan berlendir rongga dimulutnya, begitu hangat dan dahsyat. Apalagi saat Erika mengambil nafas dengan mulutnya sambil melotot terengahengah, aku sangat puas melihat ekspresi wajah yang beberapa menit lalu meminta bermain kasar tapi kini tampak menyerah kalah.

    Uhukuhukkkk.Erika tersedak dan mencabut kont*lku dari mulutnya! Judi Poker Online

    kamu benarbenar nakal sayang, aku suka permainanmu! Pujinya dengan mulut mengeluarkan lendir dan ludah. Dengan nafas yang masih terengah, Erika duduk di bibir bak mandi dan membuka pahanya lebarlebar memintaku segera menuntaskan permainan ini karena sudah hampir 2 jam dia meninggalkan tenda anaknya. Dengan senang hati aku hujamkan kont*lku hingga mentok di dinding memeknya, aku genjot dengan semangat 45, lebih cepat, lebih cepat, terus dan teruuuuussss sambil berciuman penuh hasrat,

    Aaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhaaaaaaaaaaahh hhhhhhhhhhhh..oooooooooooooooooohhhhhhhhh hhhhh..hhhhhhhmmmmmmmmmmmmmmmmmmuuu uuuuuuuuuuuuuuuuuuuugggggggghhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ..mantap banget kont*lmu, aku mau sepanjang hidup diperkosa kont*lmu. Puji Erika sambil menjambak dan mencubit dadaku.

    15 menit dalam posisi ini, detikdetik orgasmeku terasa semakin dekat. Kakiku gemetar tak kuasa menyangga beban nikmat yang tersaji, keringatpun bercucuran seperti hujan dan puncaknya sekujur tubuhku seakan mengejang.

    ayo sayaaaaaaaaaaang.aku hampir sampaiaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhh.aaaayo semprotin brengggguuuuuuuuuuuuugggggggggghhhhhhhhhh hhhhh pintaku!

    iyaaaaaaaaa.satu dua tigaaaaaaaaaaaaa.aaaaaaaahhhhhhhhhhhh. sahutnya!

    CROTCROTCROT..CROOOOOOOOOOTTTTTTTTT .. spermaku memenuhi ruang di memeknya, entah mengapa dia menahan kont*lku saat akan aku tarik keluar. Kamipun berpelukan erat penuh nikmat. Sejenak kami bermanjamanja berdua dan saling memuji , tapi sesaat sebelum pergi Erika berpesan:

    AKU SANGAT MENIKMATI APA YANG TERJADI, AKU TIDAK MENYESAL DAN AKU TIDAK AKAN MELUPAKANNYA. TAPI TOLONG, JANGAN PERNAH HADIR LAGI DI DEPANKU! AKU TAKUT TIDAK BISA MENAHAN NAFSUKU MEMILIKIMU SAYANGI ISTRIMU! Satu kecupan di bibir menandai perpisahanku dengannya. Aku membisu dibuatnya!!

    Pagi itu aku bangun agak kesiangan, badanku terasa letih dan lesu seakan tenagaku telah terkuras dalam sensasi perkosaan semalam. Tapi yang sangat mengherankan, begitu aku terbangun yang ada diotakku adalah Naya bukan Erika yang memberiku kenikmatan. Entahlah, mungkin karena masih penasaran bagaimana rasanya ngentot tubuh bohaynya.

    Akupun pergi mandi agar bayangbayang Naya terhapus dari otakku, tapi ternyata percuma bayangan Naya seakan sebuah benih yang kian bersemi tersiram air. Aku minum sebutir obat kuat untuk mengembalikan staminaku, bukan seperti biasanya saat akan ngentot karena hari ini aku tidak ada niat untuk bercinta.

    Aku keluarkan motor ninja yang baru 2 hari aku beli, dengan niat test drive aku menyusuri jalanan yang terik dan berdebu. Benar juga kata orangorang, jangan ngaku kaya kalau belum punya ninja! Heheee maaf melenceng dari cerita. Aku hentikan raungan knalpotku di depan sebuah Cafe dan memesan sebuah kopi.

    Entah setan mana yang berbisik ditelingaku, saat mendengar percakapan seseorang yang bilang anaknya sakit karena tidak dibelikan mobil remote control tibatiba terngiang dalam telingaku untuk membeli RC sebagai bahan pendekatan pada Naya. Tanpa menunggu lagi aku tinggalkan selembar uang diatas meja untuk secangkir kopi yang baru di buat, aku melaju menuju sebuah toko RC membeli miniatur Hammer H3 berwarna orange dan membawanya ke RSU tempat Rafel, anaknya Naya dirawat.

    Sesampainya disana, aku melihat Rafel ditemani oleh seorang suster bukan orang yang aku impikan. Dengan berat hati aku menyerahkan mobil RC dan berpamitan pulang. Rafel sangat senang dengan RC yang aku berikan, semoga saja ibunya juga demikian! Harapanku dalam hati.

    Disaat jalan menuju parkiran aku bertemu seorang teman yang menunggui anaknya yang sedang sakit, karena sungkan akupun berbasabasi dan menengok anaknya yang sedang sakit. Tak terasa satu jam telah berlalu dan aku mohon diri untuk pulang. Sesampainya di parkiran, aku mendengar ada suara yang memanggil namaku dan itu adalah Naya.

    Terima kasih ya Mas, atas perhatiannya pada Rafel. Kata Naya

    gak apa Mbak, semoga bisa membuatnya senang dan cepat sembuh! Jawabku sok cool

    kalau gak keberatan, kita ngobrol di dalam ya? Rafel sendirian susternya pamit pulang! Tawar Naya yang langsung aku iyakan.

    Sesampainya dikamar kami bercanda dan tertawa mengakrabkan diri, hingga suara Rafel menyela dan mengejutkan aku dan Naya.

    Mah, aku mau Papah yang seperti Om Adith! Kata Rafel lugu

    iyaiya, ayo diterusin mainnya.jangan nakal! Kata Naya dengan nada agak gugup

    enggak mau, aku mau sama Om kata Rafel sambil duduk dipangkuanku, padahal tangannya masih di infus.

    Rafel jangan nakal ya, turuti kata mamah kataku sambil membelai rambunya.

    Akhirnya Rafel kembali ketempat tidur dan meninggalkan aku dan Naya dalam kebisuan. Kami jadi salah tingkah dengan wajah yang memerah. Hanya menebarkan senyuman dan tatapan mata yang menerawang kata hati masingmasing.

    udah berapa wanita yang sudah kamu tiduri? Tanya Naya dengan telak

    maksud kamu tanyaku terkejut

    udah, jangan sok cool gitu.aku yakin kamu pasti banyak koleksi wanita? Katanya memvonis aku

    iya Mbak, naluri lelaki. jawabku pelan Judi Poker Online

    kamu pasti suka wanita yang agresif kan? Tanya Naya sambil membuka 2 kancing bajunya

    suka banget Mbak! Jawabku sambil menelan ludah, aku lihat lehernya yang jenjang dan bagian atas dadanya yang begitu putih seakan sengaja memancing aku.

    heheeetuh, lihat aku lagi kegerahan aja udah bangun! Ngebet banget ya pengen ngentot aku? Tanya Naya dengan Vulgar dan nada memanja

    Naya mendadak beranjak dari tempat tempat duduknya menghampiri Rafel yang ternyata sudah tertidur, sambil menatapku manja dan lidah yang menggoda Naya mengajakku masuk kedalam kamar mandi. Tanpa berpikir ulang aku langsung menuju kamar mandi dengan penuh nafsu. Begitu aku membuka pintu, di depan mataku sudah terpampang pemandangan yang sangatsangat menggiurkan tubuh bohay Naya hanya tertutup CD dan BH.

    Kalau begini Sarah Azhari yang asli kalah sexy deh, pikirku dalam hati sambil menelan ludah. Naya langsung menarik tanganku dan mengarahkanya ke dua bongkahan togenya yang menantang. Aku langsung meremasnya dan mencium bibirnya yang sensual. Kami berciuman dengan penuh nafsu, lidah kami saling memilin, menghisap dan menggigit bibir sambil tangan aktif membelai, meraba dan merangsang bagianbagian sensitif.

    Ooooooooohhhh.kont*lmu boleh juga, aku suka yang begini! Kata Naya saat mengeluarkan kont*Lku dari celah resleting. Kini jarijarinya mulai mengelus dan mengocok kont*lku dengan lembut. Aaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhh.aku tidak tahan dibuatnya, dengan tergesa aku membuka baju dan memelorotkan celanaku. Tingga akhirnya tampak sepenuhnya! Sambil terus mencium dan menggigit leherku Naya mempercepat kocokannya.

    dalam waktu satu jam kamu harus membuatku puas, bahkan kalau bisa sampai puas sebelum perawat datng! Ungkapnya sambil menjongkokkan tubuhnya. Dengan rakus Naya langsung melahap kont*l yang ada di depanya, menghisap dan menggigitnya pelan sambil mengocok pangkal kont*lku .

    AAAAAAAAAAAAAAAGGGGGGGHHHHHHHaku dibuat mengejang olehnya, hisapannya begitu kuat dan yang pasti penuh dengan kenikmatan hingga kont*lku terasa sangat ngilu. Untuk mengimbangi agresifnya, aku menjambak rambutnya dan mendorongnya hingga menthok ke tembok dengan posisi masih menyepong kont*lku.

    HAEEMMMMMMMMM..OUHMMMMMMsuara desahannya saat menyepong kont*lku.

    Sekitar 10 menit aku menahan posisi ini dan dengan mata merem melek aku menggoyangkan pantat majumundur semakin dalam. Mendadak aku teringat deadline 1 jam yang diberikanya, akupun langsung menyuruhnya menungging sambil berpegang pada bibir bak mandi. Aku sengaja tidak memaksimalkan rangsangan disekitar memeknya karena aku ingin merasakan memek kesednya. Aku langsung menekan palkon ke lubang memeknya, maju mundur dengan setengah memaksa.

    AAAAAAAAAAAHHHHHHHH.sakiiiiiiiiiiiiiiiiittt. perih Mas, aaaaaaaaaaaaaaaahhhhhh

    BLES..BLESSSSSSSSS.BLESSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS SSS! rintihan panjangnya menandakan kont*lku sudah ambles kedalam memeknya! Dengan sepenuh tenaga aku ayunkan kontlku majumundur secara teratur. Ahah.ah.ahhhhhhemmmmmm..bibir Naya tak hentihentinya melenguh penuh nikmat, membuatku kian bernafsu menjejali memek gembulnya dengan kont*l. Aku cengkeram kedua belahan pantatnya dengan kuat, sambil mempercepat goyangan maju mundurku tanpa henti.

    aaaahhhhhhhhh..Massssss.aku sudah sampai Mas, aku keluaaaaaaaaaaaaaaaaarrrrrrrrrrrrr

    OOOOOOOOOOOOOuuuuhhhhhhhhhhhhhhhkont*lmu enak banget mas! Puji Naya bersamaan dengan keluarnya lendir orgasme! Ternyata Naya tidak setangguh penampilannya, begitu cepat orgasme dan mendadak lemas.

    Ngentot di ruangan berAC tidak mampu mendinginkan tubuh bohaynya, dengan bermandi peluh Dia terus mengaduh dan mengeluh kont*lku kegedean padahal sudah licin. Aku tarik tubuhnya ke belakang, menjauhi tembok dan bak mandi memaksa tubuhnya menungging dengan tangan menyangga dari lantai. Tubuhnya semakin bergerak tak menentu, kakinya semakin goyah menopang tubuhnya dan erangan kenikmatan terus mengalun dari mulutnya.

    Aaaaaaaaaah..massaku gak kuataaaaaaaaaaaaaaaaagggggghhhhhhhhhhhhhhhhh ..

    Mendadak tubuh Naya terjatuh ke lantai dan terlepaslah kont*lku dari dalam memeknya. Dengan nafas terengah Naya mencoba untuk berdiri namun aku melarangnya dan menyuguhi kont*l agar diemut. Dipegangnya kont*lku yang berlumuran lendir memeknya dan mengocoknya degan kedua tangannya, lidahnya menjulur mengelus palkon dan mulai mengulumnya sedikit demi sedikit. Sempat aku utarakan untuk ngentotin anusnya tapi Naya menolaknya dengan alasan, memek aja penuh sesak apalagi anus! Sebentar lagi susternya pasti datang aku harus cepatcepat memandikan Naya dengan spermaku, gumamku dalam hati.

    Akupun duduk dengan kaki lurus dilantai dan tanpa diminta Naya duduk diatas paha menghadap kearahku dan langsung mencium dan menghisap leherku dengan penuh nafsu. Tangan kanan Naya langsung memegang dan mengelus kont*lku sambil menggesekgesekkan di memeknya. Begitu geli ujung palkonku, hingga kakiku berasa seperti kesemutan.

    aaaaaahhhhhhAyo sayang, buruan masukin keburu ada yang datang.bisikku saambil meremas pantat dan toketnya

    iya sayaaaang! Jawabnya sambil memasukkan kont*lku kedalam memeknya

    BLEEEEEESSSSSSSSSSSSSSSSSSBLEEEEEEEEEEEEE

    SSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS.. seluruh kont*lku ambles memasuki memek nya, sungguh sangat berasa nikmatnya dan jujur baru kali ini kont*lku bisa masuk seluruhnya kedalam memek, biasanya selalu menyisakan 35cm diluar. Ternyata selain tembem, memek Naya juga lebih dalam. Dengan semangat baru aku meladeni nafsu Naya yang semakin menggebu, aku rebahkan tubuhku dilantai dan memberikan ruang untuk Naya menggoyangkan pantat bohaynya.

    AAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHEMMMMMMMM.OOO OOOUUUUUUUUUUUHHHHHHHHHHHAAAAAAAAAA

    AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHH.. desahan panjang langsung aku suarakan sesaat setelah Naya mulai menggoyangkan pantatnya maju mundur. Semakin cepat dan cepat dengan selingan goyangan memutar yang dahsyat, layaknya inul kaalau sedang ngebor.

    enak kan mas goyanganku, gak kalah dengan inul! Katanya memuji diri sendiri sambil tersenyum manja

    mantap banget say, baru kali ini aku merasakan nikmat yang teramat.aku genjot jangan berhenti! Pintaku sambil mencubit dan meremas toket gedenya.

    Begitu lama kami berML ria dengan gaya ini, hingga kami dikejutkan dengan suara seseorang yang memasuki kamar rawat inap Rafel. Sejenak Naya menghentikan hentakan pantatnya, memandangku dengan wajah panik. Sempat terlihat Naya berusaha mencabut kont*lku tapi aku buruburu memegang pantatnya dan memaju mundurkan.

    ayo lanjutin, yang penting jangan bersuara! Kataku lirih

    Naya hanya mengangguk setuju dan kembali memanjakan kont*lku dengan goyangan mautnya. Rasa geli bercampur nikmat tidak dapat aku ungkapkan, hanya bisa menahan sambil menutup rapat mulutku.

    Aaaaaaahhhhhhhhhh.semalam memperkosa, gantian sekarang diperkosa. Teriakku dalam hati. Dari celah bawah pintu kamar mandi aku melihat ada sepasang sepatu putih yang sedang berhimpit menempel di pintu, mungkin ada yang mengintip atau mencuri dengar dari lubang kunci. Ah masa bodoh sajalah!

    Sanggahku dalam hati, bahkan isengiseng aku mulai mendesah lembut, semakin keras hingga akhirnya mendesah lepas.

    Naya yang sedang birahi tinggi tidak lagi memperdulikan desahanku, Dia terus menggenjot hingga kurasakan palkonku semakin cenatcenut hendak menyemprot!

    Ooooooooooooooooohhhhh.nikmat banget sayaku hampir keluar nih! Rengekku manja

    Mendengar itu Naya semakin mempercepat goyangannya, lebih cepat dan cepat hingga beberapa detik kemudian aku tidak dapat menahannya.

    CROTCROOOOOOOTTTTTTTTTTTTTTTTT.CROOOOOTTT TTTTTTTTTAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA AAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHHHHHHH..

    Ternyata sedetik sebelum aku nyemprot Naya telah terlebih dahulu menyemburkan lendir orgasmenya yang ketiga. Goyangan Naya tetap berlanjut walaupun memeknya sudah penuh terisi sperma, seakan sengaja ingin menyedot tenagaku. Bagaimana tidak saat menyemprot sperma, seluruh tubuhku mengejang terangsang dan sensitif tapi Naya terus memberi rangsangan yang bertubitubi.

    Kami terengah dan bersusah payah menghirup udara.. lendir kami yang telah tercampur perlahan mengalir menuruni belahan pantatku. Hingga akhirnya tubuh Naya melunglai diatas tubuhku. Satu ciuman mesra mendarat dibibirku menutup pergulatan kami. Judi Poker Online

    Setelah membersihkan diri dan memakai pakaian, Naya membuka pintu sedikitdeki sedikit dan setelah dirasa aman Naya menyuruhku bergegas keluar. Entah sengaja atau tidak, sesaat kami keluar dari kamar Mandi tibatiba ada suster yang membuka pintu dan masuk. Entah apa maksud dan tujuannya, yang pasti sepatu putihnya menunjukkan bahwa Dialah yang berada di depan pintu kamar mandi tadi. Aku putuskan untuk berpamitan pada Naya dan pulang menuju sekolah untuk menjemput istriku.

    Akhirnya rasa penasaranku pada tubuh Naya terhapuskan bahkan setelah kejadian itu gantian Naya yang mengajak ngentot, tapi aku tidak selalu menurutinya hanya saat aku sedang free saja.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Pemerkosaan Berujung Kenyamanan

    Cerita Sex Pemerkosaan Berujung Kenyamanan


    992 views

    Perawanku – Cerita Sex Pemerkosaan Berujung Kenyamanan, Siang Hari itu matahari bersinar amat terik, ditambah debu yang mengepul dimana-mana. Tampak sekelompok kuli bangunan sedang mengerjakan proyek bangunan ruko, ada yang mengecor, meng-aci adukan semen. Seorang pria berumur 40tahun botak, gemuk berkulit hitam dengan perawakan yang menyeramkan mengenakan kacamata hitam, kaos singlet putih ketat hingga menunjukkan perutnya yang membuncit tampak membentak beberapa kuli yang sedang minum disamping proyek.

    “Hei, bego! Kerja, jangan santai aza lu makan gaji buta! Lu kira gaji lu murah apa?!Ini belum jam makan siang!!” sambil menunjuk-nunjuk dengan jarinya ia berteriak. “Iya, Pak Yunus. Maaf, Pak. Hari ini terik sekali jadi kami turun kebawah sebentar buat beli es teh manis.”kata Kurdi si kuli bangunan yang paling tua.

    Kuli-kuli yang berjumlah 5 orang itu pun kembali naik kelantai 4 untuk melanjutkan pekerjaan mereka, diantaranya ada yang memaki dengan pelan

    “Baru jadi mandor saja, sudah belagu dan kerjaannya tiap hari menekan orang kerja.” Ada pula yang bergumam sendiri “Dasar Batak, rese pasti kalau dapat mandor orang Batak!” lalu dijawab temannya “Tak semua orang Batak seperti itu, banyak pula yang baik tergantung manusianya.”

    “Creeeessssss….Kreeeetekkk…..Kreeeteekkkk “

    gemericik minyak goreng diatas wajan, beberapa potong tahu dimasukkan kedalam wajan. “Isah, kemari bawa bumbu untuk menumis kangkung nanti. Ibu hampir selesai goreng tahu.” Seorang perempuan berumur sekitar 24 tahun berteriak dari arah dapur.

    “Iya, mik. Isah segera bawakan.” Perempuan berumur sekitar 11 tahun itu berlari kearah ibunya, setelah memberikan apa yang ibunya minta. Ia kembali kedepan, untuk melayani para kuli yang mulai berdatangan masuk kedalam warteg.

    Tak lama, Ibu muda tadi muncul dan membawakan sepiring tahu goreng dan sebaskom sayuran tumis kangkung. Warteg tersebut telah penuh oleh para kuli yang sedang mengisi perut dan keadaan sangat ramai oleh candaan dan percakapan antara mereka.

    Tetapi setelah perempuan itu muncul suasana berangsur menjadi sepi, dan para kuli tersebut terdiam dan jakun mereka bergerak naik turun seperti menelan makanan bulat-bulat.

    “Teh Kokom, tahu gorengnya sudah matang? Soalnya panas ya, Teh hari ini? Enak sekali kalo makan tahu goreng dengan teh manis!” goda salah seorang kuli remaja.

    “Ah, anak kecil. Bicara tak nyambung, dasar kecil-kecil sudah genit!” timpal seorang kuli lain yang sudah tua renta sambil diiringi deras tawa dari para kuli yang lain.

    Mata para kuli itu masih menatap Kokom dengan lekat seakan hendak menelanjangi tubuh Kokom, tetapi Kokom tak menyadarinya. Silhuette badannya terlihat dengan jelas karena kaus putih yang ia kenakan telah basah oleh peluh, ketika ia tadi menggoreng tahu dan tampak semakin jelas karena kaosnya sudah cukup longgar dibagian dada.

    Menampakkan dadanya yang penuh kencang berukuran 34B. Kulit Kokom kuning langsat tampak kontras sekali dengan bentuk wajah yang membulat, bibir tipis, rambutnya hitam legam berkilau sepanjang punggung, pinggulnya besar dan pantatnya padat berisi, dan matanya yang berbinar-binar.

    Tubuh kokom sintal berisi seperti penyanyi dangdut, dan kaosnya yang longgar sering turun ketika ia membungkuk untuk mengambilkan sayur dan tampaklah buah dadanya yang penuh dan padat sehingga para kuli terbawa berahi ketika makan sekalipun.

    “Heii, sebentar lagi jam istirahat habis. Cepat selesaikan makanmu, bah!” Yunus berteriak sambil masuk kedalam warteg. “Hey, Kokom. Lekaslah kau ambilkan abang segelas teh manis kalau kau masih mau buka makanan disini..Hahaha!” Ia tertawa lepas, sambil mengebrak meja.

    Kuli-kuli lalu kembali ketempat mereka bekerja, karena lokasi warteg yang agak berjauhan dari proyek.Kokom mengambilkan segelas es teh manis, dan meletakkan ke arah meja tempat Yunus duduk. Ketika ia berbalik, tangan Yunus menjamah dan meremas bokong Kokom.

    Kokom berbalik dan memelototi Yunus, tetapi Yunus terlihat berpura-pura seperti tak ada yang terjadi dan meminum es teh manisnya. Beberapa kuli yang masih ada diwarteg tersebut kebetulan melihat peristiwa tersebut berpura-pura tak memperhatikan apa yang baru saja terjadi lalu cepat-cepat mereka segera kembali ke proyek untuk melanjutkan pekerjaan. Kokom pun melengos kesal, sambil berlalu ke arah dapur.

    “Kringg!” Yunus menyapa di Handphone-nya “Halo, Pak Darma. Baik, pak. Proyek sudah berjalan dengan sebagaimana mestinya. Progressnya cukup pesat, sekarang ini sudah naik cor di lantai 4. Baik, terima kasih pak.”.

    Setelah mengakhiri pembicaraan di handphonenya, Yunus kemudian beranjak menuju proyek. “Kom, abang jalan dulu ke proyek!Nanti abang balik baru bayar ya?!”. Kokom bergegas keluar dari arah dapur menghampiri Kokom “Bang, tolong dibayarkan dahulu. Hari ini sudah akhir minggu, minggu kemarin tunggakan makan para kuli belum dibayar.

    Ketika saya tagih mereka berkata belum dapat uang makan dari abang Yunus.”. Yunus membelalakkan matanya, menghardik Kokom “Hei, Kokom. Masih maukah engkau berjualan disini?!! Kalau masih mau, tutup saja mulutmu yang kecil itu. Atau mau kusumpal dengan ikan lele dibawah pusarku ini?! Hahaha..! Diam sajalah, kau! Sore ini kulunasi semuanya tagihan yang ada”.

    Yunus menghampiri Kokom, merangkul lalu mengelus rambut Kokom “Kom, kau sudah menjanda cukup lama lebih baik bersama abang saja. Abang juga merantau dan bekerja di Jakarta ini cukup lama, apalagi perbedaan umur 20 tahun denganmu itu pertanda abang sudah matang dan masak dalam kehidupan berkeluarga. Abang juga kesepian, jarang pulang kerumah di Medan.

    Istri abang sepertinya sudah tak perduli lagi dengan abang.” Kokom terdiam sejenak, lalu ia melepaskan diri dari rangkulan Yunus “Bang, kok bisa abang bicara seperti itu? Istri abang pasti sedih mendengar perkataan abang.

    Kokom mau kedapur masakan belum selesai untuk nanti sore, Kokom peringati abang jangan main pegang dan raba-raba Kokom! Kalau abang masih berani ga sopan, saya akan lapor ke koh Ameng!”

    Menjelang maghrib hujan turun dengan deras, jamaludin, usman, dan jaka tak terpengaruh dengan situasi tersebut. Mereka sedang terlibat perbincangan hangat, sambil menikmati kopinya Jamaludin berceloteh “Jadi Pak Yunus enak yah, ga ada yang berani sama dia. Bisa mengomeli kuli, opname gudang, infra.

    Kayak seluruh proyek ini punya dia saja. Kalau lagi kurang uang, hanya perlu jilat-jilat bokongnya cukong! Duit turun deh ke kantong!!”.

    “Hahahaha, tetapi ke kita pelit sekali!Hahahaha, kalau ke perempuan malam dia royal sekali!” usman menimpali. Jaka menyela pembicaraan mereka”Eh, bagaimana pembayaran gaji kita? Sampeyan jangan tenang-tenang saja! Hari ini harus ada kejelasan kalau tak hari senin aku mogok kerja tunggu gajiku dibayar!”.

    “Ya, betul. Sekarang saatnya kita balas perbuatan Pak Yunus ke kita! Kita sudah kerja capek-capek dan mengikuti kemauan dia, kewajiban sudah diberi tetapi hak belum dibayarkan!” Usman menimpali kembali. Di luar warteg, hujan bertambah deras Pak Mamat si petugas gerbang tergopoh-gopoh membukakan gerbang.

    Mobil sedan mewah berwarna hitam, memasuki pelataran parkir proyek. Seorang lelaki kekar berambut cepak turun dan membukakan pintu. Muncullah seorang lelaki berkulit putih yang pendek dan gendut, matanya sipit tetapi mempunyai tatapan yang tajam menyiratkan kelicikan si pemilik tatapan.

    “Bram, panggilkan Yunus kemari! Saya ingin bicara dengan dia! Saya tunggu dibedeng.” Sahut pria gendut tersebut yang ternyata bernama Koh Ameng sambil berjalan ke arah bedeng dipayungi Supir. “Siap, bos!” jawab Bram sang bodyakurd.

    Tak lama muncullah Bram dan mengikuti dibelakangnya Yunus, “Koh Ameng, lama ga ketemu! Baru pulang dari Australia? Enak yah disana,Bos? Kabar cici Silvi bagaimana? Baik-baik saja?Hehehe.” Yunus berkata sambil membungkuk-bungkukkan badannya menyeka tubuhnya yang basah terkena air hujan.

    “Bagaimana jalannya proyek ini, Nus? Slamet laporan ke aku, gaji para tukang dan kenek belum dibayar untuk minggu yang kemarin dan minggu ini? Aku sudah percayakan proyek ini ke tangan lu! Jangan seenak perut lu jalanin proyek!!” BRAKKK!! Koh Ameng menggebrak meja.

    Yunus mundur selangkah karena kaget, lalu berkata “Oh iya, saya lupa bilang sama koh. Minggu kemarin istri saya sakit jadi saya pinjam dahulu uang tersebut!”.

    “Jangan berdalih macam-macam, aku sudah tahu yang sebenarnya! Jangan sampai kuli nanti mogok kerja, lu nanti aku seret ke meja hijau!!Cepat bayar mereka sana!!!Sekalian pesenin aku minuman es teh manis!!Dasar goblok, bisanya korupsi saja!” Koh Ameng berkata sambil menendang kursi didepannya.

    “Baik, koh. Maafkan saya.” Yunus berkata dan kemudian keluar dari kantor proyek terbirit-birit menuju warteg. “Heh, kalian semua!! Siapa yang melaporkan kalau minggu kemarin gaji kalian belum dibayar? Hari ini saya bayar sekalian semuanya.

    Angkat tangan, dan silahkan ambil duitnya. Tetapi besok kalian tak usah kerja lagi disini!!!” Yunus masuk ke warteg sambil berteriak-teriak. Para kuli duduk tertunduk lesu dan pasrah, tak berani meminta hak mereka karena merasa diancam.

    “Heh, semua tak ada yang mau dibayar? Ok lah, dan sekarang kalian makannya tunda dahulu!! Kokom, boss minta es teh manis!! Cepat antarkan ke kantor sana!” Yunus terduduk, menghempas nafas dan memijat sendiri kepalanya.

    Kokom ketakutan lalu berlari ke arah bedeng.

    “Tokk..Tokk”

    “Permisi, pak! Es tehnya?!” Kokom menyapa dari luar kantor.

    “Masuklah sini! Nama lu Kokom? Yunus dimana?” Tanya Koh Ameng. “Yunus di proyek, Pak. Saya tadi disuruh mas Yunus antar teh buat bapak.” Kokom tertunduk menyahut. Ia menggigil kedinginan, karena udara AC menerpa tubuhnya yang basah terkena hujan.

    Mata Koh Ameng tak lepas memandang tubuh Kokom yang sedikit basah terkena terpaan hujan didepan sana. “Sudah sana balik ke warung!” perintah Koh Ameng.

    Koh Ameng gelisah, karena terangsang melihat pemandangan yang baru saja ia saksikan.
    Ia mengusap-usap penisnya sambil membayangkan perempuan tersebut berada diatas tubuhnya yang gemuk. Dan kegelisahannya bertambah ketika Yunus masuk dan memergokinya sedang onani.

    “Yunusss, aku lagi pusing! Gara-gara perbuatan lu semuanya ini!! Lu carikan solusinya!”

    “Siap, Bos! Tetapi diluar masih hujan, bos! Tahan sebentar yah, bos!” Yunus tersenyum.

    “Heh, perempuan yang jaga warung tadi cantik juga yah?” Koh Ameng mengepulkan asap rokoknya. “ Oh, kokom bos?! Dia janda, bos mau sama dia?! Dia orang baik-baik, bos. Tetapi demi bos, saya akan coba deh! Orangnya memang cantik, sintal, kulitnya putih! Masih muda lagi, bos! Cocok deh jadi simpanan, bos! Hehehe…! Saya panggilkan dia sebentar ya, bos!” Yunus keluar dan meminjam payung bersama Bram, ia menuju ke arah warteg. Mereka berlari ke arah warteg, dan melihat warteg dalam keadaan sepi hanya ada 4 orang kuli karena waktu sudah menunjukkan pukul ½ 8 malam.

    Dan para kuli kebanyakan sudah pulang ke tempat tinggal masing-masing karena ini akhir pekan. “Jaka, Kokom dimana? Boss mau beli rokok!” teriak Yunus. “Tadi sih lagi mandi, Bang. Sudah selesai kali. Komm, dipanggil sama Bang Yunus nihhh!! Pak Ameng minta diantarkan rokok ke bedeng.” Jaka berteriak ke arah dapur.

    “Buruan, Kom! Pak Ameng mau bayar tagihan makan anak buah sekalian yang tertunda kemarinnn!! Abang tunggu di bedeng yah?!” Yunus menimpali perkataan Jaka.“Iya, bang. Kokom ambilkan di belakang. Nanti Kokom nyusul” Kokom menyahut dari dalam.

    “Bang Bram, kau disini saja menjaga agar anak buah tak curiga.” Yunus berbisik kepada Bram dijawab dengan anggukan Bram.

    “Mana si janda pemilik warteg itu, Nusss??! Kerja kau tak pernah beres!”Cetus Koh Ameng ketika Yunus kembali dari warteg. “Sabar, Bos. Dia lagi menuju kesini, tadi saya janjikan utang makan para kuli akan boss lunasi.

    Jadi skenarionya begini, Boss jangan mau bayar kalau dia tak mau……..emm…… ya boss tahu lah! Dia lagi butuh uang kalau tak minggu depan warungnya tutup, boss.”. “Ya sudah, beruntung kau memiliki boss seperti aku.

    Sudah lu makan itu duit, masih mau aku tutupin.Sana keluar, mau tunggu apa lagi kau disini!!” Koh Ameng mengusir Yunus dengan gerakan tangannya. “Boss, saya tunggu di depan yah?!” Yunus membuka pintu dan Kokom ternyata baru saja sampai didepan pintu.

    “Koh, ini Kokom sudah datang mau ngambil uang tagihannya.” Yunus berpura-pura. “ Suruh masuk saja, seperti orang lain saja yang datang kau, Nus! Dia kan juga termasuk kerja di Proyek!” Sahut Koh ameng dari dalam. “Bos, saya tinggal dulu yah, mau ngopi dulu diwarung. Kokom terima duit saja dahulu dari Koh Ameng, nanti abang suruh si Isah buatin Kopi!”……..

    “Kokom , mari sini duduk disini! Saya mau bantu kamu mengenai tagihan uang makan para kuli. Saya dengar Yunus sudah mengambil jatah uang makan para kuli. Berapa tagihannya total?” Tanya Koh Ameng sambil ia mengeluarkan calculator dari laci mejanya.

    “Total semua 12 juta rupiah dari 20 orang tukang untuk seminggu karena sudah ada yang membayar langsung ke saya. Ini perinciannya saya tulis di kertas untuk perhitungan Bapak. Saya beruntung ada orang sebaik Bapak, karena selama 1 minggu terakhir ini saya mengambil bahan-bahan mentah tersebut secara hutang dan masih berhutang kepada penjual bumbu dan beras pula”.

    “Sebentar, saya hitung dolo.” Kata Koh Ameng sambil menekan-nekan tombol calculatornya. “Ok, semuanya benar. Saya ambilkan uangnya terlebih dahulu. Sebentar, saya hubungi Bram untuk mengambil uang di mobil!”.

    “Halo, Bram. Kamu kesini, bawakan uang yang ada di dashboard. Saya mau bayar tagihan makan kuli, mau melepaskan penat di kepala saya ini! Cepat yah!!”

    Tak lama Bram muncul dikantor membawakan map kopi yang terbungkus rapi. Koh Ameng mengambil sejumlah uang dari dalamnya, dan memberikan kepada Bram setumpuk uang untuk dihitung setelah pas jumlahnya. Ia meletakkan uang tersebut diatas meja. “Kom, ini tagihannya. Saya harap kamu dapat menggunakannya untuk membayar tagihan berjalan kamu. Tetapi ingat uang ini bukan berarti saya yang membayar tagihan dari Yunus.

    Uang ini hanya saya pinjamkan agar usaha kamu tetap dapat berjalan dan kamu tetap harus meminta penggantinya dari Yunus! Mengerti?!” Koh Ameng tersenyum licik. “ Tapi…Bang Yunus mengatakan kepada saya bahwa Koh Ameng yang akan membayarkan tagihan.

    Dan Koh Ameng bilang mau membantu saya mengenai tagihan!” Kokom mengernyitkan dahinya. “Saya bilang mau bantu, bukan membayari. Bukannya berterimakasih dikasih hati, malah kamu meminta jantung!Kamu kira uang saya turun dari langit sehingga mau membayari kesalahan Yunus!! Lebih enak menjadi kamu, punya tubuh montok tinggal nongkrong di klub malam, lalu menggoda pria seperti saya dan dapat uang!!” Koh Ameng marah dan bangkit berdiri dari duduknya.

    “ Koh, saya memang orang miskin tetapi bukan berarti tak punya harga diri! Kalau saya berniat jadi pelacur, saya juga tak akan mencari Koh Ameng yang jelek dan kasar!!! Terima kasih atas bantuannya! Saya sepertinya menangkap arah pembicaraan Koh Ameng.

    Dan saya tak butuh, lebih baik saya menutup usaha saya sementara dan melaporkan Bang Yunus ke Polisi!” Kokom berdiri dan beranjak pergi. Namun kepergiannya dihadang oleh Bram. “Kom, kamu kurang ajar sekali sama bos.

    Sudah dikasih enak, malah kurang ajar!! Sudahlah, kamu juga sudah lama menjanda. Kenapa tak menikmati saja ajakan Bos??!” Bram menahan tubuh Kokom. “Mas Bram, apa-apaan ini? Jangan sampai saya berteriak yah?!!” Bram lalu mendekap tubuh Kokom dari belakang dan menutup mulutnya “Dasar janda kurang ajar!! Dikasih rezeki tak mau, malah kurang ajar ngancam-ngancam!! Sekarang rasain nihh!”.

    Koh Ameng mendekati Kokom yang dibekap oleh Bram. Tangannya bergerak cepat sekali ke dada Kokom yang masih tertutupi kaus dan BH, meraba lalu meremas.

    “Gila, walaupun sudah punya anak satu. Tetapi dadamu masih kenyal yah?? Coba kau pegang Bram!” Bram lalu menekankan lengannya ke dada Kokom dan mengangguk. “Kohh, bangsssssss….mmmhhh!!
    Mattthhhhhhssssii…auuuuwwwww…yaaaahhh…..!!!” Lalu ia menggigit tangan Bram yang membekap mulutnya.

    “Koh, kalau hari ini ada apa-apa dengan Kokom. Lebih baik Koh bunuh saja Kokom, atau Kokom akan balas dendammmmhhh…..mmmhh…….aaaaauwww!!”Tangan Bram kembali membekap mulut Kokom.

    “Hahahaha, kau tunggu saja Kokom!” Lalu Koh Ameng memasukkan tangannya kebalik kaus Kokom dan mengelus perut mulus Kokom yang rata dan mengusap-usap pusarnya. Disinilah letak kenikmatan, bukan?! Kau nikmati sajalah!!” Tangannya kembali menjelajah naik ke atas bagian dadanya dan mencengkeram toket Kokom dengan kuat sekali sehinga tubuh Kokom terguncang kebelakang dan ia mulai menangis merasakan ketakutan.

    “Auuuuuwwww…chaaaaakhhhhiiiiiiiiitttttt!” Teriak Kokom dibalik bekapan Bram.”Pegang tangannya erat-erat! Aku mau sumpal mulutnya yang sombong itu, Bram!” Koh Ameng mengeluarkan sehelai sapu tangan dan menutup mulut Kokom lalu Bram dengan cepat mengunci tangan Kokom dari arah belakang. Koh Ameng membuka kaus Kokom sehingga tampak toket yang membusung dengan indah ditutupi BH berwarna hitam.

    Sekali lagi Koh Ameng gemas dan mencengkram toket itu dengan kuat. “auuuuwwwhhh! Huuuuu…huhuuuu!” Kokom sesenggukan menahan sakit dan takut. Koh Ameng lalu meraba-raba lembut toket yang membuncah diluar BH hitam Kokom.

    Dengan kasar ia melepas BH milik Kokom, terlihat toket Kokom putih dengan putingnya berwarna merah jambu dan berukuran kecil. Semakin gemas koh Ameng bergumam “Dasar toket ini sialan banget montoknya!!” lalu tangannya menampar toket Kokom dengan keras. Ia menampari toket yang kiri dan kanan, lalu ia cengkrami dengan keras

    ”Auuwwww…..Aahhhhh….auuuwww…ammpunnnn..ammpuuniii saya!!

    Tolooonnnggg..Isahhhhh…tooloonnng mimiiiiik!!” Puting toket Kokom mulai mengeras, karena ditampari beberapa kali sehingga memerah. Dengan kasar sekali Koh Ameng, melucuti jeans Kokom sehingga tubuh Kokom sekarang ini hanya ditutupi oleh selembar celana dalam.

    “Kom, bukankah kau tadi bilang tak akan melayaniku? Kenapa sekarang jemariku bisa meraba kedalam kemaluanmu, haaa???!!!” Koh Ameng menyibakkan celana dalam Kokom dari bawah, dan menusuk-nusukkan jarinya dengan kasar!!!

    “Aaaaaaaauw…auwwww.auuuwwwww…ampuuuunnnn…ampuunnnn!

    Ampunnnn…Kohhhh! Jangan diteruskannnnn!!!Kokom minta maafff!!!”

    Koh Ameng memberi kode kepada Bram, dan Bram mendorong tubuh Kokom dengan kasar hingga jatuh kesofa, dengan cepat ia mengikat tangan dan kaki kanan Kokom ke teralis jendela di atas sofa dan tangan kiri dan kaki kanannya ke kaki sofa dibantu oleh Koh Ameng.

    Sekarang posisi Kokom terlihat berbaring diatas sofa dengan kaki dan tangan yang terikat diantara teralis dan kaki sofa sehingga bagian bawah tubuhnya terbuka.

    “Kohhh, jannggaannnn..mmh.h..hhhmmm” perkataan Kokom terpotong ketika bibirnya dihisap-hisap oleh Koh Ameng. Dengan kasar dan bagaikan seekor anjing, Koh Ameng menciumi, mengendus, dan menjilati seluruh tubuh Kokom.

    Lalu ia menggigit puting Kokom, Kokom yang mencoba berontak terkena tamparan dari Bram. Tamparan itu membuatnya pening dan lemas karena shock. “Bram, sepertinya ia sudah tak melawan lagi. Kau tunggu di pintu saja, aku mau buka baju dahulu!” Koh Ameng berdiri dan bicara tanpa melihat Bram, matanya hanya nanar memandangi tubuh polos Kokom yang terbaring di atas sofa.

    Ketika Bram telah keluar, dengan cepat Koh Ameng melucuti bajunya sendiri dan ia mengesek-gesekkan tubuhnya di atas tubuh Kokom memelukkan tubuhnya dengan erat seakan hendak bersatu. Kokom yang dalam keadaan shock antara sadar dan tak merasakan beratnya tubuh gemuk yang berada diatasnya menimpa tubuhnya yang kecil.

    Crettttt…Kokom merasakan cairan hangat menyemprot dari kelamin Koh Ameng dan membasahi pahanya..“Aaaahhhh, siallll. Kenapa mesti keluar sekarang!! Bangsadddd..!!!”.

    Koh Ameng berdiri dan menghampiri dispenser, ia lalu minum segelas air dan menghampiri Kokom kembali. Ia memainkan toket Kokom dengan kasar, mulai terlihat jejak-jejak bekas kekasaran Koh Ameng ditubuh Kokom yang meninggalkan bilur-bilur membiru.

    Kontol Koh Ameng kembali mengacung tegak, setelah ½ jam berlalu semenjak Koh Ameng merasakan ejakulasi pertamanya. Ia mengambil posisi berlutut diantara selangkangan Kokom, memegang penisnya lalu mengarahkan tepat kearah selangkangan dan kembali memaki Kokom “ Sekarang kau rasakan yah!

    Tadi kau bilang tak mau melayani aku, sekarang penisku bisa berada didalam memekmu!! Apa yang mau kaukatakan, Haaa??!!!” “Aaaauwwww….aaaaaauwww….yaaaaaaahhh…huuuu..huuuu!” Kokom menangis tersedu-sedu dan tubuhnya terguncang-guncang digoyang oleh tubuh gemuk si lelaki tua sialan itu.

    “Hahahaha, kenapa jawabanmu auw..auw dan yaa? Apakah iya maksudnya? Apakah enak? Ini kutambahkan lagi dan kupercepat!!” Koh Ameng semakin kasar dan semakin cepat menggoyangkan pinggulnya.

    Walaupun memek Kokom dalam keadaan kering, ia tak memperdulikannya.

    “Ooohhh..oohhhh Kokom nikmat sekali tubuhmu, biar kuceraikan saja si Nyonya dan kunikahi engkau atau…atauuu…kujadikan saja engkau sebagai istri simpanankuuuuuhhkk…maukkaaaahhh kauuu??” Koh Ameng mulai menceracau tak karuan menikmati saat-saat menjelang ejakulasinya.

    “Oooohhhh…Kokommm, sekarang kita bersattuuuu..mmmh..mmhhh” Koh Ameng membuka mulutnya lebar-lebar dan menjejalkan toket Kokom yang liat itu kemudian digigitnya toket Kokom dengan keras.

    “ Auuuuuuuuuuuuuuuuuwwwwwww!!!!!Auwwwwwwwww” Melihat raut wajah dan Kokom setengah berteriak kesakitan dalam keadaan tersumpal mulutnya, Koh Ameng bertambah cepat lagi menggoyangkan pinggulnya, dan ia menumpahkan air maninya didalam memek Kokom.

    “Huuuu…huuu!” Kokom menangis sejadi-jadinya. Koh Ameng tersenyum puas hingga penisnya mengecil dan keluar dari memek Kokom, “Kokom, ambil saja uang yang saya berikan tadi. Uang dari Yunus kau tagih saja, dan itu akan menjadi bagianmu.

    Ingat peristiwa hari ini, jangan kaubeberkan kepada siapapun. Uangku banyak percuma kaulaporkan kepada polisi, mereka dapat kusuap dengan mudah. Dan bila tetap kaulaporkan, aku pasti akan bebas dengan mudah. Bila kaulaporkan, aku tak akan dendam. Tetapi aku tak dapat menjamin keselamatan anak perempuanmu nantinya.

    Oke, semua kembali kepadamu.” Ia melepaskan sumpalan kain di mulut Kokom, dan ikatan ditubuhnya. Kokom meringkukkan badannya, dan menangis tersedu-sedu ia merasa amat kotor dan jijik dengan keadaannya sendiri.

    Namun, apa daya apa yang dapat ia lakukan melawan orang kaya ini? Sungguh, dunia nyata amat kejam tak seperti di sinetron dimana yang baik akan menang pada akhirnya. Ia merapihkan bajunya, dan menepiskan tangan Koh Ameng yang hendak membantunya mengenakan pakaian.

    Koh Ameng membisikkan sesuatu kepada Koh Ameng, dan Kokom mengacuhkannya. Tetetapi pada akhirnya ia mengangguk.

    Kokom melangkah cepat memasuki mobil Koh Ameng, dibantu oleh Bram. Isah kemudian dijemput oleh Bram masuk kedalam mobil Koh Ameng. Bram mengatakan kepada para kuli bahwa Koh Ameng hendak membayar tagihan kepada Kokom, dan saudara Kokom sekarang dalam keadaan sakit dikampung lalu Kokom harus pulang sekarang.

    Padahal kenyataannya Kokom diungsikan ke hotel beberapa hari, karena sekujur tubuhnya yang penuh luka tentu dapat menimbulkan kecurigaan antara para kuli.

    Kokom menginap di hotel selama sebulan, selama 2 minggu terakhir ia terpaksa melayani nafsu bejat Koh Ameng hingga ia hamil dan melahirkan anak bagi Koh Ameng yang belum dikarunia keturunan dari istrinya.

    Lima belas tahun kemudian, Kokom telah menjadi Nyonya Besar. Ia menggantikan istri asli Koh Ameng, dan mewarisi seluruh kekayaan dari Koh Ameng ketika Koh Ameng dan istrinya meninggal karena kecelakaan. Sungguh, takdir adalah misteri.

    Kokom tak pernah menyangka bahwa perkosaan kepada dirinya terbalaskan dengan manis akhirnya. Kokom sendiri mengganti namanya dengan Yeni. Isah, anak Kokom dari pernikahannya yang terdahulu kini berumur 26 tahun mengganti namanya menjadi Cherry dan telah menjadi komisaris dalam anak perusahaan. James, buah hati yang lahir kecelakaan karena perbuatan Koh Ameng sedang sekolah di Australia menuntut ilmu untuk menggantikan posisi ayahnya….

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Bermain di Panti Pijat

    Cerita Sex Bermain di Panti Pijat


    991 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Bermain di Panti PijatCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Sudah menjadi tabiat ku, kalau aku tinggal sendirian, pintu depan akan ku mangga dari luar, seolah-olah rumah ini kosong aje. Aku akan keluar masuk ikut pintu dapur. Lampu dalam rumah juga aku padamkan kecuali lampu veranda.

    Lebih kurang jam 5 petang aku makan nasi sejuk. Awal aku makan kerana takut nasi dan gulai basi. Aku paling malas nak perangatkan lauk-pauk. Almaklumlah usia ku ketika itu baru meningkat 15 tahun.

    Nak menonton tv aku rasa boring. Dalam pada itu aku teringatkan bilik kecil di atas loting. Abah buat bilik itu untuk menyimpan perkakas kenduri seperti periuk besar, talam dan sebagainya. Baru minggu lepas abah bersihkan bilik itu.

    Aku naik ke bilik itu. Di situ ada sebiji bantal dan sehelai tikar mengkuang. Di situ juga terdapat majalah komedi ala Gila-Gila. Sambil berbaring aku baca ceritanya. Lama-kelamaan aku mengantuk lalu tertidur.

    Tiba-tiba aku dikejutkan oleh bunyi kereta. Kedengaran bertalu-talu pintu kereta dibuka dan ditutup. Rupa-rupanya jiran sebelah dinding, Bang Hasan dah balik membawa bersama isterinya, Kak Andrik. Riuh rendah mereka di sebelah.

    Bang Hasan begitu yakin rumah ku ini kosong, tak ada orang. Dia membuka pintu lalu masuk dan memasang lampu. Sibuklah bunyinya mereka berekamas itu dan ini. Tak lama kemudian rumah sebelah senyap. Tetapi bunyi tv masih kedengaran di ruang tamu. erdasarkan rancangan yang disiarkan itu, iaitu Dunia Jam 10, ternyata begitu lama aku tertidur di atas loteng ini.

    Perlahan-lahan aku merangkak menuju ke satu lubang yang bercahaya setentang dengan bilik Bang Hasan. Ianya tidak jauh dari tempat aku berbaring.

    Aku berjaya sampai di situ. Aku mula mengintai-intai. Lubangnya ialah lubang bekas paku lima atau enam inci, mungkin sebesar jari kelengkeng aje. Dari situ aku nampak keseluruhan bilik tidur Bang Hasan. Rupa-rupanya mereka sedang berdiri berhadap-hadapan.

    Waktu itu Bang Hasan sedang menanggal pakaian isterinya, Kak Andrik. Mula-mula baju kurung. Jadi terdedahlah buah dada Kak Andrik yang masih bercoli itu. Baju kurung tadi dikesampingkannya. Kak Andrik sendiri pula yang membuka cangkuk colinya. Lalu diletakkannya di atas katil. Buah dada Kak Andrik tidaklah besar. Kalau dengan buah epal tu, besar lagi buah dada Kak Andrik. Putingnya berwarna coklat gelap tetapi payu daranya agak cerah.

    Dengan kedua-dua belah tangannya, Bang Hasan meraba-raba dan meramas-ramas buah dada isterinya yang nampak pejal dan anjal aje itu. Sesiapa juga yang terpandang pasti teringin benar nak menjamah dan meramas-ramasnya.

    Manakala tangan Kak Andrik memaut erat bahu Bang Hasan. Ternyata Kak Andrik sedang menikmati rasa sedap apabila Bang Hasan berbuat begitu. Sambil meramas-ramas buah dada itu, Bang Hasan mengisap atau menyonyot tetek Kak Andrik.

    Kepala Kak Andrik berputar-putar menahan rasa nikmatnya. Nafasnya mula keluar masuk deras. Pada sesuatu ketika tertentu dia menarik nafas panjang, kesan daripada dia menahan nafas kerana menahan rasa nikmat teteknya dinyonyot.

    Kemudian kain dan seluar dalam Kak Andrik pula ditanggalkan. Itulah pertama kalinya ku dapat sekujur tubuh Kak Andrik dalam keadaan bertelanjang bulat. Kak Andrik memang lah perempuan yang dikira cantik jugak. Memandang tubuh bogel Kak Andrik membuatkan aku rasa inginkan sesuatu kenimatan dari tubuh itu. Sungguh istimewa rezeki mata ku hari ini.

    Aku lihat Bang Hasan mula beralih tempat. Dia berdiri di belakang Kak Andrik. Tangan Kak Andrik bermain dengan teteknya sendiri. Manakala tangan Bang Hasan meraba-raba bulu puki Kak Andrik. Bulu puki Kak Andrik halus dan tidak lebat. Tetapi tundun pukinya nampak cukup tembam. Oleh kerana bulunya tidak lebat maka alur puki Kak Andrik dapat juga ku lihat.

    Bertalu-talu jari jemari Bang Hasan mengusap alur puki Kak Andrik. Sementara mulutnya pula menyelusuri tengkuk dan bahagian belakang cuping telinga Kak Andrik. Pada waktu itu Kak Andrik mengerang dan merengek kesedapan.

    “Erh erh erh erh errrhhh errrrhhhh,” demikianlah suara Kak Andrik apabila tengkuk dan bahagian belakang cuping telinganya dicium dan dijilat oleh Bang Hasan. Kini tangan Bang Hasan naik ke atas, iaitu bermain dengan buah dada Kak Andrik. Kak Andrik terus-terusan mengerang begitu hinggakan aku di sebelah boleh mendengarnya.

    Sedar-sedar konek aku sudah keras. Manakan tidaknya. Kak Andriklah diantara perempuan yang memang kerap menarik perhatian ku. Entah berapa pulah kali tubuh Kak Andrik telah ku jadikan modal melancap. Otak seks aku telah melakunkan Kak Andrik dengan berbagai watak lucah.

    Namun kini aku sendiri dapat saksikan adingan seks Kak Andrik secara life dan percuma pulak tu. Adingan yang cukup nyata akan dapat ku nikmati di hadapan mata kepala ku sendiri. Nafas ku terasa sesak. Ku raba pelir ku. Aku dapati ianya keras dan kepalanya ada lendir yang keluar.

    Perlahan lahan ku usap batang pelir ku itu Aku bertekad tak akan melepaskan peluang yang sedia ada. Adingan persetubuhan Kak Andrik pasti akan ku lancapkan sepuas puas yang mahu. Aku pun dah seminggu tak melancap jadi memanglah pelir aku asyik nak keras aje. Sambil mata ku mengintai, pelir ku pula yang keras dan terasa sedap.

    Aku terus tekun menumpukan intaian ke bawah. Kak Andrik sudah sedia berbaring menelentang dengan mengorak kangkang yang agak luas. Baringannya betul betul pada kedudukan mata aku dapat melihat di bahagian bawah kangkangnya. Dan apabila Bang Hasan melapikkan sebiji bantal di bawah bontot Kak Andrik, tundun puki Kak Andrik nampak cukup jelas tertonjol.

    Jari telunjuk Bang Hasan tergosok gosok pada bibir dan kelentit puki Kak Andrik. Beberapa ketika kemudian dua batang jari Bang Hasan terus dibenamkan ke dalam lubang puki Kak Andrik. Sambil itu jari Bang Hasan dengan agak ganasnya mula mengorek gorek di situ.

    Setelah dibuai kesedapan, kini Kak Andrik nampak agak tidak selesa dengan kekasaran Bang Hasan itu. Berkerek gigi Kak Andrik dihurung kepedihan. Tangan Kak Andrik cuba menghala ke arah pukinya tetapi telah dihalang oleh Bang Hasan.

    “Tak mau cam ni bang… sakit.”…… Amat jelas dapat ku dengar keluhan dan rayuan dari Kak Andrik. Namun Bang Hasan hanya menjawab dengan agak kasar, “ahhhh…..”. Bang Hasan aku dapat rasakan kegeramannya yang amat sangat pada puki tembam Kak Andrik itu. Berkerut muka Kak Andrik apabila dua batang jari suaminya itu terus bergaru di dalam lubang puki yang sensitif itu.

    Setelah puas hatinya barulah Bang Hasan mencabut keluar jarinya itu. Aku dapat lihat bahawa pelir Bang Hasan sudah cukup keras terpacak dengan gagahnya. Aku dapat mengagak sememangnya pelir Bang Hasan jauh lebih besar dan lebih panjang daripada pelir aku sendiri. Bang Hasan merangkak ke celah kangkang Kak Andrik lalu melutut di situ.

    Tangan kirinya masih memegang batang pelirnya sendiri. Bang Hasan mengangkat lutut Kak Andrik ke udara dan dilipatkannya hala ke perutnya. Posisi tubuh Kak Andrik nampak cukup bersedia untuk membahagiakan pelir lelaki. Sehinggakan pelir aku sendiri pun terasa amat berkeinginan untuk berkubang dalam lubang puki Kak Andrik itu.

    Bang Hasan membasahi pelirnya dengan air liur sendiri. Berkilat kilat pelir Bang Hasan sesudah berlumuran air liur. Dengan bantuan tangan kirinya, Bang Hasan menyelitkan kepala pelirnya di celah alur puki Kak Andrik. Dengan kangkangan kaki yang dah terlipat hingga ke paras perut maka bibir puki Kak Andrik dengan tersendirinya juga sudah terselak luas.

    Cukup mudah Bang Hasan menyorong masuk batang pelirnya. Dengan sekali hentak saja seluruh kejantanan pelir Bang Hasan bercerop masuk ke dalam lubang puki isterinya. Bergegar sekujur tubuh Kak Andrik kerana terkejut dengan kekasaran Bang Hasan itu. Ku lihat Kak Andrik getapkan bibirnya. Urat kakinya nampak kejang sambil kakinya tertonjol tonjol ke atas. Dari reaksi yang Kak Andrik pamirkan, ternyata pukinya masih belum bersedia untuk menyambut pelir yang diterjah masuk secara ganas itu.

    Ku lihat Kak Andrik menggerakkan punggungnya. Mungkin cuba mencari posisi yang lebih sesuai untuk kurangkan kesakitan dan ketidak selesaan. Bang Hasan juga sama membetulkan posisinya. Dia lalu meniarapi Kak Andrik.

    Namun begitu, sikunya dijadikan tongkat untuk membolehkan dia menatap wajah isterinya yang ayu itu. Jadi sambil menghenjut dapatlah mulutnya menyerang pada mana saja bahagian muka Kak Andrik yang digerami.

    Pada waktu yang sama aku nampak punggung Bang Hasan mula turun naik. Lubang puki Kak Andrik yang sempit itu cukup rancak dikerjakan oleh batang pelir Bang Hasan. Sesaat ku lihat seluruh kepanjangan pelir Bang Hasan terbenam masuk ke dalam lubang puki Kak Andrik. Sesaat lagi pula ku lihat pelir itu terbit semula keluar hingga ke paras takuknya. Begitulah kerancakkan irama keluar masuk yang bersileh ganti pada setiap saat.

    “Erh erh erh errhhh errrhhhh ! Sedap puki Andrik…. Sempitnya… Bertuah abang…. dapat puki Andrik”. Sambil menghenjut puki Kak Andrik, begitulah bunyi kata kata geram yang sering pancul dari mulut Bang Hasan. Kak Andrik pula ku lihat cukup terangsang dengan pujian seksual yang sebegitu rupa. Ia benar benar membuat Kak Andrik cair. Corak penadahan kangkangnya juga nampak lebih bersemangat.

    Lama kelamaan Kak Andrik pun sama terasa sedap. Ianya kesan daripada lubang pukinya dijolok ‘go head go sturn’ dek batang pelir Bang Hasan. Semakin dijolok, sudah pasti biji kelentitnya bertambah membesar dan kembang.

    Dan bila kelentit dah semakin panjang maka semakin banyaklah cetusan air nikmat yang mengalir keluar membasahi lubang pukinya. Kenyaringan bunyi celup celap yang terbit dari lubang puki Kak Andrik menjadi bukti betapa basahnya di situ. Bila lubang puki Kak Andrik semakin basah, semakin gilalah kenikmatan yang dirasai oleh batang pelir Bang Hasan.

    Kesenambungan tindak balas dia antara mereka berdua jelas mempamirkan kenikmatan bersama. “Sedapnya Bang. Sedapnya sedapnya sedapnya,” Berulangkali Kak Andrik melafazkan bahawa dia sedang mengalami rasa kelazatan. Tiba-tiba dia meminta Bang Hasan menghejut kuat,” Henjut kuat bang. Henjut kuat, henjut laju bang. Andrik dah tak tahan ni.” Badannya meronta-ronta. Tangannya mengelewar dan meronta-ronta tak tentu hala. Otot-ototnya menjadi pejal.

    Serentak dengan itu Bang Hasan pun menghenjut kuat dan laju. Tak sampai pun beberapa henjutan, Kak Andrik pun menjerit kuat, “Aaaaaaaaaak”. Bang Halim juga ikut terjerit. Punggungnya ditekan rapat ke puki Kak Andrik. Kemudian perlahan-lahan dia bangun lalu melutut.

    Batang pelirnya ikut sama tercabut. Kulihat pelirnya melendut sedikit. Cecair likat berwarna keputihan menyaluti pelir Bang Hasan. Bang Hasan tersenyum puas. Dia pun mencapai kain pelikat dan bergerak keluar bilek.

    Sejurus kemudian kedengaran bunyi TV yang telah dipasangnya. Sedang Bang Hasan rilek menonton TV, Kak Andrik tinggal keseorangan di atas katil. Matanya terpejam diambang kelenaan. Kedua belah tangannya terangkat ke atas dan dengan itu kehalusan bulu ketiaknya dapat ku lihat dengan cukup nyata.

    Aku beraleh tumpuan ke arah celah kangkang Kak Andrik. Punggung Kak Andrik masih lagi beralaskan bantal. Dengan itu bahagian puki Kak Andrik cukup ketara terangkat ke atas. Kedua belah kaki Kak Andrik masih mengangkang luas seolah olah masih lagi bersetubuh.

    Alur puki Kak Andrik membengkak kemerahan. Kesan air mani Bang Hasan berselepar dengan banyaknya di persekitaran bibir puki Kak Andrik. Aku pun mula menghayun kemuncak lancapan. Tak berapa lama kemudian, air maniku pun terpancut.

    Oh! Sedap sungguh terasa apabila air itu terpancut. Kemudian, perlahan-lahan aku turun ke bawah. Mujur lampu veranda udah aku pasang siang tadi. Jadi teranglah bilikku kerana cahaya lampu veranda masuk ikut cermin tingkap. Aku berbaring. Tak lama kemudian aku tertidur.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Melayani Nafsu Bejat Ketiga Ipar Ku Sendiri

    Cerita Sex Melayani Nafsu Bejat Ketiga Ipar Ku Sendiri


    989 views

    Perawanku – Cerita Sex Melayani Nafsu Bejat Ketiga Ipar Ku Sendiri, Sejak Bapak meninggal tujuh tahun lalu dan Ibu meninggal enam tahun yang lalu, aku tinggal bersama kakak sulungku, Mbak Mira. Rumah orang tuaku di Madiun terpaksa dijual. Uangnya kami bagi bertiga, Mbak Mira, Mbak Mona, dan aku, Mila.

    Rumah waris itu hanya laku Rp. 6,5 juta. Waktu itu aku masih duduk dibangku kelas tiga SMA. Masing-masing kebagian Rp. 2 juta, sisa Rp.500 ribu dimasukkan ke bank untuk memperbaiki makam kedua orang tua dan biaya keselamatan.

    Ketika menerima uang waris Rp. 2 juta, aku sengaja menyimpan Rp. 1 juta sebagai deposito ke sebuah bank, sedangkan sisanya kubelikan sebuah TV. Sebab aku ingin punya TV sendiri dikamar tidurku.

    Begitu lulus, aku pergi berduaan ke Sarangan bersama Anton, pacarku yang sekelas denganku. Ditempat rekreasi yang sejuk itulah aku memadu kasih dengan Anton. Entah bagaimana mulanya, setelah aku dicium dan diremas-remas payudaraku, aku seperti terhipnotis dan terbuai dengan segala rayuannya, sehingga aku menuruti saja ketika Anton mengajakku memasuki kamar hotel di Sarangan, aku tidak menolaknya.

    Bahkan ketika di dalam kamar tidur, Anton mulai kembali dengan cumbuannya dan remasan-remasan hangatnya yang benar-benar membuatku tak berdaya dan diam saja saat Anton mulai melepas satu demi satu seluruh pakaian yang menempel ditubuhku, aku hanya bisa merasakan desah nafasku yang semakin tidak beraturan dan seluruh tubuhku benar-benar di luar kendaliku.

    Saat tangan Anton semakin bergerak leluasa ke bagian-bagian sensitif tubuhku, aku semakin pasrah dan menikmati seluruh kecupan hangat,remasan-remasan yang luar biasa nikmatnya, hingga akhirnya seluruh pertahananku jebol setelah penis Anton dengan cepatnya masuk dan merenggut keperawananku dengan sekali hentakan saja.

    Namun semuanya tak kupikirkan terlalu lama karena aku benar-benar sangat menikmatinya saat penis Anton mulai bergerak maju-mundur, turun-naik, sehingga membuat liang vaginaku mengeluarkan cairan kenikmatan yang terasa hangat saat tubuhku terhempas ke ranjang karena puncak orgasme yang kurasakan saat itu. Lemas, mataku berat, dan akhirnya aku tertidur di dalam pelukan dada Anton kekasihku itu.

    Noktah merah yang seharusnya kupersembahkan buat suamiku, akhirnya keberikan lebih awal kepada Anton, pacarku sekaligus calon suamiku kelak. Aku ingat persis Anton kembali melakukan persetubuhan denganku hingga lebih dari tiga kali pada hari itu, aku benar-benar dibuat takluk dengan keperkasaan seksualnya.

    “Tak udah memikirkan keperawanan. Jaman sudah maju, manusia tidak membutuhkan keperawanan, melainkan kesetiaan”, kata Anton setelah berhasil mengambil keperawananku. Aku juga masih ingat persis ketika Anton memberiku uang Rp.10 ribu.

    “Ini untuk beli jamu”, katanya singkat. Hampir saja aku melempar uang itu ke wajahnya. Tetapi Anton keburu mencium pipiku, keningku dan tengkukku sehingga aku tidak bisa marah atas sikapnya tadi.

    Benar dugaanku. Setelah peristiwa itu Anton tidak muncul-muncul. Hampir dua minggu aku menunggu, tak kelihatan juga batang hidungnya. Akhirnya aku memaksakan untuk datang ke rumahnya di jalan Borobudur. Betapa terkejutnya aku, ketika ibunya bilang Anton sudah berangkat ke Jakarta, untuk mengadu nasib di sana. Niat hati ingin menyampaikan masalah ini kepada ibunya bahwa aku dan Anton telah berbuat hal layaknya suami istri. Tetapi mulutku tidak bisa bersuara. Aku hanya menahan nafas dan mengehembuskannya dalam-dalam.

    Saat paling membuatku berdebar-debar adalah saat aku tidak mengalami menstruasi. Aku kalut, Beberapa macam pil yang disebut orang-orang bisa untuk menggugurkan kandungan, kuminum. Tetapi, aku tetap terlambat datang bulan. Aku makin kalut. Apalagi aku harus hengkang dari rumah, karena rumah kami sudah laku dijual. Aku harus ke Surabaya, tidak ada jalan lain.

    Bulan kedua aku lewati dengan mengurung diri di kamar di ruman Mbak Mira, kakak sulungku. Di rumah ini tinggal juga suaminya, Mas Sancaka, dan anak tunggalnya Sarma, yang masih balita. Selain itu pula ada pula Mas Sudrajat, adik Mas Sancaka, yang hingga kini masih hidup membujang.

    Sebulan dirumah Mbak Mira, aku sudah tidak bisa menyembunyikan diri lagi. Ketika Mbak Mira tidur aku mengutarakan permasalahanku ini kepada Mas Sancaka, dan berharap dia bisa memeberikan jalan keluar terbaik bagi diriku.

    “Besok kamu ikut aku. Kita harus menggugurkan anak haram itu”, kata Mas Sancaka, “Dan Mbak Mira tidak perlu tahu musibah ini”, tambahnya. “Kamu masih punya uang simpanan?”, katanya.
    “Satu juta”, jawabku singkat.
    “Besok pagi kita ambil, kekurangan uangnya biar aku yang tanggung”, kata Mas Sancaka.

    Keesokan pagi harinya aku dibawa ke dokter yang ada dikawasan lokalisasi di Surabaya. Di tempat yang tidak terlalu luas itu, kandunganku digugurkan. “Biayanya Rp. 1,6 juta, itu belum termasuk biaya kamar, biaya perawatan, dan obat-obatan. Siapkan saja uang sekitar Rp. 2 juta”, kata dokter yang merawatku kepada Mas Sancaka.

    Aku memandangi Mas Sancaka untuk meminta reaksi atas ucapannya tadi malam. “Ya, Dok. Ini kami membawa uang Rp. 1 juta, nanti saya akan ambil uang di ATM untuk melengkapi seluruh biayanya”, kata Mas Sancaka kepada dokter yang akan menggugurkan kandunganku, sembari melirikku. Lega rasanya aku dibantu kakak iparku. Dibenakku aku punya harapan untuk kuliah kembali, agar jadi ‘orang’.

    Uang Rp. 1 juta kuserahkan, dan dalam waktu sepuluh menit aku sudah tidak sadarkan diri. Ketika aku bangun, aku telah berada di ruangan yang sama sekali tidak aku kenal. Ada seorang perawat disini. “Jangan banyak bergerak dahulu ya jeng”, kata perawat itu yang kira-kira berusia 40 tahun. dia kemudian menyeka keringatku dan meneyelimuti tubuhku dengan baju putih.

    Cerita Sex Melayani Nafsu Bejat Ketiga Ipar Ku Sendiri

    Cerita Sex Melayani Nafsu Bejat Ketiga Ipar Ku Sendiri

    Tak lama kemudian Mas Sancaka datang dan membawa buah-buahan untukku. Aku tersenyum kepadanya. Diapun membalas senyumku. Diusapnya rambutku, dan diciumnya keningku.

    “Sus, meski kami menggugurkan kandungannya, tetapi kami ingin tetap menikah. Kami hanya merasa belum siap saja. Saya ingin Mila menjadi istri kedua”, kata Mas Sancaka kepada perawat itu, tanpa meminta persetujuanku kalau aku pura-pura jadi WIL-nya.

    Sehari kemudian aku pulang. Tetapi aku tidak diijinkan untuk pulang ke rumah Mbak Mira oleh Mas Sancaka, Aku justru dibawanya kesebuah hotel. “Kenapa disini, Mas?” tanyaku.

    “Kamu masih kelihatan pucat. Jangan pulang dulu, kamu tidur disini sekitar 3 sampai 4 hari dulu, nanti baru pulang. Lagian Mas Sancaka sudah bilang ke Mbak Mira, bahwa kamu balik sementara ke Bandung untuk keperluan menjenguk saudara”, katanya. Aku mengikuti saja sarannya tersebut.

    Hari-hari pertama Mas Sancaka bersikap sopan kepadaku, Dia tampak mengasihiku. Tetapi, pada hari kedua, Mas Sancaka mulai berubah, setelah berbaringan di sebelah tubuhku, Mas Sancaka secara mengejutkan memintaku untuk memegang ‘senjatanya’.

    “Aku nggak kuat, Mila. Tolong kamu pegang-pegang penisku sampai ‘keluar’, agar kepalaku tidak pusing. Mbakyumu sedang mestruasi. Jadi aku tidak melakukan hubungan badan selama dua hari ini, biasanya kami melakukannya setiap hari”, begitu kata Mas Sancaka beralasan kepadaku.

    Ingin rasanya aku menolak, tetapi bagaimana lagi? Mas Sancaka telah begitu berbaik hati kepadaku. Kupikir tidak ada salahnya aku melakukannya sekali ini untuk membalas kebaikan-kebaikan Mas Sancaku kepadaku selama ini, khususnya saat-saat seperti ini. Dengan malu-malu aku melakukan apa yang dimintanya,

    Kulihat penis Mas Sancaka masih tertidur, panjangnya lumayanlah, aku mulai mengusap-usap batang penis Mas Sancaka secara lembut. Sedikit demi sedikit aku mulai melihat reaksinya, Penis Mas Sancaka sedikit demi sedikit mulai mengembang dan membesar, tanganku merasakan penisnya yang bergerak-gerak hingga akhirnya tidak bisa bergerak lagi, karena seluruh batang penisnya telah tegang dengan sangat kerasnya.

    Mas Sancaka kulihat memejamkan matanya menikmati permainan ini, aku semakin berani untuk memain-mainkan penisnya, kuusap, kugosok-gosok dengan jariku dan terakhir aku mulai mengocok-ngocok penis Mas Sancaka secara turun naik, kulihat tubuh Mas Sancaka kadang-kadang menggeliat merasakan kenikamatan ini, sampai akhirnya tiba-tiba tubuh Mas Sancaka tiba-tiba mengejang, penisnya terasa panas sekali, kulihat kepala penisnya kini berubah warnanya menjadi sangat merah sekali dan berdenyut-denyut.

    Tiba-tiba Mas Sancaka memejamkan matanya sangat erat, bibirnya seperti menggigit menahan sesuatu yang amat luar biasa, tidak lebih dalam hitungan dua detik, tiba-tiba aku melihat cairan kental menyemprot deras keluar dari batang penisnya Mas Sancaka, cairan spermanya muncrat banyak sekali seiring dengan itu tubuhnya berkelejat-kelejat sampai pada akhirnya spermanya habis,

    Tubuhnya jatuh lunglai dan kulihat wajah Mas Sancaka tersenyum puas. Perlahan-lahan aku membersihkan tubuh Mas Sancaka yang belepotan spermanya, kubersihkan dengan perlahan-lahan sambil memijat-mijat tubuh Mas Sancaka, hingga akhirnya Mas Sancaka tertidur di ranjangku.

    Di hari kedua aku benar-benar tidak mampu menolak permintaannya, saat aku sedang mandi tiba-tiba pintu kamar mandiku diketok oleh Mas Sancaka, ketika kubukakan, tiba-tiba Mas Sancaka menerkamku dengan buasnya. “Kalau kamu tidak melayaniku, maka kasus pengguguran ini akan kuberitahukan kepada Mbak Mira”, ancamnya.

    Maka, aku tidak mampu menolak keinginannya ini, Semalaman itu aku harus melayani Mas Sancaka ronde demi ronde. Sejak saat itu aku semakin tidak punya keberanian untuk menolak keinginan Mas Sancaka untuk mencicipi kehangatan tubuhku yang masih sintal, dan rapatnya liang vaginaku, karena aku memang belum pernah melahirkan.

    Perbuatannya ini tidak hanya dilakukan di hotel saja, tetapi sudah mulai berani dilakukan di rumah Mbak Mira, Hampir Setiap tengah malam menjelang pukul 3 pagi, Mas Sancaka selalu mengendap-endap menuju kamarku dan mengetuk kamar tidurku untuk meminta jatahnya, karena aku takut suatu waktu akan ketahuan akibat Mas Sancaka mengetuk pintuku maka aku setiap tidur tidak pernah mengunci kamar tidurku.

    Yang membuatku semakin tertekan adalah tiba-tiba pada suatu hari tubuhku serasa terindih sesuatu, ketika aku membuka mataku alangkah kagetnya aku, karena yang menindih tubuhku adalah Mas Sudrajat, adik Mas Sancaka, aku ingin berteriak, tetapi Mas Sudrajat menutup mulutku sambil mengancamku. “Awas, kamu tidak perlu berteriak, Jika tidak saya akan melaporkan perselingkuhan kamu dengan Mas Sancaka kepada Mbak Mira. Aku telah mengetahui kejadian ini sejak minggu lalu, lalu apa salahnya jika kamu melakukannya kepadaku juga”, ancamnya.

    Sejak saat itu aku menilai Mas Sudrajat sama bejatnya dengan Mas Sancaka. Hingga mulai saat itu hampir setiap hari aku melayani dua pria. Antara pukul 12 malam sampai denga pukul 1.30 pagi aku melayani Mas Sudrajat, dan Antara pukul 3 pagi sampai dengan pukup 4 pagi aku harus kembali bergumul dengan Mas Sancaka. Tubuhku benar-benar sebagai pelampiasan nafsu kedua saudara-saudara iparku.

    Bahkan menurutku Mas Sudrajat adalah orang paling bejat didunia ini, ia bahkan menceritakan perselingkuhan kami kepada Mas Suwono yang tinggal di jakarta. Ketika suatu saat Mas Suwono menginap di rumah Mbak Mira berkaitan dengan tugas kantornya. Dia tidak tidak sungkan-sungkan masuk kekamar tidurku malam hari bersama dengan Mas Sudrajat untuk kembali merasakan kehangatan tubuhku.

    malah pernah suatu kali ketiganya tiba-tiba berkumpul di kamarku dan benar-benar menguras seluruh tenagaku, hingga aku pernah pingsan menahan kenikmatan yang datang bertubi-tubi tanpa hentinya dari ketiga saudara iparku yang menggilir aku secara bergantian. Hingga akhirnya puncak dari seluruh kenikmatan tersebut adalah kelelahan yang luar biasa, aku knock out alias KO!

    Lebih celaka lagi ketika suatu saat Mbak Mira pada siang hari datang ke kamarku dan menemukan celana dalam suaminya ada di kamarku. Aku sangat yakin Mbak Mira mengetahui kalu suaminya sering masuk ke kamarku. Mbak Mira hanya diam saja. Dia hanya melemparkan celana dalam suaminya itu kewajahku.

    Dan, sejak itulah Mbak Mira jarang mengajakku bicara. Ketika kuceritakan kejadian ini kepada Mas Sancaka, Diluar dugaan di berkata, “Mila, Mbak Mira sudah tidak kuat lagi melayani nafsuku, pernah kusampaikan aku punya pacar seorang janda muda, dia diam-diam saja”, kata Mas Sancaka.

    Aku tercenung. Napasku terasa berhenti di tenggorokan. Kasihan Mbak Mira. Tetapi siapa yang menaruh rasa belas kasihan kepadaku? Aku telah melayani nafsu biadab ketiga saudara iparku. Ingin rasanya aku lari minggat dari rumah Mbak Mira, Tetapi kemana aku harus menetap? aku tidak ingin menjadi seorang Wanita Tuna Susila, dan aku sudah tidak memiliki uang pula untuk menyambung hidup jika aku minggat.

    Sampai akhirnya sedikit demi sedikit keberanianku benar-benar hilang sama-sekali, dan hingga sampai ini aku masih harus tetap melayani nafsu binatang ketiga lelaki iparku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • PELUMAS SEX YANG MEMBUAT MEMEKNYA TERASA NIKMAT

    PELUMAS SEX YANG MEMBUAT MEMEKNYA TERASA NIKMAT


    988 views

    Cerita Sex ini berjudulPELUMAS SEX YANG MEMBUAT MEMEKNYA TERASA NIKMATCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Aku adalah seorang isteri dari seorang karyawan swasta. Aku punya anak dua. Yang kedua kelas satu. Aku sering nungguin anakku yang kedua di sekolahnya, terutama waktu olah raga. Guru olah raga anakku bernama Pak Jono. Ia suka sekali bercanda dan berhumor.

    Tubuhnya tinggi, kurang lebih 175 cm dan berbadan besar dan kekar. Warna kulit agak hitam. Ia baru saja bercerai dengan isteri 4 bulan yang lalu. Jadi ia seorang duda. Selain ia guru olah raga, ia pun pintar memijat. Banyak guru lain minta dipijet olehnya.

    Ketika olah raga seperti biasanya ia memakai celana training. Sambil menunggu anakku aku memperhatikan ia yang sedang olah raga bersama murid-murid kelas dua. Begitu aku memperhatikan diantara selangkangannya aku lihat tonjolan yang memanjang dan besar. Aku berkata dalam hatiku, wuh panjang dan besar sekali barangnya.

    Suamiku hobi dipijat. Tukang pijat langganannya selama ini adalah pemijat tunanetra.
    “Guru olahraga di sekolah anak kita pintar memijat, ngerti urat lagi katanya. Coba saja mas!” kubilangi suamiku.
    “Boleh juga kita panggil ke sini malam minggu depan. Mau enggak dia ngurut malam-malam?”
    “Enggak tahu ya .. Coba aku tanyakan besok ya.”

    Keesokan harinya aku pergi ke sekolahan dan bertemu dengan Pak Jono.
    “Pak, mau enggak mijetin suami saya?” tanyaku. “Tapi kalo bisa malam hari, Pak.”
    “Boleh juga asalkan ongkosnya mahal,” katanya sambil bercanda.
    Setelah suamiku pulang kantor sambil makan malam aku ceritakan padanya bahwa Pak Jono mau.

    “Boleh panggil ke sini tapi malam sekitar jam 22.00,” kata suamiku.
    Sampai waktu yang ditentukan Pak Jono datang ke rumahku. Ia ngobrol dengan suamiku sambil bercanda sehingga baru saja kenal suamiku merasa akrab dengannya. Aku duduk di dekat suamiku menemaninya. Kemudian suamiku menyuruhku merapikan kamar depan dekat ruang tamu.

    Mulailah suamiku dipijet oleh Pak Jono sambil ngobrol ngalor-ngidul. Pak Jono banyak ngebanyol karena memang ia hobi bercanda. Aku nonton TV sambil tiduran di sofa ruang tamu ngedengerin obrolan Pak Jono dan suamiku.

    Suamiku mulai bercerita agak serius dengan suara pelan-pelan.
    “Aku ini tidak kuat dalam dalam hubungan seksual. Kenapa, ya? Jadinya isteriku suka marah-marah kalau hubungan intim. Kalau Pak Jono bagaimana dengan isteri Anda?”
    “Saya sekarang duda sudah 4 bulan. Kalau dulu sebelum cerai saya kebalikan bapak. Ia kewalahan dengan kemampuan saya sampai ia minta cerai.”

    “Wah, hebat kamu ini, Pak.”
    Pak Jono yang biasanya suka bercanda mulai berbicara serius.
    “Mungkin Bapak terlalu lelah, atau mungkin punya Bapak terlalu kecil dan pendek. Bapak urut yang membesarkan dan memanjangkan saja. Saya hanya bisa mengeraskan saja. Kalau memanjangkan dan membesarkan aku tidak bisa,” katanya pada suamiku.

    “Wah, tukang urut yang memanjangkan dan membesarkan itu banyak yang bohong,” kata suamiku.
    “Ada yang bener, Pak. Ada teman saya berhasil dari 13 menjadi 17 cm dan menjadi besar lagi,” kata Pak Jono berusaha meyakinkan. cerita sex perselingkuhan.

    “Pak Jono pernah nyoba enggak?” tanya suamiku selanjutnya.
    “Saya tidak perlu karena punya saya sudah sangat panjang dan besar. Panjangnya 17 cm dan besarnya 4,5 inch,” jawab Pak Jono sambil tertawa. “Kalau punya bapak berapa?”
    “Punya saya panjangnya 12 cm besarnya 2,5 inch.”

    Mendengar obrolan suamiku dan Pak Jono aku berkata dalam hatiku.
    “Wuh… besar dan panjang sekali punya Pak Jono, pantesan tonjolannya panjang dan besar dan itu belum bangun. Apalagi kalau barangnya sudah bangun.”
    Aku jadi berkhayal, kalau seandainya…. Wah, nikmat sekali…

    Setelah mereka selesai aku pura-pura tidur. Kemudian suamiku membangunkan aku.
    “Bagaimana, Mas? Cocok enggak pijetan Pak Jono?” tanyaku setelah Pak Jono pulang.
    “Wah bagus sekali, lebih bagus daripada langganan saya. Sekarang saya mau langganan sama Pak Jono saja. Saya sudah bilang kalau saya mau pijet tiap malam minggu.”

    “Kalau kamu mau juga, boleh coba malam minggu depan. Pijetannya bagus kok. Badanku rasanya enteng dan enak sekali,” kata suamiku
    “Aku mau, tapi malu mas, nanti ia cerita di sekolahan.”
    “Ya enggak sih, nanti kita bilangin jangan cerita-cerita pada orang lain.”

    Keesokan harinya saya ketemu Pak Jono. Sambil tersenyum, ia langsung bertanya padaku.
    “Bagaimana Bu? Cocok enggak Bapak dengan pijetan saya?” tanya Pak Jono padaku.
    “Cocok sekali… Malam minggu depan bapak disuruh suamiku pijet lagi. Bahkan suamiku mau langganan.”
    “Ya.. Bapak sudah bilang sama saya.”

    Setelah suamiku menawarkan untuk diurut oleh Pak Jono, hatiku tidak karuan, membayangkan bermacam-macam, bercampur takut dan ingin merasakan sesuatu. Karena memang aku jarang menemukan kepuasan dengan suami. Selain punya suamiku lemes, barang kecil dan pendek dan tidak tahan lama.

    Hampir-hampir setiap malam aku membayangkan penis punya Pak Jono. Aku berkata dalam hati, barang Pak Jono pasti kehitam-hitaman, besar dan panjang. Biasanya orang yang agak hitam itu kuat, mana badannya tinggi, besar dan kekar. Pokoknya sangat jantan. Kayak apa kalau badan yang besar itu menindihku dan memelukku keras-keras, sementara badanku langsing seperti ini, dan tinggiku hanya 155 cm.

    Apa kuat aku ditindih badan raksasa itu. Apa bisa masuk barang sebesar itu ke lobangku yang kecil ini. Apa tidak mentok kesakitan bila barang yang keras dan panjang ditekan ke lobangku dengan tenaga yang raksasa. Pokoknya aku membayangkan antara takut dan ingin merasakan.

    Kata teman-temanku barang gede dan panjang itu sangat nikmat sekali. Saking nikmatnya, katanya sampai ngeyut ke ubun-ubun.

    Malam ini malam minggu, Pak Jono akan datang. Hatiku berdebar-debar. Jam menunjukkan 21.30. Tak lama kemudian Pak Jono datang. Suami mempersilahkan masuk, dan bilang padanya bahwa aku mau juga dipijet malam ini, dan suamiku minta tidak bercerita macam-macam ke orang lain. Pak Jono menjawab, “Ya, tidak dong, Pak.”

    Suamiku mulai diurut. Kurang lebih jam 23.00 suamiku selesai diurut.
    Sekarang giliran aku yang akan diurut. Aku pakai kain sarung. Suamiku tiduran di sofa di ruang tamu sambil nonton TV.

    Aku mulai tengkurep, hatiku dag-dig-dug. Pak Jono mulai menyingkap kain sarungku di bagian betis dan memegang betisku sambil mengurut pelan-pelan, aku merinding merasakan urutan Pak Jono, karena sebelumnya aku membayangkan sesuatu yang nikmat.

    Kini Pak Jono membisu seribu bahasa tidak seperti biasanya suka bercanda dan berhumor, mungkin menikmati pandangan terhadap betisku yang mulus. Maklum ia menduda 4 bulan. Semakin merinding dan berdebar-debar hatiku ketika Pak Jono meletakkan kakiku ke pahanya. Sambil mengurut ia maju sedikit-sedikit sehingga kakiku menyentuh ke bagian selangkangannya sehingga terasa kakiku menyentuh benjolan yang mulai mengeras.

    Dengan suara pelan dan terpatah-patah Pak Jono bertanya.
    “Paha ibu mau diurut?”

    “Ya pak, memang di bagian itu agak terasa nyilu-nyilu. Pelan ya, Pak,” aku pun menjawab dengan suara pelan.

    Pak Jono mulai menyingkap pelan-pelan sarungku sampai di bawah sedikit pinggulku. Ketika Pak Jono mengurut pahaku sampai ke selangkanganku, aku merintih dengan suara pelan-pelan takut kedengaran suamiku. Pak Jono pun terasa meningkat rangsangannya terasa dari sentuhan tangannya yang kadang-kadang mengurut sambil mengelus dan meremas pahaku apalagi ketika sampai di selangkanganku.

    Semakin timbul sensasi yang luar biasa ketika Pak Jono membuka kain sarungku di bagian atas pinggulku dan memelorotin cdku sedikit ke bawah. Kini ia mulai mengurut sambil meremas-remas pinggulku, dan rangsanganku semakin tinggi, aku merintih dengan suara pelan. Dan Pak Jono tahu kalau terangsang, aku juga tahu kalau Pak jono juga terangsang.

    Aku berkata dalam hatiku: sebelum aku diurut dalam posisi terlentang, aku akan pamit sama Pak Jono untuk buang air kecil sambil aku ingin melihat apakah suami sudak tertidur atau belum.

    Ketika Pak Jono menyuruhku terlentang, aku berkata kepadanya: “Aku mau ke kamar mandi dulu untuk buang air kecil.” Ketika keluar kamar aku lihat suamiku tertidur pulas mungkin karena lelah seharian dan habis diurut.

    Di kamar mandi aku berkata dalam hati. Kalau nanti sarungku disingkap sampai ke selangkanganku dalam posisi terlentang, pasti Pak Jono akan melihat bulu jembutku. Ia akan semakin merangsang. Aku menginginkannya meraba vaginaku dan memasukkan jarinya ke lobang vaginaku.

    Setelah masuk ke kamar, aku bilang bahwa suamiku tertidur lelap. Ketika mendengar kataku Pak Jono semakin bersemangat.

    Kini aku terlentang di hadapan Pak Jono. Dan Pak Jono tidak was-was lagi ia membuka sarungku sampai ke selangkanganku. Aku memenjamkan mata sambil menggigit bibirku.

    Kini Pak Jono tidak memijat lagi tetapi ia mengelus-elus dan meremas-rema pahaku dengan gemesnya. Kini ia melihat bulu jembutku dan mengelus-elus bibir vaginaku, dan semakin tidak tahan rasanya aku ingin memegang barangnya Pak Jono sambil penasaran tapi malu. Pak Jono semakin berani menusukkan jarinya ke lobang vaginaku yang sudah membasah dengan lendir.

    Aku mulai memberanikan diri meraba selangkangan Pak Jono. Dan Pak Jono membuka resleting celananya. Sambil aku melirik ke selangkangannya, Pak Jono mengeluarkan rudalnya. Aku terkejut astaga besar dan panjang sekali. Warnanya kehitam-hitaman, nampak urat-uratnya mengeras, dan kepala rudal jauh lebih besar lagi dari batangnya. Aku menggenggamnya tapi genggamanku tidak muat saking besar.

    Sambil mengelus-elusnya, aku bayangkan kalau rudal yang kepalanya sangat besar ini dimasukkan ke lobangku. Apakah tidak robek lobang vaginaku dan jebol lobang rahimku. Sensasiku semakin meningkat. Perasaanku bercampur ingin menikmati dan takut robek dan jebol.

    Pak Jono kini semakin ganas mengocok lobang vaginaku dengan jarinya, dan aku sangat ingin ditindihi dan disetubuhi tapi takut kalau suami bangun kalau mendengar jeritanku. Sambil mengocok Pak Jono menciumi pipiku. Pelan-pelan ia lalu mengecup bibirku, semakin lama ia semakin ganas mencipoki, aku pun terangsang berat.

    Kemudian ia memelukku dan menindihku sambil berusaha menyingkap sela-sela samping CD-ku untuk memasukkan rudalnya, tapi tidak berhasil masuk. Kemudian ia menekan lagi.
    “Aduh…” jeritku sambil menggigit bibirku tidak tahan.

    Tekanan kedua kalinya ini tidak berhasil memasukkan rudalnya ke lobang vaginaku. Kemudian ia menekan lagi dengan tenaga yang super keras dan hampir masuk, tapi terdengar suara suamiku mengorok. Pak Jono dan aku pun kaget terbangun dan menutupkan sarungku ke seluruh tubuh. Dan aku mengakhiri pijetan.

    Kemudian aku membangunkan suamiku. Pak Jono pun pamit pulang karena memang sudah larut malam. Kemudian aku mengajak suami masuk kamar, aku sudah tidak tahan. Barang suami juga mengeras tidak seperti biasanya. Kini aku menyalurkan rangsanganku dengan suami sambil membayangkan disetubuhi Pak Jono. Malam itu aku benar-benar merasakan puncak orgasme yang luar biasa tidak seperti biasanya, juga suamiku.

    “Ma… Malam ini tidak seperti biasanya. Urutan Pak Jono memang luar biasa membuat kita benar-benar mencapai puncak kenikmatan yang luar biasa. Kita minggu depan urut lagi ya, Ma…” kata suamiku.

    Hari-hari aku hidup dalam bayangan: Kalau malam minggu depan suamiku tidak ada di rumah, aku akan menyiapkan minyak pelumas agar dioleskan ke lobang vaginaku. Aku membayangkan barang Pak Jono yang besar dimasukkan sambil melelukku, menyepokiku dan menggenjotku. Membayangkannya saja sangat nikmat apalagi benar-benar dimasukkan. Sambil rasa khawatir kalau lobangku nanti robek dan lobang rahimku jebol.

    Kini malam minggu datang, hatiku berdebar-debar membayangkan sesuatu yang besar dan panjang, membayangkan lobang vaginaku membengkak lebar, dan lobang rahim diterobos barang besar. Pak Jono datang memakan pakaian yang serasi nampak sangat gagah dan manis. Ketika suami ngobrol dengan Pak Jono telpon berdering. Ternyata teman suamiku mengajak ke luar kota untuk mengurus bisnisnya.

    “Ya nanti setelah dipijet,” jawab suamiku.
    Malam ini aku semakin yakin bahwa aku akan disetubuhi dengan Pak Jono.
    “Ma… saya nanti setelah diurut akan pergi ke luar kota,” kata suamiku padaku.
    “Jadi, saya tidak usah dipijat, habis tidak ada Mas.”
    “Tidak apa-apa pijet saja, Pak Jono orangnya baik, aku sudah percaya kok.”

    Mendengar pernyataan suamiku, hatiku girang karena sebentar lagi pasti aku disetubuhi oleh Pak Jono yang berhari-hari aku membayangkannya.

    Setelah suamiku selesai diurut ia mandi. Dan Aku bilang pada Pak Jono, “Tunggu dulu ya pak, minum-minum dulu kopinya. Aku mau menyiapkan pakaian bapak untuk ke luar kota.”

    Setelah suamiku menyiapkan semua yang akan dibawa ke luar kota, ia pamit ke Pak Jono. Aku mengantarkan sampai pintu gerbang.

    Begitu Bapak berangkat hujan turun rintik-ritik. Aku masuk ke ruang tamu dan bilang sama Pak Jono, “Tunggu dulu ya pak, aku pakaian dulu.”

    Aku memakai sarung dan kaos… dan sengaja aku tidak memakai BH dan celana dalam.
    Begitu aku keluar, sorotan mata Pak Jono menatap payudaraku, aku tersenyum. Aku duduk di kursi sebentar. Aku bayangkan bahwa Pak jono duda selama 4 bulan, berarti ia tidak berhubungan selama 4 bulan. Aku yakin ia tidak jajan sembarangan. Aku begitu yakin malam ini aku akan digenjot berkali-kali dan berjam-jam. Memang aku ingin sekali berhubungan badan sepuas-puasnya.

    Sekarang aku memilih kamar untuk urut di bagian belakang, agar jeritanku yang keras nanti tidak terdengar oleh siapapun. Aku mengajak Pak Jono ke kamar belakang, dan hujan turun cukup deras sehingga cuaca dingin mengantarkan impianku, dan tidak akan terdengar suara apa pun kecuali jeritanku, bunyi cipokan yang mengganas, dan bunyi lobang vaginaku yang digenjot oleh kepala rudal besar dan tenaga yang super keras.

    Kini aku berduaan yang sama mengharapkan kepuasan seksual dengan sepuas-puasnya. Pak Jono membuka kain sarungku dan tinggal kaos yang menutupi payudaraku. Ia meremas-remas pahaku. Aku mengelinjang-gelinjang.

    Kemudian Pak Jono membuka celananya. Rudalnya tegang, membesar dan memanjang. Uratnya mengeras dan kepala rudalnya membesar sekali. Ia menciumi pahaku terus ke bibir vaginaku. Aku sudah tidak tahan karena mulai tadi sudah terangsang karena membayangkan kenikmatan yang sebentar lagi akan aku rasakan.

    Ia membuka bajunya dan kaosku. Kini kami berdua telanjang bulat. Hujan turun makin lebat, jam menunjukkan 23.00. Ia meremas-remas tetekku sambil mengocokkan jarinya ke lobang vaginaku.

    “Pak, masukkan… aku sudah tidak tahan.”
    “Aku juga tidak tahan, aku sudah 4 bulan tidak pernah berhubungan badan, aku ingin malam ini benar-benar puas, mungkin aku main sampai pagi,” timpal Pak Jono.

    “Aku juga pak… Aku serahkan semua tubuhku pada Pak Jono. Tapi, oleskan minyak pelumas yang kusiapkan ini ke lobang vaginaku dan ke rudal Bapak agar aku tidak merasakan sakit.”

    Aku siapkan parfum dan minyak pelumas yang harum.
    “Bu… lobang Ibu kecil sekali,” katanya begitu ia mengoleskan minyak pelumas dicampur dengan ludahnya.

    Kini Pak Jono mengangkangkan pahaku lebar-lebar. Pelan-pelan ia menindihiku. Aduh rasanya berat sekali. Ia arahkan rudal besar dan panjang itu lobang vaginaku. Ia menekan, tapi tak berhasil masuk. Kedua kalinya ia menekan lagi dan tidak juga berhasil masuk, aku menjerit kesakitan.

    “Pertama rasanya agak sakit, karena lobang ibu kecil sekali, dan barang saya besar sekali, jauh tidak ngimbang,” katanya merayuku.

    Ketiga kalinya ia mengolesi lobangku dengan minyak pelumas banyak sekali sampai meleleh ke lobang anusku, ia campur air ludahnya. Ia mengolesi juga rudalnya dicampur dengan ludahnya, kemudian ia menekan rudal besar, panjang, hitam dan keras sekali. Ia menekannya dengan tenaga yang super keras, akhirnya masuklah kepala rudal besar itu, dan aku pun menjerit kesakitan.

    Ia terdiam, menahan sejenak, sambil menindihiku dan menciumiku, merayu dan berbisik ke telingaku.
    “Ditahan sakit dahulu ya, nanti Ibu akan merasakan kenikmatan yang luar biasa.”
    Aku mengangguk.

    “Tahan ya, Bu, aku akan tekan lagi agar masuk semua,” bisiknya lagi.
    Ia menekannya dengan tenaga yang keras, aku tidak tahan.
    “Aduh.. sakit, Pak,” Jeritku tertahan sambil menggigit bibir.

    Akhirnya barang itu trot… bleees… masuk semua. Rasanya rudal itu masuk menembus ke lobang rahimku. Kini beralih dari rasa sakit ke rasa nikmat yang luar biasa.
    “Pak .. rasanya nikmat sekali.”

    Semakin ganaslah Pak Jono menggenjotnya. Nyaring sekali bunyi lobang vaginaku akibat genjotan yang luar biasa. Nikmatnya luar biasa terasa sampai ke ubun-ubun, aku menggigil, meraung-raung kenikmatan.
    “Aah… uuuh… uuh… aku… aku… mau mencapai puncak, Pak…”

    Pak Jono menekan keras-keras. Aku pun mencapai puncak kenikmatan yang luar biasa yang tidak pernah kurasakan sebelumnya. Pak Jono sangat kuat dan bertahan lama, ia belum mencapai orgasme. Aku sudah lemas, tapi karena Pak Jono meremas-remas kembali tetekku dan menjelati vaginaku, aku mulai terangsang lagi.

    Pak Jono menyuruhku nungging. Ia menusukkan kembali rudalnya dan mengocoknya dan menggenjot dari belakang, bunyinya semakin keras, ceprok… ceprok.. ceprok… sambil ia mengelus-ngelus lobang anusku. Ia ngambil minyak pelumas dan dioleskan ke lobang anusku, jarinya ditusukkan ke lobang anusku.
    “Aduh… Pak!” jeritku.

    Tapi ia pintar sekali menciptakan rangsangan baru. Ia kocok lobang anusku pelan-pelang dengan jarinya, lama-lama aku merasakan nikmat.
    “Enak.. Pak… Nikmat… Pak.”

    Akhirnya Pak Jono menambahi minyak pelumas ke lobang anusku, dan mencabut rudalnya dari vaginaku, ia oles-oleskan kepala rudalnya ke pintu anusku.
    “Hangat rasanya, nikmat Pak, nikmat Pak.”

    Kemudian menusukkan tepat ke lobang anusku dan menekannya. Akhirnya barang besar itu masuk juga. Cepret… prot… ia tekan pelan-pelan hingga separuh penis itu. Ia mendorongku agar aku tengkurep. Begitu tengkurep ia menindihku, menekankan lagi sisa separuhnya. Aduh nikmat sekali rasanya di anus.

    Sampai terasa ada cairan muncrat dari dalam lobang anusku. Ia terus mengocok dan menggejot semakin cepat, aku merasakan nikmat sambil menahan genjotan. Prot… prot… druuuuut. Semakin ganas ia menggenjot sampai aku terkentut-kentut dibuatnya.

    Akhirnya Pak Jono mencapai puncaknya dan muncratlah pejunya memenuhi lobang anusku. Malam itu aku benar-benar merasakan kenikmatan yang luar biasa.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Wanita Hamil Penggoda

    Wanita Hamil Penggoda


    987 views

    Cerita Sex ini berjudulWanita Hamil PenggodaCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2020.

    Perawanku – Hallo, saya adalah pendatang baru untuk masalah kiriman cerita Rumah Seks. Saya adalah mahasiswa di salah satu perguruan tinggi swasta di selatan Jakarta. Salam kenal untuk warga Rumah Seks.

    Awal cerita saya dimulai saat saya menghadiri sebuah acara pemberian penghargaan, di sana saya datang bersama teman saya, sebut saja Hamdan.

    Saya diperkenalkan oleh teman saya kepada salah satu tamu yang hadir di acara tersebut, dan ternyata setelah dipertegas, nama tamu tersebut adalah DB. Yang belakangan saya ketahui dia adalah salah satu artis Indonesia. Singkat cerita, malam itu berlalu begitu saja.

    Seminggu setelah perkenalan tersebut, saya ditawari untuk menggarap proyek perayaan Hari Ulang Tahun oleh teman yang mengenalkan saya dengan DB, memang bidang saya adalah entertaiment. Teman saya yang mengenalkan saya namanya Shebi. Singkat kata, saya terima proyek yang diberikan oleh Shebi. Dan ternyata yang punya kerjaan itu adalah DB, untuk perayaan ulang tahunnya yang ke 34.

    Saya pun dipertemukan oleh Shebi dengan DB di rumah DB yang terlihat cukup megah. Saya dan Shebi menunggu DB yang sedang mandi di ruang keluarga. Di sana saya ngobrol cukup banyak dengan Shebi (yang perlu pembaca ketahui, Shebi sedang hamil 7 bulan).

    Obrolan berlangsung santai dan sampai menyerempet ke masalah kehidupan seks Shebi, ternyata Shebi yang memiliki tinggi 170 cm, ukuran BH 38, dan m size ini memiliki libido seks yang cukup tinggi. Shebi pun mulai merapatkan posisi duduknya mendekati saya (karena kami duduk di atas sofa yang sama/sofa panjang).

    “Dra.. coba kamu pegang perutku, sepertinya jabang bayiku ini ingin berkenalan denganmu deh..!” kata Shebi.
    “Ah kamu bisa saja Sheb..!” kata saya yang belum tahu arti sinyal dari Shebi itu.
    “Kalau nggak percaya, coba saja kamu pegang perutku ini..!” ujar Shebi yang kali ini memaksa tangan saya untuk memegang perutnya yang sudah terlihat buncit.
    Dan benar, sepertinya ada yang bergerak-gerak dari dalam perutnya.
    “Dra.. kamu pernah ngerasain begituan dengan orang hamil..?” ujar Shebi yang membuat saya kaget.
    “Mmm.. mm, belum tuh Sheb..””Memangnya enak apa rasanya..?” tanya saya keheranan.
    “Wah endang loh rasanya..”
    “Itu kuketahui dari suami dan brondong-brondongku..” ujar Shebi yang membuat saya tersentak tambah kaget.
    “Mmm.. begitu..” kata saya agak sedikit sok tenang, meskipun tegangan tubuh sudah agak naik.
    “Kok jawabannya cuma segitu, apa kamu nggak mau nyobain..?” ucap Shebi yang sedikit kesal karena tanggapan saya hanya sebatas itu, sedang posisi kami sudah semakin dekat.

    Shebi menarik sedikit ke atas long dress yang dikenakannya, dan terlihat paha mulus yang sedikit memperlihatkan timbunan lemak di sisi-sisinya dan sedikit CD hitam. Saya pun terdiam sejenak, lalu saya pegang kepala dan menatapnya serta meyakinkannya.

    “Sheb.., bukannya aku tidak ingin mencoba tawaran yang spektakuler ini, tetapi kamu harus lihat kita ini dimana..? Tetapi bila kamu tawari aku di posisi yang tepat, tentulah aku tak akan menolak..!” kata saya mencoba menenangkan suasana yang semakin panas itu.

    Saya sadar bahwa kami datang ke tempatnya DB dalam rangka suatu kerjaan, dan aku termasuk orang yang menjunjung tinggi profesionalisme.

    “Aku tau apa yang kamu khawatirkan Dra..” balas Shebi sambil menutup bibir saya dengan jari telunjuknya.

    “Kau harus tau bahwa DB itu penganut seks bebas, dan tentu doi tak akan marah kalau kita bercinta di sini, dan lagi pula di sini tidak ada orang lain selain DB..” kata Shebi mencoba meyakinkan saya sambil perlahan mengangkat kaos yang saya pakai ke atas, dan jarinya bermain di atas puting saya sambil memainkan lidahnya sendiri membasahi bibirnya yang sudah basah.

    Mendengar perkataannya yang meyakinkan dan juga ditambah dengan perlakuannya yang mencoba merangsang birahi saya, saya semakin yakin akan situasi yang ada. Saya pun mulai berani untuk meraba dada Shebi yang besar tanpa membuka pakaian yang melekat di tubuhnya.

    Shebi pun bertambah liar dengan menyusupkan tangannya mencari batang kemaluan saya yang sudah menegang sejak tadi. Sambil memilin putingnya tanpa membuka pakaiannya, tangan kiri saya pun bergerak ke bawah sambil membiarkan tangan kanan saya untuk tetap berada di atas dan Shebi pun mendesah.

    Sampai di tempat yang saya tuju, tangan kiri saya pun meraba dari luar CD Shebi, dan terasa ada yang basah dan lengket di sana. Lalu bibir kami pun saling mendekat dan terjadi perciuman yang cukup lama.

    Kami pun terlihat sudah semakin berkeringat. Kemudian tangan yang berada di daerah sensitif Shebi pun sepertinya mulai aktif melorotkan CD hitam Shebi, dan saya merasakan sentuhan bulu-bulu lebat yang sepertinya tertata rapih. Shebi pun telah sukses mengeluarkan senjata kemaluan saya dan mengocok-ngocoknya perlahan.

    Saya yang merasa penasaran ingin melihat kemaluan orang hamil, lalu menghentikan ciuman kami dan turun ke arah kemaluan Shebi yang duduk di sofa. Ternyata tebakan saya benar, liang kemaluan Shebi yang lebat ternyata benar-benar tertata rapih. Saya pun mulai tergiur untuk merasakan bibir kewanitaan itu dengan mulai mejilatinya secara lembut.

    “Achh.., achh.. kamu pintar Dra..! Truuss.. Draa..!” Shebi pun terlihat sudah tidak dapat mengontrol ucapan dan intensitas suaranya.

    Shebi meluruskan tubuhnya di atas sofa sambil mengocok senjata kemaluan saya. Mendapat perlawanan yang demikian nafsunya, saya pun merubah posisi menjadi 69. Saya di bawah dan Shebi di atas. Ternyata benar kata orang, kemaluan orang yang sedang hamil itu gurih rasanya.

    15 menit berlalu dalam posisi 69.

    “Dra.. please..! Masukin sekarang Say..!” pinta Shebi yang sudah tidak kuasa lagi menahan gejolak nafsunya.
    Mendengar itu saya tidak langsung menuruti, tetapi saya tetap saja mengigit, menjilat, meludahi liang kewanitaannya, terutama klitoris-nya yang sudah mengkilap karena basah.

    “Dra.., kamu jahat..!” teriak Shebi diikuti dengan melelehnya air kemaluan Shebi yang cukup banyak dari liang senggama Shebi, yang menandakan Shebi sudah mencapai orgasmenya. Saya jilat habis cairan kental yang keluar itu sampai tidak tersisa. Senjata kejantanan saya yang terhenti bergerak itu dikulum oleh Shebi.

    Karena orgasmenya, Shebi mengulum kemaluan saya hingga menjadi merah. Lalu dengan bantuan tangan, saya masukkan kembali senjata saya itu ke dalam mulut Shebi sambil menaik-turunkan di dalam mulutnya.

    “Aawww..!” saya berteriak karena batang kemaluan saya tergigit Shebi, “Kamu nakal ya..?” kata saya sambil menarik batang kejantanan saya dari mulutnya, lalu mengarahkannya ke vagina Shebi.

    Saya tidak langsung memasukkannya, tetapi memainkannya terlebih dulu di bibir vaginanya sampai Shebi sendiri yang memajukan pantatnya agar batang kemaluan saya dapat langsung masuk, tetapi tetap saja saya tahan agar tidak masuk.

    “Dra.., kamu jahat..!” ujar Shebi kesal.
    “Habis kamu duluan yang mulai..!” jawab saya.

    Tanpa kami sadari, ternyata pertempuran kami dari tadi sudah ada yang mengawasi, yaitu DB yang entah dari kapan dia sudah ada di dekat kami dengan mengunakan daster tanpa BH. Pemandangan itu kami ketahui karena daster DB sudah ada di bawah kakinya.

    Karena saya merasa sudah tidak tahan, akhirnya saya mulai memasukkan penis saya perlahan tapi pasti ke liang senggama Shebi. Memang awalnya sulit, tetapi karena Shebi minta untuk terus dipaksa, ya akhirnya masuk juga.

    “Achh.. achh..!” teriak Shebi dengan wajah memerah entah karena nafsu atau karena sakit.

    Ternyata liang kemaluan orang yang sedang hamil itu lebih hangat dibandingkan kemaluan wanita normal. Karena sempit dan hangatnya liang senggama Shebi, membuat saya tidak dapat bertahan lama, meskipun goyangan Shebi tidak terlalu “hot”, tetapi tetap saja rasanya lebih asyik dari liang kemaluan wanita yang tidak hamil.

    “Sheb.. aku mau keluar..!” kata saya ditengah-tengah nikmatnya persetubuhan kami.
    “Aku.. keluarkan di mana Say..?” tanya saya menambahkan.
    “Terserah kau saja Dra..!” jawab Shebi yang ternyata juga sudah orgasme kembali.

    Akhirnya karena lebih enak, saya keluarkan cairan panas itu di dalam vaginanya, “Cret.. cret.. cret..!” mungkin sampai tujuh kali air mani saya tersembur di dalam liang senggama Shebi.

    “Ohh.., ternyata kalian di sini sudah nyolong start ya..?” ujar DB yang membuka pembicaraan.
    “Abis kita udah nggak tahan Mba..!” jawab Shebi.
    “Trus gimana proyek ultah-ku..?” tanya DB sambil memakai dasternya kembali yang tadi dilepaskan ke bawah, karena DB dari tadi menyaksikan pergulatan kami sambil bermasturbasi.
    “Kalau masalah itu tenang, di sini sudah ada ahlinya, tinggal kucuran dananya saja, konsepnya sudah Indra susun kok..!” jawab Shebi sambil menahan saya untuk mengeluarkan penis saya dari liang senggamanya.
    “Ooo.., ok aku percaya..” kata DB, “Tapi biar Indra istirahat dong..! Masa kamu monopoli sendiri itu batang..!” jawab DB sambil mengambil wine yang ada di mini bar, lalu duduk di sana, memperhatikan kami yang akhirnya mengambil pakaian kami masing-masing.

    “Dra.., kamu besok bisa ambil dananya di sini..” kata DB.
    “Lo nggak mau nyobain punyanya Indra..?” celetuk Shebi, “Ntar nyesel..?” tambahnya.
    “Jangan sekarang deh, abis tanggung, sebentar lagi Bapak mau jemput gue..” jawab DB.
    “Ooo..” jawab Shebi yang sepertinya mengetahui bahwa DB kalau main itu tidak cukup kalau hanya 3 atau 4 ronde saja.

    “Ya sudah, kami pamit dulu deh kalau gitu, biar besok si Indra saja yang datang ke sini sendiri..” kata Shebi.
    Saya yang dari tadi diam saja hanya manggut tanda setuju untuk datang lagi esok.
    “Tapi besok kamu datangnya malam saja ya..!” pinta DB.
    “Ooo.., sekalian kamu cobain ya..?” pancing Shebi sambil tersenyum.
    “Apa kamu mau ikutan Sheb..?” tanya DB.
    “Nggak ah, abis main sama lo harus lama, gue takut kandungan gue bermasalah lagi.””Kalau dokter gue bilang nggak apa-apa sich gue ok aja, tapi kalau kebanyakan digenjot nanti bocor lagi..!” kata Shebi sambil tertawa.
    “Ya udah ngga pa-pa, tapi kamu pasti datang kan Dra..?” tanya DB.
    “Ya..” jawab saya singkat.
    “Ya sudah kita cabut ya..?” ujar Shebi ke DB.
    “Ya, ok lah..”
    “Bye, Dra jangan lupa ya atau kontrak kita batal nich..!” sambil mencubit dagu saya.

    Begitulah kisah saya dengan Shebi, pembaca tunggu saja kisah saya dengan DB, artis ibu kota yang terkenal sampai sekarang masih singgle di edisi selanjutnya. Terima kasih atas perhatian rekan pembaca sekalian.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Memuaskan Majikan Dengan Goyanganku

    Cerita Sex Memuaskan Majikan Dengan Goyanganku


    987 views

    Perawanku – Cerita Sex Memuaskan Majikan Dengan Goyanganku, Hingga kini, kisah ini masih sering terlintas dalam benak dan pikiranku, Entah suatu keberuntungankah atau kepedihan bagi si pelaku. Yang jelas dia sudah mendapatkan pengalaman berharga dari apa yang dialaminya. Sebut saja namaya si Jo. Berasal dari kampung yang sebenarnya tidak jauh-jauh sekali dari kota Y. Di kota Y inilah dia numpang hidup pada seorang keluarga kaya. Suami istri berkecukupan dengan seorang lagi pembantu wanita Inah, dengan usia kurang lebih diatas Jo 2-3 tahun. Jo sendiri berumur 15 tahun jalan

    Suatu hari nyonya majikannya yang masih muda, Ibu Rhieny atau biasa mereka memanggil Bu Rhien, mendekati mereka berdua yang tengah sibuk di dapur yang terletak di halaman belakang, di depan kamar si Jo.
    “Inah.., besok lusa Bapak hendak ke Kalimantan lagi. Tolong siapkan pakaian secukupnya jangan lupa sampai ke kaos kakinya segala..” perintahnya.
    “Kira-kira berapa hari Bu..?” tanya Inah hormat.
    “Cukup lama.. mungkin hampir satu bulan.”
    “Baiklah Bu..” tukas Inah mahfum.

    Bu Rhien segera berlalu melewati Jo yang tengah membersihkan tanaman di pekarangan belakang tersebut. Dia mengangguk ketika Jo membungkuk hormat padanya.

    Ibu Rhien majikannya itu masih muda, paling tua mungkin sekitar 30 tahunan, begitu Inah pernah cerita kepadanya. Mereka menikah belum lama dan termasuk lambat karena keduanya sibuk di study dan pekerjaan. Namun setelah menikah, Bu Rhien nampaknya lebih banyak di rumah. Walaupun sifatnya hanya sementara, sekedar untuk jeda istirahat saja.

    Dengan perawakan langsing, dada tidak begitu besar, hidung mancung, bibir tipis dan berkaca mata serta kaki yang lenjang, Bu Rhien terkesan angkuh dengan wibawa intelektualitas yang tinggi. Namun kelihatan kalau dia seorang yang baik hati dan dapat mengerti kesulitan hidup orang lain meski dalam proporsi yang sewajarnya. Dengan kedua pembantunya pun tidak begitu sering berbicara. Hanya sesekali bila perlu. Namun Jo tahu pasti Inah lebih dekat dengan majikan perempuannya, karena mereka sering bercakap-cakap di dapur atau di ruang tengah bila waktunya senggang.

    Beberapa hari kepergian Bapak ke Kalimantan, Jo tanpa sengaja menguping pembicaraan kedua wanita tersebut.
    “Itulah Nah.. kadang-kadang belajar perlu juga..” suara Bu Rhien terdengar agak geli.
    “Di kampung memang terus terang saya pernah Bu..” Inah nampak agak bebas menjawab.
    “O ya..?”
    “Iya.. kami.. sst.. pss..” dan seterusnya Jo tidak dapat lagi menangkap isi pembicaraan tersebut. Hanya kemudian terdengar tawa berderai mereka berdua.

    Jo mulai lupa percakapan yang menimbulkan tanda tanya tersebut karena kesibukannya setiap hari. Membersihkan halaman, merawat tanaman, memperbaiki kondisi rumah, pagar dan sebagainya yang dianggap perlu ditangani. Hari demi hari berlalu begitu saja. Hingga suatu sore, Jo agak terkejut ketika dia tengah beristirahat sebentar di kamarnya.
    Tiba-tiba pintu terbuka, “Kriieet.. Blegh..!” pintu itu segera menutup lagi.
    Dihadapannya kini Bu Rhien, majikannya berdiri menatapnya dengan pandangan yang tidak dapat ia mengerti.

    “Jo..” suaranya agak serak.
    “Jangan kaget.. nggak ada apa-apa. Ibu hanya ada perlu sebentar..”
    “Maaf Bu..!” Jo cepat-cepat mengenakan kaosnya.
    Barusan dia hanya bercelana pendek. Bu Rhien diam dan memberi kesempatan Jo mengenakan kaosnya hingga selesai. Nampaknya Bu Rhien sudah dapat menguasai diri lagi. Dengan mimik biasa dia segera menyampaikan maksud kedatangannya.

    “Hmm..,” dia melirik ke pintu.
    “Ibu minta kamu nggak usah cerita ke siapa-siapa. Ibu hanya perlu meminjam sesuatu darimu..”
    Kemudian dia segera melemparkan sebuah majalah.
    “Lihat dan cepatlah ikuti perintah Ibu..!” suara Bu Rhien agak menekan.
    Agak gelagapan Jo membuka majalah tersebut dan terperangah mendapati berbagai gambar yang menyebabkan nafasnya langsung memburu. Meski orang kampung, dia mengerti apa arti semua ini. Apalagi jujur dia memang tengah menginjak usia yang sering kali membuatnya terbangun di tengah malam karena bayangan dan hawa yang menyesakkan dada bila baru nonton TV atau membaca artikel yang sedikit nyerempet ke arah “itu”.

    Sejurus diamatinya Bu Rhien yang tengah bergerak menuju pintu. Beliau mengenakan kaos hijau ketat, sementara bawahannya berupa rok yang agak longgar warna hitam agak berkilat entah apa bahannya. Segera tangan putih mulus itu menggerendel pintu.
    Kemudian.., “Berbaringlah Jo.. dan lepaskan celanamu..!”
    Agak ragu Jo mulai membuka.
    “Dalemannya juga..” agak jengah Bu Rhien mengucapkan itu.
    Dengan sangat malu Jo melepaskan CD-nya. Sejenak kemudian terpampanglah alat pribadinya ke atas.

    Lain dari pikiran Jo, ternyata Bu Rhien tidak segera ikut membuka pakaiannya. Dengan wajah menunduk tanpa mau melihat ke wajahnya, dia segera bergerak naik ke atas tubuhnya. Jo merasakan desiran hebat ketika betis mereka bersentuhan.
    Naik lagi.. kini Jo bisa merasakan halusnya paha majikannya itu bersentuhan dengan paha atasnya. Naik lagi.. dan.. Jo merasakan seluruh tulang belulangnya kena setrum ribuan watt ketika ujung alat pribadinya menyentuh bagian lunak empuk dan basah di pangkal paha Bu Rhien.

    Cerita Sex Memuaskan Majikan Dengan Goyanganku

    Cerita Sex Memuaskan Majikan Dengan Goyanganku

    Tanpa memperlihatkan sedikitpun bagian tubuhnya, Bu Rhien nampaknya hendak melakukan persetubuhan dengannya. Jo menghela nafas dan menelan ludah ketika tangan lembut itu memegang alatnya dan, “Bleesshh..!”
    Dengan badan bergetar antara lemas dan kaku, Jo sedikit mengerang menahan geli dan kenikmatan ketika barangnya dilumat oleh daging hangat nan empuk itu.

    Dengan masih menunduk Bu Rhien mulai menggoyangkan pantatnya. Tangannya menepis tangan Jo yang secara naluriah hendak merengkuhnya.
    “Hhh.. ehh.. sshh.. ” kelihatan Bu Rhien menahan nafasnya.
    “Aakh.. Bu.. saya.. saya nggak tahan..” Jo mulai mengeluh.
    “Tahann sebentar.. sebentar saja..!” Bu Rhien nampak agak marah mengucapkan itu, keringatnya mulai bermunculan di kening dan hidungnya.

    Sekuat tenaga Jo menahan aliran yang hendak meledak di ujung peralatannya. Di atasnya Bu Rhien terus berpacu.. bergerak semakin liar hingga dipan tempat mereka berada ikut berderit-derit. Makin lama semakin cepat dan akhirnya nampak Bu Rhien mengejang, kepalanya ditengadahkan ke atas memperlihatkan lehernya yang putih berkeringat.
    “Aaahhkhh..!”
    Sejurus kemudian dia berhenti bergoyang. Lemas terkulai namun tetap pada posisi duduk di atas tubuh Jo yang masih bergetar menahan rasa. Nafasnya masih memburu.

    Beberapa saat kemudian, “Pleph..!” tiba-tiba Bu Rhien mencabut pantatnya dari tubuh Jo.
    Dia segera berdiri, merapihkan rambutnya dan roknya yang tersingkap sebentar.
    Kemudian, “Jangan cerita kepada siapapun..!” tandasnya, “Dan bila kamu belum selesai, kamu bisa puaskan ke Inah.. Ibu sudah bicara dengannya dan dia bersedia..” tukasnya cepat dan segera berjalan ke pintu lalu keluar.

    Jo terhenyak di atas kasurnya. Sejenak dia berusaha menahan degup jantungnya. Diambilnya nafasdalam-dalam. Sambil sekuat tenaga meredam denyutan di ujung penisnya yang terasa mau menyembur cepat itu. Setelah bisa tenang, dia segera bangkit, mengenakan pakaiannya kemudian berbaring. nafasnya masih menyisakan birahi yang tinggi namun kesadarannya cepat menjalar di kepalanya. Dia sadar, tak mungkin dia menuntut apapun pada majikan yang memberinya hidup itu. Namun sungguh luar biasa pengalamannya tersebut. Tak sedikitpun terpikir, Bu rhien yang begitu berwibawa itu melakukan perbuatan seperti ini.

    Dada Jo agak berdesir teringat ucapan Bu Rhien tentang Inah. Terbayang raut wajah Inah yang dalam benaknya lugu, tetapi kenapa mau disuruh melayaninya..? Jo menggelengkan kepala.. Tidak..! biarlah perbuatan bejat ini antara aku dan Bu Rhien. Tak ingin dia melibatkan orang lain lagi. Perlahan tapi pasti Jo mampu mengendapkan segala pikiran dan gejolak perasaannya. Beberapa menit kemudian dia terlelap, hanyut dalam kenyamanan yang tanggung dan mengganjal dalam tidurnya.

    Perlakuan Bu Rhien berlanjut tiap kali suaminya tidak ada di rumah. Selalu dan selalu dia meninggalkan Jo dalam keadaan menahan gejolak yang menggelegak tanpa penyelesaian yang layak. Beberapa kali Jo hendak meneruskan hasratnya ke Inah, tetapi selalu diurungkan karena dia ragu-ragu, apakah semuanya benar-benar sudah diatur oleh majikannya atau hanyalah alasan Bu Rhien untuk tidak memberikan balasan pelayanan kepadanya.

    Hingga akhirnya pada suatu malam yang dingin, di luar gerimis dan terdengar suara-suara katak bersahutan di sungai kecil belakang rumah dengan rythme-nya yang khas dan dihafal betul oleh Jo. Dia agak terganggu ketika mendengar daun pintu kamarnya terbuka.
    “Kriieet..!” ternyata Bu Rhien.
    Nampak segera melangkah masuk kamar. Malam ini beliau mengenakan daster merah jambu bergambar bunga atau daun-daun apa Jo tidak jelas mengamatinya. Karena segera dirasakannya nafasnya memburu, kerongkongannya tercekat dan ludahnya terasa asin. Wajahnya terasa tebal tak merasakan apa-apa.

    Agak terburu-buru Bu Rhien segera menutup pintu. Tanpa bicara sedikitpun dia menganggukkan kepalanya. Jo segera paham. Dia segera menarik tali saklar di kamarnya dan sejenak ruangannya menjadi remang-remang oleh lampu 5 watt warna kehijauan. Sementara menunggu Jo melepas celananya, Bu rhien nampak menyapukan pandangannya ke seantero kamar.
    “Hmm.. anak ini cukup rajin membersihkan kamarnya..” pikirnya.
    Tapi segera terhenti ketika dilihatnya “alat pemuasnya” itu sudah siap.
    Dan.., kejadian itu terulang kembali untuk kesekian kalinya. Setelah selesai Bu Rhien segera berdiri dan merapihkan pakaiannya. Dia hendak beranjak ketika tiba-tiba teringat sesuatu.

    “Oh Ibu lupa..” terhenti sejenak ucapannya.
    Jo berpikir keras.. kurang apa lagi..? Jujur dia mulai tidak tahan mengatasi nafsunya tiap kali ditinggal begitu saja, ingin sekali dia meraih pinggang sexy itu tiap kali hendak keluar dari pintu.
    Lanjutnya, “Hmm.. Inah pulang kampung pagi tadi..” dengan wajah agak masam Bu Rhien segera mengurungkan langkahnya.
    “Rasanya tidak adil kalau hanya Ibu yang dapat. Sementara kamu tertinggal begitu saja karena tidak ada Inah..”
    Jo hampir keceplosan bahwa selama ini dia tidak pernah melanjutkan dengan Inah. Tapi mulutnya segera dikuncinya kuat-kuat. Dia merasa Bu Rhien akan memberinya sesuatu. Ternyata benar.. Perempuan itu segera menyuruhnya berdiri.

    “Terpaksa Ibu melayani kamu malam ini. Tapi ingat.., jangan sentuh apapun. Kamu hanya boleh melakukannya sesuai dengan yang Ibu lakukan kepadamu..”
    Kemudian Bu Rhien segera duduk di tepi ranjang. Dirainya bantal untuk ganjal kepalanya. Sejuruskemudian dia membuka pahanya. Matanya segera menatap Jo dan memberinya isyarat.
    “..” Jo tergagap. Tak mengira akan diberi kesempatan seperti itu.
    Dalam cahaya kamar yang minim itu dadanya berdesir hebat melihat sepasang paha mulus telentang. Di sebelah atas sana nampak dua bukit membuncah di balik BH warna krem yang muncul sedikit di leher daster. Dengan pelan dia mendekat. Kemudian dengan agak ragu selangkangannya diarahkan ke tengah diantara dua belah paha mulus itu. Nampak Bu Rhien memalingkan wajah ke samping jauh.. sejauh-jauhnya.

    “Degh.. degh..” Jo agak kesulitan memasukkan alatnya.
    Karena selama ini dia memang pasif. Sehingga tidak ada pengalaman memasukkan sama sekali. Tapi dia merasakan nikmat yang luar biasa ketika kepala penisnya menyentuh daging lunak dan bergesekan dengan rambut kemaluan Bu Rhien yang tebal itu. Hhh..! Nikmat sekali. Bu Rhien menggigit bibir. Ingin rasanya menendang bocah kurang ajar ini. Tapi dia segera menyadari ini semua dia yang memulai. Badannya menggelinjang menahan geli ketika dengan agak paksa namun tetap pelan Jo berhasil memasukkan penisnya (yang memang keras dan lumayan itu) ke peralatan rahasianya.

    Beberapa saat kemudian Jo secara naluriah mulai menggoyangkan pantatnya maju mundur.
    “Clep.. clep.. clep..!” bunyi penisnya beradu dengan vagina Bu Rhien yang basah belum dicuci setelah persetubuhan pertama tadi.
    “Plak.. plak.. plakk..,” kadang Jo terlalu kuat menekan sehingga pahanya beradu dengan paha putih mulus itu.
    “Ohh.. enak sekali..” pikir Jo.
    Dia merasakan kenikmatan yang lebih lagi dengan posisi dia yang aktif ini.
    “Ehh.. shh.. okh..,” Jo benar-benar tak kuasa lagi menutupi rasa nikmatnya.

    Hampir beberapa menit lamanya keadaan berlangsung seperti itu. Sementara Jo selintas melirik betapa wajah Bu rhien mulai memerah. Matanya terpejam dan dia melengos ke kiri, kadang ke kanan.
    “Hkkhh..” Bu Rhien berusaha menahan nafas.
    Mulanya dia berfikir pelayanannya hanya akan sebentar karena dia tahu anak ini pasti sudah diujung “konak”-nya.
    Tapi ternyata, “Huoohh..,” Bu Rhien merasakan otot-otot kewanitaannya tegang lagi menerima gesekan-gesekan kasar dari Jo.
    Dia berusaha sekuat tenaga untuk tidak terbangkitkan nafsunya.

    Jo terus bergoyang, berputar, menyeruduk, menekan dan mendorong sekuat tenaga. Dia benar-benar sudah lupa siapa wanita yang dihadapannya ini. yang terfikir adalah keinginan untuk cepat mengeluarkan sesuatu yang terasa deras mengalir dipembuluh darahnya dan ingin segeradikeluarkannya ..!!”Ehh..” Bu Rhien tak mampu lagi membendung nafsunya.
    Daster yang tadinya dipegangi agar tubuhnya tidak banyak tersingkap itu terlepas dari tangannya, sehingga kini tersingkap jauh sampai ke atas pinggang. Melihat pemandangan ini Jo semakin terangsang. Dia menunduk mengamati alatnya yang serba hitam, kontras dengan tubuh putih mulus di depannya yang mulai menggeliat-geliat, sehingga menyebabkan batang kemaluannya semakin teremas-remas.

    “Ohh.. aduh.. Bu..,” Jo mengerang pelan penuh kenikmatan.
    Yang jelas Bu Rhien tak akan mendengarnya karena beliau sendiri tengah berjuang melawan rangsangan yang semakin dekat ke puncaknya.
    “Okh.. hekkhh..” Bu Rhien menegang, sekuat tenaga dia menahan diri, tapi sodokan itubenar-benar kuat dan tahan.
    Diam-diam dia kagum dengan stamina anak ini.

    Akhirnya karena sudah tidak mampu lagi menahan, Bu Rhien segera mengapitkan kedua pahanya, tanganya meraih sprei, meremasnya, dan.., “Aaakkhh..!” dia mengerang nikmat. Orgasmenya yang kedua dari si Jo malam ini. Sementara si Jo pun sudah tak tahan lagi. Saat paha mulus itu menjepit pinggangnya dan kemudian pantat wanita itu diangkat, penisnya benar-benar seperti dipelintir hingga, “Cruuth..! crut.. crut..!” memancar suatu cairan kental dari sana. Jo merasakan nikmat yang luar biasa. Seperti kencing namun terasa enak campur gatal-gatal gimana.”Ohk.. ehh.. hh,” Jo terkulai. Tubuhnya bergetar dan dia segera mundur dan mencabut penisnya kemudian terhenyak duduk di kursi sebelah meja di kamarnya. Wajahnya menengadah sementara secara alamiah tangannya terus meremas-remas penisnya, menghabiskan sisa cairan yang ada disana. Ooohh.. enak sekali..

    Di ranjang Bu Rhien telentang lemas. Benar-benar nikmat persetubuhan yang kedua ini. Beberapa saat dia terkulai seakan tak sadar dengan keadaannya. Bongkahan pantatnya yang mengkal dan mulus itu ter-expose dengan bebas. Rasanya batang kenyal nan keras itu masih menyumpal celah vaginanya. Memberinya sengatan dan sodokan-sodokan yang nikmat. Jo menatap tubuh indah itu dengan penuh rasa tak percaya. Barusan dia menyetubuhinya, sampai dia juga mendapatkan kepuasan. Benarkah..?

    Sementara itu setelah sadar, Bu Rhien segera bangkit. Dia membenahi pakaiannya. Terlintas sesuatu yang agak aneh dengan anak ini. Tadi dia merasa betapa panas pancaran sperma yang disemburkannya. Seperti air mani laki-laki yang baru pernah bersetubuh.

    “Berapa jam biasanya kamu melakukan ini dengan Inah, Jo..?” tanya Bu Rhien menyelidik.
    Jo terdiam. Apakah beliau tidak akan marah kalau dia berterus terang..?
    “Kenapa diam..?”
    Jo menghela nafas, “Maaf Bu.. belum pernah.”
    “Hah..!? Jadi selama ini kamu..?”
    “Iya Bu. Saya hanya diam saja setelah Ibu pergi.”
    “Oo..,” Bu Rhien melongo.
    Sungguh tidak diduga sama sekali kalau itu yang selama ini terjadi. Alangkah tersiksanya selama ini kalau begitu. Aku ternyata egois juga. Tapi..?, masa aku harus melayaninya. Apapun dia kan hanya pembantu. Dia hanya butuh batang muda-nya saja untuk memenuhi hasrat sex-nya yang menggebu-gebu terus itu. Selama ini bahkan suami dan pacar-pacarnya dulu tak pernah mengetahuinya. Ini rahasia yang tersimpan rapat.

    “Hmm.. baiklah. Ibu minta kamu jangan ceritakan ke siapapun. Sebenarnya Ibu sudah bicara sama Inah mengenai masalah ini. Tapi rupanya kalian tidak nyambung. Ya sudah.. yang penting sekali lagi, pegang rahasia ini erat-erat.. mengerti..?” kembali suaranya berwibawa dan bikin segan.
    “Mengerti Bu..,” Jo menjawab penuh rasa rikuh.
    Akhirnya Bu Rhien keluar kamar dan Jo segera melemparkan badannya ke kasur. Penat, lelah, namunnikmat dan terasa legaa.. sekali.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Selingkuh Ngentot Sama Istri Orang

    Cerita Sex Selingkuh Ngentot Sama Istri Orang


    986 views

    Perawanku – Cerita Sex Selingkuh Ngentot Sama Istri Orang, Pada dasarnya, gua ini orang yang senang bergaul, Gua orang yang gemar berada dalam sebuah komunitas atau perkumpulan, Baik yang positif (apalagi) yang rada negative Hehe.

    Tapi, seperti halnya kebanyakan masyarakat urban, masyarakat kelas menengah ngehek, gua justru luput menjalin hubungan dengan tetangga sekitar.
    Cerita Sex Selingkuh – Gua gak tau siapa-siapa tetangga yang tinggal bahkan disebelah rumah gua sendiri. Tapi sebetulnya, selain karena memang gua yang kurang peduli juga karena sebelah rumah gua itu kontrakan rumah toko (ruko) yang penghuninya sering berganti seiring musim yang sedang terjadi.
    Kalo musim hujan, biasanya ruko diisi sama tukang bakso. Kalo musim kemarau, diisi sama tukang cendol. Gua gak tau bakal diisi sama tukang apa kalo di Indonesia ada musim salju. Besar kemungkinan diisi sama tukang jamu.
    Suatu hari, dirumah gua menggelar sebuah pertemuan yang dihadiri ratusan orang. Karena rumah gua gak cukup untuk menampung ratusan orang (rumah gua cuma cukup menampung 99 orang. Hehe) maka terpaksa harus menggelar tiker sampai keluar rumah, yaitu jalanan komplek yang sekaligus menjadi jalanan umum masyarakat sekitar menuju jalan raya utama.
    Gua baru sampai rumah jam 8 malam dan cukup kaget melihat rumah gua bak studio JKT48. Gua pikir omongan nyokap dipagi hari, “Nanti malem ada acara dirumah..” cuma acara rutin macem pengajian atau arisan warga, ternyata lebih dari pada itu.
    Karena enggan, “permisi-permisi..” untuk masuk ke dalem rumah, gua pun akhirnya menunggu acara selesai disebelah rumah. Diruko tukang jamu, eh, ruko tukang bakso.
    Satu jam berlalu sambil ngobrol ngalor-ngidul sama kang bakso yang tau muka tapi tidak tau nama gua, begitu pun dengan gua sendiri. Akhirnya kami pun berkenalan. Dan akhirnya kang bakso yang bernama Mas Mujiono ini gua pake. Yakali!
    Mas Muji, begitu biasa dia disapa, usianya hampir 50 tahun. Dia baru punya satu anak perempuan, namanya Ria. Usianya tak lebih dari 10 tahun. Sedang lucu-lucunya. Waktu gua ngobrol sama Mas Muji, Ria beberapa kali keluar masuk menggali perhatian gua yang sebelumnya, saat pertama kali melihat dia, gua menggodanya. Anak kecil tau sendiri kalo digodain, maunya terus dan terus.
    Karena tak kuat menahan kencing, gua pun meminta izin Mas Muji untuk pakai kamar mandinya. Mas Muji kemudian mempersilahkan gua setelah sebelumnya masuk ke dalam. Besar kemungkinan dia sedang membersihkan kamar mandinya agar “layak dipinjam”.
    Ruko Mas Muji ini memiliki tiga ruangan/petak. Petak pertama tempatnya berjualan, petak kedua kamar tidur, dan petak terakhir dapur serta kamar mandi. Lebarnya 4 meter dan panjang 10 meter. Yang berminat ngontrak silahkan pm. Lah!
    Saat masuk kedalam, menuju kamar mandi, ada istri Mas Muji, sedang menonton tv. Karena gua diantar Mas Muji, gua pun hanya sepintas lalu melihat istrinya yang sedang ‘diusel-usel’ sama Ria.
    Setelah selesai buang hajat, (yap, abis kencing, mendadak gua mau boker) gua pun keluar kamar mandi. Saat baru saja keluar dari area dapur memasuki area kamar tidur, Ria (kembali) ngajak bercanda. Dia sembunyi dibalik tembok, kemudian seperti seolah-olah mengagetkan gua sembari memeluk sekitaran kaki dan paha gua sambil tertawa cekakakan.
    Mas Muji yang sedang melayani pembeli terdengar memperingatkan buah hatinya itu untuk tidak mengganggu. Tapi apakah gua merasa terganggu? Tentu tidak. Kejadian itu gua manfaatkan untuk melihat dengan seksama sosok istri Mas Muji.
    “Wow..” Gerak mulut gua saat melihatnya. Istri Mas Muji kemudian meminta Ria untuk kembali anteng atau duduk dikasur. Gua sempat tersenyum dan menganggukkan kepala saat saling menatap dengan istri Mas Muji. Dia pun balas tersenyum dan mengangguk.
    Mas Muji ini sepertinya punya aji-ajian dari mbah dukun. Karena kalo dicari alasan logis perempuan muda, cantik, dan bahenol macam istrinya ini mau ‘diajak’ susah menjalani hidup sama dia, gua gak nemuin.
    Istrinya Mas Muji ini cuantik, rek!
    Untuk bersanding sama lelaki umur 50 tahunan yang berprofesi sebagai kang bakso, istrinya malah bisa dibilang cantik banget.
    Bukan bermaksud merendahkan tukang bakso, tapi wajarnya perempuan cantik yang umurnya terpaut 20 tahun dengan seorang lelaki, cuma akan menikah sama kang korupsi, kang tender, atau kang-kang lainnya yang punya harta melimpah. Lah Mas Muji?
    Nama istri Mas Muji ini tak lain dan tak bukan adalah Teh Lilis. Dia dipanggil “Teh” karena lahir dan besar di … Ambon. What? Hehe.
    Teh Lilis ini aseli Ciamis. Dia berkenalan dengan Mas Muji diarea wisata pantai daerahnya. Selang sebulan perkelanannya itu, Teh Lilis dilamar dan kemudian dinikahi lalu dibojong Mas Muji ke Jakarta.
    Ini yang tadi gua bilang kalo Mas Muji punya aji-ajian. Saat berkenalan dan hendak mempersunting Teh Lilis, usaha bakso Mas Muji hanyalah sekala gerobak dorong yang mana tidak mempunyai pelanggan tetap. Mas Muji mengumpulkan keuntungannya berdagang selama lebih dari 10 tahun untuk menikah dan mencari peruntungan lebih besar dengan mengontrak toko, bahasa kitanya, mangkal. Agar punya pelanggan tetap dan usaha berkembang.
    Laba selama 10 tahun itulah modal Mas Muji menemui orang tua Teh Lilis dan memboyongnya ke ibu kota. Kalo Mas Muji gak punya aji-ajian, rasanya orang tua Teh Lilis enggan menyerahkan buah hatinya yang cantik nan montok itu.
    Sejarah singkat diatas, disponsori langsung oleh Mas Muji sendiri (selain dugaan punya aji-ajian, tentu saja). Keabsahan dan keakuratannya jelas terverifikasi serta dapat di pertanggungjawabkan. Ngok!
    Tidak ada hal istimewa yang terjadi setelah perkenalan dengan tetangga sebelah rumah gua ini. Semua kembali normal seperti biasanya, seiring selesainya acara yang berlangsung dirumah gua. Janganlah kalian berharap gua langsung doggiestlye sama Teh Lilis disaat Mas Muji menggodok gilingan baksonya, jangan! Semua berjalan seperti hari-hari sebelumnya.
    Awal mula perkenalan langsung gua sama Teh Lilis adalah saat gua hendak keluar rumah. Waktu itu gua memarkirkan kendaraan disebelah rumah atau lebih tepatnya didepan ruko Mas Muji karena lupa membawa pulpen. Ou, ouw. Jangan sepelekan pulpen. Googling, ‘lost your pen’ untuk keterangan lebih lanjut.
    Karena masih pagi, warung Mas Muji masih tutup. Itu kenapa gua santai aja parkir didepan rukonya. Sekembalinya mengambil pulpen, gua ketemu Ria sama ibunya yang mau berangkat ke sekolah. Gua pun dengan tulus ikhlas tanpa niat kotor mengajak mereka bareng.
    Sebenarnya jarak antara area sekolahan sama rumah gua tidaklah jauh-jauh amat. Bahkan tidak lebih dari 2 km. Tapi atas dasar perputaran ekonomi, masyarakat sekitar rumah gua lebih memilih naik ojek ketimbang jalan kaki. “Bagi-bagi rejeki..” begitu alasan dari keengganan berjalan kaki masyarakat urban saat ini.
    Teh Lilis awalnya sempat menolak karena mungkin malu atau segan. Tapi karena Ria langsung setuju dan naik ke dalam kendaraan, Teh Lilis tak bisa berbuat apa-apa.
    Teh Lilis tampak malu dan kaku, dia membatasi gerak Ria di dalam mobil. Gua sesekali mnggoda Ria dan meng-gpp-kan usaha Teh Lilis meredam tingkah random anaknya. “Gpp, Mba.. Ih, si Mba, kaya gak pernah kecil aja..”
    “Bapaknya mana? Masih tidur ya?” Kata gua, bertanya pada Ria yang tampak antusias (mau gua sebut ‘norak’ ga tega) mencet-mencet dan melihat monitor didepannya. Ria hanya menjawab sepintas lalu tanpa melihat kearah gua, “Iya..” katanya.
    Teh Lilis yang menyadari tingkah anaknya menggelengkan kepala dan tersenyum malu. Karena anaknya tak menggubris, gua pun lalu mengajak berbicara ibunya. Eaaa. Kalo kata pepatah, “Habis jatuh tertiban janda”
    Kalo kata orang jawa, malahane.
    “Mba, siapa namanya?”
    “Lilis..”
    “Aslinya juga satu daerah sama Mas Muji?”
    “Oh, ngga. Saya mah dari Ciamis..”
    “Ooh, urang sunda. Teteh, dong ya, manggilnya..”
    “Hehe, iya..”
    Lagi-lagi kalian jangan berharap gua langsung akan meng-wot-kan Teh Lilis didalam mobil. Karena tak lama dari obrolan perkenalan diatas, kami tiba diarea sekolahan. Lagipula masih ada anak dibawah umur.
    Setelah kami berpisah semuanya kembali normal seperti biasanya lagi. Tak ada niat kotor, tak ada pikiran mesum, meski bertemu dan bertukar senyum dengan Teh Lilis di hari-hari berikutnya.
    Sampai akhirnya, awal mula kemesuman yang kalian tunggu-tunggu hadir juga.
    Gua kedatangan tamu dari jauh, seorang teman lama. Kolega gua dalam usaha membawa cewe-cewe mabuk ke dalam gubuk.
    Namanya Udjo. Saat ini dia sudah tinggal diluar kota bersama istri, anak, dan ibu mertuanya. Sepaket.
    Gua mengajak Udjo makan bakso ditempat Mas Muji karena enggan menambah kemacetan ibu kota diakhir pekan. Entah karena akhir pekan atau habis hujan, ruko Mas Muji kebanjiran pembeli.
    “Alhamdulillah, ya Mas kebanjiran pembeli, bukan kebanjiran air got!” Kata gua, coba mencairkan raut sibuk Mas Muji sehingga membuatnya tertawa. Karena ramai, tentu saja, Teh Lilis membantu suaminya melayani pembeli.
    Saat itulah, Udjo memberi kode dengan menyolek-nyolek paha gua. Semacam isyarat yang berbunyi, “Bro, Anjirr. Bininya cakep bener nih tukang bakso!”
    Gua hanya tersenyum dan sesekali menghentikan colekan Udjo. “Lu kata gua sabun!” kata gua juga dalam bahasa isyarat. Isyarat laraswati~
    Gua sama Udjo pun terlibat obrolan tanpa suara saat menunggu baksonya datang. Kalian tau macam mana obrolan tanpa suara, kan? Taulah, pasti. Haha.
    Gua menyikut Udjo saat dia mulai ekstrim memandang Teh Lilis yang entah sedang mengambil kembalian atau mencuci mangkok. “Lah, elu mah enak, mau ngeliatin dia pake muka mesum macam apa juga gak masalah. Gua, yang gak enak!” Kata gua saat kembali berbincang dirumah.
    “Tapi asli, bro. Itu tadi mbanya boleh tuh, asli. Lah, lakinya aja udah aut, bro!”
    “Aut?” Tanya gua, gak ngerti.
    “Iya, aut. Tua, bego!” Jawabnya menjelaskan sambil tertawa.
    Cerita Dewasa Selingkuh – Gua pun tertawa dan mencoba mengalihkan topik pembicaraan. Tapi Udjo seperti sudah dirasuki iblis mesum piaraan gua sendiri. Dia berkata dengan begitu yakin, “Kalo gua jadi lu, bro. Gua sikat tuh bininya kang bakso! Asli!”
    “Sikat, ndasmu sempal!” Balas gua menyudahi kemesuman yang ada.
    ***
    Udjo benar-benar menginspirasi gua untuk menggagahi Teh Lilis. Dia seolah memberikan gua keyakinan kalo Teh Lilis pasti mau diajak selingkuh. “Asli, pasti mau!” begitu kata Udjo, dengan keyakinan tingkat wali.
    Dan, iblis pun menyusun situasi mesum untuk gua.
    Malam itu gua sampe rumah sudah sangat larut, sekitar jam 1an. Gua ngeliat Teh Lilis sedang belanja diwarung klontong milik orang Madura, yang pernah gua tanya, “Buka 24 jam ya pak?” Dijawab, “Ngga, cuma sampe pagi kok..” Okee.. Makasih pak.. ~
    Setelah markir kendaraan, gua bergegas ke warung klontong itu yang jaraknya tak jauh dari rumah gua.
    “Eh, Teh Lilis.. Belum tidur, Teh?”
    “Oh, iyaa..” Jawabnya malas. Duh, gak ada peluang nih, batin gua.
    “Beli apaan, Teh..” Tanya gua lagi.
    “Hah? Ituh, tau nih, bapaknya Ria. Minta makan mie..” Jawabnya setengah terkejut. Teh Lilis tampak murung dan melamun. Gua memandanginya dengan seksama. Baru ngeliatin dia aja, dada gua udah berdebar. Kaki gua gemeter. Dan, yap! Iblis berbisik, “tuh bos, dia nyebut Mas Muji “Bapaknya Ria” bos, bukan “Suamiku”. Itu artinya bisa digoyang imannya, bos! Lanjut, bos!”
    “Beli apa mas?” Tanya Teh Lilis? Bukan! Tanya orang Madura. Membuyarkan lamunan gua menatap Teh Lilis.
    “Oh. Rokok pak.. Lupa saya. Sama kopi juga deh..”
    “Seduh sekalian kopinya?”
    “Gak usah, pak. Eh, tapi kalo airnya baru mendidih, boleh deh..”
    Tak disangka, Teh Lilis ikut bicara.
    “Jam segini malah mau ngopi, mas. Gak tidur emangnya?”
    “Hehe, iya Teh. Masih ada kerjaan..”
    “Emang, Mas kerjanya dimana?” Tanyanya lagi. Sambil bayar gua ngomong, “Kenapa? Teteh mau ikut? Hehe.” dengan pandangan menggoda. Teh Lilis sesaat kaget, lalu tertawa.
    “Duluan, Teh..” Kata gua, kemudian cabut dari warung. Teh Lilis masih menunggu belanjaannya. Dan tak lama, dia pun bergegas pulang.
    Teh Lilis cuma berjarak 3 langkah dibelakang gua. Gua sengaja memperlambat jalan gua. Teh Lilis dilema, antara mau duluin gua atau ikutan jalan lambat. Dia milih opsi pertama, mungkin karena sudah ditungguin suaminya.
    “Ayo, mas..” Katanya saat berada disebelah gua sesaat mendahului.
    “Oh, iya Teh..” Balas gua, sok cuek dengan akting mainan gejet. Dalam hati bergejolak, “minta-ngga-minta-ngga..” Akhirnya gua memilih, Ngga! Haha, cupu banget gua. Minta nomornya aja takut! Yaiyalah, takut. Bini orang, sob!
    Tapi iblis punya rencana lain. Saat berada didepan ruko/rumah Teh Lilis, dia kembali bersuara sebelum masuk. Seolah memberikan kode, kalo dia mau kok diajak selingkuh.~
    “Awas, Mas, kesandung! Hehe” godanya, yang melihat gua jalan sambil menatap layar gejet. Gua sok cool, menengok kearahnya dan hanya tersenyum. Ingin rasanya ngomong, “Teh, minta nomor teleponnya, Teh..” Tapi itu namanya main kotor. Kemungkinan didenger Mas Muji besar, jadi gua urung melakukannya.
    Sampai kamar, gua menyusun rencana dan tidur. Kopi yang gua beli dan udah diseduh, yang hanya menjadi kamuflase itu pun tak tersentuh. “Biarlah jadi rejeki semut..” Batin gua, lalu tidur.
    ***
    Pagi-pagi sekali gua bersiap menjalankan aksi. Hemm, seperti apa aksi gua? Stay tune, gaes!
     
    Pagi-pagi sekali gua sudah berada di area sekolahan tempat Ria sekolah.
    Iblis benar-benar sudah menguasai diri gua. Entah dimana keberadaan malaikat.
    Rencananya, gua akan mulai mendekatkan diri sama Teh Lilis saat dia menunggu Ria. Dan, melihat umur Teh Lilis yang gak tua-tua amat, dugaan gua dia pasti gak akan ikut nunggu Ria sambil ngerumpi sama ibu-ibu lain yang juga mengantar anaknya.
    Tapi dugaan tinggal dugaan. Teh Lilis ikut membaur dengan ibu-ibu. Iblis memberi celah dengan tidak adanya ibu-ibu yang berada di sekitar Teh Lilis yang gua kenal. Jadi, besar kemungkinan juga gak ada yang mengenal gua. Tinggal kemudian gua mencari celah untuk “dilihat” Teh Lilis.
    Mulai dari bersiul kearah Teh Lilis, sampai melambai-lambaikan tangan, dia tetap tak sadar keberadaan gua. Tiba-tiba saja ide muncul saat melihat bocah sd keluar dari salah satu kelas (bukan kelasnya Ria), gua langsung mengiming-imingin jajanan dan mengantarnya kembali ke kelas seolah-olah gua adalah sodaranya.
    Teh Lilis sedikit kaget melihat keberadaan gua. Gua mengangguk dan tersenyum kearahnya. Setelah si bocah masuk kelas, gua menghampiri Teh Lilis.
    “Nganter? Siapa?” Katanya, membuka pembicaraan.
    “Oh, iya. Keponakan Teh..”
    “Oohh..” Responnya sambil beranjak dari tempat duduk hendak membeli jajanan.
    Gua sih yakin kalo dia cuma ngasih peluang ke gua, semacem kode minta ditelanjangin. Atau minimal ini settingan iblis.
    “Nungguin sampe pulang, Teh?” Tanya gua. Dia gak gak menjawab, hanya mengangguk. Raut wajahnya tampak risih. Seketika gua bagai tersambar petir. “Anjir, gua cuma kegeeran nih..” Batin gua.
    “Teh..” Sapa gua lagi. Pantang menyerah.
    “Iya..” Jawabnya, masih dengan raut wajah risih dan cenderung was-was. Gua langsung menyodorkan hp dan minta nomor teleponnya. Dang! Hp gua gak direspon.
    Tapi dia malah bilang, “Nomor Mas aja berapa?” sambil mengeluarkan hpnya dan gua pun pamit duluan setelah memberikan nomor hp.
    Gua sih ga yakin dia bakal ngontek gua, tapi atas dasar positive thinking untuk kelakuan negative, gua menunggu kontak Teh Lilis. Tak sampai satu jam, ada pesan masuk ke hp gua.
    “Ada apa ya, Mas? Maaf, saya risih ngobrol ditempat umum. Takut dikira macem-macem. Lilis.”
    Hhhuuaaa.. Teh Lilis. Macam orang dulu aja ngirim Short Messages Service. Hehe
    “Hehe, kalo gitu saya Teh yang minta maaf. Ga ada apa-apa Teh, mau kenal aja. Mau ngobrol-ngobrol. Kalo smsan gini masih risih ga, Teh? Hehe”
    “Ya kalo sms gini ga risih. Kan gak ada yang liat. Mau kenal? Kan udah kenal. Ngobrol kok sama ibu-ibu sih Mas, sama yang masih gadis aja atuh.”
    “Duh, Teh. Kalo sama gadis mah ribet Teh, ambekan. Dikit2 ngambek. Hehe. Teh Lilis tiap hari nungguin Ria?”
    “Yah Mas, ibu-ibu juga sering ngambek kok. Namanya juga perempuan. Heee. Iya, tiap hari nungguin. Mas tadi anter anaknya ponakan? Kok baru liat.”
    “Hehe, ngga Teh. Sebenernya cuma alesan buat ketemu Teteh aja ”
    “Hmm. Mas, tolong jangan nelepon saya yah klo saya lagi dirumah. Takut bapaknya Ria tau nanti malah nyangka macet-macet.”
    Pesan terakhir Teh Lilis gak gua bales, tapi gua berinisiatif langsung meneleponnya. Teh Lilis terasa begitu segan dan risih saat menerima telepon gua. Tapi meski begitu, dia juga tak memadamkan percikan untuk digoda. Gua sebagai lelaki normal yang abnormal tentu saja tak melewatkan peluang begitu saja.
    Gua mencoba membuatnya nyaman berbicara sama gua. Pelan-pelan Teh Lilis mulai ‘biasa’ dan enjoy dalam berbicara. Sesekali dia bercerita juga bertanya. Nah, kedua hal tersebut adalah koentji sebuah pedekate berhasil atau tidak.
    Akhirnya Teh Lilis menyudahi obrolan via telepon itu karena jam pulang Ria sudah tiba. Gua longok jam tangan, ‘pukul 09:50 WIB’.
    Diakhir obrolan gua sempet ngomong, “Kalo lagi suntuk sms saya aja, Teh. Siapa tau malah tambah suntuk..” seraya tertawa. Teh Lilis juga tertawa lepas saat menutup teleponnya.
    ***
    Gua pulang kerumah waktu banci pun belum dandan. Pikiran gua dipenuhi strategi-strategi menelanjangi Teh Lilis.
    Dan sepertinya, Teh Lilis ini memang minta ditelanjangi. Dia sms gua gak lama setelah gua sampai rumah.
    “Tumben Mas jam segini udah pulang? Gak jalan-jalan dulu sama pacarnya? Lagi marahan ya.. Hehehe”
    Gua sempat kaget mendapati sms Teh Lilis, karena pas gua liat sebelum masuk rumah, Teh Lilis lagi momong Ria di dekat Mas Muji. Mas Muji sendiri sedang melayani pembeli yang gak banyak-banyak amat dan gak sedikit juga.
    “Hehe, bisa aja Teteh. Lagi nonton tv apa masih di depan Teh? Tadi saya lihat kan Teteh di depan.”
    “Iya, lagi nonton tv. Udah ga di depan, banyak pembeli. Lagi sekalian nidurin Ria.”
    “Nidurin Ria? Mau juga dong Teh, ditidurin. Ahahaha. Becanda, Teh. Loh, banyak pembeli kok gak bantuin Mas Muji?”
    “Hmm. Untung cuma becanda. Bantuin kok, tapi sambil nonton tv. Heee.”
    “Owgitu..”
    Biajingan, gua keabisan ide sampe cuma begitu doang bales smsnya. ‘Owgitu..’ Sms macam apa itu? Macem lagi wasapan atau bbman aja. Padahal di sms tersedia 140 karakter. Eh, bener apa ngga ya? Bodo, ah. Haha.
    Tapi ditengah keputusasaan balesan sms gua, Teh Lilis memainkan perannya.
    “Besok nganter lagi Mas?”
    “Nganter, bareng aja Teh.”
    “Gak ah. Ngerepotin.”
    “Yah, Teh. Timbang gitu aja ngerepotin.”
    “Heeeehe. Boleh deh kalo gak ngerepotin.”
    “Eh, sebenernya emang ngerepotin sih Teh. Kecuali kalo abis nganter trus Teteh nungguin Ria-nya diluar sama saya, baru gak ngerepotin.”
    “Hmm. Keluar kemana Mas?”
    “Gak usah jauh-jauh Teh. Biar jam setengah sepuluh udah sampe sekolahan lagi. Kemana aja, yang penting bisa ngobrol-ngobrol.”
    “Gak ah. Takut ada yang liat Mas.”
    “Ya kalo gitu, kita pergi ketempat yang gak ada orang liat. Hehe.”
    “Mas bisa aja. Udahan dulu ya, Mas. Jangan sms lagi.”
    Huhu. Yes!
    07:00 WIB
    Besoknya, seperti yang sudah dismskan semalem, gua nganter Ria dan Teh Lilis dengan bergaya seolah-olah gak janjian.
    Teh Lilis sempat bertanya, “Keponakannya mana Mas?” waktu perjalanan ke sekolah. Tapi gak gua jawab, karena pun dia nanya dengan raut wajah menggoda. Jiguri.
    Setelah sampai sekolahan, Teh Lilis mengantar Ria ke kelas. Gua kemudian meneleponnya, memberitau kalo gua nunggu diseberang jalan utama sekolahan. Teh Lilis hanya membalas dengan suara, “Hmm.. He’em.. Iya. Iya. He’em..”
    07:30 WIB
    Tak sampai 20 menit, Teh Lilis sudah masuk ke dalam mobil yang gua parkir di minimarket. Gua sedang berada di dalam membeli ‘perlengkapan perang’.
    Mobil sengaja menyala dan gak gua kunci, Teh Lilis menjalankan semua perintah gua. Nice.
    “Kemana Mas?” Tanya Teh Lilis waktu gua baru masuk mobil.
    “Kemana ya?” Kata gua sambil memandanginya dari atas sampai bawah, tanpa ada gangguan sedikitpun. Muka Teh Lilis seketika memerah. Kemudian memalingkan pandangannya.
    Teh Lilis hanya memakai celana piama. Celana tidur dipadu dengan daster sedengkul dan jaket. Badannya yang bahenol terlihat dari balik pakaian yang berbahan lemas itu. Meski jaket blazernya coba menutupi.
    Gua mulai nakal dengan menyentuh bagian rusuknya. Teh Lilis reflek bergoyang. Sekali, dua kali, sampai akhirnya Teh Lilis menghadap gua, lalu meraup wajah gua. Seperti sedang menampar, tapi tanpa tenaga.
    “Bajingan, berani nyentuh gua nih ibu-ibu..” Batin gua. Gua pun langsung memanfaatkan dengan memegang tangannya. Teh Lilis membeku. Gua berdebar tak karuan.
    “Yang penting, cabut dulu aja Teh dari sini..” Kata gua kemudian sambil keluar parkiran dan gas pol entah kemana.
    Dijalan, gua menimang-nimang tempat tujuan. Teh Lilis gak banyak bicara, cenderung sedikit grogi. Raut wajahnya juga tampak khawatir. Entah khawatir gua apa-apain atau khawatir perbuatan nekatnya ini ketahuan Mas Muji.
    07:50 WIB
    Di depan gerbang hotel, gua berhenti dan memandang Teh Lilis. Satu, dua, tiga detik, Teh Lilis tak kunjung memandang balik. Gua menggoyangkan jari di lingkaran stir.
    Teh Lilis memandang balik. Raut wajahnya bukan sekedar bertanya “Ngapain berhenti didepan hotel?” tapi juga, “..Kalo mau masuk, ya masuk.”
    Gua tersenyum lebar. Teh Lilis menghembuskan nafas panjang. Iblis berdendang dijok belakang. Malaikat terbelenggu didalem bagasi.
    ***
    08:00 WIB
    “Mas ngapain kita kesini?” Tanya Teh Lilis saat sudah duduk dibibir kasur hotel.
    “Ngapain ya Teh enaknya? Hehe. Ngobrol aja Teh..” Jawab gua sambil merebahkan badan dikasur. Teh Lilis membelakangi gua.
    “Kan, kalo ngobrol disini gak bakal ada yang liat Teh..”
    Teh Lilis sesekali menengok kebelakang, melihat posisi pewe gua. “Sini, Teh, nontonnya sambil rebahan. Kaya waktu saya pertama ngeliat Teteh, kan lagi nonton tv sambil tiduran gini..” Goda gua.
    Teh Lilis kembali menengok dan tertawa malu. “Saya duduk, sih waktu itu. Gak tiduran. Dibilangin bapaknya Ria, mau ada yang numpang kamar mandi.”
    Didalam kamar, hampir selama setengah jam, hanya gua habiskan dengan ngobrol gak jelas. Sama-sama malu. Sama-sama grogi. Tapi lambat laun, Teh Lilis mulai santai dan berkeliling kamar hotel.
    Duduk dimeja rias. Ke kamar mandi. Buka-buka kulkas dan baca majalah. Sesekali mendekat ke arah gua untuk bertanya sesuatu yang ada dikamar hotel. Gua pun justru larut dengan menyia-nyiakan waktu yang ada sambil glesoran dikasur.
    Madep kanan, madep kiri, tungkerep, telentang. Glesoran gak karuan.
    Sampai akhirnya gua bertanya sesuatu, “Eh, Teh. Kok umurnya bisa beda jauh sih sama Mas Muji?”
    Teh Lilis yang sedang duduk didepan meja rias sambil baca majalah kemudian berdiri. Mukanya seketika kesal. “Saya mau balik ke sekolahan, Mas..” Katanya.
    Doh, ngambek!
    Teh Lilis lalu berjalan menuju pintu, gua langsung beranjak dari kasur dan menahannya.
    Kemudian gua minta maaf kalo ada sesuatu yang menyinggung. Teh Lilis tak bergeming. Gua sedikit menarik tangannya. Yang terjadi kemudian sungguh diluar perkiraan.
    Gua hanya menarik tangannya pelan untuk mendapat perhatiannya yang sebelumnya enggan memandang gua. Tapi reaksi Teh Lilis seperti baru saja di uppercut Muhammad Ali.
    Dia merobohkan badannya yang secara otomatis menimpa badan gua yang lalu terjatuh dikasur.
    Sesaat kami saling pandang. Kedua tangan Teh Lilis berada didada gua, sedikit menopang tubuhnya.
    Gua lalu melingkarkan tangan gua dibadannya. Teh Lilis tak bereaksi. Masih memandangi gua. Gua salah tingkah. Muka Teh Lilis sedikit berubah menjadi sangat serius. Sesekali dia memejam.
    Kemudian gua meraih kedua tangannya. Badan Teh Lilis sepenuhnya menindih badan gua. Payudaranya yang montok mendarat tepat didada gua. Muka Teh Lilis makin berubah saat gua menggoyangkan badannya. Bibirnya bergerak-gerak seperti ingin melumat atau berkata sesuatu.
    Gua melepaskan jaket blazzernya. Ariel sudah tegangan tinggi. Kaki Teh Lilis lurus diatas gua.
    Gua lalu meremas bokongnya agar kakinya terbuka. Dan, yap, Teh Lilis mengangkang diatas gua dengan wajah horny.
    Ariel yang sudah tegangan tinggi terasa bersentuh dengan bagian vagina Teh Lilis. Gua menggoyangkan pinggul naik-turun sambil meremas bokongnya. Sebentar saja, Teh Lilis sudah mengikuti irama goyangan.
    “Sssstttt..” Desisnya sambil memejamkan mata. Giginya seperti sedang menggigit sesuatu. Gua makin kencang meremas bokongnya.
    Tiap gua remas dan bergoyang, Teh Lilis berdesis sambil mengatur nafas. “Sssssttt..”
    Tangan gua masuk ke dalam celana piamanya. Mudah saja buat gua karena hanya berbahan kolor. Setelah didalam celana, tangan gua gak meremas bokongnya, tapi langsung menyentuh vaginanya dari atas.
    Teh Lilis langsung mencengkram wajah dan melumat bibir gua. “Eemmm…” Desah gua.
    Sambil berciuman, saling melahap satu sama lain, gua menarik-narik kancut Teh Lilis. Teh Lilis bergeliat sambil menggoyangkan sendiri pinggulnya. “Sssssttt…hhuuu..” Desahnya kali ini.
    Gua lalu mulai meremas payudaranya. Teh Lilis memberi ruang dengan sedikit mengangkat tubuhnya yang berada diatas gua. Sebentar saja, gua langsung membuka tali branya dan mengangkat daster serta branya.
    Payudara montok Teh Lilis menggantung diatas wajah gua. Dia menahan tubuhnya dengan kedua tangan dikasur. Setelah menikmati aroma tubuhnya, gua mulai mengulum puting payudara Teh Lilis.
    Dari payudara yang satu, ke yang lain. Secara adil gua kulum dan remas payudaranya. Teh Lilis menggoyangkan badannya saat gua sedang melahap salah satu payudaranya.
    08:40 WIB
    Sambil menjilati putingnya, gua kembali meremas bokongnya.
    Teh Lilis makin menikmati kebejatannya. Dia membuka celananya pake satu tangan dengan gerakan yang dinamis, tanpa mengganggu gua yang sedang melahap payudaranya. “Ssssttt.. Aahh..” Desahnya.
    Gua lalu membalikkan badan. Teh Lilis telentang sambil bergeliat saat gua melepas celana. “Dasternya, buka Teh..” Kata gua saat hendak menjilati vaginanya yang masih tertutup. Teh Lilis membuka dasternya dan tapi kemudian menarik wajah gua dan memberikan ciuman dahsyat. Dia mencium sambil menyedot.
    Gua memasukkan tangan ke dalam kancutnya dan menyentuh vaginanya. Teh Lilis makin melumat bibir gua. Lalu gua memaikan jari dimulut vaginanya. Basah!
    Vagina Teh Lilis sudah basah saat gua melepaskan kancutnya, dan saat hendak menjilati, lagi-lagi dia menarik kepala gua. Gua pun akhirnya hanya mengocok vaginanya dengan jari sambil menjilati payudaranya. “Aaaahhhh.. Sssttt.. Aaaauuggghh..” Desahnya.
    Kemudian gua memasukkan satu lagi jari ke dalam vaginanya. Teh Lilis mengerang sambil mencengkaram leher gua. Gua melepaskan cengkramannya sambil mempercepat gerakan jari mengocok vaginanya.
    Untuk mendapatkan hasil maksimal, gua menegakkan dudukan badan. Yang tadinya sedikit membungkuk mengulum payudara, menjadi duduk tegap disamping badan Teh Lilis yang bergeliat keenakan.
    Pemandangan dari sini adalah yang terbaik saat sesi porplei, bro.. Haha. You, know lha.
    Teh Lilis tak dapat menyembunyikan raut wajah malu bercampur nafsu saat gua sengaja mengocok vagina sambil memperhatikannya. “Enak, Teh..” Kata gua.
    Entah pertanyaan bodoh macam apa itu. Sialnya, itu pertanyaan yang sering diajukan lelaki saat sedang memberikan nikmat ke wanita yang sesang dieksekusi.
    Teh Lilis menutupi wajahnya dengan bantal saat tak kuasa mendesah. Dia mendesah dibalik bantal. Gua langsung menyingkirkan bantal. Wajah Teh Lilis tampak sudah tak perduli. Dia benar-benar menikmati gerakan jari-jari gua.
    “Aaahhh, aaakkhhh, hhhaaaahhh..” Desahnya sambil meremas salah satu payudaranya. Payudara yang lain, gua bantu meremas.
    Sesaat gua bertanya-tanya. “Ini orang udah punya anak kok pentilnya masih bagus?” Sambil memilin dan meremas buah dadanya.Pagi-pagi sekali gua sudah berada di area sekolahan tempat Ria sekolah.
    Iblis benar-benar sudah menguasai diri gua. Entah dimana keberadaan malaikat.
    Rencananya, gua akan mulai mendekatkan diri sama Teh Lilis saat dia menunggu Ria. Dan, melihat umur Teh Lilis yang gak tua-tua amat, dugaan gua dia pasti gak akan ikut nunggu Ria sambil ngerumpi sama ibu-ibu lain yang juga mengantar anaknya.
    Tapi dugaan tinggal dugaan. Teh Lilis ikut membaur dengan ibu-ibu. Iblis memberi celah dengan tidak adanya ibu-ibu yang berada di sekitar Teh Lilis yang gua kenal. Jadi, besar kemungkinan juga gak ada yang mengenal gua. Tinggal kemudian gua mencari celah untuk “dilihat” Teh Lilis.
    Mulai dari bersiul kearah Teh Lilis, sampai melambai-lambaikan tangan, dia tetap tak sadar keberadaan gua. Tiba-tiba saja ide muncul saat melihat bocah sd keluar dari salah satu kelas (bukan kelasnya Ria), gua langsung mengiming-imingin jajanan dan mengantarnya kembali ke kelas seolah-olah gua adalah sodaranya.
    Teh Lilis sedikit kaget melihat keberadaan gua. Gua mengangguk dan tersenyum kearahnya. Setelah si bocah masuk kelas, gua menghampiri Teh Lilis.
    “Nganter? Siapa?” Katanya, membuka pembicaraan.
    “Oh, iya. Keponakan Teh..”
    “Oohh..” Responnya sambil beranjak dari tempat duduk hendak membeli jajanan.
    Gua sih yakin kalo dia cuma ngasih peluang ke gua, semacem kode minta ditelanjangin. Atau minimal ini settingan iblis.
    “Nungguin sampe pulang, Teh?” Tanya gua. Dia gak gak menjawab, hanya mengangguk. Raut wajahnya tampak risih. Seketika gua bagai tersambar petir. “Anjir, gua cuma kegeeran nih..” Batin gua.
    “Teh..” Sapa gua lagi. Pantang menyerah.
    “Iya..” Jawabnya, masih dengan raut wajah risih dan cenderung was-was. Gua langsung menyodorkan hp dan minta nomor teleponnya. Dang! Hp gua gak direspon.
    Tapi dia malah bilang, “Nomor Mas aja berapa?” sambil mengeluarkan hpnya dan gua pun pamit duluan setelah memberikan nomor hp.
    Gua sih ga yakin dia bakal ngontek gua, tapi atas dasar positive thinking untuk kelakuan negative, gua menunggu kontak Teh Lilis. Tak sampai satu jam, ada pesan masuk ke hp gua.
    “Ada apa ya, Mas? Maaf, saya risih ngobrol ditempat umum. Takut dikira macem-macem. Lilis.”
    Hhhuuaaa.. Teh Lilis. Macam orang dulu aja ngirim Short Messages Service. Hehe
    “Hehe, kalo gitu saya Teh yang minta maaf. Ga ada apa-apa Teh, mau kenal aja. Mau ngobrol-ngobrol. Kalo smsan gini masih risih ga, Teh? Hehe”
    “Ya kalo sms gini ga risih. Kan gak ada yang liat. Mau kenal? Kan udah kenal. Ngobrol kok sama ibu-ibu sih Mas, sama yang masih gadis aja atuh.”
    “Duh, Teh. Kalo sama gadis mah ribet Teh, ambekan. Dikit2 ngambek. Hehe. Teh Lilis tiap hari nungguin Ria?”
    “Yah Mas, ibu-ibu juga sering ngambek kok. Namanya juga perempuan. Heee. Iya, tiap hari nungguin. Mas tadi anter anaknya ponakan? Kok baru liat.”
    “Hehe, ngga Teh. Sebenernya cuma alesan buat ketemu Teteh aja ”
    “Hmm. Mas, tolong jangan nelepon saya yah klo saya lagi dirumah. Takut bapaknya Ria tau nanti malah nyangka macet-macet.”
    Pesan terakhir Teh Lilis gak gua bales, tapi gua berinisiatif langsung meneleponnya. Teh Lilis terasa begitu segan dan risih saat menerima telepon gua. Tapi meski begitu, dia juga tak memadamkan percikan untuk digoda. Gua sebagai lelaki normal yang abnormal tentu saja tak melewatkan peluang begitu saja.
    Gua mencoba membuatnya nyaman berbicara sama gua. Pelan-pelan Teh Lilis mulai ‘biasa’ dan enjoy dalam berbicara. Sesekali dia bercerita juga bertanya. Nah, kedua hal tersebut adalah koentji sebuah pedekate berhasil atau tidak.
    Akhirnya Teh Lilis menyudahi obrolan via telepon itu karena jam pulang Ria sudah tiba. Gua longok jam tangan, ‘pukul 09:50 WIB’.
    Diakhir obrolan gua sempet ngomong, “Kalo lagi suntuk sms saya aja, Teh. Siapa tau malah tambah suntuk..” seraya tertawa. Teh Lilis juga tertawa lepas saat menutup teleponnya.
    ***
    Gua pulang kerumah waktu banci pun belum dandan. Pikiran gua dipenuhi strategi-strategi menelanjangi Teh Lilis.
    Dan sepertinya, Teh Lilis ini memang minta ditelanjangi. Dia sms gua gak lama setelah gua sampai rumah.
    “Tumben Mas jam segini udah pulang? Gak jalan-jalan dulu sama pacarnya? Lagi marahan ya.. Hehehe”
    Gua sempat kaget mendapati sms Teh Lilis, karena pas gua liat sebelum masuk rumah, Teh Lilis lagi momong Ria di dekat Mas Muji. Mas Muji sendiri sedang melayani pembeli yang gak banyak-banyak amat dan gak sedikit juga.
    “Hehe, bisa aja Teteh. Lagi nonton tv apa masih di depan Teh? Tadi saya lihat kan Teteh di depan.”
    “Iya, lagi nonton tv. Udah ga di depan, banyak pembeli. Lagi sekalian nidurin Ria.”
    “Nidurin Ria? Mau juga dong Teh, ditidurin. Ahahaha. Becanda, Teh. Loh, banyak pembeli kok gak bantuin Mas Muji?”
    “Hmm. Untung cuma becanda. Bantuin kok, tapi sambil nonton tv. Heee.”
    “Owgitu..”
    Biajingan, gua keabisan ide sampe cuma begitu doang bales smsnya. ‘Owgitu..’ Sms macam apa itu? Macem lagi wasapan atau bbman aja. Padahal di sms tersedia 140 karakter. Eh, bener apa ngga ya? Bodo, ah. Haha.
    Tapi ditengah keputusasaan balesan sms gua, Teh Lilis memainkan perannya.
    “Besok nganter lagi Mas?”
    “Nganter, bareng aja Teh.”
    “Gak ah. Ngerepotin.”
    “Yah, Teh. Timbang gitu aja ngerepotin.”
    “Heeeehe. Boleh deh kalo gak ngerepotin.”
    “Eh, sebenernya emang ngerepotin sih Teh. Kecuali kalo abis nganter trus Teteh nungguin Ria-nya diluar sama saya, baru gak ngerepotin.”
    “Hmm. Keluar kemana Mas?”
    “Gak usah jauh-jauh Teh. Biar jam setengah sepuluh udah sampe sekolahan lagi. Kemana aja, yang penting bisa ngobrol-ngobrol.”
    “Gak ah. Takut ada yang liat Mas.”
    “Ya kalo gitu, kita pergi ketempat yang gak ada orang liat. Hehe.”
    “Mas bisa aja. Udahan dulu ya, Mas. Jangan sms lagi.”
    Huhu. Yes!
    07:00 WIB
    Besoknya, seperti yang sudah dismskan semalem, gua nganter Ria dan Teh Lilis dengan bergaya seolah-olah gak janjian.
    Teh Lilis sempat bertanya, “Keponakannya mana Mas?” waktu perjalanan ke sekolah. Tapi gak gua jawab, karena pun dia nanya dengan raut wajah menggoda. Jiguri.
    Setelah sampai sekolahan, Teh Lilis mengantar Ria ke kelas. Gua kemudian meneleponnya, memberitau kalo gua nunggu diseberang jalan utama sekolahan. Teh Lilis hanya membalas dengan suara, “Hmm.. He’em.. Iya. Iya. He’em..”
    07:30 WIB
    Tak sampai 20 menit, Teh Lilis sudah masuk ke dalam mobil yang gua parkir di minimarket. Gua sedang berada di dalam membeli ‘perlengkapan perang’.
    Mobil sengaja menyala dan gak gua kunci, Teh Lilis menjalankan semua perintah gua. Nice.
    “Kemana Mas?” Tanya Teh Lilis waktu gua baru masuk mobil.
    “Kemana ya?” Kata gua sambil memandanginya dari atas sampai bawah, tanpa ada gangguan sedikitpun. Muka Teh Lilis seketika memerah. Kemudian memalingkan pandangannya.
    Teh Lilis hanya memakai celana piama. Celana tidur dipadu dengan daster sedengkul dan jaket. Badannya yang bahenol terlihat dari balik pakaian yang berbahan lemas itu. Meski jaket blazernya coba menutupi.
    Gua mulai nakal dengan menyentuh bagian rusuknya. Teh Lilis reflek bergoyang. Sekali, dua kali, sampai akhirnya Teh Lilis menghadap gua, lalu meraup wajah gua. Seperti sedang menampar, tapi tanpa tenaga.
    “Bajingan, berani nyentuh gua nih ibu-ibu..” Batin gua. Gua pun langsung memanfaatkan dengan memegang tangannya. Teh Lilis membeku. Gua berdebar tak karuan.
    “Yang penting, cabut dulu aja Teh dari sini..” Kata gua kemudian sambil keluar parkiran dan gas pol entah kemana.
    Dijalan, gua menimang-nimang tempat tujuan. Teh Lilis gak banyak bicara, cenderung sedikit grogi. Raut wajahnya juga tampak khawatir. Entah khawatir gua apa-apain atau khawatir perbuatan nekatnya ini ketahuan Mas Muji.
    07:50 WIB
    Di depan gerbang hotel, gua berhenti dan memandang Teh Lilis. Satu, dua, tiga detik, Teh Lilis tak kunjung memandang balik. Gua menggoyangkan jari di lingkaran stir.
    Teh Lilis memandang balik. Raut wajahnya bukan sekedar bertanya “Ngapain berhenti didepan hotel?” tapi juga, “..Kalo mau masuk, ya masuk.”
    Gua tersenyum lebar. Teh Lilis menghembuskan nafas panjang. Iblis berdendang dijok belakang. Malaikat terbelenggu didalem bagasi.
    ***
    08:00 WIB
    “Mas ngapain kita kesini?” Tanya Teh Lilis saat sudah duduk dibibir kasur hotel.
    “Ngapain ya Teh enaknya? Hehe. Ngobrol aja Teh..” Jawab gua sambil merebahkan badan dikasur. Teh Lilis membelakangi gua.
    “Kan, kalo ngobrol disini gak bakal ada yang liat Teh..”
    Teh Lilis sesekali menengok kebelakang, melihat posisi pewe gua. “Sini, Teh, nontonnya sambil rebahan. Kaya waktu saya pertama ngeliat Teteh, kan lagi nonton tv sambil tiduran gini..” Goda gua.
    Teh Lilis kembali menengok dan tertawa malu. “Saya duduk, sih waktu itu. Gak tiduran. Dibilangin bapaknya Ria, mau ada yang numpang kamar mandi.”
    Didalam kamar, hampir selama setengah jam, hanya gua habiskan dengan ngobrol gak jelas. Sama-sama malu. Sama-sama grogi. Tapi lambat laun, Teh Lilis mulai santai dan berkeliling kamar hotel.
    Duduk dimeja rias. Ke kamar mandi. Buka-buka kulkas dan baca majalah. Sesekali mendekat ke arah gua untuk bertanya sesuatu yang ada dikamar hotel. Gua pun justru larut dengan menyia-nyiakan waktu yang ada sambil glesoran dikasur.
    Madep kanan, madep kiri, tungkerep, telentang. Glesoran gak karuan.
    Sampai akhirnya gua bertanya sesuatu, “Eh, Teh. Kok umurnya bisa beda jauh sih sama Mas Muji?”
    Teh Lilis yang sedang duduk didepan meja rias sambil baca majalah kemudian berdiri. Mukanya seketika kesal. “Saya mau balik ke sekolahan, Mas..” Katanya.
    Doh, ngambek!
    Teh Lilis lalu berjalan menuju pintu, gua langsung beranjak dari kasur dan menahannya.
    Kemudian gua minta maaf kalo ada sesuatu yang menyinggung. Teh Lilis tak bergeming. Gua sedikit menarik tangannya. Yang terjadi kemudian sungguh diluar perkiraan.
    Gua hanya menarik tangannya pelan untuk mendapat perhatiannya yang sebelumnya enggan memandang gua. Tapi reaksi Teh Lilis seperti baru saja di uppercut Muhammad Ali.
    Dia merobohkan badannya yang secara otomatis menimpa badan gua yang lalu terjatuh dikasur.
    Sesaat kami saling pandang. Kedua tangan Teh Lilis berada didada gua, sedikit menopang tubuhnya.
    Gua lalu melingkarkan tangan gua dibadannya. Teh Lilis tak bereaksi. Masih memandangi gua. Gua salah tingkah. Muka Teh Lilis sedikit berubah menjadi sangat serius. Sesekali dia memejam.
    Kemudian gua meraih kedua tangannya. Badan Teh Lilis sepenuhnya menindih badan gua. Payudaranya yang montok mendarat tepat didada gua. Muka Teh Lilis makin berubah saat gua menggoyangkan badannya. Bibirnya bergerak-gerak seperti ingin melumat atau berkata sesuatu.
    Gua melepaskan jaket blazzernya. Ariel sudah tegangan tinggi. Kaki Teh Lilis lurus diatas gua.
    Gua lalu meremas bokongnya agar kakinya terbuka. Dan, yap, Teh Lilis mengangkang diatas gua dengan wajah horny.
    Ariel yang sudah tegangan tinggi terasa bersentuh dengan bagian vagina Teh Lilis. Gua menggoyangkan pinggul naik-turun sambil meremas bokongnya. Sebentar saja, Teh Lilis sudah mengikuti irama goyangan.
    “Sssstttt..” Desisnya sambil memejamkan mata. Giginya seperti sedang menggigit sesuatu. Gua makin kencang meremas bokongnya.
    Tiap gua remas dan bergoyang, Teh Lilis berdesis sambil mengatur nafas. “Sssssttt..”
    Tangan gua masuk ke dalam celana piamanya. Mudah saja buat gua karena hanya berbahan kolor. Setelah didalam celana, tangan gua gak meremas bokongnya, tapi langsung menyentuh vaginanya dari atas.
    Teh Lilis langsung mencengkram wajah dan melumat bibir gua. “Eemmm…” Desah gua.
    Sambil berciuman, saling melahap satu sama lain, gua menarik-narik kancut Teh Lilis. Teh Lilis bergeliat sambil menggoyangkan sendiri pinggulnya. “Sssssttt…hhuuu..” Desahnya kali ini.
    Gua lalu mulai meremas payudaranya. Teh Lilis memberi ruang dengan sedikit mengangkat tubuhnya yang berada diatas gua. Sebentar saja, gua langsung membuka tali branya dan mengangkat daster serta branya.
    Payudara montok Teh Lilis menggantung diatas wajah gua. Dia menahan tubuhnya dengan kedua tangan dikasur. Setelah menikmati aroma tubuhnya, gua mulai mengulum puting payudara Teh Lilis.
    Dari payudara yang satu, ke yang lain. Secara adil gua kulum dan remas payudaranya. Teh Lilis menggoyangkan badannya saat gua sedang melahap salah satu payudaranya.
    08:40 WIB
    Sambil menjilati putingnya, gua kembali meremas bokongnya.
    Teh Lilis makin menikmati kebejatannya. Dia membuka celananya pake satu tangan dengan gerakan yang dinamis, tanpa mengganggu gua yang sedang melahap payudaranya. “Ssssttt.. Aahh..” Desahnya.
    Gua lalu membalikkan badan. Teh Lilis telentang sambil bergeliat saat gua melepas celana. “Dasternya, buka Teh..” Kata gua saat hendak menjilati vaginanya yang masih tertutup. Teh Lilis membuka dasternya dan tapi kemudian menarik wajah gua dan memberikan ciuman dahsyat. Dia mencium sambil menyedot.
    Gua memasukkan tangan ke dalam kancutnya dan menyentuh vaginanya. Teh Lilis makin melumat bibir gua. Lalu gua memaikan jari dimulut vaginanya. Basah!
    Vagina Teh Lilis sudah basah saat gua melepaskan kancutnya, dan saat hendak menjilati, lagi-lagi dia menarik kepala gua. Gua pun akhirnya hanya mengocok vaginanya dengan jari sambil menjilati payudaranya. “Aaaahhhh.. Sssttt.. Aaaauuggghh..” Desahnya.
    Kemudian gua memasukkan satu lagi jari ke dalam vaginanya. Teh Lilis mengerang sambil mencengkaram leher gua. Gua melepaskan cengkramannya sambil mempercepat gerakan jari mengocok vaginanya.
    Untuk mendapatkan hasil maksimal, gua menegakkan dudukan badan. Yang tadinya sedikit membungkuk mengulum payudara, menjadi duduk tegap disamping badan Teh Lilis yang bergeliat keenakan.
    Pemandangan dari sini adalah yang terbaik saat sesi porplei, bro.. Haha. You, know lha.
    Teh Lilis tak dapat menyembunyikan raut wajah malu bercampur nafsu saat gua sengaja mengocok vagina sambil memperhatikannya. “Enak, Teh..” Kata gua.
    Entah pertanyaan bodoh macam apa itu. Sialnya, itu pertanyaan yang sering diajukan lelaki saat sedang memberikan nikmat ke wanita yang sesang dieksekusi.
    Teh Lilis menutupi wajahnya dengan bantal saat tak kuasa mendesah. Dia mendesah dibalik bantal. Gua langsung menyingkirkan bantal. Wajah Teh Lilis tampak sudah tak perduli. Dia benar-benar menikmati gerakan jari-jari gua.
    “Aaahhh, aaakkhhh, hhhaaaahhh..” Desahnya sambil meremas salah satu payudaranya. Payudara yang lain, gua bantu meremas.
    Sesaat gua bertanya-tanya. “Ini orang udah punya anak kok pentilnya masih bagus?” Sambil memilin dan meremas buah dadanya.
    Sesekali gua kembali melumat pentil dan payudaranya. “Aaaakkkhhh…” Desahnya, panjang. Kemudian gua makin cepat mengocok vaginanya. Teh Lilis coba merangkul leher gua, tapi tak bisa karena gua menghindar. Ia lalu mencengkram sprei kasur dengan kedua tangan yang berada diatas kepalanya. Melihat pemandangan seperti itu, gua makin semangat mengocok.
    Akhirnya Teh Lilis memuncratkan cairan dari vaginanya. Badannya bergeliat tak karuan. Ia menahan gerakannya sambil mengatur nafas.
    09:05 WIB
    Teh Lilis terkujur lemas dengan badan sedikit miring. Kedua kakinya menutup vaginanya.
    Gua lalu mengeluarkan Ariel dan mendekatkan ke wajahnya. Gua ‘memukul-mukul’ wajah Teh Lilis dengan pentungan hansip itu. Lalu mulai menggerayangi mulutnya. Teh Lilis urung membuka mulut, dia tampak sedang masih mengumpulkan tenaga.
    Gua terus berusaha sambil kembali meremas payudaranya. Lalu membuka kakinya yang menutupi vagina. Teh Lilis kembali terlentang dengan posisi sedikit mengangkang. Gua memberikan sentuhan-sentuhan ringan ke sekujur badannya.
    Kemudian setelah menjilati payudaranya, gua menciumi bagian pahanya. Posisi gua masih dengan Ariel yang berada di wajah Teh Lilis. Gua lalu merebahkan badan disamping dengan posisi terbalik. 69!
    Dengan posisi menyamping, gua mulai melumat vagina Teh Lilis. Dia langsung meremas Ariel. Lalu gua mengangkat badannya menindih badan gua dalam posisi sempurna 69.
    Gua menjilati vagina Teh Lilis yang terasa asin. Teh Lilis urung melahap Ariel sampai gua memasukkan satu jari kedalam vaginanya. “Oouugghh..” Desahnya, lalu melahap Ariel.
    Ariel terasa hangat dan basah.
    Bokong Teh Lilis bergerak-gerak diatas wajah gua. Vaginanya tepat berada dimulut gua. Sementara Ariel keluar masuk mulutnya.
    Teh Lilis makin menikmati tugasnya. Sesekali dia menyedot Ariel dalam-dalam, lalu menjilati dan mengulum bola dragonbol. “Ahhh, enak teh..” Kata gua. Kali ini bukan pertanyaan, ini pernyataan.
    Teh Lilis tiba-tiba menegakkan badannya.
    Sambil mengocok Ariel, dia merangkak naik dan mengurung Ariel kedalam vaginanya. Jleb!
    “Aahh, Fak!” Respon gua, tak menyangka dia langsung ke topik utama.
    Teh Lilis membelakangi gua dengan kedua tangan memegang sandaran punggung kasur. Ariel terlihat timbul tenggelam dari bokong Teh Lilis yang gua liat dari belakang.
    Gua memegang bokong Teh Lilis, membantunya bergerak naik-turun, maju-mundur. “Sssssstttt, mmaaasss… Aaahhhh” Desah desis Teh Lilis yang makin cepat menggenjot.
    Lalu gua bangun dari tidur dan memeluk Teh Lilis dari belakang. Sambil meremas payudaranya, gua menciumi punggungnya.
    Teh Lilis makin beringas, dia merangkul gua dengan posisi membelakangi. Nikmat sekali. Lalu Teh Lilis meminta berciuman, dengan senang hati gua melayaninya. Kedua tangan Teh Lilis yang setengah merangkul leher gua, membuat ketiaknya tampak menggairahkan. Sesekali gua memberikan kecupan ke ketiaknya.
    Meski tidak harum, tapi juga tidak bau. Yang penting, tidak ada bulunya!
    09:18 WIB
    Badan Teh Lilis yang bahenol tak dapat gua tahan lebih lama berada diatas paha gua.
    Gua lalu* memintanya berdiri, dan mengambil posisi doggy tanpa melepas Ariel yang betah didalam vagina Teh Lilis.
    Teh Lilis berdiri dengan lututnya, masih dengan posisi membelakangi gua.
    Gua sedikit membungkukkan punggungnya, sambil meremas payudara. Teh Lilis bergeliat saat lehernya gua kecup-kecup.
    “Keluarin didalem, Teh?” Tanya gua saat bergerak lambat menikmati ciuman.
    “Jangan dikeluarin dulu..” Bisiknya, manja.
    Gua kemudian menghadapkan wajahnya kearah jam dinding sambil melumat bibirnya.
    Dia yang paham maksud gua lalu mendorong bokong gua agar masuk lebih dalam. Gua lalu berakselerasi tingkat tinggi.
    “Plak! Plak! Plak!” Suara yang keluar, diikuti desahan Teh Lilis, “Aaakkhhh, aaaaakkhh, Maasss.. Sssttt..”
    Tak butuh lama dari serangan terakhir, Ariel memuntahkan ludah naga didalam vagina Teh Lilis.
    “Oouugghhh…” Desah gua, panjang.
    Teh Lilis langsung membenamkan wajahnya dikasur dengan posisi nungguing. Tampak sperma gua secara perlahan keluar dari dalam vagina Teh Lilis. “Sssstttt.. Hhhaaaahhh..” Desisnya.
    Setelah sepertinya sperma sudah banyak yang keluar, Teh Lilis merobohkan badannya, tidur tungkerep.
    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Seks Ngentot Paksa Ponakan Yang Masih Abg

    Cerita Seks Ngentot Paksa Ponakan Yang Masih Abg


    986 views

    Perawanku – Cerita Seks Ngentot Paksa Ponakan Yang Masih Abg, Aku аdаlаh ѕеоrаng karyawan sebuah dealer mobil di daerah Malang, kеjаdiаn ini tеjаdi 1 tаhun lаlu, аnаk раmаnku уаng nаmаnуа Wati di ѕеkоlаhkаn kе Malang dаri Surabaya, ѕааt itu uѕiаnуа bаru 16 tаhun, wаlаuрun dеngаn uѕiаnуа ѕеgitu diа tеrlihаt dеwаѕа, tinggi ѕеkitаr 167 сm, dеngаn rаmbut раnjаng hаmрir ѕеbаhu, ku tеbаk ukurаnnуа 34B, kulitnуа рutih lаngѕаt dаn hidungnуа mаnсung.

    Wati tinggаl di rumаhku ѕааt bеrѕеkоlаh di Malang, ѕеtiар hаri kitа ѕеring bеrtеmu mаkin hаri mаkin lаmа mаkin аkrаb dеngаnnуа, kаdаng bilа аdа wаktu luаng аku jеmрut diа diѕеkоlаh dеngаn mоbilku, kаdаng kitа jalan-jalan ke Mall, dаn kаdаng jugа bеrеkrеаѕi, ѕеmuа itu hаnуа ingin bеrdеkаtаn dеngаnnуа.

    Mеlihаt kеindаhаn tubuhnуа, аku mеrаѕаkаn hаl уаng bеrbеdа, раdаhаl diа ѕерuрuku ѕеndiri, аku ѕеbiѕа mungkin untuk mеnаhаn untuk mеlаkukаn уаng mеnjuruѕ kераdаnуа, ѕuаtu hаri hujаn dеrаѕ ѕеkаli, tinggаllаh аku dаn Wati ѕеndiri dirumаh karena kеduа оrаngtuаku masih sibuk dеngаn biѕniѕnуа di kantor.

    Saat aku sedang bersantai sambil nonton TV. Tibа-tibа kudеngаr bеl рintu bеrbunуi. Siара уаng dаtаng hujаn-hujаn bеgini?, рikirku dаlаm hаti. Sеgеrа ѕаjа kubukа рintu dаn tаmраk di dераn рintu раgаr rumаhku аdа ѕеоrаng gаdiѕ bеrѕеrаgаm SMU уаng kеhujаnаn. Tеrnуаtа gаdiѕ itu аdаlаh Wati .

    Kеhujаnаn уа ti?
    Diа mеngаngguk.
    Kеnара nggа mintа di jеmрut?
    Tаnggung Mas, Wati udаh di реrjаlаnаn раѕ hujаn tаdi
    Yа ѕudаh kаmu mаndi аir раnаѕ ѕаnа, biаr nggаk dеmаm nаnti. Diа рun mеnurut.
    Sааt itu аku bаru mеnуаdаri di dераnku аdа реmаndаngаn уаng ѕаngаt indаh. Tubuh Wati уаng ѕаngаt indаh tеrlihаt jеlаѕ di bаlik ѕеrаgаm ѕеkоlаhnуа уаng bаѕаh kuуuр. Sааt itu, Wati mеngеnаkаn Brа hitаm уаng ѕаngаt ѕеkѕi.

    Mеlihаt реmаndаngаn ѕереrti itu, реniѕku lаngѕung mеnеgаng. Tibа-tibа munсul kеinginаn kuаt untuk mеnсiсiрi tubuh Wati , ѕерuрuku ѕеndiri. Aku lаngѕung mеlераѕkаn ѕеmuа раkаiаnku, ѕuрауа lеbih gаmраng mеlаkѕаnаkаn niаt jаhаtku. Kutunggu diа di dераn kаmаr mаndi.

    Sеlаng bеbеrара lаmа, рintu kаmаr mаndi tеrbukа dаn munсul Wati dеngаn hаnуа mеngеnаkаn hаnduk untuk mеnutuрi tubuhnуа. Diа tаmраk kаgеt ѕеtеngаh mаti mеlihаtku dаlаm kеаdааn bugil.
    Mas..,

    Bеlum ѕеmраt iа mеlаnjutkаn kаtа-kаtаnуа, kutеrkаm tubuhnуа. Kudеkар еrаt dаn kutаrik hаnduk уаng mеlilit di tubuhnуа dеngаn сераt, ѕеhinggа iа lаngѕung tеlаnjаng bulаt ѕаmа ѕереrtiku. Ku ѕеrеt diа kе dаlаm kаmаrku. Diа mеnсоbа mеmbеrоntаk tарi ѕiа-ѕiа. Tеnаgаku jеlаѕ lеbih kuаt dаrinуа.
    Mas, ара-арааn ini? Lераѕkаn! Aku tidаk реduli dеngаn tеriаkаnnуа.

    Sеѕаmраinуа di kаmаr, kuhеmраѕkаn tubuhnуа kе rаnjаng. Kutindih tubuhnуа, kuсiumi lеhеrnуа уаng рutih muluѕ.
    Mas, ѕudаh Mas, сukuр! Ingаt аku ѕаudаrаmu..
    Diаm kаmu!
    Mas Rama gila уаh.. ѕаdаr Mas..

    Tеriаkаn dаn rоntааnnуа mаlаh mеmbuаtku ѕеmаkin tеrаngѕаng. Kulumаt bibirnуа уаng mеrаh dаn tiрiѕ mеnggiurkаn itu. Mmmhh.. mmррff.. Iа ѕереrti ingin mеnguсарkаn ѕеѕuаtu tарi tеrtаhаn оlеh bibirku. Sеmеntаrа tаngаn kiriku mеrеmаѕ dаdаnуа уаng рutih dаn mоntоk.

    Bеgitu kеnуаl dаn hаluѕ. Kumаinkаn рutingnуа уаng bеrwаrnа рink itu. Iа mаѕih bеlum mеnуеrаh untuk bеrоntаk. Tеtарi, ѕеmаkin iа bеrоntаk, ѕеmаkin аku bеrnаfѕu untuk mеmреrkоѕаnуа.
    Ciumаnku turun kе dаdаnуа. Kulumаt рuting ѕuѕunуа dеngаn rаkuѕ. Kаdаng kugigit-gigit. Wati mеnggеlinjаng kеgеliаn.
    Mas.. ѕѕhh.. сukuрhh.. udаh dоng.. ѕѕhh Ujаrnуа ѕеtеngаh mеndеѕаh.

    Aku mаlаh ѕеmаkin gеnсаr mеlаnсаrkаn ѕеrаngаnku. Kаli ini jеmаriku kuаrаhkаn kе vаginаnуа. Kumаѕukkаn jаri tеngаhku kе dаlаmnуа. Tеrnуаtа Wati ѕudаh tidаk реrаwаn.
    Oоо, kаmu ѕudаh реrnаh tоh.. gimаnа rаѕаnуа, еnаk kаn? Sudаhlаh, nggаk uѕаh mаlu-mаlu nikmаti аjа..
    Mеndеngаr kаtа-kаtаku, Wаjаh Wati mеrаh раdаm mеnаhаn mаlu.
    Tidаk! v nggаk mаu.. Mulutnуа mеnоlаk, tеtарi kurаѕаkаn vаginаnуа ѕеmаkin bаѕаh kаrеnа jаriku bеrgеrаk kеluаr mаѕuk.

    Pаntаtnуа рun bеrgеrаk-gеrаk mеrеѕроn gеrаkаn jаriku. Kuреrmаinkаn klitоriѕnуа dеngаn jаriku. Diа tеrѕеntаk kаgеt. Aаhh.. jаngаn.. mmhh. Ciumаnku рindаh lаgi kе bibirnуа. Kumаinkаn lidаhku. Sеlаmа bеbеrара dеtik tidаk аdа rеѕроn. Tеtарi bеbеrара ѕааt kеmudiаn lidаhnуа mеmbаlаѕ lidаhku. Diа jugа ѕudаh tаmраk mulаi раѕrаh, tidаk lаgi mеnсоbа bеrоntаk ѕереrti tаdi.

    Kulераѕkаn сiumаnku dаri bibirnуа. Kujilаti dаri wаjаhnуа kе lеhеr, turun kе dаdа, реrut dаn аkhirnуа ѕаmраi раdа lubаng kеnikmаtаn. Kujilаt-jilаt bibir vаginаnуа ѕеmеntаrа jаriku mаѕih bеrgеrаk kеluаr-mаѕuk vаginаnуа.
    Oооhh.. udаhh.. gеli.. Tаngаnnуа mеnсоbа mеndоrоng kераlаku. Tарi kutерiѕkаn dеngаn tаngаnku уаng ѕаtu lаgi.
    Kutеruѕkаn реrmаinаn lidаhku di vаginаnуа. Kаli ini kugеlitik klitоriѕnуа.
    Uuhh.. ѕѕhh.. jаngааnnhh.. ѕѕhh.

    Vаginаnуа ѕеmаkin bаѕаh. Kuрikir, inilаh ѕааtnуа. Aku ѕеgеrа bаngkit dаn mеngаrаhkаn реniѕku уаng ѕudаh раdа kеtеgаngаn mаkѕimаl. Wati ѕереrtinуа tаhu ара tindаkаnku ѕеlаnjutnуа.
    Diа mеnсоbа mеndоrоngku, tарi kuреgаngi kеduа tаngаnnуа. Kubukа lеbаr kеduа раhаnуа dеngаn раhаku. Kumаjukаn рinggulku dаn, blеѕѕ! Dеngаn ѕеkаli tеkаn, аmblаѕlаh реniѕku kе dаlаm vаginаnуа. Kisah Seks Terbaik
    Jаngаn Mas.. ооhh tеriаknуа bеruѕаhа mеnсеgаhku.

    Tеtарi ѕudаh tеrlаmbаt. Aku tidаk mеmbuаng wаktu. Lаngѕung kukосоkkаn реniѕku, ѕеmаkin lаmа ѕеmаkin сераt. Vаginа Wati mаѕih ѕаngаt ѕеmрit. Mungkin kаrеnа bеlum tеrlаlu ѕеring ditеrоbоѕ. Kurаѕаkаn vаginаnуа bеrdеnуut-dеnуut. Nikmаt ѕеkаli.

    Wati рun ѕереrtinуа ѕudаh lеlаh untuk mеlаwаn. Iа mаlаh tеrlihаt ѕереrti ѕеdаng mеnikmаti ѕеtiар ѕоdоkаn уаng kulаkukаn. Sѕѕhh.. mmhh.. uuhh.. bеgitu ѕаjа уаng kеluаr dаri mulutnуа. Wаjаhnуа mеrаh, еntаh mеrаh kаrеnа mаlu, аtаu kаrеnа nаfѕu.

    Bibirnуа уаng ѕеkѕi tеrbukа, mеmbuаtku ingin mеlumаtnуа. Lаngѕung ѕаjа kuсium bibirnуа. Kаli ini, Wati lаngѕung mеmbаlаѕ сiumаnku. Lidаh kаmi ѕаling mеmbеlit ѕаtu ѕаmа lаin.
    Tаngаnku tidаk tinggаl diаm. Kurеmаѕ lеmbut рауudаrаnуа уаng indаh. Kаdаng kuреlintir рutingnуа уаng ѕudаh mеnеgаng.
    Oоhh.. ѕѕhh.. uuhh dеѕаhаnnуа ѕеmаkin kеrаѕ.
    Gimаnа, еnаk kаn? tаnуаku.
    Wаjаhnуа ѕеmаkin mеrаh mеndеngаr реrtаnуааnku. Diа hаnуа tеrdiаm. Kuhеntikаn ѕоdоkаnku. Tеrnуаtа раntаtnуа mаѕih tеruѕ bеrgоуаng-gоуаng. Kuѕеntаkkаn рinggulku ѕесаrа tibа-tibа.
    Kuреrсераt gеrаkаnku ѕаmраi раdа bаtаѕ mаkѕimаl kеmаmрuаnku.
    Aааhh.. Kаk Arifff.. uuhh.. ѕѕhh..
    Kеnара ѕауаng? kаmu mеnikmаtinуа?
    Iуаhh.. ооhh.. ееnnааkkhh.. ѕѕhh.. ааhh…
    Tаk tеrаѕа 15 mеnit ѕudаh kаmi bеrрасu dаlаm nаfѕu.
    Mas.. ѕѕhh.. Wati .. mаuhh.. kkеlluаrrhh.. ооhh..
    Tаhаn dulu ѕауаng.. hh.. ѕеbеntаr lаgi..
    Nggаk biѕааhh.. Wati  kkеllluuааrr.. ааkkhh.. Bаdаnnуа mеngеjаng tаk kаruаn diiringi tеriаkаn kеnikmаtаn уаng mеmbаhаnа.

    Sеmеntаrа kесераtаnku ѕаmа ѕеkаli tidаk kukurаngi. Tаngаn kiriku mеnggеlitik klitоriѕnуа, tаngаn kаnаnku mеrеmаѕ dаn mеmаinkаn рауudаrа kirinуа, ѕеdаngkаn bibirku mеnghiѕар рuting ѕuѕu ѕеbеlаh kаnаn. Sеmuа kulаkukаn untuk mеnаmbаh nikmаtnуа ѕеnѕаѕi оrgаѕmе.
    Sаbаr уа ѕауаng aku bеlum kеluаr.
    biѕikku mеѕrа di tеlingаnуа.
    Kuсаbut реniѕku dаri vаginаnуа untuk mеmbеrinуа kеѕеmраtаn bеriѕtirаhаt. Kujilаti lеhеrnуа ѕаmраi kе bеlаkаng tеlingа. Kugеlitik klitоriѕnуа dеngаn jеmаriku. Tаk lаmа kеmudiаn, vаginаnуа kеmbаli bаѕаh.
    Kаmu mаu lаgi ѕауаng?.
    Wati  mеngаngguk реlаn.
    Kаli ini diа lеbih аgrеѕif. Diа lаngѕung mеmеgаng реniѕku dа mеrеmаѕnуа.
    Punуа Mas Rama bеѕаr dаn раnjаng уаh.. ѕаmраi mеntоk.
    Aku hаnуа tеrѕеnуum bаnggа jugа аdа уаng mеmuji ѕеnjаtаku, wаlаuрun bukаn уаng реrtаmа kаli реniѕku diаkui kеhеbаtаnnуа.

    Wati mеnеruѕkаn аkѕinуа. Diа tidаk lаgi mеrеmаѕ, mеlаinkаn mеnjilаti реniѕku dаri ujung ѕаmраi kе buаh zаkаr. Nikmаt ѕеkаli rаѕаnуа. Tаk lаmа kеmudiаn, diа mеngulun реniѕku. Kulumаnnуа ѕаngаt nikmаt. Lеmbut, tарi ѕаngаt tеrаѕа.
    Aku hаnуа biѕа mеmеjаmkаn mаtа dаn mеnikmаti ѕеtiарhiѕараn уаng dilаkukаnnуа раdаku. Sааt kubukа mаtа, Wati ѕudаh duduk di аtаѕ реniѕku. Diа lаlu mеngаrаhkаn реniѕku kе lubаng vаginаnуа. Dаn.. ѕlеbbbb.. tеrtеlаn ѕudаh bаtаng реniѕku оlеh vаginаnуа. Wati bеrgоуаng diаtаѕku ѕереrti оrаng mеnunggаng kudа.

    Tеrkаdаng, iа mеmutаr рinggulnуа, реrѕiѕ ѕереrti gоуаng Inul. Kurеmаѕ-rеmаѕ рауudаrаnуа уаng mеnggаntung ѕеkѕi di dераnku. Kаdаng kuhiѕар dаn kujilаti рutingnуа.
    Oоhh.. ѕѕhh.. gеli.. mmhh.. Wati mеrintih-rintih di аtаѕku.
    Sеlаng 10 mеnit kеmudiаn, Wati оrgаѕmе untuk уаng kеduа kаlinуа. Diа lаngѕung аmbruk di dаdаku. Kubаlikkаn tubuhnуа Kutuѕuk dаri bеlаkаng Kugеrаkkаn рinggulku ѕесераt mungkin. Kisah Seks Terbaik

    Wati  hаnуа mаmрu mеrintih dаn mеndеѕаh. 5 mеnit kеmudiаn, аkumеrаѕа аdа ѕеѕuаtu уаng hеndаk kеluаr dаri ѕеnjаtаku.
    Ji.. аku.. mаuhh.. kkееllluаrr.. Jаngаnhh.. dihh.. dаlаmmhh.. mmhh
    Lаngѕung kuсаbut реniѕku dаn kuаrаhkаn kе wаjаhnуа. Kubiаrkаn diа mеngulum реniѕku. Bеbеrара dеtik kеmudiаn.. сrооtt.. сrооtt.. аku еjаkulаѕi di wаjаhnуа. Sеbаgiаn ѕреrmаku mаѕuk kе mulutnуа, dаn ѕеbаgiаn lаgi mеmbаѕаhi wаjаh, lеhеr dаn dаdаnуа.

    Kаmi bеrbаring lеmаѕ dеngаn nаfаѕ tеrѕеngаl. Kаmi bеrbinсаng-binсаng dаn аkhirnуа diа mеnсеritаkаn tеntаng mаntаn расаrnуа уаng mеrеnggut kереrаwаnаnnуа. Mаntаn расаrnуа аdаlаh kаkаk kеlаѕnуа ѕеwаktu di Surabaya. Sеkаrаng, аnаk itu ѕudаh mеninggаl аkibаt оvеrdоѕiѕ nаrkоbа.

    Wati рindаh kе Malang untuk bеruѕаhа mеluраkаn реriѕtiwа itu. Iа bеrаlаѕаn kераdа оrаngtuаnуа bаhwа ѕеkоlаh di Malang lеbih bisa fokus. Sеtеlаh сukuр lаmа bеrbinсаng-binсаng, kuаjаk diа mаndi bеrѕаmа.
    Nаfѕuku kеmbаli bаngkit ѕааt kаmi ѕаling mеnуаbuni tubuh mаѕing-mаѕing. Sааt itu diа mеnуаbuni реniѕku ѕаmbil mеrеmаѕ-rеmаѕnуа. Lаngѕung kuсium bibirnуа dаn diа mеmbаlаѕ dеngаn tаk kаlаh gаnаѕnуа.

    Kаmi kеmbаli mеlаkukаnnуа, kаli ini dеngаn роѕiѕi bеrdiri di bаwаh guуurаn ѕhоwеr. Tаk hеnti-hеntinуа kurеmаѕ рауudаrаnуа уаng mоntоk dаn kеnуаl itu. Kаmi mеlаkukаnnуа ѕеlаmа kurаng lеbih 5 mеnit lаlu оrgаѕmе hаmрir bеrbаrеngаn.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Buah Dada Mama Yang Begitu Kenyal

    Cerita Sex Buah Dada Mama Yang Begitu Kenyal


    986 views

    Perawanku – Cerita Sex Buah Dada Mama Yang Begitu Kenyal, Sudah 2 minggu Papaku berada di luar kota karena urusan kantornya. Aku dirumah tinggal bersama Mama (41 tahun), Adik perempuanku (12 tahun), dan Kakak laki-lakiku (20 tahun), sedangkan aku sendiri berumur 18 tahun. Mamaku seorang wanita yang sangat menarik, wajahnya cukup cantik, kulitnya mulus, tapi aku nggak pernah kepikiran untuk menyetubuhinya, hingga pada suatu siang, aku nggak kekampus, adikku masih disekolah, sedangkan kakakku ada dikamarnya.

    “Ataa…kemari sebentar, sayang!” Terdengar suara mama memanggilku dari arah kamar mandi. Aku langsung bergegas kesana,
    “Ada apa, mama?” Tanyaku.
    “Sayang, tolong diputar kran air ini, keras sekali” Mama hanya mengenakkan handuk yang tidak terlalu lebar di tubuhnya. Paha mulusnya terlihat jelas, serta belahan dadanya yang indah nampak juga. Darahku sempat berdesir menyaksikan pemandangan itu.Aku langsung menuju keran air dan memutarnya, ternyata keran itu benar-benar keras. Aku mengerahkan semua tenagaku, dan akhirnya air memancar dengan deras sehingga mengenai sebagian pakaianku.

    “Aku jadi basah nih mama” Kataku.
    “Buka aja pakaian kamu, biar nanti mama yang nyuciin” Aku langsung membuka pakaianku kecuali celana dalam yang aku kenakan.
    “Itu juga kan basah, dibuka aja sekalian” Kata mama. Aku jadi malu telanjang didepan mama. Akhirnya aku melepaskan celana dalamku. Batang penisku setengah berdiri menggelantung di selangkanganku. Mama tersenyum,
    “Wah, besar juga anu kamu” Wajahku memerah, mama kemudian melepas handuknya dan memberikannya padaku
    “Nih keringin tubuh kamu dengan ini”. Aku sangat terkejut, mama tidak memakai BH dia hanya mengenakkan CD saja. Buah dadanya yang bulat indah terpamapang jelas didapan mataku.
    “Kok kamu jadi bengong begitu, belun pernah liat yang ginian yah?” Mukaku tambah merah. Mama kemudian membalikkan tubuhnya dan segera mandi dengan air yang memancar dari shower.

    Aku belum beranjak sedikitpun.

    “Nak, tolong punggung mama disabunin”. Aku mengambil sabun cair, dan mulai menggosokkan punggung mama. Aku rasakan kulit mama yang masih kencang dan lembut. Punggung mama yang mulus aku gosok namun bisa desebut membelai dari pada menggosok punggung mama.

    Kami menghadap sebuah cermin besar yang ada dikamar mandi, hingga bagian depan tubuh mama terlihat jelas dengan buah dada yang masih kencang dan besar juga putting payudara mama yang berwarna coklat tua namun sangan indah dan kontras dengan kulit mama yang putih. Mama memejamkan matanya menikmati usapanku. Jantungku berdetak keras tanda deras nya aliran darah di dalam tubuhku yang membangkitkan hormon kejantananku dan juga nafsu yang semakin naik.

    Dengan tangan yang agak gemetar aku mulai memutar gosokan tanganku di punggung mama agak ke dapan dan membelai bagian sisi tubuh mama. Aku semakin tak dpat mengontrol nafsu dan libidoku. Jiwa ku bergejolak antara tidak atau lakukan untuk mulai merangsang mama. Namun pertahanan iman ku jebol juga. Aku dekatkan tubuhku yang bugil makin mendekat tubuh mama, dan aku dekatkan kepalaku ke leher mama. Lalu kemudian kuberanikan diri untuk muncium leher mama, tanganku mulai meremas buah dadanya.

    “Jangan, sayang, ini mama kamu”. Tapi mama tidak berusaha untuk melemaskan diri. Aku terus meremas-remas buah dadanya. Aku rasakan buah dada mama yang kenyal dan empuk. Dengan sabun yang masih ada di telapak tanganku, buah dada mama terasa sangat licin namun aku sangat menikmati remasanku di buah dada mama. Mama memejamkan matanya dan bibirnya mulai terbuka dan aku melihat mama menggigit bibir nya sendiri, mungkin mama juga menikmati perlakuan aku, anak kandung nya sendiri.

    “Oohh..sshh..jangaann, Ataaa..”. Tiba-tiba mama sadar, ia berbalik kearahku, mukanya sangat marah dan.. “Plaakk” tangan kirinya menamparku. Aku dan mama kemudian diam seribu bahasa. Lalu mama bersuara
    “Apa yang kamu lakukan tadi, kamu mau menyetubuhi mama?”. Aku masih diam. Mama maju mendekatiku, aku jadi takut kalau mama akan menamparku lagi. Aku semakin tak karuan karena ketakutan. Ingin rasanya aku langsung lari keluar dan tidak akan bertemu mama lagi, namun..

    “Kalo kamu mau begitu, baiklah, terus terang mama juga terangsang dan ingin merasakan batang penis kamu ini, tapi jangan sampai orang lain tahu.” Mama berkata sambil memegang batang penisku yang sudah tegang.

    Seperti mendengar petir di siang bolong..!! nafsu ku yang sudah tidak dapat aku kontrol akhirnya mendapat penyaluran nya dan gejolak jiwaku lepas sudah saat mendengar perkataan mama tadi. Aku langsung memeluknya, saat tubuh bugil ku bersentuhan dengan tubuh bugil mama yang basah seakan ada hentakan listrik di dalam tubuhku. Kulit tubuh mama yang lembut kini bersentuhan kulit tubuhku. Libido ku naik hingga puncakya. Dan entah apa yang dapat aku lukiskan dengan kata-kata saat aku mencium bibir mama. Bibir ku bersentuhan dengan bibirnya, ku cium dengan penuh nafsu, mama pun membalasnya dengan liar.

    “Mmmmmhh..mmmhhh”. Lidah kami saling beradu satu sama lain. Tubuh kami saling berhimpit, buah dada mama menekan di dadaku,terasa hangat dan sensasi yang mama berikan sangat indah dan nikmat. Penisku juga menekan bagian bawah perut mama yang masih terbilang agak rata walaupun ada sedikit menggembung. Aku rasakan kehangatan tubuh mama walaupun tubuh kami dalam keadaan basah.

    Tangan mama megusap penisku. Akh.. nikmatnya saat jari-jemari mama yang panjang lemtik dan telapak tangan mama mengusap permukaan penisku yang makin keras dari pangkal hingga ujung kepala penis, sementara tanganku berada di buah dadanya. Aku remas dengan nafsu,namun aku ingin mama juga menikmati remasan anak nya pada buah dada mamanya, aku berusana meremasnya dengan lembut namun..

    Mama kemudian turun kebawah kemudian jongkok, wajahnya kini berada tepat didepan batang penisku yang sudah tegang. Mama menjulurkan lidahnya kekepala pelirku dan akhirnya memasukkan batang penisku kemulutnya.

    “Ooohh..sshh..eenaakk mama..maa”. Mama terus mengisap batang penisku. Lidahnya menjalar diseluruh permukaan batang sampai ke kantung zakar. Hangatnya rongga mulut mama sangat terasa di seluruh permukaan batang penisku. Mama memainkan lidah nya di uah jakarku. Lidah mama menyentuh lubang penisku, lalu turun sewrah dengan urat penisku, makin ke pangkalnya, lalu mama megulum buah jakarku. Aku bergidik menahan dan merasakan kenikmatan itu, lidah nya kemudian naik lagi menuju kepala penis dan saat sampai di ujung penisku, mama dengan lahap memasukan lagi penisku ke dalam mulutnya dang kemudian menghisapnya dengan keras.

    Aku pegang kepala mama ku sambil membelai rambutnya dan agak sedikti menekan kepala mama ke selangkangan ku. Nafasku makin teregah-engah, lalu aku melihat ke bawah ke arah mama yang dengan nafsu dan cepat mengocok batang penisku di dalam mulutnya. Aku melihat ekspresi wajah mama yang cantik dan terasa semakin cantik saat melihat beliau mengulum dan mengocok penisku. Aku makin merasakan sensai itu saat mama memandang aku kemudian berusaha terseyum walau penisku masih ada di dalam mulutnya.

    “Sayaaang, kalo kamu udah pengen keluar, keluarin aja, nanti mama telan” sahut mama sambil mengulum kepala penisku. Terlihat ludah mama membasahi seluruh permukaan penisku hingga terlihat mengkilat dan ada cairan yang sedikit kental yang menempel di antara bibir dan batang penisku

    Aku yang memang sangat menikmati perlakuan mama sudah tidak dapat menahan untuk orgasme. Sambil melanjutkan kocokan nya mama meremas pantat ku Aku kemudian menyemprotkan cairan spermaku… “Crot..crot..crot…” aku semprotkan semua air mani ku di dalam mulut mama. Sambil sedikit mengerang dan sedikit berteriak aku leaskan seluruh nafsu itu di dalam mulut mama ku yang cantik. Mama langsung menelan semuanya, semua calon cucu-cucunya mama telan habis.

    Aku merasakan hisapan kuat di penisku.terdengat suara “Glek..” saat mama menelan semua cairan kental dari penisku. Lalu mama mengeluarkan penisku dari dalam mulutnya, mama mengusap bibirnya yang basah oleh spermaku dan kemudian melanjutkan mengulum penisku membersihkan sisa spermaku. Tubuhku seakan lemas, lutut ku seakan tidak dapat menahan lagi berat tubuh ini, penisku mulai melembek dan terasa agak linu di ujung nya tapi yang aneh biasanya bila aku onani, setelah aku menyemprotkan sperma.

    Tak ada 1 menit penisku langsung lembek dan mengecil namun saat ini mungkin kodisinya masih keras 80%, melihat itu mama lalu tersenyum. Aku di biarkan oleh mamaku untuk beristirahat sebentar,namun tidak sampai 2 menit penisku mulai mengeras lagi, nafsu dan libido ku naik lagi melihat mama yang bugil. Mama lalu berbaring dilantai,
    “Naaakk, vagina mama di hisap yaa..!” Aku langsung membungkuk dan menjiati seluruh permukaan memeknya.Kelentitnya aku jilat dan kugigit-gigit.

    Aku mencium aroma khas kewanitaan mama yang mebuat nafsu ku tak terkendali lagi. Aku merasakan cairan vagina mama yang bening dan terasa nikmat dan gurih. Aku hisap lubang tempat aku lahir dulu, aku masukan lidah ku ke dalam vagina mama yang lembut dan hangat itu. Vagina mama makin basah oleh cairan vagina mama dan juga oleh ludahku.

    “Ssssshhhh…yeeeeeaaahh…teerruuss sayaaang” Tidak lama kemudian, mama sudah tidak tahan lagi, tubuhnya mengejang, pantatnya bergerak-gerak tak karuan.
    “Ataa..sshh..mamaa sudah maauu keluaarr…sshh..ooh..yeeess” Cairan putih mengalir dari lubang senggamanya, aku langsung menelan seluruh cairan itu. Emh nikmat nya..

    Tiba-tiba pintu kamar mandi yang tidak terkunci itu terbuka, kakakku Rudi masuk, dia sangat kaget melihat yang aku dan mamaku lakukan.
    “Apa-apaan kalian, awas nanti aku adukan ke papa”
    “Jangan, Rudi sayang, jangan dilaporin ama papa, kalo kamu mau kamu boleh ikut juga”. Kata mama Sementara aku hanya diam dan tak tahuapa yang harus lakukan.
    “Boleh nih mam?” Rudi langsung melepaskan pakaiannya. Mama merubah posisinya. Dia sekarang nungging, kak Rudi berada didepannya, penisnya sedang dihisap mama.

    Kak Rudi terlihat menikmati isapan mama di batang penis nya. Aku berada dibagian pantat mama. Bongkahan pantatnya ku remas, batang penisku kumasukkan kedalam liang senggamanya. Liang itu masih terasa sempit.

    “Oohh…yeess…mmhh…sshh”. mama mendesah saat perlahan batang penisku masuk menusuk ke dalam vagina mami yang lembut dan hangat.Aku memaju-mundurkan pantatku. “Clook..clookk..clook” aku merasakan jepitan dan remasan otot vagina mami di batang penisku. Daging vagina mama yang lembu, basah dan licin semakin membuat gerakan keluar masuk penisku makin lancar. Sambil aku kocok penisku di dalam vagina mama, aku remas buah dada mama dari belakang dan juga aku cium bagian belakang lehernya.

    Aku remas pantat mama, aku belai tubuhnya yang maiknbasah oleh keringat. Aku pegang pinggang mama yang ramping sambil aku tarik seirama dengan gerakan tusukan penisku di dalam vagina nya. Mama tampak sangat menikmatinya. Kupompa penisku menghujam vagina mama. Pantatnya yang montok beradu dengan pangkal pahaku. Kupeluk mamaku dari belakang sambil terus bergoyang perlahan meremas buah dada nya.

    15 menit kemudian mama berbaring menyamping, kak Rudi menyetubuhi dari belakang. Pantat kak Rudi maju mundur, kaki kanan mama terangkat keatas, tangan mama mengocok-ngocok batang penisku. Suara erangan aku, rintihan nikmat kak rudi dan desahan mama memenuhi ruangan kamar mandi kami. Lalu, kak Rudi berbaring terlentang dilantai, mama naik diatas tubuhnya, penis kak Rudi berada diliang senggama mama, mama menaik turunkan pantatnya, sesekali mama membungkuk dan mereka saling mengulum di bibir.
    “Maa, punyaku dimasukkan dimana niih” Tanyaku.

    “Sini sayang masukkan di lubang pantat mama”. Kata mama sambil terengah-engah dan mendesah menikmati sodokan dari kak Rudi. Aku lalu jongkok di belakang tubuh mama, aku pengang pinggulnya agar pantat dan pinggul mama yang berputar dan bergoyang berhent, kak rudi tidak berhenti-hentiya meremas buah dada mama malah kadang mengulum putting payudara buah dada mama yang menbuat mama semakin keenakan. Aku lalu memasukkan batang penisku ke lubang anus mama. Aku rasakan lubang anus mama yang sempit dan juga hangat, dan dengan batual ludah gerakan masuk-keluar penisku di anus mama menjadi lancar.

    Mama sangat menikmati perlakuan kedua anak kandungnya itu. Terlihat dari ekspresi wajah mama, mama mendesah nikmat, mengerang dan menjerit pelan saat kenikmatan yang mama rasakan makin memuncak. Nampak dicermin mama sedang disetubuhi oleh kedua anak laki-lakinya, posisi mama berada diantara aku dan kak Rudi.

    “Sshh…sssshh..yeess..oohhyeee” celoteh mama yang makin tak kuasa menahan kenikmatan yang di berikan kedua anak kandung nya, dan benar tak lama tubuh mama tiba-tiba bergetar, bergidik dan diakhhiri desahan dan lengguhan panjang yang keluar dari mulut mama hingga tubuh mama abruk di atas tubuh kak Rudi. Kami yang menyadari mama telah orgasme mebiarkan beberapa saat untuk mama menikmati orgasmenya sebelum kami lanjutkan gerakan penis kami masing-masing di dalam tubuh mama.

    Beberapa menit kemudian aku dan kak Rudi sudah hampir orgasme.
    “Sini sayang,” kata mama. Mama jongkok dilantai, aku dan Rudi berdiri dedepannya. Mama mengocok dan mengulum penis kami berdua secara bergantian. Dan akhirnya ‘Crot..crot..crot..’ kami berdua orgasme, cairan sperma kami memancar hampir bersamaan. Aku dan kak rudi menikmati saat cairan kental dari penis kami muncrat dan memancar ke arah mulut mama.

    “srluup…srllllp… ” Mama menelan habis cairan kami. Sebelum menelan habis cairan sperma kami berdua, mama memainkan dulu cairan sperma kami berdua di mulutnya dan memperlihatkan kepada kami saat cairan putih kental itu memenuhi rongga mulut mama. Memang tidak semua cairan sperma kak rudi dan aku mama telan ada sebagian yang menyebar di pipi mama. Lalu akhirnya mama kembali menelan calon-calon cucunya lagi. Mama membersihkan bibirnya dari sisa air mani kami berdua dengan mengusapkan tangan nya, lalu kami berciuman.Lalu kamu bertiga mandi bersama-sama. Sampai sekarang kami bertiga sering bersetubuh.

    Kadang-kadang aku dan mama tanpa kak Rudi atau sebaliknya, tapi tanpa sepengetahuan papa.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Lagi Belajar Ngentot

    Cerita Sex Lagi Belajar Ngentot


    986 views

    Perawanku – Aku anak tunggal namaku Dani umruku saat ini 17 tahun aku duduk di bangku SMU swasta di kotaku, sering aku tinggal di rumah sendirian diman Bapakku adalah pengusaha sukses yang cukup sibuk dalam mengelola bisnisnya skadang ibuku juga ikut bersama bapak.

    Aku akan berbgai pengalaman pertama hubungan seks dengan wanita dan ini untuk pertama kalinya, aku
    tinggal di komplek kelas menengah di sampingku rumah di diami oleh kepala RT orangnya cukup
    berpengaruh di komplek tersebut.

    Umurnya sekitar 60 tahun. tapi masih kelihatan gagah. Pak RT mempunyai dua orang istri. Yang pertama
    namanya Tante Is, wanita keturunan arab, kulitnya hitam manis, bodinya langsing. Meskipun usianya
    sudah 40-an, Tante Is masih kelihatan cantik, dia sangat pintar merawat diri.

    Dengan Tante Is, Pak RT mempunyai dua orang putri yang cantik-cantik, yang sulung namanya Erni
    sedangkan adiknya namanya Ana, umur keduanya hampir sebaya denganku. Istri keduanya namanya Tante
    Rena, orang Bandung, kulitnya putih bersih.

    Wajahnya mirip bintang sinetron Titi Kamal. Bodynya aduhai, montok, padat berisi. Mungkin karena dia
    sering fitness, apalagi Tante Rena senang berpakaian sexy yang menonjolkan lekuk-lekuk tubuhnya.
    Membuat laki-laki yang memandangnya terangsang dan ngeres.

    Tante Rena orangnya supel dan pintar bergaul, sering dia ngobrol-ngobrol dengan anak muda seusiaku,
    termasuk aku.  Agen Obat Kuat Pasutri

    Kejadian ini bermula ketika orang tuaku pergi seminggu keluar kota untuk keperluan bisnisnya. Aku
    ditinggal sendirian dirumah. Sedangkan pembantuku dipecat ibuku tiga hari sebelumnya karena ketahuan
    mencuri uang ibuku. aku yang sendirian merasa kesepian.

    Aku duduk diruang tamu sambil berkhayal. Untuk menghilangkan kesepianku, kuputar VCD porno yang baru
    aku pinjam dari temanku. Filmnya tentang seorang cewek bule yang sedang disetubuhi dua orang negro.

    Satu orang negro sedang dikulum kontolnya, sedangkan yang satunya lagi sedang ngentot cewek bule itu
    dari belakang dengan posisi nungging. Sekitar 20 menit mereka berganti posisi, satu orang negro sedang
    rebahan diranjang sambil memasukkan kontolnya kelubang anus cewek bule itu, yang telentang diatasnya.

    Sedangkan negro yang satunya lagi sedang menggenjot vagina cewek itu. Desahan dan erangan mereka
    membuatku terangsang. Kuraba-raba celana pendekku (aku sudah tidak pakai celana dalam), kontolku
    mengeras.

    Semakin lama kuraba semakin keras. Kukocok-kocok naik turun. Birahiku memuncak ingin disalurkan, tapi
    aku tidak tahu harus kemana menyalurkannya.

    “Lagi ngapain Dan?” suara seorang wanita mengejutkanku.

    Cerita Sex Lagi Belajar Ngentot

    Cerita Sex Lagi Belajar Ngentot

    Ternyata Tante Rena sudah berdiri disamping pintu. Dia berpakaian sangat sexy, dengan kaos ketat dan
    rok super mini. Dia memandang karah celanaku. Saking terkejutnya aku lupa menaikkan celanaku, sehingga
    dia dengan bebas bisa melihat kontolku yang sedang tegang penuh, mengacung-acung.

    “Maaf.. maaf.. Tante” sahutku terbata-bata.

    “Akh, nggak apa-apa kok, kamu khan udah gede”.

    “Wah, kontolmu gede banget, udah pernah dimasukkin kevaginanya cewek belum?” tanyanya cuek.

    “Be.. belum pernah Tante” sahutku.

    “Mau nggak dimasukin ke punya Tante?, Tante pingin nih ngerasain kontolmu” katanya meminta.
    Kemudian dia menutup pintu dan menguncinya. Dia berjalan mendekat kearahku. Duduk disampingku.

    “Tapi saya belum pernah Tante” jawabku.

    “Tante ajarin, mau khan?” katanya sedikit memaksa.

    Tanpa menunggu jawabanku, dia menaikkan kedua kakinya kepangkuanku. Tangannya meraba-raba kontolku,
    aku gemetar. Baru kali ini kontolku dipegang seorang wanita. Dia mendekatkan wajahnya kewajahku,
    diciumnya bibirku.

    Lidahku diisapnya. Aku membalas isapannya. Lidahku dan lidahnya tumpang, tindih saling isap. sesekali
    isapannya diarahkan keleherku. ditariknya tanganku, diletakannya dikedua buah dadanya yang sudah
    mengeras.

    Kuremas-remas buah dadanya, dia menggelinjang keenakan. Kutarik kaos ketatnya, aku terperangah, dia
    tidak memakai BH, buah dadanya padat dan kenyal. Kulepaskan isapan lidahnya, kuisap buah dadanya, dia
    melenguh, sambil tangannya terus mengocok-ngocok kontolku.

    Beberapa menit berlalu, dia berdiri, lalu melepaskan rok mininya. Maka terpampanglah pemandangan yang
    luar biasa. Aku bisa melihat dengan jelas vaginanya yang merah merekah, sangat indah. dicukur rapi dan
    bersih.

    Kemudian dia berlutut dilantai, dihadapanku. Wajahnya didekatkan keselangkanganku. Ditariknya celana
    pendekku. Bibirnya mendekati kepala kontolku, dan mulai menjilati kepala kontolku, terus kepangkalnya.

    “Akkh.. aow.. oohh.. nikmat Tante, enakk.. sekali” aku mengerang ketika dia mulai mengulum kontolku.

    Hampir seluruh batang kontolku masuk kemulutnya yang sexy. Kontolku keluar masuk dimulutnya. Nikmat
    sekali. Tak ketinggalan, buah pelirkupun diseruputnya. Puas mengulum kontolku, kemudian Tante Rena
    berdiri dihadapanku.

    Vaginanya berada pas diwajahku. Dia menarik kepalaku, mendekatkannya pada vaginanya. Aku mengerti
    maksudnya, minta dijilati vaginanya. Kujulurkan lidahku. Aku mulai dengan menjilati pangkal pahanya,
    terus mendekati bibir vaginanya.

    “Aow.. oohh.. nikmat.. sayang, teruss.. terus” dia mendesah-desah ketika aku memasukkan lidahku ke
    lubang vaginanya.

    Kusedot-sedot, kugigit-gigit kelentitnya. Dijepitnya kepalaku. Hampir seluruh isi vaginanya kujilati,
    vaginanya basah.

    “Akkhh.. akuu.. nggak kuatt.. sayang, kita mulai aja” ajaknya. cerita hot tante

    Dia menurunkan tubuhnya perlahan-lahan kepangkuanku. Dipegangnya kontolku, diarahkannya tepat kelubang
    vaginanya. Dia mulai memasukkan kontolku sedikit demi sedikit. Semakin lama semakin dalam.

    Sudah setengah batang kontolku masuk. Sampai disini dia berhenti sejenak mengatur posisi. Kakinya
    berlutut disofa. Aku tak mau ketinggal, kuambil kesempatan. Kusodokkan kontolku.

    Dia menjerit ketika kontolku amblas dilubang vaginanya. Dia mulai menaikturunkan pantatnya
    dipangkuanku. Kontolku serasa dijepit dan dipijit-pijit lubang vaginanya yang sempit.

    “Gimana sayang enak khan?” tanyanya.

    “Enakk sekali Tante, vagina Tante sempit sekali” jawabku.

    “Sudah lama sekali Tante tidak merasakannya sayang”.

    “Pak RT tak pernah memberiku kepuasan” dia menggerutu.

    “Emangnya Pak RT impoten Tante?” tanyaku.

    “Iya, iya sayang” jawabnya singkat.

    Kupeluk pinggangnya erat-erat. Bibirku menghisap-hisap buah dadanya. Kubantu gerakkannya dengan
    menyodok-nyodokan pantatku keatas. Dia mengerang-erang merasakan nikmat. Matanya merem melek.

    Semakin lama semakin cepat dia menggerak-gerakkan pantatnya, sesekali pantatnya diputar-putar. Aku
    merasakan nikmat yang tiada tara. Kontolku serasa dipelintir vaginanya. Sudah sekitar 30 menit kami
    berpacu dalam kenikmatan. Nafasnya dan nafasku saling memburu. Peluh kami bercucuran.

    “Akh.. oohh.. aku tidak kuat sayang, akuu.. mauu.. keluarr” dia menjerit-jerit.

    Kurasakan vaginanya berkedut-kedut.

    “Akuu.. juga Tante” sahutku ngos-ngosan.

    “Keluarin didalem aja sayang, aku ingin punya anak darimu” pintanya memelas.

    Crott! Crott! Crott! Aku menumpahkan sperma yang sangat banyak di lubang vaginanya.

    “Kamu puas khan sayang?” tanyanya.

    “Puas sekali Tante” sahutku pendek.

    Kami beristirahat sejenak. Kemudian kekamar mandi untuk membersihkan badan. Siraman air membuat
    badanku segar kembali.

    “Aku pingin lagi sayang, kamu mau khan?” tanyanya meminta..

    Aku tidak menjawabnya. Kubopong tubuhnya, kubawa kekamarku dan kurebahkan diranjangku. aku merangkak
    diatas tubuhnya dengan posisi ssungsang. Selangkanganku berada diatas wajahnya, sedangkan wajahku
    tepat diatas vaginanya.

    Aku mulai menjilati dinding vaginanya. Dia menggerinjal-gerinjal dan menjepit kepalaku. Seluruh
    dinding vaginanya kujilati. Kucari-cari tititnya. Kusedot-sedot dengan lidahku. Sesekali kugigit. Dia
    meringis.

    Dengan jari-jariku kutusuk-tusuk lubang anusnya. Sesekali kujilati lubang anusnya. Tante Rena tak mau
    ketinggalan. Dia menjilati kontolku, dari kepala sampai pangkal kontolku tak luput dari jilatannya.

    Sstt! Aku mendesah ketika dia mengulum kontolku. Dia sangat lihai memainkan lidahnya. Kontolku yang
    tadi mengecil, sedikit demi sedikit mengeras didalam mulutnya. luar biasa kenikmatan yang kudapatkan.
    Tante Rena memang benar-benar profesional. Seluruh batang kontolku dijilatinya.

    “Oohh.. aku tidak tahan sayang, kita mulai aja” pintanya.

    Kuturunkan tubuhku dari tubuhnya. Aku berdiri dipinggir ranjang. Kutarik tubuhnya kepinggir, hingga
    kedua kakinya menjuntai. Aku mendekatkan kontolku kelubang vaginanya. Sedikit demi sedikit kontolku
    masuk kelubang vaginanya.

    Sstt! Dia mendesis. Sudah seluruh batang kontolku amblas ditelan lubang vaginanya yang basah dan
    memerah. Kugoyang-goyangkan pantatku. Tante Rena membantuku dengan menggoyang-goyangkan tubuhnya. aku
    merasakan sensasi yang luar biasa. 10 menit berlalu, kuganti posisi. Kutarik kontolku. Kakinya
    kunaikkan keduanya. Aku memasukkannya lagi. Dan mulai menggenjotnya.

    “Akhh.. akuu.. mauu.. keluarr.. sayang” dia mengerang.

    Vaginanya berkedut-kedut. Vaginanya menjepit kontolku.

    “Akhh.. aku keluarr.. sayang” dia melenguh.

    kurasakan vaginanya basah oleh cairan. Tante Rena telah mencapai orgasme sedangkan aku belum apa-apa.
    Kubalikkan tubuhnya. Kuminta dia menungging. dia menuruti aja perintahku. Kudekatkan kontolku yang
    masih tegang ke lubang anusnya.

    “Kamu mau apain anusku sayang” tanyanya ketika kepala kontolku menyentuh lubang anusnya.

    “Jangan, jangan di lubang itu sayang, sakit” teriaknya.

    Aku tidak mempedulikannya. Kumasukkan kepala kontolku kelubang anusnya. Mulanya agak susah tapi
    akhirnya masuk juga. Kutekan pelan-pelan hingga seluruh batang kontolku amblas. Aku mulai menggerakkan
    pantatku maju mundur. Kutuk-tusuk lubang anusnya.

    “Oohh.. enakk.. sayang, kamu pintar” pujinya ketika dia sudah mulai merasakan nikmatnya disodomi.

    Sekitar 30 menit kontolku keluar masuk dilubang anusnya. Kurasakan kontolku berkedut-kedut.
    “Akkhh.. aku mau keluarr.. Tante” aku berteriak histeris.

    Crott! Crott! Crott! Kutumpahkan spermaku lubang anusnya. Kudiamkan beberapa saat. Lalu kutarik
    kontolku. Kuarahkan ke wajahnya. Kuminta dia menjilati spermaku. Dengan lahapnya Tante Rena menjilati
    sisa-sisa spermaku, sampai bersih dijilatinya. Tanpa rasa jijik sedikitpun.

    “Kamu hebat sayang, aku puas sekali” pujinya.

    “Kamu mau khan memberiku kepuasan seperti ini lagi?” pintanya.

    Aku mengangguk aja. Menyetujui permintaannya.

    “Kalo kamu pengin lagi, datang aja ke kamarku”.

    “Masuknya lewat jendela ya! Kalo lampu kamarku mati, berarti Pak RT nggak di rumah”.

    “Ketok kaca jendela tiga kali, akan kubukakan untukmu, OK” dia menerangkannya untukku.

    Kurebahkan tubuhku disampingnya. Kami tertidur setelah mencapai puncak kenikmatan yang luar biasa.
    Malam itu Tante Rena menginap dikamarku. Sampai pagi kami merengkuh kenikmatan.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Ibu Ku Dosen Cabul

    Ibu Ku Dosen Cabul


    986 views

    Cerita Sex ini berjudulIbu Ku Dosen CabulCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2020.

     

    Perawanku – Benar apa yang diucapkan para orangtua dulu, bahwa segala sesuatu terjadi tanpa kita akan menyadarinya. Begitu juga dengan diriku para pembaca, segala sesuatu yang kualami begitu terjadi tanpa aku dapat menyadari sebelumnya. Dari sinilah aku akan memulai kisahku.

    Aku dilahirkan di kota M di propinsi Jawa Timur, kota yang panas karena terletak di dataran rendah. Selain tinggi badan seukuran orang-orang bule, kata temanku wajahku lumayan. Mereka bilang aku hitam manis. Sebagai laki-laki, aku juga bangga karena waktu SMA dulu aku banyak memiliki teman-teman perempuan.

    Walaupun aku sendiri tidak ada yang tertarik satupun di antara mereka. Mengenang saat-saat dulu aku kadang tersenyum sendiri, karena walau bagaimanapun kenangan adalah sesuatu yang berharga dalam diri kita. Apalagi kenangan manis.

    Sekarang aku belajar di salah satu perguruan tinggi swasta di kota S, mengambil jurusan ilmu perhotelan. Aku duduk di tingkat akhir. Sebelum berangkat dulu, orangtuaku berpesan harus dapat menyelesaikan studi tepat pada waktunya.

    Maklum, keadaan ekonomi orangtuaku juga biasa-biasa saja, tidak kaya juga tidak miskin. Apalagi aku juga memiliki 3 orang adik yang nantinya juga akan kuliah seperti aku, sehingga perlu biaya juga. Aku camkan kata-kata orangtuaku. Dalam hati aku akan berjanji akan memenuhi permintaan mereka, selesai tepat pada waktunya.

    Tapi para pembaca, sudah kutulis di atas bahwa segala sesuatu yang terjadi padaku tanpa aku dapat menyadarinya, sampai saat ini pun aku masih belum dapat menyelesaikan studiku hanya gara-gara satu mata kuliah saja yang belum lulus, yaitu mata kuliah yang berhubugan dengan hitung berhitung. Tangkasnet

    Walaupun sudah kuambil selama empat semester, tapi hasilnya belum lulus juga. Untuk mata kuliah yang lain aku dapat menyelesaikannya, tapi untuk mata kuliah yang satu ini aku benar-benar merasa kesulitan.

    Baca Juga: Pacarku Takluk Dengan Kontolku

    “Coba saja kamu konsultasi kepada dosen pembimbing akademis..,” kata temanku Andi ketika kami berdua sedang duduk-duduk dalam kamar kost.
    “Sudah, Di. Tapi beliau juga lepas tangan dengan masalahku ini. Kata beliau ini ditentukan oleh dirimu sendiri.” kataku sambil menghisap rokok dalam-dalam.
    “Benar juga apa yang dikatakan beliau, Gi, semua ditentukan dari dirimu sendiri.” sahut Andi sambil termangu, tangannya sibuk memainkan korek api di depannya.

    Lama kami sibuk tenggelam dalam pikiran kami masing-masing, sampai akhirnya Andi berkata, “Gini saja, Gi, kamu langsung saja menghadap dosen mata kuliah itu, ceritakan kesulitanmu, mungkin beliau mau membantu.” kata Andi.

    Mendengar perkataan Andi, seketika aku langsung teringat dengan dosen mata kuliah yang menyebalkan itu. Namanya Ibu Eni, umurnya kira-kira 35 tahun.

    Orangnya lumayan cantik, juga seksi, tapi banyak temanku begitu juga aku mengatakan Ibu Eni adalah dosen killer, banyak temanku yang dibuat sebal olehnya. Maklum saja Ibu Eni belum berkeluarga alias masih sendiri, perempuan yang masih sendiri mudah tersinggung dan sensitif.

    “Waduh, Di, bagaimana bisa, dia dosen killer di kampus kita..,” kataku bimbang.
    “Iya sih, tapi walau bagaimanapun kamu harus berterus terang mengenai kesulitanmu, bicaralah baik-baik, masa beliau tidak mau membantu..,” kata Andi memberi saran.

    Aku terdiam sejenak, berbagai pertimbangan muncul di kepalaku. Dikejar-kejar waktu, pesan orang tua, dosen wanita yang killer.
    Akhirnya aku berkata, “Baiklah Di, akan kucoba, besok aku akan menghadap beliau di kampus.”

    “Nah begitu dong, segala sesuatu harus dicoba dulu,” sahut Andi sambil menepuk-nepuk pundakku.

    Siang itu aku sudah duduk di kantin kampus dengan segelas es teh di depanku dan sebatang rokok yang menyala di tanganku. Sebelum bertemu Ibu Eni aku sengaja bersantai dulu, karena bagaimanapun nanti aku akan gugup menghadapinya, aku akan menenangkan diri dulu beberapa saat. Tanpa aku sadari, tiba-tiba Andi sudah berdiri di belakangku sambil menepuk pundakku, sesaat aku kaget dibuatnya.

    “Ayo Gi, sekarang waktunya. Bu Eni kulihat tadi sedang menuju ke ruangannya, mumpung sekarang tidak mengajar, temuilah beliau..!” bisik Andi di telingaku.
    “Oke-oke..,” kataku singkat sambil berdiri, menghabiskan sisa es teh terakhir, kubuang rokok yang tersisa sedikit, kuambil permen dalam saku, kutarik dalam-dalam nafasku.
    Aku langsung melangkahkan kaki.
    “Kalau begitu aku duluan ya, Gi. Sampai ketemu di kost,” sahut Andi sambil meninggalkanku.

    Aku hanya dapat melambaikan tangan saja, karena pikiranku masih berkecamuk bimbang, bagaimana aku harus menghadapai Ibu Eni, dosen killer yang masih sendiri itu.

    Perlahan aku berjalan menyusupi lorong kampus, suasana sangat lengang saat itu, maklum hari Sabtu, banyak mahasiswa yang meliburkan diri, lagipula kalau saja aku tidak mengalami masalah ini lebih baik aku tidur-tiduran saja di kamar kost, ngobrol dengan teman. Hanya karena masalah ini aku harus bersusah-susah menemui Bu Eni, untuk dapat membantuku dalam masalah ini.

    Kulihat pintu di ujung lorong. Memang ruangan Bu Eni terletak di pojok ruangan, sehingga tidak ada orang lewat simpang siur di depan ruangannya. Kelihatan sekali keadaan yang sepi.

    Pikirku, “Mungkin saja perempuan yang belum bersuami inginnya menyendiri saja.”
    Perlahan-lahan kuketuk pintu, sesaat kemudian terdengar suara dari dalam, “Masuk..!”

    Aku langsung masuk, kulihat Bu Eni sedang duduk di belakang mejanya sambil membuka-buka map. Kutup pintu pelan-pelan. Kulihat Bu Eni memandangku sambil tersenyum, sesaat aku tidak menyangka beliau tersenyum ramah padaku. Sedikit demi sedikit aku mulai dapat merasa tenang, walaupun masih ada sedikit rasa gugup di hatiku.

    “Silakan duduk, apa yang bisa Ibu bantu..?” Bu Eni langsung mempersilakan aku duduk, sesaat aku terpesona oleh kecantikannya.
    Bagaimana mungkin dosen yang begitu cantik dan anggun mendapat julukan dosen killer. Kutarik kursi pelan-pelan, kemudian aku duduk.

    “Oke, Yogi, ada apa ke sini, ada yang bisa Ibu bantu..?” sekali lagi Bu Eni menanyakan hal itu kepadaku dengan senyumnya yang masih mengembang.

    Perlahan-lahan kuceritakan masalahku kepada Bu Eni, mulai dari keinginan orangtua yang ingin aku agak cepat menyelesaikan studiku, sampai ke mata kuliah yang saat ini aku belum dapat menyelesaikannya.

    Kulihat Bu Eni dengan tekun mendengarkan ceritaku sambil sesekali tersenyum kepadaku. Melihat keadaan yang demikian aku bertambah semangat bercerita, sampai pada akhirnya dengan spontan aku berkata, “Apa saja akan kulakukan Bu Eni, untuk dapat menyelesaikan mata kuliah ini.

    Mungkin suatu saat membantu Ibu membersihkan rumah, contohnya mencuci piring, mengepel, atau yah, katakanlah mencuci baju pun aku akan melakukannya demi agar mata kuliah ini dapat saya selesaikan. Saya mohon sekali, berikanlah keringanan nilai mata kuliah Ibu pada saya.”

    Mendengar kejujuran dan perkataanku yang polos itu, kulihat Bu Eni tertawa kecil sambil berdiri menghampiriku, tawa kecil yang kelihatan misterius, dimana aku tidak dapat mengerti apa maksudnya.

    “Apa saja Yogi..?” kata Bu Eni seakan menegaskan perkataanku tadi yang secara spontan keluar dari mulutku tadi dengan nada bertanya.
    “Apa saja Bu..!” kutegaskan sekali lagi perkataanku dengan spontan.

    Sesaat kemudian tanpa kusadari Bu Eni sudah berdiri di belakangku, ketika itu aku masih duduk di kursi sambil termenung. Sejenak Bu Eni memegang pundakku sambil berbisik di telingaku.

    “Apa saja kan Yogi..?”

    Aku mengangguk sambil menunduk, saat itu aku belum menyadari apa yang akan terjadi. Tiba-tiba saja dari arah belakang, Bu Eni sudah menghujani pipiku dengan ciuman-ciuman lembut, sebelum sempat aku tersadar apa yang akan terjadi. Bu Eni tiba-tiba saja sudah duduk di pangkuanku, merangkul kepalaku, kemudian melumatkan bibirnya ke bibirku.

    Saat itu aku tidak tahu apa yang harus kulakukan, seketika kedua tangan Bu Eni memegang kedua tanganku, lalu meremas-remaskan ke payudaranya yang sudah mulai mengencang.

    Aku tersadar, kulepaskan mulutku dari mulutnya.
    “Bu, haruskah kita..”
    Sebelum aku menyelesaikan ucapanku, telunjuk Bu Eni sudah menempel di bibirku, seakan menyuruhku untuk diam.
    “Sudahlah Yogi, inilah yang Ibu inginkan..”

    Setelah berkata begitu, kembali Bu Eni melumat bibirku dengan lembut, sambil membimbing kedua tanganku untuk tetap meremas-remas payudaranya yang montok karena sudah mengencang.

    Akhirnya timbul hasrat kelelakianku yang normal, seakan terhipnotis oleh reaksi Bu Eni yang menggairahkan dan ucapannya yang begitu pasrah, kami berdua tenggelam dalam hasrat seks yang sangat menggebu-gebu dan panas.

    Aku membalas melumat bibirnya yang indah merekah sambil kedua tanganku terus meremas-remas kedua payudaranya yang masih tertutup oleh baju itu tanpa harus dibimbing lagi.

    Tangan Bu Eni turun ke bawah perutku, kemudian mengusap-usap kemaluanku yang sudah mengencang hebat. Dilanjutkan kemudian satu-persatu kancing-kancing bajuku dibuka oleh Bu Eni, secara reflek pula aku mulai membuka satu-persatu kancing baju Bu Eni sambil terus bibirku melumat bibirnya.

    Setelah dapat membuka bajunya, begitu pula dengan bajuku yang sudah terlepas, gairah kami semakin memuncak, kulihat kedua payudara Bu Eni yang memakai BH itu mengencang, payudaranya menyembul indah di antara BH-nya.

    Kuciumi kedua payudara itu, kulumat belahannya, payudara yang putih dan indah. Kudengar suara Bu Eni yang mendesah-desah merasakan kenikmatan yang kuberikan.

    Kedua tangan Bu Eni mengelus-elus dadaku yang bidang. Lama aku menciumi dan melumat kedua payudaranya dengan kedua tanganku yang sesekali meremas-remas dan mengusap-usap payudara dan perutnya.

    Akhirnya kuraba tali pengait BH di punggungnya, kulepaskan kancingnya, setelah lepas kubuang BH ke samping. Saat itu aku benar-benar dapat melihat dengan utuh kedua payudara yang mulus, putih dan mengencang hebat, menonjol serasi di dadanya.

    Kulumat putingnya dengan mulutku sambil tanganku meremas-remas payudaranya yang lain. Puting yang menonjol indah itu kukulum dengan penuh gairah, terdengar desahan nafas Bu Eni yang semakin menggebu-gebu.

    “Oh.., oh.., Yogi.. teruskan.., teruskan Yogi..!” desah Bu Eni dengan pasrah dan memelas.

    Melihat kondisi seperti itu, kejantananku semakin memuncak. Dengan penuh gairah yang mengebu-gebu, kedua puting Bu Eni kukulum bergantian sambil kedua tanganku mengusap-usap punggungnya, kedua puting yang menonjol tepat di wajahku. Payudara yang mengencang keras.

    Lama aku melakukannya, sampai akhirnya sambil berbisik Bu Eni berkata, “Angkat aku ke atas meja Yogi.., ayo angkat aku..!”
    Spontan kubopong tubuh Bu Eni ke arah meja, kududukkan, kemudian dengan reflek aku menyingkirkan barang-barang di atas meja.

    Map, buku, pulpen, kertas-kertas, semua kujatuhkan ke lantai dengan cepat, untung lantainya memakai karpet, sehingga suara yang ditimbulkan tidak terlalu keras.

    Masih dalam keadaan duduk di atas meja dan aku berdiri di depannya, tangan Bu Eni langsung meraba sabukku, membuka pengaitnya, kemudian membuka celanaku dan menjatuhkannya ke bawah. Serta-merta aku segera membuka celana dalamku, dan melemparkannya ke samping.

    Kulihat Bu Eni tersenyum dan berkata lirih, “Oh.. Yogi.., betapa jantannya kamu.. kemaluanmu begitu panjang dan besar.. Oh.. Yogi, aku sudah tak tahan lagi untuk merasakannya.”

    Aku tersenyum juga, kuperhatikan tubuh Bu Eni yang setengah telanjang itu.

    Kemudian sambil kurebahkan tubuhnya di atas meja dengan posisi aku berdiri di antara kedua pahanya yang telentang dengan rok yang tersibak sehingga kelihatan pahanya yang putih mulus, kuciumi payudaranya, kulumat putingnya dengan penuh gairah, sambil tanganku bergerilya di antara pahanya.

    Aku memang menginginkan pemanasan ini agak lama, kurasakan tubuh kami yang berkeringat karena gairah yang timbul di antara aku dan Bu Eni. Kutelusuri tubuh Bu Eni yang setengah telanjang dan telentang itu mulai dari perut, kemudian kedua payudaranya yang montok, lalu leher. Kudengar desahan-desahan dan rintihan-rintihan pasrah dari mulut Bu Eni.

    Sampai ketika Bu Eni menyuruhku untuk membuka roknya, perlahan-lahan kubuka kancing pengait rok Bu Eni, kubuka restletingnya, kemudian kuturunkan roknya, lalu kujatuhkan ke bawah.

    Setelah itu kubuka dan kuturunkan juga celana dalamnya. Seketika hasrat kelelakianku semakin menggebu-gebu demi melihat tubuh Bu Eni yang sudah telanjang bulat, tubuh yang indah dan seksi, dengan gundukan daging di antara pahanya yang ditutupi oleh rambut yang begitu rimbun.

    Terdengar Bu Eni berkata pasrah, “Ayolah Yogi.., apa yang kau tunggu..? Ibu sudah tak tahan lagi.”

    Kurasakan tangan Bu Eni menggenggam kemaluanku, menariknya untuk lebih mendekat di antara pahanya. Aku mengikuti kemauan Bu Eni yang sudah memuncak itu, perlahan tapi pasti kumasukkan kemaluanku yang sudah mengencang keras layaknya milik kuda perkasa itu ke dalam vagina Bu Eni.

    Kurasakan milik Bu Eni yang masih agak sempit. Akhirnya setelah sedikit bersusah payah, seluruh batang kemaluanku amblas ke dalam vagina Bu Eni.

    Terdengar Bu Eni merintih dan mendesah, “Oh.., oh.., Yogi.. terus Yogi.. jangan lepaskan Yogi.. aku mohon..!”

    Tanpa pikir panjang lagi disertai hasratku yang sudah menggebu-gebu, kugerakkan kedua pantatku maju-mundur dengan posisi Bu Eni yang telentang di atas meja dan aku berdiri di antara kedua pahanya.

    Mula-mula teratur, seirama dengan goyangan-goyangan pantat Bu Eni. Sering kudengar rintihan-rintihan dan desahan Bu Eni karena menahan kenikmatan yang amat sangat. Begitu juga aku, kuciumi dan kulumat kedua payudara Bu Eni dengan mulutku.

    Kurasakan kedua tangan Bu Eni meremas-remas rambutku sambil sesekali merintih, “Oh.. Yogi.. oh.. Yogi.. jangan lepaskan Yogi, kumohon..!”
    Mendengar rintihan Bu Eni, gairahku semakin memuncak, goyanganku bertambah ganas, kugerakkan kedua pantatku maju-mundur semakin cepat.

    Terdengar lagi suara Bu Eni merintih, “Oh.. Yogi.. kamu memang perkasa.., kau memang jantan.. Yogi.. aku mulai keluar.. oh..!”
    “Ayolah Bu.., ayolah kita mencapai puncak bersama-sama, aku juga sudah tak tahan lagi,” keluhku.

    Setelah berkata begitu, kurasakan tubuhku dan tubuh Bu Eni mengejang, seakan-akan terbang ke langit tujuh, kurasakan cairan kenikmatan yang keluar dari kemaluanku, semakin kurapatkan kemaluanku ke vagina Bu Eni.

    Terdengar keluhan dan rintihan panjang dari mulut Bu Eni, kurasakan juga dadaku digigit oleh Bu Eni, seakan-akan nmenahan kenikmatan yang amat sangat.

    “Oh.. Yogi.. oh.. oh.. oh..”

    Setelah kukeluarkan cairan dari kemaluanku ke dalam vagina Bu Eni, kurasakan tubuhku yang sangat kelelahan, kutelungkupkan badanku di atas badan Bu Eni dengan masih dalam keadan telanjang, agak lama aku telungkup di atasnya.

    Setelah kurasakan kelelahanku mulai berkurang, aku langsung bangkit dan berkata, “Bu, apakah yang sudah kita lakukan tadi..?”
    Kembali Bu Eni memotong pembicaraanku, “Sudahlah Yogi, yang tadi itu biarlah terjadi karena kita sama-sama menginginkannya, sekarang pulanglah dan ini alamat Ibu, Ibu ingin cerita banyak kepadamu, kamu mau kan..?”

    Setelah berkata begitu, Bu Eni langsung menyodorkan kartu namanya kepadaku. Kuterima kartu nama yang berisi alamat itu.

    Sejenak kutermangu, kembali aku dikagetkan oleh suara Bu Eni, “Yogi, pulanglah, pakai kembali pakaianmu..!”

    Tanpa basa-basi lagi, aku langsung mengenakan pakaianku, kemudian membuka pintu dan keluar ruangan. Dengan gontai aku berjalan keluar kampus sambil pikiranku berkecamuk dengan kejadian yang baru saja terjadi antara aku dengan Bu Eni.

    Aku telah bermain cinta dengan dosen killer itu. Bagaimana itu bisa terjadi, semua itu diluar kehendakku. Akhirnya walau bagaimanapun nanti malam aku harus ke rumah Bu Eni.

    Kudapati rumah itu begitu kecil tapi asri dengan tanaman dan bunga di halaman depan yang tertata rapi, serasi sekali keadannya. Langsung kupencet bel di pintu, tidak lama kemudian Bu Eni sendiri yang membukakan pintu, kulihat Bu Eni tersenyum dan mempersilakan aku masuk ke dalam. Kuketahui ternyata Bu Eni hidup sendirian di rumah ini.

    Setelah duduk, kemudian kami pun mengobrol. Setelah sekian lama mengobrol, akhirnya kuketahui bahwa Bu Eni selama ini banyak dikecewakan oleh laki-laki yang dicintainya. Semua laki-laki itu hanya menginginkan tubuhnya saja bukan cintanya.

    Setelah bosan, laki-laki itu meninggalkan Bu Eni. Lalu dengan jujur pula dia memintaku selama masih menyelesaikan studi, aku dimintanya untuk menjadi teman sekaligus kekasihnya. Akhirnya aku mulai menyadari bahwa posisiku tidak beda dengan gigolo.

    Kudengar Bu Eni berkata, “Selama kamu masih belum wisuda, tetaplah menjadi teman dan kekasih Ibu. Apa pun permintaanmu kupenuhi, uang, nilai mata kuliahmu agar lulus, semua akan Ibu penuhi, mengerti kan Yogi..?”

    Selain melihat kesendirian Bu Eni tanpa ada laki-laki yang dapat memuaskan hasratnya, aku pun juga mempertimbangkan kelulusan nilai mata kuliahku. Akhirnya aku pun bersedia menerima tawarannya.

    Akhirnya malam itu juga aku dan Bu Eni kembali melakukan apa yang kami lakukan siang tadi di ruangan Bu Eni, di kampus. Tetapi bedanya kali ini aku tidak canggung lagi melayani Bu Eni dalam bercinta. Kami bercinta dengan hebat malam itu, 3 kali semalam, kulihat senyum kepuasan di wajah Bu Eni.

    Walau bagaimanapun dan entah sampai kapan, aku akan selalu melayani hasrat seksualnya yang berlebihan, karena memang ada jaminan mengenai kelulusan mata kuliahku yang tidak lulus-lulus itu dari dulu.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Aku Kecanduan Seks

    Cerita Sex Aku Kecanduan Seks


    985 views

    Perawanku – Cerita Sex Aku Kecanduan Seks, Nama Gw dian, gw mahasiswi ekonomi Kampus Pajajaran. Sejak dua th. waktu lalu, waktu di terima kuliah di Kampus Pajajaran, Gw tinggal di Bandung. Gw datang dari Sukabumi, bapak gw datang dari Bandung, sedang ibu gw asli Sukabumi. Mereka tinggal di Sukabumi. Narasi Seks Sedarah ini bercerita kisahku yang berlangsung waktu Gw kelas 1 SMU di saat Gw masih tetap tingal di Sukabumi serta narasi saat ini masih tetap selalu berlanjut hingga detik ini! maka dari itu gw ingin berbagi di website novelseks. org tau tidak jika gw selalu kecanduan ngentot sama adik kandung gw sendiri, tersebut ceritanya.

    Narasi Sex Indonesia Gw anak yang paling tua dari tiga bersaudara. Gw memiliki satu adik lelaki serta satu adik wanita. Umurku berlainan 1 th. dengan adik lelakiku namu adik perempuanku lain sekali lagi 10 th.. Kami begitu dimanja oleh orangtua kami, hingga tingkahku yang tomboy serta sukai maksa juga tidak dilarang oleh mereka. Begitu juga dengan adikku yang tidak ingin disunat meskipun dia telah kelas 2 SMP.

    Saat kecil, Gw seringkali mandi dengan bersama adik gw, namun mulai sejak dia masuk Sekolah Basic, kami tidak sempat mandi dengan sekali lagi. Walau bagaimanapun, Gw masih tetap ingat begitu kecil serta keriputnya penis adik gw. Mulai sejak waktu itu, Gw tidak sempat lihat sekali lagi penis adik gw. Hingga satu hari, Gw tengah asik telpon dengan rekan cewekku. Gw telpon berjam-jam, terkadang tawa keluar dari mulutku, terkadang kami serius bicara mengenai suatu hal, hingga pada akhirnya Gw rasakan kandung kemihku penuh sekali serta Gw kebelet ingin pipis. Betul-betul kebelet pipis telah di ujung lah. Cepat-cepat kuletakkan gagang telpon tanpa ada permisi dahulu sama rekanku. Gw lari menuju ke toilet paling dekat. Saat kudorong nyatanya tengah dikunci.

    hallow..! Siapa didalam buka dong..! Telah tidak tahan..! Gw berteriak sembari menggedor-gedor pintu kamar mandi
    Iyaaaaaaa..! Wait..! nyatanya adikku yang didalam. Terdengar suaranya dari dalam.
    Tidak dapat nunggu..! Cepetan..! kata Gw memaksa.
    aduhhhhhhhh….. Gw betul-betul telah tidak kuat menahan menginginkan pipis.

    kreottttttt..! terbuka sedikit pintu toilet, kepala adikku keluar dari celahnya.
    Ada apa sich kak? tuturnya.
    Tanpa ada menjawab pertanyaannya, Gw segera nyerobot kedalam karna telah tidak tahan. Segera Gw jongkok, menambah rokku serta buka celana dalamku.
    criitttttt keluar air seni dari vagina Gw.
    Kulihat adikku yang berdiri di depanku, tubuhnya masih tetap telanjang bulat.

    Yeahhhhh..! Sopan dikit napa kak? teriaknya sembari melotot tetaplah berdiri di depanku.
    Waitttt..! Telah tidak kuat nih, kata Gw.
    Sesungguhnya Gw tidak ingin turunkan pandangan mata Gw ke bawah. Namun sialnya, turun juga serta pada akhirnya terlihat deh burungnya si adik gw.
    hahahahah.. Masih tetap keriput seperti dahulu, hanya saat ini agak gede dikit kataku dalam hati.
    Gw takut tertangkap basah lihat kontolnya, cepat-cepat kunaikkan sekali lagi mata Gw lihat ke matanya. Eh, nyatanya dia telah tidak lihat ke mata Gw sekali lagi. Sialan..! Dia saksikan vagina Gw yang sekali lagi mekar tengah pipis. Cepat-cepat kutekan sekuat tenaga otot di vagina Gw agar cepat usai pipisnya. Tidak berniat, terlihat sekali lagi burungnya yang masih tetap belum juga disunat itu. Saat ini penisnya kok bebrapa perlahan makin gemuk. Semakin naik sedikit untuk sedikit, tapi masih tetap terlihat lemas dengan kulupnya masih tetap menutupi helm penisnya.

    Sialan nih adikku. Jadi ngeliatin sekali lagi, mana belum juga habis nih air kencing..! Gw bersungut dalam hati.
    o0oooo.. Seperti gitu ya Kak..? tuturnya sembari tetaplah lihat ke vagina Gw.
    Eh kurang ajar Lu ya dik! segera saja Gw berdiri ambil gayung serta kulemparkan ke kepalanya.
    Kletokkkk..! kepala adikku memanglah terkena jam, namun akhirnya air kencingku kemana saja, tentang rok serta celana dalamku.

    Ya… basah deh rok kakak… katGw lihat ke rok serta celana dalamku.
    Syukurin..! Maka dari itu janganlah masuk seenaknya..! tuturnya sembari ambil gayung dari tanganku.
    Mandi sekali lagi ahh..! lanjutnya sembari menyiduk air serta menyiram tubuhnya.
    Selalu dia ambil sabun serta menyeka sabun itu ke tubuhnya.
    Waduh.., sialan nih adik gw! sungutku dalam hati.
    Saat itu Gw bingung ingin bagaimana nih. Ingin keluar, tapi Gw jijik pakai rok serta celana dalam yang basah itu. Pada akhirnya kuputuskan untuk buka celana dalam serta rokku, lantas pinjam handuk adikku dahulu. Sesudah salin, baru kukembalikan handuknya.

    Telah.., pakai saja handuk Gw kak! kata adikku.
    Kelihatannya dia ketahui kebingunganku. Terlihat kontolnya mengkerut sekali lagi.
    Jadi lucu sekali lagi gitu..! Hihihi..! dalam hatiku.
    Gw lantas buka celana dalam gw yang warnanya merah muda, lantas dilanjutkan dengan buka rok. Terlihat sekali lagi deh memek Gw. Gw takut adikku melihatku dalam keadan sesuai sama itu. Jadi kulihat adik gw. Eh sialan, dia memanglah memerhatikan Gw yang tanpa ada celana.

    kakak Memek tu memang gemuk seperti gitu ya..? kakakaka..! tuturnya sembari nyengir.
    Sialan, dia mengejek vagina Gw, Dari pada culun seperti miliki lhoo..! kata Gw sembari memukul bahu adik gw.
    Eh mendadak dia berkelit, wakzzzzzz..! tuturnya.
    Karna Gw memukul dengan sekuat tenaga, pada akhirnya Gw terpeleset. Punggungku jatuh ke badannya. Terkena deh pantatku ke penisnya.
    Iiihhh.., rasa-rasanya geli banget..! cepat-cepat kutarik badanku sembari bersungut, Huh..! kakak sich..!

    kak.. kata Kakak barusan culun, bila seperti gini culun tidak..? tuturnya mengacuhkan omonganku sembari menunjuk ke penisnya.
    Kulihat penisnya mulai sekali lagi seperti barusan, bebrapa perlahan makin gemuk, semakin tegak ke arah depan.
    Ya.. gitu doang..! Masih tetap seperti anak SD ya..? kata Gw menghina dia.
    Walau sebenarnya Gw kaget juga, ukurannya dapat jadi bertambah demikian jauh. Menginginkan juga sich tahu hingga di mana menambahnya. Iseng Gw bertanya, Gedein sekali lagi dapat tidak..? kata Gw sembari mencibir.
    Dapat..! Tapi kakak mesti bantu dikit dong..! tuturnya sekali lagi.
    Megangin ya..? Wisssss.., ya tidak mau lah..! kataku.
    Bukanlah..! kakak simpan ludah saja diatas kontolku..! jawabnya.

    Karna penasaran menginginkan lihat penis cowok bila sekali lagi penuh, kucoba ikuti pengucapan dia. Gitu doang kan..? Ingin kakak ngeludahin Anda mah. Dari dahulu Kakak ingin ngeludahin Kamu” ujarku Sialan nih adikku, Gw dikerjain. Kudekatkan kepal Gw ke arah penisnya, lantas Gw menyatukan air ludahku. Tapi belum Gw buang ludahku, kulihat penisnya telah bergerak, terlihat penisnya naik sedikit untuk sedikit. Diameternya semakin lama makin gede, jadi terlihat makin gemuk. Serta panjangnya juga jadi bertambah. bagus banget memandangnya. Geli di sekujur badan lihat itu semuanya. Tidak lama kepala penisnya mulai terlihat diantara kulupnya. Perlahan menekan menginginkan keluar. Wahh..! Bukanlah main perasaan sukaku saat itu. Gw betul-betul asik lihat helm itu perlahan-lahan keluar.

    Pada akhirnya bebas juga kepala penis itu dari rintangan kulupnya. Penis adikku telah tegang sekali. Menunjuk ke arahku. Warnanya saat ini lebih merah. Gw jadi terangsang memandangnya. Kualihkan pandangan ke adikku.
    Hehe… dia ke arahku. Masih tetap culun tidak..? tuturnya sekali lagi. Hehe..! Macho kan kak! tuturnya tetaplah tersenyum.
    Tangannya mendadak turun menuju ke selangkanganku. Meskipun Gw terangsang, sudah pasti Gw tepis tangan itu.

    Apaan sich dik..! kubuang tangannya ke kanan.
    Kak..! Please kakkk.. Pegang saja kak… Tidak juga akan diapa-apain… Gw ingin tahu rasa-rasanya megang itu-nya cewek. Hanya itu saja kak.. kata adik gw, kembali tangannya mendekati selangkangan serta ingin memegang memek gw.
    ehmmmm.. sesungguhnya Gw ingin jagalah image, masa ingin sich sama adik sendiri, tapi Gw juga menginginkan tahu bagaimana rasa-rasanya dipegang oleh cowok di memek! hihihii…
    Inget..! Janganlah digesek-gesekin, simpan saja tanganmu di situ..! pada akhirnya Gw mengiyakan. Deg-degan juga hati ini.

    Tangan adik gw lantas mendekat, bulu kemaluanku telah tersentuh oleh tangannya. Ihh geli sekali… Gw saksikan penisnya telah keras sekali, saat ini warnanya lebih kehitaman di banding dengan terlebih dulu. opppssttttt… Hangatnya tangan telah merasa melingkupi vagina Gw. Geli sekali rasa-rasanya waktu bibir vagina Gw tersentuh telapak tangannya. Geli-geli nikmat di syaraf vagina Gw. Gw jadi makin terangsang hingga tanpa ada bisa ditahan, vagina Gw keluarkan cairan.
    Hihihi.. kakak terangsang ya..?

    Enak aja… sama adik mah mana dapat terangsang..! jawabku sembari merapatkan selangkangan gw supaya cairannya tidak makin keluar.
    Ini basah banget apaan Kak..?
    Itu sisa air kencing Kakak tahuuu..! kata Gw berbohong kepadanya.
    Kak… memek tu anget, empuk serta basah ya..?
    Tau ah… Telah belum juga..? Gw bertandingk kelihatannya Gw inginkan kondisi itu berhenti, walau sebenarnya Gw menginginkan tangan itu tetaplah ada di situ, bahkan juga bila dapat mulai bergerak menggesek bibir memek Gw.

    Kak… gesek-gesek dikit ya..? pintanya.
    Tuch kan..? Tuturnya hanya pegang saja..! Gw pura-pura tidak ingin.
    Dikit saja Kak… Please..!
    Terserah adik saja deh..! Gw mengiyakan dengan suara malas-malasan, walau sebenarnya ingin banget tuch. Hihihi.. Habis enak sih…
    Tangan adik gw lantas semakin masuk kedalam, merasa bibir vagina Gw terikut juga kedalam.
    uhhhhhh..! Nyaris saja kalimat itu keluar dari mulut gw. Rasa-rasanya sangat nikmat. Otot didalam vagina Gw mulai merasa berdenyut. Lantas tangannya ditarik sekali lagi, bibir vagina Gw turut tertarik sekali lagi.
    Ouughhhhhhhhh..! pada akhirnya keluar juga desahan nafasku menahan rasa nikmat di vagina Gw.
    Tubuhku merasa limbung, bahuku cenderung ke depan. Karna takut jatuh, Gw bertumpu pada bahu adik gw.

    Enak ya kak..?
    Heeheee.., jawabku sembari pejamkan mata.
    Tangan adik gw lantas mulai maju serta mundur, terkadang klitoris gw tersentuh oleh telapak tangannya. Setiap tersentuh rasa-rasanya nikmat mengagumkan, tubuh ini juga akan tersentak ke depan.
    kak..! Adek juga ingin ngerasaain nikmatnya dong..!
    Anda ingin diapain..? jawab gw lantas buka mata serta lihat ke arahnya.
    Ya pegang-pegangin juga..! tuturnya sembari tangan satunya lantas membimbing tanganku ke arah  kontolnya.

    Kupikir egois juga bila Gw tidak ikuti hasratnya. Kubiarkan tangannya membimbing tangan gw. Merasa hangat penisnya di genggaman tangan ini. Terkadang merasa kedutan di dalamnya. Karna masih tetap ada sabun di penisnya, dengan gampang Gw dapat memaju-mundurkan tanganku mengocok penisnya.

    Kulihat badan adikku terkadang tersentak ke depan waktu tanganku hingga ke pangkal penisnya. Kami bertemu dengan satu tangan sama-sama memegang kemaluan serta tangan satunya memegang bahu.
    Mendadak dia berkata, Kak..! Titit Adek sama memek Kakak digesekin saja yah..!
    hooh Gw segera mengiyakan karna Gw telah tidak tahan menahan rangsangan didalam badan.
    Lantas dia melepas tangannya dari vagina Gw, memajukan tubuhnya serta memasukkan penisnya diantara selangkangan gw. Merasa hangatnya batang penisnya di bibir vagina Gw. Lantas dia memaju-mundurkan pinggulnya untuk menggesekkan penisnya dengan vagina Gw.

    ohhhhh..! Gw saat ini tidak malu-malu sekali lagi keluarkan erangan.
    Dek… masukin saja..! Kakak telah tidak tahan..! Gw betul-betul telah tidak tahan, sesudah demikian lama terima rangsangan. Gw pada akhirnya menginginkan satu penis masuk kedalam memek Gw.
    Iya Kak..!
    Lantas dia menambah satu paha Gw, dilingkarkan ke pinggangnya, serta tangan satunya mengarahkan penisnya supaya pas masuk ke itil Gw.

    Gw terlonjak saat satu benda hangat masuk kedalam kemaluanku. Rasa-rasanya menginginkan berteriak sekuatnya untuk melampiaskan nikmat yang kurasa. Pada akhirnya Gw cuma dapat menggigit bibir gw untuk menahan rasa nikmat itu. Karna telah dari barusan dirangsang, selang beberapa saat Gw alami orgasme. Vagina Gw rasa-rasanya seperti tersedot-sedot serta semua syaraf didalam badan berkontraksi.
    ohhhhhh..! Gw tidak kuat tidak untuk berteriak.

    Kulihat adik gw masih tetap selalu memaju-mundurkan pinggulnya dengan sekuat tenaga. Mendadak dia mendorong sekuat tenaga sampai tubuhku terdorong hingga ke tembok.
    Ouughhh..! tuturnya.
    Pantatnya ditekannya lama sekali ke arah vagina Gw. Lantas tubuhnya tersentak-sentak melengkung ke depan. Kurasakan cairan hangat didalam vagina Gw.

    Lama kami terdiam dalam tempat itu, kurasa penisnya masih tetap penuh isi vagina Gw. Lantas dia mencium bibirku serta melumatnya. Kami berpagutan lama sekali, basah keringat menyiram badan ini. Kami sama-sama melumat bibir lama sekali. Tangannya lantas meremas payudara serta memilin putingnya.
    Kak..! Kakak nungging, selalu pegang bibir bathtub itu..! mendadak dia berkata.

    Wahh..! Hilang ingatan adik ya..!
    Telah.., ikutin saja..! tuturnya sekali lagi.
    Gw juga ikuti panduannya. Gw berpegangan pada bathtub serta turunkan badan sisi atasku, hingga batang kemaluannya sejajar dengan pantatku. Gw tahu adikku dapat lihat dengan terang vagina Gw dari belakang. Lantas dia mendekatiku serta memasukkan penisnya kedalam vagina Gw dari belakang.

    uhhhhhh..! %@! #amp ; tt..! Gw menjerit waktu penis itu masuk kedalam rongga vagina Gw.
    Rasa-rasanya lebih nikmat di banding terlebih dulu. Rasa nikmat itu lebih kurasakan karna tangan adikku yang bebas saat ini meremas-remas payudara Gw. Adikku selalu memaju-mundurkan pantatnya hingga sekitaran 10 menit saat kami nyaris berbarengan menjangkau orgasme. Gw rasakan sekali lagi tembakan sperma hangat membasahi rongga vagina Gw. Kami lantas berciuman sekali lagi untuk saat yang cukup lama.

    Sesudah peristiwa itu, kami jadi seringkali mengerjakannya, terlebih di kamar gw saat malam hari waktu orangtua telah pergi tidur. Minggu-minggu awal, kami mengerjakannya seperti pengantin baru, nyaris setiap malam kami bersetubuh. Bahkan juga dalam semalam, kami dapat lakukan hingga 4 kali. Umumnya Gw membiarkan pintu kamar gw tidak terkunci, lantas sekitaran jam 2 malam, adik gw akan tiba serta menguncinya. Lantas kami bersetubuh hingga kelelahan.

    Saat ini sesudah Gw di Bandung, kami masih tetap senantiasa mengerjakannya bila ada peluang. Bila bukanlah Gw yang ke Sukabumi, jadi dia mendatang ke Bandung untuk menyetor jatah spermanya ke memek Gw. Sekarang ini Gw mulai berani menelan sperma yang di keluarkan oleh adik kandung gw sendiri! Beginilah narasi seks sedarah yang kami kerjakan hingga saat ini! Selalu jelas gw kecanduan ngentot ama adik gw!

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas,cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Kisah Cinta Dan Nafsu Dengan Teman Kantor

    Cerita Sex Kisah Cinta Dan Nafsu Dengan Teman Kantor


    984 views

    Perawanku – Cerita Sex Kisah Cinta Dan Nafsu Dengan Teman Kantor, Ini adalah cerita sex nyata yang terjadi hari ini Dimana hari ini aku bersama teman-teman kerjaku akan pergi ke trawas untuk acara rapat tahunan, tapi berhubung dalam 3 hari terakhir harus lembur dan pulang malam sambil hujan-hujannan. Aku tidak bisa hadir untuk acara rapat tahun ini.

    Akhirnya pagi ini aku bisa bangun dengan bebas sampai jam 10 pagi tadi. Dirumah cuma ada aku, istri dan anak-anakku sudah pulan kampung sejak H-1 natal kemarin. Rencananya siang ini aku mau menyusul pulang kampung, berhubung ada kejadian yang tak di sangka. Akhirnya jadwal untuk pulang kampung ke tunda sampai besok .
    Jadi begini cerita seksnya. Seperti hari-hari biasa, bangun pagi aktifitas awal yang aku lakukan sebelum mandi adalah menyalakan komputer. Untuk melihat mailbox dan cek beranda dan untuk melihat cek update status teman-teman yang berangkat ke trawas untuk rapat tahunan yang jadwalnya berangkat jam 7 pagi. Mailbox cuma berisi spam. Langsung cek beranda eh ternyata teman-teman yang berangkat ke trawas juga pada belum update.
    Selesai mandi kulihat ada pemberitahuan di jendela chat, kulihat ternyata Sari (nama samaran) pacar dari teman sekantorku.
    “Apa sudah nyampe trawas mas, kok sudah online?”
    “Aku nggak jadi ikut ke trawas”
    “Owh.. pantesan mas Heri baru aja bbm katanya baru otw, kupikir mas Bram ikut, kok cepet banget perjalanan surabaya-trawasnya”
    “Aku capek Sar, lagian males ikutan paling juga acaranya gitu gitu aja. Bosenin. btw kamu nggak di aja sama Heri?
    “Emang bolaeh mas?

    “Boleh banget Sar, yang lain juga banyak yang ngajak pasanganya”
    “Kali aja mas Heri ngajak ceweknya yang lain mas”
    “Hoo.. ceweknya Heri bayak to?
    “Lah situ kan temennya, masa nggak tau sih?”
    “Nggak tau aku, aku nggak terlalu deket sih sama si Heri

    Lanjut chat nbobrol ini itu tentang Heri sampai aku lupa belum pakai baju.
    “Gini pengenya jalan-jalan tapi mau kemana ya kalau sendirian”
    “Lho.. Istri mas Bram kemana?
    “Pulang kampung sejak natal kemarin” -cerita dewasa-
    “Ke mall aja mas Bram, tapi ajak Sari ya hehe..”
    “Lan nanti Heri marah..”
    “Ya nggak usah bilang-bilang ke Heri lah mas.. terus nanti mas Bram gimana, nggak di marahin istrinya?”
    “Ya kalau bilang-bilang sih ya pasti di marahin..”
    “Jadi gimana nih.. Sari boleh ikut ya…
    Akhirnya kami sepakat untuk jalan berdua. Dengan motorku ku jemput Sari di tempat kost nya derah kampung kupang. Lalu kami berdua masuk ke sebuah mall. Lalu aku mentraktir Sari di resto cepat saji. Sambil ngobrol-ngobrol sana sini. Serasa kami sudah akrab lama. Padahal kami berdua hanya kenal di fb aja. Karena aku berteman dengan Heri Sari ngeadd. Bahkan banyak teman-teman kerjaku yang juga jadi temannya Sari.
    Usai makan, Sari ngajak nonton. Karena ini hari sabtu dan pasti rame. apa lagi daftar yang tayang nggak ada film yang bagus, aku menolaknya. Akhirnya kami putuskan untuk pulang. Keluar dari parkiran terlihat cuaca yang gelap, gerimis pun turun saat kami hendak menuju tempat kost Sari. Kupikir dekat dan aku prediksi nggak bakalan deras, kami nggak pakai jas hujan. Eh ternyata prediksiku salah. Kurang beberapa belokkan aja masuk ke kawasan kost Sari, Hujanya turun semakin deras. Hingga sampai di tempat kost Sari kami berdua basah kuyup. Karena begitu derasnya hujan, aku putuskan untuk menunggu hujannya agak reda.
    Aku di pinjami bajunya Heri yang ada di sana

    “Rupanya si Heri sering kesini ya?”
    “Ya kalau pas di sini sepi aja..”
    “Lah ini juga sepi banget, pada kemana emang?
    “Iya, pada liburan mas, tinggal Sari sama mbak yang tinggal di atas. Tapi mbaknya yang di atas pulangnya malem banget, malah kalau malam minggu gini biasanya nggak pulang”
    “Kamu nggak takut kalau sendirian gini?”
    “Kan dah ada mas Bram yang nemenin hehe.. sebentar ya mas Sari mau ganti baju dulu dan sekalian bikinin kopi buat mas Bram”
    “Nggak usah repot-repot Sar.. sekalian aja sama makanannya” candaku
    Selang berapa lama di tinggal Sari, aku duduk di teras sambil pencet-pencet hpku. Sari memanggilku untuk masuk
    “Mas Bram, masuk dalam aja, di luar nanti kedinginan loh”
    “Eh nggak papa to?
    :Nggak papa mas” akupun masuk kedalam.
    Ternyata kamar kost Sari cukup luas dan bersih meskipun cuma 1 ruangan dan 1 kamar mandi. Aku agak tercengang melihat Sari mengenakan hotpants dan kaos puith yang menurutku bagian lubang lehernya kebesaran sampai melorot di lengan sebelahnya.
    Sari pun menyalakan TV, sambil kami ngobrol-ngobrol lagi.
    “Berapa lama kamu pacaran sama Heri?”
    “Hampir tiga bulan mas”
    “Owh, baru ya..” aku meminum kopi buatan Sari sambil melirik paha mulus Sari.
    “Kalu ngelirik-ngelirik ati-ati tumpah kopinya loh..” rupanya mata nakalku ketangkap basah oleh Sari
    Akupun langsung bertanya tentang apakah hubungan mereka sampai mana. Sari menjelaskan kalau keadaan kost sepi Heri selalu datang kesitu dan mereka selalu bercinta, malah nggak jarang Heri sampai menginap disana. Saking asykinya ngobrol kami sampai nggak sadar jarak kami semakin dekat. Hingga paha kami bersentuhan.
    Aku pun tak mau kehilangan kesempatan, perlahan aku mendekatkan wajahku ke wajahnya. Mulanya agak ragu karena takutnya Sari akan menolak, tapi ternyata Sari juga makin mendekatkan wajahnya, hingga bibir kami berdua saling bersentuhan. Saling mengecup.. lalu aku mengulum bibirnya. Sari pun refleks, dia nggak mau kalah. kecupannya hebat sampai gigit-gigit pelan bibirku. Sementara tanganku merayap ke paha mulusnya. Dan tangan satunya merangkul tubuh Sari kemudian menariknya hingga posisi Sari duduk di pangkuanku.
    Dari paha tanganku terus merayap ke atas. Kali ini aku meremas-remas toketnya, sementara tangan kiriku merayap ke bawah meremas-remas pantatnya. Sari masih nggak mau melepas ciumanya di bibirku, kami berdua perang bibir perang lidah salin kecup sambil mendesis pelan. Desissanya itu loh… bikin nggak tahan.
    Sari melepaskan bajuku hingga aku telanjang dada, nggak mau kalah aku juga melepas baju Sari. Lalu Sari mengajakku pindah ke tempat tidur. Sari merebahkan tubuhnya di tempat tidur sambil dibukanya pengait BH nya. Kini mulutku bergerilya di bagian dadanya, sambil puting susunya ku mainkan dengan lidahku. Mungkin karena kegelian sebentar-sebentar Sari mengankat kepalanya..

    Cerita Sex Kisah Cinta Dan Nafsu Dengan Teman Kantor

    Cerita Sex Kisah Cinta Dan Nafsu Dengan Teman Kantor

    Ditariknya pahaku hingga posisi penisku tepat berada di atas lubang memeknya. Ku lepas celanaku, Sari pun melepas celananya. Sekarang posisi kami berdua sama-sama bugil. Sari menyuruhku rebahan. Dipegang penisku lalu di remas dan dikocok-kocoknya perlahan. Sungguh nikmat. Terus dikocoknya penisku sambil sebentar-sebentar menciumi perutku. Ciumannya bergeser ke bawah. Akhirnya sampailah giliran penisku di ciuminya. Kemudian di kulumnya, blowjob pun di mulai dengan hot nya, sambil di remas-remas kantong telurku.
    “Nikmat luar biasa Sar.. nikmat.. ohh”
    Kemudian Sari turun dari tempat tidur menuju lemarinya, ternyata dia mengambil kondom dan memasangnya di penisku. Dikocok-kocoknya lagi penisku sambil di dekatkanya penisku ke lubang memeknya. tempel dikit lalu di tarik-lepas… sementara tanganku dibiarkanya memainkan toketnya. meremas-remasnya dan ku pilin-pilin puting susunya. Di tempelkannya lagi penisku ke bibir memeknya.. hingga masuklah bagian ujun penispenisnya.. perlahan.. perlahan.. dan masuklah semua penisku ke lubang memeknya sambil di iringi rintihan kecil Sari. Lalu dirobohkan tubuhnya ke tubuhku. Aku sodokkan penisku. Sari makin merintih..
    “Aaaagghhhhhhh mas Bram.. pelan mas.. pelaann” aku pelankan tempo sodokannya.
    Eh sekarang malah Sari yang menggoyang makin liar. Sambil di jilat-jilat puting susuku. Geli-geli nikmat gitu.
    Sari kini mengangkat dadanya dan berposisi duduk di di atasku. namun tetap dengan goyangannya yang liar. Lihay sekali. Saking menikmatinya desahan Sari semakin keras, untung aja di luar hujan sangat deras. Lagian juga nggak ada orang kan…
    “Ayo Sarr.. Goyang terus Sar.. nikmat Sar..” tak berapa lama Sari sepertinya lemes.
    Ku angkat tubuh Sari lalu gantian sari aku rebahkan. Selangkangannya ku angkat lalu ku sodokkan lagi penisku. Sodok keluar masuk keluar masuk.. dan tetap saja desahan Sari bikin aku semakin menaikkan tempo sodokkan. Ku turunkan wajahku hingga mulutku meraih toketnya. Kumainkan toketnya…
    “Mas Bram… terus mas.. jangan berhenti.. ooogghhh… aaagghhhh” terus ku sodok keluar masuk penisku di lubang memeknya.
    Sampai aku merasakan ada yang mau keluar dari dalam penisku.. kupindahkan mulutku ke mulutnya… kupeluk erat tubuhnya lalu Creett..creett.. creett.. sambil  ku lumat mulutnya tanpa henti…
    Emmmhh… mmm.. Sarr..”
    Tubuhku terbaring lemah di atas tubuh Sari.. kemudian Sari mengajakku ke kamar mandi untuk bersih-bersih bersama.. Tak lama kenudian hujan pun reda.. dan hari sudah menjelang malam.. akupun beranjak pulang ke rumah.
    “Jangan kapok main ke kost Sari ya mas Bram..”
    “Wah nggak bakalan kapok deh Sar..”

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Meremas Dan Merangsang Pembantu Sange Bagian Dua

    Cerita Sex Meremas Dan Merangsang Pembantu Sange Bagian Dua


    983 views

    Perawanku – Cerita Sex Meremas Dan Merangsang Pembantu Sange Bagian Dua, Hingga suatu malam di ranjangku yang besar kami saling berpelukan. Aku bertelanjang dada dan Mbak Sum pakai daster. Masih sekitar jam 9 waktu itu dan kami terus asyik berciuman, berpagutan, berpelukan erat-erat saling raba, pijat, remas. Kuselusupkan tanganku di bawah dasternya lalu menariknya ke atas. Terus ke atas hingga pahanya menganga, perutnya terbuka dan akhirnya beha putihnya nampak menantang. Tanpa bicara dasternya terus kulepas lewat kepalanya.

    “Jangan, Mas..” Mbak Sum menolak.
    “Nggak apa-apa, Mbak, cuma dasternya kan..” rayuku.

    Dia jadi melepaskan tanganku. Juga diam saja ketika aku terang-terangan membuka celana luarku hingga kami sekarang tinggal berpakaian dalam. Kembali tubuh gempal janda montok itu kugeluti, kuhisap-hisap puncak branya yang nampak kekecilan menampung teteknya. Mbak Sum mendesis-desis sambil meremasi rambut kepalaku dan menggapitkan pahanya kuat-kuat ke pahaku.

    Cerita Sex Meremas Dan Merangsang Pembantu Sange Bagian Dua

    Cerita Sex Meremas Dan Merangsang Pembantu Sange Bagian Dua

    “Mbak Sum pingin kita telanjang?” tanyaku.
    “Jangan, Mas. Pingin sih pingin.. tapi.. gimana ya..”
    “Sudah berapa lama Mbak Sum tidak ngeseks?”
    “Ya sejak suami Mbak meninggal.. kira-kira tiga tahun..”
    “Pasti Mbak jadi sering masturbasi ya?”
    “Kadang-kadang kalau sudah nggak tahan, Mas..”
    “Kalau main dengan pria lain?”
    “Belum pernah, Mas..”
    “Masak sih, Mbak? masak nggak ada yang mau?”
    “Bukan begitu, tapi aku yang nggak mau, Mas..”
    “Kalau sama aku kok mau sih, Mbak?” godaku lagi.
    “Ah, kan Mas yang mulai.. dan lagi, kita kan nggak sampai anu..”
    “Anu apa, Mbak?”
    “Ya itu.. telanjang gitu..”
    “Sekarang kita telanjang ya, Mbak..”
    “Eee.. kalau hamil gimana, Mas?”
    “Aku pakai kondom deh..”
    “Ng.. tapi itu kan dosa, Mas?”
    “Kalau yang sekarang ini dosa nggak, Mbak?” tanyaku mentesnya.
    “Eee.. sedikit, Mas,” jawabnya bingung.

    Aku tersenyum mendengar jawaban mengambang itu dan kembali memeluk erat-erat tubuh sekalnya yang menggemaskan. Kuremas dan kucium-cium pembungkus teteknya. Ia memeluk punggungku lebih erat. Kuraba-raba belakang punggungnya mencari lalu melepas kaitan branya.

    “Ja..jangan, Mas..” Bisiknya tanpa reaksi menolak dan kulanjutkan gerakanku.

    Mbak Sum hanya melenguh kecil ketika branya kutarik dan kulemparkan entah kemana. Dua buah semangka segar itu langsung kukemut-kemut putingnya. Kuhisap, kumasukkan mulut sebesar-besarnya, kugelegak, sambil kulepas CD-ku. Mbak Sum terus mendesis-desis dan bergetar-getar tubuhnya. Kami bergumul berguling-guling. Kutekan-tekan selangkangannya dengan zakarku.

    “Gimana, Mbak.. sudah siap kuperawani?” tanganku menjangkau CD-nya dan hendak melepasnya.
    “Jangan, Mas. Kalau hamil gimana?”
    “Ya ditunggu saja sampai lahir to, Mbak..” gurauku sambil berusaha menarik lepas CD-nya.

    Mbak Sum berusaha memegangi CD-nya tapi seranganku di bagian atas tubuhnya membuatnya geli dan tangannya jadi lengah. Cd-nya pun merosot melewati pantatnya.

    “Kalau hamil, siapa yang ngurus bayinya?”
    “Ya, Mbak lah, kan itu anakmu.. tugasku kan cuma bikin anak, bukan ngurusi anak..” godaku terus.
    “Dasar, mau enaknya sendiri..” Mbak Sum memukulku pelan, tangannya berusaha menjangkau CD dari bawah pahanya tapi kalah cepat dengan gerakanku melepas CD itu dari kakinya. Buru-buru kukangkangkan pahanya lalu kubenamkan lidahku ke situ. Slep.. slep.. slep.. Mbak Sum melenguh dan menggeliat lagi sambil meremasi kepalaku. Nampak dia berada dalam kenikmatan.

    Beberapa menit kemudian, aku memutar posisi tubuhku sampai batang zakarku tepat di mulutnya sementara lidahku tetap beroperasi di vulvanya. Dengan agak canggung-canggung dia mulai menjilati, mengulum dan menghisapnya. Vulvanya mulai basah, zakarku menegang panjang. Eksplorasi dengan lidah kuteruskan sementara tanganku memijit-mijit sekitar selangkangan hingga anusnya.

    “Agh.. agh.. Maas.. ak.. aku..”

    Mbak Sum tak mampu bersuara lagi, hanya pantatnya terasa kejang berkejat-kejat dan mengalirlah cairan maninya mengaliri mulutku. Kugelegak sampai habis cairan bening itu.

    “Isap anuku lebih keras, Mbak!” perintahku ketika kurasakan maniku juga sudah di ujung zakar.

    Dan benar saja, begitu diisap lebih keras sebentar kemudian spermaku menyembur masuk ke kerongkongan Mbak Sum yang buru-buru melepasnya sampai mulutnya tersedak berlepotan sperma. Kami pun terjelepak kelelahan. Kuputar tubuhku lagi dan malam itu kami tidur telanjang berpelukan untuk pertama kalinya. Tapi zakarku tetap tidak memerawani vaginanya. Aku masih ingin menyimpan “makanan terenak” itu berlama-lama.

    Selanjutnya kegiatan oral seks jadi kegemaran kami setiap hari. Entah pagi, siang maupun malam bila salah satu dari kami (biasanya aku yang berinisiatif) ingin bersetubuh ya langsung saja tancap. Entah itu di kamar, sambil mandi bersama atau bergulingan di permadani. Tiap hari kami mandi keramas dan entah berapa banyak bercak mani di permadani. Selama itu aku masih bertahan dan paling banter hanya memasukkan kepala zakarku ke vaginanya lalu kutarik lagi. Batangnya tidak sampai masuk meski kadang Mbak Sum sudah ingin sekali dan menekan-nekan pantatku. “Kok nggak jadi masuk, Mas?” tanyanya suatu hari.

    “Apa Mbak siap hamil?” balikku.
    “Kan aku bisa minum pil kabe to Mas..”
    “Bener nih Mbak rela?” jawabku menggodanya sambil memasukkan lagi kepala zakarku ke memeknya yang sudah basah kuyup.
    “Heeh, Mas,” dia mengangguk.
    “Mbak nggak merasa bersalah sama suami?”
    “Kan sudah meninggal, Mas.”
    “Sama anak-anak?”
    Ia terdiam sesaat, lalu jawabnya lirih, “A.a.. aku kan juga masih butuh seks, Mas..”
    “Mana yang Mbak butuhkan, seks atau suami?” tanyaku terus ingin tahu isi hatinya.
    Kuangkat lagi kepala zakarku dari mulut memeknya lalu kusisipkan saja di sela-sela pahanya.
    “Pinginnya sih suami, Mas.. tapi kalo Mas jadi suamiku kan nggak mungkin to.. Aku ini kan cuma orang desa dan pembantu..” jawabnya jujur.
    “Jadi, kalau sama aku cuma butuh seksnya aja ya Mbak? Mbak cuma butuh nikmatnya kan? Mbak Sum pingin bisa orgasme tiap hari kan?”

    Mbak Sum tersipu. Tidak menjawab malah memegang kepalaku dan menyosor bibirku dengan bibirnya. Kami kembali berpagutan dan bergulingan. Zakar besar tegangku terjepit di sela pahanya lalu cepat-cepat aku berbalik tubuh dan memasukkan ke mulutnya. Otomatis Mbak Sum menghisap kuat-kuat zakarku sama seperti aku yang segera mengobok-obok vaginanya dengan tiga jari dan lidahku. Sejenak kemudian kembali kami orgasme dan ejakulasi hampir bersamaan. Yah, bisakah pembaca bersetubuh seperti kami? Saling memuasi tanpa memasukkan zakar ke vagina.

    Hubungan nikmat ini terus berlangsung hingga suatu sore sepulangku kerja Mbak Sum memberiku sekaplet pil kabe dan sekotak kondom kepadaku.

    “Sekarang terserah Mas, mau pakai yang mana? Mbak sudah siap..” tantangnya.
    Aku jadi membayangkan penisku memompa vaginanya yang menggunduk itu.
    “Mbak benar-benar ikhlas?” tanyaku.
    “Lha memang selama ini apa Mas? Saya kan sudah pasrah diapakan saja sama Mas.”
    “Mbak tidak kuatir meskipun aku nggak bakalan jadi suami Mbak?” lanjutku sambil berjaga-jaga untuk menghindari resiko bila terjadi sesuatu di belakang hari.

    “Saya sudah ikhlas lega lila, mau dikawini saja tiap hari atau dinikahi sekalian terserah Mas saja. Saya benar-benar tidak ada pamrih apa-apa di belakang nanti.. Saya hanya ingin kita berhubungan seks dengan maksimal.. tidak setengah-setengah seperti sekarang ini..”

    Haah, ternyata Mbak Sum pun jadi berkobar nafsu syahwatnya setelah berhubungan seks denganku secara khusus selama ini. Ternyata wanita ini memendam hasrat seksual yang besar juga. Sampai rela mengorbankan harga dirinya. Aku jadi tak tega, tapi sekaligus senang karena tidak bakal menanggung resiko apapun dalam berhubungan seks dengan dia. Aku selama ini kan memang hanya mengejar nafsu dan nampaknya Mbak Sum pun terbawa iramaku itu. Ya, seks hanya untuk kesenangan nafsu dan tubuh.

    Tanpa rasa cinta. Tidak perlu ada ketakutan terhadap resiko harus menikahi, punya anak dsb. Kapan lagi aku dapat prt sekaligus pemuas nafsu dengan tarif semurah ini (gajinya sebulan 150 ribu rupiah kadang kutambah 50 atau 100 ribu kalau ada rejeki lebih). Bandingkan biayanya bila aku harus cari wanita penghibur setiap hari. Dan kayaknya yang seperti inilah yang disukai para pria pengobral zakar dan mungkin sebagian besar pembaca 17Tahun inipun termasuk di dalamnya. Mau nikmatnya, nggak mau pahitnya. Begitu, kan? Ngaku ajalah, nggak usah cengar-cengir kayak monyet gitu. Soal seks kita sama dan sebangun kok. He he he..

    “Sekarang aku mau mandi dulu, Mbak. Urusan itu pikirin nanti saja,” jawabku sambil melepas pakaian dan jalan ke kamar mandi bertelanjang.

    Kutarik tangan Mbak Sum untuk menemaniku mandi. Pakaiannya pun sudah kulepasi sebelum kami sampai ke pintu kamar mandi. Hal seperti ini sudah biasa kami lakukan. Saling menggosok dan memandikan sambil membangkitkan nafsu-nafsu erotis kami. Dan acara mandi bersama selalu berakhir dengan tumpahnya sperma dan mani kami bersama-sama karena saling isep.

    Dan godaan untuk bermain seks dengan tuntas semakin besar setelah ada pil kabe dan kondom yang dibeli Mbak Sum. Esok malamnya eksperimen itu akan kami mulai dengan kondom lebih dulu. Soalnya aku takut kalau ada efek samping bila Mbak Sum minum pil kabe. Kata orang kalau nggak cocok malah bikin kering rahim. Kan kasihan kalau orang semontok Mbak Sum rahimnya kering. Malam itu seusai makan malam dan nonton TV sampai jam sembilan, kami mulai bergulingan di permadani. Satu persatu penutup tubuh kami bertebaran di lantai. Putingya kupelintir dan sebelah lagi kukemut dan kugigit-gigit kecil sementara tangan kananku menggosok-gosok pintu memek Mbak Sum sampai dia mengerang-erang mau orgasme.

    “Sekarang pakai ya, Mas,” bisiknya sambil menggenggam kencang zakarku yang tegang memanjang.
    “Heeh,” jawabku lalu dia menjangkau sebungkus kondom yang sudah kamu sediakan di sebelah TV.

    Disobeknya lalu karet tipis berminyak itu pelan-pelan disarungkannya ke penisku. Mbak Sum nampak hati-hati sekali.

    “Wah, jadi gak bisa diisep Mbak nih,” kataku.
    “Kan yang ngisep ganti mulut bawah, Mas..” Guraunya membuatku tersenyum sambil terus meremas-remas teteknya.
    Sleeb.. lalu karet tipis itupun digulungnya turun sampai menutupi seluruh batangku.
    “Sudah, Mas,” katanya sambil menelentangkan tubuh dan mengangkan pahanya lebar-lebar.
    Perlahan aku mengangkanginya.
    “Sekarang ya, Mbak,” bisikku sambil memeluknya mesra.
    Mbak Sum memejamkan mata. Perlahan zakarku dipegang, diarahkan ke lobang nikmatnya. Kuoser-oser sebentar di depan pintunya barulah kudesakkan masuk. Masuk separuh. Mbak Sum melenguh..
    “Sakit Mbak?”
    “Sedikit..”

    Kuhentikan sebentar lalu kudorong lagi pelan-pelan dan dia mulai melepasnya. Bless.. slep.. kugerakkan pantatku maju-mundur naik-turun. Matanya merem melek, tangan kami berpelukan, tetek tergencet dadaku, bibir kami saling kulum. Kugenjot terus, kupompa, kubajak, kucangkul, kumasuki, kubenamkan, dalam dan semakin dalam, gencar, cepat dan kencang. Sampai akhirnya gerakkanku terhambat ketika mendadak Mbak Sum memelukkan pahanya erat-erat ke pahaku.

    “Akk.. aku sampai Mas.. egh.. egh..”

    Dan seerr.. terasa cairan hangat menerpa zakarku. Kuhentikan gerakanku, dan hanya membenamkannya dalam-dalam. Menekan dan menekan masuk. Rasanya agak kurang enak karena batangku terbungkus karet tipis itu.

    Kubiarkan Mbak Sum istirahat sejenak sebelum aku mulai memompanya lagi bertubi-tubi sambil kueksplorasi bagian sensitif tubuhnya hingga dia kembali terangsang.

    “Mbak pingin keluar lagi?” tanyaku.
    “Kk.. kalau bisa, Mas.. keluar sama-sama..” ajaknya sambil mulai menggoyang dan memutar-mutar bokongnya.

    Aku merasakan nikmat yang belum pernah kurasakan. Soalnya kan baru pertama kali ini zakarku menancapi lubangnya. Ternyata hebat juga goyangannya. Goyang ngebornya Inul, ngecornya Denada atau ngedennya Camelia Malik kalah jauh deh.. soalnya mana mungkin aku ngrasain vagina mereka kan? Dan kenikmatan itu semakin terasa diujung batangku. Gerakan pompaku semakin cepat dan cepat.

    “Mbak.. hh.. hh.. hh..” dengus nafasku terus memacu gerak maju mundur pantatku.
    Sementara dengan tak kalah brutalnya Mbak Sum melakukan yang sama dari bawah.
    “Ak.. aku sudah mau Mbak..” pelukku ketat ke tubuhnya.

    Kutindih, kuhunjamkan dalam-dalam, kuhentakkan ketika sperma keluar dari ujung batangku. Yang pasti Mbak Sum tak bakalan merasakan semburannya karena toh sudah tertampung di ujung kondom. Sejenak kemudian Mbak Sum pun meregang dan berkejat-kejat beberapa kali sambil membeliak-beliak matanya. Dia orgasme lagi. Tubuhnya tetap kutelungkupi. Nafas kami memburu.

    Mata kami terpejam kecapaian. “Puas, Mbak?” bisikku sambil mengulum telinganya. Dia mengangguk kecil. Kami kembali tidur berpelukan. Mungkin dia tengah membayangkan tidur dengan suaminya. (Sementara aku tidak membayangkan apapun kecuali sesosok daging mentah kenyal yang siap kugenjot setiap saat). Hehehe.. kasihan Mbak Sum kalau dia tahu otak mesumku. Tapi kenapa mesti dikasihani kalau dia juga menikmati? Ya kan? Ya kan? Aku sering bertanya-tanya: Bila seorang wanita orgasme ketika dia diperkosa, apakah itu bisa disebut perkosaan? Siapa bisa jawab?

    Sambil menunggu jawab Anda, aku dan Mbak Sum terus mereguk kepuasan dengan pakai kondom. Sayangnya satu kondom hanya bisa dipakai satu kali main. Kalau lebih dikuatirkan bocor. Makanya hanya dalam sehari itu kondom satu dus habislah sudah. Anda bisa hitung sendiri berapa kali aku ejakulasi.

    Esoknya, “Mbak, kondomnya habis, mau pakai pil?” tanyaku.
    “Boleh,” jawabnya santai.

    Dan malam itu mulailah ia minum pil sesuai jadwal dan hasilnya.. ternyata kami lebih puas karena tidak ada lagi selaput karet tipis yang menahan semburan spermaku memasuki gua garba Mbak Sum.

    “Mas.. Mas.. semprot terus Mas, enak banget..” serunya ketika aku ejakulasi sambil berkejat-kejat diatas pahanya belasan kali menghunjamkan zakar yang menyemprot puluhan kali.

    Dari cret, crit, crut, crat sampai crot crot crot lalu cret cret cret lagi!! Soal rahim kering sudah tak kupikir lagi. Biar saja mau kering mau basah wong yang melakukan manggut-manggut saja tuh. Yah, dalam semalam minimal kami pasti sampai tiga kali orgasme dan ejakulasi. Sedangkan pagi atau siang tidak selalu kami lakukan. Kami bagaikan sepasang maniak seks. Ditambah vCD-vCD triple-x yang kutontonkan padanya, Mbak Sum jadi semakin ahli mengolah persetubuhan kami jadi kenikmatan tiada tara.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Vina

    Cerita Sex Vina


    983 views

    Perawanku – Cerita Sex Vina, Perkenalkan namaku Vina, usiaku 16 tahun. Aku sekarang duduk di kelas II SMU di Medan. Aku punya pengalaman pertama merengkuh surga dunia. Tetapi semua itu kulakukan dengan papa tiriku. Pengalamanku ini sebagai referensi buat teman-teman yang lain. Aku tahu kalau perbuatan ini salah, tetapi aku tidak tahu bagaimana menghentikannya.

    Baiklah, ceritaku begini. Pada suatu hari aku mendapat pengalaman yang tentunya baru untuk gadis seukuranku. Oya, aku gadis keturunan Cina Pakistan. Sehingga wajar saja kulitku terlihat putih bersih dan satu lagi, ditaburi dengan bulu-bulu halus di sekujur tubuh yang tentu saja sangat disukai laki-laki. Kata teman-teman, aku ini cantik lho.

    Memang siang ini cuacanya sangat panas, satu persatu pakaian yang menempel di tubuhku kulepas. Kuakui, kendati masih ABG tetapi aku memiliki tubuh yang lumayan montok. Bila melihat lekuk-lekuk tubuh ini tentu saja mengundang jakun pria manapun untuk tersedak. Dengan rambut kemerah-merahan dan tinggi 167 cm, aku tampak dewasa.
    Sekilas, siapapun mungkin tidak percaya kalau aku adalah seorang pelajar. Apalagi bila memakai pakaian casual kegemaranku. Mungkin karena pertumbuhan yang begitu cepat atau memang sudah keturunan, entahlah. Tetapi yang jelas cukup mempesona, wajah oval dengan leher jenjang, uh.. entahlah.
    Pagi tadi sebelum berangkat ke sekolah, seperti biasanya aku berpamitan dengan kedua orangtuaku. Cium pipi kiri dan kanan adalah rutinitas dan menjadi tradisi di keluarga ini. Tetapi yang menjadi perhatianku siang ini adalah ciuman Papa. Seusai sarapan pagi, ketika Mama beranjak menuju dapur, aku terlebih dahulu mencium pipi Papa.
    Papa Robi (begitu namanya) bukan mencium pipiku saja, tetapi bibirku juga. Seketika itu, aku sempat terpaku sejenak. Entah karena terkejut untuk menolak atau menerima perlakukan itu, aku sendiri tidak tahu. Papa Robi sudah setahun ini menjadi Papa tiriku. Sebelumnya, Mama sempat menjanda 3 tahun. Karena aku dan kedua adikku masih butuh seorang ayah, Mama akhirnya menikah lagi.
    Papa Robi memang termasuk pria tampan. Usianya pun baru 38 tahun. Teman-teman sekolahku banyak yang cerita kalau aku bersukur punya Papa Robi.
    “Salam ya sama Papa kamu..” ledek teman-temanku.
    Aku sendiri sebenarnya sedikit grogi kalau berdua dengan Papa. Tetapi dengan kasih sayang dan pengertian layaknya seorang teman, Papa pandai mengambil hatiku. Hingga akhirnya aku sangat akrab dengan Papa, bahkan terkadang kelewat manja. Tetapi Mama tidak pernah protes, malah dia tampak bahagia melihat keakraban kami. Tetapi ciuman Papa tadi pagi sungguh diluar dugaanku.
    Aku memang terkadang sering melendot sama Papa atau duduk sangat dekat ketika menonton TV. Tetapi ciumannya itu lho. Aku masih ingat ketika bibir Papa menyentuh bibir tipisku. Walau hanya sekejab, tetapi cukup membuat bulu kudukku merinding bila membayangkannya. Mungkin karena aku belum pernah memiliki pengalaman dicium lawan jenis, sehingga aku begitu terkesima.
    “Ah, mungkin Papa nggak sengaja…” pikirku.
    Esok paginya seusai sarapan, aku mencoba untuk melupakan kejadian kemarin. Tetapi ketika aku memberikan ciuman ke Mama, Papa beranjak dari tempat duduknya dan menuju kamar. Mau tidak mau kuikuti Papa ke kamar. Aku pun segera berjinjit untuk mencium pipi Papa. Respon Papa pun kulihat biasa saja. Dengan sedikit membungkukkan tubuh atletisnya, Papa menerima ciumanku.
    Tetapi setelah kucium kedua pipinya, tiba-tiba Papa mendaratkan bibirnya ke bibirku. Serrr.., darahku seketika berdesir. Apalagi bulu-bulu kasarnya bergesekan dengan bibir atasku. Tetapi entah kenapa aku menerimanya, kubiarkan Papa mengulum lembut bibirku. Hembusan nafas Papa Robi menerpa wajahku.
    Hampir satu menit kubiarkan Papa menikmati bibirku.
    “Baik-baik di sekolah ya.., pulang sekolah jangan keluyuran..!” begitu yang kudengar dari Papa.
    Sejak kejadian itu, hubungan kami malah semakin dekat saja. Keakraban ini kunikmati sekali. Aku sudah dapat merasakan nikmatnya ciuman seorang lelaki, kendati itu dilakukan Papa tiriku, begitu yang tersirat dalam pikiranku. Darahku berdesir hangat bila kulit kami bersentuhan. Begitulah, setiap berangkat sekolah, ciuman ala Papa menjadi tradisi.
    Tetapi itu rahasia kami berdua saja. Bahkan pernah satu hari, ketika Mama di dapur, aku dan Papa berciuman di meja makan. Malah aku sudah berani memberikan perlawanan. Lidah Papa yang masuk ke rongga mulutku langsung kuhisap. Papa juga begitu. Kalau tidak memikirkan Mama yang berada di dapur, mungkin kami akan melakukannya lebih panas lagi.
    Hari ini cuaca cukup panas. Aku mengambil inisiatif untuk mandi. Kebetulan aku hanya sendirian di rumah. Mama membawa kedua adikku liburan ke luar kota karena lagi liburan sekolah. Dengan hanya mengenakan handuk putih, aku sekenanya menuju kamar mandi. Setelah membersihkan tubuh, aku merasakan segar di tubuhku.
    Begitu hendak masuk kamar, tiba-tiba satu suara yang cukup akrab di telingaku menyebut namaku.
    “Vin.. Vin.., Papa pulang..” ujar lelaki yang ternyata Papaku.
    “Kok cepat pulangnya Pa..?” tanyaku heran sambil mengambil baju dari lemari.
    “Iya nih, Papa capek..” jawab papa dari luar.
    “Kamu masak apa..?” tanya papa sambil masuk ke kamarku. Aku sempat kaget juga. Ternyata pintu belum dikunci. Tetapi aku coba tenang-tenang saja. Handuk yang melilit di tubuhku tadinya kedodoran, aku ketatkan lagi.
    Kemudian membalikkan tubuh. Papa rupanya sudah tiduran di ranjangku.
    “Ada deh..,” ucapku sambil memandang Papa dengan senyuman.
    ” Ada deh itu apa..?” tanya Papa lagi sambil membetulkan posisi tubuhnya dan memandang ke arahku.
    “Memangnya kenapa Pa..?” tanyaku lagi sedikit bercanda.
    “Nggak ada racunnya kan..?” candanya.
    ” Ada, tapi kecil-kecil..” ujarku menyambut canda Papa.
    “Kalau gitu, Papa bisa mati dong..” ujarnya sambil berdiri menghadap ke arahku.
    Aku sedikit gelagapan, karena posisi Papa tepat di depanku.
    “Kalau Papa mati, gimana..?” tanya Papa lagi.
    Aku sempat terdiam mendengar pertanyaan itu.
    “Lho.., kok kamu diam,jawab dong..!” tanya Papa sambil menggenggam kedua tanganku yang sedang memegang handuk.
    Aku kembali terdiam. Aku tidak tahu harus bagaimana. Bukan jawabannya yang membuatku diam, tetapi keberadaan kami di kamar ini. Apalagi kondisiku setengah bugil. Belum lagi terjawab, tangan kanan Papa memegang daguku, sementara sebelah lagi tetap menggenggam tanganku dengan hangat. Ia angkat daguku dan aku menengadah ke wajahnya. Aku diam saja diperlakukan begini.
    Kulihat pancaran mata Papa begitu tenangnya. Lalu kepalanya perlahan turun dan mengecup bibirku. Cukup lama Papa mengulum bibir merahku. Perlahan tetapi pasti, aku mulai gelisah. Birahiku mulai terusik. Tanpa kusadari kuikuti saja keindahan ini. Nafsu remajaku mulai keluar ketika tangan kiri Papa menyentuh payudaraku dan melakukan remasan kecil. Tidak hanya bibirku yang dijamah bibir tebal Papa. Leher jenjang yang ditumbuhi bulu-bulu halus itu pun tidak luput dari sentuhan Papa.
    Bibir itu kemudian berpindah ke telingaku.
    “Pa..” kataku ketika lidah Papa masuk dan menggelitik telingaku.
    Papa kemudian membaringkan tubuhku di atas kasur empuk.
    “Pa. . nanti ketahuan Mama..” sebutku mencoba mengingatkan Mama.
    Tetapi Papa diam saja, sambil menindih tubuhku, bibirku dikecupnya lagi. Tidak lama, handuk yang melilit di tubuhku disingkapkannya.
    “Vina, tubuh kamu sangat harum..” bisik Papa lembut sambil mencampakkan guling ke bawah.
    Dalam posisi ini, Papa tidak puas-puasnya memandang tubuhku. Bulu halus yang membalut kulitku semakin meningkatkan nafsunya. Apalagi begitu pandangannya mengarah ke payudaraku.
    “Kamu udah punya pacar, Vin..?” tanya Papa di telingaku. Aku hanya menggeleng pasrah.

    Papa kemudian membelai dadaku dengan lembut sekali. Seolah-olah menemukan mainan baru, Papa mencium pinggiran payudaraku.
    “Uuhhh..,” desahku ketika bulu kumis yang dipotong pendek itu menyentuh dadaku, sementara tangan Papa mengelus pahaku yang putih.
    Puting susu yang masih merah itu kemudian dikulum.
    ” Pa.. oohh..” desahku lagi.
    “Pa.. nanti Mamm..” belum selesai kubicara, bibir Papa dengan sigap kembali mengulum bibirku.
    “Papa sayang Vina..” kata Papa sambil memandangku.
    Sekali lagi aku hanya terdiam. Tetapi sewaktu Papa mencium bibirku, aku tidak diam. Dengan panasnya kami saling memagut. Saat ini kami sudah tidak memikirkan status lagi. Puas mengecup putingku, bibir Papa pun turun ke perut dan berlabuh di selangkangan. Papa memang pintar membuatku terlena. Aku semakin terhanyut ketika bibir itu mencium kemaluanku. Lidahnya kemudian mencoba menerobos masuk. Nikmat sekali rasanya.
    Tubuhku pun mengejang dan merasakan ada sesuatu yang mengalir cepat, siap untuk dimuntahkan.
    “Ohhh, ohhh…” desahku panjang.
    Papa rupanya tahu maniku keluar, lalu dia mengambil posisi bersimpuh di sebelahku. Lalu mengarahkan tanganku ke batang kemaluannya. Kaget juga aku melihat batang kemaluannya Papa, besar dan tegang. Dengan mata yang sedikit tertutup, aku menggenggamnya dengan kedua tanganku. Setan yang ada di tubuh kami seakan-akan kompromi.
    Tanpa sungkan aku pun mengulum benda itu ketika Papa mengarahkannya ke mulutku.
    “Terus Vin.., oh.. nikmatnya…” gumamnya.

    Seperti berpengalaman, aku pun menikmati permainan ini. Benda itu keluar masuk dalam mulutku. Sesekali kuhisap dengan kuat dan menggigitnya lembut. Tidak hanya Papa yang merasakan kenikmatan, aku pun merasakan hal serupa. Tangan Papa mempermainkan kedua putingku dengan tangannya. Karena birahi yang tidak tertahankan, Papa akhirnya mengambil posisi di atas tubuhku sambil mencium bibirku dengan ganas.
    Kemudian kejantanannya Papa menempel lembut di selangkanganku dan mencoba menekan. Kedua kakiku direntangkannya untuk mempermudah batang kemaluannya masuk. Perlahan-lahan kepala penis itu menyeruak masuk menembus selaput dinding vaginaku.
    “Sakit.. pa..” ujarku.
    “Tenang Sayang, kita nikmati saja..” jawabnya.
    Pantat Papa dengan lembut menekan, sehingga penis yang berukuran 17 cm dan berdiameter 3 cm itu mulai tenggelam keseluruhan. Papa melakukan ayunan-ayunan lagi. Kuakui, Papa memang cukup lihai. Perasaan sakit akhirnya berganti nikmat. Baru kali ini aku merasakan kenikmatan yang tiada taranya. Pantas orang bilang surga dunia.
    Aku mengimbangi kenikmatan ini dengan menggoyang-goyangkan pantatku.
    “Terus Vin, ya.. seperti itu..” sebut Papa sambil mempercepat dorongan penisnya.
    “Papa.. ohhh.., ohhh…” renguhku karena sudah tidak tahan lagi.
    Seketika itu juga darahku mengalir cepat, segumpal cairan putih meleleh di bibir vaginaku. Kutarik leher Papa hingga pundaknya kugigit keras. Papa semakin terangsang rupanya. Dengan perkasa dikuasainya diriku. Vagina yang sudah basah berulangkali diterobos penis papa. Tidak jarang payudaraku diremas dan putingku dihisap. Rambutku pun dijambak Papa. Birahiku kembali memuncak. Selama tiga menit kami melakukan gaya konvensional ini. Tidak banyak variasi yang dilakukan Papa. Mungkin karena baru pertama kali, dia takut menyakitiku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Nisa Karyawan Swasta Istri Orang Yang Aku Kentot

    Cerita Sex Nisa Karyawan Swasta Istri Orang Yang Aku Kentot


    983 views

    Perawanku – Cerita Sex Nisa Karyawan Swasta Istri Orang Yang Aku Kentot, Saya seoarang karyawan swasta usia saya 28 tahun nama saya Dante, aku yang keluar mudah bergaul dengan siapa saja, pekerjaan dilingkunganku saya mendapatkan perhatian karena tubuh saya yang atletis dengan tinggi postur badan 171 cm 69 kg masih single, tidak sulit untuk menemukan teman-teman apalagi hehe date.

    Ada satu wanita yang tertangkap mata saya ketika akau kerja yang namanya Nisa, dengan sifat yang fleksibel dan ketika diundang untuk berbicara dengan baik, dia ditempatkan oleh para pemimpin sebagai marketing, ia duklu satu bagian dgnku.

    Awal tahun lalu pernikahan Nisa dengan teman kuliah. Meskipun sekarang sudah menikah, Nisa tetap seperti itu sebelumnya, lentur dan anggun. Meskipun postur tidak tubunya jenis yang tinggi dan langsing, tapi dia memiliki kharisma tersendiri.
    dengan kulit putih, payudara dan betis 35b sekitar yang indah, senyum menawan, tidak mengherankan bahwa perhatian pria. Kedekatan diri dengan Nisa dimulai sejak ia bekerja di dgnku yang sama 3 tahun yang lalu.

    Sejak dia pindah bagian (meskipun lantai yang berbeda di sebuah gedung) dan menikah, aku jadi jarang bertemu. Kebanyakan hanya berbicara satu sama lain melalui telepon atau mengirim e-mail. Kita sering berbicara tentang kDanter dan kadang-kadang menyebabkan hal pribadi.
    Karena Nisa terkadang mengerang tentang masalah kantor, yang sering membuat pikirannya cemas. Dan itu membawa keluarga. Nisa kecemasan kadang-kadang dibesar-besarkan, yang membuat awal tahun 2005 belum ada tanda-tanda bahwa dia hamil.
    Setiap anggota keluarga atau teman yang bertanya kepada mereka tentang hal itu, menambah kesal. Semua upaya termasuk konsultasi ke dokter dilakukan, tetapi hasilnya nihil. Kecemasan dan rasa bersalah timbul dalam Nisa, karena selalu soal pertanyaan, terutama dari keluarga.

    Agen Togel Saya sering mendorong dan mendukung dia untuk selalu belajar menerima apa yang dalam situasi apapun. Jika ada sesuatu yang membuat marah pikir Nisa, aku selalu bisa membuatnya lupa dengan masalah.

    Saya selalu bisa membuatnya tertawa, dan tertawa. Sekali waktu, Nisa tertawa untuk berlutut di lantai, memegang perutnya dari tertawa menangis dan sakit perut !! Suatu hari (aku lupa persis) dua minggu di Februari 2016 lalu, Nisa memanggil saya melalui HP. Saat itu saya baru saja sampai di rumah setelah seharian bekerja. Haloo Nitaa .. Sekali lagi mana Tumben lu nih Malem Malem nelpon, hehehehe .. kataku kemudian. Lagi di rumaah.
    Sekali lagi tertegun menatap, lapar dan cuapek buanget ya, saya tidak punya pertemuan di Kuningan (brass jalan-Jakarta) dari siang, lu sendiri masih dikDanter Nisa mengatakan kemudian. Laah tidak baru, baru pulang. Eh, lu rumah terbuka lebar tertegun di rumah kerjakan Emang lu umm, tidak ada beras, sampai kelaperan gituh candaku kemudian. Ada Nisa mendengar cekikikan sekali, Hehehehe ..
    Emang benar ya anak !! gw lelah karena pekerjaan! Sempet terus untuk tidak makan dari kantor rumah !! Ooo, jadi. saya kira lu lelah berjalan dari rumah ke kuningan! Aku mengatakan itu. Eee, lezat aja !! Ntar betis gw besar berikutnya bagaimana Lhaa kan, saya diberitahu untuk berjalan dan tidak mengangkat kaki terus melompat Mengapa bisa lu betis besar sebelah Nisa Ada hanya bisa tertawa, mendengar apa yang saya katakan. Sudah lu Nit istirahat, jangan lupa untuk makan, biarkan mandi beraroma.

    Semua hari sudah bekerja, lelah, ntar kalau dikerjain ama lu lu laki-laki bagaimana, sementara sekarang aja lu masih lelah saya berbicara begitu saja, menghirup favorit minuman jus gemerlap nya. Jika itu laeen mah .. aku enjoy aja !! Mari kita tidak mengambil laki-laki pertama mandi saya juga tetep terjebak.
    Pokoknya sekarang manusia saya tidak ada, benar-benar. Lagi ke Australia .. Nisa mengatakan kemudian. Untuk Autralia Wah, sangat lezat! hari gini jalan-jalan kesono sendirian, lu kok kaga berpartisipasi Ngapain Nit, beli kangguru ya saya bertanya santai. Er, anak ni dodol begitu pula !! Urusan kantor lah !! Nisa mengatakan sengit, sementara saya hanya tertawa mendengar Nisa mengatakan sengit kepada saya. Jadi, seperti gw pertanyaan sebelumnya, lu tumben Nit, malem malem gini telepon. Ini pertama kalinya aku bertanya. Ya, saya ingin chatting ama lu aja.

    Abis tenang di sini .. tidak ada yg bisa diundang untuk berbicara dan Nisa menceritakan apa-apa saja yang bicara dalam pertemuan terakhir. Seperti biasa, saya diminta pendapat di masalah kDanter yang sedang ditangani, sudut pandang aku pasti.
    Tak terasa, kami berbicara sudah satu setengah jam kemudian kami berniat untuk mengakhiri, dan berjanji untuk melanjutkan hari berikutnya di kantor. Sebelum saya menutup telepon, tiba-tiba Nisa menanyakan sesuatu, Eh, saya ingin meminta dong sedikit, tidak seharusnya lu Tapi jika Anda tidak ingin menjawab, tidak apa-apa .. Apa yang saya katakan itu. Nto Maaf, jika saya mungkin bertanya, Hmm ..
    Lu tidak pernah ML kicker. Mendengar pertanyaan seperti itu saya sedikit terkejut, karena meskipun pembicaraan saya dan Nisa selalu apa itu dan kadang-kadang pribadi, tetapi tidak pernah seperti ini. Er, tidak pernah .. Mengapa Dintanyaku penasaran. Tidak, hanya bertanya-tanya .. Lu doang pertama ML saat, tentu ama lu yah gadis bertanya Nisa.

    ML gw pertama kali di SMA, di teman bukan ama gw gadis, lu sendiri ketika mendengar jawaban saya adalah langsung Nisa mengatakan, aku masih, di perguruan tinggi. Itu juga setelah TA, sebagai Randy (suaminya). Nto bagaimana rasanya, ML pertama kali diminta Nisa.
    Lhaah, lu sendiri ML pertama kalinya bagaimana. Awalnya itu sakit. Tapi enak juga .. Hehehe. Abis itu Randy buru-buru begitu. Maklum bahwa waktu kami berada ketauan takut … Emang lu ML di mana, di kantor RW Hahaha, tidak lah !! gw lakuin di rumah ruang tamu saya sendiri. Waktu itu lagi tidak ada orang lain. Pembantu saya juga meninggalkan rumah lagi Nah, ternyata rumah lu waktu gw kemarin, saya nggak berpikir duduk di sofa yang pernah digunain untuk perang antara kedua jenis kelamin.
    Nisa celotehanku hanya tertawa pada saat itu. Lalu kami saling bercerita tentang pengalaman kami masing-masing, sampai masalah dengan posisi yang paling disukai dan yang tidak disukai dalam hubungan seksual.

    Kami juga sama-sama mengatakan bahwa kadang-kadang masturbasi ketika keinginan telah bergairah dan tak tertahankan. Nah, jika lu Nto .. Abis mastur, jangan dibuang sembarangan dong, kasiankan, anak lu berteriak di selokan.

    Mending paket lu terus kirim ke gw aja, banyak kali membantu Emang mau sperma lu gw, dilakukan kepadanya bagaimana Dibungkus Kaya membawa beras rendang! Kirim via apa, kemudian segera tuang ke lu Mending langsung. Praktis dan nyaman, hehehehe. Minggu, berharap begitu! mulut Lu nyaman, tapi saya yang tidak aman !! Tidak, saya hanya ingin aja sperma lu Nisa menyindir sinis. Sudah ah, saya ingin mandi terus tidur, besok kita masih bekerja .. Nisa mengatakan kemudian.
    Setelah itu kami berdua mengucapkan selamat tinggal untuk menutup telepon. TGF (Thanks God adalah Jumat), hari yang saya lakukan seperti biasa. Meskipun aku merasa mengantuk, tapi aku senang dan bekerja dengan semangat semua untuk besok dan hari setelah liburan.

    Seperti yang dijanjikan tadi malam, saya makan siang dengan Nisa untuk melanjutkan pembicaraan masalah kDanter bahwa ia hadapi. Saya dan Nisapun meninggalkan bersama-sama, menuju sebuah restoran yang menyajikan masakan Thailand di Jakarta Selatan.

    Sepanjang perjalanan dan di tempat tujuan kita berbicara hanya tentang isu-isu kerja serius, sesekali bercanda dan tertawa. Tak satu pun dari topik yang dibesarkan pembicaraan akhir di telepon tadi malam. Sampai saat perjalanan kita kembali, kita hanya diam.

    Mungkin karena Nisa masih ingat percakapan yang telah dibahas. Jika aku benar-benar, mencoba mengingat apa yang rencana akan membuat liburan. Aku ingin tahu apa yang ada di benak Nisa, mungkin pusing liat kemacetan lalu lintas yang sedang dihadapi, ia menyarankan bahwa sebagai sopir. Sementara aku bersantai-ria di sampingnya sambil mendengarkan memperlambat R & B lagu.
    Mengapa yang membuat gw kok ngelirik aku tiba-tiba berkata, karena saya melihat dari sudut mata saya, Nisa sering melirik saya. Ge-Er gw aja lu hanya liatin jalan dan tidak lu liat! Jalan-jalan macet, jadi saya bingung tentang arah mana celetuk Nisa Download. Weleh, menghadapi jalan yang sulit, benar-benar bola mata ke arah lu gw Emang, terlihat kaya penyanyi yah gw. Nisa tertawa obrolan saya dengar sebelumnya.
    Lalu ia berkata, Nto, lu benar-benar ingin Dedikasikan ke gw. Mendedikasikan apa sih. Hal-tu, .. diskusi semalem kami .. kata Nisa. Tentang mastur .. Aku segera memalingkan wajahku ke Nisa, bingung Mastur Ooo, itu.

    Emang kenapa sih DinLu gw emang ingin benih. Sebenarnya bukan itu, saya hanya ingin punya anak doang. Aku hanya bingung apa yang harus dilakukan Mungkin sekarang bukan rezeki lu, kali Nit. Lu tidak harus menyerah begitu donk! Suatu hari, jika ketentuan tersebut sudah lu dateng, tentu juga saat ini kok.
    Kesabaran ajah, ya Dinkataku. Jadi rata-rata, lu tidak ingin Anda untuk kesempatan untuk aku minta maaf, aku sudah kehilangan Nto Alih-alih akal sehat, saya hanya ingin menguji saja. lu gw kenal orang itu bisa dipercaya. Apapun yang terjadi nanti, saya percaya lu gw melihat diri mereka tidak berubah. Tetep bisa menjadi teman gw. Jadi saya perlu lu. Wah Nita, jika nanti hamil beneran bagaimana Serem menulis bahwa sampai ketauan.
    gw benar, jadi tidak baik ama lu keluarga. Biarin aja, itung-itung sebagai bukti jika saya hamil!. Setelah Nisa mengatakan sebelumnya saya pikir, Nisa ya gila, pikirku. Aku tahu, kita berdua dekat, tapi hanya teman biasa.
    Aku hanya takut, nanti setelah kejadian, salah satu dari kami dapat muncul perasaan yang berbeda. Meskipun Nisa percaya aku tidak seperti itu, aku masih ragu-ragu. Memang, aku tidak menyangkal, ingin tidur dgnnya.

    Tapi perasaan yang saya pegang, karena dapat merusak hubungan kita akan. Setidaknya ketika itu tidak terbendung, berakhir hanya masturbasi. Aku ketagihan pernah menulis namanya dengan seks. Tapi aku tidak ingin cinta obral demi seks saja. Oleh karena itu, permintaan Nisa ini bisa mengubah suasana.

    Tapi setelah aku memikirkannya, apa yang salah dengan saya mencoba. Setelah semua, saya selalu ingin melihat bagaimana lekuknya .. Untuk, tidak bisa mengatakan bahwa Nisa tiba-tiba menyela pikiranku. Bisaa .. Ya pasti bisa gw aja dong! Wong lezat pula, bermain berperang.
    Heh, hanya mengerikan! Sapa lu mengatakan, kami hanya mengatakan ML gw lu bertanya sperma tidak berarti kami bermain seks! Dan saya meminta kita untuk bersikap objektif, baik, mengingat saya punya keluarga. Jadi kita tidak nge-seks Bagaimana saya ingin minum sperma Emang lu gw, yang masih ada hanya kenyg lu, bukannya bunting! Aku berkata, mulai bingung. Hush, jijik ah, bicara lu.

    Cara melakukan keluarin sperma lu lu nanti, terus langsung masuk ke dalam memiliki gw. Whoa, proyek yang sangat sulit! Tapi OK, kami hanya mencoba akupun menyggupi baik, karena saya pikir, akan mencoba untuk setidaknya bisa melihat bentuk tubuhnya yang membuat rasa ingin tahu selama bertahun-tahun.
    Kemudian dalam percakapan berikutnya, kami juga sepakat untuk bertemu pada hari berikutnya di salah satu hotel bintang 3 di arah yang berbeda dengan daerah rumah kami di Jakarta selatan. Sabtu tiba. Setelah istirahat siku, pagi ini saya sudah siap untuk tujuan berikutnya.

    Setelah saya tiba di hotel, saya langsung check-in. Kemudian menunggu di kamar hotel setelah saya mengatakan Nisa bahwa saya telah tiba. Nisa tidak muncul untuk waktu yang lama, hampir 3 jam aku menunggu sambil menonton acara di ruang musik TV.
    pukul 12 sore, ketika tiba-tiba terdengar ketukan di pintu kamar saya baik-baik saja. dengan berdebar akupun mengintip bergegas dari pintu, ternyata Nisa! Ketika aku membuka pintu, Nisa segera bergegas untuk meninggalkan saya di depan pintu sambil tertegun.
    Nisa Hari ini menggunakan kemeja hitam murah berkerah Bleser dilapisi dengan coklat gelap, dengan rok yang terbuat dari kulot bermotif coklat gelap. Begitu ia berada di dalam Nisa blesernya langsung membuka lengan baju yang ternyata menunjukkan tunggul.
    Menambahkan kontras dengan warna putih kulitnya yang bersih. Sementara aku hanya menggunakan T-shirt dan celana pendek. Lalu ia duduk di tepi tempat tidur, menghadap TV. Mengapa lu, menatap begitu liatin gw kata Nisa.

    Tidak, hanya terkejut aja lu sama, masuk ke dalam tanpa berbicara, bletser terbuka terus duduk menonton TV yang akan menonton, aku hanya dateng baru. Maaf, baik, saya tidak lu halo pertama. Bahkan tongkang di. Terus terang saya bingung, hati-degkan deg gw nih kata Nisa.
    Saya juga menyadari suasana seperti itu, dan kemudian saya ditawari minum untuk Nisa untuk melonggarkan suasana yg kaku. Setelah saya membuat teh yang diminta Nisa, saya akan duduk bersandar tempat tidur. Nisa yang tinggal di sekitar untuk minum teh suguhanku saat masih duduk di tepi tempat tidur.
    Posisi ini membuat saya bisa dengan mudah melihat bahwa lekuk kakinya yang bagus, yang saya selalu mengagumi, karena tepat di sebelah wajahku. Putih bersih. Setelah waktu saya membuka pembicaraan dengan topik yang umum saja. Maksud saya hanya untuk bersantai suasana, dan ternyata saya lakukan.

    Saya dapat melihat bahwa Nisa mampu susasana rilex dengan ini karena bisa dilawan dengan percakapan cepat dan kadang-kadang tertawa di celotehanku. Setelah Nisa minum teh, dia berdiri dan meletakkan gelasnya di atas meja di samping TV, kemudian duduk di bawah, di samping kanan saya dengan bersandar di tempat tidur.
    Sambil terus berbicara, aku mencoba memeluk bahunya dari samping, dan tangan kiri saya memegang tangan kirinya. Sambil terus bicara kita, saya mencoba untuk merasakan kehalusan kulitnya dengan sentuhan halus jari-jari saya yang saya lakukan.
    Aku menyentuh bahu sampai ke telapak tangannya, satu demi satu. sentuhan lembut bahwa saya tidak menyangkal membuat Nisa terpengaruh, meskipun ia terus berbicara. Terbukti bulu pada tengkuknya yang terlihat berdiri, karena saya melakukannya.
    Ditambah sekali lagi saya mencium bahunya. Tadi menyentuh tangan kanan saya dengan tangan kiri saya menyentuh tanganganya, sekarang bergerak ke perut, sementara tangan kiri masih sentuhan di tangan kirinya.

    Sentuhan pada perutnya terus meningkat, sampai aku menyentuh payudaranya saat masih di balut dengan bra dan T-shirt. Lama saya lakukan aksi ini sambil memberikan sentuhan dari luar. Kemudian tangan ke bawah untuk kembali turun dan yang meyusupkan ke kaus Nisa. Aku menyentuh pada perutnya segera memberikan tanpa hambatan dari kemejanya.
    Terus naik sampai aku menemukan payudaranya yang masih terbungkus payudara. Jadi kenyal dan lezat sekali mencicipi, meremas-remas payudaranya dengan lembut, kemudian saya mencoba untuk menemukan putingnya sambil terus meremas lembut dan memberikan ciuman di bahu.
    Nisa yang sudah merasa dicapai bahwa dia menutup matanya, telah diam sejak terakhir tiba-tiba diberhentikan saya melakukannya, menarik tanganku dari bawah kemejanya, sudah, baik .. kemudian dia menciumku di bibir, mulut bertanggung jawab dengan lumatanku sementara terus memberikan sentuhan. Kali ini tujuan saya adalah bahwa melebar kakinya, karena posisi Nisa miring ke arahku. Sedikit dengan tangan sedikit menyentuh, dan menyentuh kakinya sampai aku menyelinap di belakang roknya.
    Di tanganku roknya mulai mencari pangkal pahanya yang masih tertutup celana dalam. Rangsangan yang saya berikan dapat dinaikkan suhu, karena Nisa menyambut lumatanku rajin.

    Lalu tangannya mulai meraba-raba di balik gundukan di celana pendek yang telah diperketat sejak fab, yang kemudian menuntun tangannya untuk memasukkan ke dalam celana. Lalu aku melanjutkan aksiku di dalam roknya. Tindakan yang nikmat memijat penisku di celana, membuat saya terengah-engah.

    Aku akan menyelesaikan lumatanku dan kecupanku di lehernya, dan langsung menurunkan kepalaku ke bawah, untuk memberikan sedikit ciuman dan jilatan pada kedua kaki. Dari bawah, terus ke arah dasar kaki, sedikit demi sedikit aku memberi sentuhan, ciuman dan menjilati pada kedua kaki.
    Sampai akhirnya di dasar kaki, dengan roknya mendorong sedikit demi sedikit, akhirnya saya bisa melihat celana dalamnya yang berwarna coklat sangat muda. Saya akan bersemangat untuk memberikan menjilat di sekitar pangkal pahanya. Jadi saya berniat untuk menurunkan celana dalamnya, Nisa tiba-tiba berdiri dan duduk di pinggir kursi.
    Saya posisi yang sudah memegang CD karet, bahkan membuat turun sedikit turun karena Nisa berdiri. Nisa yang tahu segera menurunkan roknya dan duduk di samping tempat tidur. Kami tidak membiarkan ML, baik kata Nisa.

    Dan mengapa Tuang sperma bagaimana Gini aja, akan merangsang lu gw sampai pintu keluar, setelah itu masukkan gw gw dan gw didalem menumpahkan sperma, bagaimana Karena jika numpain doang mah, beberapa baik gw aja dong memohon nanti. ML donk kita hanya menulis. Tidak lama pula, setidaknya ketika saya memiliki nafsu benar-benar kaya gini, menit terpanjang! Aku tersentak. Jadi lu gw klimaks buat pertama, maka saya masukkan.

    Tapi .. Saya tidak punya waktu untuk terus Nisa sudah miliknya seksi mulut, sementara tangan kiri saya meraba-raba selangkangannya dari belakang roknya. Itu basah di sana. Karena mereka lumatanku bibirnya dan rangsanganku dari bawah, Nisa melemparkan dirinya di kasur dengan posisi kaki yang menjuntai ke bawah tempat tidur.

    Aku masih akan terus gerilya, atas dan bawah. Lalu aku menurunkan arah seranganku ke bawah. Dari leher, bahu, saya meremas payudaranya dan ke perutnya, sampai aku mendorong kembali dengan roknya.
    Ada, saya melihat posisi celana dalamnya yang sudah meluncur turun, meskipun masih di atas lutut, tetapi telah menunjukkan bahwa bulu hitam dan halus dan rapi dipertahankan. Untuk sementara saya masih kagum dan takjub dengan pemandangan.
    Dari posisi di samping Nisa, saya akhirnya memberikan sentuhan halus melalui bibir kecupanku dan sekitar pangkal pahanya. Sedikit demi sedikit memberikan ciuman dan sentuhan, dan terus turun ke kakinya, sampai aku jatuh dari tempat tidur memberi ciuman di kakinya menjuntai ke bawah dari mulut.

    Kemudian mereka terus mencium kakinya di bagian bawah terus ke atas lagi, dan sedikit demi sedikit saya ditarik celana dalamnya sambil memberikan ciuman kecil dan jilatan pada kaki indah tubuh yang saya kagumi.

    Setelah saya lepas celana, duduk di bagian bawah dan menghadap ke arah selangkangan Nisa, aku membuka kakinya lebar dan kemudian dengan menempatkan kakinya di bahu saya, dan saya langsung melahap mulut vagina sangat rapi dipertahankan semua.
    dengan kulit bersih, bulu mulut halus, vagina dimiliki Nisa sangat bagus. yang membuat saya begitu cemas dan bersemangat menyutubuhinya sekali. Aku hancur vaginanya dengan sangat celana, sampai Anda mendengar erangan melarikan diri Nisa yang sudah tak tertahankan sambil menggeliat ke kiri dan kanan.
    Nisa erangan membuat saya lupa, dan terus melumat dan vagina indah menjilat itu, saat memberikan membelai pahanya dengan kedua tangan. Elusanku kemudian beralih.
    Dari balik kemeja saya berikan sentuhan ke perutnya, sampai aku meremas payudaranya yang halus yang sebelumnya saya mengambil dari cangkir yang hanya menutupi setengah dari payudaranya.

    Meremas nuansa halus yang saya berikan memberi saya kesenangan dalam dirinya sendiri. Karena selain kulit yang sangat halus, ukuran dan elastisitas membuat saya lebih bersemangat untuk bercinta. Meskipun saya belum melihat payudaranya secara langsung, karena masih tertutup di bawah jersey.
    Setelah beberapa menit, tiba-tiba Nisa mengangkat pantatnya tinggi-tinggi dan kakinya menjepit kepalaku ke arah selangkangan saya. Sementara setengah berteriak bahwa terkendali Nisa mengatakan, Nnnto, .. saya ingin keluarr .. Aduhh !! Nisa kemudian menegang sesaat. Aku masih terus melahap mulut vaginanya, merasakan cairan yang keluar dari vaginanya.
    Setelah menabrak Nisa lemas, aku masih suka bahwa cairan pembersih dari vaginanya. Setelah itu aku merangkak saat ia melemparkan kemejanya untuk melihat payudaranya, setelah dilihat, saya menjilat rakus.

    Agen Bandar Togel Nisa yang masih kelelahan setelah orgasme pertama balasan, hanya tampak pasrah saja. Karena aku sudah sangat cemas sekali, aku segera melepas celana saya. Rotanku yang telah sangat keras indeed’d telah sudah membuat saya tidak nyaman. Dalam keadaan seperti Nisa yang mengundurkan diri, aku segera menempatkan penisku di lubang cinta milik Nisa.

    Drag, tapi lezat. Aduh! Ahh .. mendesah Nisa sambil menutup matanya. Sedikit demi sedikit saya masukkan, maka saya tarik sedikit, aku masukkan lagi bahwa lebih dalam, yang akhirnya aku menusuk mendalam terjebak dengan dasar penisku.
    Kami juga menyatu, dan keinginan aku harus menyutubuhinya sudah terpenuhi. Karena desahan-desahan Nisa yang membuat saya sangat cemas sekali, memeluk tubuh Nisa yang masih berpakaian lengkap dengan dia aku langsung menggenjot cepat.

    Akhirnya, dengan penghitungan cepat pula, saya tidak akan berdiri untuk menyemburkan lahar panas saya. Nisa saya langsung memeluk erat sambil menekan penisku ke dalam vaginanya. Ahh, aku akan keluar .. Saya suka menyemburkan cairan di dalam rahim Nisa.
    Perasaan senang menyebar melalui saya. Untuk sementara saya masih mencengkeram tubuh Nisa karena tidak ingin membiarkan nikmat rasa untuk itu. Beberapa saat kemudian saya akan bergulir punggung di samping Nisa. Memegang tangannya, aku akan mengatakan, Enak benar-benar memiliki lu, Nit. Untungnya istri gw lu gantinya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Seks Akibat Iri Hati

    Cerita Seks Akibat Iri Hati


    982 views

    Perawanku – Cerita Sex Akibat Iri Hati, Namaku Audrey, aku ingin menceritakan pengalaman pahit yang sampai sekarang masih menjadi trauma yang sangat hebat bagiku. Pada waktu kejadian ini menimpa diriku aku masih siswi SMU kelas 3 di salah satu SMU negeri di Jakarta barat. Kata teman-temanku, wajahku mirip aktris Hongkong Cecilia Cung.

    Namaku Audrey, aku ingin menceritakan pengalaman pahit yang sampai sekarang masih menjadi trauma yang sangat hebat bagiku. Pada waktu kejadian ini menimpa diriku aku masih siswi SMU kelas 3 di salah satu SMU negeri di Jakarta barat. Kata teman-temanku, wajahku mirip aktris Hongkong Cecilia Cung.

    Aku lahir di Sumatera dan baru ke Jakarta waktu SMU. Aku tinggal sendirian di Kost di daerah kota waktu itu. Keluargu masih tinggal di Sumatera. Ayahku mempunyai perkebunan yang cukup besar disana. Aku tinggal sendirian di Kost di daerah kota.

    Di sekolah aku sangat aktif di kegiatan ektrakurikuler. Pada tahun pertama aku dipilih menjadi menjadi pemain inti team volley dan basket di sekolahku. Karena prestasiku yang sangat menonjol di dalam team, guru olahragaku sangat kagum kepadaku.

    Aku mengganti Lina yang menjadi kepala team Volley dan Basket saat itu dan posisi ini diberikan kepadaku. Lina adalah teman sekelasku. Sejak dipegang olehku team volley dan basket sekolahku  menjadi juara 2 team volley dan dan juara 3 team basket di seluruh SMU negeri di Jakarta.

    Pada waktu dipegang oleh Lina, prestasi team volley dan basket sekolah sangatlah buruk. Setelah team volley dan basket dipegang olehku, Lina aku keluarkan dari team volley maupun basket karena kulihat dia suka menjadi provokator yang membuat kekompakan team terganggu. Setelah Lina aku keluarkan dia marah besar padaku dan protes kepada guru olahragaku, tapi karena guru olahragaku takut kehilanganku dari team maka protes itu tidak digubrisnya. Lina sangatlah iri dan benci kepadaku. Mulai dari kejadian itu Lina berusaha untuk membalas dendam atas perbuatanku.

    Masih kuingat awal kejadiannya dengan jelas. Pada saat itu pelajaran terakhir kelasku adalah pelajaran olahraga. Aku memakai kaos olahraga dan celana olahraga sekolahku yang bewarna abu-abu. Pada waktu aku sedang melakukan latihan volley kulihat Lina memperhatikanku terus, aku berusaha tidak melihatnya. Setelah selesai pelajaran olahraga dan pada waktu itu aku hendak balik menuju ke kelasku, Lina mengikutiku dari belakang dan memangilku, aku cukup kaget dia memangilku. Dia menghampiriku dan meminta maaf atas protes yang dia ajukan kepada guru olahragaku. Dia bilang dia turut bangga dengan prestasi team volley dan basket sekarang ini. Lina lalu menjabat tanganku meminta maaf sekali lagi kepadaku, sebagai tanda penyesalasannya dia mau mentraktirku di sebuah café.

    Pertama aku menolaknya karena aku tidak mau merepotkannya, tapi dia terus memohon kepadaku. Aku melihat dari raut mukanya dia kelihatannya menyesal lalu aku menerima tawarannya karena merasa tidak enak dengannya. Yang tidak kusadari saat itu, semua itu hanya sandiwara dan jebakannya belaka untuk melaksanakan rencana balas dendamnya terhadapku.

    Lina mengajakku di tempat parkir sekolah dimana dia memarkir mobilnya. Kami berdua masuk ke dalam mobil Honda CRV Hitam miliknya. Dalam waktu 20 menit sampailah kami di sebuah ruko baru. Kami berdua turun dari mobil dan masuk ke dalam ruko.

    Kami langsung disambut oleh seorang Ibu. Ibu ini mempersilahkan kami masuk ke lantai 2 dimana terdapat meja dan kursi yang telah disusun dengan rapi. Ibu itu bilang karena cafenya baru akan buka besok maka hari ini masih sepi dengan pengunjung. Ibu itu menyodorkan menu makanan kepada kami. Kami memesan makanan dan lemon tea.

    Setelah 5 menit turun ke lantai dasar ibu naik dengan membawa 2 gelas lemon tea. Lina langsung meneguk habis gelas yang berisi lemon tea tersebut lalu akupun menyusul manghabiskan lemon tea karena sudah kehausan sekali setelah tadi habis berolahraga di sekolah.

    Sambil menunggu makanan, kami mengobrol mengenai team volley dan basket sekolah kami, 20 menit kemudian naiklah ibu itu dengan membawa beberapa piring makanan yang telah kami pesan. Kami berdua mulai menyantap makanan tersebut. Setelah selesai makan aku merasa sedikit aneh denganku, kepalaku terasa agak pusing dan mulai merasakan ngantuk yang luar biasa, penghilatanku agak kabur dan badanku terasa lemas. Setelah itu aku tidak tahu sadar lagi apa yang terjadi berikutnya denganku.

    Waktu aku sadar aku berada di suatu ruangan yang sangat panas sekali sepertinya di ruangan sauna, aku masih memakai kaos olahraga abu-abu sekolahku dan rok abu-abu SMU yang sangat basah oleh keringatku. Posisi dalam posisi duduk kaki dan tangan terikat tali dan mulutku disumpal.

    Aku baru sadar dengan apa yang terjadi denganku saat itu dan baru menyadari semua ini hanya jebakan dari Lina. Aku sungguh sangat menyesal telah menerima ajakannya. Aku berharap dapat keluar dari tempat ini tanpa terjadi sesuatu yang buruk terhadapku. Aku mulai mencari jalan keluar dan berusaha untuk melepaskan diri dari ikatan di tangan dan kakiku tapi usahaku sia sia saja. Aku hanya dapat berdoa agar Lina merubah jalan pikirannya dan melepaskanku bahkan aku bersedia minta maaf kepadanya karena telah mengeluarkannya dari team volley dan basket.

    Lima menit kemudian masuklah ibu tadi dengan membawa sebuah handuk yang basah, tanpa sepatah katapun ibu itu lalu mendekatiku dan membekap hidungku dengan handuk yang telah dibasahi dengan cairan di dalam botol tersebut. Aku meronta ronta berusaha menghindar dari bekapan handuk yang dipegang oleh ibu itu tapi karena dalam keadaan terikat aku tidak bisa berbuat banyak. Tak lama kemudian aku sudah tak sadarkan diri lagi.

    Setelah sadar diriku dalam keadaan terikat dan duduk di sebuah kursi dan dihadapanku ada sebuah TV besar. Aku merasakan seluruh badanku terasa sakit dan anusku terasa sangat perih. Kuperhatikan pula seluruh yang kupakai telah diganti mulai dari BH olahraga, CD, baju olahraga, rok abu-abu SMU.

    Cerita Seks Akibat Iri Hati

    Cerita Seks Akibat Iri Hati

    Tiba-Tiba di TV besar itu muncul tayangan terlihatlah aku dalam keadaan terikat dan tak sadarkan diri di ruangan sauna. Rupanya tayangan adalah yang terjadi padaku selama aku tak sadarkan diri.

    Tak lama kemudian Ibu tadi dan Lina membuka ikatan di tangan dan kakiku dan membawaku yang tak sadarkan diri ke sebuah kamar tidur yang besar.

    Aku dibaringkan di atas tempat tidur lalu ibu itu membuka Kaos dan rok yang dipakainya lalu ia menghampiriku. Ia mengambil digital camera dan mulai memotretku lalu ia melepaskan baju olahraga beserta rok SMU-ku yang basah oleh keringatku.

    Baju olahragaku diciumnya terutama di bagian yang sangat basah oleh keringatku sambil melakukan onani, demikian pula rok smuku diciumnya dan kemudian diberikan kepada Lina yang turut menikmati aroma keringat yang ada di baju olahragaku dan rok SMU-ku.

    Aku yang masih memakai BH olahraga dan CD berwarna biru dipotretnya lalu ia melepaskan BH dan CDku. CDku yang basah oleh keringat diciumnya terutama di bagian yang ada bekas cairan yang berasal dari vaginaku dan ini sangat merangsang sekali buatnya lalu CD dan BHku diberikan kepada Lina untuk dinikmati juga. Aku baru pertama kali menyaksikan perilaku seksual yang sangat aneh seperti itu. Mereka sangat bernafsu sekali mencium aroma keringatku.

    Ibu itu memotretku lagi dalam keadaan bugil, buah dadaku serta bulu-bulu halus disekitar vagina dipotretnya bibir vagina dibukanya dan juga dipotretnya close up, kemudian badanku dibaliknya sehingga posisiku sekarang terlungkup dan kedua kakiku dilebarkan selebar mungkin sehingga kelihatan dengan jelas lubang anusku dan kemudian dipotretnya dengan close up.

    Ibu itu membalikkan badanku dan mulai menciumku dengan nafsu dan menjilati telingaku dan leherku lalu kedua puting payudaraku dihisapnya dengan penuh nafsu, payudaraku diremas remasnya dan putingku digigitnya dan dipelintirnya, lalu ia mencium dan menjilat pahaku. Kedua kakiku direntangkan dengan lebar sehingga lubang kemaluanku beserta bulu-bulu halus disekitarnya kelihatan dengan jelas lalu ia mulai menjilat bibir vaginaku dengan penuh nafsu sambil memasukkan kedua jarinya ke dalam lubang vaginaku selama beberapa saat.

    Ibu itu kemudian membuka BH dan celana dalamnya sendiri dan mulai mendekatkan vaginanya ke vaginaku sedekat mungkin dan mulai mengesekannya sambil menarik kedua kakiku supaya gesekannya dan kenikmatan yang diperoleh semakin nikmat. Ia terus mengesekan vagina ke vaginaku sampai ia mengeluarkan lendir putih dari lubang vagina dan mencapai orgasme.

    Badanku lalu dibalikan lagi dan pantatku dilebarkan sehingga lubang anusku kelihatan dengan jelas lalu ia menusukan kedua jarinya ke dalam anusku dikocoknya dengan kedua jarinya. Ibu itu lalu mengambil penis buatan dan dilumasinya dengan cairan. Lubang anusku yang akan menjadi sasaran penis buatan tersebut. Dengan agak susah payah ia berusaha untuk memasukan penis buatan itu ke dalam anusku. Akhirnya dengan paksa ia berhasil juga memasukan penis buatan itu dan terus memasukan sampai dalam sekali dan ditekannya terus penis itu selama beberapa saat.

    Aku yang masih tak sadarkan diri tidak merasakan penyiksaan yang dilakukan terhadap anusku. Anusku diperlakukan dengan kasar tanpa ampun dengan penis buatan itu sampai ibu itu merasa puas dan lemas. Kemudian tayangan di TV berhenti. Aku merasa malu sekali terhadap apa yang telah terjadi kepada diriku, dan sangat tertekan dan ketakutan sekali dengan apa yang baru saja aku saksikan di layar TV tadi.

    Tiba-tiba masukkah Lina ke dalam ruangan dimana aku berada sambil mengejek dan merendahkanku. Ia berkata akan sambil tersenyum senang karena telah berhasil membalaskan dendam terhadapku dan ini belum cukup katanya sambil menyodorkan sebuah vCD dan beberapa buah album foto.

    Lina berkata vCD ini berisi tayangan yang baru aku saksikan dan foto foto di album ini berisikan perkosaan yang baru saja menimpa diriku dan dia akan memperbanyak vCD dan foto-foto tersebut dan vCD dan foto-foto ini akan diposkan ke sekolah dan diedarkan ke internet dan ia akan mencari alamat rumah orang tuaku di Sumatera dari arsip di sekolah dan mengirimkan vCD dan foto tersebut ke alamat orang tuaku kalau Aku tidak bersedia menandatangai 2 lembar kertas yang baru disodornya kepadaku.

    Aku sangat ketakutan mendengar ancaman yang baru saja dilontarkan Lina kepadaku serasa mau pingsan. Aku tidak tahan menerima penderitaan ini. Aku merasa sangat tertekan dan ketakukan sekali kalau vCD dan foto-foto ini sampai dilihat oleh seluruh siswa di sekolahku, lebih-lebih lagi betapa malunya kalau sampai ketahuan oleh kedua orang tuaku.

    Lina memaksaku membaca isi 2 lembar kertas itu sambil tersenyum gembira. Aku mulai membaca isi surat pernyataan persetujuan yang inti isinya, Aku harus bersedia setiap saat menuruti segala perintah dan kemauannya serta tidak boleh membantah sedikitpun perintahnya kepadaku. Aku harus menerima segala resiko yang buruk atas perintah yang ia berikan kepadaku dan berjanji tidak akan menuntut juga tidak akan melaporkannya ke Polisi. Kalau melanggar isi dari persetujuan ini vCD dan foto-foto ini akan disebarkan olehnya.

    Lina terus mengancamku untuk segera menanda tangani isi perjanjian ini akhirnya karena tidak ada pilihan aku menandatangi kedua lembar surat perjanjian persetujuan antara kami berdua.

    Lina melonjak girang karena aku sudah ditaluknya dan nasibku selanjutnya berada ditangannya dan dia bebas menjalankan segala kemauannya kepadaku. Lina mengajakku keluar dan memberiku HP berikut nomornya. HP itu harus terus kunyalakan karena setiap saat ia akan memberikan perintahnya kepadaku lewat HP tersebut. Jika Hp itu aku matikan akibatnya vCD dan foto tersebut akan ia sebarluaskan.

    Lina mengantarku kembali ke tempat kostku dan ia mengancam harus merahasiakan kejadian ini kalau aku melanggar akan menerima resikonya. Lina berkata kepadaku besok dia akan memberikan perintah pertamanya kepadaku. Ia bilang akan membawaku ke suatu club fetish dan bondage besok.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • KAKAKKU GURU BERCINTAKU

    KAKAKKU GURU BERCINTAKU


    982 views

    Cerita Sex ini berjudulKAKAKKU GURU BERCINTAKUCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Perkenalkan, namaku Niko, saat ini aku tercatat sebagai mahasiswa tingkat akhir di salah satu perguruan tinggi swasta terkemuka di Jakarta.

    Singkat cerita, kejadian ini berawal sekitar 2 tahun yg lalu saat aku menginjak semester 3, yg dimana saat itu aku berusia 21 tahun (aku kuliah agak telat umurnya, karena begitu lulus SMA, aku bekerja dahulu beberapa tahun baru kuliah). Aku terlahir dari keluarga berkecukupan sebetulnya, namun karena aku ingin mencoba tantangan, makanya selepas SMA aku tdk langsung lanjut kuliah.

    Kisah hot ku ini terjadi dengan anak dari kakak kandung ibuku sendiri, yg tak lain adalah sepupuku, namanya Nina, usianya memang sudah tdk muda lagi, sekitar 37 tahun, namun tak sesuai dengan usianya, ia selalu menjaga bentuk tubuhnya dengan baik, gym seminggu 2x, juga sering melakukan perawatan wajah di dokter kecantikan, makanya tampangnya tak sesuai dengan usianya, kulitnya putih bersih, rambutnya lurus sepinggang, dan ukuran payudaranya sekitar 36B.

    Dia belum menikah dan sangat ingin menikah sebetulnya, bukannya tak ada lelaki yg mau mendekatinya, namun karena seleranya yg lumayan tinggi (maklum, ketika mudanya, sepupuku ini bekerja sebagai pramugari di salah satu maskapai terkemuka di tanah air).

    Ketika itu bulan Juni yg sangat panas-panasnya, dan saat itu juga aku sedang libur kuliah, karena aku tdk mengambil semester pendek, sehingga aku memiliki waktu luang sekitar 3 bulan, dan parahnya aku tdk bisa liburan kemana-mana karena rumahku tdk ada yg jagain, kedua orangtua ku sendiri sedang mudik, sehingga aku yg disuruh jagain rumah.

    Karena sudah 2 minggu tak kemana-mana, lantas aku pun pergi berkunjung ke rumah Kak Nina yg rumahnya hanya berjarak 4 blok dari rumah tempat aku tinggal, tadinya aku pikir mungkin dia kerja, namun setalah ku pencet bel berkali-kali, akhirnya ada yg menjawab dari dalam, rupanya Kak Nina, dia memakai baju piyama mandi (kira-kira bentuknya seperti itu, aku tak tahu namanya apa) berwarna krem yg agak cerah dengan handuk membelit di kepalanya.

    “Loh Ci Nina (aku adalah kaum tionghoa, jadi memanggil cici sebagai ganti kata Kakak), gak kerja ci?” tanyaku dengan wajah sumringah
    “Gak Nik, cici lagi cuti, bosen ngantor mulu, kerjaan ga ada abisnya…” katanya dengan muka agak manja.

    Tak lama setelah perbincangan singkat itupun aku dipersilahan masuk oleh Ci Nina, kami berbincang-bincang panjang lebar, hingga akhirnya dia menanyakan pertanyaan yg benar-benar aku paling malas untuk menjawabnya,

    “Gimana Nik, udah punya pacar belom?”
    “Hmmm…. Cici kayak gak tau aja, orang ndut gini mah biasanya gak ada pacarnya, temen cewe nya doank yg banyak” elakku. Kebetulan aku ini bertubuh agak gemuk, dan berewokan seperti chris evans.
    “hahahaha….. bisa aja kamu Nik, bentar ya Nik, cici mau pake baju dulu.”

    Aku terdiam sejenak, berarti tubuh yg aku pandangi barusan itu cuma ditutupi baju mandi saja tanpa dibungkus pakaian lainnya, sontak aku bengong menatap payudaranya dan “bobby” ku berdiri, namun belum maksimal, aku yg saat itu hanya memakai celana futsal, k0ntolku tercetak sangat jelas dan tak mungkin ci Nina tdk melihatnya.

    “Loh Nik, kok kamu bengong sih, tuh liat, ade kamu udah bangun, jorok ihhh….” katanya dengan muka memerah.
    aku pun langsung tertunduk malu dan tak tau muka ini mau ditaruh dimana.

    Singkat cerita, aku tunggu dia turun dari lantai 2 untuk menyiapkan ice lemon tea, namun di luar dugaanku, dia ternyata turun dengan mengenakan baju yg sama hanya ikatannya dilepas, handuk di rambutnya dilepas, dan rambut panjangnya diurai ke samping, dan hebatnya lagi, bukannya memakai kaos dan celana santai,

    ci Nina malah hanya mengenakan bra dan celana dalam berwarna hitam, kebetulan aku ini paling ga tahan kalo melihat cewe berbaju putih ber BH hitam, rasanya sperti menemui bidadari, aku hanya terbengong saja melihatnya dan dia kembali bertanya,

    “Ngapain sih Nik, bengong gitu, kan panas, pasti mikirnya jorok…”, tak lama ia buatkan lemon tea, lengkap dengan lemonnya diletakkan di bibir gelasnya, setelah dia menyuguhkan minuman, tak lama dia bertanya padaku
    “Nik, sebenernya cici masih cantik ga sih?”
    “masih kok ci.” kataku
    “Ah bo’ong deh kamu, cici kan udah tua. Mana belom married lagi..”
    “Yahhh si cece, nih ya, sayang aja Niko ade nya cece, kalo engga…”
    “kalo engga apa ayoooo???!!!” tanyanya dengan nada menjebak

    “kalo engga, cece Niko pacarin, ga peduli umur cece berapa, Niko tuh sayang banget sama cece, Niko gak mau cece terluka sedikitpun, Niko bener-bener pengen nyaygin cece selayaknya pasangan hidup Niko.” isi hatiku tertumpah semua hingga akupun kaget dengan yg aku ucapkan barusan.

    Ci Nina terdiam sejenak, aku sendiripun berbicara ke dalam hatiku dengan rasa kesal sendiri, mengapa harus mengatakn hal yg tak pantas seperti itu, bodohnya aku ini.

    Ci Nina pun bangkit berdiri, mengambil lemon yg ada di gelas tadi, menaruh di mulutnya setengah, dan tiba-tiba dia duduk di atas pangkuanku. Di julurkan bibirnya yg tipis dan seksi itu ke bibirku, yg tadinya mengemut lemon, malah akhirnya jadi emut-emutan bibir, kami saling berpagutan,

    tak ku sangka, ternyata Ci Nina ini mahir dalam hal berciuman, bolak-balik dia menghajar habis bibirku, lidah kami saling beradu, darahku serasa naik ke ubun-ubun, sudah 1 tahun aku tak merasakan ciuman mesra ini lagi semenjak ditinggal pergi pacarku yg dulu, selesai kami berciuman, dia berkata

    “hari ini jangan panggil aku cece, panggil aku sayang, puasin aku hari ini ya Nik, aku udah lama banget pengen ngerasain ngentot”. Aku yg sudah lama mengidam-idamkan hal ini hanya manggut-manggut saja.

    Kami mulai berciuman lagi, namun tak lagi aku diam, tanganku mulai memeras-meras susu nya yg masih kencang, pelan-pelan aku buka pakaiannya hingga celana dalamnya yg tersisa, sedangkan aku masih utuh, Nina mulai meembuka pakaianku satu per satu, hingga tak ada sehelai benangpun yg tersisa di tubuh kami,

    kuremas-remas payudaranya dengan lembut, dia hanya mendesah dan mendesah, tak tau apa yg harus dia lakukan, makin lama dia makin liar gerakannya, apalagi begitu putingnya yg merah pucat aku hisap dan hisap bergantian kiri ke kanan, kanan ke kiri, dia hanya hanya bisa mendesah

    “Nik…. ahhhh… Nik… ahhhh… kamu pinter Nik… ahhhh…. cici seneng…. ahhhh….”.

    Puas bermain di payudaranya, ku suruh dia duduk di sofa, kubuka lebar-lebar kedua pahanya yg mulus dan putih itu, mulailah aku mengendus-endus perlahan dari paha, hingga akhirnya ke memeknya, wangi sekali, benar-benar wangi, mungkin karena dia memakai sabun kewanitaan, aku mulai menjilatnya, perlahan tapi pasti, aku cari klitorisnya dan aku jilat sepuasku, aku jilat terus, Nina hanya bisa menggumam dan medesah

    “ahhhh…. Nikkk…. kamu….. ahhhh….. cece udah mau keluar…. ahhhhhh…. Nikkkk….. ahhhhhh…..” tak lama, maninya Nina pun keluar dan membanjiri rongga mulutku ini yg sudah haus sekali, haus akan cairan kewanitaannya.

    Setelah puas aku kerjai, giliran dia yg beraksi, dikocoknya kemaluanku berkali-kali, k0ntolku ini lumayan besar, panjangnya 13cm dengan diameter 4cm, dikocoknya hingga terasa geli yg sangat tak tertahankan, puas mengocoknya, Nina lantas menjilat dan mengulum kemaluanku, dari ujung hingga pangkal, bahkan biji ku pun disikatnya, liar sekali, setiap aku sudaah merasa ingin keluar, dia selalu menghentikan aksinya, begitu terus, harus ku akui Ci Nina sangat pandai memainkan tempo bercinta kami, puas mengulum kemaluanku, aku suruh dia menungging, merujuk pada gaya doggy style, pertama dia menolak, bahwa ia tak ingin melakukan anal sex,

    namun aku meyakinkannya bahwa aku tak akan melakukan itu, karena akupun memang tak menyukainya, sperti di film JAV Mai Hanano yg sering ku tonton, kumasukkan k0ntolku ke dalam memeknya pelan-pelan, memang benar rupaya Ci Nina ini masih perawan,

    memeknya masih sempit sehingga sulit bagiku untuk memasukkan kemaluanku, setelah aku berhasil melakukannya, ku genjot dia secara perlahan, perlahan depan-belakang secara ritmik, dari pelan hingga cepat, pertamanya Nina merasa kesakitan, namun perlahan-lahan rasa sakit itu berganti menjadi kenikmatan.

    “ahhhh…… Nikkk…… uuuuuhhhhhh……. ahhhhhhhhh……. Niko…… ahhhhh…. cici sayang kamu….. ahhhhhh….. enak Nik…..”
    “ahhhhhhhh…… cece cantik banget sih….. ahhhhhhhhhhh…….. Niko seneng main sama cece, cece bisa ngertiin Niko…. ahhhh” balasku sekenanya

    Puas bergaya doggy style, kami saling berciuman, keringat pun mengucur deras dari tubuh kami berdua, tetapi di sini lah seninya bercinta, semakin keringatan, maka temponya semaakin baik dan semakin seru, ku ciumi kupingnya, lehernya, tak hentinya kami berciuman sambil menunggu tenaga kami pulih.

    Kali ini kami menuju pertunjukan puncak, dengan gaya misionaris, aku baringkan Nina di sofa, ku tuntun k0ntolku menuju liang senggamanya.

    “Niko, kamu nakal yahhh udah ngambil keperawanan cece, pokoknya Niko harus janji, gak boleh ninggalin cece, cece sayang sama kamu.”
    “Niko juga sayang kok sama cece, kapanpun cece butuh Niko, Niko selalu ada buat cece sayang, Niko pengen punya anak dari cece…”

    Kami mulai bermain lagi, kugoygkan pinggulku pelan-pelan, kami mulai berciuman mesra lagi, kali ini Nina sudah mulai pintar, dia mulai menggoygkan pinggulnya, ku pompa terus, pompa hingga tempo kami semakin cepat, mukanya sudah acak-acakan menahan kenikmatan yg ku berikan, dinding memeknya yg masih sempit, membuat k0ntolku makin tegang, dan makin bernafsu, k0ntolku serasa disedot-sedot oleh memeknya. cerita sex

    “Nik…….. ahhhhhhhhhhhhhhhh…………… Nikkkkk………… ahhhhhhhhh………. cece udah mau nyampe………. cece udah mau nyampe Nikkkkk……”
    “sabar ce, Niko juga udah mau keluar, kita keluar barengan ya ce….. ahhhhhhhhhhhh………….”

    Dan akhirnya maniku ku keluarkan di dalam memek ci Nina, aku tak peduli dia hamil atau tdk, yg jelas aku menyayginya sebagai pasangan hidupku. Kamipun terkulai lemas karena adegan yg melelahkan ini.

    Haripun mulai sore, aku akhirnya memutuskan bermalam di rumah Ci Nina, kami bercinta sepanjang malam, di kamar mandi, di dapur, bahkan di loteng pada tengah malam, kami tak peduli, toh kami hanya tinggal berdua.

    Aku sendiri dengan Ci Nina akhirnya berpacaran hingga akhirnya sekitar 6 bulan yg lalu, hubungan kami ini ketahuan oleh orang tua ku dan orang tuanya, apalagi Ci Nina sudah terlanjur hamil olehku, apa boleh kata, kami akhirnya dinikahkan, namun tak seperti pasangan MBA lainnya, aku dan Nina hidup bahagia dan tak pernah ribut hanya karena masa lalu maupun karena aku masih menyelesaikan kuliahku, Nina selalu menyaygiku selayaknya pasangan hidup sejatinya.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Aku Sok Kenal Saja

    Cerita Sex Aku Sok Kenal Saja


    981 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Aku Sok Kenal SajaCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Paling mudah untuk dicarai saat perut lapar adalah ayam goring dimana makanan cepat saji tinggal digoreng kemudian ambil nasi dan minuman dingin, setelahnya aku memesan aku mencari tempat duduk yang nyaman, dimana saat aku duduk mataku menuju ke sesosok wanita yang cantik dan seksi, dengan toket yang besarnya.

    Dia memakai celana ketat dan tanktop yang juga ketat, toket besarnya ngintip dari belahan tank topnya yang rendah.

    Walaupun banyak tempat duduk yang kosong aku nimbrung ja di meja dimana prempuan cantik seksi dan anak prempuan itu duduk. “Boleh join kan?” Tanpa menunggu jawabannya aku langsung meletakkan nampanku dimejanya dan duduk. “O, silahkan ja pak”.Cerita Penuh Desahan | Menusukku Dari Belakang

    “Cuma berdua saja”, pancingku membuka pembicaraan.

    “Kan ber 3 dengan bapak”, jawabnya, wah menangkisnya jago juga ni prempuan, pikirku.

    “Anaknya? Cantik kaya mamanya”.

    “Bukan pak, bukan anak saya”.

    “O, kirain anaknya, abis nyulik ya”, candaku.

    “Ih bapak bisa aja. Ini anak tetangga, tadi dititipkan ke rumah, katanya mo dijemput lagi siang ini di sini”. Dia menyuapi anak itu dengan nasi yang dicampur dengan sop, karena sopnya masi panas, ditiupnya sebentar sebelum disuapkan ke anak itu.

    Si anak kelakuannya manis banget, gak cerewet maksudku. “Belum punya anak, ato belon nikah?” “Nikah si udah tapi belon dikasi tu ma yang diatas”.

    Minta dong”.

    “Ya sih, minta tapi gak dilakuin”. Wah kliatannya mo curhat neh.

    “Maksudnya gak dilakuin”.

    “Ya suami aku gak ngelakuin ya mana mo dikasi ma yang diatas kan”.

    “Kok bisa”. “Suami kerja dikapal cargo, jadi seringnya diatas kapal katimbang dirumah”.

    “O jadi jablay toh, kasian”.

    “Orang sedih kok malah digoda”. “Ya udah, aku ja yang membelai gimana”.

    “Genit ah”.

    Tengah pembicaraan mulai mencair, datanglah seorang prempuan, rupanya ini tetangganya, mo jemput anaknya. aku diem saja, dan dia juga tidak mengenalkan aku kepada tetangganya. Tetangga tau diri juga karena dia mengajak anaknya pergi setelah mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan dia. “Namanya siapa sih”.

    “Aku Sintia, bapak?” “aku menyebutkan namanku, jangan panggil bapak lah, formal amat”.

    “Abis mo dipanggil apa dong, mas aja deh ya. kan semua lelaki Indonesia dianggap jawa”.

    “Maksud kamu”.

    “Iya kadang dah jelas2 namanya Hutagalung dipanggil mas juga”.

    aku tertawa mendengar candanya.

    “Dah brapa lama nikah?”

    “ampir 2 tahun mas”.

    “Wah jablaynya dah lama dong ya. Mangnya gak tau kerjaan suami sebelum nikah”. “Tau si, cuma gak nyangka ja akan kaya gini”.

    “Ya udah, aku temenin deh hari ini. Abis ini kamu mo kemana?”

    “Gak kemana2 mas, Mo jalan ja”. Aku menggandengnya meninggalkan tempat makan dan masuk ke toko yang meruapak anchor tenant di mall itu. Kami ngobrol ngalor ngidul ja sembari membunuh waktu. Dia membiarkan aku menggenggam tangannya erat.

    “Kamu kaya istriku ja ya, jalan gandengan”.

    “Gak apa kan, katanya mas blon nikah?’ “Iya sih, kaya orang pacaran ya, padahal kamu istri orang”.
    “Biarin ja, orangnya juga ninggalin aku terus kok”.

    “Pegel nih jalan terus, kamu mo pulang gak?” “Gak ah mas, dirumah juga mo ngapain?” “ketempatku aja yuk”.

    “Mo ngapain ke tempat mas?’

    “Ya ngobrol, santai ja, kan asik cuma ber 2″.

    “Iya deh”. Segera aku menggandengnya ke basement dan meluncurlah mobilku menuju kerumahku. Sesampai dirumahku,dia duduk didepan tv, tv kunyalakan dan aku mengambil minuman untuknya.

    “Mas tinggal sendiri ya”.

    “Iya, mo nemenin?”

    “Mau si, cuman kan aku dah punya suami”. “Kalo suaminya pergi ya nemenin aku ja disini”.

    “Maunya”. Kebetulan di tv ada siaran ulang debat capres.

    “Kamu ngikuti debat ini?” tanyaku. “Sambil lalu ja mas, debat cawapres juga ngikuti sambil lalu”.

    “Terus komentar kamu?”

    “Sayangnya Capres 3 gak berkolaborasi dengan cawapres 1, kalo gak kan setanding dengan calon ke 2 dan pilpresnya bisa 1 putaran kan”.

    “O gitu ya, pandangan kamu luas juga ya”. “Iya gak kaya mas, manangnya cuma disatu tempat ja”, katanya menyindirku, yang dari tadi hanya memandangi belahan toketnya yang montok.

    “Habis kamu seksi sekali si, kok bisa ya suami ninggalin istri yang bahenol kaya gini, pa gak takut istrinya dicolek orang laen”. Dia tersenyum manis.

    “Tadi kamu taen sekali nyuapin tu bocah, dah pantes jadi mami”. “Iya si, cuma ya itu problemnya”. “Iya jablay”.

    Dia menanggapi obrolanku dengan santai juga, kadang tanganku mengelus pahanya. “udah gak tahan ya mas”, godanya sambil membiarkan tanganku mengelus2 pahanya. Rabaanku semakin lama membuatnya semakin napsu.

    Dia membuka pahanya agak lebar. Melihat dia mengangkangkan pahanya, tangganku bergerak ke atas ke selangkangannya. Jari2ku mulai mengelus belahan memekknya dari luar.

    “Mas”, katanya, “Aku udah basah mas”.

    “Udah napsu banget ya Sin, aku juga sudah napsu”.

    Rumahnya besar ya mas”. “Iya, dibalakng ada kolam renangnya, mo renang gak”.

    “Gak bawa baju renang mas”. “Tlanjang ja, repot amat si”. “Ih si mas, maunya tu”. “Kamu juga mau kan”.

    Dihalaman belakang ada kolam renang kecil yang dinaungi oleh rimbunnya pepohonan yang ada. Tembok tinggi menghalangi pandangan orang luar yang mau mengintip ke dalam. Dia langsung saja melepas tanktopnya, kemudian celana ketatnya.

    Pakaian diletakkan di dipan yang ada dipinggir kolam. Dipan itu ada matras tipisnya dan dipayungi rimbunnya pohon. Aku melotot memandangi tubuhnya yang hanya berbalut daleman bikini. Karena CDnya mini, jembutnya yang lebat berhamburan dari bagian atas, kiri dan kanan CDnya.

    Segera dia mencebur ke kolam, sementara aku membuka kaos dan celananya, sehingga hanya memakai CD. kontolku yang besar, karena sudah ngaceng, tercetak jelas di CDku.

    Kemudian aku pun nyebur ke kolam, menghampirinya dan memeluknya. Bibirnya kucium, lidah kami saling berbelit. Aku menarik ikatan branya sehingga terlepas, kemudian meremas2 toketnya sambil memlintir pentilnya. Segera pentilnya menjadi keras.

    “Toketmu kenceng ya Sin, pentilnya gede.”, kataku. Dia diam saja sambil menikmati remasanku .kontolku yang keras menekan perutnya. “Mas, ngacengnya sudah keras banget”, katanya. “Kita ke depan yuk”

    Aku sudah tidak bisa menahan napsuku lagi. Segera dia keluar kolam membawa branya yang sudah dilepas. Dia telentang didipan, menunggu aku yang juga sudah keluar dari kolam. Aku berbaring disebelahnya, bibirnya kembali kucium dengan penuh napsu dan aku kembali meremas2 toketnya sambil memlintir2 pentilnya.

    “Isep dong Mas” pintanya sambil menyorongkan toketnya itu ke wajahku. Langsung toketnya kuisep dengan penuh napsu. pentilnya kujilatia.

    ”Ohh.. Sstt..” erangnya keenakan. Aku mulai mengelus jembutnya yg nongol keluar dari CDnya, kemudian kususupkan jariku ke dalam CDnya. Jariku langsung menyentuh belahan bibir memekknya dan kugesek-gesekkan dari bawah ke atas.

    Gesekanku selalu berakhir di it ilnya sehingga menimbulkan kenikmatan yang luar biasa. memekknya langsung berlendir, lendir juga membasahi seluruh bagian dinding dalam memekknya. “Oo.. Ooh! Uu.. Uuh!” desahnya sambil menekan tanganku yang satunya untuk terus meremas-remas toketnya. Dia sungguh sudah tidak tahan lagi,

    “Mas, aku udah gak tahan nih”. Tali ikatan CDnya di kiri dan kanan pinggang kugigit dan kutarik dengan gigiku sehingga terlepas. Kedua kaki kukangkangkan sehingga tampak jelas bulu jembutnya yang lebat. Aku kembali meraba dan mengelus memekknya.

    Aku menyelipkan jariku ke belahan memekknya yang sudah basah dan menyentuh dinding dalam memekknya.

    “Mas..! Aduuh! aku sudah enggak tahan, udah pengen dimasukkin”, pintanya. Aku tidak langsung memenuhi permintaannya, malah jariku beralih menggosok-gosok it ilnya. “Aduuh! mas..nakal!” serunya.

    Dia pun semakin tidak karuan, diremasnya kontolku yang sudah keras sekali dari luar CDku. Toketnya yang sudah keras sekali terus saja kuremas2, demikian juga pentilnya.

    “Ayo dong mas dimasukin, aku sudah benar-benar enggak kuu.. at!” rengeknya lagi. Kemudian kumasukkannya jariku ke dalam memekknya yang sudah basah kuyup. Dengan tanpa menemukan kesulitan jariku menyeruak masuk ke dalam memekknya. memekknya langsung kukorek2, dindingnya kugaruk-garuk.

    Benjolan seukuran ibu jari yang tumbuh di dalam liang memekknya kumainkan dengan ujung jarinya hingga badannya tiba-tiba menggigil keras dan digoyang-goyangkannya pantatnya mengikuti permainan ujung jariku. Aku menelungkup diselangkangannya dan langsung mengulum bibir memekknya.

    Cairan yang membasahi sekitar selangkangannya kujilati dan setelah bersih aku kembali mengulum bibir memekknya. Kemudian giliran it ilnya mendapat giliran kukulum dan kulumat dengan mulut. Jariku kembali menyeruak masuk ke dalam memekknya, dia benar-benar hampir pingsan.

    Tubuhnya kembali terguncang hebat, kakinya jadi lemas semua, otot-otot perutnya jadi kejang dan akhirnya dia nyampe, cairan memekknya yang banjir kutampung dengan mulut dan tanpa sedikit pun merasa jijik kutelan semuanya.

    Dia menghela napas panjang, aku masih dengan lahapnya melumat memekknya sampai akhirnya selangkangannya benar-benar bersih kembali. memekknya terus kuusap2, demikian juga it ilnya sehingga napsunya bangkit kembali.

    “Terus Mas.. Enak..” desahnya.

    “Ayo dong Mas.. aku udah gak tahan”. tetapi aku masih tetap saja menjilati dan menghisap it ilnya sambil meremas2 toket dan pentilnya.

    Aku melepaskan CD, kontolku yang besar dan lumayan panjang sudah ngaceng keras sekali mengangguk2.

    Dia kunaiki dan segera mengarahkan kontolku ke memekknya. Perlahan kumasukkan kepala kontolku. “Enak Mas..” katanya dan sedikit demi sedikit aku meneroboskan kontolku ke memekknya yang sempit.

    memekknya terasa sesek karena kemasukan kontol besar, setelah kira-kira masuk separuh lebih kontol mulai kuenjot keluar masuk. “Terus Mas…

    Kontolmu enak” erangnya keenakan. Aku terus mengenjot memekknya sambil pentilnya kuhisap. Belum berapa lama dienjot, aku mengajak tukar posisi. Sekarang dia yang diatas. Diarahkannya memekknya ke kontolku yang tegak menantang.

    Dengan liar dia kemudian mengenjot tubuhnya naik turun. toketnya yang montok bergoyang mengikuti enjotan badannya.

    Aku meremas toketnya dan menghisap pentilnya dengan rakus.

    “Mas.. kontolmu besar, keras banget..”, dia terus menggelinjang diatas tubuhku.

    “Enak Sin?’ tanyakua. “Enak Mas.. entotin aku terus Mas.”

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Teman Suamiku Pengobat Horny

    Teman Suamiku Pengobat Horny


    981 views

    Cerita Sex ini berjudulTeman Suamiku Pengobat HornyCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2020.

    Perawanku – Sebut saja namaku Alya, aku adalah seorang istri dari seorang pria yang mempunyai pekerjaan sebagai pegawai salah satu perushaan BUMN yang bernama Denis. Sudah 4 tahun ini kami menikah, namun rumah tangga kami akhir-akhir ini mulai merenggang akibat aku belum juga memberi keturunan kepada suamiku.

    Suatu ketika suamiku mendapatkan tugas dari kantornya untuk penyuluhan didaerah selama 5 hari dan aku-pun terpaksa dirumah sendiri. Sebagai seorang istri yang tidak mempunyai kesibukan, segala pekerjaan tumah tanggga aku yang mengerjakan. Aku adalah wanita yang berhijab, berwajah alim namun mempunyaigairah sexs yang tinggi.

    Pada pagi itu setelah 1 hari kepergian suamiku, setelah mandi pagi aku bersantai untuk menonton TV. Tidak ada kegiatan lain selain itu, karena aku sudah meyelesaikan semua pekerjaan rumahku. Ketika sedang menonton TV tiba-tiba ada yang mengetuk pintu,

    “ Thok… Thok… Thok… Den.. Denis… ini aku Jaka… , ” suara ketukan pintu diringi suara laki-laki.

    “ Iya sebentar, ” ucapku sembari menuju kepintu untuk membukakan pintu.

    Setelah aku membukakan pintu terlihatlah sosok laki-laki yang gagah, ganteng, dan berkulit putih,
    “ Siapa yah, ” tanyaku.

    “ Ouh kamu pasti Mbak Alya yah suami Denis, perkenalkan aku Jaka teman Denis kuliah dulu, ” jawabnya.

    “ Ouh teman Mas Denis, silahkan masuk dulu Mas Jaka biar saya buatkan minuman, ” ucapku mempersilahkan duduk diruang tamu.

    Kemudian aku-pun masuk dengan diikuti Jaka dari belakang yang akan aku persilahkan duduk diruang tamuku,

    “ Silahkan duduk dulu Mas, biar saya buatkan Minum dulu, Mas mau dibuatkan Teh atau Kopi, ” ucapku menawarkan minuman.

    “ Aduh jadi ngrepotin Nih Mbak, yaudah deh Kopi saja, terima kasih ya Mbak sebelumnya, ” ucapnya berbasa-basi.

    Kemudian aku-pun segera menuju dapur utnuk membuatkan kopi. Selang beberapa menit aku-pun kembali keruang tamu dengan membawa segelas kopi panas,

    “ Ini Mas kopinya silahkan diminum, tapi ditiup dulu ya Mas soalnya masih panas kopinya, ” ucapku.

    “ Oh iya Mbak, ” jawabnya singkat.

    “ Kalau boleh tau ada keperluan apa ya Mas, soalnya mas Jaka tidak ada dirumah, dia sedang penyuluhan didaerah selama 5 hari, ” tanyaku.

    “ Nggak Kog Mbak saya cuma kangen aja sama Denis, kami tuh dari kuliah sampai sekarang berteman baik Mbak, bahkan kami juga sring komunikasi lewat Whatapps, hhe, ” ucapnya. 88Tangkas

    “ Ouh begitu yah Mas, ” jawabku singkat.

    Saat itu-pun kami mengobrol banyak diruang tamuku. Beberapa saat kami mengobrol kami-pun menjadi akrab. Dari obrolan kami aku mengetahui bahwa Jaka belum berumah tangga, saat itu hubungan rumah tanggaku yang sudah renggang dengan suamiku tiba-tiba saja terlintas difikiranku, andai saja Jaka ini memperkosaku pasti aku akan pasrah, ucapku dalam hati.

    Pagi itu aku memakai gamis panjang hitam, kerudung merah dan kacamata karena mataku minus. Denis ini orangnya sangat enak sekali diajak mengobrol, saking asiknya aku tidak sengaja menceritakan tentang kehidupan rumah tanggaku. Disana aku bercerita kerenggangan rumah tangga kami renggang akibat belum mempuyai keturunan.

    Bahkan aku juga bercerita bahwa akhir-akhir ini dia tidak memberikan kebutuhan sexsual kepadaku, mendengar semua ceritaku Jaka-pun merasa kasihan padaku karena saat bercerita air mataku tidak sengaja menetes. Entah dia bernafsu atau kasihan padaku dia yang saat itu duduk bersebrangan denganku tiba-tiba saja berpindah duduk disampingku,

    “ Yang sabar yah Mbak, mungkin ini cobaan pagi rumah tangga Mbak, mungkin dengan berdoa dan berusaha Mbak dan Denis akan segera diberikan keturunan, ” ucapnya sembari mengelus-ngelus punggungku.

    Saat itu sungguh terbawa suasana sekali, air mataku semakin terus berlinang membasahi pipiku. Begitu sedihnya aku sampai-sampai saat itu secara reflex aku menyederkan kepalaku dipundak Denis. Melihat aku yang seperti itu secara reflesk juga tiba-tiba saja mengalungkan tanganya dari belakang. Sehingga saat posisiku bersandar didada Denis,

    “ Udah Mbak jangan menangis, kalau ada apa-apa aku siap membantu kog Mbak, ” ucapnya semabri mengelus-ngelus pundak kiriku.

    “ Iya Mas, makasih yah udah mau dengrin curhatan aku, aku nggak tau Mas harus bagaimana lagi menghadapi Mas Denis, ” ucapku sembari menyender dada Denis.

    Saat itu aku terus menagis, ditengah tangisanku aku merasakan dada Denis berdetak dengan kencangnya. Dalam hatiku aku berkata, kog Denis deg-degkan yah, apa dia nafsu denganku yah. Kurasakan semakin keras saja detak jantung Denis. Aku yang tadinya sedih tiba-tiba saja aku mempunyai fikiran mesum.

    Yah maklum saja aku mempunyai fikiran mesum, karena memang hampir 3 bulan ini aku sudah tidak diberi kebutuhan sexsual lagi oleh suamiku. Entah mungkin diluar sana dia mempunyai wanita simpanan karena dia jenuh kepadaku. Saat itu aku yang merasa yakin kalau Denis Horny karena memeluku, aku memberanikan diri untuk menciumnya,

    “ Wah apa-apaan ini Mbak, kog Mba cium saya, ” ucapnya kaget dan melepaskan ciumanku.

    “ Ma.. Maaf Mas, aku nggak sengaja, maafin aku ya Mas, tolong jangan bilang sama Mas Denis, nanti aku bisa diceraikan, ” ucapku meminta maaf dengan wajah ketakutan.

    “ Tolong maafkanaku Mas Jaka, aku benar-benar khilaf, aku frustasi sekali dengan rumah tanggaku, Mas Denis sudah 3 bulan ini tidak memberikan aku kebutuhn sexsual, maafkan aku Mas, tolong maafkan, ” ucapku lagi karena takut jika aku dilaporkan pada suamiku.

    Sejenak dia diam sembari menatap wajahku dengan wajah marah. Aku yang merasa takut saat itu memasang wajah memelas agar dia kasihan kepadaku dan tidak melaporkan perbuatanku,

    “ Mas tolong Maaf…., ”

    Belum selesai berbcicaara tiba-tiba saja dia meraih kepalaku dan menciumi bibirku dengan penuh nafsu. Saat itu aku-pun sedikit kaget, dalam hatiku berkata, tadi menolak kog sekarang malah bernafsu sekali menciumiku. Ah entahlah yang penting dia mau denganku. Aku yang sudah lama tidak merasakan kehangatan dari sosok laki-laki aku-pun meresponya.

    Aku membalas ciumanya dengan penuh nafsu sex juga, saat itu kami saling berpangutan dengan hebatnya diruang tamuku. Aku yang sudah terlanjur bernafsu aku-pun segera meraih kejantanan Denis lalu meremas-remasnya dari luar celana bahannya,

    “ Eughhhh… Sssssss… Aghhhhh…, ” lenguh Jaka.

    Mendengar lenguhan Jaka aku-pun segera membuka kancing Jaka, secara perlahan aku buka kancing celananya lalu aku turunkan resletingnya. Sembari terus berciuman aku-pun melakukan hal itu. Jaka yang mengetahui hal itu kemudian membantuku untuk mengeluarkan penisnya dari celana dalamnya. Saat itu Penis jaka-pun setengah keluar dari sangkarnya.

    Tanpa basa-basi aku-pun segera meairih penisnya dengan tanganku. Sembari beciuman aku-pun mulai mengelus-elus kepala penis jaka dengan gemasnya,

    “ Eughhhh… Sssssshhh… Geli Mbak… Oughhh…, ” lenguhnya.

    “ Mas, remas buah dada aku yah, ” pintaku.

    Tanpa banyak bicara lagi Jaka-pun segera meremas buah dadaku dari luar gamisku,

    “ Oughhh… Enak Mas, Ssssss… Terus Mas… Oughhh…, ” lenguhku merasakan remasan tangan Jaka pada payudaraku.

    Setelah kami sedikit berbincang, aku-pun melumat kembali bibir Jaka. Kami berciuman sembari tangan Jaka meremas-remas payudaraku. Sungguh indah sekali rasanya pagi itu. Aku yang tidak mau diam saja, terus mengelus kepala penis Jaka sampai pada akhirnya keluarlah sedikit cairan kental bening dari lubang kepala penis-nya.

    Karena merasa sudah ada sedikit pelicin aku mulai mengocok Penis Jaka dengan perlahan,

    “ Ssssssss… Oughhhh… Nikmat sekali rasanya Mbak… terus Mbak… Aghhh…, ” lenguh Jaka merasa Nikmat.

    Kami saling memberikan rangsangan saat itu. Beberapa saat memberi rangsangan kepada Jaka aku-pun menghentikan kocokanku,

    “ Mas kita ML Yuk, aku udah lama sekali tidak bersetubuh dengan suamiku, aku ingin sekali Mas, ” ucapku memelas.

    Mendengar aku yang seperti itu Denis-pun segera berdiri melepas celana panjang bahanya beserta celana dalamnya. Aku yang melihat Jaka sudah setengah telanjang tanpa banyak berfikir aku-pun segera melepaskan gamisku namun tidak dengan kerudungku. Jadi saat itu akupun hanya tinggal mengenakan Bh,celana dalam, dan kerudung merahku saja,

    “ Hloh katanya mau ML mbak, kog BH sama Cd-nya nggak dilepas sih, Mbak malu yah sama aku, ” ucapnya.

    “ Hehehe… Iya Mas, ” ucapku sembari menunduk.

    “ Yaudah biar aku yang lepasin saja yah, ” ucapnya.

    Kemudian Jaka-pun segera melepas celana dalam dan BH-ku. Seketika Payudaraku yang Bulat montok beserta vagina-ku yang bersih dari bulu kemaluan terpampang jelas dimata Jaka. Aku yang merasa malu saat itu duduk lagi dikursi kayu ruang tamuku. Lalu,

    “ Wah Denis benar-benar buta yah Mbak, punya Istri secantik dan se sexy Mbak dibiarkan begitu saja, ” ucapnya memujiku.

    Tanpa banyak bicara lagi jaka-pun segera mendekat kepadaku lagi dan membangunkan aku dari duduk-ku,

    “ Udah Mbak kamu nggak usah malu, kan tadi Mbak sendiri yang minta ML, ” ucapnya sembari memegang kedua lenganku.

    “ Iya Mas, ” jawabku singkat.

    Saat itu disamping kursi kayuku ada sebuah sofa panjang, melihat sofa itu Jaka-pun segera merebahkan aku di sofa itu. Saat itu aku hanya pasrah dengan pelakuan Jaka karena memang aku sudah ingin sekali bersetubuh. Setelah tubuhku direbakan kemudian Jaka-pun menindih lalu mengarahkan penis-nya kearah Vaginaku,

    “ Mas… Pelan-pelan aja yah nanti ML-nya, biar basahin dulu memek aku yah biar nanti nggak perih ketika ditusuk sama kontol kamu, ” ucapku.

    Jaka-pun saat itu hanya tersenyum lalu dia-pun segera menggesek-gesekan penisnya pada Vaginaku,

    “ Sssssss… Oughhh Mas… enak sekali mas, terus gesek memek aku Mas sampai becek, Aghhh…, ” desahku.

    “ Iya Mbak, aku bakal buat kamu puas hari ini, kasihan Mbak udah lama nggak disetubuhi sama Denis, ” ucapnya sembari menggesek-gesekan penisnya pada vaginaku.

    Sekitar 5 menit kontolnya menggesek vaginaku. Lama kelamaan karena aku semakin bernafsu, akhirnya Vaginaku basah juga dengan lendir kawinku. Melihat hal itu Jaka-pun menusukan penisnya dalam vaginaku,

    “ Zlebbbbbbbbbb… Aghhhhhhhhhhhh… Ughhhhh…, ” desah kami bersamaan.

    Mulailah Jaka menggoyangkan pinggangnya maju mundur dengan perlahan,

    “ Sssssss… memek Mbak masih sempit ya, enak sekali Mbak… Oughhh…, ” ucapnya sembari terus menusuk vaginaku dengan perlahan.

    “ Heggg… Eughhhhh… Iya Mas, kan aku belum punya anak, dan sudah 3 bulan ini memek akukan tidak dimasuki sama kontol mas Denis, Oughhhh…, ” ucapku sembari menikmati tusukan penis Jaka.

    Ditusuknya vagina-lku dengan perlahan. Lembut sekali cara bercinta Jaka saat itu. Dikeluar masukan didalam liang vaginaku secara lembut. Gaya sex yang seperti itu membuatku semakin bernafsu saja. Semabari menusuk vaginaku, Jaka juga meremasi payudaraku dengan penush gairah sex. Dia melenguh bersahut-sahutan denganku.

    Vaginaku saat itu sudah basah sekali dengan lendir kawinku. Beberapa saat aku disetubuhi jaka dengan perlahan, Jaka yang semakin bernafsu mulai menambah kecepatan tusukan penisnya pada vaginaku,

    “ Aku cepatkan yah sodokan kontolku Mbak, ” ucapnya.

    “ Iyah Mas, Oughhh…, ” jawabku.

    Kemudian Jaka-pun segera menambahkan kecepatan tusukannya, digenjotlah vaginaku dengan cepat dan semakin cepat saja,

    “ Oughhh… Ssssss…. Ahhh… Ahhh… Ahhh… Oughhh Mas… Ssssss, ” desahku.

    Sekitar 10 menit aku digenjotnya dengan cepat, terkadang dia menusuk kekiri, kekanan, bahkan dia juga memutarkan-mutarkan penisnya didalam liag vaginaku. Aku yang sudah lama tidak bercinta saat itu sungguh merasa melayang-layang. Selang beberapa menit,

    “ Aghhhhhhhhhh…. Syurrrrrrrrrrrrr…… Syurrrrrrrrr… Sssssss… Aku keluar Mas… Oughhh…, ” ucapku mendapatkan orgasmeku.

    “ Iya Mbak aku tahu, penisku seperti direndam air hangat Mbak… Oughh…, ” ucapnya nikmat.

    Setelah aku mendapatkan orgasmeku Jaka nampaknya semakin bernafsu saja. Dia-pun saat itu meminta aku untuk menekuk kedua kakiku. Setelah aku menekuk 2 kakiku dirangkulah kakiku kemdian dia mulai mengayunkan penisnya lagi degan kerasnya,

    “ Mbak aku suka sekali dengan gaya sex ini Mbak, Sssssss…, ” ucapnya sembari terus menyodok memek-ku.

    Saat itu aku hanya tersenyum dan menikmati sodokan penis-nya saja.Sekitar 10 menit Jaka menngenjot vaginaku denagan gaya sex itu. 1 menit setelah itu tiba-tiba saja Jaka menghentikan sodokanya. Dia memeluk erat kedua kakiku dan membiarkan penisnya menusuk dalam-dalam pada vaginaku, dan,
    “ Crotttttttttttt…. Crotttttttttttt…. Crotttttttttttt…. Crotttttttttttt…., ”

    “ Aghhhhhhhhhhhh… aku muncrat Mbak… Ssssssssss… Aghhhhh…, ” ucapnya menikmati orgsme-nya.

    “ Eugghhhhhhhhhhh… Eummmm… iya Mas…. Aghhhhhhhhhh…. Tumpahkan semua sperma kamu mas… Oughhhhhh…, ” desah nikmatku merasakan tersemburnya sperma Jaka didalam rahimku
    .
    Terasa kental dan deras sekali sperma Jaka memabajiri rahimku. Kurasakan sperma Jaka seaka-akan berenang mengenai dinding-dinding rahimku. Sungguh nikmat sekali rasanya pagi itu, aku yang sudah lama tidak disetubuhi oleh suamiku akhirnya pada hari itu temanya yang memberikan kepuasan sex padaku.

    Pagi itu kami-pun hanya bercinta satu kali saja, karena kebetulan Jaka ada telefon dari adiknya yang meminta Jaka untuk menjemput dia stasiun. Sebenarnya aku masih ingin sekali Ngentot dengan Jaka, namun harus bagaimana lagi Jaka tidak bisa menolak permintaan adiknya. Setelah kami menyelesaikan percintaan kam, Jaka-pun segera mengenakan celananya lagi,

    “ Mbak aku jemput adikku dulu yah, ML-nya kita sambung kapan-kapan lagi yah, hhe…, ” ucapnya.
    “ Iya Mas, makasih ya Mas Jaka, ” ucapku.

    Setelah itu-pun Mas Jaka pergi dari rumahku untuk menjemput adiknya. Semenjak kejadian itu selama Mas Denis dinas didaerah aku dan Jaka-pun melakukan hubungan sex. Bahkan jaka sempat menginap dirumahku untuk menemani sekaligus memuaskan hasrat sex kami yang mengebu-gebu.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Kita Cuma Berdua

    Cerita Sex Kita Cuma Berdua


    981 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Kita Cuma BerduaCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Rumahku kedatangan kakakku yang dari padang, karena dapat tugas dari kantor untuk ke Jakarta maka tidak ada salahnya untuk mampir dirumahku dan menginap disini, Anik adalah kepala cabang kantor di daerah padang, awalnya ada niat untuk menginap di hotel, tai karena saya bujuk dia mau menginap di rumahku, Selama seminggu dia tinggal dirumahku. Dari istriku kutau kalau Anik Tati berusia 40 tahun. Suaminya sudah meningal 2 tahun lalu karena kecelakaan.

    Orangnya cantik, putih, tinggi semampai. Lebih tepatnya kubilang anggun karena orangnya cenderung diam dan sangat religius. Selama di Jakarta, setiap ada kesempatan aku dan istriku mengajak Anik jalan-jalan, maklum ini kunjungan pertamanya ke Jakarta, biasanya ke mal karena waktunya sempit. Kami sudah berencana pas hari Sabtu akan jalan-jalan ke Taman Safari

    Tiba hari Sabtu, istriku ternyata punya tugas mendadak dari kantor yaitu harus mengawasi pameran di Mangga Dua. Gagal deh rencana jalan-jalan ke Taman Safari. Istriku mengusulkan agar aku tetap mengantar Anik jalan-jalan misalkan ke Ancol saja dan pulangnya bisa jemput istriku di Mangga Dua.

    Sebetulnya aku agak males kalo nggak ada istriku. Aku merasa risih harus jalan berdua Anik karena orangnya pendiam. Akupun menduga Anik pasti nggak mau. Tapi tanpa dinyata ternyata Anik menyetujui usul istriku.

    Pagi-pagi banget istriku sudah berangkat naik KRL dari stasiun Pondok Ranji. Rumahku yang didaerah Bintaro cukup jauh dari Mangga Dua dan Ancol. Sementara menunggu Anik yang lagi jalan-jalan pagi aku sendirian dirumah menyeruput kopi dan merokok.

    Kami berencana jalan jam 10 pagi. Sehabis ngopi dan merokok, aku kembali tidur-tiduran di kamarku menunggu jam. Pikiranku melayang membayangkan kakak istriku ini. Anik Tati sangat menarik perhatianku secara sexual.

    Jeleknya aku, mulia keluar. Aku tertantang menaklukkan wanita baik-baik, aku tertantang menaklukkan Anik. Mumpung ada kesempatan. Dasar setan selalu mencari kesempatan menggoda.

    Kuatur jebakan untuk memancing Anik. Aku buru-buru mandi membasuh badan dan keramas. Dengan berlilit handuk aku menunggu kepulangan Anik dari olahraga paginya. Sekitar 10 menit aku menunggu dibalik horden dan kulihat Anik memasuki pagar depan dengan pintu besi yang agak berderit.

    Sengaja pintu rumah aku tutup tapi dibiarkan tak terkunci. Aku berlalu menuju kamarku dan segera memasang jebakan untuk mengejutkan Anik. Aku masuk kamarku dan segera bertelanjang bulat. Pintu kamar kubuka lebar-lebar, jendela kamar juga kubuka biar isi kamar mendapat penerangan jelas.

    Kudengar pintu depan berbunyi seperti ditutup. Akupun mulai beraksi. Dengan bertelanjang bulat aku menunggu Anik melewati kamarku dengan harapan dia melihat tubuh dan jAnikorku yang sedari tadi berdiri tegak membayangkan petualangan ini.

    Handuk kututupkan ke kepala seolah-olah sedang mengeringkan rambut yang basah sehabis keramas. Aku berpura-pura tidak melihat dan tidak menyadari kehadiran Anik. Dari bakik handuk yang kusibak sedikit, kulihat sepasang sepatu kets melintas kamarku. Aku yakin Anik pasti melihat tubuhku yang polos dengan jAnikor yang tegak berdiri.

    Nafsuku semakin menggeliat ketika kuamati dari balik handuk sepasang sepatu yang tadinya hampir melewati kamarku kini seperti terpaku berhenti didepan kamar tanpa beranjak. Aku semakin aktif menggosok-gosok rambutku dan berpura-pura tak tau kalo ada orang. Beberapa detik aku berbuat begitu dan aku merencanakan sensasi berikut.

    Dengan tiba-tiba kuturunkan handuk dan menengok ke arah pintu kamar. Aku pura-pura kaget menyadari ada orang.

    “E..eee…maaf Anik, aku kira nggak ada orang,” kataku seraya mendekati pintu seolah-olah ingin menutup pintu. Aku tidak berusaha menutup kemaluanku yang menantang. Malah kubiarkan Anik terdiam memandangi tubuhku yang polos mendekat kearahnya.

    Dengan tenagnya seolah aku berpakaian lengkap kudekati Anik dan sekali lagi memohon maaf.

    “Maaf ya Anik, aku terbiasa seperti ini. Aku nggak sadar kalau ada tamu dirumha ini,” kataku sambil berdiri didepan pintu mau menutup daun pintu.

    Tiba-tiba seperti tersadar Anik bergegas meninggalkanku sambil berkata “i…i…iya , tidak apa-apa…..”. Dia langsung masuk ke kamar belakang yang diperuntukkan kepadanya selama tingal dirumahku. Aku kemudian memakai celana pendek tanpa CD dan mengenakan kaos oblong lantas smengetok pintu kamar Anik.

    “Ada apa Andy,” ujar Anik setelah membuka pintu. Kulihat dia tidak berani menatapku. Mungkin malu. Membaca situasi seperti itu, aku tidak menyiakan kesempatan. “Anik, maafkan Andy ya…aku lupa kalau ada tamu dirumah ini,” kataku merangkai obrolan biar nyambung.

    “Nggap apa-apa, cuma Anik malu hati, sungguh Anik malu melihat kamu telanjang tadi,” balasnya tanpa mau menatap aku.

    “Kenapa musti malu? Kan nggak sengaja, apa lagi Anik kan sudah pernah menikah jadi sudah biasa melihat yang tegak-tegak seperti itu,” kataku memancing reaksinya.

    “Sejujurnya Anik tadi kaget setengah mati melihat kamu begitu. Yang Anik malu, tanpa sadar Anik terpaku didepan kamarmu. Jujur aja Anik sudah lama tidak melihat seperti itu jadi Anik seperti terpana,” katanya sambil berlari ketempat tidurnya dan mulai sesenggukan. Aku jadi ngak tega. Kudekati Anik dan kuberanikan memegang pundaknua seraya menenangkannya.

    “Sudalah nggak usah malu, kan cuma kita berdua yang tau.” Melihat reaksinya yang diam saja, aku mulai berani duduk disampingnya dan merangkul pundaknya. Kuusap-usap rambutnya agak lama tanpa berkata apa-apa.

    Ketika kurasa sudah agak tenang kusarankan untuk mandi aja. Kutuntun tangannya dan sekonyong-konyong setan mendorongku untuk memeluk saat Anik sudah berdiri didepanku. Lama kupeluk erat, Anik diam saja.

    Mukanya diselusupkan didadaku. Payudaranya yang masih kencang serasa menempel didadaku. Sangat terasa debar jantungnya. Perlahan tangaku kuselusupkan ke balik kaos bagian belakang berbarengan dengan ciumanku yang mendarat dibibirnya.

    “Jangan Ndy…dosa,” katanya sambil melepaskan diri dari pelukanku. Namun pelukanku tidak mau melepaskan tubuh sintal yang sedang didekapnya. Daam usaha kedua Anik sudah menyerah. Bibirnya dibiarkan kulumat walau masih tanpa perlawanan. Ucoba lagi menyelusupkan tangan dibalik kaosnya, kali ini bagian depan. Tangan kanan yang menggerayang langsung pada sasaran…putting susu sebelah kiri. Anik menggeliat.

    Pilinan jariku di payudaranya membuat nafsunya naik. Aku tau dari desiran nafasnya yang mulai memburu. Aku heran juga dengan wanita ini, tetap diam tanpa perlawanan. Mungkin ini style wanita baik-baik. Bagusnya, semua apa yang kulakukan tidak ada penolakan. Seperti dicocok hidungnya Anik menurut saja dengan apa yang kulakukan terhadapnya.

    Perlahan kubuka kaosnya, kubukan celana panjang trainings pack-nya, kubuka Bh nya, kubuka CD-nya , Anik diam saja. Kubopong tubuhnya ketempat tidur. Kubuka kaosku, kubuka celana pendekku……..Anik masih diam.

    Lidahku mulai bermain disekujur tubuhnya. Dari ujung kepala, turun ke telinga, ke bibir, ke leher…perlahan kusapu dadanya, payudaranya kulumat dengan gigitan kecil…turun lagi kebawah, pusarnya kukorek dengan lidahku….turun lagi ke sekumpulan rambut dan kedua pahanya hujilat-jilat terus sampai keujung jempol kaki. Aku tidak merasa jijik karena tubuh Anik yang putih bersih sangat membangkitkan gairah.

    Kukangkangkan kakinya, Anik masih diam saja. Tapi kuamati matanya terpejam menikmati sentuhan tiap jengkal ditubuhnya. Baru ketika kudaratkan sapuan lidahku di bibuir vagina dan klitorisnya Anik tiba-tiba berteriak ,” Ahhhhhhhh……..”

    “Kenapa Anik….Sakit?,” tanyaku. Anik hanya menggeleng. Dan aktifitas jilat menjilat vagina itu kulanjutkan. Anik menggelinjang dahsyat dan tiba-tiba dia meraung..”Andyyyyyyy… ayo Andy….jangan siksa aku dengan nikmat…ayo Andy tuntaskan….Anik udah nggak tahan,” katanya.

    Aku tidak mau berlama-lama. Tanpa banyak variasi lagi langsung kunaiki kedua pahanya dan kutusukkan jAnikorku kelobah surganya yang sudah basah kuyup.

    Dengan sekali sentak semua batangku yang panjang melesak kedalam. Agak seret kurasakan, mungkin karena sudah dua tahun nganggur dari aktifitas. Kugenjot pantatku dengan irama tetap, keluar dan masuk. Anik semakin menggelinjang.

    Aku pikir nggak usah lama-lama bersensasi, tuntaskan saja. Lain waktu baru lama. Melihat reaksinya pertanda mau orgasme , gerakan pantatku semakin cepat dan kencang. Anik meronta-ronta , menarik segala apa yang bisa ditariknya, bantal, sepre. Tubuhku tak luput dari tarikannya. Semua itu dilakukan dengan lebih banyak diam.

    Dan tiba-tiba tubuhnya mengejang, “Ahhhhhhhhhhhhhhhh…….,” lolongan panjangnya menandakan dia mencapai puncak. Aku mempercepat kocokanku diatas tubuhnya. Tiba-tiba aku didikejutkan dengan hentakan tubuhnya dibarengi tanganya yang mendorong tubuhku.

    “Jangan keluarin didalam ….aku lagi subur,” suaranya tresengal-sengal ditengah gelombang kenikmatan yang belum mereda.

    Kekagetanku hilang setelah tau reaksinya. “Baik Anik cantik, Andy keluarin diluar ya,” balasku sambil kembali memasukkan JAnikor ku yang sempat terlepas dari vaginanya karena dorongan yang cukup keras. Kembali kupompa pinggulku.

    Aku rasa kali ini Anik agak rileks. Tapi tetap dengan diam tanpa banyak reaksi Anik menerima enjotanku. Hanya wajahnya yang kadang-kadang meringis keenakan.

    Dan sampailah saatnya, ketika punyaku terasa mulai berkedut-kedut, cepat-cepat kucabut dari vagina Anik dan kugencet batang jAnikorku sambil menyemprotkan sperma. Kuhitung ada lima kali jAnikorku meludah.

    Sekujur tubuh Anik yang mulus ketumpahan spermaku. Bahkan wajahnyapun belepotan cairan putih kental. Dan aku terkulai lemas penuh kenikmatan. Kulihat Anik bagkit mengambil tisu dan meneyka badan serta mukanya.

    “Andy…kamu sudah memberikan apa yang belum pernah Anik rasakan,” kata wanita cantik itu sambil rebahan disampingku.

    Dengan persetujuan Anik, kami menelpon istriku mengabarkan kalau batal ke Ancol karena Anik nggak enak badan. Padahal kami melanjutkan skenario cinta yang menyesatkan. Kami masih tiga kali lagi melakukan persetubuhan.

    Dalam dua sessi berikut sangat kelihatan perkembangan yang terjadi sama Anik. Kalo permainan pertama dia banyak diam, permainan kedua mulai melawan, permainan ketiga menjadi dominan, permainan keempat menjadi buas….buas…sangat buas. Aku sempat memakai kondom biar bisa dengan leluasa menumpahkan sperma saat punyaku ada didalam vaginanya.

    “Aku sadar ini dosa, tapi aku juga menikmati apa yang belum pernah aku rasakan selama bersuami. Suamiku itu adalah pilihan orang tua dan selisih 20 tahun dengan Anik.

    Sampai Uda meninggal, Anik tidak pernah merasakan kenikmatan sexual seperti ini. Sebetulnya Anik masih kepengen nikah lagi tapi tidak pernah ketemu orang yang tepat.

    Mungkin posisi Anik sebagai kepala bagian membuat banyak pria menjauh.” Cerita Anik sebelum kami sama-sama tertidur pulas.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Nikmatnya Istri Tetangga

    Cerita Sex Nikmatnya Istri Tetangga


    980 views

    Perawanku – Cerita Sex Nikmatnya Istri Tetangga, Aku seorang yang hypersex, setiap sehari sekali wajib melakukan hubungan seks, kalau istri sedang tidak berada di rumah, aku pusing sekali, namun kemarin ane gak dapat jatah dari istri sebab dia lagi pergi. Akhirnya timbul niat untuk mencari mangsa lain coz konti gw merasa cenat cenut kalau ga di turutin.

    Aku membuka selimut, maka saya mendekatinya dengan wajah saya, perlahan-lahan aku mencium dia sangat membangkitkan gairah. Aku benar-benar menyukai semua aroma tubuhnya saat tidur, karena aromanya natural bukan buatan, itulah salah satu alasan saya sangat mencintainya, tidak ada nilai-nilai yang minuspun tersedia baginya, wajah, tubuh, aroma, hati, sifat, semuanya PERFECT, maka ia rahmat yang paling indah yang saya miliki, tidak ada orang lain yang dapat menggantikannya, mungkin saya lebih cinta dari cinta sendiri, saya lebih rela kehilangan semua harta dari kerugian, dan karena itu banyak sifat-sifat masa lalu jelek, saya buang.

    Di masa lalu saya sering saling wanita, sering melakukan pesta seks dengan teman-teman, sering pemesanan model, beberapa artis, Perex luar (Cina / Taiwan / dll), mahasiswa, dll Tapi semua yang saya meninggalkan dia, banyak dari teman-teman yang kiri / tidak pernah menghubungi saya lagi, tapi saya tidak peduli, saya pikir, saya tidak hidup dari mereka, bahkan mereka yang banyak “mengambil” uang dari saya untuk “sewa” wanita tsb,. Aku mungkin telah menghabiskan puluhan miliar itu semua.

    Memang, aku masih suka curang, tapi kemudian saya lakukan jika dia tidak hadir atau pergi ke luar negeri sendiri, seperti minggu lalu. Saya kemudian melakukannya tidak ingin membiarkan dia tahu,  jadi saya tidak pernah memberikan no telepon / ponsel, jika saya butuhkan, saya yang menyebut. Dan ada salah satu karyawan saya (pembantu, penjaga keamanan, pengawal) yang berani mengungkapkan bahwa, jika ada yang berani, saya jamin orang itu akan segera bertemu dengan “penulis”.

    Karena cinta, jika istri saya ingin belanja dan aku sibuk, jadi saya mengirim tiga pengawal untuk menemaninya.
    Saya sudah menyarankan semua pengawal, tidak ada yang harus mengganggu istri saya, jika mendapat sepotong rambut rontok yang disebabkan oleh seseorang, maka orang tersebut harus menerima “hadiah” yang berharga. Setelah ada kejadian yang diterbitkan di hampir semua surat kabar Jakarta, itu terjadi di depan Keris Gallery Menteng, istri saya diserang, dan orang-orang tanpa ampun mereka akan diberikan hadiah di dahinya dalam bentuk “timah”. Mereka melakukan itu semua karena perintah dari saya, karena saya pernah berkata: “Jika sampah di rumah tidak segera dibuang, halaman rumah akan terkandung kuman dan bakteri yang membuat penghuninya tidak sehat, negarapun seharusnya, jika ada” sampah masyarakat “harus segera dimusnahkan bahwa negara ini sehat”. Dan motto itu selalu lari saya, dan saya perintahkan ke semua pengawal untuk menjalankan, tidak ada satu orang yang pernah memegang / merampok keluarga saya ke dalam sel, tetapi selalu masuk ke tanah. Untuk apa orang seperti itu masuk ke sel, mengganggu masyarakat akan keluar lagi, jika ia pergi ke tanah, orang akan pergi diam-diam.

    Setelah puas mencium dia, aku perlahan membuka pakaian, ia selalu tidak pernah memakai pakaian. Aku membuka pahanya Perlan perlahan dan memperhatikan vaginanya, sangat indah, merah muda. Kenaikan gairah lagi, segera saya perlahan-lahan mencium mulutku dengan cepat terjebak kemaluannya ketat pada kedua bibir dan lidah menyapu dan menjilat gundukan kecil daging di bagian atas lubang kemaluannya. Segera merasa tubuhnya bergetar hebat dan kedua tangan mencengkeram saya, ternyata istri saya terbangun dari tidur. Dia ditekan dengan pahanya dikencangkan tegas.

    Sigh keluar dari mulutnya “Oohh .., oohh .., oohh ..!”
    Saya mengubah posisi 69, batang kemaluanku dipegang olehnya, dan kemudian saya merasakan ujung lidahnya mulai bermain-main di sekitar kepala penisku, perasaan menyenangkan tiba-tiba memancar dari bawah terus naik ke seluruh tubuh saya, sehingga untuk tidak merasa keluar erangan kenikmatan dari mulutku. Kami terus bermesraan, setiap hisap-menghisap, menjilat-jilat seakan berlomba-lomba ingin memberikan kepuasan satu sama lain. Setelah 8 menitan bertempur, istriku mulai mengejang dan berteriak.

    “Aahh .. aahh ..” jeritan disertai dengan merapatnya paha, dan pantat buah menggaruk-kaki.
    Satu setengah menit dia menjepit kepalaku, sampai akhirnya dia terpuruk, sementara aku terus dengan aksiku menjilati setiap tetes air yang mengalir dari kedalaman vaginanya.
    “Cukup .. Sayang .. auuow ..” keluhnya.
    Dia menjatuhkan diri telentang dan membiarkan pergi dengan menghela napas, matanya menatap langit-langit.
    “Ini bukan yach, karena meninggalkan satu minggu”, katanya.
    “Ya nich, satu minggu saya hanya bisa gigit jari, sekarang lu harus membayar semua” jawab saya.
    “He he he ..” istriku tersenyum manis.
    Beberapa saat kemudian saya menyuruhnya untuk menungging. Dalam keadaan menungging sehingga ia terlihat lebih fantastis!
    Potongan pantat putih dan halus itulah yang membuat saya tidak tahan. Aku memegang penisku dan langsung kuarahkan ke dalam vagina, maka segera kukayuh perlahan, setelah sekian lama Aku meraih tubuh terlihat telah melonggarkan. Aku memeluk dari belakang, saya meletakkan tangan saya di bawah payudaranya, dengan payudara kuurut agak kasar dari bawah ke atas dan meremas keras.
    “Eengghh .. oohh .. ohh .. aahh”, tidak lama setelah itu bendunganku rusak, kutusuk keras, dan sperma saya di penyemprotan lima kali.

    Setelah istirahat sejenak, kami kemudian pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Kemudian kembali ke tempat tidur. Saat tidur kita berbicara dan bercanda, sampai aku berbalik. Lalu saat aku menariknya ke belakang untuk saya, jadi sekarang dia sedang tidur telungkup di atas saya. Tubuhnya perlahan mendorongnya sedikit ke bawah dan kakinya kupentangkan. Kedua lutut saya dan pantat sedikit aku dibangkitkan, sehingga penisku panjang dan masih sangat tegang itu langsung terjepit di antara dua bibir kemaluannya. Dengan tekanan dengan tangan pada pantat dan menyentak sampai pantat saya, maka penisku segera menerobos masuk ke dalam lubang kemaluannya. Lenyap semua batangku.

    “Aahh ..!” Audible mendesah kenikmatan keluar dari mulutnya.
    Aku segera menggoyang pinggulku dengan cepat karena sepertinya ia akan klimaks. Saya menambahkan semangat juga diimbangi dengan gemetar pantatnya dan menggeliat di atas saya. Aku melihat wajahnya yang cantik, matanya setengah tertutup dan rambut panjang terurai, menjadi kedua payudara seksi yang bergoyang di atas saya.

    Ketika saya melihat cermin besar di lemari, tampak pinggul berayun ke arahku. Kontol saya secara singkat melihat hilang sebentar ketika dia bergerak naik dan turun di atasku. Hal ini membuat saya lebih terangsang. Tiba-tiba sesuatu yang mendesak dari ayam mencari jalan keluar, menciptakan perasaan yang menyenangkan di seluruh tubuh saya. Kemudian air dapat ditahan tanpa penyemprotan cum keras ke dalam lubang vaginanya, yang pada saat yang sama juga berdenyut dengan kekerasan dengan yang berada di atasku bergetar dengan hebat dan terpental. Tangannya mencengkeram tubuh saya sulit. Pada saat yang sama kami berdua mengalami orgasme dengan mengerikan. Akhirnya ia merosot di tubuhku dengan lemas terlihat dari mulutnya saat ia tersenyum puas.

    “Terima kasih yach, lu sudah menyediakan sarapan nikmat ..!” Dia berkata
    Saya menjawab dengan memberikan ciuman di dahi.
    “Sayang .. saya ingin mengatakan sesuatu” lanjutnya.
    “Sayang Apa?” Saya membalas
    “Anda harus janji 1”
    “Berjanjilah untuk apa?”
    “Janji tidak marah dengan saya”
    “Tidak aku bisa gila untuk madu,” kataku, mencium keningnya lagi.
    “OK .. aku hamil” katanya pelan.
    “APA .. Apakah Anda serius?”
    “Ya sayang”

    Mungkin karena terlalu senang, seperti kesurupan, saya langsung memeluknya erat dan mencium berulang kali.
    Kami berpelukan dan berciuman dengan tangan kita satu sama lain, membelai dan memijat satu sama lain, jadi kami terbangkit nafsu makan dengan cepat kembali. Lidah kita memutar dan menghisap satu sama lain, terasa begitu baik. Aku keluar-mendorong puting sambil terus berciuman. Sekarang mulutku pindah ke hirarki leher, leher dan tangan kujilat semakin sengit di dadanya. Istri saya berbalik dan berada di atas saya, dan kemudian ia mengambil posisi 69, dengan tanpa pamrih hal dijilatinya dari testis ke kepala, kemudian dimasukkan ke dalam mulutnya. Aku segera menjilat klitorisnya sudah basah dan dibalasnya dengan kelezatan jerami-jerami, ia membiarkan batang kemaluanku di dalam mulutnya dan bermain-main dengan lidahnya sambil mengisap, sementara aku dengan lembut menggigit bibir kemaluannya.

    Setelah 10 menit, karena saya tidak ingin orgasme cepat aku menyuruhnya berhenti. Kali ini dia tidur telentang, dan menempatkan saya di atas batang kemaluannya ke dalam liang perempuan. Aku mulai memompa. Aku pindah pantatku naik turun dan ia mulai mengikuti gerakan tubuh saya. Dia mulai mengerang suara sementara jari mengigiti, menggeleng, dan kaki yang melilit pinggang saya, kadang-kadang ia juga mencium bibirku.
    “Ohh .. mooree ..!”
    Gerakan semakin kupercepat, kita mendapatkan liar di tempat tidur, jika tidur murah mungkin runtuh karena guncangan yang kuat ini. 30 menit kami berada di posisi ini, tubuh kita bermandikan keringat. Akhirnya merasa dia mulai mengejang, kakinya semakin pinggang penjepit kuat, tangannya erat memeluk kukunya merasa bahkan mulai menggaruk punggungku, tapi aku diabaikan.

    Akhirnya saya merasa cairan hangat membasahi batang kemaluanku disertai dengan panjang lolongan. Tapi aku masih tidak orgasme, aku terus meningkat ini untuk 5 menit kemudian giliran maniku cerat dalam liang perempuan. Tubuhku mulai lemas, kami mencium satu sama lain sementara bergulir sekitar sampai akhirnya berbaring dengan nafas terengah-engah.
    “Saya sangat senang kau hamil!” Aku tergagap sebagai napas masih tidak bisa teratur.
    “Aku mencintaimu” katanya, menyeka keringat di dahi saya.
    Tiba-tiba ia mencium turun ke leher, dada, perut, akhirnya batang pangkal paha. Dikulumnya batang kemaluanku masih dioleskan dengan sperma dan liang perempuan cair rakus. Stem pangkal paha yang mulai kembali lamban dalam mulutnya diperketat. Saya mengubah posisi saya bersandar di tepi tempat tidur sehingga saya bisa memijat payudara berukuran sexsy.

    Setelah membersihkan batang kemaluanku, dia duduk di pangkuanku dengan posisi berlutut. Kuelus sementara ia membelai pantatnya perlahan menurunkan tubuhnya sampai batang kemaluanku tertanam di senggamanya kebiasaan. Tanpa kuperintah, ia segera bergerak tubuhnya naik turun seperti naik kuda. Payudaranya yang tepat di depan wajahku datang bergoyang-goyang atas dan ke bawah irama gerakannya. Saya merokok payudara kirinya sementara kanan pijat lembut memijat sesekali aku berbalik dan menarik puting merah muda sudah keras.

    Sebelum klimaks kedua kalinya aku mengatakan kepadanya untuk mengubah posisi. Kali ini ia menungging di depan saya, di belakang ternyata sekarang ingin bermain. Aku meletakkan batang kemaluanku dan tangan meremas-remas payudaranya menggantung itu. Genjotanku membuatnya mengerang sambil terus mendorong nikmat tubuhnya mengimbangi gerakan. Butir-butir keringat jatuh di tempat tidur.
    Setelah 15 menit bermain doggy style, kami orgasme bersama-sama, 2X penyemprotan sperma ke dalam rahimnya.

    Setelah kami istirahat satu jam, kami pergi ke restoran untuk merayakan kehamilan pertama ini. Ternyata istri saya di luar negeri tidak hanya untuk mengunjungi kakaknya, tetapi juga untuk memeriksa kehamilan.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Hanya Bisa Mendesah

    Cerita Sex Hanya Bisa Mendesah


    978 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Hanya Bisa MendesahCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Dengan warna kulitku yang putih dan wajah yang lumayan cantik denga tubuh langsing padat bibir tipis yang sensual, rambut panjang hitam, ukuran payudaraku juga lumayan besar dan pantatku yang padat, aku tergolong orang yang supel dan disekolah aku banyak teman dari kelas dati sampai kelas 3, sekarang aku masih kelas 2 SMA banyak yang suka denganku perempuan maupun laki laki.

    Di kelaspun aku termasuk salah satu murid yang mempunyai kepandaian cukup baik, ranking 6 dari 10 murid terbaik saat kenaikan dari kelas I ke kelas II.

    Karena kepandaianku bergaul dan pandai berteman tidak jarang pula para guru senang padaku dalam arti kata bisa diajak berdiskusi soal pelajaran dan pengetahuan umum yang lain. Salah satu guru yang aku sukai adalah bapak guru bahasa Inggris, orangnya ganteng dengan bekas cukuran brewok yang aduhai di sekeliling wajahnya, cukup tinggi (agak lebih tinggi sedikit dari pada aku) dan ramping tetapi cukup kekar. Dia memang masih bujangan dan yang aku dengar-dengar usianya baru 27 tahun, termasuk masih bujangan yang sangat ting-ting untuk ukuran zaman sekarang.

    Suatu hari setelah selesai pelajaran olah raga (volley ball merupakan favoritku) aku duduk-duduk istirahat di kantin bersama teman-temanku yang lain, termasuk cowok-cowoknya, sembari minum es sirup dan makan makanan kecil.

    Kita yang cewek-cewek masih menggunakan pakaian olah raga yaitu baju kaos dan celana pendek. Memang di situ cewek-ceweknya terlihat seksi karena kelihatan pahanya termasuk pahaku yang cukup indah dan putih.

    Tiba-tiba muncul bapak guru bahasa Inggris tersebut, sebut saja namanya Lilik (bukan sebenarnya) dan kita semua bilang, “Selamat pagi Paa..aak”, dan dia membalas sembari tersenyum.

    “Ya, pagi semua. Wah, kalian capek ya, habis main volley”.

    Aku menjawab, “Iya nih Pak, lagi kepanasan. Selesai ngajar, ya Pak”. “Iya, nanti jam setengah dua belas saya ngajar lagi, sekarang mau ngaso dulu”.

    Aku dan teman-teman mengajak, “Di sini aja Pak, kita ngobrol-ngobrol”, dia setuju.

    “OK, boleh-boleh aja kalau kalian tidak keberatan”!

    Aku dan teman-teman bilang, “Tidak, Pak.”, lalu aku menimpali lagi, “Sekali-sekali, donk, Pak kita dijajanin”, lalu teman-teman yang lain, “Naa..aa, betuu..uul. Setujuu..”.

    Ketika Pak Lilik mengambil posisi untuk duduk langsung aku mendekat karena memang aku senang akan kegantengannya dan kontan teman-teman ngatain aku.

    “Alaa.., Etty, langsung deh, deket-deket, jangan mau Pak”.

    Pak Lilik menjawab, “Ah! Ya, ndak apa-apa”.

    Kemudian sengaja aku menggoda sedikit pandangannya dengan menaikkan salah satu kakiku seolah akan membetulkan sepatu olah ragaku dan karena masih menggunakan celana pendek, jelas terlihat keindahan pahaku. Tampak Pak Lilik tersenyum dan aku berpura-pura minta maaf.

    “Sorry, ya Pak”.

    Dia menjawab, “That’s OK”. Di dalam hati aku tertawa karena sudah bisa mempengaruhi pandangan Pak Lilik.

    Di suatu hari Minggu aku berniat pergi ke rumah Pak Lilik dan pamit kepada Mama dan Papa untuk main ke rumah teman dan pulang agak sore dengan alasan mau mengerjakan PR bersama-sama. Secara kebetulan pula Mama dan papaku mengizinkan begitu saja. Hari ini memang hari yang paling bersejarah dalam hidupku.

    Ketika tiba di rumah Pak Lilik, dia baru selesai mandi dan kaget melihat kedatanganku.

    “Eeeh, kamu Et. Tumben, ada apa, kok datang sendirian?”.

    Aku menjawab, “Ah, nggak iseng aja. Sekedar mau tahu aja rumah bapak”.

    Lalu dia mengajak masuk ke dalam, “Ooo, begitu. Ayolah masuk. Maaf rumah saya kecil begini. Tunggu, ya, saya paké baju dulu”. Memang tampak Pak Lilik hanya mengenakan handuk saja. Tak lama kemudian dia keluar dan bertanya sekali lagi tentang keperluanku. Aku sekedar menjelaskan, “Cuma mau tanya pelajaran, Pak. Kok sepi banget Pak, rumahnya”.

    Dia tersenyum, “Saya kost di sini. Sendirian.”

    Selanjutnya kita berdua diskusi soal bahasa Inggris sampai tiba waktu makan siang dan Pak Lilik tanya, “Udah laper, Et?”.

    Aku jawab, “Lumayan, Pak”.

    Lalu dia berdiri dari duduknya, “Kamu tunggu sebentar ya, di rumah. Saya mau ke warung di ujung jalan situ. Mau beli nasi goreng. Kamu mau kan?”.

    Langsung kujawab, “Ok-ok aja, Pak.”.

    Sewaktu Pak Lilik pergi, aku di rumahnya sendirian dan aku jalan-jalan sampai ke ruang makan dan dapurnya. Karena bujangan, dapurnya hanya terisi seadanya saja. Tetapi tanpa disengaja aku melihat kamar Pak Lilik pintunya terbuka dan aku masuk saja ke dalam.

    Kulihat koleksi bacaan berbahasa Inggris di rak dan meja tulisnya, dari mulai majalah sampai buku, hampir semuanya dari luar negeri dan ternyata ada majalah porno dari luar negeri dan langsung kubuka-buka. Aduh! Gambar-gambarnya bukan main.

    Cowok dan cewek yang sedang bersetubuh dengan berbagai posisi dan entah kenapa yang paling menarik bagiku adalah gambar di mana cowok dengan asyiknya menjilati vagina cewek dan cewek sedang mengisap penis cowok yang besar, panjang dan kekar.

    Tidak disangka-sangka suara Pak Lilik tiba-tiba terdengar di belakangku, “Lho!! Ngapain di situ, Et. Ayo kita makan, nanti keburu dingin nasinya”.

    Astaga! Betapa kagetnya aku sembari menoleh ke arahnya tetapi tampak wajahnya biasa-biasa saja. Majalah segera kulemparkan ke atas tempat tidurnya dan aku segera keluar dengan berkata tergagap-gagap, “Ti..ti..tidak, eh, eng..ggak ngapa-ngapain, kok, Pak. Maa..aa..aaf, ya, Pak”.

    Pak Lilik hanya tersenyum saja, “Ya. Udah tidak apa-apa. Kamar saya berantakan. tidak baik untuk dilihat-lihat. Kita makan aja, yuk”.

    Syukurlah Pak Lilik tidak marah dan membentak, hatiku serasa tenang kembali tetapi rasa malu belum bisa hilang dengan segera.

    Pada saat makan aku bertanya, “Koleksi bacaannya banyak banget Pak. Emang sempat dibaca semua, ya Pak?”.

    Dia menjawab sambil memasukan sesendok penuh nasi goreng ke mulutnya, “Yaa..aah, belum semua. Lumayan buat iseng-iseng”.

    Lalu aku memancing, “Kok, tadi ada yang begituan”.

    Dia bertanya lagi, “Yang begituan yang mana”.

    Aku bertanya dengan agak malu dan tersenyum, “Emm.., Ya, yang begituan, tuh. Emm.., Majalah jorok”.
    Kemudian dia tertawa, “Oh, yang itu, toh. Itu dulu oleh-oleh dari teman saya waktu dia ke Eropa”.
    Selesai makan kita ke ruang depan lagi dan kebetulan sekali Pak Lilik menawarkan aku untuk melihat-lihat koleksi bacaannya.

    Lalu dia menawarkan diri, “Kalau kamu serius, kita ke kamar, yuk”.

    Akupun langsung beranjak ke sana. Aku segera ke kamarnya dan kuambil lagi majalah porno yang tergeletak di atas tempat tidurnya.

    Begitu tiba di dalam kamar, Pak Lilik bertanya lagi, “Betul kamu tidak malu?”, aku hanya menggelengkan kepala saja. Mulai saat itu juga Pak Lilik dengan santai membuka celana jeans-nya dan terlihat olehku sesuatu yang besar di dalamnya, kemudian dia menindihkan dadanya dan terus semakin kuat sehingga menyentuh vaginaku. Aku ingin merintih tetapi kutahan.

    Pak Lilik bertanya lagi, “Sakit, Et”. Aku hanya menggeleng, entah kenapa sejak itu aku mulai pasrah dan mulutkupun terkunci sama sekali. Semakin lama jilatan Pak Lilik semakin berani dan menggila. Rupanya dia sudah betul-betul terbius nafsu dan tidak ingat lagi akan kehormatannya sebagai Seorang Guru. Aku hanya bisa mendesah”, aa.., aahh, Hemm.., uu.., uuh”.

    Akhirnya aku lemas dan kurebahkan tubuhku di atas tempat tidur. Pak Lilik pun naik dan bertanya.

    “Enak, Et?”

    “Lumayan, Pak”.

    Tanpa bertanya lagi langsung Pak Lilik mencium mulutku dengan ganasnya, begitupun aku melayaninya dengan nafsu sembari salah satu tanganku mengelus-elus penis yang perkasa itu. Terasa keras sekali dan rupanya sudah berdiri sempurna.

    Mulutnya mulai mengulum kedua puting payudaraku. Praktis kami berdua sudah tidak berbicara lagi, semuanya sudah mutlak terbius nafsu birahi yang buta.

    Pak Lilik berhenti merangsangku dan mengambil majalah porno yang masih tergeletak di atas tempat tidur dan bertanya kepadaku sembari salah satu tangannya menunjuk gambar cowok memasukkan penisnya ke dalam vagina seorang cewek yang tampak pasrah di bawahnya.

    “Boleh saya seperti ini, Et?”.

    Aku tidak menjawab dan hanya mengedipkan kedua mataku perlahan. Mungkin Pak Lilik menganggap aku setuju dan langsung dia mengangkangkan kedua kakiku lebar-lebar dan duduk di hadapan vaginaku. Tangan kirinya berusaha membuka belahan vaginaku yang rapat, sedangkan tangan kanannya menggenggam penisnya dan mengarahkan ke vaginaku.

    Kelihatan Pak Lilik agak susah untuk memasukan penisnya ke dalam vaginaku yang masih rapat, dan aku merasa agak kesakitan karena mungkin otot-otot sekitar vaginaku masih kaku. Pak Lilik memperingatkan, “Tahan sakitnya, ya, Et”.

    Aku tidak menjawab karena menahan terus rasa sakit dan, “Akhh.., bukan main perihnya ketika batang penis Pak Lilik sudah mulai masuk, aku hanya meringis tetapi Pak Lilik tampaknya sudah tak peduli lagi, ditekannya terus penisnya sampai masuk semua dan langsung dia menidurkan tubuhnya di atas tubuhku. Kedua payudaraku agak tertekan tetapi terasa nikmat dan cukup untuk mengimbangi rasa perih di vaginaku.

    Semakin lama rasa perih berubah ke rasa nikmat sejalan dengan gerakan penis Pak Lilik mengocok vaginaku. Aku terengah-engah, “Hah, hah, hah,..”.

    Pelukan kedua tangan Pak Lilik semakin erat ke tubuhku dan spontan pula kedua tanganku memeluk dirinya dan mengelus-elus punggungnya. Semakin lama gerakan penis Pak Lilik semakin memberi rasa nikmat dan terasa di dalam vaginaku menggeliat-geliat dan berputar-putar.

    Sekarang rintihanku adalah rintihan kenikmatan. Pak Lilik kemudian agak mengangkatkan badannya dan tanganku ditelentangkan oleh kedua tangannya dan telapaknya mendekap kedua telapak tanganku dan menekan dengan keras ke atas kasur dan ouwww..,

    Pak Lilik semakin memperkuat dan mempercepat kocokan penisnya dan di wajahnya kulihat raut yang gemas. Semakin kuat dan terus semakin kuat sehingga tubuhku bergerinjal dan kepalaku menggeleng ke sana ke mari dan akhirnya Pak Lilik agak merintih bersamaan dengan rasa cairan hangat di dalam vaginaku. Rupanya air maninya sudah keluar dan segera dia mengeluarkan penisnya dan merebahkan tubuhnya di sebelahku dan tampak dia masih terengah-engah.

    Setelah semuanya tenang dia bertanya padaku,

    “Gimana, Et? Kamu tidak apa-apa? Maaf, ya”.

    Sembari tersenyum aku menjawab dengan lirih, “tidak apa-apa. Agak sakit Pak. Saya baru pertama ini”.
    Dia berkata lagi, “Sama, saya juga”.

    Kemudian aku agak tersenyum dan tertidur karena memang aku lelah, tetapi aku tidak tahu apakah Pak Lilik juga tertidur.

    Sekitar pukul 17:00 aku dibangunkan oleh Pak Lilik dan rupanya sewaktu aku tidur dia menutupi sekujur tubuhku dengan selimut. Tampak olehku Pak Lilik hanya menggunakan handuk dan berkata, “Kita mandi, yuk. Kamu harus pulang kan?”.

    Badanku masih agak lemas ketika bangun dan dengan tetap dalam keadaan telanjang bulat aku masuk ke kamar mandi. Kemudian Pak Lilik masuk membawakan handuk khusus untukku. Di situlah kami berdua saling bergantian membersihkan tubuh dan akupun tak canggung lagi ketika Pak Lilik menyabuni vaginaku yang memang di sekitarnya ada sedikit bercak-bercak darah yang mungkin luka dari selaput daraku yang robek. Begitu juga aku, tidak merasa jijik lagi memegang-megang dan membersihkan penisnya yang perkasa itu.

    Setelah semua selesai, Pak Lilik membuatkan aku teh manis panas secangkir. Terasa nikmat sekali dan terasa tubuhku menjadi segar kembali. Sekitar jam 17:45 aku pamit untuk pulang dan Pak Lilik memberi ciuman yang cukup mesra di bibirku. Ketika aku mengemudikan mobilku, terbayang bagaimana keadaan Papa dan Mama dan nama baik sekolah bila kejadian yang menurutku paling bersejarah tadi ketahuan. Tetapi aku cuek saja, kuanggap ini sebagai pengalaman saja.

    Semenjak itulah, bila ada waktu luang aku bertandang ke rumah Pak Lilik untuk menikmati keperkasaannya dan aku bersyukur pula bahwa rahasia tersebut tak pernah sampai bocor. Sampai sekarangpun aku masih tetap menikmati genjotan Pak Lilik walaupun aku sudah menjadi mahasiswa, dan seolah-olah kami berdua sudah pacaran.

    Pernah Pak Lilik menawarkan padaku untuk mengawiniku bila aku sudah selesai kuliah nanti, tetapi aku belum pernah menjawab. Yang penting bagiku sekarang adalah menikmati dulu keganasan dan keperkasaan penis guru bahasa Inggrisku itu.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.