Author: perawanku

  • Cerita Sex Bibi Kandung ku pemuas sahwat ku

    Cerita Sex Bibi Kandung ku pemuas sahwat ku


    1115 views

    Perawanku – Cerita Sex Bibi Kandung ku pemuas sahwat ku, Waktu SMA ku dulu aku memilih wanita yang ingin aku pacarai, hal tersebut mengawaliku untuk berbagai cerita disini dan ini kisah seks sedarahku bermula, saat SMA aku jarang mendekati malah sebaliknya cewek yang mendekatiku padahal aku tidak ganteng ganteng juga tapi jika soal bidang olahraga aku terlihat atletis dan kekar seperti olahraga basket, lari dll

    Dan banyak surat cinta cewek yang tidak kubalas. Sebab aku tidak suka mereka. Untuk masalah pelajaran aku terbilang normal, tidak terlalu pintar, tapi teman-teman memanggilku kutu buku, padahal masih banyak yang lebih pintar dari aku, mungkin karena aku mahir dalam bidang olahraga dan dalam pelajaran aku tidak terlalu bodoh saja akhirnya aku dikatakan demikian.
    Ketika kelulusan, aku pun masuk kuliah di salah satu perguruan tinggi di Malang. Di sini aku numpang di rumah bibiku. Namanya Nova. Aku biasanya memanggilnya mbak Nova, kebiasaan dari kecil mungkin.

    Ia tinggal sendirian bersama kedua anaknya, semenjak suaminya meninggal ketika aku masih SMP ia mendirikan usaha sendiri di kota ini. Yaitu berupa rumah makan yang lumayan laris, dengan bekal itu ia bisa menghidupi kedua anaknya yang masih duduk di SD.
    Ketika datang pertama kali di Malang, aku sudah dijemput pakai mobilnya. Lumayanlah, perjalanan dengan menggunakan kereta cukup melelahkan. Pertamanya aku tak tahu kalau itu adalah mbak Nova. Sebab ia kelihatan muda.
    Aku baru sadar ketika aku menelpon hp-nya dan dia mengangkatnya. Lalu kami bertegur sapa. Hari itu juga jantungku berdebar. Usianya masih 32 tapi dia sangat cantik. Rambutnya masih panjang terurai, wajahnya sangat halus, ia masih seperti gadis.

    Dan di dalam mobil itu aku benar-benar berdebar-debar.
    “Capek Dek Iwan?”, tanyanya.
    “Iyalah mbak, di kereta duduk terus dari pagi”, jawabku. “Tapi mbak Nova masih cantik ya?”
    Ia ketawa, “Ada-ada saja kamu”.
    Selama tinggal di rumahnya mbak Nova. Aku sedikit demi sedikit mencoba akrab dan mengenalnya. Banyak sekali hal-hal yang bisa aku ketahui dari mbak Nova. Dari kesukaannya, dari pengalaman hidupnya. Aku pun jadi dekat dengan anak-anaknya. Aku sering mengajari mereka pelajaran sekolah.

    Tak terasa sudah satu semester lebih aku tinggal di rumah ini. Dan mbak Nova sepertinya adalah satu-satunya wanita yang menggerakkan hatiku. Aku benar-benar jatuh cinta padanya. Tapi aku tak yakin apakah ia cinta juga kepadaku.

    Apalagi ia adalah bibiku sendiri. Malam itu sepi dan hujan di luar sana. Mbak Nova sedang nonton televisi. Aku lihat kedua anaknya sudah tidur. Aku keluar dari kamar dan ke ruang depan. Tampak mbak Nova asyik menonton tv. Saat itu sedang ada sinetron.

    “Nggak tidur Wan?”, tanyanya.
    “Masih belum ngantuk mbak”, jawabku.
    Aku duduk di sebelahnya. Entah kenapa lagi-lagi dadaku berdebar kencang. Aku bersandar di sofa, aku tidak melihat tv tapi melihat mbak Nova. Ia tak menyadarinya. Lama kami terdiam.
    “Kamu banyak diam ya”, katanya.
    “Eh..oh, iya”, kataku kaget.
    “Mau ngobrolin sesuatu?”, tanyanya.
    “Ah, enggak, pingin nemeni mbak Nova aja”, jawabku.
    “Ah kamu, ada-ada aja”
    “Serius mbak”
    “Makasih”
    “Restorannya gimana mbak? Sukses?”
    “Lumayanlah, sekarang bisa waralaba. Banyak karyawannya, urusan kerjaan semuanya tak serahin ke general managernya. Mbak sewaktu-waktu saja ke sana”, katanya. “Gimana kuliahmu?

    “Ya, begitulah mbak, lancar saja”, jawabku.
    Aku memberanikan diri memegang pundaknya untuk memijat. “Saya pijetin ya mbak, sepertinya mbak capek”.
    “Makasih, nggak usah ah”
    “Nggak papa koq mbak, cuma dipijit aja, emangnya mau yang lain?”
    Ia tersenyum, “Ya udah, pijitin saja”
    Aku memijiti pundaknya, punggungnya, dengan pijatan yang halus, sesekali aku meraba ke bahunya. Ia memakai tshirt ketat. Sehingga aku bisa melihat lekukan tubuh dan juga tali bh-nya. Dadanya mbak Nova besar juga. Tercium bau harum parfumnya.
    “Kamu sudah punya pacar Wan?”, tanya mbak Nova.
    “Nggak punya mbak”
    “Koq bisa nggak punya, emang nggak ada yang tertarik ama kamu?”
    “Saya aja yang nggak tertarik ama mereka”
    “Lha koq aneh? Denger dari mama kamu katanya kamu itu sering dikirimi surat cinta”
    “Iya, waktu SMA. Kalau sekarang aku menemukan cinta tapi sulit mengatakannya”
    “Masa’?”
    “Iya mbak, orangnya cantik, tapi sudah janda”, aku mencoba memancing.
    “Siapa?”
    “Mbak Nova”.
    Ia ketawa, “Ada-ada saja kamu ini”.
    “Aku serius mbak, nggak bohong, pernah mbak tahu aku bohong?”,
    Ia diam.
    “Semenjak aku bertemu mbak Nova, jantungku berdetak kencang. Aku tak tahu apa itu. Sebab aku tidak pernah jatuh cinta sebelumnya. Semenjak itu pula aku menyimpan perasaanku, dan merasa nyaman ketika berada di samping mbak Nova

    Aku tak tahu apakah itu cinta tapi, kian hari dadaku makin sesak. Sesak hingga aku tak bisa berpikir lagi mbak, rasanya sakit sekali ketika aku harus membohongi diri kalau aku cinta ama mbak”, kataku.
    “Wan, aku ini bibimu”, katanya.
    “Aku tahu, tapi perasaanku tak pernah berbohong mbak, aku mau jujur kalau aku cinta ama mbak”, kataku sambil memeluknya dari belakang.

    Lama kami terdiam. Mungkin hubungan yang kami rasa sekarang mulai canggung. Mbak Nova mencoba melepaskan pelukanku.
    “Maaf wan, mbak perlu berpikir”, kata mbak Nova beranjak. Aku pun ditinggal sendirian di ruangan itu, tv masih menyala. Cukup lama aku ada di ruangan tengah, hingga tengah malam kira-kira. Aku pun mematikan tv dan menuju kamarku. Sayup-sayup aku terdengar suara isak tangis di kamar mbak Nova. Aku pun mencoba menguping.

    “Apa yang harus aku lakukan?….Apa…”
    Aku menunduk, mungkin mbak Nova kaget setelah pengakuanku tadi. Aku pun masuk kamarku dan tertidur. Malam itu aku bermimpi basah dengan mbak Nova. Aku bermimpi bercinta dengannya, dan paginya aku dapati celana dalamku basah. Wah, mimpi yang indah.

    Paginya, mbak Nova selesai menyiapkan sarapan. Anak-anaknya sarapan. Aku baru keluar dari kamar mandi. Melihat mereka dari kejauhan.
    Mbak Nova tampak mencoba untuk menghindari pandanganku. Kami benar-benar canggung pagi itu. Hari ini nggak ada kuliah. Aku bisa habiskan waktu seharian di rumah. Setelah ganti baju aku keluar kamar. Tampak mbak Nova melihat-lihat isi kulkas.
    “Waduh, wan, bisa minta tolong bantu mbak?”, tanyanya.
    “Apa mbak?”
    “Mbak mau belanja, bisa bantu mbak belanja? Sepertinya isi kulkas udah mau habis”,katanya.
    “OK”

    “Untuk yang tadi malam, tolong jangan diungkit-ungkit lagi, aku maafin kamu tapi jangan dibicarakan di depan anak-anak”, katanya. Aku mengangguk.
    Kami naik mobil mengantarkan anak-anak mbak Nova sekolah. Lalu kami pergi belanja. Lumayan banyak belanjaan kami. Dan aku menggandeng tangan mbak Nova. Kami mirip sepasang suami istri, mbak Nova rasanya nggak menolak ketika tangannya aku gandeng.

    Mungkin karena barang bawaannya banyak. Di mobil pun kami diam. Setelah belanja banyak itu kami tak mengucapkan sepatah kata pun. Namun setiap kali aku bilang ke mbak Nova bahwa perasaanku serius.
    Hari-hari berlalu. Aku terus bilang ke mbak Nova bahwa aku cinta dia. Dan hari ini adalah hari ulang tahunnya. Aku membelikan sebuah gaun. Aku memang menyembunyikannya. Gaun ini sangat mahal, hampir dua bulan uang sakuku habis. Terpaksa nanti aku minta ortu kalau lagi butuh buat kuliah.

    Saat itu anak-anak mbak Nova sedang sekolah. Mbak Nova merenung di sofa. Aku lalu datang kepadanya. Dan memberikan sebuah kotak hadiah.

    “Apa ini?”, tanyanya.
    “Kado, mbak Novakan ulang tahun hari ini”,
    Ia tertawa. Tampak senyumnya indah hari itu. Matanya berkaca-kaca ia mencoba menahan air matanya. Ia buka kadonya dan mengambil isinya. Aku memberinya sebuah gaun berwarna hitam yang mewan.
    “Indah sekali, berapa harganya?”, tanyanya.
    “Ah nggak usah dipikirkan mbak”, kataku sambil tersenyum. “Ini kulakukan sebagai pembuktian cintaku pada mbak”

    “Sebentar ya”, katanya. Ia buru-buru masuk kamar sambil membawa gaunnya.
    Tak perlu lama, ia sudah keluar dengan memakai baju itu. Ia benar-benar cantik.
    “Bagaimana wan?”, tanyanya.
    “Cantik mbak, Superb!!”, kataku sambil mengacungkan jempol.
    Ia tiba-tiba berlari dan memelukku. Erat sekali, sampai aku bisa merasakan dadanya. “Terima kasih”
    “Aku cinta kamu mbak”, kataku.

    Mbak Nova menatapku. “Aku tahu”
    Aku memajukan bibirku, dan dalam sekejap bibirku sudah bersentuhan dengan bibirnya. Inilah first kiss kita. Aku menciumi bibirnya, melumatnya, dan menghisap ludahnya. Lidahku bermain di dalam mulutnya, kami berpanggutan lama sekali. Mbak Nova mengangkat paha kirinya ke pinggangku, aku menahannya dengan tangan kananku. Ia jatuh ke sofa, aku lalu mengikutinya.“Aku juga cinta kamu wan, dan aku bingung”, katanya.
    “Aku juga bingung mbak”

    Kami berciuman lagi. Mbak Nova berusaha melepas bajuku, dan tanpa sadar, aku sudah hanya bercelana dalam saja. Penisku yang menegang menyembul keluar dari CD. Aku membuka resleting bajunya, kuturunkan gaunnya, saat itulah aku mendapati dua buah bukit yang ranum.
    Dadanya benar-benar besar. Kuciumi putingnya, kulumat, kukunyah, kujilati. Aku lalu menurunkan terus hingga ke bawah. Ha? Nggak ada CD? Jadi tadi mbak Nova ke kamar ganti baju sambil melepas CD-nya.
    “Nggak perlu heran Wan, mbak juga ingin ini koq, mungkin inilah saat yang tepat”, katanya.
    Aku lalu benar-benar menciumi kewanitaannya. Kulumat, kujilat, kuhisap. Aku baru pertama kali melakukannya. Rasanya aneh, tapi aku suka. Aku cinta mbak Nova. Mbak Nova meremas rambutku, menjambakku. Ia menggelinjang.

    Kuciumi pahanya, betisnya, lalu ke jempol kakinya. Kuemut jempol kakinya. Ia terangsang sekali. Jempol kaki adalah bagian paling sensitif bagi wanita.
    “Tidak wan, jangan….AAAHH”, mbak Nova memiawik.
    “Kenapa mbak?” kataku.
    Tangannya mencengkram lenganku. Vaginanya basah sekali. Ia memejamkan mata, tampak ia menikmatinya. “Aku keluar wan”

    Ia bangkit lalu menurunkan CD-ku. Aku duduk di sofa sambil memperhatikan apa yang dilakukannya.
    “Gantian sekarang”, katanya sambil tersenyum.
    Ia memegang penisku, diremas-remas dan dipijat-pijatnya. Oh…aku baru saja merasakan penisku dipijat wanita. Tangan mbak Nova yang lembut, hangat lalu mengocok penisku. Penisku makin lama makin panjang dan besar. Mbak Nova menjulurkan lidahnya.

    Dia jilati bagian pangkalnya, ujungnya, lalu ia masukkan ujung penisku ke dalam mulutnya. Ia hisap, ia basahi dengan ludahnya. Ohh…sensasinya luar biasa.
    “Kalau mau keluar, keluar aja nggak apa-apa wan”, kata mbak Nova.
    “Nggak mbak, aku ingin keluar di situ aja?”, kataku sambil memegang liang kewanitaannya.
    Ia mengerti, lalu aku didorongnya. Aku berbaring, dan ia ada di atasku. Pahanya membuka, dan ia arahkan penisku masuk ke liang itu.

    Agak seret, mungkin karena memang ia tak pernah bercinta selain dengan suaminya. Masuk, sedikit demi sedikit dan bless….Masuk semuanya. Ia bertumpu dengan sofa, lalu ia gerakkan atas bawah.
    “Ohh….wan…enak wan…”, katanya.
    “Ohhh…mbak…Mbak Nova…ahhh…”, kataku.

    Dadanya naik turun. Montok sekali, aku pun meremas-remas dadanya. Lama sekali ruangan ini dipenuhi suara desahan kami dan suara dua daging beradu. Plok…plok..plok..cplok..!! “Waan…mbak keluar lagi…AAAHHHH”
    Mbak Nova ambruk di atasku. Dadanya menyentuh dadanku, aku memeluknya erat. Vaginanya benar-benar menjepitku kencang sekali. Perlu sedikit waktu untuk ia bisa bangkit. Lalu ia berbaring di sofa

    “Masukin wan, puaskan dirimu, semprotkan cairanmu ke dalam rahimku. Mbak rela punya anak darimu wan”, katanya.
    Aku tak menyia-nyiakannya. Aku pun memasukkannya. Kudorong maju mundur, posisi normal ini membuatku makin keenakan. Aku menindih mbak Nova, kupeluk ia, dan aku terus menggoyang pinggulku. Rasanya udah sampai di ujung. Aku mau meledak. AAHHHH….

    “Oh wan…wan…mbak keluar lagi”, mbak Nova mencengkram punggungku. Dan aku menembakkan spermaku ke rahimnya, banyak sekali, sperma perjaka. Vaginanya mbak Nova mencengkramku erat sekali, aku keenakkan. Kami kelelahan dan tertidur di atas sofa, Aku memeluk mbak Nova.
    Siang hari aku terbangun oleh suara HP. Mbak Nova masih di pelukanku. Mbak Nova dan aku terbangun. Kami tertawa melihat kejadian lucu ini. Waktu jamnya menjemput anak-anak mbak Nova sepertinya.
    Mbak Nova menyentuh penisku. “Ini luar biasa, mbak Nova sampe keluar berkali-kali, Wan, kamu mau jadi suami mbak?”

    “eh?”, aku kaget.
    “Sebenarnya, aku dan ibumu itu bukan saudara kandung. Tapi saudara tiri. Panjang ceritanya. Kalau kamu mau, aku rela jadi istrimu, asal kau juga mencintai anak-anakku, dan menjadikan mereka juga sebagai anakmu”, katanya.

    Aku lalu memeluknya, “aku bersedia mbak”.
    Setelah itu entah berapa kali aku mengulanginya dengan mbak Nova, aku mulai mencoba berbagai gaya. Mbak Nova sedikit rakus setelah ia menemukan partner sex baru. Ia suka sekali mengoral punyaku, mungkin karena punyaku terlalu tangguh untuk liang kewanitaannya.#AGEN CASINO ONLINE
    hehehe…tapi itulah cintaku, aku cinta dia dan dia cinta kepadaku. Kami akhirnya hidup bahagia, dan aku punya dua anak darinya. Sampai kini pun ia masih seperti dulu, tidak berubah, tetap cantik.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Ngentod Dengan Wanita Hamil

    Cerita Sex Ngentod Dengan Wanita Hamil


    1115 views

    Perawanku – Aku sangat senang di dalam kantorku aku diangkat menjadi manajer di perusahaan swasta, namaku Satria umurku 28 tahun tinggiku 171 cm kata orang aku mirip dengan salah satu atlet basket indonesia Deny
    Sumargo, kisah sexku ini terjadi satu tahun yang lalu, saat ini aku sudah mempunyai istri dan 2 anak
    yang masih kecil kecil.

    Saat pulang dari kerja pukul 11 malam karena hal lembur penutupan bulan, dengan mobilku aku menyusuri
    kawasan perumahan elit kebetulan malam itu gerimis, dengan pelan pelan aku mengendarainya ditengah
    perjalanan kau melihat perempuan yang sedang berdiri dibawah pohon aku merasa kasihan kemudian aku
    hampiri dia dan bertanya.

    “Ibu sedang menunggu apa?”

    Dia memandangku agak curiga tapi kemudian tersenyum. Dalam hati aku memuji, Manis juga ibu ini
    walaupun umurnya kelihatannya di atasku sekitar 34 -36 tahun kalau digambarkan seperti artis Misye
    Arsita dan saat itu perutnya agak membuncit kecil kelihatan sedang hamil muda. Fastbet99

    “Kalau ke manukan naik angkot apa ya Dik?”

    “Wah jam segini sudah habis Bu angkotnya, Gimana kalo saya antar?”

    Dia kelihatan gembira. “Apa tidak merepotkan?”

    “Kebetulan rumah saya juga satu arah dari sini, mari naik!”

    Setelah dia ikut mobilku, Ibu itu bercerita bahwa dia berasal dari Jawa Tengah, dia sedang mencari
    suaminya yang kebetulan baru 2 minggu kerja sebagai sopir bis jurusan Semarang-Surabaya, keperluannya
    ke sini hendak mengabarkan kalau anaknya yang pertama yang berumur 15 tahun kecelakaan dan dirawat di
    rumah sakit sehingga butuh uang untuk perawatan anaknya. Kebetulan alamat yang di tulis oleh suaminya
    tidak ada nomer teleponnya.

    Sesampainya di alamat yang dituju kami berhenti. Setelah di depan rumah ketika akan mengetuk pintu
    ternyata pintunya masih digembok, lalu kami bertanya pada tetangga sebelah yang kebetulan satu
    profesi.

    “Suami Ibu paling cepat 2 hari lagi pulangnya. Baru saja sore tadi bisnya berangkat ke Semarang.
    Kebetulan kami satu PO.”

    Kemudian kami permisi pergi. Kelihatan di dalam mobil dia sedih sekali.

    “Terus sekarang Ibu mau ke mana?” tanyaku.

    “Sebenarnya saya pengin pulang tapi.. pasti saya nanti di marahi mertua saya kalau pulang dengan
    tangan kosong, lagian uang saya juga sudah nggak cukup untuk pulang.

    “Begini saja, Ibu kan rumahnya jauh, capek kan baru nyampek trus pulang lagi.. apalagi kelihatanya ibu
    sedang hamil, berapa bulan?”

    “Empat bulan ini Dik, trus saya harus gimana?”

    “Dalam dua hari ini Ibu tinggal saja di rumah saya, kan nggak jauh dari manukan nanti setelah dua hari
    ibu saya antar ke sini lagi, gimana?”

    “Yah terserah adik saja yang penting saya bisa istirahat malam ini.”

    “Oh ya, boleh kenalan.. nama Ibu siapa dan usianya sekarang berapa?”

    “Panggil saja aku Mbak Dina, dan sekarang aku 35 tahun.”

    Malam itu, dia kusuruh tidur di kamar samping yang biasanya dipakai untuk kamar tamu yang mau
    menginap. Rumahku terdiri dari 3 kamar, kamar depan kupakai sendiri dan isteriku, sedang yang belakang
    untuk anakku yang pertama.

    Malam itu aku tidur nyenyak sekali, kebetulan malam sabtu dan di kantorku hanya berlaku 5 hari kerja
    jadi sabtu dan minggu aku libur. Sebenarnya aku ingin pergi ke Malang tapi karena ada tamu,
    kutangguhkan kepergianku minggu depan.

    Sekitar jam 8 pagi aku bangun, kulihat sudah ada kopi yang sudah agak dingin di meja makan serta
    beberapa kue di piring. Mungkinkah ibu itu yang menyajikan semua ini. Lalu setelah kuteguk kopi itu
    aku bergegas ke kamar mandi untuk cuci muka dan kencing. Karena agak ngantuk aku kurang mengawasi apa
    yang terjadi, saat aku selesai kencing aku tidak sadar kalau di bathup Mbak Dina sedang telanjang dan
    berendam di dalamnya.

    Matanya melotot melihat kemaluanku yang menjulur bebas, ketika aku membalik ke samping aku kaget dan
    sempat tertegun melihat tubuh telanjang Mbak Dina, tubuh yang kuning langsat dan mulus itu terlihat
    mengkilat karena basah oleh air dan buah dadanya.. wow besar juga ternyata, 36B.

    Pasti empunya gila seks. Lalu mataku berpindah ke sekitar pusarnya, di atas liang senggamanya tumbuh
    bulu kemaluannya yang lebat. Tak sadar kemaluanku tegak berdiri dan aku lupa kalau belum mengancingkan
    celana.

    Dan Mbak Dina sempat tertegun melihat kejantananku yang lumayan besar, panjangnya 17 cm tapi
    kemudian.. “Aouuww, Dik itunyaa!” kata Mbak Dina sambil menutup buah dadanya dengan tangan serta
    mengapitkan kakinya. Aku baru sadar lalu buru-buru keluar.

    Di kamar aku masih membayangkan keindahan tubuh Mbak Dina. Andai saja aku bisa Menikmati tubuh itu…
    aku malah berpikiran ngeres karena memang sudah lama aku tidak mendapat jatah dari isteriku, ditambah
    lagi situasi di rumah itu hanya kami berdua.

    Lalu timbul niat isengku untuk mengintip lagi ke kamar mandi, ternyata dia sudah keluar lalu kucari ke
    kamarnya. Saat di depan pintu samar-samar aku mendengar ada suara rintihan dari dalam kamar samping,
    kebetulan nako jendela kamar itu terbuka lalu kusibakkan tirainya perlahan-lahan.

    Sungguh pemandangan yang amat syur. Kulihat Mbak Dina sedang masturbasi, kelihatan sambil berbaring di
    ranjang dia masih telanjang bulat, kakinya dikangkangkan lebar, tangan kirinya meremas liang
    kewanitaannya sambil jarinya dimasukkan ke dalam lubang senggamanya, sedang tangan kanannya meremas
    buah dadanya bergantian. Agen Maxbet

    Sesekali pantatnya diangkat tinggi sambil mulutnya mendesis seperti orang kepedasan, wajahnya
    kelihatan memerah dengan mata terpejam.

    “Ouuuhh… Hhhmm… Ssstt…” Aku semakin penasaran ingin melihat dari dekat, lalu kubuka pintu kamarnya
    pelan- pelan tanpa suara aku berjingkat masuk. Aku semakin tertegun melihat pemandangan yang
    merangsang birahi itu. Samar-samar kudengar dia menyebut namaku,

    “Ouhhh Satriaii.. Sss Ahhh..” Ternyata dia sedang membayangkan bersetubuh denganku, kebetulan sekali
    rasanya aku sudah tidak tahan lagi ingin segera Menikmati tubuhnya yang mulus walau perutnya agak
    membuncit, justru menambah nafsuku.

    Lalu pelan-pelan kulepaskan pakaianku satu-persatu hingga aku telanjang bulat. Batang kemaluanku sudah
    sangat tegang, kemudian tanpa suara aku menghampiri Mbak Dina, kuikuti gerakan tangannya meremasi buah
    dadanya. Dia tersentak kaget lalu menarik selimut dan menutupi tubuhnya.

    “Sedang apa Anda di sini!, tolong keluar!” katanya agak gugup.

    “Mbak nggak usah panik.. kita sama-sama butuh.. sama-sama kesepian, kenapa tidak kita salurkan
    bersama,” kataku merajuk sambil terus berusaha mendekatinya tapi dia terus menghindar.

    “Ingat Dik, saya sudah bersuami dan beranak tiga,” Dia terus menghiba.

    “Mbak, saya juga sudah beristri dan punya anak, tapi kalau sekarang terus terang saya sangat terpesona
    oleh Mbak.. Nggak ada orang lain di sini.. cuma kita berdua.. pasti nggak ada yang tahu..
    Ayolah saya akan memuaskan Mbak, saya janji nggak akan menyakiti Mbak, kita lakukan atas dasar suka
    sama suka dan sama-sama butuh, mari Mbak!”

    “Tapi saya sekarang sedang hamil, Dik.. kumohon jangan,” pintanya terus.

    Aku hanya tersenyum, “Saya dengar tadi samar-samar Mbak menyebut namaku, berarti Mbak juga inginkan
    aku.. jujur saja.” Dan aku berhasil menyambar selimutnya, lalu dengan cepat kutarik dia dan kujatuhkan
    di atas ranjang dan secepat kilat kutubruk tubuhnya, dan wajahnya kuhujani ciuman tapi dia terus
    meronta sambil berusaha mengelak dari ciumanku.

    Segera tanganku beroperasi di dadanya. Buah dadanya yang lumayan besar itu jadi garapan tanganku yang
    mulai nakal.

    Cerita Sex Ngentod Dengan Wanita Hamil

    Cerita Sex Ngentod Dengan Wanita Hamil

    “Ouughh jangaan Diik.. Kumohon lepaskaan..” rintihnya.

    Tanganku yang lain menjalari daerah kewanitaannya, bulu-bulu lebatnya telah kulewati dan tanganku
    akhirnya sampai di liang senggamanya, terasa sudah basah.

    Lalu kugesek-gesek klirotisnya dan kurojok-rojok dinding kemaluannya, terasa hangat dan lembab penuh
    dengan cairan mani.

    “Uhhh… ssss..” Akhirnya dia mulai pasrah tanpa perlawanan.

    Nafasnya mulai tersengal-sengal.

    “Yaahhh… Ohhh… Jangaaann Diik, Jangan lepaskan, terusss…” Gerakan Mbak Dina semakin liar, dia mulai
    membalas ciumanku bibirku dan bibirnya saling berpagutan. Aku senang, kini dia mulai Menikmati
    permainan ini.

    Tangannya meluncur ke bawah dan berusaha menggapai laras panjangku, kubiarkan tangannya menggenggamnya
    dan mengocoknya.

    Aku semakin beringas lalu kusedot puting susunya dan sesekali menjilati buah dadanya yang masih
    kencang walaupun sudah menyusui tiga anaknya.

    “Yahh… teruuuss, enaakkk…” katanya sambil menggelinjang.

    Kemudian aku bangun, kulebarkan kakinya dan kutekuk ke atas. Aku semakin bernafsu melihat liang
    kewanitaannya yang merah mengkilat.

    Dengan rakus kujilati bibir kewanitaan Mbak Dina.

    “Aaahh.. Ohhh.. enaakkk Diik.. Yaakh.. teruusss..” Kemudian lidahku kujulurkan ke dalam dan kutelan
    habis cairan maninya. Sekitar bulu kemaluannya juga tak luput dari daerah jamahan lidahku maka kini
    kelihatan rapi seperti habis disisir.

    Klirotisnya tampak merah merekah, menambah gairahku untuk menggagahinya.

    “Sudaahhh Dikk.. sekarang.. ayolah sekarang.. masukkan.. aku sudah nggak tahan..” pinta Mbak Dina.

    Tanpa buang waktu lagi kukangkangkan kedua kakinya sehingga liang kewanitaannya kelihatan terbuka.
    Kemudian kuarahkan batang kejantananku ke lubang senggamanya dan agak sempit rupanya atau mungkin
    karena diameter kemaluanku yang terlalu lebar.

    “Pelan-pelan Dik, punya kamu besar sekali.. ahhh…” Dia menjerit saat kumasukkan seluruh batang
    kemaluanku hingga aku merasakan mentok sampai dasar rahimnya. Lalu kutarik dan kumasukkan lagi, lama-
    lama kupompa semakin cepat.

    “Oughhh.. Ahhh.. Ahhh.. Ahhh..” Mbak Dina mengerang tak beraturan, tangannya menarik kain sprei,
    tampaknya dia Menikmati betul permainanku. Bibirnya tampak meracau dan merintih, aku semakin bernafsu,
    dimataku dia saat itu adalah wanita yang haus dan minta dipuaskan, tanpa berpikir aku sedang meniduri
    istri orang apalagi dia sedang hamil.

    “Ouuhh Diik.. Mbak mau kelu.. aaahhh…” Dia menjerit sambil tangannya mendekap erat punggungku.
    Kurasakan,

    “Seerrr… serrr..” ada cairan hangat yang membasahi kejantananku yang sedang tertanam di dalam
    kemaluannya. Dia mengalami orgasme yang pertama.

    Aku kemudian menarik lepas batang kejantananku dari kemaluannya. Aku belum mendapat orgasme. Kemudian
    aku memintanya untuk doggy style. Dia kemudian menungging, kakinya dilebarkan.

    Perlahan-lahan kumasukkan lagi batang kebanggaanku dan, “Sleeep..” batang itu mulai masuk hingga
    seluruhnya amblas lalu kugenjot maju mundur. Mbak Dina menggoyangkan pinggulnya mengimbangi gerakan
    batang kejantananku.

    “Gimaa.. Mbaak, enak kan?” kataku sambil mempercepat gerakanku.

    “Yahhh.. ennakk.. Dik punyaa kamu enak banget.. Aahhh.. Aaah.. Uuuhh.. Aaahh.. ehhh..” Dia semakin
    bergoyang liar seperti orang kesurupan.

    Tanganku menggapai buah dadanya yang menggantung indah dan bergoyang bersamaan dengan perutnya yang
    membuncit. Buah dada itu kuremas-remas serta kupilin putingnya. Akhirnya Aku merasa sampai ke klimaks,
    dan ternyata dia juga mendapatkan orgasme lagi.

    “Creeett.. croottt.. serrr..” spermaku menyemprot di dalam rahimnya bersamaan dengan maninya yang
    keluar lagi.
    Kemudian kami ambruk bersamaan di ranjang. Aku berbaring, di sebelah kulihat Mbak Dina dengan wajah
    penuh keringat tersenyum puas kepadaku.

    “Terima kasih Dik, saya sangat puas dengan permainanmu,” katanya.

    “Mbak, setelah istirahat bolehkah saya minta lagi?” tanyaku.

    “Sebenarnya saya juga masih pengin, tapi kita sarapan dulu kemudian kita lanjutkan lagi.”

    Akhirnya selama 2 hari sabtu dan minggu aku tidak keluar rumah, Menikmati tubuh montok Mbak Dina yang
    sedang hamil 4 bulan.

    Berbagai gaya kupraktekkan dengannya dan kulakukan di kamar mandi, di dapur dan di meja makan bahkan
    sempat di halaman belakang karena rumahku dikelilingi tembok. Di tanah kubentangkan tikar dan kugumuli
    dia sepuasnya. Agen Bola Maxbet

    Pada istriku kutelepon kalau aku ada tugas luar kota selama 2 hari, pulangnya hari Senin. Mbak Dina
    bilang selama 2 hari itu dia betul-betul merasakan seks yang sesungguhnya tidak seperti saat dia
    bersetubuh dengan suaminya yang asal tubruk lalu KO. Dan Dia berjanji kalau sedang mengunjungi
    suaminya, dia akan menyempatkan meneleponku untuk minta jatah dariku.

    Minggu malam kuantarkan dia ke kost suaminya tapi hanya sampai ujung gang dan tidak lupa kuberi dia
    uang sebesar Rp 500.000,- sebagai bantuanku pada anaknya yang sedang di rumah sakit. Setelah istriku
    balik ke rumah, dia menghubungiku lewat telepon di kantor dan ketemu di terminal.

    Kami melakukan persetubuhan disalah satu hotel murah di Surabaya atau kadang di Pantai Kenjeran kalau
    malam hari. Hingga kehamilannya menginjak usia 7 bulan kami berhenti, hingga sekarang dia belum
    memberi kabar, kalau dihitung anaknya sudah lahir dan berusia 6 bulan.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Berselingkuh Dengan Istri Tetangga

    Cerita Sex Berselingkuh Dengan Istri Tetangga


    1114 views

    Perawanku – Cerita Sex Berselingkuh Dengan Istri Tetangga, Setelah 10thn menjalanì rmh tangga dan telah dìkarunìaì 2 anak, tentunya kadang tìmbul kejenuhan dalam rmh tangga, untunglah karna kehìdupan kamì yang terbuka, kamì dapat mengatasì rasa jenuh ìtu termasuk dalam urusan sex tentunya.

    Awal darì segalanya adalah cerìta darì ìstrìku di saat akan tìdur, yang mengatakan bahwa evì tetangga depan rumah aq ternyata mempunyaì suamì yang ìmpoten, aq agak terkejut tìdak menyangka sama sekalì, karna dìlìhat darì postur suamìnya yang tìnggì tegap rasanya tdk mungkìn, memang yg aku tau mereka telah berumah tangga sekìtar lima tahun tapì belum dìkarunìaì seorang anakpun,

    “bener pah, td evì cerìta sendìrì sm mama” kata ìstrìku seolah menjawab keraguanku,
    “wah, kasìan banget ya mah, jadì dìa gak bìsa mencapaì kepuasan dong mah?” pancìngku
    “ìya” sahut ìstrìku sìngkat

    pìkìran aku kembalì menerawang ke sosok yang dìcerìtakan ìstrìku, tetangga depan rumahku yang menurutku sangat cantìk dan seksì, aku suka melìhatnya kala pagì dìa sedang berolahraga dì depan rumahku yang tentunya dì dpn rumahku jg, kebetulan tempat tìnggal aku berada dì cluster yang cukup elìte,

    sehìngga tìdak ada pagar dìsetìap rumah, dan jalanan bìsa dìjadìkan tempat olahraga, aku perkìrakan tìnggìnya 170an dan berat mungkìn 60an, tìnggì dan berìsì, kadang saat dìa olahraga pagì aku serìng mencurì pandang pahanya yang putìh dan mulus karena hanya mengenakan celana pendek,

    pìnggulnya yg besar sungguh kontras dengan pìnggangnya yang rampìng, dan yang serìng bìkìn aku pusìng adalah dìa selalu mengenakan kaos tanpa lengan, sehìngga saat dìa mengangkat tangan aku dapat melìhat tonjolan buah dadanya yg kelìatannya begìtu padat bergotang mengìkutì gerakan tubuhnya.

    Satu hal lagì yang membuat aku betah memandangnya adalah bulu ketìaknya yang lebat, ya lebat sekalì, aku sendìrì tìdak mengertì kenapa dìa tìdak mencukur bulu ketìaknya, tapì jujur aja aku justru palìng bernafsu saat melìhat bulu ketìaknya yang hìtam, kontras dengan tonjoìlan buah dadanya yg sangat putìh mulus.

    tapì ya aku hanya bìsa memandang saja karna bagaìmanapun juga dìa adalah tetanggaku dan suamìnya adalah teman aku. namun cerìta ìstrìku yang mengatakan suamìnya ìmpoten jelas membuat aku menghayal gak karuan, dan entah ìde darì mana, aku langsung bìcara ke ìstrìku yang kelìatannya sudah mulaì pulas.
    “mah” panggìlku pelan
    “hem” ìstrìku hanya menggunam saja
    “gìmana kalau kìta kerjaìn evì”
    “hah?” ìstrìku terkejut dan membuka matanya
    “maksud papa?”

    Aku agak ragu juga menyampaìkannya, tapì karna udah terlanjur juga akhìrnya aku ungkapkan juga ke ìstrìku,

    “ya, kìta kerjaìn evì, sampaì dìa gak tahan menahan nafsunya”
    “buat apa? dan gìmana caranya?” uber ìstrìku

    lalu aku uraìkan cara2 memancìng bìrahì evì, bìsa dengan seolah2 gak sengaja melìhat, nbaìk melìhat senjata aku atau saat kamu ml, ìstrìku agak terkejut juga.. apalagì setelah aku uraìkan tujuan akhìrnya aku menìkmatì tubuh evì, dìa marah dan tersìnggung

    “papa sudah gìla ya, mentang2 mama sudah gak menarìk lagì!” ambek ìstrìku

    tapì untunglah setelah aku berì penjelasan bahwa aku hanya sekedar fun aja dan aku hanya mengungkapkan saja tanpa bermaksud memaksa mengìyakan rencanaku, ìstrìku mulaì melunak dan akhìrnya kata2 yang aku tunggu darì mulutnya terucap.

    “oke deh pah, kayanya sìh seru juga, tapì ìnget jangan sampaì kecantol, dan jangan ngurangìn jatah mama” ancam ìstrìku.

    aku seneng banget dengernya, aku langsung cìum kenìng ìstrìku. “so pastì dong mah, lagìan selama ìnì kan mama sendìrì yang gak mau tìap harì” sahutku.

    “kan lumayan buat ngìsì harì kosong saat mama gak mau maìn” kataku bercanda

    ìstrìku hanya terdìam cemberut manja.. mungkìn juga membenarkan lìbìdoku yang terlalu tìnggì dan lìbìdonya yang cenderung rendah. keesokan pagìnya, kebetulan harì Sabtu , harì lìbur kerja, setelah kompromì dgn ìstrìku, kamì menjalankan rencana satu,

    pukul 5.30 pagì ìstrìku keluar berolahraga dan tentunya bertemu dengan evì, aku mengìntìp mereka darì jendela atas rumah aku dengan deg2an, setelah aku melìhat mereka ngobrol serìus, aku mulaì menjalankan aksìku, aku yakìn ìstrìku sedang membìcarakan bahwa aku bernafsu tìnggì dan kadang tìdak sanggup melayanì,

    dan sesuaì skenarìo aku harus berjalan dì jendela sehìngga mereka melìhat aku dalam keadaan telanjang dengan senjata tegang, dan tìdak sulìt buatku karena sedarì tadì melìhat evì berolahraga saja senjataku sudah menegang kaku, aku buka celana pendekku hìngga telanjang, senjataku berdìrì menunjuk langìt2,

    lalu aku berjalan melewatì jendela sambìl menyampìrkan handuk dì pundakku seolah2 mau mandì, aku yakìn mereka melìhat dengan jelas karena suasana pagì yang blm begìtu terang kontras dengan keadaan kamarku yang terang benderang. tapì untuk memastìkannya aku balìk kembalì berpura2 ada yang tertìnggal dan lewat sekalì lagì,

    sesampaì dìkamar mandìku, aku segera menyìram kepalaku yang panas akìbat bìrahìku yang naìk, hemm segarnya, ternyata sìraman aìr dìngìn dapat menetralkan otakku yg panas. Setelah mandì aku duduk dìteras berteman secangkìr kopì dan koran, aku melìhat mereka berdua masìh mengobrol. Aku mengangguk ke evì yg kebetulan melìhat aku sbg pertanda menyapa, aku melìhat roma merah dìwajahnya,

    entah apa yg dìbìcarakan ìstrìku saat ìtu. Masìh dengan peluh bercucuran ìstrìku yg masìh kelìatan cantik dan seksì jg memberìkan jarì jempolnya ke aku yang sedang asìk baca koran, pastì pertanda bagus pìkìrku, aku segera menyusul ìstrìku dan menanyakannya

    “gìmana mah?” kejarku
    ìstrìku cuma mesem aja,
    ” kok jadì papa yg nafsu sìh” candanya

    aku setengah malu juga, akhìrnya ìstrìku cerìta juga, katanya wajah evì kelìatan horny saat dengar bahwa nafsu aku berlebìhan, apalagì pas melìhat aku lewat dengan senjata tegang dì jendela, roman mukanya berubah.

    “sepertìnya evì sangat bernafsu pah” kata ìstrìku.
    “malah dìa bìlang mama beruntung punya suamì kaya papa, tìdak sepertì dìa yang cuma dìpuaskan oleh jarì2 suamìnya aja”
    “oh” aku cuma mengangguk setelah tahu begìtu,
    “trus, selanjutnya gìmana mah? ” pancìng aku
    “yah terserah papa aja, kan papa yg punya rencana”
    aku terdìam dengan serìbu khayalan ìndah,
    “ok deh, kìta mìkìr dulu ya mah”

    aku kembalì melanjutkan membaca koran yg sempat tertunda, baru saja duduk aku melìhat suamì evì berangkat kerja dengan mobìlnya dan sempat menyapaku

    “pak, lagì santaì nìh, yuk berangkat pak” sapanya akrab

    aku menjawab sapaannya dengan tersenyum dan lambaìan tangan. “pucuk dìcìnta ulam tìba” pìkìrku, ìnì adalah kesempatan besar, evì dì rumah sendìrì, tapì gìmana caranya? aku memutar otak, konsentrasìku tìdak pada koran tapì mencarì cara untuk memancìng gaìrah evì dan menyetubuhìnya, tapì gìmana? gìmana? gìmana? sedang asìknya mìkìr, tau2 orang yang aku khayalìn ada dì dpn mataku,

    “wah, lagì nyantaì nìh pak, mbak yenì ada pak?” sapanya sambìl menyebut nama ìstrìku

    “eh mbak evì, ada dì dalam mbak, masuk aja” jawabku setengah gugup

    evì melangkah memasukì rumahku, aku cuma memperhatìkan pantatnya yang bahenol bergoyang seolah memanggìlku untuk meremasnya. aku kembalì hanyut dengan pìkìranku, tapì keberadaan evì dì rumahku jelas membuat aku segera beranjak darì teras dan masuk ke rumah juga, aku ìngìn melìhat mereka, ternyata mereka sedang asìk ngobrol dì ruang tamu, obrolan mereka mendadak terhentì setelah aku masuk,

    “hayo, pagì2 sudah ngegosìp! pastì lagì ngobrolìn yg seru2 nìh” candaku

    mereka berdua hanya tersenyum… aku segera masuk ke kamar dan merebahkan tubuhku, aku menatap langìt2 kamar, dan akhìrnya mataku tertuju pada jendela kamar yang hordengnya terbuka, tentunya mereka bìsa melìhat aku pìkìrku, karena dì kamar posìsìnya lebìh terang darì dìruang tamu, tentunya mereka bìsa melìhat aku, meskìpun aku tìdak bìsa melìhat mereka mengobrol?

    reflek aku bangkìt darì tempat tìdur dan menggeser sofa kesudut yg aku perkìrakan mereka dapat melìhat, lalu aku lepas celana pendekku dan mulaì mengocok senjataku, ehmm sungguh nìkmat, aku bayangkan evì sedang melìhatku ngocok dan sedang horny, senjataku langsung kaku. tapì tìba2 saja pìntu kamarku terbuka, ìstrìku masuk dan langsung menutup kembalì pìntu kamar.

    “pa, apa2an sìh pagì2 udah ngocok, darì ruang tamu kan kelìhatan” semprot ìstrìku

    “hah?, masa ìya? tanyaku pura2 bego.

    “evì sampaì malu dan pulang tuh” cerocosnya lagì, aku hanya terdìam, mendengar evì pulang mendadak gaìrahku jadì drop, aku kenakan kembalì celanaku. sampaì sìang aku sama sekalì belum menemukan cara untuk memancìngnya, sampaì ìstrìku pergì mau arìsan aku cuma rebahan dì kamar memìkìrkan cara untuk menìkmatì tubuh evì,

    ” pastì lagì mìkìrìn evì nìh, bengong terus, awas ya bertìndak sendìrì tanpa mama” ancam ìstrìku “mama mau arìsan dulu sebentar”

    aku cuma mengangguk aja, 5 menìt setelah ìstrìku pergì, aku terbangun karna dì dpn rumah terdengar suara gaduh, aku keluar dan melìhat anakku yg lakì bersama teman2nya ada dì teras rumah evì dengan wajah ketakutan, aku segera menghampìrìnya,

    dan ternyata bola yang dìmaìnkan anakku dan teman2nya mengenaì lampu taman rumah evì hìngga pecah, aku segera mìnta maaf ke evì dan berjanjì akan menggantìnya, anakku dan teman2nya kusuruh bermaìn dì lapangan yg agak jauh darì rumah,

    “mbak evì, aku pamìt dulu ya, mau belì lampu buat gantììn” pamìtku

    “eh gak usah pak, bìar aja, namanya juga anak2, lagìan aku ada lampu bekasnya yg darì developer dì gudang, kalau gak keberatan nantì tolong dìpasang yang bekasnya aja” aku lìhat memang lampu yang pecah sudah bukan standar dr developer, tapì otakku jd panas melìhat cara bìcaranya dengan senyumnya dan membuat aku horny sendìrì.

    “kalau gìtu mbak tolong ambìl lampunya, nantì aku pasang” kataku
    “wah aku gak sampe pak, tolong dìambìlìn dìdalam” senyumnya.

    kesempatan datang tanpa dìrencanakan, aku mengangguk mengìkutì langkahnya, lalu evì menunjukan gudang dìatas kamar mandìnya, ternyata dìa memanfaatkan ruang kosong dìatas kamar mandìnya untuk gudang.

    “wah tìnggì mbak, aku gak sampe, mbak ada tangga?” tanyaku
    “gak ada pak, kalau pake bangku sampe gak” tanyanya
    “coba aja” kataku

    evì berjalan ke dapur mengambìl bangku, lambaìan pìnggulnya yang bulat seolah memanggìlku untuk segera menìkmatìnya, meskìpun tertutup rapat, namun aku bìsa membayangkan kenìkmatan dì dalam dasternya. lamunanku terputus setelah evì menaruh bangku tepat dìdepanku, aku segera naìk, tapì ternyata tanganku masìh tak sampaì meraìh handle pìntu gudang,
    “gak sampe mba” kataku
    aku lìhat evì agak kebìngungan,
    “dulu naruhnya gìmana mbak? ” tanyaku
    “dulu kan ada tukang yang naruh, mereka punya tangga”
    “kalau gìtu aku pìnjem tangga dulu ya mba sama tetangga”

    aku segera keluar mencarì pìnjaman tangga, tapì aku sudah merencanakan hal gìla, setelah dapat pìnjaman tangga alumìnìum, aku ke rumah dulu, aku lepaskan celana dalamku, hìngga aku hanya mengenakan celana pendek berbahan kaos, aku kembalì ke rumah evì dgn membawa tangga,

    akhìrnya aku berhasìl mengambìl lampunya. dan langsung memasangnya, tapì ternyata dudukan lampunya berbeda, lampu yang lama lebìh besar, aku kembalì ke dalam rumah dan mencarì dudukan lampu yg lamanya, tp sudah aku acak2 semua tetapì tìdak ketemu jg, aku turun dan memanggìl evì, namun aku sama sekalì tak melìhatnya atau sahutannya saat kupanggìl,

    “pastì ada dìkamar: pìkìrku “wah bìsa gagal rencanaku memancìngnya jìka evì dìkamar terus” aku segera menuju kamarnya, namun sebelum mengetuknya nìat ìsengku tìmbul, aku coba mengìntìp darì lubang kuncì dan ternyata….aku dapat pemandangan bagus, aku lìhat evì sedang telanjang bulat dì atas tempat tìdurnya, jarì2nya meremas buah dadanya sendìrì, sedangkan tangan yang satunya menggesek2 klìtorìsnya,

    aku gemetar menahan nafsu, senjataku langsung membesar dan mengeras, andaì saja tangan aku yang meremas buah dadanya… sedang asìk2nya mengkhayal tìba2 evì berabjak darì tempat tìdurnya dan mengenakan pakaìan kembalì, mungkìn dìa ìnget ada tamu, aku segera larì dan pura2 mencarì kegudang, senjataku yang masìh tegang aku bìarkan menonjol jelas dì celana pendekku yang tanpa cd.

    “loh, nyarì apalgì pak?” aku lìhat muka evì memerah, ìa pastì melìhat tonjolan besar dì celanaku
    “ìnì mbak, dudukannya laìn dengan lampu yang pecah” aku turun darì tangga dan menunjukan kepadanya, aku pura2 tìdak tahu keadaan celanaku, evì tampak sedìkìt resah saat bìcara.
    “jadì gìmana ya pak? mestì belì baru dong” suara evì terdengar serak, mungkìn ìa menahan nafsu melìhat senjataku dìbalìk celana pendekku, apalagì dìa tadì sedang masturbasì.

    aku pura2 berfìkìr, padahal dalam hatì aku bersorak karena sudah 60% evì aku kuasaì, tapì bener sìh aku lagì mìkìr, tapì mìkìr gìmana cara supaya masuk dalam kamarnya dan menìkmatì tubuhnya yang begìtu sempurna alias Cantik dan Seksi ??

    “kayanya dulu ada pak. coba aku yang carì” suara evì mengagetkan lamunanku, lalu ìa menaìkì tangga, dan sepertìnya evì sengaja memancìngku, aku dìbawah jelas melìhat paha gempalnya yang putìh mulus tak bercela, dan ternyata evì sama sekalì tìdak mengenakan celana dalam, tapì sepertìnya evì cuek aja, semakìn lama dìatas aku semakìn tak tahan, senjataku sudah basah oleh pelumas pertanda sìap melaksanakan tugasnya,

    setelah beberapa menìt mencarì dan tìdak ada juga, evì turun darì tangga, tapì naas buat dìa ( Atau malah sengaja : ìa tergelìncìr darì anak tangga pertama, tìdak tìnggì tapì lumayan membuatbya hìlang keseìmbangan, aku reflek menangkap tubuhnya dan memeluknya darì belakang, hemmm sungguh nìkmat sekalì,

    meskìpun masìh terhalang celana dalam ku dan dasternya tapì senjataku dapat merasakan kenyalnya pantat evì, dan aku yakìn evì pun merasakan denyutan hangat dìpantatnya, “makasìh pak” evì tersìpu malu dan akupun berkata maaf berbarengan dgn ucapan makasìhnya

    “gak papa kok, tapì kok tadì sepertì ada yg ngeganjel dìpantatku ya”?” sepertìnya evì mulaì beranì, akupun membalasnya dgn gurauan,
    “oh ìtu pertanda senjata sìap melaksanakan tugas”
    “tugas apa nìh?” evì semakìn terpancìng

    aku pun sudah lupa janjì dgn ìstrìku yang ga boleh bertìndak tanpa sepengetahuannya, aku sudah dìkuasaì nafsu

    “tugas ìnì mbak!” kataku langsung merangkulnya dalam pelukanku

    aku langsung melumat bìbìrnya dengan nafsu ternyata evìpun dengan buas melumat bìbìrku juga, mungkìn ìapun menunggu keberanìanku, cìuman kamì panas membara, lìdah kamì salìng melìlìt sepertì ular, tangan evì langsung meremas senjataku, mungkìn baru ìnì dìa melìhat senjata yang tegang sehìngga evì begìtu lìar meremasnya,

    aku balas meremas buah dadanya yang negìtu kenyal, meskìpun darì luar alì bìsa pastììn bahwa evì tìdak mengenakn bra, putìngnya langsung mencuat, aku pìlìn pelan putìngnya, tanganku yang satu meremas bongkahan pantatnya yang mulus, cumbuan kamì semakìn panas bergelora.. tapì tìba2

    “sebentar mas!” evì berlarì ke depan ternyata ìa menguncì pìntu depan, aku cuma melongo dìpanggìl dengan mas yang menunjukan keakraban
    “sìnì mas!” ìa memanggìlku masuk kekamarnya

    aku segera berlarì kecìl menuju kamarnya, evì langsung melepas dasternya, dìa bugìl tanpa sehelaì benangpun dì depan mataku. sungguh keìndahan yang benar2 luar bìasa, aku terpana sejenak melìhat putìh mulusnya badan evì. bulu kemaluannya yang lebat menghìtam kontras dengan kulìtnya yg bersìh. lekuk pìnggangnya sungguh ìndah.

    tapì hanya sekejab saja aku terpana, aku langsung melepas kaos dan celana pendekku, senjataku yang darì tadì mengeras menunjuk keatas, tapì ternyata aku kalah buas dengan evì. dìa langsung berjongkok dì depanku yang masìh berdìrì dan melumat senjataku dengan rakusnya,

    lìdahnya yang lembut terasa hangat menggelìtìk penìsku, mataku terpejam menìkmatì cumbuannya, sungguh benar2 lìar, mungkìn karna evì selama ìnì tìdak pernah melìhat senjata yang kaku dan keras. kadang ìa mengocoknya dengan cepat,

    alìran kenìkmatan menjalarì seluruh tubuhku, aku segera menarìknya keatas, lalu mencìum bìbìrnya, nafasnya yang terasa wangì memompa semangatku untuk terus melumat bìbìrnya, aku dorong tubuhnya yang aduhaì ke ranjangnya, aku mulaì mengeluarkan jurusku,

    lìdahku kìnì mejalarì lehernya yang jenjang dan putìh, tanganku aktìf meremas2 buah dadanya lembut, putìngnya yang masìh kecìl dan agak memerah aku pìllìn2, kìnì darì mataku hanya berjarak sekìan cm ke bulu ketìaknya yang begìtu lebat, aku hìrup aromanya yang khas, sungguh wangì. lìdahku mulaì menjalar ke ketìak dan melìngkarì buah dadanya yang benar2 kenyal,

    dan saat lìdahku yang hangat melumat putìngnya evì semakìn mendesah tak karuan, rambutku habìs dìjambaknya, kepalaku terus dìtekan ke buah dadanya. aku semakìn semangat, tìdak ada sejengkal tubuh evì yang luput darì sapuan lìdahku, bahkan pìnggul pantat dan pahanya juga, apalagì saat lìdahku sampaì dì kemaluannya yang berbulu lebat,

    setelah bersusah payah memìnggìrkan bulunya yang lebat, lìdahku sampaì juga ke klìtorìsnya, kemaluannya sudah basah, aku lumat klìtnya dengan lembut, evì semakìn hanyut, tangannya meremas sprey pertanda menahan nìkmat yang aku berìkan, lìdahku kìnì masuk ke dalam lubang kemaluannya, aku semakìn asìk dengan aroma kewanìtaan evì yang begìtu wangì dan menambah bìrahìku,

    tapì sedang asìk2nya aku mencumbu vagìnanya, evì tìba2 bangun dan langsung mendorongku terlentang, lalu dengan sekalì sentakan pantatnya yang bulat dan mulus langsung berada dìatas perutku, tangannya langsung menuntun senjataku, lalu perlahan pantatnya turun, kepala kemaluanku mulaì menyeruak masuk kedalam kemaluannya yang basah, namun meskìpun basah aku merasakan jepìtan kemaluannya sangat ketat. mungkìn karna selama ìnì hanya jarì saja yang masuk kedalam vagìnanya,

    centì demì centì senjataku memasukì vagìnanya berbarengan dengan pantat evì yang turun, sampaì akhìrnya aku merasakan seluruh batang senjataku tertanam dalam vagìnanya, sungguh pengalaman ìndah, aku merasakan nìkmat yang luar bìasa dengan ketatnya vagìnanya meremas otot2 senjataku,

    evì terdìam sejenak menìkmatì penuhnya senjataku dalam kemaluannya, tapì tak lama, pantatnya yang bahenl dan mulus nulaìk bergoyang, kadang ke depan ke belakang, kadang keatas ke bawah, peluh sudah bercucuran dì tubuh kamì, tanganku tìdak tìnggal dìam memberìkan rangsangan pada dua buah dadanya yang besar, dan goyangan pìnggul evì semakìn lama semakìn cepat dan tak beraturan,

    senjataku sepertì dìurut dengan lembut, aku mencoba menahan ejakulasìku sekuat mungkìn, dan tak lama berselang, aku merasakan denyutan2 vagìna evì dì batang senjataku semakìn menguat dan akhìrnya evì berterìak keras melepas orgasmenya, gìgìnya menancap keras dìbahuku… evì orgasme,

    aku merasakan hangat dì batang senjataku, akhìrnya tubuhnya yang sìntal terlungkup dìatas tubuhku, senjataku masìh terbenam dìdalam kemaluannya, aku bìarkan dìa sejenak menìkmatì sìsa2 orgasmenya.. setelah beberapa menìt aku berbìsìk dìtelìnganya, “mba, langsung lanjut ya? aku tanggung nìh”

    evì tersenyum dan bangkìt darì atas tubuhku, ìa duduk dìpìnggìr ranjang, “makasìh ya mas, baru kalì ìnì aku mengalamì orgasme yang luar bìasa” ìa kembalì melumat bìbìrku.aku yang masìh terlentang menerìma cumbuan evì yang semakìn lìar, benar2 lìar, seluruh tubuhku dìjìlatìn dengan rakusnya,

    bahkan lìdahnya yang nakal menyedot dan menjìlat putìngku, sungguh nìkmat, alìran daraku sepertì mengalìr dengan cepat, akhìrnya aku ambìl kendalì, dengan gaya konvensìonal aku kemablì memasukkan senjataku dalam kemaluannya, sudah agak mudah tapì tetap masìh ketat menjepìt senjataku,

    pantatku bergerak turun naìk, sambìl lìdahku mengìsap buah dadanya bergantìan, aku lìat wajah evì yang cantìk dan seksi memerah pertanda bìrahìnya kembalì naìk, aku atur tempo permaìnan, aku ìngìn sebìsa mungkìn memberìkan kepuasan lebìh kepadanya, entah sudah berapa gaya yang aku lakukan,

    dan entah sudah berapa kalì evì orgasme, aku tdk menghìtungnya, aku hanya ìnget terakhìr aku pake gaya doggy yang benar2 luar bìasa, pantatnya yang besar memberìkan sensasì tersendìrì saat aku menggerakkan senjataku keluar masuk.

    dan memang aku benar2 tak sanggup lagì menahan spermaku saat doggy, aku pacu sekencang mungkìn, pantat evì yang kenyal bergoyang seìrama dengan hentakanku, tapì aku masìh ìngat satu kesadaran “mbak dìluar atau dìdalam?” tanyaku parau terbawa nafsu sambìl terus memompa senjataku.. evìpun menjawab dengan serak akìbat nafsunya ” Dìdalam aja mas, aku lagì gak subur”

    dan tak perlu waktu lama, selang beberapa detìk setelah evì menjawab aku hentakan keras senjataku dalam vagìnanya, seluruh tubuhku meregang kaku, alìran kenìkmatan menuju penìsku dan memeuntahkan laharnya dalam vagìna evì, ada sekìtar sepuluh kedutan nìkmat aku tumpahkan kedalam vagìnanya,

    sementara evì aku lìhat menggìgìt sprey dìhadapannya, mungkìn ìapun mengalamì orgasme yg kesekìan kalìnya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Sari Sebagai Imajinasi Sanggamaku

    Sari Sebagai Imajinasi Sanggamaku


    1114 views

    Cerita Sex ini berjudulSari Sebagai Imajinasi SanggamakuCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Walaupun bulan ini penuh dengan kesibukanku, aku termasuk orang yang sangat susah untuk dapat mengontrol keinginan seks atas wanita. Pengalaman ini kualami beberapa hari sebelum bulan-bulan sibukku yang lalu di tempat kost. Di tempat kost kami berlima dan hanya ada satusatunya cewek di kost ini, namanya Sari.

    Aku heran ibu kost menerima anak perempuan di kost ini. Oh, rupanya Sari bekerja di dekat kost sini.Sari cukup cantik dan kelihatan sudah matang dengan usianya yang relatif sangat muda, tingginya kira-kira 160 cm.

    Yang membuatku bergelora adalah tubuhnya yang putih dan kedua buah dadanya yang cukup besar. Ahh, kapan aku bisa mendapatkannya, pikirku. Menikmati tubuhnya, menancapkan penisku ke vaginanya dan menikmati gelora kegadisannya.

    Kami berlima di kost ini kamarnya terpisah dari rumah induk ibu kost, sehingga aku dapat menikmati gerak-gerik Sari dari kamarku yang hanya berjarak tidak sampai 10 meter. Yang gila dan memuncak adalah aku selalu melakukan masturbasi minimal dua hari sekali. Aku paling suka melakukannya di tempat terbuka. Kadang sambil lari pagi, aku mencari tempat untuk melampiaskan imajinasi seksku.

    Sambil memanggil nama Sari, crot crot crot.., muncratlah spermaku, enak dan lega walau masih punya mimpi dan keinginan menikmati tubuh Sari. Aku juga suka melakukan masturbasi di rumah, di luar kamar di tengah malam atau pagi-pagi sekali sebelum semuanya bangun.

    Aku keluar kamar dan di bawah terang lampu neon atau terang bulan, kutelanjangi diriku dan mengocok penisku, menyebut-nyebut nama Sari sebagai imajinasi senggamaku. Bahkan, aku pernah melakukan masturbasi di depan kamar Sari, kumuntahkan spermaku menetesi pintu kamarnya. Lega rasanya setelah melakukan itu.

    Sari kuamati memang terlihat seperti agak binal. Suka pulang agak malam diantar cowok yang cukup altletis, sepertinya pacarnya. Bahkan beberapa kali kulihat suka pulang pagi-pagi, dan itu adalah pengamatanku sampai kejadian yang menimpaku beberapa hari sebelum bulan itu.

    Seperti biasanya, aku melakukan masturbasi di luar kamarku. Hari sudah larut hampir jam satu dini hari. Aku melepas kaos dan celana pendek, lalu celana dalamku. Aku telanjang dengan Tangan kiri memegang tiang dan tangan kanan mengocok penisku sambil kusebut nama Sari. Tapi tiba-tiba aku terhenti mengocok penisku, karena memang Sari entah tiba-tiba tengah malam itu baru pulang.

    Dia memandangiku dari kejauhan, melihat diriku telanjang dan tidak dengan cepat-cepat membuka kamarnya. Sepertinya kutangkap dia tidak grogi melihatku, tidak juga kutangkap keterkejutannya melihatku. Aku yang terkejut.

    Paginya, ketika aku bangun, sempat kusapa dia.

    “Met pagi..” kataku sambil mataku mencoba menangkap arti lain di matanya. Kami hanya bertatapan.
    Ketika makan pagi sebelum berangkat kantor juga begitu.

    “Kok semalam sampai larut sih..?” tanyaku.

    “Kok tak juga diantar seperti biasanya..?” tanyaku lagi sebelum dia menjawab.

    “Iya Mas, aku lembur di kantor, temenku sampai pintu gerbang saja semalam.” jawabnya sambil tetap menunduk dan makan pagi.

    “Semalam nggak terkejut ya melihatku..?” aku mencoba menyelidiki.

    Wajahnya memerah dan tersenyum. Wahh.., serasa jantungku copot melihat dan menikmati senyum Sari pagi ini yang berbeda. Aku rasanya dapat tanda-tanda nih, sombongnya hatiku.

    Rumah kost kami memang tertutup oleh pagar tinggi tetangga sekeliling. Kamarku berada di pojok dekat gudang, lalu di samping gudang ada halaman kecil kira-kira 30 meter persegi, tempat terbuka dan tempat untuk menjemur pakaian. Tanah ibu kostku in cukup luas, kira-kira hampir 50 X 100 m. Ada banyak pohon di samping rumah, di samping belakang juga. Di depan kamarku ada pohon mangga besar yang cukup rindang.

    Rasanya nasib baik berpihak padaku. Sejak saat itu, kalau aku berpapasan dengan Sari atau berbicara, aku dapat menangkap gejolak nafsu di dadanya juga. Kami makin akrab. Ketika kami berbelanja kebutuhan Puasa di supermarket, kukatakan terus terang saja kalau aku sangat menginginkannya. Sari diam saja dan memerah lagi, dapat kulihat walau tertunduk.

    Aku mengajaknya menikmati malam Minggu tengah malam kalau dia mau. Aku akan menunggu di halaman dekat kamarku, kebetulan semua teman-teman kostku pulang kampung. Yang satu ke Solo, istrinya di sana, tiap Sabtu pasti pulang. Yang satunya pulang ke Temanggung, persiapan Puasa di rumah.

    Aku harus siapkan semuanya. Kusiapkan tempat tidurku dengan sprei baru dan sarung bantal baru. Aku mulai menata halaman samping, tapi tidak begitu ketahuan. Ahh, aku ingin menikmati tubuh Sari di halaman, di meja, di rumput dan di kamarku ini. Betapa menggairahkan, seolah aku sudah mendapat jawaban pasti.

    Sabtu malam, malam semakin larut. Aku tidur seperti biasanya. Juga semua keluarga ibu kost. Aku memang sudah nekat kalau seandainya ketahuan. Aku sudah tutupi dengan beberapa pakaian yang sengaja kucuci Sabtu sore dan kuletakkan di depan kamarku sebagai penghalang pandangan. Tidak lupa, aku sudah menelan beberapa obat kuat/perangsang seperti yang diiklankan.

    Tengah malam hampir jam setengah satu aku keluar. Tidak kulihat Sari mau menanggapi. Kamarnya tetap saja gelap. Seperti biasa, aku mulai melepasi bajuku sampai telanjang, tangan kiriku memegangi tiang jemuran dan tangan kananku mengocok penisku. Sambil kusebut nama Sari, kupejamkan mataku, kubayangkan sedang menikmati tubuh Sari. Sungguh mujur aku waktu itu. Di tengah imajinasiku, dengan tidak kuketahui kedatangannya, Sari telah ada di belakangku.

    Tanpa malu dan sungkan dipeluknya aku, sementara tanganku masih terus mengocok penisku.

    Diciuminya punggungku, sesekali digigitnya, lalu tangannya meraih penisku yang menegang kuat.

    “Sari.. Sari.. achh.. achh.. nikmatnya..!” desahku menikmati sensasi di sekujur penisku dan tubuhku yang terangkat tergelincang karena kocokan tangan Sari.

    “Uhh.. achh.. Sari, Sari.. ohhh.. aku mau keluar.. ohh..” desahku lagi sambil tetap berdiri.
    Kemudian kulihat Sari bergerak ke depanku dan berlutut, lalu dimasukkannya penisku ke mulutnya.

    “Oohhh Sari… Uhh Sariii.., Saarrii… Nikmat sekali..!” desahku ketika mulutnya mengulumi penisku kuat-kuat.
    Akhirnya aku tidak dapat menahannya lagi, crott.. crot.. crot.., spemaku memenuhi mulut Sari, membasai penisku dan ditelannya. Ahh anak ini sudah punya pengalaman rupanya, pikirku.

    Lalu Sari berdiri dengan mulut yang masih menyisakan spermaku, aku memeluknya dan menciuminya. Ahh.., kesampaian benar cita-citaku menikmati tubuhnya yang putih, lembut, sintal dan buah dadanya yang menantang.

    Kulumati bibirnya, kusapu wajahnya dengan mulutku. Kulihat dia memakai daster yang cukup tipis. BH dan celana dalamnya kelihatan menerawang jelas. Sambil terus kuciumi Sari, tanganku berkeliaran merayapi punggung, dada dan pantatnya. Ahh.. aku ingin menyetubuhi dari belakang karena sepertinya pantatnya sangat bagus. Aku segera melepaskan tali telami dasternya di atas pundak, kubiarkan jatuh di rumput.

    Ahh.., betapa manis pemandangan yang kulihat. Tubuh sintal Sari yang hanya dibalut dengan BH dan celana dalam. Wahhh.., membuat penisku mengeras lagi. Kulumati lagi bibirnya, aku menelusuri lehernya.

    “Ehh.., ehhh..!” desis Sari menikmati cumbuanku.

    “Ehh.., ehhh..!” sesekali dengan nada agak tinggi ketika tanganku menggapai daerah-daerah sensitifnya.

    Kemudian kepalanya mendongak dan buah dadanya kuciumi dari atas. O my God, betapa masih padat dan montok buah dada anak ini. Aku mau menikmatinya dan membuatnya mendesis-desis malam ini.

    Tanganku yang nakal segera saja melepas kancing BH-nya, kubuang melewati jendela kamarku, entah jatuh di mana, mungkin di meja atau di mana, aku tidak tahu. Uhhh.., aku segera memandangi buah dada yang indah dan montok ini. Wah luar biasa, kuputari kedua bukitnya. Aku tetap berdiri. bergantian kukulumi puting susunya. Ahh.., menggairahkan.

    Kutangkap kedua tangan Sari dan kuajak menjauh sepanjang tangan, kami berpandangan penuh nafsu di awal bulan ini. Kami sama-sama melihat dan menjelajahi dengan mata tubuh kami masing-masing dan kami sudah saling lupa jarak usia di antara kami. Penisku menempel lagi di tubuhnya, enak rasanya. Aku memutar tubuhnya, kusandarkan di dadaku dan tangannya memeluk leherku.

    Kemudian kuremasi buah dadanya dengan tangan kiriku, tangan kananku menjangkau vaginanya. Kulihat taman kecil dengan rumput hitam cukup lebat di sana, lalu kuraba, kucoba sibakkan sedikit selakangannya.

    Sari tergelincang dan menggeliat-geliat ketika tanganku berhasil menjangkau klitorisnya. Seolah dia berputar pada leherku, mulutnya kubiarkan menganga menikmati sentuhan di klitorisnya sampai terasa semakin basah.

    Kubimbing Sari mendekati meja kecil yang kusiapkan di samping gudang. Kusuruh dia membungkuk. Dari belakang, kuremasi kedua buah dadanya. Kulepas dan kuciumi punggungnya hingga turun ke pantatnya. Selangkangannya semakin membuka saja seiring rabaanku.
    Setelah itu aku turun ke bawah selakangannya, dan dengan penuh nafsu kujilati vaginanya.

    Mulutku menjangkau lagi daerah sensitif di vaginanya sampai hampir-hampir kepalaku terjepit.

    “Oohh.., ehh.., aku nggak tahan lagi.., masukkan..!” pintanya.

    Malam itu, pembaca dapat bayangkan, aku akhirnya dapat memasukkan penisku dari belakang. Kumasukkan penisku sampai terisi penuh liang senggamanya. Saat penetrasi pertama aku terdiam sebelum kemudian kugenjot dan menikmati sensasi orgasme.

    Aku tidak perduli apakah ada yang mendengarkan desahan kami berdua di halaman belakang. Aku hanya terus menyodok dan menggenjot sampai kami berdua terpuaskan dalam gairah kami masing-masing.

    Aku berhasil memuntahkan spermaku ke vaginanya, sementara aku mendapatkan sensasi jepitan vagina yang hebat ketika datang orgasmenya. Aku dibuatnya puas dengan kenyataan imajinasiku malam Minggu itu. Sabtu malam atau minggu dini hari yang benar-benar hebat. Aku bersenggama dengan Sari dalam bebrapa posisi. Terakhir, sebelum posisi konvensioal, aku melakukan lagi posisi 69 di tempat tidur.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Nisa Karyawan Swasta Istri Orang Yang Aku Kentot

    Cerita Sex Nisa Karyawan Swasta Istri Orang Yang Aku Kentot


    1114 views

    Perawanku – Cerita Sex Nisa Karyawan Swasta Istri Orang Yang Aku Kentot, Saya seoarang karyawan swasta usia saya 28 tahun nama saya Dante, aku yang keluar mudah bergaul dengan siapa saja, pekerjaan dilingkunganku saya mendapatkan perhatian karena tubuh saya yang atletis dengan tinggi postur badan 171 cm 69 kg masih single, tidak sulit untuk menemukan teman-teman apalagi hehe date.

    Ada satu wanita yang tertangkap mata saya ketika akau kerja yang namanya Nisa, dengan sifat yang fleksibel dan ketika diundang untuk berbicara dengan baik, dia ditempatkan oleh para pemimpin sebagai marketing, ia duklu satu bagian dgnku.

    Awal tahun lalu pernikahan Nisa dengan teman kuliah. Meskipun sekarang sudah menikah, Nisa tetap seperti itu sebelumnya, lentur dan anggun. Meskipun postur tidak tubunya jenis yang tinggi dan langsing, tapi dia memiliki kharisma tersendiri.
    dengan kulit putih, payudara dan betis 35b sekitar yang indah, senyum menawan, tidak mengherankan bahwa perhatian pria. Kedekatan diri dengan Nisa dimulai sejak ia bekerja di dgnku yang sama 3 tahun yang lalu.

    Sejak dia pindah bagian (meskipun lantai yang berbeda di sebuah gedung) dan menikah, aku jadi jarang bertemu. Kebanyakan hanya berbicara satu sama lain melalui telepon atau mengirim e-mail. Kita sering berbicara tentang kDanter dan kadang-kadang menyebabkan hal pribadi.
    Karena Nisa terkadang mengerang tentang masalah kantor, yang sering membuat pikirannya cemas. Dan itu membawa keluarga. Nisa kecemasan kadang-kadang dibesar-besarkan, yang membuat awal tahun 2005 belum ada tanda-tanda bahwa dia hamil.
    Setiap anggota keluarga atau teman yang bertanya kepada mereka tentang hal itu, menambah kesal. Semua upaya termasuk konsultasi ke dokter dilakukan, tetapi hasilnya nihil. Kecemasan dan rasa bersalah timbul dalam Nisa, karena selalu soal pertanyaan, terutama dari keluarga.

    Agen Togel Saya sering mendorong dan mendukung dia untuk selalu belajar menerima apa yang dalam situasi apapun. Jika ada sesuatu yang membuat marah pikir Nisa, aku selalu bisa membuatnya lupa dengan masalah.

    Saya selalu bisa membuatnya tertawa, dan tertawa. Sekali waktu, Nisa tertawa untuk berlutut di lantai, memegang perutnya dari tertawa menangis dan sakit perut !! Suatu hari (aku lupa persis) dua minggu di Februari 2016 lalu, Nisa memanggil saya melalui HP. Saat itu saya baru saja sampai di rumah setelah seharian bekerja. Haloo Nitaa .. Sekali lagi mana Tumben lu nih Malem Malem nelpon, hehehehe .. kataku kemudian. Lagi di rumaah.
    Sekali lagi tertegun menatap, lapar dan cuapek buanget ya, saya tidak punya pertemuan di Kuningan (brass jalan-Jakarta) dari siang, lu sendiri masih dikDanter Nisa mengatakan kemudian. Laah tidak baru, baru pulang. Eh, lu rumah terbuka lebar tertegun di rumah kerjakan Emang lu umm, tidak ada beras, sampai kelaperan gituh candaku kemudian. Ada Nisa mendengar cekikikan sekali, Hehehehe ..
    Emang benar ya anak !! gw lelah karena pekerjaan! Sempet terus untuk tidak makan dari kantor rumah !! Ooo, jadi. saya kira lu lelah berjalan dari rumah ke kuningan! Aku mengatakan itu. Eee, lezat aja !! Ntar betis gw besar berikutnya bagaimana Lhaa kan, saya diberitahu untuk berjalan dan tidak mengangkat kaki terus melompat Mengapa bisa lu betis besar sebelah Nisa Ada hanya bisa tertawa, mendengar apa yang saya katakan. Sudah lu Nit istirahat, jangan lupa untuk makan, biarkan mandi beraroma.

    Semua hari sudah bekerja, lelah, ntar kalau dikerjain ama lu lu laki-laki bagaimana, sementara sekarang aja lu masih lelah saya berbicara begitu saja, menghirup favorit minuman jus gemerlap nya. Jika itu laeen mah .. aku enjoy aja !! Mari kita tidak mengambil laki-laki pertama mandi saya juga tetep terjebak.
    Pokoknya sekarang manusia saya tidak ada, benar-benar. Lagi ke Australia .. Nisa mengatakan kemudian. Untuk Autralia Wah, sangat lezat! hari gini jalan-jalan kesono sendirian, lu kok kaga berpartisipasi Ngapain Nit, beli kangguru ya saya bertanya santai. Er, anak ni dodol begitu pula !! Urusan kantor lah !! Nisa mengatakan sengit, sementara saya hanya tertawa mendengar Nisa mengatakan sengit kepada saya. Jadi, seperti gw pertanyaan sebelumnya, lu tumben Nit, malem malem gini telepon. Ini pertama kalinya aku bertanya. Ya, saya ingin chatting ama lu aja.

    Abis tenang di sini .. tidak ada yg bisa diundang untuk berbicara dan Nisa menceritakan apa-apa saja yang bicara dalam pertemuan terakhir. Seperti biasa, saya diminta pendapat di masalah kDanter yang sedang ditangani, sudut pandang aku pasti.
    Tak terasa, kami berbicara sudah satu setengah jam kemudian kami berniat untuk mengakhiri, dan berjanji untuk melanjutkan hari berikutnya di kantor. Sebelum saya menutup telepon, tiba-tiba Nisa menanyakan sesuatu, Eh, saya ingin meminta dong sedikit, tidak seharusnya lu Tapi jika Anda tidak ingin menjawab, tidak apa-apa .. Apa yang saya katakan itu. Nto Maaf, jika saya mungkin bertanya, Hmm ..
    Lu tidak pernah ML kicker. Mendengar pertanyaan seperti itu saya sedikit terkejut, karena meskipun pembicaraan saya dan Nisa selalu apa itu dan kadang-kadang pribadi, tetapi tidak pernah seperti ini. Er, tidak pernah .. Mengapa Dintanyaku penasaran. Tidak, hanya bertanya-tanya .. Lu doang pertama ML saat, tentu ama lu yah gadis bertanya Nisa.

    ML gw pertama kali di SMA, di teman bukan ama gw gadis, lu sendiri ketika mendengar jawaban saya adalah langsung Nisa mengatakan, aku masih, di perguruan tinggi. Itu juga setelah TA, sebagai Randy (suaminya). Nto bagaimana rasanya, ML pertama kali diminta Nisa.
    Lhaah, lu sendiri ML pertama kalinya bagaimana. Awalnya itu sakit. Tapi enak juga .. Hehehe. Abis itu Randy buru-buru begitu. Maklum bahwa waktu kami berada ketauan takut … Emang lu ML di mana, di kantor RW Hahaha, tidak lah !! gw lakuin di rumah ruang tamu saya sendiri. Waktu itu lagi tidak ada orang lain. Pembantu saya juga meninggalkan rumah lagi Nah, ternyata rumah lu waktu gw kemarin, saya nggak berpikir duduk di sofa yang pernah digunain untuk perang antara kedua jenis kelamin.
    Nisa celotehanku hanya tertawa pada saat itu. Lalu kami saling bercerita tentang pengalaman kami masing-masing, sampai masalah dengan posisi yang paling disukai dan yang tidak disukai dalam hubungan seksual.

    Kami juga sama-sama mengatakan bahwa kadang-kadang masturbasi ketika keinginan telah bergairah dan tak tertahankan. Nah, jika lu Nto .. Abis mastur, jangan dibuang sembarangan dong, kasiankan, anak lu berteriak di selokan.

    Mending paket lu terus kirim ke gw aja, banyak kali membantu Emang mau sperma lu gw, dilakukan kepadanya bagaimana Dibungkus Kaya membawa beras rendang! Kirim via apa, kemudian segera tuang ke lu Mending langsung. Praktis dan nyaman, hehehehe. Minggu, berharap begitu! mulut Lu nyaman, tapi saya yang tidak aman !! Tidak, saya hanya ingin aja sperma lu Nisa menyindir sinis. Sudah ah, saya ingin mandi terus tidur, besok kita masih bekerja .. Nisa mengatakan kemudian.
    Setelah itu kami berdua mengucapkan selamat tinggal untuk menutup telepon. TGF (Thanks God adalah Jumat), hari yang saya lakukan seperti biasa. Meskipun aku merasa mengantuk, tapi aku senang dan bekerja dengan semangat semua untuk besok dan hari setelah liburan.

    Seperti yang dijanjikan tadi malam, saya makan siang dengan Nisa untuk melanjutkan pembicaraan masalah kDanter bahwa ia hadapi. Saya dan Nisapun meninggalkan bersama-sama, menuju sebuah restoran yang menyajikan masakan Thailand di Jakarta Selatan.

    Sepanjang perjalanan dan di tempat tujuan kita berbicara hanya tentang isu-isu kerja serius, sesekali bercanda dan tertawa. Tak satu pun dari topik yang dibesarkan pembicaraan akhir di telepon tadi malam. Sampai saat perjalanan kita kembali, kita hanya diam.

    Mungkin karena Nisa masih ingat percakapan yang telah dibahas. Jika aku benar-benar, mencoba mengingat apa yang rencana akan membuat liburan. Aku ingin tahu apa yang ada di benak Nisa, mungkin pusing liat kemacetan lalu lintas yang sedang dihadapi, ia menyarankan bahwa sebagai sopir. Sementara aku bersantai-ria di sampingnya sambil mendengarkan memperlambat R & B lagu.
    Mengapa yang membuat gw kok ngelirik aku tiba-tiba berkata, karena saya melihat dari sudut mata saya, Nisa sering melirik saya. Ge-Er gw aja lu hanya liatin jalan dan tidak lu liat! Jalan-jalan macet, jadi saya bingung tentang arah mana celetuk Nisa Download. Weleh, menghadapi jalan yang sulit, benar-benar bola mata ke arah lu gw Emang, terlihat kaya penyanyi yah gw. Nisa tertawa obrolan saya dengar sebelumnya.
    Lalu ia berkata, Nto, lu benar-benar ingin Dedikasikan ke gw. Mendedikasikan apa sih. Hal-tu, .. diskusi semalem kami .. kata Nisa. Tentang mastur .. Aku segera memalingkan wajahku ke Nisa, bingung Mastur Ooo, itu.

    Emang kenapa sih DinLu gw emang ingin benih. Sebenarnya bukan itu, saya hanya ingin punya anak doang. Aku hanya bingung apa yang harus dilakukan Mungkin sekarang bukan rezeki lu, kali Nit. Lu tidak harus menyerah begitu donk! Suatu hari, jika ketentuan tersebut sudah lu dateng, tentu juga saat ini kok.
    Kesabaran ajah, ya Dinkataku. Jadi rata-rata, lu tidak ingin Anda untuk kesempatan untuk aku minta maaf, aku sudah kehilangan Nto Alih-alih akal sehat, saya hanya ingin menguji saja. lu gw kenal orang itu bisa dipercaya. Apapun yang terjadi nanti, saya percaya lu gw melihat diri mereka tidak berubah. Tetep bisa menjadi teman gw. Jadi saya perlu lu. Wah Nita, jika nanti hamil beneran bagaimana Serem menulis bahwa sampai ketauan.
    gw benar, jadi tidak baik ama lu keluarga. Biarin aja, itung-itung sebagai bukti jika saya hamil!. Setelah Nisa mengatakan sebelumnya saya pikir, Nisa ya gila, pikirku. Aku tahu, kita berdua dekat, tapi hanya teman biasa.
    Aku hanya takut, nanti setelah kejadian, salah satu dari kami dapat muncul perasaan yang berbeda. Meskipun Nisa percaya aku tidak seperti itu, aku masih ragu-ragu. Memang, aku tidak menyangkal, ingin tidur dgnnya.

    Tapi perasaan yang saya pegang, karena dapat merusak hubungan kita akan. Setidaknya ketika itu tidak terbendung, berakhir hanya masturbasi. Aku ketagihan pernah menulis namanya dengan seks. Tapi aku tidak ingin cinta obral demi seks saja. Oleh karena itu, permintaan Nisa ini bisa mengubah suasana.

    Tapi setelah aku memikirkannya, apa yang salah dengan saya mencoba. Setelah semua, saya selalu ingin melihat bagaimana lekuknya .. Untuk, tidak bisa mengatakan bahwa Nisa tiba-tiba menyela pikiranku. Bisaa .. Ya pasti bisa gw aja dong! Wong lezat pula, bermain berperang.
    Heh, hanya mengerikan! Sapa lu mengatakan, kami hanya mengatakan ML gw lu bertanya sperma tidak berarti kami bermain seks! Dan saya meminta kita untuk bersikap objektif, baik, mengingat saya punya keluarga. Jadi kita tidak nge-seks Bagaimana saya ingin minum sperma Emang lu gw, yang masih ada hanya kenyg lu, bukannya bunting! Aku berkata, mulai bingung. Hush, jijik ah, bicara lu.

    Cara melakukan keluarin sperma lu lu nanti, terus langsung masuk ke dalam memiliki gw. Whoa, proyek yang sangat sulit! Tapi OK, kami hanya mencoba akupun menyggupi baik, karena saya pikir, akan mencoba untuk setidaknya bisa melihat bentuk tubuhnya yang membuat rasa ingin tahu selama bertahun-tahun.
    Kemudian dalam percakapan berikutnya, kami juga sepakat untuk bertemu pada hari berikutnya di salah satu hotel bintang 3 di arah yang berbeda dengan daerah rumah kami di Jakarta selatan. Sabtu tiba. Setelah istirahat siku, pagi ini saya sudah siap untuk tujuan berikutnya.

    Setelah saya tiba di hotel, saya langsung check-in. Kemudian menunggu di kamar hotel setelah saya mengatakan Nisa bahwa saya telah tiba. Nisa tidak muncul untuk waktu yang lama, hampir 3 jam aku menunggu sambil menonton acara di ruang musik TV.
    pukul 12 sore, ketika tiba-tiba terdengar ketukan di pintu kamar saya baik-baik saja. dengan berdebar akupun mengintip bergegas dari pintu, ternyata Nisa! Ketika aku membuka pintu, Nisa segera bergegas untuk meninggalkan saya di depan pintu sambil tertegun.
    Nisa Hari ini menggunakan kemeja hitam murah berkerah Bleser dilapisi dengan coklat gelap, dengan rok yang terbuat dari kulot bermotif coklat gelap. Begitu ia berada di dalam Nisa blesernya langsung membuka lengan baju yang ternyata menunjukkan tunggul.
    Menambahkan kontras dengan warna putih kulitnya yang bersih. Sementara aku hanya menggunakan T-shirt dan celana pendek. Lalu ia duduk di tepi tempat tidur, menghadap TV. Mengapa lu, menatap begitu liatin gw kata Nisa.

    Tidak, hanya terkejut aja lu sama, masuk ke dalam tanpa berbicara, bletser terbuka terus duduk menonton TV yang akan menonton, aku hanya dateng baru. Maaf, baik, saya tidak lu halo pertama. Bahkan tongkang di. Terus terang saya bingung, hati-degkan deg gw nih kata Nisa.
    Saya juga menyadari suasana seperti itu, dan kemudian saya ditawari minum untuk Nisa untuk melonggarkan suasana yg kaku. Setelah saya membuat teh yang diminta Nisa, saya akan duduk bersandar tempat tidur. Nisa yang tinggal di sekitar untuk minum teh suguhanku saat masih duduk di tepi tempat tidur.
    Posisi ini membuat saya bisa dengan mudah melihat bahwa lekuk kakinya yang bagus, yang saya selalu mengagumi, karena tepat di sebelah wajahku. Putih bersih. Setelah waktu saya membuka pembicaraan dengan topik yang umum saja. Maksud saya hanya untuk bersantai suasana, dan ternyata saya lakukan.

    Saya dapat melihat bahwa Nisa mampu susasana rilex dengan ini karena bisa dilawan dengan percakapan cepat dan kadang-kadang tertawa di celotehanku. Setelah Nisa minum teh, dia berdiri dan meletakkan gelasnya di atas meja di samping TV, kemudian duduk di bawah, di samping kanan saya dengan bersandar di tempat tidur.
    Sambil terus berbicara, aku mencoba memeluk bahunya dari samping, dan tangan kiri saya memegang tangan kirinya. Sambil terus bicara kita, saya mencoba untuk merasakan kehalusan kulitnya dengan sentuhan halus jari-jari saya yang saya lakukan.
    Aku menyentuh bahu sampai ke telapak tangannya, satu demi satu. sentuhan lembut bahwa saya tidak menyangkal membuat Nisa terpengaruh, meskipun ia terus berbicara. Terbukti bulu pada tengkuknya yang terlihat berdiri, karena saya melakukannya.
    Ditambah sekali lagi saya mencium bahunya. Tadi menyentuh tangan kanan saya dengan tangan kiri saya menyentuh tanganganya, sekarang bergerak ke perut, sementara tangan kiri masih sentuhan di tangan kirinya.

    Sentuhan pada perutnya terus meningkat, sampai aku menyentuh payudaranya saat masih di balut dengan bra dan T-shirt. Lama saya lakukan aksi ini sambil memberikan sentuhan dari luar. Kemudian tangan ke bawah untuk kembali turun dan yang meyusupkan ke kaus Nisa. Aku menyentuh pada perutnya segera memberikan tanpa hambatan dari kemejanya.
    Terus naik sampai aku menemukan payudaranya yang masih terbungkus payudara. Jadi kenyal dan lezat sekali mencicipi, meremas-remas payudaranya dengan lembut, kemudian saya mencoba untuk menemukan putingnya sambil terus meremas lembut dan memberikan ciuman di bahu.
    Nisa yang sudah merasa dicapai bahwa dia menutup matanya, telah diam sejak terakhir tiba-tiba diberhentikan saya melakukannya, menarik tanganku dari bawah kemejanya, sudah, baik .. kemudian dia menciumku di bibir, mulut bertanggung jawab dengan lumatanku sementara terus memberikan sentuhan. Kali ini tujuan saya adalah bahwa melebar kakinya, karena posisi Nisa miring ke arahku. Sedikit dengan tangan sedikit menyentuh, dan menyentuh kakinya sampai aku menyelinap di belakang roknya.
    Di tanganku roknya mulai mencari pangkal pahanya yang masih tertutup celana dalam. Rangsangan yang saya berikan dapat dinaikkan suhu, karena Nisa menyambut lumatanku rajin.

    Lalu tangannya mulai meraba-raba di balik gundukan di celana pendek yang telah diperketat sejak fab, yang kemudian menuntun tangannya untuk memasukkan ke dalam celana. Lalu aku melanjutkan aksiku di dalam roknya. Tindakan yang nikmat memijat penisku di celana, membuat saya terengah-engah.

    Aku akan menyelesaikan lumatanku dan kecupanku di lehernya, dan langsung menurunkan kepalaku ke bawah, untuk memberikan sedikit ciuman dan jilatan pada kedua kaki. Dari bawah, terus ke arah dasar kaki, sedikit demi sedikit aku memberi sentuhan, ciuman dan menjilati pada kedua kaki.
    Sampai akhirnya di dasar kaki, dengan roknya mendorong sedikit demi sedikit, akhirnya saya bisa melihat celana dalamnya yang berwarna coklat sangat muda. Saya akan bersemangat untuk memberikan menjilat di sekitar pangkal pahanya. Jadi saya berniat untuk menurunkan celana dalamnya, Nisa tiba-tiba berdiri dan duduk di pinggir kursi.
    Saya posisi yang sudah memegang CD karet, bahkan membuat turun sedikit turun karena Nisa berdiri. Nisa yang tahu segera menurunkan roknya dan duduk di samping tempat tidur. Kami tidak membiarkan ML, baik kata Nisa.

    Dan mengapa Tuang sperma bagaimana Gini aja, akan merangsang lu gw sampai pintu keluar, setelah itu masukkan gw gw dan gw didalem menumpahkan sperma, bagaimana Karena jika numpain doang mah, beberapa baik gw aja dong memohon nanti. ML donk kita hanya menulis. Tidak lama pula, setidaknya ketika saya memiliki nafsu benar-benar kaya gini, menit terpanjang! Aku tersentak. Jadi lu gw klimaks buat pertama, maka saya masukkan.

    Tapi .. Saya tidak punya waktu untuk terus Nisa sudah miliknya seksi mulut, sementara tangan kiri saya meraba-raba selangkangannya dari belakang roknya. Itu basah di sana. Karena mereka lumatanku bibirnya dan rangsanganku dari bawah, Nisa melemparkan dirinya di kasur dengan posisi kaki yang menjuntai ke bawah tempat tidur.

    Aku masih akan terus gerilya, atas dan bawah. Lalu aku menurunkan arah seranganku ke bawah. Dari leher, bahu, saya meremas payudaranya dan ke perutnya, sampai aku mendorong kembali dengan roknya.
    Ada, saya melihat posisi celana dalamnya yang sudah meluncur turun, meskipun masih di atas lutut, tetapi telah menunjukkan bahwa bulu hitam dan halus dan rapi dipertahankan. Untuk sementara saya masih kagum dan takjub dengan pemandangan.
    Dari posisi di samping Nisa, saya akhirnya memberikan sentuhan halus melalui bibir kecupanku dan sekitar pangkal pahanya. Sedikit demi sedikit memberikan ciuman dan sentuhan, dan terus turun ke kakinya, sampai aku jatuh dari tempat tidur memberi ciuman di kakinya menjuntai ke bawah dari mulut.

    Kemudian mereka terus mencium kakinya di bagian bawah terus ke atas lagi, dan sedikit demi sedikit saya ditarik celana dalamnya sambil memberikan ciuman kecil dan jilatan pada kaki indah tubuh yang saya kagumi.

    Setelah saya lepas celana, duduk di bagian bawah dan menghadap ke arah selangkangan Nisa, aku membuka kakinya lebar dan kemudian dengan menempatkan kakinya di bahu saya, dan saya langsung melahap mulut vagina sangat rapi dipertahankan semua.
    dengan kulit bersih, bulu mulut halus, vagina dimiliki Nisa sangat bagus. yang membuat saya begitu cemas dan bersemangat menyutubuhinya sekali. Aku hancur vaginanya dengan sangat celana, sampai Anda mendengar erangan melarikan diri Nisa yang sudah tak tertahankan sambil menggeliat ke kiri dan kanan.
    Nisa erangan membuat saya lupa, dan terus melumat dan vagina indah menjilat itu, saat memberikan membelai pahanya dengan kedua tangan. Elusanku kemudian beralih.
    Dari balik kemeja saya berikan sentuhan ke perutnya, sampai aku meremas payudaranya yang halus yang sebelumnya saya mengambil dari cangkir yang hanya menutupi setengah dari payudaranya.

    Meremas nuansa halus yang saya berikan memberi saya kesenangan dalam dirinya sendiri. Karena selain kulit yang sangat halus, ukuran dan elastisitas membuat saya lebih bersemangat untuk bercinta. Meskipun saya belum melihat payudaranya secara langsung, karena masih tertutup di bawah jersey.
    Setelah beberapa menit, tiba-tiba Nisa mengangkat pantatnya tinggi-tinggi dan kakinya menjepit kepalaku ke arah selangkangan saya. Sementara setengah berteriak bahwa terkendali Nisa mengatakan, Nnnto, .. saya ingin keluarr .. Aduhh !! Nisa kemudian menegang sesaat. Aku masih terus melahap mulut vaginanya, merasakan cairan yang keluar dari vaginanya.
    Setelah menabrak Nisa lemas, aku masih suka bahwa cairan pembersih dari vaginanya. Setelah itu aku merangkak saat ia melemparkan kemejanya untuk melihat payudaranya, setelah dilihat, saya menjilat rakus.

    Agen Bandar Togel Nisa yang masih kelelahan setelah orgasme pertama balasan, hanya tampak pasrah saja. Karena aku sudah sangat cemas sekali, aku segera melepas celana saya. Rotanku yang telah sangat keras indeed’d telah sudah membuat saya tidak nyaman. Dalam keadaan seperti Nisa yang mengundurkan diri, aku segera menempatkan penisku di lubang cinta milik Nisa.

    Drag, tapi lezat. Aduh! Ahh .. mendesah Nisa sambil menutup matanya. Sedikit demi sedikit saya masukkan, maka saya tarik sedikit, aku masukkan lagi bahwa lebih dalam, yang akhirnya aku menusuk mendalam terjebak dengan dasar penisku.
    Kami juga menyatu, dan keinginan aku harus menyutubuhinya sudah terpenuhi. Karena desahan-desahan Nisa yang membuat saya sangat cemas sekali, memeluk tubuh Nisa yang masih berpakaian lengkap dengan dia aku langsung menggenjot cepat.

    Akhirnya, dengan penghitungan cepat pula, saya tidak akan berdiri untuk menyemburkan lahar panas saya. Nisa saya langsung memeluk erat sambil menekan penisku ke dalam vaginanya. Ahh, aku akan keluar .. Saya suka menyemburkan cairan di dalam rahim Nisa.
    Perasaan senang menyebar melalui saya. Untuk sementara saya masih mencengkeram tubuh Nisa karena tidak ingin membiarkan nikmat rasa untuk itu. Beberapa saat kemudian saya akan bergulir punggung di samping Nisa. Memegang tangannya, aku akan mengatakan, Enak benar-benar memiliki lu, Nit. Untungnya istri gw lu gantinya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • CERITA SEX PERSETUBUHAN SABTU MINGGU

    CERITA SEX PERSETUBUHAN SABTU MINGGU


    1113 views

    Cerita Sex ini berjudulCERITA SEX PERSETUBUHAN SABTU MINGGUCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.


    Perawanku – Pada suatu hari di sekolah tempat istriku mengajar sedang diadakan Perkemahan Sabtu Minggu atau yang biasa disingkat Persami. Saat itu aku isengiseng menyusul istriku di perkemahan yang kebetulan diadakan di halaman sekolah, karena pesertanya adalah anak usia dini yaitu kelas 6 SD.

    Aku berfikir gak mungkin bisa cuci mata karena semuanya anakanak, untuk itu aku hanya memakai celana pendek, Tshirt dan sandal jepit. Tapi setelah sampai di sekolah, aku terkejut sekaligus bahagia karena yang kemah adalah ibuibu. Bagaimana Tidak, siswa kelas 3 dan 4 boleh di dampingi orang tuanya, maka dipastikan separuh pesertanya adalah tantetante yang berusia antara 3035 tahun.

    Karena sudah terlanjur, aku cuek saja nyelonong masuk untuk mencari istriku tetapi ternyata sedang sibuk karena memang dia yang bertanggung jawab pada kegiatan ini. Alhasil, aku malah disuruh pulang dan menjemputnya minggu jam 3 sore. Aku menurut saja dan berjalan menuju ke parkiran, tapi saat aku hendak menyalakan mobil mendadak HPku berdering dan itu dari istriku.

    Dengan nada tergesa aku disuruh menjemput kepala Yayasan yang mobilnya rusak ditengah jalan karena menabrak sebuah sepeda. Aku iyakan saja permintaanya walau dalam hati aku sangat kesal. Setelah berjalan hampir 15 menit akupun tiba di lokasi kejadian, setelah memperkenalkan diri aku langsung memintanya agar ikut denganku karena sudah ditunggu.

    Mari Pak, saya antar ke perkemahan! Kataku

    maaf Mas saya tidak bisa menghadiri acara api unggun saya mau mengantar korban ke RSU, biar ibu Naya saja yang kesana.

    Jawab kepala yayasan yang aku sendiri tidak tahu namanya

    tapi.saya. jawabku heran

    sama saja Mas, ibu Naya adalah wakil saya! Jawabnya menjelaskan

    iya Pak, dimana Ibu Naya?! Tanyaku

    itu yang memakai baju pramuka jawabnya sambil menunjuk ke arah kerumunan orang

    Wow.ibu Naya ternyata orangnya masih muda, mungkin seumuran istriku sekitar 24 tahun, tinggi sekitar 170, toket 36B serta body yang sangat bohay kalau artis seperti bodinya Sarah Azhari yang padat berisi dan yang pasti penuh gizi. Judi Poker Online

    Di perjalanan Naya terlalu sibuk dengan Hpnya sehingga kamipun mengobrol secukupnya meskipun sebenarnya itu tidak cukup untuk mengenalnya lebih jauh. Entah apa yang dialami Naya, wajahnya begitu panik!

    Hanya sekitar 10 menit Naya memberikan sambutan dan membuka acara, kemudian kembali ke mobilku dan meminta tolong supaya mengantarnya kerumah karena anaknya sedang demam tinggi.

    Diperjalanan pulang Naya tetap sibuk dengan Hpnya dan mencuekin aku, bahkan belum apaapa sudah menyuruhku mengantar anaknya sekalian ke dokter seakan menganggap aku adalah sopirnya. Semua sudah aku lakukan, termasuk mengantar anaknya. Saat aku berpamitan pulang, ucapan terima kasih pun tidak ada. Benarbenar malam yang sial!

    Tapi anehnya semua ini tidak membuatku marah, pantat Naya selalu terlintas di otak kotorku dan menghipnotis. Dengan berat hati aku kembali dan isengiseng aku menuju sekolahan dengan harapan dapat mencuci mata melihat tantetante muda yang kedinginan. Ternyata parkiranya semakin penuh, padahal sudah menunjukkan pukul 21:45 WIB sehingga memaksaku untuk memarkir mobil agak jauh dari area perkemahan.

    Cerita Dewasa Persetubuhan Sabtu Minggu

    Semoga aku mendapat obat atas rasa kesal dan sesal yang baru saja aku rasakan, itulah doaku dalam hati. Saat memasuki area sekolah aku sengaja menepikan langkah kaki di tempat yang gelap dan sepi karena memang niatku untuk mencuci mata dan aman dari istri.

    Mendadak aku ingin pipis dan dengan cuek aku acungkan kont*lku di sebuah taman di depan kelas karena keadaan di tempatku berdiri sangat gelap dan sepi jadi aku pikir aman. Cuuuuuuuuurrrrrrrrtanpa rasa berdosa aku kencingi bunga yang kebetulan paling tinggi dan lebat, tapi sebelum kencingku selesai mendadak berdiri sesosok orang dari balik bunga tersebut.

    Aku yang terkejut spontan memasukkan kont*lku kedalam celana alhasil, ngompol deh. Tapi aku tidak sendirian, orang yang ada di depanku juga mengompol karena sebenarnya dia juga sedang duduk berjongkok dan kencing dibalik bunga serta mendadak berdiri sesaat setelah aku kencing.

    Samarsamar terlihat jelas air kencingnya mengalir di kakinya saat kedua tangannya masih menjinjing rok. Kami samasama merasa malu dan salah tingkah, harus berkata apa atau bersikap bagaimana karena kami memang tidak saling kenal. Mendadak terdengar seseorang berjalan menuju tempat kami, karena takut ketahuan dan disangka anehaneh akupun meloncat disebelah wanita tersebut dan menutup mulutnya.

    please, aku mohon jangan bersuara nanti ketahuan orang! Bisikku lirih

    Wanita itu hanya mengangguk pertanda mengerti dan dengan respek mendekatkan tubuhnya ke tubuhku hingga untuk beberapa menit kami seperti saling berpelukan. Sepeninggat orang yang lewat aku sempatkan meminta maaf dan menawarkan pakaian ganti yang rencananya aku bawakan untuk istriku. Karena butuh dia yang ternyata bernama Erika mengiyakan tawaranku.

    Aku kembali berjalan menuju mobil untuk mengambil rok panjang istriku dan meminta Erika untuk tetap bersembunyi. Untuk kali ini aku tidak tahu harus kesal atau senang, sempat muncul dalam otakku untuk merayu dan mencumbunya tapi buruburu aku menepisnya karena selain ramai juga sangat sulit merayu wanita berjilbab dalam satu malam. Kecuali kalau terpaksa seperti tadi, pikirku licik. Dengan membawa rok, aku menghampiri Erika dan mengantarnya ke kamar mandi.

    enggak Pak, aku takut kata orangorang tempatnya angker makanya aku tadi di taman! Kata Erika menjelaskan

    udah gak apa, sebagai permintaan maaf aku akan mengantarmu! Kataku menawarkan kebaikan, padahal jauh dalam hatiku ada niat untuk membuat keadaan menjadi terpaksa.

    Akhirnya Erika mau dan segera menuju kamar mandi yang jauh berada di belakang, sungguh seram memang apalagi tempatnya dibawah rimbunnya pohon bambu. Tapi, apa mungkin sesama setan saling mengganggu?! Heheheee, tawaku dalam hati. Erika pun masuk kamar mandi dan aku cepatcepat mencari celah untuk mengintipnya dan ternyata ada.

    Dengan berdiri diatas tumpukan kayu aku mengintip Erika dari celah anginangin, jantungku serasa ingin berhenti sesaat setelah tahu ternyata Erika yang berjilbab memakai CD bikini dan tato di pinggulnya. Aku semakin bernafsu dan dengan cepat mendorong paksa pintu kamar mandi tersebut yang ternyata kuncinya hanya sebuah kayu kecil yang di silangkan. Pintu itupun terbuka dan aku langsung menerobos masuk, sengaja agar Erika tidak sempat menutupi keseksiannya dan berpakaian.

    Cerita Mesum Persetubuhan Sabtu Minggu

    Apaapaan Pak?! Tanya Erika terkejut sambil menyilangkan kedua tangan di CDnya

    Maaf, ada penjaga malam yang menuju kemari! Kataku berbohong

    ngapain masuk, kan bisa sembunyi diluar. bantahnya dengan wajah marah

    ssssssssssttttttt.jangan bicara lagi, orangnya di depan. Kamu mau semua orang mengetahui kita berduan dikamar mandi dengan keadaan kamu setengah bugil begini?! Bisikku lirih dan ternyata membuat Erika larut dalam kepanikan yang aku ciptakan.

    Tak mau membuang waktu, aku mencoba memaksimalkan kesempatan ini. Aku tarik kedua tali simpul CDnya dengan kedua tanganku secara bersamaan dan tanpa sempat dicegah, aku berhasil membugili setengah bagian bawah tubuhnya.

    coba aja kamu teriak biar kita ketahuan dan samasama malu, keluargamu malu dan kamu pasti diceraikan suamimu!! Ancamku sambil mendorong tubuh Erika ke sudut kamar mandi.

    Tetes air matanya tidak mampu memadamkan nafsu dan niatku untuk menikmati tubuhnya. Aku langsung mendekapnya eraterat, mencium dan melumat bibirnya yang pasrah tidak berdaya. Lidahku menggelitik bibirnya, menyusuri rongga mulutnya dan memilin lidahnya, sementara tanganku langsung menuju selangkangan yang sudah tidak berCD. Aku elus jembutnya yang lembut, aku raba pahanya dan terus merangsangnya. Judi Poker Online

    Aku tahu Erika sudah mulai terangsang, hal ini terlihat dari nafasnya yang semakin memburu, perlawanan tangannya mereda dan yang paling membuatku yakin adalah memeknya sudah licin tapi dia terus berusaha menutupinya. Aku semakin bersemangat mencumbunya, bibirku kini mulai menuruni lehernya yang masih tertutup jilbab, kebawah menuju toketnya, kebawah lagi di perutnya dan aku hentikan jilatanku di memeknya.

    Lirih desahan nafsunya mulai terdengar, pertanda Erika sudah ikhlas aku perkosa dan benar saja kedua pahanya semakin merenggang mempersilahkan aku menjilati memeknya. Lidahku meliuk dan menari memutari bibir memeknya. Sementara jari telunjukku mengelus dan menekan pelan di lubang memeknya.

    SSSSSSSSSSSSSTTTTTTTTTAAAAAAAAAAAAAAAAAA A.AAAAAAHHHHHHH.. desahan Erika terdengar jelas saat aku mulai memajumundurkan jariku.

    Aku pijit dan putarputar klitorisnya memaksa Erika menggerakkan pinggulnya ke kiri dan kanan. Orgasme pertamanya begitu cepat terjadi, lendir di memeknya telah mengalir di jari telunjukku.

    Rika.sayaaaaaaaaaaanng.masukin ya?? Pintaku

    Erika ternyata masih ragu dan malu, ada pertentangan dalam hatinya. Aku arahkan badannya ke tembok dan menunggingkan pantatnya. Aku langsung keluarkan senjata andalanku dari dalam CD dan langsung mengambil ancangancang menyerang tapi ternyata lendir orgasmenya tidak mampu melicinkan kont*lku yang terlalu gede.

    Aku ludahi palkon dan aku tekantekan ke memeknya, aku masukkan aku cabut, aku masukkan lebih dalam dan aku cabut lagi. terus dan terus. Desahan dan erangan Erika yang tertahan membuatku semakin ingin cepatcepat menggoyangnya. Setelah sepertiga kont*lku masuk, aku memaksa dengan sekuat tenaga mendorongnya.

    AAAAAAAAAAAAAAAAAUUUUUHHHHHHHHHHHH.ADUH SAKIIIIIIIIIIITTTTTTTTTT.. rintihnya sambil mengigit bibir, untung suara sound system acara api unggun berdentang keras jadi bisa menutup suara parau Erika.

    aduhgede banget Pak.sakiiiiiiiiiitttttt. rengeknya sambil menengok ke arahku

    panggil yang mesra dong, sebentar lagi pasti sakitnya berganti nikmat! Jawabku sambil berjongkok memeluk tubuhnya dari belakang.

    Cerita Ngentot Persetubuhan Sabtu Minggu

    Pelanpelan aku goyangkan pantatku majumundur dan ke kirikanan sambil memberi ciuman dan rangsangan di belakang telinganya dengan sesekali tiupan dan desahan memanja. Erika semakin terangsang dan melayang, pantatnya meliuk mengimbangi goyanganku. Kini entotanku sudah tidak terlihat seperti perkosaan tapi kemesraan dua kekasih yang dilanda kerinduan. Aku semakin mempercepat goyanganku, sepasang toketnya bergelantungan kedepan belakang seirama dengan goyangan pinggulnya.

    MMMHEMMMMMMM..UUUUUHHHHHHHH.O OOOOO.ayo sayaaaaaang puaskan nafsuku. Ayooo.mainlah yang kasar, aku suka kamu perkosa! Rengek Erika terbatabata

    Aku sangat terkejut mendengarnya, wanita berjilbab yang binal! Gumamku dalam hati. Aku mulai meremas dan memukul pantatnya seirama dengan dentuman sound di depan. Terlihat jelas wajahnya begitu puas saat aku pukul pantatnya. Aku terus berusaha bermain kasar, jari telunjukku aku tusukkan ke anusnyaBlesssssssss..blessssssssss.

    AAAAAAAAAAAAAAAAAAAUUUUHHHHHHHHHHH..jangan di anus sayang, ampuuuuuuunnnn! Rengeknya memelas, tapi aku tidak menghiraukannya dan terus mengobokobok anusnya dengan jari tangan kananku sementara tangan kiriku meremas gemas toketnya.

    Aaaaaaaaaaaaahhhhhhhhh.memeknya benarbenar nikmat, disepanjang goyangan aku rasakan himpitan, pijitan dan hisapan dari memeknya. Jujur memeknya lebih berasa di bandingkan dengan memek istriku, pujiku penuh kemenangan. Sesaat aku hentikan goyanganku dan memintanya menyepong kont*lku yang sudah berlumuran lendir memek. Awalnya dia menolak tapi aku terlanjur menikmati permainan kasar yang dimintanya, dengan menutup hidungnya aku memaksanya membuka mulut dan segera aku masukkan kont*lku.

    HLEEBBBBBBBBBBBBBBBB..kont*lku hanya separuh yang bisa masuk dan aku belum puas! Aku paksakan terus dengan mendorongnya kuatkuat hingga berasa menthok di tenggorokannya. Begitu becek dan berlendir rongga dimulutnya, begitu hangat dan dahsyat. Apalagi saat Erika mengambil nafas dengan mulutnya sambil melotot terengahengah, aku sangat puas melihat ekspresi wajah yang beberapa menit lalu meminta bermain kasar tapi kini tampak menyerah kalah.

    Uhukuhukkkk.Erika tersedak dan mencabut kont*lku dari mulutnya! Judi Poker Online

    kamu benarbenar nakal sayang, aku suka permainanmu! Pujinya dengan mulut mengeluarkan lendir dan ludah. Dengan nafas yang masih terengah, Erika duduk di bibir bak mandi dan membuka pahanya lebarlebar memintaku segera menuntaskan permainan ini karena sudah hampir 2 jam dia meninggalkan tenda anaknya. Dengan senang hati aku hujamkan kont*lku hingga mentok di dinding memeknya, aku genjot dengan semangat 45, lebih cepat, lebih cepat, terus dan teruuuuussss sambil berciuman penuh hasrat,

    Aaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhaaaaaaaaaaahh hhhhhhhhhhhh..oooooooooooooooooohhhhhhhhh hhhhh..hhhhhhhmmmmmmmmmmmmmmmmmmuuu uuuuuuuuuuuuuuuuuuuugggggggghhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ..mantap banget kont*lmu, aku mau sepanjang hidup diperkosa kont*lmu. Puji Erika sambil menjambak dan mencubit dadaku.

    15 menit dalam posisi ini, detikdetik orgasmeku terasa semakin dekat. Kakiku gemetar tak kuasa menyangga beban nikmat yang tersaji, keringatpun bercucuran seperti hujan dan puncaknya sekujur tubuhku seakan mengejang.

    ayo sayaaaaaaaaaaang.aku hampir sampaiaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhh.aaaayo semprotin brengggguuuuuuuuuuuuugggggggggghhhhhhhhhh hhhhh pintaku!

    iyaaaaaaaaa.satu dua tigaaaaaaaaaaaaa.aaaaaaaahhhhhhhhhhhh. sahutnya!

    CROTCROTCROT..CROOOOOOOOOOTTTTTTTTT .. spermaku memenuhi ruang di memeknya, entah mengapa dia menahan kont*lku saat akan aku tarik keluar. Kamipun berpelukan erat penuh nikmat. Sejenak kami bermanjamanja berdua dan saling memuji , tapi sesaat sebelum pergi Erika berpesan:

    AKU SANGAT MENIKMATI APA YANG TERJADI, AKU TIDAK MENYESAL DAN AKU TIDAK AKAN MELUPAKANNYA. TAPI TOLONG, JANGAN PERNAH HADIR LAGI DI DEPANKU! AKU TAKUT TIDAK BISA MENAHAN NAFSUKU MEMILIKIMU SAYANGI ISTRIMU! Satu kecupan di bibir menandai perpisahanku dengannya. Aku membisu dibuatnya!!

    Pagi itu aku bangun agak kesiangan, badanku terasa letih dan lesu seakan tenagaku telah terkuras dalam sensasi perkosaan semalam. Tapi yang sangat mengherankan, begitu aku terbangun yang ada diotakku adalah Naya bukan Erika yang memberiku kenikmatan. Entahlah, mungkin karena masih penasaran bagaimana rasanya ngentot tubuh bohaynya.

    Akupun pergi mandi agar bayangbayang Naya terhapus dari otakku, tapi ternyata percuma bayangan Naya seakan sebuah benih yang kian bersemi tersiram air. Aku minum sebutir obat kuat untuk mengembalikan staminaku, bukan seperti biasanya saat akan ngentot karena hari ini aku tidak ada niat untuk bercinta.

    Aku keluarkan motor ninja yang baru 2 hari aku beli, dengan niat test drive aku menyusuri jalanan yang terik dan berdebu. Benar juga kata orangorang, jangan ngaku kaya kalau belum punya ninja! Heheee maaf melenceng dari cerita. Aku hentikan raungan knalpotku di depan sebuah Cafe dan memesan sebuah kopi.

    Entah setan mana yang berbisik ditelingaku, saat mendengar percakapan seseorang yang bilang anaknya sakit karena tidak dibelikan mobil remote control tibatiba terngiang dalam telingaku untuk membeli RC sebagai bahan pendekatan pada Naya. Tanpa menunggu lagi aku tinggalkan selembar uang diatas meja untuk secangkir kopi yang baru di buat, aku melaju menuju sebuah toko RC membeli miniatur Hammer H3 berwarna orange dan membawanya ke RSU tempat Rafel, anaknya Naya dirawat.

    Sesampainya disana, aku melihat Rafel ditemani oleh seorang suster bukan orang yang aku impikan. Dengan berat hati aku menyerahkan mobil RC dan berpamitan pulang. Rafel sangat senang dengan RC yang aku berikan, semoga saja ibunya juga demikian! Harapanku dalam hati.

    Disaat jalan menuju parkiran aku bertemu seorang teman yang menunggui anaknya yang sedang sakit, karena sungkan akupun berbasabasi dan menengok anaknya yang sedang sakit. Tak terasa satu jam telah berlalu dan aku mohon diri untuk pulang. Sesampainya di parkiran, aku mendengar ada suara yang memanggil namaku dan itu adalah Naya.

    Terima kasih ya Mas, atas perhatiannya pada Rafel. Kata Naya

    gak apa Mbak, semoga bisa membuatnya senang dan cepat sembuh! Jawabku sok cool

    kalau gak keberatan, kita ngobrol di dalam ya? Rafel sendirian susternya pamit pulang! Tawar Naya yang langsung aku iyakan.

    Sesampainya dikamar kami bercanda dan tertawa mengakrabkan diri, hingga suara Rafel menyela dan mengejutkan aku dan Naya.

    Mah, aku mau Papah yang seperti Om Adith! Kata Rafel lugu

    iyaiya, ayo diterusin mainnya.jangan nakal! Kata Naya dengan nada agak gugup

    enggak mau, aku mau sama Om kata Rafel sambil duduk dipangkuanku, padahal tangannya masih di infus.

    Rafel jangan nakal ya, turuti kata mamah kataku sambil membelai rambunya.

    Akhirnya Rafel kembali ketempat tidur dan meninggalkan aku dan Naya dalam kebisuan. Kami jadi salah tingkah dengan wajah yang memerah. Hanya menebarkan senyuman dan tatapan mata yang menerawang kata hati masingmasing.

    udah berapa wanita yang sudah kamu tiduri? Tanya Naya dengan telak

    maksud kamu tanyaku terkejut

    udah, jangan sok cool gitu.aku yakin kamu pasti banyak koleksi wanita? Katanya memvonis aku

    iya Mbak, naluri lelaki. jawabku pelan Judi Poker Online

    kamu pasti suka wanita yang agresif kan? Tanya Naya sambil membuka 2 kancing bajunya

    suka banget Mbak! Jawabku sambil menelan ludah, aku lihat lehernya yang jenjang dan bagian atas dadanya yang begitu putih seakan sengaja memancing aku.

    heheeetuh, lihat aku lagi kegerahan aja udah bangun! Ngebet banget ya pengen ngentot aku? Tanya Naya dengan Vulgar dan nada memanja

    Naya mendadak beranjak dari tempat tempat duduknya menghampiri Rafel yang ternyata sudah tertidur, sambil menatapku manja dan lidah yang menggoda Naya mengajakku masuk kedalam kamar mandi. Tanpa berpikir ulang aku langsung menuju kamar mandi dengan penuh nafsu. Begitu aku membuka pintu, di depan mataku sudah terpampang pemandangan yang sangatsangat menggiurkan tubuh bohay Naya hanya tertutup CD dan BH.

    Kalau begini Sarah Azhari yang asli kalah sexy deh, pikirku dalam hati sambil menelan ludah. Naya langsung menarik tanganku dan mengarahkanya ke dua bongkahan togenya yang menantang. Aku langsung meremasnya dan mencium bibirnya yang sensual. Kami berciuman dengan penuh nafsu, lidah kami saling memilin, menghisap dan menggigit bibir sambil tangan aktif membelai, meraba dan merangsang bagianbagian sensitif.

    Ooooooooohhhh.kont*lmu boleh juga, aku suka yang begini! Kata Naya saat mengeluarkan kont*Lku dari celah resleting. Kini jarijarinya mulai mengelus dan mengocok kont*lku dengan lembut. Aaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhh.aku tidak tahan dibuatnya, dengan tergesa aku membuka baju dan memelorotkan celanaku. Tingga akhirnya tampak sepenuhnya! Sambil terus mencium dan menggigit leherku Naya mempercepat kocokannya.

    dalam waktu satu jam kamu harus membuatku puas, bahkan kalau bisa sampai puas sebelum perawat datng! Ungkapnya sambil menjongkokkan tubuhnya. Dengan rakus Naya langsung melahap kont*l yang ada di depanya, menghisap dan menggigitnya pelan sambil mengocok pangkal kont*lku .

    AAAAAAAAAAAAAAAGGGGGGGHHHHHHHaku dibuat mengejang olehnya, hisapannya begitu kuat dan yang pasti penuh dengan kenikmatan hingga kont*lku terasa sangat ngilu. Untuk mengimbangi agresifnya, aku menjambak rambutnya dan mendorongnya hingga menthok ke tembok dengan posisi masih menyepong kont*lku.

    HAEEMMMMMMMMM..OUHMMMMMMsuara desahannya saat menyepong kont*lku.

    Sekitar 10 menit aku menahan posisi ini dan dengan mata merem melek aku menggoyangkan pantat majumundur semakin dalam. Mendadak aku teringat deadline 1 jam yang diberikanya, akupun langsung menyuruhnya menungging sambil berpegang pada bibir bak mandi. Aku sengaja tidak memaksimalkan rangsangan disekitar memeknya karena aku ingin merasakan memek kesednya. Aku langsung menekan palkon ke lubang memeknya, maju mundur dengan setengah memaksa.

    AAAAAAAAAAAHHHHHHHH.sakiiiiiiiiiiiiiiiiittt. perih Mas, aaaaaaaaaaaaaaaahhhhhh

    BLES..BLESSSSSSSSS.BLESSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS SSS! rintihan panjangnya menandakan kont*lku sudah ambles kedalam memeknya! Dengan sepenuh tenaga aku ayunkan kontlku majumundur secara teratur. Ahah.ah.ahhhhhhemmmmmm..bibir Naya tak hentihentinya melenguh penuh nikmat, membuatku kian bernafsu menjejali memek gembulnya dengan kont*l. Aku cengkeram kedua belahan pantatnya dengan kuat, sambil mempercepat goyangan maju mundurku tanpa henti.

    aaaahhhhhhhhh..Massssss.aku sudah sampai Mas, aku keluaaaaaaaaaaaaaaaaarrrrrrrrrrrrr

    OOOOOOOOOOOOOuuuuhhhhhhhhhhhhhhhkont*lmu enak banget mas! Puji Naya bersamaan dengan keluarnya lendir orgasme! Ternyata Naya tidak setangguh penampilannya, begitu cepat orgasme dan mendadak lemas.

    Ngentot di ruangan berAC tidak mampu mendinginkan tubuh bohaynya, dengan bermandi peluh Dia terus mengaduh dan mengeluh kont*lku kegedean padahal sudah licin. Aku tarik tubuhnya ke belakang, menjauhi tembok dan bak mandi memaksa tubuhnya menungging dengan tangan menyangga dari lantai. Tubuhnya semakin bergerak tak menentu, kakinya semakin goyah menopang tubuhnya dan erangan kenikmatan terus mengalun dari mulutnya.

    Aaaaaaaaaah..massaku gak kuataaaaaaaaaaaaaaaaagggggghhhhhhhhhhhhhhhhh ..

    Mendadak tubuh Naya terjatuh ke lantai dan terlepaslah kont*lku dari dalam memeknya. Dengan nafas terengah Naya mencoba untuk berdiri namun aku melarangnya dan menyuguhi kont*l agar diemut. Dipegangnya kont*lku yang berlumuran lendir memeknya dan mengocoknya degan kedua tangannya, lidahnya menjulur mengelus palkon dan mulai mengulumnya sedikit demi sedikit. Sempat aku utarakan untuk ngentotin anusnya tapi Naya menolaknya dengan alasan, memek aja penuh sesak apalagi anus! Sebentar lagi susternya pasti datang aku harus cepatcepat memandikan Naya dengan spermaku, gumamku dalam hati.

    Akupun duduk dengan kaki lurus dilantai dan tanpa diminta Naya duduk diatas paha menghadap kearahku dan langsung mencium dan menghisap leherku dengan penuh nafsu. Tangan kanan Naya langsung memegang dan mengelus kont*lku sambil menggesekgesekkan di memeknya. Begitu geli ujung palkonku, hingga kakiku berasa seperti kesemutan.

    aaaaaahhhhhhAyo sayang, buruan masukin keburu ada yang datang.bisikku saambil meremas pantat dan toketnya

    iya sayaaaang! Jawabnya sambil memasukkan kont*lku kedalam memeknya

    BLEEEEEESSSSSSSSSSSSSSSSSSBLEEEEEEEEEEEEE

    SSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS.. seluruh kont*lku ambles memasuki memek nya, sungguh sangat berasa nikmatnya dan jujur baru kali ini kont*lku bisa masuk seluruhnya kedalam memek, biasanya selalu menyisakan 35cm diluar. Ternyata selain tembem, memek Naya juga lebih dalam. Dengan semangat baru aku meladeni nafsu Naya yang semakin menggebu, aku rebahkan tubuhku dilantai dan memberikan ruang untuk Naya menggoyangkan pantat bohaynya.

    AAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHEMMMMMMMM.OOO OOOUUUUUUUUUUUHHHHHHHHHHHAAAAAAAAAA

    AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHH.. desahan panjang langsung aku suarakan sesaat setelah Naya mulai menggoyangkan pantatnya maju mundur. Semakin cepat dan cepat dengan selingan goyangan memutar yang dahsyat, layaknya inul kaalau sedang ngebor.

    enak kan mas goyanganku, gak kalah dengan inul! Katanya memuji diri sendiri sambil tersenyum manja

    mantap banget say, baru kali ini aku merasakan nikmat yang teramat.aku genjot jangan berhenti! Pintaku sambil mencubit dan meremas toket gedenya.

    Begitu lama kami berML ria dengan gaya ini, hingga kami dikejutkan dengan suara seseorang yang memasuki kamar rawat inap Rafel. Sejenak Naya menghentikan hentakan pantatnya, memandangku dengan wajah panik. Sempat terlihat Naya berusaha mencabut kont*lku tapi aku buruburu memegang pantatnya dan memaju mundurkan.

    ayo lanjutin, yang penting jangan bersuara! Kataku lirih

    Naya hanya mengangguk setuju dan kembali memanjakan kont*lku dengan goyangan mautnya. Rasa geli bercampur nikmat tidak dapat aku ungkapkan, hanya bisa menahan sambil menutup rapat mulutku.

    Aaaaaaahhhhhhhhhh.semalam memperkosa, gantian sekarang diperkosa. Teriakku dalam hati. Dari celah bawah pintu kamar mandi aku melihat ada sepasang sepatu putih yang sedang berhimpit menempel di pintu, mungkin ada yang mengintip atau mencuri dengar dari lubang kunci. Ah masa bodoh sajalah!

    Sanggahku dalam hati, bahkan isengiseng aku mulai mendesah lembut, semakin keras hingga akhirnya mendesah lepas.

    Naya yang sedang birahi tinggi tidak lagi memperdulikan desahanku, Dia terus menggenjot hingga kurasakan palkonku semakin cenatcenut hendak menyemprot!

    Ooooooooooooooooohhhhh.nikmat banget sayaku hampir keluar nih! Rengekku manja

    Mendengar itu Naya semakin mempercepat goyangannya, lebih cepat dan cepat hingga beberapa detik kemudian aku tidak dapat menahannya.

    CROTCROOOOOOOTTTTTTTTTTTTTTTTT.CROOOOOTTT TTTTTTTTTAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA AAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHHHHHHH..

    Ternyata sedetik sebelum aku nyemprot Naya telah terlebih dahulu menyemburkan lendir orgasmenya yang ketiga. Goyangan Naya tetap berlanjut walaupun memeknya sudah penuh terisi sperma, seakan sengaja ingin menyedot tenagaku. Bagaimana tidak saat menyemprot sperma, seluruh tubuhku mengejang terangsang dan sensitif tapi Naya terus memberi rangsangan yang bertubitubi.

    Kami terengah dan bersusah payah menghirup udara.. lendir kami yang telah tercampur perlahan mengalir menuruni belahan pantatku. Hingga akhirnya tubuh Naya melunglai diatas tubuhku. Satu ciuman mesra mendarat dibibirku menutup pergulatan kami. Judi Poker Online

    Setelah membersihkan diri dan memakai pakaian, Naya membuka pintu sedikitdeki sedikit dan setelah dirasa aman Naya menyuruhku bergegas keluar. Entah sengaja atau tidak, sesaat kami keluar dari kamar Mandi tibatiba ada suster yang membuka pintu dan masuk. Entah apa maksud dan tujuannya, yang pasti sepatu putihnya menunjukkan bahwa Dialah yang berada di depan pintu kamar mandi tadi. Aku putuskan untuk berpamitan pada Naya dan pulang menuju sekolah untuk menjemput istriku.

    Akhirnya rasa penasaranku pada tubuh Naya terhapuskan bahkan setelah kejadian itu gantian Naya yang mengajak ngentot, tapi aku tidak selalu menurutinya hanya saat aku sedang free saja.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Bencana Di Kamar Tante

    Cerita Sex Bencana Di Kamar Tante


    1113 views

    Perawanku – Cerita Sex Bencana Di Kamar Tante, Saya Martin umur saya 22.Setelah 2 bulan lulus dari Perguruan Tinggi Negeri di Kota apel saya diminta Nenek untuk ke Jakarta dan kebetulan lamaran kerja sudah diproses.Saya bekerja di str Internasional daerah Sunter,saya punya keluarga di daerah Kelapa Gading tapi saya memilih kontrak agar bebas.

    Pada hari jum’at itu kebetulan saya tidak memakai motor,saya berniat jalan ke ITC Cempaka Mas lalu saya naik bis 43 jurusan priok-cililitan dan turun dipintu air depan ITC lalu menyebrang ramai-ramai setelah hampir 30menit jalan-jalan didalam tiba-tiba ada suara perempuan yang memanggil saya

    ? : Tin..

    Saya toleh sana-sini ternyata seorang wanita cantik yang memanggil saya ada didalam toko baju dan saya berjalan menghampirinya.
    Tante Laila..beliau istri om saya umurnya sekitar 31 tahun dan baru mempunyai seorang anak laki-laki berumur 2tahun karena saya asli dari jawa saya memanggilnya mbak bukan tante.Kami sering bertemu jika ada perkumpulan keluarga dirumah nenek dan sering kali pula mata ini selalu mamandangi disaat ada kesempatan karena kagum akan kecantikannya,beliau wanita berjilbab dan saya berfikir pasti seorang istri yg sholehah.Setelah ngobrol sebentar saya memilih menunggu diluar toko bersama rio anaknya yang ada dikereta dorong.Beliau memakai baju terusan panjang dengan jilbab pink bermotif serta beberapa gelang emas putih yg melingkar dipergelangan tangannya.

    Hampir 10 menit didalam toko mbak Laila keluar sambil membawa 2 kantung yang berisi barang yang dibelinya.
    Mbak Laila : kok tumben sendirian Tin…
    Saya : kalo jalan ya aku memang sendiri mbak hahaha..
    Mbak Laila : cewek kamu mana?
    Saya : ada disana hahaha…

    Setelah jalan sambil ngobrol mbak Laila meminta untuk menemani belanja karena kebetulan saya tidak memakai motor jadi saya mau sekalian menemani rio
    Sembari jalan saya bertanya kenapa om Rudi tidak ikut ternyata sudah 2 hari ada tugas di Batam sampai hari sabtu depan (1 minggu).kami berbincang banyak termasuk liburannya ke jogja saat menikmati tahun baru.
    Hampir 2 jam berbelanja mbak menawarin untuk menemani rio bermain dirumah karena rio baru saja dibelikan mainan baru yg menurut saya harganya mahal untuk anak seumuran dia.kami berjalan ke parkiran menghampiri mobil Freed putih sambil mendorong troli belanjaan

    Diperjalanan saya sesekali melirik mbak Laila sembari melihat rio dijok belakang yg asik menonton film kartun melalui TV yg menempel dijok sambil minum susu botol.Sekitar jam 21.30 kami sampai di rumah daerah Batu Ampar.sesampai dirumah rio langsung mengajak bermain sedangkan mamanya sedang didalam kamar ganti baju,hampir 30menit bermain mamanya keluar kamar dan menggendong rio untuk segera ditidurkan.mbak Laila keluar dengan hot pants bukan kali ini saja saya meliat mbak Laila memakai celana seperti itu sebelumnya sudah sering jika menginap dirumah om,walaupun ada om dirumah mbak Laila tetap memakai celana seperti itu tanpa ada rasa risih pada keponakannya.

    Keesokan harinya dari pagi sampai siang saya menemani rio bermain sambil melihat channel cartoon kesukaan rio,malam minggu setelah menunaikan sholat magrib saya ijin mbak kiki untuk bermain PS 3 milik om diruang atas.Hampir 2 jam saya bermain mbak Laila beberapa kali naik menawarkan untuk makan tapi saya tolak karena asik maen PS.Lalu mbak Laila naik mengantarkan minuman dan mengajak ngobrol,obrolan kami biasa saja karena saya sangat menghormati beliau tetapi sesekali mbak Laila menanyakan soal cewek kepada saya,maklum jomblo.Lama mengobrol mbak Laila pamit turun dan memberi tahu jika ingin makan sudah disiapkan di meja makan.Tak lama saya turun mengambil makan setelah itu saya beranjak tidur dikamar atas.
    Asik tidur saya dikagetkan dengan 2 orang kekar mendekap saya,sayapun tak bisa berbuat apa-apa karena badan mereka yg lebih besar dan kondisi masih belum begitu sadar dari tidur.Lalu mereka mengikat kaki dan tangan saya

    A : Cepat kasih tau dimana barang berharga dirumah ini!!!
    Tanya si A sambil menjambak rambut saya
    Saya : Saya hanya tamu disini.. jawab saya
    Lalu mereka mendorong saya hingga saya terjatuh dan menyuruh saya turun,ibarat pocong saya menuruni tiap anak tangga dengan loncat
    Setelah sampai didepan kamar mbak si B menendang saya dari belakang hingga saya jatuh.Lalu si A membuka
    pintu kamar mbak Laila yg tidak terkunci
    Si A : alamak cong..
    Si B : ada apa blay.. si B sambil bejalan menuju kamar mbak
    Si A : lihat itu yg tidur mulus banget pahanya
    Si B bejalan menghampiri rio kemudian menggendong sambil mendekap mulut rio dengan sehelai kain,sementara aku terus berusaha melepas kan ikatan tali sambil menggeliat dilantai
    Si B menghampiri aku kemudian dia menyeret saya masuk kekamar dengan menarik baju

    Ohhh,,,siiiiaaa..eeeeemmmmfff teriak mbak Laila yg dibekap mulutnya oleh si A
    Si A : diam..!!! serahkan harta kamu sambil menodongkan pisau ke leher mbak Laila
    Merasa terancam mbak Laila pun terdiam
    Si A membalikkan badan mbak Laila ke ranjang kemudian si B mengikat tangannya
    Tak lama mereka ber 2 berkeliling kamar mencari barang berharga dan mencoba membuka lemari dan rak yg terkunci

    Si A : dimana kamu menyimpan barang berharga,,dimana kuncinya cepat..!!!
    Plaaakkk..sambil menampar mbak Laila
    Mbak Laila : saa..yaaa.. tidak punya kunci lemari rintihnya sambil menahan sakit akibat tamparan
    Si B : jangan bohong kamu!!!sambil menarik rambut mbak Laila kebelakang

    Mbak Laila terus merengek tidak mempunyai kunci
    Kemudian Si B naik keatas dan turun membawa hp S5 yg saya beli dengan menabung,mereka mengumpulkan barang2 yg bisa diambil termasuk iphone mbak Laila serta gelang yg selalu dipakai mbak saat dirumah,mereka juga membuka tiap laci dan menemukan sekotak gelang dan kalung emas putih serta buku yg sepertinya BPKB ntah itu mobil atau motor milik mbak lalu ditaruh diatas kain yg mereka persiapkan

    Si B : blay nanggung nih kalo Cuma segini kita rampas aja ini nyonya
    Si A : mantab..sambil meraka toss
    Si B berjalan ke arah saya dan melingkari mulut saya dengan lakban dan membalikkan saya menghadap tembok
    Aaaa..jang..aannnn dasar biadab!!!!

    Apa mau mu!!!!
    Lepasss…mmmmmmmffffffff…hanya suara seperti itu yg saya dengar
    Saya mencoba berguling agar bs melihat apa yg terjadi

    Astaga..Si B mendekap mbak Laila dari belakang

    Tidaaaaakkk teriak mbak Laila sambil menendang nendang meronta ingin melepaskan diri

    Si A mencoba merobek kaos mbak Laila
    Kreekkkk…suara kaos yg terobek oleh tangan kekar sang maling
    Wow…sebagai manusia biasa akupun terperana melihat apa yg ada didepan ku
    Cong…toketnya mulus..ujar si A sambil meremas payudara mbak Laila dengan kasar
    Aaahhhh…lepas bajingan sambil meludahi muka si A yg tepat didepan dadanya
    Mengetahui hal itu si B meremas sambil menekan putting mbak Laila
    Saaakkiittt…rintih mbak Laila

    Si A : diam jika kamu tak ingin kami sakiti

    Kemudian si A mengambil pisaunya dan meminta mbak Laila untuk diam jika tak ingin pisau ini menusuk perutnya,si A sedang berusaha merobek celana pendek mbak Laila menggunakan pisau
    Aku hanya terdiam..payudara mbak Laila memang tidak besar dan tidak pula kecil seperti sepasang mangkuk yg menempel didada pokoknya cukup indah walapun tertutup pakaian lagipula mbak Laila tidak menyusui rio secara langsung melainkan dengan bantuan pompa asi yg ditempelkan ke payudara untuk menyedot asi setau saya fungsinya seperti itu dan sangat jarang saya menemukan wanita cantik dianugerahi payudara yg besar.

    Blay bersih blay..ucap si A dengan semangat

    Yg dimaksud pasti memek mbak Laila yg bersih putih tanpa bulu,si B langsung menjatuhkan badan mbak Laila terlentang diranjang sembari mulutnya mencoba menjilat memek
    Ahhhh…dasar biadab sambil menendang dan mencoba menggulingkan badan tapi apadaya si A dengan cepat memegang kedua kakinya sehingga dengan leluasa si B menjilat memek tante sambil menusukkan jari
    Sekitar 10 menit mbak Laila berteriak dasar bajingan!!!
    Ahhhhh….emmmmm si A menutup mulutnya.sepertinya mbak Laila orgasme oleh si B

    Si B : cong seger cairan ini orang sambil mengulurkan lidahnya ke memek mbak Laila
    Tak lama si A mulai sibuk dengan celananaya dan munculah sebatang kontol yg besar tepat didepan muka mbak Laila.ehmmmm guram mbak Laila sambil menggelengkan kepala kekanan-kiri menghindari kontol yg ingin masuk ke mulutnya

    Si A terus memaksa mbak Laila untuk membuka mulut dan bless

    Sluuuuppppp mmmmmmmmffffffffff….

    blay mantab..kontol si A masuk ke mulut mbak Laila
    Terlihat mbak Laila seperti ingin muntah mungkin selama ini tidak pernah oral milik suaminya
    Tak mau kalah si B juga lekas membuka celananya dan menusuk memek mbak Laila yg basah

    Si B : oh yeeeesssss

    Ammmmm…suara mbak Laila yg tertutup kontol si A
    Semakin kencang sodokan si B dan terlihat tubuh mbak Laila mulai lemas kehabisan tenaga memberontak
    Melihat mbak Laila mulai lemas si A membuka ikatan tali ditangannya
    Setelah sibuk membuka tali yg mengikat si A pindah posisi terlentang diujung ranjang lalu dia menarik tubuh mbak Laila yg sudah lemas dan diposisikan tepat diatasnya tanpa ada halangan kontolnya yg besar menghujam memek mbak Laila

    Mbak Laila : aaahhhhhhhh ammmpuuuunnnnn massssss..melas mbak Laila
    Dari belakang si B mencoba memasukkan kontolnya ke anus mbak Laila

    Si B : seret blay

    Mbak Laila berusaha meronta sambil berusaha loncat dari dekapan si A menolak disodomi

    Mbak Laila : tidak…dakk…

    Jaaaaa…nnnnggaannnn saaa.yaaaa moohhhhoooo rintihnya sambil terus meronta dan tangannya menutupin anusnya.Tapi apa daya kekuatannya tak cukup untuk melawan mereka berdua.
    5menit kemudian si A menghampiri saya

    Si A : cong nih anak kontolnya tegang juga kita apain ya sambil menyeret saya mendekati ranjang
    si B meninggalkan mbak Laila dan mengambil sebilah pisau lalu merobek baju dan celana saya yg dalam keadaan terikan tangan dan kaki.Si A membantu saya berdiri telanjang bulat
    Si B : blay gede juga nih kontol ambil lakban tuh..menyuruh si A
    Kemudian si B menyuruh memegang kontol saya yg berdiri dan ditarik kebawah seperti kontol yg lemas lalu si B melilitkan lakban mengelilingi paha atas untuk menahan kontol saya agar tidak tegang keatas,saya merasakan sakit,dan nyeri yg sangat pada biji dan batang saya
    Mereka tak memperdulikan dan langsung mendekap mbak Laila
    Hampir 20menit mereka saling bertukar posisi memek-mulut-anus kontol mereka silih berganti memperlakukan mbak Laila seperti seorang pelacur dan akhirnya mereka si B keluar nyenyemprotkan sperma ke muka mbak Laila tak lama si A menyusul keluar diperut dan memaksa mbak Laila membersihkan sisa sperma dikontolnya dengan mulut.

    Setelah puas mereka beres-beres merapikan barang curiannya dan mengambil kunci mobil

    Si B keluar kamar menuju depan

    Klak..klak suara kunci pintu depan

    Si B pun kembali menghampiri mbak Laila yg tergulai lemas
    Berapa kode kunci pintu gerbang tanya si B kepada mbak Laila
    Mbak Laila hanya menggelengkan kepala menandakan dia tak bersedia memberi tahu
    Melihat mbak Laila yg terus menolak menjawab si A menghampiri dan dengan kasar meremas payudara mbak Laila

    Aakkkhhhhh teriak mbak Laila

    Cepat kasi tau paksa si A,mbak Laila terus merintih menahan sakit pada dadanya
    Merasa sia2 dan buang waktu mereka bergegas keluar kamar menuju ruang belakang dan tinggalah dikamar kami berdua.
    Beberapa menit kemudian mbak Laila berjalan ke kamar mandi yg ada didalam kamarnya sedangan saya yg dari tadi menahan nyeri terus berusaha melepas ikatan.Tak lama mbak Laila keluar kamar mandi dengan muka dan rambut yg sedikit basah dan sudah terlihat bersih menghampiri saya tapi masih keadaan telanjang warna merah bekas remasan pada payudaranya terlihat jelas pada kulitnya yg putih,kemudian membuka ikatan pada kaki dan membantu saya untuk berdiri.Saya sempat terkaget mbak Laila membuka lakban yg melilit pinggang saya terlebih dahulu bukan tangan saya yg terikat,setelah berhasil membuka lakban kemudian beliau mengelus kontol saya sebentar,tangannya yg bersih dan halus tak bisa dibayangkan betapa wah rasannya lalu dilanjut membuka ikatan tangan
    Setelah berhasil membuka ikatan saya beliau keluar kamar dengan keadaan masih telanjang menghampiri rio kemudian digendongnya.Sebelum kembali keatas saya berdiri didepan pintu memandang indahnya tubuh tante saya terakhir kalinya karena kejadian yg tak terduga

    Mbak Laila : Tin… panggilnya memecah diriku yg terpaku melihatnya

    Ayo naik nanti keburu masuk angin kamu kita urus besok pagi..suruhnya

    Saya : iya mbak..saya berjalan ke belakang dengan keadaan sedikit menunduk karena menahan rasa nyeri.

    Keesokan harinya mbak Laila membangunkan saya memberi tahu bahwa sarapan sudah siap dan meminta tolong untuk ditemani mengurus masalah tadi malam.Aku bergegas bangun dan mandi lalu turun
    1 jam kemudian setelah mbak Laila sudah berpenampilan rapi kitaberangkat ke Polres untuk melaporkan kejadian semalam.Dalam perjalanan aku yg menyetir mobil keadaan terasa sangat kaku,tiba2 mbak Laila meminta saya untuk tidak melaporkan kejadian pemerkosaan itu entah apa yg dipikirkannya.
    Sesampai di Polres kami melaporkan pada petugas yg berjaga,kami jelaskan apa2 yg hilang dan prosesnya ntah memang kesiagaan polisi atau bagaimana kemudian 4 orang petugas ikut kami pulang untuk olah TKP dan dugaan sementara perampok itu mencongkel jendela ruang atas yg terlihat bekas kayu berserakan di jendela.Tapi hingga artikel ini saya buat belum diketahui siapa pelaku itu menurut saya pasti orang sekitar sini karena menurut penjelasan satpam malam itu sampai pagi tak ada orang yg keluar pada jam tersebut,pasti mereka bersembunyi diantara rumah warga sini.
    Om yg mendengar berita itu segera pulang untuk memastikan kondisi mbak Laila.Minggu malam om mengajak saya untuk menemui satpam yg berjaga didepan portal itu dan meminta untuk mencari kan tukang bangunan untuk merenovasi rumah bagian atas.Sesampai dirumah om menjelaskan pada mbak Laila jika rumah bagian luar atas akan dimodif seperti ini dan jendela akan dipasang tralis besi,akan ada tukang beberapa hari dengan pengawasan satpam yg dipesan tadi serta meminta saya untuk pulang kerja tidur dsini selama proses renovasi rumah dan meninggalkan kos untuk beberapa waktu.
    3 hari kemuadian proses renov masi berlangsung hanya menyisakan pasang besi pada jendela.Malam itu saya berdiri ruang atas memandangi bagian luar yg selesai direnov

    Heiii…sapa mbak Laila dari belakang
    Saya pun terkaget
    Saya : tinggal pasang ini aja mbak paling besok sudah selesai
    Mbak Laila : iya Tin..sambil melihat sekeliling diluar
    Saya : mbak Laila hati2 besok saya ke kos lagi ya
    Mbak Laila : loh Tin disini aja temenin mbak..om kan masi lama sampai sabtu..pintanya sambil memelukku dari belakang

    Saya hanya terdiam terpaku dipelukannya

    Tememnin mamanya Rio..bisiknya padaku dan bergegas turun sambil mengatakan
    Tin baju kerja kamu yg kotor taruh dimesin cuci..
    Sayapun melepas baju kerja saya beserta celana dalam,kemudian saya turun memakai boxer tanpa CD ternyata mbak Laila ada didapur.Saya berniat membuat teh hangat..
    OMG pikiranku pun menjadi kotor melihat mbak Laila,sembari sibuk memanaskan air sesekali saya melirik mbak Laila yg membuat minuman

    Tak kusadari kontolku berdiri menyembul jelas dibalik celana karena saya tak memakai CD.Selesai membuat teh saya segera kembali ke atas,belum keluar dapur tiba2 mbak Laila memanggilku
    Wiiinnn…
    Saya : ya mbak..
    Mbak Laila : itu punya kamu…

    Saya bingung mendengar ucapan mbak Laila sambil saya memalingkan kepala kesana kemari mencari sesuatu yg dimaksud lalu saya berjalan kearah meja dan meletakkan teh.

    Saya : mana mbak..tanya saya
    Mbak Laila : itu muncul sambil menunjuk kebawah dan membelakangi saya
    Sayapun terkejut tak menyadarinya,saya terdiam sejenak melihat mbak Laila yg masi sibuk merapikan rak bumbu
    Tanpa pikir panjang saya menghampiri mbak Laila dan memeluknya dari belakang,jika dia marah pasti saya akan mendapat tamparan atau yg paling sadis apa yg ada didepan dia pasti dipukulkan ke saya

    Ukkkhhhhh…..keluar dari mulut mbak Laila

    Reflek mbak Laila meronta berbalik badan dan benar dugaanku tamparan telak mendarap dipipiku

    Plaaaaaakkkkkkkkk….

    Maaf mbak…mohonku padannya

    Awwwwwww….secepat kilat tangan mbak Laila tepat meremas bijiku

    Mbak Laila : kalau kamu laki2 beraninya dari belakang dunk..semakin keras meremas bijiku

    Maaf…hanya itu yg bisa kuucapkan
    Maaf..maaf lalu apa maksud memeluk mbak dari belakang kalau hanya untuk meminta maaf!!!!sentaknya
    Uda Cuma minta maaf?tanya dia

    Mendengar hal itu langsung saya beranikan untuk mencium bibirnya

    Mmmfffffffff erangnnya

    Sllluupppppppp cuuuuupppppp suara mulut kami yg basah karena air liur

    Tiba2 mbak Laila menjauhkan bibirnya

    Jadi ini maksud kamu?kalau kamu berani bilang dunk jangan main bekap aja

    Tangannya mulai memegang batang kontolku dari luar boxer

    Ini pasti suka nakal suka cari mangsa…ujarnya memegang erat kontolku
    Tak merasa nyaman saya menggendong mbak Laila menuju kamar atas,pelan2 berjalan karena badan saya tak begitu gemuk tapi kontol saya berdiameter lumayan.
    Sampai diujung tangga saya menutup pintu besi kecil yg membatasi ujung anak tangga dengan ruang atas dimaksud jika rio diatas tidak jatuh ke tangga.Saya menurunkan mbak Laila tepat didepan tanggan ada sofa yg disiapkan untuk santai.Mbak Laila segera membuka boxerku

    Tin….panggilnya yg berdiri menatapku

    Punya kamu diapain bisa sebesar ini..tanya mbak Laila
    Saya : saya belum pernah begituan sama pacar mbak,saya hanya menonton film aja
    Tangannya mulai memainkan batang kontolku dikocoknya pelan2
    Akupun tak mau kalah kubuka ikatan baju tidur yg melingkar dipinggulnya..
    Wow bongkahan putih bersih dan masi ada samar2 warna merah bekas remasan perampok itu terbungkus BH putih.Aku mulai membuka pengait BH yyg dibelakang,karena tidak pernah saya merasa sulit sekali membukannya
    Hahahaha …mbak Laila menertawakan ku yg kesulitan membuka Bhnya
    Dengan bantuannya payudarannya kini terlihat jelas dengan puting merah muda,segera saya menyusu menjilat,sedot putingnya

    Ohhhhhhh…erang mbak Laila

    Saya remas pelan2 terasa sangat halus sangat jauh dengan kulitku yg kasar
    Mbak Laila pun jongkok didepanku
    Jangan mbak…tolak ku ketika dia ingin memasukkan kontolku ke mulutnya
    Mbak Laila tak memperdulikanku mungkin karena sudah terlanjur kejadian sama perampok itu
    Ohhhhhhhhh…tubuhku seperti kesetrum ketika kepala kontolku masuk ke mulutnya dan disedotnya
    Sluupp..bluuupppp suara mulutnya yg asik mengulum sebagian batang kontolku
    Sekitar 10 menit saya menarik mbak Laila untuk berdiri dan duduk di sofa saya buka CD yg dia kenakan

    Ehhhmmmm harum memeknya.Dengan rakus sayapun menjilat seluruh bagian memeknya karena tak tahu dimana letak klitoris tapi itu sudah membuat mbak Laila menggeliat seperti keenakan
    Udah Tin …melasnnya
    Mendengar itu langsung saya tancapkan kontol saya yg keras ke liang memeknya
    Bleeesssssssss…..

    Ahhhhhhhhh,,,,teriak kecil mbak Laila

    Pelaaaaaaaan Tin,,,pintanya

    Aku mulai menggenjot pelan2 sambil mencium bibir tipis nan seksi mbak Laila
    Beberapa menit berlalu mbak Laila berdiri dan menarik kontolku menuntunnya memasuki kamar dengan springbed dilantai..

    Dengan posisi nungging saya genjot mbak Laila dari belakang

    Ukhhhh….ohhhhhhh,,,,

    ehhh…ehhhh..ehhhh desahnya lirih

    Plak..plak bleep blep..suara pantat kami yg berbenturan serta suara payudaranya yg menggantung
    Aaaaaaaaaaaaa suara mbak Laila saat aku melakukan penetrasi dengan cepat dan panjang tak beraturan
    Dengan cepat saya mencabut kontol saya dan mendorong mbak Laila dengan paksa agar dia terlentang sambil mengocok batang kontolku dengan kasar dan croooott…crotttt beberapa kali semburan sperma saya yg begitu banyak membasahi perut dan ada yg melayang sampai ke leher mbak Laila lalu saya tergeletak tepat disampingnnya

    Mbak Laila mengambil 1 bantal dan melepas kain yg membungkus lalu diusapnya sperma yg diperut.Saya pajamkan mata sejenak menghela nafas
    Terasa kontolku dibalut kain saat saya melihat mbak Laila membersihkan bekas muntahan sperma yg meleleh dibatang kontol dengan kain bantal.

    Mbak Laila : kok masih keras Tin pakai obat ya kamu..ucapnya sambil menggengam pangkal batang kontolku
    Saya : tidak mbak..elakku
    Lalu mbak Laila segera mengulum kontolku yg masih tegang

    Emmmmmffffffffff…sluuuuuuuuuuuppp

    Saya beranikan memegang kepala mbak Laila dan mendorongnya mengikuti irama kulumannya
    Kontolku terasa perih bercampur nikmat dalam mulut mbak Laila
    Puas mengulum mbak Laila pindah posisi diatasku mulai mengarahkan kontolku ke memeknya dan pelan2 menurun-naikkan badannya sesuai irama
    Ku remas payudara yg menggantung indah lalu kutarik badannya hingga menindih badanku,sejurus kemudian kuciumi bibir tipisnya sembari kedua tanganku meraba mulai pantat sampai leher merasakan begitu mulus dan licin kulitnya

    Tak lama berselang aku merasa ingin keluar

    Saya : mau keluar mbak
    Mbak Laila : ya wiiinn…terdengar sedikit gemetar
    Bukannya melepas memeknya dari kontolku tapi mbak Laila malah mempercepat naik-turunkan pinggulnya
    Akhhhh…uhhhhh..emmmmmmffffffffffffffff

    Seeeeeeeeeeeerrrrrrrrrrrrrrrrr …terasa spermaku membasahi memeknya

    Pelukaknya semakin erat saya rasakan,payudarannya begitu menekan dadaku lalu saya kembali menciumnnya dan dia membalas ciumanku
    Beberapa menit berlalu kontolku yg masih dimemek mbak Laila tak ku cabut,ternyata mbak Laila sudah tertidur diatas pelukanku
    Tak terasa pagipun menjelang mbak Laila membangunkan saya menyuruh untuk siap2 mandi dan berangkat kerja.Saya bergegas menuju kamar mandi berjalan dalam keadaan telanjang,kulihat mbak Laila sudah memakai baju rapi tapi belum memakai hijab ku hampiri mbak Laila yg sedang merapikan baju dimesin cuci lalu kukecup tengkuk lehernya

    Ahhhhh sudah wiinn…ujarnya

    Kutarik tangan kirinya dari belakang lalu kuarahkan ke batang kontolku

    Mbak Laila : kalau kamu kaya gini bisa gak kerja loh,kerja dulu sana mbak anter sampai kantor keburu macet

    Mendengar itu lalu segera ku cium bibirnya dia membalas permainan bibirku
    Sudah…ucapnya sambil kembali merapikan pakaian
    Mandinya jangan lama2 telat nanti
    Saya sengaja mandi tanpa menutup pintu,disitu saya membasuh tangan saya dengan sabun lalu saya kocok pelan2 kontol saya
    Ternyata mbak Laila tidak memperdulikan keadaan pintu yg sengaja saya buka

    Mbak Laila : ayo Tin jangan lama2 didalam ..suaranya terdengar jauh sepertinya beliau sudah berjalan turun.

    Sayapun segera mandi dan sarapan,ketika didapur tak hentinya saya coba mencium bibir mbak Laila walaupun hanya beberapa detik menempel.
    Setelah semua siap mbak Laila juga sudah berhijab serta Rio siap kami bergegas menghampiri mobil dan mengantarkanku ke kantor…

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Kontol Besar Mahasiswa Yang Kunikmati

    Kontol Besar Mahasiswa Yang Kunikmati


    1112 views

    Cerita Sex ini berjudulKontol Besar Mahasiswa Yang KunikmatiCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Sebut saja namaku Atika, seorang wanita yang telah berusia 40 tahun dan telah bersuami. Menurut banyak teman, aku adalah wanita yang cukup cantik dan berkulit putih bersih. Yang luar biasa adalah postur tubuhku yang masih terawat dan indah. Tinggi badanku 167 cm. Pantatku cukup bulat dan berisi dengan sepasang betis yang indah. Sepasang payudaraku berukuran 34 juga tampak padat dan serasi dengan bentuk tubuhku.

    Kata orang tubuhku seperti artis Minarti Atmanegara yang bentuk tubuhnya tetap indah diusia yang telah berkepala 4. Aku bekerja sebagai karyawati staff accounting pada sebuah toserba yang cukup besar dikotaku.

    Sehingga aku banyak mengenal banyak relasi dari para pekerja perusahaan lain yang memasok barang ketempatku bekerja. Aku juga menjadi instruktur senam BL ditempat aku fitness. Disinilah kisah yang akan kisah indah aku dan Indra pertama kali terjadi. Sebagai seorang istri, aku merupakan seorang wanita setia pada suami.

    Aku berprinsip, tidak ada laki-laki lain yang menyentuh hati dan tubuhku, kecuali suami yang sangat kucintai. Dan sebelum kisah ini terjadi, aku memang selalu dapat menjaga kesetiaanku. Jangankan disentuh, tertarik dengan lelaki lain merupakan pantangan buatku. Tetapi begitulah, beberapa bulan terakhir suamiku kurang dapat memuaskanku diatas ranjang. Kalaupun bisa, dia pasti kelelahan dan langsung istirahat.

    Mungkin karna usia kami yang terpaut 14 tahun, mau tak mau aku cuma bisa memainkan jari sambil membayangkan suamiku sedang memasukkan batang kejantanannya ke vaginaku. Tapi tak senikmat kenyataan.

    Sampai akhirnya datang seorang mahasiswa yang ingin PI (Praktek Industri) ditempatku. Dan aku ditunjuk sebagai pembimbing mahasiswa tersebut oleh bosku. Mahasiswa itu memperkenalkan dirinya bernama Indra. Kuperhatikan dia dari atas sampai bawah, cukup lumayan penampilannya.

    Indra berbadan tinggi besar dan atletis, tingginya sekitar 178 cm. Sungguh aku tidak mempunyai pikiran atau perasaan tertarik padanya. Pada awalnya hubungan kami biasa- biasa saja, bahkan cendrung agak kaku. Namun begitu, Indra selalu bersikap baik padaku.

    Kuakui pula, ia pemuda yang simpatik. Ia sangat pandai mengambil hati orang. Sehingga lama-kelamaan kekakuannya berkurang dan kami berdua menjadi akrab. Bahkan aku sering meminta Indra membantuku lembur dikantor. Dan jika begitu biasanya aku bercerita tentang kehidupan rumah tanggaku.

    Sampai-sampai urusan diatas tempat tidur kuceritakan padanya. Karna Indra sangat pandai memancing. Hingga suatu ketika, setelah sebulan Ia PI dikantorku. Sewaktu aku sedang lembur menghitung keuangan bulanan perusahaan, Indra datang menghampiriku.

    ” Misi Bu, bisa ganggu gak? ” Tegur Indra sopan. ” Ya ada apa Ndra? ” Jawabku. ” Ini.. ada beberapa yang saya gak ngerti bisa dijelaskan gak Bu? ” Indra bertanya lagi. ” Ooh bisa.. mana yang kamunya kurang paham ” aku menjawab lalu menyuruhnya untuk duduk disampingku disofa. Lalu aku memberikan penjelasan panjang lebar kepadanya. Katanya sih bahan yang dia minta penjelasan dariku itu akan dimasukkan dalam bahan laporannya.

    ” Bu, saya mo ngasih hadiah ulang tahun, Bu atika mau nerima gak? ” Tanyanya tiba-tiba. ” Boleh, syaratnya hadiahnya harus banyak ya” Jawabku bergurau. ” Saya juga punya syarat Bu, hadiah ini akan saya berikan kalo Bu Atika mau memejamkan mata. Mau gak? ” Tanyanya lagi. ” Serius nih? Oke kalo cuma itu syaratnya Ibu mau ” Kataku sambil memejamkan mata. ” Awas jangan buka mata sampai saya memberikan aba-aba..! ” Kata Indra lagi.

    Sambil terpejam aku penasaran dengan hadiah apa yang akan diberikannya. tetapi, ya ampun, pada saat mataku terpejam, tiba-tiba aku merasakan ada benda yang lunak menyentuh bibirku. Tidak hanya menyentuh, benda itu juga melumat bibirku dengan halus. Aku langsung tahu, Indra tengah menciumku.

    Maka aku langsung membuka mata, wajah Indra sangat dekat dengan wajahku dan tangannya merangkul pinggangku. Tetapi anehnya, setelah itu aku tidak berusaha mengindar. Untuk beberapa lama, Indra masih melumat bibirku. Kalo mau jujur aku juga ikut menikmatinya. Bahkan beberapa saat secara refleks aku juga membalas melumat bibir Indra.

    Sampai kemudian aku tersadar, lalu ku dorong dada Indra hingga ia terjengkang kebelakang. ” Ndra seharusnya ini gak boleh terjadi ” Kataku dengan nada bergetar menahanrasa malu dan sungkan yang menggumpal dihatiku. ” Maaf Bu Atika, mungkin saya terlalu nekat. Seharusnya saya sadar Ibu sudah bersuami. Tapi inilah kenyataannya, Aku sayang sama Bu Atika ” Ujarnya lirih sambil meninggalkanku.

    Seketika itu aku merasa sangat menyesal, aku merasa telah mengkhianati suamiku. Tapi uniknya peristiwa seperti masih terulang beberapa kali. Beberapa kali jika Indra konsultasi denganku, ia selalu memberikan “hadiah” seperti itu. Tentu itu dilakukannya jiak tak ada orang yang melihat. Meskipun pada akhirnya aku menolaknya, tapi anehnya, aku tidak pernah marah dengan perbuatan Indra itu.

    Entahlah, aku sendiri bingung. Aku tidak tahu, apakah ini dikarnakan permasalahanku dengan suami diatas ranjang sehingga menerima begitu saja semua perbuatannya padaku. Ataukah aku telah jatuh cinta pada pada Indra, pemuda yang usianya jauh berbeda namun sangat menarik perhatianku. Sekali lagi, aku tidak tahu. bahkan dari hari kehari, aku semakin dekat dan akrab dengan Indra.

    Hingga pada hari terakhir prakteknya, Indra mengajakku jalan- jalan. Awalnya aku menolaknya, aku khawatir kalau kedekatanku dengannya menjadi penyebab perselingkuahan yang sebenarnya. Dengan alasan bahwa itu hari terakhir praktek, Indra terus mendesakku. Akhirnya aku menyetujuinya.Tapi aku memintanya hari minggu.

    Dengan syarat tidak boleh ada orang kantor yang mengetahuinya. Begitulah, pada hari Minggu, aku dan Indra akhirnya berangkat jalan-jalan. Agar suamiku tidak curiga, aku katakan padanya aku pergi ketempat seorang kawan untuk menyelesaikan lemburan kantor. Ikut juga teman kuliah Indra bersama pacarnya.

    Awalnya aku protes, setelah dijelaskan panjang lebar akhirnya aku mau ikut pergi juga. Oh ya, kami berempat menggunakan mobil milik kawan Indra. Berempat kami jalan- jalan kesuatu lokawisata pegunungan yang cukup jauh dari kotaku. Kami sengaja memilih tempat yang jauh dari kota, agar tidak mengundang kecurigaan tetangga, keluarga dan terutama suamiku.

    Setelah lebih satu jam kami berputar-putar disekitar lokasi wisata, Indra dan kawannya mengajak istirahat disebuah losmen. Kawan Indra tadi dan pacarnya menyewa satu kamar, dan kedua orang itu langsung hilang dibalik pintu yang tertutup. Maklum keduanya baru dimabuk cinta. Aku dan suamiku dulu waktu pacaran juga begitu, jadi aku maklum saja. I

    ndra menyewa juga satu kamar disebelahnya. Aku sebenarnya juga berniat menyewa kamar sendiri akan tetapi indra melarangku. ” Ngapain boros-boros? kalau sekedar istirahat satu kamar saja. Tuh bed- nya ada dua ” Ujarnya. Akhirnya aku mengalah, aku numpang dikamar yang disewa Indra. Walaupun sebenarnya aku merasa sangat tidak enak hati.

    Kami mengobrol tertawa cekikikan membicarakan kawan Indra dan pacarnya dikamar sebelah. Apalagi, kawan Indra dan pacarnya sengaja mendesah-desah hingga kedengaran ditelinga kami. Sejujurnya aku deg- degan juga mendengar desahan dari kamar sebelah yang mirip suara orang terengah-engah itu.

    Entah kenapa dadaku semakin berdegup kencang ketika aku mendengar desahan itu dan membayangkan apa ayng sedang mereka lakukan dikamar sebelah. Untuk beberapa saat, aku dan Indra diam terpaku.

    Tiba-tiba Indra menarik tanganku sehingga aku terduduk dipangkuan Indra yang saat itu sedang duduk ditepi tempat tidur. Tanpa berkata apa-apa dia langsung mencium bibirku. Aku tidak sempat menghindar, bahkan aku juga membiarkan ketika bibir dan kumis halus Indra menempel kebibirku hingga beberapa saat.

    Dadaku semakin berdegub kencang ketika kurasakan bibir halus Indra melumat mulutku. Lidah Indra menelusup kecelah bibirku dan menggelitik hampir semua rongga mulutku. Mendapat serangan mendadak itu darahku seperti berdesir, sementara bulu tengkukku merinding. Namun tiba-tiba timbul kesadaranku.

    Kudorong dada indra supaya ia melepaskan pelukannya padak diriku. ” Ndra, jangan Ndra, ini enggak pantas kita lakuakan..! ” kataku terbata-bata. Indra memang melepas ciumannya dibibirku, tetapi kedua tangannya yangm kekar dan kuat masih tetap memeluk pinggang rampaingku denagn erat.

    Akujuga masih terduduk dipangkuannya. ” Memang nggak pantas Bu, toh Bu Tika gak puas sama suami Ibu. Aku akan muasin Ibu ” Ujar Indra yang terdengar seperti desahan. Setelah itu Indra kembali mendaratkan ciuman.

    Ia menjilati dan menciumi seluruh wajahku, lalu merambat keleher dan telingaku. Aku memang pasif dan diam, namun perlahan tapi pasti nafsu birahi semakin kuat menguasaiku. Harus kuakui, Indra sangat pandai mengobarkan birahiku.

    Jilatan demi jilatan lidahnya keleherku benar- benar telah membuatku terbakar dalam kenikmatan. Bahkan dengan suamiku sekalipun belum pernah aku merasakn rangsangan sehebat ini. Indra sendiri tampaknya juga mulai terangsang. Aku dapat merasakn napasnya mulai terengah-engah. Sementara aku semakin tak kuat unruk menahan erangan.

    Maka aku pun mendesis-desis untuk menahan kenikmatan yang mulai membakar kesadaranku. Setelah itu tiba-tiba tangan Indra yang kekar itu membuka kancing bajuku. Tak ayal lagi, buah dadaku yang berwarna putih bersih itu terbuka didepan Indra. Secara refleks aku masih coba berontak.

    ” Cukup Ndra! Jangan sampai kesitu Ibu takut..” Kataku sambil meronta dari pelukannya. ” Takut dengan siapa Bu? Toh gak ada yang tahu, percaya sama Indra Bu. Aku akan memuaskan Bu Tika ” Jawab Indra dengan napas memburu. Seperti tidak perduli dengan protesku, Indra yang telah melepas bajuku, kini ganti sibuk melepas BH- ku. Meskipun aku berusaha meronta, namun tidak berguna sama sekali.

    Sebab tubuh Indra yang tegap dan kuat itu mendekapku dengan sangat erat. Kini, dipelukan Indra, buah dadaku terbuka tanpa tertutup sehelai kainpun. Aku berusaha menutupi dengan mendekapkan lengan didadaku, tetapi dengan cepat tangan Indra memegangi lenganku dan merentangkannya.

    Setelah itu Indra mengangkat dan merebahkan tubuhku ditempat tidur. Tanpa membuang waktu, bibir Indra melumat salah satu buah dadaku sementara salah satu tangannya juga langsung meremas-remas buah dadaku yang lainnya.

    Bagaikan seekor singa buas ia menjilati dan meremas buah dada yang kenyal dan putih ini. Kini aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain megap-megap dan mengerang karena kenikmatan yang mencengkeramku. Aku menggeliat- geliat seperti cacing kepanasan karena rasa geliu dan nikmat ketika bibir dan lidah Indra menjilat dan melumat puting susuku. ” Bu.. da.. dadamu putih dan in.. indah sekali.

    A.. aku makin nggak ta.. tahan.. ,sayang.. , ” Kata Indra terputus-putus karna nafsu birahi yang kian memuncak. Kemudian Indra juga menciumi perut dan pusarku. Dengan lidahnya, ia pandai sekali mengelitik buah dada hingga perutku. Sekali lagi aku hanya mendesis-desis mendapat rangsangan yang menggelora itu. Kemudian tanpa kuduga, Dengan cepat Indra melepas celana dan celana dalamku dalam sekali tarikan.

    Lagi-lagi aku berusaha melawan, tetapi dengan tubuh besar dan tenaga kuat kuat yang dimiliki Indra, dengan mudah ia menaklukkan perlawananku. Sekarang tubuhku yang ramping dan putih itu benar-benar telanjang total dihadapan Indra. Sungguh, aku belum pernah sekalipun telanjang dihadapan laki-laki lain, kecuali dihadapn suamiku.

    Sebelumnya aku juga tak pernah terpikir akan melakukan perbuatan seperti ini. Tetapi kini, Indra berhasil memaksaku. Sementara aku seperti pasrah tanpa daya. ” Ndra, untuk yang satu ini jangan Ndra. Aku tidak ingin merusak keutuhan perkawiananku..! ” Pintaku sambil meringkuk diatas tempat tidur, untuk melindungi buah dada dan vaginaku yang kini tanpa penutup.

    ” Bu.. apa.. kamu.. nggak kasihan padaku sayang.. , aku sudah terlanjur terbakar.. , aku nggak kuat lagi sayang, please aku.. mohon ” Kata Indra masih dengan terbata- bata dan wajah yang memelas. Entah karna tidak tega atau karena aku sendiri juga telah terlanjur terbakar birahi, aku diam saja ketika Indra kembali menggarap tubuhku.

    Bibir dan salah satu tangannya menggarap kedua buah dadaku, semenatar tangan yanga satunya lagi mengusap-usap paha dan selangkangan kakiku. Mataku benar-benar merem-melek merasakan kenikamatan itu. Sementara napasku juga semakin terengah-engah.

    Tiba-tiba Indra beranjak dan denagn cepat melepas semua pakaian yang menempel ditubuhnya. Kini ia sama denganku, telanjang bulat-bulat. ya ampun, aku tidak dpat percaya, kini aku telanjang dalam satu kamar denagn laki-laki yang bukan suamaiku, ohh.

    Aku melihat tubuh Indra yang memang benar-benar atletis, besar dan kekar terutama otot-otot perutnya. Ia lebih tinggi dan lebih besar dibandingkan dengan suamiku yang berperawakan sedag-sedang saja. Tetapi yang membuat dadaku berdegub lebih keras adalah benda diselangkangan Indra.

    Benda yang besarnya hampir sama denagn lenganku itu berwarna coklat muda dan kinin tegak mengacung. Panjangnya kutaksir tidak kurang dari 22 cm, atau hampir dua kali lipat dibanding milik suamiku, sementara besarnya sekitar 3 sampai 4 kali lipatnya. Sungguh aku tak percaya, laki-laki semuda Indra memiliki penis sebesar dan sepanjang ini.

    Perasaanku bercampur baur antara ngeri, gemes dan penasaran. Kini tubuh telanjang Indra mendekapku. Darahku seperti terkesiap ketika merasakan dada bidang Indra menempel erat dadaku. Ada sensasi hebat yang melandaku, ketika dada yang kekar itu merapat dengan tubuhku. Ohh, baru kali ini kurasakan dekapan lelaki lain selain suamiku.

    Ia masih meciumi sekujur tubuhku, sementara tangannya juga tidak kenal lelah meremas-remas buah dadaku yang semakin kenyal. Sekali lagi, sebelumnya tidak pernah kurasakan sensasi dan rangsangan sedahsyat ini.

    Aku tersentak ketika kurasakan ada benda yang masuk dan menggelitik lubang vaginaku. Ternyata Indra nekat memasukkan jari tangannya kecelah vaginaku.Ia memutar-mutar telunjuknya didalam lubang vaginaku, sehingga aku benar-benar hampir tidak kuat lagi menahan kenikmatan yang menderaku.

    Mendapat serangan yang luar biasa nikmat itu, secara refleks aku memutar-muatarkan pantatku. Toh, aku masih berusaha menolaknya. ” Ndra, jangan sampai dimasukkan jarinya, cukup diluaran saja..! ” Pintaku.

    Tetapi lagi-lagi Indra tidak menggubrisku. Selanjutnya ia menelusupkan kepalanya di selangkanganku, lalu bibir dan lidahnya melumat habis vaginaku. Aku tergetar hebat mendapatkan rangsangan ini. Tidak kuat lagi menahan kenimatan itu, tanpa sadar tanganku menjambak rambut Indra yang masih terengah-engah di selangkanganku.

    Kini aku telah benar- benar tenggelam dalam birahi. Ketika kenikmatan birahi benar- benar menguasaiku, dengan tiba-tiba, Indra melepaskanku dan berdiri di tepi tempat tidur. Ia mengocok- ngok batang penisnya yang berukuran luar biasa tersebut. ” Udah hampir setengah jam, dari tadi aku terus yang aktif, capek nih. Sekaran ganti Bu Atika dong yang aktif..! ” Kata Indra denagn manja.

    ” Ibu nggak bisa Ndra, lagian Ibu masih takut..! ” Jawabku dengan malu-malu. ” oke kalo gitu pegang aja iniku, please, kumohon sayang..” Ujarnya sambil menyodorkan batang penis besar itu kehadapanku.

    Dengan malu-malu kupegang batang yang besar dan berotot itu. Lagi-lagi berdebar-debar dan darahku berdesir ketika tanganku mulai memegang penis Indra. Sejenak aku sempat membayangkan bagaimana nikmatnya jiak penis yang besar dan keras itu dimasukkan kelubang vagina perempuan, apalagi jika perempuan itu aku.

    ” Besaran mana sama milik suami Ibu..? ” Goda Indra. Aku tidak menjawab walau dalam hati aku mengakui, penis Indra jauh lebih panjang dan lebih besar dibandingkan milik suamiku. Padahal usia Indra jauh lebih muda. ” Diapakan nih Ndra..? Sumpah Ibu gak bisa apa-apa ” Kataku berbohong sambil memegang penis Indra.

    ” Oke, biar gampang, dikocok aja sayang. Bisakan..? ” Jawab Indra dengan lembut. Dengan dada berdegub kencang, kukocok perlahan-lahan penis yang besar milik Indra. Ada sensasi tersendiri ketika aku mulai mengocok buah zakar Indra yang sangat besar tersebut.

    Gila, tanganku hampir tidak cukup memegangnya. Aku berharap dengan kukocok penisnya, sperma Indra cepat muncrat, sehingga ia tidak berbuat lebih jauh kepada diriku. Indra yang kini telentang disampingku memejamkan matanya ketika tanganku mulai naik turun mengocok batang zakarnya.

    Napasnya mendengus-dengus, tanda kalau nafsunya sudah meningkat lagi. Aku sendiri juga terangsang melihat tubuh tinggi besar dihadapanku seperti tidak berdaya dikuasai rasa nikmat.

    Tiba-tiba ia memutar tubuhnya, sehingga kepalanya kini etapt berada diselangkanganku sebaliknya kepalaku juga tepat menghadap selangkangannya. Indra kembali melumat lubang kemaluanku. Lidahnya menjilat-jilat tanpa henti di rongga vaginaku. Sementara aku masih terus mengocok batang zakar Indra dengan tanganku. Kini kami berdua berkelejotan, sementara napas kami juga saling memburu.

    Setelah itu Indra beranjak dan dengan cepat ia menindihku. Dari kaca lemari yang terletak disebelah samping tempat tidur, aku bisa melihat tubuh rampingku seperti tenggelam dikasur busa ketika tubuh Indra yang tinggi besar mulai menindihku.

    Dadaku deg-degan melihat adegan kami melalui kaca lemari itu. Gila batinku, kini aku yang telanjang digumuli oleh lelaki yang juga sedang telanjang, dan laki-laki itu bikan suamiku.

    Indra kembali melumat bibirku. kali ini teramat lembut. Gilanya lagi, aku tanpa malu lagi membalas ciumannya. Lidahku kujulurkan untuk menggelitik rongga mulut Indra. Indra terpejam merasakan seranganku, sementara tanganku kekarnya masih erat memelukku, seperti tidak akan dilepas lagi.

    Bermenit-menit kami terus berpagutan saling memompa birahi masing-masing. Peluh kami mengucur deras dan berbaur ditubuhku dan tubuh Indra. Dalam posisi itu tiba- tiba kurasakan ada benda yang kenyal mengganjal diatas perutku.

    Ohh, aku semakin terangsang luar biasa ketika kusadari benda yang mengganjal itu adalah batang kemaluan Indra. Tiba-tiba kurasakan batang zakar itu mengganjal tepat dibibir lubang kemaluanku. Rupanya Indra nekat berusaha memasukkan batang penisnya kevaginaku. Tentu saja aku tersentak.

    ” Ndra.. jangan dimasukkan..! ” Kataku sambil tersengal-sengal menahan nikmat. Aku tidak tahu apakah permintaan aku itu tulus , sebab disisi hatiku yang lain sejujurnya aku juga ingin merasakan betapa nikmatnya ketika batang kemaluan yang besar itu masuk kelubang vaginaku.

    ” Oke.. kalau nggak boleh diamasukkan, kugesek-gesekkan dibibirnya saja ya..? ” Jawab Indra juga dengan napas yang terengah-engah. Kemudian Indra kembali memasang ujung penisnya tepat dicelah vaginaku. Sungguh aku deg-degan luar biasa ketika merasakn kepala batang penis itu menyentuh bibir vaginaku.

    Namun karna batang zakar Indra memang berukuran super besar, Indra sangat sulit memasukkannnya kedalam celah bibir vaginaku. Padahal jika aku bersetubuh denagn suamiku penis suamiku masih terlalu kekecilan untuk ukuran lubang senggamaku. Setelah sedikit dipaksa, akhirnya ujung kemaluan Indra berhasil menerobos bibir vaginaku. Ya ampun, aku menggeliat hebat ketika ujung penis yang besra itu mulai menerobos masuk.

    Walau pun mulanya sedikit perih, tetapi selanjutnya rasa nikmatnya sungguh tada tiara. Seperti janji Indra, penisnya berukuran jumbo itu hanya hanya digesek-gesekan dibibir vagina saja. Meskipun hanya begitu, kenikamatan yang kurasa betul-betul membuatku hampir teriak histeris. Sungguh batang zakar Indra itu luar biasa nikmatnya.

    Indra terus menerus mamaju- mundurkan batang penis sebatas dibibir vagina. keringat kami berdua semakin deras mengalir, semenatara mulut kami masih terus berpagutan. ” Ayoohh.. ngoommoong saayang, giimaanna raasaanyaa..? ” Kata Indra tersengal-sengal. ” Oohh.. teeruuss.. Ndraa.. teeruss..! ujarku sama-sama tersengal. Entah bagaimana awal mulanya, tiba- tiba kurasakan batang kemaluan yang besar itu telah amblas semua kevaginaku.

    Bless, perlahan tapi pasti abtang kemaluan yang besar itu melesak kedalam libang kemaluanku. Vaginaku terasa penuh sesak oleh batang penis Indra yang sangat- sangat besar itu. “ Lohh..? Ndraa..! Dimaassuukiin seemmua yah..? ” Tanyaku. ” Taanguung, saayang. Aku nggak tahhan..! ” Ujarnya dengan terus memompa vaginaku secara perlahan.

    Entahlah,kali ini aku tidak protes. Ketika batang penis itu amblas semua divaginaku, aku hanya dapat terengah-engah dan merasakan kenikmatan yang kini semakin tertahankan.

    Begitu besarnya penis si Indra, sehingga lubang vaginaku terasa sangat sempit. Sementara karna tubuhnya yang berat, batang penis Indra semakin tertekan kedalam vaginaku dan melesak hingga kedasar rongga vaginaku. Sangat terasa sekali bagaimana rasanya batang zakar menggesek-gesek dinding vaginaku.

    Tanpa sadar aku pun mengimbangi genjotan Indra dengan menggoyang pantatku. Kini tubuh rampingku seperti timbul tenggelam diatas kasur busa ditindih oleh tubuh besar dan kekearnya Indra.

    Semakin lama, genjotan Indra semakin cepat dan keras, sehingga badanku tersentak- sentak dengan hebat. Clep.. , clep.. , clep.. , cleep.. , begitulah bunyi batang zakar Indra yang terus memompa selangkanganku.

    ” Teerruss Nndraa..! Aakuu.. nggaak.. kuuaatt..! ” Erangku berulang-ulang. Sungguh ini permainan seks yang paling nikmat yang pernah kurasakan dalam sepuluh tahun ini. Aku sudah tidak berpikir lagi tentang kesetiaan kepada suamiku.

    Indra benar-benar telah menenggelamkan aku dalam gelombang kenikmatan. Persetan, toh suamiku sendiri sudah tak bisa lagi memberikan aku kepuasan sedahsyat dan kenikmatan seperti ini.

    Tidak berapa lama kemudian, aku merasakan nikmat yang luar biasa disekujur tubuhku. Badanku mengelepar-gelepar dibawah genjcetan tubuh Indra. Seketika itu seperti tidak sadar, kuciumi lebih berani bibir Indra dan kupeluk erat- erat. ” Nndraa.. aakkuu.. haampiir.. oorrgaassmmee..! ” desahku ketika hampir mencapai puncak kenikamatan.

    Tahu aku hampir orgasme, Indra semakin kencang menghunjam-hunjamkan batang kejantanannya keselangkanganku. Saat itu tubuhku semakin meronta- ronta dibawah dekapan Indra yang kuat.

    Akibatnya, tidak lama kemudian aku benar-benar mencapai klimaks. ” Kaalauu.. uudahh.. orrgassme.. ngoommoong.. saayaang.. biaarr.. aakuu.. ikuut.. puuaas.! ” Desah indra. ” ooh.. aauuhh.. aakkuu.. klimaks.. Nndraa..! ” Jawabku. Seketika dengan refleks tangan kananku menjambak rambut Indra, sedangkan tangan kiriku memeluknya erat-erat.

    Pantatku kunaikkan keatas agar batang kemaluan si Indra dapat menancap sedalam- dalamnya. Setelah kenikmatan puncak itu, tubuhku melemas denagn sendirinya. Indra juga menghentikan genjotannya. ” Aku belum keluar sayang.. Tahan sebentar ya.. Aku terusin dulu..! ” Ujarnya lembut sambil mengecup pipiku. Gila aku bisa orgasme walaupun posisiku dibawah.

    Padahal jika dengan suamiku, untuk orgasme aku harus berposisi diatas dulu. Tentu saja ini semua karna Indra yang ajuh lebih perkasa diabandingkan suamiku. Walau pun usia mereka trerpaut jauh dan Indra jauh lebih muda. Selain itu batan kejantanannya memang sangat luar biasa besar dan nikmat luar biasa buat vagina perempuan.

    Meskipun kurasakan sedikit ngilu, kubiarkan Indra memompa terus lubang vaginaku. Karena lelah, aku pasif saja saat Indra terus menggumuliku. Tanpa perlawanan, kini badanku yang kecil dan ramping benar-benar tenggelam ditindih tubuh atletis Indra. Clep.. clep.. clep.. clep.

    Kulirik kebawah untuk melihat vaginaku yang dihajar batang kejantanan Indra. Gila, vaginaku dimasuki penis sebesar itu. Dan yang lebih gila lagi, batang zakar besar seperti itu nikmatnya tiada terkira. Indra semakin lama semakin kencang memompanya penisnya. Sementara mulutnya tidak henti-hentinya menciumi pipi, bibir dan buah dadaku. Mendapat rangsangan tanpa henti seperti itu tiba-tiba nafsuku bangkit kembali.

    Kurasakan kenikmatan mulai merambat lagi dari selangkanganku yang dengan kencang dipompa si Indra. Maka aku balik membalas ciuman Indra, semantara pantatku kembali berputar-putar mengimbangi penis Indra yang masih perkasa menusuk-nusuk lubang vaginaku. ” Iibuu ingiin.. lagii..? ” Tanya Indra. ” Eehh..” Hanya itu jawabku.

    Kini kami kembali mengelapar-gelepar bersama. Tiba-tiba Indra bergulung, sehingga posisinya kini berbalik, aku diatas, Indra dibawah. ” Ayoohh gaantii..! Iibu seekaarang di ataass..” Kata Indra. Dengan posisi tubuh diatas Indra, pantatku kuputar-putar, maju- mundur, kiri-kanan, untuk mengocok batang penis Indra yang masih mengacung dilubang vaginaku.

    Dengan masih malu-malu aku juga ganti menjilati leher dan puting Indra. Indra yang telentang dibawahku hanya dapat merem-melek karna kenikmatan yang kuberikan. ” Tuuh.. biisaa kaan..! Kaatanya taa.. dii.. nggak.. bisa.. , ” Kata si Indra sambil membalas menciumku dan meremas-remas buah dadaku.

    Hanya selang lima menit saat aku diatas tubuh Indra, lagi-lagi kenimatan tak terkira menderaku. Aku semakin kuat menghunjam- hunjamkan vaginaku kebatang penis Indra. Tubuhku yang ramping makin erat mendekap Indra.

    Aku juga semakin liart membalas ciuman Indra. ” Nddraa.. aakuu.. haampiir.. orgasme.. laaggii.. ssaayaang..! ” Kataku terengah-engah. Tahu kalau aku akan orgasme untuk yang kedua kalinya, Indra langsung bergulung membalikku, sehingga aku kembali dibawah. Dengan napas yang terengah-engah, Indra yang telah berada diatas tubuhku semakin cepat memompa selangkanganku. Tak ayal lagi, rasa nikmat tiada tara terasa disekujur tubuhku.

    Lalu rasa nikmat itu seperti mengalir dan berkumpul ke selangkanganku. Indra kupeluk sekuat tenaga, sementara napasku semakin tak menentu. ” Kalau mau 0rgasmee ngomong sayang, biaar lepaass..! ” Desah indra. Karna tidak kuat lagi menahan nikmat, aku pun mengerang keras.

    ” Teruss.. , teruss.. , akuu.. orgasmee Ndraa..! ” Desahku, sementara tubuhku masih terus menggelepar- gelepar dalam tindihan tubuh Indra. Belum reda kenikmatan klimaks yang kurasakan, tiba-tiba Indra mendengus-dengus semakin cepat. Tangan kekarnya mendekapku erat- erat seperti ingin meremukkan tulang-tulangku.

    Ia benar-benar membuatku tak bisa bergerak, dan napasnya terus memburu. Genjotannya di vaginaku semakin cepat dan keras. Kemudian tubuhnya bergetar hebat. ” Buu.. , akuu.. , maauu.. , keluuarr sayang..! ” Erangnya tidak tertahankan lagi. Melihat Indra yang hampir keluar, pantatku kuputar-putar semakin cepat. Aku juga semakin erat memeluknya.

    Crot.. crot.. crot..! Sperma Indra terasa sangat deras muncrat dilubang vaginaku. Indra memajukan pantatnya sekuat tenaga, sehingga batang kejantanannya benar-benar menancap sedalam-dalamnya di lubang kemaluanku. Aku merasa lubang vaginaku terasa sangat hangat oleh cairan sperma yang mengucur dari kemaluan si Indra.

    Gila, sperma Indra luar biasa banyaknya, sehingga seluruh lubang vaginaku terasa basah kuyup. Bahkan karna sangking banyaknya, sperma Indra belepotan hingga ke bibir vagina dan pahaku. Berangsur-angsur gelora kenikmatan itu mulai menurun.

    Untuk beberapa saat Indra masih menindihku, keringat kami pun masih bercucuran. setelah itu ia berguling kesampingku. Aku termenung menatap langit-langit kamar. Begitu pun dengan Indra. Ada sesal yang mengendap dihatiku. Kenapa aku harus menodai kesetiaan terhadap perkimpoianku, itulah pertanyaan yang bertalu-talu mengetuk perasaanku.

    ” Maafkan aku Bu Tika. Aku telah khilaf dan memaksa Ibu melakukan perbuatan ini ” Ujar Indra denagn lirih. Aku tidak menjawab, kami berdua kembali termenung dalam alm pikiran masing-masing. Bermenit-menit kemudian tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut kami berdua. ” Heei suadah siang lho.. ayo pulang..! ” Teriak kawan Indra disertai ketoak pada pintu.

    Denagn masih tetap diam, aku dan Indra segera beranjak, berbenah lalu berjalan keluar kamar. Tanpa kata- kata pula Indra mengecup bibirku saat pintu kamar akan dibuka. ” Hayo Ndra, kamu apain Bu Atika sampai pintunya ditutup segala ” Kelakar kawan Indra. ” Ah nggak apa-apa kok, kami cuma ketiduran tadi ” Jawabku degan perasaan malu. Sementara Indra cuma tersenyum.

    Seminggu sejak kejadian itu rasa sesal masih menderaku. Tetapi menginjak minggu kedua muncul rasa rindu pada Indra. Dadaku sering berdebar-debar kalau mengingat kenikamatan luar biasa yang telah diberikan Indra. Aku selalu terbayang keperkasaan Indra diatas ranjang, yang itu semua tidak dimiliki oleh suamiku yang dimakan usia. Sementara aku yang rajin merawat tubuh malah makin ingin merasakan kenikmatan yang lebih. Maka sejak itu aku sering jalan-jalan dengan Indra. Bahkan hampir rutin sebulan 2 sampai 4 kali aku melepas hasrat pada Indra yang selalu melayaniku. Dan dtiap kencan selalu saja ada hal-hal baru yang membuatku semakin terikat oleh keperkasaannya.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Gara gara waktu di Toilet

    Cerita Sex Gara gara waktu di Toilet


    1112 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Gara gara waktu di ToiletCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – aku jarang sekali mempunyai teman perempuan, memang kau mempunyai maslah dengan hal itu sulit untuk bergaul dengan wanita, tapi jujur saja aku mempunyai hasrat sex yang tinggi, jikia melihat cewek yang seksi burungku selalu tegangn karena aku sering berfantasi.

    Jujur saja, bila sudah begitu pikiranku sering mengkhayal ke arah persetubuhan. Bila hasratku sudah tak lagi dapat kutahan, terpaksa aku melakukan onani. Aku memilih itu sebab aku tak tahu lagi harus menyalurkan kemana.

    Sifat pendiamku ternyata membuat cewek-cewek di kampusku penasaran, sepertinya mereka ingin tahu lebih banyak tentangku. Cuma mereka harus kecewa sebab aku kesulitan untuk bergaul dengan mereka.

    Di samping itu teman-temanku bilang aku mempunyai face yang lumayan ganteng (nggak nyombong lo..), kulitku putih, rambuntuku gondrong, dan tinggiku sekitar 170 cm. Bila aku melintas di koridor kampus, aku merasa ada beberapa cewek yang melirikku, tetapi aku berusaha cuek saja, toh aku tak bisa mendekatinya.

    Namun ada seorang cewek yang diam-diam menyukaiku, hal itu aku ketahui dari sahabatku. Ketika aku minta untuk menunjukkan anaknya, kebetulan penampilannya sesuai degan seleraku. Tinggi tubuhnya sama denganku, rambut panjang, kulit putih bersih, wajah menarik, ukuran toketnya juga pas dengan seleraku, dan badannya padat berisi.

    Sebut saja namanya Nita (samaran). Sejak itu setiap kali aku melihatnya, aku sering berpikiran edan, yaitu membayangkan bisa bersetubuh dengannya. Sebaliknya bila ia melihatku, sikapnya biasa-biasa saja, walaupun aku tahu sebenarnya dia menyukaiku.

    Pada suatu hari yang tak terduga olehku, seolah-olah keinginanku dikabulkan (masa?). Saat kuliah usai pada jam 19.00 sore, selepas keluar ruangan aku hendak untuk mencuci muka, sekedar menyegarkan diri.

    Aku menuju WC kampus yang kebetulan letaknya agak menyendiri dari “peradaban” kampus. Sampai disana aku mendapati beberapa orang yang juga akan mempergunakan kamar mandi. Selagi menunggu giliran, aku ingin buang air kecil dulu, tapi kamar mandi sedang dipakai.

    Praktis aku urungkan saja. Begitu tiba giliranku, aku hendak menuju ke arah kran, tiba-tiba dari arah pintu kamar mandi yang tertutup tadi keluarlah seorang cewek yang selama ini kusukai dan dia juga mengincarku.

    Aku sangat tekejut melihatnya, sikapku hampir salah tingkah, begitu pun dengan dia. Kami saling bertatapan mata dan terdiam beberapa saat. Kemudian dia sedikit tersenyum malu-malu. Kok dia ada disini sih?, Pikirku. Akhirnya aku memberanikan diri untuk memulai percakapan.

    “La, ngapain elo masuk ke WC cowok?” tanyaku penuh rasa heran.

    “Ehh.. itu.. ehmm.. tempat cewek penuh semua, makanya gue ke sini..”

    “Emang yang di lantai bawah juga penuh?”, tanyaku.

    Padahal dalam hati aku merasa mendapat kesempatan emas.

    “Iya. Emang kenapa? Boleh dong sebentar doang.. lagi pula ‘kan sekarang udah nggak ada siapa-siapa, ya kan..?”, jawab Nita rada genit.

    Aku pun tidak mau kalah.

    “Tapi kan gue cowok, elo nggak malu?”, gantian aku membalasnya.

    “Kalo elo, gue emang nggak keberatan kok.., untungnya cuman tinggal elo dong yang ada di sini, daripada yang laen..”, jawab Nita.

    Denger jawaban kayak gitu, aku malah jadi tambah bengong. Gila.. kayaknya dia emang ngasih kesempatan nih! Pikirku. Tiba-tiba dia menyerobot posisi gue yang dari tadi udah berdiri di samping kran.

    “Sorry yah, gue duluan, habis elo bengong aja sih..”, katanya.

    Rupanya dia juga mau mencuci muka. Selama dia mencuci muka, aku seperti orang bingung. Kadang-kadang aku mencuri pandang ke arah bagian yang terlarang. Posisinya yang sedang membungkuk membuat pantatnya yang berisi menungging ke arah selangkanganku.

    Ditambah lagi CD-nya yang berwarna krem terlihat olehku. Lama kelamaan aku menjadi terangsang, kontolku mulai tegang tak keruan. Langsung saja di pikiranku membayangkan kontolku kumasukkan ke dalam memeknya dari belakang pada posisi seperti itu.

    Entah apa yang merasuki pikiranku, aku berniat untuk menyetubuhinya di WC ini, sebab hasratku sudah tak tertahankan. Aku tak peduli dia keberatan atau tidak. Pokoknya aku harus ngentot dengan dia, apapun caranya.

    Diam-diam aku berdiri di pintu keluar, mengamati keadaan. Aman pikirku, tak ada seorang pun. Jadi aku bisa leluasa melaksanakan niat bejatku. Saat dia menuju pintu keluar, dari jauh aku sudah melihat senyumannya yang merangsang birahiku. Sepertinya dia memang sengaja menarik perhatianku. Tiba-tiba dengan cepat kupalangkan tanganku di depannya, sehingga ia menghentikan langkahnya. Dia melihatku seakan- akan mengerti maksudku.

    “Buru-buru amat La, emang elo udah ada kuliah lagi?”, tanyaku.

    “Enggak kok, gue cuman pengen istirahat di sini aja”, jawabnya.

    Aku tak menanggapinya, dengan cepat aku segera menutup dan mengunci pintu dari dalam. Melihat sikapku, Nita mulai menatapku dalam-dalam. Dengan perlahan kudekati dia. Kutatap kedua matanya yang indah.

    Dia mulai bereaksi, perlahan dia juga mulai mendekatiku, sehingga wajah kami berdekatan. Aku mulai merasa bahwa dia juga merasakan hal yang sama denganku. Nafasnya juga semakin memburu, seolah-olah dia mengerti permainan yang akan kulakukan.

    Mulutnya mulai terbuka seperti akan mengatakan sesuatu, namun dia keburu mengecupku dengan lembut. Perasaanku saat itu tak menentu, sebab baru kali inilah aku dicium oleh seorang cewek. Dengan spontan aku pun membalasnya dengan mesra.

    Aneh, walaupun aku belum pernah melakukannya, otomatis aku tahu apa yang harus mesti kulakukan. Apalagi aku juga sering melihat di film BF.

    Kami saling bermain lidah cukup lama, sampai kami kesulitan bernafas. Kedua bibir kami berpagut sangat erat. Desahan Nita membuatku semakin hot menciumnya. Aku mulai menggerakkan tanganku menuju ke pantatnya, kuraba dengan lembut, dan dengan gemas kuremas pantatnya.

    Kemudian aku mencoba untuk mengusap bagian memeknya. Kugosok-gosok sampai dia mengerang kenikmatan. Aku panik kalau erangannya terdengar ke luar. Setelah kuberi tahu dia mengerti dan mengecup bibirku sekali lagi. Usapanku membuat cairan memeknya membasahi celananya. Karena dia memakai celana bahan, maka cairannya juga membasahi tanganku.

    “Ssshhtt.. gilaa.. enak banget.. ehmm..”, desah Nita.

    Aku melepaskan ciumanku dan berpindah menciumi lehernya yang putih mulus. Lehernya yang harum membuatku makin gencar menciumi lehernya. Mata Nita terlihat mendelik dan menengadahkan mukanya ke atas merasakan kenikmatan. Tangannya mulai berani untuk meremas kontolku yang keras. Enak sekali pijitannya, membuat kontolku semakin berdenyut- denyut.

    Aku berhenti menciumi lehernya, aku mulai meraba-raba toketnya yang sudah mengeras. Nita mulai membuka kaosnya, dan memintaku untuk memainkan kedua toketnya. Kuraba-raba dengan lembut, dan sesekali kuremas sedikit.

    Merasa masih ada penghalang, kubuka BH-nya yang berwarna putih. Benar-benar pemandangan yang sangat indah, toketnya yang berukuran sedang, putih mulus, dan putingnya merah kecoklatan terlihat menantang seperti siap untuk dikemot.

    Langsung saja aku sedot susunya yang kenyal itu. Nita menggelinjang kenikmatan dan memekik. Aku tak peduli ada orang yang mendengar. Rupanya dia senang menyemprotkan parfum ke dadanya, sehingga terasa lebih nikmat mengulum toket harum.

    Aku benar-benar menikmati toket Nita dan aku ingin mengemoti toket Nita sampai dia menyerah. Kujilat puting susunya sampai putingnya berdiri tegak. Kulihat Nita seperti sudah di awang-awang, tak sadarkan diri.

    Tangan Nita mulai membuka ritsleting celana gue dan berusaha mengeluarkan kontol gue yang sudah keras sekali. Begitu semua terlepas bebaslah kontol gue menggantung di depan mukanya yang sebelumnya dia telah mengambil posisi jongkok.

    Dia kocok-kocok kontol gue, sepertinya dia sedang mengamati dahulu. Lalu dia mulai mencium sedikit-sedikit. Kemudian dia mencoba membuka mulutnya untuk memasukkan kontolku. Pertama hanya 1/4 nya yang masuk, lama-lama hampir seluruh kontolku masuk ke mulutnya yang seksi, kontolku sama sekali sudah tak terlihat lagi.

    Lalu dia mulai memaju mundurkan kontolku dalam mulutnya. Sedotan dan hisapannya sungguh luar biasa, seperti di film BF. Aku menahan rasa geli yang amat sangat, sehingga hampir saja aku mengeluarkan maniku di dalam mulutnya.

    Belum saatnya, pikirku. Aku ingin mengeluarkan maniku di dalam memeknya. Maka aku memberi tanda agar Nita berhenti sebentar. Aku berusaha menenangkan diri sambil mengusap-ngusap toketnya. Setelah rileks sedikit, Nita mulai melanjuntukan permainannya selama kurang lebih 10 menit.

    Nita sempat menjilat cairan bening yang mulai keluar dari ujung kontolku dan menelannya.
    Nita kemudian bangkit untuk melepaskan celana panjangnya, ia juga melepaskan CD-nya yang berwarna krem.

    Aku mengambil posisi jongkok untuk menjilati memeknya dahulu, agar licin. Kubuka pahanya lebar-lebar. Terlihatlah memek Nita yang sangat bersih, berwarna merah, lipatannya masih kencang, tak tampak sehelai bulu satu pun.

    Sepertinya Nita memang pandai merawat kewanitaannya. Aku mulai menjulurkan lidahku ke memeknya. Aku sempat berpikir bagaimana kalau di memeknya tercium bau yang tidak sedap. Ah, bodo amat aku sudah bernafsu, aku tahan nafas saja.

    Kubuka belahan memeknya. Lalu kujilat bagian dalamnya. Tapi ternyata koq baunya tidak seperti yang kubayangkan sebelumnya. Memek Nita tidak berbau kecut, tapi juga tidak berbau harum, bau memek alami. Justru bau yang alami seperti itulah yang membuatku makin bernafsu serasa ingin melumatnya semua ke dalam muluntuku. Aaahh..Nita benar-benar pandai merawat memeknya. Sungguh beruntung aku.

    Aku terus menjilat-jilat memeknya yang mulai basah dengan cairannya. Nita terlihat sangat menikmati permainan ini. Matanya sayu, desahannya makin keras seraya menggigit bibir bawahnya.
    “Akkhh.. sstt.. uugh.. gilaa.. enak banget..”, desah Nita.

    Memeknya terasa hangat dan lembut. Betul-betuk memek ternikmat yang kurasakan.

    Kumasukkan jari telunjukku ke dalam memeknya sambil mengait-ngaitkan ke dinding memeknya. Tentu saja Nita makin edan reaksinya, membuat semakin kelojotan nggak keruan. Sampai ia menjepitkan kedua belah pahanya hingga kepalaku terjepit di antara sepasang paha yang putih mulus, dan tangannya menjambak rambuntuku sampai aku sendiri merasa kesakitan.

    Cairan yang keluar dari memeknya sampai meleleh ke pipiku dan kepahanya. Sebagian sempat mengalir ke bibirku. Karena penasaran dengan selama ini yang kutahu, kucicipi cairan itu. Gila! Rasanya enak koq, agak asin. Langsung aja aku hisap sebanyak-banyaknya dari memeknya.

    Nita sempat risih melihat perbuatanku. Namun aku cuek saja, sebab dia tadi juga melakukan hal yang sama pada kontolku.

    Tiba-tiba Nita mendorong kepalaku dari memeknya. Kayaknya dia sudah nggak kuat lagi.

    “Masukin dong punya elo, gue udah nggak tahan nich.. ayo dong sayy..”, pinta Nita dengan suara mendesah.

    Aku sempat tertegun sejenak, sebab sama sekali aku belum pernah melakukannya.

    “Ayo cepat dikit dong..”, katanya sambil memandangku yang tertegun sejenak.

    Dengan bermodal nekat dan pengetahuan dari film BF, gue turutin saja permintaan Nita.
    Kuangkat satu kakinya ke atas bak mandi, sehingga posisi memeknya lebih terbuka. Memeknya sudah basah sekali oleh cairan sehingga terlihat mengkilat.

    Hal itu makin membuatku bernafsu untuk memasukkan kontolku ke memeknya. Kuelus-elus dahulu kepala kontolku ke bibir memeknya. Kudorong kontolku perlahan.. masuk sedikit demi sedkit..

    Pantatku terus kudorong, terasa sebagian kepala kontolku sudah masuk ke lobang memek Nita yang sudah basah dan licin tapi terasa sempit banget. Dalam hati aku beruntung juga bisa ngerasain sempitnya memek perawan.

    Kucoba kugesek dan menekan perlahan sekali lagi. Kontolku sudah masuk setengahnya, namun masih terasa sempit sekali. Tubuh Nita sempat tersentak ketika kontolku sudah masuk seluruhnya.

    “Auuwww.. sakitt.. pelann.. sstt..”, Nita sedikit menjerit.

    Kutarik kontolku keluar, lalu kudorong lagi sekuat tenaga. Aku sengaja membiarkan kontolku menancap di dalamnya beberapa saat agar memek Nita terbiasa menerima kontolku. Kemudian barulah aku memulai gerakan maju mundur.

    Terasa kontolku bergesekan dengan dinding memek yang bergerinjal-gerinjal. Jadi ini toh yang dinamakan bersetubuh, pikirku dalam hati. Kontolku terasa agak perih dijepit oleh memeknya, tapi tetap kuteruskan, aku tak mau kehilangan kesempatan berharga ini.

    Tampaklah pemandangan indah ketika kontolku keluar masuk memek Nita. Kontolku sudah tidak terasa perih lagi, malah sebaliknya, terasa geli ngilu enak. Nita semakin tidak jelas rintihannya, seperti orang menangis, air matanya meleleh keluar.

    Mulutnya menggigit bibirnya sendiri menahan sakit. Aku sempat kasihan melihatnya. Mungkin aku sudah keterlaluan. Kucoba berbicara padanya sambil kedua pinggul kami menghentak-hentak.

    “Ke.. napa.. La.. ehhgg.., elo.. pe.. ngen udahann..?”, tanyaku.

    “Ja.. ngan dilepas.. terussinn.. aja.. gue.. nggak.. apa.. apa.. kok.. sstt..”, kata Nita.

    Goyangan pinggul Nita sangat luar biasa, hampir aku dibuat ngecret sekali lagi. Kutarik kontolku keluar dan kudiamkan beberapa saat. Setelah itu aku minta ganti posisi, aku ingin ngentotin dia dari belakang. Nita berpegangan pada pintu kamar mandi, sedangkan pantatnya sudah menungging ke arahku.

    Dalam posisi itu lipatan memeknya terlihat lebih jelas. Tanpa basa-basi lagi kumasukkan saja kontolku dengan hentakan yang kuat. Kali ini lebih lancar, sebab memeknya sudah terbiasa menerima kontolku.
    Kali ini gerakan Nita lebih hot dari sebelumnya, ia mulai memutar- mutar pantatnya.

    Setiap gerakan pantatnya membuat kontolku sangat geli luar biasa.. kontolku berdenyut-denyut seperti ingin memuntahkan lahar yang panas..aku merasa tak tahan lebih lama lagi. Tapi aku tak ingin mengecewakan Nita, aku pun berusaha mengimbangi permainannya.

    Aduhh srr.., ada cairan licin kembali keluar dari kontolku. Cairan itu makin menambah licin dinding memek Nita. Aku benar-benar merasakan kenikmatan persetubuhan ini. Aku makin tenggelam dalam kenikmatan bersetubuh dengan Nita, sungguh aku tak akan melupakannya.

    Tubuh kami terlihat mengkilat oleh keringat kami berdua. Toket Nita bergoyang-goyang mengikuti irama gerakan kami, membuatku makin gemas untuk meremasnya dan sesekali kukemot sampai ia memjerit kecil. Memek Nita makin berbusa akibat kocokan kontolku.

    Aku merasakan sesuatu yang tak tertahankan lagi. Aku makin pasrah ketika kenikmatan ini menjalar dari buah zakar menuju dengan cepat ke arah ujung kontolku. Seluruh tubuhku bergetar hendak menerima pelepasan yang luar biasa.

    “Laa.. gue udah mau keluar.. nihh.. Elo.. masih.. lama.. nggak..?”, rintihku.

    “Sa.. bar.. se.. bentarr.. sayaangg.. sama.. samaa.. gue.. juga.. hampir.. keluarr.. oohh.. ahhgghh..”, pantatnya menekan kontolku dengan kuat.

    Mukanya berusaha menengok ke arahku berusaha mengulum bibirku. Kudekatkan bibirku agar dia bisa mengulumnya.

    Bersamaan dengan itu..

    “Aaahh..”

    Kontolku menyemprotkan air mani ke dalam lobang memeknya berkali-kali. Sampai cairan putih itu meleleh ke pahanya dan sempat menetes ke lantai.

    Tak kusangka banyak sekali spermaku yang berlumuran di memeknya. Nita berjongkok memegang kontolku. Lalu ia menjilat dan mengulum kontolku yang masih berlumuran sperma. Dia menelan semua spermaku sampai kepala kontolku bersih mengkilat. Dia kelihatan tersenyum bangga.

    Nita kembali berdiri memandangi penuh kepuasan. Tubuh Nita terjatuh lemas membebani tubuhku, badannya bergetar merasakan orgasme.

    Nita memandangku tersenyum, disertai dengan nafas yang masih terengah-engah. Kami pun berpelukan dalam tubuh penuh keringat dengan alat kelamin kami masih saling menyatu. Bibir kami saling mengecup dengan mesra, sambil memainkan bagian-bagian sensitif.

    Kami membersihkan diri bersama sebelum beranjak keluar WC. Selama kami mandi kami saling mengutarakan sesuatu hal. Iseng-iseng aku bertanya mengapa dia mau menerima perlakuanku barusan.

    Ternyata Nita mengatakan bahwa selama ini dia sudah lama menyukaiku, namun ia tidak berani mengutarakannya, sebab malu sama teman-temannya. Aku sempat tertegun mendengarnya. Kemudian aku juga mengatakan bahwa aku juga suka padanya.

    Seakan dia tak percaya, tetapi setelah kejadian tadi kami menjadi saling menyayangi. Kami kembali berpelukan dengan mesra sambil saling mengecup bibir.

    Aku sempat khawatir kalau Nita hamil, sebab aku mengeluarkan spermaku di dalam memeknya. Aku tidak mau menikah, aku belum siap jadi bapak. Biarlah, kalaupun Nita hamil, aku akan membuat suatu rencana.

    Lagipula kami melakukannya baru sekali, jadi kemungkinan dia hamil kecil peluangnya.

    Selesai mandi aku menyuruh Nita keluar belakangan, aku keluar duluan agar bisa mengamati keadaan. Setelah tidak ada orang satupun, barulah Nita keluar, kemudian kami pergi berlawanan arah dan bertemu kembali di suatu tempat.

    Sampai saat ini hubunganku dengan Nita masih berjalan baik, cuma kami belum mengulang apa yang kami lakukan di WC dulu.

    Beberapa minggu setelah kejadian itu aku mendengar fakta dari teman-temannya bahwa Nita itu sebenarnya cewek yang haus seks. Dia juga telah bersetubuh dengan banyak pria, baik dari kalangan mahasiswa atau om-om. Makanya aku sempat curiga waktu kami bersetubuh dulu, sebab walaupun memeknya masih rapat seperti perawan, namun aku tidak merasakan menyentuh selaput daranya, bahkan aku sama sekali juga tidak melihat darah yang keluar dari lubang memeknya

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Memuaskan Majikan Dengan Goyanganku

    Cerita Sex Memuaskan Majikan Dengan Goyanganku


    1112 views

    Perawanku – Cerita Sex Memuaskan Majikan Dengan Goyanganku, Hingga kini, kisah ini masih sering terlintas dalam benak dan pikiranku, Entah suatu keberuntungankah atau kepedihan bagi si pelaku. Yang jelas dia sudah mendapatkan pengalaman berharga dari apa yang dialaminya. Sebut saja namaya si Jo. Berasal dari kampung yang sebenarnya tidak jauh-jauh sekali dari kota Y. Di kota Y inilah dia numpang hidup pada seorang keluarga kaya. Suami istri berkecukupan dengan seorang lagi pembantu wanita Inah, dengan usia kurang lebih diatas Jo 2-3 tahun. Jo sendiri berumur 15 tahun jalan

    Suatu hari nyonya majikannya yang masih muda, Ibu Rhieny atau biasa mereka memanggil Bu Rhien, mendekati mereka berdua yang tengah sibuk di dapur yang terletak di halaman belakang, di depan kamar si Jo.
    “Inah.., besok lusa Bapak hendak ke Kalimantan lagi. Tolong siapkan pakaian secukupnya jangan lupa sampai ke kaos kakinya segala..” perintahnya.
    “Kira-kira berapa hari Bu..?” tanya Inah hormat.
    “Cukup lama.. mungkin hampir satu bulan.”
    “Baiklah Bu..” tukas Inah mahfum.

    Bu Rhien segera berlalu melewati Jo yang tengah membersihkan tanaman di pekarangan belakang tersebut. Dia mengangguk ketika Jo membungkuk hormat padanya.

    Ibu Rhien majikannya itu masih muda, paling tua mungkin sekitar 30 tahunan, begitu Inah pernah cerita kepadanya. Mereka menikah belum lama dan termasuk lambat karena keduanya sibuk di study dan pekerjaan. Namun setelah menikah, Bu Rhien nampaknya lebih banyak di rumah. Walaupun sifatnya hanya sementara, sekedar untuk jeda istirahat saja.

    Dengan perawakan langsing, dada tidak begitu besar, hidung mancung, bibir tipis dan berkaca mata serta kaki yang lenjang, Bu Rhien terkesan angkuh dengan wibawa intelektualitas yang tinggi. Namun kelihatan kalau dia seorang yang baik hati dan dapat mengerti kesulitan hidup orang lain meski dalam proporsi yang sewajarnya. Dengan kedua pembantunya pun tidak begitu sering berbicara. Hanya sesekali bila perlu. Namun Jo tahu pasti Inah lebih dekat dengan majikan perempuannya, karena mereka sering bercakap-cakap di dapur atau di ruang tengah bila waktunya senggang.

    Beberapa hari kepergian Bapak ke Kalimantan, Jo tanpa sengaja menguping pembicaraan kedua wanita tersebut.
    “Itulah Nah.. kadang-kadang belajar perlu juga..” suara Bu Rhien terdengar agak geli.
    “Di kampung memang terus terang saya pernah Bu..” Inah nampak agak bebas menjawab.
    “O ya..?”
    “Iya.. kami.. sst.. pss..” dan seterusnya Jo tidak dapat lagi menangkap isi pembicaraan tersebut. Hanya kemudian terdengar tawa berderai mereka berdua.

    Jo mulai lupa percakapan yang menimbulkan tanda tanya tersebut karena kesibukannya setiap hari. Membersihkan halaman, merawat tanaman, memperbaiki kondisi rumah, pagar dan sebagainya yang dianggap perlu ditangani. Hari demi hari berlalu begitu saja. Hingga suatu sore, Jo agak terkejut ketika dia tengah beristirahat sebentar di kamarnya.
    Tiba-tiba pintu terbuka, “Kriieet.. Blegh..!” pintu itu segera menutup lagi.
    Dihadapannya kini Bu Rhien, majikannya berdiri menatapnya dengan pandangan yang tidak dapat ia mengerti.

    “Jo..” suaranya agak serak.
    “Jangan kaget.. nggak ada apa-apa. Ibu hanya ada perlu sebentar..”
    “Maaf Bu..!” Jo cepat-cepat mengenakan kaosnya.
    Barusan dia hanya bercelana pendek. Bu Rhien diam dan memberi kesempatan Jo mengenakan kaosnya hingga selesai. Nampaknya Bu Rhien sudah dapat menguasai diri lagi. Dengan mimik biasa dia segera menyampaikan maksud kedatangannya.

    “Hmm..,” dia melirik ke pintu.
    “Ibu minta kamu nggak usah cerita ke siapa-siapa. Ibu hanya perlu meminjam sesuatu darimu..”
    Kemudian dia segera melemparkan sebuah majalah.
    “Lihat dan cepatlah ikuti perintah Ibu..!” suara Bu Rhien agak menekan.
    Agak gelagapan Jo membuka majalah tersebut dan terperangah mendapati berbagai gambar yang menyebabkan nafasnya langsung memburu. Meski orang kampung, dia mengerti apa arti semua ini. Apalagi jujur dia memang tengah menginjak usia yang sering kali membuatnya terbangun di tengah malam karena bayangan dan hawa yang menyesakkan dada bila baru nonton TV atau membaca artikel yang sedikit nyerempet ke arah “itu”.

    Sejurus diamatinya Bu Rhien yang tengah bergerak menuju pintu. Beliau mengenakan kaos hijau ketat, sementara bawahannya berupa rok yang agak longgar warna hitam agak berkilat entah apa bahannya. Segera tangan putih mulus itu menggerendel pintu.
    Kemudian.., “Berbaringlah Jo.. dan lepaskan celanamu..!”
    Agak ragu Jo mulai membuka.
    “Dalemannya juga..” agak jengah Bu Rhien mengucapkan itu.
    Dengan sangat malu Jo melepaskan CD-nya. Sejenak kemudian terpampanglah alat pribadinya ke atas.

    Lain dari pikiran Jo, ternyata Bu Rhien tidak segera ikut membuka pakaiannya. Dengan wajah menunduk tanpa mau melihat ke wajahnya, dia segera bergerak naik ke atas tubuhnya. Jo merasakan desiran hebat ketika betis mereka bersentuhan.
    Naik lagi.. kini Jo bisa merasakan halusnya paha majikannya itu bersentuhan dengan paha atasnya. Naik lagi.. dan.. Jo merasakan seluruh tulang belulangnya kena setrum ribuan watt ketika ujung alat pribadinya menyentuh bagian lunak empuk dan basah di pangkal paha Bu Rhien.

    Cerita Sex Memuaskan Majikan Dengan Goyanganku

    Cerita Sex Memuaskan Majikan Dengan Goyanganku

    Tanpa memperlihatkan sedikitpun bagian tubuhnya, Bu Rhien nampaknya hendak melakukan persetubuhan dengannya. Jo menghela nafas dan menelan ludah ketika tangan lembut itu memegang alatnya dan, “Bleesshh..!”
    Dengan badan bergetar antara lemas dan kaku, Jo sedikit mengerang menahan geli dan kenikmatan ketika barangnya dilumat oleh daging hangat nan empuk itu.

    Dengan masih menunduk Bu Rhien mulai menggoyangkan pantatnya. Tangannya menepis tangan Jo yang secara naluriah hendak merengkuhnya.
    “Hhh.. ehh.. sshh.. ” kelihatan Bu Rhien menahan nafasnya.
    “Aakh.. Bu.. saya.. saya nggak tahan..” Jo mulai mengeluh.
    “Tahann sebentar.. sebentar saja..!” Bu Rhien nampak agak marah mengucapkan itu, keringatnya mulai bermunculan di kening dan hidungnya.

    Sekuat tenaga Jo menahan aliran yang hendak meledak di ujung peralatannya. Di atasnya Bu Rhien terus berpacu.. bergerak semakin liar hingga dipan tempat mereka berada ikut berderit-derit. Makin lama semakin cepat dan akhirnya nampak Bu Rhien mengejang, kepalanya ditengadahkan ke atas memperlihatkan lehernya yang putih berkeringat.
    “Aaahhkhh..!”
    Sejurus kemudian dia berhenti bergoyang. Lemas terkulai namun tetap pada posisi duduk di atas tubuh Jo yang masih bergetar menahan rasa. Nafasnya masih memburu.

    Beberapa saat kemudian, “Pleph..!” tiba-tiba Bu Rhien mencabut pantatnya dari tubuh Jo.
    Dia segera berdiri, merapihkan rambutnya dan roknya yang tersingkap sebentar.
    Kemudian, “Jangan cerita kepada siapapun..!” tandasnya, “Dan bila kamu belum selesai, kamu bisa puaskan ke Inah.. Ibu sudah bicara dengannya dan dia bersedia..” tukasnya cepat dan segera berjalan ke pintu lalu keluar.

    Jo terhenyak di atas kasurnya. Sejenak dia berusaha menahan degup jantungnya. Diambilnya nafasdalam-dalam. Sambil sekuat tenaga meredam denyutan di ujung penisnya yang terasa mau menyembur cepat itu. Setelah bisa tenang, dia segera bangkit, mengenakan pakaiannya kemudian berbaring. nafasnya masih menyisakan birahi yang tinggi namun kesadarannya cepat menjalar di kepalanya. Dia sadar, tak mungkin dia menuntut apapun pada majikan yang memberinya hidup itu. Namun sungguh luar biasa pengalamannya tersebut. Tak sedikitpun terpikir, Bu rhien yang begitu berwibawa itu melakukan perbuatan seperti ini.

    Dada Jo agak berdesir teringat ucapan Bu Rhien tentang Inah. Terbayang raut wajah Inah yang dalam benaknya lugu, tetapi kenapa mau disuruh melayaninya..? Jo menggelengkan kepala.. Tidak..! biarlah perbuatan bejat ini antara aku dan Bu Rhien. Tak ingin dia melibatkan orang lain lagi. Perlahan tapi pasti Jo mampu mengendapkan segala pikiran dan gejolak perasaannya. Beberapa menit kemudian dia terlelap, hanyut dalam kenyamanan yang tanggung dan mengganjal dalam tidurnya.

    Perlakuan Bu Rhien berlanjut tiap kali suaminya tidak ada di rumah. Selalu dan selalu dia meninggalkan Jo dalam keadaan menahan gejolak yang menggelegak tanpa penyelesaian yang layak. Beberapa kali Jo hendak meneruskan hasratnya ke Inah, tetapi selalu diurungkan karena dia ragu-ragu, apakah semuanya benar-benar sudah diatur oleh majikannya atau hanyalah alasan Bu Rhien untuk tidak memberikan balasan pelayanan kepadanya.

    Hingga akhirnya pada suatu malam yang dingin, di luar gerimis dan terdengar suara-suara katak bersahutan di sungai kecil belakang rumah dengan rythme-nya yang khas dan dihafal betul oleh Jo. Dia agak terganggu ketika mendengar daun pintu kamarnya terbuka.
    “Kriieet..!” ternyata Bu Rhien.
    Nampak segera melangkah masuk kamar. Malam ini beliau mengenakan daster merah jambu bergambar bunga atau daun-daun apa Jo tidak jelas mengamatinya. Karena segera dirasakannya nafasnya memburu, kerongkongannya tercekat dan ludahnya terasa asin. Wajahnya terasa tebal tak merasakan apa-apa.

    Agak terburu-buru Bu Rhien segera menutup pintu. Tanpa bicara sedikitpun dia menganggukkan kepalanya. Jo segera paham. Dia segera menarik tali saklar di kamarnya dan sejenak ruangannya menjadi remang-remang oleh lampu 5 watt warna kehijauan. Sementara menunggu Jo melepas celananya, Bu rhien nampak menyapukan pandangannya ke seantero kamar.
    “Hmm.. anak ini cukup rajin membersihkan kamarnya..” pikirnya.
    Tapi segera terhenti ketika dilihatnya “alat pemuasnya” itu sudah siap.
    Dan.., kejadian itu terulang kembali untuk kesekian kalinya. Setelah selesai Bu Rhien segera berdiri dan merapihkan pakaiannya. Dia hendak beranjak ketika tiba-tiba teringat sesuatu.

    “Oh Ibu lupa..” terhenti sejenak ucapannya.
    Jo berpikir keras.. kurang apa lagi..? Jujur dia mulai tidak tahan mengatasi nafsunya tiap kali ditinggal begitu saja, ingin sekali dia meraih pinggang sexy itu tiap kali hendak keluar dari pintu.
    Lanjutnya, “Hmm.. Inah pulang kampung pagi tadi..” dengan wajah agak masam Bu Rhien segera mengurungkan langkahnya.
    “Rasanya tidak adil kalau hanya Ibu yang dapat. Sementara kamu tertinggal begitu saja karena tidak ada Inah..”
    Jo hampir keceplosan bahwa selama ini dia tidak pernah melanjutkan dengan Inah. Tapi mulutnya segera dikuncinya kuat-kuat. Dia merasa Bu Rhien akan memberinya sesuatu. Ternyata benar.. Perempuan itu segera menyuruhnya berdiri.

    “Terpaksa Ibu melayani kamu malam ini. Tapi ingat.., jangan sentuh apapun. Kamu hanya boleh melakukannya sesuai dengan yang Ibu lakukan kepadamu..”
    Kemudian Bu Rhien segera duduk di tepi ranjang. Dirainya bantal untuk ganjal kepalanya. Sejuruskemudian dia membuka pahanya. Matanya segera menatap Jo dan memberinya isyarat.
    “..” Jo tergagap. Tak mengira akan diberi kesempatan seperti itu.
    Dalam cahaya kamar yang minim itu dadanya berdesir hebat melihat sepasang paha mulus telentang. Di sebelah atas sana nampak dua bukit membuncah di balik BH warna krem yang muncul sedikit di leher daster. Dengan pelan dia mendekat. Kemudian dengan agak ragu selangkangannya diarahkan ke tengah diantara dua belah paha mulus itu. Nampak Bu Rhien memalingkan wajah ke samping jauh.. sejauh-jauhnya.

    “Degh.. degh..” Jo agak kesulitan memasukkan alatnya.
    Karena selama ini dia memang pasif. Sehingga tidak ada pengalaman memasukkan sama sekali. Tapi dia merasakan nikmat yang luar biasa ketika kepala penisnya menyentuh daging lunak dan bergesekan dengan rambut kemaluan Bu Rhien yang tebal itu. Hhh..! Nikmat sekali. Bu Rhien menggigit bibir. Ingin rasanya menendang bocah kurang ajar ini. Tapi dia segera menyadari ini semua dia yang memulai. Badannya menggelinjang menahan geli ketika dengan agak paksa namun tetap pelan Jo berhasil memasukkan penisnya (yang memang keras dan lumayan itu) ke peralatan rahasianya.

    Beberapa saat kemudian Jo secara naluriah mulai menggoyangkan pantatnya maju mundur.
    “Clep.. clep.. clep..!” bunyi penisnya beradu dengan vagina Bu Rhien yang basah belum dicuci setelah persetubuhan pertama tadi.
    “Plak.. plak.. plakk..,” kadang Jo terlalu kuat menekan sehingga pahanya beradu dengan paha putih mulus itu.
    “Ohh.. enak sekali..” pikir Jo.
    Dia merasakan kenikmatan yang lebih lagi dengan posisi dia yang aktif ini.
    “Ehh.. shh.. okh..,” Jo benar-benar tak kuasa lagi menutupi rasa nikmatnya.

    Hampir beberapa menit lamanya keadaan berlangsung seperti itu. Sementara Jo selintas melirik betapa wajah Bu rhien mulai memerah. Matanya terpejam dan dia melengos ke kiri, kadang ke kanan.
    “Hkkhh..” Bu Rhien berusaha menahan nafas.
    Mulanya dia berfikir pelayanannya hanya akan sebentar karena dia tahu anak ini pasti sudah diujung “konak”-nya.
    Tapi ternyata, “Huoohh..,” Bu Rhien merasakan otot-otot kewanitaannya tegang lagi menerima gesekan-gesekan kasar dari Jo.
    Dia berusaha sekuat tenaga untuk tidak terbangkitkan nafsunya.

    Jo terus bergoyang, berputar, menyeruduk, menekan dan mendorong sekuat tenaga. Dia benar-benar sudah lupa siapa wanita yang dihadapannya ini. yang terfikir adalah keinginan untuk cepat mengeluarkan sesuatu yang terasa deras mengalir dipembuluh darahnya dan ingin segeradikeluarkannya ..!!”Ehh..” Bu Rhien tak mampu lagi membendung nafsunya.
    Daster yang tadinya dipegangi agar tubuhnya tidak banyak tersingkap itu terlepas dari tangannya, sehingga kini tersingkap jauh sampai ke atas pinggang. Melihat pemandangan ini Jo semakin terangsang. Dia menunduk mengamati alatnya yang serba hitam, kontras dengan tubuh putih mulus di depannya yang mulai menggeliat-geliat, sehingga menyebabkan batang kemaluannya semakin teremas-remas.

    “Ohh.. aduh.. Bu..,” Jo mengerang pelan penuh kenikmatan.
    Yang jelas Bu Rhien tak akan mendengarnya karena beliau sendiri tengah berjuang melawan rangsangan yang semakin dekat ke puncaknya.
    “Okh.. hekkhh..” Bu Rhien menegang, sekuat tenaga dia menahan diri, tapi sodokan itubenar-benar kuat dan tahan.
    Diam-diam dia kagum dengan stamina anak ini.

    Akhirnya karena sudah tidak mampu lagi menahan, Bu Rhien segera mengapitkan kedua pahanya, tanganya meraih sprei, meremasnya, dan.., “Aaakkhh..!” dia mengerang nikmat. Orgasmenya yang kedua dari si Jo malam ini. Sementara si Jo pun sudah tak tahan lagi. Saat paha mulus itu menjepit pinggangnya dan kemudian pantat wanita itu diangkat, penisnya benar-benar seperti dipelintir hingga, “Cruuth..! crut.. crut..!” memancar suatu cairan kental dari sana. Jo merasakan nikmat yang luar biasa. Seperti kencing namun terasa enak campur gatal-gatal gimana.”Ohk.. ehh.. hh,” Jo terkulai. Tubuhnya bergetar dan dia segera mundur dan mencabut penisnya kemudian terhenyak duduk di kursi sebelah meja di kamarnya. Wajahnya menengadah sementara secara alamiah tangannya terus meremas-remas penisnya, menghabiskan sisa cairan yang ada disana. Ooohh.. enak sekali..

    Di ranjang Bu Rhien telentang lemas. Benar-benar nikmat persetubuhan yang kedua ini. Beberapa saat dia terkulai seakan tak sadar dengan keadaannya. Bongkahan pantatnya yang mengkal dan mulus itu ter-expose dengan bebas. Rasanya batang kenyal nan keras itu masih menyumpal celah vaginanya. Memberinya sengatan dan sodokan-sodokan yang nikmat. Jo menatap tubuh indah itu dengan penuh rasa tak percaya. Barusan dia menyetubuhinya, sampai dia juga mendapatkan kepuasan. Benarkah..?

    Sementara itu setelah sadar, Bu Rhien segera bangkit. Dia membenahi pakaiannya. Terlintas sesuatu yang agak aneh dengan anak ini. Tadi dia merasa betapa panas pancaran sperma yang disemburkannya. Seperti air mani laki-laki yang baru pernah bersetubuh.

    “Berapa jam biasanya kamu melakukan ini dengan Inah, Jo..?” tanya Bu Rhien menyelidik.
    Jo terdiam. Apakah beliau tidak akan marah kalau dia berterus terang..?
    “Kenapa diam..?”
    Jo menghela nafas, “Maaf Bu.. belum pernah.”
    “Hah..!? Jadi selama ini kamu..?”
    “Iya Bu. Saya hanya diam saja setelah Ibu pergi.”
    “Oo..,” Bu Rhien melongo.
    Sungguh tidak diduga sama sekali kalau itu yang selama ini terjadi. Alangkah tersiksanya selama ini kalau begitu. Aku ternyata egois juga. Tapi..?, masa aku harus melayaninya. Apapun dia kan hanya pembantu. Dia hanya butuh batang muda-nya saja untuk memenuhi hasrat sex-nya yang menggebu-gebu terus itu. Selama ini bahkan suami dan pacar-pacarnya dulu tak pernah mengetahuinya. Ini rahasia yang tersimpan rapat.

    “Hmm.. baiklah. Ibu minta kamu jangan ceritakan ke siapapun. Sebenarnya Ibu sudah bicara sama Inah mengenai masalah ini. Tapi rupanya kalian tidak nyambung. Ya sudah.. yang penting sekali lagi, pegang rahasia ini erat-erat.. mengerti..?” kembali suaranya berwibawa dan bikin segan.
    “Mengerti Bu..,” Jo menjawab penuh rasa rikuh.
    Akhirnya Bu Rhien keluar kamar dan Jo segera melemparkan badannya ke kasur. Penat, lelah, namunnikmat dan terasa legaa.. sekali.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • CERITA GAIRAH BERGANTI ISTRI DENGAN TEMAN LAMAKU YANG PUNYA LIBIDO TINGGI

    CERITA GAIRAH BERGANTI ISTRI DENGAN TEMAN LAMAKU YANG PUNYA LIBIDO TINGGI


    1111 views

    Cerita Sex ini berjudulCERITA GAIRAH BERGANTI ISTRI DENGAN TEMAN LAMAKU YANG PUNYA LIBIDO TINGGICerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Ivan namaku berpostur tinggi dengan berat yang ideal serta penampilan dan wajah keren kalau kata teman-temanku, saat ini aku berusia 24 tahun, kelahiran Bandung. Terus terang aku termasuk lelaki yang mempunyai libido seks tinggi dan butuh variasi yang bermacam-macam dalam melakukan hubungan seks.

    Saat ini aku sudah bekerja dan mempunyai posisi yang cukup bagus. Serta sudah mempunyai seorang istri yang cantik dan berkulit putih mulus dengan postur tubuh yang menarik serta selalu merangsang nafsuku. Cerita yang akan kutampilkan ini adalah pengalamanku beberapa waktu lalu. Saat itu aku mendapat undangan dari seorang teman lamaku yang bernama Jay. Jay adalah temanku semasa kuliah dulu di kota Surabaya.

    Sejak lulus dari kuliah kami tidak pernah bertemu, tetapi komunikasi melalui telepon tetap berjalan lancar. Saat ini dia juga sudah menikah, dan aku belum mengenal istrinya. Dia juga saat ini sudah berkerja di salah satu perusahaan besar di Surabaya, sedangkan aku berkerja di Jakarta sampai sekarang.

    Pada saat menghubungiku, Jay mengatakan bahwa dia akan berada di Jakarta selama satu minggu lamanya dan tinggal sementara di sebuah apartemen yang telah disediakan oleh perusahaannya. Dia juga datang bersama istrinya dan saat ini mereka juga belum mempunyai anak seperti aku dan istriku,

    maklum kami kan masing-masing baru menikah dan masih fokus ke karir kami, baik istriku ataupun istri Jay hanya ibu rumah tangga saja, sebab kami pikir kondisi itu lebih aman untuk mempertahankan sebuah rumah tangga, karena dunia kerja pergaulannya menurut kami tidaklah aman bagi istri-istri kami

    Malam itu sampailah kami di kamar apartemen yang dihuni oleh Jay dan istrinya.

    “Hai… Jay gimana kabar kamu, sudah lama yach kita nggak ketemu, kenalkan ini istriku Lusi,” kataku.

    “Hai Van, nggak ngira gua kalau bakalan bisa ketemu lagi sama kamu, hai Lusi… apa kabar, ini Sari istriku, Sari ini Ivan dan Lusi…” kata Jay balik memperkenalkan istrinya dan mengajak kami masuk. Cerita Gairah

    Kemudian kami ngobrol bersama sambil menikmati makanan yang telah disiapkan oleh Jay dan Sari. Kulihat Lusi dan Sari cepat akrab walaupun mereka baru ketemu, begitu juga dengan aku dan Jay. Ketika Sari dan Lusi asyik ngobrol macam-macam, Jay menarikku ke arah balkon yang ada dan segera menarik tanganku sambil membawa minuman kami masing-masing.

    “Eh.. Van gua punya ide, mudah-mudahan aja elo setuju… karena ini pasti sesuai dengan kenakalan kita dulu… gimana…” kata Jay.

    “Mengenai apa…” kataku.
    “Tapi elo jangan marah ya… kalau nggak setuju…” kata Jay lagi.
    “Oke gua janji…” kataku.

    “Begini… gua tau kita kan masing-masing punya libido seks yang tinggi, gimana kalau kita coba bermain seks bersama malam ini, dengan berbagai variasi tentunya, elo boleh pakai istri gua dan gua juga boleh pake istri kamu, gimana…” ucap Jay.

    “Ah.. gila kamu…” kataku spontan.

    Tetapi aku terdiam sejenak dan berpikir sambil memandangi Lusi dan Sari yang sedang asyik ngobrol. Kulihat Sari sangat cantik tidak kalah cantiknya dengan Lusi, dan aku yakin bahwa sebagai laki-laki aku sangat tertarik untuk menikmati tubuh seorang wanita seperti Lusi maupun Sari yang tidak kalah dengan ratu-ratu kecantikan Indonesia.

    “Gimana Van… kan kita akan sama-sama menikmatinya, tidak ada untung rugilah…” kata Jay meminta keputusanku lagi.

    “Tapi gimana caranya… mereka pasti marah… kalau kita beritahu…” aku balik bertanya.
    “Tenang aja, gua punya caranya kalau elo setuju…” kata Jay lagi.

    “Gua punya Pil perangsang… lalu kita masukkan ke minuman istriku dan istrimu.. tentunya dengan dosis yang lebih banyak, agar mereka cepat terangsang, dan kita mulai bereaksi.”

    “Oke… gua setuju..” kataku.

    Dan kami pun mulai melaksanakan rencana kami tersebut.

    Jay mengambil gelas lagi dan memasukkan beberapa butir pil perangsang ke dalam dua buah gelas yang sudah diisi soft drink yang akan kami berikan kepada Lusi dan Sari. “Aduh.. asyik amat… apa sich yang diobrolin.. nich.. minumnya kita tambah…” kata Jay sembari memberikan gelas yang satu ke Sari,

    sedangkan aku memberikan yang satu lagi ke Lusi, karena kebetulan minuman milik mereka yang sebelumnya kelihatan sudah habis. Kemudian Lusi dan Sari langsung menenggak minuman yang kami berikan beberapa kali. Aku duduk di samping Lusi dan Jay duduk di dekat Sari, kami pun ikutan ngobrol bersama mereka.

    Beberapa waktu kemudian, baik aku maupun Jay mulai melihat Lusi dan Sari mulai sedikit berkeringat dan gelisah sambil merubah posisi duduk dan kaki mereka, mungkin obat perangsang tersebut mulai bereaksi, pikirku. Kemudian Jay berinisiatif mulai memeluk Sari istrinya dari samping, begitu juga aku, dengan sedikit meniupkan desah nafasku ke tengkuk Lusi istriku.

    “Sar… aku sayang kamu…” kata Jay.

    Kulihat tangannya mulai meraba paha Sari, istrinya.

    “Eh Jay… apaan.. sich kamu… kan malu… akh.. ah…” kudengar suara Sari halus.
    “Nggak pa-pa.. ah… ah… kamu sayangku… ah…” desah Jay meneruskan serangannya ke Sari.

    Melihat kondisi itu, Lusi agak bingung… tapi aku tahu kalau dia pun mulai terangsang dan tak kuasa menahan gejolak nafsunya.

    “Lus… aku cinta kamu.. ukh… ulp… ah…”

    Aku pun mulai memeluk Lusi istriku dan langsung mencium bibirnya dengan nikmat, dan kurasa Lusi pun menikmatinya. Aku pun mulai memeluk tubuh istriku dari depan, dan tanganku pun mulai meraba bagian pahanya sama seperti yang dilakukan oleh Jay.

    “Lus… akh… ak… kamu… sangat cantik sayang…” kataku.

    “Akh.. Van… ah… ah…” desah istriku panjang, karena tanganku mulai menyentuh bagian depan kemaluannya, dan mengelus dan mengusapnya dengan jari tangan kananku, setelah terlebih dahulu menyibakkan CD-nya secara perlahan.

    Kulihat Jay sudah membuka bajunya dan mulai perlahan membuka kancing baju Sari istrinya, yang kelihatan sudah pasrah dan sangat terangsang. Cerita tukar pasangan.

    “Ah.. Jay… ah… ah… ah…” desah Sari kudengar. Dan Jay sudah berhasil membuka seluruh pakaian Sari, dan kulihat betapa mulusnya kulit Sari yang saat ini hanya tinggal CD-nya saja, dan itu pun sudah berhasil ditarik oleh Jay.

    Tinggallah tubuh bugil Sari di atas sofa yang kami gunakan bersama itu dengan kelakuan Jay pada dirinya. Kulihat Jay pun sudah membuka semua pakaiannya dan sekarang tanpa sehelai benang pun yang menutupi tubuh Sari maupun Jay yang saat ini saling rangkul dan cium di sampingku dan istriku.

    “Ah… ulp… ulp… ulp.. ah.. sst.. sst…

    ” kulihat Sari menjilat dan menghisap kemaluan Jay yang putih kemerahan dengan nikmatnya.

    “ukh…ukh..ohh….ukh…” erang Jay menikmati permainan Sari.

    Aku pun sekarang sudah berhasil membuka semua pakaian Lusi istriku, kulanjutkan dengan meremas buah dadanya yang kenyal itu dan kulanjutkan dengan mengisap kedua puting susunya perlahan dan berulang-ulang. “Ah… ah… ah… Van… terus… ah.. ah..” desah Lusi keenakan.

    Tangan Lusi pun mulai membuka celanaku dengan tergesa-gesa karena hanya celanaku yang belum kubuka dan kelihatannya Lusi sudah mulai tidak sabaran. “Akh… akh… ukh… oh…” ketika celana dan CD-ku terbuka dan jatuh ke bawah, Lusi segera memegang kemaluanku dan menjilatinya seperti apa yang dilakukan oleh Sari.

    Aku kemudian segera mengatur permainan dengan mengambil posisi jongkok dan membuka lebar kedua kaki istriku dan mulai menjilati klitorisnya dan semua bagian luar kemaluannya,

    “Aah… oh.. terus.. terus Van… enak… akh… akh…” desah Lusi.
    “Ulp.. ulp.. sst… sst… ah… uhm.. uhm… uhm…”

    Aku terus menjilati klitoris istriku dan kulihat bibir kemaluan dan klitorisnya merekah merah merangsang serta kelihatan basah oleh jilatanku dan air kenikmatan milikya yang tentunya terus mengalir dari dalam kemaluannya. Cerita tukar pasangan.

    “Ah… terus.. ah… ah… terus Van.. enak… akh… akh… ukh…” rintih Lusi.

    Yang membuka lebar kedua kakinya serta meremas buah dadanya sendiri dengan penuh kenikmatan. Perlahan kulihat Jay menggendong Sari istrinya dan membaringkannya sejajar di sebelah istriku di sofa panjang yang kami pakai bersama ini, kemudian Jay mulai memasukkan kedua jari tangannya ke lubang kemaluan milik Sari dan mengocoknya pelan serta menariknya keluar masuk.

    “Akh… Jay… ahk… kamu.. gila Jay… akh.. terus… terus Jay… ahh…” rintih Sari terdengar.
    “Ukh… ah… ulp… akh… akh… akh.. oh… oh… oh…”

    Suara dan desahan dari istriku dan Sari secara bersamaan dan penuh kenikmatan. Perlahan tangan kananku mulai ikut meraba kemaluan Sari yang berada di sebelah istriku. Dan aku pun ikutan memasukkan kedua buah jariku ke kemaluan Sari tersebut.

    Dan Jay pun membiarkan semua itu kulakukan, kemudian sambil terus mengocok lubang kemaluan Sari, tangan kiri Jay pun mulai ikut meraba kemaluan istriku yang saat ini tanpa rambut, karena habis kucukur kemarin, permainan ini terus berlanjut baik Sari maupun istriku membuka dan menutup matanya menikmati permainan yang aku dan Jay lakukan.

    Perlahan aku mulai meraba buah dada sari dengan tangan kananku dan meremasnya pelan, kurasakan buah dada milik Sari lebih kenyal dibanding milik istriku, tetapi buah dada istriku lebih besar dan menantang untuk dihisap dan dipermainkan. Cerita tukar pasangan.

    Kemudian aku mulai berdiri dan mengarahkan kemaluanku yang berukuran panjang 16 cm serta diameter 4 cm itu ke arah mulut istriku, dan tangan kananku terus meremas buah dada milik Sari. Istriku dan Sari pun membiarkan semuanya ini terus berlanjut. Dan kulihat Jay tetap memasukkan dan mengocok kedua lubang kemaluan yang di depannya dengan kedua buah tangannya dengan sekali-kali meremas buah dada milik istriku maupun Sari, istrinya.

    Kemudian Jay mulai berdiri dan mengarahkan kemaluannya ke lubang kemaluan Sari yang sudah sangat basah, “Ah… Jay… terus… masukkan… terus Jay semuanya…” kata Sari. Melihat itu aku pun mulai mengarahkan batang kemaluanku ke lubang kemaluan istriku.

    “Akh… ukh.. ah… oh… ah… oh…” erang istriku keenakan.

    Saat ini baik posisiku dan jay maupun Lusi dan Sari berada pada posisi yang sama. Aku dan Jay terus menarik turunkan kemaluan kami di lubang kemaluan milik Sari dan Lusi. Begitu juga dengan Sari dan Lusi membuka lebar kakinya dan memeluk pinggangku maupun Jay seolah-olah mereka takut kehilangan kami berdua. Cerita tukar pasangan.

    Selang beberapa saat kemudian Jay menghentikan kegiatannya dan memintaku mundur, kemudian memasukkan batang kemaluannya yang berukuran panjang 17 cm tetapi diameternya mungkin 3 cm dan kelihatan begitu panjang dari punyaku hanya punyaku lebih besar dan keras dibanding kemaluan Jay yang terus menuju ke lubang kemaluan milik istriku.

    Kulihat istriku cukup kaget tetapi hanya pasrah dan terus menikmati kemaluan milik Jay yang mulai mengocok lubang miliknya tersebut. Aku pun mulai juga mengarahkan kemaluanku ke lubang kemaluan milik Sari, perlahan kurasakan lubang kemaluan Sari masih cukup sempit serta menjepit batang kemaluanku yang kutekan perlahan.

    “Akh… akh… Sar… memekmu begitu padat.. dan enak… akh…” kataku.
    “Terus… Van.. Terus.. punyamu begitu besar… terus Van… enak… akh…” rintih Sari.
    “Van.. terus… beri aku kenikmatan.. akh… akh… terus Van… enak… lebih dalam Van… akh..”

    “Lus… punyamu begitu enak… sangat… rapat dan menjepit kontolku.. akh…” desah Jay kepada istriku.

    “Ehm… ehm… ukh… ukh… lebih dalam Jay… lebih dalam… teruskan Jay… teruskan… kontolmu… sangat panjang… akh.. dan menyentuh… dinding.. rahimku.. akh… akh… enak… Jay..” desah istriku lirih.

    Kemudian aku terus meremas dan menjilat puting susu milik Sari dan sekali-kali kugigit pelan putingnya dan Sari terus menikmatinya, sementara kemaluanku terus naik-turun mengocok lubang kemaluan Sari yang terasa padat dan kenyal serta semakin basah tersebut.

    Terasa batang kemaluanku serasa masuk ke lubang yang sangat sempit dan padat ditumbuhi daging-daging yang berdenyut-denyut menjepit dan mengurut batang kemaluanku yang semakin keras dan menantang lubang kemaluan Sari yang kubuat basah sekali,

    dan Sari pun terus menikmati dan mengangkat pinggulnya serta menggoyangkannya saat menerima hujaman batang kemaluanku yang saat masuk hanya menyisakan dua buah biji kemaluan yang menggantung dan terhempas di luar kemaluan Sari tersebut. Cerita tukar pasangan.

    “Akh… Sar… enak.. sekali.. punyamu… akh.. akh..” desahku.

    “Oh Van… aku sangat… suka… milikmu ini… Van yang besar dan keras ini… akh… ogh… ogh… terus Van… ah…”

    Kulihat Jay membalikkan tubuh istriku dan memasukan kemaluannya yang panjang putih kemerahan tersebut dari belakang,

    “Akh… akh… akh… Jay… terus.. lebih dalam Jay… akh.. enak… Jay…” rintih istriku, yang kulihat buah dadanya menggantung bergoyang mengikuti dorongan dari kemaluan Jay yang terus keluar masuk, dan kemudian tangan Jay meremas buah dada tersebut serta menariknya.

    “Akh… Jay.. akh… ogh… ogh… ahh…” jerit nikmat istriku menikmati permainan Jay dari belakang tersebut.

    “Ogh.. Lus… buah dadamu begitu besar… dan… enak… ukh… ehm… ehmmm…” sahut Jay penuh kenikmatan.

    Sari mencoba merubah gaya dalam permainan kami, saat ini dia sudah berada di atas tubuhku yang duduk dengan kaki yang lurus ke depan, sedangkan Sari memasukkan dan menekan kemaluannya dari atas ke arah kemaluanku. Cerita tukar pasangan.

    “Blees…”

    “Aakh… enak… akh… Van punyamu begitu besar… akhg…” desah sari yang terus menaik-turunkan tubuhnya dan sesekali menekan dan memutar pinggulnya menikmati kemaluanku yang terasa nikmat dan ngilu tetapi enak.

    “Oh… Sar.. terus… ah… ah…” desahku.
    “Oh Van… oh.. oh… oh… Van… aku hampir keluar Van… aogh… ogh…” jerit Sari.

    “Okh.. Van… okh… aku ke… luar… okh.. okh…” tubuh Sari mengejang bagaikan kuda dan kurasakan kemaluanku pun bergetar mengimbangi orgasme yang dicapai Sari.

    “Oh… ukh… okh.. Sar aku juga keluar.. okh… okh…”

    Kami pun berpelukan dan mengejang bergetar bersama serasa berada di awan, menikmati saat klimaks kami tersebut selama beberapa saat hingga kemudian kami berdua merasa lemas, dan tetap berpelukan dengan posisi Sari di atas, seolah kami sangat takut kehilangan satu sama lain sambil memandangi permainan Jay dan istriku di sebelah kami.

    Kulihat Lusi istriku sangat menikmati permainan ini dengan posisi bagaikan ****** atau kuda yang sedang kawin, buah dada istriku yang besar bergoyang-goyang ke depan-belakang dengan cepatnya, sekujur tubuh Jay maupun istriku berkilap dikarenakan keringat yang mengalir pelan karena permainan seks mereka ini, kulit Jay yang putih mulus karena dia berdarah Manado ini kelihatan bersinar begitu juga istriku begitu menikmati panjangnya kemaluan Jay.

    Tangan istriku meremas sandaran sofa dan berteriak lirih, “Ah… ah… ah… uh… uh… uh.. Jay tekan terus Jay dengan keras… ah.. ah..” kulihat satu tangan istriku memutar dan memelintir puting susunya sendiri serta sekali-kali meremas keras buah dadanya tersebut seolah takut kehilangan kenikmatan permainan mereka tersebut.

    Aku kemudian mendorong kepalanya dan sebagian tubuhku dan berbaring di bawah buah dada istriku, kemudian berinisiatif untuk ikut meremas buah dadanya dan mengisap puting susunya, “Akh… Van… akh… enak.. ogh… ogh… ogh… terus Van…” rintih istriku, terasa olehku kemudian Sari menjilati dan menghisap batang kemaluanku yang mulai mengeras kembali. Cerita tukar pasangan.

    “Ogh… ogh… ogh… Van… ogh… ogh… Jay… kontolmu sangat panjang dan membuatku sangat… puas Jay… akh… terus… akh…” kata Lusi.

    “Ulp.. ulp… ulp.. ulp… ulp..” jilatan Sari di kemaluanku yang mengeras.
    “Okh… Jay… aku.. hampir.. ke.. ke.. luar… Jay… terus” desah istriku.

    Kuremas dan kupelintir dengan keras puting susu dan buah dada istriku, dan kulihat Jay juga mengejang.

    “Akh… akh.. akh… akh.. Lus.. aku juga keluar… akh… akh…” jerit Jay kuat, kemudian tubuhnya mengejang dan bergetar hebat.

    “Ogh… ogh… ogh… ogh…” istriku pun mengejang dan meremas sandaran sofa dengan kuat. Beberapa saat.

    Aku pun kembali merasakan kenikmatan mengalir di batang kemaluanku dan… “Akh… akh… akh… akh…” kemaluanku pun memuncratkan spermaku kembali, sebagian ke wajah Sari dan sebagian lagi meloncat hingga ke tubuh istriku dan aku pun kembali mengejang kenikmatan dan kulihat Sari terus menjilati kemaluanku yang besar tersebut dan membersihkannya dengan lidahnya. Cerita tukar pasangan.

    Kemudian kami terbaring dan tertidur bersama di sofa tersebut hingga pagi harinya, dalam kondisi tanpa sehelai benang pun menutupi tubuhku, istriku, Jay dan Sari istrinya. Permainan ini kembali kami ulangi pagi harinya.

    Dan kembali kami ulangi bersama dalam beberapa hari hingga saatnya Jay dan Sari harus pulang ke Surabaya, ini semua adalah awal dari permainan seks bersama kami yang hingga kini seringkali kami lakukan kembali jika aku dan istriku ke Surabaya, ataupun mereka ke Jakarta.

    Bahkan kadang-kadang-kadang Sari sendiri ke Jakarta bermain seks bertiga denganku dan istriku, ataupun aku atau istriku yang ke Surabaya bermain seks bertiga atau bersama dengan salah satu dari Jay atau Sari. TamaT

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Aku Kecanduan Seks

    Cerita Sex Aku Kecanduan Seks


    1111 views

    Perawanku – Cerita Sex Aku Kecanduan Seks, Nama Gw dian, gw mahasiswi ekonomi Kampus Pajajaran. Sejak dua th. waktu lalu, waktu di terima kuliah di Kampus Pajajaran, Gw tinggal di Bandung. Gw datang dari Sukabumi, bapak gw datang dari Bandung, sedang ibu gw asli Sukabumi. Mereka tinggal di Sukabumi. Narasi Seks Sedarah ini bercerita kisahku yang berlangsung waktu Gw kelas 1 SMU di saat Gw masih tetap tingal di Sukabumi serta narasi saat ini masih tetap selalu berlanjut hingga detik ini! maka dari itu gw ingin berbagi di website novelseks. org tau tidak jika gw selalu kecanduan ngentot sama adik kandung gw sendiri, tersebut ceritanya.

    Narasi Sex Indonesia Gw anak yang paling tua dari tiga bersaudara. Gw memiliki satu adik lelaki serta satu adik wanita. Umurku berlainan 1 th. dengan adik lelakiku namu adik perempuanku lain sekali lagi 10 th.. Kami begitu dimanja oleh orangtua kami, hingga tingkahku yang tomboy serta sukai maksa juga tidak dilarang oleh mereka. Begitu juga dengan adikku yang tidak ingin disunat meskipun dia telah kelas 2 SMP.

    Saat kecil, Gw seringkali mandi dengan bersama adik gw, namun mulai sejak dia masuk Sekolah Basic, kami tidak sempat mandi dengan sekali lagi. Walau bagaimanapun, Gw masih tetap ingat begitu kecil serta keriputnya penis adik gw. Mulai sejak waktu itu, Gw tidak sempat lihat sekali lagi penis adik gw. Hingga satu hari, Gw tengah asik telpon dengan rekan cewekku. Gw telpon berjam-jam, terkadang tawa keluar dari mulutku, terkadang kami serius bicara mengenai suatu hal, hingga pada akhirnya Gw rasakan kandung kemihku penuh sekali serta Gw kebelet ingin pipis. Betul-betul kebelet pipis telah di ujung lah. Cepat-cepat kuletakkan gagang telpon tanpa ada permisi dahulu sama rekanku. Gw lari menuju ke toilet paling dekat. Saat kudorong nyatanya tengah dikunci.

    hallow..! Siapa didalam buka dong..! Telah tidak tahan..! Gw berteriak sembari menggedor-gedor pintu kamar mandi
    Iyaaaaaaa..! Wait..! nyatanya adikku yang didalam. Terdengar suaranya dari dalam.
    Tidak dapat nunggu..! Cepetan..! kata Gw memaksa.
    aduhhhhhhhh….. Gw betul-betul telah tidak kuat menahan menginginkan pipis.

    kreottttttt..! terbuka sedikit pintu toilet, kepala adikku keluar dari celahnya.
    Ada apa sich kak? tuturnya.
    Tanpa ada menjawab pertanyaannya, Gw segera nyerobot kedalam karna telah tidak tahan. Segera Gw jongkok, menambah rokku serta buka celana dalamku.
    criitttttt keluar air seni dari vagina Gw.
    Kulihat adikku yang berdiri di depanku, tubuhnya masih tetap telanjang bulat.

    Yeahhhhh..! Sopan dikit napa kak? teriaknya sembari melotot tetaplah berdiri di depanku.
    Waitttt..! Telah tidak kuat nih, kata Gw.
    Sesungguhnya Gw tidak ingin turunkan pandangan mata Gw ke bawah. Namun sialnya, turun juga serta pada akhirnya terlihat deh burungnya si adik gw.
    hahahahah.. Masih tetap keriput seperti dahulu, hanya saat ini agak gede dikit kataku dalam hati.
    Gw takut tertangkap basah lihat kontolnya, cepat-cepat kunaikkan sekali lagi mata Gw lihat ke matanya. Eh, nyatanya dia telah tidak lihat ke mata Gw sekali lagi. Sialan..! Dia saksikan vagina Gw yang sekali lagi mekar tengah pipis. Cepat-cepat kutekan sekuat tenaga otot di vagina Gw agar cepat usai pipisnya. Tidak berniat, terlihat sekali lagi burungnya yang masih tetap belum juga disunat itu. Saat ini penisnya kok bebrapa perlahan makin gemuk. Semakin naik sedikit untuk sedikit, tapi masih tetap terlihat lemas dengan kulupnya masih tetap menutupi helm penisnya.

    Sialan nih adikku. Jadi ngeliatin sekali lagi, mana belum juga habis nih air kencing..! Gw bersungut dalam hati.
    o0oooo.. Seperti gitu ya Kak..? tuturnya sembari tetaplah lihat ke vagina Gw.
    Eh kurang ajar Lu ya dik! segera saja Gw berdiri ambil gayung serta kulemparkan ke kepalanya.
    Kletokkkk..! kepala adikku memanglah terkena jam, namun akhirnya air kencingku kemana saja, tentang rok serta celana dalamku.

    Ya… basah deh rok kakak… katGw lihat ke rok serta celana dalamku.
    Syukurin..! Maka dari itu janganlah masuk seenaknya..! tuturnya sembari ambil gayung dari tanganku.
    Mandi sekali lagi ahh..! lanjutnya sembari menyiduk air serta menyiram tubuhnya.
    Selalu dia ambil sabun serta menyeka sabun itu ke tubuhnya.
    Waduh.., sialan nih adik gw! sungutku dalam hati.
    Saat itu Gw bingung ingin bagaimana nih. Ingin keluar, tapi Gw jijik pakai rok serta celana dalam yang basah itu. Pada akhirnya kuputuskan untuk buka celana dalam serta rokku, lantas pinjam handuk adikku dahulu. Sesudah salin, baru kukembalikan handuknya.

    Telah.., pakai saja handuk Gw kak! kata adikku.
    Kelihatannya dia ketahui kebingunganku. Terlihat kontolnya mengkerut sekali lagi.
    Jadi lucu sekali lagi gitu..! Hihihi..! dalam hatiku.
    Gw lantas buka celana dalam gw yang warnanya merah muda, lantas dilanjutkan dengan buka rok. Terlihat sekali lagi deh memek Gw. Gw takut adikku melihatku dalam keadan sesuai sama itu. Jadi kulihat adik gw. Eh sialan, dia memanglah memerhatikan Gw yang tanpa ada celana.

    kakak Memek tu memang gemuk seperti gitu ya..? kakakaka..! tuturnya sembari nyengir.
    Sialan, dia mengejek vagina Gw, Dari pada culun seperti miliki lhoo..! kata Gw sembari memukul bahu adik gw.
    Eh mendadak dia berkelit, wakzzzzzz..! tuturnya.
    Karna Gw memukul dengan sekuat tenaga, pada akhirnya Gw terpeleset. Punggungku jatuh ke badannya. Terkena deh pantatku ke penisnya.
    Iiihhh.., rasa-rasanya geli banget..! cepat-cepat kutarik badanku sembari bersungut, Huh..! kakak sich..!

    kak.. kata Kakak barusan culun, bila seperti gini culun tidak..? tuturnya mengacuhkan omonganku sembari menunjuk ke penisnya.
    Kulihat penisnya mulai sekali lagi seperti barusan, bebrapa perlahan makin gemuk, semakin tegak ke arah depan.
    Ya.. gitu doang..! Masih tetap seperti anak SD ya..? kata Gw menghina dia.
    Walau sebenarnya Gw kaget juga, ukurannya dapat jadi bertambah demikian jauh. Menginginkan juga sich tahu hingga di mana menambahnya. Iseng Gw bertanya, Gedein sekali lagi dapat tidak..? kata Gw sembari mencibir.
    Dapat..! Tapi kakak mesti bantu dikit dong..! tuturnya sekali lagi.
    Megangin ya..? Wisssss.., ya tidak mau lah..! kataku.
    Bukanlah..! kakak simpan ludah saja diatas kontolku..! jawabnya.

    Karna penasaran menginginkan lihat penis cowok bila sekali lagi penuh, kucoba ikuti pengucapan dia. Gitu doang kan..? Ingin kakak ngeludahin Anda mah. Dari dahulu Kakak ingin ngeludahin Kamu” ujarku Sialan nih adikku, Gw dikerjain. Kudekatkan kepal Gw ke arah penisnya, lantas Gw menyatukan air ludahku. Tapi belum Gw buang ludahku, kulihat penisnya telah bergerak, terlihat penisnya naik sedikit untuk sedikit. Diameternya semakin lama makin gede, jadi terlihat makin gemuk. Serta panjangnya juga jadi bertambah. bagus banget memandangnya. Geli di sekujur badan lihat itu semuanya. Tidak lama kepala penisnya mulai terlihat diantara kulupnya. Perlahan menekan menginginkan keluar. Wahh..! Bukanlah main perasaan sukaku saat itu. Gw betul-betul asik lihat helm itu perlahan-lahan keluar.

    Pada akhirnya bebas juga kepala penis itu dari rintangan kulupnya. Penis adikku telah tegang sekali. Menunjuk ke arahku. Warnanya saat ini lebih merah. Gw jadi terangsang memandangnya. Kualihkan pandangan ke adikku.
    Hehe… dia ke arahku. Masih tetap culun tidak..? tuturnya sekali lagi. Hehe..! Macho kan kak! tuturnya tetaplah tersenyum.
    Tangannya mendadak turun menuju ke selangkanganku. Meskipun Gw terangsang, sudah pasti Gw tepis tangan itu.

    Apaan sich dik..! kubuang tangannya ke kanan.
    Kak..! Please kakkk.. Pegang saja kak… Tidak juga akan diapa-apain… Gw ingin tahu rasa-rasanya megang itu-nya cewek. Hanya itu saja kak.. kata adik gw, kembali tangannya mendekati selangkangan serta ingin memegang memek gw.
    ehmmmm.. sesungguhnya Gw ingin jagalah image, masa ingin sich sama adik sendiri, tapi Gw juga menginginkan tahu bagaimana rasa-rasanya dipegang oleh cowok di memek! hihihii…
    Inget..! Janganlah digesek-gesekin, simpan saja tanganmu di situ..! pada akhirnya Gw mengiyakan. Deg-degan juga hati ini.

    Tangan adik gw lantas mendekat, bulu kemaluanku telah tersentuh oleh tangannya. Ihh geli sekali… Gw saksikan penisnya telah keras sekali, saat ini warnanya lebih kehitaman di banding dengan terlebih dulu. opppssttttt… Hangatnya tangan telah merasa melingkupi vagina Gw. Geli sekali rasa-rasanya waktu bibir vagina Gw tersentuh telapak tangannya. Geli-geli nikmat di syaraf vagina Gw. Gw jadi makin terangsang hingga tanpa ada bisa ditahan, vagina Gw keluarkan cairan.
    Hihihi.. kakak terangsang ya..?

    Enak aja… sama adik mah mana dapat terangsang..! jawabku sembari merapatkan selangkangan gw supaya cairannya tidak makin keluar.
    Ini basah banget apaan Kak..?
    Itu sisa air kencing Kakak tahuuu..! kata Gw berbohong kepadanya.
    Kak… memek tu anget, empuk serta basah ya..?
    Tau ah… Telah belum juga..? Gw bertandingk kelihatannya Gw inginkan kondisi itu berhenti, walau sebenarnya Gw menginginkan tangan itu tetaplah ada di situ, bahkan juga bila dapat mulai bergerak menggesek bibir memek Gw.

    Kak… gesek-gesek dikit ya..? pintanya.
    Tuch kan..? Tuturnya hanya pegang saja..! Gw pura-pura tidak ingin.
    Dikit saja Kak… Please..!
    Terserah adik saja deh..! Gw mengiyakan dengan suara malas-malasan, walau sebenarnya ingin banget tuch. Hihihi.. Habis enak sih…
    Tangan adik gw lantas semakin masuk kedalam, merasa bibir vagina Gw terikut juga kedalam.
    uhhhhhh..! Nyaris saja kalimat itu keluar dari mulut gw. Rasa-rasanya sangat nikmat. Otot didalam vagina Gw mulai merasa berdenyut. Lantas tangannya ditarik sekali lagi, bibir vagina Gw turut tertarik sekali lagi.
    Ouughhhhhhhhh..! pada akhirnya keluar juga desahan nafasku menahan rasa nikmat di vagina Gw.
    Tubuhku merasa limbung, bahuku cenderung ke depan. Karna takut jatuh, Gw bertumpu pada bahu adik gw.

    Enak ya kak..?
    Heeheee.., jawabku sembari pejamkan mata.
    Tangan adik gw lantas mulai maju serta mundur, terkadang klitoris gw tersentuh oleh telapak tangannya. Setiap tersentuh rasa-rasanya nikmat mengagumkan, tubuh ini juga akan tersentak ke depan.
    kak..! Adek juga ingin ngerasaain nikmatnya dong..!
    Anda ingin diapain..? jawab gw lantas buka mata serta lihat ke arahnya.
    Ya pegang-pegangin juga..! tuturnya sembari tangan satunya lantas membimbing tanganku ke arah  kontolnya.

    Kupikir egois juga bila Gw tidak ikuti hasratnya. Kubiarkan tangannya membimbing tangan gw. Merasa hangat penisnya di genggaman tangan ini. Terkadang merasa kedutan di dalamnya. Karna masih tetap ada sabun di penisnya, dengan gampang Gw dapat memaju-mundurkan tanganku mengocok penisnya.

    Kulihat badan adikku terkadang tersentak ke depan waktu tanganku hingga ke pangkal penisnya. Kami bertemu dengan satu tangan sama-sama memegang kemaluan serta tangan satunya memegang bahu.
    Mendadak dia berkata, Kak..! Titit Adek sama memek Kakak digesekin saja yah..!
    hooh Gw segera mengiyakan karna Gw telah tidak tahan menahan rangsangan didalam badan.
    Lantas dia melepas tangannya dari vagina Gw, memajukan tubuhnya serta memasukkan penisnya diantara selangkangan gw. Merasa hangatnya batang penisnya di bibir vagina Gw. Lantas dia memaju-mundurkan pinggulnya untuk menggesekkan penisnya dengan vagina Gw.

    ohhhhh..! Gw saat ini tidak malu-malu sekali lagi keluarkan erangan.
    Dek… masukin saja..! Kakak telah tidak tahan..! Gw betul-betul telah tidak tahan, sesudah demikian lama terima rangsangan. Gw pada akhirnya menginginkan satu penis masuk kedalam memek Gw.
    Iya Kak..!
    Lantas dia menambah satu paha Gw, dilingkarkan ke pinggangnya, serta tangan satunya mengarahkan penisnya supaya pas masuk ke itil Gw.

    Gw terlonjak saat satu benda hangat masuk kedalam kemaluanku. Rasa-rasanya menginginkan berteriak sekuatnya untuk melampiaskan nikmat yang kurasa. Pada akhirnya Gw cuma dapat menggigit bibir gw untuk menahan rasa nikmat itu. Karna telah dari barusan dirangsang, selang beberapa saat Gw alami orgasme. Vagina Gw rasa-rasanya seperti tersedot-sedot serta semua syaraf didalam badan berkontraksi.
    ohhhhhh..! Gw tidak kuat tidak untuk berteriak.

    Kulihat adik gw masih tetap selalu memaju-mundurkan pinggulnya dengan sekuat tenaga. Mendadak dia mendorong sekuat tenaga sampai tubuhku terdorong hingga ke tembok.
    Ouughhh..! tuturnya.
    Pantatnya ditekannya lama sekali ke arah vagina Gw. Lantas tubuhnya tersentak-sentak melengkung ke depan. Kurasakan cairan hangat didalam vagina Gw.

    Lama kami terdiam dalam tempat itu, kurasa penisnya masih tetap penuh isi vagina Gw. Lantas dia mencium bibirku serta melumatnya. Kami berpagutan lama sekali, basah keringat menyiram badan ini. Kami sama-sama melumat bibir lama sekali. Tangannya lantas meremas payudara serta memilin putingnya.
    Kak..! Kakak nungging, selalu pegang bibir bathtub itu..! mendadak dia berkata.

    Wahh..! Hilang ingatan adik ya..!
    Telah.., ikutin saja..! tuturnya sekali lagi.
    Gw juga ikuti panduannya. Gw berpegangan pada bathtub serta turunkan badan sisi atasku, hingga batang kemaluannya sejajar dengan pantatku. Gw tahu adikku dapat lihat dengan terang vagina Gw dari belakang. Lantas dia mendekatiku serta memasukkan penisnya kedalam vagina Gw dari belakang.

    uhhhhhh..! %@! #amp ; tt..! Gw menjerit waktu penis itu masuk kedalam rongga vagina Gw.
    Rasa-rasanya lebih nikmat di banding terlebih dulu. Rasa nikmat itu lebih kurasakan karna tangan adikku yang bebas saat ini meremas-remas payudara Gw. Adikku selalu memaju-mundurkan pantatnya hingga sekitaran 10 menit saat kami nyaris berbarengan menjangkau orgasme. Gw rasakan sekali lagi tembakan sperma hangat membasahi rongga vagina Gw. Kami lantas berciuman sekali lagi untuk saat yang cukup lama.

    Sesudah peristiwa itu, kami jadi seringkali mengerjakannya, terlebih di kamar gw saat malam hari waktu orangtua telah pergi tidur. Minggu-minggu awal, kami mengerjakannya seperti pengantin baru, nyaris setiap malam kami bersetubuh. Bahkan juga dalam semalam, kami dapat lakukan hingga 4 kali. Umumnya Gw membiarkan pintu kamar gw tidak terkunci, lantas sekitaran jam 2 malam, adik gw akan tiba serta menguncinya. Lantas kami bersetubuh hingga kelelahan.

    Saat ini sesudah Gw di Bandung, kami masih tetap senantiasa mengerjakannya bila ada peluang. Bila bukanlah Gw yang ke Sukabumi, jadi dia mendatang ke Bandung untuk menyetor jatah spermanya ke memek Gw. Sekarang ini Gw mulai berani menelan sperma yang di keluarkan oleh adik kandung gw sendiri! Beginilah narasi seks sedarah yang kami kerjakan hingga saat ini! Selalu jelas gw kecanduan ngentot ama adik gw!

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas,cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Tukar Pasangan Dengan Teman Lama Yang Tak Terlupakan

    Cerita Sex Tukar Pasangan Dengan Teman Lama Yang Tak Terlupakan


    1108 views

    Perawanku – Cerita Sex Tukar Pasangan Dengan Teman Lama Yang Tak Terlupakan, Ivan namaku berpostur tinggi dengan berat yang ideal serta penampilan dan wajah keren kalau kata teman-temanku, saat ini aku berusia 24 tahun, kelahiran Bandung. Terus terang aku termasuk lelaki yang mempunyai
    libido seks tinggi dan butuh variasi yang bermacam-macam dalam melakukan hubungan seks. Saat ini aku sudah bekerja dan mempunyai posisi yang cukup bagus. Serta sudah mempunyai seorang istri yang cantik dan
    berkulit putih mulus dengan postur tubuh yang menarik serta selalu merangsang nafsuku.

    Cerita yang akan kutampilkan ini adalah pengalamanku beberapa waktu lalu. Saat itu aku mendapat undangan dari seorang teman lamaku yang bernama Jay. Jay adalah temanku semasa kuliah dulu di kota Surabaya. Sejak lulus dari kuliah kami tidak pernah bertemu, tetapi komunikasi melalui telepon tetap berjalan lancar. Saat ini dia juga sudah menikah, dan aku belum mengenal istrinya. Dia juga saat ini sudah berkerja di salah satu perusahaan besar di Surabaya, sedangkan aku berkerja di Jakarta sampai sekarang.

    Pada saat menghubungiku, Jay mengatakan bahwa dia akan berada di Jakarta selama satu minggu lamanya dan tinggal sementara di sebuah apartemen yang telah disediakan oleh perusahaannya. Dia juga datang bersama istrinya dan saat ini mereka juga belum mempunyai anak seperti aku dan istriku, maklum kami kan masing-masing baru menikah dan masih fokus ke karir kami, baik istriku ataupun istri Jay hanya ibu rumah tangga saja, sebab kami pikir kondisi itu lebih aman untuk mempertahankan sebuah rumah tangga, karena dunia kerja pergaulannya menurut kami tidaklah aman bagi istri-istri kami

    Malam itu sampailah kami di kamar apartemen yang dihuni oleh Jay dan istrinya.

    “Hai… Jay gimana kabar kamu, sudah lama yach kita nggak ketemu, kenalkan ini istriku Lusi,” kataku.

    “Hai Van, nggak ngira gua kalau bakalan bisa ketemu lagi sama kamu, hai Lusi… apa kabar, ini Sari istriku, Sari ini Ivan dan Lusi…” kata Jay balik memperkenalkan istrinya dan mengajak kami masuk.

    Kemudian kami ngobrol bersama sambil menikmati makanan yang telah disiapkan oleh Jay dan Sari. Kulihat Lusi dan Sari cepat akrab walaupun mereka baru ketemu, begitu juga dengan aku dan Jay.

    Ketika Sari dan Lusi asyik ngobrol macam-macam, Jay menarikku ke arah balkon yang ada dan segera menarik tanganku sambil membawa minuman kami masing-masing.

    “Eh.. Van gua punya ide, mudah-mudahan aja elo setuju… karena ini pasti sesuai dengan kenakalan kita dulu… gimana…” kata Jay.
    “Mengenai apa…” kataku.

    “Tapi elo jangan marah ya… kalau nggak setuju…” kata Jay lagi.

    “Oke gua janji…” kataku.

    “Begini… gua tau kita kan masing-masing punya libido seks yang tinggi, gimana kalau kita coba bermain seks bersama malam ini, dengan berbagai variasi tentunya, elo boleh pakai istri gua dan gua juga boleh pake istri kamu, gimana…” ucap Jay.

    “Ah.. gila kamu…” kataku spontan.

    Tetapi aku terdiam sejenak dan berpikir sambil memandangi Lusi dan Sari yang sedang asyik ngobrol. Kulihat Sari sangat cantik tidak kalah cantiknya dengan Lusi, dan aku yakin bahwa sebagai laki-laki aku sangat tertarik untuk menikmati tubuh seorang wanita seperti Lusi maupun Sari yang tidak kalah dengan ratu-ratu kecantikan Indonesia.

    “Gimana Van… kan kita akan sama-sama menikmatinya, tidak ada untung rugilah…” kata Jay meminta keputusanku lagi.

    “Tapi gimana caranya… mereka pasti marah… kalau kita beritahu…” aku balik bertanya.

    “Tenang aja, gua punya caranya kalau elo setuju…” kata Jay lagi.

    “Gua punya Pil perangsang… lalu kita masukkan ke minuman istriku dan istrimu.. tentunya dengan dosis yang lebih banyak, agar mereka cepat terangsang, dan kita mulai bereaksi.”

    “Oke… gua setuju..” kataku.

    Dan kami pun mulai melaksanakan rencana kami tersebut.

    Tukar Posisi
    Jay mengambil gelas lagi dan memasukkan beberapa butir pil perangsang ke dalam dua buah gelas yang sudah diisi soft drink yang akan kami berikan kepada Lusi dan Sari. “Aduh.. asyik amat… apa sich yang diobrolin.. nich.. minumnya kita tambah…” kata Jay sembari memberikan gelas yang satu ke Sari, sedangkan aku memberikan yang satu lagi ke Lusi, karena kebetulan minuman milik mereka yang sebelumnya kelihatan sudah habis.

    Kemudian Lusi dan Sari langsung menenggak minuman yang kami berikan beberapa kali. Aku duduk di samping Lusi dan Jay duduk di dekat Sari, kami pun ikutan ngobrol bersama mereka. Beberapa waktu kemudian, baik aku maupun Jay mulai melihat Lusi dan Sari mulai sedikit berkeringat dan gelisah sambil merubah posisi duduk dan kaki mereka, mungkin obat perangsang tersebut mulai bereaksi, pikirku.

    Cerita Sex
    Kemudian Jay berinisiatif mulai memeluk Sari istrinya dari samping, begitu juga aku, dengan sedikit meniupkan desah nafasku ke tengkuk Lusi istriku.

    “Sar… aku sayang kamu…” kata Jay.

    Kulihat tangannya mulai meraba paha Sari, istrinya.

    “Eh Jay… apaan.. sich kamu… kan malu… akh.. ah…” kudengar suara Sari halus.

    “Nggak pa-pa.. ah… ah… kamu sayangku… ah…” desah Jay meneruskan serangannya ke Sari.

    Melihat kondisi itu, Lusi agak bingung… tapi aku tahu kalau dia pun mulai terangsang dan tak kuasa menahan gejolak nafsunya.

    “Lus… aku cinta kamu.. ukh… ulp… ah…”

    Aku pun mulai memeluk Lusi istriku dan langsung mencium bibirnya dengan nikmat, dan kurasa Lusi pun menikmatinya. Aku pun mulai memeluk tubuh istriku dari depan, dan tanganku pun mulai meraba bagian pahanya sama seperti yang dilakukan oleh Jay.

    “Lus… akh… ak… kamu… sangat cantik sayang…” kataku.

    “Akh.. Van… ah… ah…” desah istriku panjang, karena tanganku mulai menyentuh bagian depan kemaluannya, dan mengelus dan mengusapnya dengan jari tangan kananku, setelah terlebih dahulu menyibakkan CD-nya secara perlahan.

    Kulihat Jay sudah membuka bajunya dan mulai perlahan membuka kancing baju Sari istrinya, yang kelihatan sudah pasrah dan sangat terangsang.

    “Ah.. Jay… ah… ah… ah…” desah Sari kudengar. Dan Jay sudah berhasil membuka seluruh pakaian Sari, dan kulihat betapa mulusnya kulit Sari yang saat ini hanya tinggal CD-nya saja, dan itu pun sudah berhasil ditarik oleh Jay.

    Tinggallah tubuh bugil Sari di atas sofa yang kami gunakan bersama itu dengan kelakuan Jay pada dirinya. Kulihat Jay pun sudah membuka semua pakaiannya dan sekarang tanpa sehelai benang pun yang menutupi tubuh Sari maupun Jay yang saat ini saling rangkul dan cium di sampingku dan istriku.

    “Ah… ulp… ulp… ulp.. ah.. sst.. sst…

    ” kulihat Sari menjilat dan menghisap kemaluan Jay yang putih kemerahan dengan nikmatnya.

    “ukh…ukh..ohh….ukh…” erang Jay menikmati permainan Sari.

    Aku pun sekarang sudah berhasil membuka semua pakaian Lusi istriku, kulanjutkan dengan meremas buah dadanya yang kenyal itu dan kulanjutkan dengan mengisap kedua puting susunya perlahan dan berulang-ulang. “Ah… ah… ah… Van… terus… ah.. ah..” desah Lusi keenakan. Tangan Lusi pun mulai membuka celanaku dengan tergesa-gesa karena hanya celanaku yang belum kubuka dan kelihatannya Lusi sudah mulai tidak sabaran. “Akh… akh… ukh… oh…” ketika celana dan CD-ku terbuka dan jatuh ke bawah, Lusi segera memegang kemaluanku dan menjilatinya seperti apa yang dilakukan oleh Sari.

    Tukar Posisi
    Aku kemudian segera mengatur permainan dengan mengambil posisi jongkok dan membuka lebar kedua kaki istriku dan mulai menjilati klitorisnya dan semua bagian luar kemaluannya,

    “Aah… oh.. terus.. terus Van… enak… akh… akh…” desah Lusi.

    “Ulp.. ulp.. sst… sst… ah… uhm.. uhm… uhm…”

    Aku terus menjilati klitoris istriku dan kulihat bibir kemaluan dan klitorisnya merekah merah merangsang serta kelihatan basah oleh jilatanku dan air kenikmatan milikya yang tentunya terus mengalir dari dalam kemaluannya.

    “Ah… terus.. ah… ah… terus Van.. enak… akh… akh… ukh…” rintih Lusi.

    Yang membuka lebar kedua kakinya serta meremas buah dadanya sendiri dengan penuh kenikmatan.

    Perlahan kulihat Jay menggendong Sari istrinya dan membaringkannya sejajar di sebelah istriku di sofa panjang yang kami pakai bersama ini, kemudian Jay mulai memasukkan kedua jari tangannya ke lubang kemaluan milik Sari dan mengocoknya pelan serta menariknya keluar masuk.

    “Akh… Jay… ahk… kamu.. gila Jay… akh.. terus… terus Jay… ahh…” rintih Sari terdengar.

    “Ukh… ah… ulp… akh… akh… akh.. oh… oh… oh…”

    Suara dan desahan dari istriku dan Sari secara bersamaan dan penuh kenikmatan. Perlahan tangan kananku mulai ikut meraba kemaluan Sari yang berada di sebelah istriku. Dan aku pun ikutan memasukkan kedua buah jariku ke kemaluan Sari tersebut. Dan Jay pun membiarkan semua itu kulakukan, kemudian sambil terus mengocok lubang kemaluan Sari, tangan kiri Jay pun mulai ikut meraba kemaluan istriku yang saat ini tanpa rambut, karena habis kucukur kemarin, permainan ini terus berlanjut baik Sari maupun istriku membuka dan menutup matanya menikmati permainan yang aku dan Jay lakukan.
    Cerita Sex
    Perlahan aku mulai meraba buah dada sari dengan tangan kananku dan meremasnya pelan, kurasakan buah dada milik Sari lebih kenyal dibanding milik istriku, tetapi buah dada istriku lebih besar dan menantang untuk dihisap dan dipermainkan. Kemudian aku mulai berdiri dan mengarahkan kemaluanku yang berukuran panjang 16 cm serta diameter 4 cm itu ke arah mulut istriku, dan tangan kananku terus meremas buah dada milik Sari. Istriku dan Sari pun membiarkan semuanya ini terus berlanjut. Dan kulihat Jay tetap memasukkan dan mengocok kedua lubang kemaluan yang di depannya dengan kedua buah tangannya dengan sekali-kali meremas buah dada milik istriku maupun Sari, istrinya.

    Kemudian Jay mulai berdiri dan mengarahkan kemaluannya ke lubang kemaluan Sari yang sudah sangat basah, “Ah… Jay… terus… masukkan… terus Jay semuanya…” kata Sari.
    Melihat itu aku pun mulai mengarahkan batang kemaluanku ke lubang kemaluan istriku.

    “Akh… ukh.. ah… oh… ah… oh…” erang istriku keenakan.

    Saat ini baik posisiku dan jay maupun Lusi dan Sari berada pada posisi yang sama. Aku dan Jay terus menarik turunkan kemaluan kami di lubang kemaluan milik Sari dan Lusi. Begitu juga dengan Sari dan Lusi membuka lebar kakinya dan memeluk pinggangku maupun Jay seolah-olah mereka takut kehilangan kami berdua.

    Cerita Sex Tukar Pasangan Dengan Teman Lama Yang Tak Terlupakan

    Cerita Sex Tukar Pasangan Dengan Teman Lama Yang Tak Terlupakan

    Tukar Posisi Selang beberapa saat kemudian Jay menghentikan kegiatannya dan memintaku mundur, kemudian memasukkan batang kemaluannya yang berukuran panjang 17 cm tetapi diameternya mungkin 3 cm dan kelihatan begitu panjang dari punyaku hanya punyaku lebih besar dan keras dibanding kemaluan Jay yang terus menuju ke lubang kemaluan milik istriku. Kulihat istriku cukup kaget tetapi hanya pasrah dan terus menikmati kemaluan milik Jay yang mulai mengocok lubang miliknya tersebut. Aku pun mulai juga mengarahkan kemaluanku ke lubang kemaluan milik Sari, perlahan kurasakan lubang kemaluan Sari masih cukup sempit serta menjepit batang kemaluanku yang kutekan perlahan.

    “Akh… akh… Sar… memekmu begitu padat.. dan enak… akh…” kataku.

    “Terus… Van.. Terus.. punyamu begitu besar… terus Van… enak… akh…” rintih Sari.

    “Van.. terus… beri aku kenikmatan.. akh… akh… terus Van… enak… lebih dalam Van… akh..

    “Lus… punyamu begitu enak… sangat… rapat dan menjepit kontolku.. akh…” desah Jay kepada istriku.

    “Ehm… ehm… ukh… ukh… lebih dalam Jay… lebih dalam… teruskan Jay… teruskan… kontolmu… sangat panjang… akh.. dan menyentuh… dinding.. rahimku.. akh… akh… enak… Jay..” desah istriku lirih.

    Cerita Sex
    Kemudian aku terus meremas dan menjilat puting susu milik Sari dan sekali-kali kugigit pelan putingnya dan Sari terus menikmatinya, sementara kemaluanku terus naik-turun mengocok lubang kemaluan Sari yang terasa padat dan kenyal serta semakin basah tersebut. Terasa batang kemaluanku serasa masuk ke lubang yang sangat sempit dan padat ditumbuhi daging-daging yang berdenyut-denyut menjepit dan mengurut batang kemaluanku yang semakin keras dan menantang lubang kemaluan Sari yang kubuat basah sekali, dan Sari pun terus menikmati dan mengangkat pinggulnya serta menggoyangkannya saat menerima hujaman batang kemaluanku yang saat masuk hanya menyisakan dua buah biji kemaluan yang menggantung dan terhempas di luar kemaluan Sari tersebut.

    “Akh… Sar… enak.. sekali.. punyamu… akh.. akh..” desahku.

    “Oh Van… aku sangat… suka… milikmu ini… Van yang besar dan keras ini… akh… ogh… ogh… terus Van… ah…”

    Kulihat Jay membalikkan tubuh istriku dan memasukan kemaluannya yang panjang putih kemerahan tersebut dari belakang,

    “Akh… akh… akh… Jay… terus.. lebih dalam Jay… akh.. enak… Jay…” rintih istriku, yang kulihat buah dadanya menggantung bergoyang mengikuti dorongan dari kemaluan Jay yang terus keluar masuk, dan kemudian tangan Jay meremas buah dada tersebut serta menariknya.

    “Akh… Jay.. akh… ogh… ogh… ahh…” jerit nikmat istriku menikmati permainan Jay dari belakang tersebut.

    “Ogh.. Lus… buah dadamu begitu besar… dan… enak… ukh… ehm… ehmmm…” sahut Jay penuh kenikmatan.

    Sari mencoba merubah gaya dalam permainan kami, saat ini dia sudah berada di atas tubuhku yang duduk dengan kaki yang lurus ke depan, sedangkan Sari memasukkan dan menekan kemaluannya dari atas ke arah kemaluanku.

    “Blees…”

    “Aakh… enak… akh… Van punyamu begitu besar… akhg…” desah sari yang terus menaik-turunkan tubuhnya dan sesekali menekan dan memutar pinggulnya menikmati kemaluanku yang terasa nikmat dan ngilu tetapi enak.

    “Oh… Sar.. terus… ah… ah…” desahku.

    “Oh Van… oh.. oh… oh… Van… aku hampir keluar Van… aogh… ogh…” jerit Sari.

    “Okh.. Van… okh… aku ke… luar… okh.. okh…” tubuh Sari mengejang bagaikan kuda dan kurasakan kemaluanku pun bergetar mengimbangi orgasme yang dicapai Sari.

    “Oh… ukh… okh.. Sar aku juga keluar.. okh… okh…”

    Kami pun berpelukan dan mengejang bergetar bersama serasa berada di awan, menikmati saat klimaks kami tersebut selama beberapa saat hingga kemudian kami berdua merasa lemas, dan tetap berpelukan dengan posisi Sari di atas, seolah kami sangat takut kehilangan satu sama lain sambil memandangi permainan Jay dan istriku di sebelah kami.

    Kulihat Lusi istriku sangat menikmati permainan ini dengan posisi bagaikan ****** atau kuda yang sedang kawin, buah dada istriku yang besar bergoyang-goyang ke depan-belakang dengan cepatnya, sekujur tubuh Jay maupun istriku berkilap dikarenakan keringat yang mengalir pelan karena permainan seks mereka ini, kulit Jay yang putih mulus karena dia berdarah Manado ini kelihatan bersinar begitu juga istriku begitu menikmati panjangnya kemaluan Jay. Tangan istriku meremas sandaran sofa dan berteriak lirih, “Ah… ah… ah… uh… uh… uh.. Jay tekan terus Jay dengan keras… ah.. ah..” kulihat satu tangan istriku memutar dan memelintir puting susunya sendiri serta sekali-kali meremas keras buah dadanya tersebut seolah takut kehilangan kenikmatan permainan mereka tersebut.

    Tukar Posisi
    Aku kemudian mendorong kepalanya dan sebagian tubuhku dan berbaring di bawah buah dada istriku, kemudian berinisiatif untuk ikut meremas buah dadanya dan mengisap puting susunya, “Akh… Van… akh… enak.. ogh… ogh… ogh… terus Van…” rintih istriku, terasa olehku kemudian Sari menjilati dan menghisap batang kemaluanku yang mulai mengeras kembali.

    “Ogh… ogh… ogh… Van… ogh… ogh… Jay… kontolmu sangat panjang dan membuatku sangat… puas Jay… akh… terus… akh…” kata Lusi.

    “Ulp.. ulp… ulp.. ulp… ulp..” jilatan Sari di kemaluanku yang mengeras.

    “Okh… Jay… aku.. hampir.. ke.. ke.. luar… Jay… terus” desah istriku.

    Kuremas dan kupelintir dengan keras puting susu dan buah dada istriku, dan kulihat Jay juga mengejang.

    “Akh… akh.. akh… akh.. Lus.. aku juga keluar… akh… akh…” jerit Jay kuat, kemudian tubuhnya mengejang dan bergetar hebat.

    “Ogh… ogh… ogh… ogh…” istriku pun mengejang dan meremas sandaran sofa dengan kuat. Beberapa saat.

    Aku pun kembali merasakan kenikmatan mengalir di batang kemaluanku dan… “Akh… akh… akh… akh…” kemaluanku pun memuncratkan spermaku kembali, sebagian ke wajah Sari dan sebagian lagi meloncat hingga ke tubuh istriku dan aku pun kembali mengejang kenikmatan dan kulihat Sari terus menjilati kemaluanku yang besar tersebut dan membersihkannya dengan lidahnya.

    Kemudian kami terbaring dan tertidur bersama di sofa tersebut hingga pagi harinya, dalam kondisi tanpa sehelai benang pun menutupi tubuhku, istriku, Jay dan Sari istrinya. Permainan ini kembali kami ulangi pagi harinya.

    Dan kembali kami ulangi bersama dalam beberapa hari hingga saatnya Jay dan Sari harus pulang ke Surabaya, ini semua adalah awal dari permainan seks bersama kami yang hingga kini seringkali kami lakukan kembali jika aku dan istriku ke Surabaya, ataupun mereka ke Jakarta. Bahkan kadang-kadang-kadang Sari sendiri ke Jakarta bermain seks bertiga denganku dan istriku, ataupun aku atau istriku yang ke Surabaya bermain seks bertiga atau bersama dengan salah satu dari Jay atau Sari.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • ThreeSome Dengan Tante

    ThreeSome Dengan Tante


    1107 views

    Cerita Sex ini berjudulThreeSome Dengan TanteCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Pada suatu hari saat aku ke villa pamanku, aku menemukan sebuah album foto di kamar Tante Lili, yang ternyata berisi foto bugil Tante-Tanteku. Kubolak balik foto-foto tersebut yang menampakkan tubuh-tubuh telanjang Tante-Tanteku, walaupun ada yang ssudah berumur diatas 40 tahun seperti Tante Tere dan Tante Ira tapi tubuh mereka tidak kalah dengan keempat istri muda yang lain.

    Foto-foto tersebut Membuat aku terangsang dan ingin merasakan hangatnya tubuh mereka. Hingga ada ide gila untuk memperalat mereka melalui foto-foto tersebut. Mulai kususun rencana siapa yang pertama aku kerjain, lalu kupilih Tante Tante Tere (45 tahun) dan Tante Rina (37 tahun).

    Aku telepon rumah Tante Tere dan Tante Rina. Aku minta mereka untuk menemuiku di villa keluarga. Aku sendiri lalu bersiap untuk pergi ke sana. Sampai disana kuminta penjaga villa untuk pulang kampung. Tak lama kemudian Tante Tere dan Tante Rina sampai. Kuminta mereka masuk ke ruang tamu.

    “Ada apa sih Sarip?” tanya Tante Tere yang mengenakan kaos lengan panjang dengan celana jeans.

    “Duduk dulu Tante,” jawabku.

    “Iya ada apa sih?” tanya Tante Rina yang mengenakan Kemeja you can see dengan rok panjang.

    “Saya mau tanya sama Tante berdua, ini milik siapa?”, kataku sambil mengeluarkan sebuah bungkusan yang di dalamnya berisi setumpuk foto. Tante Tere lalu melihat foto apa yang ditunjukkan olehnya.

    “Darimana kamu dapatkan foto-foto ini?” tanya Tante Tere panik mendapatkan foto-foto telanjang dirinya.

    “Sarip.. apa-apaan ini, darimana barang ini?” tanya Tante Rina dengan tegang.

    “Hhhmm.. begini Tante Tere, waktu itu saya kebetulan lagi bersih-bersih, pas kebetulan dikamar Tante Lili saya lihat kok ada foto-foto telanjang tubuh Tante-Tante yang aduhai itu,” jawabku sambil tersenyum.

    “Baik.. kalau gitu serahkan klisenya?” Kata Tante Rina.

    “Baik tapi ada syaratnya lho,” jawabku.

    “Katakan apa syaratnya dan kita selesaikan ini baik-baik,” kata Tante Tere dengan ketus.

    “Iya Sarip, tolong katakan apa yang kamu minta, asal kamu kembalikan klisenya,” tambah Tante Rina memohon.

    “Ooo.. nggak, nggak, saya nggak minta apa-apa, Cuma saya ingin melihat langsung Tante telanjang,” kataku.

    “Jangan kurang ajar kamu!” kata Tante Tere dan Tante Rina dengan marah dan menundingnya. “Wah.. wah.. jangan galak gitu dong Tante, saya kan nggak sengaja, justru Tante-Tante sendiri yang ceroboh kan,” jawabku sambil menggeser dudukku lebih dekat lagi.

    “Bagaimana Tante?”

    “Hei.. jangan kurang ajar, keterlaluan!!” bentak Tante Rina sambil menepis tanganku.

    “Bangsat.. Berani sekali, kamu kira siapa kami hah.. dasar orang kampung!!” Tante Tere menghardik dengan marah dan melemparkan setumpuk foto itu ke wajahku.

    “Hehehe.. ayolah Tante, coba bayangkan, gimana kalo foto-foto itu diterima paman di kantor, wah bisa- bisa Tante semua jadi terkenal deh!!” kataku lagi.

    Kulihat kananku Tante Tere tertegun diam, kurasa dia merasakan hal yang kuucapkan tadi. Kenapa harus kami yang tanggung jawab,

    “Tante-Tantemu yang lain kok tidak?” tanya Tante Tere lemas.

    “Oh, nanti juga mereka akan dapat giliran,” jawabku.

    “Bagaimana Tante? Apa ssudah berubah pikiran?”

    “Baiklah, tapi kamu hanya melihat saja kan?” tanya Tante Rina.

    “Iya, dan kalau boleh sekalian memegangnya?” jawabku.

    “Kamu jangan macam-macam Sarip, hardik Tante Tere.”

    “Biarlah Mbakyu, daripada ketahuan,” jawab Tante Rina sambil berdiri dan mulai melepas pakaiannya, diikuti Tante Tere sambil merengut marah.

    Hingga tampak kedua Tanteku itu telanjang bulat dihadapanku. Tante Tere walau ssudah berusia 45 tahun tapi tubuhnya masih montok, dengan kulit kuning langsat dan sedikit gemuk dengan kedua payudaranya yang besar menggantung bergoyang-goyang dengan puting susunya juga besar. Turun kebawah tampak pinggulnya yang lebar serta bulu hitam di selangkangan amat lebat.

    Tidak kalah dengan tubuh Tante Rina yang berusia 37 tahun dengan tubuh langsing berwarna kuning langsat, serta payudaranya yang tidak begitu besar tapi nampak kenyal dengan puting yang sedkit naik keatas. Pinggulnya juga kecil serta bulu kemaluannya di selangkangan baru dipotong pendek.

    “Sudah Sarip?” tanya Tante Tere sambil mulai memakai bajunya kembali.

    “Eh, belum Tante, kan tadi boleh pegang sekalian, lagian saya belum lihat vagina Tante berdua dengan jelas,” jawabku.

    “Kurang ajar kamu,” kata Tante Rina setengah berteriak.

    “Ya sudah kalo nggak boleh kukirim foto Tante berdua nih?” jawabku.

    “Baiklah,” balas Tante Tere ketus,

    “Apalagi yang mesti kami lakukan?”

    “Coba Tante berdua duduk di sofa ini,” kataku.

    “Dan buka lebar-lebar paha Tante berdua,” kataku ketika mereka mulai duduk.

    “Begini Sarip, Cepat ya,” balas Tante Rina sambil membuka lebar kedua pahanya.

    Hingga tampak vaginanya yang berwarna kemerahan.

    “Tante Tere juga dong, rambutnya lebat sih, nggak kelihatan nih,” kataku sambil jongkok diantara mereka berdua.

    “Beginikan,” jawab Tante Tere yang juga mulai membuka lebar kedua pahanya dan tangannya menyibakkan rambut kemaluannya kesamping hingga tampak vaginanya yang kecoklatan.

    “Sarip pegang sebentar ya?” kataku sambil tangan kananku coba meraba selangkangan Tante Tere sementara tangan kiriku meraba selangkangan Tante Rina. Kumainkan jari-jari kedua tanganku di vagina Tante Tere dan Tante Rina.

    “Sudah belum, Sarip.. Ess..,” kata Tante Tere sedikit mendesah.

    “Eeemmhh.. uuhh.. jangan Sarip, tolong hentikan.. eemmhh!” desah Tante Rina juga ketika tanganku sampai ke belahan kemaluannya.

    “Sebentar lagi kok Tante, memang kenapa?” tanyaku pura-pura sambil terus memainkan kedua tanganku di vagina Tante Tere dan Tante Rina yang mulai membasah.

    “Eh, ini apa Tante?” tanyaku pura-pura sambil mengelus-selus klitoris mereka.

    “Ohh.. Itu klitoris namanya Sarip, jangan kamu pegang ya..,” desis Tante Tere menahan geli.

    “Iya jangan kamu gituin klitoris Tante dong,” dasah Tante Rina.

    “Memang kenapa Tante, tadi katanya boleh,” kataku sambil terus memainkan klitoris mereka. “Sshh.., oohh.., geliss.., To,” rintih Tante Tere dan Tante Rina.

    “Ini lubang vaginanya ya Tante?” tanyaku sambil memainkan tanganku didepan lubang vagina mereka yang semakin basah.

    “Boleh dimasukin jari nggak Tante?”

    Kembali jariku membuka belahan vagina mereka dan memasukkan jariku, slep.. slep.. bunyi jariku keluar masuk di lubang vagina Tante Rina dan Tante Tere yang makin mendesah-desah tidak karuan,

    “Jangan Sarip, jangan kamu masukin jari kamu.. Oohh..,” rintih Tante Rina.

    “Jangan lho Sarip.. sshh..,” desah Tante Tere sambil tangannya meremasi sofa.

    “Kenapa? Sebentar saja kok, dimasukkin ya,” kataku sambil memasukkan jari tengahku ke vagina mereka masing-masing.

    “Aaahh.., Sarip..,” desah Tante Tere dan Tante Rina bersama-sama mersakan jari Sarip menelusur masuk ke lubang vagina mereka.

    “Ssshh.. eemmhh..!!” Tante Tere dan Tante Rina mulai meracau tidak karuan saat jari-jariku memasuki vagina dan memainkan klitoris mereka.

    “Bagaimana Tante Tere,” tanyaku mulai memainkan jariku keluar masuk di vagina mereka.

    “Saya cium ya vagina Tante Tere ya?” tanyaku sambil mulai memainkan lidahku di vaginanya.

    “Sebentar ya Tante Rina,” kataku.

    “Jangan.., sshh.. Sarip.. ena.., rintih Tante Tere sambil tangannya meremasi rambutku menahan geli.

    “Gimana Tante Tere, geli tidak..,” tanya Sarip.

    “Ssshh.. Sarip.. Geli ss..,” rintihnya merasakan daerah sensitifnya terus kumainkan sambil tangannya meremasi sendiri kedua payudaranya.

    “Teruss.. Sarip,” desis Tante Tere tak kuat lagi menahan nafsunya.

    Sementara Tante Rina memainkan vaginanya sendiri dengan jari tanganku yang ia gerakkan keluar masuk. Dan Tante Tere kian mendesah ketika mendekati orgasmenya dan

    “Aaahh ss.., Tante sudah nggak kuat lagi,” rintih Tante Tere merasakan lidahku keluar masuk dilubang vaginanya.

    “Tante Tere keluar Sarip..,” desah lemas Tante Tere dengan kedua kakinya menjepit kepalaku di selangkangannya.

    Mengetahui Tante Tere sudah keluar aku bangkit lalu pindah ke vagina Tante Rina dan kubuka kedua pahanya lebar-lebar. Sama seperti Tante Tere Tante Rina juga merintih tidak karuan ketika lidahku mengocok lubang vaginanya.

    “Aah ss.., Sarip,.., enak ss..,” rintih Tante Rina sambil menekan kepalaku ke selangkangannya.

    Tante Rina di sofa dan kubuka lebar-lebar pahanya. Kubenamkan lidahku liang vagina Tante Rina, ku sedot-sedot klitoris vagina Tante Rina yang ssudah basah itu,

    “Teruss.., Sarip.., Tante.., mau kelu.. Aah ss..,” rintih Tante Rina merasakan orgasme pertamanya. Sarip lalu duduk diantara Tante Tere dan Tante Rina.

    “Gantian dong Tante, punyaku sudah tegang nih,” menunjukkan sarung yang aku pakai tampak menonjol dibagian kemaluanku pada Tante Tere dan Tante Rina. Kuminta mereka untuk menjilati kemaluanku.

    “Kamu nakal Sarip, ngerjain kami,” kata Tante Tere sambil tangannya membuka sarungku hingga tampak penisku yang mengacung tegang keatas.

    “Iya.., awas kamu Sarip.. Tante hisap punya kamu nanti..,” balas Tante Rina sambil memasukkan penisku kemulutnya.

    “Ssshh.. Tante.. terus..,” rintih Sarip sambil menekan kepala Tante Rina yang naik turun di penisnya.

    Tante Tere terus menjilati penisku gantian dengan Tante Rina yang lidahnya dengan liar menjilati penisku, dan sesekali memasukkannya kedalam mulunya serta menghisap kuat-kuat penisku didalam mulutnya. Sluurrpp.. sluurpp.. sshhrrpp.. demikian bunyinya ketika dia menghisap.

    “Sudah.. Tante, Sarip nggak kuat lagi..,” rintih Tante Rina sambil mengangkat kepalaku dari vaginanya.

    “Tunggu dulu ya Tante Tere, biar saya dengan Tante Rina dulu,” kataku sambil menarik kepala Tante Tere yang sedang memasukkan penisku kemulutnya.

    “Tante Tina sudah nggak tahan nih,” kataku sambil membuka lebar-lebar kedua paha Tante Rina dan berlutut diantaranya.

    “Cepatss.. Sarip,” desah Tante Rina sambil tangannya mengarahkan penisku ke vaginanya.

    “Asshhss..,” rintih Tante Rina panjang merasakan penisku meluncur mulus sampai menyentuh rahimnya.

    Tante Rina mengerang setiap kali aku menyodokkan penisnya. Gesekan demi gesekan, sodokan demi sodokan sungguh membuatku terbuai dan semakin menikmati “perkosaan” ini, aku tidak peduli lagi orang ini sesungguhnya adalah Tanteku sendiri. Kuminta Tante Rina untuk menjilati vagina Tante Tere yang jongkok diatas mulutnya.

    “Ushhss.. Geli Rip..” desis Tante Tere setiap kali lidah Tante Rina memasuki vaginanya.

    Sementara aku sambil menyetubuhi Tante Rina tanganku meremas-remas kedua payudara Tante Tere. Tiba-tiba Tante Rina mengangkat pinggulnya sambil mengerang panjang keluar dari mulutnya.


    “Ahhss.. Sarip Tante keluar.. ”

    “Sudah keluar ya Tante Rina, sekarang gilran Tante Tere ya,” kataku sambil menarik Tante Tere untuk naik kepangkuanku.

    Tante Tere hanya pasrah saja menerima perlakuannya. Kuarahkan penisku ke vagina Tante Tere Lalu Aaahh.. desah Tante Tere merasakan lubang vaginanya dimasuki penisku sambil pinggulnya mulai naik turun. Kunikmati goyangan Tante Tere sambil ‘menyusu’ kedua payudaranya yang tepat di depan wajahku, payudaranya kukulum dan kugigit kecil.

    “Teruss.. Tante, vagina Tante enak..,” rintihku sambil terus dalam mulutku menghisap-hisap puting susunya.

    “Penis kamu juga sshh..” rintih Tante Tere sambil melakukan gerakan pinggulnya yang memutar sehingga penisku terasa seperti dipijat-pijat.

    “Sebentar Tante, coba Tante balik badan,” kataku sambil meminta Tante Tere untuk menungging.

    Kusetubuhi Tante Tere dari belakang, sambil tanganku tangannya bergerilya merambahi lekuk-lekuk tubuhnya. Harus kuakui sungguh hebat wanita seumur Tante Tere mempunyai vagina lebih enak dari Tante Rina yang berusia lebih muda.

    Sudah lebih dari setengah jam aku menggarap Tante Tere, yang makin sering merintih tidak karuan merasakan penisku menusuk-nusuk vaginanya dan tanganku meremasi payudaranya yang bergoyang-goyang akibat hentakan penisku di vaginanya.

    “Ssshh.. Sarip, Tante mau keluar..” rintih Tante Tere.

    “Sabarr.. Tante, sama-sama,” kataku sambil terus memainkan pinggulku maju-mundur.

    “Aaahh ss.., Tante Tere keluar..,” melenguh panjang.

    “Saya belum, Tante,” kataku kecewa.

    “Pake susu Tante aja ya,” jawab Tante Tere jongkok didepanku sambil menjepitkan penisku yang ssudah licin mengkilap itu di antara kedua payudaranya yag besar, lalu dikocoknya.

    “Terus, Tante enak ss..,” rintihku.

    Melihat hal itu Tante Rina bangun sambil membuka mulutnya dan memasukkan penisku ke mulutnya sambil dihisap-hisap. Tak lama setelah mereka memainkan penisku, mengeluarkan maninya menyempot dengan deras membasahi wajah dan dada Tante Tere dan Tante Rina.

    “Terima kasih ya Tante,” jawabku sambil meremas payudara mereka masing-masing.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • MEMPERKOSA ADIK PACARKU YANG CANTIK

    MEMPERKOSA ADIK PACARKU YANG CANTIK


    1105 views

    Cerita Sex ini berjudulMEMPERKOSA ADIK PACARKU YANG CANTIKCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Cerita dewasa ini adalah kisah nyataku memperkosa cewek sebut saja namanya putri. Putri adalah adik pacarku, cewekku itu telah mengkhianatiku sehingga timbul niatan yang tidak baik didiriku untuk membalas.

    Tetapi karena aku dengan cewekku beda kota, jadinya niat itu agak sulit terwujud. Namun putri adik dari pacarku itu kebetulan kuliah di Jogja, sama seperti tempat menetapku sekarang. Keinginan balas dendam untuk memperkosa adik pacarku tersebut mulai kurencanakan.

    Putri adalah cewek manis berumur 19 tahun, dan aku sendiri berumur 24 tahun. Putri menganggapku sebagai kakakknya, karena dari dulu putri sangat menginginkan punya kakak laki2, sedangkan mereka hanya 2 bersodara, begitu juga aku yang menginginkan seorang adik cewek, pada mulanya kami sering pergi bareng, bahkan putri pernah menunggui aku ketika aku mengalami sakit parah di RS, tetapi kembali lagi bahwa tidak ada niatan dan rasa apaapa, karena kami selalu menganggap bahwa kami adalah saudara kandung.

    Oh iya Putri cewek dengan tinggi sekitar 165cm, dengan berat 45 kg, cukup kurus memang, wajah spesifik khas orang jawa, ya miripmirip Anggun C. Sasmi dengan potongan rambut pendek lah tonjolan di dadanya tampaknya cukup kecil dengan ukuran 32b.

    Setelah mengetahui aku dikhianati oleh cewekku, maka timbul niatan didalam hatiku untuk membalas cewekku itu, namun aku bingung bagaimana caranya, disaat aku melamun mencari cara untuk membalas, tibatiba terdengar bunyi dering SMS, yang ternyata dari putri, putri pingin tanya tugas ujian yang akan ditempuhnya, maklum karena aku adalah asisten dosen, sehingga putri sering banyak tanya ke aku.

    Lalu aku menjawab sms tsb ya udah kamu ke sini aja, nanti aku ajarin, kirakira 1 jam lagi ya, karena aku mau mandi dulu, karena saat itu Putri mau datang, aku bergumam kalau Nah ini aja cara untuk balas dendam ke Tyas ( nama kakak dari putri ) dengan cepat aku siapkan handycam dan aku pasang sedemikian rupa sehingga tidak kelihatan oleh orang yang tidak tahu, kemudian aku langsung keluar naik motor membeli obat peangsang untuk wanita.

    Semua persiapan sudah dilakukan, tinggal menunggu kesempatan saja. Tepat jam 2 siang dirumahku, tingtong bel berbunyi, pintu dibukakan oleh adikku, Putri kupersilakan masuk, tetapi aku masih bingung bagaimana akan menikmati tubuh Putri, karena ortu dan adikku ada dirumah, sambil berpikir keras mencari cara, ternyata tibatiba ada telepon dari nenekku kalau ada rapat keluarga mendadak membahas masalah warisan, biasanya ortuku selalu mengajakku untuk nyopir, tetapi karena sedang ada putri, maka akhirnya adikku yang menyopir.

    Kebetuan sekali gumamku, sambil menutup pagar setelah mereka pergi, aku menyiapkan segelas teh yang tentunya udah kuberi dengan obat perangsang yang tadi aku beli. Dosisnya kuberi agak banyak untuk jagajaga kalau putri minum sedikit, karena putri sangat haus, maka putri langsung menghabiskan teh itu, karena kebanyakan dosis putri malah pusing dan langsung pingsan.

    Aku tipikal orang yang tidak bergairah jika menyetubuhi cewek yang lagi tidur, maka aku ambil seutas tali, tangan kiri dan kanan aku ikat di pojok tempat tidur, kaki aku biarkan saja, supaya nanti ada sedikit usaha untuk menikmati tubuhnya.. Agen Bola Terpercaya

    setelah persiapan selesai, Putri aku bangunkan dengan memerciki air ke wajahnya, akhirnya putri terbangun, putri berteriak Mas apa2an ini??!!??, gak apaapa Put, kamu belom pernah ngrasain surga dunia kan?, kamu akan aku kasih gratis put, kamu harusnya bangga lho put, soalnya gak semua cewek bisa nikmatin kaya gini, cewek2 lain tunggu mereka nikah jawabkulalu putri memohon Aku mau diapakan mas? Jangan mas mulutnya langsung kubekap dengan bibirku, aku ciumi bibirnya secara liar, tampaknya putri belum terangsang dan masih menolak membalas ciumanku, langsung aku cium lehernya dengan liar,

    putri agak sedikit merasa geli campur kenikmatan, dengan tangan yang terikat putri tetap berteriak Jangan Mmmmaaasshh, mmmhhh, ahhhh, janghhggaannn karena putri mulai mendesah, tanganku mulai bergerilya, mulamula aku remasremas punggungnya, sambil tetap kuciumi leher dan tengkuknya,

    tanganku masih memain2kan punggungnya biar tali Bhnya lepas, dan tak lama setelah itu tali Bhnya pun lepas, aku udah tidak tahu lagi apa yang putri teriakkan, karena diriku udah terkubur oleh nafsu, perlahanlahan tanganku mulai kedepan sambil tetap meremas, namun kupindah kebelakang lagi, dengan permainan lidahku dilehernya, tampaknya udah membuat Putri lupa ingatan,

    mungkin karena pengaruh perangsang tadi, Putri tanpa sengaja mendesah, Janggann mmmassshh, mmmppphhh, jaangann, jangan, hentikaann, ahhh, jangan hentikan, ahh teruss tanpa sengaja Putri berusaha untuk memutar badannya, tampaknya malah putri yang menginginkan payudaranya diremas, karena dari tadi aku hanya meremas punggungnya, aku bergumam bentar lagi kena kamu akhirnya putri udah tidak tahan lagi, badannya memutar dadanya langsung diarahkan ke tanganku, tetapi tetap kupermainkan putri, tidak langsung aku pegang payudaranya.

    Karena pengaruh obat perangsang tadi, putri malah memohon dengan suara memelas please mas.tolong aku, pegang susuku, remas, dan ciumtolong masjangan hentikan. Putri masih kupermainkan, payudaranya tidak langsung aku pegang, setelah berkalikali aku mendengar rintihannya, langsung kulepas kaosnya, pada mulanya aku bingung gimana cara melepasnya,

    karena tangannya terikat, tanpa pikir panjang langsung aku ambil gunting di dekat kasur, yang rencananya akan digunakan untuk mengancam, langsung aku gunting bajunya dan Bhnya, karena aku udah tidak tahan lagi, langsung aku jilat putingnya yang kanan, dan yang kiri aku remas, sambil aku mainkan putingnya dengan jari,

    Putri yang saat itu masih terhanyut dalam obat perangsang tibatiba agak tersadar dan berteriak maskenapa ahh mas ahh lakukan ini?? Ahh..ahh kujawab karena aku sayang kamu, jadi kuberi kamu kenikmatan yang cewek lain gak bisa nikmatin, bahkan mbak kamu aja gak pernah lhosambil bergantian kiri kanan menjilat putingnya,

    tanganku yang satunya lagi bergerilya kebawah, Putri saat itu masih memakai celana jeans. Aku buka pengait di jeansnya, terlihat saat itu putri masih agak memberontak, karena meskipun fisiknya menerima rangsangan yang hebat, namun hatinya masih menolak karena disetubuhi orang yang putri anggap kakak kandungnya sendiri,

    kakinya berusaha menendang2, tetapi justru itu memudahkan bagiku untuk melepas jinsnya, dengan cepat aku tarik jinsnya sehingga putri kini hanya tinggal menggunakan celana dalam saja..sambil menjilati putingnya, dengan cepat kutarik cdnya dengan cepat, bahkan mungkin cdnya robek karena aku menariknya kuat2.

    Kini putri udah telanjang bulat, melihat putri telanjang bulat, aku langsung bangun dan memandangi wajah putri dengan tangan terikat, tanpa benang sehelaipun, putri saat itu langsung menangis, mungkin merasa malu karena tubuhnya yang telanjang bulat dilihat oleh cowok yang dianggapnya kakak sendiri.

    Dengan cepat aku langsung melepas seluruh pakaianku sehingga aku juga telanjang bulat, melihat aku telanjang, putri langsung menjerit, dan merem melek, liat penisku. Penisku sih kayaknya standar saja, karena ukurannya 14 cm, tapi karena putri itu dasarnya orang yang tidak aneh2, dan bisa dikatakan lugu, maka dia tetap kaget.

    Putri memohon masjangan mas, aku itu sayang mas, dan kuanggap sebagai kakakku sendiri, kenapa mas tega lakukan ini?? Putaku juga sayang kamu, makanya kamu kuberi hadiah yang tidak bakal terlupakan, sudah kamu nikmatin aja ya put bibirku langsung cepat melumat bibirnya dengan memeras dan memilin putting susunya, Agen Bola Terpercaya

    putri mulai mengerang ahhhahhmmmhhhciumanku mulai menurun ke arah putting susunya, dan mulai kebawah lagi hingga ke liang kenikmatannya, sambil tetap memeras dan memilin2 susunya, aku mencoba menjilat vaginanya ( jujur aja saat itu aku juga baru pertama kali melakukannya ) pertama aku juga agak jijik dan sedikit mual, tetapi karena reaksi yang diterima putri menunjukkan respon positif dengan mendesah agak keras, maka aku juga semakin berani menjilatjilat kekiri dan kekanan di lubang kenikmatannya.

    Putri saat itu udah merem melek merasakan nikmat, sambil terus mendesah mmmphhh.ahhhh.ammpphhaahhhmmmphh karena merasa udah sedikit aman, aku mencoba melepas ikatan tali ditangannya, untuk melihat respon dia yang sudah terangsang, ternyata yang dilakukan sama putri secara tidak sengaja malah membimbing tanganku untuk memilin2 putingnya sambil berteriak.

    terrusss maasss.mmmpphhh,,,..aahhh selama 15 menit aku jilat lubang kenikmatannya tibatiba dia memegang tanganku dengan kencang sekali, tubuhnya kaku, dan dia menggelinjang hebat sambil berteriak kepalanya jangan disitu mas..aku mau ngeluarin aku gak perduli dan tetap menjilat2, sampai akhirnya dia orgasme banyak sekali sampai mulutku blepotan terkena cairan kenikmatannya..ahhhahhhahhh dia berteriak sambil menggelinjang.

    Beberapa saat setelah putri orgasme dengan hebat, putri langsung memeluk badanku, tampaknya putri udah tidak perduli lagilangsung kesempatan itu aku lakukan dengan berusaha memasukkan penisku kedalam vaginanya, karena dia habis orgasme, maka vaginanya masih terdapat banyak cairan, karena aku udah tidak tahan lagi,

    sambil memeras dan menjilat putingnya, aku mencoba memasukkan penisku, Putri yang saat itu udah mulai sadar dari kenikmatannya langsung berteriak Jangan dimasukkan masaku mohon, aku lakukan apapun biar mas bisa merasakan enak, apapun mas bener nih?? tanyaku Iya mas, apapun, aku juga janji gak bakal cerita sama siapapun mas Setelah itu aku cium bibirnya dengan penuh kelembutan,

    putri pun mau membalas ciumanku, kujulurkan lidahku di bibirnya, dan dia membalas dengan saling menjulurkan lidah, kami saling berciuman hebat selama 10 menit, sambil berciuman tanganku tetap meremas dan memilin putting susunya, sehingga putri udah mulai terangsang kembali,

    sambil terus mendesah aku terus menciumi lehernya hingga kebawah, tampaknya Putri udah mulai tidak perduli atas perkosaan yang dialaminya, mungkin karena pengaruh obat perangsang, putri terus mendesah, dan mendesah, desahandesahan yang kudengar sangat membuat nafsuku semakin tinggi, aku mulai semakin turun menjilat vaginanya kembali, dan vaginanya udah mulai basah kembali, karena sudah mulai terangsang, aku mencoba kembali untuk memasukkan penisku,

    putri agak tersentak kaget Mas aku mohon..jangan mas, Cuma menggesekgesek kok put, gak apa2, gak bakalan masuk, jawabku..lalu putri mengiyakan, dengan menggesekgesekan penisku ke lubang kenikmatannya, membuatku leluasa menciumi lehernya sambil meremas dan memilin putingnya,

    kadang aku memberhentikan gesekanku, tetapi malah putri menggoyang pinggulnya supaya klitorisnya mengenai penisku, dan hal tersebut berlangsung selama 15 menit, karena putri sudah tidak tahan atas rangsangan yang begitu hebat,

    maka secara tidak sadar putri terlena dan berbisik kepadaku Masakkhhh akkuu, uddaah gak tahaan..akkhhh, massukkin aja massssshhh mendapat lampu hijau aku langsung mencoba untuk masukin, karena aku pada dasarnya juga belum melakukan seperti itu, maka aku coba masukin secara pelanpelan, lubangnya sempit sekali, karena memang putri masih perawan.

    Aku coba terus menerus dan berusaha sekuat tenaga, Putri berteriak Pelanpelan Mas, selama hampir 5 menit aku mencoba juga belum masuk2, akhirnya dengan perjuangan sekuat tenaga blessshhh, penisku berhasil masuk ke vaginanya, putri mem*kik Ahhh sakit mas, keluar darah segar dari vagina putri tanda keperawanannya telah bobol.

    Sakitnya cuma sebentar sayang, habis itu enak sekali jawabku, aku terus memompa batang penisku di lubang kenikmatan putri, aku merasakan penisku dipijitpijit oleh lubang kenikmatannya, rasanya nikmat sekali,

    benarbenar merasakan surga dunia, Putri pun juga tampak menikmatinya sambil mendesah Ahhhkkahhhahhteruss mass..ssshhmmmhh, jangann berrhentiahhkk, ennaakk sekali mass, sepeti surga dunia kan put? tanyaku.. Iyyaaahhkk..masshh.. jawab putri..

    Aku terus memompa dengan sangat cepat sekali, sampai payudara putri bergerak naik turun..suatu pemandangan yang sungguh indah melihat Putri telanjang bulat sedang aku setubuhi..setelah 25 menit aku memompa, tibatiba badan putri kembali kaku, mengejang, dan menggelinjang dengan hebat tanda putri sudah mau orgasmelangsung kupercepat kocokanku supaya aku juga dapat ngluarin bareng..

    tetapi karena putri udah tidak tahan maka dia berteriak Maasss..eennaakk sekaaliiaku mau keluarin putri orgasme untuk yang kedua kalinya, aku merasakan ada cairan panas di kepala penisku, aku tetap mengocok tubuh putri sehingga selang beberapa saat aku juga mau orgasme Put aku juga mau keluar kataku,

    langsung aku keluarkan di dalam rahim Putri, putri merasakan ada cairan hangat yang masuk kerahimnya, setelah orgasme, kami berdua saling berpelukan cukup lama, dan aku membiarkan penisku berada di liang vaginanya Agen Bola Terpercaya

    Entah apa yang berada di dalam pikiran putri, sehingga dia hanya terdiam seribu bahasa, lalu aku kecup keningnya sambil berkata Gimana Put? Enak kan ? dia mengangguk dengan mata yang agak sembab, mungkin dalam hati kecilnya dia agak menyesal atas apa yang terjadi,

    tetapi dia tidak bisa menahan keinginan fisik dan nafsunya untuk disetubuhi..akhirnya kami tertidur dalam keadaan telanjang, sampai akhirnya kami kaget dengan bunyi bel tanda ortuku dan adikku pulang..Saat itu kami panik, kami berdua masih telanjang, sedangkan baju putri udah robek semua terkena guntingcdnya juga udah robek..

    Setelah pintu digedor beberapa lama namun kami tidak membukakan karena masih bingung akan pakai pakaian apa putri nanti, putri langsung kusuruh sembunyi di lemari pakaian, dan aku pura2 dari kamar mandi. Kenapa pintunya lama sekali dibuka ? tanya ayahku, Oh maaf, tadi aku baru mandi pap .

    Lho Putri mana ? kok motornya masih disini ? tanya ibuku. Oh tadi ketempat temennya di dekat sini aku yang anterin mam, terus nanti aku jemput. Lho papa mama kok udah pulang ? tanyaku Oh ini ada yang ketinggalan berkas sertifikat rumah, bentar lagi juga berangkat Jawab ayahku. Yes gumamku dalam hati, masih ada kesempatan untuk bisa lepas dari masalah ini.

    Setelah ortuku berangkat, aku buka pintu lemari, dan aku bilang ke Putri kalau semuanya sudah aman. Aku kembali mencium keningnya, mulut kami saling berpagutan dan akhirnya saling bersetubuh kembali sampai 1 jam lamanya, entah berapa kali dia orgasme, yang jelas aku merasakan orgasme sampai 3 kali, putri tampaknya benarbenar menikmati persetubuhan ini.

    Setelah itu akhirnya putri pulang dengan pinjam kaosku, setelah kejadian itu kami tidak pernah saling kontak, dan komunikasi. Tapi setelah kejadian itu, Putri malah punya pacar, dan dia membuka diri untuk berhubungan dengan cowok, tidak seperti dulu yang tidak bisa menerima cowok, mungkin karena ketagihan kali ya?

    Tetapi setiap mengingat desahan dan goyangan putri membuatku langsung dibakar nafsu..Putri benarbenar hebat untuk pengalaman pertamaku, aku menyesal kenapa dia tidak kujadikan pacar saja, karena kalo dia pacarku bisa jadi aku merasakan kenikmatan setiap saat. Agen Bola Terpercaya

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Wanita Hamil Penggoda

    Wanita Hamil Penggoda


    1105 views

    Cerita Sex ini berjudulWanita Hamil PenggodaCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2020.

    Perawanku – Hallo, saya adalah pendatang baru untuk masalah kiriman cerita Rumah Seks. Saya adalah mahasiswa di salah satu perguruan tinggi swasta di selatan Jakarta. Salam kenal untuk warga Rumah Seks.

    Awal cerita saya dimulai saat saya menghadiri sebuah acara pemberian penghargaan, di sana saya datang bersama teman saya, sebut saja Hamdan.

    Saya diperkenalkan oleh teman saya kepada salah satu tamu yang hadir di acara tersebut, dan ternyata setelah dipertegas, nama tamu tersebut adalah DB. Yang belakangan saya ketahui dia adalah salah satu artis Indonesia. Singkat cerita, malam itu berlalu begitu saja.

    Seminggu setelah perkenalan tersebut, saya ditawari untuk menggarap proyek perayaan Hari Ulang Tahun oleh teman yang mengenalkan saya dengan DB, memang bidang saya adalah entertaiment. Teman saya yang mengenalkan saya namanya Shebi. Singkat kata, saya terima proyek yang diberikan oleh Shebi. Dan ternyata yang punya kerjaan itu adalah DB, untuk perayaan ulang tahunnya yang ke 34.

    Saya pun dipertemukan oleh Shebi dengan DB di rumah DB yang terlihat cukup megah. Saya dan Shebi menunggu DB yang sedang mandi di ruang keluarga. Di sana saya ngobrol cukup banyak dengan Shebi (yang perlu pembaca ketahui, Shebi sedang hamil 7 bulan).

    Obrolan berlangsung santai dan sampai menyerempet ke masalah kehidupan seks Shebi, ternyata Shebi yang memiliki tinggi 170 cm, ukuran BH 38, dan m size ini memiliki libido seks yang cukup tinggi. Shebi pun mulai merapatkan posisi duduknya mendekati saya (karena kami duduk di atas sofa yang sama/sofa panjang).

    “Dra.. coba kamu pegang perutku, sepertinya jabang bayiku ini ingin berkenalan denganmu deh..!” kata Shebi.
    “Ah kamu bisa saja Sheb..!” kata saya yang belum tahu arti sinyal dari Shebi itu.
    “Kalau nggak percaya, coba saja kamu pegang perutku ini..!” ujar Shebi yang kali ini memaksa tangan saya untuk memegang perutnya yang sudah terlihat buncit.
    Dan benar, sepertinya ada yang bergerak-gerak dari dalam perutnya.
    “Dra.. kamu pernah ngerasain begituan dengan orang hamil..?” ujar Shebi yang membuat saya kaget.
    “Mmm.. mm, belum tuh Sheb..””Memangnya enak apa rasanya..?” tanya saya keheranan.
    “Wah endang loh rasanya..”
    “Itu kuketahui dari suami dan brondong-brondongku..” ujar Shebi yang membuat saya tersentak tambah kaget.
    “Mmm.. begitu..” kata saya agak sedikit sok tenang, meskipun tegangan tubuh sudah agak naik.
    “Kok jawabannya cuma segitu, apa kamu nggak mau nyobain..?” ucap Shebi yang sedikit kesal karena tanggapan saya hanya sebatas itu, sedang posisi kami sudah semakin dekat.

    Shebi menarik sedikit ke atas long dress yang dikenakannya, dan terlihat paha mulus yang sedikit memperlihatkan timbunan lemak di sisi-sisinya dan sedikit CD hitam. Saya pun terdiam sejenak, lalu saya pegang kepala dan menatapnya serta meyakinkannya.

    “Sheb.., bukannya aku tidak ingin mencoba tawaran yang spektakuler ini, tetapi kamu harus lihat kita ini dimana..? Tetapi bila kamu tawari aku di posisi yang tepat, tentulah aku tak akan menolak..!” kata saya mencoba menenangkan suasana yang semakin panas itu.

    Saya sadar bahwa kami datang ke tempatnya DB dalam rangka suatu kerjaan, dan aku termasuk orang yang menjunjung tinggi profesionalisme.

    “Aku tau apa yang kamu khawatirkan Dra..” balas Shebi sambil menutup bibir saya dengan jari telunjuknya.

    “Kau harus tau bahwa DB itu penganut seks bebas, dan tentu doi tak akan marah kalau kita bercinta di sini, dan lagi pula di sini tidak ada orang lain selain DB..” kata Shebi mencoba meyakinkan saya sambil perlahan mengangkat kaos yang saya pakai ke atas, dan jarinya bermain di atas puting saya sambil memainkan lidahnya sendiri membasahi bibirnya yang sudah basah.

    Mendengar perkataannya yang meyakinkan dan juga ditambah dengan perlakuannya yang mencoba merangsang birahi saya, saya semakin yakin akan situasi yang ada. Saya pun mulai berani untuk meraba dada Shebi yang besar tanpa membuka pakaian yang melekat di tubuhnya.

    Shebi pun bertambah liar dengan menyusupkan tangannya mencari batang kemaluan saya yang sudah menegang sejak tadi. Sambil memilin putingnya tanpa membuka pakaiannya, tangan kiri saya pun bergerak ke bawah sambil membiarkan tangan kanan saya untuk tetap berada di atas dan Shebi pun mendesah.

    Sampai di tempat yang saya tuju, tangan kiri saya pun meraba dari luar CD Shebi, dan terasa ada yang basah dan lengket di sana. Lalu bibir kami pun saling mendekat dan terjadi perciuman yang cukup lama.

    Kami pun terlihat sudah semakin berkeringat. Kemudian tangan yang berada di daerah sensitif Shebi pun sepertinya mulai aktif melorotkan CD hitam Shebi, dan saya merasakan sentuhan bulu-bulu lebat yang sepertinya tertata rapih. Shebi pun telah sukses mengeluarkan senjata kemaluan saya dan mengocok-ngocoknya perlahan.

    Saya yang merasa penasaran ingin melihat kemaluan orang hamil, lalu menghentikan ciuman kami dan turun ke arah kemaluan Shebi yang duduk di sofa. Ternyata tebakan saya benar, liang kemaluan Shebi yang lebat ternyata benar-benar tertata rapih. Saya pun mulai tergiur untuk merasakan bibir kewanitaan itu dengan mulai mejilatinya secara lembut.

    “Achh.., achh.. kamu pintar Dra..! Truuss.. Draa..!” Shebi pun terlihat sudah tidak dapat mengontrol ucapan dan intensitas suaranya.

    Shebi meluruskan tubuhnya di atas sofa sambil mengocok senjata kemaluan saya. Mendapat perlawanan yang demikian nafsunya, saya pun merubah posisi menjadi 69. Saya di bawah dan Shebi di atas. Ternyata benar kata orang, kemaluan orang yang sedang hamil itu gurih rasanya.

    15 menit berlalu dalam posisi 69.

    “Dra.. please..! Masukin sekarang Say..!” pinta Shebi yang sudah tidak kuasa lagi menahan gejolak nafsunya.
    Mendengar itu saya tidak langsung menuruti, tetapi saya tetap saja mengigit, menjilat, meludahi liang kewanitaannya, terutama klitoris-nya yang sudah mengkilap karena basah.

    “Dra.., kamu jahat..!” teriak Shebi diikuti dengan melelehnya air kemaluan Shebi yang cukup banyak dari liang senggama Shebi, yang menandakan Shebi sudah mencapai orgasmenya. Saya jilat habis cairan kental yang keluar itu sampai tidak tersisa. Senjata kejantanan saya yang terhenti bergerak itu dikulum oleh Shebi.

    Karena orgasmenya, Shebi mengulum kemaluan saya hingga menjadi merah. Lalu dengan bantuan tangan, saya masukkan kembali senjata saya itu ke dalam mulut Shebi sambil menaik-turunkan di dalam mulutnya.

    “Aawww..!” saya berteriak karena batang kemaluan saya tergigit Shebi, “Kamu nakal ya..?” kata saya sambil menarik batang kejantanan saya dari mulutnya, lalu mengarahkannya ke vagina Shebi.

    Saya tidak langsung memasukkannya, tetapi memainkannya terlebih dulu di bibir vaginanya sampai Shebi sendiri yang memajukan pantatnya agar batang kemaluan saya dapat langsung masuk, tetapi tetap saja saya tahan agar tidak masuk.

    “Dra.., kamu jahat..!” ujar Shebi kesal.
    “Habis kamu duluan yang mulai..!” jawab saya.

    Tanpa kami sadari, ternyata pertempuran kami dari tadi sudah ada yang mengawasi, yaitu DB yang entah dari kapan dia sudah ada di dekat kami dengan mengunakan daster tanpa BH. Pemandangan itu kami ketahui karena daster DB sudah ada di bawah kakinya.

    Karena saya merasa sudah tidak tahan, akhirnya saya mulai memasukkan penis saya perlahan tapi pasti ke liang senggama Shebi. Memang awalnya sulit, tetapi karena Shebi minta untuk terus dipaksa, ya akhirnya masuk juga.

    “Achh.. achh..!” teriak Shebi dengan wajah memerah entah karena nafsu atau karena sakit.

    Ternyata liang kemaluan orang yang sedang hamil itu lebih hangat dibandingkan kemaluan wanita normal. Karena sempit dan hangatnya liang senggama Shebi, membuat saya tidak dapat bertahan lama, meskipun goyangan Shebi tidak terlalu “hot”, tetapi tetap saja rasanya lebih asyik dari liang kemaluan wanita yang tidak hamil.

    “Sheb.. aku mau keluar..!” kata saya ditengah-tengah nikmatnya persetubuhan kami.
    “Aku.. keluarkan di mana Say..?” tanya saya menambahkan.
    “Terserah kau saja Dra..!” jawab Shebi yang ternyata juga sudah orgasme kembali.

    Akhirnya karena lebih enak, saya keluarkan cairan panas itu di dalam vaginanya, “Cret.. cret.. cret..!” mungkin sampai tujuh kali air mani saya tersembur di dalam liang senggama Shebi.

    “Ohh.., ternyata kalian di sini sudah nyolong start ya..?” ujar DB yang membuka pembicaraan.
    “Abis kita udah nggak tahan Mba..!” jawab Shebi.
    “Trus gimana proyek ultah-ku..?” tanya DB sambil memakai dasternya kembali yang tadi dilepaskan ke bawah, karena DB dari tadi menyaksikan pergulatan kami sambil bermasturbasi.
    “Kalau masalah itu tenang, di sini sudah ada ahlinya, tinggal kucuran dananya saja, konsepnya sudah Indra susun kok..!” jawab Shebi sambil menahan saya untuk mengeluarkan penis saya dari liang senggamanya.
    “Ooo.., ok aku percaya..” kata DB, “Tapi biar Indra istirahat dong..! Masa kamu monopoli sendiri itu batang..!” jawab DB sambil mengambil wine yang ada di mini bar, lalu duduk di sana, memperhatikan kami yang akhirnya mengambil pakaian kami masing-masing.

    “Dra.., kamu besok bisa ambil dananya di sini..” kata DB.
    “Lo nggak mau nyobain punyanya Indra..?” celetuk Shebi, “Ntar nyesel..?” tambahnya.
    “Jangan sekarang deh, abis tanggung, sebentar lagi Bapak mau jemput gue..” jawab DB.
    “Ooo..” jawab Shebi yang sepertinya mengetahui bahwa DB kalau main itu tidak cukup kalau hanya 3 atau 4 ronde saja.

    “Ya sudah, kami pamit dulu deh kalau gitu, biar besok si Indra saja yang datang ke sini sendiri..” kata Shebi.
    Saya yang dari tadi diam saja hanya manggut tanda setuju untuk datang lagi esok.
    “Tapi besok kamu datangnya malam saja ya..!” pinta DB.
    “Ooo.., sekalian kamu cobain ya..?” pancing Shebi sambil tersenyum.
    “Apa kamu mau ikutan Sheb..?” tanya DB.
    “Nggak ah, abis main sama lo harus lama, gue takut kandungan gue bermasalah lagi.””Kalau dokter gue bilang nggak apa-apa sich gue ok aja, tapi kalau kebanyakan digenjot nanti bocor lagi..!” kata Shebi sambil tertawa.
    “Ya udah ngga pa-pa, tapi kamu pasti datang kan Dra..?” tanya DB.
    “Ya..” jawab saya singkat.
    “Ya sudah kita cabut ya..?” ujar Shebi ke DB.
    “Ya, ok lah..”
    “Bye, Dra jangan lupa ya atau kontrak kita batal nich..!” sambil mencubit dagu saya.

    Begitulah kisah saya dengan Shebi, pembaca tunggu saja kisah saya dengan DB, artis ibu kota yang terkenal sampai sekarang masih singgle di edisi selanjutnya. Terima kasih atas perhatian rekan pembaca sekalian.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Pemerkosaan Berujung Kenyamanan

    Cerita Sex Pemerkosaan Berujung Kenyamanan


    1104 views

    Perawanku – Cerita Sex Pemerkosaan Berujung Kenyamanan, Siang Hari itu matahari bersinar amat terik, ditambah debu yang mengepul dimana-mana. Tampak sekelompok kuli bangunan sedang mengerjakan proyek bangunan ruko, ada yang mengecor, meng-aci adukan semen. Seorang pria berumur 40tahun botak, gemuk berkulit hitam dengan perawakan yang menyeramkan mengenakan kacamata hitam, kaos singlet putih ketat hingga menunjukkan perutnya yang membuncit tampak membentak beberapa kuli yang sedang minum disamping proyek.

    “Hei, bego! Kerja, jangan santai aza lu makan gaji buta! Lu kira gaji lu murah apa?!Ini belum jam makan siang!!” sambil menunjuk-nunjuk dengan jarinya ia berteriak. “Iya, Pak Yunus. Maaf, Pak. Hari ini terik sekali jadi kami turun kebawah sebentar buat beli es teh manis.”kata Kurdi si kuli bangunan yang paling tua.

    Kuli-kuli yang berjumlah 5 orang itu pun kembali naik kelantai 4 untuk melanjutkan pekerjaan mereka, diantaranya ada yang memaki dengan pelan

    “Baru jadi mandor saja, sudah belagu dan kerjaannya tiap hari menekan orang kerja.” Ada pula yang bergumam sendiri “Dasar Batak, rese pasti kalau dapat mandor orang Batak!” lalu dijawab temannya “Tak semua orang Batak seperti itu, banyak pula yang baik tergantung manusianya.”

    “Creeeessssss….Kreeeetekkk…..Kreeeteekkkk “

    gemericik minyak goreng diatas wajan, beberapa potong tahu dimasukkan kedalam wajan. “Isah, kemari bawa bumbu untuk menumis kangkung nanti. Ibu hampir selesai goreng tahu.” Seorang perempuan berumur sekitar 24 tahun berteriak dari arah dapur.

    “Iya, mik. Isah segera bawakan.” Perempuan berumur sekitar 11 tahun itu berlari kearah ibunya, setelah memberikan apa yang ibunya minta. Ia kembali kedepan, untuk melayani para kuli yang mulai berdatangan masuk kedalam warteg.

    Tak lama, Ibu muda tadi muncul dan membawakan sepiring tahu goreng dan sebaskom sayuran tumis kangkung. Warteg tersebut telah penuh oleh para kuli yang sedang mengisi perut dan keadaan sangat ramai oleh candaan dan percakapan antara mereka.

    Tetapi setelah perempuan itu muncul suasana berangsur menjadi sepi, dan para kuli tersebut terdiam dan jakun mereka bergerak naik turun seperti menelan makanan bulat-bulat.

    “Teh Kokom, tahu gorengnya sudah matang? Soalnya panas ya, Teh hari ini? Enak sekali kalo makan tahu goreng dengan teh manis!” goda salah seorang kuli remaja.

    “Ah, anak kecil. Bicara tak nyambung, dasar kecil-kecil sudah genit!” timpal seorang kuli lain yang sudah tua renta sambil diiringi deras tawa dari para kuli yang lain.

    Mata para kuli itu masih menatap Kokom dengan lekat seakan hendak menelanjangi tubuh Kokom, tetapi Kokom tak menyadarinya. Silhuette badannya terlihat dengan jelas karena kaus putih yang ia kenakan telah basah oleh peluh, ketika ia tadi menggoreng tahu dan tampak semakin jelas karena kaosnya sudah cukup longgar dibagian dada.

    Menampakkan dadanya yang penuh kencang berukuran 34B. Kulit Kokom kuning langsat tampak kontras sekali dengan bentuk wajah yang membulat, bibir tipis, rambutnya hitam legam berkilau sepanjang punggung, pinggulnya besar dan pantatnya padat berisi, dan matanya yang berbinar-binar.

    Tubuh kokom sintal berisi seperti penyanyi dangdut, dan kaosnya yang longgar sering turun ketika ia membungkuk untuk mengambilkan sayur dan tampaklah buah dadanya yang penuh dan padat sehingga para kuli terbawa berahi ketika makan sekalipun.

    “Heii, sebentar lagi jam istirahat habis. Cepat selesaikan makanmu, bah!” Yunus berteriak sambil masuk kedalam warteg. “Hey, Kokom. Lekaslah kau ambilkan abang segelas teh manis kalau kau masih mau buka makanan disini..Hahaha!” Ia tertawa lepas, sambil mengebrak meja.

    Kuli-kuli lalu kembali ketempat mereka bekerja, karena lokasi warteg yang agak berjauhan dari proyek.Kokom mengambilkan segelas es teh manis, dan meletakkan ke arah meja tempat Yunus duduk. Ketika ia berbalik, tangan Yunus menjamah dan meremas bokong Kokom.

    Kokom berbalik dan memelototi Yunus, tetapi Yunus terlihat berpura-pura seperti tak ada yang terjadi dan meminum es teh manisnya. Beberapa kuli yang masih ada diwarteg tersebut kebetulan melihat peristiwa tersebut berpura-pura tak memperhatikan apa yang baru saja terjadi lalu cepat-cepat mereka segera kembali ke proyek untuk melanjutkan pekerjaan. Kokom pun melengos kesal, sambil berlalu ke arah dapur.

    “Kringg!” Yunus menyapa di Handphone-nya “Halo, Pak Darma. Baik, pak. Proyek sudah berjalan dengan sebagaimana mestinya. Progressnya cukup pesat, sekarang ini sudah naik cor di lantai 4. Baik, terima kasih pak.”.

    Setelah mengakhiri pembicaraan di handphonenya, Yunus kemudian beranjak menuju proyek. “Kom, abang jalan dulu ke proyek!Nanti abang balik baru bayar ya?!”. Kokom bergegas keluar dari arah dapur menghampiri Kokom “Bang, tolong dibayarkan dahulu. Hari ini sudah akhir minggu, minggu kemarin tunggakan makan para kuli belum dibayar.

    Ketika saya tagih mereka berkata belum dapat uang makan dari abang Yunus.”. Yunus membelalakkan matanya, menghardik Kokom “Hei, Kokom. Masih maukah engkau berjualan disini?!! Kalau masih mau, tutup saja mulutmu yang kecil itu. Atau mau kusumpal dengan ikan lele dibawah pusarku ini?! Hahaha..! Diam sajalah, kau! Sore ini kulunasi semuanya tagihan yang ada”.

    Yunus menghampiri Kokom, merangkul lalu mengelus rambut Kokom “Kom, kau sudah menjanda cukup lama lebih baik bersama abang saja. Abang juga merantau dan bekerja di Jakarta ini cukup lama, apalagi perbedaan umur 20 tahun denganmu itu pertanda abang sudah matang dan masak dalam kehidupan berkeluarga. Abang juga kesepian, jarang pulang kerumah di Medan.

    Istri abang sepertinya sudah tak perduli lagi dengan abang.” Kokom terdiam sejenak, lalu ia melepaskan diri dari rangkulan Yunus “Bang, kok bisa abang bicara seperti itu? Istri abang pasti sedih mendengar perkataan abang.

    Kokom mau kedapur masakan belum selesai untuk nanti sore, Kokom peringati abang jangan main pegang dan raba-raba Kokom! Kalau abang masih berani ga sopan, saya akan lapor ke koh Ameng!”

    Menjelang maghrib hujan turun dengan deras, jamaludin, usman, dan jaka tak terpengaruh dengan situasi tersebut. Mereka sedang terlibat perbincangan hangat, sambil menikmati kopinya Jamaludin berceloteh “Jadi Pak Yunus enak yah, ga ada yang berani sama dia. Bisa mengomeli kuli, opname gudang, infra.

    Kayak seluruh proyek ini punya dia saja. Kalau lagi kurang uang, hanya perlu jilat-jilat bokongnya cukong! Duit turun deh ke kantong!!”.

    “Hahahaha, tetapi ke kita pelit sekali!Hahahaha, kalau ke perempuan malam dia royal sekali!” usman menimpali. Jaka menyela pembicaraan mereka”Eh, bagaimana pembayaran gaji kita? Sampeyan jangan tenang-tenang saja! Hari ini harus ada kejelasan kalau tak hari senin aku mogok kerja tunggu gajiku dibayar!”.

    “Ya, betul. Sekarang saatnya kita balas perbuatan Pak Yunus ke kita! Kita sudah kerja capek-capek dan mengikuti kemauan dia, kewajiban sudah diberi tetapi hak belum dibayarkan!” Usman menimpali kembali. Di luar warteg, hujan bertambah deras Pak Mamat si petugas gerbang tergopoh-gopoh membukakan gerbang.

    Mobil sedan mewah berwarna hitam, memasuki pelataran parkir proyek. Seorang lelaki kekar berambut cepak turun dan membukakan pintu. Muncullah seorang lelaki berkulit putih yang pendek dan gendut, matanya sipit tetapi mempunyai tatapan yang tajam menyiratkan kelicikan si pemilik tatapan.

    “Bram, panggilkan Yunus kemari! Saya ingin bicara dengan dia! Saya tunggu dibedeng.” Sahut pria gendut tersebut yang ternyata bernama Koh Ameng sambil berjalan ke arah bedeng dipayungi Supir. “Siap, bos!” jawab Bram sang bodyakurd.

    Tak lama muncullah Bram dan mengikuti dibelakangnya Yunus, “Koh Ameng, lama ga ketemu! Baru pulang dari Australia? Enak yah disana,Bos? Kabar cici Silvi bagaimana? Baik-baik saja?Hehehe.” Yunus berkata sambil membungkuk-bungkukkan badannya menyeka tubuhnya yang basah terkena air hujan.

    “Bagaimana jalannya proyek ini, Nus? Slamet laporan ke aku, gaji para tukang dan kenek belum dibayar untuk minggu yang kemarin dan minggu ini? Aku sudah percayakan proyek ini ke tangan lu! Jangan seenak perut lu jalanin proyek!!” BRAKKK!! Koh Ameng menggebrak meja.

    Yunus mundur selangkah karena kaget, lalu berkata “Oh iya, saya lupa bilang sama koh. Minggu kemarin istri saya sakit jadi saya pinjam dahulu uang tersebut!”.

    “Jangan berdalih macam-macam, aku sudah tahu yang sebenarnya! Jangan sampai kuli nanti mogok kerja, lu nanti aku seret ke meja hijau!!Cepat bayar mereka sana!!!Sekalian pesenin aku minuman es teh manis!!Dasar goblok, bisanya korupsi saja!” Koh Ameng berkata sambil menendang kursi didepannya.

    “Baik, koh. Maafkan saya.” Yunus berkata dan kemudian keluar dari kantor proyek terbirit-birit menuju warteg. “Heh, kalian semua!! Siapa yang melaporkan kalau minggu kemarin gaji kalian belum dibayar? Hari ini saya bayar sekalian semuanya.

    Angkat tangan, dan silahkan ambil duitnya. Tetapi besok kalian tak usah kerja lagi disini!!!” Yunus masuk ke warteg sambil berteriak-teriak. Para kuli duduk tertunduk lesu dan pasrah, tak berani meminta hak mereka karena merasa diancam.

    “Heh, semua tak ada yang mau dibayar? Ok lah, dan sekarang kalian makannya tunda dahulu!! Kokom, boss minta es teh manis!! Cepat antarkan ke kantor sana!” Yunus terduduk, menghempas nafas dan memijat sendiri kepalanya.

    Kokom ketakutan lalu berlari ke arah bedeng.

    “Tokk..Tokk”

    “Permisi, pak! Es tehnya?!” Kokom menyapa dari luar kantor.

    “Masuklah sini! Nama lu Kokom? Yunus dimana?” Tanya Koh Ameng. “Yunus di proyek, Pak. Saya tadi disuruh mas Yunus antar teh buat bapak.” Kokom tertunduk menyahut. Ia menggigil kedinginan, karena udara AC menerpa tubuhnya yang basah terkena hujan.

    Mata Koh Ameng tak lepas memandang tubuh Kokom yang sedikit basah terkena terpaan hujan didepan sana. “Sudah sana balik ke warung!” perintah Koh Ameng.

    Koh Ameng gelisah, karena terangsang melihat pemandangan yang baru saja ia saksikan.
    Ia mengusap-usap penisnya sambil membayangkan perempuan tersebut berada diatas tubuhnya yang gemuk. Dan kegelisahannya bertambah ketika Yunus masuk dan memergokinya sedang onani.

    “Yunusss, aku lagi pusing! Gara-gara perbuatan lu semuanya ini!! Lu carikan solusinya!”

    “Siap, Bos! Tetapi diluar masih hujan, bos! Tahan sebentar yah, bos!” Yunus tersenyum.

    “Heh, perempuan yang jaga warung tadi cantik juga yah?” Koh Ameng mengepulkan asap rokoknya. “ Oh, kokom bos?! Dia janda, bos mau sama dia?! Dia orang baik-baik, bos. Tetapi demi bos, saya akan coba deh! Orangnya memang cantik, sintal, kulitnya putih! Masih muda lagi, bos! Cocok deh jadi simpanan, bos! Hehehe…! Saya panggilkan dia sebentar ya, bos!” Yunus keluar dan meminjam payung bersama Bram, ia menuju ke arah warteg. Mereka berlari ke arah warteg, dan melihat warteg dalam keadaan sepi hanya ada 4 orang kuli karena waktu sudah menunjukkan pukul ½ 8 malam.

    Dan para kuli kebanyakan sudah pulang ke tempat tinggal masing-masing karena ini akhir pekan. “Jaka, Kokom dimana? Boss mau beli rokok!” teriak Yunus. “Tadi sih lagi mandi, Bang. Sudah selesai kali. Komm, dipanggil sama Bang Yunus nihhh!! Pak Ameng minta diantarkan rokok ke bedeng.” Jaka berteriak ke arah dapur.

    “Buruan, Kom! Pak Ameng mau bayar tagihan makan anak buah sekalian yang tertunda kemarinnn!! Abang tunggu di bedeng yah?!” Yunus menimpali perkataan Jaka.“Iya, bang. Kokom ambilkan di belakang. Nanti Kokom nyusul” Kokom menyahut dari dalam.

    “Bang Bram, kau disini saja menjaga agar anak buah tak curiga.” Yunus berbisik kepada Bram dijawab dengan anggukan Bram.

    “Mana si janda pemilik warteg itu, Nusss??! Kerja kau tak pernah beres!”Cetus Koh Ameng ketika Yunus kembali dari warteg. “Sabar, Bos. Dia lagi menuju kesini, tadi saya janjikan utang makan para kuli akan boss lunasi.

    Jadi skenarionya begini, Boss jangan mau bayar kalau dia tak mau……..emm…… ya boss tahu lah! Dia lagi butuh uang kalau tak minggu depan warungnya tutup, boss.”. “Ya sudah, beruntung kau memiliki boss seperti aku.

    Sudah lu makan itu duit, masih mau aku tutupin.Sana keluar, mau tunggu apa lagi kau disini!!” Koh Ameng mengusir Yunus dengan gerakan tangannya. “Boss, saya tunggu di depan yah?!” Yunus membuka pintu dan Kokom ternyata baru saja sampai didepan pintu.

    “Koh, ini Kokom sudah datang mau ngambil uang tagihannya.” Yunus berpura-pura. “ Suruh masuk saja, seperti orang lain saja yang datang kau, Nus! Dia kan juga termasuk kerja di Proyek!” Sahut Koh ameng dari dalam. “Bos, saya tinggal dulu yah, mau ngopi dulu diwarung. Kokom terima duit saja dahulu dari Koh Ameng, nanti abang suruh si Isah buatin Kopi!”……..

    “Kokom , mari sini duduk disini! Saya mau bantu kamu mengenai tagihan uang makan para kuli. Saya dengar Yunus sudah mengambil jatah uang makan para kuli. Berapa tagihannya total?” Tanya Koh Ameng sambil ia mengeluarkan calculator dari laci mejanya.

    “Total semua 12 juta rupiah dari 20 orang tukang untuk seminggu karena sudah ada yang membayar langsung ke saya. Ini perinciannya saya tulis di kertas untuk perhitungan Bapak. Saya beruntung ada orang sebaik Bapak, karena selama 1 minggu terakhir ini saya mengambil bahan-bahan mentah tersebut secara hutang dan masih berhutang kepada penjual bumbu dan beras pula”.

    “Sebentar, saya hitung dolo.” Kata Koh Ameng sambil menekan-nekan tombol calculatornya. “Ok, semuanya benar. Saya ambilkan uangnya terlebih dahulu. Sebentar, saya hubungi Bram untuk mengambil uang di mobil!”.

    “Halo, Bram. Kamu kesini, bawakan uang yang ada di dashboard. Saya mau bayar tagihan makan kuli, mau melepaskan penat di kepala saya ini! Cepat yah!!”

    Tak lama Bram muncul dikantor membawakan map kopi yang terbungkus rapi. Koh Ameng mengambil sejumlah uang dari dalamnya, dan memberikan kepada Bram setumpuk uang untuk dihitung setelah pas jumlahnya. Ia meletakkan uang tersebut diatas meja. “Kom, ini tagihannya. Saya harap kamu dapat menggunakannya untuk membayar tagihan berjalan kamu. Tetapi ingat uang ini bukan berarti saya yang membayar tagihan dari Yunus.

    Uang ini hanya saya pinjamkan agar usaha kamu tetap dapat berjalan dan kamu tetap harus meminta penggantinya dari Yunus! Mengerti?!” Koh Ameng tersenyum licik. “ Tapi…Bang Yunus mengatakan kepada saya bahwa Koh Ameng yang akan membayarkan tagihan.

    Dan Koh Ameng bilang mau membantu saya mengenai tagihan!” Kokom mengernyitkan dahinya. “Saya bilang mau bantu, bukan membayari. Bukannya berterimakasih dikasih hati, malah kamu meminta jantung!Kamu kira uang saya turun dari langit sehingga mau membayari kesalahan Yunus!! Lebih enak menjadi kamu, punya tubuh montok tinggal nongkrong di klub malam, lalu menggoda pria seperti saya dan dapat uang!!” Koh Ameng marah dan bangkit berdiri dari duduknya.

    “ Koh, saya memang orang miskin tetapi bukan berarti tak punya harga diri! Kalau saya berniat jadi pelacur, saya juga tak akan mencari Koh Ameng yang jelek dan kasar!!! Terima kasih atas bantuannya! Saya sepertinya menangkap arah pembicaraan Koh Ameng.

    Dan saya tak butuh, lebih baik saya menutup usaha saya sementara dan melaporkan Bang Yunus ke Polisi!” Kokom berdiri dan beranjak pergi. Namun kepergiannya dihadang oleh Bram. “Kom, kamu kurang ajar sekali sama bos.

    Sudah dikasih enak, malah kurang ajar!! Sudahlah, kamu juga sudah lama menjanda. Kenapa tak menikmati saja ajakan Bos??!” Bram menahan tubuh Kokom. “Mas Bram, apa-apaan ini? Jangan sampai saya berteriak yah?!!” Bram lalu mendekap tubuh Kokom dari belakang dan menutup mulutnya “Dasar janda kurang ajar!! Dikasih rezeki tak mau, malah kurang ajar ngancam-ngancam!! Sekarang rasain nihh!”.

    Koh Ameng mendekati Kokom yang dibekap oleh Bram. Tangannya bergerak cepat sekali ke dada Kokom yang masih tertutupi kaus dan BH, meraba lalu meremas.

    “Gila, walaupun sudah punya anak satu. Tetapi dadamu masih kenyal yah?? Coba kau pegang Bram!” Bram lalu menekankan lengannya ke dada Kokom dan mengangguk. “Kohh, bangsssssss….mmmhhh!!
    Mattthhhhhhssssii…auuuuwwwww…yaaaahhh…..!!!” Lalu ia menggigit tangan Bram yang membekap mulutnya.

    “Koh, kalau hari ini ada apa-apa dengan Kokom. Lebih baik Koh bunuh saja Kokom, atau Kokom akan balas dendammmmhhh…..mmmhh…….aaaaauwww!!”Tangan Bram kembali membekap mulut Kokom.

    “Hahahaha, kau tunggu saja Kokom!” Lalu Koh Ameng memasukkan tangannya kebalik kaus Kokom dan mengelus perut mulus Kokom yang rata dan mengusap-usap pusarnya. Disinilah letak kenikmatan, bukan?! Kau nikmati sajalah!!” Tangannya kembali menjelajah naik ke atas bagian dadanya dan mencengkeram toket Kokom dengan kuat sekali sehinga tubuh Kokom terguncang kebelakang dan ia mulai menangis merasakan ketakutan.

    “Auuuuuwwww…chaaaaakhhhhiiiiiiiiitttttt!” Teriak Kokom dibalik bekapan Bram.”Pegang tangannya erat-erat! Aku mau sumpal mulutnya yang sombong itu, Bram!” Koh Ameng mengeluarkan sehelai sapu tangan dan menutup mulut Kokom lalu Bram dengan cepat mengunci tangan Kokom dari arah belakang. Koh Ameng membuka kaus Kokom sehingga tampak toket yang membusung dengan indah ditutupi BH berwarna hitam.

    Sekali lagi Koh Ameng gemas dan mencengkram toket itu dengan kuat. “auuuuwwwhhh! Huuuuu…huhuuuu!” Kokom sesenggukan menahan sakit dan takut. Koh Ameng lalu meraba-raba lembut toket yang membuncah diluar BH hitam Kokom.

    Dengan kasar ia melepas BH milik Kokom, terlihat toket Kokom putih dengan putingnya berwarna merah jambu dan berukuran kecil. Semakin gemas koh Ameng bergumam “Dasar toket ini sialan banget montoknya!!” lalu tangannya menampar toket Kokom dengan keras. Ia menampari toket yang kiri dan kanan, lalu ia cengkrami dengan keras

    ”Auuwwww…..Aahhhhh….auuuwww…ammpunnnn..ammpuuniii saya!!

    Tolooonnnggg..Isahhhhh…tooloonnng mimiiiiik!!” Puting toket Kokom mulai mengeras, karena ditampari beberapa kali sehingga memerah. Dengan kasar sekali Koh Ameng, melucuti jeans Kokom sehingga tubuh Kokom sekarang ini hanya ditutupi oleh selembar celana dalam.

    “Kom, bukankah kau tadi bilang tak akan melayaniku? Kenapa sekarang jemariku bisa meraba kedalam kemaluanmu, haaa???!!!” Koh Ameng menyibakkan celana dalam Kokom dari bawah, dan menusuk-nusukkan jarinya dengan kasar!!!

    “Aaaaaaaauw…auwwww.auuuwwwww…ampuuuunnnn…ampuunnnn!

    Ampunnnn…Kohhhh! Jangan diteruskannnnn!!!Kokom minta maafff!!!”

    Koh Ameng memberi kode kepada Bram, dan Bram mendorong tubuh Kokom dengan kasar hingga jatuh kesofa, dengan cepat ia mengikat tangan dan kaki kanan Kokom ke teralis jendela di atas sofa dan tangan kiri dan kaki kanannya ke kaki sofa dibantu oleh Koh Ameng.

    Sekarang posisi Kokom terlihat berbaring diatas sofa dengan kaki dan tangan yang terikat diantara teralis dan kaki sofa sehingga bagian bawah tubuhnya terbuka.

    “Kohhh, jannggaannnn..mmh.h..hhhmmm” perkataan Kokom terpotong ketika bibirnya dihisap-hisap oleh Koh Ameng. Dengan kasar dan bagaikan seekor anjing, Koh Ameng menciumi, mengendus, dan menjilati seluruh tubuh Kokom.

    Lalu ia menggigit puting Kokom, Kokom yang mencoba berontak terkena tamparan dari Bram. Tamparan itu membuatnya pening dan lemas karena shock. “Bram, sepertinya ia sudah tak melawan lagi. Kau tunggu di pintu saja, aku mau buka baju dahulu!” Koh Ameng berdiri dan bicara tanpa melihat Bram, matanya hanya nanar memandangi tubuh polos Kokom yang terbaring di atas sofa.

    Ketika Bram telah keluar, dengan cepat Koh Ameng melucuti bajunya sendiri dan ia mengesek-gesekkan tubuhnya di atas tubuh Kokom memelukkan tubuhnya dengan erat seakan hendak bersatu. Kokom yang dalam keadaan shock antara sadar dan tak merasakan beratnya tubuh gemuk yang berada diatasnya menimpa tubuhnya yang kecil.

    Crettttt…Kokom merasakan cairan hangat menyemprot dari kelamin Koh Ameng dan membasahi pahanya..“Aaaahhhh, siallll. Kenapa mesti keluar sekarang!! Bangsadddd..!!!”.

    Koh Ameng berdiri dan menghampiri dispenser, ia lalu minum segelas air dan menghampiri Kokom kembali. Ia memainkan toket Kokom dengan kasar, mulai terlihat jejak-jejak bekas kekasaran Koh Ameng ditubuh Kokom yang meninggalkan bilur-bilur membiru.

    Kontol Koh Ameng kembali mengacung tegak, setelah ½ jam berlalu semenjak Koh Ameng merasakan ejakulasi pertamanya. Ia mengambil posisi berlutut diantara selangkangan Kokom, memegang penisnya lalu mengarahkan tepat kearah selangkangan dan kembali memaki Kokom “ Sekarang kau rasakan yah!

    Tadi kau bilang tak mau melayani aku, sekarang penisku bisa berada didalam memekmu!! Apa yang mau kaukatakan, Haaa??!!!” “Aaaauwwww….aaaaaauwww….yaaaaaaahhh…huuuu..huuuu!” Kokom menangis tersedu-sedu dan tubuhnya terguncang-guncang digoyang oleh tubuh gemuk si lelaki tua sialan itu.

    “Hahahaha, kenapa jawabanmu auw..auw dan yaa? Apakah iya maksudnya? Apakah enak? Ini kutambahkan lagi dan kupercepat!!” Koh Ameng semakin kasar dan semakin cepat menggoyangkan pinggulnya.

    Walaupun memek Kokom dalam keadaan kering, ia tak memperdulikannya.

    “Ooohhh..oohhhh Kokom nikmat sekali tubuhmu, biar kuceraikan saja si Nyonya dan kunikahi engkau atau…atauuu…kujadikan saja engkau sebagai istri simpanankuuuuuhhkk…maukkaaaahhh kauuu??” Koh Ameng mulai menceracau tak karuan menikmati saat-saat menjelang ejakulasinya.

    “Oooohhhh…Kokommm, sekarang kita bersattuuuu..mmmh..mmhhh” Koh Ameng membuka mulutnya lebar-lebar dan menjejalkan toket Kokom yang liat itu kemudian digigitnya toket Kokom dengan keras.

    “ Auuuuuuuuuuuuuuuuuwwwwwww!!!!!Auwwwwwwwww” Melihat raut wajah dan Kokom setengah berteriak kesakitan dalam keadaan tersumpal mulutnya, Koh Ameng bertambah cepat lagi menggoyangkan pinggulnya, dan ia menumpahkan air maninya didalam memek Kokom.

    “Huuuu…huuu!” Kokom menangis sejadi-jadinya. Koh Ameng tersenyum puas hingga penisnya mengecil dan keluar dari memek Kokom, “Kokom, ambil saja uang yang saya berikan tadi. Uang dari Yunus kau tagih saja, dan itu akan menjadi bagianmu.

    Ingat peristiwa hari ini, jangan kaubeberkan kepada siapapun. Uangku banyak percuma kaulaporkan kepada polisi, mereka dapat kusuap dengan mudah. Dan bila tetap kaulaporkan, aku pasti akan bebas dengan mudah. Bila kaulaporkan, aku tak akan dendam. Tetapi aku tak dapat menjamin keselamatan anak perempuanmu nantinya.

    Oke, semua kembali kepadamu.” Ia melepaskan sumpalan kain di mulut Kokom, dan ikatan ditubuhnya. Kokom meringkukkan badannya, dan menangis tersedu-sedu ia merasa amat kotor dan jijik dengan keadaannya sendiri.

    Namun, apa daya apa yang dapat ia lakukan melawan orang kaya ini? Sungguh, dunia nyata amat kejam tak seperti di sinetron dimana yang baik akan menang pada akhirnya. Ia merapihkan bajunya, dan menepiskan tangan Koh Ameng yang hendak membantunya mengenakan pakaian.

    Koh Ameng membisikkan sesuatu kepada Koh Ameng, dan Kokom mengacuhkannya. Tetetapi pada akhirnya ia mengangguk.

    Kokom melangkah cepat memasuki mobil Koh Ameng, dibantu oleh Bram. Isah kemudian dijemput oleh Bram masuk kedalam mobil Koh Ameng. Bram mengatakan kepada para kuli bahwa Koh Ameng hendak membayar tagihan kepada Kokom, dan saudara Kokom sekarang dalam keadaan sakit dikampung lalu Kokom harus pulang sekarang.

    Padahal kenyataannya Kokom diungsikan ke hotel beberapa hari, karena sekujur tubuhnya yang penuh luka tentu dapat menimbulkan kecurigaan antara para kuli.

    Kokom menginap di hotel selama sebulan, selama 2 minggu terakhir ia terpaksa melayani nafsu bejat Koh Ameng hingga ia hamil dan melahirkan anak bagi Koh Ameng yang belum dikarunia keturunan dari istrinya.

    Lima belas tahun kemudian, Kokom telah menjadi Nyonya Besar. Ia menggantikan istri asli Koh Ameng, dan mewarisi seluruh kekayaan dari Koh Ameng ketika Koh Ameng dan istrinya meninggal karena kecelakaan. Sungguh, takdir adalah misteri.

    Kokom tak pernah menyangka bahwa perkosaan kepada dirinya terbalaskan dengan manis akhirnya. Kokom sendiri mengganti namanya dengan Yeni. Isah, anak Kokom dari pernikahannya yang terdahulu kini berumur 26 tahun mengganti namanya menjadi Cherry dan telah menjadi komisaris dalam anak perusahaan. James, buah hati yang lahir kecelakaan karena perbuatan Koh Ameng sedang sekolah di Australia menuntut ilmu untuk menggantikan posisi ayahnya….

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Melayani Nafsu Bejat Ketiga Ipar Ku Sendiri

    Cerita Sex Melayani Nafsu Bejat Ketiga Ipar Ku Sendiri


    1104 views

    Perawanku – Cerita Sex Melayani Nafsu Bejat Ketiga Ipar Ku Sendiri, Sejak Bapak meninggal tujuh tahun lalu dan Ibu meninggal enam tahun yang lalu, aku tinggal bersama kakak sulungku, Mbak Mira. Rumah orang tuaku di Madiun terpaksa dijual. Uangnya kami bagi bertiga, Mbak Mira, Mbak Mona, dan aku, Mila.

    Rumah waris itu hanya laku Rp. 6,5 juta. Waktu itu aku masih duduk dibangku kelas tiga SMA. Masing-masing kebagian Rp. 2 juta, sisa Rp.500 ribu dimasukkan ke bank untuk memperbaiki makam kedua orang tua dan biaya keselamatan.

    Ketika menerima uang waris Rp. 2 juta, aku sengaja menyimpan Rp. 1 juta sebagai deposito ke sebuah bank, sedangkan sisanya kubelikan sebuah TV. Sebab aku ingin punya TV sendiri dikamar tidurku.

    Begitu lulus, aku pergi berduaan ke Sarangan bersama Anton, pacarku yang sekelas denganku. Ditempat rekreasi yang sejuk itulah aku memadu kasih dengan Anton. Entah bagaimana mulanya, setelah aku dicium dan diremas-remas payudaraku, aku seperti terhipnotis dan terbuai dengan segala rayuannya, sehingga aku menuruti saja ketika Anton mengajakku memasuki kamar hotel di Sarangan, aku tidak menolaknya.

    Bahkan ketika di dalam kamar tidur, Anton mulai kembali dengan cumbuannya dan remasan-remasan hangatnya yang benar-benar membuatku tak berdaya dan diam saja saat Anton mulai melepas satu demi satu seluruh pakaian yang menempel ditubuhku, aku hanya bisa merasakan desah nafasku yang semakin tidak beraturan dan seluruh tubuhku benar-benar di luar kendaliku.

    Saat tangan Anton semakin bergerak leluasa ke bagian-bagian sensitif tubuhku, aku semakin pasrah dan menikmati seluruh kecupan hangat,remasan-remasan yang luar biasa nikmatnya, hingga akhirnya seluruh pertahananku jebol setelah penis Anton dengan cepatnya masuk dan merenggut keperawananku dengan sekali hentakan saja.

    Namun semuanya tak kupikirkan terlalu lama karena aku benar-benar sangat menikmatinya saat penis Anton mulai bergerak maju-mundur, turun-naik, sehingga membuat liang vaginaku mengeluarkan cairan kenikmatan yang terasa hangat saat tubuhku terhempas ke ranjang karena puncak orgasme yang kurasakan saat itu. Lemas, mataku berat, dan akhirnya aku tertidur di dalam pelukan dada Anton kekasihku itu.

    Noktah merah yang seharusnya kupersembahkan buat suamiku, akhirnya keberikan lebih awal kepada Anton, pacarku sekaligus calon suamiku kelak. Aku ingat persis Anton kembali melakukan persetubuhan denganku hingga lebih dari tiga kali pada hari itu, aku benar-benar dibuat takluk dengan keperkasaan seksualnya.

    “Tak udah memikirkan keperawanan. Jaman sudah maju, manusia tidak membutuhkan keperawanan, melainkan kesetiaan”, kata Anton setelah berhasil mengambil keperawananku. Aku juga masih ingat persis ketika Anton memberiku uang Rp.10 ribu.

    “Ini untuk beli jamu”, katanya singkat. Hampir saja aku melempar uang itu ke wajahnya. Tetapi Anton keburu mencium pipiku, keningku dan tengkukku sehingga aku tidak bisa marah atas sikapnya tadi.

    Benar dugaanku. Setelah peristiwa itu Anton tidak muncul-muncul. Hampir dua minggu aku menunggu, tak kelihatan juga batang hidungnya. Akhirnya aku memaksakan untuk datang ke rumahnya di jalan Borobudur. Betapa terkejutnya aku, ketika ibunya bilang Anton sudah berangkat ke Jakarta, untuk mengadu nasib di sana. Niat hati ingin menyampaikan masalah ini kepada ibunya bahwa aku dan Anton telah berbuat hal layaknya suami istri. Tetapi mulutku tidak bisa bersuara. Aku hanya menahan nafas dan mengehembuskannya dalam-dalam.

    Saat paling membuatku berdebar-debar adalah saat aku tidak mengalami menstruasi. Aku kalut, Beberapa macam pil yang disebut orang-orang bisa untuk menggugurkan kandungan, kuminum. Tetapi, aku tetap terlambat datang bulan. Aku makin kalut. Apalagi aku harus hengkang dari rumah, karena rumah kami sudah laku dijual. Aku harus ke Surabaya, tidak ada jalan lain.

    Bulan kedua aku lewati dengan mengurung diri di kamar di ruman Mbak Mira, kakak sulungku. Di rumah ini tinggal juga suaminya, Mas Sancaka, dan anak tunggalnya Sarma, yang masih balita. Selain itu pula ada pula Mas Sudrajat, adik Mas Sancaka, yang hingga kini masih hidup membujang.

    Sebulan dirumah Mbak Mira, aku sudah tidak bisa menyembunyikan diri lagi. Ketika Mbak Mira tidur aku mengutarakan permasalahanku ini kepada Mas Sancaka, dan berharap dia bisa memeberikan jalan keluar terbaik bagi diriku.

    “Besok kamu ikut aku. Kita harus menggugurkan anak haram itu”, kata Mas Sancaka, “Dan Mbak Mira tidak perlu tahu musibah ini”, tambahnya. “Kamu masih punya uang simpanan?”, katanya.
    “Satu juta”, jawabku singkat.
    “Besok pagi kita ambil, kekurangan uangnya biar aku yang tanggung”, kata Mas Sancaka.

    Keesokan pagi harinya aku dibawa ke dokter yang ada dikawasan lokalisasi di Surabaya. Di tempat yang tidak terlalu luas itu, kandunganku digugurkan. “Biayanya Rp. 1,6 juta, itu belum termasuk biaya kamar, biaya perawatan, dan obat-obatan. Siapkan saja uang sekitar Rp. 2 juta”, kata dokter yang merawatku kepada Mas Sancaka.

    Aku memandangi Mas Sancaka untuk meminta reaksi atas ucapannya tadi malam. “Ya, Dok. Ini kami membawa uang Rp. 1 juta, nanti saya akan ambil uang di ATM untuk melengkapi seluruh biayanya”, kata Mas Sancaka kepada dokter yang akan menggugurkan kandunganku, sembari melirikku. Lega rasanya aku dibantu kakak iparku. Dibenakku aku punya harapan untuk kuliah kembali, agar jadi ‘orang’.

    Uang Rp. 1 juta kuserahkan, dan dalam waktu sepuluh menit aku sudah tidak sadarkan diri. Ketika aku bangun, aku telah berada di ruangan yang sama sekali tidak aku kenal. Ada seorang perawat disini. “Jangan banyak bergerak dahulu ya jeng”, kata perawat itu yang kira-kira berusia 40 tahun. dia kemudian menyeka keringatku dan meneyelimuti tubuhku dengan baju putih.

    Cerita Sex Melayani Nafsu Bejat Ketiga Ipar Ku Sendiri

    Cerita Sex Melayani Nafsu Bejat Ketiga Ipar Ku Sendiri

    Tak lama kemudian Mas Sancaka datang dan membawa buah-buahan untukku. Aku tersenyum kepadanya. Diapun membalas senyumku. Diusapnya rambutku, dan diciumnya keningku.

    “Sus, meski kami menggugurkan kandungannya, tetapi kami ingin tetap menikah. Kami hanya merasa belum siap saja. Saya ingin Mila menjadi istri kedua”, kata Mas Sancaka kepada perawat itu, tanpa meminta persetujuanku kalau aku pura-pura jadi WIL-nya.

    Sehari kemudian aku pulang. Tetapi aku tidak diijinkan untuk pulang ke rumah Mbak Mira oleh Mas Sancaka, Aku justru dibawanya kesebuah hotel. “Kenapa disini, Mas?” tanyaku.

    “Kamu masih kelihatan pucat. Jangan pulang dulu, kamu tidur disini sekitar 3 sampai 4 hari dulu, nanti baru pulang. Lagian Mas Sancaka sudah bilang ke Mbak Mira, bahwa kamu balik sementara ke Bandung untuk keperluan menjenguk saudara”, katanya. Aku mengikuti saja sarannya tersebut.

    Hari-hari pertama Mas Sancaka bersikap sopan kepadaku, Dia tampak mengasihiku. Tetapi, pada hari kedua, Mas Sancaka mulai berubah, setelah berbaringan di sebelah tubuhku, Mas Sancaka secara mengejutkan memintaku untuk memegang ‘senjatanya’.

    “Aku nggak kuat, Mila. Tolong kamu pegang-pegang penisku sampai ‘keluar’, agar kepalaku tidak pusing. Mbakyumu sedang mestruasi. Jadi aku tidak melakukan hubungan badan selama dua hari ini, biasanya kami melakukannya setiap hari”, begitu kata Mas Sancaka beralasan kepadaku.

    Ingin rasanya aku menolak, tetapi bagaimana lagi? Mas Sancaka telah begitu berbaik hati kepadaku. Kupikir tidak ada salahnya aku melakukannya sekali ini untuk membalas kebaikan-kebaikan Mas Sancaku kepadaku selama ini, khususnya saat-saat seperti ini. Dengan malu-malu aku melakukan apa yang dimintanya,

    Kulihat penis Mas Sancaka masih tertidur, panjangnya lumayanlah, aku mulai mengusap-usap batang penis Mas Sancaka secara lembut. Sedikit demi sedikit aku mulai melihat reaksinya, Penis Mas Sancaka sedikit demi sedikit mulai mengembang dan membesar, tanganku merasakan penisnya yang bergerak-gerak hingga akhirnya tidak bisa bergerak lagi, karena seluruh batang penisnya telah tegang dengan sangat kerasnya.

    Mas Sancaka kulihat memejamkan matanya menikmati permainan ini, aku semakin berani untuk memain-mainkan penisnya, kuusap, kugosok-gosok dengan jariku dan terakhir aku mulai mengocok-ngocok penis Mas Sancaka secara turun naik, kulihat tubuh Mas Sancaka kadang-kadang menggeliat merasakan kenikamatan ini, sampai akhirnya tiba-tiba tubuh Mas Sancaka tiba-tiba mengejang, penisnya terasa panas sekali, kulihat kepala penisnya kini berubah warnanya menjadi sangat merah sekali dan berdenyut-denyut.

    Tiba-tiba Mas Sancaka memejamkan matanya sangat erat, bibirnya seperti menggigit menahan sesuatu yang amat luar biasa, tidak lebih dalam hitungan dua detik, tiba-tiba aku melihat cairan kental menyemprot deras keluar dari batang penisnya Mas Sancaka, cairan spermanya muncrat banyak sekali seiring dengan itu tubuhnya berkelejat-kelejat sampai pada akhirnya spermanya habis,

    Tubuhnya jatuh lunglai dan kulihat wajah Mas Sancaka tersenyum puas. Perlahan-lahan aku membersihkan tubuh Mas Sancaka yang belepotan spermanya, kubersihkan dengan perlahan-lahan sambil memijat-mijat tubuh Mas Sancaka, hingga akhirnya Mas Sancaka tertidur di ranjangku.

    Di hari kedua aku benar-benar tidak mampu menolak permintaannya, saat aku sedang mandi tiba-tiba pintu kamar mandiku diketok oleh Mas Sancaka, ketika kubukakan, tiba-tiba Mas Sancaka menerkamku dengan buasnya. “Kalau kamu tidak melayaniku, maka kasus pengguguran ini akan kuberitahukan kepada Mbak Mira”, ancamnya.

    Maka, aku tidak mampu menolak keinginannya ini, Semalaman itu aku harus melayani Mas Sancaka ronde demi ronde. Sejak saat itu aku semakin tidak punya keberanian untuk menolak keinginan Mas Sancaka untuk mencicipi kehangatan tubuhku yang masih sintal, dan rapatnya liang vaginaku, karena aku memang belum pernah melahirkan.

    Perbuatannya ini tidak hanya dilakukan di hotel saja, tetapi sudah mulai berani dilakukan di rumah Mbak Mira, Hampir Setiap tengah malam menjelang pukul 3 pagi, Mas Sancaka selalu mengendap-endap menuju kamarku dan mengetuk kamar tidurku untuk meminta jatahnya, karena aku takut suatu waktu akan ketahuan akibat Mas Sancaka mengetuk pintuku maka aku setiap tidur tidak pernah mengunci kamar tidurku.

    Yang membuatku semakin tertekan adalah tiba-tiba pada suatu hari tubuhku serasa terindih sesuatu, ketika aku membuka mataku alangkah kagetnya aku, karena yang menindih tubuhku adalah Mas Sudrajat, adik Mas Sancaka, aku ingin berteriak, tetapi Mas Sudrajat menutup mulutku sambil mengancamku. “Awas, kamu tidak perlu berteriak, Jika tidak saya akan melaporkan perselingkuhan kamu dengan Mas Sancaka kepada Mbak Mira. Aku telah mengetahui kejadian ini sejak minggu lalu, lalu apa salahnya jika kamu melakukannya kepadaku juga”, ancamnya.

    Sejak saat itu aku menilai Mas Sudrajat sama bejatnya dengan Mas Sancaka. Hingga mulai saat itu hampir setiap hari aku melayani dua pria. Antara pukul 12 malam sampai denga pukul 1.30 pagi aku melayani Mas Sudrajat, dan Antara pukul 3 pagi sampai dengan pukup 4 pagi aku harus kembali bergumul dengan Mas Sancaka. Tubuhku benar-benar sebagai pelampiasan nafsu kedua saudara-saudara iparku.

    Bahkan menurutku Mas Sudrajat adalah orang paling bejat didunia ini, ia bahkan menceritakan perselingkuhan kami kepada Mas Suwono yang tinggal di jakarta. Ketika suatu saat Mas Suwono menginap di rumah Mbak Mira berkaitan dengan tugas kantornya. Dia tidak tidak sungkan-sungkan masuk kekamar tidurku malam hari bersama dengan Mas Sudrajat untuk kembali merasakan kehangatan tubuhku.

    malah pernah suatu kali ketiganya tiba-tiba berkumpul di kamarku dan benar-benar menguras seluruh tenagaku, hingga aku pernah pingsan menahan kenikmatan yang datang bertubi-tubi tanpa hentinya dari ketiga saudara iparku yang menggilir aku secara bergantian. Hingga akhirnya puncak dari seluruh kenikmatan tersebut adalah kelelahan yang luar biasa, aku knock out alias KO!

    Lebih celaka lagi ketika suatu saat Mbak Mira pada siang hari datang ke kamarku dan menemukan celana dalam suaminya ada di kamarku. Aku sangat yakin Mbak Mira mengetahui kalu suaminya sering masuk ke kamarku. Mbak Mira hanya diam saja. Dia hanya melemparkan celana dalam suaminya itu kewajahku.

    Dan, sejak itulah Mbak Mira jarang mengajakku bicara. Ketika kuceritakan kejadian ini kepada Mas Sancaka, Diluar dugaan di berkata, “Mila, Mbak Mira sudah tidak kuat lagi melayani nafsuku, pernah kusampaikan aku punya pacar seorang janda muda, dia diam-diam saja”, kata Mas Sancaka.

    Aku tercenung. Napasku terasa berhenti di tenggorokan. Kasihan Mbak Mira. Tetapi siapa yang menaruh rasa belas kasihan kepadaku? Aku telah melayani nafsu biadab ketiga saudara iparku. Ingin rasanya aku lari minggat dari rumah Mbak Mira, Tetapi kemana aku harus menetap? aku tidak ingin menjadi seorang Wanita Tuna Susila, dan aku sudah tidak memiliki uang pula untuk menyambung hidup jika aku minggat.

    Sampai akhirnya sedikit demi sedikit keberanianku benar-benar hilang sama-sekali, dan hingga sampai ini aku masih harus tetap melayani nafsu binatang ketiga lelaki iparku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • NAFSU IBU INTAN BERTUBUH HOT

    NAFSU IBU INTAN BERTUBUH HOT


    1104 views

    Cerita Sex ini berjudulNAFSU IBU INTAN BERTUBUH HOTCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Setelah kejadian hari itu besoknya jam 09 pagi Robby dengan hanya memakai celana dalamnya sedang tiduran santai di kamar kostnya yang tidak jauh dari Kampus UNDIP. Tubunya yang atletis itu ia biarkan terbuka dan tersiram oleh dinginnya AC. Robby saat itu sedang membaca sms yang baru diterimanya dari Bu Intan.

    Sayang, kamu nakal ya kemarin,demikian isi sms Bu Intan.
    Habis aku ngiler banget lihat Bu Intan dengan kebaya kemarin. Pas banget. Bu Intan semok banget, Bu, balas Robby.
    Masa sih say?tanya Bu Intan.
    Iya, Bu. Pengen banget aku meluk Bu Intan yang lama banget,Robby meneruskan rayuannya.
    Ibu tau kok nak Robby sering curicuri pandang selama ini sama ibu, sms Bu Intan.
    Iya, Bu. Aku udah lama emang suka liatin Bu Intan,balas Robby.
    Hmm, jadi nak Robby mau pacarin ibu iya? tanya Bu Intan.
    Iya, Bu. Aku kangen ama Bu Intan. Aku suka ama Bu Intan,balas Robby.
    Tau ga saynak Robby bikin ibu blingsatan lho kemarin,sms Bu Intan.
    Bu Intan!?tulis Robby dalam smsnya.
    Apa say.., balas Bu Intan.
    Aku pengen banget jumpa, Bu,sms Robby.
    Aku juga nak Robby,balas Bu Intan. Aku penasaran lho,Bu Intan melanjutkan smsnya.
    Aku juga, Bu. Aku pengen jumpa dan berduaan sama Bu Intan,rayu Robby dengan mantap.
    Aku juga sayang,jawab Bu Intan.
    Besok sore bisa ga, Bu?tanya Robby.
    Aku ga mau kalau sore. Aku maunya dari pagi sampai besok paginya,sms Bu Intan.

    Isi smsnya ini memang menunjukkan nafsu seksnya yang sangat besar terhadap pemuda itu.

    Ohh Bukapan?balas Robby.
    Pokoknya kalau sudah ada waktu nanti Ibu kasih tahu,jawab Bu Intan.
    Iya, Bu. Dari dulu sejak pertama lihat Bu Intan, aku selalu menghayal bisa ngentot sama Bu Intan,sms Robby.
    Ibu juga. Mata nakalmu bikin Ibu sering gatal pengen ngentot sama kamu say,balas Robby.
    Lalu Bu Intan melanjutkan lagi,Udah satu tahun ini Ibu ga pernah lagi main sama suami. Ibu gatel banget say,sms Bu Intan.
    Oh Bu. Aku pengen segera jumpa sama ibu,tulis Robby dalam smsnya.
    Iya sayang. Ibu juga udah pengen banget. Kemarin aja seandainya lagi ga ada acara ibu udah pengen ditidurin sama Dominoqq Online

    kamu. Apalagi pas pegang kontolmu yang besar dan panjang itu sayibu sange banget sebenarnya waktu itu say,

    Demikianlah smssms antara dua manusia yang memasuki lingkaran perselingkuhan itu. Dan ketika bersms itu, Bu Intan sama halnya dengan Robby sedang sendirian di kamarnya. Ia nyaris bugil karena nafsunya pada pemuda yang bernama Robby itu.Bu Intan hanya tinggal berdua suaminya di rumahnya, serta dua pembantu.

    Anak paling besar lakilaki sudah menikah dengan 1 anak tinggal di Yogyakarta, anaknya nomor dua Windya Ristanti menikah dengan kakak Ilham yang temannya Robby, sementara anaknya yang paling kecil perempuan, kuliah di UGM. Jadi ketika suaminya kerja, Bu Intan hanya ditemani pembantu.

    Dan ini membuat Bu Intan dan Robby saling memupuk fantasi birahi di antara mereka. Mereka dengan leluasa merayu dan dirayu melalui telepon atau sms.Bu Intan begitu rindubirahi dengan batang perkasa pemuda itu. Ia sudah pernah mengocoknya.

    Bahkan Bu Intan merasa jemarinya hampir tidak bisa melingkari batang kontol pemuda itu ketika kontol itu menegang maksimal. Dan Bu Intan sering sangek berat manakala membayangkan kontol Robby yang besar dan panjang itu mengeras dalam genggamannya.

    Dan itu sering membuatnya gelisah di ranjangnya. Ia sangat ingin kontol besar pemuda itu mengentoti memeknya yang sudah sangat gatal. Hayalnya membayangkan pertemuan kelamin mereka akan sangat menempel ketat karena besarnya kontol Robby. Ia sering membayangkan pinggul pemuda itu yang nampak kokoh bergerak naik turun di antara selangkanganya

    . Bu Intan berjanji dalam hati akan sepenuh perasaan menikmati entotan pemuda itu, ketika waktunya tiba. Bu Intan sangat yakin saat yang ia nanti tidak akan lama lagi. Nafsu seksualnya sangat menuntut untuk disalurkan sepuasnya.

    Beberapa hari kemudian Bu Intan langsung menyuruh pembantunya pulang kampung beberapa hari ketika suaminya, Pak Suriono Rusmanto, mengatakan akan mengikuti Diklat selama seminggu di Jakarta.

    Sayang besok siang jam 12 ke rumah iya,demikianlah pesan singkat Bu Intan pada Robby.
    Emang bapak kemana, Bu,tanya Robby dengan dada bergetar.
    Barusan berangkat ke Jakarta. Bapak ngikutin Diklat seminggu di sana,sms Bu Intan.
    Oh Iya Bu Intan sayang. Aku kangen Bu,
    Mmuuah,balas Bu Intan. Ohhhmmuuaahhhmmmuuaahhh.,demikianlah Robby semakin memanaskan suasana birahi wanita paruh baya itu.

    Esoknya dengan motor Tiger2000 miliknya, Robby memasuki gerbang rumah Bu Intan. Siang itu suasana sekitar rumah Bu Intan memang sepi. Di balik pintu yang terbuka sedikit itu, Robby bisa melihat Bu Intan sedang menunggunya masuk.

    Bu Intan memakai celana sangat pendek yang begitu ketat. Bahkan gundukan memek Bu Intan tercetak dengan jelas karena celana pendek tersebut terbuat dari bahan katun tipis. Di bagian atas Bu Intan memakai kemeja longgar yang bagain bawahnya nyaris menutupi seluruh celana pendek Bu Intan, sehingga Bu Intan sekilas seperti telanjang hanya memakai kemeja.

    Bu Intan dengan lenggok gemulai penuh birahi menyambut masuknya anak muda itu. Ia langsung meraih pinggang Robby dan merapatkan tubuh sintalnya ke tubuh pemuda itu. Bu Intan dengan gaya manja menengadah memandang wajah Robby. Bu Intan meraih tangan Robby lalu melingkarkan tangan tersebut agar merangkul pinggulnya.

    Ga kemanamana kan hari ini?tanya Bu Intan manja.
    Nggak Bu,jawab Robby dengan suara parau. Ia belum menguasai keadaan itu, akan tetapi telapak tangannya mengusapi pinggul Bu Intan.

    Mereka beriringan berjalan, dan kaki Bu Intan sepenuhnya menuntun langkahlangkah mereka dalam ruangan itu. Bu Intan lalu menghentikan langkahnya di depan sebuah pintu kamar yang terbuka. Ia memutar lalu menghadap Robby. Robby dengan lugas mengikuti setiap bahasa tubuh Bu Intan. Bu Intan memeluk tubuh Robby dan menyandarkan beban tubuhnya pada pemuda itu. Kedua tangannya bergerak melingkari leher Robby. Ia menatap mata Robby lalu tersenyum nakal.

    Muuahh,Bu Intan meruncingkan bibirnya dan mengecup manja ke arah mulut pemuda itu, tanpa menyentuh mulut itu.

    Dan detik itulah Robby mengambil alih suasana. Robby langsung mengetatkan remasannya pada pinggang Bu Intan. Lalu dengan tatapan nanar Robby membuka mulut. Dengan penuh gelora birahi, Bu Intan membuka memejamkan mata dan secercah bibirnya. Robby langsung mengulum bibir Bu Intan dengan sepenuh nafsunya. Bu Intan menyambut lumatan mulut Robby dengan megeluarkan lidahnya.

    Bu Intan dapat merasakan nafsu yang panas pada mulut, bibir, dan lidah pemuda itu. Dan dengan geliat bibir dan lidah yang sama panasnya Bu Intan menyambut semua itu sepenuh raganya.Bu Intan sangat ingin Robby tahu bahwa ia memiliki nafsu yang sama dengan dirinya.

    Ngmmmahhhmmccppppphhhh..nngghhh,mereka samasama mendesahkan hal yang sama ketika mulut mereka sejenak terlepas untuk mengambil nafas.

    Tapi hanya sejenak, karena mulut mereka kembali berpagut dan saling melahap. Bu Intan memutar kepalnya agar mulutnya bisa mendapatkan posisi yang pas untuk memaguti dan mengemuti semua bibir Robby. Robby begitu berdebar menyadari nafsu yang ditunjukkan Bu Intan, sehingga ia tidak ragu meremasi pantat Bu Intan yang bahenol. Robby meremasi pantat montok itu dengan ketat dan vulgar. Ia menekannekankan pantat Bu Intan agar kontolnya memperoleh gesekan yang nikmat.

    Mmmmcccpppahhhmmccppphh.mmmcccppphhhmmmhhhcccpp phhhnngggmmmcccpppmmmhhhBu Intan begitu menguasai aksi ciuman itu. Ia meruncingkan bibirnya dan mengecupi bibir Robby berkalikali.

    Lalu tangan kanan Robby bergerak ke atas. Ia menempatkan telapaknya di gundukan buah dada Bu Intan lalu perkahan meremasi buah dada itu. Robby begitu bernafsu ketika telapak tangannya bertemu dada yang sangat besar. Ia sadar buah dada Bu Intan memang besar. Dan masih padat. Walau terhalang kemeja, akan tetapi Robby betulbetul merasa puas meremasi dada itu.

    Nnnggmmmmhhhhssshhh,Bu Intan langsung mendengus ketika merasa dadanya diremas perlahan.

    Ia makin mengetatkan rangkulannya di leher Robby. Bu intan mengecapecapakan mulutnya di mulut Robby. Ia mencipoki bibir pemuda itu penuh nafsu. Kadang lidahnya terjulur keluar untuk menjilati mulut Robby.

    Ohhh,Bu Intan sejenak menengadah akibat nikmatnya remasanremasan Robby di buah dadanya. Lalu sejurus kemudian ia kembali memaguti bibir Robby.Nnngggmmmmccccpppsshhh,Bu Intan mendesah penuh birahi. Dominoqq Online

    Kali ini ia menarik tubuh Robby memasuki kamar yang terbuka. Dengan tubuh masih saling menempel ketat dan bibir saling pagut, Robby mendorong daun pintu untuk menutup. Setelah daun pintu tertutup, Bu Intan kembali mengarahkan langkah kaki mereka. Bu Intan lalu mendudukkan Robby di ranjang. Bu Intan berdiri, sementara Robby duduk di ranjang. Syahwat Bu Intan memang sangat liar, dan mereka sekarang bahkan berada di kamar yang biasa digunakan Bu Intan dan suaminya.

    Hayal liar Robby benarbenar jadi nyata. Kini ia duduk di ranjang, sementara itu Bu Intan berdiri di antara kedua pahanya yang terbuka. Robby langsung mengarahkan mulutnya ke perut Bu Intan. Ia menyibakkan kemeja longgar itu untuk melihat padat dan mulusnya perut Bu Intan. Robby mencucupi, menciumi, dan menjilati seluruh perut Bu Intan. Dengan bernafsu Robby menjilati dan memaguti kulit perut Bu Intan. Kedua tangan Robby mendekap pinggul Bu Intan. Kadang Robby meremasi pantat dan pinggul Bu Intan.

    Bu Intan benarbenar merasa dimanjakan dan dibutuhkan oleh aksi Robby. Ia kadang menggelinjang saat mulut Robby menelusuri perutnya dan pinggulnya. Kadang ia kegelian. Mata Bu Intan terpaku pada seluruh aksi Robby itu. Tangan Bu Intan meremas rambut Robby, dan kadang Bu Intan mendesakkan pinggulnya ke tubuh Robby. Nafsuy seks Bu Intan yang nakal membuatnya meraih pakaian Robby, ia melepaskan pakaian itu sekaligus dengan singlet sport yang menempel tubuh Robby. Kini tubuh bagian atas Robby telah telanjang.

    Mengetahui kenakalan syahwat Bu Intan itu, Robby makin liar menciumi dan menjilati perut dan pinggul Bu Intan. Robby lalu membalik tubuh Bu Intan dan melancarkan pagutan bibirnya di punggung Bu Intan. Bu Intan seketika menggelinjang.

    Nnnggghhhh.mmmhh.,Bu Intan mendesah.
    Ngggccppp.mmmmccppphhhh,Robby memuaskan hayal birahinya makin liar.

    Robby lalu menggerakkan tangan kanannya lalu menggapai batang paha Bu Intan yang kenyal dan padat itu. Robby merabai dan meremasi pangkal paha yang mulus itu. Bu Intan mendesir, ketika rabaan tangan Robby yang bergerak dari bawah ke atas sepanjang batang pahanya kadang secara nakal berhenti persis di selangkangannya. Robby lalau meneruskan rabaan itu secara ketat dengan menggeseki selangakangan Bu Intan.

    Nnngggkkhhhhhhhh.,Bu Intan hanya mendesis.

    Aksi kedua insan berbeda usia itu bagaikan sebuah gerakan lambat. Mereka nampaknya benarbenar menikmati setiap detik persentuhan itu.

    Robby benarbenar memuaskan birahinya. Ia membolakbalik tubuh Bu Intan yang sedang berdiri itu dengan menjilati sepanjang pertemuan celana pendek ketat Bu Intan dan kulit pinggulnya. Wangi tubuh Bu Intan semakin merasuki syahwat Robby. Tangan kirinya perlahan membuka kancing kemeja Bu Intan. Bu Intan membantu, dan kini Bu Intan telah telanjang tubuhnya di bagia atas. Hanya menyisakan BH putih menampung besarnya tetek Bu Intan.Nafsu seks Robby benarbenar meningkat.

    Nggmmhhaahhhh.mmcccppphhhmmmhhhccppp,Robby terus menciumi dan menjilati kulit mulus Bu Intan.

    Tangan Robby lalu bergerak lagi sambil menciumi pinggul Bu Intan. Robby menari celana pendek Bu Intan perlahan. Mulut Robby langsung menyergap setiap kulit terbuka ketika celana pendek Bu Intan mulai turun. Kahirnya celana pendek itu meluncur ke bawah.

    Nggghhh.oohhhhmmmcccppphhh.mmccpphhhooohh Bu. mmmhhhh mmmhhhohhh Bu mmmmcccppphhh mmmccpphh, Robby mendengus manakala akhirnya ia kini melihat celana dalam Bu Intan yang berwarna hitam.

    Robby langsung membuka mulut lalu memagut pinggul padat Bu Intan persisi di pertemuan celana dalam itu dengan kulit pinggul Bu Intan. Kedua tangan Robby kini masingmasing meraba dan meremas batang paha Bu Intan, dan menggelitiki paha itu.

    Mmmhhhmmhhhnnngghhh., Bu Intan mendesahdesah.

    Wajahnya tertunduk menyaksikan semua perbuatan anak muda itu di sekitar pinggul dan selangkanagnnya. Dan Bu Intan bisa melihat kulit mulusnya di sekitar pinggul kini telah dihiasi cupangancupangan merah. Rabaan dan remasan Robby di pahanya membuatnya nanar, ia mendesakkan pinggulnya ke tubuh pemuda itu sambil kedua tangannya meremasi secara ketat rambut hitam Robby.

    Robby perlahan membuka retsleting celananya. Ia secara cepat melepaskan celana jeansnya. Kini mereka hanya ditutupi celana dalam dan beha. Nafsu seks di antara mereka makin bergelora.

    Bu Intan lalu bergerak. Ia mengangkat kaki kanannya ke sisi tempat tidur. Robby menyambut kaki itu, lalu Robby meraih kedua pangkal paha Bu Intan. Bu Intan akhirnya duduk dalam pangkuan Robby. Bu Intan mengangkat satu lagi kakinya, dan ia kini duduk mengangkangi Robby. Mereka saling peluk dengan ketat. Wajah mereka sangat dekat. Mereka saling pandang dengan nanar, lalu kedua mulut mereka membuka dan medekat.

    Nnngggmmmhhhcccppphhh.,begitulah bunyi pertemuan mulut mereka. Dengan mata terpejam Bu Intan dan Robby saling memagut dan melumat. Lidah mereka meliukliuk member kepuasan pada hayal masingmasing.
    Mmmmcccppppmmmuuuhhmmccppphh,bunyi cipokan dan jilatan mengiringi ketatnya aksi kedua insan itu.

    Bu Intan merasakan memeknya bertemu dengan gumpalan daging yang hangat dan besar. Bu Intan menggerakkan pinggulnya menggesiki kontol Robby dengan memeknya. Walaupun mereka masing memakai celana dalam, gesekangesekan antara kontol dan memek itu begitu membuai nafsu. Bu Intan mendesakkan selangkangannya ke selangkanagn Robby. Robby membalas dengan menekankan kontolnya ke memek yang mulai membesar itu. Bu Intan begitu dilanda syahwat. Ia mengayunayunkan pinggulnya. Ia begitu merasa nikmat menggeseki memeknya dengan kontol Robby.

    Mulut mereka kadang terlepas, lalu melekat lagi seakan hendak mencari sesuatu di mulut yang lain. Bu Intan memutarmutarkan kepala untuk mendapatkan posisi yang enak melumat bibir Robby. Tangan Robby merabai dan meremasi seluruh tubuh Bu Intan. Bu Intan benarbenar terbakar nafsu.

    Nnngghhhooohhh sayangmmmhhhhoohhhh,akhirnya Bu Intan mendesah. Ia menengadah menikmati semua itu.

    Pada saat itulah Robby membuka mulut menciumi batang leher Bu Intan. Dengan bernafsu ia menjilati dan mengecupi leher Bu Intan. Tangannnya lalu bergerak menurunkan tali beha dari pundak Bu Intan. Lalu mulutnya menggilir kulit pundak Bu Intan yang mulus itu. Lidahnya menjilatjilat. Bu Intan makin melengkungkan tubuhnya. Tangan Robby bergerak lagi membuka kaitan beha di punggung Bu Intan, dan seketika mata Robby menyaksikan pemandangn yang membuat birahinya makin panas. Buah dada itu begitu besar dan mulus.

    Oooo Bu Intan..hhhmmmcccppphh,Robby mendengus lalu mulutnya mencaplok tetek Bu Intan. Mulut Robby langsung mengisap ujung tetek itu.
    Ohhhh sayang,Bu Intan mendesah manakala mulut Robby mencaplok buah dadaya.Ohhh sayanghisap sayang..ohhh sayangisap susu ibu sayangoohhh Robby sayangohhh,Bu Intan mengerang.
    Mmmmccppphhhmmmcpphh,Robby benarbenar memuaskan dirinya dengan mengecupi dan menjilat susu Bu Intan.

    Ia mengemut dan mengisap. Kedua bukit susu Bu Intan memerah dihisapi Robby. Kadang puting itu ia hisap dengan kuat, membuat Bu Intan menjeritjerit. Mulut Bu Intan lalu terbuka dan ia mencium kuping Robby dan mendesahkan nafsunya di kuping itu. Robby mendengar semua desahan tertahan yang dibisikkan Bu Intan di kupingnya.

    Oooohhh sayang..ia gitu sayangohh hisap sayangemut ujungnya sayang.aaaahhhoohhh Robbyohhhh sayanghisap sayanagohhhh sayang hisap susuku..ohhhohhhh Robby kamu suka susuku sayangmmmhhhhmmghhhh..oohhh Robby,

    Robby mengemut puting susu Bu Intan, ia menariknya lalu melepasnya. Ia mengemut lagi, menarik puting susu itu, lalu melepasnya. Robby berulang kali melakukan hal itu di tetek kirikanan Bu Intan. Bu Intan menyaksikan semua perlakuan itu. Ia begitu merasa dicintai, dikagumi, dan dibutuhkan. Bu Intan meremasi rambut Robby.

    Selangkangan mereka betulbetul menempel sangat erat. Bu Intan ingin Robby tahu bahwa ia benarbenar menginginkan pemuda itu. Di telinga Robby, Bu Intan membisikkan bahwa ia suka dengan Robby. Selagi mulutnya menjilat, mengisap, dan mengemuti susu yang besar itu, Robby mendengar semua bisikan penuh nafsu Bu Intan.

    Mmmmhhhhmmmhh..ooohhohhh Robbyohhh sayang enaknya susuku dihisapin gituaahh isapin tetek ibu sayangkamu suka tetek ibu kan sayang..jilatin susu ibu sayangmmmhhhooohhhh..iyah gituh sayang..oohhh.ohh jilatin sayangohh sayang enaknyaohhh hisapin susukuohh sayang, kamu daru dulu pengen sama tetek ibu kan sayang..ohhh Robbydari dulu kamu sering bayangin tetek ibu kanohh Robby, ibu juga dari dulu pengen begini sama kamu Robby..oohhh dari dulu ibu juga pengen tetek ibu dihisapin sama kamu sayang..ohh Robby, susu ibu besar yah..

    kamu suka susu ibu yang besar ini kan sayangohh sayang dari dulu kamu sering membayangkan susu ibu yang besar ini kanohh sayang emut putingnya sayang..yahyahh..gitu sayangoohh enaknya sayang.oohhh sayang enaknya susuku dihisap seperti ituohhh sedot sayang..ohh sedot tetek ibu sayang..ohhhooohhh Robby enaknya. Dominoqq Online

    ohh sayangemut yang kuat sayangohh enaknya..ohhh sayangohh enaknya susuku dihisapin gitu.ohhh cupangin semua sayang..ohh..sayangohh Robby cupangin tetek ibu sayang..ohhh..,Bu Intan tak hentihentinya mendesahkan nafsunya di telinga Robby.

    Robby begitu bergelora mendengar desah nafsu ibu setengah baya itu. Ia mencupangi seluruh permukaan susu Bu Intan yang besar itu. Tangannya meremas pangkal tetek Bu Intan dan mulutnya melekati ujung susu besar itu. Ia terpejam melakukan itu semua. Ia begitu menikmati penyaluran nafsu seksnya yang telah lama ia dambakan terhadap wanita paruh baya itu.

    Getaran nafsu yang luar biasa membuat Bu Intan akhirnya mendesakkan tubuhnya. Tubuh Robby terdorong menimpa kasur empuk itu. Robby terlentang. Bu Intan merangkak mengarahkan kedua susunya untuk kembali dijilati Robby. Dari bawah mulut Robby menyedoti dengan kuat puting susu itu. Kedua tangannya meremasi susu besar itu.

    Bu Intan merasa puting susunya begitu membengkak karena nafsu. Dan hisapan dan emutan mulut Robby membuat puting itu memerah. Bu Intan merasakan memeknya sangat gatal dan basah. Bu Intan saat itu merasa sangat ingin segera dientoti oleh pemuda itu. Ia begitu menginginkan anak muda itu segera menggaulinya. Tetapi ia ingin memuaskan fantasi anak muda itu yang ia tahu sering menghayalkan tubuhnya.

    Sayang, ke tengah sayang,ujar Bu Intan. Dan Robby segera bergerak ke tengah.

    Kini Robby telentang di tengahtengah ranjang. Kepalanya menyandar pada bantal di ujung kepala kasur itu. Bu Intan mendekatinya sambil merangkak. Lalu ketika sampai di sisi kiri tubuh Robby, Bu Intan menunduk lalu melumat mulut Robby penuh nafsu, hanya sejenak. Bu Intan lalu berdiri pada lutunya, tangannya lalu bergerak ke selangkangan Robby.

    Bu Intan melepas celana dalam Robby. Robby begitu terpana dengan aksi ibu setengah baya itu. Tangan kanan Bu Intan lalu meraih kontol Robby. Mata Bu Intan melekat pada kontol itu. Bu Intan meremas kontol Robby dengan gemas, lalu bu Intan pun mengocok kontol Robby.

    Jemari Bu Intan nyaris tidak sanggup melingkari batang kontol itu. Tangan istri Suriono Rusmanto itu bergerak mengocoki dengan perlahan kontol pemuda itu. Dari perlakuannya itu sangat jelas tergambar bahwa Bu Intan memang sudah lama memendam nafsu seksnya terhadap Robby.

    Bu Intan yang bertelanjang dada dan hanya memakai celana dalam itu mengocoki kontol Robby penuh perasaan. Kemudian Bu Intan merebahkan tubuhnya merapat di sisi Robby, tangan kanannya masih mengocok kontol anakmuda itu.

    Kini mulut Bu Intan bergerak menciumi perut Robby. Bu Intan menunduk mencucupi, menjilati, dan memaguti kulit Robby mulai dari perut sampai dada. Di dada Robby, mulut Bu Intan membuka mulut lalu mengecup sebentar puting susu Robby sejenak lalu kemudian Bu Intan mengemuti puting susu itu penuh nafsu.

    Ohhh buoohh enaknya bu ohhnnngggghhhooohhhh enaknya kontolku dikocokin gitu buooohhhooohhh sayangooohhh Bu
    Intanooohh Bu Intan sayang.ooohhh kocok yang enak bu ohhh.nnnggghhhhssshhhaaaahhhhhssshhhhhhsssaaahhh h.oooh Bu Intan oohh oooohhh hisap putingku bu oohh.

    ooohhhssshhh iyahhhhhhssshhh ooohhh yahhh jilatin buooohhh enaknya,Robby mendengusdengus menahan nikmatnya jilatan dan emutan Bu Intan di putingnya, terutama kocokon tangan Bu Intan dikontolnya. Robby menggeliat menyaksikan semua aksi Bu Intan. Sementara Bu Intan semakin bernafsu mengemuti dan menciumi puting Robby, hal yang sama sekali belum pernah ia lakukan terhadap suaminya.

    Apalagi mendengar erangan penuh nafsu anak muda itu membuatnya makin suka. Bu Intan merasakan betapa batang kontol Robby yang dikocokinnya itu semakin kaku, semakain besar dan berdenyut.

    Bu Intan menggesek seluruh tubuhnya ke tubuh Robby. Ia semakin merapatkan tubuhnya. Syahwat Bu Intan semakin liar. Ia mengemut puting serta mengocoki kontol Robby dengan getaran tubuh yang panas.

    Ooohhhhh Bu Intan ooohhhhhssshhhhss,Robby makin mengerang saking menahan nafsunya.

    Mendengar itu, Bu Intan menyudahi emutannya di puting Robby. Tetapi tangannya tetap memegangi kontol Robby. Bu Intan mengangkat wajahnya. Ia tersenyum mesum pada Robby, matanya berkilat penuh birahi. Masih dalam keadaan berbaring di sisi Robby serta tangan yang meremasi kontol, mulut Bu Intan mendekati mulut Robby.

    Bu Intan membuka mulut lalu ia menciumi bibir Robby dan melumatnya. Robby balas mengeluarkan lidah dan menyedot lidah Bu Intan. Tetapi hanya sebentar, karena Bu Intan menarik mulutnya. Mulut Robby terbuka, mulut Bu Intan kembali mendekat. Mereka berciuman titpis saja, lalu Bu Intan menarik lagi bibirnya. Begitu terus sambil Robby merasakan enaknya kontolnya dikocokin Bu Intan.

    Nnngggmmhhhhh enak sayang?tanya Bu Intan.
    Ohh iya Bu. Enak Bu..,balas Robby.
    Ohhh sayang besarnya kontolmu ini. Ohh Robby sayang,Bu Intan memejamkan mata dan memagut mulut Robby.
    Ohh enak banget Bu kontolku dikocokin gitu,ujar Robby ketika bibir mereka kembali lepas.

    Bu Intan mendekatkan wajahnya semakin dekat, bibir dan hidung mereka bersentuhan tipis. Mereka saling pandang penuh nakal.

    Kamu dah lama pengen main sama ibu kan?tanya Bu Intan.
    Ohhh iya Bu Intan,jawab Robby.

    Ibu tahu kamu sering ngeliatin ibu dengan nafsu,ujar Bu Intan.Ibu tahu kamu sering curi pandang susu ibu kan?
    Kamu dari dulu pengen begini sama ibu kan sayangnnngggmmmhhhh..,ucap Bu Intan sambil memagut bibir Robby.

    Robby membalas dan kali ini ia tangannya bergerak. Ia meraih kepala pipi Bu Intan lalu menahan gerakan Bu Intan dan dengan begitu Robby secara rakus menjilati dan menciumi mulut wanita paruh baya itu. Bu Intan begitu suka dengan perlakuan itu.

    Oooo sayangkontolmu panjang sayangkontolmu keras banget Robbyohhh Robby ibu suka sama kontiolmu yang besar dan panjangoooohhh Robby ibu udah gatel banget sayangohh Robby sayang entotin ibu sekarang,Bu Intan menggeliatgeliat sambil menciumi bibir Robby.

    Ia lalu mendekap pipi Robby dan memberi isyarat agar Robby bangkit. Robby paham. Ia langsung bangkit dan kini Bu Intanlah yang telentang di kasur. Robby dengan tidak sabar bergerak ke selengakangan Bu Intan. Ia membuka paha Bu Intan, lalu menempatkan tubuhnya di antara paha yang terbuka itu. Ia memandangi celana dalam Bu Intan yang sudah basah. Ohhh memek ini busung banget, pikir Robby.

    Bu Intan melihat Robby menunduk dan kemudian ia merasakan celana dalamnya diciumi. Robby memang dengan bernafsu langsung menciumi celana dalam Bu Intan yang sangat merangsang dalam pandangannya itu. Robby membuka mulutnya melahap celana dalam itu.

    Bu Intan menaikkan pantatnya menyambut mulut Robby,Ooooohhhh sayangooohhh Robby buka celana dalam ibu sekarang sayang..oohhh sayang ibu pengen ngentot sekarang sayangooohhhibu udah sange banget sayang oohhh Robby entoti ibu sekarangnnhhhhnnnngggggssshhhhoohhh sayang entoti ibu sekarang,Bu Intan menggeliatgeliat dan menaikkan pinggul menggeseki mulut Robby.

    Robby yang memang sudah sangat bernafsu langsung membuka celana dalam Bu Intan. Dan ketika akhirnya celana dalam itu terbuka Robby bisa melihat lebatnya jembut Bu Intan. Memek Bu Intan yang montok membusung semakin merangsang Robby dengan adanya jembut yang lebat itu.

    Oooohhhh Bu Intan lebatnya jembutmu ohhh bu,ucap Robby lalu menunduk lagi dan menciumi memek Bu Intan.
    Ssssshhhhhhhnnnggggssshhh.,Bu Intan langsung mendesis bagai kucing ketika merasa kulit memeknya yang sensitif disentuh lidah Robby.

    Robby bergerak lagi menciumi pangkal paha bagian dalam Bu Intan. Ia mencupangui paha itu sampai memerah. Oooohhh Bu Intan memekmu tebal buohhh Bu Intanohhh Bu Intan memekmu montok banget Bu..ohhhssmmmmhhhhh,kembali Robby menjilati memek itu.

    Nnnnngggssshhhhhaaahhhhsshhh.aaahhh sayang entotin ibu sekarang sayangooohhhhhssshhhh.,Bu Intan kembali menggeliat mengangkat pinggulnya menyambut mulut Robby.

    Bu Intan merasakan lidah anak muda itu menjulur memasuki lobang memeknya. Ia merasakan mulut pemuda itu menciumi bibir memeknya yang sangat basah.

    Oooohhh sayangooohhhh sayangooohhh sayang,Bu Intan hanya bisa mendesah keeanakan. Dominoqq Online

    Akhirnya Robby menyudahi ciumannya di memek Bu Intan. Ia menempatkan posisi, lalu tangannya bergerak memegang kontolnya. Robby mengocok kontolnya sebentar, lalu kemudian ia mulai mengarahkan kepala kontolnya yang besar ke lobang memek Bu Intan. Robby mendorong sedikit dan ujung kontol itupun masuk sedikit ke lobang memek Bu Intan. Robby lalu bergerak menindih tubuh bugil Bu Intan.

    Bu Intan merasakan betapa kepala kontol yang besar itu mulai masuk sedikit ke lobang memeknya. Ia merasakan betapa kontol itu tegang dan besar. Bu Intan langsung menggerakkan kaki menjepit paha Robby. Ia merangkul bahu anak muda itu. Bu Intan memandang betapa warna birahi tergambar di wajah pemuda itu. Dan Bu Intan menyambutnya dengan memagut bibir Robby.

    Robby menempatkan siku di sisi kepala Bu Intan, lalu ia mulai menikmati kontolnya yang masih masuk sedikit itu. Robby mengocok lobang memek Bu Intan dengan kepala kontolnya saja. Dan itu membuat Bu Intan mendesahdesah merasakan nikmat.

    Oooooohhhhhsshhhhnnggghhhhmmmssshhh Robby ooohhhhssshhh,desahan Bu Intan begitu merangsang.

    Ia memejamkan mata menikmati kocokan kontol anak muda itu.

    Nnnnnggggsshhh sayangoohhh enaknya sayangooohhhh sayang oooohhhssss besarnya kontolmu sayang ooohhoohhh tekan lagi sayang..oohhh masukin terus kontolmu sayangooohhh sayang oooohhh Robby entoti lobang memek ibu ooo.,Bu Intan begitu penuh syahwat merasakan kontol muda yang sedang menggaulinya.

    Dan itu membuat fantasi seksnya makin liar.

    Oooohhh Bu Intan ohhhh enaknya ngentot sama Bu Intanoooh Bu Intan sayang ooohhhssshhssmmmhhh,Robby begitu bernafsu menggeluti dan mengocoki lobang memek ibu setengah baya itu dengan kepala kontolnya.

    Lalu Robby kembali menggerakkan pinggulnya mendorong. Robby menekan lalu kontolnya yang besar dan panjang itupun masuk semua.

    Bu Intan langsung membuka mata. Ia merasakan besarnya kontol pemuda itu. Bu Intan begitu terangsang dengan panjangnya kontol itu serta tegangnya batang kontol itu. Ia melihat Robby terpejam. Bu Intan lalu menciumi mulut Robby lalu berbisik di telinga Robby,

    Ooooohhhh sayang besarnya kontolmu sayangooohhh enaknyaohhhh kontolmu panjang sekali Robby sayang..ooohhh sayang..oohhh Robby enak banget memek ibu sayang ooohhhsss nnmmmsshhooohh entoti lobang memek ibu sayang oohhhmmmmhhhhssshhh ooohhh Robby, kamu dari dulu pengen ngentotin ibu kayak gini kan sayangoooohhh sayang besarnya kontolmu Robby ooohhhooohh kocok memekku sayang..

    ooohhh ibu suka ngentot sama kamu nak Robby ooosshhh.ooohh senggamai ibu sayang.oohh entotioohhh sayangenaknya ooohhh Robby sayang gauli ibu sayangoohhhh,Bu Intan semakin menuntaskan fantasi birahinya terhadap anak muda itu.

    Robby begitu menikmati mengentoti wanita paruh baya itu. Ia menaikturunkan pinggulnya. Kontolnya yang besar keluar masuk lobang memek Bu Intan.

    Robby begitu terangsang dengan kemontokan dan ketelanjangan Bu Intan yang sedang digenjotinya itu. Kadang ia teringat dengan Ilham temannya dan kepada Pak Suriono suami Bi Intan, akan tetapi justru itu membuat nafsu birahinya terhadap Bu Intan makin tak terbendung. Dengan penuh perasaan ia mengentoti wanita paruh baya itu.

    Ia menekan kontolnya dengan dalam sehingga ujung kontolnya masuk sangat dalam, dan membuat Bu Intan menggelinjang penuh syahwat birahi.

    Ooooogghhhsshhh sayangkontolmu masuk dalam banget sayangoohhh Robby panjangnya kontolmu sayangoohhh tekan lagi sayang..ooohhh iyah sayangiyah sayang..oohhh yah gituh sayangoohhh iyah sayang..

    oohhh dalam banget kontolmu masuk Robby oohhh panjangnya kontolmu sayang..iyah..oohhh kontolmu samapi mentok rahim ibu sayangohhh sayang ohhh sayang tekan lagi sayangohhh sayang tekan sedalmnya sayang biar kontolmu masuk mulut rahim ibu sayangoohhh iyah sayang.

    .ohhhh yah gituhhohhh Robby kontolmu masuk rahim ibu sayangohhhh sayang kepala kontolmu masuk sayangoohhh sayang besar sekali kepala kontolmu sayangohhhh Robby kepala kontolmu masuk ke rahim ibu sayang ooohhhhssshhmmmhhh..sshhhaahhh kepala kontolmu masuk sampai rahim ibu nak Robby ooohhhh

    enaknya sayangoohhhh enaknya kontolmuohhh enaknya kontolmuohhhoohhh entotin ibu sayangoohhh enaknya entotanmu Robbyoohhh ebaknya entotanmu sayangoohhh Robby sayang..ibu keenakan sayangoohhh lobang memek ibu keeanakan sayangohhhh sayangooohhhsssmmmhh,

    Bu Intan begitu bernafsu dengan ukuran kontol Robby yang keluar masuk lobang memeknya. Bu Intan semakain menjepitkan kakinya ke paha Robby dan ia mendesakkan pinggulnya keatas menerima entotanentotan Robby. Bu Intan begitu bernafsu dengan kontol pemuda itu. Bu Intan sangat ingin setiap tusukan kontol Robby langsung memasuki rahimnya. Ia begitu gatal dan penuh birahi.

    Oooohhhh Bu Intan sayangenaknya menggauli tubuhmu Bu Intanohhh enaknya kontolku masuk memek Bu Intanooongggggsshhh aaahhhsss oohh Bu Intan enaknya lobang memekmu Buooohhh Bu Intanoooo Bu Intan rasanya kontolku masuk dalam banget bu.ooohhh enaknya mengentoti memekmu buoohhh Bu Intan sayangoohhh sayangooohhh sayangoohh bu aku keenakan buaku suka ngentot sama ibuoohhh,Robby juga memuaskan fantasi seksnya terhadap Bu Intan yang selama ini menggoda hayalnya.

    Oooohhhgghhsshhooohhh iyah sayangoh ibu juga suka ngentot sama kamu sayangibu bisa ketagihan ngentot sama kamu sayang..ohhh kontolmu besar sayang..ohhh sayang kontolmu panjang sayang..ohhh enaknya kontolmu.. ibu bisa ketagihan sayangooo.

    hhhhohh tekan lagi sayangoooggsshhh sayangku Robby oooohh .aaaaacccchhhsssshhhenaknya entotanmuoooouuugghhh sayang kontolmu mentok rahimku sayangoooghh sayang masuki rahim ibu sayangohhh enaknyaohhh enaknya.oooohhhgghhhsshh enaknya kontolmu,Bu Intan mendesakkan tubuhnya ke tubuh Robby untuk mendapatkan kenikmatan yang lebih.

    Selangkangan mereka kadang melekat erat. Pangkal batang kontol Robby sampai mentok dengan selangkangan Bu Intan. Kadang mereka saling memompa dengan cepat. Mereka saling menggenjot penuh birahi. Robby mendesakkan pinggulnya ke selangkangan Bu Intan. Ia begitu bernafsu menggagahi wanita paruh baya itu. Mereka kadang memiliki rasa hayal yang sama saat itu.

    Di mana mereka melakukan perselingkuhan yang penuh mesum itu di rumah Bu Intan, bahkan di ranjang yang biasa digunakan oleh Bu Intan dan suaminya Suriono Rusmanto. Dan itu semua hanya membuat hayal syahwat kedua insan berbeda usia itu makin bergelora dan nakal.

    Oooohhh sayangenaknya ngentot sama kamuohhh Robby ibu suka kontolmu sayang..iyah sayang..oohh iyahh sayangoohh iyah gituh sayangooohh entoti terus lobang memekku..oooghhh sayang enaknya entotanmuoohhh sayangku Robbyoooohhhooohhhooohhh ooohhh ooohhh ooohhhaaacccghhh sayang sebentar lagi ibu mau kelura sayang..

    ooohhh emtoti yang kuat sayang ooohh pompa memek ibuooohhh yahhh sayangoohh Robby oohh gagahi ibu sayangooocchhh sebnetar lagi sayangooohhh ooohhh ooohhhsss. Ooohhh ooohhh,Bu Intan makin merapatkan pinggulnya untuk mendapatkan tusukantusukan kontol Robby yang paling dalam.

    Oooohhhhh sayangku Bu Intanoohhh enaknya ngentoti memekmu buooohhh enaknyabu ooohhh Bu Intan lobang memekmu enak,Robby makin mempercepat entotannya.

    Ia makin mendesakkan pinggulnya ke selangkangan Bu Intan yang begitu terbuka.Ooooghh Bu Intan aku juga mau keluar buoohhh enak banget buoohggg enaknya kontolku bu,

    Ooohhhggg sayang entot yang dalam sayang.tusuk yang dalam sayangyahh masukin kontol panjangmu lebih dalam lagi sayang biar enak sayang oohgghhhhsshh..oogghh besarnya kontolmu Robbyohhgg makin tegang sayangoohgg kontolmu makin besar sayang.sayangku Robby tekan kontolmu lebih dalam sayang.oogghh masukin kontolmu makin dalam ke rahim ibu sayang

    Oohhh sayangku tekan kontolmu biar masuk rahim ibu sayangohhh yahhoohh yah oohh yahhh gituhh sayangohhhh sayangkumasukin rahimku sayangoohhh sayang keluarin spermamu sayangoogghh yahh sayang oohh masukin spermamu dalam rahim ibu sayangoohhh tekan lebih dalam sayang biar spermamu masuk rahim ibu sayangoohgggoosshh yah sayangkuoohhh yahh sayang.

    oohhh keluarin manimu sayangoohh sayang keluarin spermamu dalam rahimku sayangoogghh sayang ooohhssshhhss entotin lobang memek ibu sayangoohhsshhh Robby sayang keluarin spermamu yang banyak dalam rahim ibu sayang..ohhh sayang keluarin spermamu yang banyak sayangoohhggg Robby oohhh Robby sayang. Dominoqq Online

    keluarin spermamu yang banyak ke dalam rahim ibu sayang biar ibu hamil sayangooohhgggg sayangku Robby..ohhh sayangku Robby ibu pengen hamil oleh spermamu sayangoohhh yah entotin terus memek ibu sayangooohhh Robby ibu pengen hamil oleh kontolmu sayang

    Oohhh keluarin spermamu yang banyak dalam rahim ibu sayang biar ibu hamilooohh ibu masih bisa hamil sayangoohhh Robby sayang hamili ibu sayangoohhh sayang entot ibu samapai hamil sayangoohhh Robby hamili ibu sayangkamu pengen ibu hamil kan sayangooohhhsssmmmhh kamu pengen ngenotin ibu sampai hamil kan sayangoohhh oohhh keluarin manimu yang banyak dalam rahimku sayangooohhh Robby sayang hamili ibuaahhh hamili ibu sayangentoti ibu samapai hamil,

    Robby semakin liar menggenjot tubuh Bu Intan. Hayalnya benarbenar terpuaskan. Robby memang sering berhayal bisa ngentotin Bu Intan sampai ibu paruh baya itu hamil. Ia semakin menggoyangkan pinngulnya. Ujung kontolnya semakin gatal. Robby menusukkan kontolnya dengan tusukan yang dalam. Dan akhirnya ia merasa akan mengeluarkan spermanya.

    Ohhh Bu Intan aku mau keluarooooooooooooooooohhhhhhh sayangku Bu Intanaaacchhh ooohhh Bu Intan aku keluar sayang.ohhh spermaku lagi banyak buoohhh Bu Intan kuhamili kau Buoohhh Bu Intan aku keluaroohh Bu Intan ini spermaku sayangooooooooooooohhh ooooggghhhh sayang akan kubuntingin kau buoooooooooooooogghhh.,Robby menekan kontolnya sedalamdalamnya sambil mengerang.

    Selangkangan mereka menempel begitu ketat. Gerakangerakan ritmis dan otomastis mengiringi menempelnya kedua pinggul mereka. Gerakangerakan ritmis itu menandakan kedua kelamin mereka sedang memompakan sperma masingmasing. Bu Intan begitu puas oleh persetubuhan itu. Tangannya dan kakainya mendekap kuat pinggul dan pantat Robby.

    Bu Intan sangat ingin kontol pemuda itu masuk makin dalam ke rahimnya. Dan Bu Intan merasakan kepala kontol anak muda itu memasuki rahimnya dan ia merasakan kontol yang besar dan panjang itu berdenyutdenyut. Bu Intan merasakan kontol itu menggangukangguk dalam lobang rahimnya menyemprotkan sperma yang begitu banyak memasuki rahimnya. Bu Intan tidak tahu mengapa ia begitu ingin dihamili oleh Robby.

    Bu Intan mendesah setelah persetubuhan nikmat itu. Ia berbisik di telinga Robby, Ohhh sayang, spermamu banyak banget masuk rahim ibu. Oh sayang ibu bisa hamil sayangooogghhh sayangku Robby, ibu pengen banget hamil oleh kontolmu ini sayang,

    Nafas Robby menderuderu. Persetubuhan dengan Bu Intan yang bertubuh montok semok dan merangsang itu betulbetul menimbulkan nikmat yang luar biasa. Dan kini nafasnya dan nafas Bu Intan bagai bersahutansahutan.

    Robby mengangkat wajahnya, dan memandangi wajah wanita paruh baya itu. Lalu ia melumat bibir Bu Intan dan berbisk,

    Aku juga pengen ibu hamil. Ohhgghhh Bu Intan, sejak pertama kali bertemu ibu, aku sudah pengen banget menghamilimu bu..,desah Robby.
    Aku juga sayang. Sejak pertama kali jumpa sama kamu, ibu tahu kamu pengen ngentot sama ibu. Matamu yang sering curi pandang sama ibu membuat ibu tahu kamu pengen banget ngentotin ibu, dan ibu tahu kamu pengen mengahamili ibummmmhhhh,Bu Intan membalas dengan mengecup bibir Robby.

    Mereka bergelut sepanjang hari hingga malam Berkalikali Robby menyetubuhi Bu Intan Berkalikali Bu Intan merasakan rahimmnya disembur terusmenerus oleh mani Robby yang hangat dan kental Kontol Robby yang besar dan panjang benarbenar memuaskan dahaga liarnya yang binal Ia begitu meresapi tusukantusukan kontol besar dan panjang Robby di lobang memeknya Ia merasa kembali hidup penuh gairah Robby begitu merasakan kepuasan seksual yang penuh ketika menggagahi wanita paruh baya itu..

    bahkan mengetahui Bu Intan adalah istri orang semakin menggelorakan nafsu seksnya Ia begitu bernafsu setiap kali menggenjoti tubuh Bu Intan Dan ia selalu menghentakkan pinggulnya, menusuk sangat dalam ke lobang memek Bu Intan ketika kontolnya menyemprotkan mani ke dalam rahim Bu Intan.. Dan itu semua benarbenar memuaskan fantasi seksnya

    Sesudah permainan seks yang liar itu mereka sekali seminggu berjumpa di sebuah hotel. Dalam jangka waktu itu Bu Intan pernah merayu suaminya dengan gaya yang palsu Ia mengajak suaminya bersetubuh Bu Intan berbisik di telinga suaminya: Aku ingin punya anak lagi Dan setelah persetubuhan, Bu Intan ke kamar mandi membuang semua sperma suaminya.

    Dua setengah bulan setelah persetubuhan pertama, Bu Intan dan Robby kembali bergelut di ranjang sebuah hotel Di akhir persetubuhan Bu Intan menciumi leher dan telinga Robby, dan berbisik:Oh sayangaku hamil Aku mengandung anakmu..,

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Bermain di Panti Pijat

    Cerita Sex Bermain di Panti Pijat


    1103 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Bermain di Panti PijatCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Sudah menjadi tabiat ku, kalau aku tinggal sendirian, pintu depan akan ku mangga dari luar, seolah-olah rumah ini kosong aje. Aku akan keluar masuk ikut pintu dapur. Lampu dalam rumah juga aku padamkan kecuali lampu veranda.

    Lebih kurang jam 5 petang aku makan nasi sejuk. Awal aku makan kerana takut nasi dan gulai basi. Aku paling malas nak perangatkan lauk-pauk. Almaklumlah usia ku ketika itu baru meningkat 15 tahun.

    Nak menonton tv aku rasa boring. Dalam pada itu aku teringatkan bilik kecil di atas loting. Abah buat bilik itu untuk menyimpan perkakas kenduri seperti periuk besar, talam dan sebagainya. Baru minggu lepas abah bersihkan bilik itu.

    Aku naik ke bilik itu. Di situ ada sebiji bantal dan sehelai tikar mengkuang. Di situ juga terdapat majalah komedi ala Gila-Gila. Sambil berbaring aku baca ceritanya. Lama-kelamaan aku mengantuk lalu tertidur.

    Tiba-tiba aku dikejutkan oleh bunyi kereta. Kedengaran bertalu-talu pintu kereta dibuka dan ditutup. Rupa-rupanya jiran sebelah dinding, Bang Hasan dah balik membawa bersama isterinya, Kak Andrik. Riuh rendah mereka di sebelah.

    Bang Hasan begitu yakin rumah ku ini kosong, tak ada orang. Dia membuka pintu lalu masuk dan memasang lampu. Sibuklah bunyinya mereka berekamas itu dan ini. Tak lama kemudian rumah sebelah senyap. Tetapi bunyi tv masih kedengaran di ruang tamu. erdasarkan rancangan yang disiarkan itu, iaitu Dunia Jam 10, ternyata begitu lama aku tertidur di atas loteng ini.

    Perlahan-lahan aku merangkak menuju ke satu lubang yang bercahaya setentang dengan bilik Bang Hasan. Ianya tidak jauh dari tempat aku berbaring.

    Aku berjaya sampai di situ. Aku mula mengintai-intai. Lubangnya ialah lubang bekas paku lima atau enam inci, mungkin sebesar jari kelengkeng aje. Dari situ aku nampak keseluruhan bilik tidur Bang Hasan. Rupa-rupanya mereka sedang berdiri berhadap-hadapan.

    Waktu itu Bang Hasan sedang menanggal pakaian isterinya, Kak Andrik. Mula-mula baju kurung. Jadi terdedahlah buah dada Kak Andrik yang masih bercoli itu. Baju kurung tadi dikesampingkannya. Kak Andrik sendiri pula yang membuka cangkuk colinya. Lalu diletakkannya di atas katil. Buah dada Kak Andrik tidaklah besar. Kalau dengan buah epal tu, besar lagi buah dada Kak Andrik. Putingnya berwarna coklat gelap tetapi payu daranya agak cerah.

    Dengan kedua-dua belah tangannya, Bang Hasan meraba-raba dan meramas-ramas buah dada isterinya yang nampak pejal dan anjal aje itu. Sesiapa juga yang terpandang pasti teringin benar nak menjamah dan meramas-ramasnya.

    Manakala tangan Kak Andrik memaut erat bahu Bang Hasan. Ternyata Kak Andrik sedang menikmati rasa sedap apabila Bang Hasan berbuat begitu. Sambil meramas-ramas buah dada itu, Bang Hasan mengisap atau menyonyot tetek Kak Andrik.

    Kepala Kak Andrik berputar-putar menahan rasa nikmatnya. Nafasnya mula keluar masuk deras. Pada sesuatu ketika tertentu dia menarik nafas panjang, kesan daripada dia menahan nafas kerana menahan rasa nikmat teteknya dinyonyot.

    Kemudian kain dan seluar dalam Kak Andrik pula ditanggalkan. Itulah pertama kalinya ku dapat sekujur tubuh Kak Andrik dalam keadaan bertelanjang bulat. Kak Andrik memang lah perempuan yang dikira cantik jugak. Memandang tubuh bogel Kak Andrik membuatkan aku rasa inginkan sesuatu kenimatan dari tubuh itu. Sungguh istimewa rezeki mata ku hari ini.

    Aku lihat Bang Hasan mula beralih tempat. Dia berdiri di belakang Kak Andrik. Tangan Kak Andrik bermain dengan teteknya sendiri. Manakala tangan Bang Hasan meraba-raba bulu puki Kak Andrik. Bulu puki Kak Andrik halus dan tidak lebat. Tetapi tundun pukinya nampak cukup tembam. Oleh kerana bulunya tidak lebat maka alur puki Kak Andrik dapat juga ku lihat.

    Bertalu-talu jari jemari Bang Hasan mengusap alur puki Kak Andrik. Sementara mulutnya pula menyelusuri tengkuk dan bahagian belakang cuping telinga Kak Andrik. Pada waktu itu Kak Andrik mengerang dan merengek kesedapan.

    “Erh erh erh erh errrhhh errrrhhhh,” demikianlah suara Kak Andrik apabila tengkuk dan bahagian belakang cuping telinganya dicium dan dijilat oleh Bang Hasan. Kini tangan Bang Hasan naik ke atas, iaitu bermain dengan buah dada Kak Andrik. Kak Andrik terus-terusan mengerang begitu hinggakan aku di sebelah boleh mendengarnya.

    Sedar-sedar konek aku sudah keras. Manakan tidaknya. Kak Andriklah diantara perempuan yang memang kerap menarik perhatian ku. Entah berapa pulah kali tubuh Kak Andrik telah ku jadikan modal melancap. Otak seks aku telah melakunkan Kak Andrik dengan berbagai watak lucah.

    Namun kini aku sendiri dapat saksikan adingan seks Kak Andrik secara life dan percuma pulak tu. Adingan yang cukup nyata akan dapat ku nikmati di hadapan mata kepala ku sendiri. Nafas ku terasa sesak. Ku raba pelir ku. Aku dapati ianya keras dan kepalanya ada lendir yang keluar.

    Perlahan lahan ku usap batang pelir ku itu Aku bertekad tak akan melepaskan peluang yang sedia ada. Adingan persetubuhan Kak Andrik pasti akan ku lancapkan sepuas puas yang mahu. Aku pun dah seminggu tak melancap jadi memanglah pelir aku asyik nak keras aje. Sambil mata ku mengintai, pelir ku pula yang keras dan terasa sedap.

    Aku terus tekun menumpukan intaian ke bawah. Kak Andrik sudah sedia berbaring menelentang dengan mengorak kangkang yang agak luas. Baringannya betul betul pada kedudukan mata aku dapat melihat di bahagian bawah kangkangnya. Dan apabila Bang Hasan melapikkan sebiji bantal di bawah bontot Kak Andrik, tundun puki Kak Andrik nampak cukup jelas tertonjol.

    Jari telunjuk Bang Hasan tergosok gosok pada bibir dan kelentit puki Kak Andrik. Beberapa ketika kemudian dua batang jari Bang Hasan terus dibenamkan ke dalam lubang puki Kak Andrik. Sambil itu jari Bang Hasan dengan agak ganasnya mula mengorek gorek di situ.

    Setelah dibuai kesedapan, kini Kak Andrik nampak agak tidak selesa dengan kekasaran Bang Hasan itu. Berkerek gigi Kak Andrik dihurung kepedihan. Tangan Kak Andrik cuba menghala ke arah pukinya tetapi telah dihalang oleh Bang Hasan.

    “Tak mau cam ni bang… sakit.”…… Amat jelas dapat ku dengar keluhan dan rayuan dari Kak Andrik. Namun Bang Hasan hanya menjawab dengan agak kasar, “ahhhh…..”. Bang Hasan aku dapat rasakan kegeramannya yang amat sangat pada puki tembam Kak Andrik itu. Berkerut muka Kak Andrik apabila dua batang jari suaminya itu terus bergaru di dalam lubang puki yang sensitif itu.

    Setelah puas hatinya barulah Bang Hasan mencabut keluar jarinya itu. Aku dapat lihat bahawa pelir Bang Hasan sudah cukup keras terpacak dengan gagahnya. Aku dapat mengagak sememangnya pelir Bang Hasan jauh lebih besar dan lebih panjang daripada pelir aku sendiri. Bang Hasan merangkak ke celah kangkang Kak Andrik lalu melutut di situ.

    Tangan kirinya masih memegang batang pelirnya sendiri. Bang Hasan mengangkat lutut Kak Andrik ke udara dan dilipatkannya hala ke perutnya. Posisi tubuh Kak Andrik nampak cukup bersedia untuk membahagiakan pelir lelaki. Sehinggakan pelir aku sendiri pun terasa amat berkeinginan untuk berkubang dalam lubang puki Kak Andrik itu.

    Bang Hasan membasahi pelirnya dengan air liur sendiri. Berkilat kilat pelir Bang Hasan sesudah berlumuran air liur. Dengan bantuan tangan kirinya, Bang Hasan menyelitkan kepala pelirnya di celah alur puki Kak Andrik. Dengan kangkangan kaki yang dah terlipat hingga ke paras perut maka bibir puki Kak Andrik dengan tersendirinya juga sudah terselak luas.

    Cukup mudah Bang Hasan menyorong masuk batang pelirnya. Dengan sekali hentak saja seluruh kejantanan pelir Bang Hasan bercerop masuk ke dalam lubang puki isterinya. Bergegar sekujur tubuh Kak Andrik kerana terkejut dengan kekasaran Bang Hasan itu. Ku lihat Kak Andrik getapkan bibirnya. Urat kakinya nampak kejang sambil kakinya tertonjol tonjol ke atas. Dari reaksi yang Kak Andrik pamirkan, ternyata pukinya masih belum bersedia untuk menyambut pelir yang diterjah masuk secara ganas itu.

    Ku lihat Kak Andrik menggerakkan punggungnya. Mungkin cuba mencari posisi yang lebih sesuai untuk kurangkan kesakitan dan ketidak selesaan. Bang Hasan juga sama membetulkan posisinya. Dia lalu meniarapi Kak Andrik.

    Namun begitu, sikunya dijadikan tongkat untuk membolehkan dia menatap wajah isterinya yang ayu itu. Jadi sambil menghenjut dapatlah mulutnya menyerang pada mana saja bahagian muka Kak Andrik yang digerami.

    Pada waktu yang sama aku nampak punggung Bang Hasan mula turun naik. Lubang puki Kak Andrik yang sempit itu cukup rancak dikerjakan oleh batang pelir Bang Hasan. Sesaat ku lihat seluruh kepanjangan pelir Bang Hasan terbenam masuk ke dalam lubang puki Kak Andrik. Sesaat lagi pula ku lihat pelir itu terbit semula keluar hingga ke paras takuknya. Begitulah kerancakkan irama keluar masuk yang bersileh ganti pada setiap saat.

    “Erh erh erh errhhh errrhhhh ! Sedap puki Andrik…. Sempitnya… Bertuah abang…. dapat puki Andrik”. Sambil menghenjut puki Kak Andrik, begitulah bunyi kata kata geram yang sering pancul dari mulut Bang Hasan. Kak Andrik pula ku lihat cukup terangsang dengan pujian seksual yang sebegitu rupa. Ia benar benar membuat Kak Andrik cair. Corak penadahan kangkangnya juga nampak lebih bersemangat.

    Lama kelamaan Kak Andrik pun sama terasa sedap. Ianya kesan daripada lubang pukinya dijolok ‘go head go sturn’ dek batang pelir Bang Hasan. Semakin dijolok, sudah pasti biji kelentitnya bertambah membesar dan kembang.

    Dan bila kelentit dah semakin panjang maka semakin banyaklah cetusan air nikmat yang mengalir keluar membasahi lubang pukinya. Kenyaringan bunyi celup celap yang terbit dari lubang puki Kak Andrik menjadi bukti betapa basahnya di situ. Bila lubang puki Kak Andrik semakin basah, semakin gilalah kenikmatan yang dirasai oleh batang pelir Bang Hasan.

    Kesenambungan tindak balas dia antara mereka berdua jelas mempamirkan kenikmatan bersama. “Sedapnya Bang. Sedapnya sedapnya sedapnya,” Berulangkali Kak Andrik melafazkan bahawa dia sedang mengalami rasa kelazatan. Tiba-tiba dia meminta Bang Hasan menghejut kuat,” Henjut kuat bang. Henjut kuat, henjut laju bang. Andrik dah tak tahan ni.” Badannya meronta-ronta. Tangannya mengelewar dan meronta-ronta tak tentu hala. Otot-ototnya menjadi pejal.

    Serentak dengan itu Bang Hasan pun menghenjut kuat dan laju. Tak sampai pun beberapa henjutan, Kak Andrik pun menjerit kuat, “Aaaaaaaaaak”. Bang Halim juga ikut terjerit. Punggungnya ditekan rapat ke puki Kak Andrik. Kemudian perlahan-lahan dia bangun lalu melutut.

    Batang pelirnya ikut sama tercabut. Kulihat pelirnya melendut sedikit. Cecair likat berwarna keputihan menyaluti pelir Bang Hasan. Bang Hasan tersenyum puas. Dia pun mencapai kain pelikat dan bergerak keluar bilek.

    Sejurus kemudian kedengaran bunyi TV yang telah dipasangnya. Sedang Bang Hasan rilek menonton TV, Kak Andrik tinggal keseorangan di atas katil. Matanya terpejam diambang kelenaan. Kedua belah tangannya terangkat ke atas dan dengan itu kehalusan bulu ketiaknya dapat ku lihat dengan cukup nyata.

    Aku beraleh tumpuan ke arah celah kangkang Kak Andrik. Punggung Kak Andrik masih lagi beralaskan bantal. Dengan itu bahagian puki Kak Andrik cukup ketara terangkat ke atas. Kedua belah kaki Kak Andrik masih mengangkang luas seolah olah masih lagi bersetubuh.

    Alur puki Kak Andrik membengkak kemerahan. Kesan air mani Bang Hasan berselepar dengan banyaknya di persekitaran bibir puki Kak Andrik. Aku pun mula menghayun kemuncak lancapan. Tak berapa lama kemudian, air maniku pun terpancut.

    Oh! Sedap sungguh terasa apabila air itu terpancut. Kemudian, perlahan-lahan aku turun ke bawah. Mujur lampu veranda udah aku pasang siang tadi. Jadi teranglah bilikku kerana cahaya lampu veranda masuk ikut cermin tingkap. Aku berbaring. Tak lama kemudian aku tertidur.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Ibu Ku Dosen Cabul

    Ibu Ku Dosen Cabul


    1103 views

    Cerita Sex ini berjudulIbu Ku Dosen CabulCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2020.

     

    Perawanku – Benar apa yang diucapkan para orangtua dulu, bahwa segala sesuatu terjadi tanpa kita akan menyadarinya. Begitu juga dengan diriku para pembaca, segala sesuatu yang kualami begitu terjadi tanpa aku dapat menyadari sebelumnya. Dari sinilah aku akan memulai kisahku.

    Aku dilahirkan di kota M di propinsi Jawa Timur, kota yang panas karena terletak di dataran rendah. Selain tinggi badan seukuran orang-orang bule, kata temanku wajahku lumayan. Mereka bilang aku hitam manis. Sebagai laki-laki, aku juga bangga karena waktu SMA dulu aku banyak memiliki teman-teman perempuan.

    Walaupun aku sendiri tidak ada yang tertarik satupun di antara mereka. Mengenang saat-saat dulu aku kadang tersenyum sendiri, karena walau bagaimanapun kenangan adalah sesuatu yang berharga dalam diri kita. Apalagi kenangan manis.

    Sekarang aku belajar di salah satu perguruan tinggi swasta di kota S, mengambil jurusan ilmu perhotelan. Aku duduk di tingkat akhir. Sebelum berangkat dulu, orangtuaku berpesan harus dapat menyelesaikan studi tepat pada waktunya.

    Maklum, keadaan ekonomi orangtuaku juga biasa-biasa saja, tidak kaya juga tidak miskin. Apalagi aku juga memiliki 3 orang adik yang nantinya juga akan kuliah seperti aku, sehingga perlu biaya juga. Aku camkan kata-kata orangtuaku. Dalam hati aku akan berjanji akan memenuhi permintaan mereka, selesai tepat pada waktunya.

    Tapi para pembaca, sudah kutulis di atas bahwa segala sesuatu yang terjadi padaku tanpa aku dapat menyadarinya, sampai saat ini pun aku masih belum dapat menyelesaikan studiku hanya gara-gara satu mata kuliah saja yang belum lulus, yaitu mata kuliah yang berhubugan dengan hitung berhitung. Tangkasnet

    Walaupun sudah kuambil selama empat semester, tapi hasilnya belum lulus juga. Untuk mata kuliah yang lain aku dapat menyelesaikannya, tapi untuk mata kuliah yang satu ini aku benar-benar merasa kesulitan.

    Baca Juga: Pacarku Takluk Dengan Kontolku

    “Coba saja kamu konsultasi kepada dosen pembimbing akademis..,” kata temanku Andi ketika kami berdua sedang duduk-duduk dalam kamar kost.
    “Sudah, Di. Tapi beliau juga lepas tangan dengan masalahku ini. Kata beliau ini ditentukan oleh dirimu sendiri.” kataku sambil menghisap rokok dalam-dalam.
    “Benar juga apa yang dikatakan beliau, Gi, semua ditentukan dari dirimu sendiri.” sahut Andi sambil termangu, tangannya sibuk memainkan korek api di depannya.

    Lama kami sibuk tenggelam dalam pikiran kami masing-masing, sampai akhirnya Andi berkata, “Gini saja, Gi, kamu langsung saja menghadap dosen mata kuliah itu, ceritakan kesulitanmu, mungkin beliau mau membantu.” kata Andi.

    Mendengar perkataan Andi, seketika aku langsung teringat dengan dosen mata kuliah yang menyebalkan itu. Namanya Ibu Eni, umurnya kira-kira 35 tahun.

    Orangnya lumayan cantik, juga seksi, tapi banyak temanku begitu juga aku mengatakan Ibu Eni adalah dosen killer, banyak temanku yang dibuat sebal olehnya. Maklum saja Ibu Eni belum berkeluarga alias masih sendiri, perempuan yang masih sendiri mudah tersinggung dan sensitif.

    “Waduh, Di, bagaimana bisa, dia dosen killer di kampus kita..,” kataku bimbang.
    “Iya sih, tapi walau bagaimanapun kamu harus berterus terang mengenai kesulitanmu, bicaralah baik-baik, masa beliau tidak mau membantu..,” kata Andi memberi saran.

    Aku terdiam sejenak, berbagai pertimbangan muncul di kepalaku. Dikejar-kejar waktu, pesan orang tua, dosen wanita yang killer.
    Akhirnya aku berkata, “Baiklah Di, akan kucoba, besok aku akan menghadap beliau di kampus.”

    “Nah begitu dong, segala sesuatu harus dicoba dulu,” sahut Andi sambil menepuk-nepuk pundakku.

    Siang itu aku sudah duduk di kantin kampus dengan segelas es teh di depanku dan sebatang rokok yang menyala di tanganku. Sebelum bertemu Ibu Eni aku sengaja bersantai dulu, karena bagaimanapun nanti aku akan gugup menghadapinya, aku akan menenangkan diri dulu beberapa saat. Tanpa aku sadari, tiba-tiba Andi sudah berdiri di belakangku sambil menepuk pundakku, sesaat aku kaget dibuatnya.

    “Ayo Gi, sekarang waktunya. Bu Eni kulihat tadi sedang menuju ke ruangannya, mumpung sekarang tidak mengajar, temuilah beliau..!” bisik Andi di telingaku.
    “Oke-oke..,” kataku singkat sambil berdiri, menghabiskan sisa es teh terakhir, kubuang rokok yang tersisa sedikit, kuambil permen dalam saku, kutarik dalam-dalam nafasku.
    Aku langsung melangkahkan kaki.
    “Kalau begitu aku duluan ya, Gi. Sampai ketemu di kost,” sahut Andi sambil meninggalkanku.

    Aku hanya dapat melambaikan tangan saja, karena pikiranku masih berkecamuk bimbang, bagaimana aku harus menghadapai Ibu Eni, dosen killer yang masih sendiri itu.

    Perlahan aku berjalan menyusupi lorong kampus, suasana sangat lengang saat itu, maklum hari Sabtu, banyak mahasiswa yang meliburkan diri, lagipula kalau saja aku tidak mengalami masalah ini lebih baik aku tidur-tiduran saja di kamar kost, ngobrol dengan teman. Hanya karena masalah ini aku harus bersusah-susah menemui Bu Eni, untuk dapat membantuku dalam masalah ini.

    Kulihat pintu di ujung lorong. Memang ruangan Bu Eni terletak di pojok ruangan, sehingga tidak ada orang lewat simpang siur di depan ruangannya. Kelihatan sekali keadaan yang sepi.

    Pikirku, “Mungkin saja perempuan yang belum bersuami inginnya menyendiri saja.”
    Perlahan-lahan kuketuk pintu, sesaat kemudian terdengar suara dari dalam, “Masuk..!”

    Aku langsung masuk, kulihat Bu Eni sedang duduk di belakang mejanya sambil membuka-buka map. Kutup pintu pelan-pelan. Kulihat Bu Eni memandangku sambil tersenyum, sesaat aku tidak menyangka beliau tersenyum ramah padaku. Sedikit demi sedikit aku mulai dapat merasa tenang, walaupun masih ada sedikit rasa gugup di hatiku.

    “Silakan duduk, apa yang bisa Ibu bantu..?” Bu Eni langsung mempersilakan aku duduk, sesaat aku terpesona oleh kecantikannya.
    Bagaimana mungkin dosen yang begitu cantik dan anggun mendapat julukan dosen killer. Kutarik kursi pelan-pelan, kemudian aku duduk.

    “Oke, Yogi, ada apa ke sini, ada yang bisa Ibu bantu..?” sekali lagi Bu Eni menanyakan hal itu kepadaku dengan senyumnya yang masih mengembang.

    Perlahan-lahan kuceritakan masalahku kepada Bu Eni, mulai dari keinginan orangtua yang ingin aku agak cepat menyelesaikan studiku, sampai ke mata kuliah yang saat ini aku belum dapat menyelesaikannya.

    Kulihat Bu Eni dengan tekun mendengarkan ceritaku sambil sesekali tersenyum kepadaku. Melihat keadaan yang demikian aku bertambah semangat bercerita, sampai pada akhirnya dengan spontan aku berkata, “Apa saja akan kulakukan Bu Eni, untuk dapat menyelesaikan mata kuliah ini.

    Mungkin suatu saat membantu Ibu membersihkan rumah, contohnya mencuci piring, mengepel, atau yah, katakanlah mencuci baju pun aku akan melakukannya demi agar mata kuliah ini dapat saya selesaikan. Saya mohon sekali, berikanlah keringanan nilai mata kuliah Ibu pada saya.”

    Mendengar kejujuran dan perkataanku yang polos itu, kulihat Bu Eni tertawa kecil sambil berdiri menghampiriku, tawa kecil yang kelihatan misterius, dimana aku tidak dapat mengerti apa maksudnya.

    “Apa saja Yogi..?” kata Bu Eni seakan menegaskan perkataanku tadi yang secara spontan keluar dari mulutku tadi dengan nada bertanya.
    “Apa saja Bu..!” kutegaskan sekali lagi perkataanku dengan spontan.

    Sesaat kemudian tanpa kusadari Bu Eni sudah berdiri di belakangku, ketika itu aku masih duduk di kursi sambil termenung. Sejenak Bu Eni memegang pundakku sambil berbisik di telingaku.

    “Apa saja kan Yogi..?”

    Aku mengangguk sambil menunduk, saat itu aku belum menyadari apa yang akan terjadi. Tiba-tiba saja dari arah belakang, Bu Eni sudah menghujani pipiku dengan ciuman-ciuman lembut, sebelum sempat aku tersadar apa yang akan terjadi. Bu Eni tiba-tiba saja sudah duduk di pangkuanku, merangkul kepalaku, kemudian melumatkan bibirnya ke bibirku.

    Saat itu aku tidak tahu apa yang harus kulakukan, seketika kedua tangan Bu Eni memegang kedua tanganku, lalu meremas-remaskan ke payudaranya yang sudah mulai mengencang.

    Aku tersadar, kulepaskan mulutku dari mulutnya.
    “Bu, haruskah kita..”
    Sebelum aku menyelesaikan ucapanku, telunjuk Bu Eni sudah menempel di bibirku, seakan menyuruhku untuk diam.
    “Sudahlah Yogi, inilah yang Ibu inginkan..”

    Setelah berkata begitu, kembali Bu Eni melumat bibirku dengan lembut, sambil membimbing kedua tanganku untuk tetap meremas-remas payudaranya yang montok karena sudah mengencang.

    Akhirnya timbul hasrat kelelakianku yang normal, seakan terhipnotis oleh reaksi Bu Eni yang menggairahkan dan ucapannya yang begitu pasrah, kami berdua tenggelam dalam hasrat seks yang sangat menggebu-gebu dan panas.

    Aku membalas melumat bibirnya yang indah merekah sambil kedua tanganku terus meremas-remas kedua payudaranya yang masih tertutup oleh baju itu tanpa harus dibimbing lagi.

    Tangan Bu Eni turun ke bawah perutku, kemudian mengusap-usap kemaluanku yang sudah mengencang hebat. Dilanjutkan kemudian satu-persatu kancing-kancing bajuku dibuka oleh Bu Eni, secara reflek pula aku mulai membuka satu-persatu kancing baju Bu Eni sambil terus bibirku melumat bibirnya.

    Setelah dapat membuka bajunya, begitu pula dengan bajuku yang sudah terlepas, gairah kami semakin memuncak, kulihat kedua payudara Bu Eni yang memakai BH itu mengencang, payudaranya menyembul indah di antara BH-nya.

    Kuciumi kedua payudara itu, kulumat belahannya, payudara yang putih dan indah. Kudengar suara Bu Eni yang mendesah-desah merasakan kenikmatan yang kuberikan.

    Kedua tangan Bu Eni mengelus-elus dadaku yang bidang. Lama aku menciumi dan melumat kedua payudaranya dengan kedua tanganku yang sesekali meremas-remas dan mengusap-usap payudara dan perutnya.

    Akhirnya kuraba tali pengait BH di punggungnya, kulepaskan kancingnya, setelah lepas kubuang BH ke samping. Saat itu aku benar-benar dapat melihat dengan utuh kedua payudara yang mulus, putih dan mengencang hebat, menonjol serasi di dadanya.

    Kulumat putingnya dengan mulutku sambil tanganku meremas-remas payudaranya yang lain. Puting yang menonjol indah itu kukulum dengan penuh gairah, terdengar desahan nafas Bu Eni yang semakin menggebu-gebu.

    “Oh.., oh.., Yogi.. teruskan.., teruskan Yogi..!” desah Bu Eni dengan pasrah dan memelas.

    Melihat kondisi seperti itu, kejantananku semakin memuncak. Dengan penuh gairah yang mengebu-gebu, kedua puting Bu Eni kukulum bergantian sambil kedua tanganku mengusap-usap punggungnya, kedua puting yang menonjol tepat di wajahku. Payudara yang mengencang keras.

    Lama aku melakukannya, sampai akhirnya sambil berbisik Bu Eni berkata, “Angkat aku ke atas meja Yogi.., ayo angkat aku..!”
    Spontan kubopong tubuh Bu Eni ke arah meja, kududukkan, kemudian dengan reflek aku menyingkirkan barang-barang di atas meja.

    Map, buku, pulpen, kertas-kertas, semua kujatuhkan ke lantai dengan cepat, untung lantainya memakai karpet, sehingga suara yang ditimbulkan tidak terlalu keras.

    Masih dalam keadaan duduk di atas meja dan aku berdiri di depannya, tangan Bu Eni langsung meraba sabukku, membuka pengaitnya, kemudian membuka celanaku dan menjatuhkannya ke bawah. Serta-merta aku segera membuka celana dalamku, dan melemparkannya ke samping.

    Kulihat Bu Eni tersenyum dan berkata lirih, “Oh.. Yogi.., betapa jantannya kamu.. kemaluanmu begitu panjang dan besar.. Oh.. Yogi, aku sudah tak tahan lagi untuk merasakannya.”

    Aku tersenyum juga, kuperhatikan tubuh Bu Eni yang setengah telanjang itu.

    Kemudian sambil kurebahkan tubuhnya di atas meja dengan posisi aku berdiri di antara kedua pahanya yang telentang dengan rok yang tersibak sehingga kelihatan pahanya yang putih mulus, kuciumi payudaranya, kulumat putingnya dengan penuh gairah, sambil tanganku bergerilya di antara pahanya.

    Aku memang menginginkan pemanasan ini agak lama, kurasakan tubuh kami yang berkeringat karena gairah yang timbul di antara aku dan Bu Eni. Kutelusuri tubuh Bu Eni yang setengah telanjang dan telentang itu mulai dari perut, kemudian kedua payudaranya yang montok, lalu leher. Kudengar desahan-desahan dan rintihan-rintihan pasrah dari mulut Bu Eni.

    Sampai ketika Bu Eni menyuruhku untuk membuka roknya, perlahan-lahan kubuka kancing pengait rok Bu Eni, kubuka restletingnya, kemudian kuturunkan roknya, lalu kujatuhkan ke bawah.

    Setelah itu kubuka dan kuturunkan juga celana dalamnya. Seketika hasrat kelelakianku semakin menggebu-gebu demi melihat tubuh Bu Eni yang sudah telanjang bulat, tubuh yang indah dan seksi, dengan gundukan daging di antara pahanya yang ditutupi oleh rambut yang begitu rimbun.

    Terdengar Bu Eni berkata pasrah, “Ayolah Yogi.., apa yang kau tunggu..? Ibu sudah tak tahan lagi.”

    Kurasakan tangan Bu Eni menggenggam kemaluanku, menariknya untuk lebih mendekat di antara pahanya. Aku mengikuti kemauan Bu Eni yang sudah memuncak itu, perlahan tapi pasti kumasukkan kemaluanku yang sudah mengencang keras layaknya milik kuda perkasa itu ke dalam vagina Bu Eni.

    Kurasakan milik Bu Eni yang masih agak sempit. Akhirnya setelah sedikit bersusah payah, seluruh batang kemaluanku amblas ke dalam vagina Bu Eni.

    Terdengar Bu Eni merintih dan mendesah, “Oh.., oh.., Yogi.. terus Yogi.. jangan lepaskan Yogi.. aku mohon..!”

    Tanpa pikir panjang lagi disertai hasratku yang sudah menggebu-gebu, kugerakkan kedua pantatku maju-mundur dengan posisi Bu Eni yang telentang di atas meja dan aku berdiri di antara kedua pahanya.

    Mula-mula teratur, seirama dengan goyangan-goyangan pantat Bu Eni. Sering kudengar rintihan-rintihan dan desahan Bu Eni karena menahan kenikmatan yang amat sangat. Begitu juga aku, kuciumi dan kulumat kedua payudara Bu Eni dengan mulutku.

    Kurasakan kedua tangan Bu Eni meremas-remas rambutku sambil sesekali merintih, “Oh.. Yogi.. oh.. Yogi.. jangan lepaskan Yogi, kumohon..!”
    Mendengar rintihan Bu Eni, gairahku semakin memuncak, goyanganku bertambah ganas, kugerakkan kedua pantatku maju-mundur semakin cepat.

    Terdengar lagi suara Bu Eni merintih, “Oh.. Yogi.. kamu memang perkasa.., kau memang jantan.. Yogi.. aku mulai keluar.. oh..!”
    “Ayolah Bu.., ayolah kita mencapai puncak bersama-sama, aku juga sudah tak tahan lagi,” keluhku.

    Setelah berkata begitu, kurasakan tubuhku dan tubuh Bu Eni mengejang, seakan-akan terbang ke langit tujuh, kurasakan cairan kenikmatan yang keluar dari kemaluanku, semakin kurapatkan kemaluanku ke vagina Bu Eni.

    Terdengar keluhan dan rintihan panjang dari mulut Bu Eni, kurasakan juga dadaku digigit oleh Bu Eni, seakan-akan nmenahan kenikmatan yang amat sangat.

    “Oh.. Yogi.. oh.. oh.. oh..”

    Setelah kukeluarkan cairan dari kemaluanku ke dalam vagina Bu Eni, kurasakan tubuhku yang sangat kelelahan, kutelungkupkan badanku di atas badan Bu Eni dengan masih dalam keadan telanjang, agak lama aku telungkup di atasnya.

    Setelah kurasakan kelelahanku mulai berkurang, aku langsung bangkit dan berkata, “Bu, apakah yang sudah kita lakukan tadi..?”
    Kembali Bu Eni memotong pembicaraanku, “Sudahlah Yogi, yang tadi itu biarlah terjadi karena kita sama-sama menginginkannya, sekarang pulanglah dan ini alamat Ibu, Ibu ingin cerita banyak kepadamu, kamu mau kan..?”

    Setelah berkata begitu, Bu Eni langsung menyodorkan kartu namanya kepadaku. Kuterima kartu nama yang berisi alamat itu.

    Sejenak kutermangu, kembali aku dikagetkan oleh suara Bu Eni, “Yogi, pulanglah, pakai kembali pakaianmu..!”

    Tanpa basa-basi lagi, aku langsung mengenakan pakaianku, kemudian membuka pintu dan keluar ruangan. Dengan gontai aku berjalan keluar kampus sambil pikiranku berkecamuk dengan kejadian yang baru saja terjadi antara aku dengan Bu Eni.

    Aku telah bermain cinta dengan dosen killer itu. Bagaimana itu bisa terjadi, semua itu diluar kehendakku. Akhirnya walau bagaimanapun nanti malam aku harus ke rumah Bu Eni.

    Kudapati rumah itu begitu kecil tapi asri dengan tanaman dan bunga di halaman depan yang tertata rapi, serasi sekali keadannya. Langsung kupencet bel di pintu, tidak lama kemudian Bu Eni sendiri yang membukakan pintu, kulihat Bu Eni tersenyum dan mempersilakan aku masuk ke dalam. Kuketahui ternyata Bu Eni hidup sendirian di rumah ini.

    Setelah duduk, kemudian kami pun mengobrol. Setelah sekian lama mengobrol, akhirnya kuketahui bahwa Bu Eni selama ini banyak dikecewakan oleh laki-laki yang dicintainya. Semua laki-laki itu hanya menginginkan tubuhnya saja bukan cintanya.

    Setelah bosan, laki-laki itu meninggalkan Bu Eni. Lalu dengan jujur pula dia memintaku selama masih menyelesaikan studi, aku dimintanya untuk menjadi teman sekaligus kekasihnya. Akhirnya aku mulai menyadari bahwa posisiku tidak beda dengan gigolo.

    Kudengar Bu Eni berkata, “Selama kamu masih belum wisuda, tetaplah menjadi teman dan kekasih Ibu. Apa pun permintaanmu kupenuhi, uang, nilai mata kuliahmu agar lulus, semua akan Ibu penuhi, mengerti kan Yogi..?”

    Selain melihat kesendirian Bu Eni tanpa ada laki-laki yang dapat memuaskan hasratnya, aku pun juga mempertimbangkan kelulusan nilai mata kuliahku. Akhirnya aku pun bersedia menerima tawarannya.

    Akhirnya malam itu juga aku dan Bu Eni kembali melakukan apa yang kami lakukan siang tadi di ruangan Bu Eni, di kampus. Tetapi bedanya kali ini aku tidak canggung lagi melayani Bu Eni dalam bercinta. Kami bercinta dengan hebat malam itu, 3 kali semalam, kulihat senyum kepuasan di wajah Bu Eni.

    Walau bagaimanapun dan entah sampai kapan, aku akan selalu melayani hasrat seksualnya yang berlebihan, karena memang ada jaminan mengenai kelulusan mata kuliahku yang tidak lulus-lulus itu dari dulu.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Selingkuh Ngentot Sama Istri Orang

    Cerita Sex Selingkuh Ngentot Sama Istri Orang


    1102 views

    Perawanku – Cerita Sex Selingkuh Ngentot Sama Istri Orang, Pada dasarnya, gua ini orang yang senang bergaul, Gua orang yang gemar berada dalam sebuah komunitas atau perkumpulan, Baik yang positif (apalagi) yang rada negative Hehe.

    Tapi, seperti halnya kebanyakan masyarakat urban, masyarakat kelas menengah ngehek, gua justru luput menjalin hubungan dengan tetangga sekitar.
    Cerita Sex Selingkuh – Gua gak tau siapa-siapa tetangga yang tinggal bahkan disebelah rumah gua sendiri. Tapi sebetulnya, selain karena memang gua yang kurang peduli juga karena sebelah rumah gua itu kontrakan rumah toko (ruko) yang penghuninya sering berganti seiring musim yang sedang terjadi.
    Kalo musim hujan, biasanya ruko diisi sama tukang bakso. Kalo musim kemarau, diisi sama tukang cendol. Gua gak tau bakal diisi sama tukang apa kalo di Indonesia ada musim salju. Besar kemungkinan diisi sama tukang jamu.
    Suatu hari, dirumah gua menggelar sebuah pertemuan yang dihadiri ratusan orang. Karena rumah gua gak cukup untuk menampung ratusan orang (rumah gua cuma cukup menampung 99 orang. Hehe) maka terpaksa harus menggelar tiker sampai keluar rumah, yaitu jalanan komplek yang sekaligus menjadi jalanan umum masyarakat sekitar menuju jalan raya utama.
    Gua baru sampai rumah jam 8 malam dan cukup kaget melihat rumah gua bak studio JKT48. Gua pikir omongan nyokap dipagi hari, “Nanti malem ada acara dirumah..” cuma acara rutin macem pengajian atau arisan warga, ternyata lebih dari pada itu.
    Karena enggan, “permisi-permisi..” untuk masuk ke dalem rumah, gua pun akhirnya menunggu acara selesai disebelah rumah. Diruko tukang jamu, eh, ruko tukang bakso.
    Satu jam berlalu sambil ngobrol ngalor-ngidul sama kang bakso yang tau muka tapi tidak tau nama gua, begitu pun dengan gua sendiri. Akhirnya kami pun berkenalan. Dan akhirnya kang bakso yang bernama Mas Mujiono ini gua pake. Yakali!
    Mas Muji, begitu biasa dia disapa, usianya hampir 50 tahun. Dia baru punya satu anak perempuan, namanya Ria. Usianya tak lebih dari 10 tahun. Sedang lucu-lucunya. Waktu gua ngobrol sama Mas Muji, Ria beberapa kali keluar masuk menggali perhatian gua yang sebelumnya, saat pertama kali melihat dia, gua menggodanya. Anak kecil tau sendiri kalo digodain, maunya terus dan terus.
    Karena tak kuat menahan kencing, gua pun meminta izin Mas Muji untuk pakai kamar mandinya. Mas Muji kemudian mempersilahkan gua setelah sebelumnya masuk ke dalam. Besar kemungkinan dia sedang membersihkan kamar mandinya agar “layak dipinjam”.
    Ruko Mas Muji ini memiliki tiga ruangan/petak. Petak pertama tempatnya berjualan, petak kedua kamar tidur, dan petak terakhir dapur serta kamar mandi. Lebarnya 4 meter dan panjang 10 meter. Yang berminat ngontrak silahkan pm. Lah!
    Saat masuk kedalam, menuju kamar mandi, ada istri Mas Muji, sedang menonton tv. Karena gua diantar Mas Muji, gua pun hanya sepintas lalu melihat istrinya yang sedang ‘diusel-usel’ sama Ria.
    Setelah selesai buang hajat, (yap, abis kencing, mendadak gua mau boker) gua pun keluar kamar mandi. Saat baru saja keluar dari area dapur memasuki area kamar tidur, Ria (kembali) ngajak bercanda. Dia sembunyi dibalik tembok, kemudian seperti seolah-olah mengagetkan gua sembari memeluk sekitaran kaki dan paha gua sambil tertawa cekakakan.
    Mas Muji yang sedang melayani pembeli terdengar memperingatkan buah hatinya itu untuk tidak mengganggu. Tapi apakah gua merasa terganggu? Tentu tidak. Kejadian itu gua manfaatkan untuk melihat dengan seksama sosok istri Mas Muji.
    “Wow..” Gerak mulut gua saat melihatnya. Istri Mas Muji kemudian meminta Ria untuk kembali anteng atau duduk dikasur. Gua sempat tersenyum dan menganggukkan kepala saat saling menatap dengan istri Mas Muji. Dia pun balas tersenyum dan mengangguk.
    Mas Muji ini sepertinya punya aji-ajian dari mbah dukun. Karena kalo dicari alasan logis perempuan muda, cantik, dan bahenol macam istrinya ini mau ‘diajak’ susah menjalani hidup sama dia, gua gak nemuin.
    Istrinya Mas Muji ini cuantik, rek!
    Untuk bersanding sama lelaki umur 50 tahunan yang berprofesi sebagai kang bakso, istrinya malah bisa dibilang cantik banget.
    Bukan bermaksud merendahkan tukang bakso, tapi wajarnya perempuan cantik yang umurnya terpaut 20 tahun dengan seorang lelaki, cuma akan menikah sama kang korupsi, kang tender, atau kang-kang lainnya yang punya harta melimpah. Lah Mas Muji?
    Nama istri Mas Muji ini tak lain dan tak bukan adalah Teh Lilis. Dia dipanggil “Teh” karena lahir dan besar di … Ambon. What? Hehe.
    Teh Lilis ini aseli Ciamis. Dia berkenalan dengan Mas Muji diarea wisata pantai daerahnya. Selang sebulan perkelanannya itu, Teh Lilis dilamar dan kemudian dinikahi lalu dibojong Mas Muji ke Jakarta.
    Ini yang tadi gua bilang kalo Mas Muji punya aji-ajian. Saat berkenalan dan hendak mempersunting Teh Lilis, usaha bakso Mas Muji hanyalah sekala gerobak dorong yang mana tidak mempunyai pelanggan tetap. Mas Muji mengumpulkan keuntungannya berdagang selama lebih dari 10 tahun untuk menikah dan mencari peruntungan lebih besar dengan mengontrak toko, bahasa kitanya, mangkal. Agar punya pelanggan tetap dan usaha berkembang.
    Laba selama 10 tahun itulah modal Mas Muji menemui orang tua Teh Lilis dan memboyongnya ke ibu kota. Kalo Mas Muji gak punya aji-ajian, rasanya orang tua Teh Lilis enggan menyerahkan buah hatinya yang cantik nan montok itu.
    Sejarah singkat diatas, disponsori langsung oleh Mas Muji sendiri (selain dugaan punya aji-ajian, tentu saja). Keabsahan dan keakuratannya jelas terverifikasi serta dapat di pertanggungjawabkan. Ngok!
    Tidak ada hal istimewa yang terjadi setelah perkenalan dengan tetangga sebelah rumah gua ini. Semua kembali normal seperti biasanya, seiring selesainya acara yang berlangsung dirumah gua. Janganlah kalian berharap gua langsung doggiestlye sama Teh Lilis disaat Mas Muji menggodok gilingan baksonya, jangan! Semua berjalan seperti hari-hari sebelumnya.
    Awal mula perkenalan langsung gua sama Teh Lilis adalah saat gua hendak keluar rumah. Waktu itu gua memarkirkan kendaraan disebelah rumah atau lebih tepatnya didepan ruko Mas Muji karena lupa membawa pulpen. Ou, ouw. Jangan sepelekan pulpen. Googling, ‘lost your pen’ untuk keterangan lebih lanjut.
    Karena masih pagi, warung Mas Muji masih tutup. Itu kenapa gua santai aja parkir didepan rukonya. Sekembalinya mengambil pulpen, gua ketemu Ria sama ibunya yang mau berangkat ke sekolah. Gua pun dengan tulus ikhlas tanpa niat kotor mengajak mereka bareng.
    Sebenarnya jarak antara area sekolahan sama rumah gua tidaklah jauh-jauh amat. Bahkan tidak lebih dari 2 km. Tapi atas dasar perputaran ekonomi, masyarakat sekitar rumah gua lebih memilih naik ojek ketimbang jalan kaki. “Bagi-bagi rejeki..” begitu alasan dari keengganan berjalan kaki masyarakat urban saat ini.
    Teh Lilis awalnya sempat menolak karena mungkin malu atau segan. Tapi karena Ria langsung setuju dan naik ke dalam kendaraan, Teh Lilis tak bisa berbuat apa-apa.
    Teh Lilis tampak malu dan kaku, dia membatasi gerak Ria di dalam mobil. Gua sesekali mnggoda Ria dan meng-gpp-kan usaha Teh Lilis meredam tingkah random anaknya. “Gpp, Mba.. Ih, si Mba, kaya gak pernah kecil aja..”
    “Bapaknya mana? Masih tidur ya?” Kata gua, bertanya pada Ria yang tampak antusias (mau gua sebut ‘norak’ ga tega) mencet-mencet dan melihat monitor didepannya. Ria hanya menjawab sepintas lalu tanpa melihat kearah gua, “Iya..” katanya.
    Teh Lilis yang menyadari tingkah anaknya menggelengkan kepala dan tersenyum malu. Karena anaknya tak menggubris, gua pun lalu mengajak berbicara ibunya. Eaaa. Kalo kata pepatah, “Habis jatuh tertiban janda”
    Kalo kata orang jawa, malahane.
    “Mba, siapa namanya?”
    “Lilis..”
    “Aslinya juga satu daerah sama Mas Muji?”
    “Oh, ngga. Saya mah dari Ciamis..”
    “Ooh, urang sunda. Teteh, dong ya, manggilnya..”
    “Hehe, iya..”
    Lagi-lagi kalian jangan berharap gua langsung akan meng-wot-kan Teh Lilis didalam mobil. Karena tak lama dari obrolan perkenalan diatas, kami tiba diarea sekolahan. Lagipula masih ada anak dibawah umur.
    Setelah kami berpisah semuanya kembali normal seperti biasanya lagi. Tak ada niat kotor, tak ada pikiran mesum, meski bertemu dan bertukar senyum dengan Teh Lilis di hari-hari berikutnya.
    Sampai akhirnya, awal mula kemesuman yang kalian tunggu-tunggu hadir juga.
    Gua kedatangan tamu dari jauh, seorang teman lama. Kolega gua dalam usaha membawa cewe-cewe mabuk ke dalam gubuk.
    Namanya Udjo. Saat ini dia sudah tinggal diluar kota bersama istri, anak, dan ibu mertuanya. Sepaket.
    Gua mengajak Udjo makan bakso ditempat Mas Muji karena enggan menambah kemacetan ibu kota diakhir pekan. Entah karena akhir pekan atau habis hujan, ruko Mas Muji kebanjiran pembeli.
    “Alhamdulillah, ya Mas kebanjiran pembeli, bukan kebanjiran air got!” Kata gua, coba mencairkan raut sibuk Mas Muji sehingga membuatnya tertawa. Karena ramai, tentu saja, Teh Lilis membantu suaminya melayani pembeli.
    Saat itulah, Udjo memberi kode dengan menyolek-nyolek paha gua. Semacam isyarat yang berbunyi, “Bro, Anjirr. Bininya cakep bener nih tukang bakso!”
    Gua hanya tersenyum dan sesekali menghentikan colekan Udjo. “Lu kata gua sabun!” kata gua juga dalam bahasa isyarat. Isyarat laraswati~
    Gua sama Udjo pun terlibat obrolan tanpa suara saat menunggu baksonya datang. Kalian tau macam mana obrolan tanpa suara, kan? Taulah, pasti. Haha.
    Gua menyikut Udjo saat dia mulai ekstrim memandang Teh Lilis yang entah sedang mengambil kembalian atau mencuci mangkok. “Lah, elu mah enak, mau ngeliatin dia pake muka mesum macam apa juga gak masalah. Gua, yang gak enak!” Kata gua saat kembali berbincang dirumah.
    “Tapi asli, bro. Itu tadi mbanya boleh tuh, asli. Lah, lakinya aja udah aut, bro!”
    “Aut?” Tanya gua, gak ngerti.
    “Iya, aut. Tua, bego!” Jawabnya menjelaskan sambil tertawa.
    Cerita Dewasa Selingkuh – Gua pun tertawa dan mencoba mengalihkan topik pembicaraan. Tapi Udjo seperti sudah dirasuki iblis mesum piaraan gua sendiri. Dia berkata dengan begitu yakin, “Kalo gua jadi lu, bro. Gua sikat tuh bininya kang bakso! Asli!”
    “Sikat, ndasmu sempal!” Balas gua menyudahi kemesuman yang ada.
    ***
    Udjo benar-benar menginspirasi gua untuk menggagahi Teh Lilis. Dia seolah memberikan gua keyakinan kalo Teh Lilis pasti mau diajak selingkuh. “Asli, pasti mau!” begitu kata Udjo, dengan keyakinan tingkat wali.
    Dan, iblis pun menyusun situasi mesum untuk gua.
    Malam itu gua sampe rumah sudah sangat larut, sekitar jam 1an. Gua ngeliat Teh Lilis sedang belanja diwarung klontong milik orang Madura, yang pernah gua tanya, “Buka 24 jam ya pak?” Dijawab, “Ngga, cuma sampe pagi kok..” Okee.. Makasih pak.. ~
    Setelah markir kendaraan, gua bergegas ke warung klontong itu yang jaraknya tak jauh dari rumah gua.
    “Eh, Teh Lilis.. Belum tidur, Teh?”
    “Oh, iyaa..” Jawabnya malas. Duh, gak ada peluang nih, batin gua.
    “Beli apaan, Teh..” Tanya gua lagi.
    “Hah? Ituh, tau nih, bapaknya Ria. Minta makan mie..” Jawabnya setengah terkejut. Teh Lilis tampak murung dan melamun. Gua memandanginya dengan seksama. Baru ngeliatin dia aja, dada gua udah berdebar. Kaki gua gemeter. Dan, yap! Iblis berbisik, “tuh bos, dia nyebut Mas Muji “Bapaknya Ria” bos, bukan “Suamiku”. Itu artinya bisa digoyang imannya, bos! Lanjut, bos!”
    “Beli apa mas?” Tanya Teh Lilis? Bukan! Tanya orang Madura. Membuyarkan lamunan gua menatap Teh Lilis.
    “Oh. Rokok pak.. Lupa saya. Sama kopi juga deh..”
    “Seduh sekalian kopinya?”
    “Gak usah, pak. Eh, tapi kalo airnya baru mendidih, boleh deh..”
    Tak disangka, Teh Lilis ikut bicara.
    “Jam segini malah mau ngopi, mas. Gak tidur emangnya?”
    “Hehe, iya Teh. Masih ada kerjaan..”
    “Emang, Mas kerjanya dimana?” Tanyanya lagi. Sambil bayar gua ngomong, “Kenapa? Teteh mau ikut? Hehe.” dengan pandangan menggoda. Teh Lilis sesaat kaget, lalu tertawa.
    “Duluan, Teh..” Kata gua, kemudian cabut dari warung. Teh Lilis masih menunggu belanjaannya. Dan tak lama, dia pun bergegas pulang.
    Teh Lilis cuma berjarak 3 langkah dibelakang gua. Gua sengaja memperlambat jalan gua. Teh Lilis dilema, antara mau duluin gua atau ikutan jalan lambat. Dia milih opsi pertama, mungkin karena sudah ditungguin suaminya.
    “Ayo, mas..” Katanya saat berada disebelah gua sesaat mendahului.
    “Oh, iya Teh..” Balas gua, sok cuek dengan akting mainan gejet. Dalam hati bergejolak, “minta-ngga-minta-ngga..” Akhirnya gua memilih, Ngga! Haha, cupu banget gua. Minta nomornya aja takut! Yaiyalah, takut. Bini orang, sob!
    Tapi iblis punya rencana lain. Saat berada didepan ruko/rumah Teh Lilis, dia kembali bersuara sebelum masuk. Seolah memberikan kode, kalo dia mau kok diajak selingkuh.~
    “Awas, Mas, kesandung! Hehe” godanya, yang melihat gua jalan sambil menatap layar gejet. Gua sok cool, menengok kearahnya dan hanya tersenyum. Ingin rasanya ngomong, “Teh, minta nomor teleponnya, Teh..” Tapi itu namanya main kotor. Kemungkinan didenger Mas Muji besar, jadi gua urung melakukannya.
    Sampai kamar, gua menyusun rencana dan tidur. Kopi yang gua beli dan udah diseduh, yang hanya menjadi kamuflase itu pun tak tersentuh. “Biarlah jadi rejeki semut..” Batin gua, lalu tidur.
    ***
    Pagi-pagi sekali gua bersiap menjalankan aksi. Hemm, seperti apa aksi gua? Stay tune, gaes!
     
    Pagi-pagi sekali gua sudah berada di area sekolahan tempat Ria sekolah.
    Iblis benar-benar sudah menguasai diri gua. Entah dimana keberadaan malaikat.
    Rencananya, gua akan mulai mendekatkan diri sama Teh Lilis saat dia menunggu Ria. Dan, melihat umur Teh Lilis yang gak tua-tua amat, dugaan gua dia pasti gak akan ikut nunggu Ria sambil ngerumpi sama ibu-ibu lain yang juga mengantar anaknya.
    Tapi dugaan tinggal dugaan. Teh Lilis ikut membaur dengan ibu-ibu. Iblis memberi celah dengan tidak adanya ibu-ibu yang berada di sekitar Teh Lilis yang gua kenal. Jadi, besar kemungkinan juga gak ada yang mengenal gua. Tinggal kemudian gua mencari celah untuk “dilihat” Teh Lilis.
    Mulai dari bersiul kearah Teh Lilis, sampai melambai-lambaikan tangan, dia tetap tak sadar keberadaan gua. Tiba-tiba saja ide muncul saat melihat bocah sd keluar dari salah satu kelas (bukan kelasnya Ria), gua langsung mengiming-imingin jajanan dan mengantarnya kembali ke kelas seolah-olah gua adalah sodaranya.
    Teh Lilis sedikit kaget melihat keberadaan gua. Gua mengangguk dan tersenyum kearahnya. Setelah si bocah masuk kelas, gua menghampiri Teh Lilis.
    “Nganter? Siapa?” Katanya, membuka pembicaraan.
    “Oh, iya. Keponakan Teh..”
    “Oohh..” Responnya sambil beranjak dari tempat duduk hendak membeli jajanan.
    Gua sih yakin kalo dia cuma ngasih peluang ke gua, semacem kode minta ditelanjangin. Atau minimal ini settingan iblis.
    “Nungguin sampe pulang, Teh?” Tanya gua. Dia gak gak menjawab, hanya mengangguk. Raut wajahnya tampak risih. Seketika gua bagai tersambar petir. “Anjir, gua cuma kegeeran nih..” Batin gua.
    “Teh..” Sapa gua lagi. Pantang menyerah.
    “Iya..” Jawabnya, masih dengan raut wajah risih dan cenderung was-was. Gua langsung menyodorkan hp dan minta nomor teleponnya. Dang! Hp gua gak direspon.
    Tapi dia malah bilang, “Nomor Mas aja berapa?” sambil mengeluarkan hpnya dan gua pun pamit duluan setelah memberikan nomor hp.
    Gua sih ga yakin dia bakal ngontek gua, tapi atas dasar positive thinking untuk kelakuan negative, gua menunggu kontak Teh Lilis. Tak sampai satu jam, ada pesan masuk ke hp gua.
    “Ada apa ya, Mas? Maaf, saya risih ngobrol ditempat umum. Takut dikira macem-macem. Lilis.”
    Hhhuuaaa.. Teh Lilis. Macam orang dulu aja ngirim Short Messages Service. Hehe
    “Hehe, kalo gitu saya Teh yang minta maaf. Ga ada apa-apa Teh, mau kenal aja. Mau ngobrol-ngobrol. Kalo smsan gini masih risih ga, Teh? Hehe”
    “Ya kalo sms gini ga risih. Kan gak ada yang liat. Mau kenal? Kan udah kenal. Ngobrol kok sama ibu-ibu sih Mas, sama yang masih gadis aja atuh.”
    “Duh, Teh. Kalo sama gadis mah ribet Teh, ambekan. Dikit2 ngambek. Hehe. Teh Lilis tiap hari nungguin Ria?”
    “Yah Mas, ibu-ibu juga sering ngambek kok. Namanya juga perempuan. Heee. Iya, tiap hari nungguin. Mas tadi anter anaknya ponakan? Kok baru liat.”
    “Hehe, ngga Teh. Sebenernya cuma alesan buat ketemu Teteh aja ”
    “Hmm. Mas, tolong jangan nelepon saya yah klo saya lagi dirumah. Takut bapaknya Ria tau nanti malah nyangka macet-macet.”
    Pesan terakhir Teh Lilis gak gua bales, tapi gua berinisiatif langsung meneleponnya. Teh Lilis terasa begitu segan dan risih saat menerima telepon gua. Tapi meski begitu, dia juga tak memadamkan percikan untuk digoda. Gua sebagai lelaki normal yang abnormal tentu saja tak melewatkan peluang begitu saja.
    Gua mencoba membuatnya nyaman berbicara sama gua. Pelan-pelan Teh Lilis mulai ‘biasa’ dan enjoy dalam berbicara. Sesekali dia bercerita juga bertanya. Nah, kedua hal tersebut adalah koentji sebuah pedekate berhasil atau tidak.
    Akhirnya Teh Lilis menyudahi obrolan via telepon itu karena jam pulang Ria sudah tiba. Gua longok jam tangan, ‘pukul 09:50 WIB’.
    Diakhir obrolan gua sempet ngomong, “Kalo lagi suntuk sms saya aja, Teh. Siapa tau malah tambah suntuk..” seraya tertawa. Teh Lilis juga tertawa lepas saat menutup teleponnya.
    ***
    Gua pulang kerumah waktu banci pun belum dandan. Pikiran gua dipenuhi strategi-strategi menelanjangi Teh Lilis.
    Dan sepertinya, Teh Lilis ini memang minta ditelanjangi. Dia sms gua gak lama setelah gua sampai rumah.
    “Tumben Mas jam segini udah pulang? Gak jalan-jalan dulu sama pacarnya? Lagi marahan ya.. Hehehe”
    Gua sempat kaget mendapati sms Teh Lilis, karena pas gua liat sebelum masuk rumah, Teh Lilis lagi momong Ria di dekat Mas Muji. Mas Muji sendiri sedang melayani pembeli yang gak banyak-banyak amat dan gak sedikit juga.
    “Hehe, bisa aja Teteh. Lagi nonton tv apa masih di depan Teh? Tadi saya lihat kan Teteh di depan.”
    “Iya, lagi nonton tv. Udah ga di depan, banyak pembeli. Lagi sekalian nidurin Ria.”
    “Nidurin Ria? Mau juga dong Teh, ditidurin. Ahahaha. Becanda, Teh. Loh, banyak pembeli kok gak bantuin Mas Muji?”
    “Hmm. Untung cuma becanda. Bantuin kok, tapi sambil nonton tv. Heee.”
    “Owgitu..”
    Biajingan, gua keabisan ide sampe cuma begitu doang bales smsnya. ‘Owgitu..’ Sms macam apa itu? Macem lagi wasapan atau bbman aja. Padahal di sms tersedia 140 karakter. Eh, bener apa ngga ya? Bodo, ah. Haha.
    Tapi ditengah keputusasaan balesan sms gua, Teh Lilis memainkan perannya.
    “Besok nganter lagi Mas?”
    “Nganter, bareng aja Teh.”
    “Gak ah. Ngerepotin.”
    “Yah, Teh. Timbang gitu aja ngerepotin.”
    “Heeeehe. Boleh deh kalo gak ngerepotin.”
    “Eh, sebenernya emang ngerepotin sih Teh. Kecuali kalo abis nganter trus Teteh nungguin Ria-nya diluar sama saya, baru gak ngerepotin.”
    “Hmm. Keluar kemana Mas?”
    “Gak usah jauh-jauh Teh. Biar jam setengah sepuluh udah sampe sekolahan lagi. Kemana aja, yang penting bisa ngobrol-ngobrol.”
    “Gak ah. Takut ada yang liat Mas.”
    “Ya kalo gitu, kita pergi ketempat yang gak ada orang liat. Hehe.”
    “Mas bisa aja. Udahan dulu ya, Mas. Jangan sms lagi.”
    Huhu. Yes!
    07:00 WIB
    Besoknya, seperti yang sudah dismskan semalem, gua nganter Ria dan Teh Lilis dengan bergaya seolah-olah gak janjian.
    Teh Lilis sempat bertanya, “Keponakannya mana Mas?” waktu perjalanan ke sekolah. Tapi gak gua jawab, karena pun dia nanya dengan raut wajah menggoda. Jiguri.
    Setelah sampai sekolahan, Teh Lilis mengantar Ria ke kelas. Gua kemudian meneleponnya, memberitau kalo gua nunggu diseberang jalan utama sekolahan. Teh Lilis hanya membalas dengan suara, “Hmm.. He’em.. Iya. Iya. He’em..”
    07:30 WIB
    Tak sampai 20 menit, Teh Lilis sudah masuk ke dalam mobil yang gua parkir di minimarket. Gua sedang berada di dalam membeli ‘perlengkapan perang’.
    Mobil sengaja menyala dan gak gua kunci, Teh Lilis menjalankan semua perintah gua. Nice.
    “Kemana Mas?” Tanya Teh Lilis waktu gua baru masuk mobil.
    “Kemana ya?” Kata gua sambil memandanginya dari atas sampai bawah, tanpa ada gangguan sedikitpun. Muka Teh Lilis seketika memerah. Kemudian memalingkan pandangannya.
    Teh Lilis hanya memakai celana piama. Celana tidur dipadu dengan daster sedengkul dan jaket. Badannya yang bahenol terlihat dari balik pakaian yang berbahan lemas itu. Meski jaket blazernya coba menutupi.
    Gua mulai nakal dengan menyentuh bagian rusuknya. Teh Lilis reflek bergoyang. Sekali, dua kali, sampai akhirnya Teh Lilis menghadap gua, lalu meraup wajah gua. Seperti sedang menampar, tapi tanpa tenaga.
    “Bajingan, berani nyentuh gua nih ibu-ibu..” Batin gua. Gua pun langsung memanfaatkan dengan memegang tangannya. Teh Lilis membeku. Gua berdebar tak karuan.
    “Yang penting, cabut dulu aja Teh dari sini..” Kata gua kemudian sambil keluar parkiran dan gas pol entah kemana.
    Dijalan, gua menimang-nimang tempat tujuan. Teh Lilis gak banyak bicara, cenderung sedikit grogi. Raut wajahnya juga tampak khawatir. Entah khawatir gua apa-apain atau khawatir perbuatan nekatnya ini ketahuan Mas Muji.
    07:50 WIB
    Di depan gerbang hotel, gua berhenti dan memandang Teh Lilis. Satu, dua, tiga detik, Teh Lilis tak kunjung memandang balik. Gua menggoyangkan jari di lingkaran stir.
    Teh Lilis memandang balik. Raut wajahnya bukan sekedar bertanya “Ngapain berhenti didepan hotel?” tapi juga, “..Kalo mau masuk, ya masuk.”
    Gua tersenyum lebar. Teh Lilis menghembuskan nafas panjang. Iblis berdendang dijok belakang. Malaikat terbelenggu didalem bagasi.
    ***
    08:00 WIB
    “Mas ngapain kita kesini?” Tanya Teh Lilis saat sudah duduk dibibir kasur hotel.
    “Ngapain ya Teh enaknya? Hehe. Ngobrol aja Teh..” Jawab gua sambil merebahkan badan dikasur. Teh Lilis membelakangi gua.
    “Kan, kalo ngobrol disini gak bakal ada yang liat Teh..”
    Teh Lilis sesekali menengok kebelakang, melihat posisi pewe gua. “Sini, Teh, nontonnya sambil rebahan. Kaya waktu saya pertama ngeliat Teteh, kan lagi nonton tv sambil tiduran gini..” Goda gua.
    Teh Lilis kembali menengok dan tertawa malu. “Saya duduk, sih waktu itu. Gak tiduran. Dibilangin bapaknya Ria, mau ada yang numpang kamar mandi.”
    Didalam kamar, hampir selama setengah jam, hanya gua habiskan dengan ngobrol gak jelas. Sama-sama malu. Sama-sama grogi. Tapi lambat laun, Teh Lilis mulai santai dan berkeliling kamar hotel.
    Duduk dimeja rias. Ke kamar mandi. Buka-buka kulkas dan baca majalah. Sesekali mendekat ke arah gua untuk bertanya sesuatu yang ada dikamar hotel. Gua pun justru larut dengan menyia-nyiakan waktu yang ada sambil glesoran dikasur.
    Madep kanan, madep kiri, tungkerep, telentang. Glesoran gak karuan.
    Sampai akhirnya gua bertanya sesuatu, “Eh, Teh. Kok umurnya bisa beda jauh sih sama Mas Muji?”
    Teh Lilis yang sedang duduk didepan meja rias sambil baca majalah kemudian berdiri. Mukanya seketika kesal. “Saya mau balik ke sekolahan, Mas..” Katanya.
    Doh, ngambek!
    Teh Lilis lalu berjalan menuju pintu, gua langsung beranjak dari kasur dan menahannya.
    Kemudian gua minta maaf kalo ada sesuatu yang menyinggung. Teh Lilis tak bergeming. Gua sedikit menarik tangannya. Yang terjadi kemudian sungguh diluar perkiraan.
    Gua hanya menarik tangannya pelan untuk mendapat perhatiannya yang sebelumnya enggan memandang gua. Tapi reaksi Teh Lilis seperti baru saja di uppercut Muhammad Ali.
    Dia merobohkan badannya yang secara otomatis menimpa badan gua yang lalu terjatuh dikasur.
    Sesaat kami saling pandang. Kedua tangan Teh Lilis berada didada gua, sedikit menopang tubuhnya.
    Gua lalu melingkarkan tangan gua dibadannya. Teh Lilis tak bereaksi. Masih memandangi gua. Gua salah tingkah. Muka Teh Lilis sedikit berubah menjadi sangat serius. Sesekali dia memejam.
    Kemudian gua meraih kedua tangannya. Badan Teh Lilis sepenuhnya menindih badan gua. Payudaranya yang montok mendarat tepat didada gua. Muka Teh Lilis makin berubah saat gua menggoyangkan badannya. Bibirnya bergerak-gerak seperti ingin melumat atau berkata sesuatu.
    Gua melepaskan jaket blazzernya. Ariel sudah tegangan tinggi. Kaki Teh Lilis lurus diatas gua.
    Gua lalu meremas bokongnya agar kakinya terbuka. Dan, yap, Teh Lilis mengangkang diatas gua dengan wajah horny.
    Ariel yang sudah tegangan tinggi terasa bersentuh dengan bagian vagina Teh Lilis. Gua menggoyangkan pinggul naik-turun sambil meremas bokongnya. Sebentar saja, Teh Lilis sudah mengikuti irama goyangan.
    “Sssstttt..” Desisnya sambil memejamkan mata. Giginya seperti sedang menggigit sesuatu. Gua makin kencang meremas bokongnya.
    Tiap gua remas dan bergoyang, Teh Lilis berdesis sambil mengatur nafas. “Sssssttt..”
    Tangan gua masuk ke dalam celana piamanya. Mudah saja buat gua karena hanya berbahan kolor. Setelah didalam celana, tangan gua gak meremas bokongnya, tapi langsung menyentuh vaginanya dari atas.
    Teh Lilis langsung mencengkram wajah dan melumat bibir gua. “Eemmm…” Desah gua.
    Sambil berciuman, saling melahap satu sama lain, gua menarik-narik kancut Teh Lilis. Teh Lilis bergeliat sambil menggoyangkan sendiri pinggulnya. “Sssssttt…hhuuu..” Desahnya kali ini.
    Gua lalu mulai meremas payudaranya. Teh Lilis memberi ruang dengan sedikit mengangkat tubuhnya yang berada diatas gua. Sebentar saja, gua langsung membuka tali branya dan mengangkat daster serta branya.
    Payudara montok Teh Lilis menggantung diatas wajah gua. Dia menahan tubuhnya dengan kedua tangan dikasur. Setelah menikmati aroma tubuhnya, gua mulai mengulum puting payudara Teh Lilis.
    Dari payudara yang satu, ke yang lain. Secara adil gua kulum dan remas payudaranya. Teh Lilis menggoyangkan badannya saat gua sedang melahap salah satu payudaranya.
    08:40 WIB
    Sambil menjilati putingnya, gua kembali meremas bokongnya.
    Teh Lilis makin menikmati kebejatannya. Dia membuka celananya pake satu tangan dengan gerakan yang dinamis, tanpa mengganggu gua yang sedang melahap payudaranya. “Ssssttt.. Aahh..” Desahnya.
    Gua lalu membalikkan badan. Teh Lilis telentang sambil bergeliat saat gua melepas celana. “Dasternya, buka Teh..” Kata gua saat hendak menjilati vaginanya yang masih tertutup. Teh Lilis membuka dasternya dan tapi kemudian menarik wajah gua dan memberikan ciuman dahsyat. Dia mencium sambil menyedot.
    Gua memasukkan tangan ke dalam kancutnya dan menyentuh vaginanya. Teh Lilis makin melumat bibir gua. Lalu gua memaikan jari dimulut vaginanya. Basah!
    Vagina Teh Lilis sudah basah saat gua melepaskan kancutnya, dan saat hendak menjilati, lagi-lagi dia menarik kepala gua. Gua pun akhirnya hanya mengocok vaginanya dengan jari sambil menjilati payudaranya. “Aaaahhhh.. Sssttt.. Aaaauuggghh..” Desahnya.
    Kemudian gua memasukkan satu lagi jari ke dalam vaginanya. Teh Lilis mengerang sambil mencengkaram leher gua. Gua melepaskan cengkramannya sambil mempercepat gerakan jari mengocok vaginanya.
    Untuk mendapatkan hasil maksimal, gua menegakkan dudukan badan. Yang tadinya sedikit membungkuk mengulum payudara, menjadi duduk tegap disamping badan Teh Lilis yang bergeliat keenakan.
    Pemandangan dari sini adalah yang terbaik saat sesi porplei, bro.. Haha. You, know lha.
    Teh Lilis tak dapat menyembunyikan raut wajah malu bercampur nafsu saat gua sengaja mengocok vagina sambil memperhatikannya. “Enak, Teh..” Kata gua.
    Entah pertanyaan bodoh macam apa itu. Sialnya, itu pertanyaan yang sering diajukan lelaki saat sedang memberikan nikmat ke wanita yang sesang dieksekusi.
    Teh Lilis menutupi wajahnya dengan bantal saat tak kuasa mendesah. Dia mendesah dibalik bantal. Gua langsung menyingkirkan bantal. Wajah Teh Lilis tampak sudah tak perduli. Dia benar-benar menikmati gerakan jari-jari gua.
    “Aaahhh, aaakkhhh, hhhaaaahhh..” Desahnya sambil meremas salah satu payudaranya. Payudara yang lain, gua bantu meremas.
    Sesaat gua bertanya-tanya. “Ini orang udah punya anak kok pentilnya masih bagus?” Sambil memilin dan meremas buah dadanya.Pagi-pagi sekali gua sudah berada di area sekolahan tempat Ria sekolah.
    Iblis benar-benar sudah menguasai diri gua. Entah dimana keberadaan malaikat.
    Rencananya, gua akan mulai mendekatkan diri sama Teh Lilis saat dia menunggu Ria. Dan, melihat umur Teh Lilis yang gak tua-tua amat, dugaan gua dia pasti gak akan ikut nunggu Ria sambil ngerumpi sama ibu-ibu lain yang juga mengantar anaknya.
    Tapi dugaan tinggal dugaan. Teh Lilis ikut membaur dengan ibu-ibu. Iblis memberi celah dengan tidak adanya ibu-ibu yang berada di sekitar Teh Lilis yang gua kenal. Jadi, besar kemungkinan juga gak ada yang mengenal gua. Tinggal kemudian gua mencari celah untuk “dilihat” Teh Lilis.
    Mulai dari bersiul kearah Teh Lilis, sampai melambai-lambaikan tangan, dia tetap tak sadar keberadaan gua. Tiba-tiba saja ide muncul saat melihat bocah sd keluar dari salah satu kelas (bukan kelasnya Ria), gua langsung mengiming-imingin jajanan dan mengantarnya kembali ke kelas seolah-olah gua adalah sodaranya.
    Teh Lilis sedikit kaget melihat keberadaan gua. Gua mengangguk dan tersenyum kearahnya. Setelah si bocah masuk kelas, gua menghampiri Teh Lilis.
    “Nganter? Siapa?” Katanya, membuka pembicaraan.
    “Oh, iya. Keponakan Teh..”
    “Oohh..” Responnya sambil beranjak dari tempat duduk hendak membeli jajanan.
    Gua sih yakin kalo dia cuma ngasih peluang ke gua, semacem kode minta ditelanjangin. Atau minimal ini settingan iblis.
    “Nungguin sampe pulang, Teh?” Tanya gua. Dia gak gak menjawab, hanya mengangguk. Raut wajahnya tampak risih. Seketika gua bagai tersambar petir. “Anjir, gua cuma kegeeran nih..” Batin gua.
    “Teh..” Sapa gua lagi. Pantang menyerah.
    “Iya..” Jawabnya, masih dengan raut wajah risih dan cenderung was-was. Gua langsung menyodorkan hp dan minta nomor teleponnya. Dang! Hp gua gak direspon.
    Tapi dia malah bilang, “Nomor Mas aja berapa?” sambil mengeluarkan hpnya dan gua pun pamit duluan setelah memberikan nomor hp.
    Gua sih ga yakin dia bakal ngontek gua, tapi atas dasar positive thinking untuk kelakuan negative, gua menunggu kontak Teh Lilis. Tak sampai satu jam, ada pesan masuk ke hp gua.
    “Ada apa ya, Mas? Maaf, saya risih ngobrol ditempat umum. Takut dikira macem-macem. Lilis.”
    Hhhuuaaa.. Teh Lilis. Macam orang dulu aja ngirim Short Messages Service. Hehe
    “Hehe, kalo gitu saya Teh yang minta maaf. Ga ada apa-apa Teh, mau kenal aja. Mau ngobrol-ngobrol. Kalo smsan gini masih risih ga, Teh? Hehe”
    “Ya kalo sms gini ga risih. Kan gak ada yang liat. Mau kenal? Kan udah kenal. Ngobrol kok sama ibu-ibu sih Mas, sama yang masih gadis aja atuh.”
    “Duh, Teh. Kalo sama gadis mah ribet Teh, ambekan. Dikit2 ngambek. Hehe. Teh Lilis tiap hari nungguin Ria?”
    “Yah Mas, ibu-ibu juga sering ngambek kok. Namanya juga perempuan. Heee. Iya, tiap hari nungguin. Mas tadi anter anaknya ponakan? Kok baru liat.”
    “Hehe, ngga Teh. Sebenernya cuma alesan buat ketemu Teteh aja ”
    “Hmm. Mas, tolong jangan nelepon saya yah klo saya lagi dirumah. Takut bapaknya Ria tau nanti malah nyangka macet-macet.”
    Pesan terakhir Teh Lilis gak gua bales, tapi gua berinisiatif langsung meneleponnya. Teh Lilis terasa begitu segan dan risih saat menerima telepon gua. Tapi meski begitu, dia juga tak memadamkan percikan untuk digoda. Gua sebagai lelaki normal yang abnormal tentu saja tak melewatkan peluang begitu saja.
    Gua mencoba membuatnya nyaman berbicara sama gua. Pelan-pelan Teh Lilis mulai ‘biasa’ dan enjoy dalam berbicara. Sesekali dia bercerita juga bertanya. Nah, kedua hal tersebut adalah koentji sebuah pedekate berhasil atau tidak.
    Akhirnya Teh Lilis menyudahi obrolan via telepon itu karena jam pulang Ria sudah tiba. Gua longok jam tangan, ‘pukul 09:50 WIB’.
    Diakhir obrolan gua sempet ngomong, “Kalo lagi suntuk sms saya aja, Teh. Siapa tau malah tambah suntuk..” seraya tertawa. Teh Lilis juga tertawa lepas saat menutup teleponnya.
    ***
    Gua pulang kerumah waktu banci pun belum dandan. Pikiran gua dipenuhi strategi-strategi menelanjangi Teh Lilis.
    Dan sepertinya, Teh Lilis ini memang minta ditelanjangi. Dia sms gua gak lama setelah gua sampai rumah.
    “Tumben Mas jam segini udah pulang? Gak jalan-jalan dulu sama pacarnya? Lagi marahan ya.. Hehehe”
    Gua sempat kaget mendapati sms Teh Lilis, karena pas gua liat sebelum masuk rumah, Teh Lilis lagi momong Ria di dekat Mas Muji. Mas Muji sendiri sedang melayani pembeli yang gak banyak-banyak amat dan gak sedikit juga.
    “Hehe, bisa aja Teteh. Lagi nonton tv apa masih di depan Teh? Tadi saya lihat kan Teteh di depan.”
    “Iya, lagi nonton tv. Udah ga di depan, banyak pembeli. Lagi sekalian nidurin Ria.”
    “Nidurin Ria? Mau juga dong Teh, ditidurin. Ahahaha. Becanda, Teh. Loh, banyak pembeli kok gak bantuin Mas Muji?”
    “Hmm. Untung cuma becanda. Bantuin kok, tapi sambil nonton tv. Heee.”
    “Owgitu..”
    Biajingan, gua keabisan ide sampe cuma begitu doang bales smsnya. ‘Owgitu..’ Sms macam apa itu? Macem lagi wasapan atau bbman aja. Padahal di sms tersedia 140 karakter. Eh, bener apa ngga ya? Bodo, ah. Haha.
    Tapi ditengah keputusasaan balesan sms gua, Teh Lilis memainkan perannya.
    “Besok nganter lagi Mas?”
    “Nganter, bareng aja Teh.”
    “Gak ah. Ngerepotin.”
    “Yah, Teh. Timbang gitu aja ngerepotin.”
    “Heeeehe. Boleh deh kalo gak ngerepotin.”
    “Eh, sebenernya emang ngerepotin sih Teh. Kecuali kalo abis nganter trus Teteh nungguin Ria-nya diluar sama saya, baru gak ngerepotin.”
    “Hmm. Keluar kemana Mas?”
    “Gak usah jauh-jauh Teh. Biar jam setengah sepuluh udah sampe sekolahan lagi. Kemana aja, yang penting bisa ngobrol-ngobrol.”
    “Gak ah. Takut ada yang liat Mas.”
    “Ya kalo gitu, kita pergi ketempat yang gak ada orang liat. Hehe.”
    “Mas bisa aja. Udahan dulu ya, Mas. Jangan sms lagi.”
    Huhu. Yes!
    07:00 WIB
    Besoknya, seperti yang sudah dismskan semalem, gua nganter Ria dan Teh Lilis dengan bergaya seolah-olah gak janjian.
    Teh Lilis sempat bertanya, “Keponakannya mana Mas?” waktu perjalanan ke sekolah. Tapi gak gua jawab, karena pun dia nanya dengan raut wajah menggoda. Jiguri.
    Setelah sampai sekolahan, Teh Lilis mengantar Ria ke kelas. Gua kemudian meneleponnya, memberitau kalo gua nunggu diseberang jalan utama sekolahan. Teh Lilis hanya membalas dengan suara, “Hmm.. He’em.. Iya. Iya. He’em..”
    07:30 WIB
    Tak sampai 20 menit, Teh Lilis sudah masuk ke dalam mobil yang gua parkir di minimarket. Gua sedang berada di dalam membeli ‘perlengkapan perang’.
    Mobil sengaja menyala dan gak gua kunci, Teh Lilis menjalankan semua perintah gua. Nice.
    “Kemana Mas?” Tanya Teh Lilis waktu gua baru masuk mobil.
    “Kemana ya?” Kata gua sambil memandanginya dari atas sampai bawah, tanpa ada gangguan sedikitpun. Muka Teh Lilis seketika memerah. Kemudian memalingkan pandangannya.
    Teh Lilis hanya memakai celana piama. Celana tidur dipadu dengan daster sedengkul dan jaket. Badannya yang bahenol terlihat dari balik pakaian yang berbahan lemas itu. Meski jaket blazernya coba menutupi.
    Gua mulai nakal dengan menyentuh bagian rusuknya. Teh Lilis reflek bergoyang. Sekali, dua kali, sampai akhirnya Teh Lilis menghadap gua, lalu meraup wajah gua. Seperti sedang menampar, tapi tanpa tenaga.
    “Bajingan, berani nyentuh gua nih ibu-ibu..” Batin gua. Gua pun langsung memanfaatkan dengan memegang tangannya. Teh Lilis membeku. Gua berdebar tak karuan.
    “Yang penting, cabut dulu aja Teh dari sini..” Kata gua kemudian sambil keluar parkiran dan gas pol entah kemana.
    Dijalan, gua menimang-nimang tempat tujuan. Teh Lilis gak banyak bicara, cenderung sedikit grogi. Raut wajahnya juga tampak khawatir. Entah khawatir gua apa-apain atau khawatir perbuatan nekatnya ini ketahuan Mas Muji.
    07:50 WIB
    Di depan gerbang hotel, gua berhenti dan memandang Teh Lilis. Satu, dua, tiga detik, Teh Lilis tak kunjung memandang balik. Gua menggoyangkan jari di lingkaran stir.
    Teh Lilis memandang balik. Raut wajahnya bukan sekedar bertanya “Ngapain berhenti didepan hotel?” tapi juga, “..Kalo mau masuk, ya masuk.”
    Gua tersenyum lebar. Teh Lilis menghembuskan nafas panjang. Iblis berdendang dijok belakang. Malaikat terbelenggu didalem bagasi.
    ***
    08:00 WIB
    “Mas ngapain kita kesini?” Tanya Teh Lilis saat sudah duduk dibibir kasur hotel.
    “Ngapain ya Teh enaknya? Hehe. Ngobrol aja Teh..” Jawab gua sambil merebahkan badan dikasur. Teh Lilis membelakangi gua.
    “Kan, kalo ngobrol disini gak bakal ada yang liat Teh..”
    Teh Lilis sesekali menengok kebelakang, melihat posisi pewe gua. “Sini, Teh, nontonnya sambil rebahan. Kaya waktu saya pertama ngeliat Teteh, kan lagi nonton tv sambil tiduran gini..” Goda gua.
    Teh Lilis kembali menengok dan tertawa malu. “Saya duduk, sih waktu itu. Gak tiduran. Dibilangin bapaknya Ria, mau ada yang numpang kamar mandi.”
    Didalam kamar, hampir selama setengah jam, hanya gua habiskan dengan ngobrol gak jelas. Sama-sama malu. Sama-sama grogi. Tapi lambat laun, Teh Lilis mulai santai dan berkeliling kamar hotel.
    Duduk dimeja rias. Ke kamar mandi. Buka-buka kulkas dan baca majalah. Sesekali mendekat ke arah gua untuk bertanya sesuatu yang ada dikamar hotel. Gua pun justru larut dengan menyia-nyiakan waktu yang ada sambil glesoran dikasur.
    Madep kanan, madep kiri, tungkerep, telentang. Glesoran gak karuan.
    Sampai akhirnya gua bertanya sesuatu, “Eh, Teh. Kok umurnya bisa beda jauh sih sama Mas Muji?”
    Teh Lilis yang sedang duduk didepan meja rias sambil baca majalah kemudian berdiri. Mukanya seketika kesal. “Saya mau balik ke sekolahan, Mas..” Katanya.
    Doh, ngambek!
    Teh Lilis lalu berjalan menuju pintu, gua langsung beranjak dari kasur dan menahannya.
    Kemudian gua minta maaf kalo ada sesuatu yang menyinggung. Teh Lilis tak bergeming. Gua sedikit menarik tangannya. Yang terjadi kemudian sungguh diluar perkiraan.
    Gua hanya menarik tangannya pelan untuk mendapat perhatiannya yang sebelumnya enggan memandang gua. Tapi reaksi Teh Lilis seperti baru saja di uppercut Muhammad Ali.
    Dia merobohkan badannya yang secara otomatis menimpa badan gua yang lalu terjatuh dikasur.
    Sesaat kami saling pandang. Kedua tangan Teh Lilis berada didada gua, sedikit menopang tubuhnya.
    Gua lalu melingkarkan tangan gua dibadannya. Teh Lilis tak bereaksi. Masih memandangi gua. Gua salah tingkah. Muka Teh Lilis sedikit berubah menjadi sangat serius. Sesekali dia memejam.
    Kemudian gua meraih kedua tangannya. Badan Teh Lilis sepenuhnya menindih badan gua. Payudaranya yang montok mendarat tepat didada gua. Muka Teh Lilis makin berubah saat gua menggoyangkan badannya. Bibirnya bergerak-gerak seperti ingin melumat atau berkata sesuatu.
    Gua melepaskan jaket blazzernya. Ariel sudah tegangan tinggi. Kaki Teh Lilis lurus diatas gua.
    Gua lalu meremas bokongnya agar kakinya terbuka. Dan, yap, Teh Lilis mengangkang diatas gua dengan wajah horny.
    Ariel yang sudah tegangan tinggi terasa bersentuh dengan bagian vagina Teh Lilis. Gua menggoyangkan pinggul naik-turun sambil meremas bokongnya. Sebentar saja, Teh Lilis sudah mengikuti irama goyangan.
    “Sssstttt..” Desisnya sambil memejamkan mata. Giginya seperti sedang menggigit sesuatu. Gua makin kencang meremas bokongnya.
    Tiap gua remas dan bergoyang, Teh Lilis berdesis sambil mengatur nafas. “Sssssttt..”
    Tangan gua masuk ke dalam celana piamanya. Mudah saja buat gua karena hanya berbahan kolor. Setelah didalam celana, tangan gua gak meremas bokongnya, tapi langsung menyentuh vaginanya dari atas.
    Teh Lilis langsung mencengkram wajah dan melumat bibir gua. “Eemmm…” Desah gua.
    Sambil berciuman, saling melahap satu sama lain, gua menarik-narik kancut Teh Lilis. Teh Lilis bergeliat sambil menggoyangkan sendiri pinggulnya. “Sssssttt…hhuuu..” Desahnya kali ini.
    Gua lalu mulai meremas payudaranya. Teh Lilis memberi ruang dengan sedikit mengangkat tubuhnya yang berada diatas gua. Sebentar saja, gua langsung membuka tali branya dan mengangkat daster serta branya.
    Payudara montok Teh Lilis menggantung diatas wajah gua. Dia menahan tubuhnya dengan kedua tangan dikasur. Setelah menikmati aroma tubuhnya, gua mulai mengulum puting payudara Teh Lilis.
    Dari payudara yang satu, ke yang lain. Secara adil gua kulum dan remas payudaranya. Teh Lilis menggoyangkan badannya saat gua sedang melahap salah satu payudaranya.
    08:40 WIB
    Sambil menjilati putingnya, gua kembali meremas bokongnya.
    Teh Lilis makin menikmati kebejatannya. Dia membuka celananya pake satu tangan dengan gerakan yang dinamis, tanpa mengganggu gua yang sedang melahap payudaranya. “Ssssttt.. Aahh..” Desahnya.
    Gua lalu membalikkan badan. Teh Lilis telentang sambil bergeliat saat gua melepas celana. “Dasternya, buka Teh..” Kata gua saat hendak menjilati vaginanya yang masih tertutup. Teh Lilis membuka dasternya dan tapi kemudian menarik wajah gua dan memberikan ciuman dahsyat. Dia mencium sambil menyedot.
    Gua memasukkan tangan ke dalam kancutnya dan menyentuh vaginanya. Teh Lilis makin melumat bibir gua. Lalu gua memaikan jari dimulut vaginanya. Basah!
    Vagina Teh Lilis sudah basah saat gua melepaskan kancutnya, dan saat hendak menjilati, lagi-lagi dia menarik kepala gua. Gua pun akhirnya hanya mengocok vaginanya dengan jari sambil menjilati payudaranya. “Aaaahhhh.. Sssttt.. Aaaauuggghh..” Desahnya.
    Kemudian gua memasukkan satu lagi jari ke dalam vaginanya. Teh Lilis mengerang sambil mencengkaram leher gua. Gua melepaskan cengkramannya sambil mempercepat gerakan jari mengocok vaginanya.
    Untuk mendapatkan hasil maksimal, gua menegakkan dudukan badan. Yang tadinya sedikit membungkuk mengulum payudara, menjadi duduk tegap disamping badan Teh Lilis yang bergeliat keenakan.
    Pemandangan dari sini adalah yang terbaik saat sesi porplei, bro.. Haha. You, know lha.
    Teh Lilis tak dapat menyembunyikan raut wajah malu bercampur nafsu saat gua sengaja mengocok vagina sambil memperhatikannya. “Enak, Teh..” Kata gua.
    Entah pertanyaan bodoh macam apa itu. Sialnya, itu pertanyaan yang sering diajukan lelaki saat sedang memberikan nikmat ke wanita yang sesang dieksekusi.
    Teh Lilis menutupi wajahnya dengan bantal saat tak kuasa mendesah. Dia mendesah dibalik bantal. Gua langsung menyingkirkan bantal. Wajah Teh Lilis tampak sudah tak perduli. Dia benar-benar menikmati gerakan jari-jari gua.
    “Aaahhh, aaakkhhh, hhhaaaahhh..” Desahnya sambil meremas salah satu payudaranya. Payudara yang lain, gua bantu meremas.
    Sesaat gua bertanya-tanya. “Ini orang udah punya anak kok pentilnya masih bagus?” Sambil memilin dan meremas buah dadanya.
    Sesekali gua kembali melumat pentil dan payudaranya. “Aaaakkkhhh…” Desahnya, panjang. Kemudian gua makin cepat mengocok vaginanya. Teh Lilis coba merangkul leher gua, tapi tak bisa karena gua menghindar. Ia lalu mencengkram sprei kasur dengan kedua tangan yang berada diatas kepalanya. Melihat pemandangan seperti itu, gua makin semangat mengocok.
    Akhirnya Teh Lilis memuncratkan cairan dari vaginanya. Badannya bergeliat tak karuan. Ia menahan gerakannya sambil mengatur nafas.
    09:05 WIB
    Teh Lilis terkujur lemas dengan badan sedikit miring. Kedua kakinya menutup vaginanya.
    Gua lalu mengeluarkan Ariel dan mendekatkan ke wajahnya. Gua ‘memukul-mukul’ wajah Teh Lilis dengan pentungan hansip itu. Lalu mulai menggerayangi mulutnya. Teh Lilis urung membuka mulut, dia tampak sedang masih mengumpulkan tenaga.
    Gua terus berusaha sambil kembali meremas payudaranya. Lalu membuka kakinya yang menutupi vagina. Teh Lilis kembali terlentang dengan posisi sedikit mengangkang. Gua memberikan sentuhan-sentuhan ringan ke sekujur badannya.
    Kemudian setelah menjilati payudaranya, gua menciumi bagian pahanya. Posisi gua masih dengan Ariel yang berada di wajah Teh Lilis. Gua lalu merebahkan badan disamping dengan posisi terbalik. 69!
    Dengan posisi menyamping, gua mulai melumat vagina Teh Lilis. Dia langsung meremas Ariel. Lalu gua mengangkat badannya menindih badan gua dalam posisi sempurna 69.
    Gua menjilati vagina Teh Lilis yang terasa asin. Teh Lilis urung melahap Ariel sampai gua memasukkan satu jari kedalam vaginanya. “Oouugghh..” Desahnya, lalu melahap Ariel.
    Ariel terasa hangat dan basah.
    Bokong Teh Lilis bergerak-gerak diatas wajah gua. Vaginanya tepat berada dimulut gua. Sementara Ariel keluar masuk mulutnya.
    Teh Lilis makin menikmati tugasnya. Sesekali dia menyedot Ariel dalam-dalam, lalu menjilati dan mengulum bola dragonbol. “Ahhh, enak teh..” Kata gua. Kali ini bukan pertanyaan, ini pernyataan.
    Teh Lilis tiba-tiba menegakkan badannya.
    Sambil mengocok Ariel, dia merangkak naik dan mengurung Ariel kedalam vaginanya. Jleb!
    “Aahh, Fak!” Respon gua, tak menyangka dia langsung ke topik utama.
    Teh Lilis membelakangi gua dengan kedua tangan memegang sandaran punggung kasur. Ariel terlihat timbul tenggelam dari bokong Teh Lilis yang gua liat dari belakang.
    Gua memegang bokong Teh Lilis, membantunya bergerak naik-turun, maju-mundur. “Sssssstttt, mmaaasss… Aaahhhh” Desah desis Teh Lilis yang makin cepat menggenjot.
    Lalu gua bangun dari tidur dan memeluk Teh Lilis dari belakang. Sambil meremas payudaranya, gua menciumi punggungnya.
    Teh Lilis makin beringas, dia merangkul gua dengan posisi membelakangi. Nikmat sekali. Lalu Teh Lilis meminta berciuman, dengan senang hati gua melayaninya. Kedua tangan Teh Lilis yang setengah merangkul leher gua, membuat ketiaknya tampak menggairahkan. Sesekali gua memberikan kecupan ke ketiaknya.
    Meski tidak harum, tapi juga tidak bau. Yang penting, tidak ada bulunya!
    09:18 WIB
    Badan Teh Lilis yang bahenol tak dapat gua tahan lebih lama berada diatas paha gua.
    Gua lalu* memintanya berdiri, dan mengambil posisi doggy tanpa melepas Ariel yang betah didalam vagina Teh Lilis.
    Teh Lilis berdiri dengan lututnya, masih dengan posisi membelakangi gua.
    Gua sedikit membungkukkan punggungnya, sambil meremas payudara. Teh Lilis bergeliat saat lehernya gua kecup-kecup.
    “Keluarin didalem, Teh?” Tanya gua saat bergerak lambat menikmati ciuman.
    “Jangan dikeluarin dulu..” Bisiknya, manja.
    Gua kemudian menghadapkan wajahnya kearah jam dinding sambil melumat bibirnya.
    Dia yang paham maksud gua lalu mendorong bokong gua agar masuk lebih dalam. Gua lalu berakselerasi tingkat tinggi.
    “Plak! Plak! Plak!” Suara yang keluar, diikuti desahan Teh Lilis, “Aaakkhhh, aaaaakkhh, Maasss.. Sssttt..”
    Tak butuh lama dari serangan terakhir, Ariel memuntahkan ludah naga didalam vagina Teh Lilis.
    “Oouugghhh…” Desah gua, panjang.
    Teh Lilis langsung membenamkan wajahnya dikasur dengan posisi nungguing. Tampak sperma gua secara perlahan keluar dari dalam vagina Teh Lilis. “Sssstttt.. Hhhaaaahhh..” Desisnya.
    Setelah sepertinya sperma sudah banyak yang keluar, Teh Lilis merobohkan badannya, tidur tungkerep.
    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Dosen Montok Yang Menggairahkan Membuat Nafsu

    Dosen Montok Yang Menggairahkan Membuat Nafsu


    1102 views

    Cerita Sex ini berjudulDosen Montok Yang Menggairahkan Membuat NafsuCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Kejadiannya kira-kira 4 tahun yang lalu, ketika aku kuliah semester ketiga di sebuah lembaga pendidikan di Bekasi. Waktu itu, para mahasiswa baru sedang berkumpul untuk membahas tentang uang kuliah yang menurut brosurnya bisa dicicil selama 5 kali, namun kenyataannya para mahasiswa hanya diberikan kesempatan untuk mengangsurnya selama 3 kali.

    Bagiku sih sebenarnya tidak terlalu masalah, karena aku sudah membayar penuh selama satu tahun, namun karena rasa solideritas terhadap teman, akhirnya aku ikut berkumpul, dan ternyata oleh teman-temanku, aku dipercaya untuk mewakilkan dan menyampaikan keluhan mereka kepada manager lembaga yang bernama Ibu Ratih S.Pd.

    Akhirnya aku menuju lantai 4 untuk membicarakan masalah ini kepada Ibu Ratih, dan siapa tahu beliau bisa memberikan solusi yang terbaik untuk anak-anak didiknya.

    Ketika aku hendak mengetuk pintu ruangannya, terdengar samar-samar suara desah dan erangan yang berasal dari dalam ruangannya. Akupun tahu bahwa suara ini adalah suaranya Ibu Ratih, karena aku sangat hapal dengan suaranya ketika beliau masih memberi mata kuliah Akuntansi Dasar 1.

    Kuketuk berkali-kali, namun belum ada jawaban, akhirnya aku beranikan diri untuk langsung membuka pintu. Ku lihat diruang kerjanya, ternyata tidak ada, kucari kesana kemari, akhirnya aku menemukannya sedang serius menghadap kekomputer yang biasa digunakan oleh asistennya (letaknya terhalang oleh sebuah lemari yang berisi bermacam-macam jenis buku). Yang aku tahu, hari ini asistennya belum masuk karena 2 hari yang lalu dia mengalami kecelakaan. Dengan agak ragu aku mencoba mendekatinya.

    Dan ternyata.. Ibu Ratih sedang melihat adegan-adegan seks yang ada di internet. Wajar saja tadi terdengar suara orang mendesah keenakan, tidak tahunya waktu melihat adegan itu, Ibu Ratih pun merangsang dirinya sendiri dengan menggunakan jari-jari lentiknya.

    Aku jadi bingung dan deg-degan, karena sebagai lelaki yang beranjak dewasa, didepanku ada adegan seks yang ditampilkan dimonitor, dan yang lebih membuatku konak, ketika melihat Ibu Ratih yang sepertinya sedang diamuk birahi. Sambil mengangkat kedua kakinya ke atas meja, dan melebarkan kedua pahanya, jari-jari lentik Ibu Ratih terus keluar masuk lubang memeknya yang sudah terlihat basah.

    Karena takut ketahuan, dan takut dimarahi akan kelancanganku, pelan-pelan aku menuju pintu untuk keluar. Tetapi tiba-tiba..
    “Fik.. jika kamu teruskan langkahmu untuk keluar dari ruangan ini sekarang, nanti aku akan men-DO kamu dari sini. Karena kamu telah lancang memasuki ruangan saya tanpa sepengetahuan saya”.

    Karena beliau mengancam akan mengeluarkan saya, akhirnya langkah saya langsung terhenti dan dengan agak terbata-bata saya langsung meminta maaf atas semua kelancangan saya.

    Tanpa menunjukan ekspresi apapun, Bu Ratih berjalan mendekatiku sambil bertanya.

    “Apakah kamu tahu apa kesalahanmu?”
    Dengan gugup saya mengatakan bahwa saya telah lancang memasuki ruangan Ibu tanpa izin.

    “Dan kamu tahu apa hukumannya jika telah melakukan itu?”

    “Tidak Bu”, jawabku pelan.

    “Oke, sekarang kamu akan saya hukum sesuai dengan kesalahanmu, apa yang kamu lihat ketika kamu masuk ruangan ini?”

    “Ngga ada bu”.

    “Kamu jangan bohong yach, sebenarnya waktu kamu masuk, Ibu sudah mengetahuinya, sekarang jawab yang jujur, apa kamu melihat saya sedang melakukan sesuatu?”

    Akhirnya dengan gugup saya menceritakan semua kejadiannya.

    “Jika memberi keterangan jangan berbelit-belit begitu, saya tidak mengerti. Sekarang coba kamu peragakan semua yang kamu lihat”.
    Akhirnya saya mengambil posisi duduk didepan monitor yang masih menampilkan adegan bercinta antara 2 wanita dengan 1 pria. Dengan hati-hati saya mengangkat kedua kaki saya mengikuti apa yang tadi Ibu Ratih lakukan, namun karena saya terus melihat adegan di monitor itu,

    akhirnya saya hanya terbengong menyaksikan semuanya. Lama-lama tanpa saya sadari, kontol saya mulai menegang. Namun karena merasa malu takut ketahuan Ibu Ratih, aku pura-pura menyatakan kalau aku tidak bisa mempraktekkan semua yang tadi dilakukannya, karena saya tidak mempunyai memek.

    Tanpa disangka, Ibu Ratih malah berkata.

    “Kalo begitu, kamu pake memek saya saja, tapi jarinya tetap jari kamu”.

    Akhirnya Ibu Ratih memposisikan tubuhnya seperti waktu pertama kali saya lihat. Ragu-ragu saya mendekatinya dan bertanya.

    “Tapi kan tadi Ibu tidak pake CD, kenapa sekarang pake CD?”, tanyaku.

    “Coba sekalian kamu praktekkan cara membuka CD wanita, apakah kamu bisa?”.

    Akhirnya aku tahu bahwa aku akan mengalami hukuman yang sangat menyenangkan.

    Tanpa ragu-ragu lagi aku mendekati tubuh Ibu Ratih yang masih menaikan kaki dan melebarkan kedua pahanya di atas meja. Aku langsung menurunkan kedua kakinya dan meminta dia untuk berdiri.

    “Saya menghargai wanita tidak hanya di bagian tertentu, saya menghargai semua yang ada pada diri seorang wanita, maka izinkanlah saya untuk mencumbui semua yang ada di diri ibu”.

    Dengan tersenyum, akhirnya dia berdiri dan bertanya. “Kata-katamu cukup romantis, tapi saya minta jangan hanya di mulut saja”.

    Thanks God, akhirnya saya diberi kesempatan untuk merasakan apa yang selama ini cuma jadi hayalan saya tentang kecantikan dan kemontokan Ibu Ratih. Dengan lembut, saya mulai menciumi bibirnya yang merah merekah. Ternyata, Ibu Ratih sangat liar (mungkin karena sebelumnya sudah melihat adegan yang merangsang).

    “Fik, untuk sekarang ini, Ibu cuma butuh kontol kamu, kamu tidak perlu repot-repot untuk merangsang ibu, karena Ibu sudah tidak kuat lagi menahannya”

    Sambil berkata begitu, tanpa sempat membuka bajuku, Ibu Ratih langsung membuka celanaku dan mengarahkan kontolku ke memeknya.

    Walaupun tanpa foreplay terlebih dahulu, kontolku memang selalu siap jika disuruh ngentot cewe cantik, karena kontolku sudah terlatih sejak waktu SMA.

    Sambil berdiri, Ibu Ratih terus menarik dan mendorong pantatnya agar kontolku terus keluar masuk dari lubang memeknya. Aku hanya diam mematung menikmati hangatnya lubang memek Ibu Ratih, karena walaupun aku terlihat pasif, sepertinya Ibu Ratih sangat menikmatinya.

    “Terus Fik, enak banget kontolmu fik aacchh.. nikmatnya.. kontolmu Fik.. teruuzzhh.. aacchh.. uuhh hangat dan nikmatnya barang kamu Fik.. gede banget Fik.. terruuzzhh.. aacchh”

    Tanpa henti-hentinya Ibu Ratih mendesis seperti orang yang kepedasan.

    Meski dari dulu aku terobsesi untuk bisa bercinta dengan Ibu Ratih, namun aku tidak ingin terburu-buru dalam menikmatinya. Aku sengaja membiarkan Ibu Ratih agar dia mencapai puncak duluan, biar bisa memberikan kesan yang baik di matanya.

    “Aawww..” ternyata ketika Ibu Ratih mencapai orgasme, tanpa sadar tangannya yang semula memegang pantatku, langsung meremas dengan sekencang-kencangnya, tubuhnya bergetar sebentar, kemudian diam dan langsung memelukku.

    “Thanks ya Fik, kamu sudah membantu saya mencapai puncak”.

    Ketika pelan-pelan kucabut kontolku yang masih tegak berdiri, Ibu Ratih masih terlihat lelah, namun dari raut wajahnya terlihat sangat puas. Aku sengaja memberi waktu beberapa menit agar Ibu Ratih bisa istirahat dan menikmati sisa kenikmatannya. Beberapa menit kemudian, aku langsung membuka bajuku, menurutku, pertempuran baru akan dimulai, dan dengan perlahan akupun mulai membuka satu persatu pakaian Ibu Ratih.

    Karena waktu pertama melakukannya, Ibu Ratih tidak memberi kesempatan kepadaku untuk membuka pakaian kami, mungkin saking ngebetnya, dia cuma menaikan roknya (yang kebetulan sudah tidak ber-CD), dan menurunkan celanaku.

    “Waktu istirahatnya sudah cukup Bu, sekarang mari kita ngentot lagi, dan tolong puaskan kontol saya dengan segala cara yang Ibu bisa”.

    Tanpa menunggu lama, kami yang sudah sama-sama telanjang sudah saling memeluk. Aku yang sangat mengagumi kemolekan Ibu Ratih, berusaha untuk menikmati seluruh tubuhnya. Kubaringkan Ibu Ratih dilantai, kedua susu yang padat itu semakin terlihat indah dan mengundangku untuk segera menikmatinya.

    “Yaa.. hisap terus sayaangg.. aacchh, teeruuss”

    Tanganku pun mulai mencari sasaran yang lain ketika bibirku masih memainkan kedua susunya. Pelan tanganku mulai turun dari kedua susunya dan terus kebawah menggerayangi perut, dan akhirnya jariku merasakan bulu-bulu halus yang tumbuh disekitar lubang kemaluannya.

    Ku usap dengan lembut pinggiran lubang kemaluannya, ternyata sudah sangat basah, mungkin karena dia sudah mulai diamuk birahi lagi. Kuelus terus sambil sesekali telunjukku kumasukkan ke dalam memeknya yang sudah terlihat sangat merah akibat terjadinya gesekan.

    Bibirku langsung berhenti mencumbu bibirnya, aku langsung mengarahkan mukaku kekemaluannya. Dengan kedua tanganku, aku lebarkan lubang memeknya, dan aku langsung menjilati “klit”nya yang agak sedikit “monyong” ke depan.

    Ibu Ratih seperti orang kesetanan ketika lidahku menyentuh daerah terlarangnya, dia menggelinjang seperti cacing kepanasan, mulutnya terus mendesis seperti ular, dan tangannya seperti mencari sesuatu untuk dipegang.

    Seperti kejadian sebelumnya, Ibu Ratih pun mengalami orgasme yang kedua ketika aku baru memainkan memeknya dengan lidah dan jariku. Namun karena nafsuku sudah tidak bisa kubendung lagi, aku tidak memberi dia kesempatan untuk beristirahat, setelah melihat dia terkulai dengan lemas, aku mulai memasukan kontolku ke dalam memeknya.

    Dengan mengangkat kedua pahanya, dan meletakkan kakinya dipundakku, aku langsung memaju mundurkan pantatku untuk mengeluar masukan kontolku ke dalam memeknya.

    Hampir 20 menit aku mengocok memeknya dengan kontolku, mungkin itu membuat gairah Ibu Ratih mejadi bangkit lagi, diapun berusaha untuk menggoyangkan pinggulnya agar kontolku bisa menstimulasi dinding memeknya secara menyeluruh.

    Aku mengerti apa yang dia inginkan, akhirnya tanpa menyabut kontolku, pelan-pelan kubalikan badannya dan menyuruh dia agar “menungging”.

    Secara visual, nafsuku langsung bertambah ketika melihat 2 bongkahan daging yang sangat besar dan tanpa berhenti memainkan kontolku, tanganku langsung meremas pantatnya yang sangat mulus, aku usap, aku remas, dan kadang-kadang aku menepuknya sehingga membuat warna kulitnya menjadi agak merah.

    Mungkin karena terlalu lelah, Ibu Ratih minta agar aku mencabut dulu kontolku, tapi mendengar dia ngomong begitu, nafsuku malah bertambah-tambah, tanganku langsung menarik rambutnya dan memperkencang gerakan kontolku. Ibu Ratih hanya bisa mendesah, mengerang dan merintih, tanpa bisa memberikan perlawanan lagi.

    Akhirnya dia hanya pasrah dan terus menikmati sensasi yang aku berikan. Akhirnya aku mencabut kontolku dan meminta Ibu Ratih agar segera mengulum kemaluanku. Mungkin saking lelahnya, dia membalikan badannya sangat lambat, aku yang sudah tidak tahan, langsung menarik wajahnya mengarahkan kontolku ke dalam mulutnya. Sambil terus kukocok, aku tetap memegang kepalanya agar ikut bergerak maju mundur.

    Tiba-tiba.. spermaku keluar banyak juga, sampai-sampai, sebagian keluar lagi dari sela bibirnya Ibu Ratih, aku sengaja mengeluarkan spermaku di dalam mulutnya, karena aku bilang, aku paling suka melihat spermaku ditelan oleh pasangan ngeseksku. Dengan cekatan, Ibu RatiHPun langsung menelan semua spermaku dan menjilati kepala kemaluanku, hingga tidak ada sedikitpun spermaku yang tidak tertelan olehnya.

    Akhirnya sampai juga aku mewujudkan impianku terhadap Ibu Ratih ini. Ternyata Tuhan telah mendengar dan mengabulkan keinginan yang ada di dalam hatiku. Setelah rapi-rapi, aku utarakan maksud kedatanganku ke ruangannya, dengan seksama, beliau mendengarkan apa menjadi permasalahan diantara anak didiknya, dengan bijak, akhirnya beliau mengatakan.

    “Kalau masalah ini akan segera dimeetingkan, dan kamu tidak usah terlalu kuatir, karena keputusan akhirnya tetap ada di tangan Ibu, yang penting jika hari minggu nanti kamu bersedia menemani Ibu check in, minggu depan masalah itu pasti selesai, bagaimana?”
    Dengan cepat, aku langsung menjawab, “Ya.. ya.. ya..”

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Nikmatnya Istri Tetangga

    Cerita Sex Nikmatnya Istri Tetangga


    1101 views

    Perawanku – Cerita Sex Nikmatnya Istri Tetangga, Aku seorang yang hypersex, setiap sehari sekali wajib melakukan hubungan seks, kalau istri sedang tidak berada di rumah, aku pusing sekali, namun kemarin ane gak dapat jatah dari istri sebab dia lagi pergi. Akhirnya timbul niat untuk mencari mangsa lain coz konti gw merasa cenat cenut kalau ga di turutin.

    Aku membuka selimut, maka saya mendekatinya dengan wajah saya, perlahan-lahan aku mencium dia sangat membangkitkan gairah. Aku benar-benar menyukai semua aroma tubuhnya saat tidur, karena aromanya natural bukan buatan, itulah salah satu alasan saya sangat mencintainya, tidak ada nilai-nilai yang minuspun tersedia baginya, wajah, tubuh, aroma, hati, sifat, semuanya PERFECT, maka ia rahmat yang paling indah yang saya miliki, tidak ada orang lain yang dapat menggantikannya, mungkin saya lebih cinta dari cinta sendiri, saya lebih rela kehilangan semua harta dari kerugian, dan karena itu banyak sifat-sifat masa lalu jelek, saya buang.

    Di masa lalu saya sering saling wanita, sering melakukan pesta seks dengan teman-teman, sering pemesanan model, beberapa artis, Perex luar (Cina / Taiwan / dll), mahasiswa, dll Tapi semua yang saya meninggalkan dia, banyak dari teman-teman yang kiri / tidak pernah menghubungi saya lagi, tapi saya tidak peduli, saya pikir, saya tidak hidup dari mereka, bahkan mereka yang banyak “mengambil” uang dari saya untuk “sewa” wanita tsb,. Aku mungkin telah menghabiskan puluhan miliar itu semua.

    Memang, aku masih suka curang, tapi kemudian saya lakukan jika dia tidak hadir atau pergi ke luar negeri sendiri, seperti minggu lalu. Saya kemudian melakukannya tidak ingin membiarkan dia tahu,  jadi saya tidak pernah memberikan no telepon / ponsel, jika saya butuhkan, saya yang menyebut. Dan ada salah satu karyawan saya (pembantu, penjaga keamanan, pengawal) yang berani mengungkapkan bahwa, jika ada yang berani, saya jamin orang itu akan segera bertemu dengan “penulis”.

    Karena cinta, jika istri saya ingin belanja dan aku sibuk, jadi saya mengirim tiga pengawal untuk menemaninya.
    Saya sudah menyarankan semua pengawal, tidak ada yang harus mengganggu istri saya, jika mendapat sepotong rambut rontok yang disebabkan oleh seseorang, maka orang tersebut harus menerima “hadiah” yang berharga. Setelah ada kejadian yang diterbitkan di hampir semua surat kabar Jakarta, itu terjadi di depan Keris Gallery Menteng, istri saya diserang, dan orang-orang tanpa ampun mereka akan diberikan hadiah di dahinya dalam bentuk “timah”. Mereka melakukan itu semua karena perintah dari saya, karena saya pernah berkata: “Jika sampah di rumah tidak segera dibuang, halaman rumah akan terkandung kuman dan bakteri yang membuat penghuninya tidak sehat, negarapun seharusnya, jika ada” sampah masyarakat “harus segera dimusnahkan bahwa negara ini sehat”. Dan motto itu selalu lari saya, dan saya perintahkan ke semua pengawal untuk menjalankan, tidak ada satu orang yang pernah memegang / merampok keluarga saya ke dalam sel, tetapi selalu masuk ke tanah. Untuk apa orang seperti itu masuk ke sel, mengganggu masyarakat akan keluar lagi, jika ia pergi ke tanah, orang akan pergi diam-diam.

    Setelah puas mencium dia, aku perlahan membuka pakaian, ia selalu tidak pernah memakai pakaian. Aku membuka pahanya Perlan perlahan dan memperhatikan vaginanya, sangat indah, merah muda. Kenaikan gairah lagi, segera saya perlahan-lahan mencium mulutku dengan cepat terjebak kemaluannya ketat pada kedua bibir dan lidah menyapu dan menjilat gundukan kecil daging di bagian atas lubang kemaluannya. Segera merasa tubuhnya bergetar hebat dan kedua tangan mencengkeram saya, ternyata istri saya terbangun dari tidur. Dia ditekan dengan pahanya dikencangkan tegas.

    Sigh keluar dari mulutnya “Oohh .., oohh .., oohh ..!”
    Saya mengubah posisi 69, batang kemaluanku dipegang olehnya, dan kemudian saya merasakan ujung lidahnya mulai bermain-main di sekitar kepala penisku, perasaan menyenangkan tiba-tiba memancar dari bawah terus naik ke seluruh tubuh saya, sehingga untuk tidak merasa keluar erangan kenikmatan dari mulutku. Kami terus bermesraan, setiap hisap-menghisap, menjilat-jilat seakan berlomba-lomba ingin memberikan kepuasan satu sama lain. Setelah 8 menitan bertempur, istriku mulai mengejang dan berteriak.

    “Aahh .. aahh ..” jeritan disertai dengan merapatnya paha, dan pantat buah menggaruk-kaki.
    Satu setengah menit dia menjepit kepalaku, sampai akhirnya dia terpuruk, sementara aku terus dengan aksiku menjilati setiap tetes air yang mengalir dari kedalaman vaginanya.
    “Cukup .. Sayang .. auuow ..” keluhnya.
    Dia menjatuhkan diri telentang dan membiarkan pergi dengan menghela napas, matanya menatap langit-langit.
    “Ini bukan yach, karena meninggalkan satu minggu”, katanya.
    “Ya nich, satu minggu saya hanya bisa gigit jari, sekarang lu harus membayar semua” jawab saya.
    “He he he ..” istriku tersenyum manis.
    Beberapa saat kemudian saya menyuruhnya untuk menungging. Dalam keadaan menungging sehingga ia terlihat lebih fantastis!
    Potongan pantat putih dan halus itulah yang membuat saya tidak tahan. Aku memegang penisku dan langsung kuarahkan ke dalam vagina, maka segera kukayuh perlahan, setelah sekian lama Aku meraih tubuh terlihat telah melonggarkan. Aku memeluk dari belakang, saya meletakkan tangan saya di bawah payudaranya, dengan payudara kuurut agak kasar dari bawah ke atas dan meremas keras.
    “Eengghh .. oohh .. ohh .. aahh”, tidak lama setelah itu bendunganku rusak, kutusuk keras, dan sperma saya di penyemprotan lima kali.

    Setelah istirahat sejenak, kami kemudian pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Kemudian kembali ke tempat tidur. Saat tidur kita berbicara dan bercanda, sampai aku berbalik. Lalu saat aku menariknya ke belakang untuk saya, jadi sekarang dia sedang tidur telungkup di atas saya. Tubuhnya perlahan mendorongnya sedikit ke bawah dan kakinya kupentangkan. Kedua lutut saya dan pantat sedikit aku dibangkitkan, sehingga penisku panjang dan masih sangat tegang itu langsung terjepit di antara dua bibir kemaluannya. Dengan tekanan dengan tangan pada pantat dan menyentak sampai pantat saya, maka penisku segera menerobos masuk ke dalam lubang kemaluannya. Lenyap semua batangku.

    “Aahh ..!” Audible mendesah kenikmatan keluar dari mulutnya.
    Aku segera menggoyang pinggulku dengan cepat karena sepertinya ia akan klimaks. Saya menambahkan semangat juga diimbangi dengan gemetar pantatnya dan menggeliat di atas saya. Aku melihat wajahnya yang cantik, matanya setengah tertutup dan rambut panjang terurai, menjadi kedua payudara seksi yang bergoyang di atas saya.

    Ketika saya melihat cermin besar di lemari, tampak pinggul berayun ke arahku. Kontol saya secara singkat melihat hilang sebentar ketika dia bergerak naik dan turun di atasku. Hal ini membuat saya lebih terangsang. Tiba-tiba sesuatu yang mendesak dari ayam mencari jalan keluar, menciptakan perasaan yang menyenangkan di seluruh tubuh saya. Kemudian air dapat ditahan tanpa penyemprotan cum keras ke dalam lubang vaginanya, yang pada saat yang sama juga berdenyut dengan kekerasan dengan yang berada di atasku bergetar dengan hebat dan terpental. Tangannya mencengkeram tubuh saya sulit. Pada saat yang sama kami berdua mengalami orgasme dengan mengerikan. Akhirnya ia merosot di tubuhku dengan lemas terlihat dari mulutnya saat ia tersenyum puas.

    “Terima kasih yach, lu sudah menyediakan sarapan nikmat ..!” Dia berkata
    Saya menjawab dengan memberikan ciuman di dahi.
    “Sayang .. saya ingin mengatakan sesuatu” lanjutnya.
    “Sayang Apa?” Saya membalas
    “Anda harus janji 1”
    “Berjanjilah untuk apa?”
    “Janji tidak marah dengan saya”
    “Tidak aku bisa gila untuk madu,” kataku, mencium keningnya lagi.
    “OK .. aku hamil” katanya pelan.
    “APA .. Apakah Anda serius?”
    “Ya sayang”

    Mungkin karena terlalu senang, seperti kesurupan, saya langsung memeluknya erat dan mencium berulang kali.
    Kami berpelukan dan berciuman dengan tangan kita satu sama lain, membelai dan memijat satu sama lain, jadi kami terbangkit nafsu makan dengan cepat kembali. Lidah kita memutar dan menghisap satu sama lain, terasa begitu baik. Aku keluar-mendorong puting sambil terus berciuman. Sekarang mulutku pindah ke hirarki leher, leher dan tangan kujilat semakin sengit di dadanya. Istri saya berbalik dan berada di atas saya, dan kemudian ia mengambil posisi 69, dengan tanpa pamrih hal dijilatinya dari testis ke kepala, kemudian dimasukkan ke dalam mulutnya. Aku segera menjilat klitorisnya sudah basah dan dibalasnya dengan kelezatan jerami-jerami, ia membiarkan batang kemaluanku di dalam mulutnya dan bermain-main dengan lidahnya sambil mengisap, sementara aku dengan lembut menggigit bibir kemaluannya.

    Setelah 10 menit, karena saya tidak ingin orgasme cepat aku menyuruhnya berhenti. Kali ini dia tidur telentang, dan menempatkan saya di atas batang kemaluannya ke dalam liang perempuan. Aku mulai memompa. Aku pindah pantatku naik turun dan ia mulai mengikuti gerakan tubuh saya. Dia mulai mengerang suara sementara jari mengigiti, menggeleng, dan kaki yang melilit pinggang saya, kadang-kadang ia juga mencium bibirku.
    “Ohh .. mooree ..!”
    Gerakan semakin kupercepat, kita mendapatkan liar di tempat tidur, jika tidur murah mungkin runtuh karena guncangan yang kuat ini. 30 menit kami berada di posisi ini, tubuh kita bermandikan keringat. Akhirnya merasa dia mulai mengejang, kakinya semakin pinggang penjepit kuat, tangannya erat memeluk kukunya merasa bahkan mulai menggaruk punggungku, tapi aku diabaikan.

    Akhirnya saya merasa cairan hangat membasahi batang kemaluanku disertai dengan panjang lolongan. Tapi aku masih tidak orgasme, aku terus meningkat ini untuk 5 menit kemudian giliran maniku cerat dalam liang perempuan. Tubuhku mulai lemas, kami mencium satu sama lain sementara bergulir sekitar sampai akhirnya berbaring dengan nafas terengah-engah.
    “Saya sangat senang kau hamil!” Aku tergagap sebagai napas masih tidak bisa teratur.
    “Aku mencintaimu” katanya, menyeka keringat di dahi saya.
    Tiba-tiba ia mencium turun ke leher, dada, perut, akhirnya batang pangkal paha. Dikulumnya batang kemaluanku masih dioleskan dengan sperma dan liang perempuan cair rakus. Stem pangkal paha yang mulai kembali lamban dalam mulutnya diperketat. Saya mengubah posisi saya bersandar di tepi tempat tidur sehingga saya bisa memijat payudara berukuran sexsy.

    Setelah membersihkan batang kemaluanku, dia duduk di pangkuanku dengan posisi berlutut. Kuelus sementara ia membelai pantatnya perlahan menurunkan tubuhnya sampai batang kemaluanku tertanam di senggamanya kebiasaan. Tanpa kuperintah, ia segera bergerak tubuhnya naik turun seperti naik kuda. Payudaranya yang tepat di depan wajahku datang bergoyang-goyang atas dan ke bawah irama gerakannya. Saya merokok payudara kirinya sementara kanan pijat lembut memijat sesekali aku berbalik dan menarik puting merah muda sudah keras.

    Sebelum klimaks kedua kalinya aku mengatakan kepadanya untuk mengubah posisi. Kali ini ia menungging di depan saya, di belakang ternyata sekarang ingin bermain. Aku meletakkan batang kemaluanku dan tangan meremas-remas payudaranya menggantung itu. Genjotanku membuatnya mengerang sambil terus mendorong nikmat tubuhnya mengimbangi gerakan. Butir-butir keringat jatuh di tempat tidur.
    Setelah 15 menit bermain doggy style, kami orgasme bersama-sama, 2X penyemprotan sperma ke dalam rahimnya.

    Setelah kami istirahat satu jam, kami pergi ke restoran untuk merayakan kehamilan pertama ini. Ternyata istri saya di luar negeri tidak hanya untuk mengunjungi kakaknya, tetapi juga untuk memeriksa kehamilan.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Seks Akibat Iri Hati

    Cerita Seks Akibat Iri Hati


    1100 views

    Perawanku – Cerita Sex Akibat Iri Hati, Namaku Audrey, aku ingin menceritakan pengalaman pahit yang sampai sekarang masih menjadi trauma yang sangat hebat bagiku. Pada waktu kejadian ini menimpa diriku aku masih siswi SMU kelas 3 di salah satu SMU negeri di Jakarta barat. Kata teman-temanku, wajahku mirip aktris Hongkong Cecilia Cung.

    Namaku Audrey, aku ingin menceritakan pengalaman pahit yang sampai sekarang masih menjadi trauma yang sangat hebat bagiku. Pada waktu kejadian ini menimpa diriku aku masih siswi SMU kelas 3 di salah satu SMU negeri di Jakarta barat. Kata teman-temanku, wajahku mirip aktris Hongkong Cecilia Cung.

    Aku lahir di Sumatera dan baru ke Jakarta waktu SMU. Aku tinggal sendirian di Kost di daerah kota waktu itu. Keluargu masih tinggal di Sumatera. Ayahku mempunyai perkebunan yang cukup besar disana. Aku tinggal sendirian di Kost di daerah kota.

    Di sekolah aku sangat aktif di kegiatan ektrakurikuler. Pada tahun pertama aku dipilih menjadi menjadi pemain inti team volley dan basket di sekolahku. Karena prestasiku yang sangat menonjol di dalam team, guru olahragaku sangat kagum kepadaku.

    Aku mengganti Lina yang menjadi kepala team Volley dan Basket saat itu dan posisi ini diberikan kepadaku. Lina adalah teman sekelasku. Sejak dipegang olehku team volley dan basket sekolahku  menjadi juara 2 team volley dan dan juara 3 team basket di seluruh SMU negeri di Jakarta.

    Pada waktu dipegang oleh Lina, prestasi team volley dan basket sekolah sangatlah buruk. Setelah team volley dan basket dipegang olehku, Lina aku keluarkan dari team volley maupun basket karena kulihat dia suka menjadi provokator yang membuat kekompakan team terganggu. Setelah Lina aku keluarkan dia marah besar padaku dan protes kepada guru olahragaku, tapi karena guru olahragaku takut kehilanganku dari team maka protes itu tidak digubrisnya. Lina sangatlah iri dan benci kepadaku. Mulai dari kejadian itu Lina berusaha untuk membalas dendam atas perbuatanku.

    Masih kuingat awal kejadiannya dengan jelas. Pada saat itu pelajaran terakhir kelasku adalah pelajaran olahraga. Aku memakai kaos olahraga dan celana olahraga sekolahku yang bewarna abu-abu. Pada waktu aku sedang melakukan latihan volley kulihat Lina memperhatikanku terus, aku berusaha tidak melihatnya. Setelah selesai pelajaran olahraga dan pada waktu itu aku hendak balik menuju ke kelasku, Lina mengikutiku dari belakang dan memangilku, aku cukup kaget dia memangilku. Dia menghampiriku dan meminta maaf atas protes yang dia ajukan kepada guru olahragaku. Dia bilang dia turut bangga dengan prestasi team volley dan basket sekarang ini. Lina lalu menjabat tanganku meminta maaf sekali lagi kepadaku, sebagai tanda penyesalasannya dia mau mentraktirku di sebuah café.

    Pertama aku menolaknya karena aku tidak mau merepotkannya, tapi dia terus memohon kepadaku. Aku melihat dari raut mukanya dia kelihatannya menyesal lalu aku menerima tawarannya karena merasa tidak enak dengannya. Yang tidak kusadari saat itu, semua itu hanya sandiwara dan jebakannya belaka untuk melaksanakan rencana balas dendamnya terhadapku.

    Lina mengajakku di tempat parkir sekolah dimana dia memarkir mobilnya. Kami berdua masuk ke dalam mobil Honda CRV Hitam miliknya. Dalam waktu 20 menit sampailah kami di sebuah ruko baru. Kami berdua turun dari mobil dan masuk ke dalam ruko.

    Kami langsung disambut oleh seorang Ibu. Ibu ini mempersilahkan kami masuk ke lantai 2 dimana terdapat meja dan kursi yang telah disusun dengan rapi. Ibu itu bilang karena cafenya baru akan buka besok maka hari ini masih sepi dengan pengunjung. Ibu itu menyodorkan menu makanan kepada kami. Kami memesan makanan dan lemon tea.

    Setelah 5 menit turun ke lantai dasar ibu naik dengan membawa 2 gelas lemon tea. Lina langsung meneguk habis gelas yang berisi lemon tea tersebut lalu akupun menyusul manghabiskan lemon tea karena sudah kehausan sekali setelah tadi habis berolahraga di sekolah.

    Sambil menunggu makanan, kami mengobrol mengenai team volley dan basket sekolah kami, 20 menit kemudian naiklah ibu itu dengan membawa beberapa piring makanan yang telah kami pesan. Kami berdua mulai menyantap makanan tersebut. Setelah selesai makan aku merasa sedikit aneh denganku, kepalaku terasa agak pusing dan mulai merasakan ngantuk yang luar biasa, penghilatanku agak kabur dan badanku terasa lemas. Setelah itu aku tidak tahu sadar lagi apa yang terjadi berikutnya denganku.

    Waktu aku sadar aku berada di suatu ruangan yang sangat panas sekali sepertinya di ruangan sauna, aku masih memakai kaos olahraga abu-abu sekolahku dan rok abu-abu SMU yang sangat basah oleh keringatku. Posisi dalam posisi duduk kaki dan tangan terikat tali dan mulutku disumpal.

    Aku baru sadar dengan apa yang terjadi denganku saat itu dan baru menyadari semua ini hanya jebakan dari Lina. Aku sungguh sangat menyesal telah menerima ajakannya. Aku berharap dapat keluar dari tempat ini tanpa terjadi sesuatu yang buruk terhadapku. Aku mulai mencari jalan keluar dan berusaha untuk melepaskan diri dari ikatan di tangan dan kakiku tapi usahaku sia sia saja. Aku hanya dapat berdoa agar Lina merubah jalan pikirannya dan melepaskanku bahkan aku bersedia minta maaf kepadanya karena telah mengeluarkannya dari team volley dan basket.

    Lima menit kemudian masuklah ibu tadi dengan membawa sebuah handuk yang basah, tanpa sepatah katapun ibu itu lalu mendekatiku dan membekap hidungku dengan handuk yang telah dibasahi dengan cairan di dalam botol tersebut. Aku meronta ronta berusaha menghindar dari bekapan handuk yang dipegang oleh ibu itu tapi karena dalam keadaan terikat aku tidak bisa berbuat banyak. Tak lama kemudian aku sudah tak sadarkan diri lagi.

    Setelah sadar diriku dalam keadaan terikat dan duduk di sebuah kursi dan dihadapanku ada sebuah TV besar. Aku merasakan seluruh badanku terasa sakit dan anusku terasa sangat perih. Kuperhatikan pula seluruh yang kupakai telah diganti mulai dari BH olahraga, CD, baju olahraga, rok abu-abu SMU.

    Cerita Seks Akibat Iri Hati

    Cerita Seks Akibat Iri Hati

    Tiba-Tiba di TV besar itu muncul tayangan terlihatlah aku dalam keadaan terikat dan tak sadarkan diri di ruangan sauna. Rupanya tayangan adalah yang terjadi padaku selama aku tak sadarkan diri.

    Tak lama kemudian Ibu tadi dan Lina membuka ikatan di tangan dan kakiku dan membawaku yang tak sadarkan diri ke sebuah kamar tidur yang besar.

    Aku dibaringkan di atas tempat tidur lalu ibu itu membuka Kaos dan rok yang dipakainya lalu ia menghampiriku. Ia mengambil digital camera dan mulai memotretku lalu ia melepaskan baju olahraga beserta rok SMU-ku yang basah oleh keringatku.

    Baju olahragaku diciumnya terutama di bagian yang sangat basah oleh keringatku sambil melakukan onani, demikian pula rok smuku diciumnya dan kemudian diberikan kepada Lina yang turut menikmati aroma keringat yang ada di baju olahragaku dan rok SMU-ku.

    Aku yang masih memakai BH olahraga dan CD berwarna biru dipotretnya lalu ia melepaskan BH dan CDku. CDku yang basah oleh keringat diciumnya terutama di bagian yang ada bekas cairan yang berasal dari vaginaku dan ini sangat merangsang sekali buatnya lalu CD dan BHku diberikan kepada Lina untuk dinikmati juga. Aku baru pertama kali menyaksikan perilaku seksual yang sangat aneh seperti itu. Mereka sangat bernafsu sekali mencium aroma keringatku.

    Ibu itu memotretku lagi dalam keadaan bugil, buah dadaku serta bulu-bulu halus disekitar vagina dipotretnya bibir vagina dibukanya dan juga dipotretnya close up, kemudian badanku dibaliknya sehingga posisiku sekarang terlungkup dan kedua kakiku dilebarkan selebar mungkin sehingga kelihatan dengan jelas lubang anusku dan kemudian dipotretnya dengan close up.

    Ibu itu membalikkan badanku dan mulai menciumku dengan nafsu dan menjilati telingaku dan leherku lalu kedua puting payudaraku dihisapnya dengan penuh nafsu, payudaraku diremas remasnya dan putingku digigitnya dan dipelintirnya, lalu ia mencium dan menjilat pahaku. Kedua kakiku direntangkan dengan lebar sehingga lubang kemaluanku beserta bulu-bulu halus disekitarnya kelihatan dengan jelas lalu ia mulai menjilat bibir vaginaku dengan penuh nafsu sambil memasukkan kedua jarinya ke dalam lubang vaginaku selama beberapa saat.

    Ibu itu kemudian membuka BH dan celana dalamnya sendiri dan mulai mendekatkan vaginanya ke vaginaku sedekat mungkin dan mulai mengesekannya sambil menarik kedua kakiku supaya gesekannya dan kenikmatan yang diperoleh semakin nikmat. Ia terus mengesekan vagina ke vaginaku sampai ia mengeluarkan lendir putih dari lubang vagina dan mencapai orgasme.

    Badanku lalu dibalikan lagi dan pantatku dilebarkan sehingga lubang anusku kelihatan dengan jelas lalu ia menusukan kedua jarinya ke dalam anusku dikocoknya dengan kedua jarinya. Ibu itu lalu mengambil penis buatan dan dilumasinya dengan cairan. Lubang anusku yang akan menjadi sasaran penis buatan tersebut. Dengan agak susah payah ia berusaha untuk memasukan penis buatan itu ke dalam anusku. Akhirnya dengan paksa ia berhasil juga memasukan penis buatan itu dan terus memasukan sampai dalam sekali dan ditekannya terus penis itu selama beberapa saat.

    Aku yang masih tak sadarkan diri tidak merasakan penyiksaan yang dilakukan terhadap anusku. Anusku diperlakukan dengan kasar tanpa ampun dengan penis buatan itu sampai ibu itu merasa puas dan lemas. Kemudian tayangan di TV berhenti. Aku merasa malu sekali terhadap apa yang telah terjadi kepada diriku, dan sangat tertekan dan ketakutan sekali dengan apa yang baru saja aku saksikan di layar TV tadi.

    Tiba-tiba masukkah Lina ke dalam ruangan dimana aku berada sambil mengejek dan merendahkanku. Ia berkata akan sambil tersenyum senang karena telah berhasil membalaskan dendam terhadapku dan ini belum cukup katanya sambil menyodorkan sebuah vCD dan beberapa buah album foto.

    Lina berkata vCD ini berisi tayangan yang baru aku saksikan dan foto foto di album ini berisikan perkosaan yang baru saja menimpa diriku dan dia akan memperbanyak vCD dan foto-foto tersebut dan vCD dan foto-foto ini akan diposkan ke sekolah dan diedarkan ke internet dan ia akan mencari alamat rumah orang tuaku di Sumatera dari arsip di sekolah dan mengirimkan vCD dan foto tersebut ke alamat orang tuaku kalau Aku tidak bersedia menandatangai 2 lembar kertas yang baru disodornya kepadaku.

    Aku sangat ketakutan mendengar ancaman yang baru saja dilontarkan Lina kepadaku serasa mau pingsan. Aku tidak tahan menerima penderitaan ini. Aku merasa sangat tertekan dan ketakukan sekali kalau vCD dan foto-foto ini sampai dilihat oleh seluruh siswa di sekolahku, lebih-lebih lagi betapa malunya kalau sampai ketahuan oleh kedua orang tuaku.

    Lina memaksaku membaca isi 2 lembar kertas itu sambil tersenyum gembira. Aku mulai membaca isi surat pernyataan persetujuan yang inti isinya, Aku harus bersedia setiap saat menuruti segala perintah dan kemauannya serta tidak boleh membantah sedikitpun perintahnya kepadaku. Aku harus menerima segala resiko yang buruk atas perintah yang ia berikan kepadaku dan berjanji tidak akan menuntut juga tidak akan melaporkannya ke Polisi. Kalau melanggar isi dari persetujuan ini vCD dan foto-foto ini akan disebarkan olehnya.

    Lina terus mengancamku untuk segera menanda tangani isi perjanjian ini akhirnya karena tidak ada pilihan aku menandatangi kedua lembar surat perjanjian persetujuan antara kami berdua.

    Lina melonjak girang karena aku sudah ditaluknya dan nasibku selanjutnya berada ditangannya dan dia bebas menjalankan segala kemauannya kepadaku. Lina mengajakku keluar dan memberiku HP berikut nomornya. HP itu harus terus kunyalakan karena setiap saat ia akan memberikan perintahnya kepadaku lewat HP tersebut. Jika Hp itu aku matikan akibatnya vCD dan foto tersebut akan ia sebarluaskan.

    Lina mengantarku kembali ke tempat kostku dan ia mengancam harus merahasiakan kejadian ini kalau aku melanggar akan menerima resikonya. Lina berkata kepadaku besok dia akan memberikan perintah pertamanya kepadaku. Ia bilang akan membawaku ke suatu club fetish dan bondage besok.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Kita Cuma Berdua

    Cerita Sex Kita Cuma Berdua


    1100 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Kita Cuma BerduaCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Rumahku kedatangan kakakku yang dari padang, karena dapat tugas dari kantor untuk ke Jakarta maka tidak ada salahnya untuk mampir dirumahku dan menginap disini, Anik adalah kepala cabang kantor di daerah padang, awalnya ada niat untuk menginap di hotel, tai karena saya bujuk dia mau menginap di rumahku, Selama seminggu dia tinggal dirumahku. Dari istriku kutau kalau Anik Tati berusia 40 tahun. Suaminya sudah meningal 2 tahun lalu karena kecelakaan.

    Orangnya cantik, putih, tinggi semampai. Lebih tepatnya kubilang anggun karena orangnya cenderung diam dan sangat religius. Selama di Jakarta, setiap ada kesempatan aku dan istriku mengajak Anik jalan-jalan, maklum ini kunjungan pertamanya ke Jakarta, biasanya ke mal karena waktunya sempit. Kami sudah berencana pas hari Sabtu akan jalan-jalan ke Taman Safari

    Tiba hari Sabtu, istriku ternyata punya tugas mendadak dari kantor yaitu harus mengawasi pameran di Mangga Dua. Gagal deh rencana jalan-jalan ke Taman Safari. Istriku mengusulkan agar aku tetap mengantar Anik jalan-jalan misalkan ke Ancol saja dan pulangnya bisa jemput istriku di Mangga Dua.

    Sebetulnya aku agak males kalo nggak ada istriku. Aku merasa risih harus jalan berdua Anik karena orangnya pendiam. Akupun menduga Anik pasti nggak mau. Tapi tanpa dinyata ternyata Anik menyetujui usul istriku.

    Pagi-pagi banget istriku sudah berangkat naik KRL dari stasiun Pondok Ranji. Rumahku yang didaerah Bintaro cukup jauh dari Mangga Dua dan Ancol. Sementara menunggu Anik yang lagi jalan-jalan pagi aku sendirian dirumah menyeruput kopi dan merokok.

    Kami berencana jalan jam 10 pagi. Sehabis ngopi dan merokok, aku kembali tidur-tiduran di kamarku menunggu jam. Pikiranku melayang membayangkan kakak istriku ini. Anik Tati sangat menarik perhatianku secara sexual.

    Jeleknya aku, mulia keluar. Aku tertantang menaklukkan wanita baik-baik, aku tertantang menaklukkan Anik. Mumpung ada kesempatan. Dasar setan selalu mencari kesempatan menggoda.

    Kuatur jebakan untuk memancing Anik. Aku buru-buru mandi membasuh badan dan keramas. Dengan berlilit handuk aku menunggu kepulangan Anik dari olahraga paginya. Sekitar 10 menit aku menunggu dibalik horden dan kulihat Anik memasuki pagar depan dengan pintu besi yang agak berderit.

    Sengaja pintu rumah aku tutup tapi dibiarkan tak terkunci. Aku berlalu menuju kamarku dan segera memasang jebakan untuk mengejutkan Anik. Aku masuk kamarku dan segera bertelanjang bulat. Pintu kamar kubuka lebar-lebar, jendela kamar juga kubuka biar isi kamar mendapat penerangan jelas.

    Kudengar pintu depan berbunyi seperti ditutup. Akupun mulai beraksi. Dengan bertelanjang bulat aku menunggu Anik melewati kamarku dengan harapan dia melihat tubuh dan jAnikorku yang sedari tadi berdiri tegak membayangkan petualangan ini.

    Handuk kututupkan ke kepala seolah-olah sedang mengeringkan rambut yang basah sehabis keramas. Aku berpura-pura tidak melihat dan tidak menyadari kehadiran Anik. Dari bakik handuk yang kusibak sedikit, kulihat sepasang sepatu kets melintas kamarku. Aku yakin Anik pasti melihat tubuhku yang polos dengan jAnikor yang tegak berdiri.

    Nafsuku semakin menggeliat ketika kuamati dari balik handuk sepasang sepatu yang tadinya hampir melewati kamarku kini seperti terpaku berhenti didepan kamar tanpa beranjak. Aku semakin aktif menggosok-gosok rambutku dan berpura-pura tak tau kalo ada orang. Beberapa detik aku berbuat begitu dan aku merencanakan sensasi berikut.

    Dengan tiba-tiba kuturunkan handuk dan menengok ke arah pintu kamar. Aku pura-pura kaget menyadari ada orang.

    “E..eee…maaf Anik, aku kira nggak ada orang,” kataku seraya mendekati pintu seolah-olah ingin menutup pintu. Aku tidak berusaha menutup kemaluanku yang menantang. Malah kubiarkan Anik terdiam memandangi tubuhku yang polos mendekat kearahnya.

    Dengan tenagnya seolah aku berpakaian lengkap kudekati Anik dan sekali lagi memohon maaf.

    “Maaf ya Anik, aku terbiasa seperti ini. Aku nggak sadar kalau ada tamu dirumha ini,” kataku sambil berdiri didepan pintu mau menutup daun pintu.

    Tiba-tiba seperti tersadar Anik bergegas meninggalkanku sambil berkata “i…i…iya , tidak apa-apa…..”. Dia langsung masuk ke kamar belakang yang diperuntukkan kepadanya selama tingal dirumahku. Aku kemudian memakai celana pendek tanpa CD dan mengenakan kaos oblong lantas smengetok pintu kamar Anik.

    “Ada apa Andy,” ujar Anik setelah membuka pintu. Kulihat dia tidak berani menatapku. Mungkin malu. Membaca situasi seperti itu, aku tidak menyiakan kesempatan. “Anik, maafkan Andy ya…aku lupa kalau ada tamu dirumah ini,” kataku merangkai obrolan biar nyambung.

    “Nggap apa-apa, cuma Anik malu hati, sungguh Anik malu melihat kamu telanjang tadi,” balasnya tanpa mau menatap aku.

    “Kenapa musti malu? Kan nggak sengaja, apa lagi Anik kan sudah pernah menikah jadi sudah biasa melihat yang tegak-tegak seperti itu,” kataku memancing reaksinya.

    “Sejujurnya Anik tadi kaget setengah mati melihat kamu begitu. Yang Anik malu, tanpa sadar Anik terpaku didepan kamarmu. Jujur aja Anik sudah lama tidak melihat seperti itu jadi Anik seperti terpana,” katanya sambil berlari ketempat tidurnya dan mulai sesenggukan. Aku jadi ngak tega. Kudekati Anik dan kuberanikan memegang pundaknua seraya menenangkannya.

    “Sudalah nggak usah malu, kan cuma kita berdua yang tau.” Melihat reaksinya yang diam saja, aku mulai berani duduk disampingnya dan merangkul pundaknya. Kuusap-usap rambutnya agak lama tanpa berkata apa-apa.

    Ketika kurasa sudah agak tenang kusarankan untuk mandi aja. Kutuntun tangannya dan sekonyong-konyong setan mendorongku untuk memeluk saat Anik sudah berdiri didepanku. Lama kupeluk erat, Anik diam saja.

    Mukanya diselusupkan didadaku. Payudaranya yang masih kencang serasa menempel didadaku. Sangat terasa debar jantungnya. Perlahan tangaku kuselusupkan ke balik kaos bagian belakang berbarengan dengan ciumanku yang mendarat dibibirnya.

    “Jangan Ndy…dosa,” katanya sambil melepaskan diri dari pelukanku. Namun pelukanku tidak mau melepaskan tubuh sintal yang sedang didekapnya. Daam usaha kedua Anik sudah menyerah. Bibirnya dibiarkan kulumat walau masih tanpa perlawanan. Ucoba lagi menyelusupkan tangan dibalik kaosnya, kali ini bagian depan. Tangan kanan yang menggerayang langsung pada sasaran…putting susu sebelah kiri. Anik menggeliat.

    Pilinan jariku di payudaranya membuat nafsunya naik. Aku tau dari desiran nafasnya yang mulai memburu. Aku heran juga dengan wanita ini, tetap diam tanpa perlawanan. Mungkin ini style wanita baik-baik. Bagusnya, semua apa yang kulakukan tidak ada penolakan. Seperti dicocok hidungnya Anik menurut saja dengan apa yang kulakukan terhadapnya.

    Perlahan kubuka kaosnya, kubukan celana panjang trainings pack-nya, kubuka Bh nya, kubuka CD-nya , Anik diam saja. Kubopong tubuhnya ketempat tidur. Kubuka kaosku, kubuka celana pendekku……..Anik masih diam.

    Lidahku mulai bermain disekujur tubuhnya. Dari ujung kepala, turun ke telinga, ke bibir, ke leher…perlahan kusapu dadanya, payudaranya kulumat dengan gigitan kecil…turun lagi kebawah, pusarnya kukorek dengan lidahku….turun lagi ke sekumpulan rambut dan kedua pahanya hujilat-jilat terus sampai keujung jempol kaki. Aku tidak merasa jijik karena tubuh Anik yang putih bersih sangat membangkitkan gairah.

    Kukangkangkan kakinya, Anik masih diam saja. Tapi kuamati matanya terpejam menikmati sentuhan tiap jengkal ditubuhnya. Baru ketika kudaratkan sapuan lidahku di bibuir vagina dan klitorisnya Anik tiba-tiba berteriak ,” Ahhhhhhhh……..”

    “Kenapa Anik….Sakit?,” tanyaku. Anik hanya menggeleng. Dan aktifitas jilat menjilat vagina itu kulanjutkan. Anik menggelinjang dahsyat dan tiba-tiba dia meraung..”Andyyyyyyy… ayo Andy….jangan siksa aku dengan nikmat…ayo Andy tuntaskan….Anik udah nggak tahan,” katanya.

    Aku tidak mau berlama-lama. Tanpa banyak variasi lagi langsung kunaiki kedua pahanya dan kutusukkan jAnikorku kelobah surganya yang sudah basah kuyup.

    Dengan sekali sentak semua batangku yang panjang melesak kedalam. Agak seret kurasakan, mungkin karena sudah dua tahun nganggur dari aktifitas. Kugenjot pantatku dengan irama tetap, keluar dan masuk. Anik semakin menggelinjang.

    Aku pikir nggak usah lama-lama bersensasi, tuntaskan saja. Lain waktu baru lama. Melihat reaksinya pertanda mau orgasme , gerakan pantatku semakin cepat dan kencang. Anik meronta-ronta , menarik segala apa yang bisa ditariknya, bantal, sepre. Tubuhku tak luput dari tarikannya. Semua itu dilakukan dengan lebih banyak diam.

    Dan tiba-tiba tubuhnya mengejang, “Ahhhhhhhhhhhhhhhh…….,” lolongan panjangnya menandakan dia mencapai puncak. Aku mempercepat kocokanku diatas tubuhnya. Tiba-tiba aku didikejutkan dengan hentakan tubuhnya dibarengi tanganya yang mendorong tubuhku.

    “Jangan keluarin didalam ….aku lagi subur,” suaranya tresengal-sengal ditengah gelombang kenikmatan yang belum mereda.

    Kekagetanku hilang setelah tau reaksinya. “Baik Anik cantik, Andy keluarin diluar ya,” balasku sambil kembali memasukkan JAnikor ku yang sempat terlepas dari vaginanya karena dorongan yang cukup keras. Kembali kupompa pinggulku.

    Aku rasa kali ini Anik agak rileks. Tapi tetap dengan diam tanpa banyak reaksi Anik menerima enjotanku. Hanya wajahnya yang kadang-kadang meringis keenakan.

    Dan sampailah saatnya, ketika punyaku terasa mulai berkedut-kedut, cepat-cepat kucabut dari vagina Anik dan kugencet batang jAnikorku sambil menyemprotkan sperma. Kuhitung ada lima kali jAnikorku meludah.

    Sekujur tubuh Anik yang mulus ketumpahan spermaku. Bahkan wajahnyapun belepotan cairan putih kental. Dan aku terkulai lemas penuh kenikmatan. Kulihat Anik bagkit mengambil tisu dan meneyka badan serta mukanya.

    “Andy…kamu sudah memberikan apa yang belum pernah Anik rasakan,” kata wanita cantik itu sambil rebahan disampingku.

    Dengan persetujuan Anik, kami menelpon istriku mengabarkan kalau batal ke Ancol karena Anik nggak enak badan. Padahal kami melanjutkan skenario cinta yang menyesatkan. Kami masih tiga kali lagi melakukan persetubuhan.

    Dalam dua sessi berikut sangat kelihatan perkembangan yang terjadi sama Anik. Kalo permainan pertama dia banyak diam, permainan kedua mulai melawan, permainan ketiga menjadi dominan, permainan keempat menjadi buas….buas…sangat buas. Aku sempat memakai kondom biar bisa dengan leluasa menumpahkan sperma saat punyaku ada didalam vaginanya.

    “Aku sadar ini dosa, tapi aku juga menikmati apa yang belum pernah aku rasakan selama bersuami. Suamiku itu adalah pilihan orang tua dan selisih 20 tahun dengan Anik.

    Sampai Uda meninggal, Anik tidak pernah merasakan kenikmatan sexual seperti ini. Sebetulnya Anik masih kepengen nikah lagi tapi tidak pernah ketemu orang yang tepat.

    Mungkin posisi Anik sebagai kepala bagian membuat banyak pria menjauh.” Cerita Anik sebelum kami sama-sama tertidur pulas.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Teman Suamiku Pengobat Horny

    Teman Suamiku Pengobat Horny


    1100 views

    Cerita Sex ini berjudulTeman Suamiku Pengobat HornyCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2020.

    Perawanku – Sebut saja namaku Alya, aku adalah seorang istri dari seorang pria yang mempunyai pekerjaan sebagai pegawai salah satu perushaan BUMN yang bernama Denis. Sudah 4 tahun ini kami menikah, namun rumah tangga kami akhir-akhir ini mulai merenggang akibat aku belum juga memberi keturunan kepada suamiku.

    Suatu ketika suamiku mendapatkan tugas dari kantornya untuk penyuluhan didaerah selama 5 hari dan aku-pun terpaksa dirumah sendiri. Sebagai seorang istri yang tidak mempunyai kesibukan, segala pekerjaan tumah tanggga aku yang mengerjakan. Aku adalah wanita yang berhijab, berwajah alim namun mempunyaigairah sexs yang tinggi.

    Pada pagi itu setelah 1 hari kepergian suamiku, setelah mandi pagi aku bersantai untuk menonton TV. Tidak ada kegiatan lain selain itu, karena aku sudah meyelesaikan semua pekerjaan rumahku. Ketika sedang menonton TV tiba-tiba ada yang mengetuk pintu,

    “ Thok… Thok… Thok… Den.. Denis… ini aku Jaka… , ” suara ketukan pintu diringi suara laki-laki.

    “ Iya sebentar, ” ucapku sembari menuju kepintu untuk membukakan pintu.

    Setelah aku membukakan pintu terlihatlah sosok laki-laki yang gagah, ganteng, dan berkulit putih,
    “ Siapa yah, ” tanyaku.

    “ Ouh kamu pasti Mbak Alya yah suami Denis, perkenalkan aku Jaka teman Denis kuliah dulu, ” jawabnya.

    “ Ouh teman Mas Denis, silahkan masuk dulu Mas Jaka biar saya buatkan minuman, ” ucapku mempersilahkan duduk diruang tamu.

    Kemudian aku-pun masuk dengan diikuti Jaka dari belakang yang akan aku persilahkan duduk diruang tamuku,

    “ Silahkan duduk dulu Mas, biar saya buatkan Minum dulu, Mas mau dibuatkan Teh atau Kopi, ” ucapku menawarkan minuman.

    “ Aduh jadi ngrepotin Nih Mbak, yaudah deh Kopi saja, terima kasih ya Mbak sebelumnya, ” ucapnya berbasa-basi.

    Kemudian aku-pun segera menuju dapur utnuk membuatkan kopi. Selang beberapa menit aku-pun kembali keruang tamu dengan membawa segelas kopi panas,

    “ Ini Mas kopinya silahkan diminum, tapi ditiup dulu ya Mas soalnya masih panas kopinya, ” ucapku.

    “ Oh iya Mbak, ” jawabnya singkat.

    “ Kalau boleh tau ada keperluan apa ya Mas, soalnya mas Jaka tidak ada dirumah, dia sedang penyuluhan didaerah selama 5 hari, ” tanyaku.

    “ Nggak Kog Mbak saya cuma kangen aja sama Denis, kami tuh dari kuliah sampai sekarang berteman baik Mbak, bahkan kami juga sring komunikasi lewat Whatapps, hhe, ” ucapnya. 88Tangkas

    “ Ouh begitu yah Mas, ” jawabku singkat.

    Saat itu-pun kami mengobrol banyak diruang tamuku. Beberapa saat kami mengobrol kami-pun menjadi akrab. Dari obrolan kami aku mengetahui bahwa Jaka belum berumah tangga, saat itu hubungan rumah tanggaku yang sudah renggang dengan suamiku tiba-tiba saja terlintas difikiranku, andai saja Jaka ini memperkosaku pasti aku akan pasrah, ucapku dalam hati.

    Pagi itu aku memakai gamis panjang hitam, kerudung merah dan kacamata karena mataku minus. Denis ini orangnya sangat enak sekali diajak mengobrol, saking asiknya aku tidak sengaja menceritakan tentang kehidupan rumah tanggaku. Disana aku bercerita kerenggangan rumah tangga kami renggang akibat belum mempuyai keturunan.

    Bahkan aku juga bercerita bahwa akhir-akhir ini dia tidak memberikan kebutuhan sexsual kepadaku, mendengar semua ceritaku Jaka-pun merasa kasihan padaku karena saat bercerita air mataku tidak sengaja menetes. Entah dia bernafsu atau kasihan padaku dia yang saat itu duduk bersebrangan denganku tiba-tiba saja berpindah duduk disampingku,

    “ Yang sabar yah Mbak, mungkin ini cobaan pagi rumah tangga Mbak, mungkin dengan berdoa dan berusaha Mbak dan Denis akan segera diberikan keturunan, ” ucapnya sembari mengelus-ngelus punggungku.

    Saat itu sungguh terbawa suasana sekali, air mataku semakin terus berlinang membasahi pipiku. Begitu sedihnya aku sampai-sampai saat itu secara reflex aku menyederkan kepalaku dipundak Denis. Melihat aku yang seperti itu secara reflesk juga tiba-tiba saja mengalungkan tanganya dari belakang. Sehingga saat posisiku bersandar didada Denis,

    “ Udah Mbak jangan menangis, kalau ada apa-apa aku siap membantu kog Mbak, ” ucapnya semabri mengelus-ngelus pundak kiriku.

    “ Iya Mas, makasih yah udah mau dengrin curhatan aku, aku nggak tau Mas harus bagaimana lagi menghadapi Mas Denis, ” ucapku sembari menyender dada Denis.

    Saat itu aku terus menagis, ditengah tangisanku aku merasakan dada Denis berdetak dengan kencangnya. Dalam hatiku aku berkata, kog Denis deg-degkan yah, apa dia nafsu denganku yah. Kurasakan semakin keras saja detak jantung Denis. Aku yang tadinya sedih tiba-tiba saja aku mempunyai fikiran mesum.

    Yah maklum saja aku mempunyai fikiran mesum, karena memang hampir 3 bulan ini aku sudah tidak diberi kebutuhan sexsual lagi oleh suamiku. Entah mungkin diluar sana dia mempunyai wanita simpanan karena dia jenuh kepadaku. Saat itu aku yang merasa yakin kalau Denis Horny karena memeluku, aku memberanikan diri untuk menciumnya,

    “ Wah apa-apaan ini Mbak, kog Mba cium saya, ” ucapnya kaget dan melepaskan ciumanku.

    “ Ma.. Maaf Mas, aku nggak sengaja, maafin aku ya Mas, tolong jangan bilang sama Mas Denis, nanti aku bisa diceraikan, ” ucapku meminta maaf dengan wajah ketakutan.

    “ Tolong maafkanaku Mas Jaka, aku benar-benar khilaf, aku frustasi sekali dengan rumah tanggaku, Mas Denis sudah 3 bulan ini tidak memberikan aku kebutuhn sexsual, maafkan aku Mas, tolong maafkan, ” ucapku lagi karena takut jika aku dilaporkan pada suamiku.

    Sejenak dia diam sembari menatap wajahku dengan wajah marah. Aku yang merasa takut saat itu memasang wajah memelas agar dia kasihan kepadaku dan tidak melaporkan perbuatanku,

    “ Mas tolong Maaf…., ”

    Belum selesai berbcicaara tiba-tiba saja dia meraih kepalaku dan menciumi bibirku dengan penuh nafsu. Saat itu aku-pun sedikit kaget, dalam hatiku berkata, tadi menolak kog sekarang malah bernafsu sekali menciumiku. Ah entahlah yang penting dia mau denganku. Aku yang sudah lama tidak merasakan kehangatan dari sosok laki-laki aku-pun meresponya.

    Aku membalas ciumanya dengan penuh nafsu sex juga, saat itu kami saling berpangutan dengan hebatnya diruang tamuku. Aku yang sudah terlanjur bernafsu aku-pun segera meraih kejantanan Denis lalu meremas-remasnya dari luar celana bahannya,

    “ Eughhhh… Sssssss… Aghhhhh…, ” lenguh Jaka.

    Mendengar lenguhan Jaka aku-pun segera membuka kancing Jaka, secara perlahan aku buka kancing celananya lalu aku turunkan resletingnya. Sembari terus berciuman aku-pun melakukan hal itu. Jaka yang mengetahui hal itu kemudian membantuku untuk mengeluarkan penisnya dari celana dalamnya. Saat itu Penis jaka-pun setengah keluar dari sangkarnya.

    Tanpa basa-basi aku-pun segera meairih penisnya dengan tanganku. Sembari beciuman aku-pun mulai mengelus-elus kepala penis jaka dengan gemasnya,

    “ Eughhhh… Sssssshhh… Geli Mbak… Oughhh…, ” lenguhnya.

    “ Mas, remas buah dada aku yah, ” pintaku.

    Tanpa banyak bicara lagi Jaka-pun segera meremas buah dadaku dari luar gamisku,

    “ Oughhh… Enak Mas, Ssssss… Terus Mas… Oughhh…, ” lenguhku merasakan remasan tangan Jaka pada payudaraku.

    Setelah kami sedikit berbincang, aku-pun melumat kembali bibir Jaka. Kami berciuman sembari tangan Jaka meremas-remas payudaraku. Sungguh indah sekali rasanya pagi itu. Aku yang tidak mau diam saja, terus mengelus kepala penis Jaka sampai pada akhirnya keluarlah sedikit cairan kental bening dari lubang kepala penis-nya.

    Karena merasa sudah ada sedikit pelicin aku mulai mengocok Penis Jaka dengan perlahan,

    “ Ssssssss… Oughhhh… Nikmat sekali rasanya Mbak… terus Mbak… Aghhh…, ” lenguh Jaka merasa Nikmat.

    Kami saling memberikan rangsangan saat itu. Beberapa saat memberi rangsangan kepada Jaka aku-pun menghentikan kocokanku,

    “ Mas kita ML Yuk, aku udah lama sekali tidak bersetubuh dengan suamiku, aku ingin sekali Mas, ” ucapku memelas.

    Mendengar aku yang seperti itu Denis-pun segera berdiri melepas celana panjang bahanya beserta celana dalamnya. Aku yang melihat Jaka sudah setengah telanjang tanpa banyak berfikir aku-pun segera melepaskan gamisku namun tidak dengan kerudungku. Jadi saat itu akupun hanya tinggal mengenakan Bh,celana dalam, dan kerudung merahku saja,

    “ Hloh katanya mau ML mbak, kog BH sama Cd-nya nggak dilepas sih, Mbak malu yah sama aku, ” ucapnya.

    “ Hehehe… Iya Mas, ” ucapku sembari menunduk.

    “ Yaudah biar aku yang lepasin saja yah, ” ucapnya.

    Kemudian Jaka-pun segera melepas celana dalam dan BH-ku. Seketika Payudaraku yang Bulat montok beserta vagina-ku yang bersih dari bulu kemaluan terpampang jelas dimata Jaka. Aku yang merasa malu saat itu duduk lagi dikursi kayu ruang tamuku. Lalu,

    “ Wah Denis benar-benar buta yah Mbak, punya Istri secantik dan se sexy Mbak dibiarkan begitu saja, ” ucapnya memujiku.

    Tanpa banyak bicara lagi jaka-pun segera mendekat kepadaku lagi dan membangunkan aku dari duduk-ku,

    “ Udah Mbak kamu nggak usah malu, kan tadi Mbak sendiri yang minta ML, ” ucapnya sembari memegang kedua lenganku.

    “ Iya Mas, ” jawabku singkat.

    Saat itu disamping kursi kayuku ada sebuah sofa panjang, melihat sofa itu Jaka-pun segera merebahkan aku di sofa itu. Saat itu aku hanya pasrah dengan pelakuan Jaka karena memang aku sudah ingin sekali bersetubuh. Setelah tubuhku direbakan kemudian Jaka-pun menindih lalu mengarahkan penis-nya kearah Vaginaku,

    “ Mas… Pelan-pelan aja yah nanti ML-nya, biar basahin dulu memek aku yah biar nanti nggak perih ketika ditusuk sama kontol kamu, ” ucapku.

    Jaka-pun saat itu hanya tersenyum lalu dia-pun segera menggesek-gesekan penisnya pada Vaginaku,

    “ Sssssss… Oughhh Mas… enak sekali mas, terus gesek memek aku Mas sampai becek, Aghhh…, ” desahku.

    “ Iya Mbak, aku bakal buat kamu puas hari ini, kasihan Mbak udah lama nggak disetubuhi sama Denis, ” ucapnya sembari menggesek-gesekan penisnya pada vaginaku.

    Sekitar 5 menit kontolnya menggesek vaginaku. Lama kelamaan karena aku semakin bernafsu, akhirnya Vaginaku basah juga dengan lendir kawinku. Melihat hal itu Jaka-pun menusukan penisnya dalam vaginaku,

    “ Zlebbbbbbbbbb… Aghhhhhhhhhhhh… Ughhhhh…, ” desah kami bersamaan.

    Mulailah Jaka menggoyangkan pinggangnya maju mundur dengan perlahan,

    “ Sssssss… memek Mbak masih sempit ya, enak sekali Mbak… Oughhh…, ” ucapnya sembari terus menusuk vaginaku dengan perlahan.

    “ Heggg… Eughhhhh… Iya Mas, kan aku belum punya anak, dan sudah 3 bulan ini memek akukan tidak dimasuki sama kontol mas Denis, Oughhhh…, ” ucapku sembari menikmati tusukan penis Jaka.

    Ditusuknya vagina-lku dengan perlahan. Lembut sekali cara bercinta Jaka saat itu. Dikeluar masukan didalam liang vaginaku secara lembut. Gaya sex yang seperti itu membuatku semakin bernafsu saja. Semabari menusuk vaginaku, Jaka juga meremasi payudaraku dengan penush gairah sex. Dia melenguh bersahut-sahutan denganku.

    Vaginaku saat itu sudah basah sekali dengan lendir kawinku. Beberapa saat aku disetubuhi jaka dengan perlahan, Jaka yang semakin bernafsu mulai menambah kecepatan tusukan penisnya pada vaginaku,

    “ Aku cepatkan yah sodokan kontolku Mbak, ” ucapnya.

    “ Iyah Mas, Oughhh…, ” jawabku.

    Kemudian Jaka-pun segera menambahkan kecepatan tusukannya, digenjotlah vaginaku dengan cepat dan semakin cepat saja,

    “ Oughhh… Ssssss…. Ahhh… Ahhh… Ahhh… Oughhh Mas… Ssssss, ” desahku.

    Sekitar 10 menit aku digenjotnya dengan cepat, terkadang dia menusuk kekiri, kekanan, bahkan dia juga memutarkan-mutarkan penisnya didalam liag vaginaku. Aku yang sudah lama tidak bercinta saat itu sungguh merasa melayang-layang. Selang beberapa menit,

    “ Aghhhhhhhhhh…. Syurrrrrrrrrrrrr…… Syurrrrrrrrr… Sssssss… Aku keluar Mas… Oughhh…, ” ucapku mendapatkan orgasmeku.

    “ Iya Mbak aku tahu, penisku seperti direndam air hangat Mbak… Oughh…, ” ucapnya nikmat.

    Setelah aku mendapatkan orgasmeku Jaka nampaknya semakin bernafsu saja. Dia-pun saat itu meminta aku untuk menekuk kedua kakiku. Setelah aku menekuk 2 kakiku dirangkulah kakiku kemdian dia mulai mengayunkan penisnya lagi degan kerasnya,

    “ Mbak aku suka sekali dengan gaya sex ini Mbak, Sssssss…, ” ucapnya sembari terus menyodok memek-ku.

    Saat itu aku hanya tersenyum dan menikmati sodokan penis-nya saja.Sekitar 10 menit Jaka menngenjot vaginaku denagan gaya sex itu. 1 menit setelah itu tiba-tiba saja Jaka menghentikan sodokanya. Dia memeluk erat kedua kakiku dan membiarkan penisnya menusuk dalam-dalam pada vaginaku, dan,
    “ Crotttttttttttt…. Crotttttttttttt…. Crotttttttttttt…. Crotttttttttttt…., ”

    “ Aghhhhhhhhhhhh… aku muncrat Mbak… Ssssssssss… Aghhhhh…, ” ucapnya menikmati orgsme-nya.

    “ Eugghhhhhhhhhhh… Eummmm… iya Mas…. Aghhhhhhhhhh…. Tumpahkan semua sperma kamu mas… Oughhhhhh…, ” desah nikmatku merasakan tersemburnya sperma Jaka didalam rahimku
    .
    Terasa kental dan deras sekali sperma Jaka memabajiri rahimku. Kurasakan sperma Jaka seaka-akan berenang mengenai dinding-dinding rahimku. Sungguh nikmat sekali rasanya pagi itu, aku yang sudah lama tidak disetubuhi oleh suamiku akhirnya pada hari itu temanya yang memberikan kepuasan sex padaku.

    Pagi itu kami-pun hanya bercinta satu kali saja, karena kebetulan Jaka ada telefon dari adiknya yang meminta Jaka untuk menjemput dia stasiun. Sebenarnya aku masih ingin sekali Ngentot dengan Jaka, namun harus bagaimana lagi Jaka tidak bisa menolak permintaan adiknya. Setelah kami menyelesaikan percintaan kam, Jaka-pun segera mengenakan celananya lagi,

    “ Mbak aku jemput adikku dulu yah, ML-nya kita sambung kapan-kapan lagi yah, hhe…, ” ucapnya.
    “ Iya Mas, makasih ya Mas Jaka, ” ucapku.

    Setelah itu-pun Mas Jaka pergi dari rumahku untuk menjemput adiknya. Semenjak kejadian itu selama Mas Denis dinas didaerah aku dan Jaka-pun melakukan hubungan sex. Bahkan jaka sempat menginap dirumahku untuk menemani sekaligus memuaskan hasrat sex kami yang mengebu-gebu.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Kisah Cinta Dan Nafsu Dengan Teman Kantor

    Cerita Sex Kisah Cinta Dan Nafsu Dengan Teman Kantor


    1099 views

    Perawanku – Cerita Sex Kisah Cinta Dan Nafsu Dengan Teman Kantor, Ini adalah cerita sex nyata yang terjadi hari ini Dimana hari ini aku bersama teman-teman kerjaku akan pergi ke trawas untuk acara rapat tahunan, tapi berhubung dalam 3 hari terakhir harus lembur dan pulang malam sambil hujan-hujannan. Aku tidak bisa hadir untuk acara rapat tahun ini.

    Akhirnya pagi ini aku bisa bangun dengan bebas sampai jam 10 pagi tadi. Dirumah cuma ada aku, istri dan anak-anakku sudah pulan kampung sejak H-1 natal kemarin. Rencananya siang ini aku mau menyusul pulang kampung, berhubung ada kejadian yang tak di sangka. Akhirnya jadwal untuk pulang kampung ke tunda sampai besok .
    Jadi begini cerita seksnya. Seperti hari-hari biasa, bangun pagi aktifitas awal yang aku lakukan sebelum mandi adalah menyalakan komputer. Untuk melihat mailbox dan cek beranda dan untuk melihat cek update status teman-teman yang berangkat ke trawas untuk rapat tahunan yang jadwalnya berangkat jam 7 pagi. Mailbox cuma berisi spam. Langsung cek beranda eh ternyata teman-teman yang berangkat ke trawas juga pada belum update.
    Selesai mandi kulihat ada pemberitahuan di jendela chat, kulihat ternyata Sari (nama samaran) pacar dari teman sekantorku.
    “Apa sudah nyampe trawas mas, kok sudah online?”
    “Aku nggak jadi ikut ke trawas”
    “Owh.. pantesan mas Heri baru aja bbm katanya baru otw, kupikir mas Bram ikut, kok cepet banget perjalanan surabaya-trawasnya”
    “Aku capek Sar, lagian males ikutan paling juga acaranya gitu gitu aja. Bosenin. btw kamu nggak di aja sama Heri?
    “Emang bolaeh mas?

    “Boleh banget Sar, yang lain juga banyak yang ngajak pasanganya”
    “Kali aja mas Heri ngajak ceweknya yang lain mas”
    “Hoo.. ceweknya Heri bayak to?
    “Lah situ kan temennya, masa nggak tau sih?”
    “Nggak tau aku, aku nggak terlalu deket sih sama si Heri

    Lanjut chat nbobrol ini itu tentang Heri sampai aku lupa belum pakai baju.
    “Gini pengenya jalan-jalan tapi mau kemana ya kalau sendirian”
    “Lho.. Istri mas Bram kemana?
    “Pulang kampung sejak natal kemarin” -cerita dewasa-
    “Ke mall aja mas Bram, tapi ajak Sari ya hehe..”
    “Lan nanti Heri marah..”
    “Ya nggak usah bilang-bilang ke Heri lah mas.. terus nanti mas Bram gimana, nggak di marahin istrinya?”
    “Ya kalau bilang-bilang sih ya pasti di marahin..”
    “Jadi gimana nih.. Sari boleh ikut ya…
    Akhirnya kami sepakat untuk jalan berdua. Dengan motorku ku jemput Sari di tempat kost nya derah kampung kupang. Lalu kami berdua masuk ke sebuah mall. Lalu aku mentraktir Sari di resto cepat saji. Sambil ngobrol-ngobrol sana sini. Serasa kami sudah akrab lama. Padahal kami berdua hanya kenal di fb aja. Karena aku berteman dengan Heri Sari ngeadd. Bahkan banyak teman-teman kerjaku yang juga jadi temannya Sari.
    Usai makan, Sari ngajak nonton. Karena ini hari sabtu dan pasti rame. apa lagi daftar yang tayang nggak ada film yang bagus, aku menolaknya. Akhirnya kami putuskan untuk pulang. Keluar dari parkiran terlihat cuaca yang gelap, gerimis pun turun saat kami hendak menuju tempat kost Sari. Kupikir dekat dan aku prediksi nggak bakalan deras, kami nggak pakai jas hujan. Eh ternyata prediksiku salah. Kurang beberapa belokkan aja masuk ke kawasan kost Sari, Hujanya turun semakin deras. Hingga sampai di tempat kost Sari kami berdua basah kuyup. Karena begitu derasnya hujan, aku putuskan untuk menunggu hujannya agak reda.
    Aku di pinjami bajunya Heri yang ada di sana

    “Rupanya si Heri sering kesini ya?”
    “Ya kalau pas di sini sepi aja..”
    “Lah ini juga sepi banget, pada kemana emang?
    “Iya, pada liburan mas, tinggal Sari sama mbak yang tinggal di atas. Tapi mbaknya yang di atas pulangnya malem banget, malah kalau malam minggu gini biasanya nggak pulang”
    “Kamu nggak takut kalau sendirian gini?”
    “Kan dah ada mas Bram yang nemenin hehe.. sebentar ya mas Sari mau ganti baju dulu dan sekalian bikinin kopi buat mas Bram”
    “Nggak usah repot-repot Sar.. sekalian aja sama makanannya” candaku
    Selang berapa lama di tinggal Sari, aku duduk di teras sambil pencet-pencet hpku. Sari memanggilku untuk masuk
    “Mas Bram, masuk dalam aja, di luar nanti kedinginan loh”
    “Eh nggak papa to?
    :Nggak papa mas” akupun masuk kedalam.
    Ternyata kamar kost Sari cukup luas dan bersih meskipun cuma 1 ruangan dan 1 kamar mandi. Aku agak tercengang melihat Sari mengenakan hotpants dan kaos puith yang menurutku bagian lubang lehernya kebesaran sampai melorot di lengan sebelahnya.
    Sari pun menyalakan TV, sambil kami ngobrol-ngobrol lagi.
    “Berapa lama kamu pacaran sama Heri?”
    “Hampir tiga bulan mas”
    “Owh, baru ya..” aku meminum kopi buatan Sari sambil melirik paha mulus Sari.
    “Kalu ngelirik-ngelirik ati-ati tumpah kopinya loh..” rupanya mata nakalku ketangkap basah oleh Sari
    Akupun langsung bertanya tentang apakah hubungan mereka sampai mana. Sari menjelaskan kalau keadaan kost sepi Heri selalu datang kesitu dan mereka selalu bercinta, malah nggak jarang Heri sampai menginap disana. Saking asykinya ngobrol kami sampai nggak sadar jarak kami semakin dekat. Hingga paha kami bersentuhan.
    Aku pun tak mau kehilangan kesempatan, perlahan aku mendekatkan wajahku ke wajahnya. Mulanya agak ragu karena takutnya Sari akan menolak, tapi ternyata Sari juga makin mendekatkan wajahnya, hingga bibir kami berdua saling bersentuhan. Saling mengecup.. lalu aku mengulum bibirnya. Sari pun refleks, dia nggak mau kalah. kecupannya hebat sampai gigit-gigit pelan bibirku. Sementara tanganku merayap ke paha mulusnya. Dan tangan satunya merangkul tubuh Sari kemudian menariknya hingga posisi Sari duduk di pangkuanku.
    Dari paha tanganku terus merayap ke atas. Kali ini aku meremas-remas toketnya, sementara tangan kiriku merayap ke bawah meremas-remas pantatnya. Sari masih nggak mau melepas ciumanya di bibirku, kami berdua perang bibir perang lidah salin kecup sambil mendesis pelan. Desissanya itu loh… bikin nggak tahan.
    Sari melepaskan bajuku hingga aku telanjang dada, nggak mau kalah aku juga melepas baju Sari. Lalu Sari mengajakku pindah ke tempat tidur. Sari merebahkan tubuhnya di tempat tidur sambil dibukanya pengait BH nya. Kini mulutku bergerilya di bagian dadanya, sambil puting susunya ku mainkan dengan lidahku. Mungkin karena kegelian sebentar-sebentar Sari mengankat kepalanya..

    Cerita Sex Kisah Cinta Dan Nafsu Dengan Teman Kantor

    Cerita Sex Kisah Cinta Dan Nafsu Dengan Teman Kantor

    Ditariknya pahaku hingga posisi penisku tepat berada di atas lubang memeknya. Ku lepas celanaku, Sari pun melepas celananya. Sekarang posisi kami berdua sama-sama bugil. Sari menyuruhku rebahan. Dipegang penisku lalu di remas dan dikocok-kocoknya perlahan. Sungguh nikmat. Terus dikocoknya penisku sambil sebentar-sebentar menciumi perutku. Ciumannya bergeser ke bawah. Akhirnya sampailah giliran penisku di ciuminya. Kemudian di kulumnya, blowjob pun di mulai dengan hot nya, sambil di remas-remas kantong telurku.
    “Nikmat luar biasa Sar.. nikmat.. ohh”
    Kemudian Sari turun dari tempat tidur menuju lemarinya, ternyata dia mengambil kondom dan memasangnya di penisku. Dikocok-kocoknya lagi penisku sambil di dekatkanya penisku ke lubang memeknya. tempel dikit lalu di tarik-lepas… sementara tanganku dibiarkanya memainkan toketnya. meremas-remasnya dan ku pilin-pilin puting susunya. Di tempelkannya lagi penisku ke bibir memeknya.. hingga masuklah bagian ujun penispenisnya.. perlahan.. perlahan.. dan masuklah semua penisku ke lubang memeknya sambil di iringi rintihan kecil Sari. Lalu dirobohkan tubuhnya ke tubuhku. Aku sodokkan penisku. Sari makin merintih..
    “Aaaagghhhhhhh mas Bram.. pelan mas.. pelaann” aku pelankan tempo sodokannya.
    Eh sekarang malah Sari yang menggoyang makin liar. Sambil di jilat-jilat puting susuku. Geli-geli nikmat gitu.
    Sari kini mengangkat dadanya dan berposisi duduk di di atasku. namun tetap dengan goyangannya yang liar. Lihay sekali. Saking menikmatinya desahan Sari semakin keras, untung aja di luar hujan sangat deras. Lagian juga nggak ada orang kan…
    “Ayo Sarr.. Goyang terus Sar.. nikmat Sar..” tak berapa lama Sari sepertinya lemes.
    Ku angkat tubuh Sari lalu gantian sari aku rebahkan. Selangkangannya ku angkat lalu ku sodokkan lagi penisku. Sodok keluar masuk keluar masuk.. dan tetap saja desahan Sari bikin aku semakin menaikkan tempo sodokkan. Ku turunkan wajahku hingga mulutku meraih toketnya. Kumainkan toketnya…
    “Mas Bram… terus mas.. jangan berhenti.. ooogghhh… aaagghhhh” terus ku sodok keluar masuk penisku di lubang memeknya.
    Sampai aku merasakan ada yang mau keluar dari dalam penisku.. kupindahkan mulutku ke mulutnya… kupeluk erat tubuhnya lalu Creett..creett.. creett.. sambil  ku lumat mulutnya tanpa henti…
    Emmmhh… mmm.. Sarr..”
    Tubuhku terbaring lemah di atas tubuh Sari.. kemudian Sari mengajakku ke kamar mandi untuk bersih-bersih bersama.. Tak lama kenudian hujan pun reda.. dan hari sudah menjelang malam.. akupun beranjak pulang ke rumah.
    “Jangan kapok main ke kost Sari ya mas Bram..”
    “Wah nggak bakalan kapok deh Sar..”

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • ML GADIS ABG PERAWAN DI HOTEL SAMPAI MENDESAH

    ML GADIS ABG PERAWAN DI HOTEL SAMPAI MENDESAH


    1099 views

    Cerita Sex ini berjudulML GADIS ABG PERAWAN DI HOTEL SAMPAI MENDESAHCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Cerita Sex Bergambar Kumpulan cerita dewasa, cerita mesum hot, cerita terbaru berjudul ML Gadis ABG Perawan Di Hotel Sampai Mendesah. simak terus kelanjutan kisahnya, karena disini akan selalu ada bacaan cerita sex terbaru, cerita mesum ABG, cerita ngentot janda, cerita seks tante hot, cerita bokep cewek bugil, cerita panas seru terbaik dan menarik yang selalu update untuk kamu baca dalam cerita seks dewasa bergambar berikut ini. selamat menikmati.

    ML Gadis ABG Perawan Di Hotel Sampai Mendesah

    Siang itu aku berada di kantor sedang membaca suratsurat dan dokumen yang barusan dibawa sekretarisku LIA, untuk aku tanda tangani. Kulihat di layar handphone ku tampak sebuah nomor telepon yang sudah kukenal.

    Hello.. Dita.. Apa kabar sapaku.

    Hi.. Pak Robert.. Kok udah lama nih nggak kontak Dita

    Iya habis sibuk sih jawabku sambil terus menandatangani suratsurat di mejaku.

    Ini Pak Robert.. Ada barang bagus nih.. terdengar suara Dita di seberang sana.

    Dita ini memang kadangkadang aku hubungi untuk menyediakan wanita untuk aku suguhkan pada tamu atau klienku. Memang terkadang untuk menggolkan proposal, perlu adanya servis semacam itu. Terkadang lebih ampuh dari pada memberikan uang di bawah meja.

    Bagusnya gimana Dit? tanyaku penasaran.

    Masih anakanak Pak.. Baru 15 tahun. Kelas 3 SMP. Masih perawan, benerbener gadis virgin Mendengar hal itu langsung senjataku berontak di sarangnya.

    Memang sering aku kencan dengan wanita cantik, ABG atupun istri orang. Tetapi jarangjarang aku mendapatkan yang masih perawan seperti ini. Cantik nggak? tanyaku

    Cantik dong Pak.. Tampangnya innocent banget. Bapak pasti suka deh.. rayu Mami Dita ini. Setelah itu aku tanya lebih lanjut latar belakang gadis itu. Namanya Tari, anak keluarga ekonomi lemah yang perlu biaya untuk melanjutkan sekolahnya.

    Orang tuanya tidak mampu menyekolahkannya lagi sehabis SMP nanti, sehingga setelah dibujuk Dita, dia mau melakukan hal ini.

    Minta berapa Dit? tanyaku

    Murah kok Pak.. cuma lima juta Wah.. Pikirku.

    Murah sekali.. Aku pernah dengar ada orang yang beli keperawanan sampai puluhan juta. Singkat kata, akupun setuju dengan tawaran Dita.

    Aku berjanji untuk menelponnya lagi setelah aku sampai di lokasi nanti. Lia.. Ke sini sebentar kutelpon sekretarisku yang sexy itu.

    Tak lama Lia pun masuk ke ruanganku. Sambil tersenyum manis dia pun duduk di kursi di hadapanku. Ada apa Pak Robert? tanyanya sambil menyilangkan kakinya memamerkan pahanya yang putih. Belahan buah dadanya tampak ranum terlihat dari balik blousenya yang agak tipis. Ingin rasanya aku nikmati dia saat itu juga, tetapi aku lebih ingin menikmati perawan yang ditawarkan Dita.

    Toh masih ada hari esok untuk Lia, pikirku.

    Saya perlu uang lima juta untuk entertain klien. Tolong minta ke bagian keuangan ya kataku. Bola Tangkas

    Baik Pak jawabnya. Ada lagi yang bisa saya bantu Pak Robert..? Lia berkata genit sambil menatapku menggoda

    Nggak.. Mungkin lain kali Lia.. Saya sibuk banget nih kataku purapura. Aku tak ingin staminaku habis sebelum bertempur dengan Tari, anak SMP itu. Liapun beranjak pergi dengan raut muka kecewa, dan tak lama dia kembali membawa uang yang aku minta beserta slip tanda terima untuk aku tandatangani.

    Nanti kalau perlu lagi, panggil Lia ya Pak katanya masih mengharap.

    Baik Lia.. Saya pergi dulu sekarang. Jangan telepon saya kecuali ada emergency ya jawabku sambil mengemasi laptopku. Tak lama akupun sudah meluncur dengan Mercy kesayanganku menuju hotel di kawasan Semanggi.

    Akupun cek in di hotel yang berdekatan dengan plaza yang baru dibangun di daerah itu. Setelah mendapatkan kunci akupun bergegas menuju kamar suite di hotel itu. Setiba di kamar, kutelpon Dita untuk memberitahukan lokasiku.

    Dia berjanji untuk datang sekitar satu jam lagi. Sambil menunggu kunyalakan TV dan menonton siaran CNN di ruang tamu kamarku. Sedang asyikasyiknya melihat berita perang di Irak tibatiba HPku berbunyi.

    Sialan Lia. Aku khan sudah bilang jangan telepon. pikirku sambil mengangkat telepon tanpa melihat caller IDnya.

    Halo. Pak Robert.. Ini Santi kata suara di seberang sana.

    Santi ini adalah istri dari Pak Arief, manajer keuangan di kantorku.

    Oh Santi.. Aku pikir sekretarisku. Ada apa San?

    Nggak Pak Robert.. Cuma kangen aja. Pengin ketemu lagi nih Pak.. Aku pengin ulangi kejadian yang di pesta dulu itu.

    Bisa ketemuan nggak Pak hari ini?

    Wah.. Kalau hari ini nggak bisa San.. Aku sedang di tempat klien nih jawabku mengelak.

    Khan minggu depan suamimu sudah pergi.. Jadi kita bisa puas deh nanti seharian lanjutku.

    Habis Santi udah kangen banget Pak.. rengeknya. Bola Tangkas

    Sabar ya sayang.. Tinggal beberapa hari lagi kok hiburku. OK deh.. Sorry kalau mengganggu ya Pak katanya menyudahi pembicaraan.

    Cerita Sex Wah, ternyata dia sudah tak sabar kepengin aku kencani, pikirku. Mungkin baru pertama dia bertemu dengan lakilaki jantan sepertiku di pesta perkawinan dulu. Kemudian aku telepon Lia untuk menanyakan kepastian kepergian Pak Arief ke Singapore, yang dijawab bahwa semuanya sudah confirm dan Pak Arief akan berangkat tiga hari lagi.

    Setelah satu jam setengah aku menunggu, terdengar bunyi bel kamarku. Kubuka pintu kamarku dan tampak Dita bersama seorang gadis belia, Tari.

    Maaf Pak Robert. Tadi Tari baru pulang dari latihan pramuka di sekolahnya alasan Dita. Mungkin tampak di wajahku kalau aku kesal menunggu mereka.

    OK nggak apa.. Ayo masuk kataku sambil memperhatikan Tari.

    Hari itu dia mengenakan tanktop yang memperlihatkan bahunya yang putih mulus. Juga rok mini jeans yang dikenakan menambah cantik penampilannya. Tubuhnya termasuk bongsor untuk anak seusia dirinya. Dari balik tanktopnya tersembul buah dadanya yang baru tumbuh.

    Yang membuat aku kagum adalah wajahnya yang cantik dan terkesan innocent. Tari.. Ini Oom Robert kata Dita memperkenalkanku padanya. Kuulurkan tanganku dan disambutnya sambil berkata lirih, Tari.. Kemudian kami bertiga duduk di sofa, dengan Tari duduk disamping sedangkan Dita berhadapan denganku.

    Kurengkuh pundak Tari dengan tangan kiriku, sambil kueluselus sayang. Gimana Pak.. OK khan Dita bertanya OK.. Kamu jemput lagi aja nanti jawabku sambil mengelus dan meremas lengan Tari yang mulus itu gemas.

    Setelah itu Dita pamitan, tentu saja setelah menerima pembayarannya. Kamu lapar nggak Tari? Kita pesan makanan dulu yuk saranku. Dia hanya menganggukkan kepalanya. Sekarang memang sudah waktunya makan malam, dan aku tak mau staminaku tidak prima hanya karena perutku yang lapar.

    Apalagi ternyata gadis yang dibawa Dita ini cantik sekali. Pesan apa? tanyaku sambil memberikan room service menu padanya.

    Nasi goreng aja Oom Minumnya? Minta susu boleh Oom? jawabnya. Langsung aja aku pesan beefsteak dan bir untukku, dan nasi goreng serta susu untuk Tari. Sambil menunggu pesanan datang, kamipun menonton TV.

    Channelnya Tari ganti ya Oom katanya sambil mengambil remote.

    Oh ya.. Oom juga bosen lihat perang terus jawabku sambil mengagumi keindahan Tari. Setelah dia duduk, kueluselus rambutnya yang berpita dan panjangnya sebahu itu.

    Tari kemudian mengubah channel TV ke channel Disney. Rupanya dia suka menonton film kartun. Maklum masih anakanak, pikirku.

    Kamu sudah punya pacar? tanyaku setelah kami terdiam beberapa saat.

    Belum Oom.. Kenapa? tanyaku lagi Tari khan masih kecil.. katanya sambil terus menatap adegan kartun di TV.

    Aku pun makin bernafsu mendengar jawabannya. Yah.. Akulah nantinya yang akan menikmatimu untuk pertama kalinya he.. He.. Kuciumi pipinya sambil kueluselus pahanya. Tari nampak tak terbiasa dan bergerak agak menghindar.

    Pahanya yang putih mulus makin tersibak menampakkan pemandangan yang indah. Tanganku kemudian meraba dadanya yang baru tumbuh itu. Kemudian kupegang wajahnya dan kucium bibirnya. Tampak sekali bahwa dia belum berpengalaman dalam hal seperti ini.

    Tanganku sudah ingin melucuti tanktopnya ketika tibatiba bel kamarku berbunyi. Room Service terdengar suara di depan kamarku. Akupun berdiri meninggalkan Tari untuk membuka pintu. Tampak ada perasaan lega di raut wajah Tari ketika aku beranjak pergi.

    Ada pesanan lagi Pak? tanya petugas room service setelah meletakkan makanan di meja. Nggak jawabku Mungkin buat anaknya? tanyanya lagi Mungkin nanti menyusul kataku sambil menandatangani bill yang diserahkannya. Bola Tangkas

    Cerita Sex Aku geli juga mendengar si petugas menyangka Tari adalah anakku. Memang pantas sih dilihat dari perbedaan umur kami. Kamipun lalu menyantap makanan kami. Tari menikmati nasi goreng dan segelas susunya sambil terus menonton kartun kesayangannya.

    Mau buah Tari? kataku sambil mengambil buahbuahan dari minibar. Nggak Oom.. Udah kenyang. Dibungkus aja boleh ya Oom.. Untuk adik di rumah katanya. Hm.. Benarbenar manis ini anak, pikirku.

    Dalam hati aku kasihan juga pada dia, tapi aku tak dapat menahan nafsu birahiku untuk menikmati tubuhnya yang muda itu.

    Aku makan satu buah apel dan kuberikan sisanya padanya. Diterimanya buahbuahan itu dan kemudian dimasukkan dalam tasnya. Akupun kembali duduk disampingnya dan kemudian kuambil remote dan kumatikan TVnya.

    Ayo sayang kita mulai ya.. kataku sambil menciumi pundaknya yang terbuka. Aku kemudian beralih menciumi bibirnya sambil tanganku meremasremas dadanya. Tak ada response darinya. Ketika tangannya yang mungil aku letakkan di atas kemaluanku, dia diam saja.

    Kok diam saja sih!! Bentakku. Oom.. Tari nggak pernah Oom.. Belum ngerti jawabnya lirih ketakutan. Ya sudah sini kamu.. kataku sambil beranjak ke meja dimana laptopku berada.

    Tari mengikutiku dari belakang. Langsung kusetel film BF yang aku simpan di dalam harddiskku. Ayo sini duduk Oom pangku kataku. Taripun duduk di atas pangkuanku sambil melihat adegan persetubuhan dimana seorang wanita bule cantik sedang dengan rakusnya mengulum kemaluan orang berkulit hitam.

    Mata Tari tampak takjub melihat adegan yang pasti baru pertama kalinya dia lihat itu. Sementara aku menciumi dan menjilati pundak dan lehernya yang jenjang dari belakang. Tangankupun telah masuk ke dalam tanktopnya dan meremasremas buah dadanya yang masih tertutup BH itu.

    Kutarik ke atas cup BHnya sehingga tangankupun leluasa menjelajahi dan meremas buah dadanya yang mulai tumbuh itu. Kupilin perlahan puting dadanya yang mulai mengeras.

    Oom.. Jangan Oom.. Tari malu katanya sambil menatap adegan di laptopku dimana si wanita bule sedang mengerangerang nikmat disetubuhi dari belakang. Nggak usah malu sayang jawabku sambil agak memutar tubuhnya sehingga aku leluasa menikmati dadanya.

    Kulumat buah dada yang baru tumbuh itu dan kujilat lalu kuisap putingnya yang kecil berwarna merah muda itu. Sementara tanganku yang satu telah merambah paha sampai mengenai celana dalamnya.

    Pelanpelan Oom.. Sakit desahnya ketika tanganku mengusapusap kemaluannya setelah celana dalamnya aku sibak. Mulutku masih sibuk mencari kepuasan dari buah dada anak belia ini.

    Kamu cantik sekali Tari.. Ohh yeah.. kataku meracau sambil mengulum dan menjilati buah dadanya. Tanganku mengeluselus pundaknya yang jernih, sedangkan yang satunya sedang merambah kemaluan anak perawan ini. Kemaluanku tampak memberontak di dalam celanaku, bahkan sudah mengeluarkan cairannya karena sudah sangat terangsang.

    Kuturunkan Tari dari pangkuanku, dan akupun berdiri didepannya. Kuciumi bibirnya dengan ganas sambil tanganku meremasremas rambutnya.

    Emmhh.. Emmhh.. hanya itu yang terdengar dari mulut Tari. Kumasukkan lidahku dan kujelajahi rongga mulutnya. Sementara kuraih tangan Tari dan kuletakkan ke kemaluanku yang sudah sangat membengkak.

    Tetapi lagilagi dia hanya diam saja. Memang dasar anakanak, belum tahu cara memuaskan lelaki, pikirku. Dengan agak kesal kutekan pundaknya sehingga dia berlutut di depanku. Dia agak berontak akan bangun lagi.

    Ayo.. Berlutut!! kataku sambil menarik rambutnya. Tampak air mata Tari berlinang di sudut matanya. Dengan cepat aku lepas celana dan celana dalamku, sehingga kemaluanku berdiri dengan gagah di depannya.

    Ayo isap!! perintahku pada Tari yang tampak ketakutan melihat kemaluanku yang sebesar lengannya itu. Kugenggamkan tangannya pada kemaluanku itu.

    Ampun oomm.. Jangan Oom.. Besar sekali.. Nggak muat Oom katanya mengibaiba. Terasa tangannya bergetar memegang kemaluanku.

    Ayo!! bentakku sambil menarik rambutnya sehingga kemaluankupun menyentuh wajahnya yang imut dan innocent itu. Tampak Tari sambil menahan tangisnya membuka mulutnya dan akupun sambil berkacak pinggang menyorongkan kemaluanku padanya.

    Aahh.. Yes.. Make Daddy happy.. desahku ketika kemaluanku mulai memasuki mulutnya yang mungil. Akupun mengeluselus rambutnya yang berpita itu dengan penuh kasih sayang ketika Tari mulai menghisapi kemaluanku. Bola Tangkas

    Ayo jilati batangnya.. Sayang kataku sambil mengeluarkan kemaluanku dari mulutnya. Taripun mulai menjilati batang kemaluanku dengan perlahan.

    Ayo isap lagi instruksiku lagi sambil tanganku mengangkat dagunya dan menyorongkan kemaluanku padanya. Taripun mulai lagi mengulum kemaluanku, walaupun hanya ujungnya saja yang masuk ke dalam mulutnya.

    Kutekan kemaluanku ke dalam mulutnya sehingga hampir separuhnya masuk kedalam mulutnya. Tampak dia tersedak ketika kemaluanku mengenai kerongkongannya. Dikeluarkannya kemaluanku untuk mengambil nafas, sementara aku tertawa geli melihatnya.

    Sudah. Oom.. Jangan lagi Oom Tari memohon. Air matanya tampak menetes di pipinya Oom belum puas. Ayo lagi!! bentakku sambil menjambak rambutnya, sehingga wajahnya terdongak ke atas menatapku.

    Taripun terisak menangis, tetapi kemudian dia kembali menjilati dan mengulum kemaluanku. Pemandangan di kamar hotel itu sangatlah indah menurutku. Seorang lakilaki dewasa dengan tubuh tinggi besar sedang berkacak pinggang, sementara seorang anak di bawah umur dengan wajah tanpa dosa sedang mengulum kemaluannya.

    Mungkin sekitar 15 sampai 20 menit aku ajari anak perawan itu cara untuk memberikan kepuasan oral pada lelaki. Setelah itu aku merasakan kemaluanku akan meledakkan cairan ejakulasinya.

    Buka mulutmu!! perintahku pada Tari sambil mengeluarkan kemaluanku dari kulumannya. Kemudian kukocokkocok kemaluanku sebentar, dan kemudian muncratlah cairan spermaku ke dalam mulutnya dan sebagian mengenai wajahnya.

    Oh.. Yeahh.. Nikmat.. Kamu hebat Tari.. erangku saat orgasme.

    Ayo telan!! perintahku lagi ketika melihat dia akan memuntahkan spermaku keluar. Tampak dia berusaha menelan spermaku, walaupun karena jumlahnya yang banyak, sebagian meleleh keluar dari mulutnya.

    Diambilnya tisu dan dibersihkannya wajahnya sambil membetulkan pakaiannya sehingga rapi kembali. Dia pun kemudian mengambil dan meminum habis sisa susunya. Sementara aku pergi ke toilet untuk buang air kecil.

    Sekembalinya aku dari toilet, tampak Tari sedang duduk gelisah di sofa. Pandangan matanya tampak kosong dan berubah menjadi takut ketika melihat aku menghampirinya. Aku tersenyum dan duduk disampingnya. Kembali kueluselus pundak dan tangannya.

    Omm.. Tari pengin pulang Oom.. Tari capek.. katanya. Yach kamu istirahat dulu aja sayang jawabku sambil mencium pipinya. Kamipun duduk terdiam. Kusetel kembali TV yang masih menayangkan acara kartun kesukaannya itu.

    Kuusapusap tubuhnya yang duduk di sampingku sambil sesekali kuciumi. Aku menunggu hingga kejantananku bangkit kembali. Aku beranjak ke meja dimana laptopku masih menayangkan adegan syur semenjak tadi.

    Di layar sekarang seorang pria bule sedang dihisap kemaluannya oleh dua wanita cantik. Yang satu bule juga, sedangkan yang lain wanita Asia, kalau tidak salah Asia Carrera namanya. Memang film produksi Vivid ini bagus sehingga aku menyimpannya di harddiskku.

    Melihat adegan demi adegan di layar, kejantananku pun perlahan bangkit kembali. Kudatangi sofa dimana Tari berada. Tari tampak gelisah ketika aku berlutut di depannya. Aku ingin menikmati memekmu sayang kataku sambil menyibakkan rok mininya.

    Kuciumi pahanya dan kujilati sampai mengenai celana dalamnya. Kemudian kulepas celana dalamnya itu sehingga vaginanya yang bersih tak berbulu itu tampak mempesonaku.

    Jangan Oom.. Tolong Oom kata Tari ketika tanganku mulai meraba kemaluannya. Karena gemas, langsung aku jilati dan isap vaginanya. Lidahku menarinari dan kumasukkan ke dalam liangnya yang perawan itu.

    Uhh.. Ampun Oom.. erangnya ketika aku menemukan klitorisnya dan langsung kuhisap. Sementara tanganku naik ke atas meremas buah dadanya. Kupilinpilin putingnya sehingga mulai mengeras. Sementara vaginanya pun sudah mengeluarkan lendir tanda dia telah siap untuk disetubuhi.

    Ayo kita lanjutkan di ranjang, manis.. kataku sambil merengkuh tubuhnya dan menggendongnya. Aku ciumi bibirnya sambil badannya tetap aku gendong menuju kamar tempat tidur. Kurebahkan tubuhnya di ranjang, dan akupun mulai melucuti pakaianku.

    Tampak kemaluanku sudah kembali membengkak ingin diberi kenikmatan oleh anak kecil ini. Tari tampak memandangku dengan tatapan mengiba. Matanya menampakkan ketakutan melihat ukuran kemaluanku.

    Langsung kuterkam tubuhnya di ranjang dan kuciumi wajahnya yang manis. Kubuka tanktopnya juga BHnya dan kulempar ke lantai. Langsung kusantap buah dadanya yang masih dalam masa pertumbuhan itu, dan kujilati dan kuisapi putingnya hingga mengeras.

    Lalu kubuka rok mininya, sehingga Taripun sudah telanjang bulat pasrah di atas ranjang. Jariku kemudian menari merambah vaginanya dan mengusapusap klitorisnya.

    Tolong jangan Oom.. Aduh.. Oom.. Jangan Oom.. Tari masih perawan Oom. rengeknya. Aku menghentikan kegiatanku dan menatapnya Memangnya Bu Dita bilang apa? tanyaku Katanya Tari nggak akan diperawani.

    Cuma dipegang dan diciumi aja jawabnya terisak.

    Mendengar itu timbul perasaan iba karena ternyata dia telah dibohongi oleh Dita.

    Ya sudah.. Kataku. Kamu hisap lagi aja kontol Oom seperti tadi perintahku.

    Akupun lalu tidur telentang dan Taripun kutarik hingga wajahnya berada di depan kemaluanku yang sudah berdiri tegak. Kutekan kepalanya perlahan, hingga Taripun kembali memberikan kenikmatan mulutnya pada kemaluanku.

    Tampak dari tatapanku, kepalanya naik turun menghisapi kemaluanku. Tangankupun mengeluselus rambutnya penuh rasa sayang seperti rasa sayang bapak kepada anaknya.

    Ya terus.. Sayang erangku menahan nikmat yang tiada tara. Setelah beberapa menit, kutarik tubuhnya sehingga wajahnya tepat berada diatas wajahku. Kuciumi bibirnya sambil tanganku meremasremas pantatnya.

    Kemudian kubalikkan badannya, sehingga badanku yang tinggi besar menindih tubuh belianya. Kusedot puting buah dadanya dan kugigitgigit sehingga menimbulkan bekas memerah. Lalu kurenggangkan pahanya, dan kuarahkan kemaluanku ke vaginanya.

    Jangan Oom.. Ampun Oom.. Jangan.. Ampun.. rengek Tari ketika kemaluanku mulai menyentuh bibir vaginanya.

    Aku tambah bernafsu saja mendengar rengekannya, dan kutekan kemaluanku sehingga mulai menerobos liang vagina perawannya.

    Terasa sesuatu menghalangi kemaluanku, yang pasti adalah selaput daranya Ahh.. Sakiitt.. jeritnya menahan tangis ketika kutekan kemaluanku merobek selaput daranya.

    Kutahan sebentar menikmati saat aku mengambil keperawanan anak ini, kemudian kugerakkan pantatku maju mundur menyetubuhinya.

    Ah.. Nikmat.. Ahh.. God.. Memekmu enak Tari. racauku Oh.. Ampun.. Sakit.. Udah Oom.. Ampun.. Tari merintih kesakitan sambil menangis.

    Yes.. You naughty girl.. Daddy must punish you.. Yeah.. aku kembali meracau kenikmatan. Kugenjot terus kemaluanku, dan aku merasakan nikmatnya jepitan vagina Tari yang sangat sempit itu. Tampak air mata Tari meleleh membasahi pipinya, dan ketika kugenjot kemaluanku tampak wajahnya menyeringai menahan sakit.

    Kemudian kutarik pahanya sehingga melingkari pinggangku, dan sambil duduk di ranjang kugenjot lagi vaginanya. Tanganku sibuk menjelajahi buah dadanya. Bosan dengan posisi itu, kubalikkan badannya dan kusetubuhi dia dengan gaya doggy style. Sudah tak terdengar lagi rengekan Tari, hanya suara erangannya dan isak tangisnya yang memenuhi ruangan itu.

    Ahh.. Sakit Oom ampun.. rengeknya kembali ketika rambutnya kutarik sehingga wajahnya terdongak ke atas. Sambil kusetubuhi tubuhnya, kadang kuciumi dan kugigiti pundak dan lehernya dari belakang, sambil tanganku memerah buah dadanya.

    Setelah kurang lebih satu jam aku setubuhi dia dengan berbagai macam posisi, akupun tak tahan untuk mengeluarkan cairan ejakulasiku. Kubalikkan badannya dan kugesekgesekkan kemaluanku di dadanya. Kadang kugesekgesekkan juga ke seluruh wajahnya.

    Ahh.. Memang enak perawan kamu Tari.. erangku sambil menumpahkan spermaku di dadanya. Akupun kemudian bergegas menuju toilet untuk membersihkan diri. Kemaluanku pun kubersihkan dari sisa sperma bercampur darah perawan Tari.

    Sekembalinya aku dari toilet, kulihat Tari masih terbaring di ranjang sambil menangis terisakisak. Kubiarkan saja dia di sana, karena aku sudah merasa puas dan merasa menjadi lebih muda setelah mereguk kenikmatan dari anak itu.

    Kuminum sisa birku, dan kutelepon Dita untuk menjemput Tari. Tak lama, Dita pun datang. Gimana Pak Robert? tanyanya tersenyum.

    Wah.. Puas.. Tuh anak enak banget kataku tertawa kecil. Syukurlah Pak Robert puas. Sengaja saya pilihin yang bagus kok Pak katanya lagi.

    Percaya deh sama Dita. Tuh anaknya masih di kamar Dita pun masuk ke kamar tidur sedangkan aku nonton TV di sofa. Lagilagi masih berita perang di CNN. Sementara itu, terdengar Tari menangis di kamar sedangkan Dita berusaha menghiburnya. Bola Tangkas

    Setelah kurang lebih setengah jam, merekapun muncul dari dalam kamar tidur.

    Saya permisi dulu Pak Robert pamit Dita.

    Oh ya Dit.., kalau ada yang bagus lagi telepon ya. Untuk obat awet muda. jawabku sambil mengedipkan mataku.

    Beres Pak jawabnya sambil menggandeng Tari keluar. Ini tasnya ketinggalan kataku sambil menyerahkan tas Tari yang berisi buahbuahan untuk adiknya itu.

    Kuperhatikan mata Tari masih sembab, dan jalannya pun agak pincang ketika meninggalkan kamar hotelku. Tak lama akupun cek out dari hotel. Dalam perjalanan pulang ke apartemenku, aku mampir di panti pijat langgananku.

    Tubuhku agak pegal sehabis menyetubuhi Tari tadi. Setelah dipijat, dan mandi air hangat, tubuhku terasa sangat segar. Akupun bergegas pulang dengan mengendarai Mercy silver metalik kesayanganku.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Vina

    Cerita Sex Vina


    1098 views

    Perawanku – Cerita Sex Vina, Perkenalkan namaku Vina, usiaku 16 tahun. Aku sekarang duduk di kelas II SMU di Medan. Aku punya pengalaman pertama merengkuh surga dunia. Tetapi semua itu kulakukan dengan papa tiriku. Pengalamanku ini sebagai referensi buat teman-teman yang lain. Aku tahu kalau perbuatan ini salah, tetapi aku tidak tahu bagaimana menghentikannya.

    Baiklah, ceritaku begini. Pada suatu hari aku mendapat pengalaman yang tentunya baru untuk gadis seukuranku. Oya, aku gadis keturunan Cina Pakistan. Sehingga wajar saja kulitku terlihat putih bersih dan satu lagi, ditaburi dengan bulu-bulu halus di sekujur tubuh yang tentu saja sangat disukai laki-laki. Kata teman-teman, aku ini cantik lho.

    Memang siang ini cuacanya sangat panas, satu persatu pakaian yang menempel di tubuhku kulepas. Kuakui, kendati masih ABG tetapi aku memiliki tubuh yang lumayan montok. Bila melihat lekuk-lekuk tubuh ini tentu saja mengundang jakun pria manapun untuk tersedak. Dengan rambut kemerah-merahan dan tinggi 167 cm, aku tampak dewasa.
    Sekilas, siapapun mungkin tidak percaya kalau aku adalah seorang pelajar. Apalagi bila memakai pakaian casual kegemaranku. Mungkin karena pertumbuhan yang begitu cepat atau memang sudah keturunan, entahlah. Tetapi yang jelas cukup mempesona, wajah oval dengan leher jenjang, uh.. entahlah.
    Pagi tadi sebelum berangkat ke sekolah, seperti biasanya aku berpamitan dengan kedua orangtuaku. Cium pipi kiri dan kanan adalah rutinitas dan menjadi tradisi di keluarga ini. Tetapi yang menjadi perhatianku siang ini adalah ciuman Papa. Seusai sarapan pagi, ketika Mama beranjak menuju dapur, aku terlebih dahulu mencium pipi Papa.
    Papa Robi (begitu namanya) bukan mencium pipiku saja, tetapi bibirku juga. Seketika itu, aku sempat terpaku sejenak. Entah karena terkejut untuk menolak atau menerima perlakukan itu, aku sendiri tidak tahu. Papa Robi sudah setahun ini menjadi Papa tiriku. Sebelumnya, Mama sempat menjanda 3 tahun. Karena aku dan kedua adikku masih butuh seorang ayah, Mama akhirnya menikah lagi.
    Papa Robi memang termasuk pria tampan. Usianya pun baru 38 tahun. Teman-teman sekolahku banyak yang cerita kalau aku bersukur punya Papa Robi.
    “Salam ya sama Papa kamu..” ledek teman-temanku.
    Aku sendiri sebenarnya sedikit grogi kalau berdua dengan Papa. Tetapi dengan kasih sayang dan pengertian layaknya seorang teman, Papa pandai mengambil hatiku. Hingga akhirnya aku sangat akrab dengan Papa, bahkan terkadang kelewat manja. Tetapi Mama tidak pernah protes, malah dia tampak bahagia melihat keakraban kami. Tetapi ciuman Papa tadi pagi sungguh diluar dugaanku.
    Aku memang terkadang sering melendot sama Papa atau duduk sangat dekat ketika menonton TV. Tetapi ciumannya itu lho. Aku masih ingat ketika bibir Papa menyentuh bibir tipisku. Walau hanya sekejab, tetapi cukup membuat bulu kudukku merinding bila membayangkannya. Mungkin karena aku belum pernah memiliki pengalaman dicium lawan jenis, sehingga aku begitu terkesima.
    “Ah, mungkin Papa nggak sengaja…” pikirku.
    Esok paginya seusai sarapan, aku mencoba untuk melupakan kejadian kemarin. Tetapi ketika aku memberikan ciuman ke Mama, Papa beranjak dari tempat duduknya dan menuju kamar. Mau tidak mau kuikuti Papa ke kamar. Aku pun segera berjinjit untuk mencium pipi Papa. Respon Papa pun kulihat biasa saja. Dengan sedikit membungkukkan tubuh atletisnya, Papa menerima ciumanku.
    Tetapi setelah kucium kedua pipinya, tiba-tiba Papa mendaratkan bibirnya ke bibirku. Serrr.., darahku seketika berdesir. Apalagi bulu-bulu kasarnya bergesekan dengan bibir atasku. Tetapi entah kenapa aku menerimanya, kubiarkan Papa mengulum lembut bibirku. Hembusan nafas Papa Robi menerpa wajahku.
    Hampir satu menit kubiarkan Papa menikmati bibirku.
    “Baik-baik di sekolah ya.., pulang sekolah jangan keluyuran..!” begitu yang kudengar dari Papa.
    Sejak kejadian itu, hubungan kami malah semakin dekat saja. Keakraban ini kunikmati sekali. Aku sudah dapat merasakan nikmatnya ciuman seorang lelaki, kendati itu dilakukan Papa tiriku, begitu yang tersirat dalam pikiranku. Darahku berdesir hangat bila kulit kami bersentuhan. Begitulah, setiap berangkat sekolah, ciuman ala Papa menjadi tradisi.
    Tetapi itu rahasia kami berdua saja. Bahkan pernah satu hari, ketika Mama di dapur, aku dan Papa berciuman di meja makan. Malah aku sudah berani memberikan perlawanan. Lidah Papa yang masuk ke rongga mulutku langsung kuhisap. Papa juga begitu. Kalau tidak memikirkan Mama yang berada di dapur, mungkin kami akan melakukannya lebih panas lagi.
    Hari ini cuaca cukup panas. Aku mengambil inisiatif untuk mandi. Kebetulan aku hanya sendirian di rumah. Mama membawa kedua adikku liburan ke luar kota karena lagi liburan sekolah. Dengan hanya mengenakan handuk putih, aku sekenanya menuju kamar mandi. Setelah membersihkan tubuh, aku merasakan segar di tubuhku.
    Begitu hendak masuk kamar, tiba-tiba satu suara yang cukup akrab di telingaku menyebut namaku.
    “Vin.. Vin.., Papa pulang..” ujar lelaki yang ternyata Papaku.
    “Kok cepat pulangnya Pa..?” tanyaku heran sambil mengambil baju dari lemari.
    “Iya nih, Papa capek..” jawab papa dari luar.
    “Kamu masak apa..?” tanya papa sambil masuk ke kamarku. Aku sempat kaget juga. Ternyata pintu belum dikunci. Tetapi aku coba tenang-tenang saja. Handuk yang melilit di tubuhku tadinya kedodoran, aku ketatkan lagi.
    Kemudian membalikkan tubuh. Papa rupanya sudah tiduran di ranjangku.
    “Ada deh..,” ucapku sambil memandang Papa dengan senyuman.
    ” Ada deh itu apa..?” tanya Papa lagi sambil membetulkan posisi tubuhnya dan memandang ke arahku.
    “Memangnya kenapa Pa..?” tanyaku lagi sedikit bercanda.
    “Nggak ada racunnya kan..?” candanya.
    ” Ada, tapi kecil-kecil..” ujarku menyambut canda Papa.
    “Kalau gitu, Papa bisa mati dong..” ujarnya sambil berdiri menghadap ke arahku.
    Aku sedikit gelagapan, karena posisi Papa tepat di depanku.
    “Kalau Papa mati, gimana..?” tanya Papa lagi.
    Aku sempat terdiam mendengar pertanyaan itu.
    “Lho.., kok kamu diam,jawab dong..!” tanya Papa sambil menggenggam kedua tanganku yang sedang memegang handuk.
    Aku kembali terdiam. Aku tidak tahu harus bagaimana. Bukan jawabannya yang membuatku diam, tetapi keberadaan kami di kamar ini. Apalagi kondisiku setengah bugil. Belum lagi terjawab, tangan kanan Papa memegang daguku, sementara sebelah lagi tetap menggenggam tanganku dengan hangat. Ia angkat daguku dan aku menengadah ke wajahnya. Aku diam saja diperlakukan begini.
    Kulihat pancaran mata Papa begitu tenangnya. Lalu kepalanya perlahan turun dan mengecup bibirku. Cukup lama Papa mengulum bibir merahku. Perlahan tetapi pasti, aku mulai gelisah. Birahiku mulai terusik. Tanpa kusadari kuikuti saja keindahan ini. Nafsu remajaku mulai keluar ketika tangan kiri Papa menyentuh payudaraku dan melakukan remasan kecil. Tidak hanya bibirku yang dijamah bibir tebal Papa. Leher jenjang yang ditumbuhi bulu-bulu halus itu pun tidak luput dari sentuhan Papa.
    Bibir itu kemudian berpindah ke telingaku.
    “Pa..” kataku ketika lidah Papa masuk dan menggelitik telingaku.
    Papa kemudian membaringkan tubuhku di atas kasur empuk.
    “Pa. . nanti ketahuan Mama..” sebutku mencoba mengingatkan Mama.
    Tetapi Papa diam saja, sambil menindih tubuhku, bibirku dikecupnya lagi. Tidak lama, handuk yang melilit di tubuhku disingkapkannya.
    “Vina, tubuh kamu sangat harum..” bisik Papa lembut sambil mencampakkan guling ke bawah.
    Dalam posisi ini, Papa tidak puas-puasnya memandang tubuhku. Bulu halus yang membalut kulitku semakin meningkatkan nafsunya. Apalagi begitu pandangannya mengarah ke payudaraku.
    “Kamu udah punya pacar, Vin..?” tanya Papa di telingaku. Aku hanya menggeleng pasrah.

    Papa kemudian membelai dadaku dengan lembut sekali. Seolah-olah menemukan mainan baru, Papa mencium pinggiran payudaraku.
    “Uuhhh..,” desahku ketika bulu kumis yang dipotong pendek itu menyentuh dadaku, sementara tangan Papa mengelus pahaku yang putih.
    Puting susu yang masih merah itu kemudian dikulum.
    ” Pa.. oohh..” desahku lagi.
    “Pa.. nanti Mamm..” belum selesai kubicara, bibir Papa dengan sigap kembali mengulum bibirku.
    “Papa sayang Vina..” kata Papa sambil memandangku.
    Sekali lagi aku hanya terdiam. Tetapi sewaktu Papa mencium bibirku, aku tidak diam. Dengan panasnya kami saling memagut. Saat ini kami sudah tidak memikirkan status lagi. Puas mengecup putingku, bibir Papa pun turun ke perut dan berlabuh di selangkangan. Papa memang pintar membuatku terlena. Aku semakin terhanyut ketika bibir itu mencium kemaluanku. Lidahnya kemudian mencoba menerobos masuk. Nikmat sekali rasanya.
    Tubuhku pun mengejang dan merasakan ada sesuatu yang mengalir cepat, siap untuk dimuntahkan.
    “Ohhh, ohhh…” desahku panjang.
    Papa rupanya tahu maniku keluar, lalu dia mengambil posisi bersimpuh di sebelahku. Lalu mengarahkan tanganku ke batang kemaluannya. Kaget juga aku melihat batang kemaluannya Papa, besar dan tegang. Dengan mata yang sedikit tertutup, aku menggenggamnya dengan kedua tanganku. Setan yang ada di tubuh kami seakan-akan kompromi.
    Tanpa sungkan aku pun mengulum benda itu ketika Papa mengarahkannya ke mulutku.
    “Terus Vin.., oh.. nikmatnya…” gumamnya.

    Seperti berpengalaman, aku pun menikmati permainan ini. Benda itu keluar masuk dalam mulutku. Sesekali kuhisap dengan kuat dan menggigitnya lembut. Tidak hanya Papa yang merasakan kenikmatan, aku pun merasakan hal serupa. Tangan Papa mempermainkan kedua putingku dengan tangannya. Karena birahi yang tidak tertahankan, Papa akhirnya mengambil posisi di atas tubuhku sambil mencium bibirku dengan ganas.
    Kemudian kejantanannya Papa menempel lembut di selangkanganku dan mencoba menekan. Kedua kakiku direntangkannya untuk mempermudah batang kemaluannya masuk. Perlahan-lahan kepala penis itu menyeruak masuk menembus selaput dinding vaginaku.
    “Sakit.. pa..” ujarku.
    “Tenang Sayang, kita nikmati saja..” jawabnya.
    Pantat Papa dengan lembut menekan, sehingga penis yang berukuran 17 cm dan berdiameter 3 cm itu mulai tenggelam keseluruhan. Papa melakukan ayunan-ayunan lagi. Kuakui, Papa memang cukup lihai. Perasaan sakit akhirnya berganti nikmat. Baru kali ini aku merasakan kenikmatan yang tiada taranya. Pantas orang bilang surga dunia.
    Aku mengimbangi kenikmatan ini dengan menggoyang-goyangkan pantatku.
    “Terus Vin, ya.. seperti itu..” sebut Papa sambil mempercepat dorongan penisnya.
    “Papa.. ohhh.., ohhh…” renguhku karena sudah tidak tahan lagi.
    Seketika itu juga darahku mengalir cepat, segumpal cairan putih meleleh di bibir vaginaku. Kutarik leher Papa hingga pundaknya kugigit keras. Papa semakin terangsang rupanya. Dengan perkasa dikuasainya diriku. Vagina yang sudah basah berulangkali diterobos penis papa. Tidak jarang payudaraku diremas dan putingku dihisap. Rambutku pun dijambak Papa. Birahiku kembali memuncak. Selama tiga menit kami melakukan gaya konvensional ini. Tidak banyak variasi yang dilakukan Papa. Mungkin karena baru pertama kali, dia takut menyakitiku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Rani Perawani Adik Ipar

    Cerita Sex Rani Perawani Adik Ipar


    1096 views

    Perawanku – Cerita Sex Rani Perawani Adik Ipar, Rani adalah wanita yang sudah aku nikahi hampir satu setengah tahun ini, hingga sekarang dia hamil 7 bulan. Waktu Rani hamil 7 bulan aku mengharuskannya untuk istirahat total, jadi sekarang semua pekerjaan rumah semua aku yang pegang. Namun lama-lama aku merasakan kecapekan karena aku sudah sibuk dengan urusan kantorku sendiri. Tapi aku sudah terlanjur bilang kepada istriku kalau semua urusan aku yang akan pegang.

    Semakin lama pekerjaan kantorku semakin keteteran, bahkan aku sering mendapatkan teguran dari atasanku yang semakin lama semakin gak karuan. Akhirnya waktu malam menjelang tidur, aku meminta kepada istriku kalau adik perempuannya aku suruh datang kerumah untuk sekdar membantu. Awalnya istriku tidak menyetujuinya, namun setelah aku menceritakan kronologi kerjaanku dikantor akhirnya istriku menyetujuinya. Dan istriku berjanji besok Pagi akan menyuruh adiknya untuk tinggal dirumah.

    Keesokan harinya setelah aku pulang kerja, aku sudah melihat sosok Nila sudah berada dirumahku. Dan “Eehh Nila, datang kapan ??” tanyaku. “Tadi siang mas” jawabnya singkat sambil tersenyum. “Mbakmu dimana Nil??” tanyaku menyaka istriku. “Kayaknya Dikamar mas” jawab Nila. “Yaudah mas tinggal dulu ya” kataku. “Iyha mas” jawab Nila singkat. Kemudian aku pergi meninggalkan Nila dan aku menuju kamar, namun baru beberapa langkah aku kembali melihat kebelakang melihat Nila. Dia terlihat sangat cantik dan juga imut, meski badannya gak terlalu seksi namun wajahnya sangat menggairahkan.

    Suatu hari sifat keisengankupun kumat lagi.saat Nila mandi aku mengintipnya.saat itu Rani sedang tak ada dirumah lantaran harus ke dokter kandungan.dengan sedikit tehnik yang kupelajari di kala SMA dulu.aku berhasil menggintip Nila. ternyata tubuh Nila memang sangat sensual kedua payudaranya bukan Cuma besar ,tapi sangat indah dan kenyal.ingin saat itu aku meremasnya dan mengulum kedua putingng nya yang hitam kecoklatan itu.namun aku nggak ingin terburu-buru melihat tubuh adik ipar kan nggak setiap hari jadi harus kunikmati waktu emas ini sebaik-baiknya.

    Matakupun mulai menyisir tubuh Nila secara perlahan-lahan leher jejangnya,dadanya,serta memek perawannya yang diselimuti bulu-bulu halus, saat ia menyabuni tubuhnya ,juga saat ia keramas semua terlihat dengan sangat detail.benar-benar pemandangan yang eksotis.tak akan tertukar dengan pemandangan gunung willis sekalipun pokoke oke.dan tanpa sadar “adik kecil”kupun terbangun, dilansir dari Kumpulan Dewasa Terkini.

    Namun aku harus menelan ludah. jam menunjukan pukul delapan aku harus bersiap-siap ke kantor.dan dikantorpun aku tak berkonsentrasi bayang-bayang tubuh Nila mengisi terus seluruh otakku.ingin rasanya aku pulang dan mengentot sorang wanita Dan begitu aku pulang. Aku jadi pusing tujuh keliling batang kemaluanku sudah “READY FOR ACTION” namun aku tak bisa meminta “jatah” ke Rani lantaran ia hamil tua maka akupun memutuskan untuk menggumbar hawa nafsuku dengan melihat VCD porno alias BF aku harus melihat vcd ginian waktu tengah malam. lantaran pada tengah malam begini biasanya Rani dan Nila pasti sudah tidur terlelap.Rani paling nggak suka kalau aku liat vcd beginian.dan kalau ketahuan Nila yang masih ABG itu bisa hilang wajahku.

    Saat aku tengah asyik-asyiknya melihat tiba-tiba ada seseorang menepuk pundakku

    “Nil…..Nila ka……mu be…belum tidur”ujarku gelagapan saat mengetahui bahwa yang menepuk pundakku adalah Nila.

    sembari menyetop jalannya BF dengan remote televisi yang terletak dismping sofa tempatku duduk.

    ”belum,mas malam ini panas banget,ya jadi gerah nih”
    “oh…”jawabku datar.
    “mas,mas suka ngeliat yang beginian ya?”
    “ah,nggak juga Cuma iseng doang kok,eh Nila jangan bilangin hal ini ke mbak Rani ya soalnya dia nggak suka kalo mas ginian”
    “boleh aja mas pake rahasia-rahasiaan tapi……”
    “tapi apa?”
    “mas harus kasih liat tuh vcd ke Nila” gila kali nih anak, baru lulus SMA sudah berani liat beginian .

    tapi ya sudah lah toh aku sudah ketangkep basah jadi mau nggak mau kustel lagi deh BF tersebut.dan kami pun melihat BF itu berduaan di sofa kayak Romi dan yuli.

    Akhirnya tibalah adegan dimana pemain pria dikulum batang kemaluaannya oleh si pemain wanita.

    “mas kenapa sih kok tuh cowok seneng banget waktu “anunya” dikulum sama sicewek itu”Tanya Nila kujawab saja dengan jujur
    “ehh….tuh cowok kerangsang kali. aku bilangin ya Nil cowok itu kalo dikulum anunya bakal kerangsang.”
    “emang kalo “anunya” mas digituin mas ya kerangsang?”
    “jelas dong”kataku saat itu, dirangkum dari forum Cerita Dewasa Terkini.

    gila nih anak pertanyaannya kok menjurus amat ke hal-hal khusus dewasa.

    “mas,mas mau nggak kalo digituin sama Nila.”
    “gendheng kamu Nil,aku ini kan kakak iparmu bagaimana kalau mbak Rani tau”
    “lho,mbak Rani kan sudah tidur mas,nggak bakalan tahu deh” belum sempat aku berkata apa-apa Nila sudah membuka celana ku dan langsung mungulum kemaluanku.aku gelagapan.

    Suara mulut Nila yang tertahan DI penisku itu akhirnya membuat aku kerangsang juga.akhirnyapelan-pelan aku mulai mengikuti permainnan lidah Nila kugoyangkan pantatku searah dan perlahan.kubelai-belai rambut Nila yang terurai panjang.sementara itu Nila mengulum kemaluanku bagai seorang bayi mengulum lollipop mulutnya mengulum mengitari kemaluanku ia menngigit lembut kepala kemaluanku dan saat itulah aku memmekik ringan.hingga akhirnya: air surgawiku tertumpah semua ke mulut Nila .Nila berusaha menelan semuanya dan setelah itu dengan jilatan-jilatan kecilnya ia menbersihkan kemaluanku hinngga bersih dan klinclong.

    “hah….hah mas aku kan sudah ngulumin punyanya mas,sekarang giliran emas dong yang ngulumin punya Nila”
    “oke deh Nil buka dong dasternya biar mas kulumin memek kamu ” dengan cepatnya Nila membuka baju dasternya bahkan juga bra dan cdnya .

    dan setelah itu kulihat lagi tubuh Nila polos tanpa sehelai benangpun sama persis dengan yang kulihat dikamar mandi tempo hari(saat aku mengintipnya remember).maka dengan segera tanganku mengengam kedua buah gumpalan dagingnya dan mulai meremasnya dengan kasar sembari kadang-kadang memainkan putingnya yang sudah mengeras akibat rangsangan ransangan yang didapatnya ketika menggulumku tadi

    “akh……oooooooh……mas jangan mas kulumin memekku dulu dong pleeeeaaze”
    ‘ini dulu baru itu Nil”kataku menirukan bunyi iklan di tv sembari menciumi kedua daging kembar itu bergantian.

    Setelaah puas menciumi kedua susu Nila barulah aku mulai menciumi memeknya pertama kujilati bulu-bulu halusnya rintihan Nila terdengar. tampaknya titik lemah Nila ada di memeknya.itu dapat dibuktikan .begitu ia mengerakan pantatnya dengan antusias membiarkan lidahku menari bergerak bebas didalam memeknya yang semNil dan begitu kutemukan chrytorysnya(yg sebesar kacang kedelai) lansung saja kukulum tanpa ammpun,

    “akh………oooooooooo…………….akkkhh………………… akh………oooooooooo…………….akkkhh………………… akh………oooooooooo…………….akkkhh…………………maaaaas maaaasukin aja burung mas ke dalam memek aku akh…………….”
    “tapi ,Nila kamu kan masih perawan”
    “askh….nggak peduli pokoke puasin aku mas”kata Nila sembari menancapkan penisku ke vaginanya.
    “aaaaaaaaaaaaaaaaaa…………..oooooooooo………….” masuklah semua penisku seiring dengan erangan Nila menahan sakitnya hujaman penisku.

    setelah itu mulailah kugenjot tubuh Nila semakin lama semakin cepat.Nila terus memekik keras namun aku sudah gelap mata.maka semakin keras erangan Nila semakin keras pula goyanganku.

    Aku terus mengoyang Nila hingga akhirnya Nila mencapai klimaks. Cairan orgasmenya keluar bersama darah keperawanannya.tubuh kami berdua bagai bermandi keringat.kubiarkan Nila istirahat sekitar 15 menit.saat itu kulihat Nila menyeka air matanya mungkin ia menangis karena menahan sakitnya hujaman “penisku”.kejadian ini mengingatkanku saat kuperawani Rani.
    kala itu Rani juga mengeluarkan air mata..dasar adik kakak sama saja. Lalu kubiarkan sekali lagi Nila mengulum anuku hingga keluar cairan surgawi untuk kedua kalinya kali ini fekwendsinya lebih banyak karena kulihat Nila tak mampu menelannya..air surgawiku tampak belepotan diwajahnya.kubantu Nila untuk membersihkan spermaku di wajahnya dengan kertas tissue.setelah itu kami akhiri perbuatan nista kami ini dengan cumbuan mesra.

    “Nila,kita baru saja melakukan sebuah perbuatan yang dilarang oleh agama,sadarkah kamu,Nila”
    “ah,nggak papa mas.apa urusannya agama sama kita.toh kita Cuma melakukan hubungan sex tidak lebih”masyaallah …! Dia

    Cuma berkata seperti itu setelah berselingkuh dengan aku,kakak iparnya sendiri ck…ck…..ck…

    “tapi aku kan sudah memerawanimu itu sama artinya dengan merusak masa depanmu dan aku juga telah menghianati cinta mbakyumu Rani”
    “ah mas ini gimana toh asal kita nggak buka mulut siapa sih yang tahu kalau aku sudah nggak segelan lagi”
    “tapi…” “dan lagipula mas kan nggak maksa aku nglakuin ginian,orang aku yang mau kok,mas asal mas tau aja ya aku tuh sudah lama menunggu saat dimana
    “segelku” dibuka sama mas,makanya tadi waktu mas ngintip aku biarin aja.”
    “jadi kamu tau kalo tadi pagi aku……”

    “ya,jelas tau dong mas ,mas dimataku mas itu seorang yang gagah dan baik jadi aku nggak akan nyesel ngasih keperawananku ke mas”
    “tapi gimana kalau sampai mbak Rani tahu he…”
    “kita rahasiain hal ini dari semua orang mas gimana mas setuju nggak?”
    “baiklah aku rasa inijalan yang baik untuk kita berdua Nila aku mohon anggap saja malam ini tak pernah terjadi” dan mulai saat itu kami merahasiakan hal ini pada siapapun.

    Nila tinggal dikost-kostsan dengan alasan agar lebih dekat ke fakultas dimana ia menimba ilmu.(padahal ia tinggal di kost-kostsan untuk menghindari kecurigaan Rani}ia hidup tanpa beban seolah-olah apayang telah kulakukan tak pernah terjadi namun kin giliran aku yang repot karena aku tak bisa melupakan nikmatnya oral sex Nila.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Pembantu Yang Jago Bikin Aku Crot

    Pembantu Yang Jago Bikin Aku Crot


    1096 views

    Cerita Sex ini berjudulPembantu Yang Jago Bikin Aku CrotCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Maukan kamu mijit Bapak lagi ? Pegal2 nih kan udah seminggu? Bisa Pak, jam berapa Bapak pulang ? Sekarang? Baik Pak, tapi saya mau mandi dulu? Agak lama aku menunggu di depan pintu baru Tini membukanya. Maaf Pak, tadi baru mandi Kata Tini tergopohgopoh. Ah, penisku mulai bergerak naik.

    Tini mengenakan daster yang basah di beberapa bagian dan jelas sekali bentuk bulat buah kembarnya sebagai tanda dia tak memakai BH. Mungkin buruburu. Engga apaapa.

    Bisa mulai ? Bisa pak saya ganti baju dulu? Hampir saja aku bilang, engga usah, kamu gitu aja. Untung tak jadi, ketahuan banget ada maksud lain selain minta pijit. Aku masuk kamar dan segera bertelanjang bulat. Terbawa suasana, penisku udah tegak berdiri.

    Kututup dengan belitan handuk. Pintu diketok. Tini masuk. Mengenakan rok terusan berbunga kecil warna kuning cerah, agak ketat, agak pendek di atas lutut, berkancing di depan tengah sampai ke bawah, membuatnya makin tampak bersinar. Warna roknya sesuai benar dengan bersih kulitnya.

    Dada itu kelihatan makin menonjol saja. Penisku berdenyut. Siap Tin? Ya pak? Dengan hanya berbalut handuk, aku rebah ke tempat tidur, tengkurap. Tini mulai dengan memencet telapak kakiku. Ini mungkin urutan yang benar. Cara memijat tubuhku bagian belakang sama seperti pijatan pertama minggu lalu, kecuali waktu mau memijat pantat, Tini melepaskan handukku, aku jadi benar2 bugil sekarang. Wangi sabun mandi tercium dari tubuhnya ketika ia memijat bahuku.

    Selama telungkup ini, penisku bergantiganti antara tegang dan surut. Bila sampai pada daerah sensitif, langsung tegang. Kalau ngobrol basabasi dan serius?, surut. Kalau ngobrolnya menjurus, tegang lagi.

    Depannya Pak? Dengan tenang aku membalikkan tubuhku yang telanjang bulat. Bayangkan, terlentang telanjang di depan pembantu. Penisku sedang surut. Tini melirik penisku, lagi2 hanya sekilas, sebelum mulai mengurut kakiku. Sekarang aku dengan jelas bisa melihatnya.

    Bayanganku akan bentuk buah dadanya di balik pakaiannya membuat penisku mulai menggeliat. Apalagi ketika ia mulai mengurut pahaku. Batang itu sudah tegak berdiri. Cara mengurut paha masih sama, sesekali menyentuh buah pelir. Bedanya, Tini lebih sering memandangi kelaminku yang telah dalam kondisi siap tempur. Kenapa Tin ? Aku mulai iseng bertanya.

    Ah engga katanya sedikit gugup.?Cepet bangunnya hi ..hi..hi..? katanya sambil ketawa polos. Iya dong. Kan masih sip kata kamu? Ada bedanya lagi. Kalau minggu lalu sehabis dari paha dia terus mengurut dadaku, kali ini dia langsung menggarap penisku, tanpa kuminta ! Apakah ini tanda2 dia akan bersedia kusetubuhi ? Jangan berharap dulu, mengingatkesetiaan?nya kepada isteriku. Cara mengurut penisku masih sama, pencet dan urut, hanya tanpa kocokan.

    Jadi aku tak sempat mendaki?, cuman pengin menyetubuhinya ! Udah. Benar2 masih sip, Pak? Mau coba sipnya ? kataku tiba2 dan menjurus. Wajahnya sedikit berubah. Jangan dong Pak, itu kan milik Ibu. Masa sih sama pembantu? Engga apaapa asal engga ada yang tahu aja ? Tini diam saja. Dia berpindah ke dadaku.

    Artinya jarak kami makin dekat, artinya rangsanganku makin bertambah, artinya aku bisa mulai menjamahnya. Antara 2 kancing baju di dadanya terdapat celah terbuka yang menampakkan daging dada putih yang setengah terhimpit itu.

    Aduuuhhh Aku mampu bertahan engga nih. Apakah aku akan melanggar janjiku ? Seperti minggu lalu juga tangan kiriku mulai nakal. Kuusapusap pantatnya yang padat dan menonjol itu. Seperti minggu lalu juga, Tini menghindar dengan sopan.

    Tapi kali ini tanganku bandel, terus saja kembali ke situ meski dihindari berkalikali. Lama2 Tini membiarkannya, bahkan ketika tanganku tak hanya mengusap tapi mulai meremasremas pantat itu, Tini tak berreaksi, masih asyik mengurut. Tini masih saja asyik mengurut walaupun tanganku kini sudah menerobos gaunnya mengeluselus pahanya.

    Tapi itu tak lama, Tini mengubah posisi berdirinya dan meraih tangan nakalku karena hendak mengurutnya, sambil menarik nafas panjang. Entah apa arti tarikan nafasnya itu, karena memang sesak atau mulai terangsang ? Tanganku mulai diurut. Ini berarti kesempatanku buat menjamah daerah dada. Pada kesempatan dia mengurut lengan atasku, telapak tanganku menyentuh bukit dadanya. Tak ada reaksi. Aku makin nekat.

    Tangan kananku yang sedari tadi nganggur, kini ikut menjamah dada sintal itu. Paak Katanya pelan sambil menyingkirkan tanganku. Okelah, untuk sementara aku nurut. Tak lama, aku sudah tak tahan untuk tak meremasi buah dada itu. Kudengar nafasnya sedikit meningkat temponya. Entah karena capek memijat atau mulai terangsang akibat remasanku pada dadanya.

    Yang penting : Dia tak menyingkirkan tanganku lagi. Aku makin nakal. Kancing paling atas kulepas, lalu jariku menyusup. Benar2 daging padat. Tak ada reaksi. Merasa kurang leluasa, satu lagi kancingnya kulepas. Kini telapak tanganku berhasil menyusup jauh sampai ke dalam BHnya, Ah putting dadanya sudah mengeras ! Tini menarik telapak tanganku dari dadanya. Bapak kok nakal sih Katanya, dan .. tibatiba dia merebahkan tubuhnya ke dadaku.

    Aku sudah sangat paham akan sinyal ini. Berarti aku akan mendapatkannya, lupakan janjiku. Kupeluk tubuhnya erat2 lalu kuangkat sambil aku bangkit dan turun dari tempat tidur. Kubuka kancing blousenya lagi sehingga BH itu tampak seluruhnya. Buah dada sintal itu terlihat naik turun sesuai irama nafasnya yang mulai memburu.

    Kucium belahan dadanya, lalu bergeser ke kanan ke dada kirinya. Bukan main dada wanita muda ini. Bulat, padat, besar, putih. Kuturunkan tali Bhnya sehingga putting tegang itu terbuka, dan langsung kusergap dengan mulutku.Aaahhffffhhhhh. Paaaaak? rintihnya. Tak ada penolakan.

    Aku pindah ke dada kanan, kulum juga. Kupelorotkan roknya hingga jatuh ke lantai. Kulepaskan kaitan BHnya sehingga jatuh juga. Dengan perlahan kurebahkan Tini ke kasur, dada besar itu berguncang indah. Kembali aku menciumi, menjilati dan mengulumi kedua buah dadanya. Tini tak malu2 lagi melenguh dan merintih sebagai tanda dia menikmati cumbuanku. Tanganku mengusapi pahanya yang licin, lalu berhenti di pinggangnya dan mulai menarik CDnya Jangan Pak.

    Kata Tini terengah sambil mencegah melorotnya CD. Wah engga bisa dong aku udah sampai pada point noreturn, harus berlanjut sampai hubungan kelamin. Engga apaapa Tin ya. Bapak pengin. Badan kamu bagus bener ? Waktu aku membuka Cdnya tadi, jelas kelihatan ada cairan bening yang lengket, menunjukkan bahwa dia sudah terangsang.

    Aku melanjutkan menarik CDnya hingga lepas sama sekali. Tini tak mencegah lagi. Benar, Tini punya bulu kelamin yang lebat. Kini dua2nya sudah polos, dan dua2nya sudah terangsang, tunggu apa lagi.

    Kubuka pahanya lebar lebar. Kuletakkan lututku di antara kedua pahanya. Kuarahkan kepala penisku di lubang yang telah membasah itu, lalu kutekan sambil merebahkan diri ke tubuhnya. Auww. Pelan2 Pak. Sakit.!? Bapak pelan2 nih ? Aku tarik sedikit lalu memainkannya di mulut vaginanya. Bapak sabar ya.

    Saya udah lamaa sekali engga gini ? Ah masa ? Benar Pak? Iya deh sekarang bapak masukin lagi ya. Pelan deh..? Benar Bapak engga bilang ke Ibukan ? engga dong gila apa? Terpaksa aku pegangi penisku agar masuknya terkontrol. Kugesergeser lagi di pintu vaginanya, ini akan menambah rangsangannya.

    Baru setelah itu menusuk sedikit dan pelan. Aaghhhhfff? serunya, tapi tak ada penolakan kaya tadi Sakit lagi Tin Tini hanya menggelengkan kepalanya. Terusin Pakperlahan? sekarang dia yang minta. Aku menekan lagi. AH bukan main sempitnya vagina wanita muda ini. Kugosokgosok lagi sebelum aku menekannya lagi. Mentok. Kalau dengan isteriku atau Si Ani, tekanan segini sudah cukup menenggelamkan penisku di vaginanya masingmasing.

    Tini memang beda. Tekan, goyang, tekan goyang, dibantu juga oleh goyangan Tini, akhirnya seluruh batang panisku tenggelam di vagina Tini yang sempit itu. Benar2 penisku terasa dijepit. Aku menarik penisku kembali secara amat perlahan. Gesekan dinding vagina sempit ini dengan kulit penisku begitu nikmat kurasakan. Setelah hampir sampai ke ujung, kutekan lagi perlahan pula sampai mentok. Demikian seterusnya dengan bertahap menambah kecepatan. Tingkah Tini sudah tak karuan.

    Selain merintih dan teriak, dia gerakkan tubuhnya dengan liar. Dari tangan meremas sampai membanting kepalanya sendiri. Semuanya liar. Akupun asyik memompa sambil merasakan nikmatnya gesekan. Kadang kocokan cepat, kadang gesekan pelan. Penisku mampu merasakan relung2 dinding vaginanya.

    Memang beda, janda muda beranak satu ini dibandingkan dengan isteriku yang telah kali melahirkan. Beda juga rasanya dengan Ani yang walaupun juga punya anak satu tapi sudah 30 tahun dan sering dimasuki oleh suaminya dan aku sendiri.

    Aku masih memompa. Masih bervariasi kecepatannya. Nah, saat aku memompa cepat, tiba2 Tini menggerakgerakan tubuhnya lebih liar, kepalanya berguncang dan kuku jarinya mencengkeram punggungku kuatkuat sambil menjerit, benar2 menjerit ! Dua detik kemudian gerakan tubuhnya total berhenti, cengkeraman makin kuat, dan penisku merasakan ada denyutan teratur di dalam sana.

    Ohh nikmatnya.. Akupun menghentikan pompaanku. Lalu beberapa detik kemudian kepalanya rebah di bantal dan kedua belah tangannya terkulai ke kasur, lemas. Tini telah mencapai orgasme ! Sementara aku sedang mendaki. Paaak ooohhhh..? Kenapa Tin ? Ooohh sedapnya ? Lalu diam, hening dan tenang. Tapi tak lama. Sebentar kemudian badannya berguncang, teratur. Tini menangis ! Kenapa Tin ? Air matanya mengalir. Masih menangis. Kaya gadis yang baru diperawani saja. saya berdosa ama Ibu? katanya kemudian Engga apaapa Tin.. Kan Bapak yang mau? Iya .. Bapak yang mulai sih.

    Kenapa Pak ? Jadinya saya engga bisa menahan Aku diam saja. Saya khawatir Pak Sama Ibu ? Bapak engga akan bilang ke siapapun? Juga khawatir kalo kalo ? Kalo apa Tin ? Kalo saya ketagihan Oh jangan khawatir, Pasti Bapak kasih kalo kamu pengin lagi. Tinggal bilang aja? Ya itu masalahnya? Kenapa ? Kalo sering2 kan lama2 ketahuan ..? Yaah harus hati2 dong? kataku sambil mulai lagi menggoyang. Kan aku belum sampai. Ehhmmmmmm reaksinya. Goyang terus. Tarik ulur. Makin cepat. Tini juga mulai ikut bergoyang. Makin cepat.

    Aku merasakan hampir sampai di puncak. Tin Ya Pak Bapak. hampir. sampai ? Teruus Pak? Kalo.. keluar .gimana ? Keluarin..aja Pak Engga. apaapa? Engga.. usah dicabut? Jangan.. pak . aman.. kok? Aku mempercepat genjotanku.

    Gesekan dinding vaginanya yang sangat terasa mengakibatkan aku cepat mencaki puncak. Kubenamkan penisku dalam2 Kusemprotkan maniku kuat2 di dalam. Sampai habis. Sampai lunglai. Sampai lemas. Beberapa menit berikutnya kami masih membisu. Baru saja aku mengalami kenikmatan luar biasa.

    Suatu nikmat hubungan seks yang baru sekarang aku alami lagi setelah belasan tahun lalu berbulan madu dengan isteriku. Vagina Tini memanggurih?, dan aku bebas mencapai puncak tanpa khawatir resiko. Tapi benarkah tanpa resiko. Tadi dia bilang aman. Benarkah ? Tin Ya .. Pak? Makasih ya benar2 nikmat? Samasama Pak.

    Saya juga merasakan nikmat? Masa ..? Iya Pak. Ibu benar2 beruntung mendapatkan Bapak? Ah kamu ? Baner Pak. Sama suami engga seenak ini? Oh ya ? Percaya engga Pak. Baru kali ini saya merasa kaya melayanglayang ? Emang sama suami engga melayang, gitu? Engga Pak. Seperti yang saya bilang punya Bapak bagus banget? Katamu tadi.

    Udah berapa lama kamu engga begini ..? Sejak.ehm.. udah 4 bulan Pak? Lho. Katanya kamu udah cerai 5 bulan? Benar ? Trus ? Waktu itu saya kepepet Pak? Sama siapa? Sama tamu.

    Tapi baru sekali itu Pak. Makanya saya hanya sebulan kerja di panti pijat itu. Engga tahan diganggu terus? Cerita dong semuanya? Ada tamu yang nafsunya gede banget. Udah saya kocok sampai keluar, masih aja dia mengganggu. Saya sampai tinggalin dia. Trus akhirnya dia ninggalin duit, lumayan banyak, sambil bilang saya ditunggu di Halte dekat sini, hari Sabtu jam 10.00.

    Dia mau ajak saya ke Hotel. Kalo saya mau, akan dikasih lagi sebesar itu? Trus ? Saya waktu itu benar2 butuh buat bayar rumah sakit, biaya perawatan adik saya. Jadi saya mau? Pernah sama tamu yang lain ? Engga pernah Pak. Habis itu trus saya langsung berhenti? Kapan kamu terakhirmain ? Ya itu sama tamu yang nafsunya gede itu, 4 bulan lalu. Setelah itu saya kerja jadi pembantu sebelum kesini. Selama itu saya engga pernah?main?, sampai barusan tadi sama Bapak .

    Enak banget barusan kali karena udah lama engga ngrasain yaPak atau emang punya Bapak siip bangethi..hi..? Polos banget anak ini. Aku juga merasakan nikmat yang sangat. Dia mungkin engga menyadari bahwa dia punya vagina yanglegit?, lengketlengket sempit, dan seret.Kamu engga takut hamil sama tamu itu ? Engga. Sehabis saya melahirkan kan pasang aiyudi (maksudnya IUD, spiral alat KB). Waktu cerai saya engga lepas, sampai sekarang.

    Bapak takut saya hamil ya? Aku lega bukan main. Berarti untuk selanjutnya, aku bisa dengan bebas menidurinya tanpa khawatir dia akan hamil. Jam berapa Pak ? Jam 4 lewat 5? Pijitnya udah ya Pak. Saya mau ke belakang dulu? Udah disitu aja? kataku sambil menyuruh dia ke kamar mandi dalam kamarku. Dengan tenangnya Tini beranjak menuju kamar mandi, masih telanjang. Goyang pantatnya lumayan juga. Tak lama kemudian Tini muncul lagi.

    Baru sekarang aku bisa jelas melihat sepasang buah dada besarnya. Bergoyang seirama langkahnya menuju ke tempat tidur memungut BHnya. Melihat caranya memakai BH, aku jadi terangsang. Penisku mulai bangun lagi. Aku masih punya sekitar 45 menit sebelum isteriku pulang, cukup buat satu ronde lagi.

    Begitu Tini memungut CDnya, tangannya kupegang, kuremas. Bapak pengin lagi, Tin? Ah nanti Ibu keburu dateng , Pak? Masih ada waktu kok? Ah Bapak nih gede juga nafsunya? katanya, tapi tak menolak ketika BH nya kulepas lagi.

    Sore itu kembali aku menikmati vagina legit milik Tini, janda muda beranak satu, pembantu rumah tanggaku.. Hubungan seks kami selanjutnya tak perlu didahului oleh acara pijitan. Kapan aku mau tinggal pilih waktu yang aman (cuma Tini sendirian di rumah) biasanya sekitar jam 2 siang. Tini selalu menyambutku dengan antusias, sebab dia juga menikmati permainan penisku.

    Tempatnya, lebih aman di kamarnya, walaupun kurang nyaman. Bahkan dia mulaiberani? memanggilku untuk menyetubuhinya. Suatu siang dia meneleponku ke kantor menginformasikan bahwa Uci udah berangkat sekolah dan Ade pergi less bahasa Inggris, itu artinya dia sendirian di rumah, artinya dia juga pengin disetubuhi.

    Terbukti, ketika aku langsung pulang, Tini menyambutku di pintu hanya berbalut handuk. Begitu pintu kukunci, dia langsung membuang handuknya dan menelanjangiku ! Langsung saja kita main di sofa ruang tamu.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.