Author: perawanku

  • Cerita Sex Bercinta Dengan Ibu Tiriku

    Cerita Sex Bercinta Dengan Ibu Tiriku


    832 views

    Perawanku – Cerita Sex Bercinta Dengan Ibu Tiriku, Perkenalkan nama saya Lala diusiaku yang 40 tahun ini birahi sexsualku seakan akan bertambah, perkejaanku sebagai ibu rumah tangga setiap paginya bersih bersih rumah, sehabis bersih bersih biasanya melihat acara TV, kalau acaranya tidak ada yang bagus tiduran dikamar tidur, itulah keseharianku sebagai ibu rumah tangga.

    Setelah merebahkan badanku beberapa lam ternyata mata ini tidak mau terpejam. Rumah yang besar ini terasa sangat sepi pada saat-saat seperti ini. Maklum suami bekerja di kantornya pulang paling awal jam 15.00 sore, sedang anakku yang pertama kuliah di sebuah PTN di Bandung.

    Anakku yang yang kedua tadi pagi minta ijin untuk pulang sore karena ada acara extrakurikuler di sekolahnya. Sebagai seorang istri pegawai BUMN yang mapan aku diusia yang 45 tahun mempunyai kesempatan untuk merawat tubuh.

    Teman-temanku sering memuji kecantikan dan kesintalan tubuhku. Namun yang sering membuatku risih adalah tatapan para lelaki yang seolah menelanjangi diriku. Bahkan temen-teman anakku sering berlama-lama bermain di rumahku.

    Aku tahu seringkali mata mereka mencuri pandang kepadaku. Rumahku terletak di pinggiran kota S, kawasan yang kami huni belum terlalu padat. Halaman rumahku memang luas terutama bagian depan sedang untuk bagian samping ada halaman namun banyak ditumbuhi pepohanan rindang.

    Kami membuat teras juga disamping rumah kami. Sedang kamar tidurku dan suamiku mempunyai jendela yang berhadapan langsung dengan halaman samping rumah kami. Belum sempat memejamkan mata aku terdengar suara berisik dari halaman samping rumahku.

    Aku bangkit dan melihat keluar. Kulihat dua anak SMP yang sekolah didekat rumahku. Mereka kelihatan sedang berusaha untuk memetik mangga yang memang berbuah lebat. Tentu saja kau sebagai pemilik rumah tidak senang perilaku anak-anak tersebut.
    Bergegas aku keluar rumah. Seraya berkacak pinggang aku berkata pada mereka, “Dik, jangan dipetik dulu nanti kalau sudah masak pasti Ibu kasih”. Tentu saja mereka berdua ketakutan. Kulihat mereka menundukkan wajahnya.

    Aku yang tadi hendak marah akhirnya merasa iba. “Nggak apa-apa Dik, Ibu hanya minta jangan dipetik kan masih belum masak nanti kalau sakit perut bagaimana” aku mencoba menghibur. Sedikit mereka berani mengangkat wajah.

    Dari dandanan dan penampilan mereka kelihatan bahwa mereka anak orang mampu. Melihat wajah mereka mereka yang iba akhirnya aku mengajak mereka ke dalam rumah. Aku tanya kenapa pada jam-jam belajar mereka kok ada diluar sekolah ternyata pelajaran sudah habis guru-guru ada rapat.

    Setelah tahu begitu aku minta mereka tinggal sebentar karena mungkin mereka belum dijemput. Iseng-iseng aku juga ada teman untuk ngobrol. Benar dugaanku mereka adalah anak-anak orang kaya, keduanya walaupun masih kecil namun aku dapat melihat garis-garis ketampanan mereka yang baru muncul ditambah dengan kulit mereka yang putih bersih.

    Yang satu bernama Doni yang satunya lagi bernama Rio. Ketika ngobrol aku tahu mata-mata mereka sering mencuri pandang ke bagian dadaku, aku baru sadar bahwa kancing dasterku belum sempat aku kancingkan., sehingga buah dadaku bagian atas terlihat jelas.

    Aku berpikir laki-laki itu sama saja dari yang muda sampai yang tua. Semula aku tidak suka dengan perilaku mereka namun akhirnya ada perasaan lain sehingga aku biarkan mata mereka menikmati keindahan payudaraku.

    Aku menjadi menikmati tingkah laku mereka kepada diriku. Bahkan aku mempunyai pikiran yang lebih gila lagi untuk menggoda mereka, aku sengaja membuka beberapa kancing dasterku dengan alasan hari itu sangat panas.

    Tentu saja hal ini membuat mereka semakin salah tingkah. Sekarang mereka bisa melihat dengan leluasa.
    “Hayoo.. pada ngliatin apa!”, Aku pura-pura mengagetkan mereka.

    Tentu saja ini sangat membuat mereka menjadi sangat salah tingkah.

    “Ti.. dak.. kok.. Bu Lala” Doni membela diri.

    “I.. itu acara TV bagus Bu Lala” Rio menambahkan.

    “Nggak apa-apa Ibu tahu kalian melihat tetek Ibu to.. ngaku aja” aku mencoba mendesak mereka.

    “E.. Anu Bu Lala” Rio nampak akan mengatakan sesuatu, namun belum lagi selesai kalimat yang diucapkannya aku kembali menimpali,

    “Mama kalian kan juga punya to, dulu kalian kan netek dari Mama kalian
    “I.. ya Bu Lala”

    Doni menjawab. “Tapi sekarang kami kan sudah nggak netek lagi, lagian punya Mama lain ama punya Bu Lala”
    Rio nampaknya sudah mampu menguasai keadaannya.

    “Lain bagaimana?” Aku menanyakan.

    “Punya Mama nggak sebesar punya Bu Lala” Doni menyahut.

    Kata-kata tersebut membuat aku berpikiran lebih gila lagi.

    Gairahku yang semakin meninggi sudah mengalahkan norma-norma yang ada, aku sudah kehilangan kendali bahwa yang ada di depanku adalah anak-anak polos yang masih bersih pikirannya.

    Aku menarik kursi kehadapan mereka.

    “Doni, Rio kalian mungkin sekarang sudah nggak netek lagi karena kalian sudah besar kalian boleh kok..” aku berkata.
    Tentu saja kata-kataku ini membuat mereka penasaran.

    “Boleh ngapain Bu Lala” sergah Doni.

    “Boleh netek sama Ibu, kalian mau nggak..?” tanyaku walau sebenarnya aku sangat sudah tau jawaban mereka.
    “E.. ma.. u” jawab Rio.

    “Mau sekali dong” Doni menyahut.

    Jawaban mereka membuat aku semakin bergairah. Aku berpikiran hari ini aku akan mendapatkan sensasi dari pria-pria muda ini.
    Aku duduk dihadapan mereka kemudian dengan agak tergesa aku melepaskan daster bagian atasku sehingga kini bagian atas tubuhku hanya tertutupi BH warna krem. Sepertinya mereka sudah tidak sabaran lagi terlihat dari tangan-tangan mereka yang mulai menggerayangi susuku.

    Aku menjadi geli melihat tingkah mereka. “Sabar sayang.. Ibu lepas dulu kutangnya” sambil tersenyum aku berkata. Setelah aku melepas kutang, tumpahlah isinya, sekarang buah dadaku terbuka bebas. Mata mereka semakin melotot memandangi payudaraku.
    Tampaknya mereka bingung apa yang harus mereka lakukan.

    “Ayo dimulai kok malah bengong” aku menyadarkan mereka.

    Mereka bangkit dari duduknya. Tangan mereka kelihatan berebut untuk meremas.

    “Jangan rebutan dong.. ah.. Doni yang kiri.. e yang kanan” perintahku.

    Birahiku semakin meninggi, sementara Doni sudah mulai mendekatkan bibirnya ke putingku Rio masih membelai sambil dipilin-pilin putingku. Rio mulai mengisap-isap putingku.

    Oh betapa seakan perasaanku melayang ke awan, apalagi ketika mereka berdua mengisap secara bersamaan nafasku menjadi tersengal. Tanganku membelai kadang agak sedikit menjambak sambil menekan kepala mereka agar lebih dalam lagi menikmati buah dadaku.

    Mereka semakin menikmati mainan mereka aku semakin terhanyut, aku ingin lebih dari hanya ini. Aku semakin lupa. Ketika baru nikmat-nikmatnya tiba-tiba Rio melepaskan isapannya sambil berkata,

    “Bu Lala kok nggak keluar air susunya?”.

    Aku kaget harus menjawab apa akhirnya kau menjawab sekenanya

    “Rio mau nggak, kalo nggak mau biar Doni saja.. mau nggak?”

    “Mau..” Rio langsung menyahut.

    Doni tidak menggubris dia semakin lahap menikmati buah dadaku.
    Akhirnya aku ingin lebih dari sekedar itu.

    “Don.. Rio.. ber.. henti dulu..” aku meminta.

    “Ada apa Bu Lala?” Doni bertanya.

    “Kita ke kamar saja yuk.. disini posisinya nggak enak” jawabku.

    Kemudian aku berdiri tentu saja daster yang aku pakai merosot kebawah. Mata mereka menatap tubuhku yang sintal dengan penuh nafsu.

    “Ayo..” aku mengajak.

    Aku berjalan ke kamarku hanya menggunakan celana dalam yang berwarna hitam yang kontras dengan kulitku yang putih. Seperti kerbau dicocok hidungnya mereka mengikuti diriku. Sampai di dalam kamar aku duduk di sisi ranjang.

    “Don.. Rio.. sayang lepas saja seragam kalian” pintaku.

    “Tapi Bu Lala” Rio masih agak ragu.

    “Sudahlah turuti saja” aku menyahut.

    Dengan malu-malu mereka mulai melepas baju dan celana seragam mereka. Tampaklah kontol-kontol dari pria-pria muda itu sudah ngaceng.

    Rambut kemaluan mereka tampak belum tumbuh lebat, sedang batang kemaluannya belum tumbuh benar masih agak kecil.
    Namun melihat pemandangan ini libidoku semakin naik tinggi.

    “Bu Lala curang..” Rio berkata.

    “Kok curang bagaimana?” aku bertanya.

    “Bu Lala nggak melepas celana Ibu!” Rio menjawab.

    Gila anak ini, aku tersenyum kemudian bangkit dari dudukku. Celana dalamku kemudian aku lepaskan. Sekarang kami bertiga telanjang bulat tanpa sehelai benangpun. Tatapan mereka tertuju pada benda yang ada dibawah pusarku.

    Bulu yang lebat dan hitam yang tumbuh menarik perhatian mereka. Aku duduk kembali dan agak meringsut ke rangjang lalu menaikkan kakiku dan mengangkangkannya. Memekku terbuka lebar dan tentu saja terlihat isi-isinya.
    Mereka mendekat dan melihat memekku.

    “Ini namanya memek, lain dengan punya kalian” aku menerangkan.

    “Kalian lahir dari sini” aku melanjutkan. Tangan mereka mengelus-elus bibir kemaluanku. Sentuhan ini nikmat sekali.

    “Ini kok ada lobang lagi” Doni bertanya.

    “Lho ini kan lobang buat beol” aku agak geli sambil menerangkan.

    Jari Doni masuk ke lobang vaginaku dan bermain-main di dalamnya. Cairan-cairan tampak semakin membanjiri liang vaginaku.
    Sementara jari Rio kelihatannya lebih tertarik lubang duburku. Jari Rio yang semula mengelus-elus lobang dubur kemudian nampaknya mulai berani memasukkan ke lobang duburku. Aku biarkan kenikmatan ini berlangsung.

    “Ouw.. a.. duh.. e.. nak.. sekali.. nik.. mat.. sa.. yang.. terr.. us” aku merintih.

    Pria-pria muda ini agak lama aku biarkan mengobok-obok lobang-lobangku. Sungguh pria-pria muda ini memberiku kenikmatan yang hebat. Aku hanya bisa menggigit bibir bawahku tanpa bisa berkata-kata hanya rintihan dan nafas yang tersengal-sengal.
    Akhirnya aku mendorong mereka aku bangkit dan menghampiri mereka yang berdiri di tepi ranjang. Aku berjongkok dihadapan mereka sambil kedua tanganku memegang diiringi dengan remasan-remasan kecil pada penis mereka.

    Aku mendekatkan wajahku pada penis Doni aku kulum dan jilati kepala penis muda nan jantan ini. Tampak kedua lutut Doni tergetar. Aku masukkan seluruh batang penis itu kedalam mulutku dan aku membuat gerakan maju mundur.

    Tangan Doni mencengkeram erat kepalaku. Sementara tanganku yang satu mengocok-kocok kontol Rio.

    “Bu Lala.. say.. ya.. ma.. u.. ken.. cing..” Doni merintih.

    Tampaknya anak ini akan orgame aku nggak kan membiarkan hal ini terjadi karena aku masih ingin permainan ini berlanjut. Kemudian aku beralih pada penis Rio.

    Tampak penis ini agak lebih besar dari kepunyaan Doni. Aku mulai jilati dari pangkal sampai pada ujungnya, lidahku menari di kepala penis Rio.

    Aku tusuk-tusuk kecil lobang perkencingan Rio kemudian aku masukkan seluruh batang penis Rio. Jambakan rambut Rio kencang sekali ketika aku semakin mempercepat kulumanku.

    “Wouw.. a.. ku.. ju.. ga.. mo.. ken.. cing.. nih” Rio merintih.

    Aku hentikan kulumanku kemudian aku bangkit dan naik ke atas ranjang lalu aku kangkangkan kakiku lebar-lebar sehingga memekku terbuka lebar.

    “Siapa duluan sayang, itu tititnya dimasukkan ke sini” aku berkata sambil tanganku menunjuk ke lobang vaginaku yang nampak sudah basah kuyup.

    Mereka berpandangan, tampaknya membuat persetujuan. Dan akhirnya Doni duluan yang akan menusukku. Doni naik ke atas ranjang dan mengangkangiku tampak penis yang tegang mengkilat siap menusuk lobang yang pantas menjadi neneknya.

    Aku tuntun penis Doni masuk ke lobang kenikmatanku. Aku tuntun pria muda ini melepas keperjakaannya, memasuki kenikmatan dengan penuh kasih. Dan bless.. batang zakar Doni amblas ke dalam vaginaku.

    “Ah..” aku mendesis seperti orang kepedasan

    “Masukkan.. le.. bih.. da.. lam lagi.. dan genjot.. say.. ang” aku memberi perintah.

    “Iya.. Bu Lala.. e.. naak.. se.. kali” Doni berkata. Aku hanya bisa tersenyum sambil menggigit bibir bagian bawahku. Tampaknya Doni cepat memahami perkataanku dia memompa yang ada dibawahnya dengan seksama.

    Genjotannya semakin lama semakin cepat. Rio yang menunggu giliran hanya tertegun dengan permainan kami. Genjotan Doni kian cepat aku imbangi dengan goyanganku. Dan tampaknya hal ini membuat Doni tidak kuat lagi menahan sperma yang akan keluar.
    Dan akhirnya “Sa.. ya.. mo.. ken.. cing.. la.. gi.. Tak.. ta.. han.. la.. gi..” Doni setengah berteriak. Kakiku aku lipat menahan pantat Doni. Doni merangkul erat tubuhku dan.. cret.. cret.. ser.. cairan hangat membajiri liang kewanitaanku.

    Doni terkulai lemas diatas tubuhku, butiran-butiran keringat keluar dari sekujur tubuhnya.

    “Enak.. se.. ka.. li Bu Lala” Doni berkata.

    “Iya.. tapi sekarang gantian Rio dong sayang” aku berkata.

    Doni mencabut penisnya yang sudah agak mengempis dan terkapar lemas disampingku. “Rio sekarang giliranmu sayang” aku berkata kepada Rio

    “Kamu tusuk Ibu dari belakang ya..”aku memberi perintah. Kemudian aku mengambil posisi menungging sehingga memekku pada posisi yang menantang. Rio naik ke atas ranjang dan bersiap menusuk dar belakang.

    Dan bless.. penis pria muda yang kedua memasuki lobang kenikmatanku yang seharusnya belum boleh dia rasakan seiring dengan melayangnya keperjakaan dia. Tampaknya Rio sudah agak bisa menggerakkan tubuhnya dengan benar dari dia melihat permainan Doni.

    Rio menggerakkan maju mundur pantatnya. Aku sambut dengan goyangan erotisku. Semakin lama gerakan Rio tidak teratur semakin cepat dan tampaknya puncak kenikmatan akan segera diraih oleh anak ini.

    Dan akhirnya dengan memeluk erat tubuhku dari belakang sambil meremas susuku Rio mengeluarkan spermanya.. cret.. cret.. lubang vaginaku terasa hangat setelah diisi sperma dua anak manis ini.

    Rio terkapar disampingku. Dua anak mengapitku terkapar lemas setelah memasuki dunia kenikmatan. Aku bangkit dan berjalan ke dapur tanpa berpakaian untuk membuatkan susu biar tenaga mereka pulih.

    Setelah berpakaian dan minum susu mereka minta ijin untuk pulang. “Doni, Rio kalian boleh pulang dan jangan cerita kepada siapa-siapa tentang semua ini, kalian boleh minta lagi kapan saja asal waktu dan tempat memungkinkan” aku berkata kemudian mencium bibir kedua anak itu.

    Aku memberi uang jajan mereka masing-masing 50.000 ribu. Dan sampai saat ini mereka telah kuliah, aku masih sering kencan dengan mereka. Aku semakin sayang dengan mereka.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Cewe Sange di Balik Kamar Mandi

    Cerita Sex Cewe Sange di Balik Kamar Mandi


    2604 views

    Perawanku – Pada waktu itu aku masih duduk di SMP kelas II, pernah terjadi kejadian yang sangat mengasyikan dan lebih baik ini jangan ditiru. Pada waktu di SMP, aku termasuk anak yang cukup nakal dan sekolahku itu pun merupakan sekolah yang banyak menampung para anakanak nakal, sehingga tanpa kusadari aku pun bisa dibilang lumayan lebih banyak nakalnya dari pada baiknya.

    Saat itu ada seorang teman sekelasku yang bernama Ika. Ika memang cewek yang paling dekat dengan cowok dan terkenal paling bandel juga nakal. Tidak jarang temanteman pun menyimpulkan bahwa dia cewek binal, karena dia berpenampilan agak seronok dibandingkan teman-temannya, yaitu dengan baju sekolah yang tidak dimasukkan ke dalam, melainkan hanya diikat antar ujung kain dan menggunakan rok yang sangat minim dan pendek, yaitu satu telapak tangan dari lutut. Ika seorang gadis yang cukup manis dengan ciri-ciri tinggi yang pada waktu itu sekitar 160 cm, berat badan 45 kg dengan kulit putih serta bentuk wajah yang oval. Ika memiliki rambut sebahu, hitam tebal, pokoknya oke punya tuh doi.

    Setelah bel kelas berbunyi yang tandanya masuk belajar, semua muridmurid masuk ke kelas. Tetapi anehnya, empat anak yang terdiri dari 3 cowok dan 1 cewek itu masih mengobrol di luar kelas yang tempatnya tidak jauh dari WC, dan sepertinya terjadi kesepatan diantara mereka. Setelah pelajaran kedua selesai, temanteman cowok yang bertiga itu meminta ijin keluar untuk ke WC kepada guruku yang mengajar di pelajaran ketiga, sehingga membuatku curiga.
    Di dalam hatiku aku bertanya, “Apa yang akan mereka perbuat..?”

    Tidak lama setelah temanteman cowok meminta ijin ke WC tadi, malah Ika pun meminta ijin kepada guru yang kebetulan guru pelajaran Bahasa Indonesia yang lumayan boring. Rasa penasaranku makin bertambah dan temantemanku juga ada yang bertanyatanya mengenai apa yang akan mereka perbuat di WC. Karena aku tidak dapat menahan rasa penasaranku, akhirnya aku pun meminta ijin untuk ke WC dengan alasan yang pasti. Sebelum sampai di WC kulihat temanteman cowok kelasku yang bertiga itu kelihatannya sedang menunggu seseorang. Tidak lama kemudian terlihat Ika menuju tempat temanteman cowok tersebut dan mereka bersama-sama masuk ke kamar WC secara bersamaan. Agen Obat Kuat Pasutri

    Rasa penasaranku mulai bertambah, sehingga aku mendekati kamar WC yang mereka masuki. Terdengar suara keributan seperti perebutan makanan di ruangan tersebut. Akhirnya aku masuk ke kamar WC, secara perlahanlahan kubuka pintu kamar WC yang bersampingan dengan kamar WC yang mereka masuki, sehingga percakapan dan perbuatan mereka dapat terdengar dengan jelas olehku.
    “Hai Tun, Sep, siapa yang akan duluan..?” tanya Iwan kepada mereka.
    Dijawab dengan serentak dari mulut Ika seorang cewek, dia menjawab dengan nada menantang, “Ayo.., siapa saja yang akan duluan. Aku sanggup kok kalaupun kalian langsung bertiga..!”
    Aku bertanya-tanya, apa sih yang mereka perundingkan, sampaisampai saling menunjuk dan menantang seperti itu. Tapi aku tetap terdiam membisu sambil memperhatikan kembali, apa yang akan terjadi.

    Setelah itu, tidak lama kemudian Asep menjawab dengan nada ringan, “Yah udah, kalau begitu Kita bertiga barengbareng ajah. Biar rame..!” katanya.
    Langsung disambut ucapan Asep tersebut oleh Ika, “Ayo cepetan..! Nanti keburu pulang sekolah.”
    Dan akhirnya Utun pun berucap, “Ayo Kita mulai..!”
    Setelah itu tidak terdengar suara percakapan mereka lagi, tetapi terdengar suara reslueting yang sepertinya dibuka dan juga suara orang membuka baju.

    Tidak lama kemudian terdengar suara riang mereka bertiga dengan ucapan menanyakan pada Ika, “Hey Ka.., Siapa sih yang paling besar alat kelamin Kami bertiga ini..?”
    Ika pun menjawab dengan nada malumalu, “Kayanya sih Utun yang paling gede, hitam lagi.” dengan sedikit nada menyindir dan langsung dijawab oleh Utun, “Hey Ka..! Cepetan buka tuh baju Kamu, biar cepet asik si Joni, Kita nih enggak kuat lagi..!”

    Cerita Sex Cewe Sange di Balik Kamar Mandi

    Cerita Sex Cewe Sange di Balik Kamar Mandi

    Setelah terdengar Ika membuka bajunya, tidak lama kemudian terdengar suara temanteman cowok bertiga, Utun, Asep, Iwan dengan nada ganas, “Wauw.., benarbenar body Kamu Ka, kaya putri turun dari langit..!”
    Tidak lama kemudian Asep bertanya pada Ika, “Ka.., kalau Aku boleh tidak meraba buah dadamu ini yang bagaikan mangkuk mie ini Ka..?”
    Ika pun menjawab dengan nada enteng, “Yah sok aja, yang penting jangan dirusak ajah..!”
    Utun pun sepertinya tidak mau kalah dengan Asep, dia pun bertanya, “Ka.., Aku bolehkan memasukkan alat kelaminku ke lubang gua rawamu ini kan Ka..?” sambil meraba-raba alat kelamin Ika.
    Ika pun menjawab dengan nada mendesak, karena alat kelaminnya sepertinya sedang diraba-raba oleh Utun, “Aahh.. uhh.. boleh Tun.. asal jangan sangar yah tun..!”
    Dan terakhir terdengar suara Iwan yang tak mau kalah juga, “Ka.., Aku boleh kan menciumimu mulai dari bibir hingga lehermu Ka.., boleh kan..?”
    Ika menjawab dengan nada seperti kesakitan, “Awww.. Uuuhh.. iyaiya, boleh deh semuanya..!”

    Suarasuara tersebut terdengar olehku di samping kamar WC yang mereka isi, yang kebanyakan suarasuara tersebut membuat saya risih mendengarnya, seperti, “Aaahh.. eehh.. aawww.. eheh.. owwoowww.. sedap..!”
    Dan tidak lama kemudian terdengar suara Ika, “Kalian jangan terlalu nafsu dong..!” kata Ika kepada temanteman cowok tersebut, “Karena Aku kan sendirian.., sedangkan Kalian bertiga enggak sebanding dong..!”
    Tetapi mereka bertiga tidak menjawab ucapan Ika tersebut, dan akhirnya terdengar suara jeritan kesakitan yang lumayan keras dari Ika, “Aaawww.., sakit..!”

    Ika kemudian melanjutkan dengan ucapan, “Aduh Tun.., Kamu udah mendapatkan keperawanan Saya..!”
    Dijawab dengan cepat oleh Utun, “Gimana Ka..? Hebatkan Saya.”
    Setelah itu Utun pun mendesah seperti kesakitan, “Adu.. aduh.., kayanya alat kelaminku lecet deh dan akan mengeluarkan cairan penyubur.” kata-katanya ditujukan kepada temantemannya.
    Tidak lama kemudian Iwan bertanya kepada Ika, “Ka aku bosan cuma menyiumi Kamu aja Ka.., Aku kan kepingin juga kaya Utun..!”
    Iwan pun langsung bertukar posisi, yang anehnya posisi Iwan tidak sama seperti yang dilakukan Utun, yaitu memasukkan alat kelaminnya ke lubang pembuangan (anus) dari belakang, sehingga Ika tidak lama kemudian menjerit kedua kalinya.
    “Aaawww.. Iiihh.. perih tahu Wan..! Kamu sih salah jalur..!” rintih Ika menahan sakit.

    Tetapi sepertinya Iwan tidak menghiraukan ucapan Ika, dan terus saja Iwan berusaha ingin seperti Utun, sampai alat kelaminnya mencapai klimaks dan mengeluarkan cairan penyejuk hati. Hanya berlangsung sebentar, Iwan pun menjerit kesakitan dan alat kelaminnya pun dikeluarkan dari lubang pembuangan dengan mengatakan, “Aaahh.., uuhh.., uuhh.., enaak Ka, makasih. Kamu hebat..!”
    Asep yang setia hanya meraba-raba payudara Ika dan sekali-kali menggigit payudara Ika. Tetapi ternyata akhirnya Asep bosan dan ingin seperti kedua temannya yang mengeluarkan cairan penyubur tersebut sambil berkata, “Ka.., Aku juga mau kaya mereka dong, ayo Ka..! Kita mainkan..”

    Ika menjawab dengan nada lemas, “Aduh Sep..! Kayanya Aku udah capek Sep, sorry yah Sep..!”
    Akhirnya Asep kesal pada Ika dan langsung saja Asep menarik tangan Ika kepada alat kelaminnya dengan menyodorkan alat kelaminnya.
    “Ka.., pokoknya Aku enggak mo tahu.., Aku pinggin kaya mereka berdua..!”
    Ika menjawab dengan nada lemas, “Aduh Sep.., gimana yah, Aku benar benar lemas Sep..!”
    Aku tetap terdiam di kamar WC tersebut.

    Ada sekitar 45 menit berlanjut, dan aku pun berpikir apakah mungkin mereka berbuat oral seks karena masih duduk di SMP. Hal ini mendorong rasa penasaran tersebut untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi. Akhirnya aku dapat melihat mereka dari atas, karena kamar WC di sekolahku pada waktu itu tembok pembaginya tidak tertutup sampai dengan atas langit, sehingga aku dapat melihat mereka berempat. Karena kesal akibat Asep tidak dipenuhi permintaannya, akhirnya Asep menarik kepala Ika ke depan alat kelaminnya yang sudah menegang tersebut.

    Asep berkata dengan nada mengancam kepada Ika, “Ayo Ka..! Kalo gitu kelomohi alat kelaminku hingga Aku merasakan enaknya seperti mereka..!”
    Setelah berusaha memanjat untuk melihat adgean secara langsung, aku dapat melihat dengan jelas. Ika seorang cewek langsung saja mengerjakan apa yang disuruh oleh Asep, sedangkan temannya yang berdua lagi, Utun dan Iwan duduk di lantai, tergeletak menahan rasa enak bercampur sakit yang mereka rasakan tersebut.

    Tidak berlangsung lama, Asep berkata kepada Ika, “Ka.., Ka.., Ka.., ahh.. aah.. awas Ka..! Aku akan mengirimkan cairan penyuburku yang hebat ini..!”
    Kulihat Ika langsung menyopotkan alat kelamin Asep dari mulutnya, dan terlihat raut wajah Ika yang sayu dan sendu bercampur gembira karena dapat uang dan sedih karena keperawanannya sudah hilang oleh mereka bertiga. Dasar Asep sedang kesal, Asep menyemprotkan cairan penyuburnya kepada Ika dan kedua temannya dengan mendesis kesakitan terlebih dahulu.
    “Aaahh.., uuhh.., Awas cairan penyuburku ini diterima yah..!” kata Asep sambil tangannya tetap mengocokkan penisnya.
    Kulihat Asep menyempotkan cairan penyubur itu dari alat kelaminnya secara kasar.

    Setelah ada 15 menit sehabis Asep mengeluarkan cairan penyuburnya, kulihat mereka langsung berpakaian kembali setelah mereka menyopotkan bajubaju mereka sampai tidak tersisa sehelai kain pun. Sebelum mereka keluar, aku langsung cepat keluar dari kamar mandi tersebut secara perlahanlahan agar tidak terdengar oleh mereka. Kemudian aku menuju ke kelas yang telah memulai pelajarannya dari tadi. Hanya berselang beberapa menit, mereka masuk ke kelas seorangseorang agar tidak ketahuan oleh guru kami.

    Hari itu tidak terasa lama sampai bel keluar sekolah berbunyi. Kulihat mereka bertiga teman cowokku, Asep, Iwan, Utun sedikit lelah, seperti kehabisan nafas dan anehnya mereka berjalan seperti kehabisan tenaga.
    Karena aku suka iseng ke temen, aku langsung bertanya kepada mereka bertiga, “Hey Kalian kayanya pada lemes banget. Habis ngebuat su.., sumur yah..?”
    Langsung dijawab dengan enteng oleh perwakilan mereka bertiga, yaitu Asep, “Iya Bie, enak tahu kalo ngegali sumur tersebut dengan ramerame..!”
    “Ohh gitu yah..?” jawabku dengan tersenyum karena tahu apa yang mereka perbuat tadi.

    Tidak jauh dari tempatku berdiri, kulihat Ika berjalan sendirian dengan memegang tas kantongnya yang sehari-hari tasnya selalu di atas pundaknya. Sekarang hanya dibawa dengan cara dijingjing olehnya.
    Langsung saja aku memanggilnya, “Ka.., Ika.. Ka.. tunggu..!”
    Ika menjawab dengan nada lemas, “Ada apa Bie..?”
    Karena aku juga ingin iseng padanya, kulangsung bertanya, “Ka.., kayanya Kamu kecapean. Habis tertembak peluru nyasar yang menghajarmu, ya Ka..?”
    Ika pun menjawab dengan nada kesal, mungkin bahkan tersindir, “Yah.. Bie.., bukan peluru nyasar, tapi burung gagak yang nyasar menyerang sarang tawon dan goa Hiro, tahu..!”
    Mendengar nadanya yang tersinggung, aku langsung meminta maaf kepada Ika.
    “Ka.., maaf. Kok gitu aja dianggap serius, maaf yah Ka..?” kataku menenangkannya sambil tersenyum bersahabat.
    Karena aku penasaran, aku langsung menyerempetmenyerempet agar terpepet.
    “Ka.., boleh enggak Ka, Aku coba masuk ke goa Hiro tersebut..? Kayanya sih asik.. bisa terbang kaya burung..!” pintaku sambil tertawa pelan.
    Karena Ika sudah kesal dan lelah, Ika menjawab, “Apa sih Kamu Bie..? Kamu mau goa Saya, nanti dong antri.., masih banyak burung yang mau masuk ke goaku, tahu..!”
    Dan akhirnya aku tertawa dengan rasa senang.

    Ini merupakan pengalaman hidup saya yang dijamin asli.

    TAMAT

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Di Tengah Hujanku Bercinta Dengan Guruku

    Cerita Sex Di Tengah Hujanku Bercinta Dengan Guruku


    809 views

    Perawanku – Cerita Sex Di Tengah Hujanku Bercinta Dengan Guruku, Seorang wanita dengan jilbab hijau lumut tampak berjalan terburu-buru menuju ruang guru, belahan rok yang cukup sempit memaksa wanita itu mengayun langkah kecil nan cepat. Namun saat dirinya tiba diruangan yang dituju, disana hanya didapatinya Bu Nita yang sibuk mengoreksi hasil ujian harian para siswa.

    “Bu.. apa Pak Rivan sudah pulang?”

    “Mungkin sudah,” jawab Bu Nita, memandang Reyna dengan wajah penuh curiga, setau Bu Nita hubungan antara Reyna dan Rivan memang tak pernah akur, meski sama-sama guru muda, pemikiran Reyna dan Rivan selalu bersebrangan. Reyna yang idealis dan Rivan yang liberal.

    “Memangnya ada apa Bu?” lanjut wanita itu, penasaran.
    “Oh… tidak.. hanya ada perlu beberapa hal,” elak Reyna.
    “Apa itu tentang pengajuan kenaikan pangkat dan golongan?” tambah Nita yang justru semakin penasaran.
    “Bukan.. eh.. iya.. saya pamit duluan ya Bu,” ucap Reyna bergegas pamit.

    “Semoga saja SMS itu cuma canda,” ucapnya penuh harap, bergegas menuju parkir, mengacuhkan pandangan satpam sekolah yang menatap liar tubuh semampai dibalut seragam hijau lumut khas PNS, ketat membalut tubuhnya.

    Mobil Avanza, Reyna, membelah jalan pinggiran kota lebih cepat dari biasanya. Hatinya masih belum tenang, pikirannya terus terpaku pada SMS yang dikirimkan Rivan, padahal lelaki itu hanya meminta tolong untuk membantunya menyusun persyaratan pengajuan pangkat, tapi rasa permusuhan begitu lekat dihatinya.

    Jantung Reyna semakin berdebar saat mobilnya memasuki halaman rumah, di sana telah terparkir Ninja 250 warna hijau muda, “tidak salah lagi itu pasti motor Rivan,” bisik hati Reyna. Di kursi beranda sudut mata wanita muda itu menangkap sosok seorang lelaki, asik dengan tablet ditangannya. “Kamu…” ucap Reyna dengan nada suara tak suka.

    Rivan membalas dengan tersenyum.

    “Masuklah, tapi ingat suamiku tidak ada dirumah, jadi setelah semua selesai kamu bisa langsung pulang,” ucap Reyna ketus, meninggalkan lelaki itu diruang tamu.

    Beraktifitas seharian disekolah memaksa Reyna untuk mandi, saat memilih baju, wanita itu dibuat bingung harus mengenakan baju seperti apa, apakah cukup daster rumahan ataukah memilih pakaian yang lebih formal.

    “Apa yang ada diotak mu, Rey?!.. Dia adalah musuh bebuyutan mu disekolah,” umpat hati Reyna, melempar gaun ditangannya ke bagian bawah lemari.

    Lalu mengambil daster putih tanpa motif. Tapi sayangnya daster dari bahan katun yang lembut itu terlalu ketat dan sukses mencetak liuk tubuhnya dengan sempurna, memamerkan bongkahan payudara yang menggantung menggoda.

    Reyna kembali dibuat bingung saat memilih penutup kepala, apakah dirinya tetap harus mengenakan kain itu ataukah tidak, toh ini adalah rumahnya. Namun tak urung tangannya tetap mengambil kain putih dengan motif renda yang membuatnya terlihat semakin anggun, tubuh indah dalam balutan serba putih yang menawan.

    Jam dinding sudah menunjukkan pukul 5 petang dan untuk yang kedua kalinya Reyna menyediakan teh untuk Rivan. Sementara lelaki itu masih terlihat serius dengan laptop dan berkas-berkas yang harus disiapkan, sesekali Reyna memberikan arahan.

    Tanpa sadar mata Reyna mengamati wajah Rivan yang memang menarik. “Sebenarnya cowok ini rajin dan baik, tapi kenapa sering sekali sikapnya membuatku emosi,” gumam Reyna, teringat permusuhannya dilingkungan sekolah.

    Pemuda yang memiliki selisih umur empat tahun lebih muda dari dirinya. Sikap keras Reyna sebagai wakil kepala sekolah bidang kesiswaan berbanding terbalik dengan sikap Rivan yang kerap membela murid-murid yang melakukan pelanggaran disiplin.

    “Tidak usah terburu-buru, minum dulu teh mu, lagipula diluar sedang hujan,” tegur Reyna yang berniat untuk bersikap lebih ramah.
    “Hujan?… Owwhh Shiiit.. Ibuku pasti menungguku untuk makan malam,” umpat Rivan.

    Reyna tertawa geli mendengar penuturan Rivan, “makan malam bersama ibumu? Tapi kamu tidak terlihat seperti seorang anak mami,” celetuk Reyna usil, membuat Rivan ikut tertawa, namun tangannya terus bergerak seakan tidak tergoda untuk meladeni ejekan Reyna.

    “Bereeesss..” ucap Rivan tiba-tiba mengagetkan Reyna yang asik membalas BBM dari suaminya.
    “Jadi apa aku harus pulang sekarang?” tanya Rivan, wajahnya tersenyum kecut saat mendapati hujan diluar masih terlalu lebat.

    “Di garasi ada jas hujan, tapi bila kamu ingin menunggu hujan teduh tidak apa-apa,” tawar Reyna yang yakin motor Rivan tidak mungkin menyimpan jas hujan.
    “Aku memilih berteduh saja, sambil menemani bu guru cantik yang sedang kesepian, hehehe…”
    “Sialan, sebentar lagi suamiku pulang lhoo,”

    Sesaat setelah kata itu terucap, Blackberry ditangan Reyna menerima panggilan masuk dari suaminya, tapi sayangnya suaminya justru memberi kabar bahwa dirinya sedikit terlambat untuk pulang, dengan wajah cemberut Reyna menutup panggilan.

    “Ada apa, Rey..”
    “Gara-gara kamu suamiku terlambat pulang,”

    “Lhoo, kenapa gara-gara aku? Hahaha…” Rivan tertawa penuh kemenangan, dengan gregetan Reyna melempar bantal sofa. Obrolan kembali berlanjut, namun lebih banyak berkutat pada dinamika kehidupan disekolah dan hal itu cukup sukses mencairkan suasana.

    Reyna seakan melihat sosok Rivan yang lain, lebih supel, lebih bersahabat dan lebih humoris. Jauh berbeda dari kacamatanya selama ini yang melihat guru cowok itu layaknya perusuh bagi dirinya, sebagai penegak disiplin para siswa.

    “Aku heran, kenapa kamu justru mendekati anak-anak seperti Junot dan Darko, kedua anak itu tak lagi dapat diatur dan sudah masuk dalam daftar merah guru BK,” tanya Reyna yang mulai terlihat santai. “Seandainya bukan keponakan dari pemilik yayasan, pasti anak itu sudah dikeluarkan dari sekolah,” sambungnya.

    “Yaa, aku tau, tapi petualangan mereka itu seru lho, mulai dari nongkrong di Mangga Besar sampai ngintipin anak cewek dikamar mandi, guru juga ada lho yang mereka intipin,” “Hah? yang benar? gilaaa, itu benar-benar perbuatan amoral,” Reyna sampai meloncat dari duduknya, berpindah ke samping Rivan.

    “Tapi tunggu, bukankah itu artinya kamu mendukung kenakalan mereka, dan siapa guru yang mereka intip?” tanya Reyna dengan was-was, takut dirinya menjadi korban kenakalan kedua siswa nya.
    “Sebanarnya mereka anak yang cerdas dan kreatif, bay
    angkan saja, hanya dengan pipa ledeng dan cermin mereka bisa membuat periskop yang biasa digunakan oleh kapal selam,” ucap Rivan serius, memutar tubuhnya berhadapan dengan Reyna yang penasaran.

    “Awalnya mereka cuma mengintip para siswi tapi bagiku itu tidak menarik, karena itu aku mengajak mereka mengintip di toilet guru, apa kamu tau siapa yang kami intip?”

    Wajah Reyna menegang, menggeleng dengan cepat. “Siapa?,,,”

    “kami mengintip guru paling cantik disekolah, Ibu Reyna Raihani!”
    “Apa? gilaaa kamu Van, kurang ajar,” Reyna terkaget dan langsung menyerang Rivan dengan bantal sofa.
    “ampuun Reeeey, Hahahaa,,”
    “Sebenarnya kamu ini guru atau bukan sih? Memberi contoh mesum ke murid-murid, besok aku akan melaporkan mu ke kepala sekolah,” sembur Reyna penuh emosi.

    Rivan berusaha menahan serangan dengan mencekal lengan Reyna.

    “Hahahaa, aku bohong koq, aku justru mengerjai mereka, aku tau yang sedang berada di toilet adalah Pak Tigor dan apa kamu tau efeknya? Mereka langsung shock melihat batang Pak Tigor yang menyeramkan, Hahaha,” Reyna akhirnya ikut tertawa, tanpa sadar jika lengannya masih digenggam oleh Rivan.

    “Tu kan, kamu itu sebenarnya lebih cantik jika sedang tertawa, jadi jangan disembunyikan dibalik wajah galakmu,” ucap Rivan yang menikmati tawa renyah Reyna yang memamerkan gigi gingsulnya. Seketika Reyna terdiam, wajahnya semakin malu saat menyadari tangan Rivan masih menggenggam kedua tangannya.

    Tapi tidak berselang lama bentakan dari bibir tipisnya kembali terdengar, “Hey!.. Kalo punya mata dijaga ya,” umpat Reyna akibat jelajah mata Rivan yang menyatroni gundukan payudara dibalik gaun ketat yang tak tertutup oleh jilbab, Reyna beranjak dan duduk menjauh, merapikan jilbabnya.

    “Punyamu besar juga ya,” balas Rivan, tak peduli akan peringatan Reyna yang menjadi semakin kesal lalu kembali melempar bantalan sofa. “Ga usah sok kagum gitu, lagian kamu pasti sudah sering mengintip payudara siswi disekolah?,,”

    “Tapi punyamu spesial, milik seorang guru tercantik disekolah,”

    “Sialan..” dengus Reyna merapikan jilbabnya, tapi sudut bibirnya justru tersenyum, karena tak ada wanita yang tidak suka bila dipuji. Wajah Reyna memerah , kalimat Rivan begitu vulgar seakan itu adalah hal yang biasa.

    “Rey… liat dong,”

    “Heh? Kamu mau liat payudaraku , gilaa… Benda ini sepenuhnya menjadi hak milik suamiku,” Wanita itu memeletkan lidahnya, tanpa sadar mulai terbawa sifat Rivan yang cuek.
    “Ayo dooong, penasaran banget nih,”
    “Nanti, kalo aku masuk kamar mandi intipin aja pake piroskop ciptaan kalian itu, hahaha..” Reyna tertawa terpingkal menutup wajahnya, tidak percaya dengan apa yang baru saja diucapkannya.

    “Yaaa, paling ngga jangan ditutupin jilbab keq,” sungut Rivan, keqi atas ulah Reyna yang menertawakannya.
    “Hihihi… Liat aja ya, jangan dipegang,” Ucap guru cantik itu dengan mata tertuju ke TV, lalu mengikat jilbabnya kebelakang.
    “Kurang..”

    “Apalagi? Bugil?” matanya melotot seolah-olah sedang marah, tetapi jantungnya justru berdebar kencang, menantang hatinya sejauh mana keberanian dirinya.
    “satu kancing aja,”
    “Dasar guru mesum,” Reyna lagi-lagi memeletkan lidahnya lalu kembali menolehkan wajahnya ke TV, namun tangannya bergerak melepas kancing atas.

    Tapi tidak berhenti sampai disitu, karena tangannya terus bergerak melepas kancing kedua lalu menyibak kedua sisinya hingga semakin terbuka, membiarkan bongkahan berbalut bra itu menjadi santapan penasaran mata Rivan. Entah apa yang membuat Reyna seberani itu, untuk pertama kalinya dengan sengaja menggoda lelaki lain dengan tubuh nya.

    “Punyamu pasti lebih kencang dibanding milik Anita,” sambung Rivan, matanya terus terpaku ke dada Reyna sambil mengusap-usap dagu yang tumbuhi jambang tipis, seolah menerawang seberapa besar daging empuk yang dimiliki wanita cantik itu. Tapi kata-kata Rivan justru membuat Reyna kaget, bingung sekaligus penasaran. “Hhmmm.. Ada hubungan apa antara dirimu dan Bu Nita?”

    “Tidak ada, aku hanya menemani wanita itu, menemani malam-malamnya yang sepi,”
    “Gilaaa.. Apa kamu… eeeenghhh,,,”

    “Maksudmu aku selingkuhan Bu Anita kan? Hahaha…” Rivan memotong kalimat Reyna setelah tau maksud kalimat yang sulit diucapkan wanita itu. “Bisa dikatakan seperti itu, hehehe.. Tapi kami sudah mengakhirinya tepat seminggu yang lalu,”

    “Kenapa?” sambar Reyna yang tiba-tiba penasaran atas isu skandal yang memang telah menyebar dikalangan para guru mesum. Rivan menghela nafas lalu menyandarkan tubuhnya. “Suaminya curiga dengan hubungan kami, meski Anita menolak untuk mengakhiri aku tetap harus mengambil keputusan itu, resikonya terlalu besar,”

    “Apa kamu mencintai Bu Anita?”

    Rivan tidak langsung menjawab tapi justru mengambil rokok dari kantongnya, setelah tiga jam lebih menahan diri untuk tidak menghisap lintingan tembakau dikantongnya, akhirnya lelaki itu meminta izin, “Boleh aku merokok?”

    “Silahkan..” jawab Reyna cepat.

    “Aku tidak tau pasti, Anita wanita yang cantik, tapi dia bukan wanita yang kuidamkan,” beber lelaki itu setelah menghembuskan asap pekat dari bibirnya. Tapi wajah wanita didepannya masih menunjukkan rasa penasaran, “lalu apa saja yang sudah terjadi antara dirimu dan Anita?” cecarnya.

    “Hahahaha.. Maksudmu apa saja yang sudah kami lakukan?”

    Wajah Reyna memerah karena malu, Rivan dengan telak membongkar kekakuannya sebagai seorang wanita dewasa. “Anita adalah wanita bersuami, artinya kau tidak berhak untuk menjamah tubuhnya,” ucap Reyna berusaha membela keluguan berfikirnya.

    Rivan tersenyum kecut, mengakui kesalahannya, “Tak terhitung lagi berapa kali kami melakukannya, mulai dari dirumahku, dirumahnya, bahkan kami pernah melakukan diruang lab kimia, desah suaranya sebagai wanita yang kesepian benar-benar menggoda diriku, rindu pada saat-saat aku menghamburkan spermaku diwajah cantiknya.”

    Seketika wajah Reyna terasa panas membayangkan petualangan, Anita, “Kenapa kamu tidak menikah saja?” tanya Reyna berusaha menetralkan debar jantungnya. “Belum ada yang cocok,” jawab Rivan dengan simpel, membuat Reyna menggeleng-gelengkan kepala, wanita itu mengambil teh dimeja dan meminumnya.
    “Rey.. selingkuhan sama aku yuk..”

    Brruuuuuffftttt…
    Bibir tipis Reyna seketika menghambur air teh dimulutnya.

    “Dasar guru mesum,” umpat Reyna membuang wajahnya, yang menampilkan ekspresi tak terbaca, kejendela yang masih mempertontonkan rinai hujan yang justru turun semakin deras.

    “Aku masak dulu, lapar nih,” ucap Reyna, beranjak dari sofa berusaha menghindar dari tatapan Rivan yang begitu serius, jantungnya berdegub keras masih tidak percaya dengan apa yang diucapkan Rivan.

    “Rey…” Panggilan Rivan menghentikan langkah wanita itu.
    “Kenapa wajahmu jadi pucat begitu, tidak perlu takut aku cuma bercanda koq,” ujar lelaki itu sambil terkekeh.
    “Siaaal, ni cowok sukses mengerjai aku,” umpat hati Reyna.

    “Aku tau koq, kamu tidak mungkin memiliki nyali untuk menggoda guru super galak seperti aku,” ucapnya sambil memeletkan lidah. Diam-diam bibirnya tersenyum saat Rivan mengikuti ke dapur. Hatinya mencoba berapologi, setidaknya lelaki itu dapat menemaninya saat memasak.

    Reyna dengan bangga memamerkan keahliannya sebagai seorang wanita, tangannya bergerak cepat menyiapkan dan memotong bumbu yang diperlukan, sementara Rivan duduk dikursi meja makan dan kembali berceloteh tentang kenakalan dan kegenitan para siswi disekolah yang sering menggoda dirinya sebagai guru mesum jomblo tampan.

    “Awas aja kalo kamu sampai berani menyentuh siswi disekolah,” Reyna mengingatkan Rivan sambil mengacungkan pisau ditangan, dan itu membuat Rivan tertawa terpingkal.
    “Ckckckck, mahir juga tangan mu Rey,” Rivan mengkomentari kecepatan tangan Reyna saat memotong bawang bombay.
    “Hahaha… ayo sini aku ajarin..” tawar Reyna tanpa menghentikan aksinya.

    Tapi Reyna terkejut ketika Rivan memeluknya dari belakang, bukan.. cowok itu bukan memeluk, karena tangannya mengambil alih pisau dan bawang yang ada ditangannya. “Ajari aku ya..” bisik Rivan lembut tepat ditelinganya.

    Cerita Sex Di Tengah Hujanku Bercinta Dengan Guruku

    Cerita Sex Di Tengah Hujanku Bercinta Dengan Guruku

    Kepala wanita itu mengangguk, tersenyum tersipu. Tangannya terlihat ragu saat menyentuh dan menggenggam tangan Rivan yang ditumbuhi rambut-rambut halus. Perlahan pisau bergerak membelah daging bawang.

    “tangan mu terlalu kaku, Hahahaa,”
    “Ya maaf, tanganku memang tidak terlatih melakukan ini, tapi sangat terlatih untuk pekerjaan lainnya.”
    “Oh ya? Contohnya seperti apa? Membuat periskop untuk mengintip siswi dikamar mandi? Hahaha,,,”

    “Bukan, tapi tanganku sangat terampil untuk memanjakan wanita cantik seperti mu,” ucap lelaki itu, melepaskan pisau dan bawang, beralih mengusap perut Reyna yang datar dan perlahan merambat menuju payudara yang membusung.

    “Hahaha, tidaak tidaaak, aku bukan selingkuhanmu, ingat itu,” tolak Reyna berusaha menahan tangan Rivan.
    “Rey, jika begitu jadilah teman yang mesra untuk diriku, dan biarkan temanmu ini sesaat mengangumi tubuhmu, bila tanganku terlalu nakal kamu bisa menghentikanku dengan pisau itu, Deal?…”

    Tubuh Reyna gemetar, lalu mengangguk dengan pelan, “Ya, Deaaal.” ucap bibir tipisnya, serak. Reyna kembali meraih pisau dan bawang dan membiarkan tangan kekar Rivan dengan jari-jarinya yang panjang menggenggam payudara nya secara utuh. Memberikan remasan yang lembut, memainkan sepasang bongkahan daging dengan gemas.

    Mata Reyna terpejam, kepalanya terangkat seiring cumbuan Rivan yang perlahan merangsek keleher yang masih terbalut jilbab. Romansa yang ditawarkan Rivan dengan cepat mengambil alih kewarasan Reyna.

    “Owwhhhh,” bibir Reyna mendesah, kakinya seakan kehilangan tenaga saat jari-jari Rivan berhasil menemukan puting payudara yang mengeras.
    “Rivaaaan,” ucap wanita itu sesaat sebelum bibirnya menyambut lumatan bibir yang panas.

    Membiarkan lelaki itu menikmati dan bercanda dengan lidahnya, menari dan membelit lidahnya yang masih berusaha menghindar. “Eeeemmhhh…” wajahnya terkaget, Rivan dalam hisapan yang lembut membuat lidah nya berpindah masuk menjelajah mulut lelaki itu dan merasakan kehangatan yang ditawarkan.

    Menggelinjang saat lelaki itu menyeruput ludah dari lidahnya yang menari. Jika Reyna mengira permainan ini sebatas permainan pertautan lidah, maka wanita itu salah besar, karena jemari dari lelaki yang kini memeluknya penuh hasrat itu mulai menyelusup kebalik kancingnya.

    “Boleh?”

    Wanita berbalut jilbab itu tak berani menjawab, hanya memejamkan matanya dan menunggu keberanian silelaki untuk menikmati tubuhnya. Begitu pun saat tangan Rivan berusaha menarik keluar bongkahan daging padat yang membusung menantang dari bra yang membekap.

    “Oooowwwhh, eemmppphhh,” tubuh Reyna mengejang seketika, tangan lentiknya tak mampu mengusir tangan Rivan, hanya mencengkram agar jemari lelaki itu tidak bergerak terlalu lincah memelintir puting mungilnya.

    “Rey.. Kenapa kamu bisa sepasrah ini?.. Benarkah kamu menyukai lelaki ini?.. Bukan.. Ini bukan sekedar pertemanan Rey.. Meski kau tidak menyadari aku bisa merasakan bibit rasa suka dihatimu akan lelaki itu, Rey…” hati kecil Reyna mencoba menyadarkan. Tapi wanita itu justru berusaha memungkiri penghianatan cinta yang dilakoninya, berusaha mengenyahkan bisikan hati dengan memejamkan matanya lebih erat.

    Wajahnya mendongak ke langit rumah, berusaha lari dari batinnya yang berteriak memberi peringatan. Pasrah menunggu dengan hati berdebar saat tangan Rivan mulai mengangkat dasternya keatas dan dengan pasti menyelinap kebalik kain kecil, menyelipkan jari tengah kecelah kemaluan yang mulai basah.

    “Ooowwwhhhhhhh,” bibirnya mendesah panjang, berusaha membuka kaki lebih lebar seakan membebaskan jari-jari Rivan bermain dengan klitorisnya.

    Kurihiiiing…
    Kurihiiiing…

    Dering HP mengagetkan keduanya, membuat pergumulan birahi itu terlepas. Kesadaran Reyna mengambil alih seketika, dirinya semakin shock melihat nama yang tertera dilayar HP, ‘Mas Anggara’.

    “Hallo mas, halloo,,” sambut Reyna diantara usahanya mengkondisikan jantung yang berdegup kencang.
    “Mas sedang dimana, kenapa belum pulang?” ucap Reyna kalut dengan rasa takut dan bersalah yang begitu besar, seolah suaminya kini berdiri tepat didepannya.
    “Mas masih dirumah sakit, mungkin tidak bisa pulang malam ini,” jawab suara besar diujung telpon.
    “Iya.. Iya tidak apa-apa, Mas kerja saja yang tenang,”

    Setelah mengucap salam, sambungan telpon dimatikan. Reyna berdiri bersandar dimeja, menghela nafas panjang lalu meneguk liur untuk membasahi kerongkongannya yang terasa sangat kering.

    “Rivan, terimakasih untuk semuanya, tapi kau bisa pulang sekarang,”
    “Tidak Rey, kita harus menyelesaikan apa yang sudah kita mulai,”

    “Apa maksudmu?… Tidak.. Aku bukan seperti Anita yang kesepian, aku tidak memiliki masalah apapun dengan suamiku, keluarga yang kumiliki saat ini adalah keluarga yang memang kuidamkan…” wajah Reyna menjadi pucat saat Rivan mendekat menempel ketubuhnya, mengangkat dasternya lebih tinggi, memeluk dan meremas pantat yang padat berisi.

    “Rivan, ingat!.. Kamu seorang guru, bukan pemerkosa..” didorongnya tubuh lelaki itu, tapi dekapan tangan Rivan terlalu erat.
    “Yaa.. Aku memang bukan pemerkosa, aku hanya ingin menyelesaikan apa yang sudah kita mulai,”
    “Gila kamu Rivan, aku adalah istri yang setia, tidak seperti wanita-wanita yang pernah kau tiduri ”
    “Ohh ya?,,” Rivan tersenyum sambil menurunkan celananya dan memamerkan batang yang telah mengeras, batang besar yang membuat Reyna terhenyak.

    Tiba-tiba dengan kasar Rivan mencengkram tubuh Reyna dan mendudukkan wanita itu diatas meja, dengan gerakan yang cepat menyibak celana dalam Reyna, batang besar itu telah berada didepan bibir senggama Reyna.

    “Jangan Rivaaan, aku bisa berbuat nekat,” Reyna mulai menangis ketakutan, meraih garpu yang ada disampingnya, mengancam Rivan.
    “Kenapa mengambil garpu, bukankah disitu ada pisau?” Rivan terkekeh, wajah yang tadi dihias senyum menghanyutkan kini berubah begitu menakutkan.
    “Aaaaaaaaaaaggghh…” Rivan berteriak kesakitan saat Reyna menusukkan garpu ke lengan lelaki itu.

    Lelaki itu menepis tangan Reyna, merebut garpu dan melemparnya jauh, darah terlihat merembes dikemeja lelaki itu. “Bila ingin mengakhiri ini seharusnya kau tusuk tepat di ulu hatiku,” ucapnya dengan wajah menyeringai sekaligus menahan sakit.

    “Tidaaak Rivaaaan, hentikaaan,” Reyna berhasil berontak mendorong tubuh besar Rivan lalu berlari kearah kamar, tapi belum sempat wanita itu menutup kamar Rivan menahan dengan tangannya.

    “Aaaaagghh…” Rivan mengerang kesakitan akibat tangannya yang terjepit daun pintu, lalu dengan kasar mendorong hingga membuat Reyna terjengkal.
    “Dengar Rey.. Sudah lama aku menyukai mu, dan aku berusaha menarik perhatianmu dengan menentang setiap kebijakan mu,”

    Dengan kasar Rivan mendorong wanita itu kelantai dan melucuti pakaiannya, Reyna berteriak meminta tolong sembari mempertahankan kain yang tersisa, tapi derasnya hujan mengubur usahanya. Lelaki itu berdiri mengangkangi tubuh Reyna yang terbaring tak berdaya, memamerkan batang besar yang mengeras sempurna, kejantanan yang jelas lebih besar dari milik suaminya.

    Wanita itu menangis saat Rivan dengan kasar menepis tangan yang masih berusaha menutupi selangkangan yang tak lagi dilindungi kain. “Cuu.. Cukup Rivan, sadarlaaah..” sambil terus menangis Reyna berusaha menyadarkan, tapi usahanya sia-sia, mata lelaki itu terhiptonis pada lipatan vagina dengan rambut kemaluan yang terawat rapi.

    Dengan kekuatan yang tersisa Reyna berusaha merapatkan kedua pahanya, namun terlambat, Rivan telah lebih dulu menempatkan tubuhnya diantara paha sekal itu dan bersiap menghujamkan kejantanannya untuk mengecap suguhan nikmat dari wanita secantik Reyna.

    “Ooowwhhh… Vagina mu lebih sempit dibanding milik Anita,” desah Rivan seiring kejantanan yang menyelusup masuk ke liang si betina.

    “Oohhkk.. Oohhkk..” bibir Reyna mengerang menerima hujaman yang dilakukan dengan kasar, semakin keras batang besar itu menghujam semakin kuat pula jari-jari Reyna mencakar tangan Rivan, air matanya tak henti mengalir.

    Tubuhnya terhentak bergerak tak beraturan, Rivan menyetubuhinya dengan sangat kasar. Wajah lelaki itu menyeringai saat melipat kedua paha Reyna keatas, memberi suguhan indah dari batang besar yang bergerak cepat menghujam celah sempit vagina Reyna.

    “Sayang, aku bisa merasakan lorong vaginamu semakin basah, ternyata kamu juga menikmati pemerkosaan ini, hehehe”

    Plak…

    Pertanyaan Rivan berbuah tamparan dari tangan Reyna, tapi lelaki itu justru tertawa terpingkal, lidahnya menjilati jari-jari kaki Reyna yang terangkat keatas dengan pinggul yang terus bergerak menghujamkan batang pusakanya. Puas bermain dengan kaki Reyna, tangan lelaki itu bergerak melepas bra yang masih tersisa.

    “Ckckckck… Sempurna, sejak dulu aku sudah yakin payudaramu lebih kencang dari milik Anita,”

    Tubuh Reyna melengkung saat putingnya dihisap lelaki itu dengan kuat. “Oooooouugghh..”

    “Pasti Anita malam ini tidak bisa tidur karena menunggu batang kejantanan yang kini sedang kau nikmati, Oowwhhh kecantikan, keindahan tubuh dan nikmatnya vaginamu benar-benar membuatku lupa pada beringasnya permainan Anita,” ucap Rivan, membuat Reyna kembali melayangkan tangannya kewajah lelaki itu.

    “Bajingan kamu, Van..” umpat wanita itu, tapi tak berselang lama bibirnya justru mendesah saat lidah Rivan bermain ditelinganya. “Oooowwwhhhhh….”
    “Hehehe…akuilah, jika kamu juga menikmati pemerkosaan ini, rasakanlah besarnya penisku divagina sempit mu ini,”

    Mata wanita itu terpejam, air matanya masih mengalir dengan suara terisak ditingkahi lenguhan yang sesekali keluar tanpa sadar. Hatinya berkecamuk, sulit memang memungkiri kenikmatan yang tengah dirasakan seluruh inderanya.

    “Reeeey… Sadarlah, kamu wanita baik-baik, seorang istri yang setia, setidaknya tutuplah mulut nakal mu itu,” teriak hatinya mencoba mengingatkan, membuat airmata Reyna semakin deras mengalir.

    Yaa.. meski hatinya berontak, tapi tubuhnya telah berkhianat, pinggulnya tanpa diminta bergerak menyambut hentakan batang yang menggedor dinding rahim. Rivan tersenyum penuh kemenangan.

    “Berbaliklah, sayang,” pintanya.

    Tubuh Reyna bergerak lemah membelakangi Rivan, pasrah saat lelaki itu menarik pantatnya menungging lebih tinggi, menawarkan kenikmatan dari liang senggama yang semakin basah. Jari-jari lentiknya mencengkram sprei saat lelaki dibelakang tubuhnya menggigiti bongkahan pantatnya dengan gemas.

    “Oooowwwhhhh… Eeeeeenghhh..” pantat indah yang membulat sempurna itu terangkat semakin tinggi ketika lidah yang panas memberikan sapuan panjang dari bibir vagina hingga keliang anal.

    Rasa takut dan birahi tak lagi mampu dikenali, matanya yang sendu mencoba mengintip pejantan yang membenamkan wajah tampannya dibelahan pantat yang bergetar menikmati permainan lidah yang lincah menari, menggelitik liang vagina dan anusnya, suatu sensasi kenikmatan yang tak pernah diberikan oleh suaminya.

    Isak tangis bercampur dengan rintihan. Hati yang berontak namun tubuhnya tak mampu berdusta atas lenguhan panjang yang mengalun saat batang besar Rivan kembali memasuki tubuhnya, menghantam bongkahan pantatnya dengan bibir menggeram penuh nafsu.

    Begitupun saat Rivan meminta Reyna untuk menaiki tubuhnya, meski airmatanya jatuh menetes diatas wajah sipejantan tapi pinggul wanita itu bergerak luwes dengan indahnya menikmati batang besar yang dipaksa untuk masuk lebih dalam.

    “Aaaawwhhhh Rey… Boleh aku menghamilimu?” ucap Rivan saat posisinya kembali berada diatas tubuh Reyna, menunggangi tubuh indah yang baru saja meregang orgasme.

    Wanita itu membuang wajahnya, bibirnya terkatup rapat tak berani menjawab hanya gerakan kepala yang menggeleng menolak, matanya begitu takut beradu pandang dengan mata Rivan yang penuh birahi.

    Batang besar Rivan bergerak cepat, orgasme yang diraih siwanita membuat lorong senggamanya menjadi sangat basah. Hentakan pinggul lelaki itu begitu cepat dan kuat seakan ingin membobol dinding rahim, memaksa Reyna berpegangan pada besi ranjang penikahannya untuk meredam kenikmatan yang didustakan.

    “Reeeeey.. Boleh aku menghamilimuuu?.. Aaaagghhh, cepaaaaat jawaaaaaaaab,” teriak Rivan yang menggerakkan pinggulnya semakin cepat.

    Reyna menatap Rivan dengan kepala yang menggeleng. “Jangaaan.. kumohooon jangaaaan… Rivan tersenyum menyeringai “Kamu yakin? Tidak ingin merasakan sensasi bagaimana sperma lelaki lain menghambur dirahim mu?”

    Plaaak..

    Reyna kembali menampar wajah Rivan untuk yang kesekian kalinya, tapi kali ini jauh lebih keras. Wanita menjerit terisak, tapi kaki jenjangnya justru bergerak melingkari pinggul silelaki, tangannya memeluk erat seakan ingin menyatukan dua tubuh.

    Tangis Reyna semakin menjadi, menangisi kekalahannya. Tangannya menyusuri punggung Rivan yang berkeringat lalu meremas pantat yang berotot seakan mendukung gerakan Rivan yang menghentak batang semakin dalam.

    “Kamu jahaaaaat Rivaaaan.. jahaaaaat..” teriak Reyna seiring lenguh kenikmatan dari bibir silelaki.

    Menghambur bermili-mili sperma dilorong senggama, menghantar ribuan benih kerahim siwanita yang mengangkat pinggulnya menyambut kepuasan silelaki dengan lenguh orgasme yang kembali menyapa, tubuh keduanya mengejat, menggelinjang, menikmati suguhan puncak dari sebuah senggama tabu.

    “Kenapa kau mempermainkan aku seperti ini,” isak Reyna dengan nafas memburu, tangannya masih meremasi pantat berotot Rivan yang sesekali mengejat untuk menghantar sperma yang tersisa kerahim si wanita.

    “Karena aku mencintaimu,” bisik lembut si penjantan ditelinga betina yang membuat pelukannya semakin erat, membiarkan tubuh besar itu berlama-lama diatas tubuh indah yang terbaring pasrah. Membisu dalam pikiran masing-masing.

    “Apa kamu bersedia menjadi teman selingkuhku?”

    Reyna menggeleng dengan cepat, “Aku tidak berani, Rivan, Ooooowwhhhhhh..” wanita itu melepaskan pagutan kakinya dan mengangkang lebar, membiarkan silelaki kembali menggerakkan pingulnya dan memamerkan kehebatan kejantanannya dicelah sempit vagina Reyna.

    “Tapi bagaimana bila aku memaksa?..”

    “Itu tidak mungkin Oooowwhhh… Aku sudah bersuami dan memiliki anak, aaaahhhhhh…” Reyna menggelengkan kepala, berusaha kukuh atas pendirian, meski pinggul indahnya bergerak liar, tak lagi malu untuk menyambut setiap hentakan yang menghantar batang penis kedalam tubuhnya.

    Reyna tak ingin berdebat, tangannya menjambak rambut Rivan saat bibir lelaki itu kembali berusaha merayu, membekap wajah Rivan pada kebongkahan payudara dengan puting yang mengeras.

    “Kamu jahat, Van.. Tak seharusnya aku membiarkan lelaki lain menikmati tubuhku.. Ooowwwhh.. Ooowwwhhh…”

    Setelahnya tak ada lagi kalimat lagi yang keluar selain desahan dan lenguhan dan deru nafas yang memburu. Hingga akhirnya bibir Rivan bersuara serak memanggil nama si wanita.

    “Reeeeey… Boleeeehkaaan?”

    Reyna menatap sendu wajah birahi Rivan, dengan kesadaran yang penuh wanita itu mengangguk lalu merentang kedua tangan dan kakinya, memberi izin kepada silelaki untuk kembali menghambur sperma kedalam rahimnya.

    “Reeeey..” panggil lelaki itu kembali, membuat siwanita bingung, sementara tubuhnya telah pasrah menjadi pelampiasan dari puncak birahi Rivan.

    Dengan wajah memelas tangan Rivan bergerak mengusap wajah Reyna, telunjuknya membelah bibir tipis siwanita.

    “Dasar guru mesum, ” ucap Reyna sambil menampar pipi Rivan tapi kali ini dengan lembut,
    “kamu menang banyak hari ini, Van..” ucapnya lirih dengan mata sembap oleh air mata.
    “Boleeeh?..”

    Reyna memalingkan wajahnya, lalu mengangguk ragu. Rivan bangkit mencabut batangnya lalu mengangkangi wajah guru cantik itu. Sudut mata Reyna menangkap wajah tampan silelaki yang menggeram sambil memainkan batang besar tepat didepan wajah nya.

    Jemari lentiknya gemetar saat mengambil alih batang besar itu dari tangan Rivan. Memberanikan diri untuk menatap lelaki yang mengangkangi wajahnya, kepasrahan wajah seorang wanita atas lelaki yang menikmati tualang birahi atas tubuhnya.

    “Aaaaaaaagghhh.. Aaaaagghhh.. Reeeeey..” wajah Rivan memucat seiring sperma yang menghambur kewajah cantik yang menyambut dengan mata menatap sendu. “Aaaaaagghhhh.. Sayaaaaaang..”

    Tak pernah sekalipun Reyna menyaksikan seorang pejantan yang begitu histeris mendapatkan orgasmenya, dan tak pernah sekalipun Reyna membiarkan seorang pejantan menghamburkan sperma diwajah cantiknya. Dengan ragu Reyna membuka bibirnya, membiarkan tetesan sperma menyapa lidahnya. Batang itu terus berkedut saat jari lentik Reyna yang gemetar menuntun kedalam mulutnya.

    Menikmati keterkejutan wajah Rivan atas keberaniannya. Bibirnya bergerak lembut menghisap batang Rivan, mempersilahkan lelaki itu mengosongkan benih birahi didalam bibir tipisnya.

    “Ooooooowwwhhhhh.. Reeeeeeeey…” Rivan mengejat, menyambut tawaran Reyna dengan beberapa semburan yang tersisa.
    “Cepatlah pulang.. Aku tidak ingin suamiku datang dan mendapati dirimu masih disini,” pinta Reyna setelah Rivan sudah mengenakan kembali seluruh pakaiannya.
    “Masih belum puas?.. dasar guru mesum,” ucapnya ketus saat Rivan memeluk dari belakang.
    “aku bukanlah selingkuhan mu, catat itu,” Reyna menepis tangan Rivan.

    “Yaa.. Aku akan mencatatnya disini, disini, dan disini..” jawab Rivan sambil menunjuk bibir tipis Reyna, lalu beralih meremas payudara yang membusung dan berakhir dengan remasan digundukan vagina.

    “Dasar gila ni cowok,” umpat hati Reyna, yang kesal atas ulah Rivan tetap terlihat cuek setelah apa yang terjadi.

    Reyna menatap punggung Rivan saat lelaki itu melangkah keluar, hujan masih mengguyur bumi Jakarta dengan derasnya, dibibir pintu lelaki itu berhenti dan membalikkan tubuhnya, menampilkan wajah serius.

    “Maaf Rey, sungguh ini diluar dugaanku, semua tidak lepas dari khayalku akan dirimu, tapi aku memang salah karena mencintai wanita bersuami, Love you Rey..” ucap Rivan lalu melangkah keluar kepelukan hujan.

    “Rivaaan.. Love u too,” teriak Reyna dengan suara serak, membuat langkah Rivan terhenti
    “Tapi maaf aku tidak bisa jadi selingkuhanmu.” lanjutnya.

    “Mamaaaaaa, Elminaaaa pulaaaaang,” teriak seorang bocah dengan ceria, coba mengagetkan wanita yang sibuk merapikan tempat tidur yang berantakan, gadis kecil itu langsung menghambur memeluk tubuh Reyna, ibunya.

    Usaha gadis itu cukup berhasil, Reyna sama sekali tidak menduga, Ermina, putri kecilnya yang beberapa hari menginap ditempat kakeknya dijemput oleh suaminya.

    “Ini buat mama dari Elmina,” ucapnya cadel, menyerahkan balon gas berbentuk amor yang melayang pada seutas tali. “Elmina kangen mamaa, selamat valentine ya, ma, Semoga mama semakin cantik dan sehat selalu..”

    Wajah mungil itu tersenyum ceria, senyum yang begitu tulus akan kerinduan sosok seorang ibu. Reyna tak lagi mampu membendung air mata, menatap mata bening tanpa dosa yang menunjukkan kasih sayang seorang anak. Sementara dibelakang gadis itu berdiri suaminya, Anggara, sambil menggenggam balon yang sama.

    “Selamat valentine, sayang,” ucap Anggara, tersenyum dengan gayanya yang khas, senyum lembut yang justru mencabik-cabik hati Reyna.

    Seketika segala sumpah serapah tertumpah dari hatinya, atas ketidaksetiaannya sebagai seorang istri, atas ketidak becusannya menyandang sebutan seorang ibu.

    “Maafin Mama, sayang,” ucap Reyna tanpa suara, memeluk erat tubuh mungil Ermina, terisak dengan tubuh gemetar. “Maafin mama, Pah,”

    Tengah malam, Reyna berdiri dibalik jendela, menatap gulita dengan gundah. Suaminya dan Ermina telah terlelap.

    PING!…

    Tanpa hasrat wanita itu membuka BBM yang ternyata menampilkan pesan dari Rivan.

    “Besok pukul 12 aku tunggu di lab kimia, ”

    Jemari kiri Reyna erat menggenggam tangan suaminya yang tengah pulas tertidur, sementara tangan kanannya menulis pesan dengan gemetar. “Ya, aku akan kesitu,”

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Abg Yang Sangat Puas Oleh Pembantu

    Cerita Sex Abg Yang Sangat Puas Oleh Pembantu


    825 views

    Perawanku – Cerita Sex Abg Yang Sangat Puas Oleh Pembantu, Aku terbangun ketika aku merasakan tubuhku digoyang seseorang, ternyata Mbok Parti yang membangunkanku. Untungnya, Mbok Parti pulang lebih awal sehingga ada yang membangunkanku karena jam wekerku mati, setelah mataku sudah bisa dibuka lebar, aku langsung mandi dan bersiap-siap, kemudian aku pergi ke sekolah dengan ojek.

    Cerita dewasa abg yang sangat puas oleh pembantu

    Di pangkalan ojek, para tukang ojek berebutan untuk memboncengiku karena selain aku wanita, wajahku cantik, dan juga seragam sekolahku sangatlah sexy, tentu saja mereka pada berebut. Tentu saja ketika aku sampai di sekolah, teman-teman cowokku menyapaku dan berebutan memintaku untuk jalan bareng ke kelas. Tapi, aku menolak karena aku sedang ingin jalan ke kelas sendirian.

    Aku belajar di sekolah seperti biasa sampai pulang ke sekolah. Setelah pulang, aku mengobrol-obrol dengan teman-temanku di kantin sekolah, seperti biasa banyak teman-teman cowokku yang ingin duduk dekat aku, aku sih gak masalah yang penting bisa nyambung kalau bicara denganku.

    Ketika aku sedang mengobrol dengan teman-temanku, aku melihat tukang sapu sekolahku mencuri-curi pandang kepada aku dan disaat mata kami saling bertemu, aku memberikan senyuman dan dia juga membalas dengan senyuman. Sifat gila dan nakalku mulai kambuh lagi karena aku ingin memberikan tubuhku kepada tukang sapu sekolah yang sudah berusia 60 tahun itu.

    Lalu aku mengobrol dengan teman-temanku sampai sekitar jam 6 sore sehingga satu per satu temanku sudah dijemput oleh supir mereka ataupun ayah mereka. Hingga tinggal aku yang ada di kantin sekolah, sedangkan orang yang berjualan di kantin juga sudah pulang semuanya. Seram juga sendirian di kantin, jadi aku pergi untuk menjalankan rencanaku yaitu menggoda tukang sapu sekolah yang bernama Mang Diman. Setelah aku cari-cari tidak ketemu dan juga keadaan bertambah seram, aku berniat untuk pulang ke rumah, tapi sebelumnya karena suasana yang lumayan dingin, aku jadi ingin ke kamar mandi.

    Setelah aku menyelesaikan “panggilan alam”, aku mencuci tanganku di wastafel, lalu aku mengaca di depan kaca besar yang ada di sebelah wastafel untuk merapihkan pakaian dan rambutku. Sebelum keluar dari kamar mandi, aku meminum pil pencegah kehamilan yang bisa sampai satu minggu. Ketika aku keluar dari kamar mandi, aku bertemu Mang Diman sedang mengepel lantai di depan pintu kamar mandi.

    “neng Denis, kok belum pulang hari gini?”.
    “dari tadi mau pulang cuma aku kebelet pipis, jadinya aku ke toilet dulu”.
    “gimana, lancar gak?”.
    “lancar apanya?”.
    “pipisnya neng lancar gak?”.
    “oh, pipis aku lancar kok,, “.
    “oh ya, baju neng keliatannya sempit banget ya”.
    “abisnya gak ada baju lagi sih, emang kenapa bang, seragam aku bikin nafsu ya”.
    “iya, baju neng tuh sexy banget,,”.
    “tapi abang suka kan?”, melihat aku tidak menolak mengobrol hal-hal yang jorok, Mang Diman semakin mengarahkan obrolan kami ke arah yang berbau sex dan sepertinya Mang Diman sudah sangat bernafsu melihat tubuh putihku yang dibalut seragam super ketat dan super mini.

    Aku baru ingat kalau aku biasa pusing lalu pingsan setelah meminum obat pencegah kehamilan. Benar saja, tiba-tiba kepalaku pusing tujuh keliling dan aku langsung tak sadar kemudian tubuhku langsung ambruk ke Mang Diman, setelah itu aku tidak tau lagi. Aku mulai sadar ketika kurasakan benda asing memasuki vaginaku, spontan kubuka mataku dan aku melihat Mang Diman sedang memasukkan 2 jarinya ke dalam vaginaku sementara tangan satunya menutupi mulutku. Mang Diman terus mengobok-obok vaginaku dengan 2 jarinya, 10 menit kemudian aku sudah tak tahan lagi menahan kenikmatan seperti, lalu tubuhku mengejang dan akhirnya cairan vaginaku mengalir deras.

    Kemudian Mang Diman melepaskan tangannya dari mulutku juga vaginaku, lalu berkata

    “maaf neng, abang udah gak tahan”, aku mengatur nafasku dulu baru aku menjawab
    “ah, gak apa-apa kok bang, aku tau kalau gak ada laki-laki yang tahan kalau ngeliat aku pake seragam ini”.
    “bener nih non, gak apa-apa?” tanyanya lagi,
    “iya, bener, tapi jangan disini donk, gak enak, serem lagi” balasku karena aku dikerjai di bangku kantin.
    “yaudah, yuk ke gudang aja”. “oh ya, ngomong-ngomong celana dalamku kemana?”.
    “nih, tadinya mau Mang Diman buang tapi takut non marah”.
    “untung gak dibuang, kalau dibuang kan tar pulang vaginaku bisa disemutin”.
    “emangnya vagina neng manis ya”.
    “tar deh cobain, pasti abang sampe ketagihan”.
    “wah, jadi pengen cepet-cepet”. Tanpa terasa sudah di depan gudang, lalu kami berdua masuk ke gudang.

    Setelah menyalakan lampu, Mang Diman langsung meraba-raba tubuhku, meremas-remas dadaku serta menciumi leher jenjangku yang putih dari belakang. Dia meneruskan aktivitasnya sambil membuka kancing bajuku, setelah kancing bajuku terbuka semua, Mang Diman kini menurunkan rokku sehingga kini bagian bawahku sama sekali tidak ada penghalang yang membuatku bisa merasakan batang penis Mang Diman sudah tegak mengacung ke pantatku.

    Lalu aku menyuruh Mang Diman untuk melepaskan dekapannya dulu, setelah pelukannya dilepas, aku membalikkan tubuhku dan membuka baju serta bhku sehingga tubuh putih mulusku terpampang jelas di depan tukang sapu sekolah yang pantasnya menjadi kakekku. Baru saja bhku kulepas, Mang Diman langsung melahap kedua daging kenyalku. Aku hanya berkata dalam hati

    “dasar lelaki, gak tua, gak muda, kalau udah ngeliat cewek cakep telanjang langsung nyosor”, tapi konsentrasiku terpecah karena Mang Diman menggigit dan menarik-narik kedua putingku bergantian dengan mulutnya yang sedikit ompong itu.

    Aku hanya mendesah menikmati jilatan demi jilatan di setiap senti kedua daging kenyalku. Setelah kedua buah dadaku sudah dipenuhi air liurnya, Mang Diman menggelar tikar lalu menyuruhku tiduran di atas tikar itu dan melebarkan kakiku karena dia ingin menjilati vaginaku. Kulakukan semua perintah Mang Diman. Kini vaginaku yang merah merekah dan sudah basah akibat cairanku sendiri terpampang jelas seolah menantang Mang Diman untuk segera melahapnya. Rupanya Mang Diman ingin melahap vaginaku dan ingin penisnya di oral olehku secara bersamaan, makanya kami mengambil posisi 69 dengan aku diatasnya.

    Lalu aku mulai menikmati rokok daging Mang Diman yang sudah berdiri tegak sementara vaginaku sudah dijilati Mang Diman di bawah sana. Kukeluarkan tekhnik oralku, kusentil-sentil lubang kencingnya dengan lidahku, kujilat-jilati buah zakarnya, dan kutelusuri setiap milimeter dari batang penis Mang Diman.

    Tapi, gara-gara kulumanku, Mang Diman malah jadi tambah semangat menjilati vaginaku yang membuatku merasa sangat nikmat sehingga aku harus menghentikan kulumanku karena aku merasa sebentar lagi akan mencapai orgasme. Mang Diman semakin membuatku semakin keenakan karena selain dia menjilati vagina dan klitorisku, dia juga memasuk-masukkan 2 jarinya ke dalam vagina dan anusku secara bergantian lalu akhirnya beberapa detik kemudian, cairanku mengalir deras dari vaginaku yang langsung diseruput Mang Diman sampai berbunyi

    “ssllurrppp,,,,”.
    “vagina neng emang bener-bener manis banget, abang jadi ketagihan” kata Mang Diman setelah meminum habis cairan vaginaku. “bener kan kataku, semua laki-laki yang pernah ngerasain vaginaku pasti pada ketagihan deh”, balasku pada Mang Diman yang kini mulai menjilati vaginaku lagi, sementara aku melanjutkan kulumanku.

    Sudah 15 menit aku mengulum penis keriput Mang Diman tapi sama sekali tak ada tanda-tanda akan orgasme, ini membuatku bingung karena tidak ada laki-laki yang bisa tahan sampai selama ini kalau aku sudah mengeluarkan tekhnik oralku.

    “Tapi masa bodoh ah, yang penting ada penis yang bisa aku jilati” pikirku dalam hati, lalu 5 menit kemudian aku mengalami orgasme lagi dan cairan vaginaku langsung diseruput habis oleh Mang Diman seperti sebelumnya. Lalu aku berkata “udah dong bang, masa vaginaku cuma dijilati doang, tusuk dong pake penis abang”,
    “ok neng, penis abang juga udah gak sabar pengen ngaduk-ngaduk vagina neng” balas Mang Diman.

    Kemudian aku memutar badanku sehingga wajah kami saling bertemu lalu kami berciuman sangat mesra dan bergairah, lidah kami saling membelit, setelah aku melepaskan cumbuanku, Mang Diman berkata “bibir non rasanya kayak lemon manis”, kebetulan tadi pagi aku memakai lipgloss rasa lemon, jadi mungkin terasa oleh Mang Diman. Lalu aku memegang penis Mang Diman yang berukuran 14 cm dan berdiameter 7 cm, kemudian aku menuntun penis Mang Diman ke dalam vaginaku dan lalu ketika penis Mang Diman sudah berada di dalam vaginaku, aku menurunkan pinggulku sementara Mang Diman menaikkan pinggulnya sehingga aku merasakan seolah penis Mang Diman menancap sangat dalam sampai mentok.

    Kemudian Mang Diman mulai memompa penisnya keluar masuk di dalam vaginaku sementara aku menaikkan badanku ketika Mang Diman menarik penisnya dari vaginaku dan aku menurunkan badanku ketika Mang Diman memasukkan penisnya ke dalam vaginaku sehingga penisnya tertanam sangat dalam di vaginaku. Sambil terus menggenjotku, Mang Diman berkata

    “neeng,,, keset baanggeet”, aku hanya membalas dengan desahan-desahan karena sangat nikmat.

    Tak terasa sudah 30 menit Mang Diman menggenjot vaginaku, tapi tidak ada tanda-tanda akan orgasme, malah Mang Diman mengganti-ganti caranya menghujamkan penisnya ke dalam vaginaku, kadang dia menghujamkan penisnya kuat-kuat ke dalam vaginaku, kadang dia menghujamkan penisnya secara cepat lalu mengeluarkannya secara perlahan, dan kadang aku hanya diam sedangkan dia terus memompa vaginaku tanpa ampun. Kemudian dia minta berganti posisi, kali ini aku yang dibawah sementara Mang Diman menindih tubuhku dan mulai memompa penisnya di dalam vaginaku lagi.

    Memang luar biasa kakek yang satu ini, tak kusangka dalam umurnya yang sudah 60-an ini masih bisa membuat ABG sepertiku berkali-kali mengalami orgasme sedangkan dia sama sekali belum menunjukkan akan orgasme. Vaginaku sudah banjir akibat cairan vaginaku sendiri sehingga menimbulkan bunyi

    “Cleek,,,Clekk,,,Clekk” saat Mang Diman memompa vaginaku.

    Aku sudah tak kuat lagi karena tenagaku sudah habis terkuras akibat berkali-kali mengalami orgasme sehingga aku hanya bisa mendesah lemah merasakan penis Mang Diman yang kuat dan perkasa keluar masuk vaginaku, sementara Mang Diman terus menggenjot penisnya, lidahnya masuk ke dalam mulutku yang langsung kusambut dengan cara menghisap lidahnya dan membelitnya dengan lidahku, kemudian dia melepaskan ciumannya dan berkonsentrasi lagi pada genjotannya terhadap vaginaku. Akhirnya, 25 menit kemudian, Mang Diman mempercepat sodokannya lalu dia berkata

    “neeeng, ke,,,ke,,luarin,,,,di,,,di,,,mana?”,
    “di,,,da,,,,lem,,,ajjjaaa” balasku. Tak lama kemudian, Mang Diman menyemprotkan spermanya ke dalam vaginaku dalam jumlah yang sangat banyak.

    Setelah yakin spermanya sudah tidak keluar lagi, Mang Diman mengeluarkan penisnya yang berlumuran sperma dan cairan vaginaku dari dalam vaginaku, lalu dia mengorek-ngorek vaginaku dengan 3 jarinya dan kemudian dia menyodorkan penisnya ke mulutku yang langsung kusambut untuk merasakan spermanya dan cairan vaginaku sendiri.

    Setelah penisnya bersih, kini Mang Diman menyodorkan 3 jarinya yang berlumuran sperma dan cairanku, langsung kumasukkan 3 jari keriput Mang Diman ke dalam mulutku dan kemudian kujilati semuanya sampai bersih. Lalu dia duduk di kursi untuk beristirahat sementara aku juga berbaring lemah di tikar, untuk 10 menit ke depan ruangan itu hanya dipenuhi suara nafas kami yang tersengal-sengal dan juga suara jangkrik dari luar.

    “neng, gak nyuci vagina dulu”.
    “gak, ah males, emang kenapa?”.
    “nggak, emangnya neng gak takut hamil?”. Karena sudah kebiasaan di gangbang, tubuhku merasa segar setelah beberapa menit beristirahat, lalu aku bangkit menghampirinya dan duduk di atas pahanya, kemudian penisnya kumasukkan ke dalam vaginaku yang masih basah tak karuan, lalu kutekan kepalanya ke dadaku dan kusuruh untuk menjilati seluruh bagian dadaku.
    “aku sayang banget ma Mang Diman, jadi aku gak takut kalau punya anak dari Mang Diman”.
    “iyaa,,, tapi kan kalau neng hamil bisa berabe!”.
    “hahaha,,, tenang aja lagi bang, aku udah minum obat pencegah hamil jadi gak mungkin hamil”.
    “fiuh, abang takut kalau punya anak lagi”.
    “emangnya abang punya anak berapa?”.
    “gara-gara penis ini, abang punya 5 anak laki-laki yang sekarang sudah berkeluarga”.
    “terus istri abang kemana?”.
    “udah meninggal duluan”.
    “oh, maaf bang aku gak tau”.
    “gak apa-apa, tapi ngomong-ngomong abang gak nyangka,, kalau neng Denis kuat juga”.
    “aku lebih gak nyangka kalau Mang Diman masih bisa bikin ABG kayak aku puas setengah mati”.
    “siapa dulu,,, Mang Diman!!” Lalu kurasakan penisnya sudah tegang lagi di dalam vaginaku.
    “wah, abang udah tegang lagi, cepet banget!!”.
    “lagian sih neng, naro penis abang di tempat yang anget ama sempit kayak gini, dan belom lagi abang disuguhin dada yang montok kayak gini, gimana penis abang gak cepet bangun”.
    “yawdah bang, ronde kedua yuk, tapi kali ini lubang yang ditusuk pantatku ya, pasti abang pengen nyoba kan?”.
    “ide bagus tuh, pasti lubang pantat neng seret ‘n sempit banget”. Lalu kami mulai ronde kedua dengan lubang anusku menjadi sasaran keperkasaan penis Mang Diman.

    Seperti sebelumnya, dalam waktu kurang lebih sejam Mang Diman menggenjot anusku dan akhirnya dia menyemprotkan spermanya ke dalam anusku, setelah itu aku melakukan cleaning service terhadap penisnya. Lalu kami berdua istirahat, dan Mang Diman mengelap badan keriputnya dengan handuk yang biasa dibawanya, sementara aku masih terkulai lemas di tikar. Setelah 15 menit beristirahat, Mang Diman memakai pakaiannya lagi sambil mengobrol denganku.

    “neng, emangnya gak takut ama HIV atau yang lain?”.
    “HIV,, gak takut layau, obat yang aku minum selain mencegah hamil juga bisa nangkal semua penyakit ‘n juga bikin vagina ama lubang pantatku sempit terus”.
    “wow, itu obat dahsyat banget, dapet darimana neng?”.
    “dapet dari temen aku yang ada di luar negeri”.
    “oo gitu, ngomong-ngomong udah jam 10 nih, neng mau pulang gak?”.
    “gak nyangka udah jam 10, penis abang sih bikin aku lupa daratan,,,hehe”.
    “ya udah, abang anterin ya”. Lalu aku memakai pakaianku, setelah selesai memakai pakaianku, aku menggandeng tangan keriput Mang Diman keluar gudang lalu menuju tempat parkir motor.

    Kemudian aku diboncengi pulang dengan motor antik Mang Diman, selama di perjalanan aku memeluk badan Mang Diman dengan erat seperti memeluk pacarku sendiri. Setelah sampai di depan pintu gerbang rumahku, aku turun dari motor Mang Diman.
    “neng, boleh gak kapan-kapan kita ngentot lagi?”.
    “gak usah kapan-kapan, setiap jam 7 malam abis pulang sekolah, tubuhku milik abang”.
    “beneran nih neng?”
    “bener bang, kan tadi aku udah bilang, aku sayang banget ama abang Diman, jadinya aku seneng kalau tiap pulang sekolah bisa ketemu abang ama penis abang yang mantap itu, tapi ada saratnya nih bang”.
    “saratnya apaan neng?”.
    “yang pertama kalau pas siang harinya, sikap abang harus biasa aja ke aku soalnya aku takut ketauan ama sekolah”.
    “ok,, abang sanggup, terus apaan lagi neng saratnya?”
    “sarat yang kedua, abang jangan manggil aku neng lagi, mau gak?”.
    “terus abang manggil neng Denis sayang boleh?”.
    “itu terserah abang, terus sarat terakhirnya abang jangan jajan sembarangan soalnya aku gak mau abang kena penyakit lagipula kan udah aku yang bisa bikin abang puas”.
    “gak nyangka saratnya gampang banget, kirain saratnya susah, yaudah neng, eh sayang, abang pulang dulu ya, udah capek nih”. “yaudah, ati-ati ya sayangku, besok malem lagi ya”. Lalu aku mencium bibir tuanya, dan kemudian dia memacu motornya menjauh dari pintu gerbang rumahku, sedangkan aku masuk ke dalam rumahku.

    Aku memberikan alasan belajar di rumah temen ke Mbok Parti, tapi Mbok Parti mengeluarkan kata-kata yang tidak dapat kupercaya.

    “jangan pake alasan itu, Mbok udah tau kalau non Denis udah gak perawan ‘n sering tidur sama laki-laki kok”. Mataku terbelalak mendengar itu karena kupikir Mbok Parti tidak tau kehidupanku.
    “mbok tau darimana?”.
    “wong, Mbok yang ngejaga non dari bayi sampe segede gini masa Mbok gak tau sih”.
    “ta,,,ta,,,tapi, Mbok gak bakal bilang ke papi mami kan?”
    “tenang aja non, Mbok udah anggep non sebagai anak Mbok sendiri jadi Mbok gak bakal bikin non susah”.
    “fiuh,, makasih banget Mbok, aku emang lebih sayang Mbok ketimbang papi mamiku yang selalu ninggalin aku”.
    “yaudah non, gak usah nangis gitu, mereka kerja di luar negeri buat non juga”.
    “ya, aku juga tau Mbok, mungkin sudah jalan hidupku begini”.
    “yaudah non gak usah dipikirin, ngomong-ngomong non Denis kan sering tidur ama banyak lelaki, emangnya gak takut kena AIDS ?”.
    “nggak Mbok, soalnya ada obat ini, selain mencegah hamil selama 7 hari, obat ini juga bisa menangkal segala penyakit kelamin. Obat ini aku dapat dari temanku yang ada di luar negeri”.
    “oohh, gitu, yaudah non makan dulu sana, abis itu non mandi terus tidur”.
    “ok, tapi aku punya satu pertanyaan lagi nih Mbok, boleh gak aku telanjang aja di rumah tiap hari?”.
    “terserah non aja,,,”. Lalu kubuka pakaian seragamku beserta bh dan celanaku sehingga tubuhku yang habis digarap oleh Mang Diman terpampang jelas di hadapan Mbok Parti tanpa sehelai benangpun yang menutupi tubuhku.

    Mbok Parti berkomentar ketika melihat berkas-berkas merah di payudara dan leherku karena cupangan-cupangan Mang Diman. Dan Mbok Parti berkata

    “non Denis, kayak abis diperkosa aja” ketika melihat noda sperma yang telah mengering di daerah selangkanganku dan juga dari lubang anusku.

    Aku hanya tersenyum, lalu aku makan, setelah makan aku pergi ke kamarku lalu mandi dan kemudian setelah itu aku tidur dalam keadaan senang karena kini setiap malam sehabis pulang sekolah, ada penis Mang Diman yang bisa mengobok-obok vagina dan anusku dalam waktu yang sangat lama sehingga membuatku mendapat kepuasaan tiada tara.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Hot Hadiah Istimewa Dihari Ulang Tahun Ke 21 – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Hot Hadiah Istimewa Dihari Ulang Tahun Ke 21 – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1903 views

    Perawanku – Kejadian ini terjadi ketika aku lulus dari sekolah tinggi. Untuk memperkenalkan diri, nama saya Aris. Kejadian ini tidak akan terlupakan karena ini adalah pertama kalinya aku merasakan nikmatnya seks yang sebenarnya. Pada saat itu saya bercinta dengan Ms Yuni yang usianya sekitar 10 tahun lebih tua dari saya.

    Wajahnya kulit manis dan putih. Ms Yuni adalah anak tetangga nenekku di daerah desa ?? Cilacap berpartisipasi dengan keluarga saya di Semarang sejak SMP. SD waktu dia sekolah desa, setelah itu ia mengundang keluarga saya di kota untuk menghadiri sekolah dan membantu keluarga saya terutama merawat saya. Kami sangat akrab bahkan terlalu sering ngeloni aku. Ms Yuni pergi dengan keluarga saya sampai ia lulus dari sekolah tinggi atau sekolah dasar aku kelas 2 dan dia kembali ke desa. Namanya juga anak kecil, jadi saya tidak punya apa-apa merasa terhadapnya.Setelah bahwa kita jarang melihat, paling banyak, hanya satu atau dua kali setahun. Tiga tahun kemudian ia menikah dan saya kelas delapan ketika saya harus pindah luar Jawa, Kota Makassar mengikuti ayah pindah tugas.

    Setelah itu kami tidak pernah bertemu lagi. Kami hanya menyentuh melalui surat dan kabarnya ia sekarang memiliki seorang putra. pada saat aku lulus SMA aku pulang ke rumah nenek dan berniat untuk menemukan sebuah perguruan tinggi di kota Yogyakarta. Sesampainya di rumah nenek aku tahu bahwa Ms Yuni sudah punya rumah sendiri dan hidup dengan suaminya di seberang desa. Setelah dua hari di rumah nenek aku berniat mengunjungi rumah Ms Yuni. Setelah diberitahu rumahnya (sekitar 1 km) aku pergi sekitar pukul tiga sore dan berniat untuk tinggal. Dari sini cerita ini berawal.Setelah berjalan sekitar 20 menit, akhirnya saya sampai di rumah yang karakteristiknya mirip dengan yang dikatakan nenek. Saya menyaksikan sejenak tampaknya tenang, dan kemudian saya mencoba untuk mengetuk pintu. “Ya sementara ..” datang jawaban dari wanita itu.

    Segera datang seorang wanita dan saya masih tahu wajah yang bahkan lama tidak bertemu. Ms Yuni terlihat manis dan kulit putih seperti sebelumnya. Dia tampaknya tidak mengenali saya. “Cari Siapa ini?” Tanya Ms Yuni. “Kamu Mbak Yuni bukan?” Saya bertanya. “Ya benar, Anda yang ya dan tidak perlu apa-apa?” Tanya Ms Yuni kembali kelurusan mencoba mengingat. “Masih ingat sama saya tidak ya? Aku Aris Mbak, masak lupa tentang saya,” kata saya. “Kamu anak Aris Pak Tono?” Kata Ms Yuni setengah tidak percaya. “Ya ampun Ris, saya tidak ngenalin lagi. Berapa tahun apakah kita mencoba untuk tidak bertemu.” Kata Ms Yuni memeluk saya dan mencium wajah saya. Saya terkejut, hanya saja kali ini aku mencium seorang wanita. Saya merasa payudaranya menekan dadaku. Ada perasaan lain muncul pada waktu itu. “Melihat kedatangan, dengan siapa” Mbak Yuni mengatakan, melepas pelukannya. “Saya datang dua hari lalu, saya hanya sendiri.” Saya bilang. “Eh iya datang di dalam, saya lupa, mari kita duduk.” Dia mengatakan hambatan tanganku.Kami kemudian duduk di ruang tamu sambil ngobrol sana-sini, panjang disarankan untuk tidak tetemu.

    Ms Yuni duduk berhimpitan dengan saya. Tentu saja buah dadanya menempel di lenganku. Aku sedikit gembira karena ini, tapi saya mencoba untuk menghilangkan pikiran ini karena Ms Yuni sudah saya anggap sebagai keluarga. “Eh iya lupa buatin Anda minum, Anda pasti haus, sebentar ya ..” kata Ms Yuni di tengah pembicaraan. Segera ia datang, “Mari kita minum”, kata Ms Yuni. “Bagaimana kesepian, di mana Mbak?” Saya bertanya. “Oh kebetulan Mas Heri (Ms Yuni suaminya) pergi ke rumah orang tuanya, ada kebutuhan, kembali rencana besok dan (anak Ms Yuni) Dani berpartisipasi” kata Ms Yuni. “Tidak memiliki adik laki-laki dan Mbak Mbak Yuni mengapa tidak datang?” Aku bertanya lagi. “Tidak ada Ris tapi sudah ingin tahu .. tetapi kegagalan oleh tua mungkin ya, seperti yang pertama Dani.

    Ms Yuni mengurus rumah sehingga saya dapat berpartisipasi” katanya. “Eh kamu nginep disini, kan? Ya tahu mereka merindukanku!” Katanya lagi. “Ya Bu, sudah mengucapkan selamat tinggal kok” kataku. “Anda mandi di sana, ntar semakin dingin” kata Suster Yuni.Lalu aku pergi mandi di belakang rumah, dan setelah selesai saya melihat di sekitar kolam ikan di belakang rumah dan melihat Ms Yuni ternyata mandi. Sekitar lima belas menit, Ms Yuni selesai mandi dan aku terkejut karena ia hanya mengenakan handuk melilit tubuhnya. Aku yakin dia tidak mengenakan bra dan mungkin CD juga karena saya tidak melihat tali bra tergantung di pundaknya. “Sayangnya ikan Ris masih kecil, tidak dapat membuat lauk” kata Ms Yuni sambil melangkah ke arahku dan kami berbicara untuk sementara tentang kolam ikan. Aku melihat payudaranya sedikit menonjol dari pembungkus handuk dan tubuhnya ditambah bau manis membuat saya terangsang. Tak lama setelah itu ia meninggalkan akan berubah. Mataku tidak lepas melihat tubuh Ms Yuni dari belakang. Kulitnya benar-benar putih. Sepasang paha putih mulus membuat berdiri burung saya terlihat jelas.

    Saya ingin off handuk dan meremas, menjilat payudaranya, dan menusuk selangkangannya dengan burung saya seperti porno yang sering saya lihat. Untuk sesaat aku membayangkan kemudian mencoba untuk menghilangkan khayalan itu.Haripun berubah senja, udara dingin pegunungan mulai terasa. Setelah makan malam kami menonton televisi sambil ngobrol banyak, sampai sudah ada sembilan. “Ris kemudian Anda tidur dengan saya ya, ya tahu ngeloni merindukanmu” kata Ms Yuni. “Apa Mbak?” Saya mengatakan terkejut. “Ya .. Anda akan tidur dengan aku sendiri. Jangan ingat sekali sebagai anak saya sering ngeloni Anda” katanya. “Ya Bu saya ingat” jawab saya. “Sekarang mari kita pergi tidur, Suster sudah mengantuk nih” kata Ms Yuni, naik langkah ke kamar tidur dan aku mengikutinya, pikiran saya melamun ngeres. tidur dikamar sampai aku masih ragu-ragu untuk masuk ke tempat tidur. “Mari kita tidak tidur?” Tanya Ms Yuni. Lalu aku naik dan berbaring di sampingnya. Saya senang. Kami masih berbicara dengan 10:00. “Tidur ya .. ya sudah sangat mengantuk” kata Ms Yuni. “Ya Bu” kataku meskipun aku tidak mengantuk karena pikiran saya semakin ngeres hanya ingat pemandangan jelas menarik sore ini, apalagi sekarang Ms Yuni berbaring di sampingku, aku merasa burung saya mengeras.

    Aku Ms Yuni melirik dan melihat ia tertidur pulas. Dadaku berdebar lebih dan tidak tahu apa yang harus saya lakukan. Saya ingin masturbasi karena tidak tahan, saya juga ingin memeluk ya Yuni dan menikmati tubuhnya, tapi itu pikiran tidak mungkin. Saya mencoba untuk menghapus pikiran kotor, tapi aku tidak bisa sampai 11. Lalu aku pecah hak untuk melihat Ms Yuni paha sementara aku masturbasi karena kebingungan dan sudah memiliki cukup. Dengan dada berdebar saya membuka selimut yang menutupi kakinya, lalu perlahan-lahan saya mengungkapkan roknya hingga celana hitam tampak, dan melihat bagian depan sepasang paha putih mulus beitu dekat dan jelas. Pada awalnya saya hanya ingin melihat dia sendirian dan masturbasi sambil berfantasi, tapi aku penasaran ingin merasakan bagaimana menyentuh paha seorang wanita tapi aku takut jika ia terbangun. Aku merasa burung saya melompat naik dan turun seolah-olah untuk melihat apa yang membuatnya terbangun.

    Karena itu adalah nafsu akhirnya aku putus asa, kapan lagi kalau bukan sekarang pikirku.Dengan hati-hati aku mulai meraba-raba paha Ms Yuni dari atas lutut dan di atas, terasa halus sekali dan kemudian saya melakukan beberapa kali. Karena semakin penasaran saya mencoba untuk meraba-raba celana dalamnya, tapi tiba-tiba terbangun Ms Yuni. “Tom! Apa yang kau lakukan!” Says Ms Yuni kejutan. Dia kemudian ditutup pahanya dengan rok dan selimut dan duduk, menampar pipiku. Sakit yang parah. “Anda benar-benar berani melakukan kurang ajar pada Ms Yuni. Ngajari Siapa kau?” Tanya Ms Yuni marah. Aku hanya bisa diam dan tampak ketakutan. burung saya itu begitu kuat sehingga saya merasa seolah-olah hilang menyusut segera. “Saya tidak pernah berpikir Anda bisa melakukan itu padaku Perhatian. Kemudian kulaporkan Anda untuk nenek dan ayah saya” kata Ms Yuni. “Ja .. jangan ya” aku takut. “Mbak Yuni juga salah satu” kataku membela diri. “Apa maksudmu?” Tanya Ms Yuni. “Mbak Yuni masih menganggap saya anak, ketika aku tidak sudah Mbak besar, sudah lebih dari 17 tahun. Tapi Ms Yuni masih memperlakukan aku seperti ketika aku masih kecil, aku ngeloni pakai semuanya. Kemudian sore ini, juga , kelelahan Ms Yuni mandi hanya mengenakan handuk hanya di depan saya. saya adalah pria normal Mbak “Mbak jelasku.Kulihat Yuni hanya diam, dan aku berniat untuk keluar dari ruangan. “Mbak .. maaf, biarkan aku tidur di kamar sebelah” kataku sambil turun dari tempat tidur dan berjalan keluar. Ms Yuni hanya diam saja. Sampai kamar sebelah saya merebahkan tubuhku dan mengutuki diriku yang melakukan bodoh dan membayangkan apa yang akan terjadi besok.

    Sekitar 15 menit kemudian aku mendengar ketukan di pintu. “Ris .. kau masih terjaga? Mbak tidak diperbolehkan dalam?” Ms. Suara Yuni dari luar. “Ya Bu, silakan” kataku, memikirkan apa yang dia. Ms Yuni ke kamar saya dan kami duduk di tempat tidur. Aku melihat wajahnya tidak lagi marah. “Ris .. maaf ya ya menampar Anda” katanya. “Saya harus meminta maaf untuk itu kurang ajar sama Ms Yuni” kataku. “Tidak Ris, Anda tidak salah, setelah ya berpikir, apa yang Anda katakan adalah benar. Karena lama tidak bertemu, ya masih berpikir Anda adalah seorang anak kecil seperti yang pernah pengasuh Anda. Mbak tidak menyadari bahwa Anda sekarang besar “kata Ms Yuni.

    Aku hanya menutup hati saya lega Ms Yuni tidak marah lagi. “Ris, Anda ingin Bener Mbak sama?” Tanya Ms Yuni. “Maksud Mbak?” Saya terkejut, melihat wajahnya yang terlihat bagitu manis. “Ya .. Mbak ini sudah tidak muda lagi, ‘neraka yang Anda masih tertarik padaku?” Katanya lagi. Aku terdiam, takut dengan cara yang salah dan membuatnya marah lagi. “Mbak .. Maksudku, jika Anda ingin Bener Mbak sama, aku bersedia untuk benar-benar melakukannya dengan Anda” katanya lagi. Mendengar itu saya lebih terkejut, jika tidak percaya. “Apa Mbak” Saya terkejut. “Bukan apa-apa Ris, Anda tidak berpikir sama bisbol-enggak Mbak. Ini hanya untuk membuat ya bahwa Anda telah tumbuh dan lain kali tidak menganggap Anda seorang anak kecil lagi,” kata Ms YuniLagi lagi, aku hanya diam-diam , seakan tidak percaya. Saya ingin mengatakan ya, tapi rasa takut dan malu. Mau menolak tapi saya pikir ketika kesempatan lain seperti ini yang selama ini saya hanya bisa membayangkan. “Bagaimana Ris? Tapi sekali aja ya .. dan kau harus berjanji ini menjadi rahasia kita” kata Ms Yuni. Aku hanya mengangguk tanda kecil yang saya inginkan. “Kau tidak pernah, kan?” Kata Ms Yuni. “Tidak Bu, tapi tidak pernah terlihat di film” kataku. “Lalu aku tidak membutuhkanmu lagi ngajari” kata Ms Yuni Yuni.Mbak kemudian melepas kemejanya dan melihat payudara putih mulus berbalut bra hitam, aku diam, menonton, birahiku mulai naik.

    Kemudian Ms Yuni melepas roknya dan membelai paha mulus yang saya telah melihat. tangannya diarahkan ke bahu belakang dan BH naik terpisah, sepasang payudara berukuran sedang terlihat sangat indah dikombinasikan dengan puting mencuat ke permukaan. Ms Yuni kemudian melepas CD hitamnya dan sekarang dia telanjang. Ayam tegang karena ini adalah pertama kalinya aku melihat wanita telanjang langsung di depan saya. Dia naik ke tempat tidur dan membaringkannya di punggungnya. Saya sangat kagum, bayangkan ada seorang wanita telanjang berbaring di tempat tidur dan membiarkan pergi tepat sebelum saya. Aku tertegun dan merasa bebas untuk melakukannya. “Ayo Ris .. apa yang kamu tunggu, Mbak Udak siap pula, jangan takut, saya akan membantu ya” kata Suster Yuni.Segera aku melepas semua pakaian saya karena sebenarnya saya tidak bisa tahan lagi. Aku melihat Ms Yuni melihat saya berdenyut burung, aku naik ke atas tempat tidur. Karena tidak sabar, aku baru saja mulai. Segera, saya mencium bibirnya, bibir kulumat-lumat, ia merasa kurang menunggu di bibirku, aku pikir mungkin suaminya tidak pernah melakukannya, tapi aku tidak memperhatikan, dan kemudian aku lumat bibirnya.

    tangan Sementara itu kuarahkan ke dadanya. Saya menemukan bukit-bukit sekitarnya, dan aku membelai dan meremas payudaranya sambil sesekali memutar putingnya. “Ooh .. Ris .. apa yang kamu lakukan .. .. sshh ergh ..” Mbak Yuni mulai mendesah tanda nafsu mulai meningkat, kadang-kadang merasa ia menelan ludah yang mulai menebal. Setelah puas dengan bibir, mulut sekarang kuarahkan ke bawah, aku ingin merasakan bagaimana rasanya mengisap payudara. Sejenak aku melihat payudaranya sekarang tepat di depan saya, ooh benar-benar indah, putih mulus tanpa cacat sedikit pun, seperti orang yang belum dimanfaatkan. Aku menjilat langsung dari tanah dan kemudian ke puting, sementara payudara kanannya tetap kuremas menambahkan kenyal dan diperas begitu keras. “Emmh oh aarghh” Mbak Yuni mendesah hebat ketika saya menggigit putingnya. Aku menatap wajahnya dan matanya tampak rem melek dan gigi menggigit bibir bawahnya. Sekarang kuarahkan saya ke selangkangannya. Saya merasa tidak ada rumput yang tumbuh di sekitar vagina. jari saya kuarahkan ke dalamnya, terasa lubang itu sudah sangat basah, tanda bahwa ia benar-benar terangsang. Kupermainkan jari saya sambil melihat klentitnya. Aku pindah jari saya masuk dan keluar dari lubang di semakin licin. “Eemhh Aargghh .. .. .. mu ngapainn Ris kam oohh ..” kata Ms Yuni karuan cadel, kakinya menjejak-jejak MENGELIAT sprei dan tubuh-peregangan. Tidak peduli kata-katanya. Ms Yuni tubuh semakin mengelinjang dikendalikan oleh nafsu.

    Ms Yuni Kuarasakan tubuh menegang dan aku melihat wajahnya memerah keringat, aku pikir dia akan klimaks. Gerakan jari kupercepat di vagina. “Ohh .. arghh .. oohh ..” kata Ms Yuni dengan mengi dan tiba-tiba .. “Oohh aahh ..” Mbak Yuni mendesah hebat dan mengangkat pinggulnya, mengguncang beberapa kali, Terasa cairan hangat memenuhi vagina. “Ohh .. ohh .. emhh ..” Mbak Yuni masih mendesah-desah meresapi kenikmatan yang baru dicapai. “Ris apa yang Anda lakukan benar-benar seperti ini bisa Mbak” tanya Ms Yuni. “Kenapa emangnya Mbak?” Saya bilang. “Baru kali ini saya merasa seperti nikmat ini, luar biasa” kata Ms Yuni. Dia kemudian mengatakan kepada saya bahwa selama ia dan suaminya tidak pernah mendapatkan kepuasan, karena mereka hanya sebentar cinta menggoda dan suaminya menetap cepat. “Mbak giliranku” bisikku di telinganya, Ms Yuni mengangguk kecil. Aku mulai membelai lagi. Saya lakukan seperti itu, mulai dari bibir kulumat, dan payudara yang saya nikmati, jangan lupa jari-jari saya di kupermainkan vaginanya. “Aarghh .. emhh .. ooh ..” Mbak terdengar desahan-desahan Yuni mulai lagi tanda ia telah terangsang, Setelah saya merasa cukup, saya ingin merasakan apa itu didorong masuk ke dalam vagina burung saya.

    Aku menyelaraskan diri di atas dan Ms Yuni tahu, ia kemudian mengangkang pahanya dan saya kuarahkan burung vagina. Setelah di depan saya ragu-ragu untuk melakukannya. “Ayo Ris jangan takut, cukup masukkan” kata Ms Yuni. Perlahan-lahan aku masukkan sementara aku menikmati burung saya, memberkati terasa baik pada saat itu. burung saya hanya memasuki vagina karena itu sangat basah dan licin. Sekarang mulai saya pindah pinggul saya naik dan turun perlahan-lahan. Ohh sukacita. “Lebih cepat Ris arghh .. emhh” kata Ms Yuni terputus-putus dengan rem mata-mata. Aku mempercepat gerakan dan suara memukul-mukul vagina. “Ya .. begitu .. aahh ter .. .. .. arghh rrus ..” kata Mbak Yuni tak karuan. keringat menetes deras sekali. Aku melihat wajahnya semakin memerah. “Ris, ya mau .. buruk lagi .. oohh .. ahh .. aahh .. ahh ..” Mbak Yuni berkata dengan napas panjang, tubuhnya bergetar dan saya merasa vagina diisi dengan hangat menyiram cairan penisku.

    Remasan vagina dinding begitu kuat, saya akan mempercepat gerakan dan croott .. .. .. aku akan mencapai aahh klimaks, membiarkan air keluar di cum vagina. Aku merasa nikmat yang luar biasa, banyak kali lebih lezat daripada ketika saya masturbasi. Aku memeluknya erat-erat, mencium putingnya menikmati kenikmatan seks nyata aku hanya merasa pertama kalinya dalam hidup saya. Setelah cukup kumenikmatinya aku cabut burung dan tubuhku terbaring di sampingnya. “Mbak Yuni, terima kasih ya ..” bisikku lembut di telinganya sambil mencium pipinya. “Mbak juga baru kali ini Ris .. ya merasakan kepuasan seperti ini, kamu hebat” kata Ms Yuni dan mencium bibirku. Kami berdua pergi tidur karena pukul kecapaian.Kira 3 pagi aku bangun dan merasa haus, saya ingin mencari minum. Ketika saya baru saja hendak keluar dari tempat tidur, Ms Yuni juga terbangun. “Kau akan di mana Ris ..” katanya. “Saya ingin minum air, aku haus. Yuni mau ya?” Kataku. Dia hanya mengangguk sedikit. Aku mengambil selimut untuk menutupi anuku lalu aku pergi ke dapur dan aku mengambil sebotol air. “Ini Mbak minum” kataku kaca kusodorkan air.

    Aku duduk di tepi tempat tidur menatap ya Yuni yang tubuhnya ditutupi dengan air minum selimut yang aku menyerah. “Apa Ris, mengapa kamu menatap ya” katanya. “Ah tidak Papa. Mbak cantik” kataku genit sedikit. “Ah kamu Ris, bisa aja, Mbak ini Ris sudah tua” kata Ms Yuni. “Bener-benar, Mbak bahkan lebih indah sekarang,” kataku sambil mencium bibirnya. “Ris .. ya seharusnya tidak meminta apa-apa” kata Ms Yuni. “Tanyakan apa Mbak?” Aku bertanya, penasaran. “Tidakkah kau tahu itu ..” kata Ms Yuni berhenti. “Jika apa Mbak?” Aku bertanya-tanya. “Jika .. erm .. jika Anda melakukannya lagi,” kata Ms Yuni malu-malu, melihat ke bawah, melihat pipi memerah. “Yah .. katanya tadi, pernah menulis itu Ris .., tapi kenapa sekarang?” Aku menggoda. “Ah kamu, yang Mbak terakhir tidak akan berspekulasi seperti ini” dia manja seperti dia mencubit lenganku. “Dengan senang hati aku akan melayani Ms Yuni” kataku.Sebenarnya Saya hanya ingin bertanya lagi, e .. bahkan dia dulu.

    Ternyata Ibu Yuni juga doyan. Memang benar bahwa jika seorang wanita tidak pernah puas, ia sendiri akan bertanya. Kami mulai bercumbu lagi, kali ini saya ingin menikmati dengan konten jantung. Ingin aku menikmati setiap inci tubuhnya, karena sekarang aku tahu Ms Yuni benar-benar ingin. Seperti sebelumnya, pertama-tama saya menikmati bibirnya. Dengan kelembutan I bibir melumat-lumat Yuni.Aku berani Mbak, saya menggunakan lidah saya untuk membagi bibir, lidah kupermainkan. Ms Yuni mulai berani, lidahnya juga dimanipulasi sehingga lidah kami saling beradu, hanya membuat saya lebih nyaman untuk berlama-lama menikmati bibirnya. Tanganku juga seperti sebelumnya, beroperasi di dada, meremas dadanya kuremas kenyal mulai dari lembah sampai ke puncak dan kemudian saya memutar putingnya sehingga membuat menggeliat dan mengelinjang. Dua bukit kembar dan bahkan kemudian mengeras.

    Dia menggigit bibir saya ketika puting kupelintir. Aku sudah puas dengan bibirnya, kini mengisap mulut saya dan hancur payudaranya. Dengan sigap lidahku menari di sebuah bukit putih mulus. Tanganku masih meremas-remas payudaranya benar. Aku melihat mata Ms Yuni sangat redup, dan ia memagut-magut bibirnya sendiri, mulutnya mengeluarkan desahan erotis. “Oohh .. arghh .. en .. ennak emhh Ris .. ..” kata Ms Yuni mendesah mendesah. Tiba-tiba, tangannya memegang tanganku yang meremas dadanya dan menyeretnya ke selangkangannya. Aku mengerti apa yang diinginkannya, rupanya ia ingin aku bermain-main dengan vagina. Jari-jarikupun segera pergi di vagina. Aku pindah jari saya dan membelai kuelus klentitnya membuatnya semakin menggelinjang tak karuan. “Ya .. .. emmhh aargghh terruss .. .. lezat .. oohh ..” Mbak mulut Yuni meracau. Setiap kali Ms Yuni terasa seperti klimaks, saya menusuk saya jari berhenti vagina, setelah ia agak tenang, aku permainkan lagi vaginanya, saya melakukan beberapa kali. “Emhh Ris .. ayo .. Anda tidak begitu jahat oohh ..” kata Ms Yuni mengemis, Mendengar itu membuat saya merasa kasihan juga, tapi aku tidak akan membuatnya klimaks dengan jariku tetapi dengan mulutku, aku benar-benar ingin mencoba semua yang pernah saya lihat di bokep.

    Segera menavigasi mulut untuk selangkangannya. Aku melempar vagina hitam rumput-rumpuat sekitar dan melihat vagina merah dan mengkilap basah, itu adalah indah untuk pertama kalinya untuk melihatnya. Saya agak ragu-ragu untuk melakukannya, tetapi rasa ingin tahu saya seperti apa sih rasanya lebih besar menjilati vagina. Segera aku menjilat lubang, saya terjebak lidahku. “Ris .. apa yang kamu lakukan .. arghh itu jik emhh ji .. ..” kata Ms Yuni. Dia terkejut saya menggunakan mulut untuk menjilat vagina, tapi aku tidak peduli kata-katanya. Ketika lidahku menyentuh klitorisnya, dia menghela napas dan tubuh menggeliat tak karuan dan tak lama kemudian tubuhnya bergetar beberapa kali, tangannya mencengkeram seprai dan mulut saya penuh dengan cairan yang keluar dari liang perempuan. “Ohmm .. ennak Ris emhh .. .. .. aahh” kata Ms Yuni saat ia klimaks. Setelah Ms Yuni selesai menikmati kenikmatan yang diperoleh, aku kembali mencumbunya lagi karena aku juga ingin mencapai kepuasan. “Mbak Gantian di atas ya sekarang,” kataku. “Bagaimana Ris Aku tidak mengerti” kata Suster Yuni.Daripada saya menjelaskan, segera saya berlatih. Aku sedang tidur di punggungnya, dan Ms Yuni saya tell menginjak burung saya, tampaknya ia mulai mengerti.

    Tangan memegang burung saya adalah ketegangan besar kemudian perlahan-lahan menurunkan pinggang dan vagina diarahkan ke burung saya dan langsung kehilangan burung saya memberkati vagina. Ms Yuni mulai gerakan naik turun, ia mengangkat timnya, dan ketika sampai di kepala penisku ke bawah lagi. Pertama dia perlahan tapi ia kini mulai mempercepat gerakannya.Kulihat wajahnya penuh keringat, matanya berkaca-kaca dengan merem melek dan sesekali ia menatapku. Mulutnya mendesis-desih. Ini wajah wanita sangat seksi ini sedang dibanjiri nafsu dan sedang berusaha untuk mencapai puncak kenikmatan. Wajah ms Yuni terlihat sangat cantik seperti yang apalagi ditambah rambut sebahu yang tampak gerakan kepala terhuyung-huyung acak-acakan. Payudaranya terguncang dan meremas tangan-meremas saya. Mendesah lebih keras ketika jari-jari saya memutar putingnya. “Oh ya emhh .. ohh ..” itulah kata-kata keluar dari mulut Ms Yuni. “Saya tidak kuat lagi Ris ..” kata Ms Yuni sambil berhenti bergerak tubuhnya, aku tahu ia segera mencapai klimaks. tubuh Kurebahkan dan saya segera dipompa vagina dan tak lama setelah itu Ms Yuni klimaks.

    Aku berhenti gerakan saya untuk membiarkan Ms Yuni menikmati kesenangan yang diperoleh. Setelah itu saya tarik penisku dan aku kirim ya Yuni menungging kemudian saya menempatkan burung saya dari belakang. Ms Yuni terlihat hanya pasrah diri untuk apa yang saya lakukan padanya. Dia hanya bisa mendesah kenikmatan. Setelah puas dengan posisi ini, saya katakan ya Yuni berbaring lagi dan lagi saya menaruh burung dan memompa vagina lagi karena saya ingin mengakhirinya. Beberapa saat kemudian Ms Yuni ingin klimaks lagi, wajahnya memerah, tubuhnya menggelinjang kesana kemari. “Ahh .. oh .. ya mau lebih enak arrghh Ris .. ahh ..” kata Ms Yuni. “Tunggu Mbak, kami ki dengan saya hampir” kataku. “Mbak belum tahan Ris .. ahh ..” kata Mbak Yuni sambil mendesah panjang, tubuhnya bergetar, pinggulnya diangkat. cairan hangat menyiram burung saya dan saya merasa seolah-olah dinding vagina menghisap penisku begitu kuat dan akhirnya aku tidak akan kuat dan croott .. aku akan mencapai klimaks, oh Tuhan yang luar biasa kesenangan saya. Lalu kami berpelukan erat menikmati kesenangan baru saja kita tercapai.

  • Nafsu Gila 2 ABG

    Nafsu Gila 2 ABG


    1148 views


    Perawanku – Nafsu seks memang bisa membutakan seseorang. Contohnya aku yang terlena oleh permainan nafsu dua gadis sma yang mupeng di dalam hutan.

    Namaku Son, mahasiswa semester 3, tinggi 168 cm dan berat 58 kg.Kejadian ini terjadi pada waktu aku melakukan pendakian gunung Lawu bersama teman-temanku. Lokasiku saat itu berada dekat base camp pertama kearah pendakian gunung Lawu. Aku sedang beristirahat sendirian disini. Tadi malam aku bersama teman-temanku lima orang sudah melakukan pendakian menuju puncak Lawu dan telah berhasil mencapai puncak Lawu jam 6 pagi tadi.

    Sekarang dalam perjalanan pulang, sementara teman-temanku sudah pada turun gunung semua. Kuputuskan untuk beristirahat sebentar di base camp pertama ini sambil mendirikan tenda, biar nanti agak sorean aku turun sendiri menuju pos kami yang dekat dengan rumah penduduk sekitar gunung Lawu ini.

    Sore itu pukul 15.10 WIB, aku baru saja selesai menyeduh kopi instanku, ketika tiba-tiba dari arah semak belukar arah barat muncul 2 orang cewek dengan baju dan kondisi acak-acakan.

    ”Halo Mas?” sapa salah satu cewek itu padaku.

    Cewek yang kutaksir umurnya 18 tahun kelihatannya anak SMA, rambutnya pendek seperti aktris Agnes Monica. Sedangkan temannya yang satu berambut panjang sebahu mirip-mirip bintang sinetron Bunga lestari.

    ”Halo juga” jawabku menyembunyikan kekagetanku karena munculnya yang tiba-tiba, sempat terpikir ada setan atau penunggu gunung ini yang mau menggodaku.
    ”Loh, dari mana, kok berduaan aja?” tanyaku coba berbasa-basi.
    ”Iya, kita tadi misah dari rombongan, terus nyasar..” jawab cewek itu sambil duduk di depanku.
    ”Boleh minta minum gak? Kita haus sekali, sudah 5 jam kita jalan muter-muter gak ketemu jalan sama orang” lanjutnya kemudian.

    Aneh juga pikirku, padahal perasaanku dari tadi pagi, sering sekali aku berpapasan dengan orang-orang atau rombongan pecinta alam.

    ”Ada juga air putih, tuh di botol atau mau kopi, sekalian aku buatin?” jawabku.

    Cewek yang berbicara denganku tadi ini tidak menjawab pertanyaanku, tapi langsung menghampiri botol minum yang kutunjukan dan segera meminumnya dengan terburu-buru, sedangkan temannya yang satu lagi hanya memperhatikan dan kemudian meminta botol minumku dengan santun.

    Kuperhatikan saja tingkah mereka, cewek-cewek muda ini cakep juga khas ABG kota, tapi saat itu mukanya kotor oleh debu dan keringat, kaosnya cuma ditutupi jaket kain, celana jeans dan sepatu olah raga warna hitam, ini sih mau piknik bukan mau naik gunung, abis gak bawa bekal atau peralatan sama sekali.

    Mereka minum terus sampai puas kemudian tiduran disamping kompor parafin yang sedang kugunakan untuk memasak air.

    ”Mas namanya siapa?” tanya cewek yang berambut pendek.
    ”Namaku Adek sedangkan ini temenku Lina” katanya lagi.
    ”Namaku Son” jawabku pendek sambil mengulurkan tangan untuk berjabat tangan.
    ”Ada makanan gak, Mas? Adek laper banget nih..” tanya Adek tanpa basa basi kepadaku yang sedang memperhatikannya.
    ”Ada juga mie kalo mau, sekalian aja masak mumpung airnya mendidih” jawabku.

    Ternyata Adek tidak mau masak sendiri, dia terus berbaring dan minta tolong padaku untuk dimasakin mie.

    ”Wah kamu ini manja banget ya? Kenal aja barusan tapi udah nyuruh-nyuruh?” godaku pada Adek.
    ”Tolong deh Mas.. Adek capek banget” “Nanti gantian deh..” rayu Adek padaku.
    ”Gantian apa ya? Emang nanti kamu mau masak mie lagi? Bayarnya pake pijet aja ya?” godaku lebih lanjut.
    ”Maunya tuh.. tapi bereslah..” jawab Adek cuek sambil memejamkan matanya.

    Kuperhatikan Lina, tapi dia ternyata diam saja, dan hanya mengangguk kecil ketika kutawarkan mie. Sementara aku masak mie instan, Adek kemudian bercerita kisahnya sampai dia dan Lina tersesat berduaan di tengah gunung Lawu ini. Adek berangkat bersama serombongan pecinta alam SMAnya jam 10 siang tadi. Rencananya malam nanti Adek dan rombongan akan mendaki gunung Lawu, tapi waktu menuju base camp kedua, perut Lina sakit, sehingga Adek menemani Lina mencari tempat untuk buang hajat, tetapi setelah selesai ternyata mereka tertinggal dan terpisah dari rombongan.

    Setelah mienya siap segera saja pancinya kuberikan pada mereka untuk segera disantap. mMsih saja Adek protes kok tidak ada piringnya.

    ”Emangnya ini di warung” kataku cuek sambil tersenyum kearah Lina.

    Lina hanya tersenyum tipis dengan bibir gemetar.

    ”kamu sakit ya Lin?” tanyaku.
    ”Nggak Mas hanya kedinginan” katanya pelan.
    ”Butuh kehangatan tuh Mas Son” potong Adek sekenanya.

    Wah kaget juga aku mendengar celoteh Adek yang terkesan berani. Kuperhatikan keadaan sekitar yang sudah mulai berkabut dan langit gelap sekali. Waduh jangan-jangan sudah mau hujan. Segera saja kubereskan peralatanku.

    ”Masih pada kuat jalan nggak?” tanyaku pada 2 orang cewek ini.
    ”Nanti kalau disini hujan, bisa basah semua.. Mending kalo masih bisa jalan kita cepat turun agar nggak kehujanan” lanjutku.

    Baru saja selesai aku bicara, tiba-tiba ada kilatan petir disusul dengan suaranya yang keras.

    ”Duer!!”

    Disusul dengan tiupan angin yang kencang membawa rintik-rintik air hujan.

    ”Nah lo.. benerkan, telat deh kalo kita mau nekat turun sekarang” kataku sambil mematikan kompor parafinku.
    ”Ya udah, cepet masuk tenda sana, cuaca lagi nggak bersahabat nih, bakal hujan deres disini!” perintahku sambil membereskan peralatanku yang lain karena hujan sudah mulai turun.

    Aku, Adek, dan Lina segera berdesak-desakan di dalam tenda kecil parasut, sementara hujan semakin deras disertai bunyi angin yang keras, segera aku memasang lampu kemah kecil yang biasa kubawa kalau aku naik gunung. Lumayanlah cahayanya cukup untuk menerangi di dalam tenda ini. Sementara kurasa hari menjelang maghrib, dan hujan masih saja turun walau tidak deras.

    Adek dan Lina duduk meringkuk berdampingan dihadapanku sambil tangannya mendekap kaki.

    ”Kamu masuk aja ke sleeping bag itu, kelihatannya kok kamu kedinginan sekali” saranku pada Lina yang mulai menggigil kedinginan.
    ”Tapi copot sepatunya” lanjutku kemudian.

    Lina diam saja, tapi menuruti saranku. Akhirnya Adek dan Lina tiduran berhimpitan di dalam sleeping bag sambil berpelukan.
    Kuperhatikan saja tingkah mereka berdua,

    ”Hei kalian pada ngomong dong, jangan diem aja. Jadi serem nih suasananya” ucapku pada Adek dan Lina.
    ”Mas Son gak kedinginan..” tanya Lina tiba-tiba.
    ”Ya dingin to, siapa juga yang nggak kedinginan di cuaca seperti ini?” jawabku apa adanya.
    ”Kalian enak berduan bisa berpelukan gitu.. gak adil” kataku mencoba bercanda.
    ”Ya Mas Son sini to, kita berpelukan bertiga” kata Adek pendek, tak ada nada bercanda dalam nada omongannya.

    ”Waduh, gak salah denger nih?” pikirku.

    Tak akan ada kesempatan kedua kalau hal ini kutanyakan lagi.

    ”Ya udah, kalian geser dong. aku mau di tengah biar hangat” kataku cuek sambil membuka resleting sleeping bagku.

    Tidak sempat kuperhatikan ekspresi Lina atau Adek karena keadaannya yang remang-remang. Aku merebahkan diri diantara dua cewek yang baru kukenal ini, tak ada kata-kata atau komentar apapun, kulingkarkan kedua tanganku kepada Adek di sebelah kiri dan Lina disebelah kanan. Walau awalnya aku merasa canggung tapi setelah kunikmati dan merasakan dua tubuh hangat mendekapku dan akupun merasa nyaman sekali. Kepala Adek dan Lina bersamaan rebah di dadaku. Kurasakan deru nafas yang memburu dari keduanya dan dariku juga.

    ”Badan Mas Son hangat ya Lin?” kata Adek pelan seraya tangannya melingkar kebawah dadaku dan kakinya naik menimpa kakiku, barangkali Adek lagi membayangkan aku seperti gulingnya kalau dia pas lagi mau tidur.
    ”Iya tadi Lin takut sekali, sekarang dipeluk sama Mas Son, Lin jadi nggak takut lagi” jawab Lina pelan sambil mengusap kepalanya di dadaku.

    Samar-samar tercium bau wangi dari rambutnya. Kemudian darahku terasa terkesiap saat lutut Adek entah disengaja atau tidak menyenggol burungku.

    ”Ehm..” aku hanya bisa berdehem kecil ketika kurasa hal itu ternyata mendorong birahiku naik.

    Waduh, pikiranku langsung ngeres, rugi juga ya kalau kesempatan selangka seperti ini kusia-siakan, minimal harus ngelaba sesuatu nih..
    Iseng-iseng tangan kiriku yang masih leluasa kuberanikan memeluk tubuh Adek mulai meraba-raba kebagian daerah buah dada Adek.

     

    ”Ehm..” Adek ternyata hanya berdehem pelan.

    Akupun mulai berani meningkatkan aksiku lebih lanjut, aku mencoba meremas lembut susunya. Ternyata Adek hanya diam, dia hanya mendongakkan mukanya menatapku, sambil tangannya juga meraba-raba dan mengelus-elus dadaku. Kucoba mencium rambutnya lalu kukecup kening Adek, sementara tanganku terus meremas-remas susunya dengan tempo agak cepat.

    ”Aah.. Mas Son” suara Adek terdengar lirih.
    ”Ada apa Dek?” tanyaku pelan melihat Lina sudah mulai curiga dengan aktivitas yang kulakukan.
    ”Kamu masih kedinginan ya?” kataku lagi sambil menggeser tubuhnya agar lebih naik lagi.

    Sementara tanganku jadi lebih leluasa menelusup ke dalam balik jaketnya dan membuka pengait BHnya yang masih tertutup dengan kaos luarnya. Adek hanya diam saja saat kulakukan hal itu, bahkan saat tanganku sudah sempurna merengkuh susunya dibalik BHnya. Dia menggigit kecil dadaku.

    ”Ah.. Mas Son..” katanya parau dengan tidak memperdulikan ekspresi Lina yang kebingungan.

    Saat kupermainkan puting susunya, tiba-tiba Adek bangkit.

    ”Mas Son, Adek ma.. masih kedinginan” kata Adek dengan bergetar sambil menghadapkan mukanya ke wajahku sehingga jarak muka kami begitu dekat.

    Kurasakan nafasnya memburu mengenai wajahku. Aku hanya bisa diam tercekat ketika Adek mulai menciumi mukaku dengan tidak beraturan, mungkin karena gelap hampir semuanya kena diciumnya. Kurasakan lagi kaki Adek sudah melakukan gerakan yang teratur menggesek-gesek ******ku naik dan turun. Tanpa sadar akupun membalas ciuman Adek, hingga akhirnya bibir kami bertaut. Dengan penuh nafsu Adek mengulum bibirku sambil lidahnya terjulur keluar mencari lidahku. Setelah didapatnya lidahku, dihisapnya dengan kuat sehingga aku sulit bernafas.

    ”Gila nih, cewek ABG sudah pintar french kiss” ucapku dalam hati.

    Tanpa sadar tangan kananku mencengkram pundak Lina.

    ”Mas sakit Mas pundak Lina” kata Lina tiba-tiba yang menghentikan aktivitasku dengan Adek.
    ”Oh maaf Lin” jawabku dengan terkejut.

    Kuperhatikan ekspresi Lina yang bengong melihatku dengan Adek. Tapi rasa tidak enakku segera hilang karena ternyata Adek tidak menghentikan aktivitasnya, dia tampaknya cuek aja dengan Lina, seakan menganggap Lina tidak ada. Adek terus menciumi telinga dan leherku.

    ”Mas Son, Adek jadi pengen.. Adek jadi BT, birahi tinggi” kata Adek lirih di telingaku sambil tangannya sudah bergerilya mengusap-usap ******ku yang masih tertutup rapat oleh celana jeansku.

    ”Waduh.. bagaimana ini” pikirku dalam hati.

    Pikiranku serasa buntu. Kupandangi wajah Lina yang kaku melihat polah tingkah Adek yang terus mencumbuku. Lina pun bangkit dari rebahannya sambil beringsut menjauh dari badanku. Tak sempat ku berkata lagi, Adek yang sudah birahi tinggi tanpa ampun menyerangku dengan ganasnya, dicumbunya seluruh wajah dan leherku, malah kini posisinya menaiki tubuhku dan berusaha membuka bajuku.

    Aku yakin walau suasananya remang-remang, Lina pasti melihat jelas semua aktivitas kami, bahkan dengan kaos dan BH Adek yang sudah tersingkap keatas dan tanganku yang sedang meremas-remas susu Adek, sekarang jelas terpampang di depan mata Lina. Kepalang tanggung, segera saja kurengkuh tubuh kecil Adek dan kuhisap puting payudaranya yang kecil dan berwarna merah kecoklatan itu secara bergantian dengan posisi adek diatas tubuhku. Pentil itu tampak sudah tegak mengacung karena pemiliknya sudah dilanda nafsu birahi yang sangat tinggi.

    ”Ah.. ah.. Mas Son..” gumam Adek lirih.
    ”Enak Mas, terus.. jangan dijilat terus, tapi disedot.. aah..” lanjutnya.

    Aktivitas ini kuteruskan dengan mengelus dan meraba pantat Adek yang sejajar dengan ******ku. Kuremas pantat Adek sambil menggesek-gesekan ******ku pada daerah kemaluan Adek yang masih terbungkus dengan celana jeans yang dikenakannya. Kujilati semua yang ada di dada Adek, bahkan kugigit kecil puting mancung itu yang membuat Adek melenguh panjang.

    ”Aaahh.. sshh..”

    Aksiku ternyata membuat Adek blingsatan, dikulumnya bibirku dan diteruskan ke leherku sambil berusaha membuka semua bajuku, nampaknya Adek mau balas dendam melancarkan aksi yang sama dengan yang kulakukan tadi.

    Benar saja, begitu bajuku terbuka semua, Adek segera menghisap putingku dan menggigit-gigit putingku dengan ganas. Kurasakan sensasi yang luar biasa yang membuat ******ku semakin tersiksa karena tidak bisa bangun terhalang oleh celana jeansku. Saat itu bisa kuperhatikan Lina di samping kiriku yang sedang menatap nanar aktivitas kami, kulihat tangan kanannya dijepitkan pada dua belah pahanya, entah sedang terangsang atau sedang kedinginan.

    Tanpa kata, kuberanikan tangan kananku mengelus paha Lina sambil berusaha meraih tangan Lina. Lina hanya diam saja, bahkan semakin terpaku saat melihat aksi Adek yang terus mencumbu bagian bawah pusarku. Aku yang merasa sangat geli hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalaku ke kiri dan ke kanan.

    ”Aah.. Dek, jangan dijilat di daerah situ terus.. ge..li se..ka..li..” ujarku dengan nafas tersengal.

    Tanpa sadar aku sudah meremas tangan Lina dan Linapun kurasa juga membalas remasan tanganku. Tapi kejadian demi kejadian berlangsung begitu cepat, Adek seolah sudah tidak peduli lagi, dia langsung membuka ikat pinggangku diteruskan dengan membuka resleting celana jeansku. Aku hanya bisa pasrah menerima nasibku saat itu, keperhatikan tingkah Adek sambil tanganku tetap memegang tangan Lina.

    Saat resleting celanaku sudah terbuka, Adek meraih ******ku yang masih terbungkus celana dalamku, lalu dielusnya sebentar kemudian ditariknya sampai selutut celana jeansku berikut celana dalamku juga. Tanpa banyak kata, Adek hanya memperhatikan sebentar ******ku kemudian mencium dan menjilat permukaan ******ku.

    ”Aah..” aku hanya bisa mengeluarkan kata itu saat Adek mulai mengulum ******ku dan mengisapnya.
    ”Aargh .. Dek, enak sekali Dek” erangku.


    ”Gila nih anak, baru SMA sudah selihai ini, aku tak habis pikir” gumamku dalam hati.

    Saat Adek masih asik berkaraoke dengan ******ku, kulihat sekilas ke Lina, ternyata dia sedang memperhatikanku dengan pandangan yang tidak kumengerti artinya. Kemudian seperti ada dorongan lain kutarik tangan Lina sehingga tubuhnya rebahan lagi disampingku.

    ”Lin, aku ingin cium bibir kamu” bisikku perlahan di telinga Lina.

    Saat itu Lina diam saja sambil tetap menatapku. Kutarik wajahnya mendekat dengan wajahku dan segera kulumat bibir Lina yang mungil itu.

    ”Eemh ..” suara yang terdengar dari mulut Lina.

    Tak ada perlawanan yang berarti dari Lina, Lina diam saja tak membalas ciumanku, entah karena pasrah atau tidak tahu caranya berciuman. Kurasakan getaran birahi yang luar biasa saat ******ku terus dipermainkan oleh Adek sementara konsentrasiku terarah pada Lina yang pasrah. Segera saja aku menciumi dada Lina yang masih terbungkus oleh bajunya sementara tanganku yang satu mengelus-elus selangkangan Lina.

    ”Aah.. ah..” Lina mulai bereaksi panas saat kusibak bajunya sehingga aku bisa menjilati permukaan susu yang masih tertutup oleh BHnya yang berwarna pink.
    ”Ya diajari tuh Lina, Mas Son.. sudah gede tapi belum bisa bercinta” kata Adek tiba-tiba.

    Kaget juga aku mendengar teguran itu, kuperhatikan Adek tenyata dia sudah tidak menghisap ******ku lagi, tapi sedang membuka celana jeans lalu celana dalamnya sendiri.

    ”Adek masukkin ya Mas” kata Adek pelan tanpa menunggu persetujuanku sambil mengarahkan ******ku ke lubang kawinnya yang tampak olehku disuburi bebuluan jembut keriting.

    Pelan tapi pasti Adek membimbing ******ku untuk masuk penuh ke dalam tempiknya. Kurasakan rasa hangat menjalar dari ******ku ke seluruh tubuhku. Tempik Adek yang sudah basah oleh lendir pelumasnya memudahkan ******ku masuk ke dalamnya.

    ”Ah.. burung Mas Son gede.. terasa penuh di tempik Adek” katanya mendesis sambil menggoyangkan pantatnya dan memompanya naik turun.
    ”Ah.. ash.. ah.. enak sekali Mas Son” kata Adek parau sambil mencumbu dadaku lagi.

    Aku yang menerima perlakuan demikian tentu saja tidak terima, kuangkat badan Adek dan mendekatkan teteknya ke mulutku sambil terus memompa dari bawah mengimbangi goyangan Adek.

    ”Huuf.. uh..uh.. aah.. terus Mas” erang Adek memelas.

    Kujilati terus dan mengisap puting Adek bergantian kiri dan kanan, sementara Adek menerima perlakuanku seperti kesetanan.

    ”Ayo Mas.. Son.. terus.. ayo .. teruuss.. Adek mau dapet ni..” katanya bernafsu.

    Tak beberapa lama kemudian, dengan kasar Adek mencium dan mengulum bibirku.

    ”Eeemhp.. aaah..”

    Dan kemudian Adek terkulai lemas di dadaku, sementara aku yang masih memompa dari bawah hanya didiamkan Adek tanpa perlawanan lagi.

    ”Aaa.. berhenti dulu Mas Son, istirahat sebentar, Adek sudah dapat Mas Son” kata Adek lirih mendekapku dengan posisinya masih di atasku dan ******ku masih di dalam liang senggamanyanya.

    Kurasakan detak jantung Adek yang bergemuruh di dadaku dan nafasnya yang ngos-ngosan mengenai leherku.

    ”Makasih ya Mas Son, enak sekali rasanya” kata Adek pelan.

    Aku yang belum mendapatkan orgasme, hanya bisa melirik ke arah Lina yang saat itu ada di sampingku, ternyata tangannya sedang meremas-remas teteknya sendiri dibalik BH berendanya yang sudah terbuka. Segera saja kutarik Lina mendekatiku dan menyuruhnya agar ia berposisi push up mendekatkan teteknya kemulutku.

    ”Aah .. Mas Son..” kata Lina pelan saat tetek kanannya kuhisap.

    Saat itu Adek bangkit dari posisi semula dan mencabut tempiknya dari ******ku, kemudian berbaring di sisi kiriku sambil merapikan kaosnya. Aku yang kini leluasa berusaha bangkit sambil mencopot celana jeansku yang masih menempel di lututku. Kuterus meremas-remas tetek Lina sambil mengulum bibir Lina yang kini posisinya berbaring di bawahku. Berbeda dengan yang tadi, kini Lina mulai agresif membalas kulumanku bahkan bibirnya menjulur-julur minta diisap.

    Kubimbing tangan Lina untuk memegang ******ku yang masih tegang dan basah karena cairan kawin dari tempik Adek. Semula seakan ragu, tapi kini Lina mengenggam erat ******ku dan seperti sudah alami Lina mengocok ******ku waktu lidahku bermain di bawah telinganya dan lehernya.

    ”Aah .. Mas Son.. geli ..” hanya itu komentar dari bibir Lina yang seksi itu.

    Perlahan lidahku mulai bermain di seluruh dada Lina, dari leher sampai gundukan teteknya kujilati semua, dan kugigit kecil pentil susu Lina yang berwarna kemerahan dan sudah tampak tegang itu.

    ”Aargh.. aah ..” Lina mulai menggelinjang.

    Lina diam saja waktu kubuka ikat pinggangnya dan kubuka kancing celana jeansnya. Kuperhatikan Lina masih memejamkan matanya dan melenguh terus saat kucumbu bagian pentilnya, sementara tangan kanannya tetap menggenggam erat ******ku, dan tangan kirinya menekan-nekan kepalaku, sesekali menjambak rambutku. Kemudian tanganku menelusup ke dalam balik celana dalam Lina waktu kancing celana jeans Lina sudah terbuka, kurasakan sambutan hangat bulu-bulu jembut yang masih jarang diatas tempiknya. Kuelus-elus sebentar permukaan liang kawinnya, lalu jari-jariku tak ketinggalan bermain menekan-nekan tempiknya yang sudah basah oleh lendir kawinnya.


    ”Ah.. Mas.. Son .. aah” suara Lina semakin terdengar parau.

    Aku segera mengalihkan cumbuan ke daerah perut Lina dan menurun menuju tempiknya. Kubuka celana dalam berenda yang juga berwarna pink itu tanpa melihat reaksi Lina dan segera menciumi permukaan tempik Lina yang masih ditumbuhi bulu-bulu jembut halus yang jarang-jarang.

    ”Ah.. jangan Mas Son .. ah..” kata Lina mendesis.

    Tentu saja kubiarkan sikap yang menolak tapi mau itu. Lidahku sudah mencapai permukaan tempiknya lalu kujilati yang segera membuatnya menggelinjang dan dengan mudah aku menurunkan celana jeansnya sampai sebatas pahanya. Kujilati terus tempik Lina sampai kedalam-dalam sehingga pertahanan Lina akhirnya jebol juga, pahanya semula yang mengapit kepalaku mulai mengendur dan mulai terbuka mengangkang, sehingga akupun leluasa mencopot seluruh celana jeans dan celana dalamnya.

    ”Aah .. argh ..” desis Lina pelan.

    Posisiku saat itu dengan Lina seperti posisi 69, walau Lina tidak mengoral ******ku aku tidak peduli tetap menjilati tempiknya dengan ganas dan tanpa ampun.

    ”Aah.. Mas .. truss.. ahhh .. enaak.. Mas .. aah ..” teriak Lina tidak jelas, sampai akhirnya pahanya menjepit erat kepalaku dan ******ku terasa sakit digenggam erat oleh Lina.
    ”Aaah.. Mas ..” teriakan terakhir Lina bersamaan dengan sedikit cairan birahi yang menyemprot dari dalam tempiknya kedalam mulutku.

    Rupanya Lina sudah mendapat orgasme pertamanya walau dengan lidahku.

    ”Aah.. enak sekali.. Mas Son .. sudah ya Mas Son..” kata Lina pelan sambil tergolek lemah dan pasrah.

    Akupun menghentikan aktivitasku dan mengambil nafas dulu karena mulutku jadi pegal-pegal kelamaan asyik mengoral tempiknya. Aku berbaring di tengah dua cewek ini dengan posisi yang terbalik dengan mereka, kepalaku berada diantara kaki-kaki mereka.
    Baru sebentar aku mengambil nafas, kurasakan ******ku sudah ada yang memegang lagi.

    ”Mas main sama Adek lagi ya? Adek jadi nafsu ngeliat Mas Son main sama Lina” kata Adek tiba-tiba yang sudah bangkit dan kini tangannya sedang memegang ******ku.

    Aku tak sempat menjawab karena Adek sudah mengulum ******ku lagi, bahkan kini pantatnya beralih ke wajahku, menyorongkan tempiknya kemulutku untuk minta dioral juga seperti tadi aku dengan Lina. Posisiku dengan Adek kini 69 betulan tapi dengan posisiku yang di bawah. Kujilati tempik Adek dengan lidah yang menusuk-nusuk kedalamnya.

    ”Eeemph .. emmph ..” Adek tak bisa mendesah bebas karena mulutnya penuh dengan ******ku.

    Lama kami bermain dengan posisi itu, sampai akhirnya kuhentikan karena aku tidak tahan dengan isapan Adek yang luar biasa itu dan kalau dibiarkan terus akibatnya ******ku bisa muntah-muntah di dalam mulut Adek. Aku bimbing agar Adek berbaring di samping Lina sedangkan aku di atasnya mulai mencumbu lagi dari teteknya dengan menggesek-gesekan ******ku ke permukaan tempiknya yang dipenuhi oleh bulu-bulu jembut yang berwarna hitam pekat itu. Adek seperti mengerti, kemudian membimbing ******ku untuk masuk ke dalam lubang kawinnya. Akupun bangkit sambil mengarahkan ******ku siap untuk menghujam lubang senggama Adek. Pelan tapi pasti kumasukan ******ku mulai dari kepala hingga semuanya masuk ke dalam tempiknya.

    ”Aaah .. Mas Son ..” desis Adek sambil menggoyang pantatnya.

    Kurasakan seret sekali tempiknya, beda sekali dengan yang tadi gesekan itu terasa nikmat menjalar di setiap centi dari ******ku dengan sesekali terasa denyutan pelan dari liang kemaluannya.

    ”Mas yang keras dong goyangnya.. terasa sekali mentok” kata Adek sambil melingkarkan tangannya ke leherku.

    Akupun jadi semangat memompa tubuh ranum yang mungil ini. Di udara dingin seperti ini terasa hangat tapi tidak berkeringat.

    ”Aah.. ah.. terus Mas .. terusss.. ah.. ah ..” lanjutnya keenakan.

    Mungkin sekitar 5 menit aku menggoyang Adek, sampai kemudian aku tidak tahan melihat teteknya yang bergoyang indah dengan puting kecil menantang. Akupun mengulum puting Adek sambil meremas-remasnya dengan gemas, sementara pompaan ******ku telah diimbangi goyangan Adek yang bisa kupastikan goyangan ngebor ala Inul tidak ada apa-apanya.

    ”Ma.. Mas .. Adek mau dapet laggii.. bareeng yaa.. ah.. ah..” desis Adek histeris.

    Aku jadi terangsang sekali mendengar lenguhan Adek yang merangsang itu, kuteruskan aksiku dengan menjilat dan mencium dada, ketiak, leher, telinga dan pipi Adek.

    ”Aaarg ..” erangnya keras.

    Adek mengulum bibirku sambil memejamkan matanya. Nampaknya Adek telah mendapat orgasmenya yang kedua, sementara tubuhnya menegang sebentar dan kemudian melemas walau aku masih memompanya. Aku segera mencabut ******ku dan mengocoknya sebentar untuk menumpahkan pejuku ke perut Adek.

    ”Crut.. crut..”

    Pejuku keluar banyak membasahi perut Adek dan mengenai teteknya.

    ”Aaah..” akupun melenguh puas saat hasratku telah tersalurkan.

    Adek mengusap-usap pejuku di perutnya kemudian membersihkan dengan tisu yang diambil dari celananya, sedangkan Lina mendekat dan melihat aksi Adek, kemudian membantu membersihkan pejuku.

    ”Baunya seperti santan ya?” komentar Lina sambil mencium tisunya yang penuh dengan pejuku.
    ”Ya udah. Semua dibereskan dulu” kataku memberi perintah kepada dua cewek yang baru saja bermain cinta denganku ini.
    ”Kita istirahat dulu ya sambil tiduran, nanti kalo sudah nggak hujan kita putuskan mau turun ke bawah atau bermalam disini ya” lanjutku kemudian.

    Akhirnya akupun tertidur kelelahan dengan dua cewek yang mendekapku. Entah mimpi apa aku semalam bisa terjebak dalam situasi seperti ini.

    Tak kurasa kami bertiga telah bermalam dan sadar pada keesokan harinya, dan berjanji akan melakukannya lagi nanti sesampainya dibawah dan menginap di hotel terdekat.

  • Cerita Bokep Bercinta Dengan Tunangan Orang – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Bokep Bercinta Dengan Tunangan Orang – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1522 views

    Perawanku – Namaku Erick, tentunya bukan nama asli dong. Aku tinggal di suatu kota yang kebetulan sering dijuluki sebagai kota kembang pengalamanku ini terjadi mungkin kira-kira 2 tahun yang lalu. Sebut saja Indi (bukan nama sebenarnya), dia adalah tunangan temanku yang bernama Edi (bukan nama asli) yang tinggal di Jakarta, yang mana pada waktu itu Edi harus keluar kota untuk keperluan bisnisnya.

    Oh ya, Edi ini punya adik laki-laki yang bernama Deni, dimana adiknya itu teman mainku juga. Kalau tidak salah, malam itu adalah malam minggu, kebetulan pada waktu itu aku lagi bersiap-siap untuk keluar. Tiba-tiba telpon di rumahku berbunyi, ternyata dari Deni yang mau pinjam motorku untuk menjemput temannya di stasiun kereta api. Dia juga bilang nitip sebentar tunangan kakaknya, karena di rumah lagi tidak ada siapa-siapa. Aku tidak bisa menolak, lagi pula aku ingin tahu tunangan temanku itu seperti bagaimana rupanya.

    Tidak lama kemudian Deni datang, karena rumahnya memang tidak begitu jauh dari rumahku dan langsung menuju ke kamarku.

    “Hei Rick..! Aku langsung pergi nih.. mana kuncinya..?” kata Deni.

    “Tuh.., di atas meja belajar.” kataku, padahal dalam hati aku kesal juga bisa batal deh acaraku.

    “Oh ya Rick.., kenalin nih tunangan kakakku. Aku nitip sebentar ya, soalnya tadi di rumah nggak ada siapa-siapa, jadinya aku ajak dulu kesini. Bentar kok Rick..,” kata Deni sambil tertawa kecil.

    “Erick..,” kataku sambil menyodorkan tanganku.

    “Indi..,” katanya sambil tersenyum.

    “Busyeett..! Senyumannya..!” kataku dalam hati. Jantungku langsung berdebar- debar ketika berjabatan tangan dengannya. Bibirnya sensual sekali, kulitnya putih, payudaranya lumayan besar, matanya, hidungnya, pokoknya, wahh..! Akibatnya pikiran kotorku mulai keluar.

    “Heh..! Kok malah bengong Rick..!” kata Deni sambil menepuk pundakku.

    “Eh.. oh.. kenapa Den..?” kaget juga aku.

    “Rick, aku pergi dulu ya..! Ooh ya Ndi.., kalo si Erick macem-macem, teriak aja..!” ucap Deni sambil langsung pergi. Indi hanya tersenyum saja. “Sialan lu Den..!” gerutuku dalam hati. Seperginya Deni, aku jadi seperti orang bingung saja, serba salah dan aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Memang pada dasarnya aku ini sifatnya agak pemalu, tapi kupaksakan juga akhirnya.

    “Mo minum apa Ndi..?” kataku melepas rasa maluku.

    “Apa aja deh Rick. Asal jangan ngasih racun.” katanya sambil tersenyum.

    “Bisa juga bercanda nih cewek, aku kasih obat perangsang baru tau..!” kataku dalam hati sambil pergi untuk mengambil beberapa minuman kaleng di dalam kulkas. Akhirnya kami mengobrol tidak menentu, sampai dia menceritakan kalau dia lagi kesal sekali sama Edi tunangannya itu, pasalnya dia itu sama sekali tidak tahu kalau Edi pergi keluar kota. Sudah jauh-jauh datang ke Bandung, nyatanya orang yang dituju lagi pergi, padahal sebelumnya Edi bilang bahwa dia tidak akan kemana-mana.

    “Udah deh Ndi.., mungkin rencananya itu diluar dugaan.., jadi Kamu harus ngerti dong..!” kataku sok bijaksana.

    “Kalo sekali sih nggak apa Rick, tapi ini udah yang keberapa kalinya, Aku kadang suka curiga, jangan-jangan Dia punya cewek lain..!” ucap Indi dengan nada kesal. “Heh.., jangan nuduh dulu Ndi, siapa tau dugaan Kamu salah,” kataku.

    “Tau ah.., jadi bingung Aku Rick, udah deh, nggak usah ngomongin Dia lagi..!” potong Indi.

    “Terus mau ngomong apa nih..?” kataku polos. Indi tersenyum mendengar ucapanku. “Kamu udah punya pacar Rick..?” tanya Indi.

    “Eh, belom.. nggak laku Ndi.. mana ada yang mau sama Aku..?” jawabku sedikit berbohong.

    “Ah bohong Kamu Rick..!” ucap Indi sambil mencubit lenganku. Seerr..! Tiba- tiba aliran darahku seperti melaju dengan cepat, otomatis adikku berdiri perlahan- lahan, aku jadi salah tingkah. Sepertinya si Indi melihat perubahan yang terjadi pada diriku, aku langsung pura-pura mau mengambil minum lagi, karena memang minumanku sudah habis, tetapi dia langsung menarik tanganku.

    “Ada apa Ndi..? Minumannya sudah habis juga..?” kataku pura-pura bodoh.

    “Rick, Kamu mau nolongin Aku..?” ucap Indi seperti memelas.

    “Iyaa.., ada apa Ndi..?” jawabku.

    “Aku.., Aku.. pengen bercinta Rick..?” pinta Indi. “Hah..!” kaget juga aku mendengarnya, bagai petir di siang hari, bayangkan saja, baru juga satu jam yang lalu kami berkenalan, tetapi dia sudah mengucapkan hal seperti itu kepadaku.

    “Ka.., Kamu..?” ujarku terbata-bata. Belum juga kusempat meneruskan kata- kataku, telunjuknya langsung ditempelkan ke bibirku, kemudian dia membelai pipiku, kemudian dengan lembut dia juga mencium bibirku. Aku hanya bisa diam saja mendapat perlakuan seperti itu. Walaupun ini mungkin bukan yang pertama kalinya bagiku, namun kalau yang seperti ini aku baru yang pertama kalinya merasakan dengan orang yang baru kukenal.

    Begitu lembut dia mencium bibirku, kemudian dia berbisik kepadaku, “Aku pengen bercinta sama Kamu, Rick..! Puasin Aku Rick..!” Lalu dia mulai mencium telinganku, kemudian leherku, “Aahh..!” aku mendesah. Mendapat perlakuan seperti itu, gejolakku akhirnya bangkit juga. Begitu lembut sekali dia mencium sekitar leherku, kemudian dia kembali mencium bibirku, dijulurkan lidahnya menjalari rongga mulutku. Akhirnya ciumannya kubalas juga, gelombang nafasnya mulai tidak beraturan. Cukup lama juga kami berciuman, kemudian kulepaskan ciumannya, kemudian kujilat telinganya, dan menelusuri lehernya yang putih bak pualam. Ia mendesah kenikmatan, “Aahh Rick..!” Mendengar desahannya, aku semakin bernafsu, tanganku mulai menjalar ke belakang, ke dalam t- shirt-nya.

    Kemudian kuarahkan menuju ke pengait BH-nya, dengan sekali sentakan, pengait itu terlepas. Kemudian aku mencium bibirnya lagi, kali ini ciumannya sudah mulai agak beringas, mungkin karena nafsu yang sudah mencapai ubun- ubun, lidahku disedotnya sampai terasa sakit, tetapi sakitnya sakit nikmat. “Rick.., buka dong bajunya..!” katanya manja.

    “Bukain dong Ndi..,” kataku. Sambil menciumiku, Indi membuka satu persatu kancing kemeja, kemudian kaos dalamku, kemudian dia lemparkan ke samping tempat tidur. Dia langsung mencium leherku, terus ke arah puting susuku. Aku hanya bisa mendesah karena nikmatnya, “Akhh.., Ndi.” Kemudian Indi mulai membuka sabukku dan celanaku dibukanya juga. Akhirnya tinggal celana dalam saja. Dia tersenyum ketika melihat kepala kemaluanku off set alias menyembul ke atas.

    Indi melihat wajahku sebentar, kemudian dia cium kepala kemaluanku yang menyembul keluar itu. Dengan perlahan dia turunkan celana dalamku, kemudian dia lemparkan seenaknya. Dengan penuh nafsu dia mulai menjilati cairang bening yang keluar dari kemaluanku, rasanya nikmat sekali. Setelah puas menjilati, kemudian dia mulai memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya.

    “Okhh.. nikmat sekali,” kataku dalam hati, sepertinya kemaluanku terasa disedot-sedot. Indi sangat menikmatinya, sekali- sekali dia gigit kemaluanku.

    “Auwww.., sakit dong Ndi..!” kataku sambil agak meringis. Indi seperti tidak mendengar ucapanku, dia masih tetap saja memaju- mundurkan kepalanya. Mendapat perlakuannya, akhirnya aku tidak kuat juga, aku sudah tidak kuat lagi menahannya, “Ndi, Aku mau keluar.. akhh..!” Indi cuek saja, dia malah menyedot batang kemaluanku lebih keras lagi, hingga akhirnya,

    “Croott.. croott..!” Aku menyemburkan lahar panasku ke dalam mulut Indi. Dia menelan semua cairan spermaku, terasa agak ngilu juga tetapi nikmat.

    Setelah cairannya benar-benar bersih, Indi kemudian berdiri, kemudian dia membuka semua pakaiannya sendiri, sampai akhirnya dia telanjang bulat. Kemudian dia menghampiriku, menciumi bibirku.

    “Puasin Aku Rick..!” katanya sambil memeluk tubuhku, kemudian dia menuju tempat tidur. Sampai disana dia tidur telentang. Aku lalu mendekatinya, kutindih tubuhnya yang elok, kuciumi bibirnya, kemudian kujilati belakang telinga kirinya. Dia mendesah keenakan, “Aahh..!” Mendengar desahannya, aku tambah bernafsu, kemudian lidahku mulai menjalar ke payudaranya. Kujilati putingnya yang sebelah kiri, sedangkan tangan kananku meremas payudaranya yang sebelah kiri, sambil kadang kupelintir putingnya.

    “Okkhh..! Erick sayang, terus Rick..! Okhh..!” desahnya mulai tidak menentu. Puas dengan bukit kembarnya, badanku kugeser, kemudian kujilati pusarnya, jilatanku makin turun ke bawah. Kujilati sekitar pangkal pahanya, Indi mulai melenguh hebat, tangan kananku mulai mengelus bukit kemaluannya, lalu kumasukkan, mencari sesuatu yang mungkin kata orang itu adalah klitoris. Indi semakin melenguh hebat, dia menggelinjang bak ikan yang kehabisan air.

    Kemudian aku mulai menjilati bibir kemaluannya, kukuakkan sedikit bibir kemaluannya, terlihat jelas sekali apa yang namanya klitoris, dengan agak sedikit menahan nafas, kusedot klitorisnya.

    “Aakkhh.. Rick..,” Indi menjerit agak keras, rupanya dia sudah orgasme, karena aku merasakan cairan yang menyemprot hidungku, kaget juga aku. Mungkin ini pengalaman pertamaku menjilati kemaluan wanita, karena sebelumnya aku tidak pernah. Aku masih saja menjilati dan menyedot klitorisnya.

    “Rick..! Masukin Rick..! Masukin..!” pinta dia dengan wajah memerah menahan nafsu. Aku yang dari tadi memang sudah menahan nafsu, lalu bangkit dan mengarahkan senjataku ke mulut kemaluannya, kugesek-gesekkan dulu di sekitar bibir kemaluannya.

    “Udah dong Rick..! Cepet masukin..!” katanya manja.

    “Hmm.., rupanya ni cewek nggak sabaran banget.” kataku dalam hati. Kemudian kutarik tubuhnya ke bawah, sehingga kakinya menjuntai ke lantai, terlihat kemaluannya yang menyembul. Pahanya kulebarkan sedikit, kemudian kuarahkan kemaluanku ke arah liang senggama yang merah merekah. Perlahan tapi pasti kudorong tubuhku.

    “Bless..!” akhirnya kemaluanku terbenam di dalam liang kemaluan Indri.

    “Aaakkhh Rick..!” desah Indi. Kaget juga dia karena sentakan kemaluanku yang langsung menerobos kemaluan Indi. Aku mulai mengerakkan tubuhku, makin lama makin cepat, kadang- kadang sambil meremas- remas kedua bukit kembarnya. Kemudian kubungkukkan badanku, lalu kuhisap puting susunya.

    “Aakkhh.., teruss.., Sayangg..! Teruss..!” erang Indi sambil tangannya memegang kedua pipiku. Aku masih saja menggejot tubuhku, tiba- tiba tubuh Indi mengejang, “Aaakkhh.. Eriicckk..!” Ternyata Indi sudah mencapai puncaknya duluan. “Aku udah keluar duluan Sayang..!” kata Indi.

    “Aku masih lama Ndi..,” kataku sambil masih menggenjot tubuhku. Kemudian kuangkat tubuh Indi ke tengah tempat tidur, secara spontan, kaki Indi melingkar di pinggangku. Aku menggenjot tubuhku, diikuti goyangan pantat Indi.

    “Aakkhh Ndi.., punya Kamu enak sekali.” kataku memuji, Indi hanya tersenyum saja. Aku juga heran, kenapa aku bisa lama juga keluarnya. Tubuh kami berdua sudah basah oleh keringat, kami masih mengayuh bersama menuju puncak kenikmatan. Akhirnya aku tidak kuat juga menahan kenikmatan ini.

    “Aahh Ndi.., Aku hampir keluar..,” kataku agak terbata-bata.

    “Aku juga Rick..! Kita keluarin sama- sama ya Sayang..!” kata Indi sambil menggoyang pantatnya yang bahenol itu. Goyangan pantat Indi semakin liar. Aku pun tidak kalah sama halnya dengan Indi, frekuensi genjotanku makin kupercepat, sampai pada akhirnya, “Aaakkhh.., Ericckk..!” jerit Indi sambil menancapkan kukunya ke pundakku.

    “Aakhh, Indii.., Aku sayang Kamuu..!” erangku sambil mendekap tubuh Indi. Kami terdiam beberap saat, dengan nafas yang tersenggal-senggal seperti pelari marathon.

    “Kamu hebat sekali Rick..!” puji Indi.

    “Kamu juga Ndi..!” pujiku juga setelah agak lama kami berpelukan. Kemudian kami cepat- cepat memakai pakain kami kembali karena takut adik tunangannya Indi keburu datang.

  • Cerita Sex Fantasi Gila Pasutri Main Sex

    Cerita Sex Fantasi Gila Pasutri Main Sex


    2158 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Fantasi Gila Pasutri Main Sex ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Sesudah , Aqu memarkirkan kendaraanKu , Aqu melihat jam tanganKu pukul 5.00 sore . Kantornya sudah sepi . Memang tadi saat Aqu telpon dari kantorKu , Dia tak mau di jemput , Akan ada meeting sama pimpinan direksinya . Namun Aqu mau memberinya kejutan , Akan mengajaknya makan malam di resto . Aqu menunggu isteriKu di kendaraan .

    Yah , Aqu namaqu Joko Santoso . umurKu 29 tahun . Sedangkan isteriKu bernama Sherly berumur 27 tahun . Kulitnya putih , matanya sipit , cantik sekali . Dan Kami baru menikah 3 tahun . Belom memiliki keturunan . Aqu sangat mencintainya . Aqu tak mau kehilangannya .

    15 menit berlalu , Akhirnya Aqu turun dari kendaraan dan masuk kekantor isteriKu . Semua ruangan kantor rata rata sudah gelap , karena lampu sudah di padamKu . Namun ruang kantor isteriku masih menyala , Jendelanya tertutup tirai . Aqu mendekat dan mendengar suara cekik kikan . Aqu mengitip dari sela sela tirai .

    Kepalaqu seperti di hantam palu besar . Aqu melihat Ganda , sedang menjilati buah dada isteriKu . Dan isteriKu , mengelijing ,dan mendesah

    ” ashh.. Gan… geli….” Suaranya pelan . Pak Ganda adalah GM , yg berarti jabatannya di atas isteriKu . IsteriKu sering menceritakan tentang Pak Ganda . Dan Dia pernah memperkenalkan Ku pada Pak Ganda ini . Namun Aqu tak menygKa…

    Ingin Aqu masuk ke ruangan itu , dan memukuli Pak Ganda . Namun Aqu urungkan , Aqu memilih menonton saja , Aqu mau lihat sampai di mana kelaquan isteriKu . Tak lama sesudah puas Pak ganda menjilati buah dada isteriKu , Pak Ganda membuka celananya . dan dia duduk di meja . kemaluannya terlihat ngaceng . Harus aqu aqui kemaluannya , lebih besar dari Ku .

    IsteriKu tanpa malu malu , langsung menciumi kemaluannya . Lalu menjilati dan mengemotnya . IsteriKu terlihat sangat nafsu , Dia mengocok gagang kemaluannya , dan mulutnya mengemut kepala kemaluannya . Se ingatKu selama tiga tahun menikah dgnnya Sherly tak pernah menservis Ku seperti ini . Aqu melihatnya , dan tanpa Aqu rasa kemaluanku mendaji tegang . Aqu mengelus ngelus kemaluankuKu sendiri , dan membaygkan kalo Sherly sedang menjilati kemaluanKu .

    Sesudah itu , Pak ganda berdiri , lalu melepas seluruh pakaian isteriKu . IsteriKu lalu duduk di meja , hanya memakai celana dalam merah , yg Aqu belikan saat hari Valentine . Pak Ganda lalu menciumi isteriku , dan berbisik .


    ” kamu cantik sekali Sheerly , Aqu ingin menjilati kemaluanmu dan bersetubuh dgn sayg , boleh ya sayg…” . Sherrly menciumnya dan berkata
    ” Boleh aja Mas Ganda….” . Lalu Pak Ganda melepas celana dalam isteriKu .

    Dan menjilati kemaluan isteriku dgn penuh nafsu . IsteriKu mengelijing , matanya terpejam , menikmati jilatan Pak Ganda . Aqu memang tahu , isteriku paling suka di oral . Dan Dia tak akan tahan , pasti sebentar saja orgasme . Pak Ganda dgn raqusnya menjilati kemaluan isteriKu . Aqu mendengar samar samar desahan isteriKu
    ” ahhh mas , ahh udah gatel banget , mas Aqu mau keluarr…..” . Tak lama isteriku mengejang . Tubuhnya bergetar .
    ” Mas masukin sekarang , ayo mas , Gatel nih..” .

    JantungKu berdegup keras , kemaluannya yg besar itu mulai di masukan ke lobang kemaluan isteriku . Dgn kemaluanku yg lebih kecil dari kemaluan pak Ganda saja, Aqu merasa lubang kemaluan nya sempit , Apa lagi kemaluan pak Ganda yg besar . Dan
    ” Ahhh , pelan pelan mas , sakit…” kata isteri Ku .
    Dan pak Ganda mulai bergoyg ,dgn irama birahi yg mengebu , Isteriku mengelijing . Isteriku nampak sangat menikmati kemaluan besar pak Ganda . Kulit pak Ganda yg Hitam , terlihat kontras dgn Sheerly yg putih . Aqu terus saja mengelus elus sendiri kemaluanku yg ngaceng itu .

    Pak Ganda terus saja mengoyg isteriKu dgn nafsu . dan beberapa saat kemudian , Pak Ganda ejaqulasi di lubang kemaluan isteriKu . Dan Aqu juga ejaqulasi , tanganKu basah akibat sspermaqu sendiri . Aqu melihat mereka segera rapi rapi , isteriku melap kemaluan nya pakai tisuue dan , Aqu buru buru lari ke kendaraan .

    Aqu segera meng HP isteriKu .
    ” sayg , aqu di kantormu nih …” . Aqu berkata seakan akan tak tahu apa apa dan tak terjadi apa apa . IsteriKu berkata
    ” Oh ..iya kebenaran Mas , rapatnya juga sudah selesai….” .

    Aqu berpikir , pantas selama ini isteriku selalu memakan obat anti hamil , alasannya belom siap punya momongan . Pikiran Ku kacau , Aqu yakin isteriKu tidak hanya main dgn Pak Ganda .

    Aqu membawa juga isteriKu ke restoran . Dia makan dgn lahap , sedangkan Aqu .. nafsu makanKu menurun . Namun Aqu tetap berpura pura tak tahu apa apa .

    Malamnya saat isteriKu tertidur pulas , Aqu masih terjaga . Aqu perlahan membuka celana dalam isteriKu . Aqu melebarkan kakinya . Menatap kemaluan isteriKu yg tadi habis di goyg sama Pak Ganda . Aqu menguak bibir kemaluannya , terasa sedikit lembab. kemaluanku jadi ngaceng . Aqu memjilati memeknya . Isteriku mengeliat , namun tak bangun .

    Lalu Aqu memasukan kemaluanKu ke lubang kemaluannya . Isteriku mengeliat , namun matanya terpejam . Aqu merasakan memek isteriku tetap sempit . Aqu terus mengoygnya . Aqu merasakan makin lama kemaluannya makin basah .

    Isteriku tetap memejamkan matanya , hanya suara desahan desah lemah , keluar dari bibirnya yg sexy. Aqu terus mengoygnya sampai Aqu ejaqulasi . Aqu memakaikan celana dalamnya lagi , lalu Aqu tertidur .

    Ada juga yg suka dgn cerita jenis ini , ada juga yg jenis pemerkosaan. saya sendiri merasa , saya lebih cocok dgn jenis pemerkosaa . Walau saya juga bisa berimajinasi , menelurkan cerita jenis tukar pasangan . Ini cerita lanjutan saya , kerja tak boleh separoh , harus sampai selesai . Let’s Swing babe .

    Esoknya keadaanku , tak berubah . Aqu terus berpura pura tak tahu apa apa . Berhari hari , selanjutnya setiap kali aqu bercinta , anehnya aqu malah terus membaygkan melihat isteriku bercinta dgn pak Ganda .

    Di kantor aqu jadi lebih pendiam , aqu merasa ada yg berubah pada diriku . Sekarang ini aqu malah sering nafsu , membaygkan isteriku bercinta dgn orang lain , dgn siapa saja , bahkan dgn dua atau tiga lelaki

    Kadang , Aqu berpikir untuk menceraikannya , Namun tidak , Aqu mencintainya , Aqu tak bisa kehilangannya . Aqu harus mengaqui , aqu juga sering jajanan di luar tanpa sepengetahuan isteriKu . Namun bagaimana ini . Aqu mau isteriku berkata jujur padaqu namun apa mungkin .

    Suatu saat weekend Aqu berbicara dgn Sheerly , Aqu bertanya

    ” Sayg , kanapa sih , koq kamu mau menikah dgnKu ..? ” .
    ” Ah Mas gimana sih , yah saya sangat mencintai Mas …” . Aqu tersenyum dan membelai rambutnya yg hitam terurai . Aqu menatap isteriku , cantik sekali dia.

    Lalu Aqu berkata
    ” eh kamu kenal sama si Gatot kan ” . Lalu Sheerly berkata
    ” iyah , kenal teman sekantor kamu yg ganteng itu kan…” .
    ” iyah , benar , Dia itu sering nanyain kamu loh , Dia itu tergila gila sama kamu ..” kataqu .
    ” Masa sih mas …” kata Sheerly bersemangat .
    “Iyah , benar” kataqu. Sheerly diam .
    ” Eh mau gak , kalo misalnya kamu selingkuh dgn dia …. ” kataqu tiba tiba , yg aqu sendiri tak berpikir seperti itu.

    Aqu sendiri tak sadar , mengapa mulutku sampai keluar kata kata itu .

    ” AHH.. Mas gila yah ,.. masak isteri sendiri di suruh selingkuh sama teman sendiri .. ” katanya marah . Dalam hati Aqu berkata
    ” dasar munafik….” . Tanpa Aqu sadari membicarakan ini malah membuatKu birahi .

    Aqu mencari cara , Aqu memaikan kata kata . Aqu berkata

    ” Sheerly , Aqu kan suruh kamu main dgn nya , bukan menikahinya , kalo Aqu suruh kamu menikah itu namanya selingkuh , kan cuma begituan doang sih …” . Dia menatapku , lalu berkata
    ” jadi , kalo Aqu main sama lelaki lain , itu bukan selingkuh , Mas gak marah…?”

    Arah pembicaraan makin mendekat ke sasaran . Aqu berkata
    ” selama Aqu tahu ,kamu main sama siapa , dan Aqu bisa melihatnya , ok ok saja buatKu..” .
    ” ha .. Yg bener Mas , Mas gak marah…? ” tanyanya makin penasaran .

    ” engak , kalo marah buat apa aqu tawari kamu main sama Gatot …” kataqu .
    ” tapi , tapi… Mas…” kata Sheerly . Aqu berkata
    ” tapi ..apa…sayg…..” .
    ” Namun mana mungkin lelaki selingkuhanKu mau di liatin sama Mas , kalo lagi main sama Aqu….” Katanya . Ha , kena loh , tanpa sadar Dia mengaqui punya lelaki selingkuhan .

    Aqu berkata
    ” Mau , asal kamu bilang siapa nama lelaki selingkuhan kamu ..” . Langsung muka sheerly merah padam ,
    ” eh.. aqu … Aqu tak punya lelaki selingkuhan…” . Aqu tak mau membuatnya tak enak suasana hatinya .
    Aqu langsung merubah arah pembicaraan ,
    ” Nah , kalo Gatot itu mau , gimana ” kataqu . Sheerly Diam
    ” Ohhh …” katanya kemudian . Aqu berkata lagi
    ” Nah jadi mau gak main sama Gatot…?” .
    ” Ah.. egak..Mas gila yah…” katanya .

    Kesabaranku habis , lalu Aqu berkata
    ” masa sih kamu cuma mau main sama Pak Ganda…” .
    ” Mas .. apa apa menuduhku sama Pak Ganda …” katanya tak mengaqui .

    Aqu menceritakan semuanya . Sheerly menunduk dan menangis .
    ” Mas , baiklah Aqu salah , Aqu siap kamu cerai Kan …” . Aqu mencium keningnya
    ” Sayg , mana mungkin Aqu menceraikan kamu , kamu tahu Aqu sangat mencintaimu , Aqu tak bisa hidup tanpamu…” kataqu .

    Sheerly tetap menunduk dan menangis , entah apa yg dipikirnya . Aqu berkata lagi
    ” Aqu kan sudah bilang , kamu kan cuma main sama Pak Ganda , namun kau tak cintainyaKan, Kamu tetap cinta sama saya kan sayg…?” . Sheerly menjawab terbata bata
    ” Iya , Mas saya masih tetap mencintai Mas…”

    Aqu mencium keningnya lagi

    ” maaf sayg , aqu sudah membuatMu menangis ..” . Lalu Aqu menceritakan semuanya .
    ” Mas , jadi Mas malah nafsu , melihat saya di main sama Pak Ganda …? ” katanya .
    ” Iya , benar aqu tak bohong , itu sebabnya Aqu mau melihat kamu main sama Gatot , namun kalo kamu tak mau , yah sama siapa deh yg kamu suka…” kataqu lagi .

    Pembicaraan kita makin terbuka , Sheerly mulai berani berkata blak blakan

    ” Bener yah Mas , tidak marah , tidak cemburu dan tidak menceraikan saya …janji..”katanya . Aqu bilang janji.

    Lalu Sheerly berkata ” gimana sama Pak Ganda lagi…” .
    ” Namun dia tak akan mau kalo Aqu tontonin “kataqu . Sheerly berkata dgn genitnya
    ” Mas ngitip aja …” . Sesudah berpikir untung rugi , Aqu setuju , lagian ini kan pertama kali dia selingkuh dgn izin suaminya , jadi biarlah dia yg lead the game ,pikirKu .

    Pas ini week end . Aqu lalu menyewa viila . Aqu cari yg kamarnya dua . dan Aqu mendapatkannya . Karena Villa itu Villa tua dinding terbuat dari kayu . Sudah banyak yg berlubang . Jadi dari kamar sebelah Aqu bisa melihat jelas seluruh kamar yg akan di pakai Sheerly .

    Aqu mengatur , Supaya Sheerly mengudangnya datang ke Villa . Dan dasar Pak Ganda juga mupeng , walaupun sedang beristirahat , sama anak dan isterinya mau juga datang . Akhinrya kendaraan pak ganda tiba , Dan dia langsung masuk ke Villa itu .

    ” Sayg , maaf yah Aqu tak bisa lama lama , isteriku menunggu .. namun aqu akan membuat kamu puas deh ..” katanya . Sheerly pun berkata ” iyah , Mas Aqu juga , paling 2 jam lagi Mas Joko balik , dari kolam pemancingan .. jadi kita cepat saja yah..” . Lalu mereka masuk ke kamar . Aqu menanti dgn deg.. deg..kan.

    Pak Ganda segera melepas seluruh pakaian , tinggal kolor hitannya . Aqu bisa melihat di balik kolornya sudah menyembul kemaluannya yg ngaceng itu . Aqu terus memperhatikannya , Lalu Dia menghapiri isteriKu dan menjilati leher isteriKu . Isteriku mendesah desah . Lalu Pak ganda mulai membuka baju atasanNya . lalu Branya . Dan mulai menjilati tetenya .

    Sheerly mengelijing . Aqu melihatnya dgn menahan nafsuKu . Sheerly mendesah desah , tak peduli padahal dia tahu suaminya sedang mengintip. Pak Ganda dgn lahapnya terus menjilati buah dada ranum isteriKu .

    Pentilnya juga di sedot sedot . Sheerly makin mengelijing. Aqu bisa jelas melihat putting isteriku makin mengacung , yg menandakan dia nafsu berat , dan Aqu yakin kemaluannya sudah banjir .

    Lalu aqu melihat , tangan Pak Ganda mulai menyusup masuk ke rok mini isteriKu . Sheerly mengelijing ” Ahhhhsss .Mas , ahhh Sheerly jadi gatel nih ” . Pak Ganda melepas rok mininya . Lalu jarinya kembali ,bermain di selangkangannya .

    Aqu benar benar penasaran . kemaluanku ngaceng sekali . Aqu mengambil HP Ku . Lalu Aqu SMS dia . Aqu suruh dia ke kamar sebelah sebentar .

    Sesudah Sheerly membaca SMS ku , lalu dia berkata ” Maaf , mas Aqu ke WC dulu , perutku tiba tiba sakit ..” . Tanpa banyak berkata isteriku , meninggalkan Pak Ganda sebentar . Sheerly masuk ke kamar . Aqu langsung melumat bibirnya . Aqu Nafsu sekali . Lalu menyelipkan tanganKu ke celana dalamnya . Aqu meraba kemaluannya , Wah kemaluannya benar benar basah .

    Aqu lalu menyuruhnya kembali ke kamar sebelah . Karena Aqu melihat Pak Ganda mulai gelisah . Dan Begitu melihat Sheerly kembali langsung dia memeluknya lagi .

    ” Sayg isepin k-o-n-t-o-lKu dong ..” katanya . Pak Ganda melepas kolornya , dan berbaring di ranjang . Lalu Isteriku memegang kemaluannya dgn nafsu . Lalu mengulumnya . Kelapa Sheerly kemudian ,mulai naik turun .

    Pak Ganda , mendesah keenakan . Dan IsteriKu terlihat begitu nafsu menyedot kemaluan hitam dan besar milik Pak Ganda . Aqu melihatnya dgn kemaluanKu yg mengaceng tegang. Lama Aqu melihatnya , sampai Pak Ganda berkata ” Ahh.. Aqu sudah gak tahan …” . Lalu Dia merebahKan IsteriKu , melepas celana dalamnya .

    ” Mas , jilatin dulu dong , i-t-i-l sheerly , gatel nih ….” Kata Sheerly . Pak Ganda tersenyum ,” oh mau yah ” , Pak Ganda mulai menjilati kemaluan isteriKu . Dan IsteriKu mengeliat geliat ke enakan . ” Ohhh terus Mas terus gatel banget nih i-t-i-l nya terus….. ” . Dan Pak Ganda , makin Asik terlihat menjilati kemaluan isteriKu .

    Aqu menurunkan resleting celanaqu , dan membiarkan kemaluanku mengantung bebas .Sambil perlahan Aqu memegang gagang kemaluanku sendiri.

    Sheerly makin mendesah desah ” Ahhh.. terus terus , Aqu hampir keluar nih…” . Pak Ganda masih menjilaitnya . Dan ” Ahhh Aqu keluar…..” . Isteriku mengelepar . dan kejang . Pak Ganda yg sudah tak tahan , langsung memasukan kemaluannya . ” Auww , pelan pelan Mas..”kata Sheerly .

    Dan Pak Ganda mengoyg . membuat IsteriKu menjerit jerit mengila ” Aww ohh ngilu ohh ” . Pak Ganda terus mengoygnya . Aqu melihat dari belakang buah zakarnya bergoyg goyg . Terus mengoyg IsteriKu . Dan IsteriKu terlihat mengelijing , dan mengeram . ” Ahh , Mas terus… , terus…mas…” Kata isteriku tak malu malu .

    Kira kira 10 menit lamanya , kemaluan isteriKu di blender kemaluan besar pak Ganda ,dan ” OHHH….. Aqu keluar..Shreely ….” . Tamapak pak Ganda , membenamkan kemaluannya dalam dalam , di lubang isteriku . Perlahan Pak Ganda mencabut kemaluannya . terlihat lelehan spermanya keluar dari lobang kemaluan isteriku .

    ” Mas , sudah mas pergi , nanti suami ku kembali loh ” kata isteriku . Lalu pak Ganda segera , berpakaian , Dia segera pergi . Sedangkan Aqu segera ke kamar isteriKu Isteriku masih terbaring lemas di ranjang .

    Aqu menatap kemaluannya yg membengkak , dan di penuhi sperma pak Ganda .
    ” Wahh , Kamu puas gak sayg…” kataqu . Shreely tak menjawab , namun tersenyum

    Aqu membuka celanaqu , Dan kemaluanKu yg ngaceng itu , Aqu sodorkan di mulutnya . ” Sayg , sedotin yg enak yah , kaya tadi kamu nyedotin k-o-n-t-o-l pak Ganda…” . IsteriKu tersenyum , lalu menyedot kemaluanKu .

    Dia menyedotnya nafsu sekali . Nah ini baru isteriku , kataqu dalam hati . Isteriku terus menyedot kemaluanKu . Ini luar biasa , baru kali ini , isteriku meyedot kemaluanku dgn begitu nafsu .

    KemaluanKu di kocok , di jilat dan di sedot . Nafsu birahi yg Aqu tahan dari tadi Akhirnya terlepas . Aqu keluar , spermaqu muncrat membasahi mulutnya. Rasa nikmat ini luar biasa… ” Sayg , Aqu nikmat sekali…..” kataqu sambil mencium keningnya .

    Sesudah beberapa saat , kemaluanKu kembali bangun . Aqu berkata ” Sayg , mas mau e-n-t-o-t kamu boleh gak ? ” . ” ah Mas , setiap saat , kapan mau mau ” kata isteriku . Isteriku bangkit , ” mas saya cuci dulu yah ” .

    Aqu menarik tangannya , tak usah sayg ,Aqu mulai memasukan kemaluanKu . tanpa merasa jijik oleh sperma pak Ganda yg masih belepotan di kemaluan isteriKu. . Sheerly mendesah ” Ahh , Iya h… terus , Aqu enak , Mas… terus…” .

    Aqu terus mengoygnya . Dan Sheerly terus mendesah desah ” Ahhh teruss enak…enak…” katanya . Aqu terus mengoygnya . kira kira 5 manit , Sheerly mengejang ” Mas , Aqu kelurrr….” . tubuhnya kejang , dan mengelijing… . Wah baru kali ini Dia mencapai orgasme dgn cepat , ketika Aqu bercinta dgnnya

    Aqu bertahan , diam sesaat , membirakan isteriku menikmati orgasmenya , lalu kembali mengoygnya .Dgn ritme yg lembut , dan perlahan ritme itu aqu naikkan. Aqu memcoba bertahan , aqu ingin dia orgasme kembali .

    Setiap kali aqu sudah mendekati puncakku , aqu diam sebeentar , dan bergerak lagi , sampai kembali Sheerly mencapai titik puncaknya . Kembali Sheerly mengejang . Dan Aqu pun juga menyemburkan benihKu dalam lobangnya .

    Sheerly memelukKu ..” Mas , tadi itu Aqu nikmat sekali….” Katanya . Aqu tersenyum , Aqu tahu kataqu dalam hati . ” Mas , benarkan mas tak akan menceraikan Ku ” . katanya. Aqu tersenyum saja . Sheerly menatapku , ada keraguan di hatinya.

    ” mas , kalo mas mua menceraikan saya , saya rela ” katanya . Aqu mencium keningnya . ” sayg , kamu itu wanita yg perfect buatku , aqu sangat mencintaimu , we will be together forever and ever , till death do us part ” .

    Aqu tertidur pulas , tak ada rasa cemburu , tak ada rasa amarah . yg ada hanya rasa puas .

    Hari hari , selanjutnya Isteriku malah jujur samaqu .Dia berjanji tak mau lagi main sama lelaki lain tanpaqu . Jika hasrat , sexnya meninggi dan lagi sangat mood , dia memintaqu ,untuk main seperti itu .

    ” Sayg , masa sih , Ganda terus , memang engak ada lelaki lain.. Aqu aja bosen , masa kamu engak bosen sih… coba k-o-n-t-o-l lain..dong….” kataqu.

    Sheerly berkata ” engak ada mas , benar , selingkuhan ku cuma Ganda…” . Aqu diam . Lalu isteriKu berkata ” ayo dong Mas , atur supaya Aqu bisa main sama Ganda , lalu nanti baru kita n-g-e-n-t-o-t , lagi pengen nih..” .

    ” Gimana kalo dgn Si Gatot .. ” kataqu . ” Aqu kan ngak gitu kenal , mas engak enak…” katanya ragu .

    ” Iyah , namun kan bisa aja kenalan dulu.. emang kamu tak suka. ” kataqu lagi .
    ” Bukannya tak suka , Aqu sih suka , namun nanti dianya yg gak suka sama Aqu …” . ” Aqu kan pernah bilang Gatot itu tergila gila padaMu ..” . IsteriKu diam .
    ” Gimana Aqu atur yah , main bertiga sama Gatot , … kaya di bokep gitu…” .
    ” Ihh… Mas..ah… terserah mas deh…” kata isterikKu lagi .

    Akhirnya Aqu menelpon Gatot temanKu , Aqu atur . Aqu suruh dia Booking hotel dan langsung menunggu di Kamar . Gatot sudah Ok . Lalu Aqu menyuruh IsteriKu berpakaian se sexy mungkin . IsteriKu memakai baju terusan . Baju itu pendek . 10 cm di atas lututnya . Aqu yg melihatnya saja nafsu .

    Sesampainya , Gatot langsung menyalami isteriKu . ” Wah sexy sekali kamu Sheerly ” katanya . Aqu lalu berbisik ” tuh , kan kamu tak percaya…” .

    Lalu Aqu berkata ” Gatot kamu cumbui dulu Sherrly yah , yg mesra..” kataqu . Lalu Gatot membawa Sherrly duduk di ranjang . Sheerly Agak canggung , mungkin baru kenal Gatot . Lalu Gatot segera , membelai belai rambutnya ” rambut halus sekali …” . Dan Gatot melumat bibirnya . Isteriku pun menolak dan membalasnya .

    Mereka saling berciuman . tangan Gatot perlahan mulai bergerilya meraba buah dada nya . Sheerly , mendesah pelan ” Asshhh… ahhh……” . Sheerly tidak memakai BH . Aqu sengaja memang . Tadi Aqu melepas BHnya di kendaraan .

    Karena Gatot merasa Sheerly tak memakai BH maka Gatot terlihat semakin nafsu . Dan dia meraba raba bukit kembar isteriKu dgn nafsu . Dan Sheerly pun makin mendesah ,” asshh….ahhh….ahh….” .

    Sambil bibir mereka tetap menempel , tangan Gatot menyusup masuk ke baju Isteriku . Sheerly pun mengelijing ” ahhhss….ahhh….ahh…..” . Aqu makin konak , kemaluanku rasanya mau mencuat keluar .

    Sheerly terlihatnya sudah bisa menerima Gatot . Lalu perlahan Gatot melepas pakaiannya . Lalu mulaia melumat buah dada isteriku penuh nafsu .
    Sheerly mengelijing dan mendesah kenikmatan
    ” ahhhh….ashh….hh…. ahhh… Mas Gatot.. Aqu nafsu nih jadinya…” . Gatot menyedot nyedot pentilnya . puting isteriKu terlihat keras dan tegang . Aqu lalu mendekat dan duduk di sebelah isteriKu .

    Aqu membuka lebar kakinya . Aqu raba selangkangan celana dalamnya . Celana dalamnya mulai basah . Aqu tak mau keduluan Gatot . Aqu membuka celana dalam isteriKu . Aqu jilati itilnya . Sheerly menjerit kenikmatan ” AHHH. Mas Enak , i-t-i-lnya dong aduh Gatell… ” . Tangannya memegang kepalaqu dan di tekan ke kemaluannya . Sedang Gatot terus memainkan buahdadanya .

    Aqu terus memainkan klitorisnya dgn lidahKu . Lobang kemaluannya Aqu sodok dgn jariKu . Berlendir sekali . dan sebentar saja isteriKu mengejang ” Mas… Aqu tak kuat , ahh udah gatel banget ” . Dia mencapai orgasme dgn dasyat .

    Aqu melepaskannya . Juga Gatot . IsteriKu tergeletak ngos ngosan . ” Gatot , gantian jilati memeknya ” kataqu .

    Lidah gatot langsung bermain di memeknya . Sheerly mengelijing kembali . ” Ahhh… udah , ngilu Mas.. ahh… e-n-t-o-t aja e-n-t-o-t.. aqu….” Pintanya . Namun Gatot terus menjilatnya . Tak peduli isteriku meronta . Gatot menahan paha isteriku ,dan terus membiarkan lidahnya menari di klitoris isteriku , sampai isteriku kembali kejang lagi . Dia orgasme lagi .

    Lalu Gatot membuka pakaiannya , kemaluannya ternyata lumayan besar .Gatot mengarahkan kemaluannya ke mulut isteriku . Sheerly langsung melahap kemaluan itu , dgn nasfu sekali . Menyedotnya . Namun itu tak lama , rasanya Gatot sudah tak sabar , ingin mencicip kemaluan isteriKu .

    Lalu perlahan kemaluannya di tekan masuk lubang sagama isteriKu . ” Ahh ,pelan pelan mas ” ,desah isteriKu . Dan Gatot pun mulai goyg . IsteriKu mulai mendesah desah dalam kenikmatannya .

    Aqu membelai belai rambut isteriku . mencium bibirnya nafsu . ” enak tidak sayg k-o-n-t-o-l Gatot…” kataqu . ” enak , ahh…ahh… enak… k-o-n-t-o-l mas Gatot enak….” Katanya . Kata katanya menbuat Gatot makin nafsu . Gatot lalu mekemaluan*nya makin cepat , dan menekan makin dalam . ” Ahhh.. gila… terus….. aqu gatel aqu gatel banget mas .” .

    Aqu membuka celanaqu . Aqu sodorkan kemaluanku ke mulut isteriku . Dan Sheerly mengemot kemaluanKu nafsu sekali . Yah baru kali ini Sheerly mendapat pengalaman ini , saat dia main dgn lelaki lain , dan mulutnya mengulum kemaluan suaminya . Seperti di film bokep .

    Gatot terus , mengocok kemaluannya dalam lobang kemaluan Sheerly . Dan isteriku pun makin nafsu mengemot kemaluanKu.

    Kemudian Sheerly meleguh ” Auuuwwa, Maas Aqu keluarrr…….” Tubuhnya kejet kejet . Dan melepas kemaluanku dari mulutnya . Aqu mengocok kemaluan yg sedang tanggung Ku dan Sroottt.. spermaqu memuncrat keluar . Dan Gatot mempercepat irama gerakan kemaluannya . Isteriku mengeliat seperti penari ular.

    ” ahhh…ohh…..” Lalu Gatot menembakan spermanya dalam lobang kemaluan isteriku .

    Kami bertiga sama sama lelah . Kami beristirahat , sambil makan . Sambil bercanda dan berbincang bincang . Isteriku , sudah bisa menerima Gatot . dan dari cara bercandanya pun tak jauh dari hal hal porno .

    Kami mulai menjadi nafsu kembali . Gatot yg sudah mulai nafsu . Sambil duduk di sofa dia memperlihatkan kemaluan besarnya mengacung . IsteriKu menatapKu , seperti minta izin sama Aqu . Aqu berkata ” Sedot deh…” .

    Isteriku menungging dan mengemot kemaluanl Gatot yg duduk di sofa .

    Melihatnya kemaluanku juga ikut ngaceng . Pantat isteriKu yg menunging indah sekali Aqu menghapirinya , aqu melebarkan kakinya , Aqu meraba kemaluannya yg basah . Dgn menunduk Aqu membelah pantanya , menjilati klitorisnyanya . IsteriKu mengelijing dan melepaskan kemaluan Gatot dari mulutnya ” Oahhh…ahhhhh…” .

    Gatot bertata ” kenapa sayg……” .
    ” oh…Ashshh… itilku jadi gatel .. di jilati suami Ku… ohh Masss… ” . desah isteriku dgn genit .

    Aqu terus menjilati klitorislnya . Dan Sheerly mengelijing dan terus mengemot kemaluan Gatot . Aqu terus menjilati klitorisnya yg semakin membesar karena nafsu .

    Sheerly tetap asik mengemot dan menjilati kemaluan Gatot . Lalu Aqu mulai mengesek kepala kemaluanKu ke belahan isteriku dari belakang isteriku . Dia mengelijing ” Ahhh ..ahhh masukin aja mas masukin aja….” .

    Aqu tekan kemaluanKu dalam posisi isteriku menunging . Terasa sekali kemaluannya menjepit erat kemaluanKu .

    Aqu terus mengoygnya , dan Sheerly menggelijing dan mendesah desah …” Ahhh , Mas.. terus.. tekan…. ” Dan Aqu terus mengoygnya dgn nafsu . Kira kira 10 menit , Sherrly mengejang ” Ahhh , Mas aqu keluar……” tubuhnya kejang .

    Aqu semakin nafsu , ada kebanggan tersendiri buatku , dapat membuat isteriku orgasme . Aqu terus menggoygnya , sampai Aqu juga keluar . dan Gatot pun keluar . Kita sama sama puas hari itu .

    Aqu suka sekali , banyak yg bilang Aqu gila , namun tak peduli , yg penting Aqu menikmatinya . Sekarang , Aqu dan Isteriku makin terobsesi , untuk bermain dgn cara ini .

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Balada Anak Desa

    Cerita Sex Balada Anak Desa


    2203 views

    Perawanku – Cerita Sex Balada Anak Desa, Jangan sebut namaku Iwan kalau ngga bisa mendapatkan wanita. heheheheheee Maaf bukanya aku sombong tp semua juga tau kalo ada tips dan trik untuk menggaet wanita di ranjang

    Umurku 20 Thn Tinggi badan 175wajah kata emak sih ganteng banget. Bapakku juragan hasil bumi. pengepul besar hasil pertanian sedangkan emak mengelola toko di pasar.
    Karena bapak dan emak super sibuk maka terciptalah anak yg super alim dan ganteng. Iwan si anak juragan Darmanbegitulah orangorang menyebutku.

    Selepas subuh bapak dan emak sdh ke pasar.
    Tinggal aku sama dik Yanti anaknya mbok karti pembantu di rumah kami.
    Dari sinilah awal kenakalanku di mulai. cerita hot

    Aku dan Yanti tumbuh bersama sekolah juga bersama
    Biaya sekolah semua dari bapak mbok karti yg janda sdh tak mampu membiayai Yanti sekolah.
    Tp sebagai gantinya sepulang sekolah Yanti wajib membatu simboknya mengurusi kebutuhan kami sekeluarga.

    Walaupun gadis desa tp kecantikan Yanti sangat mempesona wajah dan tubuhnya warisan simboknyaayu dan montok..

    Sebenarya aku naksir Yanti bapak tahu dan merestui tp emak masih berwatak kolot ..
    Menginginkan anak mantu yg sederajat masih di berlakukan hukum bobot bibit bebet
    Simbok dan Yanti tak luput dari ancaman emak untuk jaga jarak dgnku.
    Namaku bukan Iwan kalo tdk nakal..

    Tiap pagi aku selalu di bangunkan simbok.

    mas Iwan. bangun dah siang..sarapannya dah siap..
    Ayo ma Bangun. nanti mbok di marahi bos e.. ( bos e sebutan buat emak )
    ahhh lagi males mbok ..inikan hari minggu ntar sejam lagi bangunin yahhhh.
    Huooooaaaaammmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
    e e mas Iwan ndak boleh gitu. sampean anak tunggal ..penerus keluarga. jangan malasmalasan begitu

    Aku yg semalam begadang sampai larut dan kemasukan air surganya orang desa (arak) alhasil masih keok walaupun dah jam sembilan Pagi

    Tubuhku di goyanggoyang sama simbok

    ayo mas bangun
    Iya mbokkkkkk.. aaaahhhhhmmmmmm .. Aku menguap dan membuka mata . cerita hot

    Deeegggggg perasanku ndak karukaruan.panas dingin baru kali ini seumur hidupku melihat simbok hanya memakai kutang

    Aku hanya bisa melongo .dgn junior yg mengeras..

    ayo mas turundah di masakin air hangat sama Yanti .gih buruan mandi..

    Bentar mbok . masih ada pemandangan bIwan nih.

    e e e dasar bocah nakal . matanya jelalatantak bilangin bos e lho ya
    Jangan dong mbokkk.. pleaseeeeee

    Aku merayu dgn wajah purapura memelas

    ya udah buruan mandi keburu air nya dingin
    maunya di mandiin simbok.
    apa masih kurang to mas dari kecil sampe sebelum sunat di mandiin simbok. ?
    hehehehehe sekarang beda mbok.
    Justru sekarang mas Iwan ndak boleh mandi sama simbok.
    Simbok takut kalo mas Iwan jadi nakal

    Aahh simbokk. aku kan gak nakal ( aku terus merayunya dgn sedikit memaksa simbok untuk memandikanku.. tp gatot gagal total )

    Sambil berlalu dari kamarku simbok berbisik

    mandinya sama Yanti aja ya massimbok malu dah tua Aku melongo untuk kedua kalinya.

    Dgn langkah yg sangat malas aku berjalan ke kamar mandi belakang

    Aku lebih suka mandi di kamar mandi belakang karena dari kecil terbiasa mandi di sana di mandikan oleh simbok..berdua dgn Yanti.

    Aaaahhhhhhhhmmmmmmmmmmmm.. Sialll masih ngantuk banget..

    Mas Iwan. mau mandi sama Yanti ?

    Karena masih raguragu tak kupedulikan ajakan si Yanti.

    Begitu masuk ke kamar mandi otak kotorku bekerja dgn cepat

    Yan kalo mau mandi masuk ajapintunya ngga di kunci
    ya mas

    Kreekk. eehhhhh..

    Aku terkejut ternyata Yanti tdk main main.

    Aku malu dan gugup tubuhku panas dingin mwlihat Yanti melucuti pakainya .

    Terkesan lama banget untuk sekedar melepas babbydoll

    Kulitnya langsat bersih .kencang

    Dan.

    Aduh toketnya montok.belahanya tercetak jelasdgn hiasan kalung liontin emas hadiah dari emak. pas mantapseksi sekali Puting toketnya merah jambukecil sekali Karena nafsu yg teramat besar aku nekat mendekapnya dari belakang dan menciumi pipinya

    Toketnya terasa empuk dan kenyal di tanganku

    Aku meremasnya dgn kuat

    duuhhhh mas sakiiittt.pelannnn maaasssssss.
    Hhhhhhhhhhhh maaf Yanaku mencintaimu
    Iya mas.Yanti tahuYanti juga cinta sama mas

    Aku tatap matanya seolah meyakinkan cintaku kepadanya.

    Mata Yanti lalu terpejam. bibir tipisnya terbuka mengundangku untuk menciumnya.
    Hhhhmmmmmfffff
    Iniah ciuman pertmaku terkesan kaku
    Bahagia sekali rasanya..perasaanku melambung tinggi ke atas awan..
    Oooohhhhhhhhhhhhhhsssssss..maaaassssss .

    Tangan Yanti memegng peniskurasanya hangat geligeli nikmat..

    massss.. hanya ini yg bisa Yanti berikan.sebagai bukti Yanti cinta sama mas.

    Sambil berciuman, perlahan penisku di kocokkocok Yanti.membuat ku terasa dipermainkan nafsu

    Rasa nikmat di penisku membuat naluriku bekerja sendiri tanganku meremasremas toket Yantimenciumi bibir tipisnya..pipinya..lehernyakedua toketnya..

    Karena tak tahan dgn nikmat di ujung penisku.aku langsung melumat dan menyedot puting toket Yanti..

    Oooohhhhsssssss.nafasku menderu deru.kupeluk Yantikuciumi wajahnya dan kukatakan sayang padanya..

    Acara mandi bersama pagi itu sangat berkesan bagi kami
    Saling bercandasaling merabadan saling memuaskan diri
    Ya walaupun sebatas itu tp sangat membuatku bahagia.

    Udah yuk mas. nanti simbok marahmarah kalo Yanti gak mbantu di dapur..
    Ayo dehaku juga dah kedinginan nih.
    ..
    Begitu selesai berganti pakaian ku buka pintu kamar mandi

    Jleggg.simbok berdiri di depan kami dgn wajah memerah.

    Aku ngga tahu apakah marah atau bagaimana..

    YANTIII.masuk kamar !

    Air muka simbok memerah..
    Aku takut kalau dilaporkan sama bapak ato emak
    Takut menjadi aib keluarga kami takut dan serba salah
    Aku hanya menunduk tanpa bisa berkata apaapa .

    Simbok pun berlalu mengejar Yanti yg sedang menangis. samarsamar terdengar suara simbok yg menasehati Yanti..

    Aku makin serba salah.
    Aku merenung di kamar sendirian.mencari jawaban atas sikap simbok

    Di satu sisi simbok seolah mengijinkan aku mandi dgn Yantisatu sisi yg lain memarahi apa yg telah terjadi diantara aku dan Yanti.

    Bingung sekali..

    apa ya maunya simbok tadi ?
    Pusing kepala ini mikir .aaaahhhh lebih baik aku main air di sungai ujung sanasiapa tahu bisa nembak burung atau ikan gabus.

    Dgn semangat juang 45 .semangat yg tak mau ambil pusingmau ada masalahmau lapor ke bapakmau di usirahhhh bodo amat Pokoknya Iwan itu wajib.Di sini senangdi sana senang
    Wakakakakakakakakkakak .

    Sambil bersiul ku panggul senapan angin merk sharp . senapan angin murahan sih..tp lumayan ok satu desa cuman aku tok yg punya model beginianada teropong nya.

    30 menit berlalu tanpa terlihat satu ekor burung pun.

    Sdh jauh aku berjalan di pinggir sungai.

    aaaahhhhh hari ini sial banget .. ngga ada target yg bisa di tembak..Anjriitttt
    Mana udara panas lagi. uuufffff sapa suruh siangsaiang gini cari burung.

    Aku terus melangkah menuju sungai yg paling dlmberharap banyak ikan gabus besarbesar.kalo nongol tinggal dorr kepalanya.

    Tp ternyata nasib sial masih setia menemaniku

    Akhirnya kuputuskan berenang di sungai sendirian.mandi untuk yg kedua kalinya..

    uuhhhh segarnyaa sungai ini jernih bersih dan segar airnya.
    Nunggu ibuibu mandi ato pulang ya.kok jadi horny gini.membayangkan ibu ibu mandi aja dah tegang.
    Uuuuffff pulang aja dah.

    Tak terasa terdengar suara adzan ashar.karena hari mulai sore maka aku bergegas untuk pulang melewati jalan pintas.

    Menerobos jalan setapak yg di penuhi alang alangmenuju kebun bu lurah.

    Berharap nanti ketemu Yuyun anaknya bu lurah

    Yuyun gadis desa yg diamdiam Selalu melirik genit padaku. hhmmmmm akan ku manfaatkan jika SIPENIS PANJANGnya pas..alias situasi kondisi toleransi pandangan serta jangkauan nya pas.hehehehehehehehe.

    Sambil cengar cengir, aku melangkah terus ke depan

    Byuuurrrrrrr

    adduuuhhh ..siaalllllsiapa yg buang air comberan .
    Ya ampun sial kok terus begini.

    Baunya seperti air rendaman cucian.busuk sekali..

    Hoeeeggggg..hoooeeeeeggg

    Seketika itu aku muntah muntah di tempat itu juga.karena tadi pas berfikir mesum aku senyumsenyum Dan tertawa sendiri. lalu bbbyyyuuuuurrrr ada air yg masuk ke mulut..

    siapa di situmaaf ngga sengaja ..

    Bu lurah keluar dgn terburu buru..

    ooo nak Iwan tokenapa nak Iwan ada di dekat sumur saya.tadi ngintip ya

    Maap bu lurah.sumpah saya ndak ngintip.tadi saya melamun ..ee tautau Ada di sini..

    wwooo ada perjaka melamun to. Ya udah mandi sana di dlm.nanti bajumu tak cucikan.

    Karena tak tahan dgn bau yg menyengat aku melangkah ke bilik mandi bu lurah.

    Ku lepaskan kaosku dan celanaku

    maaf bu nitip kaos sama celana
    Iya taruh situ aja wan.

    Aku langsung mandi dan tak berfikir apapun..berharap dgn mandi ketiga ini sialku juga luntur terbawa air.

    wan handuknya di gantungan itupakai saja..baru di cuci kok.
    Iya bumakasih.

    Begitu aku mengambil handuk , ada sesuatu yg jatuh dan tersangkut di tanganku..

    BH.uuffff kok gede sekali .punya siapa ya ? Apa bu lurah susunya sebesar kelapa..?

    Tak terasa penisku sdh tegang.hanya memegang bh saja.
    Gilaaaaa benar ini.masak ku perkosa saja bu lurah ?
    Mumpung sepi.mumpung ada kesempatan.mumpung bu lurah juga janda
    A
    ku nekat mengintip bu lurah mencuci kaoskududuknya mengangkangterlihat pahanya besargempal.
    Wahhhh pasti besar pula bokongnya..

    Wahhhh dasternya njeplak trrkena airlho putingnya kok kelihatn gitu.alamak besarnya susu bu lurahku ini

    Sambil mengintip bu lurah ..tanganku tak kuasa untuk tdk mengocok penisku.

    Oooohhhhhhhhhssssss.. mmmmmmmm

    nak Iwan mana celana dalamnya.masak gak pakai celana dalam

    Ddeeegggg kaget sekali aku.

    Aa aanu bu.aku..ndak pernah pakai
    Lho kok ngga pakai celana dalam kenapa ?
    Anu bu.biar tambah besarrr..
    Coba sini ibu lihat dah seberapa besar..

    Tanpa sungkan bu lurah mendekati pintu kamar mandi.dan langsung membukanya.

    astaga penismu gede sekali wan ibu pegang ya.
    Aadddduuuuhhhhhhh bbbbuuuuu..Ennnnaakkkkkkkkocokkkk bu..

    Penisku bukan di kocoktp di urut ..dari pangkal terus ke ujung.nikmat tp sakit.
    teruss begitu sampai merah kehitaman.darah seperti terkumpul di peniskudan wow terlihat keras ..besar

    Hhaahhhhhhhhffffsssssssss.

    Nikkkmaaatttttt.nnnikkkmaaaattttttt bbbbbuuuuuuuu..

    Bu lurah jongkok dan mennjilati penisku.ku jambak rmbutnya ku paksa menelan utuh batang penisku.

    Rasa nikmat yg tak tertahankan membuat tanganku bernaluri liar mencari sasaran empuk.
    Toket bu lurah montok sekali ..mantap di tangan.ku remasremas kiri kanankadang ku pilinpilin putingnya..
    ooohhhh massssss ..kulum toketku massss.

    Dgn tergesa gesa di buka dasternya

    Alamak besar sekali toketnya perutnya juga sdh besar untuk ukuran wanita 40 thn.
    Dgn rakus kujilati puting bu lurahsambil tanganku meremasremas toket yg lainya
    Bu lurah mendesah keenakan.tanganya tak berhenti mengocok penisku..

    Kemudian tangan bu lurah menuntun tanganku menuju selakangannya.menuju memeknya.

    Terasa besar dan empuk

    Tp loh kok halus licin.ngga ada bulunya.

    Karena penasaran ku lihat ke bawahterasa panas dingin gemetar badanku memegang memek lurahku ini.

    Cerita ngentot hot, Kemudian bu lurah mengangkat satu kakinya di bak mandi.

    di ciummmm ddi ssiiiniiiii mmassss..ddii jiiillaaatttttthhsssssss Kepalaku di paksa di selakangan bu lurah.mmmpphhhhhhh. .

    Terpaksa kujilati , dan akupun sangat menyukainya.

    Mmmmpphhhhhhhhh niikkkmaaattttttt.yyyyaaa pppaassss diiii sssiituuu massssssseeedddooottttt Oooohhhhhh akkkkuuu nnyaaaammmppeeekkkk mmassss. ssssshhhssssss

    Aku ngga tahu senikmat apa yg di rasakan bu lurah.kakinya bergetar lalu jatuh di lantai

    Dgn nafas yg masih tersenggal senggal seperti habis lari maraton..
    Wajahnya tampak ayu ke ibuan.lalu ku dekatkan penisku ke wajahnya..
    mmmpphhhhhh nikkkmaattt bbbuuuu..

    Aaaahhhhh ooohhhhhhh ahhhhssss

    sini masss ibu kasih yg lebih nikmaatttt

    Bu lurah berdiri membelakangikudgn berrtumpu pada bak mandi tangan bu lurah memegang peniskudan mengarahkan pada memeknya

    Terasa sangat basah licindan sempit.

    ooohhhhhhhhhhh..peellann msss.

    Dorong pelan pelannn.sakiiiitttsss.penismu bessaarrrrrrrrrr..

    Bleessssseeeesssddddhhhheeeeeeeggggggg

    Secara naluriah kugerakan penisku maju mundur Kadang cepat kadang lambatsambil taanganku meremas remas toket bu lurah yg bergoyang.

    Oooohhhhhhh. mmmppphhhhhh. ooohhhhhhh nyaammmpeeeeeeee. .llllaaaagggiiii mmmmaaassssss.
    Penisku terasa di jepit dan diurut memek bu lurah
    Sangat nikmat luar biasa
    Ku diamkan penisku beberapa saat.menunggu nafas bu lurah kembali normal.

    Bleeeeessssssss ..

    Aku kocok penisku di dlm memek bu lurah dgn cepat.
    Aku ingin secepatnya meraih nikmatku..
    Ooohhhhhh Ooohhhhhh Ooohhhhhh ..bbbuuu..meemmeekkkmuuu. niiikkmmaaattttt..
    Ooohhhhhh aaakkuuu nggaaaaa kkkuaaat. Bbbuuuukkkkkkkk..

    Ccccrrrrruuuuuuttttttttt.

    Hhhshs hhsahhshshs.

    Ku peluk bu lurah ku ciumi wajah dan bibirnya

    Makasih bu.. Nikmat sseekkaalllii
    Sama sama masssaku juga..3 kali keluardapat perjaka ganteng pula..

    Ingin rasanya aku di dlm kamar mandi itu bersama bu lurahtp sayupsayup adzan magrib berkumandang.

     

    bu aku pulang dulu
    Mas Iwan Pakai bajunya anto sajatuh di gantungan
    Iya bu.nitip baju yg tadi ya ?
    Okeeeasal mas Iwan harus bayar.
    Kalo uang aku ngga punya bu. bayar pake penis saja ya bu ?
    hhuuuusssss ya udah cepetan kita keluar sebelum mak darni melihat kita di sini.
    ..
    Krreeeettttt .aaah. aman wancepet keluar.

    Aku pun crlingak celingukah aman batinku.

    Kemudian aku peluk lagi bu lurah aku mencium toketnya sekali lagingga nahan lihat montoknya

    Karena asik dgn buah dada bu lurahaku tdk menyadari kalo ada orang yg mengintip dari dlm dapur.

    Tp sekilas tetlihat sandal kuning darni.
    Aahhhh si darni..
    Sialan mak darni
    Bu lurah tak kuberitahu ..aku takut jadi masalah besar pada janda tua itu.

    Aku pun beranjak pulang lewat samping rumah bu lurah.

    Di tengah jalan aku ketemu mak darni.berpapasan.mak darni berbisik

    mas Iwan .. aku tahu apa yg terjadi di sumur tadi.
    Terus kenapa mak
    kalo mas Iwan gak bisa menutup mulut saya.. ya maafkejadian ini akan sampai pada pak Darmanberikut seluruh desa..
    Hhhaahhh. apa maunya mak darni?
    Saya ini janda .miskin pula

    Nah mas Iwan pikirkan caranya menutup mulut saya..!

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Kisah Sedarah Kakak ML Sama Adiknya

    Cerita Sex Kisah Sedarah Kakak ML Sama Adiknya


    717 views

    Perawanku – Cerita Sex Kisah Sedarah Kakak ML Sama Adiknya, Saya ingin menceritakan pengalaman seks saya 8 tahun yang lalu, sekarang saya sudah berumur 22 tahun. Cerita ini mengenai mengapa saya kehilangan perawan saya untuk pertama kali. Semenjak itu, saya menjadi kesal dengan semua laki-laki tapi bukan berarti saya menjadi lesbi. Saya bukan lesbi tapi saya juga tidak mau mengenal laki-laki. Tidak tahu lagi apa itu namanya.

    Saya adalah cewek yang lumayan cantik karena saya memiliki hidung yang mancung dengan mata yang kecil dan lentik. Payudara saya cukup besar untuk cewek berumur 14 tahun saat itu. Saya tidak mempunyai pacar karena saya ingin belajar giat supaya saya bisa bersekolah di Philadelphia, United States setelah saya lulus SMA nanti. Saya memiliki kakak laki-laki yang usianya 2 tahun di atas saya. Namanya adalah Herry Susanto (Nama belakangnya bukan nama keluarga saya karena nama belakangnya adalah karangan saya saja). Dia satu sekolah dengan saya sehingga tiap hari Herry selalu menemani saya di sekolah. Saya tidak pernah berpikir kenapa dia sampai melakukan perbuatan maksiat itu terhadap saya apalagi saya adalah adik perempuannya satu-satunya.

    Saat itu kami berdua sedang libur setelah 2 minggu menjalankan ujian kenaikan kelas. Saya masih ingat sekali bahwa hari kejadian itu adalah hari senin. Saat itu saya sedang nonton VCD Donald Duck dan Mickey Mouse. Ketika saya sedang menonton film tersebut, tiba-tiba saya mau pipis sehingga saya meninggalkan TV untuk cepat-cepat pergi ke kamar mandi karena saya tidak mau ngompol di sofa di mana saya sedang tiduran karena saya bisa dimarahi mama nantinya.

    Saya lari ke kamar mandi dan langsung pipis. Itulah kesalahan saya yang fatal karena saya lupa menutup pintu. Sewaktu saya sedang pipis, kakak saya Herry datang tergopoh-gopoh. Saya yakin sekali bahwa Herry pasti habis memakai putaw atau jenis drugs yang lain karena saya sering melihat dia teler kalau habis pakai obat. Herry melihat saya sedang pipis dan saya membiarkan saja ketika dia masuk ke kamar mandi karena saya tidak ada perasaan curiga pada dia. Ketika dia masuk, tiba-tiba dia mengunci pintu kamar mandi dan tiba-tiba dia menyerang tubuh saya yang saat itu sedang pipis. Saya kaget dan hendak berteriak tetapi dengan cepat Herry menutup mulut saya dan mengancam mau membunuh saya kalau saya berteriak. Saya langsung menangis karena saya tidak mengerti kenapa kakak saya tega melakukan perbuatan bejad kepada saya.

    Saya cuma menangis saja menyaksikan Herry membuka pakaian dan celana dalam yang saya kenakan. Setelah saya tidak memakai busana apa-apa lagi, Herry langsung menciumi puting susu saya dengan ganasnya sementara jari-jarinya memainkan klitoris saya. Saya masih menangis karena saya masih tidak mengerti tetapi di lain pihak, saya mulai menikmati permainan kakak saya karena saya kadang-kadang mendesah di tengah tangisan saya, apalagi saya sempat merasakan pipis beberapa kali ketika Herry mulai menjilati liang kemaluan saya dan memainkan lidahnya di dalam lubang kemaluan saya. Saya yakin dia menelan semua cairan kewanitaan saya. Perasaan saya saat itu tidak karuan karena saya mulai menyenangi permainannya dan sekaligus benci dengan sikapnya yang telah memperkosa saya.

    Herry terus menjilati kemaluan saya dan saya sudah 2 kali merasakan ingin pipis tetapi saya tidak mengerti kenapa saya ingin pipis ketika dia menjilati kemaluan saya, saya merasakan kenikmatan yang maha dasyat. Tiba-tiba saya melihat Herry mulai membuka pakaiannya dan mulai mempersiapkan batang kemaluannya yang sudah mengacung sempurna. Herry langsung menciumi saya dan saya cuma bisa berkata, “Jangan.. jangan..”, tetapi Herry diam saja dan mulai memasukkan batang kemaluannya ke dalam liang kenikmatan saya. Saya tahu saya masih perawan makanya saya meronta-ronta ketika dia mau memasukkan batang kemaluannya. Saya menampar pipinya tetapi dia malah membalas tamparan saya sehingga saya menjadi sangat takut waktu itu.

    Akhirnya saya cuma diam saja sambil menangis sementara Herry mulai mengarahkan batang kenikmatannya ke dalam liang kemaluan saya. Ketika batang kemaluan Herry mulai masuk ke dalam kemaluan saya, saya merasakan sakit yang amat sangat tetapi saya tidak bisa melakukan apa-apa karena saya sangat ketakutan apalagi saya tahu dia dalam pengaruh obat, jadinya dia tidak menyadari bahwa dia sedang menyetubuhi adiknya sendiri.

    Di saat Herry mulai memainkan batangannya di dalam lubang kenikmatan saya, saya merasakan ada cairan darah perawan yang keluar dari liang senggama saya yang sudah dirobek oleh kakak saya sendiri. Saya tiba-tiba menjadi tidak mengerti karena saya mulai menyukai goyangan batang kemaluannya di dalam liang kenikmatan saya karena secara otomatis saya mulai bergoyang-goyang mengikuti irama batang kemaluan Herry di dalam liang senggama saya walaupun saat itu saya masih menangis. Herry memeluk tubuh saya sambil terus menggenjot tubuh saya.

    Selama 20 menit Herry tetap menggenjot tubuh saya dengan tubuhnya dan batang kenikmatannya yang tertanam di dalam liang kemaluan saya. Saya mulai merasakan bahwa saya ingin pipis tetapi kali ini saya merasakan sesuatu yang belum pernah saya rasakan sebelumnya tetapi rasanya enak sekali dan saya sama sekali tidak mengerti apa itu tetapi ketika saya mengeluarkan cairan nikmat saya, saya berteriak dan memeluk kakak saya erat-erat dan ketika saya memeluknya erat-erat, rupanya batang kemaluan kakakku sepertinya tertanam lebih dalam lagi di liang kenikmatan saya sehingga dia sepertinya mengeluarkan cairan dari dalam batang kelaminnya dan membasahi lapisan kemaluan saya. Setelah itu, herry melepaskan pelukan saya serta mencabut batang kemaluannya dari dalam liang kenikmatan saya dan kemudian meninggalkan saya seorang diri.

    Saya masih sempat melihat ada cairan bekas Herry yang masih menetes dari dalam lubang kemaluan saya. Saya hanya diam dan tiba-tiba saya menangis sedih karena harga diri saya telah dirusak oleh kakak saya sendiri. Sejak saat itu saya mulai membenci laki-laki, tetapi saya mulai mengenal seks karena ketika saya ingin sekali merasakan pipis nikmat, saya selalu melakukan masturbasi di kamar mandi atau bahkan di kamar tidur saya. Tapi tentunya saya selalu melakukannya kalau tidak ada orang di rumah. Sejak saat itu saya membenci kakak saya dan setiap kali ada lelaki yang mencoba mendekati saya, saya selalu mengolok-oloknya dengan kata-kata yang kasar sehingga satu persatu dari mereka menjauhi saya.

    Sekarang saya berada di Philadelphia dan banyak teman saya yang mengatakan bahwa saya ini termasuk cewek bodoh karena saya selalu menolak cowok baik-baik yang cakap dan pandai dan itu tidak terjadi sekali. Saya memang membenci laki-laki tetapi saya bukan lesbi karena ketika saya menghindari semua laki-laki di dalam hidup saya, ada seorang lesbi yang mendekati saya dan saya juga menghindarinya. Akibatnya persahabatan kami menjadi renggang dan dia mulai meninggalkan saya. Saya hanya dapat mencapai orgasme ketika saya melakukan masturbasi ketika saya sedang mandi atau sebelum tidur. Jadinya itu membuat saya berpikir, kenapa saya perlu laki-laki kalau saya bisa memuaskan nafsu saya dengan swalayan.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Terbaru Dengan Anak Sahabat – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018

    Terbaru Dengan Anak Sahabat – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018


    1300 views

    Perawanku – Gue punya sahabat namanya Olla kami jarang bertemu atau berjumpa sejak kami sudah berkeluarga hingga anak kami bertumbuhya dewasa tapi kami selalu telpon atau sms menanyakan kabar jadi jalinan persahabatan kami masih berlanjut sampai sekarang, ada saja yang kami bicarakan dari tanya kabar anaknya, orang tuaya dan lain sebagainya.

    Pada hari sabtu pagi Olla menelponku katanya dia habis pulang dari Magelang kota kelahirannya dia membawakan oleh oleh kecil untuk keluargaku. Katanya Anaknya yang bernama Riko akan mengahantarkan oleh olehnya kerumahku kalau aku tidak keluar.

    Ah terimakasih Olla sudah mengasih oleh oleh. Pasti dia membawa gethuk kesukaanku khas makanan magelang, gue pun tidak keluar menunggu kedatangan Riko kerumahku, yang mana hampir 15 tahun aku tidak pernah melihat Riko.

    Malam itu Datanglah yang memakai mobil Jeep masuk kedalam rumahku, kuintip dari jendela. Dua orang anak tanggung turun dari jeep itu. Mungkin si Riko datang bersama temannya. Ah, jangkung bener anak Olla. Gue buka pintu. Dengan sebuah bingkisan si Riko naik ke teras rumah.

    “Selamat siang, Tante. Ini titipan mama untuk Tante Erna. Kenalin ini Bonny teman saya, Tante”. Riko menyerahkan kiriman dari mamanya dan mengenalkan temannya padaku. Gue sambut gembira mereka.

    Oleh-oleh Olla dan langsung Gue simpan di lemari es-ku biar nggak basi. Gue terpesona saat melihat anak Olla yang sudah demikian gede dan jangkung itu. Dengan gaya pakaian dan rambutnya yang trendy sungguh keren anak sahabatku ini.

    Demikian pula si Donny temannya, mereka berdua adalah pemuda-pemuda masa kini yang sangat tampan dan simpatik. Ah, anak jaman sekarang, mungkin karena pola makannya sudah maju pertumbuhan mereka jadi subur. Mereka Gue ajak masuk ke rumah. Kubuatkan minuman untuk mereka.

    Kuperhatikan mata si Donny agak nakal, dia pelototi bahuku, buah dadaku, leherku. Matanya mengikuti apapun yang sedang Gue lakukan, saat Gue jalan, saat Gue ngomong, saat Gue mengambil sesuatu.

    Ah, maklum anak laki-laki, kalau lihat perempuan yang agak melek, biar sudah tuaan macam Gue ini, tetap saja matanya melotot. Dia juga pinter ngomong lucu dan banyak nyerempet-nyerempet ke masalah seksual. Dan si Riko sendiri senang dengan omongan dan kelakar temannya. Dia juga suka nimbrung, nambahin lucu sambil melempar senyuman manisnya.

    Kami jadi banyak tertawa dan cepat saling akrab. Terus terang Gue senang dengan mereka berdua. Dan tiba-tiba Gue merasa berlGue aneh, apakah ini karena naluri perempuanku atau dasar genitku yang nggak pernah hilang sejak masih gadis dulu, hingga teman-temanku sering menyebutku sebagai perempuan gatal. Dan kini naluri genit macam itu tiba-tiba kembali hadir.

    Mungkin hal ini disebabkan oleh tingkah si Donny yang seakan-akan memberikan celah padaku untuk mengulangi peristiwa-peristiwa masa muda. Peristiwa-peristiwa penuh birahi yang selalu mendebarkan jantung dan hatiku.

    Ah, dasar perempuan tua yang nggak tahu diri, makian dari hatiku untukku sendiri. Tetapi gebu libidoku ini demikian cepat menyeruak ke darahku dan lebih cepat lagi ke wajahku yang langsung terasa bengap kemerahan menahan gejolak birahi mengingat masa laluku itu.

    “Tante, jangan ngelamun. Cicak jatuh karena ngelamun, lho”. Kami kembali terbahak mendengar kelakar Riko. Dan kulihat mata Donny terus menunjukkan minatnya pada bagian-bagian tubuhku yang masih mulus ini.

    Dan Gue tidak heran kalau anak-anak muda macam Donny dan Riko ini demen menikmati penampilanku. Walaupun usiaku yang memasuki tahun ke 42 Gue tetap “fresh” dan “good looking”. Gue memang suka merawat tubuhku sejak muda.

    Boleh dibilang tak ada kerutan tanda ketuaan pada bagian-bagian tubuhku. Kalau Gue jalan sama Oke, suamiku, banyak yang mengira Gue anaknya atau bahkan “piaraan”nya. Kurang asem, tuh orang.

    Dan suamiku sendiri sangat membanggakan kecantikkanku. Kalau dia berkesempatan untuk membicarakan istrinya, seakan-akan memberi iming-iming pada para pendengarnya hingga Gue tersipu walaupun dipenuhi rasa bangga dalam hatiku.

    Beberapa teman suamiku nampak sering tergoda untuk mencuri pandang padaku. Tiba-tiba Gue ada ide untuk menahan kedua anak ini.

    “Hai, bagaimana kalau kalian makan siang di sini. Gue punya resep masakan yang gampang, cepat dan sedap. Sementara Gue masak kamu bisa ngobrol, baca tuh majalah atau pakai tuh, komputer si oom. Kamu bisa main game, internet atau apa lainnya. Tapi jangan cari yang ‘enggak-enggak’, ya..”, Gue tawarkan makan siang pada mereka.

    Tanpa konsultasi dengan temannya si Donny langsung iya saja. Gue tahu mata Donny ingin menikmati sensual tubuhku lebih lama lagi.

    Si Riko ngikut saja apa kata Donny. Sementara mereka buka komputer Gue ke dapur mempersiapkan masakanku. Gue sedang mengiris sayuran ketika tahu-tahu Donny sudah berada di belakangku. Dia menanyaiku, “Tante dulu teman kuliah mamanya Riko, ya. Kok kayanya jauh banget, sih?”.

    “Apanya yang jauh?, Gue tahu maksud pertanyaan Donny.

    “Iya, Tante pantesnya se-umur dengan teman-temanku”.

    “Gombal, ah. Kamu kok pinter nge-gombal, sih, Don”.

    “Bener. Kalau nggak percaya tanya, deh, sama Riko”, lanjutnya sambil melototi pahaku.

    “Tante hobbynya apa?”.

    “Berenang di laut, skin dan scuba diving, makan sea food, makan sayuran, nonton Discovery di TV”.

    “Ooo, pantesan”.

    “Apa yang pantesan?”, sergapku.

    “Pantesan body Tante masih mulus banget”.

    Kurang asem Donny ini, tanpa kusadari dia menggiring Gue untuk mendapatkan peluang melontarkan kata-kata “body Tante masih mulus banget” pada tubuhku. Tetapi Gue tak akan pernah menyesal akan giringan Donny ini.

    Dan reaksi naluriku langsung membuat darahku terasa serr.., libidoku muncul terdongkrak. Setapak demi setapak Gue merasa ada yang bergerak maju. Donny sudah menunjukkan keberaniannya untuk mendekat ke Gue dan punya jalan untuk mengungkapkan kenakalan ke-lelakian-nya.

    “Ah, mata kamu saja yang keranjang”, jawabku yang langsung membuatnya tergelak-gelak.

    “Papa kamu, ya, yang ngajarin?, lanjutku.

    “Ah, Tante, masak kaya gitu aja mesti diajarin”.

    Ah, cerdasnya anak ini, kembali Gue merasa tergiring dan akhirnya terjebak oleh pertanyaanku sendiri.

    “Memangnya pinter dengan sendirinya?”, lanjutku yang kepingin terjebak lagi.

    “Iya, dong, Tante. Gue belum pernah dengar ada orang yang ngajari gitu-gitu-an”.

    Ah, kata-kata giringannya muncul lagi, dan dengan senang hati kugiringkan diriku.

    “Gitu-gituan gimana, sih, Don sayang?”, jawabku lebih progresif.

    “Hoo, bener sayang, nih?”, sigap Donny.

    “Habis kamu bawel, sih”, sergahku.

    “Sudah sana, temenin si Riko tuh, n’tar dia kesepian”, lanjutku.

    “Si Riko, mah, senengnya cuma nonton”, jawabnya.

    “Kalau kamu?”, sergahku kembali.

    “Kalau saya, action, Tante sayang”, balas sayangnya.

    “Ya, sudah, kalau mau action, tuh ulek bumbu tumis di cobek, biar masakannya cepet mateng”, ujarku sambil memukulnya dengan manis.

    “Oo, beres, Tante sayang”, dia tak pernah mengendorkan serangannya padaku.

    Kemudian dia menghampiri cobekku yang sudah penuh dengan bumbu yang siap di-ulek. Beberapa saat kemudian Gue mendekat ke dia untuk melihat hasil ulekannya.

    “Uh, baunya sedap banget, nih, Tante. Ini bau bumbu yang mirip Tante atau bau Tante yang mirip bumbu?”.

    Kurang asem, kreatif banget nih anak, sambil ketawa ngakak kucubit pinggangnya keras-keras hingga dia aduh-aduhan. Seketika tangannya melepas pengulekan dan menarik tanganku dari cubitan di pinggangnya itu.

    Saat terlepas tangannya masih tetap menggenggam tanganku, dia melihat ke matGue. Ah, pandangannya itu membuat Gue gemetar. Akankah dia berani berbuat lebih jauh? Akankah dia yakin bahwa Gue juga merindukan kesempatan macam ini? Akankah dia akan mengisi gejolak hausku? Petualanganku? Nafsu birahiku?

    Gue tidak memerlukan jawaban terlampau lama. Bibir Donny sudah mendarat di bibirku. Kini kami sudah berpagutan dan kemudian saling melumat. Dan tangan-tangan kami saling berpeluk. Dan tanganku meraih kepalanya serta mengelusi rambutnya.

    Dan tangan Donny mulai bergeser menerobos masuk ke blusku. Dan tangan-tangan itu juga menerobosi BH-ku untuk kemudian meremasi payudarGue. Dan Gue mengeluarkan desahan nikmat yang tak terhingga. Nikmat kerinduan birahi menggauli anak muda yang seusia anakku, 22 tahun di bawah usiaku.

    “Tante, Gue nafsu banget lihat body Tante. Gue pengin menciumi body Tante. Gue pengin menjilati body Tante. Gue ingin menjilati nonok Tante. Gue ingin ngentot Tante”.

    Ah, seronoknya mulutnya. Kata-kata seronok Donny melahirkan sebuah sensasi erotik yang membuat Gue menggelinjang hebat. Kutekankan selangkanganku mepet ke selangkangnnya hingga kurasakan ada jendolan panas yang mengganjal. Pasti kontol Donny sudah ngaceng banget.

    Kuputar-putar pinggulku untuk merasakan tonjolannya lebih dalam lagi. Donny mengerang.Dengan tidak sabaran dia angkat dan lepaskan blusku. Sementara blus masih menutupi kepalGue bibirnya sudah mendarat ke ketiakku.

    Dia lumati habis-habisan ketiak kiri kemudian kanannya. Gue merasakan nikmat di sekujur urat-uratku. Donny menjadi sangat liar, maklum anak muda, dia melepaskan gigitan dan kecupannya dari ketiak ke dadaku.

    Dia kuak BH-ku dan keluarkan buah dadaku yang masih nampak ranum. Dia isep-isep bukit dan pentilnya dengan penuh nafsu. Suara-suara erangannya terus mengiringi setiap sedotan, jilatan dan gigitannya.

    Sementara itu tangannya mulai merambah ke pahaku, ke selangkanganku. Dia lepaskan kancing-kancing kemudian dia perosotkan hotpants-ku. Gue tak mampu mengelak dan Gue memang tak akan mengelak.

    Birahiku sendiri sekarang sudah terbakar hebat. Gelombang dahsyat nafsuku telah melanda dan menghanyutkan Gue. Yang bisa kulakukan hanyalah mendesah dan merintih menanggung derita dan siksa nikmat birahiku.

    Begitu hotpants-ku merosot ke kaki, Donny langsung setengah jongkok menciumi celana dalamku. Dia kenyoti hingga basah kuyup oleh ludahnya. Dengan nafsu besarnya yang kurang sabaran tangannya memerosotkan celana dalamku. Kini bibir dan lidahnya menyergap vagina, bibir dan kelentitku. Gue jadi ikutan tidak sabar.

    “Donny, Tante udah gatal banget, nih”.

    “Copot dong celanamu, Gue pengin menciumi kamu punya, kan”.

    Dan tanpa protes dia langsung berdiri melepaskan celana panjang berikut celana dalamnya. kontolnya yang ngaceng berat langsung mengayun seakan mau nonjok Gue. Kini Gue ganti yang setengah jongkok, kukulum kontolnya.

    Dengan sepenuh nafsuku Gue jilati ujungnya yang sobek merekah menampilkan lubang kencingnya. Gue merasakan precum asinnya saat Donny menggerakkan pantatnya ngentot mulutku. Gue raih pahanya biar arah kontolnya tepat ke lubang mulutku.

    “Tante, Gue pengin ngentot memek Tante sekarang”. Gue tidak tahu maunya, belum juga Gue puas mengulum kontolnya dia angkat tubuhku. Dia angkat satu kakiku ke meja dapur hingga nonokku terbuka. Kemudian dia tusukkannya kontolnya yang lumayan gede itu ke memekku.

    Gue menjerit tertahan, sudah lebih dari 3 bulan Oke, suamiku nggak nyenggol-nyenggol Gue. Yang sibuklah, yang rapatlah, yang golflah. Terlampau banyak alasan untuk memberikan waktunya padaku.

    Kini kegatalan kemaluanku terobati, Kocokkan kontol Donny tanpa kenal henti dan semakin cepat. Anak muda ini maunya serba cepat. Gue rasa sebentar lagi spermanya pasti muncrat, sementara Gue masih belum sepenuhnya puas dengan entotannya.

    Gue harus menunda agar nafsu Donny lebih terarah. Gue cepat tarik kemaluanku dari tusukkannya, Gue berbalik sedikit nungging dengan tanganku bertumpu pada tepian meja. Gue pengin dan mau Donny nembak nonokku dari arah belakang. Ini adalah gaya favoritku.

    Biasanya Gue akan cepat orgasme saat dientot suamiku dengan cara ini. Donny tidak perlu menunggu permintaanku yang kedua. kontolnya langsung di desakkan ke memekku yang telah siap untuk melahap kontolnya itu.

    Nah, Gue merasakan enaknya kontol Donny sekarang. Pompaannya juga lebih mantab dengan pantatku yang terus mengimbangi dan menjemput setiap tusukan kontolnya. Ruang dapur jadi riuh rendah.
    Selintas terpikir olehku, di mana si Riko. Apakah dia masih berkutat dengan komputernya? Atau dia sedang mengintip kami barangkali? Tiba-tiba dalam ayunan kontolnya yang sudah demikian keras dan berirama Donny berteriak.

    “Dang, Riko, ayoo, bantuin Gue .., Dang..”.

    Ah, kurang asem anak-anak ini. Jangan-jangan mereka memang melakukan konspirasi untuk mengentotku saat ada kesempatan disuruh mamanya untuk mengirimkan oleh-oleh itu. Kemudian kulihat Riko dengan tenangnya muncul menuju ke dapur dan berkata ke Donny

    “Gue kebagian apanya Don?’

    “Tuh, lu bisa ngentot mulutnya. Dia mau kok”.

    Duh, kata-kata seronok yang mereka ucapkan dengan kesan seolah-olah Gue ini hanya obyek mereka. Dan anehnya ucapan-ucapan yang sangat tidak santun itu demikian merangsang nafsu birahiku, sangat eksotik dalam khayalku. Gue langsung membayangkan seolah-olah Gue ini anjing mereka yang siap melayani apapun kehendak pemiliknya.

    Gue melenguh keras-keras untuk merespon gaya mereka itu. Kulihat dengan tenangnya Riko mencopoti celananya sendiri dan lantas meraih kepalGue dengan tangan kirinya, dijambaknya rambutku tanpa menunjukkan rasa hormat padaku yang adalah teman mamanya itu.

    Untuk kemudian ditariknya mendekat ke kontolnya yang telah siap dalam genggaman tangan kanannya. kontol Riko nampak kemerahan mengkilat. Kepalanya menjamur besar diujung batangnya.

    Saat bibirku disentuhkannya aroma kontolnya menyergap hidungku yang langsung membuat Gue kelimpungan untuk selekasnya mencaplok kontol itu. Dengan penuh kegilaan Gue lumati, jilati kulum, gigiti kepalanya, batangnya, pangkalnya, biji pelernya.

    Tangan Riko terus mengendalikan kepalGue mengikuti keinginannya. Terkadang dia buat maju mundur agar mulutku memompa, terkadang dia tarik keluar kontolnya menekankan batangnya atau pelirnya agar Gue menjilatinya.

    Duh, Gue mendapatkan sensasi kenikmatan seksualku yang sungguh luar biasa. Sementara di belakang sana si Donny terus menggenjotkan kontolnya keluar masuk menembusi nonoknya sambil jari-jarinya mengutik-utik dan disogok-sogokkannya ke lubang pantatku yang belum pernah Gue mengalami cara macam itu. Oke, suamiku adalah lelaki konvensional.

    Saat dia menggauliku dia lakukan secara konvensional saja. Sehingga saat Gue merasakan bagaimana perbuatan teman dan anak sahabatku ini Gue merasakan adanya sensasi baru yang benar-benar hebat melanda Gue.

    Kini 3 lubang erotis yang ada padaku semua dijejali oleh nafsu birahi mereka. Gue benar-benar jadi lupa segala-galanya. Gue mengenjot-enjot pantatku untuk menjemputi kontol dan jari-jari tangan Donny dan mengangguk-anggukkan kepalGue untuk memompa kontol Riko.

    “Ah, Tante, mulut Tante sedap banget, sih. Enak kan, kontolku. Enak, kan? Sama kontol Oom enak mana? N’tar Tante pasti minta lagi, nih”

    Dia percepat kendali tangannya pada kepalGue. Ludahku sudah membusa keluar dai mulutku. kontol Riko sudah sangat kuyup. Sesekali Gue berhenti sessat untuk menelan ludahku.

    Tiba-tiba Donny berteriak dari belakang, “Gue mau keluar nih, Tante. Keluarin di memok atau mau diisep, nih?”.

    Ah, betapa nikmatnya bisa meminum air mani anak-anak ini. Mendengar teriakan Donny yang nampak sudah kebelet mau muncratkan spermanya,

    Gue buru-buru lepaskan kontol Riko dari mulutku. Gue bergerak dengan cepat jongkok sambil mengangakan mulutku tepat di ujung kontol Donny yang kini penuh giat tangannya mengocok-ocok kontolnya untuk mendorong agar air maninya cepat keluar.

    Kudengar mulutnya terus meracau, “Minum air maniku, ya, Tante, minum ya, minum, nih, Tante, minum ya, makan spermGue ya, Tante, makan ya, enak nih, Tante, enak nih air maniku, Tante, makan ya..”.

    Air mani Donny muncrat-muncrat ke wajahku, ke mulutku, ke rambutku. Sebagian lain nampak mengalir di batang dan tangannya. Yang masuk mulutku langsung Gue kenyam-kenyam dan kutelan. Yang meleleh di batang dan tanganannya kujilati kemudian kuminum pula.

    Kemudian dengan jari-jarinya Donny mengorek yang muncrat ke wajahku kemudian disodorkannya ke mulutku yang langsung kulumati jari-jarinya itu. Ternyata saat Riko menyaksikan apa yang dikerjakan Donny dia nggak mampu menahan diri untuk mengocok-ocok juga kontolnya.

    Dan beberapa saat sesudah kontol Donny menyemprotkan air maninya, menyusul kontol Riko memuntahkan banyak spermanya ke mulutku.

    Gue menerima semuanya seolah-olah ini hari pesta ulang tahunku. Gue merasakan rasa yang berbeda, sperma Donny serasa madu manisnya, sementara sperma Riko sangat gurih seperti air kelapa muda.

    Dasar anak muda, nafsu mereka tak pernah bisa dipuaskan. Belum sempat Gue istirahat mereka mengajak Gue ke ranjang pengantinku. Mereka nggak mau tahu kalau Gue masih mengagungkan ranjang pengantinku yang hanya Oke saja yang boleh ngentot Gue di atasnya. Setengahnya mereka menggelandang Gue memaksa menuju kamarku.

    Gue ditelentangkannya ke kasur dengan pantatku berada di pinggiran ranjang. Riko menjemput satu tungkai kakiku yang dia angkatnya hingga nempel ke bahunya.

    Dia tusukan kontolnya yang tidak surut ngacengnya sesudah sedemikian banyak menyemprotkan sperma untuk menyesaki memekku, kemudian dia pompa kemaluanku dengan cepat kesamping kanan, kiri, ke atas, ke bawah dengan penuh irama.

    Gue merasakan ujungnya menyentuh dinding rahimku dan Gue langsung menggelinjang dahsyat. Pantatku naik turun menjemput tusukan-tusukan kontol legit si Riko. Sementara itu Donny menarik tubuhku agar kepalGue bisa menciumi dan mengisap kontolnya. Kami bertiga kembali mengarungi samudra nikmatnya birahi yang nikmatnya tak terperi.

    Hidungku menikmati banget aroma yang menyebar dari selangkangan Donny. Jilatan lidah dan kuluman bibirku liar melata ke seluruh kemaluan Donny.

    Kemudian untuk memenuhi kehausanku yang amat sangat, paha Donny kuraih ke atas ranjang sehingga satu kakinya menginjak ke kasur dan membuat posisi pantatnya menduduki wajahku. Dengan mudah tangan Donny meraih dan meremasi susu-susu dan pentilku.

    Sementara hidungku setengah terbenam ke celah pantatnya dan bibirku tepat di bawah akar pangkal kontolnya yang keras menggembung.

    Gue menggosok-gosokkan keseluruhan wajahku ke celah bokongnya itu sambil tangan kananku ke atas untuk ngocok kontol Donny. Duh, Gue kini tenggelam dalam aroma nikmat yang tak terhingga. Gue menjadi kesetanan menjilati celah pantat Donny.

    Aroma yang menusuk dari pantatnya semakin membuat Gue liar tak terkendali. Sementara di bawah sana Riko yang rupanya melihat bagaimana Gue begitu liar menjilati pantat Donny langsung dengan buasnya menggenjot nonokku. Dia memperdengarkan racauan nikmatnya,

    “Tante, nonokmu enak, Tante, nonokmu Gue entot, Tante, nonokmu Gue entot, ya, enak, nggak, heh?, Enak ya, kontolku, enak Tante, kontolku?”. Gue juga membalas erangan, desahan dan rintihan nikmat yang sangat dahsyat. Dan ada yang rasa yang demikian exciting merambat dari dalam kemaluanku.

    Gue tahu orgasmeku sedang menuju ke ambang puncak kepuasanku. Gerakkanku semakin menggila, semakin cepat dan keluar dari keteraturan. Kocokkan tanganku pada kontol Donny semakin kencang. Naik-naik pantatku menjemputi kontol Riko semakin cepat, semakin cepat, cepat, cepat, cepat.

    Dan teriakanku yang rasanya membahana dalam kamar pengantinku tak mampu kutahan, meledak menyertai bobolnya pertahanan kemaluanku. Cairan birahiku tumpah ruah membasah dab membusa mengikuti batang kontol yang masih semakin kencang menusukki nonokku.

    Dan Gue memang tahu bahwa Riko juga hendak melepas spermanya yang kemudian dengan rintihan nikmatnya akhirnya menyusul sedetik sesudah cairan birahiku tertumpah. Kakiku yang sejak tadi telah berada dalam pelukannya disedoti dan gigitinya hingga meninggalkan cupang-cupang kemerahan.

    Sementara Donny yang sedang menggapai menuju puncak pula, meracau agar Gue mempercepat kocokkan kontolnya sambil tangannya keras-keras meremasi buah dadaku hingga Gue merasakan pedihnya. Dan saat puncaknya itu akhirnya datang, dia lepaskan genggaman tanganku untuk dia kocok sendiri kontolnya dengan kecepatan tinggi hingga spermanya muncrat semburat tumpah ke tubuhku.

    Gue yang tetap penasaran, meraih batang yang berkedut-kedut itu untuk kukenyoti, mulutku mengisap-isap cairan maninya hingga akhirnya segalanya reda. Jari-jari tanganku mencoleki sperma yang tercecer di tubuhku untuk Gue jilat dan isap guna mengurangi dahaga birahiku.

    Sore harinya, walaupun Gue belum sempat merasakan getuk kirimannya yang kini berada dalam lemari esku dengan penuh semangat dan terima kasih Gue menelepon Olla.

    “Wah, terima kasih banget atas kirimannya, ya. Karena sudah lama Gue tidak merasakannya, huh, nikmat banget rasanya. Ada gurihnya, ada manisnya, ada legitnya”, kataku sambil selintas mengingat kenikmatan yang Gue raih dari Riko anaknya dan Donny temannya.

    Olla tertawa senang sambil menjawab, “Nyindir, ya. Memangnya kerajinan tanduk dari Pucang (sebuah desa di utara Magelang yang menjadi pusat kerajinan dari tanduk kerbau) itu serasa getuk kesukaanmu itu.

    N’tar deh kalau Gue pulang lagi, kubawakan sekeranjang getukmu”.
    Gue tersedak dan terbatuk-batuk. Mati Gue, demikian pikirku. Ternyata bingkisan dalam kulkas itu bukan getuk kesukaanku

  • Cerita Sex Aku Yang Terbuai Godaan Ipar ku

    Cerita Sex Aku Yang Terbuai Godaan Ipar ku


    861 views

    Perawanku – Cerita Sex Aku Yang Terbuai Godaan Ipar ku, Sebelumnya ane mau cerita tentang perjalanan kenikmatan sedarah, memang ane akuin tidak semua orang termasuk agan2 semua suka mengenai real story ini. ini terjadi sekitar tahun 2010an silam. Sekilas tentang ane. ane usia waktu itu sekitar 24 th sekaligus anak ke terakhir dr banyak saudara. Singkat cerita ipar ane ini,orangnya usianya sekitar 35an saat itu. Kehidupan ane awalnya seperti kebanyakan orang pada umumnya, semenjak kejadian itu hidup ane berubah,mulai mengenal sex.

    Langsung sj ya gan. Ane saat itu sedang kerja dibilangan bekasi timur tepatnya pukul 3 sore. Saat itu ane sedang ada evant otomotive yg sangat terkenal di indonesia. Saat itu ane sedang asik memainkan handphone sy yang waktu itu lagi asik asiknya mainin hp ternyata ada bunyi sms
    ( oh iya ipar ane ini, inisialnya m dan ane s )
    M : ” dek drumah ada pisang,ade mau disisain apa engga? “.
    S : ” pisang apa?” Ane jawab dengan datar waktu itu smsnya ipar ane.
    M : ” pisang buah dek! Masak pisangmu?”
    S : ” hihi mau aj kalau di sisain mbak! ,tapi yang enak ya?” Sambil mikir soal sms mbak yg sebut pisang ane
    M : ” oke mbak taruk rumah ibu ya? Har ade makan ya jngn sampai ga dimakan loh ”
    S : ” iya mbak pasti ade makan, eh mbak tadi katanya ade punya pisang? Mang ibu beli drumah ?” Sambil sok bodoh atau ga ngerti.
    M : ” ga ada! Ibu ga beli makanya mbak tinggalin ade!, mksdnya pisang km itu, ya pisang yg kamu bawa2 dek.”
    S : ” ohhh itu, hihi mbak bisa aj. Klo itu mah ga bakal habis mbak, djagain lagi malahan hehe, tapi kadang isinya berkurang si hehe” sambil deg degkan takut marah.
    M : ” haha husss saru, ama mbaknya sendiri kok gt.”
    S : ” hihi maaf ya mbak bercanda.” Hah sambil ada rasa takut.
    M : ” eh dek emang isi pisangnya apa si hihi, kok bisa berkurang,emang yang ngurangin siapa ?”
    S : ” hehe jadi malu mbak, itu tu mbak selai putih, ya biasa mbak dikurangin suasana saat mandi ( coli )” sambil ada perasaan malu.
    M : ” hihi de ade kamu ini, maksudanya selai putih itu sperma ya hahaha, kalau itu mbak juga mau ngurangin punya ade mah hihi.”
    S : ” what? Maksdnya mbak?” Sambil ada rasa penasaran.
    M : ” hihi tapi jangan bilang2 mas ya dek! Apa kamu disuruh mas buat uji kesetiaan mbakmu ini ?”
    S : ” ga mbak, kaya apa aj pakai ujian hehe. Eh mbak emang doyan ya ma sperma?” Sambil sok genit
    M : ” hihi klo spermanya tergantung suasana dek suka dan tidaknya, tapi proses ngeluarinya yang mbak suka hahah! ”
    S : ” hemm mau dong mbak hihi ” sambil canda senyum2.
    M : ” beneran ade mau? Tp ade ga cerita kan ama masmu?”.
    S : ” engga mbak ”
    M : ” yaudah kamu kerja dulu, tar kalau mau pulang bilang ya? Tar mbak kerumah habis magrib.”
    S : ” ok mbak, makasih ya. Emang mbak mau kasih apa kok kerumah lagi?.
    ” bingung perasaanya hihi.
    M : ” tunggu aj ya dek ”
    S : ” ok mbak ” sudah habis itu hp ane taruk dan mulai kerja lagi

    Habis sms an ma ipar ane,perasaan ane jadi ga karuan. Mikir apa yang akan terjadi nanti habis magrib. Ane pun lanjut kerja sampai sekitar jam 5. Skip skip wktu sudah menjukkan pukul 5 dan ane bersiap untuk pulang. Ane pun lansunhg pulang membutuhkan waktu sekitar 45 menit dari tempat kerja sampai rumah. Ane pun masukin motor dan istirahat sebentar. Sembari istirahat ternyata ada sms masuk,setelah saya buka ternyata dari mbak ipar ane.

    M : ” dek dah sampai rumah?”
    S : ” udah mbak barusan.”
    M : ” oh yaudah ade mandi,terus makan. Tar mbak kerumah habis magrib.”
    S : ” iya mbak.tapi masih males ni mandi ”
    M : ” udah jngn males mandi, tar mbak kasih yang enk. Drumah ada siapa aj dek ?
    S : ” kayaknya ibu blm pulang jadi sendiri ni mbak, wah yang enak apa itu mbak?”
    M : ” sudah makanya ade mandi dulu,tar juga tau!”
    S : ” ok mbak kalau gt ak mandi dulu ya.”

    Ane pun ambil anduk trs menuju kekamar mandi. Ane masuk kmar mandi nyalain air trs sambil membasuh badan dengan air bak yang cukup dingin . Sambil mandi ane denger ada pintu rumah terbuka, ane kira kalau itu pasti ibu baru pulang. Lalu terdengar pintu tertutup dan bunyi dikunci.. ( pikiran ane tumben ibu ngunci pintu jam segini! ) ane lalu selesaiin mandi ane,setelah selesai anepun pakai anduk trs menuju ke kamar. Pas keluar kamar mandi ternyata yang datang bukan ibu tapi ipar ane. Sempet kaget campur penasaran, kenapa kok ipar ane kunci pintu. Sambil cuek campur kaget.

    S : ” mbak baru datang? ” sambil nyengir hihi.
    M : ” mbak kan tadi bilang hbs magrib datang !” Sambil senyum
    S : ” yaudah ade kekamar ganti pakai baju dulu ya mbak!” Sambil jalan ane
    M : ” iya, takut amat ada mbak ya?” Sambil ngusap rambut ane
    S : ” ya engga takut lah mbak, mbak kan ipar ade masak takut si mbak!”. Sambil jalan
    M : ” yaudah kalau g takut mbak ikut ke kamar kamu gpp kan de? Soalnya mbak yang jadi takut sendirian disini.” Sambil ikutin langkah ane ke kamar.
    S : ” mbak gpp emang ikut kekamar?” Sambil ane senyumin
    M : ” hihi gpp dong, sekalian aj lihat ade ganti baju hihi,” sambil jln menuju kamar.

    Setelah sampai kamar, ane pun masuk kamar dan ipar ane pun kekamar n nyalain tv sambil tidran di kasur ane. Setelah itu ane ambil baju n cd ane tiba2 ipar ane lihat ane mau pakai baju.

    M : ” dekk jangn cerita ya klo mbak kekamar ade, lihat ade ganti baju. ” muka serius
    S : ” iya mbak tau kok .” Senyum senyum.
    M : ” dek sini deh ” sambil pegang tangan ane, terus elus2 tangan ane sambil lihatin muka ane.
    S : ” mbak tadi mbak mau ngasih enk ak ap? Penasaran aku mbak ” sambil duduk dideket ipar ane.

    Ipar ane pun mendekat ke ane. Tangan ipar ane langsung megang muka ane trus bisikin ane .
    M : ” kamu janji ya dek jangn cerita ke siapa2 ya? ” muka serius tapi terkesan nafsu sdh dimata.
    S : ” iya mbak, ade janji.” Sambil deg degkan

    Ipar ane pun cium kening ane, trs ane bales cium kening ipar ane. Sikon pun mulai panas dan bibir ipar ane mulai turun ke bibir ane..awalnya ane kaget tapi ga selang berapa lama ane pun ikut nikmatin dan mulai beradu antara bibir dan lidah ane. Ipar ane pun mendesah ” hemmmm hemmmm hemmm ” kami terus berciuman mesra sambil adu lidah. Tangan ipar ane mulai elus2 leher ane ” uhhhhhh geli mbak hemmmmm “. Tangan ipar ane mulai turun ke dada ane, ane pun ga mau kalah terus usap elus punggung ipar ane sampe lehernya ” uhhhhh dekk geli enk” rancau ipar ane. Semakin lama ciuman dan gerakan tangan kita makin liar. Akhirnya handuk yg ane pake n baju yang ipar ane pakai jadi kusut. Setelah itu tangan ipar ane pegang kontol ane gan ” uhhhh nikmatnya mbak ” ujar ane.. ipar anepun terus elus2 kontol ane sesekali di kocokin kontol ane ” uhhbbh enk mbak yang kenceng mbak uhhhh ohhhh”. Merasakan apa yang ipar ane rasakan, ane ga tinggal diam. Ane bisikin ” mbak aku buka ya bajunya ?” Dengan nafas tak karuan ipar ane ” dekkkk buka aj nikmatin aj uhhhhh ohhbhh” ane langsung buka bajunya, ane buka bh nya wow baru kali ini lihat bh n isinya ..sekedar info tetek ipar ne sekita 36 ukuranya…ipar ane masih asik mainin kontol ane dikocok pelan terus rasanya berubah nikmat banget ternyata kontol ane sudah ada dimulut ipar ane dan terus diisep lembut ” uhhhhhhh nikmat banget mbak ohhhhh mbak ohhhhhhhh”

    Cerita Sex Aku Yang Terbuai Godaan Ipar ku

    Cerita Sex Aku Yang Terbuai Godaan Ipar ku

    Ane juga ga tinggal diem akhirnya ane isep tetep ipar ane dan ane mainin putingnya ” ade enkkk banget terusssss dek ohhhhhhh ahhhhhh ” desahan ipar ane. Akhirnya ane disuruh mutar badan ternyata ipar ane pingin 69. Ane buka rok n cd nya sambil ane gerayangin lembut ohhhhhh ternyata polos habis dicukur memek ipar ane……..ga sabaran trs ane elus2 memek ipar ane ” ohhhhhhhhh enk dek ” ipar ane melenguh nikmat… akhirnya kita mulai saling isap dan jilat dengan gaya 69 sampai kita lemes hihi memek n kontol kita sdh campur jadi satu antara cairan nikmat n ludah kita.

    Setelah ane n ipar ane puas saling cumbu..ipar ane naikin pas diselangkangan ane…dmasukinlah kontol ane ke memeknyaa ” uhhhh nikmat mbak masih sempit memek nya ohhhhh” desahan ane…ane pun ngimbangin dengan goyangan ipar ane. Setelah beberapa lama kita ganti gaya sampai kita klimaks dengan puasnya…dari kejadian ini ane g kebayang sampai sejauh ini. Akhir kita sepakat untuk diam dan saat ini mulai kita bermain sex antar ane dan ipar ane..kalau menarik n respon bagus ane lanjutin cerita nyata hdp ane..tapi klau kurang berkenan mhn maaf ini hanya ungkan kisah nyata.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Foto Cewek Jepang Bugil Hot

    Foto Cewek Jepang Bugil Hot


    1527 views

    Perawanku – Memang nikmat rasanya jika menikmati hiburan dewasa di tengah malam yang dingin seperti ini. Apalagi kami sudah menyediakan gambar-gambar terbaru dan terpanas seperti  Foto Kentu Meki Tembem Gadis  jepang yang sudah pasrah untuk di apain saja :

  • Ngentot Ibu Guru Janda

    Ngentot Ibu Guru Janda


    2172 views

    Cerita Sex ini berjudulNgentot Ibu Guru JandaCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.


    Perawanku –  Saat aku kelas 1 SMA yang membenak kepalaku sampai sekarang adalah guru matematika beliau jika mengajarkan soal selalu sabar dan enak jika ngasih bimbingan dengan teman sekelas, namanya ibu Maya umurnya kirakira 30 tahun, ibu Maya orangnya cantik dan seksi sekali tapi kasihan sudah 4 tahun menikah ditinggal suaminya yang meninggal karena kecelakaan lalu lintas.

    Yang paling aku senang jika ibu Maya mengajar adalah ia sering lupa kalo bagian atasnya agak terbuka sehingga tali BH yang berwarna hitam itu terlihat diantara celah celah baju seragamnya, jika waktu pelajaranya aku sering meminta duduk dibagian depan bukan karena sok pintar tapi ya itu aku ingin melihat jelas tubuh ibu Maya secara keseluruhan.

    Pagi itu sekitar jam 8 lewat kami sudah dipulangkan karena akan ada rapat guru. Aku agak kesal karena pelajaran kedua matematika artinya aku gak bisa ngeliat pemandangan indah hari ini, dan untuk menghilangkan suntuk aku pun pergi main ketempat temanku.

    Aku masih tak tahu aku akan mendapat rezeki nomplok. Sekitar jam 9 lewat aku pergi pulang, dan pada saat lewat sekolah aku melihat bu Maya sedang menunggu angkot, aku pun mengajaknya.

    Mari saya antar bu ajaku tanpa berharap dia mau

    Tapi rumah ibu agak jauh kok ia mencoba menolak

    Gak papa kok bu, gak enak sama guru PPKN candaku setelah berpikir sebentar akhirnya ia mau

    Iya deh tapi ibu pegangan ya soalnya ibu pernah jatuh dari montor

    Silahkan bu setelah itu aku menjalankan montorku dengan kecepatan sedang. Tangan bu Maya yang berpegangan pada pahaku menyebabkan reaksi pada penisku, apa lagi jika mengerem pada lampu merah aku merasa ada sesuatu yang empuk menekan dari belakang. Sampai dirumahnya yang agak berjauhan dengan rumahrumah yang lain aku disuruh masuk dulu. Dan ketika sudah duduk disofa empuk bu Maya bicara.

    Ibu ganti baju dulu ya do setelah itu ia masuk kamar dan menutup pintu mungkin kurang rapat sehingga pintu itu terbuka lagi sedikit. Entah setan mana yang masuk kekepalaku sehingga aku memberanikan diri untuk mengintip kedalam.

    Didalam sana aku bisa melihat bagaimana bu Maya sedang membuka satu persatu kancing bajunya dan setelah kancing terakhir ia tidak langsung menanggalkan bajunya, tapi itu sudah cukup membuat nafasku memburu karena aku bisa melihat kalau sepasang dadanya yang besar seperti hendak keluar.

    Karena terlalu asik pintu itu pun terbuka lebar. Aku kaget dan hanya bisa mematung karena ketakutan, bahkan penisku langsung mengkerut, melihat aku bu Maya tidak terlalu kaget dan tetap membiarkan bajunya terbuka, setelah itu ia mendekati aku kamu sering ngelihat BH ibukan.

    tanya didekat telingaku iya bu jawabku ketakutan. Agen Bola Terbaik

    kalau gitu ibu kasih kamu hukuman lalu ia menariku dan didudukan ditepi tempat tidur sekarang kamu baring tutup mata dan jangan gerak kalo teriak boleh aja katanya dengan suara nafas yang agak memburu.

    Aku pun menurut karna merasa bersalah, lalu ia membuka resleting celana sekolahku menurunkan CDnya dan mengelus elus penisku dengan lembut, setelah penisku tegak lagi dia berjongkok dan menjilatinya.

    Auh Uhh.. Uhhhhh rintihku menahan kenikmatan sementara bu Maya sibuk dengan aktivitasnya ah mhhhh bu stop bu rintihku karena aku merasa seperti mau meledak dia tak menjawab, malah semakin hebat menyedot penisku. Tubuhku semakin mengejang dan tanpa bisa kubendung lagi, muncratlah cairan putih itu dan aku langsung terduduk sambil berpegangan pada tepi ranjang.

    Rasanya seperti sedang melayang ia telan habis spermaku sementara aku masih terduduk kaku, malu takut dan senang bercampur menjadi satu. Bu Maya lalu berdiri dan tersenyum Gimana.. lebih enak dari pada cuman liat kan? sambil kedua tanganya menjambak rambutku iya bu enak sekali jawabku mulai berani sambil ikut berdiri.

    Setelah wajah kami berhadapan ia menciumku dengan lembut, lalu membimbingku duduk ditempat tidur, kami berpelukan dan bu Maya kembali menciumku, lalu melumat bibirku sementara tanganya menanggalkan seluruh pakaianku, dengan tangkas aku mengimbangi gerakan tangan itu sehingga akhirnya kami samasama tanpa pakaian.

    Bedanya aku telanjang bulat sementara bu Maya masih memakai BH hitamnya karna memang sengaja tak kulepas. Bu Maya melepaskan ciuman bibirku lalu mengarahkan kepalaku kebawah yaitu payudaranya, aku segera melepas BHnya dan mulai meremas remas dadanya, sekalikali aku putir putingnya sehinga ia melenguh panjang.

    Puas meraba aku lalu menyapu seluruh dadanya dengan lidahku dan menyedot ujung puting sambil digigit gigit sedikit. Hasilnya hebat sekali bu Maya bergoyang sambil meracau dengan katakata yang tidak jelas.

    Setelah itu bu Maya berdiri sehingga aku berhadapan dengan vaginanya, wangi yang baru pernah kucium itu membuatku bertambah panas sehingga kujilati semua permukaan vaginanya yang sudah banjir itu. Setelah itu bu Maya merebahkan diri di ranjang tanganya mendekap kepalaku pahanya dibuka.

    Sehinga memudahkan aku menjilat dan memasukan lidahku kedalam vaginanya dan menggigitgigit bagian daging yang merah jambu, sehingga tubuh bu Maya semakin mengejang hebat ssshhhaaahhh terus do pintanya diikuti desah nafasnya.

    Sekitar lima menit kusapu vaginanya aku melepaskan dekapan pada kepalaku dan kembali mengulum bibirnya. Ia lalu meraih penisku masukan ya do udah gak tahan katanya dengan teregah dan membimbing penisku menerobos goa miliknya yang tak pernah lagi merasakn penis semenjak suaminya meninggal.

    Aku merasakan kenikmatan yang lebih hebat dibandingkan saat dimasukkan kemulutnya, slepslepslep kuputarputar didalam sambil mengikuti goyangan pantat bu Maya, sambil kupompa bibir kami terus berperang dan tanganku meraba dan meremas payudaranya dan sekalikali memuntir putingnya.

    uhahmmmshhhterus do..mmmhhh desahnya sambil meremas pantatku. Penisku terasa semakin menegang dan vaginanya semakin hebat berdenyut memijat penisku, tak terasa sudah 10 menit kami bergoyang.

    ohhhh.mmmmhhhaaaahhhhh udah gak kuat biarin aja disitu do mmmhhh rintih bu Maya terpejam. Akupun semakin memperdalam tusukanku dan mempercepat tempo karena juga merasakan sesuatu yang akan keluar, ssshhhaaaaarrrrrgggghhhhh jeritnya sambil mencengkram punggungku, aaaaahhhhaahhhhhh desahku pada saat yang bersamaan sambil mulutku menyedot dua puting susunya kuatkuat secara bergantian. Air maniku mucrat bertepatan dengan air hangat yang terasa memandikan penisku didalam vaginanya.

    Kami menikmati puncak orgasme sampai betulbetul habis, baru aku mencabut penisku setelah sangat lelah dan bebaring disebelahnya sambil meremas dadanya pelanpelan. Kemudian dia menindihku dari atas dan bertanya

    gimana hukuman dari aku do?

    enak bu hukuman terenak didunia makasih ya bu

    ibu yang berterimakasih udah lama ibu bendung hasrat, hari ini dan seterusnya ibu akan tumpahkan kekamu semuanya sambil meciumku.

    Setelah istirahat beberapa waktu kami melanjutkan aktivitas itu tentu saja dengan tehknik dan gayagaya berbedabeda. Tak terhitung beberapa kali aku melakukanya sewaktu SMA yang jelas jika aku pulang kesana pasti kami melakukan lagi dan lagi.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Bokep Perawan Kampus Sexy Bikin Mengairah Semua Pria – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Bokep Perawan Kampus Sexy Bikin Mengairah Semua Pria – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1322 views

    Perawanku – Setelah tiga minggu belajar di kampus ini, ternyata ada mahasiswi baru yang cantik, putih dan bercahaya, pakaiannya juga biasa-biasa saja tetapi semua laki-laki di kelasku, melongok melihat dia. Yaa ampun, cantik benar nih. Jam mata kuliah pertama selesai dan anak-anak laki-laki di kelasku banyak yang kenalan tapi terus terang hanya saya dan temanku berdua bisa dibilang cool, kami hanya keluar dan makan di kantin.

    Saya benar-benar belum punya nyali untuk dekat dengan wanita-wanita di kampus waktu itu. Dan dengan si mahasiswi baru itu pun kenalnya sangat lama sekali. Sebut saja nama panggilannya Lita. Saya yang baru memasuki dunia baru di perkuliahan, dan melihat cewek-cewek di kampus pun begitu menggebu-gebu nafsu birahiku. Tapi saya hanya punya pikiran dan perasaan sama si Lita ini, mungkin banyak cowok lainnya berpikiran dan berperasaan begitu juga, tapi saya tidak PD, dan saya itu bisa dibilang pendiam dan rata-rata menurut teman-teman, saya ini punya wajah lumayan ganteng. Yaa.. itu sih menurut teman-temanku.

    Waktu perkuliahan pun terus berjalan, dan setelah 3 bulan lebih saya mulai akrab dengan Lita ini dan mulai sering ngobrol (sebelumnya hanya kenal senyum saja, ataupun hanya menanyakan tugas mata kuliah). Dan ternyata Dia ini lagi cuti kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta hukum terkenal di Bandung, tapi saya lupa waktu itu dia semester berapa, yang saya ingat waktu itu saya berumur 19 tahun dan dia berumur 22 tahun. Dan ternyata dia sudah punya pacar. Waduh hatiku lemas, walaupun sudah jarang ketemu tetapi statusnya masih resmi pacaran.

    Saat kami berdua ngobrol, dia suka curhat tetapi saya suka mencuri pandangan ke arah buah dadanya yang indah menawan itu. Waduh pokoknya bulat tegap dan sedikit runcing, begitu juga kulitnya tidak satupun bekas goresan luka, hanya putih mulus dan pantatnya bulat menantang. Kalau dilihat dari belakang, waduh.. membuat kemaluan saya berdiri tegap dan ingin kuremas-remas dan ditancap dari belakang. Bayangkan kalau berjalan dia berlenggang-lenggok. Dia memiliki rambut yang indah, hitam dan panjang, berhidung mancung, berbibir tipis, alis dan bulu mata yang lentik (tapi seperti cewek bule). Dan memang cewek ini anak seorang yang kaya raya. Dan kami pun menjadi dekat dan akrab, tapi tidak tahu dia itu sukanya bareng dan jalan sama saya saja. Padahal kan banyak teman cewek di kampus itu ataupun cowok yang lain. Yaa.. tapi saya pun sangat senang sekali bisa jalan bareng sama Lita, Dia pun sering mengajak saya main ke rumahnya. Namun itu tidak pernah terjadi, mungkin saya tidak biasa main ke rumah cewek. Dan akhirnya dia ingin main ke rumah saya, waduh saya juga bingung karena saya juga belum pernah kedatangan teman cewek apalagi seperti dia, tapi dia terus memaksa saya.

    Suatu hari di kampus, mata kuliah satu sudah selesai dan harus masuk lagi untuk mata kuliah yang kedua, tapi waktunya sore hari, dan ketika sudah selesai mata kuliah satu, kami pun merasa BT kalau di kampus saja, dan Lita memaksa saya untuk main ke rumah saya, katanya ingin tahu tempat tinggal saya dan sekaligus ingin curhat. Ya untungnya rumah saya itu hanya ada saudara saya (karena saya tidak tinggal bersama orang tua) dan rumah itu milik nenek saya. Oleh karena itu kehidupan saya bebas dan saling cuek sama anggota keluarga lainnya di rumah itu. Tidak ada saling curiga atau hal apapun, yang penting tidak saling merugikan satu sama lain.

    Kami pun berdua pergi ke rumah saya. Siang bolong, ketika sudah sampai di rumah, Lita saya persilakan masuk ke kamar saya dan ternyata saya tidak grogi atas kedatangan cewek cantik ini. Dan ketika baru mengobrol sebentar lalu dia bicara, Ted panas yaah hawa di Bandung sekarang ini.

    Iya nih! sambil kubawakan minuman dingin yang sangat sejuk sekali.
    Ted.. boleh nggak saya buka baju, kamu jangan malu Ted, saya masih pake pakaian dalam kok, habis panass siihh..
    Waduh memang saya merasa malu waktu itu dan sedikit deg-degan jantungku.
    Aduuh gimana kamu ini, emang kamu nggak malu sama aku? bantahku.

    Tapi kan dia sudah ngomong kalau dia masih memakai pakaian dalam. Kemudian saya keluar kamar sebentar untuk mengambil makanan ringan di lemari es, dan ketika saya memasuki kamar lagi, ya ampun.. pakaian dalam sih pakaian dalam tapi kalau ternyata kalau itu BH yang super tipis dan kelihatan puting susunya. Waduh, saya sangat grogi waktu itu dan saya pun sering memalingkan wajah, tapi tidak dapat dipungkiri, kemaluan saya pun berereksi dan aliran darah saya pun mengalir tidak karuan, apalagi hawa sedang panas-panasnya.
    Ayo sekarang kamu mau curhat lagi? kataku.
    Nggak sih Ted, saya udah minta putus sama dia (pacarnya-red) dan dia setuju untuk resmi putus.
    Ya udah.. abis gimana lagi, katanya.

    Dalam hatiku, asyik dia sudah putus, dan saya pun berpura-pura bersedih, karena memang kasihan melihat wajahnya sedikit pucat dan sedikit menangis. Dia memelukku sambil sedikit bicara kepadaku, tapi itu lho anuku tidak bisa diam dan semakin panas saja suhu tubuhku. Ketika kuelus rambut dan punggungnya, eh dia menciumku dan kubalas ciumannya dan dia membalas lagi, semakin lama kami berciuman dan dia memasukkan lidahnya ke mulutku. Waduh, ini benar-benar mengasyikan dan terus terang ini adalah pertama kali bagiku. Dan dia pun mengeluarkan suara desahan yang sangat lembut dan sensual, dan dituntunnya tanganku ke buah dadanya, langsung saja kuremas-remas dan BH-nya pun kubuka. Wow, buah dada yang sangat indah, putih, bulat berisi dan mancung serta puting yang bagus, sedikit warna merah di seputar putingnya dan berwarna coklat di puncaknya, sekali-kali kupelentir putingnya dan dia pun mendesah kuat, Ssstthh ha.. hah.. aahh.. okhs Ted, bagus Ted, eenakk, suaranya yang kecil dan merdu. Dia membuka bajuku dan aku kini dibuatnya telanjang, tapi aku hanya pasrah saja, tidak ada rasa malu lagi.

    Apa kamu sering melakukan ini sama pacar kamu? kataku.
    Iya Ted, tapi nggak sering.. aaksshh.. kata dia sambil mendesah, tanganku diarahkannya ke liang kemaluannya, dan langsung kuelus-elus sambil lidahku menjilat putingnya yang indah itu. Sedikit-sedikit kuselingi dengan gigitan ringan tepat di puncaknya, dan dia menggeliat keenakan. Dan kemaluannya pun basah. Kubuka celananya dan celana dalamnya secara perlahan.

    Oh iya, kami melakukannya di sofa kamarku tepat di depan TV dan stereo-set. Dan kami lagi sedang mendengarkan lagu-lagu rock barat tahun 70-an, ketika kubuka CD-nya, yes.. dia memiliki kemaluan yang bagus, bulu sedikit, dan memang dia masih perawan, dengan pacarnya juga hanya melakukan oral sex. Tetapi saya belum berani untuk menjilat kemaluannya, saya hanya mengesekkan tangan saya ke bibir kemaluannya. Eh ternyata dia turun dari sofa dan menghisap batang kemaluanku, Aaakshh.. hsstt oks! dia menjilati biji pelerku dan dia mengisap kemaluanku lagi sambil dipegang dan dikocoknya. Waduuhh.. enak sekalii akkhhss.. aliran-aliran darahku mengalir dengan serentak dan ingin kumasukkan kemaluanku ke liang kemaluannya, tapi apa dia mau? Beberapa menit kemudian.. Ted, kamu punya barang gede enggak, kecil enggak, panjang enggak and pendek enggak, tapi bener Ted, saya sangat suka kamu punya barang, katanya sambil berdiri dan lubang kemaluannya dihadapkannya ke wajahku aku semakin tidak kuat saja.

    Langsung saja kujilat liang kemaluannya. Wah agak bau juga nih, tapi bau yang enak. Semakin lama semakin asyik dan sangat enak, dan dia pun merintih-rintih kecil, Uwuuhh oo.. sstt akhs.. akhs.. akhs.. oohh aahh.. sstth, sambil tubuhnya agak bergerak nggak karuan, mungkin jilatanku belum pintar tapi kulihat dia sedang keasyikan menikmati jilatanku. Lalu dia berdiri dan menarik tubuhku ke lantai. Di situ kami berciuman lagi, entah kenapa aku merasakan sesuatu yang hangat di sekitar liang kemaluannya, kuingin batang kemaluanku dimasukkannya ke lubang kemaluannya. Soalnya aku masih ragu. Tapi saya memberanikan untuk bicara.

    An, kamu masih perawan nggak?
    Iya.. aksshh.. sstt.. sstt aakhs, katanya. Ternyata dugaanku benar.
    Tapi sama pacar kamu itu?
    Iya tapi kalau aku sama dia hanya oral aja, kata Lita.
    Tapi Ted, gimana kalau kita ini sekarang.. dia tidak melanjutkan pembicaraannya.

    Okh.. ookh.. okh.. sstt.. dia mencoba untuk memasukan batang kemaluanku ke lubang kemaluannya dengan bantuan tangannya. Dengan begitu, aku pun berusaha untuk memasukkan batang kemaluanku ke lubang kemaluannya, dan secara perlahan kugesekkan batang kemaluanku ke liang kemaluannya dan sedikit demi sedikit kumasukkan kemaluanku, tapi ini hanya sampai kepala aja, dan.. Ooohh aakksshh.. ahh.. ah.. aahh.. oohh.. sset, dia merintih- rintih. Aku terus menggenjot dia.
    Ted, ternyata pedih juga, aahh! katanya.
    Tapi teruskan saja Ted…
    Kulihat wajahnya memang mengkhawatirkan juga, tapi yang kurasakan adalah kenikmatan, meskipun itu masih tersendat-sendat dan sedikit kehangatan, Ookkhhss.. sstt, aduh nikmatnya, kataku. Dan memang ada sedikit darah di batang kemaluanku dan yes.. semua batang kemaluanku masuk, dan benar-benar nikmat tiada tara, dan hilanglah perawannya dan perjakaku.

    Ssstt.. sstt.. desahannya yang merdu dan menggairahkan apalagi didukung oleh kecantikannya dan mulus kulitnya. Dan kami masih melakukan gaya konvensional dan terus kugenjot naik turun, naik turun dan tumben, aku masih kuat dan menahan kenikmatan ini, karena kalau aku sedang onani, tidak selama ini. Di lantai itu kami melakukannya serasa di surga. Assh.. asshh.. aakss.. oohh.. aksh.. sstt, dia menjerit-jerit tapi biarlah kedengaran oleh saudaraku, yang lagi nonton TV di ruang keluarga. Karena pasti suara jeritan Lita ini kedengaran. Terus Ted, aduhh Ted kok enak sih.. aakss ssttss.. katanya sambil merem melek matanya dan bibirnya yang aduhai melongo ke langit dan langsung kujilat lidahnya. Duuhh aahss sstt duh An, aku mau keluar nih! kataku. Uuhhss sstt jangan dulu dong Ted.. bentar lagi aja, katanya. Tapi memang saya waktu itu sudah nggak kuat, ehh ternyata.. Sss oohh akkhhss.. oohh, duh Ted boleh deh sekarang, kamu dikeluarinnya di sini aja, sambil ditunjukanya ke arah payudaranya. Dan.. Creett.. cret.. cret.. crret dan air maniku yang banyak itu menyemprot ke payudaranya dan sekitar lehernya. Selesailah main-main sama Lita, dan waktu pun menunjukan arah jam 5 lebih dan memang kami sudah telat untuk pergi lagi ke kampus memasuki pelajaran Mata Kuliah kedua.

    Kami berdua terkulai dan ketiduran di lantai itu dalam keadaan masih telanjang, dan lagu di stereo tape-ku pun sudah lama habis. Bangun-bangun sudah hampir jam 19.00, kami pun bergegas berpakaian dan aku pergi ke kamar mandi untuk mandi, sesudah saya selesai mandi dia juga mandi, dan akhirnya kami pergi jalan-jalan sekalian mencari makan. Kami pergi ke daerah Merdeka dan makan. Sesudah itu kami nonton di Bioskop. Di Bandung Indah Plaza (BIP), lupa lagi waktu itu kami nonton apa. Sesudah selesai nonton Lita tidak mau pulang dia ingin menginap di rumah saya. Waduh celaka juga nih anak, ketagihan atau dia lagi ada masalah dengan keluarga di rumahnya. Setelah kami berbincang-bincang, ternyata dia tinggal tidak bersama orang tuanya, sama seperti saya. Dia tinggal bersama bibinya, dan memang tidak ada perhatian bibinya kepada Lita. Dan kami berdua pulang ke rumah saya dengan membawa makanan ringan, minuman (beer dan Fanta). Sesampainya di rumahku, kami berdua mengobrol lagi sambil menonton TV, dan kusuruh dia tidur duluan, kamipun tidur sambil berpelukan terbuai terbawa oleh mimpi indah kami berdua.

    sejak saat itulah kami resmi berpacaran, dengan begitu makin sering juga kami melakukan perbuatan nikmat seperti yang telah kami lakukan sebelumnya.

  • Cerita Sex Bersambung Awal Karirku Jadi Pemuas Nafsu (GIGOLO) FINAL – Cerita Sex Bersambung 2018

    Cerita Sex Bersambung Awal Karirku Jadi Pemuas Nafsu (GIGOLO) FINAL – Cerita Sex Bersambung 2018


    2269 views

    Perawanku – Tidak lama kemudian, batang kejantananku mulai dilahap oleh Tante Juliet. Mulutnya yang sensual itu seperti karet, mampu mengulum hampir seluruh batangku, membuatku seakan-akan terlempar ke langit ke-7 merasakan kenikmatan yang tiada taranya. Dengan ganasnya, mulut Tante Juliet menyedoti penisku, seakan-akan ingin menelan habis seluruh isi batangku. Tubuhku terguncang-guncang dibuatnya. Dan Tante Juliet nan rupawan itu masih menyedot dan menghisap batang kejantananku tersebut.

    Belum puas dengan yang itu, Tante Juliet mulai menaik-turunkan kepalanya, membuat penisku hampir keluar setengahnya dari dalam mulutnya, tetapi kemudian masuk lagi. Begitu terus berulang-ulang dan bertambah cepat. Gesekan-gesekan yang terjadi antara permukaan penisku dengan dinding mulut Tante Juliet membuatku hampir mencapai klimaks untuk kedua kalinya. Apalagi ditambah dengan permainan mulut Tante Juliet yang semakin bertambah ganasnya. Beberapa kali aku mendesah-desah.

    “Ohhh… yesss… Tante sungguh hebattt… ohhh… Tante udah ya… Aldo nggak tahan nich..!” kataku.
    Kami menuju sofa, terus duduk berdua berhadapan telanjang. Terus kucium bibirnya, pipinya, dan keningnya. Terus dia berdiri.
    “Mau kemana Tante..?” tanyaku.
    “Ambil minuman Sayang.., tenggorokanku kering habis ngemut punyamu..”Tante Juliet berjalan menuju kulkas, mengambil botol besar Coca-Cola.

    Aku sangat terangsang sekali sewaktu dia berjalan membelakangiku. Dia berjalan dengan menggoyangkan pinggulnya sambil kedua tangannya diangkat ke atas, sehingga kedua ketiaknya yang lebat itu terlihat samar. Ohhh… pantatnya yang bulat dan besar itu seakan membuatku jadi salah tingkah, sehingga kemaluanku bangun lagi. Lalu saat dia kembali ke sofa, terlihatlah sekarang dengan jelas bulu ketiaknya dan bulu kemaluannya yang lebat itu, dan lagi susunya yang besar itu, ohhh…
    Lalu kami minum bergantian dari botol yang sama. Kemudian bersandar ke sofa, sama-sama diam.

    “Gimana Tante, udah segar sekarang..?” tanyaku.
    “Ya dong Sayang… aduhhh… punya kamu koq kecil lagi..?” katanya sambil mengelus kemaluanku, dan aku hanya tersenyum.
    “Aldo sayang, jilatin punya Tante dong Sayang..!” katanya sambil terus berdiri di depanku.

    Lalu kucium paha kanannya, lalu kiri, lalu kanan, lalu kiri lagi, lalu pusarnya.
    “Ohhh.. yeesss… teruskan Sayang… ohhh… sedeppp.. ahhh..!” katanya.

    Karena nafsunya, akhirnya Tante dengan tidak sabar langsung menarik kepalaku dan wajahku ditempelkannya ke bibir kemaluannya yang penuh dengan bulu lebat itu. Kunaik-turunkan lidahku di vagina yang lebat bulu itu. Lantas dia mengangkat satu kakinya di sofa.
    “Ayo jilat lebih dalam Aldo sayang..!” katanya.

    Dengan lembut kugesekkan lidahku ke klitorisnya, lalu labia mayoranya. Aku merasakan begitu banyak cairan yang keluar.
    “Ayo sayang sedot cairan Tante… ohhh.. yeess..!” katanya sambil mendesis.
    Lalu langsung saja aku menyedotnya, “Slurping.., lumayan juga ya Tante… segar juga..”
    Mungkin inilah jamunya seorang pria, cairan vagina wanita lajang yang masih virgin.
    Tante Juliet tidak tahan dengan perlakuanku, badannya terutama kakinya sampai gemetar bagai terkena setrum, lalu dia duduk di sofa dengan kakinya dibukanya lebar-lebar.
    “Ayo sayang, bikin Tante keluar… ohhh… yesss..!” katanya.
    Kepalaku menyeruak masuk ke dalam, terus kedua kakinya kuangkat, sehingga terkuaklah bagian bibir kemaluannya.
    Kujulurkan lidahku ke liang senggamanya yang basah itu. Kujilat.., lepas.., jilat.., lepas.., kudiamkan, berulang-ulang, Tante Juliet jadi gemas dibuatnya.
    “Ayo dong Sayang. Kamu jahat deh.., Do. Tante udah nggak tahan nich..!” katanya.
    “Ya Tante, maafkan Aldo…” kataku.
    “Ayo Do, tunggu apa lagi… cepet bikin Tante keluar..!” katanya sambil mendesis lagi.

    Dengan kedua jempolnya, tante merentangkan bibir vaginanya agar lebih terbuka. Merah tua kecoklatan dan mengkilat basah terlihat jelas warna vaginanya. Klitorisnya mengeras, seperti biji kacang garing cap “Garuda”.. ini kacangku.
    Lalu dengan lembut kutempelkan ujung lidahku ke klitorisnya yang mulai keras itu. Terus kulanjutkan dengan ilmu jilatan ala Shaolin seperti yang diajarkan Tante Juliet.”Ahhh… yesss.., nikmat.., terus dong Sayang..!” katanya.
    Sekarang lidahku mulai bermain dengan kecepatan 350 km/jam… Klitoris itu kujilati terus… terus… dan terus… Hingga tubuh tante bergetar hebat. Lidahku terus menjelajah ke labia mayora, sampai banjir permukaan vaginanya.
    “Ouhh… yesss… Do… kamu pintar deh…” katanya.

    Lalu aku sekarang duduk di sofa dan tante langsung jongkok di depanku dan menyuruhku membuka kaki lebar-lebar. Batang kejantananku yang sudah tegang itu tepat berada di depan wajahnya. Lalu dia mulai menjilati kakiku, mulai dari jempol kakiku dan yang lainnya. Dia naik ke betisku yang berbulu lebat, persis hutan di Kalimantan. Ohhh… lalu naik lagi ke pahaku, dielusnya dan dijilatinya, ohhh… setelah itu dia berpindah ke lubang anusku. Diciumnya, dijilatinya dan ohhhh… dimasukkannya jari tengahnya ke lubang anusku. Ohhhh… nikmatnya. Lalu dia mulai mengelus-elus batang kemaluanku dan tangan satunya memijit-mijit ‘my twins egg’-ku. Aahhh… aku mengerang kenikmatan.

    Kemudian dia memasukkan batang kejantananku ke mulutnya, dia hisap batang penisku, terus diemut-emutnya. Dia gerakkan kepalanya naik-turun dengan batang kemaluanku masih berada di dalam mulutnya. Terasa ujung kepala kemaluanku menyentuh tenggorokannya dan masih terus dia tekan. Semua batang kejantananku ditelan oleh Tante Juliet, lidahnya menjilat bagian bawah penisku dan bibirnya dibesar-kecilkan. Sebuah rasa yang tidak pernah kubayangkan. Batang kemaluanku kemudian dikeluar-masukkan, tetapi tetap masuk seluruhnya ke tenggorokannya.
    Setelah beberapa lama dihisap dan dikeluar-masukkan sambil tangan yang satu memeras biji kemaluanku dan tangan yang satu lagi dimasukkannya ke dalam lubang pantatku, terasa aku sudah mau keluar, dan kubilang sama Tante Juliet,

    “Tante… Aldo mau keluar… ohhh…”
    Dikeluarkannya batang penisku dan bilang, “Go on come in my mouth. I want to taste and drink your cum, Aldo… hhhmm..!”Batangku dimasukkannya lagi, dan sekarang dia memasukkan dengan lebih dalam dan dihisap lebih keras lagi.
    Setelah beberapa kali keluar masuk, cairanku keluar di dalam mulut tante, dan langsung ke dalam tenggorokannya, terasa tengorokannya mengecil dan jari di lubang pantatku lebih ditekan ke dalam lagi, sampai semuanya masuk. Aku benar-benar merasakan enak yang sulit dikatakan. Perlahan-lahan dikeluarkannya batang kemaluanku.”Punya kamu enak Aldo sayang… Tante suka..!” katanya.

    Lalu kuangkat tubuh Tante Juliet ke lantai, dan kubaringkan. Perlahan kubuka pahanya lebar-lebar. Liang senggamanya yang tertutup bulu lebat itu mungkin sudah terbuka agak lebar, habis pandanganku tertutup bulu yang lebat itu.
    “Tante, Aldo udah nggak tahan nich..!” kataku memohon.
    “Sabar dong Sayang… biar Tante yang memasukkan batangmu, ya..?” katanya.Lalu tangan tante memegang penisku, dan membimbingnya ke lubang kenikmatannya.
    “Tekan disini Do… pelan-pelan yaaa..!”
    Lalu dengan hati-hati dia membantuku memasukkan penisku ke dalam liang senggamanya. Belum sampai setengah bagian yang masuk, dia sudah menjerit kesakitan.
    “Aaa.. sabar Sayang… oohhh… pelan-pelan Do..!” tangan kirinya masih menggenggam batang kejantananku, menahan laju masuknya agar tidak terlalu keras, sementara tangan kanannya meremas-remas rambutku.Aku merasakan batang kejantananku diurut-urut di dalam liang kewanitaannya.

    Aku berusaha untuk memasukkan lebih dalam lagi, tetapi tangan tante membuat panisku susah untuk memasukkan lebih dalam lagi. Aku menarik tangannya dari batang penisku, lalu kupegang erat-erat pinggulnya.
    Kemudian kudorong batang kejantananku masuk sedikit lagi, “Ohhh.. yeess.. ohhh… ssshhh.. aachh… ohhh.. Sayang..!” kembali tante mengerang dan meronta.
    Aku juga merasakan kenikmatan yang luar biasa, tidak sabar lagi kupegang erat-erat pinggulnya supaya dia berhenti meronta. Lalu kudorong sekuatnya batangku ke dalam lagi. Kembali tante menjerit dan meronta dengan buasnya.

    Aku berhenti sejenak, menunggunya tenang dulu, lalu, “Lho koq berhenti.., ayo goyang lagi donk Do..!” katanya.
    Lalu aku menggoyangkan penisku keluar masuk di dalam vaginanya. Tante terus membimbingku dengan menggerakkan pinggulnya seirama dengan goyanganku. Lama juga kami bertahan diposisi seperti itu. Kulihat dia hanya mendesis sambil memejamkan mata, menikmati irama permainan kami.

    Tiba-tiba kurasakan bibir kemaluannya menjepit penisku dengan sangat kuat, tubuh tante mulai menggelinjang, nafasnya mulai tidak karuan, dan tangannya meremas-remas payudaranya sendiri.”Ohhh… ohhh… Sayang.., Tante udah mo keluar nich… sshh… aaahhh..” katanya dengan goyangan pinggulnya sekarang sudah semakin tidak beraturan, “Kamu kuat sekali Sayang..!” sambungnya.
    Aku semakin mempercepat goyanganku.”Aaahh… Tante… keluar Do.., ohhh… endanggg..!” dia mengelinjang dengan hebat, kurasakan cairan hangat keluar membasahi pahaku.

    Aku semakin bersemangat menggenjot.Aku juga merasakan bahwa aku akan keluar tidak lama lagi, dan akhirnya, “Ahhh… sshhh… ohhh..!” kusemprotkan cairanku ke dalam liang kenikmatannya.
    Lalu kucabut batang kemaluanku dan terduduk lemas di lantai.
    “Kamu hebat Sayang… udah lama Tante nggak pernah klimaks… oohhh..!” katanya girang.
    “Ohhh… Aldo cape’ Tante.., udah tiga kali baginian… uhhh..!”

    Tante kemudian ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Sehabis tante dari kamar mandi, dia menuju ke arahku lagi dan membersihkan batang kejantananku dengan lap.Sambil membersihkan penisku, dia berkata, “Do.., kamu belum selesai ditest… sekarang kamu kerjain Tante dari belakang ya..?” katanya.Dia terus membelakangiku dan pantat serta vaginanya terlihat merekah dan basah, tetapi bekas-bekas spermaku sudah tidak ada.

    Sebelum kumasukkan batang kejantananku, kujilat dulu kemaluannya dan lubang pantatnya. Tercium bau sabun di kedua lubangnya, dan sangat bersih. Cairan dari vaginanya mulai membasahi bibir kemaluannya, ditambah dengan ludahku. Dari ujung penisku terlihat cairan menetes dari lubangnya. Kuarahkan batang penisku ke lubang vaginanya, dan menekan ke dalam dengan pelan sambil merasakan gesekan daging kami berdua. Suara becek terdengar dari kemaluan kami berdua, dan cukup lama aku memompanya dengan posisi ini.

    Tante kemudian berdiri dan bersandar ke dinding sambil membuka pahanya lebar-lebar. Satu dari kakinya diangkat ke atas. Dari bawah, vaginanya terlihat sangat merah dan basah.”Ayo.., masukin lagi sekarang, Do..!”Aku dengan senang hati berdiri dan memasukkan batang penisku ke lubang vaginanya. Dengan posisi ini aku mengeluar-masukkan kejantananku lebih bersemangat. Setiap kali aku mendorong batang kejantananku ke liang senggamanya, badan tante membentur dinding.Sambil memeluk tubuhku dan berciuman, dia berkata, “Do.., Tante mo keluar nich..!”Lalu bibir vaginanya diperkecil dan memijat batang penisku. Kami keluar bersamaan, aku masih bisa juga keluar walaupun tadi sudah keluar dua kali. Dan yang kali ini sama enaknya dengan yang sebelumnya.”Aldo.., kamu benar-benar hebat… kamu lulus Sayang..!” katanya sambil memeluk dan mencium bibirku.Terus kami berdua mandi untuk membersihkan badan kami.

    Nah.., mulai sejak itu, aku menjadi seorang gigolo yang kerjanya hanya memuaskan cewek-cewek kaya yang butuh kepuasan.

  • Cerita Sex Nikmatnya Memek Ayu Siswi Berjilbab

    Cerita Sex Nikmatnya Memek Ayu Siswi Berjilbab


    934 views

    Perawanku – Cerita Sex Nikmatnya Memek Ayu Siswi Berjilbab, namaku iky, umurku baru 24 tahun dan belum menikah. Meski begitu, aku sudah bekerja, aku seorang guru yang sering melayani konsultasi para siswa di salah satu sekolah SMA swasta di kota kembang. Aku bekerja sudah dua tahun, dan karena masih muda dan wajah serta perawakanku cukup lumayan, aku disukai para siswi. Sering, para siswi sengaja cari-cari perhatian padaku. Kadang, mereka cari-cari alasan untuk konsul denganku, meski itu tak begitu penting. Tapi meski begitu aku melayaninya. Etika profesionalku, membuatku tak bisa menolak permintaan siswa.

    Ruanganku ada di pojokan dibawah tangga dekat WC. Saat mata pelajaran berlangsung, jika tak ada siswa konsultasi, ruanganku begitu sepi. Sempat kesal juga kenapa aku ditempatkan di ruangan yang begini sepi, tapi untungnya dengan ini aku bebas melakukan apa saja. Ruanganku ini, bukan yang biasa dilalui para siswa maupun guru. Kecuali ada yang terpaksa ke WC dekat ruanganku yang gelap dan agak rusak, tapi masih bisa digunakan. Jika sedang diruangan, kadang aku bisa nonton bokep dengan suara sedikit keras tanpa takut ketahuan. Sesekali bahkan aku suka coli diruangan itu dengan bebas mendesah. Diruanganku memang selalu ada tisu, sengaja disediakan jika para siswa yang curhat menangis.

    Tahun-tahun berlalu, aku melayani konsultasi siswa dengan biasa saja. Bosan, terutama tak ada satu siswi yang cantik dan menghibur masuk ruangan. Sehingga, saat sepi, aku coli dengan membayangkan guru Biologi seumuranku yang aku sukai, tapi sudah bersuami. Aku membayangkan bisa bersetubuh dengannya setiap hari. Guru ini sungguh menggoda, dan membuat fantasiku begitu liar. Kadang aku memperhatikan tubuh dan susunya yang menyembul. Ahhh andai aku bisa menembus memeknya. Menyemburkan maniku di mulut rahimnya. Tapi tak mungkin sepertinya.

    Tibalah aku mendapat siswa baru di tahun ajaran ini. Semua biasa-biasa saja, tak ada yang menarik kulihat. Namun, setelah beberapa bulan, aku melihat salah satu siswi berjilbab dan berkacamata, menarik perhatianku. Dialah Ayu, siswi cantik, putih, berkacamata, berjilbab, mukanya mungil seperti anak gadis kecil namun tingginya sepantaran denganku. Dulu aku tak menyadarinya, namun sekarang aku dibuatnya jatuh hati. Meski susunya tidak terlalu menonjol, bahkan agak keliatan rata, tapi mulut mungil dan wajah manisnya membuatku jatuh hati. Ahhh namun begitu aku sadar siapa aku, aku mengurungkan niatku memacarinya. Namun, aku sering buka akun Instagramnya, melihat foto-foto manisnya, dan kadang aku tak tahan untuk coli melihat fotonya.
    Pucuk dicinta ulam pun tiba. Suatu hari ketika aku membereskan beberapa dokumen di ruanganku, pintu ruanganku di ketok..

    “tok..tok..tok. Assalamualaikum.”

    “Buka aja, silahkan masuk..” teriakku.

    “Bapak, lagi sibuk?” kata siswi itu. Aku terkejut bukan main, ternyata yang kali ini ke ruanganku adalah Ayu! Aku hanya melongo melihat Ayu di muka pintu. Aku lihat wajahnya yang begitu putih dan manis dihiasi kacamata berbingkai hitam tebal. Jilbabnya yang juga putih menambah kecantikannya. Seragam dan rok SMA nya, membuatku sangat bergairah. Gembiranya bukan main aku didatangi malaikat ini.

    “Bapak?? Hey?? Kok ngelamun??” kata Ayu mengagetkanku.

    “ehh.. ehmm,,Ayu.. ada apa yu? Eh,, ini bapak lg nyari sesuatu,,lupa naruhnya,,” kataku sekenanya, gelagapan karena bingung alasan apa yang aku pakai untuk menutupi kekagumanku pada pesonanya. “Silahkan masuk, duduk Yu.. sini..” ujarku kepada Ayu, diikutinya duduk didepan mejaku. Setelah kami duduk berhadapan terhalang meja, aku tanyakan maksud kedatangannya. “Mmh.. ada apa Ayu, bisa bapak bantu Ayu?” kataku dengan senyum seramah mungkin, dalam hatiku: “sini sayang aku entot memeknya..hhihi” .

    “hehe.. sebelumnya makasih pak, Ayu pengen konsultasi nih pak..bapak ada waktu kan buat Ayu?” katanya.

    “Oh tentu Yu, Ayu boleh cerita apa aja, mudah-mudahan bisa bantu.. tapi, ga usah panggil bapak ah.. panggil kakak aja Yu, kita kan masih seumuran..hehhee..” candaku, memecah kekakuan dan ini adalah teknik attending dalam konseling untuk ice breaking.

    “iiihhhh,,,apaan, Ayu mah ga seumuran.. dasar ih,haha…tapi iya deh kaka..,,hehe.. kaka, aku teh pengen cerita..hmm,,,” Ayu membuka pembicaraan, memintaku untuk mendengarkan curhatannya tentang keluarganya yang broken. Ayu merasa begitu tidak tenang dengan kondisi rumahnya yang berantakan. “Ayu, ngerasa pengen bunuh diri aja, ka..udah ga nyaman banget di rumah tuh.. hiks..hiks..” air mata Ayu mulai bercucuran, aku lalu mengambilkan tisu mengusapkan ke matanya. Ia mengambil tisu, dan meneruskan bercerita tentang masalah yang dihadapinya. Sekarang, di rumah Ayu, ia hanya sendirian karena anak tunggal, orang tua sering sama-sama menghindar untuk bertemu dan memilih tak ada dirumah.

    “Ibu Ayu nganggepnya ayah ada di rumah, Ayah Ayu juga sama, ngiranya Ibu ada dirumah, padahal keduanya tuh ga ada kak.. aku sendirian… huuu..hiks..hikss…” kali itu Ayu seperti menumpahkan kekesalan dan kesedihannya padaku. Aku memegang tangannya yang halus, memberikan nasihat secukupnya, menenangkan dan menguatkan hatinya. Kadang aku mengusap pundak dan kepalanya, dan sedikit mencandainya. Ayu tersenyum kembali, meski ia teruskan cerita sedihnya. Aku hanya berempati, dan pada waktu seperti ini, aku tahu.. Ayu hanya butuh didengar, bukan diberi masukkan. Karena itu aku menjadi pendengar setianya.

    Sampai akhirnya, cerita Ayu berakhir dengan beberapa masukan solusi sederhana yang aku berikan. Ayu berterimakasih padaku, dan seperti senang telah meluapkan segala emosinya. “Makasih ya kak.. mudah-mudahan kaka ga bosen denger curhatan aku..” ujarnya sambil tersenyum. Kami saling memandang, saling tersenyum… ohh.. betapa cantiknya bidadari ini.. Aku sengaja memegang tangannya yang halus.. Kami masih saling memandang, “Kamu yang sabar aja ya Ayu… semua pasti bisa kamu lalui dengan baik..” kataku sambil tersenyum yang dibalasnya dengan senyuman yang tak kalah manis. Ah, saat itu aku dan Ayu seperti kekasih yang saling mencintai.

    “Kalau nggak ada yang mau disampein, Ayu mending kembali ke kelas yah..” kataku.

    “Oiya, Ayu boleh minta nomer hape kaka? Biar Ayu bisa cerita kapan aja,,” kami bertukar nomer handphone.

    “Ya udah, sekarang Ayu kembali ke kelas ya..” kataku karena tak ada lagi yang ia mau sampaikan.

    “Iya udah..” Ayu menjawab lemah, dan menunduk seolah kecewa.

    Aku mengantarkannya menuju pintu keluar. Saat Ayu, hendak memegang daun pintu, Ayu malah berbalik, dan tiba-tiba memelukku! WOW! Bukan main aku kaget bercampur senang, tenang dan juga horny! “Makasih ya kak… tp aku belum mau masuk kelasss..” katanya didadaku, pelukannya malah semakin erat. Aku yang kaget sekaligus senang, mulai perlahan membalas pelukannya. Sialnya, kontolku malah berdiri dan aku yakin dirasakan pergerakannya oleh perut Ayu yang menempel erat denganku. Aku pura-pura mengelus kepala dan punggungnya. Mmmhhh…begitu hangat dan nyaman.

    Saat, aku mengelus kepalanya yang tertutup jilbab, Ayu mengangkat kepalanya dan melihat ke wajahku. Entah setan apa yang menghinggapiku, aku malah mendekatkan bibirku ke bibir mungilnya. Perlahan, aku mendaratkan bibirku di bibir mungilnya. “Mmmmmhhhhh….” mata Ayu terpejam, namun bibirnya tak bergerak sedikitpun, dan akupun tak memagut bibirnya, hanya mencium bibirnya. Cukup lama bibir kami beradu, tanpa ada jilatan atau pagutan. Mata kami berdua terpejam menikmati gelombang cinta dan nafsu yang kian beradu. Nafas kami saling bersautan, sedikit lebih cepat.

    Lalu aku tersadar, dan melepaskan bibir dan pelukanku. Ayu hanya melihatku dengan muka sayu, mata dibalik kacamatanya setengah terbuka, sayu dan malah itu membuatku semakin nafsu. Lalu Ayu mendekatiku, “Ka…mmhh” Ayu memelukku lagi, dan mendekatkan bibirnya dan matanya langsung terpejam. Karena nafsuku yang begitu tinggi, aku kembali mencium bibirnya dan kali ini aku memagutnya mengemut bibir atasnya, dan perlahan memasukkan lidahku ke mulutnya.

    Bukan main kagetnya, ternyata Ayu yang cantik ini membalas, ia mengikuti pagutanku, mengemut bibirku, mengemut lidahku sesekali memasukkan lidahnya ke mulutku. “mmmhhh..Kaaa….mmmhhh….mmmuachhh mmmhhhh,,,kaa…mmmmhhh..” desahnya saat aku cium. Kontolku yang tegang di depan perut diatas ujung memeknya, tak sadar aku gesek-gesekkan.

    “Mhhh…yu,,, mmmuachh.. mmmhh.. mmmuachhh mmhh…” aku menciumnya lebih ganas memeluknya erat, dan menyandarkan tubuh Ayu ditembok pinggir pintu. Aku semakin kuat menekan pantatku agar kontolku menempel memeknya. Lalu aku raih kunci pintu sambil tak lepas mencium Ayu, aku kunci pintu ruanganku.

    Saat terdengar pintu aku kunci, Ayu menghentikan ciumannya, melihat ke pintu dengan kaget. Dia kira ada yang masuk, tapi ia lalu memandangku kembali, tersenyum padaku karena tau aku yang mengunci pintu. Kini kedua tangannya melingkari leherku, dan kembali menciumku. Tanganku yang memeluknya, turun ke pantatnya, menekan pantanya agak memeknya lebih erat menekan kontolku. “aahh.. mmmuaachhhh…Yu..aahhh…mmmhhh” saat aku menggesek kontolku yang sudah tegang ke memeknya yang terhalang celana kami.

    Setelah lama kami berciuman, Ayu menghentikan ciumannya. Ia melihat wajahku yang sedang menggesekan kontol tepat depan memeknya. Aku emang sedikit berjongkok agar posisi kontolku pas di depan memeknya. Ayu melihat wajahku, tersenyum, dan kedipan matanya melambat. Saat terpejam matanya merapat menikmati gesekan kontolku. “Aach, Yu.. gapapa kan? Shhh ahh..” tanyaku saat menggesek memeknya. Ayu hanya tersenyum manis, dan mulai matanya terpejam kembali menikmati gesekanku.

    Aku semakin bersemangat menggesek dan menekan kontolku di memeknya. Ayu hanya mengusap wajahku, dan mulutnya mulai terbuka sedikit. Lama-lama, suara Ayu mulai keluar, “aah.. kaka.. aahh.. shhhh ah…ka…” Ayu mendesah pelan saat aku gesekkan kontolku di memeknya.

    “Ahh Ayu..kaka sayang kamu,,, mmmhhh ahhh..shhh ahhh..” aku terus menggesek memeknya dengan cepat. Kontolku terasa sakit karena masih terhalang celana, namun menggesek memeknya dengan cepat. Lalu, aku menghentikan gesekanku. Ayu, yang merem melek dan mendesah lalu melihat kearah kontolku dan memandangku sayu. Ayu melihatku heran karena aku menghentikan gesekanku.

    “Kenapa ka?” tanya Ayu melihatku.

    “Sakit Yu, kaka boleh buka celana kaka yah?” sambil aku membuka sabuk celanaku, membuka resleting, dan menurunkan celanaku dan celana dalamku sekalian ampe lutut. Kontan kontolku mengacung dengan kepalanya yang membesar dan menjadi pink karena sudah terangsang.

    Cerita Sex Nikmatnya Memek Ayu Siswi Berjilbab

    Cerita Sex Nikmatnya Memek Ayu Siswi Berjilbab

    Ayu kaget melihat kontolku, tapi ia malah memegangnya sebentar, “Oh titit teh kaya gini ka.. gede yah..mmhh…” sambil mengelus dan kembali melingkarkan tangannya di leherku seperti siap untuk aku gesek kembali. Mukanya masih melihat ke arah penisku yang mengacung.

    Aku mulai menepelkan penisku ke roknya, pas di memeknya. Namun, aku tak jadi menggesek, aku langsung mengangkat roknya dengan tangan kananku, lalu langsung menyelipkan tanganku ke celana dalamnya. Aku raba memeknya, aahh… begitu halus dan lembut! Jembutnya belum begitu banyak, belahannya rapat namun sudah basah, tanda iapun horny. “mmhh…kak.. shh enak kak.. elus lagi.. mmmhh…” desah Ayu saat aku meraba dan mengelus memeknya.

    “Ayu udah basah ya? Mmhhh.. cangcutnya turunin ya Yu, bisi kotor..” kataku tanpa menunggu persetujuannya memelorotka celana dalamnya hingga lutut.

    “Ahh..iya kak.. kaka mau apain Ayu? Mau kaya tadi lagi?” katanya memandangku sayu saat aku pelorotkan celana dalamya.

    “Iya Yu, kaka pengen gesek tapi langsung ke memek Ayu, boleh kan?” ujarku sambil mengorek memek Ayu.

    “Ahh.. kaka… shh iya kak.. aww..pelan ngorekinnya..” kata Ayu meringis saat aku mengorek bibir memeknya mencari lendir agak bisa kupakai melumasi kontolku.

    “Kaka minta lendir Ayu yah, biar ga seret geseknya..” aku korek-korek belahan memeknya, mencari lendir yang keluar di memek Ayu.

    “Ahh..iya kak.. cepet kaya tadi lagi kak…”desah Ayu tak sabar.

    Sedikit lendir yang kudapat dari memeknya aku elus ke kontolku. Aku angkat kembali roknya sampai kelihatan memeknya yang ternyata putih dengan bulu halus yang tak banyak. Belahannya pink, basah karena ku gesek dan ku korek. Lalu aku mendekatkan kontolku ke memek Ayu. Aku tempatkan kontolku di belahan memeknya, aaahhhhh betapa hangat dan nikmatnya memek Ayu. “aahhh…kaka..shhh aku gemeteran..enak kak..mmhhh” kata Ayu saat aku tempelkan kontol di memeknya.

    “hehe.. enak kan Yu, hmmmhh aaahhhhhhh…sshhhh aaahhhhh..hehehe.. ahhhhmmhh..” aku perlahan menggesekkan kontolku di memek lembut Ayu, sambil memandang mukanya yang keenakkan. Ayu tersenyum padaku disela merem meleknya. Akupun senyum puas bisa menempelkan kontolku di memeknya.

    “ahhh…kaka.. shhh Ayu sayang kaka.. shhhh ahhh…enakkhhh ka,,terus..” Ayu mulai mendesah pelan saat kugesek belahan memeknya. Kepala kontolku menekan itilnya yang sedikit agak keras. “ahh kaka.. sshh..agak teken lagi..shhh ahhh…” ceracau Ayu saat menikmati gesekan kontolku.

    “Ahhh Ayu, enak memek kamu sayang.. aahhh shhh,,kaka pengen entot kamu yu..shhh ahh…” desahku sambil ku gesekkan kontolku dan ku mulai remas susunya yang tak begitu besar.

    “Ahh… kaka…sayang..shhh ahhhh.. ahhhhhh ahhh…oohh cepet kak..”

    “Iyah sayang shhh ahhh… oohhh oohhh sayangg aahhh Ayyuuuuhhh ahhhhhhh….”aku semakin mempercepat gesekkanku di memek Ayu. Ayu memeluk dan lalu menciumku ganas.

    “Muuuacchh mmmhh..mmmhhh..kaka. memek Ayu diapainn ahhhh,,shhh ahhhh enak kaka,,,sshhhmmmmmuahhh….” Ayu menjambak rambutku dan ikut menekan kontolku dengan memeknya yang lalu ia goyangkan.

    Aku sontak terkaget dengan goyangan Ayu. “ahhhh,,,diem sayang, jangan di goyangin, bisi masuk ke memek,,,aahhh shhh ahhh…”Aku tahan pantatnya, aku tempatkan jariku di belahan pantatnya yang dekat ke memek.

    “Ahh iya ka..maafhhh ahhhh enakk kaaa… aahhh Ayu mau pipiss ahhh lemessshh ahhhhh kakaa..” Ayu mendongakkan kepalanya dan lalu mencium leherku.

    “ahhh bentar sayang,, ahh kaka bentar lagi ngecrot.. aahhh ahhh ahhh sayang ahhh…” aku mempercepat gesekkanku di memek Ayu. Aku lebih menekankankan kontolku di belahan memeknya, dan merasa pertahananku akan jebol.

    “Ahh… kaka…pipis..ahhh kaka Ayu mau pipiss… ahhhh.. ahh ahh ahhhhhhhhh….” dan lalu tubuh Ayu menggelinjang, melenting kebelakang,dan ada cairan menetes ke lantai. “ahhh kakaaaaa…enaaaaakkkkkhhhhhh aahhhhhh…Ayu lemes kaaa…Ayu Pipiss…ahhhhhhh…” ceracau Ayu ditengah orgasmenya yang pertama.

    “Ahhh…Ayu sayang ahhh… kaka keluar… kaka juga mau keluar,,, ahhhh Ayuuuuu aaaahhhhhh ssshhh aaaaaarrrrgggggggghhhh,,,,” dan crooot…crooott…crooot…. berkali-kali aku menyemprotkan air maniku yang lalu hinggap di bibir memeknya, di tembok dan kebanyakan di celana dalam Ayu yang tersangkut di lutut.

    “Ahhh.. kaka keluar yu.. hhee.. Mmmuuuaccchhh…”

    “hhe.. Lemes banget kak, kaya gini.. Ayu baru pertama ngerasain..mmmuahh..mmmhh” Ayu lalu memelukku lagi dan mencium pipiku dan lalu bibirku.

    “Mmuach… Ayu ga marah kan kaka gini ama Ayu?” tanyaku memastikan.

    “Hehe… nggak kok.. enak.. hehe

    “hhi.. makasih sayang… kaka beneran sayang sama Ayu,,,mmuah” aku mencium keningnya yang terhalang kerudung.

    “Ayu juga ka.. mmhh.. bentar ka.. Ayu pake celana dulu..” Ayu berjongkok, menaikkan celana dalamnya, dan akupun juga menaikan celanaku dan merapihkannya.

    “iiihhh.. cangcut Ayu basah banget.. pas di memeknya pisan lagii…ahh jadi ga enakeun..” Ayu bersungut-sungut merasakan celananya basah karena tumpahan spermaku.

    “Mani kaka itu teh, ya udah Ayu buka aja celananya..gausah pake celana dalem..” kataku bercanda.

    “Ih malu atuh.. eh tapi da pake rok yah.. ya udah ath… tapi Ayu titip di kaka atuh yah, da masa bawa-bawa CD..he..” Ayu menanggapi serius saranku, dan lalu ia membuka celana dalamnya lalu ia pakai mengelap memeknya dan tumpahan maniku di pahanya. Ayu lalu memberikan celananya kepadaku.

    “Makasih ya sayang.. mmmuah..” aku cium bibirnya lagi, Ayu membalasnya.

    “Sama-sama ka..” Ayu kembali melemparkan senyum padaku.

    “Yu, boleh kaka cium memek Ayu gak?”

    “hehe.. ngapain ih.. iya udah sok aja ka..” Ayu mengangkat roknya memperlihatkan memeknya yang merah merekah dengan jembut yang jarang.

    Aku berjongkok, memperhatikan memeknya yang putih bersih dengan itil yang masih menonjol. Belahannya pink, merekah.. tak menunggu lama aku cium bibir memeknya, aku emut itilnya dan menjilat belahan memeknya yang legit. Memeknya sedikit bau asem, dan khas bau memek ABG remaja. Aku cium terus memek Ayu, bidadari cantikku.

    Hhi.. aahh,, udah kaka.. suka banget sama memek Ayu teh..hee..aah..” ujar Ayu sambil mengelus kepalaku yang sedang menciumi memeknya.

    Aku lalu sudahi mencium memeknya, takut ketahuan berlama-lama disini. “Ya udah, balik ke kelas ya.. ntar kaka boleh lagi kan gesek memek Ayu? Hehe ” kataku.

    “hehe iya kak.. huum, boleh kak.. Ayu suka..” Ayu merapikan rok panjangnya, dan kerudungnya yang sedikit kacau karena perbuatanku. Lalu Ayu pun membuka kunci pintu, dan lalu keluar “Makasih kaka sayang..daahh..” Ayu melambaikan tangan kepadaku dan berlalu menuju kelasnya.

    Aku kembali masuk keruanganku, terduduk dan membayangkan apa yang aku lakukan tadi kepada Ayu yang cantik itu. Ahh, serasa mimpi aku bisa menggesek memeknya yang indah. Celana dalamnya yang masih kupegang, aku ciumi dan ku hirup aroma memeknya. Lalu masukkan ke celana dalamku dan ku tempel ke kontolku, ahhh nyaman kontolku di balut celana dalam Ayu.

    Tinut..tinutt,,tinutt.. handphoneku berbunyi tanda ada SMS. Segera ku buka, dan itu dari Ayu!. “Kak.. pulangnya anterin yah.. :* sayang kaka..” begitu isi SMS nya. Aku senyum sumringah! Langsung ku balas, “Siap tuan putri.. :* sayang Ayu..” message sent.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Seks Tipuan ngentot untuk Pegawai Pabrik

    Cerita Seks Tipuan ngentot untuk Pegawai Pabrik


    898 views

    Perawanku – Cerita Seks Tipuan ngentot untuk Pegawai Pabrik, Kumpulan cerita selingkuh, kisah sex tentang perselingkuhan yang berujung ML diranjang paling nikmat dan semuanya ada dalam kategori cerita seks – Hari ini badanku terasa lelah sekali, seharian ini banyak sekali pekerjaan yg kuselesaikan, meski selesai semua rasanya puas juga menjalani kesibukan hari ini. Sore itu waktu sudah hampir setengah 6 sore, setelah membereskan berkas-berkas di ruang kerjaku aq siap pulang kerumah, mobil kijang hijauku sudah siap di tempat parkir mengantarku pulang.

    Kulihat jalanan di depan kantorku terlihat lancar, ternyata perkiraanku salah, kurang lebih 1 km dari kantor, jalanan macet total, ya sudahlah nikmati saja daripada menggrutu juga nggak ngurangi macet.
    Lokasi kantorku kebetulan dekat dengan jajaran pabrik-pabrik, dan jam segitu rupanya macet angkuta umum yg mencari penumpang, tiba-tiba ditengah kemacetan jalanan kulihat didepan sebuah toko ada seorang perempuan yg manis sekali, kulitnya putih, tingginya sekitar 165 cm dengan menggunakan seragam pabrik biru-biru ditutup blazer hitam terbuka yg kelihatan ketat terlihat dadanya begitu menyesakkan baju seragamnya, untuk ukuran karyawan pabrik, cewek itu terlalu cantik, meski bajunya begitu sederhana tdk sebanding dengan kecantikannya.

    Kuperhatikan dengan seksama, dia kelihatan memandangku dan tersenyum tipis menatapku, akupun tersenyum memandangnya, tiba-tiba aku dikagetkan suara klakson mobil dibelakangku, cepat-cepat kutancap mobilku berhubung jalan didepan sudah lancar sekitar 30 meter ke depan.
    Menyesal sekali aku tdk bisa berhenti waktu itu, kulihat di spion perempuan itu naik angkot di tiga mobil dibelakangku.. Seandainya saja?

    Sekira 200 meter jalan lancer, tiba-tiba kemacetan datang lagi, makin sumpek aja aku, akhirnya kulihat didepan ada toko kecil dengan tempat parkir yg agak luas, akhirnya lampu sent mobil kunyalakan kekiri dan aku berhenti, meski masih ada rokok, kuniatkan beli lagi sambil beli minuman ringan, sambil berharap perempuan di angkot belakang bisa ketahuan lagi jejaknya.
    Alamak.. Sambil minum teh botol dingin, tiba-tiba saja angkot dibelakang yg membawa perempuan itu berhenti, aku berharap.. Tiba-tiba benar saja perempuan itu turun kemudian membayar ongkos ke sopir di depan.
    Wah memang benar kalau sudah jodohku nih.. Kulihat perempuan itu masuk juga ke dalam toko, sambil tersenyum tipis dia menuju ke penjual toko itu dan kulihat membeli lima buah indomie, susu dancow dan kopi instant lima sachet.

    “Lho rumahnya dimana Mbak?” tanyaku sambil tersenyum.
    “Oh saya kos dibelakang toko ini, Mas,” jawabnya sambil mencari dompet dari dalam tasnya.
    “Nama saya Iwan, boleh kenalan Mbak?” tanyaku sambil menjulurkan tangan buat bersalaman.
    “Saya Nuning, Mas,” jawabnya sambil senyum dan menjabat tanganku..
    Busyet tangannya mulus sekali dan hangat sekali agak berkeringat.
    “Berapa Mbak?” kata Nuning pada penjual toko sambil mengeluarkan dompetnya.
    “Dua puluh sembilan ribu limaratus Mbak “jawab penjual toko itu.
    “Ini saja Mbak, sekalian teh botol satu dan rokok dua bungkus” kataku sambil ngeluarin uang seratus ribu ke wanita penjaga toko.

    “Nggak usah Mas, saya ada kok” kata Nuning sambil ngeluarin dualembar uang duapuluh ribuan.
    “Ya sudah gini aja, uang ini bawa dulu, tapi saya minta dibikinin kopi dulu, sekalian kalau boleh main ke kos-mu sambil nunggu macet, boleh nggak?” Kataku sambil ngembaliin uangnya.
    “Baiklah kalau begitu terima kasih, tapi tempatnya jelek lho Mas, kata Nuning sambil tersenyum.
    “Ah jangan gitu, saya malah nggak enak nih ngrepotin minta kopi segala” Kataku sambil nerima kembalian dari penjaga toko.
    “Mbak, saya titip mobil ya, sekalian ini buat parkirnya,” sambil kukasih wanita penjaga toko uang limaribu”
    “Wah makasih ya Mas” kata penjaga toko.

    Nuning tersenyum dan mengajakku berjalan di gang sebelah toko itu, jalannya kecil cuman satu meter lebarnya, jadi kalau jalan nggak bisa bareng, harus satu-satu, Nuning jalan di depan dan aku dibelakangnya.
    Kuperhatikan selain dadanya yg membusung, ternyata pinggul dan pantat Nuning benar-benar montok habis, sampai-sampai rok yg dipakainyapun membungkus ketat pantat indah itu serasi sekali dengan pinggul yg ramping, ditambah bau tubuhnya yg wangi meski kutahu itu bau parfum biasa.

    Kira-kira duapuluh meter jalan, Nuning berhenti dan membuka pagar besi kecil disebuah rumah tanpa halaman dan ternyata didalamnya berjajar kamar-kamar kontrakan dengan pembatas tembok satu meter antar kamarnya.

    “Disini Mas, kamarku paling ujung, dekat dengan kamar mandi, silahkan masuk dulu Mas, aku mau panasin air sebentar buat bikin kopi” kata Nuning nerocos.
    Kamarnya ternyata cukup bersih, di ruang tamu ada karpet biru, meja kecil ditengahnya dan diujung TV 14 inch terpasang rapi ditambah hiasan manik-manik yg bagus, tak sempat kulihat kamar tidurnya, tapi melihat ruang tamunya tertata rapi aku yakin kamar tidurnya pasti bersih juga.

    Kuambil remote TV dan kunyalakan, pas berita sore, kuikuti perkembangan pencalonan presiden dari para politikus negeri ini, tapi aku lebih tertarik melihat foto dibelakangku ternyata foto Nuning menggunakan kebaya dan samping, cantik sekali.. Tdk dandan saja dia cantik, apalagi dalam foto itu belahan dada kebaya agak rendah, sehingga sembulan toket putihnya kelihatan seksi dan erotis sekali.
    “Itu fotoku waktu di kampung bulan lalu Mas, waktu acara kawinan sepupuku” kata Nuning sambil membawa dua gelas kopi.

    “Memangnya kampungmu dimana? Dan lagi jadi apa waktu acara itu?” Tanyaku sambil membantu nurunin gelas kopi ditaruh di meja.
    “Kampungku di Cianjur Mas, waktu itu aku kebagian ngisi nari Jaipongan, yah gini-gini aku penari Jaipongan Mas, meski hanya sebatas acara di kampung aja” Kata Nuning sambil tersenyum manis.
    “Pantesan tapi cantik juga kamu baju kebaya ya, lebih sensual dan menarik” Kataku sambil memandang wajah cantiknya.

    “Pantesan apa Mas? Masak orang kampung gini dibilangin sensual dan menarik” Kata Nuning.
    “Pantesan tubuh kamu bagus dan terawat itu karena rajin jaipongan ya”
    “Ah Mas, bisa aja,” katanya sambil mencubit tanganku.
    “Silahkan Mas diminum kopinya, aku tinggal sebentar ya mau mandi dulu, udah gerah banget nih rasanya”
    Nuning masuk ke dalam kamarnya dan mengambil peralatan mandi, letak kamar mandi kontrakan itu ada di luar tapi masih dekat dengan kamar Nuning mungkin cuma sekitar 4 meter saja dari pintu kamarnya.
    “Tunggu sebentar ya Mas, silakan diminum kopinya” Nuning berjalan dengan berkalungkan handuk putih dipundaknya, sementara rambutnya diikat ke belakang, terlihat cantik dan alami sekali.
    Sekitar sepuluh menit Nuning di dalam kamar mandi, kudengar suara, ‘waduh gimana nih bajunya basah gini,’ akhirnya aku mendekat kamar mandi dan berteriak.
    “Ada apa Ning? Ada yg bisa saya santu?” kataku sedikit cemas dan heran.
    “Nggak apa-apa kok Mas, bajuku pada jatuh dan basah, Mas apa diluar ada orang lain?” Tanya Nuning sambil teriak.

    “Ntar aku lihat dulu, ke pintu depan” kataku sambil berjalan ke pagar dan gang kecil menuju rumahnya.
    “Nggak ada siapa-siapa” Kataku sambil mendekat ke pintu kamar mandi.
    Tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka dan kulihat Nuning hanya berbalut handuk putihnya, kulihat pundaknya putih sekali, sementara toketnya yg montok sedikit menyembul dan pahanya yg putih dan mulus sekali terlihat tertutup handuk kira-kira 20 cm diatas lututnya, wah aku jadi kaget sekali dan tiba-tiba Nuning menengok dari belakang pintu dan berlari menuju kamarnya.
    “Sorry ya Mas, bajuku pada basah semua, aku ganti baju dulu ya,” kata Nuning sambil berlari dengan tubuh mulus terbalut handuk.

    Melihat pemandangan yg menggairahkan itu, mengakibatkan otot dalam celanaku berdenyut-denyut, dan sedikit mengembang, ‘gile bener, tubuhnya montok bener’. Kataku dalam hati, sambil masuk ke kontrakannya dan melihat-lihat lagi foto sensualnya.
    “Maaf ya Mas, sebenarnya aku malu tadi,” kata Nuning sambil duduk di sampingku, Nuning sore itu memakai kaos kuning dan bawahan celana strit hitam ketat sebatas lutut, namun kaos panjangnya menutupi bagian bawah sampai 10 cm diatas lutut.

    Malam itu kita hanya ngobrol saja sampai jam delapan malam, dari obrolan itu kutahu kalau Nuning sudah hampir setahun bekerja, pernah kuliah D-1 bagian Sekretaris dan sekarang bekerja di bagian administrasi keuangan sebuah pabrik, dan kutahu bahwa Nuning sudah punya pacar di kampungnya, namun orangtuanya kurang setuju.

    “Jangan kapok main ya Mas,” kata Nuning berharap.
    “Justru aku yg berharap boleh main kesini lagi kalau kamu nggak keberatan,” kataku sambil memakai sepatu, sambil berjalan pulang kuberikan kartu namaku.
    “Kalau ada apa-apa telpon aja,” kataku sambil bersalaman, perlahan kuremas tangan halusnya dan Nuning kelihatan malu dan tertunduk.

    “Daah” aku pamitan dan Nuning mengantarkan aku sampai ke tempat parkir.
    Setelah perkenalan itu, kurang lebih dua bulan, kami hanya bersahabat saja, bahkan Nuning menyatakan kekaguman karena aku nggak pernah bertindak tdk sopan, meski kami sering pulang sampai jam 10 malam, paling hanya berpegangan tangan saja, entahlah mungkin lama-kelamaan dia mulai sayang, meski sudah kuceritakan bahwa aku sudah beristri dan punya seorang anak. Hingga suatu hari, aku masih ingat itu hari Rabu, dia menelpon ke HP-ku,

    “Mas, aku pengen ngobrol bisa nggak, sore ini jemput aku ya?” kata Nuning di telepon.
    “Oke, emangnya ada apa?” Tanyaku.
    “Yah pokoknya nanti aja deh, aku mau cerita, udah dulu ya, sampai nanti di tempat biasanya,” Nuning menutup telponnya.
    Tepat jam 16.30 aku meninggalkan kantor, kulihat dari kejauhan Nuning sudah menunggu dan sedikit melambaikan tangan kegirangan. Nuning masuk ke mobilku dan tersenyum.
    “Mas, kita jangan pulang dulu ya, aku pengen cerita banyak dan menenangkan hatiku,” kata Nuning sambil menatapku.

    “Oke, kita jalan-jalan ke Ciater aja ya, disana kita bisa berendam air panas sambil ngobrol,” ajakku sambil terpikir ada kolam renang yg memang cukup nyaman untuk berendam di malam hari.
    “Oke, kayaknya asyik juga tuh,” Kata Nuning mengiyakan.

    Aku menelepon ke rumah, dan bilang ada pekerjaan di kantor yg harus diselesaikan, kalau ada apa-apa ngebel aja ke kantor, kebetulan aku sudah setting teleponku tiga kali kring di-forwardkan ke HP-ku.
    “Kamu ada masalah apa, kok kelihatan kusut begitu?” kataku sambil mencubit dagu Nuning.
    “Nggak tahu kenapa aku pengen cerita masalahku ke Mas, kayaknya aku tenang kalau udah ada di sampingmu Mas,” kata Nuning sambil memegang lenganku.

    Posisi mobilku memang agak susah untuk berdekatan, hingga akhirnya Nuning hanya bisa memegang lenganku saja. Sambil sedikit berkaca-kaca, Nuning menceritakan bahwa pacarnya di kampung sudah memutuskan hubungan dengannya. Selama di perjalanan aku banyak kasih nasehat dan pengertian kepadanya, dan diapun kelihatan lebih tenang. Sampai di Ayam Goreng Brebes, Lembang aku memarkirkan mobilku.

    “Kita makan dulu yuk,” ajakku.
    Berhubung tempat parkirnya penuh, aku agak jauh memarkir mobilku, dan baru kali ini Nuning berani berjalan disampingku sambil memeluk pinggangku, akupun akhirnya merapatkan tubuh dan memeluk pundaknya sambil menuju ke tempat makan.

    Menuju ke Ciater, diperjalanan Nuning memandangku terus dan tiba-tiba saja bibirnya mengecup pipiku, aku agak gugup namun menikmati juga, sambil sesekali kuremas tangan halusnya. Wah mau nggak mau banyaknya rangsangan selama perjalanan mulai mempengaruhi adrenalinku juga. Dan sesampai di Ciater ternyata suasananya hujan agak deras, jam sudah menunjukkan jam delapan malam, berendam di kolam renang rasanya nggak mungkin, pulang juga sudah telanjur, akhirnya kutawarkan ke Nuning.
    “Gimana kalau kita berendamnya di kamar aja?”
    Aku agak khaNuningr dia keberatan, tapi katanya, “Ya terserah Mas aja” kata Nuning.
    Di front room hotel, aku booking satu kamar yg ada bathtub buat berendam air panas, didepan meja frontroom Nuning masih memeluk pinggangku, kali ini terasa kelembutan dadanya menyentuh badanku, dan ini mau nggak mau berpengaruh pada otot pejal didalam CDku.

    Malam itu Ciater dingin banget, kabut turun tebal banget setelah hujan, hingga perjalanan menuju ke kamarpun harus perlahan, petugas hotel sudah menunggu di depan kamar dan membukakan pintu kamar.
    “Silahkan Pak, silahkan Bu, apa ada yg dipesan?” kata petugas hotel ramah, mengira kami pasangan suami istri.
    “Sementara belum Mas, nanti saja kalau perlu saya telpon dari kamar,” kataku sambil memberi sedikit tips buat petugas hotel.

    Nuning masuk ke kamar dan aku masih duduk di ruang TV, sambil mencari-cari chanel yg bagus, sambil melepas penat dua jam lebih di belakang kemudi. Tiba-tiba Nuning keluar dari kamar, alamak Nuning sudah berganti baju dengan celana pendek pink ketat dan kaos senam ketat putih polos pendek hingga kelihatan pusarnya, kulihat bayangan puting toketnya yg kecoklatan, tanpa dibungkus beha, pahanya putih dan mulus menantang, sementara pantatnya yg bahenol tercetak ketat di celananya dan dadanya benar-benar montok menantang.

    “Ayo Mas, katanya mau berendam? Jangan liatin gitu dong,” Kata Nuning sambil duduk disampingku.
    “Oke, tapi aku nggak bawa baju berendam nih,” kataku sambil membuka baju kerjaku, aku yg sudah tdk kuat melihat pemandangan yg memancing birahi itu.
    “Mas, badanmu kekar juga ya, “kata Nuning sambil memeluk lenganku dari samping, terasa toket montoknya melekat erat di lenganku.

    Perlahan kuusap paha putih Nuning dan tiba-tiba Nuning berdiri dan duduk di pangkuanku, akhirnya tubuh montok itu kupeluk sambil kuangkat kakinya kuletakkan pahanya yg putih, mulus dan hangat itu diatas pangkuanku. Perlahan Nuning menatap mataku, kemudian memelukku erat sekali, terasa sekali kekenyalan toket montoknya, meski terhalang kaos tipis yg dipakainya, cukup lama Nuning menyembunyikan wajahnya di bahuku, kemudian dia berkata lirih.

    “Mas, aku sayang kamu, aku takut kehilangan kamu Mas,” kubelai perlahan rambutnya, kurenggangkan pelukannya dan kutatap mata Nuning, dalam hitungan detik, bibir kami saling melumat pertama agak perlahan, sambil kunikmati kelembutan bibirnya, cukup lama kami beratraksi dengan bibir kami dan makin lama pagutan dan ciumannya makin buas, dan kamipun saling melumat bibir.

    Perlahan ciuman kami agak melemah, lembut kuciumi lehernya, belakang telinga dan pundaknya, kukecup lembut tanpa suara, tangan kananku mendarat perlahan di dadanya, begitu padat, kenyal dan kencang, sementara tangan kiriku pelahan mengangkat kaos ketatnya. Nuning menengadahkan wajahnya dan membusungkan dadanya sambil mengangkat tangannya, dan segera kulepas kaos ketatnya, betul-betul keindahan toket seorang wanita yg kulihat didepanku, kulitnya yg putih bersih tanpa cacat, ditambah sepasang toket yg montok, padat dan menantang, perlahan kujelajahi dan kusapu lembut gunung indah nan menantang itu, dan perlahan kuusap putingnya yg menonjol keras kecoklatan, mungkin dia sudah terangsang.
    “Mas, pantatku kayak ada yg mengganjal nih, dibuka celananya ya Mas, biar nggak sakit,” kata Nuning.
    Aku berdiri dan Nuning membuka reslutingku, melepas ikat pinggangku dan menurunkan celanaku.
    “Apa itu Mas?” kata Nuning sambil menutup matanya dengan jari yg masih terbuka.

    Otot pejalku yg sudah membesar dan mengeras sekali, tercetak jelas pada celana pendek katun yg ketat, perlahan kutarik tangan Nuning, kutempelkan tangannya menyusuri bonggol keras dari luar celana pendekku, perlahan dan lama-lama Nuning berinisiatif meremas penisku dari luar celana pendekku.
    Kubiarkan Nuning mengelus dengan jemarinya dan sesekali meremas, kadang pelan kadang agak kuat, mungkin dia mulai menikmati mainan barunya, sementara kunikmati aliran kenikmatan, sambil kulihat ekspresinya.
    “Gimana Ning?” kataku sambil menatap matanya.
    “Mas, aku belum pernah melakukan seperti ini, tadinya malu sekali aku melihatnya, ternyata kemaluan cowok bisa segede ini ya?” katanya sambil tersipu.
    “Kalau kamu mau, kamu boleh buka celanaku” kataku.
    Perlahan tangan halus itu menurunkan celana pendekku dan tiba-tiba penisku yg sudah tegak dan berdiri keras seolah miniatur tugu monas, Nuning menatap tak berkedip melihat kemaluanku, pelan jarinya mengelus batangku yg tegang seperti kayu, urat-urat yg menonjol dia telusuri perlahan, alamak nikmat sekali, dan garis urat di tengah-tengah bagian belakang ditelusurinya perlahan, penisku berkedut-kedut dan tiba-tiba diremasnya kantong pelirku, sungguh kenikmatan yg luar biasa.

    Kutarik Nuning untuk berdiri, kebelai pinggul indahnya, berputar kebelakang meremas bongkahan pantatnya yg bahenol, kupeluk dan kuusap erat punggungnya, perlahan kukecup lehernya, belakang telinganya dan pundaknya, kulihat dan kurasakan kulitnya merinding, Nuning mempererat pelukannya dan menempelkan ketat dadanya yg padat membusung ke dadaku, paduan antara kehangatan dan aliran birahi yg mengalir lewat kulitnya.

    Nuning yg hanya tinggal memakai CD tipis warna pink, menggoyangkan dan menempelkan ketat kemaluanku yg sudah tegang membesar ke daerah bukit venusnya, meski masih terpisahkan CDnya, namun kurasakan ada kelembaban dari balik CDnya. Kulihat mata sendu Nuning menikmati foreplay yg panjang malam itu, kelihatan dia sudah terangsang sekali, dari sorotan matanya dan pelupuk matanya yg agak sembab, serta toketnya yg kencang menantang dengan puting yg mengeras.

    Kuraba CDnya dan kuturunkan, Nuning membantu menurunkan CDnya dan melempar dengan ujung kakinya, sambil kucium dan kulumat bibir seksinya, kujamah dan kuremas toket montoknya, dan serta merta kuangkat tubuh telanjang nan mulus itu ke kamar dan kutidurkan diatas kasur bersprei putih bersih.
    Sambil tetap menciuminya, aku tidur merapatkan ke tubuhnya, kaki kuangkat dan kegesek-gesekkan diatas paha putihnya, sementara tanganku kembali meremas dadanya yg kian montok dan menggunung dengan puting susunya yg menonjol kecil kecoklatan. Perlahan aku turun menciumi lehernya dan memutar-mutarkan lidahku ke gunung kembarnya bergantian, kusapu hingga basah dengan menyisakan puting, pada bagian akhir nanti, sementara tanganku menjelajah ke pangkal pahanya, menyibak rambut kemaluannya yg halus menghitam itu, kuusap bibir memeknya dan Nuning menggelinjangkan pinggulnya.

    Kuperhatikan Nuning memejamkan matanya menikmati sentuhan dan rangsangan yg kuberikan, sementara tanpa sadar penisku yg tegak dan keras, diremasnya perlahan dan kadang menguat saat rangsangan datang menguat. Kumainkan ujung jariku menyapu bibir memeknya yg sudah membasah dan kusapu pelan belahan lubang memeknya yg membasah, sambil kujilati putingnya dengan ujung lidahku bersamaan kuputar perlahan kelentitnya dengan ujung jari telunjukku,

    seirama antara jilatan lidahku di ujung putingnya dan usapan ujung jari telunjukku di ujung kelentitnya, serta merta Nuning menggoyangkan pantat dan pinggulnya, menggeleparkan dan membuka lebar pahanya dan membusungkan dadanya hingga kelihatan merangsang sekali, sambil menutup matanya dengan bibir yg membasah dan sedikit terbuka, sementara tangannya menggenggam erat sekali kemaluanku yg masih mengeras dan berdenyut-denyut.

    “Uuff mmaas, kau apakan tubuhku ini,” mulut Nuning mengerang menahan kenikmatan.
    Tubuhnya menggelinjang keras sekali, pahanya bergetar hebat dan kadang menjepit tanganku dengan erat saat jariku masih menyentuh kelentitnya, dan tiba-tiba penisku dicengkeram dengan keras seolah mengajak untuk menikmati orgasmenya dalam foreplay itu.

    Kuremas dengan irama perlahan toketnya yg tambah mengeras dan membusung itu dengan tangan kiriku, sementara tangan kananku terjepit diantara kedua paha mulusnya, kemaluanku diremasnya dan tangan satunya memelukku erat sementara paha dan kakinya menggelepar keras sekali hingga sprei putih itu berserakan tak karuan, orgasme pertama sudah dirasakannya.
    Tanpa berhenti kumainkan pelan tanpa henti kelentitnya, dan mungkin sekarang Nuning sudah terangsang kembali.
    “Mas, tolong masukkan, aku ingin merasakannya sayang,” katanya sambil menghiba dan meringis menahan kenikmatan tiada tara yg dirasakannya.

    Perlahan aku menaiki tubuhnya, pahaku menempel erat dipahanya yg mengangkang dan kepala penisku menempel di kelentitnya menggantikan ujung jari telunjukku.
    Sambil kuciumi leher putihnya, pundak dan belakang telinganya, kepala penisku bergerak-gerak mengelilingi bibir memeknya yg hangat dan basah, kulihat Nuning merem melek menikmati benda pejal di bibir memeknya, lidahnya menyapu bibirnya hingga membasah, dan wajahnya memerah dengan mata merem melek tak beraturan. Dengan perlahan akhirnya sedikit demi sedikit kumasukkan batang penisku ke dalam memeknya, saat kucoba menyelipkan kepala penisku ke mulut memeknya rasanya peret dan sulit sekali, kulihat Nuning sedikit meringis dan membuka mulutnya dan sedikit menjerit.

    “Aah,”
    Namun akhirnya kepala penisku sudah mulai masuk dan mulai kurasakan kehangatan memeknya, perlahan kumasukkan sesenti demi sesenti, pada sekitar centimeter ke 4 menuju ke 5, Nuning tiba-tiba berteriak dan menjerit.
    “Aduh Mas sakit sekali,” katanya, “Seperti ada yg menusuk dan nyerinya sampai ke perut,” katanya.
    “Aku cabut aja ya?”

    “Jangan, biarkan dulu kutahan rasa sakit ini,”
    Aku yg sudah merasa kenikmatan yg luar biasa dan sedikit demi sedikit mulai kumasukkan lagi batang penisku. Kulihat Nuning meneteskan air mata, namun tiba-tiba dia menggoyangkan pantatnya dan tentunya akhirnya penisku hampir seluruhnya masuk, kenikmatan yg belum pernah kurasakan, penisku serasa digigit bibir yg kenyal, hangat, agak lembab dan nikmat sekali.
    Akhirnya kamipun mulai menikmati hubungan badan ini.
    “Mas rasa sakitnya sudah agak berkurang, sekarang keluar masukkan penismu Mas, rasanya nikmat sekali”
    Perlahan aku mulai mengayun batang penisku keluar masuk ke memek Nuning, kulihat tangannya diangkat dan memegang erat-erat kepalanya dan akhirnya menarik sprei tempat tidurnya, sementara pahanya dia kangkangin lebar-lebar dan mencari-cari pinggulku, hingga akhirnya kakinya melingkar di pantatku dan seolah meminta penisku untuk dimasukkan dalam-dalam ke memeknya.

    Beberapa kali ayunan, akhirnya aku agak yakin dia sudah tdk begitu merasakan sakit di memeknya, dan kupercepat ayunan penisku di memeknya. Nuning berteriak-teriak dan tiba merapatkan jepitan kakinya di pantatku, kepala menggeleng-geleng dan tangannya menarik kuat-kuat sprei tempat tidurnya, mungkin dia mau orgasme, pikirku. Tiba-tiba tangannya memelukku erat-erat dan kakinya makin merapatkan jepitannya di pantatku, kurasakan toket besarnya tergencet dadaku, rasanya hangat dan kenyal sekali, aku diam sejenak dan kubenamkan penisku seluruhnya di dalam memeknya.
    “Oh, mmas aku keluar.. Ahh.. Ahh.. Ahh,”

    Aku merasakan nikmat yg amat sangat, penisku berdenyut-denyut, rasanya aliran darah mengalir kencang di penisku, dan aku yakin penisku sangat tegang sekali dan begitu membesar di dalam memek Nuning, sepertimya aku juga akan mengeluarkan air kejantananku.
    Beberapa saat kemudian, kubuka sedikit jepitan kaki Nuning dipantatku, sambil kubuka lebar-lebar paha Nuning, kulihat ada cairan kental berwarna kemerah-merahan dari memek Nuning, penisku rasanya licin sekali dialiri cairan itu, dan akhirnya dengan cepat aku kayuh penisku keluar masuk dari memek Nuning, nikmat sekali rasanya. Ada mungkin delapan sampai sembilan kayuhan penisku di memek Nuning, tiba-tiba kurasakan ada sesuatu yg akan meledak dari dalam penisku dan akhirnya..
    Croot.. Croot.. Croot.. Croot..

    Memeknya berdenyut-denyut menikmati aliran maniku yg hangat, sementara kurasakan batangku masih berdenyut-denyut nikmat, kubenamkan batangku dalam kehangatan memeknya yg basah.  Kupandang wajahnya yg berkeringat, perlahan kusapu dengan tanganku dan kuciumi dengan penuh rasa sayang, akhirnya kamipun terkulai lemas dan Nuning memeluk tubuhku erat, tanpa mempedulikan cairan yg merembes keluar dari lubang kenikmatannya.

    Ada lebih sejam kami tertidur dalam kenikmatan, dan selanjutnya berdua kita berendam dengan air hangat di bathtub, hingga badanpun terasa segar kembali. Setelah menikmati makan malam di cafeteria, akhirnya kamipun kembali ke kamar jam 12.00 malam, mengulangi permainan dengan lebih ganas hingga jam 1 dinihari, kamipun tertidur tanpa busana, dan kupeluk tubuh telanjangnya dalam kehangatan selimut.
    Hingga esoknya kuputuskan untuk mengambil cuti sehari dan sebelum checkout jam 12 siang, kami masih menyisakan dua kali permainan di kamar tidur dan di bathtub. Lain kali akan kuceritakan pengalamanku dengan Nuning di kampungnya saat aku mengantarnya mudik.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Kecanduan Ngentot Adik Kandungku

    Cerita Sex Kecanduan Ngentot Adik Kandungku


    1745 views

    Perawanku – Cerita Sex Kecanduan Ngentot Adik Kandungku, kisah ini bermula ketika aku sudah beranjak dewasa bersamaan dengan adik ku juga, berawal waktu aku sedang mandi sendirian dirumah kemudian.

    Nama gue Monika, saat ini tercatat sebagai mahasiswi ekonomi Universitas swasta yg ada di Bandung. Ayah gw berasal dari Bandung, sedangkan ibu gw asli Sukabumi, mereka tinggal di Sukabumi. Cerita dewasa sedarah ini menceritakan kisah nyataku yg terjadi saat masih duduk dibangku sekolah, tepatnya saat kelas 1 SMA. Dan skandal sekstabu ini masih terus berlanjut sampai detik ini! gw terus kecanduan ngentot ama adik kandung gw sendiri. Sebagai kakak kandung hasrat hubungan sex dgn adik itu slalu saja gagal kubendung.

    Cerita Sek Sedarah Kecanduan Gw anak yg paling tua dari tiga bersaudara. Gw mempunyai satu adik laki-laki dan satu adik perempuan. Umurku berbeda 1,5 tahun dgn adik lelakiku namu adik perempuanku beda lagi 10 tahun. Kami sangat dimanja oleh orang tua kami, sehingga tingkahku yg tomboy dan suka maksa pun tidak dilarang oleh mereka. Begitupun dgn adikku yg tidak mau disunat walaupun dia sudah kelas 2 SMP.

    Waktu kecil, Gw sering mandi bersama bersama adik gw, tetapi sejak dia masuk Sekolah Dasar, kami tidak pernah mandi bersama lagi. Walaupun begitu, Gw masih ingat betapa kecil dan keriputnya penis adik gw. Sejak saat itu, Gw tidak pernah melihat lagi penis adik gw. Sampai suatu hari, Gw sedang asyik telpon dgn teman cewekku. Gw telpon berjam-jam, kadang tawa keluar dari mulutku, kadang kami serius bicara tentang sesuatu, sampai akhirnya Gw rasakan kandung kemihku penuh sekali dan Gw kebelet pengen pipis. Benar-benar kebelet pipis sudah di ujung lah. Cepat-cepat kuletakkan gagang telpon tanpa permisi dulu sama temanku. Gw berlari menuju ke toilet terdekat. Ketika kudorong ternyata sedang dikunci.

    hallow! Siapa di dalam buka dong! Udah nggak tahan! Gw berteriak sambil menggedor-gedor pintu kamar mandi

    Iyaaaaaaa! Wait! ternyata adikku yg di dalam. Terdengar suaranya dari dalam.
    Nggak bisa nunggu..! Cepetan..! kata Gw memaksa.
    aduhhhhhhh. Gw benar-benar sudah tidak kuat menahan ingin pipis.

    kreottttttt..! terbuka sedikit pintu toilet, kepala adikku muncul dari celahnya.
    Ada apa sih kak? katanya.
    Tanpa menjawab pertanyaannya, Gw langsung nyerobot ke dalam karena sudah tidak tahan. Langsung Gw jongkok, menaikkan rokku dan membuka celana dalamku.
    criitttttt keluar air seni dari vagina Gw.
    Kulihat adikku yg berdiri di depanku, badannya masih telanjang bulat.situs-dewasa

    Yeahhhhh..! Sopan dikit napa kak? teriaknya sambil melotot tetap berdiri di depanku.
    Waitttt..! Udah nggak kuat nih, kata Gw.
    Sebenarnya Gw tidak mau menurunkan pandangan mata Gw ke bawah. Tetapi sialnya, turun juga dan akhirnya kelihatan deh burungnya si adik gw.
    hahahahah.. Masih keriput kayak dulu, cuma sekarang agak gede dikit kataku dalam hati.
    Gw takut tertangkap basah melihat kontolnya, cepat-cepat kunaikkan lagi mata Gw melihat ke matanya. Eh, ternyata dia sudah tidak melihat ke mata Gw lagi. Sialan..! Dia lihat vagina Gw yg lagi mekar sedang pipis. Cepat-cepat kutekan sekuat tenaga otot di vagina Gw biar cepat selesai pipisnya. Tidak sengaja, kelihatan lagi burungnya yg masih belum disunat itu. Sekarang penisnya kok pelan-pelan semakin gemuk. Makin naik sedikit demi sedikit, tapi masih kelihatan lemas dgn kulupnya masih menutupi helm penisnya.

    Cerita Sek Sedarah Kecanduan Sialan nih adikku. Malah ngeliatin lagi, mana belum habis nih air kencing..! Gw bersungut dalam hati.
    o0oooo.. Kayak gitu ya Kak..? katanya sambil tetap melihat ke vagina Gw.
    Eh kurang ajar Lu ya dik! langsung saja Gw berdiri mengambil gayung dan kulemparkan ke kepalanya.
    Kletokkkk..! kepala adikku memang kena pukul, tetapi hasilnya air kencingku kemana-mana, mengenai rok dan celana dalamku.

    Ya… basah deh rok kakak… katGw melihat ke rok dan celana dalamku.
    Syukurin..! Makanya jangan masuk seenaknya..! katanya sambil mengambil gayung dari tanganku.
    Mandi lagi ahh..! lanjutnya sambil menyiduk air dan menyiram badannya.
    Terus dia mengambil sabun dan mengusap sabun itu ke badannya.
    Waduh.., sialan nih adik gw! sungutku dalam hati.
    Waktu itu Gw bingung mau gimana nih. Mau keluar, tapi Gw jijik pake rok dan celana dalam yg basah itu. Akhirnya kuputuskan untuk buka celana dalam dan rokku, lalu pinjam handuk adikku dulu. Setelah salin, baru kukembalikan handuknya.

    Udah.., pake aja handuk Gw kak! kata adikku.
    Sepertinya dia mengetahui kebingunganku. Kelihatan kontolnya mengkerut lagi.
    Jadi lucu lagi gitu..! Hihihi..! dalam hatiku.
    Gw lalu membuka celana dalam gw yg warnanya merah muda, lalu dilanjutkan dgn membuka rok. Kelihatan lagi deh memek Gw. Gw takut adikku melihatku dalam keadan seperti itu. Jadi kulihat adik gw. Eh sialan, dia memang memperhatikan Gw yg tanpa celana.

    kakak Memek tu emang gemuk kayak gitu ya..? kakakaka..! katanya sambil nyengir.
    Sialan, dia menghina vagina Gw, Daripada culun kayak punya lhoo..! kata Gw sambil memukul bahu adik gw.

    Eh tiba-tiba dia berkelit, wakzzzzz..! katanya.
    Karena Gw memukul dgn sekuat tenaga, akhirnya Gw terpeleset. Punggungku jatuh ke tubuhnya. Kena deh pantatku ke penisnya.
    Iiihhh.., rasanya geli banget..! cepat-cepat kutarik tubuhku sambil bersungut, Huh..! kakak sih..!

    kak.. kata Kakak tadi culun, kalau kayak gini culun nggak..? katanya mengacuhkan omonganku sambil menunjuk ke penisnya.
    Kulihat penisnya mulai lagi seperti tadi, pelan-pelan semakin gemuk, makin tegak ke arah depan.
    Ya.. gitu doang..! Masih kayak anak SD ya..? kata Gw mengejek dia.
    Padahal Gw kaget juga, ukurannya bisa bertambah begitu jauh. Ingin juga sih tahu sampai dimana bertambahnya. Iseng Gw tanya, Gedein lagi bisa nggak..? kata Gw sambil mencibir.
    Bisa..! Tapi kakak harus bantu dikit dong..! katanya lagi.
    Megangin ya..? Wisssss.., ya nggak mau lah..! kataku.
    Bukan..! kakak taruh ludah aja di atas kontolku..! jawabnya.

    Karena penasaran ingin melihat penis cowok kalau lagi penuh, kucoba ikuti perkataan dia.

    Gitu doang kan..? Mau kakak ngeludahin Kamu mah. Dari dulu Kakak pengen ngeludahin Kamu” ujarku

    Sialan nih adikku, Gw dikerjain. Kudekatkan kepal Gw ke arah penisnya, lalu Gw mengumpulkan air ludahku. Tapi belum juga Gw membuang ludahku, kulihat penisnya sudah bergerak, kelihatan penisnya naik sedikit demi sedikit. Diameternya makin lama semakin gede, jadi kelihatan semakin gemuk. Dan panjangnya juga bertambah. keren banget melihatnya. Geli di sekujur tubuh melihat itu semua. Tidak lama kepala penisnya mulai kelihatan di antara kulupnya. Perlahan-lahan mendesak ingin keluar. Wahh..! Bukan main perasaan senangku waktu itu. Gw benar-benar asyik melihat helm itu perlahan muncul.
    Akhirnya bebas juga kepala penis itu dari halangan kulupnya. Penis adikku sudah tegang sekali. Menunjuk ke arahku. Warnanya kini lebih merah. Gw jadi terangsang melihatnya. Kualihkan pandangan ke adikku.
    Hehe… dia ke arahku. Masih culun nggak..? katanya lagi. Hehe..! Macho kan kak! katanya tetap tersenyum.

    Tangannya tiba-tiba turun menuju ke selangkanganku. Walaupun Gw terangsang, tentu saja Gw tepis tangan itu.

    Cerita Sek Sedarah Kecanduan Apaan sih dik..! kubuang tangannya ke kanan.
    Kak..! Please kakkk.. Pegang aja kak… Nggak akan diapa-apain… Gw pengen tahu rasanya megang itu-nya cewek. Cuma itu aja kak.. kata adik gw, kembali tangannya mendekati selangkangan dan mau memegang memek gw.

    ehmmmm.. sebenarnya Gw mau jaga image, masa mau sih sama adik sendiri, tapi Gw juga ingin tahu bagaimana rasanya dipegang oleh cowok di memek!hihihii…
    Inget..! Jangan digesek-gesekin, taruh aja tanganmu di situ..! akhirnya Gw mengiyakan. Deg-degan juga hati ini.

    Tangan adik gw lalu mendekat, bulu kemaluanku sudah tersentuh oleh tangannya. Ihh geli sekali… Gw lihat penisnya sudah keras sekali, kini warnanya lebih kehitaman dibanding dgn sebelumnya. opppssttttt… Hangatnya tangan sudah terasa melingkupi vagina Gw. Geli sekali rasanya saat bibir vagina Gw tersentuh telapak tangannya. Geli-geli nikmat di syaraf vagina Gw. Gw jadi semakin terangsang sehingga tanpa dapat ditahan, vagina Gw mengeluarkan cairan.
    Hihihi.. kakak terangsang ya..?
    Enak aja… sama adik mah mana bisa terangsang..! jawabku sambil merapatkan selangkangan gw agar cairannya tidak semakin keluar.
    Ini basah banget apaan Kak..?
    Itu sisa air kencing Kakak tahuuu..! kata Gw berbohong padanya.
    Kak… memek tu anget, empuk dan basah ya..?
    Tau ah… Udah belum..? Gw berlagak sepertinya Gw menginginkan situasi itu berhenti, padahal sebenarnya Gw ingin tangan itu tetap berada di situ, bahkan kalau bisa mulai bergerak menggesek bibir memek Gw.

    Kak… gesek-gesek dikit ya..? pintanya.
    Tuh kan..? Katanya cuma pegang aja..! Gw pura-pura tidak mau.
    Dikit aja Kak… Please..!
    Terserah adik aja deh..! Gw mengiyakan dgn nada malas-malasan, padahal mau banget tuh. Hihihi.. Habis enak sih…
    Tangan adik gw lalu makin masuk ke dalam, terasa bibir vagina Gw terbawa juga ke dalam.
    uhhhhhh..! Hampir saja kata-kata itu keluar dari mulut gw. Rasanya nikmat sekali. Otot di dalam vagina Gw mulai terasa berdenyut. Lalu tangannya ditarik lagi, bibir vagina Gw ikut tertarik lagi.
    Ouughhhhhhhhh..! akhirnya keluar juga desahan nafasku menahan rasa nikmat di vagina Gw.
    Badanku terasa limbung, bahuku condong ke depan. Karena takut jatuh, Gw bertumpu pada bahu adik gw.

    Enak ya kak..?

    Heeheee.., jawabku sambil memejamkan mata.
    Tangan adik gw lalu mulai maju dan mundur, kadang klitoris gw tersentuh oleh telapak tangannya. Tiap tersentuh rasanya nikmat luar biasa, badan ini akan tersentak ke depan.
    kak..! Adek juga pengen ngerasaain enaknya dong..!

    Kamu mau diapain..? jawab gw lalu membuka mata dan melihat ke arahnya.
    Ya pegang-pegangin juga..! katanya sambil tangan satunya lalu menuntun tanganku ke arah kontolnya.
    Kupikir egois juga jika Gw tidak mengikuti keinginannya. Kubiarkan tangannya menuntun tangan gw. Terasa hangat penisnya di genggaman tangan ini. Kadang terasa kedutan di dalamnya. Karena masih ada sabun di penisnya, dgn mudah Gw bisa memaju-mundurkan tanganku mengocok penisnya.

    Kulihat tubuh adikku kadang-kadang tersentak ke depan saat tanganku sampai ke pangkal penisnya. Kami berhadapan dgn satu tangan saling memegang kemaluan dan tangan satunya memegang bahu.
    Tiba-tiba dia berkata, Kak..! Titit Adek sama memek Kakak digesekin aja yah..!
    hooh Gw langsung mengiyakan karena Gw sudah tidak tahan menahan rangsangan di dalam tubuh.
    Lalu dia melepas tangannya dari vagina Gw, memajukan badannya dan memasukkan penisnya di antara selangkangan gw. Terasa hangatnya batang penisnya di bibir vagina Gw. Lalu dia memaju-mundurkan pinggulnya untuk menggesekkan penisnya dgn vagina Gw.

    ohhhhh..! Gw kini tidak malu-malu lagi mengeluarkan erangan.
    Dek… masukin aja..! Kakak udah nggak tahan..! Gw benar-benar sudah tidak tahan, setelah sekian lama menerima rangsangan. Gw akhirnya menghendaki sebuah penis masuk ke dalam memek Gw.
    Iya Kak..!
    Lalu dia menaikkan satu paha Gw, dilingkarkan ke pinggangnya, dan tangan satunya mengarahkan penisnya agar tepat masuk ke itil Gw.

    Gw terlonjak ketika sebuah benda hangat masuk ke dalam kemaluanku. Rasanya ingin berteriak sekuatnya untuk melampiaskan nikmat yg kurasa. Akhirnya Gw hanya bisa menggigit bibir gw untuk menahan rasa nikmat itu. Karena sudah dari tadi dirangsang, tidak lama kemudian Gw mengalami orgasme. Vagina Gw rasanya seperti tersedot-sedot dan seluruh syaraf di dalam tubuh berkontraksi.
    ohhhhhh..! Gw tidak kuat untuk tidak berteriak.
    Kulihat adik gw masih terus memaju-mundurkan pinggulnya dgn sekuat tenaga. Tiba-tiba dia mendorong sekuat tenaga hingga badanku terdorong sampai ke tembok.
    Ouughhh..! katanya.
    Pantatnya ditekannya lama sekali ke arah vagina Gw. Lalu badannya tersentak-sentak melengkung ke depan. Kurasakan cairan hangat di dalam vagina Gw.

    Lama kami terdiam dalam posisi itu, kurasa penisnya masih penuh mengisi vagina Gw. Lalu dia mencium bibirku dan melumatnya. Kami berpagutan lama sekali, basah keringat menyiram tubuh ini. Kami saling melumat bibir lama sekali. Tangannya lalu meremas payudara dan memilin putingnya.
    Kak..! Kakak nungging, terus pegang bibir bathtub itu..! tiba-tiba dia berkata.
    Wahh..! Gila adik ya..!
    Udah.., ikutin aja..! katanya lagi.

    Cerita Sek Sedarah Kecanduan Gw pun mengikuti petunjuknya. Gw berpegangan pada bathtub dan menurunkan tubuh bagian atasku, sehingga batang kemaluannya sejajar dgn pantatku. Gw tahu adikku bisa melihat dgn jelas vagina Gw dari belakang. Lalu dia mendekatiku dan memasukkan penisnya ke dalam vagina Gw dari belakang.

    uhhhhhh..! ssssttt..! Gw menjerit saat penis itu masuk ke dalam rongga vagina Gw.

    Rasanya lebih nikmat dibanding sebelumnya. Rasa nikmat itu lebih kurasakan karena tangan adikku yg bebas kini meremas-remas payudara Gw. Adikku terus memaju-mundurkan pantatnya sampai sekitar 10 menit ketika kami hampir bersamaan mencapai orgasme. Gw rasakan lagi tembakan sperma hangat membasahi rongga vagina Gw. Kami lalu berciuman lagi untuk waktu yg cukup lama.

    Setelah kejadian itu, kami jadi sering melakukannya, terutama di kamar gw ketika malam hari saat orang tua sudah pergi tidur. Minggu-minggu awal, kami melakukannya bagaikan pengantin baru, hampir tiap malam kami bersetubuh. Bahkan dalam semalam, kami bisa melakukan sampai 4 kali. Biasanya Gw membiarkan pintu kamar gw tidak terkunci, lalu sekitar jam 2 malam, adik gw akan datang dan menguncinya. Lalu kami bersetubuh sampai kelelahan. Kini setelah Gw di Bandung, kami masih selalu melakukannya jika ada kesempatan. Kalau bukan Gw yg ke Sukabumi, maka dia yg akan datang ke Bandung untuk menyetor jatah spermanya ke memek Gw. Saat ini Gw mulai berani menelan sperma yg dikeluarkan oleh adik kandung gw sendiri! Begitulah cerita dewasa sedarah itu terjadi, dan terus terang gw kecanduan ngentot ama adik gw sampai sekarang .

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Tubuh Mungilku Menjadi Taruhan

    Cerita Sex Tubuh Mungilku Menjadi Taruhan


    749 views

    Perawanku – Cerita Sex Tubuh Mungilku Menjadi Taruhan, Dona adalah namaku, wanita 27 tahun yang dinikahi oleh mas Ajik 3 tahun yang lalu sampai sekarang aku sudah mempunyai seorang momongan. Selain cantik aku juga memiliki tubuh yang sangat bahenol kata teman-temnku. Aku dulu bertemu dengan mas Ajik saat bekerja di sebuah perusahaan dan kita sekantor.

    Dalam kita berpacaran, kita juga mengikuti gaya hidup Sex bebas, kita sering melakukan hubungan Sex bervariasi. Kadang dikantor saat lembur kerja, kadang dibioskop, kadang ditaman, kadang juga dipantai, dan masih banyak lagi tempat yang kita jadikan untuk melampiaskan nafsu Sex aku dan mas Ajik. Sampai akhirnya aku hamil, dan mas Dika pun mau bertanggung jawab dengan menikahiku.

    Diperusahaan tempatku bekerja tidak boleh ada hubungan suami istri, jadi maka aku putuskan untuk aku saja yang mengundurkan diri dari perusahaan, dan sekarang hanya mas Ajik saja yang bekerja sedangkan aku dirumah merawat kehamilanku.

    Sampai akhirnya 8 bulan kemudian buah hatiku lahir. 2 tahun pernikahanku dengan mas Ajik bisa dibilang berjalan dengan baik, mas Ajik selalu perhatian denganku dan sering bersikap romantis, hingga aku makin sayang banget dengan mas Ajik. Hubungan Sex kita pun tak pernah berbeda meski sudah mempunyai momongan, masih sama seperti kita saat pacaran. Karena aku juga selalu rajin merawat tubuh ku, sehungga ketika mas Ajik pulang, dia senang melihat penampilan cantikku.

    Menginjak ketiga tahun pernikahanku, perusahaan mas Ajik mengalami kebangkrutan, sehingga harus mengurangi sebagian pegawainya. Meski tak dibeDonahukan siapa yang akan di PHK, namun aku melihat mas Ajik cukup gelisah, karena perusahaan mengurangi cukup banyak kariawannya.

    Dan benar dugaan mas Ajik, mas Ajik menjadi salah satu kariawaan yang kena PHK perusahaan, dan mas Ajik pun pulang dengan wajah yang kusut. Aku yang melihat wajah kusut mas Ajik, sebagai istri yang baik, aku memberikan semangat kepada mas Ajik untuk tak menyerah menghadapi kenyataan. Mas Ajik pun hanya terdiam dan meninggalkanku begitu saja tanpa kata-kata.

    Sejak saat itulah sifat mas Ajik sedikit demi sedikit mulai berubah. Dia sering pulang malam dengan alasan mencari-cari pekerjaan. Dan semakin lama sifat mas Ajik semakin tak karuan. Aku kehilangan mas Ajik suamiku yang dulu sangat perhatian dan sangat romantis.

    Namun aku tak menyalahkan mas Ajik, karena keadaan yang mengharuskan. Setelah hampir sebulan mas Ajik mencari pekerjaan, dia tak kunjung mendapatkan panggilan bekerja dan dia pun akhirnya pasrah. Sekarang mas Ajik menjadi pengangguran dirumah, yang membuatnya kelayapan saja setiap harinya.

    Sampai pada akhirnya, suatu malam mas Ajik pulang entah dari mana dengan wajah yang gembira, dan membelikanku sebuah oleh-oleh berupa kalung emas. Aku pun terkaget dengan oleh-oleh yang diberikan mas Ajik dan menanyakan dari mana mas Ajik mendapatkan uang untuk membelikan aku kalung itu.

    Namun mas Ajik hanya tersenyum dan dia langsung membopongku kedalam kamar. Ketika aku memasuki kamar tidur dan menemaninya di ranjang, Mas Ajik kemudian memelukku dan menciumku. Aku tahu dia akan meminta ‘jatahnya’ malam ini. Malam ini dia lain sekali sentuhannya lembut. Pelan-pelan Mas Ajik mulai melepaskan daster putih yang kukenakan, setelah mencumbuiku sebentar, Mas Ajik mulai membuka bra tipis yang kukenakan dan melepaskan celana dalamku.

    Setelah itu Mas Ajik sedikit demi sedikit mulai menikmati jengkal demi jengkal seluruh bagian tubuh ku, tidak ada yang terlewati. Kemudian aku membantu Mas Ajik untuk melapaskan seluruh pakaian yang dikenakannya, sampai akhirnya aku bisa melihat penis Mas Ajik yang sudah mulai agak menegang, tetapi belum sempurna tegangnya.

    Dengan penuh kasih sayang kuraih batang kenikmatan Mas Ajik, kumain-mainkan sebentar dengan kedua belah tanganku, kemudian aku mulai mengulum batang penis suamiku dengan lembutnya. Terasa di dalam mulutku, batang penis Mas Ajik terutama kepala penisnya, mulai terasa hangat dan mengeras. Aku menyedot batang Mas Ajik dengan semampuku, kulihat Mas Ajik begitu bergairah, sesekali matanya terpejam menahan nikmat yang kuberikan kepadanya.

    Mas Ajik kemudian membalas, dengan meremas-remas kedua payudaraku yang cukup menantang, 36B. Aku mulai merasakan denyut-denyut kenikmatan mulai bergerak dari puting payudaraku dan mulai menjalar keseluruh bagian tubuh ku lainnya, terutama ke vaginaku. Aku merasakan liang vaginaku mulai terasa basah dan agak gatal, sehingga aku mulai merapatkan kedua belah pahaku dan menggesek-gesekan kedua belah pahaku dengan rapatnya, agar aku dapat mengurangi rasa gatal yang kurasakan di belahan liang vaginaku.

    Mas Ajik rupanya tanggap melihat perubahanku, kemudian dengan lidahnya Mas Ajik mulai turun dan mulai mengulum daging kecil clitorisku dengan nafsunya, Aku sangat kewalahan menerima serangannya ini, badanku terasa bergetar menahan nikmat, peluh ditubuhku mulai mengucur dengan deras diiringi erangan-erangan kecil dan napas tertahan ketika kurasakan aku hampir tak mampu menahan kenikmatan yang kurasakan.

    Akhirnya seluruh rasa nikmat semakin memuncak, saat penis Mas Ajik, mulai terbenam sedikit demi sedikit ke dalam vaginaku, rasa gatal yang kurasakan sejak tadi berubah menjadi nikmat saat penis Mas Ajik yang telah ereksi sempurna mulai bergerak-gerak maju mundur, seakan-akan menggaruk-garuk gatal yang kurasakan.

    Suamiku memang jago dalam permainan ini. Tidak lebih dari lima belas menit aku berteriak kecil saat aku sudah tidak mampu lagi menahan kenikmatan yang kurasakan, tubuh ku meregang sekian detik dan akhirnya rubuh di ranjang ketika puncak-puncak kenikamatan kuraih pada saat itu, mataku terpejam sambil menggigit kecil bibirku saat kurasakan vaginaku mengeluarkan denyut-denyut kenikmatannya.

    Dan tidak lama kemudian Mas Ajik mencapai puncaknya juga, dia dengan cepatnya menarik penisnya dan beberapa detik kemudian, air maninya tersembur dengan derasnya ke arah tubuh dan wajahku, aku membantunya dengan mengocok penisnya sampai air maninya habis, dan kemudian aku mengulum kembali penisnya sekian lama, sampai akhirnya perlahan-lahan mulai mengurang tegangannya dan mulai lunglai.

    “Aku benar-benar puas Rit, kamu memang hebat”, pujinya. Aku masih bergelayut manja di dekapan tubuh nya. “Rit, kamu memang istriku yang baik, kamu harus bisa mengerti kesulitanku saat ini, dan aku mau kamu membantu aku untuk mengatasinya”, katanya.

    “Bukankah selama ini aku sudah begitu Mas”, sahutku. Mas Ajik mengangguk-angguk mendengarkan ucapakanku. Kemudian ia melanjutkan, “Kamu tahu maksud kedatangan Dika tadi sore. Dia menagih utang, dan aku hanya sanggup membayar setengah dari keseluruhan utangku.

    Kemudian setelah lama berbicang-bincang ia menawarkan sebuah jalan keluar kepadaku untuk melunasi hutang-hutangku dengan sebuah syarat, ucap Mas Ajik. “Apa syaratnya, Mas?” tanyaku penasaran. “Rupanya dia menyukaimu, dia minta izinku agar kamu bisa menemani dia semalam saja”, ucap Mas Ajik dengan pelan dan tertahan. Aku bagai disambar petir saat itu, aku tahu arti “menemani” selama semalam. Itu berarti aku harus melayaninya semalam di ranjang seperti yang kulakukan pada Mas Ajik.

    Mas Ajik mengerti keterkejutanku. “Aku sudah tidak tahu lagi dengan apalagi aku harus membayar hutang-hutangku, dia sudah mengancam akan menagih lewat tukang-tukang pukulnya jika aku tidak bisa membayarnya sampai akhir pekan ini”, katanya lirih. Aku hanya terdiam tak mampu mengomentari perkataannya itu. Aku masih shock memikirkan aku harus rela memberikan seluruh tubuh ku kepada lelaki yang belum kukenal selama ini.

    Sikap diamku ini diartikan lain oleh Mas Ajik. “Besok kamu ikut aku menemui Bondan”, ujarnya lagi, sambil mencium keningku lalu berangkat tidur. Seketika itu juga aku membenci suamiku. Aku enggan mengikuti keinginan suamiku ini, namun aku juga harus memikirkan keselatan keluarga, terutama keselamatan suamiku. Mungkin setelah ini ia akan kapok berjudi lagi pikirku.

    Sore hari setelah pulang kerja, Mas Ajik menyuruhku berhias diri dan setelah itu kami berangkat menuju tempat yang dijanjikan sebelumnya, rupanya Mas Ajik mengantarku ke sebuah hotel berbintang. Ketika itu waktu sudah menunjukkan sekitar pukul delapan malam. Selama hidup baru pertama kali ini, aku pergi untuk menginap di hotel. Ketika pintu kamar di ketuk oleh Mas Ajik, beberapa saat kemudian pintu kamar terbuka, dan kulihat Dika menyambut kami dengan hangatnya, Suamiku tidak berlama-lama, kemudian ia menyerahkan diriku kepada Dika, dan kemudian berpamitan.

    Dengan lembut Dika menarik tanganku memasuki ruangan kamarnya. Aku tertunduk malu dan wajahku terasa memerah saat aku merasakan tanganku dijamah oleh seseorang yang bukan suamiku. Ternyata Dika tidak seburuk yang kubayangkan, memang matanya terkesan Extream dan seakan mau melahap seluruh tubuh ku, tetapi sikapnya dan perlakuannya kepadaku tetap tenang, sehingga dikit demi sedikit rasa grogi yang menyerangku mulai memudar.

    Dika menanyakan dengan lembut, aku ingin minum apa. Kusahut aku ingin minum coca-cola, tetapi jawabnya minuman itu tidak ada sekarang ini di kamarnya, kemudian dia mengeluarkan sebotol sampagne dari kulkas dan menuangkannya sedikit sekitar setengah sloki, kemudian disuguhkannya kepadaku, “Ini bisa menghilangkan sedikit rasa gugup yang kamu rasakan sekarang ini, dan bisa juga membuat tubuh mu sedikit hangat.

    Kulihat dari tadi kelihatannya kamu agak kedinginan”, ucapnya lagi sambil menyodorkan minuman tersebut. Kuraih minuman tersebut, dan mulai kuminum secara dikit demi sedikit sampai habis, memang benar beberapa saat kemudian aku merasakan tubuh dan pikiranku agak tenang, rasa gorgi sudah mulai menghilang, dan aku juga merasakan ada aliran hangat yang mengaliri seluruh syaraf-syaraf tubuh ku. Dika kemudian menyetel lagu-lagu lembut di kamarnya, dan mengajakku berbincang-bincang hal-hal yang ringan. Sekitar 10 menit kami berbicara, aku mulai merasakan agak pening di kepalaku, tubuh kupun limbung.

    Kemudian Dika merebahkan tubuhku ke ranjang. Beberapa menit aku rebahan di atas ranjang membuatku mulai bisa menghilangkan rasa pening di kepalaku. Tetapi aku mulai merasakan ada perasaan lain yang mengalir pada diriku, ada perasaan denyut-denyut kecil di seluruh tubuhku, semakin lama denyut-denyut tersebut mulai terasa menguat, terutama di bagian-bagian sensitifku.

    Aku merasakan tubuh ku mulai terangsang, meskipun Dika belum menjamah tubuh ku. Ketika aku mulai tak kuasa lagi menahan rangsangan di tubuh ku, napasku mulai memburu terengah-engah, payudaraku seakan-akan mengeras dan benar-benar peka, vaginaku mulai terasa basah dan gatal yang menyengat, perlahan-lahan aku mulai menggesek-gesekkan kedua belah pahaku untuk mengurangi rasa gatal dan merangsang di dalam vaginaku. Tubuhku mulai menggeliat-geliat tak tahan merasakan rangsangan seluruh tubuhku.
    Dika rupanya menikmati tontonan ini, dia memandangi kecantikan wajahku yang kini sedang terengah-engah bertarung melawan rangsangan, nafsunya mulai memanas, tangannya mulai meraba tubuh ku tanpa bisa kuhalangi lagi. Remasan-remasan tangannya di payudaraku membuatku tidak tahan lagi, sampai tak sadar aku melorotkan sendiri pakaian yang kukenakan. Saat pakaian yang kukenakan lepas, Mata Dika tak lepas memandangi belahan payudaraku yang putih montok dan yang menyembul dan seakan ingin loncat keluar dari bra yang kukenakan.

    Tak tahan melihat pemandangan indah ini, Dika kemudian menggumuliku dengan panasnya sembari tangannya mengarah ke belakang punggungku, tidak lebih dari 3 detik, kancing bra-ku telah lepas, kini payudaraku yang kencang dan padat telah membentang dengan indahnya, Dika tak mau berlama-lama memandangiku, dengan buasnya lagi ia mencumbuiku, menggumuliku, dan tangannya semakin cepat meremas-remas payudaraku, cairan vaginaku mulai membasahi celana putihku.

    Melihat ini, tangan Dika yang sebelahnya lagi mulai bermain-main di celanaku tepat di cairan yang membasahi celanaku, aku merasakan nikmat yang benar-benar luar biasa.

    Napasku benar-benar memburu, mataku terpejam nikmat saat tangan Dika mulai memasuki celana dalamku dan memainkan daging kecil yang tersembunyi di kedua belahan rapatnya vaginaku.

    Dika memainkan vaginaku dengan ahlinya, membuatku terpaksa merapatkan kedua belah pahaku untuk agak menetralisir serangan-serangannya, jari-jarinya yang nakal mulai menerobos masuk ke liang tubuh ku dan mulai memutar-mutar jarinya di dalam vaginaku. Tak puas karena celana dalamku agak mengganggu, dengan cepatnya sekali gerakan dia melepaskan celana dalamku. Aku kini benar-benar bugil tanpa tersisa pakaian di tubuh ku.

    Dika tertegun sejenak memandangi pesona tubuh ku, yang masih bergeliat-geliat melawan rangsangan yang mungkin diakibatkan obat perangsang yang disuguhkan di dalam minumanku. Dengan cepatnya selagi aku masih merangsang sendiri payudaraku, Dika melepaskan dengan cepat seluruh pakaian yang dikenakan sampai akhirnya bugil pula.

    Aku semakin bernafsu melihat batang penis Dika telah berdiri tegak dengan kerasnya, Besar dan panjang. Dengan cepat Dika kembali menggumuliku dengan benar-benar sama-sama dalam puncak terangsang, aku merasakan payudaraku diserang dengan remasan-remasan panas, dan.., ahh..,

    akupun merasakan batang penis Dika dengan cepatnya menyeruak menembus liang vaginaku dan menyentuh titik-titik kenikmatan yang ada di dalam liang vaginaku, aku menjerit-jerit tertahan dan membalas serangan penisnya dengan menjepitkan kedua belah kakiku ke arah punggungnya sehingga penisnya bisa menerobos secara maksimal ke dalam vaginaku.

    Kami bercumbu dengan panasnya, bergumul, setiap kali penis Dika mulai bergerak masuk menerobos masuk ataupun saat menarik ke arah luar, aku menjepitkan otot-otot vaginaku seperti hendak menahan pipis, saat itu aku merasakan nikmat yang kurasakan berlipat-lipat kali nikmatnya, begitu juga dengan Dika, dia mulai keteteran menahan kenikmatan tak bisa dihindarinya.

    Sampai pada satu titik saya sudah terlihat akan orgasme, Dika tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, dengan hentakan2 penisnya yang dipercerpat.. akhirnya kekuatan pertahananku ambrol.. saya orgasme berulang-ulang dalam waktu sepuluh detik..

    Dika rupanya juga sudah tidak mampu menahan lagi serangannya dia hanya diam sejenak untuk merasakan kenikmatan dipuncak-puncak orgasmenya dan beberapa detik kemudian mencabut batang penisnya dan tersemburlan muncratan-muncratan spermanya dengan banyaknya membanjiri wajah dan sebagian berlelehan di belahan payudaraku.

    Kamipun akhirnya tidur kelelahan setelah bergumul dalam panasnya birahi. Keesokan paginya, Dika mengantarku pulang ke rumah. Kulihat suamiku menerimaku dengan muka tertuduk dan berbicara sebentar sementara aku masuk ke kamar anakku untuk melihatnya setelah seharian tidak kuurus.

    Setelah kejadian itu, aku dan suamiku sempat tidak berbicara satu sama-lain, sampai akhirnya aku luluh juga saat suamiku minta maaf atas kelakuannya yang menyebabkan masalah ini sampai terjadi, tetapi hal itu tidak berlangsung lama, suamiku kembali terjebak dalam permainan judi. Sehingga secara tidak langsung akulah yang menjadi taruhan di meja judi. Jika menang suamiku akan memberikan oleh-oleh yang banyak kepada kami.

    Tetapi jika kalah aku harus rela melayani teman-teman suamiku yang menang judi. Sampai saat ini kejadian ini tetap masih berulang.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Selingkuh Dengan Tetangga Karena Lama Tak Di Belai Suami

    Selingkuh Dengan Tetangga Karena Lama Tak Di Belai Suami


    1921 views


    Perawanku – Awal cerita kejadian dua tahun yang lalu yaitu tepatnya 2013.nama ku neng lia suami ku irfan yang sama2 dari Bogor punya anak satu yudi namanya pindah kontrakan ke jakarta timur karna irfan suami ku dapat borongan proyek perumahan di sana.tinggallah aku dengan anak ku simata wayang berdua.

    kami ngontrak di kawasan dekat industri jadi agak ramai kalau malam hari karna karyawan pabrik memang pada kerja siang hari jarang di sipe.kontrakan yang berhadapan sekitar dua pulih pintuan berpenghuni kebanyakan sudah keluarga.suamiku tidak kwatir meninggalkan aku dan anak sendiri berminggu minggu paling dia pulang setor kebutuhan sehari2 dan penyaluran sekejap.namun justru dengan jarangnya pulang suami membuat aku gak kerasan di kontrakan apalagi di kontrakan g ada hiburan TV.

    maklum hasil proyek suami ku pas pasan.kalau anak pengen nonton terpaksa nimpang tetangga sebelah.ada seorang tetangga yang istrinya lagi pulang kampung namanya jono dia orang sumatra putih kuning langsat badannya tegap karna memang dia Security yang jadwal kerja kadang malam kadang siang.

    tak terasa seminggu kami tinggal di kontrakan dan empat hari sudah suami ku gak pulang karna desakan proyek yg harus di selesaikan.mas jono orangnya baek sama anak saya kalau pulang kerja selalu dibeliin jajanan.hingga anak ku sangat dekat dengan nya kalau nonton Tv dirumahnya sering anakku ketiduran.. tinggallah aku dan jono yang nonton sampai larut.aku pun sudah biasa saling ledek sama jono karna pasangan kami berjauhan

    neng biasanya kalau malam malam gini orang2 terbuai di pelukan suami atau istri seperti tetangga kita malah asik nonton hahaha tiba2 jono ngomong gitu.emang kenapa mas …? mas kangen pelukan ya cetus ku.ya neng sayang istri lagi dikampung.. terpaksa nampung jadi dodol dulu.

    iiihh mas jono nakal.. hehehe kan normal neng.. normal pa normal ledek ku.lengan ku di colek mesra seeeeerrr…rasanya nyaman sekali kupandang muka jono agak merah padam… tiba tiba pundak ku dirangkul mas jono pelan tapi pasti aku diciumnya .. mungkin aku memang naksir sama dia atau memang sudah empat hari gak di jamah suami sehingga aku biarkan bibirku dilumat jono ..

    dengan diam nya aku mas jono tambah nekat tangannya merayap ke selanggkangan ku sengaja ku buka paha lebar lebar memberi peluang buat mas jono.. tiba tiba nas jono berdiri aku agak heran ko tanggung banget sampai di sini..ternyata mas jono menutup pintu yg memang tidak ditutup… aku cekikikan hampir saja mas ada hansip lewat… kalau gak kita di arakluu… ya neng sih… gak kontrol…

    neng pindah dalam yuk tangan ku ditariknya kedalam kamarsambil dipeluk nya bibir ku di lumat dan tangannya jono meremas bukit kembarku yang sudah mengeras dirangsang dari tadi.”aahhgg… mas….eeeenak…mas puasin aku mas isilah kesepian kita..hmmmm…aagghhh rasanya neng mau pinsan sicumbu mas jono… ya …neng sabar malam ini kita maen sepuas puasnya.. yam ..mas

    baju neng dilepas satu persatu sanpai tinggal Bh dan CD saja neng pun tak tinggal diam melepas pakaian kaos dan celenanya mas jono perkulatan tambah seru selirih badan neng dijilatin dari bibir turun ke dau bkit neng dan terus kebawah menuju selanggkangan nen..aaahhhggg maaaas…. neng memekik saat lidah jono menemukan itil neng dan mencolok colok liang kawin neng… sampai neng kenlingsatan mencapai puncak yang pertama… mas jono jago ….curang aku kebobolan duluan..neng gengsi rasanya sampai dia nekat membalik tubuh jono kebawah…kuat juga ni perempuan bati jono..nikmatilah mas dendam ku cekatan penis jono di gengam neng dijilati dikocok dan disedot sedot biji penisnya tapi jono hanya menikmati sambil tangan nya meremas bukit kembar neng…sudah 10 menitan batang pelir mas jono di kerjain belum ada tanda2 orgasme…

    mas kuat banget siiih minum jamu ya .. gak ko nen sengaja pengen lama biar neng puas.. jono membalik tubuhnya hingga posisi 69 sama neng.. memek neng di limat abis dengan kasr membuat neng mau bobol lagi tp di tahan nya demi gengsi..aahhgg… mas .. cepatan mas masukin mas,,, neng mengangkang mempersilahkan jono mehujam memeknya..cepat..mas gak tahan lagiii… digenggamnya penis jono ditarik menujuliang kawingnya… aduuuh sakiit neng.. teriak jono ternyata jembutnya ketarik juga.. buru mas jangan siksa neng seperti ini ,,, jono mengikuti kemauan nen lia detekan nya pinggul kedepan dengan sabar .neng lia gak sabar ditariknya pinggul jono ke depan selankangan nya hingga peis itu masuk separu..

    neng lia melirik kebawah sambil meliukkan badan membuat sensasi ternikmat buat jono bagan neng lia didekapnya dengan erat pinggulnya di hentakkan ke depan dengan kasar..’aahhgg…nikmaaaatzzzzt ..mas goyangmaaaas.jono lupa akan mengerjain neng dengan caranya sendiri hilang karna merasa penisnya digilas disedoot memex neng lia hingga posisi gak beraturan lagi kadang jono dibawah kadang diatas sambil meliuk liuk memcapai kenikmatan sampai secara berbarengan.. tanta suara lagi kecuali dengusan nafas dan bunyi cipratan kedua kelamin.. maaas…enak say… tanfa sadar neng memanggil sayang ..teruuuus mas puasiiin aaa…ku…aku ..mau keluar lagi..mas uuuhhh,,nikmaaaat… ya neng tunggu mas …mas juga pengeeeen sampee… rupanya neng lia mencapai orgasme kedua berbarengan mas jono..lama jono diam mendekap neng lia sabil mengecup bibir

    makasih ya mas neng belum pernah sepuas ini sama suami……badan mas jono mengendor lepas terguling kesamping…tertidur…pules..

    menjelang subuh neng lia membangunkan mas jono..mas subuh mas ..neng mau pulang tar ada yang liat neng tidur disini.. nas jono bangun dengan bermalas ..ya udah.. sambil mendekap neng lia mas jono meraba memek … jangan mas semalam belum dicuci bau.. bisik neng lia di telinga mas jono. neng lia bangun memakai pakaian luar tanfa BH dan CD lalu keluar meninggalkan mas jono sendiri dikamar.Jam 10 siang mas jono keluar mau nyari makan siang entah kebetulan apa lagi keberuntungan mas jono ketemu neng lia di warteg…e.. mas jono mau beli makan ya kata neng lia sambil mengedipkan mata..ya neng lapar lagi gak ada yang masakin..

    hahaha oya sekalian ni tar mas bayar .. ahh dak usah mas ngerepotin..aja ..gak kok neng sama tetangga harus saling memberi jangan pelit pelit.. ya deh . seusai membayar sayur mereka pulang hampir barengan sengaja mas jono jalan pelan karna ada yang mau disampai kan.. neng tar malam lagi ya.. bisik mas jono. ya kalau suamiku gak pulang ya mas soalnya dah lima hari gak pulang..ya janji ya.. ya mas..

    mas jono memberikan no HP ke neng lia untuk mempermudah hubungan.kalau situasinya aman mas jono kerumah neng lia atau sebalik nya.

  • Cerita Sex Pembantu Vs Majikan

    Cerita Sex Pembantu Vs Majikan


    821 views

    Perawanku – Cerita Sex Pembantu Vs Majikan, Saat itu aku baru lulus SMA, aku melanjutkan kuliah di Bandung, Di sana aku tinggal di rumah pamanku, Paman dan bibi dengan senang hati menerimaku tinggal di rumah mereka, karena paman dan bibiku yang sudah 4 tahun menikah belum juga punya anak sampai saat itu, jadi kata mereka biar suasana rumahnya tambah ramai dengan kehadiranku.

    Pamanku ini adalah adik ibuku paling kecil, saat itu dia baru berumur 35 tahun. Rumah pamanku sangat luas, di sana ada kolam renangnya dan juga ada lapangan tenisnya, maklum pamanku adalah seorang pengusaha sukses yang kaya. Selain bibiku dan pamanku, di rumah itu juga ada 3 orang pembantu, 2 cewek dan seorang bapak tua berusia setengah umur, yang bertugas sebagai tukang kebun.

    Bibiku baru berumur 31 tahun, orangnya sangat cantik dengan badannya yang termasuk kecil mungil akan tetapi padat berisi, sangat serasi berbentuknya seperti gitar spanyol, badannya tidak terlalu tinggi kurang lebih 155 cm. Dadanya yang kecil terlihat padat kencang dan agak menantang.

    Pinggangnya sangat langsing dengan perutnya yang rata, akan tetapi kedua bongkahan pantatnya sangat padat menantang. Wajahnya yang sangat ayu itu, manis benar untuk dipandang. Kulitnya kuning langsat, sangat mulus.

    Kedua pembantu cewek tersebut, yang satu adalah janda berumur 27 tahun bernama Trisni dan yang satu lagi lebih muda, baru berumur 18 tahun bernama Erni. Si Erni ini, biarpun masih berumur begitu muda, tapi sudah bersuami dan suaminya tinggal di kampung, bertani katanya.

    Suatu hari ketika kuliahku sedang libur dan paman dan bibiku sedang keluar kota, aku bangun agak kesiangan dan sambil masih tidur-tiduran di tempat tidur aku mendengar lagu dari radio.

    Tiba-tiba terdengar ketukan pada pintu kamarku, lalu terdengar suara, “Den Eric.., apa sudah bangun..?” terdengar suara Trisni.

    “Yaa.. ada apa..?” jawabku.
    “Ini Den. Saya bawakan kopi buat Aden..!” katanya lagi.
    “Oh.. yaa. Bawa masuk saja..!” jawabku lagi.

    Kemudian pintu dibuka, dan terlihat Trisni masuk sambil tangannya membawa nampan yang di atasnya terdapat secangkir kopi panas dan pisang goreng. Ketika dia sedang meletakkan kopi dan pisang goreng di meja di samping tempat tidurku, badannya agak merapat di pinggir tempat tidur dan dalam posisi setengah membungkuk, terlihat dengan jelas bongkahan pantatnya yang montok dengan pinggang yang cukup langsing ditutupi kain yang dipakainya.

    Melihat pemandangan yang menarik itu dengan cepat rasa isengku bangkit, apalagi ditunjang juga dengan keadaan rumah yang sepi, maka dengan cepat tanganku bergerak ke obyek yang menarik itu dan segera mengelusnya.

    Trisni terkejut dan dengan segera menghindar sambil berkata, “Iihh.., ternyata Den Eric jail juga yaa..!”

    Melihat wajah Trisni yang masem-masem itu tanpa memperlihatkan ekspresi marah, maka dengan cepat aku bangkit dari tempat tidur dan segera menangkap kedua tangannya.

    “Aahh.. jangaann Deenn, nanti terlihat sama si Erni, kan malu atuu..!”

    Tapi tanpa memperdulikan protesnya, dengan cepat kutarik badannya ke arahku dan sambil mendekapnya dengan cepat bibirku menyergap bibirnya yang karena terkejut menjadi agak terbuka, sehingga memudahkan lidahku menerobos masuk ke dalam mulutnya.

    Dengan segera kusedot bibirnya, dan lidahku kumain-mainkan dalam mulutnya, memelintir lidahnya dan mengelus-elus bagian langit-langit mulutnya. Terdengar suara dengusan keluar dari mulutnya dan kedua matanya membelalak memandangku.

    Dadanya yang montok itu bergerak naik turun dengan cepat, membuat nafsu birahiku semakin meningkat. Tangan kiriku dengan cepat mulai bergerilya pada bagian dadanya yang menonjol serta merangsang itu, mengelus-elus kedua bukit kembar itu disertai ramasan-ramasan gemas, yang dengan segera membangkitkan nafsu Trisni juga.

    Hal itu terlihat dari wajahnya yang semakin memerah dan nafasnya yang semakin ngos-ngosan.

    Tiba-tiba terdengar suara dari arah dapur dan dengan cepat aku segera melepaskannya, Trisni juga segera membereskan rambut dan bajunya yang agak acak-acakan akibat seranganku tadi.

    Sambil menjauh dariku, dia berkata dengan pelan, “Tuhkan.., apa yang Trisni katakan tadi, hampir saja kepergok, Adeen genit siih..!”

    Sebelum dia keluar dari kamarku, kubisikan padanya, “Triis, ntar malam kalau semua sudah pada tidur kita teruskan yah..?”

    “Entar nanti ajalah..!” katanya dengan melempar seulas senyum manis sambil keluar kamarku.

    Malamnya sekitar jam 21.00, setelah semua tidur, Trisni datang ke ruang tengah, dia hanya memakai pakaian tidur yang tipis, sehingga kelihatan CD dan BH-nya.

    “Eeh, apa semua sudah tidur..?” tanyaku.
    “Sudah Den..!” jawabnya.

    Untuk lebih membuat suasana makin panas, aku telah menyiapkan film BF yang kebetulan dapat pinjam dari teman. Lalu aku mulai menyetel film itu dan ternyata pemainnya antara seorang pria Negro dan wanita Asia.

    Terlihat adegan demi adegan melintas pada layar TV, makin lama makin ‘hot’ saja, akhirnya sampai pada adegan dimana keduanya telah telanjang bulat. Si pria Negro dengan tubuhnya tinggi besar, hitam mengkilat apalagi penisnya yang telah tegang itu, benar-benar dasyat, panjang, besar, hitam mengkilat kecoklat-coklatan.

    Sedangkan ceweknya yang kelihatan orang Jepang atau orang Cina, dengan badannya kecil mungil tapi padat, kulitnya putih bersih benar-benar sangat kontras dengan pria Negro tersebut.

    Dengan sigap si Negro terlihat mengangkat cewek tersebut dan menekan ke tembok. Terlihat dari samping penisnya yang panjang hitam itu ditempatkan pada belahan bibir kemaluan cewe yang putih kemerah-merahan.

    Secara perlahan-lahan mulai ditekan masuk, dari mulut cewe tersebut terdengar keluhan panjang dan kedua kakinya menggelepar-gelepar, serta kedua bolah matanya terputar-putar sehingga lebih banyak kelihatan putihnya. Sementara penis hitam si Negro terlihat makin terbenam ke dalam kemaluan cewenya, benar-benar suatu adegan yang sangat merangsang.

    Selang sejenak terlihat pantat si Negro mulai memompa, makin lama makin cepat, sementara cewe itu menggeliat-geliat sambil setengah menjerit-jerit.

    “Aduuh.., Den. Kasian tu cewe, Negronya kok sadis benar yaah..? Iihh.., ngilu rasanya melihat barang segede itu..!” guman Trisni setengah berbisik sambil kedua bahunya agak menggigil, sedangkan wajahnya tampak mulai memerah dan nafasnya agak tersengal-sengal.

    “Wah.., Tris kan yang gede itu enak rasanya. Coba bayangkan kalau barangnya si Negro itu mengaduk-aduk itunya Trisni. Bagaimana rasanya..?” sahutku.

    “Iih.., Aden jorok aahh..!” sahut Trisni disertai bahunya yang menggigil, tapi matanya tetap terpaku pada adegan demi adegan yang makin seru saja yang sedang berlangsung di layar TV.
    Melihat keadaan Trisni itu, dengan diam-diam aku meluncurkan celana pendek yang kukenakan sekalian dengan CD, sehingga senjataku yang memang sudah sangat tegang itu meloncat sambil mengangguk-anguk dengan bebas.

    Melihat penisku yang tidak kalah besarnya dengan si Negro itu terpampang di hadapannya, kedua tangannya secara refleks menutup mulutnya, dan terdengar jeritan tertahan dari mulutnya.

    Kemudian penisku itu kudekatkan ke wajahnya, karena memang posisi kami pada waktu itu adalah aku duduk di atas sofa, sedangkan Trisni duduk melonjor di lantai sambil bersandar pada sofa tempat kududuk, sehingga posisi barangku itu sejajar dengan kepalanya.

    Segera kupegang kepala Trisni dan kutarik mendekat ke arahku, sehingga badan Trisni agak merangkak di antara kedua kakiku. Kepalanya kutarik mendekat pada kemaluanku, dan aku berusaha memasukkan penisku ke mulutnya.

    Akan tetapi dia hanya mau menciuminya saja, lidahnya bermain-main di kepala dan di sekitar batang penisku. Lalu dia mulai menjilati kedua buah pelirku, waahh.., geli banget rasanya.

    Akhirnya kelihatan dia mulai meningkatkan permainannya dan dia mulai menghisap penisku pelan-pelan. Ketika sedang asyik-asyiknya aku merasakan hisapan Trisni itu, tiba-tiba si Erni pembantu yang satunya masuk ke ruang tengah, dan dia terkejut ketika melihat adegan kami. Kami berdua juga sangat kaget, sehingga aktivitas kami jadi terhenti dengan mendadak.

    “Ehh.., Erni kamu jangan lapor ke Paman atau Bibi ya..! Awas kalau lapor..!” ancamku.
    “Ii.. ii.. iyaa.. Deen..!” jawabnya terbata-bata sambil matanya setengah terbelalak melihat kemaluanku yang besar itu tidak tertutup dan masih tegak berdiri.
    “Kamu duduk di sini aja sambil nonton film itu..!” sahutkku.
    Dengan diam-diam dia segera duduk di lantai sambil matanya tertuju ke layar TV.

    Aku kemudian melanjutkan aktivitasku terhadap Trisni, dengan melucuti semua baju Trisni. Trisni terlihat agak kikuk juga terhadap Erni, akan tetapi melihat Erni yang sedang asyik menonton adegan yang berlasung di layar TV itu, akhirnya diam saja membiarkanku melanjutkan aktivitasku itu.

    Setelah bajunya kulepaskan sampai dia telanjang bulat, kutarik badannya ke arahku, lalu dia kurebahkan di sofa panjang. Kedua kakinya tetap terjulur ke lantai, hanya bagian pantatnya ke atas yang tergeletak di sofa. Sambil membuka bajuku, kedua kakinya segera kukangkangi dan aku berlutut di antara kedua pahanya.

    Kedua tanganku kuletakkan di atas pinggulnya dan jari-jari jempolku menekan pada bibir kemaluannya, sehingga kedua bibir kemaluannya agak terbuka dan aku mulai menjilati permukaan kemaluannya, ternyata kemaluannya sudah sangat basah.

    “Deen.., oh Deen..! Uuenaak..!” rintihnya tanpa sadar.

    Sambil terus menjilati kemaluannya Trisni, aku melirik si Erni, tapi dia pura-pura tidak melihat apa yang kami lakukan, akan tetapi dadanya terlihat naik turun dan wajahnya terlihat memerah. Tidak berselang lama kemudian badannya Trisni bergetar dengan hebat dan pantatnya terangkat ke atas dan dari mulutnya terdengar desahan panjang.

    Rupanya dia telah mengalami orgasme. Setelah itu badannya terkulai lemas di atas sofa, dengan kedua kakinya tetap terjulur ke lantai, matanya terpejam dan dari wajahnya terpancar suatu kepuasan, pada dahinya terlihat bitik-bintik keringat.

    Aku lalu berjongkok di antara kedua pahanya yang masih terkangkang itu dan kedua jari jempol dan telunjuk tangan kiriku kuletakkan pada bibir kemaluannya dan kutekan supaya agak membuka, sedang tangan kananku kupegang batang penisku yang telah sangat tegang itu yang berukuran 19 cm, sambil kugesek-gesek kepala penisku ke bibir vagina Trisni.

    Akhirnya kutempatkan kepala penisku pada bibir kemaluan Trisni, yang telah terbuka oleh kedua jari tangan kiriku dan kutekan penisku pelan-pelan. Bles..! mulai kepalanya menghilang pelan-pelan ke dalam vagina Trisni diikuti patang penisku, centi demi centi menerobos ke dalam liang vaginanya.

    Sampai akhirnya amblas semua batang penisku, sementara Trisni mengerang-erang keenakan.

    “Aduhh.. eennaak.., ennkk Deen. Eenak..!”

    Aku menggerakan pinggulku maju mundur pelan-pelan, sehingga penisku keluar masuk ke dalam vagina Trisni. Terasa masih sempit liang vagina Trisni, kepala dan batang penisku serasa dijepit dan diurut-urut di dalamnya.

    Amat nikmat rasanya penisku menerobos sesuatu yang kenyal, licin dan sempit. Rangsangan itu sampai terasa pada seluruh badanku sampai ke ujung rambutku.

    Aku melirik ke arah Erni, yang sekarang secara terang-terangan telah memandang langsung ke arah kami dan melihat apa yang sedang kami lakukan itu.

    “Sini..! Daripada bengong aja mendingan kamu ikut.., ayo sini..!” kataku pada Erni.
    Lalu dengan masih malu-malu Erni menghampiri kami berdua. Aku ganti posisi, Trisni kusuruh menungging, telungkup di sofa. Sekarang dia berlutut di lantai, dimana perutnya terletak di sofa.

    Aku berlutut di belakangnya dan kedua pahanya kutarik melebar dan kumasukkan penisku dari belakang menerobos ke dalam vaginanya. Kugarap dia dari belakang sambil kedua tanganku bergerilya di tubuh Erni.

    Kuelus-elus dadanya yang masih terbungkus dengan baju, kuusap-usap perutnya. Ketika tanganku sampai di celana dalamnya, ternyata bagian bawah CD-nya sudah basah, aku mencium mulutnya lalu kusuruh dia meloloskan blouse dan BH-nya. Setelah itu aku menghisap putingnya berganti-ganti, dia kelihatan sudah sangat terangsang. Kusuruh dia melepaskan semua sisa pakaiannya, sementara pada saat bersamaan aku merasakan penisku yang berada di dalam vagina Trisni tersiram oleh cairan hangat dan badan Trisni terlonjak-lonjak, sedangkan pantatnya bergetar. Oohhh.., rupanya Trisni mengalami orgasme lagi pikirku. Setelah badannya bergetar dengan hebat, Trisni pun terkulai lemas sambil telungkup di sofa.

    Lalu kucabut penisku dan kumasukkan pelan-pelan ke vagina si Erni yang telah kusuruh tidur telentang di lantai. Ternyata kemaluan Erni lebih enak dan terasa lubangnya lebih sempit dibandingkan dengan kemaluan Trisni. Mungkin karena Erni masih lebih muda dan jarang ketemu dengan suaminya pikirku.

    Setelah masuk semua aku baru merasakan bahwa vagina si Erni itu dapat mengempot-empot, penisku seperti diremas-remas dan dihisap-hisap rasanya.

    “Uh enak banget memekmu Errr. Kamu apain itu memekmu heh..?” kataku dan si Erni hanya senyum-senyum saja, lalu kupompa dengan lebih semangat.

    “Den.., ayoo lebih cepat..! Deen.. lebih cepat. Iiih..!” dan kelihatan bahwa si Erni pun akan mencapai klimaks.

    “Iihh.. iihh.. iihh.. hmm.. oohh.. Denn.. enaakk Deen..!” rintihnya terputus-putus sambil badannya mengejang-ngejang.

    Aku mendiamkan gerakan penisku di dalam lubang vagina Erni sambil merasakan ramasan dan empotan vagina Erni yang lain dari pada lain itu. Kemudian kucabut penisku dari kemaluan Erni, Trisni langsung mendekat dan dikocoknya penisku dengan tangannya sambil dihisap ujungnya.

    Kemudian gantian Erni yang melakukannya. Kedua cewek tersebut jongkok di depanku dan bergantian menghisap-hisap dan mengocok-ngocok penisku.

    Tidak lama kemudian aku merasakan penisku mulai berdenyut-denyut dengan keras dan badanku mulai bergetar dengan hebat. Sesuatu dari dalam penisku serasa akan menerobos keluar, air maniku sudah mendesak keluar.

    “Akuu ngak tahan niihh.., mauu.. keluaar..!” mulutku mengguman, sementara tangan Erni terus mengocok dengan cepat batang penisku.

    Dan beberapa detik kemudian, “Crot.. croot.. croot.. crot..!” air maniku memancar dengan kencang yang segera ditampung oleh mulut Erni dan Trisni.

    Empat kali semprotan yang kurasakan, dan kelihatannya dibagi rata oleh Erni dan Trisni. Aku pun terkulai lemas sambil telentang di atas sofa.

    Selama sebulan lebih aku bergantian mengerjai keduanya, kadang-kadang barengan juga.
    Pada suatu hari paman memanggilku, “Ric Paman mau ke Singapore ada keperluan kurang lebih dua minggu, kamu jaga rumah yaaa..! Nemenin Bibi kamu ya..!” kata pamanku.

    “Iya deeh. Aku nggak akan dolan-dolan..!” jawabku.
    Dalam hatiku, “Kesempatan datang niihh..!”
    Bibi tersenyum manis padaku, kelihatan senyumnya itu sangat polos.
    “Hhmm.., tak tau dia bahaya sedang mengincarnya..” gumanku dalam hati.
    Niatku ingin merasakan tubuh bibi sebentar lagi pasti akan kesampaian.
    “Sekarang nih pasti akan dapat kunikmati tubuh Bibi yang bahenol..!” pikirku dalam hati.

    Setelah keberangkatan paman, malam harinya selesai makan malam dengan bibi, aku nonton Seputar Indonesia di ruang tengah.

    Bibi menghampiriku sambil berkata, “Ric, badan Bibi agak cape hari ini, Bibi mau tidur duluan yaa..!” sambil berjalan masuk ke kamarnya.

    Tadinya aku mau melampiaskan niat malam ini, tapi karena badan bibi kelihatan agak tidak fit, maka kubatalkan niatku itu. Kasihan juga ngerjain bibi dalam keadaan kurang fit dan lagian rasanya kurang seru kalau nanti belum apa-apa bibi sudah lemas. Tapi dalam hatiku aku bertekad untuk dapat menaklukkan bibi pada malam berikutnya.

    Malam itu memang tidak terjadi apa-apa, tapi aku menyusun rencana untuk dapat menaklukkan bibi. Pada malam berikutnya, setelah selesai makan malam bibi langsung masuk ke dalam kamarnya. Selang sejenak dengan diam-diam aku menyusulnya.

    Pelan-pelan kubuka pintu kamarnya yang kebetulan tidak dikunci. Sambil mengintip ke dalam, di dalam kamar tidak terlihat adanya bibi, tapi dari dalam kamar mandi terdengar suara air disiram. Rupanya bibi berada di dalam kamar mandi, aku pun dengan berjingkat-jingkat langsung masuk ke kamar bibi. Aku kemudian bersembunyi di bawah kolong tempat tidurnya.

    Selang sesaat, bibi keluar dari kamar mandi. Setelah mengunci pintu kamarnya, bibi mematikan lampu besar, sehingga ruang kamarnya sekarang hanya diterangi oleh lampu tidur yang terdapat di meja, di sisi tempat tidurnya. Kemudian bibi naik ke tempat tidur.

    Tidak lama kemudian terdengar suara napasnya yang berbunyi halus teratur menandakan bibi telah tertidur. Aku segera keluar dari bawah tempat tidurnya dengan hati-hati, takut menimbulkan suara yang akan menyebabkan bibi terbangun.

    Kulihat bibi tidur tidak berselimut, karena biarpun kamar bibi memakai AC, tapi kelihatan AC-nya diatur agar tidak terlalu dingin. Posisi tidur bibi telentang dan bibi hanya memakai baju daster merah muda yang tipis.

    Dasternya sudah terangkat sampai di atas perut, sehingga terlihat CD mini yang dikenakannya berwarna putih tipis, sehingga terlihat belahan kemaluan bibi yang ditutupi oleh rambut hitam halus kecoklat-coklatan.Buah dada bibi yang tidak terlalu besar tapi padat itu terlihat samar-samar di balik dasternya yang tipis, naik turun dengan teratur.

    Walaupun dalam posisi telentang, tapi buah dada bibi terlihat mencuat ke atas dengan putingnya yang coklat muda kecil. Melihat pemandangan yang menggairahkan itu aku benar-benar terangsang hebat. Dengan cepat kemaluanku langsung bereaksi menjadi keras dan berdiri dengan gagahnya, siap tempur.

    Perlahan-lahan kuberjongkok di samping tempat tidur dan tanganku secara hati-hati kuletakkan dengan lembut pada belahan kemaluan bibi yang mungil itu yang masih ditutupi dengan CD. Perlahan-lahan tanganku mulai mengelus-elus kemaluan bibi dan juga bagian paha atasnya yang benar-benar licin putih mulus dan sangat merangsang.

    Terlihat bibi agak bergeliat dan mulutnya agak tersenyum, mungkin bibi sedang mimpi, sedang becinta dengan paman. Aku melakukan kegiatanku dengan hati-hati takut bibi terbangun. Perlahan-lahan kulihat bagian CD bibi yang menutupi kemaluannya mulai terlihat basah, rupanya bibi sudah mulai terangsang juga. Dari mulutnya terdengar suara mendesis perlahan dan badannya menggeliat-geliat perlahan-lahan. Aku makin tersangsang melihat pemandangan itu.

    Cepat-cepat kubuka semua baju dan CD-ku, sehingga sekarang aku bertelanjang bulat. Penisku yang 19 cm itu telah berdiri kencang menganguk-angguk mencari mangsa. Dan aku membelai-belai buah dadanya, dia masih tetap tertidur saja. Aku tahu bahwa puting dan klitoris bibiku tempat paling suka dicumbui, aku tahu hal tersebut dari film-film bibiku.

    Lalu tanganku yang satu mulai gerilya di daerah vaginanya. Kemudian perlahan-lahan aku menggunting CD mini bibi dengan gunting yang terdapat di sisi tempat tidur bibi.

    Sekarang kemaluan bibi terpampang dengan jelas tanpa ada penutup lagi. Perlahan-lahan kedua kaki bibi kutarik melebar, sehingga kedua pahanya terpentang. Dengan hati-hati aku naik ke atas tempat tidur dan bercongkok di atas bibi. Kedua lututku melebar di samping pinggul bibi dan kuatur sedemikian rupa supaya tidak menyentuh pinggul bibi.

    Tangan kananku menekan pada kasur tempat tidur, tepat di samping tangan bibi, sehingga sekarang aku berada dalam posisi setengah merangkak di atas bibi.

    Tangan kiriku memegang batang penisku. Perlahan-lahan kepala penisku kuletakkan pada belahan bibir kemaluan bibi yang telah basah itu. Kepala penisku yang besar itu kugosok-gosok dengan hati-hati pada bibir kemaluan bibi.

    Terdengar suara erangan perlahan dari mulut bibi dan badannya agak mengeliat, tapi matanya tetap tertutup. Akhirnya kutekan perlahan-lahan kepala kemaluanku membelah bibir kemaluan bibi.

    Sekarang kepala kemaluanku terjepit di antara bibir kemaluan bibi. Dari mulut bibi tetap terdengar suara mendesis perlahan, akan tetapi badannya kelihatan mulai gelisah. Aku tidak mau mengambil resiko, sebelum bibi sadar, aku sudah harus menaklukan kemaluan bibi dengan menempatkan posisi penisku di dalam lubang vagina bibi.

    Sebab itu segera kupastikan letak penisku agar tegak lurus pada kemaluan bibi. Dengan bantuan tangan kiriku yang terus membimbing penisku, kutekan perlahan-lahan tapi pasti pinggulku ke bawah, sehingga kepala penisku mulai menerobos ke dalam lubang kemaluan bibi.

    Kelihatan sejenak kedua paha bibi bergerak melebar, seakan-akan menampung desakan penisku ke dalam lubang kemaluanku. Badannya tiba-tiba bergetar menggeliat dan kedua matanya mendadak terbuka, terbelalak bingung, memandangku yang sedang bertumpu di atasnya. Mulutnya terbuka seakan-akan siap untuk berteriak.

    Dengan cepat tangan kiriku yang sedang memegang penisku kulepaskan dan buru-buru kudekap mulut bibi agar jangan berteriak. Karena gerakanku yang tiba-tiba itu, posisi berat badanku tidak dapat kujaga lagi, akibatnya seluruh berat pantatku langsung menekan ke bawah, sehingga tidak dapat dicegah lagi penisku menerobos masuk ke dalam lubang kemaluan bibi dengan cepat.

    Badan bibi tersentak ke atas dan kedua pahanya mencoba untuk dirapatkan, sedangkan kedua tangannya otomatis mendorong ke atas, menolak dadaku. Dari mulutnya keluar suara jeritan, tapi tertahan oleh bekapan tangan kiriku.

    “Aauuhhmm.. aauuhhmm.. hhmm..!” desahnya tidak jelas.
    Kemudian badannya mengeliat-geliat dengan hebat, kelihatan bibi sangat kaget dan mungkin juga kesakitan akibat penisku yang besar menerobos masuk ke dalam kemaluannya dengan tiba-tiba.

    Meskipun bibi merontak-rontak, akan tetapi bagian pinggulnya tidak dapat bergeser karena tertekan oleh pinggulku dengan rapat. Karena gerakan-gerakan bibi dengan kedua kaki bibi yang meronta-ronta itu, penisku yang telah terbenam di dalam vagina bibi terasa dipelintir-pelintir dan seakan-akan dipijit-pijit oleh otot-otot dalam vagina bibi. Hal ini menimbulkan kenikmatan yang sukar dilukiskan.

    Karena sudah kepalang tanggung, maka tangan kananku yang tadinya bertumpu pada tempat tidur kulepaskan. Sekarang seluruh badanku menekan dengan rapat ke atas badan bibi, kepalaku kuletakkan di samping kepala bibi sambil berbisik kekuping bibi.

    “Bii.., bii.., ini aku Eric. Tenang bii.., sshheett.., shhett..!” bisikku.

    Bibi masih mencoba melepaskan diri, tapi tidak kuasa karena badannya yang mungil itu teperangkap di bawah tubuhku. Sambil tetap mendekap mulut bibi, aku menjilat-jilat kuping bibi dan pinggulku secara perlahan-lahan mulai kugerakkan naik turun dengan teratur.

    Perlahan-lahan badan bibi yang tadinya tegang mulai melemah.
    Kubisikan lagi ke kuping bibi, “Bii.., tanganku akan kulepaskan dari mulut bibi, asal bibi janji jangan berteriak yaa..?”

    Perlahan-lahan tanganku kulepaskan dari mulut bibi.
    Kemudian Bibi berkata, “Riic.., apa yang kau perbuat ini..? Kamu telah memperkosa Bibi..!”
    Aku diam saja, tidak menjawab apa-apa, hanya gerakan pinggulku makin kupercepat dan tanganku mulai memijit-mijit buah dada bibi, terutama pada bagian putingnya yang sudah sangat mengeras.

    Rupanya meskipun wajah bibi masih menunjukkan perasaan marah, akan tetapi reaksi badannya tidak dapat menyembunyikan perasaannya yang sudah mulai terangsang itu. Melihat keadaan bibi ini, tempo permainanku kutingkatkan lagi.

    Akhirnya dari mulut bibi terdengar suara, “Oohh.., oohh.., sshhh.., sshh.., eemm.., eemm.., Riicc.., Riicc..!”
    Dengan masih melanjutkan gerakan pinggulku, perlahan-lahan kedua tanganku bertumpu pada tempat tidur, sehingga aku sekarang dalam posisi setengah bangun, seperti orang yang sedang melakukan push-up.

    Dalam posisi ini, penisku menghujam kemaluan bibi dengan bebas, melakukan serangan-serangan langsung ke dalam lubang kemaluan bibi. Kepalaku tepat berada di atas kepala bibi yang tergolek di atas kasur. Kedua mataku menatap ke bawah ke dalam mata bibi yang sedang meram melek dengan sayu. Dari mulutnya tetap terdengar suara mendesis-desis.

    Selang sejenak setelah merasa pasti bahwa bibi telah dapat kutaklukan, aku berhenti dengan kegiatanku. Setelah mencabut penisku dari dalam kemaluan bibi, aku berbaring setengah tidur di samping bibi. Sebelah tanganku mengelus-elus buah dada bibi terutama pada bagian putingnya.

    “Eehh.., Ric.., kenapa kau lakukan ini kepada bibimu..!” katanya.
    Sebelum menjawab aku menarik badan bibi menghadapku dan memeluk badan mungilnya dengan hati-hati, tapi lengket ketat ke badan. Bibirku mencari bibinya, dan dengan gemas kulumat habis. Wooww..! Sekarang bibi menyambut ciumanku dan lidahnya ikut aktif menyambut lidahku yang menari-nari di mulutnya.

    Selang sejenak kuhentikan ciumanku itu sambil memandang langsung ke dalam kedua matanya dengan mesra, aku berkata, “Bii.. sebenarnya aku sangat sayang sekali sama Bibi, Bibi sangat cantik lagi ayu..!”

    Sambil berkata itu kucium lagi bibirnya selintas dan melanjutkan perkataanku, “Setiaap kali melihat Bibi bermesrahan dengan Paman, aku kok merasa sangat cemburu, seakan-akan Bibi adalah milikku, jadi Bibi jangan marah yaa kepadaku, ini kulakukan karena tidak bisa menahan diri ingin memiliki Bibi seutuhnya.”

    Selesai berkata itu aku menciumnya dengan mesra dan dengan tidak tergesa-gesa.

    Ciumanku kali ini sangat panjang, seakan-akan ingin menghirup napasnya dan belahan jiwanya masuk ke dalam diriku. Ini kulakukan dengan perasaan cinta kasih yang setulus-tulusnya. Rupanya bibi dapat juga merasakan perasaan sayangku padanya, sehingga pelukan dan ciumanku itu dibalasnya dengan tidak kalah mesra juga.

    Beberapa lama kemudian aku menghentikan ciumanku dan aku pun berbaring telentang di samping bibi, sehingga bibi dapat melihat keseluruhan badanku yang telanjang itu.

    “Iih.., gede banget barang kamu Ricc..! Itu sebabnya tadi Bibi merasa sangat penuh dalam badan Bibi.” katanya, mungkin punyaku lebih besar dari punya paman.

    Lalu aku mulai memeluknya kembali dan mulai menciumnya. Ciumanku mulai dari mulutnya turun ke leher dan terus kedua buah dadanya yang tidak terlalu besar tapi padat itu. Pada bagian ini mulutku melumat-lumat dan menghisap-hisap kedua buah dadanya, terutama pada kedua ujung putingnya berganti-ganti, kiri dan kanan.

    Sementara aksiku sedang berlangsung, badan bibi menggeliat-geliat kenikmatan. Dari mulutnya terdengar suara mendesis-desis tidak hentinya. Aksiku kuteruskan ke bawah, turun ke perutnya yang ramping, datar dan mulus. Maklum, bibi belum pernah melahirkan. Bermain-main sebentar disini kemudian turun makin ke bawah, menuju sasaran utama yang terletak pada lembah di antara kedua paha yang putih mulus itu.

    Pada bagian kemaluan bibi, mulutku dengan cepat menempel ketat pada kedua bibir kemaluannya dan lidahku bermain-main ke dalam lubang vaginanya. Mencari-cari dan akhirnya menyapu serta menjilat gundukan daging kecil pada bagian atas lubang kemaluannya. Segera terasa badan bibi bergetar dengan hebat dan kedua tangannya mencengkeram kepadaku, menekan ke bawah disertai kedua pahanya yang menegang dengan kuat.

    Keluhan panjang keluar dari mulutnya, “Oohh.., Riic.., oohh.. eunaakk.. Riic..!”

    Sambil masih terus dengan kegiatanku itu, perlahan-lahan kutempatkan posisi badan sehingga bagian pinggulku berada sejajar dengan kepala bibi dan dengan setengah berjongkok. Posisi batang kemaluanku persis berada di depan kepala bibi. Rupanya bibi maklum akan keinginanku itu, karena terasa batang kemaluanku dipegang oleh tangan bibi dan ditarik ke bawah.

    Kini terasa kepala penis menerobos masuk di antara daging empuk yang hangat. Ketika ujung lidah bibi mulai bermain-main di seputar kepala penisku, suatu perasaan nikmat tiba-tiba menjalar dari bawah terus naik ke seluru badanku, sehingga dengan tidak terasa keluar erangan kenikmatan dari mulutku.

    Dengan posisi 69 ini kami terus bercumbu, saling hisap-mengisap, jilat-menjilat seakan-akan berlomba-lomba ingin memberikan kepuasan pada satu sama lain. Beberapa saat kemudian aku menghentikan kegiatanku dan berbaring telentang di samping bibi.

    Kemudian sambil telentang aku menarik bibi ke atasku, sehingga sekarang bibi tidur tertelungkup di atasku. Badan bibi dengan pelan kudorong agak ke bawah dan kedua paha bibi kupentangkan. Kedua lututku dan pantatku agak kunaikkan ke atas, sehingga dengan terasa penisku yang panjang dan masih sangat tegang itu langsung terjepit di antara kedua bibir kemaluan bibi.

    Dengan suatu tekanan oleh tanganku pada pantat bibi dan sentakan ke atas pantatku, maka penisku langsung menerobos masuk ke dalam lubang kemaluan bibi. Amblas semua batangku.

    “Aahh..!” terdengar keluhan panjang kenikmatan keluar dari mulut bibi.

    Aku segera menggoyang pinggulku dengan cepat karena kelihatan bahwa bibi sudah mau klimaks. Bibi tambah semangat juga ikut mengimbangi dengan menggoyang pantatnya dan menggeliat-geliat di atasku. Kulihat wajahnya yang cantik, matanya setengah terpejam dan rambutnya yang panjang tergerai, sedang kedua buah dadanya yang kecil padat itu bergoyang-goyang di atasku.

    Ketika kulihat pada cermin besar di lemari, kelihatan pinggul bibi yang sedang berayun-ayun di atasku. Batang penisku yang besar sebentar terlihat sebentar hilang ketika bibi bergerak naik turun di atasku. Hal ini membuatku jadi makin terangsang.

    Tiba-tiba sesuatu mendesak dari dalam penisku mencari jalan keluar, hal ini menimbulkan suatu perasaan nikmat pada seluruh badanku. Kemudian air maniku tanpa dapat ditahan menyemprot dengan keras ke dalam lubang vagina bibi, yang pada saat bersamaan pula terasa berdenyut-denyut dengan kencangnya disertai badannya yang berada di atasku bergetar dengan hebat dan terlonjak-lonjak. Kedua tangannya mendekap badanku dengan keras.

    Pada saat bersamaan kami berdua mengalami orgasme dengan dasyat. Akhirnya bibi tertelungkup di atas badanku dengan lemas sambil dari mulut bibi terlihat senyuman puas.
    “Riic.., terima kasih Ric. Kau telah memberikan Bibi kepuasan sejati..!”

    Setelah beristirahat, kemudian kami bersama-sama ke kamar mandi dan saling membersihkan diri satu sama lain. Sementara mandi, kami berpelukan dan berciuman disertai kedua tangan kami yang saling mengelus-elus dan memijit-mijit satu sama lain, sehingga dengan cepat nafsu kami terbangkit lagi.

    Dengan setengah membopong badan bibi yang mungil itu dan kedua tangan bibi menggelantung pada leherku, kedua kaki bibi kuangkat ke atas melingkar pada pinggangku dan dengan menempatkan satu tangan pada pantat bibi dan menekan, penisku yang sudah tegang lagi menerobos ke dalam lubang kemaluan bibi.

    “Aaughh.. oohh.. oohh..!” terdengar rintihan bibi sementara aku menggerakan-gerakan pantatku maju-mundur sambil menekan ke atas.

    Dalam posisi ini, dimana berat badan bibi sepenuhnya tertumpu pada kemaluannya yang sedang terganjel oleh penisku, maka dengan cepat bibi mencapai klimaks.

    “Aaduhh.. Riic.. Biiibii.. maa.. maa.. uu.. keluuar.. Riic..!” dengan keluhan panjang disertai badannya yang mengejang, bibi mencapai orgasme, dan selang sejenak terkulai lemas dalam gendonganku.

    Dengan penisku masih berada di dalam lubang kemaluan bibi, aku terus membopongnya. Aku membawa bibi ke tempat tidur. Dalam keadaan tubuh yang masih basah kugenjot bibi yang telah lemas dengan sangat bernafsu, sampai aku orgasme sambil menekan kuat-kuat pantatku.

    Kupeluk badan bibi erat-erat sambil merasakan airmaniku menyemprot-nyemprot, tumpah dengan deras ke dalam lubang kemaluan bibi, mengisi segenap relung-relung di dalamnya.

    Semalaman itu kami masih melakukan persetubuhan beberapa kali, dan baru berhenti kecapaian menjelang fajar. Sejak saat itu, selanjutnya seminggu minimum 4 kali kami secara sembunyi-sembunyi bersetubuh, diselang seling mengerjai si Trisni dan Erni apabila ada waktu luang. Hal ini berlangsung terus tanpa paman mengetahuinya sampai saya lulus serjana dan harus pindah ke Jakarta, karena diterima kerja di suatu perusahaan asing.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Bokep Ku entot Diah Anak Tukang Pijit Karena Libur – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Bokep Ku entot Diah Anak Tukang Pijit Karena Libur – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1876 views

    Perawanku – Suatu malam yang dingin… aku sendiri… Bang Johnny dan Kak wenda sedang berlibur ke Batu ( Malang ) bersama dengan Deasy dan Santi, sedang Winny adik Kak Wenda sedang tidur di rumah temannya, hari itu Sabtu malam Minggu, jam menunjukkan pukul 6.45 aku ke depan cari pak Pardi tukang becak yang biasa mangkal di dekat warung rokok.

    ” Pak, tolong panggilin Bik Suti tukang pijit donk… badan saya lagi pada pegel… ” kataku minta tolong.
    Jam 7.20 kira-kira pintu depan diketok orang dan bergegas aku keluar… ternyata yang dateng Pak Pardi dengan cewec muda lumayan cakep bersih orangnya… bengong aku jadinya.

    ” Dik Joss… ini anaknya Bik Suti… terpaksa saya bawa karena ibunya sedang pulang kampung beberapa hari… tapi dia bisa mijit kok… walaupun ngga’ sepinter ibunya. ” kata pak Pardi cepat sebelum aku tanya dan ngomel karena tidak sesuai dengan perintahku. ” Ya udah langsung masuk aja ” kataku mempersilahkan. ” Saya balik dulu kepangkalan Dik ” pamit pak Pardi.

    Seperginya pak Pardi langsung tanpa banyak bicara aku berjalan ke kamarku dan anak Bik Surti langsung mengekor dari belakang. ” Siapa nama kamu ? ” tanyaku memecah keheningan. ” Diah Mas ” sahutnya pendek.

    Sampai di kamar aku langsung buka kaos… dengan bertelanjang dada seperti biasa kalo dipijit sama Bik Suti… namun biasanya aku buka sarung tinggal CD saja… kali ini aku biarkan sarung tetep nempel pada posisinya karena tengsin aku sama cewec muda ini. ” Massage creamnya ada di meja belajar ” kataku sambil langsung tiduran tengkurap.

    Tangannya mulai memegang telapak kakiku… terus kebetis… memijat sambil megurut… sama persis dengan apa yang dilakukan ibunya padaku. Bik Surti emang sudah langganan sama keluarga Bang Johnny… jadi aku juga sudah sering mijit sama dia. Tapi walaupun cara mijitnya sama, namun serasa berbeda… tangan ini lebih halus dan hangat rasanya.

    ” Permisi Mas ” katanya membuyarkan lamunanku yang baru mulai berkembang… sambil benyingkap sarungku lebih tinggi, hingga ke pangkal pahaku. Pijitannya sudah sampai pada paha… sesekali agak tinggi menyentuh pangkal pantatku… agak ke tengah… seerrrrr… rasanya ada ngreng… akupun terus saja memejamkan mata sambil menikmati pijatan danmembayangkan kalau terjadi hal-hal yang diinginkan.

    ” Aduh… ” aku setengah menahan sakit ( pada hal pura-pura ), soalnya biasanya Bik Suti kalo aku kesakitan malah dicari yang sakit dan dipijat lebih lama sehingga enakan… eh… betul juga dia melakukan hal yang sama… tapi karena test tadi aku ucapkan pada saat dia memijit belakang lututku… maka dia sekarang memijit lebih lama di sana. Wah bisa kalo gitu pikirku… lalu aku merancang yang lebih dari pilot project ini.

    ” Jangan dipijit gitu… sakit diurut saja pake cream ” kataku sambil tak lupa berpura-pura sakit.

    Dia ambil cream dan mulai mengurut serius di situ. Lama cukup dia mengurut di situ terus sekarang sudah mulai menjalar lagi… paha… betis… sampe telapak kaki… pas kembali ke paha dan kali ini agak terlalu dalem… aku langsung teriak tertahan… seakan kena bagian sakit lagi…

    ” Mananya Mas ? ” tanyanya. ” Agak daleman dikit ” kataku sambil memegang tangannya dan membimbing pada posisi yang aku mau… letaknya persis di pangkal paha tengah pas jadi kalo dipijit-pijit yang kena bijiku… sengaja aku mengarahkan ke depanan… biar makin pas… lama dia di situ…

    ” Kasih cream donk… ” pintaku… pada saat dia ambil cream… satu tanganku dengan cepat menyingkap CDku supaya meramku keluar dari CD dan bebas… benar juga pada saat tangannya mengoleskan crean sudah langsung ke bijiku… aku agak sedikit supaya bijiku mangkin leluasa dan makin mudah dipijit…

    ” Ati-ati jangan kena celananya… nanti kena cream semua… ” kataku pura-pura bingung kalo CDku kena cream padahal mauku supaya dia membuka lebih lebar CDku… dengan tangannya… beberapa jenak kemudian dia bilang ” Maaf Mas… CDnya dibuka aja… soalnya nanti kena cream… saya sudah coba menghindari tapi susah… Masnya pake sarung aja… ” kata dia mengagetkanku… kaget karena ngga’ nyangka dia bilang gitu.

    Akupun berdiri dan melepas CDku… kembali pada posisi semula aku tengkurap… lalu Diah menyingkap kembali sarungku… hingga ke pantat… aku menahan pada posisi agak nunging supaya makin luas bidang yang bisa dicapai tangan Diah.

    Benar juga lama dia mengurut… meemas bjiku… sampe aku sendiri sudah ngga’ karuan rasanya konak banget… ” Agak bawahan dikit… ” pintaku… dia rogoh makin dalem sampe pangkal batangku kena pegang… diurutnya dengan agak susah karena dari pangkal batang sampe setengah diurut semua…

    ” Mas kalo bisa balik badan… soalnya susah kalo gini ” pintanya… dengan senang hati aku turuti. Aku berbalik badan dan meriamku masih tertutup kain sarung… dengan merogoh dia pegang lagi posisi yang sama. Diurut-urut… sepertinya aku merasa gayanya seperti setengah ngocok… tapi pikiran dia kayaknya lagi mijit… dengan matanya melihat sekeliling kamar… ngelamun kali… aku goyangkan pinggul sedikit supaya tanganya terpeleset ke atas… ternyata berhasil… dia lebih banyak ngurut meriamku… tiga empat menit berlalu dia kaya’nya ngga’ sadar…

    tapi lama-lama aku merasa dia bukan mijit atau ngurut… melainkan benar-benar ngocok meriamku… walau tidak digenggam… tapi cukup mantap… Aku sengaja bergerak sambil sedikit menarik ke atas posisi sarungku… sehingga dapat terlihat sekarang tangannya yang sedang ngocok meriamku… merasa tangannya tidak lagi tertutup sarung… dia lihat posisi tangannya dan saat itu seakan baru sadar dia melihat apa yang selama beberapa menit ini dipijitnya… tapi dia tidak berhenti… matanya mulai ngelirik ke aku.

    Denan tanpa expresi… dia teruskan mengocok… kali ini tangannya lebih mengenggam… jadi aku pastikan dia memang sengaja… jadi dengan sedikit ragu… aku letakkan pada pundaknya… saat memijit tadi… posisi dia berlutut di samping ranjang jadi kalo aku taruh tangan ke samping langsung jatuh di pundaknya dan langsung aku geser turun ke dadanya dan dia diam saja… aku remas dadanya…

    jadi aksi remas dan kocok berjalan terus beberapa menit… sampai tiba-tiba kepalanya ditundukkan rpanya tanpa basa basi lagi dia cium Kabagku… terus dilanjutkan dengan mengulumnya. Dia sadar bahwa dia dan aku telah sama-sama dikuasai nafsu…. maka tanpa perlu meminta ijin lebih jauh… aku coba untuk membuka baju atasnya… malah dia mambantunya… sehingga dia telah terbuka dadanya… BHnyapun telah dia lepas dan dadanya yang besar disorongkan kearah mulutku… langsung aja aku hisap putingnya…. wow… hangat….

    kelapanya lalu direbahkan pada pundakku… sehingga kami seperti setengah bergumul karena kakinya masih di bawah… kamipun berciuman hangat… lalu aku bangkt dan mengangkat tubuhnya menaiki ranjang…. ” Kamu mijitnya lebih enak dari ibu kamu ya ” kataku ngaco… setelah tau dia seperti itu.

    ” Ngga’ tau Mas… terlanjur kebawa…. ” dia tak melanjutkan kata-katanya. Aku asyik menciumi sekitar belakang telinga… samping leher… kadang mendenguskan nafas hangat ke telinganya. Dia sudah tampak merancu dengan desah dan erangannya yang makin membuatku di awang… Aku bangit dan memiringkan tubuhnya… kaki kirinya aku letakkan pada pundak kananku… denganposisi yang agak miring itu aku gesek Kabagku pada gerbang DuFannya ( Dunia Fantasi )… beberapa saat aku gesek dia mulai mengerang pelan… kemudian aku tata kepala meriamku pada gerbang DuFan… yang jelas sekali sudah sangat lembab dan sedikit basar… aku coba tekan… wah… kok sempit… tapi beberapa kali coba…

    akirnya berhasil juga mencapai setengah badan meriam amblas dalam lorong kegelapan… tampaknya di dalam agak kering… maklum tumitnya kurus kecil… tandanya kalu barangnya cenderung kering… Erangannya walau perlahan masih terus tanpa henti sedari tadi… menambah hangat suasana dan seakan irama lautan teduh… terus aja aku goyang sampe cukup lama sebelum aku akhirnya minta pindah posisi…

    Sekarang kedua kakinya aku pangul di kedua sisi pundakku… ayunan makin ganas karena posisi yang lebih leluasa… dan lorong kegelapan makin licin… rupanya dia telah beberapa kali mengeluarkan pelumas… walau bukan orgasme… ” Kamu sekarang nungging…

    ” perintahku. Saat Diah nungging… aku tekan pundaknya ke kasur dan sisa pantatnya aja yang nungging… dengan sedikit rubah gerak… aku masukkan lagi meriam jagurku… kali ini lebih sensasional… aku pegangan pada pinggulnya yang cukup gede… dan ayunan makin bebas terkendali… beberapa kali hampir terlepas… tapi karena besarnya si Kabagku maka agak sulit juga terlepas secara keseluruhannya…

    lelah dengan gaya *****… aku rebahan dan aku suruh dia menaikiku… dia naik dengan membelakangi aku… pada saat amblasnya batangku kali ini diiringi dengan nafas tertahannya… kali ini mentok abis… Diah diam sesaat sambil merenungi nikmat yang terasa. Aku mulai ambil inisiatif untuk menggoyang… lalu Diahpun ikut bergoyang…. kali ini putarannya melingkar… enak sekali… yang aku rasakan… lobang yang sempit… hangat… dan cenderung kering… tiap kali dia berputar pinggul aku merasa ada sesuatu nabrak kepala meriamku… pasti mentok dan dia pasti ngga’ akan lama untu mencapai titik orgasme demikian pikirku. Benar saja dugaanku…

    Diah tampak kejang keras sambil mengucapkan kata-kata yang tidak jelas apa maksudnya… cukup lama juga seperti itu… ” Aaaa…duuuuuuu…….uuuuhhh Mas… lemes kakiku rasanya… aku ngga’ kuat lagi gerak… ” demikian katanya. Aku coba untuk bangun dan menunggingkannya… lalu aku hajar lobangnya dengan lebih keras… sampai panas rasanya meriamku… dan akhirnya aku sudah hampir nga’ bisa lagi menahan…. lalu aku cabut dan bilang pada Diah ” Diah… kamu menghadap ke sini… buka mulut kamu….

    ” dan rupanya Diah mengerti yang aku mau… dengan lemas dia berbalik badan dan membuka mulutnya. Karena ketakutan akan tidak keburu… maka aku segera saja memasukkan meriamku dalam mulutnya yang mungil itu dan aku goyang maju mundur… beberapa kali dan keluarlah… creeetttt…. creeeee.tttt…. creettt….

    Aku jatuh kecapaian… di sampingnya… ” Diah… gimana barusan ? ” tanyaku memecah keheningan. ” Enak sekali Mas… sampe lemes kaki saya… udah ngga’ tau berapa kali keluar… kayaknya berendeng keluarnya ” jawab Diah sambil males-malesan dalam pelukanku. Dan kamipun tiduran sejenak dalam penat nikmat yang tersisa. Sampai pada…

    Aku terjaga saat merasakan paha kananku ada sesuatu yang merayap… aku coba walau males… ‘tuk membuka mataku dan… benar-benar terbelalak jadinya… saat tau apa yang menyentuh pahaku. Dia Winny… adik ipar kakakku… Johnny… aku sangka dia ada di rumah temennya… dan yang lebih mengagetkan adalah… dia lihat aku mendekap cewec dan dalam keadaan bugil berdua.

    ” Joss… loe gila ya… beraninya ngga’ ada orang masukin cewec… gue bilangin Bang John… ” katanya dengan mata melotot. ” Hei… Win… denger dulu… ” kataku sambil mencoba bangkit dari tidurku… saat itu pula Diah bangun karena dengar suara orang lain di kamar itu… dia berusaha meraih kain seadanya untuk emutupi tubuh bugilnya sambil bertanya ” Dia siapa Mas ? ”

    ” Dia ini Winny… adik ipar kakakku ” jawabku pendek. ” Jangan gitu donk… masa loe ngga’ kompak ama gue ” jawabku mohon pengertiannya.

    ” Iya boleh aja gue ngga’ bilang Abang asal gue boleh lihat loe berdua main sekali lagi… gimana ? tanyanya. Ach ni anak pikirku pasti gampang dech kalo udah gini… paling banter ntar dia pasti ngga’ kuat nahan nafsunya sendiri…. demikian pikirku.

    ” Okey… Diah… yuk kita tunjukkan pada Winny… apa yang kita baru kerjakan tadi… kita ulang lagi yuk ” ajakku… ” Mas malu saya nggak bisa… ” aku rada bangun untuk mencium Diah…

    ” Udah kamu merem aja dan anggap hanya kita berdua dalam kamar ini ” kataku menenangkan. Dan akupun mulai merangsang Diah dengan ciuman lembut… sambil tanganku berusaha meraba bagian-bagian sensitifnya… beberapa saat berlalu Diah mulai terbawa… dan mendesar halus…. aku rasakan tangan Winny mencoba meraih batangku dan meremas-remasnya, sesekali mengocoknya hingga siap tempur.

    Setelah segalanya siap… akupun mulai ambil ancang-ancang untuk memasuki Diah untuk sesi kedua… pada saat batangku amblas… Diah dan Winnypun seakan menahan nafas… rupanya Winny telah terlarut dalam pemandangan depan matanya. Permainanku dengan Diah berlangsung beberapa gaya… dan tanpa terasa waktu telah menunjukkan pukul 9.47,

    saat itu Winny telah telanjang di samping tubuh Diah yang sedang aku tindih… lalu tangan kirikupun mulai bergerilya ke dada Winny… wah enak sekali… aku pilin putingnya dan diapun mengerang. Sambil terus menggenjot Diah… aku cium juga bibir Winny dan pendek kata… pinggangku ke bawah menghabisi Diah sedang pinggangku ke atas menyerang Winny…. keduanyapun mengerang seru malam itu…

    makin keras erangan mereka berdua bersahutan makin nafsu aku dibuatnya… terakhir sudah tidak kuat lagi menahan gejolak… aku genjot makin keras si Diah dan diapun mengerang panjang sambil kejang mendekapku. Saat itu kami orgasme bersamaan… sedang Winny masih belum mencapai walau hampir… erangan kami berdua membakar nafsunya… segera saja Winny memerintahku untuk menghisap memeknya sampai keluar..

    . demikian perintahnya. Akupun langsung memutar badanku untuk mencapai lobang Winny yang sudah sangat basah tadi…. tapi meriamku tetap tertanam dalam Diah. Kumainkan lidahku pada gua vertikalnya dan sesekali pada tombol di atas lobang tersebut sampe Winny mengejang kejang dan…. lemas puas.

    Lima sepuluh menit kami masih rebahan tumpang tindih sampe aku bangkit dan mencuci peralatanku… lalu kukenakan pakaianku dan kusulut sebatang rokok sambil ngeloyor kejalanan… mencari pak Pardi. ” Pak… anaknya Bik Suti ngga’ usah ditunggu pulangnya… dan tolong bilangin orang rumahnya kalo dia nngga’ pulang karena disuruh nemenin Winny ” alasanku sengaja aku tidak sebut nama Diah supaya terkesan masih asing buatku.

    Setelah itu aku balik lagi ke rumah dan cuci kaki lalu join bobok bertiga… ntar malem coba aku gerayangi Winny ach… kali-kali aja dapet nyobain rasanya… pasti asyik dan berarti pula dalam rumah ini ada beberapa stok lobang yang bisa dipake bergantian… khan asyik kalo butuh ngga’ nunggu lama-lama.

  • Cerita Sex Bergambar Pengantin Muda Lugu Yang Siap Ngentot

    Cerita Sex Bergambar Pengantin Muda Lugu Yang Siap Ngentot


    1433 views

    Perawanku – Setelah lulus dari universitas aku bekerja di salah satu perusahaan swasta terkemuka di jakarta, meniti karir sebagai eksekutif muda yang merupakan impian banyak orang sekarang ini. Semuanya berjalan normal sampai suatu hari, kedua orang tuaku yang sudah berusia senja menyuruhku menikah dengan salah seorang anak dari kerbat mereka.

    Pernah terlintas di kepalaku untuk tidak menuruti kemauan kedua orang tuaku, tetapi apa lagi yang bisa kuperbuat untuk mereka selain menjalani pernikahan tanpa adanya hubungan rasa cinta sebelumnya.

    Namaku ****, karena merupakan anak satu-satunya , kedua orangtuaku sangat ingin cepat-cepat memiliki cucu dariku,Wanita itu namanya Nadia, dia seumuran denganku dia juga bekerja di salah satu perusahaan swasta sebagai general manager. Hari pernikahan kami berjalan lancar, yang kami berdua lakukan hanya tersenyum dan melambaikan tangan saja sepanjang hari, tidak seperti pasangan lainnya yang sangat antusias dengan perkawinannya kami berdua atau mungkin saya lebih tepatnya malah seolah-olah tidak perduli dengan apa yang terjadi dengan apa yang terjadi hari itu.

    Malam pertama kami bisa di bilang sangat aneh,tak ada hiasan pengantin, suasana yang harusnya romantis berubah menjadi sekaku es. Sepanjang malam tidak ada satupun dari kami yang memutuskan untuk membuka pembicaraan terlebih dahulu. Matahari mulai menampakan diri di ufuk timur, kuputuskan untuk keluar dari kamar ku untuk membuat secangkir kopi di dapur. Setengah jam sudah dan kopi di cangkirku hampir habis,

    “gue ke kantor dulu, pulangnya mungkin agak kemaleman” ujar Nadia sambil mengenakan sepatu di ruang tengah.

    Kata-katanya tidak dapat ku hiraukan, seakan terbawa dalam lamunan banyak hal yang menghantui pikiranku, suara pintu depan kemudian menyadarkanku bahwa wanita yang menyapaku tadi adalah istriku. Waktu terasa begitu lambat berjalan, setelah semua pekerjaanku di kantor selesai kuputuskan untuk pulang dan beristirahat. Setibanya di rumah keadaan sepertinya masih sama seperti dulu saat aku masih membujang, tidak ada yang berubah,….. tiba tiba

    “udah pulang kamu?” tanya ida diiringi dengan senyum

    “sorry yah tadi gue nggak sempet masak, kita delivery aja yah” sambungnya.

    Tanpa berkata satu katapun aku berjalan pergi meninggalkannya, seperti belum yakin kalau semua ini sudah terjadi. Setelah mandi ku nyalakan televisi, tidak lama setelah itu terdengar bunyi bel dari pintu depan, ternyata kedua orang tua kami datang berkunjung.

    “eh, kok nggak bilang kalau mau dateng?” tanya Nadia kepada kedua orangtua kami sambil menggandeng tanganku,

    Tangan Nadia terasa dingin, mungkin karena dia baru selesai mandi dan sepertinya Nadia belum memakai daleman. Kedua buah dadanya menjepit lenganku,dan entah sengaja atau tidak Nadia mulai mengosokan kedua buah dadanya naik turun, sebenarnya kejadian itu sangat aku nikmati namun karena memang pada dasarnya kami tidak memiliki rasa cinta, jadi aku memutuskan untuk bersikap normal.

    Kunjungan kedua orang tua kami berakhir pukul 23.30 malam, kejadian tadi membuatku bingung harus bersikap seperti apa. Seumur hidup baru pernah aku diperlakukan seperti tadi, bisa saja kejadian tadi kunikmati, tetapi Nadia bukanlah wanita yang kucintai.

    Yang anehnya lagi, hingga kedua orang tua kami pulang Nadia tetap menggandeng tanganku, seakan tidak ingin dilepaskannya. Tidak ingin terus dalam keadaan yang membuatku seperti orang bodoh itu, kulepaskan tanganku dari dekapannya dan pergi ke ruang kerjaku

    Langkah kakiku menuju ruang kerja terasa semakin berat, Nadia sebenarnya hanya ingin memulai sesuatu yang baik, tetapi mungkin aku terlalu serius menanggapinya. Saat pekerjaan kantorku hampir selesai Nadia datang menghampiriku

    “masih marah ya?, maaf deh lain kali gue bakal ngasih tau lo dulu kalo gue mau berimprovisasi” suara Nadia terdengar pelan penuh penyesalan,

    “Nggak, gue nggak marah.. gue cuma bingung aja tadi, mau nanggepinnya gimana” balasku, perlahan mulai ku sadari bahwa tidak ada jalan keluar lain selain membicarakan semua masalah dengan baik-baik

    “ya udah, kalo gitu gue tidur duluan yah..”sambung Nadia dengan senyum manis di wajahnya

    Untuk ukuran kecantikan, Nadia termasuk wanita yang cantik dan menawan, sebagai wanita karir yang selalu mementingkan penampilan, Nadia sebenarnya sangat sexy. Walaupun orangnya perfectionis Nadia tetap bisa membagi diri agar tetap bisa jadi orang yang asik, contohnya di kantor dia selalu berusaha terlihat berwibawa dan selalu rapih sedangkan di rumah dia sering hanya memakai celana jeans pendek dan baju tanpa lengan. Selain itu Nadia sebenarnya orang yang mudah mencairkan suasana dan nyambung jika diajak bercerita tetapi karena pada dasarnya belum memiliki rasa sayang jadi masih sangat sungkan bagiku untuk melakukan sesuatu padanya.

    Malam itu sofa di ruang tv menjadi tepat tidurku, sengaja kubiarkan Nadia tidur sendiri di kamar karena masih ada sesuatu yang mengganjal dalam diriku. Keesokan harinya Nadia bangun lebih dulu, segera ia menuju ruang tv dan melihatku yang sedang tidur

    “loh, nggak tidur di dalem? Entar masuk angin loh” suara Nadia terdengar di pagi hari saat ku coba untuk mengumpulkan nyawa,

    “nggak apa-apa,…….kalo gue tidur ama lo, entar kesannya gimana gitu” kataku sambil mengusap mata

    “gue buatin kopi mau nggak?” tanya Nadia

    “nggak, nggak usah gue bisa buat sendiri kok” jawabku

    “udah, nih…” ujar Nadia sambil menyodorkan secangkir kopi kepadaku, setelah itu dia duduk tepat disampingku, sangat dekat hingga paha kami berdua bersentuhan. Pagi itu Nadia menggunakan hotpants dan baju kaos oblong yang kebesaran, membuatnya semakin terlihat sexy

    “nggak ngantor?” tanyaku basa-basi, jantungku berdetak kencang saat selesai bertanya ida menaruh tangannya di pahaku, dan menatapku dengan matanya yang indah,

    “jam sembilan lewat dikit baru gue berangkat, lo?” tanya Nadia balik

    “sama, gue juga…… kita berangkat bareng mau nggak?” Balasku

    “Siap komandan,,.” Jawab Nadia sambil tertawa,

    Waktu sebelum berangkat ke kantor itu kami gunakan untuk bercanda dan saling mengenal lebih dekat lagi. Hari itu terasa sangat singkat, tugas-tugas di kantor terasa lebih ringan mungkin karena suasana hatiku yang sedang senang. Sepulang kantor kujemput Nadia di kantornya kemudian kami makan malam di sebuah restoran dekat rumah kami, setelah itu kami pulang

    Sesampainya di rumah, kuputuskan untuk mandi dan langsung menonton tv. Jam menunjukan pukul 21.00 tetapi mataku sudah terasa berat, sambil menahan rasa kantuk kulangkah-kan kakiku menuju kamar, segera pintu kamar kubuka sedikit dan hendak masuk kedalamnya tetapi langkahku tertahan oleh sebuah pemandangan yang baru pertama kali ku lihat seumur hidup, lemari baju Nadia terbuka, Nadia sedang sibuk mencari-cari bajunya dalam keadaan topless dan hanya memakai celana jeans pendek . Refleks langsung kututup pintu itu sembari meminta maaf.

    Walaupun beberapa detik tadi sangat kunikmati, melihat kedua buah dada Nadia yang lumayan besar dihadapan mataku, sangat ranum dan bentuknya pun bulat sempurna juga kencang, tapi kembali lagi rasa bersalah memenuhi kepalaku hingga membuatku lupa bahwa itu adalah hal yang wajar bagi suami istri

    “Da, sorry gue mau ngambil bantal, gue nggak ngintip kok” ujarku dari luar kamar, memang terdengar sangat bodoh jika ada seorang suami yang meminta maaf saat melihat istrinya telanjang, tetapi itulah yang terjadi padku sekarang ini

    “nggak apa-apa masuk aja….” sahut Nadia dari dalam kamar

    Dengan menggunakan tangan kiri, kututup mataku sedangkan tangan kananku meraba-raba permukaan tempat tidur untuk mencari bantal

    “udah, tanganya dilepas aja, matanya dibuka” suara Nadia terdengar sambil mencolek pinggangku

    “Sorry, gue bukan mau ngintip tadi, gue bener-bener nggak sengaja”ujarku sedikit malu-malu.

    “nyantai aja lagi, gue yang di intip kok lo yang panik……gue juga baru pertama kali diintipin cowok” balas Nadia sambil tertawa,

    “eh, nggak pegel apa tidur di sofa? Enakan tidur di sini bareng gue…” sambung Nadia sambil menepuk tempat tidur.

    “udah, cepetan tvnya di matiin dulu”lanjut wanita itu sambil sedikit mendorongku,

    Setelah tv ku matikan, terus langkahku kuarahkan kembali ke kamar. Di kamar Nadia sudah berada di atas tempat tidur, kakinya yang jenjang dan putih membuat suasana hatiku tak-karuan. Sikap Nadia yang sangat baik padaku membuatku mulai menikmati perjodohan ini dan sedikit membuka hatiku bagi wanita ini.

    “sini,” ujar Nadia sambil membetulkan posisi bantal yang berada di sampingnya

    Kurebahkan tubuhku tepat disampingnya dan langsung kupejamkan mataku, berharap tidak terjadi hal-hal yang aneh malam itu

    “lo masih punya pacar yah waktu kita nikah” kucoba untuk membuka mataku pelan-pelan, kutatap wajahnya yang kini sangat dekat denganku, posisi tubuh Nadia sudah menindih sebagian tubuhku

    “nggak,, emang napa?” tanyaku balik

    “penasaran aja, abisnya lo dingin banget..serem tau” jawab ida sambil tersenyum kecil

    “gue cuman kaget aja, keadaan berubah drastis banget” ujarku

    “ohh… gue kira lo jeruk makan jeruk lagi…” sambung wanita itu

    “ahh….lo kate gue maho?” jawabku bercanda, tangan Nadia perlahan mulai memelukku perutku dan mulai lah dia menutup matanya

    “abisss…..” cekikik Nadia memenuhi ruangan itu

    Karena tidak bisa lagi menahan kantuk akhirnya kami berdua tertidur sampai pagi, hanya tertidur tanpa melakukan sesuatu. Keesokan harinya Nadia bangun terlebih dahulu, sepanjang malam dia memelukku dan tertidur dengan posisi setengah tubuhnya menindih tubuhku, dengan posisi seperti ini kedua buah dadanya menempel pada tubuhku dan kurasakan kehangatan yang beda dari sebelumnya.

    “beb,…bangun ih nggak ngantor kamu?” tanya Nadia sambil menjepit hidungku.

    “beb?,,, bebek kali?” jawabku bercanda

    “iiih tuh kan bercanda lagi, teus maunya dipanggil apa?” tanya Nadia lagi,

    “terserah kamu deh…” ujarku sambil mengucek-ngucek mata.
    Mulai pagi itu, di kantor hidupku terasa semakin indah. Nadia sangat perhatian padaku dan terus saja mengirimkan SMS yang menanyakan kegiatanku dan lain-lain. Dan mulai pagi itu kehidupan kami mulai berubah seperti pengantin baru pada umumnya.

    Sehabis jam kantor, ku arahkan mobilku langsung pulang. Dirumah, Nadia ternyata pulang lebih cepat. Malam itu ida mengenakan baju kaos bola barcelona dengan celana hotpants, baju itu dimodifikasinya hingga bahu sebelah kanannya terlihat keluar dari leher baju bola itu.

    “baju bola gue tuh?.”tanyaku

    “iya..,, emang istri itu nggak boleh pake baju suaminya?” tanya Nadia balik,

    “nggak juga sih,,,eh tapi kamu cantik loh kayak gitu” ujarku menggodanya

    “udah ah…makan dulu sana….keburu dingin”kata ida sambil menunjuk ke arah ruang makan

    Selain cantik, baik hati dan sangat profesional dalam segala hal, Nadia juga jago masak. Sehabis makan, aku segera pergi ke ruang tv menemui Nadia yang sedang asik mencari siaran film-film box office yang biasa diputar di tv saat larut malam.

    “duduk sini,…deket gue” suara Nadia terdengar saat kakiku mulai menginjak ruang tv.

    Sambil memegang sekaleng minuman dingin, perlahan kutempatkan tubuhku tepat disampingnya. Nadia langsung menarik tanganku dan menggengam jemariku erat-erat. Perasaan ku tidak menentu, sudah lama sekali sejak aku duduk di bangku SMA baru sekarang lagi ada cewek yang begitu dekat denganku seperti ini.

    Sebegai laki-laki normal, firasatku mengatakan bahwa ada sesuatu yang ingin dikatakan oleh Nadia tetapi dia masih malu karena sikapku yang masih begitu cuek, kucoba untuk memberi perhatian sedikit untuknya. Kucoba sandarkan tubuhku ke kursi dan benar saja, Nadia langsung menyandarkan kepalanya di bahuku. Ku naikan tanganku sedikit agar Nadia bisa meletakkan kepalanya di dadaku. Tubuh Nadia sangat hangat, kubiarkan tangannya menyusuri pinggangku lalu dipeluknya.

    “da,….kalo mau minta tolong, atau mau ngomong sesuatu, kasih tahu aja…,,, aku siap bantu kok” ujarku untuk memecah suasana.

    “kamu masih belum nerima kenyataan kalo kita udah nikah ya?” tanya Nadia pelan,

    “dulu sih iya,,,, tapi sekarang udah nggak,…abis kamu baik, cantik lagi” gombal ku

    “ih gombal,.” Balas Nadia, sambil mencubit pinggangku

    “kalo aku sih pasrah aja ama orang tuaku mau di suruh apa juga, yang penting pekerjaanku nggak keganggu” sambung Nadia

    “aku mau minta sesuatu sama kamu” lanjut Nadia

    “minta apa?” tanyaku

    “ehm,,…gimana ngomongnya ya..” jawab Nadia

    “udah,. Bilang aja nggak usah malu” Ujarku

    “beneran nih , gak apa-apa?..”tanya Nadia

    “iya…beneran..,,trus apa?”

    “boleh minta cium nggak?” pinta Nadia

    “ooh..” langsung kudaratkan bibirku ke pipinya.

    “iiihh…bukan di situ, tapi di sini” ujar Nadia sambil menunjuk bibirnya.

    Sebenarnya pada waktu itu, hatiku ingin sekali menciumnya tetapi seumur hidupku, belum ada satupun wanita yang pernah ku cium, gaya pacaranku saat SMA dulu juga paling Cuma gandengan tangan saja, tidak lebih. Oleh karena itu beberapa lama kupikirkan hingga

    “kamu nggak mau yah.,, nggak apa-apa deh kalo gitu” ujar Nadia dengan nada sedikit kecewa

    “nggak ,, gue cuma..” perkataanku terhenti

    “Cuma apa…?” tanya Nadia

    “belum pernah ciuman…” ujarku malu-malu, mukaku semakin merah saat selesai mengatakannya.

    “astaga,.. jadi kalo nanti kita ciuman, itu jadi first kiss lo dong?”

    Masih dalam keadaan bingung dan malu, Nadia menganggkat wajahku yang tertunduk malu. Menatapnya dengan penuh rasa cinta.

    “gue yang pertama, mau nggak?” tanya Nadia,

    Perasaan ku seperti melayang-layang diudara. Senang sekali rasanya, memang dulu tidak pernah kuharapkan Nadia yang menjadi First kiss ku, tetapi karena dia begitu baik dan menyenanggakan akhirnya kubiarkan semuanya berjalan seperti air mengalir.

    “gue ajarain dulu yah, terus nanti kalo udah bisa, lo bales ya?” pinta ida.

    Segera diciumnya kedua bibirku. Bibir Nadia sangat tipis dan hangat, beberapa detik kunikmati bibirnya yang menempel pada bibirku. Tak lama setelah itu, Nadia mulai memagut bibirku dan mulai menjulurkan lidahnya kedalam mulutku.

    “dibales dong” ujar Nadia di sela-sela serangannya ke bibirku

    Kubalas ciumannya dengan cara yang sama seperti yang dia ajarkan.

    “mmhhh” hanya itu segelintir suara yang dapat kudengar dari mulut Nadia

    Setelah beberapa menit, kulepaskan ciumanku. Nadia tertawa lepas sambil memandangiku.

    “nah, bibir lo udah nggak perjaka lagi.,, sapa dulu dong gurunya.” Ujar Nadia sambil menepuk dadanya

    “gila juga lo ya,.. master banget deh kayaknya,.. buka kursus juga yah?” tanyaku

    “ya nggak lah,… gue juga baru pertama kali praktek nih, yang biasanya cuman gue baca di buku ama di film bf ternyata rasanya dahsyat yah” jawab Nadia

    Baru ku tahu kalo Nadia juga baru pertama kali ciuman dengan cowok, mungkin karena sepintas dia orangnya perfectionist jadi cowok-cowok pada sungkan mau jadi pacarnya.

    “jadi bibir lo juga udah nggak perawan nih?” candaku.

    “apa lagi yang masih perawan?” tanyaku menggodanya

    “ya semuanya lah…” jawab Nadia sambil menarik bibirku.

    “mau dong nyobain…?” candaku

    “sok atuh,…silahken…” jawab Nadia sambil menarik tanganku mendekati tubuhnya.

    “sorry,.. gue becanda kok…,,” ujarku

    “beneran juga nggak apa-apa” sambung Nadia

    “nanggung gak sih rasanya kalo cuman gitu-gitu aja” lanjut Nadia memancing ku

    “terus maunya gimana?” tanyaku

    “nggak ngerti-ngerti juga?” jawab Nadia

    “ngomongnya langsung aja, nggak usah berbelit-belit bingung gue” sambungku

    “gue mau dientotin ama lo..beiby” balas Nadia sambil menarik bajuku

    Kurasakan seperti ada yang mencongkel keluar jantungku dengan pisau yang sangat tajam, tak ku sangka sebenarnya selama ini walaupun perbuatanku kepada Nadia sangat kasar, ternyata dia masih memendam hasrat yang begitu dalam padaku.

    “yah…,,gue tabu…nggak tau harus gimana duluan” ujarku

    “kan ada film Bokep..,, liat dari situ aja bisa kan?” balas ida

    “gue coba deh,..”jawabku

    Ida segera berjalan menuju kamr tidur kami dan kembali membawa kotak kecil yang kukira isinya adalah segala macam peralatan make up seperti yang biasa wanita-wanita career koleksi, tapi ternyata isinya adalah kumpulan DVD film-film porno dari jepang, latin, blonde, redhead, amateur, dan lain-lain.

    “lengakap banget,..hobby nonton ginian yah?” tanyaku sambil melihat-lihat koleksi kasetnya

    “eh, ini punya temen kantor aku lagi,..nonton sih sering tapi kalo punya koleksi sebanyak ini….enggak deh” jawab Nadia

    “gue kira lo hyper ” kataku bercanda

    “eh hyper juga asik tau, bisa siap setiap saat” sambungnya sambil tertawa dan terus mencari sebuah kaset yang menurutnya sangat bagus
    “nah ini dia akhirnya ketemu.” Ujar Nadia sambil merapihkan kaset-kaset lain yang berantakan di atas sofa di ruang tv.

    “nontonnya di kamar aja, supaya kalau capek bisa langsung tidurr” sambung Nadia

    “emangnya kita mau nyangkul? Capek?” tanyaku bercanda. Sebenarnya suasana hatiku saat ini sangat takkaruan ada senang bercampur bingung, kata-kata yang keluar dari mulut Nadia menandakan bahwa dia sudah sangat mempercayaiku dan sangat menyayangiku, sementara aku masih bingung dengan perasaanku sendiri

    Adegan film pertama di kaset itu dipenuhi dengan ciuman, Nadia menyuruhku duduk diatas tempat tidur dan dia duduk di pangkuanku.

    “tau gak, itu tuh namanya foreplay” ujar Nadia

    Mulailah ida memagut bibirku, selama beberapa menit kami mempertahankan posisi seperti itu. film pun berganti adegan, sekarang pemeran cowok di film itu mulai menggerayangi tubuh pemeran wanitanya. Baju pemeran wanita di singkap keatas dan payudara wanita itu mulai diemut oleh pemeran pria itu.

    “pengen deh di gituin” Nadia tiba-tiba melepaskan ciuman kami dan mengatakannya,

    Posisi ida sekarang duduk berhadapan denganku, Nadia duduk di pangkuanku

    “ya udah,..bajunya di buka” ujarku

    Ida membuka bajunya perlahan, sedikit demi sedikit gumpalan daging di dadanya itu mulai tersingkap, ukuranya benar sangat besar, sama seperti saat pertama kali kulihat dengan tidak sengaja. Seperti orang bodoh, kedua buah dadanya hanya kuperhatikan tanpa berbuat apa-apa

    “kok cuman diliatin doang, aku pake lagi nih bajunya” ujar Nadia ngambek

    “sorry, speechless aja gue….gede amir…seumur-umur baru pernah liat yang ginian,…eh besar pula lagi dapatnya” balasku untuk meredakan ngambeknya

    “ya udah.,,, di emut dong” ujar ida lagi kali ini diiringi dengan senyum

    “nggak ahh….entar lecet, terus kalo lo mandi pasti nyeri” kataku

    “jadi gimana dong?” tanya Nadia

    “aku jilatin aja mau nggak?” tanyaku balik

    Ida langsung menarik kepalaku ke arah buah dadanya, lidahku kujulurkan dan mulai menyentuh permukaan kulit buah dadanya. Kujilat melingkar membentuk huruf O disekitar putingnya dan ujung putingnya ku sentuh perlahan menggunakan ujung lidahku.

    “Mmhh…enak beb,,,terus..,,terus.. yang kanan juga,..aahh” desah ida yang membuatku bersemangat melakukannya.

    Lima belas menit kuserang kedua payudaranya, hanya suara desahan yang keluar dari bibir manis Nadia,..saat tubuh ida mengelijang hebat, kurasakan ada cairan membasahi celanaku.,

    “da,..celana lo basah.,,” ujarku, ku biarkan dadanya basah dan kutatap wajahnya yang sangat manis.

    “iya,..gue ‘jadi’ tadi..”ujar ida sambil menciumi pipiku

    Adegan di film kini berubah lagi, penis si pemeran pria yang sudah sedari tadi “tegang” mulai diurut turun naik oleh pemeran wanitanya. Dan setelah sudah cukup tegang, mulailah penis itu dimasukkan kedalam mulut wanita itu.

    “mau gue gituin nggak?” tanya Nadia

    “udah gak usah, lain kali aja” jawabku cepat.

    “nggak apa-apa, nggak usah malu…..enak lagi” balas Nadia

    Ida segera menarik celanaku, dan langsung menggenggam penisku yang belum menegang sama sekali dibalik celana dalamku.

    “gila,…gue udah hampir dua kali orgasme,…lo bediri aja belon…make obat apa?” tanya ida

    “obat apaan?,…gue aja baru sekali diginiin” jawabku

    Ida kemudian menarik turun celanaku.

    “besar juga.,,beda dikit lah ama yang di film” ujar ida, sambil tersenyum Nadia mengenggam penisku

    Ida mulai menganggkat penisku dan mulai mengurutnya dari atas ke pangkal paha selma 10 menit, rasanya seperti berenang di awan, apa lagi saat Nadia menempelkan bibirnya ke ujung kepala penisku dan menghisapnya pelan..,,

    “udah…udah…”ujarku sambil mencoba menarik penisku keluar dari mulut Nadia,

    Tak lama setelah itu kerasakan sesuatu keluar dari penisku, tidak dapat lagi kutahan. Kupejamkan mataku dan saat ku buka, Nadia masih berada dalam posisi jongkok dan wajahnya berlumuran cairan berwarna putih yang tak lain dan tak bukan adalah spermaku.

    “aku kan dah bilang,….” ujarku

    “hahaha…asik…asik” bukanya marah, Nadia justru tertawa kegirangan,

    Ku kenakan lagi celanaku dan segera mengambil handuk di lemari untuk membersihkan spermaku di wajah Nadia

    “ketelen gak?” tanyaku

    “dikit..” jawab Nadia sambil tersenyum.

    Tibalah film itu di puncak aksinya, si pemeran pria di film itu menarik turun celana dalam pemeran wanitanya dan mulai melumat daerah kewanitaan perempuan itu.

    “rebahan deh…..” ujarku

    Saat Nadia berbaring di tempat tidur, kutempatkan tubuhku tepat diatasnya dan mulai menciumnya lagi. Kali ini tidak terlalu lama, segera kupindahkan sasaranku ke bagian lehernya, seperti instruksi di film itu.

    “Mmhh..”suara Nadia pelan

    Tak lama setelah itu, kedua buah dadanya kumainkan, kupijat pelan dan mulai kujilat perlahan. Turun ke bagian perut dan anehnya lagi, tali hotpants Nadia sudah tidak terikat dan sepertinya Nadia tidak mengenakan celana dalam

    “cewek kok nggak pake celana dalam,” ujarku sambil mencubit pipinya

    “kalo nggak ada lo sih gue pake,… tapi kalo ada lo, masa iya gue pake,..entar tiba-tiba lo minta? Gimana?” balas ida.

    Ida mulai menaikan pinggulnya dan menurunkan celananya. Sekarang Nadia sudah tidak mengenakan sehelai benang pun di tubuhnya. Semua yang selama ini tertutup kain baju ataupun celana sekarang jelas terlihat dihadapanku, pinggul ida lumayan besar, pantatnya montok dan yang membuatku sangat bahagia dalah vaginanya yang tidak memiliki bulu sedikitpun.

    “sering cukur neng?” tanyaku

    “nggak juga sih,..gak tau kenapa,, bulunya lama numbuh” jawab ida.

    Ida menarik kepalaku mendekati vaginanya yang sudah basah sedari tadi. Aroma kewanitaan yang baru pernah seumur hidup ku cium ternyata sangat wangi, mungkin karena seringnya dirawat.

    Perlahan mulai kujilati daging yang berada di belahan vagiannya itu, ku mainkan suasana dengan sesekali mempercepat jilatanku di liang kemaluannya. Semakin cepat kujilat, semakin Nadia menjepit kepalaku di tengah kedua pahanya.

    “kalo gue tau enaknya gak ketulungan gini,…gue minta aja yah dari awal” gumam Nadia

    Kali ini, kusingkap lobang kemaluannya dan ku hisap menggunakan bibir membentuk huruf O, sesuai dengan instruksi yang ada di film itu. Nadia semakin mengejang hebat dan mencoba menarik rambutku agar kepalaku menjauh dari vaginanya, tetapi seperti yang ku baca di buku jika terjadi hal seperti itu kita malah sering menghentikan permainan. Tentu saja itu adalah sebuah kesalahan yang sangat besar.

    Ku teruskan permainanku hingga kurasakan suatu cairan keluar membasahi lidahku.

    “Keluar lagi?” tanyaku

    “iya,…enak deh” jawab ida

    “ya udah,…gitu aja dulu yah,…kepala gue sakit banget, abis lo jambak tadi” ujarku

    “masa udahan sih?… sorry tadi gue kelepasan jadinya narik-narik rambut kamu gitu deh…” balas Nadia.

    “entar baru nyambung lagi..yah” pintaku

    “iya, tapi jangan lama-lama” jawab Nadia,

    Ida hanya terbaring di tempat tidur, kututupi tubuhnya dengan selimut. Film porno itu kami ‘pause’ sebentar. Aku segera menuju westaffel untuk mencuci muka, kulihat waktu menunjukan pukul 03.00 pagi hari. Saat itu ku sadari bahwa sekarang dalam diriku tidak hanya ada cinta, tetapi juga ada nafsu untuk istriku Nadia. Setelah meminum segelas air, aku segera kembali ke kamar. Nadia menyambutku dengan senyum penuh rasa sayang, ku rebahkan tubuhku disampingnya.

    “da.,,gue mau,..minta maaf,..kalo gue udah kasar sama lo sejak kita nikah, padahal lo juga nggak tahu apa-apa kan? Sekarang gue ngerasa bersalah banget” ujarku

    “biarin aja berlalu yang kayak gitu mah,…gak usah dipikir lagi, Nadia juga udah lupa……kamu juga makin hari makin asik….seneng aku” jawab ida.

    Saat itu terasa sangat panas, ku buka baju kaos ku dan tinggal memakai celana basket yang sejak tadi ku pakai.

    “ribet banget nih selimut…”ujar ida sambil menyingkirkan selimut yang menutupi tubuhnya

    Ida segera memulai lagi adegan di film yang tadi kami ‘pause’. Nadia menarik tanganku dan menempelkan telapak tanganku ke selangkagannya. Kini adegan di film itu bertambah panas, pemeran pria di film itu mulai memasukkan penisnya kedalam vagina pemeran wanita. Pemeran wanita di film itu hanya menggumam takkaruan.

    Beberapa menit kami menyaksikan film itu. Kali ini Nadia hanya terpana melihat adegan di film itu. Mungkin Nadia masih takut untuk mencobanya.

    “mau coba gituan?” tanya Nadia

    “kalo sekarang nggak bisa, gak apa-apa juga…..lo aja yang master belum siap apa lagi gue” ujarku

    “kita coba tapi pelan-pelan yah…soalnya gue masih perawan” ujar Nadia

    “gak apa-apa nanti aja,…”jawabku

    “tapi gue pengen banget..” sambung Nadia

    “ya uda.,,,tapi bakal sakit loh nanti..”balasku

    Ida mulai menaikan pinggulnya dan pantatnya kusanggah dengan bantal. Ku buka sedikit lebar lubang kemaluannya, memang benar. Selaput dara masih utuh didalamnya, merah merona dan terlihat segar.

    “beneran masukin sekarang?” tanyaku.

    “iya tapi pelan-pelan yah” jawab ida

    “iya” balasku

    Kumasukkan penisku perlahan kedalam vagina Nadia. Hangat, perih dan sempit, terasa seperti disedot vaccum cleaner. Saat semua bagian sudah mulai terbenam, kulihat Nadia meneteskan air mata. Sedih sekali melihatnya seperti itu, kulihat darah membekas di batang penisku. Sejenak kupikir untuk melepaskan penisku dari dalam vagina Nadia. Tetapi apa yang terjadi, ida malah menggoyangkan pinggulnya

    “sakit?’ tanyaku pelan
    “udah nggak kok,…perih aja tadi, banget…” jawabnya

    “mau diterusin?” tanyaku lagi

    “iya..” jawab ida manja

    Perlahan mulai ku maju mundurkan pinggulku, makin lama makin cepat. Nadia hanya menggumam sambil meremas buah dadanya.

    “ennnaaakk,,,” ujar Nadia

    “mmhh …guuee….keelluuaarr..” jerit Nadia

    Orgasme Nadia disusul olehku, senang sekali melihatnya malah tertawa diakhir permainan kami. Cairan yang keluar dari vagina Nadia bercampur sedikit dengan darah.

    “da..sorry tadi gue keluarin di dalem..”ujarku

    “nggak apa-apa kali,..kalo nanti gue bunting,,bapaknya ni anak kan elo” jawab ida. Hanya bisa tertawa, kami berdua tertawa sejadi-jadinya melihat perbuatan kami tadi. Akhirnya kami pun kelelahan dan tertidur.

  • Cerita Sex Ngentot Dengan Asisten Rumah Tangga

    Cerita Sex Ngentot Dengan Asisten Rumah Tangga


    1265 views

    Perawanku – Cerita Sex Ngentot Dengan Asisten Rumah Tangga, Hari ini seperti biasa aku perhatikan istriku sedang bersiap untuk berangkat kerja, sementara aku masih berbaring. Istriku memang harus selalu berangkat pagi, tidak seperti pekerjaanku yang tidak mengharuskan berangkat pagi. Tidak lama kemudian aku perhatikan dia berkata sesuatu, pamitan, dan perlahan meninggalkan rumah. Sementara aku bersiap kembali untuk tidur, kembali kudengar suara orang mendekat ke arah pintu kamar. Tetapi langsung aku teringat pasti pembantu rumah tangga kami, Lia, yang memang mendapat perintah dari istriku untuk bersih-bersih rumah sepagi mungkin, sebelum mengerjakan yang lain.

    Lia ini baru berumur 17 tahun, dengan tinggi badan yang termasuk pendek namun bentuk tubuhnya sintal. Aku hanya perhatikan hal tersebut selama ini, dan tidak pernah berfikir macam-macam sebelumnya. Tidak berapa lama dari suara langkah yang kudengar tadi, Lia pun mulai tampak di pintu masuk, setelah mengetuk dan meminta izin sebentar, ia pun masuk sambil membawa sapu tanpa menunggu izin dariku. Baru pagi ini aku perhatikan pembantuku ini, not bad at all.

    Karena aku selalu tidur hanya dengan bercelana dalam, maka aku pikir akan ganggu dia. Dengan masih pura-pura tidur, aku menggeliat ke samping hingga selimutku pun tersingkap. Sehingga bagian bawahku sudah tidak tertutup apapun, sementara karena bangun tidur dan belum sempat ke WC, kemaluanku sudah mengeras sejak tadi. Dengan sedikit mengintip, Lia berkali-kali melirik kearah celana dalamku, yang didalamnya terdapat ‘Mr. Penny’ku yang sudah membesar dan mengeras. Namun aku perhatikan dia masih terus mengerjakan pekerjaannya sambil tidak menunjukkan perasaannya.

    Setelah itu dia selesai dengan pekerjaannya dan keluar dari kamar tidur. Akupun bangun ke kamar mandi untuk buang air kecil. Seperti biasa aku lepas celana dalamku dan kupakai handuk lalu keluar mencari sesuatu untuk minum. Kulihat Lia masih meneruskan pekerjaannya di ruang lain, aku rebahkan diriku di sofa depan TV ruang keluarga kami. Sejenak terlintas untuk membuat Lia lebih dalam menguasai ‘pelajarannya’. Lalu aku berfikir, kira-kira topik apa yang akan aku pakai, karena selama ini aku jarang sekali bicara dengan dia.

    Sambil aku perhatikan Lia yang sedang sibuk, aku mengingat-ingat yang pernah istriku katakan soal dia. Akhirnya aku ingat bahwa dia memiliki masalah bau badan. Dengan tersenyum gembira aku panggil dia dan kuminta untuk berhenti melakukan aktivitasnya sebentar. Lia pun mendekat dan mengambil posisi duduk di bawah. Duduknya sangat sopan, jadi tidak satupun celah untuk melihat ‘perangkatnya’. Aku mulai saja pembicaraanku dengannya, dengan menanyakan apakah benar dia mempunyai masalah BB. Dengan alasan tamu dan relasiku akan banyak yang datang aku memintannya untuk lebih perhatian dengan masalahnya.

    Dia hanya mengiyakan permintaanku, dan mulai berani mengatakan satu dua hal. Semakin baik pikirku. Masih dengan topik yang sama, akupun mengajaknya ngobrol sejenak, dan mendapat respon yang baik. Sementara dudukku dengan sengaja aku buat seolah tanpa sengaja, sehingga ‘Mr. Penny’ku yang hanya tertutup handuk akan terlihat sepenuhnya oleh Lia. Aku perhatikan matanya berkali-kali melirik ke arah ‘Mr. Penny’ku, yang secara tidak sengaja mulai bangun. Lalu aku tanyakan apa boleh mencium BB-nya, sebuah pertanyaan yang cukup mengagetkannya, selain karena pertanyaan itu cukup berani, juga karena matanya yang sedang melirik ke ‘anu’ ku. Untuk menutupi rasa malunya, diapun hanya mengangguk membolehkan.

    Aku minta dia untuk mendekat, dan dari jarak sekian centimeter, aku mencoba mencium BBnya. Akalku mulai berjalan, aku katakan tidak begitu jelas, maka dengan alasan pasti sumbernya dari ketiaknya, maka aku minta dia untuk menunjukkan ketiaknya. Sejenak dia terdiam, mungkin dipikirnya, apakah ini harus atau tidak. Aku kembali menyadarkannya dengan memintanya kembali memperlihatkan ketiaknya. Melihat tatapannya aku mengerti bahwa dia tidak tahu apa yang harus dikerjakannya untuk memenuhi permintaanku. Maka aku dengan cepat menuntunnya agar dia tidak bingung akan apa yang harus dilakukan. Dan aku katakan, naikkan saja baju kaosnya sehingga aku dapat memeriksa ketiaknya, dan aku katakan jangan malu, toh tidak ada siapapun di rumah.

    Perlahan diangkatnya baju kaosnya dan akupun bersorak gembira. Perlahan kulit putih mulusnya mulai terlihat, dan lalu dadanya yang cukup besar tertutup BH sempit pun mulai terlihat. ‘Mr. Penny’ku langsung membesar dan mengeras penuh. Setelah ketiaknya terlihat, akupun memberi perhatian, kudekatkan hidungku terlihat bulu ketiaknya cukup lebat. Setelah dekat aku hirup udara sekitar ketiak, baunya sangat merangsang, dan akupun semakin mendekatkan hidungku sehingga menyentuh bulu ketiaknya. Sedikit kaget, dia menjauh dan menurunkan bajunya. Lalu aku katakan bahwa dia harus memotong bulu ketiaknya jika ingin BBnya hilang. Dia mengangguk dan berjanji akan mencukurnya. Sejenak aku perhatikan wajahnya yang tampak beda, merah padam. Aku heran kenapa, setelah aku perhatikan seksama, matanya sesekali melirik ke arah ‘Mr. Penny’ku. Ya ampun, handukku tersingkap dan ‘Mr. Penny’ku yang membesar dan memanjang, terpampang jelas di depan matanya. Pasti tersingkap sewaktu dia kaget tadi.

    Cerita Sex Ngentot Dengan Asisten Rumah Tangga

    Cerita Sex Ngentot Dengan Asisten Rumah Tangga

    Lalu kuminta Lia kembali mendekat, dan aku katakan bahwa ini wajar terjadi, karena aku sedang berdekatan dengan perempuan, apalagi sedang melihat yang berada di dalam bajunya. Dengan malu dia tertunduk. Lalu aku lanjutkan, entah pikiran dari mana, tiba-tiba aku memuji badannya, aku katakan bahwa badannya bagus dan putih. Aku juga mengatakan bahwa bibirnya bagus. Entah keberanian dari mana, aku bangun sambil memegang tangannya, dan memintanya berdiri berhadapan. Sejenak kami berpandangan, dan aku mulai mendekatkan bibirku pada bibirnya. Kami berciuman cukup lama dan sangat merangsang. Aku perhatikan dia begitu bernafsu, mungkin sudah sejak tadi pagi dia terangsang.

    Tanganku yang sudah sejak tadi berada di dadanya, kuarahkan menuju tangannya, dan menariknya menuju sofa. Kutidurkan Lia dan menindihnya dari pinggul ke bawah, sementara tanganku berusaha membuka bajunya. Beberapa saat nampaknya kesadaran Lia bangkit dan melakukan perlawanan, sehingga kuhentikan sambil membuka bajunya, dan aku kembali mencium bibirnya hingga lama sekali. Begitu Lia sudah kembali mendesah, perlahan tangan yang sejak tadi kugunakan untuk meremas dadanya, kuarahkan ke belakang untuk membuka kaitan BHnya. Hingga terpampanglah buah dadanya yang berukuran cukup besar dengan puting besar coklat muda.

    Lumatan mulutku pada buah dadanya membuatnya sudah benar-benar terangsang, sehingga dengan mudah tanganku menuju ke arah ‘Veggy’nya yang masih bercelana dalam, sedang tanganku yang satunya membawa tangannya untuk memegang ‘Mr. Penny’ku. Secara otomatis tangannya meremas dan mulai naik turun pada ‘Mr. Penny’ku. Sementara aku sibuk menaikkan roknya hingga celana dalamnya terlihat seluruhnya. Dan dengan menyibakkan celana dalamnya, ‘Veggy’nya yang basah dan sempit itupun sudah menjadi mainan bagi jari-jariku. Namun tidak berapa lama, kurasakan pahanya menjepit tanganku, dan tangannya memegang tanganku agar tidak bergerak dan tidak meninggalkan ‘Veggy’nya. Kusadari Lia mengalami orgasme yang pertama

    Setelah mereda, kupeluk erat badannya dan berusaha tetap merangsangnya, dan benar saja, bebrapa saat kemudian, nampak dirinya sudah kembali bergairah, hanya saja kali ini lebih berani. Lia membuka celana dalamnya sendiri, lalu berusaha mencari dan memegang ‘Mr. Penny’ku. Sementara secara bergantian bibir dan buah dadanya aku kulum. Dan dengan tanganku, ‘Veggy’nya kuelus-elus lagi mulai dari bulu-bulu halusnya, bibir ‘Veggy’nya, hingga ke dalam, dan daerah sekitar lubang pantatnya. Sensasinya pasti sungguh besar, sehingga tanpa sadar Lia menggelinjang-gelinjang keras. Kesempatan ini tidak aku sia-siakan, bibirku pindah menuju bibirnya, sementara ‘Mr. Penny’ku ku dekatkan ke bibir ‘Veggy’nya, ku elus-elus sebentar, lalu aku mulai selipkan pada bibir ‘Veggy’ pembantuku ini.

    Sudah seperti layaknya suami dan istri, kami seakan lupa dengan segalanya, Lia bahkan mengerang minta ‘Mr. Penny’ku segera masuk. Karena basahnya ‘Veggy’ Lia, dengan mudah ‘Mr. Penny’ku masuk sedikit demi sedikit. Sebagai wanita yang baru pertama kali berhubungan badan, terasa sekali otot ‘Veggy’ Lia menegang dan mempersulit ‘Mr. Penny’ku untuk masuk. Dengan membuka pahanya lebih lebar dan mendiamkan sejenak ‘Mr. Penny’ku, terasa Lia agak rileks. Ketika itu, aku mulai memaju mundurkan ‘Mr. Penny’ku walau hanya bagian kepalanya saja. Namun sedikit demi sedikit ‘Mr. Penny’ku masuk dan akhirnya seluruh batangku masuk ke dalam ‘Veggy’nya. Setelah aku diamkan sejenak, aku mulai bergerak keluar dan masuk, dan sempat kulihat cairan berwarna merah muda, tanda keperawanannya telah kudapatkan.

    Erangan nikmat kami berdua, terdengar sangat romantis saat itu. Lia belajar sangat cepat, dan ‘Veggy’nya terasa meremas-remas ‘Mr. Penny’ku dengan sangat lembut. Hingga belasan menit kami bersetubuh dengan gaya yang sama, karena ku pikir nanti saja mengajarkannya gaya lain. ‘Mr. Penny’ku sudan berdenyut-denyut tanda tak lama lagi aku akan ejakulasi. Aku tanyakan pada Lia, apakah dia juga sudah hampir orgasme. Lia mengangguk pelan sambil terrsenyum. Dengan aba-aba dari ku, aku mengajaknya untuk orgasme bersama. Lia semakin keras mengelinjang, hingga akhinya aku katakan kita keluar sama-sama. Beberapa saat kemudian aku rasakan air maniku muncrat dengan derasnya didalam ‘Veggy’nya yang juga menegang karena orgasme. Lia memeluk badanku dengan erat, lupa bahwa aku adalah majikannya, dan akupun melupakan bahwa Lia adalah pembantuku, aku memeluk dan menciumnya dengan erat.

    Dengan muka sedikit malu, Lia tetap tertidur disampingku di sofa tersebut. Kuperhatikan dengan lega tidak ada penyesalan di wajahnya, tetapi kulihat kepuasan. Aku katakan padanya bahwa permainannya sungguh hebat, dan mengajaknya untuk mengulang jika dia mau, dan dijawab dengan anggukkan kecil dan senyum. Sejak saat itu, kami sering melakukan jika istriku sedang tidak ada. Di kamar tidurku, kamar tidurnya, kamar mandi, ruang tamu, ruang makan, dapur, garasi, bahkan dalam mobil.

    Lia ikut bersama kami hingga tahunan, sampai suatu saat dia dipanggil oleh orang tuanya untuk dikawinkan. Ia dan aku saling melepas dengan berat hati. Namun sekali waktu Lia datang kerumahku untuk khusus bertemu denganku, setelah sebelumnya menelponku untuk janjian. Anak satu-satunyapun menurutnya adalah anakku, karena suaminya mandul. Tapi tidak ada yang pernah tahu..

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Selingkuhi Kakak Ipar Setelah Aku Kasih Obat Perangsang

    Selingkuhi Kakak Ipar Setelah Aku Kasih Obat Perangsang


    1441 views


    Perawanku – 

    Aku punya seorang kakak ipar, Yanti Herawati namanya. Usianya sudah 34 tahun, lebih tua 6 tahun dari istriku.

    Mba Yanti, begitu aku memanggilnya, sudah menikah dengan dua anak. Berbeda dengan istriku yang cenderung kurus, Mba Yanti berbody montok dengan dada dan pantat yang lebih besar dibanding istriku.

    Rumah Mba Yanti tidak terlalu jauh dengan rumahku sehingga aku dan istriku sering berkunjung dan juga sebaliknya. Tapi aku lebih suka berkunjung ke rumahnya, karena di rumahnya, Mba Yanti biasa memakai pakaian rumah yang santai bahkan cenderung terbuka. Pernah suatu pagi aku berkunjung, dia baru saja bangun tidur dan mengenakan daster tipis tembus pandang yang menampakkan buah dada besarnya tanpa bra. Pernah juga aku suatu waktu Mba Yanti dengan santainya keluar kamar mandi dengan lilitan handuk dan tiba2x handuk itu melorot sehingga aku terpana melihat tubuh montoknya yg bugil. Sayang waktu itu ada istriku sehingga aku berlagak buang muka.

    Suatu pagi di hari Minggu, aku diminta istriku mengantarkan makanan yang dibuatnya untuk keponakannya, anak-anak Mba Yanti. Tanpa pikir panjang aku langsung melajukan mobilku ke rumah Mba Yanti, kali ini sendirian saja. Dan satu hal yang membuatku semangat adalah fakta bahwa suami Mba Yanti sedang tidak ada di rumah.

    Sampai di rumah Mba Yanti, semua masih tidur sehingga yang membukakan pintu adalah pembantunya. Aku masuk ke dalam rumah dan setelah yakin si pembantu naik ke kamarnya di atas, aku mulai bergerilya.

    Dengan perlahan aku membuka pintu kamar Mba Yanti, dan seperti sudah kuduga, Mba Yanti tidur dengan daster tipisnya yang bagian bawahnya sudah tersingkap hingga paha dan celana dalam warna hitamnya. Aku meneguk ludah dan langsung konak melihat paha montok yang putih mulus itu, apalagi lengkap dengan CD hitam yang kontras dengan kulit putihnya.

    Pagi itu aku sudah mempersiapkan segala sesuatunya untuk bisa menjajal tubuh montok kakak iparku. Tekadku sudah bulat untuk menikmati setiap lekukan tubuhnya. Setelah puas melihat pemandangan di kamar, aku kemudian menuju meja makan di mana kulihat dua gelas teh manis sudah terhidang, satu untukku dan satunya pasti untuk Mba Yanti.
    Dengan penuh semangat aku meneteskan cairan perangsang yang kubeli beberapa waktu lalu ke dalam teh Mba Yanti. Aku berharap wanita itu akan dipenuhi birahi sehingga tidak menolak untuk aku sentuh.

    Dewi keberuntungan memang sedang memihakku pagi itu. Tak berapa lama, Mba Yanti bangun dan seperti biasa, dengan santainya dia berjalan keluar kamar masih dengan daster minim itu yang membuatku semakin tergila-gila.

    “Eh, ada Farhan, udah lama?”, sapanya dengan suara serak yang terdengar seksi, seseksi tubuhnya.

    “Baru mbak, antar makanan buatan Rina”, jawabku sambil melihat dengan jelas buah dada besarnya yang no-bra itu.

    Mba Yanti memang sangat cuek, dia tidak memperdulikan mataku yang nakal memandangi buah dadanya yang menggelantung di balik daster tipisnya. Dengan gontai ia menuju meja makan dan menghirup teh yang sudah kuberikan cairan perangsang. Menurut teori, dalam waktu 5 sampai 10 menit ke depan, hormon progesteron Mba Yanti akan meningkat dan ia akan terbakar nafsu birahi.

    Setelah minum teh, Mba Yanti masuk ke kamar mandi untuk cuci muka, pipis dan pastinya cuci meki lah, he3x…

    Keluar dari kamar mandi, wajah Mba Yanti memang sudah lebih segar. Masih dengan daster tipis yang memberikan informasi maksimal itu, dia memanggil pembantunya dan menyuruh ke pasar. Wah, tambah perfect deh, pikirku.

    Setelah sedikit beraktivitas di ruang makan, ia kembali ke kamar. Pasti dia akan ganti baju pikirku. Dengan perlahan aku mengikuti di belakangnya. Dan benar juga seperti dugaanku, Mba Yanti tidak menutup dengan baik pintu kamarnya. Dia begitu cuek atau sengaja memberikanku kesempatan mengintipnya berganti baju.

    Penisku semakin mengeras melihat Mba Yanti menanggalkan dasternya dan … oh, rupanya obat perangsangku sudah mulai bekerja. Mba Yanti tampak gelisah lalu mengusap-usap selangkangannya dengan tangan. Aku seperti diberi berkah pagi itu, Mba Yanti benar2x seperti terangsang hebat. Dia dengan sedikit terburu-buru melepas CD hitamnya sehingga kini ia benar2x bugil di kamar. Kemudian kulihat ia mengusap-usap bagian meki dan sekitarnya dengan tangan. Wah… tak akan kubiarkan dia melakukan masturbasi.

    Dengan semangat 45 dan penuh percaya diri, aku membuka celanaku dan membiarkan penisku yang sudah konak dari tadi mengacung bebas.

    Walau dengan sedikit canggung, aku beranikan diri membuka pintu kamarnya.

    “Farhan… kamu…”, Mba Yanti menjerit melihat aku masuk ke kamarnya sementara dia sedang bugil dan lebih kaget lagi melihat aku tanpa celana dan mengacungkan penis ke arahnya.

    “Daripada pakai tangan, pakai ini aja Mbak…”, pintaku seraya memegang batang penisku.“Gila kamu, jangan kurang ajar”, sergahnya ketika aku mendekati tubuh bugilnya.

    Mba Yanti menampik tanganku yang ingin menjamahnya, tapi nafsu birahi yang membakar otaknya membuatnya tak cukup tenaga untuk menolak lebih lanjut sentuhanku.

    Ketika tanganku berhasil meraih buah dada dan meremasnya, dia hanya bilang “Gila kamu!”, tapi tak sedikitpun menjauhkan tanganku untuk meremas-remas buah dada dan memilin puting susunya.

    Aku sudah merasa di atas angin. Mba Yanti hanya bersumpah serapah, namun tubuhnya seperti pasrah. Setiap sentuhan dan remasan tanganku di tubuhnya hanya direspon dengan kata “kurang ajar” dan “gila kamu”, namun aku merasa yakin dia menikmatinya.

    Dugaanku betul, Mba Yanti akhirnya dengan malu2x memegang batang penisku.


    “Besar banget punya kamu Farhan”, serunya.

    “Pingin masuk memek Mbak tuh…” jawabku.Mba Yanti tersenyum manja,”Gila kamu!”“Iya mbak, saya memang tergila-gila pada Mbak”, rayuku sambil terus memilin puting susunya yang sudah mengeras.

    Mba Yanti semakin relaks dan pasrah. Kini dengan sangat mudah aku bisa meraih daerah selangkangannya yang berbulu tipis dan mulai meraba-raba vaginanya yang ternyata sudah becek.

    “Kaya’nya memeknya udah minta nih Mbak”, kataku.

    “Gila kamu!”, entah sudah berapa kali dia mengeluarkan kata itu pagi ini.“Nungging Mbak, saya masukin dari belakang”, pintaku untuk doggy style.

    Mba Yanti masih dengan sumpah serapah menuruti kemauanku. Kini pantat bahenolnya terpampang di hadapanku, pantat yang selama ini aku impikan itu akhirnya bisa kuraih dan kuremas-remas.

    Dengan perlahan, aku memasukkan batang penisku ke dalam liang vaginanya. Tidak sulit tentu saja, maklum sudah punya dua anak dan memang sudah becek pula.

    Maka adegan selanjutnya sudah bisa ditebak, Mba Yanti yang sudah terbakar birahi tentu saja orgasme lebih dulu akibat pompa penisku pada vaginanya.

    Namun sekali lagi, pagi itu memang milikku. Meskipun sudah orgasmu, kakak iparku yang montok itu tetap penuh birahi meladeni permainanku sampai akhirnya kami merasakan orgasme secara bersama. Nikmatnya luar biasaaaa….

    “Sembarangan kamu numpahin sperma di memekku ya Farhan…”, jeritnya ketika aku memuncratkan spermaku ke dalam rahimnya.

    “Habis memek Mbak enak sih….”, seruku di telinganya. Kakak iparku hanya melejat-lejat menikmati orgasmenya juga.Selesai orgasme, seperti sepasang kekasih, kami berciuman.“Kamu memang gila Farhan, awas… jangan bilang siapa2x ya!”, serunya perlahan.“Ya iyalah Mbak, masa’ mau cerita-cerita..”, candaku. Dia pun tertawa lepas.“Kapan-kapan lagi ya Mbak…”, pintaku.“Gila… kamu gila…” jeritnya sambil berjalan ke kamar mandi.

    Aku memandang tubuh montok kakak iparku dengan senyum puas. Akhirnya tubuh impianku itu kunikmati juga.

    Dan kisah selanjutnya tentu juga mudah ditebak. Setiap ada kesempatan, kami berdua mengulanginya lagi, tidak hanya di rumahnya, tapi juga di rumahku dan kadang2x untuk selingan kami janjian di luar rumah, main di mobil, pokoknya seruuuu…

  • Cerita Sex Resiko Perjalanan Dinas

    Cerita Sex Resiko Perjalanan Dinas


    843 views

    Perawanku – Cerita Sex Resiko Perjalanan Dinas, Elin adalah salah seorang manager pada bagian Treasury di sebuah bank asing. Elin berumur 28 tahun, dia adalah seorang Sunda yang berasal dari daerah Bogor. Elin telah bersuami dan mempunyai seorang anak yang baru berumur 7 tahun. Tubuh Elin apat dikatakan kurus dengan tinggi badan kurang lebih 163 cm, dengan berat badannya kurang lebih 49 kg. Buah dadanya berukuran kecil tetapi padat, pinggangnya sangat ramping dengan bagian perut yang datar. Kulitnya kuning langsat dengan raut muka yang manis.

    Setibanya di Semarang, setelah check in di hotel mereka langsung mengadakan kunjungan pada beberapa nasabah, yang dilakukan sampai dengan setelah makan malam. Setelah selesai berurusan dengan nasabah, mereka kembali ke hotel, dimana Tom dan Anita melanjutkan acara mereka dengan duduk-duduk di bar hotel sambil mengobrol dan minum-minum. Elin pada awalnya diajak juga, tapi karena merasa sangat lelah, dan di samping itu ia juga merasa tidak enak mengganggu mereka, maka ia lebih dulu kembali ke kamar hotel untuk tidur.

    Menjelang tengah malam, Elin tiba-tiba terbangun dari tidurnya, hal ini disebabkan karena ia merasa tempat tidurnya bergerak-gerak dan terdengar suara-suara aneh. Dengan perlahan-lahan Elin membuka matanya untuk mengintip apa yang terjadi. Hatinya terkesiap melihat Tom dan Anita sedang bergumul. Keduanya berada dalam keadaan polos sama sekali.

    Anita yang bertubuh kecil itu, sedang berada di atas Tom seperti layaknya seseorang yang sedang menunggang kuda, dengan pantatnya yang naik turun dengan cepat. Dari mulutnya terdengar suara mendesis yang tertahan,

    “Ssshhh…, sshhh…”, karena mungkin takut membangunkan Elin.

    Kedua tangan Tom sedang meremas-remas kedua buah dada Anita yang kecil tetapi padat berisi itu. Elin sangat panik dan berada dalam posisi yang serba salah. Jadi dia hanya bisa terus berlagak seperti sedang tidur. Elin mengharapkan mereka cepat selesai dan Tom segera kembali ke kamarnya. Besok dia akan menegur Anita agar tidak melakukan hal seperti itu lagi di kamar mereka. Seharusnya mereka dapat melakukan hal itu di kamar Tom sehingga mereka dapat melakukannya dengan bebas tanpa terganggu oleh siapa pun. Dari bau whisky yang tercium, rupanya keduanya masih berada dalam keadaan mabuk. Elin berusaha keras untuk dapat tidur kembali, walaupun sebenarnya ia merasa sangat terganggu dengan gerakan dan suara-suara yang ditimbulkan oleh mereka.

    Pada saat Elin mulai terlelap, tiba-tiba ia merasakan sesuatu sedang merayap pada bagian pahanya. Elin sangat terkejut dan tubuhnya mengejang, karena pada saat dia perhatikan, ternyata tangan kanan Tom sedang mencoba untuk mengusap-ngusap kedua pahanya yang masih tertutup selimut. Elin berpura-pura masih terlelap dan mencoba mengintip apa yang sebenarnya sedang terjadi. Rupanya permainan Tom dan Anita sudah selesai dan Anita dalam keadaan kelelahan serta mengalami kepuasan yang baru dinikmatinya, sudah tergolek tidur.

    Tom yang masih berada dalam keadaan polos dengan posisi badan setengah tidur disamping Elin, sambil bertumpu pada siku-siku tangan kiri, tangan kanannya sedang berusaha menyingkap selimut yang dipakai Elin. Elin menjadi sangat panik, pada awalnya dia akan bangun dan menegur Tom untuk menghentikan perbuatannya, akan tetapi di pihak lain dia merasa tidak enak karena pasti akan membuat Tom malu, karena dipikirnya Tom melakukan hal itu lebih disebabkan karena Tom masih berada dalam keadaan mabuk. Akhirnya Elin memutuskan untuk tetap berpura-pura tidur dengan harapan Tom akan menghentikan kegiatannya itu.

    Akan tetapi harapannya itu ternyata sia-sia belaka, bahkan secara perlahan-lahan Tom bangkit dan duduk di samping Elin. Tangannya menyingkap selimut yang menutupi tubuh Elin dengan perlahan-lahan dan dari mulutnya menggumam perlahan,

    “Psssttt sayang, mari kubantu menikmati sesuatu yang baru…, nih.., kubantu melepaskan celana dalammu…, nggak baik kalau tidur pakai celana dalam”, sambil tangannya yang tadinya mengelus-elus bagian atas paha Elin bergerak naik dan memegang tepi celana dalam Elin, kemudian menariknya dengan perlahan-lahan ke bawah meluncur di antara kedua kaki Elin.

    Badan Elin menjadi kaku dan dia tidak tahu harus berbuat bagaimana. Elin seakan-akan berubah menjadi patung, pikirannya menjadi gelap dan matanya dirasakannya berkunang-kunang. Tom melihat kedua gundukan bukit kecil dengan belahan sempit di tengahnya, yang ditutupi oleh rambut hitam kecoklatan halus yang tidak terlalu lebat di antara paha atas Elin. Jari-jari Tom membuka satu persatu kancing daster Elin, sambil tangannya bergerak terus ke atas dan sekarang ia menyingkapkan seluruh selimut yang menutupi tubuh Elin, sehingga terlihatlah payudara Elin yang membukit kecil dengan putingnya yang kecil berwarna coklat tua.

    Sekarang Elin tergolek dengan tubuhnya yang tanpa busana, tungkai kakinya yang panjang dan pantat yang penuh berisi, serta buah dada yang kecil padat dan belahan di antara paha atas yang membukit kecil, benar-benar sangat merangsang nafsu birahi Tom. Tom sudah tidak sanggup menahan nafsunya, penisnya yang baru saja terpuaskan oleh Anita, sekarang bangkit lagi, tegang dan siap tempur.

    Sejak saat itu Tom bertekad untuk tidak akan membebaskan Elin. Ia terlalu berharga untuk di biarkan, Tom akan menikmati tubuh Elin berulang-ulang pada malam ini. Kemolekan tubuh Elin terlalu sayang untuk disimpan oleh Elin sendiri pikir Tom. Tom mendorong tubuh Elin dan mulai meremas-remas payudara Elin yang telah terbuka itu,
    “Dengerin sayang, you akan saya ajarin menikmati sesuatu yang nikmat, asal you baik-baik nurutin apa yang akan saya tunjukkan”.

    Kesadaran Elin mulai kembali secara perlahan-lahan dan dengan tubuh gemetar Elin perlahan-lahan membuka matanya dan memperhatikan Tom yang sedang merangkak di atasnya. Elin mencoba mendorong badan Tom sambil berkata,

    “Tom, apa yang sedang kau lakukan ini?”, “Sadarlah Tom, aku khan sudah bersuami, jangan kau teruskan perbuatanmu ini!”. Karena menganggap Tom berada dalam keadaan mabuk, Elin mencoba membujuk dan menggugah kesadaran Tom.

    Akan tetapi Tom yang telah sangat terangsang melihat tubuh Elin yang molek halus mulus dan bugil di depan matanya mana mau mengerti, apalagi penisnya telah dalam keadaan sangat tegang.

    “Gila! Cakep banget! Lihat buah dadamu, padat banget. Cocok sama seleraku! You emang pinter menjaga tubuhmu, sayang!”, kata Tom sambil menekan tubuhnya ke tubuh Elin.
    Elin berusaha bangun berdiri, akan tetapi tidak bisa dan dia tidak berani terlalu bertindak kasar, karena takut Tom akan membalas berlaku kasar padanya.
    Sedangkan dalam posisinya itu saja ia sudah tidak ada lagi kemungkinan untuk lari.
    Sambil menjilat bibirnya Tom berbaring di sisi Elin.

    “Lin, lebih baik you mengikuti kemauanku dengan manis, kalau tidak saya akan maksa you dan saya perkosa you habis-habisan. Kalau you nurutin, you akan merasakan kenikmatan dan tidak akan sakit”. Lalu tangannya ditangkupkan di buah dada Elin, sambil meremas-remasnya dengan sangat bernafsu, sambil merasakan kehalusan dan kepadatan buah dada Elin. “Bodi you oke banget!”, kata Tom. “Coba you berputar Elin!”. Perlahan-lahan dengan perasaan yang putus asa Elin berputar membelakangi Tom. Dan dirasakanya tangan Tom sekarang ada di pantatnya meremas dan meraba-raba.

    Kemudian Tom menyibakkan rambut Elin, dan dihirupnya leher Elin dengan hidungnya sementara lidahnya menelusuri leher Elin. Sambil melakukan hal itu tangan Tom berpindah menuju kemaluan Elin. Pada bagian yang membukit itu, tangannya bermain-main, mengelus-elus dan menekan-nekan, sambil berkata,

    “Kasihan you, Elin, pasti suami you tidak tahu cara membahagiakan you?”,
    “Tapi tenang aja sayang, dengan saya, you nggak bakalan bisa lupa seumur hidup, you bakalan merasakan bagaimana menjadi wanita sejati!”. Sambil memutar kembali tubuh Elin.
    Setelah itu Tom mengambil tangan Elin dan meletakkannya di kemaluannya yang telah sangat tegang itu.

    Ketika merasakan tangannya menyentuh benda hangat yang besar lagi keras itu, tubuh Elin tersentak, belum sempat Elin dapat berpikir dengan jelas, terasa badannya telah ditelentangkan oleh Tom dan dengan cepat Tom telah berjongkok di antara kedua kakinya yang dengan paksa terkangkang akibat tekanan lutut Tom. Dengan sebelah tangannya menuntun penisnya yang besar, Tom lalu menempelkan ujung penisnya ke bibir vagina Elin,

    “Apa you mau saya masukin itu?”,
    “Aaahhh…, jangaaann…, jaaangaaann…, Toomm…”, Elin dengan suara mengiba-iba masih berusaha mencoba menghalangi niat Tom.
    Elin mencoba mengeser pinggulnya ke samping, berusaha menghindari penis Tom agar tidak dapat menerobos masuk ke dalam liang kewanitaannya.
    Sambil tersenyum Tom berkata lagi,
    “You tidak dapat kemana-mana lagi, lebih baik you diam-diam saja dan menikmati permainan saya ini..!”. Tom lalu memajukan pinggulnya dengan cepat dan menekan ke bawah, sehingga penis besarnya yang telah menempel pada bibir kemaluan Elin dengan cepat menerobos masuk ke dalam liang vagina Elin dengan tanpa dapat dihalangi lagi.
    Testis Tom mengayun-ayun menampar bagian bawah vagina Elin, sementara Elin megap-megap karena dorongan keras Tom.

    Elin belum pernah merasakan saat seperti ini, setiap bagian tubuhnya serasa sangat sensitif terhadap rangsangan. Buah dadanya terangsang saat ditindih oleh dada Tom. Dirinya sudah lupa kalau sedang diperkosa, ia tidak peduli pada tubuh besar Tom yang sedang bergerak naik turun menindih tubuhnya yang langsing. Elin mulai merasakan suatu sensasi kenikmatan yang menggelitik di bagian bawah tubuhnya, vaginanya yang telah terisi oleh penis besar dan panjang milik Tom, terasa menggelitik dan menyebar ke seluruh tubuhnya, sehingga Elin hanya bisa menggeliat-geliat dan mendesis mirip orang kepedasan.

    Elin hanya berusaha menikmati seluruh rasa nikmat yang dirasakan tubuhnya. Sekarang Elin mencoba untuk berusaha aktif dengan ikut menggerakkan pinggulnya mengikuti irama gerakan Tom di atasnya. Tom melihat Elin mengerang, merintih dan mengejang setiap kali ia bergerak. Dan Elin sudah mulai terbiasa mengikuti gerakannya. Tom merasakan tangan Elin merangkul erat pada punggung bawahnya mengelus-elus ke bawah dan meremas-remas pantatnya serta menariknya ke depan agar semakin merapat pada tubuh Elin. Tom terus menggosok-gosokkan penisnya pada klitoris Elin.

    Tom sekarang ingin membuat Elin orgasme terlebih dahulu. Elin semakin terangsang dan tak terkendali lagi setiap kali bagian tubuhnya bergerak mengikuti tekanan dan sodokan Tom, sekarang wajahnya terbenam di dada bidang Tom, mulutnya megap-megap seperti ikan terdampar di pasir, dengan perlahan-lahan mulutnya bergeser pada dada Bossnya dan sambil terus menjilat akhirnya tiba pada puting susu Tom.

    Sekarang Elin secara refleks mulai menyedot dan menghisap puting susu Tom, sehingga badan Tom mulai bergetar juga saking merasa nikmatnya. Penis Tom terasa semakin keras, sehingga Tom semakin ganas saja menggerakkan pantatnya menekan pinggul Elin dalam-dalam. Elin merasakan vaginanya berkontraksi, sambil berusaha menahan rasa geli yang tidak terlukiskan menggelitik seluruh dinding liang kemaluannya dan menjalar ke seluruh tubuhnya.

    Perasaan itu makin lama makin kuat menguasainya sehingga seakan-akan menutupi kesadarannya dan membawanya melayang-layang dalam kenikmatan yang tidak pernah dialaminya selama ini dan tidak dapat dilukiskan ataupun diuraikan dengan kata-kata. Kenikmatan yang dialami Elin tercermin pada gerakan tubuhnya yang meronta-ronta liar tanpa terkendali bagaikan ikan yang menggelepar-gelepar terdampar di pasir. Desahan panjang penuh kenikmatan keluar dari mulutnya yang mungil,
    “Ooohhhh…., aagghh…, adduhhh..!”.

    Kedua pahanya melingkari pantat Tom dan dengan kuat menjepit serta menekan ke bawah, disertai tubuhnya yang mengejang dan kedua tangannya mencengkeram alas tempat tidur dengan kuat, benar-benar suatu orgasme yang dahsyat telah melanda Elin. Tom merasakan penisnya terjepit dengan kuat oleh dinding kemaluan Elin yang berdenyut-denyut disertai isapan kuat seakan-akan hendak menelan batang penisnya. Terasa benar jepitan dinding vagina Elin dan di ujung sana terasa ada “tembok” yang mengelus kepala penisnya.

    Setelah beristirahat sejenak dan melihat Elin sudah agak tenang, Tom mulai memompa lagi. Pompaan Tom kali ini segera dibalas oleh Elin, pinggulnya bergerak-gerak “aneh” tapi efeknya luar biasa. Penis Tom serasa dilumat dari pangkal sampai kepalanya. Lalu masih ditambah dengan variasi, ketika pinggul Elin berhenti dari gerakan aneh itu, tiba-tiba Tom merasakan penisnya terjepit dengan kuat dan dinding-dinding kemaluan Elin berdenyut-denyut secara teratur, sekitar 4-5 kali denyut menjepit, baru kemudian bergoyang aneh lagi.
    Wah, suatu sensasi melanda perasaan Tom, suatu hubungan kelamin yang belum pernah dinikmatinya dengan wanita manapun juga selama ini. Menyesal Tom karena tidak dari dulu-dulu menikmatinya. Gerakan aneh di dalam liang kemaluan Elin makin bervariasi. Terkadang Tom malah meminta Elin berhenti bergoyang untuk sekedar menarik nafas panjang. Lumatan dinding kemaluan Elin pada penis Tom membuatnya geli-geli dan serasa akan ‘meledak’.

    Tom tidak ingin cepat-cepat sampai, karena masih ingin menikmati
    “elusan” vagina Elin. Tetapi gerakan-gerakan di dalam liang kewanitaan Elin semakin menggila dan semakin liar.

    Hingga akhirnya Tom harus menyerah, tak mampu menahan lebih lama lagi perasaan nikmat yang melandanya, semakin cepat Tom bergerak mengimbangi goyangan pinggul Elin, semakin terasa pula rangsangan yang akan meletupkan lahar panas yang sedang menuju klimaks, mendaki puncak, saat-saat yang paling nikmat. Dan akhirnya, pada tusukan yang terdalam, Tom menyemprotkan maninya kuat-kuat di dalam liang kewanitaan Elin, sambil mengejang, melayang, bergetar. Pada detik-detik saat Tom melayang tadi, tiba-tiba kaki Elin yang pada awalnya mengangkang, diangkatnya dan menjepit pinggul Tom kuat-kuat. Amat sangat kuat.

    Lalu tubuhnya ikut mengejang beberapa detik, mengendor dan terus mengejang lagi, lagi dan lagi…, Elin pun tidak sanggup menahan dorongan orgasme yang melandanya lagi, punggungnya melengkung ke atas, matanya terbeliak-beliak, serta keseluruhan tubuhnya bergetar dengan hebat tanpa terkendali, seiring dengan meledaknya kenikmatan orgasme di vaginanya. Orgasme kedua dari Elin.

    “Toommm, aduuuh, Toomm, aahhhhh…, aaduuhh…, nikmaaatt.., Toomm….!”.

    Tom tersenyum puas melihat tubuh Elin terguncang-guncang karena orgasme selama 15 detik tanpa henti-hentinya. Kemudian tangan Elin dengan eratnya menekan pantat Tom ke arah selangkangannya sambil kakinya menggelepar-gelepar ke kiri kanan. Tom pun terus menggerakkan penisnya untuk menggosok klitoris Elin. Setelah orgasmenya selesai, tubuh Elin langsung terkulai lemas tak berdaya, terkapar, dengan kedua tangan dan kakinya terbentang melebar ke kiri kanan. Elin merasa bagian-bagian tubuhnya seolah terlepas dan badannya tidak dapat digerakkan sama sekali.

    Setelah gelombang dahsyat kenikmatan yang melandanya surut, Elin kembali ke alam nyata dan menyadari bahwa dia sedang terkapar di bawah tindihan badan kekar lelaki bule berkulit putih yang bukan suaminya yang baru saja memberikan kepuasan yang tiada tara padanya. Suatu perasaan malu dan menyesal melandanya, bagaimana dia bisa begitu gampang ditaklukkan oleh lelaki tersebut. Tanpa terasa air mata penyesalannya bergulir keluar dan Elin mulai menangis tersedu-sedu. Dengan tubuhnya yang masih menghimpit badan Elin, Tom mencoba membujuknya dengan memberikan berbagai alasan antara lain karena ia terlalu banyak minum sehingga tidak dapat mengontrol dirinya.

    Sambil membujuk dan mengelus-elus rambut Elin dengan perlahan-lahan penisnya mulai tegang lagi dan dengan halus penisnya yang memang telah berada tepat di depan kemaluan Elis ditekan perlahan-lahan agar masuk ke dalam kewanitaan Elin. Pada saat merasakan penis Tom mulai menerobos masuk ke dalam kewanitaannya, Elin bereaksi sedikit dengan mencoba memberontak lemah tapi akhirnya diam pasrah dan membiarkan penis besar tersebut masuk sepenuhnya ke dalam liang kewanitaannya.

    Dengan perlahan-lahan Tom menggerakkan badannya naik-turun, sehingga lama-kelamaan tubuh Elin mulai terangsang kembali dan bereaksi, dan pergumulan kedua insan tersebut semakin lama semakin seru mendaki puncak kepuasan dan kenikmatan, terlupa akan segala penyesalan. Pertarungan mereka terus berlanjut sepanjang malam dan baru berhenti menjelang fajar menyingsing keesokan harinya.

    Pukul 10 pagi keduanya baru terbangun dan terlihat Anita telah berpakaian rapi, sedang menikmati sarapan paginya sambil mengerling ke arah mereka dengan senyum-senyum rahasia. Pada mulanya Elin merasa sangat malu terhadap Anita, tapi melihat reaksi Anita yang seperti itu, seakan-akan mengajak bersekutu, akhirnya Elin menjadi terbiasa.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Pijatan Pembangkit Birahi

    Cerita Sex Pijatan Pembangkit Birahi


    1335 views

    Perawanku – Di tempat reflexi tersebut menurut penjelasan pemijatnya tidak hanya kaki saja yg di pijat tapi juga seluruh badan, dari pundak kepala, pundak sampai kaki, dan pemijat nya semua laki-laki. Kebetulan pada hari biasa masih sepi dan cuma ada 2 pemijat.

    Ditempat itu ada 2 bilik kamar yg hanya ditutup kain untuk yang mau dipijat semuanya dan tempat beberapa tempat duduk untuk yang mau dipijat kakinya saja .

    Kita berdua akhirnya masuk kesana untuk coba pijat reflexinya, tp karena aku laper banget, makanya aku suruh istri aku masuk dan aku cari makan.

    Sebelum pergi aku liat dulu seperti apa sih dipijatnya, istri aku yg memang hanya memakai celana pendek dan kaos tanpa lengan, memang keliatan seksi sekali. Istri aku kemudian berbaring dengan santai dan pertama2 memang dipijit telapak kaki, setelah beberapa saat memperhatikan kemudian aku pamitan untuk cari makan di keluar.

    Setelah selesai makan, aku balik lagi ke tempat refleksi itu, dan aku liat tidak ada orang lagi di depan, jadi aku langsung masuk ke dalam, karena tidak mau menggangu aku hanya duduk2 di depan bilik kamar istri aku.

    Sekilas aku dengar suara leguhan istri aku, tp itu mungkin karena enak di pijit, tapi karena penasaran akhirnya aku coba intip di balik kain bilik kamar tsb. ternyata istri aku memang sedang menikmati pijatan sang pemijat. Pemijat tsb. mulai memijat paha istri aku yang putih, pemijat itu meminta agar istri aku tidur tengkurap mengharap tempat tidur.

    Lalu pemijat itu trus memijat paha istri aku, kemudian meminta dengan sopan agar celana pendek nya di buka saja, karena agak menggangu. Istri aku pertama menolak, tp karena di kasih keterangan yang menyakinkan akhirnya celana istri aku dibuka juga, tp dengan syarat ditutup selimut.

    Waktu aku liat istri aku buka celana, langsung jantung aku berdebar kencang, ada perasahaan suka melihat istri aku di sentuh oleh lelaki lain.  Agen Obat Kuat Pasutri

    Setelah ditutupi kain putih, si pemijat juga langsung mulai memijat di daerah paha, aku liat sempat menyentuh pantat nya dan daerah V nya, istri aku mungkin percaya sama si pemijat atau memang sedang menikmati, krn dia tidak protes sama sekali, dan ini membuat si pemijat trus memijat daerah paha dan sekitarnya. Melihat itu aku jadi tambah gila, sambil menggosok si adik yg memang sudah tegang berat.

    Si pemijat mungkin sengaja atau tidak, membuat kain penutupnya agak terjatuh, sehingga dia bisa melihat langsung paha istri aku yang putih mulus, dengan dibungkus cd saja.

    Sempat si pemijat terdiam melihat pemandangan tsb. dan gau perhatikan juga ada tanda basah di cd istri aku. Tanpa sadar istri aku , mungkin juga keenakan, trus dipijat tanpa dilindungi kain, ini membuat si pemijat makin berani mencoba meijat daerah pantat dan selankangan istri aku.

    Akhirnya si pemijat mengambil kembali kain yg jatuh dan menutupi badan istri aku lagi, tp yg buat aku kaget, si pemijat meminta istri aku untuk membuka bajunya karena akan di pijat daerah punggung dan leher, setelah di beri penjelasan akhirnya istri aku membuka bajunya sambil masih tiduran, jadi si pemijat tidak melihat krn ditutupi kain.

    Cerita Sex Pijatan Pembangkit Birahi

    Cerita Sex Pijatan Pembangkit Birahi

    Istri aku sekarang hanya menggunakan bh dan cd saja, ntah apa yang membuat dia berani spt itu, apa ada hipnotis ya? tp aku sangat menikmati pemandangan ini. setelah beberapa saat memijat daerah punggung, si pemijat meminta ijin untuk membuka kain krn ingin dikasih minyak punggungnya, istri aku hanya mengganguk saja, tp tanpa sadar kali, si pemijat juga membuka bra istri aku dan anehnya istri aku diam saja.

    Lalu si pemijat mulai menggosok punggung istri dan aku intip si pemijat juga kadang2 melihat pinggiran tete istri aku yg keliatan dan juga sempat menyentuh nya, krn bh nya sdh terlepas ke samping. Kemudian si pemijat memijit leher dengan sentuhan yang lembut, kayakya ini membuat istri aku terangsang, terdengar dari suaranya yang mendesah.

    Melihat situasi itu si pemijat kemudian mencoba membuka kain dan mulai memijat daera pantat adn sekitarnya dan ini membuat istri aku tambah terangsang keliatan sekali cd nya yg ada tanda basah.

    Kemudian si pemijat dengan sopan membuka cd istri aku tanpa ijin lagi, dan dia memulai aksinya dengan menggosok gosok daerah selangkangan istri aku.

    Istri aku sempat bilang jangan tapi si pemijat itu dengan lembut mengatakan tidak apa2 nikamati saja. Aku bingung kok istri aku nurut saja, ada perasaan cemburu tp masih kalah dengan rangsangan hebat melihat istri aku di sentuh oleh orang lain (apa ini kelainan ya?).

    Si pemijat sambil membuka celananya dengan 1 tangan krn tangan yg 1 lagi masih menggosok2 daerah clitoris di selangkangan istri aku.

    Terlihat kontol si pemijat sudah ngaceng berat dan ukurannya cukup besar dengan bulu2 yg tidak terlalu lebat, mungkin baru di cukur, ketika akan membuka baju nya, si pemijat mengkat pantat istri aku sedikit dan langsung menjilat nya.

    Sehinggan dia dapat membuka bajunya. Istri aku yang di jilat meki nya langsung keliatan spt tersengat aliran listri, dan tidak berapa lama kemudian keliatan istri aku mengejang krn klimaks nya.

    Si pemijat tersenyum sinis, krn telah berhasil membuat istri aku klimaks. Setelah sama2 telanjang kemudian si pemijat membalikan badan istri aku, sehinggan kelihatan lah payudaranya yg indah dengan putih berwarna hitam yg sdh menegang,

    Tapi dengan masih malu2 istri aku menutupi dadanya dan bilang takut suaminya datang, dan dengan halus si pemijat bilang tidak usah takut krn aku masih sendang makan di luar. Akhirnya karena rangsangan yang hebat .

    Istri aku membuka tangannya dan oleh si pemijat tangan istri aku di pegang ke samping kepala istri aku, sehinggan dengan leluasa si pemijat bisa melihat dada adn ketiak istri aku yang mulus dan wangi. Si pemijat mungkin penggemar ketiak karena ketiak istri aku di jilat dan di ciumi terus, sehingga istri aku kegelian dan terangsang hebat.

    Kemudian si pemijat mulai melepas tangan istri aku tp posisi tangannya tetap terlentang di samping kepala, lalu mulai menciumi payaudara istri aku yang masih kencang krn kami blm mempunyai anak. Istri aku keliatan sangat menikmati puting nya di isap dan di jilat.

    Setelah selesai menikmati payudara istri aku di mulai menjilat vagina istri aku yg sdh basah, krn mungkin sdh tidak tahan, akhirnya si pemijat ingin memasukkan kontol nya tp sebelumnya dia melap vagina istri aku.

    Mungkin karena sdh basah dengan cairan vagina dan ludah nya. ketika mau masuk istri aku keliatan agak kaget mungkin karena agak sakit sebab kontolnya si pemijat lebih besar dari aku punya, mungkin itu yang ingin dirasakan oleh istri aku.

    Istri aku pernah bilang kontol aku ngak besar dan dia kurang menikmatinya, tp mau gimana lagi, krn sdh dikasih seperti ini. Si pemijat akhirnya berhasil memasukan kontolnya dan mulai menyodoknya serta tidak lupa menciumi payudara istri aku dan juga ketiaknya secara bergantian.

    Aku yang sdh tidak tahan akhirnya mengocok dan mengeluarkan mani aku di sapu tangan yg aku bawa. Si pemijat setelah 10 menit keliatan mau klimaks, istri aku bilang jangan di buang didalam, akhirnya si pemijat mencabut kontolnya dan membuang mani nya di badan istri aku, sampai kena ke muka istri aku. Istri aku keliatan puas sekali.

    Setelah istrihat sebentar aku liat mereka langsung beres2 dan si pemijat dengan mesra me lap air main di tubuh dan muka istri aku serta memakaikan bh istri aku dengan meremas remas lagi dan mencium leher istri aku dengan mesranya.

    karena takut aku dateng maka, mereka membereskan semuanya dengan rapi, aku diam diam langsung keluar, dan kemudian masuk lagi, aku liat istri aku dengan wajah cerah, sedang duduk dibangku ruang tunggu dan mengajak aku pulang.

    Berawal dari sahabatku Arman yang bercerita tentang seorang tukang pijat yang hebat dan bisa dipanggil ke rumah, aku jadi tertarik. Apalagi ketika ia berbicara tentang kemampuan tukang pijat itu meningkatkan gairah dan kemampuan seks wanita dengan pijatan supernya.

    Arman bercerita dengan cukup detail bagaimana tukang pijat itu yang katanya bernama Pak Daru, kakek usia kepala tujuh melakukan pijatan super pada istrinya. Hasilnya sungguh luar biasa. Aku jadi ingin mencobanya..

    “Tapi loe harus inget, waktu dipijat sama Pak Daru istri loe harus bugil total. Mau nggak dia?” Arman bertanya padaku.

    “Hah? Dipijat bugil? Nanti istri gue diapa-apain ama dia?

    “Ya enggak laah.. Loe juga ada disitu koq. Lagian Pak Daru itu udah tua banget. Udah gitu dia juga pemijat profesional. Gue jamin ngga masalah. Tapi istri loe harus setuju dulu.”

    “Nanti gue coba tanya dia deh..”

    “Pokoknya sip banget deh!”

    Malamnya aku bicarakan hal itu dengan Vie istriku. Aku ceritakan apa yang kudengar dari Arman sambil memeluk tubuh mungilnya. Mulanya dia tertarik tetapi ketika mendengar bahwa ia harus telanjang bulat mukanya langsung merah padam.

    “Malu ah.. telanjang di depan orang lain” protesnya.

    “Tukang pijatnya udah tua. Lagipula menurut Arman istrinya bilang dipijatnya enak dan tangannya sama sekali tidak menyentuh atau meraba memek koq”

    “Ih..” muka Vie semakin merah.

    “Kenapa khusus cewek?”

    “Nggak tau juga. Tapi coba dulu deh. Siapa tahu nanti ketagihan.”

    Vie mencubit perutku, tapi akhirnya mau juga dia mencoba. Besoknya kuhubungi Arman untuk menanyakan cara menghubungi Pak Daru. Setelah itu kucoba menghubungi Pak Daru dari nomor HP yang kudapat dari Arman.

    Singkatnya Pak Daru akan datang ke rumahku esok malamnya dengan perlengkapannya. Setelah itu kuberitahu Vie. Esok malamnya sesuai janji Pak Daru tiba di rumahku. Perawakannya kurus hitam dan kelihatannya memang sudah tua sekali.

    Apa bisa dia melakukan pijat? Aku terheran-heran sendiri sementara Vie hanya melirikku dengan pandangan ragu.

    Kami menuju ke ruang tamu dalam dan aku menyingkirkan meja tamu untuk mendapatkan tempat yang luas. Aku sudah memastikan kalau pembantu kami Darsih sudah masuk ke kamarnya. Sejenak basa-basi, Pak Daru langsung “To the point” menghamparkan selimut tebal di lantai.
    “Silakan Ibu berbaring tengkurap di atas sini” katanya sambil menunjuk selimut sebagai alas.
    “Maaf, tapi saya minta Ibu melepas pakaian” sambungnya lagi.
    Wajah Vie merona merah. Dia kelihatan nervous karena itu aku membantunya melepas dasternya sehingga hanya tinggal mengenakan bra dan celana dalam.
    “Untuk sementara begitu saja. Silahkan, Bu” Pak Daru memotong.
    Vie berbaring tengkurap diatas selimut. Pak Daru mengeluarkan dua botol kecil obat yang menurutnya adalah obat ramuan rahasia turun temurun.

    Kemudian ia membuka yang bertutup hijau dan menggosokkan minyak tersebut pada kedua telapak tangannya. Ia mulai memijat bagian belakang hingga samping kepala Vie dengan perlahan. Aku duduk menyaksikan.

    Entah kenapa saat itu aku mulai terangsang membayangkan nantinya tubuh istriku akan dijamah oleh kakek tua ini. Tentu saja di bawah sana penisku menegang.

    Pijatan di kepala beralih ke tengkuk Vie yang mulus dan dipenuhi rambut halus. Nampaknya Vie merasa enak dengan pijatan Pak Daru di kepala dan tengkuknya. Ternyata kakek tua ini hebat pijatannya.

    Dari tengkuk diteruskan ke bahu Vie yang terbuka dan dilanjutkan ke lengan sampai telapak tangan. Setelah itu Pak Daru meminta agar istriku melepas tali bra di punggungnya.

    Vie melepas kaitan branya sehingga bra tersebut sudah tidak menutupi tubuh Vie dan hanya tergeletak diantara selimut dan kedua susunya yang tergencet sehingga menyembul ke samping. Pak Daru mengolesi punggung Vie dengan minyak dari botol pertama dan mulai mengurut serta memijat punggung. Vie tampak menikmati pijatan ini.

    “Maaf Bu, tapi selanjutnya celana dalam harus dilepas. Bagaimana kalau suami Ibu yang melepasnya?” Pak Daru tiba-tiba berkata.

    Wajah Vie memerah lagi. Aku mengikuti permintaan Pak Daru melepas celana dalam Vie tanpa mengubah posisinya yang tengkurap. Pantat Vie yang indah dan celah vaginanya terlihat jelas membuat penisku semakin tegang.

    Pak Daru melumuri dua bongkahan pantat Vie dengan minyak dan segera memijat dengan perlahan. Kali ini Vie mengeluarkan suara tertahan. Jelas Vie mulai terangsang birahinya dengan pijatan Pak Daru.

    Apalagi ketika Pak Daru memijat pangkal paha bagian dalam, tarikan nafas Vie berubah menjadi lebih berat dan matanya terpejam.

    Pak Daru tetap memijat seperti tidak terjadi apa-apa. Kakek tua itu memijat pantat, paha dan kemudian betis hingga akhirnya melakukan pijat di telapak kaki.
    “Ini adalah salah satu tahap penting dalam pijatan ini” Pak Daru menjelaskan.

    “Terdapat titik-titik penting di telapak kaki untuk meningkatkan gairah” lanjutnya.
    Kemudian ia mengambil botol minyak kedua bertutup merah yang dari tadi belum pernah dipakainya.

    Digunakannya untuk memijat telapak kaki Vie. Kali ini pijatannya sangat intensif dan memakan waktu cukup lama. Terkadang Vie merintih, mungkin pijatan si kakek cukup kuat.

    “Maaf Bu, untuk tahap berikutnya saya akan memijat di daerah bagian depan tubuh. Sebaiknya Ibu duduk bersila membelakangi saya dan menghadap ke arah Pak Saldy agar saya tidak melihat tubuh bagian depan Ibu.” kata Pak Daru setelah selesai memijat kaki istriku.
    Kali ini kelihatannya Vie sudah mulai terbiasa dan kemudian ia mengambil posisi duduk bersila membelakangi Pak Daru. Tubuh indah Vie yang telanjang bulat berhadapan denganku. Pak Daru kembali menggosokkan minyak kedua pada telapak tangannya. Pak Daru terlebih dahulu meminta persetujuan aku dan Vie.

    “Saya minta izin kepada Pak Saldy dan Ibu Vie untuk melakukan pijatan di tubuh bagian depan Ibu Vie..”

    “Silakan, Pak Daru” jawabku

    “Silakan..” jawab Vie.

    Langkah pertama Pak Daru adalah melumuri bagian sekitar vagina Vie dengan minyak dari botol bertutup merah dan mulai melakukan pijatan di daerah itu dari belakang. Walaupun tidak menyentuh vagina, tetapi tangannya memijat mencakup pangkal paha, pinggul depan, termasuk daerah yang ditumbuhi bulu kemaluan.

    Mulut Vie sedikit terbuka. Aku tahu Vie merasakan nikmat disamping rasa malu. Pijatan Pak Daru pasti membuat birahinya naik ke ubun-ubun.

    Beberapa kali tangannya terlihat seakan hendak menyusup ke dalam celah vagina Vie yang membuat Vie menahan nafas tetapi kemudian beralih. Bulu kemaluan Vie dibasahi oleh minyak pijat Pak Daru sementara Vaginanya basah oleh cairan nafsunya.
    Pak Daru melanjutkan pijatannya ke bagian perut Vie, dan memijat perut terutama bagian pusar sehingga membuat Vie kegelian. Hanya sebentar saja, setelah itu Pak Daru meminta Vie mengangkat tangannya.

    “Maaf Bu, tapi ini adalah tahap terakhir dan saya harus memijat di bagian ketiak dan payudara. Coba angkat kedua tangan Ibu.”

    Vie mengangkat tangan dan meletakkan kedua tangannya di atas kepala. Pak Daru memulai pijatannya di daerah ketiak dari belakang.
    “Ihh.. geli pak..” Vie menggelinjang.

    “Ditahan Bu. ”

    Pak Daru mengabaikan Vie yang sedikit menggeliat menahan geli dan melanjutkan pijatannya di ketiak Vie. Setelah itu Pak Daru mengambil minyaknya lagi dan dituangkan ke telapak tangannya.

    Selanjutnya dari belakang tangannya meraup kedua gunung susu milik Vie yang langsung membuat Vie mendesah. Pak Daru melakukan massage lembut pada susu Vie yang sudah tegang.

    Terkadang kakek itu melakukan gerakan mengusap. Jari-jari terampil yang memijat pada kedua susunya membuat Vie sangat terangsang dan lupa diri, mengeluarkan suara erangan nikmat.

    Aku melotot melihat pemandangan luar biasa itu. Payudara istriku yang berusia 27 tahun, mulus, kenyal, dan berlumur minyak sedang dicengkeram dan diusap oleh tangan kasar hitam seorang kakek berusai 70-an, membuatku sangat bernafsu.

    Berbeda dengan Pak Daru yang sama sekali tidak bereaksi apa-apa, Vie merintih dan mendesah. Posisinya sudah berubah tidak lagi duduk bersila, tetapi duduk mengangkang memperlihatkan vaginanya yang sudah becek kepadaku sambil tangannya mencengkeram rambut.

    “Ukhh..” kali ini Vie mendesah keras. Aku sangat terangsang mendengarnya. Ingin sekali aku menggantikan Pak Daru memijat susu Vie.

    Pak Daru menarik puting susu Vie dengan telunjuk dan jempolnya dengan perlahan sehingga membuat Vie mengeluarkan suara seperti tercekik. Sampai akhirnya Vie merintih pelan, panjang. Vaginanya banjir. Hebat sekali pijatan si kakek ini.

    “Saya rasa sudah cukup. Silakan Ibu mengenakan pakaian. Sementara itu ada yang ingin saya bicarakan dengan Pak Saldy” Pak Daru menyudahi aksinya.

    “Ya Pak?”

    Pak Daru menyerahkan sebuah botol kecil berisi carian kepadaku.

    “Apa ini, Pak Daru?”

    “Pijatan saya itu membuat gairah seorang wanita meledak-ledak tetapi orgasmenya akan menjadi lebih cepat. Selain itu ini adalah ramuan untuk membuat susu wanita tetap kencang dan padat. Usapkan dengan gerakan memeras. Saya yakin Pak Saldy bisa.” bisiknya sambil tersenyum.

    Setelah itu aku membayar Pak Daru dan ia pamit pulang. Vie sudah mengenakan pakaiannya lagi.

    “Eh.. buka lagi bajunya. Aku mau coba hasil pijatan Pak Daru.” kataku.

    Vie tidak menjawab, tetapi dari sinar matanya aku tahu saat ini dia sedang dalam gairah yang tinggi. Mukanya merah dan nafasnya memburu. Aku segera meraihnya dan mencium bibirnya. Ciuman yang ganas karena aku sendiri sejak tadi menahan nafsuku melihat tubuh Vie yang sedang dipijat.

    Vie membalas tak kalah bernafsu sambil melucuti pakaiannya sendiri dan langsung melucuti pakaianku sehingga kami berdua telanjang bulat di ruang tamu.

    “Senggamai aku.. aku ingin segera kamu masuk ke sini” Vie meracau sambil menunjuk vaginanya yang sudah basah kuyup sejak tadi.

    “Beres sayang.. ”

    Aku segera memutar tubuhnya menghadap dinding dan mencoba menyetubuhinya dari belakang. Vie segera mengambil posisi tangan bertumpu pada dinding. Dengan perlahan-lahan penisku menerobos vaginanya yang sempit dan licin.

    Adalah proses yang sangat nikmat luar biasa saat penis memasuki vagina. Aku pejamkan mataku merasakan sensasinya sementara Vie merintih nikmat. Sampai akhirnya seluruh penisku masuk de dalam vaginanya yang panas berlendir dan nikmat.

    “Aahh..” Vie menghela nafas, tubuhnya bergetar.

    Nikmat sekali. Vaginanya yang panas itu mencengkeram penisku dengan kuat. Jepitannya lebih hebat dari biasanya. Sementara dengan sudut mataku aku melihat kalau ternyata pembantu kami, Darsih, sedang mengintip dari balik dinding ruang tamu. Aku bisikkan ke telinga Vie tentang hal itu.

    “Masa bodoh. Biar dia nonton kamu entotin aku.” Vie balas berbisik.

    “Okee..”

    Aku gunakan kakiku untuk mengambil bajuku dan mengeluarkan botol pemberian Pak Daru dengan tanganku tanpa melepas penisku yang sudah menancap. Lalu aku tuangkan pada tanganku.

    “Apa itu..?” tanya Vie heran.

    “Ini minyak dari Pak Daru, bagus buat payudara kamu”

    “Ya udah.. cepetan! Terserah kamu mau ngapain. Yang penting garap aku sampai kamu puas.”
    Aku segera mengusapkan tanganku yang berlumur minyak itu pada kedua susunya yang bergelantungan bebas.

    Lalu aku mulai mengocok vaginanya dengan lembut. Vie menghelas nafas dengan keras. Akh.. nikmat sekali rasanya sambil meremas daging kenyalnya. Tangan kanan di susu kanan, tangan kiri di susu kiri.

    Seiring kupercepat sodokanku, kumainkan puting susunya dan sesekali kuremas miliknya itu dengan lebih kuat. Rasanya menjadi lebih dahsyat terutama karena kami mengetahui bahwa kami bersanggama sambil ditonton Darsih secara sembunyi-sembunyi. Mungkin dia mengintip sambil onani, aku tidak perduli.

    “Mhh.. terus.. aah.. ” Vie merintih terengah-engah. Seiring gerakan keluar masuk penisku di vaginanya semakin intens, Vie menggeliat.

    Aku lepaskan tanganku dari payudaranya, membiarkan kedua daging menggairahkan itu bergelantung bergoyang-goyang mengikuti sodokan penisku. Tanganku berganti menggosok-gosok vaginanya yang berlepotan cairan nafsunya.

    Sesekali kugesek klitorisnya sehingga Vie menjerit keenakan. Tiba-tiba tubuh Vie menyentak dan vaginanya terasa menyempit membuat penisku seperti diperas oleh dinding kenikmatannya.

    Lalu Vie melepaskan orgasmenya disertai erangan panjang dan kemudian ia terkulai. Benar kata Pak Daru, Vie orgasme cepat sekali. Aku terus menyodok vaginanya mengabaikan tubuhnya yang lemas. Tak lama Vie bangkit kembali nafsunya dan mulai merintih-rintih.

    “Saldy sayaang.. aku.. ingin kamu.. entotin aku dengan kasaar..” Vie meracau membuat aku tercengang.

    “Nanti kamu kesakitan..” jawabku cepat disela kenikmatan.

    “Biaar.. masa bodoh.. aku sukaa.. aa.. ahh”

    “As you wish.. Istriku yang cantiik..”

    Aku keluarkan sebagian besar penisku dari vaginanya, kemudian dengan satu hentakan cepat dan kasar aku sodok ke dalam. Penisku terasa ngilu dan nikmat.

    “Eaahh..” Vie menjerit keras.

    “Aah..iya..ah.. begiituu..”

    Aku lakukan gerakan tadi berulang diiringi jeritan-jeritan Vie. Berisik sekali.. mungkin tetangga mengira aku sedang menyiksa Vie.

    Entah apa yang ada di pikiran Darsih yang sedang mengintip.

    “Teruuss.. sayaang.. remas susuku ini.. dengan kuat.. akh! Aku.. ingin merasakan.. tenagamu.. uuhh..”

    Aku meraih susunya yang sejak tadi hanya berayun-ayun, kemudian sesuai keinginannya aku remas dengan kuat sambil terus menyodok vaginanya dengan kasar. Lagi-lagi Vie menjerit keras. Aku yakin ia kesakitan tapi bercampur nikmat.

    “Lebih kuaatt.. lebih kuat dari itu..” Vie setengah berteriak.

    “Jangan ngaco.. sayang..”

    “Ngga apa ap.. aa.. aah..!”

    Vie kembali orgasme. Sudah kepalang tanggung, aku ingin mencapai puncak secepatnya. Kukocok dengan cepat vagina Vie sampai pinggangku pegal. Vie mendesah lemah.

    “Keluarin.. yang banyak di dalam..” katanya pelan.

    “Aku.. sedang subur.. biar jadi anak..”

    Tak lama aku merasakan denyutan di penisku yang menandakan aku sudah mendekati puncak. Dan akhirnya penisku menyemprotkan sperma yang sangat banyak dan berkali-kali ke dalam rahim Vie. Kami berdua jatuh berlutut di lantai sementara penisku masih bersarang di vaginanya.

    “Anget..” Vie menggumam.

    “Apanya?” tanyaku terengah-engah.

    “Sperma kamu, di rahimku..”

    “Emang biasanya dingin ya?”

    “Yang sekarang lebih..”

    Aku mengusap rambutnya, dan memeluknya dengan sayang. Sementara itu Darsih sudah menghilang. Puas sudah dia melihat “Live show” kami. Setelah itu kami berdua membersihkan tubuh kami, terutama Vie yang tubuhnya penuh minyak.
    Tetapi setelah selesai mandi Vie kembali ganas dan “Memperkosa” aku. Gila! Aku benar-benar KO malam itu.. kalah telak!

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Anak Mantan Ibu Kost

    Anak Mantan Ibu Kost


    893 views

    Cerita Sex ini berjudulAnak Mantan Ibu KostCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Pengalaman aku kali ini berawal beberapa tahun yang lalu, sekitar tahun 1993 1996. Saat itu aku baru saja mendapatkan kerjaku di kota Surabaya sehingga untuk mendapatkan rumah dalam waktu dekat tidak mungkin aku lakukan karena terus terang saja, aku belum mendapatkan tabungan yang cukup untuk membeli rumah. Akhirnya aku putuskan untuk kost didaerah dekat kantor.

    Akhirnya aku dapatkan tempat kost yang aku inginkan, perlu pembaca ketahui, nenek kostku mempunyai cucu perempuan yang saat itu masih berada dibawah bangku SMP, sebut saja namanya Endah.

    Endah adalah sosok yang mengasyikkan jika dilihat, walaupun dia masih dibangku SMP, Endah mempunyai bentuk tubuh yang montok dan setelah aku bandingbandingkan, Endah mirip dengan seorang selebitris di Indonesia yang masih single sampai sekarang. Oya, sebelumnya namaku Dandy, 30 tahun seorang karyawan di salah satu perusahaan di Surabaya.

    Singkat cerita, tanpa terasa 2 tahun sudah aku menjalani masa kostku dan karena aku termasuk orang yang supel, aku cepat beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Dan karakter aku itu membuat Endah yang semakin hari semakin ranum dan sexy, tergilagila dengan aku.

    Sampai suatu hari aku beranikan diri untuk mencium bibirnya, diluar dugaanku Endah membalas dengan buasnya. Sampai akhirnya aktivitas itu menjadi kegiatan rutin antara aku dengan Endah, sepulang kantor atau memanfaatkan waktuwaktu sepi di kostkostan. Setiap melakukan hal itu, tanganku yang bandel juga tidak lupa menyelinap di balik CD nya dan sedikit menggesekgesekan jari telunjukku di ujung clitorisnya.

    Dan walaupun aku hanya menggesekkan adik kecilku tetapi setiap aktivitas itu, aku selalu mencapai klimaks. 4 tahun ternyata waktu yang sedikit untuk menikmati hal itu. Sampai akhirnya aku harus keluar dari kostkostan dan Endah harus kuliah di kota dingin Malang.

    Setelah sekian tahun lamanya aku tidak mendengar kabar tentang Endah, di tahun 2001 aku isengiseng call Endah di rumahnya dan walhasil dari obrolan pertama di telepon tersebut, aku dapatkan nomor phone dia di Malang dan juga dia memberikan nomor HP.

    Akhirnya kita berdua sering kontak via telephone, walaupun aku sudah berstatus nggak bujang lagi, tetapi dia tetap saja bilang kalau masih sayang sama aku. Sampai akhirnya kita janjian untuk ketemu saat dia week end, karena setiap hari itu Endah selalu rajin pulang ke Surabaya.

    Pucuk ditunggu ulam pun tiba, dengan perasaan degdegan akhirnya aku bertemu dengan sosok Endah yang dulu masih lugu dan centil, sekarang tumbuh menjadi gadis yang sexy, sintal dengan ukuran bra 34. Waw, semakin aku menelan ludah setiap melihat tubuhnya yang sexy.

    Mas Dandy, gimana khabarnya, tanya Endah merusak pikiranku yang jorok.
    Ee.. baik, bagaimana dengan kamu? jawabku gugup.
    Kita berdua bercerita panjang lebar setelah sekaian lama nggak ketemu, Sampai akhirnya aku harus antar dia balik ke rumahnya di sUrabaya.
    En, kamu sudah punya pacar..? tanyaku.
    Lagi blank nih Mas.. jawab Endha tangkas
    O yah, kamu masih inget nggak saat aku ajarin kamu berciuman dulu? godaku.
    Ihh, Mas Dandy emang bandel kok, sambil mencubit lenganku.
    Aow.., aku meringis kesakitan.
    Kamu mau nggak kalau aku terusin pelajarannya, tanyaku sekali lagi.
    Mau aja asal Mas yang ajarin, jawaban Endah membuat aku merinding.

    Setelah kita bercanda dan bercerita panjang lebar, akhirnya aku menawarkan diri untuk ketemu minggu depannya lagi.
    Endah, minggu depan ketemu lagi yuk, ajakku.
    Boleh deh Mas.., jawab Endah dengan ceria.
    Tapi nginep ya di hotel? godaku.
    Lho ngapain? Endah balas bertanya.
    Katanya mau lanjutin pelajarannya.. aku mencoba memancing .
    Nakaall Mas Dandy.. nih.

    Tanpa terasa akhirnya Endah harus turun di dekat rumahnya.

    Ma kasih ya Mas, sampai ketemu minggu depan, sambil pamit Endah mengecup pipiku. Alamak, darah mudaku bergejolak menerima sentuhan bibirnya yang mungil. Aku perhatikan lenggaklenggok pinggulnya meninggalkan mobil starletku, sembari aku membayangkan seandainya aku bisa menikmati tubuh kamu Endah, duh betapa bahagainya diriku.

    Satu minggu tanpa terasa aku lewatin, sampailah aku ketemu dengan Endah. Kali ini aku sudah booking hotel berbintang di pinggiran kota untuk satu malam. Tepat pukul 16.30, sepulang kantor aku bergegas mengemasi pekerjaan aku dan meluncur di tempat yang sudah kita sepakati bersama.

    Bulu kudukku merinding saat dia memasuki mobilku, parfumnya yang harum sontak menggugah saraf kelakilakianku.

    Tanpa pikir panjang, aku segera meluncur menuju hotel yang sudah aku booking sehari sebelumnya. Jujur saja, buat Endah ini adalah hal yang pertama masuk di hotel, sehingga dia sedikit kaku untuk lingkungan yang ada. Setelah chek ni, aku bergegas menuju lift untuk langsung ke kamar.

    Mas, aku mau mandi dulu ya..? pinta Endah.
    Oke silahkan, apa mau aku mandiin, godaku.

    Nggak ah, nakal Mas Dandy nih.. sambil menjawab seperti itu, Endah bergegas menuju kamar mandi, dengan dibalut sehelai handuk, Endah berjalan gontai menuju kamar mandi. Mataku benarbenar tidak bisa berkedip melihat pemandangan tubuh Endah yang benarbenar menggairahkan. Pikiranku melayang saat membayangkan kemolekan tubuhnya.

    20 menit berikutnya Endah keluar kamar mandi dengan menggunakan gaun tidur yang tipis, hingga membuat darah sex aku naik ke ubunubun. Akan tetapi aku berusaha mengendalikan gejolak nafsuku di depan Endah karena memang di depan dia, aku adalah figur seorang kakak yang baik.

    O ya Endah, kamu mau makan apa sekalian pesannya, tanyaku untuk menutupi gejolak bathinku.
    Terserah Mas deh, jawabnya.

    Singkat cerita, waktu sudah menunjukkan pukul 20.15 menit dan tanpa terasa kami sudah bercerita panjang lebar, untuk sekedar melepas kangen. Kita berdua bercengkrama, bercanda cerita tentang apapun, sampai akhirnya..
    En, kamu serius mau lanjutin pelajarannya, tanyaku serius.
    He eh Mas Dandy, jawabnya.

    Endah.. aku tidak meneruskan pertanyaanku karena dengan cepat aku langsung menyerbu bibir Endah yang mungil.
    Mas.. Endah mendesah sambil memeluk badanku erat, tangannya yang bandel mulai meraba daerah sensitifku, sesekali memainkan rambutku. Endah mengelus kudukku sehingga membuat aku terangsang hebat.
    Lidah Endah yang nakal, sesekali mengimbangi lidahku yag menjelajah seluruh bibirnya. Jemariku mulai bergerilya untuk melepas pengait BH Endah. Pengait BH nya terlepas,
    Mas.. kamu memang guru yang baik, sambil aku benamkan dalamdalam wajahku dalam belahan payudaranya yang montok.

    Sekitar 15 aku bercumbu dengan Endah, aku semakin penasaran dengan apa yang ada dibalik CD nya. Dengan perlahan aku mulai berusaha membuka CD yang dikenakan oleh Endah dan kegiatan aku semakin mudah karena Endah berusaha mengangkat pantatnya sehingga memudahkan aku untuk mempreteli CD nya.

    Alamak! bulu yang tumbuh masih halus sekali dan baunya wow.. ranum sekali segar, tanpa berpikir panjang aku segera membuka kedua pahanya dan mengunci dengan lenganku sehingga vagina Endah yang masih merah terpampang jelas didepan mataku. Dengan usapan halus, lidahku yang bandel mulai menjelajahi setiap mm permukaan vagina Endah.

    Oh.. Mas Dandy.. asyik sekali Mas.. ughh, rintih Endah saat lidahku mulai nakal menguak lubang surganya. Tubuh Endah seperti cacing kepanasan menerima setiapa jilatan lidahku, hisapan lidahku dan sesekali mengangkat pantatnya saat lidahku masuk dalamdalam lubang vaginanya. Sesekali tangannya meremas rambutku yang sedikit gondrong, dan hal itu membuat gairahku semakin naik.

    Mas Dandy.. enak sekali Mas.. oh.. kenapa nggak duludulu Mas, rengek Endah sambil melihat lidahku sedang mengerjai vaginanya. Clitorisnya yang semakin membesar memudahkanku untuk membuat Endah melayang. Ternyata Endah type orang yang mudah orgasme terbukti 15 menit pertama dia mengerang sambil menaik turunkan pantatnya.

    Mas.. Mas Dandy, Endah kebelet pipis Mas.. aduh, rintih Enda.
    Pipis aja sayang di mulut Mas.. jawabku.

    Mas.. aduh.. Endah nggak kuat.. Endah menjerit lirih sambil menggapitkan kedua pahanya di kepalaku. Dengan cekatan aku langsung membuka lebar mulutku dan cairan yang keluar begitu banyak sehingga aku merasakan minum air putih.

    Aduh Mas Dandy.. sudah sayang.. uh.. nikmat sekali Mas, kamu memang pandai dalam bercinta aakhh.. kata Endah. Aku tidak mendengar kan rintihannya, karena aku berkonsentrasi untuk ronde berikutnya karena aku ingin Endah merasakan nikmatnya bercinta dengan aku.

    Setelah cairan yang keluar aku berihkan dengan cara aku jilatin, Endah kembali terangsang saat clitorisnya aku gesek dengan batang kemaluanku.

    Wow.. panjang sekali Mas Dandy.. aku suka banget.
    Endah mulai menjilati dan mengulum batang kemaluanku, sepertinya dia sangat pandai mengoral cowok.
    Aakhh.. Endah.. kamu pinter tuh, erangku.
    Endah tidak menjawab pujianku, dia semakin lahap menelan dan mengulum serta meghisap penisku, aku merem melek setiap penisku masuk dalam mulutnya.

    Dasar aku, dengan kecepatan yang tidak diduga, aku langsung meraih selangkangan Endah sehingga posisi kamu menjadi 69. Kita berdua saling membuat rangsangan pada daerahdaerah yang sensitif. Tidak selang berapa lama,

    Mmm, Mas Dandy.. aku.. pipis lagi.. oh.. Endah menggelepar kedua kalinya menerima serangan lidahku dan aku tidak tinggal diam, segera aku membalikan tubuh Endah dihadapanku dan,

    Endah kamu masih virgin? tanyaku.
    Mungkin sudah tidak Mas,? jawab Endah.
    Aku sedikit kaget sembari bertanya, Siapa yang lakukan pertama?
    Aku pernah jatuh Mas, terus ngeluarin darah.
    Sambil membisikna kata mesra, aku berusaha mencari lubang untuk adik kecilku yang sudah mulai menegang 7 kali lipat dari biasanya. Dengan bantuan sisa cairan yang masih ada di sekitar vagina Endah, penisku mulai mencari lubangnya dan bless.
    Mas Dandy.. enak sekali sayang.
    Endah membantu mempermudah aku untuk memasukan penisku, sambil mendekap tubuhku, dia mulai memutar pinggulnya, sehingga penisku terasa ada yang memijit.
    Ooh.. Mas Dandy, kenapa tidak dari dulu kau berikan kenikmatan ini padaku.. Endah berkelenjotan menerima sodokan penisku.

    Crek crekk crek penisku keluar masuk dalam lubang vaginanya yang sudah mulai becek dan basah kuyup.
    Mas.. Endah, pipis lagi.. ahh.. Endah menjerit panjang saat orgasme yang ketiga diraihnya.

    Aku sudah tidak mempedulikan keadaan dia yang masih lemas setelah 3 kali orgasme, aku langsung membalik tubuh Endah sehingga posisi Endah sekarang seperti doggi style. Dengan leluasa aku bisa mengentot Endah dari belakang dengan keringat bercucuran.

    Mas.. kamu memang jago.. ooh.. uughh.. Endah merintih saat penisku masuk semua sampai pangkal batang kemaluanku. Tangannya yang halus hanya bisa mencengkeran seprei hotel saat menahan kenikmatan yang aku berikan. Pikiranku hanya satu, aku harus bisa memberikan kepuasan yang abadi untuk Endah, sehingga kalau dia butuh lagi pasti mencariku.

    45 menit sudah pergumulan ini terjadi, entah berapa kali sudah Endah orgasme. Sampai akhirnya aku sendiri sudah merasakan klimaks sudah di ubunubun.

    Endah.. Mas mau keluar nih.., rintihku.
    Iya Mas, jangan dikeluarin didalam ya Mas.., pinta Endah.
    Iyaa.. sayang.. duh, tubuh kamu benarbenar montok sayang.. uughh.
    Aku merintih saat dia mulai meggoyang untuk ke sekian kalinya, gila gadis muda yang dulu aku kenal masih lugu, sekarang sudah menjadi pasanganku untuk bercinta.
    Endah.. ohh Mas keluar.., secepat kilat aku mencabut penisku dan mengarahkan ke mulut Endah.
    Aowww.. spermaku muncrat diwajah Endah. Endah menjilati penisku dengn lahap sampai tidak tesisa sedikitpun spermaku yang keluar.
    Mas, kamu memang guru jempolan.. aku sudah 9 kali orgasme, Mas Dandy baru sekali.. kamu hebat Mas, cerita Endah.
    Kamu suka sayang, tanyaku.
    Suka banget, kamu maukan selalu berikan kenikmatan itu untukku? balas Endah bertanya.
    Iya sayang, aku janji memberikan kenikmatan itu.

    Endah memelukku dan membimbing aku untuk ke kamar mandi, dan dalam kamar mandipun aku juga melakukan lagi sampai pukul 3 dini hari. Sangat romantis bercinta dengan mantan anak ibu kost, karena dia juga baru pertama ini mengalami orgasme yang luar biasa dan sampai sekarang aku masih kontakkontak sama dia, tepatnya saat dia butuh, aku segera atur jadwalku.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Mantan Pacar Yang Sekarang Jadi Istriku

    Cerita Sex Mantan Pacar Yang Sekarang Jadi Istriku


    955 views

    Perawanku – Cerita Sex Mantan Pacar Yang Sekarang Jadi Istriku, Sekitar tahun 2011. Saat itu ane masih baru jadi mahasiswa di salah satu perguruan tinggi swasta di kota apel. Ane ambil jurusan akuntansi. Walaupun jurusan ini mayoritas dihuni oleh para kaum hawa, tapi aq (bosen ngomong “ane” terus) cinta dengan jurusan ini dan aq yakin kaum adam juga bisa sukses di akuntansi, apalagi tampang gua juga lumayan lah kayak chinese2 gitu, hmmm, cakep juga sih, pernah ada yg kasih nilai 7,5. O ya, scara fisik gua sih tergolong kurus (Walaupun gak krempeng), tinggi gua 173 dengan berat badan 58. Kulit putih kayak cina soalnya aq ada turunan cina juga dari kakek. OK, bagian terparahnya gua satu2nya cowok di angkatan yang baru itu. Sebenarnya ada 2, tapi gak sampek 3 bulan tuh anak pindah ke Manajemen. Ada cowok lain tapi dia kakak kelas – beda angkatan.

    Singkat cerita, saat mendekati UAS, dosen akuntansi pengantar 1 memberikan tugas pamungkasnya sebagai syarat mengikuti UAS. Tugas ini lumayan susah pakek banget. Bisa botak kepala mikirnya. Saking susah nya aku berinisiatif mengajak temenku buat belajar bareng mengerjakan tugas yang maha susah ini. Oke, waktupun ditentukan hari Jumat malam. Karena sabtu – minggu banyak yang gak bisa karena pada mudik.

    Aku bergoncengan dengan temenku cewek, dan ada lagi temenku cewek bergoncengan sama temenku cewek juga (kan dah ane bilang kalau ane cowok sendiri di angkatan baru).
    Jadi total ada 1 cowok dan 3 cewek, kira2 jam 16.00, kita sama2 ke kos2an temen kita yg cewek juga – sebut aja namanya “Dyah”. Karena namanya memang Dyah, hahaha. gak apa2 lah gua sebut nama asli. Toh ente juga gak tau kan dyah yang mana. Yang namanya dyah juga banyak kok di dunia ini. hehehe…
    Bagus juga kos2annya, ada wifi juga, ada lobinya luas, aq tanyak berapa per bulan, katanya 1.2 juta’an… tapi bebas.. Waw, kos2an aku aja cuma 2,5 juta/tahun. Ini 1.2 juta/bulan. Gilak..

    Dyah ini anaknya supel, cantik juga, putih juga, Tingginya sekitar 165 (sedahi aku) rambut panjang sepunggung. Berat badan mungkin sekitar 50’an kali yah saat itu.. Ukuran bra aq gak yakin nomer berapa, hurufnya juga gak yakin antara A atau B. Maklum aq mah gak ngerti yang kayak gituan sumpah. Sebenarnya niat aku memang belajar. Sama temen mah gak ada nafsu2an.

    Ok, kita belajar di lobby atau ruang tamu lah namanya, kita mulai belajar mengerjakan dari jam 17.00 terus jam 18.00 istirahat sebentar, Jam 18.45’an lanjut lagi sampek jam 20.00. Lumayan lama, tau sendiri lah yang jurusan akuntansi. Mulai dari proses menjurnal, buku besar, neraca saldo, neraca lajur, penyesuaian sampai laba rugi, perubahan ekuitas dll… Banyak banget akun – akun nya…
    Gila deh nih dosen ngasih tugas..

    Ok, jam 20.00 kita selesai, dan dilanjutkan dengan obrolan2 ringan cewek2 sambil bercanda. Apalagi saat itu hujan turun deras banget dari jam maghrib pokoknya…
    Waktu terus berlalu, mendekati jam 21.00 anak2 pada pulang. Dan anak cewek yang aku gonceng tadi juga akhirnya pulang juga pakek taxi burung biru. Tinggallah aku sendiri di lobby bersama dyah…
    karena aq gak bawa jas hujan.. Mau naik taxi tapi bawa motor…

    Aku bingung, ni mau ngomong apa, maklum daritadi yang ngomong cewek semua, yang rame cewek semua. Jadi aku bingung deh mau ngomong apa. Coba2 cari bahan omongan, aku ajak ngomong soal tugas, tapi itu gak bertahan lama – palingan cuma 10 menit – abis itu hening kembali.

    Aku liat si Diah udah ngantug sepertinya. Akhirnya aku bilang, Dyah qm klo ngantug tidur aja di kamar, aq gak apa2 kok disini sendirian nunggu hujan. Akhirnya dengan permintaan maav karena mengantugh, Dyah masuk ke kamarnya dan dia tutup pintunya. Sementara aku tetap duduk di kursi sambil nungguin hujan.
    Tak kuat menahan kantuk yang luar biasa hebatnya aku pun akhirnya tumbang juga. Aku mencari posisi yang enak buat tidur. Tas aku jadikan bantal. Dan tidur deh, Aku pikir nih hujan pasti lama banget.

    Nyenyak banget aku tidur sebelum akhirnya ada yg membangunkan aku.
    “Ar, ar, bangun !! jangan tidur disini, gak enak sama temen2ku yang lain” Kata dyah sambil menepuk2 pipi aku. Akupun muled, …
    Aku liat jam, wuih udah jam 2 dini hari, aku liat diluar ujan udah reda. tapi dingin banget.
    Aku bilang ke Dyah, “Ya ampun, udah jam 2, ya udah aq pamit dulu dyah”.
    Tapi si Dyah bilang, “Loh qm mau kemana, nih udah malam Ar.. Udah qm tidur aja di dalam”.
    Aku bingung, “Maksutnya…?? Di dalam mana ??”.
    Aku sempet mikir, mungkin ada kamar kosong gitu.
    Si Dyah menyahut ” Ya di dalam kamar, kamarku…”.
    Aku pun menolak, “Ah enggak ah, gak enak sama qm, aq juga gak enak sama penghuni yang lain”
    Si Dyah tidak menggubris kata2ku malah mendorong2 tubuh aku, “Udah masuk aja ah ”
    Aku masih menolak “Eh Dyah, ini kos2an cewek”.
    Si Dyah masih terus memaksa dan terus mendorong tubuhku, “Iya gak apa2, disini udah biasa”.
    Tinggal selangkah lagi aku udah masuk kekamarnya dan aq pun berhenti, “Eh, ntar kalau ketauan ibu kos gimana ?”
    Si Dyah malah mendorong tubuhku lebih keras “Biarin aja ibu kos tau juga gak apa2”.

    Sampai di dalam, aq sempet kikuk sebentar.
    Terus aq bilang sambil berbisik, karena aq takut kedengeran sama penghuni lain, “Dyah aku tidur dibawah ya”.
    Si Dyah bilang, “Ya iyalah, masak qm tidur diatas”.
    Ya udah, akhirnya karena aq juga masih ngantugh akupun tidur.
    Hmm, lumayan hangat daripada tidur di lobby agak dingin kenak angin abis ujan.
    Aku tidur dan masih belum terbesit pikiran ngeres.

    Nah masalahnya itu terjadi saat aq bangun..
    Aq bangun duluan jam 6 pagi.
    Dan aq di suguhi pemandangan yang tak kuduga2.
    Aku melihat si Dyah masih tidur dengan hotpen dan tanktop.
    Aneh, padahal tadi malam dy masih pakek celana jeans dan kaos lengen pendek.
    Tapi aq rasa mungkin karena AC nya dimatikan. Emang agak panas juga pas aq bangun. Aq aja sampek keringetan dikit.
    Dyah mati’in AC karena dingin, lalu tidur, dan ditengah2 tidurnya “mungkin” karena gak ada ventilasi, udara jadi panas, dan akhirnya dy buka semua kaos dan jeans nya karena males nyalain AC.
    Aku lihat kaos dan jeans nya ada di bawah kasur deket posisi aku lagi tidur.
    Sepertinya karena lagi tidur, terus kepanasan, dyah asal aja sambil tidur buka kaos dan celana jeans nya..

    Aku liat si Dyah lagi tidur, tangannya ditaruh di atas kepalanya dan …
    Anjirr aku horny liat keteknya Dyah..
    Putih dan ada bulu2nya dikit kayak abis di cabut..
    Aduh nih masih pagi lagi… Tegangan tinggi nih..

    Aku mengambil kaosnya yang berwarna kuning,
    Aq cium2 kaosnya dibagian keteknya..
    Sedikit tercium aroma ketek..
    Aku hirup aromanya dalam2, juga masih sedikit sekali tercium aroma ketiaknya…

    Akhirnya aq gak tahan,
    Aq membuat rencana, Aq mau onani di kamar mandinya kos2anya Dyah sebelum pulang..
    Tapi sebelumnya aku butuh “perangsang” yang lebih kuat.
    Aq gak bisa hanya dengan mencium bagian ketiak kaosnya Dyah doang…
    Hmm, aq harus mennghirup ketiak putihnya si Dyah dari dekat…
    Muncul ketakutan, gimana kalau tiba2 si Dyah bangun, mati deh gue…
    Gua harus ngejelasin apa..
    Gimana kalau sampek Dyah marah2 terus bikin gempar kos2an, ah enggak enggak, masak pagi2 aku mau bikin keributan di kos2an orang… Malu lah ..

    Akhirnya aku tidur kembali..
    5 menit empet2, aq tahan2…
    10 menit aq masih coba tahan2…
    20 menit ambrol juga gue..

    Ok, ketiak kanan Dyah masih kebuka keatas..
    Aq harus ambil keputusan, kalau Dyah bangun, aq harus minta maav…
    Aku dekatkan hidungku ke ketiak Dyah… Degdegan juga jantungku ini…
    Aku pejamkan mata…
    Aq tarik napasku dalam2…
    Hmmm, aromanya sedap banget, kerasa kayak gimana gitu…
    Aq hembuskan pelan2 agar Dyah tidak bangun, lalu aq tarik napas lagi, menghirup aroma ketek Dyah kuat2 sampek memenuhi seluruh isi paru2ku..

    Lamaaaa banget aq belum bisa move on dari ketek Dyah…
    Dan tiba2, Jederrrr….
    Ada yang mengeplak kepalaku bagian belakang dengan keras, sehingga hidungku langsung menempel ke ketiaknya Dyah…
    Anjirr, aq kaget…
    Terdengar suara,”Klo qm suka nikmatin aja nih” sambil ketawa..
    Aq pun refleks menjauh, “Maav Dyah, Aq.. Aq… Aq..”
    Jujur Aq gak bisa ngomong apa2 bingung mau ngomong apa juga…
    “Aq mau pulang aja Dyah” kataku kebingungan…
    “eh eh eh” kata Dyah…
    “enak aja, qm yang mulai, pengecut banget qm, klo qm suka bilang suka” ..

    Aq : “Dyah aq gak bermaksud…”
    Dyah : “qm tuh cowok apa bukan sih.. kalau suka BILANG SUKA”

    Suara Dyah terdengar keras dan membentak, aq sampek kaget..

    Aq : “Dyah tenang dulu, Aq…”
    Dyah : “KAMU SUKA APA ENGGAK”

    Karena Dyah ngomongnya keras banget, aku takut kedengeran sama penghuni yang lain, ya akhirnya aq jujur bilang,

    Aq : “Ya Aq suka dyah, udah kan, Aq suka, oke, puas kamu, oke, aku pulang sekarang.”

    Aq pun langsung berjalan ke arah pintu, saking bingungnya aq, aq mau pulang tanpa membawa tas aku… Lalu terdengar suara Dyah..

    Dyah : “Sekali aq denger suara pintu kebuka besok semua temen2 bakalan tahu, kalau qm yang sok suci ini ternyata diam2 sukak sama aq dan pas aq tidur diam2 nyium ketek aku”

    Langkahku terhenti.

    Aq : “Maksud qm apa Dyah, Mau qm gimana, aq udah minta maav, udah kan, kenapa qm mau nyebar2in segala, apa untungnya buat qm”

    Dyah duduk dikasur, lalu berkata, “Sini…SINI AKU BILANG SINI !! ”

    Aq kaget luar biasa setiap kali Dyah teriak kenceng banget, Aq takut penghuni lain kedengeran, tapi mungkin juga udah kedengeran juga, tapi daripada jadi heboh mendingan aq turutin kata Dyah..
    Kontiku yang pas bangun tidur tegang liat keteknya Dyah sekarang malah mengkerut alias kendur..
    Aku pun duduk di kasur disampingnya Dyah…
    Dyah mengangkat tangannya sehingga ketiaknya terbuka kembali. Bedanya kalo tadi posisi tidur sekarang posisi duduk…

    Aq : “Dyah aq gak bisa…”
    Dyah : “Lanjutin atau … ”

    Wajahku merah luar biasa kayak kentang rebus …
    Malu banget…

    Dyah : ” Ayo sini, qm suka kan, sini hidungnya…”
    Dyah pun menjambak rambutku..
    Aq : “Iya sabar ah, gak usah narik2 rambut segala napa sih, aq bisa sendiri”

    Aq pun mencium keteknya Dyah sambil sesekali melirik ke matanya Dyah..
    Aroma ketek kembali mengisi ruang kosong di paru2ku…

    Dyah :”Pakek penghayatan, qm suka kan, qm suka kan, qm suka kan JAWAB”
    Aq : “iya iya gak usah tereak tereak kenapa, iya aq suka qm, suka ketek qm..”|
    Dyah : “hahahaha, Jilad !!”
    Aq : “Dyah qm apaan sih..”
    Dyah : Jilad atau aq teriak lagi…

    Dengan ragu2 aku menjilad ketiaknya, anjirr, aq tambah horny…
    Tiba2 tangan Dyah memegang burungku…
    Aq kaget sekaligus malu karena burungku juga udah tegang, aq melihat ke wajah Dyah.

    Dyah : “Lanjutin !! qm tuh cakep2 kok malu banget sama cewek”

    Aq pun terus menjilad keteknya Dyah, yang tadinya biasa aja kini jadi rakus banget.

    Dyah : “Ar, ar, aq geli udah”

    Aq pun gak gubris kata2 Dyah. Tubuhku sudah dipenuhi nafsu.

    Dyah : “Qm suka banget sih, doyan banget sih njilad2 ternyata, sebentar Ar, Sebentar…”

    Dyah menjauhkan kepalaku dari ketiaknya.. Lalu membuka Tanktopnya dan juga Bra nya..

    Dyah : “Sini, mimik2 dulu gantian yang dijilad..”

    Anjirr.. tokednya Dyah putih kemerahan… Aq gak tau ukuran berapa.. Entah A atau B, yang jelas sekepal tangan, Tocil sih tapi gak kecil2 amat… Langsung aja aq nyosor ke payudaranya sampek Dyah jatuh tertidur di kasur.. Aq cupang sana sini, Aq jilad sana sini..

    Dyah :”Ar, qm kayaknya belum pernah ML deh”
    Aq (Sambil terengah2 menjilad dada Dyah dengan rakus) :”Iya, aq gak bisa dyah, aq malu’an klo sama cewek”
    Dyah : Oh makanya kok rakus banget kayak gak pernah aja tapi sekarang tuh buktinya qm gak malu, knp tadi malu ??
    Aq : yah kan qm yang nawarin. Tadinya ya aq malu.
    Dyah : hahaha, ya udah lanjutin, enak kan.

    Dengan posisi terlentang, Dyah mengangkat kedua tangannya ke atas dan menaruh telapak tangannya dibawah kepala sebagai bantal sehingga kedua keteknya terlihat kembali, seolah2 badannya itu adalah hidangan buat aku yg lapar. Tak terhingga aq njilad tubuhnya Dyah dengan rakus. Dari payudara, aq jilad, aq remes2, terus ke keteknya lagi. Balik ke payudara lagi, aq hisap dengan bibirku kuat2 pas di daerah ketek dan puting, aq cupang sampek merah semua dst sampek semua badannya penuh lendir ludah aq… Sementara si Dyah hanya memejamkan mata seolah – olah menikmati atau gimana aq gak tau…

    Aq bener2 merasa udah klimaks. Aq masih pakek baju dan celana dan aq pun mulai menempel dan menekan kontolku ke bagian memeknya Dyah. Dyah masih pakek hotpen.

    Perawanku - Cerita Sex

    Dyah: “eh eh eh, ni apa’an nih”
    Aq : “iya iya maav cuma jilad2 aja ya. aq ngerti… ya udah aq udah gak tahan Dyah aq izin ke kamar mandi, aq jujur aja deh, aq gak kuat. Aq mau onani.”
    Dyah:”Eeeeeeeee….. enggak enggak qm tuh gimana sih maksudnya, aneh.”
    Dyah pun berdiri lalu membuka hotpen dan celana dalamnya sehingga dy bener2 bugil.
    Setelah itu dia kembali tiduran di kasur dan..
    Dyah (Sambil menunjuk ke arah meki nya):”Sekarang jilad ini, aq mau qm hisap ini juga”

    Glek ! Aq pun sempet terpana dengan kondisi meki nya Dyah yang berjembi tapi gak rimbun. Sedengan lah jembinya si Dyah ini.
    Aq pun mulai dari mencium pahanya, lalu aq tenggelam di mekinya Dyah…
    Baru kali ini aq merasakan rasanya meki tuh kayak gimana.. Baunya kayak agak2 pesing, rasanya bacin, tapi seperti kata pepatah klo udah nafsu tai kucing pun terasa coklat, Ya q embat juga deh mekinya si Dyah..
    Aq mencoba menjulurkan lidahku sedalam2ny kedalam mekinya Dyah.
    Aq jilad dengan rakus. Nafsu itu bener2 sudah seperti di ubun2..
    Jembinya Dyah aq jilad juga, aq masukin ke mulut seperti menghisap mi instant.
    Tanganku mengelus2 pantatnya, sekali sekali ke perutnya lalu payudaranya balik lagi kepantat..
    Sementara Dyah hanya mendesah2 kecil tanpa berkata sepatah apapun..
    Aq merasakan Dyah udah orgasme, karena aku merasakan cairan asin..
    Tapi aq terusin jilatan lidahku, jembinya aku masukin kemulut. Tapi aq bukan tipe orang yang suka jilad2 anus. jadi hal itu tetep tidak ku lakukan. Aku hisap, aq jilad, ada 1 jam kira2 aku jilad itu. Dari awal aq bangun jam 6, sekarang udah jam 8 lebih seperempat.. lalu keluar cairan asin itu lagi.. lalu aq jilad lagi aq sedot cairan itu sampai kering, bagiku itu cairan cinta, hehehe…

    Setelah sekian lama tidak berkata2, Akhirnya keluar juga kata2 dari bibir Dyah..

    Dyah : Ar, qm suka banget sama aq yah, aq mau keluar lagi, qm hisab lagi tapi jangan sampek kering yah, abis itu baru qm boleh masukin.
    Aq : haha, qm sepertinya mengalami apa yang dinamakan multiple orgasme, udah berapa kali Dyah qm orgasme ??
    Dyah : ni dah mau yg ketiga, qm isep lagi ya, asin kan ya, tapi jangan sampek kering, nanti sakit klo pas dimasukin..
    Aq : “gak apa2 asin, aq cinta qm dyah, jadi gak kerasa.. ”
    Dan bener saja, cairan itu keluar lagi.. Aq hisap kembali cairan itu tapi gak sampek kering..
    Lalu aq berdiri, gilak dari tadi aku masih pakek baju lengkap.
    Aq pun membuka semua armor aq..
    Lalu aq menindih Dyah dengan tubuhku. lalu aq cium lehernya, dan baru sekarang aku cium bibirnya dengan rakus. Gilak dari tadi ngapain aja sampek gak ciuman bibir. saking asiknya sama Ketek, Payudara, jembut, meki..

    Dyah : “emphh.. berat Ar..”
    Aq : “sorry Dyah, Aq …”

    Aq gak bisa meneruskan kalimatku lagi.. Aq tindih Dyah, tanganku melewati ketiaknya dan memegang pundak belakangnya dan seperti yang saudara prediksi, aq masukin deh tuh … gak begitu sempit.. Dan gak keluar darah…

    Aq :”Dyah qm udah gak perawan ??”
    Dyah : Sorry Ar, aq udah pernah dulu SMA tapi cuma 2 kali, knp ? qm baru pertama ya”
    Aq : “Oh.. ya gak apa2.. Iya hehe baru pertama sama qm Dyah”
    Dyah : “Ya aq tau aja soalnya qm rakus banget terus juga goyangannya masih kaku, yang lemes dikit Ar..”

    Aq pun mencoba untuk lemes tapi tetep aja gak bisa selemes suhu2 disini yang udah tinggi jam terbangnya.
    cuma 20 menit keluar deh tuh cairanku…
    Aq sampek ngos2an…
    Rasanya anget sampek seluruh badan…
    Dyah yang udah orgasme dari tadi sih nyantai aja, tapi aq langsung ambruk ke tubuhnya Dyah dengan posisi burungku yang belum dicabut, hahaha…
    Dyah membelai kepalaku dengan lembut…
    Aq pun masih belum bisa bangun…
    Terlalu nikmat saudara2 sampai gak bisa bangun, hahaha….
    Jam sudah jam 9 menuju setengah 10…
    Lalu Dyah bangun. Dan burungku baru keluar dari sarangnya Dyah…
    Dyah berjalan ke kamar mandi…
    Aq masih melihat Dyah berjalan dari belakang…
    Lalu terdengar suara percikan air shower…
    20 menit kontolku tegang kembali..
    Dengen PEdE aq berjalan kekamar mandi…
    Kali ini aq bener2 gak malu..
    Aq ketuk pintu kamar mandi.
    “dyaahh…”
    lalu terdengar suara “bentaaarrr..”
    Pintu dibuka dan Dyah melihat aq…
    dan sepertinya Dyah sudah mengerti,

    Dyah : “haha, mau nambah ta qm ?”
    Aq : “Iya Dyah aq cinta qm….”
    Dyah : “Ayok dimamar mandi yuk…”

    Aku pun masuk ke kamar mandi dan yah melanjutkan dikamar mandi..
    Pokoknya, aq pulang itu jam 12’an siang…
    Terus langsung sarapan, Eneergi alamku sepertinya terkuras habis haha..

    beberapa minggu kemudian si Dyah terdeteksi hamil dan aq tanggung jawab menikahinya..
    Dyah itu nama asli isteriku. Kepanjangannya rahasia dan namaku depannya “Ar**” hehehe…
    rahasia dong. Walaupun suhu gak kenal saya tapi cukup segitu aja deh…

    Sorry kalau banyak yang belepotan..
    Newbie hanya menceritakan apa adanya…
    Ini thread pertama newbie..
    Dan ini juga tanpa sepengetahuan Isteri..

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Nikmatnya Memek Basah Dita Sahabatku

    Cerita Sex Nikmatnya Memek Basah Dita Sahabatku


    988 views

    Perawanku – Cerita Sex Nikmatnya Memek Basah Dita Sahabatku, Citra adalah nama gadis yang selama ini menjadi gebetanku, namun aku akui ternyata sulit juga untuk mendapatkan hatinya. Padahal aku sudah melakukan segala cara untuk mendapatkan perhatiannya, kami sekolah di tempat yang sama. Namun hanya beda kelas, walau begitu sebenarnya aku pernah menjadi teman satu kelas dengan Citra ketika masih kelas 10 lalu.

    Saat itu aku memang tidak ada hati padanya dan lebih memilih pacaran dengan teman sebangkunya Aini. Memang di sekolah aku di kenal sebagai cowok yang sering gonta-ganti pacar, mungkin karena tampangku yang keren sehingga dengan mudahnya aku mendapatkan pacar. Dan tidak lupa juga bahwa aku sering melakukan adegan seperti dalam cerita seks yang memang sudah biasa di lakukan teman-temanku juga.

    Mungkin karena itu juga Citra tidak mau menerimaku untuk menjadi pacarnya “Bima..tunggu..” Terdengar suara yang memanggil namaku dari belakang ketika aku menoleh ternyata Dita temanku “Apa sayang..” Kataku menggodanya dia hanya tertawa “Sayang.. sayang matamu.. gua cuman mo bilang kalau Citra tadi bbm gua kalo dia sakit..” Aku terkejut medengar kata Dita.

    Dita memang sahabat Citra dan dia satu kelas denganku, Dita tahu kalau aku memang benar-benar suka pada Citra. Dan diapun sering melihatku memperhatikan Citra dari jauh. Sebenarnya banyak teman-temanku yang mengajakku nongkrong bareng, dan aku tahu kalau sudah berada di tempat nongkrong pasti banyak yang melakukan adegan cerita sex dan hal itu yang aku hindari sekarang.

    Aku benar-benar suka pada cewek yang satu ini, karena itu sepulang sekolah aku langsung menuju ke rumah Citra tidak lupa juga aku mengajak Dita kesana. Sebelumnya aku masih mampir untuk membeli buah di sebuah stand toko buah, dan Dita yang membawakannya ketika kami sudah sampai di depan rumah Citra. Kami keluar dari dalam mobil menuju rumahnya dan hal ini baru pertama kali aku lakukan.

    Main ke rumah Citra meskipun sudah berulang kali aku main ke rumah cewek tapi aku begitu gugup masuk ke rumahnya “Aduh…nanti Citra nggak mau nemuin gue Dit…” kataku pada Dita, dia tersenyum sambil berkata “Baru kali ini gua liat lu gugup..” Aku menampiknya “Enak aja siapa yang gugup…” Kataku sambil duduk di ruang tamu Citra begitu pembantunya mempersilahkan duduk.

    Aku lihat rumah Citra begitu luas dan dapat aku pastikan kalau kedua orang tuanya sibuk. Ini saja aku masih sendirian dan hanya pembantu yang tadi menghidangkan minuman lalu masuk lagi, sedangkan Dita masuk ke dalam kamar Citra hingga beberapa saat kemudian dia datang “Ayo katanya mau jenguk kok malah duduk di situ…” Akupun beranjak dari tempat dudukku.

    Kamipun mengobrol di dalam kamar Citra, dan aku lihat mukanya memang pucat. Tapi dia tetap cantik apalagi saat dia tersenyum nampak kedua lesung pipit di pipinya, hingga akhirnya kami pamit pulang. Dan sejak saat itu aku menjadi lebih dekat dengan Citra, dan aku tidak lupa kalau semua ini berkat Dita sahabatnya dan juga kini menjadi sahabatku.

    Akupun menjadi lebih sering main dan jalan dengan Dita untuk membicarakan tentang Citra, yang aku lihat kini lebih terbuka lagi padaku. Pernah Citra bercerita tentang masalah keluarga yang kini dia hadapai ternyata mama dan papanya akan segera berpisah dan hal itu yang membuatnya down. Hari ini aku main ke rumah Citra bersama dengan Dita juga.

    Namun cuaca tiba-tiba mendung karena itu akupun pamit, meskipun membawa mobil tapi akupun pamit pulang. Dan Dita juga ikut denganku, dan benar saja belum sampai rumah hujan turun dengan derasnya karena aku memang berniat mengantar Dita lebih dulu. Akupun mampir ke rumahnya karena hujan begitu deras dan jarak pandang di dalam mobil jadi terganggu juga.

    Di rumah Dita dia membuatkan aku segelas teh hangat, dan Dita masuk kedalam rumahnya. Aku yang merasa kedinginan berniat hendak ke kamar mandinya, dan ketika melewati kamar Dita yang terbuka akupun masuk dan astaga aku lihat Dita sedang telanjang tanpa memakai pakaiaan sehelaipun “OOhh.. maaf Dit.. gue mau..” Aku hendak pergi dari kamar itu namun tanganku di tarik olehnya.

    Dengan cepat aku sudah berada tepat di pelukannya, dan aku tidak munafik ketika sudah berada di dalam pelukan gadis seperti ini. Akhirnya akupun melakukan adegan seperti dalam cerita seks yang selama ini sudah biasa aku lakukan. Aku menciumi wajah Dita dan aku raba-raba juga tubuhnya “Ooouugggghhhh…. aaaagggghh… ooouugghh… Bim… aaaggghhh… teruuus saaayaaang..” Desahnya.

    Akupun semakin nekat dengan melepas bajuku juga, dan nampak kini kedua tubuh yang berlainan jenis sama-sama telanjang bulat “Aaaggghhh… Dit…… aaagggghhh… aaagggghh…. aaagggggghh..” Aku menyusuri tubuhnya untuk aku cium, diapun berkata Lirih “Aaggghh.. ayo Bim.. lakukaaaan saajaaa… aaaggggghhh… aaaggghh…” Katanya berbisik pada telingaku.

    Aku yang mendengar hal itu apalagi hal ini bukan kali pertama aku melakukan adegan cerita sex. Segera aku naiki tubuh Dita yang sudah terlentang di atas kasurnya, dan aku tancapkan kontolku ke dalam kemlauannya “Oouuggggghh… Dit.. aaaggghh… gua goyang ya.. aaggggghh..” Dia memjamkan mata sambil berkata “Teruus Bim…aaaagggghhhh…aaaggghhh..”.

    Merasa sudah terbenam dengan benar akupun melakukan gerakan naik turun di atas tubuhnya “Oouugggghh… ooouugghhh.. Biiimmm… aaaggghhh… nikkkmaaat.. bim… aaaaggghhh… aaagggghhh… aaagghhhh…” Dita begitu menikmatinya dia bahkan tidak lagi mendesah tapi mengerang dengan kerasnya, untungnya hujan masih terdengar deras di luar sehingga erangan Dita tidak terlalu terdengar.

    Kini tubuhku semakin cepat bergerak karena aku sadar kalau-kalau orang tua Dita datang “Ooouuuuwww…. aaagggghh.. aaaggggghh.. Dita sayaaang.. aaahhkkkkk… aaaaaaahhhku… aaaggggghh… aaaaaggggggghhh…” Muncrat sudah spermaku kedalam memek Dita dan diapun aku lihat tersenyum puas layaknya pemain profesional adegan cerita seks yang binal.

    Kamipun segera merapikan pakaian kami lagi, lalu aku kembali duduk di ruang tamu Dita. Dan kami mengobrol biasa sampai akhirnya hujan berhenti dan aku pamit pulang pada Dita, aku tidak mengerti dengan cewek satu ini. Kenapa dia mau melakukan ini denganku, bahkan ketika kami mebobrol tadi dia tidak membahasnya sedikitpun dan sikapnya biasa saja seperti tidak terjadi apa-apa.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Payudara Tante Bagus Banget Bikin Konak

    Payudara Tante Bagus Banget Bikin Konak


    1566 views


    Perawanku – Namaku Ryan kini mahasiswa tingkat akhir sebuah perguruan tinggi negeri di Surabaya. Kejadian ini merupakan peristiwa beberapa tahun yang lalu. Waktu itu aku berusia 18 tahun. Masih tergolong ABG. Suka hidup bebas. Do what I want! Hidup cuma sekali, buat apa bersedih. Itulah sebabnya, aku suka keluyuran dari kota ke kota sekadar cari pengalaman.

    Setelah Ujian Akhir Semester (UAS), saya langsung pergi ke kota Bandung untuk berlibur. Sebelumnya aku memang belum pernah menginjakkan kaki di Kota Kembang tersebut. Aku juga ingin
    merasakan indahnya Kota Kembang. Itulah sebabnya aku nekat pergi ke Bandung sendirian. Yang penting membawa uang banyak. Meskipun begitu, soal uang aku tidak terlalu foya-foya. Bahkan selalu berusaha untuk berhemat. Tapi kalau untuk urusan cewek, mungkin lain urusannya.

    Aku menginap di hotel murah, Hotel Melati II, di Sekitar Alun-alun kota Bandung. Murah tapi bersih. Meskipun demikian kalau malam cukup berisik. Aku sudah telusuri tempat-tempat gituan, antara lain di Saritem dan Stasiun. Tapi WTS-nya tidak ada yang menarik perhatianku. Lalu, aku pergi makan di Mc Donal BIP. Eh, saat sedang asyik-asyiknya makan, tiba-tiba pandanganku bertatapan dengan seorang wanita setengah baya. Setelah kuperhatikan, ya ampun ternyata Tante Susan. Mungkin sudah sepuluh tahun aku tidak pernah ketemu. Waktu itu aku masih kecil. Daftar Nova88
    “Apa kabar, Tante!”, sapaku sambil mendekat.
    Akhirnya aku makan semeja dengan Tante Susan yang kebetulan juga sedang sendiri. Tante Susan hampir lupa melihatku.
    “Maklum, kamu sekarang sudah besar”, kata Tante Susan.
    Begitu tante tahu aku menginap di hotel, langsung saja ditawari menginap di rumahnya. Katanya di rumahnya tidak ada orang, kedua anaknya sedang studi di Perancis dan Jerman.

    Yah, kupikir-pikir aku bisa menghemat uang. Aku tentu saja menyetujui ajakannya. Hari itu juga aku langsung pindah ke rumah Tante Susan. Aku diberi sebuah kamar depan. Cukup bersih dan mewah. Rumahnya di kawasan Dago Atas. Sebenarnya Tante tinggal bersama Om, tetapi Om sedang berada di negeri Paman Sam untuk mengambil gelar Doctor di Universitas Harvard. Maklum Om-ku dosen salah satu perguruan tinggi swasta di Bandung dan Jakarta. Malam itu aku tidur sangat lelap sekali. Maklum capek!

    Hari kedua aku baru tahu, ternyata paviliun sebelah digunakan untuk terima kost, dua orang mahasiswa, yang satu mahasiswa fakultas teknik namanya Mas Ary sedangkan yang satunya mahasiswa fakultas ekonomi, namanya Mas Yudi. Kata tante, lumayan buat tambah-tambah uang belanja. Tante ternyata juga pembantu wanita, Teh (Teh atau Teteh bahasa Sunda untuk Mbak) Mimin namanya. Wah, ya cukup banyak orang.

    Siang harinya tidak ada kejadian yang menarik. Sepulang dari Maribaya dan Tangkuban Parahu terus tidur sampai sore. Setelah makan malam terus ke kamar tidur nonton TV sambil tidur-tiduran. Tidak terasa, jam di dinding telah menunjukkan pukul 24.00. Akhirnya TV kumatikan. Lampu kamar yang terang benderang kumatikan dan kuganti lampu tidur lima watt warna biru. Sepi sekali suasananya.

    Namun, di tengah suasana yang sepi itu, kok aku rasa-rasanya mendengar ada orang bicara bisik-bisik? Mungkinkah pencuri? Karena penasaran, aku bangun pelan-pelan. Aku mengintip keluar melalui jendela, ternyata tidak ada siapa-siapa.
    Ah, kok sepertinya dari kamar tante. Akupun mengambil kursi dan kuletakkan di dekat tembok. Di atas tembok ada lubang angin-angin kecil sekali, itupun tertutup karton. Karena penasaran, aku mengambil jarum dan membuat lubang kecil di karton itu. Setelah lubangnya lumayan, aku coba mengintip.


    “Wow.., malam-malam begini mau ngapain tuh Mas Ary, si anak kost?”, pikirku sambil memperhatikan. Tante dan Mas Ary tampak duduk berdua di tempat tidur. Walaupun kamar Tante Susan memakai lampu lima watt, namun mataku masih sanggup melihat dengan jelas.
    Uh, mau ngapain Mas Ary?, Kulihat sebentar-sebentar mencium pipi Tante Susan, kulihat Tante Susan tersenyum. Dan kemudian dengan tenangnya Mas Ary mulai membuka baju Tante Susan dan tinggal mengenakan BH.

    Kuakui, tanteku memang masih tergolong muda, belum berusia 40 tahun. Tubuhnya montok, kulitnya putih, wajahnya mirip Dessy Ratnasari. Rambutnya pendek model Lady Diana, tubuhnya langsing. Tak lama kemudian Mas Ary melepas BH tanteku.
    Duh.., ternyata montok sekali. Diam-diam aku mulai terangsang. Burungku mulai membesar. Aku tetap berdiri ddengan tenang di atas kursi.

    Berikutnya kulihat Tante Susan ganti melepaskan baju Mas Ary. Satu persatu kancing bajunya dilepas, akhirnya bajunya dilempar ke lantai. Boleh juga tubuh Mas Ary, tegap dan atletis. Wow.., mereka kemudian saling cium bibir. Saling mengelus punggung. Sebentar-sebentar tangan Mas Ary meremas-remas payudara Tante Susan. Beberapa menit kemudian kulihat Mas Ary membuka ritsluiting rok yang dipakai tanteku, kemudian dilepasnya rok itu sehingga tanteku cuma memakai celana dalam saja. Adegan berikut tanteku ganti membuka kancing celana Mas Ary, dilepasnya satu persatu, kemudian ditariknya sehingga lepas dan tinggal celana dalamnya saja.

    Lagi-lagi keduanya berpelukan lagi dan berciuman mesra sekali. Kemudian Mas Ary mencium leher Tanteku, lalu payudaranya, lalu perutnya, lalu pahanya. Dan kemudian tangannya memelorotkan celana dalam Tanteku. Lepas!, Kemudian diletakkan di kursi. Tahap berikutnya Mas Ary membuka sendiri celana dalamnya. Kulihat penis Mas Ary besar dan panjang seperti punyanya orang Arab. Jantungku berdetak keras sekali. Bahkan penisku ikut-ikutan menjadi keras. Apalagi melihat keduanya kemudian sama-sama dalam posisi berdiri, saling berpelukan, lagi-lagi saling berciuman. Situs Nova88

    Sekitar tiga menit kemudian dengan posisi berdiri, Mas Ary memasukkan ujung penisnya ke lubang kemaluan tanteku. Sesudah itu mereka berpelukan rapat sekali sambil menggoyang-goyang pinggul masing-masing. Cukup lama. Akhirnya kulihat mereka berdua sudah saling orgasme. Hal ini terlihat karena mereka membuat gerakan yang cukup agresif sekali. Walaupun samar-samar, kudengar suara uh.., uh.., uh.., dari mulut Tante Susan. Sialnya, tak terasa akupun mengalami orgasme, celana dalamku menjadi basah, apa boleh buat.

    Adegan berikutnya dilakukan seperti biasa, yaitu tante berada di tempat tidur dengan posisi di bawah dan Mas Ary di atas. Apa yang kulihat memang benar-benar mengasyikkan. Maklum, baru sekali itu aku melihat dengan mata kepala sendiri adegan seks yang dilakukan orang lain.

    Esok harinya aku bersikap biasa-biasa saja seolah-olah tidak ada kejadian apa-apa. Kulihat Tante juga bersikap biasa-biasa saja. Makan pagi bersama. Sesudah itu aku pergi ke Pangalengan sekedar rekreasi.

    Sore harinya aku sudah sampai di rumah lagi. Seperti kemarin, sore-sore pembantu tante menyediakan teh manis dan roti. Kulihat, pembantu Tante Susan yang namanya Teh Mimin ini tergolong seksi juga. Umurnya kira-kira sama dengan umurku, yaitu sekitar 19 tahun. Terus terang, nafsuku jadi bangkit melihat buah dadanya yang montok itu. Kata tanteku Teh Mimin sudah punya anak, tapi ditinggal di desanya, dirawat neneknya. Tiap hari Kamis pasti pulang ke kampung untuk menengok anaknya.

    Malamnya aku tidak bisa tidur. Sebentar-sebentar aku mengintip kamar tanteku. Namun hingga pukul 24.00 ternyata tidak ada kejadian apa-apa. Akhirnya aku tidur pulas.

    Sekitar pukul 10:15 aku menuju ke terminal Ledeng. Aku kepingin melihat obyek pariwisata Ciater. Eh.., ternyata aku ketemu Teh Mimin.
    “Mau kemana Teh”, tanyaku.
    “Ke Subang.., nengok anak Mas..”.
    “Wah, sama-sama aja, deh..”, ajakku.
    Ternyata ya lancar-lancar saja. Aku duduk berdua dengan Teh Mimin. Akhirnya aku mencari-cari alasan untuk ditemani di Ciater, soalnya aku belum hafal kota Bandung. Karena hari masih siang, akhirnya mau juga Teh Mimin menemani aku. Walaupun gadis desa, tapi Teh Mimin sempat mengecap bangku SLTP hingga lulus. Cara berpakaiannya pun tergolong rapi seperti pelajar-pelajar pada umumnya.

    Sampai di Ciater aku menyewa salah satu bungalow dengan alasan ingin istirahat. Kebetulan rumah Teh Mimin tidak begitu jauh dari bungalow tempatku istirahat. Aku cari-cari alasan lagi. Aku bilang, di Ciater tidak ada yang jualan nasi goreng, kalau tidak keberatan aku minta Teh Mimin nanti malam mengantarkan nasi goreng. Ternyata Teh Mimin tak keberatan. Ya begitulah, tanpa rasa curiga sedikitpun, sekitar pukul 19.00 Teh Mimin telah berada di bungalowku mengantarkan nasi goreng. Kuajak ngobrol ngalor-ngidul tentang apa saja.

    Akhirnya obrolanku agak nyenggol-nyenggol dikit tentang seks. Teh Mimin bilang sudah lama tidak melakukannya karena suaminya sudah tiga bulan ini impoten akibat kecelakaan sepeda motor. “Nah.., ini dia yang kucari”, pikirku.
    Sengaja memang aku ngobrol terus sehingga tanpa terasa telah pukul 21.30. Ketika Teh Mimin pamit pulang, akupun bilang, lebih baik jangan pulang karena malam-malam begini banyak orang iseng atau orang jahat.
    “Tidur aja di sini Teh, kan ada dua kamar. Teh Mimin di kamar sebelah, saya di sini”, kataku.
    Setelah kubujuk habis-habisan akhirnya Teh Mimin mau juga tinggal di kamar sebelah.

    Kira-kira pukul 24.00 aku mengendap-endap berjalan pelan menuju ke kamar Teh Mimin.
    “Kok, belum tidur?”, tanyaku pelan sambil menutup pintu.
    “Dingin Mas udara Ciater”, katanya sambil tetap telentang di tempat tidur sambil memegangi selimut yang menutupi tubuhnya.
    “Aku juga kedinginan”, kataku.
    Entahlah, sepertinya sudah saling membutuhkan. Ketika aku merebahkan tubuhku di sampingnya, Teh Mimin diam saja. Akupun menarik selimutnya sehingga kami berdua berada di dalam satu selimut. Untuk menghilangkan rasa dingin kupeluk Teh Mimin. Ternyata diam saja. Begitu juga ketika kuraba-raba payudaranya yang montok ternyata juga diam saja.


    Akhirnya dengan mudah aku bisa melepaskan baju, BH, rok dan celana dalamnya. Hanya dalam waktu beberapa detik saja kami berdua sudah dalam keadaan bugil tanpa sehelai benangpun. Meskipun demikian kami masih di dalam satu selimut. Begitulah, tanpa hambatan, malam itu aku dengan mudah bisa menyetubuhi Teh Mimin hingga dua kali. Tampaknya Teh Mimin mengalami orgasme hingga dua kali.
    “Terima kasih Mas, Sudah lama aku nggak merasakan yang begini-begini.., Suamiku sudah nggak sanggup lagi”, bisiknya sambil mencium bibirku.

    Esok pagi subuh, Teh Mimin kembali pulang ke rumahnya. Sedangkan aku kembali ke Bandung agak sorenya. Maklum aku masih ingin menikmati pemandangan sekitar perkebunan teh di Ciater.

    Sore harinya aku sampai di Bandung dan sikapku biasa-biasa saja terhadap Teh Mimin, seolah-olah tidak ada kejadian apa-apa. Lagipula aku juga pesan agar Teh Mimin tidak usah cerita kepada siapa-siapa. nggak enak kalau sampai Tante Susan tahu. Begitulah. Tak terasa malam telah tiba lagi dan waktu tidurpun telah menyongsong.

    Pukul 24.00, Seperti biasa lampu kamar kumatikan dan kugantikan lampu tidur lima watt. Eh.., lagi-lagi aku mendengar orang bisik-bisik. Pasti di kamar Tante Susan. Akupun dengan pelan-pelan mengambil kursi dan mulai mengintip dari lubang kecil yang kemarin kubuat. Kali itu aku agak terkejut. Ternyata kali itu bukan Mas Ary, tetapi Mas Budi. Wah, Tanteku ternyata tergolong hyperseks. Malam itu seperti kemarin-kemarin juga. Mas Budi kulihat menyetubuhi tanteku dengan berbagai posisi. Bahkan sempat kulihat Tante Susan berada di posisi atas. Gila!, lagi-lagi aku mengalami orgasme sendirian. “Creet.., creet.., cret”, celana dalamku basah lagi. Terpaksa aku harus ganti celana dalam. Dalam hati, diam-diam aku membayangkan betapa nikmatnya jika aku bisa menyetubuhi tanteku sendiri. Memang ini merupakan penyimpangan. Tapi, ya apa salahnya, toh tanteku mau dengan Mas Ary dan Mas Budi. Tapi apa mau dengan aku? Semalaman aku tidak bisa tidur karena mencari strategi supaya aku bisa meniduri Tante Susan.

    Apa yang pernah dikatakan Teh Mimin di Ciater memang benar. Tiap hari Sabtu Mas Ary dan Mas Budi pulang ke Jakarta. Sehingga hari Sabtu itu cuma ada aku, Teh Mimin dan Tante Susan. Aku pusing setengah mati mencari strategi untuk merayu Tante Susan, namun belum ketemu-ketemu juga jalan keluarnya. Namun, akhirnya aku punya ide.

    “Tante suka nonton?, Kebetulan hari ini hari ulang tahun Ryan”, kataku di pintu kamarnya Tante Susan. Tante waktu itu sedang merapikan rambutnya di depan kaca.
    “Ah.., Tante nggak tahu kalau kamu ulang tahun. Selamat Ya”, ujar Tante sambil menuju ke tempatku. Dijabatnya tanganku, “Happy Birthday, mau traktir Tante, nih..”.
    “Ya, kalau Tante nggak keberatan”, ujarku penuh harap.
    Ternyata pancinganku berhasil. Malam itu aku nonton bioskop yang pukul 21.00, soalnya mau nonton yang pukul 19.00 sudah ketinggalan karena jam telah menunjukkan pukul 20.00.

    Pulang nonton sekitar pukul 23.00 Sampai di rumah, Tante Susan nggak bisa masuk ke kamarnya.
    “Aduh, tadi aku taruh di mana ya kunci kamarku?”, kata Tante sambil mondar-mandir.
    “Waduh, nggak tahu Tante. Tadi ditaruh di mana?”, jawabku bohong. Padahal, sebelum berangkat, pada waktu Tante Susan ke kamar mandi sebentar, kunci kamar yang digelatakkan di dekat meja telepon sempat kusembunyikan di bawah kursi.
    Akupun pura-pura membantunya mencari. Sekitar setengah jam nggak ketemu, akhirnya aku bilang, “Tidur aja di kamar Ryan, Tante. Biar Ryan tidur di kursi tamu saja..”.
    Mungkin karena sudah capek, akhirnya Tante Susan tidak punya pilihan lain, akhirnya tidur di kamarku dan aku tidur di kursi tamu. Namun sekitar setengah jam, aku masuk ke kamar.

    “Di luar dingin Tante, boleh tidur di sini saja? Nggak apa-apa khan?”, tanyaku.
    “Oo, silakan..”, jawab Tante.
    Akupun merebahkan tubuhku di samping tubuh Tante Susan. Jantungku berdetak keras, otakku terus mencari strategi berikut .Gimana nih cara memulainya? Susah juga!
    “Aduh, Tante kalau tidur kok membelakangi saya”, kataku pelan.
    “Oh ya, maaf.Kebiasaan sih..”, Tanteku membalikkan badannya, miring menghadap ke arahku.
    Seolah-olah tidak sengaja, tanganku menyenggol payudara Tante.
    “Maaf Tante, nggak sengaja..”.
    “Ah.., nggak apa-apa”.
    “Maaf Tante, payudara Tante indah sekali”, pancingku.
    Kulihat Tanteku membuka matanya dan tersenyum.
    “Boleh saya memegangnya Tante?”, bisikku, “Soalnya seumur hidup saya belum pernah melihat payudara seindah ini”, rayuku.
    “Ah, boleh-boleh saja..”.

    Akupun dengan tangan gemetaran memegang payudara tanteku.
    “Aduh, tangan saya gemetaran Tante. Maklum, belum pernah”, pancingku lagi. Makin lama aku makin berani. Tanganku menyusup ke BH-nya.
    “Boleh saya buka BH-nya Tante?”, tanyaku penuh harap setengah berbisik.
    Tak ada jawaban. Akupun memberanikan diri melepas kancing baju Tanteku satu persatu dan akhirnya aku berhasil melepas BH Tanteku dengan mudah. Tampaklah payudara yang montok padat berisi. Akupun meremas-remasnya. Lama kelamaan, tampaknya tanteku mulai terangsang, nafasnya panjang-panjang. Diciumnya keningku, pipiku lantas bibirku. Kulihat Tante mulai membuka kancing bajuku satu persatu dan akhirnya aku tanpa baju.


    “Tante, saya belum pernah..”, bisikku pelan. Tentu saja aku berbohong.
    “Nggak apa-apa, nanti Tante ajarin..”.
    Begitulah, beberapa menit kemudian Tanteku melepas celanaku dan akhirnya celana dalamku. Begitu juga, Tante melepas sendiri rok dan celana dalamnya. Kami berdua sudah dalam keadaan telanjang bulat.
    “Tante, aku belum bisa..”, aku berbohong lagi.
    “Nanti Tante ajarin..”, bisiknya.
    Begitulah, akhirnya keinginanku untuk menggeluti Tante Susan telah berhasil. Malam itu aku bermain hingga mengalami orgasme dua kali. Demikian juga, Tante Susan juga dua kali mengalami orgasme.
    “Ah, Ryan!, Kamu telah membohongi Tante! Ternyata kamu jagoan! Tante puas..!”, bisik Tanteku sambil menuju ke kamar mandi. Malam itu aku dan Tante tidur berdua telanjang bulat di bawah satu selimut sampai pagi hari.

    Hari Minggu ini sepi. Mas Ary dan Mas Budi belum pulang. Kata tante, mereka berdua biasanya pulang ke tempat kost hari Senin pagi. Yang ada cuma Teh Mimin, sementara itu tiap Minggu pagi Tante mengikuti senam aerobik dan disambung arisan RT/RW. Katanya, Tante akan pulang agak sore. Ya, daripada nggak ada acara, akhirnya aku menuju ke dapur. Kulihat Teh Mimin sedang mempersiapkan makan siang. Kulihat Teh Mimin tersenyum penuh arti. Tanpa basa-basi, kupeluk Teh Mimin dan kutarik ke kamarnya. Begitulah, tanpa halangan yang berarti, aku dan Teh Mimin hari itu bersuka cita menikmati hari Minggu yang sepi. Di kamar Teh Mimin yang ukurannya kecil itu, di tempat tidur tanpa kasur, untuk yang kedua kalinya aku menggeluti Teh Mimin. Lagi-lagi Teh Mimin mengucapkan terima kasih karena aku telah berkali-kali memberikan kepuasan batin yang selama beberapa bulan ini tidak pernah dilakukan suaminya.

    Malam harinya, Tante Susan mendatangi kamarku dan mengajak begituan lagi. Ya, kapan lagi. Tanteku tergolong masih muda, cantik, seksi. Kami berdua benar-benar memperoleh kepuasan lahir dan batin.