Author: perawanku

  • Cerita Sex Merintih Meminta Ampun

    Cerita Sex Merintih Meminta Ampun


    1693 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Merintih Meminta AmpunCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Panggil saja namaku paul aku yang sudah bekerja di instansi juga mempunyai usaha sampingan, aku kan menceritakan pengalaman seorang temanku, Panggil saja Ta. Kami memang punya “hobi” yang sama, namun Ta punya trik tersendiri untuk menyalurkan hobinya. Kini selain terdaftar di kota asalnya, ia juga resmi penduduk sebuah desa yang agak terpencil. Berikut adalah caranya mendapatkan kembang desa, meski sudah beristri tiga orang.

    Indah terbangun dengan kepala yang pusing. Namun entah mengapa kedua tangannya tidak dapat digerakkan. Seluruh tubuhnya terasa hangat. Sambil mengerjapkan matanya, gadis itu memandang sekelilingnya.

    Ternyata ia berada dalam sebuah kamar yang belum pernah dilihatnya, terbaring di atas ranjang empuk dan besar yang berwarna merah jambu. Dari jendela yang tertutup terbayang hari sudah gelap. Dalam kamar itu sendiri hanya ada sebuah lampu kecil yang menyala remang-remang.

    Indah hanya ingat Sabtu sore tadi setelah bertanding bola volley melawan sekolah dari kecamatan tetangga, ia harus berlari-lari dalam gerimis hujan menuju rumah neneknya untuk menginap malam ini, karena rumahnya terlalu jauh dari lapangan volley.

    Seperti umumnya gadis desa lainnya, meskipun tidak terlalu tinggi, namun Indah memiliki tubuh yang montok dan padat. Buah dadanya yang membusung kencang seolah tidak muat dalam bra bekas kakaknya yang kekecilan.

    Ditunjang dengan kulitnya yang kuning langsat mulus dan rambut sebahu, wajahnya yang manis sering membuat pemuda desa terpaku dan menelan ludah saat gadis itu lewat dengan goyangan pinggulnya. Pantatnya yang montok selalu menonjol di balik rok seragam sekolahnya, yang biarpun di bawah lutut, ketatnya memperlihatkan garis celana dalam gadis itu.

    Bukan hanya para pemuda, beberapa orang yang telah beristri pun berangan-angan menjadikan gadis kelas 1 SMU itu istri mudanya. Menurut katuranggan, gadis macam Indah rasanya peret dan legit, pasti akan memberikan kenikmatan sepanjang malam, membuat suaminya betah di rumah.

    Tidak heran, tiap kali ada pertandingan volley, selalu banyak penontonnya, meski kebanyakan hanya menonton paha Indah yang bercelana pendek dan guncangan buah dadanya saat gadis itu memukul bola.

    “Ah, sudah bangun Nduk..?” sebuah suara dan lampu yang menyala terang mengagetkan gadis itu. Tampak seorang pria kekar memasuki ruangan. Indah mengenalinya sebagai Ta, seorang terpandang di desanya.

    Meski bukan penduduk desa itu, namun suka kawin-cerai dengan gadis-gadis di sini. Dalam sebulan paling ia hanya di rumah satu-dua hari saja, selebihnya “kerja di kota”. Sekarang ini istrinya di sini sudah ada tiga orang, semuanya masih belasan tahun dan cantik-cantik, namun masih suka menggoda Indah tiap kali bertemu.

    Bahkan baru saja ia pernah berusaha melamar gadis itu namun tidak berhasil. Indah berusaha bangun, namun tangan dan kakinya tetap lemas tidak dapat bergerak. “Tenang saja Nduk, nggak usah banyak gerak. Malam ini kamu di sini dulu.” kata Ta.

    Tidak sengaja Indah melihat ke dinding kamar, dan dari cermin besar yang terpasang di sana, ia menyadari kedua tangannya terikat menjadi satu di atas kepalanya, demikian juga kedua kakinya yang terentang ke sudut-sudut ranjang, seperti huruf Y terbalik.

    Seluruh tubuhnya tertutup selimut, namun ujung selimut yang tersingkap memperlihatkan sebagian paha gadis itu. Di sudut ranjang tampak terserak baju seragam dan rok yang tadi dipakainya. “Pak Ta, Indah dimana? Kenapa Indah begini?” tanya gadis itu dengan panik.

    Ia mulai teringat saat berlari ke rumah neneknya tadi seseorang menariknya dari belakang dan menempelkan sesuatu yang berbau menyengat ke wajahnya, kemudian semuanya menjadi gelap, hingga akhirnya ia kemudian tersadar di situ.

    “Tenang Indah, kamu baik-baik saja. Malam ini kita akan kawin. Minggu lalu saya sudah melamarmu pada bapakmu. Sekarang kita akan nikmati malam pertama kita.” kata Ta sambil menyeringai.

    “Enggak! Enggak! Kemarin Bapak bilang ditolak! Indah nggak mau!” gadis itu berusaha meronta, namun ikatan tangan dan kakinya terlalu kuat baginya. Sambil tertawa terkekeh, Ta perlahan menarik selimut yang menutupi tubuh gadis itu, membuat Indah terpekik karena penutup tubuhnya perlahan terbuka, sedangkan ternyata di balik selimut itu ia sudah telanjang bulat.

    “Jangan! Jangan! Aduh jangan! Pak Ta, jangan Pak! Tolong..!” Dengan sigap Ta mengambil pakaian dalam Indah yang terserak di atas ranjang, lalu menyumpal mulut gadis itu dengan celana dalamnya sendiri, dan mengikatnya ke belakang dengan bra gadis itu.

    “Pak? Kamu panggil aku Pak? Aku ini suamimu, tahu! Panggil aku Kangmas!” seru Ta sambil menampar pipi Indah sampai gadis itu memekik kesakitan. Ta semakin beringas melihat tubuh Indah yang montok telanjang bulat. Kedua paha gadis manis itu terentang lebar mempertontonkan bibir kemaluannya yang jarang-jarang rambutnya.

    “Diam Sayang! Ini malam kita bedah kelambu! Kalau bapakmu yang tolol itu tidak mau anaknya dilamar baik-baik, kita lihat saja besok! Karena besok anak perawannya sudah tidak perawan lagi!” Tanpa basa basi Ta segera membuka pakaiannya sendiri, lalu melompat ke atas ranjang.

    Indah dengan sia-sia meronta dan menjerit saat Ta menindih tubuhnya yang telanjang bulat tanpa sehelai benang pun. Gadis itu bahkan tidak bisa untuk sekedar merapatkan pahanya yang terkangkang lebar.

    Pekikan Indah tertahan sumpalan celana dalam saat Ta meremas buah dada gadis itu dengan kerasnya. Rontaan dan pekikan gadis cantik itu sama sekali tidak digubris. Ta kemudian menempatkan kejantanannya tepat di depan bibir kemaluan Indah.

    “Diam Sayang! Jangan takut, enak sekali kok! Nanti pasti kamu ketagihan. Sekarang biar Kangmas ambil perawanmu…” sambil berkata begitu Ta menghujamkan kejantanannya memasuki hangatnya keperawanan Indah. Selaput dara gadis itu terasa sedikit menghalangi, namun bukan tandingan bagi keperkasaan kejantanan Ta yang terus menerobos masuk.

    “Haanggkk..! Aahhkk..!” Napas gadis itu terputus-putus dan matanya yang bulat indah terbeliak lebar saat Indah merasakan perih tiba-tiba menyengat selangkangannya. Tubuh montok gadis itu tergeliat-geliat merangsang dengan napas tersengal-sengal sambil terpekik tertahan-tahan ketika Ta dengan perkasa menggenjotkan kejantanannya menikmati hangatnya kemaluan perawan Indah yang terasa begitu peret.

    “Aahh… enak sekali tempikmu… aahh… Wulaaanh… enak kan Nduk..? Terus ya Nduk..?” Ta mendesah merasakan nikmatnya mengambil kegadisan si kembang desa. Indah sambil merintih tidak jelas menggelengkan kepala dan meronta berusaha menolak, namun semua usahanya sia-sia, dan gadis itu kembali terpekik dan tersentak karena Ta kini dengan kuat meremasi kedua payudaranya yang kencang menantang.

    Memang benar kata orang, gadis seperti Indah memang sangat memuaskan, wajahnya yang cantik, buah dadanya yang tegak menantang bergerak naik turun seirama napasnya yang tersengal-sengal, tubuhnya yang montok telanjang bersimbah keringat, kedua pahanya yang mulus bagai pualam tersentak terkangkang-kangkang, bibir kemaluannya tampak megap-megap dijejali kejantanan Ta yang begitu besar.

    Sementara dinding kemaluannya terasa seperti mencucup-cucup tiap kali gadis itu terpekik tertahan. Indah dengan airmata berlinang merintih memohon ampun, namun tusukan demi tusukan terus menghajar selangkangannya yang semakin perih. Payudaranya yang biasanya tersenggol pun terasa sakit kini diremas-remas tanpa ampun.

    Belum lagi rasa malu diikat dan ditelanjangi di depan orang yang tidak dikenalnya, lalu diperkosa tanpa dapat berkutik. Rasanya bagai bertahun-tahun Indah disetubuhi tanpa mampu melawan sedikitpun.

    “Hhh..! Indahh..! Wulaann..! Sekarang Mas bikin kamu hamil, sayangghh..! Aah… ambil Nduk! Nih! Nih! Niih..!” Tanpa dapat ditahan lagi Ta menyemburkan spermanya dalam hangatnya kemaluan Indah sambil sekuat tenaga meremas kedua payudara gadis itu, membuat Indah tergeliat-geliat dan terpekik-pekik tertahan sumpalan celana dalam di mulutnya.

    Kepala gadis itu terasa berputar menyadari ia akan hamil. Perlahan pandangan gadis itu menjadi gelap. Indah kembali tersadar oleh dengusan napas di depan wajahnya. Sebelum sadar sepenuhnya, sengatan perih di selangkangannya membuat gadis itu terpekik dan meronta.

    Namun tangan dan kakinya tidak mau bergerak, dan pekikan-pekikannya tidak dapat keluar. Dengan gemas Ta kembali menggenjotkan kejantanannya menikmati keperawanan Indah. Ta tidak tahan lagi untuk tidak kembali menggagahi gadis itu, memandanginya tergolek telanjang bugil tanpa daya di atas ranjang.

    Pahanya yang putih mulus terkangkang seolah mengundang, bibir kemaluannya yang berambut jarang terlihat berbercak merah, tanda Indah memang betul-betul masih perawan, tadinya. Kedua payudara gadis itu berdiri tegak menjulang, dengan puting susu yang kemerahan menggemaskan.

    Sementara wajahnya yang manis dan bau tubuhnya yang harum alami sungguh membuat Ta lupa diri. Dengan istri muda seperti Indah, ia tidak akan mau tidur sekejap pun, tidak perduli gadis itu suka atau tidak.

    “Aah..! Ahk! Angkung (ampun)..! Aguh (aduh).. hakik (sakit).. angkung (ampun)..!” Indah merintih-rintih tidak jelas dengan mulut tersumpal celana dalam di sela-sela jeritan tertahan. Tanpa mampu merapatkan pahanya yang terkangkang, gadis itu merasakan kemaluannya semakin perih tiap kali Ta menggerakkan kejantanannya.

    Tiap detik, tiap genjotan terasa begitu menyakitkan, Indah berharap kembali pingsan saja agar perkosaan ini segera berlalu. Namun gadis itu tanpa daya merasakan bagian bawah tubuhnya terus ditusuk-tusuk benda yang begitu besar.

    Ta semakin giat menggenjotkan kejantanannya dalam hangatnya kemaluan Indah yang peret dan mencucup-cucup menggiurkan.

    Istri barunya ini memang pintar memuaskan suami di atas ranjang. Apalagi kalau nanti diajak tidur beramai-ramai bersama satu atau dua istrinya yang lain. Membayangkan meniduri dua atau tiga gadis sekaligus membuat Ta semakin bersemangat menyodok kemaluan Indah, semakin cepat, semakin dalam.

    Ta merasakan kejantanannya menyentuh dasar kemaluan gadis itu bila disodokkan dalam-dalam. Indah sendiri hanya merintih tampak pasrah mempersembahkan kesuciannya pada Ta. Airmata gadis itu tampak berlinang membasahi pipinya yang kemerahan.

    Tubuh montok gadis itu tergelinjang-gelinjang kesakitan tiap kali kejantanan Ta menyodok masuk dalam kemaluannya yang begitu sempit. Dengan menggeram seperti macan menerkam mangsa, Ta dengan nikmat menyemburkan sperma dalam kehangatan tubuh Indah yang terpekik tertahan-tahan.

    Semalam suntuk Ta dengan gagahnya memperkosa Indah, setidaknya lima kali gadis itu disetubuhi tanpa daya. Entah berapa kali Indah pingsan ketika Ta mencapai puncak, hanya untuk tersadar ketika tubuhnya kembali dinikmati dengan buasnya.

    Selangkangan gadis itu terasa perih dan panas, seperti ditusuk-tusuk besi yang merah membara. Payudaranya serasa lecet diremas habis-habisan, terkena semilir angin pun perih. Punggung gadis itu perih tergores kuku Ta.

    Namun siksaan tanpa belas kasihan itu tidak kunjung usai, bagai tidak mengenal lelah kejantanan Ta terus bertubi-tubi menusuk dalam-dalam, kedua tangannya seperti capit kepiting terus mencengkeram buah dada Indah.

    Sementara gadis itu dengan tangan dan kaki terikat erat tidak mampu berkutik, apalagi menghindar atau mencegah. Bahkan menjerit pun Indah tidak mampu, tenaganya sudah habis dan sumpalan celana dalamnya sendiri membuat pekikannya hanya seperti erangan.

    Bagai berabad-abad Indah dibuat bulan-bulanan tanpa daya. Dari sela-sela jendela yang tertutup, sinar matahari pagi menerobos masuk. Dengan lemas Ta berbaring di sisi Indah yang terisak-isak. Sungguh luar biasa istri barunya ini, semalam suntuk gadis ini mampu melayani suaminya.

    Dari jam tujuh malam sampai jam enam pagi, dalam sebelas jam gadis itu mampu lima-enam kali memuaskan suaminya, meskipun harus sedikit dipaksa. Kalau saja kemarin tidak minum obat kuat, mungkin saja pagi ini Ta tidak dapat bangun.

    Sambil tersenyum lebar, Ta bangkit dan mengenakan pakaian. Perlahan Ta membuka sumpalan mulut Indah. Gadis itu sendiri masih telanjang bulat dengan tangan dan kaki terikat terentang lebar. “Nduk, kalau jadi istriku, kamu minta apa saja pasti aku beri. Mau kalung? Gelang? Rumah? Sepeda motor? Jangan takut, sebagai istri orang kaya, semua keinginanmu akan terkabul.”

    “Nggak mau… lepasin Indah… Indah mau pulang..!” isak gadis itu menghiba. “Rumah kita sekarang di sini Nduk, kamu sudah jadi istriku.” bujuk Ta.

    “Enggak… enggak mau. Indah mau pulang!” gadis itu berusaha meronta tanpa hasil.

    “Jangan buat suamimu ini marah, Nduk! Kamu sudah jadi istriku, aku bebas berbuat apa saja dengan kamu! Jangan keras kepala!” seru Ta jengkel. Indah sambil terisak terus menggelengkan kepala. Berulangkali bujukan dan ancaman Ta tidak dihiraukan Indah, membuat Ta naik pitam.

    “Baik, jadi kamu tidak ingin jadi istriku. Baik, kamu sendiri yang minta, Nduk! Jangan salahkan aku kalau aku bertindak tegas!” kata Ta sambil membuka ikatan kaki Indah. Ta kemudian membuka ikatan tangan gadis itu dari besi ranjang, namun kedua pergelangan tangannya tetap terikat erat.

    Lalu dengan menarik ujung tali yang mengikat tangan Indah, Ta menyeret gadis yang masih telanjang bulat itu keluar kamar. Karena tubuhnya masih lemas, Indah tidak kuasa menolak dirinya yang masih bugil diseret sampai ke jalan desa yang terang benderang.

    “Hei, lihat! Lihat ini! Sungguh memalukan!” seru Ta sambil menyeret gadis yang mati-matian berusaha menutupi ketelanjangannya.

    “Ada apa Pak Ta? Apa yang terjadi?” tanya orang-orang desa yang segera saja mengerumuni keduanya.

    “Lihat ini! Perempuan ini sudah membuat desa kita tercemar! Dia berzinah dengan laki-laki! Saya pergoki mereka di rumah kosong di tepi desa! Sayang laki-lakinya kabur, tapi saya tahu orangnya! Pasti nanti akan kita tangkap!” seru Ta berapi-api.

    “Tidak! Tidak.. tolong..!” sia-sia Indah berusaha membantah, suaranya tertelan ramainya suasana. “Lihat! Ini bukti perempuan ini sudah berzinah!” Ta menunjuk ke arah selangkangan gadis itu yang berbercak darah.

    Kerumunan orang bergumam dan mengangguk-anggukkan kepala. “Tidak! Saya tidak ber…” perkataan Indah terputus oleh teriakan salah seorang. “Bawa ke balai desa! Biar dihukum adat di sana!” serunya. Seseorang lain menarik tali yang mengikat tangan Indah dan menyeret gadis telanjang bulat itu menuju ke balai desa.

    Sepanjang jalan mereka berteriak-teriak, membuat semakin banyak orang keluar rumah melihat Indah yang bugil diseret. Anak-anak kecil berlari-lari mengikuti sambil tertawa-tawa mengejek. Di balai desa, tepat di tengah pendopo, tali pengikat tangan Indah ditarik ke atas dan diikatkan dengan tiang di atasnya.

    Kini gadis telanjang bulat itu berdiri tegak dengan tangan terikat ke atas. Indah tahu bahwa hukuman bagi orang yang berzinah biasanya keduanya ditelanjangi, kemudian diikat seharian di balai desa. Seperti dirinya sekarang, namun ia hanya sendirian dan ia sama sekali tidak berzinah.

    Gadis itu diperkosa berkali-kali, lalu difitnah berzinah oleh pemerkosanya sendiri. Namun siasia gadis itu berusaha membantah, suaranya yang kecil hilang ditelan ramainya orang di sekitarnya. Dan kini ia berdiri telanjang bulat sendirian dikelilingi belasan warga.

    Isakan tangis Indah semakin keras mendengar tawa orang-orang yang mengelilinginya, berkomentar mencemooh tentang kemulusan tubuhnya, buah dadanya yang ranum kemerah-merahan bekas diremas, pantatnya yang bulat, pahanya yang mulus.

    Isakan gadis itu terhenti ketika sebuah truk berhenti di depan balai desa. Beberapa ibu-ibu yang turun dari truk terheran-heran melihat ke arah Indah.

    Beberapa orang kemudian menurunkan barang-barang dari truk. Indah tersadar, hari ini hari pasar, dan ratusan orang akan berkumpul hanya beberapa meter darinya. Ratusan orang akan melihat dirinya telanjang bulat tanpa tertutup sehelai benang pun.

    Kepala gadis itu terasa berputar, saat Ta berbisik di telinganya, “Rasakan akibatnya kalau kamu tidak mau jadi istriku! Sekarang semua orang tahu kamu sudah tidak perawan, dan semua orang juga sudah pernah melihat kamu tanpa pakaian!” Perlahan gadis itu kembali terisak dan berpikir seandainya saja ia menerima menjadi istri Ta.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Menangis di Perkosa di Lapangan Bola

    Cerita Sex Menangis di Perkosa di Lapangan Bola


    1203 views

    Perawanku – Cerita Sex Menangis di Perkosa di Lapangan Bola, Malam hari yang sudah sangat sepi di pasar tanpa ada penerangan terdengar tangisan wanita yang menyendu nyendu tepat di lapangan sepak bola yang biasanya di pakai oleh warga setempat, terlihat dua sosok tubuh manusia sedang bertindihan, sesosok lelaki yang berusia sekitar 40 tahunan menindih sesosok remaja wanita yang kira-kira berumur 14 tahun.

    ” Huhuu….huuuu…. Aduh..aduuuhhh, sakit mas….! ” Desah Reza yang terdengar serak di sela tangisnya yang tak berhenti..

    ” Huu…huuu..ampunnn, mas. Saya mohon kebaikan hati mas…! ” Teriak Reza dengan suara yang serak karena dari tadi ia berteriak-teriak sambil menangis.

    Topan terus saja mengenjot tubuh mulus & putih Reza tanpa menghiraukan kata-kata yang memohon iba tersebut.

    Sambil terus memompa diciumnya dengan dalam rambut panjang lurus berwarna hitam berkilau seakan menghirup aroma surgawi ” Shhhh…shhh ! Jangan kamu berisik, tenang saja setelah ini selesai, ku antar kamu balik ke lampung setelah itu kita menikah “.

    ” Breett…Brett ! ” robeklah daster yang dikenakan reza.

    ” Haaaa….jangann…jangannn…ampunnn, masss! ” Serak Suara Reza mengeras kembali..

    Topan acuh ditariknya BH hitam Reza yang berukuran 34 C, dada Reza yang besar menyembul tergoyang-goyang & langsung dihisap oleh Topan..

    ” Aaaahhhhhh… ! ” Topan sampai pada puncak pendakiannya, tubuhnya diam sejenak sebelum luluh & menindih tubuh reza & mengeluarkan cairannya tanpa mencabut penisnya yang masih berada didalam vagina Reza.

    ” Auuuwwww…. Gila kamu, mas ! Gilaaaa…Huuuu…Huuuuuuu !! ” Reza meronta hebat, membuat tubuh Topan terhuyung ke samping. Secepat itu pula Reza bangun, & terduduk kedua telapak tangannya menutup wajah cantik yang samar-samar tampak di bawah terang cahaya rembulan.

    ” Lebih baik kamu bunuh saja aku, mas ! Bunuh saya sekarang, karena saya tak kuat menanggung malu ini !! & saya tak mau kamu peristri !! ” jerit Reza serak.

    ” Baiklah, saya hendak bertanggungjawab kamu menolak ! saya akan bertanggungjawab laporkan saja saya ke polisi, saya tak akan menghindar! Tetapi coba kamu pikir lagi akibatnya, kamu akan menanggung malu seumur hidupmu karena peristiwa ini apabila diketahui umum. Belum lagi kalau hari ini ternyata benihku tertanam dalam rahimmu ! Anak itu tak akan memiliki seorang ayah !” Topan menghela napas pelan.

    ” Kamu tunggu disini, saya akan mencarikanmu baju ! Pikirkanlah yang terbaik, maaf kalau saya memaksamu menerimaku dengan cara seperti ini ” Topan beranjak sambil memakai bajunya.

    ” Huuuu…huuuu…Bapakkkkk..tolonngg..tolongg ! ” Tangisan Reza si bocah remaja yang baru saja mengenal dunia itu semakin kencang selama beberapa saat..entah berapa lama sampai terdengar…

    ” Kukuruyukkkkk ” Kokok ayam bersahutan.. Dengan tubuh gemetar & masih menangis menahan sakit, Reza mengenakan kembali celana dalam & BHnya. Dilihatnya ada pakaian tak jauh darinya, ia bergerak mengambil lalu memakai pakaian tersebut tampak Topan berdiri agak jauh dari Reza. Asap rokok mengepul dari wajah murungnya yang memperhatikan Reza.

    ia menghampiri Reza mencoba untuk mengandengnya, tetetapi ditepis Reza dengan kasar…Lalu Topan terdiam tak berani lagi ia mencoba menghibur Reza dari kesedihan akibat kesalahannya tersebut. Reza berjalan sambil melamun…entah memikirkan apa..

    Keesokan harinya Topan mencari Reza di seluruh penjuru pasar,

    ” Bude, lihat Reza tak ? “.

    ” Reza yang mana, Mas Topan ? ” tanya wanita penjual sayur tersebut dengan segan. Maklum Topan adalah seorang penyalur Sayuran untuk pasar sana.

    ” Reza asal Lampung yang membantu bibinya jualan di lapak belakang. Yang anaknya cantik & baru tumbuh dewasa itu “.

    ” Oh, kata diah bibinya ia pulang kampung hari ini. Ibunya meninggal tadi subuh ! “.

    ” Innalilahi Wa Innalilahi Roji’un ! Atur nuhun, Bude !

    ” Topan berjalan dengan gontai, sembari menghembuskan asap rokoknya wajahnya tampak galau.

    Sembilan bulan kemudian, ” Uwaaaa…Uwaaa ! ” terdengar teriakan tangis seorang bayi yang baru lahir…

    ” Wanita..wanita ! ” teriak sang Dukun beranak dari dalam kamar.

    ” Alhamdullilah, ternyata cucuku seorang wanita ! ” sahut lelaki tua yang masih tegap dengan uban menghiasi rambutnya.

    ” Bagaimana Rezanya, Bu ? ” teriak Pak Piki dari luar kamar. ” ………… ” tak terdengar ada jawaban.

    ” Anak saya bagaimana, Bu ? Rezannn ? ”

    ” Iya, bapak.. ” Reza menyahut.

    ” Syukur, Alhamdullilah ! ” Terdengar tawa Pak Piki dari luar kamar. Tak berapa lama, Pak Piki masuk kekamar sambil menggendong cucunya yang baru lahir tersebut.

    ‘ Reza, ayah yang beri nama anak ini ya ? Ini adalah cucu pertama ayah, kalau kamu memberi izin tentu ayah akan senang sekali ! ”

    ” Silakan, Bapak saja yang beri nama ” Reza berkata lemah.

    Kemudian Pak Piki tampak membisikkan sesuatu ke bayi itu, & ia berkata ” Kita panggil ia dengan nama Nur Wulan Rezaa. Bagaimana, cah ayu ? ”

    ” Iya, bapak. Saya juga suka dengan nama itu . ”

    Delapan bulan kemudian

    ” Nur, awas kamu nanti jatuh ! ” teriak Reza sambil membawa ember berisi cucian melihat anaknya yang merangkak dekat dengan tangga.

    Lalu dengan kesal diletakkannya ember cucian tersebut kemudian Ia menggendong anaknya. ” Uwaaaa…uwaaa ! ”

    Nur menangis tak mau digendong, Reza bertambah kesal karena segera ingin ke sungai untuk mencuci & tak mau diganggu lebih lama oleh anaknya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Meki Perawan Jawa

    Cerita Sex Meki Perawan Jawa


    931 views

    Perawanku – Cerita Sex Meki Perawan Jawa, Echa adalah seorang mahasiswi asal Pekalongan, Jawa Tengah, Aku mengenalnya ketika kami sama-sama menjadi peserta dalam kegiatan workshop bagi mahasiswa/i. Dia peserta dari sebuah sekolah tinggi ekonomi di kota S, sedangkan aku dikirim mewakili kampusku.
    Selama workshop, sebenarnya aku sudah mulai merasa kalau dia memperhatikanku, tapi aku juga tahu kalau dia sudah punya seorang cowok. Sehingga hubungan kami saat itu hanya sebatas SMS. Sampai pada satu jumat malam di bulan November tahun 2016, Echa menelponku. Intinya dia mengatakan besok pagi akan ke kota Y dan minta aku menjemputnya di terminal.

    Perkiraan kalau dia berangkat dari Kota S jam 7, maka jam 10 atau paling lambat jam 11 dia akan tiba di Y. Keesokan harinya pukul 10 pagi aku sudah stand by di terminal bis antar kota di kotaku. Saat sedang mencari-cari, tiba-tiba saja dari belakang Echa mengagetkanku.

    Dia tidak banyak berubah, tinggi 168 cm, rambut sebahu, bentuk wajahnya tirus mirip seperti artis Nia Ramadhani, namun tubuh Echa lebih berisi, terutama dengan payudara yang berukuran 34 B. Saat aku terpana melihat tubuhnya, dia tiba-tiba saja memelukku. “mas, aku kangen. Pengen banyak cerita sama kamu, pengen tukar pikiran dan diskusi kaya saat workshop dulu” ungkapnya.

    “iya..iya..udah ah, ga enak diliat orang banyak” kataku sambil melepaskan pelukannya. “Mau nginap dimana kamu malam ini? Masak mau langsung pulang ke S?”tanyaku. “aku nginap di kost mas Frans aja boleh khan?”jawabnya. “mana boleh non, bisa digrebek ama orang kampong” jawabku. Akhirnya dia sepakat akan tidur di sebuah hotel melati dekat kostku, biayanya aku bantu setengah, karena dia juga tidak membawa banyak uang.

    Singkatnya, setelah Echa mandi dan berganti pakaian kami berjalan-jalan keliling kota Y, selama perjalanan, dia banyak bercerita tentang hubungannya dengan cowoknya yang mulai banyak ketidak cocokan dan sering diwarnai pertengkaran.

    Setelah makan malam, jam 9 malam aku mengantarkan dia kembali ke hotel tempatnya menginap. Setelah itu aku kembali ke kostku. Pukul setengah 11 malam Echa menelponku. “mas, aku ga bisa tidur, hotelnya serem, mas Frans kesini donk, temanin aku” pintanya. cerita seks

    Maka aku pun langsung menuju hotel itu. Ketika menuju kamar Echa, aku sempat melihat beberapa pasangan chek in, ada yg masih muda, ada pula yang sudah berumur. Pahamlah aku bahwa hotel ini termasuk hotel esek-esek yang banyak dibicarakan teman-teman kampusku.

    Kamar yang ditempati Echa berada di ujung lorong, sehingga terlihat memang lebih luas, Echa masih belum ganti baju, “aku mau k kamr mandi takut mas, lampunya kecil” jawabnya ketika kutanya kenapa ga ganti baju. “Ya udah, aku disini, kamu cuci muka trus ganti baju tidur ya” kataku.

    Sementara aku tiduran diatas spring bed, ternyata karena takut (atau entah sengaja) Echa ganti baju tanpa menutup pintu kamar mandi, tentu saja aku bisa melihatnya dari kaca besar di depan pintu kamar mandi. Dari situ aku melihat Echa hanya mengenakan celana dalam, tanpa BH di balik daster tidurnya.

    Dengan menggunakan daster, Echa naik ke atas spring bed dan berbaring di sebelahku. Sedikit ja’im aku kemudian duduk, “kamu mau tak tungguin disini atau aku pulang aja ke kost?” tanyaku. “Mas Frans disini aja, khan kita ga ngapa-ngapain” jawabnya.

    Aku pun turun dari spring bed dan duduk di kursi berlengan yang ada dalam kamar itu. “lho, kok di situ sich? Disini aja ama aku. Khan tempat tidurnya masih luas” protes Echa. Dari pada diprotes terus (dan karena memang ngarepin) aku pun kembali berbaring di sebelahnya.

    Lama kami terdiam, aku kira dia sudah tertidur, sehingga aku kemudian membuka ikat pinggang dan retslueting celana jeansku, karena aku memang tidak biasa tidur dengan celana jeans, Bahkan kadang aku tidur hanya dengan celana pendek, tanpa celana dalam. “kenapa mas? Sesak ya?” Tanya Echa yg ternyata belum tidur.

    “iya, aku ga biasa tidur pakai jeans” jawabku. “ya udah, celananya dibuka aja, mas Frans pakai selimut ini lho” kata Echa lagi smbil menyerahkan selimut dan kemudian membalik badannya. Jadilah aku hanya bercelana dalam berbungkus selimut tidur disamping Echa.

    Sekitar jam 3 dinihari, aku terbangun karena seperti mendengar suara tangis. Ketika kubuka mata, ternyata di depanku Echa menangis sambil memandangku. Aku yang bingung kemudian bertanya kenapa, bukannya menjawab, tangis Echa justru makin kuat. Khawatir diduga melakukan kekerasan oleh orang diluar kamar, aku menarik Echa dan mendekapnya.

    Echa memelukku erat dan bercerita bahwa awal mula tidak harmonisnya hubungan antara dia dengan cowoknya karena cowoknya memaksa dia untuk berhubungan badan. Benar-benar iba, aku pun mendekapnya dalam pelukanku. Lupa kalau saat itu aku hanya memakai celana dalam.

    Makin lama saling berpelukan, kami pun makin terbawa suasana, dari hanya saling memeluk dan berpandangan, perlahan bibir kami mulai saling mendekat dan berpagutan, rasa asin dari air matanya tak kurasakan, yang ada hanyalah nafsu, Echa pun mulai menunjukkan hal yang sama.

    Nafasnya makin memburu, permainan lidahnya makin agresif, bahkan gerakan tangannya mulai meremas lengan dan kaos yang kukenakan. Remasannya makin lama malah menarik kaosku ke atas, seolah meminta aku melepasnya, maka kubuka kaosku dan tinggal bercelana dalam dihadapan Echa.

    Melihat dadaku yang ditumbuhi bulu halus, Echa keliatan makin bernafsu, dia memegang dadaku dan meremasnya, aku pun merasa tak perlu berbasa-basi lagi, maka segera kutarik keatas pula dasternya, sehingga dia pun hanya tinggal memakai celana dalam.

    Kami sempat saling memandang, “mas, aku pernah menolak L***** untuk ML sama aku, sampai dia memaksaku dan bahkan mendekap mulutku dengan bantal, tapi sekarang aku ikhlas mas, kalau kamu mau jadi pacarku, aku ikhlas menyerahkan diriku ke kamu malam ini” kata Echa sambil menangis.

    Aku tidak menjawab, aku kembali menariknya ke pelukanku, memberinya waktu untuk melepaskan semua beban yang ada dihatinya. Namun tak lama kemudian, dia mulai kembali menciumi bibirku.

    Kami pun kembali saling berpagutan, kali ini tidak ada lagi ja’im di benakku. Sambil tetap berciuman bibir, tanganku mulai meremas-remas toket dan pantatnya. Dia yang mulanya hanya meremas lengan dan dadaku, perlahan tangannya turun tapi terhenti di atas perutku. Karena tak sabar, langsung kuarahkan tangannya untuk memegang kontolku.

    Dan dia pun menggenggam kontolku dengan kuat. Bibirku mulai turun ke lehernya, kugigit pelan dan kuhisap-hisap sehingga meninggalkan bekas merah di kulitnya yang putih, terus aku turun dan mulai mendekati dadanya, kuhisap toketnya, sambil terkadang kupilin putingnya bergantian, dia makin bergoyang liar remasan-remasan tangannya mulai membuat perih di tubuhku.

    Aku terus menggigit-gigit pelan dan menghisap tubuhnya, turun ke perut dan terus turun, sampai pada batas atas celana dalam hitam yang dikenakannya.

    Aku berhenti, dan memandangnya, “boleh aku buka?” tanyaku, dia mengangguk dengan menatapku sayu. Dengan kedua tangan kubuka penghalang terakhir antara aku dan lubang kenikmatannya, bulu-bulu jembutnya tipis dan wangi menunjukkan dia rajin merawat propertinya itu.

    Belahan memeknya masih sangat rapat, kuminta dia untuk melebarkan kedua kakinya, dia sempat menolak, “malu mas” tapi setelah aku sedikit memaksa, di pun mulai melebarkan kedua kakinya, menunjukkan bagaian dalam memeknya yang berwarna merah muda.
    Langsung kucium, kujilat dan kuhisap-hisap semua bagian memeknya, mulai bagian labia mayora (bener ga sich itu namanya?) sampai klitorisnya yang berbentuk benjolan sebesar kacang tanah. Dan akibatnya, Echa seperti kesetanan, pinggulnya naik-turun berusaha menghindari seranganku ke memeknya,

    “udah mas, udah.. geli..aku geli…” tukasnya. Tapi aku pun terus berusaha merapatkan bibirku ke titik sensitive itu.

    Dan tiba-tiba dia berkata “maasss, aku…mau.. pipis….” belum sempat aku menarik kepalaku dari pangkal pahanya, justru kedua paha itu menjepit kepalaku, kedua tangannya menekan kepalaku semakin mendekati memeknya dan pinggulnya diangkat tinggi-tinggi.

    Dia mendapatkan orgasme pertamanya setelah ku rangsang dan ku oral selama 15 menit. Tak ayal cairan memeknya pun membasahi hidung dan mulutku. Aroma dan rasa yang khas membuatku makin bernafsu terus kuhisap semua cairan yang keluar dari lubang itu sampai habis.

    Setelah jepitan pahanya agak melonggar, aku langsung kembali ke sampingnya. Kucium bibirnya sambil kubelai-belai toketnya. “Enak, ga ?” tanyaku. “Enak banget, aku sampai lemes banget.

    Mas Frans pasti udah sering ya, kok pengalaman banget?” tanyanya *dalam situasi seperti ini, kalau aku jujur aku sudah pernah ML sama 3 cewek sebelum dia bisa merusak suasana* maka kujawab “ aku baru pertama sama kamu ini kok.

    Aku Cuma sering liat BF aja” “wah, pantes, belajarnya dari film” kata Echa sambil tersenyum dan memelukku. Setelah 1 menit, dia mencium bibirku dan bertanya “sekarang aku mesti gimana buat gentian muasin mas Frans?” Aku pun tersenyum dan melirik kontolku yang kepalanya sudah keluar dari batas celana dalamku.

    Dia tersenyum, lalu mulai bergerak membuka celana dalam yang aku kenakan. Dia memegang kontolku lalu bertanya “mau diapain ini mas?” pertanyaan lugu yang menggoda, tapi karena malas basa-basi lagi aku pun menjawab “masukin ke memekmu donk, tapi sebelumnya diisep dulu” dia tersenyum, lalu mulai mengocok pelan kontolku.

    Setelah agak keras, dia mulai memasukkan junior ke dalam mulutnya dan menghisapnya, tapi karena memang belum pernah (setidaknya menurut pengakuannya) maka rasanya pun tidak terlalu enak.

    Agak sakit malah, karena beberapa kali menyentuh giginya. “jangan kena gigi donk yang, sakit” kataku. “aduh mas, sorry, aku ga bisa kaya gini” jawabnya “Mas langsung main aja yah, aku pasrah kok” katanya. Lalu dia berbaring disampingku sambil membuka kedua kakinya.

    Melihat posisi itu, aku pun bangkit, kujilati sebentar klitorisnya supaya agak basah, dia mulai mendesah pelan. Kubasahi juga ujung kontolku dengan sedikit air liur, lalu mulai kugesek-gesekkan di depan lubang memeknya.

    Meski mengaku sudah tidak perawan karena paksaan mantan cowoknya, ternyata lubang memek Echa sangat sulit ditembus. Masih sangat sempit, dan aku ga tega ketika sedikit memaksa mendengar dia menjerit tertahan, “aduh mas, sakit mas…” maka kutunda lagi memasukkan kontolku dalam memeknya.

    Sambil tetap kugesek-gesek, aku mulai mendorong ketika kurasa sudah cukup basah, berhasil masuk kepala kontolku masuk kedalam memeknya. Di sinilah aku merasakan perbedaan antara memek Echa dengan memek milik Ika, Ani dan Eta yang pernah kurasakan seblumnya.

    Kalau memek lain kenikmatan itu sangat terasa ketika aku memasukkan kontolku dalam-dalam, maka memek Echa terasa sangat menjepit justru ketika baru sepertiga kontolku masuk. Maka aku pun, hanya menggerakkan kontolku maju mundur di titik itu.

    Namun berbeda dengan yang kurasakan, Echa justru sangat kesakitan dengan cara itu. “mas, cabut dulu mas. Sakit mas” ujarnya. “ya, bentar yah, aku enak bgt nich sayang” kataku. Dia seperti menahan rasa sakit, bibirnya digigit. “mas, udah dulu donk…sakit nich, perih…” katanya lagi.

    Sebenarnya aku ga tega, tapi aku pun merasakan kenikmatan dengan hanya bermain di permukaan memeknya itu. Akhirnya aku mengalah dan memutuskan untuk mencabut kontolku dari memeknya.

    Namun sebelum mencabut, aku ingin mencoba memasukkan keseluruhan batang kontolku dalam memeknya, maka kudorong penuh kontolku ke dalam memeknya, sedalam aku bisa, namun ternyata mentok dan aku bisa bisa merasakan dinding rahimnya tepat di depan kepala kontolku.

    Saat itulah aku merasakan perubahan pada diri Echa. Dia yang semula menahan sakit sambil menggigit bibir dan memejamkan mata, tiba-tiba matanya terbuka lebar, mulutnya menganga tertahan.

    “mmmaaaassssss……” suaranya tertahan dan bergetar. “Eeennnnnaaaaakkkk bbaaaannggeeettttt mmmaaasss….”katanya. Tangannya mencengkram erat kedua lenganku.

    Sesaat kemudian dia berubah makin liar, setiap kali aku tarik mundur kontolku, dia justru memajukan memeknya seolah tidak mau melepaskan sedikit pun kontolku dari memeknya. Tangannya memelukku erat, kemudian tubuhnya tiba-tiba mendorongku berguling ke kanan sehingga sekarang dia berada di atas tubuhku.

    Dia tetap memelukku erat sambil menggoyangkan pinggulnya ke semua arah, maju-mundur, kanan-kiri, depan-belakang bahkan diselingi memutar, aku yang merasakan perubahan ini kemudian mulai mengatur posisi, kuluruskan kedua kakiku dan menbiarkan tubuh Echa menguasaiku, dia menggerakkan pinggulnya ke segala arah bagai kesetanan, aku berusaha mengimbangi gerakannya dengan melawan arah setiap gerakan pinggulnya.

    Tetes keringat kami membasahi kasur, tapi keganasan Echa seolah tidak akan berakhir. Beberapa saat kemudian tiba-tiba dia menekan dalam-dalam pinggulnya. Tangan kanannya mencengkram lengan kiriku dan tangan kirinya menjambak rambutku.

    Kontolku seperti diremas-remas dengan kuat oleh memeknya dan dia menjerit tertahan “aaaaaccchhhh……” tubuhnya mengejang, kaku sesaat lalu ambruk diatas tubuhku. “enak banget mas..enak banget….aku pengen ******* terus ama kamu kaya gini. Enak banget” ujarnya berbisik di telingaku.

    Aku hanya tersenyum mendengar kata-katanya, sementara Echa masih terbaring lemas diatas tubuhku, kontolku yang masih menancap dalam memeknya bergerak-gerak mencari perhatian ;p dia pun merasakannya, dan mulai bangkit.

    “mas, aku lemes banget, mas diatas aja dech, aku pasrah. Udah lemes bgt nich” katanya. Dia lantas menjatuhkan tubuhnya, dan sambil membuka lebar tangan dan kakinya, dia berkata nakal “aku pasrah mas, perkosa aku, nodai diriku sepuasmu…..” sambil tersenyum nakal.

    Aku pun langsung, naik ke atas tubuhnya. Sengaja kuangkat kedua kakinya sambil kulingkarkan di pinggangku. “gini, biar kerasa makin enak” kataku, sesaat kemudian aku mulai mendorong kontolku masuk dalam memeknya.

    Ini perbedaan kedua antara memek Echa dengan memek lain yang pernah kurasakan, meski basah karena cairan orgasme sebelumnya, tapi ketika kumasukkan, tetap aja kontolku rasanya seperti dijepit dengan kuat. Aku pun mulai menggoyang pinggulku maju-mundur.

    Setelah melihat liarnya Echa saat kumasukkan dalam kontolku, dan merasakan kenikmatan memeknya saat di permukaan, maka kucoba memainkan masuknya kontolku dengan ritme 3 plus 1, yaitu tiga kali aku dorong dengan hanya memasukkan sepertiga kontolku, dan kemudian satu kali dorongan dalam yang memasukkan kontolku sedalam-dalamnya sampai terasa mentok di dinding rahim Echa.

    Dan efeknya, meski mengaku sudah lemas, tapi tiap kali aku dorong dalam kontolku dalam memeknya, tubuh Echa seperti mengejang. Pinggulnya ikut terangkat tiap kali aku menarik kontolku, dan suaranya tertahan “mmaaasss….” Dia terus meremas lenganku dan menggigit kuat bibirnya sendiri.

    “mmmaaasss, jangan nyiksa aku doonkk… masukin yang daallleeem dddooonnkkk….” Pintanya dengan mata sayu menatapku dan suara bergetar. Karena kasihan, aku pun langsung menaikkan ritme goyanganku dengan mendorong dalam kontolku dalam memeknya.

    Dan Echa kembali kesetanan, dia membalas setiap tusukan kontolku dengan gerakan pinggul yang ke segala arah, bahkan tangannya meremas erat kedua pantatku sambil menakannya agar makin dalam masuk dalam memeknya.

    “mmass, dalam lagi mmaaass, masukkiinn dalem lagi…eennaakk bangeettt masss….”ujarnya.

    Dan gerakan pinggulnya pun kurasakan makin terasa nikmat ketika memeknya terasa memijat dan meremas-remas kontolku, dan ini membuat aku pun mulai merasakan cairan lahar putih akan mulai muntah dari kontolku. “Echa, aku mau keluar sayang, aku tarik yah” kataku.

    Echa mengangguk, namun gerakan pinggulnya dan tangannya berkata sebaliknya, pinggulnya justru makin terangkat ke atas, sedangkan tangannya makin menekan pantatku untuk makin masuk ke dalam memeknya.

    Sementara didalam pun kontolku terasa makin kuat disedot, diremas dan dipijat otot-otot memeknya. Akhirnya karena tak tahan aku pun memuntahkan pejuhku dalam memeknya.

    Crot.. crot.. crot..dan sedetik kemudian Echa kembali mengejang, badannya kaku dengan posisi tangan menekan pantatku agar makin mendorong masuk kontolku dalam lubang memeknya.
    “mmaaasss….aaaccchhhh….eeennna aakkkk” teriaknya tertahan dengan suar bergetar. Aku segera mencabut kontolku dari memeknya dan menjatuhkan badanku disampingnya.

    Kulirik jam di HPku, jam 7 kurang 20 menit. Berarti sekitar 3,5 jam kami memadu kasih dan mengejar surga dunia. Aku mencium bibirnya sambil meremas toketnya. “Aku sayang kamu, mas…” kata Echa. Kami pun kembali tertidur sampai jam 10 pagi Setelah itu kami mandi bersama. Setelah sarapan aku kembali mengantar Echa ke terminal bus untuk kembali ke kota S.

    Sejak saat itu, aku berpacaran dengan Echa. Hubungan kami sempat berjalan selama sekitar 2 tahun, sampai akhirnya dia dijodohkan dengan seorang pria tetangga kampungnya di Pekalongan. Sekarang dia telah memiliki 2 anak dan tinggal di kota S.

    Yang tidak pernah Echatahu, bahwa dia bukan wanita pertama yang bercinta denganku, dan bahwa selama 2 tahun hubungan kami pun aku beberapa kali bercinta dengan wanita lain.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Melayani Dua Wanita Sekaligus

    Cerita Sex Melayani Dua Wanita Sekaligus


    776 views

    Perawanku – Cerita Sex Melayani Dua Wanita Sekaligus, Badan Adi terasa pegal-pegal pagi itu, setelah kemarin malam tiba di rumah bibinya di Tasikmalaya, Perjalanan dari Jakarta dengan bis selama lebih dari lima jam membuatnya lelah. Karenanya pagi itu bibinya menyuruhnya untuk dipijat guna melemaskan otot-ototnya.

    Semula Adi menolak karena dia tidak terbiasa dipijit. Tetapi setelah dia tau yang akan memijatnya adalah Dedeh, perempuan yang setiap pagi membantu bibinya sehari-hari dan menyiapkan segala keperluan sebelum kepasar untuk berjualan, akhirnya Adi berminat juga. Sebagai anak SMA, pikiran-pikiran kotor tentang dipijiti perempuan melintas dibenaknya, siapa tau dapat bonus setelah dipijat.
    Sebelumnya Adi telah melihat Dedeh pagi itu ketika mempersiapkan keperluan bibinya yang akan berjualan di pasar. Dedeh perempuan berusia dua puluhan tahun, berwajah sangat lumayan dengan kulitnya yang kuning langsat dan tubuhnya yang padat berisi, terlihat dibalik kebaya yang dipakainya.
    Dedeh bukanlah pembantu, tugas utamanya hanya menemani sambil menunggui rumah ketika bibinya yang janda berdagang dipasar. Ia masih kerabat jauh dari bibinya, sedangkan suaminya sedang bekerja di Arab. Kini sambil tengkurap dilantai beralaskan kasur tipis dengan hanya mengenakan kaus singlet dan kain sarung, Adi sedang menikmati pijatan Dedeh. Jemari tangan perempuan mulai memijati
    betisnya yang kaku. Pijatannya lembut tapi cukup bertenaga.
    “Pijatan kamu enak, belajar dimana ?” tanya Adi membuka pembicaraan
    “Ah, tidak belajar dari mana-mana, bisa sendiri” jawab Dedeh dengan logat Sunda yang kental.
    “Oh begitu” kata Adi sambil terus merasakan pijatan
    “Sudah lama ikut Bi Karta?” tanyanya lagi
    “Sudah sekitar tujuh bulan” jawab Dedeh “sejak Kang Sudin suami saya kerja ke Arab Saudi”
    ” Sudah lama juga ya” timpal Adi ” Kang Sudin suka pulang ?”
    “Belum pernah, habis dikontraknya satu tahun sih. Jadi satu tahun baru boleh pulang” jelas
    Dedeh.
    “Waduh lama juga ya. Apa ngga kesepian ?” tanya Adi memancing
    “Yah, gimana lagi. Namanya juga cari rejeki” jawab Dedeh yang jemarinya mulai memijati paha
    Adi.
    Dipijatinya paha itu mulai dari belakang lutut terus keatas menyusup kebalik kain sarung yang dipakai Adi. Dedeh agak jengah ketika tangannya menyusup hingga pinggul Adi dan menyadari pemuda itu tidak pakai celana dalam. Mukanya agak memerah tetapi tetap diteruskan pijatannya. Bahkan sambil merenggangkan kedua paha Adi, tangannya menyusuri pijatan hingga mendekati pangkal paha. Dan karena licin oleh minyak, jemarinya nyelonong hingga menyentuh biji peler Adi. “Aduh jangan disodok dong !” seru Adi pura-pura kaget.
    “Aduh maaf, licin sih” ucapnya menahan malu. “Habis aden tidak pakai celana sih” “Eh maaf, saya pikir biar semuanya kepijat” jawab Adi nakal.
    Akhirnya setelah bagian paha Dedeh pindah kebagian pinggang dan Adi membuka kaus singletnya ketika pijatan itu terus kepunggung dan pundaknya. Pijatan Dedeh memang terasa enak buat Adi atau karena yang memijatnya perempuan. Tapi yang terang selusuran jemari berminyak disekujur badannya telah membuat Adi merem-melek bersensasi, hingga tanpa sadar secara perlahan batang nya menegang.
    Hal ini yang membuatnya gelagapan ketika Dedeh menyuruhnya terlentang untuk dipijat bagian depan. “Eh bagian depannya juga ya?” tanyanya gugup. “Iya, biar sekalian” jawab Dedeh terdengan merdu di telingan Adi. Dengan perlahan diputar tubuhnya celentang, sementara tangannya sibuk membereskan kain sarungnya agar acungan batang nya tidak terlihat. Sebenarnya Dedeh tahu apa yang terjadi, tapi ia pura-pura tak melihat dan sambil tersenyum kecil meneruskan pijatannya mulai dari kaki lagi.
    Sambil berbaring Adi berusaha bersikap tenang dan menikmati pijitan Dedeh sambil menatapi wajah Dedeh yang menunduk.Wajah Dedeh cukup menarik, rambutnya yang panjang digelung kebelakang, hidungnya bangir, bibirnya yang merah alami dengan bulu-bulu hitam halus diatasmya, mengingatkan Adi pada penyanyi dangdut Iis Dahliah. Demikian juga dengan tangannya berbulu halus.
    Dan sesuatu yang menyembul dibalik baju kebayanya membuat Adi semakin naik spaning. Baju kebaya dengan belahan yang cukup rendah telah menampilkan juga belahan buahdada Dedeh yang putih. Ditambah dengan posisi Dedeh yang berlutut dan membungkuk, hingga belahan itu semakin mencuat. Apalagi kedua tangannya yang sedang memijat menekan buahdadanya dari samping sehingga gunung kembar yang padat berisi itu makin membusung.
    Adi menelan ludah melihat itu sehingga membuat batang nya semakin tegang, dan dengan malu-malu diberesi kain sarungnya agar menyamarkan tonjolan yang terjadi. Adi semakin gelisah ketika tangan Dedeh mulai merambahi pahanya. Disamping semakin jelasnya pemandangan pada buahdada itu, juga karena pijatan jemari Dedeh semakin mendekati pangkal pahanya.
    Dedeh juga telah melihat perubahan itu sejak tadi. Perlahan hasratnya sebagai perempuan yang ditinggal lama oleh suami, bangkit. Tapi ada keraguan di dirinya, antara hasrat yang mulai menggelora dan kesetiaan kepada suami. Sambil menimbang-nimbang, jemari tangannya terus memijati kedua paha Adi yang kain sarungnya telah tersingkap keatas hingga hanya menutupi pangkal pahanya.
    Adi pemuda delapan belas tahun yang masih hijau soal seks. Pengetahuan yang didapatnya cuma dari cerita teman, buku dan VCD porno. Hingga menghadapi situasi itu membuat dirinya grogi.
    Mau menerkam dia takut Dedeh berteriak dan menuduhnya mau memperkosa. Dia belum bisa melihat dan membedakan reaksi seorang perempuan.
    Akhirnya dia memilih diam dan terus menikmati pijatan Dedeh yang kini makin keatas menyusup kebalik kain sarungnya. Jemari Dedeh memijiti pinggul dikiri kanan pangkal paha Adi. Hal mana membuat Adi semakin blingsatan apalagi secara sengaja atau tidak jemari Dedeh sesekali menyentuh bulu-bulu jembutnya. ” Manuknya bangun ya?” tanya Dedeh akhirnya sambil tertawa kecil menyadari ‘burung’ diselangkangan pemuda itu semakin mengacung. Hasratnya rupanya telah mengalahkan kesetiaan. Tapi seperti juga Adi, Dedeh masih ragu-ragu terhadap reaksi pemuda itu.
    “Ehh..iya” jawab Adi gelagapan ” Habis pijitan kamu enak sekali sih.” “Ah masa, tapi itu artinya
    aden normal” kata Dedeh menimpali
    “Eceu ngga apa-apa, ngga tersinggung ?” tanya Adi
    “Ah nggak apa-apa, saya pan sudah biasa lihat punya suami” jawab Dedeh makin berani.
    “Oh iya” kata Adi juga semakin berani.
    “Ngomong-ngomong bagus mana punya saya sama punya Kang Sudin ?” tanyanya lagi.
    “Ah mana saya tahu, sayakan belum pernah lihat punya
    aden” jawab Dedeh memancing.
    ” Kalau mau lihat, ya dibuka saja” kata Adi sambil menyibakkan kain sarungnya hingga
    mencuatlah batang ****** yang telah sepenuhnya ngaceng.
    Dedeh sedikit terkejut tapi dilihat juga batang ****** yang sudah tegang itu.
    ” Bagaimana ?” tanya Adi bernafsu.
    ” Eeee….nggg…. sama saja bagusnya. Cuma punya
    aden lebih besar dan panjang” jawab Dedeh sambil tertawa kecil dan tak sadar jemarinya yang
    memang berada disekitar pangkal paha itu mulai membelai bulu-bulu jembut keriting yang
    mulai tumbuh subur.
    ” Kata orang, perempuan lebih suka burung yang gede” pancing Adi berani.
    “Ah, kata siapa ” jawab Dedeh tersipu sambil matanya tetap menatap batang ****** pemuda itu yang mengangguk-angguk, sementara itu jemarinya masih membelai bulu jembut menghitam dan nafasnya mulai memburu. Heran juga dia, masih bocah tapi burung nya sudah sebesar itu.
    Memang batang ****** Adi lebih besar dan panjang dari kepunyaan Sudin suaminya. Dan Dedeh juga telah mendengar dari Iis sudaranya, semakin besar batang ****** lelaki semakin nikmat hujamannya dirasakan oleh perempuan.
    ” Ya kata orang, saya juga belum tahu” jawab Adi
    ” Belum tahu. Memang
    aden belum pernah melakukan ?” tanya Dedeh antusias.
    ” Belum, sayakan masih perjaka ting-ting nih. Ajarin dong” kata Adi semakin berani.
    ” Ah
    aden bisa saja, diajarkan apa sih ?” tanya Dedeh pura-pura bodoh.
    ” Diajarin bagaimana melakukannya ” kata Adi yang tangannya sudah memegang tangan Dedeh dan
    mendorongnya agar menyentuh batang nya.
    Dan Dedeh menuruti dengan membelai perlahan otot tegang itu.
    ” Benar
    aden belum pernah?” tanya lagi.
    ” Berani sumpah,” kata Adi meyakinkan ” melihat perempuan telanjang saja saya belum pernah”
    Dedeh semakin tergerak, jemarinya semakin berani meremasi batang ****** Adi, yang membuat pemuda itu semakin bernafsu. Demikian juga dengan Adi, tangannya mulai berani merabai buahdada Dedeh dan meremasnya. Dedeh mengelinjang menikmati remasan itu. Telah lama ia tidak menikmati sentuhan lelaki.
    Dan Adi semakin berani, jemarinya mulai membuka satu-persatu peniti di baju kebaya Dedeh yang telah pasrah. Mata Adi berbinar ketika peniti itu telah lepas semua dan buah dada ranum yang masih terbungkus oleh BH semakin menonjol keluar.
    Segera saja ia bangkit duduk dan memegang pundak Dedeh yang juga bersimpuh pasrah.
    Dipandanginya seputar belahan putih mulus yang juga ditumbuhi bulu-bulu halus, kontras dengan kulitnya yang putih. Diusap-usapnya belahan dada itu perlahan yang membuat Dedeh semakin bergetar dan tangan Adi terus naik keleher hingga kedagu.
    Diangkatnya dagu itu hingga muka Dedeh menengadah. Matanya terlihat pasrah namun menyimpan hasrat yang mengelora. Bibirnya merekah basah, mengundang untuk dikecup. Maka diciumnya bibir merah merekah itu dengan bernafsu.
    Dedeh pun menyambut ciuman itu dengan hangat, sementara tangannya makin keras meremasi batang ****** Adi. Dan tangan Adi juga tidak tinggal diam, setelah membuka baju kebaya Dedeh, segera saja tangannya membuka kancing BH yang membungkus buahdada yang montok itu.
    Maka mencuatlah sepasang gunung montok yang sedari tadi menarik minat Adi. Dedeh secara refleks semakin meremas dan mengocok batang ****** Adi ketika pemuda itu dengan bernafsu meremasi buahdadanya yang telah terbuka. Sementara itu ciuman mereka semakin
    bernafsu.Meski belum pernah bercinta dengan perempuan tapi soal ciuman dan rabaan, Adi cukup pengalaman. Hanya sebatas itulah yang dapat dilakukan bersama pacarnya, Dewi.

    Adi mengeluarkan semua jurus menciumnya, lidahnya menjulur menjelajah kedalam mulut Dedeh. Demikian juga dengan Dedeh, berusaha mengimbangi dengan kemampuan yang dimiliki. Melihat kemampuan pemuda itu, Dedeh ragu akan pengakuannya belum pernah bercinta dengan perempuan.
    Namun nafsu yang kian menggebu menghapus semua keraguannya, yang penting hasratnya harus
    tertuntaskan.
    Setelah puas menciumi mulut Dedeh, perlahan mulutnya mulai menyusuri leher perempuan itu terus kebawah ke belahan dadanya yang ranum. Dedeh mendesah ketika ujung lidah Adi mulai menjilati seputar buahdadanya yang ranum, terus keputingnya yang semakin mengeras dan menghisapnya seperti bayi.
    ” Ahh.. den, gelii.. ” rintih Dedeh.
    Adi dengan bernafsu terus meremasi dan menghisap buahdada ranum yang itu. Dikeluarkan semua jurus bercinta yang dia ingat, untuk memuaskan hasratnya yang kian menggebu. Baru pertama kali itulah ia menciumi buahdada wanita secara utuh. Dengan Dewi pacarnya hanya sebatas meraba dan meremas, itu pun masih berpakaian.
    Buahdada Dedeh yang padat berisi memang sangat menarik hasrat lelaki. Bentuknya padat berisi, tidak terlalu besar tapi montok. Ditambahi dengan bulu-bulu halus disekitarnya menambah daya tarik alias semakin nafsuin. Demikian juga dengan Adi dengan tidak puas-puasnya mulut dan tangannya secara bergantian meremasi dan melumati sepasang gunung montok nan lembut.
    Dedeh dengan penuh gairah menikmati semua sentuhan itu. Dan Adi yang batang nya terus dirangsang remasan tangan Dedeh, secara perlahan nafsunya semakin tinggi. Kocokan dan remasan itu dirasakan semakin nikmat sehingga batang nya semakin tegang dan sensitif.
    Seketika Adi bangkit berlutut dan melepaskan kulumannya dari buahdada Dedeh. Batang nya yang telah sepenuhnya tegang itu ditempelkan diantara buah dada Dedeh yang montok dan digesek-gesekkan turun-naik . Dedeh mula-mula bingung, tapi kemudian mengimbangi dengan menekan kedua buahdadanya hingga batang ****** itu terjepit diantaranya.
    Hal ini semakin menambah kenikmatan bagi Adi yang semakin giat mengesekkan batang nya. Demikian juga dengan Dedeh yang baru pertama melakukan posisi itu, dirasakan ada sensasi lain batang ****** lelaki mengesek-gesek diantara belahan dadanya. Sementara itu Adi juga merasakan sensasi yang sama, sehingga tidak beberapa lama kemudian Adi merasa bahwa ia akan segera orgasme, maka dipercepat kocokannya dan tanpa bisa dicegah muncratlah cairan hangat dari lubang nya yang masih terjepit diantara buahdada Dedeh.
    “Ahhhhc…hhhhhggghhh… !” rintih Adi sambil melepaskan hasratnya. Sesaat Adi merasa persendiannya meregang oleh perasaan nikmat yang beberapa detik dirasakan.
    Dedeh terkejut tidak menyadari pemuda itu telah orgasme. Dedeh baru sadar ketika dadanya yang menjepit batang ****** itu dilumuri cairan hangat yang sebagian lagi memerciki leher dan dagunya.
    “Hi hi.. sudah keluar ya den ? ” kata Dedeh terkikik melihat batang ****** pemuda itumenumpahkan lahar panasnya diantara jepitan buahdadanya.
    Tapi jepitan buahdadanya pada batang ****** itu tidak dilepaskan, Dedeh juga merasakan nikmat ketika seputar dadanya terasa hangat oleh percikan cairan putih kental yang dikeluarkan ****** pemuda itu
    “Habis jepitan kamu enak sekali” jawab Adi menutupi rasa malunya.
    Sebenarnya posisi itu dilakukan reflek saja ketika dirasakan mendekati orgasme. Dia tiba-tiba teringat film porno yang pernah ditonton dan ingin mempraktekkannya, dengan hasil nikmat yang luar biasa.
    Keduanya kemudian terduduk. Dedeh sibuk membersihkan lumuran sperma didadanya dengan melap pada kainnya yang sudah terlanjur terkena. Nafasnya masih memburu. Sementara Adi masih mengatur nafasnya sambil membersihkan batang nya yang masih separuh tegang. Nampak keduanya masih bernafsu untuk meneruskan ronde selanjutnya.
    Terutama Dedeh, yang nafsunya belum terlampiaskan, yang lalu bangkit berdiri dan segera membuka kainnya sambil mengeraikan rambutnya yang panjang. Adi penatap perempuan itu yang cuma memakai celana dalam. Tubuh telanjang Dedeh memang semakin terlihat menggairahkan.
    Postur tubuhnya sedang saja dengan kulit putih khas gadis Sunda. Lekukan-lekukan ditubuhnya itulah yang membuat birahi lelaki langsung “konak”. Buahdadanya menggantung padat berisi dengan puting kemerahan dikedua puncaknya, serta pinggang yang ramping dan pinggul yang montok. Kakinya dihiasi paha yang berisi dan betis yang ramping mulus. Semuanya, meski Dedeh gadis
    desa, terkesan terawat.
    Apalagi ketika Dedeh membuka celana dalamnya, semakin jelasnya keseksian perempuan itu.
    Terpampanglah dengan jelas pangkal paha dengan bulu jembut menghitam lebat, kontras dengan kulitnya yang putih. Bulu jembut itu tidak hanya tumbuh diseputar pangkal pahanya tapi merebak tipis keatas hingga kesekitar pusarnya.
    Adi menelan ludah, perlahan batang nya mulai bangkit. Hal itu memang yang dimaksud Dedeh untuk segera menaikkan nafsu pemuda itu.
    “Tubuh kamu bagus betul, mengairahkan” kata Adi sambil menelan ludah dan segera bangkit
    berdiri hingga mereka saling berhadapan.
    Batang ****** Adi yang telah tegang mengacung bebas yang segera ditangkap tangan Dedeh dan diremas-remasnya. Demikian juga dengan Adi. Tangannya segera menggerayangi buahdada ranum yang mempesonanya. Sementara tangan yang satunya menyusuri keselangkangan Dedeh. Dirabanya bulu jembut itu yang lebat dan hitam itu. Dan sesuatu dibaliknya pastilah lebih
    menggairahkan.
    Dedeh mendesah ketika jemari pemuda itu mulai merambahi bagian-bagian sensitifnya, lalu mereka saling berciuman kembali untuk semakin menaikkan nafsu masing-masing.
    “Oh den….., terus den…ah..!” rintih Dedeh kian bernafsu ketika jemari Adi mulai menyusup keselangkangannya dan menyentuh bibir nya yang telah basah.
    Dengan ujung jarinya disusupkan kebelahan Dedeh yang telah merenggangkan kedua pahanya.
    Kembali Adi ingin mempraktekkan film porno yang pernah ditontonnya. Disuruhnya Dedeh untuk berbaring terlentang sedangkan ia berada diatasnya. Kepalanya tepat diatas selangkangan Dedeh dan selangkangannya diatas kepala Dedeh. Dedeh mula-mula bingung. Didepan mukanya batang ****** yang mengacung menggantung tegang seolah mau menghujamnya. Dengan polos batang ****** itu cuma diremas-remas. Tubuh Dedeh bergetar ketika dirasakan tangan, mulut dan lidah Adi mulai menjelajahi bibir nya
    dengan penuh nafsu.
    Memang Adi mulai merambah lembah dipangkal paha wanita itu. Disibakkannya bulu jembut yang melingkari lubang diselangkangan Dedeh. Matanya nanar melihat kemaluan perempuan untuk yang pertama. Belahan itu terlihat lembab dan ketika dengan jemarinya dikuakkan, terlihatlah yang putih kemerahan telah basah. Dengan tidak sabar dicium dan dijilatinya belahan itu. Harum.
    “Ah…den, geli….” Rintih Dedeh menikmati sentuhan lidah pada nya yang belum pernah
    dirasakan sebelumnya.
    Sudin suaminya dalam bercinta tidak memakai teknik macam-macam, mencium bibir, meraba dada, lalu langsung memasukan batang ****** kedalam nya. Dan gayanya itu-itu juga, Sudin diatas, Dedeh dibawah. Beberapa menit kemudian Sudin keluar tanpa memperdulikan apakah istrinya juga puas. Selama Dedeh menikah dia belum pernah merasakan dan tahu tentang orgasme.
    Karena itu apa yang dilakukan Adi terhadapnya merupakan pengalaman pertama yang sangat menggairahkan. Sekarang bukan Dedeh yang mengajari Adi tapi sebaliknya Adi yang pegang kendali.
    ‘Ayo dong De, manukku dihisap” kata Adi ketika dirasakannya Dedeh hanya memegang dan meremasi nya saja.
    Dedeh tertegun, ia belum pernah melakukannya, tapi keinginan tahunya lebih besar untuk mencoba. Perlahan didekatkan batang ****** dalam genggaman tangannya yang telah tegang itu kemulutnya yang terbuka. Terasa asing ketika kepala ****** yang keras dan kecoklatan itu menyentuh bibirnya.
    ” Pakai lidahnya De, jilati” perintah Adi.
    Dedeh menuruti, ujung lidahnya perlahan dijulurkan menyentuh kepala ****** dan mulai menjilati.
    “Ah.. ya terus De begitu, nikmat euy!” desah Adi diantara kesibukannya merambah hutan lebat berdanau hangat.
    Sentuhan lidah Dedeh terasa nikmat, tapi Adi ingin yang lebih hot. Maka diturunkan pinggulnya hingga batang nya itu semakin masuk kemulut Dedeh. Dedeh menyambutnya dengan membuka mulutnya lebih lebar hingga kepala ****** yang besar itu masuk semua kedalam mulutnya yang kecil. Digunakan lidahnya untuk mengelitik dan menghisap kepala ****** itu yang membuat Adi menggerinjal kenikmatan.
    Dedeh ternyata cepat belajar. Kini mulut dan lidahnya semakin aktif mengulum dan menjilati batang ****** pemuda itu, meski masih kaku tapi tetap dirasakan Adi nikmatnya luar biasa. Dedeh juga merasakan sensasi lain dalam melakukannya, mengingatkannya sewaktu mengulum es lilin, disamping juga nikmat yang dirasakan dari jilatan lidah Adi di lubang nya.
    Mulut mereka terus melakukan tugasnya masing-masing. Keduanya sama-sama belum pengalaman melakukannya, karenanya buat mereka sensasi yang dirasakan sangat luar biasa.
    Adi yang berencana hanya dua hari dirumah bibinya bertekad selama mungkin tinggal dirumah bibinya untuk dapat terus bercinta dengan perempuan yang telah membuatnya kepelet. Sepuluh kali sehari juga dia sanggup melakukan. Dia merasa tidak rugi keperjakaannya hilang oleh perempuan ini.
    Demikian juga dengan Dedeh, pengalaman yang tengah dialami kini telah membuatnya mabuk kepayang. Belum pernah selama ini dia merasakan nikmat yang sangat mengebu saat bercinta seperti sekarang. Kulumanan dan jilatannya pada batang ****** dan lubang nya yang dijilati mulut pemuda itu membuat seluruh tubuhnya bergetar dialiri setrum kenikmatan yang memabukkan. Hingga gairahnya semakin meninggi dan tanpa disadari orgasme yang belum pernah dirasakan melandanya.
    “Aduh gusti..! Achh..!” desahnya parau ketika dirasakan sesuatu didalam nya berdesir-desir dan menjalar keseluruh tubuhnya mendatangkan kenikmatan luar biasa yang belum pernah dirasakan. Tiba-tiba tubuh Dedeh menjadi sangat sensitif mengerinjal kegelian menerima jilatan mulut Adi, hingga ditolaknya tubuh pemuda itu dari atas tubuhnya.
    “Hi..hi geli ah!…” desisnya menahan tawa.
    Adi bingung menanggapi kelakuan Dedeh, dia juga sama bodohnya.
    ” Eh kenapa sih ?” tanyanya bingung melihat Dedeh yang berbaring meringkuk mendekapkan kedua tangannya kedada sambil senyum-senyum.
    ” Engga tahu ya, perasaan tadi mau pipis tapi cuma terasa keluar didalam dan tiba-tiba kerasa geli semua” jawabnya juga bingung.
    “Oh begitu, itu artinya kamu tadi orgasme” kata Adi setelah menganalisa jawaban Dedeh.
    “Orgasme ?, apa itu ?” tanya Dedeh masih bingung.
    ” Itu sama seperti saya tadi keluarin air mani” jawab Adi.
    ” Oh begitu, tapi kok ngga keluar keluar airnya ?” tanyanya lagi
    ” Itu karena Eceu perempuan, keluarnya didalaem” jawab Adi sekenanya, soalnya dia juga kurang paham masalah itu disamping nafsunya masih tinggi belum terlampiaskan.
    “Ayo atuh dilanjutkan, si otong masih ngaceng nih” ajak Adi sambil mengacungkan batang nya yang memang masih tegang. Dedeh tersenyum penuh arti langsung berbaring celentang dengan kaki ditekuk dan kedua pahanya mengangkang. Rambutnya yang panjang tergerai di atas kasur. Adi segera pengatur posisi diatas tubuh Dedeh. Rupanya Adi ingin segera melakukan hubungan sex yang sebenarnya.
    Dengan berdebar diarahkan batang nya kelubang Dedeh yang sudah basah. Tubuhnya berdesir ketika kepala nya menyentuh bibir yang telah merekah.
    “Ahhh..!” desis Dedeh merasakan nikmat sentuhan dan selusuran kepala ****** Adi yang besar di lubang nya yang sempit. Adi perlahan mendorong pinggulnya hingga kepala nya semakin meyelusup kebelahan yang telah basah itu.
    “Ah..den terus masukin” desis Dedeh memberi semangat.
    Telah beberapa bulan lubang nya tidak disinggahi ****** lelaki hingga debaran yang dirasakan seperti pada malam pertama.
    Demikian juga dengan Adi, selusuran batang nya pada lubang Dedeh yang lembut mendatangkan sensasi yang selama ini cuma dia angankan lewat mimpi. Dengan kekuatan penuh didorongnya batang nya menerobos lubang kenikmatan yang paling dalam.
    “Aduh gusti ! ” teriak Dedeh tertahan merasakan hujaman batang ****** yang besar dan keras itu kelubang nya yang sempit.
    Memang batang ****** Adi yang besar cukup seret masuk kedalam lubang Dedeh yang meskipun sudah tidak perawan tapi masih cukup sempit.
    Untung cairan didalam lubang Dedeh cukup licin hingga membantu masuknya batang ****** itu lebih dalam.
    “Ah..! enak euy!” desis Adi ketika seluruh batang nya telah tertancap di lubang
    Dedeh yang merasa nyeri sedikit pada lubang nya akibat besar dan panjangnya batang ****** itu. Tapi perasaan nyeri itu tak lama hilang ketika perlahan Adi mulai mengerakkan batang nya keluar masuk lubang nya.
    Dedeh merintih kenikmatan merasakan gesekan di dalam lubang nya, kedua pahanya semakin diregangkan. Demikian juga dengan Adi, gerakan maju mundur batang nya di dalam Dedeh betul-betul mendatangkan kenikmatan yang luar biasa.
    Adi merasa semakin bernafsu mengerakkan batang nya yang kian keras dan tegang, hingga mendatangkan rasa nikmat yang selama ini cuma dihayalkan lewat mimpi. Kini secara nyata ia melakukan persetubuhan dengan perempuan yang bukan saja cantik dan bertubuh indah, tapi juga goyangan pinggulnya memberi kenikmatan yang lebih.
    Memang Dedeh yang secara tak sadar berusaha mengimbangi gerakan Adi di atasnya, menggerak-gerakkan pinggulnya bagaikan penari jaipongan. Memutar, kadang menghentak maju. Hal mana membuat Adi semakin syurr.
    “Ah ! De, yeah begitu. Enak sekali!” Desis Adi
    “Ayo den, goyang terus biar tuntas” Dedeh juga tidak mau kalah memberi semangat.
    Dan mereka semakin hot mengerakkan tubuhnya untuk mencari kenikmatan masing-masing. Mereka tidak memperdulikan lagi keadaan sekelilingnya, dalam pikiran mereka cuma ada bagaimana mencapai kenikmatan setinggi mungkin. Tanpa mereka sadari sepasang mata memperhatikan perbuatan mereka dari balik jendela. Sepasang mata yang berbinar penuh nafsu.
    Adi mendekap tubuh Dedeh dan membalikkan posisi mereka menjadi Adi di bawah dan Dedeh diatas.
    “Ayo De, goyanganya ” pinta Adi agar perempuan itu lebih aktif.
    Dan Dedeh yang berada diatas menjadi lebih leluasa menggerakkan pinggulnya, bukan hanya naik turun tapi juga memutar.
    pinggulnya seperti orang sedang mengulek.
    Tangan Adi tidak tinggal diam, diremasinya buahdada montok yang menggantung itu sehingga mendatangka n rangsangan bagi Dedeh.
    Tubuh Dedeh menghentak-hentak bagaikan penunggang kuda liar. Belum pernah dia merasa senikmat ini dalam melakukan sanggama. Semua gerakannya dilakukan secara naluri, karena dia belum pernah melakukannya dalam gaya demikian, tapi benar-benar mendatangkan kenikmatan yang sangat.
    Demikian juga dengan Adi, pengalaman pertama yang benar-benar tak akan terlupakan.
    Mereka terus melakukannya dengan lebih giat. Dedeh yang berada diatas seolah mengendalikan permainan. Perlahan dia tahu gerakan apa yang mendatangkan nikmat yang lebih buat dirinya dan juga pemuda itu. Gerakan batang ****** yang besar dan keras didalam lubang nya telah pula menggesek-gesek kelentitnya, hingga semakin menambah gairahnya.
    Perlahan tapi pasti nafsu keduanya semakin tinggi. Adi merasakan batang nya semakin sensitif. Demikian juga dengan Dedeh yang didalam lubang nya semakin berdenyut nikmat, sehingga semakin dipercepat goyangannya.
    ” Ayo De, gayang terus sampai tuntas ! ” teriak Adi keenakan dan bersamaan dengan itu batang nya berdenyut-denyut dan tanpa bisa dicegah memuncratkan cairan kenikmatan didalam lubang Dedeh.
    “…! …..!…. …!”
    “Ayo den keluarkan semuanya !” teriak Dedeh yang goyangannya semakin menggila karena merasakan juga nikmat oleh semburan cairan hangat dari ****** Adi didalam liang nya. Sehingga tanpa disadari membuatnya mencapai klimaks yang belum pernah dirasakan.
    ” Duh Gusti !….. nikmat !” desisnya ketika dirasakan otot-otot didalam lubang nya meregang dan terasa berdesir nikmat. Lebih nikmat dari yang dirasakan sebelumnya, karena adanya gesekan batang ****** didalamnya.
    Tubuh Dedeh ambruk menindih tubuh Adi. Tulang-tulangnya terasa mau copot. Nafasnya memburu dengan butiran keringat membasahi sekujur tubuhnya. Adi mendekap tubuh telanjang itu. Nafasnya juga memburu. Mencoba mengingat apa yang barusan dialami, tapi sukar dibayangkan. Sementara kemaluan mereka masih saling bertaut.
    Tiba-tiba mereka dikejutkan oleh pintu samping yang terbuka. Seketika itu mereka segera melepaskan dekapan dan membereskan diri. Adi segera meraih kain sarungnya demikian juga dengan Dedeh segera menutupi tubuhnya dengan kain kebayanya.
    Dari pintu tengah muncul perempuan muda, mirip dengan Dedeh. Wajahnya memerah dengan senyum yang bergairah. Rupanya perempuan ini yang mengintip perbuatan keduanya dan tak dapat menahan hasrat atas apa yang disaksikan, hingga menerobos masuk untuk nimbrung.
    ” Maaf ya De, Iis tidak tahan ngeliatnya ” katanya sambil mendekati keduanya.
    ” Eh Iis, ada apa ?” tanya Dedeh gugup sambil terus merapikan pakaiannya.
    ” Ah kamu, jangan malu-malu. Iis sudah lihat dari tadi ” katanya lagi
    Adi bengong melihat semuanya. Seorang perempuan, sangat mirip Dedeh, berada dihadapannya.
    ” Eh De, punya pacar tidak bilang-bilang. Siapa ini ?” tanya perempuan yang dipanggil Iis sambil melirik Adi dan tersenyum menggoda.
    ” Ini den Adi, keponakannya teteh Karta” jawab Dedeh ” Jangan bilang kang Sudin ya”
    ” Oh, pantes ganteng, ngga heran Dede kepincut ” kata Iis menggoda
    ” Maaf ya den, ini Iis saudara kembar saya saya” kata Dedeh menerangkan.
    “Ya ya…” ucap Adi baru mengerti, pantas mirip.
    ” Maaf ya den, bikin kaget. Habis permainan aden dan Dede seru sekali, saya jadi ngga tahan” kata Iis tanpa malu-malu.
    ” Eh…ngga apa-apa ” jawab Adi gugup.
    Dedeh segera menarik Iis ke kamar dan berbicara serius. Tak lama Dedeh keluar dengan wajah memerah dan mendekati Adi.
    ” Maaf ya den, Iis kepingin juga main dengan Aden” kata Dedeh sambil menunduk.
    ” Hah ” Adi sedikit kaget ” suaminya dimana ?”
    ” Iis janda ” jawab Dedeh
    ” Oh begitu ” kata Adi ragu.
    Berarti dia harus melayani dua perempuan sekaligus, kembar lagi,pikirnya.
    ” Kamu sendiri bagaimana, keberatan tidak ?” tanya Adi
    ” Itu sih terserah Aden” kata Dedeh
    ” Boleh deh, tapi kamu ikut juga ” kata Adi
    ” Maksud aden ?” tanya Dedeh tak mengerti
    ” Iya kita main bertiga” kata Adi lagi
    ” Bertiga, bagaimana caranya” tanya Dedeh lagi
    ” Gampang De, bisa diatur ” celetuk Iis yang menguping pembicaraan mereka.
    ” Ayo den ” ajak Iis tak sabar dan tanpa malu-malu segera membuka pakaiannya.
    Tidak berbeda dengan Dedeh, Iis juga berkulit putih bersih. Hanya tubuhnya sedikit lebih tinggi. Tapi wajahnya memang mirip Dedeh, bak pinang dibelah dua. Dan ketika Iis telah telanjang bulat, maka sama seksinya dengan Dedeh. Buahdadanya padat berisi dengan puting susu yang kecoklatan, pinggangnya ramping, pinggulnya montok dengan bulu jembut dipangkal pahanya hitam lebat dan keriting. Adi menelan ludah, tidak terbayangkan sebelumnya harus bercinta dengan dua perempuan kembar sekaligus.
    ” Ah !” desis Adi ketika terasa batang nya bagai dipelintir bila Dedeh memutar
    ” Ahhh…..ahh !” desis Adi parau merasakan kenikmatan yang luar biasa.
    Iis ternyata lebih agresif dari Dedeh. Didekatinya Adi dan langsung mengulum bibir pemuda itu dengan bernafsu membuat Adi sedikit gelagapan dan mencoba mengimbangi. Maka keduanya terlibat dalam cumbuaan yang bergelora disaksikan Dedeh yang masih tertegun.
    Pengalaman hari ini benar-benar luar biasa bagi Dedeh. Pertama kali ia tidur dengan lelaki lain yang bukan suaminya dan mendapatkan kenikmatan yang menggetarkan. Sekarang ia menyaksikan saudara kembarnya sedang bergelut mesra dengan Adi. Baru pertama itu dia menyaksikan perempuan dan lelaki bercinta, didepan matanya pula.
    Tanpa sadar ia menyimak semua perbuatan mereka dengan gairah yang perlahan bangkit. Iis memang lebih punya pengalaman dengan lelaki. Ia telah kawin cerai dua kali. Sedangkan tidur atau selingkuh dengan lelaki lain entah sudah berapa banyak. Karena itu Iis lebih aktif dan tahu bagaimana mencumbui lelaki dan memberikan rangsangan bagi pasangannya dan dirinya.
    Kini mulutnya mulai merambahi dada Adi yang telah terlentang pasrah, sementara tangannya telah meremasi batang ****** besar yang telah tegang itu. Jilatan lidahnya didada Adi memberikan rangsangan yang nikmat bagi pemuda itu. apalagi ketika mulutnya semakin turun kebawah , keperutnya terus kepangkal pahanya.
    Adi merem-melek keenakan ketika batang nya mulai dijilati mulut Iis dengan penuh nafsu. Kuluman dan jilatan mulut Iis memang jauh lebih pintar dari Dedeh yang masih amatiran. Apalagi ketika Iis mengajak Dedeh untuk ikut nimbrung menjilati batang ****** yang semakin tegang mengeras itu.
    Dengan patuh Dedeh, yang juga telah dilanda nafsu, mengikuti ajakan Iis. Maka batang ****** itu kini dikerubuti oleh jilatan dan kuluman mulut dua perempuan kembar. Iis seperti mengajari Dedeh bagaimana caranya memperlakukan kemaluan lelaki. Karena sehabis ia melakukan gerakan tertentu dengan mulutnya, disuruhnya Dedeh melakukan hal yang sama.
    Sehingga batang ****** Adi secara bergantian dikulum, dijilat dan dihisap oleh mulut kedua perempuan kembar itu. Adi benar-benar merasakan kenikmatan diperlakukan seperti itu, tubuhnya bergetar menahan rangsangan yang sedang melandanya.
    Sementara itu Adi juga tidak tinggal diam. Kedua tangannya juga mulai merambahi pinggul kedua perempuan itu yang menungging. Tangannya merambahi belahan kemaluan si kembar yang juga telah merekah. Dengan jemarinya dirabai bibir kemaluan diantara lembah berbulu lebat itu. Jari tengahnya disusupkan kedalam lubang yang basah setelah sebelumnya mengelitiki kelentit yang membuat kedua perempuan itu mengelinjang geli.
    “Ayo den terus, enak ah!” desis Iis keenakan.
    Ketiganya terus saling merangsangi pasangannya hingga akhirnya Iis menghentikan kulumannya dan bangkit. Rupanya ia telah sangat bernafsu untuk menuntaskan birahinya. Langsung saja diatur posisinya sambil berjongkok mengangkangi batang ****** yang tegang dan masih dipegang Dedeh.
    “Oyo De arahkan” pintanya Diturunkan pinggulnya dan Dedeh dengan patuh mengarahkan batang ****** Adi yang dipegangnya
    kelubang Iis yang merekah basah. Iis segera menekan pinggulnya ketika kepala ****** itu telah tepat didepan lubang nya, sehingga dengan lancar batang ****** itu terhujam masuk kedalam lubang kenikmatannya.
    “Duh bapa !” desisnya merasakan nikmat ketika batang ****** yang besar dan keras itu mengelorosor masuk kedalam lubang nya yang telah gatal-gatal nikmat. Adi juga merasakan kenikmatan yang sama dan semakin nikmat ketika Iis mulai mengerakkan pinggulnya turun naik dengan berirama. Adi mulai bisa merasakan bahwa goyangan Iis memang lebih pintar tapi lubang Iis terasa lebih longgar dibandingkan punya Dedeh. Mungkin karena Iis telah tidur dengan banyak lelaki sehingga lubangnya terasa lebih besar.
    Tidak demikian dengan Iis hujaman batang ****** Adi dirasakan cukup besar dan keras sehingga mendatangkan kenikmatan yang sangat.
    Tubuh Iis menghentak-hentak bagaikan penunggang kuda liar. Ditariknya Dedeh yang bengong agar menempatkan selangkangannya diatas mulut Adi untuk dijilati. Maka kembali ketiganya terlibat dalam pertandingan yang seru dan nikmat. Adi sambil celantang menikmati batang nya yang keluar masuk Iis sambil mulutnya mulai menjilati lubang Dedeh yang setengah berjongkok dengan kedua paha yang mengangkang.
    Sementara mulut Dedeh ikut pula melumati puting buah dada Iis yang montok.
    Hujaman ****** Adi di lubang nya dirasakan sangat nikmat oleh Iis, entah karena sudah cukup lama tidak melakukan senggama atau memang karena ****** itu panjang dan besar. Sehingga makin lama gerakan dan goyangan pinggul Iis makin menggila karena dirasakan puncak syahwatnya semakin dekat. Akhirnya dengan gerakan yang menghentak ditekannya pinggulnya kebawah sehingga batang ****** itu menghujam sedalam-dalamnya kedalam lubang nya.
    “Duhh…!….ahhhh! ” pekiknya panjang ketika dirasakan sesuatu berdesir didalam lubang nya dan mendatangkan kenikmatan yang luar biasa.
    Tubuhnya terasa lunglai dan ambruk mendekap tubuh Dedeh yang masih menjilati buah dadanya.
    “Aduh De enaknya..” desisnya.
    “Sudah keluar Is?” tanya Dedeh yang dijawab Iis dengan anggukkan.
    “”Ayo atuh gantian, Dede juga sudah mau lagi” kata Dedeh tidak malu-malu lagi.
    Iis sebenarnya masih mau melanjutkan gerakannya karena dirasakan batang ****** Adi yang masih terhujam di lubang nya masih terasa mengacung.
    “Silakan” kata Iis sambil bangkit dan terlepaslah pertautan kemaluan mereka.
    Memang batang ****** Adi masih keras mengacung. Rupanya kondisi Adi masih fit biarpun telah bertempur dengan dua perempuan. Kini ia ingin cari posisi lain, disuruhnya Dedeh menungging dan disodok dari belakang.
    Pinggul Dedeh yang putih mulus dan montok mendongak keatas dengan belahan jembutnya yang berbulu lebat mengintip diantara pangkal pahanya. Adi menelan ludah melihat pemandangan itu. Sambil mengelus-elus batang nya didekati pinggul perempuan itu yang sudah menunggu. Diarahkan batang nya kebelahan yang terjepit diantara paha yang juga putih mulus. Dengan dorongan lembut dimasukan batang nya kedalam lubang itu. terasa sempit karena dengan posisi itu lubang itu terjepit kedua paha.
    “Ah….!” Desis Dedeh ketika dirasakan batang ****** yang besar dan tegang menyelusup kedalam
    lubang nya.
    Dengan memegang pinggul gadis itu perlahan digerakkan pinggulnya sehingga batang nya mundur maju dibalam lubang yang masih terasa sempit itu. Dedeh menggigit bibirnya merasakan nikmat demikian juga dengan Adi, gesekan batang nya didalam lubang
    itu mendatang sensasi yang luar biasa.
    Adi mengerakkan pinggulnya semakin cepat dan berirama. Tubuh Dedeh ikut terguncang-guncang mengikuti gerakan itu.
    “Ah …Den, terussss Den” desis Dedeh semakin bernafsu.
    Sementara itu Iis juga mulai bernafsu lagi menyaksikan adegan yang tengah berlangsung, dengan perlahan ditempatkan tubuhnya dibawah tubuh Dedeh dengan kepalanya berada diantara paha Dedeh sedangkan pangkal pahanya yang mengangkang dibawah muka Dedeh untuk dijilati.
    Tangan Iis merabai selangkangan Adi dan mengusap-usap biji pelernya serta merabai bibir kemaluan Dedeh yang sedang di hujami batang ****** Adi. Sementara Dedeh telah pula menjilati selangkangan Iis terutama bibir nya yang ditutupi rimbunan bulu jembut. Kembali ketiganya bertarung mancari kenikmatan. Adi berpikir berarti sehabis Dedeh, dia harus melayani Iis yang sudah mulai birahi lagi. Gila, pikirnya. Tapi ia yakin sanggup mengatasinya. Memang semangat mudanya membuatnya semakin penuh keyakinan untuk melakukannya.
    Maka goyangannya semakin cepat saja.
    Dan Dedeh juga merasakan semakin nikmat, apalagi kelentitnya yang dirabai Iis membuatnya semakin naik birahi. Hingga akhirnya sesuatu mendesir didalam kemaluannya.
    “Ah……uhh….ahhh!” pekiknya kesetanan merasakan orgasme yang kesekian kali di pagi ini. Adi tahu Dedeh sudah klimaks tapi dirinya belum merasakan.
    “Gantian De, ku sudah gatel lagi” pinta Iis. Dedeh faham dan Adi mencabut batang
    nya.
    “Ayo Den, tuntaskan ” pinta Iis masih terbaring dengan kedua kaki mengangkang. Adi segera mengatur posisi diatasnya dan langsung menghujamkan batang nya ke lubang Iis yang telah menganga.
    “Ahh ..!” desisinya sambil mendekap tubuh Adi erat.
    Kembali keduanya berpacu penggapai nikmat masing-masing. Adi dengan hentakan-hentakan keras mengerakkan pinggulnya maju mundur menghujamankan batang nya kedalam liang Iis.
    “Ayo den, tancap terus.” Desah Iis menikmati hujaman Adi yang secara perlahan merasakan bahwa batang nya semakin keras dan sensitif.
    Demikin juga dengan Iis, lubang nya semakin licin dan nikmat. Nampaknya keduanya akan segera mencapai puncak. Mereka berpacu semakin binal dan liar. Keduanya ingin menuntaskan permainan
    dengan kenikmatan yang setinggi-tingginya.
    Hingga akhirnya Iis mendekap keras tubuh Adi sambil melenguh kenikmatan dan bersamaan dengan itu Adi juga mengerang.
    “….!…..!….!”
    “Ahhhh….ahhh! ” desis Adi
    “Duh bapa, enak sekali” desis Iis hampir bersamaan.
    Tubuh keduanya meregang tapi berdekapan erat. Keringat bercucuran dan bersatu. Tuntas sudah pertempuran segi tiga di pagi itu.
    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Selingkuh Dengan Pembantu Mesum – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Selingkuh Dengan Pembantu Mesum – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    2276 views

    Perawanku – Berikut cerita saya dengan lowongannya majikan pertama saya baca di koran. Dia mencari prt untuk mengurus rumah kontrakannya karena ia sibuk bekerja. Aku akan membersihkan rumah, memasak, mencuci, belanja dll, pada dasarnya seluruh pekerjaan rumah tangga. Untungnya saya mengendalikan segala sesuatu sehingga tidak menyulitkan. Selain itu, gaji yang cukup besar ditambah aku bebas untuk makan, minum dan perawatan medis ketika sakit.

    Manajer sekitar tahunan 35 bernama Mr. S, dari Medan dan bertugas membangun pabrik di kota saya. Tahun baru mungkin sekitar 2 proyek selesai dan selama itu ia mendapat fasilitas rumah kontrakan. Dia sendirian. Istri dan anak-anak tidak membawa karena takut mengganggu sekolahnya saat bergerak.

    Sebagai seorang wanita Jawa yang 25 tahun pada awalnya saya sedikit takut kekasaran orang etnis, tapi setelah beberapa minggu aku akan terbiasa dengan aksen kerasnya. Pertama selalu berpikir dia gila, tapi sekarang saya tahu bahwa jika ia telah alam vokal. Kadang-kadang ia bekerja sampai malam. Sementara kebiasaan setiap sore sudah menunggunya setelah menyiapkan makan malam. Sambil menunggu, saya sedang menonton TV di ruang tamu, sambil duduk di hamparan luas karpet ada. Begitu suara mobil terdengar, aku bergegas untuk membuka pintu gerbang dan garasi dan menutupnya lagi setelah ia masuk.

    “Silakan mempersiapkan panas, Yem,” suruhnya suatu malam, “Aku tidak merasa baik.” Saya juga bergegas mendidih dan menyiapkan bak kecil di kamar mandi di kamarnya. Aku melihat dia melemparkan dirinya di tempat tidur tanpa melepas sepatunya. Setelah mengisi bak mandi dengan air secukupnya saya ternyata. Tapi melihat Pak Siregar masih berbaring tanpa melepas sepatu, saya akan mengambil inisiatif.

    “Sepatunya yang dirilis ya, Pak,” kataku, meraih sepatunya.
    “Heeh,” katanya mengiyakan. Saya melepas sepatu saya dan kaus kaki dan meletakkannya di bawah tempat tidur.
    “Tubuh bapak panas sekali ya?” Aku bertanya, merasakan panas dari tubuhnya. “Mr. pilek, keroki ingin aku?” Saya memohon seperti yang sering saya lakukan dalam keluarga saya ketika ada pilek.
    “Keroki bagaimana, Yem?” Hanya ingat bahwa dia bukan Jawa dan tidak tahu apa itu kerokan. Jadi sebisa mungkin menjelaskan.
    “Coba saja, tetapi jika mereka sakit saya tidak ingin,” katanya. Aku menyiapkan peralatan dan menuangkan air panas ke dalam bak mandi.

    “Sekarang Anda hanya mencuci muka dengan air hangat, jangan mandi,” aku menyarankan. Dan dia memenuhi. Saya mempersiapkan handuk dan pakaian. Sementara ia di kamar mandi aku mengatur kasur untuk kerokan. Segera ia keluar dari kamar mandi telanjang dan hanya dibungkus handuk di bagian bawah. Aku sedikit malu. Saat ia berbaring di tempat tidur dia mengatakan kepada saya, “Silakan Anda mengambil handuk kecil dan kemudian membasahi lap yang berkeringat tubuh saya.” Kupikir. Aku mengambil washlap kucelup terakhir untuk sisa air hangat di kamar mandi, kemudian sebagai mandi berbulu dada dihapus, termasuk ketiak dan kembali juga.
    “Anda ingin makan dulu?” Saya bertanya.
    “Saya lebih suka tidak. Gini sakit kepala di mana ada nafsu makan?” Dia menjawab dengan aksen, “kerokin Cepat menulis, maka aku akan tidur.”

    Saya katakan perutnya dan kemudian ia mulai kembali minyak kelapa kuborehi dicampur dengan minyak kayu putih. Hati-hati lima puluhan koin kukerok halus. Punggung terasa sulit. Aku mencoba jadi dia tidak merasa sakit. Pada saat yang sudah digariskan warna merah kembali. Dua garis merah di tengah dan lainnya di sisi kanan.

    “Jika keras dari samping, Anda mengendarai sendirian di tempat tidur, Yem,” dia tahu posisi saya mengerokku kurang enak. Dia kemudian bergeser ke tengah tempat tidur.
    “Maaf, Pak,” Aku akan menjelajah ke tempat tidur, bersedeku sisi kanan dan kemudian pindah ke kiri setelah bagian kanan selesai.
    “Sekarang dadanya, Pak,” kata saya. Lalu ia berguling membalik, entah sengaja atau tidak handuk melilit pahanya sudah longgar dan ketika ia membalik handuk itu off, uang tunai muncul penis yang cukup besar. Aku tergagap sangat malu.
    “Ups, maaf Yem,” katanya, memperbaiki handuk untuk menutupi kemaluannya. Hanya jadi tertutup, tidak terikat kembali. Yang paling terlihat paha berbulu berotot.

    “Eh, Anda belum pernah melihat barang-laki, Yem?”
    “Bbb..belum, Pak,” jawab saya. Selama ini saya punya adik yang masih melihat sekolah dasar.
    “Saat menikah Anda harus terbiasa untuk itu he he he ..” guraunya. Aku tersipu sambil terus kerokanku di dadanya. Bulu dada tangan menyentuh aku sedikit canggung. Apalagi, Mr S melirik bahkan tampak menatap wajah saya.
    “Biasanya orang yang sudah desa usia kawinlah. Kenapa bukan?”
    “Saya pingin pekerjaan pertama, Pak.”
    “Anda tidak ingin menikah?”
    “Ingin pak pula, tetapi kemudian.”

    “Pernikahan adalah waktu yang buruk, Yem, ha ha ha .. Tidak ingin mencoba? Ha ha ha ..” Wajahku pasti merah panas.
    “Sudah selesai, Pak,” aku menyelesaikan kerokan terakhir di dadanya.
    “Kesabaran dululah, Yem. Jangan terburu-buru. Kerokanmu kali buruk. Silakan Anda mengambil salep di meja saya lalu gosokin biar hangat dadaku,” katanya. Aku taat. Aku mengambil salep di atas meja dan kemudian kembali ke dada tidur memborehi.

    “Perutnya juga, Yem,” katanya lagi, handuk merendahkan kecil di perutnya. Perlahan-lahan minyak kuborehkan agak buncit perut itu. Towel muncul digeser oleh benda di bawahnya, dan dari antara mereka melihat rambut hitam. Saya tidak berani membayangkan benda di bawah handuk. Tapi gambar yang cepat menjadi kenyataan ketika tangan Pak S menangkap tanganku dan berbisik, “Terus gosok sampai bawah, Yem,” dan gosok tangan saya semua jalan ke handuk ikut didorong ke bawah. Ternyata rambut hitam tebal, kemudian .. tangan saya berhenti ketika mencapai penisnya tegang.

    “Tidak, Pak,” aku berkata baik.
    “Tidak apa-apa, Yem. Kau hanya mengocok-ngocok saja ..” Ia mengulurkan penisnya ke tanganku dan menggerak-gerakkan ke atas dan ke bawah, seperti yang diajarkan bagaimana mengonaninya.
    “Tidak, Pak .. lakukan ..” aku protes lemah. Tapi aku tidak bisa bergerak dan hanya mengikuti pengobatannya. Sampai aku mulai mengocok mahir sendiri.
    “Na, jadi terus. Aku belum bertemu istri saya, Yem. Apakah meledak ingin dikeluarin .. Anda harus membantu saya .. Jika saya melakukan masturbasi sendiri telah sulit, Yem. Harus ada orang lain yang mengonani saya .. Harap Yem , ya? “tanyanya lembut. Aku jadi serba salah. Tapi aku pindah tanganku atas dan ke bawah menggenggam melanjutkan. Sekarang tangannya di sisi kanan dan kiri tubuhnya. Dia menikmati kocokanku sementara rem melek.

    “Oh. Yem, nikmat kali kocokanmu .. Ya, perlahan-lahan menulis Yem. Tidak perlu terburu-buru .. oohh .. ugh ..” Tiba-tiba tangan kanannya sudah mencapai tetekku dan diperas. Saya terkejut, “Tidak, Sir!” Saat ia berkelit dan berhenti shuffle.
    “Maaf, Yem. Aku benar-benar tidak tahan. Biasanya aku langsung memeluk istri saya. Maaf Yem. Sekarang Anda kocok lagi, aku tidak nakal lagi ..” Sementara itu membimbing tangan kembali ke penisnya. Aku beringsut lebih dekat kembali dengan rasa takut. Tapi ternyata ia memegang firman-Nya. Tangannya buruk lagi dan hanya menikmati kocokanku.
    Hingga kaku hampir 1/2 jam aku mengocok namun ia tidak ingin berhenti juga.
    “Baiklah, Pak,” kata saya.
    “Belum, Yem. Nantilah untuk keluar ..”
    “Out ass, Pak?” Tanyaku polos.
    “Bagaimana kau bisa tidak tahu? Keluar spermanyalah .. Setidaknya tidak ada lagi .. Harap ya, Yem, biar cepat sehat kembali .. Besok Anda harus mengambil cuti dah ..”
    Ingin tahu bagaimana sperma keluar, saya kocok lebih deras lagi. bola dan merah berurat semakin tegang di sekelilingnya. Grip tangan hampir tidak muat. 15 menit kemudian.

    “Ugh, lihat Yem, sudah keluar. Terus kocok, teruuss .. Ugh ..” Tiba-tiba tubuh bergetar bergetar dan jreet .. .. .. cret .. cret jret .. susu kental cairan putih menyembur dari ujung penisnya ke atas seperti air tercurah. Aku berjalan dengan kaki terus untuk ayam masih memuntahkan sperma beberapa kali. Tanganku berada dalam kontak dengan sperma tidak peduli. Saya ingin melihat bagaimana manusia waktu keluar sperma. Setelah sperma berhenti dan ia tampak lesu, aku bergegas ke kamar mandi untuk mencuci tangan.
    “Silakan untuk memiliki bertiga. Dicuci burung saya sekalian, Yem, gunakan washlap sebelumnya ..” katanya. Sekali lagi, saya pikir. Kulap dengan ayam air hangat yang tidak lagi tegang dan sekitar pangkal pahanya basah dengan sperma ..
    “Ini ya Pak. Sekarang Anda tidur sendirian, biarkan sehat,” Aku berkata menyelimuti tubuh telanjangnya. Dia tidak menjawab hanya menutup matanya dan di saat mendengkur lembut terdengar. Perlahan-lahan aku meninggalkan ruangan setelah mematikan lampu. Malam itu aku kesulitan tidur ingat pengalaman mengonani Pak S tadi. Ini benar-benar pengalaman pertama saya. Untungnya dia tidak memperkosa saya, saya pikir.

    Tapi hari-hari berikutnya, sehingga jenis kegiatan telah acara rutin kami. Setidaknya dua kali seminggu saya diminta goyang tak terelakkan. Setelah lama aku akan terbiasa. Namun ini tidak pernah terjadi selama pemerkosaan vagina saya. Tapi apa yang terjadi kemudian bahkan pemerkosaan dari mulut saya. Ya, setelah tangan tidak lagi memuaskan, Pak S mulai bertanya mengonani dengan mulutku. Pada awalnya saya jelas menolak dengan jijik. Tapi ia setengah dipaksa oleh rambutnya dan diarahkan mulut untuk penisnya.

    “Cobalah, Yem. Tidak apa-apa .. Lick-lick menulis pertama. Sudah itu baru kemudian Anda mulai kulum isep-isep. Jika itu digunakan hanya keluar insert di mulut Anda sampai sperma keluar. Kemudian saya mengatakan jika Anda ingin keluar .. “pada awal ia terus, masing-masing sekitar untuk pergi keluar cara dia lalu cepat-cepat melepaskan mulutku pada penisnya sehingga sperma menyemprot di luar mulut. Tapi setelah 2-3 minggu terakhir, pada satu titik dia sengaja tidak berbicara, bukan menekan kepala kemudian menyemprotkan banyak sperma di mulut saya sampai saya muntah. Hueekk ..! Merasa jijik ketika asin cairan kental putih penyemprotan tenggorokan saya agak mencurigakan. Dia meminta maaf untuk ini, tapi aku bisa menyerang beberapa hari dan tidak ingin mengoralnya lagi karena marah. Tapi hati saya tidak tahan ketika ia memohon meminta mengoralnya lagi selama beberapa bulan tidak waktu untuk pulang untuk mengunjungi istrinya. Anehnya, ketika masing-masing hendak keluar sperma dia katakan, saya hanya tidak melepaskan bola sperma semprot kulumanku dan menerimanya. Setelah waktu yang lama itu tidak menjijikkan lagi.

    Jadi akhirnya aku mengoralnya lebih licik. Sudah tak terhitung berapa banyak menelan sperma, memasuki tanpa merasa perut saya lagi. Asin tebal seperti jelly fla. Konsekuensi lain, saya mulai terbiasa tidur dipeluk Pak S. Bagaimana lagi, setelah mengoralnya dicapai Aku begitu enggan untuk turun tempat tidur untuk kembali ke kamarku. Kemudian mata pasti mengantuk, dan sekali lagi, namun ia tidak akan memperkosa saya. Dan pertunjukan lisan selesai kami tidur berdampingan. Dia telanjang, aku pakai baju tidur, dan kami tidur di selimut. lengan berotot memelukku. Pada awalnya saya takut tapi setelah waktu yang lama itu seperti tangan untuk melindungi saya juga. Jadi aku membiarkan saat memeluk, bahkan akhir-akhir ini mulai payudara meremasi atau pantat, sementara bibirnya untuk mencium. Sampai-sampai saya tidak bisa menolak, bahkan lebih menikmatinya ketika dia datar pada tubuh dan sisanya saya di tubuh telanjang.

    “Oh, Yem .. Aku tidak tahan, Yem .. buka dastermu ya?” Dia mengatakan satu malam ketika tubuhnya di atasku.
    “Tidak, Sir,” aku berkata baik.
    “Anda memakai bra dan CD saja, Yem, tidak akan hamil. Ini harus menjadi lebih menyenangkan ..” rayunya sambil tangannya mulai mengkat dasterku ke atas.
    “Tidak Pak, saya akan keterusan sengsara. Mari kita hanya cukup pak ..” aku merengek.
    “Coba malam pertama ini saja, Yem, jika tidak mendukung besok tidak akan pernah terulang ..” ia mendorong sambil terus menarik dasterku dan terus sampai melewati kepalaku sebelum aku bisa menolak lagi.
    “Woow, tubuh bagus, Yem,” katanya dengan bra tampilan coklatku tubuh nomor 36.

    “Malu ah, Pak kalau diliatin terus,” aku manja sambil menutup dengan selimut. Tapi sebelum menutup selimut saya, Mr S sudah masuk ke dalam selimut dan kembali naik tubuh saya. Diserbunya langsung bibirku. Merokok lidah, lama aku akan datang kembali. Setelah setiap lidah isep. Lidahnya mulai menyusuri leher saya. Aku menggelinjang geli. Lebih ketika lidahnya menjilati pangkal payudara hingga ke sela-sela tetekku tiba-tiba sambil mengunyah di ujung behaku jengkel dan mengenyut-ngenyutnya bergantian kiri dan kanan. Spontan saya merasakan sensasi nikmat yang luar biasa. tangan refleks memeluk kepalanya. Sementara di bagian bawah aku merasa pahanya berpisah paha dan menekankan bola tepat di atas CD saya.
    “Ugh .. aduuh .. mendukung sekali,” gumamku, menggelinjang menikmati cumbuannya. Saya tertidur dan tidak tahu kapan rilis tahu-tahu payudaraku tidak berbeha lagi. Mr S asyik puting mengenyut-ngenyut sementara penisnya dalam menggenjot-genjotkan pada CD saya.

    “Jangan membuka CD saya, Pak,” kataku saat merasakan tindakan sendiri masuk CDku dan hendak menariknya ke bawah. Dia membatalkan niatnya tapi tetap saja dua parkir tangannya di pantatku dan meremas-meremas. Aku bergidik dan meremang dalam posisi kritis tapi nikmat ini. Pak gempal tubuh S adalah benar-benar mendesak syahwatku berdesakan.
    Jadilah malam kami tidak tidur. Sibuk berjuang dan ketika itu tidak tahan Pak Siregar meminta saya mengoralnya. Hampir fajar ketika kita lelah dan tidur berpelukan dengan tubuh telanjang kecuali aku memakai CD. Aku harus mampu bertahan, tekadku. Mr S diizinkan untuk melakukan apa pun pada tubuh saya, kecuali memerawaniku.

    Tapi tekad untuk tetap tekad. Setelah tiga hari kami melakukan hubungan intim dengan cara yang, pada malam keempat Mr S dikeluarkan gayanya ke lebih parah dengan menjilati sekitar vagina saya meskipun mereka ber-CD. Aku berkedut mendukung dan tidak dapat menahan lagi ketika ia perlahan-lahan menurunkan CD saya dan melepaskan kaki saya dari bagasi. Lidahnya menelusupi lubang V-ku membuatku bergetar bergetar dan akhirnya orgasme berulang kali. Menjelang orgasme kesekian kalinya, tiba-tiba Pak Siregar menaikkan tubuh dan berbalik bola ke lubang nikmat-Ku. Aku masih belum menyadari apa yang terjadi hanya merasa begitu lidah tumbuh lagi dan lagi sampai .. Aduuhh .. daraku melalui membran.

    “Sir, tidak pak! Jangan!” Protesku sambil memukuli punggunya. Tapi dia begitu kuat. Setelah genjot masuk di penisnya. Terjun di dan sesaat kemudian aku merasa memiawku menggembungkan cepat. Keluar mendaftar dan bawah tubuh saya sampai tergial-gial, mengangkat atas dan bawah pada spring bed adalah. Air mata bercampur dengan rasa nikmat di vagina telah diabaikan. Akhirnya hilang sudah perawanku. Aku hanya bisa pasrah. Bahkan datang untuk menikmati hubungan intim.

    Setelah kurenung-refleksi kemudian, ternyata selama ini saya telah diperkosa secara halus karena kebodohan tidak menyadari orang tipu muslihat. Sedikit demi sedikit saya dituntun untuk situasi di mana seks jadi tidak suci lagi, dan hanya mengejar kesenangan demi kesenangan. Hanya mencari orgasme dan ejakulasi, air mani menyebar!

    Hampir dua tahun kami melakukannya setiap hari bisa dua atau tiga kali. Pak S benar-benar memanfaatkan tubuhku untuk menyalurkan kekuatan nafsu seksualnya seperti orang gila, tak kenal lelah, pagi (bangun), makan siang (jika dia istirahat makan di rumah) sampai malam sebelum tidur (bisa sepanjang malam). Bahkan sekali ketika ia tiga hari libur, kami tidak bisa keluar dari tempat tidur kecuali untuk makan dan mandi. Saya ditumbuk keluar sampai tiga hari berikutnya tidak bisa bangun karena rasa sakit di V. saya memberi kb pil agar tidak hamil. Dan tentu saja banyak uang, cukup untuk mengirim kakak dan adik saya. Sampai akhirnya dipadamkan proyek dan dia harus kembali ke kota asalnya. Saya tidak ingin membawa karena terlalu jauh dari orang tua saya. Dia berjanji akan terus mengirim saya uang, tapi ia memenuhi janji itu hanya beberapa bulan. Setelah itu berhenti sama sekali dan putuslah komunikasi kami. Rumahnya Aku bahkan tidak tahu dan saya akan kembali ke desa dengan hati sedih.

  • Cerita Sex Lepas Jilbab Gara Gara Ketagihan ML

    Cerita Sex Lepas Jilbab Gara Gara Ketagihan ML


    830 views

    Perawanku – Cerita Sex Lepas Jilbab Gara Gara Ketagihan ML, kenalin gue nando .. gue mau ceritain pengalaman gue yang terjadi 3 tahun yang lalu. waktu itu gue baru lulus SMA .. ciri” gue badan cukup berisi , tampang gak jelek” amat .. kata orang gue cool , dan gue orang nya asik .. ukuran penis gue 12 cm dan diameter 4 cm .. lumayan lah ..

    waktu itu sih masih booming nya sama jejaring sosial Fb .. jadi suatu malam gue ngerasa suntuk banget di rumah .. jadi gue mutusin buka laptop , cuci mata sambil download bokep baru ..

    Iseng , gue coba ngajak cwe chating di Fb , doi namanya Ria .. cwe baik , cantik , tembem , imut banget dah ..
    si doi kayaknya alim banget , soalnya hampir semua fotonya di Fb pake jilbab ..

    asik chating , alhasil gue dapat nomor hp si doi .. setelah kontak beberapa hari deal deh kami berencana ketemuan di salah satu cafe di kota gue itu ..

    sumpah deh doi emang imut banget , pas lah untuk cwe berumur 16 tahun kyak dia ..

    Cerita Sange Lepas Jilbab Si doi emang alim banget .. dia datang ke cafe make jilbab dan dengan pakaian yg tertutup dari bayangan gue ukuran toket si doi skitar 34 .. cukup gede untuk ABG 16 tahun .

    Belum ada pikiran gue ke hal yg negatif .. setelah seharian jalan , pas gue nganterin si doi pulang gue mutusin buat nembak dia .. ternyata dia juga punya perasaan yang sama ma gue .. dan gue di terima , pas doi mau turun mobil gue pipi gue di cium .. itu bikin gue jadi tambah sayang sama dia ..

    Selang beberapa hari , si doi ngebet banget ngajak ketemuan .. kebetulan mobil lagi di service .. gue mutusin aja jemput dia pake motor ..

    Nyampe di rumah si doi nyambut gue dengan senyuman manisnya .. Gue di kenalin sama ortunya sebagai teman sekelas , mklum lah si doi belum boleh pacaran .. Trus gue minta izin deh sama nyokap nya buat ngajak doi keluar bentar ..

    Nasib sial menimpa kami di persimpangan , hujan turun .. berhubungan persimpangan itu gak jauh dari rumah gue , gue ajak aja si doi ke rumah ..

    “emang gpp kita kerumah yank? “katanya . “gpp , aku cuma tinggal sendiri” jawab gue meyakinkan .

    “oke deh” kata doi mengiyakan ajakan gue . mendengar persetujuan dari si doi , langsung aja deh gue terobos tu lampu merah , daripada kehujan ..

    Nyampe di rumah , gue suruh aj doi ngeringin badan dengan handuk yang gue ambil dari kamar ..

    Trus doi juga minta izin mau shalat bentar , untung kamar nyokap gue gak di kunci , jadi gue bisa ngambilin mukena dan sajadah buat dia ..

    Selesai shalat si doi manggil gue .. “yank, ada baju ganti gak? basah banget nih” teriak si doi dari kamar gue ..
    Gue masuk kamar dan bongkar lemari , gue kasih satu baju kaos dan 1 celana pendek buat dia .. “buka aja semuanya dulu, pake ini aja” kata gue .

    Dengan senyuman manis si doi mengangguk tanda menyetujui kata2 gue . Langsung deh gue keluar kamar “aku tunggu di meja makan ya, udah aku bikin teh panas buat kamu” kata gue sebelum nutup pintu ..

    Selang beberapa menit , si doi ngagetin gue yang lagi asik main game di laptop , gue kaget dan ngelirik ke belakang . gue makin kaget lagi ngeliat si doi yang udah make baju dan celana gue .. dia keliatan sexy dan cantik banget , ternyata rambut doi lurus dan panjang sepunggu .. baju gue kebesaran buat dia tapi menghadirkan sensasi yang lain yang bikin birahi gue naik .. konak deh penis gue ..

    “dooorr!!” kata nya ngagetin gue yang lagi asik dengan lamunan gue .. “aku sexy yah? ” tanya si doi sambil ngedipin mata ..

    merasa di pancing gue berdiri dan ngasih kecupan di kening nya .. “iya kamu cantik banget sayang, makin sayang deh” kata gue ngerayu .

    si doi membalas ciuman gue , dan mendaratkan bibir manis nya di pipi gue ..

    Setelah mendapatkan ciuman dari si doi , gue ambil laptop dan ngajak si doi duduk di sofa .. Asik2 cerita sama dia , si doi ngajak gue foto2 pake laptop gue .. abis foto2 dia buka2 folder di laptop gue , dengan usaha mencari dimana hasil foto kami berdua tadi .. sedangkan gue minta izin sama si doi untuk ke kamar mandi ..

    Pas gue balik mau duduk di sofa , gue heran ngeliat si doi bengong plototin layar laptop gue .. Ternyata si doi nonton video bokep hasil gue download .. Gue kaget campur malu sama si doi . “kamu suka nonton ini ya yank? ” tanya doi .. salting , gue jawab aja dan nanya balik “lumayan yank, kenapa emangnya?

    “Gpp sih, aku juga pernah nonton dirumah, hehe” kata nya sambil nyengir . Bahagia banget gue, gue pikir si doi mau marah .. Gue beraniin diri buat ngajak dia nonton bareng “nonton bareng yuk yank” ajak gue . “yuk sini” kata nya sambil senyum ..

    Langsung deh gue ambil posisi duduk merapat dengan dia.. beberapa menit nonton, si doi keliatan gelisah banget pas adegan cwo lagi jilat vagina cwe artis video itu .. Gue elus2 kepalanya , dan merapatkan di bahu gue.. “udah horny ya yank?” tanya gue . Doi cuma senyum dan langsung mendaratkan ciuman nya di bibir gue . Gue balas ciumannya dengan kuluman kecil dan lidah gue yang berusaha mencari lidahnya .. Sampai akhir lidah kami berpagutan yang bikin penis gue langsung berdiri .

    Tangan gue udah mulai liar menjalar ke dadanya , dengan sekali ayunan gue berhasil memegang bongkahan gunung yang berukuran 34 itu .. ternyata si doi gak make bra lagi , mungkin di buka karna basah tadi pikir gue . Merasakan sensai indah di dadanya , si doi makin liar berciuman dengan gue ..

    Cerita Sange Lepas Jilbab Dengan sedikit usaha , gue berhasil mengingkap baju kaos gue yang di pake si doi , dan gue buka sampe si doi bertelanjang dada .

    pandangan indah melihat gunung kembar si doi yang gak ada penutup satupun , putingnya berwarna pink menandakan belum ada yang menjamah dada indahnya itu .

    Si doi tersandar di sofa , dan gue langsung mendaratkan ciuman di dada kirinya , sedangkan tangan kiri gue sibuk meremas dada kanannya ..

    “AAhh .. heeemm .eeehh aaah …eeeenaaakkk yaaankk…..teruuuuusss yyaaank ” hanya itu yang keluar dari mulut doi .

    Puas memberi cupangan di dada kiri si doi, gue ngambil posisi cipokan lagi sama dia dan tangan kiri gue yang belum berhenti meremas dada kanannya .. Tangan si doi juga ikut liar , dengan sedikit usaha tangan kanannya sudah sampai di celana gue .. Dia meremas2 kecil penis gue yang masih terbungkus celana pendek gue itu .. “boleh aku buka yank” katanya si sela2 proses ciuman gue dengannya .

    “boleeh sayaang, itu emang punya kamu kok … aaah” kata gue .. Si doi beranjak dari posisi dan menurunkan celana pendek gue beserta CD gue .. terpampanglah penis besar gue yang udah konak banget dari tadi .. Tanpa pikir panjang si doi mengocok2 penis gue itu .. “aaaahhh…kocok teerruus sayaang … eeennnaak bangeet kocokaan kmuu ” erang gue . Si doi mulai berani mencium2 kepala penis gue di sela2 kocokannya .. di jilatnya dan penis gue akhirnya di kulum nya .

    Mungkin udah cukup belajar dari video yang kami tonton tadi , si doi memberikan sepongan yang yahuuut banget .

    Gue mutusin untuk ngajak si doi pindah tempat “kita kekamar aja yuk yaank” ajak aku sama si doi .

    Dia mengangguk dan tidak lupa senyum sama gue . Langsung deh gue gendong dia dan berjalan ke kamar gue yang berjarak sekitar 3 meter dari sofa tadi .. Sesampai di kamar gue menidurkan si doi di spring bed gue dengan penuh cinta ..

    Gue langsung memberikan ciuman dari kening pipi , bibir , leher hingga ke dadanya .. “geliii saayaang… tapiii eennaakk … teruuuuss yaank” kata si doi . Tidak menghiraukan ceracaunya .. gue memberikan kuluman di puting dada kanannya .. Tangan gue udah mulai menjalar dari paha sampai ke selangkangan si doi , gue elus2 vaginanya yang masih terbungkus celana pendek gue yang di pakainya itu . berusaha gue menurunkan celana itu , dengan sekali gerakan gue berhasil melorotkan celana itu sampai ke pahanya .. vagina indah dengan bulu2 halus khas ABG perawan 16 tahun terpampang di hadapan gue .. gue meneruskan ciuman gue di vaginanya dan terus menurunkan celananya sampai akhirnya si doi bertenjang bulat di depan gue ..

    Tanpa pikir panjang gue buka selangkangan dia sampai akhirnya dia mengangkang .. gue merubah posisi untuk menjilat vaginanya dan membuka baju kaos yg gue pake .. ciuman dan jilatan kecil gue daratkan di klitoris si doi .. “aarrrgghh .. geliii sayaaanggg ” katanya . tidak menghiraukan erangannya , gue terus menjilat vagina yang wangi itu .. 5 menit gue menjilat vaginanya , tubuh si doi mengejang dan mengeluarkan cairan dari vaginanya tanda dia telah orgasme untuk yang pertama kalinya . gue jilat sampai habis tak bersisa cairan itu .. si doi terkulai lemas dan gue merubah posisi berbaring di sebelah kirinya .. dia memeluk gue dan mencium bibir gue . “makasiih sayang.. aku ciinta kamuu” bisiknya di telingaku .

    Setelah beberapa menit istrahat dan merasa tenaganya terkumpul kembali si doi mencium bibir gue , sambil tangannya mengelus2 kenjantanan gue .. Tidak mau kalah gue meremas lagi bongkahan dada montok nya , selang beberapa menit tangan gue menjalar lagi ke vaginanya .. gue elus bagian sensitif itu hingga akhiirnya lenguhan dan erangan kembali keluar dari mulult si doi ..

    Gue kembali berusaha membuka pahanya , dan membuat dia mengangkang lagi . gue merubah posisi bersimpuh di antara pahanya itu .. gue cium bibirnya .. dan gue memposisikan penis gue untuk menyodok vagina indah itu . “jangaaan yank… sakiiittt..” pintanya sama gue . “cuma sakit dikit sayang, nanti pasti enak, janji deh” kata gue meyakinkan . “pelan2 ya yank, ini yang pertama buat aku” balasnya . ternyata si doi belum pernah merasakan penis menerobos masuk vaginanya ..

    Gue elus2in kepala penis gue di bibir vaginanya , dan mencoba memasukan ujung penis gue itu .. sedikit usaha kepala penis gue udah masuk ke liang kenikmatan itu ..

    “aaakkkhhhh yaaankk” pekiknya . aku kembali mencium bibirnya , sambil lidah kami saling bertarung . aku tusuk vaginanya itu sampai semua bagian penis gue tertanam di dalam liang kenikmatan wanita yg gue cintai itu ..”aaaakkhhhh yyaankk sakiiit bangeeett” teriaknya dan airmatanya mulai keluar dari matanya .. gue memaju mundurkan pinggang gue dan gue melihat bercak merah keluar keluar dari vaginanya di sela2 goyangan penis gue di vaginanya .. teriakan si doi akhirnya menjadi lenguhan indah “aaahh uuuhhh eeehhhmm” begitulah yang keluar dari mulutnya 15 menit gue menggenjot si doi , gue mencabut pusaka gue tersebut dan meminta si doi untuk nungging dan mengambil posisi doggystyle .. lalu gue mengarahkan penis gue ke bibir vaginanya .. setelah masuk semua nya .. gue menggenjot lagi seperti menunggangi kuda ..

    Cerita Sange Lepas Jilbab 10 menit gue genjot, si doi teriak “akuuu mauuu keluuaar sayaaanggg aaahhhh” .. “akuu jugaa sayang.. kitaa barengan yaah” kata gue ..

    tak lama tubuh si doi mengejang dan gue merasakan cairannya mengalir keluar dari vagina .. dan crrooott croott crrooott .. gue menumpahkan lahar panas gue di dalam vagina si doi .. si doi jatuh ambrok di spring bed gue , gue pun terkulai di samping nya .. kami tertidur sambil berpelukan ..

    Beberapa lama , sebuah ciuman di bibir gue membangunkan gue dari tidur .. “makasiih sayang… jangan tinggalin aku yaa,, aku cinta banget sama kamu” katanya . “aku juga cinta kamu sayaang” kata gue membalas kata2nya .

    “kita mandi yuk” ajak nya . aku mengangguk dan kami bangkit dari tempat tidur dan berjalan ke kamar mandi , di kamar mandi kami cuma berciuman di bawah shower .. setelah merasa bersih , gue mengambil handuk dan mengeringkan badan si doi .. dan si doi juga melakukan hal yang sama terhadap gue .. lalu kami keluar kamar mandi dan berpakaian kembali ..

    Setelah kami berpakaian rapi , si doi meminta untuk di antar pulang , jam dinding ketika itu menunjukan pukul 17.15 .. aku mengiyakan sambil memberikan ciuman di bibirnya , kami berciuman beberapa menit .. lalu menggandeng nya keluar rumah dan gue mengantarkan si doi pulang .. sekitar pukul setengah 6 , kami sampai di rumah si doi .. dan mengantarkan dia sampai ke depan rumah .. kedatangan kami di sambut nyokapnya ..

    “asik jalan2 nya hari ini Ndo?” tanya nyokap si doi . “asik tante, Ria nya gak bandel kok” kata aku nyengir sambil nyubit kecil pipi si doi .

    Gue pamit lalu pulang untuk istirahat ..

    Setelah kejadian itu si doi mulai melepas jilbabnya dan sering berpakaian sexy ketika pergi main sama gue .. dan selama setahun lebih kami pacaran sampai si doi lulus dan kuliah di kota gue itu , kami selalu ML di rumah gue .. 2 kali seminggu bahkan 3 kali seminggu kami melakukan hubungan badan ..

    Gue terpaksa ninggalin dia karna gue mau ngelanjutin kuliah di luar pulau .. dan tidak pernah lagi berhubungan dengan si doi . Kabar terakhir yg gue dengar setelah 2 bulan gue pisah dari si doi , ternyata dia mau nikah karena hamil di luar nikah . Mungkinkah itu anak gue atau anak pacar baru nya . Ah entahlah.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Ngentot Mertuaku Pemuas Nafsu Ku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Ngentot Mertuaku Pemuas Nafsu Ku – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1702 views

    Perawanku – Hampir setiap ada kesempatan aku bersetubuh dengan mertuaku, kesempatan itu aku lakukan saat istriku Indri sedang ada tugas di luar kantor yang memaksa untuk nginap beberapa hari di luar kota, aku dan mertuaku selalu tidur satu ranjang layaknya suami istri, apabila birahi datang kami selalu melengkapi dengan saling membutuhkan biasanya aku semprotkan air maniku di dalam vagina mertuaku.

    Tak lama beberapa bulan ternyata akibatnya fatal yaitu mertuaku hamil atas spermaku, aku kira mertuaku
    sudah tidak bisa hamil karena umurnya yang sudah tua 53 tahun, tapi atas kehendak mertuaku sendiri aku
    agak tenang jadi semua bisa diatasinya, saat mertuaku pulang ke desanya aku berniat untuk kesana dan
    memeriksakan kandungannya. Agen Judi Bola

    Tapi mertuaku menolak untuk aku temani entar malah suaminya curiga, setelah aku yakin bahwa mertuaku
    bisa menyembunyikan perbuatan itu otak jorokku keluar lagi dengan menelpon mertuaku aku bilang bahwa
    aku kangen banget, dan mertuaku juga merasakan apa yang aku rasakan. Setelah lama ngobrol tiba tibb
    handphone yang satunya berbunyi.

    Hallo, selamat pagi.

    Pento kamu tolong ke ruang Ibu sebentar.

    Ternyata Bos besar yang memanggil, akupun beranjak dari tempat dudukku dan bergegas menuju rangan Ibu
    Maya. Ibu Maya, wanita setengah baya, yang sudah menjanda karena ditinggal mati suaminya akibat
    kecelakaan, saat latihan terjun payung di Sawangan.

    Aku taksir, usia Ibu Maya kurang lebih 45 tahun, Ibu Maya seorang wanita yang begitu penuh wibawa,
    walaupun sudah berusia 45 tahun namun Ibu Maya tetap terlihat cantik, hanya sayang Tubuh Ibu Maya agak
    gemuk.

    Selamat pagi Bu, ada apa Ibu memanggil saya.

    Oh nggak.. , Ibu cuma mau Tanya mengenai pekerjaan kemarin, yang diberikan sama Bp. Anwar sudah
    selesai kamu kerjakan atau belum?.

    Oh.. ya Bu.. sudah, sekarang saya sedang memeriksanya kembali sebelum saya serahkan, biar tidak ada
    kesalahan. Jawabku.

    Oh.. ya.. sudah kalau begitu, Kamu kelihatan pucat kenapa? Kamu sakit?. Tanya Ibu Maya.

    Oh nggak Bu Saya tidak apa-apa.

    Kalau kamu kurang sehat, ijin saja istirahat dirumah, jangan dipaksakan nanti malah tambah parah
    penyakit mu.

    Ah.. nggak apa-apa Bu saya sehat kok. Jawabku.

    Saat aku hendak meninggalkan ruangan Ibu Maya, aku sangat terkejut sekali, saat Ibu Maya berkata,
    Makanya kalau selingkuh hati hati dong Pen Jangan terlalu berani. Sekarang akibatnya ya beginilah Ibu
    mertuamu hamil.

    Aku sangat terkejut sekali, bagai disambar petir rasanya mukaku panas sekali, aku sungguh-sungguh
    mendapatkan malu yang luar biasa.

    Dari mana Ibu tahu? tanyaku dengan suara yang terbata bata.

    Maaf Pen Bukannya Ibu ingin tahu urusan orang lain, Tadi waktu Ibu menelfon kamu kamu kok online terus
    Ibu jadi penasaran, Ibu masuk saja ke line kamu.

    Sebenarnya, setelah Ibu tahu kamu sedang bicara apa, saat itu Ibu hendak menutup telepon rasanya kok
    lancang dengerin pembicaraan orang lain, tapi Ibu jadi tertarik begitu Ibu tahu bahwa kamu selingkuh
    dengan Ibu mertuamu sendiri.

    Aku marah sekali, tapi apa daya Ibu Maya adalah atasanku, selain itu Ibu Maya adalah saudara sepupu
    dari pemilik perusahaan tempat aku bekerja, bisa bisa malah aku dipecat. Aku hanya diam dan menundukan
    kepalaku, aku pasrah.

    Ya sudah, tenang saja rahasia kamu aman ditangan Ibu.

    Terima kasih Bu, jawabku lirih sambil menundukkan mukaku

    Nanti sore setelah jam kerja kamu temenin Ibu ke rumah, ada yang hendak Ibu bicarakan dengan kamu, OK.

    Tentang apa Bu? tanyaku.

    Ibu mau mendengar semua cerita tentang hubunganmu dengan Ibu mertuamu dan jangan menolak pintanya
    tegas.

    Akupun keluar dari ruangan Ibu Maya dengan perasaan tidak karuan, aku marah atas perbuatan Ibu Maya
    yang dengan lancang mendengarkan pembicaraanku dengan Ibu mertuaku dan rasa malu karena hubungan
    gelapku dengan Ibu mertuaku diketahui oleh orang lain.

    Kenapa Pen? Kok mukamu kusut gitu habis dimarahin sama si gendut ya, Tanya Wilman sohibku.
    Ah, nggak ada apa apa Aku lagi capek aja.

    Oh aku pikir si gendut itu marahin kamu.

    Kamu itu Wil, gendat gendut, ntar kalau Ibu Maya denger mati kamu.

    Hari itu aku sudah tidak konsentrasi dalam pekerjaanku Aku hanya melamun dan memikirkan Ibu mertuaku,
    kasihan sekali beliau harus dikuret sendirian, terbayang dengan jelas sekali wajah Ibu mertuaku
    kekasihku,

    Rasanya aku ingin terbang ke desa GL dan menemani Ibu mertuaku, tapi apa daya Ibu mertuaku melarangku.
    Apalagi nanti sore aku harus pergi dengan Ibu Maya, dan aku harus menceritakan kepadanya semua yang
    aku alami dengan Ibu mertuaku,

    Uh.. rasanya mau meledak dada ini, Aku berharap agar jam tidak usah bergerak, namun detik demi detik
    terus berlalu dengan cepat, tanpa terasa sudah jam setengah lima. Ya aku hanya bisa pasrah, mau tidak
    mau aku harus mencerikan semua yang terjadi antara aku dengan Ibu mertuaku agar rahasiaku tetap aman.

    Kring.. , kuangkat telepon di meja kerjaku.

    Gimana? Sudah siap, Tanya Ibu Maya. Ya Bu saya siap, Ya sudah kamu jalan duluan tunggu Ibu di ATM BNI
    pemuda.

    Ternyata Ibu Maya tidak ingin kepergiannya denganku diketahui karyawan lain. Dengan menumpang mobil
    kawanku Wilman, aku diantar sampai atm bni, dengan alasan aku mau mengambil uang, dan akan pergi
    ketempat familiku, akhirnya wilman pun tidak jadi menunggu dan mengantarkanku pulang seperti biasanya.

    Kurang lebih lima belas menit aku menunggu Ibu Maya, tapi yang ditunggu-tunggu belum datang juga, saat
    kesabaranku hampir habis kulihat mobil Mercedes hitam milik Ibu Maya masuk ke halaman dan parkir. Ibu
    Maya pun turun dari mobil dan berjalan kearah ATM.

    Hi.. Pento ngapain kamu disini?, sapa Ibu Maya.

    Aku jadi bingung, namun Ibu Maya mengedipkan matanya, akupun mengerti maksud Ibu Maya, agar kami
    bersandiwara karena ada beberapa orang yang sedang antri mengambil uang.

    Oh nggak Bu, saya lagi nunggu temen tapi kok belum datang juga, sahutku.

    Ibu Mayapun bergabung antri di depan ATM.

    Gimana, temenmu belum datang juga? Saat Ibu Maya keluar dari ruang ATM.
    Belum Bu.

    Ya sudah pulang bareng Ibu aja toh kita kan searah.

    Aku pun berjalan kearah mobil Ibu Maya, aku duduk di depan disamping supir pribadi Ibu Maya sementara
    Ibu Maya sendiri duduk dibangku belakang.

    Ayo, Pak Bari kita pulang Iya Nya.. , sahut Pak bari Untung aku ketemu kamu disini Pento Padahal tadi
    aku sudah cari kamu dikantor kata teman temanmu kamu udah pulang.

    Uh.. batinku Ibu Maya mulai bersandiwara lagi.

    Memangnya ada apa Ibu mencari saya?.

    Mengenai proposal yang kamu bikin tadi siang baru sempat Ibu periksa sore tadi, ternyata ada beberapa
    kekurangan yang harus ditambahkan. Yah dari pada nunggu besok mendingan kamu selesaikan sebentar di
    rumah Ibu OK.

    Aku hanya diam saja, pikiranku benar-benar kacau saat itu, sampai sampai aku tidak tahu kalau aku
    sudah sampai dirumah Ibu Maya.

    Ayo masuk, ajak Ibu mia.

    Aku sungguh terkagum kagum melihat rumah bossku yang sanggat besar dan megah. Aku dan Ibu Maya pun
    masuk kerumahnya semakin kedalam aku semakin bertambah kagum melihat isi rumah Ibu Maya yang begitu
    antik dan mewah.

    Selamat sore Nya,

    Sore Yem, Oh ya.. yem ini ada anak buah ku dikantor, mau mengerjakan tugas yang harus diselesaikan
    hari ini juga tolong kamu antar dia ke kamar Bayu, biar Bapak Pento bekerja disana.
    Baik Nya.

    Akupun diajak menuju kamar Bayu oleh Iyem pembantu di rumah Ibu Maya.

    Silakan Den, ini kamarnya.

    Akupun memasuki kamar yang ditunjuk oleh Iyem. Sebuah kamar yang besar dan mewah sekali. Langsung aku
    duduk di sofa yang ada di dalam kamar.

    Kring.. , kring.. , kuangkat telepon yang menempel di dinding.

    Hallo, Pento, itu kamar anakku, sekarang ini anakku sedang kuliah di US, kamu mandi dan pakai saja
    pakaian anakku, biar baju kerjamu tidak kusut.

    Oh.. iya Bu terimakasih.

    Langsung aku menuju kamar mandi, membersihkan seluruh tubuhku denga air hangat, setelah selesai akupun
    membuka lemari pakian yang sangat besar sekali dan memilih baju dan celana pendek yang pas denganku.

    Sudah hampir jam tujuh malam tapi Ibu Maya belum muncul juga, yang ada malah Iyem yang datang
    mengantarkan makan malam untukku. Saat aku sedang asyik menikmati makan malamku, pintu kamar terbuka
    dan kulihat ternyata Ibu Maya yang masuk,

    Aku benar benar terpana melihat pakaian yang dikenakan oleh Ibu Maya tipis sekali. Setelah mengunci
    pintu kamar Ibu Maya datang menghampiri dan ikut duduk di sofa. Sambil terus melahap makananku aku
    memandangi tubuh Ibu Maya, walaupun gendut tapi Ibu Maya tetap cantik.

    Setelah beberapa saat aku menghabiskan makananku Ibu Maya berkata kepadaku, Sekarang, kamu harus
    menceritakan semua peristiwa yang kamu alami dengan Ibu Mertuamu, Ibu mau dengar semuanya, dan lepas
    semua pakaian yang kamu kenakan.

    Tapi Bu, protesku.

    Pento, kamu mau istrimu tahu, bahwa suaminya ada affair dengan ibunya bahkan sekarang ini Ibu kandung
    istrimu sedang mengandung anakmu.

    Aku benar benar sudah tidak punya pilihan lagi, kulepas kaos yang kukenakan, kulepas juga celana
    pendek berikut cd ku, aku telanjang bulat sudah. Karena malu kututup kontolku dengan kedua tanganku.

    Sial!, makiku dalam hati, aku benar benar dilecehkan oleh Ibu Maya saat itu.

    Lepas tanganmu Ibu mau lihat seberapa besar kontolmu, bentak Ibu Maya.

    Mm.. , lumayan juga kontolmu.

    Malu sekali aku mendengar komentar Ibu Maya tentang ukuran kontolku, yang ukurannya hanya standar
    Indonesia.

    Nah, sekarang ceritakan semuanya.

    Dengan perasaan malu, akupun menceritakan semua kejadian yang aku alami bersama Ibu Mertuaku, mau
    tidak mau burungkupun bangun dan tegak berdiri, karena aku menceritakan secara detail apa yang aku
    alami.

    Kulihat Ibu Maya mendengarkan dan menikmati ceritaku, sesekali Ibu Maya menarik napas panjang. Tiba
    tiba Ibu Maya bangkit berdiri dan melepaskan seluruh pakaian yang dia kenakan, aku terdiam dan terpana
    menyaksikan tubuh gendut orang paling berpengaruh dikantorku,

    Sekarang sudah telanjang bulat dihadapanku. Walaupun banyak lemak disana sini namun pancaran kemulusan
    tubuh Ibu Maya membuat jakunku turun naik.

    Kenapa diam, ayo lanjutkan ceritamu, bentaknya lagi.

    Baik Bu, akupun melanjutkan ceritaku kembali, namun aku sudah tidak konsentrasi lagi dengan ceritaku,
    apalagi saat Ibu Maya menghampiri dan membuka kakiku kemudian mengelus elus dan mengocok ngocok
    kontolku, aku sudah tidak fokus lagi pada ceritaku.

    Ahh.. , jeritku tertahan saat mulut Ibu Maya mulai mengulum kontolku.

    Ahh.. Bu.. , nikmat sekali.

    Kuangkat kepala Ibu Maya, kamipun berciuman dengan liarnya, kupeluk tubuh gendut bossku.
    Bu.. kita pindah keranjang saja, pintaku,

    Sambil terus berpelukan dan berciuman kami berdua berjalan menuju ranjang. Kurebahkan tubuh Ibu Maya,
    ku lumat kembali bibirnya, kami berdua bergulingan diatas pembaringan, saling merangsang birahi kami.

    Ahh.. , Jerit Ibu Maya saat mulutku mulai mencium dan menjilati teteknya.

    Uhh Pento.. enak.. sayang.

    Ketelusuri tubuh Ibu Maya dan jilatan lidahkupun menuju memek Ibu Maya yang licin tanpa sehelai
    rambutpun. Kuhisap memek Ibu Maya dan kujilati seluruh lendir yang keluar dari memeknya. Banjir sekali
    Mungkin karena Ibu Maya sudah sangat terangsang mendengar ceritaku.

    Ahh, jerit Ibu Maya saat dua jariku masuk ke lubang surganya, dan tanganku yang satu lagi meremas-
    remas teteknya.

    Aku berharap agar orang yang telah melecehkanku ini cepat mencapai orgasmenya, aku makin beringas
    lidahku terus menjilati memek Ibu Maya yang sedang dikocok kocok dua jari tanganku.

    Usahaku berhasil, Ibu Maya memohon agar aku segera memasukan kontolku le lubang memeknya, tapi aku
    tidak mengindahkan keinginannya, kupercepat kocokan jari tanganku dilubang memek Ibu Maya, tubuh Ibu
    Mayapun makin menegang.

    Aaarrgghh.. Pento, jerit Ibu Maya tubuhnya melenting, kakinya menjepit kepalaku saat badai orgasme
    melanda dirinya,”Puas Ngentot Memek Boss”

    Aku puas sekali melihat kondisi Ibu Maya, seperti orang yang kehabisan napas, matanya terpejam,
    kubiarkan Ibu Maya menikmati sisa sisa orgasmenya. Kucumbu kembali Ibu Maya kujilati teteknya,
    kumasukan lagi dua jariku kedalam memek nya yang sudah sangat basah.

    Ampun.. Pento.. biarkan Ibu istirahat dulu, pintanya.

    Aku tidak memperdulikan permintaannya, kubalik tubuh telentangnya, tubuh Ibu Maya tengkurap kini.

    Jangan.. dulu Pen.. too.. Ibu lemas sekali.

    Aku angkat tubuh tengkurapnya, Ibu Maya pasrah dalam posisi nungging. Matanya masih terpejam. Kugesek
    gesekan kontolku kelubang memek Ibu Maya. Kutekan dengan keras dan.. Blesss masuk semua batang
    kontolku tertelan lubang nikmat memek Ibu Maya.

    Iiihh.. Pen.. to.. kamu.. jahat.

    Akupun mulai mengeluar masukan kontolku ke lubang memek Ibu Maya, orang yang paling di takuti
    dikantorku sekarang ini sedang bertekuk lutut di hadapanku, merintih rintih mendesah desah, bahkan
    memohon mohon padaku.

    Aku puas sekali, kupompa dengan cepat keluar masuknya kontoku di lubang memek Ibu Maya, bunyi plak..
    plak.. akibat beradunya pantat Ibu Maya dengan tubuhku menambah nikmat persetubuhkanku.

    Uhh.. , jeritku saat kontolku mulai berdenyut denyut.

    Akupun sudah tidak sanggup lagi menahan bobolnya benteng pertahananku. Kupompa dengan cepat kontolku,
    Ibu Mayapun makin belingsatan kepalanya bergerak kekiri dan kekanan.

    Ahh Ibu.. aku mau.. keluar.. .

    Dan cret.. cret, muncrat sudah spermaku masuk kedalam Memek dan rahim Ibu Maya, beberapa detik
    kemudian Ibu Maya pun menyusul mendapatkan orgasmenya, dengan satu teriakan yang keras sekali, Ibu
    Maya tidak peduli apakah Iyem pembantunya mendengar jeritannya diluar sana.

    Ibu Maya rebah tengkurap, akupan rebah di belakangnya sambil terus memeluk tubuh gendut Ibu Maya.
    Nikmat sekali.. , Orgasme yang baru saja kami raih bersamaan, kulihat Ibu Maya sudah lelap tertidur,

    Dari celah belahan memek Ibu Maya, air manyku masih mengalir, aku benar benar puas karena orang yang
    telah melecehkanku sudah kubuat KO. Kuciumi kembali tubuh Ibu Maya, kontolkupun tegak kembali, ku
    balik tubuh Ibu Maya agar telentang, kuangkat dan kukangkangi kakinya. Kugesek-gesekan kontolku di
    lubang memek Ibu Maya.

    Uhh Pento.. Ibu lelah sekali sayang, Lirih sekali suara Ibu Maya.

    Aku sudah tidak peduli, langsung kutancapkan kontolku ke lubang nikmat Ibu Maya, Bless.. Licin sekali,
    kupompa keluar masuk kontolku, tubuh Ibu Maya terguncang guncang akibat kerasnya sodokan keluar masuk
    kontolku,

    Rasanya saat itu aku seperti bersetubuh dengan mayat, tanpa perlawanan Ibu Maya hanya memejamkan
    matanya. Kukocok dengan cepat dan keras keluar masuknya kontolku di lubang memek Ibu Maya.. , dan
    langsung ku cabut kontolku dan kumuncratkan air maniku diatas perut Ibu Maya.

    Karena lelah akupun tertidur sisamping tubuh telanjang Ibu Maya, sambil kupeluk tubuhnya, saat aku
    terbangun kulihat jarum jam sudah menunjukan pukul setengah sebelas malam, buru buru aku bergegas
    membersihkan tubuhku dan mengenakan pakaian kerjaku.

    Bu.. Bu.. Maya bangun Bu.. .

    Akhirnya dengan malas Ibu Maya membuka matanya.

    Sudah malam Bu saya mau pulang.”Puas Ngentot Memek Boss”

    Pento kamu liar sekali, rasanya tubuh Ibu seperti tidak bertulang lagi.

    Ibu Mayapun bangkit mengenakan pakaiannya, kami berdua berjalan keluar kamar.
    Tunggu sebentar ya Pento, kemudian Ibu Maya masuk kekamarnya, beberapa saat kemudian Ibu Maya keluar
    dari kamarnya dengan senyumnya yang menawan.

    Ini untuk kamu.

    Apa ini Bu?, Tanyaku, saat Ibu Maya menyodorkan sebuah amplop kepadaku.

    Aku menolak pemberian Ibu Maya, namun Ibu Maya terus memaksaku untuk menerimanya. Terrpaksa kukantongi
    amplop yang diberikan Ibu Maya lalu kembali kami berciuman dengan mesranya.

    Dalam perjalanan pulang aku masih tidak menyangka bahwa aku baru saja bersetubuh dengan Ibu Maya.
    Entah nasib baik ataukah nasib buruk tapi aku benar benar menikmatinya.

  • Cerita Bokep Aku Merasakan Kenikmatan Bersama Dua Pria – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Bokep Aku Merasakan Kenikmatan Bersama Dua Pria – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    8150 views

    Perawanku – Aku adalah gadis berusia 19 tahun. kawan-kawan mengatakan aku cantik, tinggi 170, kulit putih dengan rambut lurus sebahu. Aku termasuk populer diantara kawan-kawan, pokoknya ’gaul abis’.

    Namun demikian aku masih mampu menjaga kesucianku sampai.. Suatu saat aku dan enam orang kawan Susi (19), Andra (20), Kelvin (22), Vito (22), Toni (23) dan Andri (20). menghabiskan liburan dengan menginap di villa keluarga Andri di Puncak.

    Susi walaupun tidak terlalu tinggi (160) memiliki tubuh padat dengan kulit putih, sangat sexy apalagi dengan ukuran payudara 36b-nya, Susi telah berpacaran cukup lama dengan Kelvin. Diantara kami bertiga Andra yang paling cantik, tubuhnya sangat proporsi tidak heran kalau sang pacar, Vito, sangat tergila-gila dengannya.

    Sementara aku, Andri dan Toni masih ’jomblo’. Andri yang berdarah India sebenarnya suka sama aku, dia lumayan ganteng hanya saja bulu-bulu dadanya yang lebat terkadang membuat aku ngeri, karenanya aku hanya menganggap dia tidak lebih dari sekedar teman.

    Acara ke Puncak kami mulai dengan ’hang-out’ disalah satu kafe terkenal di kota kami. Larut malam baru tiba di Puncak dan langsung menyerbu kamar tidur, kami semua tidur dikamar lantai atas. Udara dingin membuatku terbangun dan menyadari hanya Susi yang ada sementara Andra entah kemana.

    Rasa haus membuatku beranjak menuju dapur untuk mengambil minum. Sewaktu melewati kamar belakang dilantai bawah, telingaku menangkap suara orang yang sedang bercakap-cakap.

    Kuintip dari celah pintu yang tidak tertutup rapat, ternyata Vito dan Andra. Niat menegur mereka aku urungkan, karena kulihat mereka sedang berciuman, awalnya kecupan-kecupan lembut yang kemudian berubah menjadi lumatan-lumatan. Keingintahuan akan kelanjutan adegan itu menahan langkahku menuju dapur.

    Adegan ciuman itu bertambah ’panas’ mereka saling memagut dan berguling-gulingan, lidah Vito menjalar bagai bagai ular ketelinga dan leher sementara tangannya menyusup kedalam t-shirt meremas-remas payudara yang menyebabkan Andra mendesah-desah, suaranya desahannya terdengar sangat sensual.

    Disibakkannya t-shirt Andra dan lidahnya menjalar dan meliuk-liuk di putingnya, menghisap dan meremas-remas payudara Andra. Setelah itu tangannya mulai merayap kebawah, mengelus-elus bagian sensitif yang tertutup g-string. Vito berusaha membuka penutup terakhir itu, tapi sepertinya Andra keberatan.

    Lamat-lamat kudengan pembicaraan mereka.
    “Jangan To” tolak Andra.
    “Kenapa sayang” tanya Vito.
    “Aku belum pernah.. gituan”
    “Makanya dicoba sayang” bujuk Vito.
    “Takut To” Andra beralasan.
    “Ngga apa-apa kok” lanjut Vito membujuk
    “Tapi To”
    “Gini deh”, potong Vito, “Aku cium aja, kalau kamu ngga suka kita berhenti”
    “Janji ya To” sahut Andra ingin meyakinkan.
    “Janji” Vito meyakinkan Andra.

    Vito tidak membuang-buang waktu, ia membuka t-shirt dan celana pendeknya dan kembali menikmati bukit kenikmatan Andra yang indah itu, perlahan mulutnya merayap makin kebawah.. kebawah.. dan kebawah. Ia mengecup-ngecup gundukan diantara paha sekaligus menarik turun g-string Andra.

    Dengan hati-hati Vito membuka kedua paha Andra dan mulai mengecup kewanitaannya disertai jilatan-jilatan. Tubuh Andra bergetar merasakan lidah Vito.
    “Agghh.. To.. oohh.. enakk.. Too”
    Mendengar desahan Andra, Vito semakin menjadi-jadi, ia bahkan menghisap-hisap kewanitaan Andra dan meremas-remas payudaranya dengan liar. Hentakan-hentakan birahi sepertinya telah menguasai Andra, tubuhnya menggelinjang keras disertai desahan dan erangan yang tidak berkeputusan, tangannya mengusap-usap dan menarik-narik rambut Vito, seakan tidak ingin melepaskan kenikmatan yang ia rasakan.

    Andra semakin membuka lebar kedua kakinya agar memudahkan mulut Vito melahap kewanitaannya. Kepalanya mengeleng kekiri-kekanan, tangannya menggapai-gapai, semua yang diraih dicengramnya kuat-kuat. Andra sudah tenggelam dan setiap detik belalu semakin dalam ia menuju ke dasar lautan birahi. Vito tahu persis apa yang harus dilakukan selanjutnya, ia membuka CDnya dan merangkak naik keatas tubuh Andra.

    Mereka bergumul dalam ketelanjangan yang berbalut birahi. Sesekali Vito di atas sesekali dibawah disertai gerakan erotis pinggulnya, Andra tidak tinggal diam ia melakukan juga yang sama. Kemaluan mereka saling beradu, menggesek, dan menekan-nekan. Melihat itu semua membuat degup jantung berdetak kencang dan bagian-bagian sensitif di tubuhku mengeras.. Aku mulai terjangkit virus birahi mereka.

    Vito kemudian mengangkat tubuhnya yang ditopang satu tangan, sementara tangan lain memegang kejantannya. Vito mengarahkan kejantanannya keselah-selah paha Anggie. “Jangan To, katanya cuma cium aja” sergah Andra.
    “Rileks An” bujuk Vito, sambil mengosok-gosok ujung penisnya di kewanitaan Andra.
    “Tapi.. To.. oohh.. aahh” protes Andra tenggelam dalam desahannya sendiri.
    “Nikmatin aja An”
    “Ehh.. akkhh.. mpphh” Andra semakin mendesah
    “Gitu An.. rileks.. nanti lebih enak lagi”
    “He eh To.. eesshh”
    “Enak An..?”
    “Ehh.. enaakk To”
    Aku benar-benar ternganga dibuatnya. Seumur hidup belum pernah aku melihat milik pria yang sebenarnya, apalagi adegan ’live’ seperti itu.

    Tidak ada lagi protes apalagi penolakan hanya desahan kenikmatan Andra yang terdengar.
    “Aku masukin ya An” pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban.
    Vito langsung menekan pinggulnya, ujung kejantanannya tenggelam dalam kewanitaan Andra.
    “Aakhh.. To.. eengghh” erang Andra cukup keras, membuat bulu-bulu ditubuhku meremang mendengarnya.
    Vito lebih merunduk lagi dengan sikut menahan badan, perlahan pinggulnya bergerak turun naik serta mulutnya dengan rakus melumat payudara Andra.
    “Teruss.. Too.. enak banget.. ohh.. isep yang kerass sayangg” Andra meracau.
    “Aku suka sekali payudara kamu An.. mmhh”
    “Aku juga suka kamu isep To.. ahh” Andra menyorongkan dadanya membuat Vito bertambah mudah melumatnya.
    Bukan hanya Andra yang terayun-ayun gelombang birahi, aku yang melihat semua itu turut hanyut dibuatnya. Tanpa sadar aku mulai meremas-remas payudara dan memainkan putingku sendiri, membuat mataku terpejam-pejam merasakan nikmatnya.

    Vito tahu Andra sudah pada situasi ’point of no return’, ia merebahkan badannya menindih Andra dan memeluknya seraya melumat mulut, leher dan telinga Andra dan.. kulihat Vito menekan pinggulnya, dapat kubayangkan bagaimana kejantanannya melesak masuk ke dalam rongga kenikmatan Andra.
    “Auuwww.. To.. sakiitt” jerit Andra.
    “Stop.. stop To”
    “Rileks An.. supaya enak nanti” bujuk Vito, sambil terus menekan lebih dalam lagi.
    “Sakit To.. pleasee.. jangan diterusin”
    Terlambat.. seluruh kejantanan Vito telah terbenam di dalam rongga kenikmatan Andra. Beberapa saat Vito tidak bergerak, ia mengecup-ngecup leher, pundak dan akhirnya payudara Andra kembali jadi bulan-bulanan lidah dan mulutnya. Perlakuan Vito membuat birahi Andra terusik kembali, ia mulai melenguh dan mendesah-desah, lama kelamaan semakin menjadi-jadi. Bagian belakang tubuh Vito yang mulai dari punggung, pinggang sampai buah pantatnya tak luput dari remasan-remasan tangan Andra.

    Vito memahami sekali keadaan Andra, pinggulnya mulai digerakan memutar perlahan sekali tapi mulutnya bertambah ganas melahap gundukan daging Andra yang dihiasi puting kecil kemerah-merahan.
    “Uhh.. ohh.. To” desah kenikmatan Andra, kakinya dibuka lebih melebar lagi.
    Vito tidak menyia-nyiakan kesempatan ini dipercepat ritme gerakan pinggulnya.
    “Agghh.. ohh.. terus Too” Andra meracau merasakan kejantanan Vito yang berputar-putar di kewanitaannya, kepalanya tengadah dengan mata terpejam, pinggulnya turut bergoyang. Merasakan gerakannya mendapat respon Vito tidak ragu lagi untuk menarik-memasukan batang kemaluannya.
    “Aaauugghh.. sshh.. Too.. ohh.. Too” Andra tak kuasa lagi menahan luapan kenikmatan yang keluar begitu saya dari mulutnya.

    Pinggul Vito yang turun naik dan kaki Andra yang terbuka lebar membuat darahku berdesir, menimbulkan denyut-denyut di bagian sensitifku, kumasukan tangan kiri kebalik celana pendek dan CD. Tubuhku bergetar begitu jari-jemariku meraba-raba kewanitaanku.
    “Ssshh.. sshh” desisku tertahan manakala jari tengahku menyentuh bibir kemaluanku yang sudah basah, sesaat ’life show’ Vito dan Andra terlupakan. Kesadaranku kembali begitu mendengar pekikan Andra.
    “Adduuhh.. Too.. nikmat sekalii” Andra terbuai dalam birahinya yang menggebu-gebu.
    “Nikmati An.. nikmati sepuas-puasnya”
    “Ssshh.. ahh.. ohh.. ennaak Too”
    “Punya kamu enaakk sekalii An.. uugghh”
    “Ohh.. Too.. aku sayang kamu.. sshh” desah Andra seraya memeluk, pujian Vito rupanya membuat Andra lebih agresif, pantatnya bergoyang mengikuti irama hentakan-hentakan turun-naik pantat Vito.
    “Enaak An.. terus goyang.. uhh.. eenngghh” merasakan goyangan Andra Vito semakin mempercepat hujaman-hujaman kejantanannya.
    “Ahh.. aahh.. Too.. teruss.. sayaang” pekik Andra.
    Semakin liar keduanya bergumul, keringat kenikmatan membanjir menyelimuti tubuh mereka.
    “Too.. tekan sayangg.. uuhh.. aku mau ke.. kelu.. aarrghh” erang Andra.
    Vito menekan pantatnya dalam-dalam dan tubuh keduanya pun mengejang. Gema erangan kenikmatan mereka memenuhi seantero kamar dan kemudian keduanya.. terkulai lemas.

    Dikamar aku gelisah mengingat-ingat kejadian yang baru saja kulihat, bayang-bayang Vito menyetubuhi Andra begitu menguasai pikiranku. Tak kuasa aku menahan tanganku untuk kembali mengusap-usap seluruh bagian sensitif di tubuhku namun keberadaan Susi sangat mengganggu, menjelang ayam berkokok barulah mataku terpejam. Dalam mimpi adegan itu muncul kembali hanya saja bukan Andra yang sedang disetubuhi Vito tetapi diriku.

    Jam 10.00 pagi harinya kami jalan-jalan menghirup udara puncak, sekalian membeli makanan dan cemilan sementara Susi dan Kelvin menunggu villa. Belum lagi 15 menit meninggalkan villa perutku tiba-tiba mulas, aku mencoba untuk bertahan, tidak berhasil, bergegas aku kembali ke villa.

    Selesai dari kamar mandi aku mencari Susi dan Kelvin, rupanya mereka sedang di ruang TV dalam keadaan.. bugil. Lagi-lagi aku mendapat suguhan ’live show’ yang spektakuler. Tubuh Susi setengah melonjor di sofa dengan kaki menapak kelantai, Kelvin berlutut dilantai dengan badan berada diantara kedua kaki Susi, Mulutnya mengulum-ngulum kewanitaan Susi, tak lama kemudian Kelvin meletakan kedua tungkai kaki Susi dibahunya dan kembali menyantap ’segitiga venus’ yang semakin terpampang dimukanya. Tak ayal lagi Susi berkelojotan diperlakukan seperti itu.

    “Ssshh.. sshh.. aahh” desis Susi.
    “Oohh.. Kel.. nikmat sekalii.. sayang”
    “Gigit.. Kel.. pleasee.. gigitt”
    “Auuwww.. pelan sayang gigitnyaa”
    Melengkapi kenikmatan yang sedang melanda dirinya satu tangan Susi mencengkram kepala Kelvin, tangan lainnya meremas-remas payudara 36b-nya sendiri serta memilin putingnya.

    Beberapa saat kemudian mereka berganti posisi, Susi yang berlutut di lantai, mulutnya mengulum kejantanan Kelvin, kepalanya turun naik, tangannya mengocok-ngocok batang kenikmatan itu, sekali-kali dijilatnya bagai menikmati es krim. Setiap gerakan kepala Susi sepertinya memberikan sensasi yang luar biasa bagi Kelvin.
    “Aaahh.. aauugghh.. teruss sayangg” desah Kelvin.
    “Ohh.. sayangg.. enakk sekalii”
    Suara desahan dan erangan membuat Susi tambah bernafsu melumat kejantanan Kelvin.
    “Ohh.. Susii.. ngga tahann.. masukin sayangg” pinta Kelvin.

    Susi menyudahi lumatannya dan beranjak keatas, berlutut disofa dengan pinggul Kelvin berada diantara pahanya, tangannya menggapai batang kenikmatan Kelvin, diarahkan kemulut kewanitaannya dan dibenamkan. “Aaagghh” keduanya melenguh panjang merasakan kenikmatan gesekan pada bagian sensitif mereka masing-masing. Dengan kedua tangan berpangku pada pahanya Susi mulai menggerakan pinggulnya mundur maju, karuan saja Kelvin mengeliat-geliat merasakan batangnya diurut-urut oleh kewanitaan Susi. Sebaliknya, milik Kelvin yang menegang keras dirasakan oleh Susi mengoyak-ngoyak dinding dan lorong kenikmatannya. Suara desahan, desisan dan lenguhan saling bersaut manakala kedua insan itu sedang dirasuk kenikmatan duniawi.

    Tontonan itu membuat aku tidak dapat menahan keinginanku untuk meraba-raba2 sekujur tubuhku, rasa gatal begitu merasuk kedalam kemaluanku. Kutinggalkan ’live show’ bergegas menuju kamar, kulampiaskan birahiku dengan mengesek-gesekan bantal di kewanitaanku. Merasa tidak puas kusingkap rok miniku, kuselipkan tanganku kedalam CD-ku membelai-belai bulu-bulu tipis di permukaan kewanitaanku dan.. akhirnya menyentuh klitorisku.
    “Aaahh.. sshh.. eehh” desahku merasakan nikmatnya elusan-elusanku sendiri, jariku merayap tak terkendali ke bibir kemaluanku, membuka belahannya dan bermain-main ditempat yang mulai basah dengan cairan pelancar, manakala kenikmatan semakin membalut diriku tiba-tiba pintu terbuka.. Susi! masih dengan pakaian kusut menerobos masuk, untung aku masih memeluk bantal, sehingga kegiatan tanganku tidak terlihat olehnya.
    “Ehh Ver.. kok ada disini, bukannya tadi ikut yang lain?” sapa Susi terkejut.
    “Iya Si.. balik lagi.. perut mules”
    “Aku suruh Kelvin beli obat ya”
    “Ngga usah Si.. udah baikan kok”
    “Yakin Ver?”
    “Iya ngga apa-apa kok” jawabku meyakinkan Susi yang kemudian kembali ke ruang tengah setelah mengambil yang dibutuhkannya. Sirna sudah birahiku karena rasa kaget.

    Malam harinya selesai makan kami semua berkumpul diruang tengah, Andri langsung memutar VCD X-2. Adegan demi adegan di film mempengaruhi kami, terutama kawan-kawan pria, mereka kelihatan gelisah. Film masih setengah main Susi dan Kelvin menghilang, tak lama kemudian disusul oleh Andra dan Vito. Tinggal aku, Toni dan Andri, kami duduk dilantai bersandar pada sofa, aku di tengah. Melihat adegan film yang bertambah panas membuat birahiku terusik. Rasa gatal menyeruak dikewanitaanku mengelitik sekujur tubuh dan setiap detik berlalu semakin memuncak saja, aku jadi salah tingkah. Toni yang pertama melihat kegelisahanku.
    “Kenapa Ver, gelisah banget horny ya” tegurnya bercanda.
    “Ngga lagi, ngaco kamu Ton” sanggahku.
    “Kalau horny bilang aja Ver.. hehehe.. kan ada kita-kita” Andri menimpali.
    “Rese’ nih berdua, nonton aja tuh” sanggahku lagi menahan malu.

    Toni tidak begitu saja menerima sanggahanku, diantara kami ia paling tinggi jam terbangnya sudah tentu ia tahu persis apa yang sedang aku rasakan. Toni tidak menyia-nyiakannya, bahuku dipeluknya seperti biasa ia lakukan, seakan tanpa tendensi apa-apa.
    “Santai Ver, kalau horny enjoy aja, gak usah malu.. itu artinya kamu normal” bisik Toni sambil meremas pundakku.
    Remasan dan terpaan nafas Toni saat berbisik menyebabkan semua bulu-bulu di tubuhku meremang, tanpa terasa tanganku meremas ujung rok. Toni menarik tanganku meletakan dipahanya ditekan sambil diremasnya, tak ayal lagi tanganku jadi meremas pahanya.
    “Remas aja paha aku Ver daripada rok” bisik Toni lagi.
    Kalau sedang bercanda jangankan paha, pantatnya yang ’geboy’ saja kadang aku remas tanpa rasa apapun, kali ini merasakan paha Toni dalam remasanku membuat darahku berdesir keras.
    “Ngga usah malu Ver, santai aja” lanjutnya lagi.
    Entah karena bujukannya atau aku sendiri yang menginginkan, tidak jelas, yang pasti tanganku tidak beranjak dari pahanya dan setiap ada adegan yang ’wow’ kuremas pahanya. Merasa mendapat angin, Toni melepaskan rangkulannya dan memindahkan tangannya di atas pahaku, awalnya masih dekat dengkul lama kelamaan makin naik, setiap gerakan tangannya membuatku merinding.

    Entah bagaimana mulainya tanpa kusadari tangan Toni sudah berada dipaha dalamku, tangannya mengelus-elus dengan halus, ingin menepis, tapi, rasa geli-geli enak yang timbul begitu kuatnya, membuatku membiarkan kenakalan tangan Toni yang semakin menjadi-jadi.
    “Ver gue suka deh liat leher sama pundak kamu” bisik Toni seraya mengecup pundakku.
    Aku yang sudah terbuai elusannya karuan saja tambah menjadi-jadi dengan kecupannya itu.
    “Jangan Ton” namun aku berusaha menolak.
    “Kenapa Ver, cuma pundak aja kan” tanpa perduli penolakanku Toni tetap saja mengecup, bahkan semakin naik keleher, disini aku tidak lagi berusaha ’jaim’.
    “Ton.. ahh” desahku tak tertahan lagi.
    “Enjoy aja Ver” bisik Toni lagi, sambil mengecup dan menjilat daun telingaku.
    “Ohh Ton” aku sudah tidak mampu lagi menahan, semua rasa yang terpendam sejak melihat ’live show’ dan film, perlahan merayapi lagi tubuhku.
    Aku hanya mampu tengadah merasakan kenikmatan mulut Toni di leher dan telingaku. Andri yang sedari tadi asik nonton melihatku seperti itu tidak tinggal diam, ia pun mulai turut melakukan hal yang sama. Pundak, leher dan telinga sebelah kiriku jadi sasaran mulutnya.

    Melihat aku sudah pasrah mereka semakin agresif. Tangan Toni semakin naik hingga akhirnya menyentuh kewanitaanku yang masih terbalut CD. Elusan-elusan di kewanitaanku, remasan Andri di payudaraku dan kehangatan mulut mereka dileherku membuat magma birahiku menggelegak sejadi-jadinya.
    “Agghh.. Tonn.. Drii.. ohh.. sshh” desahanku bertambah keras.
    Andri menyingkap tang-top dan braku bukit kenyal 34b-ku menyembul, langsung dilahapnya dengan rakus. Toni juga beraksi memasukan tangannya kedalam CD meraba-raba kewanitaanku yang sudah basah oleh cairan pelicin. Aku jadi tak terkendali dengan serangan mereka tubuhku bergelinjang keras.

    “Emmhh.. aahh.. ohh.. aagghh” desahanku berganti menjadi erangan-erangan.
    Mereka melucuti seluruh penutup tubuhku, tubuh polosku dibaringkan dilantai beralas karpet dan mereka pun kembali menjarahnya. Andri melumat bibirku dengan bernafsu lidahnya menerobos kedalam rongga mulutku, lidah kami saling beraut, mengait dan menghisap dengan liarnya. Sementara Toni menjilat-jilat pahaku lama kelamaan semakin naik.. naik.. dan akhirnya sampai di kewanitaanku, lidahnya bergerak-gerak liar di klitorisku, bersamaan dengan itu Andri pun sudah melumat payudaraku, putingku yang kemerah-merahan jadi bulan-bulanan bibir dan lidahnya.

    Diperlakukan seperti itu membuatku kehilangan kesadaran, tubuhku bagai terbang diawang- awang, terlena dibawah kenikmatan hisapan-hisapan mereka. Bahkan aku mulai berani punggung Andri kuremas-remas, kujambak rambutnya dan merengek-rengek meminta mereka untuk tidak berhenti melakukannya.
    “Aaahh.. Tonn.. Drii.. teruss.. sshh.. enakk sekalii”
    “Nikmatin Ver.. nanti bakal lebih lagi” bisik Andri seraya menjilat dalam-dalam telingaku.
    Mendengar kata ’lebih lagi’ aku seperti tersihir, menjadi hiperaktif pinggul kuangkat-angkat, ingin Toni melakukan lebih dari sekedar menjilat, ia memahami, disantapnya kewanitaanku dengan menyedot-nyedot gundukan daging yang semakin basah oleh ludahnya dan cairanku. Tidak berapa lama kemudian aku merasakan kenikmatan itu semakin memuncak, tubuhku menegang, kupeluk Andri-yang sedang menikmati puting susu-dengan kuatnya.
    “Aaagghh.. Tonn.. Drii.. akuu.. oohh” jeritku keras, dan merasakan hentak-hentakan kenikmatan didalam kewanitaanku. Tubuhku melemas.. lungai.

    Toni dan Andri menyudahi ’hidangan’ pembukanya, dibiarkan tubuhku beristirahat dalam kepolosan, sambil memejamkan mata kuingat-ingat apa yang baru saja kualami. Permainan Andri di payudara dan Toni di kewanitaanku yang menyebarkan kenikmatan yang belum pernah kualami sebelumnya, dan hal itu telah kembali menimbulkan getar-getar birahi diseluruh tubuhku. Aku semakin tenggelam saja dalam bayang-bayang yang menghanyutkan, dan tiba-tiba kurasakan hembusan nafas ditelingaku dan rasa tidak asing lagi.. hangat basah.. Ahh.. bibir dan lidah Andri mulai lagi, tapi kali ini tubuhku seperti di gelitiki ribuan semut, ternyata Andri sudah polos dan bulu-bulu lebat di tangan dan dadanya menggelitiki tubuhku. Begitupun Toni sudah bugil, ia membuka kedua pahaku lebar-lebar dengan kepala sudah berada diantaranya.

    Mataku terpejam, aku sadar betul apa yang akan terjadi, kali ini mereka akan menjadikan tubuhku sebagai ’hidangan’ utama. Ada rasa kuatir dan takut tapi juga menantikan kelanjutannya dengan berdebar. Begitu kurasakan mulut Toni yang berpengalaman mulai beraksi.. hilang sudah rasa kekuatiran dan ketakutanku. Gairahku bangkit merasakan lidah Toni menjalar dibibir kemaluanku, ditambah lagi Andri yang dengan lahapnya menghisap-hisap putingku membuat tubuhku mengeliat-geliat merasakan geli dan nikmat dikedua titik sensitif tubuhku.

    “Aaahh.. Tonn.. Drii.. nngghh.. aaghh” rintihku tak tertahankan lagi.
    Toni kemudian mengganjal pinggulku dengan bantal sofa sehingga pantatku menjadi terangkat, lalu kembali lidahnya bermain dikemaluanku. Kali ini ujung lidahnya sampai masuk kedalam liang kenikmatanku, bergerak-gerak liar diantara kemaluan dan anus, seluruh tubuhku bagai tersengat aliran listrik aku hilang kendali. Aku merintih, mendesah bahkan menjerit-jerit merasakan kenikmatan yang tiada taranya. Lalu kurasakan sesuatu yang hangat keras berada dibibirku.. kejantanan Andri! Aku mengeleng-gelengkan kepala menolak keinginannya, tapi Andri tidak menggubrisnya ia malah manahan kepalaku dengan tangannya agar tidak bergerak.

    “Jilat.. Ver” perintahnya tegas.
    Aku tidak lagi bisa menolak, kujilat batangnya yang besar dan sudah keras membatu itu, Andri mendesah-desah merasakan jilatanku.
    “Aaahh.. Verr.. jilat terus.. nngghh” desah Andri.
    “Jilat kepalanya Ver” aku menuruti permintaannya yang tak mungkin kutolak.
    Lama kelamaan aku mulai terbiasa dan dapat merasakan juga enaknya menjilat-jilat batang penis itu, lidahku berputar dikepala kemaluannya membuat Andri mendesis desis.
    “Ssshh.. nikmat sekali Verr.. isep sayangg.. isep” pintanya diselah-selah desisannya.

    Aku tak tahu harus berbuat bagaimana, kuikuti saja apa yg pernah kulihat di film, kepala kejantanannya pertama-tama kumasukan kedalam mulut, Andri meringis.
    “Jangan pake gigi Ver.. isep aja” protesnya, kucoba lagi, kali ini Andri mendesis nikmat.
    “Ya.. gitu sayang.. sshh.. enak.. Ver”
    Melihat Andri saat itu membuatku turut larut dalam kenikmatannya, apalagi ketika sebagian kejantanannya melesak masuk menyentuh langit-langit mulutku, belum lagi kenakalan lidah Toni yang tiada henti-hentinya menggerayangi setiap sudut kemaluanku. Aku semakin terombang-ambing dalam gelombang samudra birahi yang melanda tubuhku, aku bahkan tidak malu lagi mengocok-ngocok kejantanan Andri yang separuhnya berada dalam mulutku.

    Beberapa saat kemudian Andri mempercepat gerakan pinggulnya dan menekan lebih dalam batang kemaluannya, tanganku tak mampu menahan laju masuknya kedalam mulutku. Aku menjadi gelagapan, ku geleng-gelengkan kepalaku hendak melepaskan benda panjang itu tapi malah berakibat sebaliknya, gelengan kepalaku membuat kemaluannya seperti dikocok-kocok. Andri bertambah beringas mengeluar-masukan batangnya dan..
    “Aaagghh.. nikmatt.. Verr.. aku.. kkeelluaarr” jerit Andri, air maninya menyembur-nyembur keras didalam mulutku membuatku tersedak, sebagian meluncur ke tenggorokanku sebagian lagi tercecer keluar dari mulutku.

    Aku sampai terbatuk-batuk dan meludah-ludah membuang sisa yang masih ada dimulutku. Toni tidak kuhiraukan aku langsung duduk bersandar menutup dadaku dengan bantal sofa.
    “Gila Andri.. kira-kira dong” celetukku sambil bersungut-sungut.
    “Sorry Ver.. ngga tahan.. abis isepan kamu enak banget” jawab Andri dengan tersenyum.
    “Udah Ver jangan marah, kamu masih baru nanti lama lama juga bakal suka” sela Toni seraya mengambilkan aku minum dan membersihkan sisa air mani dari mulutku.
    Toni benar, aku sebenarnya tadi menikmati sekali, apalagi melihat mimik Andri saat akan keluar hanya saja semburannya yang membuatku kaget. Toni membujuk dan memelukku dengan lembut sehingga kekesalanku segera surut. Dikecupnya keningku, hidungku dan bibirku. Kelembutan perlakuannya membuatku lupa dengan kejadian tadi. Kecupan dibibir berubah menjadi lumatan-lumatan yang semakin memanas kami pun saling memagut, lidah Toni menerobos mulutku meliuk-liuk bagai ular, aku terpancing untuk membalasnya. Ohh.. sungguh luar biasa permainan lidahnya, leher dan telingaku kembali menjadi sasarannya membuatku sulit menahan desahan-desahan kenikmatan yang begitu saja meluncur keluar dari mulutku.

    Toni merebahkan tubuhku kembali dilantai beralas karpet, kali ini dadaku dilahapnya puting yang satu dihisap-hisap satunya lagi dipilin-pilin oleh jari-jarinya. Dari dada kiriku tangannya melesat turun ke kewanitaanku, dielus-elusnya kelentit dan bibir kemaluanku. Tubuhku langsung mengeliat-geliat merasakan kenakalan jari-jari Toni.
    “Ooohh.. mmppff.. ngghh.. sshh” desisku tak tertahan.
    “Teruss.. Tonn.. aakkhh”
    Aku menjadi lebih menggila waktu Toni mulai memainkan lagi lidahnya di kemaluanku, seakan kurang lengkap kenikmatan yang kurasakan, kedua tanganku meremas-remas payudaraku sendiri.
    “Ssshh.. nikmat Tonn.. mmpphh” desahanku semakin menjadi-jadi.
    Tak lama kemudian Toni merayap naik keatas tubuhku, aku berdebar menanti apa yang akan terjadi. Toni membuka lebih lebar kedua kakiku, dan kemudian kurasakan ujung kejantanannya menyentuh mulut kewanitaanku yang sudah basah oleh cairan cinta.

    “Aauugghh.. Tonn.. pelann” jeritku lirih, saat kepala kejantanannya melesak masuk kedalam rongga kemaluanku.
    Toni menghentikan dorongannya, sesaat ia mendiamkan kepala kemaluannya dalam kehangatan liang kewanitaanku. Kemudian-masih sebatas ujungnya-secara perlahan ia mulai memundur-majukannya. Sesuatu yang aneh segera saja menjalar dari gesekan itu keseluruh tubuhku. Rasa geli, enak dan entah apalagi berbaur ditubuhku membuat pinggulku mengeliat-geliat mengikuti tusukan-tusukan Toni.
    “Ooohh.. Tonn.. sshh.. aahh.. enakk Tonn” desahku lirih.
    Aku benar-benar tenggelam dalam kenikmatan yang luar biasa akibat gesekan-gesekan di mulut kewanitaanku. Mataku terpejam-pejam kadang kugigit bibir bawahku seraya mendesis.
    “Enak.. Ver” tanya Toni berbisik.
    “He ehh Tonn.. oohh enakk.. Tonn.. sshh”
    “Nikmatin Ver.. nanti lebih enak lagi” bisiknya lagi.
    “Ooohh.. Tonn.. ngghh”

    Toni terus mengayunkan pinggulnya turun-naik-tetap sebatas ujung kejantanannya-dengan ritme yang semakin cepat. Selagi aku terayun-ayun dalam buaian birahi, tiba-tiba Toni menekan kejantanannya lebih dalam membelah kewanitaanku.
    “Auuhh.. sakitt Tonn” jeritku saat kejantanannya merobek selaput daraku, rasanya seperti tersayat silet, Toni menghentikan tekanannya.
    “Pertama sedikit sakit Ver.. nanti juga hilang kok sakitnya” bisik Toni seraya menjilat dan menghisap telingaku.
    Entah bujukannya atau karena geliat liar lidahnya, yang pasti aku mulai merasakan nikmatnya milik Toni yang keras dan hangat didalam rongga kemaluanku.

    Toni kemudian menekan lebih dalam lagi, membenamkan seluruh batang kemaluannya dan mengeluar-masukannya. Gesekan kejantanannya dirongga kewanitaanku menimbulkan sensasi yang luar biasa! Setiap tusukan dan tarikannya membuatku menggelepar-gelepar.
    “Ssshh.. ohh.. ahh.. enakk Tonn.. empphh” desahku tak tertahan.
    “Ohh.. Verr.. enak banget punya kamu.. oohh” puji Toni diantara lenguhannya.
    “Agghh.. terus Tonn.. teruss” aku meracau tak karuan merasakan nikmatnya hujaman-hujaman kejantanan Toni di kemaluanku.
    Peluh-peluh birahi mulai menetes membasahi tubuh. Jeritan, desahan dan lenguhan mewarnai pergumulan kami. Menit demi menit kejantanan Toni menebar kenikmatan ditubuhku. Magma birahi semakin menggelegak sampai akhirnya tubuhku tak lagi mampu menahan letupannya.
    “Tonii.. oohh.. tekan Tonn.. agghh.. nikmat sekali Tonn” jeritan dan erangan panjang terlepas dari mulutku.
    Tubuhku mengejang, kupeluk Toni erat-erat, magma birahiku meledak, mengeluarkan cairan kenikmatan yang membanjiri relung-relung kewanitaanku.

    Tubuhku terkulai lemas, tapi itu tidak berlangsung lama. Beberapa menit kemudian Toni mulai lagi memacu gairahku, hisapan dan remasan didadaku serta pinggulnya yang berputar kembali membangkitkan birahiku. Lagi-lagi tubuhku dibuat mengelepar-gelepar terayun dalam kenikmatan duniawi. Tubuhku dibolak-balik bagai daging panggang, setiap posisi memberikan sensasi yang berbeda. Entah berapa kali kewanitaanku berdenyut-denyut mencapai klimaks tapi Toni sepertinya belum ingin berhenti menjarah tubuhku. Selagi posisiku di atas Toni, Andri yang sedari tadi hanya menonton serta merta menghampiri kami, dengan berlutut ia memelukku dari belakang. Leherku dipagutnya seraya kedua tangannya memainkan buah dadaku. Apalagi ketika tangannya mulai bermain-main diklitorisku membuatku menjadi tambah meradang.

    Kutengadahkan kepalaku bersandar pada pundak Andri, mulutku yang tak henti-hentinya mengeluarkan desahan dan lenguhan langsung dilumatnya. Pagutan Andri kubalas, kami saling melumat, menghisap dan bertukar lidah. Pinggulku semakin bergoyang berputar, mundur dan maju dengan liarnya. Aku begitu menginginkan kejantanan Toni mengaduk-aduk seluruh isi rongga kewanitaanku yang meminta lebih dan lebih lagi.
    “Aaargghh.. Verr.. enak banget.. terus Ver.. goyang terus” erang Toni.
    Erangan Toni membuat gejolak birahiku semakin menjadi-jadi, kuremas buah dadaku sendiri yang ditinggalkan tangan Andri.. Ohh aku sungguh menikmati semua ini.

    Andri yang merasa kurang puas meminta merubah posisi. Toni duduk disofa dengan kaki menjulur dilantai, Akupun merangkak kearah batang kemaluannya.
    “Isep Ver” pinta Toni, segera kulumat kejantanannya dengan rakus.
    “Ooohh.. enak Ver.. isep terus”
    Bersamaan dengan itu kurasakan Andri menggesek-gesek bibir kemaluanku dengan kepala kejantanannya. Tubuhku bergetar hebat, saat batang kemaluan Andri-yang satu setengah kali lebih besar dari milik Toni-dengan perlahan menyeruak menembus bibir kemaluanku dan terbenam didalamnya. Tusukan-tusukan kejantanan Andri serasa membakar tubuh, birahiku kembali menggeliat keras. Aku menjadi sangat binal merasakan sensasi erotis dua batang kejantanan didalam tubuhku. Batang kemaluan Toni kulumat dengan sangat bernafsu. Kesadaranku hilang sudah naluriku yang menuntun melakukan semua itu.

    “Verr.. terus Verr.. gue ngga tahan lagi.. Aaarrgghh” erang Toni.
    Aku tahu Toni akan segera menumpahkan cairan kenikmatannya dimulutku, aku lebih siap kali ini. Selang berapa saat kurasakan semburan-semburan hangat sperma Toni.
    “Aaagghh.. nikmat banget Verr.. isep teruss.. telan Verr” jerit Toni, lagi-lagi naluriku menuntun agar aku mengikuti permintaan Toni, kuhisap kejantananya yang menyemburkan cairan hangat dan.. kutelan cairan itu. Aneh! Entah karena rasanya, atau sensasi sexual karena melihat Toni yang mencapai klimaks, yang pasti aku sangat menyukai cairan itu. Kulumat terus itu hingga tetes terakhir dan benda keras itu mengecil.. lemas.

    Toni beranjak meninggalkan aku dan Andri, sepeninggal Toni aku merasa ada yang kurang. Ahh.. ternyata dikerjai dua pria jauh lebih mengasikkan buatku. Namun hujaman-hujaman kemaluan Andri yang begitu bernafsu dalam posisi ’doggy’ dapat membuatku kembali merintih-rintih. Apalagi ditambah dengan elusan-elusan Ibu jarinya dianusku. Bukan hanya itu, setelah diludahi Andri bahkan memasukan Ibu jarinya ke lubang anusku. Sodokan-sodokan dikewanitaanku dan Ibu jarinya dilubang anus membuatku mengerang-erang.
    “Ssshh.. engghh.. yang keras Drii.. mmpphh”
    “Enak banget Drii.. aahh.. oohh”
    Mendengar eranganku Andri tambah bersemangat menggedor kedua lubangku, Ibu jarinya kurasakan tambah dalam menembus anusku, membuatku tambah lupa daratan.

    Sedang asiknya menikmati, Andri mencabut kejantanan dan Ibu jarinya.
    “Andrii.. kenapa dicabutt” protesku.
    “Masukin lagi Dri.. pleasee” pintaku menghiba.
    Sebagai jawaban aku hanya merasakan ludah Andri berceceran di lubang anusku, tapi kali ini lebih banyak. Aku masih belum mengerti apa yang akan dilakukannya. Saat Andi mulai menggosok kepala penisnya dilubang anus baru aku sadar apa yang akan dilakukannya.
    “Andrii.. pleasee.. jangan disitu” aku menghiba meminta Andri jangan melakukannya.
    Andri tidak menggubris, tetap saja digosok-gosokannya, ada rasa geli-geli enak kala ia melakukan hal itu. Dibantu dengan sodokan jarinya dikemaluanku hilang sudah protesku. Tiba-tiba kurasakan kepala kemaluannya sudah menembus anusku. Perlahan namun pasti, sedikit demi sedikit batang kenikmatannya membelah anusku dan tenggelam habis didalamnya.

    “Aduhh sakitt Drii.. akhh..!” keluhku pasrah karena rasanya mustahil menghentikan Andri.
    “Rileks Ver.. seperti tadi, nanti juga hilang sakitnya” bujuknya seraya mencium punggung dan satu tangannya lagi mengelus-elus klitorisku.
    Separuh tubuhku yang tengkurap disofa sedikit membantuku, dengan begitu memudahkan aku untuk mencengram dan mengigit bantal sofa untuk mengurangi rasa sakit. Berangsur-angsur rasa sakit itu hilang, aku bahkan mulai menyukai batang keras Andri yang menyodok-nyodok anusku. Perlahan-lahan perasaan nikmat mulai menjalar disekujur tubuhku.
    “Aaahh.. aauuhh.. oohh Drii” erang-erangan birahiku mewarnai setiap sodokan penis Andri yang besar itu.
    Andri dengan buasnya menghentak-hentakan pinggulnya. Semakin keras Andri menghujamkan kejantananya semakin aku terbuai dalam kenikmatan.

    Toni yang sudah pulih dari ’istirahat’nya tidak ingin hanya menonton, ia kembali bergabung. Membayangkan akan dijarah lagi oleh mereka menaikan tensi gairahku. Atas inisiatif Toni kami pindah kekamar tidur, jantungku berdebar-debar menanti permainan mereka. Toni merebahkan diri terlentang ditempat tidur dengan kepala beralas bantal, tubuhku ditarik menindihinya. Sambil melumat mulutku-yang segera kubalas dengan bernafsu-ia membuka lebar kedua pahaku dan langsung menancapkan kemaluannya kedalam vaginaku. Andri yang berada dibelakang membuka belahan pantatku dan meludahi lubang anusku. Menyadari apa yang akan mereka lakukan menimbulkan getaran birahi yang tak terkendali ditubuhku. Sensasi sexual yang luar bisa hebat kurasakan saat kejantanan mereka yang keras mengaduk-aduk rongga kewanitaan dan anusku. Hentakan-hentakan milik mereka dikedua lubangku memberi kenikmatan yang tak terperikan.

    Andri yang sudah lelah berlutut meminta merubah posisi, ia mengambil posisi tiduran, tubuhku terlentang diatasnya, kejantanannya tetap berada didalam anusku. Toni langsung membuka lebar-lebar kakiku dan menghujamkan kejantanannya dikemaluanku yang terpampang menganga. Posisi ini membuatku semakin menggila, karena bukan hanya kedua lubangku yang digarap mereka tapi juga payudaraku. Andri dengan mudahnya memagut leherku dan satu tangannya meremas buah dadaku, Toni melengkapinya dengan menghisap puting buah dadaku satunya. Aku sudah tidak mampu lagi menahan deraan kenikmatan demi kenikmatan yang menghantam sekujur tubuhku. Hantaman-hantaman Toni yang semakin buas dibarengi sodokan Andri, sungguh tak terperikan rasanya. Hingga akhirnya kurasakan sesuatu didalam kewanitaanku akan meledak, keliaranku menjadi-jadi.

    “Aaagghh.. ouuhh.. Tonn.. Drii.. tekaann” jerit dan erangku tak karuan.
    Dan tak berapa lama kemudian tubuhku serasa melayang, kucengram pinggul Toni kuat-kuat, kutarik agar batangnya menghujam keras dikemaluanku, seketika semuanya menjadi gelap pekat. Jeritanku, lenguhan dan erangan mereka menjadi satu.
    “Aduuhh.. Tonn.. Drii.. nikmat sekalii”
    “Aaarrghh.. Verr.. enakk bangeett”
    Keduanya menekan dalam-dalam milik mereka, cairan hangat menyembur hampir bersamaan dikedua lubangku. Tubuhku bergetar keras didera kenikmatan yang amat sangat dahsyat, tubuhku mengejang berbarengan dengan hentakan-hentakan dikewanitaanku dan akhirnya kami.. terkulai lemas.

    Sepanjang malam tak henti-hentinya kami mengayuh kenikmatan demi kenikmatan sampai akhirnya tubuh kami tidak lagi mampu mendayung. Kami terhempas kedalam mimpi dengan senyum kepuasan. Dihari-hari berikutnya bukan hanya Andri dan Toni yang memberikan kepuasan, tapi juga pria-pria lain yang aku sukai. Tapi aku tidak pernah bisa meraih kenikmatan bila hanya dengan satu pria.. aku baru akan mencapai kepuasan bila ’dijarah’ oleh dua atau tiga pria sekaligus.

    Cerita Bokep,Cerita Dewasa,Cerita Seks,Cerita Ngentot,Cerita Mesum,Cerita Hot,Cerita Panas

  • Cerita Ngewek KEHIDUPAN SEKS SEORANG PELACUR PROFESIONAL YANG CANTIK – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Ngewek KEHIDUPAN SEKS SEORANG PELACUR PROFESIONAL YANG CANTIK – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1395 views

    Perawanku – Kenalkan namaku Indah. Umurku 24 tahun. Statusku bersuami dengan 2 orang anak. Pekerjaanku pelacur. Tetapi nanti dulu, jangan mencemoohku dulu. Saya bukan pelacur kelas Kramat Tunggak apalagi Monas di Jakarta atau Gang Dolly di Surabaya.

    Saya seorang pelacur profesional. Oleh karena itu tarip pemakaian saya juga tidak murah. Untuk short play sebesar US$ 200, dengan uang muka US$ 100 dibayar saat pencatatan pesanan dan kekurangannya harus dilunasi sebelum pengguna jasa saya sebelum menaiki tubuh saya.

    Jelasnya, sebelum kunci kamar tempat berlangsungnya permainan dikunci. Short play berlangsung 1 jam, paling lama 3 jam, tergantung stamina customer. Kalau sesudah 1 jam, sudah merasa capai, dan tidak memiliki lagi kekuatan untuk ereksi, apalagi untuk ejakulasi, artinya permainan sudah usai.

    Semua kesepakatan ini tertulis dalam tata cara pemakaian tubuh atau jelasnya lagi tata cara persewaan kemaluan saya. Ini sudah penghasilan bersih, sudah merupakan take home pay. Saya tidak mau tahu soal sewa kamar, minum, makan malam dan sebagainya.

    Semua aturan ini saya buat dari hasil pengalaman menjadi pelacur selama 3 tahun (saya berniat berhenti menjadi pelacur dua tahun lagi, bila modal saya sudah cukup). Saya tidak pernah diskriminasi, apakah pembeli saya itu seorang pejabat atau konglomerat. Pokoknya ada uang kemaluan saya terhidang, tak ada uang silakan hengkang. More money more service, no money no service.

    Biasanya para langganan yang sudah ngefans betul pada saya masih memberi tips. Setelah persetubuhan selesai, saya akan menanyakan, “Bapak (atau Mas) puas dengan layanan saya?” Jawabnya bisa macam-macam. “Luar biasa!” mengatakan demikian sambil menggelengkan kepalanya.

    Atau ada yang menganggukkan kepala, “Biasa!”. Tetapi ini yang sering, tanpa berkata sepataHPun memberikan lembaran ratusan ribuan dua atau tiga lembar. Untuk tarip long-play atau all night, tergantung kesepakatan saja, namun tidak akan kurang dari enam ratus dolar. Itu tentang tarip.

    Sekarang tentang service. Saya akan menuruti apa saja yang diminta oleh pelanggan (customer) selama hal itu tidak merusak atau menyakiti tubuh saya atau tubuh pelanggan. Dengan mulut, oke, begitu juga mandi kucing atau mandi susu yaitu memijati tubuh pelanggan dengan buah dada saya yang putih dan montok, juga oke-oke saja. Tetapi bersetubuh sambil disiksa, atau saya harus menyiksa pasangan saya, saya akan menolak.

    Tiga tahun menjadi pelacur telah memberikan pengalaman hidup yang besar sekali dalam diri saya. Saya mempunyai buku catatan harian tentang hidup saya. Saya selalu menulis pengalaman persetubuhan saya dengan bermacam-macam orang, suku bangsa bahkan dengan laki-laki dari bangsa lain (Afrika, India, Perancis, dan lain-lain).

    Tetapi kalau selama tiga tahun saya menggeluti profesi saya itu lahir dua orang anak manusia, (masing-masing berumur 2 tahun 3 bulan dan satunya lagi 1 tahun), tentunya saya tidak bisa bahkan tidak mungkin mengetahui siapa bapak masing-masing anak itu. Cobalah dihitung, kalau dalam seminggu saya disetubuhi oleh minimal 10 orang, dalam 1 bulan ada 30 orang yang memarkir kemaluannya di kemaluan saya (1 minggu saat menstruasi, saya libur).

    Tetapi ini tidak berarti anak itu tanpa bapak. Resminya anak itu adalah anak Pak Hendrik (nama samaran). Dia adalah boss tempat saya secara resmi bekerja. Seorang notaris dan sekarang sedang merintis membuka kantor pengacara.

    Pekerjaan resmi (pekerjaan tidak resmi saya adalah pelacur) ini cocok dengan pendidikan saya. Saya, mahasiswa tingkat terakhir Fakultas Hukum salah satu universitas swasta, jurusan hukum perdata. Tetapi nantinya saya kepingin menjadi notaris, seperti Pak Hendrik ini.

    Sebetulnya saya ditawari Pak Hendrik untuk menangani kantor pengacara yang akan didirikannya tadi. Tetapi saya tidak mau. Menurut persepsi saya (mudah-mudahan persepsi saya salah) dunia peradilan di negeri kita masih semrawut.

    Mafia, nepotisme, sogok, intimidasi masih kental mewarnai dunia peradilan kita. Dari yang di daerah sampai ke Mahkamah Agung (ini kata majalah Tempo loh). Tetapi sudahlah itu bukan urusan saya. Lalu darimana saya kenal dengan Pak Hendrik? Itu terjadi pada tahun pertama saya menjadi pelacur.

    Waktu itu saya hamil 2 bulan. Kebetulan Pak Hendrik mem-booking saya. Setelah selesai menikmati tubuh dan kemaluan saya sepuasnya, saya muntah-muntah. Itu terjadi waktu saya bangun pagi. Dia bertanya apa saya hamil. Saya jawab iya. Lalu dia bertanya siapa bapaknya. “Ya entahlah”, jawab saya. Waktu itulah dia menawari pekerjaan untuk saya, kesediaan untuk secara resmi menjadi suami saya dan tentunya melegalisir bayi yang akan saya lahirkan.

    Saya tidak tahu bagaimana dia mengurus tetek bengeknya di kantor catatan sipil dan bagaimana dia dapat menjinakkan isterinya. Yang jelas setelah itu tiap hari Selasa dan Kamis saya berkantor di kantor Pak Hendrik. Lalu apa keuntungan Pak Hendrik? Ya pasti ada.

    Tiap hari Selasa dan Kamis, dia akan sarapan kedua. Mulai dari menciumi, meraba-raba badan dan buah dada, dan terakhir menyutubuhi. Kadang-kadang saya malah tidak sempat bekerja karena selalu dikerjai oleh suami saya tersebut. (Bangunan yang dipakai sebagai kamar kerja Pak Hendrik dan saya terpisah dengan bangunan untuk ruang kerja stafnya).

    Wajah saya memang cantik. Tinggi dan berat serasi, bahkan berat badan di atas angka ideal, namun terkesan seksi. Buah dada cukup besar, tetapi tidak kebesaran seperti perempuan yang menjalani operasi plastik dengan mengganjal buah dadanya dengan silikon.

    Kata orang saya cukup seksi tetapi dari sikap dan penampilan sehari-hari juga terkesan cerdas. Singkat kata, kalau ada perempuan laku disewa Rp 1,6 juta sekali pakai, bayangkan sendiri bagaimana penampilan, penghidangan dan rasanya. Baiklah terakhir saya ceritakan tentang pengawal saya, atau bodyguard saya.

    Namanya Mulyono. Saya biasa memanggilnya Dik Mul, karena memang usianya baru 21 tahun, tiga tahun lebih muda dari saya. Orangnya tinggi, atletis dengan potongan rambut cepak, dan penampilannya seperti militer.

    Konon katanya, sehabis lulus SLTA Mulyono pernah mengikuti tes masuk di AKMIL, tetapi jatuh pada tes psikologi tahap 2. Orangnya sopan (asli dari Jawa Tengah) dan disiplin, dia juga sangat loyal pada saya (saya sudah sering mengetes kesetiaannya tersebut).

    Mulyono sudah saya anggap adik sendiri. Menjadi sopir pribadi, mengurus pembayaran kontrak, mengatur waktu kerja, melindungi dari berbagai pemerasan oknum keamanan dan sebagainya, pokoknya seperti sekretaris pribadi. Hanya saja dia tidak tinggal serumah dengan saya. Saya kontrakkan dekat dengan rumah saya. Selain itu dia masih mengikuti kuliah di Universitas Terbuka, Fakultas Hukum. Lalu berapa gajinya? Itu rahasia perusahaan.

    Tetapi yang jelas, sebagai seorang penjaga putri cantik, atau penjaga kebun wisata, sekali waktu dia saya beri kesempatan untuk mencicipi atau menikmati keindahan kebun itu. Mula-mula dia memang menolak. Itu terjadi pada suatu malam minggu di rumah.

    Dia saya panggil, saya minta dia memijati badan saya. Dia menurut. Saya hanya mengenakan gaun malam tipis dengan celana dalam dan BH yang siap dilepas. Mula-mula kaki saya dipijatnya pelan-pelan, enak sekali rasanya. Rasanya tangannya berbakat untuk memijit. Kemudian naik ke betis, yang kiri kemudian yang kanan.

    “Dasternya ditarik ke atas saja Dik Mul”, kata saya waktu dia mulai memijat bokong.

    Saya sengaja memancing nafsu seksnya sedikit demi sedikit. Sementara nafsu saya sudah mulai terbangun dengan pemijatan pada bokong tadi. Bokong saya diputar-putar, dan nafsu seks saya semakin bertambah. Terus pemijatan pada pinggang, lalu punggung. Pada pemijatan di punggung kancing BH saya lepas, sehingga seluruh punggung dapat dipijat secara merata tanpa ada halangan.

    Waktu Mulyono memijat leher, dia terlhat sangat berhati-hati. Setelah saya membalikkan badan, Mul akan memulai memijat dari kaki. Tetapi saya mengatakan agar dari atas dulu. Rupanya dia bingung juga kalau dari atas mulai darimana kepala atau leher, padahal dada saya sudah terbuka sehingga kedua bukit kembar yang putih dan kekar itu terbuka dan merangsang yang melihatnya. Belum sampai dia menjawab pertanyaan saya, saya sudah mengatakan..

    “Dik Mul, Mbak Indah dicium dulu yach!”
    “Ach enggak Mbak jangan.”
    “Lho kenapa? Dik Mul nggak sayang sama Mbak ya?”

    Tanpa menunggu jawaban, saya sambar leher Mul, saya peluk kuat-kuat, saya cium bibirnya. Dengan kedua kaki saya, tubuhnya saya telikung, saya sekap. Dia terlihat gelagapan juga. Lama leher dan kepala Dik Mul dalam dekapan saya. Rasanya seperti mengalahkan anak kecil dalam pergulatan karena Dik Mul ternyata diam saja.

    Baru setelah lima menit, Dik Mul memberikan perlawanan. Pelukan saya lepaskan. Dia mulai mencium lembut pipi saya, turun ke dagu, lalu dada, di antara kedua buah dada saya. Disapunya dengan bibirnya semua daerah sensitif di sekitar mulut, dada dan leher. Saya menikmati benar ciuman ini.

    Apalagi setelah bibirnya turun ke bawah di sekitar pusat, pangkal paha dan sekitar kemaluan saya. Tanpa saya sadari tubuh saya meliuk-liuk, mengikuti dan menikmati rangsangan erotis yang mengalir di seluruh tubuh. Kemaluan saya mulai basah, menanti sesuatu yang akan masuk. Setelah puas diciumi, saya berbisik..

    “Dik Mul, masukkan sekarang kemaluannya ya! Saya sudah nggak tahan..”

    Dia lalu berdiri dan mulai melepaskan, baju, celana, kaus baju dan terakhir celana dalamnya. Kini penisnya terlihat utuh putih kehitaman, dengan semburat urat-urat kecil di sekitar pangkalnya. Ujungnya seperti ujung bambu runcing, lebih panjang bagian bawah. Penis itu mencuat ke atas, membentuk sudut lebih kurang 30 derajat dengan bidang horisontal.

    Pelan-pelan penis itu mulai ditelusupkan di antara bibir kemaluan saya. Setelah itu ditarik secara pelan-pelan. Kemaluannya dan kemaluan saya dapat diibaratkan dua kutub magnit, pergesekannya membangkitkan arus listrik yang merambat dari kemaluan keseluruh tubuh,

    juga dari kemaluannya dan memberikan rasa nikmat yang sangat kepada pasangan yang sedang ber-charging tersebut. Gosokan kemaluan Mulyono yang semakin cepat membuat seluruh tubuh saya seperti terkena listrik. Kemaluan saya terasa berdenyut meremas kemaluan Mulyono.

    Saya orgasme, dan ini terulang lagi beberapa kali, multi orgasme. Makin lama rangsangan itu semakin meningkat. Bersetubuh dengan Mulyono memang saya rasakan agak lain. Biasanya saya bersikap meladeni kepada para pelanggan, tetapi dengan Mulyono saya seperti diladeni, dipuaskan rasa haus saya.

    Gerakan keluar-masuk kemaluannya yang lambat, ciuman disekitar buah dada yang terkadang diselingi dengan menghisap-hisap putingnya, dan reaksi menggeliat-geliatnya tubuh saya, seperti suatu pertunjukkan slow motion yang mengasyikkan. Dan ketika saraf tubuh saya tak lagi kuat menampung muatan listrik itu, saya berbisik..

    “Dik Mul, tembak sekarang ya!”

    Dan Mulyono mempercepat gesekan kemaluannya, sampai pada puncaknya kakinya mengejang. Bersama itu pula saya peluk kuat-kuat tubuh Mulyono. Inilah puncak persetubuhanku dengan Mulyono.

  • Cerita Sex Meki Sempit Tante

    Cerita Sex Meki Sempit Tante


    1230 views

    Perawanku – Cerita Sex Meki Sempit Tante, Tante Gita namanya dia sih gak begitu cantik. Untuk badannya masih okelah. Awalnya aku lihat biasa saja secara itu Tante nya calon istriku, tapi saat Tante Gita sedang tidur memang itu yang membuatku rasa penasaran yang berlebih apalagi kebiasaannya sering memakai daster kalau sedang tidur, kadang aku sampai melototin bodynya dengan berbgai fantasiku. Tapi aku tidak berani lama lama memandangnya karena takut kalau ketahuan ama istriku dan tante Gita sendiri.

    Sejak kejadian itu perasaan ku aneh kalo lagi deket ma tante Gita,entah itu pas nganter dia belanja,atau pas lagi nonton televise sampai suatu saat dia mau balik ke apartemennya, seperti biasanya Aku di suruh nganter,setelah sampe depan kos’an nya,tante Gita nawarin aku masuk,aku ngerasa aneh,karna nga biasanya kayak gitu,ya itung2 di luar mau hujan gede akhirnya aku mampir lah sejenak,saat aku masuk aku ngerasa ada yang aneh, Aprtemennya ternyata sepi banget,terus Aku tanya ma tante Gita,” Kok sepi banget tante kos’an nya..pada kemana” Tante Gita ” biasa kok Dam,temen2 pada pulang kampung,aku sendirian agak takut…,kamu mau nga temenin tante sebentar..?” ya langsung aja Aku jawab ” iya ga apa2 kok tante “.

    Cerita Seks Memek Sempit Tante Gita – Dam aku mandi dulu ya..kalo kamu mau makan ada sossis di kulkas yang bisa kamu ambil,kata tante Gita sambil ngeloyor ke kamar mandi,karna Aku boring iseng2 Aku nonton televisi,akhirnya ga lama kemudian entah Aku capek atau kenapa Aku ketiduran,ga selang beberapa lama Aku tidur Aku ngerasa ada yang lagi jilatin n sedot-sedot penis Aku…setelah Aku buka mata,Aku kaget setengah mati..ternyata tante Gita lagi di bawah sambil nyepong penis Aku…karna Aku kaget Aku buru2 cabut Penis Aku yang masih nancep di mulut nya sambil Aku tanya ‘” tante lagi ngapain..? ” trus dia jawab ” km tenang aja,tante udah tau kok kalo kamu sebenernya kamu suka curi2 pandang ke tante kan…”.”tapi tante,tante kan belum nikah…kok tante mau ngelakuin ini sama aku..?” “ya ga apa2 donk…lagian tante tuh sebenernya penasaran gimana sih rasanya orang ngentot” “Wih,Gila nih pikirku…bagai dapet rejeki nomplok nih..dapet tante2 yang masih perawan lagi..maklum lah meskipun usianya udah 37 tahun,tante Gita belum menikah, padahal kalo secara wajah sih nga jelek2 banget….”

    Cerita Sex Meki Sempit Tante

    Cerita Sex Meki Sempit Tante

    Setelah itu Aku akhirnya berdiri n Aku lepas semua baju Aku…terus Aku suruh tante Gita sepongin Penis Aku,”arghh…yess..terus tante..enak….terus tante…tante pinter..ouch..”karna Aku takut crots duluan akhirnya aku suruh tante Gita lepasin sepongan nya terus Aku preteli satu persatu baju yang dia pake,mulai dari blus sampe celana panjang nya…dan hanya tinggal Bh sama celana dalam aja…abis itu aku ajak aja tante Gita ke kamar mandi.

    Setelah nyampe kamar mandi,Aku pretelin juga clana dalam sama Bh nya tante Gita,trus Aku suruh duduk di kloset angsa….abis itu Aku jilmek tuh meki perawan….sampe akhirnya dia menggerang ” ahhh…shhhh…ouchh….enak Dam,terusin Dam…ayo sayang lebih dalem lagi jilat nya..ouch…sshhhh…ahhhh” saking ke-enakannya akhirnya tante Gita mengalami orgasme yang pertama kali yang ga pernah dia alamin sebelum nya… ” ahhh…shhh..ouchhh..Dam,aku mau .piiiii….piiissssss…..ahhhh , Crots..crots…crots….cairan itu menyembur dan kujilat sampe habis..ternyata peju perawan emang gurih banget..enak Dam.

    Setelah beberapa lama,setelah tante Gita pulih dari capek nya..akhirnya aku suruh tante Gita berdiri…”tante gantian aku yang duduk ya tante” ” OK,terus aku sepongin kamu lagi yah” “kok sepong terus tante,emang tante ga mau ngerasain gimana enak nya batang aku masuk ke vaginanya tante apa..?” kataku, “tapi aku takut Dam,ntar kalo hamil gimana..aku kan ga enak juga..”,”tante nga usa takut..aku janji nga akan sampe hamilin tante kok,gimana tante mau kan..?”,”Gimana yah….ok deh tapi pelan2 yah..soalnya tante belum pernah…”,”iya tante tenang aja” kataku,dalam hati Aku ngomong ” asik Aku dapet perawan lagi…”

    Cerita Seks Memek Sempit Tante Gita – Akhirnya setelah aku rangsang lagi…memiaw nya tante Gita becek lagi…setelah ambil posisi…akhirnya…aku tancepin batang ku pelan-pelan ke memiaw nya tante Gita ” Aw..Sakit Dam “, “sebentar tante tahan ya sakitnya nga lama kok” , setelah beberapa lama diem di tempat,akhirnya Aku suruh tante Gita maju mundurin pantatnya ” shhh..ahhh…ouchh…yes…enak Dam…terus …dalemin lagi Dam….ouch…..yeah…ashhh….shhhh enak Dam…” , ” gimana tante?enak nga rasanya..? ” iya Dam,enak banget..ouch..shhhh…” ceracau nya.

    Setelah lama dengan gaya itu akhirnya aku suruh tante turun dari dudukan nya….aku suruh dia nungging di lantai…aku bilang ” tante coba gaya lain ya..dijamin lebih enak “, “terserah kamu aja deh Dam,aku ok2 ajah”….its doggy time…setelah tante Gita nungging,akhirnya aku masukin penis aku ke memiaw nya tante Gita..dan bener apa dugaan Aku…tante Gita emang masih virgin..aku lihat darah netes2 dari samping dalam paha nya….tapi aku ga ada urusan..yang pentin genjot terus….
    Ouch..ah….shhh..enak banget tante memeiw nya…peret banget…..,kamu juga Dam penis kamu nikmat banget…bkin tante melayang-layang…,setelah beberapa lama gaya doggie akhirnya Aku ga tahan juga…ouch…yah..ashh..tante aku mau keluar nih…tante lagi subur nga….?..nggak Dam,jawab nya..aku keluarin di dalem ya tante….,iyah ..tante juga mau keluar..ouchh..ahhh..ssshhhhh…ahhhh…crotss..cr ortsss..crostsss..akhirnya aku sama tante Gita keluar barengan.

    Cerita Seks Memek Sempit Tante Gita – Aku ngerasa ada yang anget2 lagi melumuri batang ku…sampe akhirnya penis aku mengecil dan keluar dari sarangnya sendiri…setelah itu kita mandi bareng,dan ga lupa juga Aku ma tante Gita main sekali lagi di kamar mandi….gaya duduk,berdiri,doggie,samping semuanya di lakuin sampe ga kerasa udah malem banget….setelah memakai pakaian aku dan tante titn ngobrol2 di tempat tidur..ga lupa juga aku sambil grepe2…dan sebelum aku pulang..tante Gita sepongin Penis aku di balik pintu,biar ga keliatan orang…ternyata dia mau minum semua peju yang aku keluarin di mulutnya..”wih enak bener” katanya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Bokep – Selingkuh Istri Montok dan Ponakan Cabul

    Cerita Bokep – Selingkuh Istri Montok dan Ponakan Cabul


    1380 views

    Perawanku – maksud serta maksud semuanya saya katakan supaya bisa jadikan pegangan serta rujukan buat kebanyakan orang yang membacanya, agar peristiwa yang kualami tidak berlangsung pada orang yang lain, selain hal itu supaya makin terlepas dari sisa beban batin yang mungkin saja masih tetap berada di diriku.

    Peristiwanya memanglah tidak disangka serta tidak direncanakan. Awalannya cuma sedikit salah pengertian pada saya serta istriku. Dari kesalah-pahaman itu, saya sedikit terasa sakit hati serta waktu itu saya coba tidak untuk ingin bertegur sapa dengan istriku. Hal tersebut saya kerjakan, karna awalannya saya menginginkan menggoda hingga di mana ketahanan nafsu sex istriku apabila tidak kusentuh sepanjang satu minggu. Karna perlu untuk diketahui pembaca, kalau istriku serta saya biasanya tiga hari sekali teratur lakukan senggama serta itu semuanya biasanya selesai dengan cucuran kesenangan. Memanglah sampai kini kami berdua senantiasa beragam dalam lakukan hubungan sex, serta kami terasa tidak alami problem dalam soal yang satu ini.

    Sebelumnya kulanjutkan Carita ini, kuceritakan dahulu tentang keluargaku. Di rumahku tinggal saya (36 th., asal pulau Pariwisata), istriku Ayu (nama panggilan istriku sesuai sama orangnya) yang cantik molek, kulit kuning langsat karna turunan dari kota kembang, rambut lurus hitam lebat serta ini sama juga dengan bulu kemaluannya yang hitam serta lebat, umurnya baru 34 th. serta hidung mancung, lantas ada dua orang lelaki sekali lagi yang tinggal di rumahku, yakni Dani, anakku yang baru berusia tiga th. serta Wisne (25 th.) keponakanku yang awalannya numpang tinggal karna kepentingan mencari kerja serta sekarang ini tak akan tinggal di rumahku karna sudah saya suruh pulang karna menyangkut perselingkuhan dengan istriku.

    Jadi sesudah sepanjang tiga hari saya coba menggoda benteng ketahanan istriku lewat cara tidak bertegur sapa serta tidak memberi keperluan biologisnya, ada bagian beda yang saya dapat nikmati, yakni saya lihat perubahan tingkah dari istriku, perilaku yang serba salah, tidur tidak tenang serta banyak sekali lagi beberapa hal yang terlebih dulu tidak sempat saya saksikan. Hal semacam ini tak tahu karna saya yang memberi ekstra perhatian dengan sembunyi-sembunyi atau memanglah karna akibatnya karena kondisi konflik pada saya serta istriku.

    Satu malam, kulihat jam menunjuk di angka sembilan malam, waktu itu hari ke-6 saya membisu, saya berniat pura-pura tidur duluan serta saya percaya istriku tidak lama tentu menyusul masuk kamar seperti umumnya. Pada jam-jam segitu, biasanya kami masih tetap nonton TV dengan di ruangan keluarga termasuk Wisne keponakanku. Sesungguhnya saya sendiri belum juga ngantuk namun saya cuma menginginkan tahu perilaku istriku saja. Sebagian menit saya pura-pura telah tidur dengan sedikit keluarkan nada dengkur serta tampak bayang-bayang (karna gunakan lampu tidur) waktu itu istriku sulit tidur. Serta saya hampir tidak yakin dengan apa yang saya saksikan kalau istriku memainkan tangannya di selangkangannya sendiri. Awalannya cuma tangannya yang tampak bergerak, digesek-gesek naik turun dengan irama yang teratur namun sesudah sebagian waktu lalu, kulihat istriku melepas CD-nya serta pergerakan tangannya makin tidak teratur disertai nafas yang makin ngos-ngosan. Darahku berdesir serta nyaris saya tidak dapat menahan nafsuku sendiri saat lihat istriku terengah-engah karna nikmat yang dibuatnya sendiri. Namun saya tetaplah pada pendirianku awal mulanya, saya beberapa seakan masih tetap sakit hati serta tidak ingin bertegur sapa, jadi waktu itu saya cuma nikmati tingkah sensual istriku.

    Dua hari selanjutnya, saya kerjakan hal yang sama, yakni sekitaran jam sembilan saya masuk kamar. Sebagian menit saya tunggulah, istriku tidak masuk kamar seperti umumnya serta saya berniat menanti reaksi setelah itu karna saya sendiri belum juga terasa mengantuk. Sekitaran 1/2 jam, istriku belum juga masuk juga, namun saya sayup-sayup mendengar istriku bicara dengan seorang. Serta sebagian waktu lalu, istriku masuk kamar namun hanya sesaat serta lalu keluar sekali lagi dengan tutup pintu dengan perlahan-lahan tidak seperti umumnya, Istri selingkuh dengan keponakan mungkin saja disangkanya saya telah tertidur nyenyak ketika istriku masuk kamar. Saya makin menginginkan tahu, apa yang juga akan dikerjakan istriku setelah itu serta bebarapa menit lalu, saya mendengar pintu kamar samping, yakni kamar Wisne keponakanku ditutup, namun nada TV masih tetap menyala. Saya fikir keponakanku pergi tidur serta istriku masih tetap nonton TV sendiri. Sekitaran lima belas menit, saya menginginkan lihat apa yang dikerjakan istriku lewat cara naik diatas kursi lihat lewat jendela ventilasi, namun di sekitar ruang keluarga tidak tampak seseorang juga, cuma TV yang menyala, lantas saya ajukan pertanyaan dalam hati kemana perginya istriku, mungkinkah ke kamar mandi, namun sayup-sayup kudengar ada bebrapa nada yang sedikit mencurigakan.

    Cerita Bokep – Dalam hati saya berfikir, mungkinkah istriku masturbasi di kamar mandi. Karna makin penasaran, jadi dengan perlahan-lahan, saya keluar kamar serta bergerak ala detektif mencari asal nada yang mencurigakan itu. Nyaris saya tidak yakin, datangnya nada dari kamar keponakanku. Karna di luar sangkaanku, saya mesti melakukan tindakan cepat untuk ketahui apa yang dikerjakan istriku di kamar keponakanku sendiri, hatiku berdebar-debar serta saya sadar tidak bisa asal-asalan dalam melakukan tindakan, jadi dengan perlahan-lahan kuambil kursi untuk lihat tengah apa mereka di kamar keponakanku. Astaga apa yang kulihat, istriku tengah berciuman mesra dengan Wisne, nyaris saya segera mendobrak pintu kamar keponakanku, namun saya gemetar bercampur rasa penasaran serta ada perasaan unik sendiri demikian lihat istriku bergumul serta bermesraan dengan orang yang lain, hingga kuputuskan untuk mengintip perselingkuhan yang dikerjakan istriku. Sesungguhnya ada rasa menginginkan geram serta cemburu, namun di bagian beda, ada perasaan beda yang buat saya berdebar-debar menginginkan melihat.

    Kulihat mereka masih tetap ciuman sembari bertumpu pada dinding, tangan kanan istriku sudah merogoh batang kejantanan Wisne yang masih tetap gunakan celana pendek serta tangan tangan Wisne meremas-remas buah dada istriku yang masih tetap gunakan daster. Jantungku makin berdebar serta tidak merasa saya turut terangsang karna sampai kini saya juga menahan nafsuku. Tampak keduanya begitu bernafsu, terlebih istriku. Sembari tangan kanan tetaplah meremas serta mengocok batang kemaluan Wisne, tangan kirinya melepas kancing dasternya serta dalam sebagian waktu, dasternya turun ke lantai, tengah tangan Wisne tampak berupaya buka kaitan BH istriku, lantas mulut Wisne berpindah ke puting susu istriku. Tampak istriku menggeliat keenakan. Serta tangan istriku tidak ketinggal, buka kancing celana Wisne serta segera melorotkan CD Wisne. Tampak batang kemaluan Wisne sudah tegak dengan gagahnya, besar serta panjangnya nyaris sama juga dengan punyaku, cuma miliki Wisne agak sedikit bengkok ke atas serta agak lebih kuning dari punyaku, mungkin saja karna dia masih tetap perjaka serta belum juga sempat diasah.

    Serta sesudah kedua-duanya telanjang bulat, mereka berubah ke arah ranjang serta sembari masih tetap berciuman, istriku direbahkan dengan kaki masih tetap di lantai.
    Terdengar nada permintaan istriku pada Wisne, “Wisne cepat masukan barangmu.. cepaat..! ”
    Mereka tampak tergesa-gesa. Karna sangat lebatnya bulu kemaluan istriku, batang kejantanan Wisne tidak dapat segera masuk, serta tangan Wisne tampak menyibakkan bulu-bulu kemaluan istriku. Batang kejantanannya digesek-gesekkan menginginkan masuk, namun tampak agak sulit. Perlu untuk diketahui, istriku waktu melahirkan Dani lewat cara operasi caesar, jadi sampai sekarang ini, lubang senggama istriku masih tetap normal serta sempit.
    Karna agak alami kendala memasukkan batang kejantanannya, lantas istriku sedikit buka selangkangannya serta, “Bless.. ” masuklah kepala batang kejantanan Wisne.
    Muka Wisne tampak nyengir kegelian yang nikmat serta dengan daya tekan ke depan batang keperkasaan Wisne amblass ke liang senggama istriku.

    “Ohh.. ohh.. ” keluh kesenangan istriku.
    Dengan tempat tubuh istriku rebah di ranjang serta kaki sedikit diangkat serta ke-2 tangan istriku dirangkulkan di leher Wisne, tengah Wisne sendiri dengan tempat berdiri serta tangannya bertopang pada ranjang, tampak mereka nikmati kocokkan-kocokkan yang dibuatnya. Cuma sebagian waktu, kocokkan batang kemaluan Wisne makin cepat serta tampak mata Wisne meram melek serta istriku memprotesnya.
    “Jangan dahulu Wis.. janganlah dahulu.. Saya belum juga apa-apa Wis.. ” pinta istriku.
    Serta terdengar nada rintihan nikmat Wisne, “Ehh.. eeh.. creet.. cruutt.. ”
    Mungkin saja karna belum juga memiliki pengalaman, dia tidak dapat mengendaliakan senjatanya serta dalam hati, saya bersukur kalau istriku tidak memperoleh kesenangan dari Wisne dengan keinginan nanti minta dilanjutkan denganku, suaminya.

    Kulihat istriku memukul-mukul pundak Wisne.
    “Kamu ini bagaimana sich..? Baru sebagian menit telah keluar.. Saya belum juga apa-apa.. ” kata istriku.
    Wisne sembari ngos-ngosan menjawab, “Maaf Tante, Wisne belum juga pengalaman.. ”
    Wisne merebahkan diri kemampuanng di ranjang, batang kejantanannya makin mengendor, lunglai basah kuyup karena kombinasi cairan spermanya serta lendir dari liang senggama istriku. Tampak istriku ambil kain untuk bersihkan kemaluannya dari semprotan serta tetesan sperma Wisne serta dilanjutkan bersihkan batang kemaluan Wisne. Kupikir selesailah adegan ranjang mereka.

    Nyatanya dengan kelihaian istriku dan nafsu yang masih tetap belum juga terlampiaskan, batang kejantanan Wisne diusap-usap, dielus serta dikocok-kocok lembut oleh tangan lentik istriku. Pada akhirnya tampak mulai mengembang sekali lagi batang keperkasaan Wisne. Umumnya saya bila habis main dengan istriku, batang kejantananku tidak dapat bangun sekali lagi, mungkin saja karna tempo permainan yang sangat lama serta umumnya istriku segera terkulai lemas sama dengan saya yang setelah itu tertidur lelap.

    Saat ini batang keperkasaan Wisne tegak menantang kembali serta istriku tidak menyia-nyiakan peluang ini. Dengan tempat Wisne tetaplah kemampuanng, istriku mengatur tempat jongkok, persis diatas batang keperjakaan Wisne. Automatis, dalam hal semacam ini, istriku yang bertindak. Tangan kanannya memegang batang keperkasaan Wisne serta membimbing masuk ke lubang kemaluannya. Setelah itu, istriku bergerak naik turun. Tampak pantatnya yang kuning mulus berayun selaras dengan pergerakannya.
    Dalam sebagian menit, terdengar rengekkan nikmat istriku, “Ooohh.. oohh.. oohh.. oohh.. ”
    Istriku melenguh nikmat serta kocokannya makin kencang serta, “Ooohh.. oohh.. oohh.. ” makin panjang lengkuhannya.
    “Ooohh.. Wisne.., Saya ingin keluar Wis.. Ooohh.. ”
    Batang keperkasaan Wisne menancap semuanya, amblas serta yang tampak cuma butir-butir kemaluan Wisne. Istriku terkulai lemas diatas dada Wisne. Hal tersebut dilewatkan saja oleh Wisne, jadi ke-2 tangan Wisne meremas-remas pantat istriku.

    Narasi Dewasa – Sebagian menit lalu, Wisne berupaya membalikkan tempat. Istriku ditelentangkan serta Wisne bertukaran jongkok pas diatas liang senggama istriku. Lubang kemaluan istriku tampak mengkilap karna lendir yang dikeluarkannya. Dengan perlahan-lahan, Wisne mulai memompa naik turun serta pinggul istriku turut menggoyang ke arah kiri serta kanan.
    “Ooohh.. oohh.. ” sangat terpaksa batang kemaluanku kukocok sendiri karna tidak tahan lihat adegan panas istriku.
    Kocokan Wisne kesempatan ini lama sekali, tidak berhenti-berhenti serta terdengar istriku minta dipercepat pergerakan mengocoknya batang keperkasaan Wisne.
    “Teruuss.. teruuss.. cepat kocok selalu Wis.., cepat sekali lagi Wis..! ” hingga terdengar nada kocokan batang kejantanan Wisne di liang senggama istriku, “Pleekk.. pleekk.. pleekk.. ”
    Wisne mulai melenguh sekali lagi, “Ohh.. eehh.. oohh.. eehh.. ”
    Istriku tidak ketinggal, juga turut mendesah, “eehh.. eehh.. eehh.. eehh.. teruuss..! terruuss..! Saya ingin keluar sekali lagi Wiiss..! Ooohh.. ”

    Wisne menghimpit batang kemaluannya kuat-kuat di lubang kemaluan istriku karna ke-2 tangan istriku merangkul pantat Wisne untuk diutamakan ke arahnya. Saya fikir, Wisne juga telah keluar jadi batang kemaluanku kukocok selalu sampai spermaku muncrat juga.
    “Ooohh.. creett.. crett.. ”
    Sebagian menit lalu, terdengar istriku bicara pada Wisne, “Cabut dahulu kontolmu Wis..! ”
    Wisne mencabut batang kemaluannya dari jepitan liang senggama istriku. Istriku berbalik tengkurap, ingin apa sekali lagi mereka. Nyatanya kejantanan Wisne masih tetap terangsang berat.
    “Masukkan sekali lagi kontolmu Wis.. cepaatt..! ” pinta istriku sekali lagi.
    Agak sedikit berjongkok, dimasukkan sekali lagi ke liang senggama istriku.
    “Ooohh.. ” terdengar istriku menikmatinya, “Wis.. merasa tentang dinding rahimku, Wis..! ”

    Wisne mulai bergerak maju mundur mengaduk-aduk kemaluan istriku lagi
    “Ooohh.. enaknya memek Tante.., oohh enak sekali bila begini Tante.. makin enak Tante.. ”
    Istriku menikmatinya, “Teruuss.. kocok teruuss Wis..! Saya rasakan kontolmu makin enak saja Wis..! Teruuss.. Wis.. teruss..! ”
    Makin Wisne memperoleh angin fresh, jadi dikuatkan kocokkannya serta, “Plookk.. plookk.. plookk.. cleepp.. cleepp.. plookk.. oohh.. oohh.. nikmat Tante. Memek Tante makin hangeett Tante, oohh.., plokk.. plookk.. cleepp.. plookk.. cleepp.. oohh, Wisne ingin keluar Tante.. oohh.. oohh.. Creett.. creett.. cruutt.. ”

  • Cerita Sex Kususuri Tubuh Indahmu

    Cerita Sex Kususuri Tubuh Indahmu


    1437 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Kususuri Tubuh IndahmuCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Awal kisah ini berawal dari ketika aku pindah dari mess kantor dan mencari rumah kontrakan di daerah sekitar rumahnya Om saya, dari iklan baris aku mendapat info ada rumah yang ingin dikontrakan dekat Tol, daerah yang mana masih kampung dan memasyarakt penduduknya sering kumpul dan kenal sama dengan lainnya.

    Jadi antara pendatang dan penduduk asli sangat akrab, suasananya jauh beda dengan suasana di pedesaan di daerah asal saya, beruntung sekali saya dapat rumah kontrakan di Jakarta dengan suasana seperti ini. Begitu mulai tinggal disana ( pada waktu itu saya masih bujangan ), saya mulai berkunjung memperkenalkan diri ke tetangga-tetangga rumah saya , sebelumnya lapor bapak ketua RT terlebih dahulu yang kebetulan pas di depan rumah kontrakan saya.

    Tetangga kiri saya, tinggal keluarga yang lumayan besar, terdiri dari 2 anak laki2 dan 3 anak perempuan ( sebenarnya perempuan ada 2 lagi tapi sudah berumah tangga dan ikut suami mereka), Pak Edi saya menyebutnya, seorang pesiunan PNS asli warga kampung sini, beristrikan dengan bu Esty asli Kalimantan masih ada keturunan d****k yang terkenal putih, dan cantik.

    Begitu pula dengan tiga anak perempuannya yang tersisa mewarisi kecantikan dari ibu mereka. Tiga cewek tetanggaku ini pada usia yang mulai mekar dan segar yaitu , pertama Rika, sangat cantik, paling cantik diantara adik2nya, tubuhnya kecil langsing 160/42 , putih , 17 tahun jalan Kelas 3 SMA,

    Kedua Emi , kelas 1 SMA , wajahnya manis menyenangkan, 160/45, lebih berisi, putih, agak tomboy, rambut pendek,dan agak cuek, ketiga Mella baru kelas 2 SMP , 160/42 Body paling bagus diantara kakaknya, putih rambut panjang ikal, sangat murah senyum.

    Kisah ini saya fokuskan ke Rika, yang tertua dari 3 gadis ABG tetangga kiri rumahku itu, dirumah Rika berpakaian apa adanya, pakaian rumahanlah, kadang kaos , tank top , daster, celana pendek , seperti ABG jaman sekarang, sehingga kadang memperlihatkan putih mulus kulitnya

    Dari kaki sampai paha yang kecil , putih mulus, dengan sedikit bulu-bulu halus di setiap jengkal kulit kakinya dan tangannya, bulu2 ini yang membuat saya selalu mengkhayal dan penasaran ingin tahu lebih dalam isi dibalik bajunya, klo berangkat sekolah pagi selalu lewat depan rumah dan sengaja aku tunggu sambil pura2 bersihin motor atau nyapu

    Atau lain-lain ( namanya bujangan semua dilakukan sendiri ), dan Rika selalu tersenyum menyapa, hanya sebatas itu saja karena kami belum pernah resmi berkenalan. Pada suatu waktu, seperti biasa ketika berangkat sekolah lewat depan rumahku, tiba-tiba Rika datang menghampiriku, suatu kejadian yang diluar kebiasaan, hatiku mulai dag dig dug ada apa gerangan ini

    Sepertinya Rika juga berjalan ke arahku dengan agak ragu-ragu, “hai mas lagi ngapain ?” tanyanya ,

    “ lagi manasin motor” jawabku, aduh wajah cantik ini sekarang bener-bener bisa kunikmati dari dekat “ maaf mas, boleh Rika mintolong mas Andri “ katanya masih dengan nada ragu-ragu,

    “ mas Andri ada computer dirumah” lanjutnya , “ada” , jawabku,

    “I saya dapat tugas dari sekolah mas, boleh pinjam Komputer , untuk ngetik laporan, klo ke rental waktunya sedikit, dan ga boleh bapak klo pulang malam” celotehnya, weesss kesempatan nih, naluri buayaku mulai terusik,

    “ Ooo gitu boleh dik Rika , ntar malam ya, tunggu saya dari kantor ya paling abis magrib aku sudah datang” jawabku , “klo mo pake internet juga boleh” lanjutku, “bener mas!! Kebetulan saya juga harus cari data di internet mas” katanya,

    “ya udah ntar malam , ya , klo saya dah pulang maen aja kesini “ kemudian setelah pamit dia kembali jalan membelakangiku, oooo .. memang Rika gadis cantik, terus kuperhatikan , keliahatan lehernya kecil putih dan jenjang dan rambut halus, seharian di kantor aku membayangkan wajah cantik Rika, dan apa yang ntar malam terjadi, sambil menyusun rencana busuk.

    Akhirnya jam 18.30 saya sampai dirumah dan langsung mandi, sekitar jam 19.00 bel rumah berbunyi, hehehe ini saat yang ditunggu-tunggu, saya lansung keluar membuka pagar, anjriiiiiiiit ternyata betul si Rika , cantik banget, pakai span jean mini , dan baju merah muda dengan lengan pendek,

    Kulitnya yang putih mulus dihiasi dengan rambut haluss, suatu pemandangan yang luar biasa mempesona. “ malam mas” sapanya ,

    “malam dik Rika” balasku,

    “ sendirian aja, emi ma mella kemana ?” tanyaku,

    “ ada mas dirumah lagi belajar juga” jawabnya, “ oo gitu, ayo masuk, jangan sungkan-sungkan, laptopnya sudah mas nyalahin kok” kataku mempersilahkan. Kemudian Rika langsung menuju laptopku yang sudah aku nyalain.

    Aku segera ke dalem ambil minuman dan makanan kecil yang sudah aku siapin kebetulan aku tadi sempat mampir di mini market, tidak lupa aku tuangkan sebungkus bubuk perangsang yang beberapa hari kemarin aku pesen lewat toko sex online dr Surabaya 75 rb.

    4 bungkus, “ kok repot2 mas”katanya, “ga kebetulan ada kok” jawabku , “ dilanjut ya dik, saya nonton TV “ kataku , aku langsung nyalahin TV dan nonton ga jauh dari dia, sambil nonton sekali-sekali aku lirik dia, sambil kepalaku geleng2, “ hm, emang cantik cewek ini, pahanya mulus bener, dalemannya gimana ya” kata bathinku, aku terus nonton TV dan sempat kuliat dia minum jus jambu yang telah kusediakan, ntar lagi kena nih.

    Sekitar 10 menit kemudian “mas!” “ ya Rika ada apa?” jawabku, “ boleh buka internet?” tanyanya, “ silakan aja , tau caranya kan” jawabku , “ya mas” jawabnya. Kebetulan komputerku sudah aku set , begitu masuk internet explorer langsung masuk web site xxx ( forum tetangga) yang isinya foto2 bugil dan cerita seru juga, aku lirik dia ternyata dia masih buka situ situ ga browsing yang lain

    Kulihat mukanya sudah bersemu merah, mungkin obat perangsang yang aku berikan juga sudah mulai bekerja. “mas “ tiba2 dia memanggil, “ ada apa Rika “ aku lansung berdiri dan mendekatinya.” Cara buka ini gimana?” katanya, rupanya dia mo buka cerita seru yang judulnya” bercinta dengan ABG “ , padahal klo mo niat buka tinggal klik ..aja ga usah panggil aku, hmmm.

    Pasti dah horny nih anak, kemudian aku langsung pegang mouse sementara tangannya masih diatasnya, sambil kugenggam tangannya, dia diam aja, tercium wangi rambutnya, dan paha atasnya terlihat putih mulus karena aku sambil jongkok dibelakangnya, tinggal klik aja dik kataku sambil mengarahkan kursor, “rambutmu wangi sekali dik “ kataku ga sadar “ ah mas bisa aja “ jawabnya.

    “ mas sering liat gambar dan cerita seperti ini ya” tanya , “ iya dik, mas kan masih sendiri, kesepian tiap malam, jadi ya buat hiburan aja” , “ memang mas belum pernah melakukan” tanyanya, waaah anak ini tanyanya sudah mulai menjurus K***lku kurasa tambah besar.

    “ ya pernah sih dulu ma pacar, tapi sekarang dah putus” jawabku,

    “ mang sampai ngapain aja, ML juga kah”tanyanya.

    “ iyalah “ jawabku, “

    dik Rika sudah punya pacar?” tanyaku,

    “sudah mas, teman satu sekolah ” jawabnya,

    “ dah ngapain aja” tanyaku, “ cium-cium biasa aja mas, trus pacarku meremas tetekku, itu aja “ jawabnya ,

    “ enak ga? “ tanyaku “

    enak juga mas” jawanya,

    “belum pernah lebih, kayak pegang k****l atau punyamu diisep “ tanyaku ,

    “belum mas, emang enak gitu”katanya,

    “ ya enaklah mo coba?” tanyaku iseng, dia tersenyum dan kemudian diam aja, wah aku bingung nih apa maksud senyumnya mau apa tidak ya, kulihat nafasnya aga memburu, dan duduknya gelisah sambil matanya tetap menatap laptopku

    Setelah diam sejenak aku yang masih berada dibelakangnya memberanikan diri , menciumi rambutnya, dia diam saja, truss kea rah tengkuknya , Rika tetep diam aja, nafasnya tambah memburu dan k*****lku sudah semakin besar, aku coba tempelkan burungku di punngungnya sambil terus mencium rambut dan tengkuknya.

    “dik” kamu cantik sekali, bolehkah mas menciumu, mas dah ga tahan” bisikku di deket telinganya, dia diam aja terus tanganku segera turun meraba pahanya yang putih mulus dan berbulu, kuraba-raba terus , akhirnya dia ga tahan dan membalikkan badan segera mencium bibirku,

    “ mas aku juga pingin” katanya, terus kami berciuman bibir sampai lidah…lama sekali sambil tanganku meraba pahanya dan punggungnya, teteknya yang kecil terasa menempel di di dadaku begitu pula K*****lku menempel di perutnya.

    “ dik pindah ke sofa yuk” bisikku , tanpa menunggu jawaban kutuntun dia ke sofa sambil terus berciuman, gila… enak sekali ABG ini, ciumannya sudah professional banget, dudukkan di sofa dan kemudian kubaringkan, tanganku sudah mulai bergerilya dia atas dadanya yang masih tertutup bajunya,

    “ sayang dibuka dikit ya bajunya” bisikku, dia diam saja, berarti ya nih, sambil terus berciuman, tanganku membuka baju atasnya sekaligus kait bh, kumasukkan tanganku ke teteknya dan kuremas pelan-pelan , dia menggelinjang menahan kenikmatan

    Kubuka sedikit lagi, dan terlihat bukit kecil yang sangat indah, tetek putih, dengan punting yang merah jambu , masih sangat kenyal sekali, tanpa kusadari tangannya telah mengelus-elus K*****lku , aku semakin semangat mengulum bibir daan lidahnya terus aku geser ke lehernya, leher jenjang yang putih, kukecup berkali-kali, dia mulai bersuara

    “ oooh…oooh..geli mas…enakk” aku tak perduli langsung aku pindah ke dadanya , kukulum putingnya dan kupijat-pijat sekitar putingnya dengan lidahku , nafasnya semakin memburu, dan tangannya mulai membuka kancing celanaku.

    Akhirnya tersembulah batang torpedoku yang besar, dia terus mengelus-elus dengan tangannya yang kecil mungil, kubuka seluruh baju atasnya sehingga dia Topless, badannya bagus sekali, putih kecil , tangannya yang kecil panjang ditumbuhi rambut halus

    Terus ku kulum dan kupijat teteknya kanan dan kiri bergantian, kepalanya semakin mendongak menahan nikmat, dan tangannya melepas torpedoku dan menjambak rambutku dan semakin menekan kepalaku kedadanya.

    “ dik mo isap Burungku ga” bisikku , “ ga tau caranya mas” jawabnya,

    “ biasa aja, anggap saja makan eskrim jilat dan kulum, tapi jangan sampai kena gigi” kataku,

    “ kucoba yam as” jawabnya kemudian segera dia melorot, tanganya yang mungil memegang pangkal torpedoku sambil dipijat, lidahnya mulai menjilat-jilat kepala torpedoku,

    “ ooouuuch dik enak sekali” aku mulai meracau, “ kulum dik “ pintaku dia mulai memasukkan torpedoku ke mulutnya yang kecil dan merah., hampir tidak muat torpedoku, dan mulai mengocok, memaju mundurkan kepalanya” enaaaaak dik ..terus…” aku semakin meracau, tangannya masih memijit buah pelirku, sementara tanganku mencari teteknya dan kuremas pelan-pelan.

    Setelah sekitar 10 menit terasa cairan didalam torpedoku sudah mendesak pingin keluar, dengan kenikmatan yang luar biasa kusemprotkan cairan sperma itu dimulutnya. “ Uaaaaaaaah …uaaaaaaah.enaaaak dik !!!” Beberapa kali kusemprot mulutnya, kemudian aku duduk di sofa dengan lemas, dia memutahkan kembali sperma yang kusemprotkan tadi di asbak ,

    “ enak sekali dik sedotannmu , kamu cepat belajar” ,

    “iya mas aku juga enaak”,

    “ terimah kasih ya dik, mas puas banget hari ini”

    “ sama-sama mas” jawabnya , sambil memakai BH dan baju atasnya kembali.

    “ dik mas boleh minta lagi kapan2 , mas janji mas akan puaskan adik “ kataku,

    “ boleh mas, besok malam saya kesini lagi, tugas jg belum selesai, ya udah mas dah malem, met ketemu besok” pamitnya.

    Semalaman saya tidak bisa tidur, gambaran kejadian tadi terus menari-nari diatas pembaringanku, berutung sekali aku kontrak rumah disini, bisa mendapatkan gadis ABG secantik dia, besok malam janji datang lagi

    Tak sabar aku menantikan malam berikutnya, pagi menjelang sang surya mulai menampakkan kekuasaannya terhadap dunia, seperti biasa aku bersiap ke kantor, sambil menunggu Rika lewat, tidak lama berselang Rika sudah kelihatan berjalan

    Dengan baju seragam sekolahnya putih abu-abu, seragam putih atas agak ketat sedangkan rok abu-abu bawahnya panjang, masih keliahatan sangat cantik dan segar.

    “pagi mas “ sapanya ,

    “ pagi dik, eh bisa tidur ga semalem” tanyaku, dia tersenyum “ jam 12.00 baru bisa tidur” jawabnya, “

    ntar malem jadi kesini lagi” tanyaku,

    “ yam as ngelanjutan tugas kemarin yang belum kelar” katanya, “ tugas apa tugas.” Candaku, dia tersenyum dan berlalu dari hadapanku.

    Kemudian pak edi bapak Rika lewat “ dik andri terima kasih lo , Rika sudah dibantu ngerjain tugas” katanya,

    “ iya, pak sama –sama, tidak masalah kapan aja nanti saya bantu, mo kemana pak” jawabku sekaligus bertanya, “ ini mo bayar tagihan listrik” katanya, “ooo hati2 pak” kataku, kemudian pak edi segera berlalu.

    Hari itu dikantor aku sudah tidak kosentrasi bekerja, membayangkan apa yang terjadi nanti malam, setelah merapikan meja jam 16.30 aku segera pulang perjalanan dari kantor kerumah 1 jam, 17.30 dah nyampe rumah dan segera mandi, terus aku nyalahin laptop, dan nonton TV.

    Sekitar jam 19.00 bel berbunyi” inilah saat2 yang ditunggu-tunggu “ kata bathinku, segera ku buka pintu pagar dan kembali aku terpaku., Rika ternyata berpakaian yang lebih sexy lagi malam ini, dia pake kaos ketat tanpa lengan merah, dan celana pendek merah pula, sangat kontras dengan warna kulitnya yang putih mulus, tiap ketemu kayaknya tambah cantik aja hehehe,

    “ oee.. kenapa diam mas, aku ga disuruh masuk” katanya menyadarkan lamunanku, “ ooo iya-iya silahkan masuk, sorry kamu cantik sekali sih maam ini” kataku setelah melewati aku , kulirik dadanya, wah kelihatannya dia ga pake BH, sudah persiapan nih, aku juga hanya berpakaian kaos oblong, dan celana pendek kolor aja.

    “ langsung aja dik tugasnya dikerjain, bentar aku ambilin minum” kataku, kali ini udah ga pake obat perangsang lagi.kulihat dia sudah mulai ngerjain tugasnya, tidak lama kemudian dia sudah buka internet, aku diam saja sambil sekali-sekali melirik pahanya yang mulus sambil nonton TV

    Setelah beberapa lama sudah ga tahan rasanya segera aku dekati dia, dan kuserbu bibirnya dengan agak kasar, tapi ternyata responnya sangat positif, dia juga membalas serbuanku dengan semangat 45 , ternyata dari tadi Rika juga sudah horny

    Tanpa piker panjang kulepas kaosnya dan memang benar Rika memang tidak memakai BH, aku ga peduli kulepas juga kaosku, dan langsung aku kulum, teteknya, kupijat-pijat dengan lidahku bergantian “mmmas ouhhh..ouhhh “ dia mulai meracau, tanganku mulai kuselipkan ke celana pendeknya , dan ku setuh memeknya,

    Ternyata sudah basah dengan cairan kewanitaannya, terus kumainkan jari tanganku di sekitar memeknya tanpa membuka celananya, dan dia sendiri melakukan hal yang sama terhadap torpedoku, di remas-remas torpedoku yang telah membesar , yang besarnya hampir sama dengan pergelangan tangannya,

    “ mas besar sekali punya mas” katanya , “ iya dik , itu yang akan muasin adik nanti” kataku, sambil terus mengulum putingnya yang sudah sangat mengeras dan kenyal. Kunikmati keindahan ini sepenuh hatiku, kemudian aku bopong dia ke sofa, dan kulorot celana pendeknya sekaligus celana dalamnya, wauwww benar-benar pemandangan yang sangat indah,

    Memeknya kecil, ditumbuhi rambut yang jarang, anehnya biarpun dig a begitu gemuk , tapi memeknya menggunung sangat bagus, terlihat hanya belahan dua daging yang ditempelkan, klitorisnya masih tersembunyi di dalam,

    Paha sampai kakinya sangat mulus putih, ramping dan bulunya yang bikin aku ga tahan, suatu keindahan yang alami, langsung aja kukulum kembali teteknya kuputer-puter dengan lidahku, segera kususuri tubuhnya dengan lidahku, kujilatin semua dari mulai kening, wajahnya, lehernya, tangannya, kembali kedada,

    Pelan-pelan turun ke perut kemudian ke pangkal pahanya, dia mulai meracau “ mmmmas enakk…masss enak..” kuteruskan aktivitasku pangkal pahanya kujilatin dan kuputer-puter, kemudian kesisi berikutnya terus turun perlahan sampai ujung kakinya ,

    Pindah ke jari kaki satunya teruss naik lagi ke arah pangkal pahanya, dia semakin meracau, kubuka liang Vaginanya dan dominasi warna merah muda terlihat didepanku, segera kujilat dan kusedot belahan vaginanya,

    Rika semakin menggelinjang sambil mengangkat-angkat pahanya , kusapu terus lidahku di sekitar vaginanya, kemudian ku sedot dan kucucup klitorisnya, dia mengangkat pinggulnya lama dan kedua tangannya menekan kepalaku semakin dalam, kutusuk-tusuk bagian tengahnya dengan lidah ,

    Dia semakin meracau dan cairan kenikmatan semakin mengalir dari sela-selanya, hmmmmm… nikmati sekali cairan perawan….” Ouhhhhh ahhhhhh. Ouuuuuh aaahhhh “ hanya itu yang terdengar dari bibir mungilnya, setelah sekitar 15 menit aku sudah tidak tahan,

    Kuposisikan badannya di sofa, punggungnya aku ganjal dengan bantal sofa yang ada, kemudian kuarahkan kepala torpedoku, dia segera meraih torpedoku dan digesek-gesekkan ke bagian tengah vaginanya., ouuuuh nikmat mas…. Massukkkkkan mas, kembali dia meracau, shhettttt aku ga perduli keperawananku mas….yang penting enaaaakkkkk ouch.

    Tangannya segera mencengkram pinggiran kursi, dan torpedoku mulai kutekan perlahan –lahan tarik ulur, agar lubang yang siap ditembus agak membesar , mengingat memeknya yang kecil dan imut, terus dengan perlahan-lahan kutarik ulur torpedoku,

    Cairan kewanitaan semakin deras dan permukaan semakin licin, ini saatnya kulesatkan torpedoku, kutekan keras torpedoku dengan sekali hentakan, “ ouuuuuuuch..mas sakit” teriaknya ketika torpedoku sudah masuk di liangnya, sengaja aku lakukan sekali hentakan biar sakitnya tidak terlalu,

    “ sabar sayang…. Nanti juga ga sakit..tahan ya” bisikku, kudiamkan torpedoku beberapa saat, kemudian perlahan kutarik dan kutekan lagi.. masih sangat peret, torpedoku terasa diremes-remes , apalagi ketika ku tekan ,

    Pinggul Rika juga ikut menegang dan terangkat, sehingga jepitannya semakin terasa di torpedoku, terus ku genjot dia.semakin lama semakin cepat “ dia semakin merintih kenikmatan sekaligus sakit jadi satu, tapi lama-lama yang bunyi hanya rintihan kenikmatan..

    ” uahhh— ssssssshhhh ……aaaaahhh ssssshh enak massssssss” itu yang terdengar berkali-kali, kemudian aku atur dia posisi doggie style …… ouuuuh Rika semakin meracau karena panetrasi torpedoku semakin dalam sampai mentok… masssss……masssss……. ga kuat enakkknya mas, setelah doggie 10 menit, kuajak dia main WOT agar dia bisa mengatur sendiri ritmenya , masih belum mahir tapi rasanya sangat nikmatttt….

    Dia mulai mengenjot….kepalanya terlempar kekanan kekiri-depan belakang…….” Massss aku dah ga tahannnn jeritnya…. Rupanya dia akan orgasme duluan sementara aku masih belummm….. “ lepaskan …dik… ga papa…lepaskan… “ kataku,

    Rika bener-bener sudah ga bisa nahan dengan jeritan panjang “ massssssssssssssssssss ahhhhhhhhh” akhirnya dia orgasme dan ambruk tubuhnya didadaku, karena aku belum orgasme maka kubalik tubunya kembali aku melakukan dengan posisi konvensional, karena hanya dengan posisi ini aku bisa orgasme,..

    aku genjot kembali torpedoku tanpa ada perlawanan lagi dari dia, kupuaskan sendiri nafsuku dan dia hanya passsrah baru 5 menit , aku sudah ga bisa menahan cairan magmaku dan”

    ahhhhhhhhhhhhh….ahhhhhhhhhhhhh hh….ahhhhhhhhh “ seiring teriakanku kusemprotkan maniku di dalam vaginanya, setelah itu segera kusuruh dia bangun dan mencuci vaginanya dengan air dingin, semua yang terjadi sangat nikmat sekali, ga bisa terlukiskan dengan kata-kata, setelah berpakaian , “ dik maafkan mas andri

    Telah mengambil keperawanannmu” kataku, “ ga papa mas, sama-sama enakkkk kok, aku ga menyesal kok” katanya tanpa penyesalan, kasihan juga aku sama Rika, gadis secantik dia..sudah jadi korban nafsu bejat, tapi dia suka. Setelah bersih –bersih Rika pamit pulang.

    Sejak kejadian, itu hampir 2 kali seminggu aku bercinta dengan Rika , sampai sekitar setahun, aku menikah, Rika sendiri melanjutkan petualangan bercintanya, sambil sesekali aku nminta jatah darinya klo istriku sedang kerja, 2 tahun kemudian saya pindah rumah, karena sekarang saya sudah memiliki rumah sendiri di jaktim, sejak itu kontak dengan Rika terputus, dan kabar terakhir dia sudah menjadi ayam kampus dengan tarif yang tinggi , tentu tanpa sepengetahuan Orang tuanya.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Menikmati Wanita IGO Fantasi Seksku

    Cerita Sex Menikmati Wanita IGO Fantasi Seksku


    1412 views

    Cerita Fantasi Sex Ini Berjudul ” Cerita Sex Menikmati Wanita IGO Fantasi Seksku ” Yang Panas Serta Hot,Para Pecinta IGO merapat.

    Perawan – Hi, nama saya Andreas, teman biasa memanggilsaya “Andrew”. Saya seorang expat (bule) yang telah lama tinggal di Jakarta, dan saya ingin bertanya kepada anda: Pernahkah anda memilik ifantasi seksual terhadap seorang wanita?

    Cerita Sex Bisa Menikmati Tubuh Wanita IGO Fantasi Seksku

    Wanita itu dapat menjadi siapa saja! Bisa jadi guru anda di sekolah dulu, dosen di universitas, temankerja, bos atau bawahan bahkan mungkin pembantu di rumah anda! Yang jelas wanita itu pasti memiliki sesuatu yang membuat nafas anda sesak setiap kali mengingatnya.

    Well, saya punya! dan percaya atau tidak,saya adalah salah satu lelaki beruntung diantara jutaan lelaki yanglain, mengapa? Karena anda akan menemukan bahwa segala impian dan fantasi seksual saya akan menjadi kenyataan.

    Dari dulu saya memangselalu menyukai wanita Asia, mungkin salah satu alasan mengapa saya mau ditugaskan oleh kantor saya di Jakarta, tempat yang tadinya saya tidak pernah tahu eksistensinya, tempat yang tadinya saya tidak tahu akan ada wanita seperti Yuli.

    Hmmh, Yuli oh Yuli.. Dia memang tidak memiliki buah dada sebesar Pamela Anderson, tapi buah dadanya yang sedikit lebih besar dari kepalan tanganku selalu terbayang di dalam blouse kerjanya ditutupi bra hitam tepat di bawah leher panjang dan bahu indah warna kuning langsat khas wanita Asia. Yuli memang tidak memiliki postur tubuh seindah Cindy Crawford, tetapi pinggangnya yang kecil selalu menemani pinggul indah bak apel dan hmm.. pantatnya yang ranum selalu terbayang!

    Takke tinggalan kaki kecilnya yang panjang bak peragawati menopang pahanya yang putih bersih ditutupi rok mininya yang sexy! Takkan habis hasratkumenginginkan dirinya! Terbayang selalu diriku di atas tubuhnya yang ramping putih meremas buah dadanya! Menarik turun rok mininya! Dan memasukan alat kejantananku kedalam kemaluannya! Memompanya dengan cepat! Dan lebih cepat! Dan.. “Andrew?”

    “Oh.. Hi! Yul..” dengan gelagapan aku menjawab sapaan Yuli yangentah telah berapa lama berada di hadapanku yang sedang melamun sambilminum sendirian di Hard Rock Cafe ini. He he, malunya aku!

    “Andrew, kamu lagi ngapain di sini?” Sekali lagi dia menyapaku.
    “Yul! Ngga sangka ketemu kamu di sini”, jawabku cepat menutupi kagetku.

    Yuli menjawab dengan senyuman sambil berkata: “Aku sih emang seringke sini! Seneng deh bisa ketemu kamu, hihi.. kamu sendirian kan? Akujoin kamu yah? yah?”

    Sebelum sempat aku menjawab, Yuli telah menarik bangku dan duduk di sampingku, dan kuberpikir “Ya Tuhan betapa anehnya ini..”

    Lalu selanjutnya kita berdua telah asyik berbicara ngalor-ngidul.Tak kusangka Yuli ternyata kuat minum. Pembicaraan kami diwarnai oleh pesanra konsentrasiku untuk minum telah luluh-lantakdihancurkan sepasang bahu indah ditemaan baru yang selalu datang mengganti gelas cocktailnya yang mulai kosong. Sementani leher panjang di atas belahandada putih milik Yuli, sang fantasi seksualku yang tiba-tiba datang menghampiri! Yuli malam ini memang lebih sexy dari biasanya ditutupi gaun sack dressnya yang berwarna merah menyala.

    Dan kuberpikir lagi, “Oh Tuhan mimpi apa aku semalam?”

    Tak terasa jam telah menunjukkan pukul 3 pagi. Dari cara Yuliberbicara dan raut mukanya, kutahu bergelas-gelas cocktail yang Diaminum telah memberikan hasil sesuai yang diinginkannya. Yuli mabok.Tidak ada hal lain yang dapat kulakukan selain meminta kunci mobilnya dan memaksa untuk mengantarnya sampai di rumah. Yuli tidak melawan dandengan pasrah masuk ke dalam mobil di kursi penumpang depan.

    Kumulai menyupirkan mobilnya sampai tiba-tiba Yuli berkata, “Drew! Aku nggak bisa pulang lagi mabok kaya beginih.. Ke rumah kamu aja yahh.. aku tidur rumah kamu dulu boleh kan Drew?”

    Aku berpikir “Terima kasih Tuhanku!”

    Setibanya di apartemenku, kubimbing dia ke kamar tidurku, Yuli langsung duduk di tempat tidur.

    Tersenyum aku sambil mencopot sepatunya, kuberpikir “Ya Tuhan betapa indah dan sexynya sepasang kaki putih laksana kapas ini.. dan hmmh..”

    Tiba-tiba terdengar bisikan yang berkata, “Jangan Andrew! Dia mabok! Kamu nggak boleh mempergunakan kesempatan! Itu tidak gentleman!”

    Lalu, “Man! lihat betapa sexynya pundak si Yuli, lehernya.. pahanya.. Ohh”
    Dan, “Andrew! Kamu bukan orang seperti itu!”
    Lalu, “Ingat Andrew! Kapan lagi kamu punya kesempatan seperti ini, jangan bodoh!”
    “Sial!!” dalam hatiku.

    Ada seorang wanita cantik dan sexy, idamanku, fantasy seksualku, duduk di tempat tidurku dan aku malah bingung harus gimana.

    “Sial! Sial! Sial!”
    Ketika aku sedang sibuk sendiri dengan pikiranku, tiba-tiba, “Andrewhh.. sini Andrew.. Hhh” rintih Yuli.
    Tanpa berpikir dua kali aku mendekat seperti anak buah dipanggilmajikan dan berkata, “I.. Iya Yul.. Ada yang kamu mau? Air putih mungkin?”
    “Aku mau kamuhh, Andrew sayanghh..” Yuli menjawab.
    “Deg!” tak kuasa kutahan degup jantungku yang semakin menderu-deru.

    Belum sempat kuberpikir lebih lanjut, kulihat jari-jari mungil Yuli telah berada di ikat pinggangku bersamaan dengan tangan putih berbulu halusnya.

    “Aku ingin kamu Andrew.. ”
    Sekali lagi Yuli membuka bibirnya yang basah dan ranum memerah, “Iya Andrewhh.. malam ini!” Yuli meneruskan desahannya.

    “Tapi.. Yul..” belum sempat kuhabis berucap, tiba-tiba jari-jarimungil tadi dengan perlahan membuka ikat pinggangku dan dengan bantuan lengan yang indah berbulu halus tadi menarik turun celana blue jeanskudengan mudah tanpa perlawanan dariku.

    “Ohh Yuli.. Aku tak tahu ini benar dilakukan atau..” jawabku.
    “Ssst.. Aku selalu ingin tahu bagaimana rasanya dengan orang putih sepertimu Andrew.. ” Yuli memotong, dan mulai menarik turun celana dalamku.
    “Hmmh, memang Punyanya bule sepertimu lebih besar dari pada orang kita.”

    Yuli dengan genit memandangi alat kemaluanku yang memang sudah mulai mengeras. “Yul..” Aku yang merasa harus mengatakan sesuatu.

    Kembali dipotong olehnya sambil berkata, “Kamu harus tau kehebatan cewek Indonesia Drewhh.. mmhh,” sambil berkata demikian Yuli mendekatkan wajah cantiknya ke jantananku dan sambil mengedip-ngedipkan bulu matanya yang panjang dan lentik .

    Yuli mulai mengecupnya, “Mmmuuah.. cup.. cup..” Bibirnya yang merah ranum mulai menjelajahi kepala kejantananku yang mulai mengerasdan terus mengeras.

    “Aku belum pernah dengan barang segede gini.. hihi,” godanya genit dan kali ini menjulurkan lidahnya ke batang kemaluanku dari bawah kembali ke atas menyentuh kepala kejantananku lagi.

    “Mmmhh,” godanya lagi.
    “Shh.. hh,” aku cuma bisa mendesis, tak terbayang betapa terangsangnya aku oleh kejadian ini!
    Dan, “Emmhh,” Yuli memasukkan setengah alat kejantananku kedalam mulutnya yang mungil, dan kepalanya mulai bergerak naik turun secara perlahan.
    “Ughhooghh.. Yuli! yeah!” Aku merintih menahan rasa nikmat dari mulut Yuli yang basah dan hangat.

    Yuli sejenak menarik keluar kejantananku dari mulutnya dan berkata, “Emm.. Enak nggak sayang?”
    Lalu kembali melumat dan menghisap kejantananku kali ini dengan ritme yang lebih cepat, “Mmm.. mm..mm..”
    “Arrgghh!! Yuli! Oh Yuli..” Aku mulai mengerang agak keras karenamerasakan lidah halus Yuli bergerak-gerak di dalam mulutnya yang hangat sementara kepala Yuli terus bergerak naik turun bertambah cepat.
    “Ouugghh!!” Kali ini aku tidak dapat menahan hasrat yang meluap-luap di dalam diriku.

    Kutarik turun gaun sackdress yang dipakainya sehingga terlihatpunggung putih mulus berbulu halus sedikit tertutup oleh rambutnya yangpanjang dan hitam lebat. Yuli tidak memakai bra. Kemudian kuteruskanlagi menarik turun sampai terlihat celana dalam putih tipis berendayang membalut pantat putih kemerah-merahan yang ranum.

    Lalu kujulurkan tanganku yang panjang mencoba meraih liang kewanitaan yang tersembunyidi bawah pantat ranum putih miliknya. Dan tersentuh olehku daging halussedikit berbulu yang telah basah oleh cairan lubrikasi tanda siap untukbercinta!

    “Ohh Yuli.. hh kamu sudah basah,” ku bertutur terbata-bata.
    “Hmm.. hmm..” Kata-kataku dijawab Yuli dengan hisapan yang lebihcepat dan liar terasa cepat melumat seluruh batang kejantananku.
    “Ghhaahh.. Yuli!!” Aku kembali mengerang dan mulaimenggerak-gerakkan jari-jariku di bagian apa saja dari liangkemaluannya yang dapat kuraih! Trus dan trus kujulurkan jariku sampaimenyentuh klitorisnya.
    “Mmmhh!” Kali ini terasa reaksi dari Yuli karena Ia mengerangkeras sambil membalas dengan mempercepat hisapan dan lumatannya kebatang kejantananku.

    “Urrghh!! hmm,” aku tidak mau kalah dan kembali membalas dengan menggetarkan secara cepat sekali jariku di atas klitorisnya!
    “Uoohh.. ohh,” tak tahan Yuli mengeluarkan kejantananku dari dalam mulutnya, merintih dan mulai menggenggam batang kejantananku dan mengocok cepat naik turun.
    “Uhh.. mmhh.. ohh.. yeahh!!” Berdua kami mengerang, merintih,menikmati sentuhan masing-masing sampai akhirnya Yuli tiba-tibamendekatkan mukanya kepadaku. Yuli mulai menciumi dan melumat bibirkudengan bibirnya yang merah basah.

    Kubalas ciumannya sambil kupeluk dan kuelus punggung mulus dan rambutnya yang tergerai di belakang.
    “Hmmhh..” Sambil berciuman, Yuli merentangkan kedua kaki mulus jenjangnya dan naik keatas ku.
    “Sekarang Andrewwhh.. hh.. hh.. ambillah aku sekaranghh..” Yuli berkata dengan nafas memburu sambil menatap lekat wajahku dengan paras cantiknya.

    Dengan penuh nafsu kutarik turun celana dalamnya dan kupegang batang kejantananku dengan tangan kanan, juga selangkangan Yuli dengan tangan kiri. Lalu mulai memasukkan dengan perlahan kepala kejantananku kedalam liang kemaluannya yang merah menyala basah ditumbuhi rambut-rambut hitam halus indah di atasnya.

    “Hoohh.. sshh,” Yuli mendongak ke atas sambil memejamkan matanyadan mendesis merasakan kenikmatan penetrasi kepala kejantananku dilubang kemaluannya yang lalu kusambut dengan memasukkan batang kejantananku lebih dalam lagi. “Bles!”

    “Uhh.. yeah!! Andrewhh!”
    “Ohh Yulihh..” sambil kuangkat badan Yuli sedikit dan kulepas lagi sehingga naik turun di atas badanku.
    “Ouurgghh.. ahh..”
    Kali ini Yuli mengerang semakin keras dengan raut wajah sedikitmeringis sambil berkata lagi, “Terus Andrewhh.. gerakin lagi lebih cepat shh.. mmhh.. yeahh..”

    Terus terang tidak mudah bagiku untuk bergerak cepat memompa Yulinaik turun di dalam jepitan kewanitaannya yang sempit dan hangat seolahingin menyedot seluruh kejantananku masuk ke dalam.

    “Ohh.. mm.. mmhh.. shh.. yeahh..” Yuli tanpa henti-hentinya merintih, mengerang dan menggeram mesra seiring kunaikkannya kecepatan tubuhnya yang mulai basah berkeringat naik turun di atasku sambilku benamkan terus lebih dalam kejantananku ke dalam liang kemaluannya yang semakin hangat terasa meremas-remas dan memijat-mijat kejantananku.

    “Ohh Yuli .. ohh kamu suka sayanghh?” Aku bertanya di sela-sela rintihan, buruan nafas dan erangan kita berdua.

    “Hhh.. Cepat lagi sayanghh.. mmhh. cepat lagihh!” Rintih Yuli semakin bersemangat dan mulai menggerak-gerakan pinggul mulus sexynya dengan gerakan erotis kekiri dan kekanan yang membuat liang kemaluannya semakin sempit hangat membara, menyedot dan memuntahkan kuat kejantananku keluar masuk semakin cepat dan keras.

    “Arrgghh!! Yeahh!” Geramku sambil membalas dengan menggenjotkan pantatku ke atas untuk membantu kejantananku menghunjam dan menusuk lebih dalam lagi.

    “Uhh.. ahh. ahh.. ahh.. ohh.. uuhh.. uhh.. uhh..urrgghhaa!” JeritYuli menyambut genjotan hebat yang kuberikan kepadanya tanpa hentisehingga terlihat wajah cantik Yuli memejamkan kedua matanya lalu meringis hebat sambil menggigit bibir bawah yang merah basah.

    “Mmmhh!!” dan membuka mulutnya lagi “Uuuhh!!” Terasa seluruh tubuhnya menggelinjang, bergetar hebat menuju puncak kenikmatan dan orgasme berulang kali yang kuberikan kepadanya tanpa ampun. Terasa sakit genggaman jari-jemarinya yang mungil sedikit mencakar dan menggengam keras di kedua pundakku diikuti dengan seluruh tubuhnya menegang dengan seketika. Akhirnya, “Serr!” Terasa cairan hangat mengguyur batang kejantananku yang sedang memompa keras di dalam liang kemaluannya. Yah! Puncak orgasme. Yuli telah mencapainya.

    “Uuuoohh.. hoh.. hh.. hh.. hoh.. hohh.. hh,” terengah-engah nafas Yuli memburu.

    Seluruh tubuhnya yang putih indah telah habis basah kuyup olehkeringatnya, tidak ketinggalan rambutnya yang juga tidak kalah basah.Terasa tegang tubuhnya berkurang. Genggamannya melemas, dan tubuhnya jatuh lemah lunglai di atas tubuhku yang juga telah basah kuyup diguyur keringat.

    “Hhh..hh..hh.. mmhh kamu emang hebat Andrew.. aku belum pernah merasa sepuas ini oleh lelaki sebelumnya..” Tutur Yuli.

    Saya kira tidak perlu saya ceritakan lagi apa yang terjadi seterusnya, karena cerita ini bukan mengenai diriku, melainkan mengenai fantasi seksualku, di mana saya berharap andapun akan mengalami hal yang serupa dengan fantasi seksual anda.

  • Cerita Sex memuaskan nyonya majikan

    Cerita Sex memuaskan nyonya majikan


    1396 views

    Perawanku – Cerita Sex memuaskan nyonya majikan, Aku benar-benar lemas mendengar keputusan pihak manajemen perusahaan hari ini, Bulan lalu perusahaan sudah menyampaikan rencananya untuk mengurangi sejumlah karyawan, termasuk pengemudi. Hari ini aku tahu aku termasuk yang kena PHK.

    Istriku tak banyak bicara ketika kutunjukkan surat pemutusan hubungan kerja itu. Ia hanya memandangi bayi kami yang baru berusia 3 bulan. Terbayang di benak kami bagaimana cara menghidupi bayi ini tanpa pekerjaan. Pesangon yang tak seberapa jumlahnya pasti tak akan bertahan lama.

    Selama seminggu penuh aku menyibukkan diri dengan iklan lowongan pekerjaan di koran dan mendatangi berbagai macam perusahaan untuk mencari kerja. Hasilnya nihil. Untungnya sorenya istriku membawa kabar gembira.

    Pak Sulaiman, lelaki tua yang tinggal tak jauh dari rumah kami kena stroke. Ia harus istirahat total dan berhenti menyupir untuk majikan nya. Kata istriku, majikan pak Sulaiman butuh supir baru segera. Istriku mengangsurkan secarik kertas bertuliskan nama dan alamat majikan Pak Sulaiman.

    Esok paginya aku langsung meluncur ke rumah Pak Tan, mantan majikan Pak Sulaiman. Rumah Pak Tan luar biasa besar dan mewah. Pembantu Pak Tan membukakan pintu gerbang dan mempersilakan aku menunggu di beranda. Sejenak kemudian Pak Tan menemuiku. Ia seorang lelaki Cina tua, bos sebuah perusahaan peralatan masak di Surabaya.

    “Kamu tetangga Pak Sulaiman?” Tanya Pak Tan.
    “Benar, Pak. Nama saya Andi”
    “Kamu kelihatan muda sekali. Berapa umurmu?” Tanya Pak Tan.
    “24tahun, Pak”
    “Sudah lama jadi supir?”
    “3 tahun, Pak”

    “Oke, Andi. Langsung saja. Kamu akan menjadi supir pribadi istri saya. Istri saya adalah Area Manager perusahaan. Ia harus banyak berkeliling ke cabang-cabang perusahaan di kota-kota lain di Jawa Timur dan di Indonesia,” jelas Pak Tan. “Gaji tiga bulan pertama Rp 1,2 juta. Setuju?”

    “Setuju, Pak”
    “Kamu mulai kerja hari ini!” kata Pak Tan.

    Seminggu sudah aku menjadi supir Nyonya Tan. Dari karyawan kantor, aku tahu nama Nyonya Tan adalah Yena, sebuah nama yang elok. Di kantor, para karyawan demikian segan dan hormat padanya, dan tak pernah ada yang bicara buruk tentang perempuan luar biasa ini.

    Di mobil, ketika tak sedang menelepon, Bu Yena tak banyak bicara. Seperti pagi ini dalam perjalanan ke Malang, menuju ke kantor cabang. Ia hanya bicara beberapa patah kata bilamana aku terlalu cepat atau terlalu pelan mengemudi.

    Kami sampai di Malang sebelum tengah hari. Bu Yena majikan ku langsung memimpin rapat para karyawan. Aku sendiri langsung menuju warung makan di depan kantor. Setelah 3 jam menunggu, perutku mulas. Pasti itu karena sambal pecel lele yang kumakan di warung tadi. Aku mencari WC. Kata karyawan kantor, WC supir ada di bagian belakang. Aku segera menyelinap ke belakang mencari WC yang dimaksud, melewati lorong-lorong sempit tumpukan stok barang perusahaan.

    Setelah selesai dengan urusanku di kamar kecil, aku bermaksud kembali ke depan melewati lorong-lorong sempit itu. Dinding salah satu lorong itu ternyata adalah kaca salah satu ruang kantor. Tirai dinding kaca itu terbuka sedikit, dan tak sengaja dari celah kecil itu aku melihat sebuah adegan seru, yang sudah pasti bukan kegiatan kantoran pada umumnya.

    Seorang lelaki muda sedang asyik memeluk, mencium dan dengan lidahnya menelusuri dada perempuan yang aku kenal betul, yakni Bu Yena. di atas sebuah sofa di ruang kantor kepala pemasaran cabang Malang.

    Bagian atas blus Bu Yena majikan ku terbuka lebar, menampakkan dadanya yang penuh di balik BH yang terurai sebelah. Bu Yena tampak begitu menikmati itu. Kepalanya terdongak dengan mata terpejam bibirnya terbuka. Kalau tak ada dinding kaca ini, aku pasti bisa mendengar desah-desah nikmatnya. Aku terpaku menikmati adegan kecil di celah sempit itu.

    Tak sengaja lututku menyentuh tumpukan stok barang pecah belah. Setumpuk piring jatuh berhamburan, menimbulkan suara yang pasti terdengar dari dalam ruangan. Kulihat aksi Bu Yena dan lelaki itu terhenti seketika. Aku lari menjauh, tak perlu repot-repot menata ulang piring-piring yang berserakan.

    Satu jam kemudian Bu Yena keluar dari kantor dan minta balik ke Surabaya. Aku tak berani banyak bicara dalam mobil. Bu Yena juga tidak, tapi ia kelihatan santai sekali. Aku bertanya-tanya dalam hati apakah ia tahu aku mengintipnya tadi. Dua puluh menit kemudian, masih dalam perjalaan balik ke Surabaya, ia mengeluarkan sesuatu dari tasnya.

    “Andi, berapa umurmu?” Tanya Bu Yena tiba-tiba.
    “24 tahun, bu”
    “Sudah menikah?”
    “Sudah, Bu. Saya punya bayi usia 3 bulan”

    Tiba-tiba Bu Yena melemparkan satu amplop tebal ke kursi di sebelahku. Sejumlah lembaran seratus ribuan tampak dari ujung amplop yang terbuka.

    “Itu untuk kamu dan anakmu. 5 juta rupiah!” kata Bu Yena.
    “Untuk saya?” tanyaku heran.
    “Ya, untuk kamu,” tegas Bu Yena.
    “Wah, untuk apa ini, ya, bu?” tanyaku tak mengerti. Aku melihatnya dari kaca spion. Bisa kulihat Bu Yena majikan ku tersenyum dari kaca itu.

    “Ini uang tutup mulut. Aku tahu kamu mengintip aku sedang bermesraan dengan Alex tadi. Tidak boleh ada yang tahu ini. Kalau Pak Tan tahu, itu berarti dari kamu. Dan kau pasti akan kehilangan pekerjaan. Kunci mulutmu dengan uang 5 juta itu, dan kau tetap bisa bekerja. Faham?” ujar Bu Yena tegas.

    Aku terdiam sejenak. Kuberanikan bicara, “Ibu tidak perlu memberi saya uang itu. Saya akan tutup mulut. Ibu bisa pegang kata-kata saya” “Tidak! Ambil saja! Dan jangan bicara lagi!” itulah kalimat terakhir bu Yena. Selebihnya, ia tidak bicara lagi. Besoknya aku menyetorkan uang ke tabunganku tanpabilang-bilang istriku. Dan selanjutnya, aku menutup mulut rapat-rapat. Hari-hari berjalan seperti biasa, tak banyak yang berubah.

    Yang sedikit berubah adalah suasana di dalam mobil. Belakangan ini Bu Yena kerap kali bergeser tempat duduk. Kalau biasanya ia duduk tepat di belakangku, kali ini ia lebih sering bergeser ke kiri. Ia acap kali mencuri pandang ke arahku dari duduknya di mobil. Entah kenapa ia begitu. Yang jelas aku tak pernah berani menatapnya dari balik spion.

    Pagi ini aku mengantar Bu Yena ke bandara Juanda. Ia akan bertugas memeriksa cabang Bali selama seminggu. Jadi, selama seminggu ini aku akan stand-by di kantor Pak Tan sebagai sopir cadangan. Tapi selepas siang sebuah sms masuk ke HP-ku. Itu dari Bu Yena. Bunyinya, : Sopir cabang Bali sakit. Kamu ke Bali siang ini. Sudah saya kirim uang buat beli tiket pesawat. Kamu langsung ke kantor Cabang Denpasar”.

    Segera aku mendapatkan uang tiket dan alamat kantor Cabang Denpasar dari kantor Surabaya. Senang juga rasanya naik pesawat untuk pertama kalinya. 4 jam kemudian aku sudah berada di Kantor Cabang Denpasar. “Saya lebih nyaman kalau kamu yang nyupir,” kata Bu Yena begitu duduk di kursi belakang di mobil Cabang Denpasar. “Kamu banyak tahu jalan-jalan di Denpasar, kan?” tanya Bu Yena.

    “Ya, Bu. Saya menempuh SMA saya di sini,” kataku.
    “Baiklah, langsung ke Hotel Santika Kuta Beach,” perintah Bu Yena.

    Setelah check-in di hotel, aku sempat membawakan barang ke kamar Bu Yena, sebuah kamar cottage tepat di pinggir pantai Kuta. “Ini uang buat cari hotel kecil di sekitar sini. Mobil kamu bawa. HP-kamu mesti stand-by. Kalau saya perlu keluar, saya akan telepon,” kata bu Yena.

    “Baik, bu!”

    Aku mendapatkan hotel kecil tak jauh dari Santika Kuta Beach. Jam tujuh malam kurang sedikit, sehabis mandi, dan mengenakan t-shirt, teleponku bergetar. Bu Yena kirim SMS. “Charger saya ketinggalan di mobil. Bisa kau antar ke hotel?” demikian bunyi SMS itu. Aku segera beranjak. Ketika sampai di hotel, SMS Bu Yena datang lagi, “Kamu sudah sampai hotel? Bisa langsung antar charger ke kamar saya?”

    Dengan charger di tangan, aku bergerak ke bagian belakang hotel dan mencari cottage bu Yena. Di malam hari suasana cottage itu syahdu benar, dengan tanaman rindang, lampu redup di seputaran cottage dan deburan ombak laut tak jauh dari cottage. Aku mengetuk pintu cottage.

    “Masuk saja, tidak dikunci!” terdengar suara Bu Yena. Aku tak berani langsung masuk. Ragu aku berdiri di depan pintu.
    “Masuk, Andi!” suara Bu Yena agak meninggi, setengah memerintah.

    Aku mendorong pintu. Bu Yena berdiri di dekat jendela yang menghadap ke pantai dengan segelas soft-drink dengan rambut terurai dan senyum manis. Berdebar aku melihatnya. Tank-top merah ketat yang dikenakan membiarkan lekuk-lekuk dadanya terlihat jelas. Belahan dada yang indah itupun tidak tersembunyikan. Aku menatap kakinya yang jenjang. Shorts putih yang teramat pendek itu menyajikan sepasang paha mulus yang kencang.

    “Ini chargernya, Bu Yena. Saya taruh sini, ya!” kataku gugup. Bu Yena berjalan menghampiriku. Ya ampun! Cara berjalan itu, demikian menggetarkan dada. Seksi nian orang satu ini. “Kamu kelihatan gugup,” ujar Bu Yena tenang, menatapku dengan pandangan penuh. Tak pernah ia memandangku sedemikian rupa sebelumnya.

    “Lihat sekeliling. Sebuah kamar yang nyaman dengan lampu redup, dan suara debur ombak. Sempurna sekali, bukan?” kata Bu Yena dalam kerlingnya. Aroma farfum mahal itu menyergap hidungku. Aku tak tahu Bu Yena bicara apa, tapi aku menjawabnya.

    “Ya, benar. Sempurna,” kataku. Aku mundur beberapa langkah. Bu Yena makin dekat ke arahku.
    “Apa yang kau pikirkan sekarang?” tanya Bu Yena. Wajahnya tak jauh dari wajahku,
    “Saya….eh…saya, harus segera balik. Saya tidak ingin mengganggu kesempurnaan suasana ini,” kataku.

    “Begitu?” kata Bu Yena pelan, meletakkan gelas di meja di sebelahnya. “Kalau begitu, balikkan badan dan tutup pintu itu,” katanya kemudian. Aku menuruti perintahnya. Aku membalikkan badan, dan menutup pintu.

    “Tidak, begitu, Andi. Tutup dari dalam, bukan dari luar!” ujar Bu Yena.
    Aku terkejut. “Dari dalam? Maksud Ibu?””

    “Ya, dari dalam. Dan kau tetap di sini. Kita cuma berdua di kamar yang romantis ini. Tidak bisakah kau lihat ranjang itu? Tidak kah kau tahu kenapa aku memanggilmu ke sini? Tidak bisakah kau lihat betapa aku menginginkanmu?”

    Aku diam terpaku. Tapi ada benda yang mulai terasa mekar di selangkanganku. Bu Yena mendekatiku dan mengalungkan kedua tangannya ke leherku. “Pangil aku Yena saja. Bawa aku ke ranjang itu. Aku ingin kamu cumbui aku. Bercintalah denganku. Aku pingin sekali!” Belum sempat aku mengucapkan sepatah kata.

    Bibir Yena telah mendarat di bibirku. Dilumatnya aku dengan rakus dan beringas. Entah kenapa aku tak lagi ragu. Kubalas lumatan bibir itu dengan tak kalah beringas. Sungguh manis dan segar bibir itu. Yena segera melepas kaosku dan melepas tank-topnya sendiri, membiarkan dada indahnya telanjang.

    Aku segera menyergap dada indah itu. Kukulum dan kuhisap habis-habisan puting susu Yena. Aku yakin itu yang ia suka dan ia mau sekarang. Dan aku benar. Ia mengerang dan mendesah dan membiarku aku mengeksplorasi dada dan lehernya dengan bibir dan lidahku.

    Kukulum lembut puting merah jambu itu dan kurema-remas dengan ritme yang embut pula. Tubuh Yena bergetar hebat. Dengan ciuman bertubi-tubi dan dorongan dadanya pula, ia menggerakkan aku ke arah ranjang dan menindihku dengan gencar, masih dengan ciumannya yang makin beringas.

    “Susuku. Aku mau kau hisap putingku lagi. Telusuri sekujur dadaku. Buat aku nikmat. Buat aku melayang, Andi!”
    “Kau akan dapatkan yang kau mau, Yena” kataku tersengal.

    Kuberi Yena jilatan-jilatan rakus di puting dan seputaran susunya. Ia membalasanya dengan gerakan yang sangat terlatih dan terampil. Dibalasnya aku dengan menghisap dan menggigit kecil putingku. Dan debur ombak pantai Kuta seperti mendadak membimbing Yena untuk memintaku melepaskan celana pendek yang dikenakan itu, dan ia tak sabar membantu aku melepaskan celana jeansku.

    “Lepas celanaku, Andi. Lepas dan beri aku kejantananmu,” Yena mendesah ketika mulai kuraih celana itu untuk kulorotkan. Tempik indah dan manis perempuan Cina itu menyembul dengan kerumunan rambut halus yang menyemut di sekitarnya.

    “Kamu mau aku menggerayangi ini dengan lidahku?” tanyaku.
    “Itu yang aku mau. Do it!” kata Yena.

    Ia membantu dirinya sendiri terlentang dan meraih kepalaku. Kubenamkan wajahku di tempik Yena dan kumainkan lidahku, merangsek sedalam mungkin ke seantero vagina yang basah dan lapar itu. Yeni merintih, mengerang, mendesah dan mengaduh nikmat. “Ohhhh! ooouhhhh! Ouuuhhhh, Andiiiii! That’s good. Terussss. Terusss. Ouuuh!” Yena terus mengerang di antara debur ombak pantai.

    Sejenak kemudian, ia mengangkat kepala dan meraih penisku. “Sekarang kau harus merasakan balasanku,” seloroh Yena. Ia menelan bulat-bulan penisku dan mengulumnya penuh nikmat. Iapun menarik penisku maju mundur mulai dari kecepatan rendah, sedang dan kecepatan tinggi dengan jepitan mulutnya. Aku terengah-engah dibuatnya. Sungguh ahli perempuan ini memberikan kenikmatan pada penisku. Benar-benar mabuk aku dibuatnya.

    Tak sabar lagi aku. Libidoku sudah naik ke ubun-ubun. Aku menindihnya, menyerang susunya sekali lagi dan membuat Yena menggelinjang liar di tempat tidur itu. Yena lebih tak sabar lagi. Ia membetot penisku dan membantuku mencari tempik basahnya.

    “Senangkan aku, bahagiakan aku, Andi. Aku mau kamu sejak pertama aku melihat kamu!
    “Kamu terlalu banyak meminta, Yena,” kataku.

    Kubenamkan penisku ke dalam vaginanya yang basah menantang. Kupompa dengan penuh kelembutan dengan gerakan yang kusesuaikan dengan debar nafas Yena. Kubiarkan penisku mencari titik-titik nikmat di vagina Cina seksi ini. Kuberi ia bonus gigitan-gigitan kecil di puting dan sekujur susunya. Ini membuat Yena senang bukan main. Tak bisa kujelaskan rintihan, desahan dan erangan Yena.

    Aku dan Yena bercinta semalam suntuk. Yena hanya memberiku istirahat sejenak sebelum ia mulai menyerang aku lagi. Ia punya banyak teknik permainan yang membuatku terperangah. Dan ia selalu meminta, meminta dan meminta. Ini membuat aku harus mengimbanginya terus, berapa kalipun ia memintanya.

    Kami berada di Bali seminggu penuh. Yena pintar bikin alasan untuk tidak perlu datang ke kantor cabang. Ia hanya mau aku mencumbunya terus dan terus tiada habis. Pada malam terakhir sebelum balik ke Surabaya, aku dan Yena bercinta di dalam sleeping-bag selepas tengah malam di pantai yang sunyi.

    Begitu balik ke Surabaya, Yena terus minta aku memuaskannya : di kamar rumahnya ketika Pak Tan dan seisi rumah sedang keluar, dan di mana saja. Kami pergi ke hotel di Malang, Jogja, Madiun, Jakarta bahkan Singapura. Sering pula Yena minta aku mencumbunya di dalam mobil dan dimana saja ia menjadi horny.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Pacar Sudah Nafsu Banget – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Sex Pacar Sudah Nafsu Banget – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1880 views

    Perawanku – Cerita sex dibawah ini merupakan kisah pertamaku, dan tokoh yang di dalamnya sudah saya samarkan namanya yaitu dengan pacar saya sendiri namanya Dian sedangkan saya namanya Arka, saya dan Dian berpacaran mulai kelas 3 SMA awal mula bisa dekat yaitu sering saya menghantarkan Dian untuk pulang kerumah soalnya jalur kami satu arah, dari situ kami mulai dekat dan berpacaran sampai sekarang.

    Dian sendiri adalah seorang gadis yang bertubuh kecil, tak terlalu tinggi, mungkin tak lebih dari 155 cm dan tubuhnya bisa dibilang kurus, namun ia memiliki ukuran toket yang besar. Sampai-sampai teman-temanku sering berkata kalau nafsu sexnya pun pasti besar.

    Tetapi yang membuat aku mencintainya bukanlah, sikap manja dan tawanya yang lepas membuat aku senang dan nyaman saat bersamanya.

    Hubungan pacaran kami seperti gaya pacaran remaja pada umumnya, pergi ke mall, nonton bioskop atau makan di restoran cepat saji, dan sebagainya.

    Tetapi memang setelah pulang sekolah biasanya aku mampir ke rumahnya untuk sekedar ngobrol atau mengerjakan tugas bersama. Di rumahnya biasanya ada ibunya dan juga adik laki-lakinya yang masih SMP.

    Satu hari sebelum liburan perpisahan sekolah kami, seperti biasa aku mengantarnya pulang dan mampir ke rumahnya. Ternyata hari itu ibunya sedang pergi ke luar Kota bersama adiknya untuk menjenguk kakaknya yang kuliah dan sedang sakit di sana. Sedangkan ayahnya memang biasa pulang malam. Jadilah di rumah itu hanya ada kami berdua .

    “Mau nonton VCD ga? Aku punya VCD baru ni,” katanya seperti biasa dengan ceria.

    “Boleh,” sahutku.

    “Bentar ya, aku ganti baju dulu, bau nih,” katanya sambil berjalan menuju kamarnya.

    Aku pun memasukkan keping VCD ke dalam VCD playernya sambil menunggu ia ganti baju.

    Tak lama ia pun kembali ke ruang tengah dengan celana pendek sekitar 20 cm di atas lutut dan kaos ketat. Kami pun menonton film dengan duduk bersebelahan di sofa. Film yang kami tonton waktu itu adalah film dengan genre drama dengan cerita yang romantion dan ada sedikit adegan actionnya.

    Kugenggam tangannya dan menariknya menempelkan bahunya dengan bahuku, ia pun merapat dan lenganku pun kini berada di atas toketnya yang kenyal. ia sudah terbiasa dengan hal ini, toh biasanya pun seperti itu tiap kali nonton di bioskop atau di perjalanan.

    Semakin lama posisi duduknya makin bergeser dan kini ia tiduran dengan kepalanya berada di atas pahaku.

    “Cantiknya gadisku ini,” pikirku dalam hati. Tanganku pun kuletakkan di atas perutnya. Ketika ada adegan panas di film, kurasakan nafasnya berubah. Terus terang aku pun merasa terangsang melihat adegan yang ada di film itu. Pelan-pelan kugeser telapak tanganku ke atas toketnya, tetapi ia menolaknya.

    Karena terbawa suasana, kucium keningnya dan ia tersenyum kepadaku. Kulanjutkan dengan mengecup pipi dan kemudian bibirnya. ia pun membalas ciumanku di bibirnya yang mungil itu. Itu adalah ciuman pertama kami.

    Ciuman yang awalnya hanya menempel kurang dari sedetik, kini sudah menjadi ciuman penuh nafsu. Lidah kami saling bermain dan tangan aku pun tanpa sadar sudah meremas-remas toketnya yang kenyal itu.

    Tiba-tiba ia bangun dan duduk di sebelah saya,

    “udah ya, nanti keterusan lagi”.

    “Maaf ya, abisnya kamu gemesin sih. Tau ngga, itu tadi ciuman pertamaku lho,” ujarku polos.

    “sama,” jawabnya lagi sambil menampilkan senyumnya yang bikin aku makin cinta itu. Kami pun meneruskan menonton film sampai selesai.

    Setelah film selesai, ia bangun dari duduknya,

    “Mau ke mana?” tanyaku.

    “Mau beresin baju dulu buat besok,” jawabnya.

    Memang besok kami akan pergi ke luar kota bersama seluruh teman satu sekolah.

    “Mau dibantuin?” tanyaku lagi.

    “Ayo,” jawabnya sambil berjalan ke kamarnya.

    Saya pun mengikutinya ke kamarnya dan inilah pertama kalinya aku masuk ke kamarnya. Kamarnya betul-betul menunjukkan kalau ia masih manja, dengan cat pink dan tumpukan boneka di atas ranjangnya.

    Dia mulai mengeluarkan baju-bajunya.

    “Yang ini jangan dibawa, terlalu seksi,” kata aku ketika ia mengeluarkan bajunya yang memang tipis dan berbelahan dada besar.

    “Jangan protes doang, nih beresin sekalian,” jawabnya seolah protes dengan memasang wajah ngambek, tetapi lagi-lagi tetap terlihat manja.

    Saya pun mengambil alih lemarinya dan aku pilih-pilih baju yang aku pikir cocok untuk dibawanya. Tiba-tiba muncul ide iseng untuk memilihkan juga pakaian dalamnya. Kuambil satu yang berwarna krim,

    “ih jangan pegang-pegang yang itu” jerit manjanya sambil berusaha merebut dari tanganku.

    Saya pun berlari menghindar, “Wah ini toh bungkusnya, gede juga,” candaku.

    Dia pun menarik tanganku dan memelukku untuk merebut bra dari tanganku yang lain. Segera saja kucium lagi bibirnya dan ia pun membalas ciumanku.

    “emmmh…emhhh,” suaranya mendesah sambil tangannya memegang tanganku.

    Kudorong tubuhnya ke ranjang sambil kami terus berciuman. Kini posisiku ada di atasnya dan menempel di tubuhnya. Terasa betul toket kenyalnya menempel di tubuhku. Kugeser tubuhku ke sampingnya agar dapat meremas toketnya.

    “emmmh…emhhhhh…emhhhh,” desahnya makin jelas

    Dan kini tangannya sudah menyentuh kontolku dari luar celana. “Sudah nafsu banget,” pikirku.

    Perlahan-lahan kumasukkan tanganku ke dalam kaosnya dan meremas toketnya langsung. Kuangkat kaosnya keatas sehingga terlihat toketnya yang besar terbungkus bra krim. Segera kuciumi kedua toketnya itu dan tak lama ia pun melepas sendiri bra tersebut. Benar-benar toket yang besar dan indah, warnanya kecoklatan dengan puting yang lebih gelap. Kumainkan kedua putingnya, kujilati bergantian.

    “emmmh….emhhhh…kamu juga buka dong,” pintanya sambil menahan desah.

    Segera saja aku membuka baju seragam dan celana sekolah hingga tinggal celana dalam. Kulanjutkan dengan membuka celana pendeknya.

    “celana dalamnya jangan,” tolaknya ketika aku akan menarik lepas celana dalam coklatnya.

    Kulanjutkan jilatan-jilatanku di puting toketnya, tangan kiriku memainkan puting yang satu lagi, sedangkan tangan kananku menggesek-gesek memeknya dari luar celana dalam.

    “Enak?” tanyaku.

    Dia hanya mengangguk sambil meremas-remas kontolku dari luar celana dalam. Tiba-tiba ia menarik keluar kontolku.

    “dibuka aja ya?” tanyaku sambil kubuka celana dalamku.

    Tangannya semakin kuat meremas-remas kontolku, sementara tangan kananku mulai memasuki memeknya dari samping celana dalamnya. Kugesekkan jari telunjukku ke bibir memeknya yang sudah sangat basah itu. Pelan-pelan kumasukkan jariku ke dalam memeknya, kulihat kepalanya mendongak ke atas sambil terus mendesah.

    “Boleh dimasukin ga?” tanyaku sambil menatap wajahnya yang sekarang terlihat begitu menggairahkan.

    “Pelan-pelan ya,” jawabnya dengan nafas terengah-engah.

    Mendapat persetujuan, aku pun berjongkok di samping ranjangnya dan di antara kedua kakinya. Kutarik lepas celana dalamnya sehingga kini untuk pertama kalinya aku melihat langsung memek seorang gadis.

    Memeknya berwarna coklat dan kedua bibir memeknya begitu rapat seolah tak ada lubang di sana. Bulu-bulu kemaluannya yang tipis sudah terkena lendir-lendir yang keluar dari memeknya ketika kumasukkan jari telunjukku tadi. Kucium memek tersebut,

    “iiiihh, apaan sih. Jangan dicium, jijik ah, “ tolaknya sambil kedua telapak tangannya menutup memeknya.

    “Abis imut sih,” kataku sambil tersenyum.

    Kulepaskan kedua tangan yang menutupinya dan langsung kugesek-gesekkan kontolku ke memeknya. Sesekali kujilat-jilat kedua putingnya.

    “ehmmm…ehhhhm….” lenguhnya makin tak jelas.

    “Arka, masukin Arka, masukin….emmmhhhh,” pintanya dengan penuh nafsu.

    Segera kudorong kontolku memasuki lubang memeknya, begitu sempit namun karena sudah dipenuhi cairan-cairan, akibat rangsangan tadi, perlahan-lahan kontolku kun menembus memeknya.

    “Oooooooh…ohhhhhhh,” kali ini aku pun ikut mendesah keenakan.

    Setelah kontolku masuk seluruhnya, kurasakan denyutan-denyutan memeknya menjepit kepala kontolku, begitu nikmat. Kutatap wajahnya, mata kami pun berpandangan seolah membuat kesepakatan untuk mulai memompa.

    Kutarik pelan-pelan kontolku lalu kumasukkan kembali pelan-pelan.

    “enak banget Arka. Aduh enak banget….emmmmhh,” teriaknya makin meracau.

    Semakin lama kocokan kontolku semakin kencang. Kedua tanganku pun terus memainkan kedua puting toketnya, sambil sesekali meremasnya dan menjilatnya.

    Dia pun menarik tubuhku memeluknya. Kini tubuh kami serasa menempel, toketnya menempel di dadaku yang telah berkeringat. Bibir kami berpagutan dan lidah kami saling membelit. Nikmat sekali. Hanya kontolku yang masih bisa bergerak keluar masuk memeknya.

    “Arka…..ohhhhh…ohhhh….Leeex ,” tiba-tiba tubuhnya menegang kemudia lemas sebentar.

    “Kamu keluar ya?” tanyaku sambil menghentikan kocokan kontolku namun masih terbenam di memeknya.

    ”Iya, enak banget, enak banget. Kamu belum ya?” jawabnya sambil kepalanya menggeleng-geleng pelan seolah baru merasakan sangat enak.

    Tak kujawab pertanyaannya tetapi kembali kukocok kontolku.

    “Jangan cepet-cepet, masih geli,” katanya.

    Karena memang sebetulnya aku pun hampir ejakulasi, tak lama kemudian aku pun mengeluarkan cairan kental dari kontolku.

    “Ohhhhhh…ohhhhh…Rin….Riiinn ,” racauku sambil menyemprotkan maniku ke dalam memeknya.

    Kucabut kontolku dan tidur di sebelahnya. “Enak banget, makasih ya Rin,” ucapku. ia hanya tersenyum dan memeluk aku dengan kepalanya bersandar di dada saya. Setelah itu kami pun mandi bersama.

    Besoknya di acara liburan perpisahan sekolah, kami menjadi semakin rapat seperti sepasang pengantin baru. Kami pun beberapa kali mengulangi aktivitas sex di rumahnya. Hingga akhirnya kami berpisah jarak karena harus kuliah di kota yang berbeda dan berujung dengan putus karena sulit mempertahankan pacaran jarak jauh.

  • Semoknya Body Tante Marry

    Semoknya Body Tante Marry


    1150 views

    Cerita Sex ini berjudulSemoknya Body Tante MarryCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Sejak kecil aku tinggal bersama nenekku, dan bersama nenekku tinggal om-om dan tante-tanteku (anak-anak dari nenekku). Omku yang ketiga menikah dengan seorang wanita yang bernama Merry yang kupanggil dengan sebutan Tante Merry. Tante Merry orangnya cantik, wajah dan tubuhnya cukup sexy dan orangnya mudah bergaul, terutama denganku.

    Oh ya, namaku adalah Dharma, masih sekolah di SMA waktu itu. Semula omku tersebut tinggal bersama kami, dan aku yang saat itu sedang menikmati masa remaja kira-kira umur 16 tahun sering melihat Tante Merry sedang bercumbu dengan suaminya, dan kadang-kadang di depanku Tante Merry mengusap penis omku, sebut saja Om Chandra.

    Batang kemaluanku yang saat itu sedang remaja-remajanya langsung menjadi tegang, dan setelah itu aku melakukan onani membayangkan sedang bersetubuh dengan Tante Merry.

    Setelah mereka menikah 1 tahun, akhirnya mereka pindah dari tempat nenek kami dan membeli rumah sendiri yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumah nenek kami. Kalau Tante Merry hendak pergi, biasanya dia memanggilku untuk menjaga rumahnya, takut ada maling. Suatu hari aku dipanggil oleh Tante Merry untuk menjaga rumahnya.

    Ketika aku datang, dia sedang ada di kamar dan memanggilku, “Dharma, masuk ke kamar..!” teriaknya.
    “Ya Tante..” jawabku.
    Ternyata di dalam kamar, tante sedang memakai BH dan celana dalam saja, aku disuruh mengaitkan tali BH-nya. Dengan tangan gemetaran aku mengaitkan BH-nya. Rupanya Tante Merry tahu aku gemetaran.
    Dia bertanya, “Kenapa Dharma gemetaran..?”
    “Enggak Tante,” jawabku.
    Tapi tante cepat tanggap, dipeluknya tubuhku dan diciumnya bibirku sambil berkata, “Dharma, Tante ada perlu mau pergi dulu, ini Tante kasih pendahuluan dulu, nanti kalau Tante pulang, Tante akan berikan yang lebih nikmat.”
    “Ya Tante.” jawabku.

    Kepalaku terasa pusing, baru pertama kali aku menyentuh bibir seorang wanita, apalagi wanita cantik seperti Tante Merry. Lalu aku ke kamar mandi melakukan onani sambil membayangkan tubuh Tante Merry.

    Kira-kita jam 3 sore, tante pulang dan aku menyambutnya dengan penuh harap. Tante Merry langsung masuk kamar, sedangkan aku menunggu di ruang tamu, kira-kira 10 menit kemudian, dia memanggil pembantunya untuk disuruh ke supermarket untuk membeli sesuatu, jadi tinggallah di rumah aku dan Tante Merry saja.

    Setelah pembantunya pergi, Tante Merry menutup pintu dan menggandengku untuk masuk ke kamarnya.
    Lalu Tante Merry berkata, “Dharma, seperti yang kujanjikan, aku akan meneruskan pendahuluan tadi.”
    Aku diam saja, gemetar menahan nafsu.

    Tiba-tiba Tante Merry mencium bibirku, dan berkata, “Balaslah Dharma, hisap bibirku..!”
    Aku menghisapnya, dan terasa bibirnya sangat enak dan bau tubuhnya wangi, karena dia memakai parfum Avon yang merangsang, aku menjadi salah tingkah.

    Tiba-tiba dia memegang batang kemaluanku, aku sangat kaget.
    “Wah punyamu sudah tegang dan besar Dharma,” sahut Tante Merry.
    Lalu Tante Merry berkata lagi, “Apakah kamu pernah berhubungan sex dengan wanita?”
    Aku menjawab sambil gemetar, “Jangankan berhubungan sex, mencium wanita saja baru kali ini.”
    Tante Merry tersenyum dan berkata, “Hari ini Tante akan ajarkan cara berhubungan sex dengan seorang wanita.”

    Lalu Tante Merry membuka bajunya sehingga telanjang bulat, lalu dipegangnya tanganku dan dibawanya ke buah dadanya yang cukup besar. Sambil gemetaran aku memegang buah dadanya dan memegang putingnya.

    Tante Merry mendesis merasakan kenikmatan usapanku dan berkata, “Terus Dharma.., terus..!”

    Lalu dengan memberanikan diri aku mencium putingnya, dan Tante Merry bertambah mendesis. Dibukanya celana pendekku dan CD-ku, sehingga aku juga menjadi telanjang bulat sepertinya. Penisku dielus-elusnya sambil berkata, “Dharma, punyamu besar amat, lebih besar dari punya Om Chandra.”

    Setelah puas menghisap puting buah dada tante, aku mencium pusarnya, dan akhirnya sampai di vaginanya.
    “Ayo Dharma, cepat hisap punyaku..!”
    Aku memberanikan diri mencium kemaluannya dan menjilat-jilat dalamnya, sedangkan tante tambah mendesis.
    Tante berkata, “Sabar Dharma, Tante kepingin mencium punya Dharma dulu.”

    Lalu dia membaringkanku di tempat tidur dan mulai mencium biji kemaluanku dan menghisap penisku perlahan-lahan. Serasa dunia ini melayang, alangkah nikmatnya, baru pertama kali batang kemaluanku dihisap oleh seorang wanita cantik, apalagi oleh Tante Merry yang sangat cantik.

    Penisku semakin membesar, dan rasanya seperti mau kencing, tetapi rasanya sangat nikmat, ada yang mau keluar dari kemaluanku.
    Aku menjerit, “Tante, Tante.., lepas dulu, aku mau kencing dulu.”

    Tetapi rupanya tante sudah tahu apa yang mau keluar dari kemaluanku, malah dia semakin kuat menghisap penisku. Akhirnya meletuslah dan keluarlah air maniku, dengan mesranya Tante Merry menghisap air maniku dan menjilat-jilat penisku sampai bersih air maniku.

    Batang kemaluanku terkulai lemah, tetapi nafsuku masih terasa di kepalaku.
    Lalu tante berkata, “Tenang Dharma, ini baru tahap awal, istirahat dahulu.”

    Aku diberi minum coca-cola, setelah itu kami berciuman kembali sambil tiduran. Tanpa kusadari kemaluanku sudah membesar lagi dan kembali aku menghisap buah dadanya.

    “Tante.., aku sayang Tante.”
    Lalu tante berkata, “Ya Dharma, Tante juga sayang Dharma.”
    Lalu aku menjilat vagina tante sampai ke dalam-dalamnya dan tante menjerit kemanjaan.
    “Ayo Dharma.., kita mulai pelajaran sex-nya..!”
    Penisku yang sudah tegang dimasukkan ke dalam liang kemaluan Tante Merry yang sudah licin karena air vaginanya.

    Perlahan-lahan batang kemaluanku amblas ke dalam lubang kemaluan tante, dan tante mulai menggoyang-goyangkan pantatnya. Aduh terasa nikmatnya, dan kembali kami berciuman dengan mesranya.

    Lalu aku berkata kepada Tante Merry, “Tante.., kalau tahu begini nikmatnya kenapa enggak dulu-dulu Tante ajak Dharma bersetubuh dengan Tante..?”
    Tante hanya tersenyum manis. Terasa penisku semakin mengembang di dalam vagina Tante Merry, tante semakin mendesis.
    Tante mengoyang-goyangkan pantatnya sambil berkata, “Dharma.., Tante kepengen keluar nih..!”
    Kujawab, “Keluarin saja Tante, biar Tante merasa nikmat..!”

    Tidak lama kemudian tante menjerit histeris karena orgasme dan mengeluarkan air kemaluannya, penisku masih tegang rasanya.
    Dengan lembut aku mencium tante dan berkata, “Tante sabar ya, Dharma masih enak nih..,”

    Kemudian aku semakin memperkuat tekanan batangku ke liang tante, sehingga tidak lama setelah itu aku memuncratkan air maniku di dalam vagina Tante Merry bersamaan dengan keluarnya cairan tante untuk kedua kalinya.

    Terasa tubuh ini menjadi lemas, kami tetap berpelukan dan berciuman. Setelah istirahat sebentar, kami mandi bersama saling menyabuni tubuh kami masing-masing, dan kami berjani untuk melakukannya lagi dilain waktu.

    Setelah peristiwa itu, setiap malam aku selalu terkenang akan vagina Tante Merry, sehingga rasanya aku ingin tidur bersama Tante Merry, tetapi bagaimana dengan Om Chandra.

    Rupanya nasib baik masih menemaniku, tiba-tiba saja Om Chandra dipindahkan tugasnya ke Bandung, dan untuk sementara Tante Merry tidak dapat ikut karena Om Chandra tidurnya di mess. Sambil mencari kontrakan rumah, Tante Merry tinggal di Jakarta, tetapi setiap Sabtu malam Om Chandra pulang ke Jakarta.

    Atas permintaan Tante Merry, setiap malam aku menemaninya, aku harus sudah ada di rumah Tante Merry jam 8 malam. Untuk tidur malam, aku disiapkan sebuah kamar kosong, tapi untuk kamuflase saja, sebab setelah pembantunya tidur aku pindah ke kamar Tante Merry.

    Tentunya Tante Merry sudah siap menyambutku dengan pelukan mesranya, dan kami bercumbu sepanjang malam dengan nikmatnya dan mesranya. Kalau waktu pertama kali aku hanya menghisap kemaluannya, sekarang kami sudah saling menghisap atau gaya 69.

    Lubang kemaluan Tante Merry sudah puas kuciumi, bahkan sekarang bukan saja lubang vagina, tetapi juga lubang anus, rasanya nikmat menghisapi lubang-lubang tante. Penisku juga dihisap tante dengan ketatnya dan terasa ngilu ketika lubang kencingku dihisap Tante Merry, tapi nikmat.

    Setelah kami saling menghisap, akhirnya barulah kami saling memasukkan kemaluan kami, dan kali ini tante berada di atasku. Batang kemaluanku yang sudah tegang dan berdiri tegak dimasukkan ke kemaluan tante, aduh nikmatnya. Lalu aku menghisap buah dada tante sambil menggoyang-goyangkan pantatku.

    Kira-kira sepuluh menit, tante mengeluarkan air maninya sambil menjerit nikmat, namun aku belum mengeluarkan air maniku. Lalu aku bertukar posisi, sekarang tante di bawah, aku yang di atas. Karena tante sudah keluar, terasa mudah memasukkan kemaluanku ke dalam vagina tante, dan kembali kami berpacu dalam nafsu.

    Sambil mencium bibir Tante Merry, aku berkata, “Tante… Tante.., kenapa sih lubang Tante enak banget, punyaku terasa dijepit-jepit lubang Tante yang lembut.”
    Sambil tersenyum tante menjawab, “Dharma.., batang kamu juga enak, kalau dengan Om Chandra Tante hanya bisa orgasme sekali, tetapi dengan kamu bisa berkali-kali.”
    Kembali aku menekan batang penisku erat-erat ke liang kemaluan tante sambil mengoyang-goyangkan pantatku, dan akhirnya aku menjerit, “Tante.., Tante.., aku keluar..!”
    Alangkah nikmat rasanya.

    Perlahan-lahan aku mengeluarkan batang kemaluanku dari liang senggama tante. Setelah itu kembali kami berciuman dan tidur sambil berpelukan sampai pagi. Ketika bagun pagi-pagi aku kaget, karena aku tahu di sampingku ada Tante Merry yang tidak memakai apa-apa, nafsuku timbul kembali. Kubangunkan Tante Merry dan kembali kami bersetubuh dengan nikmatnya, dan akhirnya kami mandi bersama-sama.

    Selama hampir 1 bulan lamanya kami seperti sepasang suami istri yang sedang berbulan madu, kecuali hari Sabtu dan Minggu dimana Om Chandra pulang. Pengalaman ini tidak akan terlupakan seumur hidupku, walaupun sekarang aku sudah beristri dan mempunyai 2 orang anak. Kadang-kadang Tante Merry masih mengajak aku bersetubuh di hotel. Tetapi sejak aku beristri, perhatianku kepadanya agak berkurang, lagipula usia Tante Merry sudah bertambah tua.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Bokep Sarah Teman Adek Sepupu Ku

    Cerita Bokep Sarah Teman Adek Sepupu Ku


    1820 views

    Perawanku – Aku bertemu dengan Sarah ketika aq mengantar dan menghadiri wisuda adikku, Cika di sebuah perguruan tinggi di kota Bandung. Ketika itu aq berperan menjadi sopir keluarga yg harus antar jemput keluarga yg datang dari kalimantan. Cika ini adalah cewek terakhir dikeluargaku yg menjadi sarjana. Dalam umur 21 thn, dengan otaknya yg encer Cika adikku menjadi sarjana tercepat di keluargaku.

    Eh ini bukan mau cerita tentang adikku Cika nih, tapi temenya adikku si Sarah mojang geulis yg wajahnya bandung banget itu. Mereka sama-sama wisuda, meski dari jurusan yg berbeda. Cika di HI, sedangkan si Sarah di eknomi.

    Singkat cerita, usai mengantar Cika adikku dan orang tua dari banjarmasin ke tempat wisuda, tiba-tiba datang perintah dari Cika adikku.

    “Bang, pliisss, darurat nih, tolong jemput temenku Sarah di salon xxx, udah jam segini ortu nya belum datang. Nanti nggak kebagian tempat duduk lagi…” katanya memelas.

    “Siap, tuan putri, yg deket bank bca itu kan? Ahh, gimana aq bisa tau orangnya?”

    “Orangnya yg paling cantik di salon pake kebaya warna krem, itu udah pasti Sarah! jangan coba ngerayu, nanti aq kasih tau kakak di rumah lho..”

    “Siap bawel..” meski jalanan macet, cuma 10 menit kemudian aq telah sampai salon xxx tempat sarah menunggu.

    Wahh, itu dia, pikirku melihat gadis mengenakan kebaya krem tengah memainkan hp. Sialan si Cika, nomor hp nya nggak di kasih ke aq. Begitu dekat aq langsung menyapanya.

    “Sarah ya?”

    “Hmmm.. Bang Pras ya, sorry nih udah merepotkan, Papaku masih jauh di jalan bang..”

    “Owh, nggak apa-apa Sar, santai aja, lagian kan nggak jauh..”

    Aq membukakan pintu Feroza bututku dan dengan sedikit kesulitan dia naik. Tubuh Sarah di balut kebaya, sungguh seksi. Kututup pintu dan pelan-pelan aq jalankan mobil. Aq bisa memperkirakan Sarah tinngi badanya 167cm, berat badanya sekitar 51kg. Dengan model kebaya yg dadanya agak tinggi, toketnya pasti berkisar 36b. Umurnya pastilah masih seumuran dengan adikku Cika, 21-22 thn. Bandingkan denganku yg sudah 34 thn. Lho buat apa lagi dibandingkan, maksudnya ini cewek tipeku banget.

    “Bang, kakak nggak ikut?”

    “Kakak siapa Sar?” tanyaku berlagak bloon.

    “Istri abang…” buseett dah, kapa si Sarah kenalam ma istri gua ya, pikirku.

    “Owhh, di rumah Sar, eh di sekolah antar anak..” alamak, kok jadi gugup gini ya gua.

    “Beberapa kali Sarah kerumah sama Cika, Abang selalu di luar kota..”

    “Hehe.. biasalah Sar, cari sesuap nasi ama sekarung emas…”

    “Hihihi.. si abang bisa aja”

    “Emm.. kamu udah ada yg dampingi buat wisuda nanti…?” tanyaku

    “Belum nih bang.. cariin dong bang..”

    “Ahh, masak gadis secantik kamu belum ada pedamping..”

    Aq mulai memasang jerat. Benar saja, wajah Sarah langsung memerah. Aq tau bahwa Sarah ini adalah tipe gadis yg ramah, sedikit cerdas tetapi sialnya Sarah juga termasuk group penggoda, hehehehehe…

    “Terus, nanti mau langsung kerja atau mau masih lanjutin sekolah Sar?” tanyaku basa basi supaya tdk terlalu ketahuan sedang menebar jerat.

    “Papa bilang sih suruh lanjut ke amrik, tapi kalau aq pengennya maen dulu bang..”

    “Lho disuruh sekolah kok malah maen.. belum puas main sama temen-temen..?”

    “Iya nih bang, cowok aq belum tamat hahahahahaha…”

    “Lho tadi bilangnya belum punya pedamping…?

    Saking asiknya ngobrol, kami tau-tau udah sampai di gerbang masuk. Cika malambai-lamabai dan kemudian mendekat.

    “Hai Sar, ngbrol apa aja tadi ama abangku? hati hati lho, aq kurang percaya tuh ama abagku..” ahh, sialan nih si Cika jelek-jelakan aq lagi

    “Ahh nggak kok Cik.. lagian kalau aq dirayu juga bearti aq emang cantik, hehehehe…”

    Aq tinggalkan mereka menuju tempat parkir. Hmm.. Sarah, aq suka banget liat wajahnya, bodinya alamak. Kulitnya yg putih mulus tampaknya dirawat dengan baik. Semasa kuliah dulu aq suka mengatakan kalau gadis-gadis seperti Sarah ini Bandung banget atau jawa banget sesuai dengan asalanya. Aq sih, Kalimantan banget, hehe. Menurut istriku aq nggak ganteng-ganteng banget, yg ganteng mah si otong, hehe.. memenag istriku sekarang bukan yg pertama tapi yg terakhir juga bukan.

    Selesai acara wisuda aq masih harus antar adiiku Cika, ortu, istri dan kedua anakku ke restoran sunda untuk merayakan hari bahagia si Cika. Ketika tiba di parkiran, Cika memberikan hp nya dengan berbisik. Barangkali takut di lihat sama istriku.

    “Bang, sini nih, Sarah mau ngomong ama abang.. awas lho jangan rayu dia ya..” ujarnya

    “Hallo.. Cika ya.. selamat ya Cik, sampai tadi lupa ngucapin selamat, hehehe…”

    “Terima kasih ya bang, terima kasih banget lho jemputnya.. hmm nanti kapan-kapan, abang Sarah undang datang ya…”

    Kubayangkan Sarah dengan senyum manisnya. Dia mau ngundang aq dan keluarga atau aq sendiri ya, pikirku ahak surprise. Ahh, aq yakin sarah ngundang aq sendiri nih! nggak apa-apa lah ge-er dikit.

    “Oke deh, sayang…” Upsss, baru kenal aq dah bilang apa tadi? “Sayang nih… nanti ditimpuk ama istri abang lho…”

    “Hehehehehe… nice to meet you Sar, salam ama keluarga ya..” kataku, yg ini agak keras agar Cika nggak curiga. Sedang istriku sibuk bermain dengan kedua anakku, jadi nggak perlu kuatir.

    Ahh, sial lagi.. aq nggak sempat catat nomer hp nya. Tapi toh nanti malam bisa liat di hp Cika kok, pikirku mulai keluar isengnya.

    3 minggu setelah acara wisuda tersbut tiba-tiba aq menerima sms.

    “Bang, lagi dimana nih.. sibuk nggak?? Sarah” Hah? nggak salah salah nih, pikirku.

    Dengan pura-pura menahan diri, Beberapa menit kemudian baru aq jawab dengan menelpon langsung. Malu donk sms balik.

    “Hai Sar, apa kabar? aq lagi di jakarta nih.. lagi makan bareng temen di plaza senayan..” kataku.

    “Nahh, itu dia.. Sarah juga lagi di jakarta nih bang, lgi boring..”

    “Lho aq pikir jadi ke amrik” kataku sekenanya.

    “Males bang, Sarah lagi di rumah sodara nih.. abang rencana pulang bandung kapan?

    “Lusa… kamu?”

    “Sama, boleh dong kita pulang bareng.. Sarah naik kereta bang” busett dah, benerkan kataku, Sarah tipe penggoda.

    “Emm.. gimana yaa…” kataku sok ragu, padahal pengen banget. ” Kita lihat nanti ya, Sar. Nanti sore abang telepon kamu. Eh, Cika tau nggak kalau kamu ada di Jakarta?”

    “Nggak tau bang, mau Sarah kasih tau ama Cika dan istri abang?”

    “Hahahaha.. bukan gitu maksudku, oke deh nanti jam 5 sore abang telepon kepastiannya ya..” kataku.

    Memang kalau rejeki nggak bakal lari kemana-mana. Cepat-cepat kubereskan tugasku di jakarta. Sebenrnya sore ini juga selesai tapi teman-teman di jakarta seperti biasa ngajak main bilyard dan karaoke. Jadi sorry friend, kali ini aq ada urusan penting, mesti cabut. Jam lima sore aq telepon Sarah. Aq tanya sedang apa, kalau boring kenapa nggak jalan-jalan bersama sodara atau teman-temanya.

    “Abang nanti malam ada acara nggak? Ajakin Sarah nonton dong? katanya.

    “Oke Sar,, aq takut macet, gimana kalau kita ketemuan di 21 aja?”

    Singkat cerita, Sarah aq temui di 21. Sarah sudah beli tiket untuk berdua. Aq nggak ingat judulnya. Yg jelas begitu masuk gedung bioskop, aq gandeng tangan Sarah seperti yg diinginkannya. Sarah memulai sinyal dengan mengatakan sedang boring, ingin jalan dan sebagainya.

    Kubelai rambutnya dan seperti sudah kuduga, dia merbahkan bahunya sepanjang film diputar. Nggak ada penolakan ketika jari-jari nakalku mulai mnyusup ke balik bajunya dan bh nya. Semua berjalan lancar. Sarah melenguh ketika kupilin puting susunya dan kuelus lembut perutnya. Ketika jari-jari nakalku menyusup ke sela-sela pahanya, sarah berbisik….

    “Jangan di sini bang..”

    Itu sudah sesuai dengan harapanku dan harapanya. Aq juga sudah horny sekali ketika keluar dari bioskop. Di dalam mobil, seperti harimau kelaparan kami berciuman dengan penuh gairah. Ak suka lenguhanya, kepasarahanya jetika kuhisap puting susunya dan jari-jariku menyusup ke celah-celah kemaluanya yg sudah terbasahi oleh cairan kenikmatannya. Tubuh Sarah bergetar. Aq ingin membuatnya menjadi wanita yg sesungguhnya ketika bercinta.

    “Sarah, abang pengen jilatin kemaluanmu sayang..”

    “Emmhh.. terus bang, Sarah udah nggak tahannn…”

    Rambut kemaluanya yg halus kusibak, klitorisnya yg udah tegang sungguh nikmat di hisap. Aromanya sungguh harum dan bentuknya tampak terawat. Tubuh Sarah sampai bergetar hebat menahan nikmat. Tangan Sarah kuarahkan meremas penisku. Tetapi ternyata Sarah lebih suka blowjob. Pada yg sama aq tak mnyia-nyiakan kesempatan meremas toketnya yg padat dan montok. Apa boleh buat, di mobil yg sempit ini harus terjadi pertempuran yg menggairahkan. Aq pastikan tak ada manusia yg melihat pertmepuran nikmat ini. Jangan sampai kepergok satpam karena bisa malu.

    Hisapannya sungguh membuatku terbang melayang jauh. Tanganku tak henti meremas toketnya yg padat montok dengan puting kecoklatan yg sudah mengeras. Pada saat lain ku pilin dan kuhisap puting susunya hingga membuatnya semakin basah. Karena di jog depan terlalu sempit, aq mengajakanya pindah ke jog belakang. Sarah dengan tak sabar melepas CD hitamnya. Aq sungguh terangsang melihat wanita dengan CD hitam, sepertinya Sarah tau selera sex ku, hehe…

    Sepertinya Sarah adalah tipe cewek blowjob mania karena ia terus saja mengoral penisku. Kupikir hobinya ini sejalan dengan hobiku mengoral kemaluan cewek. keberi isyarat agar ia mengambil posisi 69 dengan aq di bawah. Sarah mengangguk lemah. Aq suka melihat matanya yg sayu. Buset, kemaluan si Sarah bener-bener ok, masih kelihatan garis vertikalnya dengan klitoris yg imut dan mengeras. Segera kuremas pantatnya dan kujilat perlahan paha dalamnya sebelum memasuki area kemaluannya. Sarah mendesah hingga aq makin merangsang dengan suara yg manja.

    “Aaagghhh… plisss Prass.. kamu apain meqiku sayang, nikmat bangett!”

    “Hmmmm…” cuma suara itu yg keluar dari mulutku sambil menghisap cairan kenikmatanya yg mulai banjir.

    Sementara jari-jari Sarah yg lembut menggengam penisku.

    “Sayang.. Sarah nggak tahan.. Sarah mau keluar sayanggg… terusss sayangg… isep klitorisku.. ohhhh!”

    Aq memang selalu ingin memuaskan para wanita yg bercinta denganku. Mneutuku ini adalah satu rahasia para wanita selalu ketagihan bercinta denganku. Perlakukanlah wanita dengan gentle, jangan egois. Mereka adalah mahkluk yg butuh perhatian dan belaian. Jangan bersikap bodoh meninggalkan mereka meraung-raung karena tak terpuaskan. Sarah tertunduk lemah namun tanganya masih menggenggam penisku yg masih tegang mengeras dan berdnyut.

    Terima kasih ya bang, abang sungguh laki-laki yg baik! Sekarang Sarah pengen memuaskan abang..” nah kan, benar kan kataku, jika puas wanita sebenarnya tdk egois.

    “Iya Sarah cantik, kamu istirahat dulu.. nggak usah buru-buru, kita masih punya waktu sampai besok kan?”

    “Ihh, abang nakal..” katanya sambil mremas penisku.

    “Sekarang Sarah pengen lagi bang.. pengen di tusuk sama penis abang…”

    “Tapi kamu kan masih perawan sayangg..?”

    “Abang kok tau sih?”

    “Kan abang udah periksa tadi, hihihi…”

    “Ihh.. nakal deh.. Sarah jadi malu..” katanya manja.

    “Sarah, abang sayang kamu, tetapi untuk memerawani kamu abang sunnguh nggak tega…”

    “Tapi kan Sarah yg mau… plisss bang… Sarah rela”

    “Sarah, kalau dengan oral saja kamu bisa orgasme, ngapain harus sampai berdarah?

    Yg benar-benar tdk kuduga, Sarah menangis. Wahh,, kacau nih.. tapi aq tak ingin bicara lagi. Perlahan kucium bibirnya, kuusap air matanya dan benar para pembaca, gairahnya mulai bangkit lagi. Dengan lembut dikulumnya penisku. Hmm.. sungguh nikmat. Dan aq kembali mengajaknya ke posisi VW (posisi wuueennaakkk), faviritku mengerjai wanita dari belakang alias posisi 69. Aq berkonsentrasi agar kali ini pejuhku dapat nyembur di mulutnya.

    Tipe cewek mania blowjob adalah penyelesaian akhir harus di mulutnya. Kuhisap klitorisnya dengan lembut tetapi kuat dan itu cukup membuatnya makin menguatkan hisapanya pada penisku. Kemaluan Sarah memang beraroma perawan, lendirnya sungguh kental dan aq senang menelannya. Penisku berdenyut-denyut seakan mau nyembur, tetapi kutahan. Aq ingin kali ini aq dan Sarah meraih orgasme bersamaan.

    “Aaghhh.. Prasss… Fuck me plisss, pengen keluar sayangg.. ooogghhhh..” erangnya.

    Itu adalah pertanda bahwa sebentar lagi dia akan meraih orgasme. Jadi sebenarnya orgasme bisa di ukur alias terukur. Kuperkencang hisapanku pada klitoris Sarah yg memerah sambil tanganku berusaha merai toket dan puting susunya. Kuremas kuat untuk memberi extra kenikmatan padanya.

    “Ooouugghhh… Prass… Sarah keluar… oghhh.. ogghhh…” erangnya panjang.

    Dan seperti yg sudah kuperhitungkan akhirnya aq juga menyemburkan spermaku dan nyembur di wajahnya. Dapat kurasakan mulut Sarah menghisap penisku dengan cepat. Aq sampai sampai kehabisan kata-kata untuk mengungkapkan bagaimana perasaan nikmatku! Kupeluk dan kubelai mesra rambutnya, sambil say thanks! aq tau bahwa Sarah bakal ketagihan. Aq sebenarnya ingin menceritakan lanjutan perjalanan yg menggairahkanku ke bandung dengan Sarah. Seluruh sensasi yg aq dan Sarah dapatkan.

    Ternya Sarah juga menyukai ngesex sambilo berdiri. Di beberapa tempat kami terpaksa berhenti mencari tempat rimbun pepohonan. Sarah segera bersandar di pohon dan dengan nafas yamng memburu melepaskan celananya. Posisi yg sungguh menggairahkan. Dengan berjongkok aq hisap kemlauanya yg cepat basah itu. Kadan Sarah menungging dan kuhisap klitorisnya dari belakang.

    Aq juga meraih orgasme dengan menggesek-gesek kemaluanya dengan penisku. Percaya atau tdk bahwa Sarah masih tetap perawan sampai akhirnya di berangkat ke Amrik untuk melnjutkan sekolah.

    Sekarang aq masih merindukannya. Ia masih sering mengirim sms dengan untaian kata-kata, Jilat, hisap dan kulum sayang. Entahlah, apakah masih ada wanita yg seperti dia di antara pembaca, i do hope!.

  • Foto Bugil Cewek Jepang

    Foto Bugil Cewek Jepang


    1559 views

    Perawanku – Memang nikmat rasanya jika menikmati hiburan dewasa di tengah malam yang dingin seperti ini. Apalagi kami sudah menyediakan gambar-gambar terbaru dan terpanas seperti  Foto Kentu Meki Tembem Gadis  jepang yang sudah pasrah untuk di apain saja :

  • CERITA SEX TANTEKU YANG MENGGAIRAHKAN

    CERITA SEX TANTEKU YANG MENGGAIRAHKAN


    1420 views

    Cerita Sex ini berjudulCERITA SEX TANTEKU YANG MENGGAIRAHKANCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Singkat cerita, aku balik ke Jakarta dan aku janjian sama Tante Sarah buat mencari rumah. Kujemput dia di rumah salah satu tanteku, dan kami jalan.

    Kemana nih kita Tante? tanyaku.
    Enaknya kemana ya Ron, Tante dan Oom pengen yang suasananya tidak terlalu rame, yang tenang gitu, dan kalau bisa udaranya masih bersih dan aksesnya gampang.
    Wah kalau gitu di deket tempat Iwan saja Tante, di Cibubur kan banyak perumahan, apalagi di seberang toll.
    Ya sudah, kita kesana saja.

    Kuarahkan mobilku ke arah toll menuju lokasi. Caricari seharian akhirnya Tante Sarah menaksir di salah satu kompleknya Ciputra Group.

    Gimana Ron menurut kamu?
    Ya terserah Tante dong, bagusnya Tante tanya Oom dulu.
    Iya deh nanti malem Tante tanyaain. Kuantarkan Tante Sarah pulang.
    Entar Tante hubungi kamu ya Ron, soalnya kalau jadi rumah yang mau over kredit tadi, kita kayaknya kudu nyari furnitur dan kelengkapan rumah, tidak ganggu kamu kan ?
    Enggaklah Tante, lagian kuliah juga masih kosong.
    Makasih ya, jawab si tante sambil sun pipiku, serr.

    Pagi jam 7 telepon berdering dan Tante Sarah mengabarkan kalau suaminya setuju dengan rumah pilihan kemarin, dan dia mengajak cari peralatan rumah tangga, karena akad jual beli baru dilaksanakan Senin minggu depan. Kami jalan ke arah Jl. Fatmawati, karena di sana memang banyak toko dan show room meubel. Siangnya kami makan siang sambil ngobrolngobrol.

    Gimana Tante menurut penilaian Tante? tanyaku.
    Gimana ya, bagusbagus semua sih, tapi kan Tante sudah pegang referensinya, jadi kalau nanti Tante mutusin pilih, Tante tinggal telepon.
    O.., jawabku singkat.
    Ron, Jumat besok kamu ikut weekend ya, soalnya Tante Een ngajakin, refreshing katanya, ajak Iwan juga.
    Boleh juga tuh Tante, tapi kalau Iwan diajak di rumah kelamaan kosong Tante, khawatir!
    Terserah deh kamu atur saja.

    Besoknya kami berangkat ke Puncak buat weekend. Iwan ditinggal. Di villa yang cukup gede dengan 4 kamar, halaman luas. Kolam renang, plus tempatnya yang masuk ke dalam dan di bukit itu membuat suasana asyik banget. Jam 10 malam selesai makan di simpang raya kami langsung kembali ke villa. Aku pakai jacket, sambil merokok, aku duduk di teras belakang. Tidak lama muncul Tante Sarah pakai kimono handuk, habis mandi kelihatannya.

    Dingindingin gini kok mandi sih Tan? tanyaku.
    Iya, habis lengket sih, lagian kan ada water heater. katanya sambil mengeringkan rambutnya, dia angkat satu kakinya dan dinaikan ke kakinya yang lain.

    Ala mak, aku bisa melihat paha mulusnya. Setelah kering rambutnya, Tante Sarah masuk, aku mengikuti di belakangnya. Aku ke dapur buat bikin kopi. Setelah bikin kopi kubawa kopi ke ruang tengah. Pas lewat depan kamar Tante Sarah aku melihat pemandangan yang sangat aduhai.

    Pintunya yang terbuka sedikit bikin aku bisa mengintip, benarbenar yang kuceritakan tadi di atas, dia yang lagi siapsiap pakai baju, baru pakai CD sementara dadanya masih terbuka membuat payudaranya yang gede bebas terpampang. Buruburu aku berlalu, dan bergabung sama Tante Een dan Oom Bambang serta anakanaknya yang lagi menonton TV.

    Ngobrol sebentar Tante Een minta izin buat ngelonin anakanaknya, sementara Oom Bambang minta izin buat istirahat. Wal hasil tinggal aku yang menonton TV, aku pindah duduk ke kursi panjang yang tadi diduduki sama Oom Bambang dan Tante Een biar aku nontonnya tidak miring.

    Kirakira 5 menit aku nonton sendiri, Tante Sarah keluar sambil bawa segelas jeruk panas dan duduk di sampingku. Mhh, aroma wangi Tante Sarah segera menyeruak memenuhi seisi ruangan. Tante Sarah saat itu pakai kimono sutra warna merah cerah, yang bikin aku horny adalah dadanya nampak tidak pakai apaapa di dalamnya. Kirakira jam 12 malam aku pamit istirahat.

    Ya sudah, di matiin saja TVnya, Tante juga mau istirahat. Kami jalan beriringan menuju kamar masingmasing, kamarku depandepanan sama kamar Tante Sarah di bagian belakang, kamarku di belakang kamar anakanaknya Tante Een sementara Tante Sarah di belakang kamar Tante Een.

    Pas melewati kamar Tante Een terdengar suarasuara aneh. Aku menoleh ke arah Tante Sarah, dan Tante Sarah menaruh telunjuknya di depan bibirnya.

    Sssttttt, jangan berisik, kamu ambil kursi organ kesini, kita intip. Katanya sambil senyum.

    Aku menganggukan kepala. Kuambil kursi itu dan kutaruh perlahanlahan di depan pintu kamar. Tante Sarah di luar dugaan segera naik untuk menyaksikan adegan apa yang tengah berlangsung, dan aku yang di bawah dengan jelas dan gamblang menyaksikan kemulusan betis Tante Sarah plus bulubulu halusnya yang lebat. Kemaluanku tidak kuat dan pelan tapi pasti mulai tegang.

    Tante Sarah tidak lama mulai meletakkan tangannya di depan permukaan selangkangannya dan mengusapusapkan telapak tangannya di sana . Melihat gelagat begitu aku tidak buangbuang kesempatan, kuraba betis indahnya, dan di luar dugaan Tante Sarah tidak bereaksi, malahan dia merenggangkan kakinya dan kulihat tangannya mulai dengan agak kasar mengusap permukaan selangkangannya sambil mulutnya mengeluarkan suara desisan,

    Ssshh.

    Melihat Tante Sarah mulai naik tidak cuma tanganku yang mengusap betis indahnya, tapi juga bibir dan lidahku. Kutelusuri betisnya turun ke bawah, sampai punggung kakinya, kupindahkan ke kakinya yang lain dan aku jelajahi juga. Desisan Tante Sarah mulai berubah jadi erangan, dan tangannya nggak cuma beraksi di permukaan selangkangannya, tapi juga tangannya yang lain mulia meremas payudaranya sendiri.

    Sementara aksiku tidak cuma di betis, kepalaku sudah mulai menyusup ke balik kimononya, jadilah aksiku sekarang menelusuri daerah pahanya. Setelah aksi bibir dan lidahku mendekati daerah selangkangannya, tangan Tante Sarah yang tadi dipakai menggosok selangkangannya sekarang pindah ke kepalaku. Dia tekan kepalaku dan mengusapusap rambutku, sesekali dia jambak rambutku sambil merapatkan kakinya.

    Kujilati buah pantatnya yang ranum sambil kedua tanganku beraksi meremas buah pantatnya yang lain sementara tanganku satunya lagi kupakai buat membelai daerah selangkangannya. Kupindahkan aksiku buat menggarap buah pantatnya yang lain. Kusibakan CD mini Tante Sarah, kurenggangkan kakinya, dan kunikmati belahan pantatnya.

    Setelah kumulai sesak napas dan kegerahan kukeluarkan kepalaku dari balik kimononya. Kugeserkan kaki Tante Sarah supaya dia bisa geser, dan aku naik. Sejurus kemudian terpampang di depan mataku pemandangan yang membikinku semakin horny. Tante Sarah di bawah lagi megapmegap sambil menariknarik rambutnya sendiri, dia angkat kedua kakinya di pundak Oom Bambang, sementara Oom Bambang asyik memompa Tante Een dari atas sambil mulutnya menikmati payudara Tante Een yang lumayan bagus, meskipun sudah punya anak dua.

    Aku tidak mau tinggal diam, kulingkarkan tanganku ke pundak Tante Sarah, dan langsung kuusapusap bagian dadanya. Tidak lama tanganku yang kiri menyusul, kususupi ke balik kimononya dan segera kudapatkan segunduk daging yang teramat kenyal rasanya di tanganku, dan Tante Sarah balas dengan menggigitgigit kupingku. Lagi asyik mentune puting payudara kiri Tante Sarah, Tante Sarah beranjak turun.

    Dan ternyata yang dilakukan Tante Sarah adalah melepaskan ikat pinggangku, melapas kancing celana jeansku dan menurunkan zippernya. Dia tarik jeansku selutut, tapi cuma jeansnya doang. Tidak lama terasa hangat permukaan CDku, dan terasa juga lidah bermain di permukaan CDku naik turun, terasa juga kemaluanku digigiti naik turun, kayak Oppi Andaresta main harmonika. Sudah itu terasa CDku diturunkan juga, sementara di dalam kamar posisi sudah berganti, Tante Een memegang kendali naik turun sambil kedua tangannya memegang tangan Oom Bambang yang lagi asyik meremas payudara Tante Een.

    Hangat dan lembab terasa di kepala penisku, pas pandanganku diturunkan ternyata Tante Sarah lagi asyik menjilati kepala penisku, terus turun ke batang penisku naik turun, dan akhirnya biji kemaluanku dikulumnya juga. Dikemotnya kedua biji kemaluanku. Ada perasaan mulas sewaktu kedua biji kemaluanku diemut sama Tante Sarah, habis mulut Tante Sarah itu mungil banget, jadi kalau disekaligusi jadi beradu satu sama lainnya.

    Bosan mengulum biji kemaluanku, Tante Sarah memasukkan batang kemaluanku ke mulutnya, diemutnya, disedotnya kencang banget. Lalu Tante Sarah maju munduri mulutnya, sambil tangan kirinya memainkan biji kemaluanku, sementara tangan kanannya meremas buah pinggulku.

    Tante Sarah melepaskan hisapannya, tapi kepala penisku langsung jadi sasaran, kali ini kepala penisku digarukgaruk pakai gigi atasnya. Waduh, rasanya sangat luar biasa! geli, gatal, dan lainlain rasa nikmat semuanya campur jadi satu. Dari dalam kamar Tante Een dan Oom Bambang mengerang sangat keras, dan rupanya mereka baru saja mencapai puncak gunung bersamasama.

    Tidak kuat aku kelamaan berdiri, kuangkat kepala Tante Sarah, aku turun dan kubenarkan posisi celanaku, kutarik Tante Sarah, kudekap dia di pelukanku dan langsung kuserbu bibir mungilnya yang sudah merekah menantang buat digasak. Tante Sarah membalas serbuanku dengan tidak kalah semangatnya. Lidah kami menjelajah rongga mulut masingmasing lawan. Waktu lidah Tante Sarah menjelajah rongga mulutku, lidahnya kugigit, begitu juga sebaliknya.

    Ternyata Tante Sarah sudah kecapaian dari tadi,

    Ron, kita pindah ke kamar yuk! ajaknya.

    Aku sih menurut saja. Kuserbu lagi bibirnya, kuangkat tubuhnya kugotong ke kamarnya. Kutaruh dia di atas kasur, dan tanpa buang waktu kulucuti pakaianku sendiri. Selanjutnya setelah aku bugil, aku naik ke ranjang dan bibir Tante Sarah kembali kunikmati.

    Tangan Tante Sarah tidak tinggal diam, digenggamnya penisku sambil diusap dan dikocok perlahan dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya memelukku. Begitu juga aku tidak mau kalah, sementara tangan kiriku menyanggah beban tubuhku, tangan yang kanan kuajak buat jalanjalan di atas dada Tante Sarah.

    Di dalam kamar baru kutahu bahwa Tante Sarah adalah jenis manusia yang senang melepaskan perasaan hornynya dengan sebebasbebasnya. Buktinya sewaktu payudaranya kuremas dan putingnya kupilin dari mulut yang masih kukulum, gumamannya terdengar sangat keras.

    mmhh.. mmhhgg. Apalagi sewaktu lidahku bermain di belakang telinganya, erangannya semakin menjadi.

    Tante Sarah dengan tangannya membimbingku untuk menikmati permukaan lehernya yang jenjang dan ada sedikit lipatan lemaknya. Kujilat dan kukecup bagian leher Tante Sarah sampai tidak ada jengkal yang tersisa,

    Uuhh .. sshh.. mmhh. Sekarang gantian.

    Tangan kananku dipakai menyangga tubuhku sementara tangan kiriku kupakai untuk membelai, meremas dan memilin bukit Tante Sarah yang munjung dan sudah keras dari tadi. Sekarang sasaranku adalah pundak Tante Sarah, dan kedua sikuku kupakai buat menahan berat badanku, supaya kedua payudara Tante Sarah bisa kuremas bareng.

    Pada saat jelajah lidahku sudah sampai di ujung selepetan bimanya, aku sibak kimono Tante Sarah bagian dadanya, dan.. engingeng, jelaslah sekarang di depan mataku sepasang payudara terindah yang pernah kulihat, karena sebelumnya buah dada pacarpacarku kalah bagus sama payudara Tante Sarah. Aku tidak sabar, aku langsung gigit putingnya yang sebelah kanan dan Tante Sarah berteriak,

    aahhkk.. sshh.. aadduuhh.. eenhaakhh. Kusedot pentil itu dengan keras, semakin keras kusedot semakin menjadi erangan dan teriakan Tante Sarah.

    Habis sudah kedua permukaan payudara Tante Sarah kugarap, Tante Sarah mendekap kepalaku di belahan payudaranya, sementara kedua lengannya menyanggah payudaranya, hal ini membuat mukaku tenggelam diselasela payudaranya yang indah. Yang paling mengesankan adalah sewaktu aku bikin cupang di bawah puting kiri Tante Sarah, Tante Sarah berteriak sambil menjewer kedua kupingku.

    Hah.. oohh.. gghh.. uss.. aahh. sehabis itu jelaslah bekas cupanganku di payudaranya.

    Setelah puas kugarap kedua buah payudaranya, Tante Sarah menurunkan kepalaku, kujilati permukaan perutnya, pas sampai pusar kukecup dan kujilat pusarnya sementara kedua tanganku kususupi di belakang pinggulnya dan segera kuremas habis kedua bongkah pantatnya.

    Adduuhhhhh Ron.. kamu kok kayaknya uudaahh peengalamann banget ssiihh, begitu erangan Tante Sarah kirakira sewaktu kukecup dan kujilati pusarnya.

    Jilatanku terus turun ke bawah, sebelum mulutku sampai di selangkangannya, CD mini Tante Sarah kuturunkan pakai kedua tanganku, kutarik lepas CD itu. Ya ampun, rumput yang tumbuh di situ begitu lebatnya, sehingga aku nyaris tidak bisa melihat belahan vaginanya.

    Cerita Dewasa Tanteku Yang Menggairahkan

    Yang pertama kali adalah aku merumput di situ, kujilati rambut kemaluan itu sampai rapi, karena dari fakta yang kulihat sepertinya Tante Sarah adalah salah satu jenis manusia yang senang membiarkan rambut kemaluannya tumbuh dengan sendirinya tanpa adanya campur tangan dari luar.

    Setelah rambut kemaluan itu rapi, aku kuakkan rambut kemaluan yang berada di sekitar bibir vagina Tante Sarah, barulah sekarang kulihat belahan bibir vagina Tante Sarah. Bibir vagina itu ternyata masih bersih, belum menghitam. Melihat pemandangan kayak begitu, kontan tangan dan bibirku kompakan buat mengerubuti Tante Sarah punya vagina.

    Aahh.. adduuhh.. sshh.. aagghh.. yyeess.. ttruusshhgghh. Tante Sarah teriakteriak sewaktu kumasukan jari tengahku ke vaginanya dan ibu jariku menggesek clitorisnya dan lidahku menjilati permukaan bibir vaginanya.
    Uuhh.. uuhh.. yyaa.. sshh.. desahan dan erangan Tante Sarah semakin menjadi ketika dengan ganas kugigitgigit clitorisnya.

    Dan dengan tidak kalah ganas Tante Sarah menjambak rambutku, dia desaki ke selangkangannya, sementara pinggulnya diangkat tinggitinggi sambil membuat gerakan memutar.

    mmhhyymm.. sshh.. yyaa.. begitu terus dan terus Tante Sarah berputar dan berteriak.
    Ron.. hh.. sini titit kamu kasih Tante.. pintanya dan terjadilah pertempuran 69 yang sangat seru, karena Tante Sarah dan aku samasama rakus.

    Setelah 8 menitan bertempur 69 Tante Sarah mengejan dan berteriak dengan sangat keras,

    Ron.. aahh.. aadduuhh.. Tantee.. tidak.. kuatth.. jeritan Tante Sarah disertai dengan merapatnya kedua paha, serta dicakarcakarnya buah pantatku.

    1 1/2 menit Tante Sarah menjepit kepalaku, sampai akhirnya dia terkulai, sementara aku terus dengan aksiku menjilati setiap tetes air yang mengalir dari lubuk vagina Tante Sarah.

    Ron sudah sayangghh.. Adduhh.. gelii..

    Tante Sarah manjatuhkan diri dan telentang pasrah sambil menarik nafas panjang, pandangan matanya menerawang ke langitlangit kamar.

    Ron, kamu sudah sering melakukan yang kayak begini ya? tanyanya sambil melirikku.
    Ah, nggak juga Tante, mungkin sudah dari sononya kali, jawabku sekenanya.
    Tidak mungkin, buktinya penis kamu Tante sedot kenceng banget koq penis kamu tenangtenang saja, sanggahnya.
    Oh jadi Tante pengen saya cepet nyampe klimaks?
    Ya nggak juga sih, Ih kamu nakal ya! katanya sambil memiringkan badan dan menggelitikiku. Lama kami bercanda sambil bergumul kayak anak kucing, capai, kita berdua masingmasing diam sambil tarik nafas dalamdalam.

    Melihat Tante Sarah telentang dengan kedua lengan dan paha terbuka, aku yang memang sudah kesetanan tidak tahan, kukangkangi dia dan langsung kuarahkan rudalku ke lubang vaginanya, kumasukkan penisku, kuselipkan diselasela bibir vaginanya, perlahanlahan kutusuk dan..

    Oouuuhhgg.. ehh.. penisku perlahan tapi pasti mulai amblas.

    Setelah amblas seluruhnya kutarik nafas dalamdalam dan kembali bibir Tante Sarah kulumat, sambil kugrepe kedua payudaranya. Setelah tenang kumulai angkat perlahanlahan batang penisku, pas tinggal kepalanya doang yang tersisa kutekan lagi,

    Uuhh.. kembali Tante Sarah mendesah.

    Lamalama kayuhanku semakin lancar, maju mundur, kadangkadang kuputar seperti orang lagi mengebor, dan Tante Sarah mengerang keras,

    Hhmm.. oouughh, rupanya dia menyukainya.

    Aku terus bergoyang, pas aku capai, Tante Sarah ambil inisiatif. Dia peluk aku eraterat dan berguling ke sisi kanan. Sekarang dia naik turun di atasku,

    Oohh.. adduuhh Tanntthh.. teerruuss, erangku sambil tanganku meremas payudaranya keras banget.
    Uhh.. uuhh.. uhh.. yyeess.. yyess, jeritnya sambil kedua tangannya menjambakjambak rambutnya sendiri.

    Lelah naik turun Tante Sarah memelukku sambil menciumku, kulingkarkan tanganku ke belakang, kujamah bongkahan pantatnya dan aku mulai tusuk dia dari bawah.

    mmhh.. mmhh, kutusuk terus. Tidak lama Tante Sarah bangkit dan kembali naik turun.

    Dia cengkeram lenganku kencang sekali, melihat keadaan seperti begitu, aku langsung proaktif, aku juga tidak mau kalah, tusukanku dari bawah kutambah frekuensinya, dan hasilnya.. tidak lama Tante Sarah menggenjot pantatnya dengan gila sambil teriakteriak,

    aahh.. oohh.. oohh.. Tante mau ssaammpp.. belum selesai ngomong begitu Tante Sarah tekan keraskeras pantatnya ke bawah, terasa otototot vaginanya berkontraksi dengan sangat keras, dia jatuhkan diri di atas badanku.

    Dengan nafas masih memburu dia kecup dan lumat bibirku,

    Huuhh, kamu hebat banget sih Ron, sama cewek kamu atau sama perek kamu biasanya hah?
    Enggak koq Tante, ya baru sama Tante saja sekarang.
    Alah, sama setiap cewek yang kamu tidurin juga jawabannya pasti sama, katanya sambil ngeloyor ke kamar mandi, setelah selesai bersihbersih Tante Sarah masuk lagi ke kamar.

    Di depan pintu kamar mandi kusergap dia, kuangkat satu pahanya dan kutusuk sambil berdiri. Aduh kok ganas banget sih kamu! katanya setengah membentak. Aku tidak mau tahu, kudorong dia ke dinding kuhajar terus vaginanya dengan rudalku. Mulutnya kusumbat, kulumat dalamdalam. Setelah Tante Sarah mulai terdengar lenguhannya, kugendong dia sambil pautan penisku tetap dipertahankan.

    Kubawa dia ke meja rias yang berbentuk Consol, kuletakkan pantatnya di atas meja itu. Sekarang aku bisa lebih bebas bersenggama dengan dia sambil menikmati payudaranya. Sambil kuayun, mulutku dengan sistematis menjelajah bukit di dadanya, dan seperti biasanya (dan ini juga yang biasanya dilakukan wanita) dia tekan belakang kepalaku ke dadanya, dan aku turuti, habis emang nikmat dan nikmat banget.

    aahh.. sshh.. oohh.. uugghh.. mmhh, Tante Sarah terus meracau.

    Bosen dengan posisi begitu kucabut penisku dan kusuruh Tante Sarah menungging. Sambil kedua tangannya memegang bibir meja. Dalam keadaan menungging begitu Tante Sarah kelihatan lebih aduhai! Bongkahan pantatnya yang kuning dan mulus itu yang bikin aku tidak tahan. Kupegang penisku dan langsung kuarahkan ke vaginanya. Kugesekkan ke clitorisnya, dan dia mulai mengerang nikmat. Tidak sabar kutusukkan sekaligus. Langsung kukayuh, dan dalam posisi ini Tante Sarah bisa lebih aktif memberikan perlawanan, bahkan sangat sengit.

    Aahh Ron Taanntee mmoo.. kkeelluuarr laggi.. racaunya. Tante Sarah goyangannya menggila dan tidak lama tangan kanannya menggapai ke belakang, dia tarik pantatku supaya menusuk lebih keras lagi.

    Kulayani dia, sementara aku sendiri memang terasa sudah dekat. Tante Sarah mengerang dengan sangat keras sambil menjepit penisku dengan kedua pahanya. Aku tetap dengan aksiku. Kuraih badannya yang kelihatan sudah mulai mengendur. Kupeluk dari belakang, kutaruh tanganku di bawah payudaranya, dengan agak kasar kuurut payudaranya dari bawah ke atas dan kuremas dengan keras.

    Eengghh.. oohh.. ohh.. aahh, tidak lama setelah itu bendunganku jebol, kutusuk keras banget, dan spermaku menyemprot lima kali di dalam.

    Dengan gontai kuiring Tante Sarah kembali ke ranjang, sambil kukasih cumbuancumbuan kecil sambil kami tiduran. Dan ketika kulihat jam di dinding menunjukan jam 02.07. Wah lumayan, masih ada waktu buat satu babak lagi, kupikir.

    Tante, Tante, vagina dan permainan Tante ok banget! pujiku.
    Makasih juga ya Ron, kamu juga hebat, suatu pujian yang biasa kuterima!f

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Sakit Tapi Enak Menikmati Batang Penis

    Cerita Sex Sakit Tapi Enak Menikmati Batang Penis


    1259 views

    Perawanku – Sempat bedekuk kencang jika aku melihat adegan video sampai mulutku melongo dan itu pun aku tidak menyangka apa yang aku tonton itu adalah rekaman istrtiku dengan suami adik iparku mereka berdua sedang berhubungan intim sungguh aku tidak bias mempercainya, kenyataannya istriku telah mengkhianati.

    Erina, adik iparku berdiri di sebelahku mengamati reaksiku akan rekaman video tersebut. Tampak jelas dia terluka dan marah. Dia menemukan rekaman video ini dalam laci yang tersembuni di meja kerja suaminya hanya beberapa jam yang lalu.

    Adegan di TV terus berjalan, aku berjalan menuju pantr di ruang sebelah dan menuangkan minuman ke dalam dua buah gelas. Erina menerimanya tanpa sepatah katapun. Kami berdua meneruskan melihat rekaman video tersebut dalam diam.

    Tampak jelas betapa usaha Bob dalam mengolah bentuk tubuhnya, tapi aku merasa senang karena betapapun hasil latihannya telah membuat otot tubuhnya menjadi besar dan kekar tapi itu tak membuat batang penisnya jadi lebih besar.

    Setidaknya aku masih lebih hebat dibagian itu. Tentu saja, Vita terlihat menikmati apa yang didapatkan dari Bob terkecuali terhadap ukuran kejantanannya, aku cukup mengenal Vita akan hal ini.

    Isteriku mempunyai bentuk tubuh yang atletis. Dia rutin pergi ke gym dan selalu berusaha mengajakku ke tempat itu juga, tapi aku tak pernah punya ketertarikan dengan hal-hal semacam itu. Saat melihat adegan video tersebut, aku membayangkan apa mungkin hal tersebut akan mambawa perbedaanaE|

    Erina melangkah pergi untuk mengambil minuman, kupandangi dia, Erina berumur 10 tahun lebih muda dari isteriku dan memiliki bentuk tubuh yang lebih montok dibandingkan kakaknya. Payudaranya juga lebih besar. Aku melihat perkembangan kedewasaan tubuhnya hingga menjadi seorang wanita muda yang cantik dalam beberapa tahun belakangan.

    Dia dan Bob menikah dua tahun yang lalu. Vita dan aku menikah jauh sebelumnya dan sekarang sudah memiliki 3 orang anak. Kami akan segera merayakan ulang tahun pernikahan kami yang ke duapuluh.

    “Kamu tahu sudah berapa lama ini terjadi?” tanyaku begitu video tersebut berakhir. Vita menggelengkan kepala.  Agen Obat Kuat Pasutri

    “Mungkin sudah setahun lebih!” sambungnya ketus. Aku gelengkan kepala.

    “Tidak, ini terjadi baru-baru ini. Kelakuan Vita berubah aneh sejak sekitar bulan lalu dan sekarang aku baru mengerti sebabnya,” jawabku.

    “Kakak kandungku sendiri!” kata Erina dengan geram. Aku mengangkat bahu. Aku benar-benar tak bisa berkata apapun untuk membuat kenyataan ini menjadi lebih baik.

    “Apa yang akan kita lakukan?” tanyanya, tampak jelas nada kemarahan dalam suaranya.

    “Aku belum tahu,” ku hela nafas. Aku masih sangat terguncang untuk dapat berpikir jernih.

    “Abang belum tahu?” tanyanya tak percaya. Aku hanya mengangkat bahu kembali.

    “Kakakmu dan anak-anak sedang berakhir pekan di rumah pantai dan kakek nenek mereka juga ikut di sana. Aku rasa aku butuh waktu 24 jam untuk membuat keputusan drastis.”

    “Well, aku sudah tahu apa yang akan kulakukan!” potong Erina. Kupegang kedua bahunya dengan tanganku untuk meredakannya.

    “Bukankah Bob sedang diluar kota sekarang ini?”

    Cerita Sex Sakit Tapi Enak Menikmati Batang Penis

    Cerita Sex Sakit Tapi Enak Menikmati Batang Penis

    “Ya,” jawabnya, tapi segera menambahkan dengan nada marah sebelum aku mampu melanjutkan,

    “Mungkin sekarang ini dia sedang meniduri wanit lain lagi!”

    “Aku rasa tidak,” jawabku sambil menggelengkan kepala.

    “Apa?”

    “Dengar, aku cukup mengenal Bob dengan baik dan dia bukan tipe lelaki yang suka main perempuan,” kataku, meskipun sadar betapa menggelikannya penjelasanku ini.

    “Kamu pasti bercanda,” tukas Erina. Aku hanya mengangkat bahu.

    “Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi aku tak percaya kalau Vita dan Bob sengaja melakukan ini.”

    “Itu kan sudah terlihat jelas di video itu!” teriak Erina.

    “Apa ada kelakuan Bob yang aneh akhir-akhir ini? Aku tahu kalau sekarang ini Vita sedang mengalami puber kedua. Dia baru saja memasuki usianya yang ke tiga puluh sembilan dan perasaan akan berumur empat puluh di tahun depan sangat membuatnya resah.”

    “Itu bukan alasan!”

    “Aku tidak bilang ini suatu alas an, tapi aku rasa itu bukan bagian dari penyebabnya,” jawabku. Erina menatapku dan menggelengkan kepala, tapi kemudian dia menarik nafas dan kelihatan agak sedikit mereda emosinya.

    “Sudah satu tahun kami mencoba untuk mendapatkan seorang bayi, tapi belum juga beruntung. Aku tahu itu sangat mengganggu Bob,” jelasnya sambil menggosok kedua lengannya, tapi kemudian ketenangannya sirna dan matanya berkilat marah, “Itu juga sangat menggangguku, tapi aku tidak lari dan tidur dengan salah satu saudaranya!”

    “Kamu benar,” jawabku, coba menenangkannya.

    “Tapi aku masih merasa kalau kita butuh waktu beberapa hari untuk berfikir sebelum membuat keputusan besar.”

    “Baiklah! Mungkin abang benar, tapi aku merasa itu tak akan membantu,” tukasnya, Rasa sakit dan marahnya terlalu besar untuk ditahannya.

    “Besok malam kamu kembali saja kemari dan kita bicarakan lagi,” tawarku. “Sebelum itu kita berdua punya waktu untuk menenangkan diri.”

    Erina terlihat tidak puas, tapi dia mengangguk setuju. Dia mengeluarkan video tersebut dari dalam player dan pergi tanpa mengucapkan sepatah kata lagi. Aku berharap dia tidak melakukan suatu tindakan yang bodoh sampai dia merasa tenang.

    Kuputuskan untuk mandi, aku merasa kotor. Aku pergi ke kamar mandi, menyetel suhu air panas dan melihat pantulan bayanganku di dalam cermin.

    Kamar mandi ini mulai terisi uap panas saat kutatap mataku. Ini akan jadi sebuah malam yang panjang dan aku merasa ragu akankah berangkat kerja besok pagi.

    Erina dating ke rumahku malam berikutnya. Dia terlihat lebih kurang tidur dibandingkan aku, tapi setidaknya dia terlihat jauh lebih tenang dibandingkan kemarin.

    “Jadi, apa keputusan abang?” tanyanya langsung tanpa basa-basi. Aku mengangkat bahu.

    “Apa ini tidak membuat abang marah?” tanyanya gusar.

    “Tentu saja ini membuatku marah, tapi aku tetap tak bisa merubah apa yang sudah terlanjur terjadi.”

    Kenyataannya adalah aku lebih merasa sakit karena dikhianati dari pada kelakuan mereka.

    “Astaga, aku benar-benar heran dengan abang? Aku akan minta cerai pada Bob! Abang juga mestinya menceraikan Vita!” kata Erina.

    Aku gelengkan kepala, aku sudah punya keputusan sendiri.

    “Itu tak akan terjadi. Kakakmu Vita dan aku punya tiga orang anak. Kami sudah berumah tangga hamper dua puluh tahun,” kutarik nafas, lalu melanjutkan, “Aku sangat mencintai kakakmu, dan perbuatannya dengan Bob tak akan mampu menghapus cinta itu begitu saja. Aku merasa sakit dan aku akan mencari tahu kenapa dia merasa harus mengkhianatiku, tapi aku tak akan menceraikan dia.” Erina menatapku tajam.

    “Abang akan memaafkannya,” tanyanya tak percaya. Aku mengangguk. Erina menggelengkan kepalanya, air matanya mulai keluar. Aku merengkuhnya ke dalam pelukanku dan dia mulai terisak. Ini berlangsung untuk beberapa saat lamanya hingga akhirnya dia dapat mengendalikan diri.

    “Aku rasa aku tak akan bisa memaafkan Bob,” akhirnya dia berkata.

    “Erina, apa kamu benar-benar ingin berpisah dengan Bob?” tanyaku. Sejenak dia ragu sebelum akhirnya menggelengkan kepala.

    “Tapi aku tak bisa membiarkan begitu saja perbuatannya,” jawabnya lirih.

    “Ayo kita ambil minum dulu,” tawarku. Dia mengangguk setuju.

    Gelas yang pertama terasa hanya untuk membasahi tenggorokan saja. Gelas yang ke dua baru terasa pengaruhnya. Aku bilang ingin pergi ke kamar mandi sebentar saat Erina menuangk minuman pada gelas ketiganya.

    Ketika aku keluar dari kamar mandi aku mendapati dia melihat rekaman video tersebut lagi. Aku menghela nafas, menghampirinya untuk mematikan TV.

    “Kamu tahu kan, ini tak akan membantu,” kataku. Di menghela nafas. Kami meminum gelas ketiga dalam diam. Kali ini giliran Erina yang pergi ke kamar mandi saat aku menuang gelas yang keempat. Aku masih belum merasa mabuk, tapi rasa sakit di hati sedikit terasa hilang.

    Erina keluar dari kamar mandi dan berjalan ke arahku. Segera saja aku menyadari ada sesuatu yang berubah. Pertama, Erina terlihat sudah mengambil sebuah keputusan.

    Yang kedua, tak mungkin rasanya kalau tak melihat kalau beberapa kancing bajunya yang atas terbuka dan dia tak lagi memakai bra. Aku dapat melihat jelas putting payudaranya dari balik blouse-nya.

    “Erina, apa yang kamu lakukan?” tanyaku bingung.

    “Aku akan melakukan sesuatu yang mungkin bisa mempertahankan pernikahanku setelah pengkhianatan Bob. Aku akan meniduri abang,” jawabnya.

    Aku baru saja akan memprotesnya, tapi dia sudah langsung melumat bibirku.

    Disamping itu, kalau mau jujur, meskipun aku memutuskan untuk memaafkan Vita, aku juga sama terlukanya dengan Erina. Meniduri Erina, benar atau salah, mungkin saja akan menolong. Aku merasa sangsi kalau ini akan bisa menyakiti mereka.

    Dalam sekejap saja kami sudah tak berpakaian lagi dan aku terkejut melihat buah dada Erina bahkan lebih besar dari yang pernah kubayangkan.

    Ukuran payudara Vita breasts sekitar B cup. Tapi menurutku putingnya yang mesar mencuat itu terlihat seksi pada ukuran payudaranya.

    Payudara Erina yang jauh lebih besar dibandingkan isteriku tampak sangat menggiurkan. Mungkin ukurannya C cup, tapi sangat pasti kalau ini adalah ukuran full C cup.

    Putingnya tidak sepanjang punya kakaknya, tapi lebih gemuk. Dia tersenyum memergoki aku yang terpana melihat dadanya.

    “Ini milikmu sepenuhnya,” kata Erina sambil menyangga kedua buah dadanya dengan kedua tangannya sekaligus meremasnya menggoda.

    Kuhabiskan gelas keempatku dan segera membenamkan wajahku ke dalam dua bongkahan daging kenyal didepanku. Tangan Erina bergerak ke bawah untuk meraih batang penisku.

    “Wah, punya abang besar sekali!” katanya, gairahnya terdengar besar dalam nada suaranya. Aku bergerak turun menelusuri lekuk tubuhnya, melewati perutnya dan mulai menyapukan lidahku pada bibir vaginanya.

    Dia segera bersandar pada dinding di dekatnya dan memegangi kepalaku dengan kedua tangannya sambil mendesah. Segera saja tubuh Erina mulai tergetar ketika aku konsentrasi pada kelentitnya. Langsung saja dia meraih orgasme pertamanya dan aku harus menyangga tubuhnya sebelum dia jatuh. Lalu kugendong dia menuju ke kamar tidur.

    Kurebahkan tubuhnya di atas ranjang, Erina menjulurkan kedua lengannya ke depan menmintaku untuk segera naik. Aku merangkak menaiki tubuhnya dan memberinya sebuah ciuman yang dalam. Nafasnya tercekat saat ujung kepala penisku menemukan jalan masuk ke dalam vaginanya.
    “Kamu yakin mau melakukan ini?” tanyaku. Dia mengangguk.

    “Kakakku, isteri abang, meniduri suamiku. Aku rasa baru adil kalau aku menyetubuhi abang di atas ranjangnya sendiri. Ini cara untuk membalas kelakuan Bob dan Vita diwaktu yang sama,” nada amarah terdengar dalam jawabannya, tapi dia kemudian tersenyum dan menambahkan,

    “Lagipula, aku tak akan melepaskan begitu saja setelah melihat ukuran penis abang ini.” Kemudian segera saja lenguhan nikmat terlepas dari bibirnya saat dia menggunakan kakinya untuk menarik tubuhku ke arahnya.

    “Aku merasa sangat penuh!”

    Batang penisku hanya baru masuk 3/4nya saja ke dalamnya. Kudorongkan lagi, tapi dia merintih kesakitan. Aku coba hentikan, tapi dia tidak mengijinkanku.

    Nafasnya tersengal terdengar antara menahan deraan nikmat atau sakit, dan dia terus mengguna kan pahanya untuk menarikku semakin erat. Bahkan tangannya mencengkeram pantatku dan menariknya dengan keras hingga seluruh batang penisku terkubur dalam lubang anusnya.

    “Oh mami!” teriakan lepas keluar dari bibirnya saat aku berhasil membenamkan batang penisku seluruhnya. Aku diamkan tanpa bergerak agar dia terbiasa dengan ukuranku.

    “Ayo bang! Setubuhi aku!” akhirnya dia berkata dan memang itu yang segera akan aku lakukan. Pada awalnya secara perlahan kukeluar masukkan, tapi atas desakan Erina segera saja aku menyentaknya dengan keras dan cepat.

    Langsung saja orgasme kedua diraihnya dan tanpa henti. Aku piker dia akan pingsan saat teriakan nikmatnya terdengar keras sekali.

    “Erina, aku hamper keluar!” teriakku. Dia mendorong tubuhku berganti posisi hingga dia berada diatas dan mulai menunggangi batang penisku.

    “Lakukan, bang! Isi rahimku dengan benih abang!” ucapnya semakin membakar gairahku.
    “Tapi, kita tidak pakai pelindung!” kataku ragu.

    Tapi keraguanku malah semakin membuat pantulan tubuhnya semakin keras saja dan tak ayal aku langsung keluar jauh di dalam rahimnya. Kusemburkan begitu spermaku ke dalam vaginanya hingga meleleh keluar pada pahanya seiring pompaan naik turun tubuhnya di atasku.

    Kami berdua rebah tak bergerak dengan tubuhnya yang masih menindihku untuk beberapa waktu. Akhirnya dia mengangkat kepalanya dan menatapku dengan diam.

    “Kamu tidak apa-apa?” tanyaku khawatir tapi dia malah tertawa.

    “Aku merasa sangat ehmmaE|! Saat ini, aku tidak tahu apakah akan meninggalkan Bob dan tak akan bicara dengan Vita lagi ataukah aku mestinya berterima kasih pada mereka. Abang sangat menakjubkan,” katanya. Aku tertawa dan menurunkan tubuhnya dari atasku.

    “Aya mandi, aku sangat ingin bermain lagi dengan dada montokmu ini,” Kataku sambil meremas buah dadanya lalu menggamit tangannya. Kami bawa serta gelas minuman yang kosong, mengisinya lagi untuk yang terakhir kalinya sebelum bergandengan tangan masuk ke kamar.

    Lansung saja kami habiskan gelas terakhir kami setelah mengatur suhu shower. Tawa riang tak hentinya keluar dari bibir kami saat air hangat mulai turun membasahi kedua tubuh berkeringat kami.

    Kusabuni dada montoknya dan menghabiskan setidaknya sekitar sepuluh menit meremasinya. Disaat yang bersamaan dia juga menyabuni batang penisku.

    Begitu penisku kembali mengeras, aku bergerak ke belakang tubuhnya, masih tetap meremasi buah dadanya. Aku mulai menciumi lehernya dan batang penisku kugesekkan pada celah bongkahan pantatnya. Penisku masih berlumuran sabun sehingga dengan mudah melesak masuk.

    Saat bibir kami saling melumat dalam ciuman yang dalam, kepala penisku terdorong masuk ke dalam lubang anusnya.

    Erina merenggangkan pahanya dan penisku melesak masuk dengan sendirinya seakan punya maksud sendiri, Aku terkesiap dan berusaha menariknya keluar.

    “Sorry! Ini masuk begitu saja…” aku berusaha menjelaskan, tapi Erina malah menyeriangai lebar dan mendorong pantatnya ke belakang membuat kepala penisku semakin menyelam ke dalam lubang anusnya. Aku mengerang keenakan.

    “Jangan bilang kalau kak Vita tidak pernah mengijinkan abang melakukan anal seks?” tanyanya menggoda.

    “Tidak, tidak pernah,” jawabku.

    “Baiklah kalau begitu, kalau abang mau abang boleh merasa bebas menyetubuhi anusku semau abang!” katanya manantang dan bagai api yang disiram minyak, langsung saja aku lesakkan batang penisku jauh ke dalam lubang anusnya.

    Kedua tangannya terjulur kedepan pada dindning untuk menahan tubuhnya yang terguncang dengan keras oleh sodokanku. Buah dadanya yang montok terayun menggoda, membuatku dengan segera bergerak meremas keduanya. Tapi tanganku langsung beralih untuk mencengkeram pinggulnya untuk menjaga keseimbangan kedua tubuh kami karena ayunanku.

    “Ya! Terus bang! Dorong penis abang ke dalam anusku! Makin dalam bang!” teriak Erina dalam kenikmatan. Salah satu tangannya masih menahan tubuhnya pada dinding sedangkan yang satunya lagi mulai bergerak kea rah selangkangannya.

    “Yes!” teriaknya saat aku semakin keras mengayunkan batang penisku semakin ke dalam. Dapat kurasakan otot pantatnya yang mulai mengencang saat dia menggesek kelentitnya sendiri.

    Tak mampu lagi kutahan, kulesakkan seluruh batang penisku terkubur seutuhnya dalam cengkeraman lubang anusnya dan kembali, sekali lagi aku keluar dengan hebatnya.

    Sentakanku yang terakhir membuat kaki Erina benar benar terangkat dari lantai kamar mandi karena kerasnya. Dan hal tersebut membuat Erina bergabung bersamaku dalam ledakan orgasmu sejenak kemudian.

    Kami berjalan berpelukan dengan sempoyongan keluar dari kamar mandi menuju ke kamar tidur kembali. Aroma seks tercium sangat pekat di dalam kamar dan kami kesulitan untuk menemukan area sprei yang kering di tempat tidur.

    We stumbled out of the shower and back to the bedroom. The room smelled like sex and we had problems finding a dry spot on the bed. I was barely settled before Erina crawled between my legs and started blowing me.

    “Kamu benar-benar liar!” kataku.

    “Ternyata balas dendam itu rasanya jauh lebih manis dari yang kudugatimpalnya dengan tersenyum puas. Aku hanya bisa menggelengkan kepala. Dia benar benar wanita muda yang penuh amarah, tapiaE| apapun itu adik iparku ini benar benar sangat menggairahkan!

    Erina merapatkan kedua daging payudaranya yang kenyal menjepit batang penisku dan mengocoknya begitu batangku mengeras lagi. Dia masih asik melakukannya ketika tiba-tiba saja Vita berjalan masuk ke dalam kamar tidur…!!!

    “Erina! Teganya kamu?” teriak Vita terdengar hamper menangis, tapi Erina Cuma tersenyum sinis.
    “Teganya aku? Kakak pasti bercanda! Coba kakak periksa rekaman video di bawah. Itu rekaman perselingkuhan Bob dengan kak Vita,” balas Erina said lalu kemudian dengan mata menatap kea rah kakaknya, dia memasukkan batang penisku hingga ke batangnya.

    “Anak-anak mana?” tanyaku merasa tak nyaman. Aku coba untuk bergerak, tapi Erina tak membiarkanku. Dia ingin agar Vita melihat aksi kami berdua.

    “Kutitipkan di rumah mami. Aku mau memberimu kejutan aE~a night out aloneaE?,” jelasnya, nampak jelas rasa kecewa dan terkejutnya.

    “Nah, aku rasa yang terkejut sekarang adalah kakak. Apa kakak benar-benar berharap kalau rekaman itu tak akan diketahui oleh siapapun?” Tanya Erina. Vita menggelengkan kepala.

    “Kakak keliru,” kata Erina, lalu menambahkan dengan nada sinis,

    “Nah, sekarang impas kan?” tangis Vita benar-benar pecah sekarang dan dia berlari meninggalkan kamar. Bukannya merasa puas telah membalas dendam, tapi aku malah merasa sangat tidak enak. Kudorong tubuh Erina menjauh dan pergi menyusul Vita.

    Kutemukan dia di ruang keluarga, sedang menyaksikan rekaman videonya dengan Bob. Dia menoleh dan memandangku dengan tatapan yang berlinang air mata.

    “Aku sungguh-sungguh minta maaf!” ucapnya diantara isak tangisnya.

    “Itu terjadi begitu saja bulan lalu. Bob tengah frustrasi karena Erina tak juga hamil. Kami minum-minum dan aku tak ingat pasti apa yang terjadi kemudian, yang kuingat saat aku terbangun, kita tidur berdua di ranjangnya. Apakah kamu mau memaafkanku?” tanyanya.

    Aku hendak mulai menjawab, tapi Erina sudah berada di ruangan ini.

    “Abang percaya semua omong kosong ini? Itu mungkin benar kejadian pertama kalinya, tapi bagaimana dengan yang berikutnya? Kak Vita terlihat jelas sangat menikmatinya dalam video itu,” potong Erina dengan marah. Wajah Vita berubah merah oleh rasa malu.

    “Kami melakukannya cuma dua kali saja,” bela Vita lirih, meskipun dia sadar itu tak banyak membantunya.

    “Kejadian yang kedua terjadi saat Bob menelphone-ku untuk dating dan bicara. Aku juga terkejut saat mendapati ada sebuah kamera yang dalam keadaan siap rekam. Lalu dia memperlihatkan padaku rekamannya dengan Erina yang sedang bercumbu. Kami sepakat untuk menghentikan affair ini, tapi Bob ingin membuatsebuah video sebagai kenang-kenangan.”

    “Dan kakak tak mampu menolaknya, kan?” potong Erina dengan tajam.

    “Aku mau menolaknya!” jawab Vita, tapi kemudian meneruskan dengan suara pelan, “Tapi video kalian berdua benar-benar membuatku jadi terangsang. Melihatmu bercumbu dengan Bob sangat membuatku terangsang.”

    “Kakak jadi terangsang karena melihatku?” Tanya Erina tak percaya.

    Vita tak berani menatap kami berdua, tapi dia hanya mengangguk. Aku gelengkan kepala. Aku benar-benar kaget dengan apa yang dikatakan Vita barusan.

    “Erina, Vita dan aku menikah di usia muda. Aku tidak heran jika kakakmu membayangkan apa yang hilang dari masa mudanya setelah kami menikah dulu. Aku juga merasakan hal itu.”

    “Lalu apa abang berselingkuh di belakang kakak?” Tanya Erina asked. Kugelengkan kepala.
    “Tidak sampai hari ini,” jawabku. Vita mulai merasa tak nyaman.

    “Aku benar-benar minta maaf! Aku sangat mencintaimu dan tak ingin kehilanganmu,” kata Vita. Aku tersenyum mendapati situasi ini. Ketakutan terbesarku adalah jika Vita sudah tidak mencintaiku lagi. Sekarang aku tahu itu tidak benar.

    “Aku tak akan meninggalkan kamu. Andai saja kamu ceritakan padaku tentang semua ini sebelum kamu membuat keputusan, mungkin kita bisa lakukan itu bersama.”

    “Bersama?” tanyanya. Dia terlihat jelas terkejut.

    “Ya. Vita, aku punya sebuah fantasi yang ikin kulakukan. Aku tak pernah menceritakannya padamu karena kupikir kamu sangat konservative tentang seks dan kupikir kamu akan marah jika kuajak membicarakannya. Aku tak ingin kehilangan kamu.”

    “Sungguhkah?” tanyanya, ketakutanna perlahan berubah menjadi sebuah harapan. Kurengkuh dia ke dalam pelukanku dan memberinya sebuah ciuman yang sangat dalam sebagai jawabannya.

    “Jadi, abang mengijinkan pria lain menikmati tubuh isteri abang?” Tanya Erina tak percaya Aku mengangkat bahu dan tersenyum.

    “Aku tak masalah jika Vita bercinta dengan orang lain, Cuma syaratnya aku harus ada di sana dan dia pulang ke rumah kembali bersamaku.”

    “Menakjubkan,” kata Erina, tak tahu harus berkata apalagi.

    “Erina, meskipun ini tak membantu, Bob mengatakan padaku kalau hanya dengankulah satu-satunya wanita yang pernah berselingkuh dengannya. Aku percaya padanya. Bob benar-benar mencintaimu,” kata Vita, masih memelukku. Erina masih tetap menggelengkan kepala.

    Kutarik kembali Vita dalam sebuah ciuman. Aku masih tetap telanjang, sedangkan Vita masih berpakaian lengkap. Aku mulai melucuti pakaiannya.

    Dan dia membantu mempercepatnya.

    “Hey, bagaimana dengan aku?” Tanya Erina. Vita memandangku seakan meminta ijin. Aku mengangguk, masih meraba-raba kemana ini akan berakhir. Isteriku menatap adiknya dan menyeringai lebar.

    “Erina, kamu sangat boleh bergabung dengan kami,” undangnya. “Sudah kukatakan, Aku sangat suka melihatmu bercinta dengan Bob.

    Kurasa melihatmu melakukannya dengan suamiku pasti akan lebih dahsyat lagi!” Aku sama terkejutnya dengan Erina, tapi aku sudah terlalu terangsang oleh wanita yang kunikahi hamper dua puluh tahun ini.

    Vita dan aku tak menunggu jawaban Erina lagi. Kupanggul Vita menuju ke kamar tidur kami dan melemparkan tubuhnya ke atas ranjang dengan posisi tengkurap.

    Dia protes soal aroma dan kenyataan kalau sepreinya telah habis dipakai, tapi protesnya tersebut langsung terhenti begitu kulesakkan batang penisku ke dalam lubang vaginanya. Kupegangi pinggulnya saat aku mulai bergerak keluar masuk.

    “Ya, setubuhi aku sayang!” teriaknya. Vita tidak pernah berkata mesum saat berhubungan seks sebelumnya. Birahiku benar-benar terbakar oleh perubahan isteriku ini. Kami berdua benar-benar terhanyut dengan irama persetubuhan ini hingga aku dikejutkan oleh sebuah tangan yang memegang buah zakarku.

    “Jadi, akhirnya kamu putuskan untuk bergabung dengan kami,” kataku pada Erina. Dia mengangkat bahunya, tersenyum nakal dan kemudian menciumku.

    “Aku tak akan pernah melewatkan kesempatan untuk menikmati batang penis abang lagi,” katanya begitu lumatan bibirnya denganku berakhir. Kemudia dia menampar pantat Vita dengan keras. Vita teriak terkejut.

    “Disamping itu, aku masih belum memberikan hukuman pada wanita jalang yang sudah menyetubuhi suamiku ini,” katanya sebelum memberi sebuah tamparan lagi.

    “Hey! Hentikan,” cegahku. Aku mencintai Vita dan tidak ingin melihat dia disakiti.

    “Tidak apa-apa! Aku memang pantas mendapatkannya,” kata Vita, mengejutkanku, tapi kurasa Erina sudah mengira akan hal ini.

    “Nah kakakku yang jalang, kakak suka dengan kekerasan ya,” kata Erina dengan yakin sambil memilin putting kakaknya dengan kasar.

    Vita berteriak antara sakit dan nikmat. Baru saja aku mau menghentikan semua ini, tapi Vita malah mulai meledak orgasmenya. Ini akan menjadi sebuah eksplorasi yang menarik dilain waktu.

    Erina menarikku menjauh dan menaiki batang penisku. Tak perlu menunggu waktu untuk penyesuaian yang lama lagi seperti saat pertama kali, dia kemudian mulai bergerak naik turun di atasku sekali lagi. Aku sudah dekat dengan orgasmeku saat akhirnya Vita pulih kondisinya setelah ledakan orgasmenya. Dia melumat bibirku dengan liar sebelum tangannya bergerak meremas pangkal batang penisku.

    “Hey, hentikan, kakak merusak iramaku!” Erina komplain. Vita tersenyum, melepaskan cengkeramannya dan menarik Erina dalam sebuah ciuman. Ciuman keduanya sangat lama dan juga basah, tapi saat akhirnya selesai Erina kembali komplain.

    “Wanita jalang!” teriaknya, yang sebenarnya hanya terkejut oleh aksi Vita barusan. Isteriku hanya tersenyum.

    “Sudah kubilang kan, kalau melihatmu bisa membuatku sangat terangsang. Apa yang kamu harapkan saat memutuskan untuk bergabung dengan kami?” jawab Vita, dan kemudian tangannya bergerak ke bawah untuk memainkan kelentit Erina. Segera saja nafas Erina mulai tersengal.

    “Aku tidak tertarik pada wanita! Singkirkan tangan kakak!” perintahnya, tapi Erina tidak melakukan apa-apa untuk menghentikan Vita.

    “Aku juga belum pernah melakukannya dengan seorang wanita sebelumnya. Aku rasa kamu juga. Bagaimana kamu tahu kalau kamu tak suka?” Tanya Vita.

    “Tapi aku kan adikmu!” jawab Erina. Vita tak menghiraukannya.

    “Aku yakin kalau mulutmu pasti akan lebih bermanfaat daripada hanya bicara tak karuan begitu,” jawab Vita, lalu kemudian kembali melumat bibir adiknya lagi.

    “Wow! Vita, ini sangat hot! Jika saja aku tahu lebih awal kalau kamu juga mau melakukannya denga wanita juga,” kataku dengan seringai lebar. Vita hanay mengangkat bahu.

    “Siapa kira? Aku juga tak pernah membayangkan sebelumnya sampai aku lihat videonya Erina dengan Bob,” jawabnya sebelum kemudian membungkuk kedepan untuk menghisap salah satu putting payudara Erina. Mengerang keras Erina mulai orgasme.

    Aku mencoba untuk bertahan, tapi segera saja aku seburkan spermaku ke dalam vagina Erina juga. Erina membuat kami berdua terkejut saat dia menjambak rambut kakaknya agar mendekat padanya dan melumat bibirnya dengan liar ditengah ledakan orgasme yang melandanya.

    Vita meraih batang penisku dan memasukkannya ke dalam mulutnya begitu orgasme yang mendera kami berdua mereda.

    “Iih, menjijikkan! Penis abang kan penuh dengan cairanku,” kata Erina dengan wajah menyeringai. Vita hanya tersenyum lalu mendorong tubuh adiknya hingga terlentang.

    Dia bergerak menaiki tubuh Erina dan duduk di atas dada montoknya. Membuat vaginanya berada sangat dekat ke mulut Erina. Erina meronta beberapa saat, tapi Vita lebih kuat dan lagipula tubuhnya berada di atas menindih Erina.

    “Sekarang giliranku untuk orgasme dank arena kamu sudah memakai penis suamiku untuk orgasme, kamu harus menggantikan tugasnya. Jilat vaginaku Erina!” perintah Vita. Aku hanya menyaksikan dengan terpesona.

    Aku tengah menyaksikan bagian dari diri Vita yang tak pernah kusangka dimilikinya. Erina mencoba memprotes, tapi Vita sama sekali tak mengacuhkan. Disorongkan vaginanya kea rah mulut adiknya dan mendesah keras beberapa saat kemudian ketika lidah Erina menelusup ke dalam lubang vaginanya.

    “Ya, begitu! Tepat di situ!” ceracau Vita. Mereka berdua seakan asyik masyuk dalam dunianya sendiri dalam beberapa menit ke depan sebelum pada akhirnya Erina mendorong tubuh Vita dari atasnya.

    “Hey!” protes Vita, tapi Erina cuma tertawa. Dia kemudian mengatur untuk melakukan posisi enam-sembilan dengan isteriku. Kuamati lidah Erina langsung melata keluar masuk ke dalam vagina kakaknya. Vita ragu untuk beberapa saat sebelum akhirnya lidahnya juga memberi aksi yang sama terhadap vagina Erina.

    Terlihat jelas bahwa kedua wanita ini sangat menikmati dan larut terhadap apa yang tengah mereka perbuat. Sudah cukup lama mereka saling memuaskan birahi satu sama lainnya dan aku yakin kalau keduanya sudah mendapatkan paling tidak sebuah orgasme.

    Batang penisku akhirnya sekali lagi mengeras sepenuhnya dan aku tengah bingung untuk memutuskan apa yang akan kulakukan. Erina melihat kebingunganku dan mengedip kepadaku sambil sebuah jarinya menyelip masuk ke dalam lubang anus Vita. Vita mengerang.

    Erina terus memainkan jemarinya di dalam lubang anus Vita sambil tetap mengoral vaginanya. Sejenak kemudian Erina mengisyaratkan padaku untuk mendekat.

    Dicengkeramnya batang penisku dan menempatkan kepala penisku tepat di lubang anus Vita. Kudoeng sedikit hingga kepalanya masuk sebelum Vita akhirnya menyadari apa yang tengah terjadi.

    “Tunggu!” teriaknya, tapi Erina tetap berkonsentrasi pada kelentitnya dan itu membuat perhatian Vita kabur. Kumasukkan beberapa centi lagi.

    “Hentikan, ini sakit!” erang Vita. Erina menampar pantat isteriku dengan keras.

    “Tapi rasanya sangat nikmat, kan?” tanyanya pada isteriku. Vita hanya mengerang. Kumasukkan lagi lebih dalam.

    “Ya!” Vita semakin mengerang keras.

    “Jadi, diam dan nikmati saja!” perintah Erina menampar pantat Vita lagi. Erina merangkak ke bawah tubuh Vita dan mulai mempermainkan kelentitnya.

    Aku terus mendorongkan penisku semakin ke dalam anus Vita. Rasanya sangat rapat dan aku tak yakin sepenuhnya apakah dia menikmati ini ataukah tidak.

    “Apa kamu ingin aku berhenti?” tanyaku meyakinkan.

    “Jangan! Masukkan seluruhnya. Sodomi aku!” teriak Vita. Dan jawaban itu membuatku melesakkan sisa penisku selurhnya tanpa ragu lagi. Dia langsung mulai orgasme. Kurasakan denyutannya seiring tiap sodokanku.

    Kusodomi Vita dengan keras dan cepat, membuat buah zakarku menghantam dahi Erina. Segera saja aku orgasme beberapa menit kemudian. Vita dan aku rebah kecapaian sedangkan Erina meberi kami masing-masig sebuah ciuman yang penuh nafsu yang dalam. Tak disangsikan lagi kalau dia juga sangat membutuhkan sebuah pelapasan yang sangat mendesak.

    Begitu kondisiku dan isteriku mulai pulih, tanpa menyia-nyiakan waktu lagi kami berdua langsung berkonsentrasi pada vagina Erina. Dengan bergantian lidah kami mengeksplorasi seluruh titik sensitifnya.

    Dan itu membuat Erina merintih memintaku agar segera menyetubuhinya langsung.

    Kuposisikan dia dalam dogy-style, Vita memposisikan dirinya diantara tubuhku dan Erina dan mencumbu anus adiknya dengan menggunakan lidah. Hal ini terlalu berlebihan untuk dapat ditahan Erina lebih lama lagi dan orgasme segera menggulungnya.

    Denyutan liar dinding vagina Erina tak mampu kutahan, kulit penisku yang terasa sangat sensisit segera memberiku ledakan orgasme yang berikutnya. Isteriku terus saja mencumbui lubang anus adiknya saat aku semburkan kembali spermaku di dalam vagina adik iparku untuk kesekian kalinya.

    Kami bertiga hanya mampu berbaring kelelahan dengan tubuh bersimbah keringat untuk sekian waktu. Saat akhirnya kami mampu bergerak, hanya dengan gerakan tubuh yang lemah dan pelan. Secara bregiliran kami mandi menyegarkan tubuh, berpakaian dan bertemu di meja makan. Vita menyiapkan sesuat untuk mengganjal perut kami semua yang kelaparan.

    “Aku lapar,” Erina said.

    “Aku juga,” timpalku.

    “Aku rasa kita sudah membangkitkan selera makan kita,” Vita tersenyum. Hampir disepanjang acara makan kami diwarnai keheningan. Masing-masing tenggelam dalam alam pikirannya. Aku lihat Vita sedang menata mentalnya untuk membuka omongan. Akhirnya dia menatapku begitu acara makan kita selesai.

    “Jadi, apakah kita semua baik-baik saja?” nada bicaranya terdengar nervous. Kami saling menatap satu sama lain dalam beberapa saat dan kemudia aku mengangguk. Senyuman Vita terkembang.

    “Bagaimana dengan kamu?” Tanya Vita pada adiknya.

    “Mmm, aku belum tahu,” jawab Erina dengan jujur, tapi kemudian dia tersenyum lebar dan bertanya,

    “Yang kamu maksud itu tentang kamu dan Bob atau kenyataan bahwa baru saja aku sadar kalu aku seorang lesbian yang juga menikmati hubungan incest?”

    “Kamu bukan lesbian,” jawabku sambil tersenyum.

    “Dia benar,” Vita menambahkan. “Kamu seorang biseksual yang menikmati hubungan incest.” Erina tidak bias menahan diri. Dia tertawa terbahak. Vita dan aku ikut tertawa, tapi dengan cepat tawa kami berhenti.

    “Erina, beri Bob kesempatan,” kata Vita dengan lebih serius. Erina menarik nafas.

    “Akan kupikirkan.”

    “Dan diskusikan dengannya soal belum juga hamilnya kamu. Kalian berdua mungkin harus membicarakan hal tersebut. Mungkin sekaranglah waktunya untuk datang ke dokter ahli.”

    “Wow, sekali nasehat langsung komplit,” jawab Erina dengan tersenyum. Dia terlihat agak bimbang.

    “Hei, kamu boleh menyewa suamiku sebagai gantinya kalau yang jadi masalahmu adalah Bob,” gurau Vita, mencoba untuk membuat adiknya tersenyum. Senyuman Erina semakin terkembang lebar saat tangannya bergerak mengelus perutnya.

    “Masalah itu mungkin sudah terpecahkan kalau memang yang bermasalah aadalah Bob. Minggu ini adalah periode masa paling suburku dan suamimu sudah melakukan pekerjaannya dengan sangat baik saat mengisiku dengan spermanya.”

    Alis Vita’s, dan tentu saja alisku, terangkat karena terkejut. Kami saling mamandang dan kemudian menoleh ke arah Erina. Akhirnya kami bertiga hanya mengangkat bahu.

    “Itu issue untuk besok saja,” jawab Vita.

    “Kalau memang jadi,” Erina menambahkan.

    “Beritahu kami kalau akhirnya kamu memutuskan untuk memaafkan Bob,” kataku, merubah topic pembicaraan. “Akan tiba waktunya bagi Bob dan aku untuk membicarakannya, tapi itu persoalan lain lagi. Dan jika semuanya berjalan baik dan antara kamu dan Bob ok, aku rasa aku ingin melihat Bob dan Vita melakukannya secara langsung. Aku yakin itu akan terlihat lebih hebat dari pada di dalam video.”

    “Hanya selama aku diberi kesempatan dengan kamu lagi,” jawab Erina menimpali aE~tantanganku. Dia kemudian menoleh kea rah Vita dan dengan tersenyum menambahkan, “Tentu saja dengan kamu juga.”

    “Aku bisa menggaransi kalau soal itu,” balas Vita.

    Erina memberi sebuah pelukan pada kami berdua sebelum dia pergi. Vita dan aku saling menatap dalam kebisuan untuk beberapa saat.

    “Nah, sekarang bagaimana?” Tanya Vita. Awalnya aku hanya mengangkat bahu, tapi kemudian kuhembuskan nafas. Aku sadar jika kami berdua membutuhkan sebuah aturan dasar dalam hal ini.

    “Pertama, aku rasa kita harus saling setuju dan berjanji bahwa kita tidak akan saling bermain dengan orang lain tanpa persetujuan salah satu dari kita. Tak ada lagi affair,” jelasku dengan ringkas. Vita tampak sedikit malu dan mengangguk setuju.

    “Kita harus ekstra hati-hati terhadap anak-anak. Aku tidak mau gaya hidup kita yang baru ini membawa sebuah dampak bagi mereka semua,” Vita menambahkan.

    “Setuju.”

    “Kamu puny ide yang lain lagi?” Tanya Vita. Aku menyeringai.

    “Ya, masih ada sebuah hukuman yang menunggumu.”

    “Hukuman?” Tanya Vita, matanya berbinar.

    “Yeah, sekarang aku tahu kalau kamu suka sedikit kekerasan dan rasa sakit, aku rasa kita harus kembali lagi ke kamar. Lagipula anak anak tidak ada dan kita hanya berdua saja sekarang.”

    “Apa yang kamu rencanakan?” Tanya Vita curiga. Aku hanya tersenyum lebar.

    Kami habiskan beberapa jam berikutnya dengan saling memuaskan dan memanjakan satu sama lain. Tidak semua yang kami coba berjalan dengan baik, tapi saat itu tidak berjalan sesuai harapan, kami hanya tertawa dan kemudia mencoba sesuatu yang lainnya lagi.

    Untuk pertama kalinya Vita dan aku saling berbagi seluruh fantasi seksual dalam kehidupan dua puluh tahun perkawinan kami. Kami sadar kalau tidak semua fantasi tersebut bisa diwujudkan dalam satu malam ini, tapi kami sudah melakukan sebuah awal yang bagus.

    Mentari pagi hanya menunggu satu dan dua jam untuk terbit saat akhirnya kami merasa terlalu lelah untuk mencoba sesuatu yang lain lagi, tapi kami berdua belum merasa mengantuk juga. Sekali lagi kami mandi lagi dan melangkah menuju ke kamar tamu. Kamar ini memiliki pemandangan yang indah saat mentari terbit dan juga seprei yang bersih dan segar.

    Kami berdua berbaring dan berbincang seakan sudah tak saling bicara selama bertahun-tahun. Aku bahkan tak begitu yakin apa yang sedang kami diskusikan, tapi pada akhirnya aku merasa lebih dekat dengan isteriku melebihi sebelumnya. Manteri terbit mengantarkan kami berdua lelap dalam mimpi indah dengan saling memeluk.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Bokep ML Bersama Papa Saat Mama Tidak Ada Di Rumah – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Bokep ML Bersama Papa Saat Mama Tidak Ada Di Rumah – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    2203 views

    Perawanku – Pengumuman ujian 2 minggu lagi, yang jatuh pada hari sabtu, aq ke sekelah untuk melihat hasil ujianku sekaligus untuk bertemu dengan pak Iwan karena rasa kangenku, tapi pak Iwan sedang rapat kopertis. Aq pulang dari sekolah sekitar jam 3 sore dengan langkah gontai aq tiba di rumah, di saat itu mama ku mau pergi arisan ke rumah temannya.

    “Ndri.. jaga rumah dulu ya…. Mama mau arisan, pulangnya jam 9 malam, adik-adikmu juga baru ke mall”

    “Iya Ma…”

    Mama pun pergi, dengan agak malas aq masuk ke dalam rumah, karena aq berharap di sabtu malam ini aq bisa bersama pak Iwan. Setelah menutup pintu rumah aq langsung menuju ke kamarku dan mandi. Selesai mandi ketika aq sedang memandangi dan meremas-remas kedua toketku karena 2 minggu tak tersentuh oleh tangan laki-laki, tiba-tiba terdengar suara pintu kamarku terbuka, rupanya yang membuka pintu kamarku itu Papaku yang baru pulang dari bengkel, Papaku memang pemilik sebuah bengkel di kota jakarta ini.

    “Eh.. Papa..” aq pun langsung mengambil handuk yang ada di sampingku untuk menutupi toketku. Papa yang juga kaget lalu menutup lagi pintu kamarku dan bertanya padaku dari luar kamar.

    “Mama sama adik-adikmu pada kemana…?

    “Pergi.. Pa, adik-adik ke mall dan Mama arisan”

    “Ooooo, eh.. iya gimana hasil pengumumanmu tadi lulus, nggak…”

    “Lulus.. Pa..”

    “Ya.. udah.. papa istirahat dulu ya..”

    Suara Papa lalu menghilang. Aq yang masih agak kaget atas kejadian yang baru terjadi, tiba-tiba perasaanku berubah. Muncul perasaan untuk menggoda Papa kandungku karena sudah dua minggu aq horny, ingin sekali merasakan belaian hangat seorang laki-laki, akhirnya aq memilih baju sackdress berwarna hitam dengan hanya mengenakan CD tanpa BH, jadi bentuk toketku agak terbayang.

    Aq melangkah keluar dari kamarku dan kulihat Papaku sedang noton tv di ruang keluarga, kuhampiri Papaku, tangan kiri Papa memegang gelas berisi kopi dan yang sebelah kanan memegang remote tv. Aq membayangkan jika tangan Papa yang kekar menjamah tubuhku. Lalu aq duduk di kursi sofa samping Papa. Tiba-tiba Papa mencium pipiku.

    “Selamat ya, Ndri.. kamu ada rencana mau ngelanjutin dimana?

    “Belum tau Pa Indri masih bingung”

    Ciuman Papaku membuatku agak terangsang, lalu aq menyandarkan kepalaku di bahu Papa.

    “Pa.. minumnya hanya kopi…”

    “Papa.. udah cari yang lain.. tapi di dapur nggak ada..”

    “Papa mau tambah susu ?”

    “Emangnya ada.. Papa kok nggak lihat… di kulkas ya?

    Papa lalu berusaha bangkit menuju ke arah kulkas, tapi buru-buru kecegah. Sehingga papa duduk lagi.

    “Susunya ada di sini kok, Pa..”

    “Mana Ndri…?”

    Aq tak menjawab, lalu aq bangkit dari dudukku dan berdiri tepat di depan Papaku. Tali baju sacdress aq turunkan sampai hampir ke perut dan terpampanglah kedua toketku yang mancung di depan wajah papaku. Papaku sungguh terkejut melihatku.

    “Ndri.. kka.. kamu.. ngapain…” tanya papaku terbata-bata sementara matanya tak berpaling terus menatap toketku

    “Ini susunya.. Pa.. buat Papa semua…”

    “kka.. ka.. kkamu.. gila.. Ndri.. mau godain.. Papa…”

    “Mumpung Mama sama adik-adik pergi.. Pa..”

    Kuraih tangan papaku yang masih terbengong lalu ku tempelkan tangan papaku di toketku. Tangan papa yang kekar tepat memenuhi toketku. Tangan papa dingin dan agak berkeringat. Tapi tiba-tiba tangan itu meremas-remas lembut toketku.

    “oohhhhh… teruss.. Paa…”

    “Ndri.. toketmu indah sekali.. mulus banget.. kenyal lagi…”

    Papa yang sudah terangsang mulai memainkan toketku, di cium, di jilat, di kulum, di hisap dan sesekali di gigit kecil puting susuku yang berwarna kemerahan.

    “Paa.. ohhh… ohhhh.. nikmaaatt… paaa…”

    sungguh nikmat…”

    Sementara toketku sedang dimainkan oleh mulut papaku, tangan papaku mulai merayap ke pahaku, rok sackdree ku di singkpanya ke atas lalu di raihnya CD ku dan ditarik kebawah hingga ke kaki, otomatis memeku yang ranum terlihat jelas dan menyerbakkan aroma yang khas.

    “Ndri.. bau apa ini.. harum sekali…”

    “Bau memek Indri… Paa.. khan.. indri.. baru mandi”

    “Waoww.. pasti rasanya nikmaatt juga ya..”

    “Kalau Papa mau mencoba boleh kok… tusuk aja sama batang penis Papa yang mulai mengeras..”

    Kulihat penis papa sudah mulai mendesak dari balik celananya. Tubuhku lalu di bopong papa dan direbahkan di kursi sofa, lalu papa jongok tepat di depan pahaku dimana memekku sudah terpampang jelas. Dengan halus papa menjilati bibir memekku, lidah papa sangat halus sehingga aq menggelinjang kenikmatan.

    “Agghhh.. ahh.. Papa.. niikmaattt sekalii..”

    Pahaku kurapatykan sehingga kepala papaku terjepit ini kulakukan karena aq tak ingin papaku melepaskan jilatanya pada memekku.

    “Ndri.. memekmu nikmaattt.. papa suka…”

    Lidah papa semakin kedalam dan ketika klitku terjilat aq beronta kenikmatan.

    “Iyaa pahh.. itu.. iyaa.. nikmatt banget pahh.. hehh”

    “Ndri.. papa juga suka rasanya nikmat sekali..”

    Klit ku dijilat papa sampai 10 menit kemudian dan akhirnya meldaklah memekku dengan menyemburkan lendir kenikmatan yang cukup banyak membasahi memekku dan lidah papa, tapi dengan cepat papa langsung menghisap dan menelan lendir kenikmatanku sehingga sedikit sekali membasahi pahaku.

    “Aaahhhhh.. aahhhhh… papaaa.. enaakkk sekali… oohhh… oohhhhh…” lemaslah tubuhku di sofa, sementara papa mempersiapkan diri untuk mengentotku. Papa melucuti semua pakaiannya hingga bugil dan kulihat penis papa yang besar sekali melebihi punya pak Iwan karena aq perkirakan panjangnya 21cm dengan diameter 4cm, aq tersenyum melihat papaku karena aq yakin pasti aq bisa dibuat puas oleh papaku.

    Papa berdiri tepat di depan wajahku, batang penis papa diarahkan ke mulutku, papa ingin batang penisnya dijilat olehku. Tanganku mencoba meraih batang penis papa, tetapi saking besarnya tanganku tak bisa menggenggamnya. Lidahku menjulur ke batang penis papa yang besar, kucium, kujilat, kuhisap dan kugigit layaknya anak kecil makan es cream.

    Kulirik papa hanya merem melek menikmati permainan mulutku pada batang penisnya. 10 menit lamanya aq memainkan batang penisnya, papa menarik batang penisnya dari mulutku dan langsung ditempelkan dimulut memekku lalu batang penisnya mulai menusuk memekku, tapi karena batang penis papa terlalu besar dan tidak dipeganginya maka melesak batang penis papa di luar memekku.

    Papa lalu memegang penisnya dan tepat ditempelkan pada memekku dan kembali menusukkan penisnya pada memekku, walaupun memekku pernah terbongkar oleh batang penis pak Iwan, kepala sekolahku, dan batang penis papa yang besar maka tidak bisa sekalu tusuk untuk memasukkan penisnya ke lubang memekku.

    Akhirnya setelah 5-6 kali papa berusaha menusukkan batang penisnya, masuklah hingga setenganya ke dalam lubang memekku.

    “Eghh.. eegghhh.. paa.. punya papa.. besarr.. masuknya sampe.. memek.. Indri.. sobek..nihh… oohhh.. ohh.. emhh.. emhhh.. teruss. paaa.. teruss.. nikmaattt.. dehh..” tusukkan batang penis papa yang besar dan panjang di dalam memekku membuatku sesak nafas untuk menahannya tapi rasanya sangat nikmat luar biasa.

    Papa terus menghentakkan batang penisnya ke lubang memekku dengan kocokkan terus menerus sampai hampir 60 menit lamanya, setelah tubuhku dan tubuh papa penuh dengan peluh dan aq mulai kejang-kejang seakan ingin memuntahkan lendir kenikmatan dari dalam memekku yang pada akhirnya keluarlah lendir kenikmatanku dengan deras dari dalam memekku membasahi batang penis papa yang masih menancap di dalam memekku di sertai desahan dan erangan nikmatku.

    “Aarrrgghhh.. paaa.. Indri.. keluarrr.. paa.. oohhh.. ohhh.. ogghhhh.. ogghhh.. nikmaattt.. paa.. ohhh.. ohhh..” lemaslah tubuhku di kursi sofa, sedan papa kulihat belum merasakan apa-apa.

    Tiba-tiba papa memegang kedua tanganku lalu mengangkat tubuhku dimana batang penis papa masih menancap di memekku, sehingga posisi kami sekarang papa seakan menggendongku, tanganku merangkul leher papa. Dengan posisi berdiri papa menggoyangkan tubuhku, digendongnya naik turun menggerakkan batang penisnya menusuk memekku sehingga aq loncat-loncat. Aq sangat menyukai yang dilakukan papaku karena sudah pasti rasanya batang penis itu lebih masuk ke dalam lagi memasukki lubang memekku.

    Walapun tubuhku lemas tapi aq berusaha mengimbangi gaya papaku, toketku yang ranum, padat dan kenyal sudah diserbu mulut papa baik diciumi, dijlat, dihisap puting susunya. Aq membalas dengan mengecup dahinya sambil mengelus rambutnya.

    Posisi ini dilakukan papaku hampir 15 menit yang lalu mengubah posisi lagi dimana penis papa yang masih menancap di dalam memekku dan tubuhku diputar lalu diletakkanlah tubuhku kembali di kursi sofa jadi posisi yang sekarang, aq nungging disodok papa. Posisi inilah yang rupanya disukai papaku, karena dia merasakan bahwa penisnya lebih menyodok ke dalam lagi.

    “Hegehh.. eghh.. eghh.. Ndri.. memekmu.. nikmat sekali.. penis papa terasa kayak diremas-remas.. papa suka sekali eegghhhh hghh.. hghh..” Hampir 1 jam papa menyodokku denga posisi nungging dan tiba-tiba tubuh papa mengejang dan penisnya di cabut dari memekku dan penisnya diarahkan ke mulutku yang tertutup dan secara otomatis langsung kubuka mulutku menyambut penis papa yang langsung menyemburkan pejuh yang banyak sekali dan hangat sehingga pejuh papa otomatis tertelan di mulutku tapi saking banyaknya pejuh itu kahirnya melelh sampai ke wajahku.

    “Ooogghhhh.. ogghh.. Ndriii.. telan nih pejuh papa… oogghhh.. oghh.. ogghhh.. aahhh.. nikmat luar biasa…”

    “Mmmpphh.. mmbbmpphh.. slurrpp.. slurrpp .. aahhhh.. paa.. pejuh paapa mikmat sekali…”

    Ambruklah tubuh papa menindih tubuhku di kursi sofa dan kami pun tertidur. Jam 8 malam aq terbangun dari tidurku di saat papa menggendong tubuh bugilku menuju kamarku.

    “Paa.. makasih ya udah ngasih Indri kenikmatan yang luar biasa.. tapi lain kali pejuh papa masukin aja ke dalam memek Indri”

    “Iya sayang.. Papa juga terima kasih atas kenikmatan memekmu.. sekarang kamu tidur di kamar ya.. bentar lagi Mamamu pulang”

    Tubuhku direbahkan di ranjang kamarku, setelah mengecup papa meninggalkanku yang terbaring bugil keluar kamarku dan tak lama kemudian kudengar papaku mandi sedangkan aq tertidur lagi.

    Hubungan dengan papa berlanjut terutama jika Mama dan adik-adikku tidak di rumah. Kamipun sering melakukan di hotel. Tapi sebaik-baiknya perbuatan, kalau yang busuk pasti terbongkar.

    Terbongkarnya perbuatanku dengan papa ketikat sudah hampir berjalan 2 bulan. Malam itu sektar jam 2 ketika aq sedang tidur “ayam” dikamarku dan sudah 3 hari aq dan papa berhubungan, papa masuk kekamarku untuk melakukan hubungan intim, setelah 30 menit lamanya kami bersetubuh di saat posisiku di atas tubuh papa, memekku tertusuk penis papa.

    Tiba-tiba pintu kamarku terbuka dan di luar kamar mamaku melihat apa yang kami sedang lakukan. Rupanya mama terbangun menacari papa dan tidak mengira kalau suaminya sedang bersetubuh denganku. Mamaku langsung berteriak dan meninggalkan aq dan papa dengan terbengong. Mamaku lari ke kamarnya sambil menangis. Kami pun langsung bangkit dan mengenakan pakaian kami masing-masing lalu ke kamar mamaku. Malam itu mamaku marah besar kepadaku dan papa. Aq dan papa akhirnya tidak tidur dan hanya duduk menyesali perbuatan kami di ranjang.

    Pagi harinya mamaku tidak berkata satu katapun kepadaku dan papa. Akhirnya setelah siang permintaan maaf kami diterima oleh mamaku dengan suatu syarat bahwa mulai malam aq harus meninggalkan rumah untuk pergi ke jogja dimana aq dititipkan ke adik mamaku, sebut aja bibi Rosa, sedang mama dan papa harus pisang ranjang.

    Malamnya dengan perasaan berat aq meninggalkan rumah untuk ke jogja, tapi sebenarnya yang memberatkan perasaanku bahwa aq harus berpisah denagn papaku yang dimana tumbuh perasaan cinta terhadap papa kandungku sendiri.

  • Cerita Panas Sepupuku Lisa Yang Kena Entot

    Cerita Panas Sepupuku Lisa Yang Kena Entot


    1479 views

    Perawanku – Ini adalah kisahku sebenarnya. Dalam cerita ini aku buat nama-nama tokoh kisah ini dengan nama yang berbeda, karena aku takut orang yang bersangkutan dengan cerita ini mengetahui, makanya aku buat demikian. Kisah ini adalah pengalamanku sebenarnya yang terjadi sekitar bulan januari 1982 dimana namaku (tokoh) dan tempat kejadiannya kurubah.

    Jika ada di antara pembaca merasa terbawa dalam kisahku ini aku mohon maaf kepada saudara/i. Sebelumnya aku perkenalkan diriku dulu. Namaku Sultan, wajahku lumayan lah. Kata teman-temanku, aku tampan. Itu kata mereka, kalau menurutku, aku biasa-biasa saja. Aku anak dari seorang pejabat. Papaku bekerja di suatu kantor pemerintahan, waktu itu ayah menjabat sebagai wakil walikota.

    Awal kisah ini terjadi sekitar awal Januari, dimana waktu itu aku sedang sendiri di rumah, sedang nonton TV tiba-tiba aku di kejutkan oleh suara bel berbunyi.Kringg.. kring.. suara bel berbunyi itu membuat aku terkejut.Kemudian aku membuka pintu, aku melihat seorang gadis berdiri menggunakan baju kaos berwarna putih dan rok mini berwarna hijau sampai ke lutut, wajahnya cantik dan sedap dipandang mata.Aku bertanya, Cari siapa dik..?Dia balas dengan bertanya, Benarkah ini rumah paman Rizal..?Aku terkejut, karena nama yang dia sebutkan adalah nama papaku. Kemudian aku bertanya lagi.Adik ini siapa?Dia hanya tersenyum. Senyumannya manis sekali, lalu aku jawab, Benar, ini rumah paman Rizal, sambungku lagi.Dan sekali lagi dia tersenyum, manis sekali, membuat hatiku dag dig dug.Aku bertanya lagi, Adik ini siapa sih..?Sambil terseyum dia memperkenalkan dirinya, Namaku Lisa, kata-katanya terhenti, Aku datang kemari disuruh mama untuk menyampaikan sesuatu untuk paman Rizal.Oh iyah.. aku sampai lupa mempersilakan dia masuk ke rumah. Lalu kusuruh dia masuk.Silakan masuk, kataku.Aku persilakan dia masuk, Kan ngga enak bicara di depan pintu, apa lagi tamu.Setelah berbicara sebenter di depan pintu, dia masuk dan duduk di kursi ruang tamu. Setelah kupersilakan duduk, aku mulai bertanya lagi tentang dia, dan siapa dia bagaimana hubungannya dengan papaku.Kalau boleh tau, adik ini siapa yah..?Hihihi.. dia tertawa, aku jadi heran, tetapi dia malah tertawa.Kalau ngga salah, pasti abang ini bang.. Sultan yah? sambungnya.Aku terkejut, dari mana dia tahu namaku, lalu aku bertanya, Kog adik tau nama abang?Lalu dia tertawa lagi, Hihihi ..tau dong.Masa abang lupa sama aku? lanjutnya. Aku Lisa, bang. Aku anaknya tante Maria, celotehnya menjelaskan.Aku terkejut, ..ah.. jadi kamu anaknya tante Maria? tambahku.

    Aku jadi termangu. Aku baru ingat kalau tante Maria punya anak, namanya Lisa. Waktu itu aku masih SMP kelas 3 dan Lisa kelas 1 SMP. Kami dulu sering bermain di taman bersama. Waktu itu kami belum tahu tentang apa yang namanya cinta/sex dan kami tidak berjumpa lagi karena waktu itu aku pergi ke Australia sekitar 2 tahun. Sekembalinya dari Autralia aku tidak pernah ke rumahnya karena sibuk sekolah. Sudah kira-kira 3 tahun kami tidak berjumpa, sampai aku mahasiswa tingkat 2, aku tidak ingat namanya lagi, kini bertemu sudah besar dan cantik lagi.Lalu kubertanya kembali menghamburkan lamunanku sendiri, Bagaimana kabar mamamu? tanyaku.Baik jawabnya.Kamudian dia mengulangi maksud dan tujuannya. Katanya, papaku diminta mamanya untuk datang ke rumahnya untuk membicarakan sesuatu hal.Lalu aku balik bertanya dengan penasaran, Kira-kira yang akan dibicarakan apa sih..?Dia menjawab sambil tersenyum manis nan menggoda. Sambil tersenyum, aku memperhatikan dirinya penasaran.

    Tiba-tiba dia bicara, Ternyata abang ganteng deh, ternyata mama ngga salah bilang.Aku jadi salah tingkah dan wajahku memerah karena dipuji. Adik ini ada-ada saja pikirku. Kemudian aku sambut kata-katanya, Ternyata tante Maria punya anak cantik juga. dia hanya tersenyum saja.Paman Rizal kemana bang? dia bertanya membuka keheningan.Belum pulang kerja. jawabku.Hmmm gumamnya.Ya udah deh, titip pesen aja gitu tadi, ya bang! memastikan.Iya oke. jawabku pasti.Jangan lupa yah..! lebih memastikan.Iya.. aku tegaskan lagi.Oke deh.. kalau gitu Lisa pamit dulu yah.. ngga bisa lama-lama nih.. mama bilang jangan lama-lama. jelasnya. Pamit yah bang! tambahnya.Oke deh, mengiyakan. Hati-hati yah! sambungku seperti cowok-cowok lain pada cewek umumnya.Dia hanya tersenyum menjawabnya, Iya bang

    Nah, detik itu jugalah momen itu terjadi. Tidak tahu kenapa dia tiba-tiba menarik tanganku dan mencium pipiku. Bercampur rasa bingung dan asyik di hatiku.Waduh buat apa itu tadi? tanyaku bodoh. Dia hanya tersenyum.Abang ganteng deh, jelasnya sambil melepaskan pegangan tangannya.Nah, itu dia, karena menurutku aji mumpung perlu diterapkan, aku menangkap tangannya dan balik mencium pipinya. Dia menjadi kaget dan aku hanya tersenyum saja, memasang wajah innocent yang jauh dari sempurna. Balas dendam pikirku. Karena kepalang keasyikan dan sudah timbul nafsu. Aku memberanikan diri lagi untuk mencium bibirnya mengusik kediamannya karena kaget pada ciuman pertamaku tadi.

    Mumpung rumah sepi kesempatan nih.. pikirku dalam hati.Aku memberanikan diri untuk lebih lagi dengan meraba tonjolan yang ada di dadanya yang terbungkus bra dari luar.Dia mendesah, ..ahh..hem..Tonjolannya agak lumayan kalau tidak salah taksir, kira-kira 32b besarnya. Karena sudah sangat bernafsu, dan ego kelelakianku meningkat, hasrat itu pun timbul. Aku belai tubuhnya perlahan dan terus menaik sampai ke lehernya. Kubuka baju yang dia pakai hingga terlepas. Dan aku terus meraba bongkongnya yang lumayan juga besarnya kalau tidak salah taksir dapurnya kira-kira 61.Seperti penyanyi saja, gumamku dalam hati.

    Karena keadaan kurang memungkinkan, kugendong dia ke kamarku sambil kami berciuman terus. Kurebahkan dia di kasur dan kutindih dia. Kubuka perlahan-lahan kaos yang dia pakai dan BH-nya aku buka hingga polos. Terpampang di depanku sebuah pemandangan yang indah, sebuah gunung dua yang sangat indah dengan pucuknya berwarna merah ranum. Aku dengan rakusnya meremas dan mengulum kanan dan kiri. Tanganku dengan aktif terus menjalar ke rok yang dia pakai. Perlahan-lahan aku turunkan hingga terbuka semuanya. Aku melihat kodam (kolor,dalam) warna putih dengan berenda bunga. Kubuka perlahan-lahan dengan sabar, hati-hati dan lembut. Tiba-tiba dia menepis tanganku.Jangan bang..! Jangan bang..! dia memohon, tetapi aku yang sudah dirasuki setan tidak ambil pikir.Kemudian kucium bibirnya dan kuremas kembali gunungnya. Dia terangsang. Kucoba mengulang kembali, kutarik kodamnya (kolor,dalam) perlahan-lahan. Dia tidak menepis tanganku, terus kubuka dan kuterpana melihat pemandangan yang begitu indah yang tidak bisa dikatakan dengan kata-kata. Aku melihat sebuah kemaluan yang masih gundul yang hanya dikelilingi dengan rambut yang masih belum lebat.

    Kusibak hutan yang masih agak gundul. Ada cairan bening yang keluar dari dalam hutannya. Dia sudah terangsang. Kubuka bajuku tergesa-gesa. Pakaianku hanya tinggal kodam (kolor dalam) saja tetapi Ucokku (kejantananku) sudah mau lompat saja, ingin mencari sasaran. Sudah tidak tahan ucokku sehingga aku langsung meraba hutannya. Kusibak (buka) hutannya dan aku menciumnya. Kemudian kujilat semacam daging yang keluar dari kemaluannya. Kujilat terus kelentitnya hingga dia meyilangkan kakinya ke leherku.Ahh.. ohh.. yaa.. desahnya.Kumasukan jari tanganku satu dan kukorek-korek dalam hutanya. Dia semakin merapatkan kakinya ke leherku sehingga mukaku terbenam dalam hutannya. Aku tidak bisa bernafas. Aku terus hajar hutannya.

    Hauhh.. ahh.. yahh.. huhhh.. terdengar suara desahya.Aku terus hisap sehingga timbul suara yang entah dia dengar atau tidak. Kemudian perlahan-lahan kakinya agak melonggar sehingga aku bisa nafas dengan bebas kembali. Aku terus menghisap dalam hutannya. Setelah puas kubermain di hutanya, kuhisap lagi gunung kembarnya, kiri dan kanan.Bang.. aku udah ngga tahan nih.. mau keluar.. desahnya.Kupercepat lagi hisapanku, dia merintih.Ahh.. oohhh.. yahh.. serrrr.. dia lemas. Ternyata dia sudah klimaks.Kubuka kodamku dan kejantananku ini kukeluarkan. Taksiranku, kejantananku kira-kira 18 cm panjangnya kalau sudah tegang. Kubimbing kejantananku (ucok) ke arah hutannya. Kugesek-gesekan kejantananku pada liang kelaminnya, kusodok perlahan-lahan. Awalnya meleset, tidak masuk. Wah, ternyata dia masih perawan. Kucoba lagi perlahan-lahan, tidak juga bisa masuk. Kuberi air ludah ke batang kejantananku agar tambah licin. Kemudian kucoba lagi, hanya masuk ujung kepalanya saja, dia merintih.

    Aduh.. sakit bang.. sakit.. rintihnya.Aku berhenti sejenak, tidak melanjutkan sodokanku, kukulum lagi gunungnya, dadanya terangkat ke atas. Tidak lama dia terangsang lagi, lalu kucoba lagi untuk meyodok (seperti permainan bola billyard). Kusodok terus dengan hati-hati, aku tidak lupa memberi ludahku ke kejantananku. Karena hutannya becek akibat klimaks tadi jadi agak licin sehingga kepala kejantananku bisa masuk dia merintih.Aduh.. sakit bangTahan dikit yah.. adikku manis..`ngga sakit kok.. cuman sebentar aja sakitnya bisikku di daun telinganya.Dia diam saja. Kusodok lagi, akhirnya masuk juga kepala si ucok, terus kusodok agak keras biar masuk semua.Slupp.. blesss.. dan akhirnya masuk juga ucokku. Dia menggigit bibirnya menahan sakit. Karena kulihat dia menahan sakit aku berhenti menunggu dia tidak kesakitan lagi. Ucokku masih terbenam dalam hutannya, kulihat dia tidak menggigit bibirnya lagi. Kusodok lagi ucokku perlahan-lahan dan lembut, ternyata dia meresapinya dan kembali terangsang. Kusodok terus.

    Ahh.. auuohhh.. yahh.. terus bang.. pintanya karena dia teransang hebat sambil mengoyangkan pinggulnya ke kiri kanan. Rupanya dia sudah tidak kesakitan lagi. Semakin kuat kusodok.Auoohhh.. ahhh.. yahh.. uhhh.. terus bang! kakinya dililitkan ke leherku.Ahh.. yaa.. rintihnya lagi, terus kusodok agak keras.Selupp.. selup.. suara ucokku keluar masuk, aku juga merasakan ada denyutan dalam hutannya seperti menghisap (menarik) ucokku. Rasanya tidak bisa dikatakan dengan kata-kata.Yahh.. aouuhh yahh.. suaraku tanpa sadar karena nikmatnya.Bang.. enak bang. kusodok terus.Uohh.. ahhh.. yahh.. terusss bang! Yahh.. yahh.. ngga tahan nih bang.. dia terus berkicau keenakan, oohh.. yahh aouuhh.. yaa.. i coming.. yes.. terus dia berkicau.Entah apa katanya, aku tidak tahu karena aku juga merasakan sedotan dalam hutanya semakin kuat.

    Dia meremas kain penutup tilam sampai koyak. Aku terus meyodok dan terus tidak henti-henti.Aouhhh.. ahhh.. yahh.. yaa.. mau keluar nih bang.. dan, Slerrrr dia keluar, terasa di kepala ucokku. Dia klimaks yang kedua kalinya.Aku terus memacu terus mengejar klimaksku, Yahh.. aouuu.. yahh.. ada denyutan di kepala ucokku.Yahh.. ahhh.. aku keluar, kutarik ucokku keluar, kuarahkan ke perutnya.Air maniku sampai 3x menyemprot, banyak juga maniku yang keluar, lalu kukecup keningnya.Terima kasih.. aku ucapkan.Kulihat ada bercak darah di sprei tilam, ternyata darah perawanya. Lalu kuajak dia membersihkan diri di kamar mandi, dia mengangguk. Kami mandi bersama. Tiba-tiba ucokku bangkit lagi melihat bongkongnya yang padat dan kenyal itu. Kutarik bokongnya dan kutunggingkan. Kusodok dari belakang.Aduh.. gumamnya karena masih agak sempit dan masih terasa ngilu karena baru hilang keperawanannya.

    Dia terangsang kembali, kuremas gunung kembarnya, aku berdengus. Ahh.. aouhhh.. yaaa.Crottt.. croottt.. crottt.. kukeluarkan maniku dan kutumpahkan di bokongnya.Kami terus bermain sampai 3 kali. Aku teringat kalau sebentar lagi mama akan pulang, lalu kusuruh cepat-cepat si Lisa mandi dan mengenakan pakaiannya. Kami tersenyum puas.Terima kasih yah bang, aku tersenyum saja dan aku mencium bibirnya lagi serta membisikkan ke telinganya, Kapan-kapan kita main lagi yah!Dia hanya tersenyum dan, ..iya, jawabnya.Setelah berpakain dan merapihkan diri, kuantar dia ke depan rumah. Dan ciuman manis di bibir tidak lupa dia berikan kepadaku sebelum pergi. Aku hanya bisa melihat dia berjalan pergi dengan langkah yang agak tertatih karena merasakan nyeri di selangkangannya.Oh nikmatnya dunia hari ini. pikirku dalam hati sambil menutup pintu.

  • Cerita Hot Melepas kerinduan Sang Kekasih – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018

    Cerita Hot Melepas kerinduan Sang Kekasih – Cerita Sex Terbaru Kisah Seks Dewasa 2018


    1596 views

    Perawanku – Siang itu di sebuah rumah yang cukup asri, seorang gadis yang berambut panjang terurai dengan raut wajah yang manis terlihat sedang menanti kedatangan seseorang. Tiba-tiba datang seorang pemuda yang mengenakan kaos biru di padu dengan jeans warna serupa. Dia berjalan menuju kerumah gadis yang sedang asyik duduk di depan rumahnya, si gadis sesekali mengawasi depan rumahnya kalau-kalau yang di tunggu sudah datang atau belum.

    Dengan senyum yang manis kemudian gadis itu menyapa sang pemuda yang kelihatan rapi, harum dan segar siang itu.

    “Hallo Mas Adietya sayang..” sapanya dengan panggilan khas yang mesra ke padaku.
    “Hallo juga.. Sayang,” balasku pendek.
    “Sudah lama yah nunggunya,” lanjutku lagi.

    Antara aku dan si gadis memang terlihat mesra di setiap kesempatan apa aja. Baik itu melalui panggilan ataupun sikap terhadap masing-masing. Seperti halnya siang itu, yang kebetulan keadaan di rumah sang gadis nampaknya sedang sepi, dia bilang ortunya lagi ke rumah saudaranya yang pulangnya nanti sore.

    Dengan masih menyimpan rasa rindu yang tertahan, aku memeluk gadis pujaanku dengan mesra, sambil membisikan kata.

    “Adiet kangen banget nih sayang,” bisikku di telinga nya sambil mencumbu daun telinganya.
    “aku juga kangen Mas sayang..” jawabnya pelan.

    Kemudian kita terlibat perbincangan sesaat, yang selanjutnya aku merengkuh bahu si gadis dan mengajaknya masuk ke dalam ruangan tamu. Di sofa kita duduk sangat dekat sekali, sampai-sampai kita bisa merasakan hembusan nafas masing-masing, saat kita bertatapan wajah.

    “Kamu cantik sekali siang ini sayang..” kataku lembut.

    Sembari tanganku meremas kedua tangannya dan kemudian aku lanjutkan untuk menarik tubuhnya lebih rapat. Si gadis tak menjawab hanya tersipu raut wajahnya, yang di ekspresikan dengan memelukku erat. Tanganku kemudian memegang kedua pipinya dan tak lama bibirku sudah mengulum bibirnya yang terbuka sedikit dan bentuknya yang ranum, sembari dia memejamkan kedua bola matanya.

    Lidahku bermain di rongga mulutnya untuk memberikan perasaan yang membuat nya mendesah sesaat setelahnya. Di balik punggungnya jemari tanganku dengan lembut masuk ke dalam kaos warna putihnya dan mencoba membuka kaitan bra dari belakang punggungnya. Dengan dua kali gerakan, terbukalah kaitan bra hitamnya yang berukuran 36b itu.

    Jemari tanganku langsung mengelus tepian payudaranya yang begitu kenyal dan menggairahkan itu. Dan tak lama setelah itu jariku sudah memilin putingnya yang mulai keras, yang nampaknya dia mulai menikmati dan sudah terangsang diiringi dengan desahannya yang sensual.

    “Ohh.. Mas sayang..” desahnya lembut.

    Sambil memilin, bibirku tak lepas dari bibirnya dan menyeruak lebih ke dalam yang sesekali mulutku menghisap lidahnya keluar masuk. Selanjutnya dengan gerakan pelan aku membuka kaos putihnya dan langsung mulutku menelusuri payudaranya dan berakhir di putingnya yang menonjol kecil. Aku menjulurkan lidahku tepat di ujung payudaranya, yang membuat dia menggelinjang dan mendesah kembali.

    “Ohh.. Mas sayang.. Enak sekali.”

    Sesaat aku menghentikan cumbuanku kepadanya dan memegang kedua pipinya kembali sambil membisikkan kata.

    “Sayang.. Payudara kamu sungguh indah bentukya,” bisikku lirih di telinganya.

    Sang gadis hanya mengulum senyumnya yang manis sembari kembali memelukku mesra. Dengan mesra aku mengajak si gadis berjalan ke arah kamarnya yang lumayan besar dan bersih. Layaknya kamar seorang gadis yang tertata rapi dan aroma segar wangi bunga-bunga yang ada ditaman depan kamarnya terhirup olehku saat memasukinya.

    Tak berselang lama kemudian, aku mengangkat tubuh sexy sang gadis dan meletakkannya di atas meja belajar yang ada di kamarnya. Sang gadis masih mengenakan celana jeansnya, kecuali bagian atasnya yang sudah terbuka saat kita berasyik masyuk di ruang tamu. Perlahan aku memeluk tubuh sang gadis kembali, yang aku lanjutkan dengan menjelajahi leher jenjangnya dengan lembut.

    Bibirku mencumbui setiap senti permukaan kulitnya dan berpindah sesaat ketika lidahku mencapai belakang telinganya dan membuat tubuh sang gadis kembali bergetar pelan. Desahan dan getaran tubuhnya menandakan kalau sang gadis sudah sangat terangsang oleh setiap cumbuanku. Tanganku tak tinggal diam sementara bibirku mencumbui setiap titik sensitif yang ada di tubuh sang gadis. Jemariku mulai mengarah kebawah menuju celana jeans nya dan tanpa kesulitan aku menurunkan resliting celananya yang nampak olehku pinggiran celana dalam warna hitamnya yang sexy.

    Kemudian aku melemparkan celana jeansnya ke lantai dan seketika tanganku dengan lembut merengkuh bongkahan pantatnya yang padat berisi. Aku mengelus kedua bongkahannya pelan dan sesekali jariku menyelip di antara tepian celana dalamnya yag membuat bibirnya kembali bergetar mendesah lirih.

    “Oh.. Mas sayang..” desahnya parau.

    Bibirku yang sejak tadi bermain di atas, kemudian berpindah setelah aku merasakan cukup untuk merangsangnya di bagian itu. Lidahku menjulur lembut ketika mencapai permukaan kulit perutnya yang berakhir di pusarnya dan bermain sejenak yang mengakibatkan tubuhnya menggelinjang kedepan.

    “Ssshh..” desisnya lirih.

    Perlahan kemudian aku mulai menurunkan celana dalamnya dan aku membiarkan menggantung di lututnya yang sexy. Kembali aku melanjutkan cumbuan yang mengarah ke tepian pangkal pahanya dengan lembut dan sesekali aku mendengar sang gadis mendesah lagi. Aku mencium aroma khas setelah lidahku mencapai bukitnya yang berbulu hitam dan lebat sekali, namun cukup terawat terlihat olehku sekilas dari bentuk bulu vaginanya yang menyerupai garis segitiga.

    Dan tak lama lidahku sudah menjilati bibir luar vaginanya dengan memutar ujung lidahku lembut. Kemudian aku lanjutkan dengan menjulurkan lebih ke dalam lagi untuk mencapai bibir dalamnya yang sudah sangat basah oleh lendir kenikmatan yang di keluarkan dari lubang vaginanya. Tubuh sang gadis mengelinjang perlahan bersamaan dengan tersentuhnya benjolan kecil di atas vagina miliknya oleh ujung lidahku.

    “Ohh.. Mas sayang” jeritnya tertahan.
    “Aku nggak kuat Mas..” tambahnya lirih.

    Yang aku lanjutkan dengan menghentikan tindakanku sesaat. Aku menurunkan tubuh sang gadis dari atas meja, kemudian aku berdiri tepat di hadapanya yang sudah berjongkok sambil menatap penisku yang sudah berdiri tegang sekali.

    Dengan gerakan lincah bibir sang gadis langsung mengulum kepala penisku dengan lembut dan memutar lidahnya di dalam mulutnya yang mungil dan memilin kepala penisku yang mengkilat. Tubuhku bergetar hebat ketika menerima semua gerakan erotis mulai dari jemari tangannya yang lembut mengelus batang penisku serta bibir dan lidahnya yang lincah menelusuri buah zakarku.

    “Ohh.. Sayang” desahku pelan.

    Rambutnya yang hitam panjang ku remas sebagai expresi dari kenikmatan yang mengalir di sekujur tubuhku. Setelah beberapa saat sang gadis menjelajahi organ sensitifku, aku merengkuh bahunya serta memintanya berdiri dan kembali aku mendudukkan pantatnya yang padat berisi di tepian meja sementara salah satu kaki jenjangnya menjuntai ke lantai.

    Dengan gerakan lembut aku mengangkat paha kirinya dan bertumpu pada lenganku, di saat selanjutnya tangan kiriku memegang batang penisku yang sudah sangat tegang sekali menahan rangsangan yang menggelora dan mengarahkannya tepat di bibir vaginanya yang sudah basah oleh lendir birahi. Pada saat bersamaan ujung telunjukku juga mengelus belahan antara anus dan bibir bawah vaginyanya.

    “Oh.. Mas sayang.. Please.. Aku enggak kuat” jeritnya lirih.

    Aku masih belum merespon atas jeritan lirihnya, sebaliknya aku menundukkan kepala untuk kembali menjilati kedua payudaranya bergantian dan berakhir di puting payudara yang sebelah kiri. Gerakanku membuatnya menggelinjang dan semakin keras desahannya terdengar.

    “Ohh.. Mas sayang.. Sekarang yah” pintanya lirih, dengan mata yang sayup penuh nafsu.

    Perlahan aku mengarahkan batang penisku tepat di belahan vaginanya dan mendorongnya lembut.

    “Slepp..” irama yang di timbulkan ketika penisku sudah menyeruak bibir vaginanya.

    Kembali bibir sang gadis mengeluarkan desahan sexynya.

    “Hekk.. Mmm..” gumamnya lirih.

    Setengah dari batang penisku sudah masuk ke dalam vaginanya, yang aku padukan dengan gerakan bibirku mengulum bibirnya yang ranum serta memilin dan memutar ujung lidahnya lembut. Untuk menambah kenikmatan buat dirinya, aku mulai memajukan sedikit demi sedikit sisa batang penisku ke rongga vaginanya yang paling dalam dan aku mengarahkan ujung penisku menyentuh G-spotnya. Mulut sang gadis menggumam lirih karena mulutku juga masih mengulum bibirnya.

    “Mmm.. Mmm” gumamnya.

    Sambil menahan nikmat, tangan sang gadis menyentuh buah zakarku dan memijitnya lembut yang membuat tubuhku ikut mengelinjang menahan kenikmatan yang sama. Pinggulku membuat gerakan maju mundur untuk kesekian kalinya dan sepertinya sang gadis akan mendapatkan orgasme pertamanya ditandai dengan gerakan tangannya yang merengkuh bahuku erat dan menggigit bibir bawahnya lirih.

    “Ohh.. Mas sayangg..” jeritnya bergetar.

    Bersamaan dengan aliran hangat yang kurasakan di dalam, rongga vaginanya menjepit erat batang penisku. Tangannya merengkuh bongkahan pantatku serta menariknya lebih erat lagi. Tak lama berselang sang gadis kemudian tersenyum manis dan mengecup bibirku kembali sambil mengucapkan kata.

    “Thanks yah.. Mas sayang”ucapnya mesra.

    Aku membalasnya dengan memberikan senyum dan mengatakan.

    “Aku bahagia.. kalau sayang bisa menikmati semua ini” ucapku kemudian.

    Hanya beberapa saat setelah sang gadis mendapatkan orgasmenya, aku membalikkan tubuhnya membelakangiku sembari kedua tanganya berpegang pada pingiran meja. Dengan pelan kutarik pinggangnya sambil memintanya menunduk, maka nampaklah di depanku bongkahan pantatnya yang sexy dengan belahan vaginanya yang menggairahkan.

    Perlahan aku memajukan tubuhku sambil memegang batang penisku dan mengarahkannya tepat di bibir vaginanya, sementara kaki kananku mengeser kaki kanannya untuk membuka pahanya sedikit melebar. Dengan gerakan mantap penisku menyeruak sedikit demi sedikit membelah vaginanya lembut.

    “Slepp..” masuklah setengah batang penisku ke dalam rongga vaginanya.
    “Sss..” sang gadis mendesah menerima desakan penisku.

    Tanganku perlahan meremas payudaranya dari belakang mulai dari yang sebelah kiri dan dilanjutkan dengan yang sebelah kanan secara bergantian. Sementara pinggulku memulai gerakan maju mundur untuk kembali menyeruak rongga vaginanya lebih dalam.

    Posisi ini menimbulkan sensasi tersendiri dimana seluruh batang penisku dapat menyentuh G-spotnya, sementara tanganku dengan bebas menjelajahi seluruh organ sensitifnya mulai dari kedua payudara berikut putingnya dan belahan anus dan bagian tubuh lainnya.

    “Ohh.. Mas sayang” desahnya.

    Ketika ujung jemariku menyentuh lubang anusnya sambil aku berkonsentrasi memaju mundurkan penisku. Setelah cukup beberapa saat aku menggerakan pinggulku memompa belahan vaginanya. Dengan gerakan lembut aku menarik wajahnya mendekat, masih dalam posisi membelakangiku aku mengulum bibirnya dan meremas kedua payudaranya lembut.

    “Sayang aku mau keluar nih,” bisiku lirih.
    “Ohh.. Mas sayang aku juga mau” sahutnya pelan.

    Aku mempercepat gerakanku memompa vaginanya dari belakang tanpa melepas ciumanku di bibirnya dan remasan ku di kedua payudaranya. Pada saat terakhir aku mencengkeram kedua pinggulnya erat dan memajukan penisku lebih dalam.

    “Creett.. Ohh.. Sayang,” jeritku kemudian.

    Menyemburlah spermaku yang cukup banyak ke dalam rongga vaginanya dan beberapa tetes meleleh keluar mengalir di kedua pahanya. Untuk beberapa saat aku mendiamkan kejadian ini sampai akhirnya penisku mengecil dengan sendirinya di dalam vaginanya yang telah memberikan kenikmatan yang tak bisa aku ungkapkan.

    Demikianlah rasa rinduku terhadap kekasihku setelah beberapa lamanya tidak saling bertemu.

  • Cerita Sex Kemaluanku dibikin Puas

    Cerita Sex Kemaluanku dibikin Puas


    1880 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Kemaluanku dibikin PuasCerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Perselingkuhan istri yang mana di dalam bahtera rumah tangganya dia tidak merasakan kepuasan seks terhadap suaminya, dan bernecana untuk menjalain hubungan dengan pria yang lebih muda darinya, dan akhrinya sang istri tersebut berkenalan dengan salah satu pemuda dan bagaiman kisah selanjutnya mari kit abaca bersama dibawah ini:

    Aku tinggal di kompleks perumahan BTN di Jakarta. Suamiku termasuk orang yang selalu sibuk. Sebagai arsitek swasta, tugasnya boleh dibilang tidak kenal waktu. Walaupun dia sangat mencintaiku, bahkan mungkin memujaku, aku sering kesepian.

    Aku sering sendirian dan banyak melamun membayangkan betapa hangatnya dalam sepi itu Mas Adit, begitu nama suamiku, ngeloni aku.

    Saat-saat seperti itu membuat libidoku naik. Dan apabila aku nggak mampu menahan gairah seksualku, aku ambil buah ketimun yang selalu tersedia di dapur. Aku melakukan masturbasi membayangkan dientot oleh seorang lelaki, yang tidak selalu suamiku sendiri, hingga meraih kepuasan.

    Yang sering hadir dalam khayalan seksualku justru Pak Parno, Pak RT di kompleks itu. Walaupun usianya sudah di atas 55 tahun, 20 tahun di atas suamiku dan 27 tahun di atas umurku, kalau membayangkan Pak Parno ini, aku bisa cepat meraih orgasmeku.

    Bahkan saat-saat aku bersebadan dengan Mas Aditpun, tidak jarang khayalan seksku membayangkan seakan Pak Parnolah yang sedang menggeluti aku. Aku nggak tahu kenapa. Tetapi memang aku akui, selama ini aku selalu membayangkan kemaluan lelaki yang gedee banget.

    Nafsuku langsung melonjak kalau khayalanku nyampai ke sana. Dari tampilan tubuhnya yang tetap kekar dan kokoh walaupun tua, aku bayangkan kontol Pak Parno juga kekar dan kokoh. Gede, panjang dan pasti tegar dilingkari dengan urat-urat di sekeliling batangnya. Ooohh.., betapa nikmatnya dientot kontol macam itu ..

    Di kompleks itu, di antara ibu-ibu atau istri-istri, aku merasa akulah yang paling cantik. Dengan usiaku yang 28 tahun, tinggi 158 cm dan berat 46 kg, orang-orang bilang tubuhku sintal banget.

    Mereka bilang aku seperti Sarah Ashari, selebrity cantik yang binal adik dari Ayu Ashari bintang sinetron. Apalagi kalau aku sedang memakai celana jeans dengan blus tipis yang membuat buah dadaku yang cukup besar membayang. Hatiku selangit mendengar pujian mereka ini..

    Pada suatu ketika, tetangga kami punya hajatan, menyunatkan anaknya. Biasa, kalau ada tetangga yang punya kerepotan, kami se-RT rame-rame membantu. Apa saja, ada yang di dapur, ada yang ngurus pelaminan, ada yang bikin hiasan atau menata makanan dan sebagainya.

    Aku biasanya selalu kebagian bikin pelaminan. Mereka tahu aku cukup berbakat seni untuk membuat dekorasi pelaminan itu. Mereka selalu puas dengan hasil karyaku.

    Aku menggunakan bahan-bahan dekorasi yang biasanya aku beli di Pasar Senen. Pagi itu ada beberapa bahan yang aku butuhkan belum tersedia. Di tengah banyak orang yang pada sibuk macam-macam itu, aku bilang pada Mbak Surti, yang punya hajatan, untuk membeli kekurangan itu.

    ‘Kebetulan Bu Mar, tuh Pak Parno mau ke Senen, mbonceng saja sama dia’, Bu Kasno nyampaikan padaku sambil nunjuk Pak Parno yang nampak paling sibuk di antara bapak-bapak yang lain.

    ‘Emangnya Pak Parno mau cari apaan?, aku nanya.

    ‘Inii, mau ke tukang tenda, milih bentuk tenda yang mau dipasang nanti sore. Sama sekalian sound systemnya’, Pak Parno yang terus sibuk menjawab tanpa menengok padaku.

    ‘Iyaa deh, aku pulang bentar ya Pak Parno, biar aku titip kunci rumah buat Mas Adit kalau pulang nanti’. Segalanya berjalan seperti air mengalir tanpa menjadikan perhatian pada orang-orang sibuk yang hadir disitu.

    Sekitar 10 menit kemudian, dengan celana jeans dan blus kesukaanku, aku sudah duduk di bangku depan, mendampingi Pak Parno yang nyopirin Kijangnya.

    Udara AC di mobil Pak Parno nyaman banget sesudah sepagi itu diterpa panasnya udara Jakarta. Pelan-pelan terdengar alunan dangdut dari radio Mara yang terdapat di mobil itu.

    Saat itu aku jadi ingat kebiasaanku mengkhayal. Dan sekarang ini aku berada dalam mobil hanya berdua dengan Pak Parno yang sering hadir sebagai obyek khayalanku dalam hubungan seksual. Tak bisa kutahan, mataku melirik ke arah selangkangan di bawah kemudi mobilnya.

    Dia pakai celana drill coklat muda. Aku lihat di arah pandanganku itu nampak menggunung. Aku nggak tahu apakah hal itu biasa. Tetapi khayalanku membayangkan itu mungkin kontolnya yang gede dan panjang.

    Saat aku menelan ludahku membayangkan apa di balik celana itu, tiba-tiba tangan Pak Parno nyelonong menepuk pahaku. ‘Dik Marini mau beli apaan? Di Senen sebelah mana?’, sambil dia sertai pertanyaan ini dengan nada ke-bapak-an.

    Dan aku bener-bener kaget lho. Aku nggak pernah membayangkan Pak RT ini kalau ngomong sambil meraba yang di ajak ngomong.

    ‘Kertas emas dan hiasan dinding, Pak. Di sebelah toko mainan di pasar inpress ituu..’, walaupun jantungku langsung berdegup kencang dan nafasku terasa sesak memburu, aku masih berusaha se-akan-akan tangan Pak Parno di pahaku ini bukan hal yang aneh.

    Tetapi rupanya Pak Parno nggak berniat mengangkat lagi tangannya dari pahaku, bahkan ketika dia jawab balik, ‘Ooo, yyaa.. aku tahu ..’, tangannya kembali menepuk-nepuk dan digosok-gosokkanya pada pahaku seakan sentuhan bapak yang melindungi anaknya.

    Ooouuiihh.. aku merasakan kegelian yang sangat, aku merasakan desakan erotik, mengingat dia selalu menjadi obyek khayalan seksualku. Dan saat Pak Parno merabakan tangannya lebih ke atas menuju pangkal pahaku, reaksi spontanku adalah menurunkan kembali ke bawah. Dia ulangi lagi, dan aku kembali menurunkan.

    Dia ulangi lagi dan aku kembali menurunkan. Anehnya aku hanya menurunkan, bukan menepisnya. Yang aku rasakan adalah aku ingin tangan itu memang tidak diangkat dari pahaku. Hanya aku masih belum siap untuk lebih jauh. Nafasku yang langsung tersengal dan jantungku yang berdegap-degup kencang belum siap menghadapi kemungkinan yang lebih menjurus.

    Pak Parno mengalah. Tetapi bukan mengalah bener-bener. Dia tidak lagi memaksakan tangannya untuk menggapai ke pangkal pahaku, tetapi dia rubah. Tangan itu kini meremasi pahaku. Gelombang nikmat erotik langsung menyergap aku.

    Aku mendesah tertahan. Aku lemes, tak punya daya apa-apa kecuali membiarkan tangan Pak Parno meremas pahaku. ‘Dik Maarr..’, dia berbisik sambil menengok ke aku.

    Tiba-tiba di depan melintas bajaj, memotong jalan. Pak Parno sedikit kaget. Otomatis tangannya melepas pahaku, meraih presnelling dan melepas injakan gas. Kijang ini seperti terangguk. Sedikit badanku terdorong ke depan.

    Selepas itu tangan Pak Parno dikonsentrasikan pada kemudi. Jalanan ke arah Senen yang macet membuat sopir harus sering memindah presnelling, mengerem, menginjak gas dan mengatur kemudi. Aku senderkan tubuhku ke jok.

    Aku nggak banyak ngomong. Aku kepingin tangan Pak Parno itu kembali ke pahaku. Kembali meremasi. Dan seandainya tangan itu merangkak ke pangkal pahaku akan kubiarkan. Aku menjadi penuh disesaki dengan birahi. Mataku kututup untuk bisa lebih menikmati apa yang barusan terjadi dan membiarkan pikiranku mengkhayal.

    Benar. Sesudah jalanan agak lancar, tangan Pak Parno kembali ke pahaku. Aku benar-benar mendiamkannya. Aku merasakan kenikmatan jantungku yang terpacu dan nafasku yang menyesak dipenuhi rangsangan birahi.

    Langsung tangan Pak Parno meremasi pahaku. Dan juga naik-naik ke pangkal pahaku. Tanganku menahan tangannya. Eeeii malahan ditangkapnya dan diremasinya. Dan aku pasrah. Aku merespon remasannya. Rasanya nikmat untuk menyerah pada kemauan Pak Parno. Aku hanya menutup mata dengan tetap bersender di jok sambil remasan di tangan terus berlangsung.

    Sekali aku nyeletuk,

    ‘N’tar dilihat orang Pak’,

    ‘Ah, nggaakk mungkin, kacanya khan gelap. Orang nggak bisa melihat ke dalam’, aku percaya dia.

    Sesudah beberapa saat rupanya desakan birahi pada Pak Parno juga menggelora,

    ‘Dik Mar.. kita jalan-jalan dulu mau nggak?’, dia berbisik ..

    ‘Kemana..?’, pertanyaanku yang aku sertai harapan hatiku ..

    ‘Ada deh.. Pokoknya Dik Mar mau khan..’.

    ‘Terserah Pak Parno.., Tapinya n’tar ditungguin orang-orang .., n’tar orang-orang curiga .. lho’.

    ‘Iyaa, jangan khawatirr.., paling lama sejamlah.’, sambil Pak Parno mengarahkan kemudinya ke tepi kanan mencari belokan ke arah balik. Aku nggak mau bertanya, mau ngapain ‘sejam’??

    Persis di bawah jembatan penyeberangan dekat daerah Galur, Pak Parno membalikkan mobilnya kembali menuju arah Cempaka Putih. Ah.. Pak Parno ini pasti sudah biasa begini. Mungkin sama ibu-ibu atau istri-istri lainnya.

    Aku tetap bersandar di jok sambil menutup mataku pura-pura tiduran. Dengan penuh gelora dan deg-degan jantungku, aku menghadapi kenyataan bahwa beberapa saat lagi, mungkin hanya dalam hitungan menit, akan mengalami saat-saat yang sangat menggetarkan.

    Saat-saat seperti yang sering aku khayalkan. Aku nggak bisa lagi berpikir jernih. Edan juga aku ini.., apa kekurangan Mas Adit, kenapa demikian mudah aku menerima ajakan Pak Parno ini. Bahkan sebelumnya khan belum pernah sekalipun selama 8 tahun pernikahan aku disentuh apalagi digauli lelaki lain.

    Yang aku rasakan sekarang ini hanyalah aku merasa aman dekat Pak Parno. Pasti dia akan menjagaku, melindungiku. Pasti dia akan mengahadpi aku dengan halus dan lembut. Bagaimanapun dia adalah Pak RT kami yang selama ini selalu mengayomi warganya.

    Pasti dia nggak akan merusak citranya dengan perbuatan yang membuat aku sakit atau terluka. Dan rasanya aku ingin banget bisa melayani dia yang selama ini selalu jadi obyek khayalan seksualku. Biarlah dia bertindak sesuatu padaku sepuasnya. Dan juga aku ingin merasakan bagaimana dia memuaskan aku pula sesuai khayalanku.

    Agu gemetar hebat. Tangan-tanganku gemetar. Lututku gemetar. Kepalaku terasa panas. Darah yang naik ke kekepalaku membuat seakan wajahku bengap. Dan semakin kesana, semakin aku nggak bisa mencabut persetujuanku atas ajakan ‘jalan-jalan dulu’ Pak Parno ini.

    Tiba-tiba mobil terasa membelok ke sebuah tempat. Ketika aku membuka mata, aku lihat halaman yang asri penuh pepohonan. Di depan mobil nampak seorang petugas berlarian menuntun Pak Parno menuju ke sebuah garasi yang terbuka.

    Dia acungkan tangannya agar Pak Parno langsung memasuki garasi berpintu rolling door itu, yang langsung ditutupnya ketika mobil telah yakin berada di dalam garasi itu dengan benar. Sedikit gelap. Ada cahaya kecil di depan. Ternyata lampu di atas sebuah pintu yang tertutup. Woo.. aku agak panik sesaat. Tak ada jalan untuk mundur. Kemudian kudengar Pak Parno mematikan mesin mobilnya.

    ‘Nyampai Dik Mar ..’,

    ‘Di mana ini Pak ..?’, terus terang aku nggak tahu di mana tempat yang Pak Parno mengajak aku ini. Tetapi aku yakin inilah jenis ‘motel’ yang sering aku dengar dari temen-temen dalam obrolan-obrolan porno dalam arisan yang diselenggarakan ibu-ibu kompleks itu.

    Pak Parno tidak menjawab pertanyaanku, tetapi tangannya langsung menyeberang melewati pinggulku untuk meraih setelan jok tempat dudukku. Jok itu langsung bergerak ke bawah dengan aku tergolek di atasnya. Dan yang kurasakan berikutnya adalah bibir Pak Parno yang langsung mencium mulutku dan melumat.

    Uh uh uh .. Aku tergagap sesaat.. sebelum aku membalas lumatannya. Kami saling melepas birahi. Aku merasakan lidahnya menyeruak ke rongga mulutku. Dan reflekku adalah mengisapnya. Lidah itu menari-nari di mulutku. Bau lelaki Pak Parno menyergap hidungku. Beginilah rasanya bau lelaki macam Pak Parno ini.

    Bau alami tanpa parfum sebagaimana yang sering dipakai Mas Adit. Bau Pak RT yang telah 55 tahun tetapi tetap memancarkan kelelakian yang selama ini selalu menyertai khayalanku saat masturbasi maupun saat aku disebadani Mas Adit. Bau yang bisa langsung menggebrak libidoku, sehingga nafsu birahiku lepas dengan liarnya saat ini..

    Sambil melumat, tangan-tangan Pak Parno juga merambah tubuhku. Jari-jarinya melepasi kancing-kancing blusku. Kemudian kurasakan remasan jari kasar pada buah dadaku. Uuiihh .. tak tertahankan. Aku menggelinjang. Menggeliat-geliat hingga pantatku naik-naik dari jok yang aku dudukin disebabkan gelinjang nikmat yang dahsyat. Sekali lagi aku merasa edaann .. aku digeluti Pak RT ku.

    Bibir Pak Parno melumatku, dan aku menyambutnya dengan penuh kerelaan yang total. Akulah yang sesungguhnya menantikan kesempatan macam ini dalam banyak khayalan-khayalan erotikku. Ohh .. Pak Parnoo .. Tolongin akuu Pakee .. Puaskanlah menikmati tubuhkuu ..Paak, .. semua ini untuk kamu Paak .. Aku hauss .. Paak .. Tulungi akuu Paakk.

    ‘Kita turun yok Dik Mar .., kita masuk dulu ..’, Pak Parno menghentikan lumatannya dan mengajak aku memasuki motel ini.

    Begitu masuk kudengar telpon berdering. Rupanya dari kantor motel itu. Pak Parno menanyakan aku mau minum apa, atau makanan apa yang aku inginkan yang bisa diantar oleh petugas motel ke kamar. Aku terserah Pak Parno saja. Aku sendiri buru-buru ke kamar kecil yang tersedia. Aku kebelet pengin kencing.

    Saat kembali ke peraduan kulihat Pak Parno sudah telentang di ranjang. Agak malu-malu aku masuk ke kamar tidur ini, apalagi setelah melihat sosok tubuh Pak Parno itu. Dia menatapku dari ekor matanya, kemudian memanggil, ‘Sini Dik Mar .. ‘, uh uh .. Omongan seperti itu .. masuk ketelingaku pada saat macam begini ..aku merasakan betapa sangat terangsang seluruh syaraf-syaraf libidoku.

    Aku, istri yang sama sekali belum pernah disentuh lelaki lain kecuali suamiku, hari ini dengan edannya berada di kamar motel dengan seseorang, yaitu Pak Parno, yang Pak RT kompleks rumahku, yang bahkan jauh lebih tua dari suamiku, bahkan hampir 2 kali usiaku sendiri. Dan panggilanya yang ..’Sini Dik Mar’, itu .. terasa sangat erotis di telingaku.

    Aku inilah yang disebut istri nyeleweng. Aku inilah istri yang selingkuh..uh uh uh .. Kenapa begitu dahsyat birahi yang melandaku kini. Birahi yang didongkrak oleh pengertiannya akan makna selingkuh dan aku tetap melangkah ke dalamnya.

    Birahi yang dibakar oleh pengertian nyeleweng dan aku terus saja melanggarnya. Uhh .. aku nggak mampu menjawab semuanya kecuali rasa pasrah yang menjalar .. Dan saat aku rubuh ke ranjang itu, yang kemudian dengan serta merta Pak Parno menjemputku dengan dekapan dan rengkuhan di dadanya, aku sudah benar-benar tenggelam dalam pesona dahsyatnya istri yang nyeleweng dan selingkuh, yang menunggu saat-saat lanjutannya yang akan dipenuhi kenikmatan dan gelinjang yang pasti sangat hebat bagi istri penyeleweng pemula macam aku ini.

    ‘Dik Mar .. Aku sudah lama merindukan Dik Mar ini. Setiap kali aku lihat itu gambar bintang film Sarah Ashari yang sangat mirip Dik Mar .. Hatiku selalu terbakar .. Kapann aku bisa merangkul Dik Mar macam ini ..’.

    Bukan main ucapan Pak Parno. Telingaku merasakan seperti tersiram air sejuk pegunungan. Berbunga-bunga mendengar pujian macam itu. Dan semakin membuat aku rela dan pasrah untuk digeluti Pak Parno yang gagah ini. Pak Parnoo ..Kekasihkuu.. Dia balik dan tindih tubuhku.

    Dia langsung melahap mulutku yang gelagapan kesulitan bernafas. Dia masukkan tangannya ke blusku. Dirangkulinya tubuhku, ditekankannya bibirnya lebih menekan lagi. Disedotnya lidahku. Disedotnya sekaligus juga ludahku.

    Sepertinya aku dijadikan minumannya. Dan sungguh aku menikmati kegilaannya ini. Kemudian tangannya dia alihkan, meremasi kedua susuku yang kemudian dilepaskannya pula. Ganti bibirnyalah yang menjemput susuku dan puting-putingnya.

    Dia jilat dan sedotin habis-habisan. Dan yang datang padaku adalah gelinjang dari saraf-sarafku yang meronta. Aku nggak mampu menahan gelinjang ini kecuali dengan rintihan yang keluar dari mulutku ..Pakee ..Pakee .. Pakee ..ampun nikmattnya Pakee..

    Tangannya yang lepas dari susuku turun untuk meraih celana jeansku. Dilepasi kancing celanaku dan dibuka resluitingnya. Tangannya yang besar dan kasar itu mendorongnya hingga celanaku merosot ke paha. Kemudian tangan itu merogoh celana dalamku.

    Aaaiiuuhh.. tak terperikan kenikmatan yang mendatangi aku. Aku tak mampu menahan getaran jiwa dan ragaku. Saat-saat jari-jari kasar itu merabai bibir kemaluanku dan kemudian meremasi kelentitku ..aku langsung melayang ke ruang angkasa tak bertepi. Kenikmatan .. sejuta kenikmatan .. ah .. Selaksa juta kenikmatan Pak Parno berikan padaku lewat jari-jari kasarnya itu.

    Jari-jari itu juga berusaha menusuk lubang vaginaku. Aku rasakan ujungnya-unjungnya bermain di bibir lubang itu. Cairan birahiku yang sudah menjalar sejak tadi dia toreh-toreh sebagai pelumas untuk memudahkan masuknya jari-jarinya menembusi lubang itu.

    Dengan bibir yang terus melumati susuku dan tangannya merangsek kemaluanku dengan jari-jarinya yang terus dimainkan di bibir lubang vaginaku ..Ohh.. kenapa aku ini ..Ooohh.. Mas Adit .. maafkanlah akuu .. Ampunilahh .. istrimu yang nggak mampu mengelak dari kenikmatan tak bertara ini .. ampunilah Mas Adit .. aku telah menyelewengg .. aku nggak mampuu maass ..

    Pak Parno terus menggumuli tubuhku. Blusku yang sudah berantakan memudahkan dia merangsek ke ketiakku. Dia jilati dan sedoti ketiakku. Dia nampak sekali menikmati rintihan yang terus keluar dari bibirku. Dia nampaknya ingin memberikan sesuatu yang nggak pernah aku dapatkan dari suamiku.

    Sementara jari-jarinya terus menusuki lubang vaginaku. Dinding-dindingnya yang penuh saraf-saraf peka birahi dia kutik-kutik, hingga aku serasa kelenger kenikmatan. Dan tak terbendung lagi, cairan birahiku mengalir dengan derasnya.

    Yang semula satu jari, kini disusulkan lagi jari lainnya. Kenikmatan yang aku terimapun bertambah. Pak Parno tahu persis titik-titik kelemahan wanita. Jari-jarinya mengarah pada G-spotku. Dan tak ayal lagi. Hanya dengan jilatan di ketiak dan kobokan jari-jari di lubang vagina aku tergiring sampai titik dimana aku nggak mampu lagi membendungnya. Untuk pertama kali disentuh lelaki yang bukan suamiku, Pak Parno berhasil membuatku orgasme.

    Saat orgasme itu datang, kurangsek balik Pak Parno. Kepalanya kuraih dan kuremasi rambutnya. Kupeluk tubuhnya erat-erat dan kuhunjamkan kukuku ke punggungnya. Aku nggak lagi memperhitungkan bagaimana luka dan rasa sakit yang ditanggung Pak Parno.

    Pahaku menjepit tangannya, sementara pantatku mengangkat-angkat menjemputi tangan-tangan itu agar jarinya lebih meruyak ke lubang vaginaku yang sedang menanggung kegatalan birahi yang amat sangat. Tingkahku itu semua terus menerus diiringi racau mulutku.

    Dan saat orgasme itu memuncratkan cairan birahiku aku berteriak histeris. Tangan-tanganku menjambret apa saja yang bisa kuraih. Bantalan ranjang itu teraduk. Selimut tempat tidur itu terangkat lepas dan terlempar ke lantai.

    Kakiku mengejang menahan kedutan vaginaku yang memuntahkan spermaku. “Sperma” perempuan yang berupa cairan-cairan bening yang keluar dari kemaluannya. Keringatku yang mengucur deras mengalir ke mataku, ke pipiku, kebibirku. Kusibakkan rambutku untuk mengurangi gerahnya tubuhku dalam kamar ber AC ini.

    Saat telah reda, kurasakan tangan Pak Parno mengusap-usap rambutku yang basah sambil meniup-niup dengan penuh kasih sayang. Uh .. Dia yang ngayomi aku. Dia eluskan tangannya, dia sisir rambutku dengan jari-jarinya. Hawa dingin merasuki kepalaku. Dan akhirnya tubuhku juga mulai merasai kembali sejuknya AC kamar motel itu.

    ‘Dik Mar, Dik Mar hebat banget yaa hh.. Istirahat dulu yaa..?!, Saya ambilkan minum dulu yaahh ..’, suara Pak Parno itu terasa menimbulkan rasa yang teduh. Aku nggak kuasa menjawabnya. Nafasku masih ngos-ngosan. Aku nggak pernah menduga bahwa aku akan mendapatkan kenikmatan sehebat ini.

    Kamar motel ini telah menyaksikan bagaimana aku mendapatkan kenikmatan yang pertama kalinya saat aku menyeleweng dari kesetiaanku pada Mas Adit suamiku untuk disentuhi dan digumuli oleh Pak Parno, Pak RT kampungku, yang bahkan juga sering jadi lawan main catur suamiku di saat-saat senggang. Mas Adit .. Ooohh .. maass ..maafkanlah aakuu .. maass..

    Sementara aku masih terlena di ranjang dan menarik nafas panjang sesudah orgasmeku tadi, Pak Parno terus menciumi dan ngusel-uselkan hidungnya ke pinggulku, perutku. Bahkan lidah dan bibirnya menjilati dan menyedoti keringatku.

    Tangannya tak henti-hentinya merabai selangkanganku. Aku terdiam. Aku perlu mengembalikan staminaku. Mataku memandangi langit-langit kamar motel itu. Menembusi atapnya hingga ke awang-awang. Kulihat Mas Adit sedang sibuk di depan meja gambarnya, sebentar-sebentar stip Staedler-nya menghapus garis-garis potlod yang mungkin disebabkan salah tarik.

    Mungkin semua ini hanyalah soal perlakuan. Hanyalah perlakuan Mas Adit yang sepanjang perkawinan kami tidak sungguh-sungguh memperhatikan kebutuhan biologisku. Lihat saja Pak Parno barusan, hanya dengan lumatan bibirnya pada ketiakku dan kobokkan jari-jarinya yang menari-nari di kemaluanku, telah mampu memberikan padaku kesempatan meraih orgasmeku. Sementara kamu Mas, setiap kali kamu menggumuliku segalanya berjalan terlampau cepat, seakan kamu diburu-buru oleh pekerjaanmu semata. Kamu peroleh kepuasanmu demikian cepat.

    Sementara saat nafsuku tiba dengan menggelegak, Mas Adit sudah turun dari ranjang dengan alasan ada yang harus diselesaikan, si anu sudang menunggu, atau si anu besok mau pergi dan sebagainya. Kamu ternyata sekali sangat egois. Kamu biarkan aku tergeletak menunggu sesuatu yang tak pernah datang. Menunggu Mas Adit yang hanya memikirkan kebutuhannya sendiri. Yang aku nggak tahu kapan itu datangnya .. Sepertinya aku menunggu Godotku .., menunggu sesuatu yang aku tahu nggak akan pernah datang padaku ..

    ‘Dik Marni capek ya ..’, bisikkan Pak Parno membangunkan aku dari lamunan.

    ‘Nggak Pak. Lagi narik napas saja .. Tadi koq nikmat banget yaa .., sedangkan Pak Parno belum ngapa-apain padaku .. Pakee .. Pak Parno juga hebat lhoo .. Baru di utik-utik saja aku sudah kelabakkan .. Hi hi hi ..’, aku berusaha membesarkan hati Pak Parno yang telah memberikan kepuasan tak terhingga ini.

    Rupanya Pak Parno hanya ingin nge-cek bahwa aku nggak tertidur. Dengan jawabanku tadi dengan penuh semangat dia turun dari ranjang. Dia lepasin sendiri kemejanya, celana panjangnya dan kemudian celana dalamnya. Baru pertama kali ini aku melihat lelaki lain telanjang bulat di depanku selain Mas Adit suamiku. Wuuiihh .. aku sangat tergetar menyaksikan tubuh Pak Parno.

    Pada usianya yang lebih dari 55 tahun itu, sungguh Pak Parno memiliki tubuh yang sangat seksi bagi para wanita yang memandangnya. Bahunya bidang. Lengannya kekar, dengan otot-otot yang kokoh. Perutnya nggak nampak membesar, rata dengan otot-otot perut yang kencang, seperti papan penggilasan.

    Bukit dadanya yang kokoh, dengan dua putting susu besar kecoklatan, sangat menantang menunggu gigitan dan jilatan perempuan-perempuan binal. Dari tampilan tubuhnya yang kekar dan macho ini, aku lihat Pak Parno adalah sosok penggemar olahraga yang fanatik. Otot-otot di tubuhnya menunjukkan dia sukses berolahraga selama ini.

    Pandanganku terus meluncur ke bawah. Dan yang paling membuatku serasa pingsan adalah .. kontolnya .. Aku belum pernah melihat kontol lelaki lain .. Kontol Pak Parno sungguh-sungguh merupakan kontol yang sangat mempesona dalam pandanganku saat ini. Kontol itu besar, panjang, keras hingga nampak kepalanya berkilatan dan sangat indah.

    Kepalanya yang tumpul seperti helm tentara Nazi, sungguh merupakan paduan erotis dan powerful. Sangat menantang. Dengan sobekan lubang kencing yang gede, kontol itu seakan menunggu mulut atau kemaluan para perempuan yang ingin melahapnya.

    Sesudah telanjang Pak Parno juga menarik pakaianku, celana jeansku yang sedari tadi masih di separoh kakiku, kemudian blus serta kutangku dilepasnya. Kini aku dan Pak Parno sama-sama telanjang bulat. Pak Parno rebah di antara pahaku. Dia langsung nyungsep di selangkanganku. Lidahnya menjilati kemaluanku. Waduuiihh .. Ampunn .. Kenapa cara begini ini nggak pernah aku dapatkan dari Mas Aditt ..

    Lidah kasar Pak Parno menusuk dan menjilati vaginaku. Bibir-bibir kemaluanku disedotinya. Ujung lidahnya berusaha menembusi lubang vaginaku. Pelan-pelan nafsuku terpancing kembali. Lidah yang menusuk lubang vaginaku itu membuat aku merasakan kegatalan yang hebat.

    Tanpa kusadari tanganku menyambar kepala Pak Parno dan jariku meremasi kembali rambutnya sambil mengerang dan mendesah-desah untuk kenikmatan yang terus mengalir. Tanganku juga menekan-nekan kepala itu agar tenggelam lebih dalam ke selangkanganku yang makin dilanda kegatalan birahi yang sangat. Pantatku juga ikut naik-naik menjemput lidah di lubang vaginaku itu.

    Tak lama kemudian, Pak Parno memindahkan dan mengangkat kakiku untuk ditumpangkan pada bahunya. Posisi seperti itu merupakan posisi yang paling mudah bagi Pak Parno maupun bagi aku. Dengan sedikit tenaga aku bisa mendesak-desakkan kemaluanku ke mulut Pak Parno, dan sebaliknya Pak Parno tidak kelelahan untuk terus menciumi kemaluanku. Terdengar suara kecipak mulut Pak yang beradu dengan bibir kemaluanku. Dan desahan Pak Parno dalam merasakan nikmatnya kemaluanku tak bisa disembunyikan.

    Posisi ini membuat kegatalan birahiku semakin tak terhingga hingga membuat aku menggeliat-geliat tak tertahankan. Pak Parno sibuk memegang erat-erat kedua pahaku yang dia panggul. Aku tidak mampu berontak dari pegangannya. Dan sampai pada akhirnya dimana Pak Parno sendiri juga tidak tahan. Rintihan serta desahan nikmat yang keluar dari mulutku merangsang nafsu birahi Pak Parno tidak bisa terbendung.

    Sesudah menurunkan kakiku, Pak Parno langsung merangkaki tubuhku. Digenggamnya kontolnya, diarahkan secara tepat ke lubang kemaluanku. Aku sungguh sangat menunggu detik-detik ini. Detik-detik dimana bagiku untuk pertama kalinya aku mengijinkan kontol orang lain selain suamiku merambah dan menembus memekku.

    Seluruh tubuhku kembali bergetar, seakan terlempar ke-awang-awang. Sendi-sendiku bergetar .. menunggu kontol Pak Parno menembus kemaluanku .. Aku hanya bisa pasrah .. Aku nggak mampu lagi menghindar dari penyelewengan penuh nikmat ini .. Maafin aku Mas Adit ..

    Aku menjerit kecil saat kepala tumpul yang bulat gede itu menyentuh dan langsung mendorong bibir vaginaku. Rasa kejut saraf-saraf di bibir vaginaku langsung bereaksi. Saraf-saraf itu menegang dan membuat lubang vaginaku menjadi menyempit. Dan akibatnya seakan tidak mengijinkan kontol Pak Parno itu menembusnya. Dan itu membuat aku penasaran,

    ‘Santai saja Mar, biar lemesan..’, terdengar samar-samar suara Pak Parno di tengah deru hawa nafsuku yang menyala-nyala.

    ‘Pakee .. Pakee .. ayyoo .. Pakee tulungi saya Pakee .. Puas-puasin ya Pakee.. Saya serahin seluruh tubuh saya untuk Pakee ..’, kedengerannya aku mengemis minta dikasihani.

    ‘Iyaa Dik Marr .. Sebentar yaa Dik Marr ..’, suara Pak Parno yang juga diburu oleh nafsu birahinya sendiri.

    Kepala helm tentara itu akhirnya berhasil menguak gerbangnya. Bibir vaginaku menyerah dan merekah. Menyilahkan kontol Pak Parno menembusnya. Bahkan kini vaginakulah yang aktif menyedotnya, agar seluruh batang kontol gede itu bisa dilahapnya.

    Uuhh .. aku merasakan nikmat desakan batang yang hangat panas memasuki lubang kemaluanku. Sesak. Penuh. Tak ada ruang dan celah yang tersisa. Daging panas itu terus mendesak masuk. Rahimku terasa disodok-sodoknya. Kontol itu akhirnya mentok di mulut rahimku. Terus terang belum pernah se-umur-umurku rahimku ngrasain disentuh kontol Mas Adit.

    Dengan sisa ruang yang longgar, kontol suamiku itu paling-paling menembus ke vaginaku sampai tengahnya saja. Saat dia tarik maupun dia dorong aku tidak merasakan sesak atau penuh seperti sesak dan penuhnya kontol Pak Parno mengisi rongga vaginaku saat ini.

    Kemudian Pak Parno mulai melakukan pemompaan. Ditariknya pelan kemudian didorongnya. Ditariknya pelan kembali dan kembali didorongnya. Begitu dia ulang-ulangi dengan frekewnsi yang makin sering dan makin cepat. Dan aku mengimbangi secara reflek. Pantatku langsung pintar.

    Saat Pak Parno menarik kontolnya, pantatku juga menarik kecil sambil sedikit ngebor. Dan saat Pak Parno menusukkan kontolnya, pantatku cepat menjemputnya disertai goyangan igelnya.

    Demikian secara beruntun, semakin cepat, semakin cepat, cepat, cepat, cepat, cepat, cepaatt ..ceppaatt. Payudaraku bergoncang-goncang, rambutku terburai, keringatku, keringat Pak Parno mengalir dan berjatuhan di tubuh masing-masing, mataku dan mata Pak Parno sama-sama melihat keatas dengan menyisakan sedikit putih matanya.

    Goncangan makin cepat itu juga membuat ranjang kokoh itu ikut berderak-derak. Lampu-lampu nampak bergoyang, semakin kabur, kabur, kabur. Sementara rasa nikmat semakin dominan. Seluruh gerak, suara, nafas, bunyi, desah dan rintih hanyalah nikmat saja isinya.

    ‘Mirnaa .. Ayyoo.. Enakk nggak kontol padee Mirr, enak yaa.. enak Mirr .. ayyoo bilangg enak mana sama kontol si Adit .. Ayoo Mirr enak mana sama kontol suamimu ayoo bilangg ayyoo enakan manaa ..’, Pak Parno meracau.

    ‘Pakee .. enhaakk.. pakee.. Enhakk kontol pakee .. Panjangg .. Uhh gedhee bangett .. pakee.. Enakan kontol Pak Parnoo ..’.

    Posisi nikmat ini berlangsung bermenit-menit. Tanpa terasa pergumulan birahi ini sudah berjalan lebih dari 1 jam. Suasana erotis tampak sangat indah dan menonjol. Erangan dan desahan erotik keluar bersahut-sahutan dar mulut kami. Kulihat tubuh kekar Pak Parno tampak berkilatan karena keringatnya.

    Dan hal itu membuat Pak Parno jauh terlihat seksi di mataku. Kulihat keringatnya mengalir dari lehernya, terus ke dada bidangnya, dan akhirnya ke tonjolan otot di perutnya. Dengan gemas kupermainkan putting susunya yang bekilatan itu.

    Kugigiti, kujilati, kuremas-remas. Dan Pak Parno yang merasakan itu, tambah buas gerakannya. Sodokan kontolnya tambah kencang di memekku dan kurasakan tangan-tangannya yang kasar merambahi payudaraku.

    Pada akhirnya, setelah hampir 2 jam kami bercinta, aku mendapat orgasmeku 2 kali secara berturut-turut. Itu yang ibu-ibu sering sebut sebagai multi orgasme. Bukan mainn .. hanya dari Pak Parno aku bisa meraih multi orgasmeku inii .. Oohh Pak Parnoo.. terima kasihh .. Pak Parno mau memuaskan akuu.. Sekarangg ayoo .. Pakee biar aku yang memuaskan kamuu .. 10 menit kemudian…

    Dan kontol Pak Parno aku rasakan berdenyut keras dan kuat sekali.. Kemudian menyusul denyut-denyut berikutnya. Pada setiap denyutan aku rasakan vaginaku sepertinya disemprot air kawah yang panas. Sperma Pak Parno berkali-kali muntah di dalam vaginaku.

    Uhh .. Aku jadi lemess bangett .. Nggak pernah sebelumnya aku capek bersanggama. Kali ini seluruh urat-urat tubuhku serasa di lolosi. Dengan telanjang bulat kami sama telentang di ranjang motel ini. Di sinilah akhirnya terjadi untuk pertama kalinya aku serahkan nonokku beserta seluruh tubuhku kepada lelaki bukan suamiku,

    Pak Parno. Dan aku heran .. pada akhirnya.. tak ada rasa sesal sama sekali dari hatiku pada Mas Adit. Aku sangat ikhlaskan apa yang telah aku serahkan pada Pak Parno tadi. Dan dalam kenyataan aku mendapatkan imbalan kepuasan dari Pak Parno yang sangat hebat.

    Di motel ini aku mengalami 3 kali orgasme. Dua kali beruntun aku mengalami orgasme dalam satu kali persetubuhan dan yang pertama sebelumnya, yang hanya dengan gumulan, ciuman dan jilatan Pak Parno di ketiakku sembari tangannya ngobok-obok kemaluanku aku bisa mendapatkan orgasme yang sangat memberikan kepuasan pada libidoku.

    Hal itu mungkin disebabkan karena adanya sensasi-sensasi yang timbul dari sikap penyelewengan yang baru sekali ini aku lakukan. Yaa.. pada akirnya aku toh berhak mendapatkannya .. tanpa menunggu Mas Adit yang sangat egois.

    Sesungguhnya aku ingin tinggal lebih lama lagi di tempat birahi ini, namun Pak Parno mengingatkan bahwa waktu bernikmat-nikmat yang pertama kali kami lakukan ini sudah cukup lama. Pak Parno khawatir orang-orang rumah menunggu dan bertanya-tanya. Pak Parno mengajak selekasnya kami meninggalkan tempat ini dan kembali menyelesaikan pekerjaan yang telah kami sanggupi pada Mbak Surti dalam rangka membantu hajatannya.

    Setelah kami mandi dan membersihkan tanda-tanda yang kemungkinan mencurigakan, kami kembali ke jalanan. Ternyata kemacetan jalan menuju ke Senen ini sangat parah di siang hari ini. Dengan adanya pembangunan jembatan layang pada belokan jalan di Galur, antrean mobil macet sudah terasa mulai dari pasar Cempaka Putih. Mobil Pak Parno serasa merangkak. Untung AC mobilnya cukup dingin sehingga panasnya Jakarta tidak perlu kami rasakan.

    Sepanjang kemacetan ini pikiranku selalu kembali pada peristiwa yang barusan aku alami bersama Pak Parno tadi. Lelaki tua ini memang hebat. Dia sangat kalem dan tangguh. Dia sangat sabar dan berpengalaman menguasai perempuan.

    Dialah yang terbukti telah memberikan padaku kepuasan seksual. Paduan kesabaran, tampilan ototnya yang kekar, postur tegap tubuhnya, serta kontol gedenya yang indah membuat aku langsung takluk secara iklas padanya.

    Aku telah serahkan seluruh tubuhku padanya. Dan Pak Parno tidak sekedar menerimanya untuk kepentingannya sendiri, tetapi dia sekaligus membuktikan bahwa kenikmatan hubungan seksual yang sebenar-benarnya adalah apabila pihak lelaki dan pihak perempuannya bisa mendapatkan kepuasannya secara adil dan setara. Dan aku merasakannya .. tapi .. Benar adilkah ..?

    Ah .. pertanyaan itu tiba-tiba mengganguku. Tiba-tiba terlintas dalam pikiranku bahwa dari hubungan badan tadi, aku berhasil merasakan orgasmeku hingga 3 kali. Sementara Pak Parno hanya mengeluarkan spermanya sekali saja. Artinya dia meraih kepuasan dalam hubungan seksual dengan aku tadi hanya sekali. Ahh ..adakah hal ini menjadi masalah untuk hubunganku dengan Pak Parno selanjutnya ..? Kenapa dia banyak diam sejak keluar dari motel tadi ..?

    Aku menjadi gelisah, aku kasihan pada Pak Parno apabila dia masih menyimpan dorongan birahinya. Apabila belum seluruh cairan birahinya secara tuntas tertumpah. Bukankah hal demikian itu bagi lelaki akan menimbulkan semacam kegelisahan ..? Apa yang harus aku lakukan ..??

    ‘Pak, tadi puas nggak Pak..?’, aku memberanikan diri untuk bertanya.

    ‘Bukan main Dik Mar, aku sungguh sangat puas’, begitu jawabnya.

    Suatu jawaban yang sangat santun yang justru semakin besar kekhawatiranku. Jawaban macam itu pasti akan keluar dari setiap ‘gentlemen’. Aku harus amati dari sudut yang lain. Kulihat dibawah kemudi Kijangnya. Nampak celananya masih menggunung. Artinya kontolnya masih ngaceng. Aku nekat. Kuraba saja tonjolan celananya itu.

    ‘Ininya koq masih ngaceng Pak? Masih pengin yaa?? Tadi masih mau lagi yaa??’, sambil tanganku terus memijiti gundukkan itu. Dan terbukti semakin membesar dan mengeras.

    Pak Parno diam saja. Aku tahu pasti dia menikmati pijatanku ini. Aku teruskan. Tanganku meremasi, mengurut-urut.

    ‘Hheehh ..dik Marr .. enak sekali tangan Dik Marr yaa..’.

    Biarlah, biarlah aku akan selalu memberikan yang aku bisa. Dengan berbagai style, tanganku terus meremasi dan mijit gundukkan kontol itu. Tetapi lama kelamaan justru tanganku sendiri makin menikmati kenikmatan memijit-mijit itu.

    Dan semakin lama justru aku yang nyata semakin kelimpungan. Aku kenang kembali kontol gede ini yang 40 menit yang lalu masih menyesaki kemaluanku. Yang tanpa meninggalkan celah sedikitpun memenuhi rongga vaginaku. Dan ujungnya ini yang untuk pertama kalinya bisa mentok ke dinding rahimku.. ah nikmatnya ..

    ‘Pakee.. Aku pengin lagii ..’, aku berbisik dengan setengah merintih.

    ‘Kita cari waktu lagi Dik Mar .., gampang.., Dik Mar khan bisa bilang pada Mas Adit, mau ke Carrefour atau ke Mangga Dua cari barang apa.. gitu’.

    ‘Iyaa siihh.. Boleh dibuka ya Pak. Aku pengin lihat lagi nih jagoan Pak ..’, sambil aku melempar senyum serta melirikkan mataku ke Pak Parno melihat reaksinya.

    ‘Boleehh ..’, dia jawab tanpa melihat ke aku, karena keramaian lalu lintas yang mengharuskan Pak Parno berkonsentrasi.

    Tanganku sigap. Pertama-tama kukendorkan dulu ikat pinggangnya. Kemudian kubuka kancing utamanya. Selanjutnya kuraih resluitingnya hingga nampak celana dalamya yang kebiruan. Di belakang celana dalam itu membayang alur daging sebesar pisang tanduk yang mengarah ke kanan. Oouu.. ini kali yang namanya stir kanan.. Kalau stir kiri, mengarahnya kekiri tentunya.

    Dengan tidak sabar kubetot kontol Pak Parno dari sarangnya. Melalui pinggiran kanan celana dalamnya, kontol Pak Parno mencuat keluar. Gede, panjang, kepalanya yang bulat berkilatan. Dan pada ujung kepala itu ada secercah titik bening. Oooww ..baru sekarang aku berkesempatan memperhatikan kontol ini dari jarak yang sangat dekat, bahkan dalam genggamanku.

    Rupanya precum Pak Parno telah terbit di ujung kepalanya. Precum itu muncul dari lubang kencingnya. Uuuhh .. indahnyaa .. bisakah aku nggak bisa menahan diri ..??

    ‘Pak Parno pengin khan..??’, kembali aku berbisik.

    ‘Heehh .. Dik Mar mau bantu Pak Parno nih ..??’, jawaban yang disertai pertanyaan balik.

    ‘Gimana bantunya Pak.., berhenti duluu .. Cari tempat lagii .. Hayoo..’, jawabanku enteng.

    ‘Nggak begitu Dik Mar, kita nggak mungkin berhenti lagi. Ya ini khan macet nih jalanan. Maksudku, apakah .. eehh .. Dik Mar marah nggak kalau aku bilang ini ..??’.

    ‘Nggak pa pa Pak, saya rela koq, dan saya pengin bantu bener-bener, Pak’.

    ‘Dik Mar pernah mengisep punya Mas Adit khan?’.

    ‘Ooo.. Kk.. kaalau ii.. ttuu terus terang aku belum pernah Pak.., kalau lihat punya Mas Adit rasanya aku geli gituu.. jijikk gituu ..’.

    ‘Kalau lihat punya saya inii.?’, dia terus mendesak dengan pertanyaan yang terus terang aku nggak bisa menjawab secara cepat.

    Masalahnya aku dihadapkan pada sesuatu hal yang bener-bener belum pernah aku lakukan, bahkan pun dalam khayalan seksualku. Pasti yang Pak Parno inginkan adalah aku mau mengisep-isep kontolnya itu, yaa khan? Tapi aku juga berpikir cepat ..

    Tadi sewaktu di motel, Pak Parno membenamkan wajahnya ke selangkanganku tanpa risah-risih. Kemudian dijilatinya vaginaku, kelentitku, lubang kemaluanku. Dia juga menelan cairan-cairan birahiku. Aku jadi ingat prinsip adil dan setara yang aku sebutkan di atas tadi.

    Mestinya aku yaa.. nggak usah ragu-ragu untuk berlaku mengimbangi apa yang telah dilakukan Pak Parno padanya. Dia telah menjilati, menyedoti kemaluanku. Dan aku sangat menikmati jilatan dahsyatnya. Dan sekarang Pak Parno seakan menguji padaku. Bisakah aku bertindak adil dan setara juga pada dia. Aku membayangkan kontol itu di mulutku ..

    ‘Dik Mar, sperma itu sehat lhoo, bersih, steril.. dan banyak vitaminnya. Itu dokter ahli lho yang ngomong. Cobalah, kontol Pak Parno ini pasti sedap kalau Dik Mar mengulumnya.. ‘, aku sepertinya mendengar sebuah permohonan.

    Aku kasihan juga pada Pak Parno. Mungkin dia sudah mengharapkan sejak awal jalan bersama dari rumah tadi. Mungkin bahkan dia sudah mengharapkan jauh beberapa waktu yang lalu. Dan kini saat aku sudah berada disampingnya harapan itu nggak terkabul. Ah, aku jadi iba .. Kulihat kembali kontol indah Pak Parno. Yaa.. benar-benar indah..apa artinya indah itu .. Kalau memang itu indah ..sudah semestinya kalau aku menyukainya ..dan kalau aku menyukainya .. mestinya aku nggak jijik ataupun geli .. Dan lihat precum itu.. Juga indah khan, bening, murni, dan mungkin juga wangi ..dan asin .. Dan.. Banyak lho yang sangat menyukainya .., menjilatinya, meminumnya ..

    Tahu-tahu aku sudah merunduk, mendekatkan wajahku, mendekatkan bibirku ke kontol Pak Parno yang indah itu. Dan tanpa banyak tanya lagi aku telah mengambil keputusan .. Ah,.. ujung lidahku kini menyentuh, menjilat dan merasakan lendir lembut dan bening milik Pak Parno. Yaahh .. asinnya yang begitu lembutt..

    ‘Dik Maarr .. Uhh enakk bangett sihh ..’, kepalaku dielus-elusnya. Dan dia sibakkan rambutku agar tidak menggangu keasyikanku. Dan selanjutnya dengan penuh semangat aku mengkulum kontol Pak Parno di mobil yang sempit itu. Kemudian Pak Parno sedikit memundurkan tempat duduknya.

    ‘Dik Marr .. Terus Dik Marr .. Kamu pinter banget siihh .. uuhh Dik Marr..’, aku terus memompa dengan lembut. Banyak kali aku mengeluarkan kepala itu dari mulutku.. Aku menjilati tepi-tepinya .. Pada pangkal kepala ada alur semacam cincin atau bingkai yang mengelilingi kepala itu. Dan sobekan lubang kencingnya itu .. kujilati habis-habisan ..

    ‘Marr.. enak bangett .. akau mau keluar nihh Dik Marr .. Aku mau keluar nihh ..’, aku tidak menghiraukan kata-katanya, mungkin maksudnya peringatan untukku, jangan sampai air maninya tumpah di mulutku. Dia masih khawatir bahwa mungkin aku belum bisa menerimanya.

    Tetapi apa yang terjadi padaku kini sudah langsung berbalik 180 derajat. Rasanya justru aku kini yang merindukannya. Dan aku memang merindukannya. Aku pengin banget merasakan sperma seorang lelaki langsung tumpah dari kontolnya langsung ke mulutku. Dan lelaki itu adalah Pak Parno, yang bukan suamiku sendiri. Aku terus menjilati, menyedoti. Batangnya, pangkalnya, pelernya, sejauh bisa bibir atau lidahku meraihnya, disebabkan tempat yang sempit ini, semua bagian kontolnya itu aku rambah dengan mulutku.

    Dan pengalaman pertama itu akhirnya hadir. Saat mulutku mengkulum batangan gede panjang milik Pak Parno itu, aku rasakan kembali ada kedutan besar dan kuat. Kedutan itu kemudian disusul dengan kedutan-kedutan berikutnya.

    Kalau yang aku rasakan di motel tadi kedutan-kedutan kontol Pak Parno dalam lubang vaginaku, sekarang hal itu aku rasakan di rongga mulutku. Kontol Pak Parno memuntahkan laharnya. Cairan, atau tepatnya lendir yang hangat panas nyemprot langit-langit rongga mulutku. Sperma Pak Parno tumpah memenuhi mulutku. Entah berapa kali kedutan tadi. Tetapi sperma dalam mulutku ini nggak sempat aku telan seluruhnya karena saking banyaknya.

    Sperma Pak Parno berleleran di pipiku, daguku, bahkan juga ke kening dan rambut panjangku. Kontol Pak Parno masih berkedut-kedut saat kukeluarkan dari mulutku. Dan aku raih kembali untuk kuurut-urut agar semua sperma yang tersisa bisa terkuras keluar.

    Mulutku langsung menyedotinya. Sekali lagi, pengalaman pertama nyeleweng ini benar-benar memberiku daftar panjang hal-hal baru yang sangat sensasional bagiku. Dan aku makin merasa pasti, hal-hal itu nggak mungkin aku dapatkan dari Mas Adit, suamiku tercinta.

    Sesuai rencana, aku diturunkan di Pasar Senen oleh Pak Parno. Sungguh aku keberatan untuk perpisahan ini. Kugenggam tangannya erat-erat, untuk menunjukkan betapa besarnya arti Pak Parno bagiku. Aku berjalan dengan gontai saat menuju toko kertas dekorasi itu.

    Saat aku turun dari taksi sesampai di rumah, Mbak Surti nampak cemberut. Aku biarkan. Pada temen yang lain aku bilang banyak bahan yang aku cari stoknya habis sehingga aku menunggu cukup lama. Di ujung jalan sana kulihat mobil Kijang Pak Parno. Mungkin sudah lama lebih dahulu nyampai di kompleks. Orang-orang pemasang tenda dan pengatur sound system sudah mulai melaksanakan tugasnya. 2 jam lagi acara akan dimulai.

    Aku pamit pulang sebentar, untuk menengok rumah. Mas Adit belum pulang. Aku mandi lagi sambil mengenang peristiwa indah yang kualami sekitar 2,5 jam yang lalu. Saat sabunku menyentuh kemaluanku, masih tersisa rasa pedih pada bibirnya.

    Mungkin jembut Pak Parno tersangkut saat kontolnya keluar masuk menembus memekku. Dan itu biasanya menimbulkan luka kecil yang terasa pedih pada bibir vaginaku saat terkena sabun seperti ini.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Merangsang Bekas Muridku Jadi Korban Nafsu Bejatku

    Cerita Sex Merangsang Bekas Muridku Jadi Korban Nafsu Bejatku


    1145 views

    Perawanku – Namaku Asmiati, tinggi 160 sentimeter, berat 56 kilogram, lingkar pinggang 65 sentimeter. Secara keseluruhan, sosokku kencang, garis tubuhku tampak bila mengenakan pakaian yang ketat terutama pakaian senam. Aku adalah Ibu dari dua anak berusia 44 tahun dan bekerja sebagai seorang guru disebuah SLTA di kota S.

    Kata orang tahi lalat di daguku seperti Berliana Febriyanti, dan bentuk tubuhku mirip Minati Atmanegara yang tetap kencang di usia yang semakin menua. Mungkin mereka ada benarnya, tetapi aku memiliki payudara yang lebih besar sehingga terlihat lebih menggairahkan dibanding artis yang kedua. Semua karunia itu kudapat dengan olahraga yang teratur.

    Kira2 6 tahun yang lalu saat umurku masih 38 tahun salah seorang sehabatku menitipkan anaknya yang ingin kuliah di tempatku, karena ia teman baikku dan suamiku tidak keberatan akhirnya aku menyetujuinya. Nama pemuda itu Sandi, kulitnya kuning langsat dengan tinggi 173 cm. Badannya kurus kekar karena Sandi seorang atlit karate di tempatnya. Oh ya, Sandi ini pernah menjadi muridku saat aku masih menjadi guru SD.

    Sandi sangat sopan dan tau diri. Dia banyak membantu pekerjaan rumah dan sering menemani atau mengantar kedua anakku jika ingin bepergian. Dalam waktu sebulan saja dia sudah menyatu dengan keluargaku, bahkan suamiku sering mengajaknya main tenis bersama.

    Aku juga menjadi terbiasa dengan kehadirannya, awalnya aku sangat menjaga penampilanku bila di depannya. Aku tidak malu lagi mengenakan baju kaos ketat yang bagian dadanya agak rendah, lagi pula Sandi memperlihatkan sikap yang wajar jika aku mengenakan pakaian yang agak menonjolkan keindahan garis tubuhku.    Agen Obat Kuat Pasutri

    Sekitar 3 bulan setelah kedatangannya, suamiku mendapat tugas sekolah S-2 keluar negeri selama 2, 5 tahun. Aku sangat berat melepasnya, karena aku bingung bagaimana menyalurkan kebutuhan seksku yang masih menggebu-gebu.

    Walau usiaku sudah tidak muda lagi, tapi aku rutin melakukannya dengan suamiku, paling tidak seminggu 5 kali. Mungkin itu karena olahraga yang selalu aku jalankan, sehingga hasrat tubuhku masih seperti anak muda. Dan kini dengan kepergiannya otomatis aku harus menahan diri.

    Awalnya biasa saja, tapi setelah 2 bulan kesepian yang amat sangat menyerangku. Itu membuat aku menjadi uring-uringan dan menjadi malas-malasan. Seperti minggu pagi itu, walau jam telah menunjukkan angka 9. Karena kemarin kedua anakku minta diantar bermalam di rumah nenek mereka, sehingga hari ini aku ingin tidur sepuas-puasnya. Setelah makan, aku lalu tidur-tiduran di sofa di depan TV. Tak lama terdengar suara pintu dIbuka dari kamar Sandi.

    Kudengar suara langkahnya mendekatiku.

    “Bu Asmi..?” Suaranya berbisik, aku diam saja. Kupejamkan mataku makin erat. Setelah beberapa saat lengang, tiba-tiba aku tercekat ketika merasakan sesuatu di pahaku. Kuintip melalui sudut mataku, ternyata Sandi sudah berdiri di samping ranjangku, dan matanya sedang tertuju menatap tubuhku, tangannya memegang bagian bawah gaunku, aku lupa kalau aku sedang mengenakan baju tidur yang tipis, apa lagi tidur telentang pula. Hatiku menjadi berdebar-debar tak karuan, aku terus berpura-pura tertidur.

    Cerita Sex Merangsang Bekas Muridku Jadi Korban Nafsu Bejatku

    Cerita Sex Merangsang Bekas Muridku Jadi Korban Nafsu Bejatku

    “Bu Asmi..?” Suara Sandi terdengar keras, kukira dia ingin memastikan apakah tidurku benar-benar nyeyak atau tidak.
    Aku memutuskan untuk pura-pura tidur. Kurasakan gaun tidurku tersingkap semua sampai keleher.

    Lalu kurasakan Sandi mengelus bibirku, jantungku seperti melompat, aku mencoba tetap tenang agar pemuda itu tidak curiga. Kurasakan lagi tangan itu mengelus-elus ketiakku, karena tanganku masuk ke dalam bantal otomatis ketiakku terlihat. Kuintip lagi, wajah pemuda itu dekat sekali dengan wajahku, tapi aku yakin ia belum tahu kalau aku pura-pura tertidur kuatur napas selembut mungkin.

    Lalu kurasakan tangannya menelusuri leherku, bulu kudukku meremang geli, aku mencoba bertahan, aku ingin tahu apa yang ingin dilakukannya terhadap tubuhku. Tak lama kemuadian aku merasakan tangannya meraba buah dadaku yang masih tertutup BH berwarna hitam, mula-mula ia cuma mengelus-elus, aku tetap diam sambil menikmati elusannya, lalu aku merasakan buah dadaku mulai diremas-remas, aku merasakan seperti ada sesuatu yang sedang bergejolak di dalam tubuhku, aku sudah lama merindukan sentuhan laki-laki dan kekasaran seorang pria. Aku memutuskan tetap diam sampai saatnya tiba.

    Sekarang tangan Sandi sedang berusaha membuka kancing BH-ku dari depan, tak lama kemudian kurasakan tangan dingin pemuda itu meremas dan memilin puting susuku. Aku ingin merintih nikmat tapi nanti amalah membuatnya takut, jadi kurasakan remasannya dalam diam.

    Kurasakan tangannya gemetar saat memencet puting susuku, kulirik pelan, kulihat Sandi mendekatkan wajahnya ke arah buah dadaku. Lalu ia menjilat-jilat puting susuku, tubuhku ingin menggeliat merasakan kenikmatan isapannya, aku terus bertahan. Kulirik puting susuku yang berwarna merah tua sudah mengkilat oleh air liurnya, mulutnya terus menyedot puting susuku disertai gigitan-gigitan kecil. Perasaanku campur aduk tidak karuan, nikmat sekali.

    Tangan kanan Sandi mulai menelusuri selangkanganku, lalu kurasakan jarinya meraba vaginaku yang masih tertutup CD, aku tak tahu apakah vaginaku sudah basah apa belum. Yang jelas jari-jari Sandi menekan-nekan lubang vaginaku dari luar CD, lalu kurasakan tangannya menyusup masuk ke dalam CD-ku.

    Jantungku berdetak keras sekali, kurasakan kenikmatan menjalari tubuhku. Jari-jari Sandi mencoba memasuki lubang vaginaku, lalu kurasakan jarinya amblas masuk ke dalam, wah nikmat sekali. Aku harus mengakhiri Sandiwaraku, aku sudah tak tahan lagi, kubuka mataku sambil menyentakkan tubuhku.

    “Sandi!! Ngapain kamu?”

    Aku berusaha bangun duduk, tapi tangan Sandi menekan pundakku dengan keras. Tiba-tiba Sandi mecium mulutku secepat kilat, aku berusaha memberontak dengan mengerahkan seluruh tenagaku. Tapi Sandi makin keras menekan pundakku, malah sekarang pemuda itu menindih tubuhku, aku kesulitan bernapas ditindih tubuhnya yang besar dan kekar berotot. Kurasakan mulutnya kembali melumat mulutku, lidahnya masuk ke dalam mulutku, tapi aku pura-pura menolak.

    “Bu.., maafkan saya. Sudah lama saya ingin merasakan ini, maafkan saya Bu… ” Sandi melepaskan ciumannya lalu memandangku dengan pandangan meminta.
    “Kamu kan bisa denagan teman-teman kamu yang masih muda. Ibukan sudah tua,” Ujarku lembut.
    “Tapi saya sudah tergila-gila dengan Bu Asmi.. Saat SD saya sering mengintip BH yang Ibu gunakan… Saya akan memuaskan Ibu sepuas-puasnya,” jawab Sandi.
    “Ah kamu… Ya sudah terserah kamu sajalah”

    Aku pura-pura menghela napas panjang, padahal tubuhku sudah tidak tahan ingin dijamah olehnya.

    Lalu Sandi melumat bibirku dan pelan-pelan aku meladeni permainan lidahnya. Kedua tangannya meremas-remas pantatku. Untuk membuatnya semakin membara, aku minta izin ke WC yang ada di dalam kamar tidurku. Di dalam kamar mandi, kubuka semua pakaian yang ada di tubuhku, kupandangi badanku di cermin.

    Benarkah pemuda seperti Sandi terangsang melihat tubuhku ini? Perduli amat yang penting aku ingin merasakan bagaimana sich bercinta dengan remaja yang masih panas.

    Keluar dari kamar mandi, Sandi persis masuk kamar. Matanya terbeliak melihat tubuh sintalku yang tidak berpenutup sehelai benangpun.
    “Body Ibu bagus banget.. ” dia memuji sembari mengecup putting susuku yang sudah mengeras sedari tadi. Tubuhku disandarkannya di tembok depan kamar mandi. Lalu diciuminya sekujur tubuhku, mulai dari pipi, kedua telinga, leher, hingga ke dadaku. Sepasang payudara montokku habis diremas-remas dan diciumi. Putingku setengah digigit-gigit, digelitik-gelitik dengan ujung lidah, juga dikenyot-kenyot dengan sangat bernafsu.
    “Ibu hebat…,” desisnya.
    “Apanya yang hebat..?” Tanyaku sambil mangacak-acak rambut Sandi yang panjang seleher.
    “Badan Ibu enggak banyak berubah dibandingkan saya SD dulu” Katanya sambil terus melumat puting susuku. Nikmat sekali.
    “Itu karena Ibu teratur olahraga” jawabku sembari meremas tonjolan kemaluannya. Dengan bergegas kuloloskan celana hingga celana dalamnya. Mengerti kemauanku, dia lalu duduk di pinggir ranjang dengan kedua kaki mengangkang. DIbukanya sendiri baju kaosnya, sementara aku berlutut meraih batang penisnya, sehingga kini kami sama-sama bugil.
    Agak lama aku mencumbu kemaluannya, Sandi minta gantian, dia ingin mengerjai vaginaku.
    “Masukin aja yuk, Ibu sudah ingin ngerasain penis kamu San!” Cegahku sambil menciumnya.
    Sandi tersenyum lebar. “Sudah enggak sabar ya ?” godanya.
    “Kamu juga sudah enggak kuatkan sebenarnya San,” Balasku sambil mencubit perutnya yang berotot.
    Sandi tersenyum lalu menarik tubuhku. Kami berpelukan, berciuman rapat sekali, berguling-guling di atas ranjang. Ternyata Sandi pintar sekali bercumbu. Birahiku naik semakin tinggi dalam waktu yang sangat singkat. Terasa vaginaku semakin berdenyut-denyut, lendirku kian membanjir, tidak sabar menanti terobosan batang kemaluan Sandi yang besar.
    Berbeda dengan suamiku, Sandi nampaknya lebih sabar. Dia tidak segera memasukkan batang penisnya, melainkan terus menciumi sekujur tubuhku. Terakhir dia membalikkan tubuhku hingga menelungkup, lalu diciuminya kedua pahaku bagian belakang, naik ke bongkahan pantatku, terus naik lagi hingga ke tengkuk. Birahiku menggelegak-gelegak.
    Sandi menyelipkan tangan kirinya ke bawah tubuhku, tubuh kami berimpitan dengan posisi aku membelakangi Sandi, lalu diremas-remasnya buah dadaku. Lidahnya terus menjilat-jilat tengkuk, telinga, dan sesekali pipiku. Sementara itu tangan kanannya mengusap-usap vaginaku dari belakang. Terasa jari tengahnya menyusup lembut ke dalam liang vaginaku yang basah merekah.
    “Vagina Ibu bagus, tebel, pasti enak ‘bercinta’ sama Ibu…,” dia berbisik persis di telingaku. Suaranya sudah sangat parau, pertanda birahinya pun sama tingginya dengan aku. Aku tidak bisa bereaksi apapun lagi. Kubiarkan saja apapun yang dilakukan Sandi, hingga terasa tangan kanannya bergerak mengangkat sebelah pahaku.
    Mataku terpejam rapat, seakan tak dapat lagi membuka. Terasa nafas Sandi semakin memburu, sementara ujung lidahnya menggelitiki lubang telingaku. Tangan kirinya menggenggam dan meremas gemas buah dadaku, sementara yang kanan mengangkat sebelah pahaku semakin tinggi. Lalu…, terasa sebuah benda tumpul menyeruak masuk ke liang vaginaku dari arah belakang. Oh, my God, dia telah memasukkan rudalnya…!!!
    Sejenak aku tidak dapat bereaksi sama sekali, melainkan hanya menggigit bibir kuat-kuat. Kunikmati inci demi inci batang kemaluan Sandi memasuki liang vaginaku. Terasa penuh, nikmat luar biasa.
    “Oohh…,” sesaat kemudian aku mulai bereaksi tak karuan. Tubuhku langsung menggerinjal-gerinjal, sementara Sandi mulai memaju mundurkan tongkat wasiatnya. Mulutku mulai merintih-rintih tak terkendali.
    “Saann, penismu enaaak…!!!,” kataku setengah menjerit.
    Sandi tidak menjawab, melainkan terus memaju mundurkan rudalnya. Gerakannya cepat dan kuat, bahkan cenderung kasar. Tentu saja aku semakin menjerit-jerit dibuatnya. Batang penisnya yang besar itu seperti hendak membongkar liang vaginaku sampai ke dasar.
    “Oohh…, toloongg.., gustii…!!!”
    Sandi malah semakin bersemangat mendengar jerit dan rintihanku. Aku semakin erotis.
    “Aahh, penismu…, oohh, aarrghh…, penismuu…, oohh…!!!”
    Sandi terus menggecak-gecak. Tenaganya kuat sekali, apalagi dengan batang penis yang luar biasa keras dan kaku. Walaupun kami bersetubuh dengan posisi menyamping, nampaknya Sandi sama sekali tidak kesulitan menyodokkan batang kemaluannya pada vaginaku. Orgasmeku cepat sekali terasa akan meledak.
    “Ibu mau keluar! Ibu mau keluaaar!!” aku menjerit-jerit.
    “Yah, yah, yah, aku juga, aku juga! Enak banget ‘bercinta’ sama Ibu!” Sandi menyodok-nyodok semakin kencang.
    “Sodok terus, Saann!!!… Yah, ooohhh, yahh, ugghh!!!”
    “Teruuss…, arrgghh…, sshh…, ohh…, sodok terus penismuuu…!”
    “Oh, ah, uuugghhh… ”
    “Enaaak…, penis kamu enak, penis kamu sedap, yahhh, teruuusss…”
    Pada detik-detik terakhir, tangan kananku meraih pantat Sandi, kuremas bongkahan pantatnya, sementara paha kananku mengangkat lurus tinggi-tinggi. Terasa vaginaku berdenyut-denyut kencang sekali. Aku orgasme!
    Sesaat aku seperti melayang, tidak ingat apa-apa kecuali nikmat yang tidak terkatakan. Mungkin sudah ada lima tahun aku tak merasakan kenikmatan seperti ini. Sandi mengecup-ngecup pipi serta daun telingaku. Sejenak dia membiarkan aku mengatur nafas, sebelum kemudian dia memintaku menungging. Aku baru sadar bahwa ternyata dia belum mencapai orgasme.
    Kuturuti permintaan Sandi. Dengan agak lunglai akibat orgasme yang luar biasa, kuatur posisi tubuhku hingga menungging. Sandi mengikuti gerakanku, batang kemaluannya yang besar dan panjang itu tetap menancap dalam vaginaku.
    Lalu perlahan terasa dia mulai mengayun pinggulnya. Ternyata dia luar biasa sabar. Dia memaju mundurkan gerak pinggulnya satu-dua secara teratur, seakan-akan kami baru saja memulai permainan, padahal tentu perjalanan birahinya sudah cukup tinggi tadi.
    Aku menikmati gerakan maju-mundur penis Sandi dengan diam. Kepalaku tertunduk, kuatur kembali nafasku. Tidak berapa lama, vaginaku mulai terasa enak kembali. Kuangkat kepalaku, menoleh ke belakang. Sandi segera menunduk, dikecupnya pipiku.
    “San.. Kamu hebat banget.. Ibu kira tadi kamu sudah hampir keluar,” kataku terus terang.
    “Emangnya Ibu suka kalau aku cepet keluar?” jawabnya lembut di telingaku.
    Aku tersenyum, kupalingkan mukaku lebih ke belakang. Sandi mengerti, diciumnya bibirku. Lalu dia menggenjot lebih cepat. Dia seperti mengetahui bahwa aku mulai keenakan lagi. Maka kugoyang-goyang pinggulku perlahan, ke kiri dan ke kanan.
    Sandi melenguh. Diremasnya kedua bongkah pantatku, lalu gerakannya jadi lebih kuat dan cepat. Batang kemaluannya yang luar biasa keras menghunjam-hunjam vaginaku. Aku mulai mengerang-erang lagi.
    “Oorrgghh…, aahh…, ennaak…, penismu enak bangeett… Ssann!!”
    Sandi tidak bersuara, melainkan menggecak-gecak semakin kuat. Tubuhku sampai terguncang-guncang. Aku menjerit-jerit. Cepat sekali, birahiku merambat naik semakin tinggi. Kurasakan Sandi pun kali ini segera akan mencapai klimaks.
    Maka kuimbangi gerakannya dengan menggoyangkan pinggulku cepat-cepat. Kuputar-putar pantatku, sesekali kumajumundurkan berlawanan dengan gerakan Sandi. Pemuda itu mulai mengerang-erang pertanda dia pun segera akan orgasme.
    Tiba-tiba Sandi menyuruhku berbalik. Dicabutnya penisnya dari kemaluanku. Aku berbalik cepat. Lalu kukangkangkan kedua kakiku dengan setengah mengangkatnya. Sandi langsung menyodokkan kedua dengkulnya hingga merapat pada pahaku. Kedua kakiku menekuk mengangkang. Sandi memegang kedua kakiku di bawah lutut, lalu batang penisnya yang keras menghunjam mulut vaginaku yang menganga.
    “Aarrgghhh…!!!” aku menjerit.
    “Aku hampir keluar!” Sandi bergumam. Gerakannya langsung cepat dan kuat. Aku tidak bisa bergoyang dalam posisi seperti itu, maka aku pasrah saja, menikmati gecakan-gecakan keras batang kemaluan Sandi. Kedua tanganku mencengkeram sprei kuat-kuat.
    “Terus, Sayang…, teruuusss…!”desahku.
    “Ooohhh, enak sekali…, aku keenakan…, enak ‘bercinta’ sama Ibu!” Erang Sandi
    “Ibu juga, Ibu juga, vagina Ibu keenakaan…!” Balasku.
    “Aku sudah hampir keluar, Buu…, vagina Ibu enak bangeet… ”
    “Ibu juga mau keluar lagi, tahan dulu! Teruss…, yaah, aku juga mau keluarr!”
    “Ah, oh, uughhh, aku enggak tahan, aku enggak tahan, aku mau keluaaar…!”
    “Yaahh teruuss, sodok teruss!!! Ibu enak enak, Ibu enak, Saann…, aku mau keluar, aku mau keluar, vaginaku keenakan, aku keenakan ‘bercinta’ sama kamu…, yaahh…, teruss…, aarrgghh…, ssshhh…, uughhh…, aarrrghh!!!”
    Tubuhku mengejang sesaat sementara otot vaginaku terasa berdenyut-denyut kencang. Aku menjerit panjang, tak kuasa menahan nikmatnya orgasme. Pada saat bersamaan, Sandi menekan kuat-kuat, menghunjamkan batang kemaluannya dalam-dalam di liang vaginaku.
    “Oohhh…!!!” dia pun menjerit, sementara terasa kemaluannya menyembur-nyemburkan cairan mani di dalam vaginaku. Nikmatnya tak terkatakan, indah sekali mencapai orgasme dalam waktu persis bersamaan seperti itu.
    Lalu tubuh kami sama-sama melunglai, tetapi kemaluan kami masih terus bertautan. Sandi memelukku mesra sekali. Sejenak kami sama-sama sIbuk mengatur nafas.
    “Enak banget,” bisik Sandi beberapa saat kemudian.
    “Hmmm…” Aku menggeliat manja. Terasa batang kemaluan Sandi bergerak-gerak di dalam vaginaku.
    “Vagina Ibu enak banget, bisa nyedot-nyedot gitu…”
    “Apalagi penis kamu…, gede, keras, dalemmm…”
    Sandi bergerak menciumi aku lagi. Kali ini diangkatnya tangan kananku, lalu kepalanya menyusup mencium ketiakku. Aku mengikik kegelian. Sandi menjilati keringat yang membasahi ketiakku. Geli, tapi enak. Apalagi kemudian lidahnya terus menjulur-julur menjilati buah dadaku.
    Sandi lalu menetek seperti bayi. Aku mengikik lagi. Putingku dihisap, dijilat, digigit-gigit kecil. Kujambaki rambut Sandi karena kelakuannya itu membuat birahiku mulai menyentak-nyentak lagi. Sandi mengangkat wajahnya sedikit, tersenyum tipis, lalu berkata,
    “Aku bisa enggak puas-puas ‘bercinta’ sama Ibu… Ibu juga suka kan?”
    Aku tersenyum saja, dan itu sudah cukup bagi Sandi sebagai jawaban. Alhasil, seharian itu kami bersetubuh lagi. Setelah break sejenak di sore hari malamnya Sandi kembali meminta jatah dariku. Sedikitnya malam itu ada 3 ronde tambahan yang kami mainkan dengan entah berapa kali aku mencapai orgasme. Yang jelas, keesokan paginya tubuhku benar-benar lunglai, lemas tak bertenaga.
    Hampir tidak tidur sama sekali, tapi aku tetap pergi ke sekolah. Di sekolah rasanya aku kuyu sekali. Teman-teman banyak yang mengira aku sakit, padahal aku justru sedang happy, sehabis bersetubuh sehari semalam dengan bekas muridku yang perkasa.
    Sudah seminggu Sandi menjadi” suami”ku. Dan jujur saja aku sangat menikmati kehidupan malamku selama seminggu ini. Sandi benar-benar pemuda yang sangat perkasa, selama seminggu ini liang vaginaku selalu disiramnya dengan sperma segar. Dan entah berapa kali aku menahan jeritan karena kenikmatan luar biasa yang ia berikan.
    Walaupun malam sudah puas menjilat, menghisap, dan mencium sepasang payudaraku. Sandi selalu meremasnya lagi jika ingin berangkat kuliah saat pagi hari, katanya sich buat menambah semangat. Aku tak mau melarang karena aku juga menikmati semua perbuatannya itu, walau akibatnya aku harus merapikann bajuku lagi.
    Malam itu sekitar jam setengah 10-an. Setelah menidurkan anakku yang paling bungsu, aku pergi kekamar mandi untuk berganti baju. Sandi meminta aku mengenakan pakaian yang biasa aku pergunakan ke sekolah. Setelah selesai berganti pakaian aku lantas keluar dan berdiri duduk di depan meja rias. Lalu berdandan seperti yang biasa aku lakukan jika ingin berangkat mengajar kesekolah.
    Tak lama kudengar suara ketukan, hatiku langsung bersorak gembira tak sabar menanti permainan apa lagi yang akan dilakukan Sandi padaku.
    “Masuk.. Nggak dikunci,” panggilku dengan suara halus.
    Lalu Sandi masuk dengan menggunakan T-shirt ketat dan celana putih sependek paha.
    “Malam ibu… Sudah siap..?” Godanya sambil medekatiku.
    “Sudah sayang…” Jawabku sambil berdiri.
    Tapi Sandi menahan pundakku lalu memintaku untuk duduk kembali sembil menghadap kecermin meja rias. Lalu ia berbisik ketelingaku dengan suara yang halus.
    “Bu.. Ibu mau tahu nggak dari mana biasanya saya mengintip ibu?”
    “Memangnya lewat mana..?” Tanyaku sambil membalikkan setengah badan.
    Dengan lembut ia menyentuh daguku dan mengarahkan wajahku kemeja rias. Lalu sambil mengecup leherku Sandi berucap.
    “Dari sini bu..” Bisiknya.
    Dari cermin aku melihat disela-sela kerah baju yang kukenakan agak terbuka sehingga samar-samar terlihat tali BHku yang berwarna hitam. Pantas jika sedang mengajar di depan kelas atau mengobrol dengan guru-guru pria disekolah, terkadang aku merasa pandangan mereka sedang menelanjangi aku. Rupanya pemandangan ini yang mereka saksikan saat itu.
    Tapi toh mereka cuma bisa melihat, membayangkan dan ingin menyentuhnya pikirku. Lalu tangan kanan Sandi masuk kecelah itu dan mengelus pundakku. Sementara tangan kirinya pelan-pelan membuka kancing bajuku satu persatu. Setelah terbuka semua Sandi lalu membuka bajuku tanpa melepasnya. Lalu ia meraih kedua payudaraku yang masih tertutup BH.
    “Inilah yang membuat saya selalu mengingat ibu sampai sekarang,” Bisiknya ditelingaku sambil meremas kedua susuku yang masih kencang ini.
    Lalu tangan Sandi menggapai daguku dan segera menempelkan bibir hangatnya padaku dengan penuh kasih dan emosinya. Aku tidak tinggal diam dan segera menyambut sapuan lidah Sandi dan menyedotnya dengan keras air liur Sandi, kulilitkan lidahku menyambut lidah Sandi dengan penuh getaran birahi. Kemudian tangannya yang keras mengangkat tubuhku dan membaringkannya ditengah ranjang.
    Ia lalu memandang tubuh depanku yang terbuka, dari cermin aku bisa melihat BH hitam yang transparan dengan “push up bra style”.
    Sehingga memberikan kesan payudaraku hampir tumpah meluap keluar lebih sepertiganya. Untuk lebih membuat Sandi lebih panas, aku lalu mengelus-elus payudaraku yang sebelah kiri yang masih dibalut bra, sementara tangan kiriku membelai pussy yang menyembul mendesak CDku, karena saat itu aku mengenakan celana “mini high cut style”.
    Sandi tampak terpesona melihat tingkahku, lalu ia menghampiriku dan menyambar bibirku yang lembut dan hangat dan langsung melumatnya. Sementara tangan kanan Sandi mendarat disembulan payudara sebelah kananku yang segar, dielusnya lembut, diselusupkan tangannya dalam bra yang hanya 2/3 menutupi payudaraku dan dikeluarkannya buah dadaku.
    Ditekan dan dicarinya puting susuku, lalu Sandi memilinnya secara halus dan menariknya perlahan. Perlakuannya itu membuatku melepas ciuman sandi dan mendesah, mendesis, menghempaskan kepalaku kekiri dan kekanan.
    Selepas tautan dengan bibir hangatku, Sandi lalu menyapu dagu dan leherku, sehingga aku meracau menerima dera kenikmatan itu.
    “Saan… Saann… Kenapa kamu yang memberikan kenikmatan ini..”
    Sandi lalu menghentikan kegiatan mulutnya. Tangannya segera membuka kaitan bra yang ada di depan, dengan sekali pijitan jari telunjuk dan ibu jari sebelah kanan Sandi, Segera dua buah gunung kembarku yang masih kencang dan terawat menyembul keluar menikmati kebebasan alam yang indah.
    Lalu Sandi menempelkan bibir hangatnya pada buah dadaku sebelah kanan, disapu dan dijilatnya sembulan daging segar itu. Secepat itu pula merambatlah lidahnya pada puting coklat muda keras, segar menentang ke atas. Sandi mengulum putingku dengan buas, sesekali digigit halus dan ditariknya dengan gigi.
    Aku hanya bisa mengerang dan mengeluh, sambil mengangkat badanku seraya melepaskan baju dan rok kerjaku beserta bra warna hitam yang telah dibuka Sandi dan kulemparkan kekursi rias. Dengan giat penuh nafsu Sandi menyedot buah dadaku yang sebelah kiri, tangan kanannya meraba dan menjalar kebawah sampai dia menyentuh CDku dan berhenti digundukan nikmat yang penuh menentang segar ke atas.
    Lalu Sandi merabanya ke arah vertikal, dari atas kebawah. Melihat CDku yang sudah basah lembab, ia langsung menurukannya mendororng dengan kaki kiri dan langsung membuangnya sampai jatuh ke karpet.
    Adapun tangan kanan itu segera mengelus dan memberikan sentuhan rangsangan pada memekku, yang dibagian atasnya ditumbuhi bulu halus terawat adapun dibagian belahan vagina dan dibagian bawahnya bersih dan mulus tiada berambut. Rangsangan Sandi semakin tajam dan hebat sehingga aku meracau.
    “Saaan.. Sentuh ibu sayang, .. Saann buat.. Ibu terbaang.. Pleaase.”
    Sandi segera membuka gundukan tebal vagina milikku lalu mulutnya segera menjulur kebawah dan lidahnya menjulur masuk untuk menyentuh lebih dalam lagi mencari kloritasku yang semakin membesar dan mengeras. Dia menekan dengan penuh nafsu dan lidahnya bergerak liar ke atas dan kebawah.
    Aku menggelinjang dan teriak tak tahan menahan orgasme yang akan semakin mendesak mencuat bagaikan merapi yang ingin memuntahkan isi buminya. Dengan terengah-engah kudorong pantatku naik, seraya tanganku memegang kepala Sandi dan menekannya kebawah sambil mengerang.
    “Ssaann.. Aarghh..”
    Aku tak kuasa menahannya lagi hingga menjerit saat menerima ledakan orgasme yang pertama, magma pun meluap menyemprot ke atas hidung Sandi yang mancung.
    “Saan.. Ibu keluaa.. aar.. Sann..” Memekku berdenyut kencang dan mengejanglah tubuhku sambil tetap meracau.
    “Saan.. Kamu jago sekali memainkan lidahmu dalam memekku sayang.. Cium ibu sayang.”
    Sandi segera bangkit mendekap erat diatas dadaku yang dalam keadaan oleng menyambut getaran orgasme. Ia lalu mencium mulutku dengan kuatnya dan aku menyambutnya dengan tautan garang, kuserap lidah Sandi dalam rongga mulutku yang indah.
    Tubuhku tergolek tak berdaya sesaat, Sandipun mencumbuku dengan mesra sambil tangannya mengelus-elus seluruh tubuhku yang halus, seraya memberikan kecupan hangat didahi, pipi dan mataku yang terpejam dengan penuh cinta. Dibiarkannya aku menikmati sisa-sisa kenikmatan orgasme yang hebat. Juga memberi kesempatan menurunnya nafsu yang kurasakan.
    Setelah merasa aku cukup beristirahat Sandi mulai menyentuh dan membelaiku lagi. Aku segera bangkit dan medorong belahan badan Sandi yang berada diatasku. Kudekatkan kepalaku kewajahnya lalu kucium dan kujilati pipinya, kemudian menjalar kekupingnya.
    Kumasukkan lidahku ke dalam lubang telinga Sandi, sehingga ia meronta menahan gairahnya. Jilatanku makin turun kebawah sampai keputing susu kiri Sandi yang berambut, Kubelai dada Sandi yang bidang berotot sedang tangan kananku memainkan puting yang sebelah kiri. Mengelinjang Sandi mendapat sentuhan yang menyengat dititik rawannya yang merambat gairahnya itu, sandipun mengerang dan mendesah.
    Kegiatanku semakin memanas dengan menurunkan sapuan lidah sambil tanganku merambat keperut. Lalu kumainkan lubang pusar Sandi ditekan kebawah dfan kesamping terus kulepaskan dan kubelai perut bawah Sandi sampai akhirnya kekemaluan Sandi yang sudah membesar dan mengeras.
    Kuelus lembut dengan jemari lentikku batang kemaluan Sandi yang menentang ke atas, berwarna kemerahan kontras dengan kulit sandi yang putih kepalanya pun telah berbening air birahi.
    Melihat keadaan yang sudah menggairahkan tersebut aku menjadi tak sabar dan segera kutempelkan bibir hangatku kekepala kontol Sandi dengan penuh gelor nafsu, kusapu kepala kontol dengan cermat, kuhisap lubang air seninya sehingga membuat Sandi memutar kepalanya kekiri dan kekanan, mendongkak-dongkakkan kepalanya menahan keikmatan yang sangat tiada tara, adapun tangannya menjambak kepalaku.
    “Buuu.. Dera nikmat darimu tak tertahankan.. Kuingin memilikimu seutuhnya,” Sandi mengerang.
    Aku tidak menjawabnya, hanya lirikan mataku sambil mengedipkannya satu ke arah Sandi yang sedang kelejotan. Sukmanya sedang terbang melayang kealam raya oleh hembusan cinta birahi yang tinggi. Adapun tanganku memijit dan mengocoknya dengan ritme yang pelan dan semakin cepat, sementara lidahku menjilati seluruh permukaan kepala kontol tersebut. Termasuk dibagian urat yang sensitif bagian atas sambil kupijat-pijat dengan penuh nafsu birahi.
    Sadar akan keadaan Sandi yang semakin mendaki puncak kenikmatan dan akupun sendiri telah terangsang. Denyutan memekku telah mempengaruhi deburan darah tubuhku, kulepaskan kumulan kontol Sandi dan segera kuposisikan tubuhku diatas tubuh Sandi menghadap kekakinya.
    Dan kumasukkan kontol Sandi yang keras dan menengang ke dalam relung nikmatku. Segera kuputar memompanya naik turun sambil menekan dan memijat dengan otot vagina sekuat tenaga. Ritme gerakanpun kutambah sampai kecepatan maksimal.
    Sandi berteriak, sementara aku pun terfokus menikmati dera kenikmatan gesekan kontol sandi yang menggesek G-spotku berulang kali sehingga menimbulkan dera kenikmatan yang indah sekali. Tangan Sandipun tak tinggal diam diremasnya pantatku yang bulat montok indah, dan dielus-elusnya anusku, sambil menikmati dera goyanganku pada kontolnya. Dan akhirnya kami berdua berteriak.
    “Buu Dennook.. Aku tak kuat lagi.. Berikan kenikmatan lebih lagi bu.. Denyutan diujung kontolku sudah tak tertahankan”
    “Ibu pandai… Ibu liaarr… Ibu membuatku melayang.. Aku mau keluarr” .
    Lalu Sandi memintaku untuk memutar badan manghadap pada dirinya dan dibalikkannya tubuhku sehingga. Sekarang aku berada dibawah tubuhnya bersandarkan bantal tinggi, lalu Sandi menaikkan kedua kakiku kebahunya kemudian ia bersimpuh di depan memekku. Sambil mengayun dan memompa kontolnya dengan yang cepat dan kuat. Aku bisa melihat bagaimana wajah Sandi yang tak tahan lagi akan denyutan diujung kontol yang semakin mendesak seakan mau meledak.
    “Buu… Pleaass.. See.. Aku akaan meleedaaakkh!”
    “Tungguu Saan.. Orgasmeku juga mauu.. Datang ssayaang.. Kita sama-sama yaa..”
    Akhirnya… Cret.. Cret.. Cret tak tertahankan lagi bendungan Sandi jebol memuntahkan spermanya di vaginaku. Secara bersamaan akupun mendengus dan meneriakkan erangan kenikmatan.
    Segera kusambar bibir sandi, kukulum dengan hangat dan kusodorkan lidahku ke dalam rongga mulut Sandi. Kudekap badan Sandi yang sama mengejang, basah badan Sandi dengan peluh menyatu dengan peluhku. Lalu ia terkulai didadaku sambil menikmati denyut vaginaku yang kencang menyambut orgasme yang nikmat yang selama ini kurindukan.
    Lalu Sandi membelai rambutku dengan penuh kasih sayang kemudian mengecup keningku.
    “Buu.. Thank you, i love you so much.. Terus berikan kenikmatan seperti ini untukku ya..” Bisiknya lembut.
    Aku hanya mengangguk perlahan, setelah memberikan ciuman selamat tidur aku memeluknya dan langsung terlelap. Karena besok aku harus masuk kerja dan masih banyak lagi petualangan penuh kenikmatan yang akan kami lalui.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Tante Lia Dan Diriku

    Cerita Sex Tante Lia Dan Diriku


    743 views

    Perawanku – Cerita Sex Tante Lia Dan Diriku, Namaku Rano usiaku baru menginjak 17 tahun dan aku sebentar lagi akan duduk dibangku kuliah, aku akan menceritakan pengalamanku ketika kehilangan keperjakaanku waktu masih duduk dibangku SMA kelas 2.

    Wajahku biasa-biasa aja ngak ada yang istimewa, namun aku memiliki kelebihan mungkin agak luar biasa dibandingkan dengan orang kebanyakan yaitu mempunyai kontol yang lumayan besar lebih kurang 18 cm dengan diameter 4,5 cm. Padahal waktu tidur adek kecil ku itu Cuma 6 cm.

    Cerita ini berawal dari adanya hajatan dirumah nenekku yang dari ibu, kebetulan adik ibuku menikah. Semua keluarga dari ibu bermalam dirumah nenek mulai dua hari sebelum pesta dilangsungkan.
    Rumah nenekku tidak terlalu besar sedangkan keluarga dari ibuku semua berjumlah 14 orang beserta anak-anaknya yang ikut kerumah nenekku, semua datang sekeluarga hanya tanteku yang bernama Tante Lia datang sendiri karena suaminya sedang tugas keluar kota dan belum mempunyai anak. Tante Lia usianya sekitar 36 tahun wajahnya cantik dan tubuhnya sedikit gemuk namun padat terawat maklum orang kaya.

    Karena dirumah udah penuh, maka tante Lia mau menginap di losmen dekat rumah nenekku, aku mengantarnya naik motor, kemudian tanteku memilih kamar VIP yang full AC, malam itu aku pulang dan bermalam dirumah nenekku.
    Pagi harinya aku disuruh mengantarkan makanan ke tante Lia, aku pergi mengantar seorang diri dan kebetulan tante lia baru bangun dari tidurnya.
    “Masuk Rano..”katanya sambil membukakan pintu kamar nya
    “Baik tante”, jawabku sambil masuk dan meletakkan makanan diatas meja dalam kamarnya.
    “Tante terlambat bangun nih… habis semaleman tante ngak bisa tidur… kayaknya losmen ini serem deh Rano, jadi tante agak takut jadinya..”, dia bercerita
    “Eh… tunggu dulu ya… tante mau mandi dulu trus mau bonceng sama rano ke Rumah Ibu, tante males mau naik becak”, sambungnya.
    “baik tante..”, jawabku.

    Tante Lia masuk kek amar mandi sedangkan aku duduk di kursi yang tersedia di dalam kamar losmennya.
    Suara air mengguyur badannya kudengar, dan tiba-tiba otak kotorku berjalan ketika kulihat lobang kunci kamar mandinya. Aku berjalan pelan-pelan menuju kamarmandinya terus aku mengintip kedalam, kulihat tanteku lagi menyabuni seluruh tubuhnya dan aku terpana melihat tubuhya yang mulus dengan buah dada yang besar dan kulihat lagi bulu vaginanya yang rapi, mungkin tante Lia rajin merawat dan mencukur bulu vaginanya, aku menelan ludah dan otomatis kontolku langsung menegang.
    Agak lama aku mengintip tante Lia mandi sambil nafasku ngos-ngosan ngak tahu kenapa sampai akhirnya tante Lia selesai aku cepat-cepat duduk kembali dikursi sambil pura pura SMS. Seolah-olah ngak terjadi apa-apa.

    “Hayo SMS sama pacarnya ya ?” Tiba-tiba terdengar suara tante Lia didepan ku
    “eh enggak tante…masih belum punya pacar “jawabku gugup, maklum orang berbuat salah pasti pikirannya kalut
    “Rano… kamu keluar dulu ya… tante mau ganti baju trus kita berangkat, biar tante mau makan dirumah ibu aja”, kata tanteku.
    Aku keluar dari kamarnya dan menunggu diruang loby sampai akhirnya tanteku datang dan kami berdua berangkat kerumah nenek.

    Malam harinya sekitar jam 9 malam tante lia minta diantarkan ke losmen lagi, dan tante Lia cerita sama ibuku bahwa tante Lia agak ketakutan tidur sendiri di losmen. Dia meminta aku untuk menemaninya, dan ibuku mengizinkannya, jadilah aku malam itu menginap di losmen menemani tante Lia. Berhubung tempat tidurnya single bed maka aku tidur dibawah.

    Tante lia tiduran sambil menerima telpon dari mas Agus suaminya, dari omongannya tante Lia cerita lagi ditemani aku karena takut keadaan losmen yang seram ini menurutnya. Sekitar jam 11 malam aku bangun pingin pipis habis hawa AC membuat ku mau pipis, aku pergi kekamar mandi dan malai pipis… serr… lega rasanya. Setelah aku membasuk kontolku mataku tertuju pada celana dalam berwarna crem yang ada digantungan di kamar mandi.
    Iseng aku memegangnya dan kuperiksa celana dalam itu, lalu karena penasaran kucium celana dalam itu pas dibagian yang menutupi lobang vaginanya, kuhirup aromanya dan serr… darahku mengalir deras dan detak jantungku deg-deggan langsung aja aku horny saat itu, kuulang ulang mencium CD itu dan aku tambah horny saja. Kontolku tegak setegak-tegaknya.

    Dalam pikiranku berkata, wah berarti tante Lia saat ini tidur ngak pake CD dan ketika keluar dari kamar mandi mataku otomatis tertuju pada bawah pusar tante Lia yang saat itu terlentang dengan dengkuran yang halus, namun tidak dapat kulihat dengan jelas karena lampu kamar yang redup. Malam itu aku ngak bisa tidur, terbayang tubuh tante Lia yang lagi mandi juga terbayang Cdnya juga terbayang yang lain-lainnya dengan kontolku yang tegak ngak tidur-tidur… sialan… umpatku dalam hati.

    Kulirik jam sudah menunjukkan pukul 2 dini hari, namun mataku ngak bisa terpejam, tiba-tiba aku dengar suara:
    “Ranoo… Rano.”
    Aku pura-pura ngak mendengar.
    “Ran…ranoo”, kali ini suaranya agak keras dan kayak orang gemetaran.
    “Iya tante Lia ada apa?”, tanyaku sambil pura-pura lemas.
    “Tolong Rano tante pinjam selimutnya, ngak tahu nih tante kedinginan..”, balasnya.
    Aku bangun dan berjalan menghampirinya sambil menyerahkan selimut yang aku jadikan alas”, kamu tidur diatas aja rano disamping tante…”
    “Iya tante…”, jawabku, tetapi dadaku tambah deg-degan, maklum otakku mulai ditumbuhi hal-hal porno.

    Cerita Sex Tante Lia Dan Diriku

    Cerita Sex Tante Lia Dan Diriku

    “Sini selimutnya berduain biar kamu ngak kedinginan”, katanya, seperti kerbau dicucuk hidungnya aku nurut aja memepetkan badanku kedekat tante, maklum selimutnya kecil jadi untuk berdua harus mepet.
    Tante Lia miring membelakangiku sedang aku masih terlentang, kudengar nafasnya teratur dengan halus menandakan dia terlelap lagi, aku menghadap tanteku dan tak sengaja kontolku menyentuh pantatnya, ada desiran aneh didarahku dan rasa hangat dikemaluanku, aku sengaja menyentuhkan kemaluanku di pantatnya dan rasa hangat itu kembali menjalar, semakin kudekatkan dan semakin menempel aku makin merasakan kehangatan itu, aku berhati-hati sekali takut tante Lia terbangun aku menyingkapkan daster bagian belakang tante Lia keatas, oww… terlihat jelas buah pinggulnya yang kembar sangat mulus, maklum belum punya anak, dan diantara dua belah pantatnya aku liat ada sebuah gundukan berbulu dengan garis memanjang ditengahnya. Pikiranku makin tak karuan dan kulihat penisku, nampak diujungnya mengeluarkan cairan bening yang lincin langsung kuoleskan keseluruh ujung kepala penisku.

    Perlahan aku sentuhkan penisku ke gundukan berbulu milik tante Lia, “ohh…”, aku merintih perlahan merasakan sensasi sentuhan penisku pada vagina tante Lia, kugerakkan sedikit pantatku untuk menekan vagina tante Lia, namun aku tidak tahan menahan sesuatu yang hendak meledak keluar dari dalam penisku dan croot… croot… croooot… aku keluar… kupejamkan mataku untuk menikmatinya,
    Kulihat spermaku banyak tumpah dibulu vagina dan paha bagiaan dalam tante lia, karena takut tante Lia terbangun maka aku segera tidur, dengan senyum penuh kepuasan.

    “Rano…bangun udah jam 8 pagi”, sayup kudengar ada orang membangunkanku, aku segera membuka mata dan melihat tante Lia sudah selesai mandi. Tante Lia memakai handuk yang dililitkan didadanya sambil tersenyum tante lia menghampiriku dan duduk disebelahku:
    “Rano tadi malam kamu mimpi ya..?”
    “Eng…”, belum sempat aku menjawab tante lia meneruskan bicaranya.
    “Berarti sekarang kamu sudah aqil balig, kamu harus mandi wajib, tadi pagi di paha dan pantat tante banyak kena tumpahin sperma kamu”, kata tante Lia.
    “Maaf tante… Rano ngak sengaja”, jawabku spontan karena terkejut, “mati aku… Duh malunya…”, bathinku dalam hati.
    “Nah lihat ku… burung kamu bangun mulai tadi…”, kata tante lia sambil matanya melihat kebawah peruntuku.
    Astagaaaaaa… Rupanya semalam aku lupa memasukkan burungku kedalam sangkarnya dan mulai pagi tadi dilihat sama tante Lia.
    “Maaf tante…”, kataku dengan malu-malu sambil menarik celanaku dan memasukkan batangku kedalam Cdku, tiba- tiba.
    “Jangan dimasukkan dulu rano…! rano kan sudah dewasa sekarang… namun rano belum diketahui rano itu sempurna apa tidak…”, kata tante Lia.
    “Sempurna gimana tante..??”, tanyaku sambil menggeruntukan dahiku, untuk yang ini aku memang ngak tahu, bukan pura pura ngak tahu.
    “Kadang ada orang yang sukanya sesama jenisnya sendiri, trus ada yang impoten akhirnya ditinggal pergi sama istrinya, jadi tante pingin tahu Rano sempurna apa tidak, kamu keluarin lagi deh burungnya!”, perintah tante Lia, Akupun spontan mengeluarkan lagi penisku dari dalam celanaku yang kebetulan masih kaku.
    Kulihat Tante Lia menelan ludah sedikit melirik kepenisku, dan tante lia berkata “Rano diam aja ya nanti, Rano pejamkan mata aja kalau takut sakit, ini Cuma tes aja koq…”
    “Baik tante.”

    Aku memejamkan mata, dan aku rasakan tante lia naik keatas tubuhku tanpa melepas handik yang dipakainya, dan kurasakan penisku tertempel oleh benda berbulu dan basah sehingga aku merasa sedikit geli dan terkejut .
    “Emm..”, aku berguman sambil terpejam.
    “Kenapa rano…sakit..??”, agak berbisik suara tante lia dengan nafas sedikit bernafsu.
    “Enggak tante…ngak apa-apa.”
    Ada sedikit gerakan yang dilakukan tante Lia sehingga vaginanya menekan penisku kearah atas trus kebawah dan itu berlangsung beberapa saat, aku merasakan geli yang luar biasa dan aku menggigit bibir bawahku supaya tidak bersuara, aku membuka sedikit mataku ingin melihat wajah tante Lia, ternyata tante Lia memejamkan matanya juga sambil menggigit bibirnya juga, gesekan antara vagina tante Lia dan penisku makin licin sehingga berbunyi “tet… pret… pret… pret…” setiap tante Lia memaju mundurkan vaginanya diatas penisku.
    Kemudian tante Lia berhenti bergerak, dan dengan nafas agak tak teratur bilang:
    “Rano… sekarang tes terakhir ya…”
    “iya tante… Rano siap”.

    Aku merasakan jari tante Lia memegang penisku bagian tengahnya, sesaat kemudian aku merasakan kepala penisku menyeruak suatu lubang yang agak lebar sehingga gampang masuknya, aku merasakannya sambil memejamkan mata dan menikmatinya.
    Ketika baru sepertiga masuk aku merasakan ujung penisku membentur semacam dinding yang berlobang kecil sekali, dan lobang itu kayaknya seperti cincin, kepala penisku terarah kesana dan kurasakan pemilih lobang itu yaitu tante Lia berusaha untuk memasukkan kepala penisku kelobangnya namun agak kesulitan.
    Kurasakan tekanan tante Lia makin kuat terhadap penisku dan sepertinya kulit kepala penisku terkupas oleh cincin itu rasanya nyilu nyilu enak sehingga aku keluar suara.
    “aakh…”
    Tante Lia menghentikan gerakannya .
    “Gimana rano… Sakit..??”
    “Enggak tante ngak apa apa…”
    Tiba-tiba kurasakan lobang cincin itu berkedut-kedut dan meremas perbatasan antara kepala penisku dan batangnya, tadi mungkin kepalanya sudah melewati cincin itu, dan sepertinya kepala penisku diempot oleh benda didalam vagina tante lia.
    “Akh… akh…”, tiba-tiba tante lia bersuara.
    Kembali kurasakan jepitan cincin itu makin kuat dan penisku sepertinya tersiram air hangat didalam vagina tante Lia, akupun kehilangan kendali merasakan jepitan itu dan tidak dapat menahan sesuatu yang akan keluar dari dalam penisku dan aku terpekik akh… Crooot…croot..crot… Sekitar 4 kali cairan itu menyemprot kedalam vagina tante Lia.
    Penisku masih tertanam didalam vagina tante Lia beberapa saat kuliahat tante lia masih memejamkan matanya…
    “Udah tante tesnya…??”, tanyaku.
    “Emm udah… Rano, ternyata kamu laki-laki yang normal”, jawabnya sambil mengangkat pantatnya melepaskan penisku divaginanya, trus tante lia berjalan ke kamar mandi.

    Aku melihat kearah penisku, disana ternyata banyak berlepotan cairan berwarna putih, ada yang kental ada yang bening sebagian lagi ada di bulu-buluku yang masih halus, aku berpikir dalam hati.
    Seandainya tes ini dilakukan setiap hari, mungkin aku tidak adak menolaknya…

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Asiknya Dapat Ngentot Di Atas Kereta

    Cerita Sex Asiknya Dapat Ngentot Di Atas Kereta


    874 views

    Perawanku – Cerita Sex Asiknya Dapat Ngentot Di Atas Kereta, Hari minggu pagi dibulan februari 2010 aku menunggu kereta ekspress yang akan mengantarku kembali ke kota Y karena esok hari aku harus masuk kuliah lagi. Sebelumnya perkenalkan namaku d idit berumur 22 tahun, menurut mantan – mantanku dan sahabat – sahabat cewekku aku ini orangnya berwajah menarik, supel, ramah, misterius, dan tinggi (sekitar 180cm) sehingga banyak yang tertarik denganku. aku mahasiswa semester atas di sebuah universitas ternama di kota Y. Aku berasal dari kota S, jadi bisa disimpulkan aku seorang perantau. Saat kereta mulai bergerak aku menyegerakan tidur karena badanku sudah lelah akibat begadang semalaman bersama teman – teman lamaku.

    Aku terbangun beberapa kali selama perjalanan yaitu saat pengen kencing (dikamar kecil aku sempat sedikit bingung karena kamar kecilnya tidak ada batang selotnya tapi akhirnya teratasi dengan diselipin pulpen) dan saat berhenti di beberapa stasiun besar untuk menaikkan penumpang. Saat itu seingatku di stasiun kota M naiklah pasutri muda dan anaknya yang masih balita. Aku terperangah karena sang suami tidak cakep dan cenderung jelek akan tetapi istrinya cantik berambut lurus panjang, tinggi sek itar 170cm (lebih tinggi suaminya sedikit). Tapi yang paling membuatku shock adalah meski tinggi tapi tubuhnya montok dengan payudara yang ukurannya lumayan besar, pantat yang sekal dan pinggang yang ramping bak biola spanyol.tubuh bagus itu terbungkus dengan celana panjang ketat dan kemeja agak ketat yang paduan warnanya bagus.
    Sesaat setelah mereka duduk dibangku sebelah bangku yang aku tempati kereta mulai kembali berjalan dan sang suami dan anak langsung terlelap seperti aku tadi setelah perjalanan dilanjutkan kembali sekitar setengah jam. Karena sang istri tinggal sendirian, aku memberanikan diri menyapa dan mengajak ngobrol. Yah sekedar basa basi agar tidak boring selama perjalanan (kebiasaanku sejak aku SMA).
    “mbak, mau kekota apa?” sambil tersenyum ramah aku menegurnya.
    “mau ke ke kota Y karena mertua sakit dik. Adik sendiri?” jawabnya sambil tersenyum manis.
    “oh, aku juga sama mbak tapi karena aku emang kuliah di kota Y. Oy a nama mbak siapa? Kenalkan namaku didit” kuulurkan tangan
    untuk berjabat tangan.
    “aku ani dik, ini suamiku rudi dan anakku sandi” dia menyambut jabat tanganku sambil memperkenalkan suami dan anaknya.
    Cerita Dewasa :Bercinta Di Kereta Api
    Perbincanganpun mengalir dengan hangat selama kurang lebih 1 jam karena kelihaianku mengolah suasana. Kami juga sempat bercanda hingga dia tertawa terkikik karena lucunya. Menurutku mbak ani orangnya terbuka dan supel, buktinya dia tidak marah saat leluconku mulai menjurus kearah sex bahkan dia malah membalas dengan lelucon yang lebih menjurus. Selama ngobrol mataku sesekali melirik bongkahan dadanya yang terlihat sedikit dari celah kemejanya yang tanpa dia sadari 1 kancingnya terbuka di bagian dada persis. Mbak ani mulai salah. tingkah dalam duduknya (dugaanku dia terangsang) saat menjawab pertanyaanku seputar tips menyenangkan wanita di ranjang. Dari pertanyaan – pertanyaanku mbak ani bukan tipe wanita y ang suka tentang variasi seks seperti oral dan anal. Tapi dia sudah beberapa kali mencoba berbagai variasi gaya bersetubuh selama menikah 2 tahun ini.
    Perbincangan terpaksa diputus dulu karena dia permisi ke kamar kecil. Niat isengku muncul mengingat selot kamar kecil itu. Beberapa saat setelah dia pergi, aku membuntuti kekamar kecil. Rupanya dia tidak sadar bahwa pintunya tidak terkunci dan hanya tertutup, buktinya dia dengan santai telanjang bagian bawah membelakangiku. Hal itu membuatku mulai terangsang, segera kubuka resleting celana dan cd lalu keluarin si boy dari sarang. Ukuran si boy emang biasa aja (panjang 15cm dan diameter 3,5cm) tapi lumayanlah. Kudekati mbak ani perlahan, saat tangan kirinyanya mau meraih celana dan cdnya kuberanikan diri memegang tangannya dengan tangan kiriku sedangkan tangan kananku membekap mulutnya. Dia sempat kaget tapi ketika mbak ani menoleh siapa dibelakangnya dia terdiam.
    “mbak, jangan teriak ya kumoh on. Aku hanya ingin diajari muasin cewek dalam sex..plis…” kataku sambil menampakkan wajah memelas.
    Awal mulanya dia hanya menggelengkan kepala dan tetap memberontak. Aku bisa membuat mataku sendiri berkaca – kaca seperti mau menangis, kulakukan itu sambil terus memohon dan pura – pura terisak. Akhirnya dia luluh dan menganggukkan kepala lemah. Kulepaskan tanganku, “kena kau” batinku.
    “didit udah pernah ciuman?” tanyanya.
    “sudah mbak,kenapa mbak?” balasku dengan wajah polos.
    “coba cium aku dit” perintahnya.
    aku mulai memeluknya dan menciunmya, pada awalnya biasa saja lalu lidahku berusaha menyeruak kedalam mulutnya dan ternyata dia membalas dengan lebih agresif. Akhirnya kupakai teknik back door yang memanfaatkan lidahku yang panjang hingga aku bisa mengimbanginya.
    “ciuman didit mantap juga ya” aku hanya tersenyum pura – pura malu.
    “sekarang coba rangsang aku dit semampumu tapi hanya sebatas sampai leher saja”
    d alam hati aku bersorak.
    Cerita Hot Dewasa :Bercinta Di Kereta Api bersama Seorang Ibu-ibu
    Aku mulai menciumnya lagi lalu menggerayangi dan menciumi bagian belakang telinga dan menjilati telinganya. “Aaahhg…sssttt…eeeenggghh…” desahnya saat kulakuin itu,ciumanku mulai turun ke leher. Kujilat dan kucium leher putihnya, harum parfumnya membuatku bersemangat. “Uuuugghh….aaaahhhh….eeemmghh….sssstttt… dit enak dit… terus dit… aaaaaahhh…eeeeennnggghh… dit jangan ada bekasnya…” bisiknya. Aku sadar bahwa mbak ani takut ketahuan suaminya. Kucoba menelusupkan tanganku kedalam bajunya saat kedua tangannya terangkat memeluk leherku. Terlambat buat mbak ani untuk merespo n karena kedua tanganku sudah masuk kedalam baju dan meremas – remas payudaranya dari luar BH. Yang bisa dia lakukan hanyalah mengerang dan mendesah karena kuserang leher dan kedua payudaranya secara bersamaan.
    “didit…aaaaahhhhgg…kamu nakal…ssssttt….eeeennggghh…” rancaunya tapi tanpa penolakan karena rangsangan yang mbak ani alami begitu kuat. Secara mendadak kuangkat bajunya sebatas leher hingga mempertontonkan 2 bongkah gunung kembar dibungkus BH kuning menyala. Beruntungnya aku karena kancing Bhnya ada di depan. Sekilas kulihat ukurannya 36C (besar cuy…), seketika itu pula kubuka kancin bhnya dan terpampanglah payudaranya tanpa penutup apapun. Langsung aku kenyot putting kanannya dan kupilin – pilin putting kirinya. “Aaaaaaahhhh…eeeemmnggh…dit…kamu apakan putingku…uuggghh…” erangnya sambil bersandar di dinding. “Geli dit…aaaaaggghh…dit…cukup…ssstt…dit…enak banget…mmmnngghh..melayang aku rasanya…aaahhh…” ranc aunya makin keras.
    Karena takut ada yang mendengar langsung aku cium lagi mbak ani dengan ganas sambil tangan kananku meremas payudara kanannya dan tangan kiriku mengocok kemaluannya yang ternyata sudah banjir. “mmmpphh…nnnggghh…ssslllurrpp…” yang keluar dari mulutnya yang sedang kuajak french kiss lagi. Kedua tangannya tidak berdaya karena terjepit punggungnya sendiri sedang tubuh mbak ani terjepit antara tubuhku dan dinding. Tapi tubuhnya semakin menggelinjang kuperlakuin seperti itu. Tidak lama kemudian kemaluan mbak ani makin lembab, disini aku lagi – lagi memasang perangkap. Kuhentikan semua cumbuanku hingga mbak ani termangu.
    Cerita Sex Asiknya Dapat Ngentot Di Atas Kereta

    Cerita Sex Asiknya Dapat Ngentot Di Atas Kereta

    “lho dit kok berhenti?! Jangan dong..lanjutin ya dit..aku jadi ngambang dan aneh nih rasanya..lanjutin dong ampe mbak keluar..” pintanya.
    “ya mbak..tapi sekarang boleh ya aku masukin si boy? Dari tadi berdiri ampe sakit nih” rayuku.
    “jangan dit, aku sudah bersuami…” tolaknya.
    “cuma digesek – gesekin aja deh mbak enggak papa ampe aku juga keluar biar sama – sama enak. Boleh ya mbak? Plis……” rengekku
    sambil mulai kembali membelai – belai payudaranya dan tanganku satunya mengelus – elus si boy yang sedari tadi menganguk – angguk karena sudah tegang.
    Mendapat serangan psikologis seperti itu terus menerus akhirnya dia luluh.
    “cuma digesek – gesek aja ya ga lebih…” pintanya sambil kududukkan dia ke kloset.
    “makasih ya mbak ani sayang” ucapku dan kukecup singkat bibirnya sambil ku posisikan tubuhku sedemikian rupa hingga penisku terhimpit diantara pangkal pahanya persis di mulut vaginanya (bayangin aja duduk berhadapan dan aku terlihat seperti memangku mbak ani dan kakinya memeluk pinggangku sedang tubuh kami seperti berpelukan).
    Aku mulai menggoyang pantatku sehinnga kemaluan kami bergesekan. Hal ini membuat kami sama – sama merasakan nikmat. Tak lupa kami tetap berciuman dan saling meraba. Saat kembali kuserbu lehernya, mb ak ani mulai mendesah dan merancau lagi. Desahannya makin sering saat kumulai menggesek dengan cepat. Hal ini membuatku semakin terangsang dan ingin segera memasukkan penisku kedalam hangatnya liang vaginanya.
    Saat asyik saling menggesek hingga kurasakan cairan vaginanya makin membanjiri penisku, tanpa mbak ani sadari kumasukkan penisku secara mendadak dan cepat hingga mentok. Ugh meski sudah pernah melahirkan tapi vaginanya masih ketat menjepit penisku. Kelihatannya leher rahimnya dangkal, buktinya pangkal penisku masih diluar sekitar 1-2cm saat kurasakan ujung penisku membentur bagian terdalam vaginanya. “aaaaauuuuhhh….dit kok dimasukin??!! cabut dit!! aku udah bersuami!!” perintahnya tapi tak ku gubris dan malah melanjutkan menggonyang pantatku sehingga penisku mulai bergerak menikmati jepitan kuat, hangat dan lembab vaginanya sambil menciumnya agar tidak bisa berteriak. Posisiku yang sedikit menindih mbak ani membuatnya tidak bisa berkutik. Pad a awalnya mbak ani terus meronta, tapi karena kondisinya yang mendekati orgasme saat kumasukkan penisku membuat mbak ani akhirnya menyerah dan malah menikmati goyanganku.
    Kugoyang pantatku dengan semangat dengan beberapa variasi goyangan. Kadang maju mundur, kadang kiri kanan, kadang memutar. Hal ini membuatnya semakin melayang. “auuuhh…dit..kamu apakan vaginaku?? enak banget… eeemmmggghhh…sssttt…dit…aku udah ga tahan… aaaahhh…aku ingin keluar…” rintihnya kira – kira 15 menit setelah kemasukan penis. “keluarin saja mbak ani sayang…enggghh..vagina mbak enak sekali..” pujiku sambil mempercepat goyanganku. “Dit…aku keluar sayang!!! aaahhhh..enggghh… ssssttt..uuunngghh..” lenguhnya menikmati orgasme panjang yang dirasakan. Suuurrr….Suuuurrrr.. penisku merasakan siraman air surganya. “dit..nikmat sekali sayang…makasih ya..aku baru kali ini merasakan orgasme karena bersetubuh..suamiku hanya peduli diri sendiri..kamu belum keluar ya??” ucapnya sambil kembali menciumku. “sebentar lagi mbak… masih boleh kan kugoyang??” tanyaku. “boleh dong sayang…kamu sudah membuatku melayang…sekarang nikmati tubuhku semaumu…tapi sekarang kamu yang duduk ya dit…” katanya sambil berganti posisi. Mbak ani sekarang duduk dipangkuanku berhadapan.
    “sekarang biar mbak yang puasin kamu sayang… didit haus ga??? mau minum susu??” tanyanya sambil menyodorkan payudaranya untuk kukenyot lagi sembari mulai menggoyang pantatnya maju mundur. Ternyata mbak ani membalas perlakuanku kepadanya yaitu dengan kardang merubah arah goyangan pantatnya. Aku hanya menikmati itu semua sambil menjilati dan ku kenyot payudaranya serta mendesah sesekali di telinganya. Hal ini membuat mbak ani makin bersemangat dan kembali terangsang. “Aaaahhh…dit….penismu enak sekali..uunggghh…eemmmhhhgg…”rancaunya. “vagina mbak juga enak…ssssttt…. aahh…mbak..enak mbak… bentar lagi…” rintihku yang disambut makin menggilanya goyangan mbak ani.
    Tak lama kemudian aku yang hampir mencapai puncak merasakan bahwa mbak ani juga merasakan yang sama karena vaginanya makin ketat menjepit penisku dan rintihannya makin sering dan merangsang. ” dit…aku ingin keluar lagi…enak banget dit…aaahhh…sssttt..” baru saja mbak ani berkata seperti itu aku sudah tidak tahan ingin orgasme. “mbak aku keluar!!! aaaahhh…..eeengggghh…ssstttt…uuungggghh…” lenguhku mengiringi muncratnya spermaku kedalam rahimnya. Merasakan semburan lahar panasku membuat mbak ani juga orgasme. “aaahhh… dit!!!! aku keluar sayang!!!” segera saja kami kembali berciuman dengan rakus sambil menikmati orgasme berpelukan.
    Selama beberapa saat kami terus berciuman hingga akhirnya melepaskan pagutan mesra kami. Mbak ani berbisik “terima kasih ya sayang…didit sudah membuatku menikmati surga dunia yang belum pernah kurasakan.” “mbak ga takut hamil karena aku keluar didalam???” tanyaku r agu. “tenang saja…aku sedang tidak subur…” ucapnya tersenyum dan menciumku singkat. Lega rasanya mendengar hal itu hingga akupun tersenyum dan membalas dengan meremas gemas payudaranya sejenak.
    Kami cepat cepat merapikan pakaian dan keluar dari kamar mandi bergantian lalu duduk kembali di kursi masing – masing. Suami dan anaknya masih tertidur pulas padahal saat itu kulihat sudah memasuki kota Y. Kami saling berpandangan dan tersenyum. Mbak ani kemudian memberikan nomer handphonenya kepadaku dan berkata “kapan – kapan lagi ya” sambil mengedipkan mata. Kujawab dengan senyuman dan kami berpisah di stasiun kota Y. Benar – benar beruntung aku bisa menikmati tubuh semantap itu.
    Ini adalah cerita pertamaku meski bukan pengalaman pertamaku jadi mohon maaf jika kurang seru atau apalah. Lain kali kusambung dengan cerita pengalamanku bersama mantan – mantanku atau sahabat – sahabatku atau adik – adik kelasku atau yang lain. Kita lihat saja ntar aku mood nu lis yang mana.hehehe.
    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Istri Paman Istimewa

    Cerita Sex Istri Paman Istimewa


    3339 views

    Cerita Sex ini berjudulCerita Sex Istri Paman IstimewaCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Perawanku – Umurku yang masih muda dan baru lulus SMA memaksa diri untuk pergi ke ibu kota aku dari pulau jawa dan ingin mengadu nasib, dengan saudara yang sudah ada disana paman bibiku tinggal di Jakarta dengan memegang ketas yang bertuliskan alamat rumahnya paman aku langsung menuju kesana dengan tranportasi darat.

    Tiba di kota B sudah menjelang sore hari, kedatanganku disambut dengan baik oleh Paman dan bibiku, sudah sebulan aku tinggal dirumah mereka dan aku diperlakukan sangat baik oleh mereka maklum mereka tidak memiliki anak, sehari-hari kusibukan diriku dengan membantu bibik berbelanja kebutuhan warung di agen sambil menunggu panggilan kerja

    Selama aku tinggal dirumah mereka ku perhtikan Pamanku sangat jarang berada di rumah tekadang dalam seminggu hanya sekali pamanku berada di rumah, saat itu tidak ada dalam pikiranku kalau paman memiliki dua isteri karena yang kutahu hanya Bibik lah isteri Paman satu-satunya dan aku pikir mungkin karena kesibukan Paman sebagai sopir Ekspedisi lah yang membuat Paman jarang pulang, menginjak bulan kedua aku mulai merasakan ada perubahan di rumah paman dan bibiku,

    Pada suatu malam ketika Pamanku pulang kerumah setelah seminggu tidak pulang, ku dengar keributan antara Paman dan Bibiku saat itu kudengar Bibi menuduh Paman telah membohongi dirinya dan telah kawin lagi dengan wanita lain, hanya itu yang aku dengar dari keributan antara bibi dan pamanku selebihnya aku tutup kuping dan ngeloyor masuk kamar untuk tidur.

    Hari-hari berikutnya kulihat Bibiku tampak murung dan lebih banyak mengurung diri di kamarnya sedangkan Pamanku sebagaimana kebiasaannya tidak pernah ada dirumah otomatis kegiatan toko kelontong dirumah aku yang ngurus,

    Pada Suatu malam setelah menutup pintu toko kulihat bibiku keluar dari kamarnya menggunakan daster tipis dengan wajah sendu memanggilku mengajak aku ngobrol sambil nonton TV, pada saat ngobrol tersebut ku coba menghibur Bibiku sambil melaporkan keuangan toko,

    Namun kulihat sepertinya Bibiku kurang respon terhadap obrolanku dan lebih banyak melamun, kemudian kuberanikan diriku untuk bertanya kepada Bibiku apa yang sebenarnya terjadi dengan harapan aku dapat membantunya,

    Tiba-tiba Bibiku menangis kemudian menceritakan kejadian yang sebenarnya bahwa ternyata Pamanku telah kawin lagi dengan wanita lain dan sudah memiliki anak umur 2 tahun dari wanita tersebut, sambil mendekatinya kucoba menghibur bibiku untuk bersabar,

    Tiba-tiba bibiku memeluku da tangisnya makin menjadi-jadi dalam tangisnya ia berkata lebih baik mati daripada dimadu dengan Jablay, kuusap-usap punggungnya sambil ku menasehatinya agar bersabar, bibiku makin memelukku dengan kencang,

    Aku yang selama ini gak pernah dipeluk perempuan, pelukan erat bibiku tersebut membuat nafsuku berdiri, aku yang selama ini sering membayangkan bibiku dan mengintip bibiku ketika mandi, di usianya yang ke 37 bibiku masih terlihat gempal dan cantik mungkin karena bibi belum pernah hamil dan melahirkan,

    Hilang ras ibaku terhadap bibi dan aku mulai berani untuk mengalihkan usapanku dari pungung dan kerambutnya dan daerah leher, dari cerita teman-temanku sewaktu SMA bahwa wanita apabila dibelai didaerah leher dan daerah sekitar kuping maka akan terangsang dan trik tersebut aku coba pada bibi,

    Dibelai seperti itu bibi hanya diam namun tidak berapa lama tiba-tiba bibiku mendorongku sehingga tertidur disopa kemudian menarik celana pendekku berikut kolornya sehingga kontolku yang sudah berdiri tegak keluar dan tanpa basa-basi lagi kemudian memegang dan mengulum kontolku,

    Aku sempat kaget dengan ulah bibiku tersebut, aku gak mengerti apa sebab bibiku berbuat seperti itu apakah karena belianku atau sebab lain, karena kuluman bibi dikontolku sangat nikmat akhirnya kuputuskan untuk mnikmati saja toh selama ini hal ini yang aku inginkan,

    Setelah puas mengulum kontolku kira-kira 5 (lima) menit lamanya kemudian bibiku melepaskan kulumannya dan berdiri melepaskan daster berikut celana dalam dan BH yang dikenakannya, aku hanya tertegun menikmati pemandangan indah tubuh bibiku, kulihat memeknya yang dihiasi bulu yang agak tebal dan buah dadanya yang masih tegak berdiri maklum gak pernah dipake untuk nyusui bayi,

    Kemudian bibiku meminta aku untuk berdiri dari sopa setelah aku berdiri bibiku gentian rebahn di sopa sambil mengangkangkn pahanya terlihat lubng memeknya yang merah merekah dan telihat sudah basah, kemudian bibiku meminta aku untuk segera memasukkan kontolku kelubang memeknya,

    Karena aku sebelumnya gak pernah punya pengalaman dalam hal ngentot tanpa ba.. bi ..bu lagi aku masukkan kontoku kedalam memek bibiku sesuai dengan perintahnya, ketika kontolku masuk terasa memek bibi enak sekali,

    Hangat dan sempit, sambil mendesah nikmat bibiku meminta aku untuk memompa kontolku didalam memeknya setelah menggenjotnya kurang lebih 10 menit tiba-tiba kurasakan ada desakan dari dalam kontolku yang ingin keluar setengah tersengal-sengal menahan nikmat kukatakan pada bibiku akua mau keluar,

    Shut bibiku keluarkan didalam saja Wan ….aaah bibi juga ah…ahh mau keluar, bebarengan dengan semprotan air maniku yang menyembur didalam memeknya, bibi mergang dan mendesah ahh…ahh bibi keluar saying, setelah itu kami berpakaian dan duduk di sopa seperti semula dengan perasaan tak karuan kucoba memint maaf kepada bibi karena aku telah berani berbuat lancang menyetubuhinya,

    Namun dijawab Bibi …gak perlu minta maaf Wan, Bibi juga menikmati kok, toh selama ini bibi juga kesepian karena sering ditinggal Pamanmu, selain itu Bibi juga ingin balas dendam sama Pamanmu dan ingin membuktikan bahwa Bibi juga bias Hamil dan tidak mandul, mendengar hal tersebut aku hanya tertegun,

    Tiba-tiba bibiku menepuk pundakku kamu menyesal ya Wan keperjakaanmu bibi renggut, enggak kok Bik selama ini aku sering menghayal dapat meniduri bibik bahkan kalau onani juga yang Iwan hayalkan adalah Bibi, habis bibi cantik dan montok sih jawbaku, dengan manja bibiku mencubit pahaku ih…

    Kamu nakal masak bibik sendiri kamu hayalin, … ya udah mulai sekarng kamu gak usah ngayal lagi kamu bias langsung ngajak Bibi begituan kata bibiku, yang benar bik aku boleh gitu lagi dengan bibik kataku,…. Iya jawab bibiku mulai malam ini kamu tidur sama bibik,

    Selanjutnya bibiku mengajakku ke kamar mandi untuk buang air kecil, sampai dikmr mandi tanpa menutup pintu dan tanpa segan segan lagi bibiku langsung jongkok dan pipis didepanku kulihat memeknya yang tadi aku sogok-sogok pake kontolku merekah indah mengeluarkan air kencing membuat kontolku bangun kembali,

    ih..ih pengen lagi yah kok bangun udah nanti di kamar aja tolong ambilkan air untuk cebok Bibik Wan kata bibiku mengagetkan aku yang lagi horni melihat memeknya, selesesai buag air kecil sambil berpelukan kami masuk kedalam kamar tidur ku yang letaknya tidak jauh dari kamar mandi didalam kamar kami masing-masing langsung membuka pakaian yang dikenakan kemudian bibi rebahan di atas ranjang dengan

    posisi kaki mengangkang kemudian diikuti aku dengan posisi diatas seperti akan menindihnya tidak seperti sebelumnya yang langsung memasukan kontolku kedalam memeknya kali ini aku mulai dengan mencium bibirnya dan dibalas oleh bibik sedangkan tnganku meremas buah dadanya dan tangan bibi membelai mesra kontolku,

    Setelah puas berciuman kemudian aku turun menghisap putting susu bibik, bibik hanya bias meracau Huh… hah… hah enak saying terus hisap saying setelah puas menghisap dan meremas kedua putting susunya perhatianku mulai tertuju kepada memeknya yang sudah banjir dengan cairan yang keluar dari memeknya kemudian kudekatkan hidungku tercium bau memek yang sangat merangsang aku selanjutnya kujilat memeknya dan terasa asin putting susu kemudian sambil ku rojok-rojok memeknya menggunakan dujari tangan kanan ku kuhisap itil Bibik ,

    Akibat perbuatan ku terhadap memeknya, gerakan Bibik tubuh makin gak karuan sambil menggelinjal kekanan dn kekiri bibik meracau Aduh… Wan enak sekli Bibik Gak tahan sayng Bibik gak pernah diginiin sama Pamanmu sayang cepat sayang masukkan kontomu Bibik udah gak tahan ahh…ahh…ahh, setelah puas menghisap itil dan merojok-rojok lubang memek Bibik kemudian kuarahkan kontolku yang berdiri tegak ke memek Bibik dan menekannya pelan,

    Pada saat ****** ku masuk kedalam memeknya, Bibik meracau dengan mengatakan “Teruss.. Wan..! Tekan..! Huh.. hah.. huh.. hahh.. ditekan.. enakk sekali.. Bibik rasanya.. nikmatt.. teruss.., Bibik udah mau nyampen nih.. peluk Bibik yang erat Wan..!” desahnya mengiringi gerakan kami.

    Sementara itu saya merasakan makin kencang jepitan vagina Bibik.

    “Saya udahh.. mauu.. jugaa.. Bik..! Goyang.. Bik.., goyang..!”

    Dan akhir.., pembaca dapat merasakannya sendiri. Akhirnya kami terkulai lemas sambil tidur berpelukan.

    Jam 7 Pagi kami bangun, dan kemudian mandi bersama. Saya meminta Bibik menungging, dan saya mengusap pantat dan vaginanya dengan baby oil. Rupanya usapan saya tersebut membuat Bibik kembali horny, dan meminta saya untuk memasukkan kembali ****** saya dengan posisi menungging. Tangan saya mempermainkan kedua putingnya.

    “Teruss.. ohh.. teruss.. yang dalam Wan..! Kok begini Bibik rasa lebih enak..!” katanya.

    “Bibik goyang dong..!” pinta saya.

    Sambil pantatnya digoyangkan ke kiri dan ke kanan, saya melakukan gerakan tarik dan masuk.

    “Oohh.. ahh.. uhh.. nikmat Wan.. terus..!” desahnya.

    Akhirnya Bibik minta ke kamar, dan mengganti posisi saya telentang. Bibik duduk sambil menghisap putingnya.

    “Ohh.. uhh.. nikmat Wan..!” katanya.

    Kadang dia menunduk untuk dapat mencium bibir saya.

    “Bibik.. udahh.. mau nyampe lagi Wan.. uhh.. ahh..!” katanya menjelang puncak kenikmatannya.

    Dan akhirnya saya memuntahkan sperma saya, dan kami nikmati orgasme bersama. Hari itu kami lakukan sampai 3 kali, dan Bibik benar-benar menikmatinya seangkan toko hari itu sengaja tidak buka

    Tak terasa sudah tiga bulan perselingkuhan aku dengan Bibik tersebut sudah berjalan tanpa diketahui oleh Pamanku atau orang lain karena sejak kejadian rebut dengan Pamanku, Paman hanya sekali datang kerumh untuk meminta maaf sama Bibik namun Bibik tidak mau memaafkannya dan mengusir Pamanku untuk pergi,

    Sejak kepergian Pamanku, aku dan Bibik semakin bebas, hamper setiap ada kesempatan kami melakukannya hinga akhirnya Bibik hamil karena aku, aku meminta bibiku untuk menggugurkan kandungannya namun bibik menolaknya dengan alasan sudah lama dia mendambakan seorang anak dan dia senang dapat membuktikan ke pada Pamanku bahwa yang mandul sebenarnya bukan Bibik tapi Paman dan anak yang lahir dari isteri kedua Paman tersebut bukan anak Paman melainkan anak orang lain tetapi hingga anak aku dan bibiku tersebut lahir dan sekarang sudah berumur 2 tahun Paman tidak pernah kembali kerumah.

    Sampai sekarang aku masih setia menemani Bibikku dan sesuai dengan permintaan Bibikku, aku tidak kerja melainkan mengurus toko yang sekarang sudah menjadi Toko besar atau Agen, dari penghasilan toko tersebut aku dapat membiayai kehidupan ku dengan bibik dan anakku bahkan sekarang aku sudah hidup mapan.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Cerita Sex Dengan Pembantu

    Cerita Sex Dengan Pembantu


    753 views

    Perawanku – Cerita Sex Dengan Pembantu, Tidurku yang tak nyaman karena dilanda mimpi buruk, terasa makin tak nyaman karena nafasku tiba tiba terasa sesak, dan tubuhku seperti terhimpit sesuatu. Rasanya aku tidak mengidap penyakit asma. Namun selangkanganku terasa enak Dan nikmat, seperti ada penis yang mengaduk vaginaku.

    Belum lagi rasanya payudaraku diremas lembut, membuatku perlahan tersadar dari tidurku, untuk kemudian mendapati ternyata Wawan yang membuatku terbangun dengan menyetubuhiku. Aku yang masih belum sadar betul, terkejut melihatnya ada di kamarku, apalagi sedang menyetubuhiku, membuatku menjerit ketakutan dan mendorongnya, namun ia terlalu berat buat cewek mungil sepertiku. “Lho Non Eliza, katanya mulai kemarin saya boleh menikmati Non?” tanya Wawan memprotesku. Aku langsung sadar, teringat kemarin memang aku menjanjikan hal ini. “Tapi bukan gini caranya Wan! Masa aku lagi tidur kamu ajak beginian.

    Nggak sopan tahu! Lagian aku tadi masih belum sadar benar, bangun bangun ada orang lain di kamarku, kukira aku sedang diperkosa rampok tau!”, kataku ketus. Sedikit jual mahal boleh dong? Mendengar omelanku, Wawan terdiam. Tapi penisnya yang menancap di vaginaku tidak mengendur sedikitpun. Aku menghela nafas panjang, lalu berkata “Ya sudah, cepat lanjutkan. Mana kamu ini lama lagi kalau main. Oh tunggu!!”, tiba tiba aku teringat dan menurunkan volume suaraku, “Gila kamu ya Wan, kakakku mana??”. Wawan cengengesan dan berkata, “tenang Non, liat ini jam berapa? Kakak non sudah pergi setengah jam yang lalu kok. Dan saya sudah tidak tahan untuk bermain lagi dengan non nih”. Oh.. aku sedikit lega, dan melihat jam, yang ternyata sudah jam 08:15 pagi. “Lalu, sejak jam berapa kamu nggghh… ” belum selesai aku bertanya, Wawan sudah mulai menggenjotku dengan tak sabar, hingga aku melenguh, keenakan.

    “Oh..Wan… kamu…”, desahku nikmat. Wawan tersenyum penuh kemenangan, membuatku sedikit jengkel juga, tapi hanya sebentar, karena rasa nikmat langsung melandaku ketika Wawan mengulangi gayanya kemarin, ia memeluk pinggangku, dan menarikku berdiri. Penis yang amat kokoh itu langsung terbenam begitu dalam, membuatku melenguh lenguh. Bukan hanya karena takut, tapi juga tak ingin penis itu lepas dari vaginaku, membuatku tanpa sadar kembali melingkarkan kakiku ke pinggangnya. Rasanya tusukan penis itu semakin dalam, dan aku yang sudah melingkarkan tanganku ke lehernya supaya tubuhku tidak terjatuh ke belakang, memagut bibirnya penuh nafsu tak perduli dengan wajahnya yang amburadul.

    Cerita Sex Dengan Pembantu

    Cerita Sex Dengan Pembantu

    Terakhir aku minum obat anti hamil adalah ketika aku digangbang di ruang UKS 2 hari yang lalu, tapi aku tak kuatir hamil, sebab kini aku sedang bukan dalam masa subur. Aku sudah tak lagi punya niat untuk jual mahal, karena rasa nikmat yang sudah menjalar ke seluruh tubuhku benar benar menghancurkan akal sehatku. Wawan terus memompa vaginaku sambil berjalan, rasanya nikmat sekali. Aku heran dan menduga duga ke mana ia mau membawaku, sambil mulai memperhatikan keadaanku. Bajuku masih melekat, walaupun tanpa bra. Aku memang tak pernah tidur dengan memakai bra. Tapi celana panjangku dan celana dalamku tidak ada, dan sempat aku melihat dari pintu kamarku ketika Wawan membawa tubuhku keluar, kutemukan kedua benda itu tergeletak di lantai kamarku. Kini Wawan menuruni tangga, rupanya hendak mengajak rekannya kemarin untuk bersama sama menikmati tubuhku.

    Gawat juga nih. Kalau tiap pagi sarapan sex seperti ini, bagaimana aku konsentrasi di sekolah? Tapi aku tak kuasa menolak kenikmatan ini, dan pasrah saja mengikuti kemauan Wawan. Setiap langkahnya di tangga membuat penisnya memompa vaginaku, dan aku orgasme ringan hingga cairan cintaku mengalir semakin banyak, seharusnya membasahi paha Wawan, yang terlihat senang senang saja. Akhirnya ia membawaku ke kamar tidur pembantu laki laki di rumahku, dimana pak Arifin dan Suwito sudah menunggu. Dengan nafas tersengal sengal karena sodokan Wawan yang semakin gencar, aku yang menyadari akan segera digangbang lagi, mencoba mengingatkan mereka dengan terputus putus bercampur desahan dan lenguhan, “kalian… harus inghh… ingat… yaaah…. ngggh…. aku nantiiii…. harus… sekolah….”.

    Mereka tertawa, dan Suwito berkata, “Tenang non Eliza, cuma satu ronde kok. Kami kan juga harus kerja membersihkan bagian luar rumah Non…”. Suwito membelai pantatku dan melanjutkan “aduh non, kalau begini non cantik banget lho non, mana ada bintang film porno yang secantik nona kita ini ya?”. Pak Arifin menyibakkan rambutku yang terurai ke belakang telingaku dan menimpali, “Kita ini benar benar beruntung bisa kerja di sini. Di mana lagi kita dapat menikmati nona amoy secantik non Eliza ini.. seterusnya lagi. Non Eliza sendiri kan yang minta? Kalau begini mah, bayaran gak naik juga kita betah lho Non kerja sampai tua di sini”.

    Mereka tertawa senang sementara aku yang antara malu bercampur terangsang, tak bisa menanggapi gurauan mereka, karena Wawan sudah melanjutkan pompaan penisnya yang sekeras batangan besi itu, membuatku menggeliat dan melenguh dalam pelukannya. “Nggggh.. Waaan….aduuuh….emmpph”, Wawan memagutku dengan buas, hingga aku tak bisa lagi bebas melenguh. Yang lain sabar menanti gilirannya dengan caranya masing masing, Suwito membelai dan meremas pantat dan payudaraku, sementara pak Arifin membelai belai rambutku yang panjang sampai sepunggung ini, sambil menghirup bau harum rambutku.

    Dengan tubuh yang dirangsang 3 orang sekaligus seperti ini, membuat orgasme demi orgasme meluluh lantakkan tubuhku, sampai akhirnya datanglah saat saat yang paling nikmat itu, aku kembali mendapatkan multi orgasme. “Mmmmmph… hnngggh.. oooohhhh… aaa….duuuuuh….” erangku saat tubuhku terlonjak lonjak tak karuan, cairan cintaku membanjir dan membanjir. Betisku melejang lejang, pinggangku tertekuk ke belakang ketika aku menikmati orgasmeku dengan total. Tubuhku pasti sudah jatuh kalau tak ditahan Suwito dan pak Arifin, yang memanfaatkan kesempatan itu untuk menyusu pada payudaraku sambil meremas remas dengan gemas, membuat orgasmeku yang susul menyusul ini makin terasa nikmat. Dentang grandfather clock dari dalam ruang tamu di rumahku menunjukkan sekarang ini adalah jam 09:00!

    Oh… entahlah, mungkin sudah sejam kali aku digenjot Wawan, kalau ditambah dengan waktu aku masih tertidur. Ia memang perkasa untuk urusan sex, membuatku semakin kagum padanya. Beberapa menit setelah aku orgasme, Wawan tak tahan lagi. “Oooh… mem*knya non Eliza ini…. rasanya kont*lku kayak diurut urut… sudah 3 menit… aaah… “, erangnya sambil menembakkan spermanya di dalam liang vaginaku. Aku memejamkan mata ingin menikmati sepuas puasnya rasa hangat yang memenuhi relung relung vaginaku. Kurasakan tubuhku dibaringkan di salah satu ranjang mereka, dan penis Wawan sudah terlepas dari vaginaku.

    Aku membuka mataku, untuk melihat giliran siapa berikutnya. Sedikit beda dari kemarin, sekarang gilirannya Suwito, yang sudah mengambil posisi di selangkanganku, dan segera membenamkan penisnya ke dalam vaginaku yang masih sangat basah oleh cairan cintaku dan sperma Wawan.Aku hanya bisa menggeliat pasrah dibawah tindihan Suwito, yang dengan penuh semangat menggenjotku sepuas puasnya. Pak Arifin masih memainkan rambutku, yang menurutnya sangat indah. Tiba tiba aku teringat penis Wawan yang pasti masih belepotan sperma yang bercampur cairan cintaku. Entah apa yang mendorongku, tapi aku hampir tak bisa mempercayai bahwa itu adalah suaraku sendiri ketika aku memanggil Wawan, “Wan, sini aku oralin bentar”.

    Wawan yang sedang duduk di lantai beristirahat, tentu saja tak perlu kuminta dua kali, ia segera bangkit mendekatiku dan menyodorkan penisnya untuk kuoral, dan tanpa malu malu aku memegang penis yang sudah mengendur itu, kukulum kulum dan kuseruput hingga pipiku terlihat kempot, sampai tak ada sperma yang tersisa, sementara Wawan melenguh lenguh keenakan. Benar benar edan! Bagaimana mungkin aku bisa seliar ini? Bahkan aku merasa sperma itu begitu enak dan gurih, apakah ini karena aku mulai ketagihan minum sperma?

    Mungkin saja, karena kini aku sudah tak sabar lagi menunggu Suwito orgasme, karena aku ingin segera menjilati dan menyedot sperma lagi. Maka setelah penis Wawan selesai kuoral sampai bersih, aku segera menggerakkan pinggulku menyambut tusukan demi tusukan Suwito, dan benar saja, tak sampai 10 menit Suwito sudah menggeram. Ingin aku memintanya keluar di mulutku, namun aku takut dianggap tidak adil karena tadi Wawan sudah keluar di dalam. Maka aku diam saja, membiarkan Suwito memuaskan hasratnya untuk menyemprotkan spermanya dalam liang vaginaku. Setelah kurasakan tak ada semprotan lagi, aku segera mendorong tubuhnya sampai penisnya terlepas dari jepitan liang vaginaku, dan buru buru aku berkata, ”To, cepat sini…”. Suwito pun segera menghampiriku, membenamkan penisnya ke mulutku, dan aku segera menyedot nyedot dengan memejamkan mataku, merasakan tetes demi tetes sperma yang teroleskan di lidahku. Rasanya nikmat sekali, asin dan begitu gurih.

    Pak Arifin yang sempat tak kulihat batang hidungnya, kulihat kembali, sambil membawa sebuah sendok teh dan piring kecil. Aku tak terlalu memperdulikan hal itu, dan terus mengulum penis Suwito. Tiba tiba, aku melepaskan kulumanku, sambil melenguh pelan karena merasakan nikmat pada selangkanganku. Tak apa apa, toh penis Suwito sudah bersih. Tapi bukan itu yang harus kupikirkan, maka aku melihat ada apa dengan selangkanganku. Ternyata pak Arifin sedang menyendoki lelehan sperma yang bercampur cairan cinta yang mengalir keluar dari vaginaku, dan ditadahi dengan piring kecil tadi. Aku hanya diam menahan nikmat, ketika sendok kecil itu mengorek ngorek vaginaku dengan lembut, seolah menyendoki cairan cintaku dan sperma sperma dari Wawan dan Suwito. Setelah cukup lama, mungkin setelah vaginaku sudah tak terlalu becek lagi, pak Arifin berkata, “Non Eliza, non suka peju ya? Saya suapin peju mau ya?”.

    Aku dengan sedikit malu, mengangguk pelan, dan pak Arifin mulai menyuapiku dengan lembut seperti menyuapi anaknya yang sedang sakit. Kembali aku merasakan sperma yang bercampur cairan cinta. Suapan demi suapan cairan yang gurih dan nikmat ini membuat aku tak begitu lapar lagi meskipun aku ingat aku belum makan pagi. Setelah jatahku habis, pak Arifin mulai bersiap menggenjotku, sambil bertanya, “Non Eliza, non mau nggak kalau nanti saya mengeluarkan peju dalam mulut non?”. Aku mengangguk senang, kemudian melebarkan selangkanganku selebar lebarnya, karena aku ingat penis pak Arifin ini berukuran raksasa. Kurasakan penis itu sudah mulai melesak sedikit, dan gairahku langsung naik cepat. Apalagi Wawan dan Suwito ikut menyusu pada payudaraku dengan remasan remasan kecil.

    “Aduh… oooh…”, erangku antara sakit dan nikmat. Tetap saja ada rasa sakit yang melanda vaginaku, karena ukuran penis pak Arifin sangat besar. Tapi kini aku bisa lebih cepat beradaptasi, dan mulai mengimbangi genjotan sopirku ini. setelah rasa sakit itu lenyap, aku mulai mendesah dan melenguh keenakan. Penis itu seolah menancap begitu erat, sehingga ketika pak Arifin menarik penisnya, seolah vaginaku yang menjepit penisnya ikut tertarik, dan tubuhku terangkat sedikit. Namun ketika penis itu menghunjam, rasanya vaginaku serasa sedang dimasuki daging keras yang besar hingga sesak sekali. Tak sekeras punya Wawan memang, tapi masih keras untuk ukuran orang seumur pak Arifin. Dan cukup keras untuk membuat aku serasa melayang ke awang awing. Rasa nikmat ini akhirnya membuat aku orgasme, kembali kakiku melejang lejang membuat jepitan vaginaku pada penis pak Arifin makin erat, dan ini membuat pak Arifin kelabakan, penisnya berkedut kedut. Ia segera menarik penisnya lepas dari vaginaku dengan tergesa gesa, dan segera membenamkan penisnya dalam mulutku.

    Segera semprotan spermanya yang juga terasa asin dan gurih, membasahi kerongkonganku. Aku terus melahap sperma itu, menjilati dan mengulum penis itu hingga bersih. Aku sudah tak merasa lapar lagi setelah sarapan sperma dan cairan cintaku sendiri. Mereka bertiga akhirnya duduk mengatur nafas mereka yang masih memburu. Wawan yang paling duluan pulih, namun sesuai janji mereka, ini hanya satu ronde. Tiba tiba Sulikah datang terburu buru sambil membawa celana dalam dan celana panjang satin pasangan baju tidurku. “Non, kakaknya non sudah pulang. Cepetan non, pakai ini dan kembali ke kamar non”, seru Sulikah agak panik. Aku juga ikut panik, segera memakai celana dalam dan celana panjang ini, kemudian berlari kembali ke kamarku. Yang lain juga segera memakai bajunya masing masing, kemudian segera keluar dari kamar tempat kami pesta sex barusan, seolah olah sedang bekerja seperti biasa.

    Untung Sulikah memberitahu tepat pada waktunya, aku sudah di dalam ruang makan ketika kudengar deru mesin mobil kokokku di garasi. Rupanya dosen yang mengajar mata kuliahnya pagi ini tidak datang. Aku naik tangga dengan jantung berdegup kencang, akhirnya sampai juga aku ke dalam kamarku yang kulihat sudah rapi, pasti Sulikah yang merapikan. Sempat kulihat jam, ternyata sudah jam 09:30. Dan aku segera masuk ke kamar mandi, membersihkan tubuhku dari keringatku dan keringat 3 orang tadi, juga vaginaku kucuci bersih, hingga terasa kesat.

    Mungkin karena cuma 1 ronde, tubuhku tak terlalu lelah. Selesai mandi, aku mengeringkan tubuhku sambil memastikan tak ada tanda tanda aku baru saja bermain sex dengan mereka. Lalu aku memakai baju santai, dan turun ke ruang makan. Di sana sudah menunggu kokoku, yang membawakan aku nasi campur di dekat sekolahnya, kesukaanku. Yah, kebetulan deh. Aku kan belum makan pagi, cuma sarapan sperma dari mereka bertiga tadi. Aku memeluk kokoku senang, dan berkata, “thank you ya kokoku yang baik”. Kokoku tertawa dan menggodaku, “Iya me. Tapi baik kalau bawain makanan aja ya? Kalau nggak jadi nggak baik?”. Aku memukul lengannya manja, lalu kami makan bersama. Kami ngobrol kesana kemari, dan tak terasa akhirnya selesai juga kami makan.

    Kokoku kembali ke kamarnya, mungkin main komputer. Aku juga kembali ke kamarku, mempersiapkan diri ke sekolah. Sekarang sudah jam 10, aku biasanya berangkat jam 11:30. masih ada satu setengah jam lagi, aku menyiapkan seragamku, putih abu abu. Juga tas sekolahku, yang membuatku teringat tentang obat perangsang itu. Lalu aku menyisir rambutku rapi, dan duduk manis di ranjangku. Sambil menunggu, aku menelepon temanku, dan kami ngobrol sampai tak terasa sudah waktunya aku harus berangkat. Setelah berpamitan, aku mengenakan seragam sekolahku, lalu berpamitan pada kokoku, dan turun ke garasi.

    Seperti biasanya, pak Arifin menawarkan diri untuk mengantarku, tapi kutolak halus karena aku ingin menyetir mobil sendiri. Dalam perjalanan, aku mengingat ingat kejadian pagi ini, dan membayangkan besok aku harus melayani mereka bertiga lagi karena kokoku kuliah pagi sampai siang. Hmm, sarapan sex tiap pagi sebelum ke sekolah? aku menggelengkan kepala tak habis pikir, bisa bisanya ada pembantu plus sopir yang memakai tubuh anak majikannya. Entahlah, yang lebih gila lagi, anak majikannya ini tak merasa keberatan alias cewek bispak gitu loh.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Ngentot Dengan Sodara Tiri

    Cerita Sex Ngentot Dengan Sodara Tiri


    794 views

    Perawanku – Cerita Sex Ngentot Dengan Sodara Tiri, Cеritаku ini dimulаi, wаktu аku SMA, wаktu itu аku bеlum lаmа tinggаl bаrеng ауаh tiriku. Ibu mеnikаh dеngаn оrаng ini kаrеnа tidаk tаhаn hiduр mеnjаndа. Yаng аku tidаk ѕаngkа-ѕаngkа tеrnуаtа ауаh tiriku рunуа 2 аnаk сеwеk уаng саntik, уаng ѕаtu ѕеkоlаhnуа ѕаmа dеngаnku, nаmаnуа Aniѕ dаn уаng ѕаtunуа lаgi ѕudаh kuliаh, nаmаnуа Anindi.

    Sеjаk реrtаmа аku tinggаl, аku ѕеlаlu bеrаngаn-аngаn bаhwа dараt mеmiliki mеrеkа, tарi аngаn-аngаn itu ѕеlаlu buуаr kаrеnа аku bеrрikir kаmi ѕаudаrааn. Dаn ѕiаng ini kеbеtulаn tidаk аdа оrаng di rumаh ѕеlаin аku dеngаn Aniѕ, аku jugа саре kаrеnа bаru рulаng ѕеkоlаh.
    “Niѕ! еntаr kаlаu аdа реrlu ѕаmа аku, аku аdа di kаmаr,” tеriаkku dаri kаmаr.
    Aku mulаi mеnуаlаkаn kоmрutеrku dаn kаrеnа аku ѕеdаng ѕuntuk, аku mulаi dесh ѕurfing kе ѕituѕ-ѕituѕ роrnо kеѕауаngаnku, tарi еnggаk bеbеrара lаmа Aniѕ mаѕuk kе kаmаr ѕаmbil bаwа buku, kеlihаtаnnуа diа mаu tаnуа реlаjаrаn.
    “Ruѕ, kеmаrеn kаmu udаh nуаtеt Sеjаrаh bеlоm?, аku рinjеm dоng!” kаtаnуа dеngаn ѕuаrа mаnjа.
    Tаnра mеmреrdulikаn kоmрutеrku уаng ѕеdаng mеmutаr film роrnо , аku mеngаmbilkаn diа buku di rаk уаng jаrаknуа lumауаn jаuh dеngаn kоmрutеrku.
    “Niѕ..! niсh bukunуа, kеmаrеnаn аku udаh nуаtеt,” kаtаku.
    Aniѕ tidаk mеmреrhаtikаnku tарi mаlаh mеmреrhаtikаn film Bоkер уаng ѕеdаng kuрutаr di kоmрutеrku.
    “Niѕ.. kаmu bеngоng аjа!” kаtаku рurа-рurа tidаk tаhu.
    “Eh.. iуа, Ruѕ kаmu nуеtеl ара tuh! аku bilаngin bоnуоk lоh!” kаtа Aniѕ.
    “Eеh… kаmu bаruѕаn kаn jugа liаt, аku tаu kаmu ѕukа jugа kаn,” bаlаѕ аku.
    “Mеnding kitа nоntоn ѕаmа-ѕаmа, tеnаng аjа аku tutuр mulut kоk,” аjаkku bеruѕаhа mеnсаri реluаng.
    “Bеnеr niсh, kаmu kаgаk bilаng?” kаtаnуа rаgu.
    “Sаntаi аjаlаh!” kаtаku ѕаmbil mеngаmbilkаn diа kurѕi.
    Aniѕ mulаi ѕеriuѕ mеnоntоn tiар аdеgаn, ѕеdаngkаn аku ѕеriuѕ untuk tеruѕ mеnаtар tubuhnуа.
    “Niѕ, ѕеbеlum ini kаmu реrnаh nоntоn bоkер kаgаk?” tаnуаku.
    “Pеrnаh, nоh аku рunуа filmуа-nуа,” jаwаbnуа.
    Wаh gilа jugа niсh сеwеk, diаm-diаm nаkаl jugа.
    “Kаlаu ML?” tаnуаku lаgi.
    “Bеlоm,” kаtаnуа, “Tарi… kаlо ѕеndiri ѕiсh ѕеring.”
    Wаh mаkin bеrаni ѕаjа аku, уаng аdа dаlаm рikirаnku ѕеkаrаng сumа ML ѕаmа diа. Bаgаimаnа саrаnуа ѕi “Juniоrku” biѕа рuаѕ, tidаk реduli ѕаudаrа tiri, уаng реnting nаfѕuku hilаng.
    Mеlihаt dаdаnуа уаng nаik-turun kаrеnа tеrаngѕаng, аku jаdi ѕеmаkin tеrаngѕаng, dаn bаtаng реniѕku рun mаkin tаmbаh tеgаng.
    “Niѕ, kаmu tеrаngѕаng уасh, аmре nарѕu gitu nоntоnnуа,” tаnуаku mеmаnсing.
    “Iуа niс Ruѕ, bеntаr уасh аku kе kаmаr mаndi dulu,” kаtаnуа.
    “Eh… ngараin kе kаmаr mаndi, nih liаt!” kаtаku mеnunjuk kе аrаh сеlаnаku.
    “Kаѕihаnilаh ѕi juniоr,” kаtаku.
    “Pikirаn kаmu jаngаn уаng tidаk-tidаk dесh,” kаtаnуа ѕаmbil mеninggаlkаn kаmаrku.
    “Tеnаng аjа, rumаh kаn lаgi ѕерi, аku tutuр mulut dесh,” kаtаku mеmаnсing.
    Dаn tеrnуаtа tidаk iа gubriѕ, bаhkаn tеruѕ bеrjаlаn kе kаmаr mаndi ѕаmbil tаngаn kаnаnnуа mеrеmаѕ-rеmаѕ buаh dаdаnуа dаn tаngаn kirinуа mеnggоѕоk-gоѕоk kеmаluаnnуа, dаn hаl inilаh уаng mеmbuаtku tidаk mеnуеrаh. Kukеjаr tеruѕ diа, dаn ѕеѕааt ѕеbеlum mаѕuk kаmаr mаndi, kutаrik tаngаnnуа, kuреgаng kераlаnуа lаlu kеmudiаn lаngѕung kuсium bibirnуа. Sеѕааt iа mеnоlаk tарi kеmudiаn iа раѕrаh, bаhkаn mеnikmаti ѕеtiар реrmаinаn lidаhku.
    “Kаmu аkаn аku kаѕih реngаlаmаn уаng раling mеmuаѕkаn,” kаtаku,
    kеmudiаn kеmbаli mеlаnjutkаn mеnсiumnуа. Tаngаnnуа mеmbukа bаju ѕеkоlаh уаng mаѕih kаmi kеnаkаn dаn jugа iа mеmbukа BH-nуа dаn mеlеtаkkаn tаngаnku di аtаѕ dаdаnуа, kеkеnуаlаn dаdаnуа ѕаngаt bеrbеdа dеngаn gаdiѕ lаin уаng реrnаh kuѕеntuh.
    Pеrlаhаn iа mеmbukа rоknуа, сеlаnаku dаn сеlаnа dаlаmnуа.
    “Kitа bаlik kеkаmаr уuk!” аjаknуа ѕеtеlаh kаmi bеrduа ѕаmа-ѕаmа bugil,
    “Tеrѕеrаh kаmu аjа,” kаtаku, “Yаng реnting kаu аkаn kuрuаѕkаn.”
    Tаk kuѕаngkа iа bеrаni mеnаrik реniѕku ѕаmbil bеrсiumаn, dаn реrlаhаn-lаhаn kаmi bеrjаlаn mеnuju kаmаrnуа.
    “Ruѕ, kаmu tidurаn dесh, kitа раkе ’69′ mаu tidаk?” kаtаnуа ѕаmbil mеndоrоngku kе kаѕurnуа.
    Iа mulаi mеnindihku, didеkаtkаn vаginаnуа kе mukаku ѕеmеntаrа реniѕku diеmutnуа, аku mulаi mеnсium-сium vаginаnуа уаng ѕudаh bаѕаh itu, dаn аrоmа kеwаnitааnnуа mеmbuаtku ѕеmаkin bеrѕеmаngаt untuk lаngѕung mеmаinkаn klitоriѕnуа.
    Tаk lаmа ѕеtеlаh kumаѕukkаn lidаhku, kutеmukаn klitоriѕnуа lаlu аku mеnghiѕар, mеnjilаt dаn kаdаng kumаinkаn dеngаn lidаhku, ѕеmеntаrа tаngаnku bеrmаin di dаdаnуа. Tаk lаmа kеmudiаn iа mеlераѕkаn еmutаnnуа.
    “Jаngаn bеrhеnti nара Ruѕ… Aсh… kеnсеngi lаgi Ruѕ, аku mаu kеluаr niсh!
    асh… асh… аасhh… Ruѕ… аku kе.. luаr,” kаtаnуа bеrbаrеngаn dеngаn mеnуеmрrоtnуа саirаn kеntаl dаri vаginаnуа.
    “Niѕ, lаgi уukk, аku bеlum kеluаr niсh,” рintаku.
    “Bеntаr dulu уасh, аku lеmеѕ niсh,” jеlаѕnуа.
    Aku tidаk реduli kаtа-kаtаnуа, kеmudiаn аku mulаi mеndеkаti vаginаnуа.
    “Niѕ, аku mаѕukkin ѕеkаrаng уасh,” kаtаku ѕаmbil mеmаѕukkаn реniѕku реrlаhаn-lаhаn.
    Kеlihаtаnnуа Aniѕ bеbеr bеnеr lеmаѕ, diа hаnуа tеrреjаm соbа untuk bеriѕtirаhаt. Vаginа Aniѕ mаѕih ѕеmрit, реniѕku dibuаt сumа diаm mеmаtung di рintunуа. Pеrlаhаn kubukа dеngаn tаngаn dаn tеruѕ kuсоbа untuk mеmаѕukkаnnуа, dаn аkhirnуа ѕеtеngаh dаri реniѕku bеrhаѕil mаѕuk kе liаng vаginаnуа.
    “Jаngаn Ruѕ… аku tаku nаnti hаmil!” kаtаnуа tаnра bеrоntаk.
    “Kаmu udаh mеnѕ bеlоm?” tаnуаku.
    “Udаh, bаru kеmаrеn, еmаng kеnара?” kаtаnуа.
    Sаmbil аku mаѕukkаn реniѕku уаng ѕеtеngаh, аku jаwаb реrtаnуааnnуа,
    “Kаlаu gitu kаmu kаgаk bаkаl hаmil.”
    “Aсhhh… асhh… аhhh…! ѕаkit Ruѕ, а.. асh… аhhh, реlаn-реlаn, ааа… ааасh… аасhhh…!” kаtаnуа bеrtеriаk nikmаt.
    “Tеnаng аjа сumа ѕеbеntаr kоk, Niѕ mеnding kаmu nungging dесh!” kаtаku tаnра mеlераѕkаn реniѕ dаn bеruѕаhа mеmutаr tubuhnуа.
    Iа mеnuruti kаtа-kаtаku, lаlu mulаi kukеluаr-mаѕukkаn реniѕku dаlаm vаginаnуа dаn kurаѕа iа рun mulаi tеrаngѕаng kеmbаli, kаrеnа ѕеkаrаng iа mеrеѕроn gеrаkаn kеluаr-mаѕukku dеngаn mеnаik-turunkаn рinggulnуа.
    “Aсh… а… ааа асh…” tеriаknуа.
    “Sаkit lаgi Ruѕ… а.. аа… асh…”
    “Tаhаn аjа, сumа ѕеbеntаr kоk,” kаtаku ѕаmbil tеruѕ bеrgоуаng dаn mеrеmаѕ-rеmаѕ buаh dаdаnуа.
    “Ruѕ,. асh реngеn… асh.. а… kеluаr lаgi Ruѕ…” kаtаnуа.
    “Tunggu ѕеbеntаr уасh, аku jugа реngеn niсh,” bаlаѕku.
    “Cереtаn Ruѕ, еnggаk tаhаn niсh,” kаtаnуа ѕеmаkin mеnеgаng.
    “A… асh… ааасhhh…! уасh kаn kеluаr.”
    “Aku jugа Niѕ…” kаtаku ѕеmаkin kеnсаng mеnggеnjоt dаn аkhirnуа
    “Crоtt….сrооttt…сrооttt…ѕеr…ѕеrrr…”
    Kuсаbut реniѕku dаn аku mеlihаt ѕерrеi, араkаh аdа dаrаhnуа аtаu tidаk? tарi tеnуаtа tidаk.
    “Niѕ kаmu udаh еnggаk реrаwаn уасh,” tаnуаku.
    “Iуа Ruѕ, dulu wаktu lаgi mаѕturbаѕi nуоdоknуа kеdаlеmаn jаdinуа ѕоbеk dесh,” jеlаѕnуа.
    “Ruѕ ingаt lоh, jаngаn bilаng ѕiара-ѕiара, ini rаhаѕiа kitа аjа.”
    ”Oh tеnаng аjа аku biѕа diреrсауа kоk, аѕаl lаin kаli kitа mаin lаgi.”
    “ Iуа Ruѕ ѕiара ѕih уаng gа mаu bаrаng еnеk ‘,” kаtаnуа mеѕrа.
    Sеtеlаh ѕааt itu ѕеtidаknуа ѕеminggu tigа kаli аku ѕеlаlu mеlаkukаn ML dеngаn Aniѕ, tеrkаdаng аku уаng mеmаng ѕеdаng ingin аtаu tеrkаdаng jugа Aniѕ уаng mеmаng dоуаn Sеx, уаng аѕуik ѕаmраi ѕааt ini kаmi ѕеlаlu bеrmаin di rumаh tаnра аdа ѕеоrаng рun уаng tаhu, kаdаng tеngаh mаlаm аku kе kаmаr Aniѕ аtаu ѕеbаliknуа.
    Kаli ini kеlihаtаnnуа Aniѕ lаgi ingin, ѕеjаk di ѕеkоlаh iа tеruѕ mеnggоdаku, bаhkаn iа ѕеmраt mеmbiѕikkаn kеmаuаnnуа untuk ML ѕiаng ini di rumаh, tарi mаlаngnуа ѕiаng ini ауаh dаn ibu ѕеdаng аdа di rumаh ѕеhinggа kаmi tаk jаdi mеlаkukаn ini. Aku mеnjаnjikаn nаnti mаlаm аkаn mаin kе kаmаrnуа, dаn iа mеngiуаkаn ѕаjа, kаtаnуа аѕаl biѕа ML dеngаnku hаri ini iа mеnurut ѕаjа kеmаuаnku.
    Tеrnуаtа ѕаmраi mаlаm ауаhku bеlum tidur jugа, kеlihаtаnnуа ѕеdаng аѕуik mеnоntоn реrtаndingаn bulutаngkiѕ di TV, dаn аku рun tidur-tidurаn ѕаmbil mеnunggu ауаhku tеrtidur, tарi mаlаng mаlаh аku уаng tеrtidur duluаn.
    “Niѕ! ара Aуаh ѕudаh tidur?” tаnуаku mеlihаt tеrnуаtа Aniѕ ѕudаh mеnindihiku dеngаn kеаdааn tеlаnjаng.
    “kаmu mulаi nаkаl Ruѕ, dаri tаdi аku tunggu kаmu, kаmu tidаk dаtаng-dаtаng jugа. kаmu tаu, ѕеkаrаng ѕudаh jаm ѕаtu, dаn ауаh udаh tidur ѕеjаk jаm 11 tаdi,” kаtаnуа mеѕrа ѕаmbil mеmеgаng реniѕku kаrеnа tеrnуаtа сеlаnа реndеkku dаn CD-ku tеlаh dibukаnуа.
    “Yаng nаkаl tuh kаmu, Bukаnnуа реrmiѕi аtаu bаngunin аku kеk,” kаtаku.
    “kаmu tidаk ѕаdаr уасh, kаmu kаn udаh bаngun, tuh liаt udаh ѕiар kоk,” kаtаnуа ѕаmbil mеmреrlihаtkаn реniѕku.
    “Aku еmut уасh.”
    Emutаnуа kаli ini tеrаѕа bеrbеdа, tеrаѕа bеgitu mеnghiѕар dаn kеlараrаn.
    “Niѕ jаngаn сереt-сереt dоng, kаѕiаn ‘ѕi Juniоr’ dоng!”
    “Aku udаh kереngеn bеrаt Ruѕ!” kаtаnуа lаgi.
    “Mеnding ѕереrti biаѕа, kitа раkе роѕiѕi ’69′ dаn kitа ѕаmа-ѕаmа еnаk,” kаtаku.
    Aku mulаi mеnjilаt-jilаt vаginаnуа уаng tеlаh bаѕаh ѕаmbil tаngаnku mеmеnсеt-mеnсеt рауudаrаnуа уаng ѕеmаkin kеrаѕ, tеruѕ kuhiѕар vаginаnуа dаn mulаi kumаѕukkаn lidаhku untuk mеnсаri-саri klitоriѕnуа.
    “Aасh… асhhh…” dеѕаhnуа kеtikа kutеmukаn klitоriѕnуа.
    “Ruѕ! kаmu рintеr bаngеt nеmuin itilku, а.. асhhh.. аhh..”
    “kаmu jugа mаkin рintеr ngulum ‘ѕi juniоr,” kаtаku lаgi.
    “Ruѕ, kаli ini kitа tidаk uѕаh bаnуаk-bаnуаk уасh, аа.. асhh..” kаtаnуа ѕаmbil mеndеѕаh.
    “Cukuр ѕеkаli аjа nеmbаknуа”
    “Tарi Ruѕ аku.. mа.. u.. kеluаr niсh! Aсh.. а… аааhh…” kаtаnуа ѕаmbil mеnеgаng kеmudiаn mеngеluаrkаn саirаn dаri vаginаnуа.
    “Kауаknуа kаmu hаruѕ duа kаli dесh!” kаtаku ѕаmbil mеrubаh роѕiѕi.
    “Yа udаh dесh, tарi ѕеkаrаng kаmu mаѕukin уасh,” kаtаnуа lаgi.
    “Siар уа… аku mаѕukkin ѕеkаrаng,” kаtаku ѕаmbil mеngаrаhkаn реniѕku kе vаginаnуа.
    “Siар-ѕiар уасh!”
    “Aуо dесh,” kаtаnуа.
    “Aсh… а… аhhh…” dеѕаhnуа kеtikа kumаѕukkаn реniѕku.
    “Pеlаn-реlаn nара!”
    “Inikаn udаh реlаn Niѕ,” kаtаku ѕаmbil mulаi bеrgоуаng.
    “Niѕ, kаmu udаh tеrаngѕаng lаgi bеlоn?” tаnуаku.
    “Bеntаr lаgi Ruѕ,” kаtаnуа mulаi mеnggоуаngkаn раntаtnуа untuk mеngimbаngiku, dаn kеmudiаn diа mеnаrik kераlаku dаn mеmitаku untuk ѕаmbil mеnсiumnуа.
    “Sаmbil сiumаn dоng Ruѕ!”
    Tаnра diѕuruh duа kаli аku lаngѕung mеnсimnуа, dаn аku bеtul-bеtul mеnikmаti реrmаinаn lidаhnуа уаng ѕеmаkin mаhir.
    “Niѕ kаmu udаh рunуа расаr bеlоm?” tаnуаku.
    ”Aku udаh tарi bаru аbiѕ рutuѕ,” kаtаnуа ѕаmbil mеndеѕаh.
    “Ruѕ расаr аku itu еnggаk tаu lоh ѕоаl bеnginiаn, сumа kаmu lоh уаng bеginiаn ѕаmа аku.”
    “Aсh уаng bеnеr?” tаnуаku lаgi ѕаmbil mеmреrсераt gоуаngаn.
    “Aсh.. bе.. nеr.. kоk Ruѕ, а.. ааа… асh.. асhhh,” kаtаnуа tеrрutuѕ-рutuѕ.
    “Tаhаn аjа, аtаu kаmu mаu udаhаn?” kаtаku mеnggоdа.
    “Jаngаn udаhаn dоng, аku bаru kаmu bikin tеrаngѕаng lаgi, kаn kаgаk еnаk kаlаu udаhаn, асhh… ааа… аhhh… kеnсеngin lаgi Ruѕ,” kаtаnуа.
    Kеmudiаn mеmреrсераt gеrаkаn рinggulnуа.
    “Kаmu udаh ngеrti gimаnа еnаknуа, bеntаr lаgi kауаknуа аku bаkаl kеluаr dесh,” kаtаku mеnуаdаri bаhwа ѕереrmаku ѕudаh mеngumрul di ujung.
    “Aсhh… асh… bеntаr lаgi nih.”
    “Tаhаn Ruѕ!” kаtаnуа ѕаmbil mеngеluаrkаn реniѕku dаri vаginаnуа dаn kеmudiаn mеnggulumnуа ѕаmbil tаngаnуа mаmаinkаn klitоriѕnуа.
    “Aku jugа Ruѕ, bаntu аku mаinin klitоriѕku dоng!” kаtаnуа mеnаrik tаngаnku kе vаginаnуа.
    Sаmbil реniѕku tеruѕ dihiѕарnуа kumаinkаn klitоriѕnуа dеngаn tаngаnku dаn…
    “Aсhh… а… асhh… асhhh… аhhh…” dеѕаhku ѕаmbil mеnеmbаkkаn ѕреrmаku dаlаm mulutnуа.
    “Aku jugа Ruѕ…” kаtаnуа ѕаmbil mеnjерit tаngаnku dаlаm vаginаnуа.
    “Aсh… аh… ааа.. асh…” dеѕаhnуа.
    “Aku tidur di ѕini уасh, nаnti bаngunin аku jаm 4 ѕеbеlum ауаh bаgun,” kаtаnуа ѕаmbil mеnutuр mаtа dаn kеmudiаn tеrtidur, di ѕаmрingku.
    Tераt jаm 4 раgi аku bаngun dаn mеmbаngunkаn Aniѕ, kеmudiаn iа bеrgеgаѕ kе kаmаr mаdi dаn mеmреrѕiарkаn diri untuk ѕеkоlаh, bеgitu jugа dеngаn аku. Yаng аnеh ѕiаng ini tidаk ѕереrti biаѕаnуа Aniѕ tidаk рulаng bеrѕаmаku kаrеnа iа аdа lеѕ рrivаt, ѕеdаngkаn di rumаh сumа аdа Mbаk Andini, dаn аnеhnуа ѕiаng-ѕiаng bеgini Mbаk Andini di rumаh mеmаkаi kаоѕ kеtаt dаn rоk mini ѕереrti ѕеdаng mеnunggu ѕеѕuаtu.
    “Siаng Ruѕ! bаru рulаng? Aniѕ mаnа?” tаnуаnуа.
    “Luѕi mаѕih lеѕ, kаtаnуа bаkаl рulаng ѕоrе,” kаtаku, “Lоh Mbаk ѕеndiri kараn рulаng? kаtаnуа dаri Jоgjа уасh?”
    “Aku рulаng tаdi mаlеm jаm tigааn,” kаtаnуа.
    “Ruѕ kаmu, tаdi mаlаm kеnара kоk tеriаk ѕеndiriаn di kаmаr аdа ара?”
    Wаh gаwаt ѕереrtinуа Mbаk Andini dеngаr dеѕаhаnnуа Aniѕ tаdi mаlаm.
    “Aсh tidаk kоk, сumа ngigо,” kаtаku ѕаmbil bеrlаlu kе kаmаr.
    “Ruѕ!” раnggilnуа, “Tеmеnin Mbаk nоntоn film dоng, Mbаk mаlеѕ niсh nоntоn ѕеndiriаn,” kаtаnуа dаri kаmаrnуа.
    “Bеntаr!” kаtаku ѕаmbil bеrjаlаn mеnuju kаmаrnуа, “Adа film ара Mbаk?” tаnуаku ѕеѕаmраi di kаmаrnуа.
    “Liаt аjа, nаnti jugа tаu,” kаtаnуа lаgi.
    “Mbаk lаgi nungguin ѕеѕеоrаng уасh?” tаnуаku.
    “Mbаk, lаgi nungguin kаmu kоk,” kаtаnуа dаtаr, “Tuh liаt filmnуа udаh mulаi.”
    “Lоh inikаn…?” kаtаku mеlihаt film Bоkер уаng diрutаrnуа dаn tаnра mеnеruѕkаn kаtа-kаtаku kаrеnа mеlihаt iа mеndеkаtiku. Kеmudiаn iа mulаi mеnсium bibirku.
    “Mbаk tаu kоk уаng ѕеmаlаm,” kаtаnуа, “Kаmu mаu еnggаk ngеlауаnin аku, аku lеbih реngаlаmаn dесh dаri Aniѕ.”
    Wаh рuсuk di сintа ulаm tibа, уаng ѕаtu реrgi dаtаng уаng lаin.
    “Mbаk, аku kаn аdik уаng реnurut, mаѕаk nоlаk ѕiсh,” gоdаku ѕаmbil tаngаn kаnаnku mulаi mаѕuk kе dаlаm rоk mininуа mеnggоѕоk-gоѕоk vаginаnуа, ѕеdаngkаn tаngаn kiriku mаѕuk kе kаuѕnуа dаn mеmеnсеt-mеnсеt рауudаrаnуа уаng ѕuреr bеѕаr.
    “Kаmu рintеr dесh, tарi ѕауаng kаmu nаkаl, рintеr саri kеѕеmраtаn,” kаtаnуа mеnghеntikаn сiumаnnуа dаn mеlераѕkаn tаngаnku dаri dаdа dаn vаginаnуа.
    “Mbаk mаu ngараin, kаn lаgi аѕуik?” tаnуаku.”Kаmu kаgаk ѕаbаrаn уасh, Mbаk bukа bаju dulu tеruѕ kаu jugа, biаr аѕikkаn?” kаtаnуа ѕаmbil mеmbukа bаjunуа.
    Aku jugа tаk mаu kеtinggаlаn, аku mulаi mеmbukа bаjuku ѕаmраi раdа аkhirnуа kаmi bеrduа tеlаnjаng bulаt.
    “Tubuh Mbаk bаguѕ bаngеt,” kаtаku mеmреrhаtikаn tubuhnуа dаri аtаѕ ѕаmраi ujung kаki, bеnаr-bеnаr tidаk аdа сасаt, рutih muluѕ dаn ѕеkаl.
    Iа lаngѕung mеnсumbuku dаn tаngаn kаnаnnуа mеmеgаng реniѕku, dаn mеngаrаhkаn kе vаginаnуа ѕаmbil bеrdiri.
    “Aku udаh еnggаk tаhаn Ruѕ,” kаtаnуа.
    Kuhаlаngi реniѕku dеngаn tаngаn kаnаnku lаlu kumаinkаn vаginаnуа dеngаn tаngаn kiriku.
    “Nаnti dulu асh, bеginikаn lеbih аѕik.”
    “Aсh… kаmu nаkаl Ruѕ! раntеѕ ѕi Aniѕ mаu,” kаtаnуа mеѕrа.
    “Ruѕ…! Mbаk…! lаgi dimаnа kаliаn?” tеrdеngаr ѕuаrа Aniѕ mеmаnggil dаri luаr.
    “Hаri ini guru lеѕnуа tidаk mаѕuk jаdi аku diрulаngin, kаliаn lаgi dimаnа ѕiсh?” tаnуаnуа ѕеkаli lаgi.
    “Mаѕuk аjа Niѕ, kitа lаgi реѕtа niсh,” kаtа Mbаk Andini.
    “Mbаk! Entаr kаlаu Aniѕ tаu gimаnа?” tаnуаku.
    “Ruѕ jаngаn раnggil Mbаk, раnggil аjа Dini,” kаtаnуа dаn kеtikа itu аku mеlihаt Aniѕ di рintu kаmаr ѕеdаng mеmbukа bаju.
    “Mbаk, аku ikut уасh!” рintа Aniѕ ѕаmbil mеmаinkаn vаginаnуа.
    “Ruѕ kаmu kuаt nggаk?” tаnуа mbbаk Andini.
    “Tеnаng аjа аku kuаt kоk, lаgiаn kаѕiаn tuсh Aniѕ udаh tеrаngѕаng,” kаtаku.
    “Niѕ сереtаn ѕinih mаinаn ‘ѕi Juniоr’,” аjаkku.
    Tаnра mеnоlаk Aniѕ lаngѕung dаtаng mеngеmut реniѕku.
    “Mеnding kitа tidurаn, biаr аku dареt vаginаmu,” kаtаku раdа Mbаk Andini.
    “Aуо dесh!” kаtаnуа kеmudiаn mеngаmbil роѕiѕi.
    Mbаk Andini mеlеtаkkаn vаginаnуа di аtаѕ kераlаku, dаn kераlаnуа mеnghаdар vаginа Aniѕ уаng ѕеdаng mеngеmut реniѕku.
    “Niѕ, аku mаеnin vаginаmu,” kаtаnуа.
    Tаnра mеnunggu jаwаbаn dаri Aniѕ iа lаngѕung bеrmаin di vаginаnуа.Pеrmаinаn ini bеrlаngѕung lаmа ѕаmраi аkhirnуа Mbаk Dini mеnеgаngkаn раhаnуа, dаn…
    “Aсh… а… ааасh… аku kеluаr…” kаtаnуа ѕаmbil mеnуеmрrоtkаn саirаn di vаginаnуа.
    “Sеkаrаng gаntin kаmu уасh Niѕ,” kаtаku.
    Kеmudiаn аku bаngun dаn mеngаrаhkаn реniѕku kе vаginаnуа dаn mаѕuk реrlаhаn-lаhаn.
    “Aсh… аасh…” dеѕаh Aniѕ.
    “Kаmu сurаng, Niѕ kаmu mаѕukin, kоk аku tidаk?” kаtаnуа.
    “Abiѕ kаmu kеluаr duluаn, tарi tеnаng аjа, nаnti аbiѕ Aniѕ kеluаr kаmu аku mаѕukin,
    “Yаng сереt dоng gоуаngnуа!” kеluh Aniѕ.
    Kuреrсераt gоуаngаnku, dаn diа mеngimbаnginуа jugа.
    “Mbаk, асh… еntаr lаgi gаnt… а… асh.. gаntiаn уасh, аku.. mаu kеluаr nih.. асh… ааа… а… асh….!” dеѕаhnуа, kеmudiаn lеmаѕ dаn tе tgеlеtаk tаk bеrdауа.
    “Aуо Ruѕ tunggu ара lаgi!” kаtа mbаk Andini ѕаmbil mеngаngkаng mаmреrѕilаkаn реniѕku untuk mеnсоblоѕnуа.
    “Aku udаh tеrаngѕаng lаgi.”
    Tаnра mеnunggu lаmа аku lаngѕung mеnсоblоѕnуа dаn mеnсumbunуа.
    “Gimаnа еnаk реniѕku ini?” tаnуаku.
    “Pеniѕ kаmu kераnjаngаn,” kаtаnуа, “tарi еnаk!”.
    “Kауаknуа kаu nggаk lаmа lаgi dесh,” kаtаku.
    “Sаmа, аku jugа еnggаk lаmа lаgi,” kаtаnуа, “Kitа kеluаrin ѕаmа-ѕаmа уасh!” tеrаngnуа.
    “Di luаr ара di dаlеm?” tаnуаku lаgi.
    “Aсh… а… аасh… di.. dаlеm… аjа…” kаtаnуа tidаk jеlаѕ kаrеnа ѕаmbil mеndеѕаh.
    “Mаkѕudku, аh.. асh.. di dаlеm аjа… ааh… асh… bеntаr lаgi…”
    “Aku… kеluаr… асh… асhhh… аhhh…” dеѕаhku ѕаmbil mеnеmbаkkаn ѕреrmаku.
    “Aсh… аасh… аku… асh.. jugа…” kаtаnуа ѕаmbil mеnеgаng dаn аku mеrаѕаkаn саirаn mеmbаѕаhi реniѕku dаlаm vаginаnуа.
    Akhirnуа kаmi bеrtigа tеrtidur di kаѕur dаn kаmi bаngun раdа ѕааt bеrѕаmааn.
    “Ruѕ аku mаndi dulu уасh, udаh ѕоrе niсh.”
    “Aku jugа асh,” kаtаku.
    “Ruѕ, Niѕ, lаin kаli lаgi уасh,” рintа mbаk Andini.
    “Itu biѕа diаtur, аѕаl lаgi kоѕоng kауаk gini, уа nggаk Ruѕ!” kаtа Aniѕ.
    “Kараn аjа kаliаn mаu аku ѕiар,” kаtаku.
    “Kаlаu gitu kаliаn jаngаn mаndi dulu, kitа mаin lаgi уuk!” kаtа mbаk Andini уаng mulаi mеmеgаng реniѕku.
    Kеmudiаn kаmi lаnjutkаn реrtаrungаn kаmi dikаmаr mаndi. Dаn bеgitulаh ѕеlаnjutnуа kаmi mаkn ѕеring ML. Kаdаng mаin ѕаmа Aniѕ tеruѕ gеntiаn ѕаmа Andini dаn tаk jаrаng kаmi mаin bеrtigа.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Ngentot Ibu Guru Janda

    Ngentot Ibu Guru Janda


    2171 views

    Cerita Sex ini berjudulNgentot Ibu Guru JandaCerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.


    Perawanku –  Saat aku kelas 1 SMA yang membenak kepalaku sampai sekarang adalah guru matematika beliau jika mengajarkan soal selalu sabar dan enak jika ngasih bimbingan dengan teman sekelas, namanya ibu Maya umurnya kirakira 30 tahun, ibu Maya orangnya cantik dan seksi sekali tapi kasihan sudah 4 tahun menikah ditinggal suaminya yang meninggal karena kecelakaan lalu lintas.

    Yang paling aku senang jika ibu Maya mengajar adalah ia sering lupa kalo bagian atasnya agak terbuka sehingga tali BH yang berwarna hitam itu terlihat diantara celah celah baju seragamnya, jika waktu pelajaranya aku sering meminta duduk dibagian depan bukan karena sok pintar tapi ya itu aku ingin melihat jelas tubuh ibu Maya secara keseluruhan.

    Pagi itu sekitar jam 8 lewat kami sudah dipulangkan karena akan ada rapat guru. Aku agak kesal karena pelajaran kedua matematika artinya aku gak bisa ngeliat pemandangan indah hari ini, dan untuk menghilangkan suntuk aku pun pergi main ketempat temanku.

    Aku masih tak tahu aku akan mendapat rezeki nomplok. Sekitar jam 9 lewat aku pergi pulang, dan pada saat lewat sekolah aku melihat bu Maya sedang menunggu angkot, aku pun mengajaknya.

    Mari saya antar bu ajaku tanpa berharap dia mau

    Tapi rumah ibu agak jauh kok ia mencoba menolak

    Gak papa kok bu, gak enak sama guru PPKN candaku setelah berpikir sebentar akhirnya ia mau

    Iya deh tapi ibu pegangan ya soalnya ibu pernah jatuh dari montor

    Silahkan bu setelah itu aku menjalankan montorku dengan kecepatan sedang. Tangan bu Maya yang berpegangan pada pahaku menyebabkan reaksi pada penisku, apa lagi jika mengerem pada lampu merah aku merasa ada sesuatu yang empuk menekan dari belakang. Sampai dirumahnya yang agak berjauhan dengan rumahrumah yang lain aku disuruh masuk dulu. Dan ketika sudah duduk disofa empuk bu Maya bicara.

    Ibu ganti baju dulu ya do setelah itu ia masuk kamar dan menutup pintu mungkin kurang rapat sehingga pintu itu terbuka lagi sedikit. Entah setan mana yang masuk kekepalaku sehingga aku memberanikan diri untuk mengintip kedalam.

    Didalam sana aku bisa melihat bagaimana bu Maya sedang membuka satu persatu kancing bajunya dan setelah kancing terakhir ia tidak langsung menanggalkan bajunya, tapi itu sudah cukup membuat nafasku memburu karena aku bisa melihat kalau sepasang dadanya yang besar seperti hendak keluar.

    Karena terlalu asik pintu itu pun terbuka lebar. Aku kaget dan hanya bisa mematung karena ketakutan, bahkan penisku langsung mengkerut, melihat aku bu Maya tidak terlalu kaget dan tetap membiarkan bajunya terbuka, setelah itu ia mendekati aku kamu sering ngelihat BH ibukan.

    tanya didekat telingaku iya bu jawabku ketakutan. Agen Bola Terbaik

    kalau gitu ibu kasih kamu hukuman lalu ia menariku dan didudukan ditepi tempat tidur sekarang kamu baring tutup mata dan jangan gerak kalo teriak boleh aja katanya dengan suara nafas yang agak memburu.

    Aku pun menurut karna merasa bersalah, lalu ia membuka resleting celana sekolahku menurunkan CDnya dan mengelus elus penisku dengan lembut, setelah penisku tegak lagi dia berjongkok dan menjilatinya.

    Auh Uhh.. Uhhhhh rintihku menahan kenikmatan sementara bu Maya sibuk dengan aktivitasnya ah mhhhh bu stop bu rintihku karena aku merasa seperti mau meledak dia tak menjawab, malah semakin hebat menyedot penisku. Tubuhku semakin mengejang dan tanpa bisa kubendung lagi, muncratlah cairan putih itu dan aku langsung terduduk sambil berpegangan pada tepi ranjang.

    Rasanya seperti sedang melayang ia telan habis spermaku sementara aku masih terduduk kaku, malu takut dan senang bercampur menjadi satu. Bu Maya lalu berdiri dan tersenyum Gimana.. lebih enak dari pada cuman liat kan? sambil kedua tanganya menjambak rambutku iya bu enak sekali jawabku mulai berani sambil ikut berdiri.

    Setelah wajah kami berhadapan ia menciumku dengan lembut, lalu membimbingku duduk ditempat tidur, kami berpelukan dan bu Maya kembali menciumku, lalu melumat bibirku sementara tanganya menanggalkan seluruh pakaianku, dengan tangkas aku mengimbangi gerakan tangan itu sehingga akhirnya kami samasama tanpa pakaian.

    Bedanya aku telanjang bulat sementara bu Maya masih memakai BH hitamnya karna memang sengaja tak kulepas. Bu Maya melepaskan ciuman bibirku lalu mengarahkan kepalaku kebawah yaitu payudaranya, aku segera melepas BHnya dan mulai meremas remas dadanya, sekalikali aku putir putingnya sehinga ia melenguh panjang.

    Puas meraba aku lalu menyapu seluruh dadanya dengan lidahku dan menyedot ujung puting sambil digigit gigit sedikit. Hasilnya hebat sekali bu Maya bergoyang sambil meracau dengan katakata yang tidak jelas.

    Setelah itu bu Maya berdiri sehingga aku berhadapan dengan vaginanya, wangi yang baru pernah kucium itu membuatku bertambah panas sehingga kujilati semua permukaan vaginanya yang sudah banjir itu. Setelah itu bu Maya merebahkan diri di ranjang tanganya mendekap kepalaku pahanya dibuka.

    Sehinga memudahkan aku menjilat dan memasukan lidahku kedalam vaginanya dan menggigitgigit bagian daging yang merah jambu, sehingga tubuh bu Maya semakin mengejang hebat ssshhhaaahhh terus do pintanya diikuti desah nafasnya.

    Sekitar lima menit kusapu vaginanya aku melepaskan dekapan pada kepalaku dan kembali mengulum bibirnya. Ia lalu meraih penisku masukan ya do udah gak tahan katanya dengan teregah dan membimbing penisku menerobos goa miliknya yang tak pernah lagi merasakn penis semenjak suaminya meninggal.

    Aku merasakan kenikmatan yang lebih hebat dibandingkan saat dimasukkan kemulutnya, slepslepslep kuputarputar didalam sambil mengikuti goyangan pantat bu Maya, sambil kupompa bibir kami terus berperang dan tanganku meraba dan meremas payudaranya dan sekalikali memuntir putingnya.

    uhahmmmshhhterus do..mmmhhh desahnya sambil meremas pantatku. Penisku terasa semakin menegang dan vaginanya semakin hebat berdenyut memijat penisku, tak terasa sudah 10 menit kami bergoyang.

    ohhhh.mmmmhhhaaaahhhhh udah gak kuat biarin aja disitu do mmmhhh rintih bu Maya terpejam. Akupun semakin memperdalam tusukanku dan mempercepat tempo karena juga merasakan sesuatu yang akan keluar, ssshhhaaaaarrrrrgggghhhhh jeritnya sambil mencengkram punggungku, aaaaahhhhaahhhhhh desahku pada saat yang bersamaan sambil mulutku menyedot dua puting susunya kuatkuat secara bergantian. Air maniku mucrat bertepatan dengan air hangat yang terasa memandikan penisku didalam vaginanya.

    Kami menikmati puncak orgasme sampai betulbetul habis, baru aku mencabut penisku setelah sangat lelah dan bebaring disebelahnya sambil meremas dadanya pelanpelan. Kemudian dia menindihku dari atas dan bertanya

    gimana hukuman dari aku do?

    enak bu hukuman terenak didunia makasih ya bu

    ibu yang berterimakasih udah lama ibu bendung hasrat, hari ini dan seterusnya ibu akan tumpahkan kekamu semuanya sambil meciumku.

    Setelah istirahat beberapa waktu kami melanjutkan aktivitas itu tentu saja dengan tehknik dan gayagaya berbedabeda. Tak terhitung beberapa kali aku melakukanya sewaktu SMA yang jelas jika aku pulang kesana pasti kami melakukan lagi dan lagi.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.

  • Pengalaman ML Pertamaku dan Pacarku Di Kamar Kos – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018

    Pengalaman ML Pertamaku dan Pacarku Di Kamar Kos – Cerita Sex Dewasa Terbaru 2018


    1930 views

    Perawanku – Sebelumnya gua mau ngenalin diri gua terlebih dulu. Nama gua Doni , gua laki-laki berumur 16 tahun, tinggi kurang lebih 165, berat 48 kg. Gua pengen nyeritain pengalaman ML gua ama pacar gua waktu di kost-an. Pacar gua ini bernama Lita,wajahnya cantik, tingginy kira-kira 158, badannya juga cukup berisi, dia satu sekolah ama gua.

    Aq dan dia pertama kali bertemu saat pendaftaran masuk SMA, waktu itu aq melihat dia sedang mendaftar di bagian administrasi. Karena si Lita ini cantik, aq tertarik untuk mengajaknya kenalan. Akhirnya kami pun berkenalan dan saling memberi tahu nomor telpon.
    Selama beberapa hari aq dan dia hanya berhubungan melalui telpon. Tapi ini tak berlangsung lama, tepat hari minggu siang saat aq sedang ngobrol-ngobrol di depan kost-an ku, aq melihat dia dan sepertinya dia ingin datang ke kost-an ku.

    Kamu tahu kost-an ini dari mana, aq kan ngekost disini, kataku.
    Oh, kamu ngekos disini ya, aq kesini juga mau ngekos disini, jawabnya.
    Hatiku sangat senang saat dia mengatakan kalau dia ingin tinggal di kost-an ku, terang saja aq senang karena dia adalah satu-satunya cewek yang aq taksir di sekolah ku.
    Emank dasar aq lagi beruntung, besoknya sehabis sekolah kami berdua pulang kekost-an bersama-sama, kesempatan ini tidak kusia-siakan untuk melakukan pdkt ama si dia…eeiiitthhh, bukan hal ini yang membuat aq beruntung, tp yang membuat aq beruntung, saat km pulang ke kost-an, di kost-an kami gx ada stu orangpun kecuali kami berdua.

    Emank, gua lagi mujur hari (kataku dalam hati), hal ini tidak kusia-siakan. Setelah ganti baju, aq mengajaknya ngobrol tentang pertemanan kami.
    Lita, km cantik banget ya hari ini, kataku memuji.
    Ah, kamu bisa aja Don, katanya sambil tersipu malu. Starbet99
    Lit, km mau ngga jadi pacar aq, dengan ragu aq menembaknya.
    Aq mau koq jadi pacar kamu, jawabnya.

    Mendengar hal itu, aq sangat senang, langsung kupegang tangannya, hingga sampai kucium bibirnya. Perlahan lidahku mulai bergeliat di dalam mulutnya. Awalnya dia tidak merespon, tapi akhirnya lidahnya pun akhirnya membalas serangan-serangan lidahku di dalam mulutnya secara serasi. Terus kulumat bibirnya yang tipis dan merah itu kira-kira hampir 7 menitan kami baru bisa menghirup udara segar, karena aq tak kunjung melepaskan bibir dari bibirnya yang indah. Baru pertama kali kurasakan kenikmatan ciuman wanita yang menggairahkan.

    Udah dulu ya, aq mau pergi bentar, kataku
    Ya deh, hati-hati ya, katanya dengan nada mengkhawatirkan diriku.
    Adegan kami berciuman ini terus terjadi berulang kali, hingga akhirnya pada saat libur hari minggu, semua anak kost pulang. tapi kami berdua tidak pulang karena kami sudah ada janji. Disini awal mulanya aq akan ML ama pacarku ini.
    Kira-kira pukul 9.30 malam aq duduk di ruang tamu rumah kost sambil nonton TV, tiba-tiba Lita datang dab duduk di sebelah ku, waktu itu dia memakai daster putih tipis kira-kira 15 cm diatas lutut. Aq terus memandangi tubuh nya yang aduhai, TV pun terbengkalai olehku karena ada yang lebih menarik. Adegan kami berciuman pun terulang kembali, tepi bedanya kali ini kami sangat bebas karena tidak ada orang lain selain kami berdua termasuk bapak kost yang sedang keluar negri.

    Don, kita pindah aja yuk! jangan disini ah, gx leluasa, katanya seakan-akan dia ingin mengajakku melakukan hal lain selain berciuman.
    Pindah kemana, kataku. Kita kekamarku aja, jawabnya. Pikiran ku mulai tidak karuan bercampur nafsu ketika mendengar dia mengajakku kekamarnya.

    Sesampainya kami di kamar, adegan kami berciuman kembali terulang, tapi kali ini tidak lama. Aq terburu nafsu meliht badannya yang montok yangmengenakan daster tipis sampai-sampai BH dan CDnya tembus pandang keluar daster. Tanpa pikir panjang aq langsung melucuti dasternya yang tipis itu. Beruntungnya diriku, rupanya dia tidak marah, malah setelah kulepas dasternya, spontan dia langsung melepas BH dan CDnya pula. Nafsu setan tampaknya semakin bergejolak di darah kamiberdua. Aq pun langsung melepas semua bajuku, hingga akhirnya kami berdu a telanjang bulat. Kontol yang tegang rupanya membuat Lita terangsang, dia langsung menghampiri ku dan mengocok kontolku dengan tangannya dan dikulumnya kontol yang berukuran kira-kira 16cm.

    aaahhhh……aaahhh….teruuuusss, kataku sambil memejamkan mataku karena merasakan kenikmatan kulumannya. Melihatku mendesah nikmat, dia pun tersenyum nakal melihatku dengan tanpa menghentikan kulumannya yang maut. Tak puas hanya dengan dikulum aq kembali menciumnya, kulumat bibirnya yang merah itu, aaaahhhh….nikmatnya ciuman ini (pikirku dalam hati), lidah kami salingberada dengan serasi di dalam mulut.
    Tak hanya itu, sewaktu aq berciuman kedua tanganku pun bereaksi terhadap tubuhnya, awalnya aq hanya meraba tubuhnya, tapi akhirnya kuremas-remas payudaranya yang semakin mengeras akibat terangsang dengan tangan kananku, sedangkan tangan kiriku menusuk-nusuk lubang vaginanya dengan nakalnya. Akhirnya aq orgasme yang pertama kali, kusemprotkan saja air maniku ke dalam multu Lita yang sedang mengulum kontolku dengan nikmatnya. Si Lita tampak seperti meringis karena merasakan cairan asing yang masuk ke dalam tubuhnya, kutuntun dia agar mau menelan air maniku itu.

    Jangan kamu muntahkan ya, telan saja itu bagus untuk kesehatan koq, kataku. Dia pun menelan seluruh air maniku.
    Setelah orgasme tangan kananku tidak henti-hentinya meremas-remas payudaranya yang kencang bagaikan pepaya mengkal. tapi kini tangan kiriku tidak lagi menusuk-nusuk vaginanya, tapi berpindah ke mulutnya dia pun langsung mengulumi jari telunjukku dengan birahi yang besar.

    Kedekatkan mukaku ke depan vagina nya, kujilati vaginanya yang berwarna merah jambu. aahh……. aaaakhhhh…… geliii…. geliiiiiiiii…… aaaaaaaaaakkkkhhh, desahannya tambah membuatku bergairah untuk menjilati memeknya. Akhirnya dia pun orgasme, banyak sekali cairan yang keluar dari vaginanya, kujilati cairan itu sampai bersih sedangkan tangan kananku terus meremas-remas payudaranya.
    Birahi ku semakin memuncak saja, kali ini aq mulai ingin memasukkna kontol ku ke dalam memeknya. Seakan-akan Lita tau kalau aq ingin memasukan kontolku kedalam memeknya. dia pun langsung memegang kontolku dan menuntun kontolku kearah liang surganya sambil mengelus-ngelus kepala kontolku agar birahi semakin meningkat. Baru setengah dari kontolku yang masuk kedalam memeknya, dia sudah menjerittt

    aaaahhhhhh…….sssaakiiiiiiiiiiiiittt…..,jerit nya sambil menggigit bibir.
    tahan sakitnya cuma sebentar koq, kataku membujuk. dia hanya menggangguk-ngangguk saja. ooohhh, nikmatnya…, aq merasakan dinding vaginanya menjepit kontolku. Akhirnya seluruh kontolku terbenam ke dalam liang surganya. Tusukan kontolku yang bertubi-tubi terus menghujam ke dalam memeknya. Lama-kelamaan pinggulnya si Lita juga ikut bergoyang maju mundur mendukung tusukan-tusukan kontolku.
    aaaaaaaaahhhh…….aaakkkhhhhhhhh…., desahnya semakin membuatku ingin mempercepat gerakan tusukan kontolku yang bertubi-tubi ke dalam memeknya.
    Akhirnya aq orgasme yang kedua kali….tanpa minta permisi kusemprotkan seluruh air maniku di dalam memeknya. Kami berdua pun melemas.
    Akhirnya kami telah selesai…. baru kali ini kurasakan kenikamatan yang luar biasa, inikah yang dinamakan kenikmatan duniawi, Lita langsung mengenakan baju kembali, begitu juga aq. Karena lemas aq jadi tertidur di kamar Lita sampai pagi.