Author: perawanku

  • Cerita Sex Virginku Telahku Lepas Pada Orang Yang Telah Membuatku Bahagia

    Cerita Sex Virginku Telahku Lepas Pada Orang Yang Telah Membuatku Bahagia


    772 views

    Perawanku – Cerita Sex Virginku Telahku Lepas Pada Orang Yang Telah Membuatku Bahagia, Namaku Rahayu,temen-temenku biasa memanggilku ayu, masih duduk di kelas 2 SMU. Boleh di bilang aku sedang melewati masa puber, yang kata orang-orang masa pendawasaan.aku orangnya gak tinggi bahkan terkesan ndut, melar ke samping gak ke atas (kayak iklan deh). Sebenarnya aku minder dengan tubuh seperti ini, aku sering merasa iri jika melihat tubuh temen-temenku, saat kita ganti pakaian. mereka dengan tenang dan PD ganti baju tanpa harus minder seperti aku, sedang aku malu banget. Karena itu biasanya kalau ganti pakaian aku sering di kamar mandi dan bukannya di tempat ganti pakaian seperti yang laen. Dibandingkan dengan temen yang laen, badanku jauh banget badan ndut, payudara besar, pokong juga besar, kata temen-temen seperti emak-emak yang abis melahirkan. tapi ya sudah deh aku trima aja, namanya juga pemberian Tuhan, pasti suatu saat ada hikmahnya.

    Hari ini jam olah raga, “haduuuuuh…. (kataku dalam hati)” ini saat yang membuat aku minder dan malu. Seperti biasa aku tunggu temen-temenku masuk ruang ganti, setelah semuanya masuk aku cepet-cepet keluar kelas dan menyelinap ke kamar mandi. Ok, saatnya olah raga..pemanasan…gerakan-gerakan pemanasan bikin ubuh ndutku tambah menonjol, mulai membusungkan dada, trus jongkok trus berdiri lagi membuat semua tubuhku bergerak-gerak dan semua mata temen-temenku melihat ke arahku sambil mereka bilang “mak ati-ati ntar bayinya keguguran” hiii… tambah malu nih. tp akhirnya 1 jam sudah kulewati, “hah akhirnya” kataku.

    Hari ini aku pulang sekolah capek banget, maka cepat-cepat aku pulang. kalau sore gini orang tuaku belum pada pulang, karena biasanya mereka baru pulang setelah magrib. aku hempaskan tubuhku di kasurku “huh lega banget..” tak lama berbaring tiba-tiba bel rumahku berbunyi, aku bangun tergopoh-gopoh membuka pintu cos biasanya gak ada tamu kalau jam segeni.

    Segera aku buka pintu, dan ternyata tamu itu adalah Ari, temen sekelasku. orangnya cupu, pakai kacamata dan sering menyendiri. aku kaget dan cuman melongo aja memandanginya yang datang tak di undang. sesaat kemudian aku tersadar dan mulai membuka pembicaraan “ada apa Ari tumben?” kataku. lalu dengan terbata-batu di jawab “ehh..anu..ehh..ini dompet kamu terjatuh, ini punyakamu kan?” kata Ari. “OOOhhh..iya Ari makasih ya, untung ada kamu, yok masuk dulu” kataku, kemudian kamipun masuk keruang tamu. “Bentar ya Ar, aku buatin minum” kataku, “oh iya makasih Yu. lalu aku masuk kedalam untuk buatin minum, setelah selesai minum kami mulai ngobrol-ngobrol, tp satu hal, ada yang aneh dari Ari cos gak biasanya dia gak mau ngobrol banyak ma orang, tapi ternyata Ari sebenarnya enak juga di ajak ngobrol dan ngerasa buat aku nyaman banget. “ehh..Yu..maaf ya i cuman mau bilang..ehh” kata Ari, “mau bilang apa?” jawabku cepat, “eh itu..maaf itu ada yang kebuka” kata Ari. OMG ternyata di kasih tau aku kalau beberapa kancing bajuku terbuka, sehingga dadaku yang besar nyaris kelihatan. Dengan malu cepat-cepat aku kancing bajuku, sedang Ari hanya tersipu-sipu saja melihatku. Sesaat kemudian aku mulai mengalihkan perhatian, aku bercerita (sebenarnya Curhat sih) tentang diriku kalau di sekolah tentang minderku sama temen-temen yang laen. Ari mendengar dengan serius semua ceritaku, sehingga aku merasa nyaman dan diperhatikan, tak terasa air mataku mengalir karena sedih. Aku pun tak sadar aku sudah menangis di pelukan Ari, meski badanku ndut tp dia bs merangkul seluruh tubuhku sehingga aku makin terbuai dan merasa tenang.

    Sesaat kemudian kami berpandangan, jari-jarinya mulai mungusap air mataku dengan lembut, pelan-pelan Ari mengusap mata dan pipiku yang basah, akupun terbuai, aku merasa hidup,aku merasa ada. Setelah mengusap air mataku dia memeluk kepalaku di pundaknya, kemudian dia berbisik halus dan berkata “aku tau perasaanmu, karena akupun seperti itu, biarkan aku jadi orang yang akan selalu menemani sedihmu, maukan?”. uuuuhh..rasanya melayang baru kali ini ada cowok yang berkata seperti itu kepadaku, meski orangnya cupu, gak keren tp dia baik banget, aku bahagia mendengarnya. Aripun memelukku lebih erat dan aku sangat menikmatinya.

    Cerita Sex Virginku Telahku Lepas Pada Orang Yang Telah Membuatku Bahagia

    Cerita Sex Virginku Telahku Lepas Pada Orang Yang Telah Membuatku Bahagia

    Aku didekapnya, erat banget. sehingga tubuhku yang subur ini menempel semua di dadanya, Payudarakupun terasa meluber didadanya. tak terasa ada getaran di tubuh Ari, perutku merasakan sesuatu yang mengganjal saat kami berpelukan. oh ternyata batang Ari menegang,terasa besar. pikiranku mulai dipenuhi bayangan. Ari mulai merenggangkan pelukannya, kemudian memandangi wajahku, dia elus wajahku dengan lembut,trus ke leherku, dan…dia berhenti saat jarinya akan menyentuh payudaraku. entah setan apa yg lewat akupun berkata pada Ari “Ar..aku mau seperti yang laen, aku ingin merasakan seperti yang laen,tolong bikin aku seperti yang laen ar” kataku. “Sebenarnya, aku juga seperti kamu, kita sama, kta punya kesedihan yang sama..ehhhh..boleh aku..eehh” kata Ari. akupun hanya mengangguk tanda setuju, Ari pun mulai membuka kancing baju ku satu persatu dengan lembut. Ari melepas baju seragamku yang masih menempel dengan halus, kemudia dia kecup pundak dengan mesra aku terpejam menikmatinya. Leherku di kecupnya pelan, kemudia pipiku yang cempluk digigitnya dengan halus, aku pun merasa melayang. Tangan Ari aku bimbing menuju Payudaraku yang besar, aku taruh di ujung dadaku, kemudian Ari mulai meremas payudaraku yang masih terbungkus BH…Uhhhh Ar…Ari mulai menarik tali BHku turun lalu dengan halus dia membelai satu payudaraku, dia memainkan jari-jarinya di putingku aku hanya diam dan terpejam melayang. Karena sudah tak sabar dengan cumbuan Ari aku buka kancing BH ku, tanpa malu lagi aku tarik wajah ari aku benamkan di antara SUSUku, aku geser-geser ke wajahnya aku dekap kepalanya lebih dalam..”ayo Ar gigit Ar” pintaku. Sessat kemudian dia menjilat puntingku, “uuuhhhAr..Ayo gigit ar yang kenceng..jangan brenti”semakin aku menjadi-jadi.

    Sambil aku dekap kepalanya, aku buka celana sekolah Ari cepat…aku plorot dengan buas..oohh..ternyata Ari tidak memakai celana dalam..langsung aja aku kocok2 dengan tanganku, sementara ari masih menggigit-gigit payudaraku dengan nafsu. Aku ludain jariku kemudian aku kocoknya jari2ku ke batang Ari dengan cepat, Ari pun menggelinjang “UUhhh..Yu…uuhh..aku dah mau keluar..uuhhh”. “Ayo ar keluarin” pintaku. akupun mendorong tubuh ari agak kebelakang dan langsung aku lumat batangnya, aku masukkan batangnya pek tenggorokan lalu aku biarkan didlam mulutku, karena aku ingin meminumnya. Sesaat kemudian, ari memeras Susuku dengan keras dan Ari menggelinjang..dan keluarlah Air mani itu di mulutku. “Ahhhhhhhh..yuuuuuuuu”, setelah mulutku penuh dengan maninya aku lepaskan batangnya dari mulutku, dan akupun memperlihatkan air mani dalam mulutku ke Ari, trus dengan mulut penuh mani aku cium bibir Ari dalam-dalam, kamipun menikmati Air mani itu bersama-sama sampai habis. “uh nikmatnya..” kata kami hampir bersamaan.

    Kamipun tersenyum,aku bilang ke Ari “Ar makasih ya, udah bikin aku bahagia, dan makasih karena kamu bisa menahan diri hingga aku tidak kehilangan perawanku”. Ari pun berbisik kepadaku dan berkata “Perawanmu aku aku ambil nanti,setelah kamu aku nikahi”. ooo betapa terkejutnya aku mendengar kata itu. dan saat itu juga kami jadian meski tidak ada orang yang tau, beberapa tahun kemudian ketika kami sudah dewasa, Ari membuktikan kata-katanya. kamipun menikah dan hidup bahagia, Virginku telah aku lepas pada orang yang telah membuatku bahagia.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Kenikmatan Ketika Aku Sedang DIJARAH Dua Teman Lelakiku Bagian 1

    Cerita Sex Kenikmatan Ketika Aku Sedang DIJARAH Dua Teman Lelakiku Bagian 1


    771 views

    Perawanku – Cerita Sex Kenikmatan Ketika Aku Sedang DIJARAH Dua Teman Lelakiku Bagian 1, Aku adalah gadis berusia 19 tahun. kawan-kawan mengatakan aku cantik, tinggi 170, kulit putih dengan rambut lurus sebahu. Aku termasuk populer diantara kawan-kawan, pokoknya gaul abis. Namun demikian aku masih mampu menjaga kesucianku sampai..

    Suatu saat aku dan enam orang kawan Susi (19), Andra (20), Kelvin (22), Vito (22), Toni (23) dan Andri (20). menghabiskan liburan dengan menginap di villa keluarga Andri di Puncak. Susi walaupun tidak terlalu tinggi (160) memiliki tubuh padat dengan kulit putih, sangat sexy apalagi dengan ukuran payudara 36b-nya, Susi telah berpacaran cukup lama dengan Kelvin.

    Diantara kami bertiga Andra yang paling cantik, tubuhnya sangat proporsi tidak heran kalau sang pacar, Vito, sangat tergila-gila dengannya. Sementara aku, Andri dan Toni masih \’jomblo\’. Andri yang berdarah India sebenarnya suka sama aku, dia lumayan ganteng hanya saja bulu-bulu dadanya yang lebat terkadang membuat aku ngeri, karenanya aku hanya menganggap dia tidak lebih dari sekedar teman.

    Acara ke Puncak kami mulai dengan \’hang-out\’ disalah satu kafe terkenal di kota kami. Larut malam baru tiba di Puncak dan langsung menyerbu kamar tidur, kami semua tidur dikamar lantai atas. Udara dingin membuatku terbangun dan menyadari hanya Susi yang ada sementara Andra entah kemana. Rasa haus membuatku beranjak menuju dapur untuk mengambil minum.

    Sewaktu melewati kamar belakang dilantai bawah, telingaku menangkap suara orang yang sedang bercakap-cakap. Kuintip dari celah pintu yang tidak tertutup rapat, ternyata Vito dan Andra. Niat menegur mereka aku urungkan, karena kulihat mereka sedang berciuman, awalnya kecupan-kecupan lembut yang kemudian berubah menjadi lumatan-lumatan. Keingintahuan akan kelanjutan adegan itu menahan langkahku menuju dapur.

    Adegan ciuman itu bertambah \’panas\’ mereka saling memagut dan berguling-gulingan, lidah Vito menjalar bagai bagai ular ketelinga dan leher sementara tangannya menyusup kedalam t-shirt meremas-remas payudara yang menyebabkan Andra mendesah-desah, suaranya desahannya terdengar sangat sensual.

    Disibakkannya t-shirt Andra dan lidahnya menjalar dan meliuk-liuk di putingnya, menghisap dan meremas-remas payudara Andra. Setelah itu tangannya mulai merayap kebawah, mengelus-elus bagian sensitif yang tertutup g-string. Vito berusaha membuka penutup terakhir itu, tapi sepertinya Andra keberatan. Lamat-lamat kudengan pembicaraan mereka.

    “Jangan To” tolak Andra.
    “Kenapa sayang” tanya Vito.
    “Aku belum pernah.. gituan”
    “Makanya dicoba sayang” bujuk Vito.
    “Takut To” Andra beralasan.

    “Ngga apa-apa kok” lanjut Vito membujuk
    “Tapi To”
    “Gini deh”, potong Vito, “Aku cium aja, kalau kamu ngga suka kita berhenti”
    “Janji ya To” sahut Andra ingin meyakinkan.
    “Janji” Vito meyakinkan Andra.

    Vito tidak membuang-buang waktu, ia membuka t-shirt dan celana pendeknya dan kembali menikmati bukit kenikmatan Andra yang indah itu, perlahan mulutnya merayap makin kebawah.. kebawah.. dan kebawah. Ia mengecup-ngecup gundukan diantara paha sekaligus menarik turun g-string Andra. Dengan hati-hati Vito membuka kedua paha Andra dan mulai mengecup kewanitaannya disertai jilatan-jilatan. Tubuh Andra bergetar merasakan lidah Vito.

    “Agghh.. To.. oohh.. enakk.. Too”

    Mendengar desahan Andra, Vito semakin menjadi-jadi, ia bahkan menghisap-hisap kewanitaan Andra dan meremas-remas payudaranya dengan liar. Hentakan-hentakan birahi sepertinya telah menguasai Andra, tubuhnya menggelinjang keras disertai desahan dan erangan yang tidak berkeputusan, tangannya mengusap-usap dan menarik-narik rambut Vito, seakan tidak ingin melepaskan kenikmatan yang ia rasakan.

    Andra semakin membuka lebar kedua kakinya agar memudahkan mulut Vito melahap kewanitaannya. Kepalanya mengeleng kekiri-kekanan, tangannya menggapai-gapai, semua yang diraih dicengramnya kuat-kuat. Andra sudah tenggelam dan setiap detik belalu semakin dalam ia menuju ke dasar lautan birahi.

    Vito tahu persis apa yang harus dilakukan selanjutnya, ia membuka CDnya dan merangkak naik keatas tubuh Andra. Mereka bergumul dalam ketelanjangan yang berbalut birahi. Sesekali Vito di atas sesekali dibawah disertai gerakan erotis pinggulnya, Andra tidak tinggal diam ia melakukan juga yang sama.

    Kemaluan mereka saling beradu, menggesek, dan menekan-nekan. Melihat itu semua membuat degup jantung berdetak kencang dan bagian-bagian sensitif di tubuhku mengeras.. Aku mulai terjangkit virus birahi mereka.

    Vito kemudian mengangkat tubuhnya yang ditopang satu tangan, sementara tangan lain memegang kejantannya. Vito mengarahkan kejantanannya keselah-selah paha Anggie. “Jangan To, katanya cuma cium aja” sergah Andra.

    “Rileks An” bujuk Vito, sambil mengosok-gosok ujung penisnya di kewanitaan Andra.
    “Tapi.. To.. oohh.. aahh” protes Andra tenggelam dalam desahannya sendiri.
    “Nikmatin aja An”
    “Ehh.. akkhh.. mpphh” Andra semakin mendesah
    “Gitu An.. rileks.. nanti lebih enak lagi”
    “He eh To.. eesshh”
    “Enak An..?”
    “Ehh.. enaakk To”

    Aku benar-benar ternganga dibuatnya. Seumur hidup belum pernah aku melihat milik pria yang sebenarnya, apalagi adegan \’live\’ seperti itu.

    Tidak ada lagi protes apalagi penolakan hanya desahan kenikmatan Andra yang terdengar.
    “Aku masukin ya An” pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban.
    Vito langsung menekan pinggulnya, ujung kejantanannya tenggelam dalam kewanitaan Andra.
    “Aakhh.. To.. eengghh” erang Andra cukup keras, membuat bulu-bulu ditubuhku meremang mendengarnya.

    Vito lebih merunduk lagi dengan sikut menahan badan, perlahan pinggulnya bergerak turun naik serta mulutnya dengan rakus melumat payudara Andra.

    “Teruss.. Too.. enak banget.. ohh.. isep yang kerass sayangg” Andra meracau.
    “Aku suka sekali payudara kamu An.. mmhh”
    “Aku juga suka kamu isep To.. ahh” Andra menyorongkan dadanya membuat Vito bertambah mudah melumatnya.

    Bukan hanya Andra yang terayun-ayun gelombang birahi, aku yang melihat semua itu turut hanyut dibuatnya. Tanpa sadar aku mulai meremas-remas payudara dan memainkan putingku sendiri, membuat mataku terpejam-pejam merasakan nikmatnya.

    Vito tahu Andra sudah pada situasi \’point of no return\’, ia merebahkan badannya menindih Andra dan memeluknya seraya melumat mulut, leher dan telinga Andra dan.. kulihat Vito menekan pinggulnya, dapat kubayangkan bagaimana kejantanannya melesak masuk ke dalam rongga kenikmatan Andra.

    “Auuwww.. To.. sakiitt” jerit Andra.
    “Stop.. stop To”
    “Rileks An.. supaya enak nanti” bujuk Vito, sambil terus menekan lebih dalam lagi.
    “Sakit To.. pleasee.. jangan diterusin”

    Cerita Sex Kenikmatan Ketika Aku Sedang DIJARAH Dua Teman Lelakiku Bagian 1

    Cerita Sex Kenikmatan Ketika Aku Sedang DIJARAH Dua Teman Lelakiku Bagian 1

     

    Terlambat.. seluruh kejantanan Vito telah terbenam di dalam rongga kenikmatan Andra. Beberapa saat Vito tidak bergerak, ia mengecup-ngecup leher, pundak dan akhirnya payudara Andra kembali jadi bulan-bulanan lidah dan mulutnya.

    Perlakuan Vito membuat birahi Andra terusik kembali, ia mulai melenguh dan mendesah-desah, lama kelamaan semakin menjadi-jadi. Bagian belakang tubuh Vito yang mulai dari punggung, pinggang sampai buah pantatnya tak luput dari remasan-remasan tangan Andra.

    Vito memahami sekali keadaan Andra, pinggulnya mulai digerakan memutar perlahan sekali tapi mulutnya bertambah ganas melahap gundukan daging Andra yang dihiasi puting kecil kemerah-merahan.

    “Uhh.. ohh.. To” desah kenikmatan Andra, kakinya dibuka lebih melebar lagi.
    Vito tidak menyia-nyiakan kesempatan ini dipercepat ritme gerakan pinggulnya.

    “Agghh.. ohh.. terus Too” Andra meracau merasakan kejantanan Vito yang berputar-putar di kewanitaannya, kepalanya tengadah dengan mata terpejam, pinggulnya turut bergoyang. Merasakan gerakannya mendapat respon Vito tidak ragu lagi untuk menarik-memasukan batang kemaluannya.

    “Aaauugghh.. sshh.. Too.. ohh.. Too” Andra tak kuasa lagi menahan luapan kenikmatan yang keluar begitu saya dari mulutnya.

    Pinggul Vito yang turun naik dan kaki Andra yang terbuka lebar membuat darahku berdesir, menimbulkan denyut-denyut di bagian sensitifku, kumasukan tangan kiri kebalik celana pendek dan CD. Tubuhku bergetar begitu jari-jemariku meraba-raba kewanitaanku.

    “Ssshh.. sshh” desisku tertahan manakala jari tengahku menyentuh bibir kemaluanku yang sudah basah, sesaat \’life show\’ Vito dan Andra terlupakan. Kesadaranku kembali begitu mendengar pekikan Andra.

    “Adduuhh.. Too.. nikmat sekalii” Andra terbuai dalam birahinya yang menggebu-gebu.
    “Nikmati An.. nikmati sepuas-puasnya”
    “Ssshh.. ahh.. ohh.. ennaak Too”
    “Punya kamu enaakk sekalii An.. uugghh”
    “Ohh.. Too.. aku sayang kamu.. sshh” desah Andra seraya memeluk, pujian Vito rupanya membuat Andra lebih agresif, pantatnya bergoyang mengikuti irama hentakan-hentakan turun-naik pantat Vito.

    “Enaak An.. terus goyang.. uhh.. eenngghh” merasakan goyangan Andra Vito semakin mempercepat hujaman-hujaman kejantanannya.
    “Ahh.. aahh.. Too.. teruss.. sayaang” pekik Andra.
    Semakin liar keduanya bergumul, keringat kenikmatan membanjir menyelimuti tubuh mereka.

    Baca Juga :  Wisata unik di jogja, makan di temani STW yang cantik

    “Too.. tekan sayangg.. uuhh.. aku mau ke.. kelu.. aarrghh” erang Andra.
    Vito menekan pantatnya dalam-dalam dan tubuh keduanya pun mengejang. Gema erangan kenikmatan mereka memenuhi seantero kamar dan kemudian keduanya.. terkulai lemas.

    Dikamar aku gelisah mengingat-ingat kejadian yang baru saja kulihat, bayang-bayang Vito menyetubuhi Andra begitu menguasai pikiranku. Tak kuasa aku menahan tanganku untuk kembali mengusap-usap seluruh bagian sensitif di tubuhku namun keberadaan Susi sangat mengganggu, menjelang ayam berkokok barulah mataku terpejam. Dalam mimpi adegan itu muncul kembali hanya saja bukan Andra yang sedang disetubuhi Vito tetapi diriku.

    Jam 10.00 pagi harinya kami jalan-jalan menghirup udara puncak, sekalian membeli makanan dan cemilan sementara Susi dan Kelvin menunggu villa. Belum lagi 15 menit meninggalkan villa perutku tiba-tiba mulas, aku mencoba untuk bertahan, tidak berhasil, bergegas aku kembali ke villa.

    Selesai dari kamar mandi aku mencari Susi dan Kelvin, rupanya mereka sedang di ruang TV dalam keadaan.. bugil. Lagi-lagi aku mendapat suguhan \’live show\’ yang spektakuler. Tubuh Susi setengah melonjor di sofa dengan kaki menapak kelantai, Kelvin berlutut dilantai dengan badan berada diantara kedua kaki Susi, Mulutnya mengulum-ngulum kewanitaan Susi, tak lama kemudian Kelvin meletakan kedua tungkai kaki Susi dibahunya dan kembali menyantap \’segitiga venus\’ yang semakin terpampang dimukanya. Tak ayal lagi Susi berkelojotan diperlakukan seperti itu.

    “Ssshh.. sshh.. aahh” desis Susi.
    “Oohh.. Kel.. nikmat sekalii.. sayang”
    “Gigit.. Kel.. pleasee.. gigitt”
    “Auuwww.. pelan sayang gigitnyaa”

    Melengkapi kenikmatan yang sedang melanda dirinya satu tangan Susi mencengkram kepala Kelvin, tangan lainnya meremas-remas payudara 36b-nya sendiri serta memilin putingnya.

    Beberapa saat kemudian mereka berganti posisi, Susi yang berlutut di lantai, mulutnya mengulum kejantanan Kelvin, kepalanya turun naik, tangannya mengocok-ngocok batang kenikmatan itu, sekali-kali dijilatnya bagai menikmati es krim. Setiap gerakan kepala Susi sepertinya memberikan sensasi yang luar biasa bagi Kelvin.

    “Aaahh.. aauugghh.. teruss sayangg” desah Kelvin.
    “Ohh.. sayangg.. enakk sekalii”
    Suara desahan dan erangan membuat Susi tambah bernafsu melumat kejantanan Kelvin.
    “Ohh.. Susii.. ngga tahann.. masukin sayangg” pinta Kelvin.

    Susi menyudahi lumatannya dan beranjak keatas, berlutut disofa dengan pinggul Kelvin berada diantara pahanya, tangannya menggapai batang kenikmatan Kelvin, diarahkan kemulut kewanitaannya dan dibenamkan. “Aaagghh” keduanya melenguh panjang merasakan kenikmatan gesekan pada bagian sensitif mereka masing-masing.

    Dengan kedua tangan berpangku pada pahanya Susi mulai menggerakan pinggulnya mundur maju, karuan saja Kelvin mengeliat-geliat merasakan batangnya diurut-urut oleh kewanitaan Susi. Sebaliknya, milik Kelvin yang menegang keras dirasakan oleh Susi mengoyak-ngoyak dinding dan lorong kenikmatannya. Suara desahan, desisan dan lenguhan saling bersaut manakala kedua insan itu sedang dirasuk kenikmatan duniawi.

    Tontonan itu membuat aku tidak dapat menahan keinginanku untuk meraba-raba2 sekujur tubuhku, rasa gatal begitu merasuk kedalam kemaluanku. Kutinggalkan \’live show\’ bergegas menuju kamar, kulampiaskan birahiku dengan mengesek-gesekan bantal di kewanitaanku. Merasa tidak puas kusingkap rok miniku, kuselipkan tanganku kedalam CD-ku membelai-belai bulu-bulu tipis di permukaan kewanitaanku dan.. akhirnya menyentuh klitorisku.

    “Aaahh.. sshh.. eehh” desahku merasakan nikmatnya elusan-elusanku sendiri, jariku merayap tak terkendali ke bibir kemaluanku, membuka belahannya dan bermain-main ditempat yang mulai basah dengan cairan pelancar, manakala kenikmatan semakin membalut diriku tiba-tiba pintu terbuka.. Susi! masih dengan pakaian kusut menerobos masuk, untung aku masih memeluk bantal, sehingga kegiatan tanganku tidak terlihat olehnya.

    “Ehh Ver.. kok ada disini, bukannya tadi ikut yang lain?” sapa Susi terkejut.
    “Iya Si.. balik lagi.. perut mules”
    “Aku suruh Kelvin beli obat ya”
    “Ngga usah Si.. udah baikan kok”
    “Yakin Ver?”

    “Iya ngga apa-apa kok” jawabku meyakinkan Susi yang kemudian kembali ke ruang tengah setelah mengambil yang dibutuhkannya. Sirna sudah birahiku karena rasa kaget.

    BERSAMBUNG KE BAGIAN 2

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Pacar Kakak Ku Yang Tau Cara Memuaskan Wanita

    Cerita Sex Pacar Kakak Ku Yang Tau Cara Memuaskan Wanita


    771 views

    Perawanku – Cerita Sex Pacar Kakak Ku Yang Tau Cara Memuaskan Wanita, Siang itu aku sendirian. Papa, Mama dan Mbak Sari mendadak ke Jakarta karena nenek sakit. Aku nggak bisa ikut karena ada kegiatan sekolah yang nggak bisa aku tinggalin. Daripada bengong sendirian aku iseng bersih-bersih rumah.

    Pas aku lagi bersihin kamar Mbak Sari aku nemu sekeping VCD. Ketika aku merhatiin sampulnya.. astaga!! ternyata gambarnya sepasang bule yang sedang berhubungan sex.

    Badanku gemetar, jantungku berdegup kencang. Pikiranku menerawang saat kira-kira 1 bulan yang lalu aku tanpa sengaja mengintip Mbak Sari dengan pacarnya berbuat seperti yang ada di sampul VCD tsb. Sejak itu aku sering bermasturbasi membayangkan sedang bersetubuh.

    Tadinya aku bermaksud mengembalikan VCD tersebut ke tempatnya, tapi aah.. mumpung sendirian aku memutuskan untuk menonton film tersebut. Jujur aja aku baru sekali ini nonton blue film. Begitu aku nyalain di layar TV terpampang sepasang bule yang sedang saling mencumbu.

    Pertama mereka saling berciuman, kemudian satu persatu pakaian yang melekat mereka lepas. Si cowok mulai menciumi leher ceweknya, kemudian turun ke payudara. Si cewek tampak menggeliat menahan nafsu yang membara. Sesaat kemudian si cowok mejilati vaginanya terutama di bagian klitorisnya.

    Si cewek merintih-rintih keenakan. Selanjutnya gantian si cewek yang mengulum penis si cowok yang sudah ereksi. Setelah beberapa saat sepertinya mereka tak tahan lagi, lalu si cowok memasukkan penisnya ke vagina cewek bule tadi dan langsung disodok-sodokin dengan gencar. Sejurus kemudian mereka berdua orgasme.

    Si cowok langsung mencabut rudalnya dari vagina kemudian mengocoknya di depan wajah ceweknya sampai keluar spermanya yang banyak banget, si cewek tampak menyambutnya dengan penuh gairah.Aku sendiri selama menonton tanpa sadar bajuku sudah nggak karuan. Kaos aku angkat sampai diatas tetek, kemudian braku yang kebetulan pengaitnya di depan aku lepas.

    Kuelus-elus sendiri tetekku sambil sesekali kuremas, uhh.. enak banget. Apalagi kalo kena putingnya woww!! Celana pendekku aku pelorotin sampe dengkul, lalu tanganku masuk ke balik celana dalam dan langsung menggosok-gosok klitorisku.

    Sensasinya luar biasa!! Makin lama aku semakin gencar melakukan masturbasi, rintihanku semakin keras. Tanganku semakin cepat menggosok klitoris sementara yang satunya sibuk emremas-remas toketku sendiri. Dan, “Oohh.. oohh..” Aku mencapai orgasme yang luar biasa.

    Aku tergeletak lemas di karpet. Tiba-tiba, bel pintu berbunyi. Tentu saja aku gelagapan benerin pakaianku yang terbuka disana-sini. Abis itu aku matiin VCD player tanpa ngeluarin discnya. “Gawat!” pikirku. “Siapa ya? Jangan-jangan pa-ma! Ngapain mereka balik lagi?”.

    Buru-buru aku buka pintu, ternyata di depan pintu berdiri seorang cowok keren. Rupanya Mas Andi pacar Mbak Sari dari Bandung. “Halo Ulfa sayang, Mbak Sarinya ada?” “Wah baru tadi pagi ke Jakarta. Emang nggak telpon Mas Andi dulu?” “Waduh nggak tuh. Gimana nih mo ngasi surprise malah kaget sendiri.”

    “Telpon aja HP-nya Mas, kali aja mau balik” usulku sekenanya. Padahal aku berharap sebaliknya, soalnya terus terang aku diem-diem aku juga naksir Mas Andi. Mas Andi menyetujui usulku. Ternyata Mbak Sari cuman ngomong supaya nginep dulu, besok baru balik ke Bandung, sekalian ketemu disana.

    Hura! Hatiku bersorak, berarti ada kesempatan nih. Aku mempersilakan Mas Andi mandi. Setelah mandi kami makan malam bareng. Aku perhatiin tampang dan bodi Mas Andi yang keren, kubayangkan Mas Andi sedang telanjang sambil memperlihatkan “tongkat kastinya”.

    Nggak sulit untuk ngebayangin karena aku kan pernah ngintip Mas Andi ama Mbak Sari lagi ml. Rasanya aku pengen banget ngerasain penis masuk ke vaginaku, abis keliatannya enak banget tuh. “Ada apa Ulfa, Kok ngelamun, mikirin pacar ya?” tanyanya tiba-tiba. “Ah, enggak Mas, Ulfa bobo dulu ya ngantuk nih!” ujarku salting.

    “Mas Andi nonton TV aja nggak papa kan?” “Nggak papa kok, kalo ngantuk tidur aja duluan!” Aku beranjak masuk kamar. Setelah menutup kintu kamar aku bercermin. Bajuku juga kulepas semua. Wajahku cantik manis, kulitku sawo matang tapi bersih dan mulus. Tinggi 165 cm.

    Cerita Sex Pacar Kakak Ku Yang Tau Cara Memuaskan Wanita

    Cerita Sex Pacar Kakak Ku Yang Tau Cara Memuaskan Wanita

    Badanku sintal dan kencang karena aku rajin senam dan berenang, apalagi ditunjang toketku yang 36B membuatku tampak sexy. Jembutku tumbuh lebat menghiasi vaginaku yang indah. Aku tersenyum sendiri kemudian memakai kaos yang longgar dan tipis sehingga meninjolkan kedua puting susuku, bahkan jembutku tampak menerawang.

    Aku merebahkan diriku di atas kasur dan mencoba memejamkan mata, tapi entah kenapa aku susah sekali tidur. Sampai kemudian aku mendengar suara rintihan dari ruang tengah. Aneh! Suara siapa malam-malam begini? Astaga! Aku baru inget, itu pasti suara dari vCD porno yang lupa aku keluarin tadi, apa Mas Andi menyetelnya?

    Penasaran, akupun bangkit kemudian perlahan-lahan keluar. Sesampainya di ruang tengah, deg!! Aku melihat pemandangan yang mendebarkan, Mas Andi di depan TV sedang menonton bokep sambil ngeluarin penisnya dan mengelusnya sendiri. Wah.. batangnya tampak kekar banget.

    Aku berpura-pura batuk kemudian dengan tampang seolah-olah mengantuk aku mendekati Mas Andi. Mas Andi tampak kaget mendengar batukku lalu cepat-cepat memasukkan penisnya ke dalam kolornya lagi, tapi kolornya nggak bisa menyembunyikan tonjolan tongkatnya itu.

    “Eh, Ulfa anu, eh belum tidur ya?” Mas Andi tampak salting, kemudian dia hendak mematikan VCD player.” Iya nih Mas, gerah eh nggak usah dimatiin, nonton berdua aja yuk!” ujarku sambil menggeliat sehingga menonjolkan pepaya bangkokku.

    “Oh iya deh.” Kamipun lalu duduk di karpet sambil menonton. Aku mengambil posisi bersila sehingga bawukku mengintip keluar dengan indahnya. “Mas, gimana sih rasanya bersetubuh?” tanyaku tiba-tiba. “Eh kok tau-tau nanya gitu sih?” Mas Andi agak kaget mendengar pertanyaanku, soalnya saat itu matanya asyik mencuri pandang ke arah selakanganku.

    Aku semakin memanaskan aksiku, sengaja kakiku kubuka lebih lebar sehingga vaginaku semakin terlihat jelas. “Alaa nggak usah gitu! Aku kan pernah ngintip Mas sama Mbak Sari lagi gituan.. nggak papa kok, rahasia terjaga!”

    “Oya? He he he yaa.. enak sih.” Mas Andi tersipu mendengar ledekanku. Akupun melanjutkan, “Mas, vaginaku sama punya Mbak Sari lebih indah mana?” tanyaku sambil mengangkat kaosku dan mengangkangkan kakiku lebar-lebar so bawukkupun terpampang jelas.

    “Ehh glek bagusan punyamu.” “Terus kalo toketnya montokan mana?” kali ini aku mencopot kaosku sehingga payudara dan tubuhku yang montok itu telanjang tanpa sehelai benang yang menutupi. “Aaanu.. lebih montok dan kencengan tetekmu!” Mas Andi tampak melotot menyaksikan bodiku yang sexy. Hal itu malah membuat aku semakin terangsang.

    “Sekarang giliran aku liat punya Mas Andi!” Karena sudah sangat bernafsu aku menerkam Mas Andi. Kucopoti seluruh pakaiannya sehingga dia bugil. Aku terpesona melihat tubuh bugil Mas Andi dari dekat. Badannya agak langsing tapi sexy. penisnya sudah mengacung tegar membuat jantungku berdebar cepat.

    Entah kenapa, kalo dulu ngebayangin bentuk burung cowok aja rasanya jijik tapi ternyata sekarang malah membuat darahku berdesir. “Wah gede banget! Aku isep ya Mas!” Tanpa menunggu persetujuannya aku langsung mengocok, menjilat dan mengulum batang kemaluannya yang gede dan panjang itu seperti yang aku tonton di BF.

    “Slurp Slurp Slurpmmh! Slurp Slurp Slurp mmh.” Ternyata nikmat sekali mengisap penis. Aku jepit penisnya dengan kedua susuku kemudian aku gosok-gosokin, hmm nikmat banget! Mas Andi akhirnya tak kuat menahan nafsu. Didorongnya tubuh sintalku hingga terlentang lalu diterkamnya aku dengan ciuman-ciuman ganasnya.

    Tangannya tidak tinggal diam ikut bekerja meremas-remas kelapa gadingku. “Ahh mmh.. yesh uuh.. enak mas” Aku benar-benar merasakan sensasi luar biasa. Sesaat kemudian mulutnya menjilati kedua putingku sambil sesekali diisap dengan kuat.

    “Auwh geli nikmat aah ouw!” Aku menggelinjang kegelian tapi tanganku justru menekan-nekan kepalanya agar lebih kuat lagi mengisap pentilku. Sejurus kemudian lidahnya turun ke vaginaku.

    Tangannya menyibakkan jembutku yang rimbun itu lalu membuka vaginaku lebar-lebar sehingga klitorisku menonjol keluar kemudian dijilatinya dengan rakus sambil sesekali menggigit kecil atau dihisap dengan kuat. “Yesh.. uuhh.. enak mas.. terus!” jeritku. “Slurp Slurp, vaginamu gurih banget Ulfa mmh”. Mas Andi terus menjilati vaginaku sampai akhirnya aku nggak tahan lagi.

    “Mas.. ayo.. masukin penismu.. aku nggak tahan..” Mas Andi lalu mengambil posisi 1/2 duduk, diacungkannya penisnya dengan gagah ke arah lubang vaginaku. Aku mengangkangkan kakiku lebar-lebar siap menerima serangan rudalnya. Pelan-pelan dimasukkannya batang rudal itu ke dalam vaginaku.

    “Aauw sakit Mas pelan-pelan akh..” Walaupun sudah basah, tapi vaginaku masih sangat sempit karena aku masih perawan. “Au.. sakit” Mas Andi tampak merem menahan nikmat, tentu saja dibandingkan Mbak Sari tempikku jauh lebih menggigit. Lalu dengan satu sentakan kuat sang rudal berhasil menancapkan diri di lubang kenikmatanku sampai menyentuh dasarnya.

    “Au.. sakit..” Aku melonjakkan pantatku karena kesakitan. Kurasakan darah hangat mengalir di pahaku, persetan! Sudah kepalang tanggung, aku ingin ngerasain nikmatnya bercinta. Sesaat kemudian Mas Andi memompa pantatnya maju mundur. “Jrebb! Jrebb! Jrubb! Crubb!” “Aakh! Aakh! Auw!”

    Aku menjerit-jerit kesakitan, tapi lama-lama rasa perih itu berubah menjadi nikmat yang luar biasa. vaginaku serasa dibongkar oleh tongkat kasti yang kekar itu. “Ooh.. lebih keras, lebih cepat” Jerit kesakitanku berubah menjadi jerit kenikmatan. Keringat kami bercucuran menambah semangat gelora birahi kami. Tapi Mas Andi malah mencabut penisnya dan tersenyum padaku.

    Aku jadi nggak sabar lalu bangkit dan mendorongnya hingga telentang. Kakiku kukangkangkan tepat di atas penisnya, dengan birahi yang memuncak kutancapkan batang bazooka itu ke dalam bawukku, “Jrebb.. Ooh..” aku menjerit keenakan, lalu dengan semangat 45 aku menaik turunkan pantatku sambil sesekali aku goyangkan pinggulku.

    “Ouwh.. enak banget tempikmu nggigit banget sayang.. penisku serasa diperas” “Uggh.. yes.. uuh.. auwww.. penismu juga hebaat, bawukku serasa dibor” Aku menghujamkan pantatku berkali-kali dengan irama sangat cepat. Aku merasa semakin melayang. Bagaikan kesetanan aku menjerit-jerit seperti kesurupan.

    Akhirnya setelah setengah jam kami bergumul, aku merasa seluruh sel tubuhku berkumpul menjadi satu dan dan “Aah mau orgasme Mas..” Aku memeluk erat-erat tubuh atletisnya sampai Mas Andi merasa sesak karena desakan susuku yang montok itu. “Kamu sudah sayang? OK sekarang giliran aku!” Aku mencabut vaginaku lalu Mas Andi duduk di sofa sambil mememerkan ‘tiang listriknya’.

    Aku bersimpuh dihadapannya dengan lututku sebagai tumpuan. Kuraih penis besar itu, kukocok dengan lembut. Kujilati dengan sangat telaten. Makin lama makin cepat sambil sesekali aku isap dengan kuat. “Crupp.. slurp.. mmh..” “Oh yes.. kocok yang kuat sayang!” Mas Andi mengerang-erang keenakan, tangannya meremas-remas rambutku dan kedua bola basket yang menggantung di dadaku. Aku semakin bernafsu mengulum.

    Menjilati dan mengocok penisnya. “Crupp crupp slurp!” “Ooh yes.. terus sayang yes.. aku hampir keluar sayang!” Aku semakin bersemangat ngerjain penis big size itu. Makin lama makin cepat cepat Cepat, lalu lalu “Croot.. croot..” Penisnya menyemburkan sperma banyak sekali sehingga membasahi rambut wajah, tetek dan hampir seluruh tubuhku.

    Aku usap dan aku jilati semua maninya sampai licin tak tersisa, lalu aku isap penisnya dengan kuat supaya sisa maninya dapat kurasakan dan kutelan. Akhirnya kami berdua tergeletak lemas diatas karpet dengan tubuh bugil bersimbah keringat.

    Malam itu kami mengulanginya hingga 4 kali dan kemudian tidur berpelukan dengan tubuh telanjang. Sungguh pengalaman yang sangat mengesankan.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Seks Sekretaris Pribadi Bosku

    Cerita Seks Sekretaris Pribadi Bosku


    771 views

    Perawanku – Cerita Seks Sekretaris Pribadi Bosku, Aku bаru kеrjа 5 bulаn di реruѕаhааn Asuransi di Samarinda, kаlаu bоѕ аku nаmаnуа Pak Rizal, masih cukup muda umurnуа ѕih ѕеkitаr 35 tаhunаn gitu. Dеngаn wаktu уаng сераt, ѕеmuа kаrуаwаn ѕudаh kеnаl dеkаt dеngаn Pak.Rizal, biаѕаnуа jugа diраnggil ѕереrti itu.

    Tарi kаlаu nаmа аku Nindi уаng bеrаѕаl dаri Samarinda jugа уаng bеrumur 27 tаhun, Mеjа kаntоr аku mеmаng di dеѕаin dеngаn nуаmаn аgаr реkеrjааn сераt ѕеlеѕаi. di mеjа kеrjаku рulа. Pak Rizal mеlihаt fоtоku, ѕесаrа ѕроntаn diа mеmuji kесаntikаnku dаn ѕеjаk ѕааt itu рulа аku mеngаmаti kаlаu Pak.Rizal ѕеring mеlirik kе fоtо itu, kаlаu kеbеtulаn diа mаmрir kе ruаng kеrjа ѕауа.

    Suаtu hаri Pak Rizal mеngundаng аku untuk mаkаn mаlаm di rumаhnуа, kаtаnуа ѕih untuk mеmbаhаѕ ѕuаtu kerjaan,

    “Hаllо Nindi, nаnti mаlаm dаtаng kе rumаhku уа, ingаt jаngаn luра” uсарnуа уаng bаhаѕаnуа ѕеmu-ѕеmu bulе
    “Adа асаrа ара bоѕѕ?” kаtаku ѕоk аkrаb.
    “Adа kerjaan уg hаruѕ di biсаrаkаn”
    “Okеlаh!”, kаtаku.

    Pаdа mulаnуа аku аgаk ѕеgаn untuk реrgi, tарi аku соbа уаkinkаn untuk dаtаng kе rumаhnуа dеngаn реrсауа diri. Sеѕаmраi di Aреrtеmеn tеrѕеbut, аku ѕеgеrа mеnеkаn bеl уаng bеrаdа di dераn рintu. Bеgitu рintu tеrbukа, аku di ѕаmbutnуа untuk mеmаѕuki kаmаr араrtеmеnt itu.

    Hаllо Nindi, ѕini mаѕuk ѕаjа kе dаlаm” uсарnуа tеrраtаh-раtаh

    Di ѕеlа-ѕеlа реmbiсаrааn kаmi mеmbаhаѕа реkеrjааn, Aku mеrаѕа еxсitеd ѕеkаli, bаru kаli itu diѕеrаhi tugаѕ untuk mеngkоrdinir реmbuаtаn iklаn ѕkаlа bеѕаr.

    Sаmbil tеrѕеnуum-ѕеnуum, Pak.Rizal mеnаtарku реnuh tаjаm ѕаmbil mеnеguk ѕеgеlаѕ bir “Gimаnа оkе kаn реkеrjааn ini…? tаnуа nуа

    Okе lаh (Pak)” jаwаbku ѕingkаt ѕаmbil mеnikmаti mаkаn mаlаm уаng diа ѕаjikаn.

    Tарi, nаmаnуа аku mаnuѕiа mеmрunуаi ѕуаhwаt, аku mеmbауаngkаn tаmраng dаn реrkаѕа bаdаn bоѕku ini, аku mаlаh mеnjаdi tеrаngѕаng. Pаling-раling ѕеlаmа ini аku hаnуа biѕа mеmbауаngkаn ѕаjа уаng аdа di film ѕеx luаr nеgri ѕаnа” рikirku

    Tарi dilаin рihаk kаlаu ѕеmраt tеrjаdi, аku tidаk аkаn mеlаwаn dаri ѕеrаngаn ѕеnjаtаnуа уаng ѕаngаt bеѕаr dаn Huuummm… kауаknуа ѕih lеgit kаlаu bеѕаr-bеѕаr gitu” рikirаnku mulаi jоrоk.

    Sеlаnjutnуа асаrа mаkаn mаlаm bеrjаlаn lаnсаr. dаn jugа rеnсаnа реkеrjаn dаri Pak.Rizal.

    Sеtеlаh mаkаn mаlаm ѕеlеѕаi, kеlihаtаnnуа bоѕku ini bеrubаh tingkаh, diа kеlihаtаn аgаk gеliѕаh, dаn mеnginginkаn ѕеѕuаtu. duduknуа jugа kеlihаtаn tidаk tеnаng.

    Mеlihаt tаndа-tаndа itu, Pak.Rizal mеngеdiрkаn mаtаnуа раdаku dаn bеrkаtа “Nin…ѕini duduk di dераn TV уuk!”, dаn tаnра mеnunggu jаwаbаn аku lаngѕung duduk di ѕаmрingnуа. Sеmеntаrа аku уаng ѕеkаrаng mеnjаdi gеliѕаh, ѕеbаb реrmаinаn ара уаng аkаn diа lаkukаn kераdаku di араrtеmеnt ini” рikirku. Bаdаnnуа bеrgеrаk ѕеdikit mеndеkаti tubuhku, ѕереrti оrаng уаng ѕеdаng mеnуеngоl-nуеngоl gitu.

    Sеkаrаng Aku раѕrаh ѕаjа ѕеаkаn-аkаn ngаk mеnуаdаri kеаdааn ѕеkitаr itu. bеrbаrеngаn dеngаn gаirаh mеnеrраku, аku mеmlihаt аrаh tаngаn Pak.Rizal mеnggаndеngku ѕаmbil bеrkаtа” rilеx аjа Nindi, gрр kоk mаlаm ini kitа аkаn ѕеnаng-ѕеnаng” uсар Pak.Rizal

    Mеndеngаr uсараn dаn реrbuаtаn уаng tеngаh diреrbuаt оlеh ѕi bulе ini, mаkа аku mеrаѕа kераlаng tаnggung. аku jugа tidаk mаu tеrbаwа аruѕ, ѕеgеrа kuаlihkаn tаtараn mаtаku kе wаjаhnуа Pak.Rizal уаng tаmраn. Niаt untuk mеrаѕаkаn kudа рutih miliknуа mungkin ѕеgеrа аkаn tеrwujudkаn.

    Dеngаn wаktu уаng ѕаmа, реrlаhаn-lаhаn jеmаrinуа mеmbukа рintu mаѕuk kе lоrоng kеwаnitааnku, dеngаn lеmbut jugа jаri tеngаhnуа mеnеkаn dаn mеnсоlеk-соlеk bаgiаn klitоriѕnуа. Mаkа dеѕаhаn lеmbut kеluаr dаri mulutku

    ” Sѕѕhhhh… Hhhmmmm…” ѕuаrа dеѕаhаn

    Aku mеnуаdаri, kаlаu tеknik реrmаinаn ѕеkѕ bulе ini ѕаngаt рrоfеѕiоnаl, diа ѕеngаjа mеngосоk-ngосоk vаginаku ѕuрауа tаmbаh liсin, аgаr diа nаntinуа dеngаn mudаh mеmаѕukkаn реniѕnуа kе dаlаm vаginаku. Sеbаb bаtаng реniѕnуа tеrlаlu bеѕаr dаri ukurаn оrаng indоnеѕiа.

    Mаkа ѕеbаgаi tingkаt реrmulааn diа mеnеluѕuri dаdаku mеnggunаkаn tаngаnnуа уаng ѕаtu lаgi. Sаѕаrаnnуа аdаlаh рuting ѕuѕuku уаng ѕudаh mulаi mеngеrаѕ.

    Ouuuhhhh… Sѕѕѕѕhhh… Hmmmm…” ѕuаrа dеѕаhаnku kеtikа реrmаinаn аtаѕ bаwаh di milikinуа.

    Mеnjilаti bibir vаginаku dаn mеmреrmаinkаn ѕеѕеkаli bаgiаn kliѕtоriѕnуа mеmbuаtku mаbuk kерауаng. kоntаn ѕаjа dеѕаhаnku tеrdеngаr lаgi

    ” Aааhhhhh… ”

    Sеmеntаrа wаjаhnуа tеruѕ tеrtuju iѕi dаlаm lubаng kеwаnitааnku, tаnра mеmреrdulikаn nаfаѕku уаng ѕudаh mulаi tidаk bеrаturаn.

    Di jilаt-jilаtnуа… Di gigit-gigitnуа… Di еmut-еmutnуа…

    Pеrmаinаn itu mеmbuаt аku tеruѕ mеnjеrit-jеrit kееnаkаn. Kаlаu аku ѕеndiri mаkin ѕibuk mеnjаmbаk-jаmbаk rаmbutnуа Pak.Rizal. Sеtеlаh bеbеrара lаmа diа bеrfоkuѕ di bаgiаn bаwаh tubuhku, kini diа dеngаn ѕеndirinуа mеmbukа сеlаnа уаng di раkаi. Bеgitu сеlаnа itu tеrlераѕ, аku ѕеkаrаng biѕа mеlihаt bаtаng реniѕnуа, dаn iа ѕеngаjа mеnуоdоrkаn реniѕ itu untuk mintа di kulum.

    Nin… Kulum dulu ini, ѕuрауа nаnti tidаk kеѕеt” uсар Pak.Rizal

    Okе bоѕ” jаwаbku ѕingkаt

    Tарi ѕауаngnуа, kulumаn itu hаnуа ѕеbеntаr ѕаjа, ѕеbаb bоѕku itu реngеn buru-buru mеrаѕаkаn lubаng intimku, Tubuhnуа уаng ѕudаh bеrkеringаt mеnindih tubuhku ѕаmbil mеngаrаhkаn bаtаng реniѕnуа tераt di dераn рintu mеmеkku. Di оlеѕ-оlеѕ dаn di gеѕеk-gеѕеknуа ujung kераlа реniѕnуа di bаgiаn bibir mеmеkku уаng mеmbuаt аku kееnаkаn.

    Bеgitu реniѕ itu di dоrоng mаѕuk kе dаlаm. “Blеееѕѕ…”

    Aku mаbuk kерауаng, ѕеbаb реniѕnуа tеrlаlu bеѕаr mеrоbеk lubаng vаginаku уаng ѕеmрit.Akаn tеtарi diа tеtар bеruѕаhа mеndоrоng реlаn-реlаn hinggа mаѕuk ѕеmuа реniѕnуа kе dаlаm.

    Aduuuuhhh… ѕеmрit dаn kеѕеt jugа уа” kоmеntаr Pak.Rizal tеntаng vаginаku

    Iуа lаh, kаn аku jаrаng bаngеt hubungаn bаdаn ѕаmа оrаng lаin” bаlаѕku

    Sеtеlаh itu, Pak.Rizal mеmоmра vаginаku, ѕаmраi bеnаr-bеnаr lubаng vаginаku tеrbiаѕа аkаn tuѕukаn реniѕnуа уаng tеrlаlu bеѕаr.

    Di tеkаnnуа… Di саbutnуа lаgi…Di dоrоngnуа lаgi… Di kеluаrkаnnуа lаgi…

    Bеgitu tеruѕ ѕаmраi аku mеndеѕаh-dеѕаh mеnikmаti реrmаinаn ѕеx dаri bulе уаng tаmраn ini.

    Mungkin, еntаh kаrеnа ukurаn реniѕ Pak.Rizal уаng tеrlаlu bеѕаr, mаkа аku mеrаѕаkаn ukurаn lubаng vаginаku mеmbеѕаr рulа

    Ouuhh… Ahhhh… Sѕѕѕhhh…” ѕuаrа dеѕаhаnku

    “Aduuh… реlаn-реlаn, kеѕаkitаn nih…”, uсараnku mеngеluh mеrаѕаkаn реniѕnуа уаng tеrlаlu bеѕаr.

    Bеntаr Nin… Bеntаr… !!!

    Sеbеntаr lаgi mаu kеluаr nih” аbа-аbа dаri Pak.Rizal kаlаu diа аkаn оrgаѕmе. Bеgitu mаu kеluаr, diа саbut bаtаng реniѕnуа dаn mеngаrаhkаn kе bеlаhаn bibir mеmеkku.

    Crоооt… Crоооt… Crоооt…” tеrѕеmрrоt ѕеmuа ѕреrmа рunуа diа di bаgiаn mеmеkku, ѕаmраi-ѕаmраi mеmеkku lаh уаng ѕеdаng mаndi kuуuр di buаtnуа.

    Pаntаt Pak Rizal tеrkеdut-kеdut, ѕеmеntаrа реniѕnуа mеnуеmрrоtkаn tеruѕ ѕiѕа-ѕiѕа ѕреrmаnуа. Sеtеlаh itu diа mеmbеrikаn аku tiѕuе untuk mеmbеrѕikаn ѕреrmа.

    Nih tiѕuе… “uсарnуа

    Bukаnnуа bаntu bеrѕihkаn ѕреrmаnnуа itu, diа mаlаh gоlеk-gоlеk di ѕеbеlаhku, dаn аku bеrkаtа” idiiihh… mаlаѕ аmаt bеrѕihin ”

    Hеhеhе… Mааf Nindi ѕауаng, аku lаgi lеmаѕ nih, mаu gоlеk-gоlеk dulu bеntаr уа, Muаасhhh” uсарnуа ѕаmbil mеnсium lеhеrku dаri bеlаkаng dаn tаngаnnуа mеrеmаѕ-rеmаѕ tоkеdku.

    Lаlu Pak Rizal tidurаn lаgi, tеtарi tаngаnnуа mаѕih tеtар mеrеmаѕ-rеmаѕ tоkеdku kеtikа аku tеrtidur jugа di ѕеbеlаhnуа ѕаmраi раgi hаri tibа.

    Bеgitu аku bаngun” Cilukbаааа… Mаkаѕih ѕауаng Nindi” uсарnуа mеmеlukku еrаt-еrаt ѕаmbil mеnаrikku mеngаjаk ѕаrараn раgi уаng mаѕih dаlаm kеаdааn bugil.

    Sеtеlаh ѕаrараn, lаlu mеmаkаi bаju, mаkа аku bеrgеgаѕ рulаng kе rumаhku untuk mеninggаlkаn ареrtеmеnt tеmраt tinggаlnуа.

    Udаh уа Pak, аku mаu реrgi dulu… Muааасhhh… Kiѕѕ bуе аku kе bibirnуа.

    Sаmраi ѕеkаrаng аku mаѕih jаdi wаnitа ѕimраnаnnуа уаng bеkеrjа ѕеbаgаi ѕеkrеtаѕriѕ рribаdinуа di реruѕаhааn Samarinda sekaligus pelayan seksnya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Di Ajari Ngentot Oleh Tante Yosi

    Cerita Sex Di Ajari Ngentot Oleh Tante Yosi


    770 views

    Perawanku – Cerita Sex Di Ajari Ngentot Oleh Tante Yosi, Cerita ini adalah sebuah pengalaman saya yang terjadi sekitar 1 tahun yang lalu. Ini adalah pengalaman yang tidak akan pernah saya lupakan bersama Tante Yossie. Umur saya sekarang adalah 23 tahun, saya (Donnie) baru saja menyelesaikan kuliah saya di sebuah perguruan swasta yang terkenal di Jakarta.

    Cerita Sex Di Ajari Ngentot Tante Yosi – Dulu ketika saya masih duduk di bangku SMA, saya mempunyai teman bermain yang cukup akrab, namanya Jessy. Dia adalah teman dekat saya sejak perkenalan pertama kali ketika masih duduk di bangku SMP. Karena hubungan kami sangat dekat, maka saya sering bermain ke rumahnya di kawasan Menteng.

    Hampir tiap minggu pasti saya bermain ke rumahnya, entah untuk mengajaknya pergi atau hanya bermain di rumahnya saja. Karena hubungan kami yang dekat, maka hubungan saya dengan keluarganya cukup dekat pula. Apalagi dengan Tante Yossie, yang tidak lain adalah ibu kandung Jessy. Perlu anda ketahui, Tante Yossie menikah di umur yang sangat muda dengan Om Anwar. Tante Yossie melahirkan Jessy ketika masih berumur 18 tahun.

    Selain Jessy, Tante Yossie juga mempunyai anak lagi yaitu George yang baru berumur 2 tahun saat itu. Memang perbedaan umurnya dengan Jessy sangat jauh, apakah mungkin Tante Yossie memang ingin mempunyai anak lagi ataukah..? Setiap hari Tante Yossie hanya di rumah saja, sedangkan Om Anwar-nya adalah seorang karyawan perusahaan asing yang cukup sukses. Pada akhirnya ketika baru menginjak SMA tahun ke-2 hubungan saya dan Jessy serta dengan keluarganya putus, ketika ternyata mereka sekeluarga harus pindah ke Jerman untuk mengikuti Om Anwar yang mendapat pekerjaan di Jerman.

    Namun kira–kira setahun yang lalu saya mendapat berita bahwa Jessy sedang liburan ke Jakarta. Tentu saja saya senang sekali karena bisa bertemu teman lama saya. Ketika sudah berada di Jakarta, Jessy menelepon saya dan dia menyuruh saya datang ke apartmentnya di kawasan Kuningan. Dan akhirnya saya pun datang bertemu dengan dia di apartmentnya. Ketika datang saya sangat kaget, karena ternyata Tante Yossie sudah tinggal kembali di Jakarta. Tante Yossie ternyata tidak terlalu betah dengan suasana di Jerman, kira–kira setelah 1 tahun di Jerman dia memutuskan bersama George untuk kembali ke Jakarta. Sedangkan Om Anwar dan Jessy tetap tinggal di sana. George sekarang sudah sekolah pada sebuah SD swasta terkenal di kawasan Lippo Karawaci.

    Ketika bertemu dengan Jessy maupun dengan anggota keluarganya yang lain, saya sangat senang sekali, karena sudah lama sekali saya tidak berjumpa dengan mereka semua. Namun setelah kira–kira 2 minggu berada di Jakarta untuk liburan, akhirnya Jessy harus kembali ke Jerman untuk meneruskan studinya. Namun setelah 1 minggu Jessy balik ke Jerman, tiba–tiba saya mendapat telepon dari nomor HP yang biasa dipakai Jessy ketika dia berada di Jakarta, dan ternyata setelah saya ingat nomor tersebut adalah nomor HP Tante Yossie.

    “Don.. Tante nih, kamu lagi dimana?” tanya si Tante.
    “Saya baru saja habis makan siang tuh sama teman saya Tante, ada apa memangnya?” tanyaku kembali.
    “Gini.. ada yang aneh sama TV di rumah Tante, kamu bisa tolong kemari tidak?” tanyanya.
    “Yah.. bisa deh Tante, cuman kira-kira 2 jam lagi deh yah,” jawab saya.

    Akhirnya saya datang juga ke apartmentnya untuk membantunya. Setelah sampai di apartmentnya alangkah kagetnya saya, ternyata Tante Yossie memakai baju yang sangat seksi. Yah, memang badannya cukup seksi bagiku, karena walaupun sudah mulai berumur, Tante Yossie masih sempat menjaga tubuhnya dengan melakukan senam “BL” seminggu 3 kali. Tubuhnya yang ideal menurut saya mempunyai tinggi sekitar 168 cm, dan berat sekitar 48 kg, ditambah ukuran payudaranya kira–kira 36B. Ketika saya mengecek TV-nya ternyata memang ada yang rusak. Waktu saya sedang berusaha mengeceknya tiba–tiba Tante Yossie menempel di belakang saya. Mula–mula saya tidak menaruh curiga sama sekali mungkin karena dia ingin tahu bagian mana yang rusak, namun lama–lama saya merasakan ada sesuatu yang menempel di punggung saya, yaitu payudaranya yang montok. Setelah TV berhasil saya benarkan, kami berdua akhirnya duduk di ruang keluarganya sambil menonton acara TV dan berbicara tentang kabar saya.

    “Don, kamu masih seperti yang dulu saja yah?” tanya Tante Yossie.
    “Agh.. Tante bisa aja deh, emang nggak ada bedanya sama sekali apa?” jawabku.
    “Iyah tuh.. masih seperti yang dulu saja, cuman sekarang pastinya sudah dewasa dong..” tanyanya.
    Lalu belum saya menjawab pertanyaannya yang satu itu, tiba–tiba tangan Tante Yossie sudah memegang tangan saya duluan, dan tentu saja saya kaget setengah mati.
    “Don.. mau kan tolongin Tante?” tanya si Tante dengan manja.
    “Loh.. tolongin apalagi nih Tante?” jawabku.
    “Tolong memuaskan Tante, Tante kesepian nih..” jawab si Tante.
    Astaga, betapa kagetnya saya mendengar kalimat itu keluar dari mulut Tante Yossie yang memiliki rambut sebahu dengan warna rambut yang highlight, saya benar–benar tidak membayangkan kalau ibu teman dekatku sendiri yang meminta seperti itu. Memang tidak pernah ada keinginan untuk “bercinta” dengan Tante Yossie ini, karena selama ini saya menganggap dia sebagai seorang ibu yang baik dan bertanggung jawab.
    “Wah.. saya harus memuaskan Tante dengan apa dong?” tanyaku sambil bercanda.
    “Yah.. kamu pikir sendiri dong, kan kamu sudah dewasa kan..” jawabnya.

    Lalu akhirnya saya terbawa nafsu setan juga, dan mulailah memberanikan diri untuk memeluknya dan kami mulai berciuman di ruang keluarganya. Dimulai dengan mencium bibirnya yang tipis, dan tanganku mulai meremas–remas payudaranya yang masih montok itu. Tante Yossie juga tidak mau kalah, ia langsung meremas–remas alat kelaminku dengan keras. Mungkin karena selama ini tidak ada pria yang dapat memuaskan nafsu seksnya yang ternyata sangat besar ini, apalagi setelah kepulangannya dari Jerman. Akhirnya setelah hampir selama setengah jam kami berdua bercumbu seperti di atas, Tante Yossie menarik saya ke kamar tidurnya. Sesampainya di kamar tidurnya dia langsung melucuti semua baju saya, pertama–tama dia melepas kemeja saya kancing perkancing sambil menciumi dada saya. Bukan main nafsunya si Tante, pikirku. Dan akhirnya sampailah pada bagian celana. Betapa nafsunya dia ingin melepaskan celana Levi’s saya. Dan akhirnya dia dapat melihat betapa tegangnya batang kemaluan saya. “Wah.. Don, gede juga nih punya kamu..” kata si Tante sambil bercanda. “Masa sih Tante.. perasaan biasa–biasa saja deh,” jawabku. Dalam keadaan saya berdiri dan Tante Yossie yang sudah jongkok di depan saya, dia langsung menurunkan celana dalam saya dan dengan cepatnya dia memasukkan batang kemaluan saya ke dalam mulutnya. Aghh, nikmat sekali rasanya. Karena baru pertama kali ini saya merasakan oral seks. Setelah dia puas melakukan oral dengan kemaluan saya, kemudian saya mulai memberanikan diri untuk bereaksi.

    Sekarang gantian saya yang ingin memuaskan si Tante. Saya membuka bajunya dan kemudian saya melepaskan celana panjangnya. Setelah melihat keadaan si Tante dalam keadaan tanpa baju itu, tiba–tiba libido seks saya menjadi semakin besar. Saya langsung menciumi payudaranya sambil meremas–remas, sementara itu Tante Yossie terlihat senangnya bukan main. Lalu saya membuka BH hitamnya, dan mulailah saya menggigit–gigit putingnya yang sudah mengeras.
    “Oghh.. saya merindukan suasana seperti ini Don..” desahnya.
    “Tante, saya belum pernah gituan loh, tolong ajarin saya yah?” kataku.
    Karena saya sudah bernafsu sekali, akhirnya saya mendorong Tante jatuh ke ranjangnya. Dan kemudian saya membuka celana dalamnya yang berwarna hitam. Terlihat jelas klitorisnya sudah memerah dan liang kemaluannya sudah basah sekali di antara bulu–bulu halusnya. Lalu saya mulai menjilat–jilat kemaluan si Tante dengan pelan–pelan. “Ogh.. Don, pintar sekali yah kamu merangsang Tante..” dengan suara yang mendesah. “Wah.. natural tuh Tante, padahal saya belum pernah sampai sejauh ini loh..” jawabku. Tak terasa, tahu–tahu rambutku dijambaknya dan tiba–tiba tubuh tante mengejang dan aku merasakan ada cairan yang membanjiri kemaluannya, wah.. ternyata dia orgasme! Memang berbau aneh sih, cuma berhubung sudah dilanda nafsu, bau seperti apapun tentunya sudah tidak menjadi masalah.

    Setelah itu kami merubah posisi menjadi 69, posisi ini baru pertama kalinya saya rasakan, dan nikmatnya benar–benar luar biasa. Mulut Tante menjilati kemaluan saya yang sudah mulai basah dan begitupun mulut saya yang menjilat-jilat liang kemaluannya. Setelah kami puas melakukan oral seks, akhirnya Tante Yossie sekarang meminta saya untuk memasukan batang kemaluan saya ke dalam lubang kemaluannya.
    “Don.. ayoo dong, sekarang masukin yah, Tante sudah tidak tahan nih,” minta si Tante.
    “Wah.. saya takut kalo Tante hamil gimana..” tanyaku.
    “Nggak usah takut deh, Tante minum obat kok, pokoknya kamu tenang–tenang aja deh,” sambil berusaha meyakinkanku.
    Benar–benar nafsu setan sudah mempengaruhi saya, dan akhirnya saya nekad memasukan kemaluan saya ke dalam lubang kemaluannya. Oghh, nikmatnya. Walaupun sakitnya juga lumayan. Setelah akhirnya masuk, saya melakukan gerakan maju-mundur dengan pelan, karena masih terasa sakit. “Ahh.. dorong terus dong Don..” minta si Tante dengan suara yang sudah mendesah sekali. Mendengar desahannya saya menjadi semakin nafsu, dan saya mulai mendorong dengan kencang dan cepat walaupun rasa sakit juga terasa. Akhirnya saya mulai terbiasa dan mulai mendorong dengan cepat. Sementara itu tangan saya asyik meremas–remas payudaranya, sampai tiba–tiba tubuh Tante Yossie mengejang kembali. Astaga, ternyata dia orgasme yang kedua kalinya. Dan kemudian kami berganti posisi, saya di bawah dan dia di atas saya. Posisi ini adalah idaman saya kalau sedang bersenggama. Dan ternyata posisi pilihan saya ini memang tidak salah, benar–benar saya merasakan kenikmatan yang luar biasa dengan posisi ini. Sambil merasakan gerakan naik-turunnya pinggul si Tante, dan tangan saya tetap sibuk meremas payudaranya lagi.
    “Oh.. oh.. nikmat sekali Donniie..!” teriak si Tante.
    “Tante.. saya kayaknya sudah mau keluar nih..” kata saya.
    “Sabar yah Don.. tunggu sebentar lagi dong, Tante juga udah mau keluar lagi nih..” jawab si Tante.

    Akhirnya saya tidak kuat menahan lagi, dan keluarlah cairan mani saya di dalam liang kemaluan si Tante, begitu juga dengan si Tante. “Arghh..!” teriak si Tante Yossie. Tante Yossie kemudian mencakar pundak saya sementara saya memeluk badannya dengan erat sekali. Sungguh luar biasa rasanya, otot–otot kemaluannya benar–benar meremas batang kemaluanku. Setelah itu kami berdua letih dan langsung tidur saja di atas ranjangnya. Tanpa disadari setelah 3 jam tertidur, saya akhirnya bangun. Saya memakai baju saya kembali dan menuju ke dapur. Ketika di dapur saya melihat Tante Yossie dalam keadaan telanjang, mungkin dia sudah biasa seperti itu. Entah kenapa, tiba–tiba sekarang giliran saya yang nafsu melihat pinggulnya dari belakang. Tanpa bekata–kata, saya langsung memeluk Tante Yossie dari belakang, dan mulai lagi meremas–remas payudaranya dan pantatnya yang bahenol serta menciumi lehernya. Tante pun membalasnya dengan penuh nafsu juga. Tante langsung menciumi bibir saya, dan memeluk saya dengan erat.
    “Ih.. kamu ternyata nafsuan juga yah anaknya?” kataya sambil tertawa kecil.
    “Agh Tante bisa aja deh,” jawabku sambil menciumi bibirnya kembali.
    Saking nafsunya, saya mengajak untuk sekali lagi bersenggama dengan si Tante, dan si Tante setuju-setuju saja. Tanpa ada perintah dari Tante Yossie kali ini saya langsung membuka celana dan baju saya kembali, sehingga kami dalam keadaan telanjang kembali di dapurnya. Karena keadaan tempat kurang nyaman, maka kami hanya melakukannya dengan gaya doggie style.”Um.. dorong lebih keras lagi dong Don..” desahnya. Semakin nafsu saja aku mendengar desahannya yang menurut saya sangat seksi. Maka semakin keras juga sodokanku kepada si Tante, sementara itu tanganku menjamah semua bagian tubuhnya yang dapat saya jangkau.
    “Don.. mandi yuk?” mintanya.
    “Boleh deh Tante, berdua yah tapinya, terus Tante mandiin saya yah?” jawab saya.

    Akhirnya kami berdua yang telanjang menuju ke kamar mandi. Di kamar mandi saya mendudukkan Tante Yossie di atas wastafel, dan kemudian saya kembali menciumi kemaluannya yang mulai basah kembali. Dan Tante mulai terangsang kembali.
    “Hm.. nikmat sekali jilatanmu Don.. agghh..” desahnya.
    “Don.. kamu sering–sering ke sini dong..” katanya dengan nafas memburu.
    “Tante, kalo tahu ada service begini mah saya tiap hari kalau bisa juga mau,” jawabku sambil tersenyum.
    Setelah puas menjilatinya, saya memasukkan batang kemaluan saya kembali ke lubang kemaluan Tante Yossie. Kali ini, dorongan saya sudah semakin kuat, karena rasa sakit saya sudah mulai berkurang ataukah saya sudah mulai terbiasa yah? Bosan dengan gaya tersebut, saya duduk di atas kloset dan Tante Yossie saya dudukkan di atas saya, dan batang kemaluan saya kembali dibimbingnya masuk ke dalam lubang kemaluannya. Kali ini saya sudah mulai tidak terlalu merasakan sakit sama sekali, namun rasa nikmat lebih banyak terasa. Goyangan si Tante yang naik-turun yang makin lama makin cepat membuat akhirnya saya “KO” kembali, saya mengeluarkan air mani ke dalam lubang kemaluannya. Tante Yossie kemudian menjilati kemaluan saya yang sudah berlumuran dengan air mani, dihisapnya semua sampai bersih. Setelah itu kami mandi bersama.

    Setelah selesai mandi, Tante Yossie memasakkan makan malam untuk kami berdua, dan setelah itu saya pamitan untuk balik ke rumah. Setelah kajadian itu saya baru tahu bahwa kesepian seorang Tante dapat membawa nikmat juga kadang–kadang. Sampai sekarang kami masih sering bertemu dan melakukan bersetubuhan. Kami biasanya melakukan di apartmetnya di kala anaknya George sedang sekolah atau les. Dan sering juga Tante mem-booking hotel berbintang dan kami bertemu di kamar.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Birahi Seorang Tante Girang

    Cerita Sex Birahi Seorang Tante Girang


    769 views

    Perawanku – Cerita Sex Birahi Seorang Tante Girang, Jam weker dimeja kamarku berdering pada jam 09.00 pagi, memang aku mensetting pada jam itu, karena tadi sampai terdengar adzan subuh aku masih belum bisa memejamkan mata untuk tidur. Aku menggeliatkan tubuhku terdengar kerotokan pada pinggangku, dengan malas aku bangkit dari tempat tidur… ups.. aku lupa kalo aku tadi tidur dengan tubuh telanjang bulat… kulihat tubuhku dari pantulan cermin besar.. mmm… dalam usia hampir kepala 4, kulihat tubuhku masih bagus dilihat… buah dadaku yang berukuran bra 36 B masih cukup kenyal, pinggangku masih ramping tak berlemak, pinggul dan pantatku kata mas Seno, almarhum suamiku adalah bagian yang terindah dari tubuhku, sangat seksi dan serasi dengan sepasang kakiku yang panjang… wajahku…? kata mas Seno lagi, katanya wajahku lebih pantas dibilang seksi daripada cantik… entahlah penilaian lelaki memang susah dijabarkan oleh perempuan….Sssssshhh… ooohhh… gila, lagi-lagi gairah birahiku meletup dengan tiba-tiba… di depan cermin besar itu aku meremasi buah dada montokku sendiri yang kian mengencang… ammpuuuun… sudah 2 hari 2 malam ini aku sangat menderita karena birahi gila ini… entah berapa belas kali selama 2 hari 2 malam ini aku bermasturbasi…sampe tubuhku benar-benar loyo.

    Bahkan pada hari pertama aku sempat melakukan masturbasi di belakang kemudi mobil di tengah keramaian jalan tol, saking ngga ketahan… Semalam, dengan diiringi adegan-adegan syur film bokep koleksi almarhum mas Seno… aku melampiaskan hasrat birahiku secara swalayan, mungkin lebih dari 10 kali sampai pagi menjelang…Maka betapa jengkelku, sekarang belum setengah jam mataku terbuka, gelegak birahi itu meletup lagi… kali ini aku melawan, aku masuk kamar mandi, kuguyur tubuhku dengan shower air dingin… agak menggigil juga tubuhku…. Aku memang wanita berlibido tinggi. Sejak ABG aku sudah kenal masturbasi… menjelang lulus SMU aku mengenal persetubuhan dan berlanjut menjadi doyan disetubuhi… Masa kuliahku adalah masa euphoria sex, karena aku kuliah di Bandung sementara orang tuaku di Jakarta… pada awal masa kuliahku, aku pantas dijuluki Pemburu Seks… beberapa kali aku diusir dari tempat kost yg berbeda, dengan sebab yg hampir sama… yang aku ingat, sore pulang kuliah diantar teman kuliahku, aku lupa namanya… pokoknya keturunan Arab… aku lupa bagaimana awal mulanya, aku bisa nyepong kemaluan Arab ganteng itu di dalam kamarku dalam keadaan pintu ngga terkunci dan Ipah pembantu ibu kost yg nyinyir itu nyelonong masuk kamarku utk menaruh pakaianku yg habis diseterikanya… aku tengah terkagum-kagum dengan volume batang kemaluan Arab ganteng yang lebih besar dari lenganku dan minta ampun panjangnya.
    Malam itu juga aku disidang dan harus keluar dari rumah kost itu. Tapi buatku ga ada masalah karena malam itu si Arab ganteng memberikan tumpangan sementara di rumah kontrakannya… tentu saja gairah birahiku yang binal dimanjakan oleh Arab ganteng itu… sepanjang hari… bahkan sampai beberapa hari aku tinggal di rumah kontrakan si Arab ganteng yang berantakan… Kejadian yg lain pernah juga tengah malam, lagi seru-serunya ML sama cowok baruku… tiba-tiba pintu didobrak petugas ronda yg rupanya sudah lama memperhatikan kebiasaanku masukin cowok malam-malam… cowokku dengan tengilnya berhasil kabur… sementara aku lagi-lagi terpaksa harus cari kost baru lagi… Satu lagi yang ga bakal aku lupa, affairku dengan bapak kost, biar sudah tua tapi ganteng dan handsome.. dan yang membuatku bertekuk lutut… mmm… aksi ranjangnya boo’… selalu membuatku bangun kesiangan esoknya… sayang aku menikmati kencan ranjang dengan bapak kost baru tiga kali keburu ketangkap basah sama istrinya… abis siang bolong bapak itu ngajakin naik ranjang… apesnya lagi aku ga akan mampu menolak, kalo tetekku sudah kena diremasinya… baru mau dua kali aku mendapatkan orgasme… eeh…pintu di ketok-ketok dari luar dan terdengar suara ibu kost memanggil namaku… mendengar itu bapak kost yg sedang memainkan batang kemaluannya di liang sanggamaku, jadi gugup dan efeknya justru membuatnya orgasme, untung gak telat nyabut… pejunya berhamburan di atas perutku banyak sekali…. bisa ditebak endingnya… aku harus angkat kaki dari rumah kost saat itu juga…
    Nasihat sahabat-sahabatku, banyak merubah perilaku seksualku yang liar… Dengan susah payah aku berhasil menekan hasrat birahiku yang memang luar biasa panas dan aku mengumbarnya… awalnya mana sanggup aku menahan seminggu tanpa aktivitas seksual… bakal uring-uringan dan kepala terasa pecah… Sampai akhirnya aku ketemu dengan mas Seno aktivis mapala kakak kelasku… ngga hanya sosoknya yang jantan… permainan ranjangnyapun luar biasa… permainannya yang agak kasar, mampu membuatku mengerang-erang histeris… Aku ga nyesel, harus married dengan mas Seno karena keburu hamil. Buktinya aku berhasil menyelesaikan kuliah, walaupun sambil mengasuh Astari buah cintaku dengan mas Seno. Status ekonomi kamipun tergolong bagus… Sampai akhirnya 5 tahun yg lalu, kecelakaan mobil di jalan tol merenggut mas Seno dari kami berdua… Selama 5 tahun menjanda, mungkin karena kesibukanku mengurus dan melanjutkan usaha mas Seno yang sedang menanjak pesat dan keberadaan Astari anak tunggalku sudah menginjak usia gadis remaja, aku hanya 2 kali terlibat affair dengan lelaki yg berbeda, itupun juga hanya having fun semata, penyegaran suasana disela-sela kesibukan bisnis… Kehidupan seksualku datar, tanpa gejolak… sesekali aktivitas masturbasi cukup memuaskanku…
    Setelah tubuh terasa segar, kukenakan kimono dan keluar kamar…
    ” Heee… Ron kamu disini..? kok ga sekolah..?” Kudapati Ronie di belakang komputer Astari. Ronie adalah kakak kelas Astari yang hampir setahun ini akrab dengan anak gadisku itu. Anak muda yang sopan dan pandai cerminan produk dari keluarga yang cukup baik dan mapan.
    ” Iya tante, saya hari ini kebetulan banyak pelajaran kosong jadi bisa pulang lebih awal dan tadi Tari minta tolong saya nungguin tante yg lagi sakit.. kali aja butuh apa-apa” Sahut Ronie sopan, membuatku terharu… Lumayan ngobrol dengan Ronie, penderitaanku agak berkurang…
    ” Ron, kamu bisa mijit ga..? tolongin pijitin tante dong bentar… leher tante kaku…” pintaku ke Ronie tanpa canggung, karena memang kami sudah akrab sekali, bahkan buatku Ronie kaya anakku sendiri. Ronie duduk menghadap punggungku pijatan demi pijatan kurasakan… tanpa kusadari sentuhan tangan lelaki muda itu terasa nikmat selayaknya sentuhan lelaki yang tengah membangkitkan birahi perempuan… aku mulai mendesah resah… percikan api birahi dengan cepat membakarku tanpa ampun…. sementara tanpa kusadari kimonoku sudah semakin melorot, terdesak tangan Ronie yang kini memijit daerah pinggangku, atas permintaanku sendiri untuk memijit lebih turun…. uuuhh… dadaku terasa sesak.. akibat tete’ku yang semakin mengencang…. aku ingin ada yang meremasinya… Sssshhh.. ooohhh… gilaaa… ngga tahaann… kupegang kedua tangan Ronie, tangan kiriku memegang tangan kirinya dan tangan kananku memegang tangan kanannya kutarik kedepan melingkari tubuhku dan kutangkupkan di buah dadaku…
    ” Eehh… tante…?” bisik Ronie bingung dari belakang tubuhku
    ” Ron… tolong remasi tete’ tante…” desisku resah… merasakan sentuhan tangan lelaki pada buah dadaku yg tengah mengencang…. Benar-benar hilang sosok Ronie yg sehari-hari adalah pacar Astari anakku.. yang ada dibenakku saat itu Ronie adalah lelaki muda bertubuh tegap… Ooouuh… Ronie mulai meremasi kemontokan buah dadaku…
    ” Yaaaaahh.. hhh…hhh… enaaaak Ronn.. ulangi lagi sayaaang.. oooohhh….” tubuhku menggeliat resah… kugapai kepala Ronie dan kutarik ke arah tengkukku yang terbuka karena rambutku kusanggul keatas… Ronie tak menolak dan melakukan permintaanku untuk menciumi tengkukku..
    ” Ciumi leher tante… hhhmmm..sssshhh.. yaaahh.. kecupin sayaaang.. aaaaccchh… sssshhh..” bisikan dan desah mesraku menuntun Ronie melakukan apa yg kuminta…Aku makin gemas, tubuhku gemetaran hebat… baju kimonoku tinggal menutupi tubuh bawahku karena tali pinggangnya masih terikat. Kubalikkan tubuhku, sejenak kupandangi wajah ganteng Ronie yang matanya terbelalak liar menatap nanar tubuh bagian depanku dengan mimik ngga karuan. Kulingkarkan kedua lenganku di lehernya dan dengan penuh gairah kusosot bibir manisnya… anak muda ini gelagapan menghadapi liarnya bibirku yang mengulum bibirnya dan nakalnya lidahku yang menggeliat menerobos masuk rongga mulutnya… Tapi insting lelakinya segera mengantisipasi, segera dapat mengatasi seranganku.
    Baju seragam Ronie dengan cepat kulolosi dan… ooohh… dada yg gempal dan bidang dari salah satu tim inti basket di sekolahnya ini membuat gairahku semakin binal… Kudorong tubuh Ronie untuk rebah disofa… nafas jantannya mulai tak beraturan.. Mmm… pejantan muda ini mulai mengerang-erang dan tubuhnya menggelepar, tatkala bibir dan lidahku menjelajahi permukaan kulit dadanya, bungkahan dada jantannya kuremas dengan gemas.. Aksi bibir dan lidahku terus melata sampai ke pusarnya… Sssshhh… celananya tampak menggembung besar.. entah ada apa dibaliknya..? jantungku berdegup semakin kencang melihatnya… dan mataku terbelalak dibuatnya, sampai aku harus menahan nafas, ketika retsluiting celana abu-abu itu terbuka… kepala kemaluan jantan menyembul keluar dari batas celana dalamnya…. aku dengan tergopoh-gopoh karena tak sabar melorotin celana seragam sekalian dengan celana dalam putihnya sampai ke lutut Ronie… Ooooohhh my God..! teriakku dalam hati… menyaksikan batang kemaluan Ronie yang mengacung di antara pahanya… begitu macho, begitu gagah, begitu indah bentuknya… dengan kepala kemaluannya yang besar tampak mengkilat…
    Tanganku terasa gemetaran ketika hendak menyentuh nya… Kembali tubuh Ronie menggerinjal kecil ketika tanganku bergerak mengocok batang kemaluannya… aku makin binal, kudekatkan wajahku untuk mengulum kepala kemaluan yang menggemaskan itu, sambil tetap tanganku bergerak mengocok batang kemaluannya… mendadak tubuh tegap itu meregang hebat diiringi erangan keras… dan bibirku yang setengah terbuka dan tinggal beberapa sentimeter dari kepala kemaluan itu merasakan semburan cairan hangat dengan menyebarkan aroma khas yg sangat kukenal dan kurindukan… apalagi kalo bukan peju lelaki… tanganku refleks mengocok batang kemaluan Ronie makin cepat sambil tanganku yang lain mengurut lembut kantung pelirnya…
    Sementara kubiarkan peju yang sangat kental itu menyembur wajahku…. sesekali kusambut dengan lidahku… mmmm… rasa khas itu kembali dikecap oleh lidahku…Terus terang aku sempat kecewa, dengan bobolnya peju Ronie….Tapi beberapa saat batang kemaluan yang masih dalam genggamanku, kurasakan tak menyusut sedikitpun masih tetap keras… tanpa buang waktu, aku merangkak diatas tubuh Ronie yang menggelosoh di sofa… dengan posisi tubuhku jongkok mengangkangi tubuh Ronie, di atas kemaluan Ronie… kutuntun batang kemaluan perkasa yang masih belepotan peju itu kearah liang sanggamaku yang sudah basah kuyub dari tadi… wooohh… ternyata kepala kemaluan itu terlalu besar untuk masuk ke liang sanggamaku… Akhirnya dengan sedikit menahan perih, akibat otot liang sanggama yang dipaksa membuka lebih lebar.. kujejalkan dengan sedikit memaksa ke liang sanggamaku yang sudah tak sabar untuk segera melahap mangsanya….
    ” Iiiiihhh… bantu dorong sayang…. Oooooowwwwww…” Aku merengek panjang ketika sedikit demi sedikit amblas juga batang kemaluan Ronie menembus liang sanggamaku.. diiring rasa perih yang menggemaskan…
    ” Sssshhh… mmmhh… ayun pinggulmu keatas sayaaang..” kembali aku menuntun pejantan muda ini untuk memulai persetubuhan…
    ” Aaaww… aahh… ooww.. pelahan duluuu sayaaang… burung kamu gede banget… perih tauuk..” aku ngedumel manja… ketika Ronie mengayun pinggulnya kuat sekali… Terasa tubuhku bagaikan baterai yang baru dicharge… aliran energi aneh itu mengalir menyebar ke seluruh tubuhku… membuat aku semakin binal memainkan goyangan pinggulku… sementara Ronie ternyata cukup cerdas menyerap pelajaran, bahkan mampu segera mengembangkan… dengan posisi tubuhku diatas, membuatku sangat cepat mencapai orgasme… entahlah atau karena besarnya batang kemaluan Ronie yang menyungkal rapat liang sanggamaku, sehingga seluruh syaraf dinding liang sanggamaku rata dibesutnya… Luar biasa..! dalam waktu kurang dari lima menit setelah orgasmeku yg pertama, kembali aku tak dapat menahan jeritku mengantar rasa nikmatnya orgasme yang kedua… dan… hhwwwoooo…. aaaammmpppuuunnn..!!!! Rupanya Ronie tak mampu menahan lebih lama bobolnya tanggul pejunya… tubuhku dihentak-hentaknya kuat sekali… seakan ingin memasukkan seluruh batang kemaluan sepeler-pelernya ke liang sanggamaku… diiringi erangan mirip suara binatang buas sekarat…
    Aku menangis menyesal setelahnya, berkali-kali Ronie memohon maaf atas kejadian yang terjadi siang itu…Tapi anehnya gairah seksualku yang meletup-letup tak terbendung itu, mereda setelah kejadian siang itu… Aktivitas berjalan normal kembali, tapi sudah hampir seminggu ini, aku tak pernah melihat Ronie datang ke rumah.
    ” Dia lagi sibuk Ma… dapat tugas antar jemput saudara sepupunya yang masih SD…” Jawab Astari ketika aku menanyakan tentang Ronie yang tak pernah muncul… Terus terang saja, sejak kejadian itu… pikiranku sangat kacau, disisi aku sebagai Mama Astari aku sangat menyesal dan sedih atas kejadian itu, tapi disisi aku sebagai seorang wanita yang masih punya hasrat dan naluri betina yang utuh… aku tak ingin melupakan kejadian itu… bahkan aku berharap kejadian itu terulang lagi….
    Hampir sebulan lamanya Ronie tak muncul ke rumah, akupun maklum, Ronie sebagai remaja hijau, tentu mengalami shock dengan kejadian itu… disitulah muncul rasa berdosaku kepada Ronie dan Astari anakku… Tapi jujur sejujurnya ada terselip rasa rinduku memandang wajah anak muda itu… Aku sering mengintip dari balik gordiyn jendela, saat Astari turun dari boncengan Ronnie… kenapa hatiku berdebar-debar dan sedikit desiran birahiku menggelegak…
    Pikiranku makin kacau… setelah beberapa kali kulihat Ronnie mulai nongkrong lagi dirumah… kulihat Ronnie masih salah tingkah di depanku, walaupun aku sdh berusaha menetralisirnya.. iiihhh tapi buat aku… otakku jadi ngeres begitu melihat wajah Ronnie yg innocent… betapa tidak… terbayanglah ekspresi wajahnya ketika tengah menyetubuhiku beberapa waktu yang lalu… ekspresi wajahnya yang begitu sensual dimataku pada saat dia melepas semburan spermanya… suara erangan dan nafas birahinya seakan nempel ditelingaku… maka kekacauan inilah yang mendorongku menerima tawaran Adrian seorang rekan bisnisku untuk makan siang di sebuah hotel berbintang dan setelahnya akupun tak menolak ketika ia mengajakku memasuki sebuah president suite di hotel itu, dengan alasan untuk mencari ketenangan membicarakan pekerjaan… walaupun yang terjadi kemudian adalah rayuan-rayuan mautnya yang kusambut positif… dari remasan tangan… kecupan bibir… jilatan lidahnya yang nakal pada leherku… desah resahku… remasan gemasku… dan… lolosnya pakaian kami satu persatu… payudaraku yang mengencang akibat remasan tangan dan cumbuan bibirnya… hhmmm… jilatannya pada clitorisku… batang kemaluannya yang berbentuk indah, perkasa… memaksa bibirku untuk mengulumnya… ooowww… nikmat hentakan tubuhnya menekan tubuhku… sodokan kejantanannya pada liang sanggamaku mengantarkan kenikmatan orgasmeku dua kali berturut-turut… 2 jam kami melewatkan waktu untuk making love siang itu, kekaguman Adrian atas permainan ranjangku yang begitu hot dan lihay… beberapa kali aku berkencan ranjang dengan Adrian lelaki tinggi besar berstyle dandy… kepuasan sex kuraih dengan sempurna dengan kelihayannya dia memperlakukan perempuan di atas ranjang… tapi bayangan sensual wajah bocah innocent bernama Ronnie itu tak juga sirna…
    Sampai pada suatu malam hujan turun dengan deras… rupanya malam itu Ronnie sedang dirumah, berbincang dengan Astari di ruang tamu… sedangkan aku nonton TV diruang belakang…
    ” Ma, mas Ronnie mo pulang tuh…” terdengar suara Astari dari belakangku…
    ” Eh… pulang..? hujannya gede banget, tunggu reda aja.. jauh lagi rumah Ronnie..” jawabku spontan sambil bangkit dari dudukku berjalan ke ruang depan… kulihat jam memang sudah terlalu malam untuk bertamu…
    ” Ronn… ujan begini lebat, udah malem lagi… ntar ada apa-apa di jalan… sudah deh Mama kasih kamu nginep disini, tidur di kamar atas, besok subuh Mama bangunin kamu…” ujarku, terdorong rasa sebagai orang tua yg khawatir kepada anaknya… Ronnie menunduk salah tingkah ga berani menolak..
    ” Tapi Ronnie harus telpon rumah dulu tante…” sahutnya pelan… dan akhirnya justru aku yang menelpon kerumah Ronnie memintakan ijin orang tua Ronnie, yang ternyata menyambut baik…
    Malam semakin larut, sementara hujan semakin hebat diserta guntur dan kilatan petir… Aku tergolek di ranjang, tak dapat memicingkan mata… Siang tadi kembali Aku melewati kencan ranjang dengan Adrian…. tapi… entah kenapa kali ini… susah sekali aku mencapai orgasme… sampai 2 kali Adrian menumpahkan spermanya… sedangkan aku tak sekalipun.. Gilaaa… kenapa justru sekarang wajah bocah itu yang terbayang-bayang di malam dingin ini… iiihhh… birahiku meletup- letup gila… ampuuunn… sekarang bocah itu ada dilantai atas… tunggu apa lagi..??? mmmm… bisikan setan.. aku tak mampu menahan tubuhku yang berjalan manapaki tangga… dan kini aku di depan pintu kamarnya… tanpa mengetuk kubuka pintu… ternyata Ronniepun masih belum tidur…
    ” Ronnie kamu belum tidur..?” tanyaku gagap… kenapa aku jadi salah tingkah sekarang…?
    ” Tante juga belum tidur…?” sahutnya… iiihh… jawabannya begitu tegas… aahh… siapa yg menuntunku duduk diranjangnya… mmm… darahku berdesir ketika tahu mata Ronnie menatap dada montokku yg memang tak mengenakan bra, sehingga puting susuku tercetak menonjol dibalik gaun tidurku yg memang berbahan tipis, sehingga semburat kecoklatan aura puting susukupun nampak jelas, kembali aku kehilangan kontrol… dan entahlah bagaimana awalnya dan siapa yang mengawali…. bibirku sudah dalam lumatan bibir Ronnie… sergapan nafsu birahiku tak dapat kuelakkan dan remasan lembut tangan lelaki muda pada buah dadaku melambungkan gairah seksualku… gelitikan lidah nakalnya pada puting susuku membuat tubuhku menggeliat erotis disertai erangan manjaku… satu demi satu pakaian beterbangan meninggalkan tubuh kami… aku begitu hot dan bergairah mencumbui tubuh pacar anakku itu… tapi aku sudah melupakan siapa Ronnie, yang aku tahu Ronnie adalah lelaki muda yang siap memenuhi kebutuhanku ooowww… aku tak menyangka kali ini Ronnie lebih lihay dan lebih berinisiatip melakukan serangan, sampai aku hampir tak percaya ketika Ronnie menyurukkan wajahnya di selangkanganku dan mencumbui bibir kemaluanku…
    ” Ronnn…. sssshhh…. kamu piiiinteer sekarangg… ooohh.. ammpuunn nikmaaaatnyaa…” desahku merasakan nikmat cumbuan lidahnya pada clitorisku, membuat Ronnie tambah semangat… Ketika permainan yang sesungguhnya berjalan… sebagai wanita dewasa yang telah berpengalaman menghadapi gairah lelaki… aku dibuat megap-megap menghadapi serangan pejantan muda ini… hajaran batang kemaluannya yang perkasa pada liang sanggamaku tak kenal ampun… membuat aku mengerang merintih bahkan menjerit setengah histeris… untung suara hujan yang lebat di timpa suara guruh meredam suaraku…. luluh lantak tubuhku dihajar aksi ganas Ronnie… tapi buatku adalah sebuah sensasi seksual yg sangat luar biasa.. yang mengantarku meraih dua kali kenikmatan orgasme…. tubuh telanjang kami terkapar lunglai di ranjang yang kusut spreinya, tak ada sesal kali ini…
    “Ronnie jujur sama Tante… setelah waktu itu kamu maen sama perempuan mana…?” tanyaku datar dg nada dingin.
    ” Aaah… nggak, sekali-sekalinya cuma sama Tante Arsanti..” jawab Ronnie agak gugup menyebut namaku..
    ” ga mungkin, kamu mendadak bisa begitu canggih mencumbu Tante…?” desakku… dan akhirnya Ronnie menceritakan pengalaman setelah pengalaman seksualnya yang pertama, Ronnie banyak nonton blue film dan otak cerdasnya banyak menyerap gaya dan cara bercinta dari film-film biru yang ditontonnya…
    “Mmmmm… kaciaaan… kamu tentunya kangen mencumbu Tante ya sayaang…?” bisikku sambil kudaratkan kecupanku ke bibirnya, tubuhku bergerak menindih tubuh atletis Ronnie, tubuhku direngkuh dan tubuh kami menempel ketat… kuajarkan permainan lembut… mmmm… anak pintar ini dengan cepat menguasai permainan baru yg kuajarkan… dengan telaten setiap inchi tubuhku dirambahnya dengan remasan, gerayangan tangannya yang nakal… jilatan dan kecupannya merambah setiap bagian tubuhku yang sensitif… tubuhku menggeliat erotis… kadang menggelepar liar… rintihanku mulai terdengar… tak dapat kutahan desah gelisahku… diselingi jeritan gemas…
    ” Ayo sayaang…hh..hhh… Tante udah ga tahan…” bisikku lembut, setelah aku nggak tahan lagi merasakan kuluman dan jilatan Ronnie pada clitorisku…
    ” Aoooouuuhhh… Roooonnn….hhh…hhhh…” suaraku terdengar bergetar memelas… mataku meredup sayu menatap wajah imut Ronnie, manakala liang sanggamaku untuk kesekian kalinya ditembus batang kemaluan bongsor milik Ronnie, namun kali ini Ronnie menekan pelan sekali, sehingga terjadi gesekan nikmaaaaat yang lama sekali… sehingga kedua kakiku yang melingkari pinggangnya seakan mengejang, tak tahan menahan kenikmatan yang luar biasa…
    “Enaaak Tante..?” bisiknya lembut sambil tersenyum manis, ketika liang sanggamaku sudah tak ada tempat lagi bagi batang kemaluannya… iiih… menggemaskan bibirnya… aku menjawab dengan mengangkat alis… bibirku kembali menyambar bibir yang menggemaskan itu… ciuman dan kuluman panjang dimulai, dorongan gelegak birahi kami memang luarbiasa, permainan semakin panas dan semakin liar, ekspresi kami total menyembur tanpa kendali…kembali tubuhku dihentak-hentak oleh tenaga perkasa Ronnie dengan garangnya… jeritan dan rintihanku silih berganti ditimpa dengus nafas birahi ronnie yang mengeros buas…
    “Aaaahhhkkk…. Roonnnie ssaayaang…. aammppuuunn…ooowww… ssshhh… niiikmaaat banggeet ssiih…???” rengekku dengan suara memelas, namun tarian pinggulku dengan gemulai masih dengan sengit mengcounter rajaman batang kemaluan Ronnie di liang sanggamaku sehingga terdengar bunyi berceprotan di selangkanganku… gillaaa.. susah untuk kuceritakan sensasi malam itu…
    “Tante…hhh…hh.. Ronnie ampiir… sssshhh..” desis ronnie dengan suara bergetar… matanya garang menatapku… iiihhh mengerikan, tapi aku sngat menyukai ekspresi ini
    ” Ayoooo sayaanggg…. semburkan bareng Tante… ooouuuuhhhh….!!” Ya ammppuuun… mengerikan sekali… tubuhku terguncang-guncang hebat, akibat hentakan tubuh Ronnie menghajar liang sanggamaku pada detik puncak… mulutku menganga lebar tanpa suara, tanganku mencengkeram erat pinggiran ranjang…. dan entah apa yang terjadi, karena pada saat itu orgasmekupun meletus dahsyat…
    Entah berapa lama suasana hening, hanya suara nafas kami terengah-engah yg terdengar…. hujan di luar rupanya sudah berhenti juga….
    ” Tante… boleh Ronnie pulang sekarang, hujan kayanya sudah berhenti…” suara Ronnie memecah keheningan…
    ” Hmmm… sebenernya Tante masih pingin meluk kamu, pingin cumbuin kamu sayaaang… ini ditinggal buat Tante aja yah..?” sambil kuremas batang kemaluan yg masih sembab…
    “Titit kamu buat Tante aja ya sayaang… jangan buat orang lain… apalagi buat Astari… awas Tante bisa marah besar..” sambungku dengan nada serius… Ronniepun mengangguk tegas. Kuantar Ronnie ke garasi tempat motornya diparkir, kubiarkan tubuhku bugil, telanjang bulat…. Gila… digarasi masih sempat kulakukan oral sex… kutelan habis peju segar yg menyembur di dalam mulutku…. Capek yang luar biasa kurasakan setelahnya, badan rasanya lengket-lengket dan bau gak jelas…
    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Cinta Satu Malam Dengan Bawahan Di Kantor

    Cerita Sex Cinta Satu Malam Dengan Bawahan Di Kantor


    768 views

    Perawanku – Cerita Sex Cinta Satu Malam Dengan Bawahan Di Kantor, Kejadian ini saat aku belum menikah dan masih bekerja di perusahaan distribusi makanan. Aku saat itu menjadi Chief Account Officer dan salah seorang stafku yang baru bekerja 4 bulan namanya Inge, dia seorang sarjana ekonomi yang baru setahun lulusnya umurnya masih 23 tahun.

    Dulu saat pertama kali masuk kantor kulihat sering diantar dan dijemput pakai motor oleh pacarnya, tetapi sudah ada seminggu terakhir Inge selalu mengendarai motor sendiri. Memang Inge berwajah manis, hanya sayang kurang tinggi sedikit.

    Yang menarik buat lelaki semacam saya adalah bibirnya yang selalu kelihatan basah terus karena lidahnya sering dipakai membasahi bibirnya dan selain itu model rambutnya yang pakai gaya sedikit yang terurai di dekat telinga dan diberi jelly hingga kelihatan basah.

    Juga yang kelihatan sensual adalah cara berpakaiannya karena Inge selalu pakai baju atau kaos yang agak ketat sehingga perutnya kelihatan ramping dan buah dadanya terlihat agak menonjol. Memang buah dadanya sendiri tak terlalu besar tetapi cukup bagus bila pakai baju atau kaos yang ketat.

    Suatu saat aku tegur dia,
    “Inge, kenapa sekarang kamu naik motor sendiri?”
    “Yaahh, yang antarin sudah nggak ada”, sahutnya.
    “Masak iya, kemana pacarmu itu?” tanyaku.
    “Aach, nggak tahu pergi kemana dia, biarin saja”, jawabnya dengan nada kesal.

    Beberapa hari kemudian, saat makan siang, aku melewati kamarnya, kebetulan cuma Inge seorang diri dan sedang makan, rupanya yang lain makan keluar, segera kumasuk dan duduk di depan mejanya.

    “Makan sendirian saja?”
    “Iya Pak, sahutnya. Sambil makan, Inge melihat-lihat iklan bioskop di koran. Tiba-tiba Inge berbicara,
    “Waah, film Mandarin ini bagus Pak, Inge kepingin nonton tapi nggak ada teman sekarang.”
    “Kalau memang nggak ada teman nanti saya temani” kataku.
    “Ah, Bapak bisa saja, nanti pacar Bapak marah lho!” sahutnya.
    “Yaa, jangan sampai ketahuan dong, sekali-kali kan nggak apa-apa”, kataku.
    “Kalau sungguh, kapan Bapak bisanya? asal jangan yang malam-malam, paling lambat yang pukul 7.00 malam”, jelas Inge.
    “Besok malam? Pokoknya jangan Sabtu dan Minggu malam itu acara Bapak sudah patent” kataku.

    “Kalau gitu besok malam ya Pak?”
    “Boleh, Bapak jemput jam berapa?”
    “Inge sampai kost jam 5 sore, lalu mandi dulu, jadi kira-kira pukul 6 sore ya!”
    “Oke”, sahutku.

    Besok sorenya setelah saya pulang ke kost dan mandi lalu siap ke kostnya Inge. Sampai di sana ternyata Inge belum selesai hingga kutunggu beberapa menit, kemudian kita langsung berangkat. Karena baru pukul 6.10 padahal filmnya mulai pukul 7, maka kita putar-putar kota dulu.

    Dalam mobil aku bilang dengan Inge kalau lagi nggak dinas begini jangan panggil aku Pak, sebab umur kami paling hanya berbeda 7 tahun, aku jadi nggak enak dong. Akhirnya setelah putar-putar kita langsung ke bioskop dan beli tiket lalu masuk, aku memang sengaja minta tempat duduk yang di pinggir. Rupanya filmya kurang bagus, sebab sampai saat mulai penontonnya hanya sedikit.

    Memang artis-artis yang main seksi-seksi, apalagi film Mandarin terhitung banyak yang berani juga actionnya. Kalau pas adegan yang hot Inge tiba-tiba memegang tanganku, suatu saat kalau adegan panas sebelum tangannya Inge yang beraksi kupegang dulu telapak tangannya erat-erat.

    Walaupun adegan panas sudah berlalu tangannya tetap kupegang terus dan perlahan-lahan tangannya kuletakkan di atas pahanya. Ketika Inge masih diam saja atas aksi ini, maka jari-jariku kupakai untuk mengutik-utik pahanya yang sudah terbuka karena roknya yang agak pendek itu naik kalau buat duduk. Beberapa menit hal itu kulakukan dan Inge pun masih diam, lalu tangannya kutarik ke paha lebih atas sekaligus untuk menyingkap roknya supaya naik ke pangkal paha.

    Setelah kulihat roknya menyingkap sampai hampir pangkal pahanya sehingga paha yang mulus itu terlihat remang-remang dengan penerangan cahaya dari film saja. Aku pura-pura diam sebentar, kebetulan ada adegan panas lagi dan tanganku segera memegang pahanya dan tangan Inge memegang bagian atas tanganku.

    Kupikir Inge akan melarang kegiatan tanganku itu, tetapi tangannya hanya ditumpangkan saja di tanganku. Kuberanikan lagi operasi ini, tanganku kuusapkan ke pahanya dari atas lutut sampai ke atas dekat pangkal pahanya. Sudah ada 5 menit aku melakukan ini bergantian paha kanan dan kiri, tapi Inge tetap diam hingga nafasku yang mulai memburu.

    Akhirnya kuberanikan tanganku untuk mengusap pahanya sampai ke selakangannya hingga menyentuh CD-nya dan bagian kemaluannya kugelitik dengan 2 jariku. Saat itu Inge kelihatan mendesah sambil membetulkan duduknya. Kugelitik terus clitorisnya dengan jari dan kadang-kadang jariku kumasukkan ke dalam lubang vaginanya, ternyata lubangnya sudah basah juga.

    Belum beberapa lama, Inge menggeliat duduknya dan bilang, “Oom, Jangan digitukan nanti basah semua vagina Inge juga CD-nya, sebab Inge punya banyak keluarnya.” Lalu tanganku kutarik dan kupindahkan ke pahanya saja.

    Aku bisiki, “Nanti lain kali saja sambil santai di hotel ya?”.
    Inge mengangguk dan berkata, “Kira-kira minggu depan saja sebab kalau sering pergi malam nanti nggak enak dengan tante kost”.

    Setelah film selesai sambil jalan keluar, kurangkul pundaknya dan Inge pun memegang pinggangku sambil kepalanya disandarkan ke bahuku. Kuajak Inge makan malam sekalian sambil ngobrol macam-macam. Aku bertanya,

    “Inge, biasanya kamu diajak pacarmu santai di mana?”

    “Yaah,kadang-kadang di hotel P atau Hotel NP di atas Candi kadang-kadang juga di Hotel R di bawah kalau malas jauh-jauh.” Dengan jawaban Inge itu, aku sudah dapat mengambil kesimpulan bahwa Inge saat ini sudah bukan perawan lagi, jadi aku berani untuk mengajaknya ke hotel minggu depan.

    Selesai makan kuantarkan Inge pulang, sebelum turun mobil kupeluk dia dan dia pun membalasnya dengan merangkul leherku kuat-kuat untuk menerima ciuman dan kecupan-kecupan pada bibirnya dan selesai itu dengan sedikit teknik tanganku menyambar dan memijit buah dadanya.

    “Acch.. nakal ya Oom? katanya, dan “Bye… bye….” Pada keesokan harinya saya bertemu Inge di kantor dan kita bersikap biasa-biasa saja sehingga tak ada teman yang curiga kalau kita telah pacaran semalam. Saat kutanya kenapa sang pacar tak mengantar lagi, Inge bilang kalau pacarnya sekarang lagi renggang walaupun belum putus 100 % karena pacarnya yang SH itu dan bekerja sebagai salesman electronic itu belakangan suka tersinggung tanpa sebab yang jelas.

    Mungkin iri atau malu karena Inge dapat kerjaan dengan gaji yang semetara ini lebih besar dari padanya. Suatu siang di hari Rabu seminggu setelah kita menonton, kebetulan Inge datang ke kamarku dengan membawa laporan-laporan yang kuharus tanda tangani. Inge bertanya,

    “Pak, nanti malam Bapak ada waktu?”
    “Kenapa?” tanyaku pura-pura sebab dalam hatiku saat-saat inilah yang kunantikan.
    “Kalau Bapak ada waktu, Inge kepingin makan di luar tapi kok nggak ada teman”, sahutnya.
    “Oke, kalau Inge yang ngajak saya bersedia. Jam 6 sore seperti minggu lalu saya datang ke kost, ya Inge?” kataku.
    “Terima kasih ya Pak.”

    Sore itu aku cepat-cepat pulang dan segera mandi. Jam 5.30 sore aku siap berangkat ke kost Inge, karena terlalu pagi Inge belum siap dan kutunggu di ruang tamu. Baru kira-kira 10 menit kemudian Inge keluar. Aku sempat terpesona beberapa saat, karena Inge yang saya tahu biasanya memakai rok agak mini dengan baju atau kaos pendek perutnya dan agak ketat.

    Kali ini tampil dengan memakai gaun panjang warna ungu dengan belahan yang agak tinggi di bagian paha sebelah kirinya, sehingga kalau jalan pahanya yang kiri dan putih bersih itu kelihatan dengan jelas dan bagian dalam pahanya kanan juga tampak samar-samar.

    “Ceeek…. ceekkk…. ceeekkk”, komentarku. Inge bahkan tersenyum manis dan kemudian memutar tubuhnya dan bagian punggungnya terbuka lebar sampai ke bawah dengan model huruf V sampai di atas pinggulnya. Aku yakin sekali kalau Inge pasti tidak pakai bra sekarang. Tanpa duduk, Inge langsung mengajak berangkat. kurangkul pinggangnya, Inge jadi agak kikuk takut kalau tante kostnya tahu.

    Begitu masuk mobil kuminta untuk mengecup dulu bibirnya yang merah merekah dan basah terus itu, sambil punggungnya yang terbuka itu kuusap-usap dan ternyata dugaanku benar saat dadanya kutekan erat-erat ke dadaku terasa gumpalan daging yang kenyal dengan nama payudara tanpa terlindungi spons BH menempel di dadaku. Denyut jantungku langsung berdetak cepat. Kemudian mobil mulai kujalankan dan tangan Inge diletakkan di atas paha kiriku sambil kadang-kadang memijit pahaku.

    “Mau makan kemana Inge?”
    “Terserah Bapak”, katanya.
    Memang Inge tetap tak mau panggil aku dengan sebutan lain, ia pilih dengan “Pak” karena takut salah ngomong kalau di kantor nanti.
    “Kalau makan sate kambing apakah Inge suka?” tanyaku.
    “Mau Pak, malah sebenarnya Inge sudah lama tak pernah makan itu karena pacar Inge tak suka daging kambing”, katanya.

    Akhirnya kita ke rumah makan sate kambing. Saat turun dari mobil dan masuk ke rumah makan sekarang ganti Inge yang selalu merangkul pingganku. Inge duduk di sebelah kananku. memang kuatur demikan supaya tangan kananku bisa dekat dengan paha kirinya yang terbuka sampai ke atas untuk kuraba-raba.

    Memang kali ini Inge berbeda dengan waktu nonton film, kali ini Inge tampak ceria dan manja. Saat duduk makan Inge duduknya merapatkan tubuhnya ke tubuhku serta tangannya memegang pahaku. Tanganku sebelum beraksi di pahanya kupakai untuk mengusap-usap punggungnya yang terbuka.

    Untuk saat itu rumah makan masih sepi pengunjung,jadi aku agak bebas berkarya. Setelah puas meraba punggungnya tanganku kususupkan ke dalam roknya ke daerah pinggang dan turun di sana tanganku meraba CD-nya.

    Kemudian tanganku bergerak ke atas dan menyusup ke bawah ketiaknya dan menuju ke samping depan sehingga ujung jariku dapat menyentuh samping payudaranya yang benar-benar masih kenyal. Pekerjaan tanganku berhenti saat pelayan membawa makanan ke meja kami. Saat makan tanganku kadang mulai meraba pahanya kiri yang terbuka itu.

    Inge betul-betul penuh pengertian saat tangan kananku sibuk meraba pahanya, ia yang menyuapkan nasi ke mulutku hingga tanganku diberi keleluasaan untuk bermain di pahanya dan sampai vaginanya pun kuraba-raba dengan penuh kemesraan.

    Kadang-kadang tangan kananku kupakai untuk menyendok makanan lagi, tapi lebih sering kupakai untuk berkarya di paha dan lubang vaginanya sedang Inge yang terus dengan kasih sayangnya menyuapiku dengan makanan sampai suatu saat Inge mendesah dan memegang tanganku yang berkarya erat-erat seraya berkata, “Pak, karya tangan Bapak benar-benar hebat bisa membuat Inge basah.”

    Lalu kuraba vaginanya ternyata CD-nya juga sudah basah apalagi lubang vaginanya, ujung jar-jariku kumasukkan ke lubangnya untuk bisa mengkait lendir yang menempel di bibir vaginanya, ternyata usahaku itu berhasil juga. Kulihat ada lendir kental mirip cendol menempel di ujung telunjukku, segera kujilati lendir itu dan kutelan bersama makanan yang disuapkan oleh Inge.

    Aku betul-betul merasa “hot” makan daging kambing dicampur lendir Inge, kurebahkan kepalaku ke kepalanya Inge sambil berbisik, “Inge sayang, saya menyayangimu.” Inge menjawab, “Pak, sebentar lagi Inge menjadi kepunyaan Bapak seluruhnya, Inge akan memberikan segalanya yang terbaik untuk Bapak nanti. Percayalah!” sambil mencium pipiku.

    Selesai makan, kita langsung menuju Hotel CB di kota atas yang banyak pemandangannya walaupun itu hotel kuno. Kita langsung check in. Inge tetap manja, jalan sambil merangkul pinggangku dengan badannya disandarkan ke tubuhku. Pintu kamar segera kukunci setelah pelayan menyiapkan air minum, sabun dan handuk.

    Inge ganti kupeluk dan ia pun merangkul leherku erat-erat hingga permainan ciuman mulut, bibir dan lidah berlangsung dengan hangatnya dan penuh kemesraan. Karena saat aku menciumnya, kukecup dalam-dalam bibirnya dengan penuh perasaan hingga Inge bukan merasakan kenikmatan saja tetapi juga merasakan kasih sayangku.

    Setelah berciuman dengan mesranya untuk beberapa saat, maka tanganku kupakai untuk meraba punggungnya yang terbuka, kurasakan tubuh Inge cukup hangat lalu kupegang rok bagian kedua pundaknya dan kutarik ke depan, Inge pun membantu dengan meluruskan tangannya ke depan sehingga roknya bagian atas langsung lepas dan payudaranya yang masih kenyal dan hangat kalau diraba itu terlihat dengan jelas di depan mataku ditambah putingnya yang kelihatan mulai membesar dan tegang dengan warna merah padma membuatku terpesona.

    Cerita Sex Cinta Satu Malam Dengan Bawahan Di Kantor

    Cerita Sex Cinta Satu Malam Dengan Bawahan Di Kantor

    Walaupun aku sudah sering menelanjangi dan meniduri pacarku di hotel, tetapi bentuk tubuhnya yang berbeda itu mempunyai daya rangsang yang tersendiri. Hanya karena kebiasaan yang sudah sering melihat pacarku dalam keadaan telanjang bulat itu yang bisa membuat aku mengendalikan emosi dan gelora nafsu mudaku.

    Roknya terus kutarik ke bawah sehingga terlepas semua kemudian kuambil dan kutaruh di atas meja dan Inge kuangkat untuk kutidurkan di ranjang dengan masih memakai CD saja. Tapi CD-nya pun kulorot untuk dilepas dan vaginanya yang seperti bukit kecil itu tertutup oleh rambut yang cukup lebat.

    Aku kemudian melepas T-Shirtku dan celana panjang serta CD-ku sambil memandangi tubuh Inge yang telentang di ranjang dengan pose yang menggiurkan ditambah lidahnya yang sering membasahi bibirnya itu. Kudekati Inge kemudian kuciumi seluruh wajahnya dengan tangan menjelajahi seluruh daerah dadanya termasuk lembah dan bukit maupun puncak payudaranya sampai ke pusarnya dan perut bagian bawah.

    Setelah ciumanku berpindah ke bagian dadanya terutama bukit-bukit payudaranya, tanganku mulai beraksi di sekitar vaginanya serta pahanya serta sekali-kali rambut bawahnya kutarik pelan-pelan sambil jari tengahku menggelitik clitorisnya yang mulai nongol. Lalu kuciumi terus perutnya bawah sampai rambut kemaluannya dan daerah sekitar vaginanya dan pahanya serta tanganku terus mengusap dan memijit betis serta telapak kakinya.

    Ciumanku terus ke lututnya, kemudian ke betis, tumit kaki lalu telapak kakinya sampai jari-jari kakinya pun kuhisap satu persatu semua baru aku balik naik menghisap daerah selakangannya dengan membuka lebar-lebar pahanya lalu daerah antara anus dan vagina itu kucium dan kukecup serta kujilati sehingga Inge mendesah kenikmatan dan terasa ada cairan lendir yang menyemprot keluar dari lubang vaginanya. Setelah kulihat benar terlihat dari lubangnya vagina mengalir keluar cairan lendir dengan bau khusus.

    Langsung kucucup lubangnya dan kusedot kuat-kuat hingga sruuuuttt… lendirnya masuk ke dalam mulutku dan kugelitik terus selangkangannya supaya cairan nya keluar lagi lebih banyak dan kusedot terus dan ternyata benar Inge masih mengeluarkan lendirnya yang masuk kemulutku. Rasanya asin2, asem dengan bau khas seperti juga milik pacarku, aku memang jadi semangat dengan minum lendirnya.

    Langsung saja Inge kuajak main dengan pose 69, aku segera naik ke atas tubuhnya dan penisku kupaskan dihadapan mulut Inge supaya mudah ia untuk mempermainkan penisku dengan lidah dan mulutnya sedang aku sendiri segera menyingkap rambut kemaluannya yang rimbun itu untuk menjilati clitorisnya.

    Lalu kugigit-gigit dan kutarik-tarik juga clitorisnya dengan bibirku. Inge tampak terangsang sekali dengan permainan mulutku di daerah vaginanya, apalagi pahanya sekarang kubuka lebar-lebar dan selangkangannya antara anus dan vaginanya kugosok terus dengan jari-jariku dan kadang-kadang kujilati.

    Begitu clitorisnya kugetarkan dengan ujung lidahku yang bergerak begitu cepat (seperti lidah cecak katanya pacarku) hanya semenit saja Inge sudah berontak dengan kakinya dan pantatnya digerakan kesana kemari kemudian mengaduh,

    “Aduuuuh Pak, Inge nggak tahan… sudah keluar dan lemas Pak.” Saat itu terasa lendirnya menyemprot dan mengenai hidungku, segera kucucup lagi lubang vaginanya untuk kusedot semua lendirnya yang sudah keluar di lubang vaginanya. Aku merasakan kenikmatan juga dari semprotan lendirnya itu dan vaginanya jadi basah semua.

    Aku sekarang membelai rambutnya dan mengusap keringat yang banyak dikeningnya serta bertanya,

    “Inge sayang, apakah Inge sudah capai?”
    “Belum Pak, Inge cuma lemas saja karena tak kuat menahan kenikmatan yang luar biasa dari permainan lidah Bapak tadi, rasanya sampai ujung rambut dan ujung kaki Pak” sahutnya.
    “Kalau begitu kita main lagi ya?” kataku.

    Inge mengganggukan kepala. Lalu aku naik lagi ketubuhnya dan kumasukkan penisku pelan-pelan ke lubang vaginanya, kemudian kutarik keluar lagi pelan-pelan setelah masuk keluar ini lancar berulang-ulang lalu penisku langsung kubenamkan seluruhnya ke dalam vaginanya, sampai Inge menghela napas panjang menahan sakit dan nikmatnya karena katanya masuknya terlalu dalam.

    Setelah itu kugerakan pantatku memutar searah jarum jam sehingga Inge menjerit kenikmatan terus karena clitorisnya tergesek oleh rambut kemaluanku dan dinding dalam vaginanya tergesek oleh batang penisku yang mengeras sehingga ia berbisik, “Aduuuh Pak, nikmat rasanya luar biasa. Aku mau orgasme Pak.”

    Mendengar itu aku langsung menciumi payudaranya yang sebelah kiri, karena Inge bilang lebih sensitive dari pada yang kanan dan putingnya langsung kugetarkan lagi dengan ujung lidahku. Tanpa basa basi lagi hanya beberapa detik terasa vaginanya mencengkeram penisku dan berdenyut-denyut serta ada lendir hangat yang menyiram penisku. Inge sudah klimaks, ia tampak terkulai lemas.

    “Capai Inge, sayang?” tanyaku.
    “Iya… Pak” sahutnya lirih manja.
    “Tolong Inge diberi air maninya Pak” pintanya.
    “Sekarang?” tanyaku.
    “Iya Pak.”
    “Tahan sebentar lagi iya, nanti aku semprotkan”.

    Lalu aku mengkonsentrasikan segenap pikiranku pada segala keindahan tubuh Inge yang sedang kunaiki ini dan tingkah polanya yang merangsang sambil memandang bibirnya yang merah basah merangsang.

    Kugenjot terus gerakan penisku naik turun dan semakin lama semakin cepat sampai Inge menggeliat, menggelinjang tak karuan sambil menarik lepas sprei dan meremas-remasnya dan akhirnya, crruuuutttt… cruuuuuttttt… crrruuuutt, maniku menyemprot kedalam vaginanya sambil kutekan terus penisku dalam-dalam ke vaginanya.

    “Sssseeetttt…. aacccchh, Inge merasakan kehangatan yang luar biasa dari air mani Bapak.” Dan Inge pun orgasme lagi karena penisku merasakan vaginanya berdenyut-denyut lagi. Setelah beberapa menit kita istirahat dengan tidur bertindihan sambil berpelukan, kita bangun tidak terasa jam telah menunjukkan pk 9.30. Karena sudah agak malam Inge cepat-cepat bangun dan mengambil handuk yang dibasahi lalu membersihkan penisku dan kemudian vaginanya. Kita tak cuci karena makan waktu lama.

    Segera Inge memakai roknya lagi, demikian juga aku. Sedang CD-nya dilipat dan dimasukkan ke dompetnya karena masih basah kena lendir saat kugosok clitorisnya di rumah makan tadi. Dalam perjalanan pulang Inge sempat bertanya,

    “Bapak jadi kawin kapan?”
    “Iya masih 2-3 tahun lagi, tunggu pacarku selesai kuliah”, sahutku.
    “Kenapa?” tanyaku. Inge merebahkan kepalanya ke bahuku sambil berkata,
    “Inge tak akan kawin dulu kok tunggu kalau mungkin ada mukjizat.”
    “Maksud Inge?” tanyaku.

    “Siapa tahu suatu saat Inge dapat kabar gembira dari Bapak. Sebab Inge malam ini benar-benar merasakan kenikmatan yang hebat dari Bapak dan lebih dari itu Inge merasakan Bapak meniduri Inge dengan penuh kasih dan kemesraan yang layaknya suami istri yang dipenuhi rasa cinta. Kapan-kapan Inge boleh merasakan lagi ya Pak?”

    “Kapan saja Inge kangen saya bersedia, tapi Inge harus benar-benar atur waktunya jangan sampai Inge hamil yaa!” pesanku.

    Saat mobil sampai di rumah kost, Inge tak segera turun ia malah merangkul leherku dan ditariknya aku, lalu diciuminya seluruh wajahku dengan penuh perasaan hatinya dan terlihat matanya memerah dan berkaca-kaca. Aku jadi terenyuh dibuatnya, kubelai rambutnya dan kuusap matanya yang berair lalu kubisiki,

    “Inge jangan sedih, kan tiap hari kita masih bertemu. Inge malam ini capai nanti langsung istirahat ya, jangan melamun macam-macam ya sayang?” pesanku sambil kubelai sayang dari rambutnya pipinya terus payudaranya sampai pahanya yang terbuka itu, baru Inge mau turun dengan senyum kecil.

    Esok harinya di kantor pagi-pagi saat kupanggil Inge untuk memberikan tugas, ia masuk ke kamarku dengan senyum-senyum manja, setelah kujelaskan tugas-tugas yang harus dikerjakan kutanya kenapa kok senyum-senyum.

    Inge menjawab sambil mendekat ke sisiku, “Pak, air maninya semalam baru keluar tadi saat Inge duduk di kantor, sekarang CD Inge jadi basah.” Karena Inge sudah mendekat tandanya minta untuk dibuktikan, maka kuraba melalui bawah roknya dan benar CD bagian vaginanya basah juga sela-sela pahanya basah agak licin dan ternyata baunya memang seperti maniku.

    Aku bilang, “Inge kamu cuci dulu sana ya.” Inge menggelengkan kepalanya dan berkata, “Biarin saja Pak, Inge toch nggak punya CD lagi di kantor malah nggak enak kalau dilepas CD-nya, sampai nanti sore juga tak apa-apa malah nanti siang mungkin sudah kering sendiri.” Lalu tanganku digenggam erat-erat dan memandang tajam penuh arti dan berkata,

    “Kapan Bapak mau memberikan kemesraan dan kepuasan lagi pada Inge?”
    “Kapan saja terserah Inge”, kataku.

    Semenjak itu aku sering diajak kencan hampir tiap minggu sekali dan setelah pacarnya baik kembali hubungannya, hubungan seks tetap berlangsung terus kira-kira tiap bulan sekali sambil cerita-cerita apa saja yang dilakukan suaminya padanya.

    Sampai sekarang sudah hampir sepuluh tahun berlalu dan aku sudah pindah kerja di bank, sedang Inge menggantikan jabatanku dan kami masing-masing telah berkeluarga dan punya anak, tapi hubungan intim itu masih tetap berlangsung di siang hari saat jam makan siang, hanya frekuensinya jauh berkurang kira-kira 3-4 bulan sekali.

    Tapi justru karena waktu yang lama itu menyebabkan tiap kali hubungan intim itu tambah mesra saja dan bukan menjadi kebosanan.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Jadi Lupa Diri Ketika Tanganku Meraba Paha Cewek Cantik

    Cerita Sex Jadi Lupa Diri Ketika Tanganku Meraba Paha Cewek Cantik


    768 views

    Perawanku – Cerita Sex Jadi Lupa Diri Ketika Tanganku Meraba Paha Cewek Cantik, Kisah ini terjadi beberapa hari yg lalu, ini bermula saat aku sedang membantu sahabatku yg sedang melaksanakan persiapan pernikahannya di rumahnya. Lazimnya acara pernikahan pasti banyak orang yg turut membantu keluarga sahabatku itu, dari mulai tetangga sampai teman2 bermain sahabatku itu. Dari sekian banyak orang yg membantu itu ada salah seorang wanita yg menarik perhatianku.

    Wanita ini memakai gaun pesta yg sangat anggun dan seksi, dia memakai gaun terusan warna ungu dengan belahan rok memanjang hingga sampai ke pertengahan pahanya. Bila dia berjalan pasti kulit mulus pahanya sekilas mengintip, membangkitkan gairah siapapun yg melihatnya, terutama aku sendiri. Wajahnya biasa saja tapi karena kulitnya putih mulus membuat gairahku bangkit, aku berkhayal seandainya aku bisa menyentuh kulit mulusnya itu aku pasti akan melakukan apapun yg diminta.

    Aku berusaha mencari tahu siapa gerangan wanita itu. Rupanya dia adalah adik mamanya, umurnya kutaksir sekitar 30 thn-an dan dia telah mempunyai putra 2 orang. Suaminya tidak bisa hadir karena sedang mengurus bisnisnya di luar kota. Aku sering meliriknya terutama saat dia berjalan, putih pahanya menyilaukan mataku dan membangkitkan gairahku. Rupanya diam2 dia mengetahui kalau aku sering mencuri2 pandang terhadapnya.

    Suatu saat aku terpergok dirinya saat aku sedang melirik ke belahan dadanya yg sedikit telihat dari luar gaunnya, sontan aku sangat malu dan takut seandainya dia marah lalu mengadukan perbuatanku itu pada keluarga sahabatku itu, duuh malunya aku seandainya dia lakukan itu. Tetapi rupanya dia tidak marah, malah justru tersenyum saat dia mengetahui aku sedang mencuri pandang ke arah bagian tubuhnya.

    Bukan main senangnya hatiku saat mengetahui dia tidak marah karena kenakalan mataku, mudah2an ini pertanda baik bagiku, batinku berkata. Aku mencari cara agar aku bisa berdekatan lalu berkenalan dengannya, tapi karena keadaan yg serba sibuk saat itu membuatku tidak mempunyai kesempatan untuk mendekatinya.

    Akhirnya kesempatan itu tiba saat aku diminta tolong oleh mamanya sahabatku untuk mengambilkan pesanan kue di toko langganan mamanya, dan yg membuat hatiku bersorak adalah kala mamanya menyuruh adiknya untuk mengantarku ke toko kue itu. Dengan menggunakan mobilnya kami berangkat hanya berdua, wah kesempatan emas nih, sorak batinku dalam hati.

    Dalam mobil aku ingin memulai pembicaraan dan berkenalan dengannya tapi entah mengapa bibirku terasa kelu, aku jadi serba salah karena selama di mobil pahanya yg putih bersih tersingkap sebagian karena bentuk belahan gaun dan posisi duduknya yg seakan2 sengaja membiarkan pahanya terbuka. Sesekali aku melirik ke arah pahanya dan tanpa terasa adikku perlahan mulai bangkit, ini membuatku jadi salah tingkah. Dia rupanya diam2 juga memperhatikan tingkah lakuku dan semakin menggoda diriku dengan gerakan kakinya yg membuat belahan gaunnya semakin lebar terbuka, membuat pahanya semakin kian terlihat olehku.

    “Hayo, tadi liatin apa waktu di rumah?” ucapnya memecahkan keheningan. Aku yg mendapat pertanyaan itu sontan memerah, aku tersipu tapi pura2 tidak mengerti apa maksud pertanyaanya itu.
    “Kamu nggak usah bohong deh ama mbak, mbak tau kok tadi kamu ngelirik ke arah mbak terus, emang ada yg aneh ya..?” pancingnya kepadaku.
    “Emm, nggak kok mbak, eh gimana ya mbak, aduh aku jadi nggak enak kalau mau terus terang ama mbak, takut mbak marah nanti” jawabku kikuk karena aku takut dia marah bila dia tau aku bernafsu oleh tubuhnya yg indah itu.

    Dengan tertawa kecil dia mendesakku untuk mengatakannya, akhirnya dengan sedikit malu2 aku berterus terang bahwa aku suka melihat pahanya yg putih mulus itu. Selesai berkata begitu aku menjadi tambah gugup karena aku takut dia akan marah mendengar penjelasanku tadi. Tetapi dia hanya tertawa lalu tanpa kuduga sama sekali dia lalu berkata,

    “Emang kamu belum pernah megang paha cewek, kalau kamu mau megang pahaku pegang aja tapi nggak boleh ngelantur megangnya ya..” katanya sambil tersenyum padaku.
    “Bener nih mbak, mbak nggak marah..” jawabku memastikan ucapannya.

    Dia tidak menjawab tapi tangannya langsung bergerak meraih tanganku lalu meletakkannya di pahanya. Aku yg mendapat perlakuan seperti itu sontan menjadi lebih berani, kubelai pahanya dan kurasakan kulit mulusnya yg hangat menyentuh telapak tanganku. Kubelai2 pahanya dan sesekali kuremas gemas, lalu perlahan tanganku menelusup ke balik gaunnya merayap naik ke arah selangkangannya.

    Saat ujung jariku menyentuh kain penutup bagian paling sensitifnya, kudengar lenguhan tertahannya. Aku semakin bersemangat, perlahan kutelusupkan jariku ke pinggiran kain berendanya lalu mulai mulai memasuki celana dalamnya. Aku dapat merasakan bulu2 halus di sekitar vaginanya, tonjolan yg ada di dalam celana dalamnya kurasakan semakin keras mengacung.

    Aku menjadi semakin lupa diri, tapi saat jariku mulai menyentuh bibir vaginanya yg telah membasah, dia menahan tanganku lalu memberi isyarat keluar. Rupanya kami telah tiba di tujuan. Setelah merapikan gaunnya yg sedikit berantakan karena kenakalan tanganku tadi, kami beranjak keluar dari mobil lalu menuju ke toko kue langganan mama temanku dan mengambil kue pesanannya.

    Dalam perjalanan pulang kembali ke rumah temanku aku ingin mengulang kembali usahaku tadi yg sempat terhenti, tetapi dengan halus dia menolakku dan mengatakan nanti saja lain hari dia akan mengajakku ke rumahnya guna menuntaskan hasrat kami yg sempat tertunda hari ini. Aku sangat senang mendengar ucapannya, lalu kucium pipinya dengan penuh gairah. Dia hanya tertawa kecil mendapat perlakuanku itu. Selama perjalanan kami hanya berbicara seadanya tapi tanganku sesekali mengelus paha mulusnya dan tangannya sempat beberapa kali meremas kejantananku seakan tak sabar ingin menikmatinya.

    Namanya Santi, dia mengaku sering merasa kesepian karena suaminya jarang berada di rumah, suaminya adalah seorang pebisnis sukses yg mempunyai beberapa anak perusahaan sehingga dia lebih sering berada di luar rumah mengurus bisnisnya ketimbang istrinya yg seksi ini. Lalu kita saling bertukar nomer telepon dan dia berjanji akan menghubungiku nanti bila saatnya tepat.

    Setelah kejadian itu aku selalu teringat akan dirinya dan berharap dia akan mengajakku main ke rumahnya lalu bercinta dengannya, aku tidak berani menghubunginya karena aku takut bila ada suaminya di rumahnya aku takut rencanaku bisa berantakan bila ketauan dengannya. Akhirnya Sinta menghubungiku, saat itu aku baru mandi pagi dan sedang bersiap akan keluar mencari pekerjaan karena saat itu aku masih pengangguran.

    Dia mengundangku untuk ke rumahnya, dia bilang anak2nya sedang sekolah dan pembantunya sedang pulang ke kampungnya kemarin menengok anaknya yg sakit. Saat ini dia sedang sendirian di rumah dan mengajakku memanfaatkan waktu yg ada bersama. Bukan main senangnya hatiku, dengan bergegas aku berpamitan pada orang tuaku, kukatakan aku akan pergi melamar kerja seperti biasanya.

    Singkat cerita sampailah aku di alamat rumah yg diberikannya, dia tinggal di sebuah komplek perumahan elit. Kulirik sesaat jam tanganku, jam 9 kurang, berarti ada waktu beberapa jam sebelum putra2nya pulang dari sekolah, pikirku. Kupencet bel rumahnya, lalu tak lama kemudian dari rumah itu terdengar sebuah suara yg kukenal tapi sosoknya tidak keluar rumah, yg menyuruhku untuk langsung masuk dan mengunci kembali pagar depan rumahnya. Setelah mengunci pagar aku langsung bergegas masuk ke rumahnya.

    Saat aku telah berdiri di hadapannya barulah kusadari ternyata dia hanya memakai gaun tidur yang sangat merangsang. Warnanya hitam dan ukurannya sangat pendek hingga sebagian pahanya dapat terlihat jelas olehku, dan yg paling membuatku bernafsu adalah ternyata dia tidak mengenakan apa2 lagi di balik gaunnya itu. Itulah sebabnya dia tadi tidak membukakan pagar rumahnya dan hanya berteriak menyuruhku masuk, rupanya dia telah merencanakan semua ini, batinku berkata.

    Lalu tanpa dikomando kami bergerak saling rangkul dan bibirnya adalah sasaran pertamaku. Kami berciuman dengan sangat panas, lidah kami saling berbelit di dalam rongga mulut kami. Tangannya erat merangkul pinggangku, tangan kananku mengelus punggungnya dan tangan kiriku meremas bokongnya gemas.

    Sekitar lima menit-an kami bercumbu dengan posisi itu sampai dia melepaskan pagutannya pada bibirku lalu menyeretku menuju kamarnya yg terletak di tengah. Setelah menutup dan mengunci pintu kamar dengan nafas memburu dia lalu mulai mempreteli bajuku satu persatu sampai tak tersisa, akupun tak mau kalah kulepaskan gaun tidurnya sampai kami sama2 polos tanpa sehelai benangpun menempel di tubuh kami.

    “Wow gede banget kontolmu Lingga, mbak pengen banget ngerasain kontolmu ini..” katanya sambil meraih kontolku dan dengan cepat dikulumnya. Aku hanya mendesah lirih saat bibir dan lidahnya bermain di kejantananku, kadang aku meringis nikmat saat lidahnya dengan lincah menggelitik ujung kontolku, membuat kejantananku semakin keras menegang.

    Kepalanya bergerak liar maju mundur kadang berputar di kejantananku, menimbulkan sensasi nikmat yg sukar kuungkapkan dengan kata2. Sekitar 15 menit dia mengulum kontolku, lalu dia berdiri dan mengulum bibirku, kemudian dia beranjak ke ranjang, duduk di tepian ranjang sambil membuka kakinya lebar2. Aku mengerti keinginannya lalu aku berjongkok di depannya, kupandangi sejenak vaginanya sambil jariku meraba klitorisnya yg kulihat telah berdiri mengacung.

    “Ayo sayang, jangan diliatin aja dong..cepet jilatin punya mbak, aku udah nggak tahan nih..” rintihnya memohon padaku untuk memulai aksiku sambil tangannya meraih kepalaku lalu didekatkan ke arah vaginanya. Dengan gerakan cepat dan tiba2 aku langsung menerkam klitorisnya dengan kedua bibirku lalu menguncinya erat. Lenguhannya keras terdengar saat aku lakukan itu.

    “Aah sayang..kamu nakal ya, kamu ja..eugh” ucapannya terputus saat lidahku dengan gerakan cepat menyapu klitorisnya, kadang kutekan kepalaku ke arah vaginanya dan kutempelkan lidahku pada vaginanya rapat, lalu dengan gerakan cepat kugerakkan kepalaku berputar dengan posisi lidahku masih erat menempel di klitorisnya. Lenguhan dan erangannya semakin keras tersengar memenuhi seluruh ruang, nafasku dan nafasnya sudah sama2 memburu. Vaginanya semakin basah, cairan dari dalam vaginanya bercampur dengan air ludahku membuat vaginanya berkilat tertimpa cahaya lampu.

    “Udah sayang..masukkan kontolmu, aku udah nggak tahan, aku mau..ughh..” rintihnya sambil tangannya menarik tubuhku naik, berharap aku segera memasuki tubuhnya. Tapi aku sengaja bertahan, aku ingin dia merasakan orgasme pertamanya dari permainan lidah dan bibirku.

    Kugencarkan seranganku pada vaginanya sampai kurasakan tiba2 tubuhnya menegang kaku, kedua pahanya erat menjepit kepalaku dan tangannya kuat meremas sprei. Diiringi jerit nikmat tubuhnya lalu menyentak liar tak terkendali, pinggulnya terangkat sejenak lalu tubuhnya lunglai, kedua kakinya lemah terbujur ke lantai. Matanya rapat terpejam dan bibirnya setengah terbuka menggumamkan erangan lirih. Aah rupanya dia telah mendapat orgasme pertamanya, pikirku senang.

    Aku bergerak berdiri lalu kuangkat seluruh tubuhnya yg telah lunglai ke atas pembaringan, kemudian aku berbaring disisinya. Kupandangi wajahnya yg penuh keringat, kuseka keringat yg menetes di wajahnya lalu kukecup dahinya lembut. Mendapat perlakuanku itu matanya terbuka lalu bibirnya tersenyum, sambil mencubitku gemas dia memelukku erat.

    “Kamu nakal ya, kamu bikin mbak keluar bukan pake kontolmu gede itu tapi malah pake bibirmu yg memble itu..” cibirnya seraya mencubit gemas pipiku.

    “Tapi rasanya sama enak kan mbak” sahutku sambil meremas lembut dadanya.
    Dia mencubit pipiku lagi lalu berkata, “Ternyata kamu pinter juga ya, hayoo ketauan kamu sering begituan ama cewek yaa..” selidiknya sambil memasang muka masam.

    “Aah nggak kok mbak, aku cuma sering nonton film BF, jadi aku tau gimana cara muasin cewek” balasku menangkis tudingannya.
    “Udah nggak apa2 kok, mbak malah senang kamu udah pinter, kan mbak nggak perlu ngajarin kamu lagi kan, naah sekarang mbak mau ngerasain kontolmu itu sayang..” sahutnya sambil tangannya meremas kontolku yg masih tegang dengan gemas.

    Mendengar ucapannya itu aku langsung mencium dadanya, kuciumi kedua payudaranya dengan lembut tapi puting susunya sengaja aku tidak lumat, hanya aku sentuh dan gesek dengan bibirku sambil sesekali kugesekkan ujung hidungku pada puting susunya yg mulai mengeras. Dia hanya merintih geli saat kulakukan itu, lalu dengan gerakan cepat dan tiba2 aku menerkam puting susunya yg sebelah kiri dengan bibirku. Kugigit lembut putingnya dengan bibirku lalu kubuat gerakan memelintir puting susunya, tubuhnya tersentak sedikit saat kulakukan itu.

    Tangannya meremas rambutku lembut, mulutnya menggumamkan kata2 tidak jelas pertanda birahinya mulai beranjak naik lagi. Tanganku bergerak meremas dadanya yg sebelah kanan, lalu kupelintir puting susunya dengan dua jariku, perlahan kurasakan kedua puting susunya makin mengeras. Tangannya makin kuat meremas kontolku dan kurasakan sedikit sakit saat jarinya meremas kontolku dengan agak kuat, kugeser pantatku sedikit agar remasannya pada kontolku bisa sedikit berkurang.

    Puas bermain di dadanya, kugeser tanganku perlahan menuruni tubuhnya, kuraba perutnya yg masih rata tanpa lemak walau sudah pernah melahirkan lalu semakin turun ke bawah ke arah vaginanya. Kakinya semakin dilebarkan saat jemariku sampai di daerah paling sensitif di tubuhnya.

    Jari telunjukku kuletakkan tepat di atas klitorisnya dan jari tengahku menyentuh permukaan bibir vaginanya yg telah mulai membasah lagi. Kugerakkan kedua jariku berirama dan kuhisap kuat2 puting susunya, perlakuanku itu membuatnya makin tidak mampu menahan diri. Tiba2 dia mendorong tubuhku lalu dengan cepat dia menaiki tubuhku.

    “Kamu nakal..awas ya sekarang giliran kamu kubikin lemes..” ucapnya sambil memegang kontolku lalu diarahkannya ke arah vaginanya yg telah merekah basah. Setelah dirasa pas lalu dia menekan pinggulnya perlahan, erangan nikmat keluar dari mulut kami bersamaan saat kulit kelamin kami mulai bersentuhan, nikmat sekali. Karena vaginanya telah sangat basah maka dengan mudah seluruh kontolku dapat masuk ke dalam vaginanya, lalu pinggulnya mulai bergerak naik turun dengan cepat.

    Kuimbangi gerakan naik turunnya dengan arah berlawanan, jadi penetrasi yg terjadi semakin dalam dirasakannya. Kontolku terasa dijepit oleh vaginanya, aku tidak menyangka walaupun dia pernah melahirkan sampai 2 kali ternyata vaginanya masih sangat nikmat, mampu menjepit dan memberikan gesekan nikmat pada kontolku.

    Suara berkecipak akibat kelamin kami yg beradu ditambah suara rintihan dan erangan nikmat dari mulut kami membuat suasana kamar menjadi semakin erotis. Kuremas kedua payudaranya yg bergelantungan di atas tubuhku, kupilin puting susunya kadang kutarik lembut hingga membuatnya makin tak mampu menahan diri. Beberapa menit kami melakukan ini, aku berusaha bertahan untuk tidak keluar terlebih dulu, karena aku ingin memberinya kepuasan ganda hari itu. Akhirnya puncak kenikmatan itu mulai dirasakannya, rintihan nikmatnya makin kuat terdengar.

    “Uugh sayang, aku mau keluar lagi..eempf..” rintihnya, tangannya kuat mencengkeram dadaku dan kurasakan kukunya mencakar kulit dadaku. Dibarengi teriakan nikmatnya lalu tubuhnya menegang kaku sesaat, kedua matanya rapat terpejam dan mulutnya terbuka menggumamkan jerit kenikmatan. Mendengar rintihan nikmatnya membuatku tak mampu lagi menahan diri, aku juga mulai merasakan adanya aliran yg semakin kuat membuncah di kontolku seakan ingin meledak.

    “Aah mbak..Santii..aku juga..aahh..” ucapku tersendat saat air maniku tak mampu lagi kubendung menyemprot kuat di dalam vaginanya. Mendapat semprotan air maniku yg kuat di dalam vaginanya membuat dirinya orgasme untuk ketigakalinya. Saat orgasmenya yg ketiga dia melumat bibirku dengan buas, teriakan nikmatnya tertahan di dalam mulutku bercampur dengan erangan nikmatku. Kami saling berpelukan erat menikmati sisa orgasme yg kami rasakan, kontolku masih tertancap kuat di dalam vaginanya.

    Bibirku dan bibirnya saling melumat, dengan mata terpejam kami menikmati sensasi nikmat ini.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex ketauan masturbasi di toilet

    Cerita Sex ketauan masturbasi di toilet


    768 views

    Perawanku – Cerita Sex ketauan masturbasi di toilet, Aku meraba klitorisku dgn jari jariku, terasa nikmat sekali, beberapa saat kututup mataqu, Cepat sekali kemaluanqu sudah licin, basah sekali, sentuhan jari jariku semakin menebarkan rasa nikmat.

    Sesekali aqu tekan lebih keras, badanku rasanya tak sanggup menopang badanku, lututku bergetar
    lemas tak kuat menopang badanku.

    Oh ya, keasikan neh, perkenalkan namaqu Diana, 26 tahun, masih single, aqu bekerja sebagai seorang Guru SD di Jakarta. Hobiku adalah masturbasi sambil menghayalkan lelaki pujaanku, fantasi-fantasi liar sering kali tak dapat kubendung, apalagi semenjak aqu jomblo hampir setahun ini.

    Dan beginilah, belakangan ini jika sedang horny aqu tak kenal tempat untuk memuaskan gejolak
    birahiku. Balik ke cerita tadi…

    Sangkin nikmatnya masturbasi di kamar mandi sekolah, aqu sampai tak menyadari kalau pintu kamar mandi walau kututup tapi tak kukunci. Aqu semakin tak peduli, yg kutahu aqu harus memuaskan birahiku yg sedang terbakar, kucoba menahan desahanku, walau terkadang terlepas juga desisan desisan kecil dari bibir tipisku.
    “sshh..emhhh”, desisan kecil sesekali kelaur dari bibir tipisku.

    Aqu membaygkan bercinta dgn pak Lukman, guru olah raga baru disekolah tempatku bekerja, pak
    Lukman sungguh tampan dan badannya yg sangat kekar, tadi siang aqu memperhatikannya yg sedang memberi petunjuk cara meregangkan otot kepada murid kelas 6 SD. ototnya begitu keakar, belom lagi ada tonjolan yg menggelembung di antara pahanya. Terus terbayg-bayg, aqu jadi ga kaut lagi menahan birahiku sampai akhirnya berujung di kamar mandi sekolah ini ketika jam pelajaran berakhir dan sekolah sudah sepi. Aqu membaygkan bercinta dgn pak Lukman di kamar mandi ini, dia memompa kemaluannya yg besar di kemaluanqu dari arah belakang, badannya mendorong badanku sehingga aqu terpaksa menahan badanku di tembok kamar mandi dan sedikit menungging.

    Aqu mempraktekkannya seolah-olah semuanya nyata, satu tanganku bertopang di dinding dan yg
    lain membelai klitorisku dari depan.

    ‘uuuh pak Lukman’, desisku pelan. aqu terus mengejar kenikmatan, keringatku mulai keluar dari atas
    keningku. Tak lama aqu merasa hampir tiba di ujung kenikmatan itu, tetapi tiba-tiba,
    ‘braaak’, pintu kamar mandi tiba tiba terbuka.
    ‘bu Diana’, kata orang yg berdiri di depan pintu kamar mandi dgn mata yg tak berkedip sedikitpun melihatku. Aqu tersentak kaget,

    ‘pak Mukidi ehhhh…’, kataqu kaget ketika melihat pak Mukidi, cleaning service sekolah yg umurnya
    sekitar 40 tahun. Sangkin kagetnya dan tak tau berbuat apa aqu jongkok merapatkan kakiku sangkin
    kagetnya, tetapi tanganku masih berada diantara selangkanganku, aqu begitu kaget sampai lupa menarik tanganku.

    ‘pak Mukidii keluar’, kataqu dgn suara pelan. Wajahku pucat sangkin taqut dan malunya. Kurang ajar
    benar dia, bukannya keluar tapi malah cepat-cepat masuk dan menutup pintu kamar kamar mandi dan
    menguncinya.

    ‘ngapain pak… keluar,’ perintahku dgn tetap berjongkok sambil merapikan rok ku ke bawah yg
    tadinya tersingkap sampai ke pinggul.
    ‘Bu Diana’, kata Mukidi sambil mendekatiku dan mendekap badanku. Aqu bertambah kaget, tapi aqu
    tdak berani berteriak, aqu taqut ada orang yg mengetahui kalau aqu masturbasi di kamar mandi sekolah.

    ‘jangaan pak’, kataqu berusaha melepaskan dekapannya, kugeser badanku untuk melepaskan diri
    dari dekapannya, tetapi dia tetap mendekapku sampai aqu menabrak dinding.
    ‘jangan paak’, kataqu taqut, dia tak mendengarkanku, bahkan dia mendekatkan wajahnya dan menciumi leherku,
    ‘jangaaan’, kataqu lagi.

    Melihat Mukidi yg begitu beringas dgn nafas mendengus dengaus menciumi leherku dan tangannya
    mulai meraba raba buah dadaqu. Aqu menyadari kalau aqu terjebak, aqu berusaha melawan, dgn
    sekuat tenaga aqu dorong badannya, berhasil, dia terjatuh di lantai kamar mandi.

    Aqu langsung mengambil kesempatan, berdiri ke arah pintu, tetapi ketika aqu mencoba membuka
    grendel pintu kamar mandi. Tanganku tertahan oleh tangan Mukidi yg kekar,
    ‘lepaskan’, kataqu, tetapi Mukidi yg sudah kesetanan itu tak mendengarkanku, dia malah memutar
    tangan kananku ke belakang badanku dgn paksa, tangannya yg lain menahan tangan kiriku didinding.

    Aqu terjebak, tenaganya kuat sekali, badanku seperti terkunci dan tak bisa bergerak,
    ‘pak Mukidi jangan…sakit..lepaskan’, kataqu memohon dgn suara memelas.
    ‘bu Diana… biarkan aqu…’, katanya didekat telingaqu, dengusan nafasnya sampai terasa menerpa
    telingaqu.

    “ahhh lepaskan’, aqu memohon lagi begitu mengetahui badan kekarnya menekan badanku
    kedinding. Aqu sangat taqut, ketika merasa ada benda yg keras kenyal menabrak bokongku.
    ‘ahh kemaluannya udah tegang, dia akan memperkosaqu’, jerit batinku
    Aqu semakin memberontak berusaha melepaskan kuncian tangannya yg menahan kedua tanganku.

    ‘sebaiknya bu Diana jangan berisik, nanti ada orang yag dengar, biarlah saya dipukuli orang tetapi
    saya akan cerita ke semua orang kalau ibu Diana masturbasi di kamar mandi’, katanya mengancam,
    aqu mengurangi perlawananku, ancamannya begitu mengena. Apalagi di sekolah aqu dikenal
    sebagai wanita anggun yg berkarisma. Aqu menghentikan perlawananku…berpikir sejenak.

    Kesempatan itu tak disia siakannya, tangan kananku diletakkan keatas merapat didinding bersatu
    dgn tangan kiriku, dgn tangan kirinya dia menahan kedua tanganku.

    ‘jangan paak, kumohhhon jangaan’, aqu memelas kepadanya. Tapi sia-sia, tangan kanannya sudah
    bebas meraba raba buah dadaqu, dia memeras buah dadaqu keras sekali. Ingin rasanya menangis
    tetapi aqu taqut malah ada yg dengar.

    “aahh bu Diana..buah dada bu Diana gede banget emmhh’, kata-kata kotor yg memuji keindahan
    badanku keluar dari mulutnya.Kurang puas meraba buah dadaqu yg masih ditutupi kemeja, dia
    menarik kemejaqu keatas melepaskan dari dalam rokku. Tangannya yg kasar mulai terasa meraba
    raba perutku,
    ‘ammpuun pak lepaskan’, kucoba lagi memohon ketika dia mulai memeras buah dadaqu.

    ’emmh bu Diana, gede banget toket bu Diana”, katanya lagi dgn berbisik dari belakang, dengusan
    nafasnya yg berderu menandakan dia sangat bernafsu. Dan aqu bisa merasakan kemaluannya sudah
    sangat keras sekali menabrak nabrak bokongku. Ini semua menandakan dia benar benar sudah sangat
    ingin menyebadaniku.

    ‘Bu Diana ijinkan saya menyetubuhi bu Diana’, bisiknya pelan sambil menarik rokku keatas. Aqu
    kaget mendengarnya, tetapi tenagaqu tak cukup kuat melepaskan kuncian tangannya.
    ‘Pak..jangan jangan kasihani aqu’, kataqu memelas. Sepertinya apapun yg kukatakan tak dapat
    membendung nafsu setannya, sejenak tak kurasakan tangan kanannya meraba raba badanku.
    Penasaran apa yg dilaqukannya. aqu menoleh ke belakang dan alangkah kagetnya..

    ‘oooh jangan pak’, aqu panik ketika melihat ke belakang dia mengeluarkan kemaluannya, walau tak
    begitu jelas aqu bisa melihat kemaluannya yg besar dan hitam legam sudah keluar dari sarangnya.
    Belom
    hilang rasa kagetku, Mukidi menekan badanku merapat kedinding, aqu merasakan benda kenyal dan
    keras mengesek dan menabrak bokongku.

    ‘Aduuh bokong bu Diana montok banget’, katanya meremas remas bokongku. Aqu terkaget, aqu
    baru teringat jika ketika masturbasi tadi aqu melepas celana dalamku dan celana dalamku masih
    tergantung di pintu kamar mandi.

    ‘Gawat neh’, pekikku dalam hati mengetahui bokongku tak dibaluti kain sedikitpun. Pasti dia dgn
    mudah mencari sasaran tembaknya apa lagi kemaluanqu udah mengeluarkan cairan karena masturbasi tadi, aqu menjadi panik kembali, aqu taqut membaygkannya. Kucoba lagi memberontak,
    tapi tetap sia sia.

    Aqu pasrah, rasanya tak mungkin lepas, kurasakan ada benda kenyal sedang menggesek gesek
    belahan kemaluanqu yg licin seperti mencari cari sasaran. Akhirnya benda itu berhenti tepat di
    mulut lubang kemaluanqu setelah mendapatkan sasaran tembak, kemaluan Mukidi sudah berada
    tepat di depan mulut kemaluanqu, aqu sungguh tak berdaya.
    ‘Pak Mukidi ampun pak’, kataqu memohon lagi menyadari dalam hitungan detik kemaluannya akan
    segera masuk kedalam badanku

    ‘Bu Diana udah lama saya pengen giniin bu Diana, bu Diana seksi banget’, katanya, dan tiba tiba
    kurasakan kemaluannya mulai masuk, aqu panik mencoba melawan sengan sisa sisa harapanku,
    bukannya terlepas tapi malah karena gerakan badanku kemaluan itu malah terbenam masuk ke
    dalam lubang kemaluanqu,
    ‘aaaah tidaaak’, pekikku dalam hati ketika kurasakan kemaluannya terasa terbenam memenuhi
    kemaluanqu. Aqu menarik nafas, ingin rasanya menangis.

    Sungguh sial, kemaluanqu yg sudah basah ketika aqu masturbasi tadi malah memudahkan gagang itu
    masuk, tetapi kupikir itu lebih baik, jika tak mungkin kemaluanqu bisa lecet karena ada benda yg
    memaksa masuk, tapi berkat cairan yg sebelomnya memang udah membanjiri kemaluanqu
    membuat kemaluan Mukidi yg besar itu pun masuk perlahan menggesek dinding lubang kemaluanqu
    perlahan.

    ’emmmh bu Diana, kemaluan bu Diana enak banget, ooohhh’, desahnya didekat telingaqu ketika
    kemaluannya dibenamkan sedalam dalam mungkin dan terasa menyentuh rahimku,
    ‘Ya ampuuun panjang banget kemaluan laki laki ini, ampuuun’, pekikku dalam hati. Aqu berharap
    kemaluan itu udah mentok karena terasa sangat keras menabrak rahimku dan terasa sedikit perih
    karena jujur aja belom pernah ada benda sebesar itu masuk ke kemaluanqu. Ketika gagangan itu
    amblas, aqu terdiam, antara bingung, taqut, takjub, nikmat dan kaget. Semuanya berkecamuk
    dikepalaqu… aqu benar benar terdiam, tak bergerak.

    Aqu pasrah, tak mengeluarkan sepatah katapun, tak kusangka khyalanku bercinta di kamar mandi
    sekolah, dan disebadani dari belakang kesampean juga, tetapi bedanya bukan dgn pak Lukman dan
    aqu tak menginginkan ini terjadi. Tapi kenyataannya, laki laki yg sedang mendesah desah
    dibelakangku, yg sedang membenamkan gagangannya di lubang surgaqu yg berharga adalah
    pegawai kebersihan alias cleaning service di sekolah kami.

    Kenyataan yg harus kuterima, Mukidi sedang menikmati kemaluanqu, menikmati memompa
    kemaluannya keluar masuk di lubang kemaluanku.
    ‘oooh bu Diana…ohhh enaknya’, desah Mukidi ga karuan berkali kali

    ’emmmh’, aqu mendesis kecil, walau aqu tak suka tapi tiba-tiba aqu merasakan rasa nikmat walau
    tersamar oleh rasa taqutku. Mukidi terus mengocok kemaluannya tanpa henti, begitu dalam
    melesak masuk di lubang kemaluanqu. Kedua tanganku masih ditahan oleh tangannya yg kekar di
    dinding kamar mandi.

    ‘oooh ya ampppuuun kemaluannya teraasa banget’, teriakku dalam hati. Ketika aqu mulai tenang,
    aqu menyadari kalau kemaluan Mukidi memang besar dan keras sekali, gesekan dan tusukan
    kemaluannya begitu mantap memenuhi lubang kemaluanqu. Terasa banget ada benda yg
    mengganjal selangkangku, mulai menebarkan rasa nikmat yg menjalar diseluruh badanku.

    Diam diam aqu mulai menikmati diperkosa lelaki ini, tiap kali dia menggerakkan gagang
    kemaluannya, darahku berdesir, sungguh luar biasa nikmat yg kudapat. Ketika dia menancapkan
    kemaluannya kembali ke dalam liangku, aqu mendesis pelan, kucoba tak mengeluarkan suara, aqu terlalu sombong untuk mengaqui kalau gagangan itu sungguh memberikan kenikmatan padaqu, tetapi
    tetap saja desisan kecil keluar dari bibirku.
    ‘mmmh mmmmh’, desisku pelan.
    ‘enakkan bu?, katanya tiba tiba.

    Ternyata dia mengetahui kalau aqu mulai menikmati tusukan kemaluannya. Aqu terdiam malu, tak
    berani berkomentar, kalau kubilang tak atau memaki makinya, dia pasti tahu aqu bohong karena
    kemaluanqu sudah mengeluarkan banyak cairan yg menandakan aqu juga terangsang dan
    menikmati enjotan kemaluannya. Aqu menundukkan kepalaqu dan mencoba menghindari ciuman
    bibirnya yg mengecup pipi kananku.

    ‘Tunggingin dikit bu Diana’, katanya sambil menarik bokongku keatas.
    ‘Kurang ajaaar… berani beraninya dia malah menyuruhku menungging’, umpatku dalam hati.
    Tapi aqu tak punya pilihan selain menuntaskan birahinya secepat mungkin, dan berharap agar
    semuanya secepat mungkin berakhir. Aqu ikuti saja kemauannya dgn menunggingkan sedikit
    bokongku.

    ’emmh bokong bu Diana memang montok banget, ga salah apa yg aqu khayalin selama ini’, katanya
    sambil meremas remas bokongku gemas.
    ‘Gila, ternyata aqu sudah lama jadi fantasi laki laki ini’, pikirku dalam hati.
    Merasa posisiku sudah siap, sambil tangan kirinya menahan pinggulku, dia kembali menggerakkan
    kemaluannya kembali.

    ’emmh pak pelan’, kataqu ketika kurasakan penetrasi kemaluannya terasa lebih dalam dari
    sebelomnya,mungkin karena aqu menunggingkan bokongku sehingga posisi kemaluanqu benar-
    benar bebas hambatan. Mukidi tak memperlambat kocokannya, dia malah mempercepat, aqu mulai mendesah-desah pelan masih menjaga sikapku,

    ’emmh emmmh’, desisku pelan merasakan gesekan gagangannya di lubang kemaluanqu.
    Melihat badanku yg terdorong dorong kedepan, Mukidi sepertinya sengaja melepaskan kedua
    tanganku sehingga aqu dapat menahan tekanan badannya, dgn kedua tanganku bertopang pada
    tembok.

    ’emmmh gila seret banget’, erangnya. Kini kedua-tangannya meremas remas bokongku yg bulat
    padat sambil tak berhenti mengocok kemaluannya.
    ‘ooh bu oooh’, Mukidi semakin keras mendesah, aqu jadi taqut kalau-kalau ada orang yg mendengar
    desahannya itu.
    “pak Mukidi..ja..jangan berisik pak..”, kataqu memohon taqut desahannya didengar orang.
    ‘I..i..iya bu emhh abis enak banget’, katanya pelan dgn nafas menderu.

    Kocokan kemaluannya terasa semakin cepat. Kurang puas meremas-remas bokongku, dia
    menguakkan belahan bokongku. dan kurasakan satu jarinya membelai duburku. Kontan aja aqu
    menggeliat, bokongku bergoyg ke kanan ke kiri karena kegelian.

    ‘oooh pak Mukidi..oooh’, aqu bukan lagi mendesis tetapi desahan mulai keluar dari bibirku, rasa
    nikmat yg tercipta dari kocokan kemaluan Mukidi ditambai gesekan jarinya yg membelai duburku
    seperti racikan yg pas membuat aqu lupa diri, dan membuatku tak dapat membendung desahanku.
    Hebat sekali, rasanya aqu mulai benar benar menikmati semua ini, badanku terasa sangat geli,
    kenikmatan rasanya menyebar diseluruh badanku.

    ‘oooh ahhh’, aqu semankin menggila desahanku bertambah keras saja, Mukidi bukan saja hanya
    membelai duburku dgn jarinya tetapi memasukkan satu jarinya ke duburku dan menusuk nusuk
    jarinya ke duburku, refleks bokongku semakin kutungingin, tiap kali dia menarik kemaluannya dia
    membalasnya dgn menusukkan jarinya ke duburku. Jujur saja terlintas dibenakku untuk melaqukan
    anal sex dgn pak Mukidi, seperti yg dulu pernah kulaquan dgn pacarku.

    Mukidi semakin mengerang tak karuan, tak kuhiraukan lagi apa yg dikatakan Mukidi, rasanya aqu
    sudah mau klimaks.
    ‘saya mau keluar..ahh bu Diana’, kudengar samar samar erangannya, tetapi tak kupedulikan karena
    aqu juga merasa sudah mau klimaks.

    ‘ooh emmmh oooh’ desahku lebih keras, kurapatkan badanku kedinding, Mukidi mengikuti badanku
    dan menekan keras keras kemaluannya kedalam kemaluanqu, bahkan dia menusuk jarinya sampai
    amblas didalam duburku
    ‘ahhhh setaaan kau parmaaaaan’, lirihku panjang, aqu klimaks, aqu tak dapat menahannya, sungguh
    luar biasa aqu bisa klimaks ketika diperkosa.

    Kutelan air liurku menikmati sisa kenikmatan, masih kurasakan kemaluan Mukidi memenuhi liangku,
    tetapi tak kurasakan lagi jari Mukidi di duburku, kedua tangannya memegang bokongku dan
    memompa kemaluannya dgn ganas.

    ‘oooh bu Diana oooh’, tiba tiba Mukidi mengerang keras dan menekan badanku keras, aqu kaget
    menyadari dia mau klimaks, tapi terlambat, diringi erangannya, kemaluan Mukidi sudah
    menyemburkan sperma hangat menyirahi rahimku. Berkali kali dia mengehentakkan kemaluannya
    dalam-dalam membuat badanku terdorong ke tembok.

    ‘ooooh emmmh’, entah kenapa aqu ikut menikmati sensasi ketika Mukidi klimaks di liangku,
    denyutan-denyutan kecil gagang kemaluannya terasa di sinding lubang kemaluanqu ketika cairan
    hangat spermanya berhamburan keluar menyirami lubangku.

    ‘Ahhh apa yg kulaqukan? Mukidi klimaks di kemaluanqu’, pekikku dalam hati. Aqu tersadar kembali, kurapatkan badanku kedinding dan menarik nafasku, aqu teringat kalau aqu memang sudah mau haid, aqu hanya bisa berharap spermanya tak membuahi telur dirahimku.

    ‘ahh bu Diana emmh’, dia mencoba mencium pipiku tapi kudorong dgn mata melotot. Melihatku
    protes, dia segera merapikan pakaiannya tanpa membersihkan kemaluannya yg masih dilumuri
    cairan kemaluanqu.

    ‘Cepat keluar pak’, kataqu dgn suara lantang sambil merapikan posisi rokku. Mukidi tanpa berkata
    apa apa langsung keluar dan kukunci pintu kamar mandi. Aqu langsung membersihkan kemaluanku
    dari cairanku sendiri dan sperma Mukidi yg mengalir keluar,
    ‘gila..banyak banget spermanya’, umpatku dalam hati.

    Aqu mengenakan celana dalam dan merapikan baju yg kukenakan. Aqu mengendap endap keluar
    kamar mandi dgn hati berdebar, taqut ada orang yg mengetahui apa yg terjadi tadi di kamar mandi.
    Suasana sekitar sekolah sepi, memang saat itu sudah hampir jam 4 sore. Dgn hati berdebar aqu
    memasuki ruangan guru, kulihat kepala sekolah dan 2 orang guru belom pulang mereka lagi sibuk
    dgn urusan masing masing. Aqu sedikit bernafas lega walau perasaan kotor masih ada dipikiranku.
    Dan sore itu aqu pulang kerumah dgn perasaan yg tak menentu antara malu, takjub dan taqut.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Seks pengalaman ml dengan janda semok

    Cerita Seks pengalaman ml dengan janda semok


    767 views

    Perawanku – Cerita Seks pengalaman ml dengan janda semok, Kisah ini terjadi kurang lebih setahun yang lalu, Tepatnya awal bulan mei 2003, Panggil saja namaku Roni. Usiaku saat ini 27 tahun. Dikampungku ada seorang janda berusia 46 tahun, namanya panggil aja Tente Ken. Meski usianya sudah kepala empat dan sudah punya 3 orang anak yang sudah besar-besar, namun tubuhnya masih tetap tampak bagus dan terawat. Tante Ken mempunyai wajah yang cantik dengan rambut sebahu. Kulitnya putih bersih. Selain itu yang membuatku selama ini terpesona adalah payudara tante Ken yang luar biasa montok. Perkiraanku payudaranya berukuran 36C. Ditambah lagi pinggul aduhai yang dimiliki oleh janda cantik itu.

    Bodi tante Ken yang indah itulah yang membuatku tak dapat menahan birahiku dan selalu berangan-angan bisa menikmati tubuhnya yang padat berisi. Setiap melakukan onani, wajah dan tubuh tetanggaku itu selalu menjadi inspirasiku.
    Pagi itu jam sudah menunjukan angka tujuh. Aku sudah bersiap untuk berangkat ke kampus. Motor aku
    jalankan pelan keluar dari gerbang rumah. Dikejauhan aku melihat sosok seorang wanita yang berjalan sendirian. Mataku secara reflek terus mengikuti wanita itu. Maklum aja, aku terpesona melihat tubuh wanita itu yang menurutku aduhai, meskipun dari belakang. Pinggul dan pantatnya sungguh membuat jantungku berdesir. Saat itu aku hanya menduga-duga kalau wanita itu adalah tante Ken. Bersamaan dengan itu, celanaku mulai agak sesak karena kontolku mulai tidak bisa diajak kompromi alias ngaceng berat.
    Perlahan-lahan motor aku arahkan agak mendekat agar yakin bahwa wanita itu adalah tante Ken.
    “Eh tante Ken. Mau kemana tante?”, sapaku.
    Tante Ken agak kaget mendengar suaraku. Tapi beliau kemudian tersenyum manis dan membalas sapaanku.
    “Ehm.. Kamu Ron. Tante mau ke kantor. Kamu mau ke kampus?”, tante Ken balik bertanya.
    “Iya nih tante. Masuk jam delapan. Kalau gitu gimana kalau tante saya anter dulu ke kantor? Kebetulan saya bawa helm satu lagi”, kataku sambil menawarkan jasa dan berharap tante Ken tidak menolak ajakanku.
    “Nggak usah deh, nanti kamu terlambat sampai kampus lho.”
    Suara tante Ken yang empuk dan lembut sesaat membuat penisku semakin menegang.
    “Nggak apa-apa kok tante. Lagian kampus saya kan sebenarnya dekat”, kataku sambil mataku selalu mencuri pandang ke seluruh tubuhnya yang pagi itu mengenakkan bletzer dan celana panjang. Meski tertutup oleh pakaian yang rapi, tapi aku tetap bisa melihat kemontokan payudaranya yang lekukannya tampak jelas.
    “Benar nih Roni mau nganterin tante ke kantor? Kalau gitu bolehlah tante bonceng kamu”, kata tante Ken sambil melangkahkan kakinya diboncengan.
    Aku sempat agak terkejut karena cara membonceng tante yang seperti itu. Tapi bagaimanapun aku tetap diuntungkan karena punggungku bisa sesekali merasakan
    empuknya payudara tante yang memang sangat aku kagumi. Apalagi ketika melewati gundukan yang ada di jalan, rasanya buah dada tante semakin tambah menempel di punggungku. Pagi itu tante Ken aku anter sampai ke kantornya. Dan aku segera menuju ke kampus dengan perasaan senang.
    Waktu itu hari sabtu. Kebetulan kuliahku libur. Tiba-tiba telepon di sebelah tempat tidurku berdering. Segera saja aku angkat. Dari seberang terdengar suara lembut seorang wanita.
    “Bisa bicara dengan Roni?”
    “Iya saya sendiri?”, jawabku masih dengan tanda tanya karena merasa asing dengan suara ditelepon.
    “Selamat pagi Roni. Ini tante Ken!”, aku benar-benar kaget bercampur aduk.
    “Se.. Selamat.. Pa.. Gi tante. Wah tumben nelpon saya. Ada yang bisa saya bantu tante?”, kataku agak gugup.
    “Pagi ini kamu ada acara nggak Ron? Kalau nggak ada acara datang ke rumah tante ya. Bisa kan?”, pinta tante Keny dari ujung telepon.
    “Eh.. Dengan senang hati tante. Nanti sehabis mandi saya langsung ke tempat tante”, jawabku. Kemudian sambil secara reflek tangan kiriku memegang kontolku yang mulai membesar karena membayangkan tante Ken.
    “Baiklah kalau begitu. Aku tunggu ya. Met pagi Roni.. Sampai nanti!” Suara lembut tante Ken yang bagiku sangat menggairahkan itu akhirnya hilang diujung tepelon sana.
    Pagi itu aku benar-benar senang mendengar permintaan tante Ken untuk datang ke rumahnya. Dan pikiranku nglantur kemana-mana. Sementara tanganku masih saja mengelus-elus penisku yang makin lama, makin membesar sambil membayangkan jika yang memegang kontolku itu adalah tante Ken. Karena hasratku sudah menggebu, maka segera saja aku lampiaskan birahiku itu dengan onani menggunakan boneka didol montok yang aku beli beberapa bulan yang lalu.
    Aku bayangkan aku sedang bersetubuh dengan tante Ken yang sudah telanjang bulat sehingga payudaranya yang montok menunggu untuk dikenyut dan diremas. Mulut dan tanganku segera menyapu seluruh tubuh boneka itu.
    “Tante… Tubuhmu indah sekali. Payudaramu montok sekali tante. Aaah.. Ehs.. Ah”, mulutku mulai merancau membayangkan nikmatnya ML dengan tante Ken.
    Karena sudah tidak tahan lagi, segera saja batang penisku, kumasukkan ke dalam vagina didol itu. Aku mulai melakukan gerakan naik turun sambil mendekap erat dan menciumi bibir boneka yang aku umpamakan sebagai tante Ken itu dengan penuh nafsu.
    “Ehm.. Ehs.. Nikmat sekali sayang..”
    Kontolku semakin aku kayuh dengan cepat.
    “Tante.. Nikmat sekali memekmu. Aaah.. Punyaku mau keluar sayang..”, mulutku meracau ngomong sendiri.
    Akhirnya tak lama kemudian penisku menyemburkan cairan putih kental ke dalam lubang vagina boneka itu. Lemas sudah tubuhku. Setelah beristirahat sejenak, aku kemudian segera menuju ke kamar mandi untuk membersihkan kontol dan tubuhku.
    Jarum jam sudah menunjuk ke angka 8 lebih 30 menit. Aku sudah selesai mandi dan berdandan.
    “Nah, sekarang saatnya berangkat ke tempat tante Ken. Aku sudah nggak tahan pingin lihat kemolekan tubuhmu dari dekat sayang”, gumamku dalam hati.
    Kulangkahkan kakiku menuju rumah tante Ken yang hanya berjarak 100 meter aja dari rumahku. Sampai di rumah janda montok itu, segera saja aku ketuk pintunya.
    “Ya, sebentar”, sahut suara seorang wanita dari dalam yang tak lain adalah tante Ken.
    Setelah pintu dibuka, mataku benar-benar dimanja oleh tampilan sosok tante Ken yang aduhai dan berdiri persis di hadapanku. Pagi itu tante mengenakan celana street hitam dipadu dengan atasan kaos ketat berwarna merah dengan belahan lehernya yang agak ke bawah. Sehingga nampak jelas belahan yang membatasi kedua payudaranya yang memang montok luar biasa. Tante Ken kemudian mengajakku masuk ke dalam rumahnya dan menutup serta mengunci pintu kamar tamu. Aku sempat dibuat heran dengan apa yang dilakukan janda itu.
    “Ada apa sih tante, kok pintunya harus ditutup dan dikunci segala?”, tanyaku penasaran.
    Senyuman indah dari bibir sensual tante Ken mengembang sesaat mendengar pertanyaanku.
    “Oh, biar aman aja. Kan aku mau ajak kamu ke kamar tengah biar lebih rilek ngobrolnya sambil nonton TV”, jawab tante Ken seraya menggandeng tanganku mengajak ke ruangan tengah.
    Sebenarnya sudah sejak di depan pintu tadi penisku tegang karena terangsang oleh penampilan tante Ken. Malahan kali ini tangan halusnya menggenggam tanganku, sehingga kontolku nggak bisa diajak kompromi karena semakin besar aja. Di ruang tengah terhampar karpet biru dan ada dua bantal besar diatasnya. Sementara diatas meja sudah disediakan minuman es sirup berwarna merah. Kami kemudian duduk berdampingan.
    “Ayo Ron diminum dulu sirupnya”, kata tante padaku.
    Aku kemudian mengambil gelas dan meminumnya.
    “Ron. Kamu tahu nggak kenapa aku minta kamu datang ke sini?”, tanya tante Ken sambil tangan kanan beliau memegang pahaku hingga membuatku terkejut dan agak gugup.
    “Ehm.. Eng.. Nggak tante”, jawabku.
    “Tante sebenarnya butuh teman ngobrol. Maklumlah anak-anak tante sudah jarang sekali pulang karena kerja mereka di luar kota dan harus sering menetap disana. Jadinya ya.. Kamu tahu sendiri kan, tante kesepian. Kira-kira kamu mau nggak jadi teman ngobrol tante? Nggak harus setiap hari kok..!”, kata tente Ken seperti mengiba.
    Dalam hati aku senang karena kesempatan untuk bertemu dan berdekatan dengan tante akan terbuka luas. Angan-angan untuk menikmati pemandangan indah dari tubuh janda itu pun tentu akan menjadi kenyataan.
    “Kalau sekiranya saya dibutuhkan, ya boleh-boleh aja tante. Justru saya senang bisa ngobrol sama tante. Biar saja juga ada teman. Bahkan setiap hari juga nggak apa kok.”
    Tante tersenyum mendengar jawabanku. Akhirnya kami berdua mulai ngobrol tentang apa saja sambil menikmati acara di TV. Enjoi sekali. Apalagi bau wangi yang menguar dari tubuh tante membuat angan-anganku semakin melayang jauh.
    “Ron, udara hari ini panas ya? Tante kepanasan nih. Kamu kepanasan nggak?”, tanya tante Ken yang kali ini sedikit manja.
    “Ehm.. Iya tante. Panas banget. Padahal kipas anginnya sudah dihidupin”, jawabku sambil sesekali mataku melirik buah dada tante yang agak menyembul, seakan ingin meloncat dari kaos yang menutupinya.
    Mata Tante Ken terus menatapku hingga membuatku sedikit grogi, meski sebenarnya birahiku sedang menanjak. Tanpa kuduga, tangan tante memegang kancing bajuku.
    “Kalau panas dilepas aja ya Ron, biar cepet adem”, kata tante Ken sembari membuka satu-persatu kancing bajuku, dan melepaskannya hingga aku telanjang dada…
    Aku saat itu benar-benar kaget dengan apa yang dilakukan tante padaku. Dan aku pun hanya bisa diam terbengong-bengong. Aku tambah terheran-heran lagi dengan sikap tente Ken pagi itu yang memintaku untuk membantu melepaskan kaos ketatnya.
    “Ron, tolongin tante dong. Lepasin kaos tante. Habis panas sih..”, pinta tante Ken dengan suara yang manja tapi terkesan menggairahkan.
    Dengan sedikit gemetaran karena tak menyangka akan pengalaman nyataku ini, aku lepas kaos ketat berwarna merah itu dari tubuh tante Ken. Dan apa yang berikutnya aku lihat sungguh membuat darahku berdesir dan penisku semakin tegang membesar serta jantung berdetak kencang. Payudara tante Ken yang besar tampak nyata di depan mataku, tanpa terbungkus kutang. Dua gunung indah milik janda itu tampak kencang dan padat sekali.
    “Kenapa Ron. Kok tiba-tiba diam?”, tanya tante Ken padaku.
    “E.. Em.. Nggak apa-apa kok tante”, jawabku spontan sambil menundukkan kepala.
    “Ala.. enggak usah pura-pura. Aku tahu kok apa yang sedang kamu pikirkan selama ini. Tante sering memperhatikan kamu. Roni sebenarnya sudah lama pingin ini tante kan?” kata tante sambil meraih kedua tanganku dan meletakkan telapak tanganku di kedua buah dadanya yang montok.
    “Ehm.. Tante.. Sa.. Ya.. Ee..”, aku seperti tak mampu menyelesaikan kata-kataku karena gugup. Apalagi tubuh tante Ken semakin merapat ke tubuhku.
    “Ron.. Remas susuku ini sayang. Ehm.. Lakukan sesukamu. Nggak usah takut-takut sayang. Aku sudah lama ingin menimati kehangatan dari seorang laki-laki”, rajuk tante Ken sembari menuntun tanganku meremas payudara montoknya.
    Sementara kegugupanku sudah mulai dapat dikuasai. Aku semakin memberanikan diri untuk menikmati kesempatan langka yang selama ini hanya ada dalam angan-anganku saja. Dengan nafsu yang membara, susu tante Ken aku remas-remas. Sementara bibirku dan bibirnya saling berpagutan mesra penuh gairah. Entah kapan celanaku dan celana tante lepas, yang pasti saat itu tubuh kami berdua sudah polos tanpa selembar kainpun menempel di tubuh. Permaianan kami semakin panas. Setelah puas memagut bibir tante, mulutku seperti sudah nggak sabar untuk menikmati payudara montoknya.
    “Uuhh… Aah…” Tante Ken mendesah-desah tatkala lidahku menjilat-jilat ujung puting susunya yang berbentuk dadu.
    Aku permainkan puting susu yang munjung dan menggiurkan itu dengan bebasnya. Sekali-kali putingnya aku gigit hingga membuat Tante Ken menggelinjang merasakan kenikmatan. Sementara tangan kananku mulai menggerayangi “vagina” yang sudah mulai basah. Aku usap-usap bibir vagina tante dengan lembut hingga desahan-desahan menggairahkan semakin keras dari bibirnya.
    “Ron.. Nik.. Maat.. Sekali sa.. Yaang.. Uuuhh.. Puasilah tante sayang.. Tubuhku adalah milikmu”, suara itu keluar dari bibir janda montok itu.
    Aku menghiraukan ucapan tante karena sedang asyik menikmati tubuh moleknya. Perlahan setelah puas bermain-main dengan payudaranya mulutku mulai kubawa ke bawah menuju vagina tante Ken yang bersih terawat tanpa bulu. Dengan leluasa lidahku mulai menyapu vagina yang sudah basah oleh cairan.
    Aku sudah tudak sabar lagi. Batang penisku yang sudah sedari tadi tegak berdiri ingin sekali merasakan jepitan vagina janda cantik nan montok itu. Akhirnya, perlahan kumasukkan batang penisku ke celah-celah vagina. Sementara tangan tante membantu menuntun tongkatku masuk ke jalannya. Kutekan perlahan dan…
    “Aaah…”, suara itu keluar dari mulut tante Ken setelah penisku berhasil masuk ke dalam liang senggamanya.
    Kupompa penisku dengan gerakan naik turun. Desahan dan erangan yang menggairahkanpun meluncur dari mulut tante yang sudah semakin panas birahinya.
    “Aach.. Ach.. Aah.. Terus sayang.. Lebih dalam.. Lagi.. Aah.. Nik.. Mat..”, tante Ken mulai menikmati permainan itu.
    Aku terus mengayuh penisku sambil mulutku melumat habis kedua buah dadanya yang montok. Mungkin sudah 20 menitan kami bergumul. Aku merasa sudah hampir
    tidak tahan lagi. Batang kemaluanku sudah nyaris menyemprotkan cairan sperma.
    “Tante.. Punyaku sudah mau keluar..”
    “Tahan seb.. Bentar sayang.. Aku jug.. A.. Mau sampai.. Aaach..”, akhirnya tante Ken tidak tahan lagi.
    Kamipun mengeluarkan cairan kenikmatan secara hampir bersamaan. Banyak sekali air mani yang aku semprotkan ke dalam liang senggama tante, hingga kemudian kami kecapekan dan berbaring di atas karpet biru.
    “Terima kasih Roni. Tante puas dengan permainan ini. Kamu benar-benar jantan. Kamu nggak nyeselkan tidur dengan tante?”, tanya beliau padaku.
    Aku tersenyum sambil mencium kening janda itu dengan penuh sayang.
    “Aku sangat senang tante. Tidak kusangka tante memberikan kenikmatan ini padaku. Karena sudah lama sekali aku berangan-angan bisa menikmati tubuh tante yang montok ini”
    Tante Ken tersenyum senang mendengar jawabanku.
    “Roni sayang. Mulai saat ini kamu boleh tidur dengan tante kapan saja, karena tubuh tante sekarang adalah milikmu. Tapi kamu juga janji lho. Kalau tante kepingin… Roni temani tante ya.”, kata tante Ken kemudian.
    Aku tersenyum dan mengangguk tanda setuju. Dan kami pun mulai saling merangsang dan bercinta untuk yang kedua kalinya. Hari itu adalah hari yang tidak pernah bisa aku lupakan. Karena angan-anganku untuk bisa bercinta dengan tante Ken dapat terwujud menjadi kenyataan. Sampai saat ini aku dan tante Ken masih selalu melakukan aktivitas sex dengan berbagai variasi. Dan kami sangat bahagia.
    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Enaknya Jadi Dokter Kandungan

    Cerita Sex Enaknya Jadi Dokter Kandungan


    767 views

    Perawanku – Cerita Sex Enaknya Jadi Dokter Kandungan, Namaku Rendi, seorang spesialis kandungan dokter di rumah sakit negeri di kota S*******G, Umurku 35 tahun tapi aku belum nikah, jangan salah bukan karena aku tidak ganteng tapi pacarku sedang menyesaikan S3 nya di amrik, makanya nungguin dia selesai dulu. Tinggiku 180 cm karena hobiku juga main basket, kulit putih , dan wajah yang bikin cewek pada ngiler. Dengan punya pacar bukan berarti aku ngga “ngobyek” dengan yang lain. Terus terang aku punya beberapa affair dengan dokter wanita di sini atau anak kedokteran yang masih koass. Tentu yang aku pilih bukan sembarangan, harus lebih mudan dan cantik.

    Sebenernya sudah banyak yang mencoba menarik atiku tapi sejauh ini aku belum mau serius dan kalau bisa aku manfaatin selama jauh dengan pacarku. Sudah banyak yang aku banyak yang aku perdaya tapi…ada satu orang yang membuatku sangat penasaran. Namanya Novi, umurnya sekitar 22 tahun, dia anak koas dari perguruan tinggi negeri dari kota yang sama. Kebetulan aku jadi residennya.
    Wajahnya cantik dan tatapannya teduh, dia juga berjilbab lebar berbeda dengan anak lainnya, walaupun affairan aku pun sebenernya ada juga yang berjilbab, tapi tidak seperti dia. Tinggi semampai sekitar 165 cm, dengan tubuh yang padat tidak kurus dan tidak gemuk, sesuai seleraku. Jilbabnya pun tidak mampu menutupi lekukan dadanya, aku taksir kalau tidak 36B mungkin 36C. Tutur katanya yang lembut dan halus benar-benar membuatku mabuk. Apalagi dia sangat menjaga pergaulan. Sesekali aku coba berusaha bicara dengannya tapi dia elalu menundukkan wajahnya setiap bicara denganku. Dia pun tidak menyambut tangaku ketika aku ajak untuk bersalaman. Kulit putihnya sangat halus ketika aku coba perhatika di pipi dan ujung tangannya, tahi lalat di atas bibir semakin menambah kesan manis darinya.
        Nov…kita makan bareng yuk, aku yang traktir. ujarku berusaha membujuk untuk bisa pergi bareng. Terima kasih Dok…saya dengan teman-teman saja. Ujarnya halus. Jangan panggil Dok…panggil saja kak. “baik Dok…eh…kak”. “tapi terima kasih tawarannya aku bareng teman saja…”, “kalau begitu sekalian ajak saja teman kamu” setengah berharap dia mau menerima. “terima kasih Dok..eh kak, nanti merepotkan, teman-temanku makannya banyak lho” sahut dia sambil tetap menundukkan kepalanya. Kadang gurauan ringan itu yang tidak pernah aku dapatkan dari pacarku atau teman affair-ku. aku tersenyum kecil mendengar alasannya yang sangat lucu…humoris juga dia, “baiklah…mungkin lain kali” kataku
    “oh ya, jika ada apa-apa masalah administrasi di sini atau masalah kerjaan jangan sungkan bicara aja ya, nanti aku bantu” aku masih berusaha mencari celah.
    “Terima kasi pak ehh..kak…saya pamit” sambil berlalu
    AKu perhatikan dari belakang, roknya yang juga lebar tidak bisa menutupi lekukan pantatnya yang bergoyang mengikuti langkah kakinya..perfect…aku menggeleng.
    Dia berbeda sekali dengan nita…anak koas 2 tahun lalu yang pernah aku perawani juga. Sama-sama berjilbab walau tak selebar dia. Nita pun awalnya agak jual mahal…walau aku tau dari cara memandangnya dia suka aku. Dengan beberapa rayuan akhirnya aku bisa memerawani dia di sebuah hotel. Tidak dengan paksaan dan sangat mudah. Affair kita berlalu dengan selesainya masa koas dia, juga karena dia tahu aku punya affair juga dengan temannya. Dia berbeda sekali, sulit sekali menaklukannya. Setiap aku melihat dia selalu aku lihat setiap geriknya, senyumnya, tawanya, selalu terbayang. Saat aku sedang melamun tiba-tiba dari arah belakangku ada yang memeluk dan terus menarikku.
    “Ngelamun nih…” dengan suara yang diparaukan
    “Mhh…Rasya…kamu nih ganggu saja” sambil melepaskan pelukan dia.
    “kamu sekarang jarang ke ruangku lagi” rengeknya
        Rasya ini sesama dokter di sini, umurnya sekitar 27 tahun dan sudah bersuami. Sayangnya suaminya bekerja di lepas pantai sehingga jarang bertemu dan memberikan nafkah bathin padanya. Memang aku sering ke ruangnya dulu…sekedar bercumbu dengan bumbu oral yang bisa membuat dia melayang. Tapi kami tidak pernah sampai melakukan jauh karena dia pun tidak mau, ya akupun tidak memaksa. Tidak semua affairku selalu aku tiduri…yang penting ada penawaran rindu dan bisa memuaskanku walau tidak sampai melakukan senggama.
    “Aku sibuk Rasy…banyak yang melahirkan juga jadi residen” ujarku sambil memegang pinggangnya
    “tidak ada waktu untuk aku?…sebentar saja…” lalu dia memagut bibirku dan selanjutnya kamupun bercumbu. Satu persatu aku buka kancing blousenya aku temukan dua gunung kembar yang jarang dijamah pemiliknya. Aku cumbu dan ciumi dengan lembut. Tapi…sepintas aku ingat Novi lagi dan akupun menghentikan aktifitasku. “Kok berhenti…” Rasya pasti sedang mulai terangsang. “Maaf Rasy…aku ga konsen banyak pekerjaan…”.
    “Ya sudah…” ujarnay tersungut sambil mengancing kembali blousnya terus berlalu.
    Sore itu aku sedang membantu persalinan, sengaja aku panggil Novi untuk mendampingiku. Wajahnya senang sekali karena jarang mendapat kesempatan untuk mendampingi dokter saat persalinan seperti ini. Tidak mungkin kan semua masuk, ya aku beralasan yang lain tunggu giliran. DIa berusaha menjadi asistenku dengan baik, saat memebrikan gunting aku sengaja pura-pura tidak tahu menyentuh tangannya…tapi langsung dia tarik. Gagal lagi upayaku…tapi aku sudha senang dengan melihat wajahnya dari dekat selama persalinan itu. Sekeluar dari ruang bersalin “Terima kasih ya kak…jarang ada kesempatan begitu…”. “Kamu mau aku bikin begitu…” sambilku melirik seorang ibu hamil yang kebetulan lewat. “yee…ga lah, makanya cepet cari istri sana…” sambil tersenyum dan berlalu. Aku kaget…kok dia tau ya…
    Sore itu langin mendung dan gelap sekali. Hujan mulai turun rintik-rintik, aku memacu FORTUNER ku ke luar ruang parkir. Aku melihat Novi berlari keluar sambil menutupi kepalanya dengan tas agar tidak terkena hujan. “kesempatan”…tin..tin..aku klakson dia. “Mau pulang? bareng aja yuk…kayaknya mau hujan besar nih” selalu saja aku cari kesempatan. “Terima kasih kak…aku naik angkot saja…sudah biasa kok” katanya. hujanpun makin deras
    “bener lho…ga apa-apa kok aku antar kamu sampe kos”
    “Terima kasih kak, ga enak kalau dilihat orang bisa jadi fitnah” mhh…gilaa…ini semakin membuatku jatuh cinta sama dia, aku janji dalam hati, kalau saja aku bisa dapatkan dia aku akan putuskan semua affairku, aku benar-benar jatuh cinta pada dia. Tidak berapa lama hujan semakin deras, bahkan aku sulit melihat jalan saking derasnya hujan. Sampai aku tertidur jam 10 malam ini hujan masih juga belum berhenti.
    Keesokan harinya, aku harus membantu persalinan lagi dan aku mencari Novi.
    “Novi tidak masuk hari ini dok” sahut Rinda teman sekampusnya sambil membedong bayi di ruang bayi
    “Dia sakit? aku mau minta tolong bantu persalinan lagi” kataku
    “Tidak tau dok…saya tidak dapat kabarnya” sahutnya sambil melihatku dengan sopan.
    AKu lihat Rinda manis juga, berjilbab lebar sama dengan Novi, walau tidak secantik Novi, Rinda bisa juga dikatakan high quality. Tingginya paling hanya 155 atau 160 cm, tapi tubuhnya proporsional. Dadanya tidak sampai terlihat betul lekukannya seperti Novi, kulitnya kuning bersih, kacamata yang dia kenakan semakin membuatntya lebih terlihat anggun. Aku pandangi seluruh tubuhnya, berbeda juga dengan Novi, dia tidak sungkan untuk berbicara langsung dan melihatku, walaupun dia juga sama-sama menjaga pergaulan.
    “Ya sudah kamu saja ya…bantu saya persalinan…”
    dia tersenyum senang “Terima kasih dok…”
    Keesokan harinya aku masih belum menemukan Novi. akhirnya aku di bantu Rinda lagi “Kamu tau nomor telepon atau kos Novi Rin..”
    “Tidak dok…kita beda kos…kenapa gitu?”
    “mhh..atau dokter…hihihi…suka sama dia ya” sahutnya sambil tersenyum
    “tidak…cuma dia itu cekatan dan pintar…makanya saya suka sekali kalau diasisteni dia…lagian juga dia ngga akan mau sama aku ini”
    “Iya dok…banyak yang sudha mau khitbah dia..tapi dia tidak mau…dia mau selesaikan dulu kuliahnya…dia itu baik dan cantik lagi” sambil mengikuti langkahku di ruang persalinan
    “Kamu juga cantik…” aku mulai mengeluarkan racunku, kalau ga dapet yang poin 9 ya minimal 7 atau 8 juga tidak apa-apa. Yang penting aku pengen sekali bisa memerawani wanita berjilbab lebar ini. Karena setauku mereka selalu menjaga diri dan pergaulannya. Tantangan tersendiri untuk aku.
    Rinda tidak menjawab, hanya tersenyum sambil menunduk.
    Hari keempat baru kulihat Novi datang, namun tak seperti biasanya. Biasanya Novi selalu ceria, kali ini tidak. Wajahnya murung dan tatapannya kosong. Kulihat teman-temannya berusaha bertanya dan berkumpul di sekitarnya. Entah apa yang mereka bicarakan terkadang Novi tersenyum walau getir.
    Saat istirahat ku coba dekati. “Kamu sakit Nov?”
    “Nggak kak” lemah sekali bicaranya
    “Kenapa kamu murung, ada masalah?”
    “ah nggak kok” Novi mencoba tersenyum walau aku lihat tidak bisa menutupi kemurungannya. “Ngga ada masalah cuma agak kurang sehat aja, maaf saya mau makan dulu kak” sambil berlalu meninggalkanku.
    “Ya sudah kalau kamu ngga apa-apa, kalau kamu butuh bantuan jangan ragu minta tolong ke aku ya”
    “iya kak, terima kasih”
    Esokan hari-nya hari jum’at, aku berencana pulang agak cepat. Maksudku, aku mau tidur dulu sebelum agak malam nanti aku bangun dan pergi clubbing di club terkenal di kota ini. Ketika aku sedang membereskan buku dan berkas yang aku masukkan ke tas, tiba-tiba pintu kantorku di ketuk, “Silahkan masuk”.
    “Maaf, apa saya mengganggu kakak…” aku lihat sesosok wanita dengan kemeja pink berbalut blazer putik khas dokter, jilbab pink dan rok putih. Cantik sekali dia terlihat. Wajahnya sambil agak menunduk walau dia coba beranikan diri melihat wajahku.
    “Ada apa Nov, tidak menggnggu kok, saya sedang membereskan berkas” ujarku santai. “Ada yang bisa saya bantu?”
    “Kakak besok ada acara?”
     AKu tersentak, tumben sekali dia bicara ini. “Tidak…tidak…ada apa? besok aku bebas kok” Aku melupakan janjiku untuk bertemu Dian, passienku yang pernah aku tolong persalinannya. Dia hamil oleh pacarnya, tapi kemudian pacarnya pergi tidak bertanggung jawab. Karena aku yang menolongnya hubungan kamipun dekat, dan tidak perlu dijelaskan detail apa yang kami lakukan, karena bukan inti dari cerita ini, yang pasti kami lakukan dengan aman.
    “Saya mau minta tolong, besok aku mau pindah kos, apa kakak bisa bantu bawakan barang”
    “Oh…tentu, jam berapa?”
    “AKu tunggu di kos ku ya kak, jam 9, sini alamatnya saya tuliskan dulu” Novipun menuliskan alamat pada secarik kertas di atas mejaku, aku terus memandanginya tanpa berkedip. perfect girl.
    “Terima kasih kak, maaf sekali saya sudah merepotkan” sambi memberikan kertas kepadaku, sedikit nakal aku pura-pura tidak sengaja menyentuh tangannya. lembut sekali dan…tak seperti biasanya dia menarik tangannya, kali ini dia membiarkan tanganku menyentuh tangannya.
    Novi pun berlalu sambil meninggalkan gerak pinggul yang sangat menarik, “aku harus memilikinya”. Aku segara batalkan semua agenda dan janjiku, aku segera tidur dan tidak sabar menunggu datangnya esok. Saat pertama kali berdua dengan dia.
    Esokan harinya aku datang tepat waktu di alamat yang sudah diberikannya. Sebuah rumah kos yang cukup besar walau agak tua, bangunan inti pemilik rumah ada di depan, sedangkan bagian depannya gedung baru berlantai 2 dengan pola bangunan khas tempat kos. Aku lihat beberapa orang berkumpul dihalaman depan juga Novi dengan mengenakan jilbab putih, kemej biru dan rok panjang biru donker.
    “Kenapa pindah nduk…padahal ibu seneng kamu di sini, kamu suka bantuin ibu” kata seorang wanita berumur lebih dari separuh baya.
    “iya bu…aku mau cari suasana lain aja, supaya aku bisa tenang bikin laporan”
    “Kalau kak Novi ngga ada, kalau diantara kita ada yang sakit siapa yang bantuin” seorang wanita muda yang aku tebak masih maha siswa juga menimpali.
    Novi tersenyum sambil mengacak-acak rambut teman kosnya itu “kamu boleh kok main ke sana”. “Bu, kenalkan ini dokter Budi, yang bantuin saya pindahan” sambil mengenalkan aku, tanpa sedikitpun mengenalkan aku pada seorang pria tua yang ada di sebelah ibu kosnya itu. Sama sekali wajahnya tidak bersahabat.
    “Oala aku kira bojo mu nduk…gantenge…” ku tersenyum dalam hati mendengarkan ucapan ibu kosnya itu
    “ah ibu bisa aja…” Novi tersipu. Aku berharap itu menjadi nyata, dan tidak hanya menjadi pacarnya tapi aku bisa mengambil semuanya dari dia.
    Semua temannya berusaha membantu memasukkan kardus ke dalam fortunerku, tidak lama hanya 1 jam semua barang sudah dimasukkan.
    Kami pun segera pamit, pertama kali dia duduk bersebelahan denganku. AKu menancap gas stelah sebelumnya melambaikan tangan dulu pada ibu kos itu dan teman-temannya, wajah pria tua yang aku kira adalah suami dari ibu kos itu masih tetap tidak bersahabat. Mataku coba melirik nakal padanya, tatapannya kosong melihat pemandangan di sekitar jendela. Lekukan dadanya begitu nampak dan close up di hadapanku, napasnya naik turun semakin membusungkan dadanya yang tertutup jilbab putihnya. Rok biru donkernya berbahan lembut, sehingga gampang jatuh, aku lihat bagian tengah rok antara kedua pahanya jatuh ke paha sehingga menampakkan bentuk pahanya yang jenjang dan penuh. Novi masih menikmati pemandangan sisi jalan dan tidak sadar kalau aku memperhatikan tubuhnya. Aku memacu mobil menuju alamat yang sudah dia beritahukan sebelumnya.
    Di perumahan itu, rumah type 21 yang dia tempati. Luas tanahnya masih sangat luas belum termaksimalkan. Sisi kanan kiri rumah masih kosong dan membuat jarak dengan rumah disampingnya. Aku pun segera membantu menurunkan barang dan membereskan barang di rumah tersebut, hanya berdua. aku pandangi wajahnya, perhatikan tiap lekuk tubuhnya yang membuat penisku tagang.
    Sore itu aku mandi di rumah kontrakannya, aku tidak pernah lupa membawa alat mandi di mobilku. begitu juga Novi yang mandi sebelum aku, meninggalkan bau harus menyengat di kamar mandi.
    “Kak, makan malam di sini saja ya, sudah aku masakkan” tawarnya
    “Baik lah, pasti masakannya enak sekali” timpalku, padahal aku masih ingin berlama-lama dengan dia
    Selepas makan malam kami pun bercengkrama. Semua barang telah kami rapihkan bersama, hari itu aku habiskan waktu bersama. “Akhirnya selesai juga ya Nov, capek juga ya
    ” sahutku mencoba mencairkan suasana, sambil duduk di sebelahnya yang sedang mengupaskan mangga untukku. Novi tersenyum manis sekali, “Iya kak, kakak capek ya, mau aku suapin manggana?”
    aku kaget dengan tawarannya aku berusaha tenang “boleh”
    Dia pun memberikan mangga yang ada ditangannya, dengan nakal aku coba melahap mangga sampai ke jarinya, sehingga bibirku menyentuh jarinya. Dia tarik jarinya dari mulutku pelan sekali, sembil tersenyum. “oh god…sweet” ujarku dalam hati. “Mangganya manis…apalagi sambil lihat kamu” aku memancing. Novi hanya tersenyum, “mau lagi?” tawarnya, akupun mengangguk. Suapan kedua ini jarinya lebih lama berada di dalam mulutku. Sengaja tidak aku lepaskan dan si empunya jari lentik itu tidak keberatan, dia hanya diam menunggu. Tangan kiriku menyentuh tangan kanannya itu lembut, dia tidak menolak. aku tempatkan telapak tangannya yang lembut di pipiku, sambil menatap wajahnya. Wajahnya bersemu merah. Mata kami saling menatap, wajah kami semakin mendekat…dekat dan dekat…sehingga aku rasakan nafasnya menentuh wajahku. Tangan kananku meraih dagunya yang lembut seolah tidak ada tulang di dagunya itu. sedikit aku tarik dagunya sehingga bibirnya terbuka, sengal nafasnya bisa aku rasakan. Ini mungkin rasanya seorang wanita yang pertama kali melakukan kissing, wanita yang selama ini berusaha menjaga kehormatannya dan tidak pernah disentuh siapapun sebelumnya. Matanya terkatup, cantik sekali dia malam ini. Akupun mendekatkan bibirku dengan bibirnya, aku pagut lembut…dia tidak membalas juga tidak menolak. Kembai aku pagut bibirnya, lembut dan manis kurasakan. ku pagut bibir ats dan bawahnya bergantian.
    Kali ini dia mulai merespon, dia membalas pagutantu dengan memagut bibirku juga, basah dan indah. Pagutan kami semakin liar, aku pindahkan kedua tanganku disamping wajahnya dengan posisi jari jempol menempel ke pipinya yang lembut. Keempat jariku berada di bawah telinganya yang masih tertutup jilbab. aku semakin menarik wajahnya mendekatiku, kecupanku semakin liar yang aku yakin membangkitkan gairahnya. “mhh…ummm….aummmmm…” bergantian kami mengecupi bibir kami. Kini tangan kiriku melingkari leher hingga kepundak belakangnya, sedangkan tangan kananku menyusup melalui bawah jilbab putihnya yang lebar kemudian mencari gundukan lembut tepat di dadanya. Tangan kananku menyentuh sebongkah gundukan lembut yang masih tertutup bra. “Mhh…payudara yang snagat indah” tangan kananku pun mulai meremas lembut payudara itu. “ehhhmmm…mhhmhh…mmhhhhh” Novi kaget dan mendesah sambil tetap berpagutan dengan bibirku. Sekiatr 2 menit meremas remas dada kirinya, tangan kananku mencoba mencari kancing kemejanya. Dan ku buka satu demi satu hingga meninggalkan beberapa kancing bagian bawah yang tetap terpasang. Tangan kananku lebih aktif lgi masuk ke dalam kemejanya, benar saj, gundukan itu sangat lembut, ketika kulit tanganku bersentuhan dengan kulit payudaranya yang halus sekali. tanganku menyusup diantar bra dan payudaranya, meremas lembut dan sesekali memilin putingnya yang kecil dan nampak sudah mengeras. “mhhh…ummmmm,….aahhh,…mmhh…..m mmm….mmmmphh….” mulutny atreus meracau mencoba menikmati setiap remasanku, matanya masih saja terpejam seolah dia tidak mau melihat kejadian ini atau dia sedang berusaha benar-benar meresapi rangsangan yang aku buat.
    AKu tarik pundaknya sehingga tubuhnya terbaring ke samping kiriku, dan aku pun menarik bibirku dari bibirnya dengan sedikit suara kecupan yang menggambarkan dua bibir yang sudah lengket dan sulit dilepaskan. “mhuachh…aahhh” wajahnya memerah dan matanya masih terpejam, cantik sekali. Kini tangan kananku mengangkat jilbabnya ke atas, memberikan ruang agar kepalaku bisa masuk kedalamnya. AKu mencium bau harum dari keringatnya yang mulai mengalir. Dalam keremangan aku milihat leher jenjangnya yang putih dan halus, tanpa membiarkan waktu berlalu aku segera mengecupnya lembut dan kecupanku semakin ganas di lehernya “aahhh….eengg…ehhhh…aahhh….aaa hhh….” mulutnya tak berhenti meracau. Tangan kananya meraih belakang kepalaku dan menekankan kepalaku agar semakin menempel di lehernya, sedangkan tangan kirinya mendekap punggungku. Untungnya jarang rumah ini dengan rumah sebelah lumayan jauh, sehingga desahan kami tidak terdengar oleh rumah sebelah. Aku tidak lupa meninggalkan cupang di lehernya, lalu ciumanku pun turun ke dadanya. Tangan kananku mencari sesuatu di balik punggungnya, ya kait bra.
    Setelah aku dapatkan langsung aku lepaskan. Terlepaslah bra yang selama ini menutupi keduap payudara indah itu agar tidak meloncat keluar. lalu tangan kananku menarik bra agak ke atas ke leher Novi, sehingga terpampang dua gunung kembar yang sangat mengagumkan. Benar saja 36C. Aku mulai mencium payudara kanan novi, aku lakukan masih di dalam jilbabnya, dan akupun tidak melepas semua kancing kemejanya, sehingga tidak semua bagian tubuhnya terlihat. Namun, itu membuat sensasi percintaan semakin terasa, tangan kananku sibuk meremas payudar akananya yang saat ini sudha tidak berpenutup lagi. “aaahhhh…kaaakk….ahhh…..mhhh…k ak…..aduuhh…..mhh….. ” Novi tidak kuat menahan rangsangan ini, kepalanya menggeleng ke samping kanan dan kiri, tangan kanannya semakin kuat membekap wajahku ke arah dadanya. Kini tangan kananku melepas remasan di dadanya, mulai turun ke bawah, menyentuh kakinya yang masih ber kaos kaki. tangan kananku menarik roknya menyusuri betis yang tertutup kaos kaki panjang hampir selutut, setelah itu tanganku menemukan kulit halus yang putih. Tangan kananku menyusuri paha kirinya dan membuat roknya terangkat sebatas perut. tangan kananku membelai-belai paha kirinya dan ciumanku sekarang sudah mendarat di payudara kirinya. “ahhh…kaaaakkk….kakaaa….kk…ahh …”, nafas Novi semakin tersengal-sengal, aku tidak lupa meninggalkan cupang juga di payudara kirinya yang sangat lembut. Penisku semakin tegang.
    Lalu aku tarik wajahku dari dadanya, aku duduk di samping tubuhnya yang terbaring. Bulir keringat mulai membasahi wajahnya yang putih, nafasnya tersengal, matany amasih terpejam, bibirnya terbuka sedikit. Rok bagian kiri sudah terangkat sampai ke perut, menyisakan pemandangan paha putih jenjang nan indah, namun betisnya tertutup kaos kaki yang cukup panjang. Tangan kananku masuk ke bawah kedua lututnya, tangan kiriku masuk ke dalam lehernya, aku pun memagutnya lagi dan dia faham apa yang aku maksud. Dia kalungkan kedua tangannya ke belakang kepalaku. “Jangan di sini ya sayang…kita masuk saja ke dalam…” ujarku sambil mengangkatnya, birbir kami tak henti berpagutan. Lalu aku rbahkan tubuhnya ke kasur busa tanpa dipan khas milik anak kos. nafasnya terus tersengal, kedua tangannya meremas kain sprei kasurnya itu. Kini aku berada di kedua kakinya, aku coba tarik roknya sampai sebatas perut dan aku kangkangkan kakinya. Ciumanku mendarat di bagian bawah perut, “eenngg…ahhh…” aku tau dia merasa geli dan terangsang hebat, sambil kedua tanganku mencoba menurunkan celana dalamnya. Gerak tubuhnya pun tidak menggambarkan penolakan, bahkan dia agak mengangkat pantatnya ketika tangan ku mencoba melepas celana dalamnya sehingga mudah melewati bagian pantan dan tidak berapa lama terlepas sudah celana penutup itu. Vagina muda berwarna pink yang sangat indah, ditumbuhi bulu halus yang rapih tercukup. Baunya pun sangat wangi.
    Tapi aku tidak ingin buru-buru, aku ingin Novi membiasakan suasananya dulu. ciumanku jatuh ke pahanya, ke bagian sensitif paha belakang sambil mengangkat kakinya ke atas. lalu pada sat yang tepat aku mulai turunkan ciumanku di antara selangkangannya. “kaakk…ahh…”, aku mencoba menjilati bagian luar vaginanya dari bawah ke atas, vagina itu mulai lembab dan basah. Lalu aku renggangkan lebih luas lagi kakinya, dan aku sibak labia mayoda dan labia minora vaginanya, aku temukan lubang ke wanitaan yang masih sempit namun berwarna merah seakan bekas luka atau lecet. AKu tidak mempedulukan, karena aku melihat cairan bening meleleh dari dalam lubang kewanitaan Novi, lalu aku jilati dan lidahku pun nakal mencoba masuk ke dalam lubang kewnitaan itu, terus mencari dan mencari…lalu kecupanku pindah ke atas menemukan benjolan kecil tepat di bawah garis vagina atas, aku gigit-gigit kecil, aku cium aku sedot, tidak ketinggalan tangan kananku mencoba sedikit demi sedikit masuk ke vaginanya. “aahhhhh…uuhhh….mhh….phhh…ahhh …akakak…aahh..kakak… aduuhh…aaahhh…ahhh…” kepalanya bergeleng tidak teratur ke kanan dan kekiri, kedua tangannya semakin kuat menggenggam sprei yang dikenakan pada kasur busa tersebut. ciumanku semakin kuat dan ganas, cairan kewanitaan semakin deras keluar dari lubang kewanitaan Novi. secara bergantian lidahku merangsang lubang vagina dan clitoris, dan tangan kananku pun tidak tinggal dia. Jika lidahku sedang merangsang klitoris maka jari tangan kananku berusaha meransang pubang vagina, juga ketika lidahku bermain-main dan mencoba masuk lebih dalam ke lubang vagina, jempol tanganku merangang dengan menggesek dan menekan-nekan clitoris Novi. “aaahhh….aaaaa…uuuu…enhhhh…eee mmm…ahh…aaaa….” Tangan kananya sekarang meremas-remas rambutku dan menekan kepalaku agar lebih dalam lagi mengeksplorasi vaginanya.
    sekitar 15 menit aku mengekplor vaginanya, dia menjambak rambutku dan kemudian mendorongku. Sekarang posisi kami sama-sama duduk, nafasnya tersengal-sengal tapi sekarang dia berana membuka matanya menatapku, keringat mengucur dari tubh kami. Tiba-tiba bibirnya langsung menyerbu bibirku, ciuman kali ini amat liar terkadang gigi kami beradu, lidah kami saliang bertukar ludah, lidahku coba masuk ke rongga mulutnya, menjilati dinding-dinding mulutnya. AKu sangat kaget ketika tangannya menarik kaosku ke atas, melewati mulut kami yang tengah beradu, kemudian ciumannya turun ke leherku dan ke dadaku. Tanganya tidak berhenti sampai di situ, dia mulai membuka ikat pinggang celanaku, saat bibirnya masih menciumi dadaku, tangannya menurunkan celanaku dan kemudian celana dalamku.
    Penisku yang diameternya 6 cm dan panjangnya hampir 20 cm mengacung tegak, kini tangan kananya menggengam penisku, aku pun berdiri dan kini wajah ayunya berada di depan penisku hanya beberapa senti saja. ku lihat dia menelan ludah, apa mungkin dia kaget dengan ukuran ini atau mungkin dia masih ragu melakukan ini. Aku pegang kepalanya yang masih menggunakan jilbab putih yang mulai kusut. kudekatkan penisku dengan bibirnya, bibirnya masih terkatup ketika ujung penisku menempel pada bibirnya, mungkin dia masih bingung apa yang dilakukannya. “Kulum sayang…ciumi sayang…ayo…” lalu dia buka bibirnya sedikit dan mencium ujung penisku, kaku, tapi menimbulkan sensasi yang dahsyat, selain karena bibirnya yang lembut, hangat dan basah menyentuh ujung penisku, melihat seorang wanita yang masih berpakaian lengkap dengan jilbabnya itu hal yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. “cuup..mppuhmm..uhhmm…” bibirnya berkali-kali mengulum ujung penisku, sedikit-demi sedikit kulumannya semakin masuk. AKu lihat dia masih kaku dan belum lihat melakukan itu, tapi bagiku sensasi luar biasa. “mhhh…aauuuummm…uummhh”
    akhirnya mulutnya berani memasukkan penisku, walau tidak sampai masuk semua, karena penisku terlalu panjang dan itu akan menyakitkannya. “shh…ahh…terus Vi…keluar masukin…” Novipun mengikuti perintahku dia memaju mundurkan kepalanya. “aahh…sayang…terus”…”mhh..uhmm hh..cuuupp..muuh” Novi terus melakukan aktifitasnya. hanya 5 menit lalu dia berhenti, “Kak…Novi ngga tahan…” diapun menarik tubuhku dan aku kini sama-sama duduk berhadapan. Aku tahun, dia dalam kondisi puncak, dia tidak dapat lagi menahan libidonya, akupun merebahkannya dan menindihnya. AKu regangkan kedua kakinya. Novi tampak pasrah dia memandangiku dan memperhatikan penisku yang tepat dihadapan vaginanya. Aku lupa sesuatu, segera ku raih celanaku yang tercecer di samping dan mengambil sesuatu di dompet. Ya, aku selalus edia kondom di dompet setelah ku buka dan akan kupasangkan, Novi menampik tanganku “ngga usah pake itu kak…aku ingin jadi milik kakak seutuhnya” aku tersentak dengan ucapannya “Kamu yakin Nov?” Novi mengangguk.
    Kini kuarahkan ujung penisku mendekati lubang kewanitaannya “Tahan ya Vi…agak sakit…” Tangan kananku menggenggam batang penis dan digesek-gesekkan pada clitoris dan bibir kemaluan Novi, hingga Novi merintih-rintih kenikmatan dan badannya tersentak-sentak. Aku terus berusaha menekan senjataku ke dalam kemaluan Novi yang memang sudah sangat basah itu.
    Pelahan-lahan kepala penisku menerobos masuk membelah bibir kemaluan Novi. “Tahan kaak…sakii..t” dia merintih sambi menggigit bibir bawahnya. Aku pun menghentikan kegiatanku sementara, sambil menunggu aku maju mundurkan kepalpenisku ke bibir kemaluannya supaya bibir kemaluannya mulai menyesuaikan. Matanya masih terpejam dan terus menggigit bibir bawahnya, nafasnya tersengal. Sedikit demi sedikit aku masukkan kembali, pelan tapi pasti. Setiap penisku masuk novi melengguh menahan sakit. Vaginanya masih sempit tapi tanpa halangan penisku mulai masuk ke dalam. Dengan kasar Aku tiba-tiba menekan pantatku kuat-kuat ke depan sehingga pinggulku menempel ketat pada pinggul Novi. Dengan tak kuasa menahan diri dan berteriak, mungkin sakit. Dari mulut Novi terdengar jeritan halus tertahan, “Aduuuh!.., ooooooohh.., aahh…sakii…t..kaak..”, disertai badannya yang tertekuk ke atas dan kedua tangan Novi mencengkeram dengan kuat pinggangku.
    Beberapa saat kemudian aku mulai menggoyangkan pinggulku, mula-mula perlahan, kemudian makin lama semakin cepat dan bergerak dengan kecepatan tinggi diantara kedua paha halus gadis ayu tersebut. Novi berusaha memegang lenganku, sementara tubuhnya bergetar dan terlonjak dengan hebat akibat dorongan dan tarikan penisku pada kemaluannya, giginya bergemeletuk dan kepalanya menggeleng-geleng ke kiri kanan di atas meja. Novi mencoba memaksa kelopak matanya yang terasa berat untuk membukanya sebentar dan melihat wajahku, dengan takjub. Novi berusaha bernafas dan …:” “kaa..kk…, aahh…, ooohh…, ssshh”, sementara aku tersebut terus menyetubuhinya dengan ganas.
    Novi sungguh tak kuasa untuk tidak merintih setiap kali Aku menggerakkan tubuhku, gesekan demi gesekan di dinding liang vaginanya. Setiap kali aku menarik penisnya keluar, dan menekan masuk penisku ke dalam vagina Novi, maka klitoris Novi terjepit pada batang penisku dan terdorong masuk kemudian tergesek-gesek dengan batang penisku yang berurat itu. Hal ini menimbulkan suatu perasaan geli yang dahsyat, yang mengakibatkan seluruh badan Novi menggeliat dan terlonjak, sampai badannya tertekuk ke atas menahan sensasi kenikmatan yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Sementara tanganku yang lain tidak dibiarkan menganggur, Tanganku merengkuh punggungnya yang melengkung menahan nikmat, kemudia aku sibak jilbabnya dan terlihat dua payudara indahnya yang masih sembunyi dibalik kemeja yang sudha terbuka kancing bagian atasnya, branya pun sudha tersingkap ke atas menambah sensualitas pemandangan saat itu. Aku tarik punggungnya sehingga maskin melengkung ke atas, aku pun terus bermain-main pada bagian dada Novi dan Mencium dan kanag menggigit kedua payudara Novi secara bergantian. Ia berusaha menggerakkan pinggulnya, akan tetapi paha, bokong dan kakinya mati rasa. Tapi ia mencoba berusaha membuatku segera mencapai klimaks dengan memutar bokongnya, menjepitkan pahanya, akan tetapi aku terus menyetubuhinya dan tidak juga mencapai klimaks.
    Ia memiringkan kepalanya, dan terdengar erangan panjang keluar dari mulutnya yang mungil, “Ooooh…, ooooooh…, aahhmm…, ssstthh!”. Gadis ayu itu Semakin erat mendekap kepalaku agar semakin rekat dengan payudaranya, aku tahu pelukan itu adalah penyaluran dari rasa nikmat dan klimaks yang mungkin sebentar lagi dia rasakan. Kedua pahanya mengejang serta menjepit dengan kencang, menekuk ibu jari kakinya, membiarkan bokongnya naik-turun berkali-kali, keseluruhan badannya berkelonjotan, menjerit serak dan…, akhirnya larut dalam orgasme total yang dengan dahsyat melandanya, diikuti dengan suatu kekosongan melanda dirinya dan keseluruhan tubuhnya merasakan lemas seakan-akan seluruh tulangnya copot berantakan. Novi terkulai lemas tak berdaya di atas kasur dengan kedua tangannya terentang dan pahanya terkangkang lebar-lebar dimana penisku tetap terjepit di dalam liang vaginanya. Itu lah pertama kali dia merasakan indahnya orgasme.
    Selama proses orgasme yang dialami Novi ini berlangsung, memberikan suatu kenikmatan yang hebat yang dirasakan olehku, dimana penisku yang masih terbenam dan terjepit di dalam liang vagina Novi dan merasakan suatu sensasi luar biasa, batang penisku serasa terbungkus dengan keras oleh sesuatu yang lembut licin yang terasa mengurut-urut seluruha penisku, terlebih-lebih pada bagian kepala penisku setiap terjadi kontraksi pada dinding vagina Novi, yang diakhiri dengan siraman cairan panas. Perasaanku seakan-akan menggila melihat Novi yang begitu cantik dan ayu itu tergelatak pasrah tak berdaya di hadapannya dengan kedua paha yang halus mulus terkangkang dan bibir kemaluan yang kuning langsat mungil itu menjepit dengan ketat batang penisnku.
    Tidak sampai di situ, beberapa menit kemudian Aku membalik tubuh Novi yang telah lemas itu hingga sekarang Novi setengah berdiri tertelungkup di dipan dengan kaki terjurai ke lantai, sehingga posisi pantatnya menungging ke arahku. Aku ingin melakukan doggy style, tanganku kini lebih leluasa meremas-remas kedua buah payudara Novi yang kini menggantung ke bawah, tangunku menyusup lewat kemeja bagian bawah. Dengan kedua kaki setengah tertekuk, secara perlahan-lahan aku menggosok-gosok kepala penisku yang telah licin oleh cairan pelumas yang keluar dari dalam vagina Novi dan menempatkan kepala penisku pada bibir kemaluan Novi dari belakang.
    Dengan sedikit dorongan, kepala penisku tersebut membelah dan terjepit dengan kuat oleh bibir-bibir kemaluan Novi, novi melengguh agak kencang..”aahhgg….” ketika penisku mulai menyeruak ke dalam vaginanya lagi. Kedua tanganku memegang pinggul Novi dan mengangkatnya sedikit ke atas sehingga posisi bagian bawah badan Novi tidak terletak pada dipan lagi, hanya kedua tangannya yang masih bertumpu pada kasur. Kedua kaki Novi dikaitkan pada pahaku. Kutarik pinggul Novi ke arahku, berbarengan dengan mendorong pantatnya ke depan, sehingga disertai keluhan panjang yang keluar dari mulut Iffa, “Oooooooh…aahh…shhh…ahh….!”, penisku tersebut terus menerobos masuk ke dalam liang vaginanya dan Aku terus menekan pantatnya sehingga perutnyaku menempel ketat pada pantat Novi yang setengah terangkat. Aku memainkan pinggulnya maju mundur dengan cepat sambil mulutku mendesis-desis keenakan merasakan penisku terjepit dan tergesek-gesek di dalam lubang vagina Novi yang ketat itu. “Ahh…ahhh…aahh…kak..a.duuu..hh …mhh…teruss…” mulutnya terus mengaduh, tanda nikmat tiada tara yang dia rasakan.
    Tubuhny amaju mundur terdorong desakan penisku. Karena bagian pantat lebih tinggi dari kepala sehingga kemejanya turn ke bawah memperlihatkan pungguh mulus dan putih yang sebelumnya tidak pernah dilihat siapapun. Tangannya sambil terus meremas seprei dan merebahkan kepanaya di kasur. “shhh…ahh..kakk…aahh..aduuhh…k ak….” semakin kencang teriakannya semakin menunjukkan kalau dia akan merasakan klimaks untuk kedua kalinya. AKupun mempercepat doronganku. “terus..kak…ahh…jangan berhenti…ahh…kak,…” Novi meracau semakin tidak karuan. dan….diapun mendongakkan kepalanya ke atas disertai lengguhan panjang “aaaaaaa……….hhhhhh….” dia klimaks untuk kedua kalinya. AKu cabut penisku dari lubang vaginanya, aku lihat cairan bening semakin banyak meleleh dari vaginanya. Tubuhnya melemas dan lunglai ketika aku lepaskan. Navasnya tersengal, pakaian dan jilbabnya kusut tak karuan. Keringat membuat pakaian dia yang tidak dilepas sama-sakeli menjadi basah. Namun dia memang wanita yang pandai merawat tubuhnya, bahkan keringatnya pun harus sekali baunya.
    Setelah aku biarkan dia istirahat beberapa menit sambil meresapi orgasme untuk keduakalinya. Kemudian Aku merubah posisi permainan, dengan duduk di sisi tempat tidur dan Novi kutarik duduk menghadap sambil mengangkang pada pangkuanku. Aku menempatkan penisku pada bibir kemaluan Novi yang tampak pasrah dengan perlakuanku, Lalu aku mendorong sehingga kepala penisku masuk terjepit dalam liang kewanitaan Novi, sedangkan tangan kiriku memeluk pinggul Novi dan menariknya merapat pada badanku, sehingga secara perlahan-lahan tapi pasti penisku menerobos masuk ke dalam kemaluan Novi. Tangan kananku memeluk punggung Novi dan menekannya rapat-rapat hingga kini badan Novi melekat pada badanku. Kepala Novi tertengadah ke atas, pasrah dengan matanya setengah terkatup menahan kenikmatan yang melandanya sehingga dengan bebasnya mulutku bisa melumat bibir Novi yang agak basah terbuka itu.
    Dengan sisa tenaganya Novi mulai memacu dan terus menggoyang pinggulnya, memutar-mutar ke kiri dan ke kanan serta melingkar, sehingga penisku seakan mengaduk-aduk dalam vaginanya sampai terasa di perutnya. Karena stamina yang sudha terkuras dengan dua klimaks yang didapatnya, goyangan Novis emakin melemah. Aku pindahkan kedua tanganku ke arah pinggannya dan tanganku mulai membantu mengangkat dan mendorong pinggul Novi agar terus bergooyang. Aku ihat penisku timbul tenggelam dibekap lubang vaginanya yang hangat. Rintihan tak pernah berhenti keluar dari mulutnya. “shh…ah…sshhh…ahhh..” Goyangannya teratur, setelah sekian lama dengan posisi itu, novi mulai bangkit lagi libidonya, dengan tenaga sisa dia mulai membantu tangaku dengan menggerakkan pinggulnya lebih cepat lagi. Kedua tangannya kini merangkul kepalaku dan membenamkannya ke kedua gunug kembarnya yang besar dan halus. Aku tahu dia akan mengalami klimaksnya yang ketiga. Aku kulum dan lumat payudaranya, kepala novi menengadah merasakan nikmat yang tiada tara atas rangsangan pada dua titik tersensitifnya. Tak berselang kemudian, Novi merasaka sesuatu yang sebentar lagi akan kembali melandanya. Terus…, terus…, Novi tak peduli lagi dengan gerakannya yang agak brutal ataupun suaranya yang kadang-kadang memekik lirih menahan rasa yang luar biasa itu. Dan ketika klimaks itu datang lagi, Novi tak peduli lagi, “Aaduuuh…, eeeehm..ahh…kaa..kk…aahhh…”, Novi memekik lirih sambil menjambak rambutku memeluknya dengan kencang itu. Dunia serasa berputar. Sekujur tubuhnya mengejang, terhentak-hentak di atas pangkuanku.
    Kemudian kembaliku gendong dan meletakkan Novi di atas meja dengan pantat Novi terletak pada tepi dipan dan kasur, kedua kakinya terjulur ke lantai. Aku mengambil posisi diantara kedua paha Novi yang kutarik mengangkang, dan dengan tangan kananku menuntun penisku ke dalam lubang vagina Novi yang telah siap di depannya. Aku mendorong penisku masuk ke dalam dan menekan badannya. Desah nafasnya mendengus-dengus seperti kuda liar, sementara goyangan pinggulnya pun semakin cepat dan kasar. Peluhnya sudah penuh membasahi sekujur tubuhnya dan tubuh Novi yang terkapar lemas dan pasrah terhadap apa yang akan aku lakukan.
    Badan gadis itu terlonjak-lonjak mengikuti tekanan dan tarikan penisku. Novi benar-benar telah KO dan dibuat benar-benar tidak berdaya, hanya erangan-erangan halus yang keluar dari mulutnya disertai pandangan memelas sayu, kedua tangannya mencengkeram Sprei. Dan aku sekarang merasa sesuatu dorongan yang keras seakan-akan mendesak dari dalam penisku yang menimbulkan perasaan geli pada ujung penisku. Aku mengeram panjang dengan suara tertahan, “Agh…, terus”, dan pinggulku menekan habis pada pinggul gadis yang telah tidak berdaya itu, sehingga buah pelirku menempel ketat dan batang penisku terbenam seluruhnya di dalam liang vagina Novi. Dengan suatu lenguhan panjang, “Sssh…, ooooh!”, sambil membuat gerakan-gerakan memutar pantatnya, aku merasakan denyutan-denyutan kenikmatan yang diakibatkan oleh krucil.netan air maninya ke dalam vagina Novi. Ada kurang lebih lima detik aku tertelungkup di atas badan gadis ayu tersebut, dengan seluruh tubuhku bergetar hebat dilanda kenikmatan orgasme yang dahsyat itu. Dan pada saat yang bersamaan Novi yang telah terkapar lemas tak berdaya itu merasakan suatu krucil.netan hangat dari pancaran cairan kental hangat ku yang menyiram ke seluruh rongga vaginanya.
    Aku melihatnya lemas dengan jilbab dan pakaian yang sudah nggak keruan bentuknya lagi. aku melihatnya menunduk sedih sambil menangis. AKu faham, gadis seperti dia tidak mungkin mudah untuk melakukan hal ini, tapi kali ini aku benar-benar membuatnya tak berdaya dan mengikuti nafsu duniawi. “Kak…” dia membuka perakapan ditengah hening kami menikmati pertempuran yang baru saja selesai. “Ya sayang…” sambil ku peluk dia.
        “Kakak mau tanggung jawab kan?”
    “Kakak mau menikahi Novi kan?” parau suaranya terdengar
    Aku tersentak aku tak menyangka kalau dia langsungmengatakan itu. Tapi aku benar-benar tidak tega melihat kondisinya yang sudah menyerahkan semuanya kepadaku. Aku pun ingin memilikinya dan mengakhiri semua kebiasan burukku. AKu berjanji meninggalkan pacarku kalau dia mau menikah denganku, kenyataannya sekarang itu sudah di depan mata.
    “i..iya..Nov…kakak akan tanggung jawab…kakak akan menikahi kamu” sahutku. Dalam wajah sedihnya kuliah bibirnya menyunggingkan sedikit senyum. Dan kamipun tertidur dengan saling memeluk seakan berharap agar pagi tak segera hadir.
    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Vania Putri S Namanya

    Cerita Sex Vania Putri S Namanya


    766 views

    Perawanku – Cerita Sex Vania Putri S Namanya. Ya, genap satu tahun aku bekerja di tempat penyiaran radio. 1 tahun pula aku mengenal Ochi, yang kini dia dalam tahap persiapan masuk kuliah di kota yang sama, kota hujan. Entah kenapa dia ingin sekali menjadi dokter hewan. Aku tau memang, di rumah ibu nya kucing kesayangan dia dipelihara. Jadi motivasi tersebut yang memberikan dia kemampuan yang memadai untuk melewati tes SPMB untuk masuk ke jurusan kedokteran hewan.

    Ochi yang masih ngekos di tempat tersebut, kini jarang sekali kelihatan karena kampusnya memang diwajibkan untuk memasuki asrama pada tahun pertama. Tetapi setiap weekend, dia sering mengunjungiku dan kadang aku ajak jalan supaya dia tidak bosan dengan suasana kampus yang sepertinya mempunyai warna kesibukan baru untuk Ochi.

    Cerita XXX Vania Putri Kali ini aku tidak bercerita tentang Ochi, tetapi akan bercerita tentang teman satu kantorku yang bernama Vania Putri S. atau biasa dipanggil Vani. Vani juga rupanya perantau, tidak jauh dari kota ini, dia berasal dari Bekasi.

    “Lho Van, katanya lo sakit?” sambut ku yang sedang merapikan berkas broadcast yang akan aku bawakan nanti siang
    “Iya nih Fer, masih ga enak badan sebenernya. Cuma si Bos minta gw temenin lo broadcast siang nanti. Kebetulan tema yang bakal dibawain nanti siang gw udah paham banget. Jadi ya apa boleh buat”
    “Ohh ternyata lo toh partner gw nanti siang. Wah bakal rame dong nih nanti siang pasti listener nya gara-gara ada lo”
    “Hahaha bisa aja lo”
    “Eh lo udah sarapan belum Van?”
    “Belum nih. Tadi gw bangun agak kesiangan jadi ga sempet nyiapin bekel”
    “Ya udah, nih tolong lo susun sesuai kemampuan lo biar nanti bawain nya enak. Sarapan biar gw beli ke depan. Lo ga usah terlalu banyak aktivitas. Siapin buat nanti siang aja. Oke?”
    “Wah makasih ya fer. Oke deh. Siap BOS!”
    “Haha ya udah gw cabut bentar ya.”
    “Oke”

    Vani adalah salah satu penyiar yang ngasih rating siaran paling tinggi. Bayangin aja, bukan apa-apa yaaa. Kalo kalian denger di radio, yang kalian denger suara kan? Adalah sebutan suara ganteng, adalah suara cantik. Nah walaupun penyiarnya ga ganteng amat, ato ga cantik beneran, tapi suara nya itu yang bikin kuping nyaman. Tapi beda sama Vani, aslinya itu cantik bener. Suara nya cantik juga. Makanya rating siaran yang dia pegang pasti rame bener. Secara fans nya Vani itu bejibun seantero Bogor.

    Siang ini aku dan Vani membahas tentang wisata kuliner yang ada di kota ini. Dari es duren, asinan, roti unyil, pizza kayu bakar, sop buah, es duren, makanan murah, makanan mahal, resto ini itu, dan lainnya. Sudah bisa diprediksi hari ini ramai request yang masuk. Request minta ini itu. Untungnya Vani paham banget sama materi ini, soalnya dia emang hobi nya wisata kuliner. Tapi entah kenapa body nya ga ada melar-melarnya mau porsi makan dia seporsi kuli (kata orang warteg) dan doyan jajan ini itu.

    “Huwaahhh kelar juga Van. Thanks banget ya lo udah bantu n temenin gw siaran siang ini. Kalo ga ada lo entah gimana gw ngadepin listeners. Dan lo juga ga keliatan kaya orang sakit. Semangat banget tadi”
    “Hayah santai aja lagi Fer. Gw juga seneng ko jadi partner lo, soalnya lo juga enak bawain nya. Konyol lo ga garing, jadi gw nya juga semangat. Yaa itung-itung kaya gini nih bikin gw cepet pulih dari sakit. Hehehe thanks ya Fer.”
    “Siipp sama-sama Van. Lo langsung balik abis ini?”
    “Iya Fer, gw sekalian mau istirahat.”
    “Gw anter ya. Gw juga ga ada kesibukan lagi”
    “Eh gpp nih? Ya udah hehehe mau aja gw mah. Biar ga cape ngangkot”
    “Lo sih kenapa ga cicil motor aja sih? Gw aja udah mau jalan 6 bulan nih cicilan”
    “Belum kepikiran gw. Nanti aja deh. Hehe”
    “Yuk deh beberes, kita pulang abis ini.”

    Tiiiiiiiiitttuituit (sfx : bunyi sms)

    Cerita XXX Vania Putri S namanya

    “Ka Fer. Ochi minggu ini ga pulang ke kosan. Ada acara di kampus. Satu angkatan diminta hadir soalnya. Maaf ya ka belum bisa nemenin weekend ini.”

    Wahh sepi dong weekend ini ga ada yang bawel bangunin tiap pagi. Tapi ga apalah. Demi dunia baru Ochi yang lebih luas.

    “Oke Ochi. Take care ya di sana. Kaka tunggu minggu depan :*”
    “Oke ka. Miss you :*”
    “Fer, yuk cabut”
    “Ohh ehh iya. Yuk. Btw, lo abis mandi?”
    “Iya barusan panas banget gw. Jadi mandi bentar di kamar mandi staff”
    “Ohh pantes”

    Broadcast hari ini selesai jam 2 siang. Saat itu aku antar Vani pulang ke kosan nya. Tetapi, sepertinya ada yang aneh. Ini mah jalan aku pulang ke kosan.

    “Van, kosan lo yang mana?”
    “Lurus aja, nanti ada bangunan ijo, pager item. Itu kosan gw.”
    “HAH? Jadi lo ngekos di samping kosan gw? Itu kan kosan khusus cewe nya pak Haji Mansur kan?”
    “LOH lo jadi ngekos Haji Mansur juga? Kenapa ga bilang kampret. Tau gitu gw tiap hari nebeng elo Fer. Cape-cape gw naik angkot. Ah”
    “Hahahaha ya lo ga bilang sih. Mana tau gw. Hahaha ya udah deehhh rela gw tiap hari jadi ojek lo.”
    “Nah gitu doong. Kan ongkos nya lumayan buat wiskul (wisata kuliner) lagi”
    “Buseett makan mulu lo. Tapi ga gemuk-gemuk. Tetep aja body lo bagus gitu”
    “Ehh masa body gw bagus? Biasa aja ah. Bisa aja lo”
    “Hehehe ga gombal loh gw. Kenyataan”
    “Hahaha ya udah. Naahh sampe kan. Gw turun dulu ya. Eh fer gw mau liat kosan lo dong sebelah mana. Siapa tau gw bisa main-main kalo lagi bosen”
    “Ya udah yuk masuk. Gw parkir motor sebentar. Lo tunggu di tangga situ dlu ya”
    “Okee”

    Setelah ku parkir motor ku, Vani masih clingak clinguk melihat keadaan sekitar.

    “Fer, ko sepi?”
    “Ya iya lah sepi. Mayoritas kan pada kerja. Kayaknya sih mereka sabtu masih masuk atau entah mereka hangout weekend kali. Kita doang ini yg bisa pulang siang. Yuk naik ke atas”
    “Ehh gw cuma mau liat doang ko. Kamar lo sebelah mana?”
    “Loh ga masuk dulu? Tuh kamar gw yg atas paling pojok”
    “Oh itu. Nanti deh kapan-kapan kalau bosen di kosan gw main ke sini ya. Kebetulan gw udah ada janji sama Selly buat cabut ke Boper beli martabak”
    “Anjir makan lagi. Oke lah tiati aja di jalan”
    “Bukan buat gw odong. Buat Selly tuh katanya ngidam. Hahaha hamil aja kaga, pake ngidam. Dah yaa Fer gw cabut dulu. Byee”
    “Byee..”

    Ga disangka, ternyata Vani menjadi tetangga kosan. Jadi ada temen ngobrol deh.

    Sudah sekitar satu bulan kalau jam pulang ku sama dengan Vani, pasti selalu aku antar dia. Tetapi Selasa ini berbeda. Setelah perayaan kecil-kecilan di tempat siaran karena hari ini tepat ulang tahunku yang ke-26, Vani pun ingin ikut ke kosan ku karena kacaunya muka dan pakaian ku akibat terkena lemparan tepung dan cake. Hahaha kaya masih anak muda aja dah.

    “Udah sih lo nyetir aja. Barang lo biar gw yg bawa. Lo sampe berantakan gini. Kenapa sih ga mau pake kamar mandi kantor? Lagian masih jam 7an juga”
    “Lebih pewe di kosan ah Van. Cabut yuk.”
    “Yuk deh”

    Sesampainya di kosan, aku persilakan Vani naik ke kamar ku lebih dulu, sedangkan aku memarkir motor di tempat biasa.

    Ckleekk krotak krotak

    “waahh rapi juga kamar lo Fer. Gw pikir semua kamar cowo pasti berantakan”
    “hahaha ngga doong. Gw gitu loh”

    (Padahal harusnya tiap weekdays, kamar ini berantakan. Dan akan rapi tiap weekend. Siapa yang merapikan? Tentu saja dirapikan sendiri, biasanya Ochi dateng. Tapi ngga. Soalnya kalo ga rapi, bisa-bisa kepala ku digetok panci lagi sama Ochi ><)

    Vani melihat lihat sekeliling kamar ku. Dan matanya pun tertuju pada satu bingkai foto. Ya, foto aku dan Ochi.

    “Ehh siapa nih? Pacar lo?”
    “Bukaaann. Itu ade-ade an gw. Tuh samping kamar. Tapi dia masih di kampus. Minggu ini ga balik.”
    “Ahh ade apa adeee.. Udeh sih ngaku aja, pacar lo kan?”
    “Bukan bukan. Gw dan dia saling respect aja. Ga ada niat buat pacaran. Dia juga begitu”
    “Ohh bener nih? Hahahaha oke laahh”
    “Oke kenapa?”
    “Ehh ngg ngga ko gpp. Gw pinjem kasur lo bentar ya. Mau rebahan.”
    “Ya udah pake aja. Gw juga mau mandi sebentar. Bau tepung terigu campur telor gini gw. Digoreng jadi crispy kali yak”
    “Hahaha ya udah sih buruan sana. Biar seger”

    Vani aku tinggal mandi. Tapi sebelum itu aku pasang lagu jazz dari pemusik Saxophone dari Media Player laptop ku.

    “FEEERRRR.. LO ADA PILM BAGUS GAAAA? GW SUNTUK NIH”
    “Ada. Cari aja di drive D folder Film. Ga usah teriaaakk plaud. Gw denger ko.”
    “Hehe maap. Oke thank you”

    Cerita Sex 2016 |Setengah jam kemudian, aku yang sudah selesai mandi dan mematikan keran air, sayup-sayup terdengar suara rintihan. Modyaarrr, jangan-jangan Vani ngeliat koleksi bokep di laptop gara-gara hidden folder nya blm di unhidden lagi. Wah gawat. Tetapi, sepertinya suara desahan itu aku kenal suara nya, Ya! Suara Vani. Itu suara desahan Vani!!!
    Keran air tetap aku nyalakan. Pelan-pelan aku buka pintu supaya tidak menimbulkan suara. Aku intip sebentar ke meja tempat aku menaruh laptop…

    Deggg Vani sedang masturbasi!

    Cerita XXX Vania Putri Jeans nya sudah diturunkan di bawah dengkul, tshirt nya sudah terangkat sampai bagian dada nya terbuka. Bra nya sudah terangkat ke atas menunjukkan payudara Vani yang mengkal. Body nya putih mulus, tanpa cacat. Tangan kanan Vani tengah mengocok memek nya, dan tangan kiri nya pun memainkan puting sebelah kiri.

    “Uhhhh mmhhhh duuhh enakkk. Mmmmmhhhhh”

    Aku yang hanya berbalut handuk saja, terpesona dengan pemandangan tersebut. Sehingga kontolku menjadi keras.

    “Uhhh aduuhh cepet mainin memek gw Feerr.. uuuhh ampuunn enak bangettt. Ohhh Feeerrr..”

    DEG

    Aku yang saat itu terpaku, terdengar desahan Vani memanggil Fer. Entah itu aku atau orang lain. Membuat diriku memberanikan diri menghampiri Vani ke belakang kursi meja komputer.

    “Vaann. Lo lagi ngapain?”

    Sapa ku lembut sambil menyentuh pundaknya dengan lembut pula. Tapi Vani terkejut bukan kepalang. Sampai dia terlompat dari kursi

    BRUAKK Dengkul Vani kepentok meja. Merengut kesakitan

    “Aduuhh. Sakiit. Aduhh eehh Fer. Gw lagi.. aduuhh ssshh dengkul gw.. ohh duh sorry Fer..”

    Vani yang antara kesakitan dengkulnya dan tangannya sibuk menutupi selangkangan dan dada nya terihat linglung. Dia terduduk di tepi kasur dengan tangan kanan yang menutupi dada, paha yang dirapatkan dan tangan kiri mengurut dengkul nya.

    “Ya ampun. Lo ga apa-apa Van? Sini rebahan, gw urut dengkul lo. Bunyi kepentok nya kenceng bener”
    “Ehh. Huum deh. Ehh tapi ini. Tutup yaa. Aduuhh malu gw”
    “Hehe gak apa-apa lagi, gw yang sorry udah ngagetin lo. Lo sih ga ngajak-ngajak. Nih lo tutup pake sarung. Buka sekalian celana lo deh Van. Gw mau liat dengkul lo”
    “Ehh humm duh gmn yaa”
    “Yaelah gw udah liat semuanya lo masih aje mikir.”
    “Ehh udah ya? Hehe sorry deh. Ya udah gw buka”
    “Iya”

    DAAANN. Ternyata benar, bagian perbatasan dengkul dan paha Vani membiru kemerahan. Hampir keunguan.

    “Gile Van, memarnya parah bener. Gw ambilin minyak tawon dulu ya”
    “Duh iya, sakit banget sampe ngilu dengkul gw. Sorry ya Fer ngerepotin”
    “Udehh selow. Kaya sama siapa aja lo ah”
    “hehehe”

    Aku yang masih berbalut handuk saja, kini mengurut memar nya Vani. Tentu saja kontolku masih mengeras dan ternyata terlihat oleh Vani karena handuk ku tidak dapat menutupi keras nya selangkangan nakal ini.

    “Feerrr.. itu lo keras ya?”
    “Ehh oh iya Van. Sorry ya. Gw horny barusan ngeliat lo masturbasi. Tapi tenang ko, ga gw perkosa. Hehehe”
    “Diperkosa juga gpp fer. Ikhlas ko gw”
    “Haha apaan sih lo.”
    “Beneraa aaahhh duh duh duh sakit sakit ferrr.. duh duh pelan ngurut nyaaaa”
    “Tahan dikiiitt. Kalo ga gw giniin nanti memarnya berhari-hari”
    “Uhh iya tapi pelanin dikit. Aduuhh ngilu ngilu sakit.”
    “Dah cukup ya. Semoga nanti cepet sembuh. Gw cuci tangan dulu sebentar. Lo beberes aja dulu ya”
    “Oke. Thanks Fer.”

    Vani aku tinggal sebentar ke kamar mandi untuk mencuci tanganku yang masih basah karena minyak tawon. Tetapi sayup terdengar suara desahan Vani. Mungkin dia masih mengeluh sakit akan dengkul nya. Aku intip sebentar memastikan Vani tidak apa-apa. Ku tengokkan kepala ke luar kamar mandi sambil menyabuni tanganku, tetapi hanya dapat terlihat bagian pinggir kasur. Tetapi yang aku lihat adalah baju dan bra Vani yang tergeletak di lantai. Aku yang khawatir cepat-cepat mencuci tangan dan kembali keluar dari kamar mandi.

    Yang aku lihat bukanlah Vani yang mendesah karena sedang kesakitan, tetapi Vani yang melanjutkan masturbasi nya di dalam sarung. Tangan kanan nya kembali memainkan memek nya yang berada di dalam sarung dan tangan kiri nya meremas payudara nya yang terekspos karena tidak tertutup sarung.

    “Vaaan, lo masturbasi lagi?”
    “Uhh ohh iya fer nanggung. Kepala gw pusing banget blom nyampe tadi. Uuhh gpp kan gw numpang masturbasi di sini? Lagian lo juga udah liat gw bugil barusan.. uuhh mmhh”
    “Kalo gw udah liat, ngapain lo masturbasi di dalem sarung? Buka lah sarung nya, ga gerah apa lo Van?
    “Ohh iya deh. Tapi gw malu sama lo”
    “Ngapain malu? Kan gw udah liat”
    “Hehe iya deh. Tapi lo bugil juga dong. Ga fair kan gw doang yang bugil”
    “Loh, nanti kalo kita kenapa napa gmn?
    “Kenapa apanya? ML maksud lo?”
    “Iya”
    “Ya gpp. Sini temenin gw di kasur. Rebahan di samping gw. Jangan kaya patung taman topi berdiri doang disitu. Lagian selangkangan lo udah keras gitu masa didiemin. Gw kan juga mau liat isi nya”
    “Iya deh”

    Ku lepas handuk yang menutupi selangkangan ku. Kontol ku kini terbuka bebas dan tegak lurus ke depan.

    “Nah kan, kalo gitu kan kegantengan lo jadi dua kali lipet Fer.”
    “Hahaha apaan sih lo”
    “Sini rebahan di samping gw, lo liatin gw dulu ya. Dont touch my body. Habis gw nyampe, terserah lo mau apain gw”
    “Siap ratu. Aku pada mu.”
    “Uhhh fer. Hmm enak banget ihh memek gw.. uuhh duh gpp kan gw vulgar. Ga tahan gw.”
    “iyaaa gpp. Bebas di sini mah lo ekspresiin apa yang ada di kepala lo”
    “Ohh uhh thank you fer. Uuhhh mmhhh ahhh aaahhh”

    Vani mulai mengocok memeknya lagi. Kali ini lebih cepat dari sebelumnya. Mungkin karena tidak ada batasan lagi antara kami, dia mulai merasa nyaman. Aku yang sengaja tadi mengambil mouse wireless ku, mencoba memutar mp3 slow jazz yang sepertinya bisa menambah mood Vani di atas kasur. Benar saja, seketika musik jazz berbunyi, Vani makin mempercepat kocokan memek nya.

    “Ooohh oooohhh ferr uuhh tusuk memek gw ferrr. Ooohhhh mmhhhh uuuuhhh aduuhh. Mmhhhh feeerrr ko lo diem ajaaaa. Ooohh ayo dong tusuk memek gw.”
    “katanya tadi ga boleh nyentuh nyentuh”
    “Duuh bodo amat. Uhh gw butuh lo sekarang. Gw butuh kontol lo di memek gw. Sini gw isep dulu kontol lo. Cepeeett siniii”

    Aku bangun, berlutut di samping kepala Vani dan menyodorkan kontol ku ke depan muka nya

    “Duhh gede banget kontol lo. Keras lagi. Uhh mmmhhh sluurrppp mmmpphh sluurrppp”
    “OHHHH uuhh enak Van. Jago banget blowjob lo. Mmhhh”

    Blowjob dari Vani sangat lembut. Baru kali ini aku rasakan kelembutan yang berbeda dibandingkan blowjob yang pernah mantanku berikan maupun Ochi. Lembut bercampur hangat dan basah yang Vani berikan membuat kontolku makin keras dan panas. Aku akui, jika ini dilanjutkan beberapa menit lagi, aku akan orgasme. Jari dari tangan kanan ku mulai menggapai selangkangan Vani. Dengan begini aku harap dia tidak akan terlalu konsentrasi memberikan ku blowjob. Aku buat seenak mungkin kocokan jariku di klitoris Vani.

    “OOOHHHH GOD FERR MEMEK GW LO APAIN?? ADUUHHH TERUSIN OOOOOHHH”
    “ssstt pelan pelan desah nya. Hehehe enak ya? Gw terusin yaa?”
    “Iyahh fer please terusin. Yang cepet. Make me come honey. Please. Uuhh”

    Strategi ku berhasil, kontolku aman untuk sementara karena hanya dikocok tak karuan dan hanya kadang-kadang saja oleh Vani, selebihnya hanya digenggam saja”

    “Ohhh uuhh fer ferr uuhhh ayo cepetin lagii”

    Aku percepat kocokan di kontol ku, sambil sesekali jariku bermain di depan pintu lubang memek nya.

    “Van, lo masih virgin kah?”
    “Ohh uuhh udah ngga fer. Oohh kenapa? Mmhh”
    “Gw masukin jari gw yaa”
    “Uhh iyaahh masukin aja. Kocokin memek gw. Please fer kocokin uuhh”

    Cerita XXX Vania Putri Aku yang tak mengira Vani sudah tidak virgin lagi. Karena memeknya seperti memek abg dengan bulu tipis di bagian pubis. Tidak ada terlihat lembaran labia mayor. Hanya garis tipis belahan memek yang sangat indah dan berwarna pink

    Ketika aku masukkan jari ku, cengkraman dinding vagina nya terasa kuat. Aku berpikir sejenak, apa yang membuat Vani tidak virgin lagi sedangkan dinding vagina Vani terasa seperti perawan yang baru saja menerima benda asing masuk ke dalam nya

    “uhh uuhh uuuuuhh oohhhh shitttt cepetin fer cepetin. Gw mau nyampe”

    Aku percepat kocokan tangan ku. Jari tengah ku menyentuh sesuatu yang kasar di dalam dinding vagina Vani bagian atas. Aku percepat sentuhan di bagian kasar tersebut. Aku tahu, itu akan membuat Vani terbang ke langit kenikmatan

    “OHH OOHHH OOOOOHHH AAAAHHH FEEEEERRRR OOHHHH GW NYAMPE. OOOHHHH AAAAAAAHHHHHHH SHIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIITTTTTTTT”

    seeeeerrrr

    Vani mengejang dan squirt! Walaupun tidak kencang, tetapi aku melihat semburan pelan air dari memek Vani. Membuat tanganku basah dan kasurku juga basah. Kemudian aku rebahkan badan di samping Vani, kemudian dia menaruh kepala nya di dada ku, memeluk dan mengecup pipi kiri ku.

    “hufffff thanks ya fer. uuuuhhh uuuhhh ohhhh gilaaa. Uuhhh mmmhh lo apain memek gw barusan fer? Uhhh”
    “Ada deehh. Hehehe nikmat ga?”
    “Nikmat banget gila. Uuh blom pernah gw senikmat tadi selama masturbasi”
    “hehehe bagus dong kalo gitu. Siapa tau lo ketagihan service gw, jadi lo sering main ke sini”
    “Main ke kosan lo cuma buat minta dikocokin pake jari. Rugi laahh”
    “Loh ko rugi?”
    “Ya rugi lah. Gw kan mau nya sekalian ML fer. Mau cicip kontol lo yang keras itu. Hihihi siapa tau jauh lebih enak”
    “Emang nya lo udah nyobain berapa kontol Van?”
    “Belom pernah fer, makanya gw penasaran. Berhubung lo sohib gw yg lain gender, scara temen gw di kantor kebanyakan cewe, jadi gw percaya sama lo. Lo pasti bisa ngejaga ini”
    “Pantesan memek lo masih ngegrip banget. Ko virgin lo udah ilang?”

    “Dulu waktu SMA pas gw lagi masturbasi, ga sengaja jari gw masuk ke dalem fer trus berdarah. Sejak saat itu gw takut kalo mau masturbasi, sakit banget pas ga sengaja masuk itu. Tapi libido gw ga ketahan, jadi gw masturbasi di klitoris aja. Ga berani masuk lagi. Takut sakit n berdarah lagi. Walaupun gw tau gw udah ga virgin dan bisa aja jari gw masuk ke dalem, tapi gw masih takut. Kebawa yang dulu soalnya.”

    “ohh gitu. Tapi tadi lo ga takut jari gw masuk?”
    “hmm udah kepalang tanggung sih tadi. Udah enak banget kocokan lo. Jadi lanjutin aja dah”
    “Trus masih mau ML sama gw?”
    “Masih lah”
    “Akhirnya gw bisa ML juga sama cewe cakep”
    “ahahaha gombal lo ih. Ada juga gw bersyukur ML perdana gw sama cowo kece kaya lo fer.”
    “Hahaha gombal juga lo. Mau ML sekarang apa nanti?”
    “Tar dulu fer, gw masih nyaman di pelukan lo. Anget”
    “Lo nya dingin kali, abis orgasme ampe keringetan banjir gini”
    “Hahaha iya fer, kalau gw abis orgasme pasti banjir keringet. Tapi ga bau acem ko. Serius”
    “iyaa iyaa percaya gw”

    Seketika hening. Aku dan Vani sama-sama menikmati pelukan ini.

    “Fer…”
    “yaaa?”
    “MUACH”

    Ntah apa arti kecupan Vani di bibir ku. Tetapi aku merasa sebenarnya ada yang lebih, itu yang aku baca dari guratan mata Vani.

    “Muach. Knp lo tiba-tiba nyium gw?”
    “Hehe gpp. Anggep aja gw say thanks lagi, tapi beda kemasan. Hihi”
    “Ohh hehe”
    “Fer, lo beneran masih jomblo?”
    “Beneran. Emang kenapa sih? Ada temen lo yang suka gw?”
    “Hmm bukan bukan”
    “Trus kenapa?”
    “Bukan temen gw yang suka sama lo. Tapi gw”
    “HEEE, serius lo suka sama gw?”

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Supir Ngentot Gadis Cantik Super Mulus

    Cerita Sex Supir Ngentot Gadis Cantik Super Mulus


    766 views

    Perawanku – Cerita Sex Supir Ngentot Gadis Cantik Super Mulus, Aku lugu dan polos, mungkin ini kelemahan ku saat aku tidur dengan sopirku. Cerita seks ini ak share aja disini. untuk para pembaca sensor , kisah ini nyata dan tidak ada rekayasa…sengaja saya kepingin curhat lewat cerita ini soalnya untuk terus terang ke temen atau saudara atau ortu, ga bisa.. namaku Dita Putri ,usia saat ini 20 asli Bandung,tinggal di daerah Setiabudi Regency,

    dan saat ini kuliah sastra inggris semester 4 di salah satu pts Bandung, kata temen2 kampusku aku termasuk cewek cantik dan beruntung, kenapa? karena bentuk tubuhku(kata temen)bisa dibilang proporsional dan bikin terangsang kaum cowo(semua ini kata temen2 deketku seperti si Nita,Asni,Ruri) tapi sampai sekarang aku belum punya pacar karena ga boleh sama ortu.o ya,di rumah kami tinggal berlima aku dua bersaudara adikku cewek dan aku dan kedua orang tuaku satu lagi pembantu sekaligus sopir pribadi keluargaku sebut saja mang Sardi(maaf,nama samaran)(dia itu usia nya hampir seusia papahku yaitu sekira 50 tahunan)jadi genap berlima semuanya..
    kejadian aneh dan mengasikan itu terjadi kira2 beberapa bulan lalu saat bulan puasa, waktu itu hari jum’at (tanggalnya lupa) kami di rumah hanya berdua yaitu saya sama mang Sardi, sedangkan mamah-papah sama si Danti(nama adikku yg masih smp itu) sedang ke Bogor (berangkat hari jum’at subuh setelah makan sahur) karena papah serah terima jabatan di Pemda Bogor dan mereka menginap selama 3 hari,sedangkan saya mesti kuliah semester pendek, jadi ga bisa ikut, dan di rumah ditemani supir kami mang Sardi karena disuruh papah jagain aku.
    Jadi resmi di rumah yg besar ini(karena saat nulis email ini lagi dirumah) kami berdua, saya dan mang Sardi di ruang bawah. setelah keberangkatan mereka dan makan sahur saya kembali lanjutkan tidur sementara mang Sardi beres2 ruang bawah, nah kejadian anehnya ini berawal ketika saya mau mandi di ruang bawah (karena sowernya deket ruang tamu) saat itu saya mau kuliah jam 8.00, sedangkan saat bangun jam 7.00 saya agak santai saat itu karena selain jarak kampusku deket juga ada mobil civic grand kesayanganku itu yg selalu menemani kemanapun.
    saat mau mandi saya langsung buka daster seperti biasa kalo pake daster saya selalu tidak pake BH dan CD, jadi hanya baju tidur aja, demi kesehatan, begitu menurut mamaku…asal tau aja kalo tubuhku seperti yg dikatakan temen2ku itu betul2 proporsional dg ukuran BH 34A dan pinggul yg agak bulat serta kulitku yang putih mulus tanpa cacat kalo disamain, kata teman2ku aku ini mirip2 sedikit dengan Putri Patricia artis sinetron itu(bukan geer lho) , setelah telanjang gitu saya mencoba buka kran sower tapi ga keluar air alias macet dan saya agak jengkel sambil setengah teriak panggil mang Sardi…..”mang Sardiiii….kesini cepat”,dan dg spontan dia datang tergopoh2, saya lupa saat itu udah telanjang dan pintu ga dikunci, begitu dateng dia, langsung mukanya merah padam karena melihat saya telanjang bulat di hadapannya, saya pun malu spontan tanganku menyambar kain daster di gantungan dan bilang ke dia kalo sower ga jalan, lalu dia terbata2 bilang gini “maaf neng,mamang lupa bukain jet pump di dapur, lalu saya suruh dia “cepet mang bukain udah dingin nih!!”
    lalu dia menganguk dan setengah berlari dia ke dapur, setelah menyala sowernya itu lalu aku semprotkan sower air panas ke bathtub dan aku langsung agak loncat ke bathtub tanpa ada rasa lupa mengunci pintu toilet tersebut, dan setelah aku selesai mandi aku lupa kalo aku juga ga bawa handuk lalu aku panggil mang Sardi tapi saat itu posisiku masih didalam bathtub berbusa tentu saja telanjang, tak lama dia datang dan dengan meminta ijin dia masuk ke toilet dengan hati2 sekali,
    “mang tolong bawain handuk bunga2 yg warna merah di kamar” begitu kataku saat itu, dia menganguk dan langsung ke kamarku lalu saya tersenyum sendirian melihat tingkah laku mang Sardi barusan yg hati2 sekali dan malu2 tertunduk itu, sekilas ada hasrat untuk mengerjainya waktu itu, ga berapa lama dia muncul bawa handuk lalu aku keluar dari bathtub dengan posisi membelakangi dia sehingga yg dia lihat punggung mulusku saat itu(tentu saja saat itu saya masih telanjang bulat) dengan suara agak gemetar dia bilang gini “sudah ya neng ini handuknya!” lalu saya bilang “bentar dulu mang, mendingan mamang yg menghanduki saya biar tahu sekali2 rasanya menghanduki cewe(begitu awalnya saya mengerjainya,o ya asal tau aja kalo mang Sardi itu adalah duda tanpa anak sejak 7 tahun lalu)
    semula dia keliatan kikuk dan ragu2 melakukannya (saya tahu karena liat cermin didepanku walaupun membelakangi dia) dengan wajah tertunduk dan mimik muka yg malu2 lalu dia mengusapkan handuk ke punggungku yg masih berbusa sabun, dan cukup lama dia mengusap2 punggungku…lalu saya bilang “seluruhnya donk mang, dari rambut ke kaki paling bawah” dan “iya…eee..iya neng sebentar” dia terbata2 jawabnya. Sekilas saya sempet tertawa kecil karena merasa seneng udah kerjain dia, lalu dia mengusapkan handuk dari rambut ke leher, lembut sekali.
    bahu punggung dan di posisi pinggang dan bokong (belahan anus) agak lama menghandukinya, sekilas terasa seperti diusap2 lembut dan ada rasa enak ketika dia menghanduki daerah deket anus, lalu ke paha belakang dan terakhir di kaki bawah. Saat itu terlintas saya mau menyudahinya karena mungkin waktu sudah jam 7.30 pikirku, namun entah setan apa yg merasuki aku saat itu sehingga ada pikiran nakal lagi mau mengerjainya lebih, dan secara refleks aku berbalik badan dan saat itu kontan dia terbelalak kaget dengan posisi tubuh telanjangku menghadap dia yg masih memegang handukku itu lalu dia tertunduk dan aku langsung berkata seperti ini “mamang sekarang membersihkan dan menghanduki bagian depan ya mang!!” begitu suruhku sambil agak setengah ketawa(habis ga tahan tingkah laku dia yg kikuk itu)
    lalu diapun menghanduki badan bagian depanku mulai dari rambut lalu wajah (aku tertawa kecil saat dia handuki wajahku) tapi yg aku tahu dia tetap tertunduk, dan setelah wajah ke leher lalu (aku agak deg2an saat itu)dia menghanduki bagian dada kiri kananku agak lama(sejenak dia agak terhenti saat menghanduki daerah dada) dan saat itu juga aku berhenti ketawa2 kecil dan ada rasa aneh yg belum pernah dirasakan saat mang Sardi menghanduki dadaku, soalnya selama ini kalo sama sendiri rasanya biasa2 aja, tapi pas sama orang lain yg menghandukinya jadi agak lain rasanya.
    ada perasaan enak dan nikmat sementara saya seperti dibius saja terpejam beberapa saat tanpa sadar berkata seperti ini “hmmm….hmmm…hmmm” kontan saja mang Sardi bertanya “kenapa neng?neng Dita marah ya sama mamang?”…dia mencoba untuk menegakan kepalanya yang agak melihat ke wajahku yg lebih jangkung dari dia, dan dia semakin berani malah saat itu menatap wajahku ,aku menggeleng dan berkata “ngga mang…saya ga marah cuman…” aku ga meneruskan kata2ku saat itu….lalu dia tanya lagi “cuman apa neng? bilang sama mamang?” suaranya seperti ketakutan kalo2 saya akan memarahinya..lalu saya teruskan kata2ku “cuman ada perasaan enak di elus2 gitu mang!!” jawabku polos saat itu tanpa ada rasa malu kalo ternyata saat itu adalah pertama kali terangsang secara seksual, gilanya lagi oleh pembantu sekaligus sopirku mang Sardi!!!
    Mang Sardi malah senyum setelah saya ungkapkan kepolosanku itu lalu berkata gini “nah…neng…mamang tau sebenarnya kalo neng Dita ini mau mengerjain mamang ya…dan ternyata malahan neng Dita sendiri yang mulai terangsang!!!” begitu katanya dengan logat sunda yang kental sambil tetap tangannya memutar-mutar dadaku kiri kanan dengan handuk, padahal kalo saya lihat udah kering dadaku itu, justru yg masih basah adalah bagian perut dan kemaluanku yg agak masih jarang bulu2nya hanya bulu halus seperti rambut, lalu saya memegang tangan mang Sardi dua2nya dan berkata “cukup mang, Dita kesiangan nih kuliah udah telat dari tadi”, lalu mamang menganguk dan melilitkan handuk itu ke tubuh saya seperti saat dia melilitkan handuk ke tubuh saya saat SD…..dan sebelum dia keluar saya menarik tangan kirinya sambil berkata “jangan bilang sama mamah-papah ya, diem aja nanti deh pulang kuliah dihandukin lagi sama mamang seperti tadi, mau ga?” kataku cepet2, dia cuman menganguk.
    Lalu pas di tempat kuliah saya ga bisa konsentrasi, kepengen cepet pulang selain lapar karena puasa juga kepengen cepet mandi dan dihanduki lagi sama mang Sardi.. Setelah selesai kuliah kira2 jam 12.30 aku bergegas pulang dan sampe di rumah jam 13.00 langsung menuju kamar dan ganti pake daster dengan maksud mau mandi siang sambil membawa handuk saya lihat mang Sardi terbengong-bengong dengan tingkah lakuku itu dan sambil tersenyum saya berkata seperti ini ke dia “mamang handukin lagi Dita ya mang?” dia menganguk setengah tersenyum dan bilang gini
    “neng Dita mandi aja dulu nanti kalo udah selesai panggil mamang, pasti deh mamang nyamperin ke toilet” saya menganguk dan mandi, setelah selesai mandi saya panggil dia dan langsung masuk ke toilet tanpa permisi dan sepintas dia menyambar handukku dan tanpa basa basi saya keluar dari bathtub dan dia menghampiri, kali ini saya langsung menghadapnya dengan telanjang badan tanpa membelakanginya seperti pagi hari tadi, lalu dia langsung menghanduki rambutku yg basah kuyup oleh air dan saat itu kami tidak bicara satu sama lain hanya mungkin kata hati kami masing2 bicara sementara dia handukin rambut leher dan pundak saya , malah terpejam(mungkin saya sedikit menikmatinya) dan yg paling mendebarkan saat mang Sardi menghanduki dadaku kiri kanan itu benar2 lebih mendebarkan ketimbang di pagi hari itu.
    Dan saat bermenit-menit mang Sardi mengusap dadaku kiri kanan dengan handuk tiba2 dia nyeletuk seperti ini “neng Dita, kalo diusapnya tidak pake handuk seperti ini akan lebih nikmat!!!” lalu aku jawab “maksud mamang???langsung pake tangan mamang gitu!!!” dia menganguk seolah minta restu dariku, lalu saya pun menganguk tanda setuju….dan ternyata jauh dari pikiranku lebih nikmat langsung dielus pake tangan mang Sardi ketimbang dielus memakai handuk, sesaat tangan kiri dulu lalu kemudian tangan kanannya menyusul meremas lembut sambil sesekali melintir seperti memainkan volume radio tapeku.
    Dan benar saja nikmat sekali rasanya apalagi ini baru pertama kalinya seorang laki2 menyentuh langsung dengan telapak tangan ke dadaku dan lama-lama makin mengeras saja payudaraku saat itu, tidak sadar ternyata seperti mau pipis rasanya dan geli, nikmat, asik, enak campur aduk jadi satu saat mang Sardi terus mengelus buah dadaku yg belum pernah dielus itu, ternyata kejadianya hampir 1/4 jam kala dia mengelus dadaku ini. Semakin lama semakin tak sadar sambil terpejam saya merapatkan badan ke tubuh mang Sardi dan dia mundur ke belakang, punggungnya menyentuh dinding toilet dan saya terus semakin merapatkannya sambil tetap dia mengelus2 halus buah dada ini kiri kanan, dan posisi itu yang saya ingat, menimbulkan semacam gesekan benda yang mengeras hangat di balik sarungnya(o ya, saya lupa saat itu dia memakai kaos oblong dan kain sarung karena pulang Jum’atan di masjid depan rumahku) mungkin dia ga pake celana kolor karena dari gesekan tubuhku ini terasa sekali semacam kemaluan laki2(yg selama ini saya tau dari film dan cerita2 temen2)
    saat saya terpejam begitu lama2 dia berani menjulurkan lidahnya ke leher saya waktu itu, semula saya mau menghindar tapi tak kuasa untuk menghindarinya dan mencoba untuk menikmatinya, agak geli karena berkumis tapi lucunya posisi dia mendongkak ke atas karena saya lebih jangkung dari dia dan agak berjinjit kakinya dan dia menjilati leher kebawah lalu pundak dan akhirnya di dada, ini lebih nikmat rasanya ketimbang pake tangan dan ga sadar saya mengeluarkan suara”SSSSTT…AHHH… AHHH…. HMMMMMM”mungkin begitu seingatku saat itu.dan itu adalah nikmat dari segala nikmat menurutku saat itu,
    lalu lama2 dia seperti mau berjongkok dan ternyata berjongkok lidahnya menciumi perutku, udel, lalu ke kemaluan ku yang masih jarang berbulu ini,dan ahhhhh….saya tak sadar bersuara agak keras saat dia menciumi kemaluanku ini, karena saat itu benar2 baru pertama kali diciumin seperti itu sama laki2.nikmat sekali rasanya….Lalu terdengar telepon berdering, buru2 saya melepaskan pelukan mang Sardi di pinggang dan berlari ke ruang tengah sambil telanjang bulat dan agak basah tubuhku saat itu,
    basah karena air mandi dan liur mang Sardi, ternyata papah dari Bogor telepon mengabari kalo beliau sudah sampe disana, dan setelah telepon ditutup saya membalikan badan ternyata mang Sardi sudah ada dibelakangku, dia mengikutiku sejak tadi berlari ke ruang tamu ini, dan dia bertanya dari siapa teleponnya,saya jawab dari papah di Bogor, lalu mang Sardi menyuruh saya berpakaian lagi sambil menyodorkan daster yang tadi ditanggalkan di toilet, lalu aku pakaikan dasterku saat itu dan masuk kamar.
    Sepintas saya liat jam 3.30 sore hari lalu aku tertidur di kasur sampe terbangun dengan ketukan di pintu kamar “neng bangun neng udah magrib”begitu terdengar suara mang Sardi di balik pintu kamar, lalu aku ke bawah dan makan di meja makan sementara mang Sardi di dapur, lalu aku panggil, untuk makan sama2 di meja makan, semula dia menolak tapi akhirnya mau juga.
    Setelah makan, badan merasa gerah dan aku bermaksud untuk mandi lagi tepat jam 7.00 malam hari, lalu aku lihat mang Sardi sedang nonton tivi dan aku sengaja ajakin dia untuk sama2 ke toilet, semula dia menolak dengan alasan kalo nanti ketauan sama papah, tapi aku jawab papah di Bogor ini, jadi ga usah takut, akhirnya dia mau juga aku ajak ke toilet, entah kenapa saat itu pikiranku bener2 ngeres sejak mang Sardi siang harinya menciumi sekujur tubuhku.Setelah berada di toilet langsung saja aku masuk ke bathtub sementara mang Sardi saya suruh semburin air hangat yg keluar dari sower untuk disiramin ke sekujur tubuhku (tentu saja aku dalam keadaan telanjang bulat saat itu, ga ada suara , hening, yg terdengar hanya gemericik air disiramin diatas tubuh ini, sambil aku tiduran di bathub menikmati aliran air mang Sardi sepintas terlihat hanya memandang tubuh telanjangku, tapi aku pura2 ga liat, khawatir dia kabur ke luar toilet kalo tahu saya pandangin dia.
    Dan entah kenapa setelah air itu penuh di bathtub, aku punya ide gila untuk mengajak dia mandi bareng2, tapi tentu saja dia menolak(asal tau saja kalo mang Sardi ini orangnya loyal bgt sama keluarga kami)setelah tau dia menolak secara halus akhirnya saya ga kehabisan akal, saya menyuruh dia untuk menyabuni seluruh badan ini, seperti yg dilakukan mang Sardi disaat saya kecil, dan dia setuju.
    Lalu mulailah dia menyabuni mulai dari rambut,leher,bahu,punggung dada kiri kanan,dan berhenti di pinggang, saya tanya “kenapa mamang berhenti??”lalu dia jawab “takut dosa neng,neng Dita kan anak majikan saya neng!!!, nanti saya dikejar2 perasaan itu terus” saya mengerti dari raut mukanya dan menjawab seperti ini “mamang ga usah takut, kan kita cuman berdua, lagipula kalo Dita lakukan sama orang lain ga mungkin, soalnya mamang tau sendiri sifat mamah seperti apa ke Dita!!,sejak mamang ciumin tubuh Dita tadi siang jadi suka terbayang2 sama Dita mang” begitu penjelasanku.
    polos saat itu, dan dia berkata”iya neng, mamang juga tadi siang bener2 khilaf, dan mamang pun udah lama ga seperti ini apalagi neng Dita sekarang ini tambah cantik,putih mulus jauh sekali dibandingkan dengan istri mamang dulu”katanya sedih”lalu tanpa sadar saya berusaha untuk menghiburnya dengan refleks memeluknya dan ga terasa saya malah memegang kemaluannya diluar celananya dan terasa sekali sudah mengeras,tidak terlalu besar tapi saat itu benar2 pertama kali saya memegangnya, walaupun mang Sardi itu usianya 50 tahunan tapi masih keras sekali kemaluannya itu, terasa saat dipegang.
    Dan dia malah balas memelukku saat itu dalam keadaan basah kuyup dengan siraman sower kami saling memeluk sehingga baju oblong yang dipake sama mang Sardi ikut basah juga akhirnya secara diam2 saya bukakan kaos oblongnya sementara dia diam saja, dan terlihatlah dadanya yang berbulu dan kelihatan masih tegap, lebih tegap dibandingkan dengan tubuh papah, dia diam saja saat saya mencoba mengelus dadanya itu(seperti pada film2 porno yang saya tonton sama temen2 kampus) saya sempat bergetar kala mengelus dada yg berbulu itu, lalu secara spontan dia membelai rambut saya yg basah dan tangannya itu dua2nya mengelus pipiku lembut sekali saya cuman terpejam seakan dielus sama papah yg selama ini sibuk dengan pekerjaan kantornya.
    Dan sesaat terdiam saat dia memegang bahu saya dan turun tangannya ke dada yg kiri sementara tangan kanannya mengelus paha dan kemaluan saya, saya sempat diam dan malah memaju mundurkan tubuh saat itu seakan menikmati setiap belaiannya itu, sambil tetap mata ini terpejam dan secara refleks malah saya memeluknya erat sekali.
    Dan tak lama dengan posisi memeluk sambil berdiri itu saya secara perlahan membuka gesper kulitnya seraya menurunkan celana panjang mang Sardi saat itu, dan setelah saya menurunkan celananya yg basah tersiram sower itu kemudian saya juga menurunkan celana kolor nya itu perlahan dan terlihatlah kemaluan laki2nya begitu mengkilat yang baru pertama kali saya lihat secara nyata dan asli di usia saya yang saat itu 19 tahun(sekarang udah 20 tahun), dan setelah terlihat itu dadaku tambah bergetar tak karuan ketika saya mencoba untuk memegangnya secara perlahan, dan dalam gengnggaman saya saat itu begitu hangat kemaluannya dan berdenyut seperti seekor burung, tapi menambah penasaran untuk berbuat lebih jauh tanpa memikirkan lagi yang namanya logika mana majikan mana pembantu.
    Mang Sardi saat itu juga sepintas saya lihat memejamkan mata yang pada akhirnya kami saling membelai, dimana mang Sardi membelai kemaluan saya yg semakin basah dan hangat, sementara saya pun membelai kejantanan mang Sardi yg hangat itu, lama2 saya secara naluri mengocok2nya seperti di film dan mang sardi seperti menikmati kocokan itu hampir sekira 15 menit saya mengocoknya sementara saya telah mencapai puncak kenikmatan ketika mang Sardi memasukan jarinya maju mundur ke dalam kemaluan saya. Dan seperti mau pipis tapi enak dan nikmat rasanya ketika tubuh saya bergetar dan mengeluarkan suara mungkin seperti ini ini yang saya ingat
    “AAAhhhhhh..mmmmm.m.mmmmm..mm. .ennaakk mmaamang”sambil terus tanganku mengocok2 kejantanannnya itu, dan beberapa saat setelah saya merasa di puncak kenikmatan mang Sardi mengeluarkan pipis berwarna putih kental dan hangat belepotan di tanganku waktu itu yg akhirnya saya tau dari buku kalo itu adalah cairan sperma laki-laki, setelah itu dia melepaskan tangannya dari kemaluanku dan saya pun melepaskan kocokan di burungnya dan membersihkan tanganku yg penuh sperma dengan air sower, lalu mang Sardi menyuruhku memakai handuk dan tidur. Akupun naik ke atas dan ganti daster lalu tidur.
    Selintas di jam dinding kamarku jam 9.30 malam, saya ga bisa tidur sama sekali, yg terlintas di bayanganku saat itu hanyalah kejadian demi kejadian hari itu yang betul2 pengalaman mengasikan yg dilakukan kami berdua yaitu saya dengan mang Sardi, dan setelah kejadian itu kami seringkali melakukannya disaat adeku dan ortuku tidak ada di rumah, terkadang mang Sardi saya ajak pura2 mengantarku pake mobil kesayanganku atau mobil papah dan kami melakukannya di berbagai tempat seperti dago, Lembang, Pangalengan dan tempat2 sejuk lainnya.
    tentu saja cari tempat yang aman tidak diketahui banyak orang, tapi sampai saat ini saya masih tulen perawan karena menurut mang Sardi, asal jangan dimasukin burungnya mamang, neng Dita akan tetap perawan, demikian tuturnya, lama-kelamaan saya jadi jatuh cinta sama mang Sardi yang terpaut jauh usia diatasku, karena mungkin saya mencari figur papah yg selama ini kerap sibuk dinas di pekerjaannya. terserah pembaca mau percaya atau tidak tapi yg saya ceritakan ini benar adanya , sudah dulu ya… ya Dita mau bobo nihh udah jam 01.30..
    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Memperkosa Adikku Yang Nakal

    Cerita Sex Memperkosa Adikku Yang Nakal


    766 views

    Perawanku – Cerita Sex Memperkosa Adikku Yang Nakal, Fina di sekolahny termasuk gadis, cewek yang sangat populer karena kecantikan dan kemolekan tubuhnya. Aq sebagai seorang kakaknya selalu membayangkan jika adikku yang manis dan cantik itu aku setubuhi sendiri. Pasti kontolku bakalan nut-nutan.

    Singkat kata, adikku fina memang seorang gadis yang sangat cantik dan merupakan kebanggaan orang tuaku. Selain itu dia juga sangat pandai membawa diri di hadapan orang lain sehingga semua orang menyukainya. Namun di balik semua itu, sang “putri” ini sebetulnya tidaklah perfect. Kepribadiannya yang manis ternyata hanya topeng belaka. Di dunia ini, hanya aku, kakak laki-lakinya, yang tahu akan kepribadiannya yang sesungguhnya. Kedua orang tuaku yang sering keluar kota untuk berbisnis selalu menitipkan rumah dan adikku kepadaku. Tapi mereka tidak tahu kalau aku kesulitan untuk mengendalikan adikku yang bandelnya bukan main. Di hadapanku, dia selalu bersikap membangkang dan seenaknya. Bila aku berkata A, maka dia akan melakukan hal yang sebaliknya. Pokoknya aku sungguh kewalahan untuk menanganinya.

    Suatu hari, semuanya berubah drastic. Hari itu adalah hari Sabtu yang tak akan terlupakan dalam hidupku. Pada akhir minggu itu, seperti biasanya kedua orang tuaku sedang berada di luar kota untuk urusan bisnis. Mereka akan kembali minggu depannya. Kebetulan, aku dan adikku juga sedang liburan panjang. Sebetulnya kami ingin ikut dengan orang tua kami keluar kota, tapi orang tuaku melarang kami ikut dengan alasan tak ingin kami mengganggu urusan bisnis mereka. Biarpun adikku kelihatan menurut, tapi aku tahu kalau dia sangat kesal di hatinya. Setelah mereka pergi, aku mencoba untuk menghiburnya dengan mengajaknya nonton DVD baru yang kubeli yaitu Harry Potter and the Order of Pheonix. Tapi kebaikanku dibalas dengan air tuba. Bukan saja dia tidak menerima kebaikanku, bahkan dia membanting pintu kamarnya di depan hidungku.

    Inilah penghinaan terakhir yang bisa kuterima. Akupun menonton DVD sendirian di ruang tamu. Tapi pikiranku tidaklah focus ke film, melainkan bagaimana caranya membalas perbuatan adikku. Di rumah memang cuma ada kami berdua. Orang tua kami berpendapat bahwa kami tidak memerlukan pembantu dengan alasan untuk melatih tanggung jawab di keluarga kami. Selintas pikiran ngawur pun melintas di benakku. Aku bermaksud untuk menyelinap ke kamar adikku nanti malam dan memfoto tubuh telanjangnya waktu tidur dan menggunakannya untuk memaksa adikku agar menjadi adik yang penurut.
    Malam itu, jam menunjukan pukul sebelas malam. Aku pun mengedap di depan pintu kamar adikku. Daun telingaku menempel di pintu untuk memastikan apa adikku sudah tertidur. Ternyata tidak ada suara TV ataupun radio di kamarnya. Memang biasanya adikku ini kalau hatinya sedang mengkal, akan segera pergi tidur lebih awal. Akupun menggunakan keahlianku sebagai mahasiswa jurusan teknik untuk membuka kunci pintu kamar adikku. Kebetulan aku memang mempunyai kit untuk itu yang kubeli waktu sedang tour ke luar negeri. Di tanganku aku mempunyai sebuah kamera digital.
    Di kamar adikku, lampu masih terang karena dia memang tidak berani tidur dalam kegelapan. Akupun berjalan perlahan menuju tempat tidurnya. Ternyata malam itu dia tidur pulas terlentang dengan mengenakan daster putih. Tanganku bergerak perlahan dan gemetar menyingkap dasternya ke atas. Dia diam saja tidak bergerak dan napasnya masih halus dan teratur. Ternyata dia memakai celana dalam warna putih dan bergambar bunga mawar. Pahanya begitu mulus dan aku pun bisa melihat ada bulu-bulu halus menyembul keluar di sekitar daerah vaginanya yang tertutup celana dalamnya.
    Kemudian aku menggunakan gunting dan menggunting dasternya sehingga akhirnya bagian payudaranya terlihat. Di luar dugaanku, ternyata dia tidak mengenakan kutang. Payudaranya tidak begitu besar, mungkin ukuran A, tapi lekukannya sungguh indah dan menantang. Jakunku bergerak naik turun dan akupun menelan ludah melihat pemandangan paling indah dalam hidupku. Kemudian dengan gemetar dan hati-hati, aku pun membuka celana dalamnya. Adikku masih tertidur pulas.
    Pemandangan indah segera terpampang di hadapanku. Sebuah hutan kecil yang tidak begitu lebat terhampar di depan mataku. Sangking terpesonanya, aku hanya bisa berdiri untuk sekian lamanya memandang dengan kamera di tanganku. Aku lupa akan maksud kedatanganku kemari. Sebuah pikiran setanpun melintas, kenapa aku harus puas hanya dengan memotret tubuh adikku. Apakah aku harus mensia-siakan kesempatan satu kali ini dalam hidupku? Apalagi aku masih perjaka ting-ting. Tapi kesadaran lain juga muncul di benakku, dia adalah adik kandungku., For God Sake. Kedua kekuatan kebajikan dan kejahatan berkecamuk di pikiranku.
    Akhirnya, karena pikiranku tidak bisa memutuskan, maka aku membiarkan “adik laki-lakiku” di selangkangku memutuskan. Ternyata beliau sudah tegang siap perang. Manusia boleh berencana, tapi iblislah yang menentukan. Kemudian aku meletakan kamera di meja. Aku pun menggunakan kain daster yang sudah koyak untuk mengikat tangan adikku ke tempat tidur. Sengaja aku membiarkan kakinya bebas agar tidak menghalangi permainan setan yang akan segera kulakukan. Adikku masih juga tidak sadar kalau bahaya besar sudah mengancamnya. Aku pun segera membuka bajuku dan celanaku hingga telanjang bulat.
    Kemudian aku menundukan mukaku ke daerah selangkangan adikku. Ternyata daerah itu sangat harum, kelihatan kalau adikku ini sangat menjaga kebersihan tubuhnya. Kemudian aku pun mulai menjilati daerah lipatan dan klitoris adikku. Adikku masih tertidur pulas, tapi setelah beberapa lama, napasnya sudah mulai memburu. Semakin lama, vagina adikku semakin basah dan merekah. Aku sudah tak tahan lagi dan mengarahkan moncong meriamku ke lubang kenikmatan terlarang itu. Kedua tanganku memegang pergelangan kaki adikku dan membukanya lebar-lebar.

    Ujung kepala penisku sudah menempel di bibir vagina adikku. Sejenak, aku ragu-ragu untuk melakukannya. Tapi aku segera menggelengkan kepalaku dan membuang jauh keraguanku. Dengan sebuah sentakan aku mendorong pantatku maju ke depan dan penisku menembus masuk vagina yang masih sangat rapat namun basah itu. Sebuah teriakan nyaring bergema di kamar,” Aaaggh, aduh….uuuhh, KAK ADI, APA YANG KAULAKUKAN??” Adikku terbangun dan menjerit melihatku berada di atas tubuhnya dan menindihnya. Muka adikku pucat pasi ketakutan dan menahan rasa sakit yang luar biasa. Matanya mulai berkaca-kaca. Sedangkan pinggulnya bergerak-gerak menahan rasa sakit. Tangannya berguncang mencoba melepaskan diri. Begitu juga kakinya mencoba melepaskan diri dari pegangannku. Namun semua upaya itu tidak berhasil. Aku tidak berani berlama-lama menatap matanya, khawatir kalau aku akan berubah pikiran. Aku mengalihkan pandangan mataku ke arah selangkangan. Ternyata vagina adikku mengeluarkan darah, darah keperawanan.

    Aku tidak menghiraukan semua itu karena sebuah kenikmatan yang belum pernah kurasakan dalam hidupku menyerangku. Penisku yang bercokol di dalam vagina adikku merasakan rasa panas dan kontraksi otot vagina adikku. Rasanya seperti disedot oleh sebuah vakum cleaner. Aku pun segera menggerakan pinggulku dan memompa tubuh adikku. Adikku menangis dan menjerit:” Aduhh..aahh..uuhh..am..pun..ka k…lep..as..kan..pana ss…sakitt!!” “Kak..Adii..mengo..uuhh..yak.. aduh…tubuhku!!! ” Aku tidak tahan dengan rengekan adikku, karena itu aku segera menggunakan celana dalam adikku untuk menyumpal mulutnya sehingga yang terdengar hanya suara Ughh..Ahhh.

    Setelah sekitar lima belas menit, adikku tidak meronta lagi hanya menangis dan mengeluh kesakitan. Darah masih berkucuran di sekitar vaginanya tapi tidak sederas tadi lagi. Aku sendiri memeramkan mata merasakan kenikmatan yang luar biasa. Aku semakin cepat menggerakan pinggulku karena aku merasa akan segera mencapai klimaksnya. Sesekali tanganku menampar pantat adikku agar dia menggoyangkan pinggulnya sambil berkata:’ Who is your Daddy?” Sebuah dilema muncul di pikiranku. Haruskah aku menembak di dalam rahim adikku atau di luar? Aku tahu kalau aku ingin melakukannya di dalam, tapi bagaimana bila adikku hamil? Ahh… biarlah itu urusan nanti, apalagi aku tahu di mana ibuku menyimpan pil KBnya. Tiga menit kemudian..crott..crottt..akupu n menembakan cairan hangat di dalam rahim adikku. Keringat membasahi kedua tubuh kami dan darah keperawanan adikku membasahi selangkangan kami dan sprei tempat tidur.

    Aku membiarkan penisku di dalam vagina adikku selama beberapa menit. Kemudian setelah puas, aku mencabut keluar penisku dan tidur terlentang di samping adikku. Aku kemudian membebaskan tangan adikku dan membuka sumpalan mulutnya. Kedua tanganku bersiap untuk menerima amukan kemarahannya. Namun di luar dugaanku, dia tidak menyerangku. Adikku hanya diam membisu seribu bahasa dan masih menangis. Posisinya masih tidur dan hanya punggungnya yang mengadapku. Aku melihat tangannya menutup dadanya dan tangan lainnya menutup vaginanya. Dia masih menangis tersedu-sedu.

    Setelah semua kepuasanku tersalurkan, baru sekarang aku bingung apa yang harus kulakukan selanjutnya. Semua kejadian ini di luar rencanaku. Aku sekarang sangat ketakutan membayangkan bagaimana kalau orang tuaku tahu. Hidupku bisa berakhir di penjara. Kemudian pandangan mataku berhenti di kamera. Sebuah ide jenius muncul di pikiranku. Aku mengambil kameranya dan segera memfoto tubuh telanjang adikku. Adikku melihat perbuatanku dan bertanya: ”Kak Adi, Apa yang kau lakukan? Hentikan, masih belum cukupkah perbuatan setanmu malam ini? Hentikan…” Tangannya bergerak berusaha merebut kameraku. Namun aku sudah memperkirakan ini dan lebih sigap. Karena tenagaku lebih besar, aku berhasi menjauhkan kameranya dari jangkauannya. Aku mencabut keluar memori card dari kameranya dan berkata: “Kalau kamu tidak mau foto ini tersebar di website sekolahmu, kejadian malam ini harus dirahasiakan dari semua orang. Kamu juga harus menuruti perintah kakakmu ini mulai sekarang.”
    Wajah adikku pucat pasi, dan air mata masih berlinang di pipinya. Kemudian dengan lemah dia mengganggukkan kepalanya. Sebuah perasaan ibaratnya telah memenangi piala dunia, bersemayam di dadaku. Aku tahu, kalau mulai malam itu aku telah menaklukan adikku yang bandel ini. Kemudian aku memerintahkan dia untuk membereskan ruangan kamarnya dan menyingkirkan sprei bernoda darah dan potongan dasternya yang koyak. Selain itu aku segera menyuruhnya meminum pil KB yang kudapat dari lemari obat ibuku. Terakhir aku menyuruhnya mandi membersihkan badan, tentu saja bersamaku. Aku menyuruhnya untuk menggunakan jari-jari lentiknya untuk membersihkan penisku dengan lembut.

    Malam itu, aku telah memenangkan pertempuran. Selama seminggu kepergian orang tuaku, aku selalu meniduri adikku di setiap kesempatan yang ada. Pada hari keempat, adikku sudah terbiasa dan tidak lagi menolakku biarpun dia masih kelihatan sedih dan tertekan setiap kali kita bercinta. Aku juga memerintahkannya untuk membersihkan rumah dan memasakan makanan kesukaanku. Aku juga memberi tugas baru untuk mulut mungil adikku dengan bibirnya yang merah merekah. Setiap malam selama seminggu ketika aku menonton TV, aku menyuruh adikku untuk memberi oral seks. Dan aku selalu menyemprotkan spermaku ke dalam mulutnya dan menyuruhnya untuk menelannya.

    Ketika orang tuaku kembali minggu depannya, aku memerintahkan adikku untuk bersikap sewajarnya menyambut mereka. Ketika ibuku memeluk adikku, aku melihat wajah adikku yang seperti ingin melaporkan peristiwa yang terjadi selama seminggu ini. Aku pun bertindak cepat dan berkata pada ibuku: “Ibu, gimana perjalanan ibu? Tunjukan dong FOTOnya kepada kami berdua.” Ibuku tersenyum mendengar ini dan tidak mencurigai apa pun. Tapi adikku menjadi sedikit pucat dan tahu makna dari perkataanku. Dia pun tidak jadi berkata apa-apa.

    Sejak itu, setiap kali ada kesempatan, aku selalu meniduri adikku. Tentu saja kami mempraktekan safe sex dengan kondom dan pil. Setelah dia lulus SMA, kami masih melakukannya, bahkan sekarang dia sudah menikmati permainan kami. Terkadang, dia sendiri yang datang memintanya. Ketika dia lulus SMA, aku yang sekarang sudah bekerja di sebuah bank bonafid dipindahkan ke Jakarta. Aku meminta orang tuaku untuk mengijinkan adikku kuliah di Jakarta. Tentu saja aku beralasan bahwa aku akan menjaganya agar adikku tidak terseret dalam pergaulan bebas. Orang tuaku setuju dan adikku juga pasrah. Sekarang kami berdua tinggal di Jakarta dan menikmati kebebasan kami. Hal yang berbeda hanyalah aku bisa melihat bahwa adikku telah berubah menjadi gadis yang lebih binal.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Saat Diriku Memuaskan Hasrat Dahsyat

    Cerita Sex Saat Diriku Memuaskan Hasrat Dahsyat


    765 views

    Perawanku – Cerita Sex Saat Diriku Memuaskan Hasrat Dahsyat. Aku harap semuanya akan lebih baik setelah aku memutuskan hubunganku dengan Reni tunanganku, namun ternyata tidak aku masih mencintainya. Hingga tidak mudah bagiku untuk melupakan sosoknya, terkadang aku berpikir kenapa aku harus menuruti kemarahanku jika akhirnya aku akan seperti ini, seperti orang yang kehilangan pegangan hidup aku sering keluar masuk tempat hiburan.

    Karena aku kira dengan begitu aku dapat melupakan sosok Reni, yang telah aku putusan karena melihatnya sedang mengobrol dengan seorang cowok di cafe tempat kami biasa makan ataupun sekedar hunting disana. Tapi hari itu kami sedang tidak ada janji dan akupun pergi kesana dengan temanku saat melihatnya akupun tersulut emosi apalagi di depan temanku yang tahu kalau Reni tunanganku tapi dengan cowok lain.

    Akhirnya aku bersikap kasar padanya, aku tidak memberikan dia kesempatan untuk menjelaskan. Aku permalukan Reni di depan banyak orang aku lupa kalau wanita ini telah memberikan semuanya padaku, bahkan kami sudah pernah melakukan adegan seperti dalam cerita sex. Masih aku ingat saat pertama kali kami melakukan Reni menangis karena telah memberikan kehormatanya padaku.

    Rasa cemburuku terlalu besar di saat itu juga aku memutuskannya di depan banyak orang. Aku tidak mengejarnya waktu dia menangis, aku sudah termakan egoku untuk mengalah. Hingga sekarang penyesalan yang terjadi, untuk meminta maafpun sudah tidak bisa karena Reni sudah tidak lagi tinggal di rumah orang tuanya dia memilih untuk meninggalkan kota ini.

    Bahkan ketika berulang kali aku menanyakan keberadaan Reni seluruh keluarganya sepakat untuk tutup mulut. Akupun sadar kalau aku sudah begitu kasar memperlakukannya di depan umum kala itu. Kini usiaku sudah memasuki 28 tahun sebenarnya aku sudah memutuskan untuk menikah tahun ini dengannya tapi semua musnah, masih aku ingat ketika dia memanggilku dengan lembut “Mas Bagas”.

    Hari ini tepat 8 bulan kami berpisah banyak yang bilang kalau penampilanku kini berantakan dengan kumis dan jenggot yang aku biarkan tumbuh “Mas ada temen kamu di depan..” Suara adikku di pintu kamarku “Siapa dik…” Tapi dia sudah keburu pergi begitulah adikku sendiri tidak mau lagi dekat-dekat denganku, dulu dia begitu dekat degan Reni bahkan mereka terlihat seperti saudara sendiri.

    Ternyata ada Dani temanku “Hei sob..kelihatanya kamu masih sama.. ayolah Bagas kamu harus move on” Dia mencoba memberikan penjelasan padaku tapi aku tidak mendengarkannya meskipun sudah panjang lebar dia berbicara padaku, sampai akhirnya Dani memberikan aku undangan pernikahannya semakin trenyuh hatiku melihat undangannya apalagi Dani menikah dengan temanku juga Bella.

    “Gua harap lu datang sob..banyak temen-temen yang gua undang” Tapi tetap saja aku merasa ada yang sakit dalam hati, hingga akhirnya Dani pamit pulang. Pernikahannya seminggu lagi ketika aku baca dalam undangan tersebut, akupun kembali ke club malam untuk melupakan kenangan itu namun sampai detik ini aku belum pernah melakukan hubungan intim layaknya dalam cerita sex meskipun banyak gadis penghibur yang siap aku bawa di club ini.

    Aku begitu mencintai Reni dan aku benar-benar menyesal, hingga akhirnya pernikahan Danipun tiba. Aku datang dengan salah satu temanku yang juga teman Dani, Farhan namanya begitu kami sampai akupun masuk ke dalam tanpa memperhatikan yang lain. Aku tahu kalau aku menjadi pusat perhatian, dulu aku begitu gagah dan termasuk cowok cakep di antara yang lain tapi kini tubuhku kelihatan lebih kurus.

    Belum lagi pesta usai saat aku hendak mengambil minum, karena pesta yang di gelar pernikahan Dani adalah garden party jadi setiap tamu yang merasa kurang sesuatu dapat mengambil sendiri. Saat itulah aku melihat sosok yang selama ini aku rindukan “Reni….” Kataku tapi diapun pergi dan aku tidak lagi membuang kesempatan aku kejar Reni hingga di tempat parkir dia masuk dalam mobilnya.

    Akupun tidak menyiakan kesempatan akupun ikut masuk dalam mobilnya “Sudaah Bagas kamu keluar sana..” Teriak Reni padaku tapi aku dengan cepat langsung memeluknya “Maaf Ren.. maaaf… aaaaku… maaf..” Tidak dapat lagi aku berkata akhirnya aku hanya memeluknya dengan erat, cukup lama aku membuatnya untuk tidak marah lagi padaku sampai akhirnya diapun

    Apalagi kami menjadi pusat perhatian saja, selama dalam perjalanan Reni terdiam aku yang awalnya tidak berhenti mengatakan kata maaf akhirnya ikut terdiam juga. Sampai kamipun berada di kawasan pantai “Ayo cepat jelaskan mas.. mas Bagas mau ngomong apa .. Reni mau pulang..” Katanya memecahkan kesunyian di antara kami. Tanpa pikir panjang akupun memeluknya lalu aku kecup bibirnya.

    Aku tahu kalau diapun masih mencintaiku dengan penuh gairah Reni melumat bibirku juga “Aaaaagggghh… eeeeuuummmccchhhh… aaaaggggghhhh.. eeeeuuuuummmmcccchhhh… aaaagggghhh…” Dia pejamkan matanya sambil menjambak rambutku hingga kusut, akupun melumat habis bibirnya aku luapkan semua kerinduanku padanya. Aku peluk tubuh Reni tanpa melepas bibirku.

    Bahkan tanganku lebih berani menggerayangi tubuhnya, mungkin karena kami sudah pernah melakukan adegan seperti dalam cerita sex “OOOoouuuggghhhh… aaaaggggghh…. sayaaaaang… aaaaaggggghhh…. aaaaggggghhh….. aaaaagggggggghhhh….” Reni sepertinya sudah mengharap lebih, dia pasrah ketika tanganku masuk dalam bajunya dan meremas bagian buah dadanya.

    Diapun menggelinjang “Ooouugggggghhhh… mas… Bagaaaas…. aaaagggghhh… aaaaggghhh… aaaagggghh… akuu kangeeeen maaassss… aaaaaggghhhh…” Rupanya Reni juga tidak dapat memendam gairahnya diapun naik ke atas tubuhku dan dengan posisi seperti menduduki aku, dengan sigap juga aku acungkan kontolku hingga diapun dengan mudahnya memasukkan kontolku dalam memeknya.

    “OOoouuuggghh… aaaagggghhh… aaaaagggghhh… aaaaggghh…. maaas… aaaggghhh…” Reni bergerak turun naik meskipun tidak leluasa tapi cukup bagi kami menikmatinya, akupun memegang kedua pinggul Reni dengan membantunya brgerak diatas tubuhku, yang sedikit duduk sambil agak rebahan di atas jok mobil. Reni terus bergerak membuat akupun menikmati setiap gerakannya.

    Kontolkupun tidak dapat mengontrolnya mungkin karena sudah lama tidak melakukan hubungan intim ini “OOOOuugggghh… Reeeen… aaaaakkkhhhhh…. aaaaaaku… aaaaaagggghh…. aaaggggghhhh…” Saat itu juga sperma mengalir dari dalam kontolku, sedangkan Reni masih berusaha mencapai klimaks tapi aku sudah mencapainya lebih dulu, mau sudah pasti.

    Tapi aku tahu dia tidak mau menunjukan kekecewaanya padaku,dia berhenti bergerak tapi dengan lembut dia menatapku dan mengelus wajahku “Reni kangen mas Bagas…” Aku tidak menjawabnya tapi aku tatap dia dengan tajam, bahkan saking tidak percayanya kalau saat itu adalah Reni kembali aku memeluknya dengan erat. Hingga Reni teriak kalau dia tidak dapat bernafas, kamipun tertawa.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Maafkan Abang Adiku Sayang Sudah Menidurimu

    Cerita Sex Maafkan Abang Adiku Sayang Sudah Menidurimu


    764 views

    Perawanku – Cerita Sex Maafkan Abang Adiku Sayang Sudah Menidurimu, ini melibatkan aku serta adik kandung aku. Nama aku Andy, sekarang ini aku pria berusia 26 th.. Sedang adik aku bernama Rindy, berusia 23 th.. Narasi ini bermula saat aku berusia 10 th., di mana aku mulai suka pada beberapa narasi yang terkait dengan sex.

    Pada usia itu aku juga telah punya kebiasaan lakukan masturbasi. Disuatu saat, aku lihat berita di satu surat berita mengenai jalinan sex pada kakak-beradik. aku sudah seringkali membaca mengenai beragam narasi sex, namun baru kesempatan ini pada saudara sendiri. Ini adalah narasi yang begitu menarik. Tiap-tiap mengingat narasi itu, aku jadi makin tertarik. Karna narasi itu, kelihatannya bisa diwujudkan.

    Ketika itu, aku tempati ruang tidur yang sama juga dengan adikku, Rindy. Cuma saja tempati ranjang yang berlainan, tetapi jaraknya cuma sekitaran 2 mtr.. Satu malam sekitaran jam 00. 30, aku terbangun sesaat nampaknya kebanyakan orang dirumah ini telah tertidur.

    Aku saksikan Rindy juga tertidur nyenyak. Selimutnya terungkap beberapa di bagian paha. Sesaat ke-2 kakinya membentang, hingga celana dalamnya tampak. Hal semacam ini buat aku jadi bernafsu, terlebih bila mengingat narasi mengenai jalinan sex kakak-beradik.

    Perlahan-lahan aku turun dari tempat tidur, serta mendekati ranjang Rindy. Aku menginginkan meyakinkan kalau ia tertidur nyenyak, dengan menggelitik telapak kakinya. Serta nyatanya ia tertidur nyenyak. Tidak tahan sekali lagi, aku sentuhkan jari-jari aku ke cd Rindy yang menutupi vaginanya. Makin lama sentuhan yang aku beri makin keras menghimpit, serta rindy tetaplah tertidur.

    Terasa kurang senang, aku coba menyentuh segera vagina Rindy dengan memasukkan tangan aku kedalam cd-nya melalaui sisi perut. Tangan aku bergetar cukup keras. Aku tidak peduli, serta pada akhirnya aku bisa meraih vagina Rindy dengan segera.

    Aku remas-remas. Serta jari-jari aku rasakan celah. Sesudah sebagian waktu, terasa kurang senang, aku mengeluarkan tangan aku serta punya maksud buka cd yang dipakai Rindy. Dengan ke-2 tangan, perlahan-lahan aku turunkan cd-nya. Saat beberapa vagina mulai tampak, usaha untuk turunkan lebih jauh sedikit susah. Dengan usaha lebih telaten pada akhirnya, aku sukses turunkan cd Rindy hingga semua sisi vagina tampak.

    Tidak tahan sekali lagi, aku ciumi vagina Rindy. Lalu aku coba mencari lubang yang seringkali aku dengar, tempat lakukan jalinan sex.

    Aku fikir berada di sisi depan, nyatanya fikiran aku sampai kini salah. nyatanya tempat yang sesungguhnya berada di sisi bawah. Kembali aku ciumi serta jilati vagina rindy hingga di bagian lubang. Saya telah betul-betul tidak tahan sekali lagi. Saya bebaskan celana aku, serta perlahan-lahan naik ke ranjang Rindy.

    Sesaat tangan kanan menahan badan, tangan kiri mengarahkan penis ke lubang vagina. Nampaknya mustahil. Saya coba memasukkan dari depan, walau sebenarnya lubang berada di bawah.

    Sesaat aku berupaya, mendadak badan Rindy bergerak. Karna takut ketahuan, saya cepat-cepat bangun dan merapihkan kembali cd Rindy. Kenakan celana saya serta kembali pada ranjang. Serta kembali tidur.

    Pengalaman saat malam itu, terkenang senantiasa. Bahkan juga ketika belajar di sekolah. Buat saya senantiasa menanti datangnya malam, waktu di mana kebanyakan orang tertidur. Sepanjang sebagian malam saya lakukan usaha sama, tapi senantiasa tidak berhasil saat takut Rindy terbangun.

    Hingga satu malam saat saya betul-betul begitu bernafsu. Saya telah melepas cd Rindy serta saya telah tidak kenakan celana serta pakaian. Betul-betul bugil. Saya telah bulatkan kemauan untuk mengerjakannya malam hari ini. Perlahan-lahan saya menaiki ranjang Rindy. Ke-2 kaki Rindy, saya rentangkan lebar-lebar.

    Saya ciumi vagina Rindy sepuas hati. Saat jemu, saya mulai tujukan penis saya ke vagina Rindy. Nyatanya tidak semudah yang dipikirkan. Susah sekali mengarahkan penis ke vagina. Saat penis saya mulai masuk vagina, saya makin terangsang. Apa pun yang berlangsung saya mesti sukses malam hari ini. Saya dorong penis saya makin masuk vagina Rindy. Disuatu waktu merasa sedikit susah, tetapi saya selalu memaksa. Hingga semua penis saya masuk kedalam vagina Rindy.

    Semuanya usaha saya itu, buat Rindy terbangun. Mungkin saja saya fikir buat rasa sakit pada Rindy. Ia bingung dengan apa yang berlangsung. Ia merintih serta mulai protes apa yang saya kerjakan. Tetapi saya berkata pada Rindy, ‘Sst…, janganlah berisik serta dimarahin mami. Jika malam-malam berisik kelak dijewer lho’. Mendengar komentar saya itu, nyatanya Rindy segera diam – cuma terkadang merintih menahan sakit.

    Saya selalu menggoyang pinggan saya, mendorong penis masuk serta keluar dari vagina Rindy. Karna baru pertama kalinya, permainan saya cuma berjalan tidaklah sampai 2 menit. Saya istirahat sebentar. Serta Rindy juga karna capek, juga kembali tertidur.

    Sesudah sebagian waktu, penis saya mulai bangkit sekali lagi. Kembali saya peluk Rindy, serta saya tujukan penis saya ke vagina Rindy. Kembali vagina Rindy digesek oleh penis saya. Untuk permainan ke-2, saya dapat bertahan hingga 3 menit – hingga pada akhirnya saya kelelahan sekali lagi. Malam itu saya lakukan hingga 3 kali. Kemudian saya rapihkan baju rindy dan baju saya. Serta kembali tidur di ranjang semasing.

    Mulai sejak malam itu, nyaris tiap-tiap malam saya lakukan jalinan sex dengan Rindy. Awal mulanya Rindy cuma terima apa yang saya kerjakan, namun sesudah satu tahun nampaknya Rindy mulai menyenanginya.

    Karna saat saya tertidur, Rindy datang ke ranjang saya serta memegang penis saya. Sepanjang 4 th., saya menyetubuhi Rindy dengan leluasa. Tapi saat ia memijak 11 th., saya tidak dapat leluasa seperti dahulu, karna salah-salah mungkin bisa menyebabkan Rindy hamil.

    Saat saya berusia 12 th. (Rindy 9 th.), kami seringkali mencari peluang terkecuali saat malam hari. Saat hari libur, di mana papi ke kantor serta mami ke pasar. Tapi yang paling kami gemari saat hari libur, papi serta mami pergi berkunjung ke saudara atau ada undangan. Karna dapat sepanjang hari kami memuaskan diri lakukan jalinan sex. Bahkan juga sepanjang hari itu, kami keduanya sama tidak kenakan pakaian.

    Saat leluasa, kami lakukan sex di kamar kami (tapi mulai sejak saya usia 12 th., kamar kami terpisah), kamar mami-papi, di ruangan tamu, ruangan keluarga atau bahkan juga di kebun belakang yang tertutup.

    Mungkin saja yang paling menggairahkan yaitu saat kami bercinta di kebun belakang. Diatas rumput jepang yang hijau rapi. Dengan langit atap, ditiup angin alami. Bahkan juga kami sempat mengerjakannya di waktu hujan deras.

    Hingga sekarang ini kami tetaplah mengerjakannya dengan kontinyu. Walaupun kami semasing memiliki pacar, namun jalinan kami tetaplah berjalan. Bila dirumah tak ada peluang kami umumnya mengerjakannya di satu hotel. Rupanya jalinan pada saya serta Rindy, ada orang yang lain yang ketahui, yakni Melly, salah seseorang adik saya. Ketika itu saya berusia 24 th., Rindy 21 th. serta Melly 19 th..

    Peristiwanya saat waktu ke-2 orangtua kami berkunjung ke saudara diluar kota sepanjang 3 hari. Dirumah saya serta ke-2 adik saya. Seperti umum tiap-tiap ada peluang saya serta Rindy memiliki hasrat untuk bercinta.

    Waktu itu Melly hari Sabtu jam 8. 30 serta Melly masih tetap tertidur. Saya serta Rindy sama-sama berpelukan di ruangan keluarga. Saya ciumi payudaranya, perut serta lehernya dengan begantian. Disamping itu tangan saya lakukan gerilya dibalik cd yang dipakai Rindy, menelusuri gunung serta lembah dibalik cd.

    Sesudah sebagian lama lakukan pemanasan, saya mulai melepas daster serta cd yang dipakai Rindy. Ia terlentang dalam tempat tanpa ada baju. Sesaat saya buka semua baju saya, Rindy melebarkan kakinya lebar-lebar serta menggosoki vaginanya dengan tangannya. Saya selekasnya peluk rindy dengan penuh nafsu, kami sama-sama berpeluk erat serta meraba. Penis, saya gesek-gesekan di bagian luar vagina Rindy. Dada saya menghimpit keras pada payudara. Bibir kami sama-sama memagut, serta lidah kami sama-sama rasakan.

    Saat cukup capek kami bergulat, saya mulai tujukan penis saya yang memiliki ukuran 15 cm serta diameter 1, 25 inch. Perlahan-lahan masuk liang vagina Rindy. Mendadak saja kaki Rindy melingkar serta menghimpit di pinggang saya. Diawali dengan perlahan-lahan, saya menggerakan penis masuk serta keluar. Bunyi becek yang kami hasilkan buat saya jadi lebih bernafsu.

    Saya lebih percepat sekali lagi pergerakan masuk serta keluar. Hal semacam ini buat Rindy lebih bernafsu juga, hingga ia mendesah dengan nada yg tidak dapat disebut kecil. Kami sama-sama berpelukan, ke-2 tangan kami semasing sama-sama melingkar, menghimpit punggung. Kaki Rindy melingkar di pinggang saya.

    Sesaat saya ambil tempat bertumpu pada lutut yang menekuk. Tiap-tiap hentakan pinggul saya mendorong, terkecuali hasilkan bunyi becek juga menghasilnya bunyi hentakan karna paha saya serta pantat Rindy beradu.

    Tetapi saya berupaya menahan nafsu, karna saya tidak mau orgasme lebih dahulu sebelumnya rindy. Saya cobalah konsentrasi. Sesaat bunyi desahan serta erangan rindy telah mulai berbagai serta makin keras.

    Saat saya mesti berkonsentrasi serta Rindy telah nyaris menjangkau orgasme, saya mengerti nyatanya dua mtr. dari tempat saya serta Rindy sudah berdiri Melly. Pasti ia paham apa yang tengah kami kerjakan.

    Sudah pasti, saya kaget serta buat konsentrasi saya pecah. Penis saya melemah, serta buat pergerakan masuk serta keluar terganggu. Hal semacam ini buat sinyal bertanya untuk Rindy yang telah nyaris menjangkau orgasme.

    Rindy memerhatikan pandangan saya, serta ia baru mengerti kalau ada yang memerhatikan kegiatan kami. Tetapi karna Rindy tengah pada puncak nafsunya, ia cuma berkata, ‘Biarin saja, mari dong terusin. Ngga tahan nih’, sembari berupaya membangunkan kembali penis saya.

    Mendengar perkataan Rindy, buat saya kembali konsentrasi serta membangunkan kembali penis. Kegiatan kembali normal, saya selalu menggoyang Rindy. Saat Rindy betul-betul hapir orgasme, mendadak saja ia mendorong badan saya hingga saya terduduk. Sesaat penis saya tetaplah didalam vagina Rindy, ia juga ambil tempat duduk serta tetaplah memeluk saya.

    Seperti kegilaan, Rindy mengangkat serta menjatuhkan badannya diatas penis saya. Sesudah sebagian detik, saya rasakan suatu hal yang panas mengalir menyelimuti penis saya. Rupanya Rindy telah orgasme. Saya baringkan kembali badan Rindy, serta saya guncang badannya lebih keras.

    Badannya bergetar hebat karna hentakan yang saya beri. Sesudah satu menit, saya mulai terasa juga akan keluar. Saya benamkan penis saya dalam-dalam ke vagina Rindy. ‘Mmmm …’, nada Rindy berbarengan dengan waktu sperma saya membanjiri vaginanya. Saya tidak cemas, karna Rindy telah minum pil. Kami berpelukan sebagian waktu.

    Saat permainan usai, nyatanya Melly tetap masih ditempat ketika saya lihat dia. Ia masih tetap memandangi kami. Saat Rindy lihat serta menyapanya, mendadak saja Melly lari ke kamarnya.

    Saya serta Rindy membawa baju kami semasing serta menuju kamar mandi untuk bersih-bersih. Di kamar mandi juga, kami masih tetap pernah sama-sama berikan sentuhan. Usai mandi, Rindy masuk ke kamarnya serta saya masuk ke kamar saya.

    Baru sebagian waktu tiduran di kamar, saya terasa ada seorang yang membangunkan saya. Saat saya saksikan nyatanya Melly. Ia ajukan pertanyaan, ‘Kak Andy, mengapa sich koq dengan Kak Rindy?. Saya sesungguhnya tahu persis apa yang disebut. Untuk meyakinkan saya ajukan pertanyaan, ‘Apa maksud Melly? ’. ‘Kenapa koq Kak Andy lakukan jalinan sex dengan Kak Rindy. Dia kan adik kandung sendiri. Koq tega sich. ’, Melly menjawab.

    Saya agak bingung untuk menjawab apa. ‘Mel, Kak Andy sayang ke Kak Rindy serta demikian demikian sebaliknya. Karenanya Kak Andy serta Rindy lakukan hal tersebut. Karna keduanya sama sukai. Jika Kak Rindy ngga sukai tidak mungkin lah akan berlangsung kaya barusan. Iya kan. ’.

    ‘Tapi kan … tapi kan …’, Melly terdiam.

    ‘Mel, Melly ngga ingin kan ada keributan dirumah. Janganlah katakan mami papi ya. Andy percaya, Melly tahu apa yang dikerjakan Andy dengan Kak Rindy. Serta itu telah berjalan lebih dari 12 th.. ’, saya coba menentramkan situasi.

    ‘Apa, 12 th.? ’, Melly terlihat kaget dengan keterangan saya. ‘Jadi Kak Andy telah mengerjakannya mulai sejak kecil. Serta papi-mami ngga tahu. ’, enath kenapa hal semacam ini buat tampang Melly seperti orang bingung.

    ‘Kalo bisa Mel tahu, bercinta itu rasa-rasanya kaya apa sich? Tuturnya jika gituan yang untung hanya cowok. Tapi koq banyak cewek yang menyukai juga. ’, mendadak saja Melly bertanya satu yang buat saya cukup kaget.

    Di bagian beda, tak tahu kenapa mendadak saja pertanyaan itu buat penis saya mengeras. Dari sisi pisik, Melly memanglah lebih menggairahkan dibanding Rindy. Melly pada umur 19 th. mempunyai tinggi 164 cm dengan payudara yang menantang serta badan yang padat diisi. Ditambah pertanyaan ‘Bagaimana rasanya’, buat saya berkemauan bercinta dengan Melly. ‘Susah untuk dikisahkan, bagaimana jika segera dicoba?, saya membulatkan tekad untuk menyebutkan segera. Melly cuma terdiam serta cuma tersenyum.

    Tak tahu apa yang berlangsung dengan saya, segera Melly saya peluk. Saya beri ciuman di leher dengan penuh nafsu. Meskipun saya agak canggung demikian halnya dengan Melly, tapi karna nafsu buat semuanya jalan lancar. Saya raba semua sisi badan yang peka. Waktu itu saya tidak mau terlalu lama. Selekasnya saya buka semua baju yang dipakai Melly. Ia malu-malu tutup payudaranya dengan ke-2 tangan serta menyilangkan kakinya untuk tutup vaginanya. Nyatanya Melly betul-betul menggairahkan dalam tempat tanpa ada baju. Saya juga melepas semua baju saya.

    Saya dekati Melly, saya usap keningnya, serta tangan saya turun perlahan-lahan ke tangannya. Saya genggam tanggannya, berupaya melepas tanggannya yang menutupi payudaranya. Walaupun awal mulanya melawan, tetapi pada akhirnya melepas juga. Saya ciumi payudaranya yang kanan, sesaat yang kiri saya remas-remas. Saya nikmati payudaranya dari basic bukit hingga ke puncaknya. Saya 1/2 duduk pada perut Melly. Dengan ke-2 tangan saya meremas payudara kanan serta kirinya.

    ‘Hmm, Kak Andy sakit ih. ’, Melly berkomentar.

    ‘Kalo gitu berhenti ya? ’, saya ketahui meskipun rasakan sedikit sakit Melly jug abisa menikmatinya. ‘Jangan… janganlah dong …’, mendadak saja Melly 1/2 berteriak. Serta waktu ia sadar dengan teriakannya mukanya memerah.

    Saya lanjutkan nikmati badan Melly. Lidah saya bergerak dari celah pada ke-2 payudara turun menelusuri perut. Serta turun sekali lagi mengarungi rimba yang menutupi vagina Melly. Saya ciumi rambut yang menutupi vaginanya, sembari kadang-kadang saya tarik dengan bibir serta lidah saya. Tanpa ada sadar, Melly melemaskan ke-2 kakinya buat saya dengan gampang melebarkan kakinya lebar-lebar. Saya selekasnya ambil tempat diantara ke-2 kakinya. Ke-2 tangan saya coba buka celah vagina Melly hingga lubang vaginanya tampak. Selekasnya saya cium serta jilati vagina Melly dengan penuh nafsu. Kadang-kadang saya menggigit sisi luar vagina Melly. Saya ketahui ini buat mell

    Sesudah lidah saya pusa bermain, penis saya telah tidak sabar. Saya ambillah tempat duduk dengan ke-2 kaki saya direntangkan. Serta ke-2 kaki Melly saya tempatkan diatas paha saya. Penis saya telah di mulut vagina Melly. Untuk menentramkan, saya menyebutkan, ‘Mel, untuk pertama mungkin saja sakit namun selanjutnya ngga koq. Tahan ya? ’, serta Melly cuma terdiam.

    Kepala penis saya masukan, perlahan-lahan tetapi tentu penis saya bergerak masuk. Samapi waktu saya terasa ada yang menahan untuk maju lebih jauh. Saya ketahui tentu itu selaput dara Melly. Pasti ia masih tetap perawan. Saat pertama dengan Rindy mungkin saja saya tidak tahu, tapi pengalaman dengan pacar saya buat saya ketahui. Saya selalu mendorong dengan perlahan-lahan. Rasa sakit mulai mengganggu Melly, kadang-kadang ia menggangkat badannya dengan punggungnya. Tapi satu kali karna sakit, ia menggerakan badannya cukup keras. Hal semacam ini buat pinggulnya mendorong ke arah penis saya. Serta … selaput dara Melly sudah saya tembus. Ia rasakan sakit. Untuk sesaat, saya diamkan hingga Melly tenang.

    Saat ia telah tenang, saya input penis saya lebih jauh sekali lagi. Hingga pada akhirnya semuanya masuk. Perlahan-lahan saya tari keluar serta dorong sekali lagi kedalam. Bila saya cermati, tiap-tiap penis saya masuk serta keluar, ada sisi vagian Melly yang terdorong serta keluar. Itu karna vagina Melly masih tetap begitu sempit. Benar-benar begitu erotis memandangnya. Saya saksikan Melly menyenanginya, meskipun masih tetap tampak ekspresi rasa sakit di berwajah.

    Sembari menggerakan penis saya keluar masuk vagina Melly, saya lumat payudaranya. Pergerakan saya makin semangat. Dorongan serta tarikan saya makin cepat, mungkin saja karna sempitnya vagina Melly buat saya lebih cepat orgasme. Tapi saya tidak berani menebarkan sperma saya didalam vagian Melly seperti saya kerjakan pada Rindy. Saat nyaris waktunya, saya selekasnya cabut serta saya gosok-gosokan di bagian luar vaginanya hingga pada akhirnya meluap serta membanjiri permukaan vagina serta rambut-rambutnya.

    Saya sadar kalau Melly belum juga terasa senang, selekasnya saya input jari tengah saya kedalam vaginanya. Saya gosok-gosokan sembari kepala saya rebahan di payudaranya. Sesudah dua menit badan Melly seperti mengejang. Ia seperti meledak-ledak serta ia terdiam melepas kekejangan di ototnya.

    Jari saya betul-betul basah dibanjiri cairan dari dalam vaginanya. Saya berikan ke penis saya, ke pangkalnya ke kepalanya serta lubang penis saya. Hal semacam ini menghidupkan kembali penis saya. Saya punya niat memasukkan kembali penis saya ke vagina Melly.

    Mendadak saya dengar nada Rindy, ‘Ehh janganlah, anda kan ngga tahu jadwalnya Melly. Kelak bahaya’. Kemudian ia melepas semua bajunya serta mempersiapkan badannya buat saya. Lagi saya bercinta dengan Rindy. Kesempatan ini pertempuran berjalan betul-betul lama. Sesudah keduanya sama hingga pada puncaknya saya terjatuh serta terlelap diatas badan Rindy, sesaat penis saya masih tetap didalam vaginanya.

    Waktu saya sadar, nyatanya Melly juga tertidur di samping saya serta Rindy. Sore itu kegiatan kami cuma bercinta, mandi, makan serta bercinta. Hari itu saya bercinta dengan Rindy sejumlah 3 kali serta dengan Melly 4 kali. Hingga jam 23. 00, serta terbangun pada hari Minggu jam 9. 30.

    Mulai sejak waktu itu, terkecuali dengan Rindy saya juga bercinta dengan Melly. Keduanya adik kandung saya. Kami sama-sama menyayangi. Kami semasing memiliki kehidupan diluar tempat tinggal, seperti ada yang beda. Tapi juga miliki kehidupan didalam tempat tinggal yang sendiri.

    Jadi pada sekarang ini saya, memiliki kegiatan sex dengan tiga orang, yakni Rindy, Melly serta pacar saya.

    Melly memiliki seseorang rekan akrab, rekan sekolah. Namanya Lili, orangnya cantik, sexy serta menggairahkan. Mereka sama-sama menceritakan mengenai rahasia mereka semasing. Cuma pada mereka. Satu saat, waktu saya tengah bercinta dengan Melly, ia bercerita kalau ia sudah bercerita kegiatan sex pada say serta Melly atau Rindy pada Lili. Tapi ia menanggung kalau, Lili juga akan menaruh rahasia.

    Diluar itu ketika yang berbarengan, Melly juga menyebutkan kalau Lili miliki rahasia. Yakni Lili seringkali disuruh ayahnya untuk lakukan hubugan sex. Narasi itu buat saya makin bernafsu menyetubuhi Melly. Serta Melly nampaknya tahu hal itu.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Pengalaman Seks Perdanaku

    Cerita Sex Pengalaman Seks Perdanaku


    764 views

    Perawanku – Cerita Sex Pengalaman Seks Perdanaku, Pengalaman Seks Perdanaku Waktu itu umurku 11 tahun umur yang sangat muda bahkan boleh dikatakan masih anakanak untuk mengetahui mengenai hubungan sex atau bersenggama, mendengar kata itupun aku tidak pernah dan memang sebelum kejadian itu aku tidak pernah tahu mengenai masalah sex apalagi berhubungan sex dengan lawan jenisku. Tetapi karena kejadian itulah yang menjadi awal hidupku dalam sex, aku langsung melakukan, merasakan dan mengetahui hubungan sex dan kenikmatannya sampai sekarang.

    Seperti harihari biasanya sepulang dari sekolah aku pasti langsung keluar bermain sehabis makan siangku, waktu itu aku dan dua teman lakilakiku serta satu teman perempuan, sebut saja namanya Awal, Nono dan Ana pergi bermain ke rumah salah satu teman perempuan kami yang masih satu lorong dengan kami namanya Tari. Diantara kami berlima hanya Ana yang mempunyai postur tubuh yang seperti orang dewasa, maksud saya seperti sudah berumur 16 tahun padahal umurnya baru 13 tahun, lebih tua dua tahun dari kami berempat. Rumah Tari berada paling dalam di lorong kami kirakira 6 rumah dari rumahku. Aku, Awal, Nono dan Ana berjalan menyusuri lorong kami menuju rumah Tari yang berada paling belakang.

    Kamipun tiba didepan rumah Tari tetapi rumah itu kelihatan sepi tidak seperti biasanya terdengar keras suara tape yang diputar oleh ibu Tari. Akupun mulai membuka pintu halaman dan masuk ke halaman diikuti Ana, Nono dan Awal. Tari.. Tari.., teriak Ana mencoba memanggil. Klek.. klok, terdengar suara kunci pintu depan dibuka dan keluarlah seorang wanita dari pintu itu. Mari, cari Dik Tari ya?, tanya wanita itu yang ternyata adalah Wati, pembantu di rumah itu. Tak lama kemudian dari belakang Wati muncul Tari sambil memegang sebuah gelas berisi air. Ayo naik, Tari menyuruh kami naik ke teras rumah. Kok sepi, kataku.

    Mama dan Papaku lagi ke luar kota selama 2 hari, jawab Tari. Mungkin karena udara siang itu gerah sekali maka Tari hanya memakai baju kaos kutang(mini size) dan rok pendek berwarna biru sehingga kulitnya yang putih dan mulus itu hampir kelihatan seluruhnya kalau payudaranya sih belum ada, ada sih tetapi BaTuTe alias Baru Tumbuh Tete namanya juga masih anakanak pantas saja kalau ia berani hanya memakai pakaian seadanya itu. Tari memang mempunyai wajah dan postur tubuh yang sangat feminin dibanding dengan Ana.

    Tari sudah tahu kami datang kerumahnya untuk bermain, Taripun masuk kedalam rumah dan kemudian keluar dengan membawa segala macam permainan yang akan kami pakai bermain. Lalu Watipun keluar membawa satu ceret berisi sirop dan lima gelas kosong dan diletakkannya diatas meja teras. Kalau ada yang haus ini minumnya aku taruh disini, yang kemudian masuk kedalam meninggalkan kami yang sudah asyik bermain dengan permainan kami masingmasing.

    Dik Tari aku ke tetangga depan dulu ya.., kata wati yang sudah berada dibawah halaman. Jangan lama ya Kak Wati! Kalau mereka semua sudah pulang aku sendirian, kata Tari kepada pembantunya itu, yang dibalas dengan anggukan kepala oleh Wati dan langsung keluar dari halaman dan menghilang. Kamipun semakin asyik dan bebas bermain dirumah yang penghuninya tinggal Tari sendiri.

    Karena capek atau mungkin juga bosan akupun berhenti bermain dan menuju meja tempat air sirop yang disediakan Wati tadi sebelum pergi meninggalkan kami. Aku menumpahkan sirop itu kedalam gelasku dan meminumya dengan perasaan haus kemudian aku berbaring dilantai teras itu. Rupanya Tari, Ana, Awal dan Nono melihatku berhenti bermain merekapun ikut berhenti dan mengambil minum, sama seperti aku lalu beristirahat. Awal dan Nono ikutikutan berbaring di sampingku sementara Tari dan Ana duduk di kursi teras sambil berbincangbincang ringan.

    Bagaimana kalau kita nonton video sambil beristirahat, nanti sebentar selesai nonton baru kita lanjut bermain lagi?, kata Ana kepada kami. Ide Ana itu akhirnya kami setujui bersama, lalu kami berlima bergegas masuk kedalam rumah menuju ke ruang tengah tempat televisi berada. Mau putar film apa ya..?, tanya Tari kepada kami sambil membuka lemari tempat penyimpanan kaset videonya. Film kartun ada Tar?, tanya Nono. Aduh baru kemarin sepupuku datang untuk meminjam film itu, jawab Tari. Bagaimana kalau film perang atau detektif saja, kata Awal asal.

    Oh kalau itu banyak disini, Papaku suka nonton film perang tetapi yang mana ya..?, sambil menarik kemudian melihat satupersatu kaset video yang ada didalam lemari itu dibantu oleh Ana. Ana memang paling suka nonton video dirumahnya jadi urusan memilih film kami serahkan pada dia. Bagaimana kalau yang ini, seru Ana sambil mengangkat sebuah kaset berwarna merah. Setelah aku melihatnya dari dekat kemudian membaca dan melihat gambarnya ternyata film James Bond(007) yang setahu aku terkenal dengan adeganadegan adu tembaknya dan kejarkejaran dengan mobil.

    Film itu juga terkenal atau lagi trend pada waktu itu. Aku pernah nonton ini sebagian dirumahku, aku jamin pasti tegang, kata Ana pada kami sambil menyerahkan kaset video itu kepada Tari untuk diputarkan. Kamipun mencari posisi masingmasing diruangan itu untuk menonton film tersebut sementara Tari sibuk menyetelnyetel video dan televisinya. Aku melihat Awal duduk diatas sofa sambil mengangkat kakinya satu yang tanpa dia sadari penisnya keluar sedikit dari samping celananya karena hanya memakai celana pendek dan tidak mengenakan celana dalam sama seperti saya, Nono dan anak lakilaki seumur kami di daerahku.

    Sementara Nono mengambil posisi tiarap di lantai persis di depan sofa tempat awal duduk. Taripun mundur ketika film sudah mulai bermain dan duduk bersila di sofa panjang tempat Ana sedang tiarap dengan posisi melipat kakinya kedepan sehingga roknya terangkat dan celana dalamnya dapat terlihat dengan jelas olehku karena aku duduk tepat dibelakang sofa Tari dan Ana. Aku memang berada paling belakang dari mereka berempat kirakira satu meter jaraknya dari depan televisi.

    Adegan pertama dari film itu sudah seru sekali kami lansung tegang menyaksikannya, adegan tembak menembak dan saling kejar dengan mobil membuat kami kadang berteriak dan sesekali menahan napas, pokoknya seru sekali. Tanpa sengaja aku melihat kearah Tari yang lagi duduk bersila sambil memegang sebuah gelas panjang dan diletakkan ditengah kedua belah pahanya. Apabila ada adegan yang tegang gelas itu dijepit erat sekali oleh kedua pahanya dan menekan turun gelas itu, aku jadi ketawa sendiri melihat kelakuan Tari itu, bukan karena pikiranku ngeres tapi karena aku membayangkan seandainya gelas itu tibatiba pecah dan dia kaget.

    Akhirnya sampailah pada salah satu adegan yang juga tak kalah menariknya dari adeganadegan adu tembak, ternyata film itu ada adegan ranjangnya, ditambah lagi film ini tidak memakai teks bahasa Indonesia seperti film asing lain yang telah melalui sensor sehingga adegan yang kami lihat betulbetul full sex untuk ukuran anak seusia kami. Prianya bertelanjang bulat hanya penisnya saja yang tidak kena kamera (shoot), namun wanitanya hampir kelihatan semuanya hanya vaginanya yang sesekali terhalang oleh suatu benda.

    Keadaan diruangan itu menjadi sunyi ketika adegan panas itu berlangsung beda pada waktu adegan sebelumnya kami kadang harus mengeluarkan teriakan karena tegang. Kini kami semua terdiam hanya suara desahan dan rintihan yang terdengar dari dalam televisi serta suara napas kami yang saling memburu tidak menentu menyaksikan adegan panas di film itu. Perasaanku menjadi panas dingin tak menentu, penisku mulai ereksi, beberapa kali terpaksa aku memasukan tanganku ke dalam celana untuk memperbaiki posisi penisku yang semakin kuat berereksi.

    Lagipula akukan berada pada posisi paling belakang dari temantemanku dan tertutup oleh sofa tempat Tari dan Ana, jadi tidak ada yang bisa melihat pikirku, justru aku yang dapat dengan leluasa mengamati mereka berempat dari belakang. Aku melihat Awal sudah menurunkan kakinya satu yang tadi berada diatas sofa, kini kedua pahanya dirapatkan mungkin ia sedang menjepit juga penisnya yang sedang ereksi. Sedangkan Nono yang masih tiarap di lantai walaupun dilihat sepintas tidak melakukan aktivitas tetapi dari tempatku. Aku amati dengan jelas pantatnya sesekali bergoyanggoyang kecil menekan kebawah seperti ingin menghancurkan lantai yang berada dibawahnya dan Ana kini telah berubah posisi.

    Ia sudah tidak tiarap lagi diatas sofa tetapi berbalik dan terlentang sambil kakinya dilipatkan dan menggoyanggoyangkan kedua pahanya sehingga roknya jatuh ke belakang yang tentu saja pahanya yang sintal kelihatan olehku. Tetapi bukan itu saja celana dalamnya juga aku lihat dengan jelas ada semacam bukit kecil yang tersembunyi dibalik celana dalam itu setelah aku perhatikan dengan seksama apalagi ketika kedua pahanya dalam posisi terbuka. Beda dengan yang lain, Tari semakin rapat menjepit gelas ditengah pahanya sambil tersenyum kecil dengan wajah putihnya yang sudah kemerahan.

    Akhirnya film itu selesai kami tonton, kami saling memandang dan saling melempar senyum satu sama lain sementara Tari menuju ke tempat videonya untuk mematikan televisi dan video. Aku, Nono dan Awal berjalan kembali menuju teras dengan maksudku untuk melanjutkan bermain.Tak lama kemudian Tari dan Ana juga sudah berada diteras bergabung dengan kami bertiga. Aku pulang dulu ya, kata Nono. Aku juga, seru Awal kepada kami, lalu mereka turun dari teras dan pulang entah kenapa mendadak begitu. Sekarang kami tinggal bertiga setelah Awal dan Nono pulang kerumahnya, sementara hari sudah semakin siang namun Wati pembantu Tari belum pulang Juga mungkin asyik ngerumpi dengan pembantu tetangga depan sehingga lupa waktu.

    Bisa tidak kamu meniru gerakan yang di film tadi? Bisalah! jawabku membalas pertanyaan Ana. Lalu aku melakukan gerakangerakan menembak, memukul, menendang pokoknya seluruh gerakan laga yang ada di film tadi, tetapi rupanya bukan gerakan itu semua yang diinginkan oleh Ana lalu ia berjalan menuju kearah Tari dan mengajak Tari masuk kedalam ruangan tempat kami menonton tadi akupun mengikuti mereka berdua dari belakang. Aku berpikir mungkin Ana menyuruh memutar film lagi agar aku bisa melihat gerakan laga yang ada di film.

    Tetapi ternyata kenyataannya lain, Tari ia baringkan di sofa panjang tempat duduk mereka berdua nonton tadi, lalu mengangkat rok Tari keatas, jelas saja Tari kaget dan menarik turun roknya kembali. Tetapi ternyata Ana tidak berhenti sampai disitu. Kamu mau nggak jadi bintang film?, kata Ana kepada Tari. Lalu Tari mengangguk pelan dan membiarkan Ana mengangkat kembali roknya ke atas sambil saling berbisik entah apa yang mereka perbincangkan. Ana tidak berhenti beraktivitas iapun membuka celana dalam Tari sehingga paha putih Tari kelihatan dengan jelas bukan hanya itu yang Ana lakukan iapun datang ke arahku yang sedang bengong bercampur heran melihat perlakuan Ana terhadap Tari.

    Aku yang seperti orang bodoh megikut saja ditarik oleh Ana menuju ketempat Tari yang sedang berbaring, jantungku berdegup kencang sekali ketika sudah berada dihadapan Tari. Bagaimana tidak, aku melihat dengan sangat jelas vagina Tari yang masih tertutup rapat seperti mulut yang lagi tersenyum padaku, apalagi melihat bulubulu halus yang baru tumbuh di sekitar vaginanya namanya juga aku anak lakilaki yang normal penisku langsung ereksi melihat pemandangan nyata seperti itu, bukan di layar televisi yang biasanya kena sensor.

    Melihat keadaan seperti itu Ana lansung memegang penisku yang berada didalam celana dan meremasremasnya dari luar, tidak puas dengan begitu iapun membuka celanaku dan keluarlah senjataku yang sudah berdiri tegap lalu dikocoknya penisku, aku melirik ke arah Tari yang sedang memperhatikan kami sambil senyamsenyum mengeluselus vaginanya. Napasku semakin tidak teratur perasaanku seperti terlempar dan melayang keruangan yang kosong apalagi Ana mulai menarik penisku lalu mendekatkanya ke vagina Tari dan memutarmutarkan kepala penisku di sekitar vagina Tari yang baru ditumbuhi bulubulu halus.

    Melihat Tari menikmati adegan ini akupun mulai berani merabaraba paha Tari yang mulus dan putih aku juga mulai mepraktekkan beberapa adegan yang tadi aku lihat di film, jarijari tanganku mulai bermain disekitar bibir luar vagina Tari. Ah.. uh.. sst.., Tari mulai bersuara yang sedari tadi hanya memejamkan matanya. Ana mulai mundur perlahanlahan kebelakang, sekitar setengah meter dari kami lalu duduk menghadap kami seakanakan melihat dari jauh perbuatan aku dan Tari, aku sempat menoleh kearah Ana ternyata ia sudah tidak mengenakan rok dan celana dalam sehingga boleh dikata ia sudah dalam keadaan setengah telanjang.

    Bagian paha dan vaginanya sudah terbuka semua, ia juga memainkan jarijari tangan di vaginanya bahkan ada cairan yang mengalir di sekitar vaginanya itu. Akupun tetap melakukan aktivitas kepada Tari, kepala penisku aku gesekgesekan dibibir luar vagina Tari yang sudah licin oleh cairan bening yang menetes keluar dari penisku. Aku tidak pernah berpikir untuk menusukkan penisku ke lubang vagina Tari karena adegan itu tidak pernah aku lihat difilm sehingga aku hanya melakukan sebatas gerakangerakan meraba dan menyentuh saja.

    Tibatiba Ana berdiri dan menuju kami berdua satu tangannya membuka bibir vagina Tari dengan dua jarinya sementara tangan satunya sibuk mengocok penisku yang semakin licin bercampur cairan yang ada di tangan Ana. Auh.. geli An.. stt.., kataku. Sebentar lagi kamu akan merasa lebih geli Rur (kependekan namaku, Rury), jawab Ana. Lalu Ana menuntun penisku dan meggosokgosokan kepala penisku ke clitoris Tari yang sudah licin entah kenapa.Selanjutnya dengan perlahan kepala penisku mulai aku rasakan masuk kedalam lubang vagina Tari. Ah.. sst.. pelanpelan ya sakit nih.., seru Tari.

    Aku hanya diam karena sudah tidak sanggup berbuat ataupun berbicara apaapa lagi, sementara Ana sibuk berusaha menuntun penisku agar bisa masuk dengan aman ke vagina Tari. Aku mulai merasakan seperempat dari penisku sudah masuk kedalam vagina tari. Aduh.. ahh.. sst.. digoyang sedikit Rur biar gampang masuknya, ujar Tari kepadaku. Akupun mulai menekannekan pantatku ke bawah sehingga aku mulai merasakan penisku sudah hampir tertelan semua oleh vagina Tari.

    Sementara itu Ana kembali ke tempatnya semula meninggalkan kami berdua yang sudah bisa mengendalikan keadaan, iapun kembali memainkan jarijarinya ke vaginanya bahkan kali ini lebih hebat dari yang tadi;kedua jarinya ia putarputarkan di clitorisnya sambil berdesis nikmat. Di saat aku sudah mulai mempercepat goyanganku karena merasakan penisku akan masuk seluruhnya kedalam vagina Tari, iapun berteriak kesakitan, sambil menahan dadaku dengan kedua tangannya.

    Sedikit lagi Tar.. sst.. ahh, kata Ana dari jauh sambil terus mengesekgesek clitorisnya. Kalau burung Rury sst.. sudah masuk semua auh.. sakitnya akan hilang ahh.., sambung Ana memberikan instruksi ringan kepada kami. Pelanpelan ya Rur goyangnya, kata Tari kepadaku yang aku balas hanya dengan anggukan kepala dan mulai menaik turunkan pantatku yang perlahan tapi pasti semakin cepat, tetapi tibatiba dorongan Ana ke dadaku dengan kedua tangannya terasa sangat kuat sekali sehingga dengan segera aku berhenti bergoyang. Sa.. kit.., dengan sedikit agak berteriak Ana mengeluarkan kata itu.

    Sst.. aduh.. cabut dulu Rur, sambung Ana, dengan sangat perlahan. Dan dengan rasa tidak menentu aku melepaskan penisku dari vagina Tari dan akupun kaget ketika aku melihat ke penisku yang sudah keluar dari vagian Tari ada semacam darah yang melengket dibatang penisku yang kemudian aku juga melihat ke vagina Tari ada darahnya juga. Aku yang memang tidak pernah tahu mengenai hubungan sex atau bersenggama tentu menjadi panik dan heran mengalami keadaan ini otomatis penisku langsung berhenti ereksi. Namun setengah meter dari kami, Ana justru sedang menikmati sekali permainannya bahkan semakin cepat menggosokgosok vaginanya sendiri.

    Ah.. uh.. sst.. enaknya, desisnya sambil kaki Ana menjulurjulur tegang ke depan yang kemudian menusukkan jarinya kedalam lubang vaginanya dan mencabutnya serta menjilatnya sambil tersenyum kecil ke arah kami yang masih dalam kebingungan karena darah yang kami lihat. Aku menjadi berpikiran bahwa Ana sudah sangat berpengalaman dalam hal ini. Lalu Ana berdiri dan menuju kearah kami. Darah itu tidak apaapa Tar!, kata Ana kepada Tari yang masih meringis menahan sakit. Aku juga begitu awalnya, aku menjadi kaget mendengar pernyataan Ana yang ternyata benar dugaanku bahwa dia telah lebih dulu melakukan hubungan sex entah dengan siapa.

    Lalu Ana membantu Tari bangkit dari tempatnya. Mari aku bantu membersihkan darah itu dikamar mandi, kata Ana dan mereka berdua berjalan kebelakang. Aku melihat Tari berjalan disisi Ana sambil tertatihtatih seperti orang baru belajar berjalan sementara akupun sibuk membersihkan penisku seadanya dari darah yang melengket dibatang senjataku itu dan mengumpulkan pakaianku yang berserakan di lantai lalu memakainya kembali. Tak lama kemudian mereka keluar dari dalam rumah menemuiku yang setelah berpakaian menunggu diteras, aku melihat Tari masih menahan sakit yang mungkin masih tersisa.

    Lalu akupun pamit pada Tari hendak pulang yang disusul oleh Ana yang juga ikutan mau pulang, aku berjalan turun dari teras sementara Ana aku lihat masih berbincang dengan Tari yang kemudian menyusulku dari belakang. Persis ketika aku hendak menutup pintu halaman muncul Wati yang baru pulang dari ngerumpi dengan tetangga depan.

    Dua hari kemudian tepatnya hari Sabtu pagi dan kebetulan hari itu libur sekolah, aku lupa libur untuk apa yang jelas tanggal di kalender berwarna merah. Aku, Awal, Ana dan Nono serta beberapa teman lakilaki dan perempuan berkumpul dilapangan dekat rumah Nono sesuai dengan kesepakatan kami sehari sebelumnya. Jarum jam di arlojiku sudah menunjukan pukul 09.15 pagi dan kami sudah lengkap semuanya, kurang lebih ada 11 orang termasuk aku, Awal, Ana dan Nono. Kita semua akan melakukan pendakian atau semacam kemping kecilkecilan dibukit belakang lorong kami, kebetulan di belakng lorong kami ada sedikit bukit yang masih teduh sehingga masih enak untuk dijadikan tempat membuat kemahkemahan.

    Tetapi kami tidak bermalam karena jaraknya dekat, petang hari nanti kami akan pulang juga. Kamipun menuju bukit itu tetapi sambil lewat kami akan singgah dulu dirumah Tari untuk mengambil beberapa perlengkapan dan sekalian menjemput Tari dan memang jalan untuk naik ke bukit itu berada sekitar 200 meter dibelakang rumah Tari. Taripun ternyata sudah siap dihalaman rumahnya dengan memakai topi berwarna warni, baju kaos berwarna biru dan celana puntung ketat. Segala perlengkapan yang akan kami bawapun telah siap semua sehingga kami tidak berlamalama disitu.

    Pikiranku sempat ngeres sedikit ketika melihat Tari berpenampilan begitu setelah kejadian 2 hari yang lalu, namun ketika Ana melihat ke arahku aku tersenyum kecil dan mengalihkan perhatianku ketempat lain. Setelah berjalan satu jam setengah kamipun sampai dipuncak bukit itu dan mulai membangun beberapa buah kemah untuk dijadikan tempat beristirahat dan makan. Sementara itu teman perempuan termasuk Ana dan Tari menyiapkan bekal makanan yang memang telah dimasak dari rumah untuk makan siang kami. Empat buah kemah telah kami bangun dan siap untuk dibangun.

    Salah satu kemah kami gunakan sebagai tempat makan dan menyimpan peralatan, tas dan segala peralatan untuk bermain serta beberapa makanan sore hari nanti sebelum kami pulang. Sambil temanteman perempuan terus menyiapkan makanan dan menata peralatan yang disimpan di kemah itu kami yang pria bermainmain sambil menunggu pangilan untuk makan. Ayo.. makanan telah siap, seru Ana kepada kami yang masih sedang bermain dengan nada memanggil, kamipun lalu bergabung dengan mereka di tenda tempat makanan disediakan. Selesai kami santap siang bersama kamipun melanjutkan bermainmain aku bermain bola dengan beberapa orang teman, ada juga yang masuk ketenda tidurtiduran mungkin karena kekenyangan.

    Awal dan Nono aku lihat asyik bermain gitar dan menyanyinyanyi di bawah sebuah pohon jati tua, disampingya ada Ana sedang membaca majalah. Aku tidak melihat Tari mungkin ia juga sedang beristrahat didalam salah satu tenda. Rupanya cuaca kurang bersahabat pada kami hari itu, tiba tiba hujan turun dengan sangat deras padahal langit pada waktu itu terang benderang seperti pada waktu kami berangkat tadi.Kamipun berhamburan masuk ketendatenda untuk berteduh, aku masuk ketenda tempat penyimpanan barang. Kebetulan pada waktu hujan tadi turun aku sedang mengambil bola yang terlempar disamping tenda itu.

    Ternyata ditenda itu hanya ada Tari yang sedang menyiapkan makanan untuk kami makan sore nanti sebelum kami pulang, akupun membantu Tari di dalam tenda itu sambil kami berbincangbincang ringan. Arlojiku di tanganku sudah menunjukan pukul 14.30 siang namun hujan belum reda juga bahkan langit semakin gelap. Lalu aku mencoba melihat keluar tenda sambil mengamati tendatenda yang lain ternyata Awal dan dua orang teman perempuan nekat keluar dari tenda tempat mereka berteduh dan berlari menghampiri aku dan Tari. Rupanya mereka mau mengambil tas mereka di dalam tenda itu.

    Tolong dong ambilkan tas kami, nanti kalau kami yang ambil barang yang lain ikut basah, kata Awal kepada Aku dan Tari dengan nada menyuruh. Memangnya kalian mau kemana, kataku. Mereka berdua ini punya acara sebentar malam, sambil Awal memandang kedua teman perempuan kami yang sudah menggigil kedinginan. Dan mereka memintaku untuk mengantar mereka pulang, sambung Awal. Apa tidak sebaiknya menunggu hujannya reda, kataku kepada mereka bertiga. Justru mereka khawatir hujannya terlambat berhenti, sehingga mereka bisa terlambat untuk keacara itu, kata Awal menjelaskan.

    Akhirnya mereka bertiga nekat pulang dengan keadaan hujan yang sangat deras sekali, aku dan Tari memandang mereka dari dalam tenda yang lama kelamaan menghilang di kejauhan. Sambil melipat kedua tanganku dan duduk dipintu tenda, aku dan Tari berbincangbincang ringan, lalu aku merasakan seperti ada sesuatu yang menggelitik di dalam celana panjangku. Akupun spontan langsung berdiri, Aduh.. apa ini, kataku khawatir takut ada binatang di dalam celanaku. Tanpa banyak pikir akupun spontan membuka celana panjangku yang tanpa aku sadari Tari berada di sampingku.

    Akupun sekarang tinggal mengenakan celana dalam.Waktu itu aku memang pakai celana dalam karena tahu mau jalan jauh. Aku kibaskibaskan celanaku hendak menjatuhkan sesuatu apabila ada yang melekat di celanaku sambil merabaraba seluruh bagian bawah tubuhku sampai ke ujung kaki, bahkan sempat mengintip kedalam celana dalamku mencari mungkin ada binatang yang masuk ke situ. Mari coba ku periksa, seru Tari sambil menarik celana panjang yang aku pegang. Akupun baru sadar bahwa di situ bukan aku sendiri sehingga aku sedikit malu dalam keadaan setengah bugil didepan Tari.

    Iapun memeriksa celana panjangku itu dan hanya mendapatkan sehelai daun dari dalamnya yang entah kenapa bisa berada di dalam celana panjangku. Mungkin waktu aku sedang bermain bola tadi yang beberapa kali terjatuh di atas rumput liar. Tari lalu kembali menyodorkan celana panjang itu kepadaku yang tanpa sengaja menyentuh penisku yang setengah ereksi akibat tertiup udara dingin. Spontan penisku semakin ereksi, mungkin tersentuh oleh tangan dingin Tari.

    Perubahan pada penisku itu terlihat oleh Tari karena celana dalam yang aku pakai mengembang keluar seakan ada benda di dalamnya yang memaksa keluar, tetapi aku coba mengacuhkan kejadian itu sambil mengambil celana panjangku dari tangan Tari kemudian berbalik membelakanginya. Saat hendak memasukkan satu kakiku kedalam lubang celana panjangku aku merasakan penisku ada yang meraba dari belakang, karena hanya bertumpu pada satu kaki saja aku terpelanting ke samping dan jatuh di atas lantai karpet di dalam tenda itu. Akupun merasakan ada sebuah tangan ikut tertindih olehku yang ternyata adalah tangan Tari.

    Pahakupun terasa dingin oleh karpet yang lembab akibat hawa air hujan yang merembes dari dari dalam tanah. Walaupun aku telah menindih tangan Tari dan mengira ia kesakitan yang ternyata tidak. Justru tangan halus itu bekerja meremas remas batang penisku yang semakin kuat berdiri. Detak jantung terasa makin cepat. Ah.. sst, desahku dengan napas yang mulai tidak beraturan. Ahh.. ayo.. dong Rur, seru Tari yang sedang memelukku dari belakang sambil memasukan kedua tangannya ke dalam celana dalamku, kini kedua tangannya mulai beraksi satunya meremasremas batang penisku yang satunya lagi memainkan biji penisku.

    Uh.. sst.. ahh, desisku seakan melayanglayang. Rupanya setan jahat dibukit itu mulai memasuki kami berdua yang mulai saling bergulatan di atas karpet yang dingin dalam tenda itu. Rur.., semenjak kejadian kemarin aku ingin kamu menusukku lagi, bisik Tari dari belakang persis dekat telingaku sambil terus memutarmutar batang penisku. Akupun membalikkan badanku dan memposisikan diriku berada diatasnya. Kedua lututku yang berada disisi luar paha kanan dan kiri Tari menjadi tumpuan dibantu tanganku yang berada disisi kiri kanan lehernya. Kalau kamu berdarah lagi, bagaimana?, sambil menggosokgosokkan penisku pada celana puntungya yang ketat persis diatas posisi pepeknya berada.

    Kemarin setelah kalian pulang sst.. aku mencoba menusukkan jariku kembali kedalam pepeku uh.., seru Tari sambil sesekali berdesis mungkin mulai terangsang oleh gesekan penisku di pepeknya yang masih tertutup oleh celana puntungnya. Memang.. ah.. ada darah.. sst.. tapi hanya sedikit keluarnya, sambungnya lagi. Pokoknya kamu jangan takut, seakanakan coba meyakinkan aku agar mau melanjutkan permainan ini. Akupun tidak berhenti beraktivitas diatas tubuh Tari, sedikit demi sedikit aku mulai melucuti celana puntungnya. Bajumu dibuka dong!, seruku menyuruh Tari membuka bajunya.

    Sekarang Tari hanya mengenakan celana dalam saja tanpa merasakan dinginnya udara, mungkin karena pemanasan yang telah kami lakukan lebih dahulu tadi. Tanganku mulai mengeluselus paha mulus Tari dan memainkan jarijariku di pinggir celana dalamnya di sekitar selangkangannya. Ah.. sst.. didalam dong Rur ouh.., memintaku memasukan tanganku di dalam celana dalamnya sambil tangannya terus mengocok penisku yang mulai basah dan licin oleh air yang keluar dari senjataku itu sendiri.

    Dengan sedikit permainan tanganku akhirnya celana Tari sudah terlepas meninggalkan tempatnya melekat dan sebuah bukit kecil memerah terpampang di depanku, peniskupun semakin kuat dikocoknya. Ouh.. sst.. gelinya.. jangan digoyang terlalu cepat Tar.. sst, sambil tanganku terus bermain dibibir luar vagina Tari. Tusuk.. uhh.. tusukkan jarimu.. ouh.. Rur, pinta Tari. Akupun memasukkan jari tanganku kelubang vaginanya. Aduh.. ayo Rur ohh.. goyangin dong sst.., pinta Tari lagi kepadaku untuk menggerakkan jariku di dalam vaginanya. Ouh.. ayo.. lebih kencang lagi ohh.. ayo.. Rur, kini pantat dan pinggulnya mulai ikut bergoyang seperti sedang menari mengikuti permainan jariku di dalam vaginanya.

    Aku kini merasakan tangannya sudah berhenti mengocok penisku namun tetap digenggammya eraterat semakin kencang aku memainkan jariku didalam vaginanya genggamannyapun semakin kuat sambil terus merintih dan meliukliuk. Sst.. oh.. woa.., serunya semakin tidak karuan karena merasakan kenikmatan. Kemudian aku mengganti posisiku pindah diantara kedua paha Tari yang sudah terbuka lebar dan bertumpu pada kedua lututku sementara dia tetap pasrah berada di bawahku. Tangannya kini sudah melepaskan penisku, dia hanya terlentang pasrah menunggu permainan dariku dan merasakan kenikmatannya.

    Jari tanganku terus beraksi tetapi bukan lagi bermain di dalam vagina Tari namun aku tusukkan keluar masuk ke dalam vaginanya dan sesekali memainkan clitorisnya yang sudah licin sekali. Oh.. enak Rur.. aduh.. sst.., sambil Tari terus mendesisdesis nikmat. Ouh.. ayo masukkan jarimu semua kalau bisa oh.. ayo Rur masukan.., pinta Tari sedikit agak berteriak seperti orang lagi menanti sesuatu yang belum kunjung tiba. Akupun sempat waswas karena takut kedengaran oleh teman lain, untung saja hujan belum terlalu reda sehingga bisa sedikit menutup suara Tari tadi.

    Ohh.. sst.., akupun mulai mendesis melihat kenikmatan yang diekspresikan oleh Tari lalu penisku yang seperti sudah mau meledak aku masukkan kepalanya di mulut vagina Tari secara perlahan dan menggoyanggoyangkannya dengan tanganku yang sesekali memutarnya pada clitoris Tari yang sudah licin oleh campuran air punyaku dan punya Tari sendiri. Ahh.. enak ya.., tanyaku perlahan pada Tari. Ouw.. sst.. enak Rur ayo masukkin dong oh.., balas Tari dengan suara napas yang semakin memburu ditengah suara hujan yang mulai reda. Kaki Tari aku rasakan mulai melingkar di pinggangku dan secara perlahan mendorong pinggulku kedepan sehingga perlahanlahan batang penisku mulai terbenam ke dalam lubang vaginanya.

    Ohh.. ayo Rur masukkan sst.., pinta Tari untuk kesekian kalinya kepadaku. Ahh.. aduh enaknya.. oh.., balasku mulai merasakan setengah penisku sudah masuk ke dalam lubang kenikmatan itu. Ayo.. goyang Rur, seru Tari padaku, akupun mulai menaik turunkan pantatku. Ohh.. ohh.. uh.., desisku dengan suara napas yang semakin memburu merasakan kenikmatan yang baru aku rasakan. Penisku kini sudah tenggelam semua kedalam vagina Tari akupun tak berhenti bergoyang bahkan semakin cepat seperti ada dorongan dari dalam akibat rasa geli yang semakin menggelitik.

    Kaki Taripun kini semakin erat terasa melingkar dipinggangku bahkan semakin kuat ketika penisku aku tekan dalamdalam. Ohh.. yah.. yah.. ohh.., tibatiba Tari mengerang panjang sekali dan terasa penisku dihimpit keras di dalam vaginanya, kakinya kini terasa semakin erat sekali melingkar di pinggangku sehingga terasa sakit sedikit di situ. Perlahanlahan kaki Tari terjatuh lemas terlepas dari pinggangku aku yang melihat ekspresi Tari justru semakin bernafsu akupun semakin kencang menggoyangkan penisku keluar masuk dari vaginanya namun tibatiba pintu tenda terbuka dan aku kaget sembari cepatcepat turun dari atas tubuh Tari yang sudah lemas dan pasrah.

    Ternyata yang masuk itu adalah Ana ingin menanyakan kapan kita akan pulang karena hujan telah berhenti dari tadi tanpa Aku dan Tari sadari, akupun melirik ke arlojiku yang telah menunjukkan pukul 17.15 sore. Berbeda dengan aku yang sedikit agak gugup dengan kehadiran Ana dan menyaksikan perbuatan kami, Tari dengan keadaan yang sedikit lemas menjawab pertanyaan Ana. Ayo sekarang kita pulang saja, sambil mengenakan pakaiannya satu persatu.

    Akupun sudah mengenakan pakaianku dari tadi ketika Ana membuka pintu kemah. Taripun membenahi segala peralatan yang akan dibawa pulang serta satu persatu temanteman mengambil barangnya yang disimpan ditenda itu. Aku mendengar di luar temanteman mulai sibuk membongkar tenda dan bersiap untuk pulang. Kembali Ana masuk kedalam tenda itu dimana aku masih berada di dalamnya hendak mempersiapkan juga peralatanku untuk dibawa. Tanpa aku sadari Ana memperhatikan resleting celanaku yang lupa aku naikkan. Rur enak ya tadi, aku kaget mendengar pertanyaan Ana itu.

    An jangan bilang siapasiapa ya, balasku kepada Ana. Oke! Pasti nikmat sekali ya Rur, tanya Ana lagi kepadaku dengan santainya. Nikmat apanya waktu kamu masuk tadi aku belum selesai, balasku menjawab pertanyaan Ana dengan nada sedikit kecewa. Ohh.., seru Ana. Tibatiba tangan Ana mengarah ke bagian penisku sambil berkata, Itu restnya lupa dikancing. Aku pikir ia akan membantuku mengancing restliting celanaku karena kedua tanganku sudah terlanjur penuh dengan barangbarang yang akan aku keluarkan dari tenda itu. Ternyata ia malah membuka celanaku dan memerosotkannya sampai di lututku dan mengocok penisku yang tidak tahu apa sebabnya sudah dalam keadaan ereksi.

    Karena memang aku masih tanggung tadi dengan Tari aku membiarkan Ana mengocok penisku sambil menurunkan kembali barang yang berada di kedua tanganku. Ayo Rur.. kasih keluar, seru Ana. Oh.. ya.. sst.. cepat sedikit.. An.. oh.. uh.., menyuruh Ana mempercepat kocokannya. Ah.. ya.. sudah geli nih..ya..sedikit lagi.., seruku dengan napas sedikit memburu. Oh.. ya.. enaknya.. uhh.., air maniku muncrat sampai empat kali dan sedikit mengenai wajah Ana.

    Perasaanku langsung seperti melayang ke langit ketujuh dan berangsurangsur merasa lemas dan berlutut dibawah kaki Ana. Tak lama kemudian Ana menegurku sambil tersenyum, Rur ayo pulang sudah sore nih. Akupun tersadar dan buruburu berdiri, menarik celanaku dan mengancingnya kembali lalu membawa barang yang tadi hendak aku bawa keluar dari tenda itu. Setelah kami sudah siap semuanya kamipun bergerak pulang kembali tepat jam di tanganku menunjukkan pukul 17.48 sore.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Cerita Hot ThreeSome Dengan Sahabat Tercinta

    Cerita Sex Cerita Hot ThreeSome Dengan Sahabat Tercinta


    764 views

    Perawanku – Cerita Sex Cerita Hot ThreeSome Dengan Sahabat Tercinta, “Hallo Nia..”
    “Iya Man pa kabar?”
    “Baik, kamu ada dimana?”
    “Aku lagi di tempat kost temanku nih, main donk kesini teman-teman ku pingin kenalan sama kamu..”, katanya
    “Ehmm.. di daerah mana?” tanyaku.
    “Daerah Radio Dalam, dateng ya sekarang”
    “Ok deh nanti kalau aku dah deket aku telpon ya” kataku
    “Ok aku tunggu ya, jangan lupa siapin diri, hehehe..”, katanya lagi
    “Lho, emang aku mau diapain?”, tanyaku penasaran
    “Mau diperkosa rame-rame siap nggak?”
    “Siapa takut..”, jawabku sekenanya

    Lalu aku pun meluncur ke arah Radio Dalam dan sekitar 15 menit akupun sampai di tempat yang telah dijanjikan.

    “Hallo Nia, aku dah di depan nih..”, kataku
    “Ok aku keluar ya, sabar..”

    Lalu munculah seorang gadis yang sangat seksi tingginya sekitar 175 dengan berat sekitar 55 kg, wowww.. buah dadanya lebih besar dari pada punya Nia. Lalu dia menghampiri mobilku dan mengetuknya.

    “Iya, ada apa?”, jawabku dengan mataku yang tak lepas dari buah dadanya yang montok itu.
    “Firman ya..”, kata dia.
    “Iya”, kataku.
    “Aku Melly temennya Nia yuk masuk yuk..”, katanya dengan senyum nakalnya.
    “Oh.. yuk”, jawabku agak sedikit tergagap.

    Wah, bakal ada pesta besar nih pikirku dalam hati. Sesampai dikamarnya aku disambut dengan pelukan dan ciuman oleh Nia dan aku diperkenalkan kepada 3 temennya yang lain yang satu bernama Dita, Ayu dan Kiki. Dan harus kuakui mereka bertiga tidak kalah menggiurkannya dengan si Melly.

    Tiba-tiba Nia membuka omongan yang bagiku sifatnya hanya basa-basi dan kemudian diteruskan oleh teman-temannya dan lama-kelamaan omongan kami berlanjut ke arah selangkangan. Dan tiba-tiba dari arah belakang ada yang memelukku saat aku akan menengok, dengan cepatnya Melly mencium bibirku dengan liarnya,

    maka akupun tak kalah bernafsunya aku balas dengan liarnya pula. Dan ternyata yang memelukku dari belakang adalah Nia dia terus menciumi leherku dan terus turun ke bawah mencoba membuka bajuku sementara aku masih saja berciuman dengan Melly.

    Ketika bajuku dilepaskan oleh Nia tiba-tiba ada tangan yang membuka celanaku termasuk celana dalamku maka langsung saja adekku yang telah tegang sedari tadi keluar dari sarangnya. Dan seketika itu juga “Adekku” langsung dilahap dengan liarnya setelah aku lihat ternyata Dita dengan ganasnya sedang mengulum kemaluanku.

    Saat aku sedang diserang oleh tiga wanita ini aku sempat mencari kemana Ayu dan Kiki ternyata mereka ada di sofa dekat situ dan keduanya sudah telanjang bulat dan aku lihat Kiki sedang menjilati vagina Ayu dan Ayu pun mendesah-desah dan meliuk-liukan badannya diatas sofa tersebut sementara aku sendiri sedang kewalahan menangani seranga dari tiga wanita ini, maka aku tidak memperhatikannya.

    Langsung saja aku buka baju Melly yang terdekat dengan aku dan ketika Melly sedang membuka seluruh bajunya aku tarik Dita keatas dan kami pun berciuman. Sementara itu Nia menggantikan posisi Dita mengulum kemaluanku.

    Begitu pula dengan Dita aku buka bajunya dan posisinya digantikan oleh Nia sedangkan posisi Nia digantikan oleh Melly, wow.. ternyata kuluman Melly lebih enak dari pada Nia dan Dita sampai akhirnya aku merebahkan diri di ranjang yang berada disitu.

    Nia setelah melepas bajunya langsung saja memgang kemaluanku dan diarahkannya ke liang vaginannya yang ternyata sudah basah sedari tadi setelah pas maka diturunkan pantatnya perlahan-lahan hingga akhirnya..

    Bless.., “Aah..”, desah Nia.

    Sementara Nia sedang asiknya menaik turnkan pantatnya diatasku, maka aku tarik Melly keatasku dan aku menjilati vaginanya.

    “Ahh.. enak Man terus Man ohh..” desah Melly.
    “Ahh.. ohh.sst” desah Nia yang bersahut-sahutan dengan Melly dan Ayu.
    “Ohh.. yess lick my pussy Man ohh yess sst” racau Melly ketika klitorisnya aku hisap-hisap.

    Sementara itu aku tarik pula si Dita dan aku masukan jari tengahku ke liang vaginanya sehingga membuat Dita meracau dan meliuk-liukan badannya.

    “Ohh yes Man enak Man dalem lagi Man ohh..” racau Dita.

    Sementara setelah berada dalam posisi seperti selama kurang lebih 15 menit akhirnya Nia menggenjotnya semakin cepat dan mengerang.

    “Ahh.. Man aku keluar Man ah..”

    desah Nia dan seketika itu pula tubuhnya melemas dan menggelimpang disampingku dan ternyata tanpa aku sadari dibawahku sudah ada si Ayu yang dengan cepatnya langsung melumat kemaluanku maka aku pun menggeliat menahan nikmat hisapan Ayu dan Melly segera turun dari mulutku dan memasukan kemaluanku ke vaginanya dan langsung digoyangkannya naik turun dan kadang memutar, sementara Dita tidak mau kehilangan kesempatan maka dia menyodorkan vaginannya ke mulutku dan akupun menjilati dan mengihisap-hisap vaginanya.

    Setelah 5 menit aku jilati vagina nya maka tubuh Dita mengejang dan dia berteriak, “Man ahh.. aku keluar Man.. ah..” sambil menekan vaginanya ke mulutku langsung saja aku menghisap vaginanya kuat-kuat dan aku merasakan mengalir deras cairan dari vaginanya yang langsung aku sedot dan aku telan habis.

    Setelah Dita merebahkan diri di sampingku ternyata Kki juga tidakmau ketinggalan dia menaiki aku dan kembali aku disodorkan vagina ke 3 siang ini yang langsung aku lumat habis baru aku memulai menjilati vagina Kiki Melly yang masih bergoyang diatasku akhirnya mengerang kuat.

    “Man aku keluar Man ah.. sst ahh..” racaunya.

    Terasa sekali cairanya mengalir deras mambahasi kemaluanku dan seketika itu pula ubuhnya melemas dan menggelimpang disampingku dan ternyata Kiki sudah tidak tahan dan langsung menurunkan tubuhnya ke bawah dan memasukan penisku ke vaginanya dan..

    “Ahh.. sst ahh.. Man mentok Man.. ah..” desahnya.

    Sedangkan Ayu yang sedari tadi hanya melihat sambil masturbasi sendiri aku tarik keatasku dan aku jilat dan hisap vaginannya

    “Ohh yess ohh like it honey oh..” desah Ayu.

    Cerita Sex Cerita Hot ThreeSome Dengan Sahabat Tercinta

    Cerita Sex Cerita Hot ThreeSome Dengan Sahabat Tercinta

    Setelah 10 menit Kiki diatasku dan menggoyangkan pinggulnya akhirnya dia pun mengalami klimaks. Sementara aku sendiri yang sedari tadi belum keluar karena tidak konsentrasi maka setelah Kiki rebah di sampingku maka aku membalikan badan hingga Ayu berada di bawahku dan perlahan-lahan aku masukan penisku ke vaginanya terasa sangat sempit, ketika kepala penisku mulai menyeruak masuk hingga Ayu berteriak.

    “Ahh.. pelan-pelan Man sakit”

    Maka perlahan-lahan aku masukan lagi setelah setengahnya masuk aku diamkan sebentar agar vagina Ayu terbiasa karena aku melihat Ayu mengerenyitkan dahinya menahan sakit setelah Ayu tenag maka aku sorong pantatku dan akhirnya seluruh penisku berada dalam vagina Ayu

    “Ahh Man sakit ah..” desah Ayu.

    Dan perlahan-lahan Ayu mulai menggoyangkan pinggulnya maka aku pun menggenjot pantatku keluar masuk. Terasa semppit sekali vagina Ayu dan ketika aku melirik kebawah aku melihat ada tetesan darah keluar dari vaginanya yang akhirnya baru aku ketahui bahwa memang Ayu yang termuda diantara semuanya dia baru masuk SMU kelas 1 dan hanya dia yang masih perawan.

    “Ahh.. sst.. terus Man enak Man oh.. dalam lagi Man..” racau Ayu.

    Maka aku menarik Ayu kepinggiran tempat tidur dengan posisi kakinya berada di bahu aku sementara aku berdiri memang Ayu tidak kelihatan seperti anak baru masuk SMU dengan tingginya sekitar 170 dan buah dadanya berukuran 36 B.

    Setelah 10 menit aku menggenjot Ayu akhirnya dia pun mengerang.

    “Man aku keluar Man ohh.. Man..”

    Namun aku tidak perduli aku terus menggenjot Ayu karena aku sendiri mengejar klimaks ku, setelah itu aku balikan tubuh Ayu sambil terus menggenjotnya hingga akhirnya Ayu berada dalam posisi menungging dan aku terus menggenjotnya dari belakang sambil meremas buah dadanya 36Bnya yang mengayun-ayun.

    Ketika aku sedang menggenjot dari arah bawah belakang aku merasakan ada yang menjilati buah pelirku dan ternya Melly sudah bangun lagi sehingga setelah 10 menit aku menggenjot Ayu dari belakang dia pun mengalami orgasme kembali.

    “Ahh Man aku keluar lagi Man ah..” dan seketika itu tubuhnya benar-benar melemas melihat kondisinya yang seperti itu maka aku tidak tega dan langsung aku tarik Melly untuk mengangkang dan aku tusukan penisku ke vaginanya dan Melly dengan posisi dibawah mendesah-desah seperti orang yang kepedasan.

    “Ahh.. Man terus Man.. esst enak Man terus Man oh..” racaunya.
    “Enak Mel, aah.. esst ahh”, racauku tidak karuan karena merasakan sedotan-sedotan di vagina Melly yang kata orang-orang ’empot ayam’.

    Maka dengan semangatnya aku menggenjot Melly dan setelah 10 menit Melly berkata,

    “Man aku mau keluar Man.. Man ahh”
    “Ntar Mell gue juga mau keluar barengan ya ahh” kataku.
    Akhirnya, “Man gue nggak kuat Man ah..”, ser.. ser.. ser.., terasa deras sekali semprotan Melly.
    “Ahh gue juga Mell ah..”, crot.. crot.. crott.., akhirnya akupun orgasme bersamaan.

    Akhirnya Kamipun ketiduran dengan posisi aku diatas Melly. Kira-kira aku tertidur 15 menit tiba-tiba aku merasakan penisku dijilat-jilat dan dihisap-hiasap setelah aku membuka mataku ternyata Dita sedang mengulum penisku.

    Maka seketika itu juga aku langsung meracau, “Ah.. ohh.. enak Dit terus Dit”

    Tapi Dita tidak mau menyia-nyiakan kesempatan yang ada dia langsung naik keatas tubuhku dan memasukkan penisku ke liang vagiannya, memang dari ‘peperangan’ tadi hanya Dita yang belum merasakan penisku maka ketika yang lain lain sedang tidur Dita memanfaatkan momen tersebut sebaik-baiknya.

    Terus dia menggoyangkan pinggulnya.

    “Ahh.. esst enak Man ah..”

    Aku pun merasakan keenakan dengan goyangan Dita karena goyangannya benar-benar seperti penari ular dia memutar-mutarkan pantatnya diatas penisku. Lama dia melakukan itu hingga akhirnya kami keluar bersamaan.

    “Ahh Man enak Man ayo Man keluarin barengan ohh..”
    Akhirnya, “Dit aku mau keluar ahh ohh crot.. crot..”

    Kami pun lemas dan Dita menciumku bibirku mesra “Makasih ya Man, enak lho bener yang Nia bilang” katanya.

    “Emang Nia bilang apa?” tanyaku penasaran.
    “Kontol kamu enak, kamu bisa bikin cewek ketagihan nanti lagi ya” katanya.

    Aku hanya tersenyum dan memeluk dia. Akhirnya aku pun menginap disitu dan kami ber-enampun melakukannya berulang kali. Kadang aku mengeluarkan spermaku di dalam vagina Melly, Ayu ataupun yang lainnya secara bergantian.

    Hingga sekarang pun kami masih sering melakukan kadang satu lawan satu, kadang three some, ataupun langsung berenam lagi.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Cewek Montok Datang Ke Kamar Hotel

    Cerita Sex Cewek Montok Datang Ke Kamar Hotel


    764 views

    Perawanku – Cerita Sex Cewek Montok Datang Ke Kamar Hotel, Tok tok tok aku membuka pintu kamar dan mendapati sesosok cewek ABG berseragam putih abu-abu dengan memakai helm pink. Yah dia adalah Shanty, bertubuh sangat sempurna melebihi usianya. Berkulit putih, berwajah cantik khas wanita Sunda, tinggi 170an dan bodinya sangat yahuuuud.

    Maklum Shanty suka dance dan mahir tari jaipong yang otomatis membentuk tubuhnya menjadi singset dengan pantat yang sintal, semok, montok dan suka nungging. Tanpa Malu dia masuk dan sama sekali tidak terkejut dengan keadaanku yang hanya memakai CD Gtman saja. Ternyata dia bispak bisyar dan itu dia lakukan untuk membiayai sekolahnya karena disini dia ikut pamannya dan tidak pernah dikirimi uang oleh ortunya.
    ‘aku harus memanggil bapak, Om atau Mas? Tanya Shanty si bisyar membuka obrolan
    “Mas aja biar mesra! Jawabku
    ‘aku mandi dulu ya Mas?? Katanya sambil melepaskan seragam SMAnya.

    Oooooohhhh indahnya tubuh Shanty, kulitnya mulus tanpa cela, payudaranya membulat sempurna dan Ooo eeemmmm. Geeeee belahan pantatnya seperti buah apel australia. Aku sampai menelan ludah mengagumi keseksianya, penisku mengeras dan nafasku memburu ingin segera menikmati tubuhnya. Shanty masuk ke kamar mandi dan mengguyur tubuhnya dengan semprotan shower tanpa menutup pintu.

    Layaknya sebuah pertunjukan striptease, Shanty si bisyar melenggak-lenggok menari sambil memainkan shower bagaikan sebuah mik. Aku sudah tidak tahan dan langsung membuang handuk serta CD yang sebenarnya baru aku kenakan saat membuka pintu. Aku menghampirinya dan langsung memeluk tubuh basahnya.
    ‘gak kuat ya Mas?? Katanya memanja

    “kamu nakal Ya, mempermainkan aku? Tanyaku

    ‘gantian dong, kemarin Mas ngerjain aku lari sampai lemes! Jawabnya
    “Oooo ingin membalas ya? Kataku sambil mencubit putingnya yang mengacung
    Kami langsung berpelukan erat dan beradu bibir dengan hot sambil meraba menjelajahi tubuh halusnya, sangat nikmat dan busa sabun cair membuat suasana semakin mesra. Membuat elusanku semakin lembut, licin dan nyaman.

    Aaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhh.pantatnya menggeliat menggelitik penisku membalas perlaakuanku yang terus-terusan meremas dan memainkan payudara bulatnya. Ooooooooohhhhhhhhh.. aku tidak kuat jika harus terus bercumbu, apalagi staminaku sudah sempat terkuras oleh Cristine dan Melly. Buru-buru aku menggendong tubuhnya dan melemparnya keatas kasur serta langsung menindihnya.

    aaaaahhhh…Mas jorok, Shanty kan masih penuh busa sabun?? Protesnya
    “udah biarin aja…ntar juga dibersihkan orang hotel! Jawabku
    Aku melumat habis kedua payudaranya, meremas dan terus memilin putingnya yang merah mengacung. Shanty terus melenguh dan memejamkan mata menikmati setiap detik cumbuanku. Kebawah aku terus mencium dan menjilat lembut kulitnya, menyusuri perut hingga ke selangkanganya.

    Jembutnya begitu lembut, tidak terlalu keriting bahkan hampir lurus… aku tergoda sekali dan melahapnya. Aku cium bibir vaginanya sambil menggigit mesra dengan bibirku. Aaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhh….Shanty menjambak rambutku sambil merintih lirih.

    ‘geli Mas…jangan begitu aku maluuuuuuu….uuuuuhhhhhhh! rengeknya
    “haemmmm..haemmmmmm…tapi enak kan?! Jawabku sambil sengaja menggigitnya agak kuat dan memasukkan ujung jari telunjukku kedalam memeknya.
    AAAAAAAAUUUUW…AH..AH..AH…UUUUUUUUUUUUUUUUUHHHH HHHH…. gumamnya sambil membelai rambutku. Tidak ada amis atau asin di Vaginanya, sangat bersih dan terawat semakin terasa lezat dan memikat. Aku mulai memaju mundurkan jariku, mengocoknya dan menggelitik ruang di Vaginanya dengan memutar-mutar jariku.

    ‘aaaaaaaaaaaahhh…Mas…buruan masukin aja! pintanya
    “bentar lagi ya?? Jawabku Agen Poker Online
    Aku mempercepat kocokanku dan semakin dalam, terus hingga jariku tidak tersisa. Mendadak gerakan tubuhnya menjadi liar dan binal, pantatnya naik turun dengan kepala mendongak keatas serta kaki menendang-nendang tubuhku. Aku tetap mengocoknya, terus dan teruuuuuuuuuuuuuuuss hingga muncratlah lendir orgasmenya ke bibirku.
    Hemmmmm… Shanty si bisyar bergumam dan terengah dengan tubuh yang semakin basah, basah oleh air dan bercampur dengan keringat. Tak ingin kehilangan momen, aku langsung membuka paahanya lebar-lebar, mengganjal pantatnya dengan bantal kemudian langsung menyerangnya dengan penisku.

    AAAAAAAAAAAAAAAUUUUUUUUWWWWWWW…
    OOOOOOOOOOOOOOOOO HHHHH….
    BLESSSSSSSSSSSS…BLES…
    BLESSSSSSSSSSSSSS…
    BLESS SSSSSS…

    penisku melengkung memasuki memeknya, menandakan memeknya masih sempit dan butuh dorongan ekstra untuk menerobosnya. Maju…munduuuurrr…majuuuuuuuu…mundur berulang kali dan semakin cepat. Kedua bola kenyal di dadanya berayun naik turun dengan indahnya, menggoda aku untuk meremasnya. Aku kunci posisi pahanya dengan kakiku dan aku arahkan kedua tanganku untuk menjamah dan memerah susunya. Aku remas kuat sekalian untuk berbegangan….
    AAAAAAAHHH… OOOHHH.. OOH.. OOOHHH.. OOOOHHH… AAAAAH H..AH..AH…AH….AH…

    “mmmmm… enak banget goyanganmu Mas! Pujinya sambil meringis dan mendesis
    “aku mau kok sering-sering memuaskan kamu! Rayuku
    “kenapa gak dari dulu, aku kan sudah lulus!! Jawabnya
    “lebih enak kalau kamu bukan muridku, bisa bebas! Jawabku
    Aku menggenjot goyanganku, semakin keras mendorong maju hingga membuat pantatnya terangkat dan melengkung dibagian perut. Sangat dalam… memek Shanty si bisyar lebih dalam daripada memeknya Melly, sangat nikmat menelan penisku hingga tanpa sisa.

    UUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUHHHH… cruuuuuuuuuuuuuuttt. ..crut…memek Shanty menyemburkan lava hangat yang membuat memeknya terasa semakin licin dan nikmat.
    ‘Maaaaaaaaaaaaasssssssssss…aku diatas doooooooong! Rengeknya

    “iya…bentar lagi! Jawabku
    Aku benamkan semakin dalam, terus naik-turun dan aaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhh…. palkonku berdenyut kencang seakan mau menyemprotkan sperma. Buru-buru aku kembali mengatur tempo seranganku, sejenak berhenti dengan alasan memberinya kesempatan berposisi WOT.

    Hemmmmmmmmmm…gumam Shanty saat mulai menelan penisku dengan memeknya. dengan tangan bertumpu di dadaku, Shanty langsung menggoyangkan pantatnya dengan cepat. Memutar ke kiri dengan cepat, seperti goyangan ngebor Inul… sangat ahli memutar pantat, pujiku dalam hati. Jujur aku belum pernah merasakan goyangan ngebor yang secepat goyanganya. Aku sangat terangsang, merasa geli sekali dan cenut-ceut di palkonku. Spontan aku memencet putingnya dan menariknya….
    AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAHHH…ADUUUUUUUUUUUUUUHHH… sakit Mas! Teriaknya
    “sori Ning…aku reflek!! Jawabku

    Shanty tahu bahwa aku tidak tahan diperlakukan demikian, setelah mengatur posisi Shanty kembali bergoyang cepat tetapi dengan gerakan naik-turun. Ah..ah..ah..ah…desahnya penuh semangat! Kembali kami bergulat dengan goyangan yang berimbang, terus dan teruuuuuuuuusss…. hingga lima belas menit kemudian, palkonku kembali berkedut kencang dan tak kuasa menahan nikmat yang teramat sangat.
    CROT…CROOOOTTTTTTTT…
    CROOOOOOOOOOOTTTTTTTTTTTT. ……..
    AHHHHHHHHHHHHHHHH…
    “uuuuuuuuuuuuuhhh…nikmat sekali goyanganmu! Pujiku
    ‘mmmmmm…kok gak bilang-bilang sih Mas… kok disemprotin di dalam! Jawabnya
    “aku gak kuat Ning,…maaf! jawabku

    “berdoa aja supaya aku tidak hamil…” jawabnya centil sambil mencubit hidungku.

    Tubuh Shanty ambruk menindihku, nafasnya terengah dengan detak jantung yang berdetak kencang. Kami berbincang mesra sambil saling berpelukan. Mendadak Shanty terperanjat begitu melihat jam sudah menunjukkan angka 16:20 Wib. Buru-buru dia mencuci muka, memakai seragamnya dan berpamitan pulang karena tidak mau dimarahi ibunya yang cerewet. Aku tidak sempat mengucapkan terima kasih atau apalah…

    Malam itu Elvine tidak datang menemuiku di hotel, membuatku menunggu dan semalaman tanpa kegiatan. Aku tidak tahu mengapa, tetapi aku sangat kecewa dan geregetan. Di sekolah diapun tidak ada, saat aku tanya pada Melly dan yang lainya mereka kompak menjawab tidak tahu. Sialan aku dikerjain sama elvine. Gumamku dalam hati!! Disiang harinya, saat hampir semua guru dan murid sudah pulang tiba-tiba Elvine menghampiriku di ruang guru.

    Dia memintaa maaf karena semalam tidak bisa datang dan baru bisa menemuiku siang ini karena mendadak harus kerumah neneknya yang sedang sakit keras. Dan dia memohon untuk memberikan nilainya dulu serta berjanji akan menggantinya dilain waktu. Karena tidak tega aku mengiyakan saja karena kebetulan staminaku sedang loyo kecapean menunggu!
    Pengalamanku ini hanya sebuah awal yang membuat kehidupanku berubah total, terutama dalam bidang sex dan cewek bisyar.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Seks Kepuasan yang Tak Terlupakan

    Cerita Seks Kepuasan yang Tak Terlupakan


    764 views

    Perawanku – Cerita Seks Kepuasan yang Tak Terlupakan, Pеrkеnаlkаn nаmаku Indah dаn аku аdаlаh ѕеоrаng perempuan bеrumur 29 tаhun, Aku seorang manajer di sebuah perusahaan asing yang bergerak dibidang kontraktor. Sеkаrаng аku tinggаl ѕеndiriаn di rumаhku уаng diѕеbut ѕеbаgiаn оrаng ѕеbаgаi kоmрlеk оrаng elite di wilауаh Jakarta. Kendati usiaku baru 29 tahun namun aku sudah mengemban status jаndа tаnра аnаk, ѕuаmiku sudаh mеninggаl 1 tahun уаng lаlu kаrеnа sakit. Sааt itu uѕiа реrkаwinаn kаmi bаru mеnginjаk 3 tаhun.

    Rumаh di ѕеkitаr kоmрlеkku lumауаn ѕаling bеrjаuhаn kаrеnа mаѕing-mаѕing rumаh mеmiliki реkаrаngаn уаng luаѕ. Hiduр di kоmрlеk mеmаng ѕереrti ini, mеnуеbаbkаn аku tidаk bеgitu mеngеnаl tеtаnggаku. Kаmi mаѕing-mаѕing mеmiliki kеhiduраn ѕеndiri.

    Sеring jugа аku mеrаѕа kеѕерiаn ѕеndiri di rumаh ini, tарi аku tidаk mаu mеnggunаkаn jаѕа реmbаntu, kаrеnа аku ingin mеngеrjаkаn реkеrjааn rumаhku ѕеndiri. Hitung-hitung biаr аku аdа kеѕibukаn di rumаh, rаѕаnуа lеbih еnjоу kаlаu ѕеmuа dikеrjаkаn ѕеndiri.

    Kеbеtulаn mаlаm itu аku рulаng аgаk lаrut mаlаm kаrеnа karena ada rapat di kantor dengan jajajran direksi. Bеgitu ѕudаh ѕаmраi di dаlаm rumаh, аku mеnuju kаmаrku untuk mеnggаnti bаju tidur.

    Aku mеlераѕkаn ѕеluruh раkаiаnku kеmudiаn mеnуimраn bаju kоtоrku di kеrаnjаng уg udаh kuѕеdiаkаn. Sungguh аku ѕеkаrаng mеnjаdi tеlаnjаng bulаt. Aku mеrаѕа nуаmаn di rumаhku ѕеndiri ѕеhinggа аku mеrаѕа bеbаѕ wаlаuрun ѕеdаng tеlаnjаng bulаt bеrjаlаn kе ruаng tеngаh аtаu kе dарur.

    Kеmudiаn аku mаѕuk kе kаmаr mаndi untuk mеmbеrѕihkаn bаdаn. Sеuѕаi mаndi rаѕаnуа bаdаnku mеnjаdi ѕеgаr. kеmudiаn duduk ѕаntаi mеnоntоn TV di ruаng tеngаh dеngаn bаdаn уаng mаѕih di lilitkаn dеngаn hаnduk. Iѕеng-iѕеng аku mеnоntоn film BF, kаrаktеr di film bf itu ѕi рriа ѕеdаng mеnсumbu ѕеоrаng wаnitа уg kеlihаtаnnуа bеgitu mеnikmаti сumbuаn dаri рria. Aku ѕеdikit tеrаngѕаng mеlihаt аdеgаn itu !!!

    Aku mеlераѕkаn hаnduk уg mеlilit bаdаnku, lаlu mеrеmаѕ-rеmаѕ рауudаrаku уаng mеmаng tidаk tеrlаlu bеѕаr, tарi tеmаn-tеmаn wаnitаku ѕеlаlu mеmujiku dеngаn ѕеbutаn mоntоk. Untuk uruѕаn bаdаn, аku mеmаng аgаk tеrаwаt. Kаrеnа kесаntikаn dаn kеmuluѕаn bаdаn wаnitа itu аdаlаh hаrgа mаti. Tеtарi аku tidаk mеnуаdаri ѕаmа ѕеkаli kаlаu аdа оrаng уаng mеmреrhаtikаn kеgiаtаnku .

    Kuеluѕ-еluѕ рауudаrаku dеngаn lеmbut hinggа mеnimbulkаn rаngѕаngаn tеrѕеndiri bаgiku, Libidоku tibа-tibа dаtаng dаn hаѕrаt ѕеxku jаdi mеmunсаk. Tаngаnku реrlаhаn turun mеngеluѕ-еluѕ ѕеlаngkаngаn dаn jаri-jаriku mеngеnаi bibir vаginа. Sungguh Nikmаt ѕеkаli rаѕаnуа, аku рun mеrаѕаkаn dаrаh tubuhku уаng mеngаlir lеbih сераt dаriраdа biаѕаnуа.

    Aku tеrаngѕаng ѕеkаli, lubаng mеmеkku ѕudаh dibаnjiri lеndir, kеmudiаn jаri-jаriku kuаrаhkаn kе klitоriѕ lаlu mеnggеѕеk-gеѕеk klitоriѕ dеngаn jаriku ѕеndiri. Sеhinggа аkuрun tаk tаhаn mеmbеndung hаѕrаtku уаng ѕеmаkin mеnggеbu. Bаdаnku bеrgеtаr mеrаѕаkаn kеnikmаtаn. Di liаng mеmеkku udаh bеnаr-bеnаr bаѕаh оlеh lеndir уаng liсin hinggа dеngаn mudаhnуа mаinаn tоуѕ(kоntоl-kоntоlаn) mаѕuk kе dаlаm liаng mеmеkku. Aku tеruѕ mеngосоk lubаng mеmеkku dеngаn jаri tаngаn kаnаn fоkuѕ kе mеmеk, dаn jаri tаngаn kiri fоkuѕ mеnguѕар-uѕар ѕuѕuku.

    Aku ѕudаh bеnаr-bеnаr hаmрir mеnuju klimаkѕ ѕааt timbul ѕеѕuаtu уаng rаѕаnуа аkаn mеlеdаk kеluаr dаri dаlаm mеmеkku, ini mеnjаdi реrtаndа аku аkаn ѕеgеrа mеnсараi оrgаѕmе. Gеѕеkаn jаriku ѕеmаkin kuреrсераt lаgi untuk mеnуоngѕоng оrgаѕmеku уаng ѕеgеrа tibа, kurаѕаkаn jugа kеdutаn bibir vаginа уаng tibа-tibа mеnjерit jаri-jаriku уаng mаѕih bеrаdа di dаlаm dаlаm lubаng vаginа.

    Bеrѕаmааn dеngаn itu аku mеrаѕаkаn ѕеѕеkаli аdа ѕеmburаn уаng kеluаr mеmbаѕаhi dinding vаginа. Aku mеrаѕа ѕеdаng kеnсing nаmun уаng mеngаlir kеluаr аdаlаh lеndir, itulаh саirаn mаniku уаng mеngаlir dеrаѕ.

    “Ahhhh….” аku mеnjеrit, tubuhku bеrgеtаr hеbаt. Sеtеlаh bеbеrара mеnit bаdаnku mеnjаdi lеmаѕ ѕеkаli.

    Mаtаku tеrреjаm dаn tidur bеbеrара mеnit ѕаmbil mеnikmаti rаѕа nikmаt уаng mеnjаlаr di ѕеkujur bаdаnku, аkаn tеtарi tibа-tibа tеrаѕа аdа bеndа mеnеmреl di lеhеrku. Mаtаku lаngѕung tеrbukа, lаlu…

    “Diаm аtаu ku роtоng lеhеrmu” Suаrа ѕеоrаng lаki-lаki tеrdеngаr mеngеjutkаnku. Jаntungku bеrdеbаr rаѕаnуа hаmрir сороt mеnуаdаri аdа рriа уаng mеnеmреlkаn рiѕаu kе lеhеrku, dаn аku mаѕih kеаdааn tеlаnjаng…

    Aku tеrdiаm ngаk bеrdауа kеtikа diа bеruѕаhа mеngikаt kеduа tаngаnku. Aku tаkut kаlаu diа аkаn mеmbunuhku. Mаtаnуа mеlоtоt mеlihаt tubuhku уаng tidаk tеrtutuр kаin ѕеhеlаiрun. Tеrbеrѕit реnуеѕаlаn di dаlаm hаtiku, kеnара аku ѕаngаt сеrоbоh ѕеhinggа diа mаѕuk kе dаlаm rumаh ini, dаn ара уаng аkаn diа lаkukаn kераdаku. Sеgаlа mасаm реrаѕааn раnik dаlаm diriku ѕааt itu.

    Hе…hе…hе… саntik, ijinkаn аku untuk mеmbаntumu mеnуеlеѕаikаn mаѕturbаѕi уаng еnаk уа” Lеlаki itu duduk diѕаmрingku.
    “Nаh саntik.. Sеkаrаng Abаng аkаn mеnсоbа mеmuаѕkаnmu” ѕаmbungnуа lаgi

    Lеlаki itu bеrроѕtur tinggi dаn uѕiаnуа hаmрir ѕаmа dеngаn uѕiаku dеngаn оtоt-оtоt lеngаnnуа уg nаmраk kеkаr ѕааt mеnаhаn tubuhku уаng tеruѕ bеrоntаk. kеmudiаn diа mеnуеrеtku kе kаmаr tidur аku mеnjаdi tаk bеrdауа dаn mеnуаdаri tidаk аdа gunаnуа lаgi bеrоntаk mаuрun bеrtеriаk.

    “Aуоlаh саntik, jаngаn соbа-соbа mеlаwаn. Pеrсumа ѕаjа kаmu tеriаk, tidаk аkаn di dеngаr оlеh wаrgа ѕеtеmраt” аnсаmnуа

    Aku bеrрikir сераt mеnуаdаri kаtа-kаtаnуа itu ѕеаkаn-аkаn ѕеngаjа mеmреrhitungkаn kеаdааn. Kеmudiаn dеngаn tеrѕеnуum diа bеnаmkаn wаjаhnуа kе bаgiаn реntil ѕuѕuku, diа mеnсiumi, mеngесuр dаn mеnjilаti ѕеluruh ѕuѕuku. Dаri kаnаn kеmudiаn рindаh kе kiri, Mеnimbulkаn rаѕа gеli mеmbаngkitkаn gаirаh ѕеxku. Tаngаn-tаngаnnуа mеnjаmаh dаn mеnеluѕuр рinggulku. Dеngаn jаrinуа diа mеmuir реntil ѕuѕuku. Diѕini diа mеlаkukаnnуа mulаi dеngаn lеmаh lеmbut dаn реnuh реrаѕааn. аku bаgаikаn mаngѕа уаng ѕiар ditеrkаm оlеhnуа.

    “Kаmu саntik bаngеt.. kаmi jаngаn раnik, аku gаk jаhаt kоk” diа bеruѕаhа mеnеnаngkаnku.

    Aku mеrаѕаkаn bеtiѕku, раhаku kеmudiаn gumраlаn раntаtku dirауарi tаngаn-tаngаnnуа. Wаjаhnуа ѕеmаkin turun mеndеkаt hinggа kurаѕаkаn nаfаѕnуа уаng mеniuрkаn аngin kе ѕеlаngkаngаnku. Lеlаki itu mulаi mеnеnggеlаmkаn wаjаhnуа untuk mеnjilаti lubаng mеmеkku.

    Ah… Bukаn mаin” Bеlum реrnаh аdа ѕеоrаngрun bеrbuаt ѕереrti ini раdаku. Aku ngаk kuаѕа mеnоlаk ѕеmuа ini. Uрауа bеrоntаkku kаndаѕ. Kеmudiаn аku mеrаѕаkаn lidаhnуа mеnуарu ujung kliѕtоriѕku. Lidаh itu ѕаngаt реlаn mеnjilаti lubаng mеmеku. Dаrаhku bеrdеѕir ѕеаkаn-аkаn bеrрutаr оlеh rаѕа nikmаt уаng iа bеrikаn. Aku mеrаѕаkаn lidаh lеlаki ini ѕеаkаn mеnjаdi ѕеribu lidаh. Sеribu lidаh mеnjаlаri ѕеmuа bаgiаn-bаgiаn rаhаѕiаku intimku. Aku ngаk biѕа рungkiri, Aku ѕеdаng jаtuh dаlаm lеmbаh kеnikmаtаn уаng ѕаngаt dаlаm.

    Dаn ѕааt kоmbinаѕi lidаh уаng mеnjilаti ѕеlаngkаngаnku kе dаlаm рunсаk-рunсаknуа rаhаѕiаku, аku ѕеmаkin tаk mаmрu mеnуеmbunуikаn rаѕа nikmаt. Iѕаk tаngiѕku mеnjаdi tеrdiаm, bеrgаnti dеngаn dеѕаhаn dаri bаlik kаin уаng mеnуumbаt mulutku. Lаki-lаki itu mеmbukа ѕumраl mulutku.Diа bеgitu уаkin bаhwа аku tеlаh tеrtеlаn dаlаm ѕуаhwаtku уаng tidаk аkаn bеrtеriаk kераdа оrаng lаin.

    “Aуоlаh ѕауаng, kitа mеmuаѕkаn diri” ujаrnуа

    kаrеnа kеgаtаlаn уаng nikmаt раdа kеmаluаnku dilаndа nаfѕu birаhi. аku mеnуuruhnуа untuk mеmаѕukаn реniѕnуа kе dаlаm lubаng mеmеkku.

    “Mаѕukin bаng !!! ѕѕѕѕhhhtttt… реlаn-реlаn аku gаk tаhаn.. аku mеndеѕаh tidаk kаruаn. ѕаmbil mеnеkаnkаn kоntоlnуа. Cаirаn-саirаn kеwаnitааnku mеmbаntu kоntоlnуа itu mеmаѕuki kеmаluаnku.

    Brеѕѕѕѕ… Oоооhhh……. Nikmmmmаtt……..” dеѕаhku

    Sеnѕаѕi сеngkеrаmаn bulаtаn kоntоlnуа mеnуuguhkаn fаntаѕу tеrbеѕаr dаlаm ѕеluruh hiduрku ѕеlаmа ini. iа tеruѕ mеnggоуаngkаn, lеlаki itu mеngаngkаt kеduа раhаku kе аtаѕ mеmbuаtnуа mеngаngkаng аgаr ѕеlаngkаngаnnуа tеrbukа lеbаr.

    “Oооаааhh…. аааааааааааhhh” dеѕаhku bаru kаli ini guе ngеrаѕаin kоntоl ѕееnаk ini.
    “Sѕѕѕhhhhhhhhhhh аааааhh ngаааааааааhhhh ” dеѕаhаnku lаgi ѕаngаt kеrаѕ mеrаѕа bingung аntаrа еnаk, ѕаkit, dаn mаlu.

    Duа gunung kеmbаrku mеnjаdi ѕаѕаrаn nаfѕunуа lаgi. Iа mulаi mеnghiѕар dаn mеmlintir рuting ѕuѕuku уаng imut ini.

    Sruuuррр ѕlurrрр humm” ѕuаrа kесuраn lаki itu”
    Uuuummmhhh”bаlаѕ rintihаnku
    Hеhе, ѕuаrаmu ѕungguh indаh ѕауаng” ujаrnуа

    Sеlаng bеbеrара lаmа, lеlаki itu mеnсараi klimаkѕ mеngеluаrkаn аir mаni kе dаlаm lubаng mеmеkku.
    Mmmрррррhhh mmmmmррhh.. Suаrаnуа
    Crоt…Crоt…. ѕреrmа kеmbаli mеmbаnjiri bibir mеmеkku.

    Kаmi lаngѕung rоbоh, hеning ѕеbеntаr. Dаn аku mеrаѕа аnеh, аku mеnjаdi tаk mеrаѕа mеnуеѕаl, khаwаtir, dаn tаk mеrаѕа tаkut. Aраkаh аku mеmаng ѕudаh lаmа tidаk bеrсintа аtаu mеmаng kаrеnа lеlаki ini tаngguh dаn раndаi bеrсintа. Akuрun tеrtidur kеlеlаhаn. Dаlаm rаngkulаnnуа аku mеrаѕа bеgitu dаmаi. Tidаk реrlu kаtа-kаtа lаin hаnуа ѕеbuаh реlukаn lаki-lаki itu biѕа mеnghilаngkаn ѕеluruh kераnikаnku. ѕеtеlаh bеbеrара lаmа kеmudiаn, iа mеmintа mааf kераdаku Bеѕоk раgi аku tеrbаngun dеngаn bаdаn ѕеdikit реgаl. Tidаk аdа tаndа diа mаѕih аdа di dаlаm rumаhku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Serunya Berselingkuh Dengan Mantanku Dikamar Hotel

    Cerita Sex Serunya Berselingkuh Dengan Mantanku Dikamar Hotel


    764 views

    Perawanku – Cerita Sex Serunya Berselingkuh Dengan Mantanku Dikamar Hotel, Aku seorang ibu rumah tangga biasa namaku Putri setiap hari aku berada di rumah, akhirnya akupun mencari kesibukan dengan banyak berkumpul dengan para wanita sosialita. Sebenarnya hidupku tidak sepi-sepi amat karena aku tinggal di rumah keluarga suamiku, ada kedua mertuaku yang masih sibuk bekerja juga di perusahaannya sendiri. Juga anakku yang kini sudah dua orang Nana 3 tahun dan Dika 12 tahun.

    Akupun memiliki suami mas Ronny yang bertanggung jawab pada keluarga, diapun begitu hot memuaskan aku di dalam melakukan hubungan intim layaknya dalam adegan cerita sex paling hot, tapi akupun menghianatinya juga. Mungkin aku terbawa pergaulan dengan teman-temanku yang menganggap selingkuh sudah di anggap hal yang biasa bahkan katanya membuat kita lebih bergairah menjalani kehidupan ini.

    Tepat di usia pernikahanku yang ke 12 tahun aku menghianati suamiku, dan bukan dengan orang lain melainkan dengan orang rumah juga. Meskipun dia tidak ada hubungan darah dengan keluarga suamiku tapi dia tinggal di rumah besar ini juga. Namanya mas Soni dia merupakan sopir keluarga, setiap hari kerjanya mengantar orang rumah ke kantor dan kembali lagi ke rumah sampai tenaganya di butuhkan.

    Oleh karena itu mas Soni selalu berada di rumah setiap hari, karena aku selalu sibuk dengan arisan dan juga acara kumpul-kumpul dengan teman-temanku akhirnya mas Soni yang sering mengantarku. Awal mula aku tertarik padanya ketika aku meminta dia untuk masuk kedalam ruangan tempat kami mengadakan acara, saat itu dia membawakan barang yang akan aku bawa.

    Tapi di dalam semua pada heboh bilang “Aduuh jeng Putri suaminya cakep banget jeng..” Aku kaget dan hendak mengklarifikasi tapi ketika semua berkata seperti itu akhirnya akupun hanya tersenyum saja “Mas boleh kenalan tidak..?” Kata jeng Vika pada mas Soni dan aku lihat mas Soni begitu tersipu malu di buatnya dan ketika aku melihatnya dengan seksama dia memang begitu cakep dan gagah.

    Sejak hari itu aku selalu memperhatikan mas Soni bahkan aku seperti wanita yang kesepian, yang haus akan adegan cerita sex. Padahal kehidupan seks dengan suamiku masih sama seperti dulu, tapi akhir-akhir ini aku sering melamunkan mas Soni bahkan tidak jarang aku membayangkan melakukan adegan cerita hot bersamanya. Aku benar-benar terhipnotis pada mas Soni.

    Lama kelamaan akupun tidak mampu membendungnya segala cara aku coba untuk mengambil hatinya “Mas Soni beli aja buat keluarganya…” Kataku sembari tersenyum ketika kami sedang berada di sebuah toko pakaian di salah satu mal “Saya belum menikah bu…” Wiihhh mendengar dia berkata seperti itu akupun menjadi lebih senang lagi akhirnya akupun membelikannya baju yang pas buat dia.

    Untuk melancarkan aksiku aku bukan cuma membelikannya baju tapi juga sering curhat sesuatu yang gak penting padanya, sampai akhirnya kamipun menjadi begitu dekat tapi kemudian aku sadar kalau aku harus bersikap wajar di depan mereka semua. Karena pernah sekali ketika aku melewati dapur secara tidak sengaja aku mendengar Lilis pembantuku yang genit.

    Berkata seperti ini pada mas Soni “Mas Soni kok deket sama bu Putri.. jangan ada apa-apa ya..” Soni langsung menjawab “LIs..kamu ini apa sih..jangan fitnah gitu lho” Kata mas Soni marah dan mbok Sinah pembantuku yang lain berkata “Huuss..kamu tuh LIs.. awas kedengaran majikan di pecat kamu..” LIlis manggut-manggut sambil manyun “Ya..iya Lilis kan cuma bercanda..”.

    Karena aku mengubah sikapku pada Soni di depan mereka akhirnya merekapun tidak pernah mencurigai aku suka pada mas Soni. Sampai pada suatu ketika aku sedang ada acara di luar kota dan harus menginap setelah aku pamit pada suamiku dia memutuskan untuk menyuruhku membawa sopir sendiri dan Soni menjadi pilihannya untuk mengantarku aku senang mendengarnya.

    Cerita Dewasa – Dengan penuh semangat akupun pergi dengan Soni, setelah melakukan perjalan selama kurang dari 6 jam kamipun sampai. Aku istirahat di hotel tempat aku menginap aku beda kamar dengan Soni, tapi setelah terbangun dari tidur istirahatku akupun segera mandi dan keluar memesan makanan ke dalam kamar hotel sekaligus melancarkan aksiku untuk berdua dengan mas Soni aku sengaja memesan untuk dua orang.

    Setelah aku telpon dia untuk datang ke kamarku, diapun datang dan menyantap makanan yang telah aku pesan. Setelah itu kami mengobrol berdua sampai akhirnya aku dapat membuat gairah mas Soni bangkit, ketika aku mendekatkan tubuhku padanya diapun langsung agresif dengan memelukku lalu mecium bibirku kamipun saling pagut dengan mesra dan gairah kami berdua sama-sama memuncak.

    Cerita Sex Serunya Berselingkuh Dengan Mantanku Dikamar Hotel

    Cerita Sex Serunya Berselingkuh Dengan Mantanku Dikamar Hotel

    Tanganku melingkar di lehernya “Aaaaggggggghhh… aaaaagggghhhh… aaaaggghhhh… aaaggghhh..” Aku mencoba mendesah tepat di telinganya hingga diapun semakin terangsang “Ooouugggggghh… maaaas… aaaggggghhh…. aaaaaggghhhhh… eeeeuuummmmmhhhppppp….. aaaaggggghhhhh…” Desahku tanpa menghiraukan apapun lagi aku begitu menikmatinya.

    Hingga tidak terasa kini tubuhku sudah dalam keadaan telanjang dan mas Soni sudah menindihku “Aku masukin ya sayaaang…. eeeehhhhhggggg…” Dia masih bertanya lirih padaku “Iyaaaa maaas.. ayyoooo… aaaaggggghhhh…. aaaaggghhhh… aaaaaaggggghhh… aaaaagggghhhh..” Kataku sembari langsung mendesah begitu dia bergoyang di atas tubuhku yang sudah menggeliat.

    Bagai pemain dalam adegan cerita hot kami terus berburu “OOouuuuggggghhh… aaaagggghh… aaagggghhh… maaaaas… aaagggghhhh… aaaaagggghhhh… aaaagggghhh.. ” Diapun sama-sama menikmati adegan seks ini, di tambah aku semakin hot ikut menggoyangkan tubuhku juga karena benar kata teman-temanku melakukan hubungan intim dengan selingkuhan lebih nikmat rasanya.

    Tidak lama kemudian kamipun sama-sama mendesah dan mengerang dengan kerasnya “OOouuuggggghhhh…. aaaaaaggggghh… aaaaagggghhh… aaaaghh.. sa.. saaayaaang… aaagggh… aaaaagggggghhhhh…” Kamipun berdua sama-sama terpuaskan berulang kali mas Soni menciumku dan akupun senang dia melakukan hal itu kini tubuh kami sudah basah bersimbah keringat.

    Sungguh aku begitu puas melakukan adegan cerita sex ini dengan mas Soni, selama 3 hari kami melakaukan hal itu. Meskipun masih terasa kurang tapi akhirnya mas Soni mengajaku pulang dia bilang takut ada yang curuga dengan hubungan kami. Dia memintaku untuk merahasiakan hal ini dan dia berjanji akan selalu ada untukku dan sampai detik ini kami masih berhubungan secara backstreet.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Buah Terlarang

    Cerita Sex Buah Terlarang


    762 views

    Perawanku – Cerita Sex Buah Terlarang, Istri sudah punya. Anak juga sudah sepasang. Rumah, meskipun cuma rumah BTN juga sudah punya. Mobil juga meski kreditan sudah punya. Mau apalagi Pada awalnya aku cuma iseng-iseng saja. Lama-lama jadi keterusan juga. Dan itu semua karena makan buah terlarang.

    Kehidupan rumah tanggaku sebetulnya sangat bahagia. Istriku cantik, seksi dan selalu menggairahkan. Dari perkawinan kami kini telah terlahir seorang anak laki-laki berusia delapan tahun dan seorang anak cantik berusia tiga tahun, aku cuma pegawai negeri yang kebetulan punya kedudukan dan jabatan yang lumayan.

    Tapi hampir saja biduk rumah tanggaku dihantam badai. Dan memang semua ini bisa terjadi karena keisenganku, bermain-main api hingga hampir saja menghanguskan mahligai rumah tanggaku yang damai. Aku sendiri tidak menyangka kalau bisa menjadi keterusan begitu.

    Awalnya aku cuma iseng-iseng main ke sebuah klub karaoke. Tidak disangka di sana banyak juga gadis-gadis cantik berusia remaja. Tingkah laku mereka sangat menggoda. Dan mereka memang sengaja datang ke sana untuk mencari kesenangan. Tapi tidak sedikit yang sengaja mencari laki-laki hidung belang.

    Terus terang waktu itu aku sebenarnya tertarik dengan salah seorang gadis di sana. Wajahnya cantik, Tubuhnya juga padat dan sintal, Kulitnya kuning langsat. Dan aku memperkirakan umurnya tidak lebih dari delapan belas tahun. Aku ingin mendekatinya, tapi ada keraguan dalam hati. Aku hanya memandanginya saja sambil menikmati minuman ringan, dan mendengarkan lagu-lagu yang dilantunkan pengunjung secara bergantian.

    Tapi sungguh tidak diduga sama sekali ternyata gadis itu tahu kalau aku sejak tadi memperhatikannya. Sambil tersenyum dia menghampiriku, dan langsung saja duduk disampingku. Bahkan tanpa malu-malu lagi meletakkan tangannya di atas pahaku. Tentu saja aku sangat terkejut dengan keberaniannya yang kuanggap luar biasa ini.
    Sendirian aja nih…, Omm.., sapanya dengan senyuman menggoda.
    Eh, iya.., sahutku agak tergagap.
    Perlu teman nggak.. dia langsung menawarkan diri.

    Aku tidak bisa langsung menjawab. Sungguh mati, aku benar-benar tidak tahu kalau gadis muda belia ini sungguh pandai merayu. Sehingga aku tidak sanggup lagi ketika dia minta ditraktir minum. Meskipun baru beberapa saat kenal, tapi sikapnya sudah begitu manja. Bahkan seakan dia sudah lama mengenalku. Padahal baru malam ini aku datang ke klub karaoke ini dan bertemu dengannya.

    Semula aku memang canggung, Tapi lama-kelamaan jadi biasa juga. Bahkan aku mulai berani meraba-raba dan meremas-remas pahanya. Memang dia mengenakan rok yang cukup pendek, sehingga sebagian pahanya jadi terbuka.

    Hampir tengah malam aku baru pulang. Sebenarnya aku tidak biasa pulang sampai larut malam begini. Tapi istriku tidak rewel dan tidak banyak bertanya. Sepanjang malam aku tidak bisa tidur. Wajah gadis itu masih terus membayang di pelupuk mata. Senyumnya, dan kemanjaannya membuatku jadi seperti kembali ke masa remaja.

    Esoknya Aku datang lagi ke klub karaoke itu, dan ternyata gadis itu juga datang ke sana. Pertemuan kedua ini sudah tidak membuatku canggung lagi. Bahkan kini aku sudah berani mencium pipinya. Malam itu akau benar-benar lupa pada anak dan istri di rumah. Aku bersenang-senang dengan gadis yang sebaya dengan adikku. Kali ini aku justru pulang menjelang subuh.

    Mungkin karena istriku tidak pernah bertanya, dan juga tidak rewel. Aku jadi keranjingan pergi ke klub karaoke itu. Dan setiap kali datang, selalu saja gadis itu yang menemaniku. Dia menyebut namanya Reni. Entah benar atau tidak, aku sendiri tidak peduli. Tapi malam itu tidak seperti biasanya. Reni mengajakku keluar meninggalkan klub karaoke. Aku menurut saja, dan berputar-putar mengelilingi kota Jakarta dengan kijang kreditan yang belum lunas.

    Entah kenapa, tiba-tiba aku punya pikiran untuk membawa gadis ini ke sebuah penginapan. Sungguh aku tidak menyangka sama sekali ternyata Reni tidak menolak ketika aku mampir di halaman depan sebuah losmen. Dan dia juga tidak menolak ketika aku membawanya masuk ke sebuah kamar yang telah kupesan.

    Jari-jariku langsung bergerak aktif menelusuri setiap lekuk tubuhnya. Bahkan wajahnya dan lehernya kuhujani dengan ciuman-ciuman yang membangkitkan gairah. Aku mendengar dia mendesah kecil dan merintih tertahan. Aku tahu kalau Reni sudah mulai dihinggapi kobaran api gairah asmara yang membara.

    Perlahan aku membaringkan tubuhnya di atas ranjang dan satu persatu aku melucuti pakaian yang dikenakan Reni, hingga tanpa busana sama sekali yang melekat di tubuh Reni yang padat berisi. Reni mendesis dan merintih pelan saat ujung lidahku yang basah dan hangat mulai bermain dan menggelitik puting payudaranya. Sekujur tubuhnya langsung bergetar hebat saat ujung jariku mulai menyentuh bagian tubuhnya yang paling rawan dan sensitif. Jari-jemariku bermain-main dipinggiran daerah rawan itu. Tapi itu sudah cukup membuat Reni menggerinjing dan semakin bergairah.

    Tergesa-gesa aku menanggalkan seluruh pakaian yang kukenakan, dan menuntun tangan gadis itu ke arah batang penisku. Entah kenapa, tiba-tiba Reni menatap wajahku, saat jari-jari tangannya menggenggam batang penis kebanggaanku ini, Tapi hanya sebentar saja dia menggenggam penisku dan kemudian melepaskannya. Bahkan dia melipat pahanya yang indah untuk menutupi keindahan pagar ayunya.
    Jangan, Omm…, desah Reni tertahan, ketika aku mencoba untuk membuka kembali lipatan pahanya.

    Cerita Sex Buah Terlarang

    Cerita Sex Buah Terlarang

    Kenapa tanyaku sambil menciumi bagian belakang telinganya.
    Aku…, hmm, aku… Reni tidak bisa meneruskan kata-katanya. Dia malah menggigit bahuku, tidak sanggup untuk menahan gairah yang semakin besar menguasai seluruh bagian tubuhnya. Saat itu Reni kemudian tidak bisa lagi menolak dan melawan gairahnya sendiri, sehingga sedikit demi sedikit lipatan pahanya yang menutupi vaginanya mulai sedikit terkuak, dan aku kemudian merenggangkannya kedua belah pahanya yang putih mulus itu sehingga aku bisa dengan puas menikmati keindahan bentuk vagina gadis muda ini yang mulai tampak merekah.

    Dan matanya langsung terpejam saat merasakan sesuatu benda yang keras, panas dan berdenyut-denyut mulai menyeruak memasuki liang vaginanya yang mulai membasah. Dia menggeliat-geliat sehingga membuat batang penisku jadi sulit untuk menembus lubang vaginanya. Tapi aku tidak kehilangan akal. Aku memeluk tubuhnya dengan erat sehingga Reni saat itu tidak bisa leluasa menggerak-gerakan lagi tubuhnya. Saat itu juga aku menekan pinggulku dengan kuat sekali agar seranganku tidak gagal lagi.

    Berhasil!, begitu kepala penisku memasuki liang vagina Reni yang sempit, aku langsung menghentakkan pinggulku ke depan sehingga batang penisku melesak ke dalam liang vagina Reni dengan seutuhnya, seketika itu juga Reni memekik tertahan sambil menyembunyikan wajahnya di bahuku, Seluruh urat-urat syarafnya langsung mengejang kaku. Dan keringat langsung bercucuran membasahi tubuhnya. Saat itu aku juga sangat tersentak kaget, aku merasakan bahwa batang penisku seakan merobek sesuatu di dalam vagina Reni, dan ini pernah kurasakan pula pada malam pertamaku, saat aku mengambil kegadisan dari istriku. Aku hampir tidak percaya bahwa malam ini aku juga mengambil keperawan dari gadis yang begitu aku sukai ini. Dan aku seolah masih tidak percaya bahwa Reni ternyata masih perawan.

    Aku bisa mengetahui ketika kuraba pada bagian pangkal pahanya, terdapat cairan kental yang hangat dan berwarna merah. Aku benar-benar terkejut saat itu, dan tidak menyangka sama sekali, Reni tidak pernah mengatakannya sejak semula. Tapi itu semua sudah terjadi. Dan rasa terkejutku seketika lenyap oleh desakan gairah membara yang begitu berkobar-kobar.

    Aku mulai menggerak-gerakan tubuhku, agar penisku dapat bermain-main di dalam lubang vagina Renny yang masih begitu rapat dan kenyal, Sementara Reni sudah mulai tampak tidak kesakitan dan sesekali tampak di wajahnya dia sudah bisa mulai merasakan kenikmatan dari gerakan-gerakan maju mundur penisku seakan membawanya ke batas ujung dunia tak bertepi.

    Malam itu juga Reni menyerahkan keperawannya padaku tanpa ada unsur paksaan. Meskipun dia kemudian menangis setelah semuanya terjadi, Dan aku sendiri merasa menyesal karena aku tidak mungkin mengembalikan keperawanannya. Aku memandangi bercak-bercak darah yang mengotori sprei sambil memeluk tubuh Reni yang masih polos dan sesekali masih terdengar isak tangisnya.
    Maafkan aku, Reni. Aku tidak tahu kalau kamu masih perawan. Seharusnya kamu bilang sejak semula…, kataku mencoba menghibur.

    Reny hanya diam saja. Dia melepaskan pelukanku dan turun dari pembaringan. Dia melangkah gontai ke kamar mandi. Sebentar saja sudah terdengar suara air yang menghantam lantai di dalam kamar mandi. Sedangkan aku masih duduk di ranjang ini, bersandar pada kepala pembaringan.

    Aku menunggu sampai Reni keluar dari kamar mandi dengan tubuh terlilit handuk dan rambut yang basah. Aku terus memandanginya dengan berbagai perasaan berkecamuk di dalam dada. Bagaimanapun aku sudah merenggut kegadisannya. Dan itu terjadi tanpa dapat dicegah kembali. Reni duduk disisi pembaringan sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk lain.

    Aku memeluk pinggangnya, dan menciumi punggungnya yang putih dan halus. Reni menggeliat sedikit, tapi tidak menolak ketika aku membawanya kembali berbaring di atas ranjang. Gairahku kembali bangkit saat handuk yang melilit tubuhnya terlepas dan terbentang pemandangan yang begitu menggairahkan datang dari keindahan kedua belah payudaranya yang kencang dan montok, serta keindahan dari bulu-bulu halus tipis yang menghiasi di sekitar vaginanya.

    Dan secepat kilat aku kembali menghujani tubuhnya dengan kecupan-kecupan yang membangkitkan gairahnya. Reni merintih tertahan, menahan gejolak gairahnya yang mendadak saja terusik kembali.
    Pelan-pelan, Omm. Perih…, rintih Reni tertahan, saat aku mulai kembali mendobrak benteng pagar ayunya untuk yang kedua kalinya. Renny menyeringai dan merintih tertahan sambil mengigit-gigit bibirnya sendiri, saat aku sudah mulai menggerak-gerakan pinggulku dengan irama yang tetap dan teratur.

    Perlahan tapi pasti, Reni mulai mengimbangi gerakan tubuhku. Sementara gerakan-gerakan yang kulakukan semakin liar dan tak terkendali. Beberapa kali Reni memekik tertahan dengan tubuh terguncang dan menggeletar bagai tersengat kenikmatan klimaks ribuan volt. Kali ini Reni mencapai puncak orgasme yang mungkin pertama kali baru dirasakannya. Tubuhnya langsung lunglai di pembaringan, dan aku merasakan denyutan-denyutan lembut dari dalam vaginanya, merasakan kenikmatan denyut-denyut vagina Reni, membuatku hilang kontrol dan tidak mampu menahan lagi permainan ini.. hingga akhirnya aku merasakan kejatan-kejatan hebat disertai kenikmatan luar biasa saat cairan spermaku muncrat berhamburan di dalam liang vagina Renny. Akupun akhirnya rebah tak bertenaga dan tidur berpelukan dengan Reni malam itu.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Dengan Suami Kakak

    Cerita Sex Dengan Suami Kakak


    762 views

    Perawanku – Cerita Sex Dengan Suami Kakak, Sesudah tamat sekolah di kampung akupun berpindah ke rumah kakakku yang sudah berumahtangga dan tinggal di bandar, Oleh kerana aku menyambung untuk bersekolah di kolej maka ibubapaku bersetuju aku tinggal bersama kakak dan abang iparku.

    Aku gadis yang pemalu dan memakai tudung , sembayang tak pernah tinggal dan kakakku pun begitu juga. Abang iparku pula kuat beramal dan selalu sembahyang sunat pada tengahmalam dan awal pula bangun untuk mengaji dan sebagainya.

    Di pendekkan cerita, mula-mula tak ada apa-apa berlaku sampailah kakakku mengandung anaknya yang ke empat. Dia selalu saja penat dan tidur awal dan mungkin tak dapat melayan kehendak abang iparku ketika kami sedang menonton Tv kakakku berkata dia mengantuk sangat dan pergilah tidur, tinggalah kami bersama anak-anaknya yang masih kecil 3-5 tahun. Oleh kerna budak-budakni dah biasa tidur awal kerna sekolah esok maka terlelaplah pula mereka di depan tv.

    Tiba-tiba rancangan tvtuh pula ada adegan yang mengairahkan. aku jadi malu dan terus mengatakan aku ingin masuk tidur jadi abang iparku mengatakan untuk mengangkat anak-anak nya masuk kebilik dulu kerana aku tidur bersama mereka. setelah semuanya beres maka aku pun bersedialah untuk tidur tiba-tiba abang iparku menarik tanganku dan mencium bibirku. Aku yang terkejut menolaknya tapi dia yang lebih bertenaga tidak peduli terus menolak aku kekatil dan menindih aku sambil mencium mulutku dengan ghairahnya. dia menarik skaf ku dan mencium ke telingaku aku jadi ghairah ketika lidahnya bermain dalam cuping telingaku dan membiarkan terus. Oleh kerana dia berpengalaman aku cepat jadi longlai dan dia terus meramai buah dadaku sambil lidahnya bermain-main di leher, bibir dan telingaku. Aku makin ghairah dan rela di perlakukan sedemikian.

    Abang iparku terus mengangkat separuh baju tidurku ke atas dan menyelak bra ku dari atas dan menghisap puting breastku. tanganya yang satu meramas-ramas kemaluanku dari atas kain. Aku yang kesedapan hanya dapat mengeluh-geluh kenikmatan kerana inilah pertama kali aku di perlakukan demikian.

    Setelah kedua-dua belah putingku di hisap maka abang iparku dengan lebih berani mnyelak kain sarungku dan membuka seluar dalamku dan menyuruh aku membangkangkan kakiku, aku akur dan dia terus menjilap lubang kemaluanku. Aku rasa kelentitku di jilap dan di hisap, lidahnya pula mencucuk-cucuk ke dalam lubang kemaluanku aku yang sudah tak tahan kerana sudah 2 kali aku klimak terus mengatakan aku tak tahan dan abang iparku terus membuka kain pelekatnya dan memasukkan zakarnya ke dalam kemaluan aku.

    Kami bersetubuh di dalm bilik yang gelap itu. Mula-mula sakit lepas itu nikmat dan selepas habis, abang iparku datang lagi tengah malam dan subuh untuk menyetubuhi aku. Sehinggalah ke hari ini aku masih lagi di setubuhi olehnya.

    Aku yang sudah biasa bersetubuh kadang-kadang minta di setubuhi di mana saja ketika kakak tidak ada kadang-kadang ketika aku berada di dapur atau ketika di tandas dan paling selalu ktiaka anak-anak tertidur depan tV kami akan bersetubuh di ruang tamu dan Tvlah yang menyaksikan kami.

    Kadang-kadang kalau abang iparku penat melayan kakakku agaknya, dia hanya menjilat kemaluanku ketika di dapur atau ketika aku pura-pula duduk menulis dan dia berada di bawa meja berselindung di dalam lapik meja dan menjilat dan mencucuk jarinya ke dalam kemaluanku. Anak-anaknya asyik melihat kartun dan kemaluanku asyik di jilat dan buah dadaku asyik di ramas ayah mereka.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Dengan Pembantu Yang Seksi

    Cerita Sex Dengan Pembantu Yang Seksi


    761 views

    Perawanku – Cerita Sex Dengan Pembantu Yang Seksi, Maukan kamu mijit Bapak lagi ? Pegal2 nih kan udah seminggu? Bisa Pak, jam berapa Bapak pulang ? Sekarang? Baik Pak, tapi saya mau mandi dulu? Agak lama aku menunggu di depan pintu baru Tini membukanya. Maaf Pak, tadi baru mandi Kata Tini tergopohgopoh. Ah, penisku mulai bergerak naik. Tini mengenakan daster yang basah di beberapa bagian dan jelas sekali bentuk bulat buah kembarnya sebagai tanda dia tak memakai BH. Mungkin buruburu. Engga apaapa.

    Bisa mulai ? Bisa pak saya ganti baju dulu? Hampir saja aku bilang, engga usah, kamu gitu aja. Untung tak jadi, ketahuan banget ada maksud lain selain minta pijit. Aku masuk kamar dan segera bertelanjang bulat. Terbawa suasana, penisku udah tegak berdiri. Kututup dengan belitan handuk. Pintu diketok. Tini masuk. Mengenakan rok terusan berbunga kecil warna kuning cerah, agak ketat, agak pendek di atas lutut, berkancing di depan tengah sampai ke bawah, membuatnya makin tampak bersinar. Warna roknya sesuai benar dengan bersih kulitnya.

    Dada itu kelihatan makin menonjol saja. Penisku berdenyut. Siap Tin? Ya pak? Dengan hanya berbalut handuk, aku rebah ke tempat tidur, tengkurap. Tini mulai dengan memencet telapak kakiku. Ini mungkin urutan yang benar. Cara memijat tubuhku bagian belakang sama seperti pijatan pertama minggu lalu, kecuali waktu mau memijat pantat, Tini melepaskan handukku, aku jadi benar2 bugil sekarang. Wangi sabun mandi tercium dari tubuhnya ketika ia memijat bahuku. Selama telungkup ini, penisku bergantiganti antara tegang dan surut. Bila sampai pada daerah sensitif, langsung tegang. Kalau ngobrol basabasi dan serius?, surut. Kalau ngobrolnya menjurus, tegang lagi.

    Depannya Pak? Dengan tenang aku membalikkan tubuhku yang telanjang bulat. Bayangkan, terlentang telanjang di depan pembantu. Penisku sedang surut. Tini melirik penisku, lagi2 hanya sekilas, sebelum mulai mengurut kakiku. Sekarang aku dengan jelas bisa melihatnya. Bayanganku akan bentuk buah dadanya di balik pakaiannya membuat penisku mulai menggeliat. Apalagi ketika ia mulai mengurut pahaku. Batang itu sudah tegak berdiri. Cara mengurut paha masih sama, sesekali menyentuh buah pelir. Bedanya, Tini lebih sering memandangi kelaminku yang telah dalam kondisi siap tempur. Kenapa Tin ? Aku mulai iseng bertanya.

    Ah engga katanya sedikit gugup.?Cepet bangunnya hi ..hi..hi..? katanya sambil ketawa polos. Iya dong. Kan masih sip kata kamu? Ada bedanya lagi. Kalau minggu lalu sehabis dari paha dia terus mengurut dadaku, kali ini dia langsung menggarap penisku, tanpa kuminta ! Apakah ini tanda2 dia akan bersedia kusetubuhi ? Jangan berharap dulu, mengingatkesetiaan?nya kepada isteriku. Cara mengurut penisku masih sama, pencet dan urut, hanya tanpa kocokan.

    Jadi aku tak sempatmendaki?, cuman pengin menyetubuhinya ! Udah. Benar2 masih sip, Pak? Mau coba sipnya ? kataku tiba2 dan menjurus. Wajahnya sedikit berubah. Jangan dong Pak, itu kan milik Ibu. Masa sih sama pembantu? Engga apaapa asal engga ada yang tahu aja ? Tini diam saja. Dia berpindah ke dadaku. Artinya jarak kami makin dekat, artinya rangsanganku makin bertambah, artinya aku bisa mulai menjamahnya. Antara 2 kancing baju di dadanya terdapat celah terbuka yang menampakkan daging dada putih yang setengah terhimpit itu. Aduuuhhh. Aku mampu bertahan engga nih. Apakah aku akan melanggar janjiku ? Seperti minggu lalu juga tangan kiriku mulai nakal. Kuusapusap pantatnya yang padat dan menonjol itu. Seperti minggu lalu juga, Tini menghindar dengan sopan.

    Tapi kali ini tanganku bandel, terus saja kembali ke situ meski dihindari berkalikali. Lama2 Tini membiarkannya, bahkan ketika tanganku tak hanya mengusap tapi mulai meremasremas pantat itu, Tini tak berreaksi, masih asyik mengurut. Tini masih saja asyik mengurut walaupun tanganku kini sudah menerobos gaunnya mengeluselus pahanya. Tapi itu tak lama, Tini mengubah posisi berdirinya dan meraih tangan nakalku karena hendak mengurutnya, sambil menarik nafas panjang. Entah apa arti tarikan nafasnya itu, karena memang sesak atau mulai terangsang ? Tanganku mulai diurut. Ini berarti kesempatanku buat menjamah daerah dada. Pada kesempatan dia mengurut lengan atasku, telapak tanganku menyentuh bukit dadanya. Tak ada reaksi. Aku makin nekat.

    Tangan kananku yang sedari tadi nganggur, kini ikut menjamah dada sintal itu. Paak Katanya pelan sambil menyingkirkan tanganku. Okelah, untuk sementara aku nurut. Tak lama, aku sudah tak tahan untuk tak meremasi buah dada itu. Kudengar nafasnya sedikit meningkat temponya. Entah karena capek memijat atau mulai terangsang akibat remasanku pada dadanya. Yang penting : Dia tak menyingkirkan tanganku lagi. Aku makin nakal. Kancing paling atas kulepas, lalu jariku menyusup. Benar2 daging padat. Tak ada reaksi. Merasa kurang leluasa, satu lagi kancingnya kulepas. Kini telapak tanganku berhasil menyusup jauh sampai ke dalam BHnya, Ah putting dadanya sudah mengeras ! Tini menarik telapak tanganku dari dadanya. Bapak kok nakal sih Katanya, dan .. tibatiba dia merebahkan tubuhnya ke dadaku.

    Aku sudah sangat paham akan sinyal ini. Berarti aku akan mendapatkannya, lupakan janjiku. Kupeluk tubuhnya erat2 lalu kuangkat sambil aku bangkit dan turun dari tempat tidur. Kubuka kancing blousenya lagi sehingga BH itu tampak seluruhnya. Buah dada sintal itu terlihat naik turun sesuai irama nafasnya yang mulai memburu. Kucium belahan dadanya, lalu bergeser ke kanan ke dada kirinya. Bukan main dada wanita muda ini. Bulat, padat, besar, putih. Kuturunkan tali Bhnya sehingga putting tegang itu terbuka, dan langsung kusergap dengan mulutku.Aaahhffffhhhhh. Paaaaak? rintihnya. Tak ada penolakan.

    Aku pindah ke dada kanan, kulum juga. Kupelorotkan roknya hingga jatuh ke lantai. Kulepaskan kaitan BHnya sehingga jatuh juga. Dengan perlahan kurebahkan Tini ke kasur, dada besar itu berguncang indah. Kembali aku menciumi, menjilati dan mengulumi kedua buah dadanya. Tini tak malu2 lagi melenguh dan merintih sebagai tanda dia menikmati cumbuanku. Tanganku mengusapi pahanya yang licin, lalu berhenti di pinggangnya dan mulai menarik CDnya Jangan Pak.

    Kata Tini terengah sambil mencegah melorotnya CD. Wah engga bisa dong aku udah sampai pada point noreturn, harus berlanjut sampai hubungan kelamin. Engga apaapa Tin ya. Bapak pengin. Badan kamu bagus bener ? Waktu aku membuka Cdnya tadi, jelas kelihatan ada cairan bening yang lengket, menunjukkan bahwa dia sudah terangsang. Aku melanjutkan menarik CDnya hingga lepas sama sekali. Tini tak mencegah lagi. Benar, Tini punya bulu kelamin yang lebat. Kini dua2nya sudah polos, dan dua2nya sudah terangsang, tunggu apa lagi.

    Kubuka pahanya lebar lebar. Kuletakkan lututku di antara kedua pahanya. Kuarahkan kepala penisku di lubang yang telah membasah itu, lalu kutekan sambil merebahkan diri ke tubuhnya. Auww. Pelan2 Pak. Sakit.!? Bapak pelan2 nih ? Aku tarik sedikit lalu memainkannya di mulut vaginanya. Bapak sabar ya. Saya udah lamaa sekali engga gini ? Ah masa ? Benar Pak? Iya deh sekarang bapak masukin lagi ya. Pelan deh..? Benar Bapak engga bilang ke Ibukan ? engga dong gila apa? Terpaksa aku pegangi penisku agar masuknya terkontrol. Kugesergeser lagi di pintu vaginanya, ini akan menambah rangsangannya.

    Baru setelah itu menusuk sedikit dan pelan. Aaghhhhfff? serunya, tapi tak ada penolakan kaya tadi Sakit lagi Tin Tini hanya menggelengkan kepalanya. Terusin Pakperlahan? sekarang dia yang minta. Aku menekan lagi. AH bukan main sempitnya vagina wanita muda ini. Kugosokgosok lagi sebelum aku menekannya lagi. Mentok. Kalau dengan isteriku atau Si Ani, tekanan segini sudah cukup menenggelamkan penisku di vaginanya masingmasing.

    Tini memang beda. Tekan, goyang, tekan goyang, dibantu juga oleh goyangan Tini, akhirnya seluruh batang panisku tenggelam di vagina Tini yang sempit itu. Benar2 penisku terasa dijepit. Aku menarik penisku kembali secara amat perlahan. Gesekan dinding vagina sempit ini dengan kulit penisku begitu nikmat kurasakan. Setelah hampir sampai ke ujung, kutekan lagi perlahan pula sampai mentok. Demikian seterusnya dengan bertahap menambah kecepatan. Tingkah Tini sudah tak karuan.

    Selain merintih dan teriak, dia gerakkan tubuhnya dengan liar. Dari tangan meremas sampai membanting kepalanya sendiri. Semuanya liar. Akupun asyik memompa sambil merasakan nikmatnya gesekan. Kadang kocokan cepat, kadang gesekan pelan. Penisku mampu merasakan relung2 dinding vaginanya. Memang beda, janda muda beranak satu ini dibandingkan dengan isteriku yang telah kali melahirkan. Beda juga rasanya dengan Ani yang walaupun juga punya anak satu tapi sudah 30 tahun dan sering dimasuki oleh suaminya dan aku sendiri.

    Aku masih memompa. Masih bervariasi kecepatannya. Nah, saat aku memompa cepat, tiba2 Tini menggerakgerakan tubuhnya lebih liar, kepalanya berguncang dan kuku jarinya mencengkeram punggungku kuatkuat sambil menjerit, benar2 menjerit ! Dua detik kemudian gerakan tubuhnya total berhenti, cengkeraman makin kuat, dan penisku merasakan ada denyutan teratur di dalam sana.

    Ohh nikmatnya.. Akupun menghentikan pompaanku. Lalu beberapa detik kemudian kepalanya rebah di bantal dan kedua belah tangannya terkulai ke kasur, lemas. Tini telah mencapai orgasme ! Sementara aku sedang mendaki. Paaak ooohhhh..? Kenapa Tin ? Ooohh sedapnya ? Lalu diam, hening dan tenang. Tapi tak lama. Sebentar kemudian badannya berguncang, teratur. Tini menangis ! Kenapa Tin ? Air matanya mengalir. Masih menangis. Kaya gadis yang baru diperawani saja. saya berdosa ama Ibu? katanya kemudian Engga apaapa Tin.. Kan Bapak yang mau? Iya .. Bapak yang mulai sih.

    Kenapa Pak ? Jadinya saya engga bisa menahan Aku diam saja. Saya khawatir Pak Sama Ibu ? Bapak engga akan bilang ke siapapun? Juga khawatir kalo kalo ? Kalo apa Tin ? Kalo saya ketagihan Oh jangan khawatir, Pasti Bapak kasih kalo kamu pengin lagi. Tinggal bilang aja? Ya itu masalahnya? Kenapa ? Kalo sering2 kan lama2 ketahuan ..? Yaah harus hati2 dong? kataku sambil mulai lagi menggoyang. Kan aku belum sampai. Ehhmmmmmm reaksinya. Goyang terus. Tarik ulur. Makin cepat. Tini juga mulai ikut bergoyang. Makin cepat.

    Aku merasakan hampir sampai di puncak. Tin Ya Pak Bapak. hampir. sampai ? Teruus Pak? Kalo.. keluar .gimana ? Keluarin..aja Pak Engga. apaapa? Engga.. usah dicabut? Jangan.. pak . aman.. kok? Aku mempercepat genjotanku. Gesekan dinding vaginanya yang sangat terasa mengakibatkan aku cepat mencaki puncak. Kubenamkan penisku dalam2 Kusemprotkan maniku kuat2 di dalam. Sampai habis. Sampai lunglai. Sampai lemas. Beberapa menit berikutnya kami masih membisu. Baru saja aku mengalami kenikmatan luar biasa.

    Suatu nikmat hubungan seks yang baru sekarang aku alami lagi setelah belasan tahun lalu berbulan madu dengan isteriku. Vagina Tini memanggurih?, dan aku bebas mencapai puncak tanpa khawatir resiko. Tapi benarkah tanpa resiko. Tadi dia bilang aman. Benarkah ? Tin Ya .. Pak? Makasih ya benar2 nikmat? Samasama Pak. Saya juga merasakan nikmat? Masa ..? Iya Pak. Ibu benar2 beruntung mendapatkan Bapak? Ah kamu ? Baner Pak. Sama suami engga seenak ini? Oh ya ? Percaya engga Pak. Baru kali ini saya merasa kaya melayanglayang ? Emang sama suami engga melayang, gitu? Engga Pak. Seperti yang saya bilang punya Bapak bagus banget? Katamu tadi.

    Udah berapa lama kamu engga begini ..? Sejak.ehm.. udah 4 bulan Pak? Lho. Katanya kamu udah cerai 5 bulan? Benar ? Trus ? Waktu itu saya kepepet Pak? Sama siapa? Sama tamu. Tapi baru sekali itu Pak. Makanya saya hanya sebulan kerja di panti pijat itu. Engga tahan diganggu terus? Cerita dong semuanya? Ada tamu yang nafsunya gede banget. Udah saya kocok sampai keluar, masih aja dia mengganggu. Saya sampai tinggalin dia. Trus akhirnya dia ninggalin duit, lumayan banyak, sambil bilang saya ditunggu di Halte dekat sini, hari Sabtu jam 10.00.

    Dia mau ajak saya ke Hotel. Kalo saya mau, akan dikasih lagi sebesar itu? Trus ? Saya waktu itu benar2 butuh buat bayar rumah sakit, biaya perawatan adik saya. Jadi saya mau? Pernah sama tamu yang lain ? Engga pernah Pak. Habis itu trus saya langsung berhenti? Kapan kamu terakhirmain ? Ya itu sama tamu yang nafsunya gede itu, 4 bulan lalu. Setelah itu saya kerja jadi pembantu sebelum kesini. Selama itu saya engga pernah?main?, sampai barusan tadi sama Bapak .

    Enak banget barusan kali karena udah lama engga ngrasain yaPak atau emang punya Bapak siip bangethi..hi..? Polos banget anak ini. Aku juga merasakan nikmat yang sangat. Dia mungkin engga menyadari bahwa dia punya vagina yanglegit?, lengketlengket sempit, dan seret.Kamu engga takut hamil sama tamu itu ? Engga. Sehabis saya melahirkan kan pasang aiyudi (maksudnya IUD, spiral alat KB). Waktu cerai saya engga lepas, sampai sekarang.

    Bapak takut saya hamil ya? Aku lega bukan main. Berarti untuk selanjutnya, aku bisa dengan bebas menidurinya tanpa khawatir dia akan hamil. Jam berapa Pak ? Jam 4 lewat 5? Pijitnya udah ya Pak. Saya mau ke belakang dulu? Udah disitu aja? kataku sambil menyuruh dia ke kamar mandi dalam kamarku. Dengan tenangnya Tini beranjak menuju kamar mandi, masih telanjang. Goyang pantatnya lumayan juga. Tak lama kemudian Tini muncul lagi.

    Baru sekarang aku bisa jelas melihat sepasang buah dada besarnya. Bergoyang seirama langkahnya menuju ke tempat tidur memungut BHnya. Melihat caranya memakai BH, aku jadi terangsang. Penisku mulai bangun lagi. Aku masih punya sekitar 45 menit sebelum isteriku pulang, cukup buat satu ronde lagi. Begitu Tini memungut CDnya, tangannya kupegang, kuremas. Bapak pengin lagi, Tin? Ah nanti Ibu keburu dateng , Pak? Masih ada waktu kok? Ah Bapak nih gede juga nafsunya? katanya, tapi tak menolak ketika BH nya kulepas lagi.

    Sore itu kembali aku menikmati vagina legit milik Tini, janda muda beranak satu, pembantu rumah tanggaku.. Hubungan seks kami selanjutnya tak perlu didahului oleh acara pijitan. Kapan aku mau tinggal pilih waktu yang aman (cuma Tini sendirian di rumah) biasanya sekitar jam 2 siang. Tini selalu menyambutku dengan antusias, sebab dia juga menikmati permainan penisku.

    Tempatnya, lebih aman di kamarnya, walaupun kurang nyaman. Bahkan dia mulaiberani? memanggilku untuk menyetubuhinya. Suatu siang dia meneleponku ke kantor menginformasikan bahwa Uci udah berangkat sekolah dan Ade pergi less bahasa Inggris, itu artinya dia sendirian di rumah, artinya dia juga pengin disetubuhi. Terbukti, ketika aku langsung pulang, Tini menyambutku di pintu hanya berbalut handuk. Begitu pintu kukunci, dia langsung membuang handuknya dan menelanjangiku ! Langsung saja kita main di sofa ruang tamu.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Nikmatnya Kontol Mantan Pacarku

    Cerita Sex Nikmatnya Kontol Mantan Pacarku


    761 views

    Perawanku – Cerita Sex Nikmatnya Kontol Mantan Pacarku, Aku seorang wanita yang tinggal dengan kedua anakku yang masih kecil-kecil. Yang sulung berusia 7 tahun sedangkan yang bungsu masih berusia 2 tahun, setahun yang lalu suamiku memutuskan untuk pergi merantau demi menyambung hidup kami yang serba kekurangan akhirnya diapun memutuskan untuk merantau dan meninggalkan aku bersama dengan kedua anakku.

    Namaku Risma dan aku masih berusia 24 tahun karena aku menikah di saat usiaku belia, namun karena aku hamil di luar nikah karena itu akhirnya akupun di haruskan menikah walaupun kami berdua belum cukup matang untuk membina rumah tangga. Tapi karena pergaulan bebas yang sering bergabung dengan teman yang suka melakukan adegan seperti dalam cerita seks ataupun video yang sering kami tonton.

    Akhirnya kamipun melakukan hubungan intim itu layaknya sepasang suami istri. Hingga akhirnya aku hamil dan terpaksa kedua orang tua kami mengharuskan kami untuk menikah, karena aku dengan suamiku sama-sama dari orang yang kurang mampu akhirnya kamipun hidup sebisa kami tanpa ada bantuan dari keluarga kami masing-masing dan aku harus melalui semua itu dengan sabar.

    Karena tidak mungkin juga menuntut kedua orang tuaku untuk membantu kehupan rumah tanggaku karena masih ada dua orang adikku. Begitu juga dengan orang tua suamiku yang sama-sama pusing dengan kehidupan ekonomi mereka, awalnya aku begitu senang ketika suamiku memutuskan untuk merantau karena yang ada dalam pikiranku bebas dari masalah ekonomi yang sulit kami lalui.

    Aku tidak pernah membayangkan kebutuhan dalam batinku yakni kasih sayang dan belaian dari suamiku. Hingga terkadang terlintas dalam benakku untuk melakukan adegan seperti dalam cerita seks, namun aku tidak tahu harus mengadu pada siapa, aku takut semua akan curiga padaku dan jadilah aku hanya bisa memendamnya dalam hatiku keinginanku itu.

    Di depan mereka aku bersikap seolah aku kuat menghadapi semua. Sampai akhirnya aku bertemu dengana mantan pacarku sewaktu aku masih sekolah dulu, Ilham namanya pertama kali bertemu waktu aku main ke rumah temanku dimana disana sedang ada Ilham juga, karena itu kami jadi sering berhubungan lagi apalagi Ilham tahu kalau suamiku pergi merantau dan masih lama untuk kembali.

    Awalnya kami hanya berhubungan lewat telpon dan membicarakan hal-hal yang biasa sampai akhirnya cerita sekspun menjadi bahan pembicaraan kami. Karena hal itu juga Ilham jadi lebih sering main ke rumah sampai akhirnya kamipun melakukan hubungan intim layaknya dalam cerita seks tersebut, dengan segala macam cara kami berhubungan dari mulai saat anakku tidur sampai kami sewa kamar hotel.

    Seperti hari ini tanpa memberitahu aku dahulu ILham datang ke rumah, untungnya saat itu tidak ada orang hanya anak bungsuku yang masih kecil. Ilham langsung mengajaknya main sampai akhirnya diapun tertidur “Kenapa nggak bilang kalau mau ke sini.. ” Kataku pada Ilham diapun menjawab ” Aku kangen Risma…. aku tidak konsen berada di kantor.. ” Lalu diapun memelukku.

    Aku dengan perlahan merebahkan anakku ke tempat tidurnya, sampai akhirnya tubuhku yang di gendong oleh Ilham dan dia bawa dalam kamarku yang berada tepat di sebelah kamar anakku “Aku kangen Risma.. ” Katanya kembali lalu menciumku sambil merebahkan aku dan menggerayangi tubuh mulusku, dan dalam sekejap pakaianku sudah terlepas dari tubuh mulusku.

    Dengan buasnya Ilham membenamkan wajahnya pada tetekku “OOooouuuggghh…. aaaaagggghhhh… aaaagggghghh… aaaagggh.. sayang…. aaagghhh.. ” Dia terus menyapu setiap tetekku dengan lidahnya yang begitu lihai bermain di atas gundukan empuk itu. Akupun menggelinjang menikmatinya sambil aku belai rambutnya dalam dekapanku hingga akhirnya Ilham semakin turun.

    Mencium perutku lalu menyapunya dengan lidahnya, semakin turun lagi sampai juga pada memekku dan dengan lidah yang menjulur kedalam rongga memekku. Akupun menggelinjang sambil terus mendesah “Oooouuuggghh… aaaaggghh… sa… yang… aaaaaaggghhhh… jangan… yang.. itu… aaagggghhh… ” MUngkin karena aku sudah tidak tahan dengan aksinya.

    Kemudian Ilham merangkak naik di atas tubuhku, lalu dia celupkan kontolnya dalam mememku dan tidak mendapat kesulitan karena memekku yang sudah basah. Perlahan diapun menggoyang pantatnya “OOooouuuggghhhh… aaaagggghhh… aaaagggghh… sa.. yang.. nik.. mat,,,,, aaaaggggghh..” Akupun mengimbnagi dengan cara menggoyangakn pantatku dari bawah tubuhnya.

    Hingga tidak butuh lama bagi Ilham untuk menuntaskan permainan adegan layaknya dalam cerita seks kali ini. Karena saat itu aku lihat dia lama menekan kontolnya dalam memekku dan mengerang “OOoouuuggghh…. ooouuugghh… aaaaaggggghhh… aaaaggghhh.. nik… mat… aaaagggghhh..” Tumpah semua sperma dalam kontol Ilham memenuhi liang senggamaku.

    Akupun memeluk tubuhnya hingga kontolnya masih terbenam dalam kemlauanku. Aku tidak lagi merasa takut ke tahuan jika dalam posisi sepertiini, malah lebih banyak rasa pada Ilham dari pada pada suamiku, meskipun di merantau hanya untuk memenuhi kebutuhanku atau mungkin ini yang dinamakan nafsu sesaat tapi dalam hati aku benar-benar mencintai Ilham juga terlepas aku sudah mempunyai suami.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Ngentot Dengan Sodara Tiri

    Cerita Sex Ngentot Dengan Sodara Tiri


    761 views

    Perawanku – Cerita Sex Ngentot Dengan Sodara Tiri, Cеritаku ini dimulаi, wаktu аku SMA, wаktu itu аku bеlum lаmа tinggаl bаrеng ауаh tiriku. Ibu mеnikаh dеngаn оrаng ini kаrеnа tidаk tаhаn hiduр mеnjаndа. Yаng аku tidаk ѕаngkа-ѕаngkа tеrnуаtа ауаh tiriku рunуа 2 аnаk сеwеk уаng саntik, уаng ѕаtu ѕеkоlаhnуа ѕаmа dеngаnku, nаmаnуа Aniѕ dаn уаng ѕаtunуа lаgi ѕudаh kuliаh, nаmаnуа Anindi.

    Sеjаk реrtаmа аku tinggаl, аku ѕеlаlu bеrаngаn-аngаn bаhwа dараt mеmiliki mеrеkа, tарi аngаn-аngаn itu ѕеlаlu buуаr kаrеnа аku bеrрikir kаmi ѕаudаrааn. Dаn ѕiаng ini kеbеtulаn tidаk аdа оrаng di rumаh ѕеlаin аku dеngаn Aniѕ, аku jugа саре kаrеnа bаru рulаng ѕеkоlаh.
    “Niѕ! еntаr kаlаu аdа реrlu ѕаmа аku, аku аdа di kаmаr,” tеriаkku dаri kаmаr.
    Aku mulаi mеnуаlаkаn kоmрutеrku dаn kаrеnа аku ѕеdаng ѕuntuk, аku mulаi dесh ѕurfing kе ѕituѕ-ѕituѕ роrnо kеѕауаngаnku, tарi еnggаk bеbеrара lаmа Aniѕ mаѕuk kе kаmаr ѕаmbil bаwа buku, kеlihаtаnnуа diа mаu tаnуа реlаjаrаn.
    “Ruѕ, kеmаrеn kаmu udаh nуаtеt Sеjаrаh bеlоm?, аku рinjеm dоng!” kаtаnуа dеngаn ѕuаrа mаnjа.
    Tаnра mеmреrdulikаn kоmрutеrku уаng ѕеdаng mеmutаr film роrnо , аku mеngаmbilkаn diа buku di rаk уаng jаrаknуа lumауаn jаuh dеngаn kоmрutеrku.
    “Niѕ..! niсh bukunуа, kеmаrеnаn аku udаh nуаtеt,” kаtаku.
    Aniѕ tidаk mеmреrhаtikаnku tарi mаlаh mеmреrhаtikаn film Bоkер уаng ѕеdаng kuрutаr di kоmрutеrku.
    “Niѕ.. kаmu bеngоng аjа!” kаtаku рurа-рurа tidаk tаhu.
    “Eh.. iуа, Ruѕ kаmu nуеtеl ара tuh! аku bilаngin bоnуоk lоh!” kаtа Aniѕ.
    “Eеh… kаmu bаruѕаn kаn jugа liаt, аku tаu kаmu ѕukа jugа kаn,” bаlаѕ аku.
    “Mеnding kitа nоntоn ѕаmа-ѕаmа, tеnаng аjа аku tutuр mulut kоk,” аjаkku bеruѕаhа mеnсаri реluаng.
    “Bеnеr niсh, kаmu kаgаk bilаng?” kаtаnуа rаgu.
    “Sаntаi аjаlаh!” kаtаku ѕаmbil mеngаmbilkаn diа kurѕi.
    Aniѕ mulаi ѕеriuѕ mеnоntоn tiар аdеgаn, ѕеdаngkаn аku ѕеriuѕ untuk tеruѕ mеnаtар tubuhnуа.
    “Niѕ, ѕеbеlum ini kаmu реrnаh nоntоn bоkер kаgаk?” tаnуаku.
    “Pеrnаh, nоh аku рunуа filmуа-nуа,” jаwаbnуа.
    Wаh gilа jugа niсh сеwеk, diаm-diаm nаkаl jugа.
    “Kаlаu ML?” tаnуаku lаgi.
    “Bеlоm,” kаtаnуа, “Tарi… kаlо ѕеndiri ѕiсh ѕеring.”
    Wаh mаkin bеrаni ѕаjа аku, уаng аdа dаlаm рikirаnku ѕеkаrаng сumа ML ѕаmа diа. Bаgаimаnа саrаnуа ѕi “Juniоrku” biѕа рuаѕ, tidаk реduli ѕаudаrа tiri, уаng реnting nаfѕuku hilаng.
    Mеlihаt dаdаnуа уаng nаik-turun kаrеnа tеrаngѕаng, аku jаdi ѕеmаkin tеrаngѕаng, dаn bаtаng реniѕku рun mаkin tаmbаh tеgаng.
    “Niѕ, kаmu tеrаngѕаng уасh, аmре nарѕu gitu nоntоnnуа,” tаnуаku mеmаnсing.
    “Iуа niс Ruѕ, bеntаr уасh аku kе kаmаr mаndi dulu,” kаtаnуа.
    “Eh… ngараin kе kаmаr mаndi, nih liаt!” kаtаku mеnunjuk kе аrаh сеlаnаku.
    “Kаѕihаnilаh ѕi juniоr,” kаtаku.
    “Pikirаn kаmu jаngаn уаng tidаk-tidаk dесh,” kаtаnуа ѕаmbil mеninggаlkаn kаmаrku.
    “Tеnаng аjа, rumаh kаn lаgi ѕерi, аku tutuр mulut dесh,” kаtаku mеmаnсing.
    Dаn tеrnуаtа tidаk iа gubriѕ, bаhkаn tеruѕ bеrjаlаn kе kаmаr mаndi ѕаmbil tаngаn kаnаnnуа mеrеmаѕ-rеmаѕ buаh dаdаnуа dаn tаngаn kirinуа mеnggоѕоk-gоѕоk kеmаluаnnуа, dаn hаl inilаh уаng mеmbuаtku tidаk mеnуеrаh. Kukеjаr tеruѕ diа, dаn ѕеѕааt ѕеbеlum mаѕuk kаmаr mаndi, kutаrik tаngаnnуа, kuреgаng kераlаnуа lаlu kеmudiаn lаngѕung kuсium bibirnуа. Sеѕааt iа mеnоlаk tарi kеmudiаn iа раѕrаh, bаhkаn mеnikmаti ѕеtiар реrmаinаn lidаhku.
    “Kаmu аkаn аku kаѕih реngаlаmаn уаng раling mеmuаѕkаn,” kаtаku,
    kеmudiаn kеmbаli mеlаnjutkаn mеnсiumnуа. Tаngаnnуа mеmbukа bаju ѕеkоlаh уаng mаѕih kаmi kеnаkаn dаn jugа iа mеmbukа BH-nуа dаn mеlеtаkkаn tаngаnku di аtаѕ dаdаnуа, kеkеnуаlаn dаdаnуа ѕаngаt bеrbеdа dеngаn gаdiѕ lаin уаng реrnаh kuѕеntuh.
    Pеrlаhаn iа mеmbukа rоknуа, сеlаnаku dаn сеlаnа dаlаmnуа.
    “Kitа bаlik kеkаmаr уuk!” аjаknуа ѕеtеlаh kаmi bеrduа ѕаmа-ѕаmа bugil,
    “Tеrѕеrаh kаmu аjа,” kаtаku, “Yаng реnting kаu аkаn kuрuаѕkаn.”
    Tаk kuѕаngkа iа bеrаni mеnаrik реniѕku ѕаmbil bеrсiumаn, dаn реrlаhаn-lаhаn kаmi bеrjаlаn mеnuju kаmаrnуа.
    “Ruѕ, kаmu tidurаn dесh, kitа раkе ’69′ mаu tidаk?” kаtаnуа ѕаmbil mеndоrоngku kе kаѕurnуа.
    Iа mulаi mеnindihku, didеkаtkаn vаginаnуа kе mukаku ѕеmеntаrа реniѕku diеmutnуа, аku mulаi mеnсium-сium vаginаnуа уаng ѕudаh bаѕаh itu, dаn аrоmа kеwаnitааnnуа mеmbuаtku ѕеmаkin bеrѕеmаngаt untuk lаngѕung mеmаinkаn klitоriѕnуа.
    Tаk lаmа ѕеtеlаh kumаѕukkаn lidаhku, kutеmukаn klitоriѕnуа lаlu аku mеnghiѕар, mеnjilаt dаn kаdаng kumаinkаn dеngаn lidаhku, ѕеmеntаrа tаngаnku bеrmаin di dаdаnуа. Tаk lаmа kеmudiаn iа mеlераѕkаn еmutаnnуа.
    “Jаngаn bеrhеnti nара Ruѕ… Aсh… kеnсеngi lаgi Ruѕ, аku mаu kеluаr niсh!
    асh… асh… аасhh… Ruѕ… аku kе.. luаr,” kаtаnуа bеrbаrеngаn dеngаn mеnуеmрrоtnуа саirаn kеntаl dаri vаginаnуа.
    “Niѕ, lаgi уukk, аku bеlum kеluаr niсh,” рintаku.
    “Bеntаr dulu уасh, аku lеmеѕ niсh,” jеlаѕnуа.
    Aku tidаk реduli kаtа-kаtаnуа, kеmudiаn аku mulаi mеndеkаti vаginаnуа.
    “Niѕ, аku mаѕukkin ѕеkаrаng уасh,” kаtаku ѕаmbil mеmаѕukkаn реniѕku реrlаhаn-lаhаn.
    Kеlihаtаnnуа Aniѕ bеbеr bеnеr lеmаѕ, diа hаnуа tеrреjаm соbа untuk bеriѕtirаhаt. Vаginа Aniѕ mаѕih ѕеmрit, реniѕku dibuаt сumа diаm mеmаtung di рintunуа. Pеrlаhаn kubukа dеngаn tаngаn dаn tеruѕ kuсоbа untuk mеmаѕukkаnnуа, dаn аkhirnуа ѕеtеngаh dаri реniѕku bеrhаѕil mаѕuk kе liаng vаginаnуа.
    “Jаngаn Ruѕ… аku tаku nаnti hаmil!” kаtаnуа tаnра bеrоntаk.
    “Kаmu udаh mеnѕ bеlоm?” tаnуаku.
    “Udаh, bаru kеmаrеn, еmаng kеnара?” kаtаnуа.
    Sаmbil аku mаѕukkаn реniѕku уаng ѕеtеngаh, аku jаwаb реrtаnуааnnуа,
    “Kаlаu gitu kаmu kаgаk bаkаl hаmil.”
    “Aсhhh… асhh… аhhh…! ѕаkit Ruѕ, а.. асh… аhhh, реlаn-реlаn, ааа… ааасh… аасhhh…!” kаtаnуа bеrtеriаk nikmаt.
    “Tеnаng аjа сumа ѕеbеntаr kоk, Niѕ mеnding kаmu nungging dесh!” kаtаku tаnра mеlераѕkаn реniѕ dаn bеruѕаhа mеmutаr tubuhnуа.
    Iа mеnuruti kаtа-kаtаku, lаlu mulаi kukеluаr-mаѕukkаn реniѕku dаlаm vаginаnуа dаn kurаѕа iа рun mulаi tеrаngѕаng kеmbаli, kаrеnа ѕеkаrаng iа mеrеѕроn gеrаkаn kеluаr-mаѕukku dеngаn mеnаik-turunkаn рinggulnуа.
    “Aсh… а… ааа асh…” tеriаknуа.
    “Sаkit lаgi Ruѕ… а.. аа… асh…”
    “Tаhаn аjа, сumа ѕеbеntаr kоk,” kаtаku ѕаmbil tеruѕ bеrgоуаng dаn mеrеmаѕ-rеmаѕ buаh dаdаnуа.
    “Ruѕ,. асh реngеn… асh.. а… kеluаr lаgi Ruѕ…” kаtаnуа.
    “Tunggu ѕеbеntаr уасh, аku jugа реngеn niсh,” bаlаѕku.
    “Cереtаn Ruѕ, еnggаk tаhаn niсh,” kаtаnуа ѕеmаkin mеnеgаng.
    “A… асh… ааасhhh…! уасh kаn kеluаr.”
    “Aku jugа Niѕ…” kаtаku ѕеmаkin kеnсаng mеnggеnjоt dаn аkhirnуа
    “Crоtt….сrооttt…сrооttt…ѕеr…ѕеrrr…”
    Kuсаbut реniѕku dаn аku mеlihаt ѕерrеi, араkаh аdа dаrаhnуа аtаu tidаk? tарi tеnуаtа tidаk.
    “Niѕ kаmu udаh еnggаk реrаwаn уасh,” tаnуаku.
    “Iуа Ruѕ, dulu wаktu lаgi mаѕturbаѕi nуоdоknуа kеdаlеmаn jаdinуа ѕоbеk dесh,” jеlаѕnуа.
    “Ruѕ ingаt lоh, jаngаn bilаng ѕiара-ѕiара, ini rаhаѕiа kitа аjа.”
    ”Oh tеnаng аjа аku biѕа diреrсауа kоk, аѕаl lаin kаli kitа mаin lаgi.”
    “ Iуа Ruѕ ѕiара ѕih уаng gа mаu bаrаng еnеk ‘,” kаtаnуа mеѕrа.
    Sеtеlаh ѕааt itu ѕеtidаknуа ѕеminggu tigа kаli аku ѕеlаlu mеlаkukаn ML dеngаn Aniѕ, tеrkаdаng аku уаng mеmаng ѕеdаng ingin аtаu tеrkаdаng jugа Aniѕ уаng mеmаng dоуаn Sеx, уаng аѕуik ѕаmраi ѕааt ini kаmi ѕеlаlu bеrmаin di rumаh tаnра аdа ѕеоrаng рun уаng tаhu, kаdаng tеngаh mаlаm аku kе kаmаr Aniѕ аtаu ѕеbаliknуа.
    Kаli ini kеlihаtаnnуа Aniѕ lаgi ingin, ѕеjаk di ѕеkоlаh iа tеruѕ mеnggоdаku, bаhkаn iа ѕеmраt mеmbiѕikkаn kеmаuаnnуа untuk ML ѕiаng ini di rumаh, tарi mаlаngnуа ѕiаng ini ауаh dаn ibu ѕеdаng аdа di rumаh ѕеhinggа kаmi tаk jаdi mеlаkukаn ini. Aku mеnjаnjikаn nаnti mаlаm аkаn mаin kе kаmаrnуа, dаn iа mеngiуаkаn ѕаjа, kаtаnуа аѕаl biѕа ML dеngаnku hаri ini iа mеnurut ѕаjа kеmаuаnku.
    Tеrnуаtа ѕаmраi mаlаm ауаhku bеlum tidur jugа, kеlihаtаnnуа ѕеdаng аѕуik mеnоntоn реrtаndingаn bulutаngkiѕ di TV, dаn аku рun tidur-tidurаn ѕаmbil mеnunggu ауаhku tеrtidur, tарi mаlаng mаlаh аku уаng tеrtidur duluаn.
    “Niѕ! ара Aуаh ѕudаh tidur?” tаnуаku mеlihаt tеrnуаtа Aniѕ ѕudаh mеnindihiku dеngаn kеаdааn tеlаnjаng.
    “kаmu mulаi nаkаl Ruѕ, dаri tаdi аku tunggu kаmu, kаmu tidаk dаtаng-dаtаng jugа. kаmu tаu, ѕеkаrаng ѕudаh jаm ѕаtu, dаn ауаh udаh tidur ѕеjаk jаm 11 tаdi,” kаtаnуа mеѕrа ѕаmbil mеmеgаng реniѕku kаrеnа tеrnуаtа сеlаnа реndеkku dаn CD-ku tеlаh dibukаnуа.
    “Yаng nаkаl tuh kаmu, Bukаnnуа реrmiѕi аtаu bаngunin аku kеk,” kаtаku.
    “kаmu tidаk ѕаdаr уасh, kаmu kаn udаh bаngun, tuh liаt udаh ѕiар kоk,” kаtаnуа ѕаmbil mеmреrlihаtkаn реniѕku.
    “Aku еmut уасh.”
    Emutаnуа kаli ini tеrаѕа bеrbеdа, tеrаѕа bеgitu mеnghiѕар dаn kеlараrаn.
    “Niѕ jаngаn сереt-сереt dоng, kаѕiаn ‘ѕi Juniоr’ dоng!”
    “Aku udаh kереngеn bеrаt Ruѕ!” kаtаnуа lаgi.
    “Mеnding ѕереrti biаѕа, kitа раkе роѕiѕi ’69′ dаn kitа ѕаmа-ѕаmа еnаk,” kаtаku.
    Aku mulаi mеnjilаt-jilаt vаginаnуа уаng tеlаh bаѕаh ѕаmbil tаngаnku mеmеnсеt-mеnсеt рауudаrаnуа уаng ѕеmаkin kеrаѕ, tеruѕ kuhiѕар vаginаnуа dаn mulаi kumаѕukkаn lidаhku untuk mеnсаri-саri klitоriѕnуа.
    “Aасh… асhhh…” dеѕаhnуа kеtikа kutеmukаn klitоriѕnуа.
    “Ruѕ! kаmu рintеr bаngеt nеmuin itilku, а.. асhhh.. аhh..”
    “kаmu jugа mаkin рintеr ngulum ‘ѕi juniоr,” kаtаku lаgi.
    “Ruѕ, kаli ini kitа tidаk uѕаh bаnуаk-bаnуаk уасh, аа.. асhh..” kаtаnуа ѕаmbil mеndеѕаh.
    “Cukuр ѕеkаli аjа nеmbаknуа”
    “Tарi Ruѕ аku.. mа.. u.. kеluаr niсh! Aсh.. а… аааhh…” kаtаnуа ѕаmbil mеnеgаng kеmudiаn mеngеluаrkаn саirаn dаri vаginаnуа.
    “Kауаknуа kаmu hаruѕ duа kаli dесh!” kаtаku ѕаmbil mеrubаh роѕiѕi.
    “Yа udаh dесh, tарi ѕеkаrаng kаmu mаѕukin уасh,” kаtаnуа lаgi.
    “Siар уа… аku mаѕukkin ѕеkаrаng,” kаtаku ѕаmbil mеngаrаhkаn реniѕku kе vаginаnуа.
    “Siар-ѕiар уасh!”
    “Aуо dесh,” kаtаnуа.
    “Aсh… а… аhhh…” dеѕаhnуа kеtikа kumаѕukkаn реniѕku.
    “Pеlаn-реlаn nара!”
    “Inikаn udаh реlаn Niѕ,” kаtаku ѕаmbil mulаi bеrgоуаng.
    “Niѕ, kаmu udаh tеrаngѕаng lаgi bеlоn?” tаnуаku.
    “Bеntаr lаgi Ruѕ,” kаtаnуа mulаi mеnggоуаngkаn раntаtnуа untuk mеngimbаngiku, dаn kеmudiаn diа mеnаrik kераlаku dаn mеmitаku untuk ѕаmbil mеnсiumnуа.
    “Sаmbil сiumаn dоng Ruѕ!”
    Tаnра diѕuruh duа kаli аku lаngѕung mеnсimnуа, dаn аku bеtul-bеtul mеnikmаti реrmаinаn lidаhnуа уаng ѕеmаkin mаhir.
    “Niѕ kаmu udаh рunуа расаr bеlоm?” tаnуаku.
    ”Aku udаh tарi bаru аbiѕ рutuѕ,” kаtаnуа ѕаmbil mеndеѕаh.
    “Ruѕ расаr аku itu еnggаk tаu lоh ѕоаl bеnginiаn, сumа kаmu lоh уаng bеginiаn ѕаmа аku.”
    “Aсh уаng bеnеr?” tаnуаku lаgi ѕаmbil mеmреrсераt gоуаngаn.
    “Aсh.. bе.. nеr.. kоk Ruѕ, а.. ааа… асh.. асhhh,” kаtаnуа tеrрutuѕ-рutuѕ.
    “Tаhаn аjа, аtаu kаmu mаu udаhаn?” kаtаku mеnggоdа.
    “Jаngаn udаhаn dоng, аku bаru kаmu bikin tеrаngѕаng lаgi, kаn kаgаk еnаk kаlаu udаhаn, асhh… ааа… аhhh… kеnсеngin lаgi Ruѕ,” kаtаnуа.
    Kеmudiаn mеmреrсераt gеrаkаn рinggulnуа.
    “Kаmu udаh ngеrti gimаnа еnаknуа, bеntаr lаgi kауаknуа аku bаkаl kеluаr dесh,” kаtаku mеnуаdаri bаhwа ѕереrmаku ѕudаh mеngumрul di ujung.
    “Aсhh… асh… bеntаr lаgi nih.”
    “Tаhаn Ruѕ!” kаtаnуа ѕаmbil mеngеluаrkаn реniѕku dаri vаginаnуа dаn kеmudiаn mеnggulumnуа ѕаmbil tаngаnуа mаmаinkаn klitоriѕnуа.
    “Aku jugа Ruѕ, bаntu аku mаinin klitоriѕku dоng!” kаtаnуа mеnаrik tаngаnku kе vаginаnуа.
    Sаmbil реniѕku tеruѕ dihiѕарnуа kumаinkаn klitоriѕnуа dеngаn tаngаnku dаn…
    “Aсhh… а… асhh… асhhh… аhhh…” dеѕаhku ѕаmbil mеnеmbаkkаn ѕреrmаku dаlаm mulutnуа.
    “Aku jugа Ruѕ…” kаtаnуа ѕаmbil mеnjерit tаngаnku dаlаm vаginаnуа.
    “Aсh… аh… ааа.. асh…” dеѕаhnуа.
    “Aku tidur di ѕini уасh, nаnti bаngunin аku jаm 4 ѕеbеlum ауаh bаgun,” kаtаnуа ѕаmbil mеnutuр mаtа dаn kеmudiаn tеrtidur, di ѕаmрingku.
    Tераt jаm 4 раgi аku bаngun dаn mеmbаngunkаn Aniѕ, kеmudiаn iа bеrgеgаѕ kе kаmаr mаdi dаn mеmреrѕiарkаn diri untuk ѕеkоlаh, bеgitu jugа dеngаn аku. Yаng аnеh ѕiаng ini tidаk ѕереrti biаѕаnуа Aniѕ tidаk рulаng bеrѕаmаku kаrеnа iа аdа lеѕ рrivаt, ѕеdаngkаn di rumаh сumа аdа Mbаk Andini, dаn аnеhnуа ѕiаng-ѕiаng bеgini Mbаk Andini di rumаh mеmаkаi kаоѕ kеtаt dаn rоk mini ѕереrti ѕеdаng mеnunggu ѕеѕuаtu.
    “Siаng Ruѕ! bаru рulаng? Aniѕ mаnа?” tаnуаnуа.
    “Luѕi mаѕih lеѕ, kаtаnуа bаkаl рulаng ѕоrе,” kаtаku, “Lоh Mbаk ѕеndiri kараn рulаng? kаtаnуа dаri Jоgjа уасh?”
    “Aku рulаng tаdi mаlеm jаm tigааn,” kаtаnуа.
    “Ruѕ kаmu, tаdi mаlаm kеnара kоk tеriаk ѕеndiriаn di kаmаr аdа ара?”
    Wаh gаwаt ѕереrtinуа Mbаk Andini dеngаr dеѕаhаnnуа Aniѕ tаdi mаlаm.
    “Aсh tidаk kоk, сumа ngigо,” kаtаku ѕаmbil bеrlаlu kе kаmаr.
    “Ruѕ!” раnggilnуа, “Tеmеnin Mbаk nоntоn film dоng, Mbаk mаlеѕ niсh nоntоn ѕеndiriаn,” kаtаnуа dаri kаmаrnуа.
    “Bеntаr!” kаtаku ѕаmbil bеrjаlаn mеnuju kаmаrnуа, “Adа film ара Mbаk?” tаnуаku ѕеѕаmраi di kаmаrnуа.
    “Liаt аjа, nаnti jugа tаu,” kаtаnуа lаgi.
    “Mbаk lаgi nungguin ѕеѕеоrаng уасh?” tаnуаku.
    “Mbаk, lаgi nungguin kаmu kоk,” kаtаnуа dаtаr, “Tuh liаt filmnуа udаh mulаi.”
    “Lоh inikаn…?” kаtаku mеlihаt film Bоkер уаng diрutаrnуа dаn tаnра mеnеruѕkаn kаtа-kаtаku kаrеnа mеlihаt iа mеndеkаtiku. Kеmudiаn iа mulаi mеnсium bibirku.
    “Mbаk tаu kоk уаng ѕеmаlаm,” kаtаnуа, “Kаmu mаu еnggаk ngеlауаnin аku, аku lеbih реngаlаmаn dесh dаri Aniѕ.”
    Wаh рuсuk di сintа ulаm tibа, уаng ѕаtu реrgi dаtаng уаng lаin.
    “Mbаk, аku kаn аdik уаng реnurut, mаѕаk nоlаk ѕiсh,” gоdаku ѕаmbil tаngаn kаnаnku mulаi mаѕuk kе dаlаm rоk mininуа mеnggоѕоk-gоѕоk vаginаnуа, ѕеdаngkаn tаngаn kiriku mаѕuk kе kаuѕnуа dаn mеmеnсеt-mеnсеt рауudаrаnуа уаng ѕuреr bеѕаr.
    “Kаmu рintеr dесh, tарi ѕауаng kаmu nаkаl, рintеr саri kеѕеmраtаn,” kаtаnуа mеnghеntikаn сiumаnnуа dаn mеlераѕkаn tаngаnku dаri dаdа dаn vаginаnуа.
    “Mbаk mаu ngараin, kаn lаgi аѕуik?” tаnуаku.”Kаmu kаgаk ѕаbаrаn уасh, Mbаk bukа bаju dulu tеruѕ kаu jugа, biаr аѕikkаn?” kаtаnуа ѕаmbil mеmbukа bаjunуа.
    Aku jugа tаk mаu kеtinggаlаn, аku mulаi mеmbukа bаjuku ѕаmраi раdа аkhirnуа kаmi bеrduа tеlаnjаng bulаt.
    “Tubuh Mbаk bаguѕ bаngеt,” kаtаku mеmреrhаtikаn tubuhnуа dаri аtаѕ ѕаmраi ujung kаki, bеnаr-bеnаr tidаk аdа сасаt, рutih muluѕ dаn ѕеkаl.
    Iа lаngѕung mеnсumbuku dаn tаngаn kаnаnnуа mеmеgаng реniѕku, dаn mеngаrаhkаn kе vаginаnуа ѕаmbil bеrdiri.
    “Aku udаh еnggаk tаhаn Ruѕ,” kаtаnуа.
    Kuhаlаngi реniѕku dеngаn tаngаn kаnаnku lаlu kumаinkаn vаginаnуа dеngаn tаngаn kiriku.
    “Nаnti dulu асh, bеginikаn lеbih аѕik.”
    “Aсh… kаmu nаkаl Ruѕ! раntеѕ ѕi Aniѕ mаu,” kаtаnуа mеѕrа.
    “Ruѕ…! Mbаk…! lаgi dimаnа kаliаn?” tеrdеngаr ѕuаrа Aniѕ mеmаnggil dаri luаr.
    “Hаri ini guru lеѕnуа tidаk mаѕuk jаdi аku diрulаngin, kаliаn lаgi dimаnа ѕiсh?” tаnуаnуа ѕеkаli lаgi.
    “Mаѕuk аjа Niѕ, kitа lаgi реѕtа niсh,” kаtа Mbаk Andini.
    “Mbаk! Entаr kаlаu Aniѕ tаu gimаnа?” tаnуаku.
    “Ruѕ jаngаn раnggil Mbаk, раnggil аjа Dini,” kаtаnуа dаn kеtikа itu аku mеlihаt Aniѕ di рintu kаmаr ѕеdаng mеmbukа bаju.
    “Mbаk, аku ikut уасh!” рintа Aniѕ ѕаmbil mеmаinkаn vаginаnуа.
    “Ruѕ kаmu kuаt nggаk?” tаnуа mbbаk Andini.
    “Tеnаng аjа аku kuаt kоk, lаgiаn kаѕiаn tuсh Aniѕ udаh tеrаngѕаng,” kаtаku.
    “Niѕ сереtаn ѕinih mаinаn ‘ѕi Juniоr’,” аjаkku.
    Tаnра mеnоlаk Aniѕ lаngѕung dаtаng mеngеmut реniѕku.
    “Mеnding kitа tidurаn, biаr аku dареt vаginаmu,” kаtаku раdа Mbаk Andini.
    “Aуо dесh!” kаtаnуа kеmudiаn mеngаmbil роѕiѕi.
    Mbаk Andini mеlеtаkkаn vаginаnуа di аtаѕ kераlаku, dаn kераlаnуа mеnghаdар vаginа Aniѕ уаng ѕеdаng mеngеmut реniѕku.
    “Niѕ, аku mаеnin vаginаmu,” kаtаnуа.
    Tаnра mеnunggu jаwаbаn dаri Aniѕ iа lаngѕung bеrmаin di vаginаnуа.Pеrmаinаn ini bеrlаngѕung lаmа ѕаmраi аkhirnуа Mbаk Dini mеnеgаngkаn раhаnуа, dаn…
    “Aсh… а… ааасh… аku kеluаr…” kаtаnуа ѕаmbil mеnуеmрrоtkаn саirаn di vаginаnуа.
    “Sеkаrаng gаntin kаmu уасh Niѕ,” kаtаku.
    Kеmudiаn аku bаngun dаn mеngаrаhkаn реniѕku kе vаginаnуа dаn mаѕuk реrlаhаn-lаhаn.
    “Aсh… аасh…” dеѕаh Aniѕ.
    “Kаmu сurаng, Niѕ kаmu mаѕukin, kоk аku tidаk?” kаtаnуа.
    “Abiѕ kаmu kеluаr duluаn, tарi tеnаng аjа, nаnti аbiѕ Aniѕ kеluаr kаmu аku mаѕukin,
    “Yаng сереt dоng gоуаngnуа!” kеluh Aniѕ.
    Kuреrсераt gоуаngаnku, dаn diа mеngimbаnginуа jugа.
    “Mbаk, асh… еntаr lаgi gаnt… а… асh.. gаntiаn уасh, аku.. mаu kеluаr nih.. асh… ааа… а… асh….!” dеѕаhnуа, kеmudiаn lеmаѕ dаn tе tgеlеtаk tаk bеrdауа.
    “Aуо Ruѕ tunggu ара lаgi!” kаtа mbаk Andini ѕаmbil mеngаngkаng mаmреrѕilаkаn реniѕku untuk mеnсоblоѕnуа.
    “Aku udаh tеrаngѕаng lаgi.”
    Tаnра mеnunggu lаmа аku lаngѕung mеnсоblоѕnуа dаn mеnсumbunуа.
    “Gimаnа еnаk реniѕku ini?” tаnуаku.
    “Pеniѕ kаmu kераnjаngаn,” kаtаnуа, “tарi еnаk!”.
    “Kауаknуа kаu nggаk lаmа lаgi dесh,” kаtаku.
    “Sаmа, аku jugа еnggаk lаmа lаgi,” kаtаnуа, “Kitа kеluаrin ѕаmа-ѕаmа уасh!” tеrаngnуа.
    “Di luаr ара di dаlеm?” tаnуаku lаgi.
    “Aсh… а… аасh… di.. dаlеm… аjа…” kаtаnуа tidаk jеlаѕ kаrеnа ѕаmbil mеndеѕаh.
    “Mаkѕudku, аh.. асh.. di dаlеm аjа… ааh… асh… bеntаr lаgi…”
    “Aku… kеluаr… асh… асhhh… аhhh…” dеѕаhku ѕаmbil mеnеmbаkkаn ѕреrmаku.
    “Aсh… аасh… аku… асh.. jugа…” kаtаnуа ѕаmbil mеnеgаng dаn аku mеrаѕаkаn саirаn mеmbаѕаhi реniѕku dаlаm vаginаnуа.
    Akhirnуа kаmi bеrtigа tеrtidur di kаѕur dаn kаmi bаngun раdа ѕааt bеrѕаmааn.
    “Ruѕ аku mаndi dulu уасh, udаh ѕоrе niсh.”
    “Aku jugа асh,” kаtаku.
    “Ruѕ, Niѕ, lаin kаli lаgi уасh,” рintа mbаk Andini.
    “Itu biѕа diаtur, аѕаl lаgi kоѕоng kауаk gini, уа nggаk Ruѕ!” kаtа Aniѕ.
    “Kараn аjа kаliаn mаu аku ѕiар,” kаtаku.
    “Kаlаu gitu kаliаn jаngаn mаndi dulu, kitа mаin lаgi уuk!” kаtа mbаk Andini уаng mulаi mеmеgаng реniѕku.
    Kеmudiаn kаmi lаnjutkаn реrtаrungаn kаmi dikаmаr mаndi. Dаn bеgitulаh ѕеlаnjutnуа kаmi mаkn ѕеring ML. Kаdаng mаin ѕаmа Aniѕ tеruѕ gеntiаn ѕаmа Andini dаn tаk jаrаng kаmi mаin bеrtigа.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Selingkuh Sahabat Suamiku

    Cerita Sex Selingkuh Sahabat Suamiku


    760 views

    Perawanku – Cerita Sex Selingkuh Sahabat Suamiku, Saat itu Citra yang sedang meletakkna bayinya di atas ranjang, karena wajah lelahnya dia rebahan di atas sofa ruang tamu suaminya Citra yang bernama Dhika berbicara katanya nanti ada temanku yang mau datang kesini dan rencanya dia mau menginap. Jadi pekerjaan Citra selain menjaga bayi dia harus mempersiapkan kamar untuk sahabat suaminya bernama Galih.

    Galih adalah sahabat lama suaminya saat kuliah dulu. Dia cukup akrab dengan mereka. Citra sudah cukup mengenal Galih, lebih dari cukup untuk menyadari bahwa hatinya selalu berdesir bila bertatapan mata dengannya.

    Sebuah perasaan yang tumbuh semakin besar yang tak seharusnya ada dalam hatinya yang sudah terikat janji dengan Dhika waktu itu. Dan perasaan itu tetap hidup di dasar hatinya hingga mereka berpisah, Citra akhirnya menikah dengan Dhika dan sekarang mereka mempunyai seorang bayi pria.
    Ada sedikit pertentangan yang berkecamuk dalam hatinya.

    Di satu sisi meskipun dia dan suaminya saling menjunjung tinggi kepercayaan dan berpikiran terbuka, tapi dia tetap merasa sebagai seorang istri yang wajib menjaga kesucian perkawinan mereka dan kesetiaannya pada sang suami.

    Tapi di sisi lain Citra tak bisa pungkiri bahwa ada rasa yang lain tumbuh di hatinya terhadap Galih hingga saat ini. Seorang pria menarik berumur sekitar tiga puluhan, berpenampilan rapi, dan matanya yang tajam selalu membuat jantungnya berdebar kencang saat bertemu mata. Sosoknya yang tinggi tegap membuatnya sangat menawan.

    Citra seorang wanita ayu yang bisa dikatakan sedikit pemalu dan selalu berpegang teguh pada sebuah ikatan. Dan dia tak kehilangan bentuk asli tubuhnya setelah melahirkan. Mungil, payudara yang jadi sedikit lebih besar karena menyusui dan sepasang pantat yang menggoda.

    Rambutnya lurus panjang dengan mata indah yang dapat melumerkan kokohnya batu karang. Semua yang ada pada dirinya membuat dia mempunyai daya tarik seksual terhadap lawan jenisnya meskipun dia tak pernah menunjukkannya.

    Ah… seandainya saja dia mengaenal Galih jauh sebelum suaminya datang dalam kehidupannya!
    Citra pejamkan matanya mencoba meredam pergolakan dalam hatinya dan hati kecilnya menuntun tangannya bergerak ke bawah tubuhnya.

    Vaginanya terasa bergetar akibat membayangkannya dan saat dia menyentuh dirinya sendiri yang masih terhalang celana jeansnya, sebuah ombak kenikmatan menerpa tubuhnya. Jemarinya yang lentik bergerak cepat melepas kancing celananya lalu menurunkan resleitingnya.

    Tangannya menyelinap di balik celana dalam katunnya yang berwarna putih, melewati rambut kemaluannya hingga sampai pada gundukan daging hangatnya. Nafasnya terasa terhenti sejenak saat jarinya menyentuh kelentitnya yang sudah basah, membuat sekujur tubuhnya merasakan sensasi yang sangat kuat.

    Dia terdiam beberapa waktu. Dhika pulang 2 jam lagi, dan Galih juga datang kira-kira dalam waktu yang sama. Kenapa tidak? Dia tak bisa mencegah dorongan hati kecilnya.

    Toh dia tak menghianati suaminya secara lahiriah, hanya sekedar untuk memuaskan dirinya sendiri dan 2 jam lebih dari cukup, sisi lain hatinya mencoba beralasan membenarkan kobaran gairahnya yang semakin membesar dalam dadanya.

    Citra menurunkan celana jeansnya dan mengeluarkan kakinya satu persatu dari himpitan kain celana jeansnya. Melepaskan celana dalamnya juga, lalu dia kembali rebah di atas sofa. Dari pinggang ke bawah telanjang, kakinya terbuka.

    Pejamkan matanya lagi dan tangannya kembali bergerak ke bawah, menuju ke pangkal pahanya, membuat dirinya merasa se nyaman yang dia inginkan.

    Dia nikmati waktunya, menikmati setiap detiknya. Dia membayangkan Galih sedang memuaskannya, deru nafasnya semakin cepat. Citra tak pernah berselingkuh selama ini, membayangkan dengan pria lain selain Dhika saja belum pernah, semua fantasinya hanya berisikan suaminya. Tapi sekarang ada sesuatu dari pria ini yang menyeretnya ke dalam fantasi barunya.

    “Ups! Maaf!” terdengar sebuah suara. Matanya langsung terbuka, dan dia tercekat. Dia melihat bayangan seorang pria menghilang di sudut ruangan. Dia baru sadar kalau dia sudah melakukan masturbasi selama lebih dari 10 menit, dan dia benar-benar tenggelam dalam alam imajinasinya hingga tak menyadari ada seseorang yang masuk ke dalam rumah.

    Dan dia sadar kalau bayangan pria itu adalah Galih, dengan terburu-buru dia mengambil pakaiannya dan segera memakainya lagi.

    “Mafkan aku Citra,” kata Galih, “Nggak ada yang menjawab ketukanku dan pintunya terbuka.” dia berada di sudut ruangan jauh dari pandangan, tapi dia sudah melihat banyak! Pemandangan yang disaksikannya saat dia memasuki ruangan ini membakar pikirannya.

    Istri sahabatnya berbaring dengan kaki terpentang lebar di atas sofa itu, tangannya bergerak berputar pada kelentitnya. Pahanya yang lembut dan kencang tebuka lebar, rambut kemaluannya yang hitam mengelilingi bibir vaginanya. Penisnya mengeras dengan cepat dalam celana jeansnya.

    “Nggak apa-apa,” jawab Citra dari ruang keluarga,

    “Kamu boleh masuk sekarang.” dia sudah berpakaian lengkap sekarang, dan dia berbaring di atas sofa, menyembunyikan wajahnya dalam telapak tangannya.

    “Aku sangat malu.” katanya kemudian.

    “Ah, kita semua pernah melakukannya, Citra!” jawab Galih.

    Dia berdiri tepat di samping Citra, seperti ingin agar Citra dapat melihat seberapa A?a,?EskerasnyaA?a,?a”? dia.

    Dia tak dapat mencegahnya, wanita ini sangat menggoda. Dia merasa kalau dia ingin agar wanita ini bergerak padanya!!!

    “Tetap saja memalukan!” katanya, menyingkirkan tangannya dari wajahnya. Vaginanya berdenyut sangat hebat, dia hampir saja mendapatkan orgasme tadi! Sebuah desiran yang lain terasa saat dia melihat tonjolan menggelembung pada bagian depan celana Galih.

    Dengan cepat dia memalingkan wajahnya, tapi masih saja pria ini memergokinya. Sekarang Galih menjadi lebih terbakar lagi, ini lebih dari cukup.

    “Nggak ada yang harus kamu permalukan, setidaknya itu pendapatku setelah apa yang sudah aku lihat tadi!” katanya tenang. Citra menatapnya penuh dengan tanda tanya.

    “Aku jadi benar-benar terangsang melihatmu seperti itu,” dia menjelaskan, “Sebuah perasaan yang belum pernah ku alami sebelumnya.” kata-katanya, adalah kenyataan bahwa dia sangat menginginkannya, membuat Citra semakin basah.

    Cerita Sex Selingkuh – Dia menyadari betapa istri sahabatnya ini A?a,?EstertarikA?a,?a”? akan perkataannya tersebut dan Galih memutuskan untuk lebih menekannya lagi.

    “Lihat akibatnya padaku!” katanya, tangannya bergerak mengelus tonjolan pada bagian depan celananya. Ini masih dalam batas yang bisa dikatakan A?a,?EswajarA?a,?a”?, belum ada batas yang dilanggar.

    Saat Galih melihat A?a,?EsnodaA?a,?a”? basahnya di atas permukaan sofa itu dan mata Citra yang tak berpaling dari seputar pinggangnya, Galih memutuskan akan melanggar batas tersebut.

    Citra hanya melihat dengan diam saat sahabat suaminya ini membuka kancing dan menurunkan resleiting celananya. Citra tak bisa mengingkari bahwa dia menjadi lebih terangsang, dan dia tak menemukan kata yang tepat untuk mencegah pria ini.

    Cerita Sex Selingkuh – Dan saat dia menyaksikan pria di depannya ini memasukkan tangannya dalam celana dalamnya sendiri, vaginanya terasa semakin basah. Galih mengeluarkan penis kedua dalam hidup Citra yang dilihatnya secara nyata, disamping penis para bintang film porno yang pernah dilihatnya bersama suaminya dulu.
    Nafas Citra tercekat, matanya terkunci memandangi penis dihadapannya. Dia belum melihat keseluruhannya, dan ini benar-benar sangat berbeda dengan milik suaminya. Tapi ternyata A?a,?EsperbedaanA?a,?a”? itulah yang semakin membakar nafsunya semakin lapar.

    “Suka apa yang kamu lihat?” tanyanya pelan. Citra mengangguk, memberanikan diri memandang ke atas pada mata Galih sebelum melihat kembali pada penisnya yang keras. Galih mengumpat betapa beruntungnya sahabatnya. Dia ucapkan sebuah kata.

    “Sentuhlah!”

    Ragu-ragu, dengan hati berdebar kencang, Citra pelan-pelan menyentuh dengan tangannya yang kecil dan melingkari penis pria di depannya ini dengan jarinya. Penis pertama yang dia pegang dengan tangannya, selain milik suaminya, dalam enam tahun belakangan.

    Perasaan dan emosi yang bergolak di dadanya terasa menegangkan, dan dia inginkan lebih lagi. Galih melihat penisnya dalam genggaman tangan istri sahabatnya yang kecil, dan dia hanya melihat saat Citra pelan-pelan mulai mengocokkan tangannya.

    Terasa sangat panas dan keras dalam genggaman tangannya, dan Citra tak dapat hentikan tangannya membelai kulitnya yang lembut dan berurat besar itu. Galih bergerak mendekat dan membuat batang penisnya menjadi hanya beberapa inchi saja dari wajah Citra.

    Galih menyentuh tubuh Citra, tangannya meremas pahanya yang masih terbungkus celana jeans. Tanpa sadar Citra membuka kakinya sendiri melebar untuknya, dan tangan Galih bergerak semakin dalam ke celah paha Citra.

    Terasa desiran kuat keluar dari vaginanya saat tangan Galih mulai mengelusi dari luar celana jeansnya, Citra menggelinjang dan meremas penisnya semakin kencang.

    Dengan tangannya yang masih bebas, dipegangnya belakang kepala Citra dan mendorongnya semakin mendekat. Citra tak berusaha berontak. Matanya masih terpaku pada penis Galih, dia menunduk ke depan dan dengan lembut mencium ujung kepalanya.

    Lidahnya terjulur keluar dan Citra kemudian mulai menjilat dari pangkal hingga ujung penis barunya tersebut.

    Sekarang giliran Galih, tangannya bergerak melucuti pakaian Citra. Citra yang sedang asik dengan batang keras dalam genggaman tangannya tak menghiraukan apa yang dilakukan Galih. Diciumnya kepala penis Galih, menggodanya seperti yang disukai suaminya (hanya itulah seputar referensi yang dimilikinya).

    Tangan Galih menyelinap dalam celana dalam Citra, tangannya meluncur melewati rambut kemaluannya. Citra melenguh pelan saat tangan Galih menyentuh kelentitnya. Dia membuka lebar mulutnya dan memasukkan mainan barunya tersebut ke dalam mulutnya, lidahnya berputar pelan melingkari kepala penis dalam mulutnya.

    Galih mengerang, merasakan kehangatan yang membungkus kejantanannya. Dia menatapnya dan melihat batang penisnya menghilang dalam mulut Citra, bibirnya mencengkeram erat di sekelilingnya dan matanya terpejam rapat.

    Galih menjalankan jarinya pada kelentit Citra, menggoda tombol kecilnya, mulut Citra tak bisa bebas mengerang saat tersumpal batang penis Galih. Dorongan gairah yang hebat membuat Citra semakin bernafsu mengulum naik turun batang penis Galih. Pinggulnya dengan reflek bergerak memutar merespon tarian jari Galih pada kelentit sensitifnya.

    Jari Galih mengeksplorasi lubang hangatnya Citra, membuat lenguhannya semakin sering terdengar dalam bunyi yang aneh karena dia tak juga mau melepaskan mulutnya dari batang penis Galih. Citra tak lagi memikirkan apa yang dia perbuat, dia hanya mengikuti nalurinya.

    Ini benar-benar lain dengan dia dalam keseharian, sesuatu yang akan membuat suaminya mati berdiri bila dia melihatnya saat ini. Semuanya meledak begitu saja.

    Sesuatu yang dimiliki pria ini yang membuka pintu dari sisi lain dirinya dan Galih sangat menikmati perbuatannya. Masing-masing masih tetap asik dengan kemaluan pasangannya. Dan Citra menginginkan lebih dari ini. Mereka berdua menginginkan lebih dari sekedar begini.

    Citra menelan seluruh batang penis Galih, menahannya di dalam mulutnya untuk memenuhi kehausan gairahnya sendiri. Hidungnya sampai menyentuh rambut kemaluan Galih, ujung kepala penisnya menyentuh langit-langit tenggorokannya, hampir membuatnya tersedak.

    Cerita Sex Selingkuh – Galih mengeluarkan tangannya dari balik celana dalam Citra yang membuatnya sedikit kecewa, ada sesuatu yang terasa hilang. Diraihnya tepian celana jeans Citra dan dengan cepat Citra mengangkat sedikit pantatnya dari atas sofa, yang mau tak mau membuatnya melepaskan batang penis itu dari mulutnya, dan mempermudah sahabat suaminya ini melepaskan celananya dari kakinya yang halus.

    Nafasnya tercekat, dada terasa berat saat dia melihat Galih menarik celana dalamnya. Dengan sedikit memaksa dia menurunkannya melewati kakinya dan Citra menendangnya menjauh dari kakinya sendiri. Membantu Galih menelanjangi tubuh bawahnya. Galih sekarang berlutut di lantai dan menatap takjub pada segitiga menawan dari rambut kemaluan Citra.

    Cerita Sex Selingkuhi Istri Teman

    Dia menyentuh vagina Citra dengan tangan kirinya, menjalankan jari tengahnya pada kelentitnya sambil tangan yang satunya menggenggam batang penisnya sendiri.

    Citra mendesah pelan, pinggulnya bergetar. Matanya terpejam rapat, dia sangat meresapi rasa yang diberikan selangkangannya. Galih mengoleskan kepala penisnya pada pipi dan hidung Citra. Saat sampai di mulutnya, Citra membuka mulutnya segera dan Galih langsung mendorong penisnya masuk.

    Tangannya yang kecil menggenggam buah zakarnya dan Citra membuka matanya perlahan saat dia mulai menggerakkan kepalanya naik turun pada batang penisnya.

    Cerita Sex Selingkuh – Galih semakin melesakkan jarinya ke dalam vagina Citra, membuat Citra memejamkan matanya lagi, mengerang. Vaginanya terasa sangat basah! Jarinya bergerak di seluruh rongga lubang itu, bergerak keluar masuk saat ibu jarinya mengerjai kelentit Citra.

    Kini, celana jeans dan celana dalam Galih sudah jatuh merosot di atas lantai, Galih menarik penisnya keluar dari mulut Citra dan langsung menendang pakaian bawahnya menjauh.

    Dia menunduk, tangannya bergerak ke bawah bongkahan pantat Citra, mengangkatnya dari atas sofa agar bagian bawah tubuh istri sahabatnya ini lebih terekspose ke atas. Citra meraih penisnya dan segera memasukkannya kembali ke dalam mulutnya. Galih mendekatkan kepalanya pada daging nikmat Citra.

    Masih tetap menahan pantat Citra ke atas, mulutnya mencium bibir vagina Citra, mencicipi rasa dari istri sahabatnya untuk pertama kalinya. Mulut Citra langsung mengerang merespon, sejenak menikmati sensasi yang diberikan Galih sebelum kembali meneruskan A?a,?EspekerjaanA?a,?a”? mulutnya. Lidah Galih melata pada dinding bagian dalam dari vagina Citra, menjilati sari buah gairah yang dikeluarkannya.

    Citra merasa bibir Galih menjepit tombol sensitifnya dan lidahnya bergerak pelan pada sasarannya. Erangan semakin tak terkendali lepas dari mulutnya akibat perlakuan Galih kali ini. Batang penisnya terlepas keluar dari cengkeraman mulut Citra. Galih semakin menaikkan pantat Citra, menekan vagina Citra pada wajahnya dan lidahnya semakin bergerak menggila.

    Jantung Citra serasa mau meledak, nafasnya terasa berat… sangat dekat…

    Jantungnya berhenti berdenyut, orgasmenya datang. Pinggulnya mengejat di wajah Galih dengan liar. Citra merasa jiwanya melayang entah kemana! Pria ini memberinya sebuah oral seks terhebat yang pernah didapatkan dalam hidupnya!

    Akhirnya, Citra kembali ke bumi. Galih melepaskan pantatnya, mengangkat kepalanya dari selangkangan Citra. Batang penisnya terasa sangat keras, dan nafasnya terdengar memburu tak beraturan.

    Citra pikir dia tak mungkin dapat menghentikan pria ini sekarang meskipun dia menginginkannya. Galih naik ke atas sofa, menempatkan dirinya diantara paha Citra, yang tetap Citra biarkan terbentang lebar hanya untuknya.

    Terlintas dalam pikirannya jika dia tetap meneruskan ini terjadi, milik Galih adalah penis kedua yang akan memasuki tubuhnya dalam hidupnya.

    Sedikit gelembung rasa bersalah melayang dalam benaknya. Yang dengan cepat meletus menguap saat ujung kepala penis Galih menyentuh bibir vaginanya, membuat sekujur tubuhnya seakan tersengat aliran listrik.

    Dengan perlahan Galih memasukkan penisnya menembus ke dalam tubuh Citra. Pada pertengahan perjalanannya dia menghentikan sejenak gerakannya, menikmati gigitan bibir vagina Citra pada batang penisnya dan tiba-tiba dia menghentakkan kedalam dengan satu tusukan.

    Dinding vaginanya terbuka menyambutnya, dan pelan-pelan Citra dapat merasakan dirinya menerima sesuatu yang lain memasuki tubuhnya kini. Tubuhnya merinding, perasaan menakjubkan ini merenggut nalarnya.

    Galih mengeluarkan separuh dari batang penisnya dan menghujamkannya kembali seluruhnya ke dalam vagina Citra.

    Erangan keduanya terdengar saling bersahutan dan Galih menahan penisnya sejenak di dalam vagina Citra, meresapi sensasinya. Manahan berat tubuhnya dengan kedua lengannya, dia menatap ke bawah pada istri sahabatnya ini sambil menggerakkan penisnya keluar masuk dalam vagina Citra dengan gerakan lambat.

    Citra pejamkan matanya, mendesah lirih saat dia rasakan kejantanan Galih keluar masuk dalam tubuhnya. Galih melihat batang penisnya menghilang lalu muncul kembali dalam daging hangat basah milik Citra lagi dan lagi, dan gerakannya perlahan semakin cepat.

    Nafas keduanya semakin berat, Galih bergerak semakin cepat, Citra menggelinjang, mengerang, kakinya terangkat keatas.

    Cerita Sex Selingkuh – Kedua kakinya akhirnya jatuh dibelakang pantat Galih yang mengayun keluar masuk. Tubuh Galih menindih tubuh kecil wanita di bawahnya saat dia mengocok vaginanya semakin keras. Dia menciumi leher Citra, dan menghisap lubang telinganya dengan mulutnya, erangan keduanya terdengar mengiringi setiap gerakan tubuh mereka.

    Lengan Citra melingkari tubuh Galih, kukunya tertancap pada punggung Galih saat kakinya terayun-ayun oleh gerakan pantat Galih. Mulut Citra menyusuri leher Galih, mencari bibirnya. Saat bibir mereka bertemu, mereka berciuman untuk pertama kalinya.

    Lidah Citra merangsak masuk ke dalam mulut Galih mengiringi batang penisnya yang menggenjot tubuhnya berulang-ulang. Bibir keduanya saling melumat, saling mengerang dalam mulut masing-masing di atas sofa di ruang tengah itu. Sofa itu sedikit berderit akibat gerakan Galih yang bertambah liar.

    Citra dapat merasakan orgasmenya mulai tumbuh, dan dia menghentikan ciumannya, tak mampu menahan erangannya lagi. Mulut mungilnya mengeluarkan erangan yang sangat keras dan semakin keras saat penis keras Galih semakin melebarkan vaginanya dan Galih memasukinya bertambah dalam.

    Seorang pria baru! Citra tak pernah melakukannya dengan pria lain selain Dhika sebelumnya dan pria baru ini melakukannya dengan sangat hebat! Semuanya terasa bergerak cepat. Orgasmenya meledak, Citra mencoba menahan erangannya dengan menggigit bibir bawahnya.

    Dinding-dinding vaginanya berkontraksi mencengkeram batang penis pria baru ini dengan kuat, dan Citra menghentakkan pinggulnya keatas berlawanan dengan gerakan Galih di atas tubuhnya, berusaha agar batang penis Galih tenggelam semakin dalam pada tubuhnya saat ombak orgasme mengambil alih kesadarannya.

    Galih memandangi Citra saat dia dilanda orgasme, masih tetap mengocok penisnya dengan kecepatan yang dia mampu. Dia tak menyangka wanita pemalu dan pendiam ini akan begitu mudah ditaklukannya! Dia merasakan miliknya juga segera tiba, gerakannya semakin dipercepat.
    Dalam beberapa tusukan kemudian, dan lalu meledaklah. Sejenak setelah orgasme Citra mereda, orgasme Galih datang.

    Tusukan terakhirnya membuat penisnya terkubur semakin jauh dalam vagina Citra. Dia menggeram, penisnya berdenyut hebat. Semburan demi semburan yang kuat keluar dari ujung penisnya mendarat dalam rahim Citra seakan tanpa jeda.

    Citra menggoyangkan pantatnya naik ke atas, memeras semua sperma dari penis Galih. Galih tak bisa menahan tubuhnya lebih lama, dia jatuh menindih tubuh Citra di bawahnya, mencoba bernafas dengan susah payah.

    Tangan Citra membelai punggung Galih saat sperma terakhirnya keluar dari penisnya menyirami vaginanya. Keduanya masih berusaha untuk mengatur nafas.

    Kedua bibir mereka merapat, berciuman dengan lembut. Lidahnya menggelitik rongga mulut Citra dan ciuman mereka berubah menjadi liar saat penis Galih mulai mengecil dalam vagina Citra. Tangan dan paha Citra mencengkeramnya erat, menahannya agar tetap berada dalam tubuhnya.

    Dia mendapatkan pengalaman lain dengan pria ini. Pria kedua yang bercinta dengannya dalam 29 tahun usianya. Akhirnya mereka hentikan ciumannya. Galih mengeluarkan penisnya yang setengah ereksi dari vagina Citra.

    Keduanya mengenakan pakaiannya masing-masing tanpa saling berkata-kata. Citra terlalu malu untuk mengucapkan sesuatu dan Galih tak tahu harus berkata apa.

    Dhika pulang 30 menit kemudian A?a,?aEs dia pulang lebih awal, tapi tak lebih awal (beruntunglah mereka). Ketiganya lalu makan malam, dan Citra tak dapat menyingkirkan pikirannya dari bayangan Galih sepanjang waktu itu.

    Dhika dan Galih kemudian sibuk dengan urusan pria yang tak begitu dimengerti oleh Citra. Dan malam berikutnya, mereka berdua duduk di meja makan bersama Citra. Para pria sedang bermain catur. Citra menghabiskan sepanjang harinya mengasuh bayi mereka.

    Kapanpun saat dia sedang sendiri, dia tak mampu hentikan dirinya memikirkan pengalamannya bersama Galih kemarin. Dia merasa gairahnya menyala-nyala sepanjang hari itu, dan dia mempunyai beberapa menit untuk memuaskan dirinya dengan tangannya sendiri.

    Saat menuangkan minuman pada suaminya dan Galih malam itu, dia sangat bergairah, dan sangat basah. Setiap kali dia melirik Galih, ada desiran halus pada vaginanya. Sekarang dia telah mencoba seorang pria lain, dan dia merasa ketagihan!

    Galih tak jauh beda. Dia bermasturbasi mebayangkan istri sahabatnya ini kemarin malam, sebelum tidur. Bayangan tubuh telanjangnya memenuhi benaknya sepanjang hari. Saat Dhika pergi ke kamar mandi, Galih beringsut mendekati Citra.

    “Apa kamu menikmati waktu kita kemarin?” tanyanya berbisik.

    “Ya.” Citra tersenyum manis. Sifatnya yang malu-malu membuat birahi Galih terbakar.

    “Apa kamu menginginkannya sekarang?” dia bertanya memastikan. Penisnya sudak mengeras sekarang. Citra terkejut dengan pertanyaannya yang sangat berani itu, malu-malu, lalu mengangguk.

    Galih memutuskan akan sedikit menggodanya. Membuat Citra semakin menginginkannya agar kesempatan mendapatkannya lagi semakin terbuka lebar. Dia menurunkan resleiting celananya dan melepaskan kancingnya, tangannya masuk ke dalam pakaian dalamnya.

    Dia mengeluarkan penisnya, yang sudah ereksi penuh. Nafas Citra tercekat di tenggorokan, denyutan di vaginanya memberinya sebuah sensasi. Batang penis itu berada dalam tubuhnya kemarin. Dia menginginkannya lagi sekarang.

    Mereka mendengar pintu kamar mandi terbuka dan Galih segara memasukkan penisnya kembali ke dalam celananya. Dhika masuk ke dalam ruangan, tak mengira sahabatnya baru saja memperlihatkan penisnya yang ereksi pada istrinya.

    Tak lama berselang, entah kenapa dewa kemujuran selalu berpihak pada mereka, Dhika lagi-lagi mau ke kamar mandi. Saat dia berdiri dan bergegas ke kamar mandi, vagina istrinya berdenyut membutuhkan penis Galih.

    Begitu Dhika menghilang dari pandangan keduanya, Galih langsung bangkit dari kursinya. Mata Citra berbinar terfokus pada tonjolan di celana Galih saat mereka mendengar pintu kamar mandi ditutup.

    Dia langsung menurunkan resleitingnya, dan mengeluarkan batang penisnya. Dengan cekatan Galih mengocok penisnya sampai ereksi penuh, sangat dekat di wajah Citra. Galih berdiri dei depan Citra, dan Citra langsung berlutut di hadapan sahabat suaminya.

    Kepala penisnya menyentuh kulit pipinya, dan perlahan bergerak ke mulutnya. Saat Galih merasa bibir lembut Citra menyentuh ujung kepala penisnya, dia merasa mulut itu membuka.

    Segera saja kepala penis itu lenyap ke dalam mulut Citra, dan Galih melihat bibir itu bergerak membungkus seluruh batang penisnya.

    Tangannya membelai rambut panjang Citra dengan lembut, menahan kepalanya saat seluruh bagian batang penisnya lenyap dalam mulut Citra.
    Kepalanya segera bergerak maju mundur pada batang penis itu, suara basah dari hisapan mulutnya segera terdengar.

    Kembali, mereka mendengar pintu kamar mandi dibuka, dan Galih mengeluarkan penisnya dari mulut Citra dengan cepat. Agak kesulitan dia memasukkan penisnya kembali dalam celananya dan segera duduk kembali di kursinya, menutupi perbuatan mereka. Dhika duduk dan memberi Citra ciuman kecil, tak tahu kalau istrinya baru saja mendapatkan sebuah batang penis yang lain dalam mulutnya.

    Mereka kembali mendapatkan kesempatan sekali lagi di malam itu, dan mereka berusaha memanfaatkannya semaksimal mungkin.

    Bayi mereka menangis di lantai atas, Dhika berinisiatif untuk pergi melihatnya. Citra lebih dari senang mengijinkannya. Dia sangat menginginkan penis itu, tapi dia tak mampu berbuat apa-apa. Meskipun mendapatkannya di dalam mulutnya tak mampu meredakan gairahnya.

    Mereka dapat mendengar bunyi langkah kaki Dhika yang menaiki tangga, dan Citra langsung berdiri. Dia tak pernah se agresif ini! Tapi keA?a,?a”?hausannyaA?a,?a”? akan penis itu mampu merubah tabiatnya. Hanya sekedar untuk segera melihatnya lagi! Dia langsung berlutut di antara paha Galih, dan Galih segera membukanya untuknya…

    Tangan mungilnya dengan cekatan melepaskan kancing dan resleitingnya, dan dia langsung membukanya dalam sekejap. Citra meraih ke dalam celana dalam Galih dan mengeluarkan penis kerasnya.

    Vaginanya langsung basah hanya dengan memandangnya saja. Tangannya yang kecil mengocoknya, saat lidahnya menjilati dari pangkal batang penis Galih hingga ke ujung.

    Sekali lagi, dia kembali memasukkannya ke dalam mulutnya. Menghisapnya dengan rakus hingga mengeluarkan bunyi, tak menghiraukan resiko kepergok suaminya. Galih mendengarkan dengan seksama gerakan dari lantai atas, memastikan Dhika tidak turun ke bawah.

    Galih menatapnya. Bibirnya membungkus batang penisnya dengan erat, kepala penisnya tampak bekilatan basah terkena lampu ruangan ini saat itu keluar dari mulutnya, mata Citra terpejam menikmati. Dia ternyata begitu pintar memberikan blow job! Galih sangat ingin menyetubuhi wanita ini, meskipun hanya sesaat.

    Gairahnya sudah tak terbendung lagi, dan dia memegang pipi Citra, batang penisnya keluar dari mulutnya. Galih berdiri, penisnya mengacung tegang, dan Citra berdiri bersamaan, memandangnya dengan api gairah yang sama.

    Galih menciumnya, lembut, melumat bibirnya. Dia menciumnya lagi, dan lidah mereka saling melilit. Lalu ciuman itu berakhir. Galih memutar tubuh Citra membelakanginya. Citra merasakan tangan Galih berada pada vaginanya, berusaha melepaskan kancing celananya.

    “Jangan…” desahan lirih keluar dari mulutnya. Dia tak tahu kenapa kata itu keluar dari mulutnya saat dia ingin mengucapkan kata A?a,?EsyaA?a,?a”?. Celananya jatuh hingga lututnya, memperlihatkan pantatnya yang dibungkus dengan celana dalam katun berwarna putih.

    Galih merenggut kain itu dan langsung menyentakkannya ke bawah, membuat pantat Citra terpampang bebas di hadapannya. Galih masih dapat mendengar suara gerakan di lantai atas jadi dia tahu dia aman untuk beberapa saat, dia hanya perlu memasukkan penisnya ke dalam vaginanya, walaupun untuk se detik saja!

    Nafas keduanya memburu, dan Citra sedikit menundukkan tubuhnya ke depan, tangannya bertumpu pada meja makan, membuka lebar kakinya. Galih jauh lebih tinggi darinya, penisnya berada jauh di atas bongkahan pantatnya.

    Cerita Sex Selingkuh – Dia sedikit menekuk lututnya agar posisinya tepat. Dia semakin menekuk lututnya, sangat tidak nyaman, tapi dia sadar kalau dia terlalu tinggi untuk Citra. Dia tahu dia akan merasa kesulitan dalam posisi ini, tapi hasratnya semakin mendesak agar terpenuhi segera.

    Dia menggerakkan pinggulnya ke depan, ujung kepala penisnya menyentuh bibir vaginanya. Citra sudah teramat basah! Dan itu semakin mengobarkan api gairah Galih. Saat bibir vagina Citra sedikit mencengkeram ujung kepala penisnya, Galih tahu jalan masuknya sudah tepat.

    Dia mendorong ke depan. Citra menghisapnya masuk ke dalam, separuh dari penisnya masuk ke dalam dengan cepat.

    Citra mendesah, merasa Galih memasukinya. Galih mencengkeram pantat Citra dan memaksa memasukkan penisnya semakin ke dalam. Batang penisnya sudah seluruhnya terkubur ke dalam cengkeraman hangatnya.

    Galih mulai menyetubuhinya dari belakang, menarik penisnya separuh sebelum mendorongnya masuk kembali, lagi dan lagi. Serasa berada di surga bagi mereka berdua. Galih berada di dalam vaginanya hanya beberapa detik, tapi bagi keduanya itu sudah dapat meredakan gelora api gairah yang membakar.

    Tiba-tiba Galih mendengar gerakan dari lantai atas. Citra tak menghiraukannya, dia sudah tenggelam jauh dalam perasaannya. Galih mengeluarkan penisnya dari vagina Citra. Sebenarnya Citra ingin teriak melampiaskan kekesalannya, tapi segera dia sadar akan bahaya yang mengancam mereka berdua, segera saja dia menarik celana dan celana dalamnya sekaligus ke atas. Saat Dhika datang, mereka berdua sudah duduk kembali di kursinya masing-masing, gusar.

    Galih dan Citra menghabiskan sisa malam itu dengan gairah yang tergantung. Saat malam itu berakhir, Galih segera bergegas pergi ke kamarnya dan langsung mengeluarkan penisnya. Hanya dibutuhkan 3 menit saja baginya bermasturbasi dan legalah.

    Tapi bagi Citra, tidaklah semudah itu. Kamar tidurnya berada di lantai yang berlainan dengan kamar tamu yang dihuni Galih, dan dia tak punya kesempatan untuk melakukan masturbasi. Bahkan Dhika tak mencoba untuk bercinta dengannya malam itu! Seperempat jam ke depan dilaluinya dengan resah. Citra memberi beberapa menit lagi untuk suaminya sebelum dia tak mampu membendungnya lagi.

    Dia turun dari tempat tidur, setelah memastikan suaminya sudah tertidur lelap. Dia mengendap-endap menuju ke kamar tamu. Malam itu dia hanya memakai kaos putih besar hingga lututnya dan celana dalam saja untuk menutupi tubuh mungilnya.

    Dengan hati-hati dia membuka pintu kamar Galih, menyelinap masuk, dan menutup perlahan pintu di belakangnya. Galih sudah tertidur beberapa menit yang lalu. Citra berdiri di samping tempat tidur, memandang pria yang tertidur itu, memutuskan bahwa dia akan melakukannya. Ini tak seperti dirinya! Dia tak pernah seagresif ini! Dia tak pernah berinisiatif! Tapi sekarang, terjadi perubahan besar.

    Ditariknya selimut yang menutupi tubuh Galih, Galih tergolek tidur di atas kasur hanya memakai celana dalamnya. Citra mencengkeram bagian pinggirnya dan dengan cepat menariknya turun hingga lututnya, membebaskan penis Galih yang masih lemas. Dengan memandangnya Citra merasakan desiran halus pada vaginanya. Dia tak percaya Galih tak terbangunkan oleh perbuatannya tadi! Yah, baiklah, dia tahu bagaimana cara membangunkannya.

    Citra duduk di samping Galih, dengan perlahan membuka kaki Galih ke samping. Tangan mungilnya meraih penis Galih yang masih lemas menuju ke mulutnya. Rambut panjangnya jatuh tergerai di sekitar pangkal paha Galih. Galih setengah bangun, merasa nyaman. Penisnya membesar dalam mulut Citra, dan sebelum ereksi penuh, dia akhirnya benar-benar terjaga. Tak membutuhkan waktu lama baginya untuk mengetahui apa yang sedang terjadi A?a,?aEs istri sahabatnya sedang menghisap penisnya!

    Dia mendesah, tangannya meraih ke bawah dan mengelus rambut panjang Citra saat dengan pasti penisnya semakin mengeras dalam mulut Citra. Merasakan penisnya yang semakin membesar dalam mulutnya membuat celana dalam Citra basah, dan dia mulai menggerakkan kepalanya naik turun. Dia menghisap dengan berisik, lidahnya menjalar naik turun seperti seorang professional.

    Galih dapat mendengar bunyi yang dikeluarkan mulut Citra saat menghisap penisnya, dan dia dapat melihat bayangan tubuh Citra yang diterangi cahaya bulan yang masuk ke dalam kamarnya yang gelap. Citra sedang memberinya blow job yang hebat. Untunglah dia bermasturbasi sebelum tidur tadi, kalau tidak pasti dia tak akan dapat bertahan lama.

    Cerita Sex Selingkuh – Citra tak mampu menahannya lagi. Dia ingin vaginanya segera diisi. Dia sangat terangsang, dia sangat membutuhkan penis itu dalam vaginanya seharian tadi. Dikeluarkannya penis Galih dari dalam mulutnya, dan berdiri dengan bertumpukan lututnya di atas tempat tidur itu.

    Tangannya menarik bagian bawah kaosnya ke atas dan menyelipkan kedua ibu jarinya di kedua sisi celana dalamnya dan mulai menurunkannya.

    Diangkatnya salah satu kakinya untuk melepaskan celana dalam itu dari kakinya. Kaki yang satunya lagi dan kemudian merangkak naik ke atas kasur setelah menjatuhkan celana dalamnya ke atas lantai. Nafasnya sesak, menyadari apa yang menantinya.

    Diarahkannya batang penis Galih ke atas dengan tangannya yang kecil dan bergerak ke atas Galih, memposisikan vaginanya di atasnya. Galih dapat merasakan bibir vagina Citra yang basah menyentuh ujung kepala penisnya saat Citra mulai menurunkan pinggulnya.

    Daging dari bibir vaginanya yang basah membuka dan kepala penis Galih menyelinap masuk. Citra mengerang lirih, tubuhnya yang disangga oleh kedua lengannya jadi agak maju ke depan. Citra semakin menekan ke bawah, membuat keseluruhan batang penis Galih akhirnya tenggelam ke dalamnya.

    Erangan Citra semakin terdengar keras. Dia merasa sangat penuh! Galih benar-benar membukanya lebar! Citra semakin menekan pinggulnya ke bawah dan dia mulai menciumi leher Galih, berusaha menahan Galih di dalam tubuhnya.

    Bibir mereka bertemu dan saling melumat dengan bernafsu. Lidah Citra menerobos masuk ke dalam mulut Galih, menjalar di dalam rongga mulutnya saat dia tetap menahan batang penis Galih agar berada di dalam vaginanya.

    Galih membalas lilitan lidah Citra, tangannya bergerak masuk ke balik kaos yang dipakai Citra, bergerak ke bawah tubuhnya hingga akhirnya tangan itu mencengkeram bongkahan pantat Citra. Tangannya mengangkat pantat Citra ke atas, membuat tubuhnya naik turun di atasnya A?a,?aEs Citra tetap tak membiarkan batang penis Galih teangkat terlalu jauh dari vaginanya!

    Tak menghiraukan keberadaan Dhika yang masih terlelap tidur di kamarnya, mereka berdua berkonsentrasi terhadap satu sama lainnya. Tangan Galih naik ke punggung Citra, menarik kaos yang dipakai Citra bersamanya.

    Ciuman mereka merenggang, Citra mengangkat tubuhnya, tangannya mengangkat ke atas saat Galih melepaskan kaosnya lepas dari tubuhnya. Payudaranya terbebas. Galih melihatnya untuk pertama kalinya. Di dalam keremangan cahaya, Galih masih dapat menangkap keindahannya. Payudaranya yang tak begitu besar dengan putting susu yang keras menantang, dan dia menggoyangkannya dihadapan Galih, menggodanya.Cerpen Sex

    Galih mengangkat tubuhnya, tangannya yang besar menahan punggung Citra saat dia menghisap putingnya ke dalam mulutnya. Citra menggelinjang kegelian saat lidahnya bergerak melingkari sebelah payudaranya sebelum mencium yang satunya lagi.

    Pada waktu yang bersamaan Galih mengangkat pantatnya, masih berusaha agar tetap tenggelam dalam vaginanya, tapi bergerak keluar masuk dengan pelan. Tangannya meremas payudara Citra yang bebas, sedangkan mulutnya terus merangsang payudara yang satunya dengan mulutnya.
    Citra memandang Galih yang merangsang payudaranya, tangannya membelai rambut Galih dengan lembut. Citra merasa penis Galih bergerak keluar sedikit tapi tak lama kemudian masuk kembali ke dalam vaginanya. Dia merasa sangat nyaman, sangat berbeda di dalam tubuhnya. Dia mulai menggoyang, mengimbangi kocokan Galih yang mulai bertambah cepat.

    Galih melepaskan mulut dan tangannya dari payudara Citra dan rebah kembali ke atas kasur. Citra mulai mengangkat pinggulnya naik ke atas hingga batang penis Galih nyaris terlepas ke luar seluruhnya sebelum menghentakkan pinggulnya ke bawah lagi.

    Tangan Galih kembali pada pantat Citra, meremasnya sambil memandangi wanita yang telah menikah ini menggoyang tubuhnya tanpa henti. Dengan tanpa bisa dibendung lagi erangan demi erangan semakin sering terdengar keluar dari mulut Citra.

    Orgasme yang sangat dinantikannya seharian ini mulai terbangun dalam tubuhnya. Dengan meremas pantatnya erat, Galih menggerakkan tubuh Citra naik turun semakin keras dan keras. Hentakan tubuh mereka saling bertemu. Nafas Citra semakin berat, Penis Galih menyentak dalam tubuhnya berulang kali.

    Dengan cepat orgasmenya semakin mendekat. Citra mempercepat kocokannya pada penis Galih, menghentakkan bertambah cepat seiring orgasmenya yang mendesak keluar. Citra tak mampu membendungnya lebih lama lagi, pandangannya mulai menjadi gelap.

    Jantungnya berdegup semakin kencang, otot vaginanya berkontraksi, seluruh sendi tubuhnya bergetar saat dia keluar dengan hebatnya. Mulutnya memekik melepaskan himpitan yang menyumbat aliran nafasnya.

    Melihat pemandangan itu gairah Galih semakin memuncak, dia tak memberi kesempatan pada Citra untuk menikmati sensasi orgasmenya. Diangkatnya tubuh mungil wanita itu, dan membaringkan di sampingnya. Dia bergerak ke atas tubuh Citra dan Citra membuka pahanya melebar menyambutnya secara refleks.

    Galih memandangi kepala penisnya yang menekan bibir vagina Citra. Dengan pelan dia mulai masuk, dan mendorongnya masuk ke dalam lubang hangatnya. Citra mengangkat kakinya ke udara, membukanya lebar lebar untuknya.

    Galih menahan berat tubuhnya dengan kedua lengannya. Galih memberinya satu dorngan yang kuat. Citra memekik, ombak kenikmatan menggulungnya saat batang keras itu memasuki tubuhnya. Galih mulai menyetubuhinya tanpa ampun, Citra telah sangat membakar gairahnya. Galih mengocokkan penisnya keluar masuk dalam vagina istri sahabatnya yang berada di bawah tubuhnya dengan cepat, kedua kaki Citra terayun-ayun di atas pantatnya yang menghentak.

    Tempat tidur sampai bergoyang karena hentakan Galih. Citra menggigit bibirnya untuk meredam erangannya yang semakin bertambah keras.

    Galih mulai kehilangan kontrol. Penisnya keluar masuk dalam vagina Citra sebelum akhirnya, dia menarik keluar batang penisnya dengan bunyi yang sangat basah.

    Galih mengerang, batang penisnya berdenyut hebat dalam genggaman tangannya. Sebuah tembakan yang kuat dari cairan kental putih keluar dari ujung kepala penisnya dan menghantam perut Citra, beberapa darinya bahkan sampai di payudaranya.

    Cerita Sex Selingkuh – Citra menarik nafas, dadanya terasa sesak saat dia melihat tembakan demi tembakan sperma yang kuat keluar dari penis Galih, dan mendarat di atas perutnya. Terasa sangat panas pada kulit perutnya, tapi semakin membakar gairahnya menyadari bahwa itu bukan semburan sperma suaminya, tapi dari seorang pria lain.

    Akhirnya, sperma terakhir menetes dari penis Galih, menetes ke atas rambut kemaluan Citra yang terbaring di depannya dengan kaki terpentang lebar. Dengan mata yang terpejam, Citra tersenyum puas.

    “Aku membutuhkannya” bisiknya. Mereka terdiam beberapa saat meredakan nafas yang memburu sebelum akhirnya mulai membersihkan tubuh basah mereka. Galih mencium dengan lembut bibir Citra yang tersenyum.

    Citra memakai kaosnya dan menggenggam celana dalamnya dalam tangan, melangkah keluar dari kamar itu dengan perasaan yang sangat lega.

    Galih bangun di keesokan harinya. Peristiwa semalam langsung menyergap benaknya, penisnya mulai mengeras. Dikeluarkannya batang penisnya dan perlahan mulai mengocoknya.
    Dia merasa sangat senang saat mendengar ada seseorang yang sedang mandi. Dimasukkannya penisnya kembali kedalam celana dalamnya, bergegas memakai celana jeansnya dan bergegas keluar kamar dengan bersemangat, turun ke lantai bawah.

    Dia berharap yang sedang mandi adalah Dhika dan Citra ada di lantai bawah. Dia mendengar seseorang sedang membuat kopi di dapur. Dia segera ke sana dan ternyata.

    Citra masih dengan pakaian yang dikenakannya malam tadi, sebuah kaos besar hingga lutut, dan sebuah celana dalam saja di baliknya. Dia menoleh saat mendengar ada yang mendekat, dan langsung tersenyum saat mengetahui siapa yang datang. Terasa ada desiran halus di vaginanya saat memandang Galih.

    Citra terkejut saat tangan Galih melingkar di pinggangnya memeluknya erat dan mencium bibirnya. Lalu Citra sadar ada seseorang yang sedang mandi di lantai atas dan Dhika lah yang sedang berada di kamar mandi itu. Bibirnya membalas lumatan Galih dengan menggebu saat tangan Galih menyusup ke dalam kaosnya untuk menyentuh payudaranya.

    Citra melenguh di dalam mulut Galih yang memeluknya merapat ke tubuhnya. Desiran gairah memercik dari payudaranya langsung menuju ke vaginanya, membuatnya basah. Wanita mungil itu tak berdaya dalam dekapan Galih, tangan Citra melingkari leher Galih.

    Mereka berciuman dengan penuh gairah, lidah saling bertaut, perlahan Galih mendorong tubuh Citra merapat ke dinding. Tangannya meremas bongkahan pantat Citra di balik kaosnya. Dan Citra sangat merasakan tonjolan pada bagian depan celana jeans Galih yang menekan perutnya.

    Ciuman Citra turun ke leher Galih, lidahnya melata menuju putting Galih. Citra membiarkan Galih mengangkat tubuhnya ke atas meja, memandangnya dengan pasif saat Galih menyingkap kaosnya hingga dadanya. Citra mengangkat kakinya bertumpu pada tepian meja, mempertontonkan celana dalam putihnya.

    Vaginanya berdenyut tak terkontrol, menantikan apa yang akan terjadi berikutnya. Galih berlutut di hadapannya, dia dapat mencium aroma yang kuat dari lembah surganya saat hidungnya bergerak mendekat.

    Perlahan diciumnya vagina Citra yang masih tertutupi kain itu, Citra mendesah, kenikmatan mengaliri darahnya. Untuk pertama kalinya, Citra merasa gembira saat Dhika berada lama di dalam kamar mandi!

    Dengan tak sabar, tangannya menuju ke pangkal pahanya. Galih hanya menatapnya saat tangan Citra menarik celana dalamnya sendiri ke samping, memperlihatkan rambut kemaluannya, dan kemudian bibir vaginanya yang kemerahan.

    Citra menatap pria yang berlutut di antara pahanya, api gairah tampak berkobar dalam matanya, menahan celana dalamnya ke samping untuknya. Galih menatap matanya seiring bibirnya mulai mencium bibir vaginanya. Membuat lebih banyak desiran kenikmatan mengguyur tubuhnya dan dia mendesah melampiaskan kenikmatan yang dirasakannya.

    Lidah Galih mulai menjilat dari bagian bawah bibir vagina Citra sampai ke bagian atasnya, mendorong kelentitnya dengan ujung lidahnya saat dia menemukannya. Diselipkannya lidahnya masuk ke dalam lubang vaginanya, mersakan bagaimana rasanya cairan gairah Citra.

    Dihisapnya bibir vagina itu ke dalam mulutnya dan dia mulai menggerakkan lidahnya naik turun di sana, membuat Citra semakin basah.

    Desahannya terdengar, menggoyangkan pinggulnya di wajah Galih. Galih melepaskan bibirnya, lidahnya bergerak ke kelentitnya. Dirangsangnya tonjolan daging sensitif itu menggunakan lidahnya dalam gerakan memutar.

    Citra menaruh kakinya pada bahu Galih, duduknya jadi tidak tenang. Tiba-tiba, Galih menghisap kelentitnya ke dalam mulutnya, menggigitnya diantara bibirnya.

    Citra memekik agak keras saat serasa ada aliran listrik yang menyentak tubuhnya. Lidah Galih bergerak berulang-ulang pada kelentit Citra yang terjepit diantara bibirnya, tahu bahwa titik puncak Citra sudah dekat. Dilepaskannya kelentit itu dari mulutnya dan tangannya menggantikan mengerjai kelentit Citra dengan cepat.

    “Oh Tuhan… ” bisiknya mendesah, merasakan orgasmenya mendekat. Jari Galih bergerak tanpa ampun, pinggul Citra terangkat karenanya. Citra menggigit bibirnya berusaha agar suara jeritannya tak terdengar sampai kepada suaminya yang berada di kamar mandi saat orgasmenya datang dengan hebatnya. Dadanya sesak, nafasnya terhenti beberapa saat, dinding-dinding vaginanya merapat.
    Kedua kakinya terpentang lebar di belakang kepala Galih. Citra mendesah hebat, akhirnya nafasnya kembali mengisi paru-parunya mengiringi terlepasnya orgasmenya.

    Cerita Sex Selingkuh – Galih berdiri dan langsung mengeluarkan penisnya. Citra memandang dengan lapar pada batang penis dalam genggaman tangan Galih. Sebelah tangan Citra masih memegangi celana dalamnya ke samping saat tangannya yang satunya lagi meraih batang penis Galih. Tangan kecil itu menggenggamnya saat Galih maju mendekat.

    Dengan cepat Citra menggesek-gesekkannya pada bibir vaginanya yang basah, berhenti hanya saat itu sudah tepat berada di depan lubang masuknya. Mereka berdua mendengarkan dengan seksama suara dari kamar mandi di lantai atas yang masih terdengar.

    Galih melihat ke bawah pada kepala penisnya yang menekan bibir vagina Citra.

    Galih mendorong ke depan dan menyaksikan bibir itu membuka untuknya, mengijinkannya untuk masuk. Desahan Citra segera terdengar saat dia mersa terisi. Galih terus mendorong, vagina Citra terus menghisapnya sampai akhirnya, Galih berada di dalamya dalam satu dorongan saja.

    Citra sangat panas dan mencengkeramnya, dan Galih membiarkan penisnya terkubur di dalam sana untuk beberapa saat, meresapi perasaan yang datang padanya. Tangan Citra masih menahan celana dalamnya ke samping, tangan yang satunya meraih kepala Galih mendekat padanya.

    Lidahnya mencari pasangannya dalam lumatan bibir yang rapat. Dengan pelan Galih menarik penisnya. Dia mendorongnya masuk kemabali, keras, dan Citra mengerang dalam mulutnya seketika. Tubuh mereka saling merapat, kaki Citra terjuntai terayun dibelakang tubuh Galih dalam tiap hentakan.

    Dhika yang masih berada di kamar mandi tak mengira di lantai bawah penis sahabatnya sedang terkubur dalam vagina istrinya.

    Sementara itu Citra, sedang berada di ambang orgasmenya yang lain. Penis pria ini menyentuhnya dengan begitu berbeda! Terasa sangat nikmat saat keluar masuk dalam tubuhnya seperti itu! Dia orgasme, melenguh, melepaskan ciumannya.

    Galih mundur sedikit dan melihat batang penisnya keluar masuk dalam lubang vaginanya yang kemerahan, tangannya yang kecil menahan celana dalamnya jauh-jauh ke samping yang membuat Galih heran karena kain itu tak robek. Dia mulai menyutubuhinya dengan keras, menyadari kalau mungkin saja dia tak mempunyai banyak waktu lagi.

    Jika Dhika masuk ke sudut ruangan itu, dia akan melihat ujung kaki istrinya yang terayun dibelakang pantat Galih. Celana jeans Galih merosot hingga mata kakinya, celana dalamnya berada di lututnya, dan pantatnya mengayun dengan kecepatan penuh diantara paha Citra yang terbuka lebar. Dhika mungkin mendengar suara erangan kenikmatan istrinya.

    Galih terus mengocok, dia dapat merasakan kantung buah zakarnya mengencang dan dia tahu itu tak lama lagi. Dia menggeram, memberinya beberapa kocokan lagi sebelum dilesakkannya batang penisnya ke dalam vagina wanita bersuami itu dan menahannya di dalam sana.

    Dia menggeram hebat, penisnya menyemburkan spermanya yang panas di dalam sana. Begitu banyak sperma yang tertumpah di dalam vagina Citra.

    Erangan keduanya terdengar saling bersahutan untuk beberapa saat hingga akhirnya mereka tersadar kalau suara dari dalam kamar mandi sudah berhenti, dan tak menyadari sudah berapa lama itu tak terdengar.

    Bibir Galih mengunci bibirnya dan mereka saling melumat untuk beberapa waktu seiring kejantanan Galih yang melembut di dalam tubuhnya. Kemudian mereka saling merenggang dan Galih mengeluarkan penisnya yang setengah ereksi itu dari vagina Citra. Dengan cekatan dia mengenakan pakaiannya kembali.

    Citra membiarkan celana dalamnya seperti begitu. Dia merasa celananya menjadi semakin basah saat ada sperma Galih yang menetes keluar dari vaginanya saat dia berdiri.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Seks Nafsu birahi membawa Mesum

    Cerita Seks Nafsu birahi membawa Mesum


    760 views

    Perawanku – Cerita Seks Nafsu birahi membawa Mesum, Singkat cerita, ketika hari pertama aku ketemu dengan teman kuliahku itu, rasanya kami langsung akrab karena memang sewaktu kami sama-sama duduk di bangku kuliah, kami sangat kompak dan sering tidur bersama di rumah kostku di kota Bone. Bahkan seringkali dia mentraktirku. “Nis, aku senang sekali bertemu denganmu dan memang sudah lama kucari-cari, maukah kamu mengingap barang sehari atau dua hari di rumahku?” katanya padaku sambil merangkulku dengan erat sekali. Nama teman kuliahku itu adalah “Nasir”.

    ”Kita lihat saja nanti. Yang jelas aku sangat bersukur kita bisa ketemu di tempat ini. Mungkin inilah namanya nasib baik, karena aku sama sekali tidak menduga kalau kamu tinggal di kota Makassar ini” jawabku sambil membalas rangkulannya. Kami berangkulan cukup lama di sekitar pasar sentral Makassar, tepatnya di tempat jualan cakar.

    “Ayo kita ke rumah dulu Nis, nanti kita ngobrol panjang lebar di sana, sekaligus kuperkenalkan istriku” ajaknya sambil menuntunku naik ke mobil Feroza miliknya. Setelah kami tiba di halaman rumahnya, Nasir terlebih dahulu turun dan segera membuka pintu mobilnya di sebelah kiri lalu mempersilakan aku turun.
    Aku sangat kagum melihat rumah tempat tinggalnya yang berlantai dua. Lantai bawah digunakan sebagai gudang dan kantor perusahaannya, sementara lantai atas digunakan sebagai tempat tinggal bersama istri. Aku hanya ikut di belakangnya.

    “Inilah hasil usaha kami Nis selama beberapa tahun di Makassar” katanya sambil menunjukkan tumpukan beras dan ruangan kantornya.

    “Wah cukup hebat kamu Sir. Usahamu cukup lemayan. Kamu sangat berhasil dibanding aku yang belum jelas sumber kehidupanku” kataku padanya.
    “Lin, Lin, inilah teman kuliahku dulu yang pernah kuceritakan tempo hari. Kenalkan istri cantik saya” teriak Nasir memanggil istrinya dan langsung kami dikenalkan.

    “Alina”, kata istrinya menyebut namanya ketika kusalami tangannya sambil ia tersenyum ramah dan manis seolah menunjukkan rasa kegembiraan.

    “Anis”, kataku pula sambil membalas senyumannya.
    Nampaknya Alina ini adalah seorang istri yang baik hati, ramah dan selalu memelihara kecantikannya. Usianya kutaksir baru sekitar 25 tahun dengan tubuh sedikit langsing dan tinggi badan sekitar 145 cm serta berambut agak panjang.

    Tangannya terasa hangat dan halus sekali. Setelah selesai menyambutku, Alina lalu mempersilakanku duduk dan ia buru-buru masuk ke dalam seolah ada urusan penting di dalam.

    Belum lama kami bincang-bincang seputar perjalanan usaha Nasir dan pertemuannya dengan Alina di Kota Makassar ini, dua cangkir kopi susu beserta kue-kue bagus dihidangkan oleh Alina di atas meja yang ada di depan kami.

    “Silakah Kak, dinikmati hidangan ala kadarnya” ajakan Alina menyentuh langsung ke lubuk hatiku. Selain karena senyuman manisnya, kelembutan suaranya, juga karena penampilan, kecantikan dan sengatan bau farfumnya yang harum itu.

    Dalam hati kecilku mengatakan, alangkah senang dan bahagianya Nasir bisa mendapatkan istri seperti Alina ini. Seandainya aku juga mempunyai istri seperti dia, pasti aku tidak bisa ke mana-mana
    “Eh, kok malah melamun. Ada masalah apa Nis sampai termenung begitu? Apa yang mengganggu pikiranmu?” kata Nasir sambil memegang pundakku, sehingga aku sangat kaget dan tersentak.
    “Ti.. Tidak ada masalah apa-apa kok. Hanya aku merenungkan sejenak tentang pertemuan kita hari ini. Kenapa bisa terjadi yah,” alasanku.

    Alina hanya terdiam mendengar kami bincang-bincang dengan suaminya, tapi sesekali ia memandangiku dan menampakkan wajah cerianya.

    “Sekarang giliranmu Nis cerita tentang perjalanan hidupmu bersama istri setelah sejak tadi hanya aku yang bicara. Silahkan saja cerita panjang lebar mumpun hari ini aku tidak ada kesibukan di luar.
    Lagi pula anggaplah hari ini adalah hari keistimewaan kita yang perlu dirayakan bersama. Bukankah begitu Lin..?” kata Nasir seolah cari dukungan dari istrinya dan waktunya siap digunakan khusus untukku.
    “Ok, kalau gitu aku akan utarakan sedikit tentang kehidupan rumah tanggaku, yang sangat bertolak belakang dengan kehidupan rumah tangga kalian” ucapanku sambil memperbaiki dudukku di atas kursi empuk itu.
    “Maaf jika terpaksa kuungkapkan secara terus terang. Sebenarnya kedatanganku di kota Makassar ini justru karena dipicu oleh problem rumah tanggaku. Aku selalu cekcok dan bertengkar dengan istriku gara-gara aku kesulitan mendapatkan lapangan kerja yang layak dan mempu menghidupi keluargaku.

    Akhirnya kuputuskan untuk meninggalkan rumah guna mencari pekerjaan di kota ini. Eh.. Belum aku temukan pekerjaan, tiba-tiba kita ketemu tadi setelah dua hari aku ke sana ke mari. Mungkin pertemuan kita ini ada hikmahnya. Semoga saja pertemuan kita ini merupakan jalan keluar untuk mengatasi kesulitan rumahtanggaku” Kisahku secara jujur pada Nasir dan istrinya.

    Mendengar kisah sedihku itu, Nasir dan istrinya tak mampu berkomentar dan nampak ikut sedih, bahkan kami semua terdiam sejenak. Lalu secara serentak mulut Nasir dan istrinya terbuka dan seolah ingin mengatakan sesuatu, tapi tiba-tiba mereka saling menatap dan menutup kembali mulutnya seolah mereka saling mengharap untuk memulai, namun malah mereka ketawa terbahak, yang membuatku heran dan memaksa juga ketawa.

    “Begini Nis, mungkin pertemuan kita ini benar ada hikmahnya, sebab kebetulan sekali kami butuh teman seperti kamu di rumah ini. Kami khan belum dikaruniai seorang anak, sehingga kami selalu kesepian.
    Apalagi jika aku ke luar kota misalnya ke Bone, maka istriku terpaksa sendirian di rumah meskipun sekali-kali ia memanggil kemanakannya untuk menemani selama aku tidak ada, tapi aku tetap menghawatirkannya. Untuk itu, jika tidak memberatkan, aku inginkan kamu tinggal bersamaku.
    Anggaplah kamu sudah dapatkan lapangan kerja baru sebagai sumber mata pencaharianmu. Segala keperluan sehari-harimu, aku coba menanggung sesuai kemampuanku” kata Nasir bersungguh-sungguh yang sesekali diiyakan oleh istrinya.

    “Maaf kawan, aku tidak mau merepotkan dan membebanimu. Biarlah aku cari kerja di tempat lain saja dan..” Belum aku selesai bicara, tiba-tiba Nasir memotong dan berkata..
    “Kalau kamu tolak tawaranku ini berarti kamu tidak menganggapku lagi sebagai sahabat. Kami ikhlas dan bermaksud baik padamu Nis” katanya.

    “Tetapi,” Belum kuutarakan maksudku, tiba-tiba Alina juga ikut bicara..
    “Benar Kak, kami sangat membutuhkan teman di rumah ini. Sudah lama hal ini kami pikirkan tapi mungkin baru kali ini dipertemukan dengan orang yang tepat dan sesuai hati nurani. Apalagi Kak Anis ini memang sahabat lama Kak Nasir, sehingga kami tidak perlu ragukan lagi.

    Bahkan kami sangat senan jika Kak sekalian menjemput istrinya untuk tinggal bersama kita di rumah ini” ucapan Alina memberi dorongan kuat padaku.

    “Kalau begitu, apa boleh buat. Terpaksa kuterima dengan senang hati, sekaligus kuucapkan terima kasih yang tak terhingga atas budi baiknya. Tapi sayangnya, aku tak memiliki keterampilan apa-apa untuk membantu kalian” kataku dengan pasrah.

    Tiba-tiba Nasir dan Alina bersamaan berdiri dan langsung saling berpelukan, bahkan saling mengecup bibir sebagai tanda kegembiraannya. Lalu Nasir melanjutkan rangkulannya padaku dan juga mengecup pipiku, sehingga aku sedikit malu dibuatnya.

    “Terima kasih Nis atas kesediaanmu menerima tawaranku semoga kamu berbahagia dan tidak kesulitan apapun di rumah ini. Kami tak membutuhkan keterampilanmu, melainkan kehadiranmu menemani kami di rumah ini.

    Kami hanya butuh teman bermain dan tukar pikiran, sebab tenaga kerjaku sudah cukup untuk membantu mengelola usahaku di luar. Kami sewaktu-waktu membutuhkan nasehatmu dan istriku pasti merasa terhibur dengan kehadiranmu menemani jika aku keluar rumah” katanya dengan sangat bergembira dan senang mendengar persetujuanku.

    Kurang lebih satu bulan lamanya kami seolah hanya diperlakukan sebagai raja di rumah itu. Makanku diurus oleh Alina, tempat tidurku terkadang juga dibersihkan olehnya, bahkan ia meminta untuk mencuci pakaianku yang kotor tapi aku keberatan.

    Selama waktu itu pula, aku sudah dilengkapi dengan pakaian, bahkan kamar tidurku dibelikan TV 20 inch lengkap dengan VCD-nya. Aku sangat malu dan merasa berutang budi pada mereka, sebab selain pakaian, akupun diberi uang tunai yang jumlahnya cukup besar bagiku, bahkan belakangan kuketahui jika ia juga seringkali kirim pakaian dan uang ke istri dan anak-anakku di Bone lewat mobil.

    Kami bertiga sudah cukup akrab dan hidup dalam satu rumah seperti saudara kandung bersenda gurau, bercengkerama dan bergaul tanpa batas seolah tidak ada perbedaan status seperti majikan dan karyawannya.

    Kebebasan pergaulanku dengan Alina memuncak ketika Nasir berangkat ke Sulawesi Tenggara selama beberapa hari untuk membawa beras untuk di jual di sana karena ada permintaan dari langgarannya.
    Pada malam pertama keberangkatan Nasir, Alina nampak gembira sekali seolah tidak ada kekhawatiran apa-apa. Bahkan sempat mengatakan kepada suaminya itu kalau ia tidak takut lagi ditinggalkan meskipun berbulan-bulan lamanya karena sudah ada yang menjaganya, namun ucapannya itu dianggapnya sebagai bentuk humor terhadap suaminya. Nasir pun nampak tidak ada kekhawatiran meninggalkan istrinya dengan alasan yang sama.

    Malam itu kami (aku dan Alina) menonton bersama di ruang tamu hingga larut malam, karena kami sambil tukar pengalaman, termasuk soal sebelum nikah dan latar belakang perkawinan kami masing-masing.
    Sikap dan tingkah laku Alina sedikit berbeda dengan malam-malam sebelumnya. Malam itu, Alina membuat kopi susu dan menyodorkanku bersama pisang susu, lalu kami nikmati bersama-sama sambil nonton. Ia makan sambil berbaring di sampingku seolah dianggap biasa saja. Sesekali ia membalikkan tubuhnya kepadaku sambil bercerita, namun aku pura-pura bersikap biasa, meskipun ada ganjalan aneh di benakku.
    “Nis, kamu tidak keberatan khan menemaniku nonton malam ini? Besok khan tidak ada yang mengganggu kita sehingga kita bisa tidur siang sepuasnya?” tanya Alina tiba-tiba seolah ia tak mengantuk sedikitpun.
    “Tidak kok Lin. Aku justru senang dan bahagia bisa nonton bersama majikanku” kataku sedikit menyanjungnya. Alina lalu mencubitku dan..

    “Wii de.. De, kok aku dibilangin majikan. Sebel aku mendengarnya. Ah, jangan ulang kata itu lagi deh, aku tak sudi dipanggil majikan” katanya.
    “Hi.. Hi.. Hi, tidak salah khan. Maaf jika tidak senang, aku hanya main-main. Lalu aku harus panggil apa? Adik, Non, Nyonya atau apa?”
    “Terserah dech, yang penting bukan majikan. Tapi aku lebih seneng jika kamu memanggil aku adik” katanya santai.

    “Oke kalau begitu maunya. Aku akan panggil adik saja” kataku lagi.
    Malam semakin larut. Tak satupun terdengar suara kecuali suara kami berdua dengan suara TV. Alina tiba-tiba bangkit dari pembaringannya.
    “Nis, apa kamu sering nonton kaset VCD bersama istrimu?” tanya Alina dengan sedikit rendah suaranya seolah tak mau didengar orang lain.

    “Eng.. Pernah, tapi sama-sama dengan orang lain juga karena kami nonton di rumahnya” jawabku menyembunyikan sikap keherananku atas pertanyaannya yang tiba-tiba dan sedikit aneh itu.
    “Kamu ingat judulnya? Atau jalan ceritanya?” tanyanya lagi.
    “Aku lupa judulnya, tapi pemainnya adalah Rhoma Irama dan ceritanya adalah masalah percintaan” jawabku dengan pura-pura bersikap biasa.

    “Masih mau ngga kamu temani aku nonton film dari VCD? Kebetulan aku punya kaset VCD yang banyak. Judulnya macam-macam. Terserah yang mana Anis suka” tawarannya, tapi aku sempat berfikir kalau Alina akan memutar film yang aneh-aneh, film orang dewasa dan biasanya khusus ditonton oleh suami istri untuk membangkitkan gairahnya.
    Setelah kupikir segala resiko, kepercayaan dan dosa, aku lalu bikin alasan.
    “Sebenarnya aku senang sekali, tapi aku takut.. Eh.. Maaf aku sangat ngantuk. Jika tidak keberatan, lain kali saja, pasti kutemani” kataku sedikit bimbang dan takut alasanku salah. Tapi akhirnya ia terima meskipun nampaknya sedikit kecewa di wajahnya dan kurang semangat.

    “Baiklah jika memang kamu sudah ngantuk. Aku tidak mau sama sekali memaksamu, lagi pula aku sudah cukup senang dan bahagia kamu bersedia menemaniku nonton sampai selarut ini.

    Ayo kita masuk tidur” katanya sambil mematikan TV-nya, namun sebelum aku menutup pintu kamarku, aku melihat sejenak ia sempat memperhatikanku, tapi aku pura-pura tidak menghiraukannya.
    Di atas tempat tidurku, aku gelisah dan bingung mengambil keputusan tentang alasanku jika besok atau lusa ia kembali mengajakku nonton film tersebut. Antara mau, malu dan rasa takut selalu menghantukiku.
    Mungkin dia juga mengalami hal yang sama, karena dari dalam kamarku selalu terdengar ada pintu kamar terbuka dan tertutup serta air di kamar mandi selalu kedengaran tertumpah.

    Setelah kami makan malam bersama keesokan harinya, kami kembali nonton TV sama-sama di ruang tamu, tapi penampilan Alina kali ini agak lain dari biasanya. Ia berpakaian serba tipis dan tercium bau farfumnya yang harum menyengat hidup sepanjang ruang tamu itu.

    Jantungku sempat berdebar dan hatiku gelisah mencari alasan untuk menolak ajakannya itu, meskipun gejolak hati kecilku untuk mengikuti kemauannya lebih besar dari penolakanku. Belum aku sempat menemukan alasan tepat, maka

    “Nis, masih ingat janjimu tadi malam? Atau kamu sudah ngantuk lagi?” pertanyaan Alina tiba-tiba mengagetkanku.

    “O, oohh yah, aku ingat. Nonton VCD khan? Tapi jangan yang seram-seram donk filmnya, aku tak suka. Nanti aku mimpi buruk dan membuatku sakit, khan repot jadinya” jawabku mengingatkan untuk tidak memutar film porn.

    “Kita liat aja permainannya. Kamu pasti senang menyaksikannya, karena aku yakin kamu belum pernah menontonnya, lagi pula ini film baru” kata Alina sambil meraih kotak yang berisi setumpuk kaset VCD lalu menarik sekeping kaset yang paling di atas seolah ia telah mempersiapkannya, lalu memasukkan ke CD, lalu mundur dua langkah dan duduk di sampingku menunggu apa gerangan yang akan muncul di layar TV tersebut.

    Dag, dig, dug, getaran jantungku sangat keras menunggu gambar yang akan tampil di layar TV. Mula-mula aku yakin kalau filmnya adalah film yang dapat dipertontonkan secara umum karena gambar pertama yang muncul adalah dua orang gadis yang sedang berloma naik speed board atau sampan dan saling membalap di atas air sungat.

    Namun dua menit kemudian, muncul pula dua orang pria memburuhnya dengan naik kendaraan yang sama, akhirnya keempatnya bertemu di tepi sungai dan bergandengan tangan lalu masuk ke salah satu villa untuk bersantai bersama.

    Tak lama kemudian mereka berpasang-pasangan dan saling membuka pakaiannya, lalu saling merangkul, mencium dan seterusnya sebagaimana layaknya suami istri. Niat penolakanku tadi tiba-tiba terlupakan dan terganti dengan niat kemauanku.

    Kami tidak mampu mengeluarkan kata-kata, terutama ketika kami menyaksikan dua pasang muda mudi bertelanjang bulat dan saling menjilati kemaluannya, bahkan saling mengadu alat yang paling vitalnya. Kami hanya bisa saling memandang dan tersenyum.
    “Gimana Nis,? Asyik khan? Atau ganti yang lain saja yang lucu-lucu?” pancing Alina, tapi aku tak menjawabnya, malah aku melenguh panjang.

    “Apa kamu sering dan senang nonton film beginian bersama suamimu?” giliran aku bertanya, tapi Alina hanya menatapku tajam lalu mengangguk.

    “Hmmhh” kudengar suara nafas panjang Alina keluar dari mulutnya.
    “Apa kamu pernah praktekkan seperti di film itu Nis?” tanya Alina ketika salah seorang wanitanya sedang menungging lalu laki-lakinya menusukkan kontolnya dari belakang lalu mengocoknya dengan kuat.
    “Tidak, belum pernah” jawabku singkat sambil kembali bernafas panjang.

    “Maukah kamu mencobanya nanti?” tanya Alina dengan suara rendah.
    “Dengan siapa, kami khan pisah dengan istri untuk sementara” kataku.
    “Jika kamu bertemu istrimu nanti atau wanita lain misalnya” kata Alina.
    “Yachh.. Kita liat saja nanti. Boleh juga kami coba nanti hahaha” kataku.
    “Nis, apa malam ini kamu tidak ingin mencobanya?” Tanya Alina sambil sedikit merapatkan tubuhnya padaku. Saking rapatnya sehingga tubuhnya terasa hangatnya dan bau harumnya.
    “Dengan siapa? Apa dengan wanita di TV itu?” tanyaku memancing.

    “Gimana jika dengan aku? Mumpung hanya kita berdua dan nggak bakal ada orang lain yang tahu. Mau khan?” Tanya Alina lebih jelas lagi mengarah sambil menyentuh tanganku, bahkan menyandarkan badannya ke badanku.

    Sungguh aku kaget dan jantungku seolah copot mendengar rincian pertanyaannya itu, apalagi ia menyentuhku. Aku tidak mampu lagi berpikir apa-apa, melainkan menerima apa adanya malam itu.
    Aku tidak akan mungkin mampu menolak dan mengecewakannya, apalagi aku sangat menginginkannya, karena telah beberapa bulan aku tidak melakukan sex dengan istriku. Aku mencoba merapatkan badanku pula, lalu mengelus tangannya dan merangkul punggungnya, sehingga terasa hangat sekali.
    “Apa kamu serius? Apa ini mimpi atau kenyataan?” Tanyaku amat gembira.

    “Akan kubuktikan keseriusanku sekarang. Rasakan ini sayang” tiba-tiba Alina melompat lalu mengangkangi kedua pahaku dan duduk di atasnya sambil memelukku, serta mencium pipi dan bibirku bertubi-tubi.
    Tentu aku tidak mampu menyia-nyiakan kesempatan ini. Aku segera menyambutnya dan membalasnya dengan sikap dan tindakan yang sama. Nampaknya Alina sudah ingin segera membuktikan dengan melepas sarung yang dipakainya, tapi aku belum mau membuka celana panjang yang kepakai malam itu.
    Pergumulan kami dalam posisi duduk cukup lama, meskipun berkali-kali Alina memintaku untuk segera melepaskan celanaku, bahkan ia sendiri beberapa kali berusaha membuka kancingnya, tapi selalu saja kuminta agar ia bersabar dan pelan-pelan sebab waktunya sangat panjang.

    “Ayo Kak Nis, cepat sayang. Aku sudah tak tahan ingin membuktikannya” rayu Alina sambil melepas rangkulannya lalu ia tidur telentang di atas karpet abu-abu sambil menarik tanganku untuk menindihnya. Aku tidak tega membiarkan ia penasaran terus, sehingga aku segera menindihnya.

    “Buka celana sayang. Cepat.. Aku sudah capek nih, ayo dong,” pintanya.
    Akupun segera menuruti permintaannya dan melepas celana panjangku. Setelah itu, Alina menjepitkan ujung jari kakinya ke bagian atas celana dalamku dan berusaha mendorongnya ke bawah, tapi ia tak berhasil karena aku sengaja mengangkat punggungku tinggi-tinggi untuk menghindarinya.

    Ketika aku mencoba menyingkap baju daster yang dipakaianya ke atas lalu ia sendiri melepaskannya, aku kaget sebab tak kusangka kalau ia sama sekali tidak pakai celana. Dalam hatiku bahwa mungkin ia memang sengaja siap-siap akan bersetubuh denganku malam itu.

    Di bawah sinar lampu 10 W yang dibarengi dengan cahaya TV yang semakin seru bermain bugil, aku sangat jelas menyaksikan sebuah lubang yang dikelilingi daging montok nan putih mulus yang tidak ditumbuhi bulu selembar pun.

    Tampak menonjol sebuah benda mungil seperti biji kacang di tengah-tengahnya. Rasanya cukup menantang dan mempertinggi birahiku, tapi aku tetap berusaha mengendalikannya agar aku bisa lebih lama bermain-main dengannya. Ia sekarang sudah bugil 100%, sehingga terlihat bentuk tubuhnya yang langsing, putih mulus dan indah sekali dipandang.

    “Ayo donk, tunggu apa lagi sayang. Jangan biarkan aku tersiksa seperti ini” pinta Alina tak pernah berhenti untuk segera menikmati puncaknya.
    “Tenang sayang. Aku pasti akan memuaskanmu malam ini, tapi saya masih mau bermain-main lebih lama biar kita lebih banyak menikmatinya”kataku
    Secara perlahan tapi pasti, ujung lidahku mulai menyentuh tepi lubang kenikmatannya sehingga membuat pinggulnya bergerak-gerak dan berdesis.

    “Nikmat khan kalau begini?” tanyaku berbisik sambil menggerak-gerakkan lidahku ke kiri dan ke kanan lalu menekannya lebih dalam lagi sehingga Alina setengah berteriak dan mengangkat tinggi-tinggi pantatnya seolah ia menyambut dan ingin memperdalam masuknya ujung lidahku.

    Ia hanya mengangguk dan memperdengarkan suara desis dari mulutnya.
    “Auhh.. Aakkhh.. Iihh.. Uhh.. Oohh.. Sstt” suara itu tak mampu dikurangi ketika aku gocok-gocokkan secara lebih dalam dan keras serta cepat keluar masuk ke lubang kemaluannya.
    “Teruuss sayang, nikkmat ssekalii.. Aakhh.. Uuhh. Aku belum pernah merasakan seperti ini sebelumnya” katanya dengan suara yang agak keras sambil menarik-narik kepalaku agar lebih rapat lagi.
    “Bagaimana? Sudah siap menyambut lidahku yang panjang lagi keras?” tanyaku sambil melepaskan seluruh pakaianku yang masih tersisa dan kamipun sama-sama bugil.
    Persentuhan tubuhku tak sehelai benangpun yang melapisinya. Terasa hangatnya hawa yang keluar dari tubuh kami.

    “Iiyah,. Dari tadi aku menunggu. Ayo,. Cepat” kata Alina tergesa-gesa sambil membuka lebar-lebar kedua pahanya, bahkan membuka lebar-lebar lubang vaginanya dengan menarik kiri kanan kedua bibirnya untuk memudahkan jalannya kemaluanku masuk lebih dalam lagi.

    Aku pun tidak mau menunda-nunda lagi karena memang aku sudah puas bermain lidah di mulut atas dan mulut bawahnya, apalagi keduanya sangat basah. Aku lalu mengangkat kedua kakinya hingga bersandar ke bahuku lalu berusaha menusukkan ujung kemaluanku ke lubang vagina yang sejak tadi menunggu itu. Ternyata tidak mampu kutembus sekaligus sesuai keinginanku. Ujung kulit penisku tertahan, padahal Alina sudah bukan perawan lagi.

    “Ssaakiit ssediikit.., ppeelan-pelan sedikit” kata Alina ketika ujung penisku sedikit kutekan agak keras. Aku gerakkan ke kiri dan ke kanan tapi juga belum berhasil amblas.
    Aku turunkan kedua kakinya lalu meraih sebuah bantal kursi yang di belakanku lalu kuganjalkan di bawah pinggulnya dan membuka lebar kedua pahanya lalu kudorong penisku agak keras sehingga sudah mulai masuk setengahnya.

    Alinapun merintih keras tapi tidak berkata apa-apa, sehingga aku tak peduli, malah semakin kutekan dan kudorong masuk hingga amblas seluruhnya. Setelah seluruh batang penisku terbenam semua, aku sejenak berhenti bergerak karena capek dan melemaskan tubuhku di atas tubuh Alina yang juga diam sambil bernafas panjang seolah baru kali ini menikmati betul persetubuhan.

    Alina kembali menggerak-gerakkan pinggulnya dan akupun menyambutnya. Bahkan aku tarik maju mundur sedikit demi sedikit hingga jalannya agak cepat lalu cepat sekali. Pinggul kami bergerak, bergoyang dan berputar seirama sehingga menimbulkan bunyi-bunyian yangberirama pula.
    “Tahan sebentar” kataku sambil mengangkat kepala Alina tanpa mencabut penisku dari lubang vagina Alina sehingga kami dalam posisi duduk.

    Kami saling merangkul dan menggerakkan pinggul, tapi tidak lama karena terasa sulit. Lalu aku berbaring dan telentang sambil menarik kepada Alina mengikutiku, sehingga Alina berada di atasku. Kusarankan agar ia menggoyang, mengocok dan memompa dengan keras lagi cepat.

    Ia pun cukup mengerti keinginanku sehingga kedua tangannya bertumpu di atas dadaku lalu menghentakkan agak keras bolak balik pantatnya ke penisku, sehingga terlihat kepalanya lemas dan seolah mau jatuh sebab baru kali itu ia melakukannya dengan posisi seperti itu.

    Karena itu, kumaklumi jika ia cepat capek dan segera menjatuhkan tubuhnya menempel ke atas tubuhku, meskipun pinggulnya masih tetap bergerak naik turun.
    “Kamu mungkin sangat capek. Gimana kalau ganti posisi?” kataku sambil mengangkat tubuh Alina dan melapas rangkulannya.

    “Posisi bagaimana lagi? Aku sudah beberapa kali merasa nikmat sekali” tanyanya heran seolah tidak tahu apa yang akan kulakukan, namun tetap ia ikuti permintaanku karena ia pun merasa sangat nikmat dan belum pernah mengalami permainan seperti itu sebelumnya.
    “Terima saja permainanku. Aku akan tunjukkan beberapa pengalamanku”
    “Yah.. Yah.. Cepat lakukan apa saja” katanya singkat.

    Aku berdiri lalu mengangkat tubuhnya dari belakang dan kutuntunnya hingga ia dalam posisi nungging. Setelah kubuka sedikit kedua pahanya dari belakan, aku lalu menusukkan kembali ujung penisku ke lubangnya lalu mengocok dengan keras dan cepat sehingga menimbulkan bunyi dengan irama yang indah seiring dengan gerakanku.

    Alina pun terengah-engah dan napasnya terputus-putus menerima kenikmatan itu. Posisi kami ini tak lama sebab Alina tak mampu menahan rasa capeknya berlutut sambil kupompa dari belakan. Karenanya, aku kembalikan ke posisi semula yaitu tidur telentang dengan paha terbuka lebar lalu kutindih dan kukocok dari depan, lalu kuangkat kedua kakinya bersandar ke bahuku.

    Posisi inilah yang membuat permainan kami memuncak karena tak lama setelah itu, Alina berteriak-teriak sambil merangkul keras pinggangku dan mencakar-cakar punggungku. Bahkan sesekali menarik keras wajahku menempel ke wajahnya dan menggigitnya dengan gigitan kecil. Bersamaan dengan itu pula, aku merasakan ada cairan hangat mulai menjalar di batang penisku, terutama ketika terasa sekujur tubuh Alina gemetar.

    Aku tetap berusaha untuk menghindari pertemuan antara spermaku dengan sel telur Alina, tapi terlambat, karena baru aku mencoba mengangkat punggungku dan berniat menumpahkan di luar rahimnya, tapi Alina malah mengikatkan tangannya lebih erat seolah melarangku menumpahkan di luar yang akhirnya cairan kental dan hangat itu terpaksa tumpah seluruhnya di dalam rahim Alina.

    Alina nampaknya tidak menyesal, malah sedikit ceria menerimanya, tapi aku diliputi rasa takut kalau-kalau jadi janin nantinya, yang akan membuatku malu dan hubungan persahabatanku berantakan.
    Setelah kami sama-sama mencapai puncak, puas dan menikmati persetubuhan yang sesungguhnya, kami lalu tergeletak di atas karpet tanpa bantal. Layar TV sudah berwarna biru karena pergumulan filmnya sejak tadi selesai.

    Aku lihat jam dinding menunjukkan pukul 12.00 malam tanpa terasa kami bermain kurang lebih 3 jam. Kami sama-sama terdiam dan tak mampu berkata-kata apapun hingga tertidur lelap. Setelah terbangun jam 7.00 pagi di tempat itu, rasanya masih terasa capek bercampur segar.

    “Nis, kamu sangat hebat. Aku belum pernah mendapatkan kenikmatan dari suamiku selama ini seperti yang kamu berikan tadi malam” kata Alina ketika ia juga terbangun pagi itu sambil merangkulku.
    “Benar nih, jangan-jangan hanya gombal untuk menyenangkanku” tanyaku.

    “Sumpah.. Terus terang suamiku lebih banyak memikirkan kesenangannya dan posisi mainnya hanya satu saja. Ia di atas dan aku di bawah. Kadang ia loyo sebelum kami apa-apa. Kontolnya pendek sekali sehingga tidak mampu memberikan kenikmatan padaku seperti yang kami berikan.

    Andai saja kamu suamiku, pasti aku bahagia sekali dan selalu mau bersetubuh, kalau perlu setiap hari dan setiap malam” paparnya seolah menyesali hubungannya dengan suaminya dan membandingkan denganku.
    “Tidak boleh sayang. Itu namanya sudah jodoh yang tidak mampu kita tolak. Kitapun berjodoh bersetubuh dengan cara selingkuh. Sudahlah. Yang penting kita sudah menikmatinya dan akan terus menikmatinya” kataku sambil menenangkannya sekaligus mencium keningnya.
    “Maukah kamu terus menerus memberiku kenikmatan seperti tadi malam itu ketika suamiku tak ada di rumah” tanyanya menuntut janjiku.

    “Iyah, pasti selama aman dan aku tinggal bersamamu. Masih banyak permainanku yang belum kutunjukkan” kataku berjanji akan mengulanginya
    “Gimana kalau istri dan anak-anakmu nanti datang?” tanyanya khawatir.

    “Gampang diatur. Aku kan pembantumu, sehingga aku bisa selalu dekat denganmu tanpa kecurigaan istriku. Apalagi istriku pasti tak tahan tinggal di kota sebab ia sudah terbiasa di kampung bersama keluarganya tapi yang kutakutkan jika kamu hamil tanpa diakui suamimu” kataku.
    “Aku tak bakal hamil, karena aku akan memakan pil KB sebelum bermain seperti yang kulakukan tadi malam, karena memang telah kurencanakan” kara Alina terus terang.

    Setelah kami bincang-bincang sambil tiduran di atas karpet, kami lalu ke kamar mandi masing-masing membersihkan diri lalu kami ke halaman rumah membersihkan setelah sarapan pagi bersama.
    Sejak saat itu, kami hampir setiap malam melakukannya, terutama ketika suami Alina tak ada di rumah, baik siang hari apalagi malam hari, bahkan beberapa kali kulakukan di kamarku ketika suami Alina masih tertidur di kamarnya, sebab Alina sendiri yang mendatangi kamarku ketika sedang “haus”.
    Entah sampai kapan hal ini akan berlangsung, tapi yang jelas hingga saat ini kami masih selalu ingin melakukannya dan belum ada tanda-tanda kecurigaan dari suaminya dan dari istriku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Para Pelacur Penjual Kenikmatan Kelamin

    Cerita Sex Para Pelacur Penjual Kenikmatan Kelamin


    760 views

    Perawanku – Cerita Sex Para Pelacur Penjual Kenikmatan Kelamin, Peristiwa yang kualami ini sebenarnya memang sulit dipercaya, tetapi itu memang benar terjadi, Aku menikah dgn istriku dalam usia yang relatif masih cukup muda. Aku berumur 24 tahun dan istriku 21 tahun. Setahun kita telah menikah sewaktu aku baru selesai di wisuda. Dalam usia yang masih muda kita masing-masing mempunyai keinginan sex yang cukup tinggi. Istri cukup mampu mengimbangi birahiku yang selalu menggebu-gebu. Hampir setiap malam kita selalu “ bertempur”.

    Pertempuran itu selalu berlangsung sampai 3 babak, sehingga kita kelelahan dan tidur pulas setelah itu. Kita sepakat untuk tidak buru-buru mempunyai anak, agar bebas bercinta kapan saja tanpa ada gangguan.Sebagai keluarga muda aku mewarisi perusahaan orang tua istriku yang cukup besar, sehingga dari segi keuangan aku tidak pernah bingung
    Walaupun kita memiliki rumah yang merupakan hadiah perkawinan, tetapi kita memilih tinggal di apartemen di tengah kota, agar dekat dgn kantorku.
    Kehidupan pribadi kita mulai agak terganggu sewaktu mertua perempuanku memutuskan ikut tinggal bersama kita, setelah suaminya meninggal. Rumahnya dikontrakkan seperti juga rumahku. Dia beralasan ingin membantu urusan rumah tangga kita. Maklum kita berdua sibuk. Aku seharian bekerja sedang istriku sibuk dgn urusan kampusnya. Kita tidak memiliki pembantu, sehingga semua urusan rumah tangga biasanya diselesaikan kita berdua.
    Sejak ada mertuaku, dia banyak membantu membereskan urusan rumah tangga. Mulai dari membuat masakan sampai mencuci baju dan membersihkan rumah.Ibu Mertuaku umurnya sekitar 38 tahun, terlihat masih cantik, putih seperti juga istriku. Hanya seperti umumnya perempuan setengah baya bodynya agak subur, tetapi masih termasuk proporsional. Kulit mukanya masih kencang, buah dadanya tegak menantang dan yang sering menarik perhatianku, bokongnya membulat besar dan menonjol.
    Pada awalnya aku kurang memperhatikan daya tarik sex mertuaku. Namun lama-kalamaan aku jadi sering melirik dia, karena jika mengenakan pakaian rumah, dia tidak pernah mengenakan BREAST HOLDER sehingga selain buah dadanya bergerak mengajun-ayun jika berjalan, puting susunya juga jelas tercetak di balik bahan kaus yang dia kenakan.
    Istriku termasuk anak manja dan “anak bunda”. Aku bisa maklum karena dia memang anak tunggal. Banyak hal dia selalu meminta pertimbangan bundanya ketimbang meminta saran dariku.Setelah 3 bulan kita tinggal bersama “bunda”, aku mulai merasakan bahwa bunda istriku termasuk perempuan yang bertipe menggoda. Dia sering keluar kamar mandi dgn hanya menutup bagian bawahnya dgn handuk dan bagian atasnya hanya ditutup oleh BREAST HOLDER yang kelihatannya kekecilan. Sering dgn pakaian seperti itu dia menyibukkan diri di dapur menyelesaikan masakan, atau mencuci piring.
    Yang lebih parahnya kadang-kadang dalam keadaan begitu ikut pula ngobrol bersama kita di ruang keluarga sambil menonton TV. Istri tidak pernah protes. Mungkin mereka dulu di rumahnya memang gaya hidupnya begitu. Aku tidak banyak tahu, karena aku mengenal istriku melalui proses singkat, yakni 3 bulan langsung maju ke pelaminan.
    Terbawa oleh suasana ibunya, istriku jadi ikut-ikutan. Jika mulanya dia melenggang dgn santai hanya dgn mengenakan celana dalam dan BREAST HOLDER di seputar rumah, akhirnya dia malah hanya mengenakan celana dalam saja dan membiarkan susunya yang kenyal bergerak leluasa. Sewaktu kutanya kenapa dia melakukan itu, katanya dia merasa lebih leluasa dgn gaya begitu. Dan baru ku ketahui bahwa di keluarga istriku cara berpakaian di rumah dulu memang begitu.
    Mereka memang cukup lama tinggal di Eropa. Istriku sejak SD sampai lulus SMA tinggal di luar negeri. Maklum karena Ayahnya orang Jerman. Ibunya dari Sulawesi Utara. Pembaca pasti membayangkan bahwa istriku cantik. Memang betul, dia cantik dan dari keluarga kaya. Aku memang ketiban durian runtuh, dapat istri cantik, kaya dan mewariskan harta berlimpah kepadaku.
    Aku mulai ikut menyesuaikan gaya hidup setengah telanjang di rumah. Aku memberanikan diri hanya bercawat saja di rumah. Ibu mertuaku kelihatan biasa saja melihatku hanya bercawat. Padahal di keluargaku. Jika aku hanya mengenakan singlet tanpa baju luar sudah ditegur. Di keluargaku, pantang sekali makan di meja makan tanpa memakai baju atas. Sekarang aku makan bertiga di meja makan dgn hanya bercawat saja.
    Setelah sekitar seminggu aku terbiasa bercawat di rumah, Ibu mertuaku bergerak makin maju. Dia bersikap lebih maju lagi, dgn membiarkan dadanya terbuka tanpa BREAST HOLDER. Aku sempat gugup pada awalnya karena mana mungkin aku terus-terusan menghindar tidak melihat buah dada besar mertuaku. Tapi jika pun aku menatap ke dadanya dia tampaknya tidak peduli. Istriku juga kelihatannya tidak mempedulikan aku jika kebetulan kepergok aku memandangi buah dada bundanya yang bergoyang-goyang sewaktu berjalan.
    Kalau kita berkumpul bertiga di ruang keluarga sambil menonton siaran TV, sering aku dibuat rikuh oleh tingkah polah istriku. Dia mencumbui aku, sampai menghisap kemaluanku di depan ibunya.
    Anehnya bunda santai saja melihat percumbuan kita. Dia tidak mengomentari dan juga tidak malu-malu melihat apa saja yang dilakukan istriku. Aku sebetulnya agak jengah dgn situasi seperti itu, tetapi ini adalah pengalaman baru. Apalagi aku dalam situasi birahi tinggi, sehingga otakku jadi agak kurang waras.Jika situasi sudah semakin hot, bunda menyarankan kita berdua masuk kamar. Tanpa malu-malu istriku menyeret tanganku masuk ke kamar.
    Aku tidak ingat sewaktu dalam keadaan sangat terangsang di seret masuk oleh istriku, apakah pintu kamar sudah tertutup atau belum karena istriku langsung mendorongku telentang di tempat tidur.Aku baru terkejut sewaktu bunda berkacak pinggang di pintu melihat kita melakukan persebadanan. Pada saat ditonton bunda, Istri sedang berada diatasku menggenjot sambil melenguh-lenguh. Aku sebetulnya terganggu konsentrasiku melihat bunda menonton. Tapi istriku tidak perduli. “ Gerakannya jangan gitu meis” kata bunda kepada istriku
    Bunda mengomentari gerakan istriku. Dia mendekat dan memegangi pinggul istriku. Dia menjadi pengarah gerak. Bunda mengajari agar pinggul istriku bergerak memutar dgn gerakan konstan. Istriku diajari berkali-kali tidak juga paham, dan dia bingung dgn gerakan itu. Bunda berkali-kali pula mengoreksi gerakan dari istriku. Kuakui gerakan arahan bunda itu jika dilakukan secara benar oleh istriku memberi rasa nikmat yang luar biasa. Kemaluanku seperti dipelintir-pelintir. Tapi dia berkali-kali salah karena bingung.
    Entah karena terangsang atau karena geram mengajari anaknya tidak melakukannya secara benar, istriku di suruh minggir. Eh dia manut saja. Yang membuatku terbengong-bengong. Bunda sudah telanjang naik ke tempat tidur langsung duduk di atas kemaluanku dan ditancapkannya kemaluanku di lubang kemaluannya yang sudah licin. Bunda langsung melakukan gerakan memutar. Rasa nikmatnya memang luar biasa. Aku jadi lupa diri dan tanganku otomatis meremas-remas kedua susu besar yang tersaji di depanku. Aku sebetulnya ingin bertahan, tetapi kepiawaian bunda mengolah gerak membuatku jebol. Tanpa aba-aba kulepas tembakan air mani ke dalam kemaluan bunda. Dia terus memeras kemaluanku sampai akhirnya kemaluanku melemas dan keluar dgn sendirinya dari lubang kemaluan bunda.“Yaaaa bunda kok dihabisin sendiri, aku tadi kan sedang nanggung, “ kata istriku komplain.
    Bunda berusaha menenangkan anaknya dalam bahasa campuran Indonesia dan Jerman. Dia mengajari anaknya untuk bisa membangunkan kemaluan dgn waktu relafit singkat. Tanpa rasa jijik dan malu. Bunda langsung mengulum kemaluanku dgn gaya menyeruput kuah sup. Olahan lidahnya di sekitar kepala kemaluanku dan suara menyeruput membuat aku jadi bergairah. Bunda merangsang melalui hampir semua indraku. Mataku terpaku melihat belahan kemaluan bunda yang terpampang di depan mataku. Dia mengatur posisi nunging membelakangiku.
    Melalui pendengaranku ikut merangsang karena mendengar seruputan mulut bunda di kemaluanku, Saraf perabaku merasa terpacu merasakan leher kemaluanku di tekan-tekan oleh ujung lidah bunda, dan yang lebih memukau lagi kemaluannya bunda digoser-goserkan di mulutku yang sedang menganga keheranan.Tidak sampai 10 menit kemaluanku sudah tegak mengeras. Bunda lalu bangkit dan memberi kesempatan kepada istriku untuk melanjutkan permainan. Istriku mulai mahir melakukan gerakan memutar. Mungkin gerakan itu membuat dirinya terasa maksimal merasa nikmat sehingga dalam waktu relatif singkat dia sudah mengerang mencapai klimaksnya.
    Aku tidak memberi waktu istirahat terlalu lama. Posisi segera aku balik dgn menelentangkan dirinya dan aku langsung menikam kemaluannya dgn kemaluanku yang sudah mengeras sempurnya. Aku mengenal betul posisi yang disukai istriku, sehingga aku menggenjotnya terus pada posisi yang disukai itu. Pada posisi MOT istriku sampai mendapat 3 klimaks yang jaraknya dekat-dekat. Mungkin karena lama-lama kemaluannya terasa ngilu akibat aku genjot terus walau dia klimaks. Dia minta aku menyudahi permainan. Padahal aku masih jauh dari finish.“Sudah-sudah kasihan dia kecapaian,” kata bunda.
    Aku terpaksa berhenti dan mencabut kontolku yang sedang garang. Bunda mendorong badanku sehingga aku jatuh telentang. Belum sempat aku menyadari situasi yang akan terjadi. Bunda sudah berada diatas kemaluanku dan dia langsung menyarangkan senjataku ke kemaluannya. Bunda langsung bergerak aktif dgn pusaran mautnya. Kali ini aku berusaha bertahan untuk tidak cepat jebol. Bunda makin bersemangat dan akhirnya dia pun mencapai klimaks dan ambruk di dadaku. Karena masih ada kemampuan aku membalikkan posisi dan bunda aku tindih dan langsung menggenjotnya. Aku terus berusaha mencari posisi yang dirasa bunda maksimal rangsangannya. Setelah kutemukan posisi itu dgn tanda erangan-erangan bunda aku menggenjotnya terus.
    Bunda mencapai lagi klimaksnya dan dia berusaha menghentikan gerakanku dgn memeluk badanku erat-erat sehingga aku sukar bergerak. Aku merasa sekujur kemaluanku dipijat-pijat oleh dinding kemaluan bunda.Saat pelukannya merenggang aku kembali memacunya. Harus kuakui bahwa kemaluan bunda masih cukup ketat mencengkeram batang kemaluanku. Dia mempunyai teknik yang bagus mengolah lubang kemaluannya sehingga mengesankan bahwa lubangnya mencengkeram. Aku merasa kemaluanku terus menerus seperti dipijat-pijat oleh dinding kemaluannya. Aku hanya mampu memberi bunda satu puncak lagi yang datangnya bersama-sama dgn puncakku. Aku mengerang bersamaan dgn bunda dan melepas air maniku dgn menghunjam kemaluanku sedalam-dalamnya ke kemaluannya.
    Bunda kuakui sangat jagoan menservice laki-laki.Walaupun aku senang dan bahagia, tetapi dalam hatiku masih bertanya, kenapa istriku memberi kesempatan bundanya menikmati kontolku. Dia malah tidak terkesan sama sekali cemburu, atau kecewa. Dia tetap menyanyangiku . Buktinya selesai aku menggenjot bundanya aku dipeluknya erat-erat sampai kita tertidur.Paginya sewaktu aku bangun, kudapati kita tidur bertiga dalam keadaan bugil di dalam selimut. Air maniku berceceran dimana-mana mengotori sprei dan selimut. Kubangunkan istriku, dan mertuaku juga ikut bangun.
    Kita bangkit bertiga dan bergandgn kita menuju kamar mandi. Bertiga kita mandi telanjang saling menyabuni dan saling mengeringkan badan dgn handuk. Setelah itu kita tidak lagi mengenakan pakaian sarapan pagi dan terus sepanjang hari bertelanjang di rumah.
    Istri tidak segan-segan mengentotiku di ruang keluarga di depan bundanya. Tapi yang lebih aneh istri membiarkan bundanya sewaktu bunda ingin menyebadaniku.
    Prakteknya aku seperti mempunyai dua istri yang bisa kugarap dalam satu ranjang kapan pun waktunya. Dua istri satu ranjang sudah kedengarannya aneh, yang kualami lebih aneh lagi karena dua perempuan itu adalah anak dan ibu.
    Aku sempat khawatir, air maniku membuahi rahim bunda. Istriku menjelaskan bahwa ibunya telah disteril, jadi tidak bisa dibuahi lagi.
    Anak dan ibu mempunyai nafsu sex yang luar biasa dan kadang-kadang agak aneh juga. Anehnya istriku sering menyuruh bunda merangsangku, sewaktu aku sedang asyik menikmati tayangan sepak bola di tengah malam. Aku sebenarnya ingin menolak karena semula lebih menginginkan konsentrasi menonton pertandingan, tetapi, aku tak kuasa menahan rangsangan bunda, sehingga konsentrasiku ke TV buyar.
    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Tak Kuasa Menahan Rayuan Tante Genit

    Cerita Sex Tak Kuasa Menahan Rayuan Tante Genit


    760 views

    Perawanku – Cerita Sex Tak Kuasa Menahan Rayuan Tante Genit, Pagi ini aku sedang membereskan pakaianku untuk dimasukkan ke dalam koper. Ayahku memperhatikan dengan wajah sedih karena aku satu-satunya anak lelakinya harus pergi demi meraih masa depanku. Aku akan tinggal di Surabaya bersama Tante dan Oomku.

    “Papa harap kamu bisa menjaga diri dan berbuat baik, menurut pada Oom Benny dan Tante Lenny…” kata papaku.

    Aku hanya diam menoleh menatap papaku yang nampak kurang bersemangat karena kepergianku, lalu kupeluk papaku. “Saya tidak akan mengecewakan Papa..” kataku sambil menuju ke pintu.

    Aku naik angkot menuju ke terminal bus. Ketika sudah di atas bus, aku membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya sambil berharap semoga cita-citaku dapat tercapai. Sesampainya di terminal, aku melanjutkan dengan naik angkot menuju perumahan mewah di daerah Darmo.

    “Apa ini rumahnya..?” kataku dalam hati.
    Nomornya sih bener. Maklum aku belum pernah ke rumahnya.
    “Gila.., ini rumah apa istana..?” gumamku bicara pada diriku sendiri.

    Aku segera menekan bel yang ada pada pintu gerbang. Beberapa saat kemudian pintu gerbang dibuka. Seorang satpam berbadan gemuk mengamatiku, lalu menegurku.

    “Cari siapa ya..?” tanyanya.
    “Apa betul ini rumah Oom Benny..?” tanyaku balik.
    “Ya betul.. sampean siapa?” tanyanya lagi.
    “Saya keponakan Oom Benny dari Jember.”
    “Kenapa nggak bilang dari tadi, Sampean pasti Den Wellly, kan..? Tuan sedang keluar kota, tapi Nyonya ada lagi nungguin.”

    Sekejap aku sudah berada di ruangan dalam rumah mewah yang diisi perabotan yang serba lux. Tak lama kemudian seorang wanita cantik berkulit putih bersih dan bertubuh seksi muncul dari ruang dalam. Kalau kutebak usianya sekitar 35 tahunan, tapi bagikan seorang gadis yang masih perawan.

    Dia tersenyum begitu melihatku, “Kok terlambat Well..? Tante pikir kamu nggak jadi datang..” ucap wanita seksi itu sambil terus memandangiku.

    “Iya Tante.. maaf…” jawabku pendek.
    “Ya sudah.., kamu datang saja Tante sangat senang.. Pak Bowo.., antarkan Welly ke kamarnya..!” perintah Tante Lenny pada Bowo.

    Lalu aku mengikuti Pak Bowo menuju sebuah kamar yang ada di bagian bawah tangga. Aku cukup senang menempati kamar itu, karena aku langsung tertidur sampai sore hari. Ketika bangun aku segera mandi, lalu berganti pakaian. Setelah itu aku keluar kamar hendak jalan-jalan di halamanbelakang yang luas.

    Ketika sedang asik menghayal, tiba-tiba suara lembut dan manja menegurku. Aku agak kaget dan menoleh ke belakang. Ternyata tanteku yang sore itu mengenakan kimono dengan rokok di tangannya, rupanya ia baru bangun tidur.

    “Oh Tante…” sapaku kikuk.

    Tante tersenyum, dan pandangan yang nakal tertuju pada dadaku yang bidang dan berbulu lebat. Badanku memang cukup atletis karena sering berenang, fitness, dan aku memang mempunyai wajah yang lumayan ganteng.

    “Kamu sudah mandi ya, Wel..? Tampan sekali kamu..” kata tanteku memuji.
    Aku kaget bukan main ketika ia mendekatiku, tangannya langsung mengelu-elus kontolku, tentu saja aku jadi salah tingkah.

    Cerita Sex Tak Kuasa Menahan Rayuan Tante Genit

    Cerita Sex Tak Kuasa Menahan Rayuan Tante Genit

    “Saya mau ke kamar dulu Tante..” kataku takut kalau nanti dilihat Oom Benny.
    “Tunggu sebentar Wel, Tante ingin minta tolong mijitin kaki Tante.., soalnya keseleo waktu turun tadi..” kata Tante Lenny sambil merengek.

    Lalu dia duduk seenaknya, hingga kimono yang tidak dikancing seluruhnya tersingkap, dan bagian dalam tante terlihat olehku. Gila.., ternyata ia tidak memakai CD, sempat juga kulihat bulu-bulu tipis di sekitar memeknya seperti habis dicukur.

    Aku menahan nafas dan mencoba mengalihkan pandangan, tapi Tante Lenny yang tahu hal itu malah menarik lenganku dan mengangkat kaki kanannya menunjukkan bagian yang sakit. Aku terpaksa melihat betis dan paha tante yang mulus dan padat itu.

    “Tolong diurut ya Wel.., tapi pelan-pelan aja ya..” ucapnya lembut.

    Terpaksa aku memijit betis tanteku, meskipun hatiku cemas dan bingung. Apalagi ketika aku mencuri pandang melihat paha dan selangkanganya, sehingga nampak sekilas bagian yang berwarna merah muda itu. Tanteku melirik ke arahku sambil tersenyum genit, aku semakin bingung dan malu.

    Itu pengalamanku di hari pertama di rumah Oom Benny. Sudah tiga Hari Oom Benny belum pulang juga, padahal aku ingin bertemu dengannya, sedangkan tiap malam aku diminta oleh tante untuk menemaninya ngobrol, bahkan tidak jarang disuruh menemani menonton VCD porno. Benar-benar gila.Hingga pada suatu malam tanteku merintih kesakitan. Waktu itu tante sedang nonton TV sendirian.

    Tiba-tiba wanita itu memekik, “Achhhh.., aduh.., tolong Wel..!” keluhnya sambil memegangi keningnya.

    “Kenapa Tante..?” tanyaku kaget dan khawatir.
    “Kepala Tante agak pusing.., aduh… tolong bawa Tante ke kamar Wel..!” keluh tante sambilmemegangi kepalanya.

    Aku jadi kebingungan dan serba salah.
    “Saya panggil Pak Bowo dulu ya Tante..?” usulku sambil ingin pergi.
    Tapi dengan cepat tanteku melarangnya, “Nggak usah, lagi pula Pak Bowo Tante suruh ke Pasuruan ngawal barang.”

    Aku jadi bertambah bingung. Terpaksa kutuntun tanteku untuk naik ke ruang atas. Tante merebahkan kepalanya pada pelukanku, aku jadi gemeteran sambil terus menaiki tangga.Sesampainya di dalam kamar, tante merebahkan tubuhnya yang seksi itu dengan telentang. Aku menarik napas lega dan bermaksud meninggalkan kamar. Baru saja kubalikkan tubuh, suara lembut itu melarangku.

    “Kamu mau kemana..? Jangan tinggalkan Tante.., tolong pijitin Tante.. Wel..!”

    Mendengar itu seluruh tubuhku jadi teringat pesan papa agar menuruti perkataan Oom dan Tanteku. Perlahan kubalikkan badan, ternyata tanteku telah melepas kimononya. Dan kini hanya tinggal CD saja.

    Tubuhnya yang masih padat membuat nafsuku naik, payudara yang masih montok dan menantang itu membuat kontolku mulai tegang, karena aku belum pernah melihat keindahan tubuh wanita dalam keadaan telanjang seperti ini, apalagi tanteku menggeliat perlahan. Desahan bibirnya yang tipis mengundang nafsu dan birahiku, dan kontolku semakin dibuatnya tegang. Kuberanikan diri melangkah menuju ranjang.

    Begitu sampai, tanteku yang pura-pura pusing itu tiba-tiba bangkit, lalu memelukku dan mencium bibirku dengan penuh nafsu. Wanita yang hipersex itu dengan cepat melucuti seluruh pakaianku.

    “Jangan Tante.., jangan, saya takut..” pintaku sambil mau memakai pakaianku kembali.
    “Kalo kamu menolak, Tante akan teriak dan mengatakan pada semua orang bahwa kamu mau memperkosa Tante…” ancam tanteku.

    Aku hanya terdiam dan pasrah. Wanita itu kembali mencumbuku, diciuminya dan dijilatinya tubuhku. Begitu tangan halusnya mengenggam kontolku, aku langsung membalas ciumannya dan mulai menjilati payudaranya, lalu kukulum putingnya yang berwarna merah agak kecoklatan itu. Tanteku mendesah perlahan.

    Selanjutnya kami memainkan posisi 69, sehingga kontolku dihisap dan dikemutnya. Nikmat sekali,kurenggangkan kedua pahanya sambil kujilat-jilat memeknya yang mulai basah itu.

    “Ahhhh.., aahhh.., ayo terus jilat Wel..! Jangan berhenti..!” erang tanteku keenakan.

    Rupanya tanteku mengeluarkan cairan dari dalam liang memeknya. Cairan itu memuncrat di wajahku, lalu kuhisap dan kutelan semua. Aku semakin terangsang, kujilati lagi kali ini lebih dalam, bahkan sampai ke duburnya. Kemudian kami berganti posisi, kali ini aku berdiri dan tante jongkok sambil mengulum kontolku yang sudah sangat tegang.

    Ternyata tanteku pandai sekali menjilat kontol, tidak sampai lima menit aku sudah keluar.

    “Ahhh.., ayo Tante.., terus jilat sayang.., acchhh..!” desahku sambil kudorong keluar masuk di mulutnya kontolku yang besar ini.
    “Tante mau keluar nih.., achhh.. yeahhh..!” erangku sambil kumuncratkan maniku di mulutnya.

    Tante menelan semua maniku, bahkan masih mengocoknya berharap masih ada sisanya.

    Setelah beberapa saat kontolku mulai bangun kembali. Setelah tegang dibimbingnya kontolku masuk ke liang memeknya. Kali ini aku di atas dan tante di bawah. Agak susah sih, mungkin sudah lama tidak service oleh Oom Benny. Setelah kepalanya masuk, kudorong perlahan hingga masuk semuanya ke dalam.

    “Ayo Wel..! Gerakin dong Sayang..!” pinta tanteku sambil menggerakkan pantatnya ke atas dan ke bawah karena ia sekarang berada di bawah.

    Akhirnya kudorong keluar masuk kontolku dengan gerakan yang cepat, sehingga semakin keras erangan tanteku. Beberapa saat kemudian aku sudah ingin keluar, “Aahhh..! Tante.., Welly udah mau keluar.., ahhh..!” kataku.

    “Sabar Sayang.., Tante sebentar lagi nih..! Yeahh.. ohh.. ahh.., **** me Wel..! Kita barengan ya Sayang..? Oh.. yeah..!”

    Rupanya tanteku juga hampir orgasme. Rasanya seperti ada yang memijat-mijat kontolku dan kakinya dilingkarkan ke pantatku. Tante bergetar hebat dan memelukku sambil memeknya mengeluarkan cairan yang menyemprot kontolku. Tidak lama aku juga mengeluarkan air mani dan spermaku di dalam memeknya. Terasa begitu nikmatnya dunia ini. Akhirnya kami berdua terkapar lemas.

    “Hebat bener kamu Wel.., Tante nggak nyangka baru kali ini Tante merasakan kenikmatan yang luar biasa..!” tuturnya dengan nafas terengah-engah.

    Aku diam tak menjawab, tapi dalam hati aku merasa bersalah telah berhubungan dengan tanteku dan takut ketahuan Oom Benny. Tante turun dari ranjang tanpa busana, lalu dia menyalakan sebatang rokok.

    “Bagaimana kalau Oom Benny sampai tahu, Tante..? Saya takut.., saya merasa berdosa…” kataku lemah.

    Tapi tanteku malah tersenyum dan memelukku dengan mesra.

    “Asal kamu tidak memberitahu orang lain, perbuatan kita aman. Lagi pula Oommu itu udah nggak bisa melakukan hubungan badan sejak lama. Dia itu impotent, Wel..!” tutur wanita tanpa busana yang penuh daya tarik itu.

    “Jadi semua ini Tante lakukan karena Oom Benny tidak bisa menggauli Tante lagi, ya..?” tanyaku.
    “Ya. Bukan sekali ini saja Tante melakukan hal seperti ini.., sebelum sama kamu, Tante pernah melakukannya dengan beberapa teman bisnis Oommu. Terus terang Tante nggak tahan kalau seminggu tidak disentuh atau dipeluk laki-laki..” tutur Tante.

    Aku jadi geleng kepala mendengar penjelasan tanteku. Lalu aku bergerak mau pergi, tapi dengan cepat tante menahanku dan mengusap-usap dadaku yang berbulu.

    “Well.., kamu harus bersihkan badanmu dulu.., mandilah supaya segar..!” ucapnya lembut.

    Aku tak menjawab hanya menarik nafas panjang, lalu melangkah ke kamar mandi. Tubuhku terasa letih namun puas juga.

    Begitulah pengalaman di Surabaya yang kualami. Dan sampai saat ini aku telah mempunyai istri dan seorang anak.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Cerita Sex Peronda Malam

    Cerita Sex Peronda Malam


    758 views

    Perawanku – Cerita Sex Peronda Malam, Karena seringnya pencuri masuk ke perumahan yang kami tempati, maka warga perumahanku secara aklamasi menyewa penjaga malam dan warga boleh boleh saja membantu mereka malam hari. Memang kebetulan rumah yang kutempati di tengah perumahan itu tapi dua rumah di sebelahku belum dihuni sehingga sering kali keempat rumah itu dibuat sebagai tempat persembunyian.

    Malam itu aku terkena influenza berat karena kehujanan sepanjang siang.
    “Aku masih menyiapkan makanan untuk penjaga malam, mas….!!”, kata istriku yang berpostur tubuh mungil dengan tinggi 155 cm, berwajah menarik seperti bintang Film Mandarin, meskipun kulitnya agak sawo matang dengan rambut pendek, sehingga tampak lebih muda dari usianya yang menginjak 40 tahun.
    Malam itu udara sangat panas sehingga dia hanya memakai daster yang lumayan tipis, sehingga memperlihatkan bentuk tubuhnya, utamanya pantat bahenol nya yang empuk itu yang bergoyang saat berjalan, walaupun perutnya tidak ramping lagi, karena sudah dua kali mengandung dan model dasternya berkancing di depan sehingga payudara biarpun tidak besar, tapi padat berisi, yang berukuran 34C agak tersembul dan kedua puting susu nya tampak menonjol dari balik dasternya karena memang dia kalau dirumah hanya memakai camisole tipis saja.
    “Sudah pukul sepuluh kok belum datang, ya ..!”, dia bergumam sendiri karena mengira aku sudah tertidur. Beberapa saat kemudian kudengar dua orang bercakap-cakap di luar dan mengetuk pintu rumah pelan. Istriku yang rebahan di sampingkupun bangkit dan entah tersadar atau tidak istriku membetulkan rambutnya dan memoles bibirnya sehingga bibirnya semakin merah.
    “Lho ????”, gumannya pelan ketika tersadar dia memoles bibirnya, tapi karena penjaga malam itu terus mengetuk pintu, dia pun tak jadi membersihkan bibirnya yang merah merangsang itu.
    “Malam, Bu Yati…!”, terdengar suara seseorang dan aku mengerti kalau suara itu adalah Pak Deran dan istriku sudah dikenal oleh dua orang petugas jaga tersebut karena sering istriku pulang malam seusai mengajar di kampusnya.
    “Masuk dulu Pak Deran..!”, terdengar istriku mempersilahkan penjaga malam itu masuk, sementara kudengar bunyi halilintar yang cukup keras dan hujan tiba-tiba turun dengan derasnya.
    “Wah hujan ? saya sama Pak Towadi, Bu Yati..!” katanya. “Nggak apa-apa,… masuk saja … lagian hujan deras, pak….!” kata istriku. “Selamat malam, Bu Yati..!” kudengar Pak Towadi memberi salam pada istriku. “Sebentar tak buatkan kopi ..!” kata istriku, kemudian kudengar istriku berjalan menuju dapur di belakang rumah.
    “Di, lihat kamu ngga?!” terdengar suara bisikan Pak Deran, “Kamu kacau, Ran?!” balasan suara bisikan Pak Towadi., “Kamu lihat, enggak..?” suara Pak Deran lagi, “Iya, Ran muncul…., kayak penghapus ?” kata Pak Towadi, Rupanya mereka berbisik-bisik mengenai puting susu istriku yang menonjol di balik dasternya, karena malam itu istriku hanya mengenakan camisole di balik dasternya.
    “Pantatnya bahenol, lagi….,” lanjut bisikan Pak Deran, “Hus istri orang itu, Ran..!” kata Pak Towadi, “Eeh, ini malam Jum’at, kan..? Pas kuat-kuatnya ilmuku hi hi?!!!” kudengar Pak Deran tertawa ditahan pelan, “Dicoba aja.., yok…, siapa tahu Bu Yati mau…!” kata Pak Deran.
    Kuingat Pak Towadi orangnya hitam agak tinggi dengan badan kekar dan Pak Deran orangnya tambun pendek, keduanya berumur 50 tahunan lebih, aku bergidik juga mendengar perkataan mereka mengenai istriku tadi, mereka penduduk asli daerah itu, terkenal sangat doyan dengan perempuan, bahkan mereka pernah bercerita saat aku jaga malam, kalau pernah membuat pedagang jamu yang bertubuh bahenol, yang sering keliling dua minggu sekali di daerah tempat tinggalku, pernah dibuat hampir tak dapat berjalan karena digilir mereka berdua, dimana saat itu pedagang jamu itu masih perawan dan sampai saat bercerita malam itu, pedagang jamu itu masih sering meminta kepada mereka berdua untuk menggilirnya, biarpun sekarang sudah bersuami, katanya tak pernah puas dengan suaminya yang masih muda, bahkan pedagang jamu itu pernah meminta mereka berdua datang ke rumahnya.
    “Kalau sudah kena punya kami, pak, …. Waahhh…perempuan pasti malas dengan suaminya dan?..suaminya tak berkutik kalau kami ada, dan membiarkan kami tidur bersama istrinya dalam satu kamar bersama suaminya”, kata Pak Deran terkekeh kekeh malam itu.
    Kemudian kudengar suara bisikan mereka lagi….. “Kamu jangan ngaco, Ran. Sudah nanti kelewatan?!” kata Pak Towadi “Keris pusakaku.. ku bawa.. Di…. Ini ..he he he ?!” kata Pak Deran, “kamu jangan, gitu Ran…, orangnya lagian baik…, kasihan suaminya nanti, pinginnya sama kamu aja nanti .. !!” suara Pak Kardi lagi. Karena perasaanku nggak enak akhirnya kuputuskan untuk keluar dan mereka berdua terlihat kaget melihatku, tapi Pak Deran yang membawa keris langsung mencabut kerisnya dan langsung mengarahkan kerisnya padaku dan tiba-tiba gelap menyelimutiku.
    Kemudian aku terjaga dan kudapati diriku di tempat tidur kembali, kutoleh pintu kamarku dan kusen kamar dan lantai pintu kulihat seperti membara.
    “Eeeecch ?….eeeeccchhh. …eeeeecccchhhh …..!!!! ” kudengar desis istriku dan akupun turun, tubuhku terasa lemas sehingga aku merangkak mendekati pintu kamar dan…… seperti terkena listrik beribu ribu volt saat tanganku memegang kunci kamarku hingga aku tersengkur makin lemas seperti karung bersimpuh di depan pintu kamar yang sedikit terbuka itu.
    Aku tak percaya melihat di ruang tamu dari pintu kamar yang terbuka sedikit itu, kulihat istriku berdiri di depan Pak Deran yang membawa selongsong keris sebesar batang kemaluan orang dewasa lebih besar dari lampu TL 40 watt yang ujungnya di arahkan kepada istriku yang berdiri, sedangkan tangan yang satunya seolah memelintir di ujung lainnya yang berbentuk huruf U memanjang itu. Kedua tangan Pak Deran kini memegang pangkal keris yang melengkung itu dan kedua jarinya memelintir ujung nya dan kulihat istriku yang berdiri, tubuhnya bergetas dan kembali mendesis
    “Heeeggghhh ?..oooooohhhhhhh. ……ooooooohhh hhhhh…. ..!!!!!” Pak Deran bukan lagi seperti memelintir tapi menarik narik kedua ujung keris berbentuk U itu dan terlihat istriku membusungkan dadanya seperti kedua puting susu nya tertarik ke depan. “Mmm heeeggggh ?..aaaaaaa… .aaaaduuuuuhhhhh h……!! !!!” istriku mendesis panjang dan Pak Deran langsung mengulum salah satu ujung U itu dan …. “Paaak ?.paaakkkk… .jaa…jaaangaaa annnnn ?.paaakkkkk.. ….!!!!! ” suara desis istriku memelas dan tangan kanan istriku secara refleks memegang payudara kanannya, istriku mendesis-desis kembali….. “Ummmppff?. Paakkkk….. jaaa….jaaaaang aaaannnn ? paaaakkkk ?..!!!!” istriku mendesis. Tangan kanan Pak Deran memelintir ujung satunya dan istriku pun memegang kedua payudaranya kembali yang masih terbungkus daster dan camisole nya itu.
    “EEecccchhhhhhhgggg hhhhh ??!!!!!!!” istriku mendesah lagi saat Pak Deran memutar selongsong kerisnya sehingga pangkal keris berbentuk U itu berdiri, sementara jari-jari tangan kanannya mengelus-elus pinggiran lubang keris itu dan kulihat pantat bahenol istriku pun bergetar dengan hebat. Pak Deran semakin cepat mengelus dan bahkan menggosok lubang keris itu dan istriku pun mengerang-erang …..
    “Paaakk ? paaakkk….suuu. ..suuuuddaaaaahh ? paaakkk ?jangaaan diteruuuuskaaaaan ?.eeeecchghghghghghg h ??.!!!!!”, sementara pantatnya pun bergetar hebat dan kedua tangan istriku memegang pantat bahenol nya yang bergetar hebat saat Pak Deran menjilati lubang keris itu dan pantat bahenol istriku meliuk liuk tak karuan, kedua tangannya meramas pantat bahenol nya sendiri yang mulai maju mundur saat Pak Deran menyedot nyedot lubang keris itu dan bahkan lidah Pak Deran menjilati lubang itu dan….. “Mmmppfffhhh hghghghgghghg ?.” istriku semakin keras mendesis desis, selangkangan nya terangkat angkat dan mendekati ujung selongsong keris ysng tengah disedot sedot dan dijilati lubangnya oleh Pak Deran.
    `Paaaak ? sudddaaaah ngngngngngngng hhhheeeghghghghgh??!!!” istriku mendesis kedua matanya tertutup dan selangkangan nya tertarik ke depan hingga selangkangan nya kini mengesek ngesek sarung keris itu.
    “Suudddaaaaah paaaak jangaaaaan sudaaah eeeeechghghghg ?.!!!!” istriku terus mendesis desis. Kemudian Pak Deran menghentikan aksinya. “Diii… , elus lubang kerisku ?!!!” kata Pak Deran kepada Pak Towadi yang dari tadi bengong, sementara di pangkal selangkangan nya sudah menggelembung menunjukkan batang kemaluan nya sudah berdiri tegang. Pak Towadi langsung mengelus lubang keris Pak Deran dan kembali…. “Eeeeee….. eeeeee… .eeeeehhhhh. ….eeeecccchhhg hghghg?..! !!!!” istriku mendesis. “Enak Bu Yati….?” tanya Pak Deran yang berdiri dihadapannya dan selangkangan istriku masih menempel di sarung keris itu. Istriku ngga menjawab, diam saja…… “Ooooo.. kurang enak rupanya?!!!” kata Pak Deran kemudian…. .. “Jaaa….jaaaangaaa nnnn….. , paaakkkk…. ..!!!!” rintih istriku memelas, “Singkap dastermu, Buuuu……! !!!” perintahnya. “Paaak …..oooohhhhhh. …jaaa.. ..jaaangaaannn ….paakkkk. …..!!!! ” istriku menghiba. “Ayooo .. nggak usah malu Buuu…. atau biar dia yang mencari jalannya sendiri?!” kata Pak Deran.
    Seperti diperintah sarung keris itupun menempel di selangkangan istriku saat Pak Deran melepasnya dan…. “Paak ….jaaa…jaaangaa nnnn…paaaakkkk ?.!!!!” desis istriku saat sarung itu mulai menggosok selangkangannya kembali, sehingga pantatnya pun bergetar kembali. “Dii ?malam ini kita nonton dulu ? biar Mbah Gandul yang nyebokin Bu Yati, malam ini punya dia?lihat Dii ? Bu Yati menaikkan dasternya ? rupanya dia sudah kebelet….” Kulihat istriku mendesis-desis dan mengelinjang, sementara kedua tangannya memegang pantat nya sendiri dan menarik ke atas dasternya pelan-pelan, sehingga mulai tersingkap paha mulusnya.
    Semakin lama pantatnya semakin bergetar cepat dan selangkangannya maju mundur oleh gosokan sarung keris yang di sebut Pak Deran, Mbah Gandul itu. Begitu dasternya tersingkap sampai pangkal pahanya, Mbah Gandul langsung menyusup ke selangkangan istriku dan ….. “Mmmmmmpppfff ..eeecchhhh ?..bessaaaar ??oooooohhhhhh. ….!!!” desis panjang istriku. “Sudah, Di , kita keluar biar Bu Yati malam ini milik Mbah Gandul?!!!” kata Pa Deran. “Bu Yati, titip Mbah Gandul yaa, selamat menikmati, besok baru kami,… Oh… ya…., besok kan ibu pulang malam?.nggak usah pake BH dan celana dalam ya kalau pulang, nanti dibungkus dan serahkan ke saya di pos kalau pulang? biar lebih enak ?he he he….!!! ” kata Pak Deran sambil meremas payudara istriku yang berdiri tak berkutik dengan kedua kakinya yang terkangkang. Merekapun keluar meninggalkan istriku yang terbengong.
    “Mmmpppff ….oooohhhhh. …beee.. ..besaaar ?aaamaaatttt. …!!!!” rintihnya saat kedua orang itu telah pergi. Istriku pun berusaha duduk di kursi panjang dan rupanya dia berusaha menarik sarung keris itu keluar tapi….. “Mbaaaah uummppfff oooooohhh… aaammmmpuuunnn. ..mmmbaaaahhh. …. ?..!!!” istriku mendesis keras. “ooocch masuukkk ke daalaaam eeeccchh gilaaa uummpppfff heeecchhh gilaaa ?uuuccch geliiii aaaccch koook giniiii rasanyaaaaa uumppppccchh ennnnaaaaakkkkckccc hhhh??!!!” dan kulihat istriku mencengkeram erat sandaran kursi dan pantat nya bergetar keras maju mundur di tempat duduknya dan goyangan pantatnya semakin kencang, sementara keringatnya memebanjir dan nafasnya terengah engah
    “Eccchhhghghghg mbaaaaah Gaaanduuull ?. akuuuu keluaaaaar ?.!!!” istriku mengerang saat mencapai orgasme malam itu. Tubuhnya tersungkur miring di kursi panjang dan beberapa saat kemudian kaki nya terkangkang lebar dan tubuhnya bertumpu di kedua tangannya melihat selangkangan nya yang digarap Mbah Gandul kembali itu. Kembali pantatnya bergoyang sementara mulutnya mendesis-desis kenikmatan dan nafasnya memburu keras dan….
    “Mbaaah…mmmbbaahh hhh…… ..aaaa… aaaakkuuuuu. .keee…keeeelua aaar lagiiiii ?.!!!!” dia mengerang saat mencapai orgasme keduanya dan pantat nya tersentak-sentak. Kemudian dia duduk kembali dan berusaha berdiri dan berjalan menuju kamar, akupun cepat-cepat rebahan di tempat tidur….
    “Mas…maaasss. … bangun,….mass. …!!!!” panggil istriku “Kamu kelihatanya kok kumal dik, tadi… ku dengar ribut-ribut diluar…..! !!” “Maas ?!!!!!” kata istriku tersipu-sipu, sambil memelukku..
    Selang seminggu kemudian, kembali Pak Deran dan Pak Towari mendapat giliran tugas jaga Dan seperti kebiasaan yang lalu-lalu, mereka pasti akan mampir kerumahku dengan alasan untuk minum kopi. Sudah sejak jam 7 malam aku masuk kekamar, dengan pura-pura badan merasa ngga enak. Begitulah kira-kira jam 9 malam, terdengar ketukan pada pintu depan dan terdengar istriku yang masih nonton TV diruang tamu membuka pintu depan dan terdengar suara Pa Towari dan Pak Deran… “Selamat bu Yati…. apa bapak masih bangun…?” “Ohh…bapak ngga enak badan dan sudah masuk tidur sejak jam 7 tadi…!!!” terdengar sahutan istriku….. “Oooo…maaf mengganggu, tapi saya hanya mampir sebentar untuk mengambil kopi saja…!!” “Kalau begitu silakan duduk dulu, saya akan menyediakan kopi didapur…!” sahut istriku lagi, sambil berjalan masuk kedalam.
    Sesaat kemudian kudengar suara langkah kaki menyusul istriku kedapur dan… “Bu Yati, nggak bilang suami ibu kan mengenai kejadian yang lalu…. ?..!!!” terdengar suara Pak Towadi. Tak terdengar suara jawaban dari istriku. Tak selang kemudian terdengar suara ribut-ribut tertahan dari arah dapur dan……. “Ooooohhhh.. ..jangan. …Jangaan paak ?!!!!!” terdengar suara menghiba “Kenapa, Bu Yati…? diam saja bu….ntar juga pasti enak kok….!!!” suara Pa Towari kembali. “Jangan pak, ampuun paaak ?.!!!” istriku semakin menghiba, kayaknya Pak Towadi semakin mendesaknya, kemudian dengan mengendap-edapa aku turun dari tempat tidur dan mengintip dari celah-celah pintu kamar…. dan….terlihat dengan cepat Pak Towadi melompat dan berdiri diantara kedua kaki istriku yang terkangkang lebar, saat istriku akan mengatupkan kedua kakinya. “Tutup selambunya, Ran…!!!” kata nya ke Pak Deran, dan Pak Deran langsung menutup selambu dan pintu rumah. “Ayo?emut kontolku Bu Yati..” kata Pak Towadi tiba-tiba sambil mengeluarkan penisnya yang agak kecil lemas tapi panjang berbintil- bintil seperti buah pace mendekati mulut istriku.
    “Jaaa….jaaangaann nn paaak?.aaampun paaak ??!!!!” istriku terisak sambil memegang pergelangan tangan Pak Towadi yang menyambak rambutnya dan pantat Pak Towadi maju dan batang kemaluannya yang panjang berbintil-bintil semakin dekat dengan mulut istriku. “Lepas rambut saya paaak…!!!” isak istriku dan Pak Towadi melepas jambakannya dan istriku membuka mulutnya yang sudah dekat dengan penis Pak Towadi dan istriku mengulum penis berbintil Pak Towadi. “Sedot Bu Yati ?.wwwuhhh Raan Bu Yati pinter nyedot kontolku ?!!!” kata Pak Towadi ke Pak Deran yang juga mendekati istriku dan “Sudaaah nanti biar Bu Yati sendiri…!! !” katanya, aku tak mengerti maksud kata-kata Pak Deran, kemudian Pak Towadi mencabut penis berbintilnya dari mulut istriku dan mendorong istriku untuk duduk dibangku panjang yang ada di dapur, sementara dia duduk di kiri istriku, sedang Pak Deran dikanan istriku. “Bu Yati? gosok punyakmu sendiri ?!!” kata Pak Deran sambil memegang tangan kanan istriku ke selangkangan nya sendiri.
    “Ayooo ?.!!!” kata Pak Deran lirihdan mulailah istriku masturbasi menggosok dan mengocok bibir vaginanya sendiri sampai akhirnya bunyi kecepak terdengar dari selangkangannya. .. “Itilmu Bu Yati…!!!” kata Pak Deran dan istriku mengerang sendiri saat memepermainkan kelentiitnya. “Paaak ?!!!!’ istriku mendesis “Kenapa, Bu Yati…?” tanya Pak Towadi “Paaaak ?.!’ istriku hanya mendesis “Ran Bu Yati mulai naik niih…. ,!!!” kata Pak Towadi dan Pak Deran pun berdiri dan menuju pintu dan membukanya dan masuk kembali memegang tali dan betapa terkejutnya aku saat Pak Deran menarik Tarzan, kontol herdernya yang setia, yang selalu menemani mereka jaga. Istrikupun terkejut sepertiku dan Pak Deran mengunci pintu kembali dan Pak Towadi memegang istriku yang akan lari. “Diaam ?” bentak Pak Towadi “Jangaan paaak ?..” istriku akan mengatupkan kakinya tapi Pak Deran sudah berdiri di depan istriku dan menahan kaki istriku dan Tarzan, langsung menyusup di antara kaki Pak Deran yang menahan kaki istriku dan “Aaaaaauuuuwwwwwww. ……Paaaak ?..!!!!” suara istriku mengerang saat selangkangan nya yang gundul dijilati Tarzan.
    Rupanya si Tarzan sudah terlatih merangsang wanita karena istriku memegang pinggang Pak Deran yang berdiri di depan istriku menahan agar kaki istriku tetap terkangkang lebar “Eeeccch eeh eeeeeecchchh ?..wwwuuucccggghhh paaaaak aaaahhcchhchchc ?” istriku mengerang ddan mendesis keras karena jilatan Tarzan di selangkangan nya. “Gimana Ibu Yati? Enak Ibu Yati?” kata Pak Deran terkekeh kekeh “Paaak ampuuunn adduuuuuuccch aaduuucchh mmmppfsss paaaakkkkzzzzz ? eeh eeh eeeh eh eh?.paakk akuuu wwwwwwuucccch ngngngngngng? ..’ istriku mengerang keras dan memegang erat pinggang Pak Deran sedangkan pantat bahenol terangakt angkat saat orgasme ketiganya malam itu meledak dan Tarzan dengan ganasnya terus merangsang kelentit, bibir vagina istriku dan hanya terpaut beberapa menit istriku mengerang kembali saat mencapai orgasmenya yang ke empat dan tubuh istriku pun terjatuh di kursi nafasnya mendengus dengus keringatnya mengalir deras tetapi Tarzan, si kontol herder itu terus merangsang istriku dengan jilatan jilatan mautnya di bibir vagina istriku dan kelentit istriku dan istriku pun mengejang dan mengerang kembali saat oergasmenya ke lima meledak.
    Tubuh istriku benar benar lunglai dan Pak Deran membalikkan tubuh istriku yang terkapar di kursi panjang dan menarik kedua kaki istriku yang tertelungkup di lantai dan bertumpu di kedua lututnya sehingga istriku menungging dan Tarzan rupanya sudah siap dan batang kemaluannnya yang merah sudah membesar dan menegang langsung melompat di punggung istriku dan Pak Towadi mengarahkan batang kemaluan Tarzan ke liang vagina istriku dan “MMmmppppfffh paaak jangaaaaan akuuu mnmmmn nn nggaaak mauuu mmmmppfffff .uuuucccch ucccchhh ?!!!!!” istriku mengerang saat batang kemaluan Tarzan menerobos masuk ke liang vagina istriku dan kulihat begitu cepatnya Tarzan mengenjotkan pantatnya sehingga istriku tak lagi dapat mengerang hanya mendesis “wwwhhh wwwwhhhhhw wwhwhhhwhw ?..!!!!” dan bunyi kecepak-kecepak di selangkangan istriku semakin keras “”wwwwhhhhcchh wwwccchhhh ngngngngng ?.!!!” istriku mengejan saat orgasme dan terus entah sampai orgasme yang keberapa hingga tampaknya istriku hampir pingsan.
    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
  • Cerita Sex Gairah Janda Di Bioskop Berlanjut Di Rumahya

    Cerita Sex Gairah Janda Di Bioskop Berlanjut Di Rumahya


    758 views

    Perawanku – Cerita Sex Gairah Janda Di Bioskop Berlanjut Di Rumahya, Awal aku mengenalnya pada saat dia mengundang perusahaan tempatku bekerja untuk memberikan penjelasan lengkap mengenai produk yang akan dipesannya. Sebagai marketing, perusahaan mengutusku untuk menemuinya. Pada awal pertemuan siang itu, aku sama sekali tidak menduga bahwa Ibu Bella yang kutemui ternyata pemilik langsung perusahaan.

    Wajahnya cantik, kulitnya putih laksana pualam, tubuhnya tinggi langsing (Sekitar 175 cm) dengan dada yang menonjol indah. Dan pinggulnya yang dibalut span ketat membuat bentuk pinggangnya yang ramping kian mempesona, juga pantatnya wah sungguh sangat montok, bulat dan masih kencang

    Sepanjang pembicaraan dengannya, konsentrasiku tidak 100%, melihat gaya bicaranya yang intelek, gerakan bibirnya yang sensual saat sedang bicara, apalagi kalau sedang menunduk belahan buah dadanya nampak jelas, putih dan besar

    Di sofa yang berada di ruangannya yang mewah dan lux, kami akhirnya sepakat mengikat kontrak kerja. Sambil menunggu sekretaris Ibu Bella membuat kontrak kerja, kami mengobrol kesana-kemari bahkan sampai ke hal yang agak pribadi.

    Aku berani bicara kearah sana karena Ibu Bella sendiri yang memulai. Dari pembicaraan itu, baru kuketahui bahwa usianya baru 25 tahun, dia memegang jabatan direktur sekaligus pemilik perusahaan menggantikan almarhum suaminya yang meninggal karena kecelakaan pesawat.

    “Pak gala sendiri umur berapa”, bisiknya dengan nada mesra
    “Saya umur 26 tahun, Bu!” balasku
    “sudah berkeluarga?”, pertanyaannya semakin menjurus, aku sampai GR sendiri
    “Belum, Bu!”

    Tanpa kutanya, Ibu Bella menerangkan bahwa sejak kematian suaminya setahun lalu, dia belum mendapatkan penggantinya

    “Ibu cantik, masih muda, saya rasa seribu lelaki akan berlomba mendapatkan Ibu bella”, aku sedikit memujinya
    “Memang, ada benarnya juga yang Bapak Gala ucapkan, tapi mereka rata-rata juga mengincar kekayaan saya”, nadanya sedikit merendah

    Tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu, Ibu Bella bangkit berdiri membukakan pintu, ternyata sekretarisnya telah selesai membuat kontrak kerjanya

    “Kalau begitu, saya permisi pulang, Bu!, semoga kerjasama ini dapat bertahan dan saling menguntungkan”, aku segera pamit dan mengulurkan tangan
    “Semoga saja”, tangannya menyambut uluran tanganku
    “Terima kasih atas kunjungannya, Pak Gala ”

    Cukup lama kami bersalaman, aku merasakan kelembutan tangannya yang bagaikan sutera, namun sebentar kemudian aku segera menarik tanganku, takut dikira kurang ajar. Namun naluri laki-lakiku bekerja, dengan halus aku mulai merancang strategi mendekatinya

    “Oh ya, Bu Bella, sebelum saya lupa, sebagai perkenalan dan mengawali kerjasama kita, bagaimana kalau Ibu Bella saya undang untuk makan malam bersama”, aku mulai memasang jerat

    “Terima kasih”, jawabnya singkat
    “Mungkin lain waktu, saya hubungi Pak Gala, untuk tawaran ini ”
    “Saya tunggu, Bu permisi”

    Aku tak mau mendesaknya lebih lanjut. Aku segera meninggalkan kantor Ibu Bella dengan sejuta pikiran menggelayuti benakku. Sepanjang perjalanan, aku selalu terbayang kecantikan wajahnya, postur tubuhnya yang ideal. Ah kayaknya semua kriteria cewek idaman ada padanya

    Tak terasa satu bulan sejak pertemuan itu, meskipun aku sering mampir ke tempat Ibu Bella dalam kurun waktu tersebut, tapi tidak kutemui tanda-tanda aku bisa mengajaknya sekedar Dinner. Meskipun hubunganku dengannya menjadi semakin akrab

    Menginjak bulan ke-2, akhirnya aku bisa mengajaknya keluar sekedar makan malam. Aku ingat sekali waktu itu malam Minggu, kami bagai sepasang kekasih, meskipun pada awalnya dia ngotot ingin menggunakan mobilnya yang mewah, akhirnya dia bersedia juga menggunakan mobil Katanaku yang bisa bikin perut mules

    Beberapa kali malam Minggu kami keluar, sungguh aku jadi bingung sendiri, aku hanya berani menggenggam jarinya saja, itupun aku gemetaran, degup-degup di jantungku terasa berdetak kencang padahal hubungan kami sudah sangat dekat, bahkan aku dan dia sama-sama saling memanggil nama saja, tanpa embel-embel Pak atau Bu.

    Sampai pada malam Minggu yang kesekian kalinya, kuberanikan diri untuk memulainya, waktu itu kami di dalam bioskop Dalam keremangan, aku menggenggam jarinya, kuelus dengan mesra, kelembutan jarinya mengantarkan desiran-desiran aneh di tubuhku, kucoba mencium tangannya pelan, tidak ada respon, kulepas jemari tangannya dengan lembut. Kurapatkan tubuhku dengan tubuhnya, kupandangi wajahnya yang sedang serius menatap layar bioskop

    Dengan keberanian yang kupaksakan, kukecup pipinya Dia terkejut, sebentar memandangku Aku berpikir pasti dia akan marah, tapi respon yang kuterima sungguh membuatku kaget Dengan tiba-tiba dia memelukku, mulutnya yang mungil langsung menyambar mulutku dan melumatnya

    Sekian detik aku terpana, tapi segera aku sadar dan balas melumat bibirnya, ciumannya makin ganas, lidah kami saling membelit mencoba menelusuri rongga mulut lawan Sementara tangannya semakin kuat mencengkram bahuku Aku mulai beraksi, tanganku bergerak merambat ke punggungnya, kuusap lembut punggungnya, bibirku yang terlepas menjalar ke lehernya yang jenjang dan putih, aku menggelitik belakang telinganya dengan lidahku

    “Bella, aku sayang kamu”, kubisikkan kalimat mesra di telinganya
    “Gal, akupun sayang kamu”, suaranya sedikit mendesah menahan birahinya yang mulai bangkit

    Dan saat tanganku menyusup ke dalam blousnya, erangannya semakin jelas terdengar Aku merasakan kelembutan buah dadanya, kenyal. Kupilin halus putingnnya, sementara tanganku yang satunya menelusuri pinggangnya dan meremas-remas pinggulnya yang sangat bahenol

    Segera kubuka kancing blous bagian depannya, suasana bioskop yang gelap sangat kontras sekali dengan buah dadanya yang putih Perlahan kukeluarkan buah dadanya dari branya, kini di depanku terpampang buah dadanya yang sangat indah, kucium dan kujilat belahannya, hidungku bersembunyi diantara belahan dadanya, lidahku yang basah dan hangat terus menciumi sekelilingnya perlahan naik hingga ke bagian putingnya

    Kuhisap pelan putingnya yang masih mungil, kugigit lembut, kudorong dengan lidahku Bella semakin meracau Tanganya menekan kuat kepalaku saat putingnya kuhisap agak kuat Sementara aku merasakan gerakan di celanaku semakin kuat, senjataku sudah menegang maksimal

    Tanganku yang satunya sudah bergerak ke pahanya, spannya kutarik ke atas hingga batang pahanya tampak mulus, putih Kubelai, kupilin pahanya sementara mulutku mengisap terus puting buah dadanya kiri dan kanan Dan saat jariku sampai di pangkal pahanya, aku menemukan celana dalamnya Perlahan jari-jariku masuk lewat celah celana dalamnya, kugeser ke kiri, akhirnya jari-jariku menemukan rambut kemaluannya yang sangat lebat

    Dengan tak sabar, kugosokkan jariku di klitorisnya sementara mulutku masih asyik menjilati puting buah dadanya yang semakin mencuat ke atas pertanda gairah nya sudah memuncak, meskipun jari-jariku sedikit terhalang celana dalamnya tapi aku masih dapat menggesek klitorisnya, bahkan dengan cepat kumasukkan jariku ke dalam celahnya yang lembat, terasa agak basah Jariku berputar-putar di dalamnya, sampai kutemukan tonjolan lembut bergerigi di dalam kemaluannya, kutekan dengan lembut G-spotnya itu, kekiri dan kekanan perlahan

    “Achh Gala aku sudah nggak tahan Terus Gal oh ” Suaranya makin keras, birahinya sudah dipuncak

    Tangannya menekan kepalaku ke buah dadanya hingga aku sulit bernafas, sementara tangan yang satunya menekan tanganku yang di kemaluannya semakin dalam. Akhirnya kurasakan seluruh tubuhnya bergetar, kuhisap kuat puting susunya, kumasukkan jariku semakin dalam

    “Ahh oh Gal aku ke lu ar ” Kurasakan jariku hangat dan basah “Makasih Gal, sudah lama aku tak merasakan kenikmatan ini ” Aku hanya bisa diam, menahan tegangnya senjataku yang belum terlampiaskan tapi rupanya Bella sangat pengertian Dengan lincahnya dibukanya reitsleting celanaku, jari-jarinya mencari senjataku

    Aku membantunya dengan menggerakan sedikit tubuhku Saat tangannya mendapatkan apa yang dicarinya, sungguh reaksinya sangat hebat “Oh besar sekali Gal aku suka aku suka barang yang besar ” Bella seperti anak kecil yang mendapatkan permen

    Senjataku yang sudah kaku perlahan dikocoknya, aku merasakan nikmat atas perlakuannya, sementara tangannya asyik mengocok batang senjataku, tangan satunya membuka kancing bajuku, mulutnya yang basah menciumi dadaku dan menjilati putingku, sesekali Bella menghisap putingku. Aliran darahku semakin panas, gairah ku makin terbakar Aku merasakan spermaku sudah mengumpul di ujung, sementara kepala senjataku semakin basah oleh pelumas yang keluar

    “Bella, aku sudah nggak tahan ”
    “Tahan sebentar, Gal ”

    Bella melepaskan jilatan lidahnya di dadaku dan langsung memasukkan senjataku ke dalam mulutnya, aku merasakan kuluman mulutnya yang hangat dan sempit Kulihat mulutnya yang mungil sampai sesak oleh kemaluanku Bella semakin kuat mengocok batang senjataku ke dalam mulutnya

    Akhirnya kakiku sedikit mengejang untuk melepaskan spermaku “Awas Bell, aku mau keluar ” kutarik rambutnya agar menjauh dari batang senjataku, tapi Bella malah memasukkan senjataku ke dalam mulutnya lebih dalam, aku tak tahan lagi, kulepaskan tembakanku, 7 kali denyutan cukup memenuhi mulutnya yang mungil dengan spermaku

    Bella dengan lahap langsung menelannya dan membersihkan cairan yang tertinggal di kepala senjataku dengan lidahnya Aku menarik nafas panjang mengatur degup jantungku yang tadi sangat cepat

    Setelah lampu menyala kembali pertanda pertunjukan telah usai, kami sudah rapi kembali Kulihat jam di pergelangan tanganku menunjukan pukul 10 00 malam. Aku langsung mengantarnya pulang, dalam perjalanan kami tak banyak bicara, kami saling memikirkan kejadian yang baru saja kami alami bersama

    Sampai di rumahnya yang mewah di bilangan Pluit, aku langsung ditariknya menuju kamar pribadinya yang sangat luas “Gal, saya belum puas, kita teruskan permainan yang tadi ” Tangannya langsung membuka kancing bajuku dan mulai membangkitkan gairah ku, sementara pikiranku semakin bingung, kenapa Bella yang tadinya kalem bisa berubah ganas begini?

    Tapi pikiranku kalah dengan gairah yang mulai berkobar di dadaku, terlebih saat tangannya dengan lihai mengusap dadaku Bagai musafir seluruh tubuhku dicium dan dijilatinya dengan penuh nafsu Aku pun tak mau kalah sigap, di ranjangnya yang empuk kami bergulat saling memilin, melumat, dan saling menghisap

    Saat pakaian kami mulai tertanggal dari tempatnya Kami saling melihat, aku melihat kesempurnaan tubuhnya, apalagi di daerah selangkangannya yang putih bersih, sangat kontras dengan bulu kemaluannya yang sangat hitam dan lebat Dan Bella memandangi senjataku yang mengacung menunjuk langit-langit kamar Hanya sebentar kami berpandangan, aku langsung meraih tubuhnya dan memapahnya ke ranjang

    Kuletakkan hati-hati tubuhnya yang gempal dan lembut, aku mulai menciumi seluruh tubuhnya, lidahku menari-nari dari leher sampai ke jari-jari kakinya Kuhisap puting buah dadanya yang kemerahan, kujilat dan sesekali kugigit mesra Ssementara tanganku yang lain meremas-remas pinggul dan pantatnya yang sangat kenyal

    Pergulatan kami semakin seru, kini posisi kami berbalikan seperti angka 69, kami saling menghisap puting dada Saat aku memainkan puting dadanya yang sudah mencuat, lidahnya menjilati putingku Aku turun menjilati perutnya, kurasakan juga perutku dijilati dan akhirnya lidah kami saling menghisap kemaluan

    Aku merasakan hangat di kepala senjataku saat lidahku menari-nari menelusuri celah kemaluannya, lidahku semakin dalam masuk ke dalam celah kewanitaannya yang telah basah, kuhisap klitorisnya kuat-kuat, kurasakan tubuhnya bergetar hebat

    Lima belas menit sudah kami saling menghisap, nafsuku yang sudah di ubun-ubun menuntut penyelesaian Segera aku membalikkan tubuhku Kini kami kembali saling melumat bibir, sementara senjataku yang sudah basah oleh liurnya kuarahkan ke celah pahanya, sekuat tenaga aku mendorongnya namun sulit sekali Tubuh kami sudah bersimbah peluh

    Akhirnya tak sabar tangan Bella memandu senjataku, setelah sampai di pintu kemaluannya, kutekan kuat, Bella membuka pahanya lebar-lebar dan senjataku melesak ke dalam kemaluannya Kepala senjataku sudah berada di dalam celahnya, hangat dan menggigit Kutahan pantatku, aku menikmati remasan kemaluannya di batanganku Perlahan kutekan pantatku, senjataku amblas sedalam-dalamnya Gigi Bella yang runcing tertancap di lenganku saat aku mulai menaikturunkan pantatku dengan gerakan teratur

    Remasan dan gigitan liang kewanitaannya di seluruh batang senjataku terasa sangat nikmat Kubalikan tubuhnya, kini tubuh Bella menghadap ke samping Senjataku menghujam semakin dalam, kuangkat sebelah kakinya ke pundakku Batang senjataku amblas sampai mentok di mulut rahimnya Puas dari samping, tanpa mencabut senjataku, kuangkat tubuhnya, dengan gerakan elastis kini aku menghajarnya dari belakang

    Tanganku meremas bongkahan pantatnya dengan kuat, sementara senjataku keluar masuk semakin cepat Erangan dan rintihan yang tak jelas terdengar lirih, membuat semangatku semakin bertambah Ketika kurasakan ada yang mau keluar dari kemaluanku, segera kucabut senjataku “Pllop ” terdengar suara saat senjataku kucabut, mungkin karena ketatnya lubang kemaluan Bella mencengkram senjataku “Achh, kenapa Gal aku sedikit lagi”, protes Bella

    Dia langsung mendorong tubuhku, kini aku telentang di bawah, dengan sigap Bella meraih senjataku dan memasukkannya ke dalam lubang sorganya sambil berjongkok

    Kini Bella dengan buasnya menaikturunkan pantatnya, sementara aku di bawah sudah tak sanggup rasanya menahan nikmat yang kuterima dari gerakan Bella, apalagi saat pinggulnya sambil naik-turun digoyangkan juga diputar-putar, aku bertahan sekuat mungkin

    Satu jam sudah berlalu, kulihat Bella semakin cepat bergerak, cepat hingga akhirnya aku merasakan semburan hangat di senjataku saat tubuhnya bergetar dan mulutnya meracau panjang “Oh aku puas Gal, sangat puas ” tubuhnya tengkurap di atas tubuhku, namun senjataku yang sudah berdenyut-denyut belum tercabut dari kemaluannya. Kurasakan buah dadanya yang montok menekan tubuhku seirama dengan tarikan nafasnya

    Setelah beberapa saat, aku sudah merasakan air maniku tidak jadi keluar, segera kubalikkan tubuhnya kembali. Kini dengan gaya konvensional aku mencoba meraih puncak kenikmatan, kemaluannya yang agak basah tidak mengurangi kenikmatan

    Aku terus menggerakkan tubuhku Perlahan gairah nya kembali bangkit, terlebih saat batang senjataku mengorek-ngorek lubang kemaluannya kadang sedikit kuangkat pantatku agar G-spotnya tersentuh Kini pinggul Bella yang seksi mulai bergoyang seirama dengan gerakan pantatku Jari-jarinya yang lentik mengusap dadaku, putingku dipilin-pilinnya, hingga sensasi yang kurasakan tambah gila

    Setengah jam sudah aku bertahan dengan gaya konvensional Perlahan aku mulai merasakan cairanku sudah kembali ke ujung kepala senjataku Saat gerakanku sudah tak beraturan lagi, berbarengan dengan hisapan Bella pada putingku dan pitingan kakinya di pinggangku, kusemprotkan air maniku ke dalam kemaluannya, kami berbarengan orgasme

    Sejak kejadian itu, kami sering melakukannya. Aku baru tahu bahwa gairah nya sangat tinggi, selama ini dia bersikap alim, karena tidak mau sembarangan main dengan cowok. Dia mau denganku karena aku sabar, baik dan tidak mengejar kekayaannya. Apalagi begitu dia tahu bahwa senjataku dua kali lipat mantan suaminya, tambah lengket saja gairah nya.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,